[iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING

2006-04-20 Thread Bambang Murti
Heboh mengenai bencana, sebetulnya yang ditakuti kalau Merapi mbledhos
itu apanya sih? Wedhus gembel-nya, atau lahar dingin-nya atau
lain-lainnya ? Atau kombinasinya?
Malah punya pemikiran, kalau Merapi ndak mbledhos-mbledhos, gimana kalau
di bledhos-kan sekalian? Ini kalau minjam istilah-nya pak Bush,
pre-emptive strike. Jadi, kita bisa lebih confident dalam mengumumkan
kapan Merapi bakal mbledhos, gitu ?
BSM

-Original Message-
From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, April 20, 2006 2:18 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Kapan Merapi Meletus ?--> ETHO-GEOLOGICAL
FORECASTING

Erupsi Galunggung tahun 1982.

Masalahnya, bagaimana kalau binatang2 penghuni kawasan puncak gunungapi
semakin langka, tentu pengungsian binatang2 ini tak selalu bisa kita
pedomani.

Salam,
awang

-Original Message-
From: Yudi S Purnama [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, April 20, 2006 2:01 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Kapan Merapi Meletus ?--> ETHO-GEOLOGICAL
FORECASTING

Rame ngebahas kapan Merapi erupsi, jadi inget "etho-geological
forecasting." 
Pertamakali saya baca kalimat itu di Koran Kompas, sesaat setelah
tsunami di 
Aceh. Yang saya tangkap, inti dari etho-geological forecasting itu
adalah 
adanya hubungan sebab akibat antara PERILAKU BINATANG YANG TIDAK
BIASANYA 
dengan GEJALA AKAN TERJADINYA SUATU BENCANA KEGEOLOGIAN. Yang saya tahu 
jenis bencananya adalah gempa dan erupsi gunungapi. Silakan rekan
lainnya 
yang lebih kenal dengan topik ini untuk memaparkan lebih lanjut (atau 
dipresentasikan di Unconventional Geology-Pakanbaru 2006).



Nenek saya, saat itu masih ada dan menetap di Tasikmalaya, pernah cerita

bahwa sekitar dua minggu sebelum Gunung Galunggung erupsi (tahun 1983) 
banyak sekali hewan yang turun gunung. Dari cerita itu, bagi saya, yang 
paling menarik adalah jangka waktu sebelum erupsinya  yaitu DUA MINGGU !

Nah, kaitannya dengan Si Merapi ini, apakah memperlihatkan gejala yang
sama? 
(banyak hewan yang turun gunung?). Kalau ya, sangat menarik karena
gejala 
perilaku hewan akan memperkuat penjelasan geologi. Kalau tidak,.. nah
itu 
yang akan tambah bikin pusing vulcanologist.



BTW, apakah ada ahli geologi, yang ngurusin bencana geologi, yang 
menggunakan cara berpikir etho-geological forecasting dalam pekerjaan 
mereka?





Salam

Yudi



- Original Message - 
From: "Arief Budiman" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Thursday, April 20, 2006 11:06 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] Kapan Merapi Meletus ?


Moga2 aja, Sri Sultan mengeluarkan "sendiko" itu setelah mendapat
informasi
dari Jl.Cendana Yogya



A R I E F B U D I M A N
Pertamina - Eksplorasi Sumatra
Phone: (021) 350 2150 ext.1782
Mobile   : 0813 1770 4257 / (021) 70 23 73 63


-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, April 20, 2006 10:15 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Kapan Merapi Meletus ?

On 4/20/06, [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Merapi bakalan meletus 10 - 14 hari mendatang demikian sendiko
> pendito Raja NgaYogyokarto Hadiningrat,Sultan Hamengku Buono
> Kaping sedoso (demikian di Detik .com.)Apa wedus gembelnya sudah pada
lari
ya
>
> Ism

Kadangkala kalau ada "sendiko" dari sultan atau kyai, pendeta, pastur,
bhiksu dll yg tidak didasarkan pada kaidah ilmiah ini terdengar lucu.
Memang bisa saaj sendiko ini sangat ampuh dalam penanggulangan atau
usaha mengurangi korban. Namun dalam jangka panjang tidak memberikan
keberdayaan masyarakat dalam mengenali kondisi alamnya. Bahkan lebih
ekstrimnya "tidak mendidik", walaupun bisa saja menyelamatkan nyawa.

Darurat (emergency state).
Sebagai penguasa atau pejabat seringkali dalam kondisi yg sangat
"darurat" maka penjelasan ilmiah sudah bukan hal yg penting lagi, yg
penting selamat. (note: kondisi "darurat" ini bisa saja sangat
subjective).
Memang kalau rakyat masih hanya mampu bersikap menunggu
amaran/peringatan/berita dari "yang dipercaya" maka ucapan (sendiko)
dari sang raja akan lebih ampuh sebagai "komando". Keampuhan "komando"
ini akan terlihat dari pada kajian ilmiah yang "ndakik-ndakik" (detil
dan bertele-tele) bikin mumet malah ndak sempat menyelamatkan diri.

Namun sangat disadari oleh para pendidik bahwa perlu saat-saat
tertentu untuk memberikan "ilmu" sehingga akan "berkesan". Saat-saat
genting akan memberikan usia penyimpanan memory yg lebih awet
ketimbang saat normal.

Pemahaman terhadap kondisi rakyatnya ini (yg sering masih tertinggal)
sangat jarang dimiliki orang yg pinter. Yah wajar saja, scientist
biasanya hanya melihat secara alamiah apa-adanya, tidak berpikir
bagaimana manusianya, wong kondisi alamnya emang sudah gitu, mau
gimana lagi?.

IAGI saat ini memiliki momen bagus untuk memperkenalkan pendekatan
ilmiah-akademis dalam menghadapi G Merapi secara khusus dan Gunung api
pada umumnya. Membuat tulisan di koran lokal, ceramah atau hal-hal
lain termasuk mengajak mahasiswa supaya lebih men

RE: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING

2006-04-20 Thread Maryanto (Maryant)

Ide bagus: mbedoskan, dengan harapan lebih kecil dampaknya. Terus
pelaksanaanya bagaimana ya ? Pengeboran ? Temperatur tinggi (>1000
derajad Celcius), mata bor tak bisa. Dengan dinamit ? Lebih efektif di
lobangi dulu.

Memang kalau lama tak berasap, artinya Merapi terusmbat. Semakin lama
"diam" begitu, malah semakin besar akan letusannya nanti.

Setidaknya, di buat jangan sampai besar sumbatnya. Misalnya, tiap tahun
di ledakin dengan dinamit (?). Oh iya, meletus seperti apapun, akan tak
masalah bila tak ada kerugian (korban). Gag begitu ?

Maryanto. 

-Original Message-
From: Bambang Murti [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, April 20, 2006 3:59 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING

Heboh mengenai bencana, sebetulnya yang ditakuti kalau Merapi mbledhos
itu apanya sih? Wedhus gembel-nya, atau lahar dingin-nya atau
lain-lainnya ? Atau kombinasinya?
Malah punya pemikiran, kalau Merapi ndak mbledhos-mbledhos, gimana kalau
di bledhos-kan sekalian? Ini kalau minjam istilah-nya pak Bush,
pre-emptive strike. Jadi, kita bisa lebih confident dalam mengumumkan
kapan Merapi bakal mbledhos, gitu ?
BSM

-Original Message-
From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, April 20, 2006 2:18 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Kapan Merapi Meletus ?--> ETHO-GEOLOGICAL
FORECASTING

Erupsi Galunggung tahun 1982.

Masalahnya, bagaimana kalau binatang2 penghuni kawasan puncak gunungapi
semakin langka, tentu pengungsian binatang2 ini tak selalu bisa kita
pedomani.

Salam,
awang

-Original Message-
From: Yudi S Purnama [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, April 20, 2006 2:01 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Kapan Merapi Meletus ?--> ETHO-GEOLOGICAL
FORECASTING

Rame ngebahas kapan Merapi erupsi, jadi inget "etho-geological
forecasting." 
Pertamakali saya baca kalimat itu di Koran Kompas, sesaat setelah
tsunami di Aceh. Yang saya tangkap, inti dari etho-geological
forecasting itu adalah adanya hubungan sebab akibat antara PERILAKU
BINATANG YANG TIDAK BIASANYA dengan GEJALA AKAN TERJADINYA SUATU BENCANA
KEGEOLOGIAN. Yang saya tahu jenis bencananya adalah gempa dan erupsi
gunungapi. Silakan rekan lainnya yang lebih kenal dengan topik ini untuk
memaparkan lebih lanjut (atau dipresentasikan di Unconventional
Geology-Pakanbaru 2006).



