[budaya_tionghua] Markus Wanandi

2006-01-07 Thread Martha J.
Sofyan Wanandi alias Liem Bian Kun, setahu saya memang punya saudara 
yang jadi pastor katolik. Tapi bukan saudara kandung, hanya sepupu. 
Mungkin satu oma/opa saja.








 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Clean water saves lives.  Help make water safe for our children.
http://us.click.yahoo.com/CHhStB/VREMAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~-> 

.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[budaya_tionghua] Re: tanya: Remy Sylado

2006-01-07 Thread Martha J.
Mau tanya, gimana sama si gendeng pamungkas? masihkah dia anti cina 
setelah ganti agama jadi minoritas?


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Erik" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> "Demikianlah mereka beranak pianak di gang-gang dan lorong-lorong 
> kecil Petak Sembilan, persis seperti komunitas tikus-tikus dalam 
> selokan yang bau dan kotor."
> Itu juga adalah sekilas kutipan sebuah karangan Remy Silado yang 
> pernah saya baca di sebuah majalah kira-kira 25 tahun yang lalu, 
> ketika masih di zaman Orde Bau. Kalimatnya tidak persis begitu, 
tapi 
> isi dan maksudnya jelas demikian!
> Saya lupa majalahnya, dan mohon maaf jangan minta saya tunjukkan 
> majalah itu karena tidak saya simpan. Tetapi saya ingat benar 
> tulisan itu, karena waktu membacanya kira-kira 25 tahun yang lalu 
> (waktu saya masih remaja) jiwa saya benar-benar terguncang oleh 
> tulisan itu, masak kita dibilang seperti tikus!!
> 
> Demikian sedikit tambahan informasi dari saya tentang betapa busuk 
> dan jahatnya seorang Remy Silado yang selalu menghujat dan 
menjelek-
> jeleki masyarakat Tionghoa!!
> 
> Salam, 
> 
> 
> Erik
> 
> In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "skala selaras" 
<[EMAIL PROTECTED]> 
> wrote:
> Ada dua bukti :
> 1. buku2 dia maupun teater dia mengenai masyarakat tionghoa, kalau 
> disimak, semua menghitamkan tokoh Tionghoa, tak pernah berimbang. 
> Dalam karya sastra yang baik, ada tokoh  buruk mestinya ada tokoh 
> baik, dan pada umumnya manusia adalah abu2, ada kelebihan dan 
> kekurangan, mana ada yang serba hitam seperti itu? untuk ini anda 
> boleh membaca telaah sdr David tentang Cabokan. dan simak teater 
> Siao Ling yang pernah dia pentaskan.
> > 
> 2. yang paling telanjang, Dalam sebuah pementasan Teater di 
Bandung, 
> yang dia sutradarai, dia sengaja mengolok2 Confucius habis2an, 
> mensejajarkan Confucius dengan para setan Anti Chris  yang ini 
> saya saksikan sendiri di teater Rumentang Siang.
> > 
> > ZFy
>









 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Clean water saves lives.  Help make water safe for our children.
http://us.click.yahoo.com/CHhStB/VREMAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~-> 

.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[budaya_tionghua] Memoirs of a Geisha

2006-01-08 Thread Martha J.



Cantik sekali si Zhang Ziyi ini. Cantik dan berkemampuan.Semoga tionghoa2 di milis ini enggak ikut2an latah mengutuk dia hanya karena sedulur di china daratan nyumpahi dia.   http://www.suarapembaruan.com/News/2006/01/08/index.htmlGeisha Bernama Zhang Ziyi  Zhang Ziyi, Geisha versi Hollywood nyaris menyapu aktris-aktris dunia lainnya. Perannya sebagai Sayuri, geisha ternama dalam film Memoirs of a Geisha bak magnet raksasa. Menyedot perhatian dunia film. Akting perempuan yang dilahirkan di Beejing, 9 Februari 1979, itu mantap Ya, ya, ya, ia perempuan Cina yang mampu memerankan perempuan penghibur Jepang. Lepas dari kritik beberapa peneliti soal geisha dan warga Jepang, Zhang Ziyi mampu berjalan, menari dan menuangkan sake dan bernyanyi layaknya geisha. Sutradara, Rob Marshall berhasil menempatkan sang bintang yang sama sekali tidak punya darah Jepang, berperilaku seperti geisha. Siap-siap melihat bagaimana akting Zhang Ziyi sebagai Sayuri saat menuangkan teh dengan perlahan sambil memperlihatkan sedikit lengan putihnya. Membuat para pria Jepang, dalam film Memoirs of a Geisha sulit bernapas. Namun, aksi bikin susah napas itu tetap dikecam juga. Kecaman untuk Zhang Ziyi bahkan muncul dari negerinya sendiri. Ia dianggap pengkhianat bangsanya. Mengapa? Karena Zhang Ziyi dianggap telah memerankan perempuan dari negara yang pernah menjajah Cina. Inilah tantangan bagi aktris sekelas Zhang Ziyi yang namanya terus meroket seusai membintangi film Crouching Tiger Hidden Dragon. Lalu apa kata si cantik yang oleh majalah Time itu pernah dinobatkan sebagai satu di antara 100 orang paling berpengaruh di dunia? Nyaris diam. Setelah didesak berulang kali baru ia membuat pernyataan singkat. "Saya malah sangat berterima kasih kepada Rob Marshall. Ia telah memberi kesempatan luar biasa kepada kami untuk menunjukkan kepada dunia kemampuan aktris Asia," katanya. Mantap. Begitulah, sikap perempuan yang mem-punyai ayah se- orang ekonom dan ibu guru taman kanak-kanak itu. Pilihannya sudah jelas, mendemonstrasikan kemampuan aktingnya kepada dunia. Mimpinya untuk menjadi aktris dunia terkabul sudah. Steven Spielberg, dewa dalam dunia film yang menjadi produser dalam Memoirs of a Geisha memberinya peran utama dalam film itu. Aktris senior lainnya Gong Li dan bahkan Michelle Yeoh yang perannya menawan dalam film Tomorrow Never Die harus rela menerima peran yang kalah penting jika dibandingkan dengan peran Zhang Ziyi. Rob Marshall yang langganan piala Oscar sebagai sutradara terbaik, memuji Zhang Ziyi yang mau berlatih keras, sebelum meme-rankan tokoh Sayuri. Setiap hari ia belajar berjalan dengan sandal tebal lengkap dengan kimononya. Ia juga berulangkali melatih kemampuan tari kipasnya. Kelemahannya berbicara dalam bahasa Inggris yang tampak saat bermain dalam film Rush Hour (2001) setahap demi setahap sudah ia perbaiki. Ia masih mengenang kejadian empat tahun lalu ketika Jackie Chan, bintang laga nan kocak, teman bermainnya dalam film Rush Hour, terpaksa menterjemahkan semua perintah sutradara. Di tengah keseriusannya terus mengasah kemampuan aktingnya, media massa terus membanjirinya dengan beragam julukan. Majalah FHM edisi Inggris pada Juni 2002 malah menobatkannya sebagai satu di antara seratus perempuan terseksi di dunia. Lepas dari urusan julukan yang mengarah pada pemujaan keindahan ragawi itu, sosok Sayuri yang diperankannya, jelas telah menciptakan gelombang baru dalam dunia film. Gelombang pencitraan sosok geisha versi Hollywood dan yang sangat mungkin terjadi, Zhang Ziyi telah menjadi gelombang baru aktris-aktris Asia yang berkibar di jantung industri film dunia. Hollywood. (A-14) Last modified: 7/1/06 






.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :.








  
  
SPONSORED LINKS
  
  
  

Indonesia
  
  
Culture
  
  
Chinese
  
  

   
  







  
  
  YAHOO! GROUPS LINKS



   Visit your group "budaya_tionghua" on the web. 
   To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] 
   Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.



  









[budaya_tionghua] Re: Lagi, Markus Wanandi--info yang menyesatkan

2006-01-09 Thread Martha J.
Saya tidak asal ngomong. Saya kan tidak ngomong tentang Markus 
Wanandi. Saya hanya bilang bahwa Liem Bian Koen memang punya saudara 
sepupu yang jadi pastor katolik. 
Nama tionghoa pastor tersebut : Liem Bian Tiat.
Hubungan persaudaraan dengan Bian Kun : papanya kakak - adik. Entah 
mana yang lebih tua. Tapi dari umur, Bian Tiat lebih muda dari Bian 
Kun.

Bian Tiat, SMP-nya di Padang dan SMA-nya di Kanisius Jakarta.
Lulus tahun 1959, masuk Farmasi ITB. Enggak tahu selesai apa enggak, 
terus masuk seminari.
Bian Tiat ini lumayan ganteng dan kabarnya waktu sekolah nakalnya 
audzubilah. Bukan nakal kriminal tapi normalnya anak2 baru gede.
Nama barunya saya tidak tahu makanya saya tidak ceritakan mengenai 
Markus Wanandi. Mungkin dia, mungkin bukan.

Mungkin saja Bian Kun punya saudara kandung satu ayah satu ibu yang 
jadi pastor lagi dan bernama Markus Wanandi tapi saya mah enggak 
pernah denger si Bian Kun punya adik jadi pastor.

Mengenai si Bian Koen, terus terang saya mah enggak suka sama dia 
sebab menurut kabar tempo doeloe, dia bersama koko2nya : Liem Bian 
Kie/Bian Kiat jadi informan kasih info pada TNI orde baru nama2 
mahasiswa yang jadi aktifis di Perhimi (Perhimpunan Mahasiswa 
Indonesia) yang anggotanya hampir seluruhnya Tionghoa. Perhimi ini 
dituduh punya hubungan dengan Baperki yang turut dibasmi bersama PKI.
Aktifis Perhimi diciduk. Banyak yang hilang sampai kini. 
Member pasive yang enggak ngerti apa2pun, masih kena hukuman juga. 
Kena skrining, dibekukan kuliahnya sampai ber-tahun2. Siapa sih yang 
niat kuliah lagi setelah nganggur ber-tahun2? 

Ini saya tahu karena beberapa sepupu saya jadi member Perhimi. Ada 
yang sudah hampir selesai kuliah, terpaksa keluar dan kerja seadanya 
sampai kini, enggak pernah lagi kembali ke bangku universitas karena 
sudah putus harapan.
Yang ini bukan akibat info dari Bian Kun, tapi kerjaan biadab orde 
baru.

Hanya ini yang saya tahu. maap kalo salah lagi.
Saya tahu tentang Liem Bian Tiat yang jadi pastor (sepupunya Liem 
Bian Koen) karena suami saya kenal dia dan saya pernah juga 
dikenalkan padanya dirumah teman orang Padang yang lagi ngadain misa 
syukuran dirumahnya.

Oh ya, maaf buat moderator untuk postingan saya tentang geisha, 
karena saya pakai Rich-Text Editor yang hasilnya tulisan yang sulit 
dibaca. 

MJ








--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, dewa mabuk 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> wah..., jika diskusi didasarkan kepada info macem gini, bisa 
gawat. (Dan ini bukan info menyesatkan yang pertama mengenai subyek 
tersebut;  yang satu bilang anaknya, yang satu lagi bilang, saudara 
sepupunya...). Yang jelas, keduanya menyesatkan.
>   Tolong deh, infonya dicek ulang sebelum dijadikan modal diskusi.
>
>   Salam,
>   Tjoei Sian
>    
>
>   
> 
> "Martha J." <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>   Sofyan Wanandi alias Liem Bian Kun, setahu saya memang punya 
saudara 
> yang jadi pastor katolik. Tapi bukan saudara kandung, hanya 
sepupu. 
> Mungkin satu oma/opa saja.
> 
> 
> 
>   
> -
> Yahoo! Photos – Showcase holiday pictures in hardcover
>  Photo Books. You design it and we'll bind it!
>








.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[budaya_tionghua] aktor/aktris tiongkok abad 19

2006-01-10 Thread Martha J.
Ada yang tahu mengenai cerita/kehidupan mengenai aktor/aktris pemain 
wayang orang di Tiongkok pada abad 19 (th.1800-1900)?
Saya ingin mengetahuinya. Thanks.

salam,
MJ








.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[budaya_tionghua] Re: aktor/aktris tiongkok abad 19

2006-01-12 Thread Martha J.
Terima kasih atas tanggapannya. Mungkin juga maksudnya pemain opera. 
Saya kepengen sekali tahu soalnya menurut mama saya, great grand 
father saya dari papa adalah pemain wayang orang terkenal dari 
Tiongkok dan diambil menantu oleh orang tionghoa Indonesia yang 
hanya punya anak tunggal perempuan. Merekalah cikal bakal keberadaan 
saya didunia. Jadi tertarik juga mengetahui kehidupannya yang 
mungkin lahir sekitar th.1850 - 1870
Mama sudah meninggal 7 tahun lalu dan papa sebelumnya. Jadi enggak 
bisa lagi di-tanya2. Keingin-tahuan baru muncul sekarang setelah 
mengenal milis ini yang banyak membahas budaya tionghoa.

