RE: [balita-anda] Cium
Saya setuju dengan pendapat mbak Mila, kalau Farhan mencium Mbaknya karena dia sayang sama Mbaknya. Yang mungkin memanjakan dia, memenuhi apa kemauannya. Saya rasa ciumannya itu dari dasar hatinya yang paling dalam loh... anak kecilkan masih polos. Masalah kalau mbak Yani melarang mencium mbaknya, mungkin karena alasan dia itu hanya seorang 'pembantu' ?!?! Menurut saya selama mbaknya itu perhatian, sayangnya tulus terhadap Farhan (tanpa ada maksud tertentu) sih oke-2 aja kalau Farhan mencium mbaknya. Tinggal bagaimana kita mendapat perhatian sikecil, jangan sampai 'kalah' dengan pembantu. Itu aja sharingnya, maaf loh kalau mbak Yani tidak berkenan. Salam Irma -Original Message- From: Miladinne Inesza Lubis [SMTP:[EMAIL PROTECTED]] Sent: Thursday, February 22, 2001 11:37 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject:Re: [balita-anda] Cium Mbak Yani, Maaf nih, mau sumbang pendapat juga. Kalau dari penuturan Ibu, Farhan itu mencium Mbaknya didorong oleh rasa kasih sayang dan terima kasih karena Mbaknya sudah mengurus dan memperhatikan dia ya? Dan seperti kita tahu yang namanya anak kecil itu pasti melakukan imitasi atau peniruan atas apa yang dia lihat, terutama apa yang dia dapat dari orangtuanya. Jadi kalau Mbak Yani mencium dia karena rasa sayang, maka kemungkinan besar dia juga akan menerapkannya ke orang lain yang dia sayangi. Menurut saya itu wajar saja dan tidak apa-apa. Kalau Mbak Yani keberatan Farhan mencium Mbaknya, saya rasa yang paling penting Mbak Yani harus tahu apa dasar dari keberatan Mbak Yani itu sebelum Mbak Yani memberitahu Farhan supaya nggak mencium Mbaknya. Karena kalau nggak didasari dengan alasan yang kuat dan bisa dimengerti anak-anak, bisa-bisa nanti malah Farhannya salah mengerti dan kecewa. Sebetulnya kalau di dunia Barat, mengungkapkan rasa kasih sayang dengan mencium dan memeluk itu kan biasa ya, cuma karena kita di Timur nggak biasa dengan hal itu apalagi kita menciptakan gap antara pembantu - majikan makanya mungkin buat kita risih kalau sampai anak kita mencium Mbaknya sebagai ungkapan kasih sayang. Jadi kalau saya boleh usul, biarkan saja Farhan tetap menyayangi dan menghargai Mbaknya dengan caranya sendiri. Tapi kalau Mbak Yani keberatan, perlu sekali dipikirkan apa alasan yang tepat untuk melarang Farhan mencium Mbaknya (bukan Mbaknya lho yang harus ditegur :-) Trims, Mila. kirim cake bunga ke 20 kota di Indonesia? klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
RE: [balita-anda] Cium
mamanya Farhan, emang itu berarti pengasuhnya Farhan bisa mengasuh Farhan dengan baik dan sayang dan sangat cocok dengan Farhan. Kan lebih baik begitu, nggak semua anak bisa cocok dengan pengasuh. Tapi masalahnya, kok tampaknya penghargaan Farhan terhadap pengasuhnya besar sekali (dan ibunya Farhan melihat bahwa Farhan melakukannya dengan sayang juga). Kalau saya punya anak seperti itu saya akan cemburu sekali, kok anak saya begitu dan saya pengennya anak saya ciumnya untuk saya bukan pengasuhnya, dan akhirnya membawa pemikiran apakah saya kurang perhatikan anak saya, apakah saya sudah memenuhi kebutuhan anak saya dengan benar (bukan materi saja lho). Coba ibunya Farhan cari tahu dan usahakan agar lebih sering dekat anak agar anak tidak terlalu tergantung sekali sama pengasuh (saya tahu ibu pasti dekat dengan anak, tapi kalau masalahnya seperti ini, ibu harus lebih lebih perhatikan dia dan jangan lupa dengan suami ibu juga), tapi jangan timpakan kesalahan pada pengasuh, toh itu bukan salah dia dan bukan salah Farhan dan bukan salah ibu sendiri, cuma mungkin perlu sedikit pengaturan kembali. Mudah-mudahan nggak salah nih saya ngomongnya. begitu saja dari saya salam rita --- Irma Herlina [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya setuju dengan pendapat mbak Mila, kalau Farhan mencium Mbaknya karena dia sayang sama Mbaknya. Yang mungkin memanjakan dia, memenuhi apa kemauannya. Saya rasa ciumannya itu dari dasar hatinya yang paling dalam loh... anak kecilkan masih polos. Masalah kalau mbak Yani melarang mencium mbaknya, mungkin karena alasan dia itu hanya seorang 'pembantu' ?!?! Menurut saya selama mbaknya itu perhatian, sayangnya tulus terhadap Farhan (tanpa ada maksud tertentu) sih oke-2 aja kalau Farhan mencium mbaknya. Tinggal bagaimana kita mendapat perhatian sikecil, jangan sampai 'kalah' dengan pembantu. Itu aja sharingnya, maaf loh kalau mbak Yani tidak berkenan. Salam Irma -Original Message- From: Miladinne Inesza Lubis [SMTP:[EMAIL PROTECTED]] Sent: Thursday, February 22, 2001 11:37 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject:Re: [balita-anda] Cium Mbak Yani, Maaf nih, mau sumbang pendapat juga. Kalau dari penuturan Ibu, Farhan itu mencium Mbaknya didorong oleh rasa kasih sayang dan terima kasih karena Mbaknya sudah mengurus dan memperhatikan dia ya? Dan seperti kita tahu yang namanya anak kecil itu pasti melakukan imitasi atau peniruan atas apa yang dia lihat, terutama apa yang dia dapat dari orangtuanya. Jadi kalau Mbak Yani mencium dia karena rasa sayang, maka kemungkinan besar dia juga akan menerapkannya ke orang lain yang dia sayangi. Menurut saya itu wajar saja dan tidak apa-apa. Kalau Mbak Yani keberatan Farhan mencium Mbaknya, saya rasa yang paling penting Mbak Yani harus tahu apa dasar dari keberatan Mbak Yani itu sebelum Mbak Yani memberitahu Farhan supaya nggak mencium Mbaknya. Karena kalau nggak didasari dengan alasan yang kuat dan bisa dimengerti anak-anak, bisa-bisa nanti malah Farhannya salah mengerti dan kecewa. Sebetulnya kalau di dunia Barat, mengungkapkan rasa kasih sayang dengan mencium dan memeluk itu kan biasa ya, cuma karena kita di Timur nggak biasa dengan hal itu apalagi kita menciptakan gap antara pembantu - majikan makanya mungkin buat kita risih kalau sampai anak kita mencium Mbaknya sebagai ungkapan kasih sayang. Jadi kalau saya boleh usul, biarkan saja Farhan tetap menyayangi dan menghargai Mbaknya dengan caranya sendiri. Tapi kalau Mbak Yani keberatan, perlu sekali dipikirkan apa alasan yang tepat untuk melarang Farhan mencium Mbaknya (bukan Mbaknya lho yang harus ditegur :-) Trims, Mila. kirim cake bunga ke 20 kota di Indonesia? klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] _ "A room without books is like a body without a soul." -- Marcus T. Cicero kirim cake bunga ke 20 kota di Indonesia? klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
RE: [balita-anda] Cium
