RE: [balita-anda] Kenapa Negeriku Malah Dijadikan Syurga Bagi Expatriate?

2007-07-16 Terurut Topik rahman gunawan
Sebetul nya kalo kita pergi ke luar juga efek nya sama saja, org lokal
dimana kita datang merasa iri terhadap kita, ini mah wajar saja.
Sayangnya indonesia lebih seringnya kirim TKI ke luar indo.

rgds,
rahman gunawan

Kerjakanlah sesuatu secara tulus dan wajar, dan segalanya akan baik. 
 Kesempurnaan terletak pada motivasi kerja, bukan pada pekerjaan

 -Original Message-
 From: Habib  Ivy Baehaki [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 
 Sebenenya bule-bule itu di kampungnya sendiri lebih menderita lhooo dari
 kita-kita.
 Saya ambil contoh teman-teman bule saya yang kerja di oil company, ya...
 Di negara masing-masing (Belanda, Inggris) mereka nggak ada yang mampu
 bayar
 PRT atau pengasuh anak kayak kita. Karena standar gaji PRT/baby sitter di
 sana wuaduuuh muahal buangeeet... (sekitar 1000-an euro sebulan,
 itupun
 nggak full day, dan weekend libur)
 Dengan gaji mereka yang cuma engineer di oil company, gak bisa nutup untuk
 sekedar bayar PRT. Masih mending kita, dooong... dengan gaji kita masih
 mampu bayar pembokat bahkan nggak jarang satu rumah lebih dari satu PRT,
 iya, kan...
 Makanya mereka girang sekali kalau dapat international assignment ke Asia
 (bisa Thailand, Vietnam, Indonesia, Singapura, Brunei atau Malaysia) di
 mana
 tenaga kerja manusia terbilang cukup murah bisa punya supir, pembantu,
 tukang kebun, plus rumah yang gede mentereng... padahal kalo di kampungnya
 ya... rata-rata mereka tinggalnya di apartemen yang kecil-kecil...
 
 Tapi ya memang begitu sih keadaan di mana-mana, bukan di Indonesia aja,
 kok,
 di sini tempat saya tinggal (Malaysia) juga begitu local employee-nya
 juga mengalami kecemburuan sosial sama yang expat...
 makanya sekarang saya milih jadi TKI jiran aja deh...
 Tampang sama dengan orang lokal, gaji dan fasilitas ngikutin yang
 bule-bule hehehe lumaya, kan... yukkk... sapa mo ngikut... jadi
 TKI :)
 
 
 salam,
 Ivy mama Shafa n Qika


--
Beli tanaman hias, http://www.toekangkeboen.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]



Re: [balita-anda] Kenapa Negeriku Malah Dijadikan Syurga Bagi Expatriate?

2007-07-14 Terurut Topik Dini Febrina

Sorry OOT :-)
Cuma inget lawakan ...

Paling enak kalau:
Gaji standar Amrik
Tinggal di Indonesia
Istri orang Jepang (maksudnya type yg jadul kali ye he..he..)

Sebaliknya paling sengsara kalau:
Gaji std Indonesia
Tinggal di Jepang
Istri orang Amrik

he..he...jangan dibahas..namanya jg joke


On 7/14/07, Habib  Ivy Baehaki [EMAIL PROTECTED] wrote:


Sebenenya bule-bule itu di kampungnya sendiri lebih menderita lhooo dari
kita-kita.
Saya ambil contoh teman-teman bule saya yang kerja di oil company, ya...
Di negara masing-masing (Belanda, Inggris) mereka nggak ada yang mampu
bayar
PRT atau pengasuh anak kayak kita. Karena standar gaji PRT/baby sitter di
sana wuaduuuh muahal buangeeet... (sekitar 1000-an euro sebulan,
itupun
nggak full day, dan weekend libur)
Dengan gaji mereka yang cuma engineer di oil company, gak bisa nutup untuk
sekedar bayar PRT. Masih mending kita, dooong... dengan gaji kita masih
mampu bayar pembokat bahkan nggak jarang satu rumah lebih dari satu PRT,
iya, kan...
Makanya mereka girang sekali kalau dapat international assignment ke Asia
(bisa Thailand, Vietnam, Indonesia, Singapura, Brunei atau Malaysia) di
mana
tenaga kerja manusia terbilang cukup murah bisa punya supir, pembantu,
tukang kebun, plus rumah yang gede mentereng... padahal kalo di kampungnya
ya... rata-rata mereka tinggalnya di apartemen yang kecil-kecil...

Tapi ya memang begitu sih keadaan di mana-mana, bukan di Indonesia aja,
kok,
di sini tempat saya tinggal (Malaysia) juga begitu local employee-nya
juga mengalami kecemburuan sosial sama yang expat...
makanya sekarang saya milih jadi TKI jiran aja deh...
Tampang sama dengan orang lokal, gaji dan fasilitas ngikutin yang
bule-bule hehehe lumaya, kan... yukkk... sapa mo ngikut... jadi
TKI :)


salam,
Ivy mama Shafa n Qika




Re: [balita-anda] Kenapa Negeriku Malah Dijadikan Syurga Bagi Expatriate?

2007-07-13 Terurut Topik Habib Ivy Baehaki
Sebenenya bule-bule itu di kampungnya sendiri lebih menderita lhooo dari 
kita-kita.

Saya ambil contoh teman-teman bule saya yang kerja di oil company, ya...
Di negara masing-masing (Belanda, Inggris) mereka nggak ada yang mampu bayar 
PRT atau pengasuh anak kayak kita. Karena standar gaji PRT/baby sitter di 
sana wuaduuuh muahal buangeeet... (sekitar 1000-an euro sebulan, itupun 
nggak full day, dan weekend libur)
Dengan gaji mereka yang cuma engineer di oil company, gak bisa nutup untuk 
sekedar bayar PRT. Masih mending kita, dooong... dengan gaji kita masih 
mampu bayar pembokat bahkan nggak jarang satu rumah lebih dari satu PRT, 
iya, kan...
Makanya mereka girang sekali kalau dapat international assignment ke Asia 
(bisa Thailand, Vietnam, Indonesia, Singapura, Brunei atau Malaysia) di mana 
tenaga kerja manusia terbilang cukup murah bisa punya supir, pembantu, 
tukang kebun, plus rumah yang gede mentereng... padahal kalo di kampungnya 
ya... rata-rata mereka tinggalnya di apartemen yang kecil-kecil...


Tapi ya memang begitu sih keadaan di mana-mana, bukan di Indonesia aja, kok, 
di sini tempat saya tinggal (Malaysia) juga begitu local employee-nya 
juga mengalami kecemburuan sosial sama yang expat...

makanya sekarang saya milih jadi TKI jiran aja deh...
Tampang sama dengan orang lokal, gaji dan fasilitas ngikutin yang 
bule-bule hehehe lumaya, kan... yukkk... sapa mo ngikut... jadi 
TKI :)



salam,
Ivy mama Shafa n Qika


- Original Message - 
From: [EMAIL PROTECTED]

To: balita-anda@balita-anda.com
Sent: Wednesday, July 11, 2007 1:03 PM
Subject: RE: [balita-anda] Kenapa Negeriku Malah Dijadikan Syurga Bagi 
Expatriate?




kalo menurutku kita real aja.
perusahaan membutuhkan expat. tapi expat punya standard gaji dan
kesejahteraan sendiri.
mau ga mau perusahaan harus mengeluarkan segitu.
kalo karyawan indonesia juga punya standard sendiri. dan perush juga ga
mau rugi.

kayak jenis pekerjaan juga. bule punya standard sendiri. bule2 da mulai
meninggalkan pekerjaan seperti pilot, abk dll.
mereka anggap itu pekerjaan kelas sekian. sedangkan indonesia enggak.
bahkan buruh2 kita banyak yg kerja di negara lain.
banyak banget yg perlu dibenahi oleh negara ini. kadang gw bingung.
kalo gw presiden gw benahinnya mulai dari mana ya ? hehe





Ina [EMAIL PROTECTED]
07/11/2007 11:34 AM
Please respond to
balita-anda@balita-anda.com


To
balita-anda@balita-anda.com
cc

Subject
RE: [balita-anda] Kenapa Negeriku Malah Dijadikan Syurga Bagi Expatriate?