Nenek saya, saat itu masih ada dan menetap di Tasikmalaya, pernah cerita

bahwa sekitar dua minggu sebelum Gunung Galunggung erupsi (tahun 1983)
banyak sekali hewan yang turun gunung. Dari cerita itu, bagi saya, yang
paling menarik adalah jangka waktu sebelum erupsinya  yaitu DUA MINGGU !

Nah, kaitannya dengan Si Merapi ini, apakah memperlihatkan gejala yang
sama? 
(banyak hewan yang turun gunung?). Kalau ya, sangat menarik karena
gejala perilaku hewan akan memperkuat penjelasan geologi. Kalau tidak,..
nah itu yang akan tambah bikin pusing vulcanologist.



BTW, apakah ada ahli geologi, yang ngurusin bencana geologi, yang
menggunakan cara berpikir etho-geological forecasting dalam pekerjaan
mereka?





Salam

Yudi



- Original Message -
From: "Arief Budiman" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Thursday, April 20, 2006 11:06 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] Kapan Merapi Meletus ?


Moga2 aja, Sri Sultan mengeluarkan "sendiko" itu setelah mendapat
informasi
dari Jl.Cendana Yogya



A R I E F B U D I M A N
Pertamina - Eksplorasi Sumatra
Phone: (021) 350 2150 ext.1782
Mobile   : 0813 1770 4257 / (021) 70 23 73 63


-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, April 20, 2006 10:15 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Kapan Merapi Meletus ?

On 4/20/06, [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Merapi bakalan meletus 10 - 14 hari mendatang demikian sendiko
> pendito Raja NgaYogyokarto Hadiningrat,Sultan Hamengku Buono
> Kaping sedoso (demikian di Detik .com.)Apa wedus gembelnya sudah pada
lari
ya
>
> Ism

Kadangkala kalau ada "sendiko" dari sultan atau kyai, pendeta, pastur,
bhiksu dll yg tidak didasarkan pada kaidah ilmiah ini terdengar lucu.
Memang bisa saaj sendiko ini sangat ampuh dalam penanggulangan atau
usaha mengurangi korban. Namun dalam jangka panjang tidak memberikan
keberdayaan masyarakat dalam mengenali kondisi alamnya. Bahkan lebih
ekstrimnya "tidak mendidik", walaupun bisa saja menyelamatkan nyawa.

Darurat (emergency state).
Sebagai penguasa atau pejabat seringkali dalam kondisi yg sangat
"darurat" maka penjelasan ilmiah sudah bukan hal yg penting lagi, yg
penting selamat. (note: kondisi "darurat" ini bisa saja sangat
subjective).
Memang kalau rakyat masih hanya mampu bersikap menunggu
amaran/peringatan/berita dari "yang dipercaya" maka ucapan (sendiko)
dari sang raja akan lebih ampuh sebagai "komando". Keampuhan "komando"
ini a

Re: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING

2006-04-20 Thread M-Adam . CEPI
Bagaimana caranya,?

option 1,  Di bom nuklir, pilihan sensistif dimana Amerika sekarang
sedang getol2nya  melarang negara2 "teroris" mempunyai nuklir

option 2,  Di bor ala Armageddon,ada yang tahu harga rig untuk
merapi,?

option 3, statistical approach, suruh setiap orang untuk melaporkan setiap
mimpi aneh (kecuali mimpi basah tentunya), kalau semakin hari semakin
banyak yang melapor artinya merapi sudah siap mbledhos, semacam early
warning system begitchu,... yuu

salam





|-+>
| |   "Bambang Murti"  |
| |   <[EMAIL PROTECTED]> |
| ||
| |   04/20/2006 04:59 |
| |   PM   |
| |   Please respond to|
| |   iagi-net |
| ||
|-+>
  
>|
  | 
   |
  |   To:  
   |
  |   cc:   
           |
  |   Subject:  [iagi-net-l]  ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING   
   |
  
>|




Heboh mengenai bencana, sebetulnya yang ditakuti kalau Merapi mbledhos
itu apanya sih? Wedhus gembel-nya, atau lahar dingin-nya atau
lain-lainnya ? Atau kombinasinya?
Malah punya pemikiran, kalau Merapi ndak mbledhos-mbledhos, gimana kalau
di bledhos-kan sekalian? Ini kalau minjam istilah-nya pak Bush,
pre-emptive strike. Jadi, kita bisa lebih confident dalam mengumumkan
kapan Merapi bakal mbledhos, gitu ?
BSM

-Original Message-
From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, April 20, 2006 2:18 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Kapan Merapi Meletus ?--> ETHO-GEOLOGICAL
FORECASTING

Erupsi Galunggung tahun 1982.

Masalahnya, bagaimana kalau binatang2 penghuni kawasan puncak gunungapi
semakin langka, tentu pengungsian binatang2 ini tak selalu bisa kita
pedomani.

Salam,
awang

-Original Message-
From: Yudi S Purnama [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, April 20, 2006 2:01 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Kapan Merapi Meletus ?--> ETHO-GEOLOGICAL
FORECASTING

Rame ngebahas kapan Merapi erupsi, jadi inget "etho-geological
forecasting."
Pertamakali saya baca kalimat itu di Koran Kompas, sesaat setelah
tsunami di
Aceh. Yang saya tangkap, inti dari etho-geological forecasting itu
adalah
adanya hubungan sebab akibat antara PERILAKU BINATANG YANG TIDAK
BIASANYA
dengan GEJALA AKAN TERJADINYA SUATU BENCANA KEGEOLOGIAN. Yang saya tahu
jenis bencananya adalah gempa dan erupsi gunungapi. Silakan rekan
lainnya
yang lebih kenal dengan topik ini untuk memaparkan lebih lanjut (atau
dipresentasikan di Unconventional Geology-Pakanbaru 2006).



Nenek saya, saat itu masih ada dan menetap di Tasikmalaya, pernah cerita

bahwa sekitar dua minggu sebelum Gunung Galunggung erupsi (tahun 1983)
banyak sekali hewan yang turun gunung. Dari cerita itu, bagi saya, yang
paling menarik adalah jangka waktu sebelum erupsinya  yaitu DUA MINGGU !

Nah, kaitannya dengan Si Merapi ini, apakah memperlihatkan gejala yang
sama?
(banyak hewan yang turun gunung?). Kalau ya, sangat menarik karena
gejala
perilaku hewan akan memperkuat penjelasan geologi. Kalau tidak,.. nah
itu
yang akan tambah bikin pusing vulcanologist.



BTW, apakah ada ahli geologi, yang ngurusin bencana geologi, yang
menggunakan cara berpikir etho-geological forecasting dalam pekerjaan
mereka?





Salam

Yudi



- Original Message -
From: "Arief Budiman" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Thursday, April 20, 2006 11:06 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] Kapan Merapi Meletus ?


Moga2 aja, Sri Sultan mengeluarkan "sendiko" itu setelah mendapat
informasi
dari Jl.Cendana Yogya



A R I E F B U D I M A N
Pertamina - Eksplorasi Sumatra
Phone: (021) 350 2150 ext.1782
Mobile   : 0813 1770 4257 / (021) 70 23 73 63


-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, April 20, 2006 10:15 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Kapan Merapi Meletus ?

On 4/20/06, [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Merapi bakalan meletus 10 - 14 hari mendatang demikian sendiko
> pendito Raja NgaYogyokarto Hadiningrat,Sultan Hamengku Buono
> Kaping sedoso (demikian di Detik .com.)Apa wedus gembelnya sudah pada
lari
ya

Re: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING

2006-04-20 Thread Noor Syarifuddin
maneh kesambet setan Merapi nya Cep:-)

- Original Message -
From: <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Thursday, April 20, 2006 11:33 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING


