[budaya_tionghua] Re: Gua-mnia - Bisa Dirubah? (Was: Benarkah Harun Yusuf mantan tukang kwamia?)

2010-09-09 Terurut Topik ikkyosensei_ym
ini sama saja muka pucat karena sakit , untuk mengatasi sakit itu maka di 
warnai mukanya biar gak pucat .Kalau demikian sih , Mr Bean juga boleh 
mendapat hadiah nobel.

He he he 

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Dada wrw@... wrote:

 hmmm maaf klo boleh sedikit becanda 
 
 

 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Ophoeng ophoeng@ wrote:
 
  Bung Dada dan TTM semuah,
  
  Hai, apakabar? Sudah makan (sahur)?
  
  Sehubungan dengan topik lihat-melihat muka (mnia = muka?), atau maksudnya 
  nasib, masa depan, saya jadi ingat dulu sekitar tahun 1985-an, di Pontianak 
  ada satu anak muda (sekarang mestilah tidak lagi muda) yang kalau tak salah 
  bernama (samaran?) Hartop (diambil dari 'hard top' - tipe Toyota itu?), 
  yang waktu itu gencar pasang iklan dan pernah diberitakan di Tempo.
  
  Bung Hartop ini katanya bisa memperbaiki nasib yang digariskan di tangan 
  anda. Dia sekolah di Amrik(?) mempelajari garis rajah tangan yang 
  dikombinasikan dengan gua-mnia-logi atau entah apa namanya, pokoknya 
  ceritanya sangat ilmiah dan terkesan masuk akal. 
  
  Caranya merubah nasib sesuai garis rajah tangan anda juga unik, menurut 
  logika beliau: karena nasib anda sudah digariskan di tangan - suratan 
  nasib, maka garis-nya ajah yang dirubah. Dari yang dikatakan garis 
  tangannya menunjukkan nasib jelek - seperti sudah suratan garis tangan itu 
  yang dibawa sejak lahir, maka garisnya dirubah arahnya atau lekukannya, 
  supaya menjadi suratan nasib yang baik, hok-ki, makmur abadi jaya sentosa 
  selama-lamanya sepanjang segala abad, jeh!
  
  Konon kabarnya beliau punya alatnya untuk merubah alur garis tangan, dan 
  secara harafiah benar-benar dia rubah alurnya - entah bagaimana caranya, 
  saya hanya baca saja ceritanya di Tempo waktu itu. Dan, menurut 
  pengakuannya, banyak pejabat dan menteri yang sudah datang meminta 
  bantuannya untuk merubah nasib dengan cara merubah garis rajah tangan.
  
  O, jangan tanya, konon tarip jasa kosultasinya bukan main-main, mungkin 
  setara dengan tarip konsultasi Ki Gendeng Pamungkas ketika musim pemilu 
  dulu itu.
  
  Saya cuma pengin tahu, apakah ada di antara anda yang dulu pernah meminta 
  jasa beliau merubah garis tangannya, atau setidaknya orang yang anda kenal 
  yang merubah garis tangannya dengan pertolongan beliau, lantas sekarang 
  (sudah lewat puluhan tahun) jadi bernasib baik dan menjadi makmur. Lantas, 
  apakah Bung Hartop masih tinggal di Pontianak dan masih banyak 'pasien'nya 
  ya?
  
  Nothing serious, just curious ajah-larrr.
  
  Salam makan enak dan sehat,
  Ophoeng
  
  
  
  
  
  
  
  
  --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Dada wrw.hzh@ wrote:
  
  Jika ranah keyakinan sudah didasari motif untuk menyembah Keuangan yang 
  Maha Esa , lantas berjualan , maka dia harus menyediakan beberapa eksposisi 
  , misalkan mantan tukang kwamia , di datangi malaikat , mendengar bisikan , 
  mantan panglima gereja setan , mengaku sebagai cicit kaisar ,  tidak perlu 
  sampai membuka baju tentunya , tapi membuat suatu kurikulum hidup yang 
  spektakuler , menandakan dirinya bukan orang sembarangan. Adalah hal yang 
  sulit seperti memacu kendaraan sedemikian tinggi lantas tiba2 berbelok 
  menikung , menghasilkan tontonan yang dramatis , spektakuler , ajaib dan 
  akhirnya , mukjizat dan memaksa pendengar , pemirsa takjub bukan main.  
   
  Apalagi orang yang berpindah dan berjualan , baik itu pindah agama , pindah 
  budaya , pindah negara , daripada menghadapi resiko pandangan curiga , dia 
  harus lebih kristen daripada kristen umumnya , lebih islam daripada islam 
  umumnya , lebih amerika daripada orang amerika itu sendiri , lebih buddhist 
  daripada buddhist itu sendiri.
 





[budaya_tionghua] Re: Benarkah Harun Yusuf mantan tukang kwamia?

2010-09-09 Terurut Topik ikkyosensei_ym
Ko Tantono:
Salam koh, saya ikutan jengkel dengan kelakuan pendeta GBI kayak gitu. 
Lagi-lagi GBI dah.

Masih ada tuh, kalau mau dibodohin lihat : http://www.gbi-prj.com/node/379;

Apa Cina-cina sundal seperti itu, belum belajar dari pengalaman diobrak abrik  
dijotosi saat kebaktian di dalam gerejanya ya. Disamaratakan laki perempuan 
anak-anak. Apa ya perlu dikerahkan massa lagi buat bakar-bakaran ... :)

Ah, jangan ah, ntar kalau sudah kejadian, mereka minta perlindungannya sama 
Tionghoa yang selama ini mereka musuhi sendiri juga.
Kita-kita lagi juga yang repot, diaku-aku sebagai saudara lagi.

Salam

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tantono Subagyo tant...@... wrote:

 Masih ada tuh, kalau mau dibodohin lihat : http://www.gbi-prj.com/node/379
 Ngomong tentang sho saja belepotan kok, lha wong Keuangan Yang Maha Kuasa.
 
 Bung Zhou Fu Yuan yth,
 Diantara 350 aliran dan beribu gereja di Indo ya tentu saja ada yang sakit,
 yang penting jangan di sama ratakan, agar anda tidak menjadi sakit pula
 hehehe





[budaya_tionghua] Re: Prestasi pemerintah ?

2010-09-09 Terurut Topik ikkyosensei_ym
Kussalacito  Agoeng_set:
Pahit sekali dibacanya ... tapi memang benar. Cuman penyuapan/upeti itu bukan 
masalah genetik, tapi masalah sikap/pandangan hidup yang buruk yang diturunkan 
bergenerasi-generasi. Alasan demi survival yang sering didengungkan untuk 
pembenarannya. 
Alasan sejenis dalam membenarkan perilaku pengecut etnis kita, saat membiarkan 
perlakuan tidak adil/kejahatan terjadi. Jangan ikut-ikutan, ntar jadi kena 
getahnya juga ... sering kita dengar dari para bijak, yang sebenarnya sedang 
menyembunyikan kelaminnya ke belakang pantat.
Saya tidak sedang membicarakan anjing yang ketakutan, saya benar-benar sedang 
membicarakan perilaku manusia.

Mari, perbaiki diri. Jangan lanjutkan dua sikap tersebut ke anak keturunan 
kita. 
Sebenarnya, selain ajaran sikap oportunis ala Sun Tzu. Kita juga memiliki role 
model yang bagus seperti Sun Zi, yang mengajarkan Wu Shi Dao. Sayang ajaran 
tersebut lebih berkembang dalam masyarakat Jepang, padahal itu milik leluhur 
kita.

Salam,

Chen Gui Xin



--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, agoeng_...@... wrote:

 Ah, ga cuma nyuap pake duit atau hartalah, banyak juga yg nyuap pake harga 
 diri n bahkan jual keluarga demi cari selamet entah dunia atau akhirat, cari 
 posisi, cari duit buat nyuap lagi. Yg beginian mah dr cerita jaman sam kok 
 sampe skrg banyak banget. Liat aja tuh yg sampe tega iblis2in leluhur demi 
 cari selamet dunia atau akhirat.
 -Original Message-
 From: kusalacitto gunawan guna...@...
 Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Date: Thu, 9 Sep 2010 12:45:14 
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Subject: Re: [budaya_tionghua] Prestasi pemerintah ?
 
 Aplikasi Korupsi itu bermacam-macam ya,
 
 Yang sering terjadi adalah suap menyuap.
 dan suap menyuap biasanya kan sebenarnya lebih dari 1 arah. Pasti ada
 Interaksinya...
 
 antara si pemberi suap
 
 dengan
 
 yang menerima suap.
 
 kalau ngomong soal Tionghoa Indonesia menerima suap, jelas bukan budayanya
 orang tionghoa di Indonesia.
 
 Karena mayoritas dari etnis Tionghoa yang minoritas ini, sudah termasuk
 kelas ekonomi menengah. Dan ditambah tidak ada (sangat jarang) menduduki
 posisi penting dalam strata birokrasi pemerintahan.
 
 Tetapi,
 
 kalau ngomong soal Tionghoa di Indonesia yang memberi suap. Tentu ini lain
 ceritanya.
 Jelas sekali sudah boleh dibilang telah menjadi budaya.
 
 Entah karena sudah dipraktekan ber-abad-abad atau karena ada trauma
 tertentu, maka saya kira, memberi suap, sudah resmi ber-akulturasi dengan
 budaya orang Tionghoa di Indonesia. Jelas ini belum ada penjelasan memuaskan
 baik dari segi ilmiah maupun dari segi sosio-kultural, untuk ini harusnya
 rekan-rekan se-milis yang masih muda-muda maupun yang ikut KEJAR PAKET Z
 (misalnya) masih bisa mengangkat topik ini sebagai judul tesis.
 
 Seolah sudah tertulis dalam DNA, atau sudah menjadi hukum tidak tertulis,
 Tionghoa suka memberi suap. Dan uniknya, bahkan Tionghoa sudah tidak
 menyadari itu adalah suap. Inilah prilaku jelek dari Tionghoa (tertentu)
 atau mereka yang saya lebih suka sebut CINA. Dan saya namakan mereka CINA,
 tentu untuk men distinc kan  mereka dengan Tionghoa lainnya. Dan iya Cina
 disini adalah istilah untuk menghina mereka juga untuk menghindari
 generalisasi ataupun stigmata untuk Tionghoa secara menyeluruh.
 
 Kelakuan para Cina, tentu saja, dapat kita saksikan lakon dan gerak gerik
 mereka dalam hidup kita yang singkat ini. Sangat mudah terlihat, bahkan
 lebih mudah menyaksikan kelakuan Cina ini dimana-mana daripada menyaksikan
 Anjing Kawin. Mungkin dan sangat mungkin, dalam jumlah member yang mencapai
 3000an di milis ini, banyak sekali Cina didalamnya.
 
 Cina, juga telah banyak melahirkan masalah di Tanah Air, makanya jaman dulu
 (mungkin juga sekarang) ada istilah masalah cina. Dan oleh karena
 orang-orang cina seperti inilah, seluruh Tionghoa lainnya terkena cipratan.
 Cipratannya bukan terkena cipratan air suci tetapi keciprat air berbau got!
 
 Baiklah, mungkin ada diantara saudara-saudara yang innocent, merasa bingung
 dengan akusisi (accusation, saya tidak tahu kata Indonesia untuk kata ini,
 saya labelin saja akusisi) saya. Baiklah, saya berikan sedikit ciri-ciri apa
 yang disebut cina.
 
 Kalau saya berbakat seperti Benny  Mice, mungkin saya akan menelurkan karya
 buku karikatur tebal yang ketebalannya mengalahkan tebalnya kitab suci. Saya
 akan memberi judul  Lagak Cina.
 
 Baiklah , kembali mengenai Cina, seperti sudah disebut diatas, pastilah
 sangat gampang terlihat. Dan ciri utama mereka adalah gemar memberi suap.
 
 Kita mulai dari lingkungan sekitar kita,
 
 Cina suka memberi gratifikasi kecil-kecilan
 Biasanya untuk Satpam atau penjaga malam atau tukang parkir yang memang
 bertugas dan tugasnya membuka pintu portal. Dengan lugunya atau lebih
 tepatnya tidak mau tahu, cina tidak menyadari dari bahaya Tipping. Hal ini
 membuat para satpam tidak mau mengerjakan tugasnya kalau tidak diberi TIPS.
 
 Cina suka 

[budaya_tionghua] Re: Benarkah Harun Yusuf mantan tukang kwamia?

2010-09-09 Terurut Topik Dada
Cina-cina sundal ? 

Rupanya anda sangat mencintai budaya tionghoa , sehingga penggunaan bahasa anda 
mencerminkan high culture budaya tionghoa dalam diri anda.

Dari tulisan anda di bawah ini , rasional anda berjalan zigzag mungkin karena 
terbentur emosi di kanan kiri

Sekali lagi saya ingatkan , milist ini untuk tionghoa dengan berbagai ragam 
latar dan terbuka .atau berbagai ragam latar yang tertarik dengan budaya 
tionghoa dan sejarah tiongkok. 

Berbicara suatu aliran protestan , seperti GBI , itu berarti anda membicarakan 
suatu aliran dengan beragam latar etnis pula , dengan kata lain anda mengatakan 
, pendeta GBI yang lain juga sundal , jadi mari di teruskan gaya bahasa anda , 
ambon2 sundal , batak2 sundal




--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ikkyosensei_ym ikkyosen...@... 
wrote:

 Ko Tantono:
 Salam koh, saya ikutan jengkel dengan kelakuan pendeta GBI kayak gitu. 
 Lagi-lagi GBI dah.
 
 Masih ada tuh, kalau mau dibodohin lihat : http://www.gbi-prj.com/node/379;
 
 Apa Cina-cina sundal seperti itu, belum belajar dari pengalaman diobrak abrik 
  dijotosi saat kebaktian di dalam gerejanya ya. Disamaratakan laki perempuan 
 anak-anak. Apa ya perlu dikerahkan massa lagi buat bakar-bakaran ... :)
 
 Ah, jangan ah, ntar kalau sudah kejadian, mereka minta perlindungannya sama 
 Tionghoa yang selama ini mereka musuhi sendiri juga.
 Kita-kita lagi juga yang repot, diaku-aku sebagai saudara lagi.
 
 Salam
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tantono Subagyo tantono@ wrote:
 
  Masih ada tuh, kalau mau dibodohin lihat : http://www.gbi-prj.com/node/379
  Ngomong tentang sho saja belepotan kok, lha wong Keuangan Yang Maha Kuasa.
  
  Bung Zhou Fu Yuan yth,
  Diantara 350 aliran dan beribu gereja di Indo ya tentu saja ada yang sakit,
  yang penting jangan di sama ratakan, agar anda tidak menjadi sakit pula
  hehehe
 





[budaya_tionghua] Re: Prestasi pemerintah ?

2010-09-09 Terurut Topik Dada
sebenernya mudah saja

1. jika korupsi dianggap sebagai budaya (dalam hal ini budaya cina) ,
ini harus kembali ke ilmu budaya di mana budaya asal akan berinteraksi
dengan budaya lokal tempat di mana dia berdiaspora.Apalagi yang di sorot
adalah proses suap yang juga berdasar pada interaksi (bukan satu arah)

2. Dilanjutkan dengan penelusuran dari daerah Tiongkok mana ,
berdiaspora ke negara mana , kawasan mana , lalu di lanjutkan dengan
studi perbandingan. Pertama Indonesia itu sendiri , lalu Singapura ,
Malaysia , Filipina , dan seterusnya dan seterusnya.

3.
konstanta = budaya sebelum berdiaspora adalah homogen
variabel = budaya lokal tempat berdiaspora adalah heterogen.
dstnya , dstnya


Asia Tenggara (dimana negara tersebut memiliki chinese diatas satu juta
jiwa)

Peringkat negara terbersih (jadi makin rendah peringkatnya makin korup)

1. Myanmar , Indeks 1.9 , peringkat 160 /163
2. Indonesia , Indeks 2.4 peringkat 140 /163
3. Filipina , Indeks 2.5 , peringkat 121/163
4. Vietnam , Indeks 2.6 , peringkat 111/163
5. Thailand , Indeks 3.6 , peringkat 63/163
6. Malaysia, Indeks 5.0 , peringkat 44/163
7. Singapura , Indeks 9,4 , peringkat 5/163


perbandingan dengan negara leluhur
8. RRT , Indeks 3.3 , peringkat 70
9. Taiwan , Indeks 5.4 , peringkat 34

Peringkat  jumlah perkiraan chinese dan persentasi perkiraan populasi
chinese dalam satu negara vs peringkat korupsi
1. Singapura 2.8 juta / 74% (peringkat 5 terbersih dunia)
2. Malaysia 6.3 juta / 26% (peringkat 44 terbersih dunia)
3. Thailand 7 juta / 14% (peringkat 63 terbersih dunia)
4. Vietnam 1.3 juta / 3% (peringkat 111 terbersih dunia)
5. Indonesia 7.7 juta / 3% (peringkat 140 terbersih dunia)
6. Filipina 1.2 juta / 2% (peringkat 121 terbersih dunia)
7. Myanmar 1.1 juta / 3% (peringkat 160 terbersih dunia)


Ini data mentah , tidak perlu diolah kuantitatif , cukup kualitatif dulu
ajah . singapura di mana chinese benar2 mayoritas , merupakan termasuk
lima besar negara paling bersih dari korupsi. Malaysia di mana chinese
itu persentasinya signifikan memiliki peringkat yang lebih baik ,
disusul thailand. Sementara negara dengan komposisi chinese tidak besar
mendominasi peringkat 100 keatas (Filipina , Indonesia , Myanmar,
Vietnam) .

Bisa di kombinasikan berpasangan dengan kombinasi yang lain (indeks
religius vs indeks korupsi) dstnya  . melihat sejauh mana korelasinya ,
yang tentu perlu waktu , dan komprehensif

  mudah2an mahasiswa sekarang ada yang tertarik meneliti untuk karya
tulis ,walau memang merupakan isu yang sensitif.


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, kusalacitto gunawan
guna...@... wrote:

 Aplikasi Korupsi itu bermacam-macam ya,

 Yang sering terjadi adalah suap menyuap.
 dan suap menyuap biasanya kan sebenarnya lebih dari 1 arah. Pasti ada
 Interaksinya...

 antara si pemberi suap

 dengan

 yang menerima suap.

 kalau ngomong soal Tionghoa Indonesia menerima suap, jelas bukan
budayanya
 orang tionghoa di Indonesia.

 Karena mayoritas dari etnis Tionghoa yang minoritas ini, sudah
termasuk
 kelas ekonomi menengah. Dan ditambah tidak ada (sangat jarang)
menduduki
 posisi penting dalam strata birokrasi pemerintahan.

 Tetapi,

 kalau ngomong soal Tionghoa di Indonesia yang memberi suap. Tentu ini
lain
 ceritanya.
 Jelas sekali sudah boleh dibilang telah menjadi budaya.

 Entah karena sudah dipraktekan ber-abad-abad atau karena ada trauma
 tertentu, maka saya kira, memberi suap, sudah resmi ber-akulturasi
dengan
 budaya orang Tionghoa di Indonesia. Jelas ini belum ada penjelasan
memuaskan
 baik dari segi ilmiah maupun dari segi sosio-kultural, untuk ini
harusnya
 rekan-rekan se-milis yang masih muda-muda maupun yang ikut KEJAR PAKET
Z
 (misalnya) masih bisa mengangkat topik ini sebagai judul tesis.

 Seolah sudah tertulis dalam DNA, atau sudah menjadi hukum tidak
tertulis,
 Tionghoa suka memberi suap. Dan uniknya, bahkan Tionghoa sudah tidak
 menyadari itu adalah suap. Inilah prilaku jelek dari Tionghoa
(tertentu)
 atau mereka yang saya lebih suka sebut CINA. Dan saya namakan mereka
CINA,
 tentu untuk men distinc kan  mereka dengan Tionghoa lainnya. Dan iya
Cina
 disini adalah istilah untuk menghina mereka juga untuk menghindari
 generalisasi ataupun stigmata untuk Tionghoa secara menyeluruh.

 Kelakuan para Cina, tentu saja, dapat kita saksikan lakon dan gerak
gerik
 mereka dalam hidup kita yang singkat ini. Sangat mudah terlihat,
bahkan
 lebih mudah menyaksikan kelakuan Cina ini dimana-mana daripada
menyaksikan
 Anjing Kawin. Mungkin dan sangat mungkin, dalam jumlah member yang
mencapai
 3000an di milis ini, banyak sekali Cina didalamnya.

 Cina, juga telah banyak melahirkan masalah di Tanah Air, makanya jaman
dulu
 (mungkin juga sekarang) ada istilah masalah cina. Dan oleh karena
 orang-orang cina seperti inilah, seluruh Tionghoa lainnya terkena
cipratan.
 Cipratannya bukan terkena cipratan air suci tetapi keciprat air berbau
got!

 Baiklah, mungkin ada diantara saudara-saudara yang innocent, merasa
bingung
 dengan akusisi 

[budaya_tionghua] Re: Benarkah Harun Yusuf mantan tukang kwamia?

2010-09-09 Terurut Topik ikkyosensei_ym
Benar sekali, saya memang jengkel alias emosi .. he he he. :)

Tapi perhatikan, saya menggunakan kata seperti itu, yang artinya ya yang 
seperti itu. Bukan semua pendeta atau semua Tionghoa. Tapi, yang berkelakuan 
seperti itu. Kebetulan saya menyebut GBI, karena bukankah kebanyakan basis para 
pendeta yang seperti itu kebanyakan di GBI? Silahkan tanya kepada koh 
Tantono, dia pasti lebih mengerti tentang hal ini.
Sama seperti Kussalacito, saya menggunakan istilah CINA, untuk men distinc kan  
mereka dengan Tionghoa lainnya.
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/message/51799

Saya menggunakan istilah sundal, untuk menunjuk pada Tionghoa yang 
menjelek-jelekkan budaya Tionghoa, ngaku2 Tionghoa kalau butuh saja. Kalau lagi 
dapat nggak enaknya atau lagi ditawarin duit langsung dah berkhianat. Istilah 
ini, dulu pernah juga diucapkan oleh anggota milist lain. Coba cermati post 
yang ini:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/message/47879

Salam,

Chen Gui Xin

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Dada wrw@... wrote:

 Cina-cina sundal ? 
 
 Rupanya anda sangat mencintai budaya tionghoa , sehingga penggunaan bahasa 
 anda mencerminkan high culture budaya tionghoa dalam diri anda.
 
 Dari tulisan anda di bawah ini , rasional anda berjalan zigzag mungkin karena 
 terbentur emosi di kanan kiri
 
 Sekali lagi saya ingatkan , milist ini untuk tionghoa dengan berbagai ragam 
 latar dan terbuka .atau berbagai ragam latar yang tertarik dengan budaya 
 tionghoa dan sejarah tiongkok. 
 
 Berbicara suatu aliran protestan , seperti GBI , itu berarti anda 
 membicarakan suatu aliran dengan beragam latar etnis pula , dengan kata lain 
 anda mengatakan , pendeta GBI yang lain juga sundal , jadi mari di teruskan 
 gaya bahasa anda , ambon2 sundal , batak2 sundal
 
 
 
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ikkyosensei_ym ikkyosensei@ wrote:
 
  Ko Tantono:
  Salam koh, saya ikutan jengkel dengan kelakuan pendeta GBI kayak gitu. 
  Lagi-lagi GBI dah.
  
  Masih ada tuh, kalau mau dibodohin lihat : http://www.gbi-prj.com/node/379;
  
  Apa Cina-cina sundal seperti itu, belum belajar dari pengalaman diobrak 
  abrik  dijotosi saat kebaktian di dalam gerejanya ya. Disamaratakan laki 
  perempuan anak-anak. Apa ya perlu dikerahkan massa lagi buat bakar-bakaran 
  ... :)
  
  Ah, jangan ah, ntar kalau sudah kejadian, mereka minta perlindungannya sama 
  Tionghoa yang selama ini mereka musuhi sendiri juga.
  Kita-kita lagi juga yang repot, diaku-aku sebagai saudara lagi.
  
  Salam
  
  --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tantono Subagyo tantono@ wrote:
  
   Masih ada tuh, kalau mau dibodohin lihat : http://www.gbi-prj.com/node/379
   Ngomong tentang sho saja belepotan kok, lha wong Keuangan Yang Maha Kuasa.
   
   Bung Zhou Fu Yuan yth,
   Diantara 350 aliran dan beribu gereja di Indo ya tentu saja ada yang 
   sakit,
   yang penting jangan di sama ratakan, agar anda tidak menjadi sakit pula
   hehehe
  
 





[budaya_tionghua] Re: Prestasi pemerintah ?

2010-09-09 Terurut Topik ikkyosensei_ym
@Dada:
Adanya korelasi negatif antara peringkat kebersihan dari korupsi (X) dengan 
persentase populasi Chinese (Y), tidaklah serta merta bermakna kausalitas 
karena X maka Y, atau karena Y maka X.
Banyak faktor yang mempengaruhi tingkat korupsi, baik dari aspek ekonomi, 
politik, sosiologi seperti ikatan kekerabatan, psikologi, peraturan  penegakan 
yang ada, kualitas birokrasi, dan sebagainya. Perlu ditelaah secara kualitatif 
dulu untuk membuat model penelitian yang rasional.

Tentang karakteristik etnis tertentu di Indonesia (dalam hal ini Tionghoa) 
terkait sikap terhadap korupsi/suap. Saya pikir dapat diteliti secara langsung 
menggunakan pendekatan kualitatif. Namun, sekali lagi kita, juga perlu membuat 
definisi tentang korupsi itu sendiri, sehingga bisa dioperasionalisasi ke 
variabel ukuran-ukuran korupsi.
Jika memang ingin membandingkan tingkat korupsi/suap antar etnis, maka kita 
tinggal mengkuantifikasi saja hasil pengukuran untuk masing-masing etnis. 
Banyak statistik yang bisa digunakan untuk pengujiannya.

Penelitian seperti ini tidak masalah sama sekali. Tidak ada yang sensitif, jika 
pengumpulan datanya ditangani/didampingi oleh profesional. Saya juga sangat 
mendukung, jika ada mahasiswa yang ingin meneliti tema tersebut.

Salam,

Chen Gui Xin

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Dada wrw@... wrote:

 sebenernya mudah saja
 
 1. jika korupsi dianggap sebagai budaya (dalam hal ini budaya cina) ,
 ini harus kembali ke ilmu budaya di mana budaya asal akan berinteraksi
 dengan budaya lokal tempat di mana dia berdiaspora.Apalagi yang di sorot
 adalah proses suap yang juga berdasar pada interaksi (bukan satu arah)
 
 2. Dilanjutkan dengan penelusuran dari daerah Tiongkok mana ,
 berdiaspora ke negara mana , kawasan mana , lalu di lanjutkan dengan
 studi perbandingan. Pertama Indonesia itu sendiri , lalu Singapura ,
 Malaysia , Filipina , dan seterusnya dan seterusnya.
 
 3.
 konstanta = budaya sebelum berdiaspora adalah homogen
 variabel = budaya lokal tempat berdiaspora adalah heterogen.
 dstnya , dstnya
 
 
 Asia Tenggara (dimana negara tersebut memiliki chinese diatas satu juta
 jiwa)
 
 Peringkat negara terbersih (jadi makin rendah peringkatnya makin korup)
 
 1. Myanmar , Indeks 1.9 , peringkat 160 /163
 2. Indonesia , Indeks 2.4 peringkat 140 /163
 3. Filipina , Indeks 2.5 , peringkat 121/163
 4. Vietnam , Indeks 2.6 , peringkat 111/163
 5. Thailand , Indeks 3.6 , peringkat 63/163
 6. Malaysia, Indeks 5.0 , peringkat 44/163
 7. Singapura , Indeks 9,4 , peringkat 5/163
 
 
 perbandingan dengan negara leluhur
 8. RRT , Indeks 3.3 , peringkat 70
 9. Taiwan , Indeks 5.4 , peringkat 34
 
 Peringkat  jumlah perkiraan chinese dan persentasi perkiraan populasi
 chinese dalam satu negara vs peringkat korupsi
 1. Singapura 2.8 juta / 74% (peringkat 5 terbersih dunia)
 2. Malaysia 6.3 juta / 26% (peringkat 44 terbersih dunia)
 3. Thailand 7 juta / 14% (peringkat 63 terbersih dunia)
 4. Vietnam 1.3 juta / 3% (peringkat 111 terbersih dunia)
 5. Indonesia 7.7 juta / 3% (peringkat 140 terbersih dunia)
 6. Filipina 1.2 juta / 2% (peringkat 121 terbersih dunia)
 7. Myanmar 1.1 juta / 3% (peringkat 160 terbersih dunia)
 
 
 Ini data mentah , tidak perlu diolah kuantitatif , cukup kualitatif dulu
 ajah . singapura di mana chinese benar2 mayoritas , merupakan termasuk
 lima besar negara paling bersih dari korupsi. Malaysia di mana chinese
 itu persentasinya signifikan memiliki peringkat yang lebih baik ,
 disusul thailand. Sementara negara dengan komposisi chinese tidak besar
 mendominasi peringkat 100 keatas (Filipina , Indonesia , Myanmar,
 Vietnam) .
 
 Bisa di kombinasikan berpasangan dengan kombinasi yang lain (indeks
 religius vs indeks korupsi) dstnya  . melihat sejauh mana korelasinya ,
 yang tentu perlu waktu , dan komprehensif
 
   mudah2an mahasiswa sekarang ada yang tertarik meneliti untuk karya
 tulis ,walau memang merupakan isu yang sensitif.
 
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, kusalacitto gunawan
 gunawan@ wrote:
 
  Aplikasi Korupsi itu bermacam-macam ya,
 
  Yang sering terjadi adalah suap menyuap.
  dan suap menyuap biasanya kan sebenarnya lebih dari 1 arah. Pasti ada
  Interaksinya...
 
  antara si pemberi suap
 
  dengan
 
  yang menerima suap.
 
  kalau ngomong soal Tionghoa Indonesia menerima suap, jelas bukan
 budayanya
  orang tionghoa di Indonesia.
 
  Karena mayoritas dari etnis Tionghoa yang minoritas ini, sudah
 termasuk
  kelas ekonomi menengah. Dan ditambah tidak ada (sangat jarang)
 menduduki
  posisi penting dalam strata birokrasi pemerintahan.
 
  Tetapi,
 
  kalau ngomong soal Tionghoa di Indonesia yang memberi suap. Tentu ini
 lain
  ceritanya.
  Jelas sekali sudah boleh dibilang telah menjadi budaya.
 
  Entah karena sudah dipraktekan ber-abad-abad atau karena ada trauma
  tertentu, maka saya kira, memberi suap, sudah resmi ber-akulturasi
 dengan
  budaya orang Tionghoa di Indonesia. Jelas ini belum ada penjelasan
 memuaskan
  baik dari segi ilmiah 

[budaya_tionghua] Re: Benarkah Harun Yusuf mantan tukang kwamia?

2010-09-08 Terurut Topik Dada
Jika ranah keyakinan sudah didasari motif untuk menyembah Keuangan yang Maha 
Esa , lantas berjualan , maka dia harus menyediakan beberapa eksposisi , 
misalkan mantan tukang kwamia , di datangi malaikat , mendengar bisikan , 
mantan panglima gereja setan , mengaku sebagai cicit kaisar ,  tidak perlu 
sampai membuka baju tentunya , tapi membuat suatu kurikulum hidup yang 
spektakuler , menandakan dirinya bukan orang sembarangan. Adalah hal yang sulit 
seperti memacu kendaraan sedemikian tinggi lantas tiba2 berbelok menikung , 
menghasilkan tontonan yang dramatis , spektakuler , ajaib dan akhirnya , 
mukjizat dan memaksa pendengar , pemirsa takjub bukan main.  

Apalagi orang yang berpindah dan berjualan , baik itu pindah agama , pindah 
budaya , pindah negara , daripada menghadapi resiko pandangan curiga , dia 
harus lebih kristen daripada kristen umumnya , lebih islam daripada islam 
umumnya , lebih amerika daripada orang amerika itu sendiri , lebih buddhist 
daripada buddhist itu sendiri. 


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tantono Subagyo tant...@... wrote:

 Ada orang yang masuk Kristen karena mau cari rezeki, jadi ya begitulah,
 ngaku mantan tukang kwa-mia, ngaku mantan FPI-lah dls, di agama lain juga
 ada, ada yang ngaku mantan suster (padahal cuma sekolah di suster-an).
 Orang begini jangan digubris karena yang disembah adalah Ke-uang-an Yang
 Maha Kuasa.  Coba dipanggil kotbah tidak dikasih duit, pasti deh merengut.
 Saya pernah ketemu Harun Yusuf, Im Yang Ngo Heng saja nggak tahu ngakunya
 bisa Pwee Jie, dan katanya Pwee Jie atau Ba Zi itu nggak pake itungan
 tanggal lahir tapi pakai mahluk halus, cap deh.  Sojah, Tan Lookay
 
 2010/9/2 Budi Hermawan budma...@...
 
 
 
 
  Yth Netters,
 
  Saya ingin bertanya ttg Harun Yusuf. Menurut pengakuannya, dia adalah
  seorang
  mantan tukang kwamia yang dulu praktek di daerah Muara Karang/Pluit kalau
  tidak
  salah. Adakah rekan2, terutama yang tinggal di daerah sana atau yang dulu
  pernah
 
  berkonsultasi dengannya, yang dapat mengkonfirmasi apakah memang benar
  demikian?
 
  Sebelumnya saya mohon agar pertanyaan saya ini jangan menjadi perdebatan
  panjang, karena dari yang saya lihat di milis lain biasanya kalau sudah
  membahas
 
  Harun yusuf akhirnya jadi perdebatan. Tujuan saya bertanya demikian karena
  hanya
 
  ingin tahu saja apakah memang dia itu benar2 mantan tukang kwamia atau
  hanya
  ngaku2 saja.
 
  Sebelumnya saya ucapkan terima kasih.
 
  Budi
 
  
 
 
 
 
 -- 
 Salam, Tantono Subagyo





[budaya_tionghua] Re: Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran bersama?

2010-09-08 Terurut Topik Dada
Agama , suka atau tidak suka , seperti ideologi komunis dan lain lain ,
meluangkan waktu untuk berbagai solusi untuk pemerintahan dalam
mengelola negara . Dari ekonomi syariah sampai etika dasar kristen yang
mendasari kapitalisme di kemudian hari. Atau peran Neo Confucian dalam
revolusi ilmu di Jepang dan Korea.  Jadi , walau secara pribadi saya
tidak suka dengan keterlibatan agama dalam pemerintahan , partai
berdasarkan agama masih lebih masuk akal daripada partai berdasarkan ras
. Lagipula , apakah keragaman ras di malaysia itu sekompleks Tiongkok
atau Indonesia?


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Azura-Mazda extrim_blue...@...
wrote:

 Zhou Fuyen jangan somse. Di Malay, partai berdasarkan garis ras itu
 sudah bener. Daripada di Indonesia, ada dominasi partai berasas agama
 tunggal.
 Â


 --- Pada Rab, 1/9/10, zho...@... zho...@... menulis:


 Dari: zho...@... zho...@...
 Judul: Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju
kemakmuran bersama?
 Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Tanggal: Rabu, 1 September, 2010, 1:41 PM


 Â



 Percayalah, Malaysia adalah bom waktu!
 Politik rasialnya sekarang justru mendapat tantangan berat! Di sana
partai adalah berdasarkan ras, ini jelas ketinggalan dibanding
Indonesia, masak kita harus berjalan mundur?
 Nep ternyata tdk membawa berkah ke masyarakat luas, hanya golongan
elite bumi putra yg menikmati hasilnya, dan nanti setelah kemudahan
dicabut, apakah mereka masih dpt bersaing?

 Jika ingin memajukan golongan masyarakat yg terbelakang, jangan
berdasarkan ras, tapi harus berdasarkan kelas ekonomi. Kita harus
memberi banyak subsidi untuk kelompok ini, misalnya bea siswa, kredit
usaha murah, subsidi perumahan, pelatihan kerja, tranportasi murah,
tunjangan kesehatan dll, semua ini memang memakan dana yg cukup besar,
dananya ya diambil dari pajak, maka tingkatkan prosentase pajak bagi
pengusaha besar dan barang mewah semacam sedan dan rumah mewah.


 Sent from my BlackBerry®
 powered by Sinyal Kuat INDOSAT


 From: Harry Adinegara sans_culotte...@...
 Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Date: Wed, 1 Sep 2010 05:51:39 -0700 (PDT)
 To: tionghoa-...@yahoogroups.com; budaya
tionghuabudaya_tiong...@yahoogroups.com
 ReplyTo: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Cc: gelora45gelor...@yahoogroups.com; media
caremediac...@yahoogroups.com
 Subject: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju
kemakmuran bersama?

 Â



 Rupanya perlu di-telaah lebih mendalam perihal  berita soal
Pak Wapres Jusuf Kalla, yang dalam pidatonya yang terachir sempat beliau
dikatagorikan sebagai seorang yang rasialis, seorang rasialis yang anti
suku Tionghoa.
 Â
 Bersamaan dengan kejadian ini ,negara tetangga kita , Malaysia
merayakan policy yang waktu itu, dikenal sebagai NEP(New Economic
Policy) yang dicetuskan di tahun 1971, jadi sudah 40-an tahun yll. NEP
ini bertujuan untuk menjebatani suatu fusi antara ,terutama 3 etnis di
M'sia, yakni etnis Chinese, Indian dan majority orang Malay atau
bumiputra, untuk bisa kerja sama dengan lebih efektip bagi kemakmuran
bersama. Tujuan policy ini adalah untuk menyatukan sikap ,
ketrampilan dan kinerja segenap kekuatan (3 etnis) ini untuk bisa kerja
sama  menuju kemakmuran bersama. Untuk mencapai tujuan achir ,
kemakmuran bersama maka perlu di-awali dengan mengangkat sikon-nya orang
Malay (bumi putra) yang mayoritas(60%)untuk bisa berdiri sama tinggi,
duduk sama rendah. Caranya dengan , apa yang dikenal
 dengan affirmative action.  Kejadian huru hara tahun 1969, clash
antar etnis memberikan stimuli pada pemerintah waktu itu untuk mencari
jalan keluar(solusi)  dari kejadian ini  yang telah menelan
korban jiwa dan harta, Mencari idee ,mencari , mengolah suatu rancangan
undang2 untuk mengatasi kejadian ini dan mempersatukan segenap kekuatan
, bekerja sama segenap kekuatan bagi kemajuan negara Malaysia. Caranya
yalah dengan memberikan ...preferential access ke misalnya bea siswa,
kepemilikan saham dalam perusahaan sampai ke pembelian rumah,policy ini
akan memberikan fasilitas pertama2 kepada bumi putra.  Dengan cara
affirmative action ini ditargetkan kalau dalam kurun waktu tidak lama
maka para bumi putra akan sanggup ber-mitra dengan etnis2 lain yang
dulunya  mustahil bisa terlaksana karena status bumi putra tak
se-imbang dalam banyak hal. Dalam kurun waktu 40 tahun semenjak policy
NEP ini, dirasakan oleh pemerintah sekarang, sudah sampai waktunya
  untuk mengganti atau mengolah policy NEP ini dengan lebih rinci,
menghilangkan aspek policy yang kurang menguntungkan dan memberikan
suntikan baru agar kemajuan yang sudah sempat dicapai sekarang ini
akan bisa lebih di-galak-kan mengingat globalisasi dimana semua negara
bersaing untuk kemajuan negara nya masing2.
 Â
 Mengapa NEP , oleh pemerintah Najib Razak perlu di olah /dirubah dan
disesuaikan dengan waktu dan pemrmintaan zaman ?  Dalam perjalanan
policy NEP ini, Malaysia sudah bisa mencapai hasil yang cukup
mengagumkan. Pasca PD II, waktu itu Malaysia bisa di 

[budaya_tionghua] Re: Baca Dan Respon Posting. (Was: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta)

2010-09-08 Terurut Topik Dada

Salah satu teknik interogasi agen2 KGB adalah permainan bad cop dan good
cop , yang satu berperan sebagai demon , menindas tahanan agar mengakui
suatu kesalahan , satu lagi berperan sebagai malaikat yang membelai2
tahanan dengan senyum dan ramah. Tahanan akan terombang-ombang dalam
permainan panas dan dingin ini sampai menjadi gelas yang retak.

Dalam hubungan internasional dan dalam negri pun prinsipnya sama ,
bahkan keluarga sebagai elemen terkecil itu harus ada balance , harus
ada bapak yang ditakuti dan disegani , harus ada ibu yang membelai2
sang anak. Jadi tidak cukup dengan AHIMSA , tidak cukup dengan whatever
Gandhi Would Do , tapi juga harus ada Whatever Machiavelli Would Do.
Bermain main dengan irama sesuai situasi dan kondisi. Sebagai bangsa
harus ada tokoh humanis seperti Gus Dur dan juga tentara setangguh
pasukan komando khusus. Di Jerman ada Hitler yang di kutuk oleh musuhnya
, ada juga Rommel yang di hormati , bahkan oleh pidato Churchill di masa
perang .

Dalam kaidah seni perang , Yagyu Munenori mengungkap dualisme pedang ,
bahwa pedang itu pemberi kehidupan dan juga instrumen kematian. Jika
pedang di tebas itu untuk mencabut nyawa seorang Hitler yang menyebabkan
tumpahnya darah jutaan manusia , atau serial killer yang menyebabkan
rentetan kematian , dengan menebas pedang itu untuk menghabisi mereka ,
maka dapat di katakan pedang itu juga instrumen pemberi hidup
(live-giving sword).

Jika karena Ahimsa yang anti kekerasan itu menyebabkan kematian lebih
banyak lagi , melalui dampak langsung atau tidak langsung (India boleh
merdeka , tapi di susul konflik dengan terpecahnya India , Pakistan ,
dan menyusul Bangladesh) maka dapat di katakan Ahimsa yang anti
kekerasan itu juga sebenarnya instrumen kekerasan itu sendiri.




  
   --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, sf sawfa@ wrote:
  
   sekian lama sy merasa cara ahimsa nya mahatma gandhi adalah paling
baik, maka sy lebih merasa cara bun lebih baik dari bu. pilihan sy ini
sejalan dg pandangan 1 generasi di atas sy, tentunya berdasarkan
pengalaman mereka masa itu. di singkawang dulu ada seorang jago kungfu
yg sekarang sy lupa nama aslinya siapa (dulu sy tidak tau)  tapi dikenal
dg panggilan cimuk On. dalam suatu pertandingan persahabatan dg jago
karate dari jepang, setelah si jepang pulang ke rumah, muntah darah dan
mati. cimuk On kemudian jadi buron dan disembunyikan murid2nya di
jakarta, dan sampai akhir hayatnya tinggal di jl. TSS.
  
   kejadian itu mungkin salah satu kejadian yg membuat trauma shg
setelah itu tidak terdengar lagi cerita2 pembela kebenaran dari
singkawang. padahal jika dirunut-runut ke belakang, sy rasa nenek moyang
orang tionghua di singkawang rata2 menguasai ilmu bela diri yg cukup
mumpuni shg mampu mengatasi medan yg berat.
  
   pd jaman orba, di tingkat kebijakan, semua yg berbau cina sebisa
mungkin dihilangkan.  di tingkat implementasi, sejak anak2 sdh timbul
kebencian yg sangat kental terhadap cina di kalangan melayu, entah apa
yg ada di pikiran anak2 itu sehingga harus malak dan ngajak berantem.
dan tambah menjadi-jadi karena tidak ada lagi komunitas tionghua yg
mengajarkan ilmu bela diri. sy sendiri waktu umur 9 atau 10 tahun di
suatu malam pulang dari belanja di warung sendirian, pernah dicegat dan
dikerubuti 6-7 anak2 tetangga tapi karena gelap, sepi, gak ada pilihan
lain, lebih baik melawan sebisanya daripada mati konyol. itu pengalaman
berantem satu2nya yg sy punyai, hehehe….
  
   komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja, yg
setau sy belum pernah ada sejarahnya, gereja mengadakan latihan ilmu
bela diri, kungfu atau karate atau boxing sekalipun. sesepuh2 yg
dianggap bijaksana sbg tempat mengadu, biasanya menenangkan dg kata2:
sebisa mungkin kita menghindar saja, biarkan mereka berbuat jahat
terhadap kita, suatu saat mereka pasti akan ketemu orang yg membuat
mereka jera. tapi dari hari ke hari, semakin banyak yg ngomong begitu,
sementara orang yg akan memberi pelajaran yg membuat jera, tak kunjung
muncul, hehehe…
  
   dlm sebuah retret meditasi, sy ketemu kawan2 dari makassar. salah
satunya sangat menggemari ilmu beladiri, bahkan di retret sebelumnya
katanya dia ketemu seorang ahli taichi yg masih muda huaqiao dari
amerika.  yg mengagetkan sy, teman ini bercerita bahwa ia sering duel dg
tukang2 becak di sana. kalau ada yg belagu atau ngata2in cino, dia akan
pancing ke tempat sepi, dan hajar di sana, tapi jangan sampai mati,
katanya, hehehe… padahal ia adalah seorang sarjana hukum.
  
   semoga di pontianak dan daerah2 lain semakin banyak orang2 spt
teman
   makassar itu atau spt koko dari ikkyosensei, maka menurut sy,
huaren akan lebih dipandang dlm kehidupan bermasyarakat secara nasional.
  
 




Re: [budaya_tionghua] Re: Benarkah Harun Yusuf mantan tukang kwamia?

2010-09-08 Terurut Topik zhoufy
Sudah sejak lama, saya mengkategorikan tokoh2 yg mengaku tobat karena insyaf 
ini adalah manusia2 yg dasarnya sakit secara sosial. Kalau tidak sakit kok bisa 
sesatnya sedemikian jauh! Sampai jadi tukang guamia, tukang bakar gereja dll yg 
tdk akan mampu dilakukan manusia2 normal, apapun agamanya.
Jika sebuah lembaga agama bisa mendatangkan mereka utk berceramah dan terus 
mengidolakan mereka, berarti lembaga itu juga sakit! 
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: Dada wrw@gmail.com
Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Wed, 08 Sep 2010 08:06:00 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Re: Benarkah Harun Yusuf mantan tukang kwamia?

Jika ranah keyakinan sudah didasari motif untuk menyembah Keuangan yang Maha 
Esa , lantas berjualan , maka dia harus menyediakan beberapa eksposisi , 
misalkan mantan tukang kwamia , di datangi malaikat , mendengar bisikan , 
mantan panglima gereja setan , mengaku sebagai cicit kaisar ,  tidak perlu 
sampai membuka baju tentunya , tapi membuat suatu kurikulum hidup yang 
spektakuler , menandakan dirinya bukan orang sembarangan. Adalah hal yang sulit 
seperti memacu kendaraan sedemikian tinggi lantas tiba2 berbelok menikung , 
menghasilkan tontonan yang dramatis , spektakuler , ajaib dan akhirnya , 
mukjizat dan memaksa pendengar , pemirsa takjub bukan main.  

Apalagi orang yang berpindah dan berjualan , baik itu pindah agama , pindah 
budaya , pindah negara , daripada menghadapi resiko pandangan curiga , dia 
harus lebih kristen daripada kristen umumnya , lebih islam daripada islam 
umumnya , lebih amerika daripada orang amerika itu sendiri , lebih buddhist 
daripada buddhist itu sendiri. 


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tantono Subagyo tant...@... wrote:

 Ada orang yang masuk Kristen karena mau cari rezeki, jadi ya begitulah,
 ngaku mantan tukang kwa-mia, ngaku mantan FPI-lah dls, di agama lain juga
 ada, ada yang ngaku mantan suster (padahal cuma sekolah di suster-an).
 Orang begini jangan digubris karena yang disembah adalah Ke-uang-an Yang
 Maha Kuasa.  Coba dipanggil kotbah tidak dikasih duit, pasti deh merengut.
 Saya pernah ketemu Harun Yusuf, Im Yang Ngo Heng saja nggak tahu ngakunya
 bisa Pwee Jie, dan katanya Pwee Jie atau Ba Zi itu nggak pake itungan
 tanggal lahir tapi pakai mahluk halus, cap deh.  Sojah, Tan Lookay
 
 2010/9/2 Budi Hermawan budma...@...
 
 
 
 
  Yth Netters,
 
  Saya ingin bertanya ttg Harun Yusuf. Menurut pengakuannya, dia adalah
  seorang
  mantan tukang kwamia yang dulu praktek di daerah Muara Karang/Pluit kalau
  tidak
  salah. Adakah rekan2, terutama yang tinggal di daerah sana atau yang dulu
  pernah
 
  berkonsultasi dengannya, yang dapat mengkonfirmasi apakah memang benar
  demikian?
 
  Sebelumnya saya mohon agar pertanyaan saya ini jangan menjadi perdebatan
  panjang, karena dari yang saya lihat di milis lain biasanya kalau sudah
  membahas
 
  Harun yusuf akhirnya jadi perdebatan. Tujuan saya bertanya demikian karena
  hanya
 
  ingin tahu saja apakah memang dia itu benar2 mantan tukang kwamia atau
  hanya
  ngaku2 saja.
 
  Sebelumnya saya ucapkan terima kasih.
 
  Budi
 
  
 
 
 
 
 -- 
 Salam, Tantono Subagyo






[budaya_tionghua] Re: Arti Penting Misi Perjalanan Laksamana Zheng He (Cheng Ho) Bagi Pengembangan Bis

2010-09-08 Terurut Topik ardian_c
kagak ada itu Beliau alias Zheng He meditasi or tapa di gedung batular.

yg masalah itu kelenteng sampo tong jadi berubah nilai2 budayanya 
wekekekekekkekekeke. mana itu nuansa jawanya ? lenyap akang !!!
mana itu nuansa khas tionghoa jawa ??

tai kak sie itoe tjoema sempet jadi tempat persinggahan en tinggal sementara 
bhiksu Ben Qing. Lha kalu mau ditarik mah banyak atuh termasuk jg bio kim tek 
ie dsbnya.

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, east_road east_r...@... wrote:

 Mau tanya bro ivan,
 
 Lalu yang Di goa gedong Batu itu dikatakan tempat Beliau bermeditasi itu 
 benar atau tidak ?.
 
