[budaya_tionghua] Re: (oot) Tolak dan Revisi RUU Anti Pornografi/Pornoaksi

2006-03-12 Terurut Topik odeon_cafe
Dear bung Ahmad Bukhari Saleh, 

sepenuhnya saya memahami apa yang Bung Bukhari
maksud. dan sepenuhnya pula saya bersepakat
dengan political-stand bung Bukhari. bangsa ini 
memang sudah dirusak oleh politisasi agama 
dan sekte agama politis. 

tetapi yang ditulis oleh Bung Steeve tidak
ada sangkut pautnya dengan gerakan "politik
islam". dan saya hanya mengkonfirmasi bahwa
bung steeve tidak membawa-bawa "politik agama"
disini. tetapi pembacaan yang keliru atas
komentar bung Steeve dapat memicu politisasi
agama dalam hal ini. saya sangat berterima
kasih kepada Bung Bukhari, yang sudah
sepantasnya saya panggil dengan sebutan
"ayahanda", karena mengkonfirmasi hal ini juga. 

sehingga apabila ada yang hendak mempolitisasi
masalah RUU APP dengan menyerang mereka yang
tidak setuju dengan RUU APP sebagai gerakan
anti-islam, hendaknya kita semua, terutama
bung Bukhari dapat menolak asumsi tersebut 
dengan memberikan penjelasan yang baik. karena
mereka yang menolak RUU APP ini tampaknya
lebih memikirkan kepentingan bangsa bukan
hanya kepentingan sesaat sektor tertentu, 
seperti sektor para pe-dangdutz. 

saya ingin belajar lebih banyak dari bung 
Bukhari tentang PSI. siapa orang Tionghoa
yang menjadi sekjen PSI? dan di era apa??

setau saya, Tan Ling Djie pernah jadi sekjen
Partai Sosialis. tetapi partai sosialis ini
bukan PSI. tetapi penggabungan antara Partai
Sosialis Indonesia (Syahrir) dan Paras (amir
syarifudin). 

banyak Tionghoa menjadi anggota PSI. Tan Po
Goan itu PSI. begitu juga Soe Hok Gie. tetapi
PSI juga memiliki beberapa faksi. faksi
Soebadio Sastrosaptomo tentu agak beda dengan
faksi Djohan Syarusah. dan adalah sangat mungkin
pabila pendirian Tan Po Goan sangat berbeda dengan
kepentingan Sumitro. 

dan PSI yang terlibat provokasi anti-tionghoa
bersama dengan Masyumi bawah-tanah yang
memicu peristiwa rasialis 10 Mei 63 di Bandung tidak
saya ketahui PSI dari faksi mana. tetapi agaknya bukan
PSI faksi Djohan Sjarusah. karena Djohan Syarusah
sangat dekat dengan Siauw Giok Tjhan. 

tetapi tentunya, Bung Bukhari lebih tau tentang
masalah ini. tolong dijelaskan dan diberi
informasi tentang PSI. 

Sub-Rosa II


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Akhmad Bukhari Saleh" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> - Original Message -
> From: odeon_cafe
> To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> Sent: Monday, 13 March, 2006 11:43
> Subject: [budaya_tionghua] Re: (oot) Tolak dan Revisi RUU Anti
> Pornografi/Pornoaksi
> 
> > Pembacaan saya terhadap tulisan Bro. Steeve bukan masalah tanda
> > tangan di kain putihnya yang agak-agak memalukan.
> > Tetapi pemaksaan yang terselip dari aksi tersebut.
> > Secara serampangan RUU APP ini diklaim menjadi kepentingan islam
> 
> Menurut saya RUU ini memang menjadi kepentingan Islam. 
Tetapi "islam"-nya
> mereka yang punya agenda politik, bukan "islam"-nya saya yang 
meilhat Islam
> sebagai agenda moral pribadi.
> Tetapi justru karena adanya muatan agenda politik "islam", jangan 
kita juga
> membawa issue agama dalam menentangnya.
> Menurut saya apa yang dilakukan teman-teman di Bali, dengan 
mempertentangkan
> muatan RUU ini dengan nilai-nilai keagamaan, budaya dan etnis/suku 
yang
> berlaku di Bali, sudah terjebak ke killing ground agenda politik 
agama.
> 
> Jangan sampai kita juga terbawa-bawa ke killing ground yang sama. 
Tionghoa
> atau bukan, Islam atau bukan, orang Bali atau bukan, kita anti 
pornografi
> yang sudah luarbiasa maraknya. Tetapi kita juga anti politisasi 
issue ini
> untuk agenda politik keagamaan yang disamarkan.
> Karena itu pergunakanlah argumen yang teknis, yang bisa 
dikemukakan untuk
> menentang RUU ini, yang ada cukup banyak, seperti beberapa yang 
saya sebut
> di posting terdahulu.
> 
> Apa yang telah dilakukan beberapa anggota-anggota DPR di Pansus 
RUU itu,
> yang tanpa banyak gembar-gembor politis telah berhasil mengkebiri 
habis RUU
> ini (lihat berita-berita hari ini), bisa menjadi contoh.mengenai 
modus
> operandi yang sebaiknya kita tempuh, for our cause.
> Beberapa tanggapan tentang RUU Anti Diskriminasi yang di-posting-
kan tadi
> oleh HKSIS, kembali menunjukkan harus berhati-hatinya kita, jangan 
asal
> emosi, dalam membahas issue yang penting itu Jangan lagi-lagi kita 
terjebak
> dalam killing ground politisasi-nya.
> 
> --
> 
> > Hal ini persis sewaktu RRT membantu pemerintah Soekarno
> > dalam menghadapi pemberontakan PRII/Permesta.
> > Lantas gerakan bawah tanah masyumi dan PSI serta-merta
> > memprovokasi bahwa Tionghoa itu musuh islam.
> 
> Wah maaf, saya baru tahu cerita ini. Mungkin bisa dideskripsikan 
dengan
> lebih faktuil.
> Yang saya ingat malah a.l. waktu itu Sekjen PSI kan orang Tionghoa,
> bagaimana hal itu lantas bisa terjadi?
> 
> Wasalam.
>








.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :.

Re: [budaya_tionghua] Menyongsong UU Kewarganegaraan yang Baru

2006-03-12 Terurut Topik steeve haryanto
--- Lucas Ony <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
...deleted...
> Jaman Cold War masih masuk akal SKBRI digunakan,
> karena Cina adalah musuh 
> Amerika Serikat dan Inggris.. wajar karena mereka
> takut politik domino 
> effect sehingga CIA menyuruh pemerintah Indonesia
> untuk mempersulit 
> keturunan Tionghoa... lha sekarang cold war sudah
> berakhir.. apa yang 
> ditakutkan CIA lagi?

Indonesia lagi kawan yang sekarang ketakutan karna
petinggi2 nya hidup makmur diatas ketakutan orang lain
yang tidak bukan adalah warganya sendiri.

__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 





.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: [budaya_tionghua] Dendam di milis lain jangan berlanjut di sini (Odeon: RPKB dan LPKB, beda satu huruf doank)

2006-03-12 Terurut Topik steeve haryanto
--- Rinto Jiang <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Untuk Bung Odeon Cafe alias Sub-Rosa-II alias Kenken
> alias dan 
> seterusnya-seterusnya serta Julie-moy dan anggota
> lain yang terlibat 
> dalam diskusi ini, saya sangat mengharapkan dendam
> di milis lain jangan 
> sampai dibawa-bawa dan dilanjutkan di sini.
...deleted...

Teriak lagi nooh moderator ... ;P setuju ... btw
mudah2ans saya tidak termasuk dalam kata "anggota lain
... " tersebut diatas.

__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 




.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: [budaya_tionghua] (oot) ancaman itu bernama RUU APP

2006-03-12 Terurut Topik steeve haryanto
--- KK Lie <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
<...deleted...> 
> mengenai larangan memperlihatkan sebagian/seluruhnya
> Pusar/perut tdk ada
> logikanya, sebagai contoh di negara mesir sampai
> saat ini saja tari perut
> masih ada, dipakistan saja yang muslim sekalipun
> masih memakai Sari sebagai
> pakaian tradisional yang memperlihatkan sebagian
> perut/pusar-nya. (entah ya
> kalo tiba-2 disana juga ada RUU APP seperti di
> Indonesia).

Kalau menurutku kawan, sebenarnya ini adalah side
effect dari pemahaman suatu agama secara kaku.Mereka
terlalu berlebihan menganggap bahwa apa yg telah
digariskan dalam kitab sucinya adalah yang paling
benar dan tidak bisa terbantahkan kesuciannya.Padahal
sekarang ini kl kita lihat dimana mana banyak sekolah2
agama / teologi, sebenarnya apa yang dibahas disana?
pemahaman menuju pencerahan ataukah pendoktrinan
semata?

> Memang bagi sebagian masyarakat yang berpandangan
> liberal RUU ini sangat
> mengganggu, namun bagi saya pribadi yang sangat
> memuak-kan adalah sikap para
> wakil rakyat yang hanya mementingkan "titipan"
> kelompok-2 tertentu (termasuk
> ormas dan pelaku politik).

Benar sekali kawan!
Sayang sekali dunia pernah melihat bumi indonesia ini
hidup rukun dan saling pengertian yang sangat luar
biasa indahnya tetapi belakangan ini dunia menganggap
indonesia menjadi salah satu negara yang berpenduduk
sangat extrim terhadap salah satu keyakinan.
Kita dan siapa pun juga pernah dan sering membahas
mengenai bahaya anak remaja terhadap pergaulan bebas
dan kita sangkal sebagai budaya luar dan bukan budaya
kita, sekarang lihat? mereka yang pernah beranggapan
demikian tersebut diatas telah juga membawa budaya
luar yang berimplikasi pada penerapan di unsur2
masyarakat."Maling teriak maling".

Kelihatan sekali kawan, sebenarnya RUU ini dibuat
bukan untuk melindungi perempuan dari kekerasan atas
kelemahan yang dibawa pada kelahirannya melainkan
malah muncul akibat budaya luar.Kalau saya lihat
disini malah perempuan dijadikan kambing hitam dengan
alasan untuk mengurangi kekerasan terhadap kaumnya.


__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 




.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





Re: [budaya_tionghua] SBKRI: Selayang pandang (Menyongsong UU Kewarganegaraan yang Baru).....apa kiatnya?

2006-03-12 Terurut Topik Nasir Tan


Rinto Jiang <[EMAIL PROTECTED]> wrote:Lucas Ony menulis:

Mudah2an ada rencana penghapusan peraturan buatan CIA dalam UU No 62 Tahun
1958 ini...
Saya sudah bosan dengar kata SBKRI... kalau orang yang baru datang dari luar
negri lalu ganti warga negara di sini, masih cengli pakai SBKRI, tapi kalau
yang sudah 7 turunan tinggal di sini apa perlu lagi ya pakai peraturan
buatan CIA ini?



Rinto Jiang:

Saya ingin meluruskan salah kaprah tentang SBKRI ini. Saya rasa, SBKRI 
memang mutlak diperlukan buat pemerintah untuk mengatur masalah 
kependudukan, dalam hal ini warga negara lain yang menjalani naturalisasi.

Memang pada dasarnya, keharusan memiliki SBKRI ini cuma pada warga 
negara lain yang menjalani naturalisasi, jadi tidak ada yang salah pada 
keharusan ini. Masalahnya yah di situ, penyimpangan yang kemudian 
terjadi adalah bahwa SBKRI lalu disalahgunakan menjadi objek pemerasan, 
karena ada peraturan setingkat menteri yang memutuskan anak2 dari warga 
keturunan yang memiliki SBKRI harus membuktikan orang tuanya adalah WNI 
yang memiliki SBKRI. Mengapa harus ada peraturan seperti ini? Ini muncul 
karena di Indonesia kira2 ada jutaan orang Tionghoa yang tidak memiliki 
SBKRI, tidak menjalani naturalisasi sehingga dianggap sebagai WN asing, 
dalam hal ini Tiongkok. Celakanya, setelah 1966, Tiongkok juga tidak 
otomatis memberikan kewarganegaraan buat orang asing yang diklaim 
sebagai WN Tiongkok ini, bila mau, harus mengajukan naturalisasi 
kembali, masalahnya, orang Tionghoa di desa2 mana mungkin tahu ketentuan 
ini, dan bilapun tahu, ke mana mereka harus mengurus? Wong, kedubes RRT 
sudah ditutup.

Kembali kepada ketentuan mengharuskan anak membuktikan orang tuanya 
punya SBKRI, bayangkan saja, bila saya punya 12 anak, dan tiap2 anak 
sudah tinggal merantau ke mana2, apakah SBKRI saya perlu dikoyak2 
menjadi 12 bagian dan dibagi2kan ke anak saya, biar mereka tidak perlu 
meminjam SBKRI ke saya bila ingin mengurus surat2? Tidak mungkin bukan, 
makanya mereka kemudian terpaksa mengurus sendiri SBKRI sendiri walaupun 
mereka resmi sudah WNI. Ini penyimpangan terbesar dan yang dimaksud oleh 
Bung Ony dengan "SBKRI  7 turunan". Celakanya, ini didukung 
"legalisasi"-nya oleh para calo2 Pengadilan Negeri yang mayoritas juga 
orang Tionghoa sendiri. Calo2 ini berkongkalingkong dengan oknum2 
pengadilan negeri buat bagi hasil uang mengurus SBKRI. Ironis bukan, ini 
namanya Cina makan Cina. Saya sendiri tidak pernah punya SBKRI, ada calo 
yang sering "memperingati" orang tua saya agar membuatkan SBKRI untuk 
saya, artinya saya punya SBKRI terpisah dari orang tua, namun saya 
berkeras tidak mau, karena akte kelahiran saya sudah seperti halnya WNI 
biasa, tidak seperti akte kelahiran orang tua saya yang masih ada 
tulisan besar2 "Catatan Besar Kelahiran Orang Tionghoa", artinya 
pemerintah Indonesia cuma membantu mencatat, namun tidak otomatis 
memberikan status kewarganegaraan. Cuma SBKRI-lah yang membuktikan bahwa 
mereka telah menjadi WNI.

Jadi, tidak ada yang salah dengan peraturan "diskrimintatif" ini, yang 
salah itu pelaksanaannya di lapangan juga oknum2 yang berusaha 
melestarikannya.

Terus, kalau mau ditarik kembali mengapa SBKRI cuma dikenakan pada orang 
Tionghoa, ini yah dikarenakan klaim Tiongkok atas status kewarganegaraan 
orang Tionghoa di Indonesia. Arab, India dan Belanda tidak mengklaim, 
maka tidak ada masalah dengan kewarganegaraan mereka. Makanya, saya 
sangat mendukung kebijakan Deng Xiaoping meng-amandemen UU 
kewarganegaraan mereka pada tahun 1980, yang tidak serta merta mengklaim 
status seorang anak dari keturunan Tionghoa.

Sebenarnya, kebijakan Tiongkok untuk mengklaim status orang Tionghoa di 
Indonesia ini juga bersumber dari duta besar RRT untuk Indonesia saat 
itu (saya lupa namanya), yang bersikeras mengklaim status 
kewarganegaraan orang Tionghoa di Indonesia. Setahu saya, Zhou Enlai 
memarahi duta besar mereka ini setelah persetujuan ditetapkan antara RRT 
dan Indonesia. Kemarahan Zhou Enlai ini wajar, karena klaim RRT ini 
dapat menjadikan orang Tionghoa di Indonesia macam buah simalakama, maju 
tak bisa mundur tak mampu karena terjepit di tengah. Terus terang saja, 
RRT juga tidak sepenuhnya mempercayai orang Tionghoa di Indonesia, 
karena Mao pernah melontarkan ucapan bahwa orang Tionghoa yang merantau 
di LN perlu dicurigai karena dapat membahayakan ideologi komunisme 
mereka. Juga karena mayoritas orang Tionghoa di LN adalah pendukung KMT 
nasionalis yang waktu itu sudah mundur ke Taiwan.

Bayangkan saja, bila RRT dari dulu tidak mengklaim ini dan itu, saya 
rasa, SBKRI pasti bukan masalah pelik dan utama buat isu Tionghoa di 
Indonesia sekarang ini. Untung saja, mulai 1980, RRT sudah mengganti 
kebijakannya. Makanya, beberapa waktu lalu, saya sangat2 tidak setuju 
dengan pendapat Bung Li Tianci yang masih merasa bangga dengan klaim 
kewarganegaraan RRT itu.

Demikian dulu penjelasan saya.


Rinto Jiang

  hehehe:-))
  Jadi persoalannya adalah karena penyimpangan 

Re: [budaya_tionghua] Re: (oot) Tolak dan Revisi RUU Anti Pornografi/Pornoaksi

2006-03-12 Terurut Topik Akhmad Bukhari Saleh
- Original Message -
From: odeon_cafe
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Monday, 13 March, 2006 11:43
Subject: [budaya_tionghua] Re: (oot) Tolak dan Revisi RUU Anti
Pornografi/Pornoaksi

> Pembacaan saya terhadap tulisan Bro. Steeve bukan masalah tanda
> tangan di kain putihnya yang agak-agak memalukan.
> Tetapi pemaksaan yang terselip dari aksi tersebut.
> Secara serampangan RUU APP ini diklaim menjadi kepentingan islam

Menurut saya RUU ini memang menjadi kepentingan Islam. Tetapi "islam"-nya
mereka yang punya agenda politik, bukan "islam"-nya saya yang meilhat Islam
sebagai agenda moral pribadi.
Tetapi justru karena adanya muatan agenda politik "islam", jangan kita juga
membawa issue agama dalam menentangnya.
Menurut saya apa yang dilakukan teman-teman di Bali, dengan mempertentangkan
muatan RUU ini dengan nilai-nilai keagamaan, budaya dan etnis/suku yang
berlaku di Bali, sudah terjebak ke killing ground agenda politik agama.

Jangan sampai kita juga terbawa-bawa ke killing ground yang sama. Tionghoa
atau bukan, Islam atau bukan, orang Bali atau bukan, kita anti pornografi
yang sudah luarbiasa maraknya. Tetapi kita juga anti politisasi issue ini
untuk agenda politik keagamaan yang disamarkan.
Karena itu pergunakanlah argumen yang teknis, yang bisa dikemukakan untuk
menentang RUU ini, yang ada cukup banyak, seperti beberapa yang saya sebut
di posting terdahulu.

