Re: [iagi-net-l] Tapi Bukan Kami Punya ====> Re: [iagi-net-l] Menasionalisasi PSC pada saat kontrak habis.

2012-06-21 Terurut Topik Bandono Salim
Ayo beli saham pertamina.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: kartiko samodro 
Date: Fri, 22 Jun 2012 10:25:04 
To: 
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Tapi Bukan Kami Punya > Re: [iagi-net-l]
 Menasionalisasi PSC pada saat kontrak habis.
Tuh kankita semua punya concern yang sama..

Bukan masalah kemampuan Pertamina tapi tekanan dan intervensi terhadap
Pertamina yang akan besar.

Positifnya dipegang asing, intervensi yg tidak perlu akan berkurang /
bahkan tidak ada, karena umumnya perusahaan asing adalah perusahaan
publik yang di awasi oleh banyak mata dan pemilik.

Kecuali kalau Pertamina dijadikan perusahaan publik sehingga
pengawasan juga akan lebih kuat dan terbuka..

-

meskipun Total-Inpex cuma dpt 49% dan Pertamina 51%. Itupun yg jatah
Pertamina masih akan mungkin digerogoti lagi oleh rongrongan pebisnis2
partai lewat daerah



On 6/21/12, andang bachtiar  wrote:
> TGP menulis:
> Sukses buat Pertamina dan BP Migas. Harap2 Pertamina dapat block di
>  Mahakam atau di Central Sumatera basins tanpa perlu akuisisi seperti di
>  ONWJ.Semoga.
> ===
> Apa? Perpanjangan
> kontrak Blok Mahakam Total pasca 2017? Wah, rasa2nya antara sadar dan tidak
> sadar ada yang berbisik keras deh di telinga saya: " Itu mah udah selesai dr
> kmrn2, ketika Juli 2011 PM Perancis Francois Fillon ke Indonesia, terus
> dibales sekalian oleh SBY Nov 2011 ke Perancis. It was a done deal." Tentu
>  saja Indonesia tetap tidak kuasa menghadapi diplomasi Country
> Incorporated Company macem Total tsb: Total tetap jadi operatornya,
> meskipun Total-Inpex cuma dpt 49% dan Pertamina 51%. Itupun yg jatah
> Pertamina masih akan mungkin digerogoti lagi oleh rongrongan pebisnis2
> partai lewat daerah. Malah rumornya kmrn itu pas IPA Mei 2012
> rencananya perpanjangan kontrak Blok Mahakam tsb mau diumumkan, tapi gak
>  jadi - krn cuma level JW yg bisa datang membuka, bukan pak BeYe sdiri
> shg legitimasi dan nuansa pengumumannya jadi kurang menggelegar!! Lha
> wong Mahakam Block ini pundi2 kekayaan gas kita yg produksinya terbesar
> se Indonesia, je; maka harus bener2 kepala negara yg rakyatnya (yaitu kita)
> gampang
> dibodohi pemimpin2nya inilah yg pantas mengumumkannya. Itu
>  pula mungkin sebabnya ijin kerja bu Elizabeth yg boss-nya Total itu masih
> diperpanjang lagi setahun; selain mungkin krn beliau masih didaulat
> memimpin IPA - kartel perusahaan migas yg beroperasi di Indonesia itu.,
> juga mungkin sekalian menuntaskan pekerjaan: mengawal pengumuman
> perpanjangan blok Mahakam tsb. Ck ck ck ck Koq seru banget gitu sih,
> cerita penggadaian kekayaan negara kita ini ... ??! Hikkss Kalau
>  memang seperti itu kejadiannya, terus terang sebagai professional migas
>  dg dada masih merah putih, kami merasa dikhianati dan nalar kami seakan
>  dilecehkan oleh kenyataan bhw huru hara ramai propaganda pemerintah yg
> bertekad menguasai SDA sendiri dan tdk akan memperpanjang lagi kontrak2
> migas raksasa yg habis masanya dlm waktu dekat ini - ternyata hanya
> retorika belaka. Semua cadangan2 besar kita masih dan
> tetap akan dioperasikan dan dikendalikan oleh perusahaan2 negara
> adidaya: Amerika (Duri, Minas, Cepu, Natuna), Inggris/Amerika (Tangguh),
> Cina
> (SES Block, Jambi), dan baru saja: dg Perancis di Mahakam kita
> menyerah!  Dan entah negara mana lagi nantinya! Pertamina?
>  Terpaksa harus mengalah demi kepentingan politik negara (atau partai?
> atau golongan? atau elit politik-bisnis semata?). Masih
> butakah mata wadag, mata intelektual dan mata batin para pemimpin thdp
> kekuatan professional nasional kita? Tidak sadarkah mrk 99% operasi Blok
> Mahakam itu sudah bisa dikerjakan oleh professional2 nasional yg ada di
> sana? Tidak sadarkah mrk bahwa setelah
> Pertamina ambil alih BP-ONWJ maka produksinya bisa dinaikkan
> cukup signifikan? Demikian juga dg operasi PHE-WMO yang makin kinclong
> mengoperasikan blok ex-Kodeco di Jawa Timur Utara..!! Atau itu semua krn
> kepentingan sesaat menjelang pemilu saja?!! Ah,
>  ...mau kemana lagi kita berkeluh kesah?!! Apakah perlu dibuka semuanya
> ke rakyat apa yang (akan) terjadi dg asset2 SDA kita? Mumpung janur
> belum melengkung, masih mungkin dan bisa kita berusaha!!! Terutama kalau
>  anda2 yg di pusat kekuasaan mau membuka mata dan telinga thdp hal2 spt
> ini. Note: Bahkan di level media-pun kekuatan MNC
>  itu bergerak diam2 merayap spt cicak. Coba perhatikan: betapa sangat
> sepinya pemberitaan mengenai Blok Mahakam menjelang IPA kmrn! Luar biasa
>  cara menggarapnya (dan salah satu editor temen saya bilang:
> h,...reward untuk mau dikoordinasikan itu lumayan lho, Yang ...
> Aromanya wangi spt parfum Eropa! Apa nggak nyebelin kalau dah kayak
> gini?) Alasan umum RESMI dan NORMATIF para pejabat negara
> kita atas lebih sukanya mrk menyerahkan pengelolaan blok2 migas raksasa
> ke pihak asing drpd dike

Re: [iagi-net-l] Tapi Bukan Kami Punya ====> Re: [iagi-net-l] Menasionalisasi PSC pada saat kontrak habis.

2012-06-21 Terurut Topik Bandono Salim
Mari kita cari para revolusioner yang pro rakyat.
Yang eks Aktifis kampus yaa hasilnya sami mawon, calo dan calo lagii. Apalagi 
lsm, hehehe

Memang susah, ayo Bah Yanto,  ada cAlon??
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: "Yanto R. Sumantri" 
Date: Thu, 21 Jun 2012 20:11:15 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Tapi Bukan Kami Punya > Re: [iagi-net-l] 
Menasionalisasi PSC pada saat kontrak habis.
Ndang

Kalau keluhan Anda itu benar 100 % , mungkin penyelesaiannya (spt kata Permadi) 
ya...REVOLUSI.

si Abah



 From: andang bachtiar 
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Thursday, June 21, 2012 9:55 PM
Subject: [iagi-net-l] Tapi Bukan Kami Punya > Re: [iagi-net-l] 
Menasionalisasi PSC pada saat kontrak habis.
 

TGP menulis: 

Sukses buat Pertamina dan BP Migas. Harap2 Pertamina dapat block di Mahakam 
atau di Central Sumatera basins tanpa perlu akuisisi seperti di ONWJ.
Semoga.
===

Apa? Perpanjangan 
kontrak Blok Mahakam Total pasca 2017? Wah, rasa2nya antara sadar dan tidak 
sadar ada yang berbisik keras deh di telinga saya: " Itu mah udah selesai dr 
kmrn2, ketika Juli 2011 PM Perancis Francois Fillon ke Indonesia, terus 
dibales sekalian oleh SBY Nov 2011 ke Perancis. It was a done deal."
 
Tentu saja Indonesia tetap tidak kuasa menghadapi diplomasi Country 
Incorporated Company macem Total tsb: Total tetap jadi operatornya, 
meskipun Total-Inpex cuma dpt 49% dan Pertamina 51%. Itupun yg jatah 
Pertamina masih akan mungkin digerogoti lagi oleh rongrongan pebisnis2 
partai lewat daerah.
 
Malah rumornya kmrn itu pas IPA Mei 2012 
rencananya perpanjangan kontrak Blok Mahakam tsb mau diumumkan, tapi gak jadi - 
krn cuma level JW yg bisa datang membuka, bukan pak BeYe sdiri 
shg legitimasi dan nuansa pengumumannya jadi kurang menggelegar!! Lha 
wong Mahakam Block ini pundi2 kekayaan gas kita yg produksinya terbesar 
se Indonesia, je; maka harus bener2 kepala negara yg rakyatnya (yaitu kita) 
gampang 
dibodohi pemimpin2nya inilah yg pantas mengumumkannya.
 
Itu pula mungkin sebabnya ijin kerja bu Elizabeth yg boss-nya Total itu masih 
diperpanjang lagi setahun; selain mungkin krn beliau masih didaulat 
memimpin IPA - kartel perusahaan migas yg beroperasi di Indonesia itu., 
juga mungkin sekalian menuntaskan pekerjaan: mengawal pengumuman 
perpanjangan blok Mahakam tsb.
 
Ck ck ck ck Koq seru banget gitu sih, cerita penggadaian kekayaan negara 
kita ini ... ??! Hikkss
 
Kalau memang seperti itu kejadiannya, terus terang sebagai professional migas 
dg dada masih merah putih, kami merasa dikhianati dan nalar kami seakan 
dilecehkan oleh kenyataan bhw huru hara ramai propaganda pemerintah yg 
bertekad menguasai SDA sendiri dan tdk akan memperpanjang lagi kontrak2 
migas raksasa yg habis masanya dlm waktu dekat ini - ternyata hanya 
retorika belaka.
 
Semua cadangan2 besar kita masih dan 
tetap akan dioperasikan dan dikendalikan oleh perusahaan2 negara 
adidaya: Amerika (Duri, Minas, Cepu, Natuna), Inggris/Amerika (Tangguh), Cina 
(SES Block, Jambi), dan baru saja: dg Perancis di Mahakam kita 
menyerah!  Dan entah negara mana lagi nantinya!
 
Pertamina? Terpaksa harus mengalah demi kepentingan politik negara (atau 
partai? 
atau golongan? atau elit politik-bisnis semata?).
 
Masih 
butakah mata wadag, mata intelektual dan mata batin para pemimpin thdp 
kekuatan professional nasional kita? Tidak sadarkah mrk 99% operasi Blok 
Mahakam itu sudah bisa dikerjakan oleh professional2 nasional yg ada di sana? 
Tidak sadarkah mrk bahwa setelah 
Pertamina ambil alih BP-ONWJ maka produksinya bisa dinaikkan 
cukup signifikan? Demikian juga dg operasi PHE-WMO yang makin kinclong 
mengoperasikan blok ex-Kodeco di Jawa Timur Utara..!!
 
Atau itu semua krn kepentingan sesaat menjelang pemilu saja?!!
 
Ah, ...mau kemana lagi kita berkeluh kesah?!! Apakah perlu dibuka semuanya 
ke rakyat apa yang (akan) terjadi dg asset2 SDA kita? Mumpung janur 
belum melengkung, masih mungkin dan bisa kita berusaha!!! Terutama kalau anda2 
yg di pusat kekuasaan mau membuka mata dan telinga thdp hal2 spt 
ini.
 
