Re: [budaya_tionghua] Bagaimana identitas hoakiau di Indonesia saat ini?

2008-09-17 Terurut Topik Mita Melati
Oia, ada pertanyaan yg ketinggalan...^_^

Ya, rakyat TIongkok masih banyak yang 
mempertahankan tradisi kunonya yang sudah berlangsung ribuan tahun, meninggal 
tetap ingin dikubur di dalam tanah. Dan untuk penghematan dan kesehatan, cara 
kremasi jenasah, setelah membakar jadi abu, abunya itulah yang dikuburkan di 
tanah. Jadi, kubuarannya berbentuk kecil saja. Dengan foto dan nama bhs. 
Tionghoa yang meninggal. 


Kl tradisi penguburan etnis Tionghoa kan suka ada yang bakar rumah2an kertas 
itu y? Nama istilah rumah2an kertas itu apa y? Kira2 tau situs yang membahas 
ttg tradisi ini g y? Kl ada, boleh tau dmn?

Terimakasih...^_^


- Original Message 
From: ChanCT [EMAIL PROTECTED]
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Wednesday, September 17, 2008 11:34:32 AM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Bagaimana identitas hoakiau di Indonesia saat 
ini?


Mita yb,
 
Orang yang lahir di TIongkok dan puluhan tahun 
hidup di Indonesia, kalau dia masih pertahankan kewarganegaraa TIongkok, 
dinamakan Huakiao (Perantau Tionghoa), tapi, ... kalau dia sudah naturalisasi 
jadi Warganegara Indonesia statusnya berubah jadi Huaren, yang bisa disebut 
Tionghoa di Indodnesia.
 
Jadi, bagi Tionghoa yang merupakan rakyat 
Tiongkok, biasa disebut orang Tiongkok (Zhong Guo Ren), yang jelas membawakan 
pengertian warganegara TIongkok-nya, disana tidak biasa disebut Zhong Hua Ren 
(orang TIonghoa). Tionghoa biasa digunakan untuk sebutan bansa, bangsa Tionghoa 
(Zhong Hua Min Zhu), budaya Tionghoa (Zhong Hua wen Hua).
 
Ya, rakyat TIongkok masih banyak yang 
mempertahankan tradisi kunonya yang sudah berlangsung ribuan tahun, meninggal 
tetap ingin dikubur di dalam tanah. Dan untuk penghematan dan kesehatan, cara 
kremasi jenasah, setelah membakar jadi abu, abunya itulah yang dikuburkan di 
tanah. Jadi, kubuarannya berbentuk kecil saja. Dengan foto dan nama bhs. 
Tionghoa yang meninggal. 
 
Sebutan nama 3 suku, itu mungkin hanya di 
Indonesia saja, karena nama Tionghoa (tradisi) terdiri 3 suku, suku pertama 
adalah nama marga, suku ke2 adalah nama generasi, seangkatan didalam keluarga 
garis ayah dan suku ke-3, nama dia sendiri. Hanya saja seiring dengan 
perkembangan jaman, tradisi penamaan demikian juga terjadi perubahan, ada orang 
yang suka suku ke-2 untuk nama sendiri dan suku-3 nama generasi keluarga, ... 
bahkan menjadi lebih banyak yang gunakan 2 suku saja. Nama marga kemudian nama 
sendiri.
 
Kalau ditanya dari mana sumbernya, saya tidak 
bisa jawab. Itulah pengetahuan yang ada dikepala saya saja. Yang mungkin juga 
ada kesalahan, dan bisa dibetulkan kawan lain. Heheheee, ...
 
Salam,
ChanCT
 
- Original Message - 
From: qhuqwayz_aja 
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
Sent: Wednesday, September 17, 2008 6:13  AM
Subject: [budaya_tionghua] Bagaimana  identitas hoakiau di Indonesia saat ini?
Halo semua, maaf ya kl saya banyak bertanya, maklum lg  skripsi,
hehehe^_ ^

Kalau saya boleh tau, bagaimana identitas  hoakiau (Tionghoa
Perantauan) di Indonesia saat ini?

Apakah  seseorang yg lahir di Tiongkok tetapi sudah bertahun2 tinggal
di Indonesia  masih bisa memiliki sebutan identitas sebagai seorang
Hoakiau? Atau ia  sudah menjadi Huaren? 

Apakah orang Tionghoa yang di Tiongkok sana yang  telah meninggal dan
memiliki foto kematian untuk disimpan di altar,  menuliskan namanya di
foto dengan tulisan kanji saja atau dengan nama tiga  suku kata-nya
(sebutan istilah untuk nama tiga suku kata ini apa ya?  hehehe)?

Kalau boleh, saya ingin tahu juga sumber2 jawaban dari  pertanyaan saya
ini...

Mohon  bantuannya.. .^_^

Terimakasih. ..

Hormat  saya,
-Mita-


 - - --

..:  Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

..: Website global http://www.budaya- tionghoa. org :.

..: Pertanyaan? Ajukan di http://groups. yahoo.com/ group/budaya_ tionghua :.

..: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg. wordpress. com :.

Yahoo! Groups Links




 
Internal Virus Database is out of date.
Checked by AVG. 
Version: 8.0.169 / Virus Database: 270.6.17/1655 - Release Date: 2008/9/5  _U__ 
07:05



  

Re: [budaya_tionghua] Bagaimana identitas hoakiau di Indonesia saat ini?

2008-09-17 Terurut Topik Fy Zhou
salah satu bukti keberhasilan Orba pembersihan etnis secara halus.

--- On Wed, 9/17/08, Mita Melati [EMAIL PROTECTED] wrote:

From: Mita Melati [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [budaya_tionghua] Bagaimana identitas hoakiau di Indonesia saat 
ini?
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Wednesday, September 17, 2008, 5:51 AM








Benar...ironis y, krn nama chinese di keluarga saya ini berhenti di generasi 
saya, hehehe...


 



Recent Activity


 35
New MembersVisit Your Group 


Moderator Central
Yahoo! Groups
Join and receive
produce updates.

Women of Curves
on Yahoo! Groups
see how women are
changing their lives.

Yahoo! Groups
Dog Zone
Connect w/others
who love dogs.
.. 
 














  

Re: [budaya_tionghua] Bagaimana identitas hoakiau di Indonesia saat ini?

2008-09-17 Terurut Topik Fy Zhou
Lho. kalau sudah memiliki skbri berarti sudah WNI, sudah jelas tak lagi disebut 
Hoakiau, walaupun datang ke Indonesianya baru setahun misalnya. istilah2 ini 
hanya dilihat dari segi hukum, tak ada kaitan dng isi hati orang atau niatan2 
tersembunyi, seorang Tionghoa WNI yang sudah kembali ke RRT misalnya, sebelum 
dia melepaskan status WNInya ya tetap saja disebut Hoaren, bukan hoakiauw atau 
Zhongguo ren. 
 

--- On Wed, 9/17/08, Mita Melati [EMAIL PROTECTED] wrote:

From: Mita Melati [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [budaya_tionghua] Bagaimana identitas hoakiau di Indonesia saat 
ini?
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Wednesday, September 17, 2008, 5:41 AM








Terimakasih jawabannya.. .^_^

Tapi masih ada yg mau ditanyain b'kaitan ma jawaban anda...

Kalau org Tionghoa yang merantau ke Indonesia tersebut sudah memiliki nama 
Indonesia akibat SBKRI,  ia masih bs dibilang hoakiau atau sudah menjadi 
huaren? Sekalipun ia berniat ingin kembali ke Tiongkok?






Recent Activity


 35
New MembersVisit Your Group 


Need traffic?
Drive customers
With search ads
on Yahoo!

Y! Messenger
Send pics quick
Share photos while
you IM friends.

Yahoo! Groups
Familyographer Zone
Join a group and
share your pictures.
.. 
 














  

Re: [budaya_tionghua] Re: Menjadi Tionghoa atau Kristen

2008-09-17 Terurut Topik Tantono Subagyo
Pak Danardono yth,
Saya jadi agak bingung, jadi saya minta contoh yang nyata.  Bagaimana jika
seorang Papua meninggalkan budaya pakai koteka, animisme dan masuk Kristen,
apakah ybs juga dapat disebutkan seorang besar.  Kalau difikir begini maka
orang Indonesiapun yang menjadi Islam ya meninggalkan budaya spiritual nenek
moyang dong ??.  Lalu saya ingin tanya apakah sekarang RRC yang komunis itu
masih dianggap sebagai bangsa yang besar karena kenyataannya mereka toh
meninggalkan budaya leluhur dan menggantikan-nya dengan komunisme ?
Best regards, Tantono Subagyo


Re: [budaya_tionghua] Bagaimana identitas hoakiau di Indonesia saat ini?

2008-09-17 Terurut Topik Tantono Subagyo
Mita yth.
Coba baca buku : Cokin So What Gitu Loh, yang Editornya Ivan Wibowo.  Disitu
akan banyak sumber skripsi anda.  Salam, Tantono






Re: [budaya_tionghua] Bagaimana identitas hoakiau di Indonesia saat ini?

2008-09-17 Terurut Topik ChanCT
Sebenarnya saja, semula tidak ada yang membeda-kan sebutan-istilah Huakiao, 
Hua-ren dan Tionghoa, ... tapi karena makin sering hubungan dengan adanya 
globalisasi dan makin dekatnya jarak didunia dengan adanya pesawat-terbang, 
dirasakan kebutuhan untuk membedakan sebutan itu pada orang Tionghoa yang beda 
status kewarganegaraannya. Dan nampaknya secara resmi sudah dibulatkan, 
disatukan pengertian penggunaan sebutan-istilah itu oleh pihak Derplu Tiongkok.

Sebutan Hua-qiao (Huakiao) itu bagi Tionghoa atau orang TIongkok yang hidup 
dirantau dan masih mempertahankan kewarganegaraan TIongkok. Jadi jelas, masih 
dibawah naungan Kedutaan Tiongkok dimana mereka hidup di luarnegeri.

Hua Ren adalah orang yang masih berdarah TIonghoa yang sudah menjadi 
warganegara setempat, dimana mereka hidup. Menjadi orang asing dilihat dari 
sudut Pemerintah TIongkok. Jadi, bagi Tionghoa di Indonesia, yang sudah menjadi 
Indonesia, yang orang tuanya dapatkan SBKRI dan dengan demikian anaknya 
otomatis jadi Indodnesia-asli berdasarkan UUK No-12/06 kemarin ini, hanya bisa 
disebut sebagai Hua Ren atau yang biasa disebut Indonesia-Tionghoa . Mereka ini 
kalau kembali ke Tiongkok tentu diperlakukan sebagai orang asing, yang biasa 
disebut Wai-ji Hua Ren (Hua Ren berwarganegara asing), tidak sebagai orang 
Tiongkok sekalipun tampangnya sama. Dan bagi mereka yang ingin menetap menjadi 
warganegara TIongkok kembali, harus melalui naturalisasi, menanggalkan 
WN-Indonesia dahulu untuk diterima jadi WN-Tiongkok.

Salam,
ChanCT

  - Original Message - 
  From: Mita Melati 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, September 17, 2008 1:41 PM
  Subject: Re: [budaya_tionghua] Bagaimana identitas hoakiau di Indonesia saat 
ini?


  Terimakasih jawabannya...^_^

  Tapi masih ada yg mau ditanyain b'kaitan ma jawaban anda...

  Orang yang lahir di TIongkok dan puluhan tahun hidup di Indonesia, kalau dia 
masih pertahankan kewarganegaraa TIongkok, dinamakan Huakiao (Perantau 
Tionghoa), tapi, ... kalau dia sudah naturalisasi jadi Warganegara Indonesia 
statusnya berubah jadi Huaren, yang bisa disebut Tionghoa di Indodnesia.


  Kalau org Tionghoa yang merantau ke Indonesia tersebut sudah memiliki nama 
Indonesia akibat SBKRI,  ia masih bs dibilang hoakiau atau sudah menjadi 
huaren? Sekalipun ia berniat ingin kembali ke Tiongkok?

  Terimakasih ChanCT...

  Regrads,
  -Mita-


  - Original Message 
  From: ChanCT [EMAIL PROTECTED]
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
  Sent: Wednesday, September 17, 2008 11:34:32 AM
  Subject: Re: [budaya_tionghua] Bagaimana identitas hoakiau di Indonesia saat 
ini?



  Mita yb,

  Orang yang lahir di TIongkok dan puluhan tahun hidup di Indonesia, kalau dia 
masih pertahankan kewarganegaraa TIongkok, dinamakan Huakiao (Perantau 
Tionghoa), tapi, ... kalau dia sudah naturalisasi jadi Warganegara Indonesia 
statusnya berubah jadi Huaren, yang bisa disebut Tionghoa di Indodnesia.

  Jadi, bagi Tionghoa yang merupakan rakyat Tiongkok, biasa disebut orang 
Tiongkok (Zhong Guo Ren), yang jelas membawakan pengertian warganegara 
TIongkok-nya, disana tidak biasa disebut Zhong Hua Ren (orang TIonghoa). 
Tionghoa biasa digunakan untuk sebutan bansa, bangsa Tionghoa (Zhong Hua Min 
Zhu), budaya Tionghoa (Zhong Hua wen Hua).

  Ya, rakyat TIongkok masih banyak yang mempertahankan tradisi kunonya yang 
sudah berlangsung ribuan tahun, meninggal tetap ingin dikubur di dalam tanah. 
Dan untuk penghematan dan kesehatan, cara kremasi jenasah, setelah membakar 
jadi abu, abunya itulah yang dikuburkan di tanah. Jadi, kubuarannya berbentuk 
kecil saja. Dengan foto dan nama bhs. Tionghoa yang meninggal. 

  Sebutan nama 3 suku, itu mungkin hanya di Indonesia saja, karena nama 
Tionghoa (tradisi) terdiri 3 suku, suku pertama adalah nama marga, suku ke2 
adalah nama generasi, seangkatan didalam keluarga garis ayah dan suku ke-3, 
nama dia sendiri. Hanya saja seiring dengan perkembangan jaman, tradisi 
penamaan demikian juga terjadi perubahan, ada orang yang suka suku ke-2 untuk 
nama sendiri dan suku-3 nama generasi keluarga, ... bahkan menjadi lebih banyak 
yang gunakan 2 suku saja. Nama marga kemudian nama sendiri.

  Kalau ditanya dari mana sumbernya, saya tidak bisa jawab. Itulah pengetahuan 
yang ada dikepala saya saja. Yang mungkin juga ada kesalahan, dan bisa 
dibetulkan kawan lain. Heheheee, ...

  Salam,
  ChanCT

- Original Message - 
From: qhuqwayz_aja 
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
Sent: Wednesday, September 17, 2008 6:13 AM
Subject: [budaya_tionghua] Bagaimana identitas hoakiau di Indonesia saat 
ini?


Halo semua, maaf ya kl saya banyak bertanya, maklum lg skripsi,
hehehe^_ ^

Kalau saya boleh tau, bagaimana identitas hoakiau (Tionghoa
Perantauan) di Indonesia saat ini?

Apakah seseorang yg lahir di Tiongkok tetapi sudah bertahun2 tinggal
di Indonesia masih bisa memiliki sebutan identitas sebagai seorang
Hoakiau? 

Re: [budaya_tionghua] Bagaimana identitas hoakiau di Indonesia saat ini?

2008-09-17 Terurut Topik Mita Melati
Kalau yg udah punya SBKRI itu yg udh pasti punya nama Indonesia yg dilebur dari 
nama marga y (misal'y Tan Han Ju jadi Johan Tanujaya)?
Trs mo nanya lg, Fy Zhou udh pernah nonton film The Photograph blm (cast'y Lim 
Kay Tong, Shanty, Lukman Sardi, Indy Barends, sutradara'y Nan T Achnas)? Kl 
udh, mau tanya, tokoh Johan di film itu disebut hoakiau, huaren atau huayi? Dia 
nulis nama dia di sebuah foto ada 3 jenis, nama dlm tulisan kanji, Tan Han Ju, 
dan Johan Tanujaya. Kl seperti itu jd sebutan'y bgmn?

Terimakasih...^_^



- Original Message 
From: Fy Zhou [EMAIL PROTECTED]
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Wednesday, September 17, 2008 1:56:26 PM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Bagaimana identitas hoakiau di Indonesia saat 
ini?


Lho. kalau sudah memiliki skbri berarti sudah WNI, sudah jelas tak lagi disebut 
Hoakiau, walaupun datang ke Indonesianya baru setahun misalnya. istilah2 ini 
hanya dilihat dari segi hukum, tak ada kaitan dng isi hati orang atau niatan2 
tersembunyi, seorang Tionghoa WNI yang sudah kembali ke RRT misalnya, sebelum 
dia melepaskan status WNInya ya tetap saja disebut Hoaren, bukan hoakiauw atau 
Zhongguo ren. 
 

--- On Wed, 9/17/08, Mita Melati qhuqwayz_aja@ yahoo.com wrote:

From: Mita Melati qhuqwayz_aja@ yahoo.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Bagaimana identitas hoakiau di Indonesia saat 
ini?
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Date: Wednesday, September 17, 2008, 5:41 AM


Terimakasih jawabannya.. .^_^

Tapi masih ada yg mau ditanyain b'kaitan ma jawaban anda...

Kalau org Tionghoa yang merantau ke Indonesia tersebut sudah memiliki nama 
Indonesia akibat SBKRI,  ia masih bs dibilang hoakiau atau sudah menjadi 
huaren? Sekalipun ia berniat ingin kembali ke Tiongkok?



Recent Activity
*  35
New MembersVisit Your Group 
Need traffic?
Drive customers
With search ads
on Yahoo!
Y! Messenger
Send pics quick
Share photos while
you IM friends.
Yahoo! Groups
Familyographer Zone
Join a group and
share your pictures.
.. 
  



  

Re: [budaya_tionghua] Ureca dan Ubaya??

2008-09-17 Terurut Topik ChanCT
Yang saya atau, Ubaya singkatan Universsitas Surabaya itu dahulu sebelum G30S 
1965, adalah URECA (Universitas Res Publica) yang diselenggarakan oleh BAPERKI. 
Dan, karena BAPERKI oleh Soeharto dituduh bernaung pada PKI, jadi termasuk 
organisasi yang harus dilarang, maka URECA dibubarkan dan yang di Surabaya jadi 
Ubaya, sedang URECA yang di Jakarta jadi Trisakti.

Salam,
ChanCT
 
  - Original Message - 
  From: hdi_gesang 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, September 17, 2008 1:34 PM
  Subject: [budaya_tionghua] Ureca dan Ubaya??


  hallo, apa kabar semuanya??

  disini saya ingin menanyakan, mungkin ada yang tahu lebih dalam mengenai 

  hubungan antara Ureca (Universitas Res Publica) dengan Ubaya 

  (Universitas Surabaya).

  mohon informasinya.

  thx 


  

  .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

  .: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :.

  .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

  .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.

  Yahoo! Groups Links





--



  Internal Virus Database is out of date.
  Checked by AVG. 
  Version: 8.0.169 / Virus Database: 270.6.17/1655 - Release Date: 2008/9/5 
_U__ 07:05


Re: [budaya_tionghua] Re: Bagaimana identitas hoakiau di Indonesia saat ini?

2008-09-17 Terurut Topik ChanCT
Yongde Xiong,

Rupanya orang Hakka, ya. Nampaknya tidak semua orang Hakka gunakan tradisi nama 
suku-3 sebagai nama generasi, lha istri saya yang juga orang Hakka, tetap 
gunakan tradisi suku-2 nama generasi, kok. Begitu juga beberapa sahabat saya 
yang orang Hakka, malah jarang yang gunakan suku-2 sebagai nama sendiri. 
Sepertinya, perkembangan kemudian, tidak lagi keras bertahan pada tradisi, suka 
orang-tua yang kasih nama anaknya saja, ya. Dan, perkembangan lebih lanjut, 
makin banyak orang gunakan nama 2 suku saja.

Salam,
ChanCT

  - Original Message - 
  From: Hendri Irawan 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, September 17, 2008 12:53 PM
  Subject: [budaya_tionghua] Re: Bagaimana identitas hoakiau di Indonesia saat 
ini?


  Tambahan saja,

  Untuk orang Hakka, nama generasi ada di huruf ketiga. Seperti saya,
  nama generasinya adalah De. Semua anak laki-laki dalam keluarga yang
  saya yang satu generasi namanya selalu Marga-Nama-De.

  Hormat saya,

  Yongde

  --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ChanCT [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
   Mita yb,
   
   Orang yang lahir di TIongkok dan puluhan tahun hidup di Indonesia,
  kalau dia masih pertahankan kewarganegaraa TIongkok, dinamakan Huakiao
  (Perantau Tionghoa), tapi, ... kalau dia sudah naturalisasi jadi
  Warganegara Indonesia statusnya berubah jadi Huaren, yang bisa disebut
  Tionghoa di Indodnesia.
   
   Jadi, bagi Tionghoa yang merupakan rakyat Tiongkok, biasa disebut
  orang Tiongkok (Zhong Guo Ren), yang jelas membawakan pengertian
  warganegara TIongkok-nya, disana tidak biasa disebut Zhong Hua Ren
  (orang TIonghoa). Tionghoa biasa digunakan untuk sebutan bansa, bangsa
  Tionghoa (Zhong Hua Min Zhu), budaya Tionghoa (Zhong Hua wen Hua).
   
   Ya, rakyat TIongkok masih banyak yang mempertahankan tradisi kunonya
  yang sudah berlangsung ribuan tahun, meninggal tetap ingin dikubur di
  dalam tanah. Dan untuk penghematan dan kesehatan, cara kremasi
  jenasah, setelah membakar jadi abu, abunya itulah yang dikuburkan di
  tanah. Jadi, kubuarannya berbentuk kecil saja. Dengan foto dan nama
  bhs. Tionghoa yang meninggal. 
   
   Sebutan nama 3 suku, itu mungkin hanya di Indonesia saja, karena
  nama Tionghoa (tradisi) terdiri 3 suku, suku pertama adalah nama
  marga, suku ke2 adalah nama generasi, seangkatan didalam keluarga
  garis ayah dan suku ke-3, nama dia sendiri. Hanya saja seiring dengan
  perkembangan jaman, tradisi penamaan demikian juga terjadi perubahan,
  ada orang yang suka suku ke-2 untuk nama sendiri dan suku-3 nama
  generasi keluarga, ... bahkan menjadi lebih banyak yang gunakan 2 suku
  saja. Nama marga kemudian nama sendiri.
   
   Kalau ditanya dari mana sumbernya, saya tidak bisa jawab. Itulah
  pengetahuan yang ada dikepala saya saja. Yang mungkin juga ada
  kesalahan, dan bisa dibetulkan kawan lain. Heheheee, ...
   
   Salam,
   ChanCT
   
 - Original Message - 
 From: qhuqwayz_aja 
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
 Sent: Wednesday, September 17, 2008 6:13 AM
 Subject: [budaya_tionghua] Bagaimana identitas hoakiau di
  Indonesia saat ini?
   
   
 Halo semua, maaf ya kl saya banyak bertanya, maklum lg skripsi,
 hehehe^_^
   
 Kalau saya boleh tau, bagaimana identitas hoakiau (Tionghoa
 Perantauan) di Indonesia saat ini?
   
 Apakah seseorang yg lahir di Tiongkok tetapi sudah bertahun2 tinggal
 di Indonesia masih bisa memiliki sebutan identitas sebagai seorang
 Hoakiau? Atau ia sudah menjadi Huaren? 
   
 Apakah orang Tionghoa yang di Tiongkok sana yang telah meninggal dan
 memiliki foto kematian untuk disimpan di altar, menuliskan namanya di
 foto dengan tulisan kanji saja atau dengan nama tiga suku kata-nya
 (sebutan istilah untuk nama tiga suku kata ini apa ya? hehehe)?
   
 Kalau boleh, saya ingin tahu juga sumber2 jawaban dari pertanyaan saya
 ini...
   
 Mohon bantuannya...^_^
   
 Terimakasih...
   
 Hormat saya,
 -Mita-
   
   
 
   
 .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.
   
 .: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :.
   
 .: Pertanyaan? Ajukan di
  http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.
   
 .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.
   
 Yahoo! Groups Links
   
   
   
   
   
  
  --
   
   
   
 Internal Virus Database is out of date.
 Checked by AVG. 
 Version: 8.0.169 / Virus Database: 270.6.17/1655 - Release Date:
  2008/9/5 _U__ 07:05
  



  

  .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

  .: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :.

  .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

  .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.

  Yahoo! Groups Links



[budaya_tionghua] Asal marga Yang (#26472;)

2008-09-17 Terurut Topik hyu_shiratori
Saya mw bertanya sama Laoshi-laoshi disini =P .. hehe ..
Maraga Yang (#26472;) yg artinya Sunlight(bercahaya) berasal dari daerah
mana ya?
Kalau tidak salah Ayah dari Kakek saya di pihak ibu ( Bermarga Yang )
berasal dari YUNNAN. Apakah marga Yang memang berasal dari Yunnan?

#35874;#35874;#20320;#20204;#30340;#24110;#21161; ^__^



[budaya_tionghua] Re: Bagaimana identitas hoakiau di Indonesia saat ini?

2008-09-17 Terurut Topik ardian_c
rasanya gak begitu yong, gw punya nama generasi di ke3 tapi bokap gw
di ke2 , ngkong gw ke3 , anak gw ke 2.
trus jg semua anak perempuannya ada nama generasi. Ya lumayan sih buat
cari tau sdr apa bukan , sayangnya banyak yg seangkatan gw dah gak
pake nama generasi buat anak2nya malah banyak yg gak ada nama tionghoanya.

rasanya gak semua org khe pake nama generasi ke 3 or tergantung waktu
nama generasi itu dibikin pertama kali ?

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Hendri Irawan [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Tambahan saja,
 
 Untuk orang Hakka, nama generasi ada di huruf ketiga. Seperti saya,
 nama generasinya adalah De. Semua anak laki-laki dalam keluarga yang
 saya yang satu generasi namanya selalu Marga-Nama-De.
 