mamanya Farhan, emang itu berarti pengasuhnya Farhan bisa mengasuh Farhan dengan baik dan sayang dan sangat cocok dengan Farhan. Kan lebih baik begitu, nggak semua anak bisa cocok dengan pengasuh. Tapi masalahnya, kok tampaknya penghargaan Farhan terhadap pengasuhnya besar sekali (dan ibunya Farhan melihat bahwa Farhan melakukannya dengan sayang juga). Kalau saya punya anak seperti itu saya akan cemburu sekali, kok anak saya begitu dan saya pengennya anak saya ciumnya untuk saya bukan pengasuhnya, dan akhirnya membawa pemikiran apakah saya kurang perhatikan anak saya, apakah saya sudah memenuhi kebutuhan anak saya dengan benar (bukan materi saja lho). Coba ibunya Farhan cari tahu dan usahakan agar lebih sering dekat anak agar anak tidak terlalu tergantung sekali sama pengasuh (saya tahu ibu pasti dekat dengan anak, tapi kalau masalahnya seperti ini, ibu harus lebih lebih perhatikan dia dan jangan lupa dengan suami ibu juga), tapi jangan timpakan kesalahan pada pengasuh, toh itu bukan salah dia dan bukan salah Farhan dan bukan salah ibu sendiri, cuma mungkin perlu sedikit pengaturan kembali. Mudah-mudahan nggak salah nih saya ngomongnya. begitu saja dari saya salam rita --- Irma Herlina [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya setuju dengan pendapat mbak Mila, kalau Farhan mencium Mbaknya karena dia sayang sama Mbaknya. Yang mungkin memanjakan dia, memenuhi apa kemauannya. Saya rasa ciumannya itu dari dasar hatinya yang paling dalam loh... anak kecilkan masih polos. Masalah kalau mbak Yani melarang mencium mbaknya, mungkin karena alasan dia itu hanya seorang 'pembantu' ?!?! Menurut saya selama mbaknya itu perhatian, sayangnya tulus terhadap Farhan (tanpa ada maksud tertentu) sih oke-2 aja kalau Farhan mencium mbaknya. Tinggal bagaimana kita mendapat perhatian sikecil, jangan sampai 'kalah' dengan pembantu. Itu aja sharingnya, maaf loh kalau mbak Yani tidak berkenan. Salam Irma -Original Message- From: Miladinne Inesza Lubis [SMTP:[EMAIL PROTECTED]] Sent: Thursday, February 22, 2001 11:37 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject:Re: [balita-anda] Cium Mbak Yani, Maaf nih, mau sumbang pendapat juga. Kalau dari penuturan Ibu, Farhan itu mencium Mbaknya didorong oleh rasa kasih sayang dan terima kasih karena Mbaknya sudah mengurus dan memperhatikan dia ya? Dan seperti kita tahu yang namanya anak kecil itu pasti melakukan imitasi atau peniruan atas apa yang dia lihat, terutama apa yang dia dapat dari orangtuanya. Jadi kalau Mbak Yani mencium dia karena rasa sayang, maka kemungkinan besar dia juga akan menerapkannya ke orang lain yang dia sayangi. Menurut saya itu wajar saja dan tidak apa-apa. Kalau Mbak Yani keberatan Farhan mencium Mbaknya, saya rasa yang paling penting Mbak Yani harus tahu apa dasar dari keberatan Mbak Yani itu sebelum Mbak Yani memberitahu Farhan supaya nggak mencium Mbaknya. Karena kalau nggak didasari dengan alasan yang kuat dan bisa dimengerti anak-anak, bisa-bisa nanti malah Farhannya salah mengerti dan kecewa. Sebetulnya kalau di dunia Barat, mengungkapkan rasa kasih sayang dengan mencium dan memeluk itu kan biasa ya, cuma karena kita di Timur nggak biasa dengan hal itu apalagi kita menciptakan gap antara pembantu - majikan makanya mungkin buat kita risih kalau sampai anak kita mencium Mbaknya sebagai ungkapan kasih sayang. Jadi kalau saya boleh usul, biarkan saja Farhan tetap menyayangi dan menghargai Mbaknya dengan caranya sendiri. Tapi kalau Mbak Yani keberatan, perlu sekali dipikirkan apa alasan yang tepat untuk melarang Farhan mencium Mbaknya (bukan Mbaknya lho yang harus ditegur :-) Trims, Mila. kirim cake bunga ke 20 kota di Indonesia? klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] _ "A room without books is like a body without a soul." -- Marcus T. Cicero kirim cake bunga ke 20 kota di Indonesia? klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
RE: [balita-anda] Cium
Kalo' problem saya lain, si mbaknya yg suka sekali mencium anak saya walaupun sudah saya tunjukkan perasaan tidak senang, tapi dianya tidak mengerti. Kasihan anak saya, Rafi, mana kalo' mencium suka ditekan sekuat2nya. Sudah pernah saya katakan spy jangan mencium adik spt itu, tapi jawabnya, abis adik gemes sih kak.. Ani nggak tahan kalo' nggak nyium. Duh.. gimana ya netters, cara ngebilanginnya, soalnya PRT saya yg satu ini memang rada2 bandel, susah dibilangin. Nanti kalo' dikasarin, dianya malah nggak tahan. Kadang dia nggak segan, biarpun anak sedang saya gendong, enak aja dia nyelonong cium dari belakang saya sambil melukin dari belakang.. duh ngenesnya... Saya selalu berusaha menciptakan suasana demokratis di rumah, tapi ya.. akibatnya begini.. pembantu pada ngelunjak semua.. Mohon saran/sharing dari netters. Terima kasih sebelumnya. Wassalam, Mama MiaRafi. -Original Message- From: mamanya Dafi [mailto:[EMAIL PROTECTED]] Sent: 21 Februari 2001 10:20 To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [balita-anda] Cium Halo Mbak Yani, Kayaknya lebih baik terus terang aja ke mbaknya Farhan, bilangnya kalau bisa tidak mencium Farhan dan kalau Farhan mau mencium dialihkan ke yang lain, ungkapan sayangnya boleh dengan membelai rambut atau memeluk. Ke Farhannya juga perlu sering diingatkan kita hanya boleh mencium Ayah-Ibu dan adik (kakek atau nenek) karena mereka sangat dekat dan istimewa bagi kita. Kalau sudah lebih besar sedikit mungkin prinsip muhrim dan bukan muhrim ( bagi yang muslim) bisa dijelaskan, tentu saja ini nggak akan berhasil dalam waktu dekat. Setiap kali ibu melihat dia mencium mbaknya bisa diingatkan misalnya "Farhan sayang ya sama mbak, kalau sayang peluk aja ya" atau tindakan lain yang menurut ibu lebih baik dari mencium. Rasanya hampir semua anak pertama punya sifat seperti Farhan, mereka kan pernah jadi bintang dalam keluarga jadi maunya terus diperhatikan namun karena usianya sudah 4,5 tahun harus mulai diberikan sedikit tanggung jawab sesuai dengan usianya (kalau mbak punya artikel montessory, disana disebutkan kemampuan dan tanggung jawab apa saja yang bisa dilakukan) selain melatih dia lebih mandiri juga memberi penghargaan baginya bahwa dia sudah 'besar',prinsipnya apa yang sudah bisa dia kerjakan sendiri maka harus dilakukan sendiri, berikan penghargaan kalau perlu untuk menarik minatnya melakukan sesuatu. Misalnya saat mandi, setelah disabun biarkan dia sendiri yang menyiram badannya (tentu kita pinter-pinter gosok punggungnya biar bersih), setelah itu kita puji "Wah Farhan sudah pinter ya, bisa mandi sendiri, nah sekarang pakai celana sendiri bisa nggak?" Begitu juga untuk hal lain, mengambil gelas, membawa tas sekolah, menggosok gigi dll. Mamanya Dafi --- Yani-Prime Indonesia [EMAIL PROTECTED] wrote: Rekan Netters , Mohon