Malah ada sdr kerja di kontraktor pma
Dia punya bawahan expat asal
Negara companynya
Gajinya masih gedean bawahannya
Padahal jelas2 scr struktur si expat ini
Bawahan sdr ku
System penggajiannya jg beda kl sdrku
Dr  kantor representatifnya di jkt ini
Kl bawahannya yg expat langsung dari
Kantor pusat negaranya
Isn't it ironic...dont u think
(alanis morisette style,..)

cheers
ina

-Original Message-
From: Ratna Wulan Sari [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, July 11, 2007 11:20 AM
To: balita-anda@balita-anda.com
Subject: Re: [balita-anda] Kenapa Negeriku Malah Dijadikan Syurga Bagi
Expatriate?

pernah loh, ada kejadian diperusahaan lama saya yang 100% PMDN. ada 1
orang bulenya di site yang digaji sangat tinggi, padahal yang kerjanya
kebanyakan teman saya (pak S). waktu pak S menanyakan ke HRD, bahwa
pekerjaan si P (Bule ini) sebenernya dia yang banyak ngerjain dan
mengapa gajinya hanya 1/10 si P. Jawaban HRD manager membuat geli. S,
salahmu, kenapa kamu ngga dilahirkan sebagai bule, kata Manager HRD
sambil nepuk2 pundaknya pak S. Pak S cuma bengong. Waktu dia cerita
keteman2, semuanya pada ngakak,... padahal sih ironis sekali, tapi cuma
bisa jadi bahan lelucon yang bikin geli.

regards,
ratna


- Original Message 
From: Dwi Wahyono [EMAIL PROTECTED]
To: balita-anda@balita-anda.com
Sent: Wednesday, 11 July 2007 10:56:15
Subject: Re: [balita-anda] Kenapa Negeriku Malah Dijadikan Syurga Bagi
Expatriate?


Bener banget apa yang disampaikan mbak sefty kebetulan saya jg
pernah
kerja di kantor yang banyak bule-nya perbandingan fasilitas dan
gaji...wah...bukan main.sebagai gambaran...seorang bule (xpat) itu
paling minim gajinya sebulan $ 25,000 (kalau dikonversi ke rupiah
sekitar
250juta) + fasilitas + reimburse all expense
apartemen...laundrysampai beli aqua gelas di Hero aja di
reimburse
juga.

Sementara ... kalau pakle (pasangannya bule / Indonesia) gajinya
paling
tinggi 60juta/bulan apalagi kayak saya yang levelnya baru staff
hiks..hiks... malu ah nyebutinnya :)

Padahal mereka kerja di Indonesia...dan mengeruk kekayaan alam
Indonesia
aneh ya negeri ini?

Makanya sekali lagi...kita mesti merubah paradigma berfikir kitamari
ciptakan generasi2 yang cerdas dan pintar yang punya niat ikhlas utk
memajukan negara dan rakyat Indonesia... yang bukan hanya menjadikan
materi
sebagai satu2nya parameter kesuksesan dan kebahagiaan

Kalau kita..ortu sdh bisa

Re: [balita-anda] Kenapa Negeriku Malah Dijadikan Syurga Bagi Expatriate?

2007-07-11 Terurut Topik sefty_YMKI
susah pak mngubah paradigma orang yg sdh berakar berurat kemana-mana.

tetep semangat dunk, ibarat kate jeng...batu sekeras2nya klo ditetesin air 
tiap ari..lama2 akan tembus juga...or hancur juga tuh batu ;p
jd minimal dari setitik orang berubah kan lama2 jd banyak hehhehe jd inget 
istilah dokter wati...


btw yg bikin tambah sebel...org bule or asing gawe di indo dpt gaji 
gede..lha org kita di luar malah kebanyakan jd TKI  dan tau ndirilah 
standar gajinya;p


indonesiaku oh indonesia..






2Fa [EMAIL PROTECTED] 
07/11/2007 11:29 AM
Please respond to
balita-anda@balita-anda.com


To
balita-anda@balita-anda.com
cc

Subject
Re: [balita-anda] Kenapa Negeriku Malah Dijadikan Syurga Bagi Expatriate?






susah pak mngubah paradigma orang yg sdh berakar berurat kemana-mana.
gak hanya dunia kerja aja yg kyk bgini, hmpr di semua aspek kehidupan
org indo tuh mengagung-ngagungkan sekali orng luar.

ada pengalaman, dulu sblm punya anak ceritanya kita jjs ke bali. Pas
lg jln menyusuri toko2 dikuta, tiba2 dideketin sm salah satu sales
tokonya sambil nanya dgn ramahnya apakah kita dr s'pore or malay ?
lah...
mgkin krn liat gaya kita ala turis nyasar dr luar, bawa ransel gede,
celana pdk + sandal jepit hehe..
Trus kita jawab, dr jakarta. Eh itu orang lgsng pergi tanpa basa basi 
*$%!!!t
Kyknya mereka gak hargai bgt orng sendiri, giliran orng luar aja (walo
kere) dpt perlakuan istimewa... anehhh...

On 7/11/07, Dwi Wahyono [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Bener banget apa yang disampaikan mbak sefty kebetulan saya jg 
pernah
 kerja di kantor yang banyak bule-nya perbandingan fasilitas dan
 gaji...wah...bukan main.sebagai gambaran...seorang bule (xpat) itu
 paling minim gajinya sebulan $ 25,000 (kalau dikonversi ke rupiah 
sekitar
 250juta) + fasilitas + reimburse all expense
 apartemen...laundrysampai beli aqua gelas di Hero aja di 
reimburse
 juga.

 Sementara ... kalau pakle (pasangannya bule / Indonesia) gajinya 
paling
 tinggi 60juta/bulan apalagi kayak saya yang levelnya baru staff
 hiks..hiks... malu ah nyebutinnya :)

 Padahal mereka kerja di Indonesia...dan mengeruk kekayaan alam 
Indonesia
 aneh ya negeri ini?

 Makanya sekali lagi...kita mesti merubah paradigma berfikir kitamari
 ciptakan generasi2 yang cerdas dan pintar yang punya niat ikhlas utk
 memajukan negara dan rakyat Indonesia... yang bukan hanya menjadikan 
materi
 sebagai satu2nya parameter kesuksesan dan kebahagiaan

 Kalau kita..ortu sdh bisa memberikan contoh yang baik kepada anak
 kita...Indonesia akan menjadi bangsa yang makmur..adil...dan 
sejahtera
 Insya Allah...

 Wassalam,
 dwi

 *
 
jadimengenangbeberapatahunsilamsaatdisekelilingbanyakorangbuleberkeliaran...
 :)


--
Beli tanaman hias, http://www.toekangkeboen.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]




[balita-anda] Kenapa Negeriku Malah Dijadikan Syurga Bagi Expatriate?