 Hormat saya,
 
 Yongde
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ChanCT SADAR@ wrote:
 
  Mita yb,
  
  Orang yang lahir di TIongkok dan puluhan tahun hidup di Indonesia,
 kalau dia masih pertahankan kewarganegaraa TIongkok, dinamakan Huakiao
 (Perantau Tionghoa), tapi, ... kalau dia sudah naturalisasi jadi
 Warganegara Indonesia statusnya berubah jadi Huaren, yang bisa disebut
 Tionghoa di Indodnesia.
  
  Jadi, bagi Tionghoa yang merupakan rakyat Tiongkok, biasa disebut
 orang Tiongkok (Zhong Guo Ren), yang jelas membawakan pengertian
 warganegara TIongkok-nya, disana tidak biasa disebut Zhong Hua Ren
 (orang TIonghoa). Tionghoa biasa digunakan untuk sebutan bansa, bangsa
 Tionghoa (Zhong Hua Min Zhu), budaya Tionghoa (Zhong Hua wen Hua).
  
  Ya, rakyat TIongkok masih banyak yang mempertahankan tradisi kunonya
 yang sudah berlangsung ribuan tahun, meninggal tetap ingin dikubur di
 dalam tanah. Dan untuk penghematan dan kesehatan, cara kremasi
 jenasah, setelah membakar jadi abu, abunya itulah yang dikuburkan di
 tanah. Jadi, kubuarannya berbentuk kecil saja. Dengan foto dan nama
 bhs. Tionghoa yang meninggal. 
  
  Sebutan nama 3 suku, itu mungkin hanya di Indonesia saja, karena
 nama Tionghoa (tradisi) terdiri 3 suku, suku pertama adalah nama
 marga, suku ke2 adalah nama generasi, seangkatan didalam keluarga
 garis ayah dan suku ke-3, nama dia sendiri. Hanya saja seiring dengan
 perkembangan jaman, tradisi penamaan demikian juga terjadi perubahan,
 ada orang yang suka suku ke-2 untuk nama sendiri dan suku-3 nama
 generasi keluarga, ... bahkan menjadi lebih banyak yang gunakan 2 suku
 saja. Nama marga kemudian nama sendiri.
  
  Kalau ditanya dari mana sumbernya, saya tidak bisa jawab. Itulah
 pengetahuan yang ada dikepala saya saja. Yang mungkin juga ada
 kesalahan, dan bisa dibetulkan kawan lain. Heheheee, ...
  
  Salam,
  ChanCT
  
- Original Message - 
From: qhuqwayz_aja 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
Sent: Wednesday, September 17, 2008 6:13 AM
Subject: [budaya_tionghua] Bagaimana identitas hoakiau di
 Indonesia saat ini?
  
  
Halo semua, maaf ya kl saya banyak bertanya, maklum lg skripsi,
hehehe^_^
  
Kalau saya boleh tau, bagaimana identitas hoakiau (Tionghoa
Perantauan) di Indonesia saat ini?
  
Apakah seseorang yg lahir di Tiongkok tetapi sudah bertahun2 tinggal
di Indonesia masih bisa memiliki sebutan identitas sebagai seorang
Hoakiau? Atau ia sudah menjadi Huaren? 
  
Apakah orang Tionghoa yang di Tiongkok sana yang telah meninggal dan
memiliki foto kematian untuk disimpan di altar, menuliskan
namanya di
foto dengan tulisan kanji saja atau dengan nama tiga suku kata-nya
(sebutan istilah untuk nama tiga suku kata ini apa ya? hehehe)?
  
Kalau boleh, saya ingin tahu juga sumber2 jawaban dari
pertanyaan saya
ini...
  
Mohon bantuannya...^_^
  
Terimakasih...
  
Hormat saya,
-Mita-
  
  

  
.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.
  
.: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :.
  
.: Pertanyaan? Ajukan di
 http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.
  
.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.
  
Yahoo! Groups Links
  
  
  
  
  
 

--
  
  
  
Internal Virus Database is out of date.
Checked by AVG. 
Version: 8.0.169 / Virus Database: 270.6.17/1655 - Release Date:
 2008/9/5 _U__ 07:05
 





[budaya_tionghua] Re: Kue Ku Terigu

2008-09-17 Terurut Topik David Kwa
Wah, ga tau ya dimana ada jual, sebab biasanya sih orang bikin sendiri. 
Coba aja cari ke tukang kue basah ala peranakan di pasar Kampung Bebek, 
Angke Indah, Jakarta Barat, mungkin di sana ada. Tapi sebaiknya pagi-
pagi jam 6...

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Haryadi Theng 
[EMAIL PROTECTED]  wrote:

wah, kembali ke soal kue ku, ternyata ada yang dari terigu dan isi 
kentang ya? klo di jakarta bisa dibeli dimana ya ko David? pengen 
nyobain.. hehehehe




Re: [budaya_tionghua] Bagaimana identitas hoakiau di Indonesia saat ini?

2008-09-17 Terurut Topik Fy Zhou
Saya mau nonton Photograp belum kesampaian nih.
 
Tapi logikanya begini: Jika Johan punya nama Indonesia resmi, pasti dia sudah 
WNI, jadi tak bisa disebut hoakiau lagi. lain halnya kalau nama Indonesia ini 
hanya sekedar aksi2an. hanya punya nama tionghoa juga belum masih WNA lho, Kwik 
Kian Gie jelas WNI.dia bukan lagi Hoakiau. Papa saya almarhum yang masih WNA 
baru bisa disebut Hoakiauw.zaman sekarang Hoakiauw lama sudah berkurang, 
diganti dng hoakiuw baru yang baru datang dari RRT.


--- On Wed, 9/17/08, Mita Melati [EMAIL PROTECTED] wrote:

From: Mita Melati [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [budaya_tionghua] Bagaimana identitas hoakiau di Indonesia saat 
ini?
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Wednesday, September 17, 2008, 7:11 AM








Kalau yg udah punya SBKRI itu yg udh pasti punya nama Indonesia yg dilebur dari 
nama marga y (misal'y Tan Han Ju jadi Johan Tanujaya)?
Trs mo nanya lg, Fy Zhou udh pernah nonton film The Photograph blm (cast'y Lim 
Kay Tong, Shanty, Lukman Sardi, Indy Barends, sutradara'y Nan T Achnas)? Kl 
udh, mau tanya, tokoh Johan di film itu disebut hoakiau, huaren atau huayi? Dia 
nulis nama dia di sebuah foto ada 3 jenis, nama dlm tulisan kanji, Tan Han Ju, 
dan Johan Tanujaya. Kl seperti itu jd sebutan'y bgmn?

Terimakasih. ..^_^



- Original Message 
From: Fy Zhou [EMAIL PROTECTED] com
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Sent: Wednesday, September 17, 2008 1:56:26 PM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Bagaimana identitas hoakiau di Indonesia saat 
ini?








Lho. kalau sudah memiliki skbri berarti sudah WNI, sudah jelas tak lagi disebut 
Hoakiau, walaupun datang ke Indonesianya baru setahun misalnya. istilah2 ini 
hanya dilihat dari segi hukum, tak ada kaitan dng isi hati orang atau niatan2 
tersembunyi, seorang Tionghoa WNI yang sudah kembali ke RRT misalnya, sebelum 
dia melepaskan status WNInya ya tetap saja disebut Hoaren, bukan hoakiauw atau 
Zhongguo ren. 
 

--- On Wed, 9/17/08, Mita Melati qhuqwayz_aja@ yahoo.com wrote:

From: Mita Melati qhuqwayz_aja@ yahoo.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Bagaimana identitas hoakiau di Indonesia saat 
ini?
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Date: Wednesday, September 17, 2008, 5:41 AM






Terimakasih jawabannya.. .^_^

Tapi masih ada yg mau ditanyain b'kaitan ma jawaban anda...

Kalau org Tionghoa yang merantau ke Indonesia tersebut sudah memiliki nama 
Indonesia akibat SBKRI,  ia masih bs dibilang hoakiau atau sudah menjadi 
huaren? Sekalipun ia berniat ingin kembali ke Tiongkok?






Recent Activity


 35
New MembersVisit Your Group 


Need traffic?
Drive customers
With search ads
on Yahoo!

Y! Messenger
Send pics quick
Share photos while
you IM friends.

Yahoo! Groups
Familyographer Zone
Join a group and
share your pictures.
.. 


 














  

Balasan: [budaya_tionghua] Re: OOT: Hobby : Games Samkok 11

2008-09-17 Terurut Topik Joe Sinatra

Dear Mas Purnama

Kalau memang bisa dibantu mohon kiranya dapat
dikirimkan file romance of three kingdom 11, karena
saya juga penggemar permainan ini.

Saya sudah bermain dari Romance Three Kingdom versi
pertama sampai versi IV.

Terima kasih mas atas bantuannya.

Salam,
Hanto
--- Purnama Sucipto Gunawan [EMAIL PROTECTED]
menulis:

 Maaf Disundul lagi.
 Karena Sudah Ada Romance Three Kingdom Versi Bahasa
 Inggris sudah di
 Release. Kepastian itu Saya sudah pastikan terlebih
 dahulu kebenaran
 beritanya.
 
 Maka Anda bisa Cari Games ini tanpa Patch, Hanya
 Cracknya saja, Jadi
 tidak perlu Patch bahasa inggris untuk games ini,
 
 Saya ingin menambahkan sedikit info minimum
 Requarment untuk game ini
 
 1. Pentium 3 1000 MHZ.
 3. Vga Card 32 Mb
 4. Hardisk 1,3 mega.
 
 Terimakasih;
 Kalau anda mengingin kan download sendiri anda bisa
 meminta saya file
 u torentnya. nanti saya kirim. 
 
 
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Purnama
 Sucipto Gunawan
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Temen -temen semilis; yang sehobi sama g.
  Boleh boleh aja dikusi hoby kita disinikan.
  Kebetulan KOEI perusahaan games dari jepang
 mengeluarkan Romance three
  kingdom 11 versi bahasa inggris nanti bulan 7.
 Sebagai kita ketahui
  KOEI dengan Produk unggulannya Samkok ini
 membooming kemana -mana.
  Kenapa saya bahas ke 11. Karena saya lebih senang
 games strategy
  berasal di pc. Karena samkok Linggis versi
 sebelumnya di PS (dan
  dimonopoli PS doang; yang ini bikin g keki; kalo
 ada di PC itu juga
  bahasa Jepun, hik kayak musti les bahasa jepun).
 Sekian lamenye dari
  Versi samkok 4 di PC si KOEI ngak keluarin
 lanjutannya sampai ke 11
  baru muncul (Rese emang padahal g juga mau
 nyobain, maklum g kgk beli
  PS2, Karena g trauma ama konsole, beli ngak bisa
 dijual ulang,
  he...he...). Buat temen temen pengen beli ini game
 jangan beli
  sekarang punya kalo bilang ada samkok 11 pake
 linggis punya. BOOONG!.
  Kalo dibilang ada patchnya itu mengubah dari
 jepang ke linggis Jangan
  coba -coba compie loe bisa - bisa eror gara-gara
 nyoba sebarangan
  patch. Mendingan loe nunggu bulan 7. Kalo bulan 7
 punya itu udah
  beneran linggis.
  
  KOEI sangat dominan dengan produknya yang satu ini
 sampe - sampe Ke
  produk Internasional. 
  
  Doeloe KOEI keluarain produknya bernama Bandit
 king yang diambil dari
  kisah 108 pendekar liang shan pada tahun 80-an.
 Sayangnya gak
  dilajutkan versi lingisnya (g main itu juga jaman
 g masih sma tahu
  90an, gembel sih dibanding ps1, tapi gembel gembel
 g juga suka, g
  taunya dari kk yang suka games strategy). KOEI
 jgao banget bikin game
  kalo dari sejarah timur khususnya. Produknya koei
 yang membooming
  lainya adalah Dynasty Warior dan dinasti empire.
 Game ini buat loe
  orang stress terutama yang abis debat kusir bikin
 loe gila. Obatnya
  game dynasty warior cocok buat pelampiasan stress
 loe =)). Bantai
  orang di game kan lebih asik ilang stress. (g
 bercanda, tapi coba
  boleh juga :)).
  
  Selain itu KOEI juga keluarin namanya Nobunaga
 Ambition nah ini die.
  Yang ini produk ke dua unggulan KOEI, G juga suka
 ama ini game, Basic
  cerita diambil dari buku Taiko (kebetulan g juga
 suka ama nih buku).
  Dan sangat lucunya ada games judulnya Dynasty
 warior Orochi. Kacau
  Guy's Masak Jaman samkok ketemu Jaman Shogun
 kebayang ngak ?. Kalo mao
  coba silakan ceritanye ngayal punya :)).
  
  KOEI juga keluarain yang namanya Gengis Kahn lokh
 tapi ngak pernah di
  lanjutin lagi :((. (sedih g). Nah kalo Temen
 -temen suka games
  strategy kayak g boleh deh bahas. Dulu mantan
 modie BT juga suka main
  games strategy bahas di BT. Gamesnya namenye
 Emperor ( g dah main).
  Postingannya masih nyangkut disini kok :))
 
 
 
 



  
___
Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru.
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. 
Cepat sebelum diambil orang lain!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/



Re: [budaya_tionghua] Re: Bagaimana identitas hoakiau di Indonesia saat ini?

2008-09-17 Terurut Topik BUD'S 1
He he he, Anak2nya Tjong A Fie dan Anak2nya Abangnya Tjong A Fie ( Tjong Yun
Hian / Dulu dipakai sebagai nama jalan di Medan dan sekarang sudah diganti
jadi JL. Cirebon ) nama suku ketiganya pada sama semua. Tapi Cucu dan Cicit
mereka nama suku Ketiganya sama dan Mereka juga orang Hakka, jadi tidak
semua orang Hakka sama seperti anda.

Anak2 Mereka semua suku ketiganya Liung ( Naga dalam Dialek Hakka )
Cucu2 Mereka semua suku keduanya Tung ( Timur dalam Dialek Hakka )
Cicit2 Mereka semua suku keduanya Hung ( yang ini ngak tau deh artinya, tapi
yang pasti bukan merah, biasa disebut tulisannya   San Tien Sui Tek Hung 
= Tiga titik air punya hung )

On 9/17/08, Hendri Irawan [EMAIL PROTECTED] wrote:

   Tambahan saja,

 Untuk orang Hakka, nama generasi ada di huruf ketiga. Seperti saya,
 nama generasinya adalah De. Semua anak laki-laki dalam keluarga yang
 saya yang satu generasi namanya selalu Marga-Nama-De.

 Hormat saya,

 Yongde

 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com budaya_tionghua%40yahoogroups.com,
 ChanCT [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Mita yb,
 
  Orang yang lahir di TIongkok dan puluhan tahun hidup di Indonesia,
 kalau dia masih pertahankan kewarganegaraa TIongkok, dinamakan Huakiao
 (Perantau Tionghoa), tapi, ... kalau dia sudah naturalisasi jadi
 Warganegara Indonesia statusnya berubah jadi Huaren, yang bisa disebut
 Tionghoa di Indodnesia.
 
  Jadi, bagi Tionghoa yang merupakan rakyat Tiongkok, biasa disebut
 orang Tiongkok (Zhong Guo Ren), yang jelas membawakan pengertian
 warganegara TIongkok-nya, disana tidak biasa disebut Zhong Hua Ren
 (orang TIonghoa). Tionghoa biasa digunakan untuk sebutan bansa, bangsa
 Tionghoa (Zhong Hua Min Zhu), budaya Tionghoa (Zhong Hua wen Hua).
 
  Ya, rakyat TIongkok masih banyak yang mempertahankan tradisi kunonya
 yang sudah berlangsung ribuan tahun, meninggal tetap ingin dikubur di
 dalam tanah. Dan untuk penghematan dan kesehatan, cara kremasi
 jenasah, setelah membakar jadi abu, abunya itulah yang dikuburkan di
 tanah. Jadi, kubuarannya berbentuk kecil saja. Dengan foto dan nama
 bhs. Tionghoa yang meninggal.
 
  Sebutan nama 3 suku, itu mungkin hanya di Indonesia saja, karena
 nama Tionghoa (tradisi) terdiri 3 suku, suku pertama adalah nama
 marga, suku ke2 adalah nama generasi, seangkatan didalam keluarga
 garis ayah dan suku ke-3, nama dia sendiri. Hanya saja seiring dengan
 perkembangan jaman, tradisi penamaan demikian juga terjadi perubahan,
 ada orang yang suka suku ke-2 untuk nama sendiri dan suku-3 nama
 generasi keluarga, ... bahkan menjadi lebih banyak yang gunakan 2 suku
 saja. Nama marga kemudian nama sendiri.
 
  Kalau ditanya dari mana sumbernya, saya tidak bisa jawab. Itulah
 pengetahuan yang ada dikepala saya saja. Yang mungkin juga ada
 kesalahan, dan bisa dibetulkan kawan lain. Heheheee, ...
 
  Salam,
  ChanCT
 
  - Original Message -
  From: qhuqwayz_aja
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com budaya_tionghua%40yahoogroups.com
  Sent: Wednesday, September 17, 2008 6:13 AM
  Subject: [budaya_tionghua] Bagaimana identitas hoakiau di
 Indonesia saat ini?
 
 
  Halo semua, maaf ya kl saya banyak bertanya, maklum lg skripsi,
  hehehe^_^
 
  Kalau saya boleh tau, bagaimana identitas hoakiau (Tionghoa
  Perantauan) di Indonesia saat ini?
 
  Apakah seseorang yg lahir di Tiongkok tetapi sudah bertahun2 tinggal
  di Indonesia masih bisa memiliki sebutan identitas sebagai seorang
  Hoakiau? Atau ia sudah menjadi Huaren?
 
  Apakah orang Tionghoa yang di Tiongkok sana yang telah meninggal dan
  memiliki foto kematian untuk disimpan di altar, menuliskan namanya di
  foto dengan tulisan kanji saja atau dengan nama tiga suku kata-nya
  (sebutan istilah untuk nama tiga suku kata ini apa ya? hehehe)?
 
  Kalau boleh, saya ingin tahu juga sumber2 jawaban dari pertanyaan saya
  ini...
 
  Mohon bantuannya...^_^
 
  Terimakasih...
 
  Hormat saya,
  -Mita-
 
 


 .

 



[budaya_tionghua] Re: Menjadi Tionghoa atau Kristen

2008-09-17 Terurut Topik Mulyawan Lie
From: budaya_tionghua@ yahoogroups. com

[mailto:budaya_tionghua@ yahoogroups. com] On Behalf Of Mulyawan Lie

Sent: 16 September 2008 21:40

To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com

Subject: [budaya_tionghua] Re: Menjadi Tionghoa atau Kristen



sdr Dada yg lagi sewot,


Dada : 



Budaya di bonsai klo belum apa2 anda sudah alergi dan gemar sekali

membicarakan keburukan umat agama lain



Budaya korea pun di pengaruhi oleh KHC di masa lampau , jadi agama dan

budaya korea pun impor punya khan? Terus klo sekarang banyak yang Kristen,

apa sih masalah anda..



Dada : Saya jadi ragu orang yang merasa berbudaya , tapi penuh dengan

negative thinking seperti anda..



Sudah saya katakan, jika anda tidak setuju sekolah katolik yah tidak perlu

masuk ..tidak ada yang memaksa anda , anda bujuk saja rekan2 seagama anda

untuk mendirikan sekolah yang layak dan terjangkau ? anda bisa?


inilah sikap mentang-mentang. Bung, leluhur kita sudah kasih nasehat : ojo 
dumeh!
emang
demikianlah landasan niat mereka mendirikan sekolah.sekali lagi bukan
untuk mencerdaskan manusia agar terbebas dari kebodohan d kemiskinan
tetapi untuk apa? betul! untuk mempengaruhi orang ato bangsa lain
seperti yg mereka mau!
harus
kita pahami tidak ada tulusan yg ada nafsu megalomania.semua itu
dilakukan tentunya dengan senyuman monalisa dgn tutur kata yg mungkin
mendayu dayu
kondisi ini tentu tidak sesuai dgn nation building yg kita citakan bersama.
alangkah indahnya bila sekolah sungguh2 menjadi fasilitas sosial dan
 umum.
mentang...mentang.
kaga heran kalo yg muncul itu adalah orang orang seperti Lee Hyung
Bak.hal itu terjadi (orang kristen agresif- represif) itu bukan ulah
pastor ato pendetanya, emang ada rujukan di 'textbook'nya.masalah bukan
diorangnya tapi mungkin di 'textbook'nya. kalo berani jujur,ente
setujukan?


kenape sih banyak orang rela mati untuk sesuatu yg gak jelas,tahayul?


kenape gak kita rela mati demi mengentaskan kemiskinan,kebodohan?
Dada : 



Menyedihkan jika anda lupa RRT meminjam falsafah barat sebagai ideology

mereka ...dan sekarang RRT menjadi raksasa...


masa iya sih .
bung Dada yg baik,nyebut.. nyebut. say goodbye to TAHAYUL. pulang ke habitat 
asal, nikmati indahnya
kazanah kedalaman falasafah leluhur.ada yg kurang? kita -pewaris budaya
leluhur- perbaiki tanpa menghilangkan akarnya apalagi mencampakkannya.





agama gak ada yg ada budaya.

Mulyawan Lie

-
sdr Dada yg lagi sewot,



makasih untuk tanggapan ente.

sori berat kalo merasa jadi sasaran tembak, sama sekali engga lo, malah
kalo mo dirasa anggep aja jadi sasaran pelok.(don mek it too personal).

ok, bang dada. budaya mana bisa dibonsai ? budaya sedinamis akal-budi
manusia, jadi inget lagu jerman yg jaman hitler dilarang  die Gedanken
sind frei .

masalah, ada budaya(agama) yg ansich terbuka dan celakanya ada yg
tertutup karena dianggap absolut.tanya kaum etnolog kristenisasi
didunia.

pendapetan ane, fundamentalis itu baik2 aja, cilaka kalo jadi
radikal-agresif- represif seperti presiden Lee Myong Bak itulah
contohnya yg sekarang masih jadi serius di korea selatan.aktor
intelektualnya di amerika sana sih senyum2 aja kali ya. VIhara cagar
budaya bangsa korsel dibakar, bendera nasional mo diganti karena ada pat

kwanya, mo kerja ato dapet proyek harus masuk kristen, dll . apakah
kondisi indonesia sdh demikian, khususnya yg dialami oleh warga suku
tionghoa?

ente tahukan beberapa misionaris korea yg pendetanya dipenggal di
afganistan ? kenape hal itu terjadi karena mereka kesana tidak dgn hati
yg setulus2nya ingin menyebarkan cinta kasih universal (chi pei), lebih
banyak keserakahannya untuk 'membuat orang2 haiden itu menjadi seperti
mereka'.kalo kompas sih gak heran, bilangnya misi kemanusiaan.

soal sekolah/pendidikan yg disampein encing Sur, niat dasarnya sama
juga bukan cinta kasih universal: sekolah didirikan utamanya bukan
untuk mencerdaskan orang lain,tidak lain tidak bukan sekali lagi untuk
'membuat orang2 haiden itu menjadi seperti mereka'.

ente setuju ?, kalo hal itu terjadi (orang kristen agresif- represif) itu bukan



ulah pastor ato pendetanya, emang ada rujukan di 'textbook'nya.



masalah bukan diorangnya tapi mungkin di 'textbook'nya 

kitab yg konon dianggap suci itu adalah hasil karya manusia,produk budaya. 

agama gak ada yang ada budaya.



kenape sih banyak orang rela mati untuk sesuatu yg gak jelas,tahayul?

kenape gak kita rela mati demi mengentaskan kemiskinan,kebodoha n?

kita hidup sekarang memang masih di jaman dominasi barat.kalo pintar
ayo kita serap budaya adihulung,yg baik dari semua bangsa yg ada, untuk
memperkaya budaya kita.

termasuk budaya barat tentunya, semisal teknologi, Teknologi Inpormasi
Komunikasi, kedokteran, dll. sedangkan ilmu filsafat/budaya= agama ?
mungkin kita orang asia lebih unggul,lebih mendalam, lebih maju.setuju?
jangan salah ngambil, bang.

say goodbye to TAHAYUL. pulang ke habitat asal, nikmati indahnya
kazanah kedalaman falasafah leluhur.ada yg kurang? 

Re: [budaya_tionghua] PERINGATAN : Diskusi Tionghoa dan Imlek

2008-09-17 Terurut Topik Liquid Yahoo
Lalu kalo gitu knapa tadi di loloskan postingannya? Jika di loloskan 
berarti di setujui, tapi knapa setelah di setujui lalu di kasih peringatan? 
Kalo mao juga dari awal postingannya ga di lolosin



- Original Message - 
From: zhonghua_wenhua [EMAIL PROTECTED]
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Wednesday, 17 September, 2008 02:02
Subject: [budaya_tionghua] PERINGATAN : Diskusi Tionghoa dan Imlek


 Kepada sdr.Agoenk dan rekan-rekan lain,

 kami mengharapkan agar diskusi dilakukan dengan tertib, memberikan
 argumen yang jelas dan baik.

 Hindarilah ketegangan yang bersifat memicu perpecahan dan juga hindari
 penyerangan pribadi.

 Mohon perhatian dari segenap member di milist ini dan mari kita semua
 bersama-sama menjaga ketertiban milist ini.




 Moderator


 

 .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

 .: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :.

 .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

 .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.

 Yahoo! Groups Links



 




[budaya_tionghua] Re: Menjadi Tionghoa atau Kristen

2008-09-17 Terurut Topik RM Danardono HADINOTO
Pertanyaan pertanyaan yang mudah dijawab pak bagyo:



--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tantono Subagyo 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Pak Danardono yth,
 Saya jadi agak bingung, jadi saya minta contoh yang nyata.  
Bagaimana jika seorang Papua meninggalkan budaya pakai koteka, 
animisme dan masuk Kristen, apakah ybs juga dapat disebutkan 
seorang besar.  

*** Seorang Papua yang masuik Kristen, tidak besar tidak kecil. OK OK 
saja. Tetap pada budayanya juga sebenarnya harus kita terima.


Kalau difikir begini maka orang Indonesiapun yang menjadi Islam ya 
meninggalkan budaya spiritual nenek moyang dong ??.  