> Bagaimana caranya,?
>
> option 1,  Di bom nuklir, pilihan sensistif dimana Amerika sekarang
> sedang getol2nya  melarang negara2 "teroris" mempunyai nuklir
>
> option 2,  Di bor ala Armageddon,ada yang tahu harga rig untuk
> merapi,?
>
> option 3, statistical approach, suruh setiap orang untuk melaporkan setiap
> mimpi aneh (kecuali mimpi basah tentunya), kalau semakin hari semakin
> banyak yang melapor artinya merapi sudah siap mbledhos, semacam early
> warning system begitchu,... yuu
>
> salam
>
>
>
>
>
> |-+>
> | |   "Bambang Murti"  |
> | |   <[EMAIL PROTECTED]> |
> | ||
> | |   04/20/2006 04:59 |
> | |   PM   |
> | |   Please respond to|
> | |   iagi-net |
> | ||
> |-+>
>
>---
-----------------|
>   |
|
>   |   To:   
|
>   |   cc:
|
>   |   Subject:  [iagi-net-l]  ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING
|
>
>---
-|
>
>
>
>
> Heboh mengenai bencana, sebetulnya yang ditakuti kalau Merapi mbledhos
> itu apanya sih? Wedhus gembel-nya, atau lahar dingin-nya atau
> lain-lainnya ? Atau kombinasinya?
> Malah punya pemikiran, kalau Merapi ndak mbledhos-mbledhos, gimana kalau
> di bledhos-kan sekalian? Ini kalau minjam istilah-nya pak Bush,
> pre-emptive strike. Jadi, kita bisa lebih confident dalam mengumumkan
> kapan Merapi bakal mbledhos, gitu ?
> BSM
>
> -Original Message-
> From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Thursday, April 20, 2006 2:18 PM
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: RE: [iagi-net-l] Kapan Merapi Meletus ?--> ETHO-GEOLOGICAL
> FORECASTING
>
> Erupsi Galunggung tahun 1982.
>
> Masalahnya, bagaimana kalau binatang2 penghuni kawasan puncak gunungapi
> semakin langka, tentu pengungsian binatang2 ini tak selalu bisa kita
> pedomani.
>
> Salam,
> awang
>
> -Original Message-
> From: Yudi S Purnama [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Thursday, April 20, 2006 2:01 PM
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: Re: [iagi-net-l] Kapan Merapi Meletus ?--> ETHO-GEOLOGICAL
> FORECASTING
>
> Rame ngebahas kapan Merapi erupsi, jadi inget "etho-geological
> forecasting."
> Pertamakali saya baca kalimat itu di Koran Kompas, sesaat setelah
> tsunami di
> Aceh. Yang saya tangkap, inti dari etho-geological forecasting itu
> adalah
> adanya hubungan sebab akibat antara PERILAKU BINATANG YANG TIDAK
> BIASANYA
> dengan GEJALA AKAN TERJADINYA SUATU BENCANA KEGEOLOGIAN. Yang saya tahu
> jenis bencananya adalah gempa dan erupsi gunungapi. Silakan rekan
> lainnya
> yang lebih kenal dengan topik ini untuk memaparkan lebih lanjut (atau
> dipresentasikan di Unconventional Geology-Pakanbaru 2006).
>
>
>
> Nenek saya, saat itu masih ada dan menetap di Tasikmalaya, pernah cerita
>
> bahwa sekitar dua minggu sebelum Gunung Galunggung erupsi (tahun 1983)
> banyak sekali hewan yang turun gunung. Dari cerita itu, bagi saya, yang
> paling menarik adalah jangka waktu sebelum erupsinya  yaitu DUA MINGGU !
>
> Nah, kaitannya dengan Si Merapi ini, apakah memperlihatkan gejala yang
> sama?
> (banyak hewan yang turun gunung?). Kalau ya, sangat menarik karena
> gejala
> perilaku hewan akan memperkuat penjelasan geologi. Kalau tidak,.. nah
> itu
> yang akan tambah bikin pusing vulcanologist.
>
>
>
> BTW, apakah ada ahli geologi, yang ngurusin bencana geologi, yang
> menggunakan cara berpikir etho-geological forecasting dalam pekerjaan
> mereka?
>
>
>
>
>
> Salam
>
> Yudi
>
>
>
> - Original Message -
> From: "Arief Budiman" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: 
> Sent: Thursday, April 20, 2006 11:06 AM
> Subject: RE: [iagi-net-l] Kapan Merapi Meletus ?
>
>
> Moga2 aja, Sri Sultan mengeluarkan "sendiko" itu setelah mendapat
> informasi
> dari Jl.Cendana Yogya
>
>
>
> A R I E F B U D I M A N
> Pertamina - Eksplorasi Sumatra
> Phone: (021) 350 2150 ext.1782
> Mobile   : 0813 1770 4257 / (021) 70 23 73 63
>
>
> -Original Messag

RE: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING

2006-04-20 Thread Arief Budiman
Jangan, merapi jangan sampe dibor dan dibom pake nuklir
sakit nanti dia, kasihan gunung cantik nan perkasa itu

jangan dirusak kampusnya volkanolog itu
Ayo para vokanolog bekerja dan belajar lagi memahami dia
Agar komunikasi makin lancar dan hubungan makin mesra dengan si cantik itu


 
 
A R I E F   B U D I M A N
Pertamina - Eksplorasi Sumatra
Phone: (021) 350 2150 ext.1782
Mobile   : 0813 1770 4257 / (021) 70 23 73 63


-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, April 20, 2006 4:34 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING

Bagaimana caranya,?

option 1,  Di bom nuklir, pilihan sensistif dimana Amerika sekarang
sedang getol2nya  melarang negara2 "teroris" mempunyai nuklir

option 2,  Di bor ala Armageddon,ada yang tahu harga rig untuk
merapi,?

option 3, statistical approach, suruh setiap orang untuk melaporkan setiap
mimpi aneh (kecuali mimpi basah tentunya), kalau semakin hari semakin
banyak yang melapor artinya merapi sudah siap mbledhos, semacam early
warning system begitchu,... yuu

salam





|-+>
| |   "Bambang Murti"  |
| |   <[EMAIL PROTECTED]> |
| ||
| |   04/20/2006 04:59 |
| |   PM   |
| |   Please respond to|
| |   iagi-net |
| ||
|-+>
 
>---
-|
  |
|
  |   To:   
|
  |       cc:
|
  |   Subject:  [iagi-net-l]  ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING
|
 
>---
-|




Heboh mengenai bencana, sebetulnya yang ditakuti kalau Merapi mbledhos
itu apanya sih? Wedhus gembel-nya, atau lahar dingin-nya atau
lain-lainnya ? Atau kombinasinya?
Malah punya pemikiran, kalau Merapi ndak mbledhos-mbledhos, gimana kalau
di bledhos-kan sekalian? Ini kalau minjam istilah-nya pak Bush,
pre-emptive strike. Jadi, kita bisa lebih confident dalam mengumumkan
kapan Merapi bakal mbledhos, gitu ?
BSM

-Original Message-
From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, April 20, 2006 2:18 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Kapan Merapi Meletus ?--> ETHO-GEOLOGICAL
FORECASTING

Erupsi Galunggung tahun 1982.

Masalahnya, bagaimana kalau binatang2 penghuni kawasan puncak gunungapi
semakin langka, tentu pengungsian binatang2 ini tak selalu bisa kita
pedomani.

Salam,
awang

-Original Message-
From: Yudi S Purnama [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, April 20, 2006 2:01 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Kapan Merapi Meletus ?--> ETHO-GEOLOGICAL
FORECASTING

Rame ngebahas kapan Merapi erupsi, jadi inget "etho-geological
forecasting."
Pertamakali saya baca kalimat itu di Koran Kompas, sesaat setelah
tsunami di
Aceh. Yang saya tangkap, inti dari etho-geological forecasting itu
adalah
adanya hubungan sebab akibat antara PERILAKU BINATANG YANG TIDAK
BIASANYA
dengan GEJALA AKAN TERJADINYA SUATU BENCANA KEGEOLOGIAN. Yang saya tahu
jenis bencananya adalah gempa dan erupsi gunungapi. Silakan rekan
lainnya
yang lebih kenal dengan topik ini untuk memaparkan lebih lanjut (atau
dipresentasikan di Unconventional Geology-Pakanbaru 2006).



Nenek saya, saat itu masih ada dan menetap di Tasikmalaya, pernah cerita

bahwa sekitar dua minggu sebelum Gunung Galunggung erupsi (tahun 1983)
banyak sekali hewan yang turun gunung. Dari cerita itu, bagi saya, yang
paling menarik adalah jangka waktu sebelum erupsinya  yaitu DUA MINGGU !

Nah, kaitannya dengan Si Merapi ini, apakah memperlihatkan gejala yang
sama?
(banyak hewan yang turun gunung?). Kalau ya, sangat menarik karena
gejala
perilaku hewan akan memperkuat penjelasan geologi. Kalau tidak,.. nah
itu
yang akan tambah bikin pusing vulcanologist.



BTW, apakah ada ahli geologi, yang ngurusin bencana geologi, yang
menggunakan cara berpikir etho-geological forecasting dalam pekerjaan
mereka?





Salam

Yudi



- Original Message -
From: "Arief Budiman" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Thursday, April 20, 2006 11:06 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] Kapan Merapi Meletus ?


Moga2 aja, Sri Sultan mengeluarkan "sendiko" itu setelah mendapat
informasi
dari Jl.Cendana Yogya



A R I E F B U D I M A N
Pertamina - Eksplorasi Sumatra
Phone: (021) 350 2150 ext.1782
Mobile   : 0813 1770 4257 / (021) 70 23 73 63


-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, April 20, 2006 10:15 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Kapan Merapi Meletus ?

