Re: [budaya_tionghua] Bagaimana identitas hoakiau di Indonesia saat ini?
Oia, ada pertanyaan yg ketinggalan...^_^ Ya, rakyat TIongkok masih banyak yang mempertahankan tradisi kunonya yang sudah berlangsung ribuan tahun, meninggal tetap ingin dikubur di dalam tanah. Dan untuk penghematan dan kesehatan, cara kremasi jenasah, setelah membakar jadi abu, abunya itulah yang dikuburkan di tanah. Jadi, kubuarannya berbentuk kecil saja. Dengan foto dan nama bhs. Tionghoa yang meninggal. Kl tradisi penguburan etnis Tionghoa kan suka ada yang bakar rumah2an kertas itu y? Nama istilah rumah2an kertas itu apa y? Kira2 tau situs yang membahas ttg tradisi ini g y? Kl ada, boleh tau dmn? Terimakasih...^_^ - Original Message From: ChanCT [EMAIL PROTECTED] To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Wednesday, September 17, 2008 11:34:32 AM Subject: Re: [budaya_tionghua] Bagaimana identitas hoakiau di Indonesia saat ini? Mita yb, Orang yang lahir di TIongkok dan puluhan tahun hidup di Indonesia, kalau dia masih pertahankan kewarganegaraa TIongkok, dinamakan Huakiao (Perantau Tionghoa), tapi, ... kalau dia sudah naturalisasi jadi Warganegara Indonesia statusnya berubah jadi Huaren, yang bisa disebut Tionghoa di Indodnesia. Jadi, bagi Tionghoa yang merupakan rakyat Tiongkok, biasa disebut orang Tiongkok (Zhong Guo Ren), yang jelas membawakan pengertian warganegara TIongkok-nya, disana tidak biasa disebut Zhong Hua Ren (orang TIonghoa). Tionghoa biasa digunakan untuk sebutan bansa, bangsa Tionghoa (Zhong Hua Min Zhu), budaya Tionghoa (Zhong Hua wen Hua). Ya, rakyat TIongkok masih banyak yang mempertahankan tradisi kunonya yang sudah berlangsung ribuan tahun, meninggal tetap ingin dikubur di dalam tanah. Dan untuk penghematan dan kesehatan, cara kremasi jenasah, setelah membakar jadi abu, abunya itulah yang dikuburkan di tanah. Jadi, kubuarannya berbentuk kecil saja. Dengan foto dan nama bhs. Tionghoa yang meninggal. Sebutan nama 3 suku, itu mungkin hanya di Indonesia saja, karena nama Tionghoa (tradisi) terdiri 3 suku, suku pertama adalah nama marga, suku ke2 adalah nama generasi, seangkatan didalam keluarga garis ayah dan suku ke-3, nama dia sendiri. Hanya saja seiring dengan perkembangan jaman, tradisi penamaan demikian juga terjadi perubahan, ada orang yang suka suku ke-2 untuk nama sendiri dan suku-3 nama generasi keluarga, ... bahkan menjadi lebih banyak yang gunakan 2 suku saja. Nama marga kemudian nama sendiri. Kalau ditanya dari mana sumbernya, saya tidak bisa jawab. Itulah pengetahuan yang ada dikepala saya saja. Yang mungkin juga ada kesalahan, dan bisa dibetulkan kawan lain. Heheheee, ... Salam, ChanCT - Original Message - From: qhuqwayz_aja To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Wednesday, September 17, 2008 6:13 AM Subject: [budaya_tionghua] Bagaimana identitas hoakiau di Indonesia saat ini? Halo semua, maaf ya kl saya banyak bertanya, maklum lg skripsi, hehehe^_ ^ Kalau saya boleh tau, bagaimana identitas hoakiau (Tionghoa Perantauan) di Indonesia saat ini? Apakah seseorang yg lahir di Tiongkok tetapi sudah bertahun2 tinggal di Indonesia masih bisa memiliki sebutan identitas sebagai seorang Hoakiau? Atau ia sudah menjadi Huaren? Apakah orang Tionghoa yang di Tiongkok sana yang telah meninggal dan memiliki foto kematian untuk disimpan di altar, menuliskan namanya di foto dengan tulisan kanji saja atau dengan nama tiga suku kata-nya (sebutan istilah untuk nama tiga suku kata ini apa ya? hehehe)? Kalau boleh, saya ingin tahu juga sumber2 jawaban dari pertanyaan saya ini... Mohon bantuannya.. .^_^ Terimakasih. .. Hormat saya, -Mita- - - -- ..: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. ..: Website global http://www.budaya- tionghoa. org :. ..: Pertanyaan? Ajukan di http://groups. yahoo.com/ group/budaya_ tionghua :. ..: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg. wordpress. com :. Yahoo! Groups Links Internal Virus Database is out of date. Checked by AVG. Version: 8.0.169 / Virus Database: 270.6.17/1655 - Release Date: 2008/9/5 _U__ 07:05
Re: [budaya_tionghua] Bagaimana identitas hoakiau di Indonesia saat ini?
salah satu bukti keberhasilan Orba pembersihan etnis secara halus. --- On Wed, 9/17/08, Mita Melati [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Mita Melati [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [budaya_tionghua] Bagaimana identitas hoakiau di Indonesia saat ini? To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Wednesday, September 17, 2008, 5:51 AM Benar...ironis y, krn nama chinese di keluarga saya ini berhenti di generasi saya, hehehe... Recent Activity 35 New MembersVisit Your Group Moderator Central Yahoo! Groups Join and receive produce updates. Women of Curves on Yahoo! Groups see how women are changing their lives. Yahoo! Groups Dog Zone Connect w/others who love dogs. ..
Re: [budaya_tionghua] Bagaimana identitas hoakiau di Indonesia saat ini?
Lho. kalau sudah memiliki skbri berarti sudah WNI, sudah jelas tak lagi disebut Hoakiau, walaupun datang ke Indonesianya baru setahun misalnya. istilah2 ini hanya dilihat dari segi hukum, tak ada kaitan dng isi hati orang atau niatan2 tersembunyi, seorang Tionghoa WNI yang sudah kembali ke RRT misalnya, sebelum dia melepaskan status WNInya ya tetap saja disebut Hoaren, bukan hoakiauw atau Zhongguo ren. --- On Wed, 9/17/08, Mita Melati [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Mita Melati [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [budaya_tionghua] Bagaimana identitas hoakiau di Indonesia saat ini? To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Wednesday, September 17, 2008, 5:41 AM Terimakasih jawabannya.. .^_^ Tapi masih ada yg mau ditanyain b'kaitan ma jawaban anda... Kalau org Tionghoa yang merantau ke Indonesia tersebut sudah memiliki nama Indonesia akibat SBKRI, ia masih bs dibilang hoakiau atau sudah menjadi huaren? Sekalipun ia berniat ingin kembali ke Tiongkok? Recent Activity 35 New MembersVisit Your Group Need traffic? Drive customers With search ads on Yahoo! Y! Messenger Send pics quick Share photos while you IM friends. Yahoo! Groups Familyographer Zone Join a group and share your pictures. ..
Re: [budaya_tionghua] Re: Menjadi Tionghoa atau Kristen
Pak Danardono yth, Saya jadi agak bingung, jadi saya minta contoh yang nyata. Bagaimana jika seorang Papua meninggalkan budaya pakai koteka, animisme dan masuk Kristen, apakah ybs juga dapat disebutkan seorang besar. Kalau difikir begini maka orang Indonesiapun yang menjadi Islam ya meninggalkan budaya spiritual nenek moyang dong ??. Lalu saya ingin tanya apakah sekarang RRC yang komunis itu masih dianggap sebagai bangsa yang besar karena kenyataannya mereka toh meninggalkan budaya leluhur dan menggantikan-nya dengan komunisme ? Best regards, Tantono Subagyo
Re: [budaya_tionghua] Bagaimana identitas hoakiau di Indonesia saat ini?
Mita yth. Coba baca buku : Cokin So What Gitu Loh, yang Editornya Ivan Wibowo. Disitu akan banyak sumber skripsi anda. Salam, Tantono
Re: [budaya_tionghua] Bagaimana identitas hoakiau di Indonesia saat ini?
Sebenarnya saja, semula tidak ada yang membeda-kan sebutan-istilah Huakiao, Hua-ren dan Tionghoa, ... tapi karena makin sering hubungan dengan adanya globalisasi dan makin dekatnya jarak didunia dengan adanya pesawat-terbang, dirasakan kebutuhan untuk membedakan sebutan itu pada orang Tionghoa yang beda status kewarganegaraannya. Dan nampaknya secara resmi sudah dibulatkan, disatukan pengertian penggunaan sebutan-istilah itu oleh pihak Derplu Tiongkok. Sebutan Hua-qiao (Huakiao) itu bagi Tionghoa atau orang TIongkok yang hidup dirantau dan masih mempertahankan kewarganegaraan TIongkok. Jadi jelas, masih dibawah naungan Kedutaan Tiongkok dimana mereka hidup di luarnegeri. Hua Ren adalah orang yang masih berdarah TIonghoa yang sudah menjadi warganegara setempat, dimana mereka hidup. Menjadi orang asing dilihat dari sudut Pemerintah TIongkok. Jadi, bagi Tionghoa di Indonesia, yang sudah menjadi Indonesia, yang orang tuanya dapatkan SBKRI dan dengan demikian anaknya otomatis jadi Indodnesia-asli berdasarkan UUK No-12/06 kemarin ini, hanya bisa disebut sebagai Hua Ren atau yang biasa disebut Indonesia-Tionghoa . Mereka ini kalau kembali ke Tiongkok tentu diperlakukan sebagai orang asing, yang biasa disebut Wai-ji Hua Ren (Hua Ren berwarganegara asing), tidak sebagai orang Tiongkok sekalipun tampangnya sama. Dan bagi mereka yang ingin menetap menjadi warganegara TIongkok kembali, harus melalui naturalisasi, menanggalkan WN-Indonesia dahulu untuk diterima jadi WN-Tiongkok. Salam, ChanCT - Original Message - From: Mita Melati To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Wednesday, September 17, 2008 1:41 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] Bagaimana identitas hoakiau di Indonesia saat ini? Terimakasih jawabannya...^_^ Tapi masih ada yg mau ditanyain b'kaitan ma jawaban anda... Orang yang lahir di TIongkok dan puluhan tahun hidup di Indonesia, kalau dia masih pertahankan kewarganegaraa TIongkok, dinamakan Huakiao (Perantau Tionghoa), tapi, ... kalau dia sudah naturalisasi jadi Warganegara Indonesia statusnya berubah jadi Huaren, yang bisa disebut Tionghoa di Indodnesia. Kalau org Tionghoa yang merantau ke Indonesia tersebut sudah memiliki nama Indonesia akibat SBKRI, ia masih bs dibilang hoakiau atau sudah menjadi huaren? Sekalipun ia berniat ingin kembali ke Tiongkok? Terimakasih ChanCT... Regrads, -Mita- - Original Message From: ChanCT [EMAIL PROTECTED] To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Wednesday, September 17, 2008 11:34:32 AM Subject: Re: [budaya_tionghua] Bagaimana identitas hoakiau di Indonesia saat ini? Mita yb, Orang yang lahir di TIongkok dan puluhan tahun hidup di Indonesia, kalau dia masih pertahankan kewarganegaraa TIongkok, dinamakan Huakiao (Perantau Tionghoa), tapi, ... kalau dia sudah naturalisasi jadi Warganegara Indonesia statusnya berubah jadi Huaren, yang bisa disebut Tionghoa di Indodnesia. Jadi, bagi Tionghoa yang merupakan rakyat Tiongkok, biasa disebut orang Tiongkok (Zhong Guo Ren), yang jelas membawakan pengertian warganegara TIongkok-nya, disana tidak biasa disebut Zhong Hua Ren (orang TIonghoa). Tionghoa biasa digunakan untuk sebutan bansa, bangsa Tionghoa (Zhong Hua Min Zhu), budaya Tionghoa (Zhong Hua wen Hua). Ya, rakyat TIongkok masih banyak yang mempertahankan tradisi kunonya yang sudah berlangsung ribuan tahun, meninggal tetap ingin dikubur di dalam tanah. Dan untuk penghematan dan kesehatan, cara kremasi jenasah, setelah membakar jadi abu, abunya itulah yang dikuburkan di tanah. Jadi, kubuarannya berbentuk kecil saja. Dengan foto dan nama bhs. Tionghoa yang meninggal. Sebutan nama 3 suku, itu mungkin hanya di Indonesia saja, karena nama Tionghoa (tradisi) terdiri 3 suku, suku pertama adalah nama marga, suku ke2 adalah nama generasi, seangkatan didalam keluarga garis ayah dan suku ke-3, nama dia sendiri. Hanya saja seiring dengan perkembangan jaman, tradisi penamaan demikian juga terjadi perubahan, ada orang yang suka suku ke-2 untuk nama sendiri dan suku-3 nama generasi keluarga, ... bahkan menjadi lebih banyak yang gunakan 2 suku saja. Nama marga kemudian nama sendiri. Kalau ditanya dari mana sumbernya, saya tidak bisa jawab. Itulah pengetahuan yang ada dikepala saya saja. Yang mungkin juga ada kesalahan, dan bisa dibetulkan kawan lain. Heheheee, ... Salam, ChanCT - Original Message - From: qhuqwayz_aja To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Wednesday, September 17, 2008 6:13 AM Subject: [budaya_tionghua] Bagaimana identitas hoakiau di Indonesia saat ini? Halo semua, maaf ya kl saya banyak bertanya, maklum lg skripsi, hehehe^_ ^ Kalau saya boleh tau, bagaimana identitas hoakiau (Tionghoa Perantauan) di Indonesia saat ini? Apakah seseorang yg lahir di Tiongkok tetapi sudah bertahun2 tinggal di Indonesia masih bisa memiliki sebutan identitas sebagai seorang Hoakiau?
Re: [budaya_tionghua] Bagaimana identitas hoakiau di Indonesia saat ini?
Kalau yg udah punya SBKRI itu yg udh pasti punya nama Indonesia yg dilebur dari nama marga y (misal'y Tan Han Ju jadi Johan Tanujaya)? Trs mo nanya lg, Fy Zhou udh pernah nonton film The Photograph blm (cast'y Lim Kay Tong, Shanty, Lukman Sardi, Indy Barends, sutradara'y Nan T Achnas)? Kl udh, mau tanya, tokoh Johan di film itu disebut hoakiau, huaren atau huayi? Dia nulis nama dia di sebuah foto ada 3 jenis, nama dlm tulisan kanji, Tan Han Ju, dan Johan Tanujaya. Kl seperti itu jd sebutan'y bgmn? Terimakasih...^_^ - Original Message From: Fy Zhou [EMAIL PROTECTED] To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Wednesday, September 17, 2008 1:56:26 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] Bagaimana identitas hoakiau di Indonesia saat ini? Lho. kalau sudah memiliki skbri berarti sudah WNI, sudah jelas tak lagi disebut Hoakiau, walaupun datang ke Indonesianya baru setahun misalnya. istilah2 ini hanya dilihat dari segi hukum, tak ada kaitan dng isi hati orang atau niatan2 tersembunyi, seorang Tionghoa WNI yang sudah kembali ke RRT misalnya, sebelum dia melepaskan status WNInya ya tetap saja disebut Hoaren, bukan hoakiauw atau Zhongguo ren. --- On Wed, 9/17/08, Mita Melati qhuqwayz_aja@ yahoo.com wrote: From: Mita Melati qhuqwayz_aja@ yahoo.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Bagaimana identitas hoakiau di Indonesia saat ini? To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Date: Wednesday, September 17, 2008, 5:41 AM Terimakasih jawabannya.. .^_^ Tapi masih ada yg mau ditanyain b'kaitan ma jawaban anda... Kalau org Tionghoa yang merantau ke Indonesia tersebut sudah memiliki nama Indonesia akibat SBKRI, ia masih bs dibilang hoakiau atau sudah menjadi huaren? Sekalipun ia berniat ingin kembali ke Tiongkok? Recent Activity * 35 New MembersVisit Your Group Need traffic? Drive customers With search ads on Yahoo! Y! Messenger Send pics quick Share photos while you IM friends. Yahoo! Groups Familyographer Zone Join a group and share your pictures. ..
Re: [budaya_tionghua] Ureca dan Ubaya??
Yang saya atau, Ubaya singkatan Universsitas Surabaya itu dahulu sebelum G30S 1965, adalah URECA (Universitas Res Publica) yang diselenggarakan oleh BAPERKI. Dan, karena BAPERKI oleh Soeharto dituduh bernaung pada PKI, jadi termasuk organisasi yang harus dilarang, maka URECA dibubarkan dan yang di Surabaya jadi Ubaya, sedang URECA yang di Jakarta jadi Trisakti. Salam, ChanCT - Original Message - From: hdi_gesang To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Wednesday, September 17, 2008 1:34 PM Subject: [budaya_tionghua] Ureca dan Ubaya?? hallo, apa kabar semuanya?? disini saya ingin menanyakan, mungkin ada yang tahu lebih dalam mengenai hubungan antara Ureca (Universitas Res Publica) dengan Ubaya (Universitas Surabaya). mohon informasinya. thx .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :. Yahoo! Groups Links -- Internal Virus Database is out of date. Checked by AVG. Version: 8.0.169 / Virus Database: 270.6.17/1655 - Release Date: 2008/9/5 _U__ 07:05
Re: [budaya_tionghua] Re: Bagaimana identitas hoakiau di Indonesia saat ini?
Yongde Xiong, Rupanya orang Hakka, ya. Nampaknya tidak semua orang Hakka gunakan tradisi nama suku-3 sebagai nama generasi, lha istri saya yang juga orang Hakka, tetap gunakan tradisi suku-2 nama generasi, kok. Begitu juga beberapa sahabat saya yang orang Hakka, malah jarang yang gunakan suku-2 sebagai nama sendiri. Sepertinya, perkembangan kemudian, tidak lagi keras bertahan pada tradisi, suka orang-tua yang kasih nama anaknya saja, ya. Dan, perkembangan lebih lanjut, makin banyak orang gunakan nama 2 suku saja. Salam, ChanCT - Original Message - From: Hendri Irawan To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Wednesday, September 17, 2008 12:53 PM Subject: [budaya_tionghua] Re: Bagaimana identitas hoakiau di Indonesia saat ini? Tambahan saja, Untuk orang Hakka, nama generasi ada di huruf ketiga. Seperti saya, nama generasinya adalah De. Semua anak laki-laki dalam keluarga yang saya yang satu generasi namanya selalu Marga-Nama-De. Hormat saya, Yongde --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ChanCT [EMAIL PROTECTED] wrote: Mita yb, Orang yang lahir di TIongkok dan puluhan tahun hidup di Indonesia, kalau dia masih pertahankan kewarganegaraa TIongkok, dinamakan Huakiao (Perantau Tionghoa), tapi, ... kalau dia sudah naturalisasi jadi Warganegara Indonesia statusnya berubah jadi Huaren, yang bisa disebut Tionghoa di Indodnesia. Jadi, bagi Tionghoa yang merupakan rakyat Tiongkok, biasa disebut orang Tiongkok (Zhong Guo Ren), yang jelas membawakan pengertian warganegara TIongkok-nya, disana tidak biasa disebut Zhong Hua Ren (orang TIonghoa). Tionghoa biasa digunakan untuk sebutan bansa, bangsa Tionghoa (Zhong Hua Min Zhu), budaya Tionghoa (Zhong Hua wen Hua). Ya, rakyat TIongkok masih banyak yang mempertahankan tradisi kunonya yang sudah berlangsung ribuan tahun, meninggal tetap ingin dikubur di dalam tanah. Dan untuk penghematan dan kesehatan, cara kremasi jenasah, setelah membakar jadi abu, abunya itulah yang dikuburkan di tanah. Jadi, kubuarannya berbentuk kecil saja. Dengan foto dan nama bhs. Tionghoa yang meninggal. Sebutan nama 3 suku, itu mungkin hanya di Indonesia saja, karena nama Tionghoa (tradisi) terdiri 3 suku, suku pertama adalah nama marga, suku ke2 adalah nama generasi, seangkatan didalam keluarga garis ayah dan suku ke-3, nama dia sendiri. Hanya saja seiring dengan perkembangan jaman, tradisi penamaan demikian juga terjadi perubahan, ada orang yang suka suku ke-2 untuk nama sendiri dan suku-3 nama generasi keluarga, ... bahkan menjadi lebih banyak yang gunakan 2 suku saja. Nama marga kemudian nama sendiri. Kalau ditanya dari mana sumbernya, saya tidak bisa jawab. Itulah pengetahuan yang ada dikepala saya saja. Yang mungkin juga ada kesalahan, dan bisa dibetulkan kawan lain. Heheheee, ... Salam, ChanCT - Original Message - From: qhuqwayz_aja To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Wednesday, September 17, 2008 6:13 AM Subject: [budaya_tionghua] Bagaimana identitas hoakiau di Indonesia saat ini? Halo semua, maaf ya kl saya banyak bertanya, maklum lg skripsi, hehehe^_^ Kalau saya boleh tau, bagaimana identitas hoakiau (Tionghoa Perantauan) di Indonesia saat ini? Apakah seseorang yg lahir di Tiongkok tetapi sudah bertahun2 tinggal di Indonesia masih bisa memiliki sebutan identitas sebagai seorang Hoakiau? Atau ia sudah menjadi Huaren? Apakah orang Tionghoa yang di Tiongkok sana yang telah meninggal dan memiliki foto kematian untuk disimpan di altar, menuliskan namanya di foto dengan tulisan kanji saja atau dengan nama tiga suku kata-nya (sebutan istilah untuk nama tiga suku kata ini apa ya? hehehe)? Kalau boleh, saya ingin tahu juga sumber2 jawaban dari pertanyaan saya ini... Mohon bantuannya...^_^ Terimakasih... Hormat saya, -Mita- .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :. Yahoo! Groups Links -- Internal Virus Database is out of date. Checked by AVG. Version: 8.0.169 / Virus Database: 270.6.17/1655 - Release Date: 2008/9/5 _U__ 07:05 .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :. Yahoo! Groups Links
[budaya_tionghua] Asal marga Yang (#26472;)
Saya mw bertanya sama Laoshi-laoshi disini =P .. hehe .. Maraga Yang (#26472;) yg artinya Sunlight(bercahaya) berasal dari daerah mana ya? Kalau tidak salah Ayah dari Kakek saya di pihak ibu ( Bermarga Yang ) berasal dari YUNNAN. Apakah marga Yang memang berasal dari Yunnan? #35874;#35874;#20320;#20204;#30340;#24110;#21161; ^__^
[budaya_tionghua] Re: Bagaimana identitas hoakiau di Indonesia saat ini?