 100%! Akidah Islam mengkondisikan ke-khaffah-an dalam 
menjalankan perintah agama, termasuk ritual. Ritual yang ditentukan 
nabi Muhammad dari basis budaya Semit yang menjadi acuan. Dari 
pemahaman Trimurti diubah menjadi azas ajaran Ibrahim. Yes.



Lalu saya ingin tanya apakah sekarang RRC yang komunis itu
 masih dianggap sebagai bangsa yang besar karena kenyataannya mereka 
toh meninggalkan budaya leluhur dan menggantikan-nya dengan 
komunisme ?

 Best regards, Tantono Subagyo


*** Ini pertanyaan paling mudah. Kali pak Bagyo belajar ilmu Politik 
dan kemasyarakatan, akan tahu, kalau KOMUNISME itu BUKAN budaya 
tetapi system. Budaya tetap berbeda. Misalnya negara Marxist Cuba, 
negara Marxist Vietnam, negara Marxist Tiongkok BERBEDA latarbelakang 
budayanya. Juga aliran Marxisme Rusia yang dirintis Lenin dan kawan 
akwan, berbeda budayanya denga Marxisme yang dijalankan Maozedong. 
Tetapi ini system sama.

Di Tiongkok kini dan dahulu masih tetap tegak vihara Shiaolin. Juga 
Mahayana Tiongkok masih utuh tegap. Basis spritual rakyat Tiongkok 
tetap Taoist dan Konfucianist. Taiwankah, Hongkong kah, RRT kah.
Bangsa besar ini TAK pernah meninggalkan basis spritual mereka.
Thats it, pak.

Salam

Danardono




[budaya_tionghua] Re: Menjadi Tionghoa atau Kristen

2008-09-17 Terurut Topik RM Danardono HADINOTO
Tanggapan yang sangat gamblang, tegas dan lugas. Kita disini concern 
pada BUDAYA, tak memasalahkan agama. Dan di milis ini subject adalah 
budaya Tionghoa, bukan Romawi, Yahudi, Mesir atau yang lain. 

Great!

Salam

Danardono


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Mulyawan Lie 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 
 inilah sikap mentang-mentang. Bung, leluhur kita sudah kasih 
nasehat : ojo dumeh!
 emang
 demikianlah landasan niat mereka mendirikan sekolah.sekali lagi 
bukan
 untuk mencerdaskan manusia agar terbebas dari kebodohan d kemiskinan
 tetapi untuk apa? betul! untuk mempengaruhi orang ato bangsa lain
 seperti yg mereka mau!
 harus
 kita pahami tidak ada tulusan yg ada nafsu megalomania.semua itu
 dilakukan tentunya dengan senyuman monalisa dgn tutur kata yg 
mungkin
 mendayu dayu
 kondisi ini tentu tidak sesuai dgn nation building yg kita citakan 
bersama.
 alangkah indahnya bila sekolah sungguh2 menjadi fasilitas sosial dan
  umum.
 mentang...mentang.
 kaga heran kalo yg muncul itu adalah orang orang seperti Lee Hyung
 Bak.hal itu terjadi (orang kristen agresif- represif) itu bukan ulah
 pastor ato pendetanya, emang ada rujukan di 'textbook'nya.masalah 
bukan
 diorangnya tapi mungkin di 'textbook'nya. kalo berani jujur,ente
 setujukan?
 
 
 kenape sih banyak orang rela mati untuk sesuatu yg gak 
jelas,tahayul?
 
 
 kenape gak kita rela mati demi mengentaskan kemiskinan,kebodohan?
 
 masa iya sih .
 bung Dada yg baik,nyebut.. nyebut. say goodbye to TAHAYUL. pulang 
ke habitat asal, nikmati indahnya
 kazanah kedalaman falasafah leluhur.ada yg kurang? kita -pewaris 
budaya
 leluhur- perbaiki tanpa menghilangkan akarnya apalagi 
mencampakkannya.
 
  
 agama gak ada yg ada budaya.
 
 Mulyawan Lie
 



[budaya_tionghua] Re:Rumah Sakit-rumah sakit yang didirikan oleh masyarakat Tionghoa, chususnya Tionghoa Ie Wan-satu kontribusi masyarakat Tionghoa (Bagian IV)

2008-09-17 Terurut Topik Han Hwie Song
Rumah Sakit-rumah sakit yang didirikan oleh masyarakat Tionghoa, chususnya
Tionghoa Ie Wan-satu kontribusi masyarakat Tionghoa (Bagian IV)

 

Pada tahun 1927 didirikan perkumpulan Soe Sioe Tiong Hoa Ie Wan yang secara
resmi didirikan dan ketua pengurus pertama yalah Dr. Oei Kiauw Pik,
selanjutnya dipimpin oleh Dr. Liem Hwie-Liang. 

Sekitar tahun 1936-1937 didirikan Rumah Sakit Tiong Hoa Ie Wan di Kapasari
no. 99-101, bekas rumah sekolah Tiong Hoa Hwee Koan dengan kapasitas 20
tempat tidur. Pada tahun 1945 dibuka Tionghoa Ie Wan di Jalan Undaan wetan
40-44 dan sebagai direktur itu waktu adalah Dr. Phwa Biauw Hiang. Didaerah
inilah Tiong Hoa Ie Wan Surabaya yang sekarang saya kunjungi dan merupahkan
salah satu rumah sakit bukan pemerintah yang besar di kota Surabaya,
betul-betul satu kebanggaan masyarakat Tiong Hoa. Berjalan-jalan di Hospital
Tiong Hoa Ie Wan saya melihat ada ruangan CT, bagian radioterapi, ruangan
ICU. Pemeriksaan endoscopi dan treadmill bagi diagnostik penyakit jantung,
boleh dikatakan hampir semua bagian dari setiap klinik spesialis ada di
rumah sakit ini, dan dalam ukuran Indonesia termasuk rumah sakit yang
modern. 

Rumah sakit Tiong Hoa Ie Wan sekarang ada dua yaitu di Undaan Wetan dan
Kapasari dan ada lagi klinik di pasar Atom, pula rumah sakit ini mempunyai
Akademi keperawatan Adi Husada.

Sayang nama yang baik ini yang menunujukkan kepedulian WNI keturunan Tiong
Hoa terhadap Negara dan bangsa Indonesia, pada periode Orde Baru namanya
harus diganti dengan nama Indonesia. Maka nama yang Doeloe terkenal dengan
Tiong Hoa Ie Wan menjadi Rumah Sakit Adi Husada. Demikian pula rumah-rumah
sakit semacam ini harus mengalami penggantian serupa,  merobah namanya
dengan nama yang didengar Indonesia diseluruh Indonesia di jaman Orde Baru.
Peraturan-peraturan yang discriminative ini  menghilangkan latar belakang
sejarah pendirian rumah sakit-rumah sakit tersebut diatas, adalah kontribusi
orang-orang Tiong Hoa pada masyarakat Indonesia.

 Aku melihat institusi-institusi di Eropa Barat dan Amerika Utara yang
dibangun oleh orang-orang Yahudi, identitasnya jelas dipertahankan dan
pengurusnya umumnya adalah orang-orang keturunan Yahudi. Kita orang Tiong
Hoa juga harus mempertahankan identitas institusi-institusi yang kita
bangun, tetapi dengan tujuan yang jelas yaitu mengabdi pada masyarakat
Indonesia, demi kesatuan dan kemajuan negara dan bangsa Indonesia, dalam hal
yang saya tulis ini ialah demi kepentingan kesehatan masyarakat Indonesia!

Kesulitan kesulitan dari Tiong Hoa Ie Wan yalah terutama mendapatkan
spesialis spesialis yang bekerja tetap di sini. Mereka sekarang menggunakan
spesialis-spesialis  yang bekerja di rumah sakit-rumah sakit pemerintah dan
bekerja di Tiong Hoa Ie Wan sebagai konsultan. Keadaan seperti ini
kadang-kadang dapat menimbulkan satu konflik kepentingan yang tidak enak
bagi pengalaman pasien. Ambil umpamanya suatu kejadian yang benar dari
seorang temanku, tetapi saya tidak mengatakan dimana kejadian ini terjadi:
beliau mendapatkan panyakit apendisitis (keradangan usus buntuh) dan perlu
dioperasi. Perawat operasi sudah diperentah oleh dokter ahli bedah untuk
menyiapkan penderitanya, karena beliau segera berangkat dan langsung
mengerjakan operasinya. Waktu pasien bangun di kamarnya beliau
merabah-rabah perut kanannya, dan dia kaget karena belum dioperasi. Dari
perawat si pasien baru tahu kalau ahli bedahnya harus kembali diperjalanan
untuk melakukan operasi yang mungkin akut dirumah sakitnya, maka dia tidak
bisa datang mengingat kepentingan hidup-mati pasiennya. Esok harinya dia
baru di operasi dengan sukses. Senario begini bisa terjadi juga di rumah
sakit pemerintah, tetapi mungkin belum sampai dibius, karena chirurgnya
berada dirumah sakit itu juga. Waktu aku dengar cerita temanku ini, aku
harus ketawa, karena cara beliau menceritakan sangat lucu juga. Kejadian ini
bagaimanapun menunjukkan bahwa di Indonesia betul-betul kekurangan dokter,
terutama dokter spesialis. Saya harep pemerintah chususnya perkumpulan
kedokteran Indonesia memperhatikan keadaan ini dan mereformasi
peraturan-peraturan dan sistim kedokteran di Indonesia.
Dr. Han Hwie-Song

 

 



[budaya_tionghua] diskusi launching buku Tionghoa dalam cengkraman SBKRI

2008-09-17 Terurut Topik jandi
halo semua. mau ngasih info soal seminar yang akan diadakan di CSIS. 
tema diskusinya SBKRI, sejarah, perjalanan, dan masa depan.
dalam acara kali ini juga bersamaan dengan peluncuran buku yang
berjudul Tionghoa Dalam Cengkraman SBKRI.

Hari/Tanggal : Senin, 22 September 2008
Waktu : Pk. 16.00—18.30
Tempat : Gedung CSIS, Jl. Tanah Abang 3 No. 27, Jakarta Pusat

Acara ini akan dihadiri oleh Prof. Dr. Juwono Sudarsono (Menhan RI dan
Guru Besar Universitas Indonesia); Slamet Effendy Yusuf, SH (Ketua
Badan Kehormatan DPR RI); Harry Tjan Silalahi, SH (Pendiri Centre for
Strategic and International Studies/CSIS); Mohammad Sobary
(Budayawan); KH Said Aqiel Siradj (Ulama, Pendiri Gerakan Perjuangan
Anti Diskriminasi/GANDI); Trias Kuncahyono (Wapemred Kompas); Indradi
Kusuma, SH (Institut Kewarganegaraan Indonesia/IKI); serta penulis
buku Wahyu Effendi (Tjoa Jiu Tie) dan Prasetyadji.

Acara diskusi ini penting dan topiknya sangat menarik. SBKRI sudah
dihilangkan tapi sampai pada saat ini masih juga orang2 Tionghoa masih
dihambat dengan syarat pengajuan SBKRI, entah itu dalam pengajuan
paspor, dll. 

SBKRI hanya dikenakan kepada warganegara Indonesia keturunan Tionghoa
saja. inilah bukti konkrit bahwa perundang2an kita pun
mendikriminasikan warga negaranya. 

Sekedar info saja. orang tua saya dulu membuat SBKRI ini dengan harga
yang tidak murah (sampai ke angka jutaan). Coba teman2 tanya ke ortu
masing2 bener ato tidak SBKRI ini mahal. 

Mengingat topik diskusi yang menarik ini. Saya harap Anda mau
memforward email ini ke teman-teman di kontak Anda. 

Trims yah,




[budaya_tionghua] Re: Bagaimana identitas hoakiau di Indonesia saat ini?

2008-09-17 Terurut Topik Hendri Irawan
Wah, jangan panggil xiong, saya seharusnya panggil anda itu qianbei.
Cuma memang karena darah muda sering emosian. 

Tadi siang sempat berdiksusi dengan rekan-rekan, memang ternyata saya
salah. Tidak selalu nama generasi orang Hakka di huruf ketiga. Memang
perkembangan jaman tidak bisa dibendung. Generasi ayah saya dan saya
masih memakai nama generasi. Tetapi ketika saya tanyakan masalah ini
ke orang tua saya, rupanya mereka sendiri tidah tahu. Kelihatannya
mesti tanya ke yang lebih tua lagi. Kalau tidak yah mesti ke meixian
buat cari tahu rumah abu leluhur. Sayang sekali belum cukup sumber
daya untuk ke situ. Malah ada yang menyarankan untuk buat nama
generasi baru saja.

Hormat saya,

Yongde

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ChanCT [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Yongde Xiong,
 
 Rupanya orang Hakka, ya. Nampaknya tidak semua orang Hakka gunakan
tradisi nama suku-3 sebagai nama generasi, lha istri saya yang juga
orang Hakka, tetap gunakan tradisi suku-2 nama generasi, kok. Begitu
juga beberapa sahabat saya yang orang Hakka, malah jarang yang gunakan
suku-2 sebagai nama sendiri. Sepertinya, perkembangan kemudian, tidak
lagi keras bertahan pada tradisi, suka orang-tua yang kasih nama
anaknya saja, ya. Dan, perkembangan lebih lanjut, makin banyak orang
gunakan nama 2 suku saja.
 
 Salam,
 ChanCT
 




[budaya_tionghua] Re: diskusi launching buku Tionghoa dalam cengkraman SBKRI

2008-09-17 Terurut Topik Hendri Irawan
Orang dulu mengatakan:

- Yin dan Yang saling melengkapi dan berubah
- di saat Yin memuncak, Yang muncul
- di saat Yang memuncak, Yin muncul
- tidak ada yang abadi semuanya akan berubah, perubahan itu lah yang
abadi 

Tidak sampai setengah yang lalu, ada kelompok yang mengusung
mangkir-cino dengan gagah berani dan muncul sebagai pemenang. Sekarang
para pemenang itu ramai-ramai balik-cino.

Saya cuma bisa berkomentar: wo de tian ar

Hormat saya,

Yongde

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, jandi [EMAIL PROTECTED] wrote:

 halo semua. mau ngasih info soal seminar yang akan diadakan di CSIS. 
 tema diskusinya SBKRI, sejarah, perjalanan, dan masa depan.
 dalam acara kali ini juga bersamaan dengan peluncuran buku yang
 berjudul Tionghoa Dalam Cengkraman SBKRI.
 
 Hari/Tanggal : Senin, 22 September 2008
 Waktu : Pk. 16.00—18.30
 Tempat : Gedung CSIS, Jl. Tanah Abang 3 No. 27, Jakarta Pusat
 
 Acara ini akan dihadiri oleh Prof. Dr. Juwono Sudarsono (Menhan RI dan
 Guru Besar Universitas Indonesia); Slamet Effendy Yusuf, SH (Ketua
 Badan Kehormatan DPR RI); Harry Tjan Silalahi, SH (Pendiri Centre for
 Strategic and International Studies/CSIS); Mohammad Sobary
 (Budayawan); KH Said Aqiel Siradj (Ulama, Pendiri Gerakan Perjuangan
 Anti Diskriminasi/GANDI); Trias Kuncahyono (Wapemred Kompas); Indradi
 Kusuma, SH (Institut Kewarganegaraan Indonesia/IKI); serta penulis
 buku Wahyu Effendi (Tjoa Jiu Tie) dan Prasetyadji.
 
 Acara diskusi ini penting dan topiknya sangat menarik. SBKRI sudah
 dihilangkan tapi sampai pada saat ini masih juga orang2 Tionghoa masih
 dihambat dengan syarat pengajuan SBKRI, entah itu dalam pengajuan
 paspor, dll. 
 
 SBKRI hanya dikenakan kepada warganegara Indonesia keturunan Tionghoa
 saja. inilah bukti konkrit bahwa perundang2an kita pun
 mendikriminasikan warga negaranya. 
 
 Sekedar info saja. orang tua saya dulu membuat SBKRI ini dengan harga
 yang tidak murah (sampai ke angka jutaan). Coba teman2 tanya ke ortu
 masing2 bener ato tidak SBKRI ini mahal. 
 
 Mengingat topik diskusi yang menarik ini. Saya harap Anda mau
 memforward email ini ke teman-teman di kontak Anda. 
 
 Trims yah,





Re: [budaya_tionghua] Mengapa Anak Babi Jalannya Nunduk?

2008-09-17 Terurut Topik Liquid Yahoo
Tulisan yang bagus pak Ophoeng, halus tapi mendalam, semoga semua 
mengerti maksudnya, mohon pencerahannya lagi, mungkin soal asal muasal kecap 
asin  manis? Karena yang saya dengar kecap asin di ciptakan di TiongKok, 
kecap manis di ciptakan di Indonesia. Juga Tahu  Tempe, katanya Tahu di 
ciptakan di TiongKok, tempe di ciptakan di Indonesia



- Original Message - 
From: Ophoeng [EMAIL PROTECTED]
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Wednesday, 17 September, 2008 09:32
Subject: [budaya_tionghua] Mengapa Anak Babi Jalannya Nunduk?


 TTM BT semuah,

 Hai, apakabar? Sudah makan (sahur)?

 Itu judul sebenernya merupakan teka-teki anak-anak saya waktu
 mereka masih pada SD.

 Suatu kali anak-anak pulang sekolah, kami makan siang bersama,
 dan anak saya yang perempuan menanyakan teka-teki itu. Koko-
 nya sudah mau jawab tapi dicegah adiknya.

 Saya tentu tidak bisa menjawab pertanyaan mengapa anak babi
 jalannya nunduk itu. Sebab memang begitulah pertanyaan teka-
 teki. Cuma yang mengajukan pertanyaan yang tahu jawabnya.Ke-
 cuali teka-teki yang sama anda ajukan lagi berulang-ulang.

 Jawabnya: si anak babi malu karena ibunya seekor babi!

 Jaman dulu, kalau ada anak yang kurang ajar, berbuat ulah yang
 memalukan dengan perkataan dan perbuatannya, yang malu ada-
 lah orangtuanya. Sebab orangtua merasa sudah gagal mendidik
 anak-anaknya.

 Jaman sudah berubah, sekarang anak-anak merasa malu kalau
 orangtuanya berbuat ulah yang memalukan, misal korupsi, atau
 berkata dan berbuat yang memalukan lain-lainnya.

 Dari kedua hal ini, orangtua yang malu akan ulah anak-nya yang
 memalukan, atau anak yang malu akan ulah orangtuanya yang me-
 malukan itu, mungkin kita bisa tarik satu pelajaran: ke atas, kita
 mesti menyelamatkan muka orangtua kita. Jangan berbuat ulah
 yang memalukan mereka. Ke bawah, jaga kelakuan kita, supaya
 anak-2 tidak merasa malu punya orangtua seperti kita.

 Jagalah perkataan kita, walau di milis kita tidak kelihatan muka.
 Sebab perkataan kita adalah karakter kita, walau kita bisa sem-
 bunyi dengan memilih nama samaran, tapi kita tahu bahwa itulah
 kita. Kita tidak mungkin bisa bersembunyi dari diri sendiri toh?
 Lha, diri kita pan ya ada di dalam diri, ikut kemana-mana saja.

 Kita punya orangtua, kita punya anak-anak, juga lingkungan
 pergaulan yang terhubung relasi dengan kita. Kalau kita sudah
 terbiasa berkata kasar, mencaci maki orang tanpa sebab yang je-
 las, sebab kita merasa bahwa kita berhak mengeluarkannya. Men-
 jadikan kekasaran itu sebagai kebiasaan sehari-hari, itu sah-sah
 saja, memang itu hak kita. Kita manusia bebas, jeh!

 Tapi, ingatlah, yang menilai kita bukan saja kita sendiri, tapi
 ada anak-anak, orangtua dan lingkungan kita. Mungkin kita
 merasa hebat, merasa selalu menang, tapi apa artinya ya kalau
 anak-anak kita, orangtua kita, lingkungan kita merasa malu
 sebab seumur hidup mesti terhubung relasinya dengan kita?

 Bisakah kita hidup tanpa ada hubungan relasi dengan mereka?

 Tentang perkataan makian, kita mesti mengutip ujar-ujar sang
 filsuf Confusius (Khong Hu Chu): IT TAKES ONE SECOND TO BE
 BAD (kita tinggal maki orang dengan 'anjing' misalnya, itu di-
 anggap cuma 'one second'-sedetik ajah) , YET ONE WHOLE YEAR
 TO BE GOOD (kita mesti sabar dan baik terus kepada orang lain).

 Pilihan tentu di tangan kita: to be the one second or one year?

 Kalau ada yang mengatai kita anjing, ayam, kucing, kerbau, ba-
 bi, setan, dan sebagainya itu, usah kita layani dan kecil hati. Se-
 bab pada nyatanya kita toh tetap saja berupa orang. Kalau saja
 sampai ada yang mengatai kita 'orang', nah itu baru harus kita
 sesali dan murkai kalau memang perlu. Sebab kita sudah tidak
 lagi dianggap sebagai orang, jeh! Bener ndak?

 Jadi, kalau ada yang bilang  lo anjing deh - anggap saja kita
 sedang terpapar peribasa: Anjing menggongong, kafilah tetap
 berlalu. Masak kita mesti berhenti meladeni anjing iseng ya? :D)

 Anjing-anjing memang suka iseng, coba anda perhatikan, kalau
 ada orang naik motor lewat, anjing suka menguber-ubernya. Ta-
 pi kalau motor itu berhenti, si anjing bodoh itu lalu diam tak ta-
 hu mau ngapain. Padahal, menguber-uber motor itu bahaya se-
 kali, pernah ada seekor anjing saya yang mati karena terlindas
 motor yang diuber-ubernya. Apalagi di Jakarta yang padat ya!

 Begitu ajah sih ya, kira-kira.
 Kalau salah tolong dibetulkan, kalau kurang sila ditambahkan.

 Salam kompak selalu,
 Ophoeng
 BSD City,
 Tangerang


 

 .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

 .: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :.

 .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

 .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.

 Yahoo! Groups Links



 




[budaya_tionghua] Re: diskusi launching buku Tionghoa dalam cengkraman SBKRI

2008-09-17 Terurut Topik RM Danardono HADINOTO
 Tidak sampai setengah yang lalu, ada kelompok yang mengusung
  mangkir-cino dengan gagah berani dan muncul sebagai pemenang.  
  
  Sekarang para pemenang itu ramai-ramai balik-cino.

*** Betapa benarnya, mas Hendri, betapa benarnya! 
Kini mereka menjadi Pahlawan China... dahoeloe? wwwauw


Salam dari seorang saksi sejarah

Danardono




--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Hendri Irawan [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Orang dulu mengatakan:
 
 - Yin dan Yang saling melengkapi dan berubah
 - di saat Yin memuncak, Yang muncul
 - di saat Yang memuncak, Yin muncul
 - tidak ada yang abadi semuanya akan berubah, perubahan itu lah yang
 abadi 
 
 Tidak sampai setengah yang lalu, ada kelompok yang mengusung
 mangkir-cino dengan gagah berani dan muncul sebagai pemenang. 
Sekarang
 para pemenang itu ramai-ramai balik-cino.
 
 Saya cuma bisa berkomentar: wo de tian ar
 
 Hormat saya,
 
 Yongde
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, jandi jandi_zhang@ 
wrote:
 
  halo semua. mau ngasih info soal seminar yang akan diadakan di 
CSIS. 
  tema diskusinya SBKRI, sejarah, perjalanan, dan masa depan.
  dalam acara kali ini juga bersamaan dengan peluncuran buku yang
  berjudul Tionghoa Dalam Cengkraman SBKRI.
  
  Hari/Tanggal : Senin, 22 September 2008
  Waktu : Pk. 16.00—18.30
  Tempat : Gedung CSIS, Jl. Tanah Abang 3 No. 27, Jakarta Pusat
  
  Acara ini akan dihadiri oleh Prof. Dr. Juwono Sudarsono (Menhan 
RI dan
  Guru Besar Universitas Indonesia); Slamet Effendy Yusuf, SH (Ketua
  Badan Kehormatan DPR RI); Harry Tjan Silalahi, SH (Pendiri Centre 
for
  Strategic and International Studies/CSIS); Mohammad Sobary
  (Budayawan); KH Said Aqiel Siradj (Ulama, Pendiri Gerakan 
Perjuangan
  Anti Diskriminasi/GANDI); Trias Kuncahyono (Wapemred Kompas); 
Indradi
  Kusuma, SH (Institut Kewarganegaraan Indonesia/IKI); serta penulis
  buku Wahyu Effendi (Tjoa Jiu Tie) dan Prasetyadji.
  
  Acara diskusi ini penting dan topiknya sangat menarik. SBKRI sudah
  dihilangkan tapi sampai pada saat ini masih juga orang2 Tionghoa 
masih
  dihambat dengan syarat pengajuan SBKRI, entah itu dalam pengajuan
  paspor, dll. 
  
  SBKRI hanya dikenakan kepada warganegara Indonesia keturunan 
Tionghoa
  saja. inilah bukti konkrit bahwa perundang2an kita pun
  mendikriminasikan warga negaranya. 
  
  Sekedar info saja. orang tua saya dulu membuat SBKRI ini dengan 
harga
  yang tidak murah (sampai ke angka jutaan). Coba teman2 tanya ke 
ortu
  masing2 bener ato tidak SBKRI ini mahal. 
  
  Mengingat topik diskusi yang menarik ini. Saya harap Anda mau
  memforward email ini ke teman-teman di kontak Anda. 
  
  Trims yah,
 





[budaya_tionghua] Re: Kue Ku Terigu

2008-09-17 Terurut Topik Hendri Irawan
Kwa loheng dan saudara Haryadi,

Yang saya tahu di tempat berkumpulnya Tionghoa luar pulau di jakarta
pasti ada kue ku. Misalnya di jelambar, duta mas, jembatan lima,
pluit, pademangan.

Di Kelapa Gading juga ada tuh.