 Pasti ada latar belakang sejarah mengenai goa Gedong Batu hadir.
 
 Memang Benar Klenteng Tay kak Sie dan Klenteng Gedong Batu adalah aset 
 Semarang, Bahkan saya pernah membawa teman dari Tiongkok pun kagum akan 
 Semarang, Saya rasa Kleteng Gedong batu adalah aset wisatawan Internasional 
 yang perlu digali.
 
 Sementara Kletenteng Tay kak sie nampak tilas Agama Buddha dan 
 penyebarannya. Perlu dilestarikan pula karena ini adalah sejarah latar 
 belakang penyebaran Agama Buddha dari sekian lama tidur terlelap semenjak 
 Kejatuhan Kerajaan majapahit.
 
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Ivan ivan_taniputera@ wrote:
 
  Betul.
  
  Memang Zhenghe tidak pernah singgah di Semarang. Cuman kebetulan saja di 
  Semarang ada Sampokong (Gedung Batu), jadi kita manfaatkan momen ini.
  
  Salam,
  
  IT.
  
  --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ardian_c ardian_c@ wrote:
  
   setau aye itu armada zheng he ngedarat di tuban , gresik gak di semarang
   
   ntu jangkar seh nurut mata aye yg masih amatir, itu jangkar belanda 
   boekan jangkar tiongkok yg 4 mata.
   
   
   
   --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Ophoeng ophoeng@ wrote:
   
Bung Ardian, Bung Ivan dan TTM semuah,

Hai, apakabar? Sudah makan?

Kebetulan saya baru ajah selesai nonton video-nya Zheng He ini.

Zheng-he ke Jawa (kayaknya bukan khusus ke Semarang ya?), bukannya 
genap 600 tahun-nya udah lewat 4-5 tahun lalu ya? Waktu itu diperingati 
besar-besaran di Semarang, mereka bikin replika kapalnya di kali deket 
kelenteng Gang Lombok(?) itu. 

Di Cirebon, kelenteng Thay Kak Sie deket pelabuhan itu, menyimpan satu 
jangkar besar yang dipercaya merupakan jangkar dari kapal anggota 
armada Zheng-he juga.

Kaisar Zhu-di atau Yong-le ini hebat sekali pada jamananya ya. Sudah 
memikirkan menyusun ensiklopedi segala, sayang buku-bukunya banyak 
dibakar oleh penggantinya ya. Juga terpikir untuk mengirim misi muhibah 
segala. Sayang sekali dia gak berpikir untuk menguasai daerah yang tak 
bertuan - yang disinggahi oleh armada Zheng-he, misalnya. 

Di filem tidak diceritakan kisah selanjutnya setelah Tiongkok (mereka 
sudah menyebut Cung-guo?) ditinggal mati oleh Zhu-di, dilanjutkan oleh 
anaknya cuma sebentar (8 bulan?) lalu cucunya meneruskan tahta. 
Zheng-he yang sudah di'ban' aka grounded oleh anaknya Zhu-di, lalu 
direhabilitasi namanya, dikasih ijin untuk melaut lagi. 

Sementara Zheng-he yang sudah lanjut usia, lantas perannya digantikan 
oleh anak cici angkatnya (atau pacarnya ya?) Sung-thian, segenerasi ama 
sang cucu kaisar. 

Gak tahu apakah ada cerita selanjutnya ttg kedua penerus ini ya? Atau 
mereka gak sempat berkibar namanya sudah digulung oleh kaisar dari 
keluarga lain yang 'berontak'. Seru juga melihat mereka baku bunuh demi 
tahta, bahkan di antara sesama saudara dan orangtua/anak sendiri 
sekalipun!

Kalau baca sejarah mereka, kayakanya getun - menyesali, kaisar selalu 
digantikan lewat pertumpahan darah, entah oleh keturunannya sendiri, 
atau oleh keluarga lain. Kalau saja jaman itu sudah mengenal pergantian 
kekuasaan tanpa pertumpahan darah, mungkin sudah sejak dulu Tiongkok 
berjaya dan sukses menjadi boss dunia ya?

Cara Yong-le memerintah, kalau benar seperti digambarkan di filem tsb., 
nampaknya sudah 'demokrasi' - dia kasih kesempatan para menteri-nya 
untuk punya pendapat sendiri, walau keputusan terakhir selalu di 
tangannya jua. Memang sih agak 'aneh' kalau dibandingkan dengan 
demokrasi sekarang, tapi demokrasi sekarang juga akan terasa aneh: bisa 
pake duit supaya menang dengan suara terbanyak, jeh!

Yang masih bikin bingung buat saya, nama-nama negara yang disinggahi 
Zheng-he, karena lafal-nya dari Guo-yu, si pembuat sub-title kayaknya 
asal nyebut ajah, ada yang pas, tapi banyak yang kayaknya gak nyambung. 
Susah menebaknya. Baca di wikipedia, daerah atau negara yang 
disinggahinya, banyak yang gak cocok ama yang disebut di sub-title. 
Susah juga sih ya, pembuat sub-title biasanya cuma asal terjemahin, 
kejar tayang, gak ada waktu - jadi asal jadi ajah sudah bagus, euy!

Back to topic. Kalau mau mengharap pemerintah ikut ambil bagian dalam 
mempromosikan Semarang dengan 

[budaya_tionghua] Re: Benarkah Harun Yusuf mantan tukang kwamia?

2010-09-08 Terurut Topik ardian_c
lha bukannya harun yusuf dah ngadep giam lo ong gak lama abis dia bertobat ?
so ketemunya kapan tuh boss ?
ataw ketemu anaknya kale yg selalu bawa2 cerita bokapnya.

btw gw baru seumur2 denger tukang pekji pake cabut2 roh wekekekeke
ngibul tuh

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tantono Subagyo tant...@... wrote:

 Ada orang yang masuk Kristen karena mau cari rezeki, jadi ya begitulah,
 ngaku mantan tukang kwa-mia, ngaku mantan FPI-lah dls, di agama lain juga
 ada, ada yang ngaku mantan suster (padahal cuma sekolah di suster-an).
 Orang begini jangan digubris karena yang disembah adalah Ke-uang-an Yang
 Maha Kuasa.  Coba dipanggil kotbah tidak dikasih duit, pasti deh merengut.
 Saya pernah ketemu Harun Yusuf, Im Yang Ngo Heng saja nggak tahu ngakunya
 bisa Pwee Jie, dan katanya Pwee Jie atau Ba Zi itu nggak pake itungan
 tanggal lahir tapi pakai mahluk halus, cap deh.  Sojah, Tan Lookay
 
 2010/9/2 Budi Hermawan budma...@...
 
 
 
 
  Yth Netters,
 
  Saya ingin bertanya ttg Harun Yusuf. Menurut pengakuannya, dia adalah
  seorang
  mantan tukang kwamia yang dulu praktek di daerah Muara Karang/Pluit kalau
  tidak
  salah. Adakah rekan2, terutama yang tinggal di daerah sana atau yang dulu
  pernah
 
  berkonsultasi dengannya, yang dapat mengkonfirmasi apakah memang benar
  demikian?
 
  Sebelumnya saya mohon agar pertanyaan saya ini jangan menjadi perdebatan
  panjang, karena dari yang saya lihat di milis lain biasanya kalau sudah
  membahas
 
  Harun yusuf akhirnya jadi perdebatan. Tujuan saya bertanya demikian karena
  hanya
 
  ingin tahu saja apakah memang dia itu benar2 mantan tukang kwamia atau
  hanya
  ngaku2 saja.
 
  Sebelumnya saya ucapkan terima kasih.
 
  Budi
 
  
 
 
 
 
 -- 
 Salam, Tantono Subagyo





Bls: [budaya_tionghua] Re: Arti Penting Misi Perjalanan Laksamana Zheng He (Cheng Ho) Bagi Pengembangan Bis

2010-09-08 Terurut Topik Adi Mulya
Kepada semua saudara saudaraku yang saya hormati...kebetulan saya punya buku 
kopiyannya LOUW DJING TIEada yang tertarik?


--- Pada Rab, 8/9/10, ardian_c ardia...@yahoo.co.id menulis:


Dari: ardian_c ardia...@yahoo.co.id
Judul: [budaya_tionghua] Re: Arti Penting Misi Perjalanan Laksamana Zheng He 
(Cheng Ho) Bagi Pengembangan Bis
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Rabu, 8 September, 2010, 1:05 PM


  



kagak ada itu Beliau alias Zheng He meditasi or tapa di gedung batular.

yg masalah itu kelenteng sampo tong jadi berubah nilai2 budayanya 
wekekekekekkekekeke. mana itu nuansa jawanya ? lenyap akang !!!
mana itu nuansa khas tionghoa jawa ??

tai kak sie itoe tjoema sempet jadi tempat persinggahan en tinggal sementara 
bhiksu Ben Qing. Lha kalu mau ditarik mah banyak atuh termasuk jg bio kim tek 
ie dsbnya.

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, east_road east_r...@... wrote:

 Mau tanya bro ivan,
 
 Lalu yang Di goa gedong Batu itu dikatakan tempat Beliau bermeditasi itu 
 benar atau tidak ?.
 
 Pasti ada latar belakang sejarah mengenai goa Gedong Batu hadir.
 
 Memang Benar Klenteng Tay kak Sie dan Klenteng Gedong Batu adalah aset 
 Semarang, Bahkan saya pernah membawa teman dari Tiongkok pun kagum akan 
 Semarang, Saya rasa Kleteng Gedong batu adalah aset wisatawan Internasional 
 yang perlu digali.
 
 Sementara Kletenteng Tay kak sie nampak tilas Agama Buddha dan 
 penyebarannya. Perlu dilestarikan pula karena ini adalah sejarah latar 
 belakang penyebaran Agama Buddha dari sekian lama tidur terlelap semenjak 
 Kejatuhan Kerajaan majapahit.
 
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Ivan ivan_taniputera@ wrote:
 
  Betul.
  
  Memang Zhenghe tidak pernah singgah di Semarang. Cuman kebetulan saja di 
  Semarang ada Sampokong (Gedung Batu), jadi kita manfaatkan momen ini.
  
  Salam,
  
  IT.
  
  --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ardian_c ardian_c@ wrote:
  
   setau aye itu armada zheng he ngedarat di tuban , gresik gak di semarang
   
   ntu jangkar seh nurut mata aye yg masih amatir, itu jangkar belanda 
   boekan jangkar tiongkok yg 4 mata.
   
   
   
   --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Ophoeng ophoeng@ wrote:
   
Bung Ardian, Bung Ivan dan TTM semuah,

Hai, apakabar? Sudah makan?

Kebetulan saya baru ajah selesai nonton video-nya Zheng He ini.

Zheng-he ke Jawa (kayaknya bukan khusus ke Semarang ya?), bukannya 
genap 600 tahun-nya udah lewat 4-5 tahun lalu ya? Waktu itu diperingati 
besar-besaran di Semarang, mereka bikin replika kapalnya di kali deket 
kelenteng Gang Lombok(?) itu. 

Di Cirebon, kelenteng Thay Kak Sie deket pelabuhan itu, menyimpan satu 
jangkar besar yang dipercaya merupakan jangkar dari kapal anggota 
armada Zheng-he juga.

Kaisar Zhu-di atau Yong-le ini hebat sekali pada jamananya ya. Sudah 
memikirkan menyusun ensiklopedi segala, sayang buku-bukunya banyak 
dibakar oleh penggantinya ya. Juga terpikir untuk mengirim misi muhibah 
segala. Sayang sekali dia gak berpikir untuk menguasai daerah yang tak 
bertuan - yang disinggahi oleh armada Zheng-he, misalnya. 

Di filem tidak diceritakan kisah selanjutnya setelah Tiongkok (mereka 
sudah menyebut Cung-guo?) ditinggal mati oleh Zhu-di, dilanjutkan oleh 
anaknya cuma sebentar (8 bulan?) lalu cucunya meneruskan tahta. 
Zheng-he yang sudah di'ban' aka grounded oleh anaknya Zhu-di, lalu 
direhabilitasi namanya, dikasih ijin untuk melaut lagi. 

Sementara Zheng-he yang sudah lanjut usia, lantas perannya digantikan 
oleh anak cici angkatnya (atau pacarnya ya?) Sung-thian, segenerasi ama 
sang cucu kaisar. 

Gak tahu apakah ada cerita selanjutnya ttg kedua penerus ini ya? Atau 
mereka gak sempat berkibar namanya sudah digulung oleh kaisar dari 
keluarga lain yang 'berontak'. Seru juga melihat mereka baku bunuh demi 
tahta, bahkan di antara sesama saudara dan orangtua/anak sendiri 
sekalipun!

Kalau baca sejarah mereka, kayakanya getun - menyesali, kaisar selalu 
digantikan lewat pertumpahan darah, entah oleh keturunannya sendiri, 
atau oleh keluarga lain. Kalau saja jaman itu sudah mengenal pergantian 
kekuasaan tanpa pertumpahan darah, mungkin sudah sejak dulu Tiongkok 
berjaya dan sukses menjadi boss dunia ya?

Cara Yong-le memerintah, kalau benar seperti digambarkan di filem tsb., 
nampaknya sudah 'demokrasi' - dia kasih kesempatan para menteri-nya 
untuk punya pendapat sendiri, walau keputusan terakhir selalu di 
tangannya jua. Memang sih agak 'aneh' kalau dibandingkan dengan 
demokrasi sekarang, tapi demokrasi sekarang juga akan terasa aneh: bisa 
pake duit supaya menang dengan suara terbanyak, jeh!

Yang masih bikin bingung buat saya, nama-nama negara yang disinggahi 
Zheng-he, karena lafal-nya dari Guo-yu, si pembuat sub-title kayaknya 
asal nyebut ajah, ada yang pas, tapi banyak

[budaya_tionghua] Re: Gua-mnia - Bisa Dirubah? (Was: Benarkah Harun Yusuf mantan tukang kwamia?)

2010-09-08 Terurut Topik ardian_c
boonglar wekekekekekekekekeke

itu garis2 tangan kalu kita kaji mah bayangan atawa cermin kondisi pikiran en 
kelakuan kita. so banyak yg bisa tau karakternya, kondisinya, masa lampaunya.
masa depan ? weleh TAUK AH GELAP

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Andrew Mulianto andrewmuli...@... 
wrote:

 Namanya Haptop Best, agresif beriklan 90an, gak kedengaran kabarnya lagi
 
 Andrew
 
 Sent from my BlackBerry® wireless device
 
 -Original Message-
 From: Ophoeng opho...@...
 Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Date: Wed, 08 Sep 2010 10:26:45 
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Subject: [budaya_tionghua] Gua-mnia - Bisa Dirubah? (Was: Benarkah Harun 
 Yusuf mantan tukang kwamia?)
 
 Bung Dada dan TTM semuah,
 
 Hai, apakabar? Sudah makan (sahur)?
 
 Sehubungan dengan topik lihat-melihat muka (mnia = muka?), atau maksudnya 
 nasib, masa depan, saya jadi ingat dulu sekitar tahun 1985-an, di Pontianak 
 ada satu anak muda (sekarang mestilah tidak lagi muda) yang kalau tak salah 
 bernama (samaran?) Hartop (diambil dari 'hard top' - tipe Toyota itu?), yang 
 waktu itu gencar pasang iklan dan pernah diberitakan di Tempo.
 
 Bung Hartop ini katanya bisa memperbaiki nasib yang digariskan di tangan 
 anda. Dia sekolah di Amrik(?) mempelajari garis rajah tangan yang 
 dikombinasikan dengan gua-mnia-logi atau entah apa namanya, pokoknya 
 ceritanya sangat ilmiah dan terkesan masuk akal. 
 
 Caranya merubah nasib sesuai garis rajah tangan anda juga unik, menurut 
 logika beliau: karena nasib anda sudah digariskan di tangan - suratan nasib, 
 maka garis-nya ajah yang dirubah. Dari yang dikatakan garis tangannya 
 menunjukkan nasib jelek - seperti sudah suratan garis tangan itu yang dibawa 
 sejak lahir, maka garisnya dirubah arahnya atau lekukannya, supaya menjadi 
 suratan nasib yang baik, hok-ki, makmur abadi jaya sentosa selama-lamanya 
 sepanjang segala abad, jeh!
 
 Konon kabarnya beliau punya alatnya untuk merubah alur garis tangan, dan 
 secara harafiah benar-benar dia rubah alurnya - entah bagaimana caranya, saya 
 hanya baca saja ceritanya di Tempo waktu itu. Dan, menurut pengakuannya, 
 banyak pejabat dan menteri yang sudah datang meminta bantuannya untuk merubah 
 nasib dengan cara merubah garis rajah tangan.
 
 O, jangan tanya, konon tarip jasa kosultasinya bukan main-main, mungkin 
 setara dengan tarip konsultasi Ki Gendeng Pamungkas ketika musim pemilu dulu 
 itu.
 
 Saya cuma pengin tahu, apakah ada di antara anda yang dulu pernah meminta 
 jasa beliau merubah garis tangannya, atau setidaknya orang yang anda kenal 
 yang merubah garis tangannya dengan pertolongan beliau, lantas sekarang 
 (sudah lewat puluhan tahun) jadi bernasib baik dan menjadi makmur. Lantas, 
 apakah Bung Hartop masih tinggal di Pontianak dan masih banyak 'pasien'nya ya?
 
 Nothing serious, just curious ajah-larrr.
 
 Salam makan enak dan sehat,
 Ophoeng
 
 
 
 
 
 
 
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Dada wrw.hzh@ wrote:
 
 Jika ranah keyakinan sudah didasari motif untuk menyembah Keuangan yang Maha 
 Esa , lantas berjualan , maka dia harus menyediakan beberapa eksposisi , 
 misalkan mantan tukang kwamia , di datangi malaikat , mendengar bisikan , 
 mantan panglima gereja setan , mengaku sebagai cicit kaisar ,  tidak perlu 
 sampai membuka baju tentunya , tapi membuat suatu kurikulum hidup yang 
 spektakuler , menandakan dirinya bukan orang sembarangan. Adalah hal yang 
 sulit seperti memacu kendaraan sedemikian tinggi lantas tiba2 berbelok 
 menikung , menghasilkan tontonan yang dramatis , spektakuler , ajaib dan 
 akhirnya , mukjizat dan memaksa pendengar , pemirsa takjub bukan main.  
  
 Apalagi orang yang berpindah dan berjualan , baik itu pindah agama , pindah 
 budaya , pindah negara , daripada menghadapi resiko pandangan curiga , dia 
 harus lebih kristen daripada kristen umumnya , lebih islam daripada islam 
 umumnya , lebih amerika daripada orang amerika itu sendiri , lebih buddhist 
 daripada buddhist itu sendiri.





[budaya_tionghua] Re: Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran bersama?

2010-09-08 Terurut Topik ardian_c
hm dada, biar kita masukin Confuciusme sebagai agama, tapi itu agama yg 
berbedalar, gak ditarik2 ke tempat asal agama itu.

doeloe ya jaman kapan itu sekitar taon 1500an kalu gak salah ada satu pejabat 
di jepang yg penganut Confuciusme ditanya ame org, gimana kalu Kong Zi ame Meng 
Zi serang Jepang, itu pejabat bilang ya tetep angkat senjata ngelawan, en kata 
pejabat itu Kong Zi ama Meng Zi pasti ngertilar.
Lu inget gak ya nama itu pejabat ?

tapi intinya gini, ajaran KHC gak dikait2in ama negara asal tempat ajaran itu 
lahir dsbnya. ajaran KHC lebih mengarah kepada tempat dimana ajaran itu 
berkembanglar.
Setuju gak lu ?


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Dada wrw@... wrote:

 Agama , suka atau tidak suka , seperti ideologi komunis dan lain lain ,
 meluangkan waktu untuk berbagai solusi untuk pemerintahan dalam
 mengelola negara . Dari ekonomi syariah sampai etika dasar kristen yang
 mendasari kapitalisme di kemudian hari. Atau peran Neo Confucian dalam
 revolusi ilmu di Jepang dan Korea.  Jadi , walau secara pribadi saya
 tidak suka dengan keterlibatan agama dalam pemerintahan , partai
 berdasarkan agama masih lebih masuk akal daripada partai berdasarkan ras
 . Lagipula , apakah keragaman ras di malaysia itu sekompleks Tiongkok
 atau Indonesia?
 
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Azura-Mazda Extrim_bluesky@
 wrote:
 
  Zhou Fuyen jangan somse. Di Malay, partai berdasarkan garis ras itu
  sudah bener. Daripada di Indonesia, ada dominasi partai berasas agama
  tunggal.
  Â
 
 
  --- Pada Rab, 1/9/10, zhoufy@ zhoufy@ menulis:
 
 
  Dari: zhoufy@ zhoufy@
  Judul: Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju
 kemakmuran bersama?
  Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
  Tanggal: Rabu, 1 September, 2010, 1:41 PM
 
 
  Â
 
 
 
  Percayalah, Malaysia adalah bom waktu!
  Politik rasialnya sekarang justru mendapat tantangan berat! Di sana
 partai adalah berdasarkan ras, ini jelas ketinggalan dibanding
 Indonesia, masak kita harus berjalan mundur?
  Nep ternyata tdk membawa berkah ke masyarakat luas, hanya golongan
 elite bumi putra yg menikmati hasilnya, dan nanti setelah kemudahan
 dicabut, apakah mereka masih dpt bersaing?
 
  Jika ingin memajukan golongan masyarakat yg terbelakang, jangan
 berdasarkan ras, tapi harus berdasarkan kelas ekonomi. Kita harus
 memberi banyak subsidi untuk kelompok ini, misalnya bea siswa, kredit
 usaha murah, subsidi perumahan, pelatihan kerja, tranportasi murah,
 tunjangan kesehatan dll, semua ini memang memakan dana yg cukup besar,
 dananya ya diambil dari pajak, maka tingkatkan prosentase pajak bagi
 pengusaha besar dan barang mewah semacam sedan dan rumah mewah.
 
 
  Sent from my BlackBerry®
  powered by Sinyal Kuat INDOSAT
 
 
  From: Harry Adinegara sans_culotte_30@
  Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com
  Date: Wed, 1 Sep 2010 05:51:39 -0700 (PDT)
  To: tionghoa-...@yahoogroups.com; budaya
 tionghuabudaya_tiong...@yahoogroups.com
  ReplyTo: budaya_tionghua@yahoogroups.com
  Cc: gelora45gelor...@yahoogroups.com; media
 caremediac...@yahoogroups.com
  Subject: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju
 kemakmuran bersama?
 
  Â
 
 
 
  Rupanya perlu di-telaah lebih mendalam perihal  berita soal
 Pak Wapres Jusuf Kalla, yang dalam pidatonya yang terachir sempat beliau
 dikatagorikan sebagai seorang yang rasialis, seorang rasialis yang anti
 suku Tionghoa.
  Â
  Bersamaan dengan kejadian ini ,negara tetangga kita , Malaysia
 merayakan policy yang waktu itu, dikenal sebagai NEP(New Economic
 Policy) yang dicetuskan di tahun 1971, jadi sudah 40-an tahun yll. NEP
 ini bertujuan untuk menjebatani suatu fusi antara ,terutama 3 etnis di
 M'sia, yakni etnis Chinese, Indian dan majority orang Malay atau
 bumiputra, untuk bisa kerja sama dengan lebih efektip bagi kemakmuran
 bersama. Tujuan policy ini adalah untuk menyatukan sikap ,
 ketrampilan dan kinerja segenap kekuatan (3 etnis) ini untuk bisa kerja
 sama  menuju kemakmuran bersama. Untuk mencapai tujuan achir ,
 kemakmuran bersama maka perlu di-awali dengan mengangkat sikon-nya orang
 Malay (bumi putra) yang mayoritas(60%)untuk bisa berdiri sama tinggi,
 duduk sama rendah. Caranya dengan , apa yang dikenal
  dengan affirmative action.  Kejadian huru hara tahun 1969, clash
 antar etnis memberikan stimuli pada pemerintah waktu itu untuk mencari
 jalan keluar(solusi)  dari kejadian ini  yang telah menelan
 korban jiwa dan harta, Mencari idee ,mencari , mengolah suatu rancangan
 undang2 untuk mengatasi kejadian ini dan mempersatukan segenap kekuatan
 , bekerja sama segenap kekuatan bagi kemajuan negara Malaysia. Caranya
 yalah dengan memberikan ...preferential access ke misalnya bea siswa,
 kepemilikan saham dalam perusahaan sampai ke pembelian rumah,policy ini
 akan memberikan fasilitas pertama2 kepada bumi putra.  Dengan cara
 affirmative action ini ditargetkan kalau dalam kurun waktu tidak lama
 maka para bumi putra akan sanggup ber-mitra dengan etnis2 lain yang
 

[budaya_tionghua] Re: Gua-mnia - Bisa Dirubah? (Was: Benarkah Harun Yusuf mantan tukang kwamia?)

2010-09-08 Terurut Topik Dada
hmmm maaf klo boleh sedikit becanda 

ini sama saja muka pucat karena sakit , untuk mengatasi sakit itu maka di 
warnai mukanya biar gak pucat .Kalau demikian sih , Mr Bean juga boleh 
mendapat hadiah nobel.

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Ophoeng opho...@... wrote:

 Bung Dada dan TTM semuah,
 
 Hai, apakabar? Sudah makan (sahur)?
 
 Sehubungan dengan topik lihat-melihat muka (mnia = muka?), atau maksudnya 
 nasib, masa depan, saya jadi ingat dulu sekitar tahun 1985-an, di Pontianak 
 ada satu anak muda (sekarang mestilah tidak lagi muda) yang kalau tak salah 
 bernama (samaran?) Hartop (diambil dari 'hard top' - tipe Toyota itu?), yang 
 waktu itu gencar pasang iklan dan pernah diberitakan di Tempo.
 
 Bung Hartop ini katanya bisa memperbaiki nasib yang digariskan di tangan 
 anda. Dia sekolah di Amrik(?) mempelajari garis rajah tangan yang 
 dikombinasikan dengan gua-mnia-logi atau entah apa namanya, pokoknya 
 ceritanya sangat ilmiah dan terkesan masuk akal. 
 
 Caranya merubah nasib sesuai garis rajah tangan anda juga unik, menurut 
 logika beliau: karena nasib anda sudah digariskan di tangan - suratan nasib, 
 maka garis-nya ajah yang dirubah. Dari yang dikatakan garis tangannya 
 menunjukkan nasib jelek - seperti sudah suratan garis tangan itu yang dibawa 
 sejak lahir, maka garisnya dirubah arahnya atau lekukannya, supaya menjadi 
 suratan nasib yang baik, hok-ki, makmur abadi jaya sentosa selama-lamanya 
 sepanjang segala abad, jeh!
 
 Konon kabarnya beliau punya alatnya untuk merubah alur garis tangan, dan 
 secara harafiah benar-benar dia rubah alurnya - entah bagaimana caranya, saya 
 hanya baca saja ceritanya di Tempo waktu itu. Dan, menurut pengakuannya, 
 banyak pejabat dan menteri yang sudah datang meminta bantuannya untuk merubah 
 nasib dengan cara merubah garis rajah tangan.
 
 O, jangan tanya, konon tarip jasa kosultasinya bukan main-main, mungkin 
 setara dengan tarip konsultasi Ki Gendeng Pamungkas ketika musim pemilu dulu 
 itu.
 
 Saya cuma pengin tahu, apakah ada di antara anda yang dulu pernah meminta 
 jasa beliau merubah garis tangannya, atau setidaknya orang yang anda kenal 
 yang merubah garis tangannya dengan pertolongan beliau, lantas sekarang 
 (sudah lewat puluhan tahun) jadi bernasib baik dan menjadi makmur. Lantas, 
 apakah Bung Hartop masih tinggal di Pontianak dan masih banyak 'pasien'nya ya?
 
 Nothing serious, just curious ajah-larrr.
 
 Salam makan enak dan sehat,
 Ophoeng
 
 
 
 
 
 
 
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Dada wrw.hzh@ wrote:
 
 Jika ranah keyakinan sudah didasari motif untuk menyembah Keuangan yang Maha 
 Esa , lantas berjualan , maka dia harus menyediakan beberapa eksposisi , 
 misalkan mantan tukang kwamia , di datangi malaikat , mendengar bisikan , 
 mantan panglima gereja setan , mengaku sebagai cicit kaisar ,  tidak perlu 
 sampai membuka baju tentunya , tapi membuat suatu kurikulum hidup yang 
 spektakuler , menandakan dirinya bukan orang sembarangan. Adalah hal yang 
 sulit seperti memacu kendaraan sedemikian tinggi lantas tiba2 berbelok 
 menikung , menghasilkan tontonan yang dramatis , spektakuler , ajaib dan 
 akhirnya , mukjizat dan memaksa pendengar , pemirsa takjub bukan main.  
  
 Apalagi orang yang berpindah dan berjualan , baik itu pindah agama , pindah 
 budaya , pindah negara , daripada menghadapi resiko pandangan curiga , dia 
 harus lebih kristen daripada kristen umumnya , lebih islam daripada islam 
 umumnya , lebih amerika daripada orang amerika itu sendiri , lebih buddhist 
 daripada buddhist itu sendiri.





[budaya_tionghua] Re: Gua-mnia - Bisa Dirubah? (Was: Benarkah Harun Yusuf mantan tukang kwamia?)

2010-09-08 Terurut Topik ardian_c
kalu die bilang kwamia buat rubah garis tangan, itu jelas2 dah ngawurlar. wong 
namanya ilmu xiang , jenis shou xiang or sering disebutnya yuzhang.
kwa mia khan artinya kan xiang or kerennya disebut jin mian alias liat muka.


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Ophoeng opho...@... wrote:

 Bung Dada dan TTM semuah,
 
 Hai, apakabar? Sudah makan (sahur)?
 
 Sehubungan dengan topik lihat-melihat muka (mnia = muka?), atau maksudnya 
 nasib, masa depan, saya jadi ingat dulu sekitar tahun 1985-an, di Pontianak 
 ada satu anak muda (sekarang mestilah tidak lagi muda) yang kalau tak salah 
 bernama (samaran?) Hartop (diambil dari 'hard top' - tipe Toyota itu?), yang 
 waktu itu gencar pasang iklan dan pernah diberitakan di Tempo.
 
 Bung Hartop ini katanya bisa memperbaiki nasib yang digariskan di tangan 
 anda. Dia sekolah di Amrik(?) mempelajari garis rajah tangan yang 
 dikombinasikan dengan gua-mnia-logi atau entah apa namanya, pokoknya 
 ceritanya sangat ilmiah dan terkesan masuk akal. 
 
 Caranya merubah nasib sesuai garis rajah tangan anda juga unik, menurut 
 logika beliau: karena nasib anda sudah digariskan di tangan - suratan nasib, 
 maka garis-nya ajah yang dirubah. Dari yang dikatakan garis tangannya 
 menunjukkan nasib jelek - seperti sudah suratan garis tangan itu yang dibawa 
 sejak lahir, maka garisnya dirubah arahnya atau lekukannya, supaya menjadi 
 suratan nasib yang baik, hok-ki, makmur abadi jaya sentosa selama-lamanya 
 sepanjang segala abad, jeh!
 
 Konon kabarnya beliau punya alatnya untuk merubah alur garis tangan, dan 
 secara harafiah benar-benar dia rubah alurnya - entah bagaimana caranya, saya 
 hanya baca saja ceritanya di Tempo waktu itu. Dan, menurut pengakuannya, 
 banyak pejabat dan menteri yang sudah datang meminta bantuannya untuk merubah 
 nasib dengan cara merubah garis rajah tangan.
 
 O, jangan tanya, konon tarip jasa kosultasinya bukan main-main, mungkin 
 setara dengan tarip konsultasi Ki Gendeng Pamungkas ketika musim pemilu dulu 
 itu.
 
 Saya cuma pengin tahu, apakah ada di antara anda yang dulu pernah meminta 
 jasa beliau merubah garis tangannya, atau setidaknya orang yang anda kenal 
 yang merubah garis tangannya dengan pertolongan beliau, lantas sekarang 
 (sudah lewat puluhan tahun) jadi bernasib baik dan menjadi makmur. Lantas, 
 apakah Bung Hartop masih tinggal di Pontianak dan masih banyak 'pasien'nya ya?
 
 Nothing serious, just curious ajah-larrr.
 
 Salam makan enak dan sehat,
 Ophoeng
 
 
 
 
 
 
 
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Dada wrw.hzh@ wrote:
 
 Jika ranah keyakinan sudah didasari motif untuk menyembah Keuangan yang Maha 
 Esa , lantas berjualan , maka dia harus menyediakan beberapa eksposisi , 
 misalkan mantan tukang kwamia , di datangi malaikat , mendengar bisikan , 
 mantan panglima gereja setan , mengaku sebagai cicit kaisar ,  tidak perlu 
 sampai membuka baju tentunya , tapi membuat suatu kurikulum hidup yang 
 spektakuler , menandakan dirinya bukan orang sembarangan. Adalah hal yang 
 sulit seperti memacu kendaraan sedemikian tinggi lantas tiba2 berbelok 
 menikung , menghasilkan tontonan yang dramatis , spektakuler , ajaib dan 
 akhirnya , mukjizat dan memaksa pendengar , pemirsa takjub bukan main.  
  
 Apalagi orang yang berpindah dan berjualan , baik itu pindah agama , pindah 
 budaya , pindah negara , daripada menghadapi resiko pandangan curiga , dia 
 harus lebih kristen daripada kristen umumnya , lebih islam daripada islam 
 umumnya , lebih amerika daripada orang amerika itu sendiri , lebih buddhist 
 daripada buddhist itu sendiri.





[budaya_tionghua] Re: Benarkah Harun Yusuf mantan tukang kwamia?

2010-09-08 Terurut Topik ardian_c
jadi inget kasus si cicit kaisar guangxu wekekekekekekekekeke
heboh heboh heboh
trus jg yg eddy tattimu tuh wekekekekekekekekeke


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zho...@... wrote:

 Sudah sejak lama, saya mengkategorikan tokoh2 yg mengaku tobat karena insyaf 
 ini adalah manusia2 yg dasarnya sakit secara sosial. Kalau tidak sakit kok 
 bisa sesatnya sedemikian jauh! Sampai jadi tukang guamia, tukang bakar gereja 
 dll yg tdk akan mampu dilakukan manusia2 normal, apapun agamanya.
 Jika sebuah lembaga agama bisa mendatangkan mereka utk berceramah dan terus 
 mengidolakan mereka, berarti lembaga itu juga sakit! 
 Sent from my BlackBerry®
 powered by Sinyal Kuat INDOSAT
 
 -Original Message-
 From: Dada wrw@...
 Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Date: Wed, 08 Sep 2010 08:06:00 
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Subject: [budaya_tionghua] Re: Benarkah Harun Yusuf mantan tukang kwamia?
 
 Jika ranah keyakinan sudah didasari motif untuk menyembah Keuangan yang Maha 
 Esa , lantas berjualan , maka dia harus menyediakan beberapa eksposisi , 
 misalkan mantan tukang kwamia , di datangi malaikat , mendengar bisikan , 
 mantan panglima gereja setan , mengaku sebagai cicit kaisar ,  tidak perlu 
 sampai membuka baju tentunya , tapi membuat suatu kurikulum hidup yang 
 spektakuler , menandakan dirinya bukan orang sembarangan. Adalah hal yang 
 sulit seperti memacu kendaraan sedemikian tinggi lantas tiba2 berbelok 
 menikung , menghasilkan tontonan yang dramatis , spektakuler , ajaib dan 
 akhirnya , mukjizat dan memaksa pendengar , pemirsa takjub bukan main.  
 
 Apalagi orang yang berpindah dan berjualan , baik itu pindah agama , pindah 
 budaya , pindah negara , daripada menghadapi resiko pandangan curiga , dia 
 harus lebih kristen daripada kristen umumnya , lebih islam daripada islam 
 umumnya , lebih amerika daripada orang amerika itu sendiri , lebih buddhist 
 daripada buddhist itu sendiri. 
 
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tantono Subagyo tantono@ wrote:
 
  Ada orang yang masuk Kristen karena mau cari rezeki, jadi ya begitulah,
  ngaku mantan tukang kwa-mia, ngaku mantan FPI-lah dls, di agama lain juga
  ada, ada yang ngaku mantan suster (padahal cuma sekolah di suster-an).
  Orang begini jangan digubris karena yang disembah adalah Ke-uang-an Yang
  Maha Kuasa.  Coba dipanggil kotbah tidak dikasih duit, pasti deh merengut.
  Saya pernah ketemu Harun Yusuf, Im Yang Ngo Heng saja nggak tahu ngakunya
  bisa Pwee Jie, dan katanya Pwee Jie atau Ba Zi itu nggak pake itungan
  tanggal lahir tapi pakai mahluk halus, cap deh.  Sojah, Tan Lookay
  
  2010/9/2 Budi Hermawan budmawan@
  
  
  
  
   Yth Netters,
  
   Saya ingin bertanya ttg Harun Yusuf. Menurut pengakuannya, dia adalah
   seorang
   mantan tukang kwamia yang dulu praktek di daerah Muara Karang/Pluit kalau
   tidak
   salah. Adakah rekan2, terutama yang tinggal di daerah sana atau yang dulu
   pernah
  
   berkonsultasi dengannya, yang dapat mengkonfirmasi apakah memang benar
   demikian?
  
   Sebelumnya saya mohon agar pertanyaan saya ini jangan menjadi perdebatan
   panjang, karena dari yang saya lihat di milis lain biasanya kalau sudah
   membahas
  
   Harun yusuf akhirnya jadi perdebatan. Tujuan saya bertanya demikian karena
   hanya
  
   ingin tahu saja apakah memang dia itu benar2 mantan tukang kwamia atau
   hanya
   ngaku2 saja.
  
   Sebelumnya saya ucapkan terima kasih.
  
   Budi
  
   
  
  
  
  
  -- 
  Salam, Tantono Subagyo
 





[budaya_tionghua] Re: Buku Chun Qiu.

2010-09-08 Terurut Topik ardian_c
seinget aye di sanguo zhi gak ada itu cerita si kwan kong baca buku chunqiu.
btw soal buku chun qiu asal usul dsbnya. pernah ditulis lengkap dimilis ini, ya 
mesti search ya.

kalu gak salah inget itu chunqiu dirapihin jaman Han dah.

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, irawanraha...@... wrote:

 Mohon pencerahan,
 
 1). Apakah Guan Yu ( Guan Gong ) benar-benar suka baca buku Chun Qiu.
  
  2). Buku Chun Qiu itu tulisan siapa ? Kalau Gong Yang, Gu Liang, dll itu 
 apakah bisa disebut sebagai bagian dari buku Chun Qiu ?
 
 Terima kasih atas bantuan dari rekan-rekan.
 
 Irawan R
 Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone





RE: [budaya_tionghua] Re: Buku Chun Qiu.

2010-09-08 Terurut Topik ibcindon
Pak Ardian,

 

Katanya sepanjang malam Kwan Kong baca buku Chun Qiu sambil jaga malam di
muka pintu kamar tidur yang berisikan 2 orang istri Lauw Pie,  setting lihay
yang sengaja dibuat Caw Caw agar Kwan Kong  terpaksa tidur dikamar itu.

 

Heheheh  benar enga  nih kata Suhu  ??

 

Salam,

 

Sugiri.

 

From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] On Behalf Of ardian_c
Sent: Wednesday, September 08, 2010 8:37 PM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Re: Buku Chun Qiu.

 

  

seinget aye di sanguo zhi gak ada itu cerita si kwan kong baca buku chunqiu.
btw soal buku chun qiu asal usul dsbnya. pernah ditulis lengkap dimilis ini,
ya mesti search ya.

kalu gak salah inget itu chunqiu dirapihin jaman Han dah.

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com
mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com , irawanraha...@... wrote:

 Mohon pencerahan,
 
 1). Apakah Guan Yu ( Guan Gong ) benar-benar suka baca buku Chun Qiu.
 
 2). Buku Chun Qiu itu tulisan siapa ? Kalau Gong Yang, Gu Liang, dll itu
apakah bisa disebut sebagai bagian dari buku Chun Qiu ?
 
 Terima kasih atas bantuan dari rekan-rekan.
 
 Irawan R
 Sent from my AXIS Worry Free BlackBerryR smartphone






Re: [budaya_tionghua] Re: Buku Chun Qiu.

2010-09-08 Terurut Topik zhoufy
Ah, jangan2 yg dibaca adalah wu zi tian shu无字天书。buku langit tanpa aksara. Hanya 
utk berakting saja, membuat alasan utk tdk masuk kamar.

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: ibcindon ibcin...@rad.net.id
Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Wed, 8 Sep 2010 22:11:56 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Buku Chun Qiu.

Pak Ardian,

 

Katanya sepanjang malam Kwan Kong baca buku Chun Qiu sambil jaga malam di
muka pintu kamar tidur yang berisikan 2 orang istri Lauw Pie,  setting lihay
yang sengaja dibuat Caw Caw agar Kwan Kong  terpaksa tidur dikamar itu.

 

Heheheh  benar enga  nih kata Suhu  ??

 

Salam,

 

Sugiri.

 

From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] On Behalf Of ardian_c
Sent: Wednesday, September 08, 2010 8:37 PM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Re: Buku Chun Qiu.

 

  

seinget aye di sanguo zhi gak ada itu cerita si kwan kong baca buku chunqiu.
btw soal buku chun qiu asal usul dsbnya. pernah ditulis lengkap dimilis ini,
ya mesti search ya.

kalu gak salah inget itu chunqiu dirapihin jaman Han dah.

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com
mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com , irawanraha...@... wrote:

 Mohon pencerahan,
 
 1). Apakah Guan Yu ( Guan Gong ) benar-benar suka baca buku Chun Qiu.
 
 2). Buku Chun Qiu itu tulisan siapa ? Kalau Gong Yang, Gu Liang, dll itu
apakah bisa disebut sebagai bagian dari buku Chun Qiu ?
 
 Terima kasih atas bantuan dari rekan-rekan.
 
 Irawan R
 Sent from my AXIS Worry Free BlackBerryR smartphone







[budaya_tionghua] Re: Buku Chun Qiu.

2010-09-08 Terurut Topik ardian_c
itu kata luo guanzhong hehehehehehehehehe
yg aye baca di sanguozhi, swt jadi bongkar dah itu boekoe lapoek.
Gak ada itu cerita nangkring didepan pintu kamar , yg ada itu cao cao suruh 
zhang liao bujukin kwan kong nakluk, tapi kwan kong bilang die utang budi ame 
cao cao, bakalan dibales, tapi urusan kesetiaan gak bisa diganggu gugatlar.

en kwan kong itu jendral yg disegenin ama lawan, kesetiaannya gak diraguin, jg 
tegas pada prinsip.
abad ke abad, kepribadiannya kwan kong jadi inspirasi ama panutan banyak org.
ya kayak di hongkonglar itu polisi hongkong sembayang ame kwan kong, mafianya 
jg sembayang hehehehehehe
ntar kalu ditanya ame kwan kong sapa yg dibela, ngkale kwan kong jawabnya gw 
bela yg benerlar huhehehehehehehehehehehe

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ibcindon ibcin...@... wrote:

 Pak Ardian,
 
  
 
 Katanya sepanjang malam Kwan Kong baca buku Chun Qiu sambil jaga malam di
 muka pintu kamar tidur yang berisikan 2 orang istri Lauw Pie,  setting lihay
 yang sengaja dibuat Caw Caw agar Kwan Kong  terpaksa tidur dikamar itu.
 
  
 
 Heheheh  benar enga  nih kata Suhu  ??
 
  
 
 Salam,
 
  
 
 Sugiri.
 
  
 
 From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] On Behalf Of ardian_c
 Sent: Wednesday, September 08, 2010 8:37 PM
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Subject: [budaya_tionghua] Re: Buku Chun Qiu.
 
  
 
   
 
 seinget aye di sanguo zhi gak ada itu cerita si kwan kong baca buku chunqiu.
 btw soal buku chun qiu asal usul dsbnya. pernah ditulis lengkap dimilis ini,
 ya mesti search ya.
 
 kalu gak salah inget itu chunqiu dirapihin jaman Han dah.
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com
 mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com , irawanraharjo@ wrote:
 
  Mohon pencerahan,
  
  1). Apakah Guan Yu ( Guan Gong ) benar-benar suka baca buku Chun Qiu.
  
  2). Buku Chun Qiu itu tulisan siapa ? Kalau Gong Yang, Gu Liang, dll itu
 apakah bisa disebut sebagai bagian dari buku Chun Qiu ?
  
  Terima kasih atas bantuan dari rekan-rekan.
  
  Irawan R
  Sent from my AXIS Worry Free BlackBerryR smartphone
 





Bls: [budaya_tionghua] Re: Arti Penting Misi Perjalanan Laksamana Zheng He (Cheng Ho) Bagi Pengembangan Bis

2010-09-08 Terurut Topik ardian_c
waduh boleh dong, brp duit biaya kopinya ?

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Adi Mulya adimuly...@... wrote:

 Kepada semua saudara saudaraku yang saya hormati...kebetulan saya punya buku 
 kopiyannya LOUW DJING TIEada yang tertarik?
 
 
 --- Pada Rab, 8/9/10, ardian_c ardia...@... menulis:
 
 
 Dari: ardian_c ardia...@...
 Judul: [budaya_tionghua] Re: Arti Penting Misi Perjalanan Laksamana Zheng He 
 (Cheng Ho) Bagi Pengembangan Bis
 Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Tanggal: Rabu, 8 September, 2010, 1:05 PM
 
 
   
 
 
 
 kagak ada itu Beliau alias Zheng He meditasi or tapa di gedung batular.
 
 yg masalah itu kelenteng sampo tong jadi berubah nilai2 budayanya 
 wekekekekekkekekeke. mana itu nuansa jawanya ? lenyap akang !!!
 mana itu nuansa khas tionghoa jawa ??
 
 tai kak sie itoe tjoema sempet jadi tempat persinggahan en tinggal sementara 
 bhiksu Ben Qing. Lha kalu mau ditarik mah banyak atuh termasuk jg bio kim tek 
 ie dsbnya.
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, east_road east_road@ wrote:
 
  Mau tanya bro ivan,
  
  Lalu yang Di goa gedong Batu itu dikatakan tempat Beliau bermeditasi itu 
  benar atau tidak ?.
  
  Pasti ada latar belakang sejarah mengenai goa Gedong Batu hadir.
  
  Memang Benar Klenteng Tay kak Sie dan Klenteng Gedong Batu adalah aset 
  Semarang, Bahkan saya pernah membawa teman dari Tiongkok pun kagum akan 
  Semarang, Saya rasa Kleteng Gedong batu adalah aset wisatawan Internasional 
  yang perlu digali.
  
  Sementara Kletenteng Tay kak sie nampak tilas Agama Buddha dan 
  penyebarannya. Perlu dilestarikan pula karena ini adalah sejarah latar 
  belakang penyebaran Agama Buddha dari sekian lama tidur terlelap semenjak 
  Kejatuhan Kerajaan majapahit.
  
  
  --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Ivan ivan_taniputera@ wrote:
  
   Betul.
   
   Memang Zhenghe tidak pernah singgah di Semarang. Cuman kebetulan saja di 
   Semarang ada Sampokong (Gedung Batu), jadi kita manfaatkan momen ini.
   
   Salam,
   
   IT.
   
   --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ardian_c ardian_c@ wrote:
   
setau aye itu armada zheng he ngedarat di tuban , gresik gak di semarang

ntu jangkar seh nurut mata aye yg masih amatir, itu jangkar belanda 
boekan jangkar tiongkok yg 4 mata.



--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Ophoeng ophoeng@ wrote:

 Bung Ardian, Bung Ivan dan TTM semuah,
 
 Hai, apakabar? Sudah makan?
 
 Kebetulan saya baru ajah selesai nonton video-nya Zheng He ini.
 
 Zheng-he ke Jawa (kayaknya bukan khusus ke Semarang ya?), bukannya 
 genap 600 tahun-nya udah lewat 4-5 tahun lalu ya? Waktu itu 
 diperingati besar-besaran di Semarang, mereka bikin replika kapalnya 
 di kali deket kelenteng Gang Lombok(?) itu. 
 
 Di Cirebon, kelenteng Thay Kak Sie deket pelabuhan itu, menyimpan 
 satu jangkar besar yang dipercaya merupakan jangkar dari kapal 
 anggota armada Zheng-he juga.
 
 Kaisar Zhu-di atau Yong-le ini hebat sekali pada jamananya ya. Sudah 
 memikirkan menyusun ensiklopedi segala, sayang buku-bukunya banyak 
 dibakar oleh penggantinya ya. Juga terpikir untuk mengirim misi 
 muhibah segala. Sayang sekali dia gak berpikir untuk menguasai daerah 
 yang tak bertuan - yang disinggahi oleh armada Zheng-he, misalnya. 
 
 Di filem tidak diceritakan kisah selanjutnya setelah Tiongkok (mereka 
 sudah menyebut Cung-guo?) ditinggal mati oleh Zhu-di, dilanjutkan 
 oleh anaknya cuma sebentar (8 bulan?) lalu cucunya meneruskan tahta. 
 Zheng-he yang sudah di'ban' aka grounded oleh anaknya Zhu-di, lalu 
 direhabilitasi namanya, dikasih ijin untuk melaut lagi. 
 
 Sementara Zheng-he yang sudah lanjut usia, lantas perannya digantikan 
 oleh anak cici angkatnya (atau pacarnya ya?) Sung-thian, segenerasi 
 ama sang cucu kaisar. 
 
 Gak tahu apakah ada cerita selanjutnya ttg kedua penerus ini ya? Atau 
 mereka gak sempat berkibar namanya sudah digulung oleh kaisar dari 
 keluarga lain yang 'berontak'. Seru juga melihat mereka baku bunuh 
 demi tahta, bahkan di antara sesama saudara dan orangtua/anak sendiri 
 sekalipun!
 
 Kalau baca sejarah mereka, kayakanya getun - menyesali, kaisar selalu 
 digantikan lewat pertumpahan darah, entah oleh keturunannya sendiri, 
 atau oleh keluarga lain. Kalau saja jaman itu sudah mengenal 
 pergantian kekuasaan tanpa pertumpahan darah, mungkin sudah sejak 
 dulu Tiongkok berjaya dan sukses menjadi boss dunia ya?
 