Terima kasih kalau anda atau siapa saja bisa menguak tabir kehidupan 
mereka. Baik atau buruk ceritanya, akan saya terima dengan dada 
lapang.

salam,
MJ





--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "skala selaras" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Wayang orang di Tiongkok? apa maksudnya pemain opera?
> 
> ZFy
> 
> - Original Message - 
> From: "Martha J." <[EMAIL PROTECTED]>
> To: 
> Sent: Tuesday, January 10, 2006 11:47 PM
> Subject: [budaya_tionghua] aktor/aktris tiongkok abad 19
> 
> 
> > Ada yang tahu mengenai cerita/kehidupan mengenai aktor/aktris 
pemain 
> > wayang orang di Tiongkok pada abad 19 (th.1800-1900)?
> > Saya ingin mengetahuinya. Thanks.
> > 
> > salam,
> > MJ
>








.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[budaya_tionghua] Re: [ASM 17] Benarkah anak yang menunjuk bulan akan dipotong telinganya oleh bulan?

2006-01-12 Thread Martha J.
Makanya jangan percaya yang bukan2. Saya pikir, karena anda percaya, 
dihati anda ada juga perasaan bersalah dan takut hukuman. Lalu 
bermimpi buruk, mungkin sang dewa bulan mau motong telinga anda dan 
dalam mimpi itu anda ketakutan dan berusaha menutupi telinga anda. 
Saking kerasnya tangan anda malah melukai telinga anda sendiri. 
Ketika bangun, sudah robek sedikit atau luka kena kuku anda sendiri. 
Iya enggak?

Dulu sekali waktu kecil, belum sekolah kali, saya suka dibawa oma 
saya kekelenteng. Waktu pertama kali kesana, dibilangi, jangan 
nunjuk twapekong di kelenteng, nanti jari dibawah kuku yang nunjuk 
akan kena bisul yang sangat menyakitkan. Orang jawa bilang cantengen.
Saya sih memang tidak pernah nunjuk2 patung itu biar sampai 
dewasapun, soalnya memang serem. Boro2 mau kurang ajar, ngeliat aja 
sudah ada perasaan takut. Di kelenteng kan suasananya serem. iya 
enggak?

MJ


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Alec <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Dear all,
> numpang nimbrung ya..
> 
> Saya punya pengalaman menarik waktu kecil, pernah
> sekali saya menunjuk bulan (tidak sengaja karena takut
> telinga dipotong. heheh) keesokan harinya setelah
> bangun pagi belakang telinga saya timbul luka seperti
> luka sayat. Posisi pada belakang telinga sebelah atas.
> 
> 
> Mungkin suatu kebetulan belaka seperti yang diuraikan
> Bung Rinto, namun sampai saat ini saya tetap segan
> untuk menunjuk kesana. :)
> 
> Alec 
> 
> --- Rinto Jiang <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> > Tanya:
> > Anak2 sering dinasehatkan orang tua untuk tidak
> > sembarangan menggunakan 
> > jari menunjuk ke bulan, apalagi bila bulan sedang
> > sabit karena nampak 
> > seperti pisau karena akan dipotong telinganya oleh
> > bulan. Apakah ini 
> > benar adanya?
> > 
> > Jawab:
> > Ini ada ceritanya, di zaman dulu, orang2 percaya
> > bahwa dewi bulan itu 
> > sangat buruk rupanya. Karenanya ia merasa bahwa bila
> > ada orang yang 
> > menunjuk kepadanya, maka orang itu pasti sedang
> > membicarakan keburukan 
> > rupanya. Makanya, ia akan memotong telinga orang
> > yang menunjuk 
> > kepadanya, baik sengaja maupun tidak.
> > 
> > Dari sinilah, kemudian muncul kepercayaan bahwa
> > seseorang akan dipotong 
> > telinganya bila menunjuki bulan, dipotong bukan
> > dalam arti kehilangan 
> > telinga, namun cuma terluka sedikit di bagian bawah
> > telinga, terutama 
> > dekat bagian pertemuan juntai telinga dengan sendi
> > tulang rahang.
> > 
> > Saya sendiri ingin mencerita pengalaman saya.
> > Seingat saya, setua ini 
> > saya cuma pernah 1 kali menjadi korban "potongan"
> > sang bulan. Namun bila 
> > ditanya apakah benar ini dikarenakan saya sebelumnya
> > berani2nya 
> > menunjuki bulan? Terus terang saja, saya sudah lupa.
> > Namun ada satu hal 
> > yang sangat saya pastikan, bahwa saya sering
> > menunjuk ke bulan tanpa 
> > sengaja, namun pada akhirnya tidak menjadi korban
> > potongan telinga sang 
> > bulan.
> > 
> > Bagi, saya bulan tidak ada hubungannya dengan
> > telinga kita yang terluka. 
> > Biasanya, jenis luka pada telinga tersebut bukan
> > luka sabetan pisau atau 
> > benda tajam, melainkan adalah luka infeksi yang
> > memang lumrah terjadi 
> > pada anak kecil di zaman dulu. Di zaman dulu,
> > kebersihan dan higienis 
> > memang merupakan hal yang mewah. Apalagi telinga
> > memang merupakan bagian 
> > tubuh yang sering tidak mendapat perhatian sewaktu
> > mandi atau 
> > membersihkan badan. Bagi dokter, infeksi tersebut
> > mayoritas divonis 
> > sebagai atopic dermatitis, yang terjadi karena
> > infeksi kuman pada 
> > permukaan kulit yang tipis. Kulit di juntai telinga
> > memang merupakan 
> > kulit yang tipis relatif dibanding dengan bagian
> > tubuh lainnya.
> > 
> > Jadi, jangan salahkan bulan bila kita sendiri yang
> > kurang bersih menjaga 
> > telinga. Kasihan bulan yang selalu menjadi kambing
> > hitam bila ada anak2 
> > yang menderita infeksi kulit pada telinganya.
> > 
> > Namun, saya kira masih banyak yang percaya akan hal
> > ini. Bagi yang 
> > percaya, tidak apa2, teruskan komitmen anda tidak
> > menunjuki bulan. Namun 
> > saya kira tidak etis untuk menakuti dengan
> > memberitahu mereka agar tidak 
> > menunjuki bulan lagi. Tugas kita sebagai orang tua
> > adalah mengajari 
> > anak2 bagaimana menjaga kebersihan telinga dengan
> > baik. Jangan 
> > bangkitkan rasa takut anak2 pada bulan yang indah
> > itu. Bagi yang tidak 
> > percaya jangan menertawai yang percaya dan mencari
> > pembuktian menunjuki 
> > bulan terus menerus di malam hari. Jangan salahkan
> > saya bila anda 
> > dianggap sebagai orang kurang kerjaan.
> > 
> > 
> > Rinto Jiang
> > 
> 
> 
> __
> Do You Yahoo!?
> Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
> http://mail.yahoo.com
>








.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghu

[budaya_tionghua] Re: Klenteng yang serem

2006-01-12 Thread Martha J.
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, andre susanto 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Kalau begitu dapatkah disimpulkan bahwa klenteng itu
> seram dan remang-remang karena penghuni klenteng itu
> sendiri takut akan sinar yang lebih terang dari lilin
> atau takut pada matahari, 
> 
> jadi penghuninya itu jelas-jelas setan setan yang
> disembah sebagai dewa oleh orang-orang, karena sebagai
> legenda dewa-dewa itu sebelumnya adalah manusia juga,
> yang setelah mati( jadi setan ) ia dijadikan dewa
> oleh... orang-orang yang menyembahnya.
> Karena yang menjadikan ia dewa bukan Tuhan, melainkan
> manusia yang masih hidup pada zaman itu sama seperti
> kita pada zaman ini.
> 
> --- JD <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> > Ini spekulasi saya saja tentang suasana serem yang
> > tipikal di klenteng.


terus terang saya malas baca yang panjang2 jadi rettettettettet aja 
baca tulisannya JD, baca kilat jadi kurang masuk otak. Sorry, bukan 
karena tulisan JD membosankan, hanya karena memang kurang suka baca 
saja.
Tapi saya ingin tanggapi postingan andre susanto. Tidak bersandarkan 
tulisan JD tapi berdasarkan imaginasi saya.

Penghuni klenteng itu ya patung2 yang tidak ada isinya. Yang bikin 
suasana jadi serem bukan karena maunya sipatung tapi maunya pengurus 
klenteng, hwesio2 disana. 

Mungkin juga suasana seram itu sengaja diciptakan untuk mempengaruhi 
suasana hati pengunjung, agar lebih mudah konsentrasi waktu 
sembahyang. 

Bau hio, dupa, suara kresak kresek ngocok ramalan di tabung bambu
(?), musik ngeang ngeong dll. apalagi didinding klenteng itu penuh 
gambar suasana neraka. Ada yang ditusuk kemaluannya, hukuman bagi 
wts. Yang dipotong tangannya karena suka nyolong (Kalo islam 
diterapkan didunia ya?), dll. membuat hati dan pikiran kita tertuju 
kealam baka dan gampang konsentrasi kepada Tuhannya.

Kalo dibilang patung2 itu adalah jelmaan setan, walaupun saya 
seorang katolik yang tidak percaya, karena nenek moyang saya juga 
menganut kepercayaan itu, saya juga turut tersinggung.

Oma saya yang suka sembahyang di klenteng dan punya meja hiolow 
(meja sembahyangan pada leluhur) dirumah, juga percaya kepada Tuhan 
Yang Maha Esa, yang disebutnya THIAN. Thian juga disembahyangi 
setiap hari. Di pintu depan rumah, dalam keadaan terbuka daun 
pintunya, oma saya sembahyang tiap sore dengan mengacung2kan hio 
yang berasap, memohon ampun atas kesalahan dan doa untuk anak-cucu 
supaya selamat, sehat2 selalu, berumur panjang dan diberi rejeki 
yang cukup. Juga berterima kasih atas apa yang telah Tuhan berikan.

Dewa2 atau twapekong, dipuja hanya sebagai perantara saja.
Mereka dipercaya sebagai pembantu/menteri2nya Thian. Ada twapekong 
pencabut nyawa, pemberi rejeki (dewi Kwan Im?), dll. bahkan kalau 
tidak salah ada juga twapekong penunggu wc? hehehe... sorry yah kalo 
salah soalnya kami (saya dan saudara2 kandung suka guyon tentang ini 
yang kita namai toapekong jamban).

Kayanya bener juga legenda itu, bahwa twapekong itu asalnya manusia 
yang ada pengaruh sewaktu hidup didunia, ketika mati dipuja manusia 
sebagai perantara kepada Tuhan.
Mereka belum tentu masuk neraka dan jadi setan lho Andre. Kalau 
sampai dipuja atau dianggap Tuhan yang bisa memberi, yang salah yang 
nyembayanginya toh bukan yang disembahyanginya.

Dah sekian aja ngocolnya. Maap kalo salah.







.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[budaya_tionghua] Re: [ASM 17] Benarkah anak yang menunjuk bulan akan dipotong telinganya oleh bulan?

2006-01-12 Thread Martha J.
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Rinto Jiang <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:

> Jangankan menunjuk kepada bulan atau kepada patung dewa, menunjuk 
kepada seseorang saja mungkin anda itu akan dimarahi atau ditonjok 
di beberapa negara. Ini makna di balik pantangan menunjuk kepada 
bulan ataupun kepada dewa. Jangan sembarangan menunjuk.

> Saya pernah diajarkan oleh pak guru SD saya dulu kalau menunjuk 
orang itu harus dengan jari jempol, jangan dengan jari telunjuk, 
karena tidak sopan. Namun kembali pada menunjuk kepada bulan atau 
lainnya, percaya atau tidak biarkan saja. Seperti yang saya 
tuliskan, yang percaya jangan menunjuk, yang tak percaya jangan 
sengaja menunjuk. Air sungai tak mengganggu air telaga, vice versa.
 
> Rinto Jiang
==

setuju sama Rinto Jiang, menunjuk dengan jari telunjuk, tidak sopan 
dan keliatannya seperti menantang. Menunjuk orang, lebih sopan 
dengan jari jempol kanan. Kalo jempol kiri sopan enggak ya?  
catatan : jempol tangan lho bukan jempol kaki. jempol kaki sih bakal 
kena gampar juga.

BTW, kenapa ya jari lain kok enggak masuk hitungan, seperti jari 
manis, kelingking. Tapi di amrik jangan coba2 pake jari tengah lho, 
hehehe... bener2 bisa digampar orang, lebih dari nunjuk pake jari 
telunjuk atau jari kaki. 

MJ


> Martha J. wrote:
> > Saya sih memang tidak pernah nunjuk2 patung itu biar sampai
> > dewasapun, soalnya memang serem. Boro2 mau kurang ajar, ngeliat 
> > aja sudah ada perasaan takut. Di kelenteng kan suasananya serem. 
> > iya enggak?