rasanya gak begitu yong, gw punya nama generasi di ke3 tapi bokap gw di ke2 , ngkong gw ke3 , anak gw ke 2. trus jg semua anak perempuannya ada nama generasi. Ya lumayan sih buat cari tau sdr apa bukan , sayangnya banyak yg seangkatan gw dah gak pake nama generasi buat anak2nya malah banyak yg gak ada nama tionghoanya. rasanya gak semua org khe pake nama generasi ke 3 or tergantung waktu nama generasi itu dibikin pertama kali ? --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Hendri Irawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Tambahan saja, Untuk orang Hakka, nama generasi ada di huruf ketiga. Seperti saya, nama generasinya adalah De. Semua anak laki-laki dalam keluarga yang saya yang satu generasi namanya selalu Marga-Nama-De. Hormat saya, Yongde --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ChanCT SADAR@ wrote: Mita yb, Orang yang lahir di TIongkok dan puluhan tahun hidup di Indonesia, kalau dia masih pertahankan kewarganegaraa TIongkok, dinamakan Huakiao (Perantau Tionghoa), tapi, ... kalau dia sudah naturalisasi jadi Warganegara Indonesia statusnya berubah jadi Huaren, yang bisa disebut Tionghoa di Indodnesia. Jadi, bagi Tionghoa yang merupakan rakyat Tiongkok, biasa disebut orang Tiongkok (Zhong Guo Ren), yang jelas membawakan pengertian warganegara TIongkok-nya, disana tidak biasa disebut Zhong Hua Ren (orang TIonghoa). Tionghoa biasa digunakan untuk sebutan bansa, bangsa Tionghoa (Zhong Hua Min Zhu), budaya Tionghoa (Zhong Hua wen Hua). Ya, rakyat TIongkok masih banyak yang mempertahankan tradisi kunonya yang sudah berlangsung ribuan tahun, meninggal tetap ingin dikubur di dalam tanah. Dan untuk penghematan dan kesehatan, cara kremasi jenasah, setelah membakar jadi abu, abunya itulah yang dikuburkan di tanah. Jadi, kubuarannya berbentuk kecil saja. Dengan foto dan nama bhs. Tionghoa yang meninggal. Sebutan nama 3 suku, itu mungkin hanya di Indonesia saja, karena nama Tionghoa (tradisi) terdiri 3 suku, suku pertama adalah nama marga, suku ke2 adalah nama generasi, seangkatan didalam keluarga garis ayah dan suku ke-3, nama dia sendiri. Hanya saja seiring dengan perkembangan jaman, tradisi penamaan demikian juga terjadi perubahan, ada orang yang suka suku ke-2 untuk nama sendiri dan suku-3 nama generasi keluarga, ... bahkan menjadi lebih banyak yang gunakan 2 suku saja. Nama marga kemudian nama sendiri. Kalau ditanya dari mana sumbernya, saya tidak bisa jawab. Itulah pengetahuan yang ada dikepala saya saja. Yang mungkin juga ada kesalahan, dan bisa dibetulkan kawan lain. Heheheee, ... Salam, ChanCT - Original Message - From: qhuqwayz_aja To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Wednesday, September 17, 2008 6:13 AM Subject: [budaya_tionghua] Bagaimana identitas hoakiau di Indonesia saat ini? Halo semua, maaf ya kl saya banyak bertanya, maklum lg skripsi, hehehe^_^ Kalau saya boleh tau, bagaimana identitas hoakiau (Tionghoa Perantauan) di Indonesia saat ini? Apakah seseorang yg lahir di Tiongkok tetapi sudah bertahun2 tinggal di Indonesia masih bisa memiliki sebutan identitas sebagai seorang Hoakiau? Atau ia sudah menjadi Huaren? Apakah orang Tionghoa yang di Tiongkok sana yang telah meninggal dan memiliki foto kematian untuk disimpan di altar, menuliskan namanya di foto dengan tulisan kanji saja atau dengan nama tiga suku kata-nya (sebutan istilah untuk nama tiga suku kata ini apa ya? hehehe)? Kalau boleh, saya ingin tahu juga sumber2 jawaban dari pertanyaan saya ini... Mohon bantuannya...^_^ Terimakasih... Hormat saya, -Mita- .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :. Yahoo! Groups Links -- Internal Virus Database is out of date. Checked by AVG. Version: 8.0.169 / Virus Database: 270.6.17/1655 - Release Date: 2008/9/5 _U__ 07:05
[budaya_tionghua] Re: Kue Ku Terigu
Wah, ga tau ya dimana ada jual, sebab biasanya sih orang bikin sendiri. Coba aja cari ke tukang kue basah ala peranakan di pasar Kampung Bebek, Angke Indah, Jakarta Barat, mungkin di sana ada. Tapi sebaiknya pagi- pagi jam 6... --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Haryadi Theng [EMAIL PROTECTED] wrote: wah, kembali ke soal kue ku, ternyata ada yang dari terigu dan isi kentang ya? klo di jakarta bisa dibeli dimana ya ko David? pengen nyobain.. hehehehe
Re: [budaya_tionghua] Bagaimana identitas hoakiau di Indonesia saat ini?
Saya mau nonton Photograp belum kesampaian nih. Tapi logikanya begini: Jika Johan punya nama Indonesia resmi, pasti dia sudah WNI, jadi tak bisa disebut hoakiau lagi. lain halnya kalau nama Indonesia ini hanya sekedar aksi2an. hanya punya nama tionghoa juga belum masih WNA lho, Kwik Kian Gie jelas WNI.dia bukan lagi Hoakiau. Papa saya almarhum yang masih WNA baru bisa disebut Hoakiauw.zaman sekarang Hoakiauw lama sudah berkurang, diganti dng hoakiuw baru yang baru datang dari RRT. --- On Wed, 9/17/08, Mita Melati [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Mita Melati [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [budaya_tionghua] Bagaimana identitas hoakiau di Indonesia saat ini? To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Wednesday, September 17, 2008, 7:11 AM Kalau yg udah punya SBKRI itu yg udh pasti punya nama Indonesia yg dilebur dari nama marga y (misal'y Tan Han Ju jadi Johan Tanujaya)? Trs mo nanya lg, Fy Zhou udh pernah nonton film The Photograph blm (cast'y Lim Kay Tong, Shanty, Lukman Sardi, Indy Barends, sutradara'y Nan T Achnas)? Kl udh, mau tanya, tokoh Johan di film itu disebut hoakiau, huaren atau huayi? Dia nulis nama dia di sebuah foto ada 3 jenis, nama dlm tulisan kanji, Tan Han Ju, dan Johan Tanujaya. Kl seperti itu jd sebutan'y bgmn? Terimakasih. ..^_^ - Original Message From: Fy Zhou [EMAIL PROTECTED] com To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Wednesday, September 17, 2008 1:56:26 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] Bagaimana identitas hoakiau di Indonesia saat ini? Lho. kalau sudah memiliki skbri berarti sudah WNI, sudah jelas tak lagi disebut Hoakiau, walaupun datang ke Indonesianya baru setahun misalnya. istilah2 ini hanya dilihat dari segi hukum, tak ada kaitan dng isi hati orang atau niatan2 tersembunyi, seorang Tionghoa WNI yang sudah kembali ke RRT misalnya, sebelum dia melepaskan status WNInya ya tetap saja disebut Hoaren, bukan hoakiauw atau Zhongguo ren. --- On Wed, 9/17/08, Mita Melati qhuqwayz_aja@ yahoo.com wrote: From: Mita Melati qhuqwayz_aja@ yahoo.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Bagaimana identitas hoakiau di Indonesia saat ini? To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Date: Wednesday, September 17, 2008, 5:41 AM Terimakasih jawabannya.. .^_^ Tapi masih ada yg mau ditanyain b'kaitan ma jawaban anda... Kalau org Tionghoa yang merantau ke Indonesia tersebut sudah memiliki nama Indonesia akibat SBKRI, ia masih bs dibilang hoakiau atau sudah menjadi huaren? Sekalipun ia berniat ingin kembali ke Tiongkok? Recent Activity 35 New MembersVisit Your Group Need traffic? Drive customers With search ads on Yahoo! Y! Messenger Send pics quick Share photos while you IM friends. Yahoo! Groups Familyographer Zone Join a group and share your pictures. ..
Balasan: [budaya_tionghua] Re: OOT: Hobby : Games Samkok 11
Dear Mas Purnama Kalau memang bisa dibantu mohon kiranya dapat dikirimkan file romance of three kingdom 11, karena saya juga penggemar permainan ini. Saya sudah bermain dari Romance Three Kingdom versi pertama sampai versi IV. Terima kasih mas atas bantuannya. Salam, Hanto --- Purnama Sucipto Gunawan [EMAIL PROTECTED] menulis: Maaf Disundul lagi. Karena Sudah Ada Romance Three Kingdom Versi Bahasa Inggris sudah di Release. Kepastian itu Saya sudah pastikan terlebih dahulu kebenaran beritanya. Maka Anda bisa Cari Games ini tanpa Patch, Hanya Cracknya saja, Jadi tidak perlu Patch bahasa inggris untuk games ini, Saya ingin menambahkan sedikit info minimum Requarment untuk game ini 1. Pentium 3 1000 MHZ. 3. Vga Card 32 Mb 4. Hardisk 1,3 mega. Terimakasih; Kalau anda mengingin kan download sendiri anda bisa meminta saya file u torentnya. nanti saya kirim. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Purnama Sucipto Gunawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Temen -temen semilis; yang sehobi sama g. Boleh boleh aja dikusi hoby kita disinikan. Kebetulan KOEI perusahaan games dari jepang mengeluarkan Romance three kingdom 11 versi bahasa inggris nanti bulan 7. Sebagai kita ketahui KOEI dengan Produk unggulannya Samkok ini membooming kemana -mana. Kenapa saya bahas ke 11. Karena saya lebih senang games strategy berasal di pc. Karena samkok Linggis versi sebelumnya di PS (dan dimonopoli PS doang; yang ini bikin g keki; kalo ada di PC itu juga bahasa Jepun, hik kayak musti les bahasa jepun). Sekian lamenye dari Versi samkok 4 di PC si KOEI ngak keluarin lanjutannya sampai ke 11 baru muncul (Rese emang padahal g juga mau nyobain, maklum g kgk beli PS2, Karena g trauma ama konsole, beli ngak bisa dijual ulang, he...he...). Buat temen temen pengen beli ini game jangan beli sekarang punya kalo bilang ada samkok 11 pake linggis punya. BOOONG!. Kalo dibilang ada patchnya itu mengubah dari jepang ke linggis Jangan coba -coba compie loe bisa - bisa eror gara-gara nyoba sebarangan patch. Mendingan loe nunggu bulan 7. Kalo bulan 7 punya itu udah beneran linggis. KOEI sangat dominan dengan produknya yang satu ini sampe - sampe Ke produk Internasional. Doeloe KOEI keluarain produknya bernama Bandit king yang diambil dari kisah 108 pendekar liang shan pada tahun 80-an. Sayangnya gak dilajutkan versi lingisnya (g main itu juga jaman g masih sma tahu 90an, gembel sih dibanding ps1, tapi gembel gembel g juga suka, g taunya dari kk yang suka games strategy). KOEI jgao banget bikin game kalo dari sejarah timur khususnya. Produknya koei yang membooming lainya adalah Dynasty Warior dan dinasti empire. Game ini buat loe orang stress terutama yang abis debat kusir bikin loe gila. Obatnya game dynasty warior cocok buat pelampiasan stress loe =)). Bantai orang di game kan lebih asik ilang stress. (g bercanda, tapi coba boleh juga :)). Selain itu KOEI juga keluarin namanya Nobunaga Ambition nah ini die. Yang ini produk ke dua unggulan KOEI, G juga suka ama ini game, Basic cerita diambil dari buku Taiko (kebetulan g juga suka ama nih buku). Dan sangat lucunya ada games judulnya Dynasty warior Orochi. Kacau Guy's Masak Jaman samkok ketemu Jaman Shogun kebayang ngak ?. Kalo mao coba silakan ceritanye ngayal punya :)). KOEI juga keluarain yang namanya Gengis Kahn lokh tapi ngak pernah di lanjutin lagi :((. (sedih g). Nah kalo Temen -temen suka games strategy kayak g boleh deh bahas. Dulu mantan modie BT juga suka main games strategy bahas di BT. Gamesnya namenye Emperor ( g dah main). Postingannya masih nyangkut disini kok :)) ___ Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru. Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. Cepat sebelum diambil orang lain! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/
Re: [budaya_tionghua] Re: Bagaimana identitas hoakiau di Indonesia saat ini?
He he he, Anak2nya Tjong A Fie dan Anak2nya Abangnya Tjong A Fie ( Tjong Yun Hian / Dulu dipakai sebagai nama jalan di Medan dan sekarang sudah diganti jadi JL. Cirebon ) nama suku ketiganya pada sama semua. Tapi Cucu dan Cicit mereka nama suku Ketiganya sama dan Mereka juga orang Hakka, jadi tidak semua orang Hakka sama seperti anda. Anak2 Mereka semua suku ketiganya Liung ( Naga dalam Dialek Hakka ) Cucu2 Mereka semua suku keduanya Tung ( Timur dalam Dialek Hakka ) Cicit2 Mereka semua suku keduanya Hung ( yang ini ngak tau deh artinya, tapi yang pasti bukan merah, biasa disebut tulisannya San Tien Sui Tek Hung = Tiga titik air punya hung ) On 9/17/08, Hendri Irawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Tambahan saja, Untuk orang Hakka, nama generasi ada di huruf ketiga. Seperti saya, nama generasinya adalah De. Semua anak laki-laki dalam keluarga yang saya yang satu generasi namanya selalu Marga-Nama-De. Hormat saya, Yongde --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com budaya_tionghua%40yahoogroups.com, ChanCT [EMAIL PROTECTED] wrote: Mita yb, Orang yang lahir di TIongkok dan puluhan tahun hidup di Indonesia, kalau dia masih pertahankan kewarganegaraa TIongkok, dinamakan Huakiao (Perantau Tionghoa), tapi, ... kalau dia sudah naturalisasi jadi Warganegara Indonesia statusnya berubah jadi Huaren, yang bisa disebut Tionghoa di Indodnesia. Jadi, bagi Tionghoa yang merupakan rakyat Tiongkok, biasa disebut orang Tiongkok (Zhong Guo Ren), yang jelas membawakan pengertian warganegara TIongkok-nya, disana tidak biasa disebut Zhong Hua Ren (orang TIonghoa). Tionghoa biasa digunakan untuk sebutan bansa, bangsa Tionghoa (Zhong Hua Min Zhu), budaya Tionghoa (Zhong Hua wen Hua). Ya, rakyat TIongkok masih banyak yang mempertahankan tradisi kunonya yang sudah berlangsung ribuan tahun, meninggal tetap ingin dikubur di dalam tanah. Dan untuk penghematan dan kesehatan, cara kremasi jenasah, setelah membakar jadi abu, abunya itulah yang dikuburkan di tanah. Jadi, kubuarannya berbentuk kecil saja. Dengan foto dan nama bhs. Tionghoa yang meninggal. Sebutan nama 3 suku, itu mungkin hanya di Indonesia saja, karena nama Tionghoa (tradisi) terdiri 3 suku, suku pertama adalah nama marga, suku ke2 adalah nama generasi, seangkatan didalam keluarga garis ayah dan suku ke-3, nama dia sendiri. Hanya saja seiring dengan perkembangan jaman, tradisi penamaan demikian juga terjadi perubahan, ada orang yang suka suku ke-2 untuk nama sendiri dan suku-3 nama generasi keluarga, ... bahkan menjadi lebih banyak yang gunakan 2 suku saja. Nama marga kemudian nama sendiri. Kalau ditanya dari mana sumbernya, saya tidak bisa jawab. Itulah pengetahuan yang ada dikepala saya saja. Yang mungkin juga ada kesalahan, dan bisa dibetulkan kawan lain. Heheheee, ... Salam, ChanCT - Original Message - From: qhuqwayz_aja To: budaya_tionghua@yahoogroups.com budaya_tionghua%40yahoogroups.com Sent: Wednesday, September 17, 2008 6:13 AM Subject: [budaya_tionghua] Bagaimana identitas hoakiau di Indonesia saat ini? Halo semua, maaf ya kl saya banyak bertanya, maklum lg skripsi, hehehe^_^ Kalau saya boleh tau, bagaimana identitas hoakiau (Tionghoa Perantauan) di Indonesia saat ini? Apakah seseorang yg lahir di Tiongkok tetapi sudah bertahun2 tinggal di Indonesia masih bisa memiliki sebutan identitas sebagai seorang Hoakiau? Atau ia sudah menjadi Huaren? Apakah orang Tionghoa yang di Tiongkok sana yang telah meninggal dan memiliki foto kematian untuk disimpan di altar, menuliskan namanya di foto dengan tulisan kanji saja atau dengan nama tiga suku kata-nya (sebutan istilah untuk nama tiga suku kata ini apa ya? hehehe)? Kalau boleh, saya ingin tahu juga sumber2 jawaban dari pertanyaan saya ini... Mohon bantuannya...^_^ Terimakasih... Hormat saya, -Mita- .
[budaya_tionghua] Re: Menjadi Tionghoa atau Kristen
From: budaya_tionghua@ yahoogroups. com [mailto:budaya_tionghua@ yahoogroups. com] On Behalf Of Mulyawan Lie Sent: 16 September 2008 21:40 To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: [budaya_tionghua] Re: Menjadi Tionghoa atau Kristen sdr Dada yg lagi sewot, Dada : Budaya di bonsai klo belum apa2 anda sudah alergi dan gemar sekali membicarakan keburukan umat agama lain Budaya korea pun di pengaruhi oleh KHC di masa lampau , jadi agama dan budaya korea pun impor punya khan? Terus klo sekarang banyak yang Kristen, apa sih masalah anda.. Dada : Saya jadi ragu orang yang merasa berbudaya , tapi penuh dengan negative thinking seperti anda.. Sudah saya katakan, jika anda tidak setuju sekolah katolik yah tidak perlu masuk ..tidak ada yang memaksa anda , anda bujuk saja rekan2 seagama anda untuk mendirikan sekolah yang layak dan terjangkau ? anda bisa? inilah sikap mentang-mentang. Bung, leluhur kita sudah kasih nasehat : ojo dumeh! emang demikianlah landasan niat mereka mendirikan sekolah.sekali lagi bukan untuk mencerdaskan manusia agar terbebas dari kebodohan d kemiskinan tetapi untuk apa? betul! untuk mempengaruhi orang ato bangsa lain seperti yg mereka mau! harus kita pahami tidak ada tulusan yg ada nafsu megalomania.semua itu dilakukan tentunya dengan senyuman monalisa dgn tutur kata yg mungkin mendayu dayu kondisi ini tentu tidak sesuai dgn nation building yg kita citakan bersama. alangkah indahnya bila sekolah sungguh2 menjadi fasilitas sosial dan umum. mentang...mentang. kaga heran kalo yg muncul itu adalah orang orang seperti Lee Hyung Bak.hal itu terjadi (orang kristen agresif- represif) itu bukan ulah pastor ato pendetanya, emang ada rujukan di 'textbook'nya.masalah bukan diorangnya tapi mungkin di 'textbook'nya. kalo berani jujur,ente setujukan? kenape sih banyak orang rela mati untuk sesuatu yg gak jelas,tahayul? kenape gak kita rela mati demi mengentaskan kemiskinan,kebodohan? Dada : Menyedihkan jika anda lupa RRT meminjam falsafah barat sebagai ideology mereka ...dan sekarang RRT menjadi raksasa... masa iya sih . bung Dada yg baik,nyebut.. nyebut. say goodbye to TAHAYUL. pulang ke habitat asal, nikmati indahnya kazanah kedalaman falasafah leluhur.ada yg kurang? kita -pewaris budaya leluhur- perbaiki tanpa menghilangkan akarnya apalagi mencampakkannya. agama gak ada yg ada budaya. Mulyawan Lie - sdr Dada yg lagi sewot, makasih untuk tanggapan ente. sori berat kalo merasa jadi sasaran tembak, sama sekali engga lo, malah kalo mo dirasa anggep aja jadi sasaran pelok.(don mek it too personal). ok, bang dada. budaya mana bisa dibonsai ? budaya sedinamis akal-budi manusia, jadi inget lagu jerman yg jaman hitler dilarang die Gedanken sind frei . masalah, ada budaya(agama) yg ansich terbuka dan celakanya ada yg tertutup karena dianggap absolut.tanya kaum etnolog kristenisasi didunia. pendapetan ane, fundamentalis itu baik2 aja, cilaka kalo jadi radikal-agresif- represif seperti presiden Lee Myong Bak itulah contohnya yg sekarang masih jadi serius di korea selatan.aktor intelektualnya di amerika sana sih senyum2 aja kali ya. VIhara cagar budaya bangsa korsel dibakar, bendera nasional mo diganti karena ada pat kwanya, mo kerja ato dapet proyek harus masuk kristen, dll . apakah kondisi indonesia sdh demikian, khususnya yg dialami oleh warga suku tionghoa? ente tahukan beberapa misionaris korea yg pendetanya dipenggal di afganistan ? kenape hal itu terjadi karena mereka kesana tidak dgn hati yg setulus2nya ingin menyebarkan cinta kasih universal (chi pei), lebih banyak keserakahannya untuk 'membuat orang2 haiden itu menjadi seperti mereka'.kalo kompas sih gak heran, bilangnya misi kemanusiaan. soal sekolah/pendidikan yg disampein encing Sur, niat dasarnya sama juga bukan cinta kasih universal: sekolah didirikan utamanya bukan untuk mencerdaskan orang lain,tidak lain tidak bukan sekali lagi untuk 'membuat orang2 haiden itu menjadi seperti mereka'. ente setuju ?, kalo hal itu terjadi (orang kristen agresif- represif) itu bukan ulah pastor ato pendetanya, emang ada rujukan di 'textbook'nya. masalah bukan diorangnya tapi mungkin di 'textbook'nya kitab yg konon dianggap suci itu adalah hasil karya manusia,produk budaya. agama gak ada yang ada budaya. kenape sih banyak orang rela mati untuk sesuatu yg gak jelas,tahayul? kenape gak kita rela mati demi mengentaskan kemiskinan,kebodoha n? kita hidup sekarang memang masih di jaman dominasi barat.kalo pintar ayo kita serap budaya adihulung,yg baik dari semua bangsa yg ada, untuk memperkaya budaya kita. termasuk budaya barat tentunya, semisal teknologi, Teknologi Inpormasi Komunikasi, kedokteran, dll. sedangkan ilmu filsafat/budaya= agama ? mungkin kita orang asia lebih unggul,lebih mendalam, lebih maju.setuju? jangan salah ngambil, bang. say goodbye to TAHAYUL. pulang ke habitat asal, nikmati indahnya kazanah kedalaman falasafah leluhur.ada yg kurang?
