[budaya_tionghua] Re: (oot) Tolak dan Revisi RUU Anti Pornografi/Pornoaksi
Dear bung Ahmad Bukhari Saleh, sepenuhnya saya memahami apa yang Bung Bukhari maksud. dan sepenuhnya pula saya bersepakat dengan political-stand bung Bukhari. bangsa ini memang sudah dirusak oleh politisasi agama dan sekte agama politis. tetapi yang ditulis oleh Bung Steeve tidak ada sangkut pautnya dengan gerakan "politik islam". dan saya hanya mengkonfirmasi bahwa bung steeve tidak membawa-bawa "politik agama" disini. tetapi pembacaan yang keliru atas komentar bung Steeve dapat memicu politisasi agama dalam hal ini. saya sangat berterima kasih kepada Bung Bukhari, yang sudah sepantasnya saya panggil dengan sebutan "ayahanda", karena mengkonfirmasi hal ini juga. sehingga apabila ada yang hendak mempolitisasi masalah RUU APP dengan menyerang mereka yang tidak setuju dengan RUU APP sebagai gerakan anti-islam, hendaknya kita semua, terutama bung Bukhari dapat menolak asumsi tersebut dengan memberikan penjelasan yang baik. karena mereka yang menolak RUU APP ini tampaknya lebih memikirkan kepentingan bangsa bukan hanya kepentingan sesaat sektor tertentu, seperti sektor para pe-dangdutz. saya ingin belajar lebih banyak dari bung Bukhari tentang PSI. siapa orang Tionghoa yang menjadi sekjen PSI? dan di era apa?? setau saya, Tan Ling Djie pernah jadi sekjen Partai Sosialis. tetapi partai sosialis ini bukan PSI. tetapi penggabungan antara Partai Sosialis Indonesia (Syahrir) dan Paras (amir syarifudin). banyak Tionghoa menjadi anggota PSI. Tan Po Goan itu PSI. begitu juga Soe Hok Gie. tetapi PSI juga memiliki beberapa faksi. faksi Soebadio Sastrosaptomo tentu agak beda dengan faksi Djohan Syarusah. dan adalah sangat mungkin pabila pendirian Tan Po Goan sangat berbeda dengan kepentingan Sumitro. dan PSI yang terlibat provokasi anti-tionghoa bersama dengan Masyumi bawah-tanah yang memicu peristiwa rasialis 10 Mei 63 di Bandung tidak saya ketahui PSI dari faksi mana. tetapi agaknya bukan PSI faksi Djohan Sjarusah. karena Djohan Syarusah sangat dekat dengan Siauw Giok Tjhan. tetapi tentunya, Bung Bukhari lebih tau tentang masalah ini. tolong dijelaskan dan diberi informasi tentang PSI. Sub-Rosa II --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Akhmad Bukhari Saleh" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > - Original Message - > From: odeon_cafe > To: budaya_tionghua@yahoogroups.com > Sent: Monday, 13 March, 2006 11:43 > Subject: [budaya_tionghua] Re: (oot) Tolak dan Revisi RUU Anti > Pornografi/Pornoaksi > > > Pembacaan saya terhadap tulisan Bro. Steeve bukan masalah tanda > > tangan di kain putihnya yang agak-agak memalukan. > > Tetapi pemaksaan yang terselip dari aksi tersebut. > > Secara serampangan RUU APP ini diklaim menjadi kepentingan islam > > Menurut saya RUU ini memang menjadi kepentingan Islam. Tetapi "islam"-nya > mereka yang punya agenda politik, bukan "islam"-nya saya yang meilhat Islam > sebagai agenda moral pribadi. > Tetapi justru karena adanya muatan agenda politik "islam", jangan kita juga > membawa issue agama dalam menentangnya. > Menurut saya apa yang dilakukan teman-teman di Bali, dengan mempertentangkan > muatan RUU ini dengan nilai-nilai keagamaan, budaya dan etnis/suku yang > berlaku di Bali, sudah terjebak ke killing ground agenda politik agama. > > Jangan sampai kita juga terbawa-bawa ke killing ground yang sama. Tionghoa > atau bukan, Islam atau bukan, orang Bali atau bukan, kita anti pornografi > yang sudah luarbiasa maraknya. Tetapi kita juga anti politisasi issue ini > untuk agenda politik keagamaan yang disamarkan. > Karena itu pergunakanlah argumen yang teknis, yang bisa dikemukakan untuk > menentang RUU ini, yang ada cukup banyak, seperti beberapa yang saya sebut > di posting terdahulu. > > Apa yang telah dilakukan beberapa anggota-anggota DPR di Pansus RUU itu, > yang tanpa banyak gembar-gembor politis telah berhasil mengkebiri habis RUU > ini (lihat berita-berita hari ini), bisa menjadi contoh.mengenai modus > operandi yang sebaiknya kita tempuh, for our cause. > Beberapa tanggapan tentang RUU Anti Diskriminasi yang di-posting- kan tadi > oleh HKSIS, kembali menunjukkan harus berhati-hatinya kita, jangan asal > emosi, dalam membahas issue yang penting itu Jangan lagi-lagi kita terjebak > dalam killing ground politisasi-nya. > > -- > > > Hal ini persis sewaktu RRT membantu pemerintah Soekarno > > dalam menghadapi pemberontakan PRII/Permesta. > > Lantas gerakan bawah tanah masyumi dan PSI serta-merta > > memprovokasi bahwa Tionghoa itu musuh islam. > > Wah maaf, saya baru tahu cerita ini. Mungkin bisa dideskripsikan dengan > lebih faktuil. > Yang saya ingat malah a.l. waktu itu Sekjen PSI kan orang Tionghoa, > bagaimana hal itu lantas bisa terjadi? > > Wasalam. > .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :.
Re: [budaya_tionghua] Menyongsong UU Kewarganegaraan yang Baru
--- Lucas Ony <[EMAIL PROTECTED]> wrote: ...deleted... > Jaman Cold War masih masuk akal SKBRI digunakan, > karena Cina adalah musuh > Amerika Serikat dan Inggris.. wajar karena mereka > takut politik domino > effect sehingga CIA menyuruh pemerintah Indonesia > untuk mempersulit > keturunan Tionghoa... lha sekarang cold war sudah > berakhir.. apa yang > ditakutkan CIA lagi? Indonesia lagi kawan yang sekarang ketakutan karna petinggi2 nya hidup makmur diatas ketakutan orang lain yang tidak bukan adalah warganya sendiri. __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [budaya_tionghua] Dendam di milis lain jangan berlanjut di sini (Odeon: RPKB dan LPKB, beda satu huruf doank)
--- Rinto Jiang <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Untuk Bung Odeon Cafe alias Sub-Rosa-II alias Kenken > alias dan > seterusnya-seterusnya serta Julie-moy dan anggota > lain yang terlibat > dalam diskusi ini, saya sangat mengharapkan dendam > di milis lain jangan > sampai dibawa-bawa dan dilanjutkan di sini. ...deleted... Teriak lagi nooh moderator ... ;P setuju ... btw mudah2ans saya tidak termasuk dalam kata "anggota lain ... " tersebut diatas. __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [budaya_tionghua] (oot) ancaman itu bernama RUU APP
--- KK Lie <[EMAIL PROTECTED]> wrote: <...deleted...> > mengenai larangan memperlihatkan sebagian/seluruhnya > Pusar/perut tdk ada > logikanya, sebagai contoh di negara mesir sampai > saat ini saja tari perut > masih ada, dipakistan saja yang muslim sekalipun > masih memakai Sari sebagai > pakaian tradisional yang memperlihatkan sebagian > perut/pusar-nya. (entah ya > kalo tiba-2 disana juga ada RUU APP seperti di > Indonesia). Kalau menurutku kawan, sebenarnya ini adalah side effect dari pemahaman suatu agama secara kaku.Mereka terlalu berlebihan menganggap bahwa apa yg telah digariskan dalam kitab sucinya adalah yang paling benar dan tidak bisa terbantahkan kesuciannya.Padahal sekarang ini kl kita lihat dimana mana banyak sekolah2 agama / teologi, sebenarnya apa yang dibahas disana? pemahaman menuju pencerahan ataukah pendoktrinan semata? > Memang bagi sebagian masyarakat yang berpandangan > liberal RUU ini sangat > mengganggu, namun bagi saya pribadi yang sangat > memuak-kan adalah sikap para > wakil rakyat yang hanya mementingkan "titipan" > kelompok-2 tertentu (termasuk > ormas dan pelaku politik). Benar sekali kawan! Sayang sekali dunia pernah melihat bumi indonesia ini hidup rukun dan saling pengertian yang sangat luar biasa indahnya tetapi belakangan ini dunia menganggap indonesia menjadi salah satu negara yang berpenduduk sangat extrim terhadap salah satu keyakinan. Kita dan siapa pun juga pernah dan sering membahas mengenai bahaya anak remaja terhadap pergaulan bebas dan kita sangkal sebagai budaya luar dan bukan budaya kita, sekarang lihat? mereka yang pernah beranggapan demikian tersebut diatas telah juga membawa budaya luar yang berimplikasi pada penerapan di unsur2 masyarakat."Maling teriak maling". Kelihatan sekali kawan, sebenarnya RUU ini dibuat bukan untuk melindungi perempuan dari kekerasan atas kelemahan yang dibawa pada kelahirannya melainkan malah muncul akibat budaya luar.Kalau saya lihat disini malah perempuan dijadikan kambing hitam dengan alasan untuk mengurangi kekerasan terhadap kaumnya. __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [budaya_tionghua] SBKRI: Selayang pandang (Menyongsong UU Kewarganegaraan yang Baru).....apa kiatnya?
Rinto Jiang <[EMAIL PROTECTED]> wrote:Lucas Ony menulis: Mudah2an ada rencana penghapusan peraturan buatan CIA dalam UU No 62 Tahun 1958 ini... Saya sudah bosan dengar kata SBKRI... kalau orang yang baru datang dari luar negri lalu ganti warga negara di sini, masih cengli pakai SBKRI, tapi kalau yang sudah 7 turunan tinggal di sini apa perlu lagi ya pakai peraturan buatan CIA ini? Rinto Jiang: Saya ingin meluruskan salah kaprah tentang SBKRI ini. Saya rasa, SBKRI memang mutlak diperlukan buat pemerintah untuk mengatur masalah kependudukan, dalam hal ini warga negara lain yang menjalani naturalisasi. Memang pada dasarnya, keharusan memiliki SBKRI ini cuma pada warga negara lain yang menjalani naturalisasi, jadi tidak ada yang salah pada keharusan ini. Masalahnya yah di situ, penyimpangan yang kemudian terjadi adalah bahwa SBKRI lalu disalahgunakan menjadi objek pemerasan, karena ada peraturan setingkat menteri yang memutuskan anak2 dari warga keturunan yang memiliki SBKRI harus membuktikan orang tuanya adalah WNI yang memiliki SBKRI. Mengapa harus ada peraturan seperti ini? Ini muncul karena di Indonesia kira2 ada jutaan orang Tionghoa yang tidak memiliki SBKRI, tidak menjalani naturalisasi sehingga dianggap sebagai WN asing, dalam hal ini Tiongkok. Celakanya, setelah 1966, Tiongkok juga tidak otomatis memberikan kewarganegaraan buat orang asing yang diklaim sebagai WN Tiongkok ini, bila mau, harus mengajukan naturalisasi kembali, masalahnya, orang Tionghoa di desa2 mana mungkin tahu ketentuan ini, dan bilapun tahu, ke mana mereka harus mengurus? Wong, kedubes RRT sudah ditutup. Kembali kepada ketentuan mengharuskan anak membuktikan orang tuanya punya SBKRI, bayangkan saja, bila saya punya 12 anak, dan tiap2 anak sudah tinggal merantau ke mana2, apakah SBKRI saya perlu dikoyak2 menjadi 12 bagian dan dibagi2kan ke anak saya, biar mereka tidak perlu meminjam SBKRI ke saya bila ingin mengurus surat2? Tidak mungkin bukan, makanya mereka kemudian terpaksa mengurus sendiri SBKRI sendiri walaupun mereka resmi sudah WNI. Ini penyimpangan terbesar dan yang dimaksud oleh Bung Ony dengan "SBKRI 7 turunan". Celakanya, ini didukung "legalisasi"-nya oleh para calo2 Pengadilan Negeri yang mayoritas juga orang Tionghoa sendiri. Calo2 ini berkongkalingkong dengan oknum2 pengadilan negeri buat bagi hasil uang mengurus SBKRI. Ironis bukan, ini namanya Cina makan Cina. Saya sendiri tidak pernah punya SBKRI, ada calo yang sering "memperingati" orang tua saya agar membuatkan SBKRI untuk saya, artinya saya punya SBKRI terpisah dari orang tua, namun saya berkeras tidak mau, karena akte kelahiran saya sudah seperti halnya WNI biasa, tidak seperti akte kelahiran orang tua saya yang masih ada tulisan besar2 "Catatan Besar Kelahiran Orang Tionghoa", artinya pemerintah Indonesia cuma membantu mencatat, namun tidak otomatis memberikan status kewarganegaraan. Cuma SBKRI-lah yang membuktikan bahwa mereka telah menjadi WNI. Jadi, tidak ada yang salah dengan peraturan "diskrimintatif" ini, yang salah itu pelaksanaannya di lapangan juga oknum2 yang berusaha melestarikannya. Terus, kalau mau ditarik kembali mengapa SBKRI cuma dikenakan pada orang Tionghoa, ini yah dikarenakan klaim Tiongkok atas status kewarganegaraan orang Tionghoa di Indonesia. Arab, India dan Belanda tidak mengklaim, maka tidak ada masalah dengan kewarganegaraan mereka. Makanya, saya sangat mendukung kebijakan Deng Xiaoping meng-amandemen UU kewarganegaraan mereka pada tahun 1980, yang tidak serta merta mengklaim status seorang anak dari keturunan Tionghoa. Sebenarnya, kebijakan Tiongkok untuk mengklaim status orang Tionghoa di Indonesia ini juga bersumber dari duta besar RRT untuk Indonesia saat itu (saya lupa namanya), yang bersikeras mengklaim status kewarganegaraan orang Tionghoa di Indonesia. Setahu saya, Zhou Enlai memarahi duta besar mereka ini setelah persetujuan ditetapkan antara RRT dan Indonesia. Kemarahan Zhou Enlai ini wajar, karena klaim RRT ini dapat menjadikan orang Tionghoa di Indonesia macam buah simalakama, maju tak bisa mundur tak mampu karena terjepit di tengah. Terus terang saja, RRT juga tidak sepenuhnya mempercayai orang Tionghoa di Indonesia, karena Mao pernah melontarkan ucapan bahwa orang Tionghoa yang merantau di LN perlu dicurigai karena dapat membahayakan ideologi komunisme mereka. Juga karena mayoritas orang Tionghoa di LN adalah pendukung KMT nasionalis yang waktu itu sudah mundur ke Taiwan. Bayangkan saja, bila RRT dari dulu tidak mengklaim ini dan itu, saya rasa, SBKRI pasti bukan masalah pelik dan utama buat isu Tionghoa di Indonesia sekarang ini. Untung saja, mulai 1980, RRT sudah mengganti kebijakannya. Makanya, beberapa waktu lalu, saya sangat2 tidak setuju dengan pendapat Bung Li Tianci yang masih merasa bangga dengan klaim kewarganegaraan RRT itu. Demikian dulu penjelasan saya. Rinto Jiang hehehe:-)) Jadi persoalannya adalah karena penyimpangan
Re: [budaya_tionghua] Re: (oot) Tolak dan Revisi RUU Anti Pornografi/Pornoaksi
