RE: [balita-anda] Cium

2001-02-22 Terurut Topik Irma Herlina

Saya setuju dengan pendapat mbak Mila, kalau Farhan mencium Mbaknya karena
dia sayang sama Mbaknya. Yang mungkin memanjakan dia, memenuhi apa
kemauannya. Saya rasa ciumannya itu dari dasar hatinya yang paling dalam
loh... anak kecilkan masih polos. Masalah kalau mbak Yani melarang mencium
mbaknya, mungkin karena alasan dia itu hanya seorang 'pembantu' ?!?!
Menurut saya selama mbaknya itu perhatian, sayangnya tulus terhadap Farhan
(tanpa ada maksud tertentu) sih oke-2 aja kalau Farhan mencium mbaknya.
Tinggal bagaimana kita mendapat perhatian sikecil, jangan sampai 'kalah'
dengan pembantu. 
Itu aja sharingnya, maaf loh kalau mbak Yani tidak berkenan.

Salam 
Irma

-Original Message-
From:   Miladinne Inesza Lubis [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
Sent:   Thursday, February 22, 2001 11:37 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject:Re: [balita-anda] Cium


Mbak Yani,

Maaf nih, mau sumbang pendapat juga.
Kalau dari penuturan Ibu, Farhan itu mencium Mbaknya didorong oleh
rasa
kasih sayang dan terima kasih karena Mbaknya sudah mengurus dan
memperhatikan dia ya? Dan seperti kita tahu yang namanya anak kecil
itu
pasti melakukan imitasi atau peniruan atas apa yang dia lihat,
terutama apa
yang dia dapat dari orangtuanya. Jadi kalau Mbak Yani mencium dia
karena
rasa sayang, maka kemungkinan besar dia juga akan menerapkannya ke
orang
lain yang dia sayangi.

Menurut saya itu wajar saja dan tidak apa-apa. Kalau Mbak Yani
keberatan
Farhan mencium Mbaknya, saya rasa yang paling penting Mbak Yani
harus tahu
apa dasar dari keberatan Mbak Yani itu sebelum Mbak Yani memberitahu
Farhan
supaya nggak mencium Mbaknya. Karena kalau nggak didasari dengan
alasan yang
kuat dan bisa dimengerti anak-anak, bisa-bisa nanti malah Farhannya
salah
mengerti dan kecewa.
Sebetulnya kalau di dunia Barat, mengungkapkan rasa kasih sayang
dengan
mencium dan memeluk itu kan biasa ya, cuma karena kita di Timur
nggak biasa
dengan hal itu apalagi kita menciptakan gap antara pembantu -
majikan
makanya mungkin buat kita risih kalau sampai anak kita mencium
Mbaknya
sebagai ungkapan kasih sayang.

Jadi kalau saya boleh usul, biarkan saja Farhan tetap menyayangi dan
menghargai Mbaknya dengan caranya sendiri. Tapi kalau Mbak Yani
keberatan,
perlu sekali dipikirkan apa alasan yang tepat untuk melarang Farhan
mencium
Mbaknya (bukan Mbaknya lho yang harus ditegur :-)

Trims,
Mila.




 kirim cake  bunga ke 20 kota di Indonesia? klik, http://www.indokado.com  
 Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]





















RE: [balita-anda] Cium

2001-02-22 Terurut Topik Rita Mardalina


mamanya Farhan, emang itu berarti pengasuhnya Farhan bisa mengasuh Farhan dengan baik 
dan sayang dan sangat cocok dengan Farhan. Kan lebih baik begitu, nggak semua anak 
bisa cocok dengan pengasuh. Tapi masalahnya, kok tampaknya penghargaan Farhan terhadap 
pengasuhnya besar sekali (dan ibunya Farhan melihat bahwa Farhan melakukannya dengan 
sayang juga). Kalau saya punya anak seperti itu saya akan cemburu sekali, kok anak 
saya begitu dan saya pengennya anak saya ciumnya untuk saya bukan pengasuhnya, dan 
akhirnya membawa pemikiran apakah saya kurang perhatikan anak saya, apakah saya sudah 
memenuhi kebutuhan anak saya dengan benar (bukan materi saja lho). Coba ibunya Farhan 
cari tahu dan usahakan agar lebih sering dekat anak agar anak tidak terlalu tergantung 
sekali sama pengasuh (saya tahu ibu pasti dekat dengan anak, tapi kalau masalahnya 
seperti ini, ibu harus lebih lebih perhatikan dia dan jangan lupa dengan suami ibu 
juga), tapi jangan timpakan kesalahan pada pengasuh, toh itu bukan salah dia dan bukan 
salah Farhan dan bukan salah ibu sendiri, cuma mungkin perlu sedikit pengaturan 
kembali. Mudah-mudahan nggak salah nih saya ngomongnya.
begitu saja dari saya 
salam
rita
--- Irma Herlina [EMAIL PROTECTED]
 wrote:
Saya setuju dengan pendapat mbak Mila, kalau Farhan mencium Mbaknya karena
dia sayang sama Mbaknya. Yang mungkin memanjakan dia, memenuhi apa
kemauannya. Saya rasa ciumannya itu dari dasar hatinya yang paling dalam
loh... anak kecilkan masih polos. Masalah kalau mbak Yani melarang mencium
mbaknya, mungkin karena alasan dia itu hanya seorang 'pembantu' ?!?!
Menurut saya selama mbaknya itu perhatian, sayangnya tulus terhadap Farhan
(tanpa ada maksud tertentu) sih oke-2 aja kalau Farhan mencium mbaknya.
Tinggal bagaimana kita mendapat perhatian sikecil, jangan sampai 'kalah'
dengan pembantu. 
Itu aja sharingnya, maaf loh kalau mbak Yani tidak berkenan.

Salam 
Irma

   -Original Message-
   From:   Miladinne Inesza Lubis [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
   Sent:   Thursday, February 22, 2001 11:37 AM
   To: [EMAIL PROTECTED]
   Subject:Re: [balita-anda] Cium


   Mbak Yani,

   Maaf nih, mau sumbang pendapat juga.
   Kalau dari penuturan Ibu, Farhan itu mencium Mbaknya didorong oleh
rasa
   kasih sayang dan terima kasih karena Mbaknya sudah mengurus dan
   memperhatikan dia ya? Dan seperti kita tahu yang namanya anak kecil
itu
   pasti melakukan imitasi atau peniruan atas apa yang dia lihat,
terutama apa
   yang dia dapat dari orangtuanya. Jadi kalau Mbak Yani mencium dia
karena
   rasa sayang, maka kemungkinan besar dia juga akan menerapkannya ke
orang
   lain yang dia sayangi.

   Menurut saya itu wajar saja dan tidak apa-apa. Kalau Mbak Yani
keberatan
   Farhan mencium Mbaknya, saya rasa yang paling penting Mbak Yani
harus tahu
   apa dasar dari keberatan Mbak Yani itu sebelum Mbak Yani memberitahu
Farhan
   supaya nggak mencium Mbaknya. Karena kalau nggak didasari dengan
alasan yang
   kuat dan bisa dimengerti anak-anak, bisa-bisa nanti malah Farhannya
salah
   mengerti dan kecewa.
   Sebetulnya kalau di dunia Barat, mengungkapkan rasa kasih sayang
dengan
   mencium dan memeluk itu kan biasa ya, cuma karena kita di Timur
nggak biasa
   dengan hal itu apalagi kita menciptakan gap antara pembantu -
majikan
   makanya mungkin buat kita risih kalau sampai anak kita mencium
Mbaknya
   sebagai ungkapan kasih sayang.

   Jadi kalau saya boleh usul, biarkan saja Farhan tetap menyayangi dan
   menghargai Mbaknya dengan caranya sendiri. Tapi kalau Mbak Yani
keberatan,
   perlu sekali dipikirkan apa alasan yang tepat untuk melarang Farhan
mencium
   Mbaknya (bukan Mbaknya lho yang harus ditegur :-)

   Trims,
   Mila.


