CiKEAS Fw: [pantau-komunitas] Diskusi Bersama Soemarsono soal 'Revolusi Agustus'

2009-07-23 Terurut Topik sunny

- Original Message - 
From: siti_pantau 
To: pantau-nar...@yahoogroups.com ; pantau-komuni...@yahoogroups.com 
Sent: Tuesday, July 21, 2009 5:13 AM
Subject: [pantau-komunitas] Diskusi Bersama Soemarsono soal 'Revolusi Agustus'


  --- In pantau-kontribu...@yahoogroups.com, Andreas Harsono 
andreashars...@... wrote:

Pantau dan TUK

Madiun Affair 1948
Diskusi Bersama Soemarsono

Soemarsono, pada 1945, sebagai ketua Pemuda Republik Indonesia,
melucuti senjata Jepang dan memimpin perang lawan tentara Inggris di
Surabaya. Mayor Jenderal Soemarsono lantas jadi Gubernur Militer
Pemerintahan Front Nasional daerah Madiun pada September 1948. Bersama
Amir Sjarifuddin, dia memimpin long march 100 hari melawan terror
putih pemerintahan Perdana Menteri Moh. Hatta. Lantas dia sembunyi di
Pematang Siantar hingga 1964. Pada 1965 dia ditangkap dan ditahan 10
tahun di Salemba. Pada 1987, pindah ke Sydney dan menjadi warganegara
Australia.

Siapa yang musti memproklamasikan dan menjadi Presiden Republik
Indonesia pertama? Pertama kali yang dicalonkan adalah Amir
Sjarifuddin. Semua pemuda menerima. Cuma Soekarni tanya, `Bung Amir
dimana?' Dia sebenarnya tahu Bung Amir ditawan Jepang di Lowokwaru,
Malang . Umpamanya dia diketahui Jepang, lalu dibunuh. Nah kita
mempunyai presiden pertama sudah dibunuh. Bagaimana bisa?

Saya ini pelaku, saya saksi. Bahwa sampai kapan pun Peristiwa Madiun
itu bukan suatu pemberontakan, tetapi penindasan dari satu pemerintah
yang melaksanakan Red Drive Proposal dari Amerika Serikat, mau
membasmi kaum kiri dan kami melakukan perlawanan. Lha Berontak Madiun!
Berontak apa? Buktinya apa?

Teater Utan Kayu
Jl. Utan Kayu 68H
Jumat, 24 Juli 2009 pukul 16:00-19:00

Penanggap:
Baskara T. Wardaya, sejarawan, menulis disertasi Cold War Shadow:
United States Policy Toward Indonesia 1953-1963; serta buku Bung Karno
Menggugat.

Wilson, sejarawan, menulis buku Orang dan Partai NASI di Indonesia,
sedang bikin documentary soal Soemarsono

Moderator:
Andreas Harsono, wartawan, kini menulis buku A Nation in Name:
Debunking the Myth of Indonesian Nationalism

Screening Film:
Saksi Mata Yang Terlupakan produksi Jaringan Videomaker Independen

--- End forwarded message ---





CiKEAS [Konsultasi Hukum Gratis] Renovasi Rumah yang melanggar batas Tanah Hak Milik...

2009-07-23 Terurut Topik NM. WAHYU KUNCORO, SH
saya ingin menanyakan tentang status saya dimata hukum. begini
kondisinya:
Ketika ketika ayah saya masih hidup pernah membeli sebidang tanah milik
tantenya (adik kandung dari nenek) dan sertifikatnya sekarang sudah
menjadi hak milik atas nama ayah saya, tanah tersebut satu halaman
dengan tanah milik nenek saya (saat ini nenek dan kakek saya juga sudah
meninggal, dengan anak berjumlah 9, ayah saya urutan 2) dan ditengahnya
berdiri sebuah bangunan rumah yang sejak dulu ditempati oleh keluarga
nenek, sekarang hanya tinggal adik ayah saya yang bungsu yang
menempati, rumah tersebut juga dibuat tempat berkumpul keluarga ayah
saya sesekali waktu.
Kondisi yang sekarang rumah dan tanah tersebut sedang direnovasi oleh
saudara-saudara saya, bahkan sampai menjalar ke tanah milik Alm ayah
saya, akan tetapi tidak ada satupun pemberitahuan kepada kami (ibu dan
adik saya) tentang adanya renovasi tersebut.
Apakah tindakan yang demikian dibenarkan dan harus bagaimakah saya??
karena nantinya saya juga ingin memanfaatkan (paling tidak hanya) tanah
tersebut untuk dibangun rumah ataupun untuk dijual, apakah memungkinkan?
Terima kasih atas kesediaanya membalas surat saya.
salam
sy
JAWAB :
Terima kasih telah menghubungi saya ...
Pasal 20 ayat (1) Undang-Undang No. 5 Tahun 1960 tentang Aturan Dasar
Pokok-Pokok Agraria menyatakan Hak milik adalah hak turun-menurun,
terkuat dan terpenuh yang dapat dipunyai orang atas tanah.
Terkait dengan sertifikat hak milik, Hukum mensyaratkan bahwa
Sertifikat Hak Milik merupakan alat pembuktian yang kuat sebagaimana
dimaksud Pasal19 ayat (2) huruf (c) Undang-Undang No. 5 Tahun 1960
tentang Aturan Dasar Pokok-Pokok Agraria jo. Pasal 4 ayat (1) Peraturan
Pemerintah No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah yang pada
pokoknya menyatakan Untuk memberikan kepastian dan perlindungan hukum
kepada pemegang hak diberikan sertipikat hak atas tanah. Pemberian
surat-surat tanda bukti hak, yang berlaku sebagai alat pembuktian yang
kuat.
Pasal 571 KUHPerdata menyatakan pada pokoknya bahwa Hak milik atas
sebidang tanah meliputi hak milik atas segala sesuatu yang ada di
atasnya dan didalam tanah itu. Di atas sebidang tanah, pemilik boleh
mengusahakan segala tanaman dan mendirikan bangunan yang
dikehendakinya. Di bawah tanah itu ia boleh membangun dan menggali
sesuka hatinya dan mengambil semua hasil yang diperoleh dari galian itu.
Berdasarkan ketentuan di atas, sebagai ahli waris atas pemegang hak
milik tanah, Anda dapat menegaskan tentang hak-hak anda sebagai ahli
waris atas tanah dimaksud dan menegur para pelanggar hak untuk
menghentikan aktivitasnya yang dapat merugikan hak-hak ahli waris.
Bilamana setelah anda melakukan peneguran, mereka tetap melakukan
aktivitasnya yang notabene melakukan revonasi yang menyentuh dan
melanggar batas tanah hak milik Almarhum, maka Anda sebagai Ahli waris
dapat menuntut mereka secara pidana dan atau perdata.
Berikut kutipan Pasal 167 KUHPidana yang dapat digunakan:
(1) Barang siapa memaksa masuk ke dalam rumah, ruangan atau pekarangan
tertutup yang dipakai orang lain dengan me- lawan hukum atau berada
disitu dengan melawan hukum, dan atas permintaan yang berhak atau
suruhannya tidak pergi dengan segera, diancam dengan pidana penjara
paling lama sembilan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu
lima ratus rupiah.
(2) Barang siapa masuk dengan merusak atau memanjat, dengan menggunakan
anak kunci palsu, perintah palsu atau pakaian jahatan palsu, atau
barang siapa tidak setahu yang berhak lebih dahulu serta bukan karena
kekhilafan masuk dan kedapatan di situ pada waktu malam, dianggap
memaksa masuk.
(3) Jika mengeluarkan ancaman atau menggunakan sarana yang dapat
menakutkan orang, diancam dengan pidana penjara paling lama satu tahun
empat bulan.
(4) Pidana tersebut dalam ayat 1 dan 3 dapat ditambah sepertiga jika
yang melakukan kejahatan dua orang atau lebih dengan bersekutu.

--
Posting oleh NM. WAHYU KUNCORO, SH ke Konsultasi Hukum Gratis pada
7/22/2009 11:04:00 PM

CiKEAS Kenapa Pengebom bulenya banyak wong Malaysia

2009-07-23 Terurut Topik Hafsah Salim
Kenapa Pengebom bulenya banyak wong Malaysia
 
Pada hakekatnya orang2 bule itu kepingin hidup ditempat yang nyaman dan aman, 
kalo lingkungan tempat tiggalnya dirasa tidak aman penuh ancaman terror tentu 
wajar mereka akan pindah ketempat yang diketahuinya lebih aman.

Sebenarnya bukan cuma orang2 bule saja, juga muslimin, kalo didholimi ditanah 
airnya sendiri tentu mereka mengungsi ke negara2 kafirun. Seperti di Indonesia, 
bukan cuma non-muslim saja yang didholimi, bahkan juga sesama muslim dan bahkan 
burung gereja sekalipun sekarang sudah tidak ada lagi diudara tanah air kita 
karena burung2 pun merasakan hawa terror dialam Indonesia yang Islamiah ini.

 tawangalun tawanga...@... wrote:
 Baik Dr Azhari, Nurdin Ngetop yang
 dicari cari sekarang adalah wong
 Malaysia. Kenapa kok harus jauh2 2
 ngebom bule di JKT padahal di Malaysia
 juga lebih banyak bule,kan jumlah
 turis kita kalah banyak.

Kalo bule dibomb di Jakarta, tentu dia larinya ke Malaysia. Sebaliknya kalo 
bule2 dibomi di Malaysia, bule2nya lari ke Indonesia dan ekonomi Indonesia dong 
yang lebih maju jadinya.

Ini khan cuma masalah logika ekonomi saja. Malaysia lebih pandai berlogika 
katimbang Indonesia. Ulama2 Indonesia yang dikirim dan diundang ke Malaysia 
untuk mengajarkan Islam yang baik, Islam yang bekerja sama, Islam yang bisa 
bertoleransi, dan Islam yang bisa menerima perbedaan.

Sebaliknya, ulama Malaysia yang bertandang ke Indonesia justru mengajarkan 
bagaimana cara2nya membuat bomb, meledakkan bomb, dan memfitnah satu sama 
lainnya.

Jadi enggaklah mengherankan kalo ekonomi Malaysia maju lebih pesat, teknologi 
berkembang lebih cepat.

Rakyat Malaysia dididik untuk merasa malu dengan perbuatan terror, merasa malu 
adanya Noordin M Top dan Dr. Azhari, tetapi perbuatan terror mereka berdua dari 
Malaysia ini justru menjadi kebanggaan ulama2 dan umat di Indonesia, kita ingin 
meneladani kedua orang ini yang mampu melaksanakan sunnah nabi kita.

Ny. Muslim binti Muskitawati





CiKEAS Kalahkan Terorisme - Sebaiknya..

2009-07-23 Terurut Topik Retno Kintoko
== 
THE WAHANA DHARMA NUSA CENTER [WDN_Center] 
Seri : Membangun spirit, demokrasi, konservasi sumber daya, 
   nasionalisme, kebangsaan dan pruralisme bangsa Indonesia.  
== 
[Spiritualism, Nationalism, Resources, Democration  Pruralism Indonesia 
Quotient] 
Mensyukuri Pesta Demokrasi 5 Tahunan - PEMILU 2009. 
Belajar menyelamatkan sumberdaya negara untuk kebaikan rakyat Indonesia. 
Kalahkan Terorisme
Kamis, 23 Juli 2009 | 05:00 WIB
Oleh: Edy Prasetyono
Pemilu berjalan aman meski terjadi ketidakpuasan di sebagian masyarakat. 
Harapan bahwa Indonesia akan bangkit secara ekonomi dan politik tampak cerah. 
Masyarakat Indonesia dan banyak negara lain menaruh harapan besar terhadap 
proses demokratisasi dan keamanan di Indonesia yang akan menjadi modal 
pembangunan ekonomi.
Tiba-tiba bom meledak di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton. Semua orang 
tersentak dan marah. Presiden membuat pernyataan. Ada kekecewaan, kekhawatiran, 
dan kemarahan atas tragedi ini.
Muncul reaksi terhadap pidato Presiden. Sebagian menganggap pidato ini 
ditujukan kepada pihak-pihak tertentu. Sebagian lain melihat itu sebagai 
pernyataan yang harus dibuat oleh seorang kepala negara, bukan sebagai seorang 
capres yang sementara sedang unggul dalam perhitungan suara dalam pemilu 
presiden yang baru lalu. Yang jelas, tragedi ini terjadi dalam situasi yang 
tidak menguntungkan. Sensitivitas masih melingkupi interaksi kekuatan-kekuatan 
politik pada pascapemilu ini.
Lawan terorisme
Dalam situasi seperti itu, aksi terorisme telah berhasil mempermainkan emosi 
dan merusak harapan-harapan kita ke depan. Terorisme juga berhasil mengusik 
kebersamaan kita untuk membangun kehidupan politik dan ekonomi pascapemilu.
Inilah yang harus kita sikapi bersama dengan tidak saling menyalahkan yang 
sekaligus seolah membuat para teroris bersorak gembira terhadap keberhasilan 
mereka dan sikap kita. Apa pun dan siapa pun kita, serangan terorisme mestinya 
membuat kita lebih teguh untuk tidak membiarkan semua kekuatan perusak 
menghancurkan Indonesia.
Sejarah mencatat, bangsa ini telah menunjukkan kegigihannya melewati masa-masa 
sulit. Kita mewarisi negeri yang luar biasa hebat, baik secara geografis, 
sejarah, keragaman sosial-budaya, maupun kekayaan alam. Kita dituntut untuk 
menjaganya dan memajukannya dengan membuat sistem politik, ekonomi, dan hukum 
yang adil untuk mewujudkan Indonesia bagai kapal yang besar dan kuat, dengan 
mesin yang andal mengarungi lautan bebas dan membawa persahabatan kepada semua 
bangsa di dunia.
Kapal besar dibuat untuk menantang gelombang besar guna mengarungi perjalanan 
laut/samudra yang luas. Sementara itu, kapal kecil, betapa pun canggihnya, 
tidak dirancang untuk mengarungi samudra besar. Karena itu, jangan pernah 
menyerah kepada terorisme karena kita tidak ingin mewariskan Indonesia yang 
rusak kepada generasi penerus kelak.
Anak cucu dan keturunan kita kelak akan marah dan mengutuk karena mewarisi 
Indonesia yang hancur, terlebih jika hancur karena ulah para teroris.
Tanpa kompromi
Masyarakat juga harus sepenuhnya mengembangkan sikap tidak kompromi (zero 
tolerance) terhadap terorisme, apalagi melihat mereka bak pahlawan karena 
kesalahan penanganan terhadap para teroris, baik yang dilakukan oleh pemerintah 
maupun media massa.
Ekspose besar-besaran menjelang eksekusi Amrozi cs beberapa waktu lalu pada 
tingkat tertentu justru menjadikan mereka bagai ”pejuang” ketidakadilan. Perlu 
digarisbawahi bahwa terorisme juga tidak dapat dibenarkan dengan alasan reaksi 
atas ketidakadilan. Meski terorisme bisa disebabkan oleh ketidakadilan, hal itu 
tidak dapat diterima jika ketidakadilan membenarkan aksi terorisme.
Penyebab bukanlah suatu alasan untuk melakukan kekerasan, kekejian, dan 
kejahatan. Kemiskinan bisa menyebabkan orang untuk merampok, tetapi kemiskinan 
tetap tidak bisa membenarkan tindakan perampokan. Ends (and causes) do not 
justify the means.
Ekstrem-radikal
Terorisme selalu bermain pada tataran ideologis dan psikologis. Ia adalah anak 
ideologi ekstrem-radikal. Sifatnya mendadak, semua dicekam dalam situasi tidak 
menentu, dan tidak tahu kapan serangan akan dilakukan. Kita semua sering dibuat 
kalah satu langkah atau lebih. Kita sering bereaksi sesaat dan setelah itu 
kehidupan dianggap normal. Pada saat itulah teroris hidup lebih leluasa di 
tengah-tengah masyarakat.
Karena itu, upaya melawan terorisme memerlukan komitmen total baik pemerintah 
maupun masyarakat untuk menindak dan menghilangkan penyebab terorisme (root 
causes). Kita harus menang melawan terorisme dan jangan lagi dipermalukan dan 
dihancurkan oleh aksi-aksi brutal mereka.  [Edy Prasetyono Manajer Riset dan 
Publikasi FISIP UI; Peneliti IODAS, Kompas]
--- 
Sebaiknya..
Sebaiknya, peristiwa terorisme yang baru saja terjadi bisa menjadi tonggak 
penyambung kembali benang-benang pengusutan jaringan terorisme di Indonesia 
yang selama 

Re: CiKEAS Pelaku Pengeboman Tidak Harus Selalu Mati

2009-07-23 Terurut Topik am021n
Anda senang hidup dgn fitnah. Semoga anak cucu anda tidak akan difitnah oleh 
siapapun...
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone

-Original Message-
From: Hafsah Salim muskitaw...@yahoo.com

Date: Wed, 22 Jul 2009 12:13:19 
To: CIKEAS@yahoogroups.com
Subject: CiKEAS Pelaku Pengeboman Tidak Harus Selalu Mati


Pelaku Pengeboman Tidak Harus Selalu Mati
   
Apa yang direlease oleh Kepolisian selama ini sangat lah irrasional hingga bisa 
disimpulkan semua keterangan2 polisi yang ditulis dalam berbagai surat2 kabar 
di Indonesia se-mata2 jebakan untuk mengecoh para pelakunya sejauh mana polisi 
menguasai informasi yang didapatkannya dari lapangan.

Misalnya saja, tentang tidak ada kecocokan DNA Ibrahim dengan identifikasi DNA 
dari mayat2 yang ditemukan, oleh Kepolisian disimpulkan bahwa Ibrahim bukanlah 
pelaku pengeboman.

Padahal pelaku pengeboman tidak selalu harus mati, dan mereka yang mati juga 
tidak bisa dituduh salah satunya sebagai pelaku pengeboman.

Karena untuk meledakkan bomb dihotel JW-Marriot dan Ritz-Carlton tidak perlu 
harus bunuh diri, bomb bisa ditinggalkan di kakus, bisa ditinggalkan dibawah 
kursi atau meja di Lounge dan kemudian diledakkan dengan remote dari jauh.  
Bahkan bisa diledakkan dengan telephon celluler.

Yang enggak pernah disinggung di-koran2 adalah bahwa semua pegawai dikedua 
hotel itu diseleksi oleh bekas jendral2 di DepHanKam.  Bahwa sekeras dan 
sejelimet gimanapun screening untuk keluar masuk hotel, tetap saja para bekas 
anggauta Abri atau Kopasus bisa lewat tanpa harus diperiksa.