Note: Bahkan di level media-pun kekuatan MNC itu bergerak diam2 merayap spt 
cicak. Coba perhatikan: betapa sangat 
sepinya pemberitaan mengenai Blok Mahakam menjelang IPA kmrn! Luar biasa cara 
menggarapnya (dan salah satu editor temen saya bilang: 
h,...reward untuk mau dikoordinasikan itu lumayan lho, Yang ... 
Aromanya wangi spt parfum Eropa! Apa nggak nyebelin kalau dah kayak 
gini?)
 
Alasan umum RESMI dan NORMATIF para pejabat negara 
kita atas lebih sukanya mrk menyerahkan pengelolaan blok2 migas raksasa 
ke pihak asing drpd dikelola dioperasikan bangsa sendiri adlh: 1) Kita 
(Indonesia) belum mampu mengelola - mengoperasikan asset migas yg perlu 
kecanggihan, kepintaran, keahlian, hi-tech, dan super-safety, 2) kita 
tdk punya modal, org2 asing itu punya modal, dan 3) kita (pertamina) 
hanya jago kandan

Re: [iagi-net-l] Re: Menasionalisasi PSC pada saat kontrak habis.

2012-06-21 Terurut Topik Bandono Salim
Gak ada yang pro rakyat mas,
Om do. (Hihihi sdh teruji sakbelunnya, di tingkah laku mrk) semoga tidak di 
senen I mumpung masih hari jum at.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: "Ismail" 
Date: Fri, 22 Jun 2012 02:24:25 
To: 
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Menasionalisasi PSC pada saat kontrak habis.
Tinggal pilih AB , PS, MG, JK or WR and AY itu saja nanti di 2014 , silahkan 
pilih mana yg pro migas untuk bangsa siapa  kira kira dr capres diatas{ lha kok 
malah bicara Geopolitik to iki , . . . . Sorry  Sdh OOT . }

Sent by Liamsi's Mobile Phone

-Original Message-
From: kartiko samodro 
Date: Fri, 22 Jun 2012 08:59:37 
To: 
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Menasionalisasi PSC pada saat kontrak habis.

Mas

Faktor terakhir itu yang sebenarnya jadi concern saya..karena justru
itu di luar kontrol kita...

Pertamina saja sudah bertahun tahun tetap selalu diintervensi dan
kalau membandingkan dengan Malaysia , bukan hanya Petronasnya yang
hebat tapi justru pemerintah Malaysianya yang hebat.

Oleh karena itu 2014 merupakan masa yang sangat kritis bagi bangsa
Indonesia, apakah kita akan menjadi bangsa yang besar atau malah
hancur lebur dan berantakan..

Jadi jangan salah pilih pemimpin dan partai lagi

Pilih pemimpin yang berani, tegas, pancasilais, dan tdk punya motif pribadi..

Dan semoga garuda bisa lagi mengepakan sayapnya, terbang tinggi dan
disegani seperti dulu.


On 6/21/12, Rovicky Dwi Putrohari  wrote:
> On Thursday, June 21, 2012, kartiko samodro wrote:
>
>> Mas Vicky
>>
>> Saya kira sebagai anggota bangsa Indonesia tentunya kita bangga dengan
>> semua urusan nasionalisasi..
>> Teknikal sudah pasti mampu , sudah banyak orang hebat yang diakui di
>> dalam
>> dan luar negeri...teknologi bisa dipelajari...modal ada .
>> Tapi pertanyaannya adalah setelah beberapa puluh tahun mengapa Pertamina
>> belum bisa seperti Petronas ?
>> Mengapa Indonesia belum semaju Malaysia ?
>> Apa yang masih kurang dari kita atau kah ada sesuatu yang di luar kontrol
>>  kita ?
>> Pendek kata , jangan sampai nasionalisasi menjadi bancaan segelintir
>> orang
>> / partai saja.
>>
>
> Mas Kartiko,
> Kalau Mas bertanya mengapa Pertamina tidak atau belum bisa seperti
> Petronas, kalau melihat konteks ini barangkali karena kita (Indonesia)
> tidak mengikuti langkah Malaysia dalam menasionalisasi industri atau usaha
> migas. Seperti yg saya tuliskan, Malaysia menggunakan momentum pengembalian
> Blok-blok PSCnya menjadi saat mulainya berkiprah sendiri dan mandiri pada
> asset negara sendiri.
> Sebelum adanya pengembalian blok-blok yg sebelumnya dioperasikan Shell (di
> Sabah dan Sarawak) dan Exxon (di Malay Peninsular), Petronas juga cuman
> gini-gini saja.
> Petronas saat sebelum memiliki blok-blok yg masih berproduksi ini, ya masih
> seperti Pertamina sekarang atau malah jauh dibelakangnya. Tapi setelah
> Petronas mengelola asset-asset yg dikembalikan Shell dan Exxon ini, mereka
> langsung gagah dan "high profile", Mereka tidak malu mengakui dulu belajar
> dari Pertamina. Namun sekarang kita semestinya juga tidak perlu malu
> belajar dari mereka untuk menasionalisasi saat kontrak habis.
>
> Nah bagaimana supaya tidak hanya menjadi bancakan partai dan segelintor
> orang ? Ya kitalah yg wajib ikut njagain bersama kepentingan nasional ini.
> Jngan ngikut arus media dan ruang mainnya politikus.
>
> Rdp
>
>
>
> --
> *"Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari"*
>


PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com

Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman 
abstrak 28 Februari 2012.

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
pro

Re: [iagi-net-l] Tapi Bukan Kami Punya ====> Re: [iagi-net-l] Menasionalisasi PSC pada saat kontrak habis.

2012-06-21 Terurut Topik kartiko samodro
Daripada revolusi mending colok partai dan capresnya permadi aja pak...

oot lg deh...

On 6/22/12, Yanto R. Sumantri  wrote:
> Ndang
>
> Kalau keluhan Anda itu benar 100 % , mungkin penyelesaiannya (spt kata
> Permadi) ya...REVOLUSI.
>
> si Abah
>
>
> 
>  From: andang bachtiar 
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Sent: Thursday, June 21, 2012 9:55 PM
> Subject: [iagi-net-l] Tapi Bukan Kami Punya > Re: [iagi-net-l]
> Menasionalisasi PSC pada saat kontrak habis.
>
>
> TGP menulis:
>
> Sukses buat Pertamina dan BP Migas. Harap2 Pertamina dapat block di Mahakam
> atau di Central Sumatera basins tanpa perlu akuisisi seperti di ONWJ.
> Semoga.
> ===
>
> Apa? Perpanjangan
> kontrak Blok Mahakam Total pasca 2017? Wah, rasa2nya antara sadar dan tidak
> sadar ada yang berbisik keras deh di telinga saya: " Itu mah udah selesai dr
> kmrn2, ketika Juli 2011 PM Perancis Francois Fillon ke Indonesia, terus
> dibales sekalian oleh SBY Nov 2011 ke Perancis. It was a done deal."
>
> Tentu saja Indonesia tetap tidak kuasa menghadapi diplomasi Country
> Incorporated Company macem Total tsb: Total tetap jadi operatornya,
> meskipun Total-Inpex cuma dpt 49% dan Pertamina 51%. Itupun yg jatah
> Pertamina masih akan mungkin digerogoti lagi oleh rongrongan pebisnis2
> partai lewat daerah.
>
> Malah rumornya kmrn itu pas IPA Mei 2012
> rencananya perpanjangan kontrak Blok Mahakam tsb mau diumumkan, tapi gak
> jadi - krn cuma level JW yg bisa datang membuka, bukan pak BeYe sdiri
> shg legitimasi dan nuansa pengumumannya jadi kurang menggelegar!! Lha
> wong Mahakam Block ini pundi2 kekayaan gas kita yg produksinya terbesar
> se Indonesia, je; maka harus bener2 kepala negara yg rakyatnya (yaitu kita)
> gampang
> dibodohi pemimpin2nya inilah yg pantas mengumumkannya.
>
> Itu pula mungkin sebabnya ijin kerja bu Elizabeth yg boss-nya Total itu
> masih
> diperpanjang lagi setahun; selain mungkin krn beliau masih didaulat
> memimpin IPA - kartel perusahaan migas yg beroperasi di Indonesia itu.,
> juga mungkin sekalian menuntaskan pekerjaan: mengawal pengumuman
> perpanjangan blok Mahakam tsb.
>
> Ck ck ck ck Koq seru banget gitu sih, cerita penggadaian kekayaan negara
> kita ini ... ??! Hikkss
>
> Kalau memang seperti itu kejadiannya, terus terang sebagai professional
> migas dg dada masih merah putih, kami merasa dikhianati dan nalar kami
> seakan dilecehkan oleh kenyataan bhw huru hara ramai propaganda pemerintah
> yg
> bertekad menguasai SDA sendiri dan tdk akan memperpanjang lagi kontrak2
> migas raksasa yg habis masanya dlm waktu dekat ini - ternyata hanya
> retorika belaka.
>
> Semua cadangan2 besar kita masih dan
> tetap akan dioperasikan dan dikendalikan oleh perusahaan2 negara
> adidaya: Amerika (Duri, Minas, Cepu, Natuna), Inggris/Amerika (Tangguh),
> Cina
> (SES Block, Jambi), dan baru saja: dg Perancis di Mahakam kita
> menyerah!  Dan entah negara mana lagi nantinya!
>
> Pertamina? Terpaksa harus mengalah demi kepentingan politik negara (atau
> partai?
> atau golongan? atau elit politik-bisnis semata?).
>
> Masih
> butakah mata wadag, mata intelektual dan mata batin para pemimpin thdp
> kekuatan professional nasional kita? Tidak sadarkah mrk 99% operasi Blok
> Mahakam itu sudah bisa dikerjakan oleh professional2 nasional yg ada di
> sana? Tidak sadarkah mrk bahwa setelah
> Pertamina ambil alih BP-ONWJ maka produksinya bisa dinaikkan
> cukup signifikan? Demikian juga dg operasi PHE-WMO yang makin kinclong
> mengoperasikan blok ex-Kodeco di Jawa Timur Utara..!!
>
> Atau itu semua krn kepentingan sesaat menjelang pemilu saja?!!
>
> Ah, ...mau kemana lagi kita berkeluh kesah?!! Apakah perlu dibuka semuanya
> ke rakyat apa yang (akan) terjadi dg asset2 SDA kita? Mumpung janur
> belum melengkung, masih mungkin dan bisa kita berusaha!!! Terutama kalau
> anda2 yg di pusat kekuasaan mau membuka mata dan telinga thdp hal2 spt
> ini.
>
> Note: Bahkan di level media-pun kekuatan MNC itu bergerak diam2 merayap spt
> cicak. Coba perhatikan: betapa sangat
> sepinya pemberitaan mengenai Blok Mahakam menjelang IPA kmrn! Luar biasa
> cara menggarapnya (dan salah satu editor temen saya bilang:
> h,...reward untuk mau dikoordinasikan itu lumayan lho, Yang ...
> Aromanya wangi spt parfum Eropa! Apa nggak nyebelin kalau dah kayak
> gini?)
>
> Alasan umum RESMI dan NORMATIF para pejabat negara
> kita atas lebih sukanya mrk menyerahkan pengelolaan blok2 migas raksasa
> ke pihak asing drpd dikelola dioperasikan bangsa sendiri adlh: 1) Kita
> (Indonesia) belum mampu mengelola - mengoperasikan asset migas yg perlu
> kecanggihan, kepintaran, keahlian, hi-tech, dan super-safety, 2) kita
> tdk punya modal, org2 asing itu punya modal, dan 3) kita (pertamina)
> hanya jago kandang, tdk spt petronas - cnooc - statoil yg jago di dunia
> persilatan migas luar sana. Padahal alasan sebenarnya bukan itu semua!
>
> Note: 1) Soal canggih, pintar, ahli dsb, sesungguhnya para pejabat
> memakaikan b

Re: [iagi-net-l] Tapi Bukan Kami Punya ====> Re: [iagi-net-l] Menasionalisasi PSC pada saat kontrak habis.