> > MJ









.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[budaya_tionghua] Re: Klenteng yang serem

2006-01-12 Thread Martha J.
Bukan mau bela Andre Susanto, tapi kalo dibaca pelan2 dan dimengerti 
kalimat perkalimat dari yang paling atas, kayanya postingan Andre 
dibawah ini, kalau saya enggak salah tangkap, bukannya pendapat si 
Andre sendiri.
Andre malah mempertanyakan pada JD, apakah itu kesimpulan dari 
tulisan JD. Lihat nih : 

Andre menulis :
> Kalau begitu dapatkah disimpulkan bahwa  bla bla bla...

iya engga dre?



--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Petrus Gunadi Omas" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Ooo Setan ? saya lebih takut masuk rumah ibadah anda dan ketemu 
dengan para
> Ulama yang lebih rakus harta dan piciknya sampai menular kepada 
anda.
> 
>  
> 
> Best Regards
> 
> Petrus Gunadi Omas
> 
> Domba yang telah selamat melarikan diri dari para Gembalanya eh 
Tukang
> Jagalnya.
> 
>  
> 
> From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of andre susanto
> Sent: Friday, January 13, 2006 8:08 AM
> To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> Subject: Re: [budaya_tionghua] Klenteng yang serem
> 
>  
> 
> Kalau begitu dapatkah disimpulkan bahwa klenteng itu
> seram dan remang-remang karena penghuni klenteng itu
> sendiri takut akan sinar yang lebih terang dari lilin
> atau takut pada matahari, 
> 
> jadi penghuninya itu jelas-jelas setan setan yang
> disembah sebagai dewa oleh orang-orang, karena sebagai
> legenda dewa-dewa itu sebelumnya adalah manusia juga,
> yang setelah mati( jadi setan ) ia dijadikan dewa
> oleh... orang-orang yang menyembahnya.
> Karena yang menjadikan ia dewa bukan Tuhan, melainkan
> manusia yang masih hidup pada zaman itu sama seperti
> kita pada zaman ini.
> 
> --- JD <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> > Ini spekulasi saya saja tentang suasana serem yang
> > tipikal di klenteng.
> > 
> > Klenteng khan sudah eksis lama sekali sebelum orang
> > tahu listrik. Di 
> > jaman sebelum ada listrik itu, tentu saja
> > orang-orang sana menggunakan 
> > lilin buat penerangan. Fungsi lilin ini pertama-tama
> > sekali yach tentu 
> > saja untuk penerangan. Tapi kemudian orang pun sadar
> > bahwa lilin biasa 
> > itu baunya nggak enak, sehingga mereka pun meramu
> > bahan lilin supaya 
> > jika terbakar baunya itu jadi harum. Situasi ini
> > bertahan lama sekali, 
> > paling tidak cukup lama untuk terekam ke dalam
> > memori kita.
> > 
> > Di sisi lain, otak kita pun katanya juga paling
> > sensitif serta ingat 
> > terhadap bau meski secara rasional kita yach sering
> > tidak sadar bahwa 
> > perilaku kita itu sebetulnya dipengaruhi oleh
> > bau-bauan atau aroma 
> > tertentu itu. Gara-gara cuman membaui makanan saja
> > kita bisa ngiler; 
> > membaui parfum tertentu kita ingat pacar kita yang
> > ini atau itu; 
> > sementara membaui aroma tertentu bisa langsung
> > memicu memori kita ke 
> > masa kecil atau pun ke waktu-waktu tertentu yang
> > spesifik. Sensitivitas 
> > otak terhadap bau-bauan aroma ini saya yakin
> > jelas-jelas merupakan salah 
> > satu peninggalan terpenting nenek moyang species
> > kita dari jaman berburu 
> > dalam urutan evolusi kita.
> > 
> > So, memori kita secara umum terhadap klenteng pun
> > jadi secara spesifik 
> > ingat terhadap bau-bauan yang keluar lilin maupun
> > kemenyan di sana. 
> > Padahal, bau itu pada awalnya hanyalah merupakan
> > sesuatu yang secara 
> > fungsional tidak direncanakan sama sekali. Bau-bauan
> > itu pertama-tama 
> > sekali hanyalah merupakan akibat sampingan dari
> > kebutuhan yang nyata 
> > akan penerangan. Persis kayak jaman kita juga, pake
> > laptop atau PC pun 
> > kita bisa main mp3, tapi jelas itu nggak cukup dan
> > kita pun perlu iPod 
> > yang portable. 'Design follows function' katanya,
> > 'sekali function itu 
> > sudah bisa dibereskan secara teknis'.
> > 
> > Akibatnya buat kita yang hidup di jaman listrik,
> > klenteng pun jadi 
> > kelihatan serem karena lilin yang sudah ketinggalan
> > jaman itu pun masih 
> > dipertahankan.  Kita tahu bahwa penerangan dari
> > listrik bisa terang 
> > benderang kayak di surga yang penuh cahaya;
> > sementara penerangan dari 
> > lilin cenderung suram remang-remang. Di jaman dulu
> > orang tidak punya 
> > perbandingan karena mereka pun tidak kenal listrik
> > dan tahunya cuman 
> > menggunakan lilin, sehingga kesan remang-remang
> > serem pun yach tidak ada 
> > sama sekali wong di mana-mana pun yach
> > remang-remang. Tapi buat kita di 
> > jaman ini yang punya kesadaran lain atas listrik,
> > otomatis kita pun 
> > punya perbandingan antara -- penerangan dengan
> > listrik dan dengan lilin. 
> > Dari perbandingan inilah terus keluar kesimpulan
> > bahwa yang satu 
> > cenderung serem remang-remang.
> > 
> > Tapi fungsi lilin di klenteng tradisional pun
> > kelihatannya bakal 
> > dipertahankan terus untuk fungsi yang berbeda. Pada
> > awalnya sekali, 
> > lilin dan segala aromanya itu betul-betul punya
> > fungsi fisik yang 
> > dibutuhkan -- yaitu untuk penerangan. Tapi sekarang,
> > kalau pun klenteng 
> > masih mempertahankan lilin plus aromanya itu, yach

[budaya_tionghua] Re: Bangsa Tionghoa Selamanya Jangan Sampai Melupakan Peristiwa-Peristiwa Sejarah

2006-01-18 Thread Martha J.
kalau orang indonesia termasuk keturunan chinanya kurang tahu atau 
kurang tertarik pada sejarah bangsanya, saya rasa yang patut 
disalahkan itu kurikulum sekolah, guru dan pengarang buku pelajaran 
sejarah itu. Memang dari dulu, entah sekarang, kita kan cuman 
disuruh ngapali tahun, nama pahlawan, nama tempat pertempuran dan 
sedikit sekali ceritanya.
Dulu sampai saya suka nyeseli kenapa buku sejarah itu enggak dibikin 
komik aja jadi kita enggak tersiksa belajarinya.

Semoga jadi pemikiran ahli2 pendidikan kita.



--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ANDREAS MIHARDJA 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Sejarah yg tidak bias ditulis untuk kepentingan sejarah negara - 
ini seharusnya ada didalam arsip national.  tetapi buku sejarah 
disekolahan ditulis untuk kepentingan pemerintah.
>   Contoh buku sejarah jepang tidak menulis genocide di China- 
Nanjing 
>   Buku sejarah jaman belanda mengagumkan negara belanda yg dimata 
China adalah negara bajak laut. Jadi apakah genocide terhadap PKI 
dan penduduk cina diIndonesia akan ditulis didalam buku sejarah ? - 
saya kira tidak mungkin. 
>   Andreas
> 
> Akhmad Bukhari Saleh <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>   Tentu yang dimaksudkan oleh Bangka lauwheng dan 
Xiaolongni kouwnio dengan belajar sejarah itu bukan sekedar seperti 
menghafal pelajaran sejarah di sekolah, tetapi belajar sejarah untuk 
menghayati sejarah perjuangan para pendahulu, untuk menarik 
pelajaran hidup daripadanya, dan untuk menjadikannya semangat dan 
pendorong bagi pengabdian yang paripurna pada tanah air tumpah darah 
kita!
>
>   Mungkin masalahnya, Wismilak-heng, yang lalu mencuat adalah 
pertanyaan tanah air tumpah darah yang mana...
>
>   Wasalam.
>
>   
>
> - Original Message - 
>   From: KeN 
>   To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
>   Sent: Wednesday, 18 January, 2006 19:55
>   Subject: [budaya_tionghua] Re: Bangsa Tionghoa Selamanya Jangan 
Sampai Melupakan Peristiwa-Peristiwa Sejarah
>   
> 
>   Walawww. GUE LAHIR dan TINGGAL DI INDONESIA selama 24 tahun, 
belajar 
> dari TK 0 SAMPE UNIVERSITAS, apa seh yang kamu ragukan bahwa org 
> tionghua ga tau sejarah mengenai INDONESIA?
> 
> aneh2 aja, mungkin loe yg ga pernah sekolah, masa dikira di 
sekolah 
> ga pernah diajarin pelajaran SEJARAH.
> 
> wismilak
>   -   
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "UKM BANGKA" 
> <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> > Boleh-boleh saja tahu tentang sejarah China, 
>   > namun kita Warga Negara Indonesia seharusnya 
>   > harus lebih tahu tentang sejarah Indonesia, 
>   > bukan sebaliknya.
> > 
> --
>   
> >   - Original Message - 
> >   From: xiaolongni73 
> >   To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
> >   Sent: Tuesday, January 17, 2006 10:53 PM
> >   Subject: [budaya_tionghua] Bangsa Tionghoa 
>   >Selamanya Jangan Sampai Melupakan 
>   >Peristiwa-Peristiwa Sejarah
> > 
> > > Bangsa Tionghoa Selamanya Jangan Sampai 
>   > > Melupakan Peristiwa-Peristiwa Sejarah.
>
>   > > Selama beratus-ratus tahun bangsa Tionghoa 
>   > > mengalami begitu banyak kesulitan, bencana, 
>   > > tragedi maupun pelecehan / penghinaan, semua 
>   > > ini telah tercatat dalam sejarah perjalanan 
>   > > hidup bangsa Tionghoa; setelah menginjak abad 
>   > > ke 20, bangsa Tionghoa mulai bangkit, terutama 
>   > > dalam kurun waktu 50 tahun kemudian, Tiongkok 
>   > > telah mengalami perkembangan yang luar biasa 
>   > > pesat sehingga mencengangkan dunia, sehingga 
>   > > saat ini telah menjadi bangsa yang tak bisa 
>   > > dihina atau direndahkan martabatnya oleh 
>   > > siapapun juga.
> 
> 
> .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.
> 
> .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.
> 
> .: Untuk bergabung : 
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.
> 
> .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
> 
> 
> 
>   SPONSORED LINKS 
> Indonesia   Culture   Chinese 
> 
> -
>   YAHOO! GROUPS LINKS 
> 
> 
> Visit your group "budaya_tionghua" on the web.
> 
> To unsubscribe from this group, send an email to:
>  [EMAIL PROTECTED]
> 
> Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of 
Service. 
> 
> 
> -
>









.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: Balasan: [budaya_tionghua] Cing Bing

2006-01-18 Thread Martha J.
Tapi ceng beng kan jatuhnya selalu tanggal 5 April. Mengapa tidak 
pakai hitungan kalender china? 

MJ



--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Abu Lora <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> Menurut cerita yg pernah didengar kisahnya begini:
> 
> Ada seorang pemuda pergi ke kota meninggalkan desanya
> untuk menuntut ilmu dan mengikuti ujian menjadi
> sarjana. Dengan berlalunya waktu dan saking lamanya
> tidak pulang ke desanya, dan ketika si pemuda ini
> sukses menjadi raja, maka ada keinginan untuk pulang
> ke desanya dan mengunjungi orang tuanya. Sesampai di
> desa ternyata kabar yg diterima dari tetangga bahwa
> orang tuanya telah meninggal dunia dan sudah lama
> dikuburkan di pemakaman umum.
> 
> Kondisi di pemakaman semua bentuknya hampir sama dan
> tidak dapat membedakan satu sama lainnya. Oleh raja yg
> sedang mencari makam orang tuanya juga binggung. Maka
> muncul ide bahwa semua penduduk desa diwajibkan
> membersihkan makam para leluhurnya dan sesudah itu
> diberi tanda tertentu pada hari yang telah ditentukan.
> 
> 
> Keesokannya setelah semua penduduk desa membersihkan
> makam para leluhurnya, si raja mengunjungi makam umum
> tersebut. Dari semua makam disana yg dilalui ternyata
> ada 1 makam yang belum dibersihkan dan belum diberi
> tanda. Ternyata itu adalah makam orang tua raja.
> 
> Sejak saat itu setiap tanggal tersebut dikenal dengan
> hari cing bing. Bedanya dengan sembahyang yg bulan 7
> tanggal 15 di penanggalan tionghua, kalau cing bing
> itu ditujukan untuk leluhur dan kerabat dekat, kalau
> yg di bulan 7 tanggal 15 itu untuk umum.
> 
> Salam
> 
> 
> Abu
> 
> 
> --- oot999 <[EMAIL PROTECTED]> menulis:
> 
> > 
> > yth member milis BT.
> > 
> > Mohon informasi seputar peringatan Cing Bing, 
> > asal-usulnya dll.
> > 
> > Terima kasih banyak sebelumnya.
> > 
> >  
> > 
> > 
> > 
> > 
> > 
> > 
> > 
> 
> 
> __
> Apakah Anda Yahoo!?
> Lelah menerima spam?  Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik 
terhadap spam  
> http://id.mail.yahoo.com
>









.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[budaya_tionghua] Danar & Ambon Re: Umat Buddha Minta Tionghoa Muslim Jadi Wagub DKI Jakarta

2006-02-25 Thread Martha J.
Ngawur Si Chan ini. Lagi mabok apa? baca baik2 tulisan yang kamu 
serang itu. Terus pikirkan lagi tanggapan kamu itu cocok apa enggak?




