[budaya_tionghua] Re: Gua-mnia - Bisa Dirubah? (Was: Benarkah Harun Yusuf mantan tukang kwamia?)
ini sama saja muka pucat karena sakit , untuk mengatasi sakit itu maka di warnai mukanya biar gak pucat .Kalau demikian sih , Mr Bean juga boleh mendapat hadiah nobel. He he he --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Dada wrw@... wrote: hmmm maaf klo boleh sedikit becanda --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Ophoeng ophoeng@ wrote: Bung Dada dan TTM semuah, Hai, apakabar? Sudah makan (sahur)? Sehubungan dengan topik lihat-melihat muka (mnia = muka?), atau maksudnya nasib, masa depan, saya jadi ingat dulu sekitar tahun 1985-an, di Pontianak ada satu anak muda (sekarang mestilah tidak lagi muda) yang kalau tak salah bernama (samaran?) Hartop (diambil dari 'hard top' - tipe Toyota itu?), yang waktu itu gencar pasang iklan dan pernah diberitakan di Tempo. Bung Hartop ini katanya bisa memperbaiki nasib yang digariskan di tangan anda. Dia sekolah di Amrik(?) mempelajari garis rajah tangan yang dikombinasikan dengan gua-mnia-logi atau entah apa namanya, pokoknya ceritanya sangat ilmiah dan terkesan masuk akal. Caranya merubah nasib sesuai garis rajah tangan anda juga unik, menurut logika beliau: karena nasib anda sudah digariskan di tangan - suratan nasib, maka garis-nya ajah yang dirubah. Dari yang dikatakan garis tangannya menunjukkan nasib jelek - seperti sudah suratan garis tangan itu yang dibawa sejak lahir, maka garisnya dirubah arahnya atau lekukannya, supaya menjadi suratan nasib yang baik, hok-ki, makmur abadi jaya sentosa selama-lamanya sepanjang segala abad, jeh! Konon kabarnya beliau punya alatnya untuk merubah alur garis tangan, dan secara harafiah benar-benar dia rubah alurnya - entah bagaimana caranya, saya hanya baca saja ceritanya di Tempo waktu itu. Dan, menurut pengakuannya, banyak pejabat dan menteri yang sudah datang meminta bantuannya untuk merubah nasib dengan cara merubah garis rajah tangan. O, jangan tanya, konon tarip jasa kosultasinya bukan main-main, mungkin setara dengan tarip konsultasi Ki Gendeng Pamungkas ketika musim pemilu dulu itu. Saya cuma pengin tahu, apakah ada di antara anda yang dulu pernah meminta jasa beliau merubah garis tangannya, atau setidaknya orang yang anda kenal yang merubah garis tangannya dengan pertolongan beliau, lantas sekarang (sudah lewat puluhan tahun) jadi bernasib baik dan menjadi makmur. Lantas, apakah Bung Hartop masih tinggal di Pontianak dan masih banyak 'pasien'nya ya? Nothing serious, just curious ajah-larrr. Salam makan enak dan sehat, Ophoeng --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Dada wrw.hzh@ wrote: Jika ranah keyakinan sudah didasari motif untuk menyembah Keuangan yang Maha Esa , lantas berjualan , maka dia harus menyediakan beberapa eksposisi , misalkan mantan tukang kwamia , di datangi malaikat , mendengar bisikan , mantan panglima gereja setan , mengaku sebagai cicit kaisar , tidak perlu sampai membuka baju tentunya , tapi membuat suatu kurikulum hidup yang spektakuler , menandakan dirinya bukan orang sembarangan. Adalah hal yang sulit seperti memacu kendaraan sedemikian tinggi lantas tiba2 berbelok menikung , menghasilkan tontonan yang dramatis , spektakuler , ajaib dan akhirnya , mukjizat dan memaksa pendengar , pemirsa takjub bukan main. Apalagi orang yang berpindah dan berjualan , baik itu pindah agama , pindah budaya , pindah negara , daripada menghadapi resiko pandangan curiga , dia harus lebih kristen daripada kristen umumnya , lebih islam daripada islam umumnya , lebih amerika daripada orang amerika itu sendiri , lebih buddhist daripada buddhist itu sendiri.
[budaya_tionghua] Re: Benarkah Harun Yusuf mantan tukang kwamia?
Ko Tantono: Salam koh, saya ikutan jengkel dengan kelakuan pendeta GBI kayak gitu. Lagi-lagi GBI dah. Masih ada tuh, kalau mau dibodohin lihat : http://www.gbi-prj.com/node/379; Apa Cina-cina sundal seperti itu, belum belajar dari pengalaman diobrak abrik dijotosi saat kebaktian di dalam gerejanya ya. Disamaratakan laki perempuan anak-anak. Apa ya perlu dikerahkan massa lagi buat bakar-bakaran ... :) Ah, jangan ah, ntar kalau sudah kejadian, mereka minta perlindungannya sama Tionghoa yang selama ini mereka musuhi sendiri juga. Kita-kita lagi juga yang repot, diaku-aku sebagai saudara lagi. Salam --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tantono Subagyo tant...@... wrote: Masih ada tuh, kalau mau dibodohin lihat : http://www.gbi-prj.com/node/379 Ngomong tentang sho saja belepotan kok, lha wong Keuangan Yang Maha Kuasa. Bung Zhou Fu Yuan yth, Diantara 350 aliran dan beribu gereja di Indo ya tentu saja ada yang sakit, yang penting jangan di sama ratakan, agar anda tidak menjadi sakit pula hehehe
[budaya_tionghua] Re: Prestasi pemerintah ?
Kussalacito Agoeng_set: Pahit sekali dibacanya ... tapi memang benar. Cuman penyuapan/upeti itu bukan masalah genetik, tapi masalah sikap/pandangan hidup yang buruk yang diturunkan bergenerasi-generasi. Alasan demi survival yang sering didengungkan untuk pembenarannya. Alasan sejenis dalam membenarkan perilaku pengecut etnis kita, saat membiarkan perlakuan tidak adil/kejahatan terjadi. Jangan ikut-ikutan, ntar jadi kena getahnya juga ... sering kita dengar dari para bijak, yang sebenarnya sedang menyembunyikan kelaminnya ke belakang pantat. Saya tidak sedang membicarakan anjing yang ketakutan, saya benar-benar sedang membicarakan perilaku manusia. Mari, perbaiki diri. Jangan lanjutkan dua sikap tersebut ke anak keturunan kita. Sebenarnya, selain ajaran sikap oportunis ala Sun Tzu. Kita juga memiliki role model yang bagus seperti Sun Zi, yang mengajarkan Wu Shi Dao. Sayang ajaran tersebut lebih berkembang dalam masyarakat Jepang, padahal itu milik leluhur kita. Salam, Chen Gui Xin --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, agoeng_...@... wrote: Ah, ga cuma nyuap pake duit atau hartalah, banyak juga yg nyuap pake harga diri n bahkan jual keluarga demi cari selamet entah dunia atau akhirat, cari posisi, cari duit buat nyuap lagi. Yg beginian mah dr cerita jaman sam kok sampe skrg banyak banget. Liat aja tuh yg sampe tega iblis2in leluhur demi cari selamet dunia atau akhirat. -Original Message- From: kusalacitto gunawan guna...@... Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Thu, 9 Sep 2010 12:45:14 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Prestasi pemerintah ? Aplikasi Korupsi itu bermacam-macam ya, Yang sering terjadi adalah suap menyuap. dan suap menyuap biasanya kan sebenarnya lebih dari 1 arah. Pasti ada Interaksinya... antara si pemberi suap dengan yang menerima suap. kalau ngomong soal Tionghoa Indonesia menerima suap, jelas bukan budayanya orang tionghoa di Indonesia. Karena mayoritas dari etnis Tionghoa yang minoritas ini, sudah termasuk kelas ekonomi menengah. Dan ditambah tidak ada (sangat jarang) menduduki posisi penting dalam strata birokrasi pemerintahan. Tetapi, kalau ngomong soal Tionghoa di Indonesia yang memberi suap. Tentu ini lain ceritanya. Jelas sekali sudah boleh dibilang telah menjadi budaya. Entah karena sudah dipraktekan ber-abad-abad atau karena ada trauma tertentu, maka saya kira, memberi suap, sudah resmi ber-akulturasi dengan budaya orang Tionghoa di Indonesia. Jelas ini belum ada penjelasan memuaskan baik dari segi ilmiah maupun dari segi sosio-kultural, untuk ini harusnya rekan-rekan se-milis yang masih muda-muda maupun yang ikut KEJAR PAKET Z (misalnya) masih bisa mengangkat topik ini sebagai judul tesis. Seolah sudah tertulis dalam DNA, atau sudah menjadi hukum tidak tertulis, Tionghoa suka memberi suap. Dan uniknya, bahkan Tionghoa sudah tidak menyadari itu adalah suap. Inilah prilaku jelek dari Tionghoa (tertentu) atau mereka yang saya lebih suka sebut CINA. Dan saya namakan mereka CINA, tentu untuk men distinc kan mereka dengan Tionghoa lainnya. Dan iya Cina disini adalah istilah untuk menghina mereka juga untuk menghindari generalisasi ataupun stigmata untuk Tionghoa secara menyeluruh. Kelakuan para Cina, tentu saja, dapat kita saksikan lakon dan gerak gerik mereka dalam hidup kita yang singkat ini. Sangat mudah terlihat, bahkan lebih mudah menyaksikan kelakuan Cina ini dimana-mana daripada menyaksikan Anjing Kawin. Mungkin dan sangat mungkin, dalam jumlah member yang mencapai 3000an di milis ini, banyak sekali Cina didalamnya. Cina, juga telah banyak melahirkan masalah di Tanah Air, makanya jaman dulu (mungkin juga sekarang) ada istilah masalah cina. Dan oleh karena orang-orang cina seperti inilah, seluruh Tionghoa lainnya terkena cipratan. Cipratannya bukan terkena cipratan air suci tetapi keciprat air berbau got! Baiklah, mungkin ada diantara saudara-saudara yang innocent, merasa bingung dengan akusisi (accusation, saya tidak tahu kata Indonesia untuk kata ini, saya labelin saja akusisi) saya. Baiklah, saya berikan sedikit ciri-ciri apa yang disebut cina. Kalau saya berbakat seperti Benny Mice, mungkin saya akan menelurkan karya buku karikatur tebal yang ketebalannya mengalahkan tebalnya kitab suci. Saya akan memberi judul Lagak Cina. Baiklah , kembali mengenai Cina, seperti sudah disebut diatas, pastilah sangat gampang terlihat. Dan ciri utama mereka adalah gemar memberi suap. Kita mulai dari lingkungan sekitar kita, Cina suka memberi gratifikasi kecil-kecilan Biasanya untuk Satpam atau penjaga malam atau tukang parkir yang memang bertugas dan tugasnya membuka pintu portal. Dengan lugunya atau lebih tepatnya tidak mau tahu, cina tidak menyadari dari bahaya Tipping. Hal ini membuat para satpam tidak mau mengerjakan tugasnya kalau tidak diberi TIPS. Cina suka
[budaya_tionghua] Re: Benarkah Harun Yusuf mantan tukang kwamia?
Cina-cina sundal ? Rupanya anda sangat mencintai budaya tionghoa , sehingga penggunaan bahasa anda mencerminkan high culture budaya tionghoa dalam diri anda. Dari tulisan anda di bawah ini , rasional anda berjalan zigzag mungkin karena terbentur emosi di kanan kiri Sekali lagi saya ingatkan , milist ini untuk tionghoa dengan berbagai ragam latar dan terbuka .atau berbagai ragam latar yang tertarik dengan budaya tionghoa dan sejarah tiongkok. Berbicara suatu aliran protestan , seperti GBI , itu berarti anda membicarakan suatu aliran dengan beragam latar etnis pula , dengan kata lain anda mengatakan , pendeta GBI yang lain juga sundal , jadi mari di teruskan gaya bahasa anda , ambon2 sundal , batak2 sundal --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ikkyosensei_ym ikkyosen...@... wrote: Ko Tantono: Salam koh, saya ikutan jengkel dengan kelakuan pendeta GBI kayak gitu. Lagi-lagi GBI dah. Masih ada tuh, kalau mau dibodohin lihat : http://www.gbi-prj.com/node/379; Apa Cina-cina sundal seperti itu, belum belajar dari pengalaman diobrak abrik dijotosi saat kebaktian di dalam gerejanya ya. Disamaratakan laki perempuan anak-anak. Apa ya perlu dikerahkan massa lagi buat bakar-bakaran ... :) Ah, jangan ah, ntar kalau sudah kejadian, mereka minta perlindungannya sama Tionghoa yang selama ini mereka musuhi sendiri juga. Kita-kita lagi juga yang repot, diaku-aku sebagai saudara lagi. Salam --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tantono Subagyo tantono@ wrote: Masih ada tuh, kalau mau dibodohin lihat : http://www.gbi-prj.com/node/379 Ngomong tentang sho saja belepotan kok, lha wong Keuangan Yang Maha Kuasa. Bung Zhou Fu Yuan yth, Diantara 350 aliran dan beribu gereja di Indo ya tentu saja ada yang sakit, yang penting jangan di sama ratakan, agar anda tidak menjadi sakit pula hehehe
[budaya_tionghua] Re: Prestasi pemerintah ?
sebenernya mudah saja 1. jika korupsi dianggap sebagai budaya (dalam hal ini budaya cina) , ini harus kembali ke ilmu budaya di mana budaya asal akan berinteraksi dengan budaya lokal tempat di mana dia berdiaspora.Apalagi yang di sorot adalah proses suap yang juga berdasar pada interaksi (bukan satu arah) 2. Dilanjutkan dengan penelusuran dari daerah Tiongkok mana , berdiaspora ke negara mana , kawasan mana , lalu di lanjutkan dengan studi perbandingan. Pertama Indonesia itu sendiri , lalu Singapura , Malaysia , Filipina , dan seterusnya dan seterusnya. 3. konstanta = budaya sebelum berdiaspora adalah homogen variabel = budaya lokal tempat berdiaspora adalah heterogen. dstnya , dstnya Asia Tenggara (dimana negara tersebut memiliki chinese diatas satu juta jiwa) Peringkat negara terbersih (jadi makin rendah peringkatnya makin korup) 1. Myanmar , Indeks 1.9 , peringkat 160 /163 2. Indonesia , Indeks 2.4 peringkat 140 /163 3. Filipina , Indeks 2.5 , peringkat 121/163 4. Vietnam , Indeks 2.6 , peringkat 111/163 5. Thailand , Indeks 3.6 , peringkat 63/163 6. Malaysia, Indeks 5.0 , peringkat 44/163 7. Singapura , Indeks 9,4 , peringkat 5/163 perbandingan dengan negara leluhur 8. RRT , Indeks 3.3 , peringkat 70 9. Taiwan , Indeks 5.4 , peringkat 34 Peringkat jumlah perkiraan chinese dan persentasi perkiraan populasi chinese dalam satu negara vs peringkat korupsi 1. Singapura 2.8 juta / 74% (peringkat 5 terbersih dunia) 2. Malaysia 6.3 juta / 26% (peringkat 44 terbersih dunia) 3. Thailand 7 juta / 14% (peringkat 63 terbersih dunia) 4. Vietnam 1.3 juta / 3% (peringkat 111 terbersih dunia) 5. Indonesia 7.7 juta / 3% (peringkat 140 terbersih dunia) 6. Filipina 1.2 juta / 2% (peringkat 121 terbersih dunia) 7. Myanmar 1.1 juta / 3% (peringkat 160 terbersih dunia) Ini data mentah , tidak perlu diolah kuantitatif , cukup kualitatif dulu ajah . singapura di mana chinese benar2 mayoritas , merupakan termasuk lima besar negara paling bersih dari korupsi. Malaysia di mana chinese itu persentasinya signifikan memiliki peringkat yang lebih baik , disusul thailand. Sementara negara dengan komposisi chinese tidak besar mendominasi peringkat 100 keatas (Filipina , Indonesia , Myanmar, Vietnam) . Bisa di kombinasikan berpasangan dengan kombinasi yang lain (indeks religius vs indeks korupsi) dstnya . melihat sejauh mana korelasinya , yang tentu perlu waktu , dan komprehensif mudah2an mahasiswa sekarang ada yang tertarik meneliti untuk karya tulis ,walau memang merupakan isu yang sensitif. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, kusalacitto gunawan guna...@... wrote: Aplikasi Korupsi itu bermacam-macam ya, Yang sering terjadi adalah suap menyuap. dan suap menyuap biasanya kan sebenarnya lebih dari 1 arah. Pasti ada Interaksinya... antara si pemberi suap dengan yang menerima suap. kalau ngomong soal Tionghoa Indonesia menerima suap, jelas bukan budayanya orang tionghoa di Indonesia. Karena mayoritas dari etnis Tionghoa yang minoritas ini, sudah termasuk kelas ekonomi menengah. Dan ditambah tidak ada (sangat jarang) menduduki posisi penting dalam strata birokrasi pemerintahan. Tetapi, kalau ngomong soal Tionghoa di Indonesia yang memberi suap. Tentu ini lain ceritanya. Jelas sekali sudah boleh dibilang telah menjadi budaya. Entah karena sudah dipraktekan ber-abad-abad atau karena ada trauma tertentu, maka saya kira, memberi suap, sudah resmi ber-akulturasi dengan budaya orang Tionghoa di Indonesia. Jelas ini belum ada penjelasan memuaskan baik dari segi ilmiah maupun dari segi sosio-kultural, untuk ini harusnya rekan-rekan se-milis yang masih muda-muda maupun yang ikut KEJAR PAKET Z (misalnya) masih bisa mengangkat topik ini sebagai judul tesis. Seolah sudah tertulis dalam DNA, atau sudah menjadi hukum tidak tertulis, Tionghoa suka memberi suap. Dan uniknya, bahkan Tionghoa sudah tidak menyadari itu adalah suap. Inilah prilaku jelek dari Tionghoa (tertentu) atau mereka yang saya lebih suka sebut CINA. Dan saya namakan mereka CINA, tentu untuk men distinc kan mereka dengan Tionghoa lainnya. Dan iya Cina disini adalah istilah untuk menghina mereka juga untuk menghindari generalisasi ataupun stigmata untuk Tionghoa secara menyeluruh. Kelakuan para Cina, tentu saja, dapat kita saksikan lakon dan gerak gerik mereka dalam hidup kita yang singkat ini. Sangat mudah terlihat, bahkan lebih mudah menyaksikan kelakuan Cina ini dimana-mana daripada menyaksikan Anjing Kawin. Mungkin dan sangat mungkin, dalam jumlah member yang mencapai 3000an di milis ini, banyak sekali Cina didalamnya. Cina, juga telah banyak melahirkan masalah di Tanah Air, makanya jaman dulu (mungkin juga sekarang) ada istilah masalah cina. Dan oleh karena orang-orang cina seperti inilah, seluruh Tionghoa lainnya terkena cipratan. Cipratannya bukan terkena cipratan air suci tetapi keciprat air berbau got! Baiklah, mungkin ada diantara saudara-saudara yang innocent, merasa bingung dengan akusisi
[budaya_tionghua] Re: Benarkah Harun Yusuf mantan tukang kwamia?
Benar sekali, saya memang jengkel alias emosi .. he he he. :) Tapi perhatikan, saya menggunakan kata seperti itu, yang artinya ya yang seperti itu. Bukan semua pendeta atau semua Tionghoa. Tapi, yang berkelakuan seperti itu. Kebetulan saya menyebut GBI, karena bukankah kebanyakan basis para pendeta yang seperti itu kebanyakan di GBI? Silahkan tanya kepada koh Tantono, dia pasti lebih mengerti tentang hal ini. Sama seperti Kussalacito, saya menggunakan istilah CINA, untuk men distinc kan mereka dengan Tionghoa lainnya. http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/message/51799 Saya menggunakan istilah sundal, untuk menunjuk pada Tionghoa yang menjelek-jelekkan budaya Tionghoa, ngaku2 Tionghoa kalau butuh saja. Kalau lagi dapat nggak enaknya atau lagi ditawarin duit langsung dah berkhianat. Istilah ini, dulu pernah juga diucapkan oleh anggota milist lain. Coba cermati post yang ini: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/message/47879 Salam, Chen Gui Xin --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Dada wrw@... wrote: Cina-cina sundal ? Rupanya anda sangat mencintai budaya tionghoa , sehingga penggunaan bahasa anda mencerminkan high culture budaya tionghoa dalam diri anda. Dari tulisan anda di bawah ini , rasional anda berjalan zigzag mungkin karena terbentur emosi di kanan kiri Sekali lagi saya ingatkan , milist ini untuk tionghoa dengan berbagai ragam latar dan terbuka .atau berbagai ragam latar yang tertarik dengan budaya tionghoa dan sejarah tiongkok. Berbicara suatu aliran protestan , seperti GBI , itu berarti anda membicarakan suatu aliran dengan beragam latar etnis pula , dengan kata lain anda mengatakan , pendeta GBI yang lain juga sundal , jadi mari di teruskan gaya bahasa anda , ambon2 sundal , batak2 sundal --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ikkyosensei_ym ikkyosensei@ wrote: Ko Tantono: Salam koh, saya ikutan jengkel dengan kelakuan pendeta GBI kayak gitu. Lagi-lagi GBI dah. Masih ada tuh, kalau mau dibodohin lihat : http://www.gbi-prj.com/node/379; Apa Cina-cina sundal seperti itu, belum belajar dari pengalaman diobrak abrik dijotosi saat kebaktian di dalam gerejanya ya. Disamaratakan laki perempuan anak-anak. Apa ya perlu dikerahkan massa lagi buat bakar-bakaran ... :) Ah, jangan ah, ntar kalau sudah kejadian, mereka minta perlindungannya sama Tionghoa yang selama ini mereka musuhi sendiri juga. Kita-kita lagi juga yang repot, diaku-aku sebagai saudara lagi. Salam --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tantono Subagyo tantono@ wrote: Masih ada tuh, kalau mau dibodohin lihat : http://www.gbi-prj.com/node/379 Ngomong tentang sho saja belepotan kok, lha wong Keuangan Yang Maha Kuasa. Bung Zhou Fu Yuan yth, Diantara 350 aliran dan beribu gereja di Indo ya tentu saja ada yang sakit, yang penting jangan di sama ratakan, agar anda tidak menjadi sakit pula hehehe
[budaya_tionghua] Re: Prestasi pemerintah ?
@Dada: Adanya korelasi negatif antara peringkat kebersihan dari korupsi (X) dengan persentase populasi Chinese (Y), tidaklah serta merta bermakna kausalitas karena X maka Y, atau karena Y maka X. Banyak faktor yang mempengaruhi tingkat korupsi, baik dari aspek ekonomi, politik, sosiologi seperti ikatan kekerabatan, psikologi, peraturan penegakan yang ada, kualitas birokrasi, dan sebagainya. Perlu ditelaah secara kualitatif dulu untuk membuat model penelitian yang rasional. Tentang karakteristik etnis tertentu di Indonesia (dalam hal ini Tionghoa) terkait sikap terhadap korupsi/suap. Saya pikir dapat diteliti secara langsung menggunakan pendekatan kualitatif. Namun, sekali lagi kita, juga perlu membuat definisi tentang korupsi itu sendiri, sehingga bisa dioperasionalisasi ke variabel ukuran-ukuran korupsi. Jika memang ingin membandingkan tingkat korupsi/suap antar etnis, maka kita tinggal mengkuantifikasi saja hasil pengukuran untuk masing-masing etnis. Banyak statistik yang bisa digunakan untuk pengujiannya. Penelitian seperti ini tidak masalah sama sekali. Tidak ada yang sensitif, jika pengumpulan datanya ditangani/didampingi oleh profesional. Saya juga sangat mendukung, jika ada mahasiswa yang ingin meneliti tema tersebut. Salam, Chen Gui Xin --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Dada wrw@... wrote: sebenernya mudah saja 1. jika korupsi dianggap sebagai budaya (dalam hal ini budaya cina) , ini harus kembali ke ilmu budaya di mana budaya asal akan berinteraksi dengan budaya lokal tempat di mana dia berdiaspora.Apalagi yang di sorot adalah proses suap yang juga berdasar pada interaksi (bukan satu arah) 2. Dilanjutkan dengan penelusuran dari daerah Tiongkok mana , berdiaspora ke negara mana , kawasan mana , lalu di lanjutkan dengan studi perbandingan. Pertama Indonesia itu sendiri , lalu Singapura , Malaysia , Filipina , dan seterusnya dan seterusnya. 3. konstanta = budaya sebelum berdiaspora adalah homogen variabel = budaya lokal tempat berdiaspora adalah heterogen. dstnya , dstnya Asia Tenggara (dimana negara tersebut memiliki chinese diatas satu juta jiwa) Peringkat negara terbersih (jadi makin rendah peringkatnya makin korup) 1. Myanmar , Indeks 1.9 , peringkat 160 /163 2. Indonesia , Indeks 2.4 peringkat 140 /163 3. Filipina , Indeks 2.5 , peringkat 121/163 4. Vietnam , Indeks 2.6 , peringkat 111/163 5. Thailand , Indeks 3.6 , peringkat 63/163 6. Malaysia, Indeks 5.0 , peringkat 44/163 7. Singapura , Indeks 9,4 , peringkat 5/163 perbandingan dengan negara leluhur 8. RRT , Indeks 3.3 , peringkat 70 9. Taiwan , Indeks 5.4 , peringkat 34 Peringkat jumlah perkiraan chinese dan persentasi perkiraan populasi chinese dalam satu negara vs peringkat korupsi 1. Singapura 2.8 juta / 74% (peringkat 5 terbersih dunia) 2. Malaysia 6.3 juta / 26% (peringkat 44 terbersih dunia) 3. Thailand 7 juta / 14% (peringkat 63 terbersih dunia) 4. Vietnam 1.3 juta / 3% (peringkat 111 terbersih dunia) 5. Indonesia 7.7 juta / 3% (peringkat 140 terbersih dunia) 6. Filipina 1.2 juta / 2% (peringkat 121 terbersih dunia) 7. Myanmar 1.1 juta / 3% (peringkat 160 terbersih dunia) Ini data mentah , tidak perlu diolah kuantitatif , cukup kualitatif dulu ajah . singapura di mana chinese benar2 mayoritas , merupakan termasuk lima besar negara paling bersih dari korupsi. Malaysia di mana chinese itu persentasinya signifikan memiliki peringkat yang lebih baik , disusul thailand. Sementara negara dengan komposisi chinese tidak besar mendominasi peringkat 100 keatas (Filipina , Indonesia , Myanmar, Vietnam) . Bisa di kombinasikan berpasangan dengan kombinasi yang lain (indeks religius vs indeks korupsi) dstnya . melihat sejauh mana korelasinya , yang tentu perlu waktu , dan komprehensif mudah2an mahasiswa sekarang ada yang tertarik meneliti untuk karya tulis ,walau memang merupakan isu yang sensitif. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, kusalacitto gunawan gunawan@ wrote: Aplikasi Korupsi itu bermacam-macam ya, Yang sering terjadi adalah suap menyuap. dan suap menyuap biasanya kan sebenarnya lebih dari 1 arah. Pasti ada Interaksinya... antara si pemberi suap dengan yang menerima suap. kalau ngomong soal Tionghoa Indonesia menerima suap, jelas bukan budayanya orang tionghoa di Indonesia. Karena mayoritas dari etnis Tionghoa yang minoritas ini, sudah termasuk kelas ekonomi menengah. Dan ditambah tidak ada (sangat jarang) menduduki posisi penting dalam strata birokrasi pemerintahan. Tetapi, kalau ngomong soal Tionghoa di Indonesia yang memberi suap. Tentu ini lain ceritanya. Jelas sekali sudah boleh dibilang telah menjadi budaya. Entah karena sudah dipraktekan ber-abad-abad atau karena ada trauma tertentu, maka saya kira, memberi suap, sudah resmi ber-akulturasi dengan budaya orang Tionghoa di Indonesia. Jelas ini belum ada penjelasan memuaskan baik dari segi ilmiah
[budaya_tionghua] Re: Benarkah Harun Yusuf mantan tukang kwamia?
Jika ranah keyakinan sudah didasari motif untuk menyembah Keuangan yang Maha Esa , lantas berjualan , maka dia harus menyediakan beberapa eksposisi , misalkan mantan tukang kwamia , di datangi malaikat , mendengar bisikan , mantan panglima gereja setan , mengaku sebagai cicit kaisar , tidak perlu sampai membuka baju tentunya , tapi membuat suatu kurikulum hidup yang spektakuler , menandakan dirinya bukan orang sembarangan. Adalah hal yang sulit seperti memacu kendaraan sedemikian tinggi lantas tiba2 berbelok menikung , menghasilkan tontonan yang dramatis , spektakuler , ajaib dan akhirnya , mukjizat dan memaksa pendengar , pemirsa takjub bukan main. Apalagi orang yang berpindah dan berjualan , baik itu pindah agama , pindah budaya , pindah negara , daripada menghadapi resiko pandangan curiga , dia harus lebih kristen daripada kristen umumnya , lebih islam daripada islam umumnya , lebih amerika daripada orang amerika itu sendiri , lebih buddhist daripada buddhist itu sendiri. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tantono Subagyo tant...@... wrote: Ada orang yang masuk Kristen karena mau cari rezeki, jadi ya begitulah, ngaku mantan tukang kwa-mia, ngaku mantan FPI-lah dls, di agama lain juga ada, ada yang ngaku mantan suster (padahal cuma sekolah di suster-an). Orang begini jangan digubris karena yang disembah adalah Ke-uang-an Yang Maha Kuasa. Coba dipanggil kotbah tidak dikasih duit, pasti deh merengut. Saya pernah ketemu Harun Yusuf, Im Yang Ngo Heng saja nggak tahu ngakunya bisa Pwee Jie, dan katanya Pwee Jie atau Ba Zi itu nggak pake itungan tanggal lahir tapi pakai mahluk halus, cap deh. Sojah, Tan Lookay 2010/9/2 Budi Hermawan budma...@... Yth Netters, Saya ingin bertanya ttg Harun Yusuf. Menurut pengakuannya, dia adalah seorang mantan tukang kwamia yang dulu praktek di daerah Muara Karang/Pluit kalau tidak salah. Adakah rekan2, terutama yang tinggal di daerah sana atau yang dulu pernah berkonsultasi dengannya, yang dapat mengkonfirmasi apakah memang benar demikian? Sebelumnya saya mohon agar pertanyaan saya ini jangan menjadi perdebatan panjang, karena dari yang saya lihat di milis lain biasanya kalau sudah membahas Harun yusuf akhirnya jadi perdebatan. Tujuan saya bertanya demikian karena hanya ingin tahu saja apakah memang dia itu benar2 mantan tukang kwamia atau hanya ngaku2 saja. Sebelumnya saya ucapkan terima kasih. Budi -- Salam, Tantono Subagyo
[budaya_tionghua] Re: Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran bersama?
Agama , suka atau tidak suka , seperti ideologi komunis dan lain lain , meluangkan waktu untuk berbagai solusi untuk pemerintahan dalam mengelola negara . Dari ekonomi syariah sampai etika dasar kristen yang mendasari kapitalisme di kemudian hari. Atau peran Neo Confucian dalam revolusi ilmu di Jepang dan Korea. Jadi , walau secara pribadi saya tidak suka dengan keterlibatan agama dalam pemerintahan , partai berdasarkan agama masih lebih masuk akal daripada partai berdasarkan ras . Lagipula , apakah keragaman ras di malaysia itu sekompleks Tiongkok atau Indonesia? --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Azura-Mazda extrim_blue...@... wrote: Zhou Fuyen jangan somse. Di Malay, partai berdasarkan garis ras itu sudah bener. Daripada di Indonesia, ada dominasi partai berasas agama tunggal.  --- Pada Rab, 1/9/10, zho...@... zho...@... menulis: Dari: zho...@... zho...@... Judul: Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran bersama? Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Rabu, 1 September, 2010, 1:41 PM  Percayalah, Malaysia adalah bom waktu! Politik rasialnya sekarang justru mendapat tantangan berat! Di sana partai adalah berdasarkan ras, ini jelas ketinggalan dibanding Indonesia, masak kita harus berjalan mundur? Nep ternyata tdk membawa berkah ke masyarakat luas, hanya golongan elite bumi putra yg menikmati hasilnya, dan nanti setelah kemudahan dicabut, apakah mereka masih dpt bersaing? Jika ingin memajukan golongan masyarakat yg terbelakang, jangan berdasarkan ras, tapi harus berdasarkan kelas ekonomi. Kita harus memberi banyak subsidi untuk kelompok ini, misalnya bea siswa, kredit usaha murah, subsidi perumahan, pelatihan kerja, tranportasi murah, tunjangan kesehatan dll, semua ini memang memakan dana yg cukup besar, dananya ya diambil dari pajak, maka tingkatkan prosentase pajak bagi pengusaha besar dan barang mewah semacam sedan dan rumah mewah. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT From: Harry Adinegara sans_culotte...@... Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Wed, 1 Sep 2010 05:51:39 -0700 (PDT) To: tionghoa-...@yahoogroups.com; budaya tionghuabudaya_tiong...@yahoogroups.com ReplyTo: budaya_tionghua@yahoogroups.com Cc: gelora45gelor...@yahoogroups.com; media caremediac...@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran bersama?  Rupanya perlu di-telaah lebih mendalam perihal  berita soal Pak Wapres Jusuf Kalla, yang dalam pidatonya yang terachir sempat beliau dikatagorikan sebagai seorang yang rasialis, seorang rasialis yang anti suku Tionghoa.  Bersamaan dengan kejadian ini ,negara tetangga kita , Malaysia merayakan policy yang waktu itu, dikenal sebagai NEP(New Economic Policy) yang dicetuskan di tahun 1971, jadi sudah 40-an tahun yll. NEP ini bertujuan untuk menjebatani suatu fusi antara ,terutama 3 etnis di M'sia, yakni etnis Chinese, Indian dan majority orang Malay atau bumiputra, untuk bisa kerja sama dengan lebih efektip bagi kemakmuran bersama. Tujuan policy ini adalah untuk menyatukan sikap , ketrampilan dan kinerja segenap kekuatan (3 etnis) ini untuk bisa kerja sama menuju kemakmuran bersama. Untuk mencapai tujuan achir , kemakmuran bersama maka perlu di-awali dengan mengangkat sikon-nya orang Malay (bumi putra) yang mayoritas(60%)untuk bisa berdiri sama tinggi, duduk sama rendah. Caranya dengan , apa yang dikenal dengan affirmative action. Kejadian huru hara tahun 1969, clash antar etnis memberikan stimuli pada pemerintah waktu itu untuk mencari jalan keluar(solusi)  dari kejadian ini  yang telah menelan korban jiwa dan harta, Mencari idee ,mencari , mengolah suatu rancangan undang2 untuk mengatasi kejadian ini dan mempersatukan segenap kekuatan , bekerja sama segenap kekuatan bagi kemajuan negara Malaysia. Caranya yalah dengan memberikan ...preferential access ke misalnya bea siswa, kepemilikan saham dalam perusahaan sampai ke pembelian rumah,policy ini akan memberikan fasilitas pertama2 kepada bumi putra. Dengan cara affirmative action ini ditargetkan kalau dalam kurun waktu tidak lama maka para bumi putra akan sanggup ber-mitra dengan etnis2 lain yang dulunya mustahil bisa terlaksana karena status bumi putra tak se-imbang dalam banyak hal. Dalam kurun waktu 40 tahun semenjak policy NEP ini, dirasakan oleh pemerintah sekarang, sudah sampai waktunya untuk mengganti atau mengolah policy NEP ini dengan lebih rinci, menghilangkan aspek policy yang kurang menguntungkan dan memberikan suntikan baru agar kemajuan yang sudah sempat dicapai sekarang ini akan bisa lebih di-galak-kan mengingat globalisasi dimana semua negara bersaing untuk kemajuan negara nya masing2.  Mengapa NEP , oleh pemerintah Najib Razak perlu di olah /dirubah dan disesuaikan dengan waktu dan pemrmintaan zaman ? Dalam perjalanan policy NEP ini, Malaysia sudah bisa mencapai hasil yang cukup mengagumkan. Pasca PD II, waktu itu Malaysia bisa di
[budaya_tionghua] Re: Baca Dan Respon Posting. (Was: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta)
Salah satu teknik interogasi agen2 KGB adalah permainan bad cop dan good cop , yang satu berperan sebagai demon , menindas tahanan agar mengakui suatu kesalahan , satu lagi berperan sebagai malaikat yang membelai2 tahanan dengan senyum dan ramah. Tahanan akan terombang-ombang dalam permainan panas dan dingin ini sampai menjadi gelas yang retak. Dalam hubungan internasional dan dalam negri pun prinsipnya sama , bahkan keluarga sebagai elemen terkecil itu harus ada balance , harus ada bapak yang ditakuti dan disegani , harus ada ibu yang membelai2 sang anak. Jadi tidak cukup dengan AHIMSA , tidak cukup dengan whatever Gandhi Would Do , tapi juga harus ada Whatever Machiavelli Would Do. Bermain main dengan irama sesuai situasi dan kondisi. Sebagai bangsa harus ada tokoh humanis seperti Gus Dur dan juga tentara setangguh pasukan komando khusus. Di Jerman ada Hitler yang di kutuk oleh musuhnya , ada juga Rommel yang di hormati , bahkan oleh pidato Churchill di masa perang . Dalam kaidah seni perang , Yagyu Munenori mengungkap dualisme pedang , bahwa pedang itu pemberi kehidupan dan juga instrumen kematian. Jika pedang di tebas itu untuk mencabut nyawa seorang Hitler yang menyebabkan tumpahnya darah jutaan manusia , atau serial killer yang menyebabkan rentetan kematian , dengan menebas pedang itu untuk menghabisi mereka , maka dapat di katakan pedang itu juga instrumen pemberi hidup (live-giving sword). Jika karena Ahimsa yang anti kekerasan itu menyebabkan kematian lebih banyak lagi , melalui dampak langsung atau tidak langsung (India boleh merdeka , tapi di susul konflik dengan terpecahnya India , Pakistan , dan menyusul Bangladesh) maka dapat di katakan Ahimsa yang anti kekerasan itu juga sebenarnya instrumen kekerasan itu sendiri. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, sf sawfa@ wrote: sekian lama sy merasa cara ahimsa nya mahatma gandhi adalah paling baik, maka sy lebih merasa cara bun lebih baik dari bu. pilihan sy ini sejalan dg pandangan 1 generasi di atas sy, tentunya berdasarkan pengalaman mereka masa itu. di singkawang dulu ada seorang jago kungfu yg sekarang sy lupa nama aslinya siapa (dulu sy tidak tau) tapi dikenal dg panggilan cimuk On. dalam suatu pertandingan persahabatan dg jago karate dari jepang, setelah si jepang pulang ke rumah, muntah darah dan mati. cimuk On kemudian jadi buron dan disembunyikan murid2nya di jakarta, dan sampai akhir hayatnya tinggal di jl. TSS. kejadian itu mungkin salah satu kejadian yg membuat trauma shg setelah itu tidak terdengar lagi cerita2 pembela kebenaran dari singkawang. padahal jika dirunut-runut ke belakang, sy rasa nenek moyang orang tionghua di singkawang rata2 menguasai ilmu bela diri yg cukup mumpuni shg mampu mengatasi medan yg berat. pd jaman orba, di tingkat kebijakan, semua yg berbau cina sebisa mungkin dihilangkan. di tingkat implementasi, sejak anak2 sdh timbul kebencian yg sangat kental terhadap cina di kalangan melayu, entah apa yg ada di pikiran anak2 itu sehingga harus malak dan ngajak berantem. dan tambah menjadi-jadi karena tidak ada lagi komunitas tionghua yg mengajarkan ilmu bela diri. sy sendiri waktu umur 9 atau 10 tahun di suatu malam pulang dari belanja di warung sendirian, pernah dicegat dan dikerubuti 6-7 anak2 tetangga tapi karena gelap, sepi, gak ada pilihan lain, lebih baik melawan sebisanya daripada mati konyol. itu pengalaman berantem satu2nya yg sy punyai, hehehe . komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja, yg setau sy belum pernah ada sejarahnya, gereja mengadakan latihan ilmu bela diri, kungfu atau karate atau boxing sekalipun. sesepuh2 yg dianggap bijaksana sbg tempat mengadu, biasanya menenangkan dg kata2: sebisa mungkin kita menghindar saja, biarkan mereka berbuat jahat terhadap kita, suatu saat mereka pasti akan ketemu orang yg membuat mereka jera. tapi dari hari ke hari, semakin banyak yg ngomong begitu, sementara orang yg akan memberi pelajaran yg membuat jera, tak kunjung muncul, hehehe dlm sebuah retret meditasi, sy ketemu kawan2 dari makassar. salah satunya sangat menggemari ilmu beladiri, bahkan di retret sebelumnya katanya dia ketemu seorang ahli taichi yg masih muda huaqiao dari amerika. yg mengagetkan sy, teman ini bercerita bahwa ia sering duel dg tukang2 becak di sana. kalau ada yg belagu atau ngata2in cino, dia akan pancing ke tempat sepi, dan hajar di sana, tapi jangan sampai mati, katanya, hehehe padahal ia adalah seorang sarjana hukum. semoga di pontianak dan daerah2 lain semakin banyak orang2 spt teman makassar itu atau spt koko dari ikkyosensei, maka menurut sy, huaren akan lebih dipandang dlm kehidupan bermasyarakat secara nasional.
Re: [budaya_tionghua] Re: Benarkah Harun Yusuf mantan tukang kwamia?