2012-06-21 Terurut Topik kartiko samodro
Tuh kankita semua punya concern yang sama..

Bukan masalah kemampuan Pertamina tapi tekanan dan intervensi terhadap
Pertamina yang akan besar.

Positifnya dipegang asing, intervensi yg tidak perlu akan berkurang /
bahkan tidak ada, karena umumnya perusahaan asing adalah perusahaan
publik yang di awasi oleh banyak mata dan pemilik.

Kecuali kalau Pertamina dijadikan perusahaan publik sehingga
pengawasan juga akan lebih kuat dan terbuka..

-

meskipun Total-Inpex cuma dpt 49% dan Pertamina 51%. Itupun yg jatah
Pertamina masih akan mungkin digerogoti lagi oleh rongrongan pebisnis2
partai lewat daerah



On 6/21/12, andang bachtiar  wrote:
> TGP menulis:
> Sukses buat Pertamina dan BP Migas. Harap2 Pertamina dapat block di
>  Mahakam atau di Central Sumatera basins tanpa perlu akuisisi seperti di
>  ONWJ.Semoga.
> ===
> Apa? Perpanjangan
> kontrak Blok Mahakam Total pasca 2017? Wah, rasa2nya antara sadar dan tidak
> sadar ada yang berbisik keras deh di telinga saya: " Itu mah udah selesai dr
> kmrn2, ketika Juli 2011 PM Perancis Francois Fillon ke Indonesia, terus
> dibales sekalian oleh SBY Nov 2011 ke Perancis. It was a done deal." Tentu
>  saja Indonesia tetap tidak kuasa menghadapi diplomasi Country
> Incorporated Company macem Total tsb: Total tetap jadi operatornya,
> meskipun Total-Inpex cuma dpt 49% dan Pertamina 51%. Itupun yg jatah
> Pertamina masih akan mungkin digerogoti lagi oleh rongrongan pebisnis2
> partai lewat daerah. Malah rumornya kmrn itu pas IPA Mei 2012
> rencananya perpanjangan kontrak Blok Mahakam tsb mau diumumkan, tapi gak
>  jadi - krn cuma level JW yg bisa datang membuka, bukan pak BeYe sdiri
> shg legitimasi dan nuansa pengumumannya jadi kurang menggelegar!! Lha
> wong Mahakam Block ini pundi2 kekayaan gas kita yg produksinya terbesar
> se Indonesia, je; maka harus bener2 kepala negara yg rakyatnya (yaitu kita)
> gampang
> dibodohi pemimpin2nya inilah yg pantas mengumumkannya. Itu
>  pula mungkin sebabnya ijin kerja bu Elizabeth yg boss-nya Total itu masih
> diperpanjang lagi setahun; selain mungkin krn beliau masih didaulat
> memimpin IPA - kartel perusahaan migas yg beroperasi di Indonesia itu.,
> juga mungkin sekalian menuntaskan pekerjaan: mengawal pengumuman
> perpanjangan blok Mahakam tsb. Ck ck ck ck Koq seru banget gitu sih,
> cerita penggadaian kekayaan negara kita ini ... ??! Hikkss Kalau
>  memang seperti itu kejadiannya, terus terang sebagai professional migas
>  dg dada masih merah putih, kami merasa dikhianati dan nalar kami seakan
>  dilecehkan oleh kenyataan bhw huru hara ramai propaganda pemerintah yg
> bertekad menguasai SDA sendiri dan tdk akan memperpanjang lagi kontrak2
> migas raksasa yg habis masanya dlm waktu dekat ini - ternyata hanya
> retorika belaka. Semua cadangan2 besar kita masih dan
> tetap akan dioperasikan dan dikendalikan oleh perusahaan2 negara
> adidaya: Amerika (Duri, Minas, Cepu, Natuna), Inggris/Amerika (Tangguh),
> Cina
> (SES Block, Jambi), dan baru saja: dg Perancis di Mahakam kita
> menyerah!  Dan entah negara mana lagi nantinya! Pertamina?
>  Terpaksa harus mengalah demi kepentingan politik negara (atau partai?
> atau golongan? atau elit politik-bisnis semata?). Masih
> butakah mata wadag, mata intelektual dan mata batin para pemimpin thdp
> kekuatan professional nasional kita? Tidak sadarkah mrk 99% operasi Blok
> Mahakam itu sudah bisa dikerjakan oleh professional2 nasional yg ada di
> sana? Tidak sadarkah mrk bahwa setelah
> Pertamina ambil alih BP-ONWJ maka produksinya bisa dinaikkan
> cukup signifikan? Demikian juga dg operasi PHE-WMO yang makin kinclong
> mengoperasikan blok ex-Kodeco di Jawa Timur Utara..!! Atau itu semua krn
> kepentingan sesaat menjelang pemilu saja?!! Ah,
>  ...mau kemana lagi kita berkeluh kesah?!! Apakah perlu dibuka semuanya
> ke rakyat apa yang (akan) terjadi dg asset2 SDA kita? Mumpung janur
> belum melengkung, masih mungkin dan bisa kita berusaha!!! Terutama kalau
>  anda2 yg di pusat kekuasaan mau membuka mata dan telinga thdp hal2 spt
> ini. Note: Bahkan di level media-pun kekuatan MNC
>  itu bergerak diam2 merayap spt cicak. Coba perhatikan: betapa sangat
> sepinya pemberitaan mengenai Blok Mahakam menjelang IPA kmrn! Luar biasa
>  cara menggarapnya (dan salah satu editor temen saya bilang:
> h,...reward untuk mau dikoordinasikan itu lumayan lho, Yang ...
> Aromanya wangi spt parfum Eropa! Apa nggak nyebelin kalau dah kayak
> gini?) Alasan umum RESMI dan NORMATIF para pejabat negara
> kita atas lebih sukanya mrk menyerahkan pengelolaan blok2 migas raksasa
> ke pihak asing drpd dikelola dioperasikan bangsa sendiri adlh: 1) Kita
> (Indonesia) belum mampu mengelola - mengoperasikan asset migas yg perlu
> kecanggihan, kepintaran, keahlian, hi-tech, dan super-safety, 2) kita
> tdk punya modal, org2 asing itu punya modal, dan 3) kita (pertamina)
> hanya jago

Re: [iagi-net-l] Re: Menasionalisasi PSC pada saat kontrak habis.

2012-06-21 Terurut Topik leonardl

Saya pikir in general di banyak aspek Malaysia lebih baik dari kita.

BTW, walaupun banyak blok di nasionalisasi, tenaga asing masih dipakai juga di 
Malaysia. Bahkan university-nya terbuka untuk tenaga asing. Mungkin tenaga 
asing ini memberikan pengaruh signifikan juga ke Petronas dan Malaysia umumnya. 
Keberanian mengelola expat untuk kepentingan lokal ini yang mungkin kita perlu 
pelajari jika ingin nasionalisasi. Di atas langit masih ada langit. Jadi jangan 
pikir kita sudah bisa semuanya.

LL
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: kartiko samodro 
Date: Fri, 22 Jun 2012 08:59:37 
To: 
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Menasionalisasi PSC pada saat kontrak habis.

Mas

Faktor terakhir itu yang sebenarnya jadi concern saya..karena justru
itu di luar kontrol kita...

Pertamina saja sudah bertahun tahun tetap selalu diintervensi dan
kalau membandingkan dengan Malaysia , bukan hanya Petronasnya yang
hebat tapi justru pemerintah Malaysianya yang hebat.

Oleh karena itu 2014 merupakan masa yang sangat kritis bagi bangsa
Indonesia, apakah kita akan menjadi bangsa yang besar atau malah
hancur lebur dan berantakan..

Jadi jangan salah pilih pemimpin dan partai lagi

Pilih pemimpin yang berani, tegas, pancasilais, dan tdk punya motif pribadi..

Dan semoga garuda bisa lagi mengepakan sayapnya, terbang tinggi dan
disegani seperti dulu.


On 6/21/12, Rovicky Dwi Putrohari  wrote:
> On Thursday, June 21, 2012, kartiko samodro wrote:
>
>> Mas Vicky
>>
>> Saya kira sebagai anggota bangsa Indonesia tentunya kita bangga dengan
>> semua urusan nasionalisasi..
>> Teknikal sudah pasti mampu , sudah banyak orang hebat yang diakui di
>> dalam
>> dan luar negeri...teknologi bisa dipelajari...modal ada .
>> Tapi pertanyaannya adalah setelah beberapa puluh tahun mengapa Pertamina
>> belum bisa seperti Petronas ?
>> Mengapa Indonesia belum semaju Malaysia ?
>> Apa yang masih kurang dari kita atau kah ada sesuatu yang di luar kontrol
>>  kita ?
>> Pendek kata , jangan sampai nasionalisasi menjadi bancaan segelintir
>> orang
>> / partai saja.
>>
>
> Mas Kartiko,
> Kalau Mas bertanya mengapa Pertamina tidak atau belum bisa seperti
> Petronas, kalau melihat konteks ini barangkali karena kita (Indonesia)
> tidak mengikuti langkah Malaysia dalam menasionalisasi industri atau usaha
> migas. Seperti yg saya tuliskan, Malaysia menggunakan momentum pengembalian
> Blok-blok PSCnya menjadi saat mulainya berkiprah sendiri dan mandiri pada
> asset negara sendiri.
> Sebelum adanya pengembalian blok-blok yg sebelumnya dioperasikan Shell (di
> Sabah dan Sarawak) dan Exxon (di Malay Peninsular), Petronas juga cuman
> gini-gini saja.
> Petronas saat sebelum memiliki blok-blok yg masih berproduksi ini, ya masih
> seperti Pertamina sekarang atau malah jauh dibelakangnya. Tapi setelah
> Petronas mengelola asset-asset yg dikembalikan Shell dan Exxon ini, mereka
> langsung gagah dan "high profile", Mereka tidak malu mengakui dulu belajar
> dari Pertamina. Namun sekarang kita semestinya juga tidak perlu malu
> belajar dari mereka untuk menasionalisasi saat kontrak habis.
>
> Nah bagaimana supaya tidak hanya menjadi bancakan partai dan segelintor
> orang ? Ya kitalah yg wajib ikut njagain bersama kepentingan nasional ini.
> Jngan ngikut arus media dan ruang mainnya politikus.
>
> Rdp
>
>
>
> --
> *"Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari"*
>


PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com

Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman 
abstrak 28 Februari 2012.

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of 

Re: [iagi-net-l] Tapi Bukan Kami Punya ====> Re: [iagi-net-l] Menasionalisasi PSC pada saat kontrak habis.

2012-06-21 Terurut Topik Yanto R. Sumantri
Ndang

Kalau keluhan Anda itu benar 100 % , mungkin penyelesaiannya (spt kata Permadi) 
ya...REVOLUSI.

si Abah



 From: andang bachtiar 
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Thursday, June 21, 2012 9:55 PM
Subject: [iagi-net-l] Tapi Bukan Kami Punya > Re: [iagi-net-l] 
Menasionalisasi PSC pada saat kontrak habis.
 

TGP menulis: 

Sukses buat Pertamina dan BP Migas. Harap2 Pertamina dapat block di Mahakam 
atau di Central Sumatera basins tanpa perlu akuisisi seperti di ONWJ.
Semoga.
===

Apa? Perpanjangan 
kontrak Blok Mahakam Total pasca 2017? Wah, rasa2nya antara sadar dan tidak 
sadar ada yang berbisik keras deh di telinga saya: " Itu mah udah selesai dr 
kmrn2, ketika Juli 2011 PM Perancis Francois Fillon ke Indonesia, terus 
dibales sekalian oleh SBY Nov 2011 ke Perancis. It was a done deal."
 