Re: [budaya_tionghua] PERINGATAN : Diskusi Tionghoa dan Imlek
Lalu kalo gitu knapa tadi di loloskan postingannya? Jika di loloskan berarti di setujui, tapi knapa setelah di setujui lalu di kasih peringatan? Kalo mao juga dari awal postingannya ga di lolosin - Original Message - From: zhonghua_wenhua [EMAIL PROTECTED] To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Wednesday, 17 September, 2008 02:02 Subject: [budaya_tionghua] PERINGATAN : Diskusi Tionghoa dan Imlek Kepada sdr.Agoenk dan rekan-rekan lain, kami mengharapkan agar diskusi dilakukan dengan tertib, memberikan argumen yang jelas dan baik. Hindarilah ketegangan yang bersifat memicu perpecahan dan juga hindari penyerangan pribadi. Mohon perhatian dari segenap member di milist ini dan mari kita semua bersama-sama menjaga ketertiban milist ini. Moderator .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :. Yahoo! Groups Links
[budaya_tionghua] Re: Menjadi Tionghoa atau Kristen
Pertanyaan pertanyaan yang mudah dijawab pak bagyo: --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tantono Subagyo [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Danardono yth, Saya jadi agak bingung, jadi saya minta contoh yang nyata. Bagaimana jika seorang Papua meninggalkan budaya pakai koteka, animisme dan masuk Kristen, apakah ybs juga dapat disebutkan seorang besar. *** Seorang Papua yang masuik Kristen, tidak besar tidak kecil. OK OK saja. Tetap pada budayanya juga sebenarnya harus kita terima. Kalau difikir begini maka orang Indonesiapun yang menjadi Islam ya meninggalkan budaya spiritual nenek moyang dong ??. 100%! Akidah Islam mengkondisikan ke-khaffah-an dalam menjalankan perintah agama, termasuk ritual. Ritual yang ditentukan nabi Muhammad dari basis budaya Semit yang menjadi acuan. Dari pemahaman Trimurti diubah menjadi azas ajaran Ibrahim. Yes. Lalu saya ingin tanya apakah sekarang RRC yang komunis itu masih dianggap sebagai bangsa yang besar karena kenyataannya mereka toh meninggalkan budaya leluhur dan menggantikan-nya dengan komunisme ? Best regards, Tantono Subagyo *** Ini pertanyaan paling mudah. Kali pak Bagyo belajar ilmu Politik dan kemasyarakatan, akan tahu, kalau KOMUNISME itu BUKAN budaya tetapi system. Budaya tetap berbeda. Misalnya negara Marxist Cuba, negara Marxist Vietnam, negara Marxist Tiongkok BERBEDA latarbelakang budayanya. Juga aliran Marxisme Rusia yang dirintis Lenin dan kawan akwan, berbeda budayanya denga Marxisme yang dijalankan Maozedong. Tetapi ini system sama. Di Tiongkok kini dan dahulu masih tetap tegak vihara Shiaolin. Juga Mahayana Tiongkok masih utuh tegap. Basis spritual rakyat Tiongkok tetap Taoist dan Konfucianist. Taiwankah, Hongkong kah, RRT kah. Bangsa besar ini TAK pernah meninggalkan basis spritual mereka. Thats it, pak. Salam Danardono
[budaya_tionghua] Re: Menjadi Tionghoa atau Kristen
Tanggapan yang sangat gamblang, tegas dan lugas. Kita disini concern pada BUDAYA, tak memasalahkan agama. Dan di milis ini subject adalah budaya Tionghoa, bukan Romawi, Yahudi, Mesir atau yang lain. Great! Salam Danardono --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Mulyawan Lie [EMAIL PROTECTED] wrote: inilah sikap mentang-mentang. Bung, leluhur kita sudah kasih nasehat : ojo dumeh! emang demikianlah landasan niat mereka mendirikan sekolah.sekali lagi bukan untuk mencerdaskan manusia agar terbebas dari kebodohan d kemiskinan tetapi untuk apa? betul! untuk mempengaruhi orang ato bangsa lain seperti yg mereka mau! harus kita pahami tidak ada tulusan yg ada nafsu megalomania.semua itu dilakukan tentunya dengan senyuman monalisa dgn tutur kata yg mungkin mendayu dayu kondisi ini tentu tidak sesuai dgn nation building yg kita citakan bersama. alangkah indahnya bila sekolah sungguh2 menjadi fasilitas sosial dan umum. mentang...mentang. kaga heran kalo yg muncul itu adalah orang orang seperti Lee Hyung Bak.hal itu terjadi (orang kristen agresif- represif) itu bukan ulah pastor ato pendetanya, emang ada rujukan di 'textbook'nya.masalah bukan diorangnya tapi mungkin di 'textbook'nya. kalo berani jujur,ente setujukan? kenape sih banyak orang rela mati untuk sesuatu yg gak jelas,tahayul? kenape gak kita rela mati demi mengentaskan kemiskinan,kebodohan? masa iya sih . bung Dada yg baik,nyebut.. nyebut. say goodbye to TAHAYUL. pulang ke habitat asal, nikmati indahnya kazanah kedalaman falasafah leluhur.ada yg kurang? kita -pewaris budaya leluhur- perbaiki tanpa menghilangkan akarnya apalagi mencampakkannya. agama gak ada yg ada budaya. Mulyawan Lie
[budaya_tionghua] Re:Rumah Sakit-rumah sakit yang didirikan oleh masyarakat Tionghoa, chususnya Tionghoa Ie Wan-satu kontribusi masyarakat Tionghoa (Bagian IV)
Rumah Sakit-rumah sakit yang didirikan oleh masyarakat Tionghoa, chususnya Tionghoa Ie Wan-satu kontribusi masyarakat Tionghoa (Bagian IV) Pada tahun 1927 didirikan perkumpulan Soe Sioe Tiong Hoa Ie Wan yang secara resmi didirikan dan ketua pengurus pertama yalah Dr. Oei Kiauw Pik, selanjutnya dipimpin oleh Dr. Liem Hwie-Liang. Sekitar tahun 1936-1937 didirikan Rumah Sakit Tiong Hoa Ie Wan di Kapasari no. 99-101, bekas rumah sekolah Tiong Hoa Hwee Koan dengan kapasitas 20 tempat tidur. Pada tahun 1945 dibuka Tionghoa Ie Wan di Jalan Undaan wetan 40-44 dan sebagai direktur itu waktu adalah Dr. Phwa Biauw Hiang. Didaerah inilah Tiong Hoa Ie Wan Surabaya yang sekarang saya kunjungi dan merupahkan salah satu rumah sakit bukan pemerintah yang besar di kota Surabaya, betul-betul satu kebanggaan masyarakat Tiong Hoa. Berjalan-jalan di Hospital Tiong Hoa Ie Wan saya melihat ada ruangan CT, bagian radioterapi, ruangan ICU. Pemeriksaan endoscopi dan treadmill bagi diagnostik penyakit jantung, boleh dikatakan hampir semua bagian dari setiap klinik spesialis ada di rumah sakit ini, dan dalam ukuran Indonesia termasuk rumah sakit yang modern. Rumah sakit Tiong Hoa Ie Wan sekarang ada dua yaitu di Undaan Wetan dan Kapasari dan ada lagi klinik di pasar Atom, pula rumah sakit ini mempunyai Akademi keperawatan Adi Husada. Sayang nama yang baik ini yang menunujukkan kepedulian WNI keturunan Tiong Hoa terhadap Negara dan bangsa Indonesia, pada periode Orde Baru namanya harus diganti dengan nama Indonesia. Maka nama yang Doeloe terkenal dengan Tiong Hoa Ie Wan menjadi Rumah Sakit Adi Husada. Demikian pula rumah-rumah sakit semacam ini harus mengalami penggantian serupa, merobah namanya dengan nama yang didengar Indonesia diseluruh Indonesia di jaman Orde Baru. Peraturan-peraturan yang discriminative ini menghilangkan latar belakang sejarah pendirian rumah sakit-rumah sakit tersebut diatas, adalah kontribusi orang-orang Tiong Hoa pada masyarakat Indonesia. Aku melihat institusi-institusi di Eropa Barat dan Amerika Utara yang dibangun oleh orang-orang Yahudi, identitasnya jelas dipertahankan dan pengurusnya umumnya adalah orang-orang keturunan Yahudi. Kita orang Tiong Hoa juga harus mempertahankan identitas institusi-institusi yang kita bangun, tetapi dengan tujuan yang jelas yaitu mengabdi pada masyarakat Indonesia, demi kesatuan dan kemajuan negara dan bangsa Indonesia, dalam hal yang saya tulis ini ialah demi kepentingan kesehatan masyarakat Indonesia! Kesulitan kesulitan dari Tiong Hoa Ie Wan yalah terutama mendapatkan spesialis spesialis yang bekerja tetap di sini. Mereka sekarang menggunakan spesialis-spesialis yang bekerja di rumah sakit-rumah sakit pemerintah dan bekerja di Tiong Hoa Ie Wan sebagai konsultan. Keadaan seperti ini kadang-kadang dapat menimbulkan satu konflik kepentingan yang tidak enak bagi pengalaman pasien. Ambil umpamanya suatu kejadian yang benar dari seorang temanku, tetapi saya tidak mengatakan dimana kejadian ini terjadi: beliau mendapatkan panyakit apendisitis (keradangan usus buntuh) dan perlu dioperasi. Perawat operasi sudah diperentah oleh dokter ahli bedah untuk menyiapkan penderitanya, karena beliau segera berangkat dan langsung mengerjakan operasinya. Waktu pasien bangun di kamarnya beliau merabah-rabah perut kanannya, dan dia kaget karena belum dioperasi. Dari perawat si pasien baru tahu kalau ahli bedahnya harus kembali diperjalanan untuk melakukan operasi yang mungkin akut dirumah sakitnya, maka dia tidak bisa datang mengingat kepentingan hidup-mati pasiennya. Esok harinya dia baru di operasi dengan sukses. Senario begini bisa terjadi juga di rumah sakit pemerintah, tetapi mungkin belum sampai dibius, karena chirurgnya berada dirumah sakit itu juga. Waktu aku dengar cerita temanku ini, aku harus ketawa, karena cara beliau menceritakan sangat lucu juga. Kejadian ini bagaimanapun menunjukkan bahwa di Indonesia betul-betul kekurangan dokter, terutama dokter spesialis. Saya harep pemerintah chususnya perkumpulan kedokteran Indonesia memperhatikan keadaan ini dan mereformasi peraturan-peraturan dan sistim kedokteran di Indonesia. Dr. Han Hwie-Song
[budaya_tionghua] diskusi launching buku Tionghoa dalam cengkraman SBKRI
halo semua. mau ngasih info soal seminar yang akan diadakan di CSIS. tema diskusinya SBKRI, sejarah, perjalanan, dan masa depan. dalam acara kali ini juga bersamaan dengan peluncuran buku yang berjudul Tionghoa Dalam Cengkraman SBKRI. Hari/Tanggal : Senin, 22 September 2008 Waktu : Pk. 16.0018.30 Tempat : Gedung CSIS, Jl. Tanah Abang 3 No. 27, Jakarta Pusat Acara ini akan dihadiri oleh Prof. Dr. Juwono Sudarsono (Menhan RI dan Guru Besar Universitas Indonesia); Slamet Effendy Yusuf, SH (Ketua Badan Kehormatan DPR RI); Harry Tjan Silalahi, SH (Pendiri Centre for Strategic and International Studies/CSIS); Mohammad Sobary (Budayawan); KH Said Aqiel Siradj (Ulama, Pendiri Gerakan Perjuangan Anti Diskriminasi/GANDI); Trias Kuncahyono (Wapemred Kompas); Indradi Kusuma, SH (Institut Kewarganegaraan Indonesia/IKI); serta penulis buku Wahyu Effendi (Tjoa Jiu Tie) dan Prasetyadji. Acara diskusi ini penting dan topiknya sangat menarik. SBKRI sudah dihilangkan tapi sampai pada saat ini masih juga orang2 Tionghoa masih dihambat dengan syarat pengajuan SBKRI, entah itu dalam pengajuan paspor, dll. SBKRI hanya dikenakan kepada warganegara Indonesia keturunan Tionghoa saja. inilah bukti konkrit bahwa perundang2an kita pun mendikriminasikan warga negaranya. Sekedar info saja. orang tua saya dulu membuat SBKRI ini dengan harga yang tidak murah (sampai ke angka jutaan). Coba teman2 tanya ke ortu masing2 bener ato tidak SBKRI ini mahal. Mengingat topik diskusi yang menarik ini. Saya harap Anda mau memforward email ini ke teman-teman di kontak Anda. Trims yah,
[budaya_tionghua] Re: Bagaimana identitas hoakiau di Indonesia saat ini?
Wah, jangan panggil xiong, saya seharusnya panggil anda itu qianbei. Cuma memang karena darah muda sering emosian. Tadi siang sempat berdiksusi dengan rekan-rekan, memang ternyata saya salah. Tidak selalu nama generasi orang Hakka di huruf ketiga. Memang perkembangan jaman tidak bisa dibendung. Generasi ayah saya dan saya masih memakai nama generasi. Tetapi ketika saya tanyakan masalah ini ke orang tua saya, rupanya mereka sendiri tidah tahu. Kelihatannya mesti tanya ke yang lebih tua lagi. Kalau tidak yah mesti ke meixian buat cari tahu rumah abu leluhur. Sayang sekali belum cukup sumber daya untuk ke situ. Malah ada yang menyarankan untuk buat nama generasi baru saja. Hormat saya, Yongde --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ChanCT [EMAIL PROTECTED] wrote: Yongde Xiong, Rupanya orang Hakka, ya. Nampaknya tidak semua orang Hakka gunakan tradisi nama suku-3 sebagai nama generasi, lha istri saya yang juga orang Hakka, tetap gunakan tradisi suku-2 nama generasi, kok. Begitu juga beberapa sahabat saya yang orang Hakka, malah jarang yang gunakan suku-2 sebagai nama sendiri. Sepertinya, perkembangan kemudian, tidak lagi keras bertahan pada tradisi, suka orang-tua yang kasih nama anaknya saja, ya. Dan, perkembangan lebih lanjut, makin banyak orang gunakan nama 2 suku saja. Salam, ChanCT
[budaya_tionghua] Re: diskusi launching buku Tionghoa dalam cengkraman SBKRI
Orang dulu mengatakan: - Yin dan Yang saling melengkapi dan berubah - di saat Yin memuncak, Yang muncul - di saat Yang memuncak, Yin muncul - tidak ada yang abadi semuanya akan berubah, perubahan itu lah yang abadi Tidak sampai setengah yang lalu, ada kelompok yang mengusung mangkir-cino dengan gagah berani dan muncul sebagai pemenang. Sekarang para pemenang itu ramai-ramai balik-cino. Saya cuma bisa berkomentar: wo de tian ar Hormat saya, Yongde --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, jandi [EMAIL PROTECTED] wrote: halo semua. mau ngasih info soal seminar yang akan diadakan di CSIS. tema diskusinya SBKRI, sejarah, perjalanan, dan masa depan. dalam acara kali ini juga bersamaan dengan peluncuran buku yang berjudul Tionghoa Dalam Cengkraman SBKRI. Hari/Tanggal : Senin, 22 September 2008 Waktu : Pk. 16.0018.30 Tempat : Gedung CSIS, Jl. Tanah Abang 3 No. 27, Jakarta Pusat Acara ini akan dihadiri oleh Prof. Dr. Juwono Sudarsono (Menhan RI dan Guru Besar Universitas Indonesia); Slamet Effendy Yusuf, SH (Ketua Badan Kehormatan DPR RI); Harry Tjan Silalahi, SH (Pendiri Centre for Strategic and International Studies/CSIS); Mohammad Sobary (Budayawan); KH Said Aqiel Siradj (Ulama, Pendiri Gerakan Perjuangan Anti Diskriminasi/GANDI); Trias Kuncahyono (Wapemred Kompas); Indradi Kusuma, SH (Institut Kewarganegaraan Indonesia/IKI); serta penulis buku Wahyu Effendi (Tjoa Jiu Tie) dan Prasetyadji. Acara diskusi ini penting dan topiknya sangat menarik. SBKRI sudah dihilangkan tapi sampai pada saat ini masih juga orang2 Tionghoa masih dihambat dengan syarat pengajuan SBKRI, entah itu dalam pengajuan paspor, dll. SBKRI hanya dikenakan kepada warganegara Indonesia keturunan Tionghoa saja. inilah bukti konkrit bahwa perundang2an kita pun mendikriminasikan warga negaranya. Sekedar info saja. orang tua saya dulu membuat SBKRI ini dengan harga yang tidak murah (sampai ke angka jutaan). Coba teman2 tanya ke ortu masing2 bener ato tidak SBKRI ini mahal. Mengingat topik diskusi yang menarik ini. Saya harap Anda mau memforward email ini ke teman-teman di kontak Anda. Trims yah,
Re: [budaya_tionghua] Mengapa Anak Babi Jalannya Nunduk?
Tulisan yang bagus pak Ophoeng, halus tapi mendalam, semoga semua mengerti maksudnya, mohon pencerahannya lagi, mungkin soal asal muasal kecap asin manis? Karena yang saya dengar kecap asin di ciptakan di TiongKok, kecap manis di ciptakan di Indonesia. Juga Tahu Tempe, katanya Tahu di ciptakan di TiongKok, tempe di ciptakan di Indonesia - Original Message - From: Ophoeng [EMAIL PROTECTED] To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Wednesday, 17 September, 2008 09:32 Subject: [budaya_tionghua] Mengapa Anak Babi Jalannya Nunduk? TTM BT semuah, Hai, apakabar? Sudah makan (sahur)? Itu judul sebenernya merupakan teka-teki anak-anak saya waktu mereka masih pada SD. Suatu kali anak-anak pulang sekolah, kami makan siang bersama, dan anak saya yang perempuan menanyakan teka-teki itu. Koko- nya sudah mau jawab tapi dicegah adiknya. Saya tentu tidak bisa menjawab pertanyaan mengapa anak babi jalannya nunduk itu. Sebab memang begitulah pertanyaan teka- teki. Cuma yang mengajukan pertanyaan yang tahu jawabnya.Ke- cuali teka-teki yang sama anda ajukan lagi berulang-ulang. Jawabnya: si anak babi malu karena ibunya seekor babi! Jaman dulu, kalau ada anak yang kurang ajar, berbuat ulah yang memalukan dengan perkataan dan perbuatannya, yang malu ada- lah orangtuanya. Sebab orangtua merasa sudah gagal mendidik anak-anaknya. Jaman sudah berubah, sekarang anak-anak merasa malu kalau orangtuanya berbuat ulah yang memalukan, misal korupsi, atau berkata dan berbuat yang memalukan lain-lainnya. Dari kedua hal ini, orangtua yang malu akan ulah anak-nya yang memalukan, atau anak yang malu akan ulah orangtuanya yang me- malukan itu, mungkin kita bisa tarik satu pelajaran: ke atas, kita mesti menyelamatkan muka orangtua kita. Jangan berbuat ulah yang memalukan mereka. Ke bawah, jaga kelakuan kita, supaya anak-2 tidak merasa malu punya orangtua seperti kita. Jagalah perkataan kita, walau di milis kita tidak kelihatan muka. Sebab perkataan kita adalah karakter kita, walau kita bisa sem- bunyi dengan memilih nama samaran, tapi kita tahu bahwa itulah kita. Kita tidak mungkin bisa bersembunyi dari diri sendiri toh? Lha, diri kita pan ya ada di dalam diri, ikut kemana-mana saja. Kita punya orangtua, kita punya anak-anak, juga lingkungan pergaulan yang terhubung relasi dengan kita. Kalau kita sudah terbiasa berkata kasar, mencaci maki orang tanpa sebab yang je- las, sebab kita merasa bahwa kita berhak mengeluarkannya. Men- jadikan kekasaran itu sebagai kebiasaan sehari-hari, itu sah-sah saja, memang itu hak kita. Kita manusia bebas, jeh! Tapi, ingatlah, yang menilai kita bukan saja kita sendiri, tapi ada anak-anak, orangtua dan lingkungan kita. Mungkin kita merasa hebat, merasa selalu menang, tapi apa artinya ya kalau anak-anak kita, orangtua kita, lingkungan kita merasa malu sebab seumur hidup mesti terhubung relasinya dengan kita? Bisakah kita hidup tanpa ada hubungan relasi dengan mereka? Tentang perkataan makian, kita mesti mengutip ujar-ujar sang filsuf Confusius (Khong Hu Chu): IT TAKES ONE SECOND TO BE BAD (kita tinggal maki orang dengan 'anjing' misalnya, itu di- anggap cuma 'one second'-sedetik ajah) , YET ONE WHOLE YEAR TO BE GOOD (kita mesti sabar dan baik terus kepada orang lain). Pilihan tentu di tangan kita: to be the one second or one year? Kalau ada yang mengatai kita anjing, ayam, kucing, kerbau, ba- bi, setan, dan sebagainya itu, usah kita layani dan kecil hati. Se- bab pada nyatanya kita toh tetap saja berupa orang. Kalau saja sampai ada yang mengatai kita 'orang', nah itu baru harus kita sesali dan murkai kalau memang perlu. Sebab kita sudah tidak lagi dianggap sebagai orang, jeh! Bener ndak? Jadi, kalau ada yang bilang lo anjing deh - anggap saja kita sedang terpapar peribasa: Anjing menggongong, kafilah tetap berlalu. Masak kita mesti berhenti meladeni anjing iseng ya? :D) Anjing-anjing memang suka iseng, coba anda perhatikan, kalau ada orang naik motor lewat, anjing suka menguber-ubernya. Ta- pi kalau motor itu berhenti, si anjing bodoh itu lalu diam tak ta- hu mau ngapain. Padahal, menguber-uber motor itu bahaya se- kali, pernah ada seekor anjing saya yang mati karena terlindas motor yang diuber-ubernya. Apalagi di Jakarta yang padat ya! Begitu ajah sih ya, kira-kira. Kalau salah tolong dibetulkan, kalau kurang sila ditambahkan. Salam kompak selalu, Ophoeng BSD City, Tangerang .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :. Yahoo! Groups Links
[budaya_tionghua] Re: diskusi launching buku Tionghoa dalam cengkraman SBKRI