Hormat saya,

Yongde

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, David Kwa
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Wah, ga tau ya dimana ada jual, sebab biasanya sih orang bikin sendiri. 
 Coba aja cari ke tukang kue basah ala peranakan di pasar Kampung Bebek, 
 Angke Indah, Jakarta Barat, mungkin di sana ada. Tapi sebaiknya pagi-
 pagi jam 6...
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Haryadi Theng 
 chenhoa.theng@  wrote:
 
 wah, kembali ke soal kue ku, ternyata ada yang dari terigu dan isi 
 kentang ya? klo di jakarta bisa dibeli dimana ya ko David? pengen 
 nyobain.. hehehehe





[budaya_tionghua] Re: diskusi launching buku Tionghoa dalam cengkraman SBKRI

2008-09-17 Terurut Topik extrim_bluesky
HE HE HE...

saya perjelas ya. Dulu CSIS yg dimotori oleh
Harry Tjan Silalahi itu masuk kelompok 
MUNGKIR CINO alias Kirno. sekarang, karena
asimilasi yg diadobsi dari teori melting pot
amerika sudah jelas melanggar HAM dan USA
adobsi multikulturalisme alias Integrasi
yg dulu pernah diusung oleh BAPERKI yg diketuai
oleh SIAUW GIOK TJHAN lantas Bang Harry Silalahi
semerta-merta balik cino alias lik-no.
bahkan sampe tega buang duit kirim anak didiknya
yg bernama Christine Susanna Tjin untuk belajar
politik di Beijing. gak tau berdasarkan motive 
apa. yang pasti, orang-orang CSIS memantau milis
Budaya Tionghoa ini. 

Nah si pengarang buku dengan judul aneh bin
norak spt Tionghoa dalam Cengkraman SBKRI itu
adalah anasir CSIS. personally, i love him
yet judul bukunya aja uda ngeselin sekalipun
gak se-ngeselin judul buku Cokin, so What gitchu
lho. gue bilang sih buku ke 2 itu kampungan
bin norak abizz. 

Cokin so what gitu lho, kata mereka...??

ya jelas masalah lah. sebutan apa itu cokin??
slank dari cina?? sejak kapan kita setuju dgn
istilah cina?? bego bener...!! inilah bocah-bocah
CSIS yg gak pernah belajar sejarah hingga gak
pernah paham arti cina dan TIONGHOA tapi
karena tajir bin kaya raya sehingga uda berani
bikin buku. 


best regards,
Kenken




--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Hendri Irawan [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Orang dulu mengatakan:
 
 - Yin dan Yang saling melengkapi dan berubah
 - di saat Yin memuncak, Yang muncul
 - di saat Yang memuncak, Yin muncul
 - tidak ada yang abadi semuanya akan berubah, perubahan itu lah yang
 abadi 
 
 Tidak sampai setengah yang lalu, ada kelompok yang mengusung
 mangkir-cino dengan gagah berani dan muncul sebagai pemenang. 
Sekarang
 para pemenang itu ramai-ramai balik-cino.
 
 Saya cuma bisa berkomentar: wo de tian ar
 
 Hormat saya,
 
 Yongde
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, jandi jandi_zhang@ 
wrote:
 
  halo semua. mau ngasih info soal seminar yang akan diadakan di 
CSIS. 
  tema diskusinya SBKRI, sejarah, perjalanan, dan masa depan.
  dalam acara kali ini juga bersamaan dengan peluncuran buku yang
  berjudul Tionghoa Dalam Cengkraman SBKRI.
  
  Hari/Tanggal : Senin, 22 September 2008
  Waktu : Pk. 16.00—18.30
  Tempat : Gedung CSIS, Jl. Tanah Abang 3 No. 27, Jakarta Pusat
  
  Acara ini akan dihadiri oleh Prof. Dr. Juwono Sudarsono (Menhan 
RI dan
  Guru Besar Universitas Indonesia); Slamet Effendy Yusuf, SH (Ketua
  Badan Kehormatan DPR RI); Harry Tjan Silalahi, SH (Pendiri Centre 
for
  Strategic and International Studies/CSIS); Mohammad Sobary
  (Budayawan); KH Said Aqiel Siradj (Ulama, Pendiri Gerakan 
Perjuangan
  Anti Diskriminasi/GANDI); Trias Kuncahyono (Wapemred Kompas); 
Indradi
  Kusuma, SH (Institut Kewarganegaraan Indonesia/IKI); serta penulis
  buku Wahyu Effendi (Tjoa Jiu Tie) dan Prasetyadji.
  
  Acara diskusi ini penting dan topiknya sangat menarik. SBKRI sudah
  dihilangkan tapi sampai pada saat ini masih juga orang2 Tionghoa 
masih
  dihambat dengan syarat pengajuan SBKRI, entah itu dalam pengajuan
  paspor, dll. 
  
  SBKRI hanya dikenakan kepada warganegara Indonesia keturunan 
Tionghoa
  saja. inilah bukti konkrit bahwa perundang2an kita pun
  mendikriminasikan warga negaranya. 
  
  Sekedar info saja. orang tua saya dulu membuat SBKRI ini dengan 
harga
  yang tidak murah (sampai ke angka jutaan). Coba teman2 tanya ke 
ortu
  masing2 bener ato tidak SBKRI ini mahal. 
  
  Mengingat topik diskusi yang menarik ini. Saya harap Anda mau
  memforward email ini ke teman-teman di kontak Anda. 
  
  Trims yah,
 





[budaya_tionghua] Re: NoMpang Lewat Azzah Nih! (Was: No Dogs And Chinese Allowed)

2008-09-17 Terurut Topik Hendri Irawan
Bung Ophoeng yang sama-sama doyan makan,

Memang benar bahwa penghinaan bisa menjadi motivasi yang sangat kuat.
Salah satu contohnya dalam sejarah adalah kisah Han Xin, dari seorang
yang dihina dan dipaksa merangkak melalui kolong kaki orang lain
menjadi seorang panglima militer yang tersohor. 

Menurut saya, memang perlu rasa terima kasih terhadap penghinaan,
tetapi jangan mengurangi atau malah melupakan penghinaan tersebut. Toh
dengan penghinaan itu kita bisa menjadikannya sebagai motivasi.

Tahun lalu dalam satu diskusi mengenai memburuknya hubungan negara
kita dengan negara jiran saya mengutarakan prinsip ini dengan
mengambil contoh jaman penghinaan Tiongkok. Saya bilang daripada
hangat-hangat tahi ayam mau ganyang dan perang dengan negara jiran
lebih baik semua penghinaan itu kita telan dan kita dokumentasi dengan
baik. Nah dokumentasi ini haruslah kita teruskan dan ajarkan ke
generasi selanjutnya. Biar mereka tahu apa jadinya kalau negara mereka
lemah.

Tentu saja pendapat saya tidak diterima. Terlepas apakah benar tingkah
laku negara jiran itu sebagai penghinaan atau permainan politik, saya
pikir seharusnya bisa dijadikan motivasi untuk memajukan negara
sendiri. Tidak tahu apakah hangat-hangat tahi ayam memang sudah
menjadi budaya di negara ini.

Hormat saya,

Yongde
catatan: saya akhirnya nyerah cari tempat makan kerang rebus ala
medan, akhirnya kembali ke langganan lama yang sekarang buka cabang di
pluit.

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Ophoeng [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Bung Hendri, Anathapindika_m dan TTM semuah,
 
 Hai, apakabar? Sudah makan?
 
 Penghinaan = Motivasi?
 
 Kalau benar karena adanya penghinaan ihwal No Dogs And Chinese Allowed
 maka terjadi pemberontakan dan akhirnya Tiongkok merdeka dari
penjajahan,
 mungkin mestinya kita justru berterimakasih atas tindakan
penghinaan tsb.?
 Coba, kalau ndak ada penghinaan tsb., mungkin sampai sekarang di
Tiong-
 kok masih berseliweran para menak borjuis asing di mana-mana di sana ya?
 
 No Dogs and Chinese Allowed. apa artinya dogs = Chinese ? 
 
 Kalau menurut bahasa yang baik dan benar, dogs = anjing, BUKAN Chinese.
 Jangan emosi dulu, katanya kemaren waktu diskusi soal orang makan
anjing,
 menurut pandangan barat, anjing merupakan teman, sahabat setia manusia.
 Jadi, kalau mereka menyamakan Chinese dengan Dogs, bukannya justru me-
 reka sedang memuji kesetiaan Chinese? Dan mereka akan memperlakukan
 Chinese seperti laiknya mereka perlakukan kepada pet-nya? Lha,
denger ka-
 bar, katanya banyak bule tua kaya raya yang lebih rela mewariskan
hartanya
 kepada anjing-2 kesayangannya. Lumayan 'kan kalau diwarisi US$ 1
Billion.
 
 Kalau ndak salah, di kalangan orang Tionghua di Tiongkok pada masa
itu ju-
 ga punya 'hinaan' balasan: hantu bule, setan bule. Kalau sekarang
mau balas,
 khusus ama Amrik, bilang ajah mereka itu ayam. Pasti mereka murka deh! 
 Ayam = chicken toh? Mereka pantang dikatain 'chicken' tuh, jeh! :D)
 
 Dah, noMpang lewat aza nih, ya.
 
 Salam kompak selalu,
 Ophoeng
 BSD City, Tangerang
 
 
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Hendri Irawan henyung@
 wrote:
 
 Saudara-saudari semua,
  
 Jaman perang candu sampai dengan masa konsesi asing diabadikan menjadi
 jaman penghinaan oleh kekuatan asing. Jaman kegelapan itu juga
 menjadi salah satu pendorong migrasi dan diaspora orang Tionghoa di
 seluruh dunia. Di Tiongkok sendiri penghinaan ini menjadi semacam
 motivasi dan dulunya (sekarang juga masih) dipropagandakan baik oleh
 pemerintah maupun media, termasuk media Hongkong sebelum 1997 yang
 relatif lepas dari kekuasaan Beijing. Boleh dibilang olimpiade 2008
 yang baru lalu ini adalah sebagai puncak pembalasan secara simbolis
 terhadap jaman penghinaan. 
 
 ---dipotong---
 
 Hormat saya,
  
 Yongde
 
  
 --- On Tue, 9/16/08, anathapindika_m anathapindika_m@ wrote:
  
 From: anathapindika_m anathapindika_m@
 Subject: [budaya_tionghua] Re: Menjadi Tionghoa atau Kristen
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Date: Tuesday, September 16, 2008, 6:24 AM
  
  
 gimana dengan larangan masuk ke taman di daerah yang dikuasai Inggris,
 yang bunyinya seperti ini :
 
 NO DOGS AND CHINESE ALLOWED
  
 http://pekingduck. org/archives/ no%20dogs% 20or%20chinese. jpg
 
 apa artinya dogs = Chinese ?
  
 APM





RE: [budaya_tionghua] Re: Akulturasi budaya dalam agama

2008-09-17 Terurut Topik agoeng_set
Iya, setuj 
Sent from my BlackBerry�
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: Dada [EMAIL PROTECTED]

Date: Wed, 17 Sep 2008 04:07:05 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Re: Akulturasi budaya dalam agama


Agung

Bicara senjata makan tuan 

saya jadi ingat jepang yang begitu patuh dalam mengadosi keunggulan
budaya tiongkok , dan menggunakan kembali keunggulan strategi militer
klasik tiongkok untuk melakukan agresi ke tiongkok 

Henyung

Kalau betul Voltaire di pengaruhi oleh pemikiran filsuf2 tiongkok ,
luar biasa berarti dampaknya , karena voltaire membawa semangat
aufklarung kembali masuk ke prancis ,dan benggg , revolusi
prancis..

btw, Adakah buku  yg khusus menyorot yesuit di tiongkok?

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Katanya eropa bisa lepas dari belenggu setlah jesuit balik dari
tiongkok bawa salinan kita KHC? Beneran tuh? Itu namanya senjata makan
tuan donk, udah dibebasin malah rampok gurunya. Hehehe 
 Sent from my BlackBerry�
 powered by Sinyal Kuat INDOSAT
 
 -Original Message-
 From: Hendri Irawan [EMAIL PROTECTED]
 
 Date: Tue, 16 Sep 2008 10:02:39 
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Subject: [budaya_tionghua] Re: Akulturasi budaya dalam agama
 
 
 Oh yah,
 
 Kaum Jesuit Tiongkok juga berperan sebagai jembatan budaya. Banyak
 sekali karya-karya filsuf Tiongkok yang disalin, diterjemahkan dan
 dibawa pulang ke Eropa. Kalau kita sekarang lebih mengenal nama Legge,
 Giles sebagai terjemahan bahasa Inggris, maka kaum Jesuit sudah
 terlebih dahulu menerjemahkan karya-karya filsuf itu terutama ke
 bahasa selain bahasa Inggris. Pemikiran-pemikiran filsuf Tiongkok ini
 memberikan sumbangsih yang tidak kecil ke perkembangan pemikiran
 Eropa, pemikiran Voltaire misalnya. 
 
 Bahkan di Eropa institut Daojia dan Rujia sudah berkembang sejak lama.
 Yang belajar di situ mayoritas orang Eropa sendiri. 
 
 Hormat saya,
 
 Yongde
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Fy Zhou zhoufy@ wrote:
 
  Sayang memang, jika prakarsa kaum Jesuit ini diteruskan, bukan tidak
 mungkin ajaran nasrani akan melebur menjadi salah satu unsur budaya
 Tionghoa. meski nasrani yang ini tak lagi berwajah sama dengan nasrani
 dari barat.
  �
  ZFy
  
  --- On Tue, 9/16/08, Hendri Irawan henyung@ wrote:
  
  From: Hendri Irawan henyung@
  Subject: [budaya_tionghua] Re: Akulturasi budaya dalam agama
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
  Date: Tuesday, September 16, 2008, 4:37 AM
  
  
  
  
  
  
  Dalam sejarah Tiongkok, pernah ada kalangan Jesuit yang dirintis Mateo
  Ricci. Mereka mengadopsi penghormatan leluhur, mengangkat tokoh
  berjasa (misalnya Guan Gong) sebagai santo, menjadi pejabat kerajaan.
  Sumbangsih mereka sangat besar di bidang penanggalan, perhitungan,
  perbintangan dan ilmu pengetahuan. Biasanya yang menjadi penerjemah
  antara pemerintah dengan orang Eropa adalah para jesuit. 
  
  Tetapi, sampai satu saat kegiatan mereka dilarang oleh Vatikan karena
  dianggap menyimpang. Yang menjadi lawan mereka di Vatikan dulu itu
  kalau tidak salah kelompok Benedictus. Mengenai sejarah di Vatikan ini
  saya kurang tahu, tetapi memang pada akhir jaman Qing kegiatan mereka
  praktis berhenti dan berubah total.
  
  Hormat saya,
  
  Yongde
  
  --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Fy Zhou zhoufy@ wrote:
  
   Benar Pak Danar, apa yang dilakukan agama khatolik dengan tradisi2
  lokal adalah sekedar 'Modifikasi , bukan Tansformasi. menurut saya,
  syarat sebuah ajaran�bisa disebut Kristen Tionghoa harus ada usaha
  re interpretasi doktrin, seperti halnya Protestan yang telah
  melakukan re interpreasi terhadap ajaran Khatolik.
   �
   ZFy
  
 






Re: [budaya_tionghua] Re: diskusi launching buku Tionghoa dalam cengkraman SBKRI

2008-09-17 Terurut Topik Fy Zhou
memang ada bunglon2 tionghoa, yang rela mengorbankan kelompoknya sendiri untuk 
karier politik! saat zaman berubah, mereka berusaha mengubah wajah supaya 
tetap eksis, dan tetap berusaha merekrut para penerus... 



- Original Message 
From: Hendri Irawan [EMAIL PROTECTED]
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Wednesday, September 17, 2008 8:32:56 PM
Subject: [budaya_tionghua] Re: diskusi  launching buku Tionghoa dalam 
cengkraman SBKRI


Orang dulu mengatakan:

- Yin dan Yang saling melengkapi dan berubah
- di saat Yin memuncak, Yang muncul
- di saat Yang memuncak, Yin muncul
- tidak ada yang abadi semuanya akan berubah, perubahan itu lah yang
abadi 

Tidak sampai setengah yang lalu, ada kelompok yang mengusung
mangkir-cino dengan gagah berani dan muncul sebagai pemenang. Sekarang
para pemenang itu ramai-ramai balik-cino.

Saya cuma bisa berkomentar: wo de tian ar

Hormat saya,

Yongde

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, jandi jandi_zhang@ ... wrote:

 halo semua. mau ngasih info soal seminar yang akan diadakan di CSIS. 
 tema diskusinya SBKRI, sejarah, perjalanan, dan masa depan..
 dalam acara kali ini juga bersamaan dengan peluncuran buku yang
 berjudul Tionghoa Dalam Cengkraman SBKRI.
 
 Hari/Tanggal : Senin, 22 September 2008
 Waktu : Pk. 16.00—18.30
 Tempat : Gedung CSIS, Jl.. Tanah Abang 3 No. 27, Jakarta Pusat
 
 Acara ini akan dihadiri oleh Prof. Dr. Juwono Sudarsono (Menhan RI dan
 Guru Besar Universitas Indonesia); Slamet Effendy Yusuf, SH (Ketua
 Badan Kehormatan DPR RI); Harry Tjan Silalahi, SH (Pendiri Centre for
 Strategic and International Studies/CSIS) ; Mohammad Sobary
 (Budayawan); KH Said Aqiel Siradj (Ulama, Pendiri Gerakan Perjuangan
 Anti Diskriminasi/ GANDI); Trias Kuncahyono (Wapemred Kompas); Indradi
 Kusuma, SH (Institut Kewarganegaraan Indonesia/IKI) ; serta penulis
 buku Wahyu Effendi (Tjoa Jiu Tie) dan Prasetyadji..
 
 Acara diskusi ini penting dan topiknya sangat menarik. SBKRI sudah
 dihilangkan tapi sampai pada saat ini masih juga orang2 Tionghoa masih
 dihambat dengan syarat pengajuan SBKRI, entah itu dalam pengajuan
 paspor, dll. 
 
 SBKRI hanya dikenakan kepada warganegara Indonesia keturunan Tionghoa
 saja. inilah bukti konkrit bahwa perundang2an kita pun
 mendikriminasikan warga negaranya. 
 
 Sekedar info saja. orang tua saya dulu membuat SBKRI ini dengan harga
 yang tidak murah (sampai ke angka jutaan). Coba teman2 tanya ke ortu
 masing2 bener ato tidak SBKRI ini mahal. 
 
 Mengingat topik diskusi yang menarik ini. Saya harap Anda mau
 memforward email ini ke teman-teman di kontak Anda. 
 
 Trims yah,


 


  

Re: [budaya_tionghua] Re: Menjadi Tionghoa atau Kristen

2008-09-17 Terurut Topik Tantono Subagyo
* 100%! Akidah Islam mengkondisikan ke-khaffah-an dalam
menjalankan perintah agama, termasuk ritual. Ritual yang ditentukan
nabi Muhammad dari basis budaya Semit yang menjadi acuan. Dari
pemahaman Trimurti diubah menjadi azas ajaran Ibrahim. Yes.*

Yang ini saya tidak setuju Pak, setahu saya Trimurti itu ajaran India juga
jadi bukan ajaran Jawa, kalau mau cari agama Jawa itu harus dicari pra
datangnya kerajaan Hindu.

Saya juga kurang setuju mengenai basis Taoist Konfucianist di China, dalam 3
bulan saya nongkrong di China Academy of Agricultural Science saya tidak
merasakan itu, bahkan cuma merasakan pemujaan berlebihan terhadap ketua
Mao.

Salam, Tantono Subagyo


Re: [budaya_tionghua] Re: diskusi launching buku Tionghoa dalam cengkraman SBKRI

2008-09-17 Terurut Topik Tantono Subagyo
Daripada ngatain orang yang nggak ada disini, mbok iyao bikin buku
sendirilah, kumpulan karangan yang Te No (Tetep Cino) yang anti Harry Tjan
Silalahi gitu loh.  Kalau bukunya Ivan Wibowo(editor) hehe itu bukan buku
sejarah, mereka hanya mengungkapkan perasaan mereka.  Lha sekarang dibuat
anti bukunya saja, ngabis-abisin energi nulis disini mau galak 1 juta
kalipun percuma.  Salam, Tantono


Re: [budaya_tionghua] Re: diskusi launching buku Tionghoa dalam cengkraman SBKRI

2008-09-17 Terurut Topik Akhmad Bukhari Saleh
- Original Message - 
From: Tantono Subagyo
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Thursday, September 18, 2008 3:23 AM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: diskusi  launching buku Tionghoa dalam
cengkraman SBKRI

 Daripada ngatain orang yang nggak ada di sini,
 mbok iyao bikin buku sendirilah, kumpulan karangan
 yang Te No (Tetep Cino) yang anti Harry Tjan Silalahi
 gitu loh.
 Kalau bukunya Ivan Wibowo (editor), hehe, itu bukan
 buku sejarah, mereka hanya mengungkapkan perasaan
 mereka, lha sekarang dibuat anti bukunya saja.
 Ngabis-abisin energi nulis di sini, mau galak 1 juta kalipun
 percuma.

 Salam, Tantono

-

Nggak usah sampai bikin buku lah, Tan Lookay. Kalau itu
sih kayaknya kejauhan panggangnya dari apinya...

Mulai saja dulu dengan memberanikan diri datang ke acara
itu. Toh jelas-jelas itu acara terbuka untuk umum. Di-
posting-kan di milis ini kan artinya mengundang kita semua.
Lalu sampai di sana, menambah keberaniannya sedikit lagi,
berbicaralah mengemukakan pendapatnya, sebagaimana
galaknya yang dikemukakan di sini. Tetapi kalau nyali toh 
tetap terbatas, ya diperhalus lah...

Kalau kira-kira untuk datang ke sana saja pun ada
keterbatasan nyali, minta tuh dianterin dikawal Ul-djie. For
sure she will only be glad to!
Kalau pas kebetulan saat itu dia ada acara lain, paling tidak
saya bisa lah mengawal, kalau cuma ke CSIS aja sih...

Tapi saya yakin pengawalan itu tidak perlu.
Sekarang ini Ribka Tjiptaning yang anak PKI saja sudah bisa
jadi anggota DPR, mosok pendukung Sia-sia Go Tjan
datang ke CSIS yang sudah macan ompong, ketemu sama
Harry Tjan yang sudah uzur, koq nggak berani...

Kalau usul ini kesampaian, dengan demikian diskusi bedah
buku itu akan jadi ramai dan menarik. Sehingga besoknya
publikasi di media akan luas.
Jadi badai tidak cuma di cangkir saja...

Wasalam. 



Re: [budaya_tionghua] Bagaimana identitas hoakiau di Indonesia saat ini?

2008-09-17 Terurut Topik agoeng_set
Kok bisa? Kan tinggal kasih nama ke anak anda aja, n bikin wasiat klo barang 
siapa dari keturunan anda tdk punya nama tionghoanya engga boleh dapet warisan 
n ga boleh pake nama kluarga. Hehehe
Sent from my BlackBerry�
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: Mita Melati [EMAIL PROTECTED]

Date: Tue, 16 Sep 2008 22:51:53 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Bagaimana identitas hoakiau di Indonesia saat 
ini?


Benar...ironis y, krn nama chinese di keluarga saya ini berhenti di generasi 
saya, hehehe...





RE: [budaya_tionghua] Re: diskusi launching buku Tionghoa dalam cengkraman SBKRI

2008-09-17 Terurut Topik agoeng_set
Maap om, sapa yg dimaksud pahlawan yah?
Sent from my BlackBerry�
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: RM Danardono HADINOTO [EMAIL PROTECTED]

Date: Wed, 17 Sep 2008 13:54:26 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Re: diskusi  launching buku Tionghoa dalam 
cengkraman SBKRI


 Tidak sampai setengah yang lalu, ada kelompok yang mengusung
  mangkir-cino dengan gagah berani dan muncul sebagai pemenang.  
  
  Sekarang para pemenang itu ramai-ramai balik-cino.

*** Betapa benarnya, mas Hendri, betapa benarnya! 
Kini mereka menjadi Pahlawan China... dahoeloe? wwwauw


Salam dari seorang saksi sejarah

Danardono




--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Hendri Irawan [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Orang dulu mengatakan:
 
 - Yin dan Yang saling melengkapi dan berubah
 - di saat Yin memuncak, Yang muncul
 - di saat Yang memuncak, Yin muncul
 - tidak ada yang abadi semuanya akan berubah, perubahan itu lah yang
 abadi 
 
 Tidak sampai setengah yang lalu, ada kelompok yang mengusung
 mangkir-cino dengan gagah berani dan muncul sebagai pemenang. 
Sekarang
 para pemenang itu ramai-ramai balik-cino.
 
 Saya cuma bisa berkomentar: wo de tian ar
 
 Hormat saya,
 
 Yongde
 


RE: [budaya_tionghua] Re: NoMpang Lewat Azzah Nih! (Was: No Dogs And Chinese Allowed)

2008-09-17 Terurut Topik agoeng_set
Ajak2 g donk kesono.
Sent from my BlackBerry�
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: Hendri Irawan [EMAIL PROTECTED]

Date: Wed, 17 Sep 2008 14:44:56 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Re: NoMpang Lewat Azzah Nih! (Was: No Dogs And 
Chinese Allowed)


Bung Ophoeng yang sama-sama doyan makan,

Memang benar bahwa penghinaan bisa menjadi motivasi yang sangat kuat.
Salah satu contohnya dalam sejarah adalah kisah Han Xin, dari seorang
yang dihina dan dipaksa merangkak melalui kolong kaki orang lain
menjadi seorang panglima militer yang tersohor. 

Menurut saya, memang perlu rasa terima kasih terhadap penghinaan,
tetapi jangan mengurangi atau malah melupakan penghinaan tersebut. Toh
dengan penghinaan itu kita bisa menjadikannya sebagai motivasi.

Tahun lalu dalam satu diskusi mengenai memburuknya hubungan negara
kita dengan negara jiran saya mengutarakan prinsip ini dengan
mengambil contoh jaman penghinaan Tiongkok. Saya bilang daripada
hangat-hangat tahi ayam mau ganyang dan perang dengan negara jiran
lebih baik semua penghinaan itu kita telan dan kita dokumentasi dengan
baik. Nah dokumentasi ini haruslah kita teruskan dan ajarkan ke
generasi selanjutnya. Biar mereka tahu apa jadinya kalau negara mereka
lemah.