On 4/20/06, [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL 

Re: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING

2006-04-20 Thread Nataniel Mangiwa
betul, setuju!

jgn kita merasa dgn pengetahuan dan teknologi yg kita punya lalu kita
bisa mengatur alam, alam bukan untuk diatur atau dilawan..tetapi untuk
dipahami dan dimengerti.

::natan::

On 4/21/06, Arief Budiman <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Jangan, merapi jangan sampe dibor dan dibom pake nuklir
> sakit nanti dia, kasihan gunung cantik nan perkasa itu
>
> jangan dirusak kampusnya volkanolog itu
> Ayo para vokanolog bekerja dan belajar lagi memahami dia
> Agar komunikasi makin lancar dan hubungan makin mesra dengan si cantik itu
>
>
>
>
> A R I E F B U D I M A N
> Pertamina - Eksplorasi Sumatra
> Phone: (021) 350 2150 ext.1782
> Mobile  : 0813 1770 4257 / (021) 70 23 73 63

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



RE: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING

2006-04-20 Thread Bambang Murti
Yang "ditakuti" sebetulnya apanya to?
Kubah lava yang akan gugur dan meluncur?
Awan panas? Hiiiyyy... Sejarah Pompey dan Tambora, dan mungkin juga sejarah 
Pre-Mataram terulang? Candi Sambilegi itu "dikubur" dengan sengaja atau memang 
"terkubur"?

-Original Message-
From: Arief Budiman [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, April 21, 2006 8:26 AM
To: 'iagi-net@iagi.or.id'
Subject: RE: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING

Jangan, merapi jangan sampe dibor dan dibom pake nuklir
sakit nanti dia, kasihan gunung cantik nan perkasa itu

jangan dirusak kampusnya volkanolog itu
Ayo para vokanolog bekerja dan belajar lagi memahami dia
Agar komunikasi makin lancar dan hubungan makin mesra dengan si cantik itu


 
 
A R I E F   B U D I M A N
Pertamina - Eksplorasi Sumatra
Phone: (021) 350 2150 ext.1782
Mobile   : 0813 1770 4257 / (021) 70 23 73 63


-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, April 20, 2006 4:34 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING

Bagaimana caranya,?

option 1,  Di bom nuklir, pilihan sensistif dimana Amerika sekarang
sedang getol2nya  melarang negara2 "teroris" mempunyai nuklir

option 2,  Di bor ala Armageddon,ada yang tahu harga rig untuk
merapi,?

option 3, statistical approach, suruh setiap orang untuk melaporkan setiap
mimpi aneh (kecuali mimpi basah tentunya), kalau semakin hari semakin
banyak yang melapor artinya merapi sudah siap mbledhos, semacam early
warning system begitchu,... yuu

salam





|-+>
| |   "Bambang Murti"  |
| |   <[EMAIL PROTECTED]> |
| ||
| |   04/20/2006 04:59 |
| |   PM   |
| |   Please respond to|
| |   iagi-net |
| ||
|-+>
 
>---
-----|
  |
|
  |   To:   
|
  |   cc:
|
  |   Subject:  [iagi-net-l]  ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING
|
 
>---
-|




Heboh mengenai bencana, sebetulnya yang ditakuti kalau Merapi mbledhos
itu apanya sih? Wedhus gembel-nya, atau lahar dingin-nya atau
lain-lainnya ? Atau kombinasinya?
Malah punya pemikiran, kalau Merapi ndak mbledhos-mbledhos, gimana kalau
di bledhos-kan sekalian? Ini kalau minjam istilah-nya pak Bush,
pre-emptive strike. Jadi, kita bisa lebih confident dalam mengumumkan
kapan Merapi bakal mbledhos, gitu ?
BSM

-Original Message-
From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, April 20, 2006 2:18 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Kapan Merapi Meletus ?--> ETHO-GEOLOGICAL
FORECASTING

Erupsi Galunggung tahun 1982.

Masalahnya, bagaimana kalau binatang2 penghuni kawasan puncak gunungapi
semakin langka, tentu pengungsian binatang2 ini tak selalu bisa kita
pedomani.

Salam,
awang

-Original Message-
From: Yudi S Purnama [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, April 20, 2006 2:01 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Kapan Merapi Meletus ?--> ETHO-GEOLOGICAL
FORECASTING

Rame ngebahas kapan Merapi erupsi, jadi inget "etho-geological
forecasting."
Pertamakali saya baca kalimat itu di Koran Kompas, sesaat setelah
tsunami di
Aceh. Yang saya tangkap, inti dari etho-geological forecasting itu
adalah
adanya hubungan sebab akibat antara PERILAKU BINATANG YANG TIDAK
BIASANYA
dengan GEJALA AKAN TERJADINYA SUATU BENCANA KEGEOLOGIAN. Yang saya tahu
jenis bencananya adalah gempa dan erupsi gunungapi. Silakan rekan
lainnya
yang lebih kenal dengan topik ini untuk memaparkan lebih lanjut (atau
dipresentasikan di Unconventional Geology-Pakanbaru 2006).



Nenek saya, saat itu masih ada dan menetap di Tasikmalaya, pernah cerita

bahwa sekitar dua minggu sebelum Gunung Galunggung erupsi (tahun 1983)
banyak sekali hewan yang turun gunung. Dari cerita itu, bagi saya, yang
paling menarik adalah jangka waktu sebelum erupsinya  yaitu DUA MINGGU !

Nah, kaitannya dengan Si Merapi ini, apakah memperlihatkan gejala yang
sama?
(banyak hewan yang turun gunung?). Kalau ya, sangat menarik karena
gejala
perilaku hewan akan memperkuat penjelasan geologi. Kalau tidak,.. nah
itu
yang akan tambah bikin pusing vulcanologist.



BTW, apakah ada ahli geologi, yang ngurusin bencana geologi, yang
menggunakan cara berpikir etho-geological forecasting dalam pekerjaan
mereka?





Salam

Yudi



- Original Message -
From: "Arief Budiman" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Thursday, April 20, 2006 11:06 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] Kapan Merapi Meletus ?


Moga2 

Re: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING

2006-04-20 Thread budi_satrio

alam bukan untuk diatur atau dilawan..tetapi untuk dipahami dan dimengerti

Ingat tulisan pada halaman depan suatu buku klasik geologi (kalau tidak
salah karangan Lobeck, cmiiw), tertulis
'Nature, to be commanded, must be obeyed'.

Budi Satrio





  "Nataniel 

  Mangiwa"  To:  iagi-net@iagi.or.id

     Subject: Re: [iagi-net-l] 
ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING   


  21/04/2006 09:20  

  AM

  Please respond to 

  iagi-net  








betul, setuju!

jgn kita merasa dgn pengetahuan dan teknologi yg kita punya lalu kita
bisa mengatur alam, alam bukan untuk diatur atau dilawan..tetapi untuk
dipahami dan dimengerti.

::natan::

On 4/21/06, Arief Budiman <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Jangan, merapi jangan sampe dibor dan dibom pake nuklir
> sakit nanti dia, kasihan gunung cantik nan perkasa itu
>
> jangan dirusak kampusnya volkanolog itu
> Ayo para vokanolog bekerja dan belajar lagi memahami dia
> Agar komunikasi makin lancar dan hubungan makin mesra dengan si cantik
itu
>
>
>
>
> A R I E F B U D I M A N
> Pertamina - Eksplorasi Sumatra
> Phone: (021) 350 2150 ext.1782
> Mobile  : 0813 1770 4257 / (021) 70 23 73 63

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-







-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



Re: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING

2006-04-20 Thread Rovicky Dwi Putrohari
Quotation ini "Nature, to be commanded, must be obeyed" adalah
tulisannya Francis Bacon, dalam bukunya yg terkenal Novum Organum.
Bagi yg tertarik tulisan Francis Bacon yg sangat klasik ini bisa
donlod gratis terjemahan dalam bahawa Inggrisnya di
http://www.constitution.org/bacon/bacon.htm

Salam
RDP

On 4/21/06, [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> alam bukan untuk diatur atau dilawan..tetapi untuk dipahami dan dimengerti
>
> Ingat tulisan pada halaman depan suatu buku klasik geologi (kalau tidak
> salah karangan Lobeck, cmiiw), tertulis
> 'Nature, to be commanded, must be obeyed'.
>
> Budi Satrio
>

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



Re: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING

2006-04-23 Thread parvita . siregar
Kemarin2 saya malah berpikir yang sebaliknya tuh, ilmu kalau hanya ilmu 
tanpa diaplikasikan namanya mubazir.  Kita diberi akal supaya kita bisa 
memanage bumi untuk kepentingan kita.  Manusia kan memang ditakdirkan 
sebagai khafilah di bumi, ya toh?