   

 kirim cake  bunga ke 20 kota di Indonesia? klik, http://www.indokado.com  
 Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]

_
"A room without books is like a body without a soul."
-- Marcus T. Cicero

 kirim cake  bunga ke 20 kota di Indonesia? klik, http://www.indokado.com  
 Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]





















RE: [balita-anda] Cium

2001-02-22 Terurut Topik Rita Mardalina


mamanya Farhan, emang itu berarti pengasuhnya Farhan bisa mengasuh Farhan dengan baik 
dan sayang dan sangat cocok dengan Farhan. Kan lebih baik begitu, nggak semua anak 
bisa cocok dengan pengasuh. Tapi masalahnya, kok tampaknya penghargaan Farhan terhadap 
pengasuhnya besar sekali (dan ibunya Farhan melihat bahwa Farhan melakukannya dengan 
sayang juga). Kalau saya punya anak seperti itu saya akan cemburu sekali, kok anak 
saya begitu dan saya pengennya anak saya ciumnya untuk saya bukan pengasuhnya, dan 
akhirnya membawa pemikiran apakah saya kurang perhatikan anak saya, apakah saya sudah 
memenuhi kebutuhan anak saya dengan benar (bukan materi saja lho). Coba ibunya Farhan 
cari tahu dan usahakan agar lebih sering dekat anak agar anak tidak terlalu tergantung 
sekali sama pengasuh (saya tahu ibu pasti dekat dengan anak, tapi kalau masalahnya 
seperti ini, ibu harus lebih lebih perhatikan dia dan jangan lupa dengan suami ibu 
juga), tapi jangan timpakan kesalahan pada pengasuh, toh itu bukan salah dia dan bukan 
salah Farhan dan bukan salah ibu sendiri, cuma mungkin perlu sedikit pengaturan 
kembali. Mudah-mudahan nggak salah nih saya ngomongnya.
begitu saja dari saya 
salam
rita
--- Irma Herlina [EMAIL PROTECTED]
 wrote:
Saya setuju dengan pendapat mbak Mila, kalau Farhan mencium Mbaknya karena
dia sayang sama Mbaknya. Yang mungkin memanjakan dia, memenuhi apa
kemauannya. Saya rasa ciumannya itu dari dasar hatinya yang paling dalam
loh... anak kecilkan masih polos. Masalah kalau mbak Yani melarang mencium
mbaknya, mungkin karena alasan dia itu hanya seorang 'pembantu' ?!?!
Menurut saya selama mbaknya itu perhatian, sayangnya tulus terhadap Farhan
(tanpa ada maksud tertentu) sih oke-2 aja kalau Farhan mencium mbaknya.
Tinggal bagaimana kita mendapat perhatian sikecil, jangan sampai 'kalah'
dengan pembantu. 
Itu aja sharingnya, maaf loh kalau mbak Yani tidak berkenan.

Salam 
Irma

   -Original Message-
   From:   Miladinne Inesza Lubis [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
   Sent:   Thursday, February 22, 2001 11:37 AM
   To: [EMAIL PROTECTED]
   Subject:Re: [balita-anda] Cium


   Mbak Yani,

   Maaf nih, mau sumbang pendapat juga.
   Kalau dari penuturan Ibu, Farhan itu mencium Mbaknya didorong oleh
rasa
   kasih sayang dan terima kasih karena Mbaknya sudah mengurus dan
   memperhatikan dia ya? Dan seperti kita tahu yang namanya anak kecil
itu
   pasti melakukan imitasi atau peniruan atas apa yang dia lihat,
terutama apa
   yang dia dapat dari orangtuanya. Jadi kalau Mbak Yani mencium dia
karena
   rasa sayang, maka kemungkinan besar dia juga akan menerapkannya ke
orang
   lain yang dia sayangi.

   Menurut saya itu wajar saja dan tidak apa-apa. Kalau Mbak Yani
keberatan
   Farhan mencium Mbaknya, saya rasa yang paling penting Mbak Yani
harus tahu
   apa dasar dari keberatan Mbak Yani itu sebelum Mbak Yani memberitahu
Farhan
   supaya nggak mencium Mbaknya. Karena kalau nggak didasari dengan
alasan yang
   kuat dan bisa dimengerti anak-anak, bisa-bisa nanti malah Farhannya
salah
   mengerti dan kecewa.
   Sebetulnya kalau di dunia Barat, mengungkapkan rasa kasih sayang
dengan
   mencium dan memeluk itu kan biasa ya, cuma karena kita di Timur
nggak biasa
   dengan hal itu apalagi kita menciptakan gap antara pembantu -
majikan
   makanya mungkin buat kita risih kalau sampai anak kita mencium
Mbaknya
   sebagai ungkapan kasih sayang.

   Jadi kalau saya boleh usul, biarkan saja Farhan tetap menyayangi dan
   menghargai Mbaknya dengan caranya sendiri. Tapi kalau Mbak Yani
keberatan,
   perlu sekali dipikirkan apa alasan yang tepat untuk melarang Farhan
mencium
   Mbaknya (bukan Mbaknya lho yang harus ditegur :-)

   Trims,
   Mila.


   

 kirim cake  bunga ke 20 kota di Indonesia? klik, http://www.indokado.com  
 Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]

_
"A room without books is like a body without a soul."
-- Marcus T. Cicero

 kirim cake  bunga ke 20 kota di Indonesia? klik, http://www.indokado.com  
 Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]





















RE: [balita-anda] Cium

2001-02-22 Terurut Topik Ira Mashura

Kalo' problem saya lain, si mbaknya yg suka sekali mencium anak saya
walaupun sudah saya tunjukkan perasaan tidak senang, tapi dianya tidak
mengerti. Kasihan anak saya, Rafi, mana kalo' mencium suka ditekan
sekuat2nya. Sudah pernah saya katakan spy jangan mencium adik spt itu, tapi
jawabnya, abis adik gemes sih kak.. Ani nggak tahan kalo' nggak nyium. Duh..
gimana ya netters, cara ngebilanginnya, soalnya PRT saya yg satu ini memang
rada2 bandel, susah dibilangin. Nanti kalo' dikasarin, dianya malah nggak
tahan. Kadang dia nggak segan, biarpun anak sedang saya gendong, enak aja
dia nyelonong cium dari belakang saya sambil melukin dari belakang.. duh
ngenesnya... Saya selalu berusaha menciptakan suasana demokratis di rumah,
tapi ya.. akibatnya begini.. pembantu pada ngelunjak semua..

Mohon saran/sharing dari netters.
Terima kasih sebelumnya.

Wassalam,
Mama MiaRafi.

-Original Message-
From: mamanya Dafi [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
Sent: 21 Februari 2001 10:20
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [balita-anda] Cium


Halo Mbak Yani,
Kayaknya lebih baik terus terang aja ke mbaknya
Farhan, bilangnya kalau bisa tidak mencium Farhan dan
kalau Farhan mau mencium dialihkan ke yang lain,
ungkapan sayangnya boleh dengan membelai rambut atau
memeluk. Ke Farhannya juga perlu sering diingatkan
kita hanya boleh mencium Ayah-Ibu dan adik (kakek atau
nenek) karena mereka sangat dekat dan istimewa bagi
kita.
Kalau sudah lebih besar sedikit mungkin prinsip muhrim
dan bukan muhrim ( bagi yang muslim) bisa dijelaskan,
tentu saja ini nggak akan berhasil dalam waktu dekat.
Setiap kali ibu melihat dia mencium mbaknya bisa
diingatkan misalnya "Farhan sayang ya sama mbak, kalau
sayang peluk aja ya" atau tindakan lain yang menurut
ibu lebih baik dari mencium.
Rasanya hampir semua anak pertama punya sifat seperti
Farhan, mereka kan pernah jadi bintang dalam keluarga
jadi maunya terus diperhatikan namun karena usianya
sudah 4,5 tahun harus mulai diberikan sedikit tanggung
jawab sesuai dengan usianya (kalau mbak punya artikel
montessory, disana disebutkan kemampuan dan tanggung
jawab apa saja yang bisa dilakukan) selain melatih dia
lebih mandiri juga memberi penghargaan baginya bahwa
dia sudah 'besar',prinsipnya apa yang sudah bisa dia
kerjakan sendiri maka harus dilakukan sendiri, berikan
penghargaan kalau perlu untuk menarik minatnya
melakukan sesuatu. Misalnya saat mandi, setelah
disabun biarkan dia sendiri yang menyiram badannya
(tentu kita pinter-pinter gosok punggungnya biar
bersih), setelah itu kita puji "Wah Farhan sudah
pinter ya, bisa mandi sendiri, nah sekarang pakai
celana sendiri bisa nggak?"
Begitu juga untuk hal lain, mengambil gelas, membawa
tas sekolah, menggosok gigi dll.