Apa yang telah dilakukan beberapa anggota-anggota DPR di Pansus RUU itu,
yang tanpa banyak gembar-gembor politis telah berhasil mengkebiri habis RUU
ini (lihat berita-berita hari ini), bisa menjadi contoh.mengenai modus
operandi yang sebaiknya kita tempuh, for our cause.
Beberapa tanggapan tentang RUU Anti Diskriminasi yang di-posting-kan tadi
oleh HKSIS, kembali menunjukkan harus berhati-hatinya kita, jangan asal
emosi, dalam membahas issue yang penting itu Jangan lagi-lagi kita terjebak
dalam killing ground politisasi-nya.

--

> Hal ini persis sewaktu RRT membantu pemerintah Soekarno
> dalam menghadapi pemberontakan PRII/Permesta.
> Lantas gerakan bawah tanah masyumi dan PSI serta-merta
> memprovokasi bahwa Tionghoa itu musuh islam.

Wah maaf, saya baru tahu cerita ini. Mungkin bisa dideskripsikan dengan
lebih faktuil.
Yang saya ingat malah a.l. waktu itu Sekjen PSI kan orang Tionghoa,
bagaimana hal itu lantas bisa terjadi?

Wasalam.






.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[budaya_tionghua] Re: Kejujuran Shinjai Menilai Film BROKEBACK MOUNTAIN

2006-03-12 Terurut Topik bcl_t
Yan,

Rasanya itu postingan di socineer dot com, apa yang nulis emang 
Shinjai? rasanya nggak ada nama di link itu,... aneh juga yah.

http://www.socineer.com/art-brokeback.html

Saya tidak nonton film itu jadi nggak ikutan komentar soal filmnya.

Kalau Zhang Yimau saya setuju kalau dia emang hebat, tapi saya masih 
lebih suka film Heronya dari pada Geisha, yang terakhir ini rasanya 
kurang menggigit, yah tapi kan film soal selera, jadi terserah 
saja :)) Namun Heronya si Zhang emang manteb, teknik animasinya, 
alur ceritanya yang kompleks dan pemandangannya yang manteb, hmm 
hmm, Geisha sih, ok lah tapi tidak terlalu menarik untuk ditonton 
lebih dari sekali, walaupun bagian darinya waktu si Zhang Ziyi 
menari solo, menarik sekali, ekspresif dan liar , hm hm

cheers
irwan

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Shinjai Hayashi" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> From: "Yan Widjaja" <[EMAIL PROTECTED]>
> > Hi Shinjai,
> >  Salut untuk kejujuran Anda dan istri dalam menilai film 
Brokeback Mountain.
> >  Terus terang aku pribadi sependapat dengan Anda. Aku tidak suka 
film
> > tersebut. Bukannya karena membahas masalah gay. Aku lebih suka 
film The
> > Wedding Banquet, karya Lee Ang jauh sebelumnya yang membahas 
masalah yang
> > sama. Ada tawa kegetiran di sana mengenai sepasang lelaki gay ...
> >  Bagiku Brokeback Mountain cuma menjual isyu dan gambar panorama 
ala koboi
> > Marlboro Country (lihat iklan rokok yang menggambarkan kehidupan 
koboi di
> > padang prairie!).
> >  Lagi pula kisah cinta dua koboi itu, Enis dan Jake, tidak tulus-
tulus amat.
> > Buktinya salah seorang sempat mencari pelacur lelaki muda Mexico 
di lorong
> > kumuh untuk memuaskan nafsu birahinya! Dengan adegan itu Lee Ang 
seperti ingin
> > bilang, akhirnya dia lebih menyukai berhubungan seks dengan 
sesama lelaki
> > (siapa saja) daripada dengan wanita (!).
> >  Dalam novelettenya sama sekali tidak ada adegan 'penyelewengan' 
itu!
> >  Kalau bicara mutu, aku lebih cenderung memilih Munich karya 
Steven Spielberg
> > yang tegang, namun mungkin karena isu Israel maka film itu gagal 
mendapatkan
> > Oscar satu pun!
> *
> Saya setuju dengan Anda, Munich itu film bagus. Waktu tidak 
mendapat satu
> Oscarpun, saya merasa aneh.Dan waktu Brokeback Mountain mendapatkan
> penghargaan banyak, saya tidak habis pikir :) hehehe
> 
> Wedding Banquet benar lebih bagus daripada Brokeback Mountain.
> 
> Ang Lee memang menjadi director Chinese pertama yang mendapat 
penghargaan
> Director terbaik, tetapi menurut saya sayang sekali penghargaan 
itu didapat
> bukan karena filmnya bagus.  Ada satu lagi hal menurut saya. Para 
juri
> kemungkinan bingung dalam menanggapi Brokeback Mountain. Sebulan 
sebelum
> Oscar, Brokeback Mountain sudah mulai ditulis di koran2 sebagai 
film terbaik.
> Kemudian itu diikuti oleh penulis lain, etc. Lama2 kritikus yang 
ingin
> mengeritik BM juga mikir, dia yang salah, apa majoritas yang 
salah. Saya
> rasa itu dilemma buat juri juga, dan tentunya kita juga tidak bisa 
tahu
> "permainan" dibelakangnya.
> 
> Menurut saya Ang Lee itu bukan director bagus, tidak jelek sih, 
average lah.
> Untuk director dari masyarakat Chinese terbaik, pilihan saya ada 
pada
> Zhang Yimou. Film Memoirs of Geisha itu bagus sekali, tetapi hanya
> mendapatkan penghargaan dari segi costume. Saya suka semua
> film Zhang Yimou, kebetulan sudah menonton hampir semua karyanya. 
Karya
> Zhang Yimou yang pertama saya tonton itu di Kualalumpur awal 90an, 
karena
> waktu itu film2 dari China Daratan tidak masuk Indonesia waktu 
Orba.
> Sejak itu saya mencari2 lagi karyanya yang  lain.
> Chris









.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: [budaya_tionghua] SBKRI: Selayang pandang (Menyongsong UU Kewarganegaraan yang Baru)

2006-03-12 Terurut Topik Rinto Jiang
Satu tambahan lagi, setahu saya di SBKRI orang tua saya ada tertulis, 
"Melepaskan WN RRT dan tetap menjadi WNI". Ini besar maknanya, karena 
sebelumnya, seluruh orang Tionghoa itu walaupun belum punya SBKRI namun 
sudah dianggap sebagai WNI. Masalah yang muncul kemudian adalah tiba2 
ada klaim kewarganegaraan dari RRT, makanya semua orang Tionghoa 
diharuskan memilih apa status mereka, mau tetap jadi WNI, harus 
mengajukan permohonan ke Pengadilan Negeri dan membuat SBKRI, syaratnya 
yah harus melepaskan WN RRT. Ini namanya stelsel aktif.

Sebaliknya, stelsel pasif diterapkan untuk menjadi WN RRT, artinya bila 
seseorang ingin menjadi WN RRT, cukup berdiam diri, tak usah mengajukan 
permohonan apa2. Konsekuensinya, status WNI akan hangus otomatis.

Ini kemudian yang menyebabkan jutaan orang Tionghoa di desa2 yang tidak 
mengetahui peraturan ini dan jauh dari pengadilan negeri menjadi WN 
asing atau bahkan tidak berkewarganegaraan (stateless). Soalnya,  ada 
yang sedianya ingin menjadi WNI, namun tidak mengerti bagaimana tata 
cara pengurusannya, juga banyak pendukung KMT nasionalis yang tidak 
ingin menjadi WNI namun juga tak ingin menjadi WN RRT.

Untung saja, kakek saya tinggal di kota pada saat itu, sehingga sempat 
mengajukan opsi naturalisasi menjadi WNI, kalau tidak, mungkin saya itu 
stateless sekarang.


Rinto Jiang



Rinto Jiang wrote:
> Lucas Ony menulis:
>
> Mudah2an ada rencana penghapusan peraturan buatan CIA dalam UU No 62 Tahun
> 1958 ini...
> Saya sudah bosan dengar kata SBKRI... kalau orang yang baru datang 
> dari luar
> negri lalu ganti warga negara di sini, masih cengli pakai SBKRI, tapi 
> kalau
> yang sudah 7 turunan tinggal di sini apa perlu lagi ya pakai peraturan
> buatan CIA ini?
>
>
>
> Rinto Jiang:
>
> Saya ingin meluruskan salah kaprah tentang SBKRI ini. Saya rasa, SBKRI
> memang mutlak diperlukan buat pemerintah untuk mengatur masalah
> kependudukan, dalam hal ini warga negara lain yang menjalani naturalisasi.
>

[deleted]



.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: [budaya_tionghua] SBKRI: Selayang pandang (Menyongsong UU Kewarganegaraan yang Baru)

2006-03-12 Terurut Topik Lucas Ony
ooo begitu ya pak...
terima kasih atas penjelasannya ya pak...
sekarang jadi jauh lebih jelas

Kind regards,
Ony


  - Original Message - 
  From: Rinto Jiang 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, March 13, 2006 1:26 PM
  Subject: [budaya_tionghua] SBKRI: Selayang pandang (Menyongsong UU 
Kewarganegaraan yang Baru)


  Lucas Ony menulis:

  Mudah2an ada rencana penghapusan peraturan buatan CIA dalam UU No 62 Tahun
  1958 ini...
  Saya sudah bosan dengar kata SBKRI... kalau orang yang baru datang dari luar
  negri lalu ganti warga negara di sini, masih cengli pakai SBKRI, tapi kalau
  yang sudah 7 turunan tinggal di sini apa perlu lagi ya pakai peraturan
  buatan CIA ini?



  Rinto Jiang:

  Saya ingin meluruskan salah kaprah tentang SBKRI ini. Saya rasa, SBKRI 
  memang mutlak diperlukan buat pemerintah untuk mengatur masalah 
  kependudukan, dalam hal ini warga negara lain yang menjalani naturalisasi.

  Memang pada dasarnya, keharusan memiliki SBKRI ini cuma pada warga 
  negara lain yang menjalani naturalisasi, jadi tidak ada yang salah pada 
  keharusan ini. Masalahnya yah di situ, penyimpangan yang kemudian 
  terjadi adalah bahwa SBKRI lalu disalahgunakan menjadi objek pemerasan, 
  karena ada peraturan setingkat menteri yang memutuskan anak2 dari warga 
  keturunan yang memiliki SBKRI harus membuktikan orang tuanya adalah WNI 
  yang memiliki SBKRI. Mengapa harus ada peraturan seperti ini? Ini muncul 
  karena di Indonesia kira2 ada jutaan orang Tionghoa yang tidak memiliki 
  SBKRI, tidak menjalani naturalisasi sehingga dianggap sebagai WN asing, 
  dalam hal ini Tiongkok. Celakanya, setelah 1966, Tiongkok juga tidak 
  otomatis memberikan kewarganegaraan buat orang asing yang diklaim 
  sebagai WN Tiongkok ini, bila mau, harus mengajukan naturalisasi 
  kembali, masalahnya, orang Tionghoa di desa2 mana mungkin tahu ketentuan 
  ini, dan bilapun tahu, ke mana mereka harus mengurus? Wong, kedubes RRT 
  sudah ditutup.

  Kembali kepada ketentuan mengharuskan anak membuktikan orang tuanya 
  punya SBKRI, bayangkan saja, bila saya punya 12 anak, dan tiap2 anak 
  sudah tinggal merantau ke mana2, apakah SBKRI saya perlu dikoyak2 
  menjadi 12 bagian dan dibagi2kan ke anak saya, biar mereka tidak perlu 
  meminjam SBKRI ke saya bila ingin mengurus surat2? Tidak mungkin bukan, 
  makanya mereka kemudian terpaksa mengurus sendiri SBKRI sendiri walaupun 
  mereka resmi sudah WNI. Ini penyimpangan terbesar dan yang dimaksud oleh 
  Bung Ony dengan "SBKRI  7 turunan". Celakanya, ini didukung 
  "legalisasi"-nya oleh para calo2 Pengadilan Negeri yang mayoritas juga 
  orang Tionghoa sendiri. Calo2 ini berkongkalingkong dengan oknum2 
  pengadilan negeri buat bagi hasil uang mengurus SBKRI. Ironis bukan, ini 
  namanya Cina makan Cina. Saya sendiri tidak pernah punya SBKRI, ada calo 
  yang sering "memperingati" orang tua saya agar membuatkan SBKRI untuk 
  saya, artinya saya punya SBKRI terpisah dari orang tua, namun saya 
  berkeras tidak mau, karena akte kelahiran saya sudah seperti halnya WNI 
  biasa, tidak seperti akte kelahiran orang tua saya yang masih ada 
  tulisan besar2 "Catatan Besar Kelahiran Orang Tionghoa", artinya 
  pemerintah Indonesia cuma membantu mencatat, namun tidak otomatis 
  memberikan status kewarganegaraan. Cuma SBKRI-lah yang membuktikan bahwa 
  mereka telah menjadi WNI.

  Jadi, tidak ada yang salah dengan peraturan "diskrimintatif" ini, yang 
  salah itu pelaksanaannya di lapangan juga oknum2 yang berusaha 
  melestarikannya.

  Terus, kalau mau ditarik kembali mengapa SBKRI cuma dikenakan pada orang 
  Tionghoa, ini yah dikarenakan klaim Tiongkok atas status kewarganegaraan 
  orang Tionghoa di Indonesia. Arab, India dan Belanda tidak mengklaim, 
  maka tidak ada masalah dengan kewarganegaraan mereka. Makanya, saya 
  sangat mendukung kebijakan Deng Xiaoping meng-amandemen UU 
  kewarganegaraan mereka pada tahun 1980, yang tidak serta merta mengklaim 
  status seorang anak dari keturunan Tionghoa.

  Sebenarnya, kebijakan Tiongkok untuk mengklaim status orang Tionghoa di 
  Indonesia ini juga bersumber dari duta besar RRT untuk Indonesia saat 
  itu (saya lupa namanya), yang bersikeras mengklaim status 
  kewarganegaraan orang Tionghoa di Indonesia. Setahu saya, Zhou Enlai 
  memarahi duta besar mereka ini setelah persetujuan ditetapkan antara RRT 
  dan Indonesia. Kemarahan Zhou Enlai ini wajar, karena klaim RRT ini 
  dapat menjadikan orang Tionghoa di Indonesia macam buah simalakama, maju 
  tak bisa mundur tak mampu karena terjepit di tengah. Terus terang saja, 
  RRT juga tidak sepenuhnya mempercayai orang Tionghoa di Indonesia, 
  karena Mao pernah melontarkan ucapan bahwa orang Tionghoa yang merantau 
  di LN perlu dicurigai karena dapat membahayakan ideologi komunisme 
  mereka. Juga karena mayoritas orang Tionghoa di LN adalah pendukung KMT 
  nasionalis yang waktu itu sudah mundur ke Taiwan.

  Bayangkan saja, bila RRT dari dulu tidak m

[budaya_tionghua] SPLIT PERSONALITY

2006-03-12 Terurut Topik odeon_cafe
SPLIT PERSONALITY
Oleh: Kenken

LIE TEK TJENG, seorang akademisi terkemuka di zaman Orde Baru, dalam 
makalah "Tentang Asimilasi" (1967) yang disampaikan pada Seminar 
Angkatan Darat 1966 menyatakan "…orang Tionghoa yang setelah 1945 
menjadi warga negara Indonesia dapat digambarkan sebagai penderita 
sakit jiwa, split personalities, dalam arti bahwa mereka tidak 
mempunyai orientasi tegas kepada serta identifikasi penuh dengan 
Indonesia…". Tentunya, Dr. Lie Tek Tjeng tidak sedang mengkaji 
persoalan medis melainkan sedang mencoba mengupas fenomena sosial-
politik tentang relasi antara identitas etnis orang Tionghoa dengan 
identitas kewarganegaraan Republik Indonesia. Makalah ini menjadi 
menarik pada saat Dr. Lie Tek Tjeng menggunakan penggambaran 
penyakit medis yaitu split personalities untuk menerangkan persoalan 
politik. 

Term split personality muncul di abad 19 setelah Louis Stevenson 
menulis cerita tentang seorang manusia dengan dua karakter 
kepribadian berbeda yaitu Dr. Jackle dan Mr. Hyde. Term split 
personality muncul kembali dalam pembahasan popular di tahun 1957 
lewat buku The Three Faces of Eve karya C. H. Thigpen dan H. M. 
Checkley. Di tahun 1984, Thigpen dan Checkley menulis bahwa mereka 
meragukan adanya split personalities dalam dunia kenyataan. 

Split personalities, dalam dunia psikologi dikenal sebagai penyakit 
kejiwaan. Beberapa orang mengaitkan split personality dengan bipolar 
disorder atau manic depression, sebuah gangguan otak yang ditandai 
oleh perubahaan suasana hati yang drastis. Di Amerika, penderita 
penyakit ini diperkirakan berjumlah sekitar 2,3 juta orang. Penyakit 
ini berasal dari rusaknya fungsi biologis yang berakibat pada 
kelainan psikologis. Para peneliti bersepakat bahwa penyakit ini 
tidak disebabkan oleh faktor tunggal melainkan disebabkan oleh 
beberapa faktor yang bekerja secara bersamaan. Tetapi para ahli 
psikologi sampai saat ini belum mencapai kata sepakat tentang 
penyimpulan akhir peyakit ini. 

Pendapat lain mengaitkan split personality dengan penyakit 
schizophrenia yang diderita oleh 1% penduduk USA. Sebuah polling 
yang dilakukan oleh National Organization on Disability in the USA 
menyimpulkan 2/3 responden percaya bahwa split personality adalah 
salah satu penyakit schizophrenia. Tetapi, kemudian, dunia 
kedokteran menyangkal adanya kaitan antara split personality dengan 
schizophrenia. 