Tidak sampai setengah yang lalu, ada kelompok yang mengusung mangkir-cino dengan gagah berani dan muncul sebagai pemenang. Sekarang para pemenang itu ramai-ramai balik-cino. *** Betapa benarnya, mas Hendri, betapa benarnya! Kini mereka menjadi Pahlawan China... dahoeloe? wwwauw Salam dari seorang saksi sejarah Danardono --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Hendri Irawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Orang dulu mengatakan: - Yin dan Yang saling melengkapi dan berubah - di saat Yin memuncak, Yang muncul - di saat Yang memuncak, Yin muncul - tidak ada yang abadi semuanya akan berubah, perubahan itu lah yang abadi Tidak sampai setengah yang lalu, ada kelompok yang mengusung mangkir-cino dengan gagah berani dan muncul sebagai pemenang. Sekarang para pemenang itu ramai-ramai balik-cino. Saya cuma bisa berkomentar: wo de tian ar Hormat saya, Yongde --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, jandi jandi_zhang@ wrote: halo semua. mau ngasih info soal seminar yang akan diadakan di CSIS. tema diskusinya SBKRI, sejarah, perjalanan, dan masa depan. dalam acara kali ini juga bersamaan dengan peluncuran buku yang berjudul Tionghoa Dalam Cengkraman SBKRI. Hari/Tanggal : Senin, 22 September 2008 Waktu : Pk. 16.0018.30 Tempat : Gedung CSIS, Jl. Tanah Abang 3 No. 27, Jakarta Pusat Acara ini akan dihadiri oleh Prof. Dr. Juwono Sudarsono (Menhan RI dan Guru Besar Universitas Indonesia); Slamet Effendy Yusuf, SH (Ketua Badan Kehormatan DPR RI); Harry Tjan Silalahi, SH (Pendiri Centre for Strategic and International Studies/CSIS); Mohammad Sobary (Budayawan); KH Said Aqiel Siradj (Ulama, Pendiri Gerakan Perjuangan Anti Diskriminasi/GANDI); Trias Kuncahyono (Wapemred Kompas); Indradi Kusuma, SH (Institut Kewarganegaraan Indonesia/IKI); serta penulis buku Wahyu Effendi (Tjoa Jiu Tie) dan Prasetyadji. Acara diskusi ini penting dan topiknya sangat menarik. SBKRI sudah dihilangkan tapi sampai pada saat ini masih juga orang2 Tionghoa masih dihambat dengan syarat pengajuan SBKRI, entah itu dalam pengajuan paspor, dll. SBKRI hanya dikenakan kepada warganegara Indonesia keturunan Tionghoa saja. inilah bukti konkrit bahwa perundang2an kita pun mendikriminasikan warga negaranya. Sekedar info saja. orang tua saya dulu membuat SBKRI ini dengan harga yang tidak murah (sampai ke angka jutaan). Coba teman2 tanya ke ortu masing2 bener ato tidak SBKRI ini mahal. Mengingat topik diskusi yang menarik ini. Saya harap Anda mau memforward email ini ke teman-teman di kontak Anda. Trims yah,
[budaya_tionghua] Re: Kue Ku Terigu
Kwa loheng dan saudara Haryadi, Yang saya tahu di tempat berkumpulnya Tionghoa luar pulau di jakarta pasti ada kue ku. Misalnya di jelambar, duta mas, jembatan lima, pluit, pademangan. Di Kelapa Gading juga ada tuh. Hormat saya, Yongde --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, David Kwa [EMAIL PROTECTED] wrote: Wah, ga tau ya dimana ada jual, sebab biasanya sih orang bikin sendiri. Coba aja cari ke tukang kue basah ala peranakan di pasar Kampung Bebek, Angke Indah, Jakarta Barat, mungkin di sana ada. Tapi sebaiknya pagi- pagi jam 6... --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Haryadi Theng chenhoa.theng@ wrote: wah, kembali ke soal kue ku, ternyata ada yang dari terigu dan isi kentang ya? klo di jakarta bisa dibeli dimana ya ko David? pengen nyobain.. hehehehe
[budaya_tionghua] Re: diskusi launching buku Tionghoa dalam cengkraman SBKRI
HE HE HE... saya perjelas ya. Dulu CSIS yg dimotori oleh Harry Tjan Silalahi itu masuk kelompok MUNGKIR CINO alias Kirno. sekarang, karena asimilasi yg diadobsi dari teori melting pot amerika sudah jelas melanggar HAM dan USA adobsi multikulturalisme alias Integrasi yg dulu pernah diusung oleh BAPERKI yg diketuai oleh SIAUW GIOK TJHAN lantas Bang Harry Silalahi semerta-merta balik cino alias lik-no. bahkan sampe tega buang duit kirim anak didiknya yg bernama Christine Susanna Tjin untuk belajar politik di Beijing. gak tau berdasarkan motive apa. yang pasti, orang-orang CSIS memantau milis Budaya Tionghoa ini. Nah si pengarang buku dengan judul aneh bin norak spt Tionghoa dalam Cengkraman SBKRI itu adalah anasir CSIS. personally, i love him yet judul bukunya aja uda ngeselin sekalipun gak se-ngeselin judul buku Cokin, so What gitchu lho. gue bilang sih buku ke 2 itu kampungan bin norak abizz. Cokin so what gitu lho, kata mereka...?? ya jelas masalah lah. sebutan apa itu cokin?? slank dari cina?? sejak kapan kita setuju dgn istilah cina?? bego bener...!! inilah bocah-bocah CSIS yg gak pernah belajar sejarah hingga gak pernah paham arti cina dan TIONGHOA tapi karena tajir bin kaya raya sehingga uda berani bikin buku. best regards, Kenken --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Hendri Irawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Orang dulu mengatakan: - Yin dan Yang saling melengkapi dan berubah - di saat Yin memuncak, Yang muncul - di saat Yang memuncak, Yin muncul - tidak ada yang abadi semuanya akan berubah, perubahan itu lah yang abadi Tidak sampai setengah yang lalu, ada kelompok yang mengusung mangkir-cino dengan gagah berani dan muncul sebagai pemenang. Sekarang para pemenang itu ramai-ramai balik-cino. Saya cuma bisa berkomentar: wo de tian ar Hormat saya, Yongde --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, jandi jandi_zhang@ wrote: halo semua. mau ngasih info soal seminar yang akan diadakan di CSIS. tema diskusinya SBKRI, sejarah, perjalanan, dan masa depan. dalam acara kali ini juga bersamaan dengan peluncuran buku yang berjudul Tionghoa Dalam Cengkraman SBKRI. Hari/Tanggal : Senin, 22 September 2008 Waktu : Pk. 16.0018.30 Tempat : Gedung CSIS, Jl. Tanah Abang 3 No. 27, Jakarta Pusat Acara ini akan dihadiri oleh Prof. Dr. Juwono Sudarsono (Menhan RI dan Guru Besar Universitas Indonesia); Slamet Effendy Yusuf, SH (Ketua Badan Kehormatan DPR RI); Harry Tjan Silalahi, SH (Pendiri Centre for Strategic and International Studies/CSIS); Mohammad Sobary (Budayawan); KH Said Aqiel Siradj (Ulama, Pendiri Gerakan Perjuangan Anti Diskriminasi/GANDI); Trias Kuncahyono (Wapemred Kompas); Indradi Kusuma, SH (Institut Kewarganegaraan Indonesia/IKI); serta penulis buku Wahyu Effendi (Tjoa Jiu Tie) dan Prasetyadji. Acara diskusi ini penting dan topiknya sangat menarik. SBKRI sudah dihilangkan tapi sampai pada saat ini masih juga orang2 Tionghoa masih dihambat dengan syarat pengajuan SBKRI, entah itu dalam pengajuan paspor, dll. SBKRI hanya dikenakan kepada warganegara Indonesia keturunan Tionghoa saja. inilah bukti konkrit bahwa perundang2an kita pun mendikriminasikan warga negaranya. Sekedar info saja. orang tua saya dulu membuat SBKRI ini dengan harga yang tidak murah (sampai ke angka jutaan). Coba teman2 tanya ke ortu masing2 bener ato tidak SBKRI ini mahal. Mengingat topik diskusi yang menarik ini. Saya harap Anda mau memforward email ini ke teman-teman di kontak Anda. Trims yah,
[budaya_tionghua] Re: NoMpang Lewat Azzah Nih! (Was: No Dogs And Chinese Allowed)
Bung Ophoeng yang sama-sama doyan makan, Memang benar bahwa penghinaan bisa menjadi motivasi yang sangat kuat. Salah satu contohnya dalam sejarah adalah kisah Han Xin, dari seorang yang dihina dan dipaksa merangkak melalui kolong kaki orang lain menjadi seorang panglima militer yang tersohor. Menurut saya, memang perlu rasa terima kasih terhadap penghinaan, tetapi jangan mengurangi atau malah melupakan penghinaan tersebut. Toh dengan penghinaan itu kita bisa menjadikannya sebagai motivasi. Tahun lalu dalam satu diskusi mengenai memburuknya hubungan negara kita dengan negara jiran saya mengutarakan prinsip ini dengan mengambil contoh jaman penghinaan Tiongkok. Saya bilang daripada hangat-hangat tahi ayam mau ganyang dan perang dengan negara jiran lebih baik semua penghinaan itu kita telan dan kita dokumentasi dengan baik. Nah dokumentasi ini haruslah kita teruskan dan ajarkan ke generasi selanjutnya. Biar mereka tahu apa jadinya kalau negara mereka lemah. Tentu saja pendapat saya tidak diterima. Terlepas apakah benar tingkah laku negara jiran itu sebagai penghinaan atau permainan politik, saya pikir seharusnya bisa dijadikan motivasi untuk memajukan negara sendiri. Tidak tahu apakah hangat-hangat tahi ayam memang sudah menjadi budaya di negara ini. Hormat saya, Yongde catatan: saya akhirnya nyerah cari tempat makan kerang rebus ala medan, akhirnya kembali ke langganan lama yang sekarang buka cabang di pluit. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Ophoeng [EMAIL PROTECTED] wrote: Bung Hendri, Anathapindika_m dan TTM semuah, Hai, apakabar? Sudah makan? Penghinaan = Motivasi? Kalau benar karena adanya penghinaan ihwal No Dogs And Chinese Allowed maka terjadi pemberontakan dan akhirnya Tiongkok merdeka dari penjajahan, mungkin mestinya kita justru berterimakasih atas tindakan penghinaan tsb.? Coba, kalau ndak ada penghinaan tsb., mungkin sampai sekarang di Tiong- kok masih berseliweran para menak borjuis asing di mana-mana di sana ya? No Dogs and Chinese Allowed. apa artinya dogs = Chinese ? Kalau menurut bahasa yang baik dan benar, dogs = anjing, BUKAN Chinese. Jangan emosi dulu, katanya kemaren waktu diskusi soal orang makan anjing, menurut pandangan barat, anjing merupakan teman, sahabat setia manusia. Jadi, kalau mereka menyamakan Chinese dengan Dogs, bukannya justru me- reka sedang memuji kesetiaan Chinese? Dan mereka akan memperlakukan Chinese seperti laiknya mereka perlakukan kepada pet-nya? Lha, denger ka- bar, katanya banyak bule tua kaya raya yang lebih rela mewariskan hartanya kepada anjing-2 kesayangannya. Lumayan 'kan kalau diwarisi US$ 1 Billion. Kalau ndak salah, di kalangan orang Tionghua di Tiongkok pada masa itu ju- ga punya 'hinaan' balasan: hantu bule, setan bule. Kalau sekarang mau balas, khusus ama Amrik, bilang ajah mereka itu ayam. Pasti mereka murka deh! Ayam = chicken toh? Mereka pantang dikatain 'chicken' tuh, jeh! :D) Dah, noMpang lewat aza nih, ya. Salam kompak selalu, Ophoeng BSD City, Tangerang --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Hendri Irawan henyung@ wrote: Saudara-saudari semua, Jaman perang candu sampai dengan masa konsesi asing diabadikan menjadi jaman penghinaan oleh kekuatan asing. Jaman kegelapan itu juga menjadi salah satu pendorong migrasi dan diaspora orang Tionghoa di seluruh dunia. Di Tiongkok sendiri penghinaan ini menjadi semacam motivasi dan dulunya (sekarang juga masih) dipropagandakan baik oleh pemerintah maupun media, termasuk media Hongkong sebelum 1997 yang relatif lepas dari kekuasaan Beijing. Boleh dibilang olimpiade 2008 yang baru lalu ini adalah sebagai puncak pembalasan secara simbolis terhadap jaman penghinaan. ---dipotong--- Hormat saya, Yongde --- On Tue, 9/16/08, anathapindika_m anathapindika_m@ wrote: From: anathapindika_m anathapindika_m@ Subject: [budaya_tionghua] Re: Menjadi Tionghoa atau Kristen To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Tuesday, September 16, 2008, 6:24 AM gimana dengan larangan masuk ke taman di daerah yang dikuasai Inggris, yang bunyinya seperti ini : NO DOGS AND CHINESE ALLOWED http://pekingduck. org/archives/ no%20dogs% 20or%20chinese. jpg apa artinya dogs = Chinese ? APM
RE: [budaya_tionghua] Re: Akulturasi budaya dalam agama
Iya, setuj Sent from my BlackBerry� powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: Dada [EMAIL PROTECTED] Date: Wed, 17 Sep 2008 04:07:05 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Akulturasi budaya dalam agama Agung Bicara senjata makan tuan saya jadi ingat jepang yang begitu patuh dalam mengadosi keunggulan budaya tiongkok , dan menggunakan kembali keunggulan strategi militer klasik tiongkok untuk melakukan agresi ke tiongkok Henyung Kalau betul Voltaire di pengaruhi oleh pemikiran filsuf2 tiongkok , luar biasa berarti dampaknya , karena voltaire membawa semangat aufklarung kembali masuk ke prancis ,dan benggg , revolusi prancis.. btw, Adakah buku yg khusus menyorot yesuit di tiongkok? --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote: Katanya eropa bisa lepas dari belenggu setlah jesuit balik dari tiongkok bawa salinan kita KHC? Beneran tuh? Itu namanya senjata makan tuan donk, udah dibebasin malah rampok gurunya. Hehehe Sent from my BlackBerry� powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: Hendri Irawan [EMAIL PROTECTED] Date: Tue, 16 Sep 2008 10:02:39 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Akulturasi budaya dalam agama Oh yah, Kaum Jesuit Tiongkok juga berperan sebagai jembatan budaya. Banyak sekali karya-karya filsuf Tiongkok yang disalin, diterjemahkan dan dibawa pulang ke Eropa. Kalau kita sekarang lebih mengenal nama Legge, Giles sebagai terjemahan bahasa Inggris, maka kaum Jesuit sudah terlebih dahulu menerjemahkan karya-karya filsuf itu terutama ke bahasa selain bahasa Inggris. Pemikiran-pemikiran filsuf Tiongkok ini memberikan sumbangsih yang tidak kecil ke perkembangan pemikiran Eropa, pemikiran Voltaire misalnya. Bahkan di Eropa institut Daojia dan Rujia sudah berkembang sejak lama. Yang belajar di situ mayoritas orang Eropa sendiri. Hormat saya, Yongde --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Fy Zhou zhoufy@ wrote: Sayang memang, jika prakarsa kaum Jesuit ini diteruskan, bukan tidak mungkin ajaran nasrani akan melebur menjadi salah satu unsur budaya Tionghoa. meski nasrani yang ini tak lagi berwajah sama dengan nasrani dari barat. � ZFy --- On Tue, 9/16/08, Hendri Irawan henyung@ wrote: From: Hendri Irawan henyung@ Subject: [budaya_tionghua] Re: Akulturasi budaya dalam agama To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Tuesday, September 16, 2008, 4:37 AM Dalam sejarah Tiongkok, pernah ada kalangan Jesuit yang dirintis Mateo Ricci. Mereka mengadopsi penghormatan leluhur, mengangkat tokoh berjasa (misalnya Guan Gong) sebagai santo, menjadi pejabat kerajaan. Sumbangsih mereka sangat besar di bidang penanggalan, perhitungan, perbintangan dan ilmu pengetahuan. Biasanya yang menjadi penerjemah antara pemerintah dengan orang Eropa adalah para jesuit. Tetapi, sampai satu saat kegiatan mereka dilarang oleh Vatikan karena dianggap menyimpang. Yang menjadi lawan mereka di Vatikan dulu itu kalau tidak salah kelompok Benedictus. Mengenai sejarah di Vatikan ini saya kurang tahu, tetapi memang pada akhir jaman Qing kegiatan mereka praktis berhenti dan berubah total. Hormat saya, Yongde --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Fy Zhou zhoufy@ wrote: Benar Pak Danar, apa yang dilakukan agama khatolik dengan tradisi2 lokal adalah sekedar 'Modifikasi , bukan Tansformasi. menurut saya, syarat sebuah ajaran�bisa disebut Kristen Tionghoa harus ada usaha re interpretasi doktrin, seperti halnya Protestan yang telah melakukan re interpreasi terhadap ajaran Khatolik. � ZFy
Re: [budaya_tionghua] Re: diskusi launching buku Tionghoa dalam cengkraman SBKRI
memang ada bunglon2 tionghoa, yang rela mengorbankan kelompoknya sendiri untuk karier politik! saat zaman berubah, mereka berusaha mengubah wajah supaya tetap eksis, dan tetap berusaha merekrut para penerus... - Original Message From: Hendri Irawan [EMAIL PROTECTED] To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Wednesday, September 17, 2008 8:32:56 PM Subject: [budaya_tionghua] Re: diskusi launching buku Tionghoa dalam cengkraman SBKRI Orang dulu mengatakan: - Yin dan Yang saling melengkapi dan berubah - di saat Yin memuncak, Yang muncul - di saat Yang memuncak, Yin muncul - tidak ada yang abadi semuanya akan berubah, perubahan itu lah yang abadi Tidak sampai setengah yang lalu, ada kelompok yang mengusung mangkir-cino dengan gagah berani dan muncul sebagai pemenang. Sekarang para pemenang itu ramai-ramai balik-cino. Saya cuma bisa berkomentar: wo de tian ar Hormat saya, Yongde --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, jandi jandi_zhang@ ... wrote: halo semua. mau ngasih info soal seminar yang akan diadakan di CSIS. tema diskusinya SBKRI, sejarah, perjalanan, dan masa depan.. dalam acara kali ini juga bersamaan dengan peluncuran buku yang berjudul Tionghoa Dalam Cengkraman SBKRI. Hari/Tanggal : Senin, 22 September 2008 Waktu : Pk. 16.00—18.30 Tempat : Gedung CSIS, Jl.. Tanah Abang 3 No. 27, Jakarta Pusat Acara ini akan dihadiri oleh Prof. Dr. Juwono Sudarsono (Menhan RI dan Guru Besar Universitas Indonesia); Slamet Effendy Yusuf, SH (Ketua Badan Kehormatan DPR RI); Harry Tjan Silalahi, SH (Pendiri Centre for Strategic and International Studies/CSIS) ; Mohammad Sobary (Budayawan); KH Said Aqiel Siradj (Ulama, Pendiri Gerakan Perjuangan Anti Diskriminasi/ GANDI); Trias Kuncahyono (Wapemred Kompas); Indradi Kusuma, SH (Institut Kewarganegaraan Indonesia/IKI) ; serta penulis buku Wahyu Effendi (Tjoa Jiu Tie) dan Prasetyadji.. Acara diskusi ini penting dan topiknya sangat menarik. SBKRI sudah dihilangkan tapi sampai pada saat ini masih juga orang2 Tionghoa masih dihambat dengan syarat pengajuan SBKRI, entah itu dalam pengajuan paspor, dll. SBKRI hanya dikenakan kepada warganegara Indonesia keturunan Tionghoa saja. inilah bukti konkrit bahwa perundang2an kita pun mendikriminasikan warga negaranya. Sekedar info saja. orang tua saya dulu membuat SBKRI ini dengan harga yang tidak murah (sampai ke angka jutaan). Coba teman2 tanya ke ortu masing2 bener ato tidak SBKRI ini mahal. Mengingat topik diskusi yang menarik ini. Saya harap Anda mau memforward email ini ke teman-teman di kontak Anda. Trims yah,
Re: [budaya_tionghua] Re: Menjadi Tionghoa atau Kristen
* 100%! Akidah Islam mengkondisikan ke-khaffah-an dalam menjalankan perintah agama, termasuk ritual. Ritual yang ditentukan nabi Muhammad dari basis budaya Semit yang menjadi acuan. Dari pemahaman Trimurti diubah menjadi azas ajaran Ibrahim. Yes.* Yang ini saya tidak setuju Pak, setahu saya Trimurti itu ajaran India juga jadi bukan ajaran Jawa, kalau mau cari agama Jawa itu harus dicari pra datangnya kerajaan Hindu. Saya juga kurang setuju mengenai basis Taoist Konfucianist di China, dalam 3 bulan saya nongkrong di China Academy of Agricultural Science saya tidak merasakan itu, bahkan cuma merasakan pemujaan berlebihan terhadap ketua Mao. Salam, Tantono Subagyo
Re: [budaya_tionghua] Re: diskusi launching buku Tionghoa dalam cengkraman SBKRI
Daripada ngatain orang yang nggak ada disini, mbok iyao bikin buku sendirilah, kumpulan karangan yang Te No (Tetep Cino) yang anti Harry Tjan Silalahi gitu loh. Kalau bukunya Ivan Wibowo(editor) hehe itu bukan buku sejarah, mereka hanya mengungkapkan perasaan mereka. Lha sekarang dibuat anti bukunya saja, ngabis-abisin energi nulis disini mau galak 1 juta kalipun percuma. Salam, Tantono
Re: [budaya_tionghua] Re: diskusi launching buku Tionghoa dalam cengkraman SBKRI
- Original Message - From: Tantono Subagyo To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Thursday, September 18, 2008 3:23 AM Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: diskusi launching buku Tionghoa dalam cengkraman SBKRI Daripada ngatain orang yang nggak ada di sini, mbok iyao bikin buku sendirilah, kumpulan karangan yang Te No (Tetep Cino) yang anti Harry Tjan Silalahi gitu loh. Kalau bukunya Ivan Wibowo (editor), hehe, itu bukan buku sejarah, mereka hanya mengungkapkan perasaan mereka, lha sekarang dibuat anti bukunya saja. Ngabis-abisin energi nulis di sini, mau galak 1 juta kalipun percuma. Salam, Tantono - Nggak usah sampai bikin buku lah, Tan Lookay. Kalau itu sih kayaknya kejauhan panggangnya dari apinya... Mulai saja dulu dengan memberanikan diri datang ke acara itu. Toh jelas-jelas itu acara terbuka untuk umum. Di- posting-kan di milis ini kan artinya mengundang kita semua. Lalu sampai di sana, menambah keberaniannya sedikit lagi, berbicaralah mengemukakan pendapatnya, sebagaimana galaknya yang dikemukakan di sini. Tetapi kalau nyali toh tetap terbatas, ya diperhalus lah... Kalau kira-kira untuk datang ke sana saja pun ada keterbatasan nyali, minta tuh dianterin dikawal Ul-djie. For sure she will only be glad to! Kalau pas kebetulan saat itu dia ada acara lain, paling tidak saya bisa lah mengawal, kalau cuma ke CSIS aja sih... Tapi saya yakin pengawalan itu tidak perlu. Sekarang ini Ribka Tjiptaning yang anak PKI saja sudah bisa jadi anggota DPR, mosok pendukung Sia-sia Go Tjan datang ke CSIS yang sudah macan ompong, ketemu sama Harry Tjan yang sudah uzur, koq nggak berani... Kalau usul ini kesampaian, dengan demikian diskusi bedah buku itu akan jadi ramai dan menarik. Sehingga besoknya publikasi di media akan luas. Jadi badai tidak cuma di cangkir saja... Wasalam.
Re: [budaya_tionghua] Bagaimana identitas hoakiau di Indonesia saat ini?
Kok bisa? Kan tinggal kasih nama ke anak anda aja, n bikin wasiat klo barang siapa dari keturunan anda tdk punya nama tionghoanya engga boleh dapet warisan n ga boleh pake nama kluarga. Hehehe Sent from my BlackBerry� powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: Mita Melati [EMAIL PROTECTED] Date: Tue, 16 Sep 2008 22:51:53 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Bagaimana identitas hoakiau di Indonesia saat ini? Benar...ironis y, krn nama chinese di keluarga saya ini berhenti di generasi saya, hehehe...