 Cara Yong-le memerintah, kalau benar seperti digambarkan di filem 
 tsb., nampaknya sudah 'demokrasi' - dia kasih kesempatan para 
 menteri-nya untuk punya pendapat sendiri, walau keputusan terakhir 
 selalu di tangannya jua. Memang sih agak 'aneh' kalau dibandingkan 
 dengan demokrasi sekarang, tapi demokrasi sekarang juga akan terasa 
 aneh: bisa pake duit supaya menang dengan suara

[budaya_tionghua] Re: Buku Chun Qiu.

2010-09-08 Terurut Topik ardian_c

aye jawabin dah dibawah :

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, irawanraha...@... wrote:

 Mohon pencerahan,
 
 1). Apakah Guan Yu ( Guan Gong ) benar-benar suka baca buku Chun Qiu.

dalem sejarah resmi sam kok yg jadi pegangan buat neliti kejadian jaman itu, 
gak ada itu cerita.
Yg ada itu dicerita rakyat trus dirangkum ame si luo guanzhong ditambah sana 
sini.
misalnye cerita fozhu tongji yg bilang si kwan kong itu ditasbihin ame bhiksu 
huiyuan kalu ga salah ya, di sanguo yanyi itu ame bhiksu pujing.
ya yg bener yg mana ?
mbuhlar.

  
  2). Buku Chun Qiu itu tulisan siapa ? Kalau Gong Yang, Gu Liang, dll itu 
 apakah bisa disebut sebagai bagian dari buku Chun Qiu ?
 

chunqiu itu yg ngarang Kong Zi, yg pake Zhuan2an itu biasanya komentar atau 
tambahan.
nah jaman han itu bbrp zhuan itu dirangkum jadi satu.
chunqiu yg kita liat sekarang ini.

ngkale ada yg mau nambahin ?

 Terima kasih atas bantuan dari rekan-rekan.
 
 Irawan R
 Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone





[budaya_tionghua] Re: Gua-mnia - Bisa Dirubah? (Was: Benarkah Harun Yusuf mantan tukang kwamia?)

2010-09-08 Terurut Topik ardian_c
semua agama atau ajaran ada cara2 atau keyakinan pengharapan biar bisa selamat, 
sembuh, gak mati saat itu jg ya sape tau 10 taon lage.
caranya macem2, ada yg pake doa, puasa, sembayang blah bleh bluh.

semua yg dicari , yg disembayangin jg mahluk gaiblar, emangnya keliatan ya ?


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, jony J K brightandrom...@... wrote:

 -Banyak tokong tokong yg saya pernah datangi mengatakan bisa merubah nasib, 
 logikanya bila ada orang sanggup merubah nasib berarti dia bisa merubah kapan 
 anda waktu mati seseorang. Dengan kata lain sudah setahap tuhan. 
 -tapi kalau anda rajin beibadah menurut apa yang anda percayai dan pasti 
 tidak merubah agama anda saya yakin tuhan akan berbaik hati menolong anda. 
 Dari sekian banyak kisah hidup orang, ada beberapa orang sukses yg saya lihat 
 sendiri dan juga mendengar langsung dari si sipelaku kalau dimasa lalunya 
 susah sampai sulit untuk melewati harinya, tapi sejak kecil dia sudah dididik 
 membaca paritta dalam agama Buddha pagi dan malam, juga disertai usaha. 
 kehidupan mereka berubah setelah berpuluh tahun kemudian, yg jelas juga harus 
 diikuti perbuatan baik. Ada beberapa yang tidak terlalu kaya. tetepi rata 
 rata melewati hari hari lebih baik dan cukup pangan dan papan namuntidak kaya 
 sekali.
 -Intinya rajin beribadah, usaha, dan perbuatan baik. Kalau ada tawaran diluar 
 itu biasanya kalau tidak rajin rajin mencari mahluk gaib maka usahanya pasti 
 berkurang.
 --- Pada Rab, 8/9/10, zho...@... zho...@... menulis:
 
 Dari: zho...@... zho...@...
 Judul: Re: [budaya_tionghua] Gua-mnia - Bisa Dirubah? (Was: Benarkah Harun 
 Yusuf mantan tukang kwamia?)
 Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Tanggal: Rabu, 8 September, 2010, 6:21 PM
 
 
 
 
 
 
 
  
 
 
 
   
 
 
 
   
   
   
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 Haha, saya kira tdk ada orang yg sudah berhasil mengubah grs nasib itu ada di 
 sini, bung opheng! Mereka pasti sdh menjadi manusia sukses yg super sibuk, 
 ngapain masih spt orang pengangguran bermilis ria disini?
 Sent from my BlackBerry®
 powered by Sinyal Kuat INDOSATFrom:  Ophoeng opho...@...
 Sender:  budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Date: Wed, 08 Sep 2010 10:26:45 -To: 
 budaya_tionghua@yahoogroups.comReplyTo:  budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Subject: [budaya_tionghua] Gua-mnia - Bisa Dirubah? (Was: Benarkah Harun 
 Yusuf mantan tukang kwamia?)
 
  
 
 
 
 
   
   
   Bung Dada dan TTM semuah,
 
 
 
 Hai, apakabar? Sudah makan (sahur)?
 
 
 
 Sehubungan dengan topik lihat-melihat muka (mnia = muka?), atau maksudnya 
 nasib, masa depan, saya jadi ingat dulu sekitar tahun 1985-an, di Pontianak 
 ada satu anak muda (sekarang mestilah tidak lagi muda) yang kalau tak salah 
 bernama (samaran?) Hartop (diambil dari 'hard top' - tipe Toyota itu?), yang 
 waktu itu gencar pasang iklan dan pernah diberitakan di Tempo.
 
 
 
 Bung Hartop ini katanya bisa memperbaiki nasib yang digariskan di tangan 
 anda. Dia sekolah di Amrik(?) mempelajari garis rajah tangan yang 
 dikombinasikan dengan gua-mnia-logi atau entah apa namanya, pokoknya 
 ceritanya sangat ilmiah dan terkesan masuk akal. 
 
 
 
 Caranya merubah nasib sesuai garis rajah tangan anda juga unik, menurut 
 logika beliau: karena nasib anda sudah digariskan di tangan - suratan nasib, 
 maka garis-nya ajah yang dirubah. Dari yang dikatakan garis tangannya 
 menunjukkan nasib jelek - seperti sudah suratan garis tangan itu yang dibawa 
 sejak lahir, maka garisnya dirubah arahnya atau lekukannya, supaya menjadi 
 suratan nasib yang baik, hok-ki, makmur abadi jaya sentosa selama-lamanya 
 sepanjang segala abad, jeh!
 
 
 
 Konon kabarnya beliau punya alatnya untuk merubah alur garis tangan, dan 
 secara harafiah benar-benar dia rubah alurnya - entah bagaimana caranya, saya 
 hanya baca saja ceritanya di Tempo waktu itu. Dan, menurut pengakuannya, 
 banyak pejabat dan menteri yang sudah datang meminta bantuannya untuk merubah 
 nasib dengan cara merubah garis rajah tangan.
 
 
 
 O, jangan tanya, konon tarip jasa kosultasinya bukan main-main, mungkin 
 setara dengan tarip konsultasi Ki Gendeng Pamungkas ketika musim pemilu dulu 
 itu.
 
 
 
 Saya cuma pengin tahu, apakah ada di antara anda yang dulu pernah meminta 
 jasa beliau merubah garis tangannya, atau setidaknya orang yang anda kenal 
 yang merubah garis tangannya dengan pertolongan beliau, lantas sekarang 
 (sudah lewat puluhan tahun) jadi bernasib baik dan menjadi makmur. Lantas, 
 apakah Bung Hartop masih tinggal di Pontianak dan masih banyak 'pasien'nya ya?
 
 
 
 Nothing serious, just curious ajah-larrr.
 
 
 
 Salam makan enak dan sehat,
 
 Ophoeng
 
 
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Dada wrw.hzh@ wrote:
 
 
 
 Jika ranah keyakinan sudah didasari motif untuk menyembah Keuangan yang Maha 
 Esa , lantas berjualan , maka dia harus menyediakan beberapa eksposisi , 
 misalkan mantan tukang kwamia , di datangi malaikat , mendengar bisikan , 
 mantan panglima gereja setan , mengaku 

Re: [budaya_tionghua] Re: Benarkah Harun Yusuf mantan tukang kwamia?

2010-09-08 Terurut Topik Tantono Subagyo
Masih ada tuh, kalau mau dibodohin lihat : http://www.gbi-prj.com/node/379
Ngomong tentang sho saja belepotan kok, lha wong Keuangan Yang Maha Kuasa.

Bung Zhou Fu Yuan yth,
Diantara 350 aliran dan beribu gereja di Indo ya tentu saja ada yang sakit,
yang penting jangan di sama ratakan, agar anda tidak menjadi sakit pula
hehehe


[budaya_tionghua] Re: Benarkah Harun Yusuf mantan tukang kwamia?

2010-09-08 Terurut Topik ardian_c

oh iya berarti bokapnya ya wekekekeke yg mantan tukang kwamia dgn gelar culing 
ce ape lingcu ce wekekekekekekkeekkeke
yg katanya bertobat tapi gak lama ngadep giam lo ong.

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tantono Subagyo tant...@... wrote:

 Masih ada tuh, kalau mau dibodohin lihat : http://www.gbi-prj.com/node/379
 Ngomong tentang sho saja belepotan kok, lha wong Keuangan Yang Maha Kuasa.
 
 Bung Zhou Fu Yuan yth,
 Diantara 350 aliran dan beribu gereja di Indo ya tentu saja ada yang sakit,
 yang penting jangan di sama ratakan, agar anda tidak menjadi sakit pula
 hehehe





[budaya_tionghua] Re: Benarkah Harun Yusuf mantan tukang kwamia?

2010-09-08 Terurut Topik ardian_c
kalu gak salah yg di jembatan XX ya ?


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Dr. Irawan drira...@... wrote:

 Ngomong2 ttg Kwamia , saya jadi ingat zaman dulu di Jakarta ada ahlinya
 namanya Anyuk Koh apakah masih ada , atau apakah ada murid penerusnya ?
 Hanya pingin tau ajah .
 
 salam,
 Dr.Irawan
 
 2010/9/2 agoeng_...@...
 
 
 
  Disini banyak yg penggemar dukun n tukang hongsui, jgnkan di muara karang
  atau pluit, di pelosok gunung n utan aja diburu kok. Tp engga tau kenapa
  nama setenar harun yusuf yg KATAnya sangat terkenal itu tidak ada yg kenal
  disini.
  --
  *From: * Budi Hermawan budma...@...
  *Sender: * budaya_tionghua@yahoogroups.com
  *Date: *Thu, 2 Sep 2010 02:42:17 -0700 (PDT)
  *To: *budaya_tionghua@yahoogroups.com
  *ReplyTo: * budaya_tionghua@yahoogroups.com
  *Subject: *[budaya_tionghua] Benarkah Harun Yusuf mantan tukang kwamia?
 
 
 
 
  Yth Netters,
 
  Saya ingin bertanya ttg Harun Yusuf. Menurut pengakuannya, dia adalah
  seorang
  mantan tukang kwamia yang dulu praktek di daerah Muara Karang/Pluit kalau
  tidak
  salah. Adakah rekan2, terutama yang tinggal di daerah sana atau yang dulu
  pernah
 
  berkonsultasi dengannya, yang dapat mengkonfirmasi apakah memang benar
  demikian?
 
  Sebelumnya saya mohon agar pertanyaan saya ini jangan menjadi perdebatan
  panjang, karena dari yang saya lihat di milis lain biasanya kalau sudah
  membahas
 
  Harun yusuf akhirnya jadi perdebatan. Tujuan saya bertanya demikian karena
  hanya
 
  ingin tahu saja apakah memang dia itu benar2 mantan tukang kwamia atau
  hanya
  ngaku2 saja.
 
  Sebelumnya saya ucapkan terima kasih.
 
  Budi
 

 





[budaya_tionghua] Re: Sam Po Tong

2010-09-08 Terurut Topik Dipo
Irawan heng,

Saya baru dengar tentang nisan2 yang ditemukan, mudah2an nisan2 itu dipelihara 
dengan baik sekarang. Apakah sempat dipelajari dari tahun berapa nisan2 itu 
dibuat ? 

Mengenai legenda puasa itu saya juga pernah mendengar, tapi dalam versi ini 
yang mengajari sang Laksamana sendiri

Salam

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, irawanraha...@... wrote:

 Setahu saya, dari berbagai catatan
  sejarah memang tidak tercantum adanya peristiwa kunjungan Zheng He ke 
 Semarang. Namun satu Hal yang perlu diingat, pada saat itu kota Semarang 
 belum terbentuk, belum ada namanya ! Masih merupakan pantai pinggir laut.
 
 Ketika itu pelabuhan  yang ramai adalah di Tuban, Jepara ( bahkan kelak 
 Belanda baru memindahkan pangkalannya dari Jepara ke Semarang ).
 
 Satu Hal lagi yang perlu diingat, Pecinan Semarang bermula dari daerah 
 sekitar Sam Po Tong. Hal ini, bisa dibuktikan dengan adanya makam Tionghoa 
 kuno di daerah sana yang pernah direnovasi pada jaman dinasti Qing era Qian 
 Long.  
 
 Mengenai goa, konon yang asli berjarak 100 meter ( sekitar Phapros ) namun 
 sudah runtuh ketika terjadi hujan badai. Kemudian dibangun tiruannya ( 
 sekarang goa di bawah ). Pada tahun 2005 dibuatlah goa yang baru ( yang 
 sekarang dipakai ).
 
 Sejauh ini, saya belum pernah mendengar jika goa itu digunakan untuk 
 pertapaan Zheng He, melainkan tempat pengobatan Wang Qing Hong, yang konon 
 ditinggal bersama pengawalnya di tempat itu.
 
 Pada saat pembangunan Sam Po Tong di tahun 2005 banyak ditemukan nisan Islam 
 masyarakat Tionghoa. Pada saat saya kecil, terdapat cerita, bahwa yang 
 mengajarkan rakyat pribumi Semarang puasa adalah armada Zheng He.  
 
 Sayang, sekarang klenteng Sam Po Tong telah mengalami degradasi Dan 
 komersialisasi. Saya sendiri terakhir ke sana saat perayaan kedatangan Zheng 
 He 2 hari menjelang awal puasa. Tidak seramai dulu lagi.
 
 Irawan R
  
 Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone





Re: [budaya_tionghua] Re: Sam Po Tong

2010-09-08 Terurut Topik irawanraharjo
Jangankan nisan-nisan, batu prasasti dari Oey Tjie Sien yang membebaskan tanah 
Simongan dari tangan Yahudi bernama Johannes saja keberadaannya saja sudah 
tidak diketahui lagi. Padahal ukurannya satu lemari.

Irawan R

Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone

-Original Message-
From: Dipo dipod...@yahoo.com
Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Wed, 08 Sep 2010 23:40:55 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Re: Sam Po Tong

Irawan heng,

Saya baru dengar tentang nisan2 yang ditemukan, mudah2an nisan2 itu dipelihara 
dengan baik sekarang. Apakah sempat dipelajari dari tahun berapa nisan2 itu 
dibuat ? 

Mengenai legenda puasa itu saya juga pernah mendengar, tapi dalam versi ini 
yang mengajari sang Laksamana sendiri

Salam

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, irawanraha...@... wrote:

 Setahu saya, dari berbagai catatan
  sejarah memang tidak tercantum adanya peristiwa kunjungan Zheng He ke 
 Semarang. Namun satu Hal yang perlu diingat, pada saat itu kota Semarang 
 belum terbentuk, belum ada namanya ! Masih merupakan pantai pinggir laut.
 
 Ketika itu pelabuhan  yang ramai adalah di Tuban, Jepara ( bahkan kelak 
 Belanda baru memindahkan pangkalannya dari Jepara ke Semarang ).
 
 Satu Hal lagi yang perlu diingat, Pecinan Semarang bermula dari daerah 
 sekitar Sam Po Tong. Hal ini, bisa dibuktikan dengan adanya makam Tionghoa 
 kuno di daerah sana yang pernah direnovasi pada jaman dinasti Qing era Qian 
 Long.  
 
 Mengenai goa, konon yang asli berjarak 100 meter ( sekitar Phapros ) namun 
 sudah runtuh ketika terjadi hujan badai. Kemudian dibangun tiruannya ( 
 sekarang goa di bawah ). Pada tahun 2005 dibuatlah goa yang baru ( yang 
 sekarang dipakai ).
 
 Sejauh ini, saya belum pernah mendengar jika goa itu digunakan untuk 
 pertapaan Zheng He, melainkan tempat pengobatan Wang Qing Hong, yang konon 
 ditinggal bersama pengawalnya di tempat itu.
 
 Pada saat pembangunan Sam Po Tong di tahun 2005 banyak ditemukan nisan Islam 
 masyarakat Tionghoa. Pada saat saya kecil, terdapat cerita, bahwa yang 
 mengajarkan rakyat pribumi Semarang puasa adalah armada Zheng He.  
 
 Sayang, sekarang klenteng Sam Po Tong telah mengalami degradasi Dan 
 komersialisasi. Saya sendiri terakhir ke sana saat perayaan kedatangan Zheng 
 He 2 hari menjelang awal puasa. Tidak seramai dulu lagi.
 
 Irawan R
  
 Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone






Re: [budaya_tionghua] Re: Sam Po Tong *

2010-09-08 Terurut Topik Dharma Hutauruk
Salah satu kelemahan kita orang Indonesia adalah kurang menghargai, 
(sehingga) kurang memelihara catatan sejarah diri pribadi (jarang yg  
punya diary) maupun sejarah keluarga (papah/mamah, kakek/nenek, dan  
seterusnya.
Kita lebih senang berceritera secara lisan krn ada pendengar yg baik  
yg ketika kemudian berceritera kepada yg lain ditambah bumbu pemanis  
dst, dst.
Maka walau berlalu puluhan tahun atau ratusan tahun, sudah sangat  
sulit untuk mengetahui apa sesungguhnya terjadi.
Lalu kita menerima info yg bermula dari konon, sahibul hayat, katanya,  
ceriteranya.

Selamat berlibur merayakan Idul Fitri
Dharma

Sent from my iPhone

On Sep 9, 2010, at 6:40 AM, Dipo dipod...@yahoo.com wrote:

You chose to allow budaya_tionghua@yahoogroups.com even though this  
message failed authentication

Click to disallow |
Irawan heng,

Saya baru dengar tentang nisan2 yang ditemukan, mudah2an nisan2 itu  
dipelihara dengan baik sekarang. Apakah sempat dipelajari dari tahun  
berapa nisan2 itu dibuat ?


Mengenai legenda puasa itu saya juga pernah mendengar, tapi dalam  
versi ini yang mengajari sang Laksamana sendiri


Salam

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, irawanraha...@... wrote:

 Setahu saya, dari berbagai catatan
 sejarah memang tidak tercantum adanya peristiwa kunjungan Zheng He  
ke Semarang. Namun satu Hal yang perlu diingat, pada saat itu kota  
Semarang belum terbentuk, belum ada namanya ! Masih merupakan pantai  
pinggir laut.


 Ketika itu pelabuhan yang ramai adalah di Tuban, Jepara ( bahkan  
kelak Belanda baru memindahkan pangkalannya dari Jepara ke Semarang ).


 Satu Hal lagi yang perlu diingat, Pecinan Semarang bermula dari  
daerah sekitar Sam Po Tong. Hal ini, bisa dibuktikan dengan adanya  
makam Tionghoa kuno di daerah sana yang pernah direnovasi pada jaman  
dinasti Qing era Qian Long.


 Mengenai goa, konon yang asli berjarak 100 meter ( sekitar  
Phapros ) namun sudah runtuh ketika terjadi hujan badai. Kemudian  
dibangun tiruannya ( sekarang goa di bawah ). Pada tahun 2005  
dibuatlah goa yang baru ( yang sekarang dipakai ).


 Sejauh ini, saya belum pernah mendengar jika goa itu digunakan  
untuk pertapaan Zheng He, melainkan tempat pengobatan Wang Qing  
Hong, yang konon ditinggal bersama pengawalnya di tempat itu.


 Pada saat pembangunan Sam Po Tong di tahun 2005 banyak ditemukan  
nisan Islam masyarakat Tionghoa. Pada saat saya kecil, terdapat  
cerita, bahwa yang mengajarkan rakyat pribumi Semarang puasa adalah  
armada Zheng He.


 Sayang, sekarang klenteng Sam Po Tong telah mengalami degradasi  
Dan komersialisasi. Saya sendiri terakhir ke sana saat perayaan  
kedatangan Zheng He 2 hari menjelang awal puasa. Tidak seramai dulu  
lagi.


 Irawan R

 Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone





[budaya_tionghua] Re: Gua-mnia - Bisa Dirubah? (Was: Benarkah Harun Yusuf mantan tukang kwamia?)

2010-09-08 Terurut Topik kwaih...@ymail.com
Oleh orang yg fanatik dg hukum karma, dikatakan utk melunasi karma buruk.
ya begitulah hitung dagangnya, pahala dan murka.
sojah wushu,
Koay Hiap.


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zho...@... wrote:

 Rajin beribadah bisa mengubah nasib? Ah, ini dongeng seribu satu malam atau 
 penghakiman bagi mereka yg tak beruntung dlm hidup?
 
 Coba anda datangi negeri2 afrika yg miskin, saksikanlah anak2 terlantar 
 kurang gizi yg tinggal kulit membungkus belulang. Ini apa gara2 orang tua 
 mereka tak rajin beribadah dan tak mahir melafal mantera agama ya?
 
 
 Sent from my BlackBerry®
 powered by Sinyal Kuat INDOSAT
 
 -Original Message-
 From: jony J K brightandrom...@...
 Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Date: Wed, 8 Sep 2010 23:55:02 
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Subject: Re: [budaya_tionghua] Gua-mnia - Bisa Dirubah? (Was: Benarkah Harun 
 Yusuf mantan tukang kwamia?)
 
 -Banyak tokong tokong yg saya pernah datangi mengatakan bisa merubah nasib, 
 logikanya bila ada orang sanggup merubah nasib berarti dia bisa merubah kapan 
 anda waktu mati seseorang. Dengan kata lain sudah setahap tuhan. 
 -tapi kalau anda rajin beibadah menurut apa yang anda percayai dan pasti 
 tidak merubah agama anda saya yakin tuhan akan berbaik hati menolong anda. 
 Dari sekian banyak kisah hidup orang, ada beberapa orang sukses yg saya lihat 
 sendiri dan juga mendengar langsung dari si sipelaku kalau dimasa lalunya 
 susah sampai sulit untuk melewati harinya, tapi sejak kecil dia sudah dididik 
 membaca paritta dalam agama Buddha pagi dan malam, juga disertai usaha. 
 kehidupan mereka berubah setelah berpuluh tahun kemudian, yg jelas juga harus 
 diikuti perbuatan baik. Ada beberapa yang tidak terlalu kaya. tetepi rata 
 rata melewati hari hari lebih baik dan cukup pangan dan papan namuntidak kaya 
 sekali.
 -Intinya rajin beribadah, usaha, dan perbuatan baik. Kalau ada tawaran diluar 
 itu biasanya kalau tidak rajin rajin mencari mahluk gaib maka usahanya pasti 
 berkurang.
 --- Pada Rab, 8/9/10, zho...@... zho...@... menulis:
 
 Dari: zho...@... zho...@...
 Judul: Re: [budaya_tionghua] Gua-mnia - Bisa Dirubah? (Was: Benarkah Harun 
 Yusuf mantan tukang kwamia?)
 Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Tanggal: Rabu, 8 September, 2010, 6:21 PM
 
 
 
 
 
 
 
  
 
 
 
   
 
 
 
   
   
   
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 Haha, saya kira tdk ada orang yg sudah berhasil mengubah grs nasib itu ada di 
 sini, bung opheng! Mereka pasti sdh menjadi manusia sukses yg super sibuk, 
 ngapain masih spt orang pengangguran bermilis ria disini?
 Sent from my BlackBerry®
 powered by Sinyal Kuat INDOSATFrom:  Ophoeng opho...@...
 Sender:  budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Date: Wed, 08 Sep 2010 10:26:45 -To: 
 budaya_tionghua@yahoogroups.comReplyTo:  budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Subject: [budaya_tionghua] Gua-mnia - Bisa Dirubah? (Was: Benarkah Harun 
 Yusuf mantan tukang kwamia?)
 
  
 
 
 
 
   
   
   Bung Dada dan TTM semuah,
 
 
 
 Hai, apakabar? Sudah makan (sahur)?
 
 
 
 Sehubungan dengan topik lihat-melihat muka (mnia = muka?), atau maksudnya 
 nasib, masa depan, saya jadi ingat dulu sekitar tahun 1985-an, di Pontianak 
 ada satu anak muda (sekarang mestilah tidak lagi muda) yang kalau tak salah 
 bernama (samaran?) Hartop (diambil dari 'hard top' - tipe Toyota itu?), yang 
 waktu itu gencar pasang iklan dan pernah diberitakan di Tempo.
 
 
 
 Bung Hartop ini katanya bisa memperbaiki nasib yang digariskan di tangan 
 anda. Dia sekolah di Amrik(?) mempelajari garis rajah tangan yang 
 dikombinasikan dengan gua-mnia-logi atau entah apa namanya, pokoknya 
 ceritanya sangat ilmiah dan terkesan masuk akal. 
 
 
 
 Caranya merubah nasib sesuai garis rajah tangan anda juga unik, menurut 
 logika beliau: karena nasib anda sudah digariskan di tangan - suratan nasib, 
 maka garis-nya ajah yang dirubah. Dari yang dikatakan garis tangannya 
 menunjukkan nasib jelek - seperti sudah suratan garis tangan itu yang dibawa 
 sejak lahir, maka garisnya dirubah arahnya atau lekukannya, supaya menjadi 
 suratan nasib yang baik, hok-ki, makmur abadi jaya sentosa selama-lamanya 
 sepanjang segala abad, jeh!
 
 
 
 Konon kabarnya beliau punya alatnya untuk merubah alur garis tangan, dan 
 secara harafiah benar-benar dia rubah alurnya - entah bagaimana caranya, saya 
 hanya baca saja ceritanya di Tempo waktu itu. Dan, menurut pengakuannya, 
 banyak pejabat dan menteri yang sudah datang meminta bantuannya untuk merubah 
 nasib dengan cara merubah garis rajah tangan.
 
 
 
 O, jangan tanya, konon tarip jasa kosultasinya bukan main-main, mungkin 
 setara dengan tarip konsultasi Ki Gendeng Pamungkas ketika musim pemilu dulu 
 itu.
 
 
 
 Saya cuma pengin tahu, apakah ada di antara anda yang dulu pernah meminta 
 jasa beliau merubah garis tangannya, atau setidaknya orang yang anda kenal 
 yang merubah garis tangannya dengan pertolongan beliau, lantas sekarang 
 

RE: [budaya_tionghua] Re: Baca Dan Respon Posting. (Was: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta)

2010-09-08 Terurut Topik sf
Saya masih baru di milis butiong ini dan tidak membaca keseluruhan thread yg
diposting. Disaat suasana idul fitri sekarang ini, barangkali saya juga
boleh turut memohon maaf lahir dan batin kepada seluruh keluarga besar milis
budaya tionghua, lahir dan batin.

Saya bermaksud membikin sedikit catatan utk minat pribadi dikemudian hari.
Thread ini menarik bagi saya justru setelah sdr. ikkyosensei memberi contoh
tentang cara kokonya dalam menghadapi perlakuan rasial di kota kelahirannya,
Blitar. Yang kemudian menjadi semakin menarik setelah mendapat contoh kontra
dari sdr. Yitzhak mengenai Kejadian Gang Tujuhbelas di Pontianak. Contoh ini
setidaknya memberi masukan kpd sdr. Kusalocitto bahwa khusus di pontianak
bukan hanya sekedar Racist by Lifestyle, tetapi: dalam satu komplek
perumahan belalangnya juga bisa berbeda, apalagi belalangnya bermata sipit.

Referensi yang paling terpercaya bagi sy di dalam memahami kejadian di
pontianak adalah tulisan di blog sdr. Andreas Harsono. Namun sayangnya
tulisan itu walaupun memberikan kontribusi pemahaman paling besar bagi saya,
tetapi sumber informasi kejadian sesungguhnya dari kedua pihak di Gg
Tujuhbelas, tidak berhasil dicatat. Dan juga tidak ada proses penyelidikan
yg tuntas dari penegak hukum. Sehingga alasan terjadinya kerusuhan karena
Gouw Ek San turut campur yg bukan urusannya, menonjok duluan hingga patah
tulang hidung seorang kerabat kesultanan, belum bisa sy terima.

Di tulisan abstrak awal sebelum membaca tulisan sdr.Andreas, sy mensinyalir
ada 2 faktor yg saling menguatkan sehingga tercipta budaya khusus seperti
itu di pontianak. Hasil investigasi sdr. Andreas yang patuh pada
kaidah-kaidah jurnalisme, hanya mengungkapkan 1 akar permasalahan yaitu
dimulai sejak orba mulai berkuasa dengan mengirim tentara untuk menghantam
PGRS bentukan Soekarno, dimana operasi itu melibatkan suku dayak. Sedangkan
1 faktor lagi sangat sulit untuk dikonfirmasikan atau diakui, dan selama ini
sy belum pernah membaca ada publikasi tentang hal itu. Sdr. Ophoeng yang
pernah bermukim di sana membantu dugaan saya dengan menuliskan secara tegas:
“Cuma mereka yang 'maju' - secara ekonomi terutama, yang bisa 'makan' bangku
sekolah - sekolah itu suatu kemewahan, di sekolah Katolik atau Kristen,
karena tak mungkin mereka bersekolah di sekolah negeri - kecuali yang
berkahwin-mahwin dengan suku-suku lain.”

Maka penjelasan sdr.Dr.Irawan bahwa : filosofi gereja mengajak umatnya tidak
menggunakan kekerasan, lebih pilih perdamaian. Dan kemudian sdr. Revli
menuliskan: “Ada gilirannya masing2 utk pertanggungjwbkan secara pribadi kpd
sang Chalik pencipta Alam raya.” telah membantu memperjelas sinyalemen saya:
“sesepuh2 yg dianggap bijaksana sbg tempat mengadu, biasanya menenangkan dg
kata2: sebisa mungkin kita menghindar saja, biarkan mereka berbuat jahat
terhadap kita, suatu saat mereka pasti akan ketemu orang yg membuat mereka
jera. tapi dari hari ke hari, semakin banyak yg ngomong begitu, sementara
orang yg akan memberi pelajaran yg membuat jera, tak kunjung muncul, hehehe…
“
Maka sdr. Erik mengoreksi kata2 klise para sesepuh bijaksana di sana, dengan
: dasar pemikirannya bukan cuma filosofi non kekerasan, tapi ada
pertimbangan-pertimbangan lain. Dan ini sejalan dengan kata2 sdr. Dada
dibawah: tidak cukup dengan AHIMSA, … harus ada bapak yang ditakuti dan
disegani… maka dapat di katakan Ahimsa yang anti kekerasan itu juga
sebenarnya instrumen kekerasan itu sendiri.Dengan kata lain menurut sy,
gereja semestinya bisa lebih berperan di dalam upaya mengikis pertumbuhan
mental rasialis di pontianak, tetapi tidak dilakukan. Jika ini terus
dibiarkan tanpa ada program yg signifikan, maka sy sungguh khawatir
kesimpulan akhir tulisan sdr.Andreas Harsono akan terbukti, bahwa: “Ketika
meninggalkan airport Supadio, saya merasa pesimis dengan peluang damai di
Pontianak. Azas kebersamaan macam apa yang dikembangkan di sini? Kebebasan
sipil lemah. Pengadilan terhadap kejahatan masa lampau juga tak ada. Selama
orang belum bisa belajar dari sejarah masa lalu, mereka yang dulu melakukan
pembunuhan massal, takkan takut untuk melakukannya lagi.”





-Original Message-
From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com]on Behalf Of Dada
Sent: 08 September 2010 16:57
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Re: Baca Dan Respon Posting. (Was: Kejahatan
rasial di bis kota di Jakarta)





Salah satu teknik interogasi agen2 KGB adalah permainan bad cop dan good cop
, yang satu berperan sebagai demon , menindas tahanan agar mengakui suatu
kesalahan , satu lagi berperan sebagai malaikat yang membelai2 tahanan
dengan senyum dan ramah. Tahanan akan terombang-ombang dalam permainan panas
dan dingin ini sampai menjadi gelas yang retak.

Dalam hubungan internasional dan dalam negri pun prinsipnya sama , bahkan
keluarga sebagai elemen terkecil itu harus ada balance , harus ada bapak
yang ditakuti dan disegani , harus ada ibu yang membelai2 sang anak. Jadi
tidak

[budaya_tionghua] Re: Gua-mnia - Bisa Dirubah? (Was: Benarkah Harun Yusuf mantan tukang kwamia?)

2010-09-08 Terurut Topik Dada
sayang sekali , semakin religius suatu negara , maka negaranya semakin 
terbelakang. Dalam arti , semakin banyak responden di suatu negara memandang 
agama itu sangat penting , maka ironisnya negara itu semakin terbelakang. 

Jika di perhatikan , negara-negara maju seperti beberapa negara utama eropa 
seperti Jerman , Prancis , atau bahkan Italia sendiri , hanya sekitar belasan 
sampai 20an persen memandang agama itu sangat penting. Begitu juga dengan 
Jepang. Kekecualian untuk USA , di antara negara maju , anomali bahwa 2/3 
responden di negara itu masih memandang agama itu sangat penting. 

Selebihnya , negara2 dimana penduduknya itu sangat religius adalah kawasan 
asia tenggara  , amerika latin , dan afrika itu sendiri.  

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, kwaih...@... kwaih...@... wrote:

 Oleh orang yg fanatik dg hukum karma, dikatakan utk melunasi karma buruk.
 ya begitulah hitung dagangnya, pahala dan murka.
 sojah wushu,
 Koay Hiap.
 
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zhoufy@ wrote:
 
  Rajin beribadah bisa mengubah nasib? Ah, ini dongeng seribu satu malam atau 
  penghakiman bagi mereka yg tak beruntung dlm hidup?
  
  Coba anda datangi negeri2 afrika yg miskin, saksikanlah anak2 terlantar 
  kurang gizi yg tinggal kulit membungkus belulang. Ini apa gara2 orang tua 
  mereka tak rajin beribadah dan tak mahir melafal mantera agama ya?
  
  
  Sent from my BlackBerry®
  powered by Sinyal Kuat INDOSAT
  
  -Original Message-
  From: jony J K brightandromeda@
  Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com
  Date: Wed, 8 Sep 2010 23:55:02 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
  Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
  Subject: Re: [budaya_tionghua] Gua-mnia - Bisa Dirubah? (Was: Benarkah 
  Harun Yusuf mantan tukang kwamia?)
  
  -Banyak tokong tokong yg saya pernah datangi mengatakan bisa merubah nasib, 
  logikanya bila ada orang sanggup merubah nasib berarti dia bisa merubah 
  kapan anda waktu mati seseorang. Dengan kata lain sudah setahap tuhan. 
  -tapi kalau anda rajin beibadah menurut apa yang anda percayai dan pasti 
  tidak merubah agama anda saya yakin tuhan akan berbaik hati menolong anda. 
  Dari sekian banyak kisah hidup orang, ada beberapa orang sukses yg saya 
  lihat sendiri dan juga mendengar langsung dari si sipelaku kalau dimasa 
  lalunya susah sampai sulit untuk melewati harinya, tapi sejak kecil dia 
  sudah dididik membaca paritta dalam agama Buddha pagi dan malam, juga 
  disertai usaha. kehidupan mereka berubah setelah berpuluh tahun kemudian, 
  yg jelas juga harus diikuti perbuatan baik. Ada beberapa yang tidak terlalu 
  kaya. tetepi rata rata melewati hari hari lebih baik dan cukup pangan dan 
  papan namuntidak kaya sekali.
  -Intinya rajin beribadah, usaha, dan perbuatan baik. Kalau ada tawaran 
  diluar itu biasanya kalau tidak rajin rajin mencari mahluk gaib maka 
  usahanya pasti berkurang.
  --- Pada Rab, 8/9/10, zhoufy@ zhoufy@ menulis:
  
  Dari: zhoufy@ zhoufy@
  Judul: Re: [budaya_tionghua] Gua-mnia - Bisa Dirubah? (Was: Benarkah Harun 
  Yusuf mantan tukang kwamia?)
  Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
  Tanggal: Rabu, 8 September, 2010, 6:21 PM
  
  
  
  
  
  
  
   
  
  
  

  
  
  



  
  
  
  
  
  
  
  
  
  Haha, saya kira tdk ada orang yg sudah berhasil mengubah grs nasib itu ada 
  di sini, bung opheng! Mereka pasti sdh menjadi manusia sukses yg super 
  sibuk, ngapain masih spt orang pengangguran bermilis ria disini?
  Sent from my BlackBerry®
  powered by Sinyal Kuat INDOSATFrom:  Ophoeng ophoeng@
  Sender:  budaya_tionghua@yahoogroups.com
  Date: Wed, 08 Sep 2010 10:26:45 -To: 
  budaya_tionghua@yahoogroups.comReplyTo:  budaya_tionghua@yahoogroups.com
  Subject: [budaya_tionghua] Gua-mnia - Bisa Dirubah? (Was: Benarkah Harun 
  Yusuf mantan tukang kwamia?)
  
   
  
  
  
  


Bung Dada dan TTM semuah,
  
  
  
  Hai, apakabar? Sudah makan (sahur)?
  
  
  
  Sehubungan dengan topik lihat-melihat muka (mnia = muka?), atau maksudnya 
  nasib, masa depan, saya jadi ingat dulu sekitar tahun 1985-an, di Pontianak 
  ada satu anak muda (sekarang mestilah tidak lagi muda) yang kalau tak salah 
  bernama (samaran?) Hartop (diambil dari 'hard top' - tipe Toyota itu?), 
  yang waktu itu gencar pasang iklan dan pernah diberitakan di Tempo.
  
  
  
  Bung Hartop ini katanya bisa memperbaiki nasib yang digariskan di tangan 
  anda. Dia sekolah di Amrik(?) mempelajari garis rajah tangan yang 
  dikombinasikan dengan gua-mnia-logi atau entah apa namanya, pokoknya 
  ceritanya sangat ilmiah dan terkesan masuk akal. 
  
  
  
  Caranya merubah nasib sesuai garis rajah tangan anda juga unik, menurut 
  logika beliau: karena nasib anda sudah digariskan di tangan - suratan 
  nasib, maka garis-nya ajah yang dirubah. Dari yang dikatakan garis 
  tangannya menunjukkan nasib jelek - seperti sudah suratan garis tangan itu 
  yang dibawa sejak lahir, maka garisnya dirubah 

[budaya_tionghua] Re: Baca ini: Nasionalisme yg jahat

2010-09-08 Terurut Topik B.H. Jo
Nationalism is an infantile disease. It is the measles of mankind. 
(quote dari Albert Einstein). 

Nationalisme yg. berlebihan/sempit sering terjadi di-negara2 yg. belum maju dan 
tidak jarang dipakai utk. mengalihkan masalah kegagalannya. Negara2 maju 
(Kanada, Australia, AS dll.) tidak sedikit yg. mengakui kewarganegaraan ganda 
(dual/multiple citizenship) yg. berlawanan dgn. prinsip nasionalisme yg. 
sempit. 

BH Jo


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Azura-Mazda extrim_blue...@... wrote:

 Menarik ada opini Jakarta Post soal nasionalisme sudah usang. 
 Di Eropa, nasionalisme dianggap sesuatu yang jahat. 
 M. Taufiqurrahman mengatakan Indonesia juga sebaiknya 
 sadar terhadap ideologi jahat ini.
  http://www.thejakartapost.com/news/2010/09/08/it%E2%80%99s-high-time-undo-indonesian-nationalism.html





[budaya_tionghua] Re: Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran bersama?

2010-09-07 Terurut Topik Dada
1. Partai berdasarkan ras itu sebuah langkah mundur , dan mengada-ngada.
Betapapun saya tidak setuju keterlibatan agama dalam politik , tapi
AGAMA seperti halnya IDEOLOGI (komunisme dll ) itu terkandung tatanan
dan solusi untuk permasalahan multi dimensi , misal masalah perekonomian
, etika , pendidikan dan seterusnya begitu juga dengan ideologi2.
Sedangkan dengan jualan ras , apa yang bisa di pecahkan ?

2. Dan jika ingin membandingkan ras terhadap ras , Yah Malaysia tidak
berhadapan dengan keragaman ras di Indonesia yang berlipat2 ganda
ragamnya. Atau mau coba di terapkan di Tiongkok ?, dengan 1 etnis utama
yang berjumlah milyaran dan sekitar lima puluh lebih ras yang dari
jutaan hingga puluhan ribu? Nantinya ada partai Bugis , Papua , Tionghoa
, Batak , Aceh , Padang , Sunda , Dayak , Minahasa , Jawa , Madura, Bali
dan seterusnya  Dan jika terjadi konflik politik hal ini segera
berkobar menjadi konflik etnis ..

3. Untuk Indonesia , ada baiknya mengikuti jejak Tiongkok , agar tidak
terburu2 dengan gagap dan latah mendemokrasikan segala sesuatu di kala
rakyat masih lum sepenuhnya terdidik . Apalagi sekarang di tambah
Pilkada. Masyarakat yang seperti ini , mudah terjebak dalam pusaran
politik , dan yang pasti untuk suatu pesta demokrasi itu memakan biaya.
sementara keadaan tidak berubah..


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Azura-Mazda extrim_blue...@...
wrote:

 Zhou Fuyen jangan somse. Di Malay, partai berdasarkan garis ras itu
 sudah bener. Daripada di Indonesia, ada dominasi partai berasas agama
 tunggal.
 Â


 --- Pada Rab, 1/9/10, zho...@... zho...@... menulis:


 Dari: zho...@... zho...@...
 Judul: Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju
kemakmuran bersama?
 Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Tanggal: Rabu, 1 September, 2010, 1:41 PM


 Â



 Percayalah, Malaysia adalah bom waktu!
 Politik rasialnya sekarang justru mendapat tantangan berat! Di sana
partai adalah berdasarkan ras, ini jelas ketinggalan dibanding
Indonesia, masak kita harus berjalan mundur?
 Nep ternyata tdk membawa berkah ke masyarakat luas, hanya golongan
elite bumi putra yg menikmati hasilnya, dan nanti setelah kemudahan
dicabut, apakah mereka masih dpt bersaing?

 Jika ingin memajukan golongan masyarakat yg terbelakang, jangan
berdasarkan ras, tapi harus berdasarkan kelas ekonomi. Kita harus
memberi banyak subsidi untuk kelompok ini, misalnya bea siswa, kredit
usaha murah, subsidi perumahan, pelatihan kerja, tranportasi murah,
tunjangan kesehatan dll, semua ini memang memakan dana yg cukup besar,
dananya ya diambil dari pajak, maka tingkatkan prosentase pajak bagi
pengusaha besar dan barang mewah semacam sedan dan rumah mewah.


 Sent from my BlackBerry®
 powered by Sinyal Kuat INDOSAT


 From: Harry Adinegara sans_culotte...@...
 Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Date: Wed, 1 Sep 2010 05:51:39 -0700 (PDT)
 To: tionghoa-...@yahoogroups.com; budaya
tionghuabudaya_tiong...@yahoogroups.com
 ReplyTo: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Cc: gelora45gelor...@yahoogroups.com; media
caremediac...@yahoogroups.com
 Subject: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju
kemakmuran bersama?

 Â



 Rupanya perlu di-telaah lebih mendalam perihal  berita soal
Pak Wapres Jusuf Kalla, yang dalam pidatonya yang terachir sempat beliau
dikatagorikan sebagai seorang yang rasialis, seorang rasialis yang anti
suku Tionghoa.
 Â
 Bersamaan dengan kejadian ini ,negara tetangga kita , Malaysia
merayakan policy yang waktu itu, dikenal sebagai NEP(New Economic
Policy) yang dicetuskan di tahun 1971, jadi sudah 40-an tahun yll. NEP
ini bertujuan untuk menjebatani suatu fusi antara ,terutama 3 etnis di
M'sia, yakni etnis Chinese, Indian dan majority orang Malay atau
bumiputra, untuk bisa kerja sama dengan lebih efektip bagi kemakmuran
bersama. Tujuan policy ini adalah untuk menyatukan sikap ,
ketrampilan dan kinerja segenap kekuatan (3 etnis) ini untuk bisa kerja
sama  menuju kemakmuran bersama. Untuk mencapai tujuan achir ,
kemakmuran bersama maka perlu di-awali dengan mengangkat sikon-nya orang
Malay (bumi putra) yang mayoritas(60%)untuk bisa berdiri sama tinggi,
duduk sama rendah. Caranya dengan , apa yang dikenal
 dengan affirmative action.  Kejadian huru hara tahun 1969, clash
antar etnis memberikan stimuli pada pemerintah waktu itu untuk mencari
jalan keluar(solusi)  dari kejadian ini  yang telah menelan
korban jiwa dan harta, Mencari idee ,mencari , mengolah suatu rancangan
undang2 untuk mengatasi kejadian ini dan mempersatukan segenap kekuatan
, bekerja sama segenap kekuatan bagi kemajuan negara Malaysia. Caranya
yalah dengan memberikan ...preferential access ke misalnya bea siswa,
kepemilikan saham dalam perusahaan sampai ke pembelian rumah,policy ini
akan memberikan fasilitas pertama2 kepada bumi putra.  Dengan cara
affirmative action ini ditargetkan kalau dalam kurun waktu tidak lama
maka para bumi putra akan sanggup ber-mitra dengan etnis2 lain yang
dulunya  mustahil bisa 

[budaya_tionghua] Re: Arti Penting Misi Perjalanan Laksamana Zheng He (Cheng Ho) Bagi Pengembangan Bis

2010-09-07 Terurut Topik Ivan
Betul.

Memang Zhenghe tidak pernah singgah di Semarang. Cuman kebetulan saja di 
Semarang ada Sampokong (Gedung Batu), jadi kita manfaatkan momen ini.

Salam,

IT.

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ardian_c ardia...@... wrote:

 setau aye itu armada zheng he ngedarat di tuban , gresik gak di semarang
 
 ntu jangkar seh nurut mata aye yg masih amatir, itu jangkar belanda boekan 
 jangkar tiongkok yg 4 mata.
 
 
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Ophoeng ophoeng@ wrote:
 
  Bung Ardian, Bung Ivan dan TTM semuah,
  
  Hai, apakabar? Sudah makan?
  
  Kebetulan saya baru ajah selesai nonton video-nya Zheng He ini.
  
  Zheng-he ke Jawa (kayaknya bukan khusus ke Semarang ya?), bukannya genap 
  600 tahun-nya udah lewat 4-5 tahun lalu ya? Waktu itu diperingati 
  besar-besaran di Semarang, mereka bikin replika kapalnya di kali deket 
  kelenteng Gang Lombok(?) itu. 
  
  Di Cirebon, kelenteng Thay Kak Sie deket pelabuhan itu, menyimpan satu 
  jangkar besar yang dipercaya merupakan jangkar dari kapal anggota armada 
  Zheng-he juga.
  
  Kaisar Zhu-di atau Yong-le ini hebat sekali pada jamananya ya. Sudah 
  memikirkan menyusun ensiklopedi segala, sayang buku-bukunya banyak dibakar 
  oleh penggantinya ya. Juga terpikir untuk mengirim misi muhibah segala. 
  Sayang sekali dia gak berpikir untuk menguasai daerah yang tak bertuan - 
  yang disinggahi oleh armada Zheng-he, misalnya. 
  
  Di filem tidak diceritakan kisah selanjutnya setelah Tiongkok (mereka sudah 
  menyebut Cung-guo?) ditinggal mati oleh Zhu-di, dilanjutkan oleh anaknya 
  cuma sebentar (8 bulan?) lalu cucunya meneruskan tahta. Zheng-he yang sudah 
  di'ban' aka grounded oleh anaknya Zhu-di, lalu direhabilitasi namanya, 
  dikasih ijin untuk melaut lagi. 
  
  Sementara Zheng-he yang sudah lanjut usia, lantas perannya digantikan oleh 
  anak cici angkatnya (atau pacarnya ya?) Sung-thian, segenerasi ama sang 
  cucu kaisar. 
  
  Gak tahu apakah ada cerita selanjutnya ttg kedua penerus ini ya? Atau 
  mereka gak sempat berkibar namanya sudah digulung oleh kaisar dari keluarga 
  lain yang 'berontak'. Seru juga melihat mereka baku bunuh demi tahta, 
  bahkan di antara sesama saudara dan orangtua/anak sendiri sekalipun!
  
  Kalau baca sejarah mereka, kayakanya getun - menyesali, kaisar selalu 
  digantikan lewat pertumpahan darah, entah oleh keturunannya sendiri, atau 
  oleh keluarga lain. Kalau saja jaman itu sudah mengenal pergantian 
  kekuasaan tanpa pertumpahan darah, mungkin sudah sejak dulu Tiongkok 
  berjaya dan sukses menjadi boss dunia ya?
  
  Cara Yong-le memerintah, kalau benar seperti digambarkan di filem tsb., 
  nampaknya sudah 'demokrasi' - dia kasih kesempatan para menteri-nya untuk 
  punya pendapat sendiri, walau keputusan terakhir selalu di tangannya jua. 
  Memang sih agak 'aneh' kalau dibandingkan dengan demokrasi sekarang, tapi 
  demokrasi sekarang juga akan terasa aneh: bisa pake duit supaya menang 
  dengan suara terbanyak, jeh!
  
  Yang masih bikin bingung buat saya, nama-nama negara yang disinggahi 
  Zheng-he, karena lafal-nya dari Guo-yu, si pembuat sub-title kayaknya asal 
  nyebut ajah, ada yang pas, tapi banyak yang kayaknya gak nyambung. Susah 
  menebaknya. Baca di wikipedia, daerah atau negara yang disinggahinya, 
  banyak yang gak cocok ama yang disebut di sub-title. Susah juga sih ya, 
  pembuat sub-title biasanya cuma asal terjemahin, kejar tayang, gak ada 
  waktu - jadi asal jadi ajah sudah bagus, euy!
  