Mamanya Dafi

--- Yani-Prime Indonesia [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Rekan Netters ,
 
 Mohon sharing..anak saya Farhan (4,5 thn).. kemarin
 malam saya lihat mencium pengasuhnya (ketika sedang
 dipakaikan celana setelah pipis).
 saya sempat kaget tapi mau saya larang didepan
 Mbaknya takut nanti si Mbak tersinggung..memang
 sepertinya saat ini Farhan senang sekali karena
 sekarang ada yang mengasuh..karena sebelumnya saya
 hanya mempunyai satu pembantu dan tugasnya ya
 menjaga adiknya yang kecil, dan Farhan lebih sering
 bermain sendiri (siang hari).
 
 Mungkin Farhan merasa sekarang ada yang
 memperhatikan dan menemaninya bermain (Farhan type
 anak manja..yang kalau tidur senangnya dipijit dan
 kalau mau apa-apa maunya dilayani)..Karena si Mbak
 yang menjaga Farhan ini sering menuruti kemauan
 Farhan sepertinya Farhan suka..memang seharusnya
 juga Farhan dekat dengan Mbaknya ya ..tapi ...kalau
 sampai mencium saya agak keberatan... bagaimana ya
 memberitahu Farhan agar tidak mencium si Mbak
 ..karena kalau saya mencium Farhan saya selalu
 bilang bahwa "Ibu sayang sekali sama Farhan " dan
 saya akhiri kalimat saya dengan menciumnya..kalau ia
 jawab "biarin orang Aang sayang sama Mbak ..."saya
 jawabnya gimana dong...
 Juga bagaimana ya mengajarkan agar anak
 mandiri..karena Farhan sekarang sudah semakin besar
 tapi masih kolokan
 
 Mohon sharing dari rekan netters ..maaf
 kepanjangan...
 
 Regards,
 Ibu Farhan + Raihan
 
 


__
Do You Yahoo!?
Yahoo! Auctions - Buy the things you want at great prices!
http://auctions.yahoo.com/

 kirim cake  bunga ke 20 kota di Indonesia? klik, http://www.indokado.com

 Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]


















 kirim cake  bunga ke 20 kota di Indonesia? klik, http://www.indokado.com  
 Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]





















Re: [balita-anda] Cium

2001-02-22 Terurut Topik basuki_r

Maaf Bu Ira,
Adakah efek lain terutama ke Rafi karna di cium PRT anda, Misalnya dia makin sayang
ke PRT, atau Rafi jadi sakit/benci karna ndak suka ke PRT, atau malah seneng karna
di ajak bercanda. Maaf kalau saya juga pengin tahu apa sih sebenarnya pengaruh yang
paling buruk akibat di cium PRT ini,karna mungkin rada beda prinsipnya dengan saya
ya, PRT bebas mengasuh anak, sementara pendidikan anak diusahakan agar oleh orang
tua setelah pulang kerja atau hari libur,saya berusaha mendidik anak saya supaya
hormat ke siapapun terutama orang yang lebih tua, tidak main bentak atau suruh
sekalipun ke PRT, dan bebas bergaul dengan sebayanya, yang penting anak sendiri
tidak dalam keadaan sakit, dan temennyapun begitu juga, satu hal lagi mungkin
menjauhi temennya yang suka berkata jorok.
Enaknya apa, ya kalau sewaktu waktu kami kerja pagi bareng dengan istri sementara
PRT mau mandi atau Sholat dzuhur/Asar, tetangga ternyata dapat kita titipin dan
mereka merasa ndak kerepotan untuk ini, malah seneng karna anaknya ada temen main.
Ada lagi manfaat lain mungkin bahwa dengan bergaul dengan temen-temennya itu dia
jadi lebih berani mempertahankan mainan miliknya, tidak cengeng, dan perbendaharaan
katanya jadi bertambah banyak.
Ira Mashura wrote:

 Kalo' problem saya lain, si mbaknya yg suka sekali mencium anak saya
 walaupun sudah saya tunjukkan perasaan tidak senang, tapi dianya tidak
 mengerti. Kasihan anak saya, Rafi, mana kalo' mencium suka ditekan
 sekuat2nya. Sudah pernah saya katakan spy jangan mencium adik spt itu, tapi
 jawabnya, abis adik gemes sih kak.. Ani nggak tahan kalo' nggak nyium. Duh..
 gimana ya netters, cara ngebilanginnya, soalnya PRT saya yg satu ini memang
 rada2 bandel, susah dibilangin. Nanti kalo' dikasarin, dianya malah nggak
 tahan. Kadang dia nggak segan, biarpun anak sedang saya gendong, enak aja
 dia nyelonong cium dari belakang saya sambil melukin dari belakang.. duh
 ngenesnya... Saya selalu berusaha menciptakan suasana demokratis di rumah,
 tapi ya.. akibatnya begini.. pembantu pada ngelunjak semua..

 Mohon saran/sharing dari netters.
 Terima kasih sebelumnya.

 Wassalam,
 Mama MiaRafi.

 -Original Message-
 From: mamanya Dafi [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
 Sent: 21 Februari 2001 10:20
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Subject: Re: [balita-anda] Cium

 Halo Mbak Yani,
 Kayaknya lebih baik terus terang aja ke mbaknya
 Farhan, bilangnya kalau bisa tidak mencium Farhan dan
 kalau Farhan mau mencium dialihkan ke yang lain,
 ungkapan sayangnya boleh dengan membelai rambut atau
 memeluk. Ke Farhannya juga perlu sering diingatkan
 kita hanya boleh mencium Ayah-Ibu dan adik (kakek atau
 nenek) karena mereka sangat dekat dan istimewa bagi
 kita.
 Kalau sudah lebih besar sedikit mungkin prinsip muhrim
 dan bukan muhrim ( bagi yang muslim) bisa dijelaskan,
 tentu saja ini nggak akan berhasil dalam waktu dekat.
 Setiap kali ibu melihat dia mencium mbaknya bisa
 diingatkan misalnya "Farhan sayang ya sama mbak, kalau
 sayang peluk aja ya" atau tindakan lain yang menurut
 ibu lebih baik dari mencium.
 Rasanya hampir semua anak pertama punya sifat seperti
 Farhan, mereka kan pernah jadi bintang dalam keluarga
 jadi maunya terus diperhatikan namun karena usianya
 sudah 4,5 tahun harus mulai diberikan sedikit tanggung
 jawab sesuai dengan usianya (kalau mbak punya artikel
 montessory, disana disebutkan kemampuan dan tanggung
 jawab apa saja yang bisa dilakukan) selain melatih dia
 lebih mandiri juga memberi penghargaan baginya bahwa
 dia sudah 'besar',prinsipnya apa yang sudah bisa dia
 kerjakan sendiri maka harus dilakukan sendiri, berikan
 penghargaan kalau perlu untuk menarik minatnya
 melakukan sesuatu. Misalnya saat mandi, setelah
 disabun biarkan dia sendiri yang menyiram badannya
 (tentu kita pinter-pinter gosok punggungnya biar
 bersih), setelah itu kita puji "Wah Farhan sudah
 pinter ya, bisa mandi sendiri, nah sekarang pakai
 celana sendiri bisa nggak?"
 Begitu juga untuk hal lain, mengambil gelas, membawa
 tas sekolah, menggosok gigi dll.

 Mamanya Dafi

 --- Yani-Prime Indonesia [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Rekan Netters ,
 
  Mohon sharing..anak saya Farhan (4,5 thn).. kemarin
  malam saya lihat mencium pengasuhnya (ketika sedang
  dipakaikan celana setelah pipis).
  saya sempat kaget tapi mau saya larang didepan
  Mbaknya takut nanti si Mbak tersinggung..memang
  sepertinya saat ini Farhan senang sekali karena
  sekarang ada yang mengasuh..karena sebelumnya saya
  hanya mempunyai satu pembantu dan tugasnya ya
  menjaga adiknya yang kecil, dan Farhan lebih sering
  bermain sendiri (siang hari).
 