Kesimpulannya sangat jelas, semua keterangan dari kepolisian sama sekali tidak 
ada sangkut pautnya dengan pengejaran terhadap para pelakunya, malah 
menyesatkan kepada mereka yang tidak terkait sebagai pelaku seperti Noordin M 
Top.  Apalagi Noordin M Top itu sendiri bukanlah pemain tunggal, tidak mungkin 
dia bisa gampang2 hidup di Indonesia apalagi tidak kerja atau kerja 
ber-pindah2.  Padahal orang Indonesia sendiri susah hidupnya, apalagi Noordin M 
Top yang orang asing ini.  Transfer uang dari luar negeri untuk menunjang 
kehidupan Noordin M Top juga bisa gampang dilacak.  Sejak di-kejar2, Noordin M 
Top ini susah bergerak, kesempatan melakukan terror yang begitu ketat 
pengamanannya seperti meledakkan bomb didalam Lounge JW-Marriott betul2 
mustahil kalo tidak ada bantuan dari sekurity, abri, atau kepolisian.  Juga 
keterlibatan orang2 didalam sendiri bisa dipastikan, mereka bisa menyusup 
kebagian house-keeping, security, kitchen.

Jadi kalo dalam waktu sekian lama belum juga terpecahkan siapa pelakunya, maka 
memang tidak mungkin lagi dipecahkan atau sengaja ditutupi karena kejadian ini 
kemungkinan besar seperti yang diucapkan oleh SBY hingga penyelesaiannya cuma 
mungkin dibelakang layar saja.  Bagi intel2 abri, apalagi bekas jendral 
sekualitas SBY, kejadian ini sudah bisa langsung diketahui siapa2 saja yang ada 
dibelakang kejadian ini tanpa harus mengumpulkan bukti2 lagi.

Memang gampang kalo menyiarkan berita bahwa pelakunya adalah bomb bunuh diri 
yang juga mati dalam pemboman ini.  Se-olah2 si pelaku menggunakan kamar sewaan 
1808 untuk merakit dan menyimpan bomb itu, padahal tak perlu sewa kamar, gudang 
JW-Marriott sendiri bisa digunakan untuk menyimpan bomb2 ini dan sewa kamar 
1808 hanyalah untuk menyesatkan saja dengan meletakkan bomb2 lain yang se-olah2 
belum diledakkan.

Yang sangat khas disini adalah bahan ledak yang digunakan adalah TNT yang low 
explosive.  Ini adalah bahan peledak yang cuma digunakan militer bukan 
terrorist jihad Islam.  Bom Bali menggunakan bahan RDX yang termasuk jenis High 
Explosive, sebaliknya bom JW-Marriot adalah TNT jenis Low Explosive yang 
menjadi standard bahan peledak militer.

RDX bahan peledak yang digunakan Amrozy, bahan2nya harus diimport, sebaliknya, 
sedangkan yang digunakan di JW-Marriott bisa dibeli dari abri.

Ny. Muslim binti Muskitawati.








CiKEAS Hendrawan Sering Gunakan Bahasa Inggris dan Prilaku Aneh

2009-07-23 Terurut Topik sunny
Rfeleksi: Apakah para teroris berbahasa Inggris? Agaknya  harus hati-hati  bila 
berbahasa Inggris karena bisa ditangkap polisi. 

http://www.lampungpost.com/aktual/berita.php?id=9322

  Rabu, 22 Juli 2009 
 

  HUKUM-KRIMINAL
 
 
 
 

Hendrawan Sering Gunakan Bahasa Inggris dan Prilaku Aneh 


  MALANG (LampostOnline): Tingkah laku Hendrawan, pria yang ditangkap 
Densus 88, diluar kebiasaan warga setempat. Sehari-hari dia menggunakan bahasa 
Inggris. Lampu rumahnya tidak dinyalakan bila malam dan kaca jendela rumah 
ditutup dengan kertas.

  Demikian kesaksian Ketua RT 04/ RW 01, Dusun Santrean, Desa Sumberejo, 
Kecamatan/Kota Batu, Malang, Jawa Timur, Sunardi dan istrinya, Anik, Rabu 
(22-7). Hendrawan pernah mengontrak rumah Sunardi selama 6 bulan. 

  Saya sempat coba intip di sela- sela kertas yang menutup jendela. Tidak 
ada yang mencurigakan. Tapi mengapa semua ditutup pakai kertas dan tidak pernah 
menyalakan lampu itu masih menjadi pertanyaan, ungkap bapak empat anak ini.

  Sunardi mengaku dirinya takut untuk menanyakan perilaku aneh Hendrawan. 
Sampai empat bulan kemudian mereka memutuskan pindah di rumah Kamsun (58), 
warga Jalan Mawarputih No 111 RT 04/RW12, Dusun Sukorembug, Desa Sidomulyo, 
Kecamatan/Kota Batu yang hanya berjarak sekitar 1 kilometer.

  Sementara itu, Kurniawan (29) putra Sunardi mengaku di dalam rumah 
Hendrawan tidak ditemukan keanehan. Tidak ada kursi, hanya menggelar karpet, 
dan memang semua kaca ditutup kertas. Saya mulai kenal tidak ada yang aneh. 
Karena orangnya baik dan sesama penjual bunga, kata Kurniawan yang mendampingi 
ayahnya. 

  Sementara Anik, sitri Sunardi menjelaskan, Hendrawan bersama istrinya 
sering menggunakan bahasa Inggris dalam keseharian. Kedua anak mereka yaitu 
Khalid (19) dan Abdullah Zubair (20) hanya dua kali berkunjung ke rumah 
kontrakan orang tuanya itu. Karena selama ini kedua anaknya itu tinggal di Solo.

  Kalau bertengkar sering pakai bahasa Inggris. Jadi kami tidak banyak 
mengerti, jelas Anik. DTC/L-1
 


 Cetak Berita
bening.gifcetak.gif

CiKEAS Laka di Mile 45, Satu Anggota Brimob Tewas

2009-07-23 Terurut Topik sunny
http://www.cenderawasihpos.com/detail.php?id=30220

23 Juli 2009 06:00:18



Laka di Mile 45, Satu Anggota Brimob Tewas





Diduga Kembali Terjadi Penembakan di Mile 51
TIMIKA - Kecelakaan maut terjadi di Mile 45, Distrik Tembagapura, Kabupaten 
Mimika, Papua, sekitar pukul 12.00 WIT, Rabu (22/7) kemarin. Satu anggota 
Brimob Detasemen B Timika, Brigadir Ismail Tudoho meninggal dunia, sedangkan 
dua anggota Brimob lainnya, masing-masing Brigadir Patrik Tobi dan Briptu 
Petrus Uluhayanan menderita luka.


Brigadir Ismail meninggalkan seorang istri bernama Salma dan dua orang anak 
yang masih kecil. Data yang berhasil dihimpun Radar Timika (grup Cenderawasih 
Pos) di lapangan menyebutkan, kejadian naas itu terjadi saat rombongan Brimob 
yang ditempatkan di Mile 48 itu hendak mengecek pos yang dibangun di Mile 45. 
Dalam perjalanan, mobil jenis bak terbuka yang dikemudikan Patrik Tobi itu 
mengalami kecelakaan.


Jenazah Brigadir Ismail dan para korban terluka selanjutnya dievakuasi ke 
Klinik Kuala Kencana. Sekitar pukul 16.00 WIT sore kemarin, jenazah Brigadir 
Ismail Tudoho dibawa ke Kamar Mayat RS Mitra Masyarakat (RSMM). Pemindahan 
jenazah korban dari Klinik Kuala Kencana ke RSMM mendapat pengawalan ketat dari 
Sat Lantas Polres Mimika dan anggota brimob baik dari rekan korban maupun 
Provost Brimob.


Iring-iringan mobil ambulance yang membawa jenazah korban disambut histeris 
oleh keluarga dan kerabat korban yang lebih dulu tiba di RSMM. Salma, istri 
almarhum saat itu tak kuasa membendung air matanya. Jasad almarhum diturunkan 
dari mobil Ambulance milik RSMM ke kamar mayat. Setelah dibersihkan, jenazah 
almarhum disemayamkan di asrama Brimob di Mile 32. Rencananya hari ini (Kamis, 
23/7) jenazah Brigadir Ismail akan diterbangkan ke kampung halamannya di 
Ternate, Maluku Utara (Malut).


Kapolda Papua, Irjen Pol. Drs. Fx Bagus Ekodanato saat dihubungi wartawan 
melalui telepon, Rabu sore kemarin membenarkan terjadinya kecelakaan yang 
mengakibatkan satu anggota Brimob meninggal dunia tersebut. Ini kecelakaan 
murni di Mile 45 dan tidak ada kaitannya dengan kasus penembakan sebelumnya, 
tegas Kapolda.

Penembakan di Mile 51
Sementara itu, Kapolda saat ditanya adanya isu bahwa Rabu siang kemarin juga 
terjadi penembakan oleh Orang Tak Dikenal (OTK) di Mile 51, Tembagapura, 
menyatakan belum menerima laporan. Saya tidak tahu apakah ada atau tidak, 
karena saya belum dapat laporannya. Tidak ada bus (bus perusahaan PT Freeport 
Indonesia, Red) yang ditembaki, tegas Kapolda.



Kapolda menjelaskan kalau kemarin ada 23 bus PT Freeport yang mengangkut 
karyawan ke Tembagapura, kemudian 16 bus mengangkut karyawan dari Tembagapura 
menuju Timika. Selain itu ada 12 truk container dan 4 unit trailer yang juga 
beroperasi di area perusahaan. Bus dan kendaraan-kendaraan itu diperiksa di 
Mile 50. Semuanya berjalan aman, tukas Kapolda. Meski demikian, menurut 
sumber Radar Timika, kabarnya telah terjadi penembakan lagi di Mile 51. 
Kabarnya, penembakan oleh orang tak dikenal itu melukai jari tangan Briptu 
Frits Mori, personel Dalmas Polres Mimika. Penembakan itu ditengarai terjadi 
saat polisi mengawal perjalanan bus karyawan turun dari Tembagapura ke Timika. 
Bahkan isunya, akibat penembakan itu ada seorang karyawan yang dikabarkan 
mengalami cedera ringan. (eng/lrk


CiKEAS Terorisme Bukan Ajaran Islam

2009-07-23 Terurut Topik sunny
?

http://www.suarapembaruan.com/index.php?detail=Newsid=9356

2009-07-23 
Terorisme Bukan Ajaran Islam



[JAKARTA] Terorisme sangat tidak sesuai dengan ajaran Islam. Agama Islam 
memiliki etika yang mulia, termasuk dalam berperang. Umat Islam tidak akan 
menyerang lebih dahulu, umat Islam hanya membalas serangan orang yang menyerang 
mereka. Karena itu, umat Islam wajib menolak dan melawan terorisme. 

Demikian ditegaskan Pengasuh Ponpes Tebu Ireng Jombang, Salahuddin Wahid kepada 
SP, Kamis (23/7). Ia menyatakan sangat prihatin atas aksi pengeboman Hotel JW 
Marriott dan Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta, Jumat (17/7) lalu. 

Terorisme sangat tidak sesuai dengan esensi Islam. Selain itu dalam Islam, 
haram hukumnya kalau dalam peperangan harus membunuh anak kecil, orang-orang 
tua dan para jompo-lansia. Para tawanan juga harus diperlakukan dengan baik. 
Moralitas yang tinggi diterapkan dalam peperangan, kata Gus Solah, panggilan 
akrab Salahuddin Wahid. 

Menurut adik kandung Gus Dur ini, kalau teroris yang mendalangi aksi tersebut 
beragama Islam, maka orang tersebut sesungguhnya tidak mengerti ajaran Islam. 
Pelaku pengeboman bukan penganut Islam yang benar. Dalam Islam ditegaskan 
bahwa barang siapa yang membunuh orang yang tidak membunuh orang lain, dosanya 
sama seperti membunuh semua manusia di dunia, sambungnya. 


Tak Bisa Dibenarkan

Sementara itu, Rektor Universitas Paramadina, Anies Baswedan menegaskan, ajaran 
agama apapun tidak pernah membenarkan aksi teror. Oleh karena itu, sangat tidak 
layak apabila aksi teror, terutama yang terjadi di Tanah Air dikaitkan dengan 
agama tertentu.

Kalau agama sebagai sumber inspirasi, seharusnya tidak ada teror. Saya kira 
ada sumber lain, tetapi agama yang digunakan untuk justifikasi. Saya kasihan, 
kalau persoalan ini dilihat dari sudut pandang agama tertentu, ujarnya kepada 
SP di Jakarta, Rabu (22/7) malam.

Saat ini, sambung Anies, untuk menghentikan kekejian teroris, pemerintah perlu 
mencari tahu penyebab teror. Cari dan selidiki pelakunya, tetapi jangan 
prematur. Kemudian, coba gali apa motivasi si pelaku melakukan teror, tegasnya.

Anies mengakui, pemerintah cukup serius menangani persoalan teror. Dunia 
melihat kita, Indonesia. Jadi, tidak mungkin pemerintah tidak serius. 
Pemerintah serius. Namun, apakah keseriusan ini nantinya membuahkan hasil, itu 
yang belum kita tahu, katanya.

Ideologi di Balik Bom 

Peneliti terorisme dan ideologi gerakan transnasional, Agus Maftuh Abegebriel, 
keterkaitan pelaku bom bunuh diri di JW Marriott dan Ritz-Carlton dengan 
keberadaan jaringan Jamaah Islamiyah (JI) di Indonesia memang menjadi realita 
yang sulit terbantahkan. Gerakan mereka sangat rapi dengan pedoman yang 
bertitelkan PUPJI (Pedoman Umum Perjuangan Jamaah Islamiyah), yang memuat 
tujuan, target, dan strategi untuk proyek pembentukan khilafah, kata dosen 
Fakultas Syariah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini.

Menurutnya, JI telah mempersiapkan segalanya termasuk pengambilalihan NKRI 
sebagai area aman atau basecamp menuju terbentuknya khilafah Islamiyah atau 
negara Islam model propetik. JI pun memiliki nidlom asasi, semacam UUD 1945, 
yang mengatur mekanisme gerakan, dan pelatihan militer dengan empat materi 
pokok. Yakni, penggunaan senjata, teknik infanteri, membaca peta, dan teknik 
lapangan lengkap dengan pelatihan pengeboman, yang merupakan oleh-oleh dari 
para alumni Afghanistan ketika dididik di Akademi Militer Peshawar (AMPES), 
yang merupakan Virtual Universities for Future Islamic Radicalism.

Dijelaskan, JI menempatkan Islam sebagai sebuah ideologi alternatif untuk 
mengubah tatanan peradaban manusia, yang menurut mereka telah gagal sebagai 
akibat intervensi Barat dan segala produknya, seperti demokrasi, HAM, dan 
masyarakat madani.

Penulis buku 'Negara Tuhan; The Thematic Encyclopaedia' ini menyimpulkan bahwa 
diaspora ideologi JI memang sudah menjadi wacana pembebasan gerakan fatwa 
surgawi demi mewujudkan cita-cita politik Al-Khilafah Al-Islamiyyah atau 
disebut juga khilafah global.

Namun lepas dari persoalan tudingan bahwa JI atau kelompok lain yang 
bertanggung jawab di balik bom Kuningan II, Agus memaparkan bahwa bahaya 
ideologis justru lebih mengancam NKRI. Karena itu saya seringkali mengusulkan 
agar pemerintah membentuk pertahanan ideologi forensik atau membedah ideologi 
yang tertanam itu untuk mengetahui seluk beluk fatwa yang ditanamkan. Sekaligus 
mencari faedah hukum yang bisa diterapkan untuk menganulir fatwa kekerasan atau 
dishumanitas itu, katanya.

Ideologi mereka yang jelas adalah membubarkan NKRI dan anti Pancasila. Inilah 
bahayanya. Soal nama pelaku di balik bom itu memang penting untuk penyelidikan 
Kepolisian. Tetapi jangan terjebak pada satu atau dua nama. Ideologi inilah 
yang jelas-jelas mengancam, ujarnya.

Meski JI di Indonesia telah kocar-kacir, menurut Agus, tetap saja fatwa itu 
tertanam rapat dan hanya dibungkus dengan nama dan struktur baru. 

Memang lebih tepat gerakan radikal itu dinamai 

CiKEAS Teror dan Bahaya Failed State!

2009-07-23 Terurut Topik sunny
http://www.suarapembaruan.com/index.php?detail=Newsid=9324

2009-07-21 
Teror dan Bahaya Failed State!


Christianto Wibisono
Majalah Foreign Policy, Juli/Agustus 2009, masih menempatkan Indonesia di zona 
in danger dalam indeks failed state. Bila elitenya masih selalu menggunakan 
pola Orde Baru yang sepupu dengan teror. Itu tidak akan berhasil menumpas 
terorisme. Sebab, jati diri elite itu sendiri masih tersandera oleh gen 
impunitas praktik pelanggaran HAM pola Orde Baru. Teror JW Marriott dan Ritz 
Carlton tidak lepas dari penyakit generic terorris dari oknum yang memakai nama 
identitas Nur Hasbi. Yang check in 15 Juli dan check out 17 Juli, langsung ke 
akhirat bersama 9 korban bom bunuh dirinya.

Pakar terorisme dari International Crisis Group (ICG), Sidney Jones, dalam 
wawancara dengan pelbagai jaringan TV menyatakan, oknum Nur Hasbi merupakan 
bagian dari sempalan Jamaah Islamiyah (JI). Sebagian sudah berganti nama atau 
sudah bertobat dari gerakan kekerasan menjadi gerakan dakwah. Media massa juga 
menampilkan Nasir Abbas, mantan anggota komplotan Noordin M Top, yang sekarang 
sudah menjadi pendakwah bersama 580 mantan JI lain. Nasir dkk, menjadi bagian 
dari operasi appeasement Polri untuk mempertobatkan mantan rekan-rekan 
teroris agar menjadi orang baik-baik. Juga, tersiar pernyataan Jamaah Islamiyah 
bahwa JI tidak terlibat dengan pengeboman Jakarta. 

Teror 17 Juli membuat berang Presiden SBY, dan dalam pidato Jumat siang, 
mengungkit laporan intelijen tentang rencana pembunuhan, kekacauan, dan 
pendudukan kantor KPU serta revolusi semacam Iran. Yang langsung ditanggapi 
oleh Megawati, Prabowo, dan Jusuf Kalla serta para pengamat. Malamnya, 
Rafsanjani dalam kotbah Jumat siang, waktu Teheran, mengecam Ahmadinejad dan 
menyatakan Iran dalam keadaan krisis karena pilpres yang dinilai curang. 
Pernyataan SBY tentu bukan main-main karena dalam era real time internet, 
pelbagai peristiwa di seluruh penjuru dunia akan saling memengaruhi dan memicu 
inspirasi dalam itikad baik maupun hasutan teror.


Mengutuk

Bangsa Indonesia sekarang harus membuktikan setelah serangan 17 Juli bahwa 
tidak ada lagi toleransi untuk kebiadaban. Apalagi yang bermotif politik 
warisan Orde Baru, yang dikombinasi dengan terorisme internasional untuk 
menghancurkan citra RI. Dewan Keamanan PBB yang bersidang dalam 12 jam, telah 
mengutuk pengeboman Marriott - Ritz Carlton. Watapri Marty Natalegawa, dengan 
meyakinkan telah berpidato dan diliput seluruh media massa, Indonesia akan 
membawa pelaku teror ke pengadilan apa pun motif politiknya.