Tentu saja Indonesia tetap tidak kuasa menghadapi diplomasi Country 
Incorporated Company macem Total tsb: Total tetap jadi operatornya, 
meskipun Total-Inpex cuma dpt 49% dan Pertamina 51%. Itupun yg jatah 
Pertamina masih akan mungkin digerogoti lagi oleh rongrongan pebisnis2 
partai lewat daerah.
 
Malah rumornya kmrn itu pas IPA Mei 2012 
rencananya perpanjangan kontrak Blok Mahakam tsb mau diumumkan, tapi gak jadi - 
krn cuma level JW yg bisa datang membuka, bukan pak BeYe sdiri 
shg legitimasi dan nuansa pengumumannya jadi kurang menggelegar!! Lha 
wong Mahakam Block ini pundi2 kekayaan gas kita yg produksinya terbesar 
se Indonesia, je; maka harus bener2 kepala negara yg rakyatnya (yaitu kita) 
gampang 
dibodohi pemimpin2nya inilah yg pantas mengumumkannya.
 
Itu pula mungkin sebabnya ijin kerja bu Elizabeth yg boss-nya Total itu masih 
diperpanjang lagi setahun; selain mungkin krn beliau masih didaulat 
memimpin IPA - kartel perusahaan migas yg beroperasi di Indonesia itu., 
juga mungkin sekalian menuntaskan pekerjaan: mengawal pengumuman 
perpanjangan blok Mahakam tsb.
 
Ck ck ck ck Koq seru banget gitu sih, cerita penggadaian kekayaan negara 
kita ini ... ??! Hikkss
 
Kalau memang seperti itu kejadiannya, terus terang sebagai professional migas 
dg dada masih merah putih, kami merasa dikhianati dan nalar kami seakan 
dilecehkan oleh kenyataan bhw huru hara ramai propaganda pemerintah yg 
bertekad menguasai SDA sendiri dan tdk akan memperpanjang lagi kontrak2 
migas raksasa yg habis masanya dlm waktu dekat ini - ternyata hanya 
retorika belaka.
 
Semua cadangan2 besar kita masih dan 
tetap akan dioperasikan dan dikendalikan oleh perusahaan2 negara 
adidaya: Amerika (Duri, Minas, Cepu, Natuna), Inggris/Amerika (Tangguh), Cina 
(SES Block, Jambi), dan baru saja: dg Perancis di Mahakam kita 
menyerah!  Dan entah negara mana lagi nantinya!
 
Pertamina? Terpaksa harus mengalah demi kepentingan politik negara (atau 
partai? 
atau golongan? atau elit politik-bisnis semata?).
 
Masih 
butakah mata wadag, mata intelektual dan mata batin para pemimpin thdp 
kekuatan professional nasional kita? Tidak sadarkah mrk 99% operasi Blok 
Mahakam itu sudah bisa dikerjakan oleh professional2 nasional yg ada di sana? 
Tidak sadarkah mrk bahwa setelah 
Pertamina ambil alih BP-ONWJ maka produksinya bisa dinaikkan 
cukup signifikan? Demikian juga dg operasi PHE-WMO yang makin kinclong 
mengoperasikan blok ex-Kodeco di Jawa Timur Utara..!!
 
Atau itu semua krn kepentingan sesaat menjelang pemilu saja?!!
 
Ah, ...mau kemana lagi kita berkeluh kesah?!! Apakah perlu dibuka semuanya 
ke rakyat apa yang (akan) terjadi dg asset2 SDA kita? Mumpung janur 
belum melengkung, masih mungkin dan bisa kita berusaha!!! Terutama kalau anda2 
yg di pusat kekuasaan mau membuka mata dan telinga thdp hal2 spt 
ini.
 
Note: Bahkan di level media-pun kekuatan MNC itu bergerak diam2 merayap spt 
cicak. Coba perhatikan: betapa sangat 
sepinya pemberitaan mengenai Blok Mahakam menjelang IPA kmrn! Luar biasa cara 
menggarapnya (dan salah satu editor temen saya bilang: 
h,...reward untuk mau dikoordinasikan itu lumayan lho, Yang ... 
Aromanya wangi spt parfum Eropa! Apa nggak nyebelin kalau dah kayak 
gini?)
 
Alasan umum RESMI dan NORMATIF para pejabat negara 
kita atas lebih sukanya mrk menyerahkan pengelolaan blok2 migas raksasa 
ke pihak asing drpd dikelola dioperasikan bangsa sendiri adlh: 1) Kita 
(Indonesia) belum mampu mengelola - mengoperasikan asset migas yg perlu 
kecanggihan, kepintaran, keahlian, hi-tech, dan super-safety, 2) kita 
tdk punya modal, org2 asing itu punya modal, dan 3) kita (pertamina) 
hanya jago kandang, tdk spt petronas - cnooc - statoil yg jago di dunia 
persilatan migas luar sana. Padahal alasan sebenarnya bukan itu semua!
 
Note: 1) Soal canggih, pintar, ahli dsb, sesungguhnya para pejabat memakaikan 
baju mereka ke orang lian; mrk itulah yg gak canggih, gak pintar, gak 
trampil, gak hi-tech dsb - rakyat kita yg terdidik dan terlatih: MAMPU! 
Kemampuan individual maupun kelompok individu professional kita diakui 
world-wide. Brain drain professio

Re: [iagi-net-l] Re: Menasionalisasi PSC pada saat kontrak habis.

2012-06-21 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
2012/6/22 Ismail :
> Tinggal pilih AB , PS, MG, JK or WR and AY itu saja nanti di 2014 ,
silahkan pilih mana yg pro migas untuk bangsa siapa  kira kira dr capres
diatas{ lha kok malah bicara Geopolitik to iki , . . . . Sorry  Sdh OOT . }
>

Betul Mas Ismail ini sudah OOT, kita kembali ke khitoh :)

Kalau kita mau mengggunakan kontrak PSC sebagai dasar terkuat dalam
perjanjian kedua belah pihak, maka sudah dapat terlihat bahwa TIDAK ADA
PASAL DAN BAB yang menyebutkan soal perpanjangan kontrak. Yang ada hanya
perpanjangan waktu eksplorasi dari 2x3tahun pertama. Perpanjangan kontrak
hanya ada dalam PP 35. Namun kalau memaksa menggunakan PP35 berarti kontrak
PSC bukan* le specialle*, lagi. Pilih mana ?

Makanya setiap ada pengajuan perpanjangan kontrak, kontraktor ndak pernah
menyinggung soal PP, tetapi hanya memohon kirim surat saja, ehsetelah
itu barulah kita (orang Indonesia) nya yang berantem sendiri didalam,
menyalahkan pemimpin, menyalahkan pejabat, mengeluh dan semua itu sangat
menguntungkan Kontraktornya ketika dilakukan negosiasi.

Bahwa didalamnya nanti ada nuansa politis strategis termasuk kekuatan
militer tidak bisa dipungkiri, tetapi sebagai pemangku 'jabatan tak
tertulis' sebagai professional, kita menggunakan "alat kita" dalam membantu
negosiasi secara elegan.

RDP
-- 
"Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari"


Re: [iagi-net-l] Re: Menasionalisasi PSC pada saat kontrak habis.

2012-06-21 Terurut Topik Ismail
Tinggal pilih AB , PS, MG, JK or WR and AY itu saja nanti di 2014 , silahkan 
pilih mana yg pro migas untuk bangsa siapa  kira kira dr capres diatas{ lha kok 
malah bicara Geopolitik to iki , . . . . Sorry  Sdh OOT . }

Sent by Liamsi's Mobile Phone

-Original Message-
From: kartiko samodro 
Date: Fri, 22 Jun 2012 08:59:37 
To: 
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Menasionalisasi PSC pada saat kontrak habis.

Mas

Faktor terakhir itu yang sebenarnya jadi concern saya..karena justru
itu di luar kontrol kita...

Pertamina saja sudah bertahun tahun tetap selalu diintervensi dan
kalau membandingkan dengan Malaysia , bukan hanya Petronasnya yang
hebat tapi justru pemerintah Malaysianya yang hebat.

Oleh karena itu 2014 merupakan masa yang sangat kritis bagi bangsa
Indonesia, apakah kita akan menjadi bangsa yang besar atau malah
hancur lebur dan berantakan..

Jadi jangan salah pilih pemimpin dan partai lagi

Pilih pemimpin yang berani, tegas, pancasilais, dan tdk punya motif pribadi..

Dan semoga garuda bisa lagi mengepakan sayapnya, terbang tinggi dan
disegani seperti dulu.


On 6/21/12, Rovicky Dwi Putrohari  wrote:
> On Thursday, June 21, 2012, kartiko samodro wrote:
>
>> Mas Vicky
>>
>> Saya kira sebagai anggota bangsa Indonesia tentunya kita bangga dengan
>> semua urusan nasionalisasi..
>> Teknikal sudah pasti mampu , sudah banyak orang hebat yang diakui di
>> dalam
>> dan luar negeri...teknologi bisa dipelajari...modal ada .
>> Tapi pertanyaannya adalah setelah beberapa puluh tahun mengapa Pertamina
>> belum bisa seperti Petronas ?
>> Mengapa Indonesia belum semaju Malaysia ?
>> Apa yang masih kurang dari kita atau kah ada sesuatu yang di luar kontrol
>>  kita ?
>> Pendek kata , jangan sampai nasionalisasi menjadi bancaan segelintir
>> orang
>> / partai saja.
>>
>
> Mas Kartiko,
> Kalau Mas bertanya mengapa Pertamina tidak atau belum bisa seperti
> Petronas, kalau melihat konteks ini barangkali karena kita (Indonesia)
> tidak mengikuti langkah Malaysia dalam menasionalisasi industri atau usaha
> migas. Seperti yg saya tuliskan, Malaysia menggunakan momentum pengembalian
> Blok-blok PSCnya menjadi saat mulainya berkiprah sendiri dan mandiri pada
> asset negara sendiri.
> Sebelum adanya pengembalian blok-blok yg sebelumnya dioperasikan Shell (di
> Sabah dan Sarawak) dan Exxon (di Malay Peninsular), Petronas juga cuman
> gini-gini saja.
> Petronas saat sebelum memiliki blok-blok yg masih berproduksi ini, ya masih
> seperti Pertamina sekarang atau malah jauh dibelakangnya. Tapi setelah
> Petronas mengelola asset-asset yg dikembalikan Shell dan Exxon ini, mereka
> langsung gagah dan "high profile", Mereka tidak malu mengakui dulu belajar
> dari Pertamina. Namun sekarang kita semestinya juga tidak perlu malu
> belajar dari mereka untuk menasionalisasi saat kontrak habis.
>
> Nah bagaimana supaya tidak hanya menjadi bancakan partai dan segelintor
> orang ? Ya kitalah yg wajib ikut njagain bersama kepentingan nasional ini.
> Jngan ngikut arus media dan ruang mainnya politikus.
>
> Rdp
>
>
>
> --
> *"Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari"*
>


PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com

Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman 
abstrak 28 Februari 2012.

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



Re: [iagi-net-l] Re: Menasionalisasi PSC pada saat kontrak habis.

2012-06-21 Terurut Topik Eko Prasetyo
Bagaimana caranya tidak salah pilih pemimpin kalo calon2 yang mau jadi
pemimpin semuanya baunya sama?
Dan tidak ada calon yang benar2 dari bawah, dari partai yang dibentuk grass
root, dan benar2 merasakan berjuang bersama rakyat.

Semua CALO! Entah calo konglomerat, atau calo penjajah ekonomi...



2012/6/22 kartiko samodro 

>
> Jadi jangan salah pilih pemimpin dan partai lagi
>
> Pilih pemimpin yang berani, tegas, pancasilais, dan tdk punya motif
> pribadi..
>
> --
Visit http://www.strivearth.com and be entertained


Re: [iagi-net-l] Re: Menasionalisasi PSC pada saat kontrak habis.