  Mungkin Farhan merasa sekarang ada yang
  memperhatikan dan menemaninya bermain (Farhan type
  anak manja..yang kalau tidur senangnya dipijit dan
  kalau mau apa-apa maunya dilayani)..Karena si Mbak
  yang menjaga Farhan ini sering menuruti kemauan
  Farhan sepertinya Farhan suka..memang seharusnya
  juga Farhan dekat dengan Mbaknya ya ..tapi ...kalau
  sampai mencium

Re: [balita-anda] Cium

2001-02-22 Terurut Topik Endra Wimajanti

Ngomongin cium-mencium dgn PRT, kok saya malah lain, ya. Kadang saya malah
meminta anak saya untuk mencium mbaknya Bukan apa-apa, maksud saya
adalah menumbuhkan rasa sayang dan terima kasih pada anak saya ke mbaknya yg
sudah capek dan bersusah payah membantu mengasuh dia. Saya juga engga tega
didepan dia kalau anak saya cium saya, sayang saya, ngerangkul saya,
sementara mbaknya cuma 'bengong' aja liatin 'adegan mesra' kita, kalau
sudah begitu kadang saya bilang, "Adin sayang mbak juga dong". Saya cuma
berusaha 'ngewongke' pengasuh saya...

Yang pasti saya minta dan ajarkan pada si kecil untuk tdk mencium di daerah
mulutnya si mbak, cukup pipinya saja. Caranya, ya sampai saat ini anak saya
juga hanya cium di pipi pada ortunya. Dan kalau masalah cium ditakutkan akan
menularkan penyakit, itu memang tergantung dgn kebersihan PRT/pengasuhnya,
ya. Karena saya yakin pengasuh saya orangnya bersih dan tdk punya penyakit
menular -- dan terbukti juga semua penyakit yg diderita anak saya (dulunya
sering diare dan sekarang kena TBC paru) bukan ditularkan dari dia atau dari
kami sekeluarga..,. maka saya sih ikhlas-2 saja anak saya cium atau dicium
mbaknya.

Itu hanya pendapat saya loh...Semuanya kembali juga pada situasi dan kondisi
masing-2, misalnya bagaimana cara pandang kita pada PRT/pengasuh di rumah,
atau juga bagaimana tingkat kebersihan dari PRT/pengasuh itu sendiri...
Endra

- Original Message -
From: [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, February 23, 2001 9:25 PM
Subject: Re: [balita-anda] Cium


 Maaf Bu Ira,
 Adakah efek lain terutama ke Rafi karna di cium PRT anda, Misalnya dia
makin sayang
 ke PRT, atau Rafi jadi sakit/benci karna ndak suka ke PRT, atau malah
seneng karna

 Ira Mashura wrote:

  Kalo' problem saya lain, si mbaknya yg suka sekali mencium anak saya
  walaupun sudah saya tunjukkan perasaan tidak senang, tapi dianya tidak
  mengerti. Kasihan anak saya, Rafi, mana kalo' mencium suka ditekan
  sekuat2nya. Sudah pernah saya katakan spy jangan mencium adik spt itu,


 kirim cake  bunga ke 20 kota di Indonesia? klik, http://www.indokado.com  
 Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]





















RE: [balita-anda] Cium

2001-02-22 Terurut Topik Sugiarti

Jadi ingin ikutan nimbrung nih tentang cium dari dan untuk anak.
Jaga anak itu bukan pekerjaan kayak di kantoran lho, tidak rutinitas, tapi
melibatkan emosi atau perasaan, jamnya juga tergantung mood dari anak.
Kadang nggak mau makan, harus ditelatenin, dari masalah BAB, BAK yang tidak
terjadwal. Belum kalau anak udah bisa lari sana, lari sini.. aduuh kebayang
kan.
Kalau kita di rumah (Sabtu dan minggu), anak memang sama kita, tapi saat
giliran anak pipis, kadang masih minta tolong sama mbak untuk pel kan bekas
pipisnya, kita yang bersihin anak kita, kadang mau ambil sesuatu, tolong
mbak ambilkan itu, ini. Secara tidak langsung kita masih melibatkan si Mbak.
Bukan masalah mbaknya digaji atau nggak, hanya bayangkan kalau posisi
mbaknya yang sehari-hari dirumah mengasuh si kecil, tanpa ada orang lain.
Repot juga kan?
Melihat dari alasan itu, mungkin ibu-ibu yang lain juga sudah tau ya,
makanya saya ambil kesimpulan, wajar aja kalau memang anak memberi ciuman ke
mbaknya atau mbaknya sayang ke anak kita. Malah sewajarnya kalau kita merasa
bersyukur, kalau ada orang yang begitu sayang dan care sama anak kita selama
kita nggak dirumah. Jangan sampai deh kalau mbak yang ngasuh anak kita,
berpikir, saya kan kerja dan dibayar.., bukan anak saya ini..,wah.. yang
jadi korban adalah si kecil juga.
Ma'af kalau ada yang tidak berkenan dengan kesimpulan saya ini.

Salam
ibunya Laras



-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED]
[mailto:[EMAIL PROTECTED]]On Behalf Of
[EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, February 23, 2001 9:25 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [balita-anda] Cium


Maaf Bu Ira,
Adakah efek lain terutama ke Rafi karna di cium PRT anda, Misalnya dia makin
sayang
ke PRT, atau Rafi jadi sakit/benci karna ndak suka ke PRT, atau malah seneng
karna
di ajak bercanda. Maaf kalau saya juga pengin tahu apa sih sebenarnya
pengaruh yang
paling buruk akibat di cium PRT ini,karna mungkin rada beda prinsipnya
dengan saya
ya, PRT bebas mengasuh anak, sementara pendidikan anak diusahakan agar oleh
orang
tua setelah pulang kerja atau hari libur,saya berusaha mendidik anak saya
supaya
hormat ke siapapun terutama orang yang lebih tua, tidak main bentak atau
suruh
sekalipun ke PRT, dan bebas bergaul dengan sebayanya, yang penting anak
sendiri
tidak dalam keadaan sakit, dan temennyapun begitu juga, satu hal lagi
mungkin
menjauhi temennya yang suka berkata jorok.
Enaknya apa, ya kalau sewaktu waktu kami kerja pagi bareng dengan istri
sementara
PRT mau mandi atau Sholat dzuhur/Asar, tetangga ternyata dapat kita titipin
dan
mereka merasa ndak kerepotan untuk ini, malah seneng karna anaknya ada temen
main.
Ada lagi manfaat lain mungkin bahwa dengan bergaul dengan temen-temennya itu
dia
jadi lebih berani mempertahankan mainan miliknya, tidak cengeng, dan
perbendaharaan
katanya jadi bertambah banyak.
Ira Mashura wrote:

 Kalo' problem saya lain, si mbaknya yg suka sekali mencium anak saya
 walaupun sudah saya tunjukkan perasaan tidak senang, tapi dianya tidak
 mengerti. Kasihan anak saya, Rafi, mana kalo' mencium suka ditekan
 sekuat2nya. Sudah pernah saya katakan spy jangan mencium adik spt itu,
tapi
 jawabnya, abis adik gemes sih kak.. Ani nggak tahan kalo' nggak nyium.
Duh..
 gimana ya netters, cara ngebilanginnya, soalnya PRT saya yg satu ini
memang
 rada2 bandel, susah dibilangin. Nanti kalo' dikasarin, dianya malah nggak
 tahan. Kadang dia nggak segan, biarpun anak sedang saya gendong, enak aja
 dia nyelonong cium dari belakang saya sambil melukin dari belakang.. duh
 ngenesnya... Saya selalu berusaha menciptakan suasana demokratis di rumah,
 tapi ya.. akibatnya begini.. pembantu pada ngelunjak semua..

 Mohon saran/sharing dari netters.
 Terima kasih sebelumnya.

 Wassalam,
 Mama MiaRafi.