Waktunya sudah tiba untuk elite Teheran dan Jakarta maupun dunia ketiga lain, 
tidak mudah belajar mempraktikkan demokrasi secara jujur dan adil. Tapi, tidak 
berarti demokrasi itu hanya monopoli Al Gore dan George Bush. Sebab pada tahun 
2000, juga hampir terjadi anarki dan chaos ketika surat suara di Florida 
dihitung ulang beberapa kali, yang akhirnya memenangkan George Bush dan 
mengalahkan Al Gore. Waktu itu, almarhum Dan Lev sempat mengatakan bahwa AS 
mirip Dunia Ketiga yang perlu bantuan pengamat pemilu supaya jujur dan adil.

Pemilihan umum terbersih dan terjujur adalah waktu PM Burhanudin Harahap dari 
Masyumi menyelenggarakan Pemilu DPR 29 September dan 15 Desember untuk 
Konstituante. Padahal, Burhanudin Harahap baru diangkat menjadi Perdana Menteri 
pada bulan Agustus. Masyumi dan PNI muncul sebagai partai besar dengan jumlah 
kursi sama walaupun popular vote PNI lebih besar. Di tempat ketiga Nahdlatul 
Ulama dan di tempat keempat PKI. Setelah itu Bung Karno mendekritkan kembali ke 
UUD 1945 dengan sistem presidensial dan membubarkan DPR hasil pemilu 1955 itu 
pada 1960. Karena Masyumi dan PSI yang terlibat pemberontakan PRRI/Permesta 
dibubarkan dan anggota DPR dari kedua partai itu dipecat, dan dibentuk DPR 
Gotong Royong, di mana pimpinannya dijadikan anggota kabinet diberi pangkat 
menteri. Suatu keamburadulan eksekutif legislatif yang salah kaprah. 

Bung Karno hanya 5 tahun berkuasa secara diktator karena sejak 1 Oktober 1965 
mulai ditantang oleh matahari baru, Soeharto yang menolak perintah Bung Karno 
untuk datang ke Halim. Secara merangkak Soeharto mengkup Bung Karno sejak 11 
Maret 1966, dan kabinet 100 menteri dibubarkan setelah 15 menteri ditangkap 
pada 18 Maret 1966.

Soeharto kemudian mengadakan konsolidasi dan pemilu bohongan diawali tahun 
1971. Soeharto terpilih terus dan hanya mengganti wakil presiden sebagai ban 
serep yang terus hilang lenyap, kecuali yang terakhir BJ Habibie. Napoleon dari 
Sulawesi ini menyerobot jadi presiden ketika Soeharto lengser. Mengundang 
dendam kesumat Soeharto yang tidak mau bertemu Habibie sampai akhir hayatnya.

Politik Indonesia karena itu, memang tidak pernah mengenal kompetisi secara 
sehat, beradab, dan berbudaya. Selalu harus melalui perselingkuhan, 
persekongkolan, kemunafikan dan watak Ken Arok. Soeharto diangkat oleh Sukarno 
seperti Zia ul Haq diangkat oleh Ali Bhutto, tapi Zia ul Haq tega menggantung 
Ali 

CiKEAS Laporkan Orang Asing yang Mencurigakan

2009-07-23 Terurut Topik sunny
http://www.suarapembaruan.com/index.php?detail=Newsid=9374

2009-07-23 
Laporkan Orang Asing yang Mencurigakan



[SEMARANG] Kepala Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Tengah (Jateng) Irjen Pol Alex 
Bambang Riatmodjo meminta warga Jateng meningkatkan kewaspadaan dan segera 
melaporkan adanya orang asing yang gerak-geriknya dinilai mencurigakan. 

Warga dan aparat keamanan harus bekerja sama meningkatkan kewaspadaan dan 
keamanan. Kami minta warga aktif melaporkan jika di lingkungan sekitarnya ada 
aktivitas orang asing yang mencurigakan, kata Alex, seusai menghadiri 
peringatan Hari Bhakti Adhyaksa di Semarang, Rabu (22/7).

Jateng saat ini masih memberlakukan siaga I. Status itu sudah diberlakukan 
sejak menjelang pemilu legislatif lalu. Dengan adanya kasus bom Kuningan, maka 
kewaspadaan lebih ditingkatkan, antara lain dengan meningkatkan patroli, razia, 
pengamanan objek vital, hingga pengamanan tempat- tempat umum, katanya. 

Kami mohon masyarakat ikut meningkatkan kewaspadaan, ketahanan masyarakat, dan 
tidak gampang terpengaruh oleh ajakan-ajakan yang menyesatkan, tegasnya.

Sementara itu, Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Haryadi Soetanto, seusai serah 
terima jabatan tiga komandan batalion di lingkungan Kodam IV/Diponegoro, 
menegaskan, Kodam IV/Diponegoro melakukan operasi intelijen secara intensif. 
Keterlibatan TNI ini merupakan bagian dari 14 tugas operasi militer selain 
perang. 

Sedangkan, Kepala Polda Sumatera Utara Irjen Pol Badrodin Haiti menyatakan, 
masalah teroris merupakan tanggung jawab bersama untuk mengatasinya. Masyarakat 
diminta meningkatkan kewaspadaan dan menjalin kerja sama dengan pihak 
kepolisian. [AHS/142/151/106/133]



CiKEAS Diprotes, Pemindahan Komodo ke Bali

2009-07-23 Terurut Topik sunny
Refleksi: Kalau 10 komondo dipindahkan ke Bali berarti para turis tidak perlu 
lagi ke NTT, beginilah cara  terselubung memiskin NTT dari sumber pendapatan 

http://www.suarapembaruan.com/index.php?modul=newsdetail=trueid=9348

2009-07-22 
Diprotes, Pemindahan Komodo ke Bali



[KUPANG] Rencana pemindahan 10 ekor satwa langka komodo dari habitatnya di Wae 
Wuul, Manggarai Barat dan Riung, Ngada, Nusa Tenggara Timur (NTT) ke Bali 
ditolak Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTT. Pasalnya, komodo dilindungi dan 
menarik minat wisatawan mancanegara itu lebih ideal kalau berada di habitat 
aslinya di Taman Nasional Komodo (TNK).

Wakil Gubernur NTT Esthon Leyloh Foenay, di Kupang, Selasa (21/7) mengatakan, 
Pemprov NTT sangat keberatan atas permintaan Menteri Kehutanan MS Kaban untuk 
memindahkan 10 ekor komodo ke Bali dengan alasan menghindari kepunahan. Kami 
segera sampaikan keberatan itu secara lisan, dan tertulis kepada Menteri 
Kehutanan, tegasnya.

Dikatakan, rencana penangkapan 10 ekor komodo tidak menjadi masalah kalau untuk 
dipindahkan ke TNK karena karakteristik wilayahnya sangat cocok dengan binatang 
komodo. Apalagi, komodo merupakan aset NTT yang bernilai jual internasional. 
Selain itu, saat ini komodo masuk dalam kontes pemilihan tujuh keajaiban dunia. 
Jika dipindahkan, dikhawatirkan mengganggu kontes tujuh keajaiban dunia yang 
sedang berlangsung, imbuhnya.

Pelaksana Tugas Kepala Bidang Teknis Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) 
NTT, Agus Bere Lake membenarkan adanya surat permintaan dari Menteri Kehutanan 
untuk menangkap 10 ekor komodo yang hidup di kawasan konservasi alam Wae Wuul.

Dikatakan, di Kabupaten Manggarai dan Ngada, terdapat sejumlah kawasan 
konservasi yang memiliki binatang komodo. [120]




CiKEAS Ahmad Jenggot, Penghubung Jaringan Teroris Cilacap-Sumatera

2009-07-23 Terurut Topik sunny
http://www.surya.co.id/2009/07/23/ahmad-jenggot-penghubung-jaringan-teroris-cilacap-sumatera.html


Ahmad Jenggot, Penghubung Jaringan Teroris Cilacap-Sumatera
Kamis, 23 Juli 2009 | 19:06 WIB | Posts by: Sugeng Wibowo |

CILACAP | SURYA Online - Pasca penyerahan diri Ahmadi alias Ahmad Jenggot, ke 
Kepolisian Daerah Jawa Tengah (Jateng), saat ini di kalangan warga beredar 
dugaan bahwa Ahmadi bukan sekadar pedagang sapu dan keset ke Lampung. Akan 
tetapi, ia sekaligus dicurigai sebagai penghubung kelompok teroris Cilacap dan 
Sumatera.

Soal dugaan itu memang belum ada konfirmasi, tetapi seringnya Ahmadi bepergian 
ke Lampung dengan alasan menjual sapu dan keset itu menguatkan dugaan itu.

Sebelumnya, Kepala Polda Jateng Irjen Alex Bambang Riatmojo menyebutkan, pria 
berinisial A yang ditangkap di Cilacap itu diduga sebagai anggota jaringan 
Noordin M Top.

Sejumlah warga Dusun Sigaru, Desa Cikaco, Kecamatan Nusawungu, Kabupaten 
Cilacap, menyatakan, Ahmadi sering bepergian ke Lampung untuk menjual sapu dan 
keset, meskipun warga tak pernah melihat dia membuat barang kerajinan dari 
kelapa itu. Juga tak pernah warga melihat Ahmadi membawa barang dagangannya.

Ahmadi sebenarnya warga asli Desa Cikaco. Ia lahir dan besar di desa itu, 
tetapi kemudian ikut orangtuanya transmigrasi ke Lampung. Sekitar 10 tahun lalu 
dia kembali ke Cikaco dan menikahi Ikah, gadis setempat. Dari perkawinan itu 
lahir seorang anak yang sekarang berusia 9 tahun. Saat ini, Ikah tengah 
mengandung tujuh bulan.

Sehari-hari, Ahmadi dikenal sebagai peternak dan memelihara ayam di kandang 
samping rumah mertuanya. Akan tetapi, dia lebih sering bepergian dibandingkan 
di rumah. Kadang sebulan, kadang dua minggu dia meninggalkan rumah.

Kalau di rumah, Ahmadi diketahui sering datang ke rumah Syaefudin Zuhri yang 
sudah ditangkap polisi pada bulan Juni lalu. Sejak penangkapan Zuhri itu, warga 
tak pernah melihat Ahmadi, sampai kemunculannya pada hari Selasa lalu. mohamad 
burhanudin/kcm

Berita Terkait

CiKEAS Negara Ikut Lahirkan Terorisme

2009-07-23 Terurut Topik sunny
Jawa Pos
Kamis, 23 Juli 2009 ] 


Negara Ikut Lahirkan Terorisme 
Oleh: Toto Suparto

PELEDAKAN bom di Mega Kuningan, Jakarta, belum lama ini melahirkan opini publik 
bahwa pelakunya adalah kelompok fanatik agama tertentu. Opini ini dibangun 
secara sistematis sehingga muncul kesan hanya orang-orang fanatik yang rela 
menjadi martir bom bunuh diri. Pelaku dianggap lebih memburu surgawi ketimbang 
duniawi. Janji surga menggerakkan pelaku untuk menerima tantangan mematikan.

Kalau mau memperhatikan secara lebih jernih akar teror itu, akan tampak bahwa 
bukan melulu janji surga yang menggerakkan para teroris. Bukan pula hanya soal 
ideologi. Tetap saja ada pengukur materi. Filsafat teror melihat terorisme di 
sini mengandung ekspresi kaum marginal terhadap kemapanan, entah itu kemapanan 
yang dinikmati elite politis maupun birokrat. Yang paling mencolok adalah 
ekspresi ketidaksetaraan antarbelahan dunia yang ditunjukkan oleh ketimpangan 
ekonomi.

Terorisme Global 

Kita mulai dulu dari skala luas. Dalam tatanan dunia, terorisme tumbuh akibat 
ketimpangan belahan dunia. Entah itu di Bali atau di Mega Kuningan, sasaran 
teror adalah simbol-simbol Barat. Kapitalisme Barat sangat nyata mengalir ke 
negeri ini dan celakanya malah memperlebar ketimpangan. Karena itu, Barat 
menjadi metafor keserakahan yang harus dihentikan. Inilah yang acap disebut 
terorisme global. 

Terorisme global adalah menebar ketakutan kepada dunia atas penolakan 
ketimpangan globalisasi. Secara eksplisit para teroris itu ingin menunjukkan 
penolakan terhadap jenis modernitas dan sekularisasi. Simbol modernitas dan 
sekularisasi adalah Barat.

Teroris itu menyerang akses Barat di Indonesia, sebagai wujud perlawanan 
terhadap kecongkakan globalisasi. Sudah lama diingatkan oleh para pemikir 
sosial bahwa globalisasi telah membagi masyarakat dunia ke dalam 
kelompok-kelompok pemenang, penerima keuntungan, dan para pecundang. Terorisme 
global adalah perlawanan para pecundang terhadap pemenang. 

Para pecundang punya dalih bahwa globalisasi merupakan pencabutan cara-cara 
hidup tradisional dengan jalan kekerasan. Si pencabut itu justru Barat lewat 
modernisasi. Mereka yang kalah lebih rapuh terhadap modernisasi yang kejam, 
yang justru dibawa oleh pasar global dan celakanya, didominasi oleh sejumlah 
kecil korporasi internasional.

Kalau kita pinjam pandangan filsuf Jurgen Habermas, terorisme merupakan efek 
trauma modernisasi yang telah menyebar ke seantero dunia dengan suatu kecepatan 
patologis. Sementara Jacques Derrida melihat terorisme sebagai suatu gejala 
elemen traumatis yang intrinsik terhadap pengalaman modern. Fokusnya selalu 
pada hari depan yang acapkali dipahami sebagai janji, harapan, dan penegasan 
diri. Karena itu, momok terorisme global menghantui cita rasa kita akan masa 
depan karena ia membunuh harapan.

Marginalitas Terorisme 

Bicara soal harapan, kita akan berhadapan dengan fakta bahwa banyak anggota 
masyarakat hidup tanpa harapan. Ketika berharap untuk menumbuhkan keluarga 
sehat, mereka berhadapan dengan adagium kapitalisme sehat itu mahal. Karena 
itu, senantiasa dipelesetkan, Orang miskin jangan sakit. Begitupun manakala 
berkeinginan menyekolahkan anaknya, mereka terbentur sebuah fakta semu dari 
sekolah gratis. Kenyataannya sekolah masih saja membutuhkan biaya tinggi.

Ketimbang berpengharapan tanpa terwujudkan, masyarakat pun memilih hidup tanpa 
harapan. Orang hidup tanpa harapan sesungguhnya ketiadaan akses. Mereka yang 
punya akses lebih mudah mewujudkan segala harapan tersebut. Inilah kondisi 
mengkhawatirkan, yakni ketika ada orang tanpa harapan dan orang berpengharapan 
dan ini acap dinamakan ketimpangan. 

Di mana pun kita duduk, apakah itu di birokrasi atau kancah politik, tetap 
harus menjaga agar tidak terlalu njomplang ketidaksetaraan. Memang sebuah 
konsekuensi, ada yang tersisih dalam sebuah proses mewujudkan itu. Namun, kalau 
membiarkan kian banyak yang tersisih, sama artinya menyimpan bom waktu yang 
suatu saat meledak dahsyat. 

Tanggung Jawab Negara 

Agar bom waktu tidak meledak, negara punya peran. Hakikatnya, kesenjangan dan 
ketidaksetaraan bisa ditekan jika negara secara maksimal mewujudkan 
kesejahteraan rakyat. Ketimpangan global bisa pula dimanipulasi bila negara 
bisa memfilter kapitalisme Barat. Namun, apa lacur, negara lebih berfungsi bagi 
segelintir orang ketimbang rakyat kebanyakan. Akibatnya, ekspresi kesenjangan, 
ketidaksetaraan maupun ketimpangan global itu terus terjadi. Bentuk ekspresi 
yang paling nyata adalah terorisme. Ini berarti tatkala negara membiarkan 
kesenjangan maupun ketimpangan, sama artinya ikut melahirkan terorisme.

Jadi, sekali lagi, teror tidak sekadar berkedok agama. Masih sangat 
memungkinkan teror disebabkan oleh warna ekonomi dan budaya. Wajar jika 
senantiasa diingatkan oleh para pengamat, tak selayaknya buru-buru melihat 
agama demi memberangus terorisme. Pada dasarnya agama sekadar penguatan 
sekaligus percepatan. Cukup memakai dalil agama, 

CiKEAS Quote : Waste Of Human Resources

2009-07-23 Terurut Topik abe setiawan
The
biggest tragedy in America is not the great waste of natural resources
- though this is tragic; the biggest tragedy is the waste of human
resources because the average person goes to his grave with his music
still in him. 



--Oliver Wendell Holmes


  


http://ariefbudi.wordpress.com   http://jalanku.multiply.com  
http://teknofood.blogspot.com
FaceBook : http://id-id.new.facebook.com/people/Arief-Budi-Setyawan/1663852032
  
...Bila engkau penat menempuh jalan panjang, menanjak dan berliku.. dengan 
perlahan ataupun berlari, berhenti dan duduklah diam.. pandanglah ke atas.. 
'Dia' sedang melukis pelangi untukmu..


  Lebih aman saat online. Upgrade ke Internet Explorer 8 baru dan lebih 
cepat yang dioptimalkan untuk Yahoo! agar Anda merasa lebih aman. Gratis. 
Dapatkan IE8 di sini! 
http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer/

CiKEAS Meluruskan Isu Politik di Balik Ledakan Bom

2009-07-23 Terurut Topik sunny
Jawa Pos
[ Kamis, 23 Juli 2009 ] 


Meluruskan Isu Politik di Balik Ledakan Bom 


BOM yang meledak di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton tak hanya meninggalkan 
duka mendalam bagi para korban. Selain menuntut aparat bekerja keras mencari 
para dalang teror yang membuat seluruh dunia bersedih, ledakan itu juga 
memunculkan konflik baru dan saling curiga di antara para elite politik. 

Ini berawal dari sikap reaksional Presiden SBY selaku petinggi negeri ini dalam 
pernyataan pertama hanya beberapa jam dari peristiwa bom itu. Kita paham, 
situasi saat itu membawa kita ke dalam amarah. Semua orang marah besar. Rakyat 
Indonesia marah tak terkira. Sejumlah petinggi negara marah dengan mengutuk. 
Presiden SBY juga terbawa dalam situasi kemarahan dan kegeraman yang luar 
biasa. 

Saat itu SBY menyebut eskalasi politik sedang tinggi. Dia pun mengutip laporan 
intelijen tentang adanya kelompok politik tertentu yang bersiap melakukan 
huru-hara dalam bentuk revolusi atau menduduki KPU (Komisi Pemilihan Umum). 
Bahkan, sebuah foto dirinya yang menjadi sasaran latihan teroris diperlihatkan. 
Memang, tidak ada tudingan langsung, tapi muncul persepsi bahwa ada korelasi 
antara bom dan eskalasi politik pasca pemilihan presiden. 