Kembali ke makalah Dr. Lie Tek Tjeng tentang penggambaran penyakit 
split personalities yang diderita oleh orang Tionghoa di Indonesia. 
Di samping secara sepintas mengulas masalah kewarganegaraan, lebih 
jauh, Dr. Lie Tek Tjeng membahas masalah "chinese culturalism" yang 
diasumsikannya sebagai salah satu penyebab split personalities orang 
Tionghoa. Di samping sebab-sebab lain seperti warisan politik 
segregatif pemerintah kolonial Belanda, identifikasi orang Tionghoa 
sebagai kalangan the have, dll. 

Dr. Lie Tek Tjeng mempertentangkan antara identitas etnis, ekspresi 
budaya Tionghoa versus identitas politik yaitu status 
kewarganegaraan Republik Indonesia. Tentunya, pada saat deklarasi 
pembentukan NKRI tidak pernah disebutkan syarat-syarat untuk 
mengganti latar belakang etnisitas (karena tidak mungkin!) dan 
menanggalkan ciri-ciri khas kebudayaan untuk menjadi warganegara 
Indonesia. Justeru NKRI menjamin keberagaman yang tercitra dalam 
semboyan Bhineka Tunggal Ika. 

Masalah baru timbul pada saat terjadi pembiasan persepsi antara 
identitas etnis dan identitas politik (status kewarganegaraan). 
Pembiasan ini mengakibatkan split personalities tampak menjadi 
fenomena konkrit. Terlebih lagi apabila Indonesia dipersepsikan 
sebagai negara suku dan bukan sebagai negara bangsa (nation state) 
yang terdiri dari berbagai etnis dan budaya. Masalah bertambah rumit 
pada saat faktor etnisitas dibenturkan dan dikesankan bersifat 
antagonis serta saling menegasi terhadap identitas kewarganegaraan 
atau sebaliknya. 

Kiprah para tokoh Tionghoa generasi pendiri NKRI dapat membuktikan 
bahwa faktor etnisitas tidak berkontradiksi dengan identitas 
kewarganegaraan. Sehingga split personalities sebenarnya agaknya 
hanya merupakan bayangan semu. Contohnya, kehadiran Siauw Giok Tjhan 
sebagai sekertaris delegasi dalam Konferensi Inter Asia I di India. 
Pada konferensi itu, Siauw menolak asumsi tentang Indonesia yang 
dilontarkan oleh delegasi Koumintang. Sekalipun terdapat kesamaan 
latar belakang etnisitas antara Siauw dengan delegasi Koumintang 
tersebut tetapi political-stand keduanya berbeda. 

Baik dalam tataran individu maupun golongan, sejarah mencatat bahwa 
faktor etnisitas tidak menghalangi generasi pendahulu Tionghoa untuk 
mendukung berdiri-tegaknya NKRI. Turut sertanya Angkatan Muda 
Tionghoa yang dipimpin oleh Siauw Giok Tjhan dan Go Gien Tjwan dalam 
perjuangan 10 November 1945 di Surabaya bersama-sama dengan laskar 
Bung Tomo merupakan salah satu contoh. Mungkin sukar dipercaya namun 
terdapat warga negara dengan nama Ong Eng Die dan Lie Kiat Teng 
p

[budaya_tionghua] SBKRI: Selayang pandang (Menyongsong UU Kewarganegaraan yang Baru)

2006-03-12 Terurut Topik Rinto Jiang
Lucas Ony menulis:

Mudah2an ada rencana penghapusan peraturan buatan CIA dalam UU No 62 Tahun
1958 ini...
Saya sudah bosan dengar kata SBKRI... kalau orang yang baru datang dari luar
negri lalu ganti warga negara di sini, masih cengli pakai SBKRI, tapi kalau
yang sudah 7 turunan tinggal di sini apa perlu lagi ya pakai peraturan
buatan CIA ini?



Rinto Jiang:

Saya ingin meluruskan salah kaprah tentang SBKRI ini. Saya rasa, SBKRI 
memang mutlak diperlukan buat pemerintah untuk mengatur masalah 
kependudukan, dalam hal ini warga negara lain yang menjalani naturalisasi.

Memang pada dasarnya, keharusan memiliki SBKRI ini cuma pada warga 
negara lain yang menjalani naturalisasi, jadi tidak ada yang salah pada 
keharusan ini. Masalahnya yah di situ, penyimpangan yang kemudian 
terjadi adalah bahwa SBKRI lalu disalahgunakan menjadi objek pemerasan, 
karena ada peraturan setingkat menteri yang memutuskan anak2 dari warga 
keturunan yang memiliki SBKRI harus membuktikan orang tuanya adalah WNI 
yang memiliki SBKRI. Mengapa harus ada peraturan seperti ini? Ini muncul 
karena di Indonesia kira2 ada jutaan orang Tionghoa yang tidak memiliki 
SBKRI, tidak menjalani naturalisasi sehingga dianggap sebagai WN asing, 
dalam hal ini Tiongkok. Celakanya, setelah 1966, Tiongkok juga tidak 
otomatis memberikan kewarganegaraan buat orang asing yang diklaim 
sebagai WN Tiongkok ini, bila mau, harus mengajukan naturalisasi 
kembali, masalahnya, orang Tionghoa di desa2 mana mungkin tahu ketentuan 
ini, dan bilapun tahu, ke mana mereka harus mengurus? Wong, kedubes RRT 
sudah ditutup.

Kembali kepada ketentuan mengharuskan anak membuktikan orang tuanya 
punya SBKRI, bayangkan saja, bila saya punya 12 anak, dan tiap2 anak 
sudah tinggal merantau ke mana2, apakah SBKRI saya perlu dikoyak2 
menjadi 12 bagian dan dibagi2kan ke anak saya, biar mereka tidak perlu 
meminjam SBKRI ke saya bila ingin mengurus surat2? Tidak mungkin bukan, 
makanya mereka kemudian terpaksa mengurus sendiri SBKRI sendiri walaupun 
mereka resmi sudah WNI. Ini penyimpangan terbesar dan yang dimaksud oleh 
Bung Ony dengan "SBKRI  7 turunan". Celakanya, ini didukung 
"legalisasi"-nya oleh para calo2 Pengadilan Negeri yang mayoritas juga 
orang Tionghoa sendiri. Calo2 ini berkongkalingkong dengan oknum2 
pengadilan negeri buat bagi hasil uang mengurus SBKRI. Ironis bukan, ini 
namanya Cina makan Cina. Saya sendiri tidak pernah punya SBKRI, ada calo 
yang sering "memperingati" orang tua saya agar membuatkan SBKRI untuk 
saya, artinya saya punya SBKRI terpisah dari orang tua, namun saya 
berkeras tidak mau, karena akte kelahiran saya sudah seperti halnya WNI 
biasa, tidak seperti akte kelahiran orang tua saya yang masih ada 
tulisan besar2 "Catatan Besar Kelahiran Orang Tionghoa", artinya 
pemerintah Indonesia cuma membantu mencatat, namun tidak otomatis 
memberikan status kewarganegaraan. Cuma SBKRI-lah yang membuktikan bahwa 
mereka telah menjadi WNI.

Jadi, tidak ada yang salah dengan peraturan "diskrimintatif" ini, yang 
salah itu pelaksanaannya di lapangan juga oknum2 yang berusaha 
melestarikannya.

Terus, kalau mau ditarik kembali mengapa SBKRI cuma dikenakan pada orang 
Tionghoa, ini yah dikarenakan klaim Tiongkok atas status kewarganegaraan 
orang Tionghoa di Indonesia. Arab, India dan Belanda tidak mengklaim, 
maka tidak ada masalah dengan kewarganegaraan mereka. Makanya, saya 
sangat mendukung kebijakan Deng Xiaoping meng-amandemen UU 
kewarganegaraan mereka pada tahun 1980, yang tidak serta merta mengklaim 
status seorang anak dari keturunan Tionghoa.

Sebenarnya, kebijakan Tiongkok untuk mengklaim status orang Tionghoa di 
Indonesia ini juga bersumber dari duta besar RRT untuk Indonesia saat 
itu (saya lupa namanya), yang bersikeras mengklaim status 
kewarganegaraan orang Tionghoa di Indonesia. Setahu saya, Zhou Enlai 
memarahi duta besar mereka ini setelah persetujuan ditetapkan antara RRT 
dan Indonesia. Kemarahan Zhou Enlai ini wajar, karena klaim RRT ini 
dapat menjadikan orang Tionghoa di Indonesia macam buah simalakama, maju 
tak bisa mundur tak mampu karena terjepit di tengah. Terus terang saja, 
RRT juga tidak sepenuhnya mempercayai orang Tionghoa di Indonesia, 
karena Mao pernah melontarkan ucapan bahwa orang Tionghoa yang merantau 
di LN perlu dicurigai karena dapat membahayakan ideologi komunisme 
mereka. Juga karena mayoritas orang Tionghoa di LN adalah pendukung KMT 
nasionalis yang waktu itu sudah mundur ke Taiwan.

Bayangkan saja, bila RRT dari dulu tidak mengklaim ini dan itu, saya 
rasa, SBKRI pasti bukan masalah pelik dan utama buat isu Tionghoa di 
Indonesia sekarang ini. Untung saja, mulai 1980, RRT sudah mengganti 
kebijakannya. Makanya, beberapa waktu lalu, saya sangat2 tidak setuju 
dengan pendapat Bung Li Tianci yang masih merasa bangga dengan klaim 
kewarganegaraan RRT itu.

Demikian dulu penjelasan saya.


Rinto Jiang



.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-t

Re: Kuchantang? (Re: [budaya_tionghua] Menyongsong UU Kewarganegaraan yang Baru)

2006-03-12 Terurut Topik Lucas Ony
oh iya ya pak...
maaf saya lupa... ilmunya belum seberapa sih dengan anda heuheuh
sehingga logika saya juga kurang bagus heuheuheuehueue
maaf ya pak... dan terima kasih sudah dikoreksi

Kind regards,
Ony


  - Original Message - 
  From: Akhmad Bukhari Saleh 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, March 13, 2006 9:46 AM
  Subject: Kuchantang? (Re: [budaya_tionghua] Menyongsong UU Kewarganegaraan 
yang Baru)


  - Original Message -
  From: Lucas Ony
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
  Sent: Sunday, 12 March, 2006 22:34
  Subject: Re: [budaya_tionghua] Menyongsong UU Kewarganegaraan yang Baru

  > Mudah2an ada rencana penghapusan peraturan buatan CIA
  > dalam UU No 62 Tahun 1958 ini...

  -

  Tahun 1958, PKI plus PNI Ali Sastro lagi kuat-kuatnya, PRRI-Permesta yang
  didukung CIA lagi ancur-ancurnya, hubungan RI-RRT lagi mesra-mesranya,
  bagaimana logikanya CIA bisa buat UU di parlemen RI...

  Kelihatannya Lucas-heng musti belajar lagi mencermati sejarah bangsa kita
  dan berlogika darinya. Karena kalau logikanya yang dipakainya sekarang ini
  diterapkan pada time frame 1958, jangan-jangan UU No.62 itu buatan PKT (
  Kuchantang)!

  Wasalam.





  .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

  .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

  .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

  .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 



  SPONSORED LINKS Indonesia  Culture  Chinese  


--
  YAHOO! GROUPS LINKS 

a..  Visit your group "budaya_tionghua" on the web.
  
b..  To unsubscribe from this group, send an email to:
 [EMAIL PROTECTED]
  
c..  Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. 


--



[Non-text portions of this message have been removed]






.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




RE: [budaya_tionghua] Bangunan Pecinan Jaman dulu

2006-03-12 Terurut Topik greysia susilo junus
ada sih gosip yang bilang gloria mau dibongkar, sebelah gloria toh juga ada 
tanah lapang yang kosong sama sekali en dipagerin. depannya baru warung2 yang 
tersisa bekas gusuran. kalo gloria plus tanah lapang, plus pedestrian yang 
bekas digusur itu dijadikan satu tanah satu pemilik... tau lah kira-kira 
jadi apaan. sekali lagi ini gosip loh. hehehe. 
   
  greysia

steeve haryanto <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  
Pintu besar maksudnya kah? kalau benar demikian, udah
pernah coba melihat dari atas fly over samping gedung
bank mandiri, indah sekali, semuanya kelihatan sekali
old townya, cuma sayang kan ya bnyk rumah yang tidak
dirawat sehingga kadang jamur2 hitam sudah menghias
menutupi tulisan2 chinesse yang terpancar kemegahannya
dimasa lalu.Nnt kl ada kesempatan yang akan snab shoot
dari atas d...:) 
btw, mau tambahin lagi, mohon pencerahannya, sekarang
di sekitar pancoran yang banyak pedagang kaki lima
sudah tidak lagi ada ya... rata semua ... kira2 mau
diapakan lagi ya ... mudah2an konsep old townnya tidak
terhapus d ...


-
Yahoo! Mail
Bring photos to life! New PhotoMail  makes sharing a breeze. 

[Non-text portions of this message have been removed]



.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: [budaya_tionghua] Re: (oot) Tolak dan Revisi RUU Anti Pornografi/Pornoaksi

2006-03-12 Terurut Topik FBY
http://kompas.com/utama/news/0603/13/042558.htm
Pasal Mengenai Sanksi Pidana Dihapus
RUU Antipornografi Direvisi

Jakarta, Kompas


Kirim Teman | Print Artikel
KCM/zamroni

Berita Terkait:
• RUU APP Harus Dikembalikan ke Asumsi Dasar Nilai Kebebasan
• RUU APP Harus Akomodasi Seluruh Kepentingan Masyarakat
• Wapres: Definisi Pornografi dan Pornoaksi Harus Jelas
Panitia Khusus Rancangan Undang-Undang Antipornografi dan Pornoaksi
akhirnya merevisi sejumlah pasal yang selama ini menimbulkan
perdebatan di masyarakat. Draf RUU yang baru tidak lagi mengatur,
antara lain, soal sanksi pidana dan pembentukan badan antipornografi
dan pornoaksi nasional.

"Kami sepakat soal sanksi pidana dalam kasus pornografi dan pornoaksi
disisipkan dalam revisi Kitab Undang-undang Hukum Pidana. Nantinya,
polisi, jaksa, dan hakim yang akan melakukan penegakan hukum
antipornografi dan pornoaksi sehingga tidak dibutuhkan lembaga baru
untuk menjalankannya," kata Balkan Kaplale, Ketua Panitia Khusus
Rancangan Undang-Undang Antipornografi dan Pornoaksi (Pansus RUU APP),
kepada wartawan di Jakarta, Minggu (12/3).

On 3/13/06, odeon_cafe <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Bung Bukhari saleh benar,
>
> Untuk memperjuangkan perikehidupan golongan Tionghoa-Indonesia
> mestinya tidak diartikulasikan dengan nada-nada emosi. Tetapi bung
> Bukhari juga saya minta tidak terlalu membesar-besarkan ungkapan
> seorang kawan sebagai salah satu bentuk `nada-nada emosi'.
>
> Saya rasa, ungkapan bung Steve hanyalah bentuk KEPRIHATIANNYA
> terhadap apa yang terjadi di negeri ini. Tentunya sikap ini didasari
> oleh kasihnya terhadap negeri ini. Kalau tidak ada kasih tentu tidak
> akan perhatian toch.
>
> Pembacaan saya terhadap tulisan Bro. Steeve bukan masalah tanda
> tangan di kain putihnya yang agak-agak memalukan. Tetapi pemaksaan
> yang terselip dari aksi tersebut. Secara serampangan RUU APP ini
> diklaim menjadi kepentingan islam. Dengan banyak-nya tokoh agama
> yang mendukung RUU APP ini dengan mengangkat argument dan mengutip-
> utip ayat-ayat suci. Mengesankan bahwa RUU APP ini adalah RUU yang
> membela kepentingan golongan islam. Hasilnya, bisa-bisa mereka yang
> menentang RUU APP disinyalir anti-islam. Padahal ini tidak benar.
>
> Hal ini persis sewaktu RRT membantu pemerintah Soekarno dalam
> menghadapi pemberontakan PRII/Permesta. Lantas gerakan bawah tanah
> masyumi dan PSI semerta-merta memprovokasi bahwa Tionghoa itu musuh
> islam.
>
> Saya rasa, hal ini penting juga diperhatikan oleh Bung Bukhari Salah
> sebagai salah satu sesepuh masyarakat milis Budaya Tionghoa ini.
>
> Sub-Rosa II
>
>
>
>
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Akhmad Bukhari Saleh"
> <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> >
> > Kalau cuma seribu orang kumpul di satu tempat, orasi, tandatangan
> di kain
> > putih, apanya yang memalukan, dan apanya yang "mau dibawa ke mana
> negara
> > ini"? Jumlahnya juga tidak besar.
> > Toh yang dilakukan pihak yang menentang RUU APP juga persis sama
> seperti
> > itu, hanya mungkin beda tempat, yang satu di Al Azhar, satunya
> lagi di
> > Bundaran HI. Jumlahnya juga lebih besar, kalau misalnya kita lihat
> yang
> > terjadi di Denpasar.
> >
> > Banyak fakta seputar RUU APP yang lebih bisa ditonjolkan sebagai
> argumen
> > untuk menolaknya. Seperti istilah "pornoaksi"-nya itu sendiri.
> Lalu sudah
> > adanya semua isi RUU ini di KUHP. Juga batasan porno yang sempit
> tetapi
> > multi-tafsir. Dan sebagainya, dan lain-lain.
> > Kalau cara-cara mendukungnya atau menolaknya, gegap gempita
> sekalipun,
> > sepanjang tidak anarkis, itu sah-sah saja.
> >
> > Untuk kesekian kalinya saya sarankan kita musti bicara lebih
> berdasarkan
> > fakta dan mengurangi emosi di milis ini. Much, much more effective
> untuk
> > Indonesian-Chinese cause yang hendak kita bawakan!
> >
> > Wasalam.
> >
>
>
>
>
>
>
>
>
> .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.
>
> .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.
>
> .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.
>
> .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :.
> Yahoo! Groups Links
>
>
>
>
>
>
>


--
Jual foto digital anda di internet!
http://submit.shutterstock.com/?ref=6953


.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[budaya_tionghua] Re: (oot) Tolak dan Revisi RUU Anti Pornografi/Pornoaksi

2006-03-12 Terurut Topik odeon_cafe
Bung Bukhari saleh benar, 

Untuk memperjuangkan perikehidupan golongan Tionghoa-Indonesia 
mestinya tidak diartikulasikan dengan nada-nada emosi. Tetapi bung 
Bukhari juga saya minta tidak terlalu membesar-besarkan ungkapan 
seorang kawan sebagai salah satu bentuk `nada-nada emosi'. 