- Original Message - From: odeon_cafe To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Monday, 13 March, 2006 11:43 Subject: [budaya_tionghua] Re: (oot) Tolak dan Revisi RUU Anti Pornografi/Pornoaksi > Pembacaan saya terhadap tulisan Bro. Steeve bukan masalah tanda > tangan di kain putihnya yang agak-agak memalukan. > Tetapi pemaksaan yang terselip dari aksi tersebut. > Secara serampangan RUU APP ini diklaim menjadi kepentingan islam Menurut saya RUU ini memang menjadi kepentingan Islam. Tetapi "islam"-nya mereka yang punya agenda politik, bukan "islam"-nya saya yang meilhat Islam sebagai agenda moral pribadi. Tetapi justru karena adanya muatan agenda politik "islam", jangan kita juga membawa issue agama dalam menentangnya. Menurut saya apa yang dilakukan teman-teman di Bali, dengan mempertentangkan muatan RUU ini dengan nilai-nilai keagamaan, budaya dan etnis/suku yang berlaku di Bali, sudah terjebak ke killing ground agenda politik agama. Jangan sampai kita juga terbawa-bawa ke killing ground yang sama. Tionghoa atau bukan, Islam atau bukan, orang Bali atau bukan, kita anti pornografi yang sudah luarbiasa maraknya. Tetapi kita juga anti politisasi issue ini untuk agenda politik keagamaan yang disamarkan. Karena itu pergunakanlah argumen yang teknis, yang bisa dikemukakan untuk menentang RUU ini, yang ada cukup banyak, seperti beberapa yang saya sebut di posting terdahulu. Apa yang telah dilakukan beberapa anggota-anggota DPR di Pansus RUU itu, yang tanpa banyak gembar-gembor politis telah berhasil mengkebiri habis RUU ini (lihat berita-berita hari ini), bisa menjadi contoh.mengenai modus operandi yang sebaiknya kita tempuh, for our cause. Beberapa tanggapan tentang RUU Anti Diskriminasi yang di-posting-kan tadi oleh HKSIS, kembali menunjukkan harus berhati-hatinya kita, jangan asal emosi, dalam membahas issue yang penting itu Jangan lagi-lagi kita terjebak dalam killing ground politisasi-nya. -- > Hal ini persis sewaktu RRT membantu pemerintah Soekarno > dalam menghadapi pemberontakan PRII/Permesta. > Lantas gerakan bawah tanah masyumi dan PSI serta-merta > memprovokasi bahwa Tionghoa itu musuh islam. Wah maaf, saya baru tahu cerita ini. Mungkin bisa dideskripsikan dengan lebih faktuil. Yang saya ingat malah a.l. waktu itu Sekjen PSI kan orang Tionghoa, bagaimana hal itu lantas bisa terjadi? Wasalam. .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[budaya_tionghua] Re: Kejujuran Shinjai Menilai Film BROKEBACK MOUNTAIN
Yan, Rasanya itu postingan di socineer dot com, apa yang nulis emang Shinjai? rasanya nggak ada nama di link itu,... aneh juga yah. http://www.socineer.com/art-brokeback.html Saya tidak nonton film itu jadi nggak ikutan komentar soal filmnya. Kalau Zhang Yimau saya setuju kalau dia emang hebat, tapi saya masih lebih suka film Heronya dari pada Geisha, yang terakhir ini rasanya kurang menggigit, yah tapi kan film soal selera, jadi terserah saja :)) Namun Heronya si Zhang emang manteb, teknik animasinya, alur ceritanya yang kompleks dan pemandangannya yang manteb, hmm hmm, Geisha sih, ok lah tapi tidak terlalu menarik untuk ditonton lebih dari sekali, walaupun bagian darinya waktu si Zhang Ziyi menari solo, menarik sekali, ekspresif dan liar , hm hm cheers irwan --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Shinjai Hayashi" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > From: "Yan Widjaja" <[EMAIL PROTECTED]> > > Hi Shinjai, > > Salut untuk kejujuran Anda dan istri dalam menilai film Brokeback Mountain. > > Terus terang aku pribadi sependapat dengan Anda. Aku tidak suka film > > tersebut. Bukannya karena membahas masalah gay. Aku lebih suka film The > > Wedding Banquet, karya Lee Ang jauh sebelumnya yang membahas masalah yang > > sama. Ada tawa kegetiran di sana mengenai sepasang lelaki gay ... > > Bagiku Brokeback Mountain cuma menjual isyu dan gambar panorama ala koboi > > Marlboro Country (lihat iklan rokok yang menggambarkan kehidupan koboi di > > padang prairie!). > > Lagi pula kisah cinta dua koboi itu, Enis dan Jake, tidak tulus- tulus amat. > > Buktinya salah seorang sempat mencari pelacur lelaki muda Mexico di lorong > > kumuh untuk memuaskan nafsu birahinya! Dengan adegan itu Lee Ang seperti ingin > > bilang, akhirnya dia lebih menyukai berhubungan seks dengan sesama lelaki > > (siapa saja) daripada dengan wanita (!). > > Dalam novelettenya sama sekali tidak ada adegan 'penyelewengan' itu! > > Kalau bicara mutu, aku lebih cenderung memilih Munich karya Steven Spielberg > > yang tegang, namun mungkin karena isu Israel maka film itu gagal mendapatkan > > Oscar satu pun! > * > Saya setuju dengan Anda, Munich itu film bagus. Waktu tidak mendapat satu > Oscarpun, saya merasa aneh.Dan waktu Brokeback Mountain mendapatkan > penghargaan banyak, saya tidak habis pikir :) hehehe > > Wedding Banquet benar lebih bagus daripada Brokeback Mountain. > > Ang Lee memang menjadi director Chinese pertama yang mendapat penghargaan > Director terbaik, tetapi menurut saya sayang sekali penghargaan itu didapat > bukan karena filmnya bagus. Ada satu lagi hal menurut saya. Para juri > kemungkinan bingung dalam menanggapi Brokeback Mountain. Sebulan sebelum > Oscar, Brokeback Mountain sudah mulai ditulis di koran2 sebagai film terbaik. > Kemudian itu diikuti oleh penulis lain, etc. Lama2 kritikus yang ingin > mengeritik BM juga mikir, dia yang salah, apa majoritas yang salah. Saya > rasa itu dilemma buat juri juga, dan tentunya kita juga tidak bisa tahu > "permainan" dibelakangnya. > > Menurut saya Ang Lee itu bukan director bagus, tidak jelek sih, average lah. > Untuk director dari masyarakat Chinese terbaik, pilihan saya ada pada > Zhang Yimou. Film Memoirs of Geisha itu bagus sekali, tetapi hanya > mendapatkan penghargaan dari segi costume. Saya suka semua > film Zhang Yimou, kebetulan sudah menonton hampir semua karyanya. Karya > Zhang Yimou yang pertama saya tonton itu di Kualalumpur awal 90an, karena > waktu itu film2 dari China Daratan tidak masuk Indonesia waktu Orba. > Sejak itu saya mencari2 lagi karyanya yang lain. > Chris .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [budaya_tionghua] SBKRI: Selayang pandang (Menyongsong UU Kewarganegaraan yang Baru)
Satu tambahan lagi, setahu saya di SBKRI orang tua saya ada tertulis, "Melepaskan WN RRT dan tetap menjadi WNI". Ini besar maknanya, karena sebelumnya, seluruh orang Tionghoa itu walaupun belum punya SBKRI namun sudah dianggap sebagai WNI. Masalah yang muncul kemudian adalah tiba2 ada klaim kewarganegaraan dari RRT, makanya semua orang Tionghoa diharuskan memilih apa status mereka, mau tetap jadi WNI, harus mengajukan permohonan ke Pengadilan Negeri dan membuat SBKRI, syaratnya yah harus melepaskan WN RRT. Ini namanya stelsel aktif. Sebaliknya, stelsel pasif diterapkan untuk menjadi WN RRT, artinya bila seseorang ingin menjadi WN RRT, cukup berdiam diri, tak usah mengajukan permohonan apa2. Konsekuensinya, status WNI akan hangus otomatis. Ini kemudian yang menyebabkan jutaan orang Tionghoa di desa2 yang tidak mengetahui peraturan ini dan jauh dari pengadilan negeri menjadi WN asing atau bahkan tidak berkewarganegaraan (stateless). Soalnya, ada yang sedianya ingin menjadi WNI, namun tidak mengerti bagaimana tata cara pengurusannya, juga banyak pendukung KMT nasionalis yang tidak ingin menjadi WNI namun juga tak ingin menjadi WN RRT. Untung saja, kakek saya tinggal di kota pada saat itu, sehingga sempat mengajukan opsi naturalisasi menjadi WNI, kalau tidak, mungkin saya itu stateless sekarang. Rinto Jiang Rinto Jiang wrote: > Lucas Ony menulis: > > Mudah2an ada rencana penghapusan peraturan buatan CIA dalam UU No 62 Tahun > 1958 ini... > Saya sudah bosan dengar kata SBKRI... kalau orang yang baru datang > dari luar > negri lalu ganti warga negara di sini, masih cengli pakai SBKRI, tapi > kalau > yang sudah 7 turunan tinggal di sini apa perlu lagi ya pakai peraturan > buatan CIA ini? > > > > Rinto Jiang: > > Saya ingin meluruskan salah kaprah tentang SBKRI ini. Saya rasa, SBKRI > memang mutlak diperlukan buat pemerintah untuk mengatur masalah > kependudukan, dalam hal ini warga negara lain yang menjalani naturalisasi. > [deleted] .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [budaya_tionghua] SBKRI: Selayang pandang (Menyongsong UU Kewarganegaraan yang Baru)
ooo begitu ya pak... terima kasih atas penjelasannya ya pak... sekarang jadi jauh lebih jelas Kind regards, Ony - Original Message - From: Rinto Jiang To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Monday, March 13, 2006 1:26 PM Subject: [budaya_tionghua] SBKRI: Selayang pandang (Menyongsong UU Kewarganegaraan yang Baru) Lucas Ony menulis: Mudah2an ada rencana penghapusan peraturan buatan CIA dalam UU No 62 Tahun 1958 ini... Saya sudah bosan dengar kata SBKRI... kalau orang yang baru datang dari luar negri lalu ganti warga negara di sini, masih cengli pakai SBKRI, tapi kalau yang sudah 7 turunan tinggal di sini apa perlu lagi ya pakai peraturan buatan CIA ini? Rinto Jiang: Saya ingin meluruskan salah kaprah tentang SBKRI ini. Saya rasa, SBKRI memang mutlak diperlukan buat pemerintah untuk mengatur masalah kependudukan, dalam hal ini warga negara lain yang menjalani naturalisasi. Memang pada dasarnya, keharusan memiliki SBKRI ini cuma pada warga negara lain yang menjalani naturalisasi, jadi tidak ada yang salah pada keharusan ini. Masalahnya yah di situ, penyimpangan yang kemudian terjadi adalah bahwa SBKRI lalu disalahgunakan menjadi objek pemerasan, karena ada peraturan setingkat menteri yang memutuskan anak2 dari warga keturunan yang memiliki SBKRI harus membuktikan orang tuanya adalah WNI yang memiliki SBKRI. Mengapa harus ada peraturan seperti ini? Ini muncul karena di Indonesia kira2 ada jutaan orang Tionghoa yang tidak memiliki SBKRI, tidak menjalani naturalisasi sehingga dianggap sebagai WN asing, dalam hal ini Tiongkok. Celakanya, setelah 1966, Tiongkok juga tidak otomatis memberikan kewarganegaraan buat orang asing yang diklaim sebagai WN Tiongkok ini, bila mau, harus mengajukan naturalisasi kembali, masalahnya, orang Tionghoa di desa2 mana mungkin tahu ketentuan ini, dan bilapun tahu, ke mana mereka harus mengurus? Wong, kedubes RRT sudah ditutup. Kembali kepada ketentuan mengharuskan anak membuktikan orang tuanya punya SBKRI, bayangkan saja, bila saya punya 12 anak, dan tiap2 anak sudah tinggal merantau ke mana2, apakah SBKRI saya perlu dikoyak2 menjadi 12 bagian dan dibagi2kan ke anak saya, biar mereka tidak perlu meminjam SBKRI ke saya bila ingin mengurus surat2? Tidak mungkin bukan, makanya mereka kemudian terpaksa mengurus sendiri SBKRI sendiri walaupun mereka resmi sudah WNI. Ini penyimpangan terbesar dan yang dimaksud oleh Bung Ony dengan "SBKRI 7 turunan". Celakanya, ini didukung "legalisasi"-nya oleh para calo2 Pengadilan Negeri yang mayoritas juga orang Tionghoa sendiri. Calo2 ini berkongkalingkong dengan oknum2 pengadilan negeri buat bagi hasil uang mengurus SBKRI. Ironis bukan, ini namanya Cina makan Cina. Saya sendiri tidak pernah punya SBKRI, ada calo yang sering "memperingati" orang tua saya agar membuatkan SBKRI untuk saya, artinya saya punya SBKRI terpisah dari orang tua, namun saya berkeras tidak mau, karena akte kelahiran saya sudah seperti halnya WNI biasa, tidak seperti akte kelahiran orang tua saya yang masih ada tulisan besar2 "Catatan Besar Kelahiran Orang Tionghoa", artinya pemerintah Indonesia cuma membantu mencatat, namun tidak otomatis memberikan status kewarganegaraan. Cuma SBKRI-lah yang membuktikan bahwa mereka telah menjadi WNI. Jadi, tidak ada yang salah dengan peraturan "diskrimintatif" ini, yang salah itu pelaksanaannya di lapangan juga oknum2 yang berusaha melestarikannya. Terus, kalau mau ditarik kembali mengapa SBKRI cuma dikenakan pada orang Tionghoa, ini yah dikarenakan klaim Tiongkok atas status kewarganegaraan orang Tionghoa di Indonesia. Arab, India dan Belanda tidak mengklaim, maka tidak ada masalah dengan kewarganegaraan mereka. Makanya, saya sangat mendukung kebijakan Deng Xiaoping meng-amandemen UU kewarganegaraan mereka pada tahun 1980, yang tidak serta merta mengklaim status seorang anak dari keturunan Tionghoa. Sebenarnya, kebijakan Tiongkok untuk mengklaim status orang Tionghoa di Indonesia ini juga bersumber dari duta besar RRT untuk Indonesia saat itu (saya lupa namanya), yang bersikeras mengklaim status kewarganegaraan orang Tionghoa di Indonesia. Setahu saya, Zhou Enlai memarahi duta besar mereka ini setelah persetujuan ditetapkan antara RRT dan Indonesia. Kemarahan Zhou Enlai ini wajar, karena klaim RRT ini dapat menjadikan orang Tionghoa di Indonesia macam buah simalakama, maju tak bisa mundur tak mampu karena terjepit di tengah. Terus terang saja, RRT juga tidak sepenuhnya mempercayai orang Tionghoa di Indonesia, karena Mao pernah melontarkan ucapan bahwa orang Tionghoa yang merantau di LN perlu dicurigai karena dapat membahayakan ideologi komunisme mereka. Juga karena mayoritas orang Tionghoa di LN adalah pendukung KMT nasionalis yang waktu itu sudah mundur ke Taiwan. Bayangkan saja, bila RRT dari dulu tidak m
[budaya_tionghua] SPLIT PERSONALITY
SPLIT PERSONALITY Oleh: Kenken LIE TEK TJENG, seorang akademisi terkemuka di zaman Orde Baru, dalam makalah "Tentang Asimilasi" (1967) yang disampaikan pada Seminar Angkatan Darat 1966 menyatakan " orang Tionghoa yang setelah 1945 menjadi warga negara Indonesia dapat digambarkan sebagai penderita sakit jiwa, split personalities, dalam arti bahwa mereka tidak mempunyai orientasi tegas kepada serta identifikasi penuh dengan Indonesia ". Tentunya, Dr. Lie Tek Tjeng tidak sedang mengkaji persoalan medis melainkan sedang mencoba mengupas fenomena sosial- politik tentang relasi antara identitas etnis orang Tionghoa dengan identitas kewarganegaraan Republik Indonesia. Makalah ini menjadi menarik pada saat Dr. Lie Tek Tjeng menggunakan penggambaran penyakit medis yaitu split personalities untuk menerangkan persoalan politik. Term split personality muncul di abad 19 setelah Louis Stevenson menulis cerita tentang seorang manusia dengan dua karakter kepribadian berbeda yaitu Dr. Jackle dan Mr. Hyde. Term split personality muncul kembali dalam pembahasan popular di tahun 1957 lewat buku The Three Faces of Eve karya C. H. Thigpen dan H. M. Checkley. Di tahun 1984, Thigpen dan Checkley menulis bahwa mereka meragukan adanya split personalities dalam dunia kenyataan. Split personalities, dalam dunia psikologi dikenal sebagai penyakit kejiwaan. Beberapa orang mengaitkan split personality dengan bipolar disorder atau manic depression, sebuah gangguan otak yang ditandai oleh perubahaan suasana hati yang drastis. Di Amerika, penderita penyakit ini diperkirakan berjumlah sekitar 2,3 juta orang. Penyakit ini berasal dari rusaknya fungsi biologis yang berakibat pada kelainan psikologis. Para peneliti bersepakat bahwa penyakit ini tidak disebabkan oleh faktor tunggal melainkan disebabkan oleh beberapa faktor yang bekerja secara bersamaan. Tetapi para ahli psikologi sampai saat ini belum mencapai kata sepakat tentang penyimpulan akhir peyakit ini. Pendapat lain mengaitkan split personality dengan penyakit schizophrenia yang diderita oleh 1% penduduk USA. Sebuah polling yang dilakukan oleh National Organization on Disability in the USA menyimpulkan 2/3 responden percaya bahwa split personality adalah salah satu penyakit schizophrenia. Tetapi, kemudian, dunia kedokteran menyangkal adanya kaitan antara split personality dengan schizophrenia. Kembali ke makalah Dr. Lie Tek Tjeng tentang penggambaran penyakit split personalities yang diderita oleh orang Tionghoa di Indonesia. Di samping secara sepintas mengulas masalah kewarganegaraan, lebih jauh, Dr. Lie Tek Tjeng membahas masalah "chinese culturalism" yang diasumsikannya