RE: [budaya_tionghua] Re: diskusi launching buku Tionghoa dalam cengkraman SBKRI
Maap om, sapa yg dimaksud pahlawan yah? Sent from my BlackBerry� powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: RM Danardono HADINOTO [EMAIL PROTECTED] Date: Wed, 17 Sep 2008 13:54:26 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: diskusi launching buku Tionghoa dalam cengkraman SBKRI Tidak sampai setengah yang lalu, ada kelompok yang mengusung mangkir-cino dengan gagah berani dan muncul sebagai pemenang. Sekarang para pemenang itu ramai-ramai balik-cino. *** Betapa benarnya, mas Hendri, betapa benarnya! Kini mereka menjadi Pahlawan China... dahoeloe? wwwauw Salam dari seorang saksi sejarah Danardono --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Hendri Irawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Orang dulu mengatakan: - Yin dan Yang saling melengkapi dan berubah - di saat Yin memuncak, Yang muncul - di saat Yang memuncak, Yin muncul - tidak ada yang abadi semuanya akan berubah, perubahan itu lah yang abadi Tidak sampai setengah yang lalu, ada kelompok yang mengusung mangkir-cino dengan gagah berani dan muncul sebagai pemenang. Sekarang para pemenang itu ramai-ramai balik-cino. Saya cuma bisa berkomentar: wo de tian ar Hormat saya, Yongde
RE: [budaya_tionghua] Re: NoMpang Lewat Azzah Nih! (Was: No Dogs And Chinese Allowed)
Ajak2 g donk kesono. Sent from my BlackBerry� powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: Hendri Irawan [EMAIL PROTECTED] Date: Wed, 17 Sep 2008 14:44:56 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: NoMpang Lewat Azzah Nih! (Was: No Dogs And Chinese Allowed) Bung Ophoeng yang sama-sama doyan makan, Memang benar bahwa penghinaan bisa menjadi motivasi yang sangat kuat. Salah satu contohnya dalam sejarah adalah kisah Han Xin, dari seorang yang dihina dan dipaksa merangkak melalui kolong kaki orang lain menjadi seorang panglima militer yang tersohor. Menurut saya, memang perlu rasa terima kasih terhadap penghinaan, tetapi jangan mengurangi atau malah melupakan penghinaan tersebut. Toh dengan penghinaan itu kita bisa menjadikannya sebagai motivasi. Tahun lalu dalam satu diskusi mengenai memburuknya hubungan negara kita dengan negara jiran saya mengutarakan prinsip ini dengan mengambil contoh jaman penghinaan Tiongkok. Saya bilang daripada hangat-hangat tahi ayam mau ganyang dan perang dengan negara jiran lebih baik semua penghinaan itu kita telan dan kita dokumentasi dengan baik. Nah dokumentasi ini haruslah kita teruskan dan ajarkan ke generasi selanjutnya. Biar mereka tahu apa jadinya kalau negara mereka lemah. Tentu saja pendapat saya tidak diterima. Terlepas apakah benar tingkah laku negara jiran itu sebagai penghinaan atau permainan politik, saya pikir seharusnya bisa dijadikan motivasi untuk memajukan negara sendiri. Tidak tahu apakah hangat-hangat tahi ayam memang sudah menjadi budaya di negara ini. Hormat saya, Yongde catatan: saya akhirnya nyerah cari tempat makan kerang rebus ala medan, akhirnya kembali ke langganan lama yang sekarang buka cabang di pluit. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Ophoeng [EMAIL PROTECTED] wrote: Bung Hendri, Anathapindika_m dan TTM semuah, Hai, apakabar? Sudah makan? Penghinaan = Motivasi? Kalau benar karena adanya penghinaan ihwal No Dogs And Chinese Allowed maka terjadi pemberontakan dan akhirnya Tiongkok merdeka dari penjajahan, mungkin mestinya kita justru berterimakasih atas tindakan penghinaan tsb.? Coba, kalau ndak ada penghinaan tsb., mungkin sampai sekarang di Tiong- kok masih berseliweran para menak borjuis asing di mana-mana di sana ya? No Dogs and Chinese Allowed. apa artinya dogs = Chinese ? Kalau menurut bahasa yang baik dan benar, dogs = anjing, BUKAN Chinese. Jangan emosi dulu, katanya kemaren waktu diskusi soal orang makan anjing, menurut pandangan barat, anjing merupakan teman, sahabat setia manusia. Jadi, kalau mereka menyamakan Chinese dengan Dogs, bukannya justru me- reka sedang memuji kesetiaan Chinese? Dan mereka akan memperlakukan Chinese seperti laiknya mereka perlakukan kepada pet-nya? Lha, denger ka- bar, katanya banyak bule tua kaya raya yang lebih rela mewariskan hartanya kepada anjing-2 kesayangannya. Lumayan 'kan kalau diwarisi US$ 1 Billion. Kalau ndak salah, di kalangan orang Tionghua di Tiongkok pada masa itu ju- ga punya 'hinaan' balasan: hantu bule, setan bule. Kalau sekarang mau balas, khusus ama Amrik, bilang ajah mereka itu ayam. Pasti mereka murka deh! Ayam = chicken toh? Mereka pantang dikatain 'chicken' tuh, jeh! :D) Dah, noMpang lewat aza nih, ya. Salam kompak selalu, Ophoeng BSD City, Tangerang --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Hendri Irawan henyung@ wrote: Saudara-saudari semua, Jaman perang candu sampai dengan masa konsesi asing diabadikan menjadi jaman penghinaan oleh kekuatan asing. Jaman kegelapan itu juga menjadi salah satu pendorong migrasi dan diaspora orang Tionghoa di seluruh dunia. Di Tiongkok sendiri penghinaan ini menjadi semacam motivasi dan dulunya (sekarang juga masih) dipropagandakan baik oleh pemerintah maupun media, termasuk media Hongkong sebelum 1997 yang relatif lepas dari kekuasaan Beijing. Boleh dibilang olimpiade 2008 yang baru lalu ini adalah sebagai puncak pembalasan secara simbolis terhadap jaman penghinaan. ---dipotong--- Hormat saya, Yongde --- On Tue, 9/16/08, anathapindika_m anathapindika_m@ wrote: From: anathapindika_m anathapindika_m@ Subject: [budaya_tionghua] Re: Menjadi Tionghoa atau Kristen To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Tuesday, September 16, 2008, 6:24 AM gimana dengan larangan masuk ke taman di daerah yang dikuasai Inggris, yang bunyinya seperti ini : NO DOGS AND CHINESE ALLOWED http://pekingduck. org/archives/ no%20dogs% 20or%20chinese. jpg apa artinya dogs = Chinese ? APM
[budaya_tionghua] film 3 negara
Hai teman-teman. Saya ingin mengoleksi film tentang Tiga Negara (Sam Kok) baik dalam bentuk vcd atau dvd. Adakah yg bisa bantu,dimanakah bisa diperoleh? Thank's sebelumnya. GBU. Atintai. ___ Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru. Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. Cepat sebelum diambil orang lain! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/
[budaya_tionghua] Re: Menjadi Tionghoa atau Kristen
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tantono Subagyo [EMAIL PROTECTED] wrote: * 100%! Akidah Islam mengkondisikan ke-khaffah-an dalam menjalankan perintah agama, termasuk ritual. Ritual yang ditentukan nabi Muhammad dari basis budaya Semit yang menjadi acuan. Dari pemahaman Trimurti diubah menjadi azas ajaran Ibrahim. Yes.* Yang ini saya tidak setuju Pak, setahu saya Trimurti itu ajaran India juga jadi bukan ajaran Jawa, kalau mau cari agama Jawa itu harus dicari pra datangnya kerajaan Hindu. Saya juga kurang setuju mengenai basis Taoist Konfucianist di China, dalam 3 bulan saya nongkrong di China Academy of Agricultural Science saya tidak merasakan itu, bahkan cuma merasakan pemujaan berlebihan terhadap ketua Mao. Salam, Tantono Subagyo Pak Bagyo yang baik, idee Marxisme tak membentuk budaya baru. Kita kenang alm Tan Malakka, yang tetap Indonesia, yang juga berideologi merangkul Pan islamisme dalam perjuangan kaum Marxis sedunia. Saya yang di Eropa ini, menjadi saksi sejarah, bagaimana masyarakat Rusia setelah 1989 kembali ke masyarakat demiokratis dan menanggalkan azas komunisme memperlihatlkan bagaimana kentalnya budaya Rusia mereka. Seni musik, sastra, sampai pada penghayatanan Katholik Orthodox mereka. Juga Hongaria, Ceko dan Slowakia, Slowenia, Bulgaria, Rumania. Setelah puluhan tahun system komunisme, budaya mereka kembali nyata! Saya juga bertemu dengan wakil wakil Korea utara di PBB di Vienna. Dalam budaya tak beda sejengkalpun dengan saudara mereka dari Korea seatan. Kembali ke Tiongkok, walau seribu kali warga RRT memuja Maozedong, mereka TETAP berbudaya Tiongkok. Saya jumpa beberapa scientists mereka di Vienna. Don't worry pak. Pak Bagyo pernah berjumpa dengan ex anggauta PKI? Mereka sama jawanya, sama Minangkabaunya, sama Tapanuinya dengan saudara saudara kita yang lain. System politik, pak, tak pernah merubah budaya manusia. Nowhere. Salam Danardono
Re: [budaya_tionghua] Bagaimana identitas hoakiau di Indonesia saat ini?
Beli aja DVD nya, bgs qo film'y, hehehe... Hmm...kalau gt skr bnr2 jarang ya ada hoakiau di indonesia lagi... Tapi mungkin ga ada seseorang yang punya 2 kewarganegaraan karena misal'y dy tinggal di indonesia untuk jangka wktu lama karena suatu pekerjaan (bukan yg 1 atau 2 tahun, tp skitar 10 tahun, dari sejak etnis tionghoa masih wajib dengan sbkri'y ), tapi dia masih sering pulang pergi ke tiongkok? karena mayoritas keluarga'y ada di sana... sebutan untuk orang yang seperti itu apa donk? kalau hoakiau2 baru yg skr kan krn dy datang k indonesia udh g wajib lg bikin sbkri... terimakasih...^_^ - Original Message From: Fy Zhou [EMAIL PROTECTED] To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Wednesday, September 17, 2008 3:59:41 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] Bagaimana identitas hoakiau di Indonesia saat ini? Saya mau nonton Photograp belum kesampaian nih. Tapi logikanya begini: Jika Johan punya nama Indonesia resmi, pasti dia sudah WNI, jadi tak bisa disebut hoakiau lagi. lain halnya kalau nama Indonesia ini hanya sekedar aksi2an. hanya punya nama tionghoa juga belum masih WNA lho, Kwik Kian Gie jelas WNI.dia bukan lagi Hoakiau. Papa saya almarhum yang masih WNA baru bisa disebut Hoakiauw.zaman sekarang Hoakiauw lama sudah berkurang, diganti dng hoakiuw baru yang baru datang dari RRT. --- On Wed, 9/17/08, Mita Melati qhuqwayz_aja@ yahoo.com wrote: From: Mita Melati qhuqwayz_aja@ yahoo.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Bagaimana identitas hoakiau di Indonesia saat ini? To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Date: Wednesday, September 17, 2008, 7:11 AM Kalau yg udah punya SBKRI itu yg udh pasti punya nama Indonesia yg dilebur dari nama marga y (misal'y Tan Han Ju jadi Johan Tanujaya)? Trs mo nanya lg, Fy Zhou udh pernah nonton film The Photograph blm (cast'y Lim Kay Tong, Shanty, Lukman Sardi, Indy Barends, sutradara'y Nan T Achnas)? Kl udh, mau tanya, tokoh Johan di film itu disebut hoakiau, huaren atau huayi? Dia nulis nama dia di sebuah foto ada 3 jenis, nama dlm tulisan kanji, Tan Han Ju, dan Johan Tanujaya. Kl seperti itu jd sebutan'y bgmn? Terimakasih. ..^_^ - Original Message From: Fy Zhou [EMAIL PROTECTED] com To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Wednesday, September 17, 2008 1:56:26 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] Bagaimana identitas hoakiau di Indonesia saat ini? Lho. kalau sudah memiliki skbri berarti sudah WNI, sudah jelas tak lagi disebut Hoakiau, walaupun datang ke Indonesianya baru setahun misalnya. istilah2 ini hanya dilihat dari segi hukum, tak ada kaitan dng isi hati orang atau niatan2 tersembunyi, seorang Tionghoa WNI yang sudah kembali ke RRT misalnya, sebelum dia melepaskan status WNInya ya tetap saja disebut Hoaren, bukan hoakiauw atau Zhongguo ren. --- On Wed, 9/17/08, Mita Melati qhuqwayz_aja@ yahoo.com wrote: From: Mita Melati qhuqwayz_aja@ yahoo.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Bagaimana identitas hoakiau di Indonesia saat ini? To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Date: Wednesday, September 17, 2008, 5:41 AM Terimakasih jawabannya.. .^_^ Tapi masih ada yg mau ditanyain b'kaitan ma jawaban anda... Kalau org Tionghoa yang merantau ke Indonesia tersebut sudah memiliki nama Indonesia akibat SBKRI, ia masih bs dibilang hoakiau atau sudah menjadi huaren? Sekalipun ia berniat ingin kembali ke Tiongkok? Recent Activity * 35 New MembersVisit Your Group Need traffic? Drive customers With search ads on Yahoo! Y! Messenger Send pics quick Share photos while you IM friends. Yahoo! Groups Familyographer Zone Join a group and share your pictures. ..
[budaya_tionghua] Re: diskusi launching buku Tionghoa dalam cengkraman SBKRI
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Akhmad Bukhari Saleh [EMAIL PROTECTED] wrote: Nggak usah sampai bikin buku lah, Tan Lookay. Kalau itu sih kayaknya kejauhan panggangnya dari apinya... Mulai saja dulu dengan memberanikan diri datang ke acara itu. Toh jelas-jelas itu acara terbuka untuk umum. Di- posting-kan di milis ini kan artinya mengundang kita semua. Lalu sampai di sana, menambah keberaniannya sedikit lagi, berbicaralah mengemukakan pendapatnya, sebagaimana galaknya yang dikemukakan di sini. Tetapi kalau nyali toh tetap terbatas, ya diperhalus lah... Kalau kira-kira untuk datang ke sana saja pun ada keterbatasan nyali, minta tuh dianterin dikawal Ul-djie. For sure she will only be glad to! Kalau pas kebetulan saat itu dia ada acara lain, paling tidak saya bisa lah mengawal, kalau cuma ke CSIS aja sih... Tapi saya yakin pengawalan itu tidak perlu. Sekarang ini Ribka Tjiptaning yang anak PKI saja sudah bisa jadi anggota DPR, mosok pendukung Sia-sia Go Tjan datang ke CSIS yang sudah macan ompong, ketemu sama Harry Tjan yang sudah uzur, koq nggak berani... Kalau usul ini kesampaian, dengan demikian diskusi bedah buku itu akan jadi ramai dan menarik. Sehingga besoknya publikasi di media akan luas. Jadi badai tidak cuma di cangkir saja... Wasalam. *** Idee yang sangat bagus. Kawan kawan yang berada di Jakarta dan ada waktu silakan hadiri pertemuan itu, yang intinya pasti bermanfaat. Kalau ingin menanggapi pahlawan pahlawan yang hadir disana, pasti sangat ideal, karena bangsa ini memang sering pelupa ha ha ha Selamat menghadiri, dan mohon info disini Salam Danardono
[budaya_tionghua] Re: Kue Ku Terigu
Betul itu, tapi yang namanya kue ku terigu rasanya sih ga sembarang orang jual. Apa benar orang seberang juga mengenal kue ku terigu yang dimaksud? Saya tidak tau, sebab saya belum cek. Kiongchiu, DK --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Hendri Irawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Kwa loheng dan saudara Haryadi, Yang saya tahu di tempat berkumpulnya Tionghoa luar pulau di jakarta pasti ada kue ku. Misalnya di jelambar, duta mas, jembatan lima, pluit, pademangan. Di Kelapa Gading juga ada tuh. Hormat saya, Yongde --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, David Kwa david_kwa2003@ wrote: Wah, ga tau ya dimana ada jual, sebab biasanya sih orang bikin sendiri. Coba aja cari ke tukang kue basah ala peranakan di pasar Kampung Bebek, Angke Indah, Jakarta Barat, mungkin di sana ada. Tapi sebaiknya pagi- pagi jam 6... --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Haryadi Theng chenhoa.theng@ wrote: wah, kembali ke soal kue ku, ternyata ada yang dari terigu dan isi kentang ya? klo di jakarta bisa dibeli dimana ya ko David? pengen nyobain.. hehehehe
[budaya_tionghua] Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
http://www.sinarharapan.co.id/berita/0809/17/pol02.html Syafii Maarif Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun JAKARTA? Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif tak bisa berbuka puasa dengan tenang. Ia harus menerima ucapan selamat yang terus mengalir dari para tamu yang memenuhi aula Gedung PP Muhammadiyah, Senin (15/9) sore itu. Laki-laki yang akrab dipanggil Buya itu baru saja menerima penghargaan Magsaysay Award dari The Board of Trustees of the Ramon Magsaysay Foundation (RMAF) untuk kategori Peace and International Understanding. Magsaysay sebelumnya juga pernah dianugerahkan kepada Mochtar Lubis, Soedjatmoko, Pramudya Ananta Toer Abdurrahman Wahid dan Dita Indah Sari. Namun pria kelahiran Sumbar itu justru menanggapi biasa saja penghargaan itu. ?Sebenarnya saya tidak bisa menanggung beban pujian-pujian itu. Karena tidak sehebat itu. Tanya saja pada istri saya,? katanya. Ia malah mengharapkan penghargaan yang diterimanya itu dapat memberi inspirasi bagi kalangan muda untuk meneruskan perjuangan menegakkan demokrasi, inklusivitas dan pluralisme dengan serius. Baginya, pluralitas harus mendapatkan perhatian utama, karena bangsa Indonesia lahir dari banyaknya suku-suku yang bersatu. Masyarakat di dalam suku tersebut memiliki beragama kepercayaan yang hidup. Sehingga, pemaksaan atas nama satu keyakinan tertentu pada masyarakat tersebut tidak boleh dibiarkan karena bisa melahirkan perpecahan. Bahkan, Sjafii juga menegaskan, di dunia ini, manusia diperbolehkan untuk tidak beragama ataupun menjadi ateis sekalipun. Asalkan, masing-masing pihak saling menghormati, tidak memiliki agenda tersembunyi ataupun saling menghancurkan satu sama lain. Pendapat tersebut didasarkan pada nilai-nilai toleransi yang terkandung dalam Kitab Suci Al ? Quran. ?Menurut saya, Al ? Quran itu lebih toleransi dibandingkan dengan orang Islam,? katanya. Ia mengakui, saat ia memutuskan untuk bicara masalah itu persoalannya tidak mudah. Ia menuai kemarahan yang hebat dari para ulama dan juga kaum intelektual. Bahkan, salah satu dari mereka sangat kecewa dan segera menanyakan posisi teologis Sjafii sebagai seorang muslim. Namun, setelah dijelaskan pandangannya, pihak-pihak yang marah tersebut hanya diam hingga sekarang. Menurutnya, beberapa ayat di dalam Al ? Quran sangat jelas menegaskan tidak boleh adanya pemaksaan dalam beragama. Bahkan, katanya, nabi pun dilarang memaksa. ?Jadi, kalau orang mau beriman mari beriman kalau tidak juga mari. Perkara nanti perkara di depan Tuhan itu urusan mereka. Tapi tidak ada kekuatan duniawi untuk memaksa orang atau pengadilan untuk membunuh atau menghukum orang yang tidak beriman. Itu pendapat saya,? paparnya. Ia melihat, kemarahan yang ditunjukkan kepadanya, kemungkinan besar karena terbatasnya pengetahuan mereka tentang pemahaman teologis ayat-ayat Quran terkait dengan kebebasan untuk berkehendak dan memilih. Dalam pandangannya, sesuai dengan Al-Quran, Tuhan sejatinya menawarkan kebebasan terhadap seluruh umat manusia untuk mempercayai ataupun tidak mempercayai, sedangkan resikonya merupakan urusan pribadi masing-masing dengan Tuhan. ?Dengan kata lain, seseorang yang mengklaim dirinya sebagai seorang ateis ataupun orang yang ingkar terhadap agama tidak dapat dibawa ke pengadilan untuk menghadapi hukuman agama sebagaimana pandangan yang dianut muslim klasik,? katanya. Tak Boleh Monopoli Ia juga menyadari, saat ini tidak banyak ulama yang mau membuka kembali Quran dan menempatkanya secara kontekstual. Sehingga, untuk masalah ini ke depan akan sangat tergantung pada kemampuan umat muslim untuk memberikan respon secara kreatif dalam menghadapi tantangan hari ini. Pasalnya, interpretasi teks keagamaan harus dilihat dalam kaca mata waktu saat itu. Karenanya, seorang ahli yang kaliberpun tidak punya hak untuk memonopoli kebenaran. Al ? Quran, katanya, secara tegas melarang umat manusia secara buta menjadi pengikut para ulama. Bahkan, Al- Quran menegaskan membunuh seseorang artinya membunuh seluruh kemanusiaan. Dia melihat, kelompok militan dan radikal yang siap untuk mati umumnya mempertahankan fatwa-fatwa dari pandangan Islam klasik. Salah satu contohnya adalah peledakan bom di Bali dan JW Mariot. Terkadang, untuk kelompok seperti ini, membunuh orang lain yang berbeda secara ideologis dari pandangan agamanya dalam beberapa kasus sebenarnya justru demi kepentingan uang. Oleh karena itu, yang terjadi sebenarnya adalah penyalahgunaan agama untuk kepentingan dan tujuan rendah. ?Secara adil tidak hanya orang muslim yang melakukan monopoli praktik bom bunuh diri. Beberapa pengikut agama lain juga sering melakukan hal yang sama. Ketidakadilan dan penindasan yang dilakukan oleh beberapa orang harus bertanggung jawab terhadap tindakan-tindakan yang salah tersebut,? imbuhnya. Namun, bagaimana itu dijalankan di Indonesia, ketika hukum negarapun ternyata masih mencantumkan pasal tentang penistaan agama? Ia pun menjawab dengan
RE: [budaya_tionghua] Re: Menjadi Tionghoa atau Kristen
From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Mulyawan Lie Sent: 17 September 2008 16:38 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Menjadi Tionghoa atau Kristen From: budaya_tionghua@ yahoogroups. com [mailto:budaya_tionghua@ yahoogroups. com] On Behalf Of Mulyawan Lie Sent: 16 September 2008 21:40 To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: [budaya_tionghua] Re: Menjadi Tionghoa atau Kristen sdr Dada yg lagi sewot, Dada : inilah sikap mentang-mentang. Bung, leluhur kita sudah kasih nasehat : ojo dumeh! Dada : Leluhur juga dah kasih nasehat , jangan jadi penggerutu semberi tidak melakukan apapun . Ada korban kecelakaan yang tergeletak di jalan raya , dari fisik kentara sekali jika korban tersebut tionghoa. Lantas anda kebetulan melihat dan anda tidak peduli . Tetapi giliran ada seorang pastor atau kaum yang berbeda dengan anda . dan melakukan pertolongan anda menjadi orang pertama yang mencibir , meragukan ketulusan yang menolong , sambil memberi label senyuman monalisa dan sebagainya dan berbagai prasangka lain. Itukah cirri orang orang berbudaya? Begitu juga dengan sekolah katolik. Ada masa tionghoa yang tercerai berai tatkala sekolah tionghoa di tutup besar2an di masa lampau. Lantas kemanaka anak2 tionghoa itu belajar? Bisakah anda memberikan solusi? Sekali lagi , kemana anak2 tionghoa itu akan menuntut ilmu? 1. sekolah katolik ? yang rata-rata sudah berumur tua , dan sudah ada sebelum era kemerdekaan 2. sekolah muslim? 3. sekolah negri? 4. sekolah Buddha 5. atau anda punya solusi? Opsinya apa? 1. Sekolah katolik. Jika tionghoa tidak diterima masuk sekolah itu , nanti ada tuduhan , sekolah katolik anti tionghoa dan lebih mementingkan umat katolik Jika tionghoa di terima di sekolah katolik, nanti ada tuduhan , mereka sedang di kristenkan ... Jadi apa arti semua gerutuan ini , itu yang saya tanyakan Atau anda lebih suka para tionghoa tidak bersekolah barangkali. emang demikianlah landasan niat mereka mendirikan sekolah.sekali lagi bukan untuk mencerdaskan manusia agar terbebas dari kebodohan d kemiskinan tetapi untuk apa? betul! untuk mempengaruhi orang ato bangsa lain seperti yg mereka mau! harus kita pahami tidak ada tulusan yg ada nafsu megalomania.semua itu dilakukan tentunya dengan senyuman monalisa dgn tutur kata yg mungkin mendayu dayu kondisi ini tentu tidak sesuai dgn nation building yg kita citakan bersama. Dada : Nation building apa dulu, nation yang mana , rasanya sangat kontradiktif dengan frasa anda pulang ke habitat asal. alangkah indahnya bila sekolah sungguh2 menjadi fasilitas sosial dan umum. mentang...mentang. kaga heran kalo yg muncul itu adalah orang orang seperti Lee Hyung Bak.hal itu terjadi (orang kristen agresif- represif) itu bukan ulah pastor ato pendetanya, emang ada rujukan di 'textbook'nya.masalah bukan diorangnya tapi mungkin di 'textbook'nya. kalo berani jujur,ente setujukan? kenape sih banyak orang rela mati untuk sesuatu yg gak jelas,tahayul? kenape gak kita rela mati demi mengentaskan kemiskinan,kebodohan? Dada : anda bisa mengambil contoh Kristen agresif dan represif , tetapi sebaliknya anda juga agresif dengan langsung menohok text book dan plus label tahayul. Jadi apa bedanya ANDA dengan MEREKA kalau begitu? Ini seperti pertandingan antara anda dengan mereka , bukan dengan saya. Kalau mau saya kenalkan anda dengan fei-fei , anda bisa berdiskusi sama dia hingga akhir jaman Terus menurut etika perkelahian wekekeke , saat anda menyerang textbook agama lain , ada baiknya anda sebutkan anda itu beragama apa.soalnya bisa saja ini hanya masalah rebutan lapak , dimana yang satu menjelekkan yang lain karena barang dagangan gak laku... ** Menyedihkan jika anda lupa RRT meminjam falsafah barat sebagai ideology mereka ...dan sekarang RRT menjadi raksasa... masa iya sih . bung Dada yg baik,nyebut.. nyebut. say goodbye to TAHAYUL. pulang ke habitat asal, nikmati indahnya kazanah kedalaman falasafah leluhur.ada yg kurang? kita -pewaris budaya leluhur- perbaiki tanpa menghilangkan akarnya apalagi mencampakkannya. Dada : Loh , anda sama sekali tidak tahu kisah perjalanan ideology dari Marx , Lenin hingga ke MAO ZE DONG? Lantas Marx itu orang apa yah ..falsafah dari mana yah? Terus pulang ke habitat asal yang mana , RRT pasca revolusi kebudayaan? Kalau begitu , mari kita borong buku red book , saya satu dan anda satu , hehehehe
Re: [budaya_tionghua] Ureca dan Ubaya??