2007-07-10 Terurut Topik sefty_YMKI
Sumber:
http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=20dn=20070710204429

Oleh : Vima Tista Putriana 

10-Jul-2007, 22:13:03 WIB - [www.kabarindonesia.com]

KabarIndonesia Tiga setengah abad berada di bawah penjajahan Belanda 
yang sangat tidak beradab telah membuat bangsa Indonesia tumbuh 
menjadi bangsa yang rendah diri. Meskipun sudah lebih dari 60 
tahun merdeka, tetapi sindrom mental bangsa terjajah ini tetap 
belum hilang. Masih saja merasa diri belum sejajar dengan bangsa 
lain.

Satu contoh sederhana keminderan ini terlihat dari diskriminasi 
tingkat gaji yang sangat tinggi antara expatriate dan anak negeri 
sendiri. Para expatriate di Indonesia digaji 10 kali lipat dari 
orang Indonesia meskipun dengan tingkat pendidikan, kemampuan, 
tanggung jawab dan kinerja yang sama. 

Seorang foreign engineer di Jakarta misalnya, menurut standar 
Bappenas, mendapatkan gaji sekitar US $5.000,00 per tahun. 
Sebaliknya orang Indonesia, dengan kualifikasi sama hanya menerima 
sebesar $500,00 saja. Tidak jarang dalam suatu proyek, meskipun 
dengan kualifikasi pendidikan lebih tinggi semisal MSc atau PHd, 
orang Indonesia digaji tetap lebih rendah dari expatriate yang cuma 
BSc (Rahardjo,2006).

Di samping gaji tinggi, biasanya expatrite juga mendapat berbagai 
fasilitas berlimpah seperti berkantor di kawasan segitiga mas 
(Sudirman, Thamrin dan Kuningan), tempat tinggal di apartemen mewah, 
keanggotan di club-club olah raga dan hiburan elite dan lain-lain. 

Intinya mereka sangat dimanjakan, sehingga tidak salah kalau 
dikatakan Indonesia adalah syurga bagi para expatriate.
Sebenarnya tidak masalah jika expatriate digaji sedemikian tinggi 
jika memang memiliki kemampuan unik yang tidak dimiliki oleh orang 
Indonesia dan betul-betul dibutuhkan. Tetapi jika kemampuan dan 
kinerja sama, lalu digaji lebih tinggi hanya karena statusnya bule, 
sungguh tidak logis menurut cara fakir orang yang berjiwa merdeka. 

Jika pemerintah atau perusahaan harus membayar mahal hanya untuk 
status ke-bule-an saja, bukankah ini standar yang sangat stupid. 
Ketika jasa seseorang dihargai cuma 1/10 dari koleganya, hanya 
karena dia orang INDONESIA, berarti sungguh malang menjadi orang 
Indonesia.

Mirisnya lagi, yang mengeluarkan standar gaji yang sangat 
diskriminatif ini adalah Bappenas-Pemerintah Indonesia sendiri. 
Berarti pemerintah Indonsia melecehkan rakyatnya sendiri, menganggap 
bodoh bangsanya sendiri. Ini sungguh bertolak belakang dari peran 
yang seharusnya dimainkan oleh pemerintah.

Bukankah pemerintah suatu negara seharusnya menyokong rakyatnya, 
mendorong mereka supaya bisa maju, jika belum mampu difasilitasi 
supaya mencapai kualifikasi sama dengan expatriate. Singkatnya 
memberi kesempatan seluas-luasnya kepada anak bangsa untuk bisa 
berkembang dan mengekspolasi potensinya.

Kenyataan di lapangan menunjukkan tidak selalu yang bernama bule 
lebih pintar dari orang Indonesia. Banyak diantara mereka memiliki 
kemampuan biasa-biasa saja. Malah mungkin di negaranya berada pada 
lapis ke-3 atau 4, tapi di Indonesia mereka disanjung sedemikian 
rupa, mendapatkan posisi yang sangat bagus dan hidup mewah.

Keadaan ini tidak hanya berlaku di dunia bisnis, tetapi juga pada 
proyek-proyek pemerintah. Suatu kali tim peneliti dari UGM mendapat 
tugas membuat perencanaan daerah wisata pulau Jemur, di Kabupaten 
Rokan Hulu Riau. Sebagai arsitek dan perencana local, tim ini hanya 
mendapat dana sebesar 500 juta rupiah untuk jangka waktu 6 (enam) 
bulan. Sementara ada satu kabupaten lain yang lebih percaya pada 
konsultan dari Singapura harus mengeluarkan anggaran sebesar 3 
milyar rupiah. 

Saat hasil penelitian dan perencanaan sama sama dipresentasikan, 
ternyata perencanaan yang dibuat tim peneliti UGM tidak kalah bagus 
dari konsultan Singapura yang dibayar enam kali lipat lebih tinggi. 
Malahan perencaanan UGM terlihat lebih menyentuh apa yang dibutuhkan 
masyarakat karena mereka memadukan dengan metode Partisipatory 
Planning sehinga mereka tahu betul apa keinginan masyarakat. 

Sebenarnya kita sendiri yang menempatkan para expatriate pada posisi 
yang sangat tinggi, menyanjung mereka sedemikian rupa, begitu 
percaya dan yakin mereka lebih baik, dan lebih berkualitas. 
Sebaliknya tidak memberi perlakuan sama kepada bangsa sendiri. 
Secara umum di seluruh dunia, expatriate memang digaji lebih tinggi 
dari pekerja lokal, namun perbedaannya tidak separah di Indonesia. 
Di Silicon Valley misalnya, gaji seorang software engineer 
(expatriate) dua kali pekerja lokal, termasuk jika expatriate-nya 
orang Indonesia (Patriawan, 2006).

Pemerintah Indonesia sepertinya tidak yakin dengan kemampuan 
sendiri. Inilah warisan mental Inlander (sindrom minder, rasa rendah 
diri, dan inferior) dari Belanda (Yulianto, 2007). Padahal fakta 
membuktikan banyak anak-anak Indonesia yang brilliant malah 
dimanfaatkan oleh orang luar negeri. Bukankah banyak jebolan ITB 
yang menjadi enginer-nya perusahan-perusahan minyak dunia di Houston 
misalnya, yang 

Re: [balita-anda] Kenapa Negeriku Malah Dijadikan Syurga Bagi Expatriate?

2007-07-10 Terurut Topik Dwi Wahyono

Bener banget apa yang disampaikan mbak sefty kebetulan saya jg pernah
kerja di kantor yang banyak bule-nya perbandingan fasilitas dan
gaji...wah...bukan main.sebagai gambaran...seorang bule (xpat) itu
paling minim gajinya sebulan $ 25,000 (kalau dikonversi ke rupiah sekitar
250juta) + fasilitas + reimburse all expense
apartemen...laundrysampai beli aqua gelas di Hero aja di reimburse
juga.

Sementara ... kalau pakle (pasangannya bule / Indonesia) gajinya paling
tinggi 60juta/bulan apalagi kayak saya yang levelnya baru staff
hiks..hiks... malu ah nyebutinnya :)

Padahal mereka kerja di Indonesia...dan mengeruk kekayaan alam Indonesia
aneh ya negeri ini?

Makanya sekali lagi...kita mesti merubah paradigma berfikir kitamari
ciptakan generasi2 yang cerdas dan pintar yang punya niat ikhlas utk
memajukan negara dan rakyat Indonesia... yang bukan hanya menjadikan materi
sebagai satu2nya parameter kesuksesan dan kebahagiaan

Kalau kita..ortu sdh bisa memberikan contoh yang baik kepada anak
kita...Indonesia akan menjadi bangsa yang makmur..adil...dan sejahtera
Insya Allah...