Saya rasa, ungkapan bung Steve hanyalah bentuk KEPRIHATIANNYA 
terhadap apa yang terjadi di negeri ini. Tentunya sikap ini didasari 
oleh kasihnya terhadap negeri ini. Kalau tidak ada kasih tentu tidak 
akan perhatian toch. 

Pembacaan saya terhadap tulisan Bro. Steeve bukan masalah tanda 
tangan di kain putihnya yang agak-agak memalukan. Tetapi pemaksaan 
yang terselip dari aksi tersebut. Secara serampangan RUU APP ini 
diklaim menjadi kepentingan islam. Dengan banyak-nya tokoh agama 
yang mendukung RUU APP ini dengan mengangkat argument dan mengutip-
utip ayat-ayat suci. Mengesankan bahwa RUU APP ini adalah RUU yang 
membela kepentingan golongan islam. Hasilnya, bisa-bisa mereka yang 
menentang RUU APP disinyalir anti-islam. Padahal ini tidak benar. 

Hal ini persis sewaktu RRT membantu pemerintah Soekarno dalam 
menghadapi pemberontakan PRII/Permesta. Lantas gerakan bawah tanah 
masyumi dan PSI semerta-merta memprovokasi bahwa Tionghoa itu musuh 
islam. 

Saya rasa, hal ini penting juga diperhatikan oleh Bung Bukhari Salah 
sebagai salah satu sesepuh masyarakat milis Budaya Tionghoa ini. 

Sub-Rosa II




--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Akhmad Bukhari Saleh" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> 
> Kalau cuma seribu orang kumpul di satu tempat, orasi, tandatangan 
di kain
> putih, apanya yang memalukan, dan apanya yang "mau dibawa ke mana 
negara
> ini"? Jumlahnya juga tidak besar.
> Toh yang dilakukan pihak yang menentang RUU APP juga persis sama 
seperti
> itu, hanya mungkin beda tempat, yang satu di Al Azhar, satunya 
lagi di
> Bundaran HI. Jumlahnya juga lebih besar, kalau misalnya kita lihat 
yang
> terjadi di Denpasar.
> 
> Banyak fakta seputar RUU APP yang lebih bisa ditonjolkan sebagai 
argumen
> untuk menolaknya. Seperti istilah "pornoaksi"-nya itu sendiri. 
Lalu sudah
> adanya semua isi RUU ini di KUHP. Juga batasan porno yang sempit 
tetapi
> multi-tafsir. Dan sebagainya, dan lain-lain.
> Kalau cara-cara mendukungnya atau menolaknya, gegap gempita 
sekalipun,
> sepanjang tidak anarkis, itu sah-sah saja.
> 
> Untuk kesekian kalinya saya sarankan kita musti bicara lebih 
berdasarkan
> fakta dan mengurangi emosi di milis ini. Much, much more effective 
untuk
> Indonesian-Chinese cause yang hendak kita bawakan!
> 
> Wasalam.
>








.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[budaya_tionghua] (oot) ancaman itu bernama RUU APP

2006-03-12 Terurut Topik KK Lie
Menanggapi tulisan sdr Jonathan Oeij

sebagian RUU APP merupakan penerapan dari segelintir syariat Islam (maaf
lagi pak moderator, tdk bermaksud SARA disini). Sudah sejak lama beberapa
ormas garis keras menuntut diterapkan syariat tsb  yang salah satunya adalah
wanita wajib mengenakan busana muslim dengan seluruh penutupnya (istilahnya
kalo tdk salah Cadar ya) jadi hanya bagian mata saja yang terlihat.

mengenai larangan memperlihatkan sebagian/seluruhnya Pusar/perut tdk ada
logikanya, sebagai contoh di negara mesir sampai saat ini saja tari perut
masih ada, dipakistan saja yang muslim sekalipun masih memakai Sari sebagai
pakaian tradisional yang memperlihatkan sebagian perut/pusar-nya. (entah ya
kalo tiba-2 disana juga ada RUU APP seperti di Indonesia).

Memang bagi sebagian masyarakat yang berpandangan liberal RUU ini sangat
mengganggu, namun bagi saya pribadi yang sangat memuak-kan adalah sikap para
wakil rakyat yang hanya mementingkan "titipan" kelompok-2 tertentu (termasuk
ormas dan pelaku politik).

Nantinya yang menjadi korban adalah warga masyarakat mulai dari pelaku
kegiatan sehari-hari, seniman, pelaku pariwisata dsb..

Entah ada atau tidak di ramalan-2 para ahli, apakah disuatu saat nanti ada
sebuah cerita *"KONON dahulu kala terdapat sebuah negeri bernama
Indonesia"*
**
**
**








Pada tanggal 11 Mar 2006 17:14:12 -, budaya_tionghua@yahoogroups.com <
budaya_tionghua@yahoogroups.com> menulis:
>
> There are 6 messages in this issue.
>
> Topics in this digest:
>
>  1. (oot) Ancaman Itu Bernama Rancangan Undang-Undang Antipornografi
> dan Pornoaksi
>   From: "jonathangoeij" <[EMAIL PROTECTED]>
>  2. Re: OOT: TEKS RUU Anti Pornografi/Pornoaksi
>   From: "RM Danardono HADINOTO" <[EMAIL PROTECTED]>
>  3. Re: OOT: TEKS RUU Anti Pornografi/Pornoaksi
>   From: "B.H. Jo" <[EMAIL PROTECTED]>
>  4. RUU Penghapusan Diskriminasi Sangat Sensitif
>   From: "Ambon" <[EMAIL PROTECTED]>
>  5. WNI Keturunan Termasuk Indonesia Asli - RUU Penghapusan
> Diskriminasi Sangat Sensitif
>   From: "HKSIS" <[EMAIL PROTECTED]>
>  6. Re: Re: OOT: TEKS RUU Anti Pornografi/Pornoaksi
>   From: "Suryana" <[EMAIL PROTECTED]>
>
>
> 
> 
>
> Message: 1
>   Date: Fri, 10 Mar 2006 21:15:48 -
>   From: "jonathangoeij" <[EMAIL PROTECTED]>
> Subject: (oot) Ancaman Itu Bernama Rancangan Undang-Undang Antipornografi
> dan Pornoaksi
>
> Senin, 06 Februari 2006
> Ancaman Itu Bernama Rancangan Undang-Undang Antipornografi dan
> Pornoaksi
>
>
> Oleh: Mariana Amiruddin
> "Kami masyarakat Papua merasa terancam, warga kami dapat
> ditangkap..."
>
> "Pemerintah dan DPR harus hati-hati karena Undang-undang ini dapat
> meresahkan masyarakat dari Rawa Jitu Lampung..."
>
> "Kalau pemerintah di DPR tetap memaksakan RUU ini, berarti negara
> ini bukan negara demokrasi, karena terlalu jauh mengintervensi
> kehidupan rakyat Sulawesi Selatan..."
>
> "Budaya Indonesia sangat beragam termasuk dalam hal berbusana.
> Jangan sama ratakan Jawa, Papua, Bali, Mentawai, atau Aceh. Negara
> jangan iseng dan usil!"
>
> Waspadai agenda-agenda tersembunyi dibalik RUU Antiporno. Antara
> lain pemberangusan pers, pembatasan kebebasan privat, pengembalian
> rezim otoritarian..."
>
> "Lalu siapa yang mau kasih baju?..."
>
> "Sangat setuju penolakan! Apakah bisa LBH memformalkan penolakan
> kita, supaya DPR Republik Tengkulak ini lebih mendengar suara
> rakyatnya..."
>
> Demikian sedikit dari banyaknya komentar yang masuk ke Stasiun Radio
> Kantor Berita 68H Utan Kayu, Jakarta ketika digelar program talkshow
> atau diskusi interaktif bersama Yayasan Jurnal Perempuan tentang
> Penolakan RUU Antipornografi dan Pornoaksi. Diskusi interaktif ini
> menjadi menarik karena aksesnya hampir ke seluruh wilayah Indonesia,
> dan komentar yang masuk tidak melulu datang dari orang-orang
> Jakarta. Isu ini muncul kembali terutama ketika sejumlah kelompok
> perempuan melakukan Konverensi Pers di LBH Jakarta, Sabtu 4 Februari
> 2006 dengan yel-yel RUU Antiporno NO! Pornografi NO! Sejumlah
> kelompok perempuan dan lembaga masyarakat serta beberapa individu
> yang terlibat diantaranya LBH Apik Jakarta, Pokja Perempuan
> Mahardhika, LBH Jakarta, Sekar, Srikandi Demokrasi Indonesia, Seknas
> Koalisi Perempuan Indonesia, Yayasan Jurnal Perempuan, dan Arus
> Pelangi, serta individu-individu yang peduli telah membuat
> Pernyataan Sikap Bersama.
>
> RUU yang awalnya diharapkan untuk melindungi perempuan dan anak ini
> ternyata mengecewakan sejumlah kelompok perempuan. Hampir semua
> pasal ternyata ditemui sangat diskriminatif terhadap perempuan,
> dimana tubuh perempuan dianggap barang menjijikan dan diposisikan
> sebagai kriminal. Mengapa diskriminatif? RUU ini ternyata sangat
> misoginis (membenci perempuan), seperti pada pasal 25 yang berbunyi:
> larangan bagi se

RE: [budaya_tionghua] Bangunan Pecinan Jaman dulu

2006-03-12 Terurut Topik steeve haryanto
--- ulysee <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
<...deleted...> 
> Kalau yang di jakarta daerah pintu, eh pintu apa tuh
> yang deket mangga
> dua? Nah itu ke khas-annya dari bentuk atap yang
> sedikit mencuat
> diujung-ujungnya. Kayak atap kelenteng tuh. 
<...deleted...>
Pintu besar maksudnya kah? kalau benar demikian, udah
pernah coba melihat dari atas fly over samping gedung
bank mandiri, indah sekali, semuanya kelihatan sekali
old townya, cuma sayang kan ya bnyk rumah yang tidak
dirawat sehingga kadang jamur2 hitam sudah menghias
menutupi tulisan2 chinesse yang terpancar kemegahannya
dimasa lalu.Nnt kl ada kesempatan yang akan snab shoot
dari atas d...:) 
btw, mau tambahin lagi, mohon pencerahannya, sekarang
di sekitar pancoran yang banyak pedagang kaki lima
sudah tidak lagi ada ya... rata semua ... kira2 mau
diapakan lagi ya ... mudah2an konsep old townnya tidak
terhapus d ...


__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 




.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: [budaya_tionghua] [Himbauan] Jangan menjurus pada penghujatan agama atau golongan tertentu

2006-03-12 Terurut Topik agung setiawan
hujat menghujat dilarang setuju,, cuma kalo diskusi
seh harusnya jgn lah, karena budaya dan agama kan erat
kaitannya dan saling mempengaruhi.

--- Lucas Ony <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> hehehhe betul, pak Steeve dan pak Rinto..
> khusus pak Rinto terima kasih banyak atas
> himbauannya
> 
> memang sebaiknya kita masing2 jangan terpancing...
> sebab kalau terpancing, kia menjerumuskan diri
> menjadi bidak catur yang bisa dimainkan oleh para
> "pemain catur" heuheuheuheu... bisa saling makan
> bidak catur lainnya demi keuntungan para "pemain
> catur" heuheuhehehue
> 
> Kind regards,
> Ony
> 
> 
>   - Original Message - 
>   From: steeve haryanto 
>   To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
>   Sent: Sunday, March 12, 2006 10:53 PM
>   Subject: Re: [budaya_tionghua] [Himbauan] Jangan
> menjurus pada penghujatan agama atau golongan
> tertentu
> 
> 
>   --- Rinto Jiang <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
>   > Anggota sekalian,
>   > 
>   > Saya harap diskusi berupa topik apapun tidak
>   > mengarah kepada 
>   > penghujatan, pembahasan ketidakpuasan pada agama
>   > atau golongan tertentu. 
>   > Kita mengerti dan jelas bahwa masih banyak
>   > ketidakadilan di Indonesia, 
>   > namun bila tidak ada kaitan langsung dengan
> budaya
>   > Tionghoa dan 
>   > ke-Tionghoa-an, saya kira pembahasannya bukan di
>   > sini, di milis yang 
>   > kita sepakati bersama hanya untuk membahas
>   > ke-Tionghoa-an dan 
>   > kebudayaannya di Indonesia dan dunia. Bukan
> berarti
>   > kita harus tutup 
>   > mata terhadap ketimpangan di masyarakat tadi,
> namun
>   > cobalah untuk 
>   > mengerti bahwa pada dasarnya, setiap milis itu
>   > eksklusif, membatasi 
>   > topik pembahasan pada batas2 tertentu. Jangan
> kita
>   > masuk ke restoran 
>   > Tionghoa lalu berkeras ingin memesan makanan
> India.
>   > 
>   > Masih banyak milis yang lebih cocok untuk
> pembahasan
>   > selain kebudayaan 
>   > Tionghoa dan ke-Tionghoa-an. Terima kasih dan
> mohon
>   > diindahkan himbauan 
>   > saya ini.
>   ...deleted...
>   Akhirnya moderator teriak juga.:) baguslah.
> 
> 
>   __
>   Do You Yahoo!?
>   Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam
> protection around 
>   http://mail.yahoo.com 
> 
> 
> 
> 
>   .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah
> Tiongkok :.
> 
>   .: Kunjungi website global :
> http://www.budaya-tionghoa.org :.
> 
>   .: Untuk bergabung :
> http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.
> 
>   .: Jaringan pertemanan Friendster :
> [EMAIL PROTECTED] :. 
> 
> 
> 
>   SPONSORED LINKS Indonesia  Culture  Chinese  
> 
> 
>
--
>   YAHOO! GROUPS LINKS 
> 
> a..  Visit your group "budaya_tionghua" on the
> web.
>   
> b..  To unsubscribe from this group, send an
> email to:
>  [EMAIL PROTECTED]
>   
> c..  Your use of Yahoo! Groups is subject to the
> Yahoo! Terms of Service. 
> 
> 
>
--
> 
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been
> removed]
> 
> 


__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 





.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Kuchantang? (Re: [budaya_tionghua] Menyongsong UU Kewarganegaraan yang Baru)

2006-03-12 Terurut Topik Akhmad Bukhari Saleh
- Original Message -
From: Lucas Ony
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Sunday, 12 March, 2006 22:34
Subject: Re: [budaya_tionghua] Menyongsong UU Kewarganegaraan yang Baru

> Mudah2an ada rencana penghapusan peraturan buatan CIA
> dalam UU No 62 Tahun 1958 ini...

-

Tahun 1958, PKI plus PNI Ali Sastro lagi kuat-kuatnya, PRRI-Permesta yang
didukung CIA lagi ancur-ancurnya, hubungan RI-RRT lagi mesra-mesranya,
bagaimana logikanya CIA bisa buat UU di parlemen RI...

Kelihatannya Lucas-heng musti belajar lagi mencermati sejarah bangsa kita
dan berlogika darinya. Karena kalau logikanya yang dipakainya sekarang ini
diterapkan pada time frame 1958, jangan-jangan UU No.62 itu buatan PKT (
Kuchantang)!

Wasalam.





.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[budaya_tionghua] Re: (oot) Tolak dan Revisi RUU Anti Pornografi/Pornoaksi

2006-03-12 Terurut Topik odeon_cafe
Bung Steve 75, 

Indonesia sepenuhnya negeri milik kita. Tionghoa pun punya saham di 
negeri ini. Banyak contoh partisipasi golongan Tionghoa dalam 
kelahiran NKRI. 

Contohnya, Angkatan Muda Tionghoa yang dipimpin oleh Siauw Giok 
Tjhan dan Go Gien Tjwan ikut perjuangan 10 November di Surabaya. 

Tionghoa juga tercatat dalam kisah kelahiran konstitusi NKRI. Mulai 
dari badan BPUPKI sampai PPKI. Tionghoa tidak dapat dilepaskan dari 
perjalanan NKRI. Sekalipun banyak sekali usaha-usaha untuk 
memisahkan Tionghoa dari NKRI. 

Dahulu, di zaman Soekarno, catatan negara masih tertera nama-nama 
Tionghoa spt Tan Po Goan, Siauw Giok Tjhan, Ong Eng Die, Lie Kiat 
Teng, Oei Tju Tat dsb. Bahkan pernah ada tanda tangan dengan nama 
Tionghoa di lembaran uang negara Indonesia. 

Baru kemudian di era Soeharto dengan segala bentuk 
pemaksaan `asimilasi' yang diprovokasi oleh LPKB (pimpinan K. 
Sindhunata) yang didukung oleh Partai Katolik (Harry Tjan Silalahi) 
maka Tionghoa seakan tidak memiliki peran apa pun kecuali sebagai 
golongan perusak ekonomi. Bertambahlah kebencian masyarakat terhadap 
golongan Tionghoa. kebencian itu terus meradang pada saat segolongan 
elite Tionghoa yang menamakan diri sebagai cina orde baru 
melancarkan fitnah terhadap Tionghoa dengan berbagai macam provokasi 
spt tidak mau gaul, tidak mau kawin campur, selalu menonjolkan 
kecinaannya dsb. 

"Pengakuan jujur" cina pembohong ini mengkonfirmasi alasan kebencian 
irasional masyarakat menjadi sikap "rasional" wajar. 

Ganti nama merupakan kebijakan buruk yang menambah proses 
penghilangan partisipasi Tionghoa di negeri ini. Hasil akhirnya, 
Tionghoa tidak dikenal lagi secara formal. Padahal kenyataannya 
etnis Tionghoa masih eksis dalam interaksi sehari-hari. 

Apabila susi susanti memakai nama Tionghoa-nya maka kebaikan orang 
Tionghoa akan lebih dikenal. Begitu juga Brigjen Tedy Jusuf. 
Seandainya beliau memakai nama Tionghoa tentu saja, akan tercatat 
lebih jelas bahwa ada etnik Tionghoa yang berhasil jadi brigadir 
jenderal angkatan darat. 