 -Original Message-
 From: mamanya Dafi [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
 Sent: 21 Februari 2001 10:20
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Subject: Re: [balita-anda] Cium

 Halo Mbak Yani,
 Kayaknya lebih baik terus terang aja ke mbaknya
 Farhan, bilangnya kalau bisa tidak mencium Farhan dan
 kalau Farhan mau mencium dialihkan ke yang lain,
 ungkapan sayangnya boleh dengan membelai rambut atau
 memeluk. Ke Farhannya juga perlu sering diingatkan
 kita hanya boleh mencium Ayah-Ibu dan adik (kakek atau
 nenek) karena mereka sangat dekat dan istimewa bagi
 kita.
 Kalau sudah lebih besar sedikit mungkin prinsip muhrim
 dan bukan muhrim ( bagi yang muslim) bisa dijelaskan,
 tentu saja ini nggak akan berhasil dalam waktu dekat.
 Setiap kali ibu melihat dia mencium mbaknya bisa
 diingatkan misalnya "Farhan sayang ya sama mbak, kalau
 sayang peluk aja ya" atau tindakan lain yang menurut
 ibu lebih baik dari mencium.
 Rasanya hampir semua anak pertama punya sifat seperti
 Farhan, mereka kan pernah jadi bintang dalam keluarga
 jadi maunya terus diperhatikan namun karena usianya
 sudah 4,5 tahun harus mulai diberikan sedikit tanggung
 jawab sesuai dengan usianya (kalau mbak punya artikel
 montessory, disana disebutkan kemampuan dan tanggung
 jawa

RE: [balita-anda] Cium

2001-02-22 Terurut Topik Ira Mashura

Spt sudah saya katakan pak Basuki, saya termasuk terlalu demokrat, yg
namanya PRT itu saya anggap keluarga aja, makanya saya tdk pernah mau
dipanggil ibu walaupun beda umurnya cukup jauh, saya tetap menganjurkan
mereka memanggil saya kakak. Hak mereka saya junjung tinggi, stl saya pulang
kerja, terus terang jangankan urusan anak, urusan RT lainnya pun langsung
beralih ke saya, sementara mereka malah jalan atau nonton TV. Lagipula,
kalau saya pulang, anak2 tidak mau lagi dgn mbaknya. Sampe2, kadang saya
nggak bisa mandi, ganti baju atau sekedar cuci muka.

Masalahnya, Rafi baru 8 bulan, jangankan sekecil itu, kita aja mungkin
merasa kesakitan atau tidak enak kalau cara menciumnya ditekan kuat sambil
dikepit begitu. Saya rasa, orgtua manapun pasti ngenes ngeliat anaknya
digituin. Lagipula, naluri saya mengatakan sptnya dia cuma mau mengambil
muka di depan saya, menampakkan dia sangat sayang sama adiknya. Kalo' dia
memang tulus saya bisa lihat dari sikap anak2 saya, ini malah kalo' saya
pulang sptnya (terutama yg besar) mereka senang atau lega sekali. Kalo' anak
pertama saya Mia (3th 4bl) malah tdk mau di pegang dia sama sekali,
jangankan dicium. Nah, anak saya yg kecil ini 'kan belum bisa protes,
ya...saya yg protes.. eh .. malah digratisin.. saya bawa ke tempat lain,
malah diikutin, dikirain saya sdg main2 'kali ya.. 

Saya masih sangat toleransi dalam memprotes, cuma saya bilang " Ni, kalo'
nyium adik jangan sampai begitu, kasihan 'kan adiknya..." belum sampai tahap
melarang sama sekali lho, pak Basuki.. Koq, rasanya ngenes bener deh...
dalam hati saya kepikiran, apa yg dia buat sama anak2 selama saya nggak
ada... syukur alhamdulillah skrg saya sudah dapat yg bantu2 jaga anak
pertama saya.. jadi bisa sambil ngeliatin kelakuannya. Kalo' nggak, melihat
situsi begini saya sempat berniat berhenti kerja lho, spt waktu abis
melahirkan anak pertama.

Wassalam,
Mama MiaRafi.

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED]
[mailto:[EMAIL PROTECTED]]
Sent: 23 Februari 2001 21:25
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [balita-anda] Cium


Maaf Bu Ira,
Adakah efek lain terutama ke Rafi karna di cium PRT anda, Misalnya dia makin
sayang
ke PRT, atau Rafi jadi sakit/benci karna ndak suka ke PRT, atau malah seneng
karna
di ajak bercanda. Maaf kalau saya juga pengin tahu apa sih sebenarnya
pengaruh yang
paling buruk akibat di cium PRT ini,karna mungkin rada beda prinsipnya
dengan saya
ya, PRT bebas mengasuh anak, sementara pendidikan anak diusahakan agar oleh
orang
tua setelah pulang kerja atau hari libur,saya berusaha mendidik anak saya
supaya
hormat ke siapapun terutama orang yang lebih tua, tidak main bentak atau
suruh
sekalipun ke PRT, dan bebas bergaul dengan sebayanya, yang penting anak
sendiri
tidak dalam keadaan sakit, dan temennyapun begitu juga, satu hal lagi
mungkin
menjauhi temennya yang suka berkata jorok.
Enaknya apa, ya kalau sewaktu waktu kami kerja pagi bareng dengan istri
sementara
PRT mau mandi atau Sholat dzuhur/Asar, tetangga ternyata dapat kita titipin
dan
mereka merasa ndak kerepotan untuk ini, malah seneng karna anaknya ada temen
main.
Ada lagi manfaat lain mungkin bahwa dengan bergaul dengan temen-temennya itu
dia
jadi lebih berani mempertahankan mainan miliknya, tidak cengeng, dan
perbendaharaan
katanya jadi bertambah banyak.
Ira Mashura wrote:

 Kalo' problem saya lain, si mbaknya yg suka sekali mencium anak saya
 walaupun sudah saya tunjukkan perasaan tidak senang, tapi dianya tidak
 mengerti. Kasihan anak saya, Rafi, mana kalo' mencium suka ditekan
 sekuat2nya. Sudah pernah saya katakan spy jangan mencium adik spt itu,
tapi
 jawabnya, abis adik gemes sih kak.. Ani nggak tahan kalo' nggak nyium.
Duh..
 gimana ya netters, cara ngebilanginnya, soalnya PRT saya yg satu ini
memang
 rada2 bandel, susah dibilangin. Nanti kalo' dikasarin, dianya malah nggak
 tahan. Kadang dia nggak segan, biarpun anak sedang saya gendong, enak aja
 dia nyelonong cium dari belakang saya sambil melukin dari belakang.. duh
 ngenesnya... Saya selalu berusaha menciptakan suasana demokratis di rumah,
 tapi ya.. akibatnya begini.. pembantu pada ngelunjak semua..

 Mohon saran/sharing dari netters.
 Terima kasih sebelumnya.

 Wassalam,
 Mama MiaRafi.

 -Original Message-
 From: mamanya Dafi [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
 Sent: 21 Februari 2001 10:20
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Subject: Re: [balita-anda] Cium

 Halo Mbak Yani,
 Kayaknya lebih baik terus terang aja ke mbaknya
 Farhan, bilangnya kalau bisa tidak mencium Farhan dan
 kalau Farhan mau mencium dialihkan ke yang lain,
 ungkapan sayangnya boleh dengan membelai rambut atau
 memeluk. Ke Farhannya juga perlu sering diingatkan
 kita hanya boleh mencium Ayah-Ibu dan adik (kakek atau
 nenek) karena mereka sangat dekat dan istimewa bagi
 kita.
 Kalau sudah lebih besar sedikit mungkin prinsip muhrim
 dan bukan muhrim ( bagi yang muslim) bisa dijelaskan,
 tentu saja ini nggak akan berhasil dalam waktu dekat.
 Setiap kali ibu melihat dia mencium mbaknya bisa
 

Re: [balita-anda] Cium

2001-02-21 Terurut Topik Miladinne Inesza Lubis


Mbak Yani,

Maaf nih, mau sumbang pendapat juga.
Kalau dari penuturan Ibu, Farhan itu mencium Mbaknya didorong oleh rasa
kasih sayang dan terima kasih karena Mbaknya sudah mengurus dan
memperhatikan dia ya? Dan seperti kita tahu yang namanya anak kecil itu
pasti melakukan imitasi atau peniruan atas apa yang dia lihat, terutama apa
yang dia dapat dari orangtuanya. Jadi kalau Mbak Yani mencium dia karena
rasa sayang, maka kemungkinan besar dia juga akan menerapkannya ke orang
lain yang dia sayangi.

Menurut saya itu wajar saja dan tidak apa-apa. Kalau Mbak Yani keberatan
Farhan mencium Mbaknya, saya rasa yang paling penting Mbak Yani harus tahu
apa dasar dari keberatan Mbak Yani itu sebelum Mbak Yani memberitahu Farhan
supaya nggak mencium Mbaknya. Karena kalau nggak didasari dengan alasan yang
kuat dan bisa dimengerti anak-anak, bisa-bisa nanti malah Farhannya salah
mengerti dan kecewa.
Sebetulnya kalau di dunia Barat, mengungkapkan rasa kasih sayang dengan
mencium dan memeluk itu kan biasa ya, cuma karena kita di Timur nggak biasa
dengan hal itu apalagi kita menciptakan gap antara pembantu - majikan
makanya mungkin buat kita risih kalau sampai anak kita mencium Mbaknya
sebagai ungkapan kasih sayang.