Ketika arah penyidikan bom di Marriott dan Ritz-Carlton itu semakin mengerucut 
ke kelompok teroris pimpinan Noordin M. Top, wajar orang bertanya tenatng 
hubungan dua bom yang memakan sembilan korban jiwa itu dengan eskalasi politik 
pascapilpres? Apakah presiden telah melakukan kebohongan publik? Kesan yang 
muncul, SBY seakan-akan memanfaatkan momentum bom ini untuk menembak lawan 
politiknya. Apalagi, foto yang diperlihatkan itu adalah foto pada 2004. 

Rakyat Indonesia tentu tak ingin pernyataan SBY menjadi bola panas yang membuat 
negeri yang sudah menderita karena bom itu semakin panas. Kita tentu tak ingin 
pernyataan presiden tersebut menjadi bahan perang elite. Walaupun saat ini, 
para lawan politik SBY, seperti kubu Mega-Prabowo meminta SBY membuktikan 
keterlibatan elite politik. Bahkan, sudah ada pihak yang meminta SBY meminta 
maaf? 

Intinya, kita tidak ingin ada persoalan baru di negeri ini. Ledakan bom sudah 
memunculkan trauma mendalam. Belum lagi, masalah teknis pilpres yang masih 
dipersoalkan sejumlah kalangan. Kita tak ingin ruwet. 

Tidak ada salahnya bila presiden mengklarifikasi pernyataannya itu. Atas nama 
kearifan, SBY sebagai kepala negara bisa menjelaskan duduk persoalan sebenarnya 
sehingga masalah ini tidak menjadi bola politik yang liar. Selain itu, agar 
rakyat tidak bingung karena terjebak dalam isu-isu politik. 

Untuk ke depan, aparat intelijen kita harus memberi masukan akurat kepada 
presiden. Sebab, apa yang dikatakan presiden selalu dipegang rakyat. Dan, 
rakyat tak ingin presidennya terbelit masalah. Mari kita semua bergandeng 
tangan dan fokus memerangi teroris.(*) 


CiKEAS Setelah Larangan Terbang Dicabut

2009-07-23 Terurut Topik sunny
Jawa Pos
[ Rabu, 22 Juli 2009 ] 


Setelah Larangan Terbang Dicabut 


SETELAH dua tahun membelenggu dan mencoreng reputasi penerbangan Indonesia di 
mata dunia, Uni Eropa (UE) akhirnya mencabut larangan terbang bagi maskapai 
penerbangan tanah air. Pencabutan larangan terbang itu merupakan kabar baik 
bagi para pelaku industri penerbangan di tanah air. Yakni, sebagai upaya 
mengembalikan kepercayaan diri mereka dalam melayani jalur internasional.

Di antara 51 perusahaan penerbangan di Indonesia, empat disebut oleh UE boleh 
masuk ke wilayah udara mereka. Yakni, dua penerbangan berjadwal Garuda 
Indonesia dan Mandala Airlines serta dua penerbangan carter Ekspres 
Transportasi Antarbenua (PremiAir) dan Airfast Indonesia.

Di antara empat maskapai itu, Garuda yang sudah mengemukakan segera 
memanfaatkan peluang tersebut dengan berencana membuka jalur ke Amsterdam 
(Belanda). Itulah salah satu jalur internasional yang pada masa lalu merupakan 
andalan perusahaan penerbangan nasional tertua tersebut (tahun ini merayakan 
ulang tahun ke-60). 

Pelajaran apa yang bisa ditarik dari pencabutan terbang yang dilakukan Uni 
Eropa itu? Barangkali, salah satu yang penting adalah kita tak boleh bersikap 
semata-mata reaktif. Dalam menghadapi tekanan internasional seperti itu, kita 
harus menjawab dengan bukti yang konkret.

Sebagaimana diketahui, larangan terbang bagi 51 penerbangan Indonesia 
diberlakukan UE sejak Juli 2007. Langkah itu diambil setelah melihat banyaknya 
kasus kecelakaan penerbangan di tanah air. Menurut pihak otoritas penerbangan 
Eropa, Indonesia masuk daftar negara yang belum menerapkan standar keselamatan 
penerbangan yang memadai.

Semua kalangan di Indonesia, khususnya para pelaku industri penerbangan di 
Indonesia, memang marah terhadap keputusan yang dianggap sepihak itu. Bahkan, 
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat itu sempat dikabarkan menunda kunjungan 
kenegaraan ke Eropa sebagai bentuk protes atas keputusan tersebut. Saat itu 
juga ada usul untuk melakukan aksi balasan dengan melarang penerbangan 
berbendera Eropa masuk ke Indonesia.

Yang kita sesalkan, dalam menanggapi itu, kita hanya marah. Marah memang 
boleh, tapi mestinya hal tersebut diimbangi dengan upaya yang konkret. Yakni, 
dengan memperbaiki standar kualitas keselamatan penerbangan yang serius. Kita 
melihat, sejak kasus hilangnnya pesawat Adam Air di perairan Laut Sulawesi 
(Januari 2007) yang berujung larangan terbang UE itu, dunia penerbangan terus 
diwarnai banyak insiden penerbangan.

Banyaknya insiden tersebut, boleh jadi, merupakan akibat ketatnya persaingan 
antarmaskapai penerbangam pada masa lalu atau longgarnya kontrol otoritas 
penerbangan dalam negeri. Hal-hal itulah yang harus diperbaiki. Ditjen 
Perhubungan Udara, misalnya, begitu ada larangan terbang seperti itu, mestinya 
juga membuat rencana langkah-langkah perbaikan (corrective action plan/CAP) 
yang jelas. Akibat tidak adanya CAP itu pula, maka UE tahun lalu terpaksa 
memperpanjang larangan terbang tersebut.

Setelah larangan terbang UE dicabut, kita berharap hal itu tak membuat kita 
lalai. Upaya memperbaiki standar keselamatan penerbangan di tanah air tetap 
harus diteruskan. Berkaca kepada peristiwa-peristiwa kecelakaan penerbangan 
beberapa bulan terakhir, harus jujur kita akui bahwa nilai rapor kita masih 
jauh dari ideal. 

Saat ini, misalnya, maskapai di tanah air baru memenuhi sekitar 60 persen item 
temuan-temuan International Civil Aviation Organization (ICAO) yang harus 
diperbaiki. Kita berharap di masa depan angka itu bisa naik menjadi 100 persen. 
Dengan demikian, semua orang merasa aman naik penerbangan berbendera Indonesia. 



CiKEAS Lebih Serius Melawan Teroris

2009-07-23 Terurut Topik sunny
Jawa Pos
[ Senin, 20 Juli 2009 ] 


Lebih Serius Melawan Teroris 
Oleh Ardi Winangun


Ledakan bom di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton di kawasan Mega Kuningan, 
Jakarta, merupakan kali kesekian di Indonesia. Ledakan tersebut tentu saja 
membuat kita terenyak lagi di tengah perasaan bahwa terorisme di Indonesia 
sudah berakhir. Sebab, trio bom Bali sudah dihukum mati dan desk antiteror atau 
Detasemen 88 sudah dibentuk di tiap kabupaten.

Namun, perasaan dan anggapan terorisme di Indonesia sudah berakhir ternyata 
hanya impian. Ledakan tersebut tentu sangat kita sesalkan. Sebab, selain 
menimbulkan korban jiwa, ledakan itu merusak citra aman Indonesia yang mulai 
terbangun. Bagi penggemar Manchester United FC, ledakan tersebut membuyarkan 
impian untuk bisa melihat secara langsung bintang-bintang sepak bola dunia itu.

***

Banyak dugaan dan spekulasi atas ledakan tersebut. Namun, kalau ditelusuri, ada 
beberapa kemungkinan. Pertama, di luar dugaan, faktor itu tidak kita sadari. 
Yakni, kita merasa bahwa lingkungan kita aman. Sehingga, kita tenang-tenang 
saja. Setelah tragedi 11 September lalu di Amerika, kita merasa bahwa peristiwa 
tersebut tidak terjadi di Indonesia. Namun, tanpa kita sadari, terorisme 
menyusup dalam lingkungan kita. Faktor tersebut biasanya natural dan kita belum 
pernah menghadapi terorisme.

Kedua adalah kelengahan dan pembiaran. Seharusnya, kasus bom Bali I menjadi 
pelajaran bagi kita bahwa terorisme sudah ada di sekitar kita. Tapi sayang, 
kita tidak pernah belajar dari peristiwa tersebut. Sehingga, rentetan terorisme 
berlanjut, bahkan dengan kadar yang setara dengan bom Bali I. Misalnya bom Bali 
II serta peledakan di Kedubes Australia, Kuningan, Jakarta, dan JW Marriott I. 

Faktor itu bukan natural, melainkan disebabkan kelengahan atau lemahnya fungsi 
intelijen yang ada. Seolah-olah, terorisme dibiarkan dan masih diberi ruang 
yang begitu luas. 

Nah, itulah yang perlu kita sesalkan. Aparat yang seharusnya bertanggung jawab 
terhadap serangan teroris ternyata tidak berjalan. Bukankah selepas bom Bali I, 
polisi dan TNI sering menjalani latihan antiteror? Kerja sama penanggulangan 
teror dengan berbagai negara dan biaya yang sangat besar pun telah 
dilaksanakan. Misal, kerja sama penanganan terorisme antara Indonesia dan 
Amerika Serikat yang dijalin sejak 2005 sampai September 2008 dengan biaya 
bantuan Amerika Serikat sebesar USD 400.000.

Latihan dan bantuan itu ternyata tidak sesuai dengan harapan. Buktinya, selepas 
ledakan di JW Marriott dan Ritz-Carlton, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) 
Syamsir Siregar mengakui bahwa ledakan tersebut tidak terdeteksi oleh pihaknya. 
Menurut dia, peristiwa itu bisa terjadi di negara mana pun, termasuk negara 
superpower. Kalau begitu, di mana letak tanggung jawab mereka dari pengalaman 
dan latihan sebelumnya?

Ketiga, by design. Terorisme yang sudah diatur sedemikian rupa bertujuan 
memfitnah, menjelekkan lawan untuk kepentingan politis dan ekonomi. 

Pascaledakan bom di JW Marriott dan Ritz-Carlton, terjadilah lempar saling 
duga. Saat konferensi beberapa jam setelah ledakan, Presiden SBY mengatakan ada 
rencana kelompok tertentu berbuat di luar hukum untuk mereaksi hasil pilpres 
dengan rencana pendudukan KPU saat hasil Pilpres 2009 ditetapkan. SBY pun 
menuturkan bahwa pihaknya telah mengendus rencana untuk membikin Indonesia 
seperti Iran dan menghalangi dirinya agar tidak dilantik sebagai presiden 
terpilih.

Menanggapi hal tersebut, tentu saja kubu JK dan Megawati melontarkan tepisan. 
Antara lain, JK membantah anggapan bahwa serangan bom di Hotel JW Marriott dan 
Ritz-Carlton terkait dengan hasil pilpres. Menurut dia, dirinya dan Megawati 
tidak akan berbuat seperti itu. 

***

Setelah bom Bali I, terorisme di Indonesia, menurut saya, cenderung disebabkan 
faktor kelengahan, pembiaran, dan by design. Gerakan terorisme tidak lagi 
muncul secara natural, melainkan sebenarnya sudah bisa dibaca dari jaringan 
atau tahap yang berjalan. Misalnya, tahap perakitan bom, masuknya pelaku ke 
tempat sasaran, kemudian peledakan diri. Seharusnya, bila kita tidak lengah 
atau membiarkan, rantai atau tahap tersebut bisa segera diputus.

Jika mau, saya yakin bahwa kita bisa memutus rantai tersebut. Sebab, kita 
berpengalaman merasakan teror dan sering berlatih. Buktinya, sebelum ledakan JW 
Marriott dan Ritz-Carlton, polisi mengungkap dokumen yang disita saat 
penggerebekan di Cilacap, Jawa Tengah. Dalam dokumen itu disebut Presiden SBY 
telah menjadi target serangan kelompok teroris. Seharusnya, bila demikian, 
tahap selanjutnya dari gerakan terorisme harus dicegah. 

Tapi sayang, setelah data itu diperoleh, aparat tidak melakukan tahap 
selanjutnya. Apalagi setelah dibentuknya desk antiteror di tiap kabupaten. 
Seharusnya lebih bisa. Namun, lagi-lagi patut disayangkan, fungsi intelijen 
kita ternyata belum maksimal.

Nah, di situlah mungkin kita harus benar-benar serius melawan terorisme. 
Mungkin, selama ini kita tidak serius melawan 

CiKEAS Bom JW Marriott dan Ritz Carlton

2009-07-23 Terurut Topik sunny
http://www.mediaindonesia.com/read/2009/07/07/86735/4/2/Depdag-Perketat-Pengawasan-Penjualan-Bahan-Kimia-dan-Peledak


Bom JW Marriott dan Ritz Carlton
Depdag Perketat Pengawasan Penjualan Bahan Kimia dan Peledak 
Kamis, 23 Juli 2009 20:21 WIB 
Penulis : Jajang


JAKARTA-MI: Pascaledakan bom Mega Kuningan, Departemen Perdagangan (Depdag) 
memperketat perdagangan bahan berbahaya seperti peledak dan bahan kimia. 

Kita meminta supaya pengetatan tersebut dilakukan untuk mengantisipasi 
berbagai kemungkinan terburuk terkait kejadian bom di dua hotel pekan lalu. 
Kami sudah menginstruksikan dinas perdagangan yang ada di daerah untuk 
memperketat pengawasan penjualan mercon, kembang api dan barang sejenis yang 
sekiranya dapat digunakan untuk bahan baku perakitan bom, ujar Sekretaris 
Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Departemen Perdagangan, Gunaryo, 
di Jakarta, Kamis (23/7). 

Pengawasan ini, imbuh Gunaryo, akan menitikberatkan pada pantuan transaksi 
bahan-bahan peledak dan bahan kimia yang biasa di jual di masyarakat. 

Dari laporan lapangan, belum ada transaksi dalam jumlah besar terkait barang 
berbahaya apalagi untuk perakitan bom, ujar. Gunaryo. 

Depdag sendiri kini sudah memperketat pengawasan mulai dari proses impor hingga 
transaksi ke pemakai bahan berbahaya tersebut. 

Meskipun beberapa barang peledak dan bahan kimia diperjualbelikan secara bebas 
di masyarakat, kita tetap lakukan kontrol dengan pantuan langsung di beberapa 
daerah, ujar Gunaryo. 

Hal itu dimaksudkan untuk menghindari penyalahgunaan barang tersebut. 
Kami sudah koordinasi dengan daerah agar pengawasan distribusi bahan baku 
berbahaya itu makin diperketat, tegasnya. 

Namun, lanjut Gunaryo, pembuatan bom oleh pihak tertentu, tidak hanya terpaku 
pada bahan baku berbahaya yang diawasi secara ketat. 

Sebab, ada beberapa bahan baku yang beredar secara luas dan sulit diawasi bisa 
menjadi bahan bom. Misalnya saja pupuk urea yang banyak digunakan sebagai bahan 
baku peledak dalam beberapa kasus pemboman di negara kita, pungkas Gunaryo. 
(Jaz/OL-7) 

CiKEAS Depdag Perketat Pengawasan Penjualan Bahan Kimia dan Peledak

2009-07-23 Terurut Topik sunny
http://www.mediaindonesia.com/read/2009/07/07/86735/4/2/Depdag-Perketat-Pengawasan-Penjualan-Bahan-Kimia-dan-Peledak


Bom JW Marriott dan Ritz Carlton
Depdag Perketat Pengawasan Penjualan Bahan Kimia dan Peledak 
Kamis, 23 Juli 2009 20:21 WIB 
Penulis : Jajang


JAKARTA-MI: Pascaledakan bom Mega Kuningan, Departemen Perdagangan (Depdag) 
memperketat perdagangan bahan berbahaya seperti peledak dan bahan kimia. 

Kita meminta supaya pengetatan tersebut dilakukan untuk mengantisipasi 
berbagai kemungkinan terburuk terkait kejadian bom di dua hotel pekan lalu. 
Kami sudah menginstruksikan dinas perdagangan yang ada di daerah untuk 
memperketat pengawasan penjualan mercon, kembang api dan barang sejenis yang 
sekiranya dapat digunakan untuk bahan baku perakitan bom, ujar Sekretaris 
Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Departemen Perdagangan, Gunaryo, 
di Jakarta, Kamis (23/7). 

Pengawasan ini, imbuh Gunaryo, akan menitikberatkan pada pantuan transaksi 
bahan-bahan peledak dan bahan kimia yang biasa di jual di masyarakat. 

Dari laporan lapangan, belum ada transaksi dalam jumlah besar terkait barang 
berbahaya apalagi untuk perakitan bom, ujar. Gunaryo. 

Depdag sendiri kini sudah memperketat pengawasan mulai dari proses impor hingga 
transaksi ke pemakai bahan berbahaya tersebut. 

Meskipun beberapa barang peledak dan bahan kimia diperjualbelikan secara bebas 
di masyarakat, kita tetap lakukan kontrol dengan pantuan langsung di beberapa 
daerah, ujar Gunaryo. 

Hal itu dimaksudkan untuk menghindari penyalahgunaan barang tersebut. 
Kami sudah koordinasi dengan daerah agar pengawasan distribusi bahan baku 
berbahaya itu makin diperketat, tegasnya. 

Namun, lanjut Gunaryo, pembuatan bom oleh pihak tertentu, tidak hanya terpaku 
pada bahan baku berbahaya yang diawasi secara ketat. 

Sebab, ada beberapa bahan baku yang beredar secara luas dan sulit diawasi bisa 
menjadi bahan bom. Misalnya saja pupuk urea yang banyak digunakan sebagai bahan 
baku peledak dalam beberapa kasus pemboman di negara kita, pungkas Gunaryo. 
(Jaz/OL-7) 

CiKEAS Blackmailers of raped boy held

2009-07-23 Terurut Topik sunny
http://www.arabnews.com/?page=1section=0article=124801d=23m=7y=2009pix=kingdom.jpgcategory=Kingdom

Thursday 23 July 2009 (30 Rajab 1430


  Blackmailers of raped boy held
  Arab News 

  MAKKAH: The Commission for the Promotion of Virtue and Prevention of Vice 
in Makkah arrested two men who have been accused of repeatedly raping a young 
boy and then blackmailing him with images of the crime in order to keep him 
quiet and lure him back for more sexual abuse. The authorities did not provide 
the ages of the men and the boy. They said one of the men, whom they also did 
not identify, was a foreign resident who could not produce an iqama. According 
to the commission, the men used the images to lure the child back for repeated 
offenses under the threat of publicizing the images. The commission did not say 
how many times he was lured back to the men before he went to his father for a 
way out. The commission set up a sting and the men were arrested when the boy 
returned to them. 
 


CiKEAS Indonesian terror changes face

2009-07-23 Terurut Topik sunny
http://www.atimes.com/atimes/Southeast_Asia/KG25Ae01.html

Jul 25, 2009


Indonesian terror changes face
By Nelson Rand 


The day before last week's bombings of two luxury hotels in Jakarta, the 
Australian Strategic Policy Research Institute (ASPRI) released a report 
warning of possible new attacks by Jemaah Islamiyah (JI), Southeast Asia's 
largest terrorist network. 