sharing..anak saya Farhan (4,5 thn).. kemarin malam saya lihat mencium pengasuhnya (ketika sedang dipakaikan celana setelah pipis). saya sempat kaget tapi mau saya larang didepan Mbaknya takut nanti si Mbak tersinggung..memang sepertinya saat ini Farhan senang sekali karena sekarang ada yang mengasuh..karena sebelumnya saya hanya mempunyai satu pembantu dan tugasnya ya menjaga adiknya yang kecil, dan Farhan lebih sering bermain sendiri (siang hari). Mungkin Farhan merasa sekarang ada yang memperhatikan dan menemaninya bermain (Farhan type anak manja..yang kalau tidur senangnya dipijit dan kalau mau apa-apa maunya dilayani)..Karena si Mbak yang menjaga Farhan ini sering menuruti kemauan Farhan sepertinya Farhan suka..memang seharusnya juga Farhan dekat dengan Mbaknya ya ..tapi ...kalau sampai mencium saya agak keberatan... bagaimana ya memberitahu Farhan agar tidak mencium si Mbak ..karena kalau saya mencium Farhan saya selalu bilang bahwa "Ibu sayang sekali sama Farhan " dan saya akhiri kalimat saya dengan menciumnya..kalau ia jawab "biarin orang Aang sayang sama Mbak ..."saya jawabnya gimana dong... Juga bagaimana ya mengajarkan agar anak mandiri..karena Farhan sekarang sudah semakin besar tapi masih kolokan Mohon sharing dari rekan netters ..maaf kepanjangan... Regards, Ibu Farhan + Raihan __ Do You Yahoo!? Yahoo! Auctions - Buy the things you want at great prices! http://auctions.yahoo.com/ kirim cake bunga ke 20 kota di Indonesia? klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] kirim cake bunga ke 20 kota di Indonesia? klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Re: [balita-anda] Cium
Maaf Bu Ira, Adakah efek lain terutama ke Rafi karna di cium PRT anda, Misalnya dia makin sayang ke PRT, atau Rafi jadi sakit/benci karna ndak suka ke PRT, atau malah seneng karna di ajak bercanda. Maaf kalau saya juga pengin tahu apa sih sebenarnya pengaruh yang paling buruk akibat di cium PRT ini,karna mungkin rada beda prinsipnya dengan saya ya, PRT bebas mengasuh anak, sementara pendidikan anak diusahakan agar oleh orang tua setelah pulang kerja atau hari libur,saya berusaha mendidik anak saya supaya hormat ke siapapun terutama orang yang lebih tua, tidak main bentak atau suruh sekalipun ke PRT, dan bebas bergaul dengan sebayanya, yang penting anak sendiri tidak dalam keadaan sakit, dan temennyapun begitu juga, satu hal lagi mungkin menjauhi temennya yang suka berkata jorok. Enaknya apa, ya kalau sewaktu waktu kami kerja pagi bareng dengan istri sementara PRT mau mandi atau Sholat dzuhur/Asar, tetangga ternyata dapat kita titipin dan mereka merasa ndak kerepotan untuk ini, malah seneng karna anaknya ada temen main. Ada lagi manfaat lain mungkin bahwa dengan bergaul dengan temen-temennya itu dia jadi lebih berani mempertahankan mainan miliknya, tidak cengeng, dan perbendaharaan katanya jadi bertambah banyak. Ira Mashura wrote: Kalo' problem saya lain, si mbaknya yg suka sekali mencium anak saya walaupun sudah saya tunjukkan perasaan tidak senang, tapi dianya tidak mengerti. Kasihan anak saya, Rafi, mana kalo' mencium suka ditekan sekuat2nya. Sudah pernah saya katakan spy jangan mencium adik spt itu, tapi jawabnya, abis adik gemes sih kak.. Ani nggak tahan kalo' nggak nyium. Duh.. gimana ya netters, cara ngebilanginnya, soalnya PRT saya yg satu ini memang rada2 bandel, susah dibilangin. Nanti kalo' dikasarin, dianya malah nggak tahan. Kadang dia nggak segan, biarpun anak sedang saya gendong, enak aja dia nyelonong cium dari belakang saya sambil melukin dari belakang.. duh ngenesnya... Saya selalu berusaha menciptakan suasana demokratis di rumah, tapi ya.. akibatnya begini.. pembantu pada ngelunjak semua.. Mohon saran/sharing dari netters. Terima kasih sebelumnya. Wassalam, Mama MiaRafi. -Original Message- From: mamanya Dafi [mailto:[EMAIL PROTECTED]] Sent: 21 Februari 2001 10:20 To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [balita-anda] Cium Halo Mbak Yani, Kayaknya lebih baik terus terang aja ke mbaknya Farhan, bilangnya kalau bisa tidak mencium Farhan dan kalau Farhan mau mencium dialihkan ke yang lain, ungkapan sayangnya boleh dengan membelai rambut atau memeluk. Ke Farhannya juga perlu sering diingatkan kita hanya boleh mencium Ayah-Ibu dan adik (kakek atau nenek) karena mereka sangat dekat dan istimewa bagi kita. Kalau sudah lebih besar sedikit mungkin prinsip muhrim dan bukan muhrim ( bagi yang muslim) bisa dijelaskan, tentu saja ini nggak akan berhasil dalam waktu dekat. Setiap kali ibu melihat dia mencium mbaknya bisa diingatkan misalnya "Farhan sayang ya sama mbak, kalau sayang peluk aja ya" atau tindakan lain yang menurut ibu lebih baik dari mencium. Rasanya hampir semua anak pertama punya sifat seperti Farhan, mereka kan pernah jadi bintang dalam keluarga jadi maunya terus diperhatikan namun karena usianya sudah 4,5 tahun harus mulai diberikan sedikit tanggung jawab sesuai dengan usianya (kalau mbak punya artikel montessory, disana disebutkan kemampuan dan tanggung jawab apa saja yang bisa dilakukan) selain melatih dia lebih mandiri juga memberi penghargaan baginya bahwa dia sudah 'besar',prinsipnya apa yang sudah bisa dia kerjakan sendiri maka harus dilakukan sendiri, berikan penghargaan kalau perlu untuk menarik minatnya melakukan sesuatu. Misalnya saat mandi, setelah disabun biarkan dia sendiri yang menyiram badannya (tentu kita pinter-pinter gosok punggungnya biar bersih), setelah itu kita puji "Wah Farhan sudah pinter ya, bisa mandi sendiri, nah sekarang pakai celana sendiri bisa nggak?" Begitu juga untuk hal lain, mengambil gelas, membawa tas sekolah, menggosok gigi dll. Mamanya Dafi --- Yani-Prime Indonesia [EMAIL PROTECTED] wrote: Rekan Netters , Mohon sharing..anak saya Farhan (4,5 thn).. kemarin malam saya lihat mencium pengasuhnya (ketika sedang dipakaikan celana setelah pipis). saya sempat kaget tapi mau saya larang didepan Mbaknya takut nanti si Mbak tersinggung..memang sepertinya saat ini Farhan senang sekali karena sekarang ada yang mengasuh..karena sebelumnya saya hanya mempunyai satu pembantu dan tugasnya ya menjaga adiknya yang kecil, dan Farhan lebih sering bermain sendiri (siang hari). Mungkin Farhan merasa sekarang ada yang memperhatikan dan menemaninya bermain (Farhan type anak manja..yang kalau tidur senangnya dipijit dan kalau mau apa-apa maunya dilayani)..Karena si Mbak yang menjaga Farhan ini sering menuruti kemauan Farhan sepertinya Farhan suka..memang seharusnya juga Farhan dekat dengan Mbaknya ya ..tapi ...kalau sampai mencium
Re: [balita-anda] Cium