Jadi kalau saya boleh usul, biarkan saja Farhan tetap menyayangi dan
menghargai Mbaknya dengan caranya sendiri. Tapi kalau Mbak Yani keberatan,
perlu sekali dipikirkan apa alasan yang tepat untuk melarang Farhan mencium
Mbaknya (bukan Mbaknya lho yang harus ditegur :-)

Trims,
Mila.


 --- Yani-Prime Indonesia [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Rekan Netters ,
 
  Mohon sharing..anak saya Farhan (4,5 thn).. kemarin
  malam saya lihat mencium pengasuhnya (ketika sedang
  dipakaikan celana setelah pipis).
  saya sempat kaget tapi mau saya larang didepan
  Mbaknya takut nanti si Mbak tersinggung..memang
  sepertinya saat ini Farhan senang sekali karena
  sekarang ada yang mengasuh..karena sebelumnya saya
  hanya mempunyai satu pembantu dan tugasnya ya
  menjaga adiknya yang kecil, dan Farhan lebih sering
  bermain sendiri (siang hari).
 
  Mungkin Farhan merasa sekarang ada yang
  memperhatikan dan menemaninya bermain (Farhan type
  anak manja..yang kalau tidur senangnya dipijit dan
  kalau mau apa-apa maunya dilayani)..Karena si Mbak
  yang menjaga Farhan ini sering menuruti kemauan
  Farhan sepertinya Farhan suka..memang seharusnya
  juga Farhan dekat dengan Mbaknya ya ..tapi ...kalau
  sampai mencium saya agak keberatan... bagaimana ya
  memberitahu Farhan agar tidak mencium si Mbak
  ..karena kalau saya mencium Farhan saya selalu
  bilang bahwa "Ibu sayang sekali sama Farhan " dan
  saya akhiri kalimat saya dengan menciumnya..kalau ia
  jawab "biarin orang Aang sayang sama Mbak ..."saya
  jawabnya gimana dong...
  Juga bagaimana ya mengajarkan agar anak
  mandiri..karena Farhan sekarang sudah semakin besar
  tapi masih kolokan
 
  Mohon sharing dari rekan netters ..maaf
  kepanjangan...
 
  Regards,
  Ibu Farhan + Raihan
 
 


 __
 Do You Yahoo!?
 Yahoo! Auctions - Buy the things you want at great prices!
http://auctions.yahoo.com/

  kirim cake  bunga ke 20 kota di Indonesia? klik,
http://www.indokado.com
  Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
 Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
 Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]




















 kirim cake  bunga ke 20 kota di Indonesia? klik, http://www.indokado.com  
 Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]





















RE: [balita-anda] Cium

2001-02-20 Terurut Topik Master

Kepada Mamanya Farhan.
Sebaiknya anak akan lebih baik diasuh oleh ibunya sendiri. Makanya apabila
ibu mempunyai pekerjaan tertentu yang menyita waktu, sebaiknya hal itu
tinggalkan ( lebih baik ) dan mencari pekerjaan yang sekiranya tidak menyita
waktu anda di luar. Sehingga waktu anda untuk sang buah hati akan lebih
banyak. Dan anda bisa mengawasi langsung perkembangan anak anda. 

Bapaknya Bagus

 --
 From: Yani-Prime Indonesia[SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
 Sent: Tuesday, February 20, 2001 5:28 PM
 To:   [EMAIL PROTECTED]
 Subject:  [balita-anda] Cium
 
 Rekan Netters ,
 
 Mohon sharing..anak saya Farhan (4,5 thn).. kemarin malam saya lihat
 mencium pengasuhnya (ketika sedang dipakaikan celana setelah pipis).
 saya sempat kaget tapi mau saya larang didepan Mbaknya takut nanti si Mbak
 tersinggung..memang sepertinya saat ini Farhan senang sekali karena
 sekarang ada yang mengasuh..karena sebelumnya saya hanya mempunyai satu
 pembantu dan tugasnya ya menjaga adiknya yang kecil, dan Farhan lebih
 sering bermain sendiri (siang hari).
 
 Mungkin Farhan merasa sekarang ada yang memperhatikan dan menemaninya
 bermain (Farhan type anak manja..yang kalau tidur senangnya dipijit dan
 kalau mau apa-apa maunya dilayani)..Karena si Mbak yang menjaga Farhan ini
 sering menuruti kemauan Farhan sepertinya Farhan suka..memang seharusnya
 juga Farhan dekat dengan Mbaknya ya ..tapi ...kalau sampai mencium saya
 agak keberatan... bagaimana ya memberitahu Farhan agar tidak mencium si
 Mbak ..karena kalau saya mencium Farhan saya selalu bilang bahwa "Ibu
 sayang sekali sama Farhan " dan saya akhiri kalimat saya dengan
 menciumnya..kalau ia jawab "biarin orang Aang sayang sama Mbak ..."saya
 jawabnya gimana dong...
 Juga bagaimana ya mengajarkan agar anak mandiri..karena Farhan sekarang
 sudah semakin besar tapi masih kolokan
 
 Mohon sharing dari rekan netters ..maaf kepanjangan...
 
 Regards,
 Ibu Farhan + Raihan
 
 

 kirim cake  bunga ke 20 kota di Indonesia? klik, http://www.indokado.com  
 Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]





















Re: [balita-anda] Cium

2001-02-20 Terurut Topik mamanya Dafi

Halo Mbak Yani,
Kayaknya lebih baik terus terang aja ke mbaknya
Farhan, bilangnya kalau bisa tidak mencium Farhan dan
kalau Farhan mau mencium dialihkan ke yang lain,
ungkapan sayangnya boleh dengan membelai rambut atau
memeluk. Ke Farhannya juga perlu sering diingatkan
kita hanya boleh mencium Ayah-Ibu dan adik (kakek atau
nenek) karena mereka sangat dekat dan istimewa bagi
kita.
Kalau sudah lebih besar sedikit mungkin prinsip muhrim
dan bukan muhrim ( bagi yang muslim) bisa dijelaskan,
tentu saja ini nggak akan berhasil dalam waktu dekat.
Setiap kali ibu melihat dia mencium mbaknya bisa
diingatkan misalnya "Farhan sayang ya sama mbak, kalau
sayang peluk aja ya" atau tindakan lain yang menurut
ibu lebih baik dari mencium.
Rasanya hampir semua anak pertama punya sifat seperti
Farhan, mereka kan pernah jadi bintang dalam keluarga
jadi maunya terus diperhatikan namun karena usianya
sudah 4,5 tahun harus mulai diberikan sedikit tanggung
jawab sesuai dengan usianya (kalau mbak punya artikel
montessory, disana disebutkan kemampuan dan tanggung
jawab apa saja yang bisa dilakukan) selain melatih dia
lebih mandiri juga memberi penghargaan baginya bahwa
dia sudah 'besar',prinsipnya apa yang sudah bisa dia
kerjakan sendiri maka harus dilakukan sendiri, berikan
penghargaan kalau perlu untuk menarik minatnya
melakukan sesuatu. Misalnya saat mandi, setelah
disabun biarkan dia sendiri yang menyiram badannya
(tentu kita pinter-pinter gosok punggungnya biar
bersih), setelah itu kita puji "Wah Farhan sudah
pinter ya, bisa mandi sendiri, nah sekarang pakai
celana sendiri bisa nggak?"
Begitu juga untuk hal lain, mengambil gelas, membawa
tas sekolah, menggosok gigi dll.

Mamanya Dafi

--- Yani-Prime Indonesia [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Rekan Netters ,
 
 Mohon sharing..anak saya Farhan (4,5 thn).. kemarin
 malam saya lihat mencium pengasuhnya (ketika sedang
 dipakaikan celana setelah pipis).
 saya sempat kaget tapi mau saya larang didepan
 Mbaknya takut nanti si Mbak tersinggung..memang
 sepertinya saat ini Farhan senang sekali karena
 sekarang ada yang mengasuh..karena sebelumnya saya
 hanya mempunyai satu pembantu dan tugasnya ya
 menjaga adiknya yang kecil, dan Farhan lebih sering
 bermain sendiri (siang hari).
 