Quoting hdi_gesang [EMAIL PROTECTED]: disini saya ingin menanyakan, mungkin ada yang tahu lebih dalam mengenai hubungan antara Ureca (Universitas Res Publica) dengan Ubaya (Universitas Surabaya). RSS, Kalau nggak salah pada saat sebelum 65 dikenal dengan Ureca dan setelah 65 diganti namanya dengan UBAYA. Jadi secara historis ada kaitannya walaupun secara kepemimpinannya berbeda. loek's
[budaya_tionghua] Fwd: Sharing dari Yulyani: Moon Cake Festival Dharmajala's continuation day
--- In [EMAIL PROTECTED], karma_tenpe_gyatso [EMAIL PROTECTED] wrote: - Original Message - From: yulyani arifin To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, September 17, 2008 11:02 PM Subject: Re: [DharmajalaXV1] Tradisi Tiong Ciu Pia A lotus 4 u, A Buddha to be... dear sangha terkasih Sungguh suatu berkah dapat mengikuti Acara Seminar Tradisi Tiong Ciu Pia dan Dharmajala Continuation Day . kaerna Setelah sekian lama tidak bertemu dgn sangha DJ akhirnya dapat berkumpul kembali . Boleh ya berbagi semoga bermanfaat bagi yang tidak hadir .. Setiap tahun saya pasti dapat kiriman kue bulan dari mama , ehm rasanya enak deh beda dengan kue bulan yang ada kuning telurnya ...lebih cocok dgn kue bulan buatan dari jambi..(bukan promosi ya) cuma tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya ..tidak ada kiriman kue bulan dari mama, beli pun gak boleh . karena papa saya beberapa bulan lalu baru meninggal. cuma makan masih boleh :-) untung juga ada acara dari DJ bisa maem kue bulan bareng2 lagi sambil minum teh hangat diimport Bro Hadi dari china . Memang topbgt banget deh Hadi Pu Sa.. sampai perkakas dari weston juga dipindahkan ke patra :-) anumodana bro ..ditambah Mama Lina he..he.kenapa disebut Mama karena setiap acara DJ pasti urusan konsumsi ada Mama Lina ..jadi kenyang deh gak bakal kelaparan klu ikut acara DJ...sungguh suatu berkah juga.. ( lonceng) Nah yang seru lagi karena pertama kali nyampe berbarengan dgn Juwi, suki, Ko Jemi dan partner sory ada yang bisa bantu siapa nama partner ko Jemi ..lupa nih padahal seharian cuci gelas , piring, bareng and tidak ngomong ceritanya mencuci dengan penuh kesadaran (sorry bukan muji diri sendiri) ..nah itu serunya saking serunya nyuci sampai lupa kenalan ..cuma ya kenal muka sih ...and nah ini cowo2nya ngepel and nyapu kayaknya jarang deh liat beginian kalu gak di DJ he.he.. Ko Adrian ada menjelaskan inti dari Perayaan Tiong Ciu adalah kebersamaan, kekeluargaan, dari cara makan kue bulan pun dibagi sesuai jumlah anggota keluarga walaupun ada anggota keluarga yang merantau ...bagiannya tetap ada.. hal ini mengingatkan saya tentang kiriman kue bulan dari ortu sebagian utk ortu sebagian lagi dikirim utk anaknya yagn merantau seperti saya ..jadi rasa kekeluargaan bisa menyatu kembali dan setiap terima kiriman kue bulan jadi ingat kembali waktu makan kue bulan di palembang tmpt asal daku. dan terima kasih sekali buat ortu yagn bela belain kirim kue bulan padahal di jakarta juga ada jual..cuma beda deh nilai nya jauh lebih tinggi :-) sudah segede ini baru ngeh maknanya ...Sungguh suatu berkah bener bisa bertemu DJ yang menfasilitasi dan Ko Adrian yagn pakar budaya tionghoa..jadi tidak perlu cari sendiri , tinggal mendengar saja dari pakarnya. ( lonceng) Dan ternyata Tradisi Tionghoa sangat menjunjung tinggi keselarasan, dan keharmonisan jadi antara pria dan wanita pun sejajar, namun mengenai apa yang kita tahu kesannya orang Tiong Hoa agak mengutamakan pria, ini karena pengaruh sistem dan oknum tertentu menurut ko adrian sih.. Nah perayaan Tiong Ciu ini adalah mengangkat martabat perempuan karena memang perayaan ini adalah penghormatan utk wanita..sebenarnya kalau Sembhayang Tiong Ciu Pia , perempuan yagn terlebih dulu pasang hio baru diikuti pria...namun dalam praktek sekarang sepertinya banyak terjadi perubahan .. kemudian saya tanya ke Ko Adrian mengenai kenapa orang yang baru berduka tidak boleh beli kue bulan ..menurut Ko Adrian karena tujuan perayaan Tiong Ciu ini adalah ucapan syukur , ungkapan kegembiraan karena panen berhasil, jadi sama seperti Imlek , adalah suasana kebahagiaan jadi untuk orang yang berduka tidak tepat ikut dalam perayaan tersebut karena masih masa berkabung. jadi saya ngerti kenapa mama bilang gak boleh beli kue .. (lonceng) trus tahu gak my Sangha, ternyata dalam merayakan tiong ciu tidak hanya makan kue bulan, tapi juga sambil menikmati bulan purnama,sayang di patra semuanya rumah ..jadi mau lihat bulan pun susah ..., trus sambil menikmati deburan ombak, makna dari menikmati bulan dan deburan ombak adalah agar kita sadar bahwa kita itu kecil jika dibandingkan dengan alam semesta , hal ini mengingatkan kita utk tidak sombong , dan sadar diri . trus juga bisa dijadikan waktu utk cari jodoh sambil berbals pantun,, , main jelangkung, dan sembhayang leluhur... ternyata budaya tionghoa punya makna yang tinggi nilainya... trus diisi dengan sesi kedua continuation day Dharmajala... pada saat liat dokumentasi perjalanan Dharmajala jadi teringat kembali acara yang pernah diikuti , dan tidak menyangka angkatan retreat sudah mencapai angka 20 .. trus presentasi dari Elke, sungguh mewakili apa yang sedang saya alami... mengenai naik turunnya semgat belajar, berlatih dan berbagi, namun karena adanya Sangha yang tidak henti hentinya tiap jumat / kamis, selalu sms dan mengingatkan ,
[budaya_tionghua] OOT : REUNI ANGKATAN 85 FE UNTAR - AKUNTANSI DAN MANAJEMEN
REUNI ANGKATAN 85 FE AKUNTANSI MANAJEMEN Reuni Angkatan 85 Jurusan Akuntansi dan Manajemen Universitas Tarumanagara, akan diadakan : Hari/Tanggal : Jumat, 19 September 2008 Jam: 18.30 s.d 21.00 Tempat : The Buffet Citraland, Gedung Mall Ciputra Lt.4, Jl. Arteri S.Parman, Jakarta Barat Untuk acara reuni ini, masing-masing alumni mengeluarkan dana sebesar Rp. 125.000,- untuk acara makan bersama di The Buffet dan sisa dana yang ada akan dipergunakan untuk KEGIATAN BAKSOS untuk Anak Jalanan yang akan dikoordinasi oleh Sdri. Yogiawati . Bagi yang ingin menyumbang ataupun yang ingin melakukan perbuatan kebajikan dapat memberikan dana bantuannya kepada Sdr. Yogi. Untuk dana tersebut dapat ditranfer via ATM ke rekening: Yogiawati BCA Rek No. 525 000 8611 Kepada seluruh Alumni dapat menginformasikan kepada alumni lainnya yang tidak terdaftar dalam Alumni mailing list ini. Agar kita dapat bertemu muka dengan seluruh alumni yang hadir. Terima kasih atas perhatian dan kerja sama yang baik Contact Person : 1) Yogi : 08161824336, 021-30832318 2) Sudargi Osman : 08121079792 3) Harli : 08121044391
RE: [budaya_tionghua] Atau atau Dan? (Was: Menjadi Tionghoa atau Kristen)
Banyak lho orang yang sudah Kristen tapi masih merayakan Imlek, Lalu? Mau adu banyak??? Orang merayakan Imlek atau tidak itu karena preferensi masing masing, jadi sepertinya tidak perlu bawa bawa Kristen dalam urusan ini, cuman bikin euphoria yang sentimen doank, weks! BTW, AGong, nape si lu pamer pamer Blackberry dan iklan-iklan Indosat? Pasang iklan disini, suruh Indosat setor upeti dulu ke milis, getoh!!! krrekekekekekk. -Original Message- From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of [EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, September 15, 2008 2:12 AM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: RE: [budaya_tionghua] Atau atau Dan? (Was: Menjadi Tionghoa atau Kristen) Banyak lho org yg sudah kristen tidak merayakan imlek lagi, klo ditanya kenapa dijawab karena dia sudah kristen jadi engga merayakan imlek lg, kira2 kepada mereka pantes gak ditanya tionghoa apa kristen. Hehhehe Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT No virus found in this outgoing message. Checked by AVG. Version: 7.5.524 / Virus Database: 270.6.21/1669 - Release Date: 9/12/2008 2:18 PM .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
RE: [budaya_tionghua] Re: Menjadi Tionghoa atau Kristen
_ From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of RM Danardono HADINOTO Sent: 17 September 2008 19:36 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Menjadi Tionghoa atau Kristen Tanggapan yang sangat gamblang, tegas dan lugas. Kita disini concern pada BUDAYA, tak memasalahkan agama. Dan di milis ini subject adalah budaya Tionghoa, bukan Romawi, Yahudi, Mesir atau yang lain. Dada : Hati hati kalau mau bikin aturan main , yang sakarep dewek .Concern pada masalah budaya , dan tak mempermasalahkan agama? Wong bahas nya keburukan umatt agama lain ,sampai text book segala , jadi tegas lugas dimananya? Yang ada sekumpulan kontradiksi .. Great! Salam Danardono
[budaya_tionghua] Re: YIN YANG (was diskusi launching buku Tionghoa dalam cengkraman SBKRI)
Betul. Perubahan adalah yang abadi, Yin dan Yang saling melengkapi. Jikalah demikian, apakah ada pemenang antara Yin dan Yang ? Ketika toch semua sudah berjalan sesuai siklusnya, adakah lagi yang perlu diherankan atau dipermasalahkan? BTW, undangan diskusi dibawah bukan untuk mendiskusikan Kirno atau Likno toch ? Prom --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Hendri Irawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Orang dulu mengatakan: - Yin dan Yang saling melengkapi dan berubah - di saat Yin memuncak, Yang muncul - di saat Yang memuncak, Yin muncul - tidak ada yang abadi semuanya akan berubah, perubahan itu lah yang abadi Tidak sampai setengah yang lalu, ada kelompok yang mengusung mangkir-cino dengan gagah berani dan muncul sebagai pemenang. Sekarang para pemenang itu ramai-ramai balik-cino. Saya cuma bisa berkomentar: wo de tian ar Hormat saya, Yongde --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, jandi jandi_zhang@ wrote: halo semua. mau ngasih info soal seminar yang akan diadakan di CSIS. tema diskusinya SBKRI, sejarah, perjalanan, dan masa depan. dalam acara kali ini juga bersamaan dengan peluncuran buku yang berjudul Tionghoa Dalam Cengkraman SBKRI. Hari/Tanggal : Senin, 22 September 2008 Waktu : Pk. 16.0018.30 Tempat : Gedung CSIS, Jl. Tanah Abang 3 No. 27, Jakarta Pusat Acara ini akan dihadiri oleh Prof. Dr. Juwono Sudarsono (Menhan RI dan Guru Besar Universitas Indonesia); Slamet Effendy Yusuf, SH (Ketua Badan Kehormatan DPR RI); Harry Tjan Silalahi, SH (Pendiri Centre for Strategic and International Studies/CSIS); Mohammad Sobary (Budayawan); KH Said Aqiel Siradj (Ulama, Pendiri Gerakan Perjuangan Anti Diskriminasi/GANDI); Trias Kuncahyono (Wapemred Kompas); Indradi Kusuma, SH (Institut Kewarganegaraan Indonesia/IKI); serta penulis buku Wahyu Effendi (Tjoa Jiu Tie) dan Prasetyadji. Acara diskusi ini penting dan topiknya sangat menarik. SBKRI sudah dihilangkan tapi sampai pada saat ini masih juga orang2 Tionghoa masih dihambat dengan syarat pengajuan SBKRI, entah itu dalam pengajuan paspor, dll. SBKRI hanya dikenakan kepada warganegara Indonesia keturunan Tionghoa saja. inilah bukti konkrit bahwa perundang2an kita pun mendikriminasikan warga negaranya. Sekedar info saja. orang tua saya dulu membuat SBKRI ini dengan harga yang tidak murah (sampai ke angka jutaan). Coba teman2 tanya ke ortu masing2 bener ato tidak SBKRI ini mahal. Mengingat topik diskusi yang menarik ini. Saya harap Anda mau memforward email ini ke teman-teman di kontak Anda. Trims yah,
[budaya_tionghua] Arsitektur Tiongkok: Miniatur Alam Semesta
Arsitektur Tiongkok: Miniatur Alam Semesta (Erabaru.or.id) Arsitektur modern dengan gaya menonjolkan ego atau menunjukkan dominasi terhadap manusia saja. Tidak menghubungkan manusia dengan langit, terasa seperti menentang langit. Dalam masa ribuan tahun, orang Tionghoa sudah mengembangkan gaya arsitektur mereka sendiri. Berdasarkan prinsip Taoisme dan Buddhisme, mereka merefleksikan pengertian orang Tionghoa bahwa langit, bumi dan manusia berhubungan erat. Jepang, Korea dan sebagian besar negara di Asia meniru gaya arsitektur seperti ini. Keselarasan antara Surga dan Bumi I Ching-buku tentang teori perubahan dan karya tulisan lain mengatakan bahwa orang kuno bertindak sesuai hukum langit, bumi, alam serta periode tahun. Filsafat Taoisme berdasarkan elemen inti, yang mana menghasilkan terbentuknya langit, bumi dan manusia. Konfusianisme mengajarkan prinsip keselarasan antara langit dan bumi. Alam adalah alam semesta besar dan manusia adalah alam semesta kecil. Karena manusia adalah miniatur alam semesta, seorang manusia harus hidup dan bertindak sesuai dengan hukum kosmos. Pandangan tradisional ini mempengaruhi semua bidang kehidupan orang Tionghoa, termasuk arsitektur. Tidak hanya memikirkan lokasi dan penggunaan praktisnya, sebuah gedung harus selaras dengan alam baik interior maupun eksteriornya. Arsitek Tiongkok mendisain elemen alam semesta ke dalam setiap struktur bangunan. Mulai dari gua primitif dan gedung sederhana hingga konstruksi yang rumit, elemen alam semesta sangat terlihat terpatri kedalam arsitektur Tiongkok. Terlihat sangat nyata, arsitektur adalah miniatur alam semesta. Ujung kompas Semua arsitektur Tiongkok dimulai dari ujung Kompas - utara, selatan, timur dan barat. Arsitek memakai grafik yang disiapkan oleh ahli astronomi. Tidak seperti peta hari ini, selatan di sisi bawah, utara di atas, barat di sebelah kanan dan timur di sebelah kiri. Berlandaskan lokasi Tiongkok di belahan bumi utara, orang Tionghoa percaya bahwa cuaca baik-musim dingin yang lebih hangat dan musim panas dengan angin sepoi-sepoi dari selatan- adalah berkah dari surga. Oleh sebab itu selatan adalah titik referensi untuk semua bangunan. Arsitek melapisi gedung di sisi utara, barat dan timur, kemudian membuka sisi selatan. Ini untuk mencegah arus cuaca buruk seperti angin dari utara atau kondisi cuaca buruk lainnya, bertujuan untuk mengatur suhu di rumah. Untuk melindungi bencana cuaca, empat hewan mitos ditempatkan di bubungan atap rumah, sebagai jiwa pelindung keempat mata angin. Wen hitam, seekor binatang fiktif, ditempatkan di sebelah utara. Di sebelah selatan adalah burung kenari cinnabar, di sebelah barat adalah harimau putih dan di sebelah timur naga hijau. Atap genteng Atap tanah liat pertama dimulai sejak sekitar 3.000 tahun lalu. Kemudian rumput Ylang-Ylang dan campuran tanah liat dan batu digunakan untuk menutupi atap rumah. Setelah itu atap dipercantik dengan berbagai warna mengkilat dan halus. Alas genteng lantai dilekatkan dengan paku dan seringkali dihiasi motif hewan atau tanaman yang dimaksudkan untuk melindungi melawan malapetaka alam. Desain tertentu hanya boleh dipergunakan di rumah kaisar, contohnya atap kuning yang sangat indah, seperti gedung di Kota Terlarang di Beijing, Tiongkok. Atap genteng di Kuil Langit di Beijing berwarna biru. Wood- bahan pokok konstruksi Kayu adalah bahan pokok konstruksi yang dipakai oleh arsitek Tionghoa. Kayu bisa didapatkan dengan mudah dari hutan di Tiongkok. Kayu lebih disukai sebagai bahan konstruksi alami, karena kayu bisa memberikan bau harum dan menyenangkan di dalam gedung. Selain itu, biji-bijian dan tanah mengkilat, seperti tanah liat, dapat membawa suasana hidup yang alami ke dalam rumah. Bagi seorang arsitek, kayu adalah bahan bangunan hidup, yang dapat bernafas, menyerap dan menangkal kelembaban. Tetapi kayu juga punya kekurangan yaitu mudah terbakar. Membingkai Ketika membangun sebuah rumah, arsitek Tiongkok lebih suka membangun kerangkanya dahulu. Cara ini dikatakan punya banyak keunggulan. Berbeda dengan struktur bangunan yang kokoh, gedung berkerangka punya beberapa balok dan tiang untuk menyangga beban di sisi berat tertentu. Metode konstruksi ini memungkinkan ruangan menjadi lebih lebar. Arsitektur Tiongkok berusaha memberikan peralihan halus dari lingkungan dan sungguh menyelaraskan manusia dengan dunia mereka dan langit. (rob) image.jpg
[budaya_tionghua] Bodhisatva Bertangan Seribu di Penutupan Paralympics
Pertunjukan Bodhisatva Bertangan Seribu di Penutupan Beijing Paralympics, 17 Sept 2008: http://yule.sohu.com/20080918/n259616216.shtml Foto-foto Upacara Penutupan: http://olympics.blogs.nytimes.com/2008/09/17/the-closing-ceremony-of-the-beijing-paralympics/index.html?hp
[budaya_tionghua] Re: Atau atau Dan? (Was: Menjadi Tionghoa atau Kristen)
Iyalah. Kalau masih merasa terpanggil merayakan, ya monggo merayakan, gak peduli kan, sudah Kristen, atau masih: Konghucu? Kalau nggak mau ngerayain lagi karena dilarang, ya monggo... Saya juga pengen iklan disini, kecap cap bango... just kidding nihhh --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Ulysee [EMAIL PROTECTED] wrote: Banyak lho orang yang sudah Kristen tapi masih merayakan Imlek, Lalu? Mau adu banyak??? Orang merayakan Imlek atau tidak itu karena preferensi masing masing, jadi sepertinya tidak perlu bawa bawa Kristen dalam urusan ini, cuman bikin euphoria yang sentimen doank, weks! BTW, AGong, nape si lu pamer pamer Blackberry dan iklan-iklan Indosat? Pasang iklan disini, suruh Indosat setor upeti dulu ke milis, getoh!!! krrekekekekekk. -Original Message- From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of [EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, September 15, 2008 2:12 AM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: RE: [budaya_tionghua] Atau atau Dan? (Was: Menjadi Tionghoa atau Kristen) Banyak lho org yg sudah kristen tidak merayakan imlek lagi, klo ditanya kenapa dijawab karena dia sudah kristen jadi engga merayakan imlek lg, kira2 kepada mereka pantes gak ditanya tionghoa apa kristen. Hehhehe Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT No virus found in this outgoing message. Checked by AVG. Version: 7.5.524 / Virus Database: 270.6.21/1669 - Release Date: 9/12/2008 2:18 PM
[budaya_tionghua] Re: Menjadi Tionghoa atau Kristen
Mau nambahin sedikit, pak Bagyo: --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tantono Subagyo [EMAIL PROTECTED] wrote: Yang ini saya tidak setuju Pak, setahu saya Trimurti itu ajaran India juga jadi bukan ajaran Jawa, kalau mau cari agama Jawa itu harus dicari pra datangnya kerajaan Hindu. *** Sorry, saya beri kuliah Sejarah kebudayaan sedikit ya pak? Sejak abad I dimana kerajaan Hindu pertama berdiri di Nusantara, budaya Hindu masuk DAN membentuk budaya Nusantara, terutama jawa dan kini Bali. Jadi, kalau kita sebut budaya jawa sejak kerajaan kerajaan itu ya automatis budaya Hindu Jawa. Ajaran Jawa lenyap dengan masuknya budaya Hindu. Raja raja Nusantara kala itu SEMUA menggunakan nama India, Purnawarman, Kartarajasa, Mulawarman, sampai Tribuwana Tunggadewi. TRIMURTI, pak, automatis menjadi bagian dari budaya Jawa Hindu sejak kerajaan abad I (sudah lama lewat lho pak). Kata GARUDA, yang pak Bagyo juga kenal, dan jadi lambang negara ini, adalah hewan tunggangan dewa Vishnu. Dibanyak ruang KBRI kita ada patung sebesar orang, dimana burung Garuda sedang ditunggangi dewa Vishnu. Diantaranya di KBRI Vienna. Di keluarga kami, pak, kalau ada upacara Jawa (yang tentu Jawa Hindu), masih disebut dewa Brahma, sang pencipta, dewa Vishnu, sang pemelihara, dan tentu juga Shiva. masih lho pak. Di tempat ibadah saudara Tionghoa penganut Mahayana Tantrayana dari kelompok Bhumi Sambhara, yang tempat ibadah utamanya candi Borobudur, tetap menyembah Dewi Tara, permaisuri Shiva. Saya juga kurang setuju mengenai basis Taoist Konfucianist di China, dalam 3 bulan saya nongkrong di China Academy of Agricultural Science saya tidak merasakan itu, bahkan cuma merasakan pemujaan berlebihan terhadap ketua Mao. Pak. Benar sekali yang Ahmad heng sering tulis disini, bahwa pada dasarnya pemerintah Tiongkok mengadopsi system Pasar bebas, yang adalah sesuai dengan jatidiri masyarakat Tionghoa, yang sangat wiraswasta. Betul sekali. Ketua Mao sendiri dalam memimpin gerakan komunisme di Tiongkok sangat bertumpu pada jatidiri budaya Tionghoa. Marxisme Tiongkok bertumpu pada struktur agraris, yang sangat Tionghoa. Beda budaya antara dua raksasa komunis Rusia yang lalu dan RRT adalah beda budaya. Kalau bapak ke Moskwa, bapak akan lihat, betapa Rusia rakyat Rusia kini, dengan latarbelakang agama Kristen Orthodox mereka. Tak satu mm juga terasa bekas ke-komunis-an. Begitu juga negara negara Eropa yang kini bebas komunis. Lihatlah Hongaria, yang kini very catholic (lagi) . Gitu lho pak. Jadi budaya komunis itu gak ada, yang ada hanya sistem kemasyarakatan ekonomi dan politis. Itupun , seperti di-deteksi Ahmad heng, sudah pudar ha ha ha. Salam budaya Danardono
[budaya_tionghua] Re: Bodhisatva Bertangan Seribu di Penutupan Paralympics
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Kurniawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Pertunjukan Bodhisatva Bertangan Seribu di Penutupan Beijing Paralympics, 17 Sept 2008: http://yule.sohu.com/20080918/n259616216.shtml Foto-foto Upacara Penutupan: http://olympics.blogs.nytimes.com/2008/09/17/the-closing-ceremony-of- the-beijing-paralympics/index.html?hp Nah, you see?