2012-06-21 Terurut Topik kartiko samodro
Mas

Faktor terakhir itu yang sebenarnya jadi concern saya..karena justru
itu di luar kontrol kita...

Pertamina saja sudah bertahun tahun tetap selalu diintervensi dan
kalau membandingkan dengan Malaysia , bukan hanya Petronasnya yang
hebat tapi justru pemerintah Malaysianya yang hebat.

Oleh karena itu 2014 merupakan masa yang sangat kritis bagi bangsa
Indonesia, apakah kita akan menjadi bangsa yang besar atau malah
hancur lebur dan berantakan..

Jadi jangan salah pilih pemimpin dan partai lagi

Pilih pemimpin yang berani, tegas, pancasilais, dan tdk punya motif pribadi..

Dan semoga garuda bisa lagi mengepakan sayapnya, terbang tinggi dan
disegani seperti dulu.


On 6/21/12, Rovicky Dwi Putrohari  wrote:
> On Thursday, June 21, 2012, kartiko samodro wrote:
>
>> Mas Vicky
>>
>> Saya kira sebagai anggota bangsa Indonesia tentunya kita bangga dengan
>> semua urusan nasionalisasi..
>> Teknikal sudah pasti mampu , sudah banyak orang hebat yang diakui di
>> dalam
>> dan luar negeri...teknologi bisa dipelajari...modal ada .
>> Tapi pertanyaannya adalah setelah beberapa puluh tahun mengapa Pertamina
>> belum bisa seperti Petronas ?
>> Mengapa Indonesia belum semaju Malaysia ?
>> Apa yang masih kurang dari kita atau kah ada sesuatu yang di luar kontrol
>>  kita ?
>> Pendek kata , jangan sampai nasionalisasi menjadi bancaan segelintir
>> orang
>> / partai saja.
>>
>
> Mas Kartiko,
> Kalau Mas bertanya mengapa Pertamina tidak atau belum bisa seperti
> Petronas, kalau melihat konteks ini barangkali karena kita (Indonesia)
> tidak mengikuti langkah Malaysia dalam menasionalisasi industri atau usaha
> migas. Seperti yg saya tuliskan, Malaysia menggunakan momentum pengembalian
> Blok-blok PSCnya menjadi saat mulainya berkiprah sendiri dan mandiri pada
> asset negara sendiri.
> Sebelum adanya pengembalian blok-blok yg sebelumnya dioperasikan Shell (di
> Sabah dan Sarawak) dan Exxon (di Malay Peninsular), Petronas juga cuman
> gini-gini saja.
> Petronas saat sebelum memiliki blok-blok yg masih berproduksi ini, ya masih
> seperti Pertamina sekarang atau malah jauh dibelakangnya. Tapi setelah
> Petronas mengelola asset-asset yg dikembalikan Shell dan Exxon ini, mereka
> langsung gagah dan "high profile", Mereka tidak malu mengakui dulu belajar
> dari Pertamina. Namun sekarang kita semestinya juga tidak perlu malu
> belajar dari mereka untuk menasionalisasi saat kontrak habis.
>
> Nah bagaimana supaya tidak hanya menjadi bancakan partai dan segelintor
> orang ? Ya kitalah yg wajib ikut njagain bersama kepentingan nasional ini.
> Jngan ngikut arus media dan ruang mainnya politikus.
>
> Rdp
>
>
>
> --
> *"Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari"*
>


PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com

Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman 
abstrak 28 Februari 2012.

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



[iagi-net-l] Pelapukan tinggi di Indonesia --> intermzzo Indonesian Equation

2012-06-21 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
2012/6/22 RM Iman Argakoesoemah :
> Indonesian equation diperkenalkan pertama kali oleh Poupon and Leveaux
> (1971) untuk perhitungan Sw pada shaly-sand reservoir.

Kalau ga salah memang tipe batuan reservoir di Indonesia ini sangat
unik, dimana banyaknya matrik lempung akibat daerah ini sudaj sejak
lama (tersier) merupakan daerah yang memiliki tingkat pelapukan sangat
tinggi sehingga material lempungnya cukup banyak. cmiiw.

Apakah proses pelapukan yang sangat intensif ini juga mempengaruhi
model geologi yg dikembangkan kawan-kawan pertambangan juga ? Apakah
juga banyak tipe jebakan (ore) mineral ataupun bahan tambang lain yang
sangat spesifik ada di Indonesia ? Barangkali saja ada Indonesian
Latterite atau apa gitu. :-)

Geologi Indonesia memang unik.

rdp
-- 
(pssst pakai kata "Indonesian " ... supaya ngga di klaim tetangga aja ;-)


PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com

Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman 
abstrak 28 Februari 2012.

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



RE: [iagi-net-l] intermzzo Indonesian Equation

2012-06-21 Terurut Topik RM Iman Argakoesoemah
Indonesian equation diperkenalkan pertama kali oleh Poupon and Leveaux (1971) 
untuk perhitungan Sw pada shaly-sand reservoir.

From: nyoto - ke-el [mailto:ssoena...@gmail.com]
Sent: Friday, June 22, 2012 6:23 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] intermzzo Indonesian Equation

Saya juga pengin tahu sejarahnya, siapa yg pertama kali menemukan & merumuskan 
equation Indonesia yg dipakai utk menghitung water saturation di reservoir 
shaly sand yg tersebar banyak hampir diseluruh basin di kep.Indonesia.

Reservoir semacam ini kalau menggunakan Archie-Sw equation akan mendapatkan 
hasil yg pessimistic (lebih tinggi) angka Sw nya, karena adanya kandungan clay 
bound water yg biasanya lebih asin dan menurunkan harga Resistivity, sehingga 
menaikkan nilai Sw (pessimistic) yg terhitung.

wass,
nyoto



2012/6/21 Amir Al Amin mailto:amir.al.a...@gmail.com>>
Rumus archie yg "Indonesian Equation", sebenarnya dari filed mana ya? 
Sejarahnya gimana?

Ini kayaknya satu2nya 'sumbangan' Indonesia dalam dunia teknik perminyakan..
he..he..he..

salam,




Keep it on screen - think before you print



Any information in this email is confidential and legally privileged. It is 
intended solely for the use of the individual or entity to whom it is addressed 
and others authorized to receive. If you receive this e-mail in error, please 
reply this e-mail or call +6221 2995 4777 then delete this email including any 
attachment(s) from your system since any disclosure, copying, distribution or 
taking any action in reliance on such contents is strictly prohibited. 
MedcoEnergi does not accept liability for damage caused by any of the 
foregoing. This e-mail is from MedcoEnergi Companies (www.medcoenergi.com).


Re: [iagi-net-l] Tapi Bukan Kami Punya ====> Re: [iagi-net-l] Menasionalisasi PSC pada saat kontrak habis.

2012-06-21 Terurut Topik Ruskamto
Cak ADB 
Kalaupun Pemerintah RI terpaksa kalah dalam negosiasi G to G tapi di level 
Menteri harusnya menang utk Nego Splitnya spt PSC lainnya maksimum 15% plus DMO 
Gas 25% dari gross split.  PSC yang memproduksi gas gak perlu insentip diatas 
15%.  Atau bisa cara lain produksi yg sekarang dgn approved declines  menjadi 
nonshareable. Operator diberi saja cost and fee.  New field dan incremental 
production baru diaplikasikan  split PSC.. Kalau bisa kita baru merdeka 
mengatur kontraktor...
Salam IAGI, Ruskamto 1061
-Original Message-
From: andang bachtiar 
Date: Thu, 21 Jun 2012 22:55:24 
To: 
Reply-To: 
Subject: [iagi-net-l] Tapi Bukan Kami Punya > Re: [iagi-net-l] 
Menasionalisasi PSC pada saat kontrak habis.

TGP menulis: 
Sukses buat Pertamina dan BP Migas. Harap2 Pertamina dapat block di
 Mahakam atau di Central Sumatera basins tanpa perlu akuisisi seperti di
 ONWJ.Semoga.
===
Apa? Perpanjangan 
kontrak Blok Mahakam Total pasca 2017? Wah, rasa2nya antara sadar dan tidak 
sadar ada yang berbisik keras deh di telinga saya: " Itu mah udah selesai dr 
kmrn2, ketika Juli 2011 PM Perancis Francois Fillon ke Indonesia, terus 
dibales sekalian oleh SBY Nov 2011 ke Perancis. It was a done deal." Tentu
 saja Indonesia tetap tidak kuasa menghadapi diplomasi Country 
Incorporated Company macem Total tsb: Total tetap jadi operatornya, 
meskipun Total-Inpex cuma dpt 49% dan Pertamina 51%. Itupun yg jatah 
Pertamina masih akan mungkin digerogoti lagi oleh rongrongan pebisnis2 
partai lewat daerah. Malah rumornya kmrn itu pas IPA Mei 2012 
rencananya perpanjangan kontrak Blok Mahakam tsb mau diumumkan, tapi gak
 jadi - krn cuma level JW yg bisa datang membuka, bukan pak BeYe sdiri 
shg legitimasi dan nuansa pengumumannya jadi kurang menggelegar!! Lha 
wong Mahakam Block ini pundi2 kekayaan gas kita yg produksinya terbesar 
se Indonesia, je; maka harus bener2 kepala negara yg rakyatnya (yaitu kita) 
gampang 
dibodohi pemimpin2nya inilah yg pantas mengumumkannya. Itu
 pula mungkin sebabnya ijin kerja bu Elizabeth yg boss-nya Total itu masih 
diperpanjang lagi setahun; selain mungkin krn beliau masih didaulat 
memimpin IPA - kartel perusahaan migas yg beroperasi di Indonesia itu., 
juga mungkin sekalian menuntaskan pekerjaan: mengawal pengumuman 
perpanjangan blok Mahakam tsb. Ck ck ck ck Koq seru banget gitu sih, cerita 
penggadaian kekayaan negara kita ini ... ??! Hikkss Kalau
 memang seperti itu kejadiannya, terus terang sebagai professional migas
 dg dada masih merah putih, kami merasa dikhianati dan nalar kami seakan
 dilecehkan oleh kenyataan bhw huru hara ramai propaganda pemerintah yg 
bertekad menguasai SDA sendiri dan tdk akan memperpanjang lagi kontrak2 
migas raksasa yg habis masanya dlm waktu dekat ini - ternyata hanya 
retorika belaka. Semua cadangan2 besar kita masih dan 
tetap akan dioperasikan dan dikendalikan oleh perusahaan2 negara 
adidaya: Amerika (Duri, Minas, Cepu, Natuna), Inggris/Amerika (Tangguh), Cina 
(SES Block, Jambi), dan baru saja: dg Perancis di Mahakam kita 
menyerah!  Dan entah negara mana lagi nantinya! Pertamina?
 Terpaksa harus mengalah demi kepentingan politik negara (atau partai? 
atau golongan? atau elit politik-bisnis semata?). Masih 
butakah mata wadag, mata intelektual dan mata batin para pemimpin thdp 
kekuatan professional nasional kita? Tidak sadarkah mrk 99% operasi Blok 
Mahakam itu sudah bisa dikerjakan oleh professional2 nasional yg ada di sana? 
Tidak sadarkah mrk bahwa setelah 
Pertamina ambil alih BP-ONWJ maka produksinya bisa dinaikkan 
cukup signifikan? Demikian juga dg operasi PHE-WMO yang makin kinclong 
mengoperasikan blok ex-Kodeco di Jawa Timur Utara..!! Atau itu semua krn 
kepentingan sesaat menjelang pemilu saja?!! Ah,
 ...mau kemana lagi kita berkeluh kesah?!! Apakah perlu dibuka semuanya 
ke rakyat apa yang (akan) terjadi dg asset2 SDA kita? Mumpung janur 
belum melengkung, masih mungkin dan bisa kita berusaha!!! Terutama kalau
 anda2 yg di pusat kekuasaan mau membuka mata dan telinga thdp hal2 spt 
ini. Note: Bahkan di level media-pun kekuatan MNC
 itu bergerak diam2 merayap spt cicak. Coba perhatikan: betapa sangat 
sepinya pemberitaan mengenai Blok Mahakam menjelang IPA kmrn! Luar biasa
 cara menggarapnya (dan salah satu editor temen saya bilang: 
h,...reward untuk mau dikoordinasikan itu lumayan lho, Yang ... 
Aromanya wangi spt parfum Eropa! Apa nggak nyebelin kalau dah kayak 
gini?) Alasan umum RESMI dan NORMATIF para pejabat negara 
kita atas lebih sukanya mrk menyerahkan pengelolaan blok2 migas raksasa 
ke pihak asing drpd dikelola dioperasikan bangsa sendiri adlh: 1) Kita 
(Indonesia) belum mampu mengelola - mengoperasikan asset migas yg perlu 
kecanggihan, kepintaran, keahlian, hi-tech, dan super-safety, 2) kita 
tdk punya modal, org2 asing itu punya modal, dan 3) kita (pertamina) 
hanya jago kandang, tdk spt petronas - cnooc - statoil yg jago di dunia 
persilatan migas luar sana. Padahal alasan seben

Re: [iagi-net-l] intermzzo Indonesian Equation

2012-06-21 Terurut Topik nyoto - ke-el
Saya juga pengin tahu sejarahnya, siapa yg pertama kali menemukan &
merumuskan equation Indonesia yg dipakai utk menghitung water saturation di
reservoir shaly sand yg tersebar banyak hampir diseluruh basin di
kep.Indonesia.