  Back to topic. Kalau mau mengharap pemerintah ikut ambil bagian dalam 
  mempromosikan Semarang dengan memanfaatkan momentum Zheng-he ini, kayaknya 
  memang susah. Momentum 600 tahun-nya sendiri sudah lewat toh? Lagipula, 
  kayaknya Zheng-he sendiri ndak memandang  penting sekali ttg singgahnya di 
  Semarang waktu itu, kayaknya cuma numpang ngambil air ajah buat bekal minum 
  mereka ya?
  
  Belum lagi, kalau lihat ceritanya di filem, katanya nenek moyang Zhu-di 
  melarang penduduk warga Tiongkok pergi melaut. Tindakan sang kaisar 
  menugaskan Zheng-he ajah merupakan kontroversi pada jaman itu. Mereka yang 
  berani melaut dianggap sebagai kriminal, kalau balik dan ketangkep pasti 
  dipenjara dengan tuduhan memberontak - suatu tuduhan yang sangat berat, 
  hukumannya mestilah dipancung kepalanya.
  
  Kalau benar begitu, berarti kita semua ini termasuk keturunan para 
  'pemberontak' yang gak dianggap oleh mereka dong?
  
  Satu hal yang berkesan buat saya, adegan ketika si Zheng-he baru balik ke 
  ibukota, dia mau jajan 'tahu mambu (bau)' (Chou-dou-fu), dia gak bawa duit, 
  cici-nya (saya koq curiga, jangan-jangan ini pacarnya ya?) juga gak bawa 
  duit, lalu si penjajanya kasih gratis karena dia gak tahu dan dikira 
  Zheng-he orang dari luar kota. Jadi ternyata sejarah tahu mambu sudah 
  ratusan tahun juga rupanya, jeh!
  
  Kenyataan bahwa Zheng-he setia kepada sang kaisar, dan mungkin karena dia 
  seorang kasim(?) jadi tidak berambisi memberontak atau menguasai negara 
 

[budaya_tionghua] Re: Arti Penting Misi Perjalanan Laksamana Zheng He (Cheng Ho) Bagi Pengembangan Bis

2010-09-07 Terurut Topik east_road
Mau tanya bro ivan,

Lalu yang Di goa gedong Batu itu dikatakan tempat Beliau bermeditasi itu benar 
atau tidak ?.

Pasti ada latar belakang sejarah mengenai goa Gedong Batu hadir.

Memang Benar Klenteng Tay kak Sie dan Klenteng Gedong Batu adalah aset 
Semarang, Bahkan saya pernah membawa teman dari Tiongkok pun kagum akan 
Semarang, Saya rasa Kleteng Gedong batu adalah aset wisatawan Internasional 
yang perlu digali.

Sementara Kletenteng Tay kak sie nampak tilas Agama Buddha dan penyebarannya. 
Perlu dilestarikan pula karena ini adalah sejarah latar belakang penyebaran 
Agama Buddha dari sekian lama tidur terlelap semenjak Kejatuhan Kerajaan 
majapahit.


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Ivan ivan_taniput...@... wrote:

 Betul.
 
 Memang Zhenghe tidak pernah singgah di Semarang. Cuman kebetulan saja di 
 Semarang ada Sampokong (Gedung Batu), jadi kita manfaatkan momen ini.
 
 Salam,
 
 IT.
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ardian_c ardian_c@ wrote:
 
  setau aye itu armada zheng he ngedarat di tuban , gresik gak di semarang
  
  ntu jangkar seh nurut mata aye yg masih amatir, itu jangkar belanda boekan 
  jangkar tiongkok yg 4 mata.
  
  
  
  --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Ophoeng ophoeng@ wrote:
  
   Bung Ardian, Bung Ivan dan TTM semuah,
   
   Hai, apakabar? Sudah makan?
   
   Kebetulan saya baru ajah selesai nonton video-nya Zheng He ini.
   
   Zheng-he ke Jawa (kayaknya bukan khusus ke Semarang ya?), bukannya genap 
   600 tahun-nya udah lewat 4-5 tahun lalu ya? Waktu itu diperingati 
   besar-besaran di Semarang, mereka bikin replika kapalnya di kali deket 
   kelenteng Gang Lombok(?) itu. 
   
   Di Cirebon, kelenteng Thay Kak Sie deket pelabuhan itu, menyimpan satu 
   jangkar besar yang dipercaya merupakan jangkar dari kapal anggota armada 
   Zheng-he juga.
   
   Kaisar Zhu-di atau Yong-le ini hebat sekali pada jamananya ya. Sudah 
   memikirkan menyusun ensiklopedi segala, sayang buku-bukunya banyak 
   dibakar oleh penggantinya ya. Juga terpikir untuk mengirim misi muhibah 
   segala. Sayang sekali dia gak berpikir untuk menguasai daerah yang tak 
   bertuan - yang disinggahi oleh armada Zheng-he, misalnya. 
   
   Di filem tidak diceritakan kisah selanjutnya setelah Tiongkok (mereka 
   sudah menyebut Cung-guo?) ditinggal mati oleh Zhu-di, dilanjutkan oleh 
   anaknya cuma sebentar (8 bulan?) lalu cucunya meneruskan tahta. Zheng-he 
   yang sudah di'ban' aka grounded oleh anaknya Zhu-di, lalu direhabilitasi 
   namanya, dikasih ijin untuk melaut lagi. 
   
   Sementara Zheng-he yang sudah lanjut usia, lantas perannya digantikan 
   oleh anak cici angkatnya (atau pacarnya ya?) Sung-thian, segenerasi ama 
   sang cucu kaisar. 
   
   Gak tahu apakah ada cerita selanjutnya ttg kedua penerus ini ya? Atau 
   mereka gak sempat berkibar namanya sudah digulung oleh kaisar dari 
   keluarga lain yang 'berontak'. Seru juga melihat mereka baku bunuh demi 
   tahta, bahkan di antara sesama saudara dan orangtua/anak sendiri 
   sekalipun!
   
   Kalau baca sejarah mereka, kayakanya getun - menyesali, kaisar selalu 
   digantikan lewat pertumpahan darah, entah oleh keturunannya sendiri, atau 
   oleh keluarga lain. Kalau saja jaman itu sudah mengenal pergantian 
   kekuasaan tanpa pertumpahan darah, mungkin sudah sejak dulu Tiongkok 
   berjaya dan sukses menjadi boss dunia ya?
   
   Cara Yong-le memerintah, kalau benar seperti digambarkan di filem tsb., 
   nampaknya sudah 'demokrasi' - dia kasih kesempatan para menteri-nya untuk 
   punya pendapat sendiri, walau keputusan terakhir selalu di tangannya jua. 
   Memang sih agak 'aneh' kalau dibandingkan dengan demokrasi sekarang, tapi 
   demokrasi sekarang juga akan terasa aneh: bisa pake duit supaya menang 
   dengan suara terbanyak, jeh!
   
   Yang masih bikin bingung buat saya, nama-nama negara yang disinggahi 
   Zheng-he, karena lafal-nya dari Guo-yu, si pembuat sub-title kayaknya 
   asal nyebut ajah, ada yang pas, tapi banyak yang kayaknya gak nyambung. 
   Susah menebaknya. Baca di wikipedia, daerah atau negara yang 
   disinggahinya, banyak yang gak cocok ama yang disebut di sub-title. Susah 
   juga sih ya, pembuat sub-title biasanya cuma asal terjemahin, kejar 
   tayang, gak ada waktu - jadi asal jadi ajah sudah bagus, euy!
   
   Back to topic. Kalau mau mengharap pemerintah ikut ambil bagian dalam 
   mempromosikan Semarang dengan memanfaatkan momentum Zheng-he ini, 
   kayaknya memang susah. Momentum 600 tahun-nya sendiri sudah lewat toh? 
   Lagipula, kayaknya Zheng-he sendiri ndak memandang  penting sekali ttg 
   singgahnya di Semarang waktu itu, kayaknya cuma numpang ngambil air ajah 
   buat bekal minum mereka ya?
   
   Belum lagi, kalau lihat ceritanya di filem, katanya nenek moyang Zhu-di 
   melarang penduduk warga Tiongkok pergi melaut. Tindakan sang kaisar 
   menugaskan Zheng-he ajah merupakan kontroversi pada jaman itu. Mereka 
   yang berani melaut dianggap sebagai kriminal, kalau balik dan 

[budaya_tionghua] Re: Setiap Pribadi Itu Unik. (Was: sejarah baju koko: Koko Masuk Islam)

2010-09-06 Terurut Topik east_road
Bahasan Topik yang menarik, artikelnya sangat menarik, mohon ijin kopasnya. 
Saya mau koment saja 
menurut Pandangan saya tentang Baju koko, sebenarnya tidak lah aneh bagi 
Masyarakat Tionghoa, Bahkan baju koko Tidak harus motif Islami, mungkin ditulis 
oleh bung Helmi, Menjadi batu acuan sebernarnya beraneka ragam Budaya Indonesia 
itu, memang sangat disayangkan kalau ada orang Tionghoa anti memakai Baju koko, 
saya sendiri memiliki 2 baju koko, tapi bukan versi islami, polos dengan motif 
cukup menarik.

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Ophoeng opho...@... wrote:

 Bund David Kwa dan Ttm semuah,
 
 Hai, apakabar? Sudah makan?
 
 Hehehe.. maksud hati sih diam ajah dan senyum baca komentar anda, tapi 
 apalah daya tangan ni gatal tak kuasa menahan gejolak hati untuk 
 mengetuk-ketuk-kannya di atas keyboard.
 
 Nama Remy Sylado konon benar adanya diambil dari nada lagu, karena dia 
 penggemar musik di samping menjadi novelis. Tapi, sorry, Re = 2 mi = 3, bener 
 adanya. Cuma Sy = 4? Kayaknya anda salah terpeleset jari di atas keyboard. Sy 
 atau si dalam nada lagu adalah 7, jadi yang bener - sorry, agak betrele-trele 
 nih: 23 761.
 
 Lalu, kalau soal 'engkoh' untuk merujuk 'ko', kayaknya sih sah ajah, lha 
 bukankah (anda sendiri yang ngepost?) pernah dibahas di milis kita, bahwa 
 'enso' itu dari 'sousou', engkong dari 'kungkung', encim, encek, engkim, jadi 
 kayaknya emang bener sih 'engkoh' itu untuk koko.
 
 Kalau anda bilang gaya dia bertutur itu mengada-ada, lebai, rasanya sih ya 
 boleh-boleh saja dan sah-sah saja, sebab dia sedang bertutur di novel 
 tulisannya: Pangeran Diponegoro: Menuju Sosok Khalifah.
 
 Dan, kalau ditanya, kenapa harus “pake ribet” sebab dihubungkan dulu 
 dengan “engkoh-engkoh” segala rupa (pake tambahan “eng” di depannya)? 
 Kenapa bahasa Indonesia (apakah pasti bahasa Indonesia dan bukan bahasa lain, 
 Melayu, Sunda, atau Jawa, misalnya?) harus mengejanya DARI kata 
 “engkoh-engkoh”, seperti kata dia, bukan LANGSUNG dari kata “koko” 
 saja? -- Jawabnya: karena dia namanya Remy Sylado, bukan David Kwa, sih, jeh!
 
 Hehehe. kalem ajah-lah, sesama bus kota kabarnya dilarang saling 
 menyalip, tiap individu katanya memang unik, gak ada yang sama persis, bahkan 
 sepasang anak kembar sekalipun!
 
 Salam makan enak dan sehat,
 Ophoeng
 
 
 
 
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, David dkhkwa@ wrote:
 
 Owe rasa Remy Sylado (23 461) terlalu “maksa” di sini. Bila baju koko mau 
 dihubungkan dengan “baju kakak laki-laki”, itu sah-sah saja; toh tidak 
 ada yang melarang, sebab “koko ����” kan artinya “kakak 
 laki-laki” dalam bahasa Indonesia; “abang” dalam bahasa Melayu; 
 “lae” dalam bahasa Batak; “akang atau a’a” dalam bahasa Sunda; 
 “mas” dalam bahasa Jawa; dan “belih” dalam bahasa Bali. Tapi 
 “Koko” ya MBOK cukup “koko” saja, karena kata ini cukup populer dan 
 singkat pula, kenapa harus “pake ribet” sebab dihubungkan dulu dengan 
 “engkoh-engkoh” segala rupa (pake tambahan “eng” di depannya)? Kenapa 
 bahasa Indonesia (apakah pasti bahasa Indonesia dan bukan bahasa lain, 
 Melayu, Sunda, atau Jawa, misalnya?) harus mengejanya DARI kata 
 “engkoh-engkoh”, seperti kata dia, bukan LANGSUNG dari kata “koko” 
 saja? Koq rasanya dia terlalu mengada-ada alias Lebay ya…
 
 
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, hendri f isnaeni hendrifisnaeni@ 
 wrote:
  
 Bagaimana ceritanya tui-khim menjadi baju koko? Menurut Remy Sylado, karena 
 yang memakai tui-khim itu engkoh-engkoh sebutan umum bagi lelaki Cina maka 
 baju ini pun disebut baju engkoh-engkoh. Dieja bahasa Indonesia sekarang 
 menjadi baju koko, kata Remy dalam novelnya Pangeran Diponegoro: Menuju Sosok 
 Khalifah.





Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

2010-09-06 Terurut Topik zhoufy
Hahaha, kalau begitu saya lebih baik pilih jadi tionghoa yg tidak mau maju saja 
deh. Toh sudah cukup bahagia.

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: agoeng_...@yahoo.com
Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Mon, 6 Sep 2010 05:20:47 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja

Maksudnya apa yah? Menurut saya malah sok maju lho. Ibarat berlian dirmh 
sendiri ga keliatan tp sok jualan kristal dr negeri seberang kalo bicaranya 
seperti itu. 
-Original Message-
From: sf sa...@indosat.net.id
Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Mon, 6 Sep 2010 11:29:09 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

sekian lama sy merasa cara ahimsa nya mahatma gandhi adalah paling baik,
maka sy lebih merasa cara bun lebih baik dari bu. pilihan sy ini sejalan dg
pandangan 1 generasi di atas sy, tentunya berdasarkan pengalaman mereka masa
itu. di singkawang dulu ada seorang jago kungfu yg sekarang sy lupa nama
aslinya siapa (dulu sy tidak tau)  tapi dikenal dg panggilan cimuk On. dalam
suatu pertandingan persahabatan dg jago karate dari jepang, setelah si
jepang pulang ke rumah, muntah darah dan mati. cimuk On kemudian jadi buron
dan disembunyikan murid2nya di jakarta, dan sampai akhir hayatnya tinggal di
jl. TSS.

kejadian itu mungkin salah satu kejadian yg membuat trauma shg setelah itu
tidak terdengar lagi cerita2 pembela kebenaran dari singkawang. padahal jika
dirunut-runut ke belakang, sy rasa nenek moyang orang tionghua di singkawang
rata2 menguasai ilmu bela diri yg cukup mumpuni shg mampu mengatasi medan yg
berat.

pd jaman orba, di tingkat kebijakan, semua yg berbau cina sebisa mungkin
dihilangkan.  di tingkat implementasi, sejak anak2 sdh timbul kebencian yg
sangat kental terhadap cina di kalangan melayu, entah apa yg ada di pikiran
anak2 itu sehingga harus malak dan ngajak berantem. dan tambah menjadi-jadi
karena tidak ada lagi komunitas tionghua yg mengajarkan ilmu bela diri. sy
sendiri waktu umur 9 atau 10 tahun di suatu malam pulang dari belanja di
warung sendirian, pernah dicegat dan dikerubuti 6-7 anak2 tetangga tapi
karena gelap, sepi, gak ada pilihan lain, lebih baik melawan sebisanya
daripada mati konyol. itu pengalaman berantem satu2nya yg sy punyai,
hehehe….

komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja, yg setau sy
belum pernah ada sejarahnya, gereja mengadakan latihan ilmu bela diri,
kungfu atau karate atau boxing sekalipun.
sesepuh2 yg dianggap bijaksana sbg tempat mengadu, biasanya menenangkan dg
kata2: sebisa mungkin kita menghindar saja, biarkan mereka berbuat jahat
terhadap kita, suatu saat mereka pasti akan ketemu orang yg membuat mereka
jera.
tapi dari hari ke hari, semakin banyak yg ngomong begitu, sementara orang yg
akan memberi pelajaran yg membuat jera, tak kunjung muncul, hehehe…

dlm sebuah retret meditasi, sy ketemu kawan2 dari makassar. salah satunya
sangat menggemari ilmu beladiri, bahkan di retret sebelumnya katanya dia
ketemu seorang ahli taichi yg masih muda huaqiao dari amerika.  yg
mengagetkan sy, teman ini bercerita bahwa ia sering duel dg tukang2 becak di
sana. kalau ada yg belagu atau ngata2in cino, dia akan pancing ke tempat
sepi, dan hajar di sana, tapi jangan sampai mati, katanya, hehehe… padahal
ia adalah seorang sarjana hukum.

semoga di pontianak dan daerah2 lain semakin banyak orang2 spt teman
makassar itu atau spt koko dari ikkyosensei, maka menurut sy, huaren akan
lebih dipandang dlm kehidupan bermasyarakat secara nasional.




-Original Message-
From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com]on Behalf Of ikkyosensei_ym
Sent: 05 September 2010 7:50
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta


[…]
Tapi, untuk kasus koko saya itu, memang sempat keluar umpatan tongsenghugnya
Cino kowe. Dasar jiwa  fisik muda, apalagi koko saya waktu itu khan
pelatih karate di batalyon 511 Blitar. :)
Ya setelah itu, di rumah, dia menyesal juga. Diajak duduk ngomong, mungkin
akan memberikan dampak positif yang lebih luas.







RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

2010-09-06 Terurut Topik Iwan Setiadi K.
Maju atau mundur bukan dinilai dari agamanya.  Tapi dari cara bertingkah
lakunya baik dengan pikiran, perbuatan atau perkataannya.

Dalam segala aspek, kita harus tetap berpikir secara bijaksana dan jangan
hanya mengedepankan keyakinan yang membuta.

Ada sebab dan ada akibat.  Thanks.

 

Namaste,

 

Iwan

 

From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] On Behalf Of agoeng_...@yahoo.com
Sent: 06 September 2010 12:21
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

 

  

komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja

Maksudnya apa yah? Menurut saya malah sok maju lho. Ibarat berlian dirmh
sendiri ga keliatan tp sok jualan kristal dr negeri seberang kalo bicaranya
seperti itu. 

  _  

From: sf sa...@indosat.net.id 

Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com 

Date: Mon, 6 Sep 2010 11:29:09 +0700

To: budaya_tionghua@yahoogroups.com

ReplyTo: budaya_tionghua@yahoogroups.com 

Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

 

  

sekian lama sy merasa cara ahimsa nya mahatma gandhi adalah paling baik,
maka sy lebih merasa cara bun lebih baik dari bu. pilihan sy ini sejalan dg
pandangan 1 generasi di atas sy, tentunya berdasarkan pengalaman mereka masa
itu. di singkawang dulu ada seorang jago kungfu yg sekarang sy lupa nama
aslinya siapa (dulu sy tidak tau)  tapi dikenal dg panggilan cimuk On. dalam
suatu pertandingan persahabatan dg jago karate dari jepang, setelah si
jepang pulang ke rumah, muntah darah dan mati. cimuk On kemudian jadi buron
dan disembunyikan murid2nya di jakarta, dan sampai akhir hayatnya tinggal di
jl. TSS.

kejadian itu mungkin salah satu kejadian yg membuat trauma shg setelah itu
tidak terdengar lagi cerita2 pembela kebenaran dari singkawang. padahal jika
dirunut-runut ke belakang, sy rasa nenek moyang orang tionghua di singkawang
rata2 menguasai ilmu bela diri yg cukup mumpuni shg mampu mengatasi medan yg
berat.

pd jaman orba, di tingkat kebijakan, semua yg berbau cina sebisa mungkin
dihilangkan.  di tingkat implementasi, sejak anak2 sdh timbul kebencian yg
sangat kental terhadap cina di kalangan melayu, entah apa yg ada di pikiran
anak2 itu sehingga harus malak dan ngajak berantem. dan tambah menjadi-jadi
karena tidak ada lagi komunitas tionghua yg mengajarkan ilmu bela diri. sy
sendiri waktu umur 9 atau 10 tahun di suatu malam pulang dari belanja di
warung sendirian, pernah dicegat dan dikerubuti 6-7 anak2 tetangga tapi
karena gelap, sepi, gak ada pilihan lain, lebih baik melawan sebisanya
daripada mati konyol. itu pengalaman berantem satu2nya yg sy punyai,
hehehe.. 

komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja, yg setau sy
belum pernah ada sejarahnya, gereja mengadakan latihan ilmu bela diri,
kungfu atau karate atau boxing sekalipun.

sesepuh2 yg dianggap bijaksana sbg tempat mengadu, biasanya menenangkan dg
kata2: sebisa mungkin kita menghindar saja, biarkan mereka berbuat jahat
terhadap kita, suatu saat mereka pasti akan ketemu orang yg membuat mereka
jera.

tapi dari hari ke hari, semakin banyak yg ngomong begitu, sementara orang yg
akan memberi pelajaran yg membuat jera, tak kunjung muncul, hehehe. 

dlm sebuah retret meditasi, sy ketemu kawan2 dari makassar. salah satunya
sangat menggemari ilmu beladiri, bahkan di retret sebelumnya katanya dia
ketemu seorang ahli taichi yg masih muda huaqiao dari amerika.  yg
mengagetkan sy, teman ini bercerita bahwa ia sering duel dg tukang2 becak di
sana. kalau ada yg belagu atau ngata2in cino, dia akan pancing ke tempat
sepi, dan hajar di sana, tapi jangan sampai mati, katanya, hehehe. padahal
ia adalah seorang sarjana hukum.

semoga di pontianak dan daerah2 lain semakin banyak orang2 spt teman
makassar itu atau spt koko dari ikkyosensei, maka menurut sy, huaren akan
lebih dipandang dlm kehidupan bermasyarakat secara nasional.

-Original Message-
From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com]on Behalf Of ikkyosensei_ym
Sent: 05 September 2010 7:50
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

  

[.]
Tapi, untuk kasus koko saya itu, memang sempat keluar umpatan tongsenghugnya
Cino kowe. Dasar jiwa  fisik muda, apalagi koko saya waktu itu khan
pelatih karate di batalyon 511 Blitar. :)
Ya setelah itu, di rumah, dia menyesal juga. Diajak duduk ngomong, mungkin
akan memberikan dampak positif yang lebih luas.








RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

2010-09-06 Terurut Topik sf
setting cerita yg sy tulis terjadi di kalimantan barat, meliputi pontianak,
singkawang dan sekitarnya. budaya setempat tentu sangat berbeda dg jakarta.
stigma yg ditanamkan dlm benak komunitas tionghua di sana adalah seperti
itu, jika belum tau soal kristal yg didatangkan dari lautan seberang,
dianggap masih dalam kegelapan. soal berlian yg dianggap berharga oleh koh
agoeng, mereka akan mencibir, emangnya manusia bisa makan berlian? emangnya
berlian bisa bikin rumah jadi lebih terang?

implikasinya, krn negeri lautan seberang tdk mengajarkan soal kungfu atau
karate, ditambah lagi dg kebijakan orba yg melarang berdirinya perguruan2
kungfu karena berasal dari cina yg katanya negeri komunis (sedangkan
indonesia adalah negara yg sangat agamis), maka  kedua premis itu (kristal 
orba) saling menguatkan, implikasinya komunitas tionghua (disana) hampir
tidak ada yg mewarisi ilmu bela diri keluarganya, tidak ada cerita2 spt lo
ban teng yg punya anak lo siaw gok, punya cucu ini itu yg kemudian nerusin
pengobatan atau perguruan ina inu, padahal lingkungan di sana sangat
membutuhkan ketrampilan itu.  mereka juga lebih pinter main biola atau piano
drpd, bahkan mungkin tidak mengenal harpa. suara petikan yangkhim terdengar
sangat asing, bahkan aneh. cerita ttg suara alat musik yg mengandung  tenaga
dalam dianggap cerita klenik. pengobatan dg tenaga chi dianggap gaib dan
berhubungan dg syeeethan, maka orang tionghua yg lebih maju (disana) tidak
akan berhubungan dg hal2 spt itu. org tua yg lebih maju akan ngomelin
anaknya: ngomong apa sih, sin-sin kui-kui.
meskipun kalau datang ke jakarta akan dikatain norak atau sok maju, biarin
dah, paling tidak, di kampungnya sono, dia adalah orang yang lebih maju,
lho.




-Original Message-
From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com]on Behalf Of agoeng_...@yahoo.com
Sent: 06 September 2010 12:21
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta


komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja

Maksudnya apa yah? Menurut saya malah sok maju lho. Ibarat berlian dirmh
sendiri ga keliatan tp sok jualan kristal dr negeri seberang kalo bicaranya
seperti itu.
  _

.




Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

2010-09-06 Terurut Topik agoeng_set
Yah kalo kejadian seperti itu berarti apa yg saya katakan ga salah donk, 
mungkin  agustin boleh bilang ke org2 tersebut, kalo engga mau dengar disebut 
seperti itu yah coba kelalukannya diperhatikan. Kan ga enak diblg kalo belom ke 
gereja blom maju. Apa ga takut terdengar sodara2 sesama tionghoa yg bukan 
kristiani?  
-Original Message-
From: sf sa...@indosat.net.id
Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Mon, 6 Sep 2010 13:49:51 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

setting cerita yg sy tulis terjadi di kalimantan barat, meliputi pontianak,
singkawang dan sekitarnya. budaya setempat tentu sangat berbeda dg jakarta.
stigma yg ditanamkan dlm benak komunitas tionghua di sana adalah seperti
itu, jika belum tau soal kristal yg didatangkan dari lautan seberang,
dianggap masih dalam kegelapan. soal berlian yg dianggap berharga oleh koh
agoeng, mereka akan mencibir, emangnya manusia bisa makan berlian? emangnya
berlian bisa bikin rumah jadi lebih terang?

implikasinya, krn negeri lautan seberang tdk mengajarkan soal kungfu atau
karate, ditambah lagi dg kebijakan orba yg melarang berdirinya perguruan2
kungfu karena berasal dari cina yg katanya negeri komunis (sedangkan
indonesia adalah negara yg sangat agamis), maka  kedua premis itu (kristal 
orba) saling menguatkan, implikasinya komunitas tionghua (disana) hampir
tidak ada yg mewarisi ilmu bela diri keluarganya, tidak ada cerita2 spt lo
ban teng yg punya anak lo siaw gok, punya cucu ini itu yg kemudian nerusin
pengobatan atau perguruan ina inu, padahal lingkungan di sana sangat
membutuhkan ketrampilan itu.  mereka juga lebih pinter main biola atau piano
drpd, bahkan mungkin tidak mengenal harpa. suara petikan yangkhim terdengar
sangat asing, bahkan aneh. cerita ttg suara alat musik yg mengandung  tenaga
dalam dianggap cerita klenik. pengobatan dg tenaga chi dianggap gaib dan
berhubungan dg syeeethan, maka orang tionghua yg lebih maju (disana) tidak
akan berhubungan dg hal2 spt itu. org tua yg lebih maju akan ngomelin
anaknya: ngomong apa sih, sin-sin kui-kui.
meskipun kalau datang ke jakarta akan dikatain norak atau sok maju, biarin
dah, paling tidak, di kampungnya sono, dia adalah orang yang lebih maju,
lho.




-Original Message-
From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com]on Behalf Of agoeng_...@yahoo.com
Sent: 06 September 2010 12:21
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta


komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja

Maksudnya apa yah? Menurut saya malah sok maju lho. Ibarat berlian dirmh
sendiri ga keliatan tp sok jualan kristal dr negeri seberang kalo bicaranya
seperti itu.
  _

.





Bls: [budaya_tionghua] RE: Mo tanya masalah tanggal lahir

2010-09-06 Terurut Topik evi riana
terima kasih banyak atas jawabannya ini sangat membantu sekali karena 
selama ini saya bingung dengan perbedaan tanggal lahir china dan masehi 
dan sekarang saya tahu tanggal lahir masehi saya thanks banyak

--- Pada Ming, 5/9/10, Jen Ku Luk jenku...@yahoo.co.id menulis:


Dari: Jen Ku Luk jenku...@yahoo.co.id
Judul: Bls: [budaya_tionghua] RE: Mo tanya masalah tanggal lahir
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Minggu, 5 September, 2010, 9:48 AM







 



  



  
  
  Ibu Evi.

Menurut perhitungan 8 Nyet Cho 8,1984 (8 Agustus 1984 Imlek) jatuh pd tgl.3 
September 1984 Hari Senin.
Sedangkan 8 Nyet 18,1965 (18 Agustus 1965 Imlek) jatuh pd tgl.13 September 1965 
Hari Senin.

Semoga membantu.Terima kasih.


Dari: evi riana v1ol3...@yahoo.com
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Terkirim: Ming, 5 September, 2010
 14:11:27
Judul: [budaya_tionghua] RE: Mo tanya masalah tanggal lahir








 




  
  
  sebelumnya salam kenal ya
saya
 baru neh di group budaya tionghua saya mo tanya maslah tanggal lahir 
karena selama ini saya tidak tau tanggal lahir masehi saya.
tanggal lahir china saya tgl 8 agustus 1984 saya mo tau tanggal lahir masehi 
saya berapa
dan saya jg mo tanya tanggal lahir mama saya tgl cina nya 18 agustus 1965 
berapa tanggal lahir masehinya






 









 





 



  







Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

2010-09-06 Terurut Topik 刘恩文
tapi komunis kan tidak ada hubungannya dengan agamis ya sebetulnya..
walau komunis tidak menganggap agama sebagai hal yang penting, tapi
komunis bukan berarti atheis, dan jua sepertinya memang tidak cocok
untuk negara kepulauan seperti Indonesia

ah tapi hal seperti ini sudah sering dibahas ya? dan juga masih banyak
masyarakat kita yang masih percaya bahwa komunis adalah kata lain dari
atheis

Salam

Lauw Ong Bun


sf wrote:
 
 
-cut-
 implikasinya, krn negeri lautan seberang tdk mengajarkan soal kungfu
 atau karate, ditambah lagi dg kebijakan orba yg melarang berdirinya
 perguruan2 kungfu karena berasal dari cina yg katanya negeri komunis
 (sedangkan indonesia adalah negara yg sangat agamis), maka �kedua premis
 itu (kristal  orba) saling menguatkan, implikasinya komunitas tionghua
 (disana) hampir tidak ada yg mewarisi ilmu bela diri keluarganya, tidak
 ada cerita2 spt lo ban teng yg punya anak lo siaw gok, punya cucu ini
 itu yg kemudian nerusin pengobatan atau perguruan ina inu, padahal
 lingkungan di sana sangat membutuhkan ketrampilan itu. 
-cut-



Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

2010-09-06 Terurut Topik 刘恩文
hahahahahhahahahahaha
betul betul betul...
saya juga terbelakang hehehehehe

Salam,
Lauw Ong Bun

zho...@yahoo.com wrote:
 
 
 Hahaha, kalau begitu saya lebih baik pilih jadi tionghoa yg tidak mau
 maju saja deh. Toh sudah cukup bahagia.
 
 Sent from my BlackBerry®
 powered by Sinyal Kuat INDOSAT
 
 
 *From: * agoeng_...@yahoo.com
 *Sender: * budaya_tionghua@yahoogroups.com
 *Date: *Mon, 6 Sep 2010 05:20:47 +
 *To: *budaya_tionghua@yahoogroups.com
 *ReplyTo: * budaya_tionghua@yahoogroups.com
 *Subject: *Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta
 
  
 
 komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja
 
 Maksudnya apa yah? Menurut saya malah sok maju lho. Ibarat berlian dirmh
 sendiri ga keliatan tp sok jualan kristal dr negeri seberang kalo
 bicaranya seperti itu.



Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

2010-09-06 Terurut Topik twasey
Ya iya Sdr. Se Wen, seharusnya sdh pernah dibahas. Komunisme/sosialisme  itu 
ideologi di politik pemerintahan, spt liberalisme. Seharusnya tdk ada hub nya 
dgn masalah agama.
 
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: 刘恩文 ayam_o...@yahoo.com.sg
Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Mon, 06 Sep 2010 15:08:33 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

tapi komunis kan tidak ada hubungannya dengan agamis ya sebetulnya..
walau komunis tidak menganggap agama sebagai hal yang penting, tapi
komunis bukan berarti atheis, dan jua sepertinya memang tidak cocok
untuk negara kepulauan seperti Indonesia

ah tapi hal seperti ini sudah sering dibahas ya? dan juga masih banyak
masyarakat kita yang masih percaya bahwa komunis adalah kata lain dari
atheis

Salam

Lauw Ong Bun


sf wrote:
 
 
-cut-
 implikasinya, krn negeri lautan seberang tdk mengajarkan soal kungfu
 atau karate, ditambah lagi dg kebijakan orba yg melarang berdirinya
 perguruan2 kungfu karena berasal dari cina yg katanya negeri komunis
 (sedangkan indonesia adalah negara yg sangat agamis), maka �kedua premis
 itu (kristal  orba) saling menguatkan, implikasinya komunitas tionghua
 (disana) hampir tidak ada yg mewarisi ilmu bela diri keluarganya, tidak
 ada cerita2 spt lo ban teng yg punya anak lo siaw gok, punya cucu ini
 itu yg kemudian nerusin pengobatan atau perguruan ina inu, padahal
 lingkungan di sana sangat membutuhkan ketrampilan itu. 
-cut-





.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Website global http://www.budaya-tionghoa.net :.

.: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.

Yahoo! Groups Links





RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

2010-09-06 Terurut Topik Leon Agustian
Tergabung di gerej? 听天安命? - No !

生命不息,战斗不止 ! - Yes !

 

 

From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] On Behalf Of agoeng_...@yahoo.com
Sent: Monday, September 06, 2010 3:02 PM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

 

  

Yah kalo kejadian seperti itu berarti apa yg saya katakan ga salah donk,
mungkin agustin boleh bilang ke org2 tersebut, kalo engga mau dengar disebut
seperti itu yah coba kelalukannya diperhatikan. Kan ga enak diblg kalo belom
ke gereja blom maju. Apa ga takut terdengar sodara2 sesama tionghoa yg bukan
kristiani? 

  _  

From: sf sa...@indosat.net.id 

Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com 

Date: Mon, 6 Sep 2010 13:49:51 +0700

To: budaya_tionghua@yahoogroups.com

ReplyTo: budaya_tionghua@yahoogroups.com 

Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

 

  

setting cerita yg sy tulis terjadi di kalimantan barat, meliputi pontianak,
singkawang dan sekitarnya. budaya setempat tentu sangat berbeda dg jakarta.

stigma yg ditanamkan dlm benak komunitas tionghua di sana adalah seperti
itu, jika belum tau soal kristal yg didatangkan dari lautan seberang,
dianggap masih dalam kegelapan. soal berlian yg dianggap berharga oleh koh
agoeng, mereka akan mencibir, emangnya manusia bisa makan berlian? emangnya
berlian bisa bikin rumah jadi lebih terang?

implikasinya, krn negeri lautan seberang tdk mengajarkan soal kungfu atau
karate, ditambah lagi dg kebijakan orba yg melarang berdirinya perguruan2
kungfu karena berasal dari cina yg katanya negeri komunis (sedangkan
indonesia adalah negara yg sangat agamis), maka  kedua premis itu (kristal 
orba) saling menguatkan, implikasinya komunitas tionghua (disana) hampir
tidak ada yg mewarisi ilmu bela diri keluarganya, tidak ada cerita2 spt lo
ban teng yg punya anak lo siaw gok, punya cucu ini itu yg kemudian nerusin
pengobatan atau perguruan ina inu, padahal lingkungan di sana sangat
membutuhkan ketrampilan itu.  mereka juga lebih pinter main biola atau piano
drpd, bahkan mungkin tidak mengenal harpa. suara petikan yangkhim terdengar
sangat asing, bahkan aneh. cerita ttg suara alat musik yg mengandung  tenaga
dalam dianggap cerita klenik. pengobatan dg tenaga chi dianggap gaib dan
berhubungan dg syeeethan, maka orang tionghua yg lebih maju (disana) tidak
akan berhubungan dg hal2 spt itu. org tua yg lebih maju akan ngomelin
anaknya: ngomong apa sih, sin-sin kui-kui.

meskipun kalau datang ke jakarta akan dikatain norak atau sok maju, biarin
dah, paling tidak, di kampungnya sono, dia adalah orang yang lebih maju,
lho.

-Original Message-
From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com]on Behalf Of agoeng_...@yahoo.com
Sent: 06 September 2010 12:21
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

  

komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja

Maksudnya apa yah? Menurut saya malah sok maju lho. Ibarat berlian dirmh
sendiri ga keliatan tp sok jualan kristal dr negeri seberang kalo bicaranya
seperti itu. 

  _  

.

 
http://geo.yahoo.com/serv?s=97359714/grpId=11328156/grpspId=1705329729/msgI
d=51674/stime=1283750454/nc1=3848586/nc2=5741392/nc3=3848644 





RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

2010-09-06 Terurut Topik sf
betul pak lauw. itu bagian dari point yg mau sy sampaikan dlm cerita thread 
ini, masyarakat masih banyak yg percaya bahwa komunis adalah kata lain dari 
atheis, padahal akademisi sangat paham perbedaannya. tetapi mengapa masyarakat 
bisa begitu? hal ini tidak terlepas dari orba yg selalu mendengung2kan kalimat 
: bahaya laten komunis, tanpa ada penjelasan lebih lanjut yg lebih jelas (atau 
memang sengaja  bikin tidak jelas?).
kesemuanya itu di tingkat akar rumput bermuara pd opini rasial thd tionghua. 
padahal masyarakat yg bisa berpikir jernih tentu akan bertanya lebih jauh: apa 
hubungannya antara konsep2 filosofis itu dg tionghua?
 
dlm rangka mencari jawaban : mengapa melayu di pontianak (kebetulan kota ini 
disebut dlm email thread ini oleh sdr.yitzhak) bisa rasial sejak usia kanak2, 
sy menduga hal ini terjadi, ada hubungannya dg kebijakan penguasa. (cmiiw).
 
 
 
 
-Original Message-
From: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
[mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com]on Behalf Of ???
Sent: 06 September 2010 15:09
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta
 
  
tapi komunis kan tidak ada hubungannya dengan agamis ya sebetulnya..
walau komunis tidak menganggap agama sebagai hal yang penting, tapi
komunis bukan berarti atheis, dan jua sepertinya memang tidak cocok
untuk negara kepulauan seperti Indonesia

ah tapi hal seperti ini sudah sering dibahas ya? dan juga masih banyak
masyarakat kita yang masih percaya bahwa komunis adalah kata lain dari
atheis

Salam

Lauw Ong Bun





RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

2010-09-06 Terurut Topik sf
haiy…,  mesti coba2 buka translator nih (sekalian ngetes font AR
HeiWSHYL, tau kebaca gak yah) tapi koq artinya jadi gini yah :


听  天  安  命  - No !  =  Listen Heaven Peaceful Life   - No !



生命不息,战斗不止 ! - Yes ! = Birth Life No Breath, Fight Struggle No
Stop - Yes !

(Life does not be cease, Battle more than)
barangkali maksudnya kayak gini kali yah: selama masih bernapas, berjuanglah
terus dg sungguh-sungguh.





-Original Message-
From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com]on Behalf Of Leon Agustian
Sent: 06 September 2010 15:55
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta


Tergabung di gerej? 听天安命? - No !
生命不息,战斗不止 ! - Yes !





Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

2010-09-06 Terurut Topik zhoufy
天行健,君子自强不息!
Tian xing jian, junzi zi qiang bu xi!
Itu baru tionghoa!haha

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: Leon Agustian leon.agust...@telkom.net.id
Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Mon, 6 Sep 2010 15:55:23 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

Tergabung di gerej? 听天安命? - No !

生命不息,战斗不止 ! - Yes !

 

 

From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] On Behalf Of agoeng_...@yahoo.com
Sent: Monday, September 06, 2010 3:02 PM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

 

  

Yah kalo kejadian seperti itu berarti apa yg saya katakan ga salah donk,
mungkin agustin boleh bilang ke org2 tersebut, kalo engga mau dengar disebut
seperti itu yah coba kelalukannya diperhatikan. Kan ga enak diblg kalo belom
ke gereja blom maju. Apa ga takut terdengar sodara2 sesama tionghoa yg bukan
kristiani? 

_  

From: sf sa...@indosat.net.id 

Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com 

Date: Mon, 6 Sep 2010 13:49:51 +0700

To: budaya_tionghua@yahoogroups.com

ReplyTo: budaya_tionghua@yahoogroups.com 

Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

 

  

setting cerita yg sy tulis terjadi di kalimantan barat, meliputi pontianak,
singkawang dan sekitarnya. budaya setempat tentu sangat berbeda dg jakarta.

stigma yg ditanamkan dlm benak komunitas tionghua di sana adalah seperti
itu, jika belum tau soal kristal yg didatangkan dari lautan seberang,
dianggap masih dalam kegelapan. soal berlian yg dianggap berharga oleh koh
agoeng, mereka akan mencibir, emangnya manusia bisa makan berlian? emangnya
berlian bisa bikin rumah jadi lebih terang?

implikasinya, krn negeri lautan seberang tdk mengajarkan soal kungfu atau
karate, ditambah lagi dg kebijakan orba yg melarang berdirinya perguruan2
kungfu karena berasal dari cina yg katanya negeri komunis (sedangkan
indonesia adalah negara yg sangat agamis), maka  kedua premis itu (kristal 
orba) saling menguatkan, implikasinya komunitas tionghua (disana) hampir
tidak ada yg mewarisi ilmu bela diri keluarganya, tidak ada cerita2 spt lo
ban teng yg punya anak lo siaw gok, punya cucu ini itu yg kemudian nerusin
pengobatan atau perguruan ina inu, padahal lingkungan di sana sangat
membutuhkan ketrampilan itu.  mereka juga lebih pinter main biola atau piano
drpd, bahkan mungkin tidak mengenal harpa. suara petikan yangkhim terdengar
sangat asing, bahkan aneh. cerita ttg suara alat musik yg mengandung  tenaga
dalam dianggap cerita klenik. pengobatan dg tenaga chi dianggap gaib dan
berhubungan dg syeeethan, maka orang tionghua yg lebih maju (disana) tidak
akan berhubungan dg hal2 spt itu. org tua yg lebih maju akan ngomelin
anaknya: ngomong apa sih, sin-sin kui-kui.

meskipun kalau datang ke jakarta akan dikatain norak atau sok maju, biarin
dah, paling tidak, di kampungnya sono, dia adalah orang yang lebih maju,
lho.

-Original Message-
From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com]on Behalf Of agoeng_...@yahoo.com
Sent: 06 September 2010 12:21
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

  

komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja

Maksudnya apa yah? Menurut saya malah sok maju lho. Ibarat berlian dirmh
sendiri ga keliatan tp sok jualan kristal dr negeri seberang kalo bicaranya
seperti itu. 

_  

.

 
http://geo.yahoo.com/serv?s=97359714/grpId=11328156/grpspId=1705329729/msgI
d=51674/stime=1283750454/nc1=3848586/nc2=5741392/nc3=3848644 






[budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

2010-09-06 Terurut Topik Dada


Pemenang yang menentukan , dalam hal ini , imbas dari perang dingin , di 
Indonesia , komunis di pihak yang kalah . Di Vietnam , komunis yang menang , di 
Tiongkok komunis yang menang dan seterusnya. Yang kalah menjadi sesuatu yang 
haram , perlu menjalani semacam ghetto , karantina atau pembantaian. 

Dalam kondisi bangsa Indonesia ini , hampir sebagian besar rakyatnya kurang 
terdidik. Mudah di setir , mudah di boncengi , mudah di provokasi dan melahap 
propaganda , melahap informasi , berita , yang memang bertujuan untuk membentuk 
opini publik . Katakanlah seperti seorang anak kecil yang di katakan oleh orang 
tuanya , jangan keluar sore2 , nanti kesambet setan . Begitu juga dengan 
(komunis = atheist) yang  jelas2 salah kaprah memang suatu cara jitu dari 
pihak yang berseberangan dengan komunis , untuk mengkonfrontasikan komunis 
dengan agama . Padahal sejarah komunisme di Indonesia ini tidak lepas dari 
Sarikat Islam. 





--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, sf sa...@... wrote:

 betul pak lauw. itu bagian dari point yg mau sy sampaikan dlm cerita thread 
 ini, masyarakat masih banyak yg percaya bahwa komunis adalah kata lain dari 
 atheis, padahal akademisi sangat paham perbedaannya. tetapi mengapa 
 masyarakat bisa begitu? hal ini tidak terlepas dari orba yg selalu 
 mendengung2kan kalimat : bahaya laten komunis, tanpa ada penjelasan lebih 
 lanjut yg lebih jelas (atau memang sengaja  bikin tidak jelas?).
 kesemuanya itu di tingkat akar rumput bermuara pd opini rasial thd tionghua. 
 padahal masyarakat yg bisa berpikir jernih tentu akan bertanya lebih jauh: 
 apa hubungannya antara konsep2 filosofis itu dg tionghua?
  
 dlm rangka mencari jawaban : mengapa melayu di pontianak (kebetulan kota ini 
 disebut dlm email thread ini oleh sdr.yitzhak) bisa rasial sejak usia kanak2, 
 sy menduga hal ini terjadi, ada hubungannya dg kebijakan penguasa. (cmiiw).
  
  
  
  
 -Original Message-
 From: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
 [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com]on Behalf Of ???
 Sent: 06 September 2010 15:09
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta
  
   
 tapi komunis kan tidak ada hubungannya dengan agamis ya sebetulnya..
 walau komunis tidak menganggap agama sebagai hal yang penting, tapi
 komunis bukan berarti atheis, dan jua sepertinya memang tidak cocok
 untuk negara kepulauan seperti Indonesia
 
 ah tapi hal seperti ini sudah sering dibahas ya? dan juga masih banyak
 masyarakat kita yang masih percaya bahwa komunis adalah kata lain dari
 atheis
 
 Salam
 
 Lauw Ong Bun





[budaya_tionghua] Re: Harga Sebuah Permintaan Maaf!

2010-09-06 Terurut Topik Dada
Dari peringkat jumlah populasi di australia (excluding imigran asia dll
)

1. kulit putih
2. kangguru
3. aborigin

hehe

***


ini untuk menggambarkan betapa mengenaskannya nasib aborigin.
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, david_ap...@... wrote:

 Permintaan maaf Pemerintah Australia kepada Rakyat Aborigin tentu
bukan hanya kemenangan besar Rakyat Aborigin, tetapi sekaligus juga
merupakan kemenangan telak kemanusiaan; kemenangan etnis minoritas;
kemenangan kaum pribumi dan kemenangan sejarah atas pembelokan
(Manipulasi). Permintaan maaf nasional itu telah mempertegas dan
mempersatukan kembali nation Australia yang tidak hanya terdiri dari
kulit putih, tetapi juga ada kulit berwarna dan penduduk Aborigin.
 Permintaan ini patut diapresiasi, kendati tindakan Perdana Menteri
Kevin Rudd dari partai buruh ini merupakan keharusan untuk dilakukan
sebagai imbalan kepada konstituennya yang kebanyakan etnis minoritas dan
kelompok kulit berwarna yang menjadi pekerja di Australia.

 Permohonan maaf ini juga menambah deretan negara-negara yang melakukan
hal serupa. Pada th 1998, Pemerintah Kanada meminta maaf kepada warga
indian yang telah dirampas tanahnya oleh warga kulit putih. Pemerintah
Afrika Selatan, pada th 1992, meminta maaf atas kebijakan pemisahan ras
atau apartheid. Pada th 1998, Kongres Amerika Serikat juga meminta maaf
atas perlakukan terhadap kaum Amerika keturunan Jepang yang ditindas
selama Perang Dunia II.

 Tindakan-tindakan Pemerintah Negara ini belum setimpal dengan
penderitaan akibat politik diskriminasi politik, ekonomi, kekerasan dan
upaya permusnahan. Namun, setidaknya ini merupakan langkah maju.
Permohonan maaf kepada Negara mewakili sebuah bangasa merupakan
perwujudan rekonsiliasi Nasional untuk melangkah ke masa depan, tanpa
adanya perbedaan.

 Bagaimana dengan Indonesia?

 Di Indonesia, kediktatoran Orde Baru telah meluluh-lantakkan semangat
kesukarelaan membentuk nation yang berbasiskan seluruh suku
bangasa/Etnis, aliran kepercayaan, agama dan ideologi yang dibangun
semasa revolusi nasional. Orde Baru menggantikan prinsip
Kesukarelaan berdasarkan kesamaan nasib dan kepentingan
menjadi pemaksaan dengan todongan senjata. Pada saat merebut kekuasaan
dari Bung Karno, Orba telah melakukan pembinasaan dan pemusnahan
terhadap kelompok ideologis lain, yakni kaum komunis dan kaum nasionalis
kiri.

 Sekitar 500.000 orang hingga 2.000.000 dinyatakan dibunuh tanpa proses
peradilan. Mereka menjalankan kerja paksa dibawah kontrol militer selama
puluhan tahun dalam kamp konsentrasi tersebut. Keluarga mereka yang
lolos proses hukum dikenakan wajib lapor tiap bulannya.
 Tahanan-tahanan politik walau telah menjalani proses hukum, tetap
tidak bisa di integrasikan dengan masyarakat luas, karena masih di
anggap sebagai Penyakit berbahaya. Oleh Pejabat Orde Baru,
mereka mendapatkan cap ET yang berarti Eks Tapol di
KTP-nya. Dan sudah pasti, kartu identitas mereka tidak dapat
dipergunakan untuk melamar pekerjaan, karena diskriminasi politik.

 Selain politik kekerasan terhadap PKI, Orde Baru juga melakukan
serangan-serangan terhadap etnis lain, terutama Tionghoa. Selain karena
orang China banyak yang menjadi anggota dan penyebar ide komunisme dan
terkait dengan revolusi komunis yang berkembang di Tiongkok, juga ada
kaitannya dengan kepentingan Orba untuk mengalihkan persoalan
kesenjangan ekonomi kepada kelompok etnis Tionghoa sebagai biang-kerok.