Tentu saja pendapat saya tidak diterima. Terlepas apakah benar tingkah
laku negara jiran itu sebagai penghinaan atau permainan politik, saya
pikir seharusnya bisa dijadikan motivasi untuk memajukan negara
sendiri. Tidak tahu apakah hangat-hangat tahi ayam memang sudah
menjadi budaya di negara ini.

Hormat saya,

Yongde
catatan: saya akhirnya nyerah cari tempat makan kerang rebus ala
medan, akhirnya kembali ke langganan lama yang sekarang buka cabang di
pluit.

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Ophoeng [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Bung Hendri, Anathapindika_m dan TTM semuah,
 
 Hai, apakabar? Sudah makan?
 
 Penghinaan = Motivasi?
 
 Kalau benar karena adanya penghinaan ihwal No Dogs And Chinese Allowed
 maka terjadi pemberontakan dan akhirnya Tiongkok merdeka dari
penjajahan,
 mungkin mestinya kita justru berterimakasih atas tindakan
penghinaan tsb.?
 Coba, kalau ndak ada penghinaan tsb., mungkin sampai sekarang di
Tiong-
 kok masih berseliweran para menak borjuis asing di mana-mana di sana ya?
 
 No Dogs and Chinese Allowed. apa artinya dogs = Chinese ? 
 
 Kalau menurut bahasa yang baik dan benar, dogs = anjing, BUKAN Chinese.
 Jangan emosi dulu, katanya kemaren waktu diskusi soal orang makan
anjing,
 menurut pandangan barat, anjing merupakan teman, sahabat setia manusia.
 Jadi, kalau mereka menyamakan Chinese dengan Dogs, bukannya justru me-
 reka sedang memuji kesetiaan Chinese? Dan mereka akan memperlakukan
 Chinese seperti laiknya mereka perlakukan kepada pet-nya? Lha,
denger ka-
 bar, katanya banyak bule tua kaya raya yang lebih rela mewariskan
hartanya
 kepada anjing-2 kesayangannya. Lumayan 'kan kalau diwarisi US$ 1
Billion.
 
 Kalau ndak salah, di kalangan orang Tionghua di Tiongkok pada masa
itu ju-
 ga punya 'hinaan' balasan: hantu bule, setan bule. Kalau sekarang
mau balas,
 khusus ama Amrik, bilang ajah mereka itu ayam. Pasti mereka murka deh! 
 Ayam = chicken toh? Mereka pantang dikatain 'chicken' tuh, jeh! :D)
 
 Dah, noMpang lewat aza nih, ya.
 
 Salam kompak selalu,
 Ophoeng
 BSD City, Tangerang
 
 
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Hendri Irawan henyung@
 wrote:
 
 Saudara-saudari semua,
  
 Jaman perang candu sampai dengan masa konsesi asing diabadikan menjadi
 jaman penghinaan oleh kekuatan asing. Jaman kegelapan itu juga
 menjadi salah satu pendorong migrasi dan diaspora orang Tionghoa di
 seluruh dunia. Di Tiongkok sendiri penghinaan ini menjadi semacam
 motivasi dan dulunya (sekarang juga masih) dipropagandakan baik oleh
 pemerintah maupun media, termasuk media Hongkong sebelum 1997 yang
 relatif lepas dari kekuasaan Beijing. Boleh dibilang olimpiade 2008
 yang baru lalu ini adalah sebagai puncak pembalasan secara simbolis
 terhadap jaman penghinaan. 
 
 ---dipotong---
 
 Hormat saya,
  
 Yongde
 
  
 --- On Tue, 9/16/08, anathapindika_m anathapindika_m@ wrote:
  
 From: anathapindika_m anathapindika_m@
 Subject: [budaya_tionghua] Re: Menjadi Tionghoa atau Kristen
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Date: Tuesday, September 16, 2008, 6:24 AM
  
  
 gimana dengan larangan masuk ke taman di daerah yang dikuasai Inggris,
 yang bunyinya seperti ini :
 
 NO DOGS AND CHINESE ALLOWED
  
 http://pekingduck. org/archives/ no%20dogs% 20or%20chinese. jpg
 
 apa artinya dogs = Chinese ?
  
 APM






[budaya_tionghua] film 3 negara

2008-09-17 Terurut Topik Tin Tintai
Hai teman-teman. Saya ingin mengoleksi film tentang Tiga Negara (Sam Kok) baik 
dalam bentuk vcd atau dvd. Adakah yg bisa bantu,dimanakah bisa diperoleh? 
Thank's sebelumnya. GBU.

Atintai.


  
___
Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru.
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. 
Cepat sebelum diambil orang lain!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/

[budaya_tionghua] Re: Menjadi Tionghoa atau Kristen

2008-09-17 Terurut Topik RM Danardono HADINOTO
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tantono Subagyo 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 * 100%! Akidah Islam mengkondisikan ke-khaffah-an dalam
 menjalankan perintah agama, termasuk ritual. Ritual yang ditentukan
 nabi Muhammad dari basis budaya Semit yang menjadi acuan. Dari
 pemahaman Trimurti diubah menjadi azas ajaran Ibrahim. Yes.*
 
 Yang ini saya tidak setuju Pak, setahu saya Trimurti itu ajaran 
India juga
 jadi bukan ajaran Jawa, kalau mau cari agama Jawa itu harus dicari 
pra
 datangnya kerajaan Hindu.
 
 Saya juga kurang setuju mengenai basis Taoist Konfucianist di 
China, dalam 3
 bulan saya nongkrong di China Academy of Agricultural Science saya 
tidak
 merasakan itu, bahkan cuma merasakan pemujaan berlebihan terhadap 
ketua
 Mao.
 
 Salam, Tantono Subagyo


 Pak Bagyo yang baik, idee Marxisme tak membentuk budaya baru. 
Kita kenang alm Tan Malakka, yang tetap Indonesia, yang juga 
berideologi merangkul Pan islamisme dalam perjuangan kaum Marxis 
sedunia.

Saya yang di Eropa ini, menjadi saksi sejarah, bagaimana masyarakat 
Rusia setelah 1989 kembali ke masyarakat demiokratis dan menanggalkan 
azas komunisme memperlihatlkan bagaimana kentalnya budaya Rusia 
mereka. Seni musik, sastra, sampai pada penghayatanan Katholik 
Orthodox mereka. Juga Hongaria, Ceko dan Slowakia, Slowenia, 
Bulgaria, Rumania. Setelah puluhan tahun system komunisme, budaya 
mereka kembali nyata!

Saya juga bertemu dengan wakil wakil Korea utara di PBB di Vienna. 
Dalam budaya tak beda sejengkalpun dengan saudara mereka dari Korea 
seatan.

Kembali ke Tiongkok, walau seribu kali warga RRT memuja Maozedong, 
mereka TETAP berbudaya Tiongkok. Saya jumpa beberapa scientists 
mereka di Vienna. Don't worry pak.

Pak Bagyo pernah berjumpa dengan ex anggauta PKI? Mereka sama 
jawanya, sama Minangkabaunya, sama Tapanuinya dengan saudara saudara 
kita yang lain. System politik, pak, tak pernah merubah budaya 
manusia. Nowhere.

Salam

Danardono



Re: [budaya_tionghua] Bagaimana identitas hoakiau di Indonesia saat ini?

2008-09-17 Terurut Topik Mita Melati
Beli aja DVD nya, bgs qo film'y, hehehe...


Hmm...kalau gt skr bnr2 jarang ya ada hoakiau di indonesia lagi... Tapi mungkin 
ga ada seseorang yang punya 2 kewarganegaraan karena misal'y dy tinggal di 
indonesia untuk jangka wktu lama karena suatu pekerjaan (bukan yg 1 atau 2 
tahun, tp skitar 10 tahun, dari sejak etnis tionghoa masih wajib dengan sbkri'y 
), tapi dia masih sering pulang pergi ke tiongkok? karena mayoritas keluarga'y 
ada di sana... sebutan untuk orang yang seperti itu apa donk? kalau hoakiau2 
baru yg skr kan krn dy datang k indonesia udh g wajib lg bikin sbkri...

terimakasih...^_^


- Original Message 
From: Fy Zhou [EMAIL PROTECTED]
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Wednesday, September 17, 2008 3:59:41 PM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Bagaimana identitas hoakiau di Indonesia saat 
ini?


Saya mau nonton Photograp belum kesampaian nih.
 
Tapi logikanya begini: Jika Johan punya nama Indonesia resmi, pasti dia sudah 
WNI, jadi tak bisa disebut hoakiau lagi. lain halnya kalau nama Indonesia ini 
hanya sekedar aksi2an. hanya punya nama tionghoa juga belum masih WNA lho, Kwik 
Kian Gie jelas WNI.dia bukan lagi Hoakiau. Papa saya almarhum yang masih WNA 
baru bisa disebut Hoakiauw.zaman sekarang Hoakiauw lama sudah berkurang, 
diganti dng hoakiuw baru yang baru datang dari RRT.


--- On Wed, 9/17/08, Mita Melati qhuqwayz_aja@ yahoo.com wrote:

From: Mita Melati qhuqwayz_aja@ yahoo.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Bagaimana identitas hoakiau di Indonesia saat 
ini?
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Date: Wednesday, September 17, 2008, 7:11 AM


Kalau yg udah punya SBKRI itu yg udh pasti punya nama Indonesia yg dilebur dari 
nama marga y (misal'y Tan Han Ju jadi Johan Tanujaya)?
Trs mo nanya lg, Fy Zhou udh pernah nonton film The Photograph blm (cast'y Lim 
Kay Tong, Shanty, Lukman Sardi, Indy Barends, sutradara'y Nan T Achnas)? Kl 
udh, mau tanya, tokoh Johan di film itu disebut hoakiau, huaren atau huayi? Dia 
nulis nama dia di sebuah foto ada 3 jenis, nama dlm tulisan kanji, Tan Han Ju, 
dan Johan Tanujaya. Kl seperti itu jd sebutan'y bgmn?

Terimakasih. ..^_^



- Original Message 
From: Fy Zhou [EMAIL PROTECTED] com
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Sent: Wednesday, September 17, 2008 1:56:26 PM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Bagaimana identitas hoakiau di Indonesia saat 
ini?


Lho. kalau sudah memiliki skbri berarti sudah WNI, sudah jelas tak lagi disebut 
Hoakiau, walaupun datang ke Indonesianya baru setahun misalnya. istilah2 ini 
hanya dilihat dari segi hukum, tak ada kaitan dng isi hati orang atau niatan2 
tersembunyi, seorang Tionghoa WNI yang sudah kembali ke RRT misalnya, sebelum 
dia melepaskan status WNInya ya tetap saja disebut Hoaren, bukan hoakiauw atau 
Zhongguo ren. 
 

--- On Wed, 9/17/08, Mita Melati qhuqwayz_aja@ yahoo.com wrote:

From: Mita Melati qhuqwayz_aja@ yahoo.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Bagaimana identitas hoakiau di Indonesia saat 
ini?
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Date: Wednesday, September 17, 2008, 5:41 AM


Terimakasih jawabannya.. .^_^

Tapi masih ada yg mau ditanyain b'kaitan ma jawaban anda...

Kalau org Tionghoa yang merantau ke Indonesia tersebut sudah memiliki nama 
Indonesia akibat SBKRI,  ia masih bs dibilang hoakiau atau sudah menjadi 
huaren? Sekalipun ia berniat ingin kembali ke Tiongkok?



Recent Activity
*  35
New MembersVisit Your Group 
Need traffic?
Drive customers
With search ads
on Yahoo!
Y! Messenger
Send pics quick
Share photos while
you IM friends.
Yahoo! Groups
Familyographer Zone
Join a group and
share your pictures.
.. 
 

 



  

[budaya_tionghua] Re: diskusi launching buku Tionghoa dalam cengkraman SBKRI

2008-09-17 Terurut Topik RM Danardono HADINOTO
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Akhmad Bukhari Saleh 
[EMAIL PROTECTED] wrote:


 
 Nggak usah sampai bikin buku lah, Tan Lookay. Kalau itu
 sih kayaknya kejauhan panggangnya dari apinya...
 
 Mulai saja dulu dengan memberanikan diri datang ke acara
 itu. Toh jelas-jelas itu acara terbuka untuk umum. Di-
 posting-kan di milis ini kan artinya mengundang kita semua.
 Lalu sampai di sana, menambah keberaniannya sedikit lagi,
 berbicaralah mengemukakan pendapatnya, sebagaimana
 galaknya yang dikemukakan di sini. Tetapi kalau nyali toh 
 tetap terbatas, ya diperhalus lah...
 
 Kalau kira-kira untuk datang ke sana saja pun ada
 keterbatasan nyali, minta tuh dianterin dikawal Ul-djie. For
 sure she will only be glad to!
 Kalau pas kebetulan saat itu dia ada acara lain, paling tidak
 saya bisa lah mengawal, kalau cuma ke CSIS aja sih...
 
 Tapi saya yakin pengawalan itu tidak perlu.
 Sekarang ini Ribka Tjiptaning yang anak PKI saja sudah bisa
 jadi anggota DPR, mosok pendukung Sia-sia Go Tjan
 datang ke CSIS yang sudah macan ompong, ketemu sama
 Harry Tjan yang sudah uzur, koq nggak berani...
 
 Kalau usul ini kesampaian, dengan demikian diskusi bedah
 buku itu akan jadi ramai dan menarik. Sehingga besoknya
 publikasi di media akan luas.
 Jadi badai tidak cuma di cangkir saja...
 
 Wasalam.


*** Idee yang sangat bagus. Kawan kawan yang berada di Jakarta dan 
ada waktu silakan hadiri pertemuan itu, yang intinya pasti 
bermanfaat. Kalau ingin menanggapi pahlawan pahlawan yang hadir 
disana, pasti sangat ideal, karena bangsa ini memang sering pelupa ha 
ha ha

Selamat menghadiri, dan mohon info disini


Salam

Danardono




[budaya_tionghua] Re: Kue Ku Terigu

2008-09-17 Terurut Topik David Kwa
Betul itu, tapi yang namanya kue ku terigu rasanya sih ga sembarang 
orang jual. Apa benar orang seberang juga mengenal kue ku terigu 
yang dimaksud? Saya tidak tau, sebab saya belum cek.

Kiongchiu,
DK

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Hendri Irawan 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Kwa loheng dan saudara Haryadi,
 
 Yang saya tahu di tempat berkumpulnya Tionghoa luar pulau di 
jakarta
 pasti ada kue ku. Misalnya di jelambar, duta mas, jembatan lima,
 pluit, pademangan.
 
 Di Kelapa Gading juga ada tuh.
 
 Hormat saya,
 
 Yongde
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, David Kwa
 david_kwa2003@ wrote:
 
  Wah, ga tau ya dimana ada jual, sebab biasanya sih orang bikin 
sendiri. 
  Coba aja cari ke tukang kue basah ala peranakan di pasar Kampung 
Bebek, 
  Angke Indah, Jakarta Barat, mungkin di sana ada. Tapi sebaiknya 
pagi-
  pagi jam 6...
  
  --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Haryadi Theng 
  chenhoa.theng@  wrote:
  
  wah, kembali ke soal kue ku, ternyata ada yang dari terigu dan 
isi 
  kentang ya? klo di jakarta bisa dibeli dimana ya ko David? 
pengen 
  nyobain.. hehehehe
 





[budaya_tionghua] Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-17 Terurut Topik HKSIS
http://www.sinarharapan.co.id/berita/0809/17/pol02.html

Syafii Maarif 
Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun



JAKARTA? Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif tak bisa berbuka 
puasa dengan tenang. Ia harus menerima ucapan selamat yang terus mengalir dari 
para tamu yang memenuhi aula Gedung PP Muhammadiyah, Senin (15/9) sore itu. 
Laki-laki yang akrab dipanggil Buya itu baru saja menerima penghargaan 
Magsaysay Award dari The Board of Trustees of the Ramon Magsaysay Foundation 
(RMAF) untuk kategori Peace and International Understanding. Magsaysay 
sebelumnya juga pernah dianugerahkan kepada Mochtar Lubis, Soedjatmoko, 
Pramudya Ananta Toer Abdurrahman Wahid dan Dita Indah Sari. 
Namun pria kelahiran Sumbar itu justru menanggapi biasa saja penghargaan itu. 
?Sebenarnya saya tidak bisa menanggung beban pujian-pujian itu. Karena tidak 
sehebat itu. Tanya saja pada istri saya,? katanya. 
Ia malah mengharapkan penghargaan yang diterimanya itu dapat memberi inspirasi 
bagi kalangan muda untuk meneruskan perjuangan menegakkan demokrasi, 
inklusivitas dan pluralisme dengan serius. Baginya, pluralitas harus 
mendapatkan perhatian utama, karena bangsa Indonesia lahir dari banyaknya 
suku-suku yang bersatu. Masyarakat di dalam suku tersebut memiliki beragama 
kepercayaan yang hidup. Sehingga, pemaksaan atas nama satu keyakinan tertentu 
pada masyarakat tersebut tidak boleh dibiarkan karena bisa melahirkan 
perpecahan. 
Bahkan, Sjafii juga menegaskan, di dunia ini, manusia diperbolehkan untuk tidak 
beragama ataupun menjadi ateis sekalipun. Asalkan, masing-masing pihak saling 
menghormati, tidak memiliki agenda tersembunyi ataupun saling menghancurkan 
satu sama lain. Pendapat tersebut didasarkan pada nilai-nilai toleransi yang 
terkandung dalam Kitab Suci Al ? Quran. ?Menurut saya, Al ? Quran itu lebih 
toleransi dibandingkan dengan orang Islam,? katanya.
Ia mengakui, saat ia memutuskan untuk bicara masalah itu persoalannya tidak 
mudah. Ia menuai kemarahan yang hebat dari para ulama dan juga kaum 
intelektual. Bahkan, salah satu dari mereka sangat kecewa dan segera menanyakan 
posisi teologis Sjafii sebagai seorang muslim. Namun, setelah dijelaskan 
pandangannya, pihak-pihak yang marah tersebut hanya diam hingga sekarang. 
Menurutnya, beberapa ayat di dalam Al ? Quran sangat jelas menegaskan tidak 
boleh adanya pemaksaan dalam beragama. Bahkan, katanya, nabi pun dilarang 
memaksa. ?Jadi, kalau orang mau beriman mari beriman kalau tidak juga mari. 
Perkara nanti perkara di depan Tuhan itu urusan mereka. Tapi tidak ada kekuatan 
duniawi untuk memaksa orang atau pengadilan untuk membunuh atau menghukum orang 
yang tidak beriman. Itu pendapat saya,? paparnya. 
Ia melihat, kemarahan yang ditunjukkan kepadanya, kemungkinan besar karena 
terbatasnya pengetahuan mereka tentang pemahaman teologis ayat-ayat Quran 
terkait dengan kebebasan untuk berkehendak dan memilih. Dalam pandangannya, 
sesuai dengan Al-Quran, Tuhan sejatinya menawarkan kebebasan terhadap seluruh 
umat manusia untuk mempercayai ataupun tidak mempercayai, sedangkan resikonya 
merupakan urusan pribadi masing-masing dengan Tuhan. 
?Dengan kata lain, seseorang yang mengklaim dirinya sebagai seorang ateis 
ataupun orang yang ingkar terhadap agama tidak dapat dibawa ke pengadilan untuk 
menghadapi hukuman agama sebagaimana pandangan yang dianut muslim klasik,? 
katanya. 

Tak Boleh Monopoli
Ia juga menyadari, saat ini tidak banyak ulama yang mau membuka kembali Quran 
dan menempatkanya secara kontekstual. Sehingga, untuk masalah ini ke depan akan 
sangat tergantung pada kemampuan umat muslim untuk memberikan respon secara 
kreatif dalam menghadapi tantangan hari ini. Pasalnya, interpretasi teks 
keagamaan harus dilihat dalam kaca mata waktu saat itu. Karenanya, seorang ahli 
yang kaliberpun tidak punya hak untuk memonopoli kebenaran. 
Al ? Quran, katanya, secara tegas melarang umat manusia secara buta menjadi 
pengikut para ulama. Bahkan, Al- Quran menegaskan membunuh seseorang artinya 
membunuh seluruh kemanusiaan. 
Dia melihat, kelompok militan dan radikal yang siap untuk mati umumnya 
mempertahankan fatwa-fatwa dari pandangan Islam klasik. Salah satu contohnya 
adalah peledakan bom di Bali dan JW Mariot. Terkadang, untuk kelompok seperti 
ini, membunuh orang lain yang berbeda secara ideologis dari pandangan agamanya 
dalam beberapa kasus sebenarnya justru demi kepentingan uang. Oleh karena itu, 
yang terjadi sebenarnya adalah penyalahgunaan agama untuk kepentingan dan 
tujuan rendah. 
?Secara adil tidak hanya orang muslim yang melakukan monopoli praktik bom bunuh 
diri. Beberapa pengikut agama lain juga sering melakukan hal yang sama. 
Ketidakadilan dan penindasan yang dilakukan oleh beberapa orang harus 
bertanggung jawab terhadap tindakan-tindakan yang salah tersebut,? imbuhnya. 
Namun, bagaimana itu dijalankan di Indonesia, ketika hukum negarapun ternyata 
masih mencantumkan pasal tentang penistaan agama? Ia pun menjawab dengan 

RE: [budaya_tionghua] Re: Menjadi Tionghoa atau Kristen

2008-09-17 Terurut Topik Dada
 

 



From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Mulyawan Lie

Sent: 17 September 2008 16:38

To: budaya_tionghua@yahoogroups.com

Subject: [budaya_tionghua] Re: Menjadi Tionghoa atau Kristen

 

From: budaya_tionghua@ yahoogroups. com

[mailto:budaya_tionghua@ yahoogroups. com] On Behalf Of Mulyawan Lie

Sent: 16 September 2008 21:40

To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com

Subject: [budaya_tionghua] Re: Menjadi Tionghoa atau Kristen

 

sdr Dada yg lagi sewot,

 

Dada : 

 

inilah sikap mentang-mentang. Bung, leluhur kita sudah kasih nasehat : ojo
dumeh!

 

Dada : 

Leluhur juga dah kasih nasehat , jangan jadi penggerutu semberi tidak
melakukan apapun . 

Ada korban kecelakaan yang tergeletak di jalan raya , dari fisik kentara
sekali jika korban tersebut tionghoa. Lantas anda kebetulan melihat dan anda
tidak peduli . Tetapi giliran ada seorang pastor atau kaum yang berbeda
dengan anda . dan melakukan pertolongan anda menjadi orang pertama yang
mencibir , meragukan ketulusan yang menolong , sambil memberi label senyuman
monalisa dan sebagainya dan berbagai prasangka lain. Itukah cirri orang
orang berbudaya?

 

Begitu juga dengan sekolah katolik. Ada masa tionghoa yang tercerai berai
tatkala sekolah tionghoa di tutup besar2an di masa lampau. Lantas kemanaka
anak2 tionghoa itu belajar? Bisakah anda memberikan solusi? 

 

Sekali lagi , kemana anak2 tionghoa itu akan menuntut ilmu?

1. sekolah katolik ? yang rata-rata sudah berumur tua , dan sudah ada
sebelum era kemerdekaan

2. sekolah muslim? 

3. sekolah negri? 

4. sekolah Buddha 

5. atau anda punya solusi?

 

Opsinya apa?

 

1. Sekolah katolik. 

Jika tionghoa tidak diterima masuk sekolah itu , nanti ada tuduhan , sekolah
katolik anti tionghoa dan lebih mementingkan umat katolik

Jika tionghoa di terima di sekolah katolik, nanti ada tuduhan , mereka
sedang di kristenkan ...

Jadi apa arti semua gerutuan ini , itu yang saya tanyakan

Atau anda lebih suka para tionghoa tidak bersekolah barangkali. 

 

 

 

 



 

emang demikianlah landasan niat mereka mendirikan sekolah.sekali lagi bukan
untuk mencerdaskan manusia agar terbebas dari kebodohan d kemiskinan tetapi
untuk apa? betul! untuk mempengaruhi orang ato bangsa lain seperti yg mereka
mau!

harus kita pahami tidak ada tulusan yg ada nafsu megalomania.semua itu
dilakukan tentunya dengan senyuman monalisa dgn tutur kata yg mungkin
mendayu dayu

kondisi ini tentu tidak sesuai dgn nation building yg kita citakan bersama.

 

Dada : 

Nation building apa dulu, nation yang mana  , rasanya sangat kontradiktif
dengan frasa anda pulang ke habitat asal.

 

 

 

alangkah indahnya bila sekolah sungguh2 menjadi fasilitas sosial dan umum.

mentang...mentang. kaga heran kalo yg muncul itu adalah orang orang seperti
Lee Hyung Bak.hal itu terjadi (orang kristen agresif- represif) itu bukan
ulah pastor ato pendetanya, emang ada rujukan di 'textbook'nya.masalah bukan
diorangnya tapi mungkin di 'textbook'nya. kalo berani jujur,ente setujukan?

kenape sih banyak orang rela mati untuk sesuatu yg gak jelas,tahayul?

kenape gak kita rela mati demi mengentaskan kemiskinan,kebodohan?

 

Dada : 

anda bisa mengambil contoh Kristen agresif dan represif , tetapi sebaliknya
anda juga agresif dengan langsung menohok text book dan plus label
tahayul. Jadi apa bedanya ANDA dengan MEREKA kalau begitu?

Ini seperti pertandingan antara anda dengan mereka , bukan dengan saya.
Kalau mau saya kenalkan anda dengan fei-fei , anda bisa berdiskusi sama dia
hingga akhir jaman 

Terus menurut etika perkelahian wekekeke , saat anda menyerang textbook
agama lain , ada baiknya anda sebutkan anda itu beragama apa.soalnya
bisa saja ini hanya masalah rebutan lapak , dimana yang satu menjelekkan
yang lain karena barang dagangan gak laku...

 

**

Menyedihkan jika anda lupa RRT meminjam falsafah barat sebagai ideology

mereka ...dan sekarang RRT menjadi raksasa...

 

masa iya sih .

bung Dada yg baik,nyebut.. nyebut. say goodbye to TAHAYUL. pulang ke habitat
asal, nikmati indahnya kazanah kedalaman falasafah leluhur.ada yg kurang?
kita -pewaris budaya leluhur- perbaiki tanpa menghilangkan akarnya apalagi
mencampakkannya.