--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "ChanCT" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Bung Ambon & Danar yb,
> 
> Seandainya bung Ambon serius, bisakah bung membuktikan atau 
setidaknya menerangkan Allah hanya mengerti bahasa Arab? Bukankah 
Allah harus mengerti segala bahasa yang ada didunia ini?
> 
> Dalam pemikiran saya yang kafir kata umat Islam dan Atheis 
kata umat Kristen, seharusnya kalau mengakui Allah atau Tuhan itu 
pencipta umat-manusia didunia, tentu harus mengerti segala macam 
bahasa yang ada didunia. Bagaimana mungkin menciptakan sesuatu yang 
tidak dimengerti? Heheheee, ...
> 
> Kalau kita selalu menyatakan Allah, Tuhan itu maha adil dan 
penyanyang, tidak pilih kasih pada setiap umat manusia yang 
diciptakan, maka Allah juga seharusnya tidak menyisihkan orang yang 
tidak mengerti bhs. Arab. Kan susah, kalau kalau semua orang didunia 
ini diharuskan menguasai bhs. Arab? Kenapa tidak disuruh saja 
menguasai bhs. Tionghoa, dimana sudah 1/4 penduduk menguasainya?  
Dan, kalau Allah tidak mengerti bahasa Tionghoa, bagaimana Allah 
bisa menerima mereka-mereka yang sudah kembali disamping-Nya selama 
ini? Didiamin aja, atau dibuang aja ke-Neraka sana karena nggak bisa 
bhs. Arab? Kok, kejam amaaat, yaah jadi tidak sebagaimana selama ini 
dikatakan Allah yang maha adil dan penyanyang???. 
> 
> Jadi, kesimpulan saya seandainya mengakui ada Allah yang 
menciptakan bumi dgn segala isinya, tentu Allah harus mengerti 
segala bahasa yang ada didunia dan menerima segala macam bangsa, 
suku yang beraneka-ragam hidup didunia ini yang diciptakan olehNya.
> 
> Saya tertarik dengan kalimat bung Danar yang menyatakan "Kalau 
golongan Tionghoa sebagai bagian anak bangsa diundang memerintah, 
maka seharusnya, merekalah yang memilih calon mereka." Rasanya agak 
aneh!
> 
> Pertama, dengan pernyataan "kalau" disini, tentu bisa 
diartikan masih meragukan golongan Tionghoa sebagai bagian anak 
bangsa! Padahal kenyataan sejarah, golongan Tionghoa sudah hidup 
turun-temurun ratusan tahun di Nusantara ini, bisa dikatakan hidup 
senasib-sepenanggungan dengan rakyat terbanyak dimana mereka hidup. 
Sudah seharusnya bisa diterima sebagai anak bangsa, bangsa Indonesia 
walaupun secara biologis tetap membawakan ciri-ciri etnis Tionghoa. 
Bukankah begitu?!
> 
> Kedua, sebagai bagian integral anak bangsa, dan secara hukum 
berdasarkan UUD 45 yang hanya mengakui satu macam warga-negara 
Indonesia, seudah seharusnya tidak membuat kekhususan bagi etnis 
Tionghoa, apalagi dengan sikap selalu ingin menyisihkan. Tapi, 
mutlak harus diperlakukan sama dengan yang dinamakan "pribumi", 
sebagai warga-negara yang sama hak dan kewajibannya. Tidak ada beda-
nya! Oleh karena itu, tidak ada istilah "diundang memerintah" bagi 
etnis Tionghoa. Golongan Tionghoa di Indonesia, sebagaimana warga-
negara Indonesia lainnya, juga mempunyai hak penuh untuk dipilih dan 
memilih. Bukan di-"undang" memerintah.
> 
> Ketiga, dengan pengertian pertama dan kedua itu, maka menjadi 
salahlah pernyataan "merekalah yang memilih calon mereka". Karena 
golongan Tionghoa sebagaimana juga warga-negara Indonesia lainnya 
dalam pemilihan, bukan memilih wakil golongan, wakil suku atau etnis 
dan juga bukan memilih wakil Agama, tapi bersama-sama memilih calon 
pejabat pemerintah, dari tingkat camat, wali-kota sampai Presiden 
RI. 
> 
> Salam,
> ChanCT
> 
> 
>   - Original Message - 
>   From: RM Danardono HADINOTO 
>   To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
>   Sent: Friday, February 24, 2006 12:40 AM
>   Subject: [budaya_tionghua] Re: Umat Buddha Minta Tionghoa Muslim 
Jadi Wagub DKI Jakarta
> 
> 
>   Ada lagi yang ganjil disini. Kalau calon adalah Tionghoa, tetapi 
>   harus Muslim, karena Islam adalah agama mayoritas, bagaimana 
dengan 
>   fakta bahwa Tionghoa Muslim BUKAN mayoritas diantara golongan 
>   Tionghoa?
> 
>   Apakah ke Muslim-an calon Tionghoa membuatnya lebih mampu 
menunaikan 
>   tugas? Kalau golongan Tionghoa sebagai bagian anak bangsa 
diundang 
>   memerintah, maka seharusnya, merekalah yang memilih calon mereka.
> 
>   Salam
> 
>   Danardono
> 
> 
> 
>   --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Ambon"  wrote:
>   >
>   > Hemat saya usulan ummat Buddha untuk warga Tionghoa Muslim 
jadi 
>   petinggi negara  itu suatu pikiran yang baik, sebab Indonesia 
adalah 
>   negara semi-teokratis. Lihat saja di Aceh diberlakukan syarat 
Islam, 
>   di Sulawesi Selatan katanya juga demikian. Kalau tak salah 
beberapa 
>   hari lalu salah satu koran di Jakarta menulis bahwa UU 
pronografi 
>   adalah memasukan Syarat Islam melalui pintu belakang. Gambar 
nyata 
>   lain ialah  kalau petinggi negera berbicara selalu dimulai 
dengan 
>   ucapan salam dalam bahasa Arab. Bukankah bahasa Arab itu yang 
>   dimengerti Allah. Kalau diangkat yang bisa tidak bisa bahasa 
Arab, 
>   berarti repot di b

[budaya_tionghua] Re: Umat Buddha Minta Tionghoa Muslim jd Wagub DKI ... kalau Atheis jd

2006-02-25 Thread Martha J.
Banyak orang beragama yang menganut komunis
Banyak juga orang yang anti komunis adalah atheis.

Yang saya lihat malahan yang baik itu orang yang tidak percaya Tuhan.
Makin kuat kepercayaan kepada Tuhannya, orang akan makin menekan 
orang lain agar mengikuti caranya. Tidak percaya, lihat orang2 
sekitar kita. 






--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, steeve haryanto 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> <...deleted...>
> > 3.Anak2 sekolah bisa lebih pintar karena beban
> > pelajaran anak 
> > sekolah berkurang setelah mata pelajaran agama
> > dihapuskan, guru2 
> > agama silahkan belajar bidang lain kalau tidak ingin
> > ikutan nyangkul 
> > di pertanian kolektif :)
> > 4.Rohaniawan2 busuk yang suka berpolitik,
> > menjelek-jelekkan agama 
> > lain diancam dengan hukuman penjara dan dimasukkan
> > kedalam kamp 
> > kerja paksa.
> <...deleted...>
> 
> Dear all,
> Mungkin jangan begitu juga kali ya ...:) serem banget
> bacanya dan membayangkan seorang atheis atau komunis
> berkuasa atas semuanya. Justru nenek moyang kita kabur
> dari daratan RRC karna partai komunis berkuasa.
> Mungkin format nya saja yang harus dirubah.BUkan
> berlandaskan pada agama tertentu tetapi berlandaskan
> pada KeTuhanan Yang Maha Esa.Kalau mendengar cerita
> tentang para leluhur yang hidup di zaman PKI dulu
> berkuasa, bahwa tidak ada pelajaran agama yang ada
> adalah pelajaran budi pekerti.Itu sebenarnya bagus
> juga kalau di terapkan kembali, jadi benar2 orang yang
> menyatakan diri beragama X adalah dari diri mereka
> sendiri bukan berdasarkan keturunan, syarat warga
> negara, dsb.
> SEmoga bermanfaat.
> 
> __
> Do You Yahoo!?
> Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
> http://mail.yahoo.com
>









.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[budaya_tionghua] Re: Orang Cina tidak berani jadi tentara ??? (kasus ditutup)

2006-03-08 Thread Martha J.
Waktu pertama kali kata tionghoa diganti cina, memang ada rasa tidak 
enak dan tersinggung bila pribumi mengatakan seperti itu, sebab 
memang mereka mengatakannya untuk mengejek kita. Sepertinya mereka 
mau bilang : "mau apa lu, kalo elu gue cina-cina-in".
Kemudian antara kami, saya dan teman2 sesama cina lalu menjadikan 
ini sebagai bahan lawakan, dengan men-cina2-kan sendiri. Ini supaya 
kami terbiasa menggunakannya. Suatu cara untuk menghibur diri. Mau 
apa lagi, daripada stress sendiri. Berhasil bagi saya, sebab 
sekarang jadi terbiasa sendiri.

Sebetulnya saja saya jadi bingung, kenapa kita mesti marah dibilang 
cina. Tiongkok dan Taiwan, negara leluhur kita aja pada rebutan 
nama "China".  Kalau kita bangga sebagai keturunan dari mereka lalu 
kenapa kita merasa terhina untuk sebutan itu?
Kalau kita tak merasa apa2 dengan kata itu, tak ada lagi alasan si 
anti cina untuk menghina kita dengan kata itu bukan?
Kalau sekarang kita dan mereka sepakat menggunakan lagi kata cina 
dengan tionghoa, apakah ini bukannya akan dijadikan senjata lagi 
buat mereka bila suatu saat dimasa yang akan datang seandainya 
terjadi lagi peristiwa rasialis terhadap tionghoa, akan dijadikan 
lagi alat penghinaan kepada kita. Dan kita akan terluka lagi.

Saya mah enjoy aja dengan kata "cina". Emang gue cina.

MJ



--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, dewa mabuk 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> ohkalau pengertian Cina-nya seperti itu ya tak ada 
komentarlah...nggak usah baca www.indonesiamedia.com segala; kasus 
ditutup.   c",)
> 
>   Khiong Ciu,
>
>   Tjoei Sian
>   
> [EMAIL PROTECTED] wrote:
>   In a message dated 3/5/2006 8:12:54 PM Pacific Standard Time, 
> [EMAIL PROTECTED] writes:
> Oh ya...? Orang Cina memang takut menjadi tentara?
>
>   Kalau yang dimaksud oleh saudara Dr. Irawan adalah "Orang Cina 
Daratan" 
> (Zhong Guo Ren), maka kita harus kembali membaca buku-buku yang 
berisi informasi 
> kemiliteran, yang diterbitkan oleh negara-negara barat sekalipun. 
Di situ akan 
> tampak, bahwa dari segi JUMLAH, tentara Cina merupakan angkatan 
perang yang 
> personelnya terbanyak di dunia. (+/- 3 juta personel, dan mulai 
dikurangi untuk 
> hanya menjadi  2 juta; alasan pengurangan adalah efisiensi, bukan 
karena 
> takut menjadi tentara).
>
> 
> 
> Maaf saya rasa anda salah mengertikan satire saya. Jadi nothing to 
do dengan 
> orang Chinese di daratan Tiongkok. Yang saya maksudkan orang Cina 
adalah orang 
> yang menyebut dirinya Cina, karena orang yang macam demikian 
biasanya tidak 
> mempunyai kepribadian atau oportunis sebab mereka tidak merasa 
dilecehkan atau 
> pura2 tidak tahu dilecehkan dengan istilah Cina. 
> 
> Kalau orang Tionghoa adalah mereka yang tidak mau disebut Cina 
karena tahu 
> bahwa istilah Cina itu bersifat melecehkan. Nah orang2 semacam ini 
biasanya 
> mempunyai kepribadian yang mantap. Karena mereka mempunyai harga 
diri, dan pada 
> umumnya mempunyai rasa tanggung jawab dan kebersamaan yang kuat. 
Mereka umumnya 
> mengadopt pepatah : "Dimana kaki berpijak disana langit dijunjung" 
atau 
> konkritnya kalau yang tidak tahu peribahasa : DiIndonesia kita 
tinggal maka kepada 
> Republik Indonesia kita mengabdi".
> 
> Saya tidak mau memperdebatkan istilah Cina dan Tionghoa karena 
lagi tidak 
> punya banyak waktu sekarang , silahkan baca www.indonesiamedia.com 
scroll kebawah 
> click "Cina atau Tionghoa".
> 
> salam,
> Dr.Irawan.  
> 
>  
>   
> -
> Yahoo! Mail
> Bring photos to life! New PhotoMail  makes sharing a breeze. 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>








.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[budaya_tionghua] Re: Kenapa arang Cina tidak tertarik jadi tentara= menurut anak kolong :)

2006-03-08 Thread Martha J.
Saya sendiri enggak jelas banget, sebab di keluarga besar saya 
memang tak ada yang berminat dibidang itu. Tapi rasanya, yang 
dibahas santhitjio ini adalah tentara yang "luar biasa". Maksudnya 
bukan yang standar.
Tentara yang standar yang saya maksud adalah murni dari akademi 
militer. Lulus SMA langsung masuk sini. tetapi yang banyak dimasuki 
orang cina, yang saya tahu bukan dari akmil tapi dari militer 
mahasiswa yang dulu namanya MAHAWARMAN/ MAHAJAYA.