 Sejak awal kekuasaannya, Penguasa Orba dan militer aktif
mengkampanyekan isu Anti-Tionghoa dengan memanfaatkan provokasi dari
media massa dan organisasi-organisasi yang berhasil di kooptasi dan
dikontrol. Setidaknya, puluhan ribu orang Tionghoa tewas sejak th 1966
hingga th 1998. Belum lagi yang diperkosa, mengalami cacat permanen,
harta dan asetnya dijarah dan sebagainya.

 Rencana Pemerintah untuk memberikan maaf terhadap Penguasa Orde Baru
tentu sangat melukai korban kejahatan Orde Baru, melukai kebenaran dan
keadilan, serta melukai bangsa ini dalam melangkah ke masa depan yang
lebih baik. Memberikan maaf terhadap SOEHARTO atas alasan kemanusiaan
adalah sangat manipulatif. Justru, setelah SOEHARTO meninggal harus ada
kejelasan sejarah yang dibuat oleh Pemerintah.

 Dengan berdasarkan fakta-fakta yang dibeberkan oleh korban, media
massa, peneliti asing maupun dalam negeri, pengakuan pelaku, sudah
semestinya, Pemerintah Indonesia secara terbuka dan rendah hati meminta
maaf kepada ratusan ribu hingga jutaan anggota, simpatisan dan keluarga
PKI. Pemerintah Indonesia juga harus meminta maaf kepada etnis Tionghoa,
korban DOM di Aceh dan Papua, Korban Tanjung Priok, Talang Sari, Petrus
dan kasus Timor-Leste.

 Hakikat Permohonan Maaf

 Permaafan berarti kesukarelaan, pengakuan dan kebebasan. Harus ada
kesukarelaan kita untuk melepaskan dendam pribadi/golongan atas sebuah
golongan terhadap golongan lain. Kesukarelaan biasanya sangat susah
diberikan oleh korban, mengingat rentetan kejadian masa lalu yang
membentuk memori yang kuat, kebencian, pertentangan dan 

Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

2010-09-06 Terurut Topik zhoufy
天行健,君子自强不息!

Artinya: 

Alam semesta kukuh berjalan, satria tiada henti memperkuat diri.

Ini adalah filosofi yg memacu semangat orang tionghoa menghadapi tantangan 
hidup!

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: zho...@yahoo.com
Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Mon, 6 Sep 2010 10:21:27 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

天行健,君子自强不息!
Tian xing jian, junzi zi qiang bu xi!
Itu baru tionghoa!haha

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: Leon Agustian leon.agust...@telkom.net.id
Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Mon, 6 Sep 2010 15:55:23 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

Tergabung di gerej? 听天安命? - No !

生命不息,战斗不止 ! - Yes !

 

 

From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] On Behalf Of agoeng_...@yahoo.com
Sent: Monday, September 06, 2010 3:02 PM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

 

  

Yah kalo kejadian seperti itu berarti apa yg saya katakan ga salah donk,
mungkin agustin boleh bilang ke org2 tersebut, kalo engga mau dengar disebut
seperti itu yah coba kelalukannya diperhatikan. Kan ga enak diblg kalo belom
ke gereja blom maju. Apa ga takut terdengar sodara2 sesama tionghoa yg bukan
kristiani? 

_  

From: sf sa...@indosat.net.id 

Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com 

Date: Mon, 6 Sep 2010 13:49:51 +0700

To: budaya_tionghua@yahoogroups.com

ReplyTo: budaya_tionghua@yahoogroups.com 

Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

 

  

setting cerita yg sy tulis terjadi di kalimantan barat, meliputi pontianak,
singkawang dan sekitarnya. budaya setempat tentu sangat berbeda dg jakarta.

stigma yg ditanamkan dlm benak komunitas tionghua di sana adalah seperti
itu, jika belum tau soal kristal yg didatangkan dari lautan seberang,
dianggap masih dalam kegelapan. soal berlian yg dianggap berharga oleh koh
agoeng, mereka akan mencibir, emangnya manusia bisa makan berlian? emangnya
berlian bisa bikin rumah jadi lebih terang?

implikasinya, krn negeri lautan seberang tdk mengajarkan soal kungfu atau
karate, ditambah lagi dg kebijakan orba yg melarang berdirinya perguruan2
kungfu karena berasal dari cina yg katanya negeri komunis (sedangkan
indonesia adalah negara yg sangat agamis), maka  kedua premis itu (kristal 
orba) saling menguatkan, implikasinya komunitas tionghua (disana) hampir
tidak ada yg mewarisi ilmu bela diri keluarganya, tidak ada cerita2 spt lo
ban teng yg punya anak lo siaw gok, punya cucu ini itu yg kemudian nerusin
pengobatan atau perguruan ina inu, padahal lingkungan di sana sangat
membutuhkan ketrampilan itu.  mereka juga lebih pinter main biola atau piano
drpd, bahkan mungkin tidak mengenal harpa. suara petikan yangkhim terdengar
sangat asing, bahkan aneh. cerita ttg suara alat musik yg mengandung  tenaga
dalam dianggap cerita klenik. pengobatan dg tenaga chi dianggap gaib dan
berhubungan dg syeeethan, maka orang tionghua yg lebih maju (disana) tidak
akan berhubungan dg hal2 spt itu. org tua yg lebih maju akan ngomelin
anaknya: ngomong apa sih, sin-sin kui-kui.

meskipun kalau datang ke jakarta akan dikatain norak atau sok maju, biarin
dah, paling tidak, di kampungnya sono, dia adalah orang yang lebih maju,
lho.

-Original Message-
From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com]on Behalf Of agoeng_...@yahoo.com
Sent: 06 September 2010 12:21
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

  

komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja

Maksudnya apa yah? Menurut saya malah sok maju lho. Ibarat berlian dirmh
sendiri ga keliatan tp sok jualan kristal dr negeri seberang kalo bicaranya
seperti itu. 

_  

.

 
http://geo.yahoo.com/serv?s=97359714/grpId=11328156/grpspId=1705329729/msgI
d=51674/stime=1283750454/nc1=3848586/nc2=5741392/nc3=3848644 






Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

2010-09-06 Terurut Topik Dr. Irawan
Dong Bao yb,


Saya hanya mau menambahkan sedikit. Mengenai mengapa Kungfu, Taichi, jarang
diajarkan di komunitas Gereja. itu memang karena filosofi gereja mengajak
umatnya tidak menggunakan kekerasan , lebih pulih perdamaian.


KungFu, Taichi, Ci Gong, dan barongsai , kadang tidak dapat dipisahkan
begitu saja. Mereka masih ada kaitannya. (Tanya saja sama Lo Cian Pei
disini)


Saya malah pernah melihat seorang pendeta memarahi majelisnya yang
mengajarkan anak2 main barongsai, kata pendeta itu, barongsai itu setan.
Termasuk Taichi juga dikategorikan Setan.


Dalam hal ini saya tidak menyalahkan gereja , karena memang filosofinya
sudah begitu. Tapi bukan berarti semua pandita begitu. Ada juga pendeta atau
pastur (romo) yang memanggil barongsai untuk main di gerejanya waktu chinese
new year. Maka dalam hal ini kita punya pilihan, ibarat kalau kita nggak
senang belanja di Care four , kita bisa belanja di Hero .


Atau kalau kita tidak mau mencampur adukan agama dengan kesenian
tradisionil, maka kita bisa membentuk atau bergabung kepada club martial art
Naga Sakti, misalnya.


salam,

Dr.Irawan.




komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja, yg setau sy
belum pernah ada sejarahnya, gereja mengadakan latihan ilmu bela diri,
kungfu atau karate atau boxing sekalipun.

sesepuh2 yg dianggap bijaksana sbg tempat mengadu, biasanya menenangkan dg
kata2: sebisa mungkin kita menghindar saja, biarkan mereka berbuat jahat
terhadap kita, suatu saat mereka pasti akan ketemu orang yg membuat mereka
jera.

tapi dari hari ke hari, semakin banyak yg ngomong begitu, sementara orang yg
akan memberi pelajaran yg membuat jera, tak kunjung muncul, hehehe…



dlm sebuah retret meditasi, sy ketemu kawan2 dari makassar. salah satunya
sangat menggemari ilmu beladiri, bahkan di retret sebelumnya katanya dia
ketemu seorang ahli taichi yg masih muda huaqiao dari amerika.  yg
mengagetkan sy, teman ini bercerita bahwa ia sering duel dg tukang2 becak di
sana. kalau ada yg belagu atau ngata2in cino, dia akan pancing ke tempat
sepi, dan hajar di sana, tapi jangan sampai mati, katanya, hehehe… padahal
ia adalah seorang sarjana hukum.


2010/9/5 agoeng_...@yahoo.com



 komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja

 Maksudnya apa yah? Menurut saya malah sok maju lho. Ibarat berlian dirmh
 sendiri ga keliatan tp sok jualan kristal dr negeri seberang kalo bicaranya
 seperti itu.
 --
 *From: * sf sa...@indosat.net.id
 *Sender: * budaya_tionghua@yahoogroups.com
 *Date: *Mon, 6 Sep 2010 11:29:09 +0700
 *To: *budaya_tionghua@yahoogroups.com
 *ReplyTo: * budaya_tionghua@yahoogroups.com
 *Subject: *RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di
 Jakarta



  sekian lama sy merasa cara ahimsa nya mahatma gandhi adalah paling baik,
 maka sy lebih merasa cara bun lebih baik dari bu. pilihan sy ini sejalan dg
 pandangan 1 generasi di atas sy, tentunya berdasarkan pengalaman mereka masa
 itu. di singkawang dulu ada seorang jago kungfu yg sekarang sy lupa nama
 aslinya siapa (dulu sy tidak tau)  tapi dikenal dg panggilan cimuk On.
 dalam suatu pertandingan persahabatan dg jago karate dari jepang, setelah si
 jepang pulang ke rumah, muntah darah dan mati. cimuk On kemudian jadi buron
 dan disembunyikan murid2nya di jakarta, dan sampai akhir hayatnya tinggal di
 jl. TSS.



 kejadian itu mungkin salah satu kejadian yg membuat trauma shg setelah itu
 tidak terdengar lagi cerita2 pembela kebenaran dari singkawang. padahal jika
 dirunut-runut ke belakang, sy rasa nenek moyang orang tionghua di singkawang
 rata2 menguasai ilmu bela diri yg cukup mumpuni shg mampu mengatasi medan yg
 berat.



 pd jaman orba, di tingkat kebijakan, semua yg berbau cina sebisa mungkin
 dihilangkan.  di tingkat implementasi, sejak anak2 sdh timbul kebencian yg
 sangat kental terhadap cina di kalangan melayu, entah apa yg ada di pikiran
 anak2 itu sehingga harus malak dan ngajak berantem. dan tambah menjadi-jadi
 karena tidak ada lagi komunitas tionghua yg mengajarkan ilmu bela diri. sy
 sendiri waktu umur 9 atau 10 tahun di suatu malam pulang dari belanja di
 warung sendirian, pernah dicegat dan dikerubuti 6-7 anak2 tetangga tapi
 karena gelap, sepi, gak ada pilihan lain, lebih baik melawan sebisanya
 daripada mati konyol. itu pengalaman berantem satu2nya yg sy punyai,
 hehehe….



 komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja, yg setau sy
 belum pernah ada sejarahnya, gereja mengadakan latihan ilmu bela diri,
 kungfu atau karate atau boxing sekalipun.

 sesepuh2 yg dianggap bijaksana sbg tempat mengadu, biasanya menenangkan dg
 kata2: sebisa mungkin kita menghindar saja, biarkan mereka berbuat jahat
 terhadap kita, suatu saat mereka pasti akan ketemu orang yg membuat mereka
 jera.

 tapi dari hari ke hari, semakin banyak yg ngomong begitu, sementara orang
 yg akan memberi pelajaran yg membuat jera, tak kunjung muncul, hehehe…



 dlm sebuah retret meditasi, sy ketemu kawan2 dari makassar. salah

[budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

2010-09-06 Terurut Topik Erik
Filosofi gereja mengajak umat tidak menggunakan kekerasan? Ya, bukan
cuma gereja tapi juga kelenteng, vihara, pura dan mesjid pun menganut
filosofi yg sama.  Pertanyaannya adalah mengapa cuma Kungfu dan Taichi
saja yang jarang diajarkan di komunitas Gereja, sementara perguruan
Karate banyak bertaburan dalam komunitas Gereja??
Saya kira dasar pemikirannya bukan cuma filosofi non kekerasan, tapi ada
pertimbangan-pertimbangan lain.


Salam,

Erik
\
-
In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Dr. Irawan drira...@... wrote:

 Dong Bao yb,


 Saya hanya mau menambahkan sedikit. Mengenai mengapa Kungfu, Taichi,
jarang diajarkan di komunitas Gereja. itu memang karena filosofi gereja
mengajak umatnya tidak menggunakan kekerasan , lebih pulih perdamaian.

KungFu, Taichi, Ci Gong, dan barongsai , kadang tidak dapat dipisahkan
begitu saja. Mereka masih ada kaitannya. (Tanya saja sama Lo Cian Pei
disini)

Saya malah pernah melihat seorang pendeta memarahi majelisnya yang
mengajarkan anak2 main barongsai, kata pendeta itu, barongsai itu
setan.
 Termasuk Taichi juga dikategorikan Setan.





[budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

2010-09-06 Terurut Topik ikkyosensei_ym
@Ko Zhou:
Saya pikir, menutup muka itu hanya untuk menghindari jeratan hukum saja.. :)
Saya menyarankan pendekatan lain lagi. Ini juga masih terkait dengan koko saya 
(cuman ini ide dari yang paling besar, koh de). 
Ketika koko yang nomor 3 (koh lek) dikeroyok oleh komunitas Madura di Blitar, 
siang hari. Koh lek mengambil keputusan bijak, lari secepat-cepatnya ... 
meskipun masih terkena beberapa puluh gebukan. Ha ha ha.

Malam harinya, bertiga datang ke perkampungan Madura, tempat tinggal para 
pengeroyok. Dengan sopan  ramah, koh de menanyakan alamat orang yang pertama 
kali berperkara dengan koh lek. 
Setelah mengetuk, dan berbasa-basi dengan bapak dari anak yang telah 
menggerakkan massa etnis Madura untuk mengeroyok tersebut. Disampaikan 
ketidakpuasan koh lek atas pengeroyokan tersebut. Esensinya, kami sangat 
menghargai jiwa besar etnis Madura ... mengapa harus mengeroyok? Akhirnya 
disepakati untuk re-match satu lawan satu, ... sayang harus berakhir dengan 
anak tersebut digebuki bapaknya sendiri, karena menolak (takut?).

Kunjungan dilanjut ke rumah para pengeroyok, satu demi satu, dengan diantar 
oleh sang bapak berjiwa terhormat tersebut, anaknya, dan ketua RT/RW kampung 
Meduran.
Selesai, dengan saling terhormat, saling akrab bahkan disuguhi makan/minum. 
Datang dengan penghormatan  terhormat, pulang dengan benjut namun juga 
terhormat ... bonus diamuk2 mamah di rumah.

Saya yakin, semua etnis pasti memiliki jiwa terhormat  jiwa besar. Jika sempat 
terbakar emosi, dengan mengabaikan sikap ksatria ... akan mudah diselesaikan 
jika kita datang dengan hormat untuk menyelesaikan masalah. Bukan mendiamkan 
masalah.

Salam


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zho...@... wrote:

 Yg ditakutkan memang: satu orang melayu digebukin seorang tionghoa, satu 
 kampung orang melayu menyerbu satu kota orang tionghoa.
 
 Maka selain unjuk keberanian melawan, juga hrs diimbangin dng kecerdikan 
 melihat situasi. Bila perlu nggebukinnya pakai cara kkk, menutupi muka dan 
 identitas si penggebuk! Atau habis menggebuk langsung rapat dng semua warga 
 tionghoa, siap menghadapi pembalasan, secepatnya lapor ke pihak berwajib 
 minta perlindungan keamanan.
  
 
 Sent from my BlackBerry®
 powered by Sinyal Kuat INDOSAT
 
 -Original Message-
 From: sf sa...@...
 Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Date: Mon, 6 Sep 2010 11:29:09 
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta
 
 sekian lama sy merasa cara ahimsa nya mahatma gandhi adalah paling baik,
 maka sy lebih merasa cara bun lebih baik dari bu. pilihan sy ini sejalan dg
 pandangan 1 generasi di atas sy, tentunya berdasarkan pengalaman mereka masa
 itu. di singkawang dulu ada seorang jago kungfu yg sekarang sy lupa nama
 aslinya siapa (dulu sy tidak tau)  tapi dikenal dg panggilan cimuk On. dalam
 suatu pertandingan persahabatan dg jago karate dari jepang, setelah si
 jepang pulang ke rumah, muntah darah dan mati. cimuk On kemudian jadi buron
 dan disembunyikan murid2nya di jakarta, dan sampai akhir hayatnya tinggal di
 jl. TSS.
 
 kejadian itu mungkin salah satu kejadian yg membuat trauma shg setelah itu
 tidak terdengar lagi cerita2 pembela kebenaran dari singkawang. padahal jika
 dirunut-runut ke belakang, sy rasa nenek moyang orang tionghua di singkawang
 rata2 menguasai ilmu bela diri yg cukup mumpuni shg mampu mengatasi medan yg
 berat.
 
 pd jaman orba, di tingkat kebijakan, semua yg berbau cina sebisa mungkin
 dihilangkan.  di tingkat implementasi, sejak anak2 sdh timbul kebencian yg
 sangat kental terhadap cina di kalangan melayu, entah apa yg ada di pikiran
 anak2 itu sehingga harus malak dan ngajak berantem. dan tambah menjadi-jadi
 karena tidak ada lagi komunitas tionghua yg mengajarkan ilmu bela diri. sy
 sendiri waktu umur 9 atau 10 tahun di suatu malam pulang dari belanja di
 warung sendirian, pernah dicegat dan dikerubuti 6-7 anak2 tetangga tapi
 karena gelap, sepi, gak ada pilihan lain, lebih baik melawan sebisanya
 daripada mati konyol. itu pengalaman berantem satu2nya yg sy punyai,
 hehehe….
 
 komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja, yg setau sy
 belum pernah ada sejarahnya, gereja mengadakan latihan ilmu bela diri,
 kungfu atau karate atau boxing sekalipun.
 sesepuh2 yg dianggap bijaksana sbg tempat mengadu, biasanya menenangkan dg
 kata2: sebisa mungkin kita menghindar saja, biarkan mereka berbuat jahat
 terhadap kita, suatu saat mereka pasti akan ketemu orang yg membuat mereka
 jera.
 tapi dari hari ke hari, semakin banyak yg ngomong begitu, sementara orang yg
 akan memberi pelajaran yg membuat jera, tak kunjung muncul, hehehe…
 
 dlm sebuah retret meditasi, sy ketemu kawan2 dari makassar. salah satunya
 sangat menggemari ilmu beladiri, bahkan di retret sebelumnya katanya dia
 ketemu seorang ahli taichi yg masih muda huaqiao dari amerika.  yg
 mengagetkan sy, teman ini bercerita bahwa ia

[budaya_tionghua] Re: Harga Sebuah Permintaan�Maaf!

2010-09-06 Terurut Topik henyung
Bagaimana kalau diganti simak seksama dengan rasio, logika dan tidak hanya 
berdasarkan hati ?

Mau sampai kapan anda-anda semua percaya dengan hoax sup janin manusia dan 
varian-variannya ? Ini sudah bertahun-tahun dibahas di internet dan sudah sejak 
bertahun-tahun sebelumnya, si biang kerok pemulai isu haram jadah ini mengaku 
bahwa dia memulainya hanya untuk sebuah proyek seni. Entah apa yang ada di 
otak biang kerok itu dengan definisi seni.

Singkat kata, ini termasuk HOAX !!!

Sayangnya isu-isu sejenis ini seringkali dipakai untuk menyudutkan budaya 
tertentu. Lihat itu budaya CINA, bayi juga dimakan !!!


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, revli_manda...@... wrote:


 Silakan simak dengan seksama dan sepenuh hati, ok?


 http://johanku.wordpress.com/2008/07/23/makanan-terkutuk-laknat-









RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

2010-09-06 Terurut Topik Leon Agustian
Gereja Khatolik di Sukabumi malah punya barongsay sendiri, biasanya
dimainkan saat imlek untuk memeriahkan suasana di komunitas sendiri saja
(lingkungan gereja). Tentunya barongsay tsb tidak ditempel 'hu' seperti saat
perayaan imlek umumnya yang harus 'pai-pai' dulu ke kelenteng sebelum mulai
arak-arakan.

 

Jadi kalau mau ditilik, sebenarnya yang ngawur itu adalah pendetanya, yang
ga ngerti apa2, tapi sudah main tuduh sesat atau setan atau apalah .!

 

 

From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] On Behalf Of Dr. Irawan
Sent: Tuesday, September 07, 2010 2:29 AM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

 

  

Dong Bao yb,

 

Saya hanya mau menambahkan sedikit. Mengenai mengapa Kungfu, Taichi, jarang
diajarkan di komunitas Gereja. itu memang karena filosofi gereja mengajak
umatnya tidak menggunakan kekerasan , lebih pulih perdamaian.

 

KungFu, Taichi, Ci Gong, dan barongsai , kadang tidak dapat dipisahkan
begitu saja. Mereka masih ada kaitannya. (Tanya saja sama Lo Cian Pei
disini)  

 

Saya malah pernah melihat seorang pendeta memarahi majelisnya yang
mengajarkan anak2 main barongsai, kata pendeta itu, barongsai itu setan.
Termasuk Taichi juga dikategorikan Setan. 

 

Dalam hal ini saya tidak menyalahkan gereja , karena memang filosofinya
sudah begitu. Tapi bukan berarti semua pandita begitu. Ada juga pendeta atau
pastur (romo) yang memanggil barongsai untuk main di gerejanya waktu chinese
new year. Maka dalam hal ini kita punya pilihan, ibarat kalau kita nggak
senang belanja di Care four , kita bisa belanja di Hero .

 

Atau kalau kita tidak mau mencampur adukan agama dengan kesenian
tradisionil, maka kita bisa membentuk atau bergabung kepada club martial art
Naga Sakti, misalnya. 

 

salam,

Dr.Irawan.  

 

 

 

komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja, yg setau sy
belum pernah ada sejarahnya, gereja mengadakan latihan ilmu bela diri,
kungfu atau karate atau boxing sekalipun.

sesepuh2 yg dianggap bijaksana sbg tempat mengadu, biasanya menenangkan dg
kata2: sebisa mungkin kita menghindar saja, biarkan mereka berbuat jahat
terhadap kita, suatu saat mereka pasti akan ketemu orang yg membuat mereka
jera.

tapi dari hari ke hari, semakin banyak yg ngomong begitu, sementara orang yg
akan memberi pelajaran yg membuat jera, tak kunjung muncul, hehehe. 

 

dlm sebuah retret meditasi, sy ketemu kawan2 dari makassar. salah satunya
sangat menggemari ilmu beladiri, bahkan di retret sebelumnya katanya dia
ketemu seorang ahli taichi yg masih muda huaqiao dari amerika.  yg
mengagetkan sy, teman ini bercerita bahwa ia sering duel dg tukang2 becak di
sana. kalau ada yg belagu atau ngata2in cino, dia akan pancing ke tempat
sepi, dan hajar di sana, tapi jangan sampai mati, katanya, hehehe. padahal
ia adalah seorang sarjana hukum.

 

2010/9/5 agoeng_...@yahoo.com

  

komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja

Maksudnya apa yah? Menurut saya malah sok maju lho. Ibarat berlian dirmh
sendiri ga keliatan tp sok jualan kristal dr negeri seberang kalo bicaranya
seperti itu. 

  _  

From: sf sa...@indosat.net.id 

Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com 

Date: Mon, 6 Sep 2010 11:29:09 +0700

To: budaya_tionghua@yahoogroups.com

ReplyTo: budaya_tionghua@yahoogroups.com 

Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

 

  

sekian lama sy merasa cara ahimsa nya mahatma gandhi adalah paling baik,
maka sy lebih merasa cara bun lebih baik dari bu. pilihan sy ini sejalan dg
pandangan 1 generasi di atas sy, tentunya berdasarkan pengalaman mereka masa
itu. di singkawang dulu ada seorang jago kungfu yg sekarang sy lupa nama
aslinya siapa (dulu sy tidak tau)  tapi dikenal dg panggilan cimuk On. dalam
suatu pertandingan persahabatan dg jago karate dari jepang, setelah si
jepang pulang ke rumah, muntah darah dan mati. cimuk On kemudian jadi buron
dan disembunyikan murid2nya di jakarta, dan sampai akhir hayatnya tinggal di
jl. TSS.

 

kejadian itu mungkin salah satu kejadian yg membuat trauma shg setelah itu
tidak terdengar lagi cerita2 pembela kebenaran dari singkawang. padahal jika
dirunut-runut ke belakang, sy rasa nenek moyang orang tionghua di singkawang
rata2 menguasai ilmu bela diri yg cukup mumpuni shg mampu mengatasi medan yg
berat.

 

pd jaman orba, di tingkat kebijakan, semua yg berbau cina sebisa mungkin
dihilangkan.  di tingkat implementasi, sejak anak2 sdh timbul kebencian yg
sangat kental terhadap cina di kalangan melayu, entah apa yg ada di pikiran
anak2 itu sehingga harus malak dan ngajak berantem. dan tambah menjadi-jadi
karena tidak ada lagi komunitas tionghua yg mengajarkan ilmu bela diri. sy
sendiri waktu umur 9 atau 10 tahun di suatu malam pulang dari belanja di
warung sendirian, pernah dicegat dan dikerubuti 6-7 anak2 tetangga tapi
karena gelap, sepi, gak ada pilihan lain, lebih baik melawan sebisanya
daripada mati konyol

RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

2010-09-06 Terurut Topik Leon Agustian
Haiy…. Klo menurut kamus owe adalah sbb:

 

听天安命 = To accept one’s situation as dictated by heaven (terima nasib
yang digariskan Tuhan)

生命不息,战斗不止 = While there is life, the fight continues; to fight to
the last (selama hayat masih dikandung badan, berjuang terus)

 

 

From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] On Behalf Of sf
Sent: Monday, September 06, 2010 5:11 PM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

 

  

haiy…,  mesti coba2 buka translator nih (sekalian ngetes font AR
HeiWSHYL, tau kebaca gak yah) tapi koq artinya jadi gini yah :

听  天  安  命  - No !  =  Listen Heaven Peaceful Life   - No !   

生命不息,战斗不止 ! - Yes ! = Birth Life No Breath, Fight Struggle No Stop
- Yes !

(Life does not be cease, Battle more than)

barangkali maksudnya kayak gini kali yah: selama masih bernapas, berjuanglah
terus dg sungguh-sungguh.

-Original Message-
From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com]on Behalf Of Leon Agustian
Sent: 06 September 2010 15:55
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

  

Tergabung di gerej? 听天安命? - No !

生命不息,战斗不止 ! - Yes !

 

 





RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

2010-09-06 Terurut Topik Leon Agustian
Sungguh sulit ditemukan satria di zaman ini, bayar pajak aja susah, malah cari 
makan juga susah - buat hidup aja musti berjuang ., apalagi buat para 
Tionghoa di Indonesia sini …… so …  生命不息,战斗不止! 

 

Ini adalah filosofi orang Tionghoa (baca: Leon Agustian) di Indonesia dalam 
menghadapi tantangan diskriminasi !

 

 

From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] 
On Behalf Of zho...@yahoo.com
Sent: Monday, September 06, 2010 8:12 PM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

 

  

天行健,君子自强不息!

Artinya: 

Alam semesta kukuh berjalan, satria tiada henti memperkuat diri.

Ini adalah filosofi yg memacu semangat orang tionghoa menghadapi tantangan 
hidup!

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

  _  

From: zho...@yahoo.com 

Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com 

Date: Mon, 6 Sep 2010 10:21:27 +

To: budaya_tionghua@yahoogroups.com

ReplyTo: budaya_tionghua@yahoogroups.com 

Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

 

  

天行健,君子自强不息!
Tian xing jian, junzi zi qiang bu xi!
Itu baru tionghoa!haha

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

  _  

From: Leon Agustian leon.agust...@telkom.net.id 

Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com 

Date: Mon, 6 Sep 2010 15:55:23 +0700

To: budaya_tionghua@yahoogroups.com

ReplyTo: budaya_tionghua@yahoogroups.com 

Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

 

  

Tergabung di gerej? 听天安命? - No !

生命不息,战斗不止 ! - Yes !

 

 

From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] 
On Behalf Of agoeng_...@yahoo.com
Sent: Monday, September 06, 2010 3:02 PM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

 

  

Yah kalo kejadian seperti itu berarti apa yg saya katakan ga salah donk, 
mungkin agustin boleh bilang ke org2 tersebut, kalo engga mau dengar disebut 
seperti itu yah coba kelalukannya diperhatikan. Kan ga enak diblg kalo belom ke 
gereja blom maju. Apa ga takut terdengar sodara2 sesama tionghoa yg bukan 
kristiani? 

  _  

From: sf sa...@indosat.net.id 

Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com 

Date: Mon, 6 Sep 2010 13:49:51 +0700

To: budaya_tionghua@yahoogroups.com

ReplyTo: budaya_tionghua@yahoogroups.com 

Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

 

  

setting cerita yg sy tulis terjadi di kalimantan barat, meliputi pontianak, 
singkawang dan sekitarnya. budaya setempat tentu sangat berbeda dg jakarta.

stigma yg ditanamkan dlm benak komunitas tionghua di sana adalah seperti itu, 
jika belum tau soal kristal yg didatangkan dari lautan seberang, dianggap masih 
dalam kegelapan. soal berlian yg dianggap berharga oleh koh agoeng, mereka akan 
mencibir, emangnya manusia bisa makan berlian? emangnya berlian bisa bikin 
rumah jadi lebih terang?

implikasinya, krn negeri lautan seberang tdk mengajarkan soal kungfu atau 
karate, ditambah lagi dg kebijakan orba yg melarang berdirinya perguruan2 
kungfu karena berasal dari cina yg katanya negeri komunis (sedangkan indonesia 
adalah negara yg sangat agamis), maka  kedua premis itu (kristal  orba) saling 
menguatkan, implikasinya komunitas tionghua (disana) hampir tidak ada yg 
mewarisi ilmu bela diri keluarganya, tidak ada cerita2 spt lo ban teng yg punya 
anak lo siaw gok, punya cucu ini itu yg kemudian nerusin pengobatan atau 
perguruan ina inu, padahal lingkungan di sana sangat membutuhkan ketrampilan 
itu.  mereka juga lebih pinter main biola atau piano drpd, bahkan mungkin tidak 
mengenal harpa. suara petikan yangkhim terdengar sangat asing, bahkan aneh. 
cerita ttg suara alat musik yg mengandung  tenaga dalam dianggap cerita klenik. 
pengobatan dg tenaga chi dianggap gaib dan berhubungan dg syeeethan, maka orang 
tionghua yg lebih maju (disana) tidak akan berhubungan dg hal2 spt itu. org tua 
yg lebih maju akan ngomelin anaknya: ngomong apa sih, sin-sin kui-kui.

meskipun kalau datang ke jakarta akan dikatain norak atau sok maju, biarin dah, 
paling tidak, di kampungnya sono, dia adalah orang yang lebih maju, lho.

-Original Message-
From: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
[mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com]on Behalf Of agoeng_...@yahoo.com
Sent: 06 September 2010 12:21
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

  

komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja

Maksudnya apa yah? Menurut saya malah sok maju lho. Ibarat berlian dirmh 
sendiri ga keliatan tp sok jualan kristal dr negeri seberang kalo bicaranya 
seperti itu. 

  _  

.

  
http://geo.yahoo.com/serv?s=97359714/grpId=11328156/grpspId=1705329729/msgId=51674/stime=1283750454/nc1=3848586/nc2=5741392/nc3=3848644
 





Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

2010-09-06 Terurut Topik 刘恩文
ya betul pak..
sebetulnya bukan salah agamanya, tapi salah orang yang
menyalahgunakannya entah dengan sengaja atau karena keterbatasan
pengetahuan..

setahu saya, proses brainwash juga merupakan tindakan kekerasan,
bahkan lebih bahaya daripada adu jotos

Salam,
Lauw Ong Bun


Leon Agustian wrote:
 
 
-cut-
 Jadi kalau mau ditilik, sebenarnya yang ngawur itu adalah pendetanya,
 yang ga ngerti apa2, tapi sudah main tuduh sesat atau setan atau apalah …!



Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

2010-09-06 Terurut Topik Dr. Irawan
Pak Erik yb,
Benar kata anda , Ini memang aneh, tapi jangan salah juga banyak orang
melihat permainan barongsai dimulai dari club2 yang ada di Bio yang katanya
Bio itu adalah tempat orang2 Tionghoa berkumpul dan bermufakat dulu,
belakangan antara Kelenteng dan Bio sulit dibedakan, Maaf kalau ada istilah
yang saya keliru, setidaknya pernah saya baca kasus ini di BT dulu.  Nah,
dari pada itu setiap kali barongsai keluar biasanya ada pasang Hio dan
berdoa untuk memohon agar prosesi berjalan lancar dan tidak ada kecelakaan ,
maksudnya hanya untuk menjaga keselamatan. Disaat inilah barongsai disorot
oleh pendeta2 Kristen itu saya kira, dibilangnya barongsai itu ada setannya,
disembahyangi pakai Hio, karena permainan Chai Lan Shen (jailangkung) juga
pakai sembayhang pakai hio , maka itu diidentikkan dengan pemanggilan setan,
alhasil pegang Hio itu nggak boleh kalau di Kristen, Tapi kalau di Katholik
boleh2 saja. Di Indonesia Media pernah memuat berita misa untuk Chinese New
Year , dimana Kardinal Roger Mahony menyulut Hio besar. Ini hanya kenyataan
yang terjadi , tidak dimaksudkan untuk membangkitkan persengketaan antar
Kristiani.

Namun kita selaku orang Tionghoa harus menyikapi phenomena ini dengan arif ,
dan berusaha sedemikian rupa agar kebudayaan kita bisa dipelihara, namun
tetap tidak ada pergesekan dengan agamawan dan umat agama lainnya.

salam,
Dr.Irawan..

2010/9/6 Erik rsn...@yahoo.com



 Filosofi gereja mengajak umat tidak menggunakan kekerasan? Ya, bukan cuma
 gereja tapi juga kelenteng, vihara, pura dan mesjid pun menganut filosofi yg
 sama.  Pertanyaannya adalah mengapa cuma Kungfu dan Taichi saja yang jarang
 diajarkan di komunitas Gereja, sementara perguruan Karate banyak bertaburan
 dalam komunitas Gereja??
 Saya kira dasar pemikirannya bukan cuma filosofi non kekerasan, tapi ada
 pertimbangan-pertimbangan lain.


 Salam,

 Erik

 -
 In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Dr. Irawan drira...@... wrote:
 
  Dong Bao yb,
 
 
  Saya hanya mau menambahkan sedikit. Mengenai mengapa Kungfu, Taichi,
 jarang diajarkan di komunitas Gereja. itu memang karena filosofi gereja
 mengajak umatnya tidak menggunakan kekerasan , lebih pulih perdamaian.
 
 KungFu, Taichi, Ci Gong, dan barongsai , kadang tidak dapat dipisahkan
 begitu saja. Mereka masih ada kaitannya. (Tanya saja sama Lo Cian Pei
 disini)
 
 Saya malah pernah melihat seorang pendeta memarahi majelisnya yang
 mengajarkan anak2 main barongsai, kata pendeta itu, barongsai itu setan.
  Termasuk Taichi juga dikategorikan Setan.
 

  



[budaya_tionghua] Re: Baca Dan Respon Posting. (Was: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta)

2010-09-06 Terurut Topik henyung
Ini setahu saya yah.

Shaolin yang dikomersialisasi itu adalah Shaoling BODONG. Di gunung Song itu 
sepanjang jalan menuju biara Shaolin ASLI bertebaran sekolah kungfu aliran 
Shaloin dan biara BODONG untuk tujuan komersial dan pariwisata.

Para BOTAK BODONG inilah yang melanglang buana cari duit makan mewah foya-foya. 
Bhiksu-Bhiksu aslinya mah gak begitu.

Jadi tidak heran kalo pihak Nat Geo bisa mendapatkan sumber Shaolin lengkap 
dengan botak-botaknya, kalau perlu pasang botak dengan jubah berkilat-kilat. Di 
mana justru bhiksu aslinya berpakaian sederhana. 

Ada kejadian lucu beberapa waktu yang lalu di Bogor. Diceritakan langsung oleh 
seorang rekan yang panitia pegelaran kungfu Shaolin di Bogor. Penyelenggaranya 
satu organisasi besar yang mengusung nama Tionghoa.

Ceritanya rombongan BOTAK diberi penginapan di vihara Vajrabodhi di Bogor. 
Tentu saja dengan setengah menggerutu, mereka terima. Nah Vihara tersebut 
kebetulan baru kedatanan Bhiksu ASLI dari Shaolin, singkatnya bersilahturahim 
dan bertukar ilmu. Sayangnya si Bhiksu ASLI itu sudah keburu pulang pas 
rombongan BOTAK datang. Oleh Bhiksu vihara Vajrabodhi, rombongan botak tersebut 
setengah dikerjain. Disuruh bangun pagi-pagi buta untuk berdoa (Zhao Ke), tentu 
saja karena mereka cuman BOTAK alias gundul kepala bukan di hati, ini sama saja 
dengan menyiksa.

Sekian, agar jelas.

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Ophoeng opho...@... wrote:

 Bung SF or Sawfa dan TTM semuah,
 
 Hai, apakabar? Sudah makan (sahur)?
 
 Nimbrung dikit ya...
 
--- dipotong --- biar hemat bandwith

 
 O, ya, by the way, busway, kemaren malem saya nonton tayangan Saolin Kungfu 
 Inc. di Nat-Geo - ternyata 'gereja' aka vihara aka biara Saolin itu jadi 
 bisnis besar di Tiongkok sana. Para 'biksu'nya gak menutup diri dari 
 modernitas. Mereka mengadakan tur keliling dunia bikin show yang tidak kalah 
 ama safari-nya si Jacko, kolaborasi dengan koreografer dari Perancis(?), jual 
 memorabilia, bikin tur keliling biara - gak kalah ama Vatikan. Mereka pada 
 maen kompi juga - jangan-jangan pada baca milis kita juga tuh, pegang HP, dan 
 ketika ditanya apa gak takut kuwalat ama kakek moyang (di Saolin gak ada 
 'nenek') boss-nya bilang: kalau pendiri Saolin masih ada, kayaknya mereka 
 akan merestui langkah kami ini, jeh! 
 
 
 
 Begitu sajah sih ya kira-kira.
 
 Salam makan enak dan sehat,
 Ophoeng
 
 
 
 
 
 
 
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, sf sawfa@ wrote:
 
 sekian lama sy merasa cara ahimsa nya mahatma gandhi adalah paling baik, maka 
 sy lebih merasa cara bun lebih baik dari bu. pilihan sy ini sejalan dg 
 pandangan 1 generasi di atas sy, tentunya berdasarkan pengalaman mereka masa 
 itu. di singkawang dulu ada seorang jago kungfu yg sekarang sy lupa nama 
 aslinya siapa (dulu sy tidak tau)  tapi dikenal dg panggilan cimuk On. dalam 
 suatu pertandingan persahabatan dg jago karate dari jepang, setelah si jepang 
 pulang ke rumah, muntah darah dan mati. cimuk On kemudian jadi buron dan 
 disembunyikan murid2nya di jakarta, dan sampai akhir hayatnya tinggal di jl. 
 TSS.
 
 kejadian itu mungkin salah satu kejadian yg membuat trauma shg setelah itu 
 tidak terdengar lagi cerita2 pembela kebenaran dari singkawang. padahal jika 
 dirunut-runut ke belakang, sy rasa nenek moyang orang tionghua di singkawang 
 rata2 menguasai ilmu bela diri yg cukup mumpuni shg mampu mengatasi medan yg 
 berat.
 
 pd jaman orba, di tingkat kebijakan, semua yg berbau cina sebisa mungkin 
 dihilangkan.  di tingkat implementasi, sejak anak2 sdh timbul kebencian yg 
 sangat kental terhadap cina di kalangan melayu, entah apa yg ada di pikiran 
 anak2 itu sehingga harus malak dan ngajak berantem. dan tambah menjadi-jadi 
 karena tidak ada lagi komunitas tionghua yg mengajarkan ilmu bela diri. sy 
 sendiri waktu umur 9 atau 10 tahun di suatu malam pulang dari belanja di 
 warung sendirian, pernah dicegat dan dikerubuti 6-7 anak2 tetangga tapi 
 karena gelap, sepi, gak ada pilihan lain, lebih baik melawan sebisanya 
 daripada mati konyol. itu pengalaman berantem satu2nya yg sy punyai, hehehe….
 
 komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja, yg setau sy 
 belum pernah ada sejarahnya, gereja mengadakan latihan ilmu bela diri, kungfu 
 atau karate atau boxing sekalipun. sesepuh2 yg dianggap bijaksana sbg tempat 
 mengadu, biasanya menenangkan dg kata2: sebisa mungkin kita menghindar saja, 
 biarkan mereka berbuat jahat terhadap kita, suatu saat mereka pasti akan 
 ketemu orang yg membuat mereka jera. tapi dari hari ke hari, semakin banyak 
 yg ngomong begitu, sementara orang yg akan memberi pelajaran yg membuat jera, 
 tak kunjung muncul, hehehe…
 
 dlm sebuah retret meditasi, sy ketemu kawan2 dari makassar. salah satunya 
 sangat menggemari ilmu beladiri, bahkan di retret sebelumnya katanya dia 
 ketemu seorang ahli taichi yg masih muda huaqiao dari amerika.  yg 
 mengagetkan sy, teman ini bercerita bahwa ia sering duel dg tukang2 becak di 
 sana. 

Re: [budaya_tionghua] Re: Baca Dan Respon Posting. (Was: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta)

2010-09-06 Terurut Topik agoeng_set
Yg kmrn seh katanya shaolin asli kok, yg pernah dibahas di kompas ketuanya 
rahib shi klo ga salah. N merupakan wakil propinsi (henan?) Untuk duduk 
diparlemen n disebut2 merupakan salah seorang paling berpengaruh di tiongkok. 
-Original Message-
From: henyung heny...@yahoo.com
Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Tue, 07 Sep 2010 04:23:58 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Re: Baca Dan Respon Posting. (Was: Kejahatan rasial 
di bis kota di Jakarta)

Ini setahu saya yah.

Shaolin yang dikomersialisasi itu adalah Shaoling BODONG. Di gunung Song itu 
sepanjang jalan menuju biara Shaolin ASLI bertebaran sekolah kungfu aliran 
Shaloin dan biara BODONG untuk tujuan komersial dan pariwisata.

Para BOTAK BODONG inilah yang melanglang buana cari duit makan mewah foya-foya. 
Bhiksu-Bhiksu aslinya mah gak begitu.

Jadi tidak heran kalo pihak Nat Geo bisa mendapatkan sumber Shaolin lengkap 
dengan botak-botaknya, kalau perlu pasang botak dengan jubah berkilat-kilat. Di 
mana justru bhiksu aslinya berpakaian sederhana. 

Ada kejadian lucu beberapa waktu yang lalu di Bogor. Diceritakan langsung oleh 
seorang rekan yang panitia pegelaran kungfu Shaolin di Bogor. Penyelenggaranya 
satu organisasi besar yang mengusung nama Tionghoa.

Ceritanya rombongan BOTAK diberi penginapan di vihara Vajrabodhi di Bogor. 
Tentu saja dengan setengah menggerutu, mereka terima. Nah Vihara tersebut 
kebetulan baru kedatanan Bhiksu ASLI dari Shaolin, singkatnya bersilahturahim 
dan bertukar ilmu. Sayangnya si Bhiksu ASLI itu sudah keburu pulang pas 
rombongan BOTAK datang. Oleh Bhiksu vihara Vajrabodhi, rombongan botak tersebut 
setengah dikerjain. Disuruh bangun pagi-pagi buta untuk berdoa (Zhao Ke), tentu 
saja karena mereka cuman BOTAK alias gundul kepala bukan di hati, ini sama saja 
dengan menyiksa.

Sekian, agar jelas.

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Ophoeng opho...@... wrote:

 Bung SF or Sawfa dan TTM semuah,
 
 Hai, apakabar? Sudah makan (sahur)?
 
 Nimbrung dikit ya...
 
--- dipotong --- biar hemat bandwith

 
 O, ya, by the way, busway, kemaren malem saya nonton tayangan Saolin Kungfu 
 Inc. di Nat-Geo - ternyata 'gereja' aka vihara aka biara Saolin itu jadi 
 bisnis besar di Tiongkok sana. Para 'biksu'nya gak menutup diri dari 
 modernitas. Mereka mengadakan tur keliling dunia bikin show yang tidak kalah 
 ama safari-nya si Jacko, kolaborasi dengan koreografer dari Perancis(?), jual 
 memorabilia, bikin tur keliling biara - gak kalah ama Vatikan. Mereka pada 
 maen kompi juga - jangan-jangan pada baca milis kita juga tuh, pegang HP, dan 
 ketika ditanya apa gak takut kuwalat ama kakek moyang (di Saolin gak ada 
 'nenek') boss-nya bilang: kalau pendiri Saolin masih ada, kayaknya mereka 
 akan merestui langkah kami ini, jeh! 
 
 
 
 Begitu sajah sih ya kira-kira.
 
 Salam makan enak dan sehat,
 Ophoeng
 
 
 
 
 
 
 
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, sf sawfa@ wrote:
 
 sekian lama sy merasa cara ahimsa nya mahatma gandhi adalah paling baik, maka 
 sy lebih merasa cara bun lebih baik dari bu. pilihan sy ini sejalan dg 
 pandangan 1 generasi di atas sy, tentunya berdasarkan pengalaman mereka masa 
 itu. di singkawang dulu ada seorang jago kungfu yg sekarang sy lupa nama 
 aslinya siapa (dulu sy tidak tau)  tapi dikenal dg panggilan cimuk On. dalam 
 suatu pertandingan persahabatan dg jago karate dari jepang, setelah si jepang 
 pulang ke rumah, muntah darah dan mati. cimuk On kemudian jadi buron dan 
 disembunyikan murid2nya di jakarta, dan sampai akhir hayatnya tinggal di jl. 
 TSS.
 
 kejadian itu mungkin salah satu kejadian yg membuat trauma shg setelah itu 
 tidak terdengar lagi cerita2 pembela kebenaran dari singkawang. padahal jika 
 dirunut-runut ke belakang, sy rasa nenek moyang orang tionghua di singkawang 
 rata2 menguasai ilmu bela diri yg cukup mumpuni shg mampu mengatasi medan yg 
 berat.
 
 pd jaman orba, di tingkat kebijakan, semua yg berbau cina sebisa mungkin 
 dihilangkan.  di tingkat implementasi, sejak anak2 sdh timbul kebencian yg 
 sangat kental terhadap cina di kalangan melayu, entah apa yg ada di pikiran 
 anak2 itu sehingga harus malak dan ngajak berantem. dan tambah menjadi-jadi 
 karena tidak ada lagi komunitas tionghua yg mengajarkan ilmu bela diri. sy 
 sendiri waktu umur 9 atau 10 tahun di suatu malam pulang dari belanja di 
 warung sendirian, pernah dicegat dan dikerubuti 6-7 anak2 tetangga tapi 
 karena gelap, sepi, gak ada pilihan lain, lebih baik melawan sebisanya 
 daripada mati konyol. itu pengalaman berantem satu2nya yg sy punyai, hehehe….
 
 komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja, yg setau sy 
 belum pernah ada sejarahnya, gereja mengadakan latihan ilmu bela diri, kungfu 
 atau karate atau boxing sekalipun. sesepuh2 yg dianggap bijaksana sbg tempat 
 mengadu, biasanya menenangkan dg kata2: sebisa mungkin kita menghindar saja, 
 biarkan mereka berbuat

[budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

2010-09-06 Terurut Topik henyung
Beginilah salah persepsi atau sengaja dengan tujuan ... gak tau lah daripada 
perang lagi di sini.

Giliran pihak sendiri dibilang suci, giliran pihak lain dibilang setan.

Sepertinya label setan ini mudah sekali terucap.

Asal bukan gue/kami yah setan.

Hebat betul.

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Dr. Irawan drira...@... wrote:

 Pak Erik yb,
 Benar kata anda , Ini memang aneh, tapi jangan salah juga banyak orang
 melihat permainan barongsai dimulai dari club2 yang ada di Bio yang katanya
 Bio itu adalah tempat orang2 Tionghoa berkumpul dan bermufakat dulu,
 belakangan antara Kelenteng dan Bio sulit dibedakan, Maaf kalau ada istilah
 yang saya keliru, setidaknya pernah saya baca kasus ini di BT dulu.  Nah,
 dari pada itu setiap kali barongsai keluar biasanya ada pasang Hio dan
 berdoa untuk memohon agar prosesi berjalan lancar dan tidak ada kecelakaan ,
 maksudnya hanya untuk menjaga keselamatan. Disaat inilah barongsai disorot
 oleh pendeta2 Kristen itu saya kira, dibilangnya barongsai itu ada setannya,
 disembahyangi pakai Hio, karena permainan Chai Lan Shen (jailangkung) juga
 pakai sembayhang pakai hio , maka itu diidentikkan dengan pemanggilan setan,
 alhasil pegang Hio itu nggak boleh kalau di Kristen, Tapi kalau di Katholik
 boleh2 saja. Di Indonesia Media pernah memuat berita misa untuk Chinese New
 Year , dimana Kardinal Roger Mahony menyulut Hio besar. Ini hanya kenyataan
 yang terjadi , tidak dimaksudkan untuk membangkitkan persengketaan antar
 Kristiani.
 