Wassalam,
dwi

*
jadimengenangbeberapatahunsilamsaatdisekelilingbanyakorangbuleberkeliaran...
:)

On 7/11/07, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
wrote:


Sumber:
http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=20dn=20070710204429

Oleh : Vima Tista Putriana

10-Jul-2007, 22:13:03 WIB - [www.kabarindonesia.com]

KabarIndonesia Tiga setengah abad berada di bawah penjajahan Belanda
yang sangat tidak beradab telah membuat bangsa Indonesia tumbuh
menjadi bangsa yang rendah diri. Meskipun sudah lebih dari 60
tahun merdeka, tetapi sindrom mental bangsa terjajah ini tetap
belum hilang. Masih saja merasa diri belum sejajar dengan bangsa
lain.

Satu contoh sederhana keminderan ini terlihat dari diskriminasi
tingkat gaji yang sangat tinggi antara expatriate dan anak negeri
sendiri. Para expatriate di Indonesia digaji 10 kali lipat dari
orang Indonesia meskipun dengan tingkat pendidikan, kemampuan,
tanggung jawab dan kinerja yang sama.

Seorang foreign engineer di Jakarta misalnya, menurut standar
Bappenas, mendapatkan gaji sekitar US $5.000,00 per tahun.
Sebaliknya orang Indonesia, dengan kualifikasi sama hanya menerima
sebesar $500,00 saja. Tidak jarang dalam suatu proyek, meskipun
dengan kualifikasi pendidikan lebih tinggi semisal MSc atau PHd,
orang Indonesia digaji tetap lebih rendah dari expatriate yang cuma
BSc (Rahardjo,2006).

Di samping gaji tinggi, biasanya expatrite juga mendapat berbagai
fasilitas berlimpah seperti berkantor di kawasan segitiga mas
(Sudirman, Thamrin dan Kuningan), tempat tinggal di apartemen mewah,
keanggotan di club-club olah raga dan hiburan elite dan lain-lain.

Intinya mereka sangat dimanjakan, sehingga tidak salah kalau
dikatakan Indonesia adalah syurga bagi para expatriate.
Sebenarnya tidak masalah jika expatriate digaji sedemikian tinggi
jika memang memiliki kemampuan unik yang tidak dimiliki oleh orang
Indonesia dan betul-betul dibutuhkan. Tetapi jika kemampuan dan
kinerja sama, lalu digaji lebih tinggi hanya karena statusnya bule,
sungguh tidak logis menurut cara fakir orang yang berjiwa merdeka.

Jika pemerintah atau perusahaan harus membayar mahal hanya untuk
status ke-bule-an saja, bukankah ini standar yang sangat stupid.
Ketika jasa seseorang dihargai cuma 1/10 dari koleganya, hanya
karena dia orang INDONESIA, berarti sungguh malang menjadi orang
Indonesia.

Mirisnya lagi, yang mengeluarkan standar gaji yang sangat
diskriminatif ini adalah Bappenas-Pemerintah Indonesia sendiri.
Berarti pemerintah Indonsia melecehkan rakyatnya sendiri, menganggap
bodoh bangsanya sendiri. Ini sungguh bertolak belakang dari peran
yang seharusnya dimainkan oleh pemerintah.

Bukankah pemerintah suatu negara seharusnya menyokong rakyatnya,
mendorong mereka supaya bisa maju, jika belum mampu difasilitasi
supaya mencapai kualifikasi sama dengan expatriate. Singkatnya
memberi kesempatan seluas-luasnya kepada anak bangsa untuk bisa
berkembang dan mengekspolasi potensinya.

Kenyataan di lapangan menunjukkan tidak selalu yang bernama bule
lebih pintar dari orang Indonesia. Banyak diantara mereka memiliki
kemampuan biasa-biasa saja. Malah mungkin di negaranya berada pada
lapis ke-3 atau 4, tapi di Indonesia mereka disanjung sedemikian
rupa, mendapatkan posisi yang sangat bagus dan hidup mewah.

Keadaan ini tidak hanya berlaku di dunia bisnis, tetapi juga pada
proyek-proyek pemerintah. Suatu kali tim peneliti dari UGM mendapat
tugas membuat perencanaan daerah wisata pulau Jemur, di Kabupaten
Rokan Hulu Riau. Sebagai arsitek dan perencana local, tim ini hanya
mendapat dana sebesar 500 juta rupiah untuk jangka waktu 6 (enam)
bulan. Sementara ada satu kabupaten lain yang lebih percaya pada
konsultan dari Singapura harus mengeluarkan anggaran sebesar 3
milyar rupiah.

Saat hasil penelitian dan perencanaan sama sama dipresentasikan,
ternyata perencanaan yang dibuat tim peneliti UGM 

Re: [balita-anda] Kenapa Negeriku Malah Dijadikan Syurga Bagi Expatriate?

2007-07-10 Terurut Topik Ratna Wulan Sari
pernah loh, ada kejadian diperusahaan lama saya yang 100% PMDN. ada 1 orang 
bulenya di site yang digaji sangat tinggi, padahal yang kerjanya kebanyakan 
teman saya (pak S). waktu pak S menanyakan ke HRD, bahwa pekerjaan si P (Bule 
ini) sebenernya dia yang banyak ngerjain dan mengapa gajinya hanya 1/10 si P. 
Jawaban HRD manager membuat geli. S, salahmu, kenapa kamu ngga dilahirkan 
sebagai bule, kata Manager HRD sambil nepuk2 pundaknya pak S. Pak S cuma 
bengong. Waktu dia cerita keteman2, semuanya pada ngakak,... padahal sih ironis 
sekali, tapi cuma bisa jadi bahan lelucon yang bikin geli.

regards,
ratna


- Original Message 
From: Dwi Wahyono [EMAIL PROTECTED]
To: balita-anda@balita-anda.com
Sent: Wednesday, 11 July 2007 10:56:15
Subject: Re: [balita-anda] Kenapa Negeriku Malah Dijadikan Syurga Bagi 
Expatriate?


Bener banget apa yang disampaikan mbak sefty kebetulan saya jg pernah
kerja di kantor yang banyak bule-nya perbandingan fasilitas dan
gaji...wah...bukan main.sebagai gambaran...seorang bule (xpat) itu
paling minim gajinya sebulan $ 25,000 (kalau dikonversi ke rupiah sekitar
250juta) + fasilitas + reimburse all expense
apartemen...laundrysampai beli aqua gelas di Hero aja di reimburse
juga.

Sementara ... kalau pakle (pasangannya bule / Indonesia) gajinya paling
tinggi 60juta/bulan apalagi kayak saya yang levelnya baru staff
hiks..hiks... malu ah nyebutinnya :)

Padahal mereka kerja di Indonesia...dan mengeruk kekayaan alam Indonesia
aneh ya negeri ini?

Makanya sekali lagi...kita mesti merubah paradigma berfikir kitamari
ciptakan generasi2 yang cerdas dan pintar yang punya niat ikhlas utk
memajukan negara dan rakyat Indonesia... yang bukan hanya menjadikan materi
sebagai satu2nya parameter kesuksesan dan kebahagiaan

Kalau kita..ortu sdh bisa memberikan contoh yang baik kepada anak
kita...Indonesia akan menjadi bangsa yang makmur..adil...dan sejahtera
Insya Allah...

Wassalam,
dwi

*
jadimengenangbeberapatahunsilamsaatdisekelilingbanyakorangbuleberkeliaran...
:)

On 7/11/07, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Sumber:
 http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=20dn=20070710204429

 Oleh : Vima Tista Putriana

 10-Jul-2007, 22:13:03 WIB - [www.kabarindonesia.com]

 KabarIndonesia Tiga setengah abad berada di bawah penjajahan Belanda
 yang sangat tidak beradab telah membuat bangsa Indonesia tumbuh
 menjadi bangsa yang rendah diri. Meskipun sudah lebih dari 60
 tahun merdeka, tetapi sindrom mental bangsa terjajah ini tetap
 belum hilang. Masih saja merasa diri belum sejajar dengan bangsa
 lain.