sebagai salah satu penyebab split personalities orang Tionghoa. Di samping sebab-sebab lain seperti warisan politik segregatif pemerintah kolonial Belanda, identifikasi orang Tionghoa sebagai kalangan the have, dll. Dr. Lie Tek Tjeng mempertentangkan antara identitas etnis, ekspresi budaya Tionghoa versus identitas politik yaitu status kewarganegaraan Republik Indonesia. Tentunya, pada saat deklarasi pembentukan NKRI tidak pernah disebutkan syarat-syarat untuk mengganti latar belakang etnisitas (karena tidak mungkin!) dan menanggalkan ciri-ciri khas kebudayaan untuk menjadi warganegara Indonesia. Justeru NKRI menjamin keberagaman yang tercitra dalam semboyan Bhineka Tunggal Ika. Masalah baru timbul pada saat terjadi pembiasan persepsi antara identitas etnis dan identitas politik (status kewarganegaraan). Pembiasan ini mengakibatkan split personalities tampak menjadi fenomena konkrit. Terlebih lagi apabila Indonesia dipersepsikan sebagai negara suku dan bukan sebagai negara bangsa (nation state) yang terdiri dari berbagai etnis dan budaya. Masalah bertambah rumit pada saat faktor etnisitas dibenturkan dan dikesankan bersifat antagonis serta saling menegasi terhadap identitas kewarganegaraan atau sebaliknya. Kiprah para tokoh Tionghoa generasi pendiri NKRI dapat membuktikan bahwa faktor etnisitas tidak berkontradiksi dengan identitas kewarganegaraan. Sehingga split personalities sebenarnya agaknya hanya merupakan bayangan semu. Contohnya, kehadiran Siauw Giok Tjhan sebagai sekertaris delegasi dalam Konferensi Inter Asia I di India. Pada konferensi itu, Siauw menolak asumsi tentang Indonesia yang dilontarkan oleh delegasi Koumintang. Sekalipun terdapat kesamaan latar belakang etnisitas antara Siauw dengan delegasi Koumintang tersebut tetapi political-stand keduanya berbeda. Baik dalam tataran individu maupun golongan, sejarah mencatat bahwa faktor etnisitas tidak menghalangi generasi pendahulu Tionghoa untuk mendukung berdiri-tegaknya NKRI. Turut sertanya Angkatan Muda Tionghoa yang dipimpin oleh Siauw Giok Tjhan dan Go Gien Tjwan dalam perjuangan 10 November 1945 di Surabaya bersama-sama dengan laskar Bung Tomo merupakan salah satu contoh. Mungkin sukar dipercaya namun terdapat warga negara dengan nama Ong Eng Die dan Lie Kiat Teng p
[budaya_tionghua] SBKRI: Selayang pandang (Menyongsong UU Kewarganegaraan yang Baru)
Lucas Ony menulis: Mudah2an ada rencana penghapusan peraturan buatan CIA dalam UU No 62 Tahun 1958 ini... Saya sudah bosan dengar kata SBKRI... kalau orang yang baru datang dari luar negri lalu ganti warga negara di sini, masih cengli pakai SBKRI, tapi kalau yang sudah 7 turunan tinggal di sini apa perlu lagi ya pakai peraturan buatan CIA ini? Rinto Jiang: Saya ingin meluruskan salah kaprah tentang SBKRI ini. Saya rasa, SBKRI memang mutlak diperlukan buat pemerintah untuk mengatur masalah kependudukan, dalam hal ini warga negara lain yang menjalani naturalisasi. Memang pada dasarnya, keharusan memiliki SBKRI ini cuma pada warga negara lain yang menjalani naturalisasi, jadi tidak ada yang salah pada keharusan ini. Masalahnya yah di situ, penyimpangan yang kemudian terjadi adalah bahwa SBKRI lalu disalahgunakan menjadi objek pemerasan, karena ada peraturan setingkat menteri yang memutuskan anak2 dari warga keturunan yang memiliki SBKRI harus membuktikan orang tuanya adalah WNI yang memiliki SBKRI. Mengapa harus ada peraturan seperti ini? Ini muncul karena di Indonesia kira2 ada jutaan orang Tionghoa yang tidak memiliki SBKRI, tidak menjalani naturalisasi sehingga dianggap sebagai WN asing, dalam hal ini Tiongkok. Celakanya, setelah 1966, Tiongkok juga tidak otomatis memberikan kewarganegaraan buat orang asing yang diklaim sebagai WN Tiongkok ini, bila mau, harus mengajukan naturalisasi kembali, masalahnya, orang Tionghoa di desa2 mana mungkin tahu ketentuan ini, dan bilapun tahu, ke mana mereka harus mengurus? Wong, kedubes RRT sudah ditutup. Kembali kepada ketentuan mengharuskan anak membuktikan orang tuanya punya SBKRI, bayangkan saja, bila saya punya 12 anak, dan tiap2 anak sudah tinggal merantau ke mana2, apakah SBKRI saya perlu dikoyak2 menjadi 12 bagian dan dibagi2kan ke anak saya, biar mereka tidak perlu meminjam SBKRI ke saya bila ingin mengurus surat2? Tidak mungkin bukan, makanya mereka kemudian terpaksa mengurus sendiri SBKRI sendiri walaupun mereka resmi sudah WNI. Ini penyimpangan terbesar dan yang dimaksud oleh Bung Ony dengan "SBKRI 7 turunan". Celakanya, ini didukung "legalisasi"-nya oleh para calo2 Pengadilan Negeri yang mayoritas juga orang Tionghoa sendiri. Calo2 ini berkongkalingkong dengan oknum2 pengadilan negeri buat bagi hasil uang mengurus SBKRI. Ironis bukan, ini namanya Cina makan Cina. Saya sendiri tidak pernah punya SBKRI, ada calo yang sering "memperingati" orang tua saya agar membuatkan SBKRI untuk saya, artinya saya punya SBKRI terpisah dari orang tua, namun saya berkeras tidak mau, karena akte kelahiran saya sudah seperti halnya WNI biasa, tidak seperti akte kelahiran orang tua saya yang masih ada tulisan besar2 "Catatan Besar Kelahiran Orang Tionghoa", artinya pemerintah Indonesia cuma membantu mencatat, namun tidak otomatis memberikan status kewarganegaraan. Cuma SBKRI-lah yang membuktikan bahwa mereka telah menjadi WNI. Jadi, tidak ada yang salah dengan peraturan "diskrimintatif" ini, yang salah itu pelaksanaannya di lapangan juga oknum2 yang berusaha melestarikannya. Terus, kalau mau ditarik kembali mengapa SBKRI cuma dikenakan pada orang Tionghoa, ini yah dikarenakan klaim Tiongkok atas status kewarganegaraan orang Tionghoa di Indonesia. Arab, India dan Belanda tidak mengklaim, maka tidak ada masalah dengan kewarganegaraan mereka. Makanya, saya sangat mendukung kebijakan Deng Xiaoping meng-amandemen UU kewarganegaraan mereka pada tahun 1980, yang tidak serta merta mengklaim status seorang anak dari keturunan Tionghoa. Sebenarnya, kebijakan Tiongkok untuk mengklaim status orang Tionghoa di Indonesia ini juga bersumber dari duta besar RRT untuk Indonesia saat itu (saya lupa namanya), yang bersikeras mengklaim status kewarganegaraan orang Tionghoa di Indonesia. Setahu saya, Zhou Enlai memarahi duta besar mereka ini setelah persetujuan ditetapkan antara RRT dan Indonesia. Kemarahan Zhou Enlai ini wajar, karena klaim RRT ini dapat menjadikan orang Tionghoa di Indonesia macam buah simalakama, maju tak bisa mundur tak mampu karena terjepit di tengah. Terus terang saja, RRT juga tidak sepenuhnya mempercayai orang Tionghoa di Indonesia, karena Mao pernah melontarkan ucapan bahwa orang Tionghoa yang merantau di LN perlu dicurigai karena dapat membahayakan ideologi komunisme mereka. Juga karena mayoritas orang Tionghoa di LN adalah pendukung KMT nasionalis yang waktu itu sudah mundur ke Taiwan. Bayangkan saja, bila RRT dari dulu tidak mengklaim ini dan itu, saya rasa, SBKRI pasti bukan masalah pelik dan utama buat isu Tionghoa di Indonesia sekarang ini. Untung saja, mulai 1980, RRT sudah mengganti kebijakannya. Makanya, beberapa waktu lalu, saya sangat2 tidak setuju dengan pendapat Bung Li Tianci yang masih merasa bangga dengan klaim kewarganegaraan RRT itu. Demikian dulu penjelasan saya. Rinto Jiang .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-t
Re: Kuchantang? (Re: [budaya_tionghua] Menyongsong UU Kewarganegaraan yang Baru)
oh iya ya pak... maaf saya lupa... ilmunya belum seberapa sih dengan anda heuheuh sehingga logika saya juga kurang bagus heuheuheuehueue maaf ya pak... dan terima kasih sudah dikoreksi Kind regards, Ony - Original Message - From: Akhmad Bukhari Saleh To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Monday, March 13, 2006 9:46 AM Subject: Kuchantang? (Re: [budaya_tionghua] Menyongsong UU Kewarganegaraan yang Baru) - Original Message - From: Lucas Ony To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Sunday, 12 March, 2006 22:34 Subject: Re: [budaya_tionghua] Menyongsong UU Kewarganegaraan yang Baru > Mudah2an ada rencana penghapusan peraturan buatan CIA > dalam UU No 62 Tahun 1958 ini... - Tahun 1958, PKI plus PNI Ali Sastro lagi kuat-kuatnya, PRRI-Permesta yang didukung CIA lagi ancur-ancurnya, hubungan RI-RRT lagi mesra-mesranya, bagaimana logikanya CIA bisa buat UU di parlemen RI... Kelihatannya Lucas-heng musti belajar lagi mencermati sejarah bangsa kita dan berlogika darinya. Karena kalau logikanya yang dipakainya sekarang ini diterapkan pada time frame 1958, jangan-jangan UU No.62 itu buatan PKT ( Kuchantang)! Wasalam. .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. SPONSORED LINKS Indonesia Culture Chinese -- YAHOO! GROUPS LINKS a.. Visit your group "budaya_tionghua" on the web. b.. To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] c.. Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. -- [Non-text portions of this message have been removed] .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
RE: [budaya_tionghua] Bangunan Pecinan Jaman dulu
ada sih gosip yang bilang gloria mau dibongkar, sebelah gloria toh juga ada tanah lapang yang kosong sama sekali en dipagerin. depannya baru warung2 yang tersisa bekas gusuran. kalo gloria plus tanah lapang, plus pedestrian yang bekas digusur itu dijadikan satu tanah satu pemilik... tau lah kira-kira jadi apaan. sekali lagi ini gosip loh. hehehe. greysia steeve haryanto <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Pintu besar maksudnya kah? kalau benar demikian, udah pernah coba melihat dari atas fly over samping gedung bank mandiri, indah sekali, semuanya kelihatan sekali old townya, cuma sayang kan ya bnyk rumah yang tidak dirawat sehingga kadang jamur2 hitam sudah menghias menutupi tulisan2 chinesse yang terpancar kemegahannya dimasa lalu.Nnt kl ada kesempatan yang akan snab shoot dari atas d...:) btw, mau tambahin lagi, mohon pencerahannya, sekarang di sekitar pancoran yang banyak pedagang kaki lima sudah tidak lagi ada ya... rata semua ... kira2 mau diapakan lagi ya ... mudah2an konsep old townnya tidak terhapus d ... - Yahoo! Mail Bring photos to life! New PhotoMail makes sharing a breeze. [Non-text portions of this message have been removed] .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [budaya_tionghua] Re: (oot) Tolak dan Revisi RUU Anti Pornografi/Pornoaksi
http://kompas.com/utama/news/0603/13/042558.htm Pasal Mengenai Sanksi Pidana Dihapus RUU Antipornografi Direvisi Jakarta, Kompas Kirim Teman | Print Artikel KCM/zamroni Berita Terkait: • RUU APP Harus Dikembalikan ke Asumsi Dasar Nilai Kebebasan • RUU APP Harus Akomodasi Seluruh Kepentingan Masyarakat • Wapres: Definisi Pornografi dan Pornoaksi Harus Jelas Panitia Khusus Rancangan Undang-Undang Antipornografi dan Pornoaksi akhirnya merevisi sejumlah pasal yang selama ini menimbulkan perdebatan di masyarakat. Draf RUU yang baru tidak lagi mengatur, antara lain, soal sanksi pidana dan pembentukan badan antipornografi dan pornoaksi nasional. "Kami sepakat soal sanksi pidana dalam kasus pornografi dan pornoaksi disisipkan dalam revisi Kitab Undang-undang Hukum Pidana. Nantinya, polisi, jaksa, dan hakim yang akan melakukan penegakan hukum antipornografi dan pornoaksi sehingga tidak dibutuhkan lembaga baru untuk menjalankannya," kata Balkan Kaplale, Ketua Panitia Khusus Rancangan Undang-Undang Antipornografi dan Pornoaksi (Pansus RUU APP), kepada wartawan di Jakarta, Minggu (12/3). On 3/13/06, odeon_cafe <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Bung Bukhari saleh benar, > > Untuk memperjuangkan perikehidupan golongan Tionghoa-Indonesia > mestinya tidak diartikulasikan dengan nada-nada emosi. Tetapi bung > Bukhari juga saya minta tidak terlalu membesar-besarkan ungkapan > seorang kawan sebagai salah satu bentuk `nada-nada emosi'. > > Saya rasa, ungkapan bung Steve hanyalah bentuk KEPRIHATIANNYA > terhadap apa yang terjadi di negeri ini. Tentunya sikap ini didasari > oleh kasihnya terhadap negeri ini. Kalau tidak ada kasih tentu tidak > akan perhatian toch. > > Pembacaan saya terhadap tulisan Bro. Steeve bukan masalah tanda > tangan di kain putihnya yang agak-agak memalukan. Tetapi pemaksaan > yang terselip dari aksi tersebut. Secara serampangan RUU APP ini > diklaim menjadi kepentingan islam. Dengan banyak-nya tokoh agama > yang mendukung RUU APP ini dengan mengangkat argument dan mengutip- > utip ayat-ayat suci. Mengesankan bahwa RUU APP ini adalah RUU yang > membela kepentingan golongan islam. Hasilnya, bisa-bisa mereka yang > menentang RUU APP disinyalir anti-islam. Padahal ini tidak benar. > > Hal ini persis sewaktu RRT membantu pemerintah Soekarno dalam > menghadapi pemberontakan PRII/Permesta. Lantas gerakan bawah tanah > masyumi dan PSI semerta-merta memprovokasi bahwa Tionghoa itu musuh > islam. > > Saya rasa, hal ini penting juga diperhatikan oleh Bung Bukhari Salah > sebagai salah satu sesepuh masyarakat milis Budaya Tionghoa ini. > > Sub-Rosa II > > > > > --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Akhmad Bukhari Saleh" > <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > > Kalau cuma seribu orang kumpul di satu tempat, orasi, tandatangan > di kain > > putih, apanya yang memalukan, dan apanya yang "mau dibawa ke mana > negara > > ini"? Jumlahnya juga tidak besar. > > Toh yang dilakukan pihak yang menentang RUU APP juga persis sama > seperti > > itu, hanya mungkin beda tempat, yang satu di Al Azhar, satunya > lagi di > > Bundaran HI. Jumlahnya juga lebih besar, kalau misalnya kita lihat > yang > > terjadi di Denpasar. > > > > Banyak fakta seputar RUU APP yang lebih bisa ditonjolkan sebagai > argumen > > untuk menolaknya. Seperti istilah "pornoaksi"-nya itu sendiri. > Lalu sudah > > adanya semua isi RUU ini di KUHP. Juga batasan porno yang sempit > tetapi > > multi-tafsir. Dan sebagainya, dan lain-lain. > > Kalau cara-cara mendukungnya atau menolaknya, gegap gempita > sekalipun, > > sepanjang tidak anarkis, itu sah-sah saja. > > > > Untuk kesekian kalinya saya sarankan kita musti bicara lebih > berdasarkan > > fakta dan mengurangi emosi di milis ini. Much, much more effective > untuk > > Indonesian-Chinese cause yang hendak kita bawakan! > > > > Wasalam. > > > > > > > > > > > .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. > > .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. > > .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. > > .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. > Yahoo! Groups Links > > > > > > > -- Jual foto digital anda di internet! http://submit.shutterstock.com/?ref=6953 .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[budaya_tionghua] Re: (oot) Tolak dan Revisi RUU Anti Pornografi/Pornoaksi