The report Jemaah Islamiyah: A renewed struggle? indicated a possible 
resurgence of attacks because of competition among extremist factions inside JI 
seeking to establish dominance. The day before the report's release, two newly 
recruited suicide bombers checked into the JW Marriott hotel in Jakarta. 

They later smuggled explosives into the hotel, which was highly secured by 
armed guards and metal detectors, and used room 1808 as a makeshift command 
center to assemble the bombs and make final preparations for Indonesia's first 
terrorist attack in nearly four years. 

Closed-circuit television footage from the JW Marriott on the morning of 
Friday, July 17, shows one of the suicide bombers, wearing a baseball cap, 
carrying a backpack on his chest and wheeling a suitcase, as he walked 
purposefully toward a hotel cafe where 18 business executives and an Australian 
trade commissioner were having a breakfast meeting. 

About two minutes later, his partner in terror detonated himself at the 
restaurant of the nearby Ritz Carlton. The attacks killed nine people, 
including the two bombers, and injured over 50 others. They came nine days 
after presidential elections in which incumbent president Susilo Bambang 
Yudhoyono was re-elected in a landslide. 

The elections have been hailed as the most peaceful in Indonesia's history, and 
while pre-election violence was always a possibility considering the country's 
turbulent past, few expected such deadly attacks would occur well after the 
vote. Earlier speculation that Yudhoyono's political enemies may have played a 
role in the bombings has been widely discounted due to the nature of the 
explosives and method of attack. 

The attacks come at an unexpected time and are intended to rattle the country 
after the most trouble-free election Indonesia has ever seen, wrote STRATFOR, 
a US-based private intelligence firm in an analysis of the bombings. By 
attacking five-star hotels in the capital, the perpetrators have reminded the 
international business community of Indonesia's inherent security concerns. 

One of Yudhoyono's bigger achievements in his first term was the curbing of 
Islamic extremism. Dozens of JI members were arrested or killed and several 
deadly plots were thwarted, including a planned bombing of a cafe frequented by 
Western tourists in West Sumatra in 2008. According to several assessments, the 
international linkages that gave JI members access to funds and training have 
been decimated. 

Yudhoyono notched those successes by addressing terrorist threats more through 
police work than military means, establishing village-level intelligence 
networks, rehabilitating and reintegrating former militants into society, and 
allowing opportunities for Islamists to participate in above-ground politics 
and organizations. 

Those policies have been coupled with substantial outside assistance from the 
United States and Australia, including the establishment, funding, equipping 
and training of the country's elite Detachment 88 counter-terrorism taskforce. 
[Yudhoyono] has done exceptionally well in terms of arresting JI members and 
making them talk, said Noor Huda Ismail, executive director of Indonesia's 
International Institute for Peacebuilding and co-author of the recent ASPRI 
paper. 

Those policies, however, have not come without criticism. Human rights groups 
say the country's anti-terror legislation and decrees curb basic human rights, 
while Yudhoyono has been repeatedly criticized for over-accommodating Islamic 
hardliners and allowing them to influence government policy. 

Extreme splinters 
At the same time, Yudhoyono's counter-terrorism successes have apparently 
caused a reactive transformation of the group. I'm not sure JI or any other 
label has any relevance any more, said long-time Indonesia observer and 
veteran journalist John McBeth. There are obviously networks, but they are 
pretty fragmented and disparate. 

According to the ASPRI report, JI has fractured into three categories: those 
who are cooperative with the authorities, those whose position is unclear, and 
those who continue to resist the authorities. Violence-prone splinter groups, 
consisting of members of the latter category, are now seeking to reassert 
themselves, according to the ASPRI research. 

JI is no longer a cohesive organization with a clear, unified leadership 
structure, the same report argues. The continued leadership split in the JI 
organization and the release from prison of unreformed members of the group ... 
raises the possibility that splinter factions might now seek 

CiKEAS Bom Dalam Kamar Hotel Didesain Meledak Lebih Dulu

2009-07-23 Terurut Topik sunny
http://www.antaranews.com/berita/1248359807/bom-dalam-kamar-hotel-didesain-meledak-lebih-dulu

Bom Dalam Kamar Hotel Didesain Meledak Lebih Dulu

Kamis, 23 Juli 2009 21:36 WIB | Peristiwa | Hukum/Kriminal |
Jakarta (ANTARA News) - Bom yang ditemukan polisi di kamar 1808 Hotel JW 
Marriott ternyata telah didesain untuk lebih dulu meledak dibandingkan dengan 
dua bom lainnya.

Karena diduga ada gangguan teknis, bom di dalam kamar tidak meledak, kata 
Kepala Bidang Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Pol Ketut Untung Yoga 
Ana di Jakarta Media Center, Bellagio Mall, Jl Mega Kuningan, Jakarta Selatan, 
Kamis petang.

Jika kedua bom yang meledak di Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton pada Jumat 
(17/7) pukul 07:43 WIB dan 07:47 WIT maka bom yang berada dalam kamar telah 
didesain untuk meledak sebelum jam itu.

Hal ini terlihat jelas karena bom yang ada dalam hotel dilengkapi dengan timer 
yang menunjukkan waktu ledakan. Pokoknya, bom ini meledak sebelum dua bom 
lainnya, katanya.

Yoga memastikan bahwa bom dalam kamar itu telah aktif sehingga satu-satunya 
cara untuk menjinakkan bom adalah diledakkan di tempat yang aman.

Menurut dia, dilihat dari materi bom yakni black powder maka diduga kuat bom 
yang ditemukan dalam kamar identik dengan dua bom yang meledak.

Ledakan bom di kedua hotel itu menyebabkan sembilan orang tewas dan puluhan 
lainnya mengalami luka-luka.

Ketika menyisir kedua hotel itu pascaledakan dua bom, polisi menemukan satu bom 
di kamar 1808 Hotel JW Marriott.

Namun Polri belum dapat memastikan apakah bom itu dirakit dalam kamar hotel 
atau tempat lain karena masih dalam penyelidikan polisi.

Pada bagian lain, Yoga Ana mengatakan, adanya informasi bahwa seseorang bernama 
N dan I diduga menjadi pelaku bom bunuh diri ternyata tidak benar.

Polisi telah mengambil sampel DNA dari ayah N dan I untuk dicocokkan dengan 
jenazah yang belum teridentifikasi dan hasilnya tidak ada yang identik.

Untuk mengetahui identitas dua pelaku bom bunuh diri itu, polisi kini telah 
mengeluarkan sketsa wajah yang dibuat berdasarkan data potongan kepala yang 
ditemukan di lokasi kejadian yang hingga kini belum teridentifikasi.(*)
COPYRIGHT © 2009


CiKEAS Menelisik Dalang-dalang Bom Mega Kuningan

2009-07-23 Terurut Topik sunny
http://www.gatra.com/artikel.php?id=128564


Menelisik Dalang-dalang Bom Mega Kuningan


Pasca-meledaknya bom di Hotel JW Marriott dan The Ritz-Carlton di Mega 
Kuningan, Jakarta Selatan, polisi menyelidiki dugaan keterlibatan Al-Qaeda dan 
jaringan teroris Noor Din Mohd. Top. Dari penyelidikan yang dilakukan, polisi 
memperoleh nama Nur Aziz, yang diduga menjadi pengebom JW Marriott. Lelaki itu 
diketahui check-in di kamar 1808 Hotel JW Marriott pada 15 Juli, dengan nama 
Nur Aziz. Untuk menginap tiga hari di kamar deluxe bertarif US$ 154 itu, Nur 
Aziz menaruh deposit tunai US$ 264. Dari rekaman CCTV hotel diketahui, Nur Aziz 
check-in di resepsionis hotel sekitar pukul 15.00. Penampilannya sama persis 
dengan gambar yang tertangkap CCTV menjelang ledakan.

Polisi menduga, dua aksi pengeboman itu dimatangkan di kamar 1808 yang 
dijadikan markas darurat. Di kamar mewah itu ditemukan satu paket bom utuh. 
Rangkaian bom yang disimpan dalam tas laptop ukuran 14 inci itu dibungkus 
dengan kardus warna hijau, yang dijejali ratusan mur dan baut, seta dililit 
dengan lakban warna hitam.

Dua lampu kecil warna merah menyembul dari kotak plastik yang mewadahinya. 
Ketika bom itu dievakuasi dari kamar 1808, wartawan Gatra Gandhi Achmad melihat 
dua kabel warna merah dan biru terjuntai dan bergoyang-goyang. Pada saat 
ditemukan polisi, bom rakitan yang siap diledakkan itu berada di atas meja di 
sisi tempat tidur. Entah apa maksudnya ditinggal begitu saja oleh si empunya.

Semula ada dugaan, bom itu akan diledakkan untuk menghancurkan kamar dan 
menghilangkan barang bukti di situ. Pertanyaannya: bukti apa yang hendak 
dilenyapkan? Di kamar itu tak ada bukti lain selain bom tadi. Spekulasi pun 
sempat merebak: jangan-jangan ada pihak lain yang sengaja meletakkan bom 
tersebut di sana dengan maksud mengecoh. Misalnya untuk memberi kesan kuat 
bahwa pelakunya adalah kelompok tertentu, seperti Jamaah Islamiah, yang biasa 
menggunakan bom rakitan model itu.

Spekulasi ini pun sulit dibuktikan. Apalagi, ada spekulasi lain bahwa mungkin 
saja bom itu digunakan untuk meledakkan target lain. Polisi belum hendak 
membedah spekulasi-spekulasi ini. Yang jelas, Kepala Divisi Humas Mabes Polri, 
Inspektur Jenderal Nanan Soekarna, menegaskan bahwa antara dua bom yang meledak 
dengan bom tidak meledak yang ditemukan di kamar 1808 ada kesamaan.

''Sama-sama terbuat dari campuran black powder yang tergolong low explosive, 
ditambah mur dan baut untuk menambah efek merusak,'' kata Nanan kepada Gatra. 
Bom seperti ini juga sama dengan bom yang ditemukan polisi di Cilacap, Jawa 
Tengah, dua pekan lalu. Bom dan bahan pembuat bom itu ditemukan di halaman 
belakang rumah Baridin alias Bahrudin Latif di Kampung Mulele, Desa Pesuruhan, 
Kecamatan Binangun, Cilacap. Baridin, yang diburu polisi karena diduga terlibat 
dalam jaringan teroris Noor Din Mohd. Top, sampai kini masih buron.

Polisi pun menduga, Nur Aziz adalah Nur Hasbi, yang disebut polisi sebagai 
orang lama dalam jaringan teroris Noor Din Mohd. Top. Hasbi pula yang 
menyewakan rumah buat Noor Din Mohd. Top --gembong teroris asal Malaysia-- di 
Wonosobo, Jawa Tengah. Pada 2006, polisi menggerebek rumah itu. Noor Din lolos, 
sedangkan dua rekan Hasbi, Jabir dan Abdul Hadi, tewas.

Benarkah Nur Aziz adalah Nur Hasbi atau Nur Said? Siti Lestari, mertua Nur 
Said, yakin bahwa Nur Aziz seperti tampak pada rekaman CCTV Hotel JW Marriott 
bukanlah Nur Said menantunya. Menurut Siti, yang tinggal di Klaten, Jawa 
Tengah, perawakan Nur Aziz beda dari perawakan Nur Said. Paman Nur Said, 
Hasyim, mengatakan kepada Arif Koes Hernawan dari Gatra, ''Saya tak yakin Said 
terlibat pengeboman.''

Siapa di belakang para operator lapangan itu? Betulkah sang dalang sesungguhnya 
adalah pihak intelijen Barat?

Taufik Alwie, Herry Mohammad, Cavin R. Manuputty, dan Sukmono Fajar Turido
[Laporan Utama, Gatra Nomor 37 Beredar Kamis, 23 Juli 2009]

CiKEAS Ratusan Karyawan Freeport Tertahan

2009-07-23 Terurut Topik sunny
http://www.gatra.com/artikel.php?id=128559


Ratusan Karyawan Freeport Tertahan

Timika, 22 Juli 2009 14:10
Sekitar 400 karyawan PT Freeport yang akan berangkat ke Tembagapura, Rabu siang 
(22/7), tertahan di mile 50 setelah konvoi bus mereka ke pertambangan ditembaki 
orang tak dikenal.

Sebuah sumber di Timika, Rabu membenarkan, ratusan karyawan Freeport itu 
diangkut dengan menggunakan 12 bus pengangkut karyawan.

Konvoi bus karyawan itu sekitar pukul 11.15 WIT diserang orang tak dikenal saat 
melintas di mile 51. Akibat serangan itu, konvoi kendaraan karyawan balik arah 
ke mile 50.

Selain kasus penyerangan itu, di ruas jalan Timika-Tembagapura juga terjadi 
kecelakaan lalu lintas.

PLT Kabid Humas Polda Papua AKBP Nurhabri ketika dihubungi mengakui adanya 
kedua insiden di wilayah kerja PT Freeport itu.

Memang ada dua kasus yakni kecelakaan lalu lintas di mile 45 yang mencederai 
lima orang dan saat ini belum diketahui dengan pasti kondisi mereka karena 
masih ditangani tim medis RS Kuala Kencana, sedangkan kasus penembakan di mile 
51, belum diketahui ada korban atau tidak, kata AKBP Nurhabri.

Sumber lain menyatakan, kecelakaan di mile 45 menyebabkan satu anggota brimob 
tewas, yakni Bripka Ismail Todoho, dan empat lainnya luka-luka yakni Lettu 
Sriono dari Brigif dan Pratu Triono dari Yon 754.

Kemudian Petrus Uluhayanan, anggota brimob, dan Patrik Tabi. Mereka saat ini 
masih ditangani tim medis di RS Kuala Kencana. Para korban itu menggunakan 
mobil LWB dengan no lambung 01-3498 milik PT Freeport. [TMA, Ant] 



CiKEAS Megawati-Prabowo Tak Akan Tolak Hasil Pilpres

2009-07-23 Terurut Topik sunny
Refleksi : Apakah Bu Mega akan pensiun atau akan coba lagi pada tahun 2014?


http://pemilu.detiknews.com/read/2009/07/23/221249/1170553/700/megawati-prabowo-tak-akan-tolak-hasil-pilpres

Kamis, 23/07/2009 22:12 WIB 

Megawati-Prabowo Tak Akan Tolak Hasil Pilpres 
Laurencius Simanjuntak - detikPemilu



Jakarta - Pasangan Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto menyatakan tidak 
akan menolak apapun hasil Pilpres 2009 yang akan diumumkan KPU. Alasannya, 
menolak hasil Pilpres sama saja dengan menolak konstitusi dan menolak rakyat 
yang telah menggunakan hak pilihnya.

Kita ini kalau ikut pemilu tidak ada dalam benak kita untuk menolak hasil. 
Bahwa kita beri catatan, minderheit nota itu harus dilakukan. Jadi hal yang 
dikembangkan bahwa kita menolak hasil pemilu itu sama dengan menolak 
konstitusi, sama dengan menolak rakyat yang menggunakan hak pilih, kata 
penasihat Tim Kampanye Nasional (TKN) Megawati-Prabowo, Pramono Anung.

Hal itu dikatakan dia dalam jumpa pers usai rapat DPP PDIP di kantor DPP PDIP, 
Lenteng Agung, Jaksel, Kamis (23/7/2009).

TKN Mega-Prabowo, lanjut Pramono, akan tetap mengedepankan jalur hukum dalam 
penyelesaian sengketa hasil Pilpres, yaitu dengan mengajukan gugatan ke 
Mahkamah Konstitusi (MK).

Tak ada bayangan kita menolak. Bahwa kita melakukan persengketaan gugatan itu 
diatur dalam undang-undang, tegas Pramono.

Mengenai wacana penolakan tanda tangan dalam berita acara rekapitulasi 
perhitungan suara nasional, Pramono menjelaskan, hal itu merupakan kesatuan 
sikap dari gugatan yang akan dilakukan pihaknya terhadap hasil Pilpres.

Kalau kita sudah tanda tangan rekapitulasi artinya kita menyetujui itu. Maka 
dengan demikian kalau ada gugatan ke MK, maka gugatan itulah yang akan kita 
gunakan. Bahwa kita belum tanda tangan rekapitulasi, kita masih memberikan 
minderheit nota, kita melakukan keberatan, itu merupakan bagian dari 
persengketaan pemilu dan itu diatur dalam undang-undang, paparnya.

( lrn / irw ) 

CiKEAS KPK Pelajari Dugaan Korupsi Ibadah Haji

2009-07-23 Terurut Topik sunny
Refleksi:  Mau puji Allah pun dikorupsi, celaka negeri yang nama NKRI.  Tak 
heran kalau bencana silih berganti dianugerahkan.


http://www.suarapembaruan.com/index.php?modul=newsdetail=trueid=9202

2009-07-14 
KPK Pelajari Dugaan Korupsi Ibadah Haji



[JAKARTA] Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus mempelajari laporan dan 
aduan masyarakat mengenai dugaan korupsi dalam penyelenggaraan haji. Hal 
tersebut dikatakan Kepala Biro Humas KPK Johan Budi saat dihubungi di Jakarta, 
Selasa (14/7). 

Kita masih telaah semua. Karena ada beberapa laporan dari masyarakat yang 
masuk, dan itu harus dipelajari dulu, ujarnya. Johan pun membantah bahwa kasus 
dugaan korupsi penyelenggaraan haji sudah masuk tahap penyelidikan.

Sementara itu, Wakil Koordinator Badan Pekerja Indonesia Corruption Watch (ICW) 
Emerson Yuntho mempertanyakan lambannya pengusutan dugaan korupsi 
penyelenggaraan haji yang dilakukan KPK. Seharusnya, kasus ini menjadi 
prioritas KPK. Kenapa sampai sekarang belum juga jelas statusnya, ujarnya.

Seperti diketahui, Senin (13/7), ICW kembali melaporkan dua bentuk dugaan 
korupsi penyelenggaraan ibadah haji tahun 2008 ke bagian pengaduan masyarakat 
KPK. Dua dugaan itu adalah korupsi biaya penerbangan dan biaya operasional 
dalam negeri dan Arab Saudi senilai US$ 127,7 juta atau Rp 1,28 triliun.

Menurut ICW, dalam pelaksanaan biaya haji tahun 2008, harga avtur mencapai 
titik terendah. Sehingga, komponen biaya penerbangan semestinya bisa jauh lebih 
rendah. Tapi dalam pelaksanaannya, biaya penerbangan yang ditanggung oleh 
jemaah jauh lebih besar, ujar Koordinator Pelayanan Publik ICW, Ade Irawan 
kepada wartawan, di gedung KPK, kemarin.