Sudah sejak lama, saya mengkategorikan tokoh2 yg mengaku tobat karena insyaf ini adalah manusia2 yg dasarnya sakit secara sosial. Kalau tidak sakit kok bisa sesatnya sedemikian jauh! Sampai jadi tukang guamia, tukang bakar gereja dll yg tdk akan mampu dilakukan manusia2 normal, apapun agamanya. Jika sebuah lembaga agama bisa mendatangkan mereka utk berceramah dan terus mengidolakan mereka, berarti lembaga itu juga sakit! Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: Dada wrw@gmail.com Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Wed, 08 Sep 2010 08:06:00 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Benarkah Harun Yusuf mantan tukang kwamia? Jika ranah keyakinan sudah didasari motif untuk menyembah Keuangan yang Maha Esa , lantas berjualan , maka dia harus menyediakan beberapa eksposisi , misalkan mantan tukang kwamia , di datangi malaikat , mendengar bisikan , mantan panglima gereja setan , mengaku sebagai cicit kaisar , tidak perlu sampai membuka baju tentunya , tapi membuat suatu kurikulum hidup yang spektakuler , menandakan dirinya bukan orang sembarangan. Adalah hal yang sulit seperti memacu kendaraan sedemikian tinggi lantas tiba2 berbelok menikung , menghasilkan tontonan yang dramatis , spektakuler , ajaib dan akhirnya , mukjizat dan memaksa pendengar , pemirsa takjub bukan main. Apalagi orang yang berpindah dan berjualan , baik itu pindah agama , pindah budaya , pindah negara , daripada menghadapi resiko pandangan curiga , dia harus lebih kristen daripada kristen umumnya , lebih islam daripada islam umumnya , lebih amerika daripada orang amerika itu sendiri , lebih buddhist daripada buddhist itu sendiri. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tantono Subagyo tant...@... wrote: Ada orang yang masuk Kristen karena mau cari rezeki, jadi ya begitulah, ngaku mantan tukang kwa-mia, ngaku mantan FPI-lah dls, di agama lain juga ada, ada yang ngaku mantan suster (padahal cuma sekolah di suster-an). Orang begini jangan digubris karena yang disembah adalah Ke-uang-an Yang Maha Kuasa. Coba dipanggil kotbah tidak dikasih duit, pasti deh merengut. Saya pernah ketemu Harun Yusuf, Im Yang Ngo Heng saja nggak tahu ngakunya bisa Pwee Jie, dan katanya Pwee Jie atau Ba Zi itu nggak pake itungan tanggal lahir tapi pakai mahluk halus, cap deh. Sojah, Tan Lookay 2010/9/2 Budi Hermawan budma...@... Yth Netters, Saya ingin bertanya ttg Harun Yusuf. Menurut pengakuannya, dia adalah seorang mantan tukang kwamia yang dulu praktek di daerah Muara Karang/Pluit kalau tidak salah. Adakah rekan2, terutama yang tinggal di daerah sana atau yang dulu pernah berkonsultasi dengannya, yang dapat mengkonfirmasi apakah memang benar demikian? Sebelumnya saya mohon agar pertanyaan saya ini jangan menjadi perdebatan panjang, karena dari yang saya lihat di milis lain biasanya kalau sudah membahas Harun yusuf akhirnya jadi perdebatan. Tujuan saya bertanya demikian karena hanya ingin tahu saja apakah memang dia itu benar2 mantan tukang kwamia atau hanya ngaku2 saja. Sebelumnya saya ucapkan terima kasih. Budi -- Salam, Tantono Subagyo
[budaya_tionghua] Re: Arti Penting Misi Perjalanan Laksamana Zheng He (Cheng Ho) Bagi Pengembangan Bis
kagak ada itu Beliau alias Zheng He meditasi or tapa di gedung batular. yg masalah itu kelenteng sampo tong jadi berubah nilai2 budayanya wekekekekekkekekeke. mana itu nuansa jawanya ? lenyap akang !!! mana itu nuansa khas tionghoa jawa ?? tai kak sie itoe tjoema sempet jadi tempat persinggahan en tinggal sementara bhiksu Ben Qing. Lha kalu mau ditarik mah banyak atuh termasuk jg bio kim tek ie dsbnya. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, east_road east_r...@... wrote: Mau tanya bro ivan, Lalu yang Di goa gedong Batu itu dikatakan tempat Beliau bermeditasi itu benar atau tidak ?. Pasti ada latar belakang sejarah mengenai goa Gedong Batu hadir. Memang Benar Klenteng Tay kak Sie dan Klenteng Gedong Batu adalah aset Semarang, Bahkan saya pernah membawa teman dari Tiongkok pun kagum akan Semarang, Saya rasa Kleteng Gedong batu adalah aset wisatawan Internasional yang perlu digali. Sementara Kletenteng Tay kak sie nampak tilas Agama Buddha dan penyebarannya. Perlu dilestarikan pula karena ini adalah sejarah latar belakang penyebaran Agama Buddha dari sekian lama tidur terlelap semenjak Kejatuhan Kerajaan majapahit. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Ivan ivan_taniputera@ wrote: Betul. Memang Zhenghe tidak pernah singgah di Semarang. Cuman kebetulan saja di Semarang ada Sampokong (Gedung Batu), jadi kita manfaatkan momen ini. Salam, IT. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ardian_c ardian_c@ wrote: setau aye itu armada zheng he ngedarat di tuban , gresik gak di semarang ntu jangkar seh nurut mata aye yg masih amatir, itu jangkar belanda boekan jangkar tiongkok yg 4 mata. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Ophoeng ophoeng@ wrote: Bung Ardian, Bung Ivan dan TTM semuah, Hai, apakabar? Sudah makan? Kebetulan saya baru ajah selesai nonton video-nya Zheng He ini. Zheng-he ke Jawa (kayaknya bukan khusus ke Semarang ya?), bukannya genap 600 tahun-nya udah lewat 4-5 tahun lalu ya? Waktu itu diperingati besar-besaran di Semarang, mereka bikin replika kapalnya di kali deket kelenteng Gang Lombok(?) itu. Di Cirebon, kelenteng Thay Kak Sie deket pelabuhan itu, menyimpan satu jangkar besar yang dipercaya merupakan jangkar dari kapal anggota armada Zheng-he juga. Kaisar Zhu-di atau Yong-le ini hebat sekali pada jamananya ya. Sudah memikirkan menyusun ensiklopedi segala, sayang buku-bukunya banyak dibakar oleh penggantinya ya. Juga terpikir untuk mengirim misi muhibah segala. Sayang sekali dia gak berpikir untuk menguasai daerah yang tak bertuan - yang disinggahi oleh armada Zheng-he, misalnya. Di filem tidak diceritakan kisah selanjutnya setelah Tiongkok (mereka sudah menyebut Cung-guo?) ditinggal mati oleh Zhu-di, dilanjutkan oleh anaknya cuma sebentar (8 bulan?) lalu cucunya meneruskan tahta. Zheng-he yang sudah di'ban' aka grounded oleh anaknya Zhu-di, lalu direhabilitasi namanya, dikasih ijin untuk melaut lagi. Sementara Zheng-he yang sudah lanjut usia, lantas perannya digantikan oleh anak cici angkatnya (atau pacarnya ya?) Sung-thian, segenerasi ama sang cucu kaisar. Gak tahu apakah ada cerita selanjutnya ttg kedua penerus ini ya? Atau mereka gak sempat berkibar namanya sudah digulung oleh kaisar dari keluarga lain yang 'berontak'. Seru juga melihat mereka baku bunuh demi tahta, bahkan di antara sesama saudara dan orangtua/anak sendiri sekalipun! Kalau baca sejarah mereka, kayakanya getun - menyesali, kaisar selalu digantikan lewat pertumpahan darah, entah oleh keturunannya sendiri, atau oleh keluarga lain. Kalau saja jaman itu sudah mengenal pergantian kekuasaan tanpa pertumpahan darah, mungkin sudah sejak dulu Tiongkok berjaya dan sukses menjadi boss dunia ya? Cara Yong-le memerintah, kalau benar seperti digambarkan di filem tsb., nampaknya sudah 'demokrasi' - dia kasih kesempatan para menteri-nya untuk punya pendapat sendiri, walau keputusan terakhir selalu di tangannya jua. Memang sih agak 'aneh' kalau dibandingkan dengan demokrasi sekarang, tapi demokrasi sekarang juga akan terasa aneh: bisa pake duit supaya menang dengan suara terbanyak, jeh! Yang masih bikin bingung buat saya, nama-nama negara yang disinggahi Zheng-he, karena lafal-nya dari Guo-yu, si pembuat sub-title kayaknya asal nyebut ajah, ada yang pas, tapi banyak yang kayaknya gak nyambung. Susah menebaknya. Baca di wikipedia, daerah atau negara yang disinggahinya, banyak yang gak cocok ama yang disebut di sub-title. Susah juga sih ya, pembuat sub-title biasanya cuma asal terjemahin, kejar tayang, gak ada waktu - jadi asal jadi ajah sudah bagus, euy! Back to topic. Kalau mau mengharap pemerintah ikut ambil bagian dalam mempromosikan Semarang dengan
[budaya_tionghua] Re: Benarkah Harun Yusuf mantan tukang kwamia?
lha bukannya harun yusuf dah ngadep giam lo ong gak lama abis dia bertobat ? so ketemunya kapan tuh boss ? ataw ketemu anaknya kale yg selalu bawa2 cerita bokapnya. btw gw baru seumur2 denger tukang pekji pake cabut2 roh wekekekeke ngibul tuh --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tantono Subagyo tant...@... wrote: Ada orang yang masuk Kristen karena mau cari rezeki, jadi ya begitulah, ngaku mantan tukang kwa-mia, ngaku mantan FPI-lah dls, di agama lain juga ada, ada yang ngaku mantan suster (padahal cuma sekolah di suster-an). Orang begini jangan digubris karena yang disembah adalah Ke-uang-an Yang Maha Kuasa. Coba dipanggil kotbah tidak dikasih duit, pasti deh merengut. Saya pernah ketemu Harun Yusuf, Im Yang Ngo Heng saja nggak tahu ngakunya bisa Pwee Jie, dan katanya Pwee Jie atau Ba Zi itu nggak pake itungan tanggal lahir tapi pakai mahluk halus, cap deh. Sojah, Tan Lookay 2010/9/2 Budi Hermawan budma...@... Yth Netters, Saya ingin bertanya ttg Harun Yusuf. Menurut pengakuannya, dia adalah seorang mantan tukang kwamia yang dulu praktek di daerah Muara Karang/Pluit kalau tidak salah. Adakah rekan2, terutama yang tinggal di daerah sana atau yang dulu pernah berkonsultasi dengannya, yang dapat mengkonfirmasi apakah memang benar demikian? Sebelumnya saya mohon agar pertanyaan saya ini jangan menjadi perdebatan panjang, karena dari yang saya lihat di milis lain biasanya kalau sudah membahas Harun yusuf akhirnya jadi perdebatan. Tujuan saya bertanya demikian karena hanya ingin tahu saja apakah memang dia itu benar2 mantan tukang kwamia atau hanya ngaku2 saja. Sebelumnya saya ucapkan terima kasih. Budi -- Salam, Tantono Subagyo
Bls: [budaya_tionghua] Re: Arti Penting Misi Perjalanan Laksamana Zheng He (Cheng Ho) Bagi Pengembangan Bis
Kepada semua saudara saudaraku yang saya hormati...kebetulan saya punya buku kopiyannya LOUW DJING TIEada yang tertarik? --- Pada Rab, 8/9/10, ardian_c ardia...@yahoo.co.id menulis: Dari: ardian_c ardia...@yahoo.co.id Judul: [budaya_tionghua] Re: Arti Penting Misi Perjalanan Laksamana Zheng He (Cheng Ho) Bagi Pengembangan Bis Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Rabu, 8 September, 2010, 1:05 PM kagak ada itu Beliau alias Zheng He meditasi or tapa di gedung batular. yg masalah itu kelenteng sampo tong jadi berubah nilai2 budayanya wekekekekekkekekeke. mana itu nuansa jawanya ? lenyap akang !!! mana itu nuansa khas tionghoa jawa ?? tai kak sie itoe tjoema sempet jadi tempat persinggahan en tinggal sementara bhiksu Ben Qing. Lha kalu mau ditarik mah banyak atuh termasuk jg bio kim tek ie dsbnya. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, east_road east_r...@... wrote: Mau tanya bro ivan, Lalu yang Di goa gedong Batu itu dikatakan tempat Beliau bermeditasi itu benar atau tidak ?. Pasti ada latar belakang sejarah mengenai goa Gedong Batu hadir. Memang Benar Klenteng Tay kak Sie dan Klenteng Gedong Batu adalah aset Semarang, Bahkan saya pernah membawa teman dari Tiongkok pun kagum akan Semarang, Saya rasa Kleteng Gedong batu adalah aset wisatawan Internasional yang perlu digali. Sementara Kletenteng Tay kak sie nampak tilas Agama Buddha dan penyebarannya. Perlu dilestarikan pula karena ini adalah sejarah latar belakang penyebaran Agama Buddha dari sekian lama tidur terlelap semenjak Kejatuhan Kerajaan majapahit. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Ivan ivan_taniputera@ wrote: Betul. Memang Zhenghe tidak pernah singgah di Semarang. Cuman kebetulan saja di Semarang ada Sampokong (Gedung Batu), jadi kita manfaatkan momen ini. Salam, IT. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ardian_c ardian_c@ wrote: setau aye itu armada zheng he ngedarat di tuban , gresik gak di semarang ntu jangkar seh nurut mata aye yg masih amatir, itu jangkar belanda boekan jangkar tiongkok yg 4 mata. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Ophoeng ophoeng@ wrote: Bung Ardian, Bung Ivan dan TTM semuah, Hai, apakabar? Sudah makan? Kebetulan saya baru ajah selesai nonton video-nya Zheng He ini. Zheng-he ke Jawa (kayaknya bukan khusus ke Semarang ya?), bukannya genap 600 tahun-nya udah lewat 4-5 tahun lalu ya? Waktu itu diperingati besar-besaran di Semarang, mereka bikin replika kapalnya di kali deket kelenteng Gang Lombok(?) itu. Di Cirebon, kelenteng Thay Kak Sie deket pelabuhan itu, menyimpan satu jangkar besar yang dipercaya merupakan jangkar dari kapal anggota armada Zheng-he juga. Kaisar Zhu-di atau Yong-le ini hebat sekali pada jamananya ya. Sudah memikirkan menyusun ensiklopedi segala, sayang buku-bukunya banyak dibakar oleh penggantinya ya. Juga terpikir untuk mengirim misi muhibah segala. Sayang sekali dia gak berpikir untuk menguasai daerah yang tak bertuan - yang disinggahi oleh armada Zheng-he, misalnya. Di filem tidak diceritakan kisah selanjutnya setelah Tiongkok (mereka sudah menyebut Cung-guo?) ditinggal mati oleh Zhu-di, dilanjutkan oleh anaknya cuma sebentar (8 bulan?) lalu cucunya meneruskan tahta. Zheng-he yang sudah di'ban' aka grounded oleh anaknya Zhu-di, lalu direhabilitasi namanya, dikasih ijin untuk melaut lagi. Sementara Zheng-he yang sudah lanjut usia, lantas perannya digantikan oleh anak cici angkatnya (atau pacarnya ya?) Sung-thian, segenerasi ama sang cucu kaisar. Gak tahu apakah ada cerita selanjutnya ttg kedua penerus ini ya? Atau mereka gak sempat berkibar namanya sudah digulung oleh kaisar dari keluarga lain yang 'berontak'. Seru juga melihat mereka baku bunuh demi tahta, bahkan di antara sesama saudara dan orangtua/anak sendiri sekalipun! Kalau baca sejarah mereka, kayakanya getun - menyesali, kaisar selalu digantikan lewat pertumpahan darah, entah oleh keturunannya sendiri, atau oleh keluarga lain. Kalau saja jaman itu sudah mengenal pergantian kekuasaan tanpa pertumpahan darah, mungkin sudah sejak dulu Tiongkok berjaya dan sukses menjadi boss dunia ya? Cara Yong-le memerintah, kalau benar seperti digambarkan di filem tsb., nampaknya sudah 'demokrasi' - dia kasih kesempatan para menteri-nya untuk punya pendapat sendiri, walau keputusan terakhir selalu di tangannya jua. Memang sih agak 'aneh' kalau dibandingkan dengan demokrasi sekarang, tapi demokrasi sekarang juga akan terasa aneh: bisa pake duit supaya menang dengan suara terbanyak, jeh! Yang masih bikin bingung buat saya, nama-nama negara yang disinggahi Zheng-he, karena lafal-nya dari Guo-yu, si pembuat sub-title kayaknya asal nyebut ajah, ada yang pas, tapi banyak
[budaya_tionghua] Re: Gua-mnia - Bisa Dirubah? (Was: Benarkah Harun Yusuf mantan tukang kwamia?)
boonglar wekekekekekekekekeke itu garis2 tangan kalu kita kaji mah bayangan atawa cermin kondisi pikiran en kelakuan kita. so banyak yg bisa tau karakternya, kondisinya, masa lampaunya. masa depan ? weleh TAUK AH GELAP --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Andrew Mulianto andrewmuli...@... wrote: Namanya Haptop Best, agresif beriklan 90an, gak kedengaran kabarnya lagi Andrew Sent from my BlackBerry® wireless device -Original Message- From: Ophoeng opho...@... Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Wed, 08 Sep 2010 10:26:45 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Gua-mnia - Bisa Dirubah? (Was: Benarkah Harun Yusuf mantan tukang kwamia?) Bung Dada dan TTM semuah, Hai, apakabar? Sudah makan (sahur)? Sehubungan dengan topik lihat-melihat muka (mnia = muka?), atau maksudnya nasib, masa depan, saya jadi ingat dulu sekitar tahun 1985-an, di Pontianak ada satu anak muda (sekarang mestilah tidak lagi muda) yang kalau tak salah bernama (samaran?) Hartop (diambil dari 'hard top' - tipe Toyota itu?), yang waktu itu gencar pasang iklan dan pernah diberitakan di Tempo. Bung Hartop ini katanya bisa memperbaiki nasib yang digariskan di tangan anda. Dia sekolah di Amrik(?) mempelajari garis rajah tangan yang dikombinasikan dengan gua-mnia-logi atau entah apa namanya, pokoknya ceritanya sangat ilmiah dan terkesan masuk akal. Caranya merubah nasib sesuai garis rajah tangan anda juga unik, menurut logika beliau: karena nasib anda sudah digariskan di tangan - suratan nasib, maka garis-nya ajah yang dirubah. Dari yang dikatakan garis tangannya menunjukkan nasib jelek - seperti sudah suratan garis tangan itu yang dibawa sejak lahir, maka garisnya dirubah arahnya atau lekukannya, supaya menjadi suratan nasib yang baik, hok-ki, makmur abadi jaya sentosa selama-lamanya sepanjang segala abad, jeh! Konon kabarnya beliau punya alatnya untuk merubah alur garis tangan, dan secara harafiah benar-benar dia rubah alurnya - entah bagaimana caranya, saya hanya baca saja ceritanya di Tempo waktu itu. Dan, menurut pengakuannya, banyak pejabat dan menteri yang sudah datang meminta bantuannya untuk merubah nasib dengan cara merubah garis rajah tangan. O, jangan tanya, konon tarip jasa kosultasinya bukan main-main, mungkin setara dengan tarip konsultasi Ki Gendeng Pamungkas ketika musim pemilu dulu itu. Saya cuma pengin tahu, apakah ada di antara anda yang dulu pernah meminta jasa beliau merubah garis tangannya, atau setidaknya orang yang anda kenal yang merubah garis tangannya dengan pertolongan beliau, lantas sekarang (sudah lewat puluhan tahun) jadi bernasib baik dan menjadi makmur. Lantas, apakah Bung Hartop masih tinggal di Pontianak dan masih banyak 'pasien'nya ya? Nothing serious, just curious ajah-larrr. Salam makan enak dan sehat, Ophoeng --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Dada wrw.hzh@ wrote: Jika ranah keyakinan sudah didasari motif untuk menyembah Keuangan yang Maha Esa , lantas berjualan , maka dia harus menyediakan beberapa eksposisi , misalkan mantan tukang kwamia , di datangi malaikat , mendengar bisikan , mantan panglima gereja setan , mengaku sebagai cicit kaisar , tidak perlu sampai membuka baju tentunya , tapi membuat suatu kurikulum hidup yang spektakuler , menandakan dirinya bukan orang sembarangan. Adalah hal yang sulit seperti memacu kendaraan sedemikian tinggi lantas tiba2 berbelok menikung , menghasilkan tontonan yang dramatis , spektakuler , ajaib dan akhirnya , mukjizat dan memaksa pendengar , pemirsa takjub bukan main. Apalagi orang yang berpindah dan berjualan , baik itu pindah agama , pindah budaya , pindah negara , daripada menghadapi resiko pandangan curiga , dia harus lebih kristen daripada kristen umumnya , lebih islam daripada islam umumnya , lebih amerika daripada orang amerika itu sendiri , lebih buddhist daripada buddhist itu sendiri.
[budaya_tionghua] Re: Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran bersama?
hm dada, biar kita masukin Confuciusme sebagai agama, tapi itu agama yg berbedalar, gak ditarik2 ke tempat asal agama itu. doeloe ya jaman kapan itu sekitar taon 1500an kalu gak salah ada satu pejabat di jepang yg penganut Confuciusme ditanya ame org, gimana kalu Kong Zi ame Meng Zi serang Jepang, itu pejabat bilang ya tetep angkat senjata ngelawan, en kata pejabat itu Kong Zi ama Meng Zi pasti ngertilar. Lu inget gak ya nama itu pejabat ? tapi intinya gini, ajaran KHC gak dikait2in ama negara asal tempat ajaran itu lahir dsbnya. ajaran KHC lebih mengarah kepada tempat dimana ajaran itu berkembanglar. Setuju gak lu ? --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Dada wrw@... wrote: Agama , suka atau tidak suka , seperti ideologi komunis dan lain lain , meluangkan waktu untuk berbagai solusi untuk pemerintahan dalam mengelola negara . Dari ekonomi syariah sampai etika dasar kristen yang mendasari kapitalisme di kemudian hari. Atau peran Neo Confucian dalam revolusi ilmu di Jepang dan Korea. Jadi , walau secara pribadi saya tidak suka dengan keterlibatan agama dalam pemerintahan , partai berdasarkan agama masih lebih masuk akal daripada partai berdasarkan ras . Lagipula , apakah keragaman ras di malaysia itu sekompleks Tiongkok atau Indonesia? --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Azura-Mazda Extrim_bluesky@ wrote: Zhou Fuyen jangan somse. Di Malay, partai berdasarkan garis ras itu sudah bener. Daripada di Indonesia, ada dominasi partai berasas agama tunggal.  --- Pada Rab, 1/9/10, zhoufy@ zhoufy@ menulis: Dari: zhoufy@ zhoufy@ Judul: Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran bersama? Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Rabu, 1 September, 2010, 1:41 PM  Percayalah, Malaysia adalah bom waktu! Politik rasialnya sekarang justru mendapat tantangan berat! Di sana partai adalah berdasarkan ras, ini jelas ketinggalan dibanding Indonesia, masak kita harus berjalan mundur? Nep ternyata tdk membawa berkah ke masyarakat luas, hanya golongan elite bumi putra yg menikmati hasilnya, dan nanti setelah kemudahan dicabut, apakah mereka masih dpt bersaing? Jika ingin memajukan golongan masyarakat yg terbelakang, jangan berdasarkan ras, tapi harus berdasarkan kelas ekonomi. Kita harus memberi banyak subsidi untuk kelompok ini, misalnya bea siswa, kredit usaha murah, subsidi perumahan, pelatihan kerja, tranportasi murah, tunjangan kesehatan dll, semua ini memang memakan dana yg cukup besar, dananya ya diambil dari pajak, maka tingkatkan prosentase pajak bagi pengusaha besar dan barang mewah semacam sedan dan rumah mewah. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT From: Harry Adinegara sans_culotte_30@ Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Wed, 1 Sep 2010 05:51:39 -0700 (PDT) To: tionghoa-...@yahoogroups.com; budaya tionghuabudaya_tiong...@yahoogroups.com ReplyTo: budaya_tionghua@yahoogroups.com Cc: gelora45gelor...@yahoogroups.com; media caremediac...@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran bersama?  Rupanya perlu di-telaah lebih mendalam perihal  berita soal Pak Wapres Jusuf Kalla, yang dalam pidatonya yang terachir sempat beliau dikatagorikan sebagai seorang yang rasialis, seorang rasialis yang anti suku Tionghoa.  Bersamaan dengan kejadian ini ,negara tetangga kita , Malaysia merayakan policy yang waktu itu, dikenal sebagai NEP(New Economic Policy) yang dicetuskan di tahun 1971, jadi sudah 40-an tahun yll. NEP ini bertujuan untuk menjebatani suatu fusi antara ,terutama 3 etnis di M'sia, yakni etnis Chinese, Indian dan majority orang Malay atau bumiputra, untuk bisa kerja sama dengan lebih efektip bagi kemakmuran bersama. Tujuan policy ini adalah untuk menyatukan sikap , ketrampilan dan kinerja segenap kekuatan (3 etnis) ini untuk bisa kerja sama menuju kemakmuran bersama. Untuk mencapai tujuan achir , kemakmuran bersama maka perlu di-awali dengan mengangkat sikon-nya orang Malay (bumi putra) yang mayoritas(60%)untuk bisa berdiri sama tinggi, duduk sama rendah. Caranya dengan , apa yang dikenal dengan affirmative action. Kejadian huru hara tahun 1969, clash antar etnis memberikan stimuli pada pemerintah waktu itu untuk mencari jalan keluar(solusi)  dari kejadian ini  yang telah menelan korban jiwa dan harta, Mencari idee ,mencari , mengolah suatu rancangan undang2 untuk mengatasi kejadian ini dan mempersatukan segenap kekuatan , bekerja sama segenap kekuatan bagi kemajuan negara Malaysia. Caranya yalah dengan memberikan ...preferential access ke misalnya bea siswa, kepemilikan saham dalam perusahaan sampai ke pembelian rumah,policy ini akan memberikan fasilitas pertama2 kepada bumi putra. Dengan cara affirmative action ini ditargetkan kalau dalam kurun waktu tidak lama maka para bumi putra akan sanggup ber-mitra dengan etnis2 lain yang
[budaya_tionghua] Re: Gua-mnia - Bisa Dirubah? (Was: Benarkah Harun Yusuf mantan tukang kwamia?)
hmmm maaf klo boleh sedikit becanda ini sama saja muka pucat karena sakit , untuk mengatasi sakit itu maka di warnai mukanya biar gak pucat .Kalau demikian sih , Mr Bean juga boleh mendapat hadiah nobel. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Ophoeng opho...@... wrote: Bung Dada dan TTM semuah, Hai, apakabar? Sudah makan (sahur)? Sehubungan dengan topik lihat-melihat muka (mnia = muka?), atau maksudnya nasib, masa depan, saya jadi ingat dulu sekitar tahun 1985-an, di Pontianak ada satu anak muda (sekarang mestilah tidak lagi muda) yang kalau tak salah bernama (samaran?) Hartop (diambil dari 'hard top' - tipe Toyota itu?), yang waktu itu gencar pasang iklan dan pernah diberitakan di Tempo. Bung Hartop ini katanya bisa memperbaiki nasib yang digariskan di tangan anda. Dia sekolah di Amrik(?) mempelajari garis rajah tangan yang dikombinasikan dengan gua-mnia-logi atau entah apa namanya, pokoknya ceritanya sangat ilmiah dan terkesan masuk akal. Caranya merubah nasib sesuai garis rajah tangan anda juga unik, menurut logika beliau: karena nasib anda sudah digariskan di tangan - suratan nasib, maka garis-nya ajah yang dirubah. Dari yang dikatakan garis tangannya menunjukkan nasib jelek - seperti sudah suratan garis tangan itu yang dibawa sejak lahir, maka garisnya dirubah arahnya atau lekukannya, supaya menjadi suratan nasib yang baik, hok-ki, makmur abadi jaya sentosa selama-lamanya sepanjang segala abad, jeh! Konon kabarnya beliau punya alatnya untuk merubah alur garis tangan, dan secara harafiah benar-benar dia rubah alurnya - entah bagaimana caranya, saya hanya baca saja ceritanya di Tempo waktu itu. Dan, menurut pengakuannya, banyak pejabat dan menteri yang sudah datang meminta bantuannya untuk merubah nasib dengan cara merubah garis rajah tangan. O, jangan tanya, konon tarip jasa kosultasinya bukan main-main, mungkin setara dengan tarip konsultasi Ki Gendeng Pamungkas ketika musim pemilu dulu itu. Saya cuma pengin tahu, apakah ada di antara anda yang dulu pernah meminta jasa beliau merubah garis tangannya, atau setidaknya orang yang anda kenal yang merubah garis tangannya dengan pertolongan beliau, lantas sekarang (sudah lewat puluhan tahun) jadi bernasib baik dan menjadi makmur. Lantas, apakah Bung Hartop masih tinggal di Pontianak dan masih banyak 'pasien'nya ya? Nothing serious, just curious ajah-larrr. Salam makan enak dan sehat, Ophoeng --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Dada wrw.hzh@ wrote: Jika ranah keyakinan sudah didasari motif untuk menyembah Keuangan yang Maha Esa , lantas berjualan , maka dia harus menyediakan beberapa eksposisi , misalkan mantan tukang kwamia , di datangi malaikat , mendengar bisikan , mantan panglima gereja setan , mengaku sebagai cicit kaisar , tidak perlu sampai membuka baju tentunya , tapi membuat suatu kurikulum hidup yang spektakuler , menandakan dirinya bukan orang sembarangan. Adalah hal yang sulit seperti memacu kendaraan sedemikian tinggi lantas tiba2 berbelok menikung , menghasilkan tontonan yang dramatis , spektakuler , ajaib dan akhirnya , mukjizat dan memaksa pendengar , pemirsa takjub bukan main. Apalagi orang yang berpindah dan berjualan , baik itu pindah agama , pindah budaya , pindah negara , daripada menghadapi resiko pandangan curiga , dia harus lebih kristen daripada kristen umumnya , lebih islam daripada islam umumnya , lebih amerika daripada orang amerika itu sendiri , lebih buddhist daripada buddhist itu sendiri.
[budaya_tionghua] Re: Gua-mnia - Bisa Dirubah? (Was: Benarkah Harun Yusuf mantan tukang kwamia?)
kalu die bilang kwamia buat rubah garis tangan, itu jelas2 dah ngawurlar. wong namanya ilmu xiang , jenis shou xiang or sering disebutnya yuzhang. kwa mia khan artinya kan xiang or kerennya disebut jin mian alias liat muka. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Ophoeng opho...@... wrote: Bung Dada dan TTM semuah, Hai, apakabar? Sudah makan (sahur)? Sehubungan dengan topik lihat-melihat muka (mnia = muka?), atau maksudnya nasib, masa depan, saya jadi ingat dulu sekitar tahun 1985-an, di Pontianak ada satu anak muda (sekarang mestilah tidak lagi muda) yang kalau tak salah bernama (samaran?) Hartop (diambil dari 'hard top' - tipe Toyota itu?), yang waktu itu gencar pasang iklan dan pernah diberitakan di Tempo. Bung Hartop ini katanya bisa memperbaiki nasib yang digariskan di tangan anda. Dia sekolah di Amrik(?) mempelajari garis rajah tangan yang dikombinasikan dengan gua-mnia-logi atau entah apa namanya, pokoknya ceritanya sangat ilmiah dan terkesan masuk akal. Caranya merubah nasib sesuai garis rajah tangan anda juga unik, menurut logika beliau: karena nasib anda sudah digariskan di tangan - suratan nasib, maka garis-nya ajah yang dirubah. Dari yang dikatakan garis tangannya menunjukkan nasib jelek - seperti sudah suratan garis tangan itu yang dibawa sejak lahir, maka garisnya dirubah arahnya atau lekukannya, supaya menjadi suratan nasib yang baik, hok-ki, makmur abadi jaya sentosa selama-lamanya sepanjang segala abad, jeh! Konon kabarnya beliau punya alatnya untuk merubah alur garis tangan, dan secara harafiah benar-benar dia rubah alurnya - entah bagaimana caranya, saya hanya baca saja ceritanya di Tempo waktu itu. Dan, menurut pengakuannya, banyak pejabat dan menteri yang sudah datang meminta bantuannya untuk merubah nasib dengan cara merubah garis rajah tangan. O, jangan tanya, konon tarip jasa kosultasinya bukan main-main, mungkin setara dengan tarip konsultasi Ki Gendeng Pamungkas ketika musim pemilu dulu itu. Saya cuma pengin tahu, apakah ada di antara anda yang dulu pernah meminta jasa beliau merubah garis tangannya, atau setidaknya orang yang anda kenal yang merubah garis tangannya dengan pertolongan beliau, lantas sekarang (sudah lewat puluhan tahun) jadi bernasib baik dan menjadi makmur. Lantas, apakah Bung Hartop masih tinggal di Pontianak dan masih banyak 'pasien'nya ya? Nothing serious, just curious ajah-larrr. Salam makan enak dan sehat, Ophoeng --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Dada wrw.hzh@ wrote: Jika ranah keyakinan sudah didasari motif untuk menyembah Keuangan yang Maha Esa , lantas berjualan , maka dia harus menyediakan beberapa eksposisi , misalkan mantan tukang kwamia , di datangi malaikat , mendengar bisikan , mantan panglima gereja setan , mengaku sebagai cicit kaisar , tidak perlu sampai membuka baju tentunya , tapi membuat suatu kurikulum hidup yang spektakuler , menandakan dirinya bukan orang sembarangan. Adalah hal yang sulit seperti memacu kendaraan sedemikian tinggi lantas tiba2 berbelok menikung , menghasilkan tontonan yang dramatis , spektakuler , ajaib dan akhirnya , mukjizat dan memaksa pendengar , pemirsa takjub bukan main. Apalagi orang yang berpindah dan berjualan , baik itu pindah agama , pindah budaya , pindah negara , daripada menghadapi resiko pandangan curiga , dia harus lebih kristen daripada kristen umumnya , lebih islam daripada islam umumnya , lebih amerika daripada orang amerika itu sendiri , lebih buddhist daripada buddhist itu sendiri.
[budaya_tionghua] Re: Benarkah Harun Yusuf mantan tukang kwamia?
jadi inget kasus si cicit kaisar guangxu wekekekekekekekekeke heboh heboh heboh trus jg yg eddy tattimu tuh wekekekekekekekekeke --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zho...@... wrote: Sudah sejak lama, saya mengkategorikan tokoh2 yg mengaku tobat karena insyaf ini adalah manusia2 yg dasarnya sakit secara sosial. Kalau tidak sakit kok bisa sesatnya sedemikian jauh! Sampai jadi tukang guamia, tukang bakar gereja dll yg tdk akan mampu dilakukan manusia2 normal, apapun agamanya. Jika sebuah lembaga agama bisa mendatangkan mereka utk berceramah dan terus mengidolakan mereka, berarti lembaga itu juga sakit! Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: Dada wrw@... Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Wed, 08 Sep 2010 08:06:00 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Benarkah Harun Yusuf mantan tukang kwamia? Jika ranah keyakinan sudah didasari motif untuk menyembah Keuangan yang Maha Esa , lantas berjualan , maka dia harus menyediakan beberapa eksposisi , misalkan mantan tukang kwamia , di datangi malaikat , mendengar bisikan , mantan panglima gereja setan , mengaku sebagai cicit kaisar , tidak perlu sampai membuka baju tentunya , tapi membuat suatu kurikulum hidup yang spektakuler , menandakan dirinya bukan orang sembarangan. Adalah hal yang sulit seperti memacu kendaraan sedemikian tinggi lantas tiba2 berbelok menikung , menghasilkan tontonan yang dramatis , spektakuler , ajaib dan akhirnya , mukjizat dan memaksa pendengar , pemirsa takjub bukan main. Apalagi orang yang berpindah dan berjualan , baik itu pindah agama , pindah budaya , pindah negara , daripada menghadapi resiko pandangan curiga , dia harus lebih kristen daripada kristen umumnya , lebih islam daripada islam umumnya , lebih amerika daripada orang amerika itu sendiri , lebih buddhist daripada buddhist itu sendiri. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tantono Subagyo tantono@ wrote: Ada orang yang masuk Kristen karena mau cari rezeki, jadi ya begitulah, ngaku mantan tukang kwa-mia, ngaku mantan FPI-lah dls, di agama lain juga ada, ada yang ngaku mantan suster (padahal cuma sekolah di suster-an). Orang begini jangan digubris karena yang disembah adalah Ke-uang-an Yang Maha Kuasa. Coba dipanggil kotbah tidak dikasih duit, pasti deh merengut. Saya pernah ketemu Harun Yusuf, Im Yang Ngo Heng saja nggak tahu ngakunya bisa Pwee Jie, dan katanya Pwee Jie atau Ba Zi itu nggak pake itungan tanggal lahir tapi pakai mahluk halus, cap deh. Sojah, Tan Lookay 2010/9/2 Budi Hermawan budmawan@ Yth Netters, Saya ingin bertanya ttg Harun Yusuf. Menurut pengakuannya, dia adalah seorang mantan tukang kwamia yang dulu praktek di daerah Muara Karang/Pluit kalau tidak salah. Adakah rekan2, terutama yang tinggal di daerah sana atau yang dulu pernah berkonsultasi dengannya, yang dapat mengkonfirmasi apakah memang benar demikian? Sebelumnya saya mohon agar pertanyaan saya ini jangan menjadi perdebatan panjang, karena dari yang saya lihat di milis lain biasanya kalau sudah membahas Harun yusuf akhirnya jadi perdebatan. Tujuan saya bertanya demikian karena hanya ingin tahu saja apakah memang dia itu benar2 mantan tukang kwamia atau hanya ngaku2 saja. Sebelumnya saya ucapkan terima kasih. Budi -- Salam, Tantono Subagyo
[budaya_tionghua] Re: Buku Chun Qiu.
seinget aye di sanguo zhi gak ada itu cerita si kwan kong baca buku chunqiu. btw soal buku chun qiu asal usul dsbnya. pernah ditulis lengkap dimilis ini, ya mesti search ya. kalu gak salah inget itu chunqiu dirapihin jaman Han dah. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, irawanraha...@... wrote: Mohon pencerahan, 1). Apakah Guan Yu ( Guan Gong ) benar-benar suka baca buku Chun Qiu. 2). Buku Chun Qiu itu tulisan siapa ? Kalau Gong Yang, Gu Liang, dll itu apakah bisa disebut sebagai bagian dari buku Chun Qiu ? Terima kasih atas bantuan dari rekan-rekan. Irawan R Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone
RE: [budaya_tionghua] Re: Buku Chun Qiu.
Pak Ardian, Katanya sepanjang malam Kwan Kong baca buku Chun Qiu sambil jaga malam di muka pintu kamar tidur yang berisikan 2 orang istri Lauw Pie, setting lihay yang sengaja dibuat Caw Caw agar Kwan Kong terpaksa tidur dikamar itu. Heheheh benar enga nih kata Suhu ?? Salam, Sugiri. From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] On Behalf Of ardian_c Sent: Wednesday, September 08, 2010 8:37 PM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Buku Chun Qiu. seinget aye di sanguo zhi gak ada itu cerita si kwan kong baca buku chunqiu. btw soal buku chun qiu asal usul dsbnya. pernah ditulis lengkap dimilis ini, ya mesti search ya. kalu gak salah inget itu chunqiu dirapihin jaman Han dah. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com , irawanraha...@... wrote: Mohon pencerahan, 1). Apakah Guan Yu ( Guan Gong ) benar-benar suka baca buku Chun Qiu. 2). Buku Chun Qiu itu tulisan siapa ? Kalau Gong Yang, Gu Liang, dll itu apakah bisa disebut sebagai bagian dari buku Chun Qiu ? Terima kasih atas bantuan dari rekan-rekan. Irawan R Sent from my AXIS Worry Free BlackBerryR smartphone
Re: [budaya_tionghua] Re: Buku Chun Qiu.
Ah, jangan2 yg dibaca adalah wu zi tian shu无字天书。buku langit tanpa aksara. Hanya utk berakting saja, membuat alasan utk tdk masuk kamar. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: ibcindon ibcin...@rad.net.id Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Wed, 8 Sep 2010 22:11:56 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Buku Chun Qiu. Pak Ardian, Katanya sepanjang malam Kwan Kong baca buku Chun Qiu sambil jaga malam di muka pintu kamar tidur yang berisikan 2 orang istri Lauw Pie, setting lihay yang sengaja dibuat Caw Caw agar Kwan Kong terpaksa tidur dikamar itu. Heheheh benar enga nih kata Suhu ?? Salam, Sugiri. From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] On Behalf Of ardian_c Sent: Wednesday, September 08, 2010 8:37 PM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Buku Chun Qiu. seinget aye di sanguo zhi gak ada itu cerita si kwan kong baca buku chunqiu. btw soal buku chun qiu asal usul dsbnya. pernah ditulis lengkap dimilis ini, ya mesti search ya. kalu gak salah inget itu chunqiu dirapihin jaman Han dah. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com , irawanraha...@... wrote: Mohon pencerahan, 1). Apakah Guan Yu ( Guan Gong ) benar-benar suka baca buku Chun Qiu. 2). Buku Chun Qiu itu tulisan siapa ? Kalau Gong Yang, Gu Liang, dll itu apakah bisa disebut sebagai bagian dari buku Chun Qiu ? Terima kasih atas bantuan dari rekan-rekan. Irawan R Sent from my AXIS Worry Free BlackBerryR smartphone
[budaya_tionghua] Re: Buku Chun Qiu.
itu kata luo guanzhong hehehehehehehehehe yg aye baca di sanguozhi, swt jadi bongkar dah itu boekoe lapoek. Gak ada itu cerita nangkring didepan pintu kamar , yg ada itu cao cao suruh zhang liao bujukin kwan kong nakluk, tapi kwan kong bilang die utang budi ame cao cao, bakalan dibales, tapi urusan kesetiaan gak bisa diganggu gugatlar. en kwan kong itu jendral yg disegenin ama lawan, kesetiaannya gak diraguin, jg tegas pada prinsip. abad ke abad, kepribadiannya kwan kong jadi inspirasi ama panutan banyak org. ya kayak di hongkonglar itu polisi hongkong sembayang ame kwan kong, mafianya jg sembayang hehehehehehe ntar kalu ditanya ame kwan kong sapa yg dibela, ngkale kwan kong jawabnya gw bela yg benerlar huhehehehehehehehehehehe --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ibcindon ibcin...@... wrote: Pak Ardian, Katanya sepanjang malam Kwan Kong baca buku Chun Qiu sambil jaga malam di muka pintu kamar tidur yang berisikan 2 orang istri Lauw Pie, setting lihay yang sengaja dibuat Caw Caw agar Kwan Kong terpaksa tidur dikamar itu. Heheheh benar enga nih kata Suhu ?? Salam, Sugiri. From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] On Behalf Of ardian_c Sent: Wednesday, September 08, 2010 8:37 PM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Buku Chun Qiu. seinget aye di sanguo zhi gak ada itu cerita si kwan kong baca buku chunqiu. btw soal buku chun qiu asal usul dsbnya. pernah ditulis lengkap dimilis ini, ya mesti search ya. kalu gak salah inget itu chunqiu dirapihin jaman Han dah. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com , irawanraharjo@ wrote: Mohon pencerahan, 1). Apakah Guan Yu ( Guan Gong ) benar-benar suka baca buku Chun Qiu. 2). Buku Chun Qiu itu tulisan siapa ? Kalau Gong Yang, Gu Liang, dll itu apakah bisa disebut sebagai bagian dari buku Chun Qiu ? Terima kasih atas bantuan dari rekan-rekan. Irawan R Sent from my AXIS Worry Free BlackBerryR smartphone
Bls: [budaya_tionghua] Re: Arti Penting Misi Perjalanan Laksamana Zheng He (Cheng Ho) Bagi Pengembangan Bis
waduh boleh dong, brp duit biaya kopinya ? --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Adi Mulya adimuly...@... wrote: Kepada semua saudara saudaraku yang saya hormati...kebetulan saya punya buku kopiyannya LOUW DJING TIEada yang tertarik? --- Pada Rab, 8/9/10, ardian_c ardia...@... menulis: Dari: ardian_c ardia...@... Judul: [budaya_tionghua] Re: Arti Penting Misi Perjalanan Laksamana Zheng He (Cheng Ho) Bagi Pengembangan Bis Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Rabu, 8 September, 2010, 1:05 PM Â kagak ada itu Beliau alias Zheng He meditasi or tapa di gedung batular. yg masalah itu kelenteng sampo tong jadi berubah nilai2 budayanya wekekekekekkekekeke. mana itu nuansa jawanya ? lenyap akang !!! mana itu nuansa khas tionghoa jawa ?? tai kak sie itoe tjoema sempet jadi tempat persinggahan en tinggal sementara bhiksu Ben Qing. Lha kalu mau ditarik mah banyak atuh termasuk jg bio kim tek ie dsbnya. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, east_road east_road@ wrote: Mau tanya bro ivan, Lalu yang Di goa gedong Batu itu dikatakan tempat Beliau bermeditasi itu benar atau tidak ?. Pasti ada latar belakang sejarah mengenai goa Gedong Batu hadir. Memang Benar Klenteng Tay kak Sie dan Klenteng Gedong Batu adalah aset Semarang, Bahkan saya pernah membawa teman dari Tiongkok pun kagum akan Semarang, Saya rasa Kleteng Gedong batu adalah aset wisatawan Internasional yang perlu digali. Sementara Kletenteng Tay kak sie nampak tilas Agama Buddha dan penyebarannya. Perlu dilestarikan pula karena ini adalah sejarah latar belakang penyebaran Agama Buddha dari sekian lama tidur terlelap semenjak Kejatuhan Kerajaan majapahit. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Ivan ivan_taniputera@ wrote: Betul. Memang Zhenghe tidak pernah singgah di Semarang. Cuman kebetulan saja di Semarang ada Sampokong (Gedung Batu), jadi kita manfaatkan momen ini. Salam, IT. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ardian_c ardian_c@ wrote: setau aye itu armada zheng he ngedarat di tuban , gresik gak di semarang ntu jangkar seh nurut mata aye yg masih amatir, itu jangkar belanda boekan jangkar tiongkok yg 4 mata. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Ophoeng ophoeng@ wrote: Bung Ardian, Bung Ivan dan TTM semuah, Hai, apakabar? Sudah makan? Kebetulan saya baru ajah selesai nonton video-nya Zheng He ini. Zheng-he ke Jawa (kayaknya bukan khusus ke Semarang ya?), bukannya genap 600 tahun-nya udah lewat 4-5 tahun lalu ya? Waktu itu diperingati besar-besaran di Semarang, mereka bikin replika kapalnya di kali deket kelenteng Gang Lombok(?) itu. Di Cirebon, kelenteng Thay Kak Sie deket pelabuhan itu, menyimpan satu jangkar besar yang dipercaya merupakan jangkar dari kapal anggota armada Zheng-he juga. Kaisar Zhu-di atau Yong-le ini hebat sekali pada jamananya ya. Sudah memikirkan menyusun ensiklopedi segala, sayang buku-bukunya banyak dibakar oleh penggantinya ya. Juga terpikir untuk mengirim misi muhibah segala. Sayang sekali dia gak berpikir untuk menguasai daerah yang tak bertuan - yang disinggahi oleh armada Zheng-he, misalnya. Di filem tidak diceritakan kisah selanjutnya setelah Tiongkok (mereka sudah menyebut Cung-guo?) ditinggal mati oleh Zhu-di, dilanjutkan oleh anaknya cuma sebentar (8 bulan?) lalu cucunya meneruskan tahta. Zheng-he yang sudah di'ban' aka grounded oleh anaknya Zhu-di, lalu direhabilitasi namanya, dikasih ijin untuk melaut lagi. Sementara Zheng-he yang sudah lanjut usia, lantas perannya digantikan oleh anak cici angkatnya (atau pacarnya ya?) Sung-thian, segenerasi ama sang cucu kaisar. Gak tahu apakah ada cerita selanjutnya ttg kedua penerus ini ya? Atau mereka gak sempat berkibar namanya sudah digulung oleh kaisar dari keluarga lain yang 'berontak'. Seru juga melihat mereka baku bunuh demi tahta, bahkan di antara sesama saudara dan orangtua/anak sendiri sekalipun! Kalau baca sejarah mereka, kayakanya getun - menyesali, kaisar selalu digantikan lewat pertumpahan darah, entah oleh keturunannya sendiri, atau oleh keluarga lain. Kalau saja jaman itu sudah mengenal pergantian kekuasaan tanpa pertumpahan darah, mungkin sudah sejak dulu Tiongkok berjaya dan sukses menjadi boss dunia ya? Cara Yong-le memerintah, kalau benar seperti digambarkan di filem tsb., nampaknya sudah 'demokrasi' - dia kasih kesempatan para menteri-nya untuk punya pendapat sendiri, walau keputusan terakhir selalu di tangannya jua. Memang sih agak 'aneh' kalau dibandingkan dengan demokrasi sekarang, tapi demokrasi sekarang juga akan terasa aneh: bisa pake duit supaya menang dengan suara
[budaya_tionghua] Re: Buku Chun Qiu.
aye jawabin dah dibawah : --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, irawanraha...@... wrote: Mohon pencerahan, 1). Apakah Guan Yu ( Guan Gong ) benar-benar suka baca buku Chun Qiu. dalem sejarah resmi sam kok yg jadi pegangan buat neliti kejadian jaman itu, gak ada itu cerita. Yg ada itu dicerita rakyat trus dirangkum ame si luo guanzhong ditambah sana sini. misalnye cerita fozhu tongji yg bilang si kwan kong itu ditasbihin ame bhiksu huiyuan kalu ga salah ya, di sanguo yanyi itu ame bhiksu pujing. ya yg bener yg mana ? mbuhlar. 2). Buku Chun Qiu itu tulisan siapa ? Kalau Gong Yang, Gu Liang, dll itu apakah bisa disebut sebagai bagian dari buku Chun Qiu ? chunqiu itu yg ngarang Kong Zi, yg pake Zhuan2an itu biasanya komentar atau tambahan. nah jaman han itu bbrp zhuan itu dirangkum jadi satu. chunqiu yg kita liat sekarang ini. ngkale ada yg mau nambahin ? Terima kasih atas bantuan dari rekan-rekan. Irawan R Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone
[budaya_tionghua] Re: Gua-mnia - Bisa Dirubah? (Was: Benarkah Harun Yusuf mantan tukang kwamia?)
semua agama atau ajaran ada cara2 atau keyakinan pengharapan biar bisa selamat, sembuh, gak mati saat itu jg ya sape tau 10 taon lage. caranya macem2, ada yg pake doa, puasa, sembayang blah bleh bluh. semua yg dicari , yg disembayangin jg mahluk gaiblar, emangnya keliatan ya ? --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, jony J K brightandrom...@... wrote: -Banyak tokong tokong yg saya pernah datangi mengatakan bisa merubah nasib, logikanya bila ada orang sanggup merubah nasib berarti dia bisa merubah kapan anda waktu mati seseorang. Dengan kata lain sudah setahap tuhan. -tapi kalau anda rajin beibadah menurut apa yang anda percayai dan pasti tidak merubah agama anda saya yakin tuhan akan berbaik hati menolong anda. Dari sekian banyak kisah hidup orang, ada beberapa orang sukses yg saya lihat sendiri dan juga mendengar langsung dari si sipelaku kalau dimasa lalunya susah sampai sulit untuk melewati harinya, tapi sejak kecil dia sudah dididik membaca paritta dalam agama Buddha pagi dan malam, juga disertai usaha. kehidupan mereka berubah setelah berpuluh tahun kemudian, yg jelas juga harus diikuti perbuatan baik. Ada beberapa yang tidak terlalu kaya. tetepi rata rata melewati hari hari lebih baik dan cukup pangan dan papan namuntidak kaya sekali. -Intinya rajin beribadah, usaha, dan perbuatan baik. Kalau ada tawaran diluar itu biasanya kalau tidak rajin rajin mencari mahluk gaib maka usahanya pasti berkurang. --- Pada Rab, 8/9/10, zho...@... zho...@... menulis: Dari: zho...@... zho...@... Judul: Re: [budaya_tionghua] Gua-mnia - Bisa Dirubah? (Was: Benarkah Harun Yusuf mantan tukang kwamia?) Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Rabu, 8 September, 2010, 6:21 PM  Haha, saya kira tdk ada orang yg sudah berhasil mengubah grs nasib itu ada di sini, bung opheng! Mereka pasti sdh menjadi manusia sukses yg super sibuk, ngapain masih spt orang pengangguran bermilis ria disini? Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSATFrom: Ophoeng opho...@... Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Wed, 08 Sep 2010 10:26:45 -To: budaya_tionghua@yahoogroups.comReplyTo: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Gua-mnia - Bisa Dirubah? (Was: Benarkah Harun Yusuf mantan tukang kwamia?)  Bung Dada dan TTM semuah, Hai, apakabar? Sudah makan (sahur)? Sehubungan dengan topik lihat-melihat muka (mnia = muka?), atau maksudnya nasib, masa depan, saya jadi ingat dulu sekitar tahun 1985-an, di Pontianak ada satu anak muda (sekarang mestilah tidak lagi muda) yang kalau tak salah bernama (samaran?) Hartop (diambil dari 'hard top' - tipe Toyota itu?), yang waktu itu gencar pasang iklan dan pernah diberitakan di Tempo. Bung Hartop ini katanya bisa memperbaiki nasib yang digariskan di tangan anda. Dia sekolah di Amrik(?) mempelajari garis rajah tangan yang dikombinasikan dengan gua-mnia-logi atau entah apa namanya, pokoknya ceritanya sangat ilmiah dan terkesan masuk akal. Caranya merubah nasib sesuai garis rajah tangan anda juga unik, menurut logika beliau: karena nasib anda sudah digariskan di tangan - suratan nasib, maka garis-nya ajah yang dirubah. Dari yang dikatakan garis tangannya menunjukkan nasib jelek - seperti sudah suratan garis tangan itu yang dibawa sejak lahir, maka garisnya dirubah arahnya atau lekukannya, supaya menjadi suratan nasib yang baik, hok-ki, makmur abadi jaya sentosa selama-lamanya sepanjang segala abad, jeh! Konon kabarnya beliau punya alatnya untuk merubah alur garis tangan, dan secara harafiah benar-benar dia rubah alurnya - entah bagaimana caranya, saya hanya baca saja ceritanya di Tempo waktu itu. Dan, menurut pengakuannya, banyak pejabat dan menteri yang sudah datang meminta bantuannya untuk merubah nasib dengan cara merubah garis rajah tangan. O, jangan tanya, konon tarip jasa kosultasinya bukan main-main, mungkin setara dengan tarip konsultasi Ki Gendeng Pamungkas ketika musim pemilu dulu itu. Saya cuma pengin tahu, apakah ada di antara anda yang dulu pernah meminta jasa beliau merubah garis tangannya, atau setidaknya orang yang anda kenal yang merubah garis tangannya dengan pertolongan beliau, lantas sekarang (sudah lewat puluhan tahun) jadi bernasib baik dan menjadi makmur. Lantas, apakah Bung Hartop masih tinggal di Pontianak dan masih banyak 'pasien'nya ya? Nothing serious, just curious ajah-larrr. Salam makan enak dan sehat, Ophoeng --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Dada wrw.hzh@ wrote: Jika ranah keyakinan sudah didasari motif untuk menyembah Keuangan yang Maha Esa , lantas berjualan , maka dia harus menyediakan beberapa eksposisi , misalkan mantan tukang kwamia , di datangi malaikat , mendengar bisikan , mantan panglima gereja setan , mengaku
Re: [budaya_tionghua] Re: Benarkah Harun Yusuf mantan tukang kwamia?