Seandainya, Arief Budiman mengikuti jejak adiknya, Soe Hok Gie, 
dengan tidak mengganti nama "Soe Hok Djin"-nya maka tentu saja 
Indonesia akan lebih memiliki tokoh Tionghoa. 

Kwik Kian Gie, terlepas dari kesalahannya pernah mendukung Bakom PKB 
dan Prasetya Mulya, walau bagaimana pun membantu pembangunan citra 
positif tentang Tionghoa. 

Sub-Rosa II




--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, steeve haryanto 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Tanggapan:
> Kan benar juga ujungnya mereka juga yang teriak,:)
> sangat memalukan sekali...entahlah kawan mau dibawa
> kemana negara ini.Mereka menganggap bahwa ini negara
> adalah negara hasil mereka sendiri, mentang - mentang
> mereka jumlahnya besar dan tidak tersentuhkan.
> 
> __
> Do You Yahoo!?
> Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
> http://mail.yahoo.com
>







.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[budaya_tionghua] Re: Uli-moi "Hao die bu dang ding, hao han bu dang bing"

2006-03-12 Terurut Topik ChanCT
Uli-moi,

Rupanya teratrik juga dengan ungkapa kuno: "Hao die bu dang ding, hao han 
bu dang bing" ini, ya. Tapi, ... mungkin karena kita sama-sama baba kurang 
kemampuan menangkap makna sesungguhnya dari ungkapan itu. Alias salah 
pengertian, begitulah gue tersentak siuman setelah membaca tanggapan mas 
Arnold. Heheh, 

Semula uangkapan tsb. saya tangkap dalam pengertian, kalau besi yang 
dipakai untuk membuat paku, cukup besi biasa saja bahkan kawat juga boleh. 
Barangkali nggak ada paku yang dibuat dari baja, ya. Jadi, ... yang menjadi 
prajurit juga cukup orang-orang berpendidikan rendah saja, bahkan anak tani 
yang nggak pernah duduk dibangku sekolah juga bisa. Hanya perwira-perwiranya 
saja yang harus berpendidikan tinggi. Begitu? Ternyata bukan, dan melihat 
ungkapan itu dicetuskan pada masa raja-perang di Tiongkok sebelum bebas 
merdeka, dimana tentara raja-perang ketika itu saling merampok harta rakyat, 
bukan untuk melindungi keamanan dan ketentraman rakyat dan negara, tentara yang 
sangat dibenci rakyat. Maka artinya lebih mendakti, orang baik-baik tidak akan 
jadi tentara dan hanya orang-orang jahat saja yang jadi tentara.

Jadi, apa hubungannya ungkapan jadi tentara ini dengan petisi menolak 
RUU-porno itu? Kok bisa menjadi paku karatan? Hehehee, 

Lalu, karena seminggu ini sakit gigi, jadi kehilangan semangat untuk 
membalasin polemik yang terjadi. Pernah nggak sakit gigi? Waaalaaah, ampuuun, 
deh. Dan, untuk berhemat ongkos pengobatan gigi, sampai gue harus lari ke Shen 
zhen yang bisa separoh lebih murah itu. Eeeh, ketemu sama dokter gigi anak 
Malang. Cocok, deh. Jadi, baru hari ini muncul lagi moodnya. Sekaligus jadi 
satu dan yang teringat aja, ya. Biar nggak ditunggu-tunggu dan harus cari-cari 
ditempat lain.

Mana lebih radikal RBKP dengan LPKB?
Memang benar sih, antara RBKP dan LPKB tidak ada hubungannya, tapi kalau 
ditanya mana yang lebih radikal, tentu bisa juga dijawab, sama radikalnya. Dan 
itu sangat merusak, dengan tingkat/kadar merusak sesuai dengan sifat 
radikalnya. 

Pada saat RBKP, dimana dinyatakan segala dari barat adalah sumber 
revisionis yang meracuni budaya proletar itu, maka orang yang masih merokok 
rokok-merk "555", "Dunhill" dll., dibilang remo (revisionis-modern), kapitalis; 
orang yang bersepeda merk "Relly", "hercules" ditengah jalan bisa disuruh 
turun, dirusak-hancurkan sepedanya. Lho, apa hubungan merk rokok, merk sepeda 
dengan pikiran orang, ya? Dan gue biar nggak rugi harus kehilangan sepeda, 
terpaksa mencongkel hilangkan merk sepeda itu. Aaampuuun, deh. Kenapa orang 
bisa berpikir begitu naif, ya? Tapi, itulah yang telah terjadi.

Begitu juga dengan pikiran tokoh-tokoh LPKB ketika itu, yang memulai dengan 
gerakan ganti-nama. Coba pikirkan baik-baik, apa hubungan nama orang dengan 
loyalitas atau kesetiaan pada RI? Tapi, orang didorong untuk mengganti nama 
sebagai pernyataan "SETIA" pada RI, sebagai satu langkah untuk menghilangkan 
segala yang berbau Tionghoa! Lalu, menuntut pelarangan huruf Tionghoa, ibadah 
adat Tionghoa secara terbuka,  yang juga begitu radikalnya itu! Merusak, 
nyaris memusnahkan budaya, adat-istiadat Tionghoa Indonesia di Indonesia. Yang 
pasti mayoritas mutlak anak muda etnis Tionghoa sudah tidak lagi mengenal apa 
itu budaya dan adat-istiadat Tionghoa, dan yang sesungguhnya telah menjadi 
salah satu aset, kekayaan budaya Indonesia secara nasional. 

Satu pengalaman sejarah, sifat radikal dimana saja dan kapan saja, yang 
sangat merusak dan merugikan yang telah dibayar dengan harga begitu mahal 
dengan banyak pengorbanan dan kerusakan telah terjadi, jangan dibiarkan 
terulang kembali. Juga jangan biarkan muncul didalam otak kita sendiri! 
Berpikir-lah secara realistis dan luwes membawakan kebijaksanaan sesuai dengan 
kenyataan yang memungkinkan, jangan lakukan pikiran-pikiran radikal yang 
melampaui syarat objektif yang ada, apalagi memaksakan orang lain untuk 
menerima dengan kekerasan, yang menjurus ke terororist itu, apapun pikiran itu.

Syukur, sekarang setelah Orba mantan presiden Soeharto lengser, dimulai 
memasuki era reformasi/demokrasi diperkenankan kembali budaya, adat-istiadat 
Tionghoa Indonesia, diharapkan bisa pulih kembali secara wajar dan tidak 
berkelebihan. Kartena bagaimanapun juga, budaya Tionghoa-Indonesia hanyalah 
bagian, salah satu bagian dari budaya nasional Indonesia, dan bukan yang utama 
apalagi segala-galanya.

Salam,
ChanCT
  - Original Message - 
  From: ulysee 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, March 10, 2006 3:55 PM
  Subject: RE: [budaya_tionghua] (oot) Tolak dan Revisi RUU Anti 
Pornografi/Pornoaksi



  Wuah, udah ada petisinya? Asyik asyik!

  Btw, itu disitu ada enggak Isi ancangan Undang-undang pasal per pasal?
   
  Supaya bisa dicermati dulu apa yang mau ditolak
  Kalau enggak tahu isinya terus tiba-tiba nolak, 
  Siaw sutee kuatir jangan-jangan kita dijadikan pion sama pihak-pihak
  tertentu yan

Re: [budaya_tionghua] (oot) Tolak dan Revisi RUU Anti Pornografi/Pornoaksi

2006-03-12 Terurut Topik Akhmad Bukhari Saleh
- Original Message -
From: steeve haryanto
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Monday, 13 March, 2006 07:35
Subject: Re: [budaya_tionghua] (oot) Tolak dan Revisi RUU Anti
Pornografi/Pornoaksi

Metrotvnews.com, Jakarta: Sekitar seribu orang,
gabungan organisasi massa Islam yang ada di Jakarta,
tabligh akbar di sekitar Masjid Al Azhar untuk menolak
semua bentuk pornografi dan pornoaksi. Selain itu, di
tempat tersebut juga dilakukan aksi penandatanganan
seribu pendukung Rancangan Undang-undang Anti
Pornografi dan Pornoaksi (RUU APP) yang dilakukan di
atas kain putih yang dibentangkan.
...deleted...

Tanggapan:
Kan benar juga ujungnya mereka juga yang teriak,:)
sangat memalukan sekali...entahlah kawan mau dibawa
kemana negara ini. Mereka menganggap bahwa ini negara
adalah negara hasil mereka sendiri, mentang - mentang
mereka jumlahnya besar dan tidak tersentuhkan.

__

Kalau cuma seribu orang kumpul di satu tempat, orasi, tandatangan di kain
putih, apanya yang memalukan, dan apanya yang "mau dibawa ke mana negara
ini"? Jumlahnya juga tidak besar.
Toh yang dilakukan pihak yang menentang RUU APP juga persis sama seperti
itu, hanya mungkin beda tempat, yang satu di Al Azhar, satunya lagi di
Bundaran HI. Jumlahnya juga lebih besar, kalau misalnya kita lihat yang
terjadi di Denpasar.

Banyak fakta seputar RUU APP yang lebih bisa ditonjolkan sebagai argumen
untuk menolaknya. Seperti istilah "pornoaksi"-nya itu sendiri. Lalu sudah
adanya semua isi RUU ini di KUHP. Juga batasan porno yang sempit tetapi
multi-tafsir. Dan sebagainya, dan lain-lain.
Kalau cara-cara mendukungnya atau menolaknya, gegap gempita sekalipun,
sepanjang tidak anarkis, itu sah-sah saja.

Untuk kesekian kalinya saya sarankan kita musti bicara lebih berdasarkan
fakta dan mengurangi emosi di milis ini. Much, much more effective untuk
Indonesian-Chinese cause yang hendak kita bawakan!

Wasalam.



.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: [budaya_tionghua] RUU APP = alat politik

2006-03-12 Terurut Topik Lucas Ony
bukan dari jaman Soeharto pak...
pengalih perhatian masyarakat sudah dari sejak jaman Romawi dan Yunani pak...
orang2 jaman sekarang hanya belajar dari sejarah politik masa lampau 
heuehuehuehue

Kind regards,
Ony


  - Original Message - 
  From: KK Lie 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, March 13, 2006 3:32 AM
  Subject: [budaya_tionghua] RUU APP = alat politik


  Menanggapi tulisan sdr Odeon Cafe dan Rm. Danardono, saya berpendapat bahwa
  sejak jaman pemerintahan Soeharto... pengalihan issue merupakan salah satu
  alat politik mereka dan tentunya utk mengalihkan perhatian masyarakan,
  mahasiswa dan lawan politik dalam upaya menguak suatu issue yang merugikan
  para penguasa saat itu.

  Saya berpendapat bahwa RUU APP merupakan alat politik utk memecah perhatian
  terhadap kasus-2 korupsi dsb...
  Isi dari RUU ini sebenarnya tidak lebih adalah "titipan" dari Ormas-2 Islam
  garis keras (maaf ya pak moderator, tdk bermaksud SARA dalam hal ini).
  Sebenarnya dari kelompok Liberal pun sudah menunjukan penolakannya (baca
  tulisan sdr Goenawan Mohammad-TEMPO).

  Maka tidaklah heran bila sdr Odeon mengatakan Turki melarang pemakaian
  jilbab di sekolah (mungkin tepatnya tdk mengharuskan kali ya ? maaf saya
  sendiri kurang tahu hal ini).
  Sejak berpuluh tahun yang lalu, di negara-2 timur tengahpun sudah ada
  kelompok garis keras, namun keberadaan mereka masih kecil dan lemah, entah
  sejak kapan (mungkin era Bin Laden kali ya) kelompok ini semakin kuat dan
  menonjol.

  Pemerintah Indonesia sendiri dalam hal ini terdiri dari kelompok garis keras
  dan liberal (entah berapa porsinya aku juga kurang jelas), namun pembuatan
  RUU APP ini yang sangat berbau POLITIK akan sangat beresiko besar, khususnya
  dalam gejolak didalam masyarakat...
  Besar kemungkinan akan banyak terjadi banyak pelecehan, pemfitnahan terhadap
  kaum wanita, bahkan bisa saja diterapkan jam malam bagi wanita, karena bisa
  dikatakan melakukan prostitusi, Atau bisa juga tiap hari ada rumah yang
  digeledah dan diperiksa KTP, KK utk menemukan pelaku kumpul kebo dsb... yang
  ujung-2nya tidak lain adalah "Pemerasan".

  Bagi pandangan saya pribadi... yang akan menjadi "korban" pemerasan terbesar
  bisa jadi adalah etnis Tionghoa, dengan dasar pemikiran etnis ini yang
  dianggap banyak uangnya...

  Berlanjut thd tulisan sdr HKSIS mengenai kewarganegaraan bagi etnis
  Tionghoa.. merupakan suatu kenyataan, kalaupun ada perubahan itu hanya utk
  segelintir kalangan saja... namun masih banyak yang menjadi "korban"
  pemerasan terselubung.
  Yang sangat memprihatinkan adalah etnis ini tidak hanya saja di Indonesia
  yang di diskriminasi, di sebagian negara barat pun etnis ini adalah termasuk
  salah satu yang tidak disukai (termasuk dalam kelompok Asian) entah karena
  apa sebabnya kurang jelas sih.
  Namun Undang-2 dinegara barat sangat membantu dalam menekan angka
  diskriminasi tsb.

  Saya pribadi berpandangan bahwa sebagian besar etnis Tionghoa Indonesia yang
  meng-invest uangnya di negara-2 seperti Singapore, Swiss dsb.. adalah
  tindakan tepat (lepas dari pelaku korupsi), karena selama Undang-2 mengenai
  diskriminasi etnis di Indonesia belum jelas... nasib orang-2 Tionghoa akan
  tetap sama sampai kapanpun juga.
  Catatan - ini hanya pendapat pribadi saja dan juga bukan karena tidak ada
  rasa nasionalis.

  Salam


  [Non-text portions of this message have been removed]



  .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

  .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

  .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

  .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 



  SPONSORED LINKS Indonesia  Culture  Chinese  


--
  YAHOO! GROUPS LINKS 

a..  Visit your group "budaya_tionghua" on the web.
  
b..  To unsubscribe from this group, send an email to:
 [EMAIL PROTECTED]
  
c..  Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. 


--



[Non-text portions of this message have been removed]



.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[budaya_tionghua] RUU APP = alat politik

2006-03-12 Terurut Topik KK Lie
Menanggapi tulisan sdr Odeon Cafe dan Rm. Danardono, saya berpendapat bahwa
sejak jaman pemerintahan Soeharto... pengalihan issue merupakan salah satu
alat politik mereka dan tentunya utk mengalihkan perhatian masyarakan,
mahasiswa dan lawan politik dalam upaya menguak suatu issue yang merugikan
para penguasa saat itu.

Saya berpendapat bahwa RUU APP merupakan alat politik utk memecah perhatian
terhadap kasus-2 korupsi dsb...
Isi dari RUU ini sebenarnya tidak lebih adalah "titipan" dari Ormas-2 Islam
garis keras (maaf ya pak moderator, tdk bermaksud SARA dalam hal ini).
Sebenarnya dari kelompok Liberal pun sudah menunjukan penolakannya (baca
tulisan sdr Goenawan Mohammad-TEMPO).

Maka tidaklah heran bila sdr Odeon mengatakan Turki melarang pemakaian
jilbab di sekolah (mungkin tepatnya tdk mengharuskan kali ya ? maaf saya
sendiri kurang tahu hal ini).
Sejak berpuluh tahun yang lalu, di negara-2 timur tengahpun sudah ada
kelompok garis keras, namun keberadaan mereka masih kecil dan lemah, entah
sejak kapan (mungkin era Bin Laden kali ya) kelompok ini semakin kuat dan
menonjol.

Pemerintah Indonesia sendiri dalam hal ini terdiri dari kelompok garis keras
dan liberal (entah berapa porsinya aku juga kurang jelas), namun pembuatan
RUU APP ini yang sangat berbau POLITIK akan sangat beresiko besar, khususnya
dalam gejolak didalam masyarakat...
Besar kemungkinan akan banyak terjadi banyak pelecehan, pemfitnahan terhadap
kaum wanita, bahkan bisa saja diterapkan jam malam bagi wanita, karena bisa
dikatakan melakukan prostitusi, Atau bisa juga tiap hari ada rumah yang
digeledah dan diperiksa KTP, KK utk menemukan pelaku kumpul kebo dsb... yang
ujung-2nya tidak lain adalah "Pemerasan".

Bagi pandangan saya pribadi... yang akan menjadi "korban" pemerasan terbesar
bisa jadi adalah etnis Tionghoa, dengan dasar pemikiran etnis ini yang
dianggap banyak uangnya...

Berlanjut thd tulisan sdr HKSIS mengenai kewarganegaraan bagi etnis
Tionghoa.. merupakan suatu kenyataan, kalaupun ada perubahan itu hanya utk
segelintir kalangan saja... namun masih banyak yang menjadi "korban"
pemerasan terselubung.
Yang sangat memprihatinkan adalah etnis ini tidak hanya saja di Indonesia
yang di diskriminasi, di sebagian negara barat pun etnis ini adalah termasuk
salah satu yang tidak disukai (termasuk dalam kelompok Asian) entah karena
apa sebabnya kurang jelas sih.
Namun Undang-2 dinegara barat sangat membantu dalam menekan angka
diskriminasi tsb.

Saya pribadi berpandangan bahwa sebagian besar etnis Tionghoa Indonesia yang
meng-invest uangnya di negara-2 seperti Singapore, Swiss dsb.. adalah
tindakan tepat (lepas dari pelaku korupsi), karena selama Undang-2 mengenai
diskriminasi etnis di Indonesia belum jelas... nasib orang-2 Tionghoa akan
tetap sama sampai kapanpun juga.
Catatan - ini hanya pendapat pribadi saja dan juga bukan karena tidak ada
rasa nasionalis.