Berdasarkan data ICW, harga avtur tahun 2007 senilai US$ 75,30 per barel. Saat 
itu, biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH) yang dibayarkan jemaah senilai 
US$ 1.327. Sedangkan tahun 2008 ketika harga avtur turun menjadi US$ 60 per 
barel, jemaah membayar BPIH sebesar US$ 1.867. Sehingga, terjadi kelebihan 
biaya penerbangan secara keseluruhan US$ 102,2 juta atau US$ 532 per jemaah, 
ujar Ade Irawan.


Biaya Operasional

Sementara itu, untuk biaya operasional di dalam negeri dan Arab Saudi, ICW 
menemukan dugaan korupsi total sebesar US$ 25,5 juta. Selisih biaya tersebut 
berasal dari berbagai komponen, seperti konsumsi jemaah dan petugas, alat tulis 
kantor, honor dan perjalanan dinas petugas, general service, akomodasi, 
konsumsi jemaah, serta petugas.

Selain itu, ICW juga melaporkan soal temuan adanya manipulasi penetapan biaya 
penyelenggaraan ibadah haji tahun 2008 senilai US$ 3.458 per jamaah, yang 
diajukan oleh Departemen Agama. Persetujuan itu, kini sudah ditetapkan dalam 
Peraturan Presiden Nomor 31 Tahun 2009.

ICW menemukan ketidakwajaran dalam beberapa komponen biaya, seharusnya jemaah 
bisa membayar biaya haji lebih murah, yaitu US$ 1695 per jemaah, ujar Peneliti 
ICW, Firdaus Ilyas. Akibatnya, kata dia, terjadi selisih kemahalan US$ 382 per 
jemaah haji.

Sebelumnya, pada 4 Desember 2008, ICW pernah melaporkan adanya dugaan kasus 
penyalahgunaan dana biaya haji di Departemen Agama ke KPK. [M-17]



CiKEAS Civil Fights: Listen to the Left

2009-07-23 Terurut Topik sunny
Civil Fights: Listen to the Left

Jul. 22, 2009
Evelyn Gordon , THE JERUSALEM POST 

Too many articles lambasting the continued Jewish support for US President 
Barack Obama have overlooked a crucial point: Many American Jews agree with his 
positions on Israel. Like him, they think Israel should completely freeze the 
settlements, withdraw to the 1967 lines and divide Jerusalem, and that peace 
would break out if only it did so. None of these views are shared by a majority 
of Israelis. But as long as American Jews hold them, expecting them to echo 
mainstream Israeli concerns over these policies is delusional. 

What is genuinely puzzling, however, is why Obama supporters appear equally 
deaf to the anguished cries of Israel's left, which has long advocated 
precisely these policies. When the editorial staff of Haaretz, a bastion of 
Israel's hard left, pens three opinion pieces criticizing Obama in the space of 
10 days, it ought to be clear even to left-of-center American Jews that Obama 
has an Israel problem. 

THE FIRST, by veteran diplomatic correspondent and columnist Aluf Benn, 
appeared on July 10. Titled The left went to the beach, it sought to explain 
why Israeli leftists, who vocally supported previous American demands for a 
settlement freeze, have not rallied behind Obama's. Not only have there been no 
demonstrations, but at a Knesset debate in early July, he noted, not a single 
MK urged compliance with Obama's demand. 

One reason, Benn posited, is that Obama never tried to communicate with the 
Israeli public. He spoke to Arabs and Muslims, but not Israelis. His neglect 
increased Israelis' fears that we do not have a friend in the White House. 

This impression was bolstered by the administration's pathetic attempt to deny 
the existence of understandings on settlement construction between Obama's 
predecessor and Israel: It was possible to accuse Israel of violating its 
promises, or to say that the policy had changed and explain why, but not to 
lie. 

Additionally, Obama obtained nothing from the Palestinians and the Arab states 
in exchange, and his insistence on a settlement freeze only encouraged 
Palestinian Authority President Mahmoud Abbas in his refusal to negotiate with 
[Binyamin] Netanyahu. Under these circumstances, it is hard for the Israeli 
left to blame the government for ruining the chances for peace. 

Finally, the more time passes, the more it appears that the demand to freeze 
settlement construction was meant to demonstrate a distancing from Israel. 
Obama has turned a settlement freeze into a matter of honor, and when the 
argument is about who is stronger instead of the real issue, anyone who urges 
Netanyahu to give in to Obama will be accused of being unpatriotic. And the 
Israeli left does not want to be backed into that corner. 

Thus after six months in office, Obama has made even Israeli leftists, who 
enthusiastically supported his election, doubt his friendship with Israel, 
rendering them unable to support his policies without appearing unpatriotic. 

And, equally grave, he has actually undermined the peace process by encouraging 
Abbas's refusal to negotiate. 

A week later, Haaretz devoted its editorial to the Obama problem. Titled Speak 
to us, too, it began by slamming Netanyahu for entering into an unnecessary 
and harmful conflict with Obama's administration and rejecting Obama's 
essential desire to bring peace. Obama's presidency, it asserted, has created 
a unique opportunity for peacemaking that it would be a shame to miss. 

But then came the punch line: Now, the US administration must convince the 
Israeli public that it has a friend in the White House, and that the 
administration's positions correspond with Israel's national interests. After 
talking to the Arabs, Muslims and Iranians, in speeches and on television, it 
is only right that Obama also address the Israeli public. 

Again, the message was clear: Even Israel's left wants convincing that Obama 
will not sacrifice Israel's interests. 

THEN, LAST Friday, star columnist Yoel Marcus chimed in. For all Obama's 
goodwill, he wrote, there is something naive, not to say infuriating, about 
his policy of dialogue and about the whistle stops he has chosen in his travels 
regarding our issue. He spoke in Turkey, he spoke in Egypt, he appeared before 
students in Saudi Arabia, Paris, England, Ghana and Australia. 

Even there the Israeli-Palestinian conflict was mentioned... The only place he 
hasn't been is Israel. He has spoken about us, but not to us. 

Moreover, Obama is behaving as though everything starts and ends with the 
question of whether Israel will or will not freeze construction in the 
settlements, completely ignoring such crucial details as that the Oslo Accords 
resulted in waves of suicide bombers and the Gaza pullout in daily rocket 
attacks. His obscuring of the fact that the Palestinians have not managed to 
overcome their passions and be worthy partners for a peace 

CiKEAS Life not so sweet as mafia cafe seized

2009-07-23 Terurut Topik sunny
Refleksi: Apakah polisi NKRI berani bertindak menyita harta kekayaan haram  
koruptor seperti apa yang dilakukan  polisi Italia?

http://www.theaustralian.news.com.au/story/0,25197,25825558-2703,00.html

Life not so sweet as mafia cafe seized
July 24, 2009 

Article from:  The Australian 
ITALIAN authorities yesterday seized Rome's Cafe de Paris, symbol of the 1950s 
lifestyle captured in the film La Dolce Vita, from a powerful southern crime 
syndicate, a leading anti-mafia prosecutor said.

Rome is one of the places where criminal clans and big international 
traffickers grow by infiltrating the economy by laundering illicit profits, 
Pietro Grasso said. 

The cafe, on Rome's upmarket Via Veneto close to the US embassy, was seized 
along with nine other eating or drinking establishments and other assets in the 
Italian capital worth E200million ($348.4m), he said. 

The property belonged to the Alvaro clan of the 'Ndrangheta mafia based in the 
southern Calabria region, which made the investments using money raised through 
arms and drugs trafficking, Mr Grasso said. 

A feud between clans of the 'Ndrangheta, the most powerful and violent of 
Italy's crime syndicates, was behind the 2007 shooting of six men in Duisburg, 
western Germany. 

Items seized included businesses, apartments and luxury cars, Mr Grasso added. 

The Cafe de Paris, valued at E55m, was allowed to reopen its doors yesterday 
even while a search continued. 

The restaurant was a favourite haunt of cinema stars such as Frank Sinatra and 
La Dolce Vita director Federico Fellini, as well as Italian intellectuals. 

The seizure took place as the governor of the Bank of Italy warned that Italian 
businesses were less able to resist pressure from the mafia because of the 
financial crisis. 

Businesses are seeing their cash takings diminishing and the value of their 
holdings plummeting. It is therefore a lot easier for criminal organisations to 
target these businesses, Mario Draghi told a parliamentary commission into the 
prevention of money-laundering. 

He said the mafia was putting pressure on businesses through loans at 
extortionate rates that allowed them to launder cash. 

Mr Draghi said criminal organisations were among the obstacles curbing the rate 
of growth and preventing the economy from bouncing back. The fight against 
laundering must be even more determined during the financial crisis, he said. 

AFP


CiKEAS Beware of hackers, spyware

2009-07-23 Terurut Topik sunny
http://www.kuwaittimes.net/read_news.php?newsid=NDcxOTcyMjky

Local News
Beware of hackers, spyware
Published Date: July 23, 2009 
By Hussain Al-Qatari, Staff writer 


KUWAIT: Following the recent news reports about spyware and Blackberry users in 
the UAE, an IT-savvy expert cautioned users in Kuwait not to visit suspicious 
sites or download unauthorized software. The smart phone's security can be 
penetrated, and users' private information and text messages can fall victim to 
spyware.

Reports this week circulated news about a text message which was sent by UAE 
Blackberry provider Etisalat to its subscribers advising them to download a 
patch to improve the performance of their Blackberry handset. Customers 
reported that the patch has reduced the mobile's battery life, overheated the 
mobile phones, and some people reported that their phones stopped working 
completely.

Yesterday, Canada's Research In Motion (RIM), the developer of Blackberry 
released a statement on their website saying that the Etisalat update is not a 
RIM-authorized update and was not developed by RIM. Independent sources have 
concluded that the Etisalat update is not designed to improve performance of 
your BlackBerry handheld, but rather to send received messages back to a 
central server.

Kuwait Times addressed the question of privacy and users' data security to an 
IT expert working in one of Kuwait's telecommunication companies.

The source who agreed to speak on condition of anonymity cautioned users in 
Kuwait to be careful when upgrading their phones, and advised an upgrade only 
through the website of the service provider or the official Blackberry website.

We always advise our clients to come to our branches and speak to the IT 
department when they want to upgrade their mobile phones. A software usually 
upgrades automatically, but if the phone operating system needs an upgrade this 
has to be done through the provider, he said elaborating that people who are 
not tech-savvy should not attempt to upgrade the OS on their own.

Many Blackberry users have reported various problems with their smart phones in 
Kuwait. Mohammad Al-Yaseen,32, said that he received a voice clip from a friend 
via the Blackberry Messenger, and as soon as he clicked on the link to listen, 
his phone froze and stopped working. Ever since, I learnt not to click on any 
links that look weird to me, he said.

Fajir Al-Matrook, 19, said she received a message from a friend telling her 
about a new release of the Blackberry Messenger. I tried downloading it, but 
it stopped halfway through downloading. Hours later my Blackberry Messenger was 
gone, and two other applications on my phone did not work; when I opened them, 
the phone rebooted. I had to take it to the agent and have it replaced with 
another Blackberry.

The IT source said that carrying a Blackberry is like carrying a compact 
computer and computers are prone to being hacked and infected with viruses. 
That being said, he advises that the handset should not be used to replace a 
computer.

Blackberries should keep you connected on the go, not replace your laptop 
computer. My advice is to be careful. Smartphones can be penetrated by hackers 
and spyware easier than you can imagine, the source said. On a final note he 
cautioned, If you use your Blackberry to browse suspicious websites then you 
are risking the safety of the device and the information stored on the device. 
Be careful, and avoid overloading your device with unnecessary applications. 


CiKEAS OOT: anggun mempesona

2009-07-23 Terurut Topik Surau Dotnet
 
Judul: Blazer Muslim  outfit
Tag: fashion, butik, taylor, outfit, blazer, seragam, jas, stelan, pakaian 
Muslim, Muslimah
 
Thayara Outfit  Muslimwear: 
konveksi kilat, outfit diukur di tempat; pakaian Muslim dan Muslimah, seragam 
kantor, seragam pabrik, jas dokter, seragam perawat, stelan eksekutif, dll.
 

Warna: oren, ungu, coklat, maroon, biru, toscha , coklat, abu-abu
Ukuran: S, M, L, XL, XXL, XXXL
Bahan : Triton, Laviola, Vintage, Cellini, Winterland
Harga : Rp185.000 (sudah termasuk stelan celana)
 
Harga sudah termasuk biaya kurir khusus Jabodetabek.
Untuk luar kota/Jawa ditambah ongkos kirim sesuai tarif
 
Lihat gambar: http://www.surau.net/epromo_blazer.html 
Langsung pesan: http://www.surau.net/contactme/pesanblazer.htm 
 
Harga khusus untuk pesanan partai sedang dan besar
Dicari agen untuk seluruh wilayah Indonesia (ready factory stock: 800 stel)
 
Dukung industri kreatif Indonesia, cintai produksi dalam negeri
(Forward ke kerabat dan sahabat / simpan jika sewaktu2 perlu)
 
 
 
 


  Berbagi video sambil chatting dengan teman di Messenger. Sekarang bisa 
dengan Yahoo! Messenger baru. http://id.messenger.yahoo.com

CiKEAS Aljazeera Publikasikan Dokumen Rahasia PT. Medco Soal Lapindo

2009-07-23 Terurut Topik Al Faqir Ilmi
Aljazeera Publikasikan Dokumen Rahasia PT. Medco Soal Lapindo
 
 
Dokumen rahasia terkait semburan lumpur Lapindo, yang ditujukan untuk 
kepentingan PT. Medco Energi itu kini muncul di website Aljazeera versi bahasa 
Inggris. Terdapat dua dokumen yang dipublikasikan oleh Aljazeera.

Dokumen pertama berjudul “PRELIMINARY REPORT on the FACTORS and CAUSES IN THE 
LOSS OF WELL BANJAR PANJI-1” yang dikeluarkan oleh Simon Wilson C.Eng. M.Sc. 
D.I.C Petroleum Consultant. Dokumen kedua berjudul “Causation Factors for the 
Banjar Panji No. 1 Blowout” yang dikeluarkan oleh Neal Adams Services.

Akankah dokumen rahasia itu menjadi pukulan bagi pihak-pihak yang menyatakan 
bahwa semburan lumpur Lapindo disebabkan oleh bencana alam?

Selengkapnya dokumen tersebut dapat dilihat di :

1. 
http://english.aljazeera.net/mritems/Documents/2009/6/17/2009617151210657572TriTech_Lukman_report_-_East_Java_Well_Blow-out_Assessment_-_Preliminary_Report_Document.pdf

2. 
http://english.aljazeera.net/mritems/Documents/2009/6/17/2009617151816979683Final%20Report%20Sidoarjo%20Neil%20Adams.pdf



  

CiKEAS Study in contrasts

2009-07-23 Terurut Topik sunny
http://weekly.ahram.org.eg/2009/956/in3.htm

16 - 22 July 2009
Issue No. 956
Published in Cairo by AL-AHRAM established in 1875

Study in contrasts
The US slaughter in Afghanistan makes the Chinese creeping colonisation of 
Urumqi look like a picnic, bemoans Eric Walberg 


   Click to view caption 
  The Grand Bazaar in Urumqi following fighting between Muslim Uighurs and 
Han Chinese (photos: AFP) 
--
 
Last week's riots in Urumqi, resulting in 180 deaths, recall similar protests 
in Tibet last year, though only 19 people were killed there. Both Uighurs and 
Tibetans exiles demonstrated during the Chinese Olympics, to little effect. 
Both regions, remote from the heart of Han China, were taken over under the 
communists, and are important strategically and as storehouses of mineral 
wealth to feed the new capitalist China's voracious appetite. They remind us 
that old- fashion colonialism is alive and well. Neither the Uighurs nor the 
Tibetans have any hope of independence, but they rightly would like the Han to 
be less greedy and invasive. 

Like Tibet, it is the flood of Han immigrants and the wholescale destruction of 
their culture that is the problem. The massive recent influx of Han Chinese, 
who now make up more than 50 per cent of the population (70 per cent in the 
major cities Urumqi and Kashgar), has reduced Uighurs to a minority in their 
homeland, ominously called  Xinjiang (New Frontier) in Chinese. The use of 
Eastern Turkistan, the traditional name for this region, is outlawed, along 
with the blue star-crescent Uighur flag. Ethnic Han Chinese dominate nearly all 
big businesses in the region. All Uighurs must study Chinese, and very few 
Uighurs can dream of going to university.

Like the Kurds, they have no official state, only a hollow autonomous region, 
along with large diaspora communities in Kazakhstan, Kyrgyzstan, Uzbekistan and 
the West. They number 8-10 million worldwide. There are Uighur neighbourhoods 
in Beijing and Shanghai. Their history is the story of an obscure nomadic tribe 
from the Altai Mountains rising to challenge the Chinese empire, founding their 
own in the 8th century, which stretched from the Caspian Sea to Manchuria. 
Because of their strategic location on the Silk Road, they thrived on trade. 
They came under Han sovereignty only in the 17th century, but after numerous 
revolts expelled Qing officials in 1864 and founded an independent Kashgaria 
kingdom, recognised by the Ottoman Empire, Russia and Great Britain, which even 
had a mission in the capital, Kashgar. As usual British support depended on its 
imperial schemes and when the Chinese attacked in 1876, fearing Tsarist 
expansion, Great Britain supported the Manchu invasion forces. The Brits 
(excuse me, the Manchus) won and East Turkestan became Xinjiang.

The Soviets established the Revolutionary Uighur Union in 1921, but dissolved 
it in 1926 when Stalin abandoned dreams of world revolution. Undeterred, Uighur 
independence activists staged several uprisings, briefly in 1933 and and then 
in 1944. In 1949, East Turkestan's revolutionaries agreed to form a confederacy 
within Mao's People's Republic of China; however, on the way to Beijing to 
negotiate the terms, the Chinese plane crash, killed all the leaders. The 
Chinese army immediately invaded what is now Xinjiang Uighur Autonomous Region. 
As with the Tibetans a decade later, East Turkestan Republic loyalists went 
into exile. 

Uprisings occurred through the 1990s, supported by exiles in the West and 
Western governments, who are happy to use disgruntled expatriates from 
countries such as Iraq, Iran, China and Russia as geopolitical pawns, promoting 
unrest and calling for independence. The World Uighur Congress (WUC), based in 
Munich, and the Uighur American Association work hand-in- glove with the US 
government-funded National Endowment for Democracy and the Soros- funded Human 
Rights Watch.

The Uighurs and Tibetans have old and unique cultures which the Chinese would 
do well to respect and nurture within greater China. But supporting the 
independence struggle is part of a cynical geopolitical chess game, and merely 
worsens the Uighurs' plight. We are reminded of Britain's scheming there in the 
19th century. If Britain had stood by the Uighurs then, there would probably be 
an Uighuistan today. Instead, the destruction of Urumqi and the Old City in 
Kashgar continue. The latter will soon be a theme park where Uighurs will dress 
up and sell Han tourists plastic souvenirs. Classic colonialism.