Ngomongin cium-mencium dgn PRT, kok saya malah lain, ya. Kadang saya malah meminta anak saya untuk mencium mbaknya Bukan apa-apa, maksud saya adalah menumbuhkan rasa sayang dan terima kasih pada anak saya ke mbaknya yg sudah capek dan bersusah payah membantu mengasuh dia. Saya juga engga tega didepan dia kalau anak saya cium saya, sayang saya, ngerangkul saya, sementara mbaknya cuma 'bengong' aja liatin 'adegan mesra' kita, kalau sudah begitu kadang saya bilang, "Adin sayang mbak juga dong". Saya cuma berusaha 'ngewongke' pengasuh saya... Yang pasti saya minta dan ajarkan pada si kecil untuk tdk mencium di daerah mulutnya si mbak, cukup pipinya saja. Caranya, ya sampai saat ini anak saya juga hanya cium di pipi pada ortunya. Dan kalau masalah cium ditakutkan akan menularkan penyakit, itu memang tergantung dgn kebersihan PRT/pengasuhnya, ya. Karena saya yakin pengasuh saya orangnya bersih dan tdk punya penyakit menular -- dan terbukti juga semua penyakit yg diderita anak saya (dulunya sering diare dan sekarang kena TBC paru) bukan ditularkan dari dia atau dari kami sekeluarga..,. maka saya sih ikhlas-2 saja anak saya cium atau dicium mbaknya. Itu hanya pendapat saya loh...Semuanya kembali juga pada situasi dan kondisi masing-2, misalnya bagaimana cara pandang kita pada PRT/pengasuh di rumah, atau juga bagaimana tingkat kebersihan dari PRT/pengasuh itu sendiri... Endra - Original Message - From: [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, February 23, 2001 9:25 PM Subject: Re: [balita-anda] Cium Maaf Bu Ira, Adakah efek lain terutama ke Rafi karna di cium PRT anda, Misalnya dia makin sayang ke PRT, atau Rafi jadi sakit/benci karna ndak suka ke PRT, atau malah seneng karna Ira Mashura wrote: Kalo' problem saya lain, si mbaknya yg suka sekali mencium anak saya walaupun sudah saya tunjukkan perasaan tidak senang, tapi dianya tidak mengerti. Kasihan anak saya, Rafi, mana kalo' mencium suka ditekan sekuat2nya. Sudah pernah saya katakan spy jangan mencium adik spt itu, kirim cake bunga ke 20 kota di Indonesia? klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
RE: [balita-anda] Cium
Jadi ingin ikutan nimbrung nih tentang cium dari dan untuk anak. Jaga anak itu bukan pekerjaan kayak di kantoran lho, tidak rutinitas, tapi melibatkan emosi atau perasaan, jamnya juga tergantung mood dari anak. Kadang nggak mau makan, harus ditelatenin, dari masalah BAB, BAK yang tidak terjadwal. Belum kalau anak udah bisa lari sana, lari sini.. aduuh kebayang kan. Kalau kita di rumah (Sabtu dan minggu), anak memang sama kita, tapi saat giliran anak pipis, kadang masih minta tolong sama mbak untuk pel kan bekas pipisnya, kita yang bersihin anak kita, kadang mau ambil sesuatu, tolong mbak ambilkan itu, ini. Secara tidak langsung kita masih melibatkan si Mbak. Bukan masalah mbaknya digaji atau nggak, hanya bayangkan kalau posisi mbaknya yang sehari-hari dirumah mengasuh si kecil, tanpa ada orang lain. Repot juga kan? Melihat dari alasan itu, mungkin ibu-ibu yang lain juga sudah tau ya, makanya saya ambil kesimpulan, wajar aja kalau memang anak memberi ciuman ke mbaknya atau mbaknya sayang ke anak kita. Malah sewajarnya kalau kita merasa bersyukur, kalau ada orang yang begitu sayang dan care sama anak kita selama kita nggak dirumah. Jangan sampai deh kalau mbak yang ngasuh anak kita, berpikir, saya kan kerja dan dibayar.., bukan anak saya ini..,wah.. yang jadi korban adalah si kecil juga. Ma'af kalau ada yang tidak berkenan dengan kesimpulan saya ini. Salam ibunya Laras -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]]On Behalf Of [EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, February 23, 2001 9:25 PM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [balita-anda] Cium Maaf Bu Ira, Adakah efek lain terutama ke Rafi karna di cium PRT anda, Misalnya dia makin sayang ke PRT, atau Rafi jadi sakit/benci karna ndak suka ke PRT, atau malah seneng karna di ajak bercanda. Maaf kalau saya juga pengin tahu apa sih sebenarnya pengaruh yang paling buruk akibat di cium PRT ini,karna mungkin rada beda prinsipnya dengan saya ya, PRT bebas mengasuh anak, sementara pendidikan anak diusahakan agar oleh orang tua setelah pulang kerja atau hari libur,saya berusaha mendidik anak saya supaya hormat ke siapapun terutama orang yang lebih tua, tidak main bentak atau suruh sekalipun ke PRT, dan bebas bergaul dengan sebayanya, yang penting anak sendiri tidak dalam keadaan sakit, dan temennyapun begitu juga, satu hal lagi mungkin menjauhi temennya yang suka berkata jorok. Enaknya apa, ya kalau sewaktu waktu kami kerja pagi bareng dengan istri sementara PRT mau mandi atau Sholat dzuhur/Asar, tetangga ternyata dapat kita titipin dan mereka merasa ndak kerepotan untuk ini, malah seneng karna anaknya ada temen main. Ada lagi manfaat lain mungkin bahwa dengan bergaul dengan temen-temennya itu dia jadi lebih berani mempertahankan mainan miliknya, tidak cengeng, dan perbendaharaan katanya jadi bertambah banyak. Ira Mashura wrote: Kalo' problem saya lain, si mbaknya yg suka sekali mencium anak saya walaupun sudah saya tunjukkan perasaan tidak senang, tapi dianya tidak mengerti. Kasihan anak saya, Rafi, mana kalo' mencium suka ditekan sekuat2nya. Sudah pernah saya katakan spy jangan mencium adik spt itu, tapi jawabnya, abis adik gemes sih kak.. Ani nggak tahan kalo' nggak nyium. Duh.. gimana ya netters, cara ngebilanginnya, soalnya PRT saya yg satu ini memang rada2 bandel, susah dibilangin. Nanti kalo' dikasarin, dianya malah nggak tahan. Kadang dia nggak segan, biarpun anak sedang saya gendong, enak aja dia nyelonong cium dari belakang saya sambil melukin dari belakang.. duh ngenesnya... Saya selalu berusaha menciptakan suasana demokratis di rumah, tapi ya.. akibatnya begini.. pembantu pada ngelunjak semua.. Mohon saran/sharing dari netters. Terima kasih sebelumnya. Wassalam, Mama MiaRafi. -Original Message- From: mamanya Dafi [mailto:[EMAIL PROTECTED]] Sent: 21 Februari 2001 10:20 To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [balita-anda] Cium Halo Mbak Yani, Kayaknya lebih baik terus terang aja ke mbaknya Farhan, bilangnya kalau bisa tidak mencium Farhan dan kalau Farhan mau mencium dialihkan ke yang lain, ungkapan sayangnya boleh dengan membelai rambut atau memeluk. Ke Farhannya juga perlu sering diingatkan kita hanya boleh mencium Ayah-Ibu dan adik (kakek atau nenek) karena mereka sangat dekat dan istimewa bagi kita. Kalau sudah lebih besar sedikit mungkin prinsip muhrim dan bukan muhrim ( bagi yang muslim) bisa dijelaskan, tentu saja ini nggak akan berhasil dalam waktu dekat. Setiap kali ibu melihat dia mencium mbaknya bisa diingatkan misalnya "Farhan sayang ya sama mbak, kalau sayang peluk aja ya" atau tindakan lain yang menurut ibu lebih baik dari mencium. Rasanya hampir semua anak pertama punya sifat seperti Farhan, mereka kan pernah jadi bintang dalam keluarga jadi maunya terus diperhatikan namun karena usianya sudah 4,5 tahun harus mulai diberikan sedikit tanggung jawab sesuai dengan usianya (kalau mbak punya artikel montessory, disana disebutkan kemampuan dan tanggung jawa