 Namun kita selaku orang Tionghoa harus menyikapi phenomena ini dengan arif ,
 dan berusaha sedemikian rupa agar kebudayaan kita bisa dipelihara, namun
 tetap tidak ada pergesekan dengan agamawan dan umat agama lainnya.
 
 salam,
 Dr.Irawan..
 
 2010/9/6 Erik rsn...@...
 
 
 
  Filosofi gereja mengajak umat tidak menggunakan kekerasan? Ya, bukan cuma
  gereja tapi juga kelenteng, vihara, pura dan mesjid pun menganut filosofi yg
  sama.  Pertanyaannya adalah mengapa cuma Kungfu dan Taichi saja yang jarang
  diajarkan di komunitas Gereja, sementara perguruan Karate banyak bertaburan
  dalam komunitas Gereja??
  Saya kira dasar pemikirannya bukan cuma filosofi non kekerasan, tapi ada
  pertimbangan-pertimbangan lain.
 
 
  Salam,
 
  Erik
 
  -
  In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Dr. Irawan drirawan@ wrote:
  
   Dong Bao yb,
  
  
   Saya hanya mau menambahkan sedikit. Mengenai mengapa Kungfu, Taichi,
  jarang diajarkan di komunitas Gereja. itu memang karena filosofi gereja
  mengajak umatnya tidak menggunakan kekerasan , lebih pulih perdamaian.
  
  KungFu, Taichi, Ci Gong, dan barongsai , kadang tidak dapat dipisahkan
  begitu saja. Mereka masih ada kaitannya. (Tanya saja sama Lo Cian Pei
  disini)
  
  Saya malah pernah melihat seorang pendeta memarahi majelisnya yang
  mengajarkan anak2 main barongsai, kata pendeta itu, barongsai itu setan.
   Termasuk Taichi juga dikategorikan Setan.
  
 
   
 





Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

2010-09-06 Terurut Topik agoeng_set
Ah masa seh? Jgnlah terlalu gampang mencari kambing hitam kepada oknum orgnya. 
Coba diteliti sejarah kebijakan agama tertentu dalam menyebarkan ajarannya. 
Apakah itu memang kebijakan dan cara mereka atau oknum tertentu saja yg ngaco.

-Original Message-
From: 刘恩文 ayam_o...@yahoo.com.sg
Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Tue, 07 Sep 2010 10:22:56 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

ya betul pak..
sebetulnya bukan salah agamanya, tapi salah orang yang
menyalahgunakannya entah dengan sengaja atau karena keterbatasan
pengetahuan..

setahu saya, proses brainwash juga merupakan tindakan kekerasan,
bahkan lebih bahaya daripada adu jotos

Salam,
Lauw Ong Bun


Leon Agustian wrote:
 
 
-cut-
 Jadi kalau mau ditilik, sebenarnya yang ngawur itu adalah pendetanya,
 yang ga ngerti apa2, tapi sudah main tuduh sesat atau setan atau apalah …!




Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

2010-09-06 Terurut Topik Vheru Prayitno

Pa Irawan
Menurut saya melakukan aktifitas apapun dibuka denga doa baik memang cara dan 
pemahaman orang perorang memang berbeda
Diagama apapun pasti membenarkan
Tapi yaitu manusianya...hehhe

Salam
Heru  

--- Pada Sel, 7/9/10, Dr. Irawan drira...@indonesiamedia.com menulis:

Dari: Dr. Irawan drira...@indonesiamedia.com
Judul: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Selasa, 7 September, 2010, 4:07 AM







 



  



  
  
  Pak Erik yb,
Benar kata anda , Ini memang aneh, tapi jangan salah juga banyak orang melihat 
permainan barongsai dimulai dari club2 yang ada di Bio yang katanya Bio itu 
adalah tempat orang2 Tionghoa berkumpul dan bermufakat dulu, belakangan antara 
Kelenteng dan Bio sulit dibedakan, Maaf kalau ada istilah yang saya keliru, 
setidaknya pernah saya baca kasus ini di BT dulu.  Nah, dari pada itu setiap 
kali barongsai keluar biasanya ada pasang Hio dan berdoa untuk memohon agar 
prosesi berjalan lancar dan tidak ada kecelakaan , maksudnya hanya untuk 
menjaga keselamatan. Disaat inilah barongsai disorot oleh pendeta2 Kristen itu 
saya kira, dibilangnya barongsai itu ada setannya, disembahyangi pakai Hio, 
karena permainan Chai Lan Shen (jailangkung) juga pakai sembayhang pakai hio , 
maka itu diidentikkan dengan pemanggilan setan, alhasil pegang Hio itu nggak 
boleh kalau di Kristen, Tapi kalau di Katholik boleh2 saja. Di Indonesia Media 
pernah memuat berita misa untuk Chinese
 New Year , dimana Kardinal Roger Mahony menyulut Hio besar. Ini hanya 
kenyataan yang terjadi , tidak dimaksudkan untuk membangkitkan persengketaan 
antar Kristiani. 


Namun kita selaku orang Tionghoa harus menyikapi phenomena ini dengan arif , 
dan berusaha sedemikian rupa agar kebudayaan kita bisa dipelihara, namun tetap 
tidak ada pergesekan dengan agamawan dan umat agama lainnya. 


salam,
Dr.Irawan.    . 

2010/9/6 Erik rsn...@yahoo.com
















 



  



  
  
  
Filosofi gereja mengajak umat tidak menggunakan kekerasan? Ya, bukan cuma 
gereja tapi juga kelenteng, vihara, pura dan mesjid pun menganut filosofi yg 
sama.  Pertanyaannya adalah mengapa cuma Kungfu dan Taichi saja yang jarang 
diajarkan di komunitas Gereja, sementara perguruan Karate banyak bertaburan 
dalam komunitas Gereja?? 

Saya kira dasar pemikirannya bukan cuma filosofi non kekerasan, tapi ada 
pertimbangan-pertimbangan lain.


Salam,

Erik
-

In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Dr. Irawan drira...@... wrote:

 Dong Bao yb,
 

 
 Saya hanya mau menambahkan sedikit. Mengenai mengapa Kungfu, Taichi, jarang 
 diajarkan di komunitas Gereja. itu memang karena filosofi gereja mengajak 
 umatnya tidak menggunakan kekerasan , lebih pulih perdamaian.

 
 KungFu, Taichi, Ci Gong, dan barongsai , kadang tidak dapat dipisahkan begitu 
saja. Mereka masih ada kaitannya. (Tanya saja sama Lo Cian Pei disini)

 
Saya malah pernah melihat seorang pendeta memarahi majelisnya yang mengajarkan 
anak2 main barongsai, kata pendeta itu, barongsai itu setan.
 Termasuk Taichi juga dikategorikan Setan.
 







 









  











 





 



  







[budaya_tionghua] Re: Baca Dan Respon Posting. (Was: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta)

2010-09-06 Terurut Topik henyung
Yang mana yang kemaren ? Di Kompas atau di NatGeo ?

Semua rahib itu marganya Shi. Kalau pun benar itu rahib ketuanya, berarti 
campur tangan Gongchandang semakin merajalela.

Jadi ingat Shanghai, satu biara 4 rahib ketua. Karena ada 4 botak pake baju 
kilat2 khusus rahib kepala yang pasang harga, jualan servis doa.

Tiket masuknya aja 10 rmb ! Liat patung giok tambah lagi 10 rmb !

Welcome to China, mate

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, agoeng_...@... wrote:

 Yg kmrn seh katanya shaolin asli kok, yg pernah dibahas di kompas ketuanya 
 rahib shi klo ga salah. N merupakan wakil propinsi (henan?) Untuk duduk 
 diparlemen n disebut2 merupakan salah seorang paling berpengaruh di tiongkok. 
 -Original Message-
 From: henyung heny...@...
 Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Date: Tue, 07 Sep 2010 04:23:58 
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Subject: [budaya_tionghua] Re: Baca Dan Respon Posting. (Was: Kejahatan 
 rasial di bis kota di Jakarta)
 
 Ini setahu saya yah.
 
 Shaolin yang dikomersialisasi itu adalah Shaoling BODONG. Di gunung Song itu 
 sepanjang jalan menuju biara Shaolin ASLI bertebaran sekolah kungfu aliran 
 Shaloin dan biara BODONG untuk tujuan komersial dan pariwisata.
 
 Para BOTAK BODONG inilah yang melanglang buana cari duit makan mewah 
 foya-foya. Bhiksu-Bhiksu aslinya mah gak begitu.
 
 Jadi tidak heran kalo pihak Nat Geo bisa mendapatkan sumber Shaolin lengkap 
 dengan botak-botaknya, kalau perlu pasang botak dengan jubah berkilat-kilat. 
 Di mana justru bhiksu aslinya berpakaian sederhana. 
 
 Ada kejadian lucu beberapa waktu yang lalu di Bogor. Diceritakan langsung 
 oleh seorang rekan yang panitia pegelaran kungfu Shaolin di Bogor. 
 Penyelenggaranya satu organisasi besar yang mengusung nama Tionghoa.
 
 Ceritanya rombongan BOTAK diberi penginapan di vihara Vajrabodhi di Bogor. 
 Tentu saja dengan setengah menggerutu, mereka terima. Nah Vihara tersebut 
 kebetulan baru kedatanan Bhiksu ASLI dari Shaolin, singkatnya bersilahturahim 
 dan bertukar ilmu. Sayangnya si Bhiksu ASLI itu sudah keburu pulang pas 
 rombongan BOTAK datang. Oleh Bhiksu vihara Vajrabodhi, rombongan botak 
 tersebut setengah dikerjain. Disuruh bangun pagi-pagi buta untuk berdoa (Zhao 
 Ke), tentu saja karena mereka cuman BOTAK alias gundul kepala bukan di hati, 
 ini sama saja dengan menyiksa.
 
 Sekian, agar jelas.
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Ophoeng ophoeng@ wrote:
 
  Bung SF or Sawfa dan TTM semuah,
  
  Hai, apakabar? Sudah makan (sahur)?
  
  Nimbrung dikit ya...
  
 --- dipotong --- biar hemat bandwith
 
  
  O, ya, by the way, busway, kemaren malem saya nonton tayangan Saolin Kungfu 
  Inc. di Nat-Geo - ternyata 'gereja' aka vihara aka biara Saolin itu jadi 
  bisnis besar di Tiongkok sana. Para 'biksu'nya gak menutup diri dari 
  modernitas. Mereka mengadakan tur keliling dunia bikin show yang tidak 
  kalah ama safari-nya si Jacko, kolaborasi dengan koreografer dari 
  Perancis(?), jual memorabilia, bikin tur keliling biara - gak kalah ama 
  Vatikan. Mereka pada maen kompi juga - jangan-jangan pada baca milis kita 
  juga tuh, pegang HP, dan ketika ditanya apa gak takut kuwalat ama kakek 
  moyang (di Saolin gak ada 'nenek') boss-nya bilang: kalau pendiri Saolin 
  masih ada, kayaknya mereka akan merestui langkah kami ini, jeh! 
  
  
  
  Begitu sajah sih ya kira-kira.
  
  Salam makan enak dan sehat,
  Ophoeng
  
  
  
  
  
  
  
  
  --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, sf sawfa@ wrote:
  
  sekian lama sy merasa cara ahimsa nya mahatma gandhi adalah paling baik, 
  maka sy lebih merasa cara bun lebih baik dari bu. pilihan sy ini sejalan dg 
  pandangan 1 generasi di atas sy, tentunya berdasarkan pengalaman mereka 
  masa itu. di singkawang dulu ada seorang jago kungfu yg sekarang sy lupa 
  nama aslinya siapa (dulu sy tidak tau)  tapi dikenal dg panggilan cimuk On. 
  dalam suatu pertandingan persahabatan dg jago karate dari jepang, setelah 
  si jepang pulang ke rumah, muntah darah dan mati. cimuk On kemudian jadi 
  buron dan disembunyikan murid2nya di jakarta, dan sampai akhir hayatnya 
  tinggal di jl. TSS.
  
  kejadian itu mungkin salah satu kejadian yg membuat trauma shg setelah itu 
  tidak terdengar lagi cerita2 pembela kebenaran dari singkawang. padahal 
  jika dirunut-runut ke belakang, sy rasa nenek moyang orang tionghua di 
  singkawang rata2 menguasai ilmu bela diri yg cukup mumpuni shg mampu 
  mengatasi medan yg berat.
  
  pd jaman orba, di tingkat kebijakan, semua yg berbau cina sebisa mungkin 
  dihilangkan.  di tingkat implementasi, sejak anak2 sdh timbul kebencian yg 
  sangat kental terhadap cina di kalangan melayu, entah apa yg ada di pikiran 
  anak2 itu sehingga harus malak dan ngajak berantem. dan tambah menjadi-jadi 
  karena tidak ada lagi komunitas tionghua yg mengajarkan ilmu bela diri. sy 
  sendiri waktu umur 9 atau 10 tahun di suatu malam pulang dari belanja di

Re: [budaya_tionghua] Re: Baca Dan Respon Posting. (Was: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta)

2010-09-06 Terurut Topik agoeng_set
Semalem di natgeo, tp pernah dibahas dikompas beberapa bulan lalu. 
-Original Message-
From: henyung heny...@yahoo.com
Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Tue, 07 Sep 2010 05:01:11 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Re: Baca Dan Respon Posting. (Was: Kejahatan rasial 
di bis kota di Jakarta)

Yang mana yang kemaren ? Di Kompas atau di NatGeo ?

Semua rahib itu marganya Shi. Kalau pun benar itu rahib ketuanya, berarti 
campur tangan Gongchandang semakin merajalela.

Jadi ingat Shanghai, satu biara 4 rahib ketua. Karena ada 4 botak pake baju 
kilat2 khusus rahib kepala yang pasang harga, jualan servis doa.

Tiket masuknya aja 10 rmb ! Liat patung giok tambah lagi 10 rmb !

Welcome to China, mate

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, agoeng_...@... wrote:

 Yg kmrn seh katanya shaolin asli kok, yg pernah dibahas di kompas ketuanya 
 rahib shi klo ga salah. N merupakan wakil propinsi (henan?) Untuk duduk 
 diparlemen n disebut2 merupakan salah seorang paling berpengaruh di tiongkok. 
 -Original Message-
 From: henyung heny...@...
 Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Date: Tue, 07 Sep 2010 04:23:58 
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Subject: [budaya_tionghua] Re: Baca Dan Respon Posting. (Was: Kejahatan 
 rasial di bis kota di Jakarta)
 
 Ini setahu saya yah.
 
 Shaolin yang dikomersialisasi itu adalah Shaoling BODONG. Di gunung Song itu 
 sepanjang jalan menuju biara Shaolin ASLI bertebaran sekolah kungfu aliran 
 Shaloin dan biara BODONG untuk tujuan komersial dan pariwisata.
 
 Para BOTAK BODONG inilah yang melanglang buana cari duit makan mewah 
 foya-foya. Bhiksu-Bhiksu aslinya mah gak begitu.
 
 Jadi tidak heran kalo pihak Nat Geo bisa mendapatkan sumber Shaolin lengkap 
 dengan botak-botaknya, kalau perlu pasang botak dengan jubah berkilat-kilat. 
 Di mana justru bhiksu aslinya berpakaian sederhana. 
 
 Ada kejadian lucu beberapa waktu yang lalu di Bogor. Diceritakan langsung 
 oleh seorang rekan yang panitia pegelaran kungfu Shaolin di Bogor. 
 Penyelenggaranya satu organisasi besar yang mengusung nama Tionghoa.
 
 Ceritanya rombongan BOTAK diberi penginapan di vihara Vajrabodhi di Bogor. 
 Tentu saja dengan setengah menggerutu, mereka terima. Nah Vihara tersebut 
 kebetulan baru kedatanan Bhiksu ASLI dari Shaolin, singkatnya bersilahturahim 
 dan bertukar ilmu. Sayangnya si Bhiksu ASLI itu sudah keburu pulang pas 
 rombongan BOTAK datang. Oleh Bhiksu vihara Vajrabodhi, rombongan botak 
 tersebut setengah dikerjain. Disuruh bangun pagi-pagi buta untuk berdoa (Zhao 
 Ke), tentu saja karena mereka cuman BOTAK alias gundul kepala bukan di hati, 
 ini sama saja dengan menyiksa.
 
 Sekian, agar jelas.
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Ophoeng ophoeng@ wrote:
 
  Bung SF or Sawfa dan TTM semuah,
  
  Hai, apakabar? Sudah makan (sahur)?
  
  Nimbrung dikit ya...
  
 --- dipotong --- biar hemat bandwith
 
  
  O, ya, by the way, busway, kemaren malem saya nonton tayangan Saolin Kungfu 
  Inc. di Nat-Geo - ternyata 'gereja' aka vihara aka biara Saolin itu jadi 
  bisnis besar di Tiongkok sana. Para 'biksu'nya gak menutup diri dari 
  modernitas. Mereka mengadakan tur keliling dunia bikin show yang tidak 
  kalah ama safari-nya si Jacko, kolaborasi dengan koreografer dari 
  Perancis(?), jual memorabilia, bikin tur keliling biara - gak kalah ama 
  Vatikan. Mereka pada maen kompi juga - jangan-jangan pada baca milis kita 
  juga tuh, pegang HP, dan ketika ditanya apa gak takut kuwalat ama kakek 
  moyang (di Saolin gak ada 'nenek') boss-nya bilang: kalau pendiri Saolin 
  masih ada, kayaknya mereka akan merestui langkah kami ini, jeh! 
  
  
  
  Begitu sajah sih ya kira-kira.
  
  Salam makan enak dan sehat,
  Ophoeng
  
  
  
  
  
  
  
  
  --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, sf sawfa@ wrote:
  
  sekian lama sy merasa cara ahimsa nya mahatma gandhi adalah paling baik, 
  maka sy lebih merasa cara bun lebih baik dari bu. pilihan sy ini sejalan dg 
  pandangan 1 generasi di atas sy, tentunya berdasarkan pengalaman mereka 
  masa itu. di singkawang dulu ada seorang jago kungfu yg sekarang sy lupa 
  nama aslinya siapa (dulu sy tidak tau)  tapi dikenal dg panggilan cimuk On. 
  dalam suatu pertandingan persahabatan dg jago karate dari jepang, setelah 
  si jepang pulang ke rumah, muntah darah dan mati. cimuk On kemudian jadi 
  buron dan disembunyikan murid2nya di jakarta, dan sampai akhir hayatnya 
  tinggal di jl. TSS.
  
  kejadian itu mungkin salah satu kejadian yg membuat trauma shg setelah itu 
  tidak terdengar lagi cerita2 pembela kebenaran dari singkawang. padahal 
  jika dirunut-runut ke belakang, sy rasa nenek moyang orang tionghua di 
  singkawang rata2 menguasai ilmu bela diri yg cukup mumpuni shg mampu 
  mengatasi medan yg berat.
  
  pd jaman orba, di tingkat kebijakan, semua yg berbau cina sebisa mungkin

RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

2010-09-06 Terurut Topik Leon Agustian
Agama apakah itu?

 

Bukankah kita lagi membahas gerj / pendeta yang mengharamkan pemakaian hio, 
barongsay, taichi, dll yang berhubungan ke Tionghoaisasi?

Apakah maksud anda yang ini? Setahu saya, ga ada di alkitab tertulis bahwa yang 
berbau Tionghoa itu diharamkan, alias mengandung ‘setan’.

 

 

From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] 
On Behalf Of agoeng_...@yahoo.com
Sent: Tuesday, September 07, 2010 11:53 AM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

 

  

Ah masa seh? Jgnlah terlalu gampang mencari kambing hitam kepada oknum orgnya. 
Coba diteliti sejarah kebijakan agama tertentu dalam menyebarkan ajarannya. 
Apakah itu memang kebijakan dan cara mereka atau oknum tertentu saja yg ngaco.

  _  

From: 刘恩文 ayam_o...@yahoo.com.sg 

Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com 

Date: Tue, 07 Sep 2010 10:22:56 +0700

To: budaya_tionghua@yahoogroups.com

ReplyTo: budaya_tionghua@yahoogroups.com 

Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

 

  

ya betul pak..
sebetulnya bukan salah agamanya, tapi salah orang yang
menyalahgunakannya entah dengan sengaja atau karena keterbatasan
pengetahuan..

setahu saya, proses brainwash juga merupakan tindakan kekerasan,
bahkan lebih bahaya daripada adu jotos

Salam,
Lauw Ong Bun

Leon Agustian wrote:
 
 
-cut-
 Jadi kalau mau ditilik, sebenarnya yang ngawur itu adalah pendetanya,
 yang ga ngerti apa2, tapi sudah main tuduh sesat atau setan atau apalah …!





RE: [budaya_tionghua] Re: Baca Dan Respon Posting. (Was: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta)

2010-09-06 Terurut Topik Leon Agustian
Siancai .. Siancai .. ternyata rahib botak pun sudah dimanipulasi untuk cari
duwit .. 

Nanti owe sebrangkan mereka semua ke langit barat .. J

 

Tapi ... show-nya boleh juga tuh .., seneng juga owe nontonnya .., anggap
aja menaikkan pamor kungfu China sono ...

 

 

From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] On Behalf Of henyung
Sent: Tuesday, September 07, 2010 12:01 PM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Re: Baca Dan Respon Posting. (Was: Kejahatan
rasial di bis kota di Jakarta)

 

  

Yang mana yang kemaren ? Di Kompas atau di NatGeo ?

Semua rahib itu marganya Shi. Kalau pun benar itu rahib ketuanya, berarti
campur tangan Gongchandang semakin merajalela.

Jadi ingat Shanghai, satu biara 4 rahib ketua. Karena ada 4 botak pake baju
kilat2 khusus rahib kepala yang pasang harga, jualan servis doa.

Tiket masuknya aja 10 rmb ! Liat patung giok tambah lagi 10 rmb !

Welcome to China, mate

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com
mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com , agoeng_...@... wrote:

 Yg kmrn seh katanya shaolin asli kok, yg pernah dibahas di kompas ketuanya
rahib shi klo ga salah. N merupakan wakil propinsi (henan?) Untuk duduk
diparlemen n disebut2 merupakan salah seorang paling berpengaruh di
tiongkok. 
 -Original Message-
 From: henyung heny...@...
 Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com
mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com 
 Date: Tue, 07 Sep 2010 04:23:58 
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com 
 Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com 
 Subject: [budaya_tionghua] Re: Baca Dan Respon Posting. (Was: Kejahatan
rasial di bis kota di Jakarta)
 
 Ini setahu saya yah.
 
 Shaolin yang dikomersialisasi itu adalah Shaoling BODONG. Di gunung Song
itu sepanjang jalan menuju biara Shaolin ASLI bertebaran sekolah kungfu
aliran Shaloin dan biara BODONG untuk tujuan komersial dan pariwisata.
 
 Para BOTAK BODONG inilah yang melanglang buana cari duit makan mewah
foya-foya. Bhiksu-Bhiksu aslinya mah gak begitu.
 
 Jadi tidak heran kalo pihak Nat Geo bisa mendapatkan sumber Shaolin
lengkap dengan botak-botaknya, kalau perlu pasang botak dengan jubah
berkilat-kilat. Di mana justru bhiksu aslinya berpakaian sederhana. 
 
 Ada kejadian lucu beberapa waktu yang lalu di Bogor. Diceritakan langsung
oleh seorang rekan yang panitia pegelaran kungfu Shaolin di Bogor.
Penyelenggaranya satu organisasi besar yang mengusung nama Tionghoa.
 
 Ceritanya rombongan BOTAK diberi penginapan di vihara Vajrabodhi di Bogor.
Tentu saja dengan setengah menggerutu, mereka terima. Nah Vihara tersebut
kebetulan baru kedatanan Bhiksu ASLI dari Shaolin, singkatnya
bersilahturahim dan bertukar ilmu. Sayangnya si Bhiksu ASLI itu sudah keburu
pulang pas rombongan BOTAK datang. Oleh Bhiksu vihara Vajrabodhi, rombongan
botak tersebut setengah dikerjain. Disuruh bangun pagi-pagi buta untuk
berdoa (Zhao Ke), tentu saja karena mereka cuman BOTAK alias gundul kepala
bukan di hati, ini sama saja dengan menyiksa.
 
 Sekian, agar jelas.
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com
mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com , Ophoeng ophoeng@ wrote:
 
  Bung SF or Sawfa dan TTM semuah,
  
  Hai, apakabar? Sudah makan (sahur)?
  
  Nimbrung dikit ya...
  
 --- dipotong --- biar hemat bandwith
 
  
  O, ya, by the way, busway, kemaren malem saya nonton tayangan Saolin
Kungfu Inc. di Nat-Geo - ternyata 'gereja' aka vihara aka biara Saolin itu
jadi bisnis besar di Tiongkok sana. Para 'biksu'nya gak menutup diri dari
modernitas. Mereka mengadakan tur keliling dunia bikin show yang tidak kalah
ama safari-nya si Jacko, kolaborasi dengan koreografer dari Perancis(?),
jual memorabilia, bikin tur keliling biara - gak kalah ama Vatikan. Mereka
pada maen kompi juga - jangan-jangan pada baca milis kita juga tuh, pegang
HP, dan ketika ditanya apa gak takut kuwalat ama kakek moyang (di Saolin gak
ada 'nenek') boss-nya bilang: kalau pendiri Saolin masih ada, kayaknya
mereka akan merestui langkah kami ini, jeh! 
  
  
  
  Begitu sajah sih ya kira-kira.
  
  Salam makan enak dan sehat,
  Ophoeng
  
  
  
  
  
  
  
  
  --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com
mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com , sf sawfa@ wrote:
  
  sekian lama sy merasa cara ahimsa nya mahatma gandhi adalah paling baik,
maka sy lebih merasa cara bun lebih baik dari bu. pilihan sy ini sejalan dg
pandangan 1 generasi di atas sy, tentunya berdasarkan pengalaman mereka masa
itu. di singkawang dulu ada seorang jago kungfu yg sekarang sy lupa nama
aslinya siapa (dulu sy tidak tau) tapi dikenal dg panggilan cimuk On. dalam
suatu pertandingan persahabatan dg jago karate dari jepang, setelah si
jepang pulang ke rumah, muntah darah dan mati. cimuk On kemudian jadi buron
dan disembunyikan murid2nya di jakarta, dan sampai akhir hayatnya tinggal di
jl. TSS.
  
  kejadian itu mungkin salah satu kejadian yg membuat trauma shg setelah
itu

Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

2010-09-05 Terurut Topik Yitzhak ben Zvi
mungkin itu juga yang ada dalam pikiran Gouw Ek San

ketika dia menonjok sampai berdarah-darah tetangganya.
Yang lebih konyolnya Ek San hanya membela tetangganya yang lain (tionghoa)
yang serempetan mobil dengan tetangga lainnnya (yang Melayu). Alias Sok
Pahlawan

Hasilnya adalah,
Penrusakan berdasar Rasial terjadi di Pontianak, dari berburu Ek San menjadi
berburu Cina.
Kelenteng dirusak massa.
Ek San harus merelakan rumahnya dirusak massa.
Dan seluruh keluarganya eksodus keluar Kalimantan.
Ek San sih tidak luka apa-apa, tetapi saya yakin di dalam bilik terdalam
jantungnya dia merasa menyesal.

Untung semua pihak menahan diri, kerusuhan tidak meluas.
Pers Nasional tidak membicarakan, akhirnya kasus mendingin.

Inilah yang terjadi kalau orang berpikir pakai kepalan
bukan otak ataupun akal sehat.
apa yang ingin anda capai dengan menjotos atau melukai lawan Anda? Kepuasan
pribadi?
Lalu sanggup ga tanggung jawab atas akibat yang akan terjadi kemudian?

Kita ini negara hukum, ada masalah apapun selesaikan di ranah hukum.
Masalah menang atau kalah urusan belakang, intinya adalah efek jera.

2010/9/5 Hendra Bujang hendra_buj...@yahoo.com



 Enggak ada salahnya sekali2 melakukan perlawanan terutama terhadap mereka
 yang sudah brutal n mengancam jiwa. Lari atau menghindar bukan solusi
 terbaik terutama jika mereka berkelompok, biasanya makin kalap.

 Yang penting lumpuhkan lawan secepat mungkin plus tuntas di tempat! Itu aja
 kuncinya. Namanya juga dunia jalanan..dunia yang keras.
  *Best Regards,*
 *Hendra Bujang*
 *Mobile I   : 0878 7828 7808 *
 *Mobile II  : 0856 190 9109*
 *Knowing Is Not Enough, We Must Apply*
 *Willing Is Not Enough, We Must Do *



 --- On *Sun, 9/5/10, Yitzhak ben Zvi yitzhak.ben...@gmail.com* wrote:


 From: Yitzhak ben Zvi yitzhak.ben...@gmail.com
 Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Date: Sunday, September 5, 2010, 12:03 PM



 nah ini dia!

 Sungguh mirip dengan yang terjadi di Pontianak 2007 silam,
 Apa yang terjadi pertama adalah peristiwa serempetan biasa.
 Lalu timbul adu jotos.
 Lalu timbullah kerusuhan Rasial.

 Seharusnya, apa yang dilakukan oleh koko nya bro Ikkyosensei, tidak perlu
 dilakukan
 dan tindakan tersebut merupakan tindakan bodoh dalam dunia yang beradab
 dalam sebuah negara ber-asaskan hukum.

 Pada sebuah negara maju, mungkin kokonya bro Ikkyosensei sudah dibui sekian
 tahun. Karena memukul orang.

 Jadi jangan bangga dengan menyerukan agar lain kali tindakan barbar
 tersebut dibenarkan dan dilakukan di Indonesia. Karena beda komplek
 perumahan beda belalang, bahkan dalam satu komplek perumahan belalangnya
 juga bisa berbeda, apalagi belalangnya bermata sipit.
 Peristiwa Pontianak pada 2007 tersebut tidak ingin kita ulangi dimanapun.

 shalom aleikem,
 Yitzhak Ben Zvi

 2010/9/4 ikkyosensei_ym 
 ikkyosen...@gmail.comhttp://us.mc345.mail.yahoo.com/mc/compose?to=ikkyosen...@gmail.com
 


  Kebetulan di tanah kelahiran saya Blitar, rasialisme (dalam pengertian
 pelecehan ras tertentu) walaupun masih ada.. namun sudah tidak laku (tidak
 mendapat dukungan publik).
 Jadi ingat kasus mamah  koko saya. Koko, waktu itu SMA kelas 2-an,
 boncengi sepeda mamah ke pasar. Waktu di tikungan, nyenggol gerobak pedagang
 syur. Koko  mamah nyungsep, barang dagangan sayuran orang tersebut
 berantakan di jalan.
 Setelah mamah dapat obat merah dari penduduk, terus mamah menghitung harga
 sayuran-sayuran yang rusak karena telah tumpah di jalan tersebut. Dibayar,
 karena mamah kasihan khan barang dagangan tersebut buat ngasih makan
 keluarga mereka di rumah.
 Terus basa-basi mamah tanya, ada badan pedagangnya yang sakit nggak?
 Padahal mamah, koko, dan penduduk tahu, yang kesenggol itu gerobaknya, bukan
 orangnya yang lagi berdiri di trotoar.
 Nggak tahu, setan apa itu kepala orang itu. Dari tenang damai, karena
 dagangannya laku keras, tiba-tiba teriak-teriak minta ganti rugi uang kaget.
 Ya benar, istilahnya uang kaget. Mungkin kaget, kok naruh gerobak di
 tikungan yang bikin orang nyungsep ... malah dapat kesempatan malak kali.
 Aku setuju, dengan tindakan kokoku yang kaget juga dan langsung gebuk
 tendang pedagang tersebut. Sekalian nambah uang saku buat ongkos ke rumah
 sakitnya.
 Dan juga, setuju kepada publik yang memberi kesempatan beberapa puluh
 jotosan baru memisah.

 Saran, lain kali kalau terjadi kasus seperti itu di tempat publik ...
 jangan ragu untuk dijotosi massal saja. Kalau di Jawa, bahkan dibakar
 sekalian.

 Salam

 --- In 
 budaya_tionghua@yahoogroups.comhttp://us.mc345.mail.yahoo.com/mc/compose?to=budaya_tionghua%40yahoogroups.com,
 kusalacitto gunawan guna...@... wrote:
 
  hmm.. gimana ya,
 
  saya mau sedikit memberikan pengalaman berdasar atas yang saya alami dan
  kemudian saya coba pahami.
 
  Sebagai konsekuensi dari kebudayaan yang sudah berlaku nasional maka
 Cina
  atau Tionghoa sudah dan akan selalu menjadi bahan olokan bersama
 seluruh
  Nusantara.
 
  Kalau di daerah saya

[budaya_tionghua] Re: Kendala Asimilasi

2010-09-05 Terurut Topik ikkyosensei_ym
Saya sangat setuju dengan pendapat kawan Yitzhak. Tidak ada hubungan sama 
sekali antara konsep asimilasi dengan perkawinan.

Bahkan, asimilasi dalam pengertian terbaik pun, tidaklah menghasilkan hal 
yang baik jika dilakukan pemercepatan waktu.

Biarlah pandangan hidup, budaya, sikap moral yang terbaik yang bertahan di 
masyarakat... waktu dan kejujuran menilai yang akan menunjukkannya. Bukan hasil 
program resmi pemerintah.

Semua orang tua pasti ingin yang terbaik buat keturunannya, sehingga selain 
mengandalkan pengajaran dari leluhur, mereka pasti akan sadar perlunya 
belajar tata nilai, budaya, dan pandangan etnis lain ... memilih yang baik, 
mengabaikan yang buruk.
Dalam jangka panjang, itulah hasil asimilasi budaya ... yang terbaik dari 
masing-masing sumber yang akan bertahan dalam komunitas bersama.

Salam

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Yitzhak ben Zvi yitzhak.ben...@... 
wrote:

 shalom aleikem,
 
 Apa yang bung Gho Zal Li ingin sampaikan disini?
 Bahwa manusia itu secara kodrat sama? kodrat ini adalah kata yang berat,
 import dari Gurun Pasir.
 
 Judul posting bung Ghozali ini adalah asimilasi tetapi didalamnya adalah
 perkawinan interasial? Sebenarnya apa yang mau disampaikan disini? Bahwa
 perkawinan InterRasial itu adalah Asimilasi?
 
 Saya jelas menolak,
 Perkawinan Inter Rasial adalah ranah Biologi.
 Sedangkan
 Asimilasi adalah ranah Sosilogi.
 Jelas dua mata pelajaran yang berbeda, bahkan juga dua jalur mata
 pencaharian berbeda bagi guru.
 ditambah lagi manusia secara kodrat adalah sama, adalah ranah teologi.
 
 Harus dibedakan, Mencampurkan ras dalam perkawinan bukanlah asimilasi.
 Miscegenation atau perkawinan inter ras, berbeda dengan assimilation.
 Asimilasi lebih ke pencampuran budaya, dan budaya bisa bercampur tidak harus
 melalui Perkawinan antar Ras, dan sebaliknya, dengan perkawinan antar ras
 pun, budaya belum tentu bercampur.
 
 
 
 2010/9/5 ghozalli2...@...
 
  Sesungguhnya secara kodrat manusia itu satu adanya. Tidak peduli apakah dia
  itu berasal dari etnis Jawa, Sunda, Tionghoa, atau apa saja.  Contoh soal
  seorang pria dari etnis apapun bisa tertarik pada wanita yg cocok di hatinya
  tanpa memandang etnis si wanita, demikian pula sebaliknya  Manusia
  berbeda dari binatang yg cuma mau 'kawin  biologis' pada jenis (genus)nya
  saja contoh macan belang tidak kawin sama macan kumbang, meskipun sesama
  macan (kecuali dipaksakan spt dipenangkaran). Manusia bisa kawin biologis
  lintas etnis dan lintas ras tanpa ada keganjilan atau paksaan. Jadi yg
  membatasi manusia sulit berasimilasi adalah lingkungan, pendidikan, budaya,
  dan agama. Kalau si pria berbeda agama atau budaya dari si wanita, maka
  sulit sekali terjadi perkawinan. Juga lingkungan berpengaruh besar terhadap
  proses perkawinan. Itulah mengapa asimilasi tidak bisa dipaksakan dan tidak
  berjalan mulus., walaupun di negara komunis atau sosialis sekalipun, apalagi
  negara demokratis spt Indonesia dan ini menyangkut hak azasi manusia.
  RGDS.TG
  Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone
 
  
 
  .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.
 
  .: Website global http://www.budaya-tionghoa.net :.
 
  .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.
 
  .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.
 
  Yahoo! Groups Links
 
 
 
 





[budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

2010-09-05 Terurut Topik ikkyosensei_ym
@Yitzhak:
Benar sekali, memang sebaiknya diselesaikan secara dewasa. Oknum pedagang 
tersebut digelandang saja ke polisi.

Koko saya waktu itu masih muda sekali, dan memang norma di masyarakat muda 
Blitar jaman itu lebih mendukung menyelesaikan kasus secara personal. 
Mengadukan ke polisi dianggap jalan terakhir. Kalau jaman cowboy-an istilahnya, 
loe berani, gua berani .. ya sudah mari berdua ke lapangan. Sudah itu kita 
mampir beli pleret, boncengan yach. Yang menang mbayari. Jelas, itu tidak 
bijak untuk jaman sekarang.

Namun, saya mendukung tindakan keras balik masyarakat terhadap rasialisme, 
terutama dalam konteks kejahatan di jalanan. Seperti kasus yang dialami 
mahasiswi tersebut. Seharusnya masyarakat belajar untuk menunjukkan secara 
nyata sikap bersama yang tegas, bahwa kejahatan apalagi dibumbui dengan 
rasialisme .. no way.
Idealnya digelandang saja ramai-ramai ke kantor polisi, namun bukankah 
seringkali di jalanan akan terjadi perlawanan dari pelaku kejahatan. Jadi 
bagaimana lagi?

Btw, saya kurang paham dengan kasus Pontianak. Sepertinya anda menyalahkan dari 
etnis Tionghoa melalui istilah anda belalang bermata sipit. Mohon dijelaskan, 
biar bisa jadi pembelajaran kita semua.

Salam


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Hendra Bujang hendra_buj...@... wrote:

 Enggak ada salahnya sekali2 melakukan perlawanan terutama terhadap mereka 
 yang sudah brutal n mengancam jiwa. Lari atau menghindar bukan solusi 
 terbaik terutama jika mereka berkelompok, biasanya makin kalap. 
  
 Yang penting lumpuhkan lawan secepat mungkin plus tuntas di tempat! Itu aja 
 kuncinya. Namanya juga dunia jalanan..dunia yang keras.
 
 
 
 Best Regards,
 Hendra Bujang
 Mobile I   : 0878 7828 7808 
 Mobile II  : 0856 190 9109 
 Knowing Is Not Enough, We Must Apply
 Willing Is Not Enough, We Must Do 
  
 
 --- On Sun, 9/5/10, Yitzhak ben Zvi yitzhak.ben...@... wrote:
 
 
 From: Yitzhak ben Zvi yitzhak.ben...@...
 Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Date: Sunday, September 5, 2010, 12:03 PM
 
 
   
 
 
 
 nah ini dia!
 
 
 Sungguh mirip dengan yang terjadi di Pontianak 2007 silam,
 Apa yang terjadi pertama adalah peristiwa serempetan biasa.
 Lalu timbul adu jotos.
 Lalu timbullah kerusuhan Rasial.
 
 
 Seharusnya, apa yang dilakukan oleh koko nya bro Ikkyosensei, tidak perlu 
 dilakukan
 dan tindakan tersebut merupakan tindakan bodoh dalam dunia yang beradab 
 dalam sebuah negara ber-asaskan hukum.
 
 
 Pada sebuah negara maju, mungkin kokonya bro Ikkyosensei sudah dibui sekian 
 tahun. Karena memukul orang.
 
 
 Jadi jangan bangga dengan menyerukan agar lain kali tindakan barbar tersebut 
 dibenarkan dan dilakukan di Indonesia. Karena beda komplek perumahan beda 
 belalang, bahkan dalam satu komplek perumahan belalangnya juga bisa berbeda, 
 apalagi belalangnya bermata sipit.
 Peristiwa Pontianak pada 2007 tersebut tidak ingin kita ulangi dimanapun.
 
 
 shalom aleikem,
 Yitzhak Ben Zvi
 
 
 2010/9/4 ikkyosensei_ym ikkyosen...@...
 
 
   
 
 
 
 Kebetulan di tanah kelahiran saya Blitar, rasialisme (dalam pengertian 
 pelecehan ras tertentu) walaupun masih ada.. namun sudah tidak laku (tidak 
 mendapat dukungan publik).
 Jadi ingat kasus mamah  koko saya. Koko, waktu itu SMA kelas 2-an, boncengi 
 sepeda mamah ke pasar. Waktu di tikungan, nyenggol gerobak pedagang syur. 
 Koko  mamah nyungsep, barang dagangan sayuran orang tersebut berantakan di 
 jalan.
 Setelah mamah dapat obat merah dari penduduk, terus mamah menghitung harga 
 sayuran-sayuran yang rusak karena telah tumpah di jalan tersebut. Dibayar, 
 karena mamah kasihan khan barang dagangan tersebut buat ngasih makan keluarga 
 mereka di rumah.
 Terus basa-basi mamah tanya, ada badan pedagangnya yang sakit nggak? Padahal 
 mamah, koko, dan penduduk tahu, yang kesenggol itu gerobaknya, bukan orangnya 
 yang lagi berdiri di trotoar.
 Nggak tahu, setan apa itu kepala orang itu. Dari tenang damai, karena 
 dagangannya laku keras, tiba-tiba teriak-teriak minta ganti rugi uang kaget. 
 Ya benar, istilahnya uang kaget. Mungkin kaget, kok naruh gerobak di tikungan 
 yang bikin orang nyungsep ... malah dapat kesempatan malak kali.
 Aku setuju, dengan tindakan kokoku yang kaget juga dan langsung gebuk 
 tendang pedagang tersebut. Sekalian nambah uang saku buat ongkos ke rumah 
 sakitnya.
 Dan juga, setuju kepada publik yang memberi kesempatan beberapa puluh jotosan 
 baru memisah.
 
 Saran, lain kali kalau terjadi kasus seperti itu di tempat publik ... jangan 
 ragu untuk dijotosi massal saja. Kalau di Jawa, bahkan dibakar sekalian.
 
 Salam
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, kusalacitto gunawan gunawan@ wrote:
 
  hmm.. gimana ya,
  
  saya mau sedikit memberikan pengalaman berdasar atas yang saya alami dan
  kemudian saya coba pahami.
  
  Sebagai konsekuensi dari kebudayaan yang sudah berlaku nasional maka Cina
  atau Tionghoa sudah dan akan selalu menjadi bahan

[budaya_tionghua] RE: Mo tanya masalah tanggal lahir

2010-09-05 Terurut Topik evi riana
sebelumnya salam kenal ya
saya
 baru neh di group budaya tionghua saya mo tanya maslah tanggal lahir 
karena selama ini saya tidak tau tanggal lahir masehi saya.
tanggal lahir china saya tgl 8 agustus 1984 saya mo tau tanggal lahir masehi 
saya berapa
dan saya jg mo tanya tanggal lahir mama saya tgl cina nya 18 agustus 1965 
berapa tanggal lahir masehinya






Re: [budaya_tionghua] RE: Mo tanya masalah tanggal lahir

2010-09-05 Terurut Topik Santo Putra
Menurut tanggal masehi, anda lahir pd tgl 3 September 1984 dan mama anda tgl 13 
September 1965






From: evi riana v1ol3...@yahoo.com
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Sun, September 5, 2010 2:11:27 PM
Subject: [budaya_tionghua] RE: Mo tanya masalah tanggal lahir

  
sebelumnya salam kenal ya
saya  baru neh di group budaya tionghua saya mo tanya maslah tanggal lahir  
karena selama ini saya tidak tau tanggal lahir masehi saya.
tanggal lahir china saya tgl 8 agustus 1984 saya mo tau tanggal lahir masehi 
saya berapa
dan saya jg mo tanya tanggal lahir mama saya tgl cina nya 18 agustus 1965 
berapa 
tanggal lahir masehinya


  

 


  

Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

2010-09-05 Terurut Topik Hendra Bujang
 
Ada waktunya pakai otak
Ada waktunya pakai otot
 
Kalau membela membabi buta sesama Tionghoa tanpa lihat kebenaran atau fakta 
di lapangan, itu namanya Sok Pahlawan! Itu sih gak usah ba bi bu lagi, 
pantas digebukin orang2 sekampung...itu namanya pakai otot dan gak pakai otak. 
Jika kondisi Sok Pahlawan ini terjadi, Saya percaya akan menjadi pemicu 
masalah rasis dalam hal ini. Karena publik akan melihat ketidakadilan didepan 
mata mereka!
 
Kalau anda dirampok atau ditodong orang apalagi diejek dengan kata2 rasis, 
sebisa mungkin relakan saja...anggap saja lagi buang sial atau berderma bagi 
mereka yang tidak mampu! Selama masih bisa menghindar, yah menghindar saja
 
Kalau anda sudah dirampok dan ditodong namun masih mau ditusuk or dilukai 
sehingga membahayakan jiwa anda dan keluarga, yah anda harus berani self 
defense donk! Masak anda pasrah aja ditusuk2? Itu namanya pengecut! Walaupun 
mungkin publik tidak berani membela anda, namun mereka juga bisa melihat fakta 
dan kebenaran di lapangan. Selama anda benar, mereka juga tidak akan membela si 
perampok/penodong. Dalam hal ini saya tidak percaya akan terjadi masalah rasis 
untuk kondisi seperti ini. Jadi jika sudah dalam posisi seperti itu, yah 
selesaikan oknum2 tersebut secepat mungkin...sekali anda melumpuhkan 2-3 org 
dengan tegas, oknum yang lain pasti langsung jerih dan kabur dengan 
sendirinya..
 
Yang saya tulis diatas adalah pengalaman saya sewaktu kerusuhan 98 dan pada 
saat masih kuliah naik bus atau nunggu di halte bus...Salah satu kejadian 
terakhir (Y-2005) yang saya ingat adalah pada saat kita ditodong di halte bus 
Ratu Plaza, Jakarta oleh 3 oknum, dengan pasrah kita memberikan dompet + hp 
namun masih juga diejek2 masalah rasis (karena sipit) dan parahnya setelah 
memberi pasrah masih mau ditusuk pakai badik lagi...yah wess, mau enggak mau 
yah fight! 
 
Baik satpam or orang2 sekitar tidak ada tuh yang belain si penodong, tapi 
mereka juga tidak berani menolong...(mungkin karena takut atau justru saling 
kenal karena sering nongkrong disana?) nah kalau anda dihadapkan dengan posisi 
seperti ini, apa yang anda lakukan? pasrah aja ditusuk karena takut kalau 
melawan nantinya akan jadi kerusuhan anti cina? Mau pidato soal hukum sama 
mereka? Polisi diseberang jalan aja cuma ngeliat aja loh...Kejadian seperti 
ini kerap kali terjadi n menimpa mahasiswa2 terutama rekan2 sekampus! Mau ngadu 
kepada siapa
 
Jadi jangan bicara soal HUKUM kalau dijalan...Mana mungkin anda ada waktu 
untuk berpidato HAM or HUKUM dengan merekaSyukur2 kalau ketemu Polisi 
Patroli, masih bisa minta tolong  berlindung.Kalau enggak ada???
 
Jadi tolong bedakan kedua kondisi diatas...anda mungkin terlalu lama tinggal di 
luar negeri sehingga tidak pernah mengalami kondisi kekerasan di jalan.
   


Best Regards,
Hendra Bujang
Mobile I   : 0878 7828 7808 
Mobile II  : 0856 190 9109 
Knowing Is Not Enough, We Must Apply
Willing Is Not Enough, We Must Do 
 

--- On Sun, 9/5/10, Yitzhak ben Zvi yitzhak.ben...@gmail.com wrote:


From: Yitzhak ben Zvi yitzhak.ben...@gmail.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Sunday, September 5, 2010, 12:54 PM


  



mungkin itu juga yang ada dalam pikiran Gouw Ek San 


ketika dia menonjok sampai berdarah-darah tetangganya. 
Yang lebih konyolnya Ek San hanya membela tetangganya yang lain (tionghoa) yang 
serempetan mobil dengan tetangga lainnnya (yang Melayu). Alias Sok Pahlawan


Hasilnya adalah,
Penrusakan berdasar Rasial terjadi di Pontianak, dari berburu Ek San menjadi 
berburu Cina.
Kelenteng dirusak massa. 
Ek San harus merelakan rumahnya dirusak massa.
Dan seluruh keluarganya eksodus keluar Kalimantan.
Ek San sih tidak luka apa-apa, tetapi saya yakin di dalam bilik terdalam 
jantungnya dia merasa menyesal.


Untung semua pihak menahan diri, kerusuhan tidak meluas.
Pers Nasional tidak membicarakan, akhirnya kasus mendingin.


Inilah yang terjadi kalau orang berpikir pakai kepalan
bukan otak ataupun akal sehat. 
apa yang ingin anda capai dengan menjotos atau melukai lawan Anda? Kepuasan 
pribadi?
Lalu sanggup ga tanggung jawab atas akibat yang akan terjadi kemudian? 


Kita ini negara hukum, ada masalah apapun selesaikan di ranah hukum.
Masalah menang atau kalah urusan belakang, intinya adalah efek jera.


2010/9/5 Hendra Bujang hendra_buj...@yahoo.com


  








Enggak ada salahnya sekali2 melakukan perlawanan terutama terhadap mereka yang 
sudah brutal n mengancam jiwa. Lari atau menghindar bukan solusi terbaik 
terutama jika mereka berkelompok, biasanya makin kalap. 
 
Yang penting lumpuhkan lawan secepat mungkin plus tuntas di tempat! Itu aja 
kuncinya. Namanya juga dunia jalanan..dunia yang keras.