However, Chinese colonialism -- Veni, vidi, vici -- pales in comparison to 
the US/ British variant in nearby Afghanistan -- We came, destroy, and murder 
in the name of freedom. It is galling for Western media to take such delight 
in exposing China's dirty linen, as it 

CiKEAS Oemar Dani Masuk ICU RSP AU

2009-07-23 Terurut Topik sunny
http://www.mediaindonesia.com/read/2009/07/07/86751/18/1/Oemar-Dani-Masuk-ICU-RSP-AU


Oemar Dani Masuk ICU RSP AU 
Kamis, 23 Juli 2009 18:51 WIB  
Penulis : Muhammad Fauzi

 
Oemar Dani saat menghadiri ultah Guruh--MI/TERESIA

JAKARTA-MI; Mantan Kepala Saff Angkatan Udara (Kasau) Marsekal (purn) Oemar 
Dani kritis. Pejabat era Orde Lama ini masuk ICU RS Pusat Angkatan Udara Halim, 
Jakarta, sejak Selasa pagi (22/7). 


Bapak memang sudah sepuh (tua), penyakitnya hanya karena tua, ujar Dian, 
putri ke dua Oemar Dani yang menunggu di Ruang ICU, RS Halim. 

Echi, putra bungsu Oemar Dani, menambahkan selain sudah tua bapaknya juga 
memiliki penyakit hepatitis. Dengan semakin bertambahnya usia maka sangat mudah 
terjadi infeksi. 

Saat ini empat anak Oemar tengah menunggu ayahanda mereka yang tengah dirawat 
di Ruang ICU RS Pusat AU Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, itu. Mereka yakni 
putra sulung Peri, lalu Dian, Cicha dan putra bungsu Echi. Adik kandung Oemar, 
Toeti Sukirman juga tampak selalu berada di tempat yang sama.(Faw) 


Sent from my BlackBerry® powered by  
20090723_074619_z-omar.jpgic_indosat.gif

CiKEAS Anak Terlantar Makin Banyak

2009-07-23 Terurut Topik sunny
Refleksi: Dirgahayu NKRI ! 

http://www.mediaindonesia.com/read/2009/07/07/85843/92/14/Anak-Terlantar-Makin-Banyak


Anak Terlantar Makin Banyak 
Jumat, 17 Juli 2009 16:43 WIB  

 
MI/ADAM DWI

JAKARTA--MI: Meski angka kemiskinan secara keseluruhan dilaporkan menurun dari 
tahun ke tahun namun jumlah anak terlantar justru mengalami kenaikan 
signifikan. 

Tahun 2000 yang terlantar masih 5,3 persen, kemudian bertambah menjadi 5,4 
persen pada 2003 dan naik lagi menjadi 6,5 persen dari keseluruhan populasi 
anak usia 0-18 tahun pada 2006. Keterlantaran di sini bukan hanya secara 
ekonomi, tapi juga pendidikan, kata Direktur Pelayanan Sosial Anak Departemen 
Sosial Harry Hikmat di Jakarta, Jumat. 

Jumlah total anak (usia 0-18 tahun) diperkirakan sepertiga dari total populasi 
yang menurut Badan Pusat Statistik (BPS) sebanyak 230,6 juta jiwa pada 2009. 

Selain itu, kata Harry, analisis deskriptif terhadap data BPS tahun 2006 juga 
menunjukkan bahwa 83,28 persen anak terlantar punya orang tua lengkap; 12,38 
persen yatim; 2,55 persen piatu; 1,07 persen yatim piatu dan sisanya tidak 
diketahui. 

Ada kecenderungan orang tua melepaskan tanggung jawab pengasuhan atas anak 
mereka ketika beban ekonomi menghimpit. Hal ini terlihat pula dari hasil survei 
yang menunjukkan sebagian besar penghuni panti sosial masih punya orang tua 
lengkap, katanya. 

Dia menjelaskan, pemerintah sudah memiliki strategi dan menerapkan berbagai 
kebijakan untuk memberikan perlindungan dan mengatasi berbagai permasalahan 
sosial pada anak, namun semuanya belum mampu menurunkan besaran masalah itu 
secara bermakna. 

Hal itu, menurut dia, terjadi karena strategi penanganan masalah sosial anak 
selama ini belum terintegrasi, masih dilakukan secara sektoral, dan masih 
terfokus pada program berbasis panti dengan cakupan rendah. 

Penanganan masalah masih dilakukan berdasarkan tren isu, sifatnya reaktif dan 
berorientasi pada krisis. Strategi semacam ini harus segera diubah, katanya. 

Ia mengatakan, pemerintah secara bertahap akan melakukan perubahan strategi dan 
memperbaiki program-program penanganan masalah sosial pada anak. 

Ke depan, dia melanjutkan, program penanganan masalah sosial pada anak mesti 
terkoordinasi secara rapi dengan melibatkan semua sektor. 

Penanganan persoalan tidak lagi dilakukan berdasarkan tren isu, harus ada 
strategi utama yang dijalankan berlanjut. Dan harus ada sistem pencegahan 
dengan memperkuat peran keluarga supaya tidak semuanya ditumpukan ke panti, 
panti itu pilihan terakhir, katanya. 

Ia menjelaskan pula bahwa tahun depan pihaknya berencana menjalankan program 
bantuan sosial, program dukungan keluarga, penguatan kapasitas lembaga dan 
sumber daya manusia, serta pelayanan alternatif bagi anak terlantar. 

Sekretaris Jenderal Komisi Nasional Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait 
menambahkan, penanganan masalah sosial pada anak seharusnya tidak hanya 
dibebankan kepada pemerintah atau Departemen Sosial. 

Menurut dia, semua pihak termasuk pelaku usaha, lembaga swadaya masyarakat dan 
komponen masyarakat yang lain mesti ikut berperan dalam upaya perlindungan anak 
dan penanganan masalah sosial pada anak-anak. 

Potret anak-anak Indonesia ini adalah refleksi yang harus disikapi bersama, 
demikian Arist Merdeka Sirait. (Ant/OL-06) 20090717_054637_z-anak.jpg

CiKEAS Eropa Terbanyak Minta Tenaga Kerja Indonesia

2009-07-23 Terurut Topik sunny
Refleksi:  Di Europa, Jepang dan Amerika dengan adanya krisis global 
menimbulkan lebih meningkatnya penganguran, kalau diminta tenaga kerja dari  
Indonesia untuk ke ngereri-negerti tsb mungkin disebabkan adanya alasan 
istimewa yang tidak disebutkan direktur Reyna Usaman Ahmadi.  Rahasia politik 
perbudakan terselubung pemerintah NKRI?

http://www.mediaindonesia.com/read/2009/07/07/86556/18/1/Eropa-Terbanyak-Minta-Tenaga-Kerja-Indonesia



Eropa Terbanyak Minta Tenaga Kerja Indonesia 


Kamis, 23 Juli 2009 00:21 WIB
MAKASSAR-MI: Negara-negara di Uni Eropa tercatat sebagai negara yang terbanyak 
menawarkan peluang kerja pada tenaga kerja Indonesia dalam tiga bulan terakhir. 
Permintaan tersebut terutama pada tenaga kesehatan. 

Direktur Pengembangan Pasar Kerja Binapentas, Depnakertrans, Reyna Usman 
Ahmadi, di Makassar, Rabu (22/7), mengatakan, Indonesia menerima permintaan 
tenaga kerja terbanyak dari negara-negara di Uni Eropa dalam tiga bulan 
terakhir. 

Selain tenaga perawat, tenaga kerja di bidang jasa pariwisata dan tenaga kerja 
di kapal-kapal pesiar juga dibutuhkan oleh negara-negara tersebut. 

Amerika, Australia, dan Jepang juga termasuk negara yang membutuhkan banyak 
tenaga kerja dari Indonesia. 

Jepang kini tengah mengalami booming (puncak) penduduk usia nonproduktif serta 
kehabisan tenaga kerja di usia produktif, jelasnya. 

Usia produktif di negara tersebut telah mencapai puncak karirnya dan duduk 
sebagai pimpinan-pimpinan perusahaan, akibatnya kelas pekerja menjadi langka. 

Sementara itu, di Arab Saudi, pemerintahnya tengah gencar melakukan penghijauan 
di wilayahnya. Arab butuh banyak tenaga kerja di bidang pemeliharaan gedung 
dan pertamanan, katanya. 

Namun, pemerintah Indonesia tidak bisa memaksimalkan permintaan tersebut karena 
kualifikasi yang diinginkan oleh negara tujuan tidak seluruhnya bisa dipenuhi. 
Kualifikasi kompetensi negara tujuan kurang bisa dipenuhi oleh pemerintah, 
katanya. 

Meskipun pasar kerja di luar negeri terhitung luas, pihaknya lebih berharap 
jika potensi sumber daya manusia dalam negeri berkarya di dalam negeri sendiri. 

Industri kreatif dalam negeri dinilai cukup membantu menyerap tenaga kerja 
dalam negeri dan membantu mengurangi jumlah pengangguran setiap tahunnya. 
(Ant/OL-7

CiKEAS Ditunggu, Barisan Sakit Hati dari Kubu SBY

2009-07-23 Terurut Topik sunny
Refleksi : Supaya lebih ramai gembira ria hendaklah barisan sakit hati ini 
ditingkatkan menjadi barisan malas hidup .


http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/07/23/1708201/ditunggu.barisan.sakit.hati.dari.kubu.sby


Ditunggu, Barisan Sakit Hati dari Kubu SBY
Kamis, 23 Juli 2009 | 17:08 WIB
Laporan wartawan KOMPAS.com Caroline Damanik


JAKARTA, KOMPAS.com - Formasi dan kekuatan oposisi di parlemen ke depan juga 
turut ditentukan oleh SBY jika dinyatakan menang dalam putusan Pemilu Presiden 
2009.

Fungsionaris PDI Perjuangan, Panda Nababan, sangat yakin bahwa kekuatan oposisi 
yang siap dibangun PDI-P, dan mungkin Golkar, jika jadi akan turut diramaikan 
oleh barisan sakit hati dari partai-partai yang semula mendukung pasangan 
SBY-Boediono.

Sangat ditentukan formasi kabinet yang dibentuk SBY. Kok saya yakin kalau ada 
yang berkoalisi sekarang akan lari balik ke kita karena kecewa. Itu bisa saja 
terjadi, ujar Panda seusai diskusi bertajuk Membangun Tradisi Oposisi 
Politik di Kantor Centre for Dialogue and Cooperation among Civilizations 
(CDCC), Kamis (23/7).

Menurut Panda, saat ini tentu banyak partai pendukung yang bermimpi mendapat 
bagian di kabinet. Namun, faktanya, kursi di kabinet tentu tak cukup untuk 
dibagi rata. Belum lagi jika merujuk kepada tipe SBY, seperti saat memutuskan 
Boediono menjadi wakilnya, yang tidak dapat diduga.

Misalnya, ada partai, dia mimpi dapat tiga, eh cuma dikasih satu. Bisa saja, 
dia lari ke kita kan. Kemungkinan-kemungkinannya ada saja, tandas Panda.


CiKEAS BELAJAR DARI BOM MARRIOT DAN RITZ CARLTON JAKARTA

2009-07-23 Terurut Topik jiwa_indonesia
BELAJAR DARI BOM MARRIOT DAN RITZ CARLTON JAKARTA
 
Kejadian Bomb Marriot 2 memang sangat memukul kita semua bagaimana tidak, 
sebuah hotel yang telah mempunyai pengalaman yang sangat memilukan menjadi 
sasaran bomb pada tahun 2005 dan telah meningkatkan system pengamanannya 
sehingga, dari kaca mata  public hotel Marriot menjadi salah satu hotel dengan 
sytem pengamanan terbaik, ternyata masih dapat diserang kembali oleh terrorist.
 
Kejadian ini telah membuat orang mencoba menganalisa dengan persepsinya sendiri 
sendiri. Ada yang menghubungkan hal ini dengan system security out sourcing, 
tapi banyak object vital di Dunia yang meng outsourcing kan petugas securitynya 
seperti antara lain NASA , Airport Schiphol, Belanda dan masih banyak lagi 
object lain yang menganut system outsourcing.
ada yang menilai penerapan walk through metal detector dan hand held metal 
detector tidak effective. Karena memang hanya menditeksi metal Atau cctv tidak 
dapat merekam dengan jelas wajah dan masih banyak analisa lainnya.  Tapi ada 
pula yang mengaitkan dengan politik. Mana dari analisa diatas yang merupakan 
sumber nya. 
 
Sebagai praktisi security saya cenderung melihat kedalam system security yang 
paling mendalam tidak secara partial yaitu dengan membuat pertanyaan berikut 
 
1.  Apakah tujuan utama system security hotel marriot ?
Apakah  system security dibuat untuk meningkatkan rasa aman tamu hotel atau 
untuk mencegah serangan terrorist.
 
2.  Apakah Scenario ancaman yang diusahakan untuk dicegah 
dengan system pengamanan tersebut ? 
 
Pertanyaan 1 
Pertanyaan tersebut sangat penting dan selalu di gunakan oleh semua ahli 
security. Arah dari sebuah system adalah tujuannya, demikian pula dalam system 
pengamanan Tujuan Utama Security menentukan  systemnya. Dilihat dari pengamanan 
Hotel Marriot dan berbintang lainnya saya menyimpulkan tujuan system security 
mereka adalah meningkatkan rasa aman para tamu bukan mencegah serangan 
terrorist. 
 
Mengapa saya berpendapat demikian. System yang diterapkan saat ini lebih 
mengutamakan factor deterrence dan factor deterrence  ini telah  meningkatkan 
rasa aman atau menurunkan fear of crime sehingga Hotel yang pernah di bomb 
beberapa tahun yang silam bisa kembali ramai. Hotel juga masih belum mau 
mengorbankan kenyamanan tamu demi keamanan.
 
Contoh suatu pengamanan yang bertujuan mencegah masuknya barang barang 
berbahaya adalah kapal terbang adalah Airport. Sebagian besar airport besar 
international sudah tidak memperdulikan kenyamanan penumpang , mereka lebih 
peduli pada keamanan. System Security Hotel karena masih mengutamakan 
kenyamanan maka mereka belum mengutamakan factor detection. Coba kita amati 
kembali bagaimana petugas security bekerja di check point. Mereka hanya 
menggunakan metal detector yang pasti tidak dapat mendekteksi bahan bomb yang 
tidak terbuat dari metal, dan mereka hanya melakukan gerakan memeriksa tanpa 
benar benar ingin mendeteksi isinya, dan hal ini dilakukan secara rutin 
sehingga sudah kehilangan arahnya sebagai factor detection. 
 
Bagi orang awam security hotel memang terlihat baik, namun tentu saja tidak 
demikian  mata terrosist. Bagi terrorist system ini sangat mudah di kelabuhi 
dan hanya dalam waktu yang tidak cukup lama terrorist sudah dapat menyimpulkan 
kelemahannya.
 
Pertanyan 2 
Pertanyaan ini penting karena  dengan dapat membayangkan scenario penyerangan 
atau AMO (aggressor methods of operation) maka kita dapat menentukan langkah 
pengcegahannya (counter measures).  Bila kita lihat system pengamanan hotel 
maka kemungkinan besar scenario ancaman atau AMO yang dibayangkan adalah 
terrorist membawa bomb dari luar dalam keadaan telah jadi , bukan dalam bentuk 
komponen bomb yang masuk secara terpisah. Dan asusmi ancaman adalah dari tamu 
sehingga pemeriksaan terhadap karyawan tidak seketat tamu.
AMO terrorist selalu berubah sehingga system securitynyapun harus dinamik tidak 
statis. Seharusnya peristiwa serangan terrorist di Negara lain harus menjadi 
referensi perbaikan system keamanan. Kalo kita belajar dari penyerangan hotel 
dan penyanderaan tamu di Mumbai dilakukan dengan kerja sama orang dalam, yaitu 
menyelundupkan senjata melalu pegawai hotel maka system security kita harusnya 
sudah dirubah untuk menangkal AMO baru itu. Namun ternyata kita masih 
menggunakan scenario lama.
 
Kesimpulan :
Serangan terrorist pada ke dua hotel Marriot dan Ritz Carlton terjadi karena 
memang Security System hotel Marriot maupun Ritz Carlton tidak dirancang untuk 
menangkal dengan  AMO menggunakan orang dalam dan merakit bomb didalam kamar.
 
 
Saran Perbaikan :
1.  Redesigned security objective menjadi mencegah  serangan terrorist
2.  Lakukan Screen terhadap karyawan dan back ground check sebelum mendapat 
ID permanent.
3.  Kembangkan system informasi tentang perilaku abnormal karyawan.
4.  Buat Surveilance Detection Team untuk mengolah semua informasi tentang 
hal hal yang mencurigakan 

CiKEAS The Leader In Amalia

2009-07-23 Terurut Topik muhamad agus syafii
The Leader In Amalia

By: agussyafii

Bagian yang paling saya suka di Rumah Amalia adalah bertanya untuk apa kalian 
belajar? Anak-anak Amalia akan menjawab 'untuk menjadi pemimpin.' karena saya 
mengajarkan mereka agar mereka memiliki kebiasaan seorang pemimpin. Dengan 
memulai memimpin dirinya sendiri kelak mereka juga mampu memimpin ditengah 
keluarga dan masyarakat.

Pernah pada suatu malam, ketika saya bersama anak-anak Amalia belajar mengaji. 
Saya selalu mengajarkan 7 kebiasaan anak Amalia. 7 Kebiasaan Amalia saya 
peroleh dari buku 'The Leader In Me' Karya Stephen R. Covey. saya bertanya, apa 
kebiasaan pertama anak Amalia? Hampir semua angkat tangan. Duduk paling depan 
adalah Egga, kakaknya bernama Eggi. 'Ayo Eggi, apa kebiasaan pertama anak 
Amalia?' tanya saya.

'Menjadi proaktif..kak.'jawab Egga. 'Coba beri contoh menjadi proaktif seperti 
apa?' tanya saya. 'Begini kak, menjadi proaktif, kalo saya habis makan saya 
mencuci piring sendiri tanpa disuruh oleh mamah.' jawab Egga dengan semangat. 
Anak-anak Amalia tertawa melihat wajah Egga yang terlihat lucu.

begitulah saya mengajarkan kepada anak-anak Amalia jiwa kepimpinan. Kepimpinan 
berarti bertanggungjawab. Bertanggungjawab terhadap diri sendiri dan 
bertanggungjawab terhadap pilihan hidupnya. Anak-anak Amalia bertanggungjawab 
atas semua kegiatan di Rumah Amalia. Kami memfasilitasi untuk semua kegiatan. 
Untuk minum selalu disediakan tempat minum, anak-anak Amalia bertanggungjawab 
untuk mencuci gelasnya sendiri, dengan mempercayai mereka sekaligus memberikan 
mereka tanggungjawab atas semua kegiatan di Rumah Amalia membuat anak-anak 
menjadi bersemangat dan lebih giat melakukan semua aktifitas. Itulah yang kami 
sebuat sebagai 'The Leader In Amalia.'