Masih ada tuh, kalau mau dibodohin lihat : http://www.gbi-prj.com/node/379 Ngomong tentang sho saja belepotan kok, lha wong Keuangan Yang Maha Kuasa. Bung Zhou Fu Yuan yth, Diantara 350 aliran dan beribu gereja di Indo ya tentu saja ada yang sakit, yang penting jangan di sama ratakan, agar anda tidak menjadi sakit pula hehehe
[budaya_tionghua] Re: Benarkah Harun Yusuf mantan tukang kwamia?
oh iya berarti bokapnya ya wekekekeke yg mantan tukang kwamia dgn gelar culing ce ape lingcu ce wekekekekekekkeekkeke yg katanya bertobat tapi gak lama ngadep giam lo ong. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tantono Subagyo tant...@... wrote: Masih ada tuh, kalau mau dibodohin lihat : http://www.gbi-prj.com/node/379 Ngomong tentang sho saja belepotan kok, lha wong Keuangan Yang Maha Kuasa. Bung Zhou Fu Yuan yth, Diantara 350 aliran dan beribu gereja di Indo ya tentu saja ada yang sakit, yang penting jangan di sama ratakan, agar anda tidak menjadi sakit pula hehehe
[budaya_tionghua] Re: Benarkah Harun Yusuf mantan tukang kwamia?
kalu gak salah yg di jembatan XX ya ? --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Dr. Irawan drira...@... wrote: Ngomong2 ttg Kwamia , saya jadi ingat zaman dulu di Jakarta ada ahlinya namanya Anyuk Koh apakah masih ada , atau apakah ada murid penerusnya ? Hanya pingin tau ajah . salam, Dr.Irawan 2010/9/2 agoeng_...@... Disini banyak yg penggemar dukun n tukang hongsui, jgnkan di muara karang atau pluit, di pelosok gunung n utan aja diburu kok. Tp engga tau kenapa nama setenar harun yusuf yg KATAnya sangat terkenal itu tidak ada yg kenal disini. -- *From: * Budi Hermawan budma...@... *Sender: * budaya_tionghua@yahoogroups.com *Date: *Thu, 2 Sep 2010 02:42:17 -0700 (PDT) *To: *budaya_tionghua@yahoogroups.com *ReplyTo: * budaya_tionghua@yahoogroups.com *Subject: *[budaya_tionghua] Benarkah Harun Yusuf mantan tukang kwamia? Yth Netters, Saya ingin bertanya ttg Harun Yusuf. Menurut pengakuannya, dia adalah seorang mantan tukang kwamia yang dulu praktek di daerah Muara Karang/Pluit kalau tidak salah. Adakah rekan2, terutama yang tinggal di daerah sana atau yang dulu pernah berkonsultasi dengannya, yang dapat mengkonfirmasi apakah memang benar demikian? Sebelumnya saya mohon agar pertanyaan saya ini jangan menjadi perdebatan panjang, karena dari yang saya lihat di milis lain biasanya kalau sudah membahas Harun yusuf akhirnya jadi perdebatan. Tujuan saya bertanya demikian karena hanya ingin tahu saja apakah memang dia itu benar2 mantan tukang kwamia atau hanya ngaku2 saja. Sebelumnya saya ucapkan terima kasih. Budi
[budaya_tionghua] Re: Sam Po Tong
Irawan heng, Saya baru dengar tentang nisan2 yang ditemukan, mudah2an nisan2 itu dipelihara dengan baik sekarang. Apakah sempat dipelajari dari tahun berapa nisan2 itu dibuat ? Mengenai legenda puasa itu saya juga pernah mendengar, tapi dalam versi ini yang mengajari sang Laksamana sendiri Salam --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, irawanraha...@... wrote: Setahu saya, dari berbagai catatan sejarah memang tidak tercantum adanya peristiwa kunjungan Zheng He ke Semarang. Namun satu Hal yang perlu diingat, pada saat itu kota Semarang belum terbentuk, belum ada namanya ! Masih merupakan pantai pinggir laut. Ketika itu pelabuhan yang ramai adalah di Tuban, Jepara ( bahkan kelak Belanda baru memindahkan pangkalannya dari Jepara ke Semarang ). Satu Hal lagi yang perlu diingat, Pecinan Semarang bermula dari daerah sekitar Sam Po Tong. Hal ini, bisa dibuktikan dengan adanya makam Tionghoa kuno di daerah sana yang pernah direnovasi pada jaman dinasti Qing era Qian Long. Mengenai goa, konon yang asli berjarak 100 meter ( sekitar Phapros ) namun sudah runtuh ketika terjadi hujan badai. Kemudian dibangun tiruannya ( sekarang goa di bawah ). Pada tahun 2005 dibuatlah goa yang baru ( yang sekarang dipakai ). Sejauh ini, saya belum pernah mendengar jika goa itu digunakan untuk pertapaan Zheng He, melainkan tempat pengobatan Wang Qing Hong, yang konon ditinggal bersama pengawalnya di tempat itu. Pada saat pembangunan Sam Po Tong di tahun 2005 banyak ditemukan nisan Islam masyarakat Tionghoa. Pada saat saya kecil, terdapat cerita, bahwa yang mengajarkan rakyat pribumi Semarang puasa adalah armada Zheng He. Sayang, sekarang klenteng Sam Po Tong telah mengalami degradasi Dan komersialisasi. Saya sendiri terakhir ke sana saat perayaan kedatangan Zheng He 2 hari menjelang awal puasa. Tidak seramai dulu lagi. Irawan R Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone
Re: [budaya_tionghua] Re: Sam Po Tong
Jangankan nisan-nisan, batu prasasti dari Oey Tjie Sien yang membebaskan tanah Simongan dari tangan Yahudi bernama Johannes saja keberadaannya saja sudah tidak diketahui lagi. Padahal ukurannya satu lemari. Irawan R Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone -Original Message- From: Dipo dipod...@yahoo.com Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Wed, 08 Sep 2010 23:40:55 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Sam Po Tong Irawan heng, Saya baru dengar tentang nisan2 yang ditemukan, mudah2an nisan2 itu dipelihara dengan baik sekarang. Apakah sempat dipelajari dari tahun berapa nisan2 itu dibuat ? Mengenai legenda puasa itu saya juga pernah mendengar, tapi dalam versi ini yang mengajari sang Laksamana sendiri Salam --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, irawanraha...@... wrote: Setahu saya, dari berbagai catatan sejarah memang tidak tercantum adanya peristiwa kunjungan Zheng He ke Semarang. Namun satu Hal yang perlu diingat, pada saat itu kota Semarang belum terbentuk, belum ada namanya ! Masih merupakan pantai pinggir laut. Ketika itu pelabuhan yang ramai adalah di Tuban, Jepara ( bahkan kelak Belanda baru memindahkan pangkalannya dari Jepara ke Semarang ). Satu Hal lagi yang perlu diingat, Pecinan Semarang bermula dari daerah sekitar Sam Po Tong. Hal ini, bisa dibuktikan dengan adanya makam Tionghoa kuno di daerah sana yang pernah direnovasi pada jaman dinasti Qing era Qian Long. Mengenai goa, konon yang asli berjarak 100 meter ( sekitar Phapros ) namun sudah runtuh ketika terjadi hujan badai. Kemudian dibangun tiruannya ( sekarang goa di bawah ). Pada tahun 2005 dibuatlah goa yang baru ( yang sekarang dipakai ). Sejauh ini, saya belum pernah mendengar jika goa itu digunakan untuk pertapaan Zheng He, melainkan tempat pengobatan Wang Qing Hong, yang konon ditinggal bersama pengawalnya di tempat itu. Pada saat pembangunan Sam Po Tong di tahun 2005 banyak ditemukan nisan Islam masyarakat Tionghoa. Pada saat saya kecil, terdapat cerita, bahwa yang mengajarkan rakyat pribumi Semarang puasa adalah armada Zheng He. Sayang, sekarang klenteng Sam Po Tong telah mengalami degradasi Dan komersialisasi. Saya sendiri terakhir ke sana saat perayaan kedatangan Zheng He 2 hari menjelang awal puasa. Tidak seramai dulu lagi. Irawan R Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone
Re: [budaya_tionghua] Re: Sam Po Tong *
Salah satu kelemahan kita orang Indonesia adalah kurang menghargai, (sehingga) kurang memelihara catatan sejarah diri pribadi (jarang yg punya diary) maupun sejarah keluarga (papah/mamah, kakek/nenek, dan seterusnya. Kita lebih senang berceritera secara lisan krn ada pendengar yg baik yg ketika kemudian berceritera kepada yg lain ditambah bumbu pemanis dst, dst. Maka walau berlalu puluhan tahun atau ratusan tahun, sudah sangat sulit untuk mengetahui apa sesungguhnya terjadi. Lalu kita menerima info yg bermula dari konon, sahibul hayat, katanya, ceriteranya. Selamat berlibur merayakan Idul Fitri Dharma Sent from my iPhone On Sep 9, 2010, at 6:40 AM, Dipo dipod...@yahoo.com wrote: You chose to allow budaya_tionghua@yahoogroups.com even though this message failed authentication Click to disallow | Irawan heng, Saya baru dengar tentang nisan2 yang ditemukan, mudah2an nisan2 itu dipelihara dengan baik sekarang. Apakah sempat dipelajari dari tahun berapa nisan2 itu dibuat ? Mengenai legenda puasa itu saya juga pernah mendengar, tapi dalam versi ini yang mengajari sang Laksamana sendiri Salam --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, irawanraha...@... wrote: Setahu saya, dari berbagai catatan sejarah memang tidak tercantum adanya peristiwa kunjungan Zheng He ke Semarang. Namun satu Hal yang perlu diingat, pada saat itu kota Semarang belum terbentuk, belum ada namanya ! Masih merupakan pantai pinggir laut. Ketika itu pelabuhan yang ramai adalah di Tuban, Jepara ( bahkan kelak Belanda baru memindahkan pangkalannya dari Jepara ke Semarang ). Satu Hal lagi yang perlu diingat, Pecinan Semarang bermula dari daerah sekitar Sam Po Tong. Hal ini, bisa dibuktikan dengan adanya makam Tionghoa kuno di daerah sana yang pernah direnovasi pada jaman dinasti Qing era Qian Long. Mengenai goa, konon yang asli berjarak 100 meter ( sekitar Phapros ) namun sudah runtuh ketika terjadi hujan badai. Kemudian dibangun tiruannya ( sekarang goa di bawah ). Pada tahun 2005 dibuatlah goa yang baru ( yang sekarang dipakai ). Sejauh ini, saya belum pernah mendengar jika goa itu digunakan untuk pertapaan Zheng He, melainkan tempat pengobatan Wang Qing Hong, yang konon ditinggal bersama pengawalnya di tempat itu. Pada saat pembangunan Sam Po Tong di tahun 2005 banyak ditemukan nisan Islam masyarakat Tionghoa. Pada saat saya kecil, terdapat cerita, bahwa yang mengajarkan rakyat pribumi Semarang puasa adalah armada Zheng He. Sayang, sekarang klenteng Sam Po Tong telah mengalami degradasi Dan komersialisasi. Saya sendiri terakhir ke sana saat perayaan kedatangan Zheng He 2 hari menjelang awal puasa. Tidak seramai dulu lagi. Irawan R Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone
[budaya_tionghua] Re: Gua-mnia - Bisa Dirubah? (Was: Benarkah Harun Yusuf mantan tukang kwamia?)
Oleh orang yg fanatik dg hukum karma, dikatakan utk melunasi karma buruk. ya begitulah hitung dagangnya, pahala dan murka. sojah wushu, Koay Hiap. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zho...@... wrote: Rajin beribadah bisa mengubah nasib? Ah, ini dongeng seribu satu malam atau penghakiman bagi mereka yg tak beruntung dlm hidup? Coba anda datangi negeri2 afrika yg miskin, saksikanlah anak2 terlantar kurang gizi yg tinggal kulit membungkus belulang. Ini apa gara2 orang tua mereka tak rajin beribadah dan tak mahir melafal mantera agama ya? Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: jony J K brightandrom...@... Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Wed, 8 Sep 2010 23:55:02 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Gua-mnia - Bisa Dirubah? (Was: Benarkah Harun Yusuf mantan tukang kwamia?) -Banyak tokong tokong yg saya pernah datangi mengatakan bisa merubah nasib, logikanya bila ada orang sanggup merubah nasib berarti dia bisa merubah kapan anda waktu mati seseorang. Dengan kata lain sudah setahap tuhan. -tapi kalau anda rajin beibadah menurut apa yang anda percayai dan pasti tidak merubah agama anda saya yakin tuhan akan berbaik hati menolong anda. Dari sekian banyak kisah hidup orang, ada beberapa orang sukses yg saya lihat sendiri dan juga mendengar langsung dari si sipelaku kalau dimasa lalunya susah sampai sulit untuk melewati harinya, tapi sejak kecil dia sudah dididik membaca paritta dalam agama Buddha pagi dan malam, juga disertai usaha. kehidupan mereka berubah setelah berpuluh tahun kemudian, yg jelas juga harus diikuti perbuatan baik. Ada beberapa yang tidak terlalu kaya. tetepi rata rata melewati hari hari lebih baik dan cukup pangan dan papan namuntidak kaya sekali. -Intinya rajin beribadah, usaha, dan perbuatan baik. Kalau ada tawaran diluar itu biasanya kalau tidak rajin rajin mencari mahluk gaib maka usahanya pasti berkurang. --- Pada Rab, 8/9/10, zho...@... zho...@... menulis: Dari: zho...@... zho...@... Judul: Re: [budaya_tionghua] Gua-mnia - Bisa Dirubah? (Was: Benarkah Harun Yusuf mantan tukang kwamia?) Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Rabu, 8 September, 2010, 6:21 PM  Haha, saya kira tdk ada orang yg sudah berhasil mengubah grs nasib itu ada di sini, bung opheng! Mereka pasti sdh menjadi manusia sukses yg super sibuk, ngapain masih spt orang pengangguran bermilis ria disini? Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSATFrom: Ophoeng opho...@... Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Wed, 08 Sep 2010 10:26:45 -To: budaya_tionghua@yahoogroups.comReplyTo: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Gua-mnia - Bisa Dirubah? (Was: Benarkah Harun Yusuf mantan tukang kwamia?)  Bung Dada dan TTM semuah, Hai, apakabar? Sudah makan (sahur)? Sehubungan dengan topik lihat-melihat muka (mnia = muka?), atau maksudnya nasib, masa depan, saya jadi ingat dulu sekitar tahun 1985-an, di Pontianak ada satu anak muda (sekarang mestilah tidak lagi muda) yang kalau tak salah bernama (samaran?) Hartop (diambil dari 'hard top' - tipe Toyota itu?), yang waktu itu gencar pasang iklan dan pernah diberitakan di Tempo. Bung Hartop ini katanya bisa memperbaiki nasib yang digariskan di tangan anda. Dia sekolah di Amrik(?) mempelajari garis rajah tangan yang dikombinasikan dengan gua-mnia-logi atau entah apa namanya, pokoknya ceritanya sangat ilmiah dan terkesan masuk akal. Caranya merubah nasib sesuai garis rajah tangan anda juga unik, menurut logika beliau: karena nasib anda sudah digariskan di tangan - suratan nasib, maka garis-nya ajah yang dirubah. Dari yang dikatakan garis tangannya menunjukkan nasib jelek - seperti sudah suratan garis tangan itu yang dibawa sejak lahir, maka garisnya dirubah arahnya atau lekukannya, supaya menjadi suratan nasib yang baik, hok-ki, makmur abadi jaya sentosa selama-lamanya sepanjang segala abad, jeh! Konon kabarnya beliau punya alatnya untuk merubah alur garis tangan, dan secara harafiah benar-benar dia rubah alurnya - entah bagaimana caranya, saya hanya baca saja ceritanya di Tempo waktu itu. Dan, menurut pengakuannya, banyak pejabat dan menteri yang sudah datang meminta bantuannya untuk merubah nasib dengan cara merubah garis rajah tangan. O, jangan tanya, konon tarip jasa kosultasinya bukan main-main, mungkin setara dengan tarip konsultasi Ki Gendeng Pamungkas ketika musim pemilu dulu itu. Saya cuma pengin tahu, apakah ada di antara anda yang dulu pernah meminta jasa beliau merubah garis tangannya, atau setidaknya orang yang anda kenal yang merubah garis tangannya dengan pertolongan beliau, lantas sekarang
RE: [budaya_tionghua] Re: Baca Dan Respon Posting. (Was: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta)
Saya masih baru di milis butiong ini dan tidak membaca keseluruhan thread yg diposting. Disaat suasana idul fitri sekarang ini, barangkali saya juga boleh turut memohon maaf lahir dan batin kepada seluruh keluarga besar milis budaya tionghua, lahir dan batin. Saya bermaksud membikin sedikit catatan utk minat pribadi dikemudian hari. Thread ini menarik bagi saya justru setelah sdr. ikkyosensei memberi contoh tentang cara kokonya dalam menghadapi perlakuan rasial di kota kelahirannya, Blitar. Yang kemudian menjadi semakin menarik setelah mendapat contoh kontra dari sdr. Yitzhak mengenai Kejadian Gang Tujuhbelas di Pontianak. Contoh ini setidaknya memberi masukan kpd sdr. Kusalocitto bahwa khusus di pontianak bukan hanya sekedar Racist by Lifestyle, tetapi: dalam satu komplek perumahan belalangnya juga bisa berbeda, apalagi belalangnya bermata sipit. Referensi yang paling terpercaya bagi sy di dalam memahami kejadian di pontianak adalah tulisan di blog sdr. Andreas Harsono. Namun sayangnya tulisan itu walaupun memberikan kontribusi pemahaman paling besar bagi saya, tetapi sumber informasi kejadian sesungguhnya dari kedua pihak di Gg Tujuhbelas, tidak berhasil dicatat. Dan juga tidak ada proses penyelidikan yg tuntas dari penegak hukum. Sehingga alasan terjadinya kerusuhan karena Gouw Ek San turut campur yg bukan urusannya, menonjok duluan hingga patah tulang hidung seorang kerabat kesultanan, belum bisa sy terima. Di tulisan abstrak awal sebelum membaca tulisan sdr.Andreas, sy mensinyalir ada 2 faktor yg saling menguatkan sehingga tercipta budaya khusus seperti itu di pontianak. Hasil investigasi sdr. Andreas yang patuh pada kaidah-kaidah jurnalisme, hanya mengungkapkan 1 akar permasalahan yaitu dimulai sejak orba mulai berkuasa dengan mengirim tentara untuk menghantam PGRS bentukan Soekarno, dimana operasi itu melibatkan suku dayak. Sedangkan 1 faktor lagi sangat sulit untuk dikonfirmasikan atau diakui, dan selama ini sy belum pernah membaca ada publikasi tentang hal itu. Sdr. Ophoeng yang pernah bermukim di sana membantu dugaan saya dengan menuliskan secara tegas: Cuma mereka yang 'maju' - secara ekonomi terutama, yang bisa 'makan' bangku sekolah - sekolah itu suatu kemewahan, di sekolah Katolik atau Kristen, karena tak mungkin mereka bersekolah di sekolah negeri - kecuali yang berkahwin-mahwin dengan suku-suku lain. Maka penjelasan sdr.Dr.Irawan bahwa : filosofi gereja mengajak umatnya tidak menggunakan kekerasan, lebih pilih perdamaian. Dan kemudian sdr. Revli menuliskan: Ada gilirannya masing2 utk pertanggungjwbkan secara pribadi kpd sang Chalik pencipta Alam raya. telah membantu memperjelas sinyalemen saya: sesepuh2 yg dianggap bijaksana sbg tempat mengadu, biasanya menenangkan dg kata2: sebisa mungkin kita menghindar saja, biarkan mereka berbuat jahat terhadap kita, suatu saat mereka pasti akan ketemu orang yg membuat mereka jera. tapi dari hari ke hari, semakin banyak yg ngomong begitu, sementara orang yg akan memberi pelajaran yg membuat jera, tak kunjung muncul, hehehe Maka sdr. Erik mengoreksi kata2 klise para sesepuh bijaksana di sana, dengan : dasar pemikirannya bukan cuma filosofi non kekerasan, tapi ada pertimbangan-pertimbangan lain. Dan ini sejalan dengan kata2 sdr. Dada dibawah: tidak cukup dengan AHIMSA, harus ada bapak yang ditakuti dan disegani maka dapat di katakan Ahimsa yang anti kekerasan itu juga sebenarnya instrumen kekerasan itu sendiri.Dengan kata lain menurut sy, gereja semestinya bisa lebih berperan di dalam upaya mengikis pertumbuhan mental rasialis di pontianak, tetapi tidak dilakukan. Jika ini terus dibiarkan tanpa ada program yg signifikan, maka sy sungguh khawatir kesimpulan akhir tulisan sdr.Andreas Harsono akan terbukti, bahwa: Ketika meninggalkan airport Supadio, saya merasa pesimis dengan peluang damai di Pontianak. Azas kebersamaan macam apa yang dikembangkan di sini? Kebebasan sipil lemah. Pengadilan terhadap kejahatan masa lampau juga tak ada. Selama orang belum bisa belajar dari sejarah masa lalu, mereka yang dulu melakukan pembunuhan massal, takkan takut untuk melakukannya lagi. -Original Message- From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com]on Behalf Of Dada Sent: 08 September 2010 16:57 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Baca Dan Respon Posting. (Was: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta) Salah satu teknik interogasi agen2 KGB adalah permainan bad cop dan good cop , yang satu berperan sebagai demon , menindas tahanan agar mengakui suatu kesalahan , satu lagi berperan sebagai malaikat yang membelai2 tahanan dengan senyum dan ramah. Tahanan akan terombang-ombang dalam permainan panas dan dingin ini sampai menjadi gelas yang retak. Dalam hubungan internasional dan dalam negri pun prinsipnya sama , bahkan keluarga sebagai elemen terkecil itu harus ada balance , harus ada bapak yang ditakuti dan disegani , harus ada ibu yang membelai2 sang anak. Jadi tidak
[budaya_tionghua] Re: Gua-mnia - Bisa Dirubah? (Was: Benarkah Harun Yusuf mantan tukang kwamia?)
sayang sekali , semakin religius suatu negara , maka negaranya semakin terbelakang. Dalam arti , semakin banyak responden di suatu negara memandang agama itu sangat penting , maka ironisnya negara itu semakin terbelakang. Jika di perhatikan , negara-negara maju seperti beberapa negara utama eropa seperti Jerman , Prancis , atau bahkan Italia sendiri , hanya sekitar belasan sampai 20an persen memandang agama itu sangat penting. Begitu juga dengan Jepang. Kekecualian untuk USA , di antara negara maju , anomali bahwa 2/3 responden di negara itu masih memandang agama itu sangat penting. Selebihnya , negara2 dimana penduduknya itu sangat religius adalah kawasan asia tenggara , amerika latin , dan afrika itu sendiri. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, kwaih...@... kwaih...@... wrote: Oleh orang yg fanatik dg hukum karma, dikatakan utk melunasi karma buruk. ya begitulah hitung dagangnya, pahala dan murka. sojah wushu, Koay Hiap. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zhoufy@ wrote: Rajin beribadah bisa mengubah nasib? Ah, ini dongeng seribu satu malam atau penghakiman bagi mereka yg tak beruntung dlm hidup? Coba anda datangi negeri2 afrika yg miskin, saksikanlah anak2 terlantar kurang gizi yg tinggal kulit membungkus belulang. Ini apa gara2 orang tua mereka tak rajin beribadah dan tak mahir melafal mantera agama ya? Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: jony J K brightandromeda@ Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Wed, 8 Sep 2010 23:55:02 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Gua-mnia - Bisa Dirubah? (Was: Benarkah Harun Yusuf mantan tukang kwamia?) -Banyak tokong tokong yg saya pernah datangi mengatakan bisa merubah nasib, logikanya bila ada orang sanggup merubah nasib berarti dia bisa merubah kapan anda waktu mati seseorang. Dengan kata lain sudah setahap tuhan. -tapi kalau anda rajin beibadah menurut apa yang anda percayai dan pasti tidak merubah agama anda saya yakin tuhan akan berbaik hati menolong anda. Dari sekian banyak kisah hidup orang, ada beberapa orang sukses yg saya lihat sendiri dan juga mendengar langsung dari si sipelaku kalau dimasa lalunya susah sampai sulit untuk melewati harinya, tapi sejak kecil dia sudah dididik membaca paritta dalam agama Buddha pagi dan malam, juga disertai usaha. kehidupan mereka berubah setelah berpuluh tahun kemudian, yg jelas juga harus diikuti perbuatan baik. Ada beberapa yang tidak terlalu kaya. tetepi rata rata melewati hari hari lebih baik dan cukup pangan dan papan namuntidak kaya sekali. -Intinya rajin beribadah, usaha, dan perbuatan baik. Kalau ada tawaran diluar itu biasanya kalau tidak rajin rajin mencari mahluk gaib maka usahanya pasti berkurang. --- Pada Rab, 8/9/10, zhoufy@ zhoufy@ menulis: Dari: zhoufy@ zhoufy@ Judul: Re: [budaya_tionghua] Gua-mnia - Bisa Dirubah? (Was: Benarkah Harun Yusuf mantan tukang kwamia?) Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Rabu, 8 September, 2010, 6:21 PM  Haha, saya kira tdk ada orang yg sudah berhasil mengubah grs nasib itu ada di sini, bung opheng! Mereka pasti sdh menjadi manusia sukses yg super sibuk, ngapain masih spt orang pengangguran bermilis ria disini? Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSATFrom: Ophoeng ophoeng@ Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Wed, 08 Sep 2010 10:26:45 -To: budaya_tionghua@yahoogroups.comReplyTo: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Gua-mnia - Bisa Dirubah? (Was: Benarkah Harun Yusuf mantan tukang kwamia?)  Bung Dada dan TTM semuah, Hai, apakabar? Sudah makan (sahur)? Sehubungan dengan topik lihat-melihat muka (mnia = muka?), atau maksudnya nasib, masa depan, saya jadi ingat dulu sekitar tahun 1985-an, di Pontianak ada satu anak muda (sekarang mestilah tidak lagi muda) yang kalau tak salah bernama (samaran?) Hartop (diambil dari 'hard top' - tipe Toyota itu?), yang waktu itu gencar pasang iklan dan pernah diberitakan di Tempo. Bung Hartop ini katanya bisa memperbaiki nasib yang digariskan di tangan anda. Dia sekolah di Amrik(?) mempelajari garis rajah tangan yang dikombinasikan dengan gua-mnia-logi atau entah apa namanya, pokoknya ceritanya sangat ilmiah dan terkesan masuk akal. Caranya merubah nasib sesuai garis rajah tangan anda juga unik, menurut logika beliau: karena nasib anda sudah digariskan di tangan - suratan nasib, maka garis-nya ajah yang dirubah. Dari yang dikatakan garis tangannya menunjukkan nasib jelek - seperti sudah suratan garis tangan itu yang dibawa sejak lahir, maka garisnya dirubah
[budaya_tionghua] Re: Baca ini: Nasionalisme yg jahat
Nationalism is an infantile disease. It is the measles of mankind. (quote dari Albert Einstein). Nationalisme yg. berlebihan/sempit sering terjadi di-negara2 yg. belum maju dan tidak jarang dipakai utk. mengalihkan masalah kegagalannya. Negara2 maju (Kanada, Australia, AS dll.) tidak sedikit yg. mengakui kewarganegaraan ganda (dual/multiple citizenship) yg. berlawanan dgn. prinsip nasionalisme yg. sempit. BH Jo --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Azura-Mazda extrim_blue...@... wrote: Menarik ada opini Jakarta Post soal nasionalisme sudah usang. Di Eropa, nasionalisme dianggap sesuatu yang jahat. M. Taufiqurrahman mengatakan Indonesia juga sebaiknya sadar terhadap ideologi jahat ini. http://www.thejakartapost.com/news/2010/09/08/it%E2%80%99s-high-time-undo-indonesian-nationalism.html
[budaya_tionghua] Re: Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran bersama?
1. Partai berdasarkan ras itu sebuah langkah mundur , dan mengada-ngada. Betapapun saya tidak setuju keterlibatan agama dalam politik , tapi AGAMA seperti halnya IDEOLOGI (komunisme dll ) itu terkandung tatanan dan solusi untuk permasalahan multi dimensi , misal masalah perekonomian , etika , pendidikan dan seterusnya begitu juga dengan ideologi2. Sedangkan dengan jualan ras , apa yang bisa di pecahkan ? 2. Dan jika ingin membandingkan ras terhadap ras , Yah Malaysia tidak berhadapan dengan keragaman ras di Indonesia yang berlipat2 ganda ragamnya. Atau mau coba di terapkan di Tiongkok ?, dengan 1 etnis utama yang berjumlah milyaran dan sekitar lima puluh lebih ras yang dari jutaan hingga puluhan ribu? Nantinya ada partai Bugis , Papua , Tionghoa , Batak , Aceh , Padang , Sunda , Dayak , Minahasa , Jawa , Madura, Bali dan seterusnya Dan jika terjadi konflik politik hal ini segera berkobar menjadi konflik etnis .. 3. Untuk Indonesia , ada baiknya mengikuti jejak Tiongkok , agar tidak terburu2 dengan gagap dan latah mendemokrasikan segala sesuatu di kala rakyat masih lum sepenuhnya terdidik . Apalagi sekarang di tambah Pilkada. Masyarakat yang seperti ini , mudah terjebak dalam pusaran politik , dan yang pasti untuk suatu pesta demokrasi itu memakan biaya. sementara keadaan tidak berubah.. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Azura-Mazda extrim_blue...@... wrote: Zhou Fuyen jangan somse. Di Malay, partai berdasarkan garis ras itu sudah bener. Daripada di Indonesia, ada dominasi partai berasas agama tunggal.  --- Pada Rab, 1/9/10, zho...@... zho...@... menulis: Dari: zho...@... zho...@... Judul: Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran bersama? Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Rabu, 1 September, 2010, 1:41 PM  Percayalah, Malaysia adalah bom waktu! Politik rasialnya sekarang justru mendapat tantangan berat! Di sana partai adalah berdasarkan ras, ini jelas ketinggalan dibanding Indonesia, masak kita harus berjalan mundur? Nep ternyata tdk membawa berkah ke masyarakat luas, hanya golongan elite bumi putra yg menikmati hasilnya, dan nanti setelah kemudahan dicabut, apakah mereka masih dpt bersaing? Jika ingin memajukan golongan masyarakat yg terbelakang, jangan berdasarkan ras, tapi harus berdasarkan kelas ekonomi. Kita harus memberi banyak subsidi untuk kelompok ini, misalnya bea siswa, kredit usaha murah, subsidi perumahan, pelatihan kerja, tranportasi murah, tunjangan kesehatan dll, semua ini memang memakan dana yg cukup besar, dananya ya diambil dari pajak, maka tingkatkan prosentase pajak bagi pengusaha besar dan barang mewah semacam sedan dan rumah mewah. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT From: Harry Adinegara sans_culotte...@... Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Wed, 1 Sep 2010 05:51:39 -0700 (PDT) To: tionghoa-...@yahoogroups.com; budaya tionghuabudaya_tiong...@yahoogroups.com ReplyTo: budaya_tionghua@yahoogroups.com Cc: gelora45gelor...@yahoogroups.com; media caremediac...@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran bersama?  Rupanya perlu di-telaah lebih mendalam perihal  berita soal Pak Wapres Jusuf Kalla, yang dalam pidatonya yang terachir sempat beliau dikatagorikan sebagai seorang yang rasialis, seorang rasialis yang anti suku Tionghoa.  Bersamaan dengan kejadian ini ,negara tetangga kita , Malaysia merayakan policy yang waktu itu, dikenal sebagai NEP(New Economic Policy) yang dicetuskan di tahun 1971, jadi sudah 40-an tahun yll. NEP ini bertujuan untuk menjebatani suatu fusi antara ,terutama 3 etnis di M'sia, yakni etnis Chinese, Indian dan majority orang Malay atau bumiputra, untuk bisa kerja sama dengan lebih efektip bagi kemakmuran bersama. Tujuan policy ini adalah untuk menyatukan sikap , ketrampilan dan kinerja segenap kekuatan (3 etnis) ini untuk bisa kerja sama menuju kemakmuran bersama. Untuk mencapai tujuan achir , kemakmuran bersama maka perlu di-awali dengan mengangkat sikon-nya orang Malay (bumi putra) yang mayoritas(60%)untuk bisa berdiri sama tinggi, duduk sama rendah. Caranya dengan , apa yang dikenal dengan affirmative action. Kejadian huru hara tahun 1969, clash antar etnis memberikan stimuli pada pemerintah waktu itu untuk mencari jalan keluar(solusi)  dari kejadian ini  yang telah menelan korban jiwa dan harta, Mencari idee ,mencari , mengolah suatu rancangan undang2 untuk mengatasi kejadian ini dan mempersatukan segenap kekuatan , bekerja sama segenap kekuatan bagi kemajuan negara Malaysia. Caranya yalah dengan memberikan ...preferential access ke misalnya bea siswa, kepemilikan saham dalam perusahaan sampai ke pembelian rumah,policy ini akan memberikan fasilitas pertama2 kepada bumi putra. Dengan cara affirmative action ini ditargetkan kalau dalam kurun waktu tidak lama maka para bumi putra akan sanggup ber-mitra dengan etnis2 lain yang dulunya mustahil bisa
[budaya_tionghua] Re: Arti Penting Misi Perjalanan Laksamana Zheng He (Cheng Ho) Bagi Pengembangan Bis
Betul. Memang Zhenghe tidak pernah singgah di Semarang. Cuman kebetulan saja di Semarang ada Sampokong (Gedung Batu), jadi kita manfaatkan momen ini. Salam, IT. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ardian_c ardia...@... wrote: setau aye itu armada zheng he ngedarat di tuban , gresik gak di semarang ntu jangkar seh nurut mata aye yg masih amatir, itu jangkar belanda boekan jangkar tiongkok yg 4 mata. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Ophoeng ophoeng@ wrote: Bung Ardian, Bung Ivan dan TTM semuah, Hai, apakabar? Sudah makan? Kebetulan saya baru ajah selesai nonton video-nya Zheng He ini. Zheng-he ke Jawa (kayaknya bukan khusus ke Semarang ya?), bukannya genap 600 tahun-nya udah lewat 4-5 tahun lalu ya? Waktu itu diperingati besar-besaran di Semarang, mereka bikin replika kapalnya di kali deket kelenteng Gang Lombok(?) itu. Di Cirebon, kelenteng Thay Kak Sie deket pelabuhan itu, menyimpan satu jangkar besar yang dipercaya merupakan jangkar dari kapal anggota armada Zheng-he juga. Kaisar Zhu-di atau Yong-le ini hebat sekali pada jamananya ya. Sudah memikirkan menyusun ensiklopedi segala, sayang buku-bukunya banyak dibakar oleh penggantinya ya. Juga terpikir untuk mengirim misi muhibah segala. Sayang sekali dia gak berpikir untuk menguasai daerah yang tak bertuan - yang disinggahi oleh armada Zheng-he, misalnya. Di filem tidak diceritakan kisah selanjutnya setelah Tiongkok (mereka sudah menyebut Cung-guo?) ditinggal mati oleh Zhu-di, dilanjutkan oleh anaknya cuma sebentar (8 bulan?) lalu cucunya meneruskan tahta. Zheng-he yang sudah di'ban' aka grounded oleh anaknya Zhu-di, lalu direhabilitasi namanya, dikasih ijin untuk melaut lagi. Sementara Zheng-he yang sudah lanjut usia, lantas perannya digantikan oleh anak cici angkatnya (atau pacarnya ya?) Sung-thian, segenerasi ama sang cucu kaisar. Gak tahu apakah ada cerita selanjutnya ttg kedua penerus ini ya? Atau mereka gak sempat berkibar namanya sudah digulung oleh kaisar dari keluarga lain yang 'berontak'. Seru juga melihat mereka baku bunuh demi tahta, bahkan di antara sesama saudara dan orangtua/anak sendiri sekalipun! Kalau baca sejarah mereka, kayakanya getun - menyesali, kaisar selalu digantikan lewat pertumpahan darah, entah oleh keturunannya sendiri, atau oleh keluarga lain. Kalau saja jaman itu sudah mengenal pergantian kekuasaan tanpa pertumpahan darah, mungkin sudah sejak dulu Tiongkok berjaya dan sukses menjadi boss dunia ya? Cara Yong-le memerintah, kalau benar seperti digambarkan di filem tsb., nampaknya sudah 'demokrasi' - dia kasih kesempatan para menteri-nya untuk punya pendapat sendiri, walau keputusan terakhir selalu di tangannya jua. Memang sih agak 'aneh' kalau dibandingkan dengan demokrasi sekarang, tapi demokrasi sekarang juga akan terasa aneh: bisa pake duit supaya menang dengan suara terbanyak, jeh! Yang masih bikin bingung buat saya, nama-nama negara yang disinggahi Zheng-he, karena lafal-nya dari Guo-yu, si pembuat sub-title kayaknya asal nyebut ajah, ada yang pas, tapi banyak yang kayaknya gak nyambung. Susah menebaknya. Baca di wikipedia, daerah atau negara yang disinggahinya, banyak yang gak cocok ama yang disebut di sub-title. Susah juga sih ya, pembuat sub-title biasanya cuma asal terjemahin, kejar tayang, gak ada waktu - jadi asal jadi ajah sudah bagus, euy! Back to topic. Kalau mau mengharap pemerintah ikut ambil bagian dalam mempromosikan Semarang dengan memanfaatkan momentum Zheng-he ini, kayaknya memang susah. Momentum 600 tahun-nya sendiri sudah lewat toh? Lagipula, kayaknya Zheng-he sendiri ndak memandang penting sekali ttg singgahnya di Semarang waktu itu, kayaknya cuma numpang ngambil air ajah buat bekal minum mereka ya? Belum lagi, kalau lihat ceritanya di filem, katanya nenek moyang Zhu-di melarang penduduk warga Tiongkok pergi melaut. Tindakan sang kaisar menugaskan Zheng-he ajah merupakan kontroversi pada jaman itu. Mereka yang berani melaut dianggap sebagai kriminal, kalau balik dan ketangkep pasti dipenjara dengan tuduhan memberontak - suatu tuduhan yang sangat berat, hukumannya mestilah dipancung kepalanya. Kalau benar begitu, berarti kita semua ini termasuk keturunan para 'pemberontak' yang gak dianggap oleh mereka dong? Satu hal yang berkesan buat saya, adegan ketika si Zheng-he baru balik ke ibukota, dia mau jajan 'tahu mambu (bau)' (Chou-dou-fu), dia gak bawa duit, cici-nya (saya koq curiga, jangan-jangan ini pacarnya ya?) juga gak bawa duit, lalu si penjajanya kasih gratis karena dia gak tahu dan dikira Zheng-he orang dari luar kota. Jadi ternyata sejarah tahu mambu sudah ratusan tahun juga rupanya, jeh! Kenyataan bahwa Zheng-he setia kepada sang kaisar, dan mungkin karena dia seorang kasim(?) jadi tidak berambisi memberontak atau menguasai negara
[budaya_tionghua] Re: Arti Penting Misi Perjalanan Laksamana Zheng He (Cheng Ho) Bagi Pengembangan Bis
Mau tanya bro ivan, Lalu yang Di goa gedong Batu itu dikatakan tempat Beliau bermeditasi itu benar atau tidak ?. Pasti ada latar belakang sejarah mengenai goa Gedong Batu hadir. Memang Benar Klenteng Tay kak Sie dan Klenteng Gedong Batu adalah aset Semarang, Bahkan saya pernah membawa teman dari Tiongkok pun kagum akan Semarang, Saya rasa Kleteng Gedong batu adalah aset wisatawan Internasional yang perlu digali. Sementara Kletenteng Tay kak sie nampak tilas Agama Buddha dan penyebarannya. Perlu dilestarikan pula karena ini adalah sejarah latar belakang penyebaran Agama Buddha dari sekian lama tidur terlelap semenjak Kejatuhan Kerajaan majapahit. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Ivan ivan_taniput...@... wrote: Betul. Memang Zhenghe tidak pernah singgah di Semarang. Cuman kebetulan saja di Semarang ada Sampokong (Gedung Batu), jadi kita manfaatkan momen ini. Salam, IT. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ardian_c ardian_c@ wrote: setau aye itu armada zheng he ngedarat di tuban , gresik gak di semarang ntu jangkar seh nurut mata aye yg masih amatir, itu jangkar belanda boekan jangkar tiongkok yg 4 mata. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Ophoeng ophoeng@ wrote: Bung Ardian, Bung Ivan dan TTM semuah, Hai, apakabar? Sudah makan? Kebetulan saya baru ajah selesai nonton video-nya Zheng He ini. Zheng-he ke Jawa (kayaknya bukan khusus ke Semarang ya?), bukannya genap 600 tahun-nya udah lewat 4-5 tahun lalu ya? Waktu itu diperingati besar-besaran di Semarang, mereka bikin replika kapalnya di kali deket kelenteng Gang Lombok(?) itu. Di Cirebon, kelenteng Thay Kak Sie deket pelabuhan itu, menyimpan satu jangkar besar yang dipercaya merupakan jangkar dari kapal anggota armada Zheng-he juga. Kaisar Zhu-di atau Yong-le ini hebat sekali pada jamananya ya. Sudah memikirkan menyusun ensiklopedi segala, sayang buku-bukunya banyak dibakar oleh penggantinya ya. Juga terpikir untuk mengirim misi muhibah segala. Sayang sekali dia gak berpikir untuk menguasai daerah yang tak bertuan - yang disinggahi oleh armada Zheng-he, misalnya. Di filem tidak diceritakan kisah selanjutnya setelah Tiongkok (mereka sudah menyebut Cung-guo?) ditinggal mati oleh Zhu-di, dilanjutkan oleh anaknya cuma sebentar (8 bulan?) lalu cucunya meneruskan tahta. Zheng-he yang sudah di'ban' aka grounded oleh anaknya Zhu-di, lalu direhabilitasi namanya, dikasih ijin untuk melaut lagi. Sementara Zheng-he yang sudah lanjut usia, lantas perannya digantikan oleh anak cici angkatnya (atau pacarnya ya?) Sung-thian, segenerasi ama sang cucu kaisar. Gak tahu apakah ada cerita selanjutnya ttg kedua penerus ini ya? Atau mereka gak sempat berkibar namanya sudah digulung oleh kaisar dari keluarga lain yang 'berontak'. Seru juga melihat mereka baku bunuh demi tahta, bahkan di antara sesama saudara dan orangtua/anak sendiri sekalipun! Kalau baca sejarah mereka, kayakanya getun - menyesali, kaisar selalu digantikan lewat pertumpahan darah, entah oleh keturunannya sendiri, atau oleh keluarga lain. Kalau saja jaman itu sudah mengenal pergantian kekuasaan tanpa pertumpahan darah, mungkin sudah sejak dulu Tiongkok berjaya dan sukses menjadi boss dunia ya? Cara Yong-le memerintah, kalau benar seperti digambarkan di filem tsb., nampaknya sudah 'demokrasi' - dia kasih kesempatan para menteri-nya untuk punya pendapat sendiri, walau keputusan terakhir selalu di tangannya jua. Memang sih agak 'aneh' kalau dibandingkan dengan demokrasi sekarang, tapi demokrasi sekarang juga akan terasa aneh: bisa pake duit supaya menang dengan suara terbanyak, jeh! Yang masih bikin bingung buat saya, nama-nama negara yang disinggahi Zheng-he, karena lafal-nya dari Guo-yu, si pembuat sub-title kayaknya asal nyebut ajah, ada yang pas, tapi banyak yang kayaknya gak nyambung. Susah menebaknya. Baca di wikipedia, daerah atau negara yang disinggahinya, banyak yang gak cocok ama yang disebut di sub-title. Susah juga sih ya, pembuat sub-title biasanya cuma asal terjemahin, kejar tayang, gak ada waktu - jadi asal jadi ajah sudah bagus, euy! Back to topic. Kalau mau mengharap pemerintah ikut ambil bagian dalam mempromosikan Semarang dengan memanfaatkan momentum Zheng-he ini, kayaknya memang susah. Momentum 600 tahun-nya sendiri sudah lewat toh? Lagipula, kayaknya Zheng-he sendiri ndak memandang penting sekali ttg singgahnya di Semarang waktu itu, kayaknya cuma numpang ngambil air ajah buat bekal minum mereka ya? Belum lagi, kalau lihat ceritanya di filem, katanya nenek moyang Zhu-di melarang penduduk warga Tiongkok pergi melaut. Tindakan sang kaisar menugaskan Zheng-he ajah merupakan kontroversi pada jaman itu. Mereka yang berani melaut dianggap sebagai kriminal, kalau balik dan
[budaya_tionghua] Re: Setiap Pribadi Itu Unik. (Was: sejarah baju koko: Koko Masuk Islam)
Bahasan Topik yang menarik, artikelnya sangat menarik, mohon ijin kopasnya. Saya mau koment saja menurut Pandangan saya tentang Baju koko, sebenarnya tidak lah aneh bagi Masyarakat Tionghoa, Bahkan baju koko Tidak harus motif Islami, mungkin ditulis oleh bung Helmi, Menjadi batu acuan sebernarnya beraneka ragam Budaya Indonesia itu, memang sangat disayangkan kalau ada orang Tionghoa anti memakai Baju koko, saya sendiri memiliki 2 baju koko, tapi bukan versi islami, polos dengan motif cukup menarik. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Ophoeng opho...@... wrote: Bund David Kwa dan Ttm semuah, Hai, apakabar? Sudah makan? Hehehe.. maksud hati sih diam ajah dan senyum baca komentar anda, tapi apalah daya tangan ni gatal tak kuasa menahan gejolak hati untuk mengetuk-ketuk-kannya di atas keyboard. Nama Remy Sylado konon benar adanya diambil dari nada lagu, karena dia penggemar musik di samping menjadi novelis. Tapi, sorry, Re = 2 mi = 3, bener adanya. Cuma Sy = 4? Kayaknya anda salah terpeleset jari di atas keyboard. Sy atau si dalam nada lagu adalah 7, jadi yang bener - sorry, agak betrele-trele nih: 23 761. Lalu, kalau soal 'engkoh' untuk merujuk 'ko', kayaknya sih sah ajah, lha bukankah (anda sendiri yang ngepost?) pernah dibahas di milis kita, bahwa 'enso' itu dari 'sousou', engkong dari 'kungkung', encim, encek, engkim, jadi kayaknya emang bener sih 'engkoh' itu untuk koko. Kalau anda bilang gaya dia bertutur itu mengada-ada, lebai, rasanya sih ya boleh-boleh saja dan sah-sah saja, sebab dia sedang bertutur di novel tulisannya: Pangeran Diponegoro: Menuju Sosok Khalifah. Dan, kalau ditanya, kenapa harus âpake ribetâ sebab dihubungkan dulu dengan âengkoh-engkohâ segala rupa (pake tambahan âengâ di depannya)? Kenapa bahasa Indonesia (apakah pasti bahasa Indonesia dan bukan bahasa lain, Melayu, Sunda, atau Jawa, misalnya?) harus mengejanya DARI kata âengkoh-engkohâ, seperti kata dia, bukan LANGSUNG dari kata âkokoâ saja? -- Jawabnya: karena dia namanya Remy Sylado, bukan David Kwa, sih, jeh! Hehehe. kalem ajah-lah, sesama bus kota kabarnya dilarang saling menyalip, tiap individu katanya memang unik, gak ada yang sama persis, bahkan sepasang anak kembar sekalipun! Salam makan enak dan sehat, Ophoeng --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, David dkhkwa@ wrote: Owe rasa Remy Sylado (23 461) terlalu âmaksaâ di sini. Bila baju koko mau dihubungkan dengan âbaju kakak laki-lakiâ, itu sah-sah saja; toh tidak ada yang melarang, sebab âkoko ����â kan artinya âkakak laki-lakiâ dalam bahasa Indonesia; âabangâ dalam bahasa Melayu; âlaeâ dalam bahasa Batak; âakang atau aâaâ dalam bahasa Sunda; âmasâ dalam bahasa Jawa; dan âbelihâ dalam bahasa Bali. Tapi âKokoâ ya MBOK cukup âkokoâ saja, karena kata ini cukup populer dan singkat pula, kenapa harus âpake ribetâ sebab dihubungkan dulu dengan âengkoh-engkohâ segala rupa (pake tambahan âengâ di depannya)? Kenapa bahasa Indonesia (apakah pasti bahasa Indonesia dan bukan bahasa lain, Melayu, Sunda, atau Jawa, misalnya?) harus mengejanya DARI kata âengkoh-engkohâ, seperti kata dia, bukan LANGSUNG dari kata âkokoâ saja? Koq rasanya dia terlalu mengada-ada alias Lebay ya⦠--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, hendri f isnaeni hendrifisnaeni@ wrote: Bagaimana ceritanya tui-khim menjadi baju koko? Menurut Remy Sylado, karena yang memakai tui-khim itu engkoh-engkoh sebutan umum bagi lelaki Cina maka baju ini pun disebut baju engkoh-engkoh. Dieja bahasa Indonesia sekarang menjadi baju koko, kata Remy dalam novelnya Pangeran Diponegoro: Menuju Sosok Khalifah.
Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta
Hahaha, kalau begitu saya lebih baik pilih jadi tionghoa yg tidak mau maju saja deh. Toh sudah cukup bahagia. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: agoeng_...@yahoo.com Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Mon, 6 Sep 2010 05:20:47 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja Maksudnya apa yah? Menurut saya malah sok maju lho. Ibarat berlian dirmh sendiri ga keliatan tp sok jualan kristal dr negeri seberang kalo bicaranya seperti itu. -Original Message- From: sf sa...@indosat.net.id Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Mon, 6 Sep 2010 11:29:09 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta sekian lama sy merasa cara ahimsa nya mahatma gandhi adalah paling baik, maka sy lebih merasa cara bun lebih baik dari bu. pilihan sy ini sejalan dg pandangan 1 generasi di atas sy, tentunya berdasarkan pengalaman mereka masa itu. di singkawang dulu ada seorang jago kungfu yg sekarang sy lupa nama aslinya siapa (dulu sy tidak tau) tapi dikenal dg panggilan cimuk On. dalam suatu pertandingan persahabatan dg jago karate dari jepang, setelah si jepang pulang ke rumah, muntah darah dan mati. cimuk On kemudian jadi buron dan disembunyikan murid2nya di jakarta, dan sampai akhir hayatnya tinggal di jl. TSS. kejadian itu mungkin salah satu kejadian yg membuat trauma shg setelah itu tidak terdengar lagi cerita2 pembela kebenaran dari singkawang. padahal jika dirunut-runut ke belakang, sy rasa nenek moyang orang tionghua di singkawang rata2 menguasai ilmu bela diri yg cukup mumpuni shg mampu mengatasi medan yg berat. pd jaman orba, di tingkat kebijakan, semua yg berbau cina sebisa mungkin dihilangkan. di tingkat implementasi, sejak anak2 sdh timbul kebencian yg sangat kental terhadap cina di kalangan melayu, entah apa yg ada di pikiran anak2 itu sehingga harus malak dan ngajak berantem. dan tambah menjadi-jadi karena tidak ada lagi komunitas tionghua yg mengajarkan ilmu bela diri. sy sendiri waktu umur 9 atau 10 tahun di suatu malam pulang dari belanja di warung sendirian, pernah dicegat dan dikerubuti 6-7 anak2 tetangga tapi karena gelap, sepi, gak ada pilihan lain, lebih baik melawan sebisanya daripada mati konyol. itu pengalaman berantem satu2nya yg sy punyai, hehehe…. komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja, yg setau sy belum pernah ada sejarahnya, gereja mengadakan latihan ilmu bela diri, kungfu atau karate atau boxing sekalipun. sesepuh2 yg dianggap bijaksana sbg tempat mengadu, biasanya menenangkan dg kata2: sebisa mungkin kita menghindar saja, biarkan mereka berbuat jahat terhadap kita, suatu saat mereka pasti akan ketemu orang yg membuat mereka jera. tapi dari hari ke hari, semakin banyak yg ngomong begitu, sementara orang yg akan memberi pelajaran yg membuat jera, tak kunjung muncul, hehehe… dlm sebuah retret meditasi, sy ketemu kawan2 dari makassar. salah satunya sangat menggemari ilmu beladiri, bahkan di retret sebelumnya katanya dia ketemu seorang ahli taichi yg masih muda huaqiao dari amerika. yg mengagetkan sy, teman ini bercerita bahwa ia sering duel dg tukang2 becak di sana. kalau ada yg belagu atau ngata2in cino, dia akan pancing ke tempat sepi, dan hajar di sana, tapi jangan sampai mati, katanya, hehehe… padahal ia adalah seorang sarjana hukum. semoga di pontianak dan daerah2 lain semakin banyak orang2 spt teman makassar itu atau spt koko dari ikkyosensei, maka menurut sy, huaren akan lebih dipandang dlm kehidupan bermasyarakat secara nasional. -Original Message- From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com]on Behalf Of ikkyosensei_ym Sent: 05 September 2010 7:50 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta […] Tapi, untuk kasus koko saya itu, memang sempat keluar umpatan tongsenghugnya Cino kowe. Dasar jiwa fisik muda, apalagi koko saya waktu itu khan pelatih karate di batalyon 511 Blitar. :) Ya setelah itu, di rumah, dia menyesal juga. Diajak duduk ngomong, mungkin akan memberikan dampak positif yang lebih luas.
RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta
Maju atau mundur bukan dinilai dari agamanya. Tapi dari cara bertingkah lakunya baik dengan pikiran, perbuatan atau perkataannya. Dalam segala aspek, kita harus tetap berpikir secara bijaksana dan jangan hanya mengedepankan keyakinan yang membuta. Ada sebab dan ada akibat. Thanks. Namaste, Iwan From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] On Behalf Of agoeng_...@yahoo.com Sent: 06 September 2010 12:21 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja Maksudnya apa yah? Menurut saya malah sok maju lho. Ibarat berlian dirmh sendiri ga keliatan tp sok jualan kristal dr negeri seberang kalo bicaranya seperti itu. _ From: sf sa...@indosat.net.id Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Mon, 6 Sep 2010 11:29:09 +0700 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com ReplyTo: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta sekian lama sy merasa cara ahimsa nya mahatma gandhi adalah paling baik, maka sy lebih merasa cara bun lebih baik dari bu. pilihan sy ini sejalan dg pandangan 1 generasi di atas sy, tentunya berdasarkan pengalaman mereka masa itu. di singkawang dulu ada seorang jago kungfu yg sekarang sy lupa nama aslinya siapa (dulu sy tidak tau) tapi dikenal dg panggilan cimuk On. dalam suatu pertandingan persahabatan dg jago karate dari jepang, setelah si jepang pulang ke rumah, muntah darah dan mati. cimuk On kemudian jadi buron dan disembunyikan murid2nya di jakarta, dan sampai akhir hayatnya tinggal di jl. TSS. kejadian itu mungkin salah satu kejadian yg membuat trauma shg setelah itu tidak terdengar lagi cerita2 pembela kebenaran dari singkawang. padahal jika dirunut-runut ke belakang, sy rasa nenek moyang orang tionghua di singkawang rata2 menguasai ilmu bela diri yg cukup mumpuni shg mampu mengatasi medan yg berat. pd jaman orba, di tingkat kebijakan, semua yg berbau cina sebisa mungkin dihilangkan. di tingkat implementasi, sejak anak2 sdh timbul kebencian yg sangat kental terhadap cina di kalangan melayu, entah apa yg ada di pikiran anak2 itu sehingga harus malak dan ngajak berantem. dan tambah menjadi-jadi karena tidak ada lagi komunitas tionghua yg mengajarkan ilmu bela diri. sy sendiri waktu umur 9 atau 10 tahun di suatu malam pulang dari belanja di warung sendirian, pernah dicegat dan dikerubuti 6-7 anak2 tetangga tapi karena gelap, sepi, gak ada pilihan lain, lebih baik melawan sebisanya daripada mati konyol. itu pengalaman berantem satu2nya yg sy punyai, hehehe.. komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja, yg setau sy belum pernah ada sejarahnya, gereja mengadakan latihan ilmu bela diri, kungfu atau karate atau boxing sekalipun. sesepuh2 yg dianggap bijaksana sbg tempat mengadu, biasanya menenangkan dg kata2: sebisa mungkin kita menghindar saja, biarkan mereka berbuat jahat terhadap kita, suatu saat mereka pasti akan ketemu orang yg membuat mereka jera. tapi dari hari ke hari, semakin banyak yg ngomong begitu, sementara orang yg akan memberi pelajaran yg membuat jera, tak kunjung muncul, hehehe. dlm sebuah retret meditasi, sy ketemu kawan2 dari makassar. salah satunya sangat menggemari ilmu beladiri, bahkan di retret sebelumnya katanya dia ketemu seorang ahli taichi yg masih muda huaqiao dari amerika. yg mengagetkan sy, teman ini bercerita bahwa ia sering duel dg tukang2 becak di sana. kalau ada yg belagu atau ngata2in cino, dia akan pancing ke tempat sepi, dan hajar di sana, tapi jangan sampai mati, katanya, hehehe. padahal ia adalah seorang sarjana hukum. semoga di pontianak dan daerah2 lain semakin banyak orang2 spt teman makassar itu atau spt koko dari ikkyosensei, maka menurut sy, huaren akan lebih dipandang dlm kehidupan bermasyarakat secara nasional. -Original Message- From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com]on Behalf Of ikkyosensei_ym Sent: 05 September 2010 7:50 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta [.] Tapi, untuk kasus koko saya itu, memang sempat keluar umpatan tongsenghugnya Cino kowe. Dasar jiwa fisik muda, apalagi koko saya waktu itu khan pelatih karate di batalyon 511 Blitar. :) Ya setelah itu, di rumah, dia menyesal juga. Diajak duduk ngomong, mungkin akan memberikan dampak positif yang lebih luas.
RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta
setting cerita yg sy tulis terjadi di kalimantan barat, meliputi pontianak, singkawang dan sekitarnya. budaya setempat tentu sangat berbeda dg jakarta. stigma yg ditanamkan dlm benak komunitas tionghua di sana adalah seperti itu, jika belum tau soal kristal yg didatangkan dari lautan seberang, dianggap masih dalam kegelapan. soal berlian yg dianggap berharga oleh koh agoeng, mereka akan mencibir, emangnya manusia bisa makan berlian? emangnya berlian bisa bikin rumah jadi lebih terang? implikasinya, krn negeri lautan seberang tdk mengajarkan soal kungfu atau karate, ditambah lagi dg kebijakan orba yg melarang berdirinya perguruan2 kungfu karena berasal dari cina yg katanya negeri komunis (sedangkan indonesia adalah negara yg sangat agamis), maka kedua premis itu (kristal orba) saling menguatkan, implikasinya komunitas tionghua (disana) hampir tidak ada yg mewarisi ilmu bela diri keluarganya, tidak ada cerita2 spt lo ban teng yg punya anak lo siaw gok, punya cucu ini itu yg kemudian nerusin pengobatan atau perguruan ina inu, padahal lingkungan di sana sangat membutuhkan ketrampilan itu. mereka juga lebih pinter main biola atau piano drpd, bahkan mungkin tidak mengenal harpa. suara petikan yangkhim terdengar sangat asing, bahkan aneh. cerita ttg suara alat musik yg mengandung tenaga dalam dianggap cerita klenik. pengobatan dg tenaga chi dianggap gaib dan berhubungan dg syeeethan, maka orang tionghua yg lebih maju (disana) tidak akan berhubungan dg hal2 spt itu. org tua yg lebih maju akan ngomelin anaknya: ngomong apa sih, sin-sin kui-kui. meskipun kalau datang ke jakarta akan dikatain norak atau sok maju, biarin dah, paling tidak, di kampungnya sono, dia adalah orang yang lebih maju, lho. -Original Message- From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com]on Behalf Of agoeng_...@yahoo.com Sent: 06 September 2010 12:21 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja Maksudnya apa yah? Menurut saya malah sok maju lho. Ibarat berlian dirmh sendiri ga keliatan tp sok jualan kristal dr negeri seberang kalo bicaranya seperti itu. _ .
Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta
Yah kalo kejadian seperti itu berarti apa yg saya katakan ga salah donk, mungkin agustin boleh bilang ke org2 tersebut, kalo engga mau dengar disebut seperti itu yah coba kelalukannya diperhatikan. Kan ga enak diblg kalo belom ke gereja blom maju. Apa ga takut terdengar sodara2 sesama tionghoa yg bukan kristiani? -Original Message- From: sf sa...@indosat.net.id Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Mon, 6 Sep 2010 13:49:51 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta setting cerita yg sy tulis terjadi di kalimantan barat, meliputi pontianak, singkawang dan sekitarnya. budaya setempat tentu sangat berbeda dg jakarta. stigma yg ditanamkan dlm benak komunitas tionghua di sana adalah seperti itu, jika belum tau soal kristal yg didatangkan dari lautan seberang, dianggap masih dalam kegelapan. soal berlian yg dianggap berharga oleh koh agoeng, mereka akan mencibir, emangnya manusia bisa makan berlian? emangnya berlian bisa bikin rumah jadi lebih terang? implikasinya, krn negeri lautan seberang tdk mengajarkan soal kungfu atau karate, ditambah lagi dg kebijakan orba yg melarang berdirinya perguruan2 kungfu karena berasal dari cina yg katanya negeri komunis (sedangkan indonesia adalah negara yg sangat agamis), maka kedua premis itu (kristal orba) saling menguatkan, implikasinya komunitas tionghua (disana) hampir tidak ada yg mewarisi ilmu bela diri keluarganya, tidak ada cerita2 spt lo ban teng yg punya anak lo siaw gok, punya cucu ini itu yg kemudian nerusin pengobatan atau perguruan ina inu, padahal lingkungan di sana sangat membutuhkan ketrampilan itu. mereka juga lebih pinter main biola atau piano drpd, bahkan mungkin tidak mengenal harpa. suara petikan yangkhim terdengar sangat asing, bahkan aneh. cerita ttg suara alat musik yg mengandung tenaga dalam dianggap cerita klenik. pengobatan dg tenaga chi dianggap gaib dan berhubungan dg syeeethan, maka orang tionghua yg lebih maju (disana) tidak akan berhubungan dg hal2 spt itu. org tua yg lebih maju akan ngomelin anaknya: ngomong apa sih, sin-sin kui-kui. meskipun kalau datang ke jakarta akan dikatain norak atau sok maju, biarin dah, paling tidak, di kampungnya sono, dia adalah orang yang lebih maju, lho. -Original Message- From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com]on Behalf Of agoeng_...@yahoo.com Sent: 06 September 2010 12:21 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja Maksudnya apa yah? Menurut saya malah sok maju lho. Ibarat berlian dirmh sendiri ga keliatan tp sok jualan kristal dr negeri seberang kalo bicaranya seperti itu. _ .
Bls: [budaya_tionghua] RE: Mo tanya masalah tanggal lahir
terima kasih banyak atas jawabannya ini sangat membantu sekali karena selama ini saya bingung dengan perbedaan tanggal lahir china dan masehi dan sekarang saya tahu tanggal lahir masehi saya thanks banyak --- Pada Ming, 5/9/10, Jen Ku Luk jenku...@yahoo.co.id menulis: Dari: Jen Ku Luk jenku...@yahoo.co.id Judul: Bls: [budaya_tionghua] RE: Mo tanya masalah tanggal lahir Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Minggu, 5 September, 2010, 9:48 AM Ibu Evi. Menurut perhitungan 8 Nyet Cho 8,1984 (8 Agustus 1984 Imlek) jatuh pd tgl.3 September 1984 Hari Senin. Sedangkan 8 Nyet 18,1965 (18 Agustus 1965 Imlek) jatuh pd tgl.13 September 1965 Hari Senin. Semoga membantu.Terima kasih. Dari: evi riana v1ol3...@yahoo.com Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Terkirim: Ming, 5 September, 2010 14:11:27 Judul: [budaya_tionghua] RE: Mo tanya masalah tanggal lahir sebelumnya salam kenal ya saya baru neh di group budaya tionghua saya mo tanya maslah tanggal lahir karena selama ini saya tidak tau tanggal lahir masehi saya. tanggal lahir china saya tgl 8 agustus 1984 saya mo tau tanggal lahir masehi saya berapa dan saya jg mo tanya tanggal lahir mama saya tgl cina nya 18 agustus 1965 berapa tanggal lahir masehinya
Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta
tapi komunis kan tidak ada hubungannya dengan agamis ya sebetulnya.. walau komunis tidak menganggap agama sebagai hal yang penting, tapi komunis bukan berarti atheis, dan jua sepertinya memang tidak cocok untuk negara kepulauan seperti Indonesia ah tapi hal seperti ini sudah sering dibahas ya? dan juga masih banyak masyarakat kita yang masih percaya bahwa komunis adalah kata lain dari atheis Salam Lauw Ong Bun sf wrote: -cut- implikasinya, krn negeri lautan seberang tdk mengajarkan soal kungfu atau karate, ditambah lagi dg kebijakan orba yg melarang berdirinya perguruan2 kungfu karena berasal dari cina yg katanya negeri komunis (sedangkan indonesia adalah negara yg sangat agamis), maka �kedua premis itu (kristal orba) saling menguatkan, implikasinya komunitas tionghua (disana) hampir tidak ada yg mewarisi ilmu bela diri keluarganya, tidak ada cerita2 spt lo ban teng yg punya anak lo siaw gok, punya cucu ini itu yg kemudian nerusin pengobatan atau perguruan ina inu, padahal lingkungan di sana sangat membutuhkan ketrampilan itu. -cut-
Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta
hahahahahhahahahahaha betul betul betul... saya juga terbelakang hehehehehe Salam, Lauw Ong Bun zho...@yahoo.com wrote: Hahaha, kalau begitu saya lebih baik pilih jadi tionghoa yg tidak mau maju saja deh. Toh sudah cukup bahagia. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT *From: * agoeng_...@yahoo.com *Sender: * budaya_tionghua@yahoogroups.com *Date: *Mon, 6 Sep 2010 05:20:47 + *To: *budaya_tionghua@yahoogroups.com *ReplyTo: * budaya_tionghua@yahoogroups.com *Subject: *Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja Maksudnya apa yah? Menurut saya malah sok maju lho. Ibarat berlian dirmh sendiri ga keliatan tp sok jualan kristal dr negeri seberang kalo bicaranya seperti itu.
Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta
Ya iya Sdr. Se Wen, seharusnya sdh pernah dibahas. Komunisme/sosialisme itu ideologi di politik pemerintahan, spt liberalisme. Seharusnya tdk ada hub nya dgn masalah agama. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: 刘恩文 ayam_o...@yahoo.com.sg Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Mon, 06 Sep 2010 15:08:33 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta tapi komunis kan tidak ada hubungannya dengan agamis ya sebetulnya.. walau komunis tidak menganggap agama sebagai hal yang penting, tapi komunis bukan berarti atheis, dan jua sepertinya memang tidak cocok untuk negara kepulauan seperti Indonesia ah tapi hal seperti ini sudah sering dibahas ya? dan juga masih banyak masyarakat kita yang masih percaya bahwa komunis adalah kata lain dari atheis Salam Lauw Ong Bun sf wrote: -cut- implikasinya, krn negeri lautan seberang tdk mengajarkan soal kungfu atau karate, ditambah lagi dg kebijakan orba yg melarang berdirinya perguruan2 kungfu karena berasal dari cina yg katanya negeri komunis (sedangkan indonesia adalah negara yg sangat agamis), maka �kedua premis itu (kristal orba) saling menguatkan, implikasinya komunitas tionghua (disana) hampir tidak ada yg mewarisi ilmu bela diri keluarganya, tidak ada cerita2 spt lo ban teng yg punya anak lo siaw gok, punya cucu ini itu yg kemudian nerusin pengobatan atau perguruan ina inu, padahal lingkungan di sana sangat membutuhkan ketrampilan itu. -cut- .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya-tionghoa.net :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :. Yahoo! Groups Links
RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta
Tergabung di gerej? 听天安命? - No ! 生命不息,战斗不止 ! - Yes ! From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] On Behalf Of agoeng_...@yahoo.com Sent: Monday, September 06, 2010 3:02 PM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta Yah kalo kejadian seperti itu berarti apa yg saya katakan ga salah donk, mungkin agustin boleh bilang ke org2 tersebut, kalo engga mau dengar disebut seperti itu yah coba kelalukannya diperhatikan. Kan ga enak diblg kalo belom ke gereja blom maju. Apa ga takut terdengar sodara2 sesama tionghoa yg bukan kristiani? _ From: sf sa...@indosat.net.id Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Mon, 6 Sep 2010 13:49:51 +0700 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com ReplyTo: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta setting cerita yg sy tulis terjadi di kalimantan barat, meliputi pontianak, singkawang dan sekitarnya. budaya setempat tentu sangat berbeda dg jakarta. stigma yg ditanamkan dlm benak komunitas tionghua di sana adalah seperti itu, jika belum tau soal kristal yg didatangkan dari lautan seberang, dianggap masih dalam kegelapan. soal berlian yg dianggap berharga oleh koh agoeng, mereka akan mencibir, emangnya manusia bisa makan berlian? emangnya berlian bisa bikin rumah jadi lebih terang? implikasinya, krn negeri lautan seberang tdk mengajarkan soal kungfu atau karate, ditambah lagi dg kebijakan orba yg melarang berdirinya perguruan2 kungfu karena berasal dari cina yg katanya negeri komunis (sedangkan indonesia adalah negara yg sangat agamis), maka kedua premis itu (kristal orba) saling menguatkan, implikasinya komunitas tionghua (disana) hampir tidak ada yg mewarisi ilmu bela diri keluarganya, tidak ada cerita2 spt lo ban teng yg punya anak lo siaw gok, punya cucu ini itu yg kemudian nerusin pengobatan atau perguruan ina inu, padahal lingkungan di sana sangat membutuhkan ketrampilan itu. mereka juga lebih pinter main biola atau piano drpd, bahkan mungkin tidak mengenal harpa. suara petikan yangkhim terdengar sangat asing, bahkan aneh. cerita ttg suara alat musik yg mengandung tenaga dalam dianggap cerita klenik. pengobatan dg tenaga chi dianggap gaib dan berhubungan dg syeeethan, maka orang tionghua yg lebih maju (disana) tidak akan berhubungan dg hal2 spt itu. org tua yg lebih maju akan ngomelin anaknya: ngomong apa sih, sin-sin kui-kui. meskipun kalau datang ke jakarta akan dikatain norak atau sok maju, biarin dah, paling tidak, di kampungnya sono, dia adalah orang yang lebih maju, lho. -Original Message- From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com]on Behalf Of agoeng_...@yahoo.com Sent: 06 September 2010 12:21 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja Maksudnya apa yah? Menurut saya malah sok maju lho. Ibarat berlian dirmh sendiri ga keliatan tp sok jualan kristal dr negeri seberang kalo bicaranya seperti itu. _ . http://geo.yahoo.com/serv?s=97359714/grpId=11328156/grpspId=1705329729/msgI d=51674/stime=1283750454/nc1=3848586/nc2=5741392/nc3=3848644
RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta
betul pak lauw. itu bagian dari point yg mau sy sampaikan dlm cerita thread ini, masyarakat masih banyak yg percaya bahwa komunis adalah kata lain dari atheis, padahal akademisi sangat paham perbedaannya. tetapi mengapa masyarakat bisa begitu? hal ini tidak terlepas dari orba yg selalu mendengung2kan kalimat : bahaya laten komunis, tanpa ada penjelasan lebih lanjut yg lebih jelas (atau memang sengaja bikin tidak jelas?). kesemuanya itu di tingkat akar rumput bermuara pd opini rasial thd tionghua. padahal masyarakat yg bisa berpikir jernih tentu akan bertanya lebih jauh: apa hubungannya antara konsep2 filosofis itu dg tionghua? dlm rangka mencari jawaban : mengapa melayu di pontianak (kebetulan kota ini disebut dlm email thread ini oleh sdr.yitzhak) bisa rasial sejak usia kanak2, sy menduga hal ini terjadi, ada hubungannya dg kebijakan penguasa. (cmiiw). -Original Message- From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com]on Behalf Of ??? Sent: 06 September 2010 15:09 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta tapi komunis kan tidak ada hubungannya dengan agamis ya sebetulnya.. walau komunis tidak menganggap agama sebagai hal yang penting, tapi komunis bukan berarti atheis, dan jua sepertinya memang tidak cocok untuk negara kepulauan seperti Indonesia ah tapi hal seperti ini sudah sering dibahas ya? dan juga masih banyak masyarakat kita yang masih percaya bahwa komunis adalah kata lain dari atheis Salam Lauw Ong Bun
RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta
haiy…, mesti coba2 buka translator nih (sekalian ngetes font AR HeiWSHYL, tau kebaca gak yah) tapi koq artinya jadi gini yah : 听 天 安 命 - No ! = Listen Heaven Peaceful Life - No ! 生命不息,战斗不止 ! - Yes ! = Birth Life No Breath, Fight Struggle No Stop - Yes ! (Life does not be cease, Battle more than) barangkali maksudnya kayak gini kali yah: selama masih bernapas, berjuanglah terus dg sungguh-sungguh. -Original Message- From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com]on Behalf Of Leon Agustian Sent: 06 September 2010 15:55 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta Tergabung di gerej? 听天安命? - No ! 生命不息,战斗不止 ! - Yes !
Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta
天行健,君子自强不息! Tian xing jian, junzi zi qiang bu xi! Itu baru tionghoa!haha Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: Leon Agustian leon.agust...@telkom.net.id Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Mon, 6 Sep 2010 15:55:23 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta Tergabung di gerej? 听天安命? - No ! 生命不息,战斗不止 ! - Yes ! From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] On Behalf Of agoeng_...@yahoo.com Sent: Monday, September 06, 2010 3:02 PM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta Yah kalo kejadian seperti itu berarti apa yg saya katakan ga salah donk, mungkin agustin boleh bilang ke org2 tersebut, kalo engga mau dengar disebut seperti itu yah coba kelalukannya diperhatikan. Kan ga enak diblg kalo belom ke gereja blom maju. Apa ga takut terdengar sodara2 sesama tionghoa yg bukan kristiani? _ From: sf sa...@indosat.net.id Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Mon, 6 Sep 2010 13:49:51 +0700 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com ReplyTo: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta setting cerita yg sy tulis terjadi di kalimantan barat, meliputi pontianak, singkawang dan sekitarnya. budaya setempat tentu sangat berbeda dg jakarta. stigma yg ditanamkan dlm benak komunitas tionghua di sana adalah seperti itu, jika belum tau soal kristal yg didatangkan dari lautan seberang, dianggap masih dalam kegelapan. soal berlian yg dianggap berharga oleh koh agoeng, mereka akan mencibir, emangnya manusia bisa makan berlian? emangnya berlian bisa bikin rumah jadi lebih terang? implikasinya, krn negeri lautan seberang tdk mengajarkan soal kungfu atau karate, ditambah lagi dg kebijakan orba yg melarang berdirinya perguruan2 kungfu karena berasal dari cina yg katanya negeri komunis (sedangkan indonesia adalah negara yg sangat agamis), maka kedua premis itu (kristal orba) saling menguatkan, implikasinya komunitas tionghua (disana) hampir tidak ada yg mewarisi ilmu bela diri keluarganya, tidak ada cerita2 spt lo ban teng yg punya anak lo siaw gok, punya cucu ini itu yg kemudian nerusin pengobatan atau perguruan ina inu, padahal lingkungan di sana sangat membutuhkan ketrampilan itu. mereka juga lebih pinter main biola atau piano drpd, bahkan mungkin tidak mengenal harpa. suara petikan yangkhim terdengar sangat asing, bahkan aneh. cerita ttg suara alat musik yg mengandung tenaga dalam dianggap cerita klenik. pengobatan dg tenaga chi dianggap gaib dan berhubungan dg syeeethan, maka orang tionghua yg lebih maju (disana) tidak akan berhubungan dg hal2 spt itu. org tua yg lebih maju akan ngomelin anaknya: ngomong apa sih, sin-sin kui-kui. meskipun kalau datang ke jakarta akan dikatain norak atau sok maju, biarin dah, paling tidak, di kampungnya sono, dia adalah orang yang lebih maju, lho. -Original Message- From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com]on Behalf Of agoeng_...@yahoo.com Sent: 06 September 2010 12:21 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja Maksudnya apa yah? Menurut saya malah sok maju lho. Ibarat berlian dirmh sendiri ga keliatan tp sok jualan kristal dr negeri seberang kalo bicaranya seperti itu. _ . http://geo.yahoo.com/serv?s=97359714/grpId=11328156/grpspId=1705329729/msgI d=51674/stime=1283750454/nc1=3848586/nc2=5741392/nc3=3848644
[budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta
Pemenang yang menentukan , dalam hal ini , imbas dari perang dingin , di Indonesia , komunis di pihak yang kalah . Di Vietnam , komunis yang menang , di Tiongkok komunis yang menang dan seterusnya. Yang kalah menjadi sesuatu yang haram , perlu menjalani semacam ghetto , karantina atau pembantaian. Dalam kondisi bangsa Indonesia ini , hampir sebagian besar rakyatnya kurang terdidik. Mudah di setir , mudah di boncengi , mudah di provokasi dan melahap propaganda , melahap informasi , berita , yang memang bertujuan untuk membentuk opini publik . Katakanlah seperti seorang anak kecil yang di katakan oleh orang tuanya , jangan keluar sore2 , nanti kesambet setan . Begitu juga dengan (komunis = atheist) yang jelas2 salah kaprah memang suatu cara jitu dari pihak yang berseberangan dengan komunis , untuk mengkonfrontasikan komunis dengan agama . Padahal sejarah komunisme di Indonesia ini tidak lepas dari Sarikat Islam. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, sf sa...@... wrote: betul pak lauw. itu bagian dari point yg mau sy sampaikan dlm cerita thread ini, masyarakat masih banyak yg percaya bahwa komunis adalah kata lain dari atheis, padahal akademisi sangat paham perbedaannya. tetapi mengapa masyarakat bisa begitu? hal ini tidak terlepas dari orba yg selalu mendengung2kan kalimat : bahaya laten komunis, tanpa ada penjelasan lebih lanjut yg lebih jelas (atau memang sengaja  bikin tidak jelas?). kesemuanya itu di tingkat akar rumput bermuara pd opini rasial thd tionghua. padahal masyarakat yg bisa berpikir jernih tentu akan bertanya lebih jauh: apa hubungannya antara konsep2 filosofis itu dg tionghua? dlm rangka mencari jawaban : mengapa melayu di pontianak (kebetulan kota ini disebut dlm email thread ini oleh sdr.yitzhak) bisa rasial sejak usia kanak2, sy menduga hal ini terjadi, ada hubungannya dg kebijakan penguasa. (cmiiw). -Original Message- From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com]on Behalf Of ??? Sent: 06 September 2010 15:09 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta tapi komunis kan tidak ada hubungannya dengan agamis ya sebetulnya.. walau komunis tidak menganggap agama sebagai hal yang penting, tapi komunis bukan berarti atheis, dan jua sepertinya memang tidak cocok untuk negara kepulauan seperti Indonesia ah tapi hal seperti ini sudah sering dibahas ya? dan juga masih banyak masyarakat kita yang masih percaya bahwa komunis adalah kata lain dari atheis Salam Lauw Ong Bun
[budaya_tionghua] Re: Harga Sebuah Permintaan Maaf!