 Mungkin Farhan merasa sekarang ada yang
 memperhatikan dan menemaninya bermain (Farhan type
 anak manja..yang kalau tidur senangnya dipijit dan
 kalau mau apa-apa maunya dilayani)..Karena si Mbak
 yang menjaga Farhan ini sering menuruti kemauan
 Farhan sepertinya Farhan suka..memang seharusnya
 juga Farhan dekat dengan Mbaknya ya ..tapi ...kalau
 sampai mencium saya agak keberatan... bagaimana ya
 memberitahu Farhan agar tidak mencium si Mbak
 ..karena kalau saya mencium Farhan saya selalu
 bilang bahwa "Ibu sayang sekali sama Farhan " dan
 saya akhiri kalimat saya dengan menciumnya..kalau ia
 jawab "biarin orang Aang sayang sama Mbak ..."saya
 jawabnya gimana dong...
 Juga bagaimana ya mengajarkan agar anak
 mandiri..karena Farhan sekarang sudah semakin besar
 tapi masih kolokan
 
 Mohon sharing dari rekan netters ..maaf
 kepanjangan...
 
 Regards,
 Ibu Farhan + Raihan
 
 


__
Do You Yahoo!?
Yahoo! Auctions - Buy the things you want at great prices! http://auctions.yahoo.com/

 kirim cake  bunga ke 20 kota di Indonesia? klik, http://www.indokado.com  
 Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]





















RE: [balita-anda] Cium

2001-02-20 Terurut Topik diah . riyawanti

Mamanya Farhan:

Aduuh... saya jadi ikutan merinding.. Soalnya saya akan merasakan hal yang
sama bila mengalami hal spt ini. 
Saya sering khawatir kalau anak saya lebih "attached" dgn pengasuhnya
daripada dg saya. 
Kalau sekedar dipangku sambil main2 atau nonton tivi saja sih saya ngga
keberatan. Terkadang Dito juga suka gelayutan di punggung atau
merangkul-rangkul leher pengasuhnya (sambil duduk2). Tapi kalau saya lihat
sudah agak berlebihan, biasanya justru anak saya yg saya tegur langsung.. ,
" Mas Dito, jangan begitu dong.. kan nanti Erni-nya ngga kuat.. kan mas Dito
sudah besar, kok gelayutan begitu.. dst.". Hal itu juga sekalian utk
mengajarkan dia supaya tidak terlalu manja.
Alhamdulillah, belum pernah saya lihat sendiri Dito mencium2 pengasuhnya.
Untungnya juga, meskipun saya bekerja pada kenyataannya Dito lebih lengket
dg saya ketimbang dg mereka.
Tapi prinsip saya, tetap akan saya tekankan bahwa perlakuan yg berlebihan
thd anak spt itu tidak saya perbolehkan, kecuali dgn orang tua atau saudara.

Oke, Bu??

Best Regards, 
Diah Riyawanti 


-Original Message-
From: Yani-Prime Indonesia [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
Sent: February 20 2001 5:28 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [balita-anda] Cium


Rekan Netters ,

Mohon sharing..anak saya Farhan (4,5 thn).. kemarin malam saya lihat mencium
pengasuhnya (ketika sedang dipakaikan celana setelah pipis).
saya sempat kaget tapi mau saya larang didepan Mbaknya takut nanti si Mbak
tersinggung..memang sepertinya saat ini Farhan senang sekali karena sekarang
ada yang mengasuh..karena sebelumnya saya hanya mempunyai satu pembantu dan
tugasnya ya menjaga adiknya yang kecil, dan Farhan lebih sering bermain
sendiri (siang hari).

Mungkin Farhan merasa sekarang ada yang memperhatikan dan menemaninya
bermain (Farhan type anak manja..yang kalau tidur senangnya dipijit dan
kalau mau apa-apa maunya dilayani)..Karena si Mbak yang menjaga Farhan ini
sering menuruti kemauan Farhan sepertinya Farhan suka..memang seharusnya
juga Farhan dekat dengan Mbaknya ya ..tapi ...kalau sampai mencium saya agak
keberatan... bagaimana ya memberitahu Farhan agar tidak mencium si Mbak
..karena kalau saya mencium Farhan saya selalu bilang bahwa "Ibu sayang
sekali sama Farhan " dan saya akhiri kalimat saya dengan menciumnya..kalau
ia jawab "biarin orang Aang sayang sama Mbak ..."saya jawabnya gimana
dong...
Juga bagaimana ya mengajarkan agar anak mandiri..karena Farhan sekarang
sudah semakin besar tapi masih kolokan

Mohon sharing dari rekan netters ..maaf kepanjangan...

Regards,
Ibu Farhan + Raihan


 kirim cake  bunga ke 20 kota di Indonesia? klik, http://www.indokado.com  
 Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]





















Re: [balita-anda] Cium

2001-02-20 Terurut Topik Rien

Mbak Yani,

anak2 memang ekspresif, ya...? Kalo memang dia sayang sama Mbak-nya,
kita bilang saja utk. tidak perlu mencium, tapi cukup disayang saja pipi
Mbak-nya pake tangan. Cium hanya utk. papa-mama saja, karena Farhan kan
anaknya papa-mama... 
Karena kita sulit juga melarang anak utk. mengekspresikan perasaannya ke
orang lain, takut salah2 malah diinterpretasikan sebagai nggak boleh
menyayangi orang lain... (atau malah : nggak boleh sayang sama pembantu
/ baby sitter... wah ?). 
(Ngelantur sedikit : Anak saya sangaaat penyayang, bahkan sampai ke
bonekanya segala. Kalo bonekanya jatuh dari tangannya, dia akan bilang
,"Maaf ya Pooh, kamu jadi jatuh..." Atau pernah juga dia penasaran,
kenapa ayam mau disayang kok malah lari...?)
Soal anak mandiri, selain kita juga harus kasih contoh (mis. jangan utk.
ambil air minum saja, kita minta diambilkan Mbak), kita juga harus
membiasakan anak sedari kecil, bahwa meskipun ada pembantu dllnya, hal2
yang dia bisa lakukan sendiri, sebaiknya lakukan sendiri. Dulu saya
melarang mbak / bibi utk. menyimpankan sepatu Ella sesudah digunakan.
Lalu saya bilang ,"Mami mau lihat, apa Ella bisa simpan sepatu sendiri
?"... Kalo dia sudah melaksanakan 'tugas'nya, kita beri pujian, meskipun
sepatunya tidak tersusun rapi. Ella (23 bl) sekarang otomatis simpan
sepatu sendiri sesudah masuk rumah.  
Soal minta dipijat, saya rasa itu karena minta perhatian lebih, selain
memang enak dipijatin kalo mau bobo...:-)
He-he.. gimana kalo nanti Farhan minta dilayani lagi, Mbak bilang supaya
dia lakukan sendiri dulu, kalo Farhan bisa menunjukkan dia sudah jadi
anak 'gede', nanti dipijatin lebih lama kalo mau bobo...:-) 

Salam,
Rien.

Yani-Prime Indonesia wrote:
 
 Rekan Netters ,
 
 Mohon sharing..anak saya Farhan (4,5 thn).. kemarin malam saya lihat
 mencium pengasuhnya (ketika sedang dipakaikan celana setelah pipis).
 saya sempat kaget tapi mau saya larang didepan Mbaknya takut nanti si
 Mbak tersinggung..memang sepertinya saat ini Farhan senang sekali karena
 sekarang ada yang mengasuh..karena sebelumnya saya hanya mempunyai satu
 pembantu dan tugasnya ya menjaga adiknya yang kecil, dan Farhan lebih
 sering bermain sendiri (siang hari).
 
 Mungkin Farhan merasa sekarang ada yang memperhatikan dan menemaninya
 bermain (Farhan type anak manja..yang kalau tidur senangnya dipijit dan
 kalau mau apa-apa maunya dilayani)..Karena si Mbak yang menjaga Farhan
 ini sering menuruti kemauan Farhan sepertinya Farhan suka..memang
 seharusnya juga Farhan dekat dengan Mbaknya ya ..tapi ...kalau sampai
 mencium saya agak keberatan... bagaimana ya memberitahu Farhan agar
 tidak mencium si Mbak ..karena kalau saya mencium Farhan saya selalu
 bilang bahwa "Ibu sayang sekali sama Farhan " dan saya akhiri kalimat
 saya dengan menciumnya..kalau ia jawab "biarin orang Aang sayang sama
 Mbak ..."saya jawabnya gimana dong...
 Juga bagaimana ya mengajarkan agar anak mandiri..karena Farhan sekarang
 sudah semakin besar tapi masih kolokan
 
 Mohon sharing dari rekan netters ..maaf kepanjangan...
 