 Satu contoh sederhana keminderan ini terlihat dari diskriminasi
 tingkat gaji yang sangat tinggi antara expatriate dan anak negeri
 sendiri. Para expatriate di Indonesia digaji 10 kali lipat dari
 orang Indonesia meskipun dengan tingkat pendidikan, kemampuan,
 tanggung jawab dan kinerja yang sama.

 Seorang foreign engineer di Jakarta misalnya, menurut standar
 Bappenas, mendapatkan gaji sekitar US $5.000,00 per tahun.
 Sebaliknya orang Indonesia, dengan kualifikasi sama hanya menerima
 sebesar $500,00 saja. Tidak jarang dalam suatu proyek, meskipun
 dengan kualifikasi pendidikan lebih tinggi semisal MSc atau PHd,
 orang Indonesia digaji tetap lebih rendah dari expatriate yang cuma
 BSc (Rahardjo,2006).

 Di samping gaji tinggi, biasanya expatrite juga mendapat berbagai
 fasilitas berlimpah seperti berkantor di kawasan segitiga mas
 (Sudirman, Thamrin dan Kuningan), tempat tinggal di apartemen mewah,
 keanggotan di club-club olah raga dan hiburan elite dan lain-lain.

 Intinya mereka sangat dimanjakan, sehingga tidak salah kalau
 dikatakan Indonesia adalah syurga bagi para expatriate.
 Sebenarnya tidak masalah jika expatriate digaji sedemikian tinggi
 jika memang memiliki kemampuan unik yang tidak dimiliki oleh orang
 Indonesia dan betul-betul dibutuhkan. Tetapi jika kemampuan dan
 kinerja sama, lalu digaji lebih tinggi hanya karena statusnya bule,
 sungguh tidak logis menurut cara fakir orang yang berjiwa merdeka.

 Jika pemerintah atau perusahaan harus membayar mahal hanya untuk
 status ke-bule-an saja, bukankah ini standar yang sangat stupid.
 Ketika jasa seseorang dihargai cuma 1/10 dari koleganya, hanya
 karena dia orang INDONESIA, berarti sungguh malang menjadi orang
 Indonesia.

 Mirisnya lagi, yang mengeluarkan standar gaji yang sangat
 diskriminatif ini adalah Bappenas-Pemerintah Indonesia sendiri.
 Berarti pemerintah Indonsia melecehkan rakyatnya sendiri, menganggap
 bodoh bangsanya sendiri. Ini sungguh bertolak belakang dari peran
 yang seharusnya dimainkan oleh pemerintah.

 Bukankah pemerintah suatu negara seharusnya menyokong rakyatnya,
 mendorong mereka supaya bisa maju, jika belum mampu difasilitasi
 supaya mencapai kualifikasi sama dengan expatriate. Singkatnya
 memberi kesempatan seluas-luasnya kepada anak bangsa untuk bisa
 berkembang dan mengekspolasi potensinya.

 Kenyataan di lapangan menunjukkan

Re: [balita-anda] Kenapa Negeriku Malah Dijadikan Syurga Bagi Expatriate?

2007-07-10 Terurut Topik 2Fa

susah pak mngubah paradigma orang yg sdh berakar berurat kemana-mana.
gak hanya dunia kerja aja yg kyk bgini, hmpr di semua aspek kehidupan
org indo tuh mengagung-ngagungkan sekali orng luar.

ada pengalaman, dulu sblm punya anak ceritanya kita jjs ke bali. Pas
lg jln menyusuri toko2 dikuta, tiba2 dideketin sm salah satu sales
tokonya sambil nanya dgn ramahnya apakah kita dr s'pore or malay ?
lah...
mgkin krn liat gaya kita ala turis nyasar dr luar, bawa ransel gede,
celana pdk + sandal jepit hehe..
Trus kita jawab, dr jakarta. Eh itu orang lgsng pergi tanpa basa basi *$%!!!t
Kyknya mereka gak hargai bgt orng sendiri, giliran orng luar aja (walo
kere) dpt perlakuan istimewa... anehhh...

On 7/11/07, Dwi Wahyono [EMAIL PROTECTED] wrote:

Bener banget apa yang disampaikan mbak sefty kebetulan saya jg pernah
kerja di kantor yang banyak bule-nya perbandingan fasilitas dan
gaji...wah...bukan main.sebagai gambaran...seorang bule (xpat) itu
paling minim gajinya sebulan $ 25,000 (kalau dikonversi ke rupiah sekitar
250juta) + fasilitas + reimburse all expense
apartemen...laundrysampai beli aqua gelas di Hero aja di reimburse
juga.

Sementara ... kalau pakle (pasangannya bule / Indonesia) gajinya paling
tinggi 60juta/bulan apalagi kayak saya yang levelnya baru staff
hiks..hiks... malu ah nyebutinnya :)

Padahal mereka kerja di Indonesia...dan mengeruk kekayaan alam Indonesia
aneh ya negeri ini?

Makanya sekali lagi...kita mesti merubah paradigma berfikir kitamari
ciptakan generasi2 yang cerdas dan pintar yang punya niat ikhlas utk
memajukan negara dan rakyat Indonesia... yang bukan hanya menjadikan materi
sebagai satu2nya parameter kesuksesan dan kebahagiaan

Kalau kita..ortu sdh bisa memberikan contoh yang baik kepada anak
kita...Indonesia akan menjadi bangsa yang makmur..adil...dan sejahtera
Insya Allah...

Wassalam,
dwi

*
jadimengenangbeberapatahunsilamsaatdisekelilingbanyakorangbuleberkeliaran...
:)



--
Beli tanaman hias, http://www.toekangkeboen.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]



RE: [balita-anda] Kenapa Negeriku Malah Dijadikan Syurga Bagi Expatriate?

2007-07-10 Terurut Topik Ina
Malah ada sdr kerja di kontraktor pma
Dia punya bawahan expat asal
Negara companynya
Gajinya masih gedean bawahannya
Padahal jelas2 scr struktur si expat ini 
Bawahan sdr ku
System penggajiannya jg beda kl sdrku
Dr  kantor representatifnya di jkt ini
Kl bawahannya yg expat langsung dari
Kantor pusat negaranya 
Isn't it ironic...dont u think
(alanis morisette style,..)

cheers
ina

-Original Message-
From: Ratna Wulan Sari [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, July 11, 2007 11:20 AM
To: balita-anda@balita-anda.com
Subject: Re: [balita-anda] Kenapa Negeriku Malah Dijadikan Syurga Bagi
Expatriate?

pernah loh, ada kejadian diperusahaan lama saya yang 100% PMDN. ada 1
orang bulenya di site yang digaji sangat tinggi, padahal yang kerjanya
kebanyakan teman saya (pak S). waktu pak S menanyakan ke HRD, bahwa
pekerjaan si P (Bule ini) sebenernya dia yang banyak ngerjain dan
mengapa gajinya hanya 1/10 si P. Jawaban HRD manager membuat geli. S,
salahmu, kenapa kamu ngga dilahirkan sebagai bule, kata Manager HRD
sambil nepuk2 pundaknya pak S. Pak S cuma bengong. Waktu dia cerita
keteman2, semuanya pada ngakak,... padahal sih ironis sekali, tapi cuma
bisa jadi bahan lelucon yang bikin geli.

regards,
ratna


- Original Message 
From: Dwi Wahyono [EMAIL PROTECTED]
To: balita-anda@balita-anda.com
Sent: Wednesday, 11 July 2007 10:56:15
Subject: Re: [balita-anda] Kenapa Negeriku Malah Dijadikan Syurga Bagi
Expatriate?