RE: [balita-anda] Cium
Spt sudah saya katakan pak Basuki, saya termasuk terlalu demokrat, yg namanya PRT itu saya anggap keluarga aja, makanya saya tdk pernah mau dipanggil ibu walaupun beda umurnya cukup jauh, saya tetap menganjurkan mereka memanggil saya kakak. Hak mereka saya junjung tinggi, stl saya pulang kerja, terus terang jangankan urusan anak, urusan RT lainnya pun langsung beralih ke saya, sementara mereka malah jalan atau nonton TV. Lagipula, kalau saya pulang, anak2 tidak mau lagi dgn mbaknya. Sampe2, kadang saya nggak bisa mandi, ganti baju atau sekedar cuci muka. Masalahnya, Rafi baru 8 bulan, jangankan sekecil itu, kita aja mungkin merasa kesakitan atau tidak enak kalau cara menciumnya ditekan kuat sambil dikepit begitu. Saya rasa, orgtua manapun pasti ngenes ngeliat anaknya digituin. Lagipula, naluri saya mengatakan sptnya dia cuma mau mengambil muka di depan saya, menampakkan dia sangat sayang sama adiknya. Kalo' dia memang tulus saya bisa lihat dari sikap anak2 saya, ini malah kalo' saya pulang sptnya (terutama yg besar) mereka senang atau lega sekali. Kalo' anak pertama saya Mia (3th 4bl) malah tdk mau di pegang dia sama sekali, jangankan dicium. Nah, anak saya yg kecil ini 'kan belum bisa protes, ya...saya yg protes.. eh .. malah digratisin.. saya bawa ke tempat lain, malah diikutin, dikirain saya sdg main2 'kali ya.. Saya masih sangat toleransi dalam memprotes, cuma saya bilang " Ni, kalo' nyium adik jangan sampai begitu, kasihan 'kan adiknya..." belum sampai tahap melarang sama sekali lho, pak Basuki.. Koq, rasanya ngenes bener deh... dalam hati saya kepikiran, apa yg dia buat sama anak2 selama saya nggak ada... syukur alhamdulillah skrg saya sudah dapat yg bantu2 jaga anak pertama saya.. jadi bisa sambil ngeliatin kelakuannya. Kalo' nggak, melihat situsi begini saya sempat berniat berhenti kerja lho, spt waktu abis melahirkan anak pertama. Wassalam, Mama MiaRafi. -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]] Sent: 23 Februari 2001 21:25 To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [balita-anda] Cium Maaf Bu Ira, Adakah efek lain terutama ke Rafi karna di cium PRT anda, Misalnya dia makin sayang ke PRT, atau Rafi jadi sakit/benci karna ndak suka ke PRT, atau malah seneng karna di ajak bercanda. Maaf kalau saya juga pengin tahu apa sih sebenarnya pengaruh yang paling buruk akibat di cium PRT ini,karna mungkin rada beda prinsipnya dengan saya ya, PRT bebas mengasuh anak, sementara pendidikan anak diusahakan agar oleh orang tua setelah pulang kerja atau hari libur,saya berusaha mendidik anak saya supaya hormat ke siapapun terutama orang yang lebih tua, tidak main bentak atau suruh sekalipun ke PRT, dan bebas bergaul dengan sebayanya, yang penting anak sendiri tidak dalam keadaan sakit, dan temennyapun begitu juga, satu hal lagi mungkin menjauhi temennya yang suka berkata jorok. Enaknya apa, ya kalau sewaktu waktu kami kerja pagi bareng dengan istri sementara PRT mau mandi atau Sholat dzuhur/Asar, tetangga ternyata dapat kita titipin dan mereka merasa ndak kerepotan untuk ini, malah seneng karna anaknya ada temen main. Ada lagi manfaat lain mungkin bahwa dengan bergaul dengan temen-temennya itu dia jadi lebih berani mempertahankan mainan miliknya, tidak cengeng, dan perbendaharaan katanya jadi bertambah banyak. Ira Mashura wrote: Kalo' problem saya lain, si mbaknya yg suka sekali mencium anak saya walaupun sudah saya tunjukkan perasaan tidak senang, tapi dianya tidak mengerti. Kasihan anak saya, Rafi, mana kalo' mencium suka ditekan sekuat2nya. Sudah pernah saya katakan spy jangan mencium adik spt itu, tapi jawabnya, abis adik gemes sih kak.. Ani nggak tahan kalo' nggak nyium. Duh.. gimana ya netters, cara ngebilanginnya, soalnya PRT saya yg satu ini memang rada2 bandel, susah dibilangin. Nanti kalo' dikasarin, dianya malah nggak tahan. Kadang dia nggak segan, biarpun anak sedang saya gendong, enak aja dia nyelonong cium dari belakang saya sambil melukin dari belakang.. duh ngenesnya... Saya selalu berusaha menciptakan suasana demokratis di rumah, tapi ya.. akibatnya begini.. pembantu pada ngelunjak semua.. Mohon saran/sharing dari netters. Terima kasih sebelumnya. Wassalam, Mama MiaRafi. -Original Message- From: mamanya Dafi [mailto:[EMAIL PROTECTED]] Sent: 21 Februari 2001 10:20 To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [balita-anda] Cium Halo Mbak Yani, Kayaknya lebih baik terus terang aja ke mbaknya Farhan, bilangnya kalau bisa tidak mencium Farhan dan kalau Farhan mau mencium dialihkan ke yang lain, ungkapan sayangnya boleh dengan membelai rambut atau memeluk. Ke Farhannya juga perlu sering diingatkan kita hanya boleh mencium Ayah-Ibu dan adik (kakek atau nenek) karena mereka sangat dekat dan istimewa bagi kita. Kalau sudah lebih besar sedikit mungkin prinsip muhrim dan bukan muhrim ( bagi yang muslim) bisa dijelaskan, tentu saja ini nggak akan berhasil dalam waktu dekat. Setiap kali ibu melihat dia mencium mbaknya bisa
Re: [balita-anda] Cium
Mbak Yani, Maaf nih, mau sumbang pendapat juga. Kalau dari penuturan Ibu, Farhan itu mencium Mbaknya didorong oleh rasa kasih sayang dan terima kasih karena Mbaknya sudah mengurus dan memperhatikan dia ya? Dan seperti kita tahu yang namanya anak kecil itu pasti melakukan imitasi atau peniruan atas apa yang dia lihat, terutama apa yang dia dapat dari orangtuanya. Jadi kalau Mbak Yani mencium dia karena rasa sayang, maka kemungkinan besar dia juga akan menerapkannya ke orang lain yang dia sayangi. Menurut saya itu wajar saja dan tidak apa-apa. Kalau Mbak Yani keberatan Farhan mencium Mbaknya, saya rasa yang paling penting Mbak Yani harus tahu apa dasar dari keberatan Mbak Yani itu sebelum Mbak Yani memberitahu Farhan supaya nggak mencium Mbaknya. Karena kalau nggak didasari dengan alasan yang kuat dan bisa dimengerti anak-anak, bisa-bisa nanti malah Farhannya salah mengerti dan kecewa. Sebetulnya kalau di dunia Barat, mengungkapkan rasa kasih sayang dengan mencium dan memeluk itu kan biasa ya, cuma karena kita di Timur nggak biasa dengan hal itu apalagi kita menciptakan gap antara pembantu - majikan makanya mungkin buat kita risih kalau sampai anak kita mencium Mbaknya sebagai ungkapan kasih sayang. Jadi kalau saya boleh usul, biarkan saja Farhan tetap menyayangi dan menghargai Mbaknya dengan caranya sendiri. Tapi kalau Mbak Yani keberatan, perlu sekali dipikirkan apa alasan yang tepat untuk melarang Farhan mencium Mbaknya (bukan Mbaknya lho yang harus ditegur :-) Trims, Mila. --- Yani-Prime Indonesia [EMAIL PROTECTED] wrote: Rekan Netters , Mohon sharing..anak saya Farhan (4,5 thn).. kemarin malam saya lihat mencium pengasuhnya (ketika sedang dipakaikan celana setelah pipis). saya sempat kaget tapi mau saya larang didepan Mbaknya takut nanti si Mbak tersinggung..memang sepertinya saat ini Farhan senang sekali karena sekarang ada yang mengasuh..karena sebelumnya saya hanya mempunyai satu pembantu dan tugasnya ya menjaga adiknya yang kecil, dan Farhan lebih sering bermain sendiri (siang hari). Mungkin Farhan merasa sekarang ada yang memperhatikan dan menemaninya bermain (Farhan type anak manja..yang kalau tidur senangnya dipijit dan kalau mau apa-apa maunya dilayani)..Karena si Mbak yang menjaga Farhan ini sering menuruti kemauan Farhan sepertinya Farhan suka..memang seharusnya juga Farhan dekat dengan Mbaknya ya ..tapi ...kalau sampai mencium saya agak keberatan... bagaimana ya memberitahu Farhan agar tidak mencium si Mbak ..karena kalau saya mencium Farhan saya selalu bilang bahwa "Ibu sayang sekali sama Farhan " dan saya akhiri kalimat saya dengan menciumnya..kalau ia jawab "biarin orang Aang sayang sama Mbak ..."saya jawabnya gimana dong... Juga bagaimana ya mengajarkan agar anak mandiri..karena Farhan sekarang sudah semakin besar tapi masih kolokan Mohon sharing dari rekan netters ..maaf kepanjangan... Regards, Ibu Farhan + Raihan __ Do You Yahoo!? Yahoo! Auctions - Buy the things you want at great prices! http://auctions.yahoo.com/ kirim cake bunga ke 20 kota di Indonesia? klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] kirim cake bunga ke 20 kota di Indonesia? klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
RE: [balita-anda] Cium
Kepada Mamanya Farhan. Sebaiknya anak akan lebih baik diasuh oleh ibunya sendiri. Makanya apabila ibu mempunyai pekerjaan tertentu yang menyita waktu, sebaiknya hal itu tinggalkan ( lebih baik ) dan mencari pekerjaan yang sekiranya tidak menyita waktu anda di luar. Sehingga waktu anda untuk sang buah hati akan lebih banyak. Dan anda bisa mengawasi langsung perkembangan anak anda. Bapaknya Bagus -- From: Yani-Prime Indonesia[SMTP:[EMAIL PROTECTED]] Sent: Tuesday, February 20, 2001 5:28 PM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [balita-anda] Cium Rekan Netters , Mohon sharing..anak saya Farhan (4,5 thn).. kemarin malam saya lihat mencium pengasuhnya (ketika sedang dipakaikan celana setelah pipis). saya sempat kaget tapi mau saya larang didepan Mbaknya takut nanti si Mbak tersinggung..memang sepertinya saat ini Farhan senang sekali karena sekarang ada yang mengasuh..karena sebelumnya saya hanya mempunyai satu pembantu dan tugasnya ya menjaga adiknya yang kecil, dan Farhan lebih sering bermain sendiri (siang hari). Mungkin Farhan merasa sekarang ada yang memperhatikan dan menemaninya bermain (Farhan type anak manja..yang kalau tidur senangnya dipijit dan kalau mau apa-apa maunya dilayani)..Karena si Mbak yang menjaga Farhan ini sering menuruti kemauan Farhan sepertinya Farhan suka..memang seharusnya juga Farhan dekat dengan Mbaknya ya ..tapi ...kalau sampai mencium saya agak keberatan... bagaimana ya memberitahu Farhan agar tidak mencium si Mbak ..karena kalau saya mencium Farhan saya selalu bilang bahwa "Ibu sayang sekali sama Farhan " dan saya akhiri kalimat saya dengan menciumnya..kalau ia jawab "biarin orang Aang sayang sama Mbak ..."saya jawabnya gimana dong... Juga bagaimana ya mengajarkan agar anak mandiri..karena Farhan sekarang sudah semakin besar tapi masih kolokan Mohon sharing dari rekan netters ..maaf kepanjangan... Regards, Ibu Farhan + Raihan kirim cake bunga ke 20 kota di Indonesia? klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Re: [balita-anda] Cium
Halo Mbak Yani, Kayaknya lebih baik terus terang aja ke mbaknya Farhan, bilangnya kalau bisa tidak mencium Farhan dan kalau Farhan mau mencium dialihkan ke yang lain, ungkapan sayangnya boleh dengan membelai rambut atau memeluk. Ke Farhannya juga perlu sering diingatkan kita hanya boleh mencium Ayah-Ibu dan adik (kakek atau nenek) karena mereka sangat dekat dan istimewa bagi kita. Kalau sudah lebih besar sedikit mungkin prinsip muhrim dan bukan muhrim ( bagi yang muslim) bisa dijelaskan, tentu saja ini nggak akan berhasil dalam waktu dekat. Setiap kali ibu melihat dia mencium mbaknya bisa diingatkan misalnya "Farhan sayang ya sama mbak, kalau sayang peluk aja ya" atau tindakan lain yang menurut ibu lebih baik dari mencium. Rasanya hampir semua anak pertama punya sifat seperti Farhan, mereka kan pernah jadi bintang dalam keluarga jadi maunya terus diperhatikan namun karena usianya sudah 4,5 tahun harus mulai diberikan sedikit tanggung jawab sesuai dengan usianya (kalau mbak punya artikel montessory, disana disebutkan kemampuan dan tanggung jawab apa saja yang bisa dilakukan) selain melatih dia lebih mandiri juga memberi penghargaan baginya bahwa dia sudah 'besar',prinsipnya apa yang sudah bisa dia kerjakan sendiri maka harus dilakukan sendiri, berikan penghargaan kalau perlu untuk menarik minatnya melakukan sesuatu. Misalnya saat mandi, setelah disabun biarkan dia sendiri yang menyiram badannya (tentu kita pinter-pinter gosok punggungnya biar bersih), setelah itu kita puji "Wah Farhan sudah pinter ya, bisa mandi sendiri, nah sekarang pakai celana sendiri bisa nggak?" Begitu juga untuk hal lain, mengambil gelas, membawa tas sekolah, menggosok gigi dll. Mamanya Dafi --- Yani-Prime Indonesia [EMAIL PROTECTED] wrote: Rekan Netters , Mohon sharing..anak saya Farhan (4,5 thn).. kemarin malam saya lihat mencium pengasuhnya (ketika sedang dipakaikan celana setelah pipis). saya sempat kaget tapi mau saya larang didepan Mbaknya takut nanti si Mbak tersinggung..memang sepertinya saat ini Farhan senang sekali karena sekarang ada yang mengasuh..karena sebelumnya saya hanya mempunyai satu pembantu dan tugasnya ya menjaga adiknya yang kecil, dan Farhan lebih sering bermain sendiri (siang hari). Mungkin Farhan merasa sekarang ada yang memperhatikan dan menemaninya bermain (Farhan type anak manja..yang kalau tidur senangnya dipijit dan kalau mau apa-apa maunya dilayani)..Karena si Mbak yang menjaga Farhan ini sering menuruti kemauan Farhan sepertinya Farhan suka..memang seharusnya juga Farhan dekat dengan Mbaknya ya ..tapi ...kalau sampai mencium saya agak keberatan... bagaimana ya memberitahu Farhan agar tidak mencium si Mbak ..karena kalau saya mencium Farhan saya selalu bilang bahwa "Ibu sayang sekali sama Farhan " dan saya akhiri kalimat saya dengan menciumnya..kalau ia jawab "biarin orang Aang sayang sama Mbak ..."saya jawabnya gimana dong... Juga bagaimana ya mengajarkan agar anak mandiri..karena Farhan sekarang sudah semakin besar tapi masih kolokan Mohon sharing dari rekan netters ..maaf kepanjangan... Regards, Ibu Farhan + Raihan __ Do You Yahoo!? Yahoo! Auctions - Buy the things you want at great prices! http://auctions.yahoo.com/ kirim cake bunga ke 20 kota di Indonesia? klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