Re: [budaya_tionghua] Bagaimana identitas hoakiau di Indonesia saat ini?
Neng Mita yb, Nggak juga, lho. Kabarnya, sayaa tidak tau persis, tidak sedikit perantau (Huakiao) baru yang hidup di Indonesia, dan mereka-mereka itu berani sekali melakukan usaha-usaha dagangnya, tentu dilakukan secara gelap, tidak sah. Dari menjajakan barang dagangannya diemper jalan, sampai usaha maksiat menjual diri, ... Sampai sekarang, belum menemukan statistik resmi yang menunjukkan berapa jumlah mereka di Indonesia. Dan pernah saya dengar, seorang pejabat Tiongkok pernah menyatakan, sampai tahun 07 yl. lebih dari 3 juta Huakiao baru disegenap penjuru dunia, terutama di AS, Canada, Australia, ... Tapi, bagi mereka, Huakiao baru ini untuk menjadi WNI, tentunya bukan membuat SBKRI lagi, bentuknya harus naturalisasi dan dapatkan SKKRI. Kalau dahulu diakhir tahun 50-an dan 60-an, bagi mereka Tionghoa yang masih memegang WN-Tiongkok, sekalipun lahir di Indonesia, harus melalui naturalisasi lebih dahulu, menanggalkan WN Tiongkok dan ke pengadilan Negeri menyatakan sumpah-setia pada RI dan dapatkan SKKRI, yang singkatan Surat Keterangan Kewargaanegaraan Republik Indonesia, jadi bukan SBKRI yang singkatan dari Surat Bukti Kewarganegaraan RI. Yah, mudah-mudahan saja masalah Tionghoa di Indonesia bisa diperlakukan sebagai warga umumnya, sudah menjadi Bangsa Indodnesia-asli sebagaimana ditetapkan UUK No.12/06, tidak selalu dibikin ribet dengan berbagai masalah surat-surat yang jelimet, yang ujung-ujungnya hanya untuk penghasilan tambahan pejabat. Salam, ChanCT - Original Message - From: Mita Melati To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Thursday, September 18, 2008 9:39 AM Subject: Re: [budaya_tionghua] Bagaimana identitas hoakiau di Indonesia saat ini? Beli aja DVD nya, bgs qo film'y, hehehe... Hmm...kalau gt skr bnr2 jarang ya ada hoakiau di indonesia lagi... Tapi mungkin ga ada seseorang yang punya 2 kewarganegaraan karena misal'y dy tinggal di indonesia untuk jangka wktu lama karena suatu pekerjaan (bukan yg 1 atau 2 tahun, tp skitar 10 tahun, dari sejak etnis tionghoa masih wajib dengan sbkri'y ), tapi dia masih sering pulang pergi ke tiongkok? karena mayoritas keluarga'y ada di sana... sebutan untuk orang yang seperti itu apa donk? kalau hoakiau2 baru yg skr kan krn dy datang k indonesia udh g wajib lg bikin sbkri... terimakasih...^_^ - Original Message From: Fy Zhou [EMAIL PROTECTED] To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Wednesday, September 17, 2008 3:59:41 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] Bagaimana identitas hoakiau di Indonesia saat ini? Saya mau nonton Photograp belum kesampaian nih. Tapi logikanya begini: Jika Johan punya nama Indonesia resmi, pasti dia sudah WNI, jadi tak bisa disebut hoakiau lagi. lain halnya kalau nama Indonesia ini hanya sekedar aksi2an. hanya punya nama tionghoa juga belum masih WNA lho, Kwik Kian Gie jelas WNI.dia bukan lagi Hoakiau. Papa saya almarhum yang masih WNA baru bisa disebut Hoakiauw.zaman sekarang Hoakiauw lama sudah berkurang, diganti dng hoakiuw baru yang baru datang dari RRT. --- On Wed, 9/17/08, Mita Melati qhuqwayz_aja@ yahoo.com wrote: From: Mita Melati qhuqwayz_aja@ yahoo.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Bagaimana identitas hoakiau di Indonesia saat ini? To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Date: Wednesday, September 17, 2008, 7:11 AM Kalau yg udah punya SBKRI itu yg udh pasti punya nama Indonesia yg dilebur dari nama marga y (misal'y Tan Han Ju jadi Johan Tanujaya)? Trs mo nanya lg, Fy Zhou udh pernah nonton film The Photograph blm (cast'y Lim Kay Tong, Shanty, Lukman Sardi, Indy Barends, sutradara'y Nan T Achnas)? Kl udh, mau tanya, tokoh Johan di film itu disebut hoakiau, huaren atau huayi? Dia nulis nama dia di sebuah foto ada 3 jenis, nama dlm tulisan kanji, Tan Han Ju, dan Johan Tanujaya. Kl seperti itu jd sebutan'y bgmn? Terimakasih. ..^_^ - Original Message From: Fy Zhou [EMAIL PROTECTED] com To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Wednesday, September 17, 2008 1:56:26 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] Bagaimana identitas hoakiau di Indonesia saat ini? Lho. kalau sudah memiliki skbri berarti sudah WNI, sudah jelas tak lagi disebut Hoakiau, walaupun datang ke Indonesianya baru setahun misalnya. istilah2 ini hanya dilihat dari segi hukum, tak ada kaitan dng isi hati orang atau niatan2 tersembunyi, seorang Tionghoa WNI yang sudah kembali ke RRT misalnya, sebelum dia melepaskan status WNInya ya tetap saja disebut Hoaren, bukan hoakiauw atau Zhongguo ren. --- On Wed, 9/17/08, Mita Melati qhuqwayz_aja@ yahoo.com wrote: From: Mita Melati qhuqwayz_aja@ yahoo.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Bagaimana identitas hoakiau di Indonesia saat ini? To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
[budaya_tionghua] Re: diskusi launching buku Tionghoa dalam cengkraman SBKRI
Tanya pada sejarawan sejarawan dehh, seperti pak Asvi atau Benny Setyono... --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote: Maap om, sapa yg dimaksud pahlawan yah? Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT
[budaya_tionghua] Re: diskusi launching buku Tionghoa dalam cengkraman SBKRI
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Akhmad Bukhari Saleh [EMAIL PROTECTED] wrote: eleted Kalau kira-kira untuk datang ke sana saja pun ada keterbatasan nyali, minta tuh dianterin dikawal Ul-djie. For sure she will only be glad to! *** Dikawal cik Ul? Wah saya juga mau! Tapi ke karaoke...kalo ke kantor CSIS mah beta sudah keluar masuk tanpa permisi atuhhh
Re: [budaya_tionghua] Re: YIN YANG (was diskusi launching buku Tionghoa dalam cengkraman SBKRI)
Ya, saya memang cuma bisa berkomentar wo de tian ar. Karena perubahan sikap yang menuruti arah angin begitu menurut saya tidak sesuai dengan prinsip Zhong / Tiong. Ya tapi sudahlah, sudah bagus pada mau likno. Hormat saya, Yongde catatan: kapan-kapan kita mabuk teh lagi yuk prometheus_promise [EMAIL PROTECTED] wrote: Betul. Perubahan adalah yang abadi, Yin dan Yang saling melengkapi. Jikalah demikian, apakah ada pemenang antara Yin dan Yang ? Ketika toch semua sudah berjalan sesuai siklusnya, adakah lagi yang perlu diherankan atau dipermasalahkan? BTW, undangan diskusi dibawah bukan untuk mendiskusikan Kirno atau Likno toch ? Prom --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Hendri Irawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Orang dulu mengatakan: - Yin dan Yang saling melengkapi dan berubah - di saat Yin memuncak, Yang muncul - di saat Yang memuncak, Yin muncul - tidak ada yang abadi semuanya akan berubah, perubahan itu lah yang abadi Tidak sampai setengah yang lalu, ada kelompok yang mengusung mangkir-cino dengan gagah berani dan muncul sebagai pemenang. Sekarang para pemenang itu ramai-ramai balik-cino. Saya cuma bisa berkomentar: wo de tian ar Hormat saya, Yongde
RE: [budaya_tionghua] Re: Menjadi Tionghoa atau Kristen
Setuju ma DADA n PAHA gak ada skolah katolik g udah jadi kuli pelabuhan or minta2 dipasar. Apapun labelnya buat g n keluarga besar g n ribuan org tionghoa di daerah g. Skolah katolik amat sangat membantu, kalo engga ada dia ga tau pada jadi apa, klo sampe jd katolik jg yah itu resiko n konsekwensi yg hrs dibayar tp kan tergantung pribadi masing2. Banyak kok tmn g pas skolah tetap berbudaya tionghoa n ga banyak yg jadi katolik tp pas kul n kerja malah jadi kristen. Sent from my BlackBerry� powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: Dada [EMAIL PROTECTED] Date: Thu, 18 Sep 2008 09:24:19 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Menjadi Tionghoa atau Kristen From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Mulyawan Lie Sent: 17 September 2008 16:38 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Menjadi Tionghoa atau Kristen From: budaya_tionghua@ yahoogroups. com [mailto:budaya_tionghua@ yahoogroups. com] On Behalf Of Mulyawan Lie Sent: 16 September 2008 21:40 To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: [budaya_tionghua] Re: Menjadi Tionghoa atau Kristen sdr Dada yg lagi sewot, Dada : inilah sikap mentang-mentang. Bung, leluhur kita sudah kasih nasehat : ojo dumeh! Dada : Leluhur juga dah kasih nasehat , jangan jadi penggerutu semberi tidak melakukan apapun . Ada korban kecelakaan yang tergeletak di jalan raya , dari fisik kentara sekali jika korban tersebut tionghoa. Lantas anda kebetulan melihat dan anda tidak peduli . Tetapi giliran ada seorang pastor atau kaum yang berbeda dengan anda . dan melakukan pertolongan anda menjadi orang pertama yang mencibir , meragukan ketulusan yang menolong , sambil memberi label senyuman monalisa dan sebagainya dan berbagai prasangka lain. Itukah cirri orang orang berbudaya? Begitu juga dengan sekolah katolik. Ada masa tionghoa yang tercerai berai tatkala sekolah tionghoa di tutup besar2an di masa lampau. Lantas kemanaka anak2 tionghoa itu belajar? Bisakah anda memberikan solusi? Sekali lagi , kemana anak2 tionghoa itu akan menuntut ilmu? 1. sekolah katolik ? yang rata-rata sudah berumur tua , dan sudah ada sebelum era kemerdekaan 2. sekolah muslim? 3. sekolah negri? 4. sekolah Buddha 5. atau anda punya solusi? Opsinya apa? 1. Sekolah katolik. Jika tionghoa tidak diterima masuk sekolah itu , nanti ada tuduhan , sekolah katolik anti tionghoa dan lebih mementingkan umat katolik Jika tionghoa di terima di sekolah katolik, nanti ada tuduhan , mereka sedang di kristenkan ... Jadi apa arti semua gerutuan ini , itu yang saya tanyakan Atau anda lebih suka para tionghoa tidak bersekolah barangkali. emang demikianlah landasan niat mereka mendirikan sekolah.sekali lagi bukan untuk mencerdaskan manusia agar terbebas dari kebodohan d kemiskinan tetapi untuk apa? betul! untuk mempengaruhi orang ato bangsa lain seperti yg mereka mau! harus kita pahami tidak ada tulusan yg ada nafsu megalomania.semua itu dilakukan tentunya dengan senyuman monalisa dgn tutur kata yg mungkin mendayu dayu kondisi ini tentu tidak sesuai dgn nation building yg kita citakan bersama. Dada : Nation building apa dulu, nation yang mana , rasanya sangat kontradiktif dengan frasa anda pulang ke habitat asal. alangkah indahnya bila sekolah sungguh2 menjadi fasilitas sosial dan umum. mentang...mentang. kaga heran kalo yg muncul itu adalah orang orang seperti Lee Hyung Bak.hal itu terjadi (orang kristen agresif- represif) itu bukan ulah pastor ato pendetanya, emang ada rujukan di 'textbook'nya.masalah bukan diorangnya tapi mungkin di 'textbook'nya. kalo berani jujur,ente setujukan? kenape sih banyak orang rela mati untuk sesuatu yg gak jelas,tahayul? kenape gak kita rela mati demi mengentaskan kemiskinan,kebodohan? Dada : anda bisa mengambil contoh Kristen agresif dan represif , tetapi sebaliknya anda juga agresif dengan langsung menohok text book dan plus label tahayul. Jadi apa bedanya ANDA dengan MEREKA kalau begitu? Ini seperti pertandingan antara anda dengan mereka , bukan dengan saya. Kalau mau saya kenalkan anda dengan fei-fei , anda bisa berdiskusi sama dia hingga akhir jaman Terus menurut etika perkelahian wekekeke , saat anda menyerang textbook agama lain , ada baiknya anda sebutkan anda itu beragama apa.soalnya bisa saja ini hanya masalah rebutan lapak , dimana yang satu menjelekkan yang lain karena barang dagangan gak laku... ** Menyedihkan jika anda lupa RRT meminjam falsafah barat sebagai ideology mereka ...dan sekarang RRT menjadi raksasa... masa iya sih . bung Dada yg baik,nyebut.. nyebut. say goodbye to TAHAYUL. pulang ke habitat asal, nikmati indahnya kazanah kedalaman falasafah leluhur.ada yg kurang? kita -pewaris budaya leluhur- perbaiki tanpa menghilangkan akarnya apalagi mencampakkannya.
[budaya_tionghua] Re: diskusi launching buku Tionghoa dalam cengkraman SBKRI
Kya, sejak kapan gue buka biro jasa lady escort?? hihihi. Bodyguard cewek, begetoh??? Kyahahahha. Masalahnya Yl-djie kalau kemana mana harus dikawal bodyguardnya sendiri juga euy, kalau bodyguardnya nggak mau ngawal, ya nggak pergilah dia, krrrekeke. Dan kali ini, waktu bodyguardnya diajak ngawal ke launching buku Tionghoa dalam cengkraman SBKRI. komentarnya adalah: Ngapain? Lihat judulnya aja udah tahu, nggak bakalan ada yang baru, paling yang itu itu lagi. hihihihi. Satu lagi, berhubung gue baru bisa buka kompie hari ini gak sempet baca yang sebelumnya, kenapa dibawah thread judul buku diatas, yang dibahas kok soal si Tepno dan si Likno? Dan siapa itu yang berani menghakimi orang likno likno??? kecuali yang masih pake nama tiga suku kata, jangan berani tuding-tuding orang likno ya! Ngaca dulu! Kyhahahahaha... --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Akhmad Bukhari Saleh [EMAIL PROTECTED] wrote: Nggak usah sampai bikin buku lah, Tan Lookay. Kalau itu sih kayaknya kejauhan panggangnya dari apinya... Mulai saja dulu dengan memberanikan diri datang ke acara itu. Toh jelas-jelas itu acara terbuka untuk umum. Di- posting-kan di milis ini kan artinya mengundang kita semua. Lalu sampai di sana, menambah keberaniannya sedikit lagi, berbicaralah mengemukakan pendapatnya, sebagaimana galaknya yang dikemukakan di sini. Tetapi kalau nyali toh tetap terbatas, ya diperhalus lah... Kalau kira-kira untuk datang ke sana saja pun ada keterbatasan nyali, minta tuh dianterin dikawal Ul-djie. For sure she will only be glad to! Kalau pas kebetulan saat itu dia ada acara lain, paling tidak saya bisa lah mengawal, kalau cuma ke CSIS aja sih... Tapi saya yakin pengawalan itu tidak perlu. Sekarang ini Ribka Tjiptaning yang anak PKI saja sudah bisa jadi anggota DPR, mosok pendukung Sia-sia Go Tjan datang ke CSIS yang sudah macan ompong, ketemu sama Harry Tjan yang sudah uzur, koq nggak berani... Kalau usul ini kesampaian, dengan demikian diskusi bedah buku itu akan jadi ramai dan menarik. Sehingga besoknya publikasi di media akan luas. Jadi badai tidak cuma di cangkir saja... Wasalam.
Re: [budaya_tionghua] Re: diskusi launching buku Tionghoa dalam cengkraman SBKR
Masalah Launching Buku kok jadi gegeran. Kalau berani ya datang terus dibantah itu Harry Tjan Silalahi dan kambrat-kambratnya. Kalau disini mah percum tak bergun, prahara dalam mangkok. Jadi ditunggu beritanya Zhou heng, Kenken dkk,bagaimana serunya anda-anda berdebat dengan Harry Tjan cs. Salam, Tantono Subagyo
Re: [budaya_tionghua] Re: Menjadi Tionghoa atau Kristen
Dengan demikian kalau orang Jawa bisa menganggap budaya Trimurti yang asalnya dari India (bila cocok dengan dirinya) atau jadi Islam (Islam gaya Jawa atau gaya Arab) kalau dia merasa sesuai, maka tidak ada juga orang boleh melarang orang Jawa beragama Kristen atau Katholik demikian juga dengan Tionghua, banyak orang Tionghua yang merasa sesuai menjadi Kristen atau Katholik atau Mormon sekalipun, biarin saja jangan disuruh balik ke KHC karena toh mau balik ke KHC juga ribet. Pak Danardono tadi ngasih kuliah bahwa budaya Rusia adalah Kristen orthodox lha itu kan juga Semit Pak, demikian juga dengan orang Inggris apa mereka disuruh kembali ke jaman Stonehenge dulu ?. Kalau nggak kembali kata si Mulyawan Lie jadi banana ? Emang dia sendiri apaan ?. Pineapple ??? Best regards, Tantono Subagyo
Re: [budaya_tionghua] Re: YIN YANG (was diskusi launching buku Tionghoa dalam cengkraman SBKRI)
Menarik juga komentar yang diberikan atas bedah buku Tionghoa Dalam Cengkraman SBKRI, ... kiranya yang disoroti adalah tokoh CSIS Harry Tjan Silalahi itu, ya? Katakanlah perubahan sikap menuruti arah angin, lalu? Saya hanya tau kalau Harry Tjan termasuk LPKB dan tokoh CSIS, yang mendorong konsep asimilasi menjadi ketentuan Pemerintah Orba, dan dilaksanakan selama lebih 32 tahun yang cukup membuat banyak TIonghoa disakiti. Setelah Soeharto lengser yang lebih 10 tahun ini, tentu lebih banyak orang siuman, tidak seharusnya meemaksakan konsep asimilasi itu yang sedikit banyak telah menginjak-injak HAM. Kenapa orang harus ganti nama, kenapa bahasa Tionghoa dilarang, kenapa tradisi-budaya Tionghoa harus dihilangkan, ...? Orang mulai sadar jauh akan lebih baik mendorong ber-Bhineka Tunggal Ika bisa diwujudkan dalam kenyataan hidup bermasyarakat yang plural, yang mejemuk ini. Dimana setiap suku, setiap etnis dan setiap Agama yang berbeda-beda itu, bisa bersatu teguh, hidup bersama, bekerja bersama didalam pembangunan masyarakat. Setiap warga bisa memberikan toleransi yang tinggi, bisa saling menerima dan menghormati segala perbedaan yang ada, bukan berusaha menghilangkan perbedaan yang ada. Tapi, bisa menerima dan menghormati perbedaan yang ada, untuk mempertahankan satu kehdiupan harmonis, bersahabat, penuh kedamaian dan dengan demikian bisa memusatkan segenap kekuatan untuk meningkatkan kesejahteraan bersama, lebih makmur dan lebih adil lagi. Kesadaran seseorang bisa cepat, bisa juga ada yang lambat. Setiap orang, siapapun dia mempunyai pengenalan dalam proses perjuangan hidup yang dihadapinya secara langsung. Perubahan pikiran/kesadaran yang terjadi sudah seharusnya mendapatkan sambutan yang baik. Bukan dicela atau dianggap hanya mengikuti arah angin. Bahkan sebaliknya, seandainya orang berbobot macam Harry Tjan, kalau bisa menguraikan jalan pikirannya dulu yang salah dan mencelakakan banyak TIonghoa itu, pengaruhnya akan lebih besar untuk menyatukan Tionghoa di Indonesia. Itulah yang seharusnya kita dorong. Sangat baik dan baik sekali kalau Harry Tjan berani otokritik, mengoreksi kesalahan pikiran dahulu. Kenapa tidak disambut baik? Salam, ChanCT - Original Message - From: Hendri Irawan To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Thursday, September 18, 2008 11:31 AM Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: YIN YANG (was diskusi launching buku Tionghoa dalam cengkraman SBKRI) Ya, saya memang cuma bisa berkomentar wo de tian ar. Karena perubahan sikap yang menuruti arah angin begitu menurut saya tidak sesuai dengan prinsip Zhong / Tiong. Ya tapi sudahlah, sudah bagus pada mau likno. Hormat saya, Yongde catatan: kapan-kapan kita mabuk teh lagi yuk prometheus_promise [EMAIL PROTECTED] wrote: Betul. Perubahan adalah yang abadi, Yin dan Yang saling melengkapi. Jikalah demikian, apakah ada pemenang antara Yin dan Yang ? Ketika toch semua sudah berjalan sesuai siklusnya, adakah lagi yang perlu diherankan atau dipermasalahkan? BTW, undangan diskusi dibawah bukan untuk mendiskusikan Kirno atau Likno toch ? Prom --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Hendri Irawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Orang dulu mengatakan: - Yin dan Yang saling melengkapi dan berubah - di saat Yin memuncak, Yang muncul - di saat Yang memuncak, Yin muncul - tidak ada yang abadi semuanya akan berubah, perubahan itu lah yang abadi Tidak sampai setengah yang lalu, ada kelompok yang mengusung mangkir-cino dengan gagah berani dan muncul sebagai pemenang. Sekarang para pemenang itu ramai-ramai balik-cino. Saya cuma bisa berkomentar: wo de tian ar Hormat saya, Yongde -- Internal Virus Database is out of date. Checked by AVG. Version: 8.0.169 / Virus Database: 270.6.17/1655 - Release Date: 2008/9/5 $U$H 07:05
[budaya_tionghua] Re: YIN YANG (was diskusi launching buku Tionghoa dalam cengkraman SBKRI)
Yah kalau benar seperti yang qianbei uraikan tentu yang paling baik. Tetapi tidak tertutup kemungkinan motivasi dari sisi lain bukan ? Seperti perebutan pengaruh dan kekuasaan. Kalau memang mereka sadar dan otokritik, layaknya orang yang sadar pasti minta maaf duluan atas kesalahannya. Seperti dulu ada yang minta maaf terbuka atas keterlibatan dalam pembantaian tahun 65. Kalau hanya karena masalah berbalik arah lalu sepertinya dilupakan masalah yang lalu, yah... menurut saya hujan sebulan tidak sanggup menghapus kemarau 1 jam pun di hati manusia. Hormat saya, Yongde --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ChanCT [EMAIL PROTECTED] wrote: Menarik juga komentar yang diberikan atas bedah buku Tionghoa Dalam Cengkraman SBKRI, ... kiranya yang disoroti adalah tokoh CSIS Harry Tjan Silalahi itu, ya? Katakanlah perubahan sikap menuruti arah angin, lalu? Saya hanya tau kalau Harry Tjan termasuk LPKB dan tokoh CSIS, yang mendorong konsep asimilasi menjadi ketentuan Pemerintah Orba, dan dilaksanakan selama lebih 32 tahun yang cukup membuat banyak TIonghoa disakiti. Setelah Soeharto lengser yang lebih 10 tahun ini, tentu lebih banyak orang siuman, tidak seharusnya meemaksakan konsep asimilasi itu yang sedikit banyak telah menginjak-injak HAM. Kenapa orang harus ganti nama, kenapa bahasa Tionghoa dilarang, kenapa tradisi-budaya Tionghoa harus dihilangkan, ...? Orang mulai sadar jauh akan lebih baik mendorong ber-Bhineka Tunggal Ika bisa diwujudkan dalam kenyataan hidup bermasyarakat yang plural, yang mejemuk ini. Dimana setiap suku, setiap etnis dan setiap Agama yang berbeda-beda itu, bisa bersatu teguh, hidup bersama, bekerja bersama didalam pembangunan masyarakat. Setiap warga bisa memberikan toleransi yang tinggi, bisa saling menerima dan menghormati segala perbedaan yang ada, bukan berusaha menghilangkan perbedaan yang ada. Tapi, bisa menerima dan menghormati perbedaan yang ada, untuk mempertahankan satu kehdiupan harmonis, bersahabat, penuh kedamaian dan dengan demikian bisa memusatkan segenap kekuatan untuk meningkatkan kesejahteraan bersama, lebih makmur dan lebih adil lagi. Kesadaran seseorang bisa cepat, bisa juga ada yang lambat. Setiap orang, siapapun dia mempunyai pengenalan dalam proses perjuangan hidup yang dihadapinya secara langsung. Perubahan pikiran/kesadaran yang terjadi sudah seharusnya mendapatkan sambutan yang baik. Bukan dicela atau dianggap hanya mengikuti arah angin. Bahkan sebaliknya, seandainya orang berbobot macam Harry Tjan, kalau bisa menguraikan jalan pikirannya dulu yang salah dan mencelakakan banyak TIonghoa itu, pengaruhnya akan lebih besar untuk menyatukan Tionghoa di Indonesia. Itulah yang seharusnya kita dorong. Sangat baik dan baik sekali kalau Harry Tjan berani otokritik, mengoreksi kesalahan pikiran dahulu. Kenapa tidak disambut baik? Salam, ChanCT - Original Message - From: Hendri Irawan To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Thursday, September 18, 2008 11:31 AM Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: YIN YANG (was diskusi launching buku Tionghoa dalam cengkraman SBKRI) Ya, saya memang cuma bisa berkomentar wo de tian ar. Karena perubahan sikap yang menuruti arah angin begitu menurut saya tidak sesuai dengan prinsip Zhong / Tiong. Ya tapi sudahlah, sudah bagus pada mau likno. Hormat saya, Yongde catatan: kapan-kapan kita mabuk teh lagi yuk prometheus_promise [EMAIL PROTECTED] wrote: Betul. Perubahan adalah yang abadi, Yin dan Yang saling melengkapi. Jikalah demikian, apakah ada pemenang antara Yin dan Yang ? Ketika toch semua sudah berjalan sesuai siklusnya, adakah lagi yang perlu diherankan atau dipermasalahkan? BTW, undangan diskusi dibawah bukan untuk mendiskusikan Kirno atau Likno toch ? Prom --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Hendri Irawan henyung@ wrote: Orang dulu mengatakan: - Yin dan Yang saling melengkapi dan berubah - di saat Yin memuncak, Yang muncul - di saat Yang memuncak, Yin muncul - tidak ada yang abadi semuanya akan berubah, perubahan itu lah yang abadi Tidak sampai setengah yang lalu, ada kelompok yang mengusung mangkir-cino dengan gagah berani dan muncul sebagai pemenang. Sekarang para pemenang itu ramai-ramai balik-cino. Saya cuma bisa berkomentar: wo de tian ar Hormat saya, Yongde -- Internal Virus Database is out of date. Checked by AVG. Version: 8.0.169 / Virus Database: 270.6.17/1655 - Release Date: 2008/9/5 $U$H 07:05
[budaya_tionghua] Daripada omong kosong menghujat orang lebih baik karya nyata : Bikin Sekolah dong !!!