-
Sebaik-baiknya pemimpin diantara kamu adalah mereka mencintai kamu  dan kamupun 
mencintainya (al-hadist)

Wassalam,
agussyafii

--
Terima kasih atas dukungan dan partisipasi teman2 semua pada program 'Peduli 
Kasih Amalia (PKA)' Teriring doa 'Semoga Alloh SWT membalas kebaikan teman2 
semua' amin ya robbal alamin..info dan dukungan silahkan ke 
http://agussyafii.blogspot.com, http://www.facebook.com/agussyafii atau sms 087 
8777 12431




  

CiKEAS [Konsultasi Hukum Gratis] kasus kwitansi pembayaran uang muka mobil

2009-07-23 Terurut Topik NM. WAHYU KUNCORO, SH
Kepada: Bp. Wahyu Kuncoro -Advokat Kantor Advokat WahyuMitra di
Tanggerang.
Dengan hormat, Nama saya ZMH di Bogor Jawa Barat. Saat ini saya
mengalami sebuah kasus yang cukup membuat saya pening dan pusing
kepala. Adapun kasus tersebut adalah sebagai berikut:
Pada tanggal 02 Mei 2009 yang lalu saya ingin membeli 2 mobil dari
seseorang yang tinggal di Jakarta, sebut saja namanya AA. Sebelumnya
saya sudah sepakat secara lisan untuk membeli 2 buah mobil dari si AA
tersebut yakni Toyota Kijang Avanza dan Toyota Kijang Inova. Keduanya
memang milik si Abdul Azis tersebut (setelah saya melihat dan check
BPKB mobil tersebut).
Kami sudah sepakat tentang harga kedua mobil tersebut yakni: untuk
Toyota Kijang Avanza senilai Rp.120.000.000. (seratus dua puluh juta
rupiah), sedang untuk Toyota Kijang Inova seharga Rp.180.000.000. Jadi
total semua uang yang harus saya bayar sebesar Rp.300.000.000.(tiga
ratus juta rupiah). Tapi karena pada bulan Mei 2009 saat itu saya hanya
memegang uang cash sebesar Rp.150.000.000. (seratus lima puluh juta
rupiah). Maka saya katakan pada si AA saya membayar dalam 2 kali
angsuran. Cicilan pertama saya bayar sebesar Rp.140.000..000. (seratus
empat puluh juta rupiah), sedangkan cicilan kedua sebesar
Rp..160.000.000. (seratus enam puluh juta rupiah) akan saya bayar
setelah mencairkan tabungan deposito di BNI 46 pada 05 Juni 2009.
Si AA setuju dengan permintaan saya tersebut. Setelah membayar cicilan
pertama Rp.140.000.000. (seratus empat puluh juta) mobil Toyota Kijang
Avanza dan BPKB-nya langsung diserahkan kepada saya. Tapi si AA belum
bersedia memberikan mobil Toyota Kijang Inova dan BPKB-nya kepada saya,
dengan alasan masih ada sisa angsuran pembayaran yang belum dilunasi
yakni sebesar Rp.160.000.000. Alasan ini dapat saya terima, karena
memang saya belum membayar lunas semuanya.
Kemudian si AA membuat kwitansi tanda pembayaran yang menyatakan saya
telah membayar UANG MUKA sebesar Rp.140.000.000.(seratus empat puluh
juta) untuk pembelian mobil Toyota Kijang Avanza dan mobil Toyota
Kijang Inova dengan harga keseluruhan sebesar Rp.300.000.000. (tiga
ratus juta rupiah) Dan kami kedua belah pihak memberikan tanda tangan
di kwitansi tersebut, dengan seorang saksi bernama AG yang masih
keluarga dengan si A A.
Kemudian setelah menunggu 1 bulan, pada tanggal 6 Juni 2009, setelah
mencairkan deposito milik saya di BNI 46. Saya bermaksud membayar sisa
angsuran kedua sebesar Rp.160.000.000 (seratus enam puluh juta rupiah)
kepada si AA. Tapi setelah bertemu, si AA mengatakan bahwa dia sudah
menjual mobil Toyota Kijang Inova tersebut kepada orang lain yakni si
AG. Setelah saya mengkonfirmasikan tentang persetujuan yang telah kita
tanda tangani dalam kwitansi yang dia buat, si AA mengatakan: Dalam
kwitansi tersebut hanya disebutkan pembayaran uang muka sebesar
Rp.140.000.000. untuk pembelian 2 buah mobil. Jadi karena disebutkan
pembayaran uang muka atau dia sebut DP (down payment), dia menganggap
kwitansi tersebut tidak memiliki kekuatan mengikat kedua belah pihak
yang bertanda tangan pada kwitansi tersebut. Karena tidak mengikat
kedua belah pihak, si AA mengatakan dia bebas menjual mobil kedua yakni
TOYOTA Kijang Inova kepada pihak lain. Tentu saja sangat kecewa dan
merasa dirugikan dengan apa yang telah dilakukan si AA tersebut.
Kemudian saya menuntut pengembalian uang saya sebesar Rp.20.000.000.
(dua puluh juta rupiah), karena saya telah membayar cicilan pertama
Rp.140.000.000. sedangkan harga mobil Toyota Kijang Avanza yang sudah
jadi milik saya adalah Rp.120.000.000. Menanggapi permintaan saya
tersebut, si AA mengatakan beliau tidak bersedia mengembalikan uang
saya sebesar Rp.20.000.000. karena kwitansi bersifat tidak mengikat,
karena hanya tertulis pembayaran uang muka/DP (down payment). Dan AA
mengatakan bahwa sebetulnya uang muka atau DP tidak dapat diminta
kembali. Beliau juga menambahkan; lain halnya bila persetujuan tersebut
sudah dibuat dalam bentuk AKTA PERJANJIAN, maka isi akta perjanjian
tersebut mengikat kedua belah pihak yang bertanda tangan di dalamnya.

Mendengar hal ini..., tentu saja saya merasa sangat kecewa karena
ditipu dan dirugikan Rp.20.000.000. Maklum saya tidak punya pengetahuan
sama sekali tentang hukum.

Untuk itu saya ingin menanyakan:
1. Apakah saya bisa menuntut kembali uang sebesar Rp.20.000.000. yang
sudah saya bayarkan tersebut ?
2. apakah memang benar suatu kesepakatan pembayaran uang muka yang
dibuat dalam bentuk kwitansi bersifat tidak mengikat dan bisa
dibatalkan oleh salah satu pihak ?
3. Apakah tindakan dari si AA tersebut bisa dikatakan sebagai tindak
pidana penipuan ?
4. Langkah-langkah atau upaya hukum apa yang bisa saya tempuh untuk
menuntut kembali uang saya Rp.20.000.000. tersebut ?
Itu saja dulu pertanyaan dari saya, dan mohon penjelasan dari bapak
Wahyu Kuncoro.Terima kasih.
JAWAB :
Terima kasih telah menghubungi saya ...
1) Pasal 1457 KUHPerdata menyatakan :
Jual beli adalah suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu
mengikatkan dirinya untuk 

CiKEAS Kaya Rasa, Kaya Makna

2009-07-23 Terurut Topik Retno Kintoko
 = = = = == 
THE WAHANA DHARMA NUSA CENTER [WDN_Center] 
Seri : Membangun spirit, demokrasi, konservasi sumber daya, 
   nasionalisme, kebangsaan dan pruralisme bangsa Indonesia.  
 = = = = == 
[Spiritualism, Nationalism, Resources, Democration  Pruralism Indonesia 
Quotient] 
Mensyukuri Pesta Demokrasi 5 Tahunan - PEMILU 2009. 
Belajar menyelamatkan sumberdaya negara untuk kebaikan rakyat Indonesia. 
Jumat, 24 Juli 2009  
Kaya Rasa, Kaya Makna
Oleh : Gede Prama
“Cingkul, Cungkul, cangkul yang dalam...”
Kemiskinan badan berjumpa kemiskinan batin, demikian seorang murid mendengar 
bisikan gurunya pada akhir meditasi.
Rumah sakit yang seyogianya menjadi tempat penyembuhan, tidak saja mahal, malah 
mengirim pasiennya ke penjara. Sekolah yang dulu menggembirakan kini pada saat 
ujian dijaga polisi, bahkan terjadi berbagai penangkapan, menakutkan.
Sekolah yang Indah
Di banyak tempat ditemukan home schooling. Anak-anak takut ke sekolah karena 
dipukuli teman, guru galak, pekerjaan rumah tak ada habisnya. Ini memberi 
inspirasi, saatnya merekontruksi sekolah agar indah.
Di sebuah pelatihan sopir taksi pernah dilakukan latihan memberi yang menarik. 
Pada hari pertama peserta diminta membawa makanan nasi bungkus karena tidak 
disediakan makan siang. Peserta berlomba membawa makanan yang enak. Ketika 
makan, peserta diminta  meletakkan nasinya di kelas sebelah untuk dimakan 
peserta sebelah. Sementara yang bersangkutan memakan makanan yang dibawa orang 
lain.
Pada hari kedua juga diminta bawa nasi bungkus. Setelah tahu kalau nasi yang 
dibawa untuk kelas sebelah, banyak yang membawa nasi seadanya. Tidak sedikit 
hanya membawa nasi putih saja. Teryata aturannya berubah, peserta harus memakan 
nasi yang dibawa sendiri.
Yang ingin diilustrasikan disini, menyangkut perut sendiri betapa borosnya 
manusia memberi, bahkan banyak yang stroke. Namun terkait perut orang betapa 
sedikit yang diberikan. Tiba-tiba para sopir tersentak, betapa egoisnya hidup. 
Ego inilah yang menciptakan penderitaan. Maka ada guru yang berpesan: “Memberi, 
memberi, memberi. Lihat bagaimana hidupmu menjadi sejuk dan lembut setelah 
rajin memberi”.
Di sekolah, guru boleh meniru pola pelatihan sopir itu, bisa juga mengajak anak 
didik ke panti asuhan, bermain bola bersama anak kampung. Intinya, menyadarkan 
pentingnya memberi.
Dalam bahasa manusia jenis ini, saat memberi sebenarnya orang tidak saja 
mengurangi beban pihak lain, tetapi juga sedang membangun potensi kebajikan 
dalam diri. Ini yang kelak memancarkan kebahagiaan.
Tiga tangga pemberian
Pemberian terdiri tiga tangga. Pertama, semua makhluk sama dengan kita. “mau 
bahagia, tidak mau menderita”. Karena itu, jangan pernah menyakiti.
Kedua, para makhluk lebih penting. Nasi, udara, pekerjaan, semua yang 
memungkinkan hidup berputar, dihasilkan makhluk lain. Binatang hahkan terbunuh 
agar manusia bisa makan daging. Untuk itu, banyaklah menyayangi. Dari menanam 
pohon, melepas burung, menyayangi keluarga, bekerja jujur, tulus, sampai 
memberi beasiswa anak-anak miskin.
Ketiga, karena semua makhluk lebih penting, belajarlah memberi kebahagiaan, 
mengambil sebagian penderitaannya. Perhatikan doa Santo Fransiskus dari Asisi. 
Beri saya kesempatan menjadi budak perdamaian. Di mana ada kegelapan kemarahan, 
biar saya hadir membawa cahaya kasih. Di mana ada bara api kebencian, biar 
batin ini muncul membawakan air suci memaafkan. Mistikus sufi Kabir berkata, 
“Nur terlihat hanya beberapa detik, tetapi ia mengubah seorang penyembah 
menjadi pelayan.”
Dalai Lama kerap menitikkan air mata saat membacakan doa ini, “Semasih ada 
ruang, semasih ada makhluk. Izinkan saya terus terlahir ke tempat ini, agar ada 
yang membantu semua makhluk keluar dari penderitaan.”
Penggalan laga di awal tulisan mengingatkan, dengan mencangkul yang dalam, 
akar-akar pohon membantu batang, daun, bunga dan buah bertumbuh. Kehidupan 
manusia juga serupa. Hanya pemberian yang memungkinkan seseorang. “mencangkul 
hidupnya” secara mendalam. Hasilnya, bunga kehidupan mekar: kaya rasa, kaya 
makna. Sampai di sini, guru berbisik bahkan kematian pun bisa berwajah menawan.
Pertama, bagi yang terbiasa memberi (melepaskan), tidak lagi tersisa kelekatan 
yang membuat kematian menakutkan. Kematian menakutkan karena manusia belum 
terbiasa melepaskan.
Kedua, melalui kematian manusia melaksanakan kesempurnaan pemberian. Jangankan 
uang, tubuh pun diikhlaskan.
Tubuh menyatu dengan tanah, ikut menghidupi makhluk di bumi karena menghasilkan 
padi, sayur, buah. Unsur air bergabung dengan air agar makhluk tidak kehausan. 
Unsur api menyatu degan api agar makhluk bisa memasak Unsur udara bersatu 
dengan udara agar makhluk bisa bernapas. Unsur jiwa (ada yang menyebut 
kesadaran) menyatu dengan semua jiwa (kesadaran) agar semua makhluk teduh. 
Inilah kematian yang menawan. Melalui kematian manusia bukan kehilangan, malah 
memberikan.
Guru, semoga 

CiKEAS SEMINAR NASIONAL KEKERASAN DALAM MASA BERPACARAN

2009-07-23 Terurut Topik sony set
SEMINAR NASIONAL KEKERASAN DALAM MASA BERPACARAN


1 dari 5 remaja putri, pernah mengalami Dating Violence

(Konferensi Pers 8 April 2008, gerakan Jangan Bugil di Depan Kamera dan 
Kementrian Negara Pemberdayaan Perempuan)


25-26 Juli 2009 - Auditorium Universitas Widya Mandala Madiun


Rekan, tim gerakan Jangan Bugil di Depan Kamera!, bersama dengan STATUS BAND 
dan Penerbit Kanisius, mendapat undangan untuk berbicara dan berbagi tentang 
kondisi kehidupan anak muda terkini dengan fokus masalah dating violence.

Seperti diketahui, sejak 11 April 2007, gerakan JBDK yang didirikan oleh Sony 
Set telah memfokuskan diri sebagai gerakan pendamping anak muda Indonesia yang 
berada dalam konteks masalah teknologi, penyimpangan pornografi dan masalah 
kekerasan dalam masa berpacaran.

Dimulai dengan buku pertama berjudul 500+ Gelombang Video Porno yang 
memaparkan perkembangan technopornography terkini 
yang diterbitkan pada 2007, dilanjutkan dengan pembuatan film dokumenter dan 
tayangan televisi bersama METRO TV Metro 

Realitas - Bisnis Video Bugil, SCTC SIGI - Pornografi dan Anakmuda, ANTEVE 
Jangan Bugil Sembarangan, TRansTV Reportase 
Investigasi - Warnet Mesum dan bekerja sama dengan majalah HAI dan KAWANKU, 
serta dukungan media massa di seluruh Indonesia, 

kami dari tim gerakan JBDK mencoba menyebarkan gerakan kesadaran baru di 
kalangan anak muda. Gerakan itu disebut dengan JBDK - Stop Teen Dating 
Violence

Mengapa harus berbicara di area Dating dan Violence? Pada tahun 2008, gerakan 
JBDK bersama Kementrian Negara Pemberdayaan Perempuan, mengeluarkan sebuah 
rilis ke media massa, hasil riset tentang kekerasan dalam masa berpacaran yang 
melanda jutaan anak muda Indonesia.

Dating bukan persoalan main-main. Banyak sekali orang tua yang justru melarang 
atau mengabaikan anak-anak mereka sendiri, ketika mereka telah masuk ke usia 
puber dan mulai mencoba melakukan dating. Akibatnya, banyak anak muda usia 
sekolah yang menjalani masa dating/berpacaran dengan cara backstreet alias 
sembunyi-sembunyi. Orang tua banyak yang hanya bisa melarang, tanpa 
mengindahkan pola ketertarikan antar lawan jenis yang meledak-ledak dalam tubuh 
anak-anak kandungnya yang seharusnya menjadi sebuah perhatian tersendiri.

Jarang sekali anak usia sekolah yang mendapatkan support maupun dukungan dari 
orang tua. Mereka tidak mendapatkan pendidikan 
tentang pacaran yang sehat. Alasan masih kecil dan harus berkonsentrasi 
terhadap pelajaran sekolah, membuat kasus dating di 
kalangan jutaan remaja di Indonesia tidak terdata dengan apik.

Di Amerika Serikat, tumbuh sebuah protokol yang disebarluaskan di kalangan 
remaja, guru, sekolah dan orang tua. Protokol itu 
semacam sebuh peraturan dating. Di 40 negara bagian di Amerika Serikat, ada 
sebuah protokol dating yang sangat unik. Yaitu 
dengan menyebarkan sebuah SURAT KONTRAK DATING.

SURAT KONTRAK DATING

Maka, tumbuhlah kesadaran bersama dikalangan pelajar, orang tua dan pihak 
sekolah di Amerika Serikat untuk bersama-sama mengawasi lingkungan dan cara 
pergaulan remaja di sana. Setiap remaja yang telah melakukan DATING/berpacaran, 
wajib menandatangani sebuah SURAT KONTRAK DATING yang isinya menyebutkan 
tentang masalah hak dan kewajiban. Selain itu, surat KONTRAK DATING ini juga 
mengatur pola hubungan yang sehat. Yang isinya juga menyebutkan bagaimana 
setiap remaja, tidak boleh menyakiti pasangannya dan memperlakukan pola 
hubungan Dating sebagai sebuah simbiosis mutualisme. Hal ini, dilakukan untuk 
mendata para pasangan dating muda yang dididik untuk saling menghormati dan 
tidak melakukan kecerobohan dalam hal berpacaran. 

Tentu saja sebuah cara yang sangat unik, ketika peran orang tua dan guru 
dilibatkan untuk bersama mengawasi aktifitas dating yang dilakukan oleh 
anak-anaknya.

Bagaimana dengan di Indonesia? 

Walaupun terdengar aneh, gerakan JBDK - STOP TEEN DATING VIOLENCE bersama 
rekan-rekan pemerhati masalah remaja, mencoba untuk menyadarkan jutaan remaja 
dan orang tua di sana. Bahwa, persoalan Dating adalah persoalan serius. Kita 
berpikir untuk mendidik para remaja untuk melakukan dating dengan sehat dan 
tidak melakukan kekerasan terhadap pasangannya. 

Tepat pada tanggal 14 Februari 2009, sebuah buku berjudul STOP TEEN DATING 
VIOLENCE karangan Sony Set, Kanisius, diluncurkan melalui acara APAKABAR 
INDONESIA- TV ONE. Sony Set mencoba memaparkan bagaimana persoalan kekerasan 
dalam berpacaran adalah masalah yang sangat serius. Banyak sekali remaja putri 
(korban terbesar dating Violence), teraniaya secara fisik dan psikis akibat 
perlakuan yang buruk dari pasangannya. Mereka mengira, bahwa hal-hal yang 
berkaitan dengan masalah pacaran, menjadi masalah privat yang tabu dibicarakan. 
Akibatnya, mereka (para korban dating violence), terisolir dari 
teman-temannya dan menjadi bulan-bulanan bertahun-tahun, justru dari kekasih 
yang dicintainya.

Penyiksaan dan penderaan baik secara fisik maupun psikis, banyak diterima 
remaja putri yang terlanjur habis-habisan