RE: [balita-anda] Cium
Mamanya Farhan: Aduuh... saya jadi ikutan merinding.. Soalnya saya akan merasakan hal yang sama bila mengalami hal spt ini. Saya sering khawatir kalau anak saya lebih "attached" dgn pengasuhnya daripada dg saya. Kalau sekedar dipangku sambil main2 atau nonton tivi saja sih saya ngga keberatan. Terkadang Dito juga suka gelayutan di punggung atau merangkul-rangkul leher pengasuhnya (sambil duduk2). Tapi kalau saya lihat sudah agak berlebihan, biasanya justru anak saya yg saya tegur langsung.. , " Mas Dito, jangan begitu dong.. kan nanti Erni-nya ngga kuat.. kan mas Dito sudah besar, kok gelayutan begitu.. dst.". Hal itu juga sekalian utk mengajarkan dia supaya tidak terlalu manja. Alhamdulillah, belum pernah saya lihat sendiri Dito mencium2 pengasuhnya. Untungnya juga, meskipun saya bekerja pada kenyataannya Dito lebih lengket dg saya ketimbang dg mereka. Tapi prinsip saya, tetap akan saya tekankan bahwa perlakuan yg berlebihan thd anak spt itu tidak saya perbolehkan, kecuali dgn orang tua atau saudara. Oke, Bu?? Best Regards, Diah Riyawanti -Original Message- From: Yani-Prime Indonesia [mailto:[EMAIL PROTECTED]] Sent: February 20 2001 5:28 PM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [balita-anda] Cium Rekan Netters , Mohon sharing..anak saya Farhan (4,5 thn).. kemarin malam saya lihat mencium pengasuhnya (ketika sedang dipakaikan celana setelah pipis). saya sempat kaget tapi mau saya larang didepan Mbaknya takut nanti si Mbak tersinggung..memang sepertinya saat ini Farhan senang sekali karena sekarang ada yang mengasuh..karena sebelumnya saya hanya mempunyai satu pembantu dan tugasnya ya menjaga adiknya yang kecil, dan Farhan lebih sering bermain sendiri (siang hari). Mungkin Farhan merasa sekarang ada yang memperhatikan dan menemaninya bermain (Farhan type anak manja..yang kalau tidur senangnya dipijit dan kalau mau apa-apa maunya dilayani)..Karena si Mbak yang menjaga Farhan ini sering menuruti kemauan Farhan sepertinya Farhan suka..memang seharusnya juga Farhan dekat dengan Mbaknya ya ..tapi ...kalau sampai mencium saya agak keberatan... bagaimana ya memberitahu Farhan agar tidak mencium si Mbak ..karena kalau saya mencium Farhan saya selalu bilang bahwa "Ibu sayang sekali sama Farhan " dan saya akhiri kalimat saya dengan menciumnya..kalau ia jawab "biarin orang Aang sayang sama Mbak ..."saya jawabnya gimana dong... Juga bagaimana ya mengajarkan agar anak mandiri..karena Farhan sekarang sudah semakin besar tapi masih kolokan Mohon sharing dari rekan netters ..maaf kepanjangan... Regards, Ibu Farhan + Raihan kirim cake bunga ke 20 kota di Indonesia? klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Re: [balita-anda] Cium
Mbak Yani, anak2 memang ekspresif, ya...? Kalo memang dia sayang sama Mbak-nya, kita bilang saja utk. tidak perlu mencium, tapi cukup disayang saja pipi Mbak-nya pake tangan. Cium hanya utk. papa-mama saja, karena Farhan kan anaknya papa-mama... Karena kita sulit juga melarang anak utk. mengekspresikan perasaannya ke orang lain, takut salah2 malah diinterpretasikan sebagai nggak boleh menyayangi orang lain... (atau malah : nggak boleh sayang sama pembantu / baby sitter... wah ?). (Ngelantur sedikit : Anak saya sangaaat penyayang, bahkan sampai ke bonekanya segala. Kalo bonekanya jatuh dari tangannya, dia akan bilang ,"Maaf ya Pooh, kamu jadi jatuh..." Atau pernah juga dia penasaran, kenapa ayam mau disayang kok malah lari...?) Soal anak mandiri, selain kita juga harus kasih contoh (mis. jangan utk. ambil air minum saja, kita minta diambilkan Mbak), kita juga harus membiasakan anak sedari kecil, bahwa meskipun ada pembantu dllnya, hal2 yang dia bisa lakukan sendiri, sebaiknya lakukan sendiri. Dulu saya melarang mbak / bibi utk. menyimpankan sepatu Ella sesudah digunakan. Lalu saya bilang ,"Mami mau lihat, apa Ella bisa simpan sepatu sendiri ?"... Kalo dia sudah melaksanakan 'tugas'nya, kita beri pujian, meskipun sepatunya tidak tersusun rapi. Ella (23 bl) sekarang otomatis simpan sepatu sendiri sesudah masuk rumah. Soal minta dipijat, saya rasa itu karena minta perhatian lebih, selain memang enak dipijatin kalo mau bobo...:-) He-he.. gimana kalo nanti Farhan minta dilayani lagi, Mbak bilang supaya dia lakukan sendiri dulu, kalo Farhan bisa menunjukkan dia sudah jadi anak 'gede', nanti dipijatin lebih lama kalo mau bobo...:-) Salam, Rien. Yani-Prime Indonesia wrote: Rekan Netters , Mohon sharing..anak saya Farhan (4,5 thn).. kemarin malam saya lihat mencium pengasuhnya (ketika sedang dipakaikan celana setelah pipis). saya sempat kaget tapi mau saya larang didepan Mbaknya takut nanti si Mbak tersinggung..memang sepertinya saat ini Farhan senang sekali karena sekarang ada yang mengasuh..karena sebelumnya saya hanya mempunyai satu pembantu dan tugasnya ya menjaga adiknya yang kecil, dan Farhan lebih sering bermain sendiri (siang hari). Mungkin Farhan merasa sekarang ada yang memperhatikan dan menemaninya bermain (Farhan type anak manja..yang kalau tidur senangnya dipijit dan kalau mau apa-apa maunya dilayani)..Karena si Mbak yang menjaga Farhan ini sering menuruti kemauan Farhan sepertinya Farhan suka..memang seharusnya juga Farhan dekat dengan Mbaknya ya ..tapi ...kalau sampai mencium saya agak keberatan... bagaimana ya memberitahu Farhan agar tidak mencium si Mbak ..karena kalau saya mencium Farhan saya selalu bilang bahwa "Ibu sayang sekali sama Farhan " dan saya akhiri kalimat saya dengan menciumnya..kalau ia jawab "biarin orang Aang sayang sama Mbak ..."saya jawabnya gimana dong... Juga bagaimana ya mengajarkan agar anak mandiri..karena Farhan sekarang sudah semakin besar tapi masih kolokan Mohon sharing dari rekan netters ..maaf kepanjangan... Regards, Ibu Farhan + Raihan kirim cake bunga ke 20 kota di Indonesia? klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Re: [balita-anda] Cium