Salam


[Non-text portions of this message have been removed]



.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





Fw: [budaya_tionghua] Menyongsong UU Kewarganegaraan yang Baru

2006-03-12 Terurut Topik HOTMA SIAGIAN
Setuju aja, tapi kudu dibarengi dengan KEPENDUDUKAN yang beres, misalnya Akte 
Kelahiran dan KTP yang "on line", kalau KTP sudah seharusnya niru Malaysia 
dengan "Kad Pengenalan"nya yang konon lebih bagus dari Amrik.
  Banyak oknum aparat yang kudu didor karena ahlaknya yg bejad, tapi masih 
banyak juga yang baik, nah sekarang kalau ada orang daratan sana atau orang 
Arab atau orang India atau Malaysia yang sudah netap di Indonesia 
bertahun-tahun serta sudah lancar berbahasa Indonesia, kemudian memiliki KTP 
dan Akte lahir "nembak" atau palsu, kemudian bikin PASPOR, maka akan susah 
sekali bagi aparat untuk membedakannya, akibatnya aparat tersebut akan kena 
hukuman karena dianggap "meloloskan" orang yang tidak berhak untuk dapat PASPOR.
  Mari kita mainkan dana yang ada untuk nyumbang Akte Kelahiran dan KTP yang 
"on line", dari kita untuk kita, daripada hanya sekedar "omdo"
  Salam,
  H.S.
   
  March 12, 2006 10:34 PM Lucas Ony wrote:
  Mudah2an ada rencana penghapusan peraturan buatan CIA dalam UU No 62 Tahun 
1958 ini...
Saya sudah bosan dengar kata SBKRI... kalau orang yang baru datang dari luar 
negri lalu ganti warga negara di sini, masih cengli pakai SBKRI, tapi kalau 
yang sudah 7 turunan tinggal di sini apa perlu lagi ya pakai peraturan 
buatan CIA ini?

Jaman Cold War masih masuk akal SKBRI digunakan, karena Cina adalah musuh 
Amerika Serikat dan Inggris.. wajar karena mereka takut politik domino 
effect sehingga CIA menyuruh pemerintah Indonesia untuk mempersulit 
keturunan Tionghoa... lha sekarang cold war sudah berakhir.. apa yang 
ditakutkan CIA lagi?

CIA memang masih takut sama Cina, tapi politik RRC kan beda dengan Uni 
Soviet.. sudah nggak ada hubungannya lagi dengan Asia Tenggara. Kalau dulu 
memang Uni Soviet mau menguasai Asia Tenggara untuk menguasai Australia dan 
New Zealand. Belum keburu berhasil, sudah dicegat dengan perang Vietnam dan 
operasi CIA di negara2 Asia Tenggara kecuali Singapura, Malaysia, dan Brunei 
yang nota bene "masih ada hubungan" dengan Inggris.

Jadi bijaksana jika pemerintah Indonesia melepaskan belenggu kerbau dicocok 
hidung buatan CIA seperti UU No 62 Tahun 1958 ini. Untuk CIA sudah nggak ada 
gunanya lagi... mau dibuang ya terserah nggak akan ada embargo apa2, mau 
dipakai terus ya biarin saja.. semoga Indonesia nggak maju2... 
heuheuheuheuhee



-
Yahoo! Mail
Bring photos to life! New PhotoMail  makes sharing a breeze. 

[Non-text portions of this message have been removed]



.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[budaya_tionghua] CCF Jakarta - TEATER DIANGKAT KE LAYAR: film adaptasi & diskusi teater @ UTAN KAYU , 16 s/d 18 Maret 2006

2006-03-12 Terurut Topik Astri Onengan
CCF Jakarta dan Teater Utan Kayu, dalam rangka Frankofoni
mempersembahkan :

DU THEATRE A L'ECRAN
PANGGUNG TEATER DIANGKAT KE LAYAR
pemutaran film adaptasi teater dan diskusi teater

16 - 18 Maret 2006 pk. 16.00 & 19.00
di Teater Utan Kayu, Jl. Utan Kayu n°68 H Jakarta Timur
masuk bebas

Diskusi
Teater kontemporer di Indonesia: bagaimana peran Tradisi
Sabtu, 18 Maret 2006 pk. 19.00
di Teater Utan Kayu, Jl. Utan Kayu n°68 H Jakarta Timur
bersama
  Putu Wijaya, sutradara teater
  Radhar Panca Dahana, pengamat teater
  Ria Ernunsari, produser televisi
masuk bebas


kegiatan ini dilengkapi dengan

pemutaran film cerita setiap Sabtu
TEATER DIANGKAT KE LAYAR: FIKSI
4, 11, 18 dan 25 Maret 2006 pk. 13.00
di sinema CCF Salemba dan Wijaya
masuk bebas

pameran poster di CCF Salemba dan Wijaya
PENGARANG-PENGARANG TEATER KONTEMPORER
tanggal 6 s/d 29 maret 2006
masuk bebas


PENGANTAR & JADWAL

Dalam rangka "La fete de la Francophonie" atau "Pesta masyarakat penutur
bahasa Prancis", CCF Jakarta berkolaborasi dengan Komunitas Utan Kayu
menampilkan rangkaian kreasi teater kontemporer berbahasa Prancis melalui
beberapa film dokumenter. Pada akhir dari semua proyeksi film, sebuah
diskusi akan diselenggarakan dengan tema "Tradisi dalam teater kontemporer
di Indonesia".

Kamis, 16 Maret 2006
16.00  La Tragedie d'Hamlet
19.00  Un Fil a la patte

Jumat, 17 Maret 2006
16.00  Inventaires + La Secrete architecture du paragraphe
19.00  Lapin chasseur

Sabtu, 18 Maret 2006
16.00  Tambours sur la digue
19.00  Debat "Teater kontemporer di Indonesia: bagaimana peran Tradisi"
bersama
   Putu Wijaya, sutradara teater
   Radhar Panca Dahana, pengamat teater
   Ria Ernunsari, produser televisi


SINOPSIS

> La Tragedie d'Hamlet
karya William Shakespeare
sutradara dan realisasi oleh Peter Brook
2001, 132 min., versi Inggris teks Prancis

Sebuah versi cerita Hamlet menurut Peter Brook yang merupakan kesinambungan
dari pementasan sebelumnya dan estetika
teaterikal beliau: minimalitas, murni, kesederhanaan dan sebuah
pembuktian cemerlang.


> Un Fil a la patte
karya Georges Feydeau
sutradara dan realisasi oleh Georges Lavaudant
2002, 130 min., versi Prancis teks Inggris

Film ini mengajak kita untuk menyaksikan, lewat kekonyolan dan hiburan
segar, bagaimana sutradara memahami dan menggarap "mekanisasi" sebagai
karakteristik bahasa  pengarang Feydeau.


> Inventaires
karya Philippe Minyana
sutradara oleh Robert Cantarella
realisasi oleh Jacques Renard
1990, 48 min., versi Prancis teks Inggris

Dengan memindah aksi ke pertokoan, Philippe Manyana menciptakan sebuah
perombakan mekanisme visual pada mekanisme siaran langsung televisi dan
reality show lainnya


> La Secrete architecture du paragraphe
realisasi oleh Jerome Descamps
2002, 26 min., versi Prancis teks Inggris

Philippe Minyana menjabarkan serangkaian benda yang berhubungan dengan masa
kecilnya, asal-muasalnya dan kisah pribadinya yang ia komentari
sedikit demi sedikit.


> Lapin chasseur
sutradara oleh Jerome Descamps & Macha Makeieff
realisasi oleh Guy Seligman
1991, 2 x 56 min., versi Prancis teks Inggris

Kehidupan di sebuah restoran "besar" yang dipandang seperti sebuah dunia
terasing dengan penduduknya, semua peraturannya, setiap intrik, seluruh
gerakan, hierarki, sejarah dan kisah-kisah mereka, segala hubungan intern
maupun extern mereka.


> Tambours sur la digue
karya Helene Cixous
sutradara dan realisasi oleh Ariane Mnouchkine
2002, 136 min., versi Prancis teks Inggris

Untuk pertunjukan ini, Ariane Mnouchkine memilih sebuah bentuk yang memadu
teater dan wayang orang secara me-nakjubkan, terinspirasi oleh
Teater No dan Bunraku dari Jepang.


Informasi selengkapnya, hubungi

Yosef Indra
program audio visual

Pusat Kebudayan Prancis / CCF Jakarta
Jalan Salemba Raya No. 25
Jakarta 10440

tel. 021-390 85 80, 390 85 85
fax. 021-390 85 86
www.ccfjakarta.or.id
[EMAIL PROTECTED]


[Non-text portions of this message have been removed]



.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[budaya_tionghua] RUU Antidiskriminasi Harus Disusun Hati-hati

2006-03-12 Terurut Topik HKSIS
  http://kompas.com/kompas-cetak/0603/13/Politikhukum/2502024.htm
  Senin, 13 Maret 2006  
 
 
 

  RUU Antidiskriminasi Harus Disusun Hati-hati 


  Semarang, Kompas - Penggodokan Rancangan Undang-Undang Penghapusan 
Diskriminasi Ras dan Etnis oleh DPR diminta dilakukan secara hati-hati dan 
mempertimbangkan segala faktor. Selain masalah sensitif, penerbitan 
undang-undang selalu mengakibatkan ekses positif dan negatif.

  ”Tidak semua undang-undang dapat memecahkan masalah. Malah penerbitannya 
bisa menjadi masalah jika kurang hati-hati dan tidak cermat,” ujar pakar hukum 
Universitas Diponegoro Semarang, Satjipto Rahardjo, Jumat (10/3).

  Ini diungkapkannya di hadapan kalangan akademisi perguruan tinggi di 
Semarang untuk memberi masukan kepada panitia khusus DPR yang merumuskan RUU 
Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis.

  Dilanjutkan Satjipto, perundang-undangan ini perlu dikaji lebih dalam. 
Bahkan, bila perlu studi banding kepada negara yang telah menerapkannya. ”Tapi 
studi banding tak harus selalu ke luar negeri, bisa juga lewat internet,” 
ujarnya. Ia juga menganjurkan supaya DPR berkonsultasi mendalam kepada para 
pakar sosiolog, antropolog, psikolog, dan ekonom. Bahkan masyarakat yang merasa 
terdiskriminasikan dan pelaku diskriminasi juga harus diajak berdialog.

  Akademisi Fakultas Hukum Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, 
Benny Danang Setianto, menuturkan, RUU ini sebaiknya diubah menjadi RUU 
Mekanisme Penegakan Antidiskriminasi Ras. Pasalnya, undang- undang 
kewarganegaraan sudah mencakup masalah ini. Hanya saja tanpa penerbitan 
peraturan pelaksanaan membuat berbagai undang-undang ini tampak tak berarti. 
(ich)
 


[Non-text portions of this message have been removed]



.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





Re: [budaya_tionghua] [Himbauan] Jangan menjurus pada penghujatan agama atau golongan tertentu

2006-03-12 Terurut Topik Lucas Ony
hehehhe betul, pak Steeve dan pak Rinto..
khusus pak Rinto terima kasih banyak atas himbauannya

memang sebaiknya kita masing2 jangan terpancing...
sebab kalau terpancing, kia menjerumuskan diri menjadi bidak catur yang bisa 
dimainkan oleh para "pemain catur" heuheuheuheu... bisa saling makan bidak 
catur lainnya demi keuntungan para "pemain catur" heuheuhehehue

Kind regards,
Ony


  - Original Message - 
  From: steeve haryanto 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Sunday, March 12, 2006 10:53 PM
  Subject: Re: [budaya_tionghua] [Himbauan] Jangan menjurus pada penghujatan 
agama atau golongan tertentu


  --- Rinto Jiang <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

  > Anggota sekalian,
  > 
  > Saya harap diskusi berupa topik apapun tidak
  > mengarah kepada 
  > penghujatan, pembahasan ketidakpuasan pada agama
  > atau golongan tertentu. 
  > Kita mengerti dan jelas bahwa masih banyak
  > ketidakadilan di Indonesia, 
  > namun bila tidak ada kaitan langsung dengan budaya
  > Tionghoa dan 
  > ke-Tionghoa-an, saya kira pembahasannya bukan di
  > sini, di milis yang 
  > kita sepakati bersama hanya untuk membahas
  > ke-Tionghoa-an dan 
  > kebudayaannya di Indonesia dan dunia. Bukan berarti
  > kita harus tutup 
  > mata terhadap ketimpangan di masyarakat tadi, namun
  > cobalah untuk 
  > mengerti bahwa pada dasarnya, setiap milis itu
  > eksklusif, membatasi 
  > topik pembahasan pada batas2 tertentu. Jangan kita
  > masuk ke restoran 
  > Tionghoa lalu berkeras ingin memesan makanan India.
  > 
  > Masih banyak milis yang lebih cocok untuk pembahasan
  > selain kebudayaan 
  > Tionghoa dan ke-Tionghoa-an. Terima kasih dan mohon
  > diindahkan himbauan 
  > saya ini.
  ...deleted...
  Akhirnya moderator teriak juga.:) baguslah.


  __
  Do You Yahoo!?
  Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
  http://mail.yahoo.com 




  .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

  .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

  .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

  .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 



  SPONSORED LINKS Indonesia  Culture  Chinese  


--
  YAHOO! GROUPS LINKS 

a..  Visit your group "budaya_tionghua" on the web.
  
b..  To unsubscribe from this group, send an email to:
 [EMAIL PROTECTED]
  
c..  Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. 


--



[Non-text portions of this message have been removed]



.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: [budaya_tionghua] Re: Chinese Music For Everyone

2006-03-12 Terurut Topik Lucas Ony
bu Mira sukanya alat musik apa bu?
Saya suka erhu, tapi apa daya yang kebeli cuma suling nya... entah nama 
sulingnya apa...
ada tiga macam saya beli tapi tak ada satupun yang bisa saya bunyikan 
heuhuehuehuehhe

padahal kalau lihat di vcd 12 Girls Band kayaknya mereka mudah2 saja 
memainkannya sampai bisa menirukan suara burung dengan sulingnya...

Kind regards,
Ony


  - Original Message - 
  From: mira mulyadi 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com ; [EMAIL PROTECTED] 
  Sent: Monday, March 06, 2006 12:05 PM
  Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Chinese Music For Everyone


  Saya sebenarnya sudah cukup lama tertarik akan traditional music  Chinese, 
apakah ada dari sdr/sdri yang mengetahui tempat kursus musik  chinese tersebut 
di Jakarta? Saya tunggu kabarnya
Terima kasih
Mira
[EMAIL PROTECTED]



[Non-text portions of this message have been removed]



.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[budaya_tionghua] Fw: Han Hwie-Song: Perlawatan saya ke Jawa Jan-Febr. 2006 (bagian empatbelas)

2006-03-12 Terurut Topik HKSIS

- Original Message - 
From: Han Hwie Song 
To: Tionghoa-net ; Nasional-list ; K. Prawira ; Jonathan Goeij ; C.T. Chan 
Sent: Sunday, March 12, 2006 11:51 PM
Subject: Re: Han Hwie-Song: Perlawatan saya ke Jawa Jan-Febr. 2006 (bagian 
empatbelas)


Perlawatan saya ke Jawa Jan-Febr. 2006 (bagian empatbelas)

 

Pada Hari Raya Imlek sore, saya diajak oleh keponakan saya Kuo-Xiong 
melihat-lihat Petjinan dimana kami doeloe tinggal dan saudara-saudara saya 
sekarang masih tinggal disitu; ditambah juga kunjungan saya terdahulu 
mengunjungi Petjinan dengan teman-teman saya, mampir ke Boenbio, rumah 
peringatan Kong Fu Zi di jalan Kapasan, melalui pasar Pabean, Kapasan, 
kelenteng-kelenteng etc.. Ini kali kerena kami pergi dengan keponakan saya 
Kuo-Xiong dan pertanyaan-pertanyaan dia, lagi pula pada hari besar yang chusus 
ini, betul-betul menimbulkan pada saya nostalgi jaman remaja saya. Maka 
artikel-artikel saya ini kali terutama berpusat pada Petjinan dan orang 
Tionghoa jaman doeloe, karena sentuhan hati saya dan ingin memberi sedikit 
kesan pada generasi muda yang kebanyakan tidak tahu lagi tentang sejarah nenek 
moyangnya. 

Kesimpulan saya ialah keramaian orang bepergian untuk "Bai-jia", berkunjung 
untuk menghormat familie yang lebih tua doeloe lebih ramai, kendaraan, terutama 
dokar, betjak hilir mudik penuh dengan penumpang, tampak anak-anak muda 
berpakean baru, toko-toko penuh dengan atribut-atribut dan makanan chusus untuk 
hari raya ini.

Kuo-Xiong berkata pada saya:"Pehnga coba menulis tentang Petjinan jaman doeloe, 
Kuo-Xiong sama sekali tidak tahu, cuma dengar-dengar sedikit, ini karena 
Kuo-xiong tinggal di Pecinan, orang yang Tempo Doeloe tidak tinggal disni tidak 
tahu keadaannya. Pehnga boleh menulis tentang ini." Keponakanku sambil nyopir 
sambil tanya pada saya tentang penghidupan di Petjinan jaman doeloe. Saya 
berkata pada dia:" jaman pehnga masih kecil, pemudi Tionghoa dari golongan Baba 
en Nyonya (Peranakan) yang masih sekolah biasanya memakai rok seperti orang 
barat, tetapi para Nyonya, pehnga artikan yang sudah menikah dan menjadi ibu, 
biasanya memakai sarong kebaya. Cuma sarongnya motifnya memakai motif agak 
ketionghoan, seperti phoenix (burung Hong) atau naga dan sebagainya dan juga 
kebayanya banyak dibordir, dan kalau tidak salah, dinamakan Batik Nyonya dan 
kebaya bordiran; kebayanya dibuat dari satin atau sutra. Kebayanya di tutup 
dengan perhiasan emas. Untuk Nyonya rambutnya tidak dikonde tetapi dikrul. 
Mereka sudah mengintegrasikan dirinya pada masyarakat Indonesia. 