Mahasiswa baik cina maupun pribumi banyak yang masuk ini karena 
kabarnya dalam bisnis akan gampang mendapat proyek. maap kalo salah.

Saya pernah punya dosen tentara. Kalo nguliahi ya pake baju hijau 
seperti mau perang. Dia terangkan pada kami (mahasiswa) bahwa dia 
walaupun pake baju tentara, tapi tidak sama dengan tentara betulan. 
Dia hanya sebagai pengajar disana dan tidak akan dimajukan kemedan 
perang. 
Ngajar pake baju perang, buat nakuti yang mau nyontek kali ya?
Tapi dosenku yang itu baik banget, suka guyon kaya temen aja sama 
mahasiswanya. Maklum masih jomblo pada waktu itu.



--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "santhitjio" <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> Pertanyaan kenapa orang Cina tidak tertarik jadi tentara ini agak 
> memang susah dijawab bila kita tidak mau terjebak dalam 
generalisasi.
> 
> Untuk saya pribadi, keterlibatan orang Cina di tentara bukan 
sesuatu 
> hal yang disebut tidak lazim.
> Ayah saya kebetulan seorang pensiunan angkatan Udara, pangkat 
> terakhir Marsekal Pertama.
> Paman saya dari pihak ibu, pernsiunan angkatan Darat, kalau tidak 
> salah pangkat terakhir Mayor.
> Suami dari salah seorang sepupu ayah saya, pensiunan angkatan 
Darat, 
> kalau tidak salah pangkat terakhir Letnan Kolonel atau Mayor. 
> Selain dari yang saya sebut disini, saya mengenal beberapa orang 
> Tionghoa yang masuk TNI.
> 
> Pertanyaan kenapa menjadi anggota TNI, memang sering terlontar 
baik 
> terhadap ayah saya maupun terhadap kami sebagai anggota keluarga. 
> Reaksi yang biasa kami terima begitu seseorang mendengar pekerjaan 
> ayah, adalah betapa jarangnya seorang Tionghoa masuk TNI dan 
apakah 
> ada diskriminasi. 
> Pertanyaan berikit yang biasa terlontar setelah tahu ayah anggota 
> TNI adalah apakah ayah anda dokter? Rupanya entah kenapa cukup 
> banyak TNI Tionghoa yang berkecimpung sebagai dokter. 
> 
> Bagi ayah saya, sebagai anggota TNI Tionghoa, menuntut 
attitude 'low 
> profile' karena di TNI dan juga saya rasa di tempat kerja manapun 
> sikut-sikutan, kompetisi mengejar promosi adalah hal biasa. Dengan 
> bersikap low profile, agaknya menghindarkan mengundang rasa tidak 
> suka. Kiat lain ayah saya adalah untuk tidak 'neko-neko' dan tidak 
> menggunakan posisi untuk mencari keuntungan pribadi. Kebetulan 
ayah 
> saya bergelut divisi pendidikan, yang notabene bukan 'lahan basah'.
> 
> Untuk ayah saya, naik pangkat menjadi seorang Marsma layak 
> mendapat 'double celebration', secara pribadi untuk merayakan 
> personal achievement dan yang lain untuk merayakan tercapainya 
suatu 
> posisi yang kerap dianggap sulit untuk diraih seorang Tionghoa, 
> apalagi ayah saya bukan jebolan Akabri melainkan melalui jalur 
> Militer sukarela.
> 
> Apakah ada penghargaan di TNI terhadapa Tionghoa? Secara 
keseluruhan 
> saya tidak tahu, tapi yang jelas walaupun sudah pensiun hingga 
saat 
> ini ayah saya masih sering dipanggil mengajar ke SESKO.
> 
> Akhirnya, kembali ke pertanyaan mengapa orang CIna tidak tertarik 
> jadi tentara? nah karena pertanyaan sangat bersifat stereotipikal, 
> jawabannya juga mungkin harus demikianmaaf ya
> 
> mungkin karena adanya pandangan stereotipikal bahwa masuk TNI itu 
> hanya untuk orang pribumi, lalu orang Tionghoa hanya bisa dihargai 
> sebagai tentara bila berprofesi sebagai dokter.
> Lalu mungkin ada sangkutan juga (kecil barangkali) bahwa untuk 
masuk 
> AKABRI ada rahasia umum  bahwa perlu koneksi, nah biasanya pada 
> proses ini terjadi 'perang bintang' alias siapa yang koneksinya 
> lebih 'berbintang' lebih sukses. Mengingat biasanya orang Tionghoa 
> (lagi-lagi mengeneralisasi) punya hubungan yang lebih terbatas 
> dengan para 'bintang', mungkin dari segi koneksi mereka sudah 
> kalah 'tempur'.
> 
> Demikian..maaf kalau ada yang tidak berkenan.
> 
> santhitjio
> anak kolong
>










.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[budaya_tionghua] Re: Kenapa arang Cina tidak tertarik jadi tentara= menurut anak kolong :)

2006-03-08 Thread Martha J.
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "RM Danardono HADINOTO" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Mbak, ada juga perwira tinggi dari Tionghoa yang bukan asal pakai 
> baju hijau. Dia ayah sahabat saya waktu mahasiswa, Kol AURI Ir 
Hoo. 
> Beliau adalah guru dari pak Nurtanio, pendiri industri penerbangan 
> Indonesia (jauuuhhh sebelum Habibi).
> 
> Pakai baju hijau memang seruuu, buat nakut nakutin rakyat, tapi 
> kalau bokek ya tetap gak bisa dapat cewek cakep, yang lebih pilih 
> pria sipil naik Mercy ha ha ha

hehehe,... benar juga si mas ini. kalo jadi istri tentara bokek 
mesti nyuciin bajunya yang tebal2 itu pake tangan wah bisa tuh 
tangan pada lecet2 terus.
suami banyak duit bisa dipake buat bayar keamananan ya.

salam,
MJ






> 
> Salam
> 
> danardono
> 
> 
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Martha J." 
>  wrote:
> >
> > Saya sendiri enggak jelas banget, sebab di keluarga besar saya 
> > memang tak ada yang berminat dibidang itu. Tapi rasanya, yang 
> > dibahas santhitjio ini adalah tentara yang "luar biasa". 
Maksudnya 
> > bukan yang standar.
> > Tentara yang standar yang saya maksud adalah murni dari akademi 
> > militer. Lulus SMA langsung masuk sini. tetapi yang banyak 
> dimasuki 
> > orang cina, yang saya tahu bukan dari akmil tapi dari militer 
> > mahasiswa yang dulu namanya MAHAWARMAN/ MAHAJAYA.
> > 
> > Mahasiswa baik cina maupun pribumi banyak yang masuk ini karena 
> > kabarnya dalam bisnis akan gampang mendapat proyek. maap kalo 
> salah.
> > 
> > Saya pernah punya dosen tentara. Kalo nguliahi ya pake baju 
hijau 
> > seperti mau perang. Dia terangkan pada kami (mahasiswa) bahwa 
dia 
> > walaupun pake baju tentara, tapi tidak sama dengan tentara 
> betulan. 
> > Dia hanya sebagai pengajar disana dan tidak akan dimajukan 
kemedan 
> > perang. 
> > Ngajar pake baju perang, buat nakuti yang mau nyontek kali ya?
> > Tapi dosenku yang itu baik banget, suka guyon kaya temen aja 
sama 
> > mahasiswanya. Maklum masih jomblo pada waktu itu.
> > 
> > 
> > 
> > --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "santhitjio"  
> > wrote:
> > >
> > > Pertanyaan kenapa orang Cina tidak tertarik jadi tentara ini 
> agak 
> > > memang susah dijawab bila kita tidak mau terjebak dalam 
> > generalisasi.
> > > 
> > > Untuk saya pribadi, keterlibatan orang Cina di tentara bukan 
> > sesuatu 
> > > hal yang disebut tidak lazim.
> > > Ayah saya kebetulan seorang pensiunan angkatan Udara, pangkat 
> > > terakhir Marsekal Pertama.
> > > Paman saya dari pihak ibu, pernsiunan angkatan Darat, kalau 
> tidak 
> > > salah pangkat terakhir Mayor.
> > > Suami dari salah seorang sepupu ayah saya, pensiunan angkatan 
> > Darat, 
> > > kalau tidak salah pangkat terakhir Letnan Kolonel atau Mayor. 
> > > Selain dari yang saya sebut disini, saya mengenal beberapa 
orang 
> > > Tionghoa yang masuk TNI.
> > > 
> > > Pertanyaan kenapa menjadi anggota TNI, memang sering terlontar 
> > baik 
> > > terhadap ayah saya maupun terhadap kami sebagai anggota 
> keluarga. 
> > > Reaksi yang biasa kami terima begitu seseorang mendengar 
> pekerjaan 
> > > ayah, adalah betapa jarangnya seorang Tionghoa masuk TNI dan 
> > apakah 
> > > ada diskriminasi. 
> > > Pertanyaan berikit yang biasa terlontar setelah tahu ayah 
> anggota 
> > > TNI adalah apakah ayah anda dokter? Rupanya entah kenapa cukup 
> > > banyak TNI Tionghoa yang berkecimpung sebagai dokter. 
> > > 
> > > Bagi ayah saya, sebagai anggota TNI Tionghoa, menuntut 
> > attitude 'low 
> > > profile' karena di TNI dan juga saya rasa di tempat kerja 
> manapun 
> > > sikut-sikutan, kompetisi mengejar promosi adalah hal biasa. 
> Dengan 
> > > bersikap low profile, agaknya menghindarkan mengundang rasa 
> tidak 
> > > suka. Kiat lain ayah saya adalah untuk tidak 'neko-neko' dan 
> tidak 
> > > menggunakan posisi untuk mencari keuntungan pribadi. Kebetulan 
> > ayah 
> > > saya bergelut divisi pendidikan, yang notabene bukan 'lahan 
> basah'.
> > > 
> > > Untuk ayah saya, naik pangkat menjadi seorang Marsma layak 
> > > mendapat 'double celebration', secara pribadi untuk merayakan 
> > > personal achievement dan yang lain untuk merayakan tercapainya 
> > suatu 
> > > posisi yang kerap dianggap sulit untuk diraih seorang 
Tionghoa, 
> > > apalagi ayah saya bukan jebolan A

[budaya_tionghua] Re: Orang Cina ada dan mau yang jadi PNS?..untuk Bung Adi..!!!

2006-03-08 Thread Martha J.
Sdr. Nasir Tan, apakah anda tidak tahu bahwa kata huana/tiko adalah 
kata penghinaan dari ethnis cina kepada pribumi?
Tolong jangan dipakai lagi.
Saya sendiri tidak tahu artinya tapi yang pernah saya baca, itu 
adalah kata penghinaan yang paling sadis.
Betul kan teman2?