Best Regards,
Hendra Bujang
Mobile I   : 0878 7828 7808 
Mobile II  : 0856 190 9109 
Knowing Is Not Enough, We Must Apply
Willing Is Not Enough, We Must Do 
 

--- On Sun, 9/5/10, Yitzhak ben Zvi

Re: [budaya_tionghua] RE: Mo tanya masalah tanggal lahir

2010-09-05 Terurut Topik gunawan
Kalau tidak salah

September 3 , 1984

September 13, 1965
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone

-Original Message-
From: evi riana v1ol3...@yahoo.com
Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Sun, 5 Sep 2010 00:11:27 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] RE: Mo tanya masalah tanggal lahir

sebelumnya salam kenal ya
saya
 baru neh di group budaya tionghua saya mo tanya maslah tanggal lahir 
karena selama ini saya tidak tau tanggal lahir masehi saya.
tanggal lahir china saya tgl 8 agustus 1984 saya mo tau tanggal lahir masehi 
saya berapa
dan saya jg mo tanya tanggal lahir mama saya tgl cina nya 18 agustus 1965 
berapa tanggal lahir masehinya







Bls: [budaya_tionghua] RE: Mo tanya masalah tanggal lahir

2010-09-05 Terurut Topik Anton Erwin






Dari: evi riana v1ol3...@yahoo.com
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Terkirim: Ming, 5 September, 2010 14:11:27
Judul: [budaya_tionghua] RE: Mo tanya masalah tanggal lahir

  
sebelumnya salam kenal ya
saya  baru neh di group budaya tionghua saya mo tanya maslah tanggal lahir  
karena selama ini saya tidak tau tanggal lahir masehi saya.
tanggal lahir china saya tgl 8 agustus 1984 saya mo tau tanggal lahir masehi 
saya berapa
dan saya jg mo tanya tanggal lahir mama saya tgl cina nya 18 agustus 1965 
berapa 
tanggal lahir masehinya


  Tgl china :   8  agustus  1984   (  Tgl masehi  :  Senin, 3 september 
1984).   Tgl china : 18 agustus 1965( Tgl masehi :  Senin,  13 
september 1965) .

t_t_._,_.___tt
Reply to sender | Reply to group | Reply via web post | Start a New Topic 
Messages in this topic (1) 

Recent Activity:* New Members 4   
Visit Your Group 
.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Website global http://www.budaya-tionghoa.net :.

.: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.


 
Switch to: Text-Only, Daily Digest • Unsubscribe • Terms of Use
. 

 



[budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

2010-09-05 Terurut Topik ikkyosensei_ym
Yitzhak

Saya tidak mengerti, yang sedang anda salahkan itu Ek San yang membela 
tetangganya ataukah meluasnya masalah menjadi rasialisme?

Saya pikir, tidak ada masalah seseorang membela tetangganya. Sebutan Sok 
Pahlawan anda itu, hanya menunjukkan pola pikir anda sendiri jika di posisi Ek 
San.

Coba jelaskan lebih lanjut, bagaimana kasusnya sehingga Ek San sampai memukul 
tetangga (yang kebetulan Melayu) tersebut. Jika permasalahannya sudah jelas, 
baru kita bisa menyebut apakah Ek San bersalah ataukah tidak, saat Sok 
Pahlawan tersebut.
Walaupun memang benar sekali, kita ini negara hukum, idealnya ada masalah 
apapun selesaikan di ranah hukum.


Salam



--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Yitzhak ben Zvi yitzhak.ben...@... 
wrote:

 mungkin itu juga yang ada dalam pikiran Gouw Ek San
 
 ketika dia menonjok sampai berdarah-darah tetangganya.
 Yang lebih konyolnya Ek San hanya membela tetangganya yang lain (tionghoa)
 yang serempetan mobil dengan tetangga lainnnya (yang Melayu). Alias Sok
 Pahlawan
 
 Hasilnya adalah,
 Penrusakan berdasar Rasial terjadi di Pontianak, dari berburu Ek San menjadi
 berburu Cina.
 Kelenteng dirusak massa.
 Ek San harus merelakan rumahnya dirusak massa.
 Dan seluruh keluarganya eksodus keluar Kalimantan.
 Ek San sih tidak luka apa-apa, tetapi saya yakin di dalam bilik terdalam
 jantungnya dia merasa menyesal.
 
 Untung semua pihak menahan diri, kerusuhan tidak meluas.
 Pers Nasional tidak membicarakan, akhirnya kasus mendingin.
 
 Inilah yang terjadi kalau orang berpikir pakai kepalan
 bukan otak ataupun akal sehat.
 apa yang ingin anda capai dengan menjotos atau melukai lawan Anda? Kepuasan
 pribadi?
 Lalu sanggup ga tanggung jawab atas akibat yang akan terjadi kemudian?
 
 Kita ini negara hukum, ada masalah apapun selesaikan di ranah hukum.
 Masalah menang atau kalah urusan belakang, intinya adalah efek jera.
 
 2010/9/5 Hendra Bujang hendra_buj...@...
 
 
 
  Enggak ada salahnya sekali2 melakukan perlawanan terutama terhadap mereka
  yang sudah brutal n mengancam jiwa. Lari atau menghindar bukan solusi
  terbaik terutama jika mereka berkelompok, biasanya makin kalap.
 
  Yang penting lumpuhkan lawan secepat mungkin plus tuntas di tempat! Itu aja
  kuncinya. Namanya juga dunia jalanan..dunia yang keras.
   *Best Regards,*
  *Hendra Bujang*
  *Mobile I   : 0878 7828 7808 *
  *Mobile II  : 0856 190 9109*
  *Knowing Is Not Enough, We Must Apply*
  *Willing Is Not Enough, We Must Do *
 
 
 
  --- On *Sun, 9/5/10, Yitzhak ben Zvi yitzhak.ben...@...* wrote:
 
 
  From: Yitzhak ben Zvi yitzhak.ben...@...
  Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
  Date: Sunday, September 5, 2010, 12:03 PM
 
 
 
  nah ini dia!
 
  Sungguh mirip dengan yang terjadi di Pontianak 2007 silam,
  Apa yang terjadi pertama adalah peristiwa serempetan biasa.
  Lalu timbul adu jotos.
  Lalu timbullah kerusuhan Rasial.
 
  Seharusnya, apa yang dilakukan oleh koko nya bro Ikkyosensei, tidak perlu
  dilakukan
  dan tindakan tersebut merupakan tindakan bodoh dalam dunia yang beradab
  dalam sebuah negara ber-asaskan hukum.
 
  Pada sebuah negara maju, mungkin kokonya bro Ikkyosensei sudah dibui sekian
  tahun. Karena memukul orang.
 
  Jadi jangan bangga dengan menyerukan agar lain kali tindakan barbar
  tersebut dibenarkan dan dilakukan di Indonesia. Karena beda komplek
  perumahan beda belalang, bahkan dalam satu komplek perumahan belalangnya
  juga bisa berbeda, apalagi belalangnya bermata sipit.
  Peristiwa Pontianak pada 2007 tersebut tidak ingin kita ulangi dimanapun.
 
  shalom aleikem,
  Yitzhak Ben Zvi
 
  2010/9/4 ikkyosensei_ym 
  ikkyosen...@...http://us.mc345.mail.yahoo.com/mc/compose?to=ikkyosen...@...
  
 
 
   Kebetulan di tanah kelahiran saya Blitar, rasialisme (dalam pengertian
  pelecehan ras tertentu) walaupun masih ada.. namun sudah tidak laku (tidak
  mendapat dukungan publik).
  Jadi ingat kasus mamah  koko saya. Koko, waktu itu SMA kelas 2-an,
  boncengi sepeda mamah ke pasar. Waktu di tikungan, nyenggol gerobak pedagang
  syur. Koko  mamah nyungsep, barang dagangan sayuran orang tersebut
  berantakan di jalan.
  Setelah mamah dapat obat merah dari penduduk, terus mamah menghitung harga
  sayuran-sayuran yang rusak karena telah tumpah di jalan tersebut. Dibayar,
  karena mamah kasihan khan barang dagangan tersebut buat ngasih makan
  keluarga mereka di rumah.
  Terus basa-basi mamah tanya, ada badan pedagangnya yang sakit nggak?
  Padahal mamah, koko, dan penduduk tahu, yang kesenggol itu gerobaknya, bukan
  orangnya yang lagi berdiri di trotoar.
  Nggak tahu, setan apa itu kepala orang itu. Dari tenang damai, karena
  dagangannya laku keras, tiba-tiba teriak-teriak minta ganti rugi uang kaget.
  Ya benar, istilahnya uang kaget. Mungkin kaget, kok naruh gerobak di
  tikungan yang bikin orang nyungsep ... malah dapat kesempatan malak kali.
  Aku setuju, dengan tindakan kokoku yang kaget juga dan langsung

Bls: [budaya_tionghua] RE: Mo tanya masalah tanggal lahir

2010-09-05 Terurut Topik Jen Ku Luk
Ibu Evi.

Menurut perhitungan 8 Nyet Cho 8,1984 (8 Agustus 1984 Imlek) jatuh pd tgl.3 
September 1984 Hari Senin.
Sedangkan 8 Nyet 18,1965 (18 Agustus 1965 Imlek) jatuh pd tgl.13 September 1965 
Hari Senin.

Semoga membantu.Terima kasih.





Dari: evi riana v1ol3...@yahoo.com
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Terkirim: Ming, 5 September, 2010 14:11:27
Judul: [budaya_tionghua] RE: Mo tanya masalah tanggal lahir

  
sebelumnya salam kenal ya
saya  baru neh di group budaya tionghua saya mo tanya maslah tanggal lahir  
karena selama ini saya tidak tau tanggal lahir masehi saya.
tanggal lahir china saya tgl 8 agustus 1984 saya mo tau tanggal lahir masehi 
saya berapa
dan saya jg mo tanya tanggal lahir mama saya tgl cina nya 18 agustus 1965 
berapa 
tanggal lahir masehinya


  

 



Bls: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

2010-09-05 Terurut Topik Azura-Mazda
Dear Ikkyo Sensei, 
 
Maksud si Yahudi itu, Tionghoa Singkawang jangan bela
sesama Tionghoa kalo ada Melayu yg gaplok si Tionghoa.
 
Emang dasar pengecut tuh orang...!!!
 


--- Pada Ming, 5/9/10, ikkyosensei_ym ikkyosen...@gmail.com menulis:


Dari: ikkyosensei_ym ikkyosen...@gmail.com
Judul: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Minggu, 5 September, 2010, 11:40 AM


  



Yitzhak

Saya tidak mengerti, yang sedang anda salahkan itu Ek San yang membela 
tetangganya ataukah meluasnya masalah menjadi rasialisme?

Saya pikir, tidak ada masalah seseorang membela tetangganya. Sebutan Sok 
Pahlawan anda itu, hanya menunjukkan pola pikir anda sendiri jika di posisi Ek 
San.

Coba jelaskan lebih lanjut, bagaimana kasusnya sehingga Ek San sampai memukul 
tetangga (yang kebetulan Melayu) tersebut. Jika permasalahannya sudah jelas, 
baru kita bisa menyebut apakah Ek San bersalah ataukah tidak, saat Sok 
Pahlawan tersebut.
Walaupun memang benar sekali, kita ini negara hukum, idealnya ada masalah 
apapun selesaikan di ranah hukum.

Salam

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Yitzhak ben Zvi yitzhak.ben...@... 
wrote:

 mungkin itu juga yang ada dalam pikiran Gouw Ek San
 
 ketika dia menonjok sampai berdarah-darah tetangganya.
 Yang lebih konyolnya Ek San hanya membela tetangganya yang lain (tionghoa)
 yang serempetan mobil dengan tetangga lainnnya (yang Melayu). Alias Sok
 Pahlawan
 
 Hasilnya adalah,
 Penrusakan berdasar Rasial terjadi di Pontianak, dari berburu Ek San menjadi
 berburu Cina.
 Kelenteng dirusak massa.
 Ek San harus merelakan rumahnya dirusak massa.
 Dan seluruh keluarganya eksodus keluar Kalimantan.
 Ek San sih tidak luka apa-apa, tetapi saya yakin di dalam bilik terdalam
 jantungnya dia merasa menyesal.
 
 Untung semua pihak menahan diri, kerusuhan tidak meluas.
 Pers Nasional tidak membicarakan, akhirnya kasus mendingin.
 
 Inilah yang terjadi kalau orang berpikir pakai kepalan
 bukan otak ataupun akal sehat.
 apa yang ingin anda capai dengan menjotos atau melukai lawan Anda? Kepuasan
 pribadi?
 Lalu sanggup ga tanggung jawab atas akibat yang akan terjadi kemudian?
 
 Kita ini negara hukum, ada masalah apapun selesaikan di ranah hukum.
 Masalah menang atau kalah urusan belakang, intinya adalah efek jera.
 
 2010/9/5 Hendra Bujang hendra_buj...@...
 
 
 
  Enggak ada salahnya sekali2 melakukan perlawanan terutama terhadap mereka
  yang sudah brutal n mengancam jiwa. Lari atau menghindar bukan solusi
  terbaik terutama jika mereka berkelompok, biasanya makin kalap.
 
  Yang penting lumpuhkan lawan secepat mungkin plus tuntas di tempat! Itu aja
  kuncinya. Namanya juga dunia jalanan..dunia yang keras.
  *Best Regards,*
  *Hendra Bujang*
  *Mobile I : 0878 7828 7808 *
  *Mobile II : 0856 190 9109*
  *Knowing Is Not Enough, We Must Apply*
  *Willing Is Not Enough, We Must Do *
 
 
 
  --- On *Sun, 9/5/10, Yitzhak ben Zvi yitzhak.ben...@...* wrote:
 
 
  From: Yitzhak ben Zvi yitzhak.ben...@...
  Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
  Date: Sunday, September 5, 2010, 12:03 PM
 
 
 
  nah ini dia!
 
  Sungguh mirip dengan yang terjadi di Pontianak 2007 silam,
  Apa yang terjadi pertama adalah peristiwa serempetan biasa.
  Lalu timbul adu jotos.
  Lalu timbullah kerusuhan Rasial.
 
  Seharusnya, apa yang dilakukan oleh koko nya bro Ikkyosensei, tidak perlu
  dilakukan
  dan tindakan tersebut merupakan tindakan bodoh dalam dunia yang beradab
  dalam sebuah negara ber-asaskan hukum.
 
  Pada sebuah negara maju, mungkin kokonya bro Ikkyosensei sudah dibui sekian
  tahun. Karena memukul orang.
 
  Jadi jangan bangga dengan menyerukan agar lain kali tindakan barbar
  tersebut dibenarkan dan dilakukan di Indonesia. Karena beda komplek
  perumahan beda belalang, bahkan dalam satu komplek perumahan belalangnya
  juga bisa berbeda, apalagi belalangnya bermata sipit.
  Peristiwa Pontianak pada 2007 tersebut tidak ingin kita ulangi dimanapun.
 
  shalom aleikem,
  Yitzhak Ben Zvi
 
  2010/9/4 ikkyosensei_ym 
  ikkyosen...@...http://us.mc345.mail.yahoo.com/mc/compose?to=ikkyosen...@...
  
 
 
  Kebetulan di tanah kelahiran saya Blitar, rasialisme (dalam pengertian
  pelecehan ras tertentu) walaupun masih ada.. namun sudah tidak laku (tidak
  mendapat dukungan publik).
  Jadi ingat kasus mamah  koko saya. Koko, waktu itu SMA kelas 2-an,
  boncengi sepeda mamah ke pasar. Waktu di tikungan, nyenggol gerobak pedagang
  syur. Koko  mamah nyungsep, barang dagangan sayuran orang tersebut
  berantakan di jalan.
  Setelah mamah dapat obat merah dari penduduk, terus mamah menghitung harga
  sayuran-sayuran yang rusak karena telah tumpah di jalan tersebut. Dibayar,
  karena mamah kasihan khan barang dagangan tersebut buat ngasih makan
  keluarga mereka di rumah.
  Terus basa-basi mamah tanya, ada badan pedagangnya yang sakit nggak?
  Padahal mamah, koko, dan penduduk tahu

RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

2010-09-05 Terurut Topik sf
sekian lama sy merasa cara ahimsa nya mahatma gandhi adalah paling baik,
maka sy lebih merasa cara bun lebih baik dari bu. pilihan sy ini sejalan dg
pandangan 1 generasi di atas sy, tentunya berdasarkan pengalaman mereka masa
itu. di singkawang dulu ada seorang jago kungfu yg sekarang sy lupa nama
aslinya siapa (dulu sy tidak tau)  tapi dikenal dg panggilan cimuk On. dalam
suatu pertandingan persahabatan dg jago karate dari jepang, setelah si
jepang pulang ke rumah, muntah darah dan mati. cimuk On kemudian jadi buron
dan disembunyikan murid2nya di jakarta, dan sampai akhir hayatnya tinggal di
jl. TSS.

kejadian itu mungkin salah satu kejadian yg membuat trauma shg setelah itu
tidak terdengar lagi cerita2 pembela kebenaran dari singkawang. padahal jika
dirunut-runut ke belakang, sy rasa nenek moyang orang tionghua di singkawang
rata2 menguasai ilmu bela diri yg cukup mumpuni shg mampu mengatasi medan yg
berat.

pd jaman orba, di tingkat kebijakan, semua yg berbau cina sebisa mungkin
dihilangkan.  di tingkat implementasi, sejak anak2 sdh timbul kebencian yg
sangat kental terhadap cina di kalangan melayu, entah apa yg ada di pikiran
anak2 itu sehingga harus malak dan ngajak berantem. dan tambah menjadi-jadi
karena tidak ada lagi komunitas tionghua yg mengajarkan ilmu bela diri. sy
sendiri waktu umur 9 atau 10 tahun di suatu malam pulang dari belanja di
warung sendirian, pernah dicegat dan dikerubuti 6-7 anak2 tetangga tapi
karena gelap, sepi, gak ada pilihan lain, lebih baik melawan sebisanya
daripada mati konyol. itu pengalaman berantem satu2nya yg sy punyai,
hehehe….

komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja, yg setau sy
belum pernah ada sejarahnya, gereja mengadakan latihan ilmu bela diri,
kungfu atau karate atau boxing sekalipun.
sesepuh2 yg dianggap bijaksana sbg tempat mengadu, biasanya menenangkan dg
kata2: sebisa mungkin kita menghindar saja, biarkan mereka berbuat jahat
terhadap kita, suatu saat mereka pasti akan ketemu orang yg membuat mereka
jera.
tapi dari hari ke hari, semakin banyak yg ngomong begitu, sementara orang yg
akan memberi pelajaran yg membuat jera, tak kunjung muncul, hehehe…

dlm sebuah retret meditasi, sy ketemu kawan2 dari makassar. salah satunya
sangat menggemari ilmu beladiri, bahkan di retret sebelumnya katanya dia
ketemu seorang ahli taichi yg masih muda huaqiao dari amerika.  yg
mengagetkan sy, teman ini bercerita bahwa ia sering duel dg tukang2 becak di
sana. kalau ada yg belagu atau ngata2in cino, dia akan pancing ke tempat
sepi, dan hajar di sana, tapi jangan sampai mati, katanya, hehehe… padahal
ia adalah seorang sarjana hukum.

semoga di pontianak dan daerah2 lain semakin banyak orang2 spt teman
makassar itu atau spt koko dari ikkyosensei, maka menurut sy, huaren akan
lebih dipandang dlm kehidupan bermasyarakat secara nasional.




-Original Message-
From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com]on Behalf Of ikkyosensei_ym
Sent: 05 September 2010 7:50
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta


[…]
Tapi, untuk kasus koko saya itu, memang sempat keluar umpatan tongsenghugnya
Cino kowe. Dasar jiwa  fisik muda, apalagi koko saya waktu itu khan
pelatih karate di batalyon 511 Blitar. :)
Ya setelah itu, di rumah, dia menyesal juga. Diajak duduk ngomong, mungkin
akan memberikan dampak positif yang lebih luas.






[budaya_tionghua] Re: PAT BIE TO

2010-09-05 Terurut Topik Dipo
Pa Adi, mudah2an bersedia cerita sedikit tentang kisah Pat Bie To ini. Dan 
apakah akan dicopy ke kertas atau discan pdf ?

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Adi Mulya adimuly...@... wrote:

 alhamdulillah, sekarang saya sudah ada copyannya, dan rencana akan saya kopi 
 buku itu beberapa untuk menyediakan yang ingin membacanya.
 
 --- Pada Ming, 5/9/10, david_ap...@... david_ap...@... menulis:
 
 Dari: david_ap...@... david_ap...@...
 Judul: Re: [budaya_tionghua] PAT BIE TO
 Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Tanggal: Minggu, 5 September, 2010, 11:22 AM
 
 
 
 
 
 
 
  
 
 
 
   
 
 
 
   
   
   
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 Boleh tahu untuk mendapatkan copyan buku ini dimana pak? Terima kasih banyak. 
 
 
 Best regards, Sent from BlackBerry® on 3From:  Adi Mulya adimuly...@...
 Sender:  budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Date: Sat, 4 Sep 2010 12:02:02 +0800 (SGT)To: 
 budaya_tionghua@yahoogroups.comReplyTo:  budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Subject: Re: [budaya_tionghua] PAT BIE TO
 
  
 
 
 
 
   
   
   terimakasih atas segala attensi anda, saya hanya penggemar cerita 
 legenda yang terjadi di zaman 100 san tahun yang lalu di bumi kita Indonesia, 
 dan alhamdulillah saya akan segera mendapatkan buku itu walaupun hanya dalam 
 bentuk copyan saja
 
 --- Pada Jum, 3/9/10, Mr david djauhari david_ap...@... menulis:
 
 Dari: Mr david djauhari david_ap...@...
 Judul: Re: [budaya_tionghua] PAT BIE TO
 Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Tanggal: Jumat, 3 September, 2010, 1:22 PM
 
 
 
 
 
 
 
  
 
 
 
 
   
   
   Pak Adi yang baik, 
 
 Maaf sebelumnya apakah anda memiliki buku Pat Bie To ini yg dalam format pdf 
 nya? 
 sepertinya email dari mobile saya gak masuk... nih gak tau kenapa. 
 kemudian informasi apa saja yang dibutuhkan mengenai buku ini? 
 terima kasih banyak sebelumnya... 
 
 
 Best Regards, 
 
 --- On Wed, 8/25/10, Adi Mulya adimuly...@... wrote:
 
 From: Adi Mulya adimuly...@...
 Subject: [budaya_tionghua] PAT BIE TO
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Date: Wednesday, August 25, 2010, 9:34 AM
 
 
 
 
 
 
 
  
 
 
 
 
   
   
   Kepada yang terhormat, Saudara saudara saya di milist Budaya tionghoa 
 yang saya cintai, saya mohon informasi barangkali saudara saudara ada yang 
 tahu tentang 
 sebuahLegenda Cerita PAT BIE TO,dari Parakan jawa tengah, yang diceritakan 
 oleh HAUW LIAN OEN, cetakan dari Tasikmalaya, sekitar tahun 1900san, 
 barangkali siapa saja yang mengetahui sudilah kiranya memberi tahu kami 
 sebelum, dan sesudahnya saya terimakasih sekali.





Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

2010-09-05 Terurut Topik agoeng_set
komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja

Maksudnya apa yah? Menurut saya malah sok maju lho. Ibarat berlian dirmh 
sendiri ga keliatan tp sok jualan kristal dr negeri seberang kalo bicaranya 
seperti itu. 
-Original Message-
From: sf sa...@indosat.net.id
Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Mon, 6 Sep 2010 11:29:09 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

sekian lama sy merasa cara ahimsa nya mahatma gandhi adalah paling baik,
maka sy lebih merasa cara bun lebih baik dari bu. pilihan sy ini sejalan dg
pandangan 1 generasi di atas sy, tentunya berdasarkan pengalaman mereka masa
itu. di singkawang dulu ada seorang jago kungfu yg sekarang sy lupa nama
aslinya siapa (dulu sy tidak tau)  tapi dikenal dg panggilan cimuk On. dalam
suatu pertandingan persahabatan dg jago karate dari jepang, setelah si
jepang pulang ke rumah, muntah darah dan mati. cimuk On kemudian jadi buron
dan disembunyikan murid2nya di jakarta, dan sampai akhir hayatnya tinggal di
jl. TSS.

kejadian itu mungkin salah satu kejadian yg membuat trauma shg setelah itu
tidak terdengar lagi cerita2 pembela kebenaran dari singkawang. padahal jika
dirunut-runut ke belakang, sy rasa nenek moyang orang tionghua di singkawang
rata2 menguasai ilmu bela diri yg cukup mumpuni shg mampu mengatasi medan yg
berat.

pd jaman orba, di tingkat kebijakan, semua yg berbau cina sebisa mungkin
dihilangkan.  di tingkat implementasi, sejak anak2 sdh timbul kebencian yg
sangat kental terhadap cina di kalangan melayu, entah apa yg ada di pikiran
anak2 itu sehingga harus malak dan ngajak berantem. dan tambah menjadi-jadi
karena tidak ada lagi komunitas tionghua yg mengajarkan ilmu bela diri. sy
sendiri waktu umur 9 atau 10 tahun di suatu malam pulang dari belanja di
warung sendirian, pernah dicegat dan dikerubuti 6-7 anak2 tetangga tapi
karena gelap, sepi, gak ada pilihan lain, lebih baik melawan sebisanya
daripada mati konyol. itu pengalaman berantem satu2nya yg sy punyai,
hehehe….

komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja, yg setau sy
belum pernah ada sejarahnya, gereja mengadakan latihan ilmu bela diri,
kungfu atau karate atau boxing sekalipun.
sesepuh2 yg dianggap bijaksana sbg tempat mengadu, biasanya menenangkan dg
kata2: sebisa mungkin kita menghindar saja, biarkan mereka berbuat jahat
terhadap kita, suatu saat mereka pasti akan ketemu orang yg membuat mereka
jera.
tapi dari hari ke hari, semakin banyak yg ngomong begitu, sementara orang yg
akan memberi pelajaran yg membuat jera, tak kunjung muncul, hehehe…

dlm sebuah retret meditasi, sy ketemu kawan2 dari makassar. salah satunya
sangat menggemari ilmu beladiri, bahkan di retret sebelumnya katanya dia
ketemu seorang ahli taichi yg masih muda huaqiao dari amerika.  yg
mengagetkan sy, teman ini bercerita bahwa ia sering duel dg tukang2 becak di
sana. kalau ada yg belagu atau ngata2in cino, dia akan pancing ke tempat
sepi, dan hajar di sana, tapi jangan sampai mati, katanya, hehehe… padahal
ia adalah seorang sarjana hukum.

semoga di pontianak dan daerah2 lain semakin banyak orang2 spt teman
makassar itu atau spt koko dari ikkyosensei, maka menurut sy, huaren akan
lebih dipandang dlm kehidupan bermasyarakat secara nasional.




-Original Message-
From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com]on Behalf Of ikkyosensei_ym
Sent: 05 September 2010 7:50
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta


[…]
Tapi, untuk kasus koko saya itu, memang sempat keluar umpatan tongsenghugnya
Cino kowe. Dasar jiwa  fisik muda, apalagi koko saya waktu itu khan
pelatih karate di batalyon 511 Blitar. :)
Ya setelah itu, di rumah, dia menyesal juga. Diajak duduk ngomong, mungkin
akan memberikan dampak positif yang lebih luas.







Bls: [budaya_tionghua] Re: PAT BIE TO

2010-09-05 Terurut Topik Adi Mulya
pak DIPO yang saya hormati, cerita ini tentang Legenda nyata Tragedi percintaan 
dua manusia yang berakhir dengan kematian
TJIOE KIEM NIOdan LIEM MA HAI
--- Pada Sen, 6/9/10, Dipo dipod...@yahoo.com menulis:

Dari: Dipo dipod...@yahoo.com
Judul: [budaya_tionghua] Re: PAT BIE TO
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Senin, 6 September, 2010, 4:44 AM







 



  



  
  
  Pa Adi, mudah2an bersedia cerita sedikit tentang kisah Pat Bie To ini. 
Dan apakah akan dicopy ke kertas atau discan pdf ?



--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Adi Mulya adimuly...@... wrote:



 alhamdulillah, sekarang saya sudah ada copyannya, dan rencana akan saya kopi 
 buku itu beberapa untuk menyediakan yang ingin membacanya.

 

 --- Pada Ming, 5/9/10, david_ap...@... david_ap...@... menulis:

 

 Dari: david_ap...@... david_ap...@...

 Judul: Re: [budaya_tionghua] PAT BIE TO

 Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com

 Tanggal: Minggu, 5 September, 2010, 11:22 AM

 

 

 

 

 

 

 

  

 

 

 

   

 

 

 

   

   

   

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 Boleh tahu untuk mendapatkan copyan buku ini dimana pak? Terima kasih banyak. 

 

 

 Best regards, Sent from BlackBerry® on 3From:  Adi Mulya adimuly...@...

 Sender:  budaya_tionghua@yahoogroups.com

 Date: Sat, 4 Sep 2010 12:02:02 +0800 (SGT)To: 
 budaya_tionghua@yahoogroups.comReplyTo:  budaya_tionghua@yahoogroups.com

 Subject: Re: [budaya_tionghua] PAT BIE TO

 

  

 

 

 

 

   

   

   terimakasih atas segala attensi anda, saya hanya penggemar cerita 
 legenda yang terjadi di zaman 100 san tahun yang lalu di bumi kita Indonesia, 
 dan alhamdulillah saya akan segera mendapatkan buku itu walaupun hanya dalam 
 bentuk copyan saja

 

 --- Pada Jum, 3/9/10, Mr david djauhari david_ap...@... menulis:

 

 Dari: Mr david djauhari david_ap...@...

 Judul: Re: [budaya_tionghua] PAT BIE TO

 Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com

 Tanggal: Jumat, 3 September, 2010, 1:22 PM

 

 

 

 

 

 

 

  

 

 

 

 

   

   

   Pak Adi yang baik, 

 

 Maaf sebelumnya apakah anda memiliki buku Pat Bie To ini yg dalam format pdf 
 nya? 

 sepertinya email dari mobile saya gak masuk... nih gak tau kenapa. 

 kemudian informasi apa saja yang dibutuhkan mengenai buku ini? 

 terima kasih banyak sebelumnya... 

 

 

 Best Regards, 

 

 --- On Wed, 8/25/10, Adi Mulya adimuly...@... wrote:

 

 From: Adi Mulya adimuly...@...

 Subject: [budaya_tionghua] PAT BIE TO

 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com

 Date: Wednesday, August 25, 2010, 9:34 AM

 

 

 

 

 

 

 

  

 

 

 

 

   

   

   Kepada yang terhormat, Saudara saudara saya di milist Budaya tionghoa 

 yang saya cintai, saya mohon informasi barangkali saudara saudara ada yang 
 tahu tentang 

 sebuahLegenda Cerita PAT BIE TO,dari Parakan jawa tengah, yang diceritakan 

 oleh HAUW LIAN OEN, cetakan dari Tasikmalaya, sekitar tahun 1900san, 

 barangkali siapa saja yang mengetahui sudilah kiranya memberi tahu kami 

 sebelum, dan sesudahnya saya terimakasih sekali.








 





 



  







Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

2010-09-05 Terurut Topik zhoufy
Yg ditakutkan memang: satu orang melayu digebukin seorang tionghoa, satu 
kampung orang melayu menyerbu satu kota orang tionghoa.

Maka selain unjuk keberanian melawan, juga hrs diimbangin dng kecerdikan 
melihat situasi. Bila perlu nggebukinnya pakai cara kkk, menutupi muka dan 
identitas si penggebuk! Atau habis menggebuk langsung rapat dng semua warga 
tionghoa, siap menghadapi pembalasan, secepatnya lapor ke pihak berwajib minta 
perlindungan keamanan.
 

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: sf sa...@indosat.net.id
Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Mon, 6 Sep 2010 11:29:09 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

sekian lama sy merasa cara ahimsa nya mahatma gandhi adalah paling baik,
maka sy lebih merasa cara bun lebih baik dari bu. pilihan sy ini sejalan dg
pandangan 1 generasi di atas sy, tentunya berdasarkan pengalaman mereka masa
itu. di singkawang dulu ada seorang jago kungfu yg sekarang sy lupa nama
aslinya siapa (dulu sy tidak tau)  tapi dikenal dg panggilan cimuk On. dalam
suatu pertandingan persahabatan dg jago karate dari jepang, setelah si
jepang pulang ke rumah, muntah darah dan mati. cimuk On kemudian jadi buron
dan disembunyikan murid2nya di jakarta, dan sampai akhir hayatnya tinggal di
jl. TSS.

kejadian itu mungkin salah satu kejadian yg membuat trauma shg setelah itu
tidak terdengar lagi cerita2 pembela kebenaran dari singkawang. padahal jika
dirunut-runut ke belakang, sy rasa nenek moyang orang tionghua di singkawang
rata2 menguasai ilmu bela diri yg cukup mumpuni shg mampu mengatasi medan yg
berat.

pd jaman orba, di tingkat kebijakan, semua yg berbau cina sebisa mungkin
dihilangkan.  di tingkat implementasi, sejak anak2 sdh timbul kebencian yg
sangat kental terhadap cina di kalangan melayu, entah apa yg ada di pikiran
anak2 itu sehingga harus malak dan ngajak berantem. dan tambah menjadi-jadi
karena tidak ada lagi komunitas tionghua yg mengajarkan ilmu bela diri. sy
sendiri waktu umur 9 atau 10 tahun di suatu malam pulang dari belanja di
warung sendirian, pernah dicegat dan dikerubuti 6-7 anak2 tetangga tapi
karena gelap, sepi, gak ada pilihan lain, lebih baik melawan sebisanya
daripada mati konyol. itu pengalaman berantem satu2nya yg sy punyai,
hehehe….

komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja, yg setau sy
belum pernah ada sejarahnya, gereja mengadakan latihan ilmu bela diri,
kungfu atau karate atau boxing sekalipun.
sesepuh2 yg dianggap bijaksana sbg tempat mengadu, biasanya menenangkan dg
kata2: sebisa mungkin kita menghindar saja, biarkan mereka berbuat jahat
terhadap kita, suatu saat mereka pasti akan ketemu orang yg membuat mereka
jera.
tapi dari hari ke hari, semakin banyak yg ngomong begitu, sementara orang yg
akan memberi pelajaran yg membuat jera, tak kunjung muncul, hehehe…

dlm sebuah retret meditasi, sy ketemu kawan2 dari makassar. salah satunya
sangat menggemari ilmu beladiri, bahkan di retret sebelumnya katanya dia
ketemu seorang ahli taichi yg masih muda huaqiao dari amerika.  yg
mengagetkan sy, teman ini bercerita bahwa ia sering duel dg tukang2 becak di
sana. kalau ada yg belagu atau ngata2in cino, dia akan pancing ke tempat
sepi, dan hajar di sana, tapi jangan sampai mati, katanya, hehehe… padahal
ia adalah seorang sarjana hukum.

semoga di pontianak dan daerah2 lain semakin banyak orang2 spt teman
makassar itu atau spt koko dari ikkyosensei, maka menurut sy, huaren akan
lebih dipandang dlm kehidupan bermasyarakat secara nasional.




-Original Message-
From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com]on Behalf Of ikkyosensei_ym
Sent: 05 September 2010 7:50
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta


[…]
Tapi, untuk kasus koko saya itu, memang sempat keluar umpatan tongsenghugnya
Cino kowe. Dasar jiwa  fisik muda, apalagi koko saya waktu itu khan
pelatih karate di batalyon 511 Blitar. :)
Ya setelah itu, di rumah, dia menyesal juga. Diajak duduk ngomong, mungkin
akan memberikan dampak positif yang lebih luas.







[budaya_tionghua] Re: Arti Penting Misi Perjalanan Laksamana Zheng He (Cheng Ho) Bagi Pengembangan Bis

2010-09-05 Terurut Topik east_road
Quote
  Di filem tidak diceritakan kisah selanjutnya setelah Tiongkok (mereka 
sudah menyebut Cung-guo?) ditinggal mati oleh Zhu-di, dilanjutkan oleh anaknya 
cuma sebentar (8 bulan?) lalu cucunya meneruskan tahta. Zheng-he yang sudah 
di'ban' aka grounded oleh anaknya Zhu-di, lalu direhabilitasi namanya, dikasih 
ijin untuk melaut lagi. 
  
  Sementara Zheng-he yang sudah lanjut usia, lantas perannya digantikan oleh 
  anak cici angkatnya (atau pacarnya ya?) Sung-thian, segenerasi ama sang 
  cucu kaisar. 
  


Saya juga menonton film serinya lokh opheng kalo ngak salah Sung Thian itu 
benar atau tidaknya dalam sejarah saya kurang tahu, Setau saya Laksamana Cheng 
Ho Sendirian, tidak memiliki anak angkat Dan yang membantu merawatnya.

Nama juga film ada bumbu romantisnya opheng kalo ndak kan kagak laku tuh film 
seri ^_^.

Di Film Sung thian itu sebenarnya anak Haram dari seorang penghianat negara 
membodohi kaisar sembelum Yong de. Ceritanya diperkosa, agar tdk menimbulkan 
aib, maka Laksamana Cheng Ho mengangkat Sung Thian dengan memberi nama, dan 
juga mengajarkan dia supaya bisa jadi orang besar seperti diriNya .

quote :
  Back to topic. Kalau mau mengharap pemerintah ikut ambil bagian dalam 
mempromosikan Semarang dengan memanfaatkan momentum Zheng-he ini, kayaknya 
memang susah. Momentum 600 tahun-nya sendiri sudah lewat toh? Lagipula, 
kayaknya Zheng-he sendiri ndak memandang  penting sekali ttg singgahnya di 
Semarang waktu itu, kayaknya cuma numpang ngambil air ajah buat bekal minum 
mereka ya?


Setahu Saya diberitahu orang Klenteng, Dimaksud  600 Tahun Laksamana Cheng Ho 
bermeditasi sampai tingkatan kesempurnaannya di gedong batu.

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ardian_c ardia...@... wrote:

 setau aye itu armada zheng he ngedarat di tuban , gresik gak di semarang
 
 ntu jangkar seh nurut mata aye yg masih amatir, itu jangkar belanda boekan 
 jangkar tiongkok yg 4 mata.
 
 
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Ophoeng ophoeng@ wrote:
 
  Bung Ardian, Bung Ivan dan TTM semuah,
  
  Hai, apakabar? Sudah makan?
  
  Kebetulan saya baru ajah selesai nonton video-nya Zheng He ini.
  
  Zheng-he ke Jawa (kayaknya bukan khusus ke Semarang ya?), bukannya genap 
  600 tahun-nya udah lewat 4-5 tahun lalu ya? Waktu itu diperingati 
  besar-besaran di Semarang, mereka bikin replika kapalnya di kali deket 
  kelenteng Gang Lombok(?) itu. 
  
  Di Cirebon, kelenteng Thay Kak Sie deket pelabuhan itu, menyimpan satu 
  jangkar besar yang dipercaya merupakan jangkar dari kapal anggota armada 
  Zheng-he juga.
  
  Kaisar Zhu-di atau Yong-le ini hebat sekali pada jamananya ya. Sudah 
  memikirkan menyusun ensiklopedi segala, sayang buku-bukunya banyak dibakar 
  oleh penggantinya ya. Juga terpikir untuk mengirim misi muhibah segala. 
  Sayang sekali dia gak berpikir untuk menguasai daerah yang tak bertuan - 
  yang disinggahi oleh armada Zheng-he, misalnya. 
  
  Di filem tidak diceritakan kisah selanjutnya setelah Tiongkok (mereka sudah 
  menyebut Cung-guo?) ditinggal mati oleh Zhu-di, dilanjutkan oleh anaknya 
  cuma sebentar (8 bulan?) lalu cucunya meneruskan tahta. Zheng-he yang sudah 
  di'ban' aka grounded oleh anaknya Zhu-di, lalu direhabilitasi namanya, 
  dikasih ijin untuk melaut lagi. 
  
  Sementara Zheng-he yang sudah lanjut usia, lantas perannya digantikan oleh 
  anak cici angkatnya (atau pacarnya ya?) Sung-thian, segenerasi ama sang 
  cucu kaisar. 
  
  Gak tahu apakah ada cerita selanjutnya ttg kedua penerus ini ya? Atau 
  mereka gak sempat berkibar namanya sudah digulung oleh kaisar dari keluarga 
  lain yang 'berontak'. Seru juga melihat mereka baku bunuh demi tahta, 
  bahkan di antara sesama saudara dan orangtua/anak sendiri sekalipun!
  
  Kalau baca sejarah mereka, kayakanya getun - menyesali, kaisar selalu 
  digantikan lewat pertumpahan darah, entah oleh keturunannya sendiri, atau 
  oleh keluarga lain. Kalau saja jaman itu sudah mengenal pergantian 
  kekuasaan tanpa pertumpahan darah, mungkin sudah sejak dulu Tiongkok 
  berjaya dan sukses menjadi boss dunia ya?
  
  Cara Yong-le memerintah, kalau benar seperti digambarkan di filem tsb., 
  nampaknya sudah 'demokrasi' - dia kasih kesempatan para menteri-nya untuk 
  punya pendapat sendiri, walau keputusan terakhir selalu di tangannya jua. 
  Memang sih agak 'aneh' kalau dibandingkan dengan demokrasi sekarang, tapi 
  demokrasi sekarang juga akan terasa aneh: bisa pake duit supaya menang 
  dengan suara terbanyak, jeh!
  
  Yang masih bikin bingung buat saya, nama-nama negara yang disinggahi 
  Zheng-he, karena lafal-nya dari Guo-yu, si pembuat sub-title kayaknya asal 
  nyebut ajah, ada yang pas, tapi banyak yang kayaknya gak nyambung. Susah 
  menebaknya. Baca di wikipedia, daerah atau negara yang disinggahinya, 
  banyak yang gak cocok ama yang disebut di sub-title. Susah juga sih ya, 
  pembuat sub-title biasanya cuma asal terjemahin, kejar tayang, gak ada 
  waktu - jadi asal jadi ajah sudah bagus, euy!
  
  

[budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

2010-09-04 Terurut Topik ikkyosensei_ym
Kebetulan di tanah kelahiran saya Blitar, rasialisme (dalam pengertian 
pelecehan ras tertentu) walaupun masih ada.. namun sudah tidak laku (tidak 
mendapat dukungan publik).
Jadi ingat kasus mamah  koko saya. Koko, waktu itu SMA kelas 2-an, boncengi 
sepeda mamah ke pasar. Waktu di tikungan, nyenggol gerobak pedagang syur. Koko 
 mamah nyungsep, barang dagangan sayuran orang tersebut berantakan di jalan.
Setelah mamah dapat obat merah dari penduduk, terus mamah menghitung harga 
sayuran-sayuran yang rusak karena telah tumpah di jalan tersebut. Dibayar, 
karena mamah kasihan khan barang dagangan tersebut buat ngasih makan keluarga 
mereka di rumah.
Terus basa-basi mamah tanya, ada badan pedagangnya yang sakit nggak? Padahal 
mamah, koko, dan penduduk tahu, yang kesenggol itu gerobaknya, bukan orangnya 
yang lagi berdiri di trotoar.
Nggak tahu, setan apa itu kepala orang itu. Dari tenang damai, karena 
dagangannya laku keras, tiba-tiba teriak-teriak minta ganti rugi uang kaget. Ya 
benar, istilahnya uang kaget. Mungkin kaget, kok naruh gerobak di tikungan yang 
bikin orang nyungsep ... malah dapat kesempatan malak kali.
Aku setuju, dengan tindakan kokoku yang kaget juga dan langsung gebuk tendang 
pedagang tersebut. Sekalian nambah uang saku buat ongkos ke rumah sakitnya.
Dan juga, setuju kepada publik yang memberi kesempatan beberapa puluh jotosan 
baru memisah.

Saran, lain kali kalau terjadi kasus seperti itu di tempat publik ... jangan 
ragu untuk dijotosi massal saja. Kalau di Jawa, bahkan dibakar sekalian.

Salam

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, kusalacitto gunawan guna...@... wrote:

 hmm.. gimana ya,
 
 saya mau sedikit memberikan pengalaman berdasar atas yang saya alami dan
 kemudian saya coba pahami.
 
 Sebagai konsekuensi dari kebudayaan yang sudah berlaku nasional maka Cina
 atau Tionghoa sudah dan akan selalu menjadi bahan olokan bersama seluruh
 Nusantara.
 
 Kalau di daerah saya, anak kecil saja sudah faham istilah rasial. Jadi dapat
 disebut sudah membumi.
 
 Pernah saya alami ketika masa kecil di kampung halaman, hanya berpapasan di
 trotoar, sengaja disenggol bahu saya (cari ribut).Belum lagi, bila anak
 Cina/Tionghoa kebetulan melewati kerumunan saudara etnis lain (misalnya
 melewati depan sekolah negeri), hampir 90% kemungkinannya pasti akan dipalak
 atau dibuli. Itu hanya anak kecil, bagaimana dewasanya?
 
 Jadi menurut saya ini sudah budaya lah, tetapi apakah mereka benar-benar
 rasis?
 
 Saya rasa tidak, karena kalau mereka rasis artinya 10tahun kemudian, ketika
 mereka dewasa, kita sudah tidak di negara ini atau bahkan dunia ini, karena
 generasi yang rasis sudah masuk ke masyarakat. Oleh karena itu, istilah yang
 saya pakai, mereka hanya ikut-ikutan rasis.Atau Racist by Lifestyle.
 
 Kalau bagi saya, tindakan mulut bau rasis begini sih sudah biasa, tidak akan
 menimbulkan efek psikologis apapun bagi saya. Paling hanya ngomel2 ke
 keluarga atau teman-teman.
 
 Memang pasti , walaupun tidak menimbulkan korban jiwa, tindakan demikian
 tidak bisa ditolerir. Bila terus dibiarkan, maka Budaya ini akan terus
 hidup lestari. Sudah sepantasnya, seperti tindakan yang dilakukan sodari
 mahasiswi dalam postingan sodari Esther SH. Melaporkan ke pihak berwajib
 akan memberikan efek jera kepada para pelaku yang secara lifestyle suka
 memakai istilah-istilah rasis. Diharapkan si pelaku akan merubah
 lifestylenya di lain kali setelah mendapatkan pelajaran. Tidak harus sampai
 pelakunya dipenjara, minimal di periksa polisi dia akan paham kalau apa yg
 biasa dilakukan dia itu selama ini ternyata salah.
 
 
 
 2010/8/5 eko hermiyanto eko.hermiya...@...
 
 
 
  Kejahatan ini adalah sesuatu hal yang sangat menyedihkan. Karena, saya
  sendiri pernah mengalaminya secara langsung, dan ini adalah beberapa
  kejahatan yang terjadi di bis ibu kota yang pernah saya alami baik rasial
  maupun bukan:
  1. pada waktu saya naik bis dari depan kampus saya Atmajaya tahun 2002, ada
  satu orang yang memberikan satu lembar kertas kecil yang berisi promosi jasa
  pemijatan. Dan orang tersebut, juga tanpa diminta, langsung serta merta
  memijat kaki saya, sampai ke paha bagian atas. Saya sendiri sudah menolak,
  tetapi orang tersebut tetap saja memaksa melakukan nya. Kemudian, tidak
  berapa lama, dia selesai dan turun dari bis. Satu orang di bis tersebut
  bertanya kepada saya, mas, HP-nya hilang gak?, dan ternyata setelah saya
  cek kantong celana, HP saya ternyata sudah raib. Tetapi untuk kasus yang
  satu ini, sebenarnya saya kagum dengan keahliannya, karena bagaimana pun
  juga, saya pada waktu itu memakai celana jeans yang cukup ketat sehingga
  mengharuskan saya untuk berdiri bilamana saya mau mengambil HP tersebut,
  tetapi orang tersebut bisa mengambilnya tanpa terasa ketika saya sedang
  duduk!
  2. Saya bersama kekasih saya tercinta yang mana dia adalah seorang Hokkian,
  naik bis dari Karet menuju Ratu Plaza. Beberapa waktu sebelumnya harga BBM
  naik, dan ongkos bis dinaikkan 500 perak. Kemudian, 

[budaya_tionghua] Re: Arti Penting Misi Perjalanan Laksamana Zheng He (Cheng Ho) Bagi Pengembangan Bis

2010-09-04 Terurut Topik Ophoeng
Bung Ardian, Bung Ivan dan TTM semuah,

Hai, apakabar? Sudah makan?

Kebetulan saya baru ajah selesai nonton video-nya Zheng He ini.

Zheng-he ke Jawa (kayaknya bukan khusus ke Semarang ya?), bukannya genap 600 
tahun-nya udah lewat 4-5 tahun lalu ya? Waktu itu diperingati besar-besaran di 
Semarang, mereka bikin replika kapalnya di kali deket kelenteng Gang Lombok(?) 
itu. 

Di Cirebon, kelenteng Thay Kak Sie deket pelabuhan itu, menyimpan satu jangkar 
besar yang dipercaya merupakan jangkar dari kapal anggota armada Zheng-he juga.

Kaisar Zhu-di atau Yong-le ini hebat sekali pada jamananya ya. Sudah memikirkan 
menyusun ensiklopedi segala, sayang buku-bukunya banyak dibakar oleh 
penggantinya ya. Juga terpikir untuk mengirim misi muhibah segala. Sayang 
sekali dia gak berpikir untuk menguasai daerah yang tak bertuan - yang 
disinggahi oleh armada Zheng-he, misalnya. 

Di filem tidak diceritakan kisah selanjutnya setelah Tiongkok (mereka sudah 
menyebut Cung-guo?) ditinggal mati oleh Zhu-di, dilanjutkan oleh anaknya cuma 
sebentar (8 bulan?) lalu cucunya meneruskan tahta. Zheng-he yang sudah di'ban' 
aka grounded oleh anaknya Zhu-di, lalu direhabilitasi namanya, dikasih ijin 
untuk melaut lagi. 

Sementara Zheng-he yang sudah lanjut usia, lantas perannya digantikan oleh anak 
cici angkatnya (atau pacarnya ya?) Sung-thian, segenerasi ama sang cucu kaisar. 

Gak tahu apakah ada cerita selanjutnya ttg kedua penerus ini ya? Atau mereka 
gak sempat berkibar namanya sudah digulung oleh kaisar dari keluarga lain yang 
'berontak'. Seru juga melihat mereka baku bunuh demi tahta, bahkan di antara 
sesama saudara dan orangtua/anak sendiri sekalipun!