Bener banget apa yang disampaikan mbak sefty kebetulan saya jg
pernah
kerja di kantor yang banyak bule-nya perbandingan fasilitas dan
gaji...wah...bukan main.sebagai gambaran...seorang bule (xpat) itu
paling minim gajinya sebulan $ 25,000 (kalau dikonversi ke rupiah
sekitar
250juta) + fasilitas + reimburse all expense
apartemen...laundrysampai beli aqua gelas di Hero aja di
reimburse
juga.

Sementara ... kalau pakle (pasangannya bule / Indonesia) gajinya
paling
tinggi 60juta/bulan apalagi kayak saya yang levelnya baru staff
hiks..hiks... malu ah nyebutinnya :)

Padahal mereka kerja di Indonesia...dan mengeruk kekayaan alam
Indonesia
aneh ya negeri ini?

Makanya sekali lagi...kita mesti merubah paradigma berfikir kitamari
ciptakan generasi2 yang cerdas dan pintar yang punya niat ikhlas utk
memajukan negara dan rakyat Indonesia... yang bukan hanya menjadikan
materi
sebagai satu2nya parameter kesuksesan dan kebahagiaan

Kalau kita..ortu sdh bisa memberikan contoh yang baik kepada anak
kita...Indonesia akan menjadi bangsa yang makmur..adil...dan
sejahtera
Insya Allah...

Wassalam,
dwi

*
jadimengenangbeberapatahunsilamsaatdisekelilingbanyakorangbuleberkeliara
n...
:)

On 7/11/07, [EMAIL PROTECTED]
[EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Sumber:
 http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=20dn=20070710204429

 Oleh : Vima Tista Putriana

 10-Jul-2007, 22:13:03 WIB - [www.kabarindonesia.com]

 KabarIndonesia Tiga setengah abad berada di bawah penjajahan Belanda
 yang sangat tidak beradab telah membuat bangsa Indonesia tumbuh
 menjadi bangsa yang rendah diri. Meskipun sudah lebih dari 60
 tahun merdeka, tetapi sindrom mental bangsa terjajah ini tetap
 belum hilang. Masih saja merasa diri belum sejajar dengan bangsa
 lain.

 Satu contoh sederhana keminderan ini terlihat dari diskriminasi
 tingkat gaji yang sangat tinggi antara expatriate dan anak negeri
 sendiri. Para expatriate di Indonesia digaji 10 kali lipat dari
 orang Indonesia meskipun dengan tingkat pendidikan, kemampuan,
 tanggung jawab dan kinerja yang sama.

 Seorang foreign engineer di Jakarta misalnya, menurut standar
 Bappenas, mendapatkan gaji sekitar US $5.000,00 per tahun.
 Sebaliknya orang Indonesia, dengan kualifikasi sama hanya menerima
 sebesar $500,00 saja. Tidak jarang dalam suatu proyek, meskipun
 dengan kualifikasi pendidikan lebih tinggi semisal MSc atau PHd,
 orang Indonesia digaji tetap lebih rendah dari expatriate yang cuma
 BSc (Rahardjo,2006).

 Di samping gaji tinggi, biasanya expatrite juga mendapat berbagai
 fasilitas berlimpah seperti berkantor di kawasan segitiga mas
 (Sudirman, Thamrin dan Kuningan), tempat tinggal di apartemen mewah,
 keanggotan di club-club olah raga dan hiburan elite dan lain-lain.

 Intinya mereka sangat dimanjakan, sehingga tidak salah kalau
 dikatakan Indonesia adalah syurga bagi para expatriate.
 Sebenarnya tidak masalah jika expatriate digaji sedemikian tinggi
 jika memang memiliki kemampuan unik yang tidak dimiliki oleh orang
 Indonesia dan betul-betul dibutuhkan. Tetapi jika kemampuan dan
 kinerja sama, lalu digaji lebih tinggi hanya karena statusnya bule,
 sungguh tidak logis menurut cara fakir orang yang berjiwa merdeka.

 Jika pemerintah atau perusahaan harus membayar mahal hanya untuk
 status ke-bule-an saja, bukankah ini standar yang sangat stupid.
 Ketika jasa seseorang dihargai cuma 1/10 dari koleganya, hanya
 karena dia orang INDONESIA, berarti sungguh malang menjadi orang
 Indonesia.

 Mirisnya lagi, yang mengeluarkan

Re: [balita-anda] Kenapa Negeriku Malah Dijadikan Syurga Bagi Expatriate?

2007-07-10 Terurut Topik Dwi Wahyono

Betul mbak..merubah yang sdh menjadi kebiasaan adalah susah bukan
mainseperti melupakan seseorang yang sangat kita cintaikan sulit
tuh melupakan seseorang yang sdh mewarnai kehidupan kita? melupakan
seseorang yang sdh pernah mengisi hati kita di suatu masa? he..he jd
kayak cerpen

Tapi mau nggak mau kita mesti berusahakalau kita  mau kehidupan kita
lebih baik belajar utk lebih memilih bekerja di perusahaan pribumi
misalnya (even gajinya nggak gede2) ..atau berbisnis dengan  orang
pribumi...dll..dsb.

Berani mencoba?

On 7/11/07, 2Fa [EMAIL PROTECTED] wrote:


susah pak mngubah paradigma orang yg sdh berakar berurat kemana-mana.
gak hanya dunia kerja aja yg kyk bgini, hmpr di semua aspek kehidupan
org indo tuh mengagung-ngagungkan sekali orng luar.

ada pengalaman, dulu sblm punya anak ceritanya kita jjs ke bali. Pas
lg jln menyusuri toko2 dikuta, tiba2 dideketin sm salah satu sales
tokonya sambil nanya dgn ramahnya apakah kita dr s'pore or malay ?
lah...
mgkin krn liat gaya kita ala turis nyasar dr luar, bawa ransel gede,
celana pdk + sandal jepit hehe..
Trus kita jawab, dr jakarta. Eh itu orang lgsng pergi tanpa basa basi
*$%!!!t
Kyknya mereka gak hargai bgt orng sendiri, giliran orng luar aja (walo
kere) dpt perlakuan istimewa... anehhh...

On 7/11/07, Dwi Wahyono [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Bener banget apa yang disampaikan mbak sefty kebetulan saya jg
pernah
 kerja di kantor yang banyak bule-nya perbandingan fasilitas dan
 gaji...wah...bukan main.sebagai gambaran...seorang bule (xpat) itu
 paling minim gajinya sebulan $ 25,000 (kalau dikonversi ke rupiah
sekitar
 250juta) + fasilitas + reimburse all expense
 apartemen...laundrysampai beli aqua gelas di Hero aja di
reimburse
 juga.

 Sementara ... kalau pakle (pasangannya bule / Indonesia) gajinya
paling
 tinggi 60juta/bulan apalagi kayak saya yang levelnya baru staff
 hiks..hiks... malu ah nyebutinnya :)

 Padahal mereka kerja di Indonesia...dan mengeruk kekayaan alam
Indonesia
 aneh ya negeri ini?

 Makanya sekali lagi...kita mesti merubah paradigma berfikir kitamari
 ciptakan generasi2 yang cerdas dan pintar yang punya niat ikhlas utk
 memajukan negara dan rakyat Indonesia... yang bukan hanya menjadikan
materi
 sebagai satu2nya parameter kesuksesan dan kebahagiaan

 Kalau kita..ortu sdh bisa memberikan contoh yang baik kepada anak
 kita...Indonesia akan menjadi bangsa yang makmur..adil...dan
sejahtera
 Insya Allah...