Bung Bukhari saleh benar, Untuk memperjuangkan perikehidupan golongan Tionghoa-Indonesia mestinya tidak diartikulasikan dengan nada-nada emosi. Tetapi bung Bukhari juga saya minta tidak terlalu membesar-besarkan ungkapan seorang kawan sebagai salah satu bentuk `nada-nada emosi'. Saya rasa, ungkapan bung Steve hanyalah bentuk KEPRIHATIANNYA terhadap apa yang terjadi di negeri ini. Tentunya sikap ini didasari oleh kasihnya terhadap negeri ini. Kalau tidak ada kasih tentu tidak akan perhatian toch. Pembacaan saya terhadap tulisan Bro. Steeve bukan masalah tanda tangan di kain putihnya yang agak-agak memalukan. Tetapi pemaksaan yang terselip dari aksi tersebut. Secara serampangan RUU APP ini diklaim menjadi kepentingan islam. Dengan banyak-nya tokoh agama yang mendukung RUU APP ini dengan mengangkat argument dan mengutip- utip ayat-ayat suci. Mengesankan bahwa RUU APP ini adalah RUU yang membela kepentingan golongan islam. Hasilnya, bisa-bisa mereka yang menentang RUU APP disinyalir anti-islam. Padahal ini tidak benar. Hal ini persis sewaktu RRT membantu pemerintah Soekarno dalam menghadapi pemberontakan PRII/Permesta. Lantas gerakan bawah tanah masyumi dan PSI semerta-merta memprovokasi bahwa Tionghoa itu musuh islam. Saya rasa, hal ini penting juga diperhatikan oleh Bung Bukhari Salah sebagai salah satu sesepuh masyarakat milis Budaya Tionghoa ini. Sub-Rosa II --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Akhmad Bukhari Saleh" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Kalau cuma seribu orang kumpul di satu tempat, orasi, tandatangan di kain > putih, apanya yang memalukan, dan apanya yang "mau dibawa ke mana negara > ini"? Jumlahnya juga tidak besar. > Toh yang dilakukan pihak yang menentang RUU APP juga persis sama seperti > itu, hanya mungkin beda tempat, yang satu di Al Azhar, satunya lagi di > Bundaran HI. Jumlahnya juga lebih besar, kalau misalnya kita lihat yang > terjadi di Denpasar. > > Banyak fakta seputar RUU APP yang lebih bisa ditonjolkan sebagai argumen > untuk menolaknya. Seperti istilah "pornoaksi"-nya itu sendiri. Lalu sudah > adanya semua isi RUU ini di KUHP. Juga batasan porno yang sempit tetapi > multi-tafsir. Dan sebagainya, dan lain-lain. > Kalau cara-cara mendukungnya atau menolaknya, gegap gempita sekalipun, > sepanjang tidak anarkis, itu sah-sah saja. > > Untuk kesekian kalinya saya sarankan kita musti bicara lebih berdasarkan > fakta dan mengurangi emosi di milis ini. Much, much more effective untuk > Indonesian-Chinese cause yang hendak kita bawakan! > > Wasalam. > .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[budaya_tionghua] (oot) ancaman itu bernama RUU APP
Menanggapi tulisan sdr Jonathan Oeij sebagian RUU APP merupakan penerapan dari segelintir syariat Islam (maaf lagi pak moderator, tdk bermaksud SARA disini). Sudah sejak lama beberapa ormas garis keras menuntut diterapkan syariat tsb yang salah satunya adalah wanita wajib mengenakan busana muslim dengan seluruh penutupnya (istilahnya kalo tdk salah Cadar ya) jadi hanya bagian mata saja yang terlihat. mengenai larangan memperlihatkan sebagian/seluruhnya Pusar/perut tdk ada logikanya, sebagai contoh di negara mesir sampai saat ini saja tari perut masih ada, dipakistan saja yang muslim sekalipun masih memakai Sari sebagai pakaian tradisional yang memperlihatkan sebagian perut/pusar-nya. (entah ya kalo tiba-2 disana juga ada RUU APP seperti di Indonesia). Memang bagi sebagian masyarakat yang berpandangan liberal RUU ini sangat mengganggu, namun bagi saya pribadi yang sangat memuak-kan adalah sikap para wakil rakyat yang hanya mementingkan "titipan" kelompok-2 tertentu (termasuk ormas dan pelaku politik). Nantinya yang menjadi korban adalah warga masyarakat mulai dari pelaku kegiatan sehari-hari, seniman, pelaku pariwisata dsb.. Entah ada atau tidak di ramalan-2 para ahli, apakah disuatu saat nanti ada sebuah cerita *"KONON dahulu kala terdapat sebuah negeri bernama Indonesia"* ** ** ** Pada tanggal 11 Mar 2006 17:14:12 -, budaya_tionghua@yahoogroups.com < budaya_tionghua@yahoogroups.com> menulis: > > There are 6 messages in this issue. > > Topics in this digest: > > 1. (oot) Ancaman Itu Bernama Rancangan Undang-Undang Antipornografi > dan Pornoaksi > From: "jonathangoeij" <[EMAIL PROTECTED]> > 2. Re: OOT: TEKS RUU Anti Pornografi/Pornoaksi > From: "RM Danardono HADINOTO" <[EMAIL PROTECTED]> > 3. Re: OOT: TEKS RUU Anti Pornografi/Pornoaksi > From: "B.H. Jo" <[EMAIL PROTECTED]> > 4. RUU Penghapusan Diskriminasi Sangat Sensitif > From: "Ambon" <[EMAIL PROTECTED]> > 5. WNI Keturunan Termasuk Indonesia Asli - RUU Penghapusan > Diskriminasi Sangat Sensitif > From: "HKSIS" <[EMAIL PROTECTED]> > 6. Re: Re: OOT: TEKS RUU Anti Pornografi/Pornoaksi > From: "Suryana" <[EMAIL PROTECTED]> > > > > > > Message: 1 > Date: Fri, 10 Mar 2006 21:15:48 - > From: "jonathangoeij" <[EMAIL PROTECTED]> > Subject: (oot) Ancaman Itu Bernama Rancangan Undang-Undang Antipornografi > dan Pornoaksi > > Senin, 06 Februari 2006 > Ancaman Itu Bernama Rancangan Undang-Undang Antipornografi dan > Pornoaksi > > > Oleh: Mariana Amiruddin > "Kami masyarakat Papua merasa terancam, warga kami dapat > ditangkap..." > > "Pemerintah dan DPR harus hati-hati karena Undang-undang ini dapat > meresahkan masyarakat dari Rawa Jitu Lampung..." > > "Kalau pemerintah di DPR tetap memaksakan RUU ini, berarti negara > ini bukan negara demokrasi, karena terlalu jauh mengintervensi > kehidupan rakyat Sulawesi Selatan..." > > "Budaya Indonesia sangat beragam termasuk dalam hal berbusana. > Jangan sama ratakan Jawa, Papua, Bali, Mentawai, atau Aceh. Negara > jangan iseng dan usil!" > > Waspadai agenda-agenda tersembunyi dibalik RUU Antiporno. Antara > lain pemberangusan pers, pembatasan kebebasan privat, pengembalian > rezim otoritarian..." > > "Lalu siapa yang mau kasih baju?..." > > "Sangat setuju penolakan! Apakah bisa LBH memformalkan penolakan > kita, supaya DPR Republik Tengkulak ini lebih mendengar suara > rakyatnya..." > > Demikian sedikit dari banyaknya komentar yang masuk ke Stasiun Radio > Kantor Berita 68H Utan Kayu, Jakarta ketika digelar program talkshow > atau diskusi interaktif bersama Yayasan Jurnal Perempuan tentang > Penolakan RUU Antipornografi dan Pornoaksi. Diskusi interaktif ini > menjadi menarik karena aksesnya hampir ke seluruh wilayah Indonesia, > dan komentar yang masuk tidak melulu datang dari orang-orang > Jakarta. Isu ini muncul kembali terutama ketika sejumlah kelompok > perempuan melakukan Konverensi Pers di LBH Jakarta, Sabtu 4 Februari > 2006 dengan yel-yel RUU Antiporno NO! Pornografi NO! Sejumlah > kelompok perempuan dan lembaga masyarakat serta beberapa individu > yang terlibat diantaranya LBH Apik Jakarta, Pokja Perempuan > Mahardhika, LBH Jakarta, Sekar, Srikandi Demokrasi Indonesia, Seknas > Koalisi Perempuan Indonesia, Yayasan Jurnal Perempuan, dan Arus > Pelangi, serta individu-individu yang peduli telah membuat > Pernyataan Sikap Bersama. > > RUU yang awalnya diharapkan untuk melindungi perempuan dan anak ini > ternyata mengecewakan sejumlah kelompok perempuan. Hampir semua > pasal ternyata ditemui sangat diskriminatif terhadap perempuan, > dimana tubuh perempuan dianggap barang menjijikan dan diposisikan > sebagai kriminal. Mengapa diskriminatif? RUU ini ternyata sangat > misoginis (membenci perempuan), seperti pada pasal 25 yang berbunyi: > larangan bagi se
RE: [budaya_tionghua] Bangunan Pecinan Jaman dulu
--- ulysee <[EMAIL PROTECTED]> wrote: <...deleted...> > Kalau yang di jakarta daerah pintu, eh pintu apa tuh > yang deket mangga > dua? Nah itu ke khas-annya dari bentuk atap yang > sedikit mencuat > diujung-ujungnya. Kayak atap kelenteng tuh. <...deleted...> Pintu besar maksudnya kah? kalau benar demikian, udah pernah coba melihat dari atas fly over samping gedung bank mandiri, indah sekali, semuanya kelihatan sekali old townya, cuma sayang kan ya bnyk rumah yang tidak dirawat sehingga kadang jamur2 hitam sudah menghias menutupi tulisan2 chinesse yang terpancar kemegahannya dimasa lalu.Nnt kl ada kesempatan yang akan snab shoot dari atas d...:) btw, mau tambahin lagi, mohon pencerahannya, sekarang di sekitar pancoran yang banyak pedagang kaki lima sudah tidak lagi ada ya... rata semua ... kira2 mau diapakan lagi ya ... mudah2an konsep old townnya tidak terhapus d ... __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [budaya_tionghua] [Himbauan] Jangan menjurus pada penghujatan agama atau golongan tertentu
hujat menghujat dilarang setuju,, cuma kalo diskusi seh harusnya jgn lah, karena budaya dan agama kan erat kaitannya dan saling mempengaruhi. --- Lucas Ony <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > hehehhe betul, pak Steeve dan pak Rinto.. > khusus pak Rinto terima kasih banyak atas > himbauannya > > memang sebaiknya kita masing2 jangan terpancing... > sebab kalau terpancing, kia menjerumuskan diri > menjadi bidak catur yang bisa dimainkan oleh para > "pemain catur" heuheuheuheu... bisa saling makan > bidak catur lainnya demi keuntungan para "pemain > catur" heuheuhehehue > > Kind regards, > Ony > > > - Original Message - > From: steeve haryanto > To: budaya_tionghua@yahoogroups.com > Sent: Sunday, March 12, 2006 10:53 PM > Subject: Re: [budaya_tionghua] [Himbauan] Jangan > menjurus pada penghujatan agama atau golongan > tertentu > > > --- Rinto Jiang <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > Anggota sekalian, > > > > Saya harap diskusi berupa topik apapun tidak > > mengarah kepada > > penghujatan, pembahasan ketidakpuasan pada agama > > atau golongan tertentu. > > Kita mengerti dan jelas bahwa masih banyak > > ketidakadilan di Indonesia, > > namun bila tidak ada kaitan langsung dengan > budaya > > Tionghoa dan > > ke-Tionghoa-an, saya kira pembahasannya bukan di > > sini, di milis yang > > kita sepakati bersama hanya untuk membahas > > ke-Tionghoa-an dan > > kebudayaannya di Indonesia dan dunia. Bukan > berarti > > kita harus tutup > > mata terhadap ketimpangan di masyarakat tadi, > namun > > cobalah untuk > > mengerti bahwa pada dasarnya, setiap milis itu > > eksklusif, membatasi > > topik pembahasan pada batas2 tertentu. Jangan > kita > > masuk ke restoran > > Tionghoa lalu berkeras ingin memesan makanan > India. > > > > Masih banyak milis yang lebih cocok untuk > pembahasan > > selain kebudayaan > > Tionghoa dan ke-Tionghoa-an. Terima kasih dan > mohon > > diindahkan himbauan > > saya ini. > ...deleted... > Akhirnya moderator teriak juga.:) baguslah. > > > __ > Do You Yahoo!? > Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam > protection around > http://mail.yahoo.com > > > > > .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah > Tiongkok :. > > .: Kunjungi website global : > http://www.budaya-tionghoa.org :. > > .: Untuk bergabung : > http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. > > .: Jaringan pertemanan Friendster : > [EMAIL PROTECTED] :. > > > > SPONSORED LINKS Indonesia Culture Chinese > > > -- > YAHOO! GROUPS LINKS > > a.. Visit your group "budaya_tionghua" on the > web. > > b.. To unsubscribe from this group, send an > email to: > [EMAIL PROTECTED] > > c.. Your use of Yahoo! Groups is subject to the > Yahoo! Terms of Service. > > > -- > > > > [Non-text portions of this message have been > removed] > > __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Kuchantang? (Re: [budaya_tionghua] Menyongsong UU Kewarganegaraan yang Baru)
- Original Message - From: Lucas Ony To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Sunday, 12 March, 2006 22:34 Subject: Re: [budaya_tionghua] Menyongsong UU Kewarganegaraan yang Baru > Mudah2an ada rencana penghapusan peraturan buatan CIA > dalam UU No 62 Tahun 1958 ini... - Tahun 1958, PKI plus PNI Ali Sastro lagi kuat-kuatnya, PRRI-Permesta yang didukung CIA lagi ancur-ancurnya, hubungan RI-RRT lagi mesra-mesranya, bagaimana logikanya CIA bisa buat UU di parlemen RI... Kelihatannya Lucas-heng musti belajar lagi mencermati sejarah bangsa kita dan berlogika darinya. Karena kalau logikanya yang dipakainya sekarang ini diterapkan pada time frame 1958, jangan-jangan UU No.62 itu buatan PKT ( Kuchantang)! Wasalam. .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[budaya_tionghua] Re: (oot) Tolak dan Revisi RUU Anti Pornografi/Pornoaksi
Bung Steve 75, Indonesia sepenuhnya negeri milik kita. Tionghoa pun punya saham di negeri ini. Banyak contoh partisipasi golongan Tionghoa dalam kelahiran NKRI. Contohnya, Angkatan Muda Tionghoa yang dipimpin oleh Siauw Giok Tjhan dan Go Gien Tjwan ikut perjuangan 10 November di Surabaya. Tionghoa juga tercatat dalam kisah kelahiran konstitusi NKRI. Mulai dari badan BPUPKI sampai PPKI. Tionghoa tidak dapat dilepaskan dari perjalanan NKRI. Sekalipun banyak sekali usaha-usaha untuk memisahkan Tionghoa dari NKRI. Dahulu, di zaman Soekarno, catatan negara masih tertera nama-nama Tionghoa spt Tan Po Goan, Siauw Giok Tjhan, Ong Eng Die, Lie Kiat Teng, Oei Tju Tat dsb. Bahkan pernah ada tanda tangan dengan nama Tionghoa di lembaran uang negara Indonesia. Baru kemudian di era Soeharto dengan segala bentuk pemaksaan `asimilasi' yang diprovokasi oleh LPKB (pimpinan K. Sindhunata) yang didukung oleh Partai Katolik (Harry Tjan Silalahi) maka Tionghoa seakan tidak memiliki peran apa pun kecuali sebagai golongan perusak ekonomi. Bertambahlah kebencian masyarakat terhadap golongan Tionghoa. kebencian itu terus meradang pada saat segolongan elite Tionghoa yang menamakan diri sebagai cina orde baru melancarkan fitnah terhadap Tionghoa dengan berbagai macam provokasi spt tidak mau gaul, tidak mau kawin campur, selalu menonjolkan kecinaannya dsb. "Pengakuan jujur" cina pembohong ini mengkonfirmasi alasan kebencian irasional masyarakat menjadi sikap "rasional" wajar. Ganti nama merupakan kebijakan buruk yang menambah proses penghilangan partisipasi Tionghoa di negeri ini. Hasil akhirnya, Tionghoa tidak dikenal lagi secara formal. Padahal kenyataannya etnis Tionghoa masih eksis dalam interaksi sehari-hari. Apabila susi susanti memakai nama Tionghoa-nya maka kebaikan orang Tionghoa akan lebih dikenal. Begitu juga Brigjen Tedy Jusuf. Seandainya beliau memakai nama Tionghoa tentu saja, akan tercatat lebih jelas bahwa ada etnik Tionghoa yang berhasil jadi brigadir jenderal angkatan darat. Seandainya, Arief Budiman mengikuti jejak adiknya, Soe Hok Gie, dengan tidak mengganti nama "Soe Hok Djin"-nya maka tentu saja Indonesia akan lebih memiliki tokoh Tionghoa. Kwik Kian Gie, terlepas dari kesalahannya pernah mendukung Bakom PKB dan Prasetya Mulya, walau bagaimana pun membantu pembangunan citra positif tentang Tionghoa. Sub-Rosa II --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, steeve haryanto <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Tanggapan: > Kan benar juga ujungnya mereka juga yang teriak,:) > sangat memalukan sekali...entahlah kawan mau dibawa > kemana negara ini.Mereka menganggap bahwa ini negara > adalah negara hasil mereka sendiri, mentang - mentang > mereka jumlahnya besar dan tidak tersentuhkan. > > __ > Do You Yahoo!? > Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around > http://mail.yahoo.com > .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[budaya_tionghua] Re: Uli-moi "Hao die bu dang ding, hao han bu dang bing"