Saya kemarin berpikir, apakah ada metodologi yang bisa "memperkecil" 
erupsi Gunung Merapi?  Saya bukan vulcanologist, tapi yang saya ingat 
bahwa Gunung Merapi "batuk-batuk" karena lavanya kental, lalu semakin 
dekat ke surface viscocitynya semakin tinggi dan membuat kemungkinan 
ledakan akan lebih besar.  Nah apa ada teknologi yang bisa membuat 
viskositas lavanya ini menjadi lebih cair, lalu dibuat semacam channel 
untuk mengalirnya lava maupun lahar tersebut sehingga semuanya masih bisa 
terkontrol?  Misalnyapun dengan teknologi nuklir (jangan dibayangkan 
pemboman seperti Hiroshima ya, yang pasti yang sesuai dengan kondisilah), 
atau 'menyuntikkan' campuran kimiawi tertentu?  Mengontrol alam, kalau hal 
itu akan menyelamatkan banyak nyawa dan kehidupan, bukannya itu memang 
kerjaannya scientist, dalam hal ini geoscientist?

Misalnya bencana alam Tsunami yang lalu.  Kita sudah tahu dari 
sebelum2nya, walaupun due datenya kita tidak tahu, bahwa daerah Aceh dan 
sekitarnya bisa kena bencana alam kalau peristiwa gempa tektonik itu 
terjadi (yang mana memang epicentrumnya dekat wilayah tersebut).  Nah, 
kalau sudah tahu apa yang mungkin terjadi, bisa dilakukan management yang 
tujuannya untuk mengurangi impact kerusakan yang akan dialami. 

Menurut saya, manusia ada di dunia ini untuk memanage alam untuk 
kepentingan manusia, jadi setelah dipahami dan dimengerti, bisa mengambil 
keputusan terbaik untuk umat manusia juga.  Jangan cuma dipahami dan 
dimengerti terus dipasrahkan, tetapi diambil langkah2 agar korbannya tidak 
banyak. 

Viva science and technology for the better world,
Parvita Siregar






"Nataniel Mangiwa" <[EMAIL PROTECTED]>
04/21/2006 08:20 AM
Please respond to iagi-net

 
To: iagi-net@iagi.or.id
        cc: 
Subject:    Re: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING


betul, setuju!

jgn kita merasa dgn pengetahuan dan teknologi yg kita punya lalu kita
bisa mengatur alam, alam bukan untuk diatur atau dilawan..tetapi untuk
dipahami dan dimengerti.

::natan::

On 4/21/06, Arief Budiman <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Jangan, merapi jangan sampe dibor dan dibom pake nuklir
> sakit nanti dia, kasihan gunung cantik nan perkasa itu
>
> jangan dirusak kampusnya volkanolog itu
> Ayo para vokanolog bekerja dan belajar lagi memahami dia
> Agar komunikasi makin lancar dan hubungan makin mesra dengan si cantik 
itu
>
>
>
>
> A R I E F B U D I M A N
> Pertamina - Eksplorasi Sumatra
> Phone: (021) 350 2150 ext.1782
> Mobile  : 0813 1770 4257 / (021) 70 23 73 63

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-





RE: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING

2006-04-23 Thread Iman Argakoesoemah
Apakah ada yang tahu berapa formation (volcano) pressure gunung api  ?? 
Barangkali kita bisa berangkat berpikir dari sisi tiu.

Just an idea.

Thanks. Iman

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED]
[mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, April 24, 2006 7:58 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING


Kemarin2 saya malah berpikir yang sebaliknya tuh, ilmu kalau hanya ilmu 
tanpa diaplikasikan namanya mubazir.  Kita diberi akal supaya kita bisa 
memanage bumi untuk kepentingan kita.  Manusia kan memang ditakdirkan 
sebagai khafilah di bumi, ya toh?

Saya kemarin berpikir, apakah ada metodologi yang bisa "memperkecil" 
erupsi Gunung Merapi?  Saya bukan vulcanologist, tapi yang saya ingat 
bahwa Gunung Merapi "batuk-batuk" karena lavanya kental, lalu semakin 
dekat ke surface viscocitynya semakin tinggi dan membuat kemungkinan 
ledakan akan lebih besar.  Nah apa ada teknologi yang bisa membuat 
viskositas lavanya ini menjadi lebih cair, lalu dibuat semacam channel 
untuk mengalirnya lava maupun lahar tersebut sehingga semuanya masih bisa 
terkontrol?  Misalnyapun dengan teknologi nuklir (jangan dibayangkan 
pemboman seperti Hiroshima ya, yang pasti yang sesuai dengan kondisilah), 
atau 'menyuntikkan' campuran kimiawi tertentu?  Mengontrol alam, kalau hal 
itu akan menyelamatkan banyak nyawa dan kehidupan, bukannya itu memang 
kerjaannya scientist, dalam hal ini geoscientist?

Misalnya bencana alam Tsunami yang lalu.  Kita sudah tahu dari 
sebelum2nya, walaupun due datenya kita tidak tahu, bahwa daerah Aceh dan 
sekitarnya bisa kena bencana alam kalau peristiwa gempa tektonik itu 
terjadi (yang mana memang epicentrumnya dekat wilayah tersebut).  Nah, 
kalau sudah tahu apa yang mungkin terjadi, bisa dilakukan management yang 
tujuannya untuk mengurangi impact kerusakan yang akan dialami. 

Menurut saya, manusia ada di dunia ini untuk memanage alam untuk 
kepentingan manusia, jadi setelah dipahami dan dimengerti, bisa mengambil 
keputusan terbaik untuk umat manusia juga.  Jangan cuma dipahami dan 
dimengerti terus dipasrahkan, tetapi diambil langkah2 agar korbannya tidak 
banyak. 

Viva science and technology for the better world,
Parvita Siregar






"Nataniel Mangiwa" <[EMAIL PROTECTED]>
04/21/2006 08:20 AM
Please respond to iagi-net

 
To: iagi-net@iagi.or.id
        cc: 
Subject:    Re: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING


betul, setuju!

jgn kita merasa dgn pengetahuan dan teknologi yg kita punya lalu kita
bisa mengatur alam, alam bukan untuk diatur atau dilawan..tetapi untuk
dipahami dan dimengerti.

::natan::


-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



Re: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING

2006-04-23 Thread parvita . siregar
Ga setuju, Lobeck hidupnya kan dulu, udah ngga trendi ah.

Nature is to be understood, hence to be managed for the better world for 
human beings ( ini menurut Siregar, 2006)
Alam itu untuk dimengerti untuk kemudian dimanage/diatur/dikontrol untuk 
kebaikan umat manusia. 



Jadi bapak2 IAGI yang punya nama ALAM, (Harry Alam, Syamsu Alam) sudah 
nasib kalianlah dikontrol kalau menunjukkan gejala2 keluar jalur, paling 
ngga sama istri2nya mereka masing2.  :-)

Smile, everybody, it's still monday.


Parvita H. Siregar
Geologist-ENI Indonesia
Atrium Mulia 3A floor
Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B10-11
Jakarta 12910 Indonesia
Tel: (62-21) 3000-3200, 5296-2200
Fax: (62-21) 3000-3230
mailto:[EMAIL PROTECTED]







[EMAIL PROTECTED]
04/21/2006 08:52 AM
Please respond to iagi-net

 
To: 
cc: 
Subject:Re: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING



alam bukan untuk diatur atau dilawan..tetapi untuk dipahami dan dimengerti

Ingat tulisan pada halaman depan suatu buku klasik geologi (kalau tidak
salah karangan Lobeck, cmiiw), tertulis
'Nature, to be commanded, must be obeyed'.

Budi Satrio



  
  "Nataniel  
  Mangiwa"  To: iagi-net@iagi.or.id
 
         Subject: Re: [iagi-net-l] 
ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING 
  
  21/04/2006 09:20  
  AM  
  Please respond to  
  iagi-net  
  
  



betul, setuju!

jgn kita merasa dgn pengetahuan dan teknologi yg kita punya lalu kita
bisa mengatur alam, alam bukan untuk diatur atau dilawan..tetapi untuk
dipahami dan dimengerti.