Rekans, Saya mohon maaf selama ini di milis kita terlalu banyak menghujat orang, apakah Falun Gong apakah Kirno apakah sekolah Katolik apakah pendeta Bethany dan segalanya yang nggak ada disini. Sampai-sampai Sharon Stone en Dalai Lama pun dikecam abisss. Saya mengusulkan suatu karya nyata yang bisa diujudkan : misal membuat sekolah KHC yang bermutu. Nah apa bisa ?. Dalam lingkup kecil dan konteks berbeda saya sudah laksanakan. 26 tahun yang lalu waktu saya masuk ke Kompleks Pondok Pucung Indah (dekat Bintaro Sektor 9) saya jengkel karena di Sekolah Negeri disekitar situ (maklum Tangerang) tidak ada fasilitas agama lain selain Islam. Pak Tarmizi Kepala Sekolah SD Negeri Pondok Pucung (ybs adalah öknum yang juga tidak disukai sesama Islam) dengan pongahnya berkata : Semua murid harus ikut agama Islam kalau ingin dapat nilai agama. Mau ke sekolah Katolik atau Kristen di kota mahal dan transpor susah. Maka 6 orang berkumpul dan uang yang sedianya untuk pagar dijadikan TK. TK jadi SD, SD jadi SMP. Dan sekarang Sekolah Wijayakusuma yang saya dirikan bersama-sama depan rumah masih ada dengan murid 600an, Moslem 350, sisanya Kristen, Katholik, ada juga beberapa Hindu Bali dan Buddha (untuk mereka nilai agama dari tempat beribadah). Basisnya adalah Sekolah Umum, bayaran sekolah murah paling tinggi 250 ribu, banyak yang hanya bayar 50 atau 75 ribu saja. Ya memang kecil, tetapi paling tidak berbuat sesuatu daripada omdo. Nah apakah inohong-inohong milis ini berkemauan ? Kalau ada kemauan pasti akan timbul kemampuan. Jadi jangan ribuuut saja, pikirkan sesuatu yang positif. Mau meninjau Sekolah saya, ayoo, sekarang mumpung sedang ada Pesantren Kilat yang diselenggarakan oleh Guru-guru Islam dan Bible Week oleh Guru-guru Kristen-Katholik, penutupan : Buka Puasa Bersama tanggal 25 September, masing-masing murid bawa makanan dan dipertukarkan. Keciil dah, tapi mulai gitu loh daripada tenglang berantem sesama tenglang di milis. Ayo bung Zfy, Bung Ardian, Bung Kenken dan siapa lagi, buktikan anda bisa buat Sekolah KHC bermutu, mulai dari garasi saja klas 1 TK nanti berkembang. Salam, Tantono Subagyo
[budaya_tionghua] Re: Daripada omong kosong menghujat orang lebih baik karya nyata : Bikin Sekolah dong !!!
Pak Tantono, Kalau buat buku termasuk omong kosong tidak ? Jangan terlalu gampangan lah bilang orang lain omong kosong. Kan tidak ada kewajiban laporan apa yang telah diperbuat. Tidak semua orang bergerak di bidang yang sama. Lagipula dari mana kesimpulan anda bisa bilang menghujat ? Saya perhatikan mayoritas adalah reaksi atas kejadian yang telah ada. Kalau mengutarakan reaksi dan pendapat aja dibilang omong kosong, yah terserah deh. Lagi pula hanya dunia internet, so what gitu loh. Hormat saya, Yongde --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tantono Subagyo [EMAIL PROTECTED] wrote: Rekans, Saya mohon maaf selama ini di milis kita terlalu banyak menghujat orang, apakah Falun Gong apakah Kirno apakah sekolah Katolik apakah pendeta Bethany dan segalanya yang nggak ada disini. Sampai-sampai Sharon Stone en Dalai Lama pun dikecam abisss. Saya mengusulkan suatu karya nyata yang bisa diujudkan : misal membuat sekolah KHC yang bermutu. Nah apa bisa ?. Dalam lingkup kecil dan konteks berbeda saya sudah laksanakan. 26 tahun yang lalu waktu saya masuk ke Kompleks Pondok Pucung Indah (dekat Bintaro Sektor 9) saya jengkel karena di Sekolah Negeri disekitar situ (maklum Tangerang) tidak ada fasilitas agama lain selain Islam. Pak Tarmizi Kepala Sekolah SD Negeri Pondok Pucung (ybs adalah öknum yang juga tidak disukai sesama Islam) dengan pongahnya berkata : Semua murid harus ikut agama Islam kalau ingin dapat nilai agama. Mau ke sekolah Katolik atau Kristen di kota mahal dan transpor susah. Maka 6 orang berkumpul dan uang yang sedianya untuk pagar dijadikan TK. TK jadi SD, SD jadi SMP. Dan sekarang Sekolah Wijayakusuma yang saya dirikan bersama-sama depan rumah masih ada dengan murid 600an, Moslem 350, sisanya Kristen, Katholik, ada juga beberapa Hindu Bali dan Buddha (untuk mereka nilai agama dari tempat beribadah). Basisnya adalah Sekolah Umum, bayaran sekolah murah paling tinggi 250 ribu, banyak yang hanya bayar 50 atau 75 ribu saja. Ya memang kecil, tetapi paling tidak berbuat sesuatu daripada omdo. Nah apakah inohong-inohong milis ini berkemauan ? Kalau ada kemauan pasti akan timbul kemampuan. Jadi jangan ribuuut saja, pikirkan sesuatu yang positif. Mau meninjau Sekolah saya, ayoo, sekarang mumpung sedang ada Pesantren Kilat yang diselenggarakan oleh Guru-guru Islam dan Bible Week oleh Guru-guru Kristen-Katholik, penutupan : Buka Puasa Bersama tanggal 25 September, masing-masing murid bawa makanan dan dipertukarkan. Keciil dah, tapi mulai gitu loh daripada tenglang berantem sesama tenglang di milis. Ayo bung Zfy, Bung Ardian, Bung Kenken dan siapa lagi, buktikan anda bisa buat Sekolah KHC bermutu, mulai dari garasi saja klas 1 TK nanti berkembang. Salam, Tantono Subagyo
Re: [budaya_tionghua] film 3 negara
Banyak kok di penjual DVD. Kalau susah dapetnya coba contact: [EMAIL PROTECTED] Belinya jangan yang 7 DVD karena ada disc yang gak jalan. Coba beli yang 14 DVD. Filmnya versi yang ini: http://ent.sina.com.cn/v/f/sangyy/index.html Versi lama tapi bagus banget. --- On Wed, 9/17/08, Tin Tintai [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Tin Tintai [EMAIL PROTECTED] Subject: [budaya_tionghua] film 3 negara To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Wednesday, September 17, 2008, 10:42 AM Hai teman-teman. Saya ingin mengoleksi film tentang Tiga Negara (Sam Kok) baik dalam bentuk vcd atau dvd. Adakah yg bisa bantu,dimanakah bisa diperoleh? Thank's sebelumnya. GBU. Atintai.
Re: [budaya_tionghua] Re: Daripada omong kosong menghujat orang lebih baik karya nyata : Bikin Sekolah dong !!!
Baik, apa sajalah, dan kita uarkan buku itu disini, daripada kita ngomongin Harry Tjan yang nggak ada disini. Kalau ngomongin kejadian yang lalu saja dan nggak maju-maju ya omong kosong. Itu definisi saya, tetapi kalau orang lain bilang lain ya suka-suka, ya saya nggak bisa apa-apa. Saya cuma menganjurkan agar kita berkarya nyata dan jangan galak diinternet doang. Salam, Tantono
Re: [budaya_tionghua] Re: Menjadi Tionghoa atau Kristen
Confucian dan taoism bukanlah eksplisit seperti seperangkat upacara agama, mereka adalah cara berpikir dan cara pandang. walau tak kasat mata, jelas2 tertanam di benak dan hati masyarakat Tionghoa. Jika anda banyak menjelajahi bahan2 diskusi2 masalah sosial dan budaya di RRT, akan jelas terlihat jejaknya. Apakah anda menyimak acara pembukaan olympiade? ada satu tema confucian yang sangat kuat didengungkan : HE atau Harmony ( lihatlah penampilan 3 versi huruf cetak)! semua orang Tionghoa langsung berasisiasi ke paham yi HE wei gui ( Harmonylah yang paling berharga) dan HE er bu Tong ( Harmony tapi bukan sama )! Di situ Juga diekspresikan filosofi Tao tentang alam semesta lewat tarian Taichi. --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Tantono Subagyo [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya juga kurang setuju mengenai basis Taoist Konfucianist di China, dalam 3 bulan saya nongkrong di China Academy of Agricultural Science saya tidak merasakan itu, bahkan cuma merasakan pemujaan berlebihan terhadap ketua Mao. Salam, Tantono Subagyo ..
Re: [budaya_tionghua] Re: Daripada omong kosong menghujat orang lebih baik karya nyata : Bikin Sekolah dong !!!
Sdr Hendri Irawan yang baik, Saya juga bukan orang yang melulu bergerak di bidang Sekolah kok, yang mendirikan Sekolah 3 orang Pegawai Negeri Sipil, dua orang swasta dan satupun nggak ada yang dasarnya adalag orang Pendidikan. Mengapa bikin sekolah :omong doang cape deh, kita ingin berbuat sesuatu. Jadi bikin buku, luruskan sejarah, bikin sekolah apa saja, anda pasti bisa kalau ada kemauan. Salam, Tantono
Re: [budaya_tionghua] Bagaimana identitas hoakiau di Indonesia saat ini?
Lho, anda rupanya rancu dengan istilah SKBRI! SKBRI ini merupakan dokumen yang menjelaskan seorang itu benar2 sudah WNI! Orang asing yang tinggal lama di Indonesia bisa saja tetap WNA, tapi mereka bisa memiliki surat Domisili tetap sebagai Permanent resident. Penduduk tetap jelas tak perlu SKBRI! Sekarang yang disebut penghapusan SKBRI itu bukanlah menghapus 100%! Dia tetap diperlukan bagi orang asing yang melakukan proses naturalissi, ganti WN setelah dewasa. yang dihapus adalah orang2 yang dri lahir sudah WNI karena ikut orang tuanya, sehingga status WNInya otomatis tertera di Akte lahir! --- On Thu, 9/18/08, Mita Melati [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Mita Melati [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [budaya_tionghua] Bagaimana identitas hoakiau di Indonesia saat ini? To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Thursday, September 18, 2008, 1:39 AM Beli aja DVD nya, bgs qo film'y, hehehe... Hmm...kalau gt skr bnr2 jarang ya ada hoakiau di indonesia lagi... Tapi mungkin ga ada seseorang yang punya 2 kewarganegaraan karena misal'y dy tinggal di indonesia untuk jangka wktu lama karena suatu pekerjaan (bukan yg 1 atau 2 tahun, tp skitar 10 tahun, dari sejak etnis tionghoa masih wajib dengan sbkri'y ), tapi dia masih sering pulang pergi ke tiongkok? karena mayoritas keluarga'y ada di sana... sebutan untuk orang yang seperti itu apa donk? kalau hoakiau2 baru yg skr kan krn dy datang k indonesia udh g wajib lg bikin sbkri... terimakasih. ..^_^ - Original Message From: Fy Zhou [EMAIL PROTECTED] com To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Wednesday, September 17, 2008 3:59:41 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] Bagaimana identitas hoakiau di Indonesia saat ini? Saya mau nonton Photograp belum kesampaian nih. Tapi logikanya begini: Jika Johan punya nama Indonesia resmi, pasti dia sudah WNI, jadi tak bisa disebut hoakiau lagi. lain halnya kalau nama Indonesia ini hanya sekedar aksi2an. hanya punya nama tionghoa juga belum masih WNA lho, Kwik Kian Gie jelas WNI.dia bukan lagi Hoakiau. Papa saya almarhum yang masih WNA baru bisa disebut Hoakiauw.zaman sekarang Hoakiauw lama sudah berkurang, diganti dng hoakiuw baru yang baru datang dari RRT. --- On Wed, 9/17/08, Mita Melati qhuqwayz_aja@ yahoo.com wrote: From: Mita Melati qhuqwayz_aja@ yahoo.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Bagaimana identitas hoakiau di Indonesia saat ini? To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Date: Wednesday, September 17, 2008, 7:11 AM Kalau yg udah punya SBKRI itu yg udh pasti punya nama Indonesia yg dilebur dari nama marga y (misal'y Tan Han Ju jadi Johan Tanujaya)? Trs mo nanya lg, Fy Zhou udh pernah nonton film The Photograph blm (cast'y Lim Kay Tong, Shanty, Lukman Sardi, Indy Barends, sutradara'y Nan T Achnas)? Kl udh, mau tanya, tokoh Johan di film itu disebut hoakiau, huaren atau huayi? Dia nulis nama dia di sebuah foto ada 3 jenis, nama dlm tulisan kanji, Tan Han Ju, dan Johan Tanujaya. Kl seperti itu jd sebutan'y bgmn? Terimakasih. ..^_^ - Original Message From: Fy Zhou [EMAIL PROTECTED] com To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Wednesday, September 17, 2008 1:56:26 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] Bagaimana identitas hoakiau di Indonesia saat ini? Lho. kalau sudah memiliki skbri berarti sudah WNI, sudah jelas tak lagi disebut Hoakiau, walaupun datang ke Indonesianya baru setahun misalnya. istilah2 ini hanya dilihat dari segi hukum, tak ada kaitan dng isi hati orang atau niatan2 tersembunyi, seorang Tionghoa WNI yang sudah kembali ke RRT misalnya, sebelum dia melepaskan status WNInya ya tetap saja disebut Hoaren, bukan hoakiauw atau Zhongguo ren. --- On Wed, 9/17/08, Mita Melati qhuqwayz_aja@ yahoo.com wrote: From: Mita Melati qhuqwayz_aja@ yahoo.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Bagaimana identitas hoakiau di Indonesia saat ini? To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Date: Wednesday, September 17, 2008, 5:41 AM Terimakasih jawabannya.. .^_^ Tapi masih ada yg mau ditanyain b'kaitan ma jawaban anda... Kalau org Tionghoa yang merantau ke Indonesia tersebut sudah memiliki nama Indonesia akibat SBKRI, ia masih bs dibilang hoakiau atau sudah menjadi huaren? Sekalipun ia berniat ingin kembali ke Tiongkok? Recent Activity 35 New MembersVisit Your Group Need traffic? Drive customers With search ads on Yahoo! Y! Messenger Send pics quick Share photos while you IM friends. Yahoo! Groups Familyographer Zone Join a group and share your pictures. ..
Re: [budaya_tionghua] Mengapa Anak Babi Jalannya Nunduk?
Hallo Ophoeng, pernah dengar lanjutan pertanyaannya belum? Kalau anak babi jalannya nunduk karena malu ibunya babi. Nah, kenapa kalau anak kelinci jalannya loncat-loncat? Jawabannya: Karena senang ibunya bukan babi Hehehe... Jadi kesimpulannya, kalau kelakuan kita buruk, bukan cuma anak atau orangtua kita saja yang malu, tapi orang lain pun senang kita bukan anak atau orangtua mereka. Hehe... --- On Tue, 9/16/08, Ophoeng [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Ophoeng [EMAIL PROTECTED] Subject: [budaya_tionghua] Mengapa Anak Babi Jalannya Nunduk? To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Tuesday, September 16, 2008, 7:32 PM TTM BT semuah, Hai, apakabar? Sudah makan (sahur)? Itu judul sebenernya merupakan teka-teki anak-anak saya waktu mereka masih pada SD. Suatu kali anak-anak pulang sekolah, kami makan siang bersama, dan anak saya yang perempuan menanyakan teka-teki itu. Koko- nya sudah mau jawab tapi dicegah adiknya. Saya tentu tidak bisa menjawab pertanyaan mengapa anak babi jalannya nunduk itu. Sebab memang begitulah pertanyaan teka- teki. Cuma yang mengajukan pertanyaan yang tahu jawabnya.Ke- cuali teka-teki yang sama anda ajukan lagi berulang-ulang. Jawabnya: si anak babi malu karena ibunya seekor babi! Jaman dulu, kalau ada anak yang kurang ajar, berbuat ulah yang memalukan dengan perkataan dan perbuatannya, yang malu ada- lah orangtuanya. Sebab orangtua merasa sudah gagal mendidik anak-anaknya. Jaman sudah berubah, sekarang anak-anak merasa malu kalau orangtuanya berbuat ulah yang memalukan, misal korupsi, atau berkata dan berbuat yang memalukan lain-lainnya. Dari kedua hal ini, orangtua yang malu akan ulah anak-nya yang memalukan, atau anak yang malu akan ulah orangtuanya yang me- malukan itu, mungkin kita bisa tarik satu pelajaran: ke atas, kita mesti menyelamatkan muka orangtua kita. Jangan berbuat ulah yang memalukan mereka. Ke bawah, jaga kelakuan kita, supaya anak-2 tidak merasa malu punya orangtua seperti kita. Jagalah perkataan kita, walau di milis kita tidak kelihatan muka. Sebab perkataan kita adalah karakter kita, walau kita bisa sem- bunyi dengan memilih nama samaran, tapi kita tahu bahwa itulah kita. Kita tidak mungkin bisa bersembunyi dari diri sendiri toh? Lha, diri kita pan ya ada di dalam diri, ikut kemana-mana saja. Kita punya orangtua, kita punya anak-anak, juga lingkungan pergaulan yang terhubung relasi dengan kita. Kalau kita sudah terbiasa berkata kasar, mencaci maki orang tanpa sebab yang je- las, sebab kita merasa bahwa kita berhak mengeluarkannya. Men- jadikan kekasaran itu sebagai kebiasaan sehari-hari, itu sah-sah saja, memang itu hak kita. Kita manusia bebas, jeh! Tapi, ingatlah, yang menilai kita bukan saja kita sendiri, tapi ada anak-anak, orangtua dan lingkungan kita. Mungkin kita merasa hebat, merasa selalu menang, tapi apa artinya ya kalau anak-anak kita, orangtua kita, lingkungan kita merasa malu sebab seumur hidup mesti terhubung relasinya dengan kita? -- dipotong --
Re: [budaya_tionghua] Re: YIN YANG (was diskusi launching buku Tionghoa dalam cengkraman SBKRI)
Masalahnya di sini Pak! Harry Tjan tak pernah mau terang2an mengkoreksi pandangan dan tindakannya di masa lampau! bahkan dalam tulisan untuk memperingati Sindunata dia masih memuji2 jasa dan kiprahnya. Dalam hal ini dia sama sekali tak berubah! Yang berubah adalah, dia menyesuaikan diri dng situasi, banyak gaul dng organissi Tionghoa, kembali mengakrabi istilah2 Tionghoa. ideologinya sementara disimpan dulu. takutnya ini hanya sekedar ganti baju . --- On Thu, 9/18/08, ChanCT [EMAIL PROTECTED] wrote: From: ChanCT [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: YIN YANG (was diskusi launching buku Tionghoa dalam cengkraman SBKRI) To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Thursday, September 18, 2008, 4:26 AM Kesadaran seseorang bisa cepat, bisa juga ada yang lambat. Setiap orang, siapapun dia mempunyai pengenalan dalam proses perjuangan hidup yang dihadapinya secara langsung. Perubahan pikiran/kesadaran yang terjadi sudah seharusnya mendapatkan sambutan yang baik. Bukan dicela atau dianggap hanya mengikuti arah angin. Bahkan sebaliknya, seandainya orang berbobot macam Harry Tjan, kalau bisa menguraikan jalan pikirannya dulu yang salah dan mencelakakan banyak TIonghoa itu, pengaruhnya akan lebih besar untuk menyatukan Tionghoa di Indonesia. Itulah yang seharusnya kita dorong. Sangat baik dan baik sekali kalau Harry Tjan berani otokritik, mengoreksi kesalahan pikiran dahulu. Kenapa tidak disambut baik? Salam, ChanCT