Reservoir semacam ini kalau menggunakan Archie-Sw equation akan
mendapatkan hasil yg pessimistic (lebih tinggi) angka Sw nya, karena adanya
kandungan clay bound water yg biasanya lebih asin dan menurunkan
harga Resistivity, sehingga menaikkan nilai Sw (pessimistic) yg terhitung.

wass,
nyoto



2012/6/21 Amir Al Amin 

> Rumus archie yg "Indonesian Equation", sebenarnya dari filed mana ya?
> Sejarahnya gimana?
>
> Ini kayaknya satu2nya 'sumbangan' Indonesia dalam dunia teknik
> perminyakan..
> he..he..he..
>
> salam,
>


Re: [iagi-net-l] Tapi Bukan Kami Punya ====> Re: [iagi-net-l] Menasionalisasi PSC pada saat kontrak habis.

2012-06-21 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Kang ADB soal blok Mahakam ini memang menarik untuk disimak. Walau tulisan
ringkas saya tidak spesifik utk itu.
Cuman sayangnya kenapa njenengan sudah trkesan pesimis banget sih? Saya
sepakat mungkin sudah done deal di level politik. Tapi kalau belum
diputuskan secara legal, mungkin masih ada chance untuk digugat balik.
Kesuksesan eksplorasi juga dibawah 20 persen, dan tetep di bor kok Kang.
Kalau ngikut mental tempur-nya para politikus ini ya sampai ke saat pemilu,
walau survey mengatakan kalah tetep saja mereka akan kampanye. Bahkan
pemilu sudah dilakukan dan dinyatakan siapa yang menangpun tetep saja minta
koalisi. Bahkan sudah koalisipun tetep saja "ngogrek-ogrek" dari dalam,
mengganggu supaya runtuh dijalan. kadang saya ngiri punya mental seperti
politikus ini ;-)

Kang Andang, eksplorationist itu kan hanya meningkatkan probability of
success dari 10 ke 20 persen saja, artinya masih belum mampu menuju ke 80
persen sukses chance. Dan masih teteup saja pemboran eksplorasi dilakukan. Ayoo
Kang, kita tingkatkan probability of success ini, walau kemungkinannya
untuk gagal masih terlampau besar.

Salam
Rdp.

On Thursday, June 21, 2012, andang bachtiar wrote:

> TGP menulis:
> Sukses buat Pertamina dan BP Migas. Harap2 Pertamina dapat block di
> Mahakam atau di Central Sumatera basins tanpa perlu akuisisi seperti di
> ONWJ.
> Semoga.
> ===
>
> Apa? Perpanjangan kontrak Blok Mahakam Total pasca 2017? Wah, rasa2nya
> antara sadar dan tidak sadar ada yang berbisik keras deh di telinga saya: "
> Itu mah udah selesai dr kmrn2, ketika Juli 2011 PM Perancis Francois Fillon
> ke Indonesia, terus dibales sekalian oleh SBY Nov 2011 ke Perancis. It was
> a done deal."
>
>
>
> Tentu saja Indonesia tetap tidak kuasa menghadapi diplomasi Country
> Incorporated Company macem Total tsb: Total tetap jadi operatornya,
> meskipun Total-Inpex cuma dpt 49% dan Pertamina 51%. Itupun yg jatah
> Pertamina masih akan mungkin digerogoti lagi oleh rongrongan pebisnis2
> partai lewat daerah.
>
>
>
> Malah rumornya kmrn itu pas IPA Mei 2012 rencananya perpanjangan kontrak
> Blok Mahakam tsb mau diumumkan, tapi gak jadi - krn cuma level JW yg bisa
> datang membuka, bukan pak BeYe sdiri shg legitimasi dan nuansa
> pengumumannya jadi kurang menggelegar!! Lha wong Mahakam Block ini pundi2
> kekayaan gas kita yg produksinya terbesar se Indonesia, je; maka harus
> bener2 kepala negara yg rakyatnya (yaitu kita) gampang dibodohi
> pemimpin2nya inilah yg pantas mengumumkannya.
>
>
>
> Itu pula mungkin sebabnya ijin kerja bu Elizabeth yg boss-nya Total itu
> masih diperpanjang lagi setahun; selain mungkin krn beliau masih didaulat
> memimpin IPA - kartel perusahaan migas yg beroperasi di Indonesia itu.,
> juga mungkin sekalian menuntaskan pekerjaan: mengawal pengumuman
> perpanjangan blok Mahakam tsb.
>
>
>
> Ck ck ck ck Koq seru banget gitu sih, cerita penggadaian kekayaan
> negara kita ini ... ??! Hikkss
>
>
>
> Kalau memang seperti itu kejadiannya, terus terang sebagai professional
> migas dg dada masih merah putih, kami merasa dikhianati dan nalar kami
> seakan dilecehkan oleh kenyataan bhw huru hara ramai propaganda pemerintah
> yg bertekad menguasai SDA sendiri dan tdk akan memperpanjang lagi kontrak2
> migas raksasa yg habis masanya dlm waktu dekat ini - ternyata hanya
> retorika belaka.
>
>
>
> Semua cadangan2 besar kita masih dan tetap akan dioperasikan dan
> dikendalikan oleh perusahaan2 negara adidaya: Amerika (Duri, Minas, Cepu,
> Natuna), Inggris/Amerika (Tangguh), Cina (SES Block, Jambi), dan baru saja:
> dg Perancis di Mahakam kita menyerah!  Dan entah negara mana lagi nantinya!
>
>
>
> Pertamina? Terpaksa harus mengalah demi kepentingan politik negara (atau
> partai? atau golongan? atau elit politik-bisnis semata?).
>
>
>
> Masih butakah mata wadag, mata intelektual dan mata batin para pemimpin
> thdp kekuatan professional nasional kita? Tidak sadarkah mrk 99% operasi
> Blok Mahakam itu sudah bisa dikerjakan oleh professional2 nasional yg ada
> di sana? Tidak sadarkah mrk bahwa setelah Pertamina ambil alih BP-ONWJ maka
> produksinya bisa dinaikkan cukup signifikan? Demikian juga dg operasi
> PHE-WMO yang makin kinclong mengoperasikan blok ex-Kodeco di Jawa Timur
> Utara..!!
>
>
>
> Atau itu semua krn kepentingan sesaat menjelang pemilu saja?!!
>
>
>
> Ah, ...mau kemana lagi kita berkeluh kesah?!! Apakah perlu dibuka semuanya
> ke rakyat apa yang (akan) terjadi dg asset2 SDA kita? Mumpung janur belum
> melengkung, masih mungkin dan bisa kita berusaha!!! Terutama kalau anda2 yg
> di pusat kekuasaan mau membuka mata dan telinga thdp hal2 spt ini.
>
>
>
> Note: Bahkan di level media-pun kekuatan MNC itu bergerak diam2 merayap
> spt cicak. Coba perhatikan: betapa sangat sepinya pemberitaan mengenai Blok
> Mahakam menjelang IPA kmrn! Luar biasa cara menggarapnya (dan salah satu
> editor temen saya bilang: h,...reward untuk mau dikoordinasikan itu
> lumayan lho, Yang ... Aromanya wangi spt parfum Eropa! Ap

[iagi-net-l] Re: Menasionalisasi PSC pada saat kontrak habis.

2012-06-21 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
On Thursday, June 21, 2012, teguh prasetyo wrote:

> Pak Haji,
> Observasi yang bagus dan pemikiran yang sangat baik
> Diawal 2000-an ketika datang ke Malaysia sini, saya emang surprise melihat
> lapangan2nya Shell dan Esso yang diambil alih oleh Carigali. Banyak lagi
> !!. Surprise karena hal seperti ini tidak terjadi di Indonesia. Dan
> ternyata, disamping bagus buat Carigali, juga bagus buat teman2 dari
> Indonesia, krn banyak teman2 dari Indonesia yang bergabung di Carigali krn
> banyaknya lapangan yang harus dihandle, dan diwaktu yang sama orang2nya
> Carigali pada migrasi ke Middle East dan juga bersamaan dengan ekspansi
> mereka ke luar negeri. Jadi Carigali benar2 kekurangan orang
> Masih inget banget, waktu awal2 datang ke Malaysia, kalau datang ke
> Carigali maupun Petronas saya selalu ditaruh dibelakang, boleh ngomong
> kalau yang lain udah kepepet..., setelah banyak teman2 Indonesia dan
> ekspats yang lain, baru banyak maju kedepan hi hi hi...
> Cara Petronas memberi prioritas ke Carigali dalam pemberian open block
> juga hebat. Saya sudah kena tiga kali. Saya usulkan suatu open block utk
> dievaluasi dan kita diijinkan utk data review di Petronas. Begitu setelah
> dievaluasi dan kita mau masuk ke block tsb, dibilang pada saat terakhir
> kalau block tsb bukan sebagai open block, dan diberikan ke Carigali.
> Walaupun teman2 yg Malaysian pada tidak puas, tapi saya bilang pada
> mereka, "kalau Petronas pandai menjaga asset negara, harusnya kalian
> Malaysian harus bersyukur ", baru mereka pada diam
> Satu lagi di Malaysia sini yang agak lainnya adalah, tidak adanya
> perusahaan lokal yang jadi operator atau punya block disini. Genting oil
> malah mainnya di Republik kita. Saya pernah diskusi informal dengan salah
> satu GM di Petronas dan menanyakan hali ini, tetapi saya tidak mendapat
> jawaban yang memuaskan. Sampai sekarang saya kurang paham regulasi Petronas
> yang satu ini. Kali Petronas takut kalau perusahaan lokal ini hanya tambah
> bikin pening aja ??
>
> Sukses buat Pertamina dan BP Migas. Harap2 Pertamina dapat block di
> Mahakam atau di Central Sumatera basins tanpa perlu akuisisi seperti di
> ONWJ.
> Semoga.
>
> Sukses pak Haji
>
> Salam,
> TGP
>

Mas Teguh,
Memang pengalaman mas Teguh di Malaysia selama lebih dari 10 tahun ini
tentunya lebih jelas melihat fenomena peralihan pengelolaan ini. Lebih
jelas dari saya yang hanya 7 tahun. Dan seperti yang pernah Mas Teguh
cerita tentang bagaimana Petronas "belajar" dari Indomesia, saat ini
tentunya kita todak perlu malu belajar dari pengalaman mereka. Ketakutan
dan kehawatiran kita tentang produksi turun, dan menurunnya investasi toh
tidak terjadi kalau keputusannya tegas. Malah justru terkatung-katungnya
keputusan yg tidak pernah diambil membuat risiko akibat "ketidak pastian",
yang mnurut saya sebaiknya ditentukan menjadi "kepastian tidak"  Tidak
diperpanjang. Dengan siap-siap menghadapi penurunan produksi, dan siap-siap
mengelola sendiri secara mandiri.