::natan::

On 4/21/06, Arief Budiman <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Jangan, merapi jangan sampe dibor dan dibom pake nuklir
> sakit nanti dia, kasihan gunung cantik nan perkasa itu
>
> jangan dirusak kampusnya volkanolog itu
> Ayo para vokanolog bekerja dan belajar lagi memahami dia
> Agar komunikasi makin lancar dan hubungan makin mesra dengan si cantik
itu
>
>
>
>
> A R I E F B U D I M A N
> Pertamina - Eksplorasi Sumatra
> Phone: (021) 350 2150 ext.1782
> Mobile  : 0813 1770 4257 / (021) 70 23 73 63

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-







-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-





Re: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING

2006-04-23 Thread R.P. Koesoemadinata
Saya ikut nimbrung, atau mengingatkan bahwa energi yang di"release" gempa 
bumi ataupun gunung-api itu ribuan kali lebih dahsyat dari bom nuklir. 
Manusia dalam hal ini tidak dapat berbuat apa2. Kalau manusia bisa 
menanggulangi gempa bumi atau gunung api, saya kira Amerika Serikat dengan 
technologinya sudah melakukannya.
Bom nuklir yang diledakan di bawah tanah nyaris hanya bisa dideteksi oleh 
seismograph.

RPK
- Original Message - 
From: <[EMAIL PROTECTED]>

To: 
Sent: Monday, April 24, 2006 7:58 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING



Kemarin2 saya malah berpikir yang sebaliknya tuh, ilmu kalau hanya ilmu
tanpa diaplikasikan namanya mubazir.  Kita diberi akal supaya kita bisa
memanage bumi untuk kepentingan kita.  Manusia kan memang ditakdirkan
sebagai khafilah di bumi, ya toh?

Saya kemarin berpikir, apakah ada metodologi yang bisa "memperkecil"
erupsi Gunung Merapi?  Saya bukan vulcanologist, tapi yang saya ingat
bahwa Gunung Merapi "batuk-batuk" karena lavanya kental, lalu semakin
dekat ke surface viscocitynya semakin tinggi dan membuat kemungkinan
ledakan akan lebih besar.  Nah apa ada teknologi yang bisa membuat
viskositas lavanya ini menjadi lebih cair, lalu dibuat semacam channel
untuk mengalirnya lava maupun lahar tersebut sehingga semuanya masih bisa
terkontrol?  Misalnyapun dengan teknologi nuklir (jangan dibayangkan
pemboman seperti Hiroshima ya, yang pasti yang sesuai dengan kondisilah),
atau 'menyuntikkan' campuran kimiawi tertentu?  Mengontrol alam, kalau hal
itu akan menyelamatkan banyak nyawa dan kehidupan, bukannya itu memang
kerjaannya scientist, dalam hal ini geoscientist?

Misalnya bencana alam Tsunami yang lalu.  Kita sudah tahu dari
sebelum2nya, walaupun due datenya kita tidak tahu, bahwa daerah Aceh dan
sekitarnya bisa kena bencana alam kalau peristiwa gempa tektonik itu
terjadi (yang mana memang epicentrumnya dekat wilayah tersebut).  Nah,
kalau sudah tahu apa yang mungkin terjadi, bisa dilakukan management yang
tujuannya untuk mengurangi impact kerusakan yang akan dialami.

Menurut saya, manusia ada di dunia ini untuk memanage alam untuk
kepentingan manusia, jadi setelah dipahami dan dimengerti, bisa mengambil
keputusan terbaik untuk umat manusia juga.  Jangan cuma dipahami dan
dimengerti terus dipasrahkan, tetapi diambil langkah2 agar korbannya tidak
banyak.

Viva science and technology for the better world,
Parvita Siregar






"Nataniel Mangiwa" <[EMAIL PROTECTED]>
04/21/2006 08:20 AM
Please respond to iagi-net


   To:     iagi-net@iagi.or.id
   cc:
   Subject:Re: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING


betul, setuju!

jgn kita merasa dgn pengetahuan dan teknologi yg kita punya lalu kita
bisa mengatur alam, alam bukan untuk diatur atau dilawan..tetapi untuk
dipahami dan dimengerti.

::natan::

On 4/21/06, Arief Budiman <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

Jangan, merapi jangan sampe dibor dan dibom pake nuklir
sakit nanti dia, kasihan gunung cantik nan perkasa itu

jangan dirusak kampusnya volkanolog itu
Ayo para vokanolog bekerja dan belajar lagi memahami dia
Agar komunikasi makin lancar dan hubungan makin mesra dengan si cantik

itu





A R I E F B U D I M A N
Pertamina - Eksplorasi Sumatra
Phone: (021) 350 2150 ext.1782
Mobile  : 0813 1770 4257 / (021) 70 23 73 63


-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-







-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



Re: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING

2006-04-24 Thread R.P. Koesoemadinata
Harus disadari bahwa terjadi perubahan "paradigma" pada sekitar pertengahan 
abad ke-20. Sebelumnya para cendekiawan/ilmuwan itu begitu arrogant bahwa 
alam itu dapat ditaklukan oleh manusia dengan sains dan teknologinya. 
Makanya Belanda melakukan reklamasi dan dapat lahan di bawah permukaan laut 
dengan sistim tanggulnya, Suez canal dan Panama canal digali, 
bendungan-bendungan raksasa dibangun untuk mengendalikan banjir, irigasi dan 
tenaga listrik dsb
Sekarang adalah bahwa manusia harus hidup menyesuaikan diri dengan alam, 
jangan mengganggu alam. Jika Suez canal baru dicanangkan sekarang, mungkin 
tidak akan pernah dibangun, karena mungkin akan merusak ecosystem Samudra 
Hindia dengan tercampurnya ecosystem dari Laut Tengah.
Sekarang membangun bendungan kecil saja sudah harus memperhitungkan dampak 
lingkungan dan banyak ditentang.

Gn Merapi mau ditaklukan oleh manusia?
RPK
- Original Message - 
From: <[EMAIL PROTECTED]>

To: 
Cc: 
Sent: Monday, April 24, 2006 8:10 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING



Ga setuju, Lobeck hidupnya kan dulu, udah ngga trendi ah.

Nature is to be understood, hence to be managed for the better world for
human beings ( ini menurut Siregar, 2006)
Alam itu untuk dimengerti untuk kemudian dimanage/diatur/dikontrol untuk
kebaikan umat manusia.



Jadi bapak2 IAGI yang punya nama ALAM, (Harry Alam, Syamsu Alam) sudah
nasib kalianlah dikontrol kalau menunjukkan gejala2 keluar jalur, paling
ngga sama istri2nya mereka masing2.  :-)

Smile, everybody, it's still monday.


Parvita H. Siregar
Geologist-ENI Indonesia
Atrium Mulia 3A floor
Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B10-11
Jakarta 12910 Indonesia
Tel: (62-21) 3000-3200, 5296-2200
Fax: (62-21) 3000-3230
mailto:[EMAIL PROTECTED]







[EMAIL PROTECTED]
04/21/2006 08:52 AM
Please respond to iagi-net


   To: 
   cc:
   Subject:    Re: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING



alam bukan untuk diatur atau dilawan..tetapi untuk dipahami dan dimengerti

Ingat tulisan pada halaman depan suatu buku klasik geologi (kalau tidak
salah karangan Lobeck, cmiiw), tertulis
'Nature, to be commanded, must be obeyed'.

Budi Satrio




 "Nataniel
 Mangiwa"  To: iagi-net@iagi.or.id

            Subject: Re: [iagi-net-l]
ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING

 21/04/2006 09:20
 AM
 Please respond to
 iagi-net





betul, setuju!

jgn kita merasa dgn pengetahuan dan teknologi yg kita punya lalu kita
bisa mengatur alam, alam bukan untuk diatur atau dilawan..tetapi untuk
dipahami dan dimengerti.