 Wassalam,
 dwi

 *

jadimengenangbeberapatahunsilamsaatdisekelilingbanyakorangbuleberkeliaran...
 :)


--
Beli tanaman hias, http://www.toekangkeboen.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]





--
[70449090][dwiwahyono.blogspot.com][YM: dwiwahyono_mail]


Re: [balita-anda] Kenapa Negeriku Malah Dijadikan Syurga Bagi Expatriate?

2007-07-10 Terurut Topik 2Fa

On 7/11/07, Dwi Wahyono [EMAIL PROTECTED] wrote:



Tapi mau nggak mau kita mesti berusahakalau kita  mau kehidupan kita
lebih baik belajar utk lebih memilih bekerja di perusahaan pribumi
misalnya (even gajinya nggak gede2) ..atau berbisnis dengan  orang
pribumi...dll..dsb.

Berani mencoba?



wah ini mah beda urusannya pak, ini uda nyangkut mslh dapur kekkekee...
klo ada yg nawarin gede ya ngapain jg msh stay di situ, justru mereka
(mis. company asing) lbh menghargai skill kita dgn memberi bayaran yg
pantas ;)

--
Beli tanaman hias, http://www.toekangkeboen.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]



RE: [balita-anda] Kenapa Negeriku Malah Dijadikan Syurga Bagi Expatriate?

2007-07-10 Terurut Topik ika
kalo menurutku kita real aja.
perusahaan membutuhkan expat. tapi expat punya standard gaji dan 
kesejahteraan sendiri.
mau ga mau perusahaan harus mengeluarkan segitu.
kalo karyawan indonesia juga punya standard sendiri. dan perush juga ga 
mau rugi.

kayak jenis pekerjaan juga. bule punya standard sendiri. bule2 da mulai 
meninggalkan pekerjaan seperti pilot, abk dll.
mereka anggap itu pekerjaan kelas sekian. sedangkan indonesia enggak.
bahkan buruh2 kita banyak yg kerja di negara lain.
banyak banget yg perlu dibenahi oleh negara ini. kadang gw bingung. 
kalo gw presiden gw benahinnya mulai dari mana ya ? hehe





Ina [EMAIL PROTECTED] 
07/11/2007 11:34 AM
Please respond to
balita-anda@balita-anda.com


To
balita-anda@balita-anda.com
cc

Subject
RE: [balita-anda] Kenapa Negeriku Malah Dijadikan Syurga Bagi Expatriate?






Malah ada sdr kerja di kontraktor pma
Dia punya bawahan expat asal
Negara companynya
Gajinya masih gedean bawahannya
Padahal jelas2 scr struktur si expat ini 
Bawahan sdr ku
System penggajiannya jg beda kl sdrku
Dr  kantor representatifnya di jkt ini
Kl bawahannya yg expat langsung dari
Kantor pusat negaranya 
Isn't it ironic...dont u think
(alanis morisette style,..)

cheers
ina

-Original Message-
From: Ratna Wulan Sari [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, July 11, 2007 11:20 AM
To: balita-anda@balita-anda.com
Subject: Re: [balita-anda] Kenapa Negeriku Malah Dijadikan Syurga Bagi
Expatriate?

pernah loh, ada kejadian diperusahaan lama saya yang 100% PMDN. ada 1
orang bulenya di site yang digaji sangat tinggi, padahal yang kerjanya
kebanyakan teman saya (pak S). waktu pak S menanyakan ke HRD, bahwa
pekerjaan si P (Bule ini) sebenernya dia yang banyak ngerjain dan
mengapa gajinya hanya 1/10 si P. Jawaban HRD manager membuat geli. S,
salahmu, kenapa kamu ngga dilahirkan sebagai bule, kata Manager HRD
sambil nepuk2 pundaknya pak S. Pak S cuma bengong. Waktu dia cerita
keteman2, semuanya pada ngakak,... padahal sih ironis sekali, tapi cuma
bisa jadi bahan lelucon yang bikin geli.

regards,
ratna


- Original Message 
From: Dwi Wahyono [EMAIL PROTECTED]
To: balita-anda@balita-anda.com
Sent: Wednesday, 11 July 2007 10:56:15
Subject: Re: [balita-anda] Kenapa Negeriku Malah Dijadikan Syurga Bagi
Expatriate?


Bener banget apa yang disampaikan mbak sefty kebetulan saya jg
pernah
kerja di kantor yang banyak bule-nya perbandingan fasilitas dan
gaji...wah...bukan main.sebagai gambaran...seorang bule (xpat) itu
paling minim gajinya sebulan $ 25,000 (kalau dikonversi ke rupiah
sekitar
250juta) + fasilitas + reimburse all expense
apartemen...laundrysampai beli aqua gelas di Hero aja di
reimburse
juga.

Sementara ... kalau pakle (pasangannya bule / Indonesia) gajinya
paling
tinggi 60juta/bulan apalagi kayak saya yang levelnya baru staff
hiks..hiks... malu ah nyebutinnya :)

Padahal mereka kerja di Indonesia...dan mengeruk kekayaan alam
Indonesia
aneh ya negeri ini?

Makanya sekali lagi...kita mesti merubah paradigma berfikir kitamari
ciptakan generasi2 yang cerdas dan pintar yang punya niat ikhlas utk
memajukan negara dan rakyat Indonesia... yang bukan hanya menjadikan
materi
sebagai satu2nya parameter kesuksesan dan kebahagiaan

Kalau kita..ortu sdh bisa memberikan contoh yang baik kepada anak
kita...Indonesia akan menjadi bangsa yang makmur..adil...dan
sejahtera
Insya Allah...

Wassalam,
dwi

*
jadimengenangbeberapatahunsilamsaatdisekelilingbanyakorangbuleberkeliara
n...
:)

On 7/11/07, [EMAIL PROTECTED]
[EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Sumber:
 http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=20dn=20070710204429

 Oleh : Vima Tista Putriana

 10-Jul-2007, 22:13:03 WIB - [www.kabarindonesia.com]

 KabarIndonesia Tiga setengah abad berada di bawah penjajahan Belanda
 yang sangat tidak beradab telah membuat bangsa Indonesia tumbuh
 menjadi bangsa yang rendah diri. Meskipun sudah lebih dari 60
 tahun merdeka, tetapi sindrom mental bangsa terjajah ini tetap
 belum hilang. Masih saja merasa diri belum sejajar dengan bangsa
 lain.

 Satu contoh sederhana keminderan ini terlihat dari diskriminasi
 tingkat gaji yang sangat tinggi antara expatriate dan anak negeri
 sendiri. Para expatriate di Indonesia digaji 10 kali lipat dari
 orang Indonesia meskipun dengan tingkat pendidikan, kemampuan,
 tanggung jawab dan kinerja yang sama.

 Seorang foreign engineer di Jakarta misalnya, menurut standar
 Bappenas, mendapatkan gaji sekitar US $5.000,00 per tahun.
 Sebaliknya orang Indonesia, dengan kualifikasi sama hanya menerima
 sebesar $500,00 saja. Tidak jarang dalam suatu proyek, meskipun
 dengan kualifikasi pendidikan lebih tinggi semisal MSc atau PHd,
 orang Indonesia digaji tetap lebih rendah dari expatriate yang cuma
 BSc (Rahardjo,2006).

 Di samping gaji tinggi, biasanya expatrite juga mendapat berbagai
 fasilitas berlimpah seperti berkantor di kawasan segitiga mas
 (Sudirman, Thamrin dan Kuningan), tempat tinggal di apartemen

Re: [balita-anda] Kenapa Negeriku Malah Dijadikan Syurga Bagi Expatriate?

2007-07-10 Terurut Topik Noni MT
***
No virus was detected in the attachment no filename
No virus was detected in the attachment no filename

Your mail has been scanned by InterScan.
***-***


iya mbak aku juga bingung
makanya aku gak ikut pencalonan presiden
hehehe...