Uli-moi, Rupanya teratrik juga dengan ungkapa kuno: "Hao die bu dang ding, hao han bu dang bing" ini, ya. Tapi, ... mungkin karena kita sama-sama baba kurang kemampuan menangkap makna sesungguhnya dari ungkapan itu. Alias salah pengertian, begitulah gue tersentak siuman setelah membaca tanggapan mas Arnold. Heheh, Semula uangkapan tsb. saya tangkap dalam pengertian, kalau besi yang dipakai untuk membuat paku, cukup besi biasa saja bahkan kawat juga boleh. Barangkali nggak ada paku yang dibuat dari baja, ya. Jadi, ... yang menjadi prajurit juga cukup orang-orang berpendidikan rendah saja, bahkan anak tani yang nggak pernah duduk dibangku sekolah juga bisa. Hanya perwira-perwiranya saja yang harus berpendidikan tinggi. Begitu? Ternyata bukan, dan melihat ungkapan itu dicetuskan pada masa raja-perang di Tiongkok sebelum bebas merdeka, dimana tentara raja-perang ketika itu saling merampok harta rakyat, bukan untuk melindungi keamanan dan ketentraman rakyat dan negara, tentara yang sangat dibenci rakyat. Maka artinya lebih mendakti, orang baik-baik tidak akan jadi tentara dan hanya orang-orang jahat saja yang jadi tentara. Jadi, apa hubungannya ungkapan jadi tentara ini dengan petisi menolak RUU-porno itu? Kok bisa menjadi paku karatan? Hehehee, Lalu, karena seminggu ini sakit gigi, jadi kehilangan semangat untuk membalasin polemik yang terjadi. Pernah nggak sakit gigi? Waaalaaah, ampuuun, deh. Dan, untuk berhemat ongkos pengobatan gigi, sampai gue harus lari ke Shen zhen yang bisa separoh lebih murah itu. Eeeh, ketemu sama dokter gigi anak Malang. Cocok, deh. Jadi, baru hari ini muncul lagi moodnya. Sekaligus jadi satu dan yang teringat aja, ya. Biar nggak ditunggu-tunggu dan harus cari-cari ditempat lain. Mana lebih radikal RBKP dengan LPKB? Memang benar sih, antara RBKP dan LPKB tidak ada hubungannya, tapi kalau ditanya mana yang lebih radikal, tentu bisa juga dijawab, sama radikalnya. Dan itu sangat merusak, dengan tingkat/kadar merusak sesuai dengan sifat radikalnya. Pada saat RBKP, dimana dinyatakan segala dari barat adalah sumber revisionis yang meracuni budaya proletar itu, maka orang yang masih merokok rokok-merk "555", "Dunhill" dll., dibilang remo (revisionis-modern), kapitalis; orang yang bersepeda merk "Relly", "hercules" ditengah jalan bisa disuruh turun, dirusak-hancurkan sepedanya. Lho, apa hubungan merk rokok, merk sepeda dengan pikiran orang, ya? Dan gue biar nggak rugi harus kehilangan sepeda, terpaksa mencongkel hilangkan merk sepeda itu. Aaampuuun, deh. Kenapa orang bisa berpikir begitu naif, ya? Tapi, itulah yang telah terjadi. Begitu juga dengan pikiran tokoh-tokoh LPKB ketika itu, yang memulai dengan gerakan ganti-nama. Coba pikirkan baik-baik, apa hubungan nama orang dengan loyalitas atau kesetiaan pada RI? Tapi, orang didorong untuk mengganti nama sebagai pernyataan "SETIA" pada RI, sebagai satu langkah untuk menghilangkan segala yang berbau Tionghoa! Lalu, menuntut pelarangan huruf Tionghoa, ibadah adat Tionghoa secara terbuka, yang juga begitu radikalnya itu! Merusak, nyaris memusnahkan budaya, adat-istiadat Tionghoa Indonesia di Indonesia. Yang pasti mayoritas mutlak anak muda etnis Tionghoa sudah tidak lagi mengenal apa itu budaya dan adat-istiadat Tionghoa, dan yang sesungguhnya telah menjadi salah satu aset, kekayaan budaya Indonesia secara nasional. Satu pengalaman sejarah, sifat radikal dimana saja dan kapan saja, yang sangat merusak dan merugikan yang telah dibayar dengan harga begitu mahal dengan banyak pengorbanan dan kerusakan telah terjadi, jangan dibiarkan terulang kembali. Juga jangan biarkan muncul didalam otak kita sendiri! Berpikir-lah secara realistis dan luwes membawakan kebijaksanaan sesuai dengan kenyataan yang memungkinkan, jangan lakukan pikiran-pikiran radikal yang melampaui syarat objektif yang ada, apalagi memaksakan orang lain untuk menerima dengan kekerasan, yang menjurus ke terororist itu, apapun pikiran itu. Syukur, sekarang setelah Orba mantan presiden Soeharto lengser, dimulai memasuki era reformasi/demokrasi diperkenankan kembali budaya, adat-istiadat Tionghoa Indonesia, diharapkan bisa pulih kembali secara wajar dan tidak berkelebihan. Kartena bagaimanapun juga, budaya Tionghoa-Indonesia hanyalah bagian, salah satu bagian dari budaya nasional Indonesia, dan bukan yang utama apalagi segala-galanya. Salam, ChanCT - Original Message - From: ulysee To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Friday, March 10, 2006 3:55 PM Subject: RE: [budaya_tionghua] (oot) Tolak dan Revisi RUU Anti Pornografi/Pornoaksi Wuah, udah ada petisinya? Asyik asyik! Btw, itu disitu ada enggak Isi ancangan Undang-undang pasal per pasal? Supaya bisa dicermati dulu apa yang mau ditolak Kalau enggak tahu isinya terus tiba-tiba nolak, Siaw sutee kuatir jangan-jangan kita dijadikan pion sama pihak-pihak tertentu yan
Re: [budaya_tionghua] (oot) Tolak dan Revisi RUU Anti Pornografi/Pornoaksi
- Original Message - From: steeve haryanto To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Monday, 13 March, 2006 07:35 Subject: Re: [budaya_tionghua] (oot) Tolak dan Revisi RUU Anti Pornografi/Pornoaksi Metrotvnews.com, Jakarta: Sekitar seribu orang, gabungan organisasi massa Islam yang ada di Jakarta, tabligh akbar di sekitar Masjid Al Azhar untuk menolak semua bentuk pornografi dan pornoaksi. Selain itu, di tempat tersebut juga dilakukan aksi penandatanganan seribu pendukung Rancangan Undang-undang Anti Pornografi dan Pornoaksi (RUU APP) yang dilakukan di atas kain putih yang dibentangkan. ...deleted... Tanggapan: Kan benar juga ujungnya mereka juga yang teriak,:) sangat memalukan sekali...entahlah kawan mau dibawa kemana negara ini. Mereka menganggap bahwa ini negara adalah negara hasil mereka sendiri, mentang - mentang mereka jumlahnya besar dan tidak tersentuhkan. __ Kalau cuma seribu orang kumpul di satu tempat, orasi, tandatangan di kain putih, apanya yang memalukan, dan apanya yang "mau dibawa ke mana negara ini"? Jumlahnya juga tidak besar. Toh yang dilakukan pihak yang menentang RUU APP juga persis sama seperti itu, hanya mungkin beda tempat, yang satu di Al Azhar, satunya lagi di Bundaran HI. Jumlahnya juga lebih besar, kalau misalnya kita lihat yang terjadi di Denpasar. Banyak fakta seputar RUU APP yang lebih bisa ditonjolkan sebagai argumen untuk menolaknya. Seperti istilah "pornoaksi"-nya itu sendiri. Lalu sudah adanya semua isi RUU ini di KUHP. Juga batasan porno yang sempit tetapi multi-tafsir. Dan sebagainya, dan lain-lain. Kalau cara-cara mendukungnya atau menolaknya, gegap gempita sekalipun, sepanjang tidak anarkis, itu sah-sah saja. Untuk kesekian kalinya saya sarankan kita musti bicara lebih berdasarkan fakta dan mengurangi emosi di milis ini. Much, much more effective untuk Indonesian-Chinese cause yang hendak kita bawakan! Wasalam. .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [budaya_tionghua] RUU APP = alat politik
bukan dari jaman Soeharto pak... pengalih perhatian masyarakat sudah dari sejak jaman Romawi dan Yunani pak... orang2 jaman sekarang hanya belajar dari sejarah politik masa lampau heuehuehuehue Kind regards, Ony - Original Message - From: KK Lie To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Monday, March 13, 2006 3:32 AM Subject: [budaya_tionghua] RUU APP = alat politik Menanggapi tulisan sdr Odeon Cafe dan Rm. Danardono, saya berpendapat bahwa sejak jaman pemerintahan Soeharto... pengalihan issue merupakan salah satu alat politik mereka dan tentunya utk mengalihkan perhatian masyarakan, mahasiswa dan lawan politik dalam upaya menguak suatu issue yang merugikan para penguasa saat itu. Saya berpendapat bahwa RUU APP merupakan alat politik utk memecah perhatian terhadap kasus-2 korupsi dsb... Isi dari RUU ini sebenarnya tidak lebih adalah "titipan" dari Ormas-2 Islam garis keras (maaf ya pak moderator, tdk bermaksud SARA dalam hal ini). Sebenarnya dari kelompok Liberal pun sudah menunjukan penolakannya (baca tulisan sdr Goenawan Mohammad-TEMPO). Maka tidaklah heran bila sdr Odeon mengatakan Turki melarang pemakaian jilbab di sekolah (mungkin tepatnya tdk mengharuskan kali ya ? maaf saya sendiri kurang tahu hal ini). Sejak berpuluh tahun yang lalu, di negara-2 timur tengahpun sudah ada kelompok garis keras, namun keberadaan mereka masih kecil dan lemah, entah sejak kapan (mungkin era Bin Laden kali ya) kelompok ini semakin kuat dan menonjol. Pemerintah Indonesia sendiri dalam hal ini terdiri dari kelompok garis keras dan liberal (entah berapa porsinya aku juga kurang jelas), namun pembuatan RUU APP ini yang sangat berbau POLITIK akan sangat beresiko besar, khususnya dalam gejolak didalam masyarakat... Besar kemungkinan akan banyak terjadi banyak pelecehan, pemfitnahan terhadap kaum wanita, bahkan bisa saja diterapkan jam malam bagi wanita, karena bisa dikatakan melakukan prostitusi, Atau bisa juga tiap hari ada rumah yang digeledah dan diperiksa KTP, KK utk menemukan pelaku kumpul kebo dsb... yang ujung-2nya tidak lain adalah "Pemerasan". Bagi pandangan saya pribadi... yang akan menjadi "korban" pemerasan terbesar bisa jadi adalah etnis Tionghoa, dengan dasar pemikiran etnis ini yang dianggap banyak uangnya... Berlanjut thd tulisan sdr HKSIS mengenai kewarganegaraan bagi etnis Tionghoa.. merupakan suatu kenyataan, kalaupun ada perubahan itu hanya utk segelintir kalangan saja... namun masih banyak yang menjadi "korban" pemerasan terselubung. Yang sangat memprihatinkan adalah etnis ini tidak hanya saja di Indonesia yang di diskriminasi, di sebagian negara barat pun etnis ini adalah termasuk salah satu yang tidak disukai (termasuk dalam kelompok Asian) entah karena apa sebabnya kurang jelas sih. Namun Undang-2 dinegara barat sangat membantu dalam menekan angka diskriminasi tsb. Saya pribadi berpandangan bahwa sebagian besar etnis Tionghoa Indonesia yang meng-invest uangnya di negara-2 seperti Singapore, Swiss dsb.. adalah tindakan tepat (lepas dari pelaku korupsi), karena selama Undang-2 mengenai diskriminasi etnis di Indonesia belum jelas... nasib orang-2 Tionghoa akan tetap sama sampai kapanpun juga. Catatan - ini hanya pendapat pribadi saja dan juga bukan karena tidak ada rasa nasionalis. Salam [Non-text portions of this message have been removed] .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. SPONSORED LINKS Indonesia Culture Chinese -- YAHOO! GROUPS LINKS a.. Visit your group "budaya_tionghua" on the web. b.. To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] c.. Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. -- [Non-text portions of this message have been removed] .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[budaya_tionghua] RUU APP = alat politik
Menanggapi tulisan sdr Odeon Cafe dan Rm. Danardono, saya berpendapat bahwa sejak jaman pemerintahan Soeharto... pengalihan issue merupakan salah satu alat politik mereka dan tentunya utk mengalihkan perhatian masyarakan, mahasiswa dan lawan politik dalam upaya menguak suatu issue yang merugikan para penguasa saat itu. Saya berpendapat bahwa RUU APP merupakan alat politik utk memecah perhatian terhadap kasus-2 korupsi dsb... Isi dari RUU ini sebenarnya tidak lebih adalah "titipan" dari Ormas-2 Islam garis keras (maaf ya pak moderator, tdk bermaksud SARA dalam hal ini). Sebenarnya dari kelompok Liberal pun sudah menunjukan penolakannya (baca tulisan sdr Goenawan Mohammad-TEMPO). Maka tidaklah heran bila sdr Odeon mengatakan Turki melarang pemakaian jilbab di sekolah (mungkin tepatnya tdk mengharuskan kali ya ? maaf saya sendiri kurang tahu hal ini). Sejak berpuluh tahun yang lalu, di negara-2 timur tengahpun sudah ada kelompok garis keras, namun keberadaan mereka masih kecil dan lemah, entah sejak kapan (mungkin era Bin Laden kali ya) kelompok ini semakin kuat dan menonjol. Pemerintah Indonesia sendiri dalam hal ini terdiri dari kelompok garis keras dan liberal (entah berapa porsinya aku juga kurang jelas), namun pembuatan RUU APP ini yang sangat berbau POLITIK akan sangat beresiko besar, khususnya dalam gejolak didalam masyarakat... Besar kemungkinan akan banyak terjadi banyak pelecehan, pemfitnahan terhadap kaum wanita, bahkan bisa saja diterapkan jam malam bagi wanita, karena bisa dikatakan melakukan prostitusi, Atau bisa juga tiap hari ada rumah yang digeledah dan diperiksa KTP, KK utk menemukan pelaku kumpul kebo dsb... yang ujung-2nya tidak lain adalah "Pemerasan". Bagi pandangan saya pribadi... yang akan menjadi "korban" pemerasan terbesar bisa jadi adalah etnis Tionghoa, dengan dasar pemikiran etnis ini yang dianggap banyak uangnya... Berlanjut thd tulisan sdr HKSIS mengenai kewarganegaraan bagi etnis Tionghoa.. merupakan suatu kenyataan, kalaupun ada perubahan itu hanya utk segelintir kalangan saja... namun masih banyak yang menjadi "korban" pemerasan terselubung. Yang sangat memprihatinkan adalah etnis ini tidak hanya saja di Indonesia yang di diskriminasi, di sebagian negara barat pun etnis ini adalah termasuk salah satu yang tidak disukai (termasuk dalam kelompok Asian) entah karena apa sebabnya kurang jelas sih. Namun Undang-2 dinegara barat sangat membantu dalam menekan angka diskriminasi tsb. Saya pribadi berpandangan bahwa sebagian besar etnis Tionghoa Indonesia yang meng-invest uangnya di negara-2 seperti Singapore, Swiss dsb.. adalah tindakan tepat (lepas dari pelaku korupsi), karena selama Undang-2 mengenai diskriminasi etnis di Indonesia belum jelas... nasib orang-2 Tionghoa akan tetap sama sampai kapanpun juga. Catatan - ini hanya pendapat pribadi saja dan juga bukan karena tidak ada rasa nasionalis. Salam [Non-text portions of this message have been removed] .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Fw: [budaya_tionghua] Menyongsong UU Kewarganegaraan yang Baru