--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Nasir Tan <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> 
> 
> 
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, eko adi  
> wrote:
> >
> > Judul untuk topik ini memang sengaja saya buat
> > pertanyaan, padahal maksud saya memberitahu JIKA
> > sekarang ini sudah ada PNS dari etnis tionghoa. Atau
> > dengan kata lain sekarang orang tionghoa sudah bisa
> > menjadi PNS, kalau ia mau. 
> > 
> > Saya tekankan masa sekarangnya karena memang sebelum
> > ini belum pernah ada tionghoa jadi PNS, apalagi
> > tentara.
> > Kenapa? Pertama, memang sejak peristiwa 30 September
> > tahun 65, etnis tionghoa diawasi dan ditekan. Kedua,
> > keliatannya emang tidak minat jadi PNS atau tentara,
> > tuh orang tionghoa.  
> > 
> > Nah, sekarang ada teman saya yang jadi PNS di
> > Departemen Luar Negeri. Calon Diplomat. Di Deplu saya
> > lihat ini baru pertama kali. Bisa jadi karena prospek
> > hubungan Indonesia-RRC yang semakin maju di bidang
> > perdagangan, sehingga diplomasi ras dan kultur perlu
> > dijalankan.
> > 
> > Ayo, siapa menyusul
> > 
> > 
> > salam,
> > Adi
> > 
>  Dari dulu sebenarnya ada aja Orang Tionghoa yang masuk PNS bung. 
Contohnya guru2 saya dulu (sekitar taon 85-an) PNS dan dia Orang 
Tionghoa...dan tentunya hingga saat ini dia tetap Tionghoa. Tetangga 
PNS yang bekerja di Departemen Perdagangan dan Perindustrian ( 
sekarang entah nama departemen itu). Namanya Pak Josef..itu sih di 
tempat saya. Selain itu banyak dokter2 teman cici saya juga PNS dan 
itu juga Orang Tiongha. Apakah kalau profesi guru, dokter atau 
pegawai departemen seperti itu tidak termasuk kategori PNS? 
Hayyaaa...
>   Atau mungkin karena distribusi Orang Tionghoa di Indon tidak 
begitu merata, sehingga ketika ada Orang Tionghoa menjadi PNS di 
suatu tempat , akan menjadi aneh huana/tiko maupun cung/teng lang di 
tempat lain..??? Atau ada yang bisa menambahkan? 
>
>
>   salam damai,
>
>   Nasir Tan
> 
> 
> 
> 
>   
> -
> Yahoo! Mail
> Bring photos to life! New PhotoMail  makes sharing a breeze. 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>









.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[budaya_tionghua] Re: Orang Cina ada dan mau yang jadi PNS?

2006-03-09 Thread Martha J.
saya jadi ingat jaman dulu tahun 1980, ada seorang anak buah saya, 
wanita jawa yang sangat jawa, agama budha, yang cerita dia ditolak 
kerja di lingkungan perusahaan pemerintah karena agama budhanya itu. 
Terang2an ketika menghadap personalianya, dibilang bahwa dia ditolak 
karena bukan islam. 

Tapi teman sekantor saya yang lainnya, yang chinese, lelaki, sarjana 
dan nonmuslim (enggak beragama) malah pindah dari kantor karena 
diterima kerja di kantor pajak. Kedua kejadian itu pada tahun yang 
sama. Mungkin di kalangan karyawan level bawahan, hal2 sara seperti 
itu berlaku. 
Atau mungkin tergantung seberapa saranya atasan dari perusahaan 
negara tersebut? entahlah. 


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "odeon_cafe" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Ya, bung JT benar bahwa sejak zaman orde baru
> pun terdapat etnis Tionghoa yang menjadi 
> pegawai negeri. Dirjen agama budha yang pernah
> dijabat oleh Dr. Krisnanda Wijayamukti yang
> seorang etnis tionghoa adalah contoh tambahan
> untuk membenarkan uraian bung JT. belum lagi
> kalau menyebut anggota MPR spt Ibu Hartati
> Murdaya atau Eki syahrudin dari golkar. Bob Hasan
> yang diangkat menteri di kabinet terakhir suharto
> tentu berstatus pegawai negeri juga. 
> 
> para peniliti LIPI spt Mely G. Tan, Ibu Pauline
> dll juga tercatat sebagai PNS. dan jangan lupa,
> Purn. Brigadir Jenderal Tedy Jusuf yang saat ini
> Ketua Umum PSMTI itu juga tionghoa. ternyata ada
> juga lah etnis tionghoa yang menjadi PNS. 
> begitu juga para pengurus Bakom PKB yang bernaung
> di bawah lembaga pemerintah dan tentunya juga
> tionghoa-tionghoa yang masuk dalam jajaran BKMC
> yang statusnya jelas menjadi intel menginteli
> aktivitas komunitas Tionghoa.   
> 
> tidak juga ada aturan tertulis yang melarang
> etnis tionghoa untuk menjadi ABRI, PNS, anggota
> par-pol dsb. persis sama dengan 'aturan tidak resmi'
> jabatan rektor yang harus almameter universitas
> bersangkuta. contohnya, untuk menjadi rektor Unair
> diharuskan alumnus Unair juga. sekalipun, tidak
> ada 'aturan tertulis' tetapi dalam prakteknya
> rektor Univ. Indonesia ya harus alumnus UI. tidak
> bisa alumnus UI menjadi rektor ITB. 
> 
> tetapi perlahan-lahan, perilaku diskriminatif ini
> sedang diubah oleh kalangan akademisi. sampai
> di mana keberhasilannya, saya tidak tau. tapi
> saya mendoakan semoga praktek diskriminasi 'tak
> tertulis' spt ini agar cepat berakhir. 
> 
> yang berbahaya dan selalu dikeluhkan oleh sebagian
> kalangan Tionghoa adalah praktek diskriminasi
> 'tak tertulis'. gus dur mengkonfirmasi diskriminasi
> 'tak tertulis' tersebut. begitu juga dengan anggota
> DPR dari fraksi PKS, Fahri Hamzah, dengan pernyataan
> bahwa "praktek rasialis dan diskriminasi begitu sulit
> untuk dibuktikan tetapi sangat mudah dirasakan".
> 
> saya setuju dgn JT bahwa yang paling penting adalah
> faktor menyesuaikan diri sebaik mungkin. contohnya JT
> kalau di milis t-net menggunakan istilah CINA dan
> menentang abis istilah TIONGHOA. tetapi di milis
> budaya-tionghoa memakai istilah TIONGHOA karena mainstream
> budaya-tionghoa lebih prefer menggunakan istilah TIONGHOA. 
> karena sesuai dengan nama milisnya, budaya-tionghoa bukan
> cina-net. 
> 
> sekalipun, tidak menjadi jaminan dan tidak ada
> sangkut pautnya antara rasialisme anti-tionghoa dan
> penyesuaian diri sebaik mungkin. setau saya,
> alvin lie, anggota DPR dari PAN, tlah bertindak
> baik, tidak sombong dan tertib. 
> 
> tetapi pernah suatu kali karena perdebatan seru di
> ruang sidang, alvin lie dimaki 'CINA' juga. begitu juga
> Pak Kwik Kian Gie yang sangat nasionalis dan PDIP itu.
> pernah mau ditembak oleh Hariman Siregar dan dimaki
> 'si cina' dengan kasar. padahal, pak Kwik Kian Gie itu
> tentu sangat santun di jajaran politisi. terlepas
> dari pernah sangat aktif di bakom PKB dan Prasetya Mulya. 
> 
> pertanyaan mendasar saya adalah apakah orang Tionghoa
> itu baru dikatakan cinta indonesia dan loyal terhadap
> NKRI kalo sudah jadi tentara atau PNS??
> 
> Sub-Rosa II
> 
> 
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "jt2x00"  wrote:
> >
> > Koreksi untuk anda. Pada jaman Orba sekalipun, orang Tionghoa 
yang 
> > menjadi PNS cukup banyak, terutama di lingkungan Depkes dan 
> Depdiknas 
> > (dulu Depdikbud).
> > 
> > Perlu anda tahu, sampai dengan sekitar tahun 2000 (tepatnya saya 
> > lupa), semua dokter otomatis jadi PNS Depkes dan Wajib Kerja ke 
> > daerah2. Semacam ikatan dinas untuk jangka waktu tertentu, 
> sesudahnya 
> > boleh pilih, tetap menjadi PNS atau mengundurkan diri. Setelah 
> > perubahan sistem dan diperkenalkannya dokter PTT, dokter tidak 
> lagi 
> > otomatis jadi PNS. 
> > 
> > Di bidang pendidikan juga sama. Dosen PTS yang sudah memiliki 
akta 
> > mengajar, otomatis menjadi PNS Depdiknas yang dipekerjakan di 
PTS  
> > tsb. Bukan hanya dosen PTN saja yang bisa jadi PNS. Mereka 
> mendapat 
> > gaji pokok + tunjangan fungsional dari pemerintah/Kopertis 
sesuai 
> > dengan jenjang kepangkatan yang berlaku, sama seperti dosen PTN 

[budaya_tionghua] Re: Orang Cina ada dan mau yang jadi PNS?

2006-03-09 Thread Martha J.
Ini betul2 gila karena terjadinya di Ambon dimana agama kristen yang 
harusnya dominan. lonceng tidak boleh bunyi tapi alahu akbar pake 
loud speaker. tidakkah mereka tau bahwa nama allahnya ditumbalin 
buat dimakiin?


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Ambon" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Pernah terjadi di Ambon, yaitu pada kantor gubernur Maluku.. 30 
orang 
> pegawai non muslim dipecat dan ditempat mereka ditempat pegawai 
beragama 
> Islam. Bukan itu saja malah ada gereja yang dilarang lonceng 
gereja berbunyi 
> pada hari minggu karena bapak gubernur beristirahat.
> 
> ----- Original Message - 
> From: "Martha J." <[EMAIL PROTECTED]>
> To: 
> Sent: Thursday, March 09, 2006 5:59 PM
> Subject: [budaya_tionghua] Re: Orang Cina ada dan mau yang jadi 
PNS?
> 
> 
> > saya jadi ingat jaman dulu tahun 1980, ada seorang anak buah 
saya,
> > wanita jawa yang sangat jawa, agama budha, yang cerita dia 
ditolak
> > kerja di lingkungan perusahaan pemerintah karena agama budhanya 
itu.
> > Terang2an ketika menghadap personalianya, dibilang bahwa dia 
ditolak
> > karena bukan islam.
> >
> > Tapi teman sekantor saya yang lainnya, yang chinese, lelaki, 
sarjana
> > dan nonmuslim (enggak beragama) malah pindah dari kantor karena
> > diterima kerja di kantor pajak. Kedua kejadian itu pada tahun 
yang
> > sama. Mungkin di kalangan karyawan level bawahan, hal2 sara 
seperti
> > itu berlaku.
> > Atau mungkin tergantung seberapa saranya atasan dari perusahaan
> > negara tersebut? entahlah.
> >
> >
> > --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "odeon_cafe"
> >  wrote:
> >>
> >> Ya, bung JT benar bahwa sejak zaman orde baru
> >> pun terdapat etnis Tionghoa yang menjadi
> >> pegawai negeri. Dirjen agama budha yang pernah
> >> dijabat oleh Dr. Krisnanda Wijayamukti yang
> >> seorang etnis tionghoa adalah contoh tambahan
> >> untuk membenarkan uraian bung JT. belum lagi
> >> kalau menyebut anggota MPR spt Ibu Hartati
> >> Murdaya atau Eki syahrudin dari golkar. Bob Hasan
> >> yang diangkat menteri di kabinet terakhir suharto
> >> tentu berstatus pegawai negeri juga.
> >>
> >> para peniliti LIPI spt Mely G. Tan, Ibu Pauline
> >> dll juga tercatat sebagai PNS. dan jangan lupa,
> >> Purn. Brigadir Jenderal Tedy Jusuf yang saat ini
> >> Ketua Umum PSMTI itu juga tionghoa. ternyata ada
> >> juga lah etnis tionghoa yang menjadi PNS.
> >> begitu juga para pengurus Bakom PKB yang bernaung
> >> di bawah lembaga pemerintah dan tentunya juga
> >> tionghoa-tionghoa yang masuk dalam jajaran BKMC
> >> yang statusnya jelas menjadi intel menginteli
> >> aktivitas komunitas Tionghoa.
> >>
> >> tidak juga ada aturan tertulis yang melarang
> >> etnis tionghoa untuk menjadi ABRI, PNS, anggota
> >> par-pol dsb. persis sama dengan 'aturan tidak resmi'
> >> jabatan rektor yang harus almameter universitas
> >> bersangkuta. contohnya, untuk menjadi rektor Unair
> >> diharuskan alumnus Unair juga. sekalipun, tidak
> >> ada 'aturan tertulis' tetapi dalam prakteknya
> >> rektor Univ. Indonesia ya harus alumnus UI. tidak
> >> bisa alumnus UI menjadi rektor ITB.
> >>
> >> tetapi perlahan-lahan, perilaku diskriminatif ini
> >> sedang diubah oleh kalangan akademisi. sampai
> >> di mana keberhasilannya, saya tidak tau. tapi
> >> saya mendoakan semoga praktek diskriminasi 'tak
> >> tertulis' spt ini agar cepat berakhir.
> >>
> >> yang berbahaya dan selalu dikeluhkan oleh sebagian
> >> kalangan Tionghoa adalah praktek diskriminasi
> >> 'tak tertulis'. gus dur mengkonfirmasi diskriminasi
> >> 'tak tertulis' tersebut. begitu juga dengan anggota
> >> DPR dari fraksi PKS, Fahri Hamzah, dengan pernyataan
> >> bahwa "praktek rasialis dan diskriminasi begitu sulit
> >> untuk dibuktikan tetapi sangat mudah dirasakan".
> >>
> >> saya setuju dgn JT bahwa yang paling penting adalah
> >> faktor menyesuaikan diri sebaik mungkin. contohnya JT
> >> kalau di milis t-net menggunakan istilah CINA dan
> >> menentang abis istilah TIONGHOA. tetapi di milis
> >> budaya-tionghoa memakai istilah TIONGHOA karena mainstream
> >> budaya-tionghoa lebih prefer menggunakan istilah TIONGHOA.
> >> karena sesuai dengan nama milisnya, budaya-tionghoa bukan
> >> cina-net.
> >>
> >> sekalipun, tidak menjadi jaminan dan tidak ada
> >> 

[budaya_tionghua] Re: Kata penghinaan? (Orang Cina ada dan mau yang jadi PNS?..untuk Bung Adi..!!!)