Kalau baca sejarah mereka, kayakanya getun - menyesali, kaisar selalu 
digantikan lewat pertumpahan darah, entah oleh keturunannya sendiri, atau oleh 
keluarga lain. Kalau saja jaman itu sudah mengenal pergantian kekuasaan tanpa 
pertumpahan darah, mungkin sudah sejak dulu Tiongkok berjaya dan sukses menjadi 
boss dunia ya?

Cara Yong-le memerintah, kalau benar seperti digambarkan di filem tsb., 
nampaknya sudah 'demokrasi' - dia kasih kesempatan para menteri-nya untuk punya 
pendapat sendiri, walau keputusan terakhir selalu di tangannya jua. Memang sih 
agak 'aneh' kalau dibandingkan dengan demokrasi sekarang, tapi demokrasi 
sekarang juga akan terasa aneh: bisa pake duit supaya menang dengan suara 
terbanyak, jeh!

Yang masih bikin bingung buat saya, nama-nama negara yang disinggahi Zheng-he, 
karena lafal-nya dari Guo-yu, si pembuat sub-title kayaknya asal nyebut ajah, 
ada yang pas, tapi banyak yang kayaknya gak nyambung. Susah menebaknya. Baca di 
wikipedia, daerah atau negara yang disinggahinya, banyak yang gak cocok ama 
yang disebut di sub-title. Susah juga sih ya, pembuat sub-title biasanya cuma 
asal terjemahin, kejar tayang, gak ada waktu - jadi asal jadi ajah sudah bagus, 
euy!

Back to topic. Kalau mau mengharap pemerintah ikut ambil bagian dalam 
mempromosikan Semarang dengan memanfaatkan momentum Zheng-he ini, kayaknya 
memang susah. Momentum 600 tahun-nya sendiri sudah lewat toh? Lagipula, 
kayaknya Zheng-he sendiri ndak memandang  penting sekali ttg singgahnya di 
Semarang waktu itu, kayaknya cuma numpang ngambil air ajah buat bekal minum 
mereka ya?

Belum lagi, kalau lihat ceritanya di filem, katanya nenek moyang Zhu-di 
melarang penduduk warga Tiongkok pergi melaut. Tindakan sang kaisar menugaskan 
Zheng-he ajah merupakan kontroversi pada jaman itu. Mereka yang berani melaut 
dianggap sebagai kriminal, kalau balik dan ketangkep pasti dipenjara dengan 
tuduhan memberontak - suatu tuduhan yang sangat berat, hukumannya mestilah 
dipancung kepalanya.

Kalau benar begitu, berarti kita semua ini termasuk keturunan para 
'pemberontak' yang gak dianggap oleh mereka dong?

Satu hal yang berkesan buat saya, adegan ketika si Zheng-he baru balik ke 
ibukota, dia mau jajan 'tahu mambu (bau)' (Chou-dou-fu), dia gak bawa duit, 
cici-nya (saya koq curiga, jangan-jangan ini pacarnya ya?) juga gak bawa duit, 
lalu si penjajanya kasih gratis karena dia gak tahu dan dikira Zheng-he orang 
dari luar kota. Jadi ternyata sejarah tahu mambu sudah ratusan tahun juga 
rupanya, jeh!

Kenyataan bahwa Zheng-he setia kepada sang kaisar, dan mungkin karena dia 
seorang kasim(?) jadi tidak berambisi memberontak atau menguasai negara lain, 
ada juga kejelekannya. Kalau saja dia mau menguasai, peta dunia tentu sudah 
lama berbeda jauh dari sekarang ya?

Hehehe.. just intermezzo, ah.

Salam makan enak dan sehat,
Ophoeng









--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ardian_c ardia...@... wrote:

seinget aye ntu zheng he gak pernah ngedarat di semarang.
 
semangat zhudi itu buat apus pengaruh dinasti yuan, menggantikan perdagangan yg 
dipegang oleh org2 persia dan arab sejak dinasti Sui dan melemah sejak 
kejatuhan dinasti yuan, menjaga stabilitas perdagangan internasional dari bajak 
laut

Yong Le jg yg membuat ensiklopedia pertama didunia dgn judul Yong Le Da Dian yg 
nanti 

[budaya_tionghua] Re: Fw: Jenakanya orang Tiongkok yang genial

2010-09-04 Terurut Topik Ophoeng
Bung ChanCT dan TTM semuah,

Hai, apakabar? Sudah makan?

Terima kasih atas sharing lelucon-nya ya.

Lelucon, seringnya memang jadi berkurang lucu-nya kalau diterjemahkan. Ini 
berlaku umum, baik lelucon dalam basa Guo-yu, maupun basa lain, semisal Inggris.

Contohnya adalah lelucon ttg 'Chinese Jews' - dalam basa Inggris, 'jews' 
bunyinya seperti 'juice' (jus). Jadi ketika ada pengunjung resto Tionghua, 
orang Amrik (di AS ada American Jews) memperdebatkan soal 'Chinese Jews' - 
maksudnya ada gak ya orang Yahudi di China, dan mereka bertanya kepada pelayan 
resto itu, ditangkap pelayannya sebagai 'Chinese Juice'. 

Kalau diterjemahkan ke dalam basa Indoneisa, 'jews'nya bisa jadi 'Yahudi' - gak 
nyambung. Kalau disebutnya 'jus', bisa terkesan melecehkan. lha masak orang 
dibikin jus toh?

Begitu juga lelucon ttg 'Anny Wan' di telepon. Yang jadi salah persepsi dengan 
'anyone', some one = sam wan. Kalau diterjemhkan ke basa Indonesia, jadinya 
'Annie Wan' = nama orang. Gak terasa lucunya lagi.

Konon katanya seorang bule pernah protes kepada guru basa Guo-yu yang 
megajarnya. Dikatakan bahwa huruf Hanzi itu sederhana, gampang dipelajari,  
satu kayu disebutnya 木[mu], dua kayu membentuk kata hutan 林[lin], hutannya 
lebat disebut 森林[sen-lin], semua hurufnya memakai huruf dasar 木[mu] yang 
berarti kayu. Jadi semua benda yang dibuat dari kayu, semisal kursi 
椅子[yizi], meja 桌子[zhuozi], mestilah ada huruf 木[mu]-nya di samping, 
atau di bawah, di atasnya. Si murid protes karena ada satu huruf yang berarti 
gelas 杯[bei], tapi ada huruf 木[mu] di sampingnya. Padahal, gelas 'kan 
dibuat dari keramik, bukan kayu. Sang guru (gak percuma disebut guru toh) 
dengan sigap menuliskan huruf 杯[bei], coba apa yang ada di samping 
木[mu]nya? ternyata itu huruf 不[bu] = bukan. Jadi, bener toh kalau 杯[bei] 
itu bukan dari kayu. (Meskipun, mungkin saja dulu-dulunya memang dibuat dari 
kayu, atau bambu toh?) - Lelucon ini mungkin cuma terasa lucu kalau asli dalam 
Guo-yu dengan huruf Hanzi. Kalau diterjemahkan ke dalam basa Inggris, atau basa 
Indonesia (seperti yang saya coba buat ini), terasa bertele-tele dan lucunya 
berkurang toh?

Walau tidak menutup kemungkinan ada juga lelucon yang bisa cukup 'universil', 
bisa diterjemahkan ke berbagai basa, tapi masih terasa lucunya.

Juga, ada lelucon yang cuma lucu kalau disampaikan secara lisan, karena ada 
intonasi yang terasa lucunya jadi hilang kalau dituliskan.

Bagaimana pun juga, tetap terima kasih.

Salam makan enak dan sehat,
Ophoeng






--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ChanCT sa...@... wrote:

 
   ---Original Message---
 
   From: Nang Yan, George Sze
   Date: 2010/8/24 下午 10:50:47
   To: undisclosed recipients: ,
   Subject: RE:(PCNY) 中國人æ°`又幽默又天才!
 
 
 
   
 誰說中國人不懂幽默?中國人æ°`又幽默又天才!請看下文:
  
 
   Coba perhatikan tulisan dibawah, siapa bilang orang Tiongkok tidak 
 becanda? Rakyat Tiongkok jenaka yang genial!
 
 
   Please Scroll Down !
 
 
   1. 長壽指引 = Petunjuk Panjang umur
 
 
   不抽煙不喝é…',活到 63 歲,林彪同志; 
 
   Kawan Lin Piau meninggal diusia 63, tidak minum arak juga tidak merokok;
 

 
   只喝é…'不抽煙,活到 73 歲,恩來同志;
   Kawan Zhou En Lai minggal diusia 73, hanya minum arak, tidak merokok;
 

 
   只抽煙不喝é…',活到 83 歲,毛主席同志;
   Kawan Mao Tse-tung meninggal diusia 83, tidak minum arak, hanya merokok;
 

 
   既抽煙又喝é…',活到 93 歲,小平同志;
 
   Kawan Den Siao-ping meninggal diusia 93, tidak hanya minum arak, juga 
 merokok;
 

 
   吃喝嫖賭樣樣來,活到 103 歲,學良將軍;
 
   Jenderal Zhang Xue-liang meninggal diusia 103, tidak hanya minum arak, 
 merokok, melacur juga dilakukan,
 

 
   啥壞ç¿'慣æ²'有,每天盡做好人好事,活到 23 
 歲,雷é‹'同志!
 
   Kawan Lei Fong, semua pola-hidup jelek tidak dilakukan, setiap harinya 
 menjadi orang-baik-baik, usianya hanya sampai 23 saja!
 

 
   2. 為人æ°`服務 = Mengabdi pada Rakyat
 
   
 為人æ°`服務的越來越å°`了,為人æ°`幣服務的越來越多了;
 
   Mengabdi pada rakyat makin lama makin sedikit; mengabdi pada Ren Min 
 Bie makin lama makin banyak;
 

 
   
 挽è`—奶奶過馬路的越來越å°`了,挽è`—二奶過馬路的越來越多了;
 
   Menuntun nenek menyeberang jalan makin lama makin sedikit, menuntun 
 istri kedua makin lama makin banyak;
 

 
   
 日記裏寫幫過幾次忙的越來越å°`了,日記裏寫上過幾次床的越來越多了!
   Catatan harian mencatatkan berakali kesibukan makin sedikit, 
 mencatatkan berapa kali naik ranjang lebih banyak;
 

 
   
 以前是紅米飯南çœæ¹¯ï¼Œè€å©†ä¸€å€‹ï¼Œå­©å­ä¸€å¹«ã€‚現如今是白米飯王å…

[budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

2010-09-04 Terurut Topik Ophoeng
Bung Ikkyosensei dan TTM semuah,

Hai, apakabar? Sudah makan?

Hehehe.. kalau soal kesenggol dan berusaha malak, kayaknya gak ada 
hubungannya dengan masalah 'ras'.

Saya pernah ngalami sendiri, sekitar 4-5 tahun lalu, karena memang asyik 
nelepon di mobil, jadi agak meleng. Di dekat putaran di atas Kali Ciliwung, di 
sekitar Bakmi GM itu, saya mau berbalik arah, gak melihat ada motor di sisi 
kanan, maka tersenggol-lah si motor pada bagian lampu sein-nya, dan kayaknya 
patah. Tapi, si pengemudi, encek dan encim yang diboncengnya tidak sampai 
jatuh, masih berdiri dengan tegak di atas motornya.

Merasa salah, saya berhenti dan menghampiri. Langsung saya kasih 50.000 buat 
ganti lampu sein-nya, yang nampaknya sih sudah sambungan diikat kawat - 
motornya sudah tua. Harga lampu sein motor tua-nya itu paling juga sekitar 
15.000 waktu itu.

Tahu gak? Si encek ngotot minta duit lebih lagi, alasannya dia kena senggol dan 
mesti periksa ke rumah sakit. Saya gak ladeni langsung tinggal pergi saka, tapi 
juga gak sampai hati untuk melabrak dia, tonjok dulu, urusan belakangan. Kuatir 
nanti jadi berbalik saya digituin orang kalau tua kelak.

Pernah juga kehilangan dompet di gedung perkantoran di Sudirman, Jakarta. Yang 
nemu telepon mau kembalikan. Uangnya yang 250 rebu sisa 50 rebu, katanya 
'terpakai' dan itu memang 'rejeki' dia, dia ketemu kembalikan dompetnya, 
katanya saya beruntung ketemu orang 'jujur' kayak dia, kartu kredit gak 
dipakainya (mana bisa ya, saya pakai nama Tionghua, dia berkulit item dan mata 
belo) seperti dianjurkan temen-2nya, ATM juga gak dipakai (padahal ada 
percobaan sebanyak 2 kali dia coba masukin PIN), lalu masih coba 'malak' bilang 
kacamata dia baru beli kemaren jatuh karena cari-cari alamat saya, saya tanya 
kenapa gak titip satpam atau pulisi ajah, dia bilang gak percaya ama satpam 
atau pulisi, nanti uangnya di'makan' mereka (toh akhirnya dia 'makan' juga), 
juga ada tunggakan kartu kredit dia belon bayar, cicilan rumah juga belon 
dibayar, isterinya minta beli beras juga - ngakunya kerja di pabrik di daerah 
Cikarang.

Kalau anda jadi saya, apakah anda akan gebuki dia juga? 

Saya sih cuma senyum ajah, lalu sodorkan semua KK dan ATM kepadanya, ambil saja 
KK dan ATM yang gak laku itu, kalau mau buat koleksi. Semula terpikir oleh saya 
mau serahkan ke satpam - ketemunya di mall, dan bilang dia curi dompet saya, 
tapi, lagi-2 saya kuatir nanti akan mendapat balasan serupa. Jadi saya relakan 
saja sisa uang 50 rebu dari 250 rebu yang 200 rebu-nya sudah 'terpakai' tak 
sengaja olehnya buat beli bensin katanya. 

Modus operandi standar penemu dan pencuri dompet, diambil uangnya, dibuang 
dompet dan lain-lainnya -ngapain mesti 'berbaik hati' mengembalikan toh?. Ini 
memang amatiran yang sering nonton TV dengan acara 'siapa yang mau nolong' - 
dengan iming-2 hadiah duit gede. Yah... his name is also effort, namenye juge 
usahe ye?

Tapi, satu hal yang jelas: naluri memeras tidak berdasarkan ras, tapi nampaknya 
berdasarkan faktor ekonomi ajah sih, jeh!

Salam makan enak dan sehat,
Ophoeng






--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ikkyosensei_ym ikkyosen...@... 
wrote:

 Kebetulan di tanah kelahiran saya Blitar, rasialisme (dalam pengertian 
 pelecehan ras tertentu) walaupun masih ada.. namun sudah tidak laku (tidak 
 mendapat dukungan publik).
 Jadi ingat kasus mamah  koko saya. Koko, waktu itu SMA kelas 2-an, boncengi 
 sepeda mamah ke pasar. Waktu di tikungan, nyenggol gerobak pedagang syur. 
 Koko  mamah nyungsep, barang dagangan sayuran orang tersebut berantakan di 
 jalan.
 Setelah mamah dapat obat merah dari penduduk, terus mamah menghitung harga 
 sayuran-sayuran yang rusak karena telah tumpah di jalan tersebut. Dibayar, 
 karena mamah kasihan khan barang dagangan tersebut buat ngasih makan keluarga 
 mereka di rumah.
 Terus basa-basi mamah tanya, ada badan pedagangnya yang sakit nggak? Padahal 
 mamah, koko, dan penduduk tahu, yang kesenggol itu gerobaknya, bukan orangnya 
 yang lagi berdiri di trotoar.
 Nggak tahu, setan apa itu kepala orang itu. Dari tenang damai, karena 
 dagangannya laku keras, tiba-tiba teriak-teriak minta ganti rugi uang kaget. 
 Ya benar, istilahnya uang kaget. Mungkin kaget, kok naruh gerobak di tikungan 
 yang bikin orang nyungsep ... malah dapat kesempatan malak kali.
 Aku setuju, dengan tindakan kokoku yang kaget juga dan langsung gebuk 
 tendang pedagang tersebut. Sekalian nambah uang saku buat ongkos ke rumah 
 sakitnya.
 Dan juga, setuju kepada publik yang memberi kesempatan beberapa puluh jotosan 
 baru memisah.
 
 Saran, lain kali kalau terjadi kasus seperti itu di tempat publik ... jangan 
 ragu untuk dijotosi massal saja. Kalau di Jawa, bahkan dibakar sekalian.
 
 Salam
 




[budaya_tionghua] Re: Arti Penting Misi Perjalanan Laksamana Zheng He (Cheng Ho) Bagi Pengembangan Bis

2010-09-04 Terurut Topik ardian_c
setau aye itu armada zheng he ngedarat di tuban , gresik gak di semarang

ntu jangkar seh nurut mata aye yg masih amatir, itu jangkar belanda boekan 
jangkar tiongkok yg 4 mata.



--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Ophoeng opho...@... wrote:

 Bung Ardian, Bung Ivan dan TTM semuah,
 
 Hai, apakabar? Sudah makan?
 
 Kebetulan saya baru ajah selesai nonton video-nya Zheng He ini.
 
 Zheng-he ke Jawa (kayaknya bukan khusus ke Semarang ya?), bukannya genap 600 
 tahun-nya udah lewat 4-5 tahun lalu ya? Waktu itu diperingati besar-besaran 
 di Semarang, mereka bikin replika kapalnya di kali deket kelenteng Gang 
 Lombok(?) itu. 
 
 Di Cirebon, kelenteng Thay Kak Sie deket pelabuhan itu, menyimpan satu 
 jangkar besar yang dipercaya merupakan jangkar dari kapal anggota armada 
 Zheng-he juga.
 
 Kaisar Zhu-di atau Yong-le ini hebat sekali pada jamananya ya. Sudah 
 memikirkan menyusun ensiklopedi segala, sayang buku-bukunya banyak dibakar 
 oleh penggantinya ya. Juga terpikir untuk mengirim misi muhibah segala. 
 Sayang sekali dia gak berpikir untuk menguasai daerah yang tak bertuan - yang 
 disinggahi oleh armada Zheng-he, misalnya. 
 
 Di filem tidak diceritakan kisah selanjutnya setelah Tiongkok (mereka sudah 
 menyebut Cung-guo?) ditinggal mati oleh Zhu-di, dilanjutkan oleh anaknya cuma 
 sebentar (8 bulan?) lalu cucunya meneruskan tahta. Zheng-he yang sudah 
 di'ban' aka grounded oleh anaknya Zhu-di, lalu direhabilitasi namanya, 
 dikasih ijin untuk melaut lagi. 
 
 Sementara Zheng-he yang sudah lanjut usia, lantas perannya digantikan oleh 
 anak cici angkatnya (atau pacarnya ya?) Sung-thian, segenerasi ama sang cucu 
 kaisar. 
 
 Gak tahu apakah ada cerita selanjutnya ttg kedua penerus ini ya? Atau mereka 
 gak sempat berkibar namanya sudah digulung oleh kaisar dari keluarga lain 
 yang 'berontak'. Seru juga melihat mereka baku bunuh demi tahta, bahkan di 
 antara sesama saudara dan orangtua/anak sendiri sekalipun!
 
 Kalau baca sejarah mereka, kayakanya getun - menyesali, kaisar selalu 
 digantikan lewat pertumpahan darah, entah oleh keturunannya sendiri, atau 
 oleh keluarga lain. Kalau saja jaman itu sudah mengenal pergantian kekuasaan 
 tanpa pertumpahan darah, mungkin sudah sejak dulu Tiongkok berjaya dan sukses 
 menjadi boss dunia ya?
 
 Cara Yong-le memerintah, kalau benar seperti digambarkan di filem tsb., 
 nampaknya sudah 'demokrasi' - dia kasih kesempatan para menteri-nya untuk 
 punya pendapat sendiri, walau keputusan terakhir selalu di tangannya jua. 
 Memang sih agak 'aneh' kalau dibandingkan dengan demokrasi sekarang, tapi 
 demokrasi sekarang juga akan terasa aneh: bisa pake duit supaya menang dengan 
 suara terbanyak, jeh!
 
 Yang masih bikin bingung buat saya, nama-nama negara yang disinggahi 
 Zheng-he, karena lafal-nya dari Guo-yu, si pembuat sub-title kayaknya asal 
 nyebut ajah, ada yang pas, tapi banyak yang kayaknya gak nyambung. Susah 
 menebaknya. Baca di wikipedia, daerah atau negara yang disinggahinya, banyak 
 yang gak cocok ama yang disebut di sub-title. Susah juga sih ya, pembuat 
 sub-title biasanya cuma asal terjemahin, kejar tayang, gak ada waktu - jadi 
 asal jadi ajah sudah bagus, euy!
 
 Back to topic. Kalau mau mengharap pemerintah ikut ambil bagian dalam 
 mempromosikan Semarang dengan memanfaatkan momentum Zheng-he ini, kayaknya 
 memang susah. Momentum 600 tahun-nya sendiri sudah lewat toh? Lagipula, 
 kayaknya Zheng-he sendiri ndak memandang  penting sekali ttg singgahnya di 
 Semarang waktu itu, kayaknya cuma numpang ngambil air ajah buat bekal minum 
 mereka ya?
 
 Belum lagi, kalau lihat ceritanya di filem, katanya nenek moyang Zhu-di 
 melarang penduduk warga Tiongkok pergi melaut. Tindakan sang kaisar 
 menugaskan Zheng-he ajah merupakan kontroversi pada jaman itu. Mereka yang 
 berani melaut dianggap sebagai kriminal, kalau balik dan ketangkep pasti 
 dipenjara dengan tuduhan memberontak - suatu tuduhan yang sangat berat, 
 hukumannya mestilah dipancung kepalanya.
 
 Kalau benar begitu, berarti kita semua ini termasuk keturunan para 
 'pemberontak' yang gak dianggap oleh mereka dong?
 
 Satu hal yang berkesan buat saya, adegan ketika si Zheng-he baru balik ke 
 ibukota, dia mau jajan 'tahu mambu (bau)' (Chou-dou-fu), dia gak bawa duit, 
 cici-nya (saya koq curiga, jangan-jangan ini pacarnya ya?) juga gak bawa 
 duit, lalu si penjajanya kasih gratis karena dia gak tahu dan dikira Zheng-he 
 orang dari luar kota. Jadi ternyata sejarah tahu mambu sudah ratusan tahun 
 juga rupanya, jeh!
 
 Kenyataan bahwa Zheng-he setia kepada sang kaisar, dan mungkin karena dia 
 seorang kasim(?) jadi tidak berambisi memberontak atau menguasai negara lain, 
 ada juga kejelekannya. Kalau saja dia mau menguasai, peta dunia tentu sudah 
 lama berbeda jauh dari sekarang ya?
 
 Hehehe.. just intermezzo, ah.
 
 Salam makan enak dan sehat,
 Ophoeng
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ardian_c ardian_c@ wrote:
 
 seinget aye ntu zheng he gak pernah 

[budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

2010-09-04 Terurut Topik ikkyosensei_ym
Suk Ophoeng

Hehehe, memang benar sekali, tidak semua kejahatan ada kaitannya dengan 
pemikiran rasial. Kebanyakan, karena memang karakter pelakunya yang kriminal, 
lintas ras  agama.
Saya juga pernah ketemu tukang copet Tionghoa di lift mall Citra Land Grogol. 
Masih muda banget, seumuran anak kuliahan gitu... sudah kayak gitu karakternya 
anak muda jaman sekarang.
Saking terbengongnya, saya nggak sempat mengambil tindakan menangkap atau 
melapor satpam... :)

Tapi, untuk kasus koko saya itu, memang sempat keluar umpatan tongsenghugnya 
Cino kowe. Dasar jiwa  fisik muda, apalagi koko saya waktu itu khan pelatih 
karate di batalyon 511 Blitar. :)
Ya setelah itu, di rumah, dia menyesal juga. Diajak duduk ngomong, mungkin akan 
memberikan dampak positif yang lebih luas.


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Ophoeng opho...@... wrote:

 Bung Ikkyosensei dan TTM semuah,
 
 Hai, apakabar? Sudah makan?
 
 Hehehe.. kalau soal kesenggol dan berusaha malak, kayaknya gak ada 
 hubungannya dengan masalah 'ras'.
 
 Saya pernah ngalami sendiri, sekitar 4-5 tahun lalu, karena memang asyik 
 nelepon di mobil, jadi agak meleng. Di dekat putaran di atas Kali Ciliwung, 
 di sekitar Bakmi GM itu, saya mau berbalik arah, gak melihat ada motor di 
 sisi kanan, maka tersenggol-lah si motor pada bagian lampu sein-nya, dan 
 kayaknya patah. Tapi, si pengemudi, encek dan encim yang diboncengnya tidak 
 sampai jatuh, masih berdiri dengan tegak di atas motornya.
 
 Merasa salah, saya berhenti dan menghampiri. Langsung saya kasih 50.000 buat 
 ganti lampu sein-nya, yang nampaknya sih sudah sambungan diikat kawat - 
 motornya sudah tua. Harga lampu sein motor tua-nya itu paling juga sekitar 
 15.000 waktu itu.
 
 Tahu gak? Si encek ngotot minta duit lebih lagi, alasannya dia kena senggol 
 dan mesti periksa ke rumah sakit. Saya gak ladeni langsung tinggal pergi 
 saka, tapi juga gak sampai hati untuk melabrak dia, tonjok dulu, urusan 
 belakangan. Kuatir nanti jadi berbalik saya digituin orang kalau tua kelak.
 
 Pernah juga kehilangan dompet di gedung perkantoran di Sudirman, Jakarta. 
 Yang nemu telepon mau kembalikan. Uangnya yang 250 rebu sisa 50 rebu, katanya 
 'terpakai' dan itu memang 'rejeki' dia, dia ketemu kembalikan dompetnya, 
 katanya saya beruntung ketemu orang 'jujur' kayak dia, kartu kredit gak 
 dipakainya (mana bisa ya, saya pakai nama Tionghua, dia berkulit item dan 
 mata belo) seperti dianjurkan temen-2nya, ATM juga gak dipakai (padahal ada 
 percobaan sebanyak 2 kali dia coba masukin PIN), lalu masih coba 'malak' 
 bilang kacamata dia baru beli kemaren jatuh karena cari-cari alamat saya, 
 saya tanya kenapa gak titip satpam atau pulisi ajah, dia bilang gak percaya 
 ama satpam atau pulisi, nanti uangnya di'makan' mereka (toh akhirnya dia 
 'makan' juga), juga ada tunggakan kartu kredit dia belon bayar, cicilan rumah 
 juga belon dibayar, isterinya minta beli beras juga - ngakunya kerja di 
 pabrik di daerah Cikarang.
 
 Kalau anda jadi saya, apakah anda akan gebuki dia juga? 
 
 Saya sih cuma senyum ajah, lalu sodorkan semua KK dan ATM kepadanya, ambil 
 saja KK dan ATM yang gak laku itu, kalau mau buat koleksi. Semula terpikir 
 oleh saya mau serahkan ke satpam - ketemunya di mall, dan bilang dia curi 
 dompet saya, tapi, lagi-2 saya kuatir nanti akan mendapat balasan serupa. 
 Jadi saya relakan saja sisa uang 50 rebu dari 250 rebu yang 200 rebu-nya 
 sudah 'terpakai' tak sengaja olehnya buat beli bensin katanya. 
 
 Modus operandi standar penemu dan pencuri dompet, diambil uangnya, dibuang 
 dompet dan lain-lainnya -ngapain mesti 'berbaik hati' mengembalikan toh?. Ini 
 memang amatiran yang sering nonton TV dengan acara 'siapa yang mau nolong' - 
 dengan iming-2 hadiah duit gede. Yah... his name is also effort, namenye juge 
 usahe ye?
 
 Tapi, satu hal yang jelas: naluri memeras tidak berdasarkan ras, tapi 
 nampaknya berdasarkan faktor ekonomi ajah sih, jeh!
 
 Salam makan enak dan sehat,
 Ophoeng
 
 
 
 
 
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ikkyosensei_ym ikkyosensei@ wrote:
 
  Kebetulan di tanah kelahiran saya Blitar, rasialisme (dalam pengertian 
  pelecehan ras tertentu) walaupun masih ada.. namun sudah tidak laku (tidak 
  mendapat dukungan publik).
  Jadi ingat kasus mamah  koko saya. Koko, waktu itu SMA kelas 2-an, 
  boncengi sepeda mamah ke pasar. Waktu di tikungan, nyenggol gerobak 
  pedagang syur. Koko  mamah nyungsep, barang dagangan sayuran orang 
  tersebut berantakan di jalan.
  Setelah mamah dapat obat merah dari penduduk, terus mamah menghitung harga 
  sayuran-sayuran yang rusak karena telah tumpah di jalan tersebut. 
  Dibayar, karena mamah kasihan khan barang dagangan tersebut buat ngasih 
  makan keluarga mereka di rumah.
  Terus basa-basi mamah tanya, ada badan pedagangnya yang sakit nggak? 
  Padahal mamah, koko, dan penduduk tahu, yang kesenggol itu gerobaknya, 
  bukan orangnya yang lagi berdiri di trotoar.
  Nggak tahu, setan apa itu kepala orang itu. Dari tenang 

[budaya_tionghua] Re: Kendala Asimilasi

2010-09-04 Terurut Topik Dada
apa gak kebalik .

kodrat manusia itu berbeda adanya , tapi karena berbeda itu dunia
semakin menarik. Indonesia sendiri keragaman etnisnya menghasilkan
kekayaan budaya yang beragam. Adalah suatu kecenderungan , orang mencari
persamaan dalam diri dan lingkungannya , entah itu persamaan agama ,
persamaan etnis , persamaan budaya , persamaan profesi , persamaan hobby
, salah satu menghasilkan kedekatan 

Berbeda dengan anjing , anjing kawin biologis tanpa prasangka etnis
, karena anjing tidak mengenal agama , budaya dan sebagainya.Jika dunia
manusia di analogikan dalam kingdom of mammals ,dia akan kawin saat
birahi , dengan siapa saja , dimana saja.

jika indonesia di analogikan seperti , jadilah republik mestizo , dan
jika semua seperti itu , masih adakah padang , masih adakah sunda ,
masih adakah tionghoa , masih adakah papua, . Jikalah semua sudah
bercampur aduk , campur aduk seperti gado2 belum tentu lezat ,( bisa
menjadi sampah)  belum tentu melahirkan supra etnis , supra bahasa ,
supra budaya.

Tentu adalah hak manusia tertarik dengan siapa saja , ada small
statistic number ,dimana dalam beberapa kasus jawa bisa saja tertarik
sama sunda , sunda tertarik sama tionghoa , tionghoa tertarik sama batak
dan seterusnya,  tapi itu adalah keputusan pribadi , suka rela , bukan
karena suatu kebijakan 

Lagipula itu dalam kerangka bangsa bagaimana jika keputusan pribadi
memutuskan seorang sunda menikah dengan seorang prancis , seorang
tionghoa menikah dengan seorang inggris asimilasi internasional
kah ? hehehe

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ghozalli2...@... wrote:

 Sesungguhnya secara kodrat manusia itu satu adanya. Tidak peduli
apakah dia itu berasal dari etnis Jawa, Sunda, Tionghoa, atau apa saja. 
Contoh soal seorang pria dari etnis apapun bisa tertarik pada wanita yg
cocok di hatinya tanpa memandang etnis si wanita, demikian pula
sebaliknya  Manusia berbeda dari binatang yg cuma mau 'kawin 
biologis' pada jenis (genus)nya saja contoh macan belang tidak kawin
sama macan kumbang, meskipun sesama macan (kecuali dipaksakan spt
dipenangkaran). Manusia bisa kawin biologis lintas etnis dan lintas ras
tanpa ada keganjilan atau paksaan. Jadi yg membatasi manusia sulit
berasimilasi adalah lingkungan, pendidikan, budaya, dan agama. Kalau si
pria berbeda agama atau budaya dari si wanita, maka sulit sekali terjadi
perkawinan. Juga lingkungan berpengaruh besar terhadap proses
perkawinan. Itulah mengapa asimilasi tidak bisa dipaksakan dan tidak
berjalan mulus., walaupun di negara komunis atau sosialis sekalipun,
apalagi negara demokratis spt Indonesia dan ini menyangkut hak azasi
manusia.  RGDS.TG
 Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone




Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

2010-09-04 Terurut Topik Yitzhak ben Zvi
nah ini dia!

Sungguh mirip dengan yang terjadi di Pontianak 2007 silam,
Apa yang terjadi pertama adalah peristiwa serempetan biasa.
Lalu timbul adu jotos.
Lalu timbullah kerusuhan Rasial.

Seharusnya, apa yang dilakukan oleh koko nya bro Ikkyosensei, tidak perlu
dilakukan
dan tindakan tersebut merupakan tindakan bodoh dalam dunia yang beradab
dalam sebuah negara ber-asaskan hukum.

Pada sebuah negara maju, mungkin kokonya bro Ikkyosensei sudah dibui sekian
tahun. Karena memukul orang.

Jadi jangan bangga dengan menyerukan agar lain kali tindakan barbar tersebut
dibenarkan dan dilakukan di Indonesia. Karena beda komplek perumahan beda
belalang, bahkan dalam satu komplek perumahan belalangnya juga bisa berbeda,
apalagi belalangnya bermata sipit.
Peristiwa Pontianak pada 2007 tersebut tidak ingin kita ulangi dimanapun.

shalom aleikem,
Yitzhak Ben Zvi

2010/9/4 ikkyosensei_ym ikkyosen...@gmail.com



 Kebetulan di tanah kelahiran saya Blitar, rasialisme (dalam pengertian
 pelecehan ras tertentu) walaupun masih ada.. namun sudah tidak laku (tidak
 mendapat dukungan publik).
 Jadi ingat kasus mamah  koko saya. Koko, waktu itu SMA kelas 2-an,
 boncengi sepeda mamah ke pasar. Waktu di tikungan, nyenggol gerobak pedagang
 syur. Koko  mamah nyungsep, barang dagangan sayuran orang tersebut
 berantakan di jalan.
 Setelah mamah dapat obat merah dari penduduk, terus mamah menghitung harga
 sayuran-sayuran yang rusak karena telah tumpah di jalan tersebut. Dibayar,
 karena mamah kasihan khan barang dagangan tersebut buat ngasih makan
 keluarga mereka di rumah.
 Terus basa-basi mamah tanya, ada badan pedagangnya yang sakit nggak?
 Padahal mamah, koko, dan penduduk tahu, yang kesenggol itu gerobaknya, bukan
 orangnya yang lagi berdiri di trotoar.
 Nggak tahu, setan apa itu kepala orang itu. Dari tenang damai, karena
 dagangannya laku keras, tiba-tiba teriak-teriak minta ganti rugi uang kaget.
 Ya benar, istilahnya uang kaget. Mungkin kaget, kok naruh gerobak di
 tikungan yang bikin orang nyungsep ... malah dapat kesempatan malak kali.
 Aku setuju, dengan tindakan kokoku yang kaget juga dan langsung gebuk
 tendang pedagang tersebut. Sekalian nambah uang saku buat ongkos ke rumah
 sakitnya.
 Dan juga, setuju kepada publik yang memberi kesempatan beberapa puluh
 jotosan baru memisah.

 Saran, lain kali kalau terjadi kasus seperti itu di tempat publik ...
 jangan ragu untuk dijotosi massal saja. Kalau di Jawa, bahkan dibakar
 sekalian.

 Salam

 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com budaya_tionghua%40yahoogroups.com,
 kusalacitto gunawan guna...@... wrote:
 
  hmm.. gimana ya,
 
  saya mau sedikit memberikan pengalaman berdasar atas yang saya alami dan
  kemudian saya coba pahami.
 
  Sebagai konsekuensi dari kebudayaan yang sudah berlaku nasional maka
 Cina
  atau Tionghoa sudah dan akan selalu menjadi bahan olokan bersama
 seluruh
  Nusantara.
 
  Kalau di daerah saya, anak kecil saja sudah faham istilah rasial. Jadi
 dapat
  disebut sudah membumi.
 
  Pernah saya alami ketika masa kecil di kampung halaman, hanya berpapasan
 di
  trotoar, sengaja disenggol bahu saya (cari ribut).Belum lagi, bila anak
  Cina/Tionghoa kebetulan melewati kerumunan saudara etnis lain (misalnya
  melewati depan sekolah negeri), hampir 90% kemungkinannya pasti akan
 dipalak
  atau dibuli. Itu hanya anak kecil, bagaimana dewasanya?
 
  Jadi menurut saya ini sudah budaya lah, tetapi apakah mereka benar-benar
  rasis?
 
  Saya rasa tidak, karena kalau mereka rasis artinya 10tahun kemudian,
 ketika
  mereka dewasa, kita sudah tidak di negara ini atau bahkan dunia ini,
 karena
  generasi yang rasis sudah masuk ke masyarakat. Oleh karena itu, istilah
 yang
  saya pakai, mereka hanya ikut-ikutan rasis.Atau Racist by Lifestyle.
 
  Kalau bagi saya, tindakan mulut bau rasis begini sih sudah biasa, tidak
 akan
  menimbulkan efek psikologis apapun bagi saya. Paling hanya ngomel2 ke
  keluarga atau teman-teman.
 
  Memang pasti , walaupun tidak menimbulkan korban jiwa, tindakan demikian
  tidak bisa ditolerir. Bila terus dibiarkan, maka Budaya ini akan terus
  hidup lestari. Sudah sepantasnya, seperti tindakan yang dilakukan sodari
  mahasiswi dalam postingan sodari Esther SH. Melaporkan ke pihak berwajib
  akan memberikan efek jera kepada para pelaku yang secara lifestyle suka
  memakai istilah-istilah rasis. Diharapkan si pelaku akan merubah
  lifestylenya di lain kali setelah mendapatkan pelajaran. Tidak harus
 sampai
  pelakunya dipenjara, minimal di periksa polisi dia akan paham kalau apa
 yg
  biasa dilakukan dia itu selama ini ternyata salah.
 
 
 
  2010/8/5 eko hermiyanto eko.hermiya...@...
 
  
  
   Kejahatan ini adalah sesuatu hal yang sangat menyedihkan. Karena, saya
   sendiri pernah mengalaminya secara langsung, dan ini adalah beberapa
   kejahatan yang terjadi di bis ibu kota yang pernah saya alami baik
 rasial
   maupun bukan:
   1. pada waktu saya naik bis dari depan kampus saya Atmajaya tahun 2002,
 ada
   satu orang yang memberikan satu 

Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

2010-09-04 Terurut Topik Hendra Bujang
Enggak ada salahnya sekali2 melakukan perlawanan terutama terhadap mereka yang 
sudah brutal n mengancam jiwa. Lari atau menghindar bukan solusi terbaik 
terutama jika mereka berkelompok, biasanya makin kalap. 
 
Yang penting lumpuhkan lawan secepat mungkin plus tuntas di tempat! Itu aja 
kuncinya. Namanya juga dunia jalanan..dunia yang keras.



Best Regards,
Hendra Bujang
Mobile I   : 0878 7828 7808 
Mobile II  : 0856 190 9109 
Knowing Is Not Enough, We Must Apply
Willing Is Not Enough, We Must Do 
 

--- On Sun, 9/5/10, Yitzhak ben Zvi yitzhak.ben...@gmail.com wrote:


From: Yitzhak ben Zvi yitzhak.ben...@gmail.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Sunday, September 5, 2010, 12:03 PM


  



nah ini dia!


Sungguh mirip dengan yang terjadi di Pontianak 2007 silam,
Apa yang terjadi pertama adalah peristiwa serempetan biasa.
Lalu timbul adu jotos.
Lalu timbullah kerusuhan Rasial.


Seharusnya, apa yang dilakukan oleh koko nya bro Ikkyosensei, tidak perlu 
dilakukan
dan tindakan tersebut merupakan tindakan bodoh dalam dunia yang beradab dalam 
sebuah negara ber-asaskan hukum.


Pada sebuah negara maju, mungkin kokonya bro Ikkyosensei sudah dibui sekian 
tahun. Karena memukul orang.


Jadi jangan bangga dengan menyerukan agar lain kali tindakan barbar tersebut 
dibenarkan dan dilakukan di Indonesia. Karena beda komplek perumahan beda 
belalang, bahkan dalam satu komplek perumahan belalangnya juga bisa berbeda, 
apalagi belalangnya bermata sipit.
Peristiwa Pontianak pada 2007 tersebut tidak ingin kita ulangi dimanapun.


shalom aleikem,
Yitzhak Ben Zvi


2010/9/4 ikkyosensei_ym ikkyosen...@gmail.com


  



Kebetulan di tanah kelahiran saya Blitar, rasialisme (dalam pengertian 
pelecehan ras tertentu) walaupun masih ada.. namun sudah tidak laku (tidak 
mendapat dukungan publik).
Jadi ingat kasus mamah  koko saya. Koko, waktu itu SMA kelas 2-an, boncengi 
sepeda mamah ke pasar. Waktu di tikungan, nyenggol gerobak pedagang syur. Koko 
 mamah nyungsep, barang dagangan sayuran orang tersebut berantakan di jalan.
Setelah mamah dapat obat merah dari penduduk, terus mamah menghitung harga 
sayuran-sayuran yang rusak karena telah tumpah di jalan tersebut. Dibayar, 
karena mamah kasihan khan barang dagangan tersebut buat ngasih makan keluarga 
mereka di rumah.
Terus basa-basi mamah tanya, ada badan pedagangnya yang sakit nggak? Padahal 
mamah, koko, dan penduduk tahu, yang kesenggol itu gerobaknya, bukan orangnya 
yang lagi berdiri di trotoar.
Nggak tahu, setan apa itu kepala orang itu. Dari tenang damai, karena 
dagangannya laku keras, tiba-tiba teriak-teriak minta ganti rugi uang kaget. Ya 
benar, istilahnya uang kaget. Mungkin kaget, kok naruh gerobak di tikungan yang 
bikin orang nyungsep ... malah dapat kesempatan malak kali.
Aku setuju, dengan tindakan kokoku yang kaget juga dan langsung gebuk tendang 
pedagang tersebut. Sekalian nambah uang saku buat ongkos ke rumah sakitnya.
Dan juga, setuju kepada publik yang memberi kesempatan beberapa puluh jotosan 
baru memisah.

Saran, lain kali kalau terjadi kasus seperti itu di tempat publik ... jangan 
ragu untuk dijotosi massal saja. Kalau di Jawa, bahkan dibakar sekalian.

Salam

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, kusalacitto gunawan guna...@... wrote:

 hmm.. gimana ya,
 
 saya mau sedikit memberikan pengalaman berdasar atas yang saya alami dan
 kemudian saya coba pahami.
 
 Sebagai konsekuensi dari kebudayaan yang sudah berlaku nasional maka Cina
 atau Tionghoa sudah dan akan selalu menjadi bahan olokan bersama seluruh
 Nusantara.
 
 Kalau di daerah saya, anak kecil saja sudah faham istilah rasial. Jadi dapat
 disebut sudah membumi.
 
 Pernah saya alami ketika masa kecil di kampung halaman, hanya berpapasan di
 trotoar, sengaja disenggol bahu saya (cari ribut).Belum lagi, bila anak
 Cina/Tionghoa kebetulan melewati kerumunan saudara etnis lain (misalnya
 melewati depan sekolah negeri), hampir 90% kemungkinannya pasti akan dipalak
 atau dibuli. Itu hanya anak kecil, bagaimana dewasanya?
 
 Jadi menurut saya ini sudah budaya lah, tetapi apakah mereka benar-benar
 rasis?
 
 Saya rasa tidak, karena kalau mereka rasis artinya 10tahun kemudian, ketika
 mereka dewasa, kita sudah tidak di negara ini atau bahkan dunia ini, karena
 generasi yang rasis sudah masuk ke masyarakat. Oleh karena itu, istilah yang
 saya pakai, mereka hanya ikut-ikutan rasis.Atau Racist by Lifestyle.
 
 Kalau bagi saya, tindakan mulut bau rasis begini sih sudah biasa, tidak akan
 menimbulkan efek psikologis apapun bagi saya. Paling hanya ngomel2 ke
 keluarga atau teman-teman.
 
 Memang pasti , walaupun tidak menimbulkan korban jiwa, tindakan demikian
 tidak bisa ditolerir. Bila terus dibiarkan, maka Budaya ini akan terus
 hidup lestari. Sudah sepantasnya, seperti tindakan yang dilakukan sodari
 mahasiswi dalam postingan sodari Esther SH. Melaporkan ke pihak berwajib
 akan memberikan efek jera kepada para

[budaya_tionghua] Re: Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran bersama?

2010-09-02 Terurut Topik ikkyosensei_ym
Ko Zhou,

Pandangan anda sepertinya bernuansa pertarungan bebas untuk memperebutkan 
kursi. Itu sangat ideal untuk kondisi ideal.
Kondisi ideal adalah jika tingkat pendidikan, tingkat kesadaran politik, 
tingkat akses ke politik, dll ... sama. Mungkin negara yang sudah mendekati 
kondisi tersebut adalah Amerika, yang juga masih memberikan kesempatan 
keterwakilan kepada etnis native Indian  Afro Amerika.

Apa benar kondisi ideal itu sudah terjadi di Indonesia?

Menurut saya, anda harus berpijak pada kenyataan bahwa kondisi ideal tersebut 
belum tercapai. Harus ada pembelaan kepada yang kalah, agar memiliki 
kesempatan mencapai kesetaraan dulu.

Bukan kepada suku minoritas Tionghoa saja kesempatan seharusnya tersebut 
diberikan, tetapi juga kepada suku Papua yang notabene meskipun menang massa, 
tetapi kalah di pengalaman politik  pendidikan.

Begitu juga dengan bidang ekonomi. Tidak pantaslah kita menutup mata terhadap 
perbedaan skill berbisnis. Katakanlah antara etnis saya Tionghoa dengan etnis 
Papua. Kanak-kanak kita sudah disuruh ikut nimbang palawija (gua tiak) bersama 
orang tuanya, ketika kanak-kanak Papua masih berusaha mengenali rupiah. No SARA.
Pertarungan bebas dalam berbisnis dengan etnis Tionghoa, menurut saya, jelas 
akan semakin membuat etnis Papua terpuruk secara ekonomi. Etnis Papua harus 
mendapatkan kemudahan lebih dibandingkan etnis Tionghoa. Itu baru pertandingan 
yang adil  berniatan baik. No SARA.

Analogi yang sama dengan anda mengajak kumite anak saya yang tujuh tahun. 
Tangan  kaki anda harus diikat, mulut dilakban, masih dilem di tembok... itu 
baru pertandingan berimbang  jantan  :)

Salam

Chen Gui Xin

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zho...@... wrote:

 Saya tdk setuju ada utusan golongan berdasarkan ras, juga tak setuju ada 
 utusan golongan berdasarkan agama! Ini yg membedakan saya dng orde lama 
 maupun orde baru! Ini adalah masalah prinsip demokrasi, tak ada hubungannya 
 dng slogan pancasilanya orde baru!
 
 Jika kehidupan politik dan hukum sebuah negara sudah berjalan normal, semua 
 warga negara sederajat di depan hukum, yg berlaku adalah meritokrasi, siapa 
 cakap dia yg akan diberi tempat, bahkan menjadi seorang presiden pun seorang 
 tionghoa dimungkinkan, utk apa kita hrs me rengek2 minta diberi hak istimewa 
 sbg utusan golongan?
 
 Pada hakekatnya, adanya utusan golongan di orla adalah kebijakan transisi, 
 bukan sistem yg tak boleh diganggu gugat, jika kita sekarang gencar 
 mengkritik orde baru, bukan berarti hrs 100% kembali ke orde lama. Seperti 
 sistem parlementer maupun demokrasi terpimpin orde lama yg kacau balau, apa 
 perlu dipraktekkan ulang?
 
 Sent from my BlackBerry®
 powered by Sinyal Kuat INDOSAT
 
 -Original Message-
 From: Azura-Mazda extrim_blue...@...
 Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Date: Thu, 2 Sep 2010 02:53:30 
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Subject: Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju 
 kemakmuran bersama?
 
 Komentar ko Fuyen persis tepat pendapat Orde Baru
 bahwa utusan golongan rasial itu ga selaras dgn
 nilai-nilai Pancasila. makanya utusan golongan ras model
 Orde Lama diberedel  digantikan dengan utusan golongan
 ABRI dan AGAMA. 
  
 Di era repotnasi, komposisi semacam ini dirasa ga relevan
 maka diubah jadi DPD. 
  
 Utusan Golongan bertentangan dengan demokrasi 
 Saya tidak bisa jawab. Tapi arrangement repotnasi pun
 tidak mengakomodir kepentingan dan suara golongan
 Tionghoa. karena itu, menurut saya, harus dikembalikan
 utusan golongan semodel Orde Lama dahulu. 
  
 Sebenarnya, di masa akhir pemerintah Suharto sudah
 bepikir untuk mengembalikan model lama. 
  
 Denger-denger, Rudini selaku ketua KPU menghendaki Susi
 Susanti dan Alan Budikusuma sebagai ketua fraksi utusan
 golongan Tionghoa. Tapi ditolak oleh seorang tokoh tionghoa
 ngetop pengarang buku tebel 1000 halaman. Dengan alasan
 kalo Susi Susanti ga ngerti politik. Pernyataan ini diucapkan
 langsung di hadapan Susi dan Alan hingga keduanya marah
 dan tidak bersentuhan lagi dengan komunitas Tionghoa. 
  
 
 
 --- Pada Kam, 2/9/10, zho...@... zho...@... menulis:
 
 
 Dari: zho...@... zho...@...
 Judul: Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju 
 kemakmuran bersama?
 Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Tanggal: Kamis, 2 September, 2010, 12:54 AM
 
 
   
 
 
 
 Sudah bukan zamannya lagi pakai sistem utusan golongan. Ini hanya mengaburkan 
 makna demokrasi! Sistem penunjukan itulah yg ditentang Kalangan aktivis!
 
 Jikapun ada, bagaimana caranya memilih utusan golongan? Tionghoa yg budha 
 pilih tati haryati, yg islam memilih yunus yahya, yg khatolik pilih 
 harrytjan, yg kristen jangan2 pilih mochtar ryadi, yg tdk beragama pilihan 
 lain lagi! Jika pilih salah satu apa yg lain merasa terwakili? Absurd!
 
 Perbedaan ras memang tidak perlu dilebur, jika kita masuk ke partai plural 
 bukan berarti kita menghilangkan ketionghoaan. Jika 

  1   2   3   4   5   6   7   8   9   10   >