Setuju aja, tapi kudu dibarengi dengan KEPENDUDUKAN yang beres, misalnya Akte Kelahiran dan KTP yang "on line", kalau KTP sudah seharusnya niru Malaysia dengan "Kad Pengenalan"nya yang konon lebih bagus dari Amrik. Banyak oknum aparat yang kudu didor karena ahlaknya yg bejad, tapi masih banyak juga yang baik, nah sekarang kalau ada orang daratan sana atau orang Arab atau orang India atau Malaysia yang sudah netap di Indonesia bertahun-tahun serta sudah lancar berbahasa Indonesia, kemudian memiliki KTP dan Akte lahir "nembak" atau palsu, kemudian bikin PASPOR, maka akan susah sekali bagi aparat untuk membedakannya, akibatnya aparat tersebut akan kena hukuman karena dianggap "meloloskan" orang yang tidak berhak untuk dapat PASPOR. Mari kita mainkan dana yang ada untuk nyumbang Akte Kelahiran dan KTP yang "on line", dari kita untuk kita, daripada hanya sekedar "omdo" Salam, H.S. March 12, 2006 10:34 PM Lucas Ony wrote: Mudah2an ada rencana penghapusan peraturan buatan CIA dalam UU No 62 Tahun 1958 ini... Saya sudah bosan dengar kata SBKRI... kalau orang yang baru datang dari luar negri lalu ganti warga negara di sini, masih cengli pakai SBKRI, tapi kalau yang sudah 7 turunan tinggal di sini apa perlu lagi ya pakai peraturan buatan CIA ini? Jaman Cold War masih masuk akal SKBRI digunakan, karena Cina adalah musuh Amerika Serikat dan Inggris.. wajar karena mereka takut politik domino effect sehingga CIA menyuruh pemerintah Indonesia untuk mempersulit keturunan Tionghoa... lha sekarang cold war sudah berakhir.. apa yang ditakutkan CIA lagi? CIA memang masih takut sama Cina, tapi politik RRC kan beda dengan Uni Soviet.. sudah nggak ada hubungannya lagi dengan Asia Tenggara. Kalau dulu memang Uni Soviet mau menguasai Asia Tenggara untuk menguasai Australia dan New Zealand. Belum keburu berhasil, sudah dicegat dengan perang Vietnam dan operasi CIA di negara2 Asia Tenggara kecuali Singapura, Malaysia, dan Brunei yang nota bene "masih ada hubungan" dengan Inggris. Jadi bijaksana jika pemerintah Indonesia melepaskan belenggu kerbau dicocok hidung buatan CIA seperti UU No 62 Tahun 1958 ini. Untuk CIA sudah nggak ada gunanya lagi... mau dibuang ya terserah nggak akan ada embargo apa2, mau dipakai terus ya biarin saja.. semoga Indonesia nggak maju2... heuheuheuheuhee - Yahoo! Mail Bring photos to life! New PhotoMail makes sharing a breeze. [Non-text portions of this message have been removed] .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[budaya_tionghua] CCF Jakarta - TEATER DIANGKAT KE LAYAR: film adaptasi & diskusi teater @ UTAN KAYU , 16 s/d 18 Maret 2006
CCF Jakarta dan Teater Utan Kayu, dalam rangka Frankofoni mempersembahkan : DU THEATRE A L'ECRAN PANGGUNG TEATER DIANGKAT KE LAYAR pemutaran film adaptasi teater dan diskusi teater 16 - 18 Maret 2006 pk. 16.00 & 19.00 di Teater Utan Kayu, Jl. Utan Kayu n°68 H Jakarta Timur masuk bebas Diskusi Teater kontemporer di Indonesia: bagaimana peran Tradisi Sabtu, 18 Maret 2006 pk. 19.00 di Teater Utan Kayu, Jl. Utan Kayu n°68 H Jakarta Timur bersama Putu Wijaya, sutradara teater Radhar Panca Dahana, pengamat teater Ria Ernunsari, produser televisi masuk bebas kegiatan ini dilengkapi dengan pemutaran film cerita setiap Sabtu TEATER DIANGKAT KE LAYAR: FIKSI 4, 11, 18 dan 25 Maret 2006 pk. 13.00 di sinema CCF Salemba dan Wijaya masuk bebas pameran poster di CCF Salemba dan Wijaya PENGARANG-PENGARANG TEATER KONTEMPORER tanggal 6 s/d 29 maret 2006 masuk bebas PENGANTAR & JADWAL Dalam rangka "La fete de la Francophonie" atau "Pesta masyarakat penutur bahasa Prancis", CCF Jakarta berkolaborasi dengan Komunitas Utan Kayu menampilkan rangkaian kreasi teater kontemporer berbahasa Prancis melalui beberapa film dokumenter. Pada akhir dari semua proyeksi film, sebuah diskusi akan diselenggarakan dengan tema "Tradisi dalam teater kontemporer di Indonesia". Kamis, 16 Maret 2006 16.00 La Tragedie d'Hamlet 19.00 Un Fil a la patte Jumat, 17 Maret 2006 16.00 Inventaires + La Secrete architecture du paragraphe 19.00 Lapin chasseur Sabtu, 18 Maret 2006 16.00 Tambours sur la digue 19.00 Debat "Teater kontemporer di Indonesia: bagaimana peran Tradisi" bersama Putu Wijaya, sutradara teater Radhar Panca Dahana, pengamat teater Ria Ernunsari, produser televisi SINOPSIS > La Tragedie d'Hamlet karya William Shakespeare sutradara dan realisasi oleh Peter Brook 2001, 132 min., versi Inggris teks Prancis Sebuah versi cerita Hamlet menurut Peter Brook yang merupakan kesinambungan dari pementasan sebelumnya dan estetika teaterikal beliau: minimalitas, murni, kesederhanaan dan sebuah pembuktian cemerlang. > Un Fil a la patte karya Georges Feydeau sutradara dan realisasi oleh Georges Lavaudant 2002, 130 min., versi Prancis teks Inggris Film ini mengajak kita untuk menyaksikan, lewat kekonyolan dan hiburan segar, bagaimana sutradara memahami dan menggarap "mekanisasi" sebagai karakteristik bahasa pengarang Feydeau. > Inventaires karya Philippe Minyana sutradara oleh Robert Cantarella realisasi oleh Jacques Renard 1990, 48 min., versi Prancis teks Inggris Dengan memindah aksi ke pertokoan, Philippe Manyana menciptakan sebuah perombakan mekanisme visual pada mekanisme siaran langsung televisi dan reality show lainnya > La Secrete architecture du paragraphe realisasi oleh Jerome Descamps 2002, 26 min., versi Prancis teks Inggris Philippe Minyana menjabarkan serangkaian benda yang berhubungan dengan masa kecilnya, asal-muasalnya dan kisah pribadinya yang ia komentari sedikit demi sedikit. > Lapin chasseur sutradara oleh Jerome Descamps & Macha Makeieff realisasi oleh Guy Seligman 1991, 2 x 56 min., versi Prancis teks Inggris Kehidupan di sebuah restoran "besar" yang dipandang seperti sebuah dunia terasing dengan penduduknya, semua peraturannya, setiap intrik, seluruh gerakan, hierarki, sejarah dan kisah-kisah mereka, segala hubungan intern maupun extern mereka. > Tambours sur la digue karya Helene Cixous sutradara dan realisasi oleh Ariane Mnouchkine 2002, 136 min., versi Prancis teks Inggris Untuk pertunjukan ini, Ariane Mnouchkine memilih sebuah bentuk yang memadu teater dan wayang orang secara me-nakjubkan, terinspirasi oleh Teater No dan Bunraku dari Jepang. Informasi selengkapnya, hubungi Yosef Indra program audio visual Pusat Kebudayan Prancis / CCF Jakarta Jalan Salemba Raya No. 25 Jakarta 10440 tel. 021-390 85 80, 390 85 85 fax. 021-390 85 86 www.ccfjakarta.or.id [EMAIL PROTECTED] [Non-text portions of this message have been removed] .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[budaya_tionghua] RUU Antidiskriminasi Harus Disusun Hati-hati
http://kompas.com/kompas-cetak/0603/13/Politikhukum/2502024.htm Senin, 13 Maret 2006 RUU Antidiskriminasi Harus Disusun Hati-hati Semarang, Kompas - Penggodokan Rancangan Undang-Undang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis oleh DPR diminta dilakukan secara hati-hati dan mempertimbangkan segala faktor. Selain masalah sensitif, penerbitan undang-undang selalu mengakibatkan ekses positif dan negatif. ”Tidak semua undang-undang dapat memecahkan masalah. Malah penerbitannya bisa menjadi masalah jika kurang hati-hati dan tidak cermat,” ujar pakar hukum Universitas Diponegoro Semarang, Satjipto Rahardjo, Jumat (10/3). Ini diungkapkannya di hadapan kalangan akademisi perguruan tinggi di Semarang untuk memberi masukan kepada panitia khusus DPR yang merumuskan RUU Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis. Dilanjutkan Satjipto, perundang-undangan ini perlu dikaji lebih dalam. Bahkan, bila perlu studi banding kepada negara yang telah menerapkannya. ”Tapi studi banding tak harus selalu ke luar negeri, bisa juga lewat internet,” ujarnya. Ia juga menganjurkan supaya DPR berkonsultasi mendalam kepada para pakar sosiolog, antropolog, psikolog, dan ekonom. Bahkan masyarakat yang merasa terdiskriminasikan dan pelaku diskriminasi juga harus diajak berdialog. Akademisi Fakultas Hukum Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, Benny Danang Setianto, menuturkan, RUU ini sebaiknya diubah menjadi RUU Mekanisme Penegakan Antidiskriminasi Ras. Pasalnya, undang- undang kewarganegaraan sudah mencakup masalah ini. Hanya saja tanpa penerbitan peraturan pelaksanaan membuat berbagai undang-undang ini tampak tak berarti. (ich) [Non-text portions of this message have been removed] .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [budaya_tionghua] [Himbauan] Jangan menjurus pada penghujatan agama atau golongan tertentu
hehehhe betul, pak Steeve dan pak Rinto.. khusus pak Rinto terima kasih banyak atas himbauannya memang sebaiknya kita masing2 jangan terpancing... sebab kalau terpancing, kia menjerumuskan diri menjadi bidak catur yang bisa dimainkan oleh para "pemain catur" heuheuheuheu... bisa saling makan bidak catur lainnya demi keuntungan para "pemain catur" heuheuhehehue Kind regards, Ony - Original Message - From: steeve haryanto To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Sunday, March 12, 2006 10:53 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] [Himbauan] Jangan menjurus pada penghujatan agama atau golongan tertentu --- Rinto Jiang <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Anggota sekalian, > > Saya harap diskusi berupa topik apapun tidak > mengarah kepada > penghujatan, pembahasan ketidakpuasan pada agama > atau golongan tertentu. > Kita mengerti dan jelas bahwa masih banyak > ketidakadilan di Indonesia, > namun bila tidak ada kaitan langsung dengan budaya > Tionghoa dan > ke-Tionghoa-an, saya kira pembahasannya bukan di > sini, di milis yang > kita sepakati bersama hanya untuk membahas > ke-Tionghoa-an dan > kebudayaannya di Indonesia dan dunia. Bukan berarti > kita harus tutup > mata terhadap ketimpangan di masyarakat tadi, namun > cobalah untuk > mengerti bahwa pada dasarnya, setiap milis itu > eksklusif, membatasi > topik pembahasan pada batas2 tertentu. Jangan kita > masuk ke restoran > Tionghoa lalu berkeras ingin memesan makanan India. > > Masih banyak milis yang lebih cocok untuk pembahasan > selain kebudayaan > Tionghoa dan ke-Tionghoa-an. Terima kasih dan mohon > diindahkan himbauan > saya ini. ...deleted... Akhirnya moderator teriak juga.:) baguslah. __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. SPONSORED LINKS Indonesia Culture Chinese -- YAHOO! GROUPS LINKS a.. Visit your group "budaya_tionghua" on the web. b.. To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] c.. Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. -- [Non-text portions of this message have been removed] .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [budaya_tionghua] Re: Chinese Music For Everyone
bu Mira sukanya alat musik apa bu? Saya suka erhu, tapi apa daya yang kebeli cuma suling nya... entah nama sulingnya apa... ada tiga macam saya beli tapi tak ada satupun yang bisa saya bunyikan heuhuehuehuehhe padahal kalau lihat di vcd 12 Girls Band kayaknya mereka mudah2 saja memainkannya sampai bisa menirukan suara burung dengan sulingnya... Kind regards, Ony - Original Message - From: mira mulyadi To: budaya_tionghua@yahoogroups.com ; [EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, March 06, 2006 12:05 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Chinese Music For Everyone Saya sebenarnya sudah cukup lama tertarik akan traditional music Chinese, apakah ada dari sdr/sdri yang mengetahui tempat kursus musik chinese tersebut di Jakarta? Saya tunggu kabarnya Terima kasih Mira [EMAIL PROTECTED] [Non-text portions of this message have been removed] .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[budaya_tionghua] Fw: Han Hwie-Song: Perlawatan saya ke Jawa Jan-Febr. 2006 (bagian empatbelas)
- Original Message - From: Han Hwie Song To: Tionghoa-net ; Nasional-list ; K. Prawira ; Jonathan Goeij ; C.T. Chan Sent: Sunday, March 12, 2006 11:51 PM Subject: Re: Han Hwie-Song: Perlawatan saya ke Jawa Jan-Febr. 2006 (bagian empatbelas) Perlawatan saya ke Jawa Jan-Febr. 2006 (bagian empatbelas) Pada Hari Raya Imlek sore, saya diajak oleh keponakan saya Kuo-Xiong melihat-lihat Petjinan dimana kami doeloe tinggal dan saudara-saudara saya sekarang masih tinggal disitu; ditambah juga kunjungan saya terdahulu mengunjungi Petjinan dengan teman-teman saya, mampir ke Boenbio, rumah peringatan Kong Fu Zi di jalan Kapasan, melalui pasar Pabean, Kapasan, kelenteng-kelenteng etc.. Ini kali kerena kami pergi dengan keponakan saya Kuo-Xiong dan pertanyaan-pertanyaan dia, lagi pula pada hari besar yang chusus ini, betul-betul menimbulkan pada saya nostalgi jaman remaja saya. Maka artikel-artikel saya ini kali terutama berpusat pada Petjinan dan orang Tionghoa jaman doeloe, karena sentuhan hati saya dan ingin memberi sedikit kesan pada generasi muda yang kebanyakan tidak tahu lagi tentang sejarah nenek moyangnya. Kesimpulan saya ialah keramaian orang bepergian untuk "Bai-jia", berkunjung untuk menghormat familie yang lebih tua doeloe lebih ramai, kendaraan, terutama dokar, betjak hilir mudik penuh dengan penumpang, tampak anak-anak muda berpakean baru, toko-toko penuh dengan atribut-atribut dan makanan chusus untuk hari raya ini. Kuo-Xiong berkata pada saya:"Pehnga coba menulis tentang Petjinan jaman doeloe, Kuo-Xiong sama sekali tidak tahu, cuma dengar-dengar sedikit, ini karena Kuo-xiong tinggal di Pecinan, orang yang Tempo Doeloe tidak tinggal disni tidak tahu keadaannya. Pehnga boleh menulis tentang ini." Keponakanku sambil nyopir sambil tanya pada saya tentang penghidupan di Petjinan jaman doeloe. Saya berkata pada dia:" jaman pehnga masih kecil, pemudi Tionghoa dari golongan Baba en Nyonya (Peranakan) yang masih sekolah biasanya memakai rok seperti orang barat, tetapi para Nyonya, pehnga artikan yang sudah menikah dan menjadi ibu, biasanya memakai sarong kebaya. Cuma sarongnya motifnya memakai motif agak ketionghoan, seperti phoenix (burung Hong) atau naga dan sebagainya dan juga kebayanya banyak dibordir, dan kalau tidak salah, dinamakan Batik Nyonya dan kebaya bordiran; kebayanya dibuat dari satin atau sutra. Kebayanya di tutup dengan perhiasan emas. Untuk Nyonya rambutnya tidak dikonde tetapi dikrul. Mereka sudah mengintegrasikan dirinya pada masyarakat Indonesia. Orang lelaki dewasa jamannya pehnga sudah memakai pakean seperti orang Eropa, mustinya sebelumnya mereka memakai pakean seperti Dr. Sun Yat-Sen (Sun Zhong San); yaitu celana putih panjang dan jasnya juga putih dengan pakai krag yang tinggi, "krag Mandarin". Pakean jas ini dinamakan Zhong San Juang. Yang kuno masih memakai pakean seperti ini seperti adiknya Macou, dari fihak ibu; pehnga panggil dalam bahasa Hokkian Ku-kong. Sekarang jarang wanita baik Nyonya Tionghoa maupun Nyonya Pribuminya tidak lagi memamaki sarong kebaya sebagai pakean sehari-hari, hanya pada waktu pesta atau menghadiri upacara resmi." Wanita Totok pakean celana panjang tetapi bermotif kembang dan berwarna dan shirtnya juga kebanyakan memakai kain yang sama motifnya. Pakean pria Totok tidak berbedah dengan golongan Baba." Ini disebabkan karena kaum pria keluar bekerja dan di jaman VOC dilarang berpakean Eropa, kemudian karena sudah kebiasasaan masih mempertahankan identitetnya. Kuo-Xiong:"Pehnga perkataan Baba Nyonya itu artinya apa? Saya berkata:" Saya pernah baca asalnya dari bahasa Hindu, Sanskrit artinya Bapak." Menurut Wikipedia sebagai berikut:" since the Babas enjoyed good relations with the Malay community and served as advisors to the royal Malay courts. In fact the term "Baba" is an honourific term in Malay; probably derived from Hindi/Sanskrit (Baba: literally means grandfather or father, and is used as a term of reverence and affection for an elderly gentleman.)" Dan Nyonya mungkin ada hubungan dengan kata Niang (mandarin) atau Nio (Hokkian) yang berarti, ibu atau kata hormat untuk memanggil wanita. Kadang-kadang nio dikatakan sebagai nyo. Ini pikiran saya sendiri, bisa juga salah." Jangan lupa Jawa-Timur adalah daerah pertanian, tanahnya subur, pula disini banyak ditanam tebu, dan banyak pabrik-pabrik gula kepunyaan Belanda dan Tionghoa, karenanya banyak pedagang Tionghoa. Kebanyakan orang yang kaya atau administrateur perkebunan Belanda, pensiun di kota Malang, pemandangannya indah, ada gunung, ada air dan hijau. Hawanya dingin, karena terletak disekitar gunung Semeru (gunung paling tinngi di Jawa) dan gunung Bromo. Di desa Batu ada daerah yang indah dinamakn klein "Zwitserland", Swiss kecil, karena keindahannya. Disini banyak antik-antik Tionghoa atau mebel-mebel integrasi Tionghoa-Jawa, mebel dengan motif kolonial; pernah saya menginap di Hotel Tugu Malang, sewaktu saya memberi ce