 

Dada : 

Loh , anda sama sekali tidak tahu kisah perjalanan ideology dari Marx ,
Lenin hingga ke MAO ZE DONG?

Lantas Marx itu orang apa yah ..falsafah dari mana yah? 

 

Terus pulang ke habitat asal yang mana , RRT pasca revolusi kebudayaan? 

Kalau begitu , mari kita borong buku red book , saya satu dan anda satu ,
hehehehe

 

 

 



Re: [budaya_tionghua] Ureca dan Ubaya??

2008-09-17 Terurut Topik lkartono
Quoting hdi_gesang [EMAIL PROTECTED]:

 disini saya ingin menanyakan, mungkin ada yang tahu lebih dalam mengenai

 hubungan antara Ureca (Universitas Res Publica) dengan Ubaya

 (Universitas Surabaya).

RSS,

Kalau nggak salah pada saat sebelum 65 dikenal dengan Ureca dan  
setelah 65 diganti namanya dengan UBAYA. Jadi secara historis ada  
kaitannya walaupun secara kepemimpinannya berbeda.

loek's


[budaya_tionghua] Fwd: Sharing dari Yulyani: Moon Cake Festival Dharmajala's continuation day

2008-09-17 Terurut Topik Hendri Irawan
--- In [EMAIL PROTECTED], karma_tenpe_gyatso
[EMAIL PROTECTED] wrote:


- Original Message - 
From: yulyani arifin 
To: [EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, September 17, 2008 11:02 PM
Subject: Re: [DharmajalaXV1] Tradisi Tiong Ciu Pia



  A lotus 4 u, A Buddha to be...
  dear sangha terkasih 

  Sungguh suatu berkah dapat mengikuti Acara  Seminar Tradisi
Tiong Ciu Pia dan Dharmajala Continuation Day . kaerna Setelah sekian
lama tidak bertemu dgn sangha DJ akhirnya dapat berkumpul kembali . 

  Boleh ya berbagi semoga bermanfaat bagi yang tidak hadir ..
  Setiap tahun saya pasti dapat kiriman kue bulan dari mama , ehm
rasanya enak deh beda dengan kue bulan yang ada kuning telurnya
...lebih cocok dgn kue bulan buatan dari jambi..(bukan promosi ya)
cuma tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya ..tidak ada kiriman
kue bulan dari mama, beli pun gak boleh . karena papa saya beberapa
bulan lalu baru meninggal. cuma makan masih boleh :-) 
  untung juga ada acara dari DJ bisa maem kue bulan bareng2 lagi
sambil minum teh hangat diimport Bro Hadi dari china . Memang topbgt
banget deh Hadi Pu Sa.. sampai perkakas dari weston juga dipindahkan
ke patra :-) anumodana bro ..ditambah Mama Lina he..he.kenapa
disebut Mama karena setiap acara DJ pasti urusan konsumsi ada Mama
Lina ..jadi kenyang deh gak bakal kelaparan klu ikut acara
DJ...sungguh suatu berkah juga..  ( lonceng) 
  Nah yang seru lagi karena pertama kali nyampe berbarengan dgn
Juwi, suki, Ko Jemi dan partner sory ada yang bisa bantu siapa nama
partner ko Jemi ..lupa nih padahal seharian cuci gelas , piring,
bareng and tidak ngomong ceritanya mencuci dengan penuh kesadaran  
(sorry bukan muji  diri sendiri) ..nah itu serunya saking serunya
nyuci sampai lupa kenalan ..cuma ya kenal muka sih ...and nah ini
cowo2nya ngepel and nyapu kayaknya jarang deh liat beginian kalu
gak di DJ he.he..

  Ko Adrian ada menjelaskan inti dari Perayaan Tiong Ciu adalah
kebersamaan, kekeluargaan, dari cara makan kue bulan pun dibagi sesuai
jumlah anggota keluarga walaupun ada anggota keluarga yang merantau
...bagiannya tetap ada..
  hal ini mengingatkan saya tentang kiriman kue bulan dari ortu
sebagian utk ortu sebagian lagi dikirim utk anaknya yagn merantau
seperti saya ..jadi rasa kekeluargaan bisa menyatu kembali dan setiap
terima kiriman kue bulan jadi ingat kembali waktu makan kue bulan di
palembang tmpt asal daku. dan terima kasih sekali buat ortu yagn bela
belain kirim kue bulan padahal di jakarta juga ada jual..cuma beda deh
nilai nya jauh lebih tinggi :-)
  sudah segede ini baru ngeh maknanya ...Sungguh suatu berkah
bener bisa bertemu DJ yang menfasilitasi dan Ko Adrian yagn pakar
budaya tionghoa..jadi tidak perlu cari sendiri , tinggal mendengar
saja dari pakarnya.
  ( lonceng)
  Dan ternyata Tradisi Tionghoa sangat menjunjung tinggi
keselarasan, dan keharmonisan jadi antara pria dan wanita pun sejajar,
namun mengenai apa yang kita tahu kesannya orang Tiong Hoa agak
mengutamakan pria, ini karena pengaruh sistem dan oknum tertentu
menurut ko adrian sih..
  Nah perayaan Tiong Ciu ini adalah mengangkat martabat perempuan
karena memang perayaan ini adalah penghormatan utk wanita..sebenarnya
kalau Sembhayang Tiong Ciu Pia , perempuan yagn terlebih dulu pasang
hio baru diikuti pria...namun dalam praktek sekarang sepertinya banyak
terjadi perubahan ..

  kemudian saya tanya ke Ko Adrian mengenai kenapa orang yang baru
berduka tidak boleh beli kue bulan ..menurut Ko Adrian karena tujuan
perayaan Tiong Ciu ini adalah ucapan syukur , ungkapan kegembiraan
karena panen berhasil, jadi sama seperti Imlek , adalah suasana
kebahagiaan jadi untuk orang yang berduka tidak tepat ikut dalam
perayaan tersebut karena masih masa berkabung.
  jadi saya ngerti kenapa mama bilang gak boleh beli kue ..
  (lonceng)
  trus tahu gak my Sangha, ternyata dalam merayakan tiong ciu
tidak hanya makan kue bulan, tapi juga sambil menikmati bulan
purnama,sayang di patra semuanya rumah ..jadi mau lihat bulan pun
susah ..., trus sambil menikmati deburan ombak, makna dari menikmati
bulan dan deburan ombak adalah agar kita sadar bahwa kita itu kecil
jika dibandingkan dengan alam semesta , hal ini mengingatkan kita utk
tidak sombong , dan sadar diri . trus juga bisa dijadikan waktu utk
cari jodoh sambil berbals pantun,, , main jelangkung, dan sembhayang
leluhur...

  ternyata budaya tionghoa punya makna yang tinggi nilainya...
  trus diisi dengan sesi kedua continuation day Dharmajala...
  pada saat liat dokumentasi perjalanan Dharmajala jadi teringat
kembali acara yang pernah diikuti , dan tidak menyangka angkatan
retreat sudah mencapai angka 20 ..
  trus presentasi dari Elke, sungguh mewakili apa yang sedang saya
alami...
  mengenai naik turunnya semgat belajar, berlatih dan berbagi,
namun karena adanya Sangha yang tidak henti hentinya tiap jumat /
kamis, selalu sms dan mengingatkan , 

[budaya_tionghua] OOT : REUNI ANGKATAN 85 FE UNTAR - AKUNTANSI DAN MANAJEMEN

2008-09-17 Terurut Topik Lim Wiss




 REUNI ANGKATAN 85 FE AKUNTANSI 
MANAJEMEN

Reuni Angkatan 85 Jurusan Akuntansi dan Manajemen Universitas Tarumanagara,
akan diadakan :

Hari/Tanggal : Jumat, 19 September 2008
Jam: 18.30 s.d 21.00
Tempat  : The Buffet Citraland, Gedung Mall Ciputra Lt.4, 
 Jl. Arteri S.Parman, Jakarta Barat

Untuk acara reuni ini, masing-masing alumni mengeluarkan dana sebesar Rp.
125.000,- untuk acara makan bersama di The Buffet dan sisa dana yang ada
akan dipergunakan untuk KEGIATAN BAKSOS untuk Anak Jalanan yang akan
dikoordinasi oleh Sdri. Yogiawati . Bagi yang ingin menyumbang ataupun yang
ingin melakukan perbuatan kebajikan dapat memberikan dana bantuannya kepada
Sdr. Yogi.

Untuk dana tersebut dapat ditranfer via ATM ke rekening: 
 Yogiawati
 BCA Rek No. 525 000 8611

Kepada seluruh Alumni dapat menginformasikan kepada alumni lainnya yang
tidak terdaftar dalam Alumni mailing list ini. Agar kita dapat bertemu muka
dengan seluruh alumni yang hadir. Terima kasih atas perhatian dan kerja sama
yang baik
Contact Person : 
1) Yogi : 08161824336, 021-30832318
2) Sudargi Osman  : 08121079792
3) Harli : 08121044391







 

 



RE: [budaya_tionghua] Atau atau Dan? (Was: Menjadi Tionghoa atau Kristen)

2008-09-17 Terurut Topik Ulysee
Banyak lho orang yang sudah Kristen tapi masih merayakan Imlek, 
Lalu? 
Mau adu banyak??? 

Orang merayakan Imlek atau tidak itu karena preferensi masing masing, 
jadi sepertinya tidak perlu bawa bawa Kristen dalam urusan ini, 
cuman bikin euphoria yang sentimen doank, weks! 

BTW, AGong, nape si lu pamer pamer Blackberry dan
iklan-iklan Indosat? 
Pasang iklan disini, suruh Indosat setor upeti dulu ke milis, getoh!!!
krrekekekekekk.



-Original Message-
From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of
[EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, September 15, 2008 2:12 AM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: RE: [budaya_tionghua] Atau atau Dan? (Was: Menjadi Tionghoa
atau Kristen)


Banyak lho org yg sudah kristen tidak merayakan imlek lagi, klo ditanya
kenapa dijawab karena dia sudah kristen jadi engga merayakan imlek lg,
kira2 kepada mereka pantes gak ditanya tionghoa apa kristen. Hehhehe

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT


No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG. 
Version: 7.5.524 / Virus Database: 270.6.21/1669 - Release Date:
9/12/2008 2:18 PM
 




.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.

Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



RE: [budaya_tionghua] Re: Menjadi Tionghoa atau Kristen

2008-09-17 Terurut Topik Dada
 

  _  

From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of RM Danardono HADINOTO
Sent: 17 September 2008 19:36
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Re: Menjadi Tionghoa atau Kristen

 

Tanggapan yang sangat gamblang, tegas dan lugas. Kita disini concern 
pada BUDAYA, tak memasalahkan agama. Dan di milis ini subject adalah 
budaya Tionghoa, bukan Romawi, Yahudi, Mesir atau yang lain. 

Dada : 

Hati hati kalau mau bikin aturan main , yang sakarep dewek .Concern pada
masalah budaya , dan tak mempermasalahkan agama?

Wong bahas nya keburukan umatt agama lain ,sampai text book  segala , jadi
tegas lugas dimananya? Yang ada sekumpulan kontradiksi .. 

 



Great!

Salam

Danardono






[budaya_tionghua] Re: YIN YANG (was diskusi launching buku Tionghoa dalam cengkraman SBKRI)

2008-09-17 Terurut Topik prometheus_promise
Betul. 
Perubahan adalah yang abadi, Yin dan Yang saling melengkapi. 
Jikalah demikian, apakah ada pemenang antara Yin dan Yang ? Ketika 
toch semua sudah berjalan sesuai siklusnya, adakah lagi yang perlu 
diherankan atau dipermasalahkan? 

BTW, undangan diskusi dibawah bukan untuk mendiskusikan Kirno atau 
Likno toch ?


Prom


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Hendri Irawan [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Orang dulu mengatakan:
 
 - Yin dan Yang saling melengkapi dan berubah
 - di saat Yin memuncak, Yang muncul
 - di saat Yang memuncak, Yin muncul
 - tidak ada yang abadi semuanya akan berubah, perubahan itu lah yang
 abadi 
 
 Tidak sampai setengah yang lalu, ada kelompok yang mengusung
 mangkir-cino dengan gagah berani dan muncul sebagai pemenang. 
Sekarang
 para pemenang itu ramai-ramai balik-cino.
 
 Saya cuma bisa berkomentar: wo de tian ar
 
 Hormat saya,
 
 Yongde
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, jandi jandi_zhang@ 
wrote:
 
  halo semua. mau ngasih info soal seminar yang akan diadakan di 
CSIS. 
  tema diskusinya SBKRI, sejarah, perjalanan, dan masa depan.
  dalam acara kali ini juga bersamaan dengan peluncuran buku yang
  berjudul Tionghoa Dalam Cengkraman SBKRI.
  
  Hari/Tanggal : Senin, 22 September 2008
  Waktu : Pk. 16.00—18.30
  Tempat : Gedung CSIS, Jl. Tanah Abang 3 No. 27, Jakarta Pusat
  
  Acara ini akan dihadiri oleh Prof. Dr. Juwono Sudarsono (Menhan 
RI dan
  Guru Besar Universitas Indonesia); Slamet Effendy Yusuf, SH (Ketua
  Badan Kehormatan DPR RI); Harry Tjan Silalahi, SH (Pendiri Centre 
for
  Strategic and International Studies/CSIS); Mohammad Sobary
  (Budayawan); KH Said Aqiel Siradj (Ulama, Pendiri Gerakan 
Perjuangan
  Anti Diskriminasi/GANDI); Trias Kuncahyono (Wapemred Kompas); 
Indradi
  Kusuma, SH (Institut Kewarganegaraan Indonesia/IKI); serta penulis
  buku Wahyu Effendi (Tjoa Jiu Tie) dan Prasetyadji.
  
  Acara diskusi ini penting dan topiknya sangat menarik. SBKRI sudah
  dihilangkan tapi sampai pada saat ini masih juga orang2 Tionghoa 
masih
  dihambat dengan syarat pengajuan SBKRI, entah itu dalam pengajuan
  paspor, dll. 
  
  SBKRI hanya dikenakan kepada warganegara Indonesia keturunan 
Tionghoa
  saja. inilah bukti konkrit bahwa perundang2an kita pun
  mendikriminasikan warga negaranya. 
  
  Sekedar info saja. orang tua saya dulu membuat SBKRI ini dengan 
harga
  yang tidak murah (sampai ke angka jutaan). Coba teman2 tanya ke 
ortu
  masing2 bener ato tidak SBKRI ini mahal. 
  
  Mengingat topik diskusi yang menarik ini. Saya harap Anda mau
  memforward email ini ke teman-teman di kontak Anda. 
  
  Trims yah,
 





[budaya_tionghua] Arsitektur Tiongkok: Miniatur Alam Semesta

2008-09-17 Terurut Topik Lim Wiss
Arsitektur Tiongkok: Miniatur Alam Semesta



(Erabaru.or.id) Arsitektur modern dengan gaya menonjolkan ego atau
menunjukkan dominasi terhadap manusia saja. Tidak menghubungkan manusia
dengan langit, terasa seperti menentang langit.

Dalam masa ribuan tahun, orang Tionghoa sudah mengembangkan gaya arsitektur
mereka sendiri. Berdasarkan prinsip Taoisme dan Buddhisme, mereka
merefleksikan pengertian orang Tionghoa bahwa langit, bumi dan manusia
berhubungan erat. Jepang, Korea dan sebagian besar negara di Asia meniru
gaya arsitektur seperti ini.

Keselarasan antara Surga dan Bumi
I Ching-buku tentang teori perubahan dan karya tulisan lain mengatakan
bahwa orang kuno bertindak sesuai hukum langit, bumi, alam serta periode
tahun. Filsafat Taoisme berdasarkan elemen inti, yang mana menghasilkan
terbentuknya langit, bumi dan manusia.

Konfusianisme mengajarkan prinsip keselarasan antara langit dan bumi. Alam
adalah alam semesta besar dan manusia adalah alam semesta kecil. Karena
manusia adalah miniatur alam semesta, seorang manusia harus hidup dan
bertindak sesuai dengan hukum kosmos.
Pandangan tradisional ini mempengaruhi semua bidang kehidupan orang
Tionghoa, termasuk arsitektur. Tidak hanya memikirkan lokasi dan penggunaan
praktisnya, sebuah gedung harus selaras dengan alam baik interior maupun
eksteriornya.

Arsitek Tiongkok mendisain elemen alam semesta ke dalam setiap struktur
bangunan. Mulai dari gua primitif dan gedung sederhana hingga konstruksi
yang rumit, elemen alam semesta sangat terlihat terpatri kedalam arsitektur
Tiongkok. Terlihat sangat nyata, arsitektur adalah miniatur alam semesta.

Ujung kompas
Semua arsitektur Tiongkok dimulai dari ujung Kompas - utara, selatan, timur
dan barat. Arsitek memakai grafik yang disiapkan oleh ahli astronomi. Tidak
seperti peta hari ini, selatan di sisi bawah, utara di atas, barat di
sebelah kanan dan timur di sebelah kiri.

Berlandaskan lokasi Tiongkok di belahan bumi utara, orang Tionghoa percaya
bahwa cuaca baik-musim dingin yang lebih hangat dan musim panas dengan angin
sepoi-sepoi dari selatan- adalah berkah dari surga. Oleh sebab itu selatan
adalah titik referensi untuk semua bangunan.

Arsitek melapisi gedung di sisi utara, barat dan timur, kemudian membuka
sisi selatan. Ini untuk mencegah arus cuaca buruk seperti angin dari utara
atau kondisi cuaca buruk lainnya, bertujuan untuk mengatur suhu di rumah.

Untuk melindungi bencana cuaca, empat hewan mitos ditempatkan di bubungan
atap rumah, sebagai jiwa pelindung keempat mata angin. Wen hitam, seekor
binatang fiktif, ditempatkan di sebelah utara. Di sebelah selatan adalah
burung kenari cinnabar, di sebelah barat adalah harimau putih dan di sebelah
timur naga hijau.

Atap genteng
Atap tanah liat pertama dimulai sejak sekitar 3.000 tahun lalu. Kemudian
rumput Ylang-Ylang dan campuran tanah liat dan batu digunakan untuk menutupi
atap rumah. Setelah itu atap dipercantik dengan berbagai warna mengkilat dan
halus.

Alas genteng lantai dilekatkan dengan paku dan seringkali dihiasi motif
hewan atau tanaman yang dimaksudkan untuk melindungi melawan malapetaka
alam.

Desain tertentu hanya boleh dipergunakan di rumah kaisar, contohnya atap
kuning yang sangat indah, seperti gedung di Kota Terlarang di Beijing,
Tiongkok. Atap genteng di Kuil Langit di Beijing berwarna biru.

Wood- bahan pokok konstruksi
Kayu adalah bahan pokok konstruksi yang dipakai oleh arsitek Tionghoa. Kayu
bisa didapatkan dengan mudah dari hutan di Tiongkok. Kayu lebih disukai
sebagai bahan konstruksi alami, karena kayu bisa memberikan bau harum dan
menyenangkan di dalam gedung.

Selain itu, biji-bijian dan tanah mengkilat, seperti tanah liat, dapat
membawa suasana hidup yang alami ke dalam rumah. Bagi seorang arsitek, kayu
adalah bahan bangunan hidup, yang dapat bernafas, menyerap dan menangkal
kelembaban. Tetapi kayu juga punya kekurangan yaitu mudah terbakar.

Membingkai
Ketika membangun sebuah rumah, arsitek Tiongkok lebih suka membangun
kerangkanya dahulu. Cara ini dikatakan punya banyak keunggulan. Berbeda
dengan struktur bangunan yang kokoh, gedung berkerangka punya beberapa balok
dan tiang untuk menyangga beban di sisi berat tertentu.

Metode konstruksi ini memungkinkan ruangan menjadi lebih lebar.
Arsitektur Tiongkok berusaha memberikan peralihan halus dari lingkungan dan
sungguh menyelaraskan manusia dengan dunia mereka dan langit. (rob)

image.jpg

[budaya_tionghua] Bodhisatva Bertangan Seribu di Penutupan Paralympics

2008-09-17 Terurut Topik Kurniawan
Pertunjukan Bodhisatva Bertangan Seribu di Penutupan Beijing Paralympics, 17 
Sept 2008:

http://yule.sohu.com/20080918/n259616216.shtml

Foto-foto Upacara Penutupan:

http://olympics.blogs.nytimes.com/2008/09/17/the-closing-ceremony-of-the-beijing-paralympics/index.html?hp


  


[budaya_tionghua] Re: Atau atau Dan? (Was: Menjadi Tionghoa atau Kristen)

2008-09-17 Terurut Topik RM Danardono HADINOTO
Iyalah. Kalau masih merasa terpanggil merayakan, ya monggo 
merayakan, gak peduli kan, sudah Kristen, atau masih: Konghucu?  
Kalau nggak mau ngerayain lagi karena dilarang, ya monggo...

Saya juga pengen iklan disini, kecap cap bango... just kidding nihhh


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Ulysee [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Banyak lho orang yang sudah Kristen tapi masih merayakan Imlek, 
 Lalu? 
 Mau adu banyak??? 
 
 Orang merayakan Imlek atau tidak itu karena preferensi masing 
masing, 
 jadi sepertinya tidak perlu bawa bawa Kristen dalam urusan ini, 
 cuman bikin euphoria yang sentimen doank, weks! 
 
 BTW, AGong, nape si lu pamer pamer Blackberry dan
 iklan-iklan Indosat? 
 Pasang iklan disini, suruh Indosat setor upeti dulu ke milis, 
getoh!!!
 krrekekekekekk.
 
 
 
 -Original Message-
 From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of
 [EMAIL PROTECTED]
 Sent: Monday, September 15, 2008 2:12 AM
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Subject: RE: [budaya_tionghua] Atau atau Dan? (Was: Menjadi 
Tionghoa
 atau Kristen)
 
 
 Banyak lho org yg sudah kristen tidak merayakan imlek lagi, klo 
ditanya
 kenapa dijawab karena dia sudah kristen jadi engga merayakan imlek 
lg,
 kira2 kepada mereka pantes gak ditanya tionghoa apa kristen. Hehhehe
 
 Sent from my BlackBerry®
 powered by Sinyal Kuat INDOSAT
 
 
 No virus found in this outgoing message.
 Checked by AVG. 
 Version: 7.5.524 / Virus Database: 270.6.21/1669 - Release Date:
 9/12/2008 2:18 PM





[budaya_tionghua] Re: Menjadi Tionghoa atau Kristen

2008-09-17 Terurut Topik RM Danardono HADINOTO
Mau nambahin sedikit, pak Bagyo:


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tantono Subagyo [EMAIL PROTECTED] 
wrote:
 
 Yang ini saya tidak setuju Pak, setahu saya Trimurti itu ajaran India 
juga jadi bukan ajaran Jawa, kalau mau cari agama Jawa itu harus dicari 
pra datangnya kerajaan Hindu.

*** Sorry, saya beri kuliah Sejarah kebudayaan sedikit ya pak? Sejak 
abad I dimana kerajaan Hindu pertama berdiri di Nusantara, budaya Hindu 
masuk DAN membentuk budaya Nusantara, terutama jawa dan kini Bali. 
Jadi, kalau kita sebut budaya jawa sejak kerajaan kerajaan itu ya 
automatis budaya Hindu Jawa. Ajaran Jawa lenyap dengan masuknya budaya 
Hindu. Raja raja Nusantara kala itu SEMUA menggunakan nama India, 
Purnawarman, Kartarajasa, Mulawarman, sampai Tribuwana Tunggadewi.
TRIMURTI, pak, automatis menjadi bagian dari budaya Jawa Hindu sejak 
kerajaan abad I (sudah lama lewat lho pak). Kata GARUDA, yang pak Bagyo 
juga kenal, dan jadi lambang negara ini, adalah hewan tunggangan dewa 
Vishnu. Dibanyak ruang KBRI kita ada patung sebesar orang, dimana 
burung Garuda sedang ditunggangi dewa Vishnu. Diantaranya di KBRI 
Vienna.

Di keluarga kami, pak, kalau ada upacara Jawa (yang tentu Jawa Hindu), 
masih disebut dewa Brahma, sang pencipta, dewa Vishnu, sang pemelihara, 
dan tentu juga Shiva. masih lho pak. Di tempat ibadah saudara Tionghoa 
penganut Mahayana Tantrayana dari kelompok Bhumi Sambhara, yang tempat 
ibadah utamanya candi Borobudur, tetap menyembah Dewi Tara, permaisuri 
Shiva.





 
 Saya juga kurang setuju mengenai basis Taoist Konfucianist di China, 
dalam 3 bulan saya nongkrong di China Academy of Agricultural Science 
saya tidak merasakan itu, bahkan cuma merasakan pemujaan berlebihan 
terhadap ketua Mao.

 Pak. Benar sekali yang Ahmad heng sering tulis disini, bahwa pada 
dasarnya pemerintah Tiongkok mengadopsi system Pasar bebas, yang adalah 
sesuai dengan jatidiri masyarakat Tionghoa, yang sangat wiraswasta. 
Betul sekali.

Ketua Mao sendiri dalam memimpin gerakan komunisme di Tiongkok sangat 
bertumpu pada jatidiri budaya Tionghoa. Marxisme Tiongkok bertumpu pada 
struktur agraris, yang sangat Tionghoa. Beda budaya antara dua raksasa 
komunis Rusia yang lalu dan RRT adalah beda budaya.

Kalau bapak ke Moskwa, bapak akan lihat, betapa Rusia rakyat Rusia 
kini, dengan latarbelakang agama Kristen Orthodox mereka. Tak satu mm 
juga terasa bekas ke-komunis-an. Begitu juga negara negara Eropa yang 
kini bebas komunis. Lihatlah Hongaria, yang kini very catholic (lagi) . 
Gitu lho pak. Jadi budaya komunis itu gak ada, yang ada hanya sistem 
kemasyarakatan ekonomi dan politis. Itupun , seperti di-deteksi Ahmad 
heng, sudah pudar ha ha ha.