  - Original Message -
  From: [EMAIL PROTECTED]
  To: balita-anda@balita-anda.com
  Sent: Wednesday, July 11, 2007 12:03 PM
  Subject: RE: [balita-anda] Kenapa Negeriku Malah Dijadikan Syurga Bagi 
Expatriate?


  kalo menurutku kita real aja.
  perusahaan membutuhkan expat. tapi expat punya standard gaji dan
  kesejahteraan sendiri.
  mau ga mau perusahaan harus mengeluarkan segitu.
  kalo karyawan indonesia juga punya standard sendiri. dan perush juga ga
  mau rugi.

  kayak jenis pekerjaan juga. bule punya standard sendiri. bule2 da mulai
  meninggalkan pekerjaan seperti pilot, abk dll.
  mereka anggap itu pekerjaan kelas sekian. sedangkan indonesia enggak.
  bahkan buruh2 kita banyak yg kerja di negara lain.
  banyak banget yg perlu dibenahi oleh negara ini. kadang gw bingung.
  kalo gw presiden gw benahinnya mulai dari mana ya ? hehe





  Ina [EMAIL PROTECTED]
  07/11/2007 11:34 AM
  Please respond to
  balita-anda@balita-anda.com


  To
  balita-anda@balita-anda.com
  cc

  Subject
  RE: [balita-anda] Kenapa Negeriku Malah Dijadikan Syurga Bagi Expatriate?






  Malah ada sdr kerja di kontraktor pma
  Dia punya bawahan expat asal
  Negara companynya
  Gajinya masih gedean bawahannya
  Padahal jelas2 scr struktur si expat ini
  Bawahan sdr ku
  System penggajiannya jg beda kl sdrku
  Dr  kantor representatifnya di jkt ini
  Kl bawahannya yg expat langsung dari
  Kantor pusat negaranya
  Isn't it ironic...dont u think
  (alanis morisette style,..)

  cheers
  ina

  -Original Message-
  From: Ratna Wulan Sari [mailto:[EMAIL PROTECTED]
  Sent: Wednesday, July 11, 2007 11:20 AM
  To: balita-anda@balita-anda.com
  Subject: Re: [balita-anda] Kenapa Negeriku Malah Dijadikan Syurga Bagi
  Expatriate?

  pernah loh, ada kejadian diperusahaan lama saya yang 100% PMDN. ada 1
  orang bulenya di site yang digaji sangat tinggi, padahal yang kerjanya
  kebanyakan teman saya (pak S). waktu pak S menanyakan ke HRD, bahwa
  pekerjaan si P (Bule ini) sebenernya dia yang banyak ngerjain dan
  mengapa gajinya hanya 1/10 si P. Jawaban HRD manager membuat geli. S,
  salahmu, kenapa kamu ngga dilahirkan sebagai bule, kata Manager HRD
  sambil nepuk2 pundaknya pak S. Pak S cuma bengong. Waktu dia cerita
  keteman2, semuanya pada ngakak,... padahal sih ironis sekali, tapi cuma
  bisa jadi bahan lelucon yang bikin geli.

  regards,
  ratna


  - Original Message 
  From: Dwi Wahyono [EMAIL PROTECTED]
  To: balita-anda@balita-anda.com
  Sent: Wednesday, 11 July 2007 10:56:15
  Subject: Re: [balita-anda] Kenapa Negeriku Malah Dijadikan Syurga Bagi
  Expatriate?


  Bener banget apa yang disampaikan mbak sefty kebetulan saya jg
  pernah
  kerja di kantor yang banyak bule-nya perbandingan fasilitas dan
  gaji...wah...bukan main.sebagai gambaran...seorang bule (xpat) itu
  paling minim gajinya sebulan $ 25,000 (kalau dikonversi ke rupiah
  sekitar
  250juta) + fasilitas + reimburse all expense
  apartemen...laundrysampai beli aqua gelas di Hero aja di
  reimburse
  juga.

  Sementara ... kalau pakle (pasangannya bule / Indonesia) gajinya
  paling
  tinggi 60juta/bulan apalagi kayak saya yang levelnya baru staff
  hiks..hiks... malu ah nyebutinnya :)

  Padahal mereka kerja di Indonesia...dan mengeruk kekayaan alam
  Indonesia
  aneh ya negeri ini?

  Makanya sekali lagi...kita mesti merubah paradigma berfikir kitamari
  ciptakan generasi2 yang cerdas dan pintar yang punya niat ikhlas utk
  memajukan negara dan rakyat Indonesia... yang bukan hanya menjadikan
  materi
  sebagai satu2nya parameter kesuksesan dan kebahagiaan

  Kalau kita..ortu sdh bisa memberikan contoh yang baik kepada anak
  kita...Indonesia akan menjadi bangsa yang makmur..adil...dan
  sejahtera
  Insya Allah...

  Wassalam,
  dwi

  *
  jadimengenangbeberapatahunsilamsaatdisekelilingbanyakorangbuleberkeliara
  n...
  :)

  On 7/11/07, [EMAIL PROTECTED]
  [EMAIL PROTECTED]
  wrote:
  
   Sumber:
   http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=20dn=20070710204429
  
   Oleh : Vima Tista Putriana
  
   10-Jul-2007, 22:13:03 WIB - [www.kabarindonesia.com]
  
   KabarIndonesia Tiga setengah abad berada di bawah penjajahan Belanda
   yang sangat tidak beradab telah membuat bangsa Indonesia tumbuh
   menjadi bangsa yang rendah diri. Meskipun sudah lebih dari 60
   tahun merdeka, tetapi sindrom mental bangsa terjajah ini tetap
   belum hilang. Masih saja merasa diri belum sejajar dengan bangsa
   lain.
  
   Satu contoh sederhana keminderan ini terlihat dari diskriminasi
   tingkat gaji yang sangat tinggi antara expatriate dan anak negeri
   sendiri. Para expatriate di Indonesia digaji 10 kali lipat dari

Re: [balita-anda] Kenapa Negeriku Malah Dijadikan Syurga Bagi Expatriate?

2007-07-10 Terurut Topik Yuwono Hadi

kalau kata ustadz (yg dulu pernah) kondang, caranya gini:
benahi diri sendiri
benahi dari yg kecil
benahi dari sekarang.
(bener nggak sih tuh...)

back to subject, beberapa perusahaan (utamanya MNC) sdh berangsur
'meninggalkan' pola expatriate dan cenderung menerapkan kerja secara
regional/cluster dimana satu orang mengerjakan pekerjaan spesifik dg
scope beberapa negara berdekatan sekaligus. kerja juga nggak harus on
site tapi secara virtual work/team, toh teknologi dan sarana
komunikasi sudah memungkinkan untuk itu, misal: teleconference, 3G
handphone dst.

expat?
mana kuat...

just imho
yu-


On 7/11/07, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] wrote:

kalo menurutku kita real aja.
perusahaan membutuhkan expat. tapi expat punya standard gaji dan
kesejahteraan sendiri.
mau ga mau perusahaan harus mengeluarkan segitu.
kalo karyawan indonesia juga punya standard sendiri. dan perush juga ga
mau rugi.

kayak jenis pekerjaan juga. bule punya standard sendiri. bule2 da mulai
meninggalkan pekerjaan seperti pilot, abk dll.
mereka anggap itu pekerjaan kelas sekian. sedangkan indonesia enggak.
bahkan buruh2 kita banyak yg kerja di negara lain.
banyak banget yg perlu dibenahi oleh negara ini. kadang gw bingung.
kalo gw presiden gw benahinnya mulai dari mana ya ? hehe




--
Beli tanaman hias, http://www.toekangkeboen.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]