Re: [budaya_tionghua] (oot) Tolak dan Revisi RUU Anti Pornografi/Pornoaksi
Metrotvnews.com, Jakarta: Sekitar seribu orang, gabungan organisasi massa Islam yang ada di Jakarta, tabligh akbar di sekitar Masjid Al Azhar untuk menolak semua bentuk pornografi dan pornoaksi. Selain itu, di tempat tersebut juga dilakukan aksi penandatanganan seribu pendukung Rancangan Undang-undang Anti Pornografi dan Pornoaksi (RUU APP) yang dilakukan di atas kain putih yang dibentangkan. ...deleted... Tanggapan: Kan benar juga ujungnya mereka juga yang teriak,:) sangat memalukan sekali...entahlah kawan mau dibawa kemana negara ini.Mereka menganggap bahwa ini negara adalah negara hasil mereka sendiri, mentang - mentang mereka jumlahnya besar dan tidak tersentuhkan. __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[budaya_tionghua] Re: Bangunan Pecinan Jaman dulu
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Rinto Jiang <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Kalau rumah toko di kota (pecinan) saya kira jarang memakai pola > sanheyuan atau siheyuan, soalnya keterbatasan ruang. Kalau saya lihat > pola ruko di pecinan Batavia di foto2 dokumentasi, rasanya mirip dengan > ruko2 zaman sekarang (dalam tata penggunaan ruang) karena bentuknya > umumnya persegi panjang, memanjang dari depan jalan ke belakang, cuma > bentuk arsitekturnya tak sama. Dan saya lihat sudah banyak yang > bertingkat 2, lain dengan sanheyuan dan siheyuan yang cuma 1 tingkat. > > Mungkin banyak yang tidak tahu sanheyuan dan siheyuan yang dimaksud oleh > Bung Loek's. > > Sanheyuan secara harfiah berarti rumah dengan 3 ruang + 1 halaman. 3 > ruang mengelilingi halaman utama di tengah, mirip bujur sangkar kurang 1 > sisi. Ini umumnya terdapat di Tiongkok selatan. Jadi, di tempat saya > tinggal, banyak sanheyuan namun di desa2. Di kota sudah jarang sekali ada. > > Siheyuan adalah 4 ruang + 1 halaman. 4 ruang mengelilingi halaman utama > di tengah, mirip bujur sangkar tertutup. Ini umumnya terdapat di > Tiongkok utara, macam di Beijing, masih banyak sekali rumah tinggal > seperti ini di gang-gang pemukiman (hutong). > > Ada 1 macam bentuk arsitektur Tiongkok yang lain, hanya ada di Hokkian > dan Guangdong, yaitu yuanlou (bangunan bundar) yang mengelilingi halaman > utama di tengah2. Ini macam benteng pertahanan, karena orang Hakka > mayoritas hidup di pegunungan Hokkian dan Guangdong. Karena sering > mendapat gangguan keamanan, maka dibangunlah yuanlou ini, 1 keluarga > besar pada dasarnya punya 1 yuanlou, 1 kamar untuk 1 keluarga kecil. > Yuanlou biasanya bertingkat2, dari 2 tingkat sampai 5 tingkat. Pintu > utama dilengkapi dengan sarana pertahanan, seperti saluran air pemadam > kebakaran untuk mencegah musuh menyerang dengan api dan lubang tempat > memanah. Yuanlou sampai sekarang masih banyak ditemukan di Hokkian dan > Guangdong. > > > Rinto Jiang > Arsitektur Tionghoa di Indonesia sangat menarik, karena ini adalah satu satunya gaya bangunan yang kompakt di tanah Air disamping gaya bangunan Minangkabau, Jawa, Bali, Melayu dsb. Tak kita ketemukan misalnya gaya bangunan Portugis, Arab atau India. Mungkin ada saudara yang sedia menulis mengenai perbedaan arsitektur Tionghoa di Nusantara, karena arus kedatangan ke Nusantara juga dari berbagai arah didaratan Tiongkok. Mungkin mas David Kwa, atau teman teman yang lain sudi menulis mengenai komunitas Tionghoa dikota Lasem, Tuban dan kota kota dipantai utara. Salam Danardono .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [budaya_tionghua] Kejujuran Shinjai Menilai Film BROKEBACK MOUNTAIN
From: "Yan Widjaja" <[EMAIL PROTECTED]> > Hi Shinjai, > Salut untuk kejujuran Anda dan istri dalam menilai film Brokeback Mountain. > Terus terang aku pribadi sependapat dengan Anda. Aku tidak suka film > tersebut. Bukannya karena membahas masalah gay. Aku lebih suka film The > Wedding Banquet, karya Lee Ang jauh sebelumnya yang membahas masalah yang > sama. Ada tawa kegetiran di sana mengenai sepasang lelaki gay ... > Bagiku Brokeback Mountain cuma menjual isyu dan gambar panorama ala koboi > Marlboro Country (lihat iklan rokok yang menggambarkan kehidupan koboi di > padang prairie!). > Lagi pula kisah cinta dua koboi itu, Enis dan Jake, tidak tulus-tulus amat. > Buktinya salah seorang sempat mencari pelacur lelaki muda Mexico di lorong > kumuh untuk memuaskan nafsu birahinya! Dengan adegan itu Lee Ang seperti ingin > bilang, akhirnya dia lebih menyukai berhubungan seks dengan sesama lelaki > (siapa saja) daripada dengan wanita (!). > Dalam novelettenya sama sekali tidak ada adegan 'penyelewengan' itu! > Kalau bicara mutu, aku lebih cenderung memilih Munich karya Steven Spielberg > yang tegang, namun mungkin karena isu Israel maka film itu gagal mendapatkan > Oscar satu pun! * Saya setuju dengan Anda, Munich itu film bagus. Waktu tidak mendapat satu Oscarpun, saya merasa aneh.Dan waktu Brokeback Mountain mendapatkan penghargaan banyak, saya tidak habis pikir :) hehehe Wedding Banquet benar lebih bagus daripada Brokeback Mountain. Ang Lee memang menjadi director Chinese pertama yang mendapat penghargaan Director terbaik, tetapi menurut saya sayang sekali penghargaan itu didapat bukan karena filmnya bagus. Ada satu lagi hal menurut saya. Para juri kemungkinan bingung dalam menanggapi Brokeback Mountain. Sebulan sebelum Oscar, Brokeback Mountain sudah mulai ditulis di koran2 sebagai film terbaik. Kemudian itu diikuti oleh penulis lain, etc. Lama2 kritikus yang ingin mengeritik BM juga mikir, dia yang salah, apa majoritas yang salah. Saya rasa itu dilemma buat juri juga, dan tentunya kita juga tidak bisa tahu "permainan" dibelakangnya. Menurut saya Ang Lee itu bukan director bagus, tidak jelek sih, average lah. Untuk director dari masyarakat Chinese terbaik, pilihan saya ada pada Zhang Yimou. Film Memoirs of Geisha itu bagus sekali, tetapi hanya mendapatkan penghargaan dari segi costume. Saya suka semua film Zhang Yimou, kebetulan sudah menonton hampir semua karyanya. Karya Zhang Yimou yang pertama saya tonton itu di Kualalumpur awal 90an, karena waktu itu film2 dari China Daratan tidak masuk Indonesia waktu Orba. Sejak itu saya mencari2 lagi karyanya yang lain. Chris .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [budaya_tionghua] [Himbauan] Jangan menjurus pada penghujatan agama atau golongan tertentu
--- Rinto Jiang <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Anggota sekalian, > > Saya harap diskusi berupa topik apapun tidak > mengarah kepada > penghujatan, pembahasan ketidakpuasan pada agama > atau golongan tertentu. > Kita mengerti dan jelas bahwa masih banyak > ketidakadilan di Indonesia, > namun bila tidak ada kaitan langsung dengan budaya > Tionghoa dan > ke-Tionghoa-an, saya kira pembahasannya bukan di > sini, di milis yang > kita sepakati bersama hanya untuk membahas > ke-Tionghoa-an dan > kebudayaannya di Indonesia dan dunia. Bukan berarti > kita harus tutup > mata terhadap ketimpangan di masyarakat tadi, namun > cobalah untuk > mengerti bahwa pada dasarnya, setiap milis itu > eksklusif, membatasi > topik pembahasan pada batas2 tertentu. Jangan kita > masuk ke restoran > Tionghoa lalu berkeras ingin memesan makanan India. > > Masih banyak milis yang lebih cocok untuk pembahasan > selain kebudayaan > Tionghoa dan ke-Tionghoa-an. Terima kasih dan mohon > diindahkan himbauan > saya ini. ...deleted... Akhirnya moderator teriak juga.:) baguslah. __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [budaya_tionghua] Menyongsong UU Kewarganegaraan yang Baru
Mudah2an ada rencana penghapusan peraturan buatan CIA dalam UU No 62 Tahun 1958 ini... Saya sudah bosan dengar kata SBKRI... kalau orang yang baru datang dari luar negri lalu ganti warga negara di sini, masih cengli pakai SBKRI, tapi kalau yang sudah 7 turunan tinggal di sini apa perlu lagi ya pakai peraturan buatan CIA ini? Jaman Cold War masih masuk akal SKBRI digunakan, karena Cina adalah musuh Amerika Serikat dan Inggris.. wajar karena mereka takut politik domino effect sehingga CIA menyuruh pemerintah Indonesia untuk mempersulit keturunan Tionghoa... lha sekarang cold war sudah berakhir.. apa yang ditakutkan CIA lagi? CIA memang masih takut sama Cina, tapi politik RRC kan beda dengan Uni Soviet.. sudah nggak ada hubungannya lagi dengan Asia Tenggara. Kalau dulu memang Uni Soviet mau menguasai Asia Tenggara untuk menguasai Australia dan New Zealand. Belum keburu berhasil, sudah dicegat dengan perang Vietnam dan operasi CIA di negara2 Asia Tenggara kecuali Singapura, Malaysia, dan Brunei yang nota bene "masih ada hubungan" dengan Inggris. Jadi bijaksana jika pemerintah Indonesia melepaskan belenggu kerbau dicocok hidung buatan CIA seperti UU No 62 Tahun 1958 ini. Untuk CIA sudah nggak ada gunanya lagi... mau dibuang ya terserah nggak akan ada embargo apa2, mau dipakai terus ya biarin saja.. semoga Indonesia nggak maju2... heuheuheuheuhee Negara2 maju akan dapat untung jika Indonesia tidak maju-maju, sebab negara berkembang paling enak dijadikan target konsumen. Kind regards, Ony - Original Message - From: HKSIS To: HKSIS-Group Sent: Sunday, March 12, 2006 8:34 AM Subject: [budaya_tionghua] Menyongsong UU Kewarganegaraan yang Baru http://www.mediaindo.co.id/editorial.asp?id=2006031200514906 Menyongsong UU Kewarganegaraan yang Baru SALAH satu tujuan negara didirikan adalah untuk melindungi warganya. Selain itu, juga memberikan kemudahan sehingga hak-hak warga dapat dipenuhi tanpa pandang bulu. Namun, maksud yang indah-indah dalam filosofi berdirinya negara itu tidak selamanya mulus dalam praktiknya. Bahkan negara justru menjadi bengis dan menebar teror kepada warganya. Teror itu menjelma dalam berbagai bentuk, baik langsung melalui aparaturnya maupun lewat perangkat aturan dan undang-undang yang diskriminatif. Itulah yang menimpa kita, bangsa Indonesia, selama beberapa dasawarsa. Negara mengerangkeng hak-hak sipil warga. Akibatnya, sebagian warga takut dan terkekang. Salah satu aturan yang membuat takut itu adalah UU No 62 Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan. Dengan UU itu, negara menebarkan ketakutan bagi etnik tertentu. UU yang seharusnya dibuat dengan semangat melindungi kepentingan warga negara itu justru merampas hak warga dan meneror mereka. Etnik Tionghoa, contohnya, hingga kini masih menjadi warga kelas dua, bahkan baru menjadi setengah warga negara Indonesia (WNI). Warga etnik Tionghoa yang lahir dan menghirup udara pertama kali di Indonesia, dengan landasan UU itu, tetap dianggap sebagai WNI keturunan. Karena keturunan, mereka harus memiliki surat bukti kewarganegaraan Republik Indonesia (SBKRI). Jelas, aturan itu tidak hanya diskriminatif, tapi juga menjadi alat pemerasan terhadap etnik Tionghoa. Bahkan, aturan itu telah memakan korban manusia-manusia cemerlang pengharum bangsa. Sebutlah sejumlah pebulu tangkis yang telah mengharumkan nama Indonesia di pentas dunia seperti Susy Susanti, Hendrawan, dan Alan Budikusuma yang begitu sulit mendapatkan kewarganegaraan Indonesia. Padahal, mereka lahir dan besar di Tanah Air, bahkan telah berjasa mengibarkan Merah Putih. Kesulitan serupa dialami ratusan ribu, bahkan jutaan etnik Tionghoa lainnya. Semua perlakuan diskriminatif harus dihapus dari Bumi Pertiwi. UU Kewarganegaraan yang lama harus segera diganti. Untuk itulah, DPR sedang membahas Rancangan Undang-Undang (RUU) Kewarganegaraan yang diharapkan memberikan jawaban revolusioner. Misalnya, dengan tegas-tegas menyebut semua warga negara keturunan, siapa pun dan dari etnik apa pun, apakah Tionghoa, Arab, India, dan lain-lain yang lahir di Indonesia, semua dianggap Indonesia asli. Mereka adalah WNI. Sebuah undang-undang yang menjunjung tinggi persamaan hak warga negara, dan memberikan kemudahan kepada warga negara, sebentar lagi dihasilkan DPR. Itulah UU Kewarganegaraan yang turut menunjukkan bangsa ini bangsa beradab. [Non-text portions of this message have been removed] .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. SPONSORED LINKS Indonesia Culture Chinese YAHOO! GROUPS LINKS Visit your group "budaya_tionghua" on the web. To unsubscribe from this
[budaya_tionghua] Re: Bangunan Pecinan Jaman dulu
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "skala selaras" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Sedikit tambahan mengenai bentuk ruko zaman dulu yang sempit memanjang, > adalah faktor pajak. zaman dulu pajak toko juga dihitung berdasarkan lebar > rumah, semakin lebar semakin mahal, jadi lebih untung kalau sedikit sempit > walau sangat luasnya. > > ZFy > Saya jadi ingat kota indah romantis Portofino, tak jauh dari Genua dipantai Liguria, Italia. Rumah rumah tua hanya berjendela satu dua, yang lain dilukis. Dasarnya, adalah karena pajak dahulu dihitung dari jumlah jendela.. Salam Danardono .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [budaya_tionghua] Re: Chinese Music For Everyone