Nah nanti kalau kita sudah kerepotan mengelola banyaknya lapangan-lapangan
ini  kawan-kawan yg di Malaysia kita panggil lagi kesini  Hahahaha
gimana ?
Salam buat keluarga di KL.

Rdp


-- 
*"Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari"*


[iagi-net-l] Tapi Bukan Kami Punya ====> Re: [iagi-net-l] Menasionalisasi PSC pada saat kontrak habis.

2012-06-21 Terurut Topik andang bachtiar
TGP menulis: 
Sukses buat Pertamina dan BP Migas. Harap2 Pertamina dapat block di
 Mahakam atau di Central Sumatera basins tanpa perlu akuisisi seperti di
 ONWJ.Semoga.
===
Apa? Perpanjangan 
kontrak Blok Mahakam Total pasca 2017? Wah, rasa2nya antara sadar dan tidak 
sadar ada yang berbisik keras deh di telinga saya: " Itu mah udah selesai dr 
kmrn2, ketika Juli 2011 PM Perancis Francois Fillon ke Indonesia, terus 
dibales sekalian oleh SBY Nov 2011 ke Perancis. It was a done deal." Tentu
 saja Indonesia tetap tidak kuasa menghadapi diplomasi Country 
Incorporated Company macem Total tsb: Total tetap jadi operatornya, 
meskipun Total-Inpex cuma dpt 49% dan Pertamina 51%. Itupun yg jatah 
Pertamina masih akan mungkin digerogoti lagi oleh rongrongan pebisnis2 
partai lewat daerah. Malah rumornya kmrn itu pas IPA Mei 2012 
rencananya perpanjangan kontrak Blok Mahakam tsb mau diumumkan, tapi gak
 jadi - krn cuma level JW yg bisa datang membuka, bukan pak BeYe sdiri 
shg legitimasi dan nuansa pengumumannya jadi kurang menggelegar!! Lha 
wong Mahakam Block ini pundi2 kekayaan gas kita yg produksinya terbesar 
se Indonesia, je; maka harus bener2 kepala negara yg rakyatnya (yaitu kita) 
gampang 
dibodohi pemimpin2nya inilah yg pantas mengumumkannya. Itu
 pula mungkin sebabnya ijin kerja bu Elizabeth yg boss-nya Total itu masih 
diperpanjang lagi setahun; selain mungkin krn beliau masih didaulat 
memimpin IPA - kartel perusahaan migas yg beroperasi di Indonesia itu., 
juga mungkin sekalian menuntaskan pekerjaan: mengawal pengumuman 
perpanjangan blok Mahakam tsb. Ck ck ck ck Koq seru banget gitu sih, cerita 
penggadaian kekayaan negara kita ini ... ??! Hikkss Kalau
 memang seperti itu kejadiannya, terus terang sebagai professional migas
 dg dada masih merah putih, kami merasa dikhianati dan nalar kami seakan
 dilecehkan oleh kenyataan bhw huru hara ramai propaganda pemerintah yg 
bertekad menguasai SDA sendiri dan tdk akan memperpanjang lagi kontrak2 
migas raksasa yg habis masanya dlm waktu dekat ini - ternyata hanya 
retorika belaka. Semua cadangan2 besar kita masih dan 
tetap akan dioperasikan dan dikendalikan oleh perusahaan2 negara 
adidaya: Amerika (Duri, Minas, Cepu, Natuna), Inggris/Amerika (Tangguh), Cina 
(SES Block, Jambi), dan baru saja: dg Perancis di Mahakam kita 
menyerah!  Dan entah negara mana lagi nantinya! Pertamina?
 Terpaksa harus mengalah demi kepentingan politik negara (atau partai? 
atau golongan? atau elit politik-bisnis semata?). Masih 
butakah mata wadag, mata intelektual dan mata batin para pemimpin thdp 
kekuatan professional nasional kita? Tidak sadarkah mrk 99% operasi Blok 
Mahakam itu sudah bisa dikerjakan oleh professional2 nasional yg ada di sana? 
Tidak sadarkah mrk bahwa setelah 
Pertamina ambil alih BP-ONWJ maka produksinya bisa dinaikkan 
cukup signifikan? Demikian juga dg operasi PHE-WMO yang makin kinclong 
mengoperasikan blok ex-Kodeco di Jawa Timur Utara..!! Atau itu semua krn 
kepentingan sesaat menjelang pemilu saja?!! Ah,
 ...mau kemana lagi kita berkeluh kesah?!! Apakah perlu dibuka semuanya 
ke rakyat apa yang (akan) terjadi dg asset2 SDA kita? Mumpung janur 
belum melengkung, masih mungkin dan bisa kita berusaha!!! Terutama kalau
 anda2 yg di pusat kekuasaan mau membuka mata dan telinga thdp hal2 spt 
ini. Note: Bahkan di level media-pun kekuatan MNC
 itu bergerak diam2 merayap spt cicak. Coba perhatikan: betapa sangat 
sepinya pemberitaan mengenai Blok Mahakam menjelang IPA kmrn! Luar biasa
 cara menggarapnya (dan salah satu editor temen saya bilang: 
h,...reward untuk mau dikoordinasikan itu lumayan lho, Yang ... 
Aromanya wangi spt parfum Eropa! Apa nggak nyebelin kalau dah kayak 
gini?) Alasan umum RESMI dan NORMATIF para pejabat negara 
kita atas lebih sukanya mrk menyerahkan pengelolaan blok2 migas raksasa 
ke pihak asing drpd dikelola dioperasikan bangsa sendiri adlh: 1) Kita 
(Indonesia) belum mampu mengelola - mengoperasikan asset migas yg perlu 
kecanggihan, kepintaran, keahlian, hi-tech, dan super-safety, 2) kita 
tdk punya modal, org2 asing itu punya modal, dan 3) kita (pertamina) 
hanya jago kandang, tdk spt petronas - cnooc - statoil yg jago di dunia 
persilatan migas luar sana. Padahal alasan sebenarnya bukan itu semua! Note:
 1) Soal canggih, pintar, ahli dsb, sesungguhnya para pejabat memakaikan
 baju mereka ke orang lian; mrk itulah yg gak canggih, gak pintar, gak 
trampil, gak hi-tech dsb - rakyat kita yg terdidik dan terlatih: MAMPU! 
Kemampuan individual maupun kelompok individu professional kita diakui 
world-wide. Brain drain professional migas ke seantero dunia, telah kita
 saksikan sama2 (para pejabat itu tidak menyaksikan brgkali): terutama 
ke petronas Malaysia, Brunei, Timur Tengah dan Afrika telah terjadi sjak
 15an th lalu dan memuncak di 2006-2009 waktu peak harga minyak 
terjadi!!! Jadi kalo jago2an boleh tanya siapapun yg pernah 
"mempekerjakkan" professional migas Indonesia. Dijamin referensinya 

Re: [iagi-net-l] Menasionalisasi PSC pada saat kontrak habis.

2012-06-21 Terurut Topik teguh prasetyo
Pak Haji,
Observasi yang bagus dan pemikiran yang sangat baik
Diawal 2000-an ketika datang ke Malaysia sini, saya emang surprise melihat
lapangan2nya Shell dan Esso yang diambil alih oleh Carigali. Banyak lagi
!!. Surprise karena hal seperti ini tidak terjadi di Indonesia. Dan
ternyata, disamping bagus buat Carigali, juga bagus buat teman2 dari
Indonesia, krn banyak teman2 dari Indonesia yang bergabung di Carigali krn
banyaknya lapangan yang harus dihandle, dan diwaktu yang sama orang2nya
Carigali pada migrasi ke Middle East dan juga bersamaan dengan ekspansi
mereka ke luar negeri. Jadi Carigali benar2 kekurangan orang
Masih inget banget, waktu awal2 datang ke Malaysia, kalau datang ke
Carigali maupun Petronas saya selalu ditaruh dibelakang, boleh ngomong
kalau yang lain udah kepepet..., setelah banyak teman2 Indonesia dan
ekspats yang lain, baru banyak maju kedepan hi hi hi...
Cara Petronas memberi prioritas ke Carigali dalam pemberian open block juga
hebat. Saya sudah kena tiga kali. Saya usulkan suatu open block utk
dievaluasi dan kita diijinkan utk data review di Petronas. Begitu setelah
dievaluasi dan kita mau masuk ke block tsb, dibilang pada saat terakhir
kalau block tsb bukan sebagai open block, dan diberikan ke Carigali.
Walaupun teman2 yg Malaysian pada tidak puas, tapi saya bilang pada mereka,
"kalau Petronas pandai menjaga asset negara, harusnya kalian Malaysian
harus bersyukur ", baru mereka pada diam
Satu lagi di Malaysia sini yang agak lainnya adalah, tidak adanya
perusahaan lokal yang jadi operator atau punya block disini. Genting oil
malah mainnya di Republik kita. Saya pernah diskusi informal dengan salah
satu GM di Petronas dan menanyakan hali ini, tetapi saya tidak mendapat
jawaban yang memuaskan. Sampai sekarang saya kurang paham regulasi Petronas
yang satu ini. Kali Petronas takut kalau perusahaan lokal ini hanya tambah
bikin pening aja ??

Sukses buat Pertamina dan BP Migas. Harap2 Pertamina dapat block di Mahakam
atau di Central Sumatera basins tanpa perlu akuisisi seperti di ONWJ.
Semoga.

Sukses pak Haji

Salam,
TGP

2012/6/21 Rovicky Dwi Putrohari 

> Menasionalisasi perusahaan asing yang dilakukan pada saat kontrak habis
> merupakan cara yang paling elegan. Malaysia telah sukses melakukan hal itu
> dan tidak ada huru-hara. Wong memang seperti yg ditulis di kontrak PSC,
> bahwa kontrak HABIS !. Diperpanjang atau tidak diperpanjang, tidak
> disinggung sama sekali dalam kontrak PSC. Kalau mau menasionalisasi ya saat
> kontrak habis itu adalah yang sangat tepat ! Tanpa perlu perubahan UUD,
> tidak perlu membuat UU dan tanpa takut melanggar kesepakatan kontrak PSC.
>
> Yang perlu diantisipasi dan disiapkan adalah bahwa perusahaan yang akan di
> nasionalisasi mungkin tidak akan invest lagi disitu. Artinya kemungkinan
> akan terjadi penurunan produksi. Tetapi tidak apa-apa, wong cadangannya
> masih ada yang menjadi milik negara, nanti setelah di nasionalisasi bisa
> kita genjot produksinya kembali. Pada prinsipnya perusahaan (operator) akan
> menghitung keekonomiannya sendiri. Produksi yang anjlok toh juga tidak
> sehat bagi si operator. Bebaskan saja mereka (operator) melakukan fungsi
> bisnisnya secara otomatis dalam 5 tahun terakhir (ingat depresiasi itu
> berlaku 5 tahun).
>
> Malaysia mengalami penurunan produksi sebesar 13-15% pada tahun 1998-2001
> salah satunya karena masa transisi itu, dan kembali meningkat setelah
> banyak orang Indonesia di pekerjakan sebagai 'ekspatriate' oleh Petronas
> sejak awal 2000-an hingga mampu mempertahankan produksi minyaknya sekarang.
> Disisi lain produksi gasnya meningkat seperti Indonesia.
> [image: Malaysia's Oil Production and Consumption, 1991-2010]
>
> Dari proyeksi produksi minyak Indonesia saat ini sudah terlihat bahwa
> lifting minyak terrendah akan terjadi tahun 2013, mungkin berlanjut sampai
> 2014 kalau ada kemunduran jadwal lapangan baru. Saat-saat itu semestinya
> dipakai sebagai "penggugah kesadaran kemandirian energi" baik Pemerintah,
> DPR, maupun masyarakat bahwa kita harus sadar energi. Sadar energi meliputi
> sikap hemat dan keilmuan dalam mengeksplorasi bentuk energi baru yang
> diperlukan.
>
> Soal siapa "national company"nya, itu perlu didiskusikan terpisah.
>
> RDP
> --
> "Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari"


[iagi-net-l] Menasionalisasi PSC pada saat kontrak habis.