Salam budaya

Danardono
 






[budaya_tionghua] Re: Bodhisatva Bertangan Seribu di Penutupan Paralympics

2008-09-17 Terurut Topik RM Danardono HADINOTO
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Kurniawan 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Pertunjukan Bodhisatva Bertangan Seribu di Penutupan Beijing 
Paralympics, 17 Sept 2008:
 
 http://yule.sohu.com/20080918/n259616216.shtml
 
 Foto-foto Upacara Penutupan:
 
 http://olympics.blogs.nytimes.com/2008/09/17/the-closing-ceremony-of-
the-beijing-paralympics/index.html?hp



 Nah, you see?



Re: [budaya_tionghua] Bagaimana identitas hoakiau di Indonesia saat ini?

2008-09-17 Terurut Topik ChanCT
Neng Mita yb,

Nggak juga, lho. Kabarnya, sayaa tidak tau persis, tidak sedikit perantau 
(Huakiao) baru yang hidup di Indonesia, dan mereka-mereka itu berani sekali 
melakukan usaha-usaha dagangnya, tentu dilakukan secara gelap, tidak sah. Dari 
menjajakan barang dagangannya diemper jalan, sampai usaha maksiat menjual diri, 
... Sampai sekarang, belum menemukan statistik resmi yang menunjukkan berapa 
jumlah mereka di Indonesia. Dan pernah saya dengar, seorang pejabat Tiongkok 
pernah menyatakan, sampai tahun 07 yl. lebih dari 3 juta Huakiao baru disegenap 
penjuru dunia, terutama di AS, Canada, Australia, ... 

Tapi, bagi mereka, Huakiao baru ini untuk menjadi WNI, tentunya bukan membuat 
SBKRI lagi, bentuknya harus naturalisasi dan dapatkan SKKRI. Kalau dahulu 
diakhir tahun 50-an dan 60-an, bagi mereka Tionghoa yang masih memegang 
WN-Tiongkok, sekalipun lahir di Indonesia, harus melalui naturalisasi lebih 
dahulu, menanggalkan WN Tiongkok dan ke pengadilan Negeri menyatakan 
sumpah-setia pada RI dan dapatkan SKKRI, yang singkatan Surat Keterangan 
Kewargaanegaraan Republik Indonesia, jadi bukan SBKRI yang singkatan dari Surat 
Bukti Kewarganegaraan RI.

Yah, mudah-mudahan saja masalah Tionghoa di Indonesia bisa diperlakukan sebagai 
warga umumnya, sudah menjadi Bangsa Indodnesia-asli sebagaimana ditetapkan UUK 
No.12/06, tidak selalu dibikin ribet dengan berbagai masalah surat-surat yang 
jelimet, yang ujung-ujungnya hanya untuk penghasilan tambahan pejabat.

Salam,
ChanCT

  - Original Message - 
  From: Mita Melati 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Thursday, September 18, 2008 9:39 AM
  Subject: Re: [budaya_tionghua] Bagaimana identitas hoakiau di Indonesia saat 
ini?


  Beli aja DVD nya, bgs qo film'y, hehehe...


  Hmm...kalau gt skr bnr2 jarang ya ada hoakiau di indonesia lagi... Tapi 
mungkin ga ada seseorang yang punya 2 kewarganegaraan karena misal'y dy tinggal 
di indonesia untuk jangka wktu lama karena suatu pekerjaan (bukan yg 1 atau 2 
tahun, tp skitar 10 tahun, dari sejak etnis tionghoa masih wajib dengan sbkri'y 
), tapi dia masih sering pulang pergi ke tiongkok? karena mayoritas keluarga'y 
ada di sana... sebutan untuk orang yang seperti itu apa donk? kalau hoakiau2 
baru yg skr kan krn dy datang k indonesia udh g wajib lg bikin sbkri...

  terimakasih...^_^


  - Original Message 
  From: Fy Zhou [EMAIL PROTECTED]
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
  Sent: Wednesday, September 17, 2008 3:59:41 PM
  Subject: Re: [budaya_tionghua] Bagaimana identitas hoakiau di Indonesia saat 
ini?


Saya mau nonton Photograp belum kesampaian nih.

Tapi logikanya begini: Jika Johan punya nama Indonesia resmi, pasti dia 
sudah WNI, jadi tak bisa disebut hoakiau lagi. lain halnya kalau nama Indonesia 
ini hanya sekedar aksi2an. hanya punya nama tionghoa juga belum masih WNA lho, 
Kwik Kian Gie jelas WNI.dia bukan lagi Hoakiau. Papa saya almarhum yang masih 
WNA baru bisa disebut Hoakiauw.zaman sekarang Hoakiauw lama sudah berkurang, 
diganti dng hoakiuw baru yang baru datang dari RRT.


--- On Wed, 9/17/08, Mita Melati qhuqwayz_aja@ yahoo.com wrote:

  From: Mita Melati qhuqwayz_aja@ yahoo.com
  Subject: Re: [budaya_tionghua] Bagaimana identitas hoakiau di 
Indonesia saat ini?
  To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
  Date: Wednesday, September 17, 2008, 7:11 AM


  Kalau yg udah punya SBKRI itu yg udh pasti punya nama Indonesia yg 
dilebur dari nama marga y (misal'y Tan Han Ju jadi Johan Tanujaya)?
  Trs mo nanya lg, Fy Zhou udh pernah nonton film The Photograph blm 
(cast'y Lim Kay Tong, Shanty, Lukman Sardi, Indy Barends, sutradara'y Nan T 
Achnas)? Kl udh, mau tanya, tokoh Johan di film itu disebut hoakiau, huaren 
atau huayi? Dia nulis nama dia di sebuah foto ada 3 jenis, nama dlm tulisan 
kanji, Tan Han Ju, dan Johan Tanujaya. Kl seperti itu jd sebutan'y bgmn?

  Terimakasih. ..^_^



  - Original Message 
  From: Fy Zhou [EMAIL PROTECTED] com
  To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
  Sent: Wednesday, September 17, 2008 1:56:26 PM
  Subject: Re: [budaya_tionghua] Bagaimana identitas hoakiau di 
Indonesia saat ini?


Lho. kalau sudah memiliki skbri berarti sudah WNI, sudah jelas 
tak lagi disebut Hoakiau, walaupun datang ke Indonesianya baru setahun 
misalnya. istilah2 ini hanya dilihat dari segi hukum, tak ada kaitan dng isi 
hati orang atau niatan2 tersembunyi, seorang Tionghoa WNI yang sudah kembali ke 
RRT misalnya, sebelum dia melepaskan status WNInya ya tetap saja disebut 
Hoaren, bukan hoakiauw atau Zhongguo ren. 


--- On Wed, 9/17/08, Mita Melati qhuqwayz_aja@ yahoo.com 
wrote:

  From: Mita Melati qhuqwayz_aja@ yahoo.com
  Subject: Re: [budaya_tionghua] Bagaimana identitas hoakiau di 
Indonesia saat ini?
  To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
  

[budaya_tionghua] Re: diskusi launching buku Tionghoa dalam cengkraman SBKRI

2008-09-17 Terurut Topik RM Danardono HADINOTO
Tanya pada sejarawan sejarawan dehh, seperti pak Asvi atau Benny 
Setyono...


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Maap om, sapa yg dimaksud pahlawan yah?
 Sent from my BlackBerry®
 powered by Sinyal Kuat INDOSAT



[budaya_tionghua] Re: diskusi launching buku Tionghoa dalam cengkraman SBKRI

2008-09-17 Terurut Topik RM Danardono HADINOTO
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Akhmad Bukhari Saleh 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 eleted

 Kalau kira-kira untuk datang ke sana saja pun ada
 keterbatasan nyali, minta tuh dianterin dikawal Ul-djie. For
 sure she will only be glad to!


*** Dikawal cik Ul? Wah saya juga mau! Tapi ke karaoke...kalo ke kantor 
CSIS mah beta sudah keluar masuk tanpa permisi atuhhh





Re: [budaya_tionghua] Re: YIN YANG (was diskusi launching buku Tionghoa dalam cengkraman SBKRI)

2008-09-17 Terurut Topik Hendri Irawan
Ya, saya memang cuma bisa berkomentar wo de tian ar.  Karena perubahan sikap 
yang menuruti arah angin begitu menurut saya tidak sesuai dengan prinsip Zhong 
/ Tiong.

Ya tapi sudahlah, sudah bagus pada mau likno.

Hormat saya,

Yongde
catatan: kapan-kapan kita  mabuk teh lagi yuk

prometheus_promise [EMAIL PROTECTED] wrote: 
Betul. 
 Perubahan adalah yang abadi, Yin dan Yang saling melengkapi. 
 Jikalah demikian, apakah ada pemenang antara Yin dan Yang ? Ketika 
 toch semua sudah berjalan sesuai siklusnya, adakah lagi yang perlu 
 diherankan atau dipermasalahkan? 
 
 BTW, undangan diskusi dibawah bukan untuk mendiskusikan Kirno atau 
 Likno toch ?
 
 Prom
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Hendri Irawan [EMAIL PROTECTED] 
 wrote:
 
  Orang dulu mengatakan:
  
  - Yin dan Yang saling melengkapi dan berubah
  - di saat Yin memuncak, Yang muncul
  - di saat Yang memuncak, Yin muncul
  - tidak ada yang abadi semuanya akan berubah, perubahan itu lah yang
  abadi 
  
  Tidak sampai setengah yang lalu, ada kelompok yang mengusung
  mangkir-cino dengan gagah berani dan muncul sebagai pemenang. 
 Sekarang
  para pemenang itu ramai-ramai balik-cino.
  
  Saya cuma bisa berkomentar: wo de tian ar
  
  Hormat saya,
  
  Yongde
  
 








   

RE: [budaya_tionghua] Re: Menjadi Tionghoa atau Kristen

2008-09-17 Terurut Topik agoeng_set
Setuju ma DADA n PAHA gak ada skolah katolik g udah jadi kuli pelabuhan or 
minta2 dipasar. Apapun labelnya buat g n keluarga besar g n ribuan org tionghoa 
di daerah g. Skolah katolik amat sangat membantu, kalo engga ada dia ga tau 
pada jadi apa, klo sampe jd katolik jg yah itu resiko n konsekwensi yg hrs 
dibayar tp kan tergantung pribadi masing2. Banyak kok tmn g pas skolah tetap 
berbudaya tionghoa n ga banyak yg jadi katolik tp pas kul n kerja malah jadi 
kristen.  
Sent from my BlackBerry�
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: Dada [EMAIL PROTECTED]

Date: Thu, 18 Sep 2008 09:24:19 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Menjadi Tionghoa atau Kristen


 

 



From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Mulyawan Lie

Sent: 17 September 2008 16:38

To: budaya_tionghua@yahoogroups.com

Subject: [budaya_tionghua] Re: Menjadi Tionghoa atau Kristen

 

From: budaya_tionghua@ yahoogroups. com

[mailto:budaya_tionghua@ yahoogroups. com] On Behalf Of Mulyawan Lie

Sent: 16 September 2008 21:40

To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com

Subject: [budaya_tionghua] Re: Menjadi Tionghoa atau Kristen

 

sdr Dada yg lagi sewot,

 

Dada : 

 

inilah sikap mentang-mentang. Bung, leluhur kita sudah kasih nasehat : ojo
dumeh!

 

Dada : 

Leluhur juga dah kasih nasehat , jangan jadi penggerutu semberi tidak
melakukan apapun . 

Ada korban kecelakaan yang tergeletak di jalan raya , dari fisik kentara
sekali jika korban tersebut tionghoa. Lantas anda kebetulan melihat dan anda
tidak peduli . Tetapi giliran ada seorang pastor atau kaum yang berbeda
dengan anda . dan melakukan pertolongan anda menjadi orang pertama yang
mencibir , meragukan ketulusan yang menolong , sambil memberi label senyuman
monalisa dan sebagainya dan berbagai prasangka lain. Itukah cirri orang
orang berbudaya?

 

Begitu juga dengan sekolah katolik. Ada masa tionghoa yang tercerai berai
tatkala sekolah tionghoa di tutup besar2an di masa lampau. Lantas kemanaka
anak2 tionghoa itu belajar? Bisakah anda memberikan solusi? 

 

Sekali lagi , kemana anak2 tionghoa itu akan menuntut ilmu?

1. sekolah katolik ? yang rata-rata sudah berumur tua , dan sudah ada
sebelum era kemerdekaan

2. sekolah muslim? 

3. sekolah negri? 

4. sekolah Buddha 

5. atau anda punya solusi?

 

Opsinya apa?

 

1. Sekolah katolik. 

Jika tionghoa tidak diterima masuk sekolah itu , nanti ada tuduhan , sekolah
katolik anti tionghoa dan lebih mementingkan umat katolik

Jika tionghoa di terima di sekolah katolik, nanti ada tuduhan , mereka
sedang di kristenkan ...

Jadi apa arti semua gerutuan ini , itu yang saya tanyakan

Atau anda lebih suka para tionghoa tidak bersekolah barangkali. 

 

 

 

 



 

emang demikianlah landasan niat mereka mendirikan sekolah.sekali lagi bukan
untuk mencerdaskan manusia agar terbebas dari kebodohan d kemiskinan tetapi
untuk apa? betul! untuk mempengaruhi orang ato bangsa lain seperti yg mereka
mau!

harus kita pahami tidak ada tulusan yg ada nafsu megalomania.semua itu
dilakukan tentunya dengan senyuman monalisa dgn tutur kata yg mungkin
mendayu dayu

kondisi ini tentu tidak sesuai dgn nation building yg kita citakan bersama.

 

Dada : 

Nation building apa dulu, nation yang mana  , rasanya sangat kontradiktif
dengan frasa anda pulang ke habitat asal.

 

 

 

alangkah indahnya bila sekolah sungguh2 menjadi fasilitas sosial dan umum.

mentang...mentang. kaga heran kalo yg muncul itu adalah orang orang seperti
Lee Hyung Bak.hal itu terjadi (orang kristen agresif- represif) itu bukan
ulah pastor ato pendetanya, emang ada rujukan di 'textbook'nya.masalah bukan
diorangnya tapi mungkin di 'textbook'nya. kalo berani jujur,ente setujukan?

kenape sih banyak orang rela mati untuk sesuatu yg gak jelas,tahayul?

kenape gak kita rela mati demi mengentaskan kemiskinan,kebodohan?

 

Dada : 

anda bisa mengambil contoh Kristen agresif dan represif , tetapi sebaliknya
anda juga agresif dengan langsung menohok text book dan plus label
tahayul. Jadi apa bedanya ANDA dengan MEREKA kalau begitu?

Ini seperti pertandingan antara anda dengan mereka , bukan dengan saya.
Kalau mau saya kenalkan anda dengan fei-fei , anda bisa berdiskusi sama dia
hingga akhir jaman 

Terus menurut etika perkelahian wekekeke , saat anda menyerang textbook
agama lain , ada baiknya anda sebutkan anda itu beragama apa.soalnya
bisa saja ini hanya masalah rebutan lapak , dimana yang satu menjelekkan
yang lain karena barang dagangan gak laku...

 

**

Menyedihkan jika anda lupa RRT meminjam falsafah barat sebagai ideology

mereka ...dan sekarang RRT menjadi raksasa...

 

masa iya sih .

bung Dada yg baik,nyebut.. nyebut. say goodbye to TAHAYUL. pulang ke habitat
asal, nikmati indahnya kazanah kedalaman falasafah leluhur.ada yg kurang?
kita -pewaris budaya leluhur- perbaiki tanpa menghilangkan akarnya apalagi
mencampakkannya.

[budaya_tionghua] Re: diskusi launching buku Tionghoa dalam cengkraman SBKRI

2008-09-17 Terurut Topik ulysee_me2
Kya, sejak kapan gue buka biro jasa lady escort?? hihihi. 
Bodyguard cewek, begetoh??? Kyahahahha.

Masalahnya Yl-djie kalau kemana mana harus dikawal bodyguardnya 
sendiri juga euy, kalau bodyguardnya nggak mau ngawal, ya nggak 
pergilah dia, krrrekeke. 

Dan kali ini, waktu bodyguardnya diajak ngawal ke launching 
buku Tionghoa dalam cengkraman SBKRI. komentarnya adalah: 

Ngapain? Lihat judulnya aja udah tahu, nggak bakalan ada yang baru, 
paling yang itu itu lagi.  hihihihi. 

Satu lagi, berhubung gue baru bisa buka kompie hari ini gak sempet 
baca yang sebelumnya, 
kenapa dibawah thread judul buku diatas, yang dibahas kok soal si 
Tepno dan si Likno? 

Dan siapa itu yang berani menghakimi orang likno likno???  kecuali 
yang masih pake nama tiga suku kata, jangan berani tuding-tuding 
orang likno ya! Ngaca dulu! 

Kyhahahahaha...



--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Akhmad Bukhari Saleh 
[EMAIL PROTECTED] wrote:
 
 Nggak usah sampai bikin buku lah, Tan Lookay. Kalau itu
 sih kayaknya kejauhan panggangnya dari apinya...
 
 Mulai saja dulu dengan memberanikan diri datang ke acara
 itu. Toh jelas-jelas itu acara terbuka untuk umum. Di-
 posting-kan di milis ini kan artinya mengundang kita semua.
 Lalu sampai di sana, menambah keberaniannya sedikit lagi,
 berbicaralah mengemukakan pendapatnya, sebagaimana
 galaknya yang dikemukakan di sini. Tetapi kalau nyali toh 
 tetap terbatas, ya diperhalus lah...
 
 Kalau kira-kira untuk datang ke sana saja pun ada
 keterbatasan nyali, minta tuh dianterin dikawal Ul-djie. For
 sure she will only be glad to!
 Kalau pas kebetulan saat itu dia ada acara lain, paling tidak
 saya bisa lah mengawal, kalau cuma ke CSIS aja sih...
 
 Tapi saya yakin pengawalan itu tidak perlu.
 Sekarang ini Ribka Tjiptaning yang anak PKI saja sudah bisa
 jadi anggota DPR, mosok pendukung Sia-sia Go Tjan
 datang ke CSIS yang sudah macan ompong, ketemu sama
 Harry Tjan yang sudah uzur, koq nggak berani...
 
 Kalau usul ini kesampaian, dengan demikian diskusi bedah
 buku itu akan jadi ramai dan menarik. Sehingga besoknya
 publikasi di media akan luas.
 Jadi badai tidak cuma di cangkir saja...
 
 Wasalam.





Re: [budaya_tionghua] Re: diskusi launching buku Tionghoa dalam cengkraman SBKR

2008-09-17 Terurut Topik Tantono Subagyo
Masalah Launching Buku kok jadi gegeran.  Kalau berani ya datang terus
dibantah itu Harry Tjan Silalahi dan kambrat-kambratnya.  Kalau disini
mah percum tak bergun, prahara dalam mangkok.  Jadi ditunggu beritanya
Zhou heng, Kenken dkk,bagaimana serunya anda-anda berdebat dengan
Harry Tjan cs.  Salam, Tantono Subagyo


Re: [budaya_tionghua] Re: Menjadi Tionghoa atau Kristen

2008-09-17 Terurut Topik Tantono Subagyo
Dengan demikian kalau orang Jawa bisa menganggap budaya Trimurti yang
asalnya dari India (bila cocok dengan dirinya) atau jadi Islam (Islam gaya
Jawa atau gaya Arab) kalau dia merasa sesuai, maka tidak ada juga orang
boleh melarang orang Jawa beragama Kristen atau Katholik demikian
juga dengan Tionghua, banyak orang Tionghua yang merasa sesuai menjadi
Kristen atau Katholik atau Mormon sekalipun, biarin saja jangan disuruh
balik ke KHC karena toh mau balik ke KHC juga ribet.  Pak Danardono tadi
ngasih kuliah bahwa budaya Rusia adalah Kristen orthodox lha itu kan juga
Semit Pak, demikian juga dengan orang Inggris apa mereka disuruh kembali ke
jaman Stonehenge dulu ?.  Kalau nggak kembali kata si Mulyawan Lie jadi
banana ? Emang dia sendiri apaan ?.  Pineapple ???
Best regards, Tantono Subagyo


Re: [budaya_tionghua] Re: YIN YANG (was diskusi launching buku Tionghoa dalam cengkraman SBKRI)

2008-09-17 Terurut Topik ChanCT
Menarik juga komentar yang diberikan atas bedah buku Tionghoa Dalam Cengkraman 
SBKRI, ... kiranya yang disoroti adalah tokoh CSIS Harry Tjan Silalahi itu, 
ya? Katakanlah perubahan sikap menuruti arah angin, lalu? 

Saya hanya tau kalau Harry Tjan termasuk LPKB dan tokoh CSIS, yang mendorong 
konsep asimilasi menjadi ketentuan Pemerintah Orba, dan dilaksanakan selama 
lebih 32 tahun yang cukup membuat banyak TIonghoa disakiti. Setelah Soeharto 
lengser yang lebih 10 tahun ini, tentu lebih banyak orang siuman, tidak 
seharusnya meemaksakan konsep asimilasi itu yang sedikit banyak telah 
menginjak-injak HAM. Kenapa orang harus ganti nama, kenapa bahasa Tionghoa 
dilarang, kenapa tradisi-budaya Tionghoa harus dihilangkan, ...? Orang mulai 
sadar jauh akan lebih baik mendorong ber-Bhineka Tunggal Ika bisa diwujudkan 
dalam kenyataan hidup bermasyarakat yang plural, yang mejemuk ini. Dimana 
setiap suku, setiap etnis dan setiap Agama yang berbeda-beda itu, bisa bersatu 
teguh, hidup bersama, bekerja bersama didalam pembangunan masyarakat. Setiap 
warga bisa memberikan toleransi yang tinggi, bisa saling menerima dan 
menghormati segala perbedaan yang ada, bukan berusaha menghilangkan perbedaan 
yang ada. Tapi, bisa menerima dan menghormati perbedaan yang ada, untuk 
mempertahankan satu kehdiupan harmonis, bersahabat, penuh kedamaian dan dengan 
demikian bisa memusatkan segenap kekuatan untuk meningkatkan kesejahteraan 
bersama, lebih makmur dan lebih adil lagi.

Kesadaran seseorang bisa cepat, bisa juga ada yang lambat. Setiap orang, 
siapapun dia mempunyai pengenalan dalam proses perjuangan hidup yang 
dihadapinya secara langsung. Perubahan pikiran/kesadaran yang terjadi sudah 
seharusnya mendapatkan sambutan yang baik. Bukan dicela atau dianggap hanya 
mengikuti arah angin. Bahkan sebaliknya, seandainya orang berbobot macam Harry 
Tjan, kalau bisa menguraikan jalan pikirannya dulu yang salah dan mencelakakan 
banyak TIonghoa itu, pengaruhnya akan lebih besar untuk menyatukan Tionghoa di 
Indonesia. Itulah yang seharusnya kita dorong. Sangat baik dan baik sekali 
kalau Harry Tjan berani otokritik, mengoreksi kesalahan pikiran dahulu. Kenapa 
tidak disambut baik?

Salam,
ChanCT

  - Original Message - 
  From: Hendri Irawan 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Thursday, September 18, 2008 11:31 AM
  Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: YIN  YANG (was diskusi  launching buku 
Tionghoa dalam cengkraman SBKRI)


  Ya, saya memang cuma bisa berkomentar wo de tian ar.  Karena perubahan 
sikap yang menuruti arah angin begitu menurut saya tidak sesuai dengan prinsip 
Zhong / Tiong.

  Ya tapi sudahlah, sudah bagus pada mau likno.

  Hormat saya,

  Yongde
  catatan: kapan-kapan kita  mabuk teh lagi yuk

  prometheus_promise [EMAIL PROTECTED] wrote:
Betul. 
Perubahan adalah yang abadi, Yin dan Yang saling melengkapi. 
Jikalah demikian, apakah ada pemenang antara Yin dan Yang ? Ketika 
toch semua sudah berjalan sesuai siklusnya, adakah lagi yang perlu 
diherankan atau dipermasalahkan? 

BTW, undangan diskusi dibawah bukan untuk mendiskusikan Kirno atau 
Likno toch ?

Prom

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Hendri Irawan [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Orang dulu mengatakan:
 
 - Yin dan Yang saling melengkapi dan berubah
 - di saat Yin memuncak, Yang muncul
 - di saat Yang memuncak, Yin muncul
 - tidak ada yang abadi semuanya akan berubah, perubahan itu lah yang
 abadi 
 
 Tidak sampai setengah yang lalu, ada kelompok yang mengusung
 mangkir-cino dengan gagah berani dan muncul sebagai pemenang. 
Sekarang
 para pemenang itu ramai-ramai balik-cino.
 
 Saya cuma bisa berkomentar: wo de tian ar
 
 Hormat saya,
 
 Yongde
 






   


--



  Internal Virus Database is out of date.
  Checked by AVG. 
  Version: 8.0.169 / Virus Database: 270.6.17/1655 - Release Date: 2008/9/5 
$U$H 07:05


[budaya_tionghua] Re: YIN YANG (was diskusi launching buku Tionghoa dalam cengkraman SBKRI)

2008-09-17 Terurut Topik Hendri Irawan
Yah kalau benar seperti yang qianbei uraikan tentu yang paling baik.

Tetapi tidak tertutup kemungkinan motivasi dari sisi lain bukan ?
Seperti perebutan pengaruh dan kekuasaan. Kalau memang mereka sadar
dan otokritik, layaknya orang yang sadar pasti minta maaf duluan atas
kesalahannya. Seperti dulu ada yang minta maaf terbuka atas
keterlibatan dalam pembantaian tahun 65.

Kalau hanya karena masalah berbalik arah lalu sepertinya dilupakan
masalah yang lalu, yah... menurut saya hujan sebulan tidak sanggup
menghapus kemarau 1 jam pun di hati manusia. 

Hormat saya,

Yongde

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ChanCT [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Menarik juga komentar yang diberikan atas bedah buku Tionghoa Dalam
Cengkraman SBKRI, ... kiranya yang disoroti adalah tokoh CSIS Harry
Tjan Silalahi itu, ya? Katakanlah perubahan sikap menuruti arah angin,
lalu? 
 