Pak Andry, apakah anda juga menerima murid untuk kursus memainkan musik tradisional Tiongkok seperti erhu, yangqin, dll? Kelompok musik tradisional Tiongkok sudah cukup lumayan menghibur saya sebagai penggemar Beijing Opera dan lagu-lagu tiongkok jaman dulu (era 1960 ke bawah) kalau lagu2 modern bukannya saya tidak suka, ya suka juga, tapi saya lebih suka dengar lagu2 Tiongkok yang sudah tua usianya Kind regards, Ony - Original Message - From: harmony_andry To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Saturday, March 04, 2006 6:12 PM Subject: [budaya_tionghua] Re: Chinese Music For Everyone Maaf agak lama balasnya. Untuk Jaman Tang sepertinya malah saya lebih rendah lagi pengetahuannya. Mungkin saya akan cerita mengenai group Musik Harmony yang saya pimpin. Harmony berdiri 2002 di Bandung dengan konsep kita ingin lebih memperkenalkan budaya melalui Chinese Music. Dalam perkembangannya kami sudah mengalami banyak pasang surut dan tantangan dari lingkungan dan kami tanggapi secara positif untuk lebih memacu diri kami ke arah yang lebih baik. Untuk lebih jelasnya Pak Ony dapat mengakses profiles saya di Yahoo http://profiles.yahoo.com/harmony_andry , di sana ada beberapa link di PR dan Kompas yang dapat mudah2an memberikan informasi. Terima Kasih atas perhatiannya [Non-text portions of this message have been removed] .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [budaya_tionghua] Kejujuran Shinjai Menilai Film BROKEBACK MOUNTAIN
Film Munich bukan karena Israel, pak Yan.. tapi Steven Spielberg makin lama makin berani mengungkapkan kebusukan politik dunia di dalam film, sehingga ia diberi "pelajaran" untuk lain kali membuat cerita yang tidak menyangkut politik. Steven Spielberg sebenarnya Yahudi, tapi ia bisa melihat bahwa WW2 pecah karena masalah uang, bukan karena Hitler mau menguasai dunia atau Hitler membenci Yahudi. Baru2 ini Iran juga banyak protes, mengapa sejarahwan2 dunia yang mengungkapkan kejadian sebenarnya di balik WW2 sampai mengapa dibentuk negara Israel oleh Inggris tahun 1948 tiba2 menghentikan penelitiannya.. alias bungkam. Bagi kita film Munich bagus, tapi belum tentu bagi industrialis yang bermain politik, karena film sifatnya propaganda. Spielberg itu bisa dibilang makin lama makin ada di pihak netral, sehingga propagandanya berbahaya... makin banyak khayalak ramai yang bisa membuka wawasan pribadinya, makin tidak disenangi oleh para industrialis. Saat ini kolonialisme tetap berlangsung, tapi bukan menguasai negara, tapi menguasai pemikiran individu manusia. Kind regards, Ony - Original Message - From: Yan Widjaja To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Sunday, March 12, 2006 8:21 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] Kejujuran Shinjai Menilai Film BROKEBACK MOUNTAIN Hi Shinjai, Salut untuk kejujuran Anda dan istri dalam menilai film Brokeback Mountain. Terus terang aku pribadi sependapat dengan Anda. Aku tidak suka film tersebut. Bukannya karena membahas masalah gay. Aku lebih suka film The Wedding Banquet, karya Lee Ang jauh sebelumnya yang membahas masalah yang sama. Ada tawa kegetiran di sana mengenai sepasang lelaki gay ... Bagiku Brokeback Mountain cuma menjual isyu dan gambar panorama ala koboi Marlboro Country (lihat iklan rokok yang menggambarkan kehidupan koboi di padang prairie!). Lagi pula kisah cinta dua koboi itu, Enis dan Jake, tidak tulus-tulus amat. Buktinya salah seorang sempat mencari pelacur lelaki muda Mexico di lorong kumuh untuk memuaskan nafsu birahinya! Dengan adegan itu Lee Ang seperti ingin bilang, akhirnya dia lebih menyukai berhubungan seks dengan sesama lelaki (siapa saja) daripada dengan wanita (!). Dalam novelettenya sama sekali tidak ada adegan 'penyelewengan' itu! Kalau bicara mutu, aku lebih cenderung memilih Munich karya Steven Spielberg yang tegang, namun mungkin karena isu Israel maka film itu gagal mendapatkan Oscar satu pun! Salam, Yan W. Shinjai Hayashi <[EMAIL PROTECTED]> wrote: BROKEBACK MOUNTAIN http://www.socineer.com/art-brokeback.html Dua minggu sebelum penyerahan penghargaan Academy Award 2006, pada waktu dinner, saya diajak istri untuk menonton film Brokeback Mountain. Saya tidak begitu mengikuti perkembangan film baru yang sedang ditayangkan di bioskop, jadi saya tanya, itu film jenis apa? "Film tentang cowboy gay", - Do you Yahoo!? Yahoo! Movies - Search movie info and celeb profiles and photos. [Non-text portions of this message have been removed] .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. SPONSORED LINKS Indonesia Culture Chinese -- YAHOO! GROUPS LINKS a.. Visit your group "budaya_tionghua" on the web. b.. To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] c.. Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. -- [Non-text portions of this message have been removed] .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[budaya_tionghua] Tak ada aturan untuk imajinasi
Kompas Minggu, 12 Maret 2006 Tak Ada Aturan untuk Imajinasi Frans Sartono dan Dahono Fitrianto Bob James menyisakan catatan menarik dalam Jakarta International Java Jazz Festival 2006 yang digelar tanggal 3-5 Maret lalu. Ia sandingkan jazz dengan instrumen tradisional China. Ia menunjukkan bahwa jazz menyediakan lahan luas bagi imajinasi kreatif manusia merdeka. Mungkinkah jazz menyatu dengan cita suara musik tradisional China? Pertanyaan itu sempat menggoda Bob James (65) ketika menerima tawaran proyek untuk menciptakan paduan cita suara (sound) American jazz dengan musik tradisional China. Bagi kami, proyek itu sangat merangsang, menantang, tapi juga berbahaya, kata Bob yang ditemui Kompas seusai penampilan di Java Jazz pada Minggu (5/3) malam. Merangsang karena Bob memasuki wilayah dengaran yang sama sekali belum pernah dia jamah, yaitu bunyi-bunyian tradisional China. Menantang karena kesenimanannya dihadapkan pada pemaduan jazz dengan instrumen tradisional China. Alat musik itu dimainkan oleh musisi muda dari Konservatori Musik Shanghai. Mereka memainkan er-hu, semacam rebab dengan dua dawai, pipa serupa flute, guzheng semacam siter, dan dizi sejenis seruling bambu. Berbahaya, karena proyek itu mungkin saja tidak bisa jalan. Mengombinasikan dua hal (jazz dan musik tradisional China) mungkin saja tidak akan mendapatkan hasil yang serasi, kata Bob lagi. Akan tetapi, hasilnya, seperti disuguhkan dalam Java Jazz, adalah paduan sound jazz khas Bob James dengan cita suara spesifik oriental. Dua unsur itu tidak saling menjajah. Memang belum ke tingkat sintesa bunyi yang benar-benar solid. Akan tetapi, setidaknya telah hadir cita suara baru yang memperkaya khazanah dengaran jazz. Ada rasa Asia dalam jazz. Model kerja kreatif serupa ini sebaiknya memang disediakan di forum seperti Java Jazz. Proyek Shanghai Bob James yang dikenal sebagai personel kuartet jazz Fourplay itu memang tak pernah berhenti bereksplorasi. Di Java Jazz ia menunjukkan sebagian hasil penjelajahannya dengan musik tradisional China. Ia tampil bersama Nathan East pada bas; Jack Lee, gitaris asal Korea; dan Lewis Pragasam, pemain drum asal Malaysia. Plus sejumlah musisi tradisional dari Shanghai. Bob menyebut penjelajahannya itu sebagai Proyek Shanghai. Proyek berawal pada Agustus 2003, yaitu ketika ia bertemu dengan penyelenggara Festival Seni Internasional Shanghai. Dari niat semula untuk sekadar mengenal cita rasa musik China, Bob menjadi terpesona. Saya benar-benar terobsesi dengan musik mereka. Lalu muncul konsep untuk mengombinasikan jazz dengan musik tradisional China, ujar Bob. Pada awalnya Bob sempat gamang. Pasalnya, ia sama sekali tak mengenal musik tradisional China. Ia juga tak memahami bahasa mereka. Bob kemudian menggunakan bahasa tubuh. Jika ia puas dengan permainan musik mereka, Bob akan tersenyum. Rupanya, Bob lebih banyak tersenyum, alias banyak cocoknya. Mereka mencoba sama-sama berinteraksi untuk memainkan komposisi Bob, The Invention of Love, atau juga karya Gershwin, Summertime. Komunikasi lewat musik itu diakui Bob semakin mendekatkan hubungan personal. Proses menciptakan musik pun menjadi lebih mudah. Hubungan kami menjadi bersifat emosional, kenang Bob. Jazz antarbangsa Ketika bereksperimen, Bob hanya berkonsentrasi pada musik. Ia tidak berpikir tentang hal lain di luar musik. Setelah proyek selesai, ia baru menyadari bahwa musik mempunyai kemungkinan untuk menyentuh aspek-aspek lain di luar musik. Itu adalah aspek hubungan antarmanusia tanpa membedakan sekat kebangsaan, politik, ataupun ideologi. Saya harap musik baru yang kami ciptakan ini, meski dalam kapasitas yang sangat kecil, dapat membantu dua kultur yang berbeda untuk saling memahami, harap Bob. Bob melihat dunia yang makin merapat oleh teknologi transportasi dan informasi akan membawa implikasi kepada tata hubungan antarmanusia. Kondisi itu juga akan berimbas pada musik, termasuk jazz. Tak ada lagi wilayah dari dunia ini yang tak terjamah orang dari berbagai kebangsaan. Begitu pula cita suara dari berbagai bangsa itu akan terdengar oleh telinga orang dari wilayah kultural yang berbeda. Kalau saya hanya terpancang pada satu style, atau terpaku pada dunia saya sendiri, saya akan akan terpasung, tutur Bob. Imajinasi kreatif Pertemuan jazz dengan beragam jenis musik dari berbagai belahan Bumi bukan suatu keniscayaan. Nathan East, pemain bas yang bertahun-tahun bekerja sama dengan Bob, yakin benar akan hal itu. Bukankah itu semua musik yang lahir di dunia? Kita bernapas dari udara yang sama. Kita mempunyai banyak hal yang sama. Seperti udara, musik juga menyatukan kita, tak peduli keyakinan politik atau religi orang. Saya suka dengan ide memadukan berbagai cita suara, kata East dalam perbincangan dengan Kompas di arena Java Jazz. Jazz memang terlahir dari keberagaman kultural dan cita suara. Dalam pertumbuhannya, jazz menyerap berbagai unsur y
[budaya_tionghua] Menyongsong UU Kewarganegaraan yang Baru
http://www.mediaindo.co.id/editorial.asp?id=2006031200514906 Menyongsong UU Kewarganegaraan yang Baru SALAH satu tujuan negara didirikan adalah untuk melindungi warganya. Selain itu, juga memberikan kemudahan sehingga hak-hak warga dapat dipenuhi tanpa pandang bulu. Namun, maksud yang indah-indah dalam filosofi berdirinya negara itu tidak selamanya mulus dalam praktiknya. Bahkan negara justru menjadi bengis dan menebar teror kepada warganya. Teror itu menjelma dalam berbagai bentuk, baik langsung melalui aparaturnya maupun lewat perangkat aturan dan undang-undang yang diskriminatif. Itulah yang menimpa kita, bangsa Indonesia, selama beberapa dasawarsa. Negara mengerangkeng hak-hak sipil warga. Akibatnya, sebagian warga takut dan terkekang. Salah satu aturan yang membuat takut itu adalah UU No 62 Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan. Dengan UU itu, negara menebarkan ketakutan bagi etnik tertentu. UU yang seharusnya dibuat dengan semangat melindungi kepentingan warga negara itu justru merampas hak warga dan meneror mereka. Etnik Tionghoa, contohnya, hingga kini masih menjadi warga kelas dua, bahkan baru menjadi setengah warga negara Indonesia (WNI). Warga etnik Tionghoa yang lahir dan menghirup udara pertama kali di Indonesia, dengan landasan UU itu, tetap dianggap sebagai WNI keturunan. Karena keturunan, mereka harus memiliki surat bukti kewarganegaraan Republik Indonesia (SBKRI). Jelas, aturan itu tidak hanya diskriminatif, tapi juga menjadi alat pemerasan terhadap etnik Tionghoa. Bahkan, aturan itu telah memakan korban manusia-manusia cemerlang pengharum bangsa. Sebutlah sejumlah pebulu tangkis yang telah mengharumkan nama Indonesia di pentas dunia seperti Susy Susanti, Hendrawan, dan Alan Budikusuma yang begitu sulit mendapatkan kewarganegaraan Indonesia. Padahal, mereka lahir dan besar di Tanah Air, bahkan telah berjasa mengibarkan Merah Putih. Kesulitan serupa dialami ratusan ribu, bahkan jutaan etnik Tionghoa lainnya. Semua perlakuan diskriminatif harus dihapus dari Bumi Pertiwi. UU Kewarganegaraan yang lama harus segera diganti. Untuk itulah, DPR sedang membahas Rancangan Undang-Undang (RUU) Kewarganegaraan yang diharapkan memberikan jawaban revolusioner. Misalnya, dengan tegas-tegas menyebut semua warga negara keturunan, siapa pun dan dari etnik apa pun, apakah Tionghoa, Arab, India, dan lain-lain yang lahir di Indonesia, semua dianggap Indonesia asli. Mereka adalah WNI. Sebuah undang-undang yang menjunjung tinggi persamaan hak warga negara, dan memberikan kemudahan kepada warga negara, sebentar lagi dihasilkan DPR. Itulah UU Kewarganegaraan yang turut menunjukkan bangsa ini bangsa beradab. [Non-text portions of this message have been removed] .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [budaya_tionghua] Kejujuran Shinjai Menilai Film BROKEBACK MOUNTAIN
Hi Shinjai, Salut untuk kejujuran Anda dan istri dalam menilai film Brokeback Mountain. Terus terang aku pribadi sependapat dengan Anda. Aku tidak suka film tersebut. Bukannya karena membahas masalah gay. Aku lebih suka film The Wedding Banquet, karya Lee Ang jauh sebelumnya yang membahas masalah yang sama. Ada tawa kegetiran di sana mengenai sepasang lelaki gay ... Bagiku Brokeback Mountain cuma menjual isyu dan gambar panorama ala koboi Marlboro Country (lihat iklan rokok yang menggambarkan kehidupan koboi di padang prairie!). Lagi pula kisah cinta dua koboi itu, Enis dan Jake, tidak tulus-tulus amat. Buktinya salah seorang sempat mencari pelacur lelaki muda Mexico di lorong kumuh untuk memuaskan nafsu birahinya! Dengan adegan itu Lee Ang seperti ingin bilang, akhirnya dia lebih menyukai berhubungan seks dengan sesama lelaki (siapa saja) daripada dengan wanita (!). Dalam novelettenya sama sekali tidak ada adegan 'penyelewengan' itu! Kalau bicara mutu, aku lebih cenderung memilih Munich karya Steven Spielberg yang tegang, namun mungkin karena isu Israel maka film itu gagal mendapatkan Oscar satu pun! Salam, Yan W. Shinjai Hayashi <[EMAIL PROTECTED]> wrote: BROKEBACK MOUNTAIN http://www.socineer.com/art-brokeback.html Dua minggu sebelum penyerahan penghargaan Academy Award 2006, pada waktu dinner, saya diajak istri untuk menonton film Brokeback Mountain. Saya tidak begitu mengikuti perkembangan film baru yang sedang ditayangkan di bioskop, jadi saya tanya, itu film jenis apa? "Film tentang cowboy gay", - Do you Yahoo!? Yahoo! Movies - Search movie info and celeb profiles and photos. [Non-text portions of this message have been removed] .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/