2012-06-21 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
On Thursday, June 21, 2012, kartiko samodro wrote:

> Mas Vicky
>
> Saya kira sebagai anggota bangsa Indonesia tentunya kita bangga dengan
> semua urusan nasionalisasi..
> Teknikal sudah pasti mampu , sudah banyak orang hebat yang diakui di dalam
> dan luar negeri...teknologi bisa dipelajari...modal ada .
> Tapi pertanyaannya adalah setelah beberapa puluh tahun mengapa Pertamina
> belum bisa seperti Petronas ?
> Mengapa Indonesia belum semaju Malaysia ?
> Apa yang masih kurang dari kita atau kah ada sesuatu yang di luar kontrol
>  kita ?
> Pendek kata , jangan sampai nasionalisasi menjadi bancaan segelintir orang
> / partai saja.
>

Mas Kartiko,
Kalau Mas bertanya mengapa Pertamina tidak atau belum bisa seperti
Petronas, kalau melihat konteks ini barangkali karena kita (Indonesia)
tidak mengikuti langkah Malaysia dalam menasionalisasi industri atau usaha
migas. Seperti yg saya tuliskan, Malaysia menggunakan momentum pengembalian
Blok-blok PSCnya menjadi saat mulainya berkiprah sendiri dan mandiri pada
asset negara sendiri.
Sebelum adanya pengembalian blok-blok yg sebelumnya dioperasikan Shell (di
Sabah dan Sarawak) dan Exxon (di Malay Peninsular), Petronas juga cuman
gini-gini saja.
Petronas saat sebelum memiliki blok-blok yg masih berproduksi ini, ya masih
seperti Pertamina sekarang atau malah jauh dibelakangnya. Tapi setelah
Petronas mengelola asset-asset yg dikembalikan Shell dan Exxon ini, mereka
langsung gagah dan "high profile", Mereka tidak malu mengakui dulu belajar
dari Pertamina. Namun sekarang kita semestinya juga tidak perlu malu
belajar dari mereka untuk menasionalisasi saat kontrak habis.

Nah bagaimana supaya tidak hanya menjadi bancakan partai dan segelintor
orang ? Ya kitalah yg wajib ikut njagain bersama kepentingan nasional ini.
Jngan ngikut arus media dan ruang mainnya politikus.

Rdp



-- 
*"Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari"*


[iagi-net-l] Re: Menasionalisasi PSC pada saat kontrak habis.

2012-06-21 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
On Thursday, June 21, 2012, kartiko samodro wrote:

> Mas Vicky
>
> Saya kira sebagai anggota bangsa Indonesia tentunya kita bangga dengan
> semua urusan nasionalisasi..
> Teknikal sudah pasti mampu , sudah banyak orang hebat yang diakui di dalam
> dan luar negeri...teknologi bisa dipelajari...modal ada .
> Tapi pertanyaannya adalah setelah beberapa puluh tahun mengapa Pertamina
> belum bisa seperti Petronas ?
> Mengapa Indonesia belum semaju Malaysia ?
> Apa yang masih kurang dari kita atau kah ada sesuatu yang di luar kontrol
>  kita ?
> Pendek kata , jangan sampai nasionalisasi menjadi bancaan segelintir orang
> / partai saja.
>

Mas Kartiko,
Kalau Mas bertanya mengapa Pertamina tidak atau belum bisa seperti
Petronas, kalau melihat konteks ini barangkali karena kita (Indonesia)
tidak mengikuti langkah Malaysia dalam menasionalisasi industri atau usaha
migas. Seperti yg saya tuliskan, Malaysia menggunakan momentum pengembalian
Blok-blok PSCnya menjadi saat mulainya berkiprah sendiri dan mandiri pada
asset negara sendiri.
Sebelum adanya pengembalian blok-blok yg sebelumnya dioperasikan Shell (di
Sabah dan Sarawak) dan Exxon (di Malay Peninsular), Petronas juga cuman
gini-gini saja.
Petronas saat sebelum memiliki blok-blok yg masih berproduksi ini, ya masih
seperti Pertamina sekarang atau malah jauh dibelakangnya. Tapi setelah
Petronas mengelola asset-asset yg dikembalikan Shell dan Exxon ini, mereka
langsung gagah dan "high profile", Mereka tidak malu mengakui dulu belajar
dari Pertamina. Namun sekarang kita semestinya juga tidak perlu malu
belajar dari mereka untuk menasionalisasi saat kontrak habis.

Nah bagaimana supaya tidak hanya menjadi bancakan partai dan segelintor
orang ? Ya kitalah yg wajib ikut njagain bersama kepentingan nasional ini.
Jngan ngikut arus media dan ruang mainnya politikus.

Rdp



-- 
*"Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari"*


Re: [iagi-net-l] Menasionalisasi PSC pada saat kontrak habis.

2012-06-21 Terurut Topik kartiko samodro
Mas Vicky

Saya kira sebagai anggota bangsa Indonesia tentunya kita bangga dengan
semua urusan nasionalisasi..
Teknikal sudah pasti mampu , sudah banyak orang hebat yang diakui di dalam
dan luar negeri...teknologi bisa dipelajari...modal ada .

Tapi pertanyaannya adalah setelah beberapa puluh tahun mengapa Pertamina
belum bisa seperti Petronas ?
Mengapa Indonesia belum semaju Malaysia ?
Apa yang masih kurang dari kita atau kah ada sesuatu yang di luar kontrol
 kita ?

Pendek kata , jangan sampai nasionalisasi menjadi bancaan segelintir orang
/ partai saja.

2012/6/21 Rovicky Dwi Putrohari 

> Menasionalisasi perusahaan asing yang dilakukan pada saat kontrak habis
> merupakan cara yang paling elegan. Malaysia telah sukses melakukan hal itu
> dan tidak ada huru-hara. Wong memang seperti yg ditulis di kontrak PSC,
> bahwa kontrak HABIS !. Diperpanjang atau tidak diperpanjang, tidak
> disinggung sama sekali dalam kontrak PSC. Kalau mau menasionalisasi ya saat
> kontrak habis itu adalah yang sangat tepat ! Tanpa perlu perubahan UUD,
> tidak perlu membuat UU dan tanpa takut melanggar kesepakatan kontrak PSC.
>
> Yang perlu diantisipasi dan disiapkan adalah bahwa perusahaan yang akan di
> nasionalisasi mungkin tidak akan invest lagi disitu. Artinya kemungkinan
> akan terjadi penurunan produksi. Tetapi tidak apa-apa, wong cadangannya
> masih ada yang menjadi milik negara, nanti setelah di nasionalisasi bisa
> kita genjot produksinya kembali. Pada prinsipnya perusahaan (operator) akan
> menghitung keekonomiannya sendiri. Produksi yang anjlok toh juga tidak
> sehat bagi si operator. Bebaskan saja mereka (operator) melakukan fungsi
> bisnisnya secara otomatis dalam 5 tahun terakhir (ingat depresiasi itu
> berlaku 5 tahun).
>
> Malaysia mengalami penurunan produksi sebesar 13-15% pada tahun 1998-2001
> salah satunya karena masa transisi itu, dan kembali meningkat setelah
> banyak orang Indonesia di pekerjakan sebagai 'ekspatriate' oleh Petronas
> sejak awal 2000-an hingga mampu mempertahankan produksi minyaknya sekarang.
> Disisi lain produksi gasnya meningkat seperti Indonesia.
> [image: Malaysia's Oil Production and Consumption, 1991-2010]
>
> Dari proyeksi produksi minyak Indonesia saat ini sudah terlihat bahwa
> lifting minyak terrendah akan terjadi tahun 2013, mungkin berlanjut sampai
> 2014 kalau ada kemunduran jadwal lapangan baru. Saat-saat itu semestinya
> dipakai sebagai "penggugah kesadaran kemandirian energi" baik Pemerintah,
> DPR, maupun masyarakat bahwa kita harus sadar energi. Sadar energi meliputi
> sikap hemat dan keilmuan dalam mengeksplorasi bentuk energi baru yang
> diperlukan.
>
> Soal siapa "national company"nya, itu perlu didiskusikan terpisah.
>
> RDP
> --
> "Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari"


[iagi-net-l] Re: [Oil&Gas] Menasionalisasi PSC pada saat kontrak habis.

2012-06-21 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
2012/6/21 m zahirsyah 

> **
> semoga para pejabat yg berkuasa mempunyai pemikiran spt yang ditulis mas
> RDP ini. Arah kedepan memang harus jadi 'tuan' di negeri sendiri.
> saat ini makro ekonomi bangsa Indonesia memang menanjak naik. apakah mikro
> ekonominya juga demikian?? apakah migas juga akan selalu menjadi primadona
> penyumbang APBN?? wallahua'lam.
>

Mas Zahir,
Saya sebenernya tidak sepenuhnya mengharapkan migas menyumbang APBN dalam
bentuk* financial income*. Minyak dan Gas serta SDA energi lain semestinya
dilihat sebagai *"ECONOMIC BOOSTER". *Seperti yang mas Zahir
tuliskan,*micro economy
* Indonesia itu sangat kuat dan rakyat kecil justru yang lebih sigap.
Terbukti dengan pertumbuhan tahun lalu mampu mencapai diatas 6%. Jadi
dengan energi sebagai economic booster tentunya pertumbuhan akan terus
tercapai sesuai target, atau malah lebih, amien.

Nah kalau sumberdaya energi di Indonesia dipandang sebagai komoditi ya
hanya akan habis dijual ke luar negeri sebagai penyumbang pendapatan APBN,
thok !. Tetapi kalau SDA energi ini dikelola sebagai *ECONOMIC BOOSTER*,
tentusaja akan menambah dan menguatkan pertumbuhan Indonesia.

Kembali ke perpanjangan kontrak. setelah saya lihat dari beberapa kontrak
PSC, memang tidak menyebutkan perpanjangan. Yang ada hanya terminasi
kontrak, termasuk terminasi 3 tahun pertama, 6 tahun pertama serta
relinguishment pada tahap eksplorasi. Perpanjangan yang disebutkan dalam
kontrak PSC adalah perpanjangan masa eksplorasi, tetapi bukan perpanjangan
masa PSC.

Perpanjangan kontrak PSC kalau ga salah hanya ada pada Peraturan
Pemerintah. Lah ini kan tinggal PP-nya saja yang kita upreg-upreq. Kalau ga
sesuai pertauran perundangan ya tinggal di MK-kan kali ya ?

Salam

RDP


[iagi-net-l] intermzzo Indonesian Equation

2012-06-21 Terurut Topik Amir Al Amin
Rumus archie yg "Indonesian Equation", sebenarnya dari filed mana ya?
Sejarahnya gimana?

Ini kayaknya satu2nya 'sumbangan' Indonesia dalam dunia teknik perminyakan..
he..he..he..

salam,