 Saya hanya tau kalau Harry Tjan termasuk LPKB dan tokoh CSIS, yang
mendorong konsep asimilasi menjadi ketentuan Pemerintah Orba, dan
dilaksanakan selama lebih 32 tahun yang cukup membuat banyak TIonghoa
disakiti. Setelah Soeharto lengser yang lebih 10 tahun ini, tentu
lebih banyak orang siuman, tidak seharusnya meemaksakan konsep
asimilasi itu yang sedikit banyak telah menginjak-injak HAM. Kenapa
orang harus ganti nama, kenapa bahasa Tionghoa dilarang, kenapa
tradisi-budaya Tionghoa harus dihilangkan, ...? Orang mulai sadar jauh
akan lebih baik mendorong ber-Bhineka Tunggal Ika bisa diwujudkan
dalam kenyataan hidup bermasyarakat yang plural, yang mejemuk ini.
Dimana setiap suku, setiap etnis dan setiap Agama yang berbeda-beda
itu, bisa bersatu teguh, hidup bersama, bekerja bersama didalam
pembangunan masyarakat. Setiap warga bisa memberikan toleransi yang
tinggi, bisa saling menerima dan menghormati segala perbedaan yang
ada, bukan berusaha menghilangkan perbedaan yang ada. Tapi, bisa
menerima dan menghormati perbedaan yang ada, untuk mempertahankan satu
kehdiupan harmonis, bersahabat, penuh kedamaian dan dengan demikian
bisa memusatkan segenap kekuatan untuk meningkatkan kesejahteraan
bersama, lebih makmur dan lebih adil lagi.
 
 Kesadaran seseorang bisa cepat, bisa juga ada yang lambat. Setiap
orang, siapapun dia mempunyai pengenalan dalam proses perjuangan hidup
yang dihadapinya secara langsung. Perubahan pikiran/kesadaran yang
terjadi sudah seharusnya mendapatkan sambutan yang baik. Bukan dicela
atau dianggap hanya mengikuti arah angin. Bahkan sebaliknya,
seandainya orang berbobot macam Harry Tjan, kalau bisa menguraikan
jalan pikirannya dulu yang salah dan mencelakakan banyak TIonghoa itu,
pengaruhnya akan lebih besar untuk menyatukan Tionghoa di Indonesia.
Itulah yang seharusnya kita dorong. Sangat baik dan baik sekali kalau
Harry Tjan berani otokritik, mengoreksi kesalahan pikiran dahulu.
Kenapa tidak disambut baik?
 
 Salam,
 ChanCT
 
   - Original Message - 
   From: Hendri Irawan 
   To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
   Sent: Thursday, September 18, 2008 11:31 AM
   Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: YIN  YANG (was diskusi 
launching buku Tionghoa dalam cengkraman SBKRI)
 
 
   Ya, saya memang cuma bisa berkomentar wo de tian ar.  Karena
perubahan sikap yang menuruti arah angin begitu menurut saya tidak
sesuai dengan prinsip Zhong / Tiong.
 
   Ya tapi sudahlah, sudah bagus pada mau likno.
 
   Hormat saya,
 
   Yongde
   catatan: kapan-kapan kita  mabuk teh lagi yuk
 
   prometheus_promise [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Betul. 
 Perubahan adalah yang abadi, Yin dan Yang saling melengkapi. 
 Jikalah demikian, apakah ada pemenang antara Yin dan Yang ?
Ketika 
 toch semua sudah berjalan sesuai siklusnya, adakah lagi yang perlu 
 diherankan atau dipermasalahkan? 
 
 BTW, undangan diskusi dibawah bukan untuk mendiskusikan Kirno atau 
 Likno toch ?
 
 Prom
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Hendri Irawan henyung@ 
 wrote:
 
  Orang dulu mengatakan:
  
  - Yin dan Yang saling melengkapi dan berubah
  - di saat Yin memuncak, Yang muncul
  - di saat Yang memuncak, Yin muncul
  - tidak ada yang abadi semuanya akan berubah, perubahan itu
lah yang
  abadi 
  
  Tidak sampai setengah yang lalu, ada kelompok yang mengusung
  mangkir-cino dengan gagah berani dan muncul sebagai pemenang. 
 Sekarang
  para pemenang itu ramai-ramai balik-cino.
  
  Saya cuma bisa berkomentar: wo de tian ar
  
  Hormat saya,
  
  Yongde
  
 
 
 
 
 
 

 
 

--
 
 
 
   Internal Virus Database is out of date.
   Checked by AVG. 
   Version: 8.0.169 / Virus Database: 270.6.17/1655 - Release Date:
2008/9/5 $U$H 07:05





[budaya_tionghua] Daripada omong kosong menghujat orang lebih baik karya nyata : Bikin Sekolah dong !!!

2008-09-17 Terurut Topik Tantono Subagyo
Rekans,
Saya mohon maaf selama ini di milis kita terlalu banyak menghujat
orang, apakah Falun Gong apakah Kirno apakah sekolah Katolik apakah
pendeta Bethany dan segalanya yang nggak ada disini.  Sampai-sampai
Sharon Stone en Dalai Lama pun dikecam abisss.

Saya mengusulkan suatu karya nyata yang bisa diujudkan : misal membuat
sekolah KHC yang bermutu.  Nah apa bisa ?.  Dalam lingkup kecil dan
konteks berbeda saya sudah laksanakan. 26 tahun yang lalu waktu saya
masuk ke Kompleks Pondok Pucung Indah (dekat Bintaro Sektor 9) saya
jengkel karena di Sekolah Negeri disekitar situ (maklum Tangerang)
tidak ada fasilitas agama lain selain Islam.  Pak Tarmizi Kepala
Sekolah SD Negeri Pondok Pucung (ybs adalah öknum yang juga tidak
disukai sesama Islam) dengan pongahnya berkata : Semua murid harus
ikut agama Islam kalau ingin dapat nilai agama. Mau ke sekolah Katolik
atau Kristen di kota mahal dan transpor susah.  Maka 6 orang berkumpul
dan uang yang sedianya untuk pagar dijadikan TK.  TK jadi SD, SD jadi
SMP.  Dan sekarang Sekolah Wijayakusuma yang saya dirikan bersama-sama
depan rumah masih ada dengan murid 600an, Moslem 350, sisanya Kristen,
Katholik, ada juga beberapa Hindu Bali dan Buddha (untuk mereka nilai
agama dari tempat beribadah).  Basisnya adalah Sekolah Umum, bayaran
sekolah murah paling tinggi 250 ribu, banyak yang hanya bayar 50 atau
75 ribu saja.  Ya memang kecil, tetapi paling tidak berbuat sesuatu
daripada omdo.  Nah apakah inohong-inohong milis ini berkemauan ?
Kalau ada kemauan pasti akan timbul kemampuan.  Jadi jangan ribuuut
saja, pikirkan sesuatu yang positif.  Mau meninjau Sekolah saya, ayoo,
sekarang mumpung sedang ada Pesantren Kilat yang diselenggarakan oleh
Guru-guru Islam dan Bible Week oleh Guru-guru Kristen-Katholik,
penutupan : Buka Puasa Bersama tanggal 25 September, masing-masing
murid bawa makanan dan dipertukarkan.

Keciil dah, tapi mulai gitu loh daripada tenglang berantem sesama
tenglang di milis.  Ayo bung Zfy, Bung Ardian, Bung Kenken dan siapa
lagi, buktikan anda bisa buat Sekolah KHC bermutu, mulai dari garasi
saja klas 1 TK nanti berkembang.  Salam, Tantono Subagyo


[budaya_tionghua] Re: Daripada omong kosong menghujat orang lebih baik karya nyata : Bikin Sekolah dong !!!

2008-09-17 Terurut Topik Hendri Irawan
Pak Tantono,

Kalau buat buku termasuk omong kosong tidak ? Jangan terlalu gampangan
lah bilang orang lain omong kosong. Kan tidak ada kewajiban laporan
apa yang telah diperbuat.

Tidak semua orang bergerak di bidang yang sama.

Lagipula dari mana kesimpulan anda bisa bilang menghujat ? Saya
perhatikan mayoritas adalah reaksi atas kejadian yang telah ada. Kalau
mengutarakan reaksi dan pendapat aja dibilang omong kosong, yah
terserah deh.

Lagi pula hanya dunia internet, so what gitu loh.

Hormat saya,

Yongde

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tantono Subagyo
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Rekans,
 Saya mohon maaf selama ini di milis kita terlalu banyak menghujat
 orang, apakah Falun Gong apakah Kirno apakah sekolah Katolik apakah
 pendeta Bethany dan segalanya yang nggak ada disini.  Sampai-sampai
 Sharon Stone en Dalai Lama pun dikecam abisss.
 
 Saya mengusulkan suatu karya nyata yang bisa diujudkan : misal membuat
 sekolah KHC yang bermutu.  Nah apa bisa ?.  Dalam lingkup kecil dan
 konteks berbeda saya sudah laksanakan. 26 tahun yang lalu waktu saya
 masuk ke Kompleks Pondok Pucung Indah (dekat Bintaro Sektor 9) saya
 jengkel karena di Sekolah Negeri disekitar situ (maklum Tangerang)
 tidak ada fasilitas agama lain selain Islam.  Pak Tarmizi Kepala
 Sekolah SD Negeri Pondok Pucung (ybs adalah öknum yang juga tidak
 disukai sesama Islam) dengan pongahnya berkata : Semua murid harus
 ikut agama Islam kalau ingin dapat nilai agama. Mau ke sekolah Katolik
 atau Kristen di kota mahal dan transpor susah.  Maka 6 orang berkumpul
 dan uang yang sedianya untuk pagar dijadikan TK.  TK jadi SD, SD jadi
 SMP.  Dan sekarang Sekolah Wijayakusuma yang saya dirikan bersama-sama
 depan rumah masih ada dengan murid 600an, Moslem 350, sisanya Kristen,
 Katholik, ada juga beberapa Hindu Bali dan Buddha (untuk mereka nilai
 agama dari tempat beribadah).  Basisnya adalah Sekolah Umum, bayaran
 sekolah murah paling tinggi 250 ribu, banyak yang hanya bayar 50 atau
 75 ribu saja.  Ya memang kecil, tetapi paling tidak berbuat sesuatu
 daripada omdo.  Nah apakah inohong-inohong milis ini berkemauan ?
 Kalau ada kemauan pasti akan timbul kemampuan.  Jadi jangan ribuuut
 saja, pikirkan sesuatu yang positif.  Mau meninjau Sekolah saya, ayoo,
 sekarang mumpung sedang ada Pesantren Kilat yang diselenggarakan oleh
 Guru-guru Islam dan Bible Week oleh Guru-guru Kristen-Katholik,
 penutupan : Buka Puasa Bersama tanggal 25 September, masing-masing
 murid bawa makanan dan dipertukarkan.
 
 Keciil dah, tapi mulai gitu loh daripada tenglang berantem sesama
 tenglang di milis.  Ayo bung Zfy, Bung Ardian, Bung Kenken dan siapa
 lagi, buktikan anda bisa buat Sekolah KHC bermutu, mulai dari garasi
 saja klas 1 TK nanti berkembang.  Salam, Tantono Subagyo





Re: [budaya_tionghua] film 3 negara

2008-09-17 Terurut Topik Kurniawan
Banyak kok di penjual DVD.  Kalau susah dapetnya coba contact: [EMAIL 
PROTECTED]  Belinya jangan yang 7 DVD karena ada disc yang gak jalan.  Coba 
beli yang 14 DVD.

Filmnya versi yang ini:
http://ent.sina.com.cn/v/f/sangyy/index.html

Versi lama tapi bagus banget.


--- On Wed, 9/17/08, Tin Tintai [EMAIL PROTECTED] wrote:

From: Tin Tintai [EMAIL PROTECTED]
Subject: [budaya_tionghua] film 3 negara
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Wednesday, September 17, 2008, 10:42 AM

Hai teman-teman. Saya ingin mengoleksi film tentang Tiga Negara (Sam Kok) baik 
dalam bentuk vcd atau dvd. Adakah yg bisa bantu,dimanakah bisa diperoleh? 
Thank's sebelumnya. GBU.
 
Atintai.





  


Re: [budaya_tionghua] Re: Daripada omong kosong menghujat orang lebih baik karya nyata : Bikin Sekolah dong !!!

2008-09-17 Terurut Topik Tantono Subagyo
Baik, apa sajalah, dan kita uarkan buku itu disini, daripada kita ngomongin
Harry Tjan yang nggak ada disini. Kalau ngomongin kejadian yang lalu saja
dan nggak maju-maju ya omong kosong.  Itu definisi saya, tetapi kalau orang
lain bilang lain ya suka-suka, ya saya nggak bisa apa-apa.  Saya cuma
menganjurkan agar kita berkarya nyata dan jangan galak diinternet doang.
Salam, Tantono


Re: [budaya_tionghua] Re: Menjadi Tionghoa atau Kristen

2008-09-17 Terurut Topik Fy Zhou
Confucian dan taoism bukanlah eksplisit seperti seperangkat upacara agama, 
mereka adalah cara berpikir dan cara pandang. walau tak kasat mata, jelas2 
tertanam di benak dan hati masyarakat Tionghoa. Jika anda banyak menjelajahi 
bahan2 diskusi2 masalah sosial dan budaya di RRT, akan jelas terlihat jejaknya.
 
Apakah anda menyimak acara pembukaan olympiade? ada satu tema confucian yang 
sangat kuat didengungkan : HE atau Harmony ( lihatlah penampilan 3 versi huruf 
cetak)!  semua orang Tionghoa langsung berasisiasi ke paham yi HE wei gui ( 
Harmonylah yang paling berharga) dan HE er bu Tong ( Harmony tapi bukan sama )!
 
Di situ Juga diekspresikan filosofi Tao tentang alam semesta lewat tarian 
Taichi. 


 






--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Tantono Subagyo 
[EMAIL PROTECTED]  wrote:
 
 Saya juga kurang setuju mengenai basis Taoist Konfucianist di 
China, dalam 3
 bulan saya nongkrong di China Academy of Agricultural Science saya 
tidak
 merasakan itu, bahkan cuma merasakan pemujaan berlebihan terhadap 
ketua
 Mao.
 
 Salam, Tantono Subagyo



.. 
 














  

Re: [budaya_tionghua] Re: Daripada omong kosong menghujat orang lebih baik karya nyata : Bikin Sekolah dong !!!

2008-09-17 Terurut Topik Tantono Subagyo
Sdr Hendri Irawan yang baik,
Saya juga bukan orang yang melulu bergerak di bidang Sekolah kok, yang
mendirikan Sekolah 3 orang Pegawai Negeri Sipil, dua orang swasta dan
satupun nggak ada yang dasarnya adalag orang Pendidikan.  Mengapa
bikin sekolah :omong doang cape deh, kita ingin berbuat sesuatu.  Jadi
bikin buku, luruskan sejarah, bikin sekolah apa saja, anda pasti bisa
kalau ada kemauan.  Salam, Tantono


Re: [budaya_tionghua] Bagaimana identitas hoakiau di Indonesia saat ini?

2008-09-17 Terurut Topik Fy Zhou
Lho, anda rupanya rancu dengan istilah SKBRI! 
 
SKBRI ini merupakan dokumen yang menjelaskan seorang itu benar2 sudah WNI! 
 
Orang asing yang tinggal lama di Indonesia bisa saja tetap WNA, tapi mereka 
bisa memiliki surat Domisili tetap sebagai Permanent resident. Penduduk tetap 
jelas tak perlu SKBRI!
 
Sekarang yang disebut penghapusan SKBRI itu bukanlah menghapus 100%! Dia tetap 
diperlukan bagi orang asing yang melakukan proses naturalissi, ganti WN setelah 
dewasa. yang dihapus adalah orang2 yang dri lahir sudah WNI karena ikut orang 
tuanya, sehingga status WNInya otomatis tertera di Akte lahir! 


--- On Thu, 9/18/08, Mita Melati [EMAIL PROTECTED] wrote:

From: Mita Melati [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [budaya_tionghua] Bagaimana identitas hoakiau di Indonesia saat 
ini?
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Thursday, September 18, 2008, 1:39 AM








Beli aja DVD nya, bgs qo film'y, hehehe...


Hmm...kalau gt skr bnr2 jarang ya ada hoakiau di indonesia lagi... Tapi mungkin 
ga ada seseorang yang punya 2 kewarganegaraan karena misal'y dy tinggal di 
indonesia untuk jangka wktu lama karena suatu pekerjaan (bukan yg 1 atau 2 
tahun, tp skitar 10 tahun, dari sejak etnis tionghoa masih wajib dengan sbkri'y 
), tapi dia masih sering pulang pergi ke tiongkok? karena mayoritas keluarga'y 
ada di sana... sebutan untuk orang yang seperti itu apa donk? kalau hoakiau2 
baru yg skr kan krn dy datang k indonesia udh g wajib lg bikin sbkri...

terimakasih. ..^_^


- Original Message 
From: Fy Zhou [EMAIL PROTECTED] com
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Sent: Wednesday, September 17, 2008 3:59:41 PM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Bagaimana identitas hoakiau di Indonesia saat 
ini?








Saya mau nonton Photograp belum kesampaian nih.
 
Tapi logikanya begini: Jika Johan punya nama Indonesia resmi, pasti dia sudah 
WNI, jadi tak bisa disebut hoakiau lagi. lain halnya kalau nama Indonesia ini 
hanya sekedar aksi2an. hanya punya nama tionghoa juga belum masih WNA lho, Kwik 
Kian Gie jelas WNI.dia bukan lagi Hoakiau. Papa saya almarhum yang masih WNA 
baru bisa disebut Hoakiauw.zaman sekarang Hoakiauw lama sudah berkurang, 
diganti dng hoakiuw baru yang baru datang dari RRT.


--- On Wed, 9/17/08, Mita Melati qhuqwayz_aja@ yahoo.com wrote:

From: Mita Melati qhuqwayz_aja@ yahoo.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Bagaimana identitas hoakiau di Indonesia saat 
ini?
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Date: Wednesday, September 17, 2008, 7:11 AM






Kalau yg udah punya SBKRI itu yg udh pasti punya nama Indonesia yg dilebur dari 
nama marga y (misal'y Tan Han Ju jadi Johan Tanujaya)?
Trs mo nanya lg, Fy Zhou udh pernah nonton film The Photograph blm (cast'y Lim 
Kay Tong, Shanty, Lukman Sardi, Indy Barends, sutradara'y Nan T Achnas)? Kl 
udh, mau tanya, tokoh Johan di film itu disebut hoakiau, huaren atau huayi? Dia 
nulis nama dia di sebuah foto ada 3 jenis, nama dlm tulisan kanji, Tan Han Ju, 
dan Johan Tanujaya. Kl seperti itu jd sebutan'y bgmn?

Terimakasih. ..^_^



- Original Message 
From: Fy Zhou [EMAIL PROTECTED] com
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Sent: Wednesday, September 17, 2008 1:56:26 PM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Bagaimana identitas hoakiau di Indonesia saat 
ini?








Lho. kalau sudah memiliki skbri berarti sudah WNI, sudah jelas tak lagi disebut 
Hoakiau, walaupun datang ke Indonesianya baru setahun misalnya. istilah2 ini 
hanya dilihat dari segi hukum, tak ada kaitan dng isi hati orang atau niatan2 
tersembunyi, seorang Tionghoa WNI yang sudah kembali ke RRT misalnya, sebelum 
dia melepaskan status WNInya ya tetap saja disebut Hoaren, bukan hoakiauw atau 
Zhongguo ren. 
 

--- On Wed, 9/17/08, Mita Melati qhuqwayz_aja@ yahoo.com wrote:

From: Mita Melati qhuqwayz_aja@ yahoo.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Bagaimana identitas hoakiau di Indonesia saat 
ini?
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Date: Wednesday, September 17, 2008, 5:41 AM






Terimakasih jawabannya.. .^_^

Tapi masih ada yg mau ditanyain b'kaitan ma jawaban anda...

Kalau org Tionghoa yang merantau ke Indonesia tersebut sudah memiliki nama 
Indonesia akibat SBKRI,  ia masih bs dibilang hoakiau atau sudah menjadi 
huaren? Sekalipun ia berniat ingin kembali ke Tiongkok?






Recent Activity


 35
New MembersVisit Your Group 


Need traffic?
Drive customers
With search ads
on Yahoo!

Y! Messenger
Send pics quick
Share photos while
you IM friends.

Yahoo! Groups
Familyographer Zone
Join a group and
share your pictures.
.. 




 














  

Re: [budaya_tionghua] Mengapa Anak Babi Jalannya Nunduk?

2008-09-17 Terurut Topik Kurniawan
Hallo Ophoeng, pernah dengar lanjutan pertanyaannya belum?

Kalau anak babi jalannya nunduk karena malu ibunya babi.  Nah, kenapa kalau 
anak kelinci jalannya loncat-loncat?

Jawabannya: Karena senang ibunya bukan babi

Hehehe...

Jadi kesimpulannya, kalau kelakuan kita buruk, bukan cuma anak atau orangtua 
kita saja yang malu, tapi orang lain pun senang kita bukan anak atau orangtua 
mereka.  Hehe...


--- On Tue, 9/16/08, Ophoeng [EMAIL PROTECTED] wrote:

From: Ophoeng [EMAIL PROTECTED]
Subject: [budaya_tionghua] Mengapa Anak Babi Jalannya Nunduk?
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Tuesday, September 16, 2008, 7:32 PM

TTM BT semuah,

Hai, apakabar? Sudah makan (sahur)?

Itu judul sebenernya merupakan teka-teki anak-anak saya waktu 
mereka masih pada SD. 

Suatu kali anak-anak pulang sekolah, kami makan siang bersama,
dan anak saya yang perempuan menanyakan teka-teki itu. Koko-
nya sudah mau jawab tapi dicegah adiknya. 

Saya tentu tidak bisa menjawab pertanyaan mengapa anak babi
jalannya nunduk itu. Sebab memang begitulah pertanyaan teka-
teki. Cuma yang mengajukan pertanyaan yang tahu jawabnya.Ke-
cuali teka-teki yang sama anda ajukan lagi berulang-ulang.

Jawabnya: si anak babi malu karena ibunya seekor babi!

Jaman dulu, kalau ada anak yang kurang ajar, berbuat ulah yang
memalukan dengan perkataan dan perbuatannya, yang malu ada-
lah orangtuanya. Sebab orangtua merasa sudah gagal mendidik
anak-anaknya. 

Jaman sudah berubah, sekarang anak-anak merasa malu kalau
orangtuanya berbuat ulah yang memalukan, misal korupsi, atau
berkata dan berbuat yang memalukan lain-lainnya. 

Dari kedua hal ini, orangtua yang malu akan ulah anak-nya yang
memalukan, atau anak yang malu akan ulah orangtuanya yang me-
malukan itu, mungkin kita bisa tarik satu pelajaran: ke atas, kita
mesti menyelamatkan muka orangtua kita. Jangan berbuat ulah
yang memalukan mereka. Ke bawah, jaga kelakuan kita, supaya 
anak-2 tidak merasa malu punya orangtua seperti kita.

Jagalah perkataan kita, walau di milis kita tidak kelihatan muka.
Sebab perkataan kita adalah karakter kita, walau kita bisa sem-
bunyi dengan memilih nama samaran, tapi kita tahu bahwa itulah 
kita. Kita tidak mungkin bisa bersembunyi dari diri sendiri toh?
Lha, diri kita pan ya ada di dalam diri, ikut kemana-mana saja.

Kita punya orangtua, kita punya anak-anak, juga lingkungan
pergaulan yang terhubung relasi dengan kita. Kalau kita sudah 
terbiasa berkata kasar, mencaci maki orang tanpa sebab yang je-
las, sebab kita merasa bahwa kita berhak mengeluarkannya. Men-
jadikan kekasaran itu sebagai kebiasaan sehari-hari, itu sah-sah
saja, memang itu hak kita. Kita manusia bebas, jeh!

Tapi, ingatlah, yang menilai kita bukan saja kita sendiri, tapi 
ada anak-anak, orangtua dan lingkungan kita. Mungkin kita
merasa hebat, merasa selalu menang, tapi apa artinya ya kalau 
anak-anak kita, orangtua kita, lingkungan kita merasa malu
sebab seumur hidup mesti terhubung relasinya dengan kita?

-- dipotong --


  


Re: [budaya_tionghua] Re: YIN YANG (was diskusi launching buku Tionghoa dalam cengkraman SBKRI)

2008-09-17 Terurut Topik Fy Zhou
Masalahnya di sini Pak!
 
Harry Tjan tak pernah mau terang2an mengkoreksi pandangan dan tindakannya di 
masa lampau! bahkan dalam tulisan untuk memperingati Sindunata dia masih 
memuji2 jasa dan kiprahnya. Dalam hal ini dia sama sekali tak berubah!
 
Yang berubah adalah, dia menyesuaikan diri dng situasi, banyak gaul dng 
organissi Tionghoa, kembali mengakrabi istilah2 Tionghoa. ideologinya sementara 
disimpan dulu. takutnya ini hanya sekedar ganti baju .
 
 

--- On Thu, 9/18/08, ChanCT [EMAIL PROTECTED] wrote:

From: ChanCT [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: YIN  YANG (was diskusi  launching buku 
Tionghoa dalam cengkraman SBKRI)
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Thursday, September 18, 2008, 4:26 AM







 
Kesadaran seseorang bisa cepat, bisa juga ada yang lambat. Setiap orang, 
siapapun dia mempunyai pengenalan dalam proses perjuangan hidup yang 
dihadapinya secara langsung. Perubahan pikiran/kesadaran yang terjadi sudah 
seharusnya mendapatkan sambutan yang baik. Bukan dicela atau dianggap hanya 
mengikuti arah angin. Bahkan sebaliknya, seandainya orang berbobot macam Harry 
Tjan, kalau bisa menguraikan jalan pikirannya dulu yang salah dan mencelakakan 
banyak TIonghoa itu, pengaruhnya akan lebih besar untuk menyatukan Tionghoa di 
Indonesia. Itulah yang seharusnya kita dorong. Sangat baik dan baik sekali 
kalau Harry Tjan berani otokritik, mengoreksi kesalahan pikiran dahulu. Kenapa 
tidak disambut baik?
 
Salam,
ChanCT