2006-03-13 Thread Martha J.
shie shie buat Rinto Jiang atas klarifikasinya. jadi huana artinya 
orang asing? hehehe... mestinya tionghoa yang dibilang huana dong 
sama pri. bukan sebaliknya.

Saya juga mau minta maaf untuk ngambil alih tugas moderator negur 
milister. gara2 si Nasir sih nih bikin gue kegatelan.

salam,
MJ





--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Rinto Jiang <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> Terlepas apakah diucapkan dengan mengandung penghinaan atau bukan, 
saya 
> ingin menjelaskan arti harfiah dari kata Huana.
> 
> Huana sebenarnya secara harfiah tidak mengandung makna penghinaan, 
saya 
> rasa muncul menjadi penghinaan karena ada salah kaprah generasi 
> selanjutnya, yang pengertian budaya atau linguis-nya kurang.
> 
> Huana adalah dialek Hokkian, pada dasarnya terdiri dari 2 
karakter, Huan 
> + a. Huan itu artinya asing, -a itu artinya orang. Jadi, huana 
adalah 
> sebutan untuk orang non-Tionghoa. Ini digunakan dalam banyak hal 
tanpa 
> ada niatan menghina.
> 
> Penggunaan kata ini juga lazim ditemui pada aspek lain, misalnya 
makanan.
> 
> - Jagung, dalam dialek Hokkian disebut Huan-abek, artinya gandum 
orang 
> asing. Karena jagung itu bukan tanaman asli Tiongkok.
> 
> - Tomat, dalam dialek Hokkian disebut Huan-kio, artinya labu 
asing, 
> karena sebab yang sama.
> 
> - Cabe, dalam dialek Hokkian disebut Huan-cio.
> 
> - Daerah asing (luar Tiongkok) disebut Huan-te.
> 
> - Duta besar asing disebut Huan-shi.
> 
> - Ubi disebut Huan-cu.
> 
> Jadi, penggunaan kata Huan ini sangat lazim digunakan dan tentu 
saja 
> tidak mengandung arti penghinaan apa2. Penghinaan muncul bila 
sebuah 
> kata diucapkan dengan maksud menghina.
> 
> Dengan ini saya ingin mengklarifikasi penggunaan dan arti harfiah 
dari 
> kata Huan, supaya jangan disalahgunakan dan disalahkaprahkan lagi 
di 
> masa depan.
> 
> Namun, saya juga menghimbau agar penggunaan kata2 dengan maksud 
menghina 
> ini agar dihentikan terlepas dari apakah arti sebenarnya digunakan 
untuk 
> menghina atau bukan.
> 
> 
> Rinto Jiang
> 
> 
> 
> Martha J. wrote:
> > Sdr. Nasir Tan, apakah anda tidak tahu bahwa kata huana/tiko 
adalah
> > kata penghinaan dari ethnis cina kepada pribumi?
> > Tolong jangan dipakai lagi.
> > Saya sendiri tidak tahu artinya tapi yang pernah saya baca, itu
> > adalah kata penghinaan yang paling sadis.
> > Betul kan teman2?
> >
> >
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>









.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[budaya_tionghua] Re: OOT : Hati - hati jika menyeberang di tempat yang rada gelap

2006-03-17 Thread Martha J.
sangat baik bila keluhan2 semacam ini dimasukkan ke surat pembaca 
Kompas, Suara Pembaruan dll. untuk memperingatkan yang lain dan juga 
sukur2 kalo pelaku membacanya dan jadi agak takut mengulangi 
perbuatannya. Tambah serem aja nih jakarta. 
baiknya sedia juga senjata semacam gas air mata. dulu kan banyak 
dijual.
Tapi kalau si rampok itu malah yang pake gas air mata gimana ya 
nangkalnya? ada idea?


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Lim Wiss" <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> Dear All,.. 
> 
> Membaca dua kisah yang saya dapatkan lewat milist membuat saya 
teringat akan
> kejadian yang juga menimpa saya sekitar tahun lalu... tapi saya 
lupa
> tepatnya tanggal berapa...
> Saya operational auditor restoran bakmi di Jakarta, sehingga tugas 
saya
> berkeliling dari satu outlet ke outlet yang lain.
> Hari itu kebetulan saya bertugas audit ke outlet yang ada di 
Electronic
> City, SCBD. 
>  
> Sore hari sekitar jam 6 sore, selesai audit saya pulang menuju 
halte busway
> Polda.
> Tak ada kejadian yang mencurigakan. Semua berjalan normal, banyak 
pegawai
> kantor yang keluar dari gedung Artha Graha dan BEJ menuju halte 
Polda.
> Ketika mendekati halte, dekat persimpangan saya ditampar seorang 
wanita. 
> Saat itu saya sedang berjalan membawa 2 tas. Satu tas berisi 
barang pribadi
> seperti dompet, HP, camera digital, dkk dan satunya lagi dokumen 
audit.
> Terus terang saya terperanjat, tidak menduga sama sekali.  
>  
> Mimpi apa semalam hingga tiba2 ditampar di depan umum seperti itu. 
Dongkol
> juga...
> Dia memaki saya...melotot...saya tidak peduli dengan dia, dan 
berpikir
> positif mungkin saja dia sedang meluruskan tangan dan terkena pipi 
saya... 
> (saya mencoba positive thinking karena malu di depan umum...)
Rasanya seh
> sedikit panas dan pedih.
> Refleks, saya langsung memeluk kedua tas saya itu erat2... 
>  
> Ajaibnya,..
> hanya beda sepersekian detik, ada 3 orang pemuda dari arah 
belakang saya
> menanyakan kabar saya, mencoba memberikan bantuan dengan 
bersimpati kepada
> saya, menanyakan apakah saya bermasalah dengan wanita tersebut
> Saya masih ingat dengan jelas mereka menawarkan bantuan memegang 
tas saya
> sehingga saya bisa membalas tamparan wanita tadi. Saya sempat 
menoleh ke
> belakang, melihat apakah wanita itu baik2 saja...
> ternyata... dia sedang menggeram kepada saya...dan memandang benci 
langsung
> saja saya berjalan cepat menaiki tangga menuju loket busway. 
> ketiga pemuda tadi terus mengejar saya, hingga saya tiba di ujung 
tangga
> halte.
> Well...saat itu ada banyak orang, pegawai kantoran yang sama2 
berjalandengan
> saya, tukang ojek motor, joki three in one, semuanya hanya 
memandang
> kejadian yang saya alami tanpa ekspresi.
> 
> Saat menghindari kejaran 3 pemuda tadi, dan saya melewati tukang 
ojek
> motor,seorang diantara tukang ojek berseru kepada saya agar saya 
lebih
> berhati2...Ada kemungkinan wanita yang menampar saya sekongkol 
dengan 3
> pemuda tersebut...berharap emosi saya tidak stabil, balas 
mengejar, mencaci
> dan menampar wanita tadi sehingga saya lengah dan tas2 saya pun 
raib...
> 
> Puji Tuhan saya berpikir positif saat itu...
> 
> sehingga selamat tiba di rumah. Semoga pengalaman ini dapat 
dijadikan
> perhatian untuk teman2 semua...
> 
> Jangan lupa untuk selalu berdoa, waspada dan berpikir positif ya???
> 
> Regards,...
> 
> yang mengalami langsung kejadian tersebut
> 
> ^_^
> 
> Sherly
> 
> Cerita kedua :
>  
>  Untuk teman-teman yang sering berjalan di trotoar Jendral 
Sudirman, baik 
> antar gedung ataupun menuju Halte busway terdekat... hati-hati 
Terutama
> teman-teman yang masih keturunan Chinese... Maaf, saya bukan 
mengumbar isu
> SARA di sini. Melainkan, pure sharing supaya teman-teman extra 
berhati-hati,
> 
> jangan sampai terkena juga.
> 
> Saya, ibu beranak satu, seorang konsultan pajak. Pada hari Rabu, 
tgl 1 Feb
> 2006 yang lalu, saya sedang visit (fieldwork) ke klien saya yang 
bertempat
> di gedung summitmas, Jend Sudirman (sekitar seberang Ratu 
Plaza ).  
>  
> Biasanya klo bawaan tidak banyak, pulang saya naik bus 
transjakarta (busway)
> dari
> halte ratu plaza. Tp hari itu saya hendak dijemput dari ratu 
plaza. Trotoar
> jalan sudirman antara Gedung summitmas dan halte busway ratu plaza 
memang 
> agak gelap, dinaungi pohon-pohon.  
>  
> Selama ini pun klo berjalan kaki sepanjang
> gedung summitmas menuju jembatan penyebrangan, saya selalu berdoa 
ekstra
> dalam hati, dan jalan cepat-cepat. Terus terang namanya gelap, 
pasti agak 
> takut. Tp hari itu, kebetulan tidak jauh di depan saya ada orang
> (perempuan).  
>  
> Dlm hati saya, Wah, tumben ada temen jalan. Paling gak
> sepanjang jalan gelap ini, pas ada orang yang jalan kaki juga, mau 
ke arah
> jemb penyebrangan. Syukur deh. Siapa yang sangka, sekitar 
kedudukan saya
> berjalan kaki sejauh 150 meter sekeluar saya dari gedung 
summitmas.  
>  
> Speed   saya tetap, tp perempuan depan saya itu berubah. Dia jadi 
dibelakang
> saya. 
> Dan seketika menjambak rambu

[budaya_tionghua] Re: OOT -- minta bantuan di las vegas

2005-10-07 Thread Martha J.
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "mnm" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> saya, 
> nama : minglung
> umur  : 60 tahun
> pendidikan : lulusan sma bahasa mandarin di bandung, th'1963
> agama   : konghucu yang ber-ktp kristen
> 
> dengan ini saya memberitahukan, bahwa saya akan ke amerika pada 
hari kamis 13oktober'05 untuk menengok anak di columbia, tapi 
tiketnya ada yang nyampe ke las vegas dulu, jadi saya bermaksud 
ingin melihat kota las vegas beberapa hari dulu, dengan ini saya 
ingin mendapatkan info tentang las vegas, terutama dimana adanya 
chinatown, kelenteng budha/konghucu, gereja yang banyak orang 
chinanya ato orang indonesianya.
> 
> tambahan sedikit, berhubung saya hanya membawa sedikit barang, 
jadi siap dititipan barang untuk yang perlu dibawakan ke las vegar 
dan columbia, GRATIS ! asal barangnya yang legal dan tidak banyak, 
boleh hubungan dengan japri !
> 
> xiexie.
==

gile nih minglung. nawarin dititipi barang pada yang enggak dikenal. 
entar kalo diselipi drug apa tahu? apa orang itu mau bertanggung 
jawab kalo minglung ketangkep? pikir2 1000 kali dulu. Maunya nengoki 
anak, bisa2 hukuman mati menanti. pemeriksaan di USA ketat loh.







 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
DonorsChoose.org helps at-risk students succeed. Fund a student project today!
http://us.click.yahoo.com/O4u7KD/FpQLAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~-> 

.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 






[budaya_tionghua] Re: Asal muasal kata "owe"

2005-11-19 Thread Martha J.
saya rasa anda benar. biasanya memang kalau non tionghoa mengatakan 
kata itu, selalu dengan maksud mengejek.
jaman sekarang bahkan yang sudah usia 70 tahunpun tidak lagi 
menggunakan kata itu, kecuali yang masih kuat kedaerahannya.