::natan::

On 4/21/06, Arief Budiman <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

Jangan, merapi jangan sampe dibor dan dibom pake nuklir
sakit nanti dia, kasihan gunung cantik nan perkasa itu

jangan dirusak kampusnya volkanolog itu
Ayo para vokanolog bekerja dan belajar lagi memahami dia
Agar komunikasi makin lancar dan hubungan makin mesra dengan si cantik

itu





A R I E F B U D I M A N
Pertamina - Eksplorasi Sumatra
Phone: (021) 350 2150 ext.1782
Mobile  : 0813 1770 4257 / (021) 70 23 73 63


-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-







-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-







-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-10

Re: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING

2006-04-24 Thread liamsi
Merapi ini dipandang sebagai  Peristiwa Alam atau Bencana Alam.
Kalau kita melihatnya sebagai Peristiwa Alam maka merupakan
fenomena alam biasa seperti yang lain, disinilah kita bisa
belajar dari fenomena tsb. Kalau dilihat sebagai Bencana Alam ,
maka sudah sewajarnta kita usahakan untuk mencegahnya (
termasuk dg berbagai cara/Teknologi tsb )
Ism

> Ga setuju, Lobeck hidupnya kan dulu, udah ngga trendi ah.
>
> Nature is to be understood, hence to be managed for the
> better world for  human beings ( ini menurut Siregar, 2006)
> Alam itu untuk dimengerti untuk kemudian
> dimanage/diatur/dikontrol untuk  kebaikan umat manusia.
>
>
>
> Jadi bapak2 IAGI yang punya nama ALAM, (Harry Alam, Syamsu
> Alam) sudah  nasib kalianlah dikontrol kalau menunjukkan
> gejala2 keluar jalur, paling  ngga sama istri2nya mereka
> masing2.  :-)
>
> Smile, everybody, it's still monday.
>
>
> Parvita H. Siregar
> Geologist-ENI Indonesia
> Atrium Mulia 3A floor
> Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B10-11
> Jakarta 12910 Indonesia
> Tel: (62-21) 3000-3200, 5296-2200
> Fax: (62-21) 3000-3230
> mailto:[EMAIL PROTECTED]
>
>
>
>
>
>
>
> [EMAIL PROTECTED]
> 04/21/2006 08:52 AM
> Please respond to iagi-net
>
>
>To: 
>cc:
>Subject:Re: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL
>FORECASTING
>
>
>
> alam bukan untuk diatur atau dilawan..tetapi untuk dipahami
> dan dimengerti
>
> Ingat tulisan pada halaman depan suatu buku klasik geologi
> (kalau tidak salah karangan Lobeck, cmiiw), tertulis
> 'Nature, to be commanded, must be obeyed'.
>
> Budi Satrio
>
>
>
>
>  "Nataniel
>          Mangiwa"      To:
>  iagi-net@iagi.or.id
>
>@gmail.com>   Subject: Re:
>  [iagi-net-l]
> ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING
>
>  21/04/2006 09:20
>  AM
>  Please respond to
>  iagi-net
>
>
>
>
>
> betul, setuju!
>
> jgn kita merasa dgn pengetahuan dan teknologi yg kita punya
> lalu kita bisa mengatur alam, alam bukan untuk diatur atau
> dilawan..tetapi untuk dipahami dan dimengerti.
>
> ::natan::
>
> On 4/21/06, Arief Budiman <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>> Jangan, merapi jangan sampe dibor dan dibom pake nuklir
>> sakit nanti dia, kasihan gunung cantik nan perkasa itu
>>
>> jangan dirusak kampusnya volkanolog itu
>> Ayo para vokanolog bekerja dan belajar lagi memahami dia
>> Agar komunikasi makin lancar dan hubungan makin mesra
>> dengan si cantik
> itu
>>
>>
>>
>>
>> A R I E F B U D I M A N
>> Pertamina - Eksplorasi Sumatra
>> Phone: (021) 350 2150 ext.1782
>> Mobile  : 0813 1770 4257 / (021) 70 23 73 63
>
> -> To 
> unsubscribe, send email to:
> iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to:
> iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
>
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
>
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
>
> IAGI-net Archive 1:
> http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net
> Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> ->
>
>
>
>
>
>
> -> To 
> unsubscribe, send email to:
> iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to:
> iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
>
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
>
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
>
> IAGI-net Archive 1:
> http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net
> Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> -


___
indomail - Your everyday mail - http://indomail.indo.net.id



-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



Re: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING

2006-04-24 Thread parvita . siregar
Di situlah, Pak, yang perlu adanya keseimbangan. Sudah pastilah nature 
tidak bisa ditaklukkan, tetapi bisa dikendalikan atau diantisipasi. Itulah 
gunanya science for the better world.  Sama seperti pengeboran minyak, itu 
untuk manfaat banyak orang, tetapi juga harus dipelajari juga 
environmental aspectsnya. 

Salah satu contoh, 2 minggu yang lalu saya ke Danau Kakaban.  Untuk ke 
danau tersebut, kapalnya harus berhenti di pantai, kemudian naik bukit. 
Perjalanannya lumayan, naik turun dan licin karena hutannya masih rimbun. 
Ada pathway dari kayu, tetapi sudah tua sekali dan sebagian besar sudah 
patah.  Bahkan teman saya sempat cedera karena pathwaynya patah.  Tanpa 
pathway itu, kita harus lewat lumpur.  Beberapa resort di daerah situ 
(karena danau Kakaban adalah salah satu dari dua fenomena di dunia ini, 
yang memiliki stingless jellyfish.  Yang satu lagi di Maldives atau di 
Philipina, saya lupa) sudah minta agar pathway kayu itu dibetulkan, yang 
panjangnya mungkin sekitar 600 meter.  Tetapi dari NGO katanya kalau 
menebang sebuah pohon bisa mengganggu ekosistim secara keseluruhan.  Nah, 
sekarang, karena Danau Kakaban ini bisa jadi obyek turis dan hampir semua 
divers yang ke Derawan datang ke sana, bukankan lebih baik kalau jalan ke 
sana dibuat nyaman untuk para pengunjung dan agar tidak ada yang celaka? 
Dan apakah satu buat pohon memang dapat mengganggu ekosistem secara 
keseluruhan?  Dan apa win-win solutionnya? 

Kita mengebor juga banyak dampak environmentnya, tetapi kita juga punya 
HSE kan, dan ada studi amdalnya.

Saya masih percaya kalau manusia adalah khafilah dibumi, jadi kuncinya 
sang khalifah harus bijaksana mempergunakan akalnya dengan ilmu yang dia 
punya, untuk bisa diamalkan untuk kesejahteraan manusia, bukan untuk 
ditaklukkan, tetapi untuk dimanage.  Begitu..

Vita (alumni institut yang jargonnya 'Art, science and technology')







"R.P. Koesoemadinata" <[EMAIL PROTECTED]>
04/24/2006 07:43 PM
Please respond to iagi-net

 
To: 
cc: 
Subject:Re: [iagi-net-l] Science and Nature (was 
ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING)


Harus disadari bahwa terjadi perubahan "paradigma" pada sekitar 
pertengahan 
abad ke-20. Sebelumnya para cendekiawan/ilmuwan itu begitu arrogant bahwa 
alam itu dapat ditaklukan oleh manusia dengan sains dan teknologinya. 
Makanya Belanda melakukan reklamasi dan dapat lahan di bawah permukaan 
laut 
dengan sistim tanggulnya, Suez canal dan Panama canal digali, 
bendungan-bendungan raksasa dibangun untuk mengendalikan banjir, irigasi 
dan 
tenaga listrik dsb
Sekarang adalah bahwa manusia harus hidup menyesuaikan diri dengan alam, 
jangan mengganggu alam. Jika Suez canal baru dicanangkan sekarang, mungkin 

tidak akan pernah dibangun, karena mungkin akan merusak ecosystem Samudra 
Hindia dengan tercampurnya ecosystem dari Laut Tengah.
Sekarang membangun bendungan kecil saja sudah harus memperhitungkan dampak 

lingkungan dan banyak ditentang.
Gn Merapi mau ditaklukan oleh manusia?
RPK
- Original Message - 
From: <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Cc: 
Sent: Monday, April 24, 2006 8:10 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING


> Ga setuju, Lobeck hidupnya kan dulu, udah ngga trendi ah.
>
> Nature is to be understood, hence to be managed for the better world for
> human beings ( ini menurut Siregar, 2006)
> Alam itu untuk dimengerti untuk kemudian dimanage/diatur/dikontrol untuk
> kebaikan umat manusia.
>
>
>
> Jadi bapak2 IAGI yang punya nama ALAM, (Harry Alam, Syamsu Alam) 
sudah
> nasib kalianlah dikontrol kalau menunjukkan gejala2 keluar jalur, paling
> ngga sama istri2nya mereka masing2.  :-)
>
> Smile, everybody, it's still monday.
>
>
> Parvita H. Siregar
> Geologist-ENI Indonesia
> Atrium Mulia 3A floor
> Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B10-11
> Jakarta 12910 Indonesia
> Tel: (62-21) 3000-3200, 5296-2200
> Fax: (62-21) 3000-3230
> mailto:[EMAIL PROTECTED]
>
>
>
>
>
>
>
> [EMAIL PROTECTED]
> 04/21/2006 08:52 AM
> Please respond to iagi-net
>
>
>To: 
>cc:
>Subject:Re: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING
>
>
>
> alam bukan untuk diatur atau dilawan..tetapi untuk dipahami dan 
dimengerti
>
> Ingat tulisan pada halaman depan suatu buku klasik geologi (kalau tidak
> salah karangan Lobeck, cmiiw), tertulis
> 'Nature, to be commanded, must be obeyed'.
>
> Budi Satrio
>
>
>
>
>      "Nataniel
>  Mangiwa"  To: iagi-net@iagi.or.id
>
>@gmail.com>   Subject: Re: [iagi-net-l]
> ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING
>
>  21/04/2006 09:20
>  AM
>  Please respond to
>