Orang lelaki dewasa jamannya pehnga sudah memakai pakean seperti orang Eropa, 
mustinya sebelumnya mereka memakai pakean seperti Dr. Sun Yat-Sen (Sun Zhong 
San); yaitu celana putih panjang dan jasnya juga putih dengan pakai krag yang 
tinggi, "krag Mandarin". Pakean jas ini dinamakan Zhong San Juang. Yang kuno 
masih memakai pakean seperti ini seperti adiknya Macou, dari fihak ibu; pehnga 
panggil dalam bahasa Hokkian Ku-kong. Sekarang jarang wanita baik Nyonya 
Tionghoa maupun Nyonya Pribuminya tidak lagi memamaki sarong kebaya sebagai 
pakean sehari-hari, hanya pada waktu pesta atau menghadiri upacara resmi." 
Wanita Totok pakean celana panjang tetapi bermotif kembang dan berwarna dan 
shirtnya juga kebanyakan memakai kain yang sama motifnya. Pakean pria Totok 
tidak berbedah dengan golongan Baba." Ini disebabkan karena kaum pria keluar 
bekerja dan di jaman VOC dilarang berpakean Eropa, kemudian karena sudah 
kebiasasaan masih mempertahankan identitetnya.

Kuo-Xiong:"Pehnga perkataan Baba Nyonya itu artinya apa? Saya berkata:" Saya 
pernah baca asalnya dari bahasa Hindu, Sanskrit artinya Bapak." Menurut 
Wikipedia sebagai berikut:" since the Babas enjoyed good relations with the 
Malay community and served as advisors to the royal Malay courts. In fact the 
term "Baba" is an honourific term in Malay; probably derived from 
Hindi/Sanskrit (Baba: literally means grandfather or father, and is used as a 
term of reverence and affection for an elderly gentleman.)" Dan Nyonya mungkin 
ada hubungan dengan kata Niang (mandarin) atau Nio (Hokkian) yang berarti, ibu 
atau kata hormat untuk memanggil wanita. Kadang-kadang nio dikatakan sebagai 
nyo. Ini pikiran saya sendiri, bisa juga salah."

Jangan lupa Jawa-Timur adalah daerah pertanian, tanahnya subur, pula disini 
banyak ditanam tebu, dan banyak pabrik-pabrik gula kepunyaan Belanda dan 
Tionghoa, karenanya banyak pedagang Tionghoa. Kebanyakan orang yang kaya atau 
administrateur perkebunan Belanda, pensiun di kota Malang, pemandangannya 
indah, ada gunung, ada air dan hijau. Hawanya dingin, karena terletak disekitar 
gunung Semeru (gunung paling tinngi di Jawa) dan gunung Bromo. Di desa Batu ada 
daerah yang indah dinamakn klein "Zwitserland",  Swiss kecil, karena 
keindahannya. Disini banyak antik-antik Tionghoa atau mebel-mebel integrasi 
Tionghoa-Jawa, mebel dengan motif kolonial; pernah saya menginap di Hotel Tugu 
Malang, sewaktu saya memberi ce

Re: [budaya_tionghua] (oot) Tolak dan Revisi RUU Anti Pornografi/Pornoaksi

2006-03-12 Terurut Topik steeve haryanto
Metrotvnews.com, Jakarta: Sekitar seribu orang,
gabungan organisasi massa Islam yang ada di Jakarta,
tabligh akbar di sekitar Masjid Al Azhar untuk menolak
semua bentuk pornografi dan pornoaksi. Selain itu, di
tempat tersebut juga dilakukan aksi penandatanganan
seribu pendukung Rancangan Undang-undang Anti
Pornografi dan Pornoaksi (RUU APP) yang dilakukan di
atas kain putih yang dibentangkan.
...deleted...
Tanggapan:
Kan benar juga ujungnya mereka juga yang teriak,:)
sangat memalukan sekali...entahlah kawan mau dibawa
kemana negara ini.Mereka menganggap bahwa ini negara
adalah negara hasil mereka sendiri, mentang - mentang
mereka jumlahnya besar dan tidak tersentuhkan.

__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 


.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[budaya_tionghua] Re: Bangunan Pecinan Jaman dulu

2006-03-12 Terurut Topik RM Danardono HADINOTO
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Rinto Jiang <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> Kalau rumah toko di kota (pecinan) saya kira jarang memakai pola 
> sanheyuan atau siheyuan, soalnya keterbatasan ruang. Kalau saya 
lihat 
> pola ruko di pecinan Batavia di foto2 dokumentasi, rasanya mirip 
dengan 
> ruko2 zaman sekarang (dalam tata penggunaan ruang) karena 
bentuknya 
> umumnya persegi panjang, memanjang dari depan jalan ke belakang, 
cuma 
> bentuk arsitekturnya tak sama. Dan saya lihat sudah banyak yang 
> bertingkat 2, lain dengan sanheyuan dan siheyuan yang cuma 1 
tingkat.
> 
> Mungkin banyak yang tidak tahu sanheyuan dan siheyuan yang 
dimaksud oleh 
> Bung Loek's.
> 
> Sanheyuan secara harfiah berarti rumah dengan 3 ruang + 1 halaman. 
3 
> ruang mengelilingi halaman utama di tengah, mirip bujur sangkar 
kurang 1 
> sisi. Ini umumnya terdapat di Tiongkok selatan. Jadi, di tempat 
saya 
> tinggal, banyak sanheyuan namun di desa2. Di kota sudah jarang 
sekali ada.
> 
> Siheyuan adalah 4 ruang + 1 halaman. 4 ruang mengelilingi halaman 
utama 
> di tengah, mirip bujur sangkar tertutup. Ini umumnya terdapat di 
> Tiongkok utara, macam di Beijing, masih banyak sekali rumah 
tinggal 
> seperti ini di gang-gang pemukiman (hutong).
> 
> Ada 1 macam bentuk arsitektur Tiongkok yang lain, hanya ada di 
Hokkian 
> dan Guangdong, yaitu yuanlou (bangunan bundar) yang mengelilingi 
halaman 
> utama di tengah2. Ini macam benteng pertahanan, karena orang Hakka 
> mayoritas hidup di pegunungan Hokkian dan Guangdong. Karena sering 
> mendapat gangguan keamanan, maka dibangunlah yuanlou ini, 1 
keluarga 
> besar pada dasarnya punya 1 yuanlou, 1 kamar untuk 1 keluarga 
kecil. 
> Yuanlou biasanya bertingkat2, dari 2 tingkat sampai 5 tingkat. 
Pintu 
> utama dilengkapi dengan sarana pertahanan, seperti saluran air 
pemadam 
> kebakaran untuk mencegah musuh menyerang dengan api dan lubang 
tempat 
> memanah. Yuanlou sampai sekarang masih banyak ditemukan di Hokkian 
dan 
> Guangdong.
>  
> 
> Rinto Jiang
> 

Arsitektur Tionghoa di Indonesia sangat menarik, karena ini adalah 
satu satunya gaya bangunan yang kompakt di tanah Air disamping gaya 
bangunan Minangkabau, Jawa, Bali, Melayu dsb. Tak kita ketemukan 
misalnya gaya bangunan Portugis, Arab atau India.

Mungkin ada saudara yang sedia menulis mengenai perbedaan arsitektur 
Tionghoa di Nusantara, karena arus kedatangan ke Nusantara juga dari 
berbagai arah didaratan Tiongkok.

Mungkin mas David Kwa, atau teman teman yang lain  sudi menulis 
mengenai komunitas Tionghoa dikota Lasem, Tuban dan kota kota 
dipantai utara.

Salam

Danardono
 






.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





Re: [budaya_tionghua] Kejujuran Shinjai Menilai Film BROKEBACK MOUNTAIN

2006-03-12 Terurut Topik Shinjai Hayashi
From: "Yan Widjaja" <[EMAIL PROTECTED]>
> Hi Shinjai,
>  Salut untuk kejujuran Anda dan istri dalam menilai film Brokeback Mountain.
>  Terus terang aku pribadi sependapat dengan Anda. Aku tidak suka film
> tersebut. Bukannya karena membahas masalah gay. Aku lebih suka film The
> Wedding Banquet, karya Lee Ang jauh sebelumnya yang membahas masalah yang
> sama. Ada tawa kegetiran di sana mengenai sepasang lelaki gay ...
>  Bagiku Brokeback Mountain cuma menjual isyu dan gambar panorama ala koboi
> Marlboro Country (lihat iklan rokok yang menggambarkan kehidupan koboi di
> padang prairie!).
>  Lagi pula kisah cinta dua koboi itu, Enis dan Jake, tidak tulus-tulus amat.
> Buktinya salah seorang sempat mencari pelacur lelaki muda Mexico di lorong
> kumuh untuk memuaskan nafsu birahinya! Dengan adegan itu Lee Ang seperti ingin
> bilang, akhirnya dia lebih menyukai berhubungan seks dengan sesama lelaki
> (siapa saja) daripada dengan wanita (!).
>  Dalam novelettenya sama sekali tidak ada adegan 'penyelewengan' itu!
>  Kalau bicara mutu, aku lebih cenderung memilih Munich karya Steven Spielberg
> yang tegang, namun mungkin karena isu Israel maka film itu gagal mendapatkan
> Oscar satu pun!
*
Saya setuju dengan Anda, Munich itu film bagus. Waktu tidak mendapat satu
Oscarpun, saya merasa aneh.Dan waktu Brokeback Mountain mendapatkan
penghargaan banyak, saya tidak habis pikir :) hehehe

Wedding Banquet benar lebih bagus daripada Brokeback Mountain.

Ang Lee memang menjadi director Chinese pertama yang mendapat penghargaan
Director terbaik, tetapi menurut saya sayang sekali penghargaan itu didapat
bukan karena filmnya bagus.  Ada satu lagi hal menurut saya. Para juri
kemungkinan bingung dalam menanggapi Brokeback Mountain. Sebulan sebelum
Oscar, Brokeback Mountain sudah mulai ditulis di koran2 sebagai film terbaik.
Kemudian itu diikuti oleh penulis lain, etc. Lama2 kritikus yang ingin
mengeritik BM juga mikir, dia yang salah, apa majoritas yang salah. Saya
rasa itu dilemma buat juri juga, dan tentunya kita juga tidak bisa tahu
"permainan" dibelakangnya.

Menurut saya Ang Lee itu bukan director bagus, tidak jelek sih, average lah.
Untuk director dari masyarakat Chinese terbaik, pilihan saya ada pada
Zhang Yimou. Film Memoirs of Geisha itu bagus sekali, tetapi hanya
mendapatkan penghargaan dari segi costume. Saya suka semua
film Zhang Yimou, kebetulan sudah menonton hampir semua karyanya. Karya
Zhang Yimou yang pertama saya tonton itu di Kualalumpur awal 90an, karena
waktu itu film2 dari China Daratan tidak masuk Indonesia waktu Orba.
Sejak itu saya mencari2 lagi karyanya yang  lain.


Chris 



.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: [budaya_tionghua] [Himbauan] Jangan menjurus pada penghujatan agama atau golongan tertentu

2006-03-12 Terurut Topik steeve haryanto
--- Rinto Jiang <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Anggota sekalian,
> 
> Saya harap diskusi berupa topik apapun tidak
> mengarah kepada 
> penghujatan, pembahasan ketidakpuasan pada agama
> atau golongan tertentu. 
> Kita mengerti dan jelas bahwa masih banyak
> ketidakadilan di Indonesia, 
> namun bila tidak ada kaitan langsung dengan budaya
> Tionghoa dan 
> ke-Tionghoa-an, saya kira pembahasannya bukan di
> sini, di milis yang 
> kita sepakati bersama hanya untuk membahas
> ke-Tionghoa-an dan 
> kebudayaannya di Indonesia dan dunia. Bukan berarti
> kita harus tutup 
> mata terhadap ketimpangan di masyarakat tadi, namun
> cobalah untuk 
> mengerti bahwa pada dasarnya, setiap milis itu
> eksklusif, membatasi 
> topik pembahasan pada batas2 tertentu. Jangan kita
> masuk ke restoran 
> Tionghoa lalu berkeras ingin memesan makanan India.
> 
> Masih banyak milis yang lebih cocok untuk pembahasan
> selain kebudayaan 
> Tionghoa dan ke-Tionghoa-an. Terima kasih dan mohon
> diindahkan himbauan 
> saya ini.
...deleted...
Akhirnya moderator teriak juga.:) baguslah.


__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 




.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: [budaya_tionghua] Menyongsong UU Kewarganegaraan yang Baru

2006-03-12 Terurut Topik Lucas Ony
Mudah2an ada rencana penghapusan peraturan buatan CIA dalam UU No 62 Tahun 
1958 ini...
Saya sudah bosan dengar kata SBKRI... kalau orang yang baru datang dari luar 
negri lalu ganti warga negara di sini, masih cengli pakai SBKRI, tapi kalau 
yang sudah 7 turunan tinggal di sini apa perlu lagi ya pakai peraturan 
buatan CIA ini?

Jaman Cold War masih masuk akal SKBRI digunakan, karena Cina adalah musuh 
Amerika Serikat dan Inggris.. wajar karena mereka takut politik domino 
effect sehingga CIA menyuruh pemerintah Indonesia untuk mempersulit 
keturunan Tionghoa... lha sekarang cold war sudah berakhir.. apa yang 
ditakutkan CIA lagi?

CIA memang masih takut sama Cina, tapi politik RRC kan beda dengan Uni 
Soviet.. sudah nggak ada hubungannya lagi dengan Asia Tenggara. Kalau dulu 
memang Uni Soviet mau menguasai Asia Tenggara untuk menguasai Australia dan 
New Zealand. Belum keburu berhasil, sudah dicegat dengan perang Vietnam dan 
operasi CIA di negara2 Asia Tenggara kecuali Singapura, Malaysia, dan Brunei 
yang nota bene "masih ada hubungan" dengan Inggris.

Jadi bijaksana jika pemerintah Indonesia melepaskan belenggu kerbau dicocok 
hidung buatan CIA seperti UU No 62 Tahun 1958 ini. Untuk CIA sudah nggak ada 
gunanya lagi... mau dibuang ya terserah nggak akan ada embargo apa2, mau 
dipakai terus ya biarin saja.. semoga Indonesia nggak maju2... 
heuheuheuheuhee

Negara2 maju akan dapat untung jika Indonesia tidak maju-maju, sebab negara 
berkembang paling enak dijadikan target konsumen.

Kind regards,
Ony


- Original Message - 
From: HKSIS
To: HKSIS-Group
Sent: Sunday, March 12, 2006 8:34 AM
Subject: [budaya_tionghua] Menyongsong UU Kewarganegaraan yang Baru


  http://www.mediaindo.co.id/editorial.asp?id=2006031200514906
  Menyongsong UU Kewarganegaraan yang Baru




SALAH satu tujuan negara didirikan adalah untuk melindungi 
warganya. Selain itu, juga memberikan kemudahan sehingga hak-hak warga dapat 
dipenuhi tanpa pandang bulu.

Namun, maksud yang indah-indah dalam filosofi berdirinya negara 
itu tidak selamanya mulus dalam praktiknya. Bahkan negara justru menjadi 
bengis dan menebar teror kepada warganya. Teror itu menjelma dalam berbagai 
bentuk, baik langsung melalui aparaturnya maupun lewat perangkat aturan dan 
undang-undang yang diskriminatif.

Itulah yang menimpa kita, bangsa Indonesia, selama beberapa 
dasawarsa. Negara mengerangkeng hak-hak sipil warga. Akibatnya, sebagian 
warga takut dan terkekang. Salah satu aturan yang membuat takut itu adalah 
UU No 62 Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan.

Dengan UU itu, negara menebarkan ketakutan bagi etnik tertentu. 
UU yang seharusnya dibuat dengan semangat melindungi kepentingan warga 
negara itu justru merampas hak warga dan meneror mereka.

Etnik Tionghoa, contohnya, hingga kini masih menjadi warga kelas 
dua, bahkan baru menjadi setengah warga negara Indonesia (WNI). Warga etnik 
Tionghoa yang lahir dan menghirup udara pertama kali di Indonesia, dengan 
landasan UU itu, tetap dianggap sebagai WNI keturunan. Karena keturunan, 
mereka harus memiliki surat bukti kewarganegaraan Republik Indonesia 
(SBKRI).

Jelas, aturan itu tidak hanya diskriminatif, tapi juga menjadi 
alat pemerasan terhadap etnik Tionghoa. Bahkan, aturan itu telah memakan 
korban manusia-manusia cemerlang pengharum bangsa.

Sebutlah sejumlah pebulu tangkis yang telah mengharumkan nama 
Indonesia di pentas dunia seperti Susy Susanti, Hendrawan, dan Alan 
Budikusuma yang begitu sulit mendapatkan kewarganegaraan Indonesia. Padahal, 
mereka lahir dan besar di Tanah Air, bahkan telah berjasa mengibarkan Merah 
Putih. Kesulitan serupa dialami ratusan ribu, bahkan jutaan etnik Tionghoa 
lainnya.

Semua perlakuan diskriminatif harus dihapus dari Bumi Pertiwi. 
UU Kewarganegaraan yang lama harus segera diganti. Untuk itulah, DPR sedang 
membahas Rancangan Undang-Undang (RUU) Kewarganegaraan yang diharapkan 
memberikan jawaban revolusioner.

Misalnya, dengan tegas-tegas menyebut semua warga negara 
keturunan, siapa pun dan dari etnik apa pun, apakah Tionghoa, Arab, India, 
dan lain-lain yang lahir di Indonesia, semua dianggap Indonesia asli. Mereka 
adalah WNI.

Sebuah undang-undang yang menjunjung tinggi persamaan hak warga 
negara, dan memberikan kemudahan kepada warga negara, sebentar lagi 
dihasilkan DPR. Itulah UU Kewarganegaraan yang turut menunjukkan bangsa ini 
bangsa beradab.





[Non-text portions of this message have been removed]





.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :.



SPONSORED LINKS Indonesia Culture Chinese



YAHOO! GROUPS LINKS

 Visit your group "budaya_tionghua" on the web.