Dari peringkat jumlah populasi di australia (excluding imigran asia dll ) 1. kulit putih 2. kangguru 3. aborigin hehe *** ini untuk menggambarkan betapa mengenaskannya nasib aborigin. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, david_ap...@... wrote: Permintaan maaf Pemerintah Australia kepada Rakyat Aborigin tentu bukan hanya kemenangan besar Rakyat Aborigin, tetapi sekaligus juga merupakan kemenangan telak kemanusiaan; kemenangan etnis minoritas; kemenangan kaum pribumi dan kemenangan sejarah atas pembelokan (Manipulasi). Permintaan maaf nasional itu telah mempertegas dan mempersatukan kembali nation Australia yang tidak hanya terdiri dari kulit putih, tetapi juga ada kulit berwarna dan penduduk Aborigin. Permintaan ini patut diapresiasi, kendati tindakan Perdana Menteri Kevin Rudd dari partai buruh ini merupakan keharusan untuk dilakukan sebagai imbalan kepada konstituennya yang kebanyakan etnis minoritas dan kelompok kulit berwarna yang menjadi pekerja di Australia. Permohonan maaf ini juga menambah deretan negara-negara yang melakukan hal serupa. Pada th 1998, Pemerintah Kanada meminta maaf kepada warga indian yang telah dirampas tanahnya oleh warga kulit putih. Pemerintah Afrika Selatan, pada th 1992, meminta maaf atas kebijakan pemisahan ras atau apartheid. Pada th 1998, Kongres Amerika Serikat juga meminta maaf atas perlakukan terhadap kaum Amerika keturunan Jepang yang ditindas selama Perang Dunia II. Tindakan-tindakan Pemerintah Negara ini belum setimpal dengan penderitaan akibat politik diskriminasi politik, ekonomi, kekerasan dan upaya permusnahan. Namun, setidaknya ini merupakan langkah maju. Permohonan maaf kepada Negara mewakili sebuah bangasa merupakan perwujudan rekonsiliasi Nasional untuk melangkah ke masa depan, tanpa adanya perbedaan. Bagaimana dengan Indonesia? Di Indonesia, kediktatoran Orde Baru telah meluluh-lantakkan semangat kesukarelaan membentuk nation yang berbasiskan seluruh suku bangasa/Etnis, aliran kepercayaan, agama dan ideologi yang dibangun semasa revolusi nasional. Orde Baru menggantikan prinsip Kesukarelaan berdasarkan kesamaan nasib dan kepentingan menjadi pemaksaan dengan todongan senjata. Pada saat merebut kekuasaan dari Bung Karno, Orba telah melakukan pembinasaan dan pemusnahan terhadap kelompok ideologis lain, yakni kaum komunis dan kaum nasionalis kiri. Sekitar 500.000 orang hingga 2.000.000 dinyatakan dibunuh tanpa proses peradilan. Mereka menjalankan kerja paksa dibawah kontrol militer selama puluhan tahun dalam kamp konsentrasi tersebut. Keluarga mereka yang lolos proses hukum dikenakan wajib lapor tiap bulannya. Tahanan-tahanan politik walau telah menjalani proses hukum, tetap tidak bisa di integrasikan dengan masyarakat luas, karena masih di anggap sebagai Penyakit berbahaya. Oleh Pejabat Orde Baru, mereka mendapatkan cap ET yang berarti Eks Tapol di KTP-nya. Dan sudah pasti, kartu identitas mereka tidak dapat dipergunakan untuk melamar pekerjaan, karena diskriminasi politik. Selain politik kekerasan terhadap PKI, Orde Baru juga melakukan serangan-serangan terhadap etnis lain, terutama Tionghoa. Selain karena orang China banyak yang menjadi anggota dan penyebar ide komunisme dan terkait dengan revolusi komunis yang berkembang di Tiongkok, juga ada kaitannya dengan kepentingan Orba untuk mengalihkan persoalan kesenjangan ekonomi kepada kelompok etnis Tionghoa sebagai biang-kerok. Sejak awal kekuasaannya, Penguasa Orba dan militer aktif mengkampanyekan isu Anti-Tionghoa dengan memanfaatkan provokasi dari media massa dan organisasi-organisasi yang berhasil di kooptasi dan dikontrol. Setidaknya, puluhan ribu orang Tionghoa tewas sejak th 1966 hingga th 1998. Belum lagi yang diperkosa, mengalami cacat permanen, harta dan asetnya dijarah dan sebagainya. Rencana Pemerintah untuk memberikan maaf terhadap Penguasa Orde Baru tentu sangat melukai korban kejahatan Orde Baru, melukai kebenaran dan keadilan, serta melukai bangsa ini dalam melangkah ke masa depan yang lebih baik. Memberikan maaf terhadap SOEHARTO atas alasan kemanusiaan adalah sangat manipulatif. Justru, setelah SOEHARTO meninggal harus ada kejelasan sejarah yang dibuat oleh Pemerintah. Dengan berdasarkan fakta-fakta yang dibeberkan oleh korban, media massa, peneliti asing maupun dalam negeri, pengakuan pelaku, sudah semestinya, Pemerintah Indonesia secara terbuka dan rendah hati meminta maaf kepada ratusan ribu hingga jutaan anggota, simpatisan dan keluarga PKI. Pemerintah Indonesia juga harus meminta maaf kepada etnis Tionghoa, korban DOM di Aceh dan Papua, Korban Tanjung Priok, Talang Sari, Petrus dan kasus Timor-Leste. Hakikat Permohonan Maaf Permaafan berarti kesukarelaan, pengakuan dan kebebasan. Harus ada kesukarelaan kita untuk melepaskan dendam pribadi/golongan atas sebuah golongan terhadap golongan lain. Kesukarelaan biasanya sangat susah diberikan oleh korban, mengingat rentetan kejadian masa lalu yang membentuk memori yang kuat, kebencian, pertentangan dan
Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta
天行健,君子自强不息! Artinya: Alam semesta kukuh berjalan, satria tiada henti memperkuat diri. Ini adalah filosofi yg memacu semangat orang tionghoa menghadapi tantangan hidup! Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: zho...@yahoo.com Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Mon, 6 Sep 2010 10:21:27 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta 天行健,君子自强不息! Tian xing jian, junzi zi qiang bu xi! Itu baru tionghoa!haha Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: Leon Agustian leon.agust...@telkom.net.id Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Mon, 6 Sep 2010 15:55:23 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta Tergabung di gerej? 听天安命? - No ! 生命不息,战斗不止 ! - Yes ! From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] On Behalf Of agoeng_...@yahoo.com Sent: Monday, September 06, 2010 3:02 PM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta Yah kalo kejadian seperti itu berarti apa yg saya katakan ga salah donk, mungkin agustin boleh bilang ke org2 tersebut, kalo engga mau dengar disebut seperti itu yah coba kelalukannya diperhatikan. Kan ga enak diblg kalo belom ke gereja blom maju. Apa ga takut terdengar sodara2 sesama tionghoa yg bukan kristiani? _ From: sf sa...@indosat.net.id Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Mon, 6 Sep 2010 13:49:51 +0700 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com ReplyTo: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta setting cerita yg sy tulis terjadi di kalimantan barat, meliputi pontianak, singkawang dan sekitarnya. budaya setempat tentu sangat berbeda dg jakarta. stigma yg ditanamkan dlm benak komunitas tionghua di sana adalah seperti itu, jika belum tau soal kristal yg didatangkan dari lautan seberang, dianggap masih dalam kegelapan. soal berlian yg dianggap berharga oleh koh agoeng, mereka akan mencibir, emangnya manusia bisa makan berlian? emangnya berlian bisa bikin rumah jadi lebih terang? implikasinya, krn negeri lautan seberang tdk mengajarkan soal kungfu atau karate, ditambah lagi dg kebijakan orba yg melarang berdirinya perguruan2 kungfu karena berasal dari cina yg katanya negeri komunis (sedangkan indonesia adalah negara yg sangat agamis), maka kedua premis itu (kristal orba) saling menguatkan, implikasinya komunitas tionghua (disana) hampir tidak ada yg mewarisi ilmu bela diri keluarganya, tidak ada cerita2 spt lo ban teng yg punya anak lo siaw gok, punya cucu ini itu yg kemudian nerusin pengobatan atau perguruan ina inu, padahal lingkungan di sana sangat membutuhkan ketrampilan itu. mereka juga lebih pinter main biola atau piano drpd, bahkan mungkin tidak mengenal harpa. suara petikan yangkhim terdengar sangat asing, bahkan aneh. cerita ttg suara alat musik yg mengandung tenaga dalam dianggap cerita klenik. pengobatan dg tenaga chi dianggap gaib dan berhubungan dg syeeethan, maka orang tionghua yg lebih maju (disana) tidak akan berhubungan dg hal2 spt itu. org tua yg lebih maju akan ngomelin anaknya: ngomong apa sih, sin-sin kui-kui. meskipun kalau datang ke jakarta akan dikatain norak atau sok maju, biarin dah, paling tidak, di kampungnya sono, dia adalah orang yang lebih maju, lho. -Original Message- From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com]on Behalf Of agoeng_...@yahoo.com Sent: 06 September 2010 12:21 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja Maksudnya apa yah? Menurut saya malah sok maju lho. Ibarat berlian dirmh sendiri ga keliatan tp sok jualan kristal dr negeri seberang kalo bicaranya seperti itu. _ . http://geo.yahoo.com/serv?s=97359714/grpId=11328156/grpspId=1705329729/msgI d=51674/stime=1283750454/nc1=3848586/nc2=5741392/nc3=3848644
Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta
Dong Bao yb, Saya hanya mau menambahkan sedikit. Mengenai mengapa Kungfu, Taichi, jarang diajarkan di komunitas Gereja. itu memang karena filosofi gereja mengajak umatnya tidak menggunakan kekerasan , lebih pulih perdamaian. KungFu, Taichi, Ci Gong, dan barongsai , kadang tidak dapat dipisahkan begitu saja. Mereka masih ada kaitannya. (Tanya saja sama Lo Cian Pei disini) Saya malah pernah melihat seorang pendeta memarahi majelisnya yang mengajarkan anak2 main barongsai, kata pendeta itu, barongsai itu setan. Termasuk Taichi juga dikategorikan Setan. Dalam hal ini saya tidak menyalahkan gereja , karena memang filosofinya sudah begitu. Tapi bukan berarti semua pandita begitu. Ada juga pendeta atau pastur (romo) yang memanggil barongsai untuk main di gerejanya waktu chinese new year. Maka dalam hal ini kita punya pilihan, ibarat kalau kita nggak senang belanja di Care four , kita bisa belanja di Hero . Atau kalau kita tidak mau mencampur adukan agama dengan kesenian tradisionil, maka kita bisa membentuk atau bergabung kepada club martial art Naga Sakti, misalnya. salam, Dr.Irawan. komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja, yg setau sy belum pernah ada sejarahnya, gereja mengadakan latihan ilmu bela diri, kungfu atau karate atau boxing sekalipun. sesepuh2 yg dianggap bijaksana sbg tempat mengadu, biasanya menenangkan dg kata2: sebisa mungkin kita menghindar saja, biarkan mereka berbuat jahat terhadap kita, suatu saat mereka pasti akan ketemu orang yg membuat mereka jera. tapi dari hari ke hari, semakin banyak yg ngomong begitu, sementara orang yg akan memberi pelajaran yg membuat jera, tak kunjung muncul, hehehe… dlm sebuah retret meditasi, sy ketemu kawan2 dari makassar. salah satunya sangat menggemari ilmu beladiri, bahkan di retret sebelumnya katanya dia ketemu seorang ahli taichi yg masih muda huaqiao dari amerika. yg mengagetkan sy, teman ini bercerita bahwa ia sering duel dg tukang2 becak di sana. kalau ada yg belagu atau ngata2in cino, dia akan pancing ke tempat sepi, dan hajar di sana, tapi jangan sampai mati, katanya, hehehe… padahal ia adalah seorang sarjana hukum. 2010/9/5 agoeng_...@yahoo.com komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja Maksudnya apa yah? Menurut saya malah sok maju lho. Ibarat berlian dirmh sendiri ga keliatan tp sok jualan kristal dr negeri seberang kalo bicaranya seperti itu. -- *From: * sf sa...@indosat.net.id *Sender: * budaya_tionghua@yahoogroups.com *Date: *Mon, 6 Sep 2010 11:29:09 +0700 *To: *budaya_tionghua@yahoogroups.com *ReplyTo: * budaya_tionghua@yahoogroups.com *Subject: *RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta sekian lama sy merasa cara ahimsa nya mahatma gandhi adalah paling baik, maka sy lebih merasa cara bun lebih baik dari bu. pilihan sy ini sejalan dg pandangan 1 generasi di atas sy, tentunya berdasarkan pengalaman mereka masa itu. di singkawang dulu ada seorang jago kungfu yg sekarang sy lupa nama aslinya siapa (dulu sy tidak tau) tapi dikenal dg panggilan cimuk On. dalam suatu pertandingan persahabatan dg jago karate dari jepang, setelah si jepang pulang ke rumah, muntah darah dan mati. cimuk On kemudian jadi buron dan disembunyikan murid2nya di jakarta, dan sampai akhir hayatnya tinggal di jl. TSS. kejadian itu mungkin salah satu kejadian yg membuat trauma shg setelah itu tidak terdengar lagi cerita2 pembela kebenaran dari singkawang. padahal jika dirunut-runut ke belakang, sy rasa nenek moyang orang tionghua di singkawang rata2 menguasai ilmu bela diri yg cukup mumpuni shg mampu mengatasi medan yg berat. pd jaman orba, di tingkat kebijakan, semua yg berbau cina sebisa mungkin dihilangkan. di tingkat implementasi, sejak anak2 sdh timbul kebencian yg sangat kental terhadap cina di kalangan melayu, entah apa yg ada di pikiran anak2 itu sehingga harus malak dan ngajak berantem. dan tambah menjadi-jadi karena tidak ada lagi komunitas tionghua yg mengajarkan ilmu bela diri. sy sendiri waktu umur 9 atau 10 tahun di suatu malam pulang dari belanja di warung sendirian, pernah dicegat dan dikerubuti 6-7 anak2 tetangga tapi karena gelap, sepi, gak ada pilihan lain, lebih baik melawan sebisanya daripada mati konyol. itu pengalaman berantem satu2nya yg sy punyai, hehehe…. komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja, yg setau sy belum pernah ada sejarahnya, gereja mengadakan latihan ilmu bela diri, kungfu atau karate atau boxing sekalipun. sesepuh2 yg dianggap bijaksana sbg tempat mengadu, biasanya menenangkan dg kata2: sebisa mungkin kita menghindar saja, biarkan mereka berbuat jahat terhadap kita, suatu saat mereka pasti akan ketemu orang yg membuat mereka jera. tapi dari hari ke hari, semakin banyak yg ngomong begitu, sementara orang yg akan memberi pelajaran yg membuat jera, tak kunjung muncul, hehehe… dlm sebuah retret meditasi, sy ketemu kawan2 dari makassar. salah
[budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta
Filosofi gereja mengajak umat tidak menggunakan kekerasan? Ya, bukan cuma gereja tapi juga kelenteng, vihara, pura dan mesjid pun menganut filosofi yg sama. Pertanyaannya adalah mengapa cuma Kungfu dan Taichi saja yang jarang diajarkan di komunitas Gereja, sementara perguruan Karate banyak bertaburan dalam komunitas Gereja?? Saya kira dasar pemikirannya bukan cuma filosofi non kekerasan, tapi ada pertimbangan-pertimbangan lain. Salam, Erik \ - In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Dr. Irawan drira...@... wrote: Dong Bao yb, Saya hanya mau menambahkan sedikit. Mengenai mengapa Kungfu, Taichi, jarang diajarkan di komunitas Gereja. itu memang karena filosofi gereja mengajak umatnya tidak menggunakan kekerasan , lebih pulih perdamaian. KungFu, Taichi, Ci Gong, dan barongsai , kadang tidak dapat dipisahkan begitu saja. Mereka masih ada kaitannya. (Tanya saja sama Lo Cian Pei disini) Saya malah pernah melihat seorang pendeta memarahi majelisnya yang mengajarkan anak2 main barongsai, kata pendeta itu, barongsai itu setan. Termasuk Taichi juga dikategorikan Setan.
[budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta
@Ko Zhou: Saya pikir, menutup muka itu hanya untuk menghindari jeratan hukum saja.. :) Saya menyarankan pendekatan lain lagi. Ini juga masih terkait dengan koko saya (cuman ini ide dari yang paling besar, koh de). Ketika koko yang nomor 3 (koh lek) dikeroyok oleh komunitas Madura di Blitar, siang hari. Koh lek mengambil keputusan bijak, lari secepat-cepatnya ... meskipun masih terkena beberapa puluh gebukan. Ha ha ha. Malam harinya, bertiga datang ke perkampungan Madura, tempat tinggal para pengeroyok. Dengan sopan ramah, koh de menanyakan alamat orang yang pertama kali berperkara dengan koh lek. Setelah mengetuk, dan berbasa-basi dengan bapak dari anak yang telah menggerakkan massa etnis Madura untuk mengeroyok tersebut. Disampaikan ketidakpuasan koh lek atas pengeroyokan tersebut. Esensinya, kami sangat menghargai jiwa besar etnis Madura ... mengapa harus mengeroyok? Akhirnya disepakati untuk re-match satu lawan satu, ... sayang harus berakhir dengan anak tersebut digebuki bapaknya sendiri, karena menolak (takut?). Kunjungan dilanjut ke rumah para pengeroyok, satu demi satu, dengan diantar oleh sang bapak berjiwa terhormat tersebut, anaknya, dan ketua RT/RW kampung Meduran. Selesai, dengan saling terhormat, saling akrab bahkan disuguhi makan/minum. Datang dengan penghormatan terhormat, pulang dengan benjut namun juga terhormat ... bonus diamuk2 mamah di rumah. Saya yakin, semua etnis pasti memiliki jiwa terhormat jiwa besar. Jika sempat terbakar emosi, dengan mengabaikan sikap ksatria ... akan mudah diselesaikan jika kita datang dengan hormat untuk menyelesaikan masalah. Bukan mendiamkan masalah. Salam --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zho...@... wrote: Yg ditakutkan memang: satu orang melayu digebukin seorang tionghoa, satu kampung orang melayu menyerbu satu kota orang tionghoa. Maka selain unjuk keberanian melawan, juga hrs diimbangin dng kecerdikan melihat situasi. Bila perlu nggebukinnya pakai cara kkk, menutupi muka dan identitas si penggebuk! Atau habis menggebuk langsung rapat dng semua warga tionghoa, siap menghadapi pembalasan, secepatnya lapor ke pihak berwajib minta perlindungan keamanan. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: sf sa...@... Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Mon, 6 Sep 2010 11:29:09 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta sekian lama sy merasa cara ahimsa nya mahatma gandhi adalah paling baik, maka sy lebih merasa cara bun lebih baik dari bu. pilihan sy ini sejalan dg pandangan 1 generasi di atas sy, tentunya berdasarkan pengalaman mereka masa itu. di singkawang dulu ada seorang jago kungfu yg sekarang sy lupa nama aslinya siapa (dulu sy tidak tau) tapi dikenal dg panggilan cimuk On. dalam suatu pertandingan persahabatan dg jago karate dari jepang, setelah si jepang pulang ke rumah, muntah darah dan mati. cimuk On kemudian jadi buron dan disembunyikan murid2nya di jakarta, dan sampai akhir hayatnya tinggal di jl. TSS. kejadian itu mungkin salah satu kejadian yg membuat trauma shg setelah itu tidak terdengar lagi cerita2 pembela kebenaran dari singkawang. padahal jika dirunut-runut ke belakang, sy rasa nenek moyang orang tionghua di singkawang rata2 menguasai ilmu bela diri yg cukup mumpuni shg mampu mengatasi medan yg berat. pd jaman orba, di tingkat kebijakan, semua yg berbau cina sebisa mungkin dihilangkan. di tingkat implementasi, sejak anak2 sdh timbul kebencian yg sangat kental terhadap cina di kalangan melayu, entah apa yg ada di pikiran anak2 itu sehingga harus malak dan ngajak berantem. dan tambah menjadi-jadi karena tidak ada lagi komunitas tionghua yg mengajarkan ilmu bela diri. sy sendiri waktu umur 9 atau 10 tahun di suatu malam pulang dari belanja di warung sendirian, pernah dicegat dan dikerubuti 6-7 anak2 tetangga tapi karena gelap, sepi, gak ada pilihan lain, lebih baik melawan sebisanya daripada mati konyol. itu pengalaman berantem satu2nya yg sy punyai, heheheâ¦. komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja, yg setau sy belum pernah ada sejarahnya, gereja mengadakan latihan ilmu bela diri, kungfu atau karate atau boxing sekalipun. sesepuh2 yg dianggap bijaksana sbg tempat mengadu, biasanya menenangkan dg kata2: sebisa mungkin kita menghindar saja, biarkan mereka berbuat jahat terhadap kita, suatu saat mereka pasti akan ketemu orang yg membuat mereka jera. tapi dari hari ke hari, semakin banyak yg ngomong begitu, sementara orang yg akan memberi pelajaran yg membuat jera, tak kunjung muncul, hehehe⦠dlm sebuah retret meditasi, sy ketemu kawan2 dari makassar. salah satunya sangat menggemari ilmu beladiri, bahkan di retret sebelumnya katanya dia ketemu seorang ahli taichi yg masih muda huaqiao dari amerika. yg mengagetkan sy, teman ini bercerita bahwa ia
[budaya_tionghua] Re: Harga Sebuah Permintaan�Maaf!
Bagaimana kalau diganti simak seksama dengan rasio, logika dan tidak hanya berdasarkan hati ? Mau sampai kapan anda-anda semua percaya dengan hoax sup janin manusia dan varian-variannya ? Ini sudah bertahun-tahun dibahas di internet dan sudah sejak bertahun-tahun sebelumnya, si biang kerok pemulai isu haram jadah ini mengaku bahwa dia memulainya hanya untuk sebuah proyek seni. Entah apa yang ada di otak biang kerok itu dengan definisi seni. Singkat kata, ini termasuk HOAX !!! Sayangnya isu-isu sejenis ini seringkali dipakai untuk menyudutkan budaya tertentu. Lihat itu budaya CINA, bayi juga dimakan !!! --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, revli_manda...@... wrote: Silakan simak dengan seksama dan sepenuh hati, ok? http://johanku.wordpress.com/2008/07/23/makanan-terkutuk-laknat-
RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta
Gereja Khatolik di Sukabumi malah punya barongsay sendiri, biasanya dimainkan saat imlek untuk memeriahkan suasana di komunitas sendiri saja (lingkungan gereja). Tentunya barongsay tsb tidak ditempel 'hu' seperti saat perayaan imlek umumnya yang harus 'pai-pai' dulu ke kelenteng sebelum mulai arak-arakan. Jadi kalau mau ditilik, sebenarnya yang ngawur itu adalah pendetanya, yang ga ngerti apa2, tapi sudah main tuduh sesat atau setan atau apalah .! From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] On Behalf Of Dr. Irawan Sent: Tuesday, September 07, 2010 2:29 AM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta Dong Bao yb, Saya hanya mau menambahkan sedikit. Mengenai mengapa Kungfu, Taichi, jarang diajarkan di komunitas Gereja. itu memang karena filosofi gereja mengajak umatnya tidak menggunakan kekerasan , lebih pulih perdamaian. KungFu, Taichi, Ci Gong, dan barongsai , kadang tidak dapat dipisahkan begitu saja. Mereka masih ada kaitannya. (Tanya saja sama Lo Cian Pei disini) Saya malah pernah melihat seorang pendeta memarahi majelisnya yang mengajarkan anak2 main barongsai, kata pendeta itu, barongsai itu setan. Termasuk Taichi juga dikategorikan Setan. Dalam hal ini saya tidak menyalahkan gereja , karena memang filosofinya sudah begitu. Tapi bukan berarti semua pandita begitu. Ada juga pendeta atau pastur (romo) yang memanggil barongsai untuk main di gerejanya waktu chinese new year. Maka dalam hal ini kita punya pilihan, ibarat kalau kita nggak senang belanja di Care four , kita bisa belanja di Hero . Atau kalau kita tidak mau mencampur adukan agama dengan kesenian tradisionil, maka kita bisa membentuk atau bergabung kepada club martial art Naga Sakti, misalnya. salam, Dr.Irawan. komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja, yg setau sy belum pernah ada sejarahnya, gereja mengadakan latihan ilmu bela diri, kungfu atau karate atau boxing sekalipun. sesepuh2 yg dianggap bijaksana sbg tempat mengadu, biasanya menenangkan dg kata2: sebisa mungkin kita menghindar saja, biarkan mereka berbuat jahat terhadap kita, suatu saat mereka pasti akan ketemu orang yg membuat mereka jera. tapi dari hari ke hari, semakin banyak yg ngomong begitu, sementara orang yg akan memberi pelajaran yg membuat jera, tak kunjung muncul, hehehe. dlm sebuah retret meditasi, sy ketemu kawan2 dari makassar. salah satunya sangat menggemari ilmu beladiri, bahkan di retret sebelumnya katanya dia ketemu seorang ahli taichi yg masih muda huaqiao dari amerika. yg mengagetkan sy, teman ini bercerita bahwa ia sering duel dg tukang2 becak di sana. kalau ada yg belagu atau ngata2in cino, dia akan pancing ke tempat sepi, dan hajar di sana, tapi jangan sampai mati, katanya, hehehe. padahal ia adalah seorang sarjana hukum. 2010/9/5 agoeng_...@yahoo.com komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja Maksudnya apa yah? Menurut saya malah sok maju lho. Ibarat berlian dirmh sendiri ga keliatan tp sok jualan kristal dr negeri seberang kalo bicaranya seperti itu. _ From: sf sa...@indosat.net.id Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Mon, 6 Sep 2010 11:29:09 +0700 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com ReplyTo: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta sekian lama sy merasa cara ahimsa nya mahatma gandhi adalah paling baik, maka sy lebih merasa cara bun lebih baik dari bu. pilihan sy ini sejalan dg pandangan 1 generasi di atas sy, tentunya berdasarkan pengalaman mereka masa itu. di singkawang dulu ada seorang jago kungfu yg sekarang sy lupa nama aslinya siapa (dulu sy tidak tau) tapi dikenal dg panggilan cimuk On. dalam suatu pertandingan persahabatan dg jago karate dari jepang, setelah si jepang pulang ke rumah, muntah darah dan mati. cimuk On kemudian jadi buron dan disembunyikan murid2nya di jakarta, dan sampai akhir hayatnya tinggal di jl. TSS. kejadian itu mungkin salah satu kejadian yg membuat trauma shg setelah itu tidak terdengar lagi cerita2 pembela kebenaran dari singkawang. padahal jika dirunut-runut ke belakang, sy rasa nenek moyang orang tionghua di singkawang rata2 menguasai ilmu bela diri yg cukup mumpuni shg mampu mengatasi medan yg berat. pd jaman orba, di tingkat kebijakan, semua yg berbau cina sebisa mungkin dihilangkan. di tingkat implementasi, sejak anak2 sdh timbul kebencian yg sangat kental terhadap cina di kalangan melayu, entah apa yg ada di pikiran anak2 itu sehingga harus malak dan ngajak berantem. dan tambah menjadi-jadi karena tidak ada lagi komunitas tionghua yg mengajarkan ilmu bela diri. sy sendiri waktu umur 9 atau 10 tahun di suatu malam pulang dari belanja di warung sendirian, pernah dicegat dan dikerubuti 6-7 anak2 tetangga tapi karena gelap, sepi, gak ada pilihan lain, lebih baik melawan sebisanya daripada mati konyol
RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta
Haiy…. Klo menurut kamus owe adalah sbb: 听天安命 = To accept one’s situation as dictated by heaven (terima nasib yang digariskan Tuhan) 生命不息,战斗不止 = While there is life, the fight continues; to fight to the last (selama hayat masih dikandung badan, berjuang terus) From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] On Behalf Of sf Sent: Monday, September 06, 2010 5:11 PM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta haiy…, mesti coba2 buka translator nih (sekalian ngetes font AR HeiWSHYL, tau kebaca gak yah) tapi koq artinya jadi gini yah : 听 天 安 命 - No ! = Listen Heaven Peaceful Life - No ! 生命不息,战斗不止 ! - Yes ! = Birth Life No Breath, Fight Struggle No Stop - Yes ! (Life does not be cease, Battle more than) barangkali maksudnya kayak gini kali yah: selama masih bernapas, berjuanglah terus dg sungguh-sungguh. -Original Message- From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com]on Behalf Of Leon Agustian Sent: 06 September 2010 15:55 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta Tergabung di gerej? 听天安命? - No ! 生命不息,战斗不止 ! - Yes !
RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta
Sungguh sulit ditemukan satria di zaman ini, bayar pajak aja susah, malah cari makan juga susah - buat hidup aja musti berjuang ., apalagi buat para Tionghoa di Indonesia sini …… so … 生命不息,战斗不止! Ini adalah filosofi orang Tionghoa (baca: Leon Agustian) di Indonesia dalam menghadapi tantangan diskriminasi ! From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] On Behalf Of zho...@yahoo.com Sent: Monday, September 06, 2010 8:12 PM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta 天行健,君子自强不息! Artinya: Alam semesta kukuh berjalan, satria tiada henti memperkuat diri. Ini adalah filosofi yg memacu semangat orang tionghoa menghadapi tantangan hidup! Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT _ From: zho...@yahoo.com Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Mon, 6 Sep 2010 10:21:27 + To: budaya_tionghua@yahoogroups.com ReplyTo: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta 天行健,君子自强不息! Tian xing jian, junzi zi qiang bu xi! Itu baru tionghoa!haha Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT _ From: Leon Agustian leon.agust...@telkom.net.id Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Mon, 6 Sep 2010 15:55:23 +0700 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com ReplyTo: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta Tergabung di gerej? 听天安命? - No ! 生命不息,战斗不止 ! - Yes ! From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] On Behalf Of agoeng_...@yahoo.com Sent: Monday, September 06, 2010 3:02 PM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta Yah kalo kejadian seperti itu berarti apa yg saya katakan ga salah donk, mungkin agustin boleh bilang ke org2 tersebut, kalo engga mau dengar disebut seperti itu yah coba kelalukannya diperhatikan. Kan ga enak diblg kalo belom ke gereja blom maju. Apa ga takut terdengar sodara2 sesama tionghoa yg bukan kristiani? _ From: sf sa...@indosat.net.id Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Mon, 6 Sep 2010 13:49:51 +0700 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com ReplyTo: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta setting cerita yg sy tulis terjadi di kalimantan barat, meliputi pontianak, singkawang dan sekitarnya. budaya setempat tentu sangat berbeda dg jakarta. stigma yg ditanamkan dlm benak komunitas tionghua di sana adalah seperti itu, jika belum tau soal kristal yg didatangkan dari lautan seberang, dianggap masih dalam kegelapan. soal berlian yg dianggap berharga oleh koh agoeng, mereka akan mencibir, emangnya manusia bisa makan berlian? emangnya berlian bisa bikin rumah jadi lebih terang? implikasinya, krn negeri lautan seberang tdk mengajarkan soal kungfu atau karate, ditambah lagi dg kebijakan orba yg melarang berdirinya perguruan2 kungfu karena berasal dari cina yg katanya negeri komunis (sedangkan indonesia adalah negara yg sangat agamis), maka kedua premis itu (kristal orba) saling menguatkan, implikasinya komunitas tionghua (disana) hampir tidak ada yg mewarisi ilmu bela diri keluarganya, tidak ada cerita2 spt lo ban teng yg punya anak lo siaw gok, punya cucu ini itu yg kemudian nerusin pengobatan atau perguruan ina inu, padahal lingkungan di sana sangat membutuhkan ketrampilan itu. mereka juga lebih pinter main biola atau piano drpd, bahkan mungkin tidak mengenal harpa. suara petikan yangkhim terdengar sangat asing, bahkan aneh. cerita ttg suara alat musik yg mengandung tenaga dalam dianggap cerita klenik. pengobatan dg tenaga chi dianggap gaib dan berhubungan dg syeeethan, maka orang tionghua yg lebih maju (disana) tidak akan berhubungan dg hal2 spt itu. org tua yg lebih maju akan ngomelin anaknya: ngomong apa sih, sin-sin kui-kui. meskipun kalau datang ke jakarta akan dikatain norak atau sok maju, biarin dah, paling tidak, di kampungnya sono, dia adalah orang yang lebih maju, lho. -Original Message- From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com]on Behalf Of agoeng_...@yahoo.com Sent: 06 September 2010 12:21 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja Maksudnya apa yah? Menurut saya malah sok maju lho. Ibarat berlian dirmh sendiri ga keliatan tp sok jualan kristal dr negeri seberang kalo bicaranya seperti itu. _ . http://geo.yahoo.com/serv?s=97359714/grpId=11328156/grpspId=1705329729/msgId=51674/stime=1283750454/nc1=3848586/nc2=5741392/nc3=3848644
Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta
ya betul pak.. sebetulnya bukan salah agamanya, tapi salah orang yang menyalahgunakannya entah dengan sengaja atau karena keterbatasan pengetahuan.. setahu saya, proses brainwash juga merupakan tindakan kekerasan, bahkan lebih bahaya daripada adu jotos Salam, Lauw Ong Bun Leon Agustian wrote: -cut- Jadi kalau mau ditilik, sebenarnya yang ngawur itu adalah pendetanya, yang ga ngerti apa2, tapi sudah main tuduh sesat atau setan atau apalah …!
Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta
Pak Erik yb, Benar kata anda , Ini memang aneh, tapi jangan salah juga banyak orang melihat permainan barongsai dimulai dari club2 yang ada di Bio yang katanya Bio itu adalah tempat orang2 Tionghoa berkumpul dan bermufakat dulu, belakangan antara Kelenteng dan Bio sulit dibedakan, Maaf kalau ada istilah yang saya keliru, setidaknya pernah saya baca kasus ini di BT dulu. Nah, dari pada itu setiap kali barongsai keluar biasanya ada pasang Hio dan berdoa untuk memohon agar prosesi berjalan lancar dan tidak ada kecelakaan , maksudnya hanya untuk menjaga keselamatan. Disaat inilah barongsai disorot oleh pendeta2 Kristen itu saya kira, dibilangnya barongsai itu ada setannya, disembahyangi pakai Hio, karena permainan Chai Lan Shen (jailangkung) juga pakai sembayhang pakai hio , maka itu diidentikkan dengan pemanggilan setan, alhasil pegang Hio itu nggak boleh kalau di Kristen, Tapi kalau di Katholik boleh2 saja. Di Indonesia Media pernah memuat berita misa untuk Chinese New Year , dimana Kardinal Roger Mahony menyulut Hio besar. Ini hanya kenyataan yang terjadi , tidak dimaksudkan untuk membangkitkan persengketaan antar Kristiani. Namun kita selaku orang Tionghoa harus menyikapi phenomena ini dengan arif , dan berusaha sedemikian rupa agar kebudayaan kita bisa dipelihara, namun tetap tidak ada pergesekan dengan agamawan dan umat agama lainnya. salam, Dr.Irawan.. 2010/9/6 Erik rsn...@yahoo.com Filosofi gereja mengajak umat tidak menggunakan kekerasan? Ya, bukan cuma gereja tapi juga kelenteng, vihara, pura dan mesjid pun menganut filosofi yg sama. Pertanyaannya adalah mengapa cuma Kungfu dan Taichi saja yang jarang diajarkan di komunitas Gereja, sementara perguruan Karate banyak bertaburan dalam komunitas Gereja?? Saya kira dasar pemikirannya bukan cuma filosofi non kekerasan, tapi ada pertimbangan-pertimbangan lain. Salam, Erik - In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Dr. Irawan drira...@... wrote: Dong Bao yb, Saya hanya mau menambahkan sedikit. Mengenai mengapa Kungfu, Taichi, jarang diajarkan di komunitas Gereja. itu memang karena filosofi gereja mengajak umatnya tidak menggunakan kekerasan , lebih pulih perdamaian. KungFu, Taichi, Ci Gong, dan barongsai , kadang tidak dapat dipisahkan begitu saja. Mereka masih ada kaitannya. (Tanya saja sama Lo Cian Pei disini) Saya malah pernah melihat seorang pendeta memarahi majelisnya yang mengajarkan anak2 main barongsai, kata pendeta itu, barongsai itu setan. Termasuk Taichi juga dikategorikan Setan.
[budaya_tionghua] Re: Baca Dan Respon Posting. (Was: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta)
Ini setahu saya yah. Shaolin yang dikomersialisasi itu adalah Shaoling BODONG. Di gunung Song itu sepanjang jalan menuju biara Shaolin ASLI bertebaran sekolah kungfu aliran Shaloin dan biara BODONG untuk tujuan komersial dan pariwisata. Para BOTAK BODONG inilah yang melanglang buana cari duit makan mewah foya-foya. Bhiksu-Bhiksu aslinya mah gak begitu. Jadi tidak heran kalo pihak Nat Geo bisa mendapatkan sumber Shaolin lengkap dengan botak-botaknya, kalau perlu pasang botak dengan jubah berkilat-kilat. Di mana justru bhiksu aslinya berpakaian sederhana. Ada kejadian lucu beberapa waktu yang lalu di Bogor. Diceritakan langsung oleh seorang rekan yang panitia pegelaran kungfu Shaolin di Bogor. Penyelenggaranya satu organisasi besar yang mengusung nama Tionghoa. Ceritanya rombongan BOTAK diberi penginapan di vihara Vajrabodhi di Bogor. Tentu saja dengan setengah menggerutu, mereka terima. Nah Vihara tersebut kebetulan baru kedatanan Bhiksu ASLI dari Shaolin, singkatnya bersilahturahim dan bertukar ilmu. Sayangnya si Bhiksu ASLI itu sudah keburu pulang pas rombongan BOTAK datang. Oleh Bhiksu vihara Vajrabodhi, rombongan botak tersebut setengah dikerjain. Disuruh bangun pagi-pagi buta untuk berdoa (Zhao Ke), tentu saja karena mereka cuman BOTAK alias gundul kepala bukan di hati, ini sama saja dengan menyiksa. Sekian, agar jelas. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Ophoeng opho...@... wrote: Bung SF or Sawfa dan TTM semuah, Hai, apakabar? Sudah makan (sahur)? Nimbrung dikit ya... --- dipotong --- biar hemat bandwith O, ya, by the way, busway, kemaren malem saya nonton tayangan Saolin Kungfu Inc. di Nat-Geo - ternyata 'gereja' aka vihara aka biara Saolin itu jadi bisnis besar di Tiongkok sana. Para 'biksu'nya gak menutup diri dari modernitas. Mereka mengadakan tur keliling dunia bikin show yang tidak kalah ama safari-nya si Jacko, kolaborasi dengan koreografer dari Perancis(?), jual memorabilia, bikin tur keliling biara - gak kalah ama Vatikan. Mereka pada maen kompi juga - jangan-jangan pada baca milis kita juga tuh, pegang HP, dan ketika ditanya apa gak takut kuwalat ama kakek moyang (di Saolin gak ada 'nenek') boss-nya bilang: kalau pendiri Saolin masih ada, kayaknya mereka akan merestui langkah kami ini, jeh! Begitu sajah sih ya kira-kira. Salam makan enak dan sehat, Ophoeng --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, sf sawfa@ wrote: sekian lama sy merasa cara ahimsa nya mahatma gandhi adalah paling baik, maka sy lebih merasa cara bun lebih baik dari bu. pilihan sy ini sejalan dg pandangan 1 generasi di atas sy, tentunya berdasarkan pengalaman mereka masa itu. di singkawang dulu ada seorang jago kungfu yg sekarang sy lupa nama aslinya siapa (dulu sy tidak tau) tapi dikenal dg panggilan cimuk On. dalam suatu pertandingan persahabatan dg jago karate dari jepang, setelah si jepang pulang ke rumah, muntah darah dan mati. cimuk On kemudian jadi buron dan disembunyikan murid2nya di jakarta, dan sampai akhir hayatnya tinggal di jl. TSS. kejadian itu mungkin salah satu kejadian yg membuat trauma shg setelah itu tidak terdengar lagi cerita2 pembela kebenaran dari singkawang. padahal jika dirunut-runut ke belakang, sy rasa nenek moyang orang tionghua di singkawang rata2 menguasai ilmu bela diri yg cukup mumpuni shg mampu mengatasi medan yg berat. pd jaman orba, di tingkat kebijakan, semua yg berbau cina sebisa mungkin dihilangkan. di tingkat implementasi, sejak anak2 sdh timbul kebencian yg sangat kental terhadap cina di kalangan melayu, entah apa yg ada di pikiran anak2 itu sehingga harus malak dan ngajak berantem. dan tambah menjadi-jadi karena tidak ada lagi komunitas tionghua yg mengajarkan ilmu bela diri. sy sendiri waktu umur 9 atau 10 tahun di suatu malam pulang dari belanja di warung sendirian, pernah dicegat dan dikerubuti 6-7 anak2 tetangga tapi karena gelap, sepi, gak ada pilihan lain, lebih baik melawan sebisanya daripada mati konyol. itu pengalaman berantem satu2nya yg sy punyai, hehehe . komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja, yg setau sy belum pernah ada sejarahnya, gereja mengadakan latihan ilmu bela diri, kungfu atau karate atau boxing sekalipun. sesepuh2 yg dianggap bijaksana sbg tempat mengadu, biasanya menenangkan dg kata2: sebisa mungkin kita menghindar saja, biarkan mereka berbuat jahat terhadap kita, suatu saat mereka pasti akan ketemu orang yg membuat mereka jera. tapi dari hari ke hari, semakin banyak yg ngomong begitu, sementara orang yg akan memberi pelajaran yg membuat jera, tak kunjung muncul, hehehe dlm sebuah retret meditasi, sy ketemu kawan2 dari makassar. salah satunya sangat menggemari ilmu beladiri, bahkan di retret sebelumnya katanya dia ketemu seorang ahli taichi yg masih muda huaqiao dari amerika. yg mengagetkan sy, teman ini bercerita bahwa ia sering duel dg tukang2 becak di sana.
Re: [budaya_tionghua] Re: Baca Dan Respon Posting. (Was: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta)
Yg kmrn seh katanya shaolin asli kok, yg pernah dibahas di kompas ketuanya rahib shi klo ga salah. N merupakan wakil propinsi (henan?) Untuk duduk diparlemen n disebut2 merupakan salah seorang paling berpengaruh di tiongkok. -Original Message- From: henyung heny...@yahoo.com Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Tue, 07 Sep 2010 04:23:58 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Baca Dan Respon Posting. (Was: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta) Ini setahu saya yah. Shaolin yang dikomersialisasi itu adalah Shaoling BODONG. Di gunung Song itu sepanjang jalan menuju biara Shaolin ASLI bertebaran sekolah kungfu aliran Shaloin dan biara BODONG untuk tujuan komersial dan pariwisata. Para BOTAK BODONG inilah yang melanglang buana cari duit makan mewah foya-foya. Bhiksu-Bhiksu aslinya mah gak begitu. Jadi tidak heran kalo pihak Nat Geo bisa mendapatkan sumber Shaolin lengkap dengan botak-botaknya, kalau perlu pasang botak dengan jubah berkilat-kilat. Di mana justru bhiksu aslinya berpakaian sederhana. Ada kejadian lucu beberapa waktu yang lalu di Bogor. Diceritakan langsung oleh seorang rekan yang panitia pegelaran kungfu Shaolin di Bogor. Penyelenggaranya satu organisasi besar yang mengusung nama Tionghoa. Ceritanya rombongan BOTAK diberi penginapan di vihara Vajrabodhi di Bogor. Tentu saja dengan setengah menggerutu, mereka terima. Nah Vihara tersebut kebetulan baru kedatanan Bhiksu ASLI dari Shaolin, singkatnya bersilahturahim dan bertukar ilmu. Sayangnya si Bhiksu ASLI itu sudah keburu pulang pas rombongan BOTAK datang. Oleh Bhiksu vihara Vajrabodhi, rombongan botak tersebut setengah dikerjain. Disuruh bangun pagi-pagi buta untuk berdoa (Zhao Ke), tentu saja karena mereka cuman BOTAK alias gundul kepala bukan di hati, ini sama saja dengan menyiksa. Sekian, agar jelas. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Ophoeng opho...@... wrote: Bung SF or Sawfa dan TTM semuah, Hai, apakabar? Sudah makan (sahur)? Nimbrung dikit ya... --- dipotong --- biar hemat bandwith O, ya, by the way, busway, kemaren malem saya nonton tayangan Saolin Kungfu Inc. di Nat-Geo - ternyata 'gereja' aka vihara aka biara Saolin itu jadi bisnis besar di Tiongkok sana. Para 'biksu'nya gak menutup diri dari modernitas. Mereka mengadakan tur keliling dunia bikin show yang tidak kalah ama safari-nya si Jacko, kolaborasi dengan koreografer dari Perancis(?), jual memorabilia, bikin tur keliling biara - gak kalah ama Vatikan. Mereka pada maen kompi juga - jangan-jangan pada baca milis kita juga tuh, pegang HP, dan ketika ditanya apa gak takut kuwalat ama kakek moyang (di Saolin gak ada 'nenek') boss-nya bilang: kalau pendiri Saolin masih ada, kayaknya mereka akan merestui langkah kami ini, jeh! Begitu sajah sih ya kira-kira. Salam makan enak dan sehat, Ophoeng --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, sf sawfa@ wrote: sekian lama sy merasa cara ahimsa nya mahatma gandhi adalah paling baik, maka sy lebih merasa cara bun lebih baik dari bu. pilihan sy ini sejalan dg pandangan 1 generasi di atas sy, tentunya berdasarkan pengalaman mereka masa itu. di singkawang dulu ada seorang jago kungfu yg sekarang sy lupa nama aslinya siapa (dulu sy tidak tau) tapi dikenal dg panggilan cimuk On. dalam suatu pertandingan persahabatan dg jago karate dari jepang, setelah si jepang pulang ke rumah, muntah darah dan mati. cimuk On kemudian jadi buron dan disembunyikan murid2nya di jakarta, dan sampai akhir hayatnya tinggal di jl. TSS. kejadian itu mungkin salah satu kejadian yg membuat trauma shg setelah itu tidak terdengar lagi cerita2 pembela kebenaran dari singkawang. padahal jika dirunut-runut ke belakang, sy rasa nenek moyang orang tionghua di singkawang rata2 menguasai ilmu bela diri yg cukup mumpuni shg mampu mengatasi medan yg berat. pd jaman orba, di tingkat kebijakan, semua yg berbau cina sebisa mungkin dihilangkan. di tingkat implementasi, sejak anak2 sdh timbul kebencian yg sangat kental terhadap cina di kalangan melayu, entah apa yg ada di pikiran anak2 itu sehingga harus malak dan ngajak berantem. dan tambah menjadi-jadi karena tidak ada lagi komunitas tionghua yg mengajarkan ilmu bela diri. sy sendiri waktu umur 9 atau 10 tahun di suatu malam pulang dari belanja di warung sendirian, pernah dicegat dan dikerubuti 6-7 anak2 tetangga tapi karena gelap, sepi, gak ada pilihan lain, lebih baik melawan sebisanya daripada mati konyol. itu pengalaman berantem satu2nya yg sy punyai, hehehe…. komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja, yg setau sy belum pernah ada sejarahnya, gereja mengadakan latihan ilmu bela diri, kungfu atau karate atau boxing sekalipun. sesepuh2 yg dianggap bijaksana sbg tempat mengadu, biasanya menenangkan dg kata2: sebisa mungkin kita menghindar saja, biarkan mereka berbuat
[budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta
Beginilah salah persepsi atau sengaja dengan tujuan ... gak tau lah daripada perang lagi di sini. Giliran pihak sendiri dibilang suci, giliran pihak lain dibilang setan. Sepertinya label setan ini mudah sekali terucap. Asal bukan gue/kami yah setan. Hebat betul. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Dr. Irawan drira...@... wrote: Pak Erik yb, Benar kata anda , Ini memang aneh, tapi jangan salah juga banyak orang melihat permainan barongsai dimulai dari club2 yang ada di Bio yang katanya Bio itu adalah tempat orang2 Tionghoa berkumpul dan bermufakat dulu, belakangan antara Kelenteng dan Bio sulit dibedakan, Maaf kalau ada istilah yang saya keliru, setidaknya pernah saya baca kasus ini di BT dulu. Nah, dari pada itu setiap kali barongsai keluar biasanya ada pasang Hio dan berdoa untuk memohon agar prosesi berjalan lancar dan tidak ada kecelakaan , maksudnya hanya untuk menjaga keselamatan. Disaat inilah barongsai disorot oleh pendeta2 Kristen itu saya kira, dibilangnya barongsai itu ada setannya, disembahyangi pakai Hio, karena permainan Chai Lan Shen (jailangkung) juga pakai sembayhang pakai hio , maka itu diidentikkan dengan pemanggilan setan, alhasil pegang Hio itu nggak boleh kalau di Kristen, Tapi kalau di Katholik boleh2 saja. Di Indonesia Media pernah memuat berita misa untuk Chinese New Year , dimana Kardinal Roger Mahony menyulut Hio besar. Ini hanya kenyataan yang terjadi , tidak dimaksudkan untuk membangkitkan persengketaan antar Kristiani. Namun kita selaku orang Tionghoa harus menyikapi phenomena ini dengan arif , dan berusaha sedemikian rupa agar kebudayaan kita bisa dipelihara, namun tetap tidak ada pergesekan dengan agamawan dan umat agama lainnya. salam, Dr.Irawan.. 2010/9/6 Erik rsn...@... Filosofi gereja mengajak umat tidak menggunakan kekerasan? Ya, bukan cuma gereja tapi juga kelenteng, vihara, pura dan mesjid pun menganut filosofi yg sama. Pertanyaannya adalah mengapa cuma Kungfu dan Taichi saja yang jarang diajarkan di komunitas Gereja, sementara perguruan Karate banyak bertaburan dalam komunitas Gereja?? Saya kira dasar pemikirannya bukan cuma filosofi non kekerasan, tapi ada pertimbangan-pertimbangan lain. Salam, Erik - In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Dr. Irawan drirawan@ wrote: Dong Bao yb, Saya hanya mau menambahkan sedikit. Mengenai mengapa Kungfu, Taichi, jarang diajarkan di komunitas Gereja. itu memang karena filosofi gereja mengajak umatnya tidak menggunakan kekerasan , lebih pulih perdamaian. KungFu, Taichi, Ci Gong, dan barongsai , kadang tidak dapat dipisahkan begitu saja. Mereka masih ada kaitannya. (Tanya saja sama Lo Cian Pei disini) Saya malah pernah melihat seorang pendeta memarahi majelisnya yang mengajarkan anak2 main barongsai, kata pendeta itu, barongsai itu setan. Termasuk Taichi juga dikategorikan Setan.
Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta
Ah masa seh? Jgnlah terlalu gampang mencari kambing hitam kepada oknum orgnya. Coba diteliti sejarah kebijakan agama tertentu dalam menyebarkan ajarannya. Apakah itu memang kebijakan dan cara mereka atau oknum tertentu saja yg ngaco. -Original Message- From: 刘恩文 ayam_o...@yahoo.com.sg Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Tue, 07 Sep 2010 10:22:56 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta ya betul pak.. sebetulnya bukan salah agamanya, tapi salah orang yang menyalahgunakannya entah dengan sengaja atau karena keterbatasan pengetahuan.. setahu saya, proses brainwash juga merupakan tindakan kekerasan, bahkan lebih bahaya daripada adu jotos Salam, Lauw Ong Bun Leon Agustian wrote: -cut- Jadi kalau mau ditilik, sebenarnya yang ngawur itu adalah pendetanya, yang ga ngerti apa2, tapi sudah main tuduh sesat atau setan atau apalah …!
Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta
Pa Irawan Menurut saya melakukan aktifitas apapun dibuka denga doa baik memang cara dan pemahaman orang perorang memang berbeda Diagama apapun pasti membenarkan Tapi yaitu manusianya...hehhe Salam Heru --- Pada Sel, 7/9/10, Dr. Irawan drira...@indonesiamedia.com menulis: Dari: Dr. Irawan drira...@indonesiamedia.com Judul: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Selasa, 7 September, 2010, 4:07 AM Pak Erik yb, Benar kata anda , Ini memang aneh, tapi jangan salah juga banyak orang melihat permainan barongsai dimulai dari club2 yang ada di Bio yang katanya Bio itu adalah tempat orang2 Tionghoa berkumpul dan bermufakat dulu, belakangan antara Kelenteng dan Bio sulit dibedakan, Maaf kalau ada istilah yang saya keliru, setidaknya pernah saya baca kasus ini di BT dulu. Nah, dari pada itu setiap kali barongsai keluar biasanya ada pasang Hio dan berdoa untuk memohon agar prosesi berjalan lancar dan tidak ada kecelakaan , maksudnya hanya untuk menjaga keselamatan. Disaat inilah barongsai disorot oleh pendeta2 Kristen itu saya kira, dibilangnya barongsai itu ada setannya, disembahyangi pakai Hio, karena permainan Chai Lan Shen (jailangkung) juga pakai sembayhang pakai hio , maka itu diidentikkan dengan pemanggilan setan, alhasil pegang Hio itu nggak boleh kalau di Kristen, Tapi kalau di Katholik boleh2 saja. Di Indonesia Media pernah memuat berita misa untuk Chinese New Year , dimana Kardinal Roger Mahony menyulut Hio besar. Ini hanya kenyataan yang terjadi , tidak dimaksudkan untuk membangkitkan persengketaan antar Kristiani. Namun kita selaku orang Tionghoa harus menyikapi phenomena ini dengan arif , dan berusaha sedemikian rupa agar kebudayaan kita bisa dipelihara, namun tetap tidak ada pergesekan dengan agamawan dan umat agama lainnya. salam, Dr.Irawan. . 2010/9/6 Erik rsn...@yahoo.com Filosofi gereja mengajak umat tidak menggunakan kekerasan? Ya, bukan cuma gereja tapi juga kelenteng, vihara, pura dan mesjid pun menganut filosofi yg sama. Pertanyaannya adalah mengapa cuma Kungfu dan Taichi saja yang jarang diajarkan di komunitas Gereja, sementara perguruan Karate banyak bertaburan dalam komunitas Gereja?? Saya kira dasar pemikirannya bukan cuma filosofi non kekerasan, tapi ada pertimbangan-pertimbangan lain. Salam, Erik - In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Dr. Irawan drira...@... wrote: Dong Bao yb, Saya hanya mau menambahkan sedikit. Mengenai mengapa Kungfu, Taichi, jarang diajarkan di komunitas Gereja. itu memang karena filosofi gereja mengajak umatnya tidak menggunakan kekerasan , lebih pulih perdamaian. KungFu, Taichi, Ci Gong, dan barongsai , kadang tidak dapat dipisahkan begitu saja. Mereka masih ada kaitannya. (Tanya saja sama Lo Cian Pei disini) Saya malah pernah melihat seorang pendeta memarahi majelisnya yang mengajarkan anak2 main barongsai, kata pendeta itu, barongsai itu setan. Termasuk Taichi juga dikategorikan Setan.
[budaya_tionghua] Re: Baca Dan Respon Posting. (Was: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta)
Yang mana yang kemaren ? Di Kompas atau di NatGeo ? Semua rahib itu marganya Shi. Kalau pun benar itu rahib ketuanya, berarti campur tangan Gongchandang semakin merajalela. Jadi ingat Shanghai, satu biara 4 rahib ketua. Karena ada 4 botak pake baju kilat2 khusus rahib kepala yang pasang harga, jualan servis doa. Tiket masuknya aja 10 rmb ! Liat patung giok tambah lagi 10 rmb ! Welcome to China, mate --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, agoeng_...@... wrote: Yg kmrn seh katanya shaolin asli kok, yg pernah dibahas di kompas ketuanya rahib shi klo ga salah. N merupakan wakil propinsi (henan?) Untuk duduk diparlemen n disebut2 merupakan salah seorang paling berpengaruh di tiongkok. -Original Message- From: henyung heny...@... Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Tue, 07 Sep 2010 04:23:58 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Baca Dan Respon Posting. (Was: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta) Ini setahu saya yah. Shaolin yang dikomersialisasi itu adalah Shaoling BODONG. Di gunung Song itu sepanjang jalan menuju biara Shaolin ASLI bertebaran sekolah kungfu aliran Shaloin dan biara BODONG untuk tujuan komersial dan pariwisata. Para BOTAK BODONG inilah yang melanglang buana cari duit makan mewah foya-foya. Bhiksu-Bhiksu aslinya mah gak begitu. Jadi tidak heran kalo pihak Nat Geo bisa mendapatkan sumber Shaolin lengkap dengan botak-botaknya, kalau perlu pasang botak dengan jubah berkilat-kilat. Di mana justru bhiksu aslinya berpakaian sederhana. Ada kejadian lucu beberapa waktu yang lalu di Bogor. Diceritakan langsung oleh seorang rekan yang panitia pegelaran kungfu Shaolin di Bogor. Penyelenggaranya satu organisasi besar yang mengusung nama Tionghoa. Ceritanya rombongan BOTAK diberi penginapan di vihara Vajrabodhi di Bogor. Tentu saja dengan setengah menggerutu, mereka terima. Nah Vihara tersebut kebetulan baru kedatanan Bhiksu ASLI dari Shaolin, singkatnya bersilahturahim dan bertukar ilmu. Sayangnya si Bhiksu ASLI itu sudah keburu pulang pas rombongan BOTAK datang. Oleh Bhiksu vihara Vajrabodhi, rombongan botak tersebut setengah dikerjain. Disuruh bangun pagi-pagi buta untuk berdoa (Zhao Ke), tentu saja karena mereka cuman BOTAK alias gundul kepala bukan di hati, ini sama saja dengan menyiksa. Sekian, agar jelas. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Ophoeng ophoeng@ wrote: Bung SF or Sawfa dan TTM semuah, Hai, apakabar? Sudah makan (sahur)? Nimbrung dikit ya... --- dipotong --- biar hemat bandwith O, ya, by the way, busway, kemaren malem saya nonton tayangan Saolin Kungfu Inc. di Nat-Geo - ternyata 'gereja' aka vihara aka biara Saolin itu jadi bisnis besar di Tiongkok sana. Para 'biksu'nya gak menutup diri dari modernitas. Mereka mengadakan tur keliling dunia bikin show yang tidak kalah ama safari-nya si Jacko, kolaborasi dengan koreografer dari Perancis(?), jual memorabilia, bikin tur keliling biara - gak kalah ama Vatikan. Mereka pada maen kompi juga - jangan-jangan pada baca milis kita juga tuh, pegang HP, dan ketika ditanya apa gak takut kuwalat ama kakek moyang (di Saolin gak ada 'nenek') boss-nya bilang: kalau pendiri Saolin masih ada, kayaknya mereka akan merestui langkah kami ini, jeh! Begitu sajah sih ya kira-kira. Salam makan enak dan sehat, Ophoeng --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, sf sawfa@ wrote: sekian lama sy merasa cara ahimsa nya mahatma gandhi adalah paling baik, maka sy lebih merasa cara bun lebih baik dari bu. pilihan sy ini sejalan dg pandangan 1 generasi di atas sy, tentunya berdasarkan pengalaman mereka masa itu. di singkawang dulu ada seorang jago kungfu yg sekarang sy lupa nama aslinya siapa (dulu sy tidak tau) tapi dikenal dg panggilan cimuk On. dalam suatu pertandingan persahabatan dg jago karate dari jepang, setelah si jepang pulang ke rumah, muntah darah dan mati. cimuk On kemudian jadi buron dan disembunyikan murid2nya di jakarta, dan sampai akhir hayatnya tinggal di jl. TSS. kejadian itu mungkin salah satu kejadian yg membuat trauma shg setelah itu tidak terdengar lagi cerita2 pembela kebenaran dari singkawang. padahal jika dirunut-runut ke belakang, sy rasa nenek moyang orang tionghua di singkawang rata2 menguasai ilmu bela diri yg cukup mumpuni shg mampu mengatasi medan yg berat. pd jaman orba, di tingkat kebijakan, semua yg berbau cina sebisa mungkin dihilangkan. di tingkat implementasi, sejak anak2 sdh timbul kebencian yg sangat kental terhadap cina di kalangan melayu, entah apa yg ada di pikiran anak2 itu sehingga harus malak dan ngajak berantem. dan tambah menjadi-jadi karena tidak ada lagi komunitas tionghua yg mengajarkan ilmu bela diri. sy sendiri waktu umur 9 atau 10 tahun di suatu malam pulang dari belanja di
Re: [budaya_tionghua] Re: Baca Dan Respon Posting. (Was: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta)
Semalem di natgeo, tp pernah dibahas dikompas beberapa bulan lalu. -Original Message- From: henyung heny...@yahoo.com Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Tue, 07 Sep 2010 05:01:11 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Baca Dan Respon Posting. (Was: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta) Yang mana yang kemaren ? Di Kompas atau di NatGeo ? Semua rahib itu marganya Shi. Kalau pun benar itu rahib ketuanya, berarti campur tangan Gongchandang semakin merajalela. Jadi ingat Shanghai, satu biara 4 rahib ketua. Karena ada 4 botak pake baju kilat2 khusus rahib kepala yang pasang harga, jualan servis doa. Tiket masuknya aja 10 rmb ! Liat patung giok tambah lagi 10 rmb ! Welcome to China, mate --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, agoeng_...@... wrote: Yg kmrn seh katanya shaolin asli kok, yg pernah dibahas di kompas ketuanya rahib shi klo ga salah. N merupakan wakil propinsi (henan?) Untuk duduk diparlemen n disebut2 merupakan salah seorang paling berpengaruh di tiongkok. -Original Message- From: henyung heny...@... Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Tue, 07 Sep 2010 04:23:58 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Baca Dan Respon Posting. (Was: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta) Ini setahu saya yah. Shaolin yang dikomersialisasi itu adalah Shaoling BODONG. Di gunung Song itu sepanjang jalan menuju biara Shaolin ASLI bertebaran sekolah kungfu aliran Shaloin dan biara BODONG untuk tujuan komersial dan pariwisata. Para BOTAK BODONG inilah yang melanglang buana cari duit makan mewah foya-foya. Bhiksu-Bhiksu aslinya mah gak begitu. Jadi tidak heran kalo pihak Nat Geo bisa mendapatkan sumber Shaolin lengkap dengan botak-botaknya, kalau perlu pasang botak dengan jubah berkilat-kilat. Di mana justru bhiksu aslinya berpakaian sederhana. Ada kejadian lucu beberapa waktu yang lalu di Bogor. Diceritakan langsung oleh seorang rekan yang panitia pegelaran kungfu Shaolin di Bogor. Penyelenggaranya satu organisasi besar yang mengusung nama Tionghoa. Ceritanya rombongan BOTAK diberi penginapan di vihara Vajrabodhi di Bogor. Tentu saja dengan setengah menggerutu, mereka terima. Nah Vihara tersebut kebetulan baru kedatanan Bhiksu ASLI dari Shaolin, singkatnya bersilahturahim dan bertukar ilmu. Sayangnya si Bhiksu ASLI itu sudah keburu pulang pas rombongan BOTAK datang. Oleh Bhiksu vihara Vajrabodhi, rombongan botak tersebut setengah dikerjain. Disuruh bangun pagi-pagi buta untuk berdoa (Zhao Ke), tentu saja karena mereka cuman BOTAK alias gundul kepala bukan di hati, ini sama saja dengan menyiksa. Sekian, agar jelas. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Ophoeng ophoeng@ wrote: Bung SF or Sawfa dan TTM semuah, Hai, apakabar? Sudah makan (sahur)? Nimbrung dikit ya... --- dipotong --- biar hemat bandwith O, ya, by the way, busway, kemaren malem saya nonton tayangan Saolin Kungfu Inc. di Nat-Geo - ternyata 'gereja' aka vihara aka biara Saolin itu jadi bisnis besar di Tiongkok sana. Para 'biksu'nya gak menutup diri dari modernitas. Mereka mengadakan tur keliling dunia bikin show yang tidak kalah ama safari-nya si Jacko, kolaborasi dengan koreografer dari Perancis(?), jual memorabilia, bikin tur keliling biara - gak kalah ama Vatikan. Mereka pada maen kompi juga - jangan-jangan pada baca milis kita juga tuh, pegang HP, dan ketika ditanya apa gak takut kuwalat ama kakek moyang (di Saolin gak ada 'nenek') boss-nya bilang: kalau pendiri Saolin masih ada, kayaknya mereka akan merestui langkah kami ini, jeh! Begitu sajah sih ya kira-kira. Salam makan enak dan sehat, Ophoeng --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, sf sawfa@ wrote: sekian lama sy merasa cara ahimsa nya mahatma gandhi adalah paling baik, maka sy lebih merasa cara bun lebih baik dari bu. pilihan sy ini sejalan dg pandangan 1 generasi di atas sy, tentunya berdasarkan pengalaman mereka masa itu. di singkawang dulu ada seorang jago kungfu yg sekarang sy lupa nama aslinya siapa (dulu sy tidak tau) tapi dikenal dg panggilan cimuk On. dalam suatu pertandingan persahabatan dg jago karate dari jepang, setelah si jepang pulang ke rumah, muntah darah dan mati. cimuk On kemudian jadi buron dan disembunyikan murid2nya di jakarta, dan sampai akhir hayatnya tinggal di jl. TSS. kejadian itu mungkin salah satu kejadian yg membuat trauma shg setelah itu tidak terdengar lagi cerita2 pembela kebenaran dari singkawang. padahal jika dirunut-runut ke belakang, sy rasa nenek moyang orang tionghua di singkawang rata2 menguasai ilmu bela diri yg cukup mumpuni shg mampu mengatasi medan yg berat. pd jaman orba, di tingkat kebijakan, semua yg berbau cina sebisa mungkin
RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta
Agama apakah itu? Bukankah kita lagi membahas gerj / pendeta yang mengharamkan pemakaian hio, barongsay, taichi, dll yang berhubungan ke Tionghoaisasi? Apakah maksud anda yang ini? Setahu saya, ga ada di alkitab tertulis bahwa yang berbau Tionghoa itu diharamkan, alias mengandung ‘setan’. From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] On Behalf Of agoeng_...@yahoo.com Sent: Tuesday, September 07, 2010 11:53 AM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta Ah masa seh? Jgnlah terlalu gampang mencari kambing hitam kepada oknum orgnya. Coba diteliti sejarah kebijakan agama tertentu dalam menyebarkan ajarannya. Apakah itu memang kebijakan dan cara mereka atau oknum tertentu saja yg ngaco. _ From: 刘恩文 ayam_o...@yahoo.com.sg Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Tue, 07 Sep 2010 10:22:56 +0700 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com ReplyTo: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta ya betul pak.. sebetulnya bukan salah agamanya, tapi salah orang yang menyalahgunakannya entah dengan sengaja atau karena keterbatasan pengetahuan.. setahu saya, proses brainwash juga merupakan tindakan kekerasan, bahkan lebih bahaya daripada adu jotos Salam, Lauw Ong Bun Leon Agustian wrote: -cut- Jadi kalau mau ditilik, sebenarnya yang ngawur itu adalah pendetanya, yang ga ngerti apa2, tapi sudah main tuduh sesat atau setan atau apalah …!
RE: [budaya_tionghua] Re: Baca Dan Respon Posting. (Was: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta)
Siancai .. Siancai .. ternyata rahib botak pun sudah dimanipulasi untuk cari duwit .. Nanti owe sebrangkan mereka semua ke langit barat .. J Tapi ... show-nya boleh juga tuh .., seneng juga owe nontonnya .., anggap aja menaikkan pamor kungfu China sono ... From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] On Behalf Of henyung Sent: Tuesday, September 07, 2010 12:01 PM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Baca Dan Respon Posting. (Was: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta) Yang mana yang kemaren ? Di Kompas atau di NatGeo ? Semua rahib itu marganya Shi. Kalau pun benar itu rahib ketuanya, berarti campur tangan Gongchandang semakin merajalela. Jadi ingat Shanghai, satu biara 4 rahib ketua. Karena ada 4 botak pake baju kilat2 khusus rahib kepala yang pasang harga, jualan servis doa. Tiket masuknya aja 10 rmb ! Liat patung giok tambah lagi 10 rmb ! Welcome to China, mate --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com , agoeng_...@... wrote: Yg kmrn seh katanya shaolin asli kok, yg pernah dibahas di kompas ketuanya rahib shi klo ga salah. N merupakan wakil propinsi (henan?) Untuk duduk diparlemen n disebut2 merupakan salah seorang paling berpengaruh di tiongkok. -Original Message- From: henyung heny...@... Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com Date: Tue, 07 Sep 2010 04:23:58 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Baca Dan Respon Posting. (Was: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta) Ini setahu saya yah. Shaolin yang dikomersialisasi itu adalah Shaoling BODONG. Di gunung Song itu sepanjang jalan menuju biara Shaolin ASLI bertebaran sekolah kungfu aliran Shaloin dan biara BODONG untuk tujuan komersial dan pariwisata. Para BOTAK BODONG inilah yang melanglang buana cari duit makan mewah foya-foya. Bhiksu-Bhiksu aslinya mah gak begitu. Jadi tidak heran kalo pihak Nat Geo bisa mendapatkan sumber Shaolin lengkap dengan botak-botaknya, kalau perlu pasang botak dengan jubah berkilat-kilat. Di mana justru bhiksu aslinya berpakaian sederhana. Ada kejadian lucu beberapa waktu yang lalu di Bogor. Diceritakan langsung oleh seorang rekan yang panitia pegelaran kungfu Shaolin di Bogor. Penyelenggaranya satu organisasi besar yang mengusung nama Tionghoa. Ceritanya rombongan BOTAK diberi penginapan di vihara Vajrabodhi di Bogor. Tentu saja dengan setengah menggerutu, mereka terima. Nah Vihara tersebut kebetulan baru kedatanan Bhiksu ASLI dari Shaolin, singkatnya bersilahturahim dan bertukar ilmu. Sayangnya si Bhiksu ASLI itu sudah keburu pulang pas rombongan BOTAK datang. Oleh Bhiksu vihara Vajrabodhi, rombongan botak tersebut setengah dikerjain. Disuruh bangun pagi-pagi buta untuk berdoa (Zhao Ke), tentu saja karena mereka cuman BOTAK alias gundul kepala bukan di hati, ini sama saja dengan menyiksa. Sekian, agar jelas. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com , Ophoeng ophoeng@ wrote: Bung SF or Sawfa dan TTM semuah, Hai, apakabar? Sudah makan (sahur)? Nimbrung dikit ya... --- dipotong --- biar hemat bandwith O, ya, by the way, busway, kemaren malem saya nonton tayangan Saolin Kungfu Inc. di Nat-Geo - ternyata 'gereja' aka vihara aka biara Saolin itu jadi bisnis besar di Tiongkok sana. Para 'biksu'nya gak menutup diri dari modernitas. Mereka mengadakan tur keliling dunia bikin show yang tidak kalah ama safari-nya si Jacko, kolaborasi dengan koreografer dari Perancis(?), jual memorabilia, bikin tur keliling biara - gak kalah ama Vatikan. Mereka pada maen kompi juga - jangan-jangan pada baca milis kita juga tuh, pegang HP, dan ketika ditanya apa gak takut kuwalat ama kakek moyang (di Saolin gak ada 'nenek') boss-nya bilang: kalau pendiri Saolin masih ada, kayaknya mereka akan merestui langkah kami ini, jeh! Begitu sajah sih ya kira-kira. Salam makan enak dan sehat, Ophoeng --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com , sf sawfa@ wrote: sekian lama sy merasa cara ahimsa nya mahatma gandhi adalah paling baik, maka sy lebih merasa cara bun lebih baik dari bu. pilihan sy ini sejalan dg pandangan 1 generasi di atas sy, tentunya berdasarkan pengalaman mereka masa itu. di singkawang dulu ada seorang jago kungfu yg sekarang sy lupa nama aslinya siapa (dulu sy tidak tau) tapi dikenal dg panggilan cimuk On. dalam suatu pertandingan persahabatan dg jago karate dari jepang, setelah si jepang pulang ke rumah, muntah darah dan mati. cimuk On kemudian jadi buron dan disembunyikan murid2nya di jakarta, dan sampai akhir hayatnya tinggal di jl. TSS. kejadian itu mungkin salah satu kejadian yg membuat trauma shg setelah itu
Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta
mungkin itu juga yang ada dalam pikiran Gouw Ek San ketika dia menonjok sampai berdarah-darah tetangganya. Yang lebih konyolnya Ek San hanya membela tetangganya yang lain (tionghoa) yang serempetan mobil dengan tetangga lainnnya (yang Melayu). Alias Sok Pahlawan Hasilnya adalah, Penrusakan berdasar Rasial terjadi di Pontianak, dari berburu Ek San menjadi berburu Cina. Kelenteng dirusak massa. Ek San harus merelakan rumahnya dirusak massa. Dan seluruh keluarganya eksodus keluar Kalimantan. Ek San sih tidak luka apa-apa, tetapi saya yakin di dalam bilik terdalam jantungnya dia merasa menyesal. Untung semua pihak menahan diri, kerusuhan tidak meluas. Pers Nasional tidak membicarakan, akhirnya kasus mendingin. Inilah yang terjadi kalau orang berpikir pakai kepalan bukan otak ataupun akal sehat. apa yang ingin anda capai dengan menjotos atau melukai lawan Anda? Kepuasan pribadi? Lalu sanggup ga tanggung jawab atas akibat yang akan terjadi kemudian? Kita ini negara hukum, ada masalah apapun selesaikan di ranah hukum. Masalah menang atau kalah urusan belakang, intinya adalah efek jera. 2010/9/5 Hendra Bujang hendra_buj...@yahoo.com Enggak ada salahnya sekali2 melakukan perlawanan terutama terhadap mereka yang sudah brutal n mengancam jiwa. Lari atau menghindar bukan solusi terbaik terutama jika mereka berkelompok, biasanya makin kalap. Yang penting lumpuhkan lawan secepat mungkin plus tuntas di tempat! Itu aja kuncinya. Namanya juga dunia jalanan..dunia yang keras. *Best Regards,* *Hendra Bujang* *Mobile I : 0878 7828 7808 * *Mobile II : 0856 190 9109* *Knowing Is Not Enough, We Must Apply* *Willing Is Not Enough, We Must Do * --- On *Sun, 9/5/10, Yitzhak ben Zvi yitzhak.ben...@gmail.com* wrote: From: Yitzhak ben Zvi yitzhak.ben...@gmail.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Sunday, September 5, 2010, 12:03 PM nah ini dia! Sungguh mirip dengan yang terjadi di Pontianak 2007 silam, Apa yang terjadi pertama adalah peristiwa serempetan biasa. Lalu timbul adu jotos. Lalu timbullah kerusuhan Rasial. Seharusnya, apa yang dilakukan oleh koko nya bro Ikkyosensei, tidak perlu dilakukan dan tindakan tersebut merupakan tindakan bodoh dalam dunia yang beradab dalam sebuah negara ber-asaskan hukum. Pada sebuah negara maju, mungkin kokonya bro Ikkyosensei sudah dibui sekian tahun. Karena memukul orang. Jadi jangan bangga dengan menyerukan agar lain kali tindakan barbar tersebut dibenarkan dan dilakukan di Indonesia. Karena beda komplek perumahan beda belalang, bahkan dalam satu komplek perumahan belalangnya juga bisa berbeda, apalagi belalangnya bermata sipit. Peristiwa Pontianak pada 2007 tersebut tidak ingin kita ulangi dimanapun. shalom aleikem, Yitzhak Ben Zvi 2010/9/4 ikkyosensei_ym ikkyosen...@gmail.comhttp://us.mc345.mail.yahoo.com/mc/compose?to=ikkyosen...@gmail.com Kebetulan di tanah kelahiran saya Blitar, rasialisme (dalam pengertian pelecehan ras tertentu) walaupun masih ada.. namun sudah tidak laku (tidak mendapat dukungan publik). Jadi ingat kasus mamah koko saya. Koko, waktu itu SMA kelas 2-an, boncengi sepeda mamah ke pasar. Waktu di tikungan, nyenggol gerobak pedagang syur. Koko mamah nyungsep, barang dagangan sayuran orang tersebut berantakan di jalan. Setelah mamah dapat obat merah dari penduduk, terus mamah menghitung harga sayuran-sayuran yang rusak karena telah tumpah di jalan tersebut. Dibayar, karena mamah kasihan khan barang dagangan tersebut buat ngasih makan keluarga mereka di rumah. Terus basa-basi mamah tanya, ada badan pedagangnya yang sakit nggak? Padahal mamah, koko, dan penduduk tahu, yang kesenggol itu gerobaknya, bukan orangnya yang lagi berdiri di trotoar. Nggak tahu, setan apa itu kepala orang itu. Dari tenang damai, karena dagangannya laku keras, tiba-tiba teriak-teriak minta ganti rugi uang kaget. Ya benar, istilahnya uang kaget. Mungkin kaget, kok naruh gerobak di tikungan yang bikin orang nyungsep ... malah dapat kesempatan malak kali. Aku setuju, dengan tindakan kokoku yang kaget juga dan langsung gebuk tendang pedagang tersebut. Sekalian nambah uang saku buat ongkos ke rumah sakitnya. Dan juga, setuju kepada publik yang memberi kesempatan beberapa puluh jotosan baru memisah. Saran, lain kali kalau terjadi kasus seperti itu di tempat publik ... jangan ragu untuk dijotosi massal saja. Kalau di Jawa, bahkan dibakar sekalian. Salam --- In budaya_tionghua@yahoogroups.comhttp://us.mc345.mail.yahoo.com/mc/compose?to=budaya_tionghua%40yahoogroups.com, kusalacitto gunawan guna...@... wrote: hmm.. gimana ya, saya mau sedikit memberikan pengalaman berdasar atas yang saya alami dan kemudian saya coba pahami. Sebagai konsekuensi dari kebudayaan yang sudah berlaku nasional maka Cina atau Tionghoa sudah dan akan selalu menjadi bahan olokan bersama seluruh Nusantara. Kalau di daerah saya
[budaya_tionghua] Re: Kendala Asimilasi
Saya sangat setuju dengan pendapat kawan Yitzhak. Tidak ada hubungan sama sekali antara konsep asimilasi dengan perkawinan. Bahkan, asimilasi dalam pengertian terbaik pun, tidaklah menghasilkan hal yang baik jika dilakukan pemercepatan waktu. Biarlah pandangan hidup, budaya, sikap moral yang terbaik yang bertahan di masyarakat... waktu dan kejujuran menilai yang akan menunjukkannya. Bukan hasil program resmi pemerintah. Semua orang tua pasti ingin yang terbaik buat keturunannya, sehingga selain mengandalkan pengajaran dari leluhur, mereka pasti akan sadar perlunya belajar tata nilai, budaya, dan pandangan etnis lain ... memilih yang baik, mengabaikan yang buruk. Dalam jangka panjang, itulah hasil asimilasi budaya ... yang terbaik dari masing-masing sumber yang akan bertahan dalam komunitas bersama. Salam --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Yitzhak ben Zvi yitzhak.ben...@... wrote: shalom aleikem, Apa yang bung Gho Zal Li ingin sampaikan disini? Bahwa manusia itu secara kodrat sama? kodrat ini adalah kata yang berat, import dari Gurun Pasir. Judul posting bung Ghozali ini adalah asimilasi tetapi didalamnya adalah perkawinan interasial? Sebenarnya apa yang mau disampaikan disini? Bahwa perkawinan InterRasial itu adalah Asimilasi? Saya jelas menolak, Perkawinan Inter Rasial adalah ranah Biologi. Sedangkan Asimilasi adalah ranah Sosilogi. Jelas dua mata pelajaran yang berbeda, bahkan juga dua jalur mata pencaharian berbeda bagi guru. ditambah lagi manusia secara kodrat adalah sama, adalah ranah teologi. Harus dibedakan, Mencampurkan ras dalam perkawinan bukanlah asimilasi. Miscegenation atau perkawinan inter ras, berbeda dengan assimilation. Asimilasi lebih ke pencampuran budaya, dan budaya bisa bercampur tidak harus melalui Perkawinan antar Ras, dan sebaliknya, dengan perkawinan antar ras pun, budaya belum tentu bercampur. 2010/9/5 ghozalli2...@... Sesungguhnya secara kodrat manusia itu satu adanya. Tidak peduli apakah dia itu berasal dari etnis Jawa, Sunda, Tionghoa, atau apa saja. Contoh soal seorang pria dari etnis apapun bisa tertarik pada wanita yg cocok di hatinya tanpa memandang etnis si wanita, demikian pula sebaliknya Manusia berbeda dari binatang yg cuma mau 'kawin biologis' pada jenis (genus)nya saja contoh macan belang tidak kawin sama macan kumbang, meskipun sesama macan (kecuali dipaksakan spt dipenangkaran). Manusia bisa kawin biologis lintas etnis dan lintas ras tanpa ada keganjilan atau paksaan. Jadi yg membatasi manusia sulit berasimilasi adalah lingkungan, pendidikan, budaya, dan agama. Kalau si pria berbeda agama atau budaya dari si wanita, maka sulit sekali terjadi perkawinan. Juga lingkungan berpengaruh besar terhadap proses perkawinan. Itulah mengapa asimilasi tidak bisa dipaksakan dan tidak berjalan mulus., walaupun di negara komunis atau sosialis sekalipun, apalagi negara demokratis spt Indonesia dan ini menyangkut hak azasi manusia. RGDS.TG Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya-tionghoa.net :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :. Yahoo! Groups Links
[budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta
@Yitzhak: Benar sekali, memang sebaiknya diselesaikan secara dewasa. Oknum pedagang tersebut digelandang saja ke polisi. Koko saya waktu itu masih muda sekali, dan memang norma di masyarakat muda Blitar jaman itu lebih mendukung menyelesaikan kasus secara personal. Mengadukan ke polisi dianggap jalan terakhir. Kalau jaman cowboy-an istilahnya, loe berani, gua berani .. ya sudah mari berdua ke lapangan. Sudah itu kita mampir beli pleret, boncengan yach. Yang menang mbayari. Jelas, itu tidak bijak untuk jaman sekarang. Namun, saya mendukung tindakan keras balik masyarakat terhadap rasialisme, terutama dalam konteks kejahatan di jalanan. Seperti kasus yang dialami mahasiswi tersebut. Seharusnya masyarakat belajar untuk menunjukkan secara nyata sikap bersama yang tegas, bahwa kejahatan apalagi dibumbui dengan rasialisme .. no way. Idealnya digelandang saja ramai-ramai ke kantor polisi, namun bukankah seringkali di jalanan akan terjadi perlawanan dari pelaku kejahatan. Jadi bagaimana lagi? Btw, saya kurang paham dengan kasus Pontianak. Sepertinya anda menyalahkan dari etnis Tionghoa melalui istilah anda belalang bermata sipit. Mohon dijelaskan, biar bisa jadi pembelajaran kita semua. Salam --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Hendra Bujang hendra_buj...@... wrote: Enggak ada salahnya sekali2 melakukan perlawanan terutama terhadap mereka yang sudah brutal n mengancam jiwa. Lari atau menghindar bukan solusi terbaik terutama jika mereka berkelompok, biasanya makin kalap.  Yang penting lumpuhkan lawan secepat mungkin plus tuntas di tempat! Itu aja kuncinya. Namanya juga dunia jalanan..dunia yang keras. Best Regards, Hendra Bujang Mobile I   : 0878 7828 7808 Mobile II : 0856 190 9109 Knowing Is Not Enough, We Must Apply Willing Is Not Enough, We Must Do  --- On Sun, 9/5/10, Yitzhak ben Zvi yitzhak.ben...@... wrote: From: Yitzhak ben Zvi yitzhak.ben...@... Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Sunday, September 5, 2010, 12:03 PM  nah ini dia! Sungguh mirip dengan yang terjadi di Pontianak 2007 silam, Apa yang terjadi pertama adalah peristiwa serempetan biasa. Lalu timbul adu jotos. Lalu timbullah kerusuhan Rasial. Seharusnya, apa yang dilakukan oleh koko nya bro Ikkyosensei, tidak perlu dilakukan dan tindakan tersebut merupakan tindakan bodoh dalam dunia yang beradab dalam sebuah negara ber-asaskan hukum. Pada sebuah negara maju, mungkin kokonya bro Ikkyosensei sudah dibui sekian tahun. Karena memukul orang. Jadi jangan bangga dengan menyerukan agar lain kali tindakan barbar tersebut dibenarkan dan dilakukan di Indonesia. Karena beda komplek perumahan beda belalang, bahkan dalam satu komplek perumahan belalangnya juga bisa berbeda, apalagi belalangnya bermata sipit. Peristiwa Pontianak pada 2007 tersebut tidak ingin kita ulangi dimanapun. shalom aleikem, Yitzhak Ben Zvi 2010/9/4 ikkyosensei_ym ikkyosen...@...  Kebetulan di tanah kelahiran saya Blitar, rasialisme (dalam pengertian pelecehan ras tertentu) walaupun masih ada.. namun sudah tidak laku (tidak mendapat dukungan publik). Jadi ingat kasus mamah koko saya. Koko, waktu itu SMA kelas 2-an, boncengi sepeda mamah ke pasar. Waktu di tikungan, nyenggol gerobak pedagang syur. Koko mamah nyungsep, barang dagangan sayuran orang tersebut berantakan di jalan. Setelah mamah dapat obat merah dari penduduk, terus mamah menghitung harga sayuran-sayuran yang rusak karena telah tumpah di jalan tersebut. Dibayar, karena mamah kasihan khan barang dagangan tersebut buat ngasih makan keluarga mereka di rumah. Terus basa-basi mamah tanya, ada badan pedagangnya yang sakit nggak? Padahal mamah, koko, dan penduduk tahu, yang kesenggol itu gerobaknya, bukan orangnya yang lagi berdiri di trotoar. Nggak tahu, setan apa itu kepala orang itu. Dari tenang damai, karena dagangannya laku keras, tiba-tiba teriak-teriak minta ganti rugi uang kaget. Ya benar, istilahnya uang kaget. Mungkin kaget, kok naruh gerobak di tikungan yang bikin orang nyungsep ... malah dapat kesempatan malak kali. Aku setuju, dengan tindakan kokoku yang kaget juga dan langsung gebuk tendang pedagang tersebut. Sekalian nambah uang saku buat ongkos ke rumah sakitnya. Dan juga, setuju kepada publik yang memberi kesempatan beberapa puluh jotosan baru memisah. Saran, lain kali kalau terjadi kasus seperti itu di tempat publik ... jangan ragu untuk dijotosi massal saja. Kalau di Jawa, bahkan dibakar sekalian. Salam --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, kusalacitto gunawan gunawan@ wrote: hmm.. gimana ya, saya mau sedikit memberikan pengalaman berdasar atas yang saya alami dan kemudian saya coba pahami. Sebagai konsekuensi dari kebudayaan yang sudah berlaku nasional maka Cina atau Tionghoa sudah dan akan selalu menjadi bahan
[budaya_tionghua] RE: Mo tanya masalah tanggal lahir
sebelumnya salam kenal ya saya baru neh di group budaya tionghua saya mo tanya maslah tanggal lahir karena selama ini saya tidak tau tanggal lahir masehi saya. tanggal lahir china saya tgl 8 agustus 1984 saya mo tau tanggal lahir masehi saya berapa dan saya jg mo tanya tanggal lahir mama saya tgl cina nya 18 agustus 1965 berapa tanggal lahir masehinya
Re: [budaya_tionghua] RE: Mo tanya masalah tanggal lahir
Menurut tanggal masehi, anda lahir pd tgl 3 September 1984 dan mama anda tgl 13 September 1965 From: evi riana v1ol3...@yahoo.com To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Sun, September 5, 2010 2:11:27 PM Subject: [budaya_tionghua] RE: Mo tanya masalah tanggal lahir sebelumnya salam kenal ya saya baru neh di group budaya tionghua saya mo tanya maslah tanggal lahir karena selama ini saya tidak tau tanggal lahir masehi saya. tanggal lahir china saya tgl 8 agustus 1984 saya mo tau tanggal lahir masehi saya berapa dan saya jg mo tanya tanggal lahir mama saya tgl cina nya 18 agustus 1965 berapa tanggal lahir masehinya
Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta
Ada waktunya pakai otak Ada waktunya pakai otot Kalau membela membabi buta sesama Tionghoa tanpa lihat kebenaran atau fakta di lapangan, itu namanya Sok Pahlawan! Itu sih gak usah ba bi bu lagi, pantas digebukin orang2 sekampung...itu namanya pakai otot dan gak pakai otak. Jika kondisi Sok Pahlawan ini terjadi, Saya percaya akan menjadi pemicu masalah rasis dalam hal ini. Karena publik akan melihat ketidakadilan didepan mata mereka! Kalau anda dirampok atau ditodong orang apalagi diejek dengan kata2 rasis, sebisa mungkin relakan saja...anggap saja lagi buang sial atau berderma bagi mereka yang tidak mampu! Selama masih bisa menghindar, yah menghindar saja Kalau anda sudah dirampok dan ditodong namun masih mau ditusuk or dilukai sehingga membahayakan jiwa anda dan keluarga, yah anda harus berani self defense donk! Masak anda pasrah aja ditusuk2? Itu namanya pengecut! Walaupun mungkin publik tidak berani membela anda, namun mereka juga bisa melihat fakta dan kebenaran di lapangan. Selama anda benar, mereka juga tidak akan membela si perampok/penodong. Dalam hal ini saya tidak percaya akan terjadi masalah rasis untuk kondisi seperti ini. Jadi jika sudah dalam posisi seperti itu, yah selesaikan oknum2 tersebut secepat mungkin...sekali anda melumpuhkan 2-3 org dengan tegas, oknum yang lain pasti langsung jerih dan kabur dengan sendirinya.. Yang saya tulis diatas adalah pengalaman saya sewaktu kerusuhan 98 dan pada saat masih kuliah naik bus atau nunggu di halte bus...Salah satu kejadian terakhir (Y-2005) yang saya ingat adalah pada saat kita ditodong di halte bus Ratu Plaza, Jakarta oleh 3 oknum, dengan pasrah kita memberikan dompet + hp namun masih juga diejek2 masalah rasis (karena sipit) dan parahnya setelah memberi pasrah masih mau ditusuk pakai badik lagi...yah wess, mau enggak mau yah fight! Baik satpam or orang2 sekitar tidak ada tuh yang belain si penodong, tapi mereka juga tidak berani menolong...(mungkin karena takut atau justru saling kenal karena sering nongkrong disana?) nah kalau anda dihadapkan dengan posisi seperti ini, apa yang anda lakukan? pasrah aja ditusuk karena takut kalau melawan nantinya akan jadi kerusuhan anti cina? Mau pidato soal hukum sama mereka? Polisi diseberang jalan aja cuma ngeliat aja loh...Kejadian seperti ini kerap kali terjadi n menimpa mahasiswa2 terutama rekan2 sekampus! Mau ngadu kepada siapa Jadi jangan bicara soal HUKUM kalau dijalan...Mana mungkin anda ada waktu untuk berpidato HAM or HUKUM dengan merekaSyukur2 kalau ketemu Polisi Patroli, masih bisa minta tolong berlindung.Kalau enggak ada??? Jadi tolong bedakan kedua kondisi diatas...anda mungkin terlalu lama tinggal di luar negeri sehingga tidak pernah mengalami kondisi kekerasan di jalan. Best Regards, Hendra Bujang Mobile I : 0878 7828 7808 Mobile II : 0856 190 9109 Knowing Is Not Enough, We Must Apply Willing Is Not Enough, We Must Do --- On Sun, 9/5/10, Yitzhak ben Zvi yitzhak.ben...@gmail.com wrote: From: Yitzhak ben Zvi yitzhak.ben...@gmail.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Sunday, September 5, 2010, 12:54 PM mungkin itu juga yang ada dalam pikiran Gouw Ek San ketika dia menonjok sampai berdarah-darah tetangganya. Yang lebih konyolnya Ek San hanya membela tetangganya yang lain (tionghoa) yang serempetan mobil dengan tetangga lainnnya (yang Melayu). Alias Sok Pahlawan Hasilnya adalah, Penrusakan berdasar Rasial terjadi di Pontianak, dari berburu Ek San menjadi berburu Cina. Kelenteng dirusak massa. Ek San harus merelakan rumahnya dirusak massa. Dan seluruh keluarganya eksodus keluar Kalimantan. Ek San sih tidak luka apa-apa, tetapi saya yakin di dalam bilik terdalam jantungnya dia merasa menyesal. Untung semua pihak menahan diri, kerusuhan tidak meluas. Pers Nasional tidak membicarakan, akhirnya kasus mendingin. Inilah yang terjadi kalau orang berpikir pakai kepalan bukan otak ataupun akal sehat. apa yang ingin anda capai dengan menjotos atau melukai lawan Anda? Kepuasan pribadi? Lalu sanggup ga tanggung jawab atas akibat yang akan terjadi kemudian? Kita ini negara hukum, ada masalah apapun selesaikan di ranah hukum. Masalah menang atau kalah urusan belakang, intinya adalah efek jera. 2010/9/5 Hendra Bujang hendra_buj...@yahoo.com Enggak ada salahnya sekali2 melakukan perlawanan terutama terhadap mereka yang sudah brutal n mengancam jiwa. Lari atau menghindar bukan solusi terbaik terutama jika mereka berkelompok, biasanya makin kalap. Yang penting lumpuhkan lawan secepat mungkin plus tuntas di tempat! Itu aja kuncinya. Namanya juga dunia jalanan..dunia yang keras. Best Regards, Hendra Bujang Mobile I : 0878 7828 7808 Mobile II : 0856 190 9109 Knowing Is Not Enough, We Must Apply Willing Is Not Enough, We Must Do --- On Sun, 9/5/10, Yitzhak ben Zvi
Re: [budaya_tionghua] RE: Mo tanya masalah tanggal lahir
Kalau tidak salah September 3 , 1984 September 13, 1965 Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone -Original Message- From: evi riana v1ol3...@yahoo.com Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Sun, 5 Sep 2010 00:11:27 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] RE: Mo tanya masalah tanggal lahir sebelumnya salam kenal ya saya baru neh di group budaya tionghua saya mo tanya maslah tanggal lahir karena selama ini saya tidak tau tanggal lahir masehi saya. tanggal lahir china saya tgl 8 agustus 1984 saya mo tau tanggal lahir masehi saya berapa dan saya jg mo tanya tanggal lahir mama saya tgl cina nya 18 agustus 1965 berapa tanggal lahir masehinya
Bls: [budaya_tionghua] RE: Mo tanya masalah tanggal lahir
Dari: evi riana v1ol3...@yahoo.com Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Terkirim: Ming, 5 September, 2010 14:11:27 Judul: [budaya_tionghua] RE: Mo tanya masalah tanggal lahir sebelumnya salam kenal ya saya baru neh di group budaya tionghua saya mo tanya maslah tanggal lahir karena selama ini saya tidak tau tanggal lahir masehi saya. tanggal lahir china saya tgl 8 agustus 1984 saya mo tau tanggal lahir masehi saya berapa dan saya jg mo tanya tanggal lahir mama saya tgl cina nya 18 agustus 1965 berapa tanggal lahir masehinya Tgl china : 8 agustus 1984 ( Tgl masehi : Senin, 3 september 1984). Tgl china : 18 agustus 1965( Tgl masehi : Senin, 13 september 1965) . t_t_._,_.___tt Reply to sender | Reply to group | Reply via web post | Start a New Topic Messages in this topic (1) Recent Activity:* New Members 4 Visit Your Group .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya-tionghoa.net :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :. Switch to: Text-Only, Daily Digest • Unsubscribe • Terms of Use .
[budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta
Yitzhak Saya tidak mengerti, yang sedang anda salahkan itu Ek San yang membela tetangganya ataukah meluasnya masalah menjadi rasialisme? Saya pikir, tidak ada masalah seseorang membela tetangganya. Sebutan Sok Pahlawan anda itu, hanya menunjukkan pola pikir anda sendiri jika di posisi Ek San. Coba jelaskan lebih lanjut, bagaimana kasusnya sehingga Ek San sampai memukul tetangga (yang kebetulan Melayu) tersebut. Jika permasalahannya sudah jelas, baru kita bisa menyebut apakah Ek San bersalah ataukah tidak, saat Sok Pahlawan tersebut. Walaupun memang benar sekali, kita ini negara hukum, idealnya ada masalah apapun selesaikan di ranah hukum. Salam --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Yitzhak ben Zvi yitzhak.ben...@... wrote: mungkin itu juga yang ada dalam pikiran Gouw Ek San ketika dia menonjok sampai berdarah-darah tetangganya. Yang lebih konyolnya Ek San hanya membela tetangganya yang lain (tionghoa) yang serempetan mobil dengan tetangga lainnnya (yang Melayu). Alias Sok Pahlawan Hasilnya adalah, Penrusakan berdasar Rasial terjadi di Pontianak, dari berburu Ek San menjadi berburu Cina. Kelenteng dirusak massa. Ek San harus merelakan rumahnya dirusak massa. Dan seluruh keluarganya eksodus keluar Kalimantan. Ek San sih tidak luka apa-apa, tetapi saya yakin di dalam bilik terdalam jantungnya dia merasa menyesal. Untung semua pihak menahan diri, kerusuhan tidak meluas. Pers Nasional tidak membicarakan, akhirnya kasus mendingin. Inilah yang terjadi kalau orang berpikir pakai kepalan bukan otak ataupun akal sehat. apa yang ingin anda capai dengan menjotos atau melukai lawan Anda? Kepuasan pribadi? Lalu sanggup ga tanggung jawab atas akibat yang akan terjadi kemudian? Kita ini negara hukum, ada masalah apapun selesaikan di ranah hukum. Masalah menang atau kalah urusan belakang, intinya adalah efek jera. 2010/9/5 Hendra Bujang hendra_buj...@... Enggak ada salahnya sekali2 melakukan perlawanan terutama terhadap mereka yang sudah brutal n mengancam jiwa. Lari atau menghindar bukan solusi terbaik terutama jika mereka berkelompok, biasanya makin kalap. Yang penting lumpuhkan lawan secepat mungkin plus tuntas di tempat! Itu aja kuncinya. Namanya juga dunia jalanan..dunia yang keras. *Best Regards,* *Hendra Bujang* *Mobile I : 0878 7828 7808 * *Mobile II : 0856 190 9109* *Knowing Is Not Enough, We Must Apply* *Willing Is Not Enough, We Must Do * --- On *Sun, 9/5/10, Yitzhak ben Zvi yitzhak.ben...@...* wrote: From: Yitzhak ben Zvi yitzhak.ben...@... Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Sunday, September 5, 2010, 12:03 PM nah ini dia! Sungguh mirip dengan yang terjadi di Pontianak 2007 silam, Apa yang terjadi pertama adalah peristiwa serempetan biasa. Lalu timbul adu jotos. Lalu timbullah kerusuhan Rasial. Seharusnya, apa yang dilakukan oleh koko nya bro Ikkyosensei, tidak perlu dilakukan dan tindakan tersebut merupakan tindakan bodoh dalam dunia yang beradab dalam sebuah negara ber-asaskan hukum. Pada sebuah negara maju, mungkin kokonya bro Ikkyosensei sudah dibui sekian tahun. Karena memukul orang. Jadi jangan bangga dengan menyerukan agar lain kali tindakan barbar tersebut dibenarkan dan dilakukan di Indonesia. Karena beda komplek perumahan beda belalang, bahkan dalam satu komplek perumahan belalangnya juga bisa berbeda, apalagi belalangnya bermata sipit. Peristiwa Pontianak pada 2007 tersebut tidak ingin kita ulangi dimanapun. shalom aleikem, Yitzhak Ben Zvi 2010/9/4 ikkyosensei_ym ikkyosen...@...http://us.mc345.mail.yahoo.com/mc/compose?to=ikkyosen...@... Kebetulan di tanah kelahiran saya Blitar, rasialisme (dalam pengertian pelecehan ras tertentu) walaupun masih ada.. namun sudah tidak laku (tidak mendapat dukungan publik). Jadi ingat kasus mamah koko saya. Koko, waktu itu SMA kelas 2-an, boncengi sepeda mamah ke pasar. Waktu di tikungan, nyenggol gerobak pedagang syur. Koko mamah nyungsep, barang dagangan sayuran orang tersebut berantakan di jalan. Setelah mamah dapat obat merah dari penduduk, terus mamah menghitung harga sayuran-sayuran yang rusak karena telah tumpah di jalan tersebut. Dibayar, karena mamah kasihan khan barang dagangan tersebut buat ngasih makan keluarga mereka di rumah. Terus basa-basi mamah tanya, ada badan pedagangnya yang sakit nggak? Padahal mamah, koko, dan penduduk tahu, yang kesenggol itu gerobaknya, bukan orangnya yang lagi berdiri di trotoar. Nggak tahu, setan apa itu kepala orang itu. Dari tenang damai, karena dagangannya laku keras, tiba-tiba teriak-teriak minta ganti rugi uang kaget. Ya benar, istilahnya uang kaget. Mungkin kaget, kok naruh gerobak di tikungan yang bikin orang nyungsep ... malah dapat kesempatan malak kali. Aku setuju, dengan tindakan kokoku yang kaget juga dan langsung
Bls: [budaya_tionghua] RE: Mo tanya masalah tanggal lahir
Ibu Evi. Menurut perhitungan 8 Nyet Cho 8,1984 (8 Agustus 1984 Imlek) jatuh pd tgl.3 September 1984 Hari Senin. Sedangkan 8 Nyet 18,1965 (18 Agustus 1965 Imlek) jatuh pd tgl.13 September 1965 Hari Senin. Semoga membantu.Terima kasih. Dari: evi riana v1ol3...@yahoo.com Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Terkirim: Ming, 5 September, 2010 14:11:27 Judul: [budaya_tionghua] RE: Mo tanya masalah tanggal lahir sebelumnya salam kenal ya saya baru neh di group budaya tionghua saya mo tanya maslah tanggal lahir karena selama ini saya tidak tau tanggal lahir masehi saya. tanggal lahir china saya tgl 8 agustus 1984 saya mo tau tanggal lahir masehi saya berapa dan saya jg mo tanya tanggal lahir mama saya tgl cina nya 18 agustus 1965 berapa tanggal lahir masehinya
Bls: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta
Dear Ikkyo Sensei, Maksud si Yahudi itu, Tionghoa Singkawang jangan bela sesama Tionghoa kalo ada Melayu yg gaplok si Tionghoa. Emang dasar pengecut tuh orang...!!! --- Pada Ming, 5/9/10, ikkyosensei_ym ikkyosen...@gmail.com menulis: Dari: ikkyosensei_ym ikkyosen...@gmail.com Judul: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Minggu, 5 September, 2010, 11:40 AM Yitzhak Saya tidak mengerti, yang sedang anda salahkan itu Ek San yang membela tetangganya ataukah meluasnya masalah menjadi rasialisme? Saya pikir, tidak ada masalah seseorang membela tetangganya. Sebutan Sok Pahlawan anda itu, hanya menunjukkan pola pikir anda sendiri jika di posisi Ek San. Coba jelaskan lebih lanjut, bagaimana kasusnya sehingga Ek San sampai memukul tetangga (yang kebetulan Melayu) tersebut. Jika permasalahannya sudah jelas, baru kita bisa menyebut apakah Ek San bersalah ataukah tidak, saat Sok Pahlawan tersebut. Walaupun memang benar sekali, kita ini negara hukum, idealnya ada masalah apapun selesaikan di ranah hukum. Salam --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Yitzhak ben Zvi yitzhak.ben...@... wrote: mungkin itu juga yang ada dalam pikiran Gouw Ek San ketika dia menonjok sampai berdarah-darah tetangganya. Yang lebih konyolnya Ek San hanya membela tetangganya yang lain (tionghoa) yang serempetan mobil dengan tetangga lainnnya (yang Melayu). Alias Sok Pahlawan Hasilnya adalah, Penrusakan berdasar Rasial terjadi di Pontianak, dari berburu Ek San menjadi berburu Cina. Kelenteng dirusak massa. Ek San harus merelakan rumahnya dirusak massa. Dan seluruh keluarganya eksodus keluar Kalimantan. Ek San sih tidak luka apa-apa, tetapi saya yakin di dalam bilik terdalam jantungnya dia merasa menyesal. Untung semua pihak menahan diri, kerusuhan tidak meluas. Pers Nasional tidak membicarakan, akhirnya kasus mendingin. Inilah yang terjadi kalau orang berpikir pakai kepalan bukan otak ataupun akal sehat. apa yang ingin anda capai dengan menjotos atau melukai lawan Anda? Kepuasan pribadi? Lalu sanggup ga tanggung jawab atas akibat yang akan terjadi kemudian? Kita ini negara hukum, ada masalah apapun selesaikan di ranah hukum. Masalah menang atau kalah urusan belakang, intinya adalah efek jera. 2010/9/5 Hendra Bujang hendra_buj...@... Enggak ada salahnya sekali2 melakukan perlawanan terutama terhadap mereka yang sudah brutal n mengancam jiwa. Lari atau menghindar bukan solusi terbaik terutama jika mereka berkelompok, biasanya makin kalap. Yang penting lumpuhkan lawan secepat mungkin plus tuntas di tempat! Itu aja kuncinya. Namanya juga dunia jalanan..dunia yang keras. *Best Regards,* *Hendra Bujang* *Mobile I : 0878 7828 7808 * *Mobile II : 0856 190 9109* *Knowing Is Not Enough, We Must Apply* *Willing Is Not Enough, We Must Do * --- On *Sun, 9/5/10, Yitzhak ben Zvi yitzhak.ben...@...* wrote: From: Yitzhak ben Zvi yitzhak.ben...@... Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Sunday, September 5, 2010, 12:03 PM nah ini dia! Sungguh mirip dengan yang terjadi di Pontianak 2007 silam, Apa yang terjadi pertama adalah peristiwa serempetan biasa. Lalu timbul adu jotos. Lalu timbullah kerusuhan Rasial. Seharusnya, apa yang dilakukan oleh koko nya bro Ikkyosensei, tidak perlu dilakukan dan tindakan tersebut merupakan tindakan bodoh dalam dunia yang beradab dalam sebuah negara ber-asaskan hukum. Pada sebuah negara maju, mungkin kokonya bro Ikkyosensei sudah dibui sekian tahun. Karena memukul orang. Jadi jangan bangga dengan menyerukan agar lain kali tindakan barbar tersebut dibenarkan dan dilakukan di Indonesia. Karena beda komplek perumahan beda belalang, bahkan dalam satu komplek perumahan belalangnya juga bisa berbeda, apalagi belalangnya bermata sipit. Peristiwa Pontianak pada 2007 tersebut tidak ingin kita ulangi dimanapun. shalom aleikem, Yitzhak Ben Zvi 2010/9/4 ikkyosensei_ym ikkyosen...@...http://us.mc345.mail.yahoo.com/mc/compose?to=ikkyosen...@... Kebetulan di tanah kelahiran saya Blitar, rasialisme (dalam pengertian pelecehan ras tertentu) walaupun masih ada.. namun sudah tidak laku (tidak mendapat dukungan publik). Jadi ingat kasus mamah koko saya. Koko, waktu itu SMA kelas 2-an, boncengi sepeda mamah ke pasar. Waktu di tikungan, nyenggol gerobak pedagang syur. Koko mamah nyungsep, barang dagangan sayuran orang tersebut berantakan di jalan. Setelah mamah dapat obat merah dari penduduk, terus mamah menghitung harga sayuran-sayuran yang rusak karena telah tumpah di jalan tersebut. Dibayar, karena mamah kasihan khan barang dagangan tersebut buat ngasih makan keluarga mereka di rumah. Terus basa-basi mamah tanya, ada badan pedagangnya yang sakit nggak? Padahal mamah, koko, dan penduduk tahu
RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta
sekian lama sy merasa cara ahimsa nya mahatma gandhi adalah paling baik, maka sy lebih merasa cara bun lebih baik dari bu. pilihan sy ini sejalan dg pandangan 1 generasi di atas sy, tentunya berdasarkan pengalaman mereka masa itu. di singkawang dulu ada seorang jago kungfu yg sekarang sy lupa nama aslinya siapa (dulu sy tidak tau) tapi dikenal dg panggilan cimuk On. dalam suatu pertandingan persahabatan dg jago karate dari jepang, setelah si jepang pulang ke rumah, muntah darah dan mati. cimuk On kemudian jadi buron dan disembunyikan murid2nya di jakarta, dan sampai akhir hayatnya tinggal di jl. TSS. kejadian itu mungkin salah satu kejadian yg membuat trauma shg setelah itu tidak terdengar lagi cerita2 pembela kebenaran dari singkawang. padahal jika dirunut-runut ke belakang, sy rasa nenek moyang orang tionghua di singkawang rata2 menguasai ilmu bela diri yg cukup mumpuni shg mampu mengatasi medan yg berat. pd jaman orba, di tingkat kebijakan, semua yg berbau cina sebisa mungkin dihilangkan. di tingkat implementasi, sejak anak2 sdh timbul kebencian yg sangat kental terhadap cina di kalangan melayu, entah apa yg ada di pikiran anak2 itu sehingga harus malak dan ngajak berantem. dan tambah menjadi-jadi karena tidak ada lagi komunitas tionghua yg mengajarkan ilmu bela diri. sy sendiri waktu umur 9 atau 10 tahun di suatu malam pulang dari belanja di warung sendirian, pernah dicegat dan dikerubuti 6-7 anak2 tetangga tapi karena gelap, sepi, gak ada pilihan lain, lebih baik melawan sebisanya daripada mati konyol. itu pengalaman berantem satu2nya yg sy punyai, hehehe . komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja, yg setau sy belum pernah ada sejarahnya, gereja mengadakan latihan ilmu bela diri, kungfu atau karate atau boxing sekalipun. sesepuh2 yg dianggap bijaksana sbg tempat mengadu, biasanya menenangkan dg kata2: sebisa mungkin kita menghindar saja, biarkan mereka berbuat jahat terhadap kita, suatu saat mereka pasti akan ketemu orang yg membuat mereka jera. tapi dari hari ke hari, semakin banyak yg ngomong begitu, sementara orang yg akan memberi pelajaran yg membuat jera, tak kunjung muncul, hehehe dlm sebuah retret meditasi, sy ketemu kawan2 dari makassar. salah satunya sangat menggemari ilmu beladiri, bahkan di retret sebelumnya katanya dia ketemu seorang ahli taichi yg masih muda huaqiao dari amerika. yg mengagetkan sy, teman ini bercerita bahwa ia sering duel dg tukang2 becak di sana. kalau ada yg belagu atau ngata2in cino, dia akan pancing ke tempat sepi, dan hajar di sana, tapi jangan sampai mati, katanya, hehehe padahal ia adalah seorang sarjana hukum. semoga di pontianak dan daerah2 lain semakin banyak orang2 spt teman makassar itu atau spt koko dari ikkyosensei, maka menurut sy, huaren akan lebih dipandang dlm kehidupan bermasyarakat secara nasional. -Original Message- From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com]on Behalf Of ikkyosensei_ym Sent: 05 September 2010 7:50 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta [ ] Tapi, untuk kasus koko saya itu, memang sempat keluar umpatan tongsenghugnya Cino kowe. Dasar jiwa fisik muda, apalagi koko saya waktu itu khan pelatih karate di batalyon 511 Blitar. :) Ya setelah itu, di rumah, dia menyesal juga. Diajak duduk ngomong, mungkin akan memberikan dampak positif yang lebih luas.
[budaya_tionghua] Re: PAT BIE TO
Pa Adi, mudah2an bersedia cerita sedikit tentang kisah Pat Bie To ini. Dan apakah akan dicopy ke kertas atau discan pdf ? --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Adi Mulya adimuly...@... wrote: alhamdulillah, sekarang saya sudah ada copyannya, dan rencana akan saya kopi buku itu beberapa untuk menyediakan yang ingin membacanya. --- Pada Ming, 5/9/10, david_ap...@... david_ap...@... menulis: Dari: david_ap...@... david_ap...@... Judul: Re: [budaya_tionghua] PAT BIE TO Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Minggu, 5 September, 2010, 11:22 AM  Boleh tahu untuk mendapatkan copyan buku ini dimana pak? Terima kasih banyak. Best regards, Sent from BlackBerry® on 3From: Adi Mulya adimuly...@... Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Sat, 4 Sep 2010 12:02:02 +0800 (SGT)To: budaya_tionghua@yahoogroups.comReplyTo: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] PAT BIE TO  terimakasih atas segala attensi anda, saya hanya penggemar cerita legenda yang terjadi di zaman 100 san tahun yang lalu di bumi kita Indonesia, dan alhamdulillah saya akan segera mendapatkan buku itu walaupun hanya dalam bentuk copyan saja --- Pada Jum, 3/9/10, Mr david djauhari david_ap...@... menulis: Dari: Mr david djauhari david_ap...@... Judul: Re: [budaya_tionghua] PAT BIE TO Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Jumat, 3 September, 2010, 1:22 PM  Pak Adi yang baik, Maaf sebelumnya apakah anda memiliki buku Pat Bie To ini yg dalam format pdf nya? sepertinya email dari mobile saya gak masuk... nih gak tau kenapa. kemudian informasi apa saja yang dibutuhkan mengenai buku ini? terima kasih banyak sebelumnya... Best Regards, --- On Wed, 8/25/10, Adi Mulya adimuly...@... wrote: From: Adi Mulya adimuly...@... Subject: [budaya_tionghua] PAT BIE TO To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Wednesday, August 25, 2010, 9:34 AM  Kepada yang terhormat, Saudara saudara saya di milist Budaya tionghoa yang saya cintai, saya mohon informasi barangkali saudara saudara ada yang tahu tentang sebuahLegenda Cerita PAT BIE TO,dari Parakan jawa tengah, yang diceritakan oleh HAUW LIAN OEN, cetakan dari Tasikmalaya, sekitar tahun 1900san, barangkali siapa saja yang mengetahui sudilah kiranya memberi tahu kami sebelum, dan sesudahnya saya terimakasih sekali.
Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta
komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja Maksudnya apa yah? Menurut saya malah sok maju lho. Ibarat berlian dirmh sendiri ga keliatan tp sok jualan kristal dr negeri seberang kalo bicaranya seperti itu. -Original Message- From: sf sa...@indosat.net.id Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Mon, 6 Sep 2010 11:29:09 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta sekian lama sy merasa cara ahimsa nya mahatma gandhi adalah paling baik, maka sy lebih merasa cara bun lebih baik dari bu. pilihan sy ini sejalan dg pandangan 1 generasi di atas sy, tentunya berdasarkan pengalaman mereka masa itu. di singkawang dulu ada seorang jago kungfu yg sekarang sy lupa nama aslinya siapa (dulu sy tidak tau) tapi dikenal dg panggilan cimuk On. dalam suatu pertandingan persahabatan dg jago karate dari jepang, setelah si jepang pulang ke rumah, muntah darah dan mati. cimuk On kemudian jadi buron dan disembunyikan murid2nya di jakarta, dan sampai akhir hayatnya tinggal di jl. TSS. kejadian itu mungkin salah satu kejadian yg membuat trauma shg setelah itu tidak terdengar lagi cerita2 pembela kebenaran dari singkawang. padahal jika dirunut-runut ke belakang, sy rasa nenek moyang orang tionghua di singkawang rata2 menguasai ilmu bela diri yg cukup mumpuni shg mampu mengatasi medan yg berat. pd jaman orba, di tingkat kebijakan, semua yg berbau cina sebisa mungkin dihilangkan. di tingkat implementasi, sejak anak2 sdh timbul kebencian yg sangat kental terhadap cina di kalangan melayu, entah apa yg ada di pikiran anak2 itu sehingga harus malak dan ngajak berantem. dan tambah menjadi-jadi karena tidak ada lagi komunitas tionghua yg mengajarkan ilmu bela diri. sy sendiri waktu umur 9 atau 10 tahun di suatu malam pulang dari belanja di warung sendirian, pernah dicegat dan dikerubuti 6-7 anak2 tetangga tapi karena gelap, sepi, gak ada pilihan lain, lebih baik melawan sebisanya daripada mati konyol. itu pengalaman berantem satu2nya yg sy punyai, hehehe…. komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja, yg setau sy belum pernah ada sejarahnya, gereja mengadakan latihan ilmu bela diri, kungfu atau karate atau boxing sekalipun. sesepuh2 yg dianggap bijaksana sbg tempat mengadu, biasanya menenangkan dg kata2: sebisa mungkin kita menghindar saja, biarkan mereka berbuat jahat terhadap kita, suatu saat mereka pasti akan ketemu orang yg membuat mereka jera. tapi dari hari ke hari, semakin banyak yg ngomong begitu, sementara orang yg akan memberi pelajaran yg membuat jera, tak kunjung muncul, hehehe… dlm sebuah retret meditasi, sy ketemu kawan2 dari makassar. salah satunya sangat menggemari ilmu beladiri, bahkan di retret sebelumnya katanya dia ketemu seorang ahli taichi yg masih muda huaqiao dari amerika. yg mengagetkan sy, teman ini bercerita bahwa ia sering duel dg tukang2 becak di sana. kalau ada yg belagu atau ngata2in cino, dia akan pancing ke tempat sepi, dan hajar di sana, tapi jangan sampai mati, katanya, hehehe… padahal ia adalah seorang sarjana hukum. semoga di pontianak dan daerah2 lain semakin banyak orang2 spt teman makassar itu atau spt koko dari ikkyosensei, maka menurut sy, huaren akan lebih dipandang dlm kehidupan bermasyarakat secara nasional. -Original Message- From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com]on Behalf Of ikkyosensei_ym Sent: 05 September 2010 7:50 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta […] Tapi, untuk kasus koko saya itu, memang sempat keluar umpatan tongsenghugnya Cino kowe. Dasar jiwa fisik muda, apalagi koko saya waktu itu khan pelatih karate di batalyon 511 Blitar. :) Ya setelah itu, di rumah, dia menyesal juga. Diajak duduk ngomong, mungkin akan memberikan dampak positif yang lebih luas.
Bls: [budaya_tionghua] Re: PAT BIE TO
pak DIPO yang saya hormati, cerita ini tentang Legenda nyata Tragedi percintaan dua manusia yang berakhir dengan kematian TJIOE KIEM NIOdan LIEM MA HAI --- Pada Sen, 6/9/10, Dipo dipod...@yahoo.com menulis: Dari: Dipo dipod...@yahoo.com Judul: [budaya_tionghua] Re: PAT BIE TO Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Senin, 6 September, 2010, 4:44 AM Pa Adi, mudah2an bersedia cerita sedikit tentang kisah Pat Bie To ini. Dan apakah akan dicopy ke kertas atau discan pdf ? --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Adi Mulya adimuly...@... wrote: alhamdulillah, sekarang saya sudah ada copyannya, dan rencana akan saya kopi buku itu beberapa untuk menyediakan yang ingin membacanya. --- Pada Ming, 5/9/10, david_ap...@... david_ap...@... menulis: Dari: david_ap...@... david_ap...@... Judul: Re: [budaya_tionghua] PAT BIE TO Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Minggu, 5 September, 2010, 11:22 AM  Boleh tahu untuk mendapatkan copyan buku ini dimana pak? Terima kasih banyak. Best regards, Sent from BlackBerry® on 3From: Adi Mulya adimuly...@... Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Sat, 4 Sep 2010 12:02:02 +0800 (SGT)To: budaya_tionghua@yahoogroups.comReplyTo: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] PAT BIE TO  terimakasih atas segala attensi anda, saya hanya penggemar cerita legenda yang terjadi di zaman 100 san tahun yang lalu di bumi kita Indonesia, dan alhamdulillah saya akan segera mendapatkan buku itu walaupun hanya dalam bentuk copyan saja --- Pada Jum, 3/9/10, Mr david djauhari david_ap...@... menulis: Dari: Mr david djauhari david_ap...@... Judul: Re: [budaya_tionghua] PAT BIE TO Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Jumat, 3 September, 2010, 1:22 PM  Pak Adi yang baik, Maaf sebelumnya apakah anda memiliki buku Pat Bie To ini yg dalam format pdf nya? sepertinya email dari mobile saya gak masuk... nih gak tau kenapa. kemudian informasi apa saja yang dibutuhkan mengenai buku ini? terima kasih banyak sebelumnya... Best Regards, --- On Wed, 8/25/10, Adi Mulya adimuly...@... wrote: From: Adi Mulya adimuly...@... Subject: [budaya_tionghua] PAT BIE TO To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Wednesday, August 25, 2010, 9:34 AM  Kepada yang terhormat, Saudara saudara saya di milist Budaya tionghoa yang saya cintai, saya mohon informasi barangkali saudara saudara ada yang tahu tentang sebuahLegenda Cerita PAT BIE TO,dari Parakan jawa tengah, yang diceritakan oleh HAUW LIAN OEN, cetakan dari Tasikmalaya, sekitar tahun 1900san, barangkali siapa saja yang mengetahui sudilah kiranya memberi tahu kami sebelum, dan sesudahnya saya terimakasih sekali.
Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta
Yg ditakutkan memang: satu orang melayu digebukin seorang tionghoa, satu kampung orang melayu menyerbu satu kota orang tionghoa. Maka selain unjuk keberanian melawan, juga hrs diimbangin dng kecerdikan melihat situasi. Bila perlu nggebukinnya pakai cara kkk, menutupi muka dan identitas si penggebuk! Atau habis menggebuk langsung rapat dng semua warga tionghoa, siap menghadapi pembalasan, secepatnya lapor ke pihak berwajib minta perlindungan keamanan. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: sf sa...@indosat.net.id Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Mon, 6 Sep 2010 11:29:09 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta sekian lama sy merasa cara ahimsa nya mahatma gandhi adalah paling baik, maka sy lebih merasa cara bun lebih baik dari bu. pilihan sy ini sejalan dg pandangan 1 generasi di atas sy, tentunya berdasarkan pengalaman mereka masa itu. di singkawang dulu ada seorang jago kungfu yg sekarang sy lupa nama aslinya siapa (dulu sy tidak tau) tapi dikenal dg panggilan cimuk On. dalam suatu pertandingan persahabatan dg jago karate dari jepang, setelah si jepang pulang ke rumah, muntah darah dan mati. cimuk On kemudian jadi buron dan disembunyikan murid2nya di jakarta, dan sampai akhir hayatnya tinggal di jl. TSS. kejadian itu mungkin salah satu kejadian yg membuat trauma shg setelah itu tidak terdengar lagi cerita2 pembela kebenaran dari singkawang. padahal jika dirunut-runut ke belakang, sy rasa nenek moyang orang tionghua di singkawang rata2 menguasai ilmu bela diri yg cukup mumpuni shg mampu mengatasi medan yg berat. pd jaman orba, di tingkat kebijakan, semua yg berbau cina sebisa mungkin dihilangkan. di tingkat implementasi, sejak anak2 sdh timbul kebencian yg sangat kental terhadap cina di kalangan melayu, entah apa yg ada di pikiran anak2 itu sehingga harus malak dan ngajak berantem. dan tambah menjadi-jadi karena tidak ada lagi komunitas tionghua yg mengajarkan ilmu bela diri. sy sendiri waktu umur 9 atau 10 tahun di suatu malam pulang dari belanja di warung sendirian, pernah dicegat dan dikerubuti 6-7 anak2 tetangga tapi karena gelap, sepi, gak ada pilihan lain, lebih baik melawan sebisanya daripada mati konyol. itu pengalaman berantem satu2nya yg sy punyai, hehehe…. komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja, yg setau sy belum pernah ada sejarahnya, gereja mengadakan latihan ilmu bela diri, kungfu atau karate atau boxing sekalipun. sesepuh2 yg dianggap bijaksana sbg tempat mengadu, biasanya menenangkan dg kata2: sebisa mungkin kita menghindar saja, biarkan mereka berbuat jahat terhadap kita, suatu saat mereka pasti akan ketemu orang yg membuat mereka jera. tapi dari hari ke hari, semakin banyak yg ngomong begitu, sementara orang yg akan memberi pelajaran yg membuat jera, tak kunjung muncul, hehehe… dlm sebuah retret meditasi, sy ketemu kawan2 dari makassar. salah satunya sangat menggemari ilmu beladiri, bahkan di retret sebelumnya katanya dia ketemu seorang ahli taichi yg masih muda huaqiao dari amerika. yg mengagetkan sy, teman ini bercerita bahwa ia sering duel dg tukang2 becak di sana. kalau ada yg belagu atau ngata2in cino, dia akan pancing ke tempat sepi, dan hajar di sana, tapi jangan sampai mati, katanya, hehehe… padahal ia adalah seorang sarjana hukum. semoga di pontianak dan daerah2 lain semakin banyak orang2 spt teman makassar itu atau spt koko dari ikkyosensei, maka menurut sy, huaren akan lebih dipandang dlm kehidupan bermasyarakat secara nasional. -Original Message- From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com]on Behalf Of ikkyosensei_ym Sent: 05 September 2010 7:50 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta […] Tapi, untuk kasus koko saya itu, memang sempat keluar umpatan tongsenghugnya Cino kowe. Dasar jiwa fisik muda, apalagi koko saya waktu itu khan pelatih karate di batalyon 511 Blitar. :) Ya setelah itu, di rumah, dia menyesal juga. Diajak duduk ngomong, mungkin akan memberikan dampak positif yang lebih luas.
[budaya_tionghua] Re: Arti Penting Misi Perjalanan Laksamana Zheng He (Cheng Ho) Bagi Pengembangan Bis
Quote Di filem tidak diceritakan kisah selanjutnya setelah Tiongkok (mereka sudah menyebut Cung-guo?) ditinggal mati oleh Zhu-di, dilanjutkan oleh anaknya cuma sebentar (8 bulan?) lalu cucunya meneruskan tahta. Zheng-he yang sudah di'ban' aka grounded oleh anaknya Zhu-di, lalu direhabilitasi namanya, dikasih ijin untuk melaut lagi. Sementara Zheng-he yang sudah lanjut usia, lantas perannya digantikan oleh anak cici angkatnya (atau pacarnya ya?) Sung-thian, segenerasi ama sang cucu kaisar. Saya juga menonton film serinya lokh opheng kalo ngak salah Sung Thian itu benar atau tidaknya dalam sejarah saya kurang tahu, Setau saya Laksamana Cheng Ho Sendirian, tidak memiliki anak angkat Dan yang membantu merawatnya. Nama juga film ada bumbu romantisnya opheng kalo ndak kan kagak laku tuh film seri ^_^. Di Film Sung thian itu sebenarnya anak Haram dari seorang penghianat negara membodohi kaisar sembelum Yong de. Ceritanya diperkosa, agar tdk menimbulkan aib, maka Laksamana Cheng Ho mengangkat Sung Thian dengan memberi nama, dan juga mengajarkan dia supaya bisa jadi orang besar seperti diriNya . quote : Back to topic. Kalau mau mengharap pemerintah ikut ambil bagian dalam mempromosikan Semarang dengan memanfaatkan momentum Zheng-he ini, kayaknya memang susah. Momentum 600 tahun-nya sendiri sudah lewat toh? Lagipula, kayaknya Zheng-he sendiri ndak memandang penting sekali ttg singgahnya di Semarang waktu itu, kayaknya cuma numpang ngambil air ajah buat bekal minum mereka ya? Setahu Saya diberitahu orang Klenteng, Dimaksud 600 Tahun Laksamana Cheng Ho bermeditasi sampai tingkatan kesempurnaannya di gedong batu. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ardian_c ardia...@... wrote: setau aye itu armada zheng he ngedarat di tuban , gresik gak di semarang ntu jangkar seh nurut mata aye yg masih amatir, itu jangkar belanda boekan jangkar tiongkok yg 4 mata. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Ophoeng ophoeng@ wrote: Bung Ardian, Bung Ivan dan TTM semuah, Hai, apakabar? Sudah makan? Kebetulan saya baru ajah selesai nonton video-nya Zheng He ini. Zheng-he ke Jawa (kayaknya bukan khusus ke Semarang ya?), bukannya genap 600 tahun-nya udah lewat 4-5 tahun lalu ya? Waktu itu diperingati besar-besaran di Semarang, mereka bikin replika kapalnya di kali deket kelenteng Gang Lombok(?) itu. Di Cirebon, kelenteng Thay Kak Sie deket pelabuhan itu, menyimpan satu jangkar besar yang dipercaya merupakan jangkar dari kapal anggota armada Zheng-he juga. Kaisar Zhu-di atau Yong-le ini hebat sekali pada jamananya ya. Sudah memikirkan menyusun ensiklopedi segala, sayang buku-bukunya banyak dibakar oleh penggantinya ya. Juga terpikir untuk mengirim misi muhibah segala. Sayang sekali dia gak berpikir untuk menguasai daerah yang tak bertuan - yang disinggahi oleh armada Zheng-he, misalnya. Di filem tidak diceritakan kisah selanjutnya setelah Tiongkok (mereka sudah menyebut Cung-guo?) ditinggal mati oleh Zhu-di, dilanjutkan oleh anaknya cuma sebentar (8 bulan?) lalu cucunya meneruskan tahta. Zheng-he yang sudah di'ban' aka grounded oleh anaknya Zhu-di, lalu direhabilitasi namanya, dikasih ijin untuk melaut lagi. Sementara Zheng-he yang sudah lanjut usia, lantas perannya digantikan oleh anak cici angkatnya (atau pacarnya ya?) Sung-thian, segenerasi ama sang cucu kaisar. Gak tahu apakah ada cerita selanjutnya ttg kedua penerus ini ya? Atau mereka gak sempat berkibar namanya sudah digulung oleh kaisar dari keluarga lain yang 'berontak'. Seru juga melihat mereka baku bunuh demi tahta, bahkan di antara sesama saudara dan orangtua/anak sendiri sekalipun! Kalau baca sejarah mereka, kayakanya getun - menyesali, kaisar selalu digantikan lewat pertumpahan darah, entah oleh keturunannya sendiri, atau oleh keluarga lain. Kalau saja jaman itu sudah mengenal pergantian kekuasaan tanpa pertumpahan darah, mungkin sudah sejak dulu Tiongkok berjaya dan sukses menjadi boss dunia ya? Cara Yong-le memerintah, kalau benar seperti digambarkan di filem tsb., nampaknya sudah 'demokrasi' - dia kasih kesempatan para menteri-nya untuk punya pendapat sendiri, walau keputusan terakhir selalu di tangannya jua. Memang sih agak 'aneh' kalau dibandingkan dengan demokrasi sekarang, tapi demokrasi sekarang juga akan terasa aneh: bisa pake duit supaya menang dengan suara terbanyak, jeh! Yang masih bikin bingung buat saya, nama-nama negara yang disinggahi Zheng-he, karena lafal-nya dari Guo-yu, si pembuat sub-title kayaknya asal nyebut ajah, ada yang pas, tapi banyak yang kayaknya gak nyambung. Susah menebaknya. Baca di wikipedia, daerah atau negara yang disinggahinya, banyak yang gak cocok ama yang disebut di sub-title. Susah juga sih ya, pembuat sub-title biasanya cuma asal terjemahin, kejar tayang, gak ada waktu - jadi asal jadi ajah sudah bagus, euy!
[budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta
Kebetulan di tanah kelahiran saya Blitar, rasialisme (dalam pengertian pelecehan ras tertentu) walaupun masih ada.. namun sudah tidak laku (tidak mendapat dukungan publik). Jadi ingat kasus mamah koko saya. Koko, waktu itu SMA kelas 2-an, boncengi sepeda mamah ke pasar. Waktu di tikungan, nyenggol gerobak pedagang syur. Koko mamah nyungsep, barang dagangan sayuran orang tersebut berantakan di jalan. Setelah mamah dapat obat merah dari penduduk, terus mamah menghitung harga sayuran-sayuran yang rusak karena telah tumpah di jalan tersebut. Dibayar, karena mamah kasihan khan barang dagangan tersebut buat ngasih makan keluarga mereka di rumah. Terus basa-basi mamah tanya, ada badan pedagangnya yang sakit nggak? Padahal mamah, koko, dan penduduk tahu, yang kesenggol itu gerobaknya, bukan orangnya yang lagi berdiri di trotoar. Nggak tahu, setan apa itu kepala orang itu. Dari tenang damai, karena dagangannya laku keras, tiba-tiba teriak-teriak minta ganti rugi uang kaget. Ya benar, istilahnya uang kaget. Mungkin kaget, kok naruh gerobak di tikungan yang bikin orang nyungsep ... malah dapat kesempatan malak kali. Aku setuju, dengan tindakan kokoku yang kaget juga dan langsung gebuk tendang pedagang tersebut. Sekalian nambah uang saku buat ongkos ke rumah sakitnya. Dan juga, setuju kepada publik yang memberi kesempatan beberapa puluh jotosan baru memisah. Saran, lain kali kalau terjadi kasus seperti itu di tempat publik ... jangan ragu untuk dijotosi massal saja. Kalau di Jawa, bahkan dibakar sekalian. Salam --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, kusalacitto gunawan guna...@... wrote: hmm.. gimana ya, saya mau sedikit memberikan pengalaman berdasar atas yang saya alami dan kemudian saya coba pahami. Sebagai konsekuensi dari kebudayaan yang sudah berlaku nasional maka Cina atau Tionghoa sudah dan akan selalu menjadi bahan olokan bersama seluruh Nusantara. Kalau di daerah saya, anak kecil saja sudah faham istilah rasial. Jadi dapat disebut sudah membumi. Pernah saya alami ketika masa kecil di kampung halaman, hanya berpapasan di trotoar, sengaja disenggol bahu saya (cari ribut).Belum lagi, bila anak Cina/Tionghoa kebetulan melewati kerumunan saudara etnis lain (misalnya melewati depan sekolah negeri), hampir 90% kemungkinannya pasti akan dipalak atau dibuli. Itu hanya anak kecil, bagaimana dewasanya? Jadi menurut saya ini sudah budaya lah, tetapi apakah mereka benar-benar rasis? Saya rasa tidak, karena kalau mereka rasis artinya 10tahun kemudian, ketika mereka dewasa, kita sudah tidak di negara ini atau bahkan dunia ini, karena generasi yang rasis sudah masuk ke masyarakat. Oleh karena itu, istilah yang saya pakai, mereka hanya ikut-ikutan rasis.Atau Racist by Lifestyle. Kalau bagi saya, tindakan mulut bau rasis begini sih sudah biasa, tidak akan menimbulkan efek psikologis apapun bagi saya. Paling hanya ngomel2 ke keluarga atau teman-teman. Memang pasti , walaupun tidak menimbulkan korban jiwa, tindakan demikian tidak bisa ditolerir. Bila terus dibiarkan, maka Budaya ini akan terus hidup lestari. Sudah sepantasnya, seperti tindakan yang dilakukan sodari mahasiswi dalam postingan sodari Esther SH. Melaporkan ke pihak berwajib akan memberikan efek jera kepada para pelaku yang secara lifestyle suka memakai istilah-istilah rasis. Diharapkan si pelaku akan merubah lifestylenya di lain kali setelah mendapatkan pelajaran. Tidak harus sampai pelakunya dipenjara, minimal di periksa polisi dia akan paham kalau apa yg biasa dilakukan dia itu selama ini ternyata salah. 2010/8/5 eko hermiyanto eko.hermiya...@... Kejahatan ini adalah sesuatu hal yang sangat menyedihkan. Karena, saya sendiri pernah mengalaminya secara langsung, dan ini adalah beberapa kejahatan yang terjadi di bis ibu kota yang pernah saya alami baik rasial maupun bukan: 1. pada waktu saya naik bis dari depan kampus saya Atmajaya tahun 2002, ada satu orang yang memberikan satu lembar kertas kecil yang berisi promosi jasa pemijatan. Dan orang tersebut, juga tanpa diminta, langsung serta merta memijat kaki saya, sampai ke paha bagian atas. Saya sendiri sudah menolak, tetapi orang tersebut tetap saja memaksa melakukan nya. Kemudian, tidak berapa lama, dia selesai dan turun dari bis. Satu orang di bis tersebut bertanya kepada saya, mas, HP-nya hilang gak?, dan ternyata setelah saya cek kantong celana, HP saya ternyata sudah raib. Tetapi untuk kasus yang satu ini, sebenarnya saya kagum dengan keahliannya, karena bagaimana pun juga, saya pada waktu itu memakai celana jeans yang cukup ketat sehingga mengharuskan saya untuk berdiri bilamana saya mau mengambil HP tersebut, tetapi orang tersebut bisa mengambilnya tanpa terasa ketika saya sedang duduk! 2. Saya bersama kekasih saya tercinta yang mana dia adalah seorang Hokkian, naik bis dari Karet menuju Ratu Plaza. Beberapa waktu sebelumnya harga BBM naik, dan ongkos bis dinaikkan 500 perak. Kemudian,
[budaya_tionghua] Re: Arti Penting Misi Perjalanan Laksamana Zheng He (Cheng Ho) Bagi Pengembangan Bis
Bung Ardian, Bung Ivan dan TTM semuah, Hai, apakabar? Sudah makan? Kebetulan saya baru ajah selesai nonton video-nya Zheng He ini. Zheng-he ke Jawa (kayaknya bukan khusus ke Semarang ya?), bukannya genap 600 tahun-nya udah lewat 4-5 tahun lalu ya? Waktu itu diperingati besar-besaran di Semarang, mereka bikin replika kapalnya di kali deket kelenteng Gang Lombok(?) itu. Di Cirebon, kelenteng Thay Kak Sie deket pelabuhan itu, menyimpan satu jangkar besar yang dipercaya merupakan jangkar dari kapal anggota armada Zheng-he juga. Kaisar Zhu-di atau Yong-le ini hebat sekali pada jamananya ya. Sudah memikirkan menyusun ensiklopedi segala, sayang buku-bukunya banyak dibakar oleh penggantinya ya. Juga terpikir untuk mengirim misi muhibah segala. Sayang sekali dia gak berpikir untuk menguasai daerah yang tak bertuan - yang disinggahi oleh armada Zheng-he, misalnya. Di filem tidak diceritakan kisah selanjutnya setelah Tiongkok (mereka sudah menyebut Cung-guo?) ditinggal mati oleh Zhu-di, dilanjutkan oleh anaknya cuma sebentar (8 bulan?) lalu cucunya meneruskan tahta. Zheng-he yang sudah di'ban' aka grounded oleh anaknya Zhu-di, lalu direhabilitasi namanya, dikasih ijin untuk melaut lagi. Sementara Zheng-he yang sudah lanjut usia, lantas perannya digantikan oleh anak cici angkatnya (atau pacarnya ya?) Sung-thian, segenerasi ama sang cucu kaisar. Gak tahu apakah ada cerita selanjutnya ttg kedua penerus ini ya? Atau mereka gak sempat berkibar namanya sudah digulung oleh kaisar dari keluarga lain yang 'berontak'. Seru juga melihat mereka baku bunuh demi tahta, bahkan di antara sesama saudara dan orangtua/anak sendiri sekalipun! Kalau baca sejarah mereka, kayakanya getun - menyesali, kaisar selalu digantikan lewat pertumpahan darah, entah oleh keturunannya sendiri, atau oleh keluarga lain. Kalau saja jaman itu sudah mengenal pergantian kekuasaan tanpa pertumpahan darah, mungkin sudah sejak dulu Tiongkok berjaya dan sukses menjadi boss dunia ya? Cara Yong-le memerintah, kalau benar seperti digambarkan di filem tsb., nampaknya sudah 'demokrasi' - dia kasih kesempatan para menteri-nya untuk punya pendapat sendiri, walau keputusan terakhir selalu di tangannya jua. Memang sih agak 'aneh' kalau dibandingkan dengan demokrasi sekarang, tapi demokrasi sekarang juga akan terasa aneh: bisa pake duit supaya menang dengan suara terbanyak, jeh! Yang masih bikin bingung buat saya, nama-nama negara yang disinggahi Zheng-he, karena lafal-nya dari Guo-yu, si pembuat sub-title kayaknya asal nyebut ajah, ada yang pas, tapi banyak yang kayaknya gak nyambung. Susah menebaknya. Baca di wikipedia, daerah atau negara yang disinggahinya, banyak yang gak cocok ama yang disebut di sub-title. Susah juga sih ya, pembuat sub-title biasanya cuma asal terjemahin, kejar tayang, gak ada waktu - jadi asal jadi ajah sudah bagus, euy! Back to topic. Kalau mau mengharap pemerintah ikut ambil bagian dalam mempromosikan Semarang dengan memanfaatkan momentum Zheng-he ini, kayaknya memang susah. Momentum 600 tahun-nya sendiri sudah lewat toh? Lagipula, kayaknya Zheng-he sendiri ndak memandang penting sekali ttg singgahnya di Semarang waktu itu, kayaknya cuma numpang ngambil air ajah buat bekal minum mereka ya? Belum lagi, kalau lihat ceritanya di filem, katanya nenek moyang Zhu-di melarang penduduk warga Tiongkok pergi melaut. Tindakan sang kaisar menugaskan Zheng-he ajah merupakan kontroversi pada jaman itu. Mereka yang berani melaut dianggap sebagai kriminal, kalau balik dan ketangkep pasti dipenjara dengan tuduhan memberontak - suatu tuduhan yang sangat berat, hukumannya mestilah dipancung kepalanya. Kalau benar begitu, berarti kita semua ini termasuk keturunan para 'pemberontak' yang gak dianggap oleh mereka dong? Satu hal yang berkesan buat saya, adegan ketika si Zheng-he baru balik ke ibukota, dia mau jajan 'tahu mambu (bau)' (Chou-dou-fu), dia gak bawa duit, cici-nya (saya koq curiga, jangan-jangan ini pacarnya ya?) juga gak bawa duit, lalu si penjajanya kasih gratis karena dia gak tahu dan dikira Zheng-he orang dari luar kota. Jadi ternyata sejarah tahu mambu sudah ratusan tahun juga rupanya, jeh! Kenyataan bahwa Zheng-he setia kepada sang kaisar, dan mungkin karena dia seorang kasim(?) jadi tidak berambisi memberontak atau menguasai negara lain, ada juga kejelekannya. Kalau saja dia mau menguasai, peta dunia tentu sudah lama berbeda jauh dari sekarang ya? Hehehe.. just intermezzo, ah. Salam makan enak dan sehat, Ophoeng --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ardian_c ardia...@... wrote: seinget aye ntu zheng he gak pernah ngedarat di semarang. semangat zhudi itu buat apus pengaruh dinasti yuan, menggantikan perdagangan yg dipegang oleh org2 persia dan arab sejak dinasti Sui dan melemah sejak kejatuhan dinasti yuan, menjaga stabilitas perdagangan internasional dari bajak laut Yong Le jg yg membuat ensiklopedia pertama didunia dgn judul Yong Le Da Dian yg nanti
[budaya_tionghua] Re: Fw: Jenakanya orang Tiongkok yang genial
Bung ChanCT dan TTM semuah, Hai, apakabar? Sudah makan? Terima kasih atas sharing lelucon-nya ya. Lelucon, seringnya memang jadi berkurang lucu-nya kalau diterjemahkan. Ini berlaku umum, baik lelucon dalam basa Guo-yu, maupun basa lain, semisal Inggris. Contohnya adalah lelucon ttg 'Chinese Jews' - dalam basa Inggris, 'jews' bunyinya seperti 'juice' (jus). Jadi ketika ada pengunjung resto Tionghua, orang Amrik (di AS ada American Jews) memperdebatkan soal 'Chinese Jews' - maksudnya ada gak ya orang Yahudi di China, dan mereka bertanya kepada pelayan resto itu, ditangkap pelayannya sebagai 'Chinese Juice'. Kalau diterjemahkan ke dalam basa Indoneisa, 'jews'nya bisa jadi 'Yahudi' - gak nyambung. Kalau disebutnya 'jus', bisa terkesan melecehkan. lha masak orang dibikin jus toh? Begitu juga lelucon ttg 'Anny Wan' di telepon. Yang jadi salah persepsi dengan 'anyone', some one = sam wan. Kalau diterjemhkan ke basa Indonesia, jadinya 'Annie Wan' = nama orang. Gak terasa lucunya lagi. Konon katanya seorang bule pernah protes kepada guru basa Guo-yu yang megajarnya. Dikatakan bahwa huruf Hanzi itu sederhana, gampang dipelajari, satu kayu disebutnya æ¨[mu], dua kayu membentuk kata hutan æ[lin], hutannya lebat disebut 森æ[sen-lin], semua hurufnya memakai huruf dasar æ¨[mu] yang berarti kayu. Jadi semua benda yang dibuat dari kayu, semisal kursi æ¤ å[yizi], meja æ¡å[zhuozi], mestilah ada huruf æ¨[mu]-nya di samping, atau di bawah, di atasnya. Si murid protes karena ada satu huruf yang berarti gelas æ¯[bei], tapi ada huruf æ¨[mu] di sampingnya. Padahal, gelas 'kan dibuat dari keramik, bukan kayu. Sang guru (gak percuma disebut guru toh) dengan sigap menuliskan huruf æ¯[bei], coba apa yang ada di samping æ¨[mu]nya? ternyata itu huruf ä¸[bu] = bukan. Jadi, bener toh kalau æ¯[bei] itu bukan dari kayu. (Meskipun, mungkin saja dulu-dulunya memang dibuat dari kayu, atau bambu toh?) - Lelucon ini mungkin cuma terasa lucu kalau asli dalam Guo-yu dengan huruf Hanzi. Kalau diterjemahkan ke dalam basa Inggris, atau basa Indonesia (seperti yang saya coba buat ini), terasa bertele-tele dan lucunya berkurang toh? Walau tidak menutup kemungkinan ada juga lelucon yang bisa cukup 'universil', bisa diterjemahkan ke berbagai basa, tapi masih terasa lucunya. Juga, ada lelucon yang cuma lucu kalau disampaikan secara lisan, karena ada intonasi yang terasa lucunya jadi hilang kalau dituliskan. Bagaimana pun juga, tetap terima kasih. Salam makan enak dan sehat, Ophoeng --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ChanCT sa...@... wrote: ---Original Message--- From: Nang Yan, George Sze Date: 2010/8/24 ä¸å 10:50:47 To: undisclosed recipients: , Subject: RE:(PCNY) ä¸å人æ°`åå¹½é»å天æï¼ èª°èªªä¸å人ä¸æå¹½é»ï¼ä¸å人æ°`åå¹½é»å天æï¼è«çä¸æï¼ Coba perhatikan tulisan dibawah, siapa bilang orang Tiongkok tidak becanda? Rakyat Tiongkok jenaka yang genial! Please Scroll Down ! 1. é·å£½æå¼ = Petunjuk Panjang umur ä¸æ½ç ä¸åé 'ï¼æ´»å° 63 æ²ï¼æ彪åå¿ï¼ Kawan Lin Piau meninggal diusia 63, tidak minum arak juga tidak merokok; åªåé 'ä¸æ½ç ï¼æ´»å° 73 æ²ï¼æ©ä¾åå¿ï¼ Kawan Zhou En Lai minggal diusia 73, hanya minum arak, tidak merokok; åªæ½ç ä¸åé 'ï¼æ´»å° 83 æ²ï¼æ¯ä¸»å¸åå¿ï¼ Kawan Mao Tse-tung meninggal diusia 83, tidak minum arak, hanya merokok; æ¢æ½ç ååé 'ï¼æ´»å° 93 æ²ï¼å°å¹³åå¿ï¼ Kawan Den Siao-ping meninggal diusia 93, tidak hanya minum arak, juga merokok; ååå«è³æ¨£æ¨£ä¾ï¼æ´»å° 103 æ²ï¼å¸è¯å°è»ï¼ Jenderal Zhang Xue-liang meninggal diusia 103, tidak hanya minum arak, merokok, melacur juga dilakukan, å¥å£ç¿'æ £æ²'æï¼æ¯å¤©ç¡å好人好äºï¼æ´»å° 23 æ²ï¼é·é'åå¿ï¼ Kawan Lei Fong, semua pola-hidup jelek tidak dilakukan, setiap harinya menjadi orang-baik-baik, usianya hanya sampai 23 saja! 2. çºäººæ°`æå = Mengabdi pada Rakyat çºäººæ°`æåçè¶ä¾è¶å°`äºï¼çºäººæ°`å¹£æåçè¶ä¾è¶å¤äºï¼ Mengabdi pada rakyat makin lama makin sedikit; mengabdi pada Ren Min Bie makin lama makin banyak; æ½è`奶奶é馬路çè¶ä¾è¶å°`äºï¼æ½è`äºå¥¶é馬路çè¶ä¾è¶å¤äºï¼ Menuntun nenek menyeberang jalan makin lama makin sedikit, menuntun istri kedua makin lama makin banyak; æ¥è¨è£å¯«å¹«é幾次å¿çè¶ä¾è¶å°`äºï¼æ¥è¨è£å¯«ä¸é幾次åºçè¶ä¾è¶å¤äºï¼ Catatan harian mencatatkan berakali kesibukan makin sedikit, mencatatkan berapa kali naik ranjang lebih banyak; 以åæ¯ç´ 米飯åç湯ï¼èå©ä¸åï¼å©åä¸å¹«ãç¾å¦ä»æ¯ç½ç±³é£¯çå
[budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta
Bung Ikkyosensei dan TTM semuah, Hai, apakabar? Sudah makan? Hehehe.. kalau soal kesenggol dan berusaha malak, kayaknya gak ada hubungannya dengan masalah 'ras'. Saya pernah ngalami sendiri, sekitar 4-5 tahun lalu, karena memang asyik nelepon di mobil, jadi agak meleng. Di dekat putaran di atas Kali Ciliwung, di sekitar Bakmi GM itu, saya mau berbalik arah, gak melihat ada motor di sisi kanan, maka tersenggol-lah si motor pada bagian lampu sein-nya, dan kayaknya patah. Tapi, si pengemudi, encek dan encim yang diboncengnya tidak sampai jatuh, masih berdiri dengan tegak di atas motornya. Merasa salah, saya berhenti dan menghampiri. Langsung saya kasih 50.000 buat ganti lampu sein-nya, yang nampaknya sih sudah sambungan diikat kawat - motornya sudah tua. Harga lampu sein motor tua-nya itu paling juga sekitar 15.000 waktu itu. Tahu gak? Si encek ngotot minta duit lebih lagi, alasannya dia kena senggol dan mesti periksa ke rumah sakit. Saya gak ladeni langsung tinggal pergi saka, tapi juga gak sampai hati untuk melabrak dia, tonjok dulu, urusan belakangan. Kuatir nanti jadi berbalik saya digituin orang kalau tua kelak. Pernah juga kehilangan dompet di gedung perkantoran di Sudirman, Jakarta. Yang nemu telepon mau kembalikan. Uangnya yang 250 rebu sisa 50 rebu, katanya 'terpakai' dan itu memang 'rejeki' dia, dia ketemu kembalikan dompetnya, katanya saya beruntung ketemu orang 'jujur' kayak dia, kartu kredit gak dipakainya (mana bisa ya, saya pakai nama Tionghua, dia berkulit item dan mata belo) seperti dianjurkan temen-2nya, ATM juga gak dipakai (padahal ada percobaan sebanyak 2 kali dia coba masukin PIN), lalu masih coba 'malak' bilang kacamata dia baru beli kemaren jatuh karena cari-cari alamat saya, saya tanya kenapa gak titip satpam atau pulisi ajah, dia bilang gak percaya ama satpam atau pulisi, nanti uangnya di'makan' mereka (toh akhirnya dia 'makan' juga), juga ada tunggakan kartu kredit dia belon bayar, cicilan rumah juga belon dibayar, isterinya minta beli beras juga - ngakunya kerja di pabrik di daerah Cikarang. Kalau anda jadi saya, apakah anda akan gebuki dia juga? Saya sih cuma senyum ajah, lalu sodorkan semua KK dan ATM kepadanya, ambil saja KK dan ATM yang gak laku itu, kalau mau buat koleksi. Semula terpikir oleh saya mau serahkan ke satpam - ketemunya di mall, dan bilang dia curi dompet saya, tapi, lagi-2 saya kuatir nanti akan mendapat balasan serupa. Jadi saya relakan saja sisa uang 50 rebu dari 250 rebu yang 200 rebu-nya sudah 'terpakai' tak sengaja olehnya buat beli bensin katanya. Modus operandi standar penemu dan pencuri dompet, diambil uangnya, dibuang dompet dan lain-lainnya -ngapain mesti 'berbaik hati' mengembalikan toh?. Ini memang amatiran yang sering nonton TV dengan acara 'siapa yang mau nolong' - dengan iming-2 hadiah duit gede. Yah... his name is also effort, namenye juge usahe ye? Tapi, satu hal yang jelas: naluri memeras tidak berdasarkan ras, tapi nampaknya berdasarkan faktor ekonomi ajah sih, jeh! Salam makan enak dan sehat, Ophoeng --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ikkyosensei_ym ikkyosen...@... wrote: Kebetulan di tanah kelahiran saya Blitar, rasialisme (dalam pengertian pelecehan ras tertentu) walaupun masih ada.. namun sudah tidak laku (tidak mendapat dukungan publik). Jadi ingat kasus mamah koko saya. Koko, waktu itu SMA kelas 2-an, boncengi sepeda mamah ke pasar. Waktu di tikungan, nyenggol gerobak pedagang syur. Koko mamah nyungsep, barang dagangan sayuran orang tersebut berantakan di jalan. Setelah mamah dapat obat merah dari penduduk, terus mamah menghitung harga sayuran-sayuran yang rusak karena telah tumpah di jalan tersebut. Dibayar, karena mamah kasihan khan barang dagangan tersebut buat ngasih makan keluarga mereka di rumah. Terus basa-basi mamah tanya, ada badan pedagangnya yang sakit nggak? Padahal mamah, koko, dan penduduk tahu, yang kesenggol itu gerobaknya, bukan orangnya yang lagi berdiri di trotoar. Nggak tahu, setan apa itu kepala orang itu. Dari tenang damai, karena dagangannya laku keras, tiba-tiba teriak-teriak minta ganti rugi uang kaget. Ya benar, istilahnya uang kaget. Mungkin kaget, kok naruh gerobak di tikungan yang bikin orang nyungsep ... malah dapat kesempatan malak kali. Aku setuju, dengan tindakan kokoku yang kaget juga dan langsung gebuk tendang pedagang tersebut. Sekalian nambah uang saku buat ongkos ke rumah sakitnya. Dan juga, setuju kepada publik yang memberi kesempatan beberapa puluh jotosan baru memisah. Saran, lain kali kalau terjadi kasus seperti itu di tempat publik ... jangan ragu untuk dijotosi massal saja. Kalau di Jawa, bahkan dibakar sekalian. Salam
[budaya_tionghua] Re: Arti Penting Misi Perjalanan Laksamana Zheng He (Cheng Ho) Bagi Pengembangan Bis
setau aye itu armada zheng he ngedarat di tuban , gresik gak di semarang ntu jangkar seh nurut mata aye yg masih amatir, itu jangkar belanda boekan jangkar tiongkok yg 4 mata. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Ophoeng opho...@... wrote: Bung Ardian, Bung Ivan dan TTM semuah, Hai, apakabar? Sudah makan? Kebetulan saya baru ajah selesai nonton video-nya Zheng He ini. Zheng-he ke Jawa (kayaknya bukan khusus ke Semarang ya?), bukannya genap 600 tahun-nya udah lewat 4-5 tahun lalu ya? Waktu itu diperingati besar-besaran di Semarang, mereka bikin replika kapalnya di kali deket kelenteng Gang Lombok(?) itu. Di Cirebon, kelenteng Thay Kak Sie deket pelabuhan itu, menyimpan satu jangkar besar yang dipercaya merupakan jangkar dari kapal anggota armada Zheng-he juga. Kaisar Zhu-di atau Yong-le ini hebat sekali pada jamananya ya. Sudah memikirkan menyusun ensiklopedi segala, sayang buku-bukunya banyak dibakar oleh penggantinya ya. Juga terpikir untuk mengirim misi muhibah segala. Sayang sekali dia gak berpikir untuk menguasai daerah yang tak bertuan - yang disinggahi oleh armada Zheng-he, misalnya. Di filem tidak diceritakan kisah selanjutnya setelah Tiongkok (mereka sudah menyebut Cung-guo?) ditinggal mati oleh Zhu-di, dilanjutkan oleh anaknya cuma sebentar (8 bulan?) lalu cucunya meneruskan tahta. Zheng-he yang sudah di'ban' aka grounded oleh anaknya Zhu-di, lalu direhabilitasi namanya, dikasih ijin untuk melaut lagi. Sementara Zheng-he yang sudah lanjut usia, lantas perannya digantikan oleh anak cici angkatnya (atau pacarnya ya?) Sung-thian, segenerasi ama sang cucu kaisar. Gak tahu apakah ada cerita selanjutnya ttg kedua penerus ini ya? Atau mereka gak sempat berkibar namanya sudah digulung oleh kaisar dari keluarga lain yang 'berontak'. Seru juga melihat mereka baku bunuh demi tahta, bahkan di antara sesama saudara dan orangtua/anak sendiri sekalipun! Kalau baca sejarah mereka, kayakanya getun - menyesali, kaisar selalu digantikan lewat pertumpahan darah, entah oleh keturunannya sendiri, atau oleh keluarga lain. Kalau saja jaman itu sudah mengenal pergantian kekuasaan tanpa pertumpahan darah, mungkin sudah sejak dulu Tiongkok berjaya dan sukses menjadi boss dunia ya? Cara Yong-le memerintah, kalau benar seperti digambarkan di filem tsb., nampaknya sudah 'demokrasi' - dia kasih kesempatan para menteri-nya untuk punya pendapat sendiri, walau keputusan terakhir selalu di tangannya jua. Memang sih agak 'aneh' kalau dibandingkan dengan demokrasi sekarang, tapi demokrasi sekarang juga akan terasa aneh: bisa pake duit supaya menang dengan suara terbanyak, jeh! Yang masih bikin bingung buat saya, nama-nama negara yang disinggahi Zheng-he, karena lafal-nya dari Guo-yu, si pembuat sub-title kayaknya asal nyebut ajah, ada yang pas, tapi banyak yang kayaknya gak nyambung. Susah menebaknya. Baca di wikipedia, daerah atau negara yang disinggahinya, banyak yang gak cocok ama yang disebut di sub-title. Susah juga sih ya, pembuat sub-title biasanya cuma asal terjemahin, kejar tayang, gak ada waktu - jadi asal jadi ajah sudah bagus, euy! Back to topic. Kalau mau mengharap pemerintah ikut ambil bagian dalam mempromosikan Semarang dengan memanfaatkan momentum Zheng-he ini, kayaknya memang susah. Momentum 600 tahun-nya sendiri sudah lewat toh? Lagipula, kayaknya Zheng-he sendiri ndak memandang penting sekali ttg singgahnya di Semarang waktu itu, kayaknya cuma numpang ngambil air ajah buat bekal minum mereka ya? Belum lagi, kalau lihat ceritanya di filem, katanya nenek moyang Zhu-di melarang penduduk warga Tiongkok pergi melaut. Tindakan sang kaisar menugaskan Zheng-he ajah merupakan kontroversi pada jaman itu. Mereka yang berani melaut dianggap sebagai kriminal, kalau balik dan ketangkep pasti dipenjara dengan tuduhan memberontak - suatu tuduhan yang sangat berat, hukumannya mestilah dipancung kepalanya. Kalau benar begitu, berarti kita semua ini termasuk keturunan para 'pemberontak' yang gak dianggap oleh mereka dong? Satu hal yang berkesan buat saya, adegan ketika si Zheng-he baru balik ke ibukota, dia mau jajan 'tahu mambu (bau)' (Chou-dou-fu), dia gak bawa duit, cici-nya (saya koq curiga, jangan-jangan ini pacarnya ya?) juga gak bawa duit, lalu si penjajanya kasih gratis karena dia gak tahu dan dikira Zheng-he orang dari luar kota. Jadi ternyata sejarah tahu mambu sudah ratusan tahun juga rupanya, jeh! Kenyataan bahwa Zheng-he setia kepada sang kaisar, dan mungkin karena dia seorang kasim(?) jadi tidak berambisi memberontak atau menguasai negara lain, ada juga kejelekannya. Kalau saja dia mau menguasai, peta dunia tentu sudah lama berbeda jauh dari sekarang ya? Hehehe.. just intermezzo, ah. Salam makan enak dan sehat, Ophoeng --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ardian_c ardian_c@ wrote: seinget aye ntu zheng he gak pernah
[budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta
Suk Ophoeng Hehehe, memang benar sekali, tidak semua kejahatan ada kaitannya dengan pemikiran rasial. Kebanyakan, karena memang karakter pelakunya yang kriminal, lintas ras agama. Saya juga pernah ketemu tukang copet Tionghoa di lift mall Citra Land Grogol. Masih muda banget, seumuran anak kuliahan gitu... sudah kayak gitu karakternya anak muda jaman sekarang. Saking terbengongnya, saya nggak sempat mengambil tindakan menangkap atau melapor satpam... :) Tapi, untuk kasus koko saya itu, memang sempat keluar umpatan tongsenghugnya Cino kowe. Dasar jiwa fisik muda, apalagi koko saya waktu itu khan pelatih karate di batalyon 511 Blitar. :) Ya setelah itu, di rumah, dia menyesal juga. Diajak duduk ngomong, mungkin akan memberikan dampak positif yang lebih luas. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Ophoeng opho...@... wrote: Bung Ikkyosensei dan TTM semuah, Hai, apakabar? Sudah makan? Hehehe.. kalau soal kesenggol dan berusaha malak, kayaknya gak ada hubungannya dengan masalah 'ras'. Saya pernah ngalami sendiri, sekitar 4-5 tahun lalu, karena memang asyik nelepon di mobil, jadi agak meleng. Di dekat putaran di atas Kali Ciliwung, di sekitar Bakmi GM itu, saya mau berbalik arah, gak melihat ada motor di sisi kanan, maka tersenggol-lah si motor pada bagian lampu sein-nya, dan kayaknya patah. Tapi, si pengemudi, encek dan encim yang diboncengnya tidak sampai jatuh, masih berdiri dengan tegak di atas motornya. Merasa salah, saya berhenti dan menghampiri. Langsung saya kasih 50.000 buat ganti lampu sein-nya, yang nampaknya sih sudah sambungan diikat kawat - motornya sudah tua. Harga lampu sein motor tua-nya itu paling juga sekitar 15.000 waktu itu. Tahu gak? Si encek ngotot minta duit lebih lagi, alasannya dia kena senggol dan mesti periksa ke rumah sakit. Saya gak ladeni langsung tinggal pergi saka, tapi juga gak sampai hati untuk melabrak dia, tonjok dulu, urusan belakangan. Kuatir nanti jadi berbalik saya digituin orang kalau tua kelak. Pernah juga kehilangan dompet di gedung perkantoran di Sudirman, Jakarta. Yang nemu telepon mau kembalikan. Uangnya yang 250 rebu sisa 50 rebu, katanya 'terpakai' dan itu memang 'rejeki' dia, dia ketemu kembalikan dompetnya, katanya saya beruntung ketemu orang 'jujur' kayak dia, kartu kredit gak dipakainya (mana bisa ya, saya pakai nama Tionghua, dia berkulit item dan mata belo) seperti dianjurkan temen-2nya, ATM juga gak dipakai (padahal ada percobaan sebanyak 2 kali dia coba masukin PIN), lalu masih coba 'malak' bilang kacamata dia baru beli kemaren jatuh karena cari-cari alamat saya, saya tanya kenapa gak titip satpam atau pulisi ajah, dia bilang gak percaya ama satpam atau pulisi, nanti uangnya di'makan' mereka (toh akhirnya dia 'makan' juga), juga ada tunggakan kartu kredit dia belon bayar, cicilan rumah juga belon dibayar, isterinya minta beli beras juga - ngakunya kerja di pabrik di daerah Cikarang. Kalau anda jadi saya, apakah anda akan gebuki dia juga? Saya sih cuma senyum ajah, lalu sodorkan semua KK dan ATM kepadanya, ambil saja KK dan ATM yang gak laku itu, kalau mau buat koleksi. Semula terpikir oleh saya mau serahkan ke satpam - ketemunya di mall, dan bilang dia curi dompet saya, tapi, lagi-2 saya kuatir nanti akan mendapat balasan serupa. Jadi saya relakan saja sisa uang 50 rebu dari 250 rebu yang 200 rebu-nya sudah 'terpakai' tak sengaja olehnya buat beli bensin katanya. Modus operandi standar penemu dan pencuri dompet, diambil uangnya, dibuang dompet dan lain-lainnya -ngapain mesti 'berbaik hati' mengembalikan toh?. Ini memang amatiran yang sering nonton TV dengan acara 'siapa yang mau nolong' - dengan iming-2 hadiah duit gede. Yah... his name is also effort, namenye juge usahe ye? Tapi, satu hal yang jelas: naluri memeras tidak berdasarkan ras, tapi nampaknya berdasarkan faktor ekonomi ajah sih, jeh! Salam makan enak dan sehat, Ophoeng --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ikkyosensei_ym ikkyosensei@ wrote: Kebetulan di tanah kelahiran saya Blitar, rasialisme (dalam pengertian pelecehan ras tertentu) walaupun masih ada.. namun sudah tidak laku (tidak mendapat dukungan publik). Jadi ingat kasus mamah koko saya. Koko, waktu itu SMA kelas 2-an, boncengi sepeda mamah ke pasar. Waktu di tikungan, nyenggol gerobak pedagang syur. Koko mamah nyungsep, barang dagangan sayuran orang tersebut berantakan di jalan. Setelah mamah dapat obat merah dari penduduk, terus mamah menghitung harga sayuran-sayuran yang rusak karena telah tumpah di jalan tersebut. Dibayar, karena mamah kasihan khan barang dagangan tersebut buat ngasih makan keluarga mereka di rumah. Terus basa-basi mamah tanya, ada badan pedagangnya yang sakit nggak? Padahal mamah, koko, dan penduduk tahu, yang kesenggol itu gerobaknya, bukan orangnya yang lagi berdiri di trotoar. Nggak tahu, setan apa itu kepala orang itu. Dari tenang
[budaya_tionghua] Re: Kendala Asimilasi
apa gak kebalik . kodrat manusia itu berbeda adanya , tapi karena berbeda itu dunia semakin menarik. Indonesia sendiri keragaman etnisnya menghasilkan kekayaan budaya yang beragam. Adalah suatu kecenderungan , orang mencari persamaan dalam diri dan lingkungannya , entah itu persamaan agama , persamaan etnis , persamaan budaya , persamaan profesi , persamaan hobby , salah satu menghasilkan kedekatan Berbeda dengan anjing , anjing kawin biologis tanpa prasangka etnis , karena anjing tidak mengenal agama , budaya dan sebagainya.Jika dunia manusia di analogikan dalam kingdom of mammals ,dia akan kawin saat birahi , dengan siapa saja , dimana saja. jika indonesia di analogikan seperti , jadilah republik mestizo , dan jika semua seperti itu , masih adakah padang , masih adakah sunda , masih adakah tionghoa , masih adakah papua, . Jikalah semua sudah bercampur aduk , campur aduk seperti gado2 belum tentu lezat ,( bisa menjadi sampah) belum tentu melahirkan supra etnis , supra bahasa , supra budaya. Tentu adalah hak manusia tertarik dengan siapa saja , ada small statistic number ,dimana dalam beberapa kasus jawa bisa saja tertarik sama sunda , sunda tertarik sama tionghoa , tionghoa tertarik sama batak dan seterusnya, tapi itu adalah keputusan pribadi , suka rela , bukan karena suatu kebijakan Lagipula itu dalam kerangka bangsa bagaimana jika keputusan pribadi memutuskan seorang sunda menikah dengan seorang prancis , seorang tionghoa menikah dengan seorang inggris asimilasi internasional kah ? hehehe --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ghozalli2...@... wrote: Sesungguhnya secara kodrat manusia itu satu adanya. Tidak peduli apakah dia itu berasal dari etnis Jawa, Sunda, Tionghoa, atau apa saja. Contoh soal seorang pria dari etnis apapun bisa tertarik pada wanita yg cocok di hatinya tanpa memandang etnis si wanita, demikian pula sebaliknya Manusia berbeda dari binatang yg cuma mau 'kawin biologis' pada jenis (genus)nya saja contoh macan belang tidak kawin sama macan kumbang, meskipun sesama macan (kecuali dipaksakan spt dipenangkaran). Manusia bisa kawin biologis lintas etnis dan lintas ras tanpa ada keganjilan atau paksaan. Jadi yg membatasi manusia sulit berasimilasi adalah lingkungan, pendidikan, budaya, dan agama. Kalau si pria berbeda agama atau budaya dari si wanita, maka sulit sekali terjadi perkawinan. Juga lingkungan berpengaruh besar terhadap proses perkawinan. Itulah mengapa asimilasi tidak bisa dipaksakan dan tidak berjalan mulus., walaupun di negara komunis atau sosialis sekalipun, apalagi negara demokratis spt Indonesia dan ini menyangkut hak azasi manusia. RGDS.TG Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone
Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta
nah ini dia! Sungguh mirip dengan yang terjadi di Pontianak 2007 silam, Apa yang terjadi pertama adalah peristiwa serempetan biasa. Lalu timbul adu jotos. Lalu timbullah kerusuhan Rasial. Seharusnya, apa yang dilakukan oleh koko nya bro Ikkyosensei, tidak perlu dilakukan dan tindakan tersebut merupakan tindakan bodoh dalam dunia yang beradab dalam sebuah negara ber-asaskan hukum. Pada sebuah negara maju, mungkin kokonya bro Ikkyosensei sudah dibui sekian tahun. Karena memukul orang. Jadi jangan bangga dengan menyerukan agar lain kali tindakan barbar tersebut dibenarkan dan dilakukan di Indonesia. Karena beda komplek perumahan beda belalang, bahkan dalam satu komplek perumahan belalangnya juga bisa berbeda, apalagi belalangnya bermata sipit. Peristiwa Pontianak pada 2007 tersebut tidak ingin kita ulangi dimanapun. shalom aleikem, Yitzhak Ben Zvi 2010/9/4 ikkyosensei_ym ikkyosen...@gmail.com Kebetulan di tanah kelahiran saya Blitar, rasialisme (dalam pengertian pelecehan ras tertentu) walaupun masih ada.. namun sudah tidak laku (tidak mendapat dukungan publik). Jadi ingat kasus mamah koko saya. Koko, waktu itu SMA kelas 2-an, boncengi sepeda mamah ke pasar. Waktu di tikungan, nyenggol gerobak pedagang syur. Koko mamah nyungsep, barang dagangan sayuran orang tersebut berantakan di jalan. Setelah mamah dapat obat merah dari penduduk, terus mamah menghitung harga sayuran-sayuran yang rusak karena telah tumpah di jalan tersebut. Dibayar, karena mamah kasihan khan barang dagangan tersebut buat ngasih makan keluarga mereka di rumah. Terus basa-basi mamah tanya, ada badan pedagangnya yang sakit nggak? Padahal mamah, koko, dan penduduk tahu, yang kesenggol itu gerobaknya, bukan orangnya yang lagi berdiri di trotoar. Nggak tahu, setan apa itu kepala orang itu. Dari tenang damai, karena dagangannya laku keras, tiba-tiba teriak-teriak minta ganti rugi uang kaget. Ya benar, istilahnya uang kaget. Mungkin kaget, kok naruh gerobak di tikungan yang bikin orang nyungsep ... malah dapat kesempatan malak kali. Aku setuju, dengan tindakan kokoku yang kaget juga dan langsung gebuk tendang pedagang tersebut. Sekalian nambah uang saku buat ongkos ke rumah sakitnya. Dan juga, setuju kepada publik yang memberi kesempatan beberapa puluh jotosan baru memisah. Saran, lain kali kalau terjadi kasus seperti itu di tempat publik ... jangan ragu untuk dijotosi massal saja. Kalau di Jawa, bahkan dibakar sekalian. Salam --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com budaya_tionghua%40yahoogroups.com, kusalacitto gunawan guna...@... wrote: hmm.. gimana ya, saya mau sedikit memberikan pengalaman berdasar atas yang saya alami dan kemudian saya coba pahami. Sebagai konsekuensi dari kebudayaan yang sudah berlaku nasional maka Cina atau Tionghoa sudah dan akan selalu menjadi bahan olokan bersama seluruh Nusantara. Kalau di daerah saya, anak kecil saja sudah faham istilah rasial. Jadi dapat disebut sudah membumi. Pernah saya alami ketika masa kecil di kampung halaman, hanya berpapasan di trotoar, sengaja disenggol bahu saya (cari ribut).Belum lagi, bila anak Cina/Tionghoa kebetulan melewati kerumunan saudara etnis lain (misalnya melewati depan sekolah negeri), hampir 90% kemungkinannya pasti akan dipalak atau dibuli. Itu hanya anak kecil, bagaimana dewasanya? Jadi menurut saya ini sudah budaya lah, tetapi apakah mereka benar-benar rasis? Saya rasa tidak, karena kalau mereka rasis artinya 10tahun kemudian, ketika mereka dewasa, kita sudah tidak di negara ini atau bahkan dunia ini, karena generasi yang rasis sudah masuk ke masyarakat. Oleh karena itu, istilah yang saya pakai, mereka hanya ikut-ikutan rasis.Atau Racist by Lifestyle. Kalau bagi saya, tindakan mulut bau rasis begini sih sudah biasa, tidak akan menimbulkan efek psikologis apapun bagi saya. Paling hanya ngomel2 ke keluarga atau teman-teman. Memang pasti , walaupun tidak menimbulkan korban jiwa, tindakan demikian tidak bisa ditolerir. Bila terus dibiarkan, maka Budaya ini akan terus hidup lestari. Sudah sepantasnya, seperti tindakan yang dilakukan sodari mahasiswi dalam postingan sodari Esther SH. Melaporkan ke pihak berwajib akan memberikan efek jera kepada para pelaku yang secara lifestyle suka memakai istilah-istilah rasis. Diharapkan si pelaku akan merubah lifestylenya di lain kali setelah mendapatkan pelajaran. Tidak harus sampai pelakunya dipenjara, minimal di periksa polisi dia akan paham kalau apa yg biasa dilakukan dia itu selama ini ternyata salah. 2010/8/5 eko hermiyanto eko.hermiya...@... Kejahatan ini adalah sesuatu hal yang sangat menyedihkan. Karena, saya sendiri pernah mengalaminya secara langsung, dan ini adalah beberapa kejahatan yang terjadi di bis ibu kota yang pernah saya alami baik rasial maupun bukan: 1. pada waktu saya naik bis dari depan kampus saya Atmajaya tahun 2002, ada satu orang yang memberikan satu
Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta
Enggak ada salahnya sekali2 melakukan perlawanan terutama terhadap mereka yang sudah brutal n mengancam jiwa. Lari atau menghindar bukan solusi terbaik terutama jika mereka berkelompok, biasanya makin kalap. Yang penting lumpuhkan lawan secepat mungkin plus tuntas di tempat! Itu aja kuncinya. Namanya juga dunia jalanan..dunia yang keras. Best Regards, Hendra Bujang Mobile I : 0878 7828 7808 Mobile II : 0856 190 9109 Knowing Is Not Enough, We Must Apply Willing Is Not Enough, We Must Do --- On Sun, 9/5/10, Yitzhak ben Zvi yitzhak.ben...@gmail.com wrote: From: Yitzhak ben Zvi yitzhak.ben...@gmail.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Sunday, September 5, 2010, 12:03 PM nah ini dia! Sungguh mirip dengan yang terjadi di Pontianak 2007 silam, Apa yang terjadi pertama adalah peristiwa serempetan biasa. Lalu timbul adu jotos. Lalu timbullah kerusuhan Rasial. Seharusnya, apa yang dilakukan oleh koko nya bro Ikkyosensei, tidak perlu dilakukan dan tindakan tersebut merupakan tindakan bodoh dalam dunia yang beradab dalam sebuah negara ber-asaskan hukum. Pada sebuah negara maju, mungkin kokonya bro Ikkyosensei sudah dibui sekian tahun. Karena memukul orang. Jadi jangan bangga dengan menyerukan agar lain kali tindakan barbar tersebut dibenarkan dan dilakukan di Indonesia. Karena beda komplek perumahan beda belalang, bahkan dalam satu komplek perumahan belalangnya juga bisa berbeda, apalagi belalangnya bermata sipit. Peristiwa Pontianak pada 2007 tersebut tidak ingin kita ulangi dimanapun. shalom aleikem, Yitzhak Ben Zvi 2010/9/4 ikkyosensei_ym ikkyosen...@gmail.com Kebetulan di tanah kelahiran saya Blitar, rasialisme (dalam pengertian pelecehan ras tertentu) walaupun masih ada.. namun sudah tidak laku (tidak mendapat dukungan publik). Jadi ingat kasus mamah koko saya. Koko, waktu itu SMA kelas 2-an, boncengi sepeda mamah ke pasar. Waktu di tikungan, nyenggol gerobak pedagang syur. Koko mamah nyungsep, barang dagangan sayuran orang tersebut berantakan di jalan. Setelah mamah dapat obat merah dari penduduk, terus mamah menghitung harga sayuran-sayuran yang rusak karena telah tumpah di jalan tersebut. Dibayar, karena mamah kasihan khan barang dagangan tersebut buat ngasih makan keluarga mereka di rumah. Terus basa-basi mamah tanya, ada badan pedagangnya yang sakit nggak? Padahal mamah, koko, dan penduduk tahu, yang kesenggol itu gerobaknya, bukan orangnya yang lagi berdiri di trotoar. Nggak tahu, setan apa itu kepala orang itu. Dari tenang damai, karena dagangannya laku keras, tiba-tiba teriak-teriak minta ganti rugi uang kaget. Ya benar, istilahnya uang kaget. Mungkin kaget, kok naruh gerobak di tikungan yang bikin orang nyungsep ... malah dapat kesempatan malak kali. Aku setuju, dengan tindakan kokoku yang kaget juga dan langsung gebuk tendang pedagang tersebut. Sekalian nambah uang saku buat ongkos ke rumah sakitnya. Dan juga, setuju kepada publik yang memberi kesempatan beberapa puluh jotosan baru memisah. Saran, lain kali kalau terjadi kasus seperti itu di tempat publik ... jangan ragu untuk dijotosi massal saja. Kalau di Jawa, bahkan dibakar sekalian. Salam --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, kusalacitto gunawan guna...@... wrote: hmm.. gimana ya, saya mau sedikit memberikan pengalaman berdasar atas yang saya alami dan kemudian saya coba pahami. Sebagai konsekuensi dari kebudayaan yang sudah berlaku nasional maka Cina atau Tionghoa sudah dan akan selalu menjadi bahan olokan bersama seluruh Nusantara. Kalau di daerah saya, anak kecil saja sudah faham istilah rasial. Jadi dapat disebut sudah membumi. Pernah saya alami ketika masa kecil di kampung halaman, hanya berpapasan di trotoar, sengaja disenggol bahu saya (cari ribut).Belum lagi, bila anak Cina/Tionghoa kebetulan melewati kerumunan saudara etnis lain (misalnya melewati depan sekolah negeri), hampir 90% kemungkinannya pasti akan dipalak atau dibuli. Itu hanya anak kecil, bagaimana dewasanya? Jadi menurut saya ini sudah budaya lah, tetapi apakah mereka benar-benar rasis? Saya rasa tidak, karena kalau mereka rasis artinya 10tahun kemudian, ketika mereka dewasa, kita sudah tidak di negara ini atau bahkan dunia ini, karena generasi yang rasis sudah masuk ke masyarakat. Oleh karena itu, istilah yang saya pakai, mereka hanya ikut-ikutan rasis.Atau Racist by Lifestyle. Kalau bagi saya, tindakan mulut bau rasis begini sih sudah biasa, tidak akan menimbulkan efek psikologis apapun bagi saya. Paling hanya ngomel2 ke keluarga atau teman-teman. Memang pasti , walaupun tidak menimbulkan korban jiwa, tindakan demikian tidak bisa ditolerir. Bila terus dibiarkan, maka Budaya ini akan terus hidup lestari. Sudah sepantasnya, seperti tindakan yang dilakukan sodari mahasiswi dalam postingan sodari Esther SH. Melaporkan ke pihak berwajib akan memberikan efek jera kepada para
[budaya_tionghua] Re: Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran bersama?
Ko Zhou, Pandangan anda sepertinya bernuansa pertarungan bebas untuk memperebutkan kursi. Itu sangat ideal untuk kondisi ideal. Kondisi ideal adalah jika tingkat pendidikan, tingkat kesadaran politik, tingkat akses ke politik, dll ... sama. Mungkin negara yang sudah mendekati kondisi tersebut adalah Amerika, yang juga masih memberikan kesempatan keterwakilan kepada etnis native Indian Afro Amerika. Apa benar kondisi ideal itu sudah terjadi di Indonesia? Menurut saya, anda harus berpijak pada kenyataan bahwa kondisi ideal tersebut belum tercapai. Harus ada pembelaan kepada yang kalah, agar memiliki kesempatan mencapai kesetaraan dulu. Bukan kepada suku minoritas Tionghoa saja kesempatan seharusnya tersebut diberikan, tetapi juga kepada suku Papua yang notabene meskipun menang massa, tetapi kalah di pengalaman politik pendidikan. Begitu juga dengan bidang ekonomi. Tidak pantaslah kita menutup mata terhadap perbedaan skill berbisnis. Katakanlah antara etnis saya Tionghoa dengan etnis Papua. Kanak-kanak kita sudah disuruh ikut nimbang palawija (gua tiak) bersama orang tuanya, ketika kanak-kanak Papua masih berusaha mengenali rupiah. No SARA. Pertarungan bebas dalam berbisnis dengan etnis Tionghoa, menurut saya, jelas akan semakin membuat etnis Papua terpuruk secara ekonomi. Etnis Papua harus mendapatkan kemudahan lebih dibandingkan etnis Tionghoa. Itu baru pertandingan yang adil berniatan baik. No SARA. Analogi yang sama dengan anda mengajak kumite anak saya yang tujuh tahun. Tangan kaki anda harus diikat, mulut dilakban, masih dilem di tembok... itu baru pertandingan berimbang jantan :) Salam Chen Gui Xin --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zho...@... wrote: Saya tdk setuju ada utusan golongan berdasarkan ras, juga tak setuju ada utusan golongan berdasarkan agama! Ini yg membedakan saya dng orde lama maupun orde baru! Ini adalah masalah prinsip demokrasi, tak ada hubungannya dng slogan pancasilanya orde baru! Jika kehidupan politik dan hukum sebuah negara sudah berjalan normal, semua warga negara sederajat di depan hukum, yg berlaku adalah meritokrasi, siapa cakap dia yg akan diberi tempat, bahkan menjadi seorang presiden pun seorang tionghoa dimungkinkan, utk apa kita hrs me rengek2 minta diberi hak istimewa sbg utusan golongan? Pada hakekatnya, adanya utusan golongan di orla adalah kebijakan transisi, bukan sistem yg tak boleh diganggu gugat, jika kita sekarang gencar mengkritik orde baru, bukan berarti hrs 100% kembali ke orde lama. Seperti sistem parlementer maupun demokrasi terpimpin orde lama yg kacau balau, apa perlu dipraktekkan ulang? Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: Azura-Mazda extrim_blue...@... Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Thu, 2 Sep 2010 02:53:30 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran bersama? Komentar ko Fuyen persis tepat pendapat Orde Baru bahwa utusan golongan rasial itu ga selaras dgn nilai-nilai Pancasila. makanya utusan golongan ras model Orde Lama diberedel digantikan dengan utusan golongan ABRI dan AGAMA.  Di era repotnasi, komposisi semacam ini dirasa ga relevan maka diubah jadi DPD.  Utusan Golongan bertentangan dengan demokrasi Saya tidak bisa jawab. Tapi arrangement repotnasi pun tidak mengakomodir kepentingan dan suara golongan Tionghoa. karena itu, menurut saya, harus dikembalikan utusan golongan semodel Orde Lama dahulu.  Sebenarnya, di masa akhir pemerintah Suharto sudah bepikir untuk mengembalikan model lama.  Denger-denger, Rudini selaku ketua KPU menghendaki Susi Susanti dan Alan Budikusuma sebagai ketua fraksi utusan golongan Tionghoa. Tapi ditolak oleh seorang tokoh tionghoa ngetop pengarang buku tebel 1000 halaman. Dengan alasan kalo Susi Susanti ga ngerti politik. Pernyataan ini diucapkan langsung di hadapan Susi dan Alan hingga keduanya marah dan tidak bersentuhan lagi dengan komunitas Tionghoa.  --- Pada Kam, 2/9/10, zho...@... zho...@... menulis: Dari: zho...@... zho...@... Judul: Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran bersama? Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Kamis, 2 September, 2010, 12:54 AM  Sudah bukan zamannya lagi pakai sistem utusan golongan. Ini hanya mengaburkan makna demokrasi! Sistem penunjukan itulah yg ditentang Kalangan aktivis! Jikapun ada, bagaimana caranya memilih utusan golongan? Tionghoa yg budha pilih tati haryati, yg islam memilih yunus yahya, yg khatolik pilih harrytjan, yg kristen jangan2 pilih mochtar ryadi, yg tdk beragama pilihan lain lagi! Jika pilih salah satu apa yg lain merasa terwakili? Absurd! Perbedaan ras memang tidak perlu dilebur, jika kita masuk ke partai plural bukan berarti kita menghilangkan ketionghoaan. Jika