Kalau pendapat saya ini nanti agak beda saya minta maaf lho, Kalau Bu Yani berpikiran bahwa hakikat "cium" untuk anak adalah rasa "sayang", mestinya kita juga tidak membedakan rasa sayang itu dari dan untuk siapapun. Bukankah manusia itu pada hakikatnya adalah sama di mata Tuhan, hanya masalah ke takwaaan nya saja yang beda. Gampangnya gini bu ,saya akan merasa senang kalau anak saya di sayangi oleh semua orang, saya biasakan anak saya untuk bermain bebas dengan teman-temannya di lingkungan rumah. Dia masih anak-anak dan perlu banyak bermain. Lain hal kalau dia sudah dewasa, kita harus tambah bekal agar dia bisa memilih teman yang baik agar tidak terjerumus didalam pergaulan bebas. Di sini kita bisa arahkan anak kita. Tetapi kalau masih anak-anak paling masalah ucapan saja yang sering di tiru oleh anak. Mengenai si "Mbak" saya yakin bahwa dia mengasuh Farhan dengan tulus, dia menyayanginya dengan tulus, demikian sebaliknya dengan Farhan. Dia juga menyayangi si "mbak"dengan tulus sebagai rasa ungkapan timbal balik rasa kasih sayang itu karna merasa setiap hari dialah yang mengajak bermain,memberi makan, menggati baju, memandikan dll. Saya pernah ungkapkan di sini betapa sedihnya kita, ketika pulang kerja anak tidak mau kita gendong tapi lebih lengket dengan pembantu/baby sitter. Disini rasa kesadaran orang tua itu harus tergugah bahwa ternyata kita memang kurang memberi perhatian terhadap buah hati kita. Apa susahnya kita memandikan anak, mengganti baju, membikinkan minum, memberi makan anak dll. kalau kita sedang ada di rumah dan memang lagi santai. Bukankah ini merupakan suatu momen yang tepat untuk ungkapkan rasa kasih sayang itu. Bagi seorang pekerja amat sedikit waktu kita untuk bergaul lebih dekat dengan anak, pergi pagi pulang malem dan kadang anak sudah tidur.Belum di tambah rasa cape kerja seharian dan kemacetan jalan. Jadi saya berkesimpulan bahwa untuk si Mbak sih sebaiknya kita ndak usah ngomong soal cium itu, tetapi kita berusaha bagaimana merebut kasih sayang anak itu kepada kita dengan tanpa paksa. Mengenai bagaimana kita membentuk kemandirian anak, memang harus dari kecil, anak saya belum ada 2 tahun tapi saya usahakan dia agar tidak main suruh tapi mencari dan mengambil sendiri sesuatu yang dia perlukan. Rasanya saya pernah juga tulis secara berseri bagaimana perkembangan anak yang baik dari umur 0 bulan samapi 5 tahun kalau ndak salah. Kalau dia memang seringnya sama baby sitter ya kitapun harus memberitahu hal-hal seperti itu kepadanya dan di suruh mengajarinya, tetapi saat kita memberi tahu langsung ke anak sebaiknya dengan kita memberikan contoh. Semoga berguna, mohon maaf bila kurang berkenan. wassalam bAz Yani-Prime Indonesia wrote: Rekan Netters , Mohon sharing..anak saya Farhan (4,5 thn).. kemarin malam saya lihat mencium pengasuhnya (ketika sedang dipakaikan celana setelah pipis). saya sempat kaget tapi mau saya larang didepan Mbaknya takut nanti si Mbak tersinggung..memang sepertinya saat ini Farhan senang sekali karena sekarang ada yang mengasuh..karena sebelumnya saya hanya mempunyai satu pembantu dan tugasnya ya menjaga adiknya yang kecil, dan Farhan lebih sering bermain sendiri (siang hari). Mungkin Farhan merasa sekarang ada yang memperhatikan dan menemaninya bermain (Farhan type anak manja..yang kalau tidur senangnya dipijit dan kalau mau apa-apa maunya dilayani)..Karena si Mbak yang menjaga Farhan ini sering menuruti kemauan Farhan sepertinya Farhan suka..memang seharusnya juga Farhan dekat dengan Mbaknya ya ..tapi ...kalau sampai mencium saya agak keberatan... bagaimana ya memberitahu Farhan agar tidak mencium si Mbak ..karena kalau saya mencium Farhan saya selalu bilang bahwa "Ibu sayang sekali sama Farhan " dan saya akhiri kalimat saya dengan menciumnya..kalau ia jawab "biarin orang Aang sayang sama Mbak ..."saya jawabnya gimana dong... Juga bagaimana ya mengajarkan agar anak mandiri..karena Farhan sekarang sudah semakin besar tapi masih kolokan Mohon sharing dari rekan netters ..maaf kepanjangan... Regards, Ibu Farhan + Raihan kirim cake bunga ke 20 kota di Indonesia? klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
RE: [balita-anda] Cium
cw Dear Mbak Yani, Menurut saya mencium itu khan suatu ekspresi untuk menunjukkan rasa sayang. Melarang anak mencium "Mbak"nya koq "sadis" amat sih Bisa-bisa nanti kita dianggap deskriminatif Apa salahnya anak kita sayang sama "Mbak"nya, selama "Mbak"nya bersih alias nggak jorok. Selama kita tetap sayang dan selalu memberikan perhatian ke anak-anak kita, saya yakin kalau rasa sayang anak ke kita/ortunya tidak akan berkurang. Lagi pula dengan bertambahnya usia anak, si anak akan mengerti dan bisa membedakan rasa sayang ke "Mbak"nya dan ke orang tuanya. Inilah risiko ibu bekerja. Salam, cw -Original Message- From: Yani-Prime Indonesia [mailto:[EMAIL PROTECTED]] Sent: February 20 2001 5:28 PM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [balita-anda] Cium Rekan Netters , Mohon sharing..anak saya Farhan (4,5 thn).. kemarin malam saya lihat mencium pengasuhnya (ketika sedang dipakaikan celana setelah pipis). saya sempat kaget tapi mau saya larang didepan Mbaknya takut nanti si Mbak tersinggung..memang sepertinya saat ini Farhan senang sekali karena sekarang ada yang mengasuh..karena sebelumnya saya hanya mempunyai satu pembantu dan tugasnya ya menjaga adiknya yang kecil, dan Farhan lebih sering bermain sendiri (siang hari). Mungkin Farhan merasa sekarang ada yang memperhatikan dan menemaninya bermain (Farhan type anak manja..yang kalau tidur senangnya dipijit dan kalau mau apa-apa maunya dilayani)..Karena si Mbak yang menjaga Farhan ini sering menuruti kemauan Farhan sepertinya Farhan suka..memang seharusnya juga Farhan dekat dengan Mbaknya ya ..tapi ...kalau sampai mencium saya agak keberatan... bagaimana ya memberitahu Farhan agar tidak mencium si Mbak ..karena kalau saya mencium Farhan saya selalu bilang bahwa "Ibu sayang sekali sama Farhan " dan saya akhiri kalimat saya dengan menciumnya..kalau ia jawab "biarin orang Aang sayang sama Mbak ..."saya jawabnya gimana dong... Juga bagaimana ya mengajarkan agar anak mandiri..karena Farhan sekarang sudah semakin besar tapi masih kolokan Mohon sharing dari rekan netters ..maaf kepanjangan... Regards, Ibu Farhan + Raihan kirim cake bunga ke 20 kota di Indonesia? klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] kirim cake bunga ke 20 kota di Indonesia? klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]