MJ


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Pierre Huang" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Halo teman-2, ada yang tahu gak dari mana asal kata "owe" yang 
sering 
> dijumpai di tayangan teve, diucapkan oleh orang nontionghoa yang 
> berperan sebagai orang tionghoa untuk menyatakan "aku" / "saya" . 
> Sepengetahuan saya, kata "aku/saya" dalam dialek hokkian/tiociu 
> adalah "gua" atau "wa". Atau "owe" itu berasal dari dialek lain? 
> Jangan-2 "owe" ini digunakan untuk menyindir orang tionghoa yang 
> totok/tidak fasih berbahasa Indonesia?
> 
> Justru kata "gua" atau "gue" dan "lu" yang sudah diterima luas 
sebagai 
> bahasa gaul di Indonesia dan tercantum di kamus besar bahasa 
Indonesia 
> sebenarnya adalah berasal dari bahasa Tionghoa, khususnya dialek 
> Hokkian/Tiociu.
> 
> Thanks...
>









 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
DonorsChoose.org helps at-risk students succeed. Fund a student project today!
http://us.click.yahoo.com/LeSULA/FpQLAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~-> 

.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[budaya_tionghua] Re: "owe" itu sopan sekali!

2005-11-20 Thread Martha J.
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Yan Widjaja 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  
>   Pendapatku beda,
>   Owe adalah sebutan merendah dan sangat sopan untuk diri sendiri 
oleh lelaki Tionghoa bila berbicara dengan sesama orang Tionghoa 
yang lebih tua (misal orang tua, engkong-emak, empek-encim, engkoh-
enci, calon mertua) atau untuk orang yang sangat dihormati (misal 
bos, direktur, atau pimpinan), bukan untuk orang yang sederajat 
(misal kawan seusia, sepantaran).

=
MJ : setuju!
==

> Sampai hari ini, sebutan owe masih lazim didengar, khususnya di 
> kalangan Tionghoa Jawa Tengah.

=
MJ : setuju bahwa jawa tengah masih kuat adat-istiadat 
ketionghoaannya.  hal lain, awal tahun tujuhpuluhan, saya diajak 
mama/papa ke jawa tengah (Purwokerto) minap dirumah teman masa 
kecilnya yang baru ketemu lagi setelah puluhan tahun. disana saya 
merasa agak terganggu juga sama kebudayaan tionghoa yang masih 
melekat kuat diantara mereka. kalau pertama kali ketemu untuk 
perkenalan mesti pai-pai dulu sih masih bisa diterima deh. tapi 
rasanya kok mesti ber-kali2 melakukan itu. iya enggak sih, seingat 
saya rasanya tiap keluar rumah mesti pai pai dulu sama yang lebih 
tua.




>   Asal-usulnya diduga berasal dari kata "Wo" yang memang berarti 
Aku, diperkirakan sejak tahun 1900-an sudah digunakan oleh kalangan 
Tionghoa, terlihat dari buku-buku bacaan, novel, majalah dan koran 
terbitan era tersebut.
>
>   Tapi khusus mengenai tayangan di teve, memang itu untuk 
guyonan/dagelan belaka, menjadi trademark pelawak asal Bandung 
anggota De Kabayan yang aslinya berdarah Sunda (saya pribadi 
mengenalnya),  almarhum Suryana Fatah (pemeran Babah Ho Liang), 
sekarang dilanujutkan oleh putranya.
>   Tentu saja di zaman sekarang mana ada lelaki Tionghoa yang masih 
pakai tauchang (rambut dikuncir) seperti ciri khas si Babah Ho 
Liang? 
>
>   Itu kan cuma di fragmen lawakan teve belaka, karena kuncir sudah 
digunting dari era Dr Sun Yat Sen pada tahun 1940-an dulu. Atau 
dilakukan oleh Jet Li saat berperan sebagai Tabib Huang Fei-hung 
dalam film karya Tsui Hark, Once Upon a Time in China.
>   Begitu,
>   Yan W.  
> 
> "Martha J." <[EMAIL PROTECTED]> wrote:








 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
DonorsChoose.org helps at-risk students succeed. Fund a student project today!
http://us.click.yahoo.com/LeSULA/FpQLAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~-> 

.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[budaya_tionghua] Re: Paipai /soja itu Sangat Praktis!

2005-11-21 Thread Martha J.
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "ulysee" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
 
> Iya ya, kenapa jadi jabat tangan ya, padahal waktu saya kecil masih
> wajib pay kalau bertemu yang lebih tua, entah tamu yang datang 
> atau kita yang berkunjung. Makin besar malah makin sering jabat 
> tangan bahkan sama yang jauh lebih tua. Kadang bingung, saya mau 
> pay yang tua mengulur tangan, jadi jabatan. Saya mau jabat yang 
> tua rangkap tangan, jadi agak kagok.
> Kalau mau pertahankan dua-duanya, enaknya kapan pakai jabat tangan 
> dan kapan pakai soja?
 
saya pikir, terhadap yang lebih tua, bisa lihat2 bagaimana orangnya. 
Kalau orangnya masih pegang tradisi, kita langsung aja pai2. kalau 
dia ngulurin tangan, ya sambut saja. Kita sudah bebas dari kesalahan.

Pada yang lebih tua, saya rasa kurang pantas mengulurkan tangan 
duluan untuk jabatan. Kalau kita merasa enggak tepat sikonnya untuk 
pai2, lebih bagus senyum aja sambil sedikit menganggukkan kepala / 
membungkukkan badan.

Pai2 dipake buat minta angpau. kan elo udah tau.
Gitu aja repot ulysee. Sekalian ngomong nih, gue sama Martha 
Rumimper itu 2 orang yang berlaenan. Jangan keder lagi.

MJ


> -Original Message-
> From: Yan Widjaja [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
> Sent: Monday, November 21, 2005 8:22 AM
> To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> Subject: [budaya_tionghua] Re: Paipai /soja itu Sangat Praktis!
>  
>  
> Paipai atau Soja itu Sangat Praktis -
> Jauh melebihi adat-istiadat dari Barat seperti bersalaman atau
> berjabatan tangan!
> Buktinya:
> bila Anda memasuki sebuah ruangan atau aula di mana berkumpul 
lebih dari
> 100 orang tamu,
> karena hampir semuanya Anda kenal, mau tak mau Anda mesti 
bersalaman
> dengan mereka satu demi satu - bayangkan pegal dan lamanya!
>  
> Padahal menurut adat-istiadat dan kesopan-santunan Tionghoa yang 
sudah
> dibakukan selama Ribuan Tahun, Anda cukup bersoja, menjura, atau 
paipai,
> dengan cara merangkapkan kedua tangan ke depan dada sambil agak
> membungkuk ke semua penjuru - itu sudah berarti menghormati 
hadirin!
>  
> Itulah salah satu ciri kebudayaan khas Tionghoa yang sangat 
praktis dan
> tinggi nilainya - namun sayangnya sudah dilupakan oleh sebagian 
terbesar
> anak muda Tionghoa masakini - mungkin karena mereka tidak paham 
atau
> tidak mau mengerti?
>  
> Lewat milis seperti inilah kebudayaan seperti ini harusnya 
diperkenalkan
> pada yang muda-muda!
>  
> Salam,
> Yan W.
>   
> "Martha J." <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> MJ : setuju bahwa jawa tengah masih kuat adat-istiadat 
> ketionghoaannya. hal lain, awal tahun tujuhpuluhan, saya diajak 
> mama/papa ke jawa tengah (Purwokerto) minap dirumah teman masa 
> kecilnya yang baru ketemu lagi setelah puluhan tahun. disana saya 
> merasa agak terganggu juga sama kebudayaan tionghoa yang masih 
> melekat kuat diantara mereka. kalau pertama kali ketemu untuk 
> perkenalan mesti pai-pai dulu sih masih bisa diterima deh. tapi 
> rasanya kok mesti ber-kali2 melakukan itu. iya enggak sih, seingat 
> saya rasanya tiap keluar rumah mesti pai pai dulu sama yang lebih 
> tua.








 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Help save the life of a child. Support St. Jude Children's Research Hospital.
http://us.click.yahoo.com/cRr2eB/lbOLAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~-> 

.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[budaya_tionghua] Re: Paipai /soja itu Sangat Praktis!

2005-11-21 Thread Martha J.
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "als" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Selain pai-pai yang lebih praktis dan "hiegenis" daripada salaman 
tangan(apalagi pakai pelukan dan saling tempel pipi kiri-kanan 
berganti-ganti :-),
> bentuk salam terbaik (menurut saya lho) adalah dengan merangkapkan 
kedua telapak tangan dan menempelkan kedua jempolnya pada tengah-
tengah dada.
> "Salam" ini bernama namaskar dan maknanya kurang lebih 
adalah "divinity" dalam diri saya mengakui adanya "divinity" dalam 
diri Anda.  Tentu saja arti "divinity" di sini mesti disesuaikan 
dengan kepercayaan/keyakinan diri masing-masing. :-)
> Andy

===

apakah yang begini bisa disebut paipai? yang seperti ini kok lebih 
mirip salamnya orang Budha. paipai yang umum menurut saya seperti 
yang di film2 silat, dengan mengait-ngaitkan jari2 tangan kanan dan 
kiri dan diangkat sampai batas leher.
tul enggak?

 









 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Help save the life of a child. Support St. Jude Children's Research Hospital.
http://us.click.yahoo.com/cRr2eB/lbOLAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~-> 

.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[budaya_tionghua] Re: Paipai /soja itu Sangat Praktis!

2005-11-21 Thread Martha J.
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, liang u <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Hallo, 
> Di barat pun ada orang yang tiap kali bertamu dan
> berpisah salaman dulu, bahkan kalau kita bertamu pada
> mereka, permisi keluar atau pulang dari main=main
> salaman dulu. Terserah anda, kalau tak mau salamanpun
> orang tak bisa apa-apa, paling ia tak senang anda.
> Jangan ekstrim.
> LU
> 
==

iyalah sama saja salaman juga.  menurut saya yang paling pas itu 
kalau baru datang dan mau pulang saja. kalo cuman mau keluar misal 
liat ada tabrakan diluar mesti pake salaman dulu ya itu yang 
ekstrim. hehehe... yang ini sibuk amat deh rasanya.

MJ





> --- Yan Widjaja <[EMAIL PROTECTED]> wrote:









 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
DonorsChoose.org helps at-risk students succeed. Fund a student project today!
http://us.click.yahoo.com/LeSULA/FpQLAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~-> 

.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[budaya_tionghua] Re: Paipai /soja itu Sangat Praktis!

2005-11-23 Thread Martha J.
Saya tidak tahu mana yang benar dari a - f itu.
Tetapi menurut pengamatan saya, 

1. yang mengaitkan jari2 tangannya, biasanya anak kecil yang baru 
belajar pai2.

2. lelaki dewasa kalo pai2, sikunya dijauhkan sebisa mungkin dari 
badan dan setinggi mungkin sampai keteknya terbuka lebar. Makin jauh 
dan tinggi, makin pedelah dia, malah sampai ada yang kepalannya itu 
diatas kepalanya. 
sedang wanita dewasa, mungkin karena tidak terlalu pede, kali takut 
keteknya bau hehehe jadi ngangkatnya sedikit aja.

3. yang malu2 atau yang rada minder, dari bahu sampai siku 
ditempelkan rapat2 kebadan, mengkeret.

OOT : Dulu waktu kecil, oma saya tinggal serumah, jadi kalau sincia 
banyak famili2 yang datang. saya dan cici2 saya suka memperhatikan 
dan menganggap hiburan yang lucu sampai cekikikan ngamati yang aneh2 
cara pai2nya.

Tapi gimanapun juga, pai2 memang salam yang praktis dan juga anggun 
kalau dilakukan dengan rasa percaya diri.

MJ




--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Zhao Yun" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Halo rekan-rekan, 
> Saya pingin tanya satu hal ttg budaya soja /pai ini. 
> Posisi tangan yg benar untuk soja/pai (sikap umum, bukan dalam 
> konteks keagamaan atau Buddhisme, misalnya) ini yg benar adalah: 

> a. Kedua telapak tangan disatukan dan menempelkan kedua jempolnya 
pada tengah-tengah dada.

> b. Mengait-ngaitkan jari2 tangan kanan dan kiri, keduanya 
dikepalkan dan diangkat sampai batas leher.

> c. Tangan kanan dan kiri membentuk kepalan terpisah dan keduanya 
ditangkupkan didepan dada/sebatas leher.
 
> d. Tangan kiri dibungkus tangan kanan dan diangkat didepan 
dada/sebatas leher.

> e. Tangan kanan dibungkus tangan kiri dan diangkat didepan 
dada/sebatas leher.

> f. Bisa b, c, d atau e. Sama saja.

> Saya pernah diinformasikan oleh orang tua, bahwa yg benar itu 
adalah sikap e. Alasannya, ada makna kultural dibalik sikap 
tersebut, dimana tangan kanan adalah tangan yg sering berbuat 
kesalahan, sehingga perlu ditutupi (oleh tangan kiri) sewaktu 
bersoja/pai, untuk memberi penekanan kepada rasa hormat sekaligus 
meminta maaf atas kesalahan selama ini.

> Mohon masukan dari rekan-rekan yg lain.

> Terima kasih.
 
> Salam,
> ZHAO YUN









 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Help save the life of a child. Support St. Jude Children's Research Hospital.
http://us.click.yahoo.com/cRr2eB/lbOLAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~-> 

.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/