 To unsubscribe from this 

[budaya_tionghua] Re: Bangunan Pecinan Jaman dulu

2006-03-12 Terurut Topik RM Danardono HADINOTO
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "skala selaras" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Sedikit tambahan mengenai bentuk ruko zaman dulu yang sempit 
memanjang,
> adalah faktor pajak. zaman dulu pajak toko juga dihitung 
berdasarkan lebar
> rumah, semakin lebar semakin mahal, jadi lebih untung kalau 
sedikit sempit
> walau sangat luasnya.
> 
> ZFy
> 

Saya jadi ingat kota indah romantis Portofino, tak jauh dari Genua 
dipantai Liguria, Italia. Rumah rumah tua hanya berjendela satu dua, 
yang lain dilukis. Dasarnya, adalah karena pajak dahulu dihitung 
dari jumlah jendela..


Salam

Danardono






.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





Re: [budaya_tionghua] Re: Chinese Music For Everyone

2006-03-12 Terurut Topik Lucas Ony
Pak Andry, apakah anda juga menerima murid untuk kursus memainkan musik 
tradisional Tiongkok seperti erhu, yangqin, dll?
Kelompok musik tradisional Tiongkok sudah cukup lumayan menghibur saya sebagai 
penggemar Beijing Opera dan lagu-lagu tiongkok jaman dulu (era 1960 ke bawah)

kalau lagu2 modern bukannya saya tidak suka, ya suka juga, tapi saya lebih suka 
dengar lagu2 Tiongkok yang sudah tua usianya

Kind regards,
Ony


  - Original Message - 
  From: harmony_andry 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Saturday, March 04, 2006 6:12 PM
  Subject: [budaya_tionghua] Re: Chinese Music For Everyone


  Maaf agak lama balasnya. 
  Untuk Jaman Tang sepertinya malah saya lebih rendah lagi
  pengetahuannya. Mungkin saya akan cerita mengenai group Musik Harmony
  yang saya pimpin. Harmony berdiri 2002 di Bandung dengan konsep kita
  ingin lebih memperkenalkan budaya melalui Chinese Music. Dalam
  perkembangannya kami sudah mengalami banyak pasang surut dan tantangan
  dari lingkungan dan kami tanggapi secara positif untuk lebih memacu
  diri kami ke arah yang lebih baik. Untuk lebih jelasnya Pak Ony dapat
  mengakses profiles saya di Yahoo
  http://profiles.yahoo.com/harmony_andry , di sana ada beberapa link di
  PR dan Kompas yang dapat mudah2an memberikan informasi. Terima Kasih
  atas perhatiannya



[Non-text portions of this message have been removed]





.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: [budaya_tionghua] Kejujuran Shinjai Menilai Film BROKEBACK MOUNTAIN

2006-03-12 Terurut Topik Lucas Ony
Film Munich bukan karena Israel, pak Yan..
tapi Steven Spielberg makin lama makin berani mengungkapkan kebusukan politik 
dunia di dalam film, sehingga ia diberi "pelajaran" untuk lain kali membuat 
cerita yang tidak menyangkut politik. Steven Spielberg sebenarnya Yahudi, tapi 
ia bisa melihat bahwa WW2 pecah karena masalah uang, bukan karena Hitler mau 
menguasai dunia atau Hitler membenci Yahudi.

Baru2 ini Iran juga banyak protes, mengapa sejarahwan2 dunia yang mengungkapkan 
kejadian sebenarnya di balik WW2 sampai mengapa dibentuk negara Israel oleh 
Inggris tahun 1948 tiba2 menghentikan penelitiannya.. alias bungkam.

Bagi kita film Munich bagus, tapi belum tentu bagi industrialis yang bermain 
politik, karena film sifatnya propaganda. Spielberg itu bisa dibilang makin 
lama makin ada di pihak netral, sehingga propagandanya berbahaya... makin 
banyak khayalak ramai yang bisa membuka wawasan pribadinya, makin tidak 
disenangi oleh para industrialis. 

Saat ini kolonialisme tetap berlangsung, tapi bukan menguasai negara, tapi 
menguasai pemikiran individu manusia.

Kind regards,
Ony


  - Original Message - 
  From: Yan Widjaja 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Sunday, March 12, 2006 8:21 PM
  Subject: Re: [budaya_tionghua] Kejujuran Shinjai Menilai Film BROKEBACK 
MOUNTAIN


  Hi Shinjai,
Salut untuk kejujuran Anda dan istri dalam menilai film Brokeback Mountain.
Terus terang aku pribadi sependapat dengan Anda. Aku tidak suka film 
tersebut. Bukannya karena membahas masalah gay. Aku lebih suka film The Wedding 
Banquet, karya Lee Ang jauh sebelumnya yang membahas masalah yang sama. Ada 
tawa kegetiran di sana mengenai sepasang lelaki gay ...
Bagiku Brokeback Mountain cuma menjual isyu dan gambar panorama ala koboi 
Marlboro Country (lihat iklan rokok yang menggambarkan kehidupan koboi di 
padang prairie!).
Lagi pula kisah cinta dua koboi itu, Enis dan Jake, tidak tulus-tulus amat. 
Buktinya salah seorang sempat mencari pelacur lelaki muda Mexico di lorong 
kumuh untuk memuaskan nafsu birahinya! Dengan adegan itu Lee Ang seperti ingin 
bilang, akhirnya dia lebih menyukai berhubungan seks dengan sesama lelaki 
(siapa saja) daripada dengan wanita (!).
Dalam novelettenya sama sekali tidak ada adegan 'penyelewengan' itu!
Kalau bicara mutu, aku lebih cenderung memilih Munich karya Steven 
Spielberg yang tegang, namun mungkin karena isu Israel maka film itu gagal 
mendapatkan Oscar satu pun!
Salam,
Yan W.
   

  Shinjai Hayashi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  BROKEBACK MOUNTAIN
  http://www.socineer.com/art-brokeback.html

  Dua minggu sebelum penyerahan penghargaan Academy Award 
  2006, pada waktu dinner, saya diajak istri untuk menonton film 
  Brokeback Mountain. Saya tidak begitu mengikuti 
  perkembangan film baru yang sedang ditayangkan di bioskop, jadi 
  saya tanya, itu film jenis apa? "Film tentang cowboy gay", 


  
  -
  Do you Yahoo!?
  Yahoo! Movies - Search movie info and celeb profiles and photos.

  [Non-text portions of this message have been removed]



  .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

  .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

  .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

  .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 



  SPONSORED LINKS Indonesia  Culture  Chinese  


--
  YAHOO! GROUPS LINKS 

a..  Visit your group "budaya_tionghua" on the web.
  
b..  To unsubscribe from this group, send an email to:
 [EMAIL PROTECTED]
  
c..  Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. 


--



[Non-text portions of this message have been removed]





.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[budaya_tionghua] Tak ada aturan untuk imajinasi

2006-03-12 Terurut Topik Wendy Evita
Kompas Minggu, 12 Maret 2006
  Tak Ada Aturan untuk Imajinasi 
  Frans Sartono dan Dahono Fitrianto
   
  Bob James menyisakan catatan menarik dalam Jakarta International Java Jazz 
Festival 2006 yang digelar tanggal 3-5 Maret lalu. Ia sandingkan jazz dengan 
instrumen tradisional China. Ia menunjukkan bahwa jazz menyediakan lahan luas 
bagi imajinasi kreatif manusia merdeka.
  Mungkinkah jazz menyatu dengan cita suara musik tradisional China? Pertanyaan 
itu sempat menggoda Bob James (65) ketika menerima tawaran proyek untuk 
menciptakan paduan cita suara (sound) ”American” jazz dengan musik tradisional 
China.
  ”Bagi kami, proyek itu sangat merangsang, menantang, tapi juga berbahaya,” 
kata Bob yang ditemui Kompas seusai penampilan di Java Jazz pada Minggu (5/3) 
malam.
  Merangsang karena Bob memasuki wilayah dengaran yang sama sekali belum pernah 
dia jamah, yaitu bunyi-bunyian tradisional China. Menantang karena 
kesenimanannya dihadapkan pada pemaduan jazz dengan instrumen tradisional China.
  Alat musik itu dimainkan oleh musisi muda dari Konservatori Musik Shanghai. 
Mereka memainkan er-hu, semacam rebab dengan dua dawai, pipa serupa flute, 
guzheng semacam siter, dan dizi sejenis seruling bambu.
  ”Berbahaya, karena proyek itu mungkin saja tidak bisa jalan. Mengombinasikan 
dua hal (jazz dan musik tradisional China) mungkin saja tidak akan mendapatkan 
hasil yang serasi,” kata Bob lagi.
  Akan tetapi, hasilnya, seperti disuguhkan dalam Java Jazz, adalah paduan 
sound jazz khas Bob James dengan cita suara spesifik oriental. Dua unsur itu 
tidak saling menjajah. Memang belum ke tingkat sintesa bunyi yang benar-benar 
solid. Akan tetapi, setidaknya telah hadir cita suara baru yang memperkaya 
khazanah dengaran jazz. Ada rasa Asia dalam jazz. Model kerja kreatif serupa 
ini sebaiknya memang disediakan di forum seperti Java Jazz.
  Proyek Shanghai
  Bob James yang dikenal sebagai personel kuartet jazz Fourplay itu memang tak 
pernah berhenti bereksplorasi. Di Java Jazz ia menunjukkan sebagian hasil 
penjelajahannya dengan musik tradisional China. Ia tampil bersama Nathan East 
pada bas; Jack Lee, gitaris asal Korea; dan Lewis Pragasam, pemain drum asal 
Malaysia. Plus sejumlah musisi tradisional dari Shanghai.
  Bob menyebut penjelajahannya itu sebagai Proyek Shanghai. Proyek berawal pada 
Agustus 2003, yaitu ketika ia bertemu dengan penyelenggara Festival Seni 
Internasional Shanghai. Dari niat semula untuk sekadar mengenal cita rasa musik 
China, Bob menjadi terpesona.
  ”Saya benar-benar terobsesi dengan musik mereka. Lalu muncul konsep untuk 
mengombinasikan jazz dengan musik tradisional China,” ujar Bob.
  Pada awalnya Bob sempat gamang. Pasalnya, ia sama sekali tak mengenal musik 
tradisional China. Ia juga tak memahami bahasa mereka. Bob kemudian menggunakan 
bahasa tubuh. Jika ia puas dengan permainan musik mereka, Bob akan tersenyum. 
Rupanya, Bob lebih banyak tersenyum, alias banyak cocoknya.
  Mereka mencoba sama-sama berinteraksi untuk memainkan komposisi Bob, The 
Invention of Love, atau juga karya Gershwin, Summertime. Komunikasi lewat musik 
itu diakui Bob semakin mendekatkan hubungan personal. Proses menciptakan musik 
pun menjadi lebih mudah. ”Hubungan kami menjadi bersifat emosional,” kenang Bob.
  Jazz antarbangsa
  Ketika bereksperimen, Bob hanya berkonsentrasi pada musik. Ia tidak berpikir 
tentang hal lain di luar musik. Setelah proyek selesai, ia baru menyadari bahwa 
musik mempunyai kemungkinan untuk menyentuh aspek-aspek lain di luar musik. Itu 
adalah aspek hubungan antarmanusia tanpa membedakan sekat kebangsaan, politik, 
ataupun ideologi.
  ”Saya harap musik baru yang kami ciptakan ini, meski dalam kapasitas yang 
sangat kecil, dapat membantu dua kultur yang berbeda untuk saling memahami,” 
harap Bob.
  Bob melihat dunia yang makin merapat oleh teknologi transportasi dan 
informasi akan membawa implikasi kepada tata hubungan antarmanusia. Kondisi itu 
juga akan berimbas pada musik, termasuk jazz. Tak ada lagi wilayah dari dunia 
ini yang tak terjamah orang dari berbagai kebangsaan. Begitu pula cita suara 
dari berbagai bangsa itu akan terdengar oleh telinga orang dari wilayah 
kultural yang berbeda.
  ”Kalau saya hanya terpancang pada satu style, atau terpaku pada dunia saya 
sendiri, saya akan akan terpasung,” tutur Bob.
  Imajinasi kreatif
  Pertemuan jazz dengan beragam jenis musik dari berbagai belahan Bumi bukan 
suatu keniscayaan. Nathan East, pemain bas yang bertahun-tahun bekerja sama 
dengan Bob, yakin benar akan hal itu.
  ”Bukankah itu semua musik yang lahir di dunia? Kita bernapas dari udara yang 
sama. Kita mempunyai banyak hal yang sama. Seperti udara, musik juga menyatukan 
kita, tak peduli keyakinan politik atau religi orang. Saya suka dengan ide 
memadukan berbagai cita suara,” kata East dalam perbincangan dengan Kompas di 
arena Java Jazz.
  Jazz memang terlahir dari keberagaman kultural dan cita suara. Dalam 
pertumbuhannya, jazz menyerap berbagai unsur y

[budaya_tionghua] Menyongsong UU Kewarganegaraan yang Baru

2006-03-12 Terurut Topik HKSIS
  http://www.mediaindo.co.id/editorial.asp?id=2006031200514906
  Menyongsong UU Kewarganegaraan yang Baru 
 
   
 
  
SALAH satu tujuan negara didirikan adalah untuk melindungi 
warganya. Selain itu, juga memberikan kemudahan sehingga hak-hak warga dapat 
dipenuhi tanpa pandang bulu.

Namun, maksud yang indah-indah dalam filosofi berdirinya negara itu 
tidak selamanya mulus dalam praktiknya. Bahkan negara justru menjadi bengis dan 
menebar teror kepada warganya. Teror itu menjelma dalam berbagai bentuk, baik 
langsung melalui aparaturnya maupun lewat perangkat aturan dan undang-undang 
yang diskriminatif.

Itulah yang menimpa kita, bangsa Indonesia, selama beberapa 
dasawarsa. Negara mengerangkeng hak-hak sipil warga. Akibatnya, sebagian warga 
takut dan terkekang. Salah satu aturan yang membuat takut itu adalah UU No 62 
Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan.

Dengan UU itu, negara menebarkan ketakutan bagi etnik tertentu. UU 
yang seharusnya dibuat dengan semangat melindungi kepentingan warga negara itu 
justru merampas hak warga dan meneror mereka.

Etnik Tionghoa, contohnya, hingga kini masih menjadi warga kelas 
dua, bahkan baru menjadi setengah warga negara Indonesia (WNI). Warga etnik 
Tionghoa yang lahir dan menghirup udara pertama kali di Indonesia, dengan 
landasan UU itu, tetap dianggap sebagai WNI keturunan. Karena keturunan, mereka 
harus memiliki surat bukti kewarganegaraan Republik Indonesia (SBKRI).

Jelas, aturan itu tidak hanya diskriminatif, tapi juga menjadi alat 
pemerasan terhadap etnik Tionghoa. Bahkan, aturan itu telah memakan korban 
manusia-manusia cemerlang pengharum bangsa.

Sebutlah sejumlah pebulu tangkis yang telah mengharumkan nama 
Indonesia di pentas dunia seperti Susy Susanti, Hendrawan, dan Alan Budikusuma 
yang begitu sulit mendapatkan kewarganegaraan Indonesia. Padahal, mereka lahir 
dan besar di Tanah Air, bahkan telah berjasa mengibarkan Merah Putih. Kesulitan 
serupa dialami ratusan ribu, bahkan jutaan etnik Tionghoa lainnya.

Semua perlakuan diskriminatif harus dihapus dari Bumi Pertiwi. UU 
Kewarganegaraan yang lama harus segera diganti. Untuk itulah, DPR sedang 
membahas Rancangan Undang-Undang (RUU) Kewarganegaraan yang diharapkan 
memberikan jawaban revolusioner.

Misalnya, dengan tegas-tegas menyebut semua warga negara keturunan, 
siapa pun dan dari etnik apa pun, apakah Tionghoa, Arab, India, dan lain-lain 
yang lahir di Indonesia, semua dianggap Indonesia asli. Mereka adalah WNI.

Sebuah undang-undang yang menjunjung tinggi persamaan hak warga 
negara, dan memberikan kemudahan kepada warga negara, sebentar lagi dihasilkan 
DPR. Itulah UU Kewarganegaraan yang turut menunjukkan bangsa ini bangsa beradab.
   
 



[Non-text portions of this message have been removed]





.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





Re: [budaya_tionghua] Kejujuran Shinjai Menilai Film BROKEBACK MOUNTAIN

2006-03-12 Terurut Topik Yan Widjaja
Hi Shinjai,
  Salut untuk kejujuran Anda dan istri dalam menilai film Brokeback Mountain.
  Terus terang aku pribadi sependapat dengan Anda. Aku tidak suka film 
tersebut. Bukannya karena membahas masalah gay. Aku lebih suka film The Wedding 
Banquet, karya Lee Ang jauh sebelumnya yang membahas masalah yang sama. Ada 
tawa kegetiran di sana mengenai sepasang lelaki gay ...
  Bagiku Brokeback Mountain cuma menjual isyu dan gambar panorama ala koboi 
Marlboro Country (lihat iklan rokok yang menggambarkan kehidupan koboi di 
padang prairie!).
  Lagi pula kisah cinta dua koboi itu, Enis dan Jake, tidak tulus-tulus amat. 
Buktinya salah seorang sempat mencari pelacur lelaki muda Mexico di lorong 
kumuh untuk memuaskan nafsu birahinya! Dengan adegan itu Lee Ang seperti ingin 
bilang, akhirnya dia lebih menyukai berhubungan seks dengan sesama lelaki 
(siapa saja) daripada dengan wanita (!).
  Dalam novelettenya sama sekali tidak ada adegan 'penyelewengan' itu!
  Kalau bicara mutu, aku lebih cenderung memilih Munich karya Steven Spielberg 
yang tegang, namun mungkin karena isu Israel maka film itu gagal mendapatkan 
Oscar satu pun!
  Salam,
  Yan W.
 

Shinjai Hayashi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
BROKEBACK MOUNTAIN
http://www.socineer.com/art-brokeback.html

Dua minggu sebelum penyerahan penghargaan Academy Award 
2006, pada waktu dinner, saya diajak istri untuk menonton film 
Brokeback Mountain. Saya tidak begitu mengikuti 
perkembangan film baru yang sedang ditayangkan di bioskop, jadi 
saya tanya, itu film jenis apa? "Film tentang cowboy gay", 



-
Do you Yahoo!?
 Yahoo! Movies - Search movie info and celeb profiles and photos.

[Non-text portions of this message have been removed]



.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/