 Regards,
 Ibu Farhan + Raihan

 kirim cake  bunga ke 20 kota di Indonesia? klik, http://www.indokado.com  
 Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]





















Re: [balita-anda] Cium

2001-02-20 Terurut Topik basuki_r

Kalau pendapat saya ini nanti agak beda saya minta maaf lho,
Kalau Bu Yani berpikiran bahwa hakikat "cium" untuk anak adalah rasa "sayang", 
mestinya kita juga tidak membedakan rasa sayang itu dari dan untuk siapapun. Bukankah 
manusia itu pada hakikatnya adalah sama di mata Tuhan, hanya masalah ke takwaaan nya 
saja yang beda.
Gampangnya gini bu ,saya akan merasa senang kalau anak saya di sayangi oleh semua 
orang, saya biasakan anak saya untuk bermain bebas dengan teman-temannya di lingkungan 
rumah. Dia masih anak-anak dan perlu banyak bermain. Lain hal kalau dia sudah dewasa, 
kita harus tambah bekal agar dia bisa memilih teman yang baik agar tidak terjerumus 
didalam pergaulan bebas. Di sini kita bisa arahkan anak kita. Tetapi kalau masih 
anak-anak paling masalah ucapan saja yang sering di tiru oleh anak.
Mengenai si "Mbak" saya yakin bahwa dia mengasuh Farhan dengan tulus, dia 
menyayanginya dengan tulus, demikian sebaliknya dengan Farhan. Dia juga menyayangi si 
"mbak"dengan tulus sebagai rasa ungkapan timbal balik rasa kasih sayang itu karna 
merasa setiap hari dialah yang mengajak bermain,memberi makan, menggati baju, 
memandikan dll.
Saya pernah ungkapkan di sini betapa sedihnya kita, ketika pulang kerja anak tidak mau 
kita gendong tapi lebih lengket dengan pembantu/baby sitter. Disini rasa kesadaran 
orang tua itu harus tergugah bahwa ternyata kita memang kurang memberi perhatian 
terhadap buah hati kita. Apa susahnya kita memandikan anak, mengganti baju, 
membikinkan minum, memberi makan anak dll. kalau kita sedang ada di rumah dan memang 
lagi santai. Bukankah ini merupakan suatu momen yang tepat untuk ungkapkan rasa kasih 
sayang itu. Bagi seorang pekerja amat sedikit waktu kita untuk bergaul lebih dekat 
dengan anak, pergi pagi pulang malem dan kadang anak sudah tidur.Belum di tambah rasa
cape kerja seharian dan kemacetan jalan.
Jadi saya berkesimpulan bahwa untuk si Mbak sih sebaiknya kita ndak usah ngomong soal 
cium itu, tetapi kita berusaha bagaimana merebut kasih sayang anak itu kepada kita 
dengan tanpa paksa.
Mengenai bagaimana kita membentuk kemandirian anak, memang harus dari kecil, anak saya 
belum ada 2 tahun tapi saya usahakan dia agar tidak main suruh tapi mencari dan 
mengambil sendiri sesuatu yang dia perlukan. Rasanya saya pernah juga tulis secara 
berseri bagaimana perkembangan anak yang baik dari umur 0 bulan samapi 5 tahun kalau 
ndak salah. Kalau dia memang seringnya sama baby sitter ya kitapun harus memberitahu 
hal-hal seperti itu kepadanya dan di suruh mengajarinya, tetapi saat kita memberi tahu 
langsung ke anak sebaiknya dengan kita memberikan contoh.
Semoga berguna, mohon maaf bila kurang berkenan.

wassalam
bAz
Yani-Prime Indonesia wrote:

 Rekan Netters ,

 Mohon sharing..anak saya Farhan (4,5 thn).. kemarin malam saya lihat mencium 
pengasuhnya (ketika sedang dipakaikan celana setelah pipis).
 saya sempat kaget tapi mau saya larang didepan Mbaknya takut nanti si Mbak 
tersinggung..memang sepertinya saat ini Farhan senang sekali karena sekarang ada yang 
mengasuh..karena sebelumnya saya hanya mempunyai satu pembantu dan tugasnya ya 
menjaga adiknya yang kecil, dan Farhan lebih sering bermain sendiri (siang hari).

 Mungkin Farhan merasa sekarang ada yang memperhatikan dan menemaninya bermain 
(Farhan type anak manja..yang kalau tidur senangnya dipijit dan kalau mau apa-apa 
maunya dilayani)..Karena si Mbak yang menjaga Farhan ini sering menuruti kemauan 
Farhan sepertinya Farhan suka..memang seharusnya juga Farhan dekat dengan Mbaknya ya 
..tapi ...kalau sampai mencium saya agak keberatan... bagaimana ya memberitahu Farhan 
agar tidak mencium si Mbak ..karena kalau saya mencium Farhan saya selalu bilang 
bahwa "Ibu sayang sekali sama Farhan " dan saya akhiri kalimat saya dengan 
menciumnya..kalau ia jawab "biarin orang Aang sayang sama Mbak ..."saya jawabnya 
gimana dong...
 Juga bagaimana ya mengajarkan agar anak mandiri..karena Farhan sekarang sudah 
semakin besar tapi masih kolokan

 Mohon sharing dari rekan netters ..maaf kepanjangan...

 Regards,
 Ibu Farhan + Raihan


 kirim cake  bunga ke 20 kota di Indonesia? klik, http://www.indokado.com  
 Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]





















RE: [balita-anda] Cium

2001-02-20 Terurut Topik Sari Kencanawati Celey



cw 


Dear Mbak Yani,
Menurut saya mencium itu khan suatu ekspresi untuk menunjukkan rasa sayang.
Melarang anak mencium "Mbak"nya koq "sadis" amat sih Bisa-bisa nanti
kita dianggap deskriminatif
Apa salahnya anak kita sayang sama "Mbak"nya, selama "Mbak"nya bersih alias
nggak jorok. 
Selama kita tetap sayang dan selalu memberikan perhatian ke anak-anak kita,
saya yakin kalau rasa sayang anak ke kita/ortunya tidak akan berkurang. Lagi
pula dengan bertambahnya usia anak, si anak akan mengerti dan bisa
membedakan rasa sayang ke "Mbak"nya dan ke orang tuanya. 
Inilah risiko ibu bekerja. 

Salam,

cw 




-Original Message-
From: Yani-Prime Indonesia [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
Sent: February 20 2001 5:28 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [balita-anda] Cium


Rekan Netters ,

Mohon sharing..anak saya Farhan (4,5 thn).. kemarin malam saya lihat mencium
pengasuhnya (ketika sedang dipakaikan celana setelah pipis).
saya sempat kaget tapi mau saya larang didepan Mbaknya takut nanti si Mbak
tersinggung..memang sepertinya saat ini Farhan senang sekali karena sekarang
ada yang mengasuh..karena sebelumnya saya hanya mempunyai satu pembantu dan
tugasnya ya menjaga adiknya yang kecil, dan Farhan lebih sering bermain
sendiri (siang hari).

Mungkin Farhan merasa sekarang ada yang memperhatikan dan menemaninya
bermain (Farhan type anak manja..yang kalau tidur senangnya dipijit dan
kalau mau apa-apa maunya dilayani)..Karena si Mbak yang menjaga Farhan ini
sering menuruti kemauan Farhan sepertinya Farhan suka..memang seharusnya
juga Farhan dekat dengan Mbaknya ya ..tapi ...kalau sampai mencium saya agak
keberatan... bagaimana ya memberitahu Farhan agar tidak mencium si Mbak
..karena kalau saya mencium Farhan saya selalu bilang bahwa "Ibu sayang
sekali sama Farhan " dan saya akhiri kalimat saya dengan menciumnya..kalau
ia jawab "biarin orang Aang sayang sama Mbak ..."saya jawabnya gimana
dong...
Juga bagaimana ya mengajarkan agar anak mandiri..karena Farhan sekarang
sudah semakin besar tapi masih kolokan

Mohon sharing dari rekan netters ..maaf kepanjangan...

Regards,
Ibu Farhan + Raihan


 kirim cake  bunga ke 20 kota di Indonesia? klik, http://www.indokado.com

 Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]


















 kirim cake  bunga ke 20 kota di Indonesia? klik, http://www.indokado.com  
 Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]