RE: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING

2006-04-24 Thread bahesf

Menurut riset yg pernah saya baca, hewan (termasuk sebagian manusia)
memiliki panca indera yg super sensitif terhadap suara, temperatur, getaran,
sentuhan, reaksi kimia, medan magnet dan listrik. Sensitifitas ini yg
menjadikan mereka bisa mengetahui lebih awal gejala bencana alam. Species
burung, anjing, gajah, harimau bisa mendeteksi frekuensi infrasonic antara
1-3Hz dibandingkan manusia hanya pada 100-200Hz. Jika ada manusia yg bisa
sensitif dgn kondisi tsb barangkali mukjizat namanya...
Jadi ingat crita dari teman saya yg berada di pantai ketika terjadi gempa di
Aceh, 26 Des pk.07:53:58, bahwa terlihat sekumpulan burung terbang ke arah
darat sesaat setelah gempa, kemudian air laut surut dan org2 memungut ikan
yg terdampar di pantai. Apakah ini spekulasi saja atau memang fakta.
Vulkanolog tentu punya metode sendiri memperkirakan arah muntahan lava dan
awan panasnya merapi. Tapi mungkin lebih lengkap kalo pos pengamatan merapi
juga memperoleh isyarat dari tingkah laku hewan sekitar.

salam,

Fatrial B


-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Tuesday, April 25, 2006 8:25 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING


Merapi ini dipandang sebagai  Peristiwa Alam atau Bencana Alam.
Kalau kita melihatnya sebagai Peristiwa Alam maka merupakan
fenomena alam biasa seperti yang lain, disinilah kita bisa
belajar dari fenomena tsb. Kalau dilihat sebagai Bencana Alam ,
maka sudah sewajarnta kita usahakan untuk mencegahnya (
termasuk dg berbagai cara/Teknologi tsb )
Ism

> Ga setuju, Lobeck hidupnya kan dulu, udah ngga trendi ah.
>
> Nature is to be understood, hence to be managed for the
> better world for  human beings ( ini menurut Siregar, 2006)
> Alam itu untuk dimengerti untuk kemudian
> dimanage/diatur/dikontrol untuk  kebaikan umat manusia.
>
>
>
> Jadi bapak2 IAGI yang punya nama ALAM, (Harry Alam, Syamsu
> Alam) sudah  nasib kalianlah dikontrol kalau menunjukkan
> gejala2 keluar jalur, paling  ngga sama istri2nya mereka
> masing2.  :-)
>
> Smile, everybody, it's still monday.
>
>
> Parvita H. Siregar
> Geologist-ENI Indonesia
> Atrium Mulia 3A floor
> Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B10-11
> Jakarta 12910 Indonesia
> Tel: (62-21) 3000-3200, 5296-2200
> Fax: (62-21) 3000-3230
> mailto:[EMAIL PROTECTED]
>
>
>
>
>
>
>
> [EMAIL PROTECTED]
> 04/21/2006 08:52 AM
> Please respond to iagi-net
>
>
>To: 
>cc:
>Subject:Re: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL
>FORECASTING
>
>
>
> alam bukan untuk diatur atau dilawan..tetapi untuk dipahami
> dan dimengerti
>
> Ingat tulisan pada halaman depan suatu buku klasik geologi
> (kalau tidak salah karangan Lobeck, cmiiw), tertulis
> 'Nature, to be commanded, must be obeyed'.
>
> Budi Satrio
>
>
>
>
>  "Nataniel
>          Mangiwa"      To:
>  iagi-net@iagi.or.id
>
>@gmail.com>   Subject: Re:
>  [iagi-net-l]
> ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING
>
>  21/04/2006 09:20
>  AM
>  Please respond to
>  iagi-net
>
>
>
>
>
> betul, setuju!
>
> jgn kita merasa dgn pengetahuan dan teknologi yg kita punya
> lalu kita bisa mengatur alam, alam bukan untuk diatur atau
> dilawan..tetapi untuk dipahami dan dimengerti.
>
> ::natan::
>
> On 4/21/06, Arief Budiman <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>> Jangan, merapi jangan sampe dibor dan dibom pake nuklir
>> sakit nanti dia, kasihan gunung cantik nan perkasa itu
>>
>> jangan dirusak kampusnya volkanolog itu
>> Ayo para vokanolog bekerja dan belajar lagi memahami dia
>> Agar komunikasi makin lancar dan hubungan makin mesra
>> dengan si cantik
> itu
>>
>>
>>
>>
>> A R I E F B U D I M A N
>> Pertamina - Eksplorasi Sumatra
>> Phone: (021) 350 2150 ext.1782
>> Mobile  : 0813 1770 4257 / (021) 70 23 73 63
>
> -> To
unsubscribe, send email to:
> iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to:
> iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
>
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
>
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
>
> IAGI-net Archive 1:
> http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net
> Archive 2: http://groups.yahoo.com/g

Re: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING

2006-04-25 Thread R.P. Koesoemadinata

Sdr. Vita, itulah stand-point yang seharusnya dianut kita semua. Tetapi
kenyataannya demikian pandangan para ilmuwan sebelum pertengahan abad ke-20 
(bukan pendapat saya) dan

sesudahnya.
Memang disatu pihak kita tidak ingin merusak lingkungan, tetapi dilain pihak
kita ingin memamfaatkan alam kita demi "modernisasi". Itulah yang menjadi
dillema, sampai dimana kita bisa memanfaatkan alam tanpa merusaknya, jadi
harus berimbang. Tetapi dewasa ini banyak juga yang menganut apapun yang
dilakukan manusia terhadap alam itu tidak boleh, sehingga muncul kasus2
pencemaran dan perusakan lingkungan yang disebabkan pertambangan, walaupun
sudah dilakukan usaha2. Jadi menentukan mana yang boleh mana yang tidak
boleh itu yang jadi masalah.Sebagai contoh: orang memanfaatkan batuan 
andesit/ soshonite di bukit2 di daerah Purwakarta sebagai bahan bangunan, 
sedangkan bukit2 itu sebetulnya sangat indah yang merupakan contoh dari 
volcanic necks. Lama-lama tentu bukit2 ini akan habis dan mungkin akan 
meninggalkan lubang. Bagaimana kita bisa mencegahnya? Kalau dilarang kemana 
orang harus mencari batu, tentu bukit2 yang lainpun seperti di selatan 
Cimahi akan mengalami masalah yang sama. Bukit-bukit kapur di daerah 
Rajamandala pun sekarang ditambang sebagai 'marmer', dan lama-lama akan 
habis juga. Mungkin kita hanya dapat menyisihkan beberapa bukit sebagai 
monumen alam? Bahkan sebetulnya ada larangan mengexport fossil sebagai benda 
purbakala. Sebetulnya dengan mengexport marmer Citatah itu kita mengexport 
fossil2 koral, ganggang, foraminifera dsb, yang justru memberikan keindahan 
pada marmer Citatah yang disenangi para pembeli. Nah sampai di mana batasan 
larangan untuk mengexport fossil. Juga landskap kita akan berubah, melihat 
kebutuhan semen, maka banyak lagi bukit-bukit  gamping dengan karst-nya akan 
rata. Kita lihat nasibnya G. Kromong, bukit di Gresik, bahkan bukit2 
batukapur di Cibinong. Itulah dillema yang kita hadapi. Bagaimana kita 
memanfaatkan alam tanpa merusaknya, tanpa meninggalkan lubang besar seperti 
di Ertzberg dan Grassberg, kapan kita bisa membuat bendungan di Jatigede 
tanpa merusak lingkungan, atau melakukan sodetan K. Citanduy tanpa merubah 
ecosystem.


Bencana alam adalah juga gejala alam, seperti longsor, banjir, itu suatu
gejala alam yang dikenal sejak Pra-Kambrium, makanya ada istilah flood-plain 
dan debris flow deposit dalam stratigrafi. Sebelum manusia ada, itu bukan 
bencana, tetapi sesudah manusia ada

itu adalah bencana, karena merugikan manusia. Juga sama halnya dengan erupsi
gunung api, gempa bumi, tsunami, benturan meteor dsb.
Ini dillema bagi kita semua, terutama bagi para ahli geologi untuk 
merenungkannya.

RPK
- Original Message - 
From: <[EMAIL PROTECTED]>

To: 
Cc: 
Sent: Tuesday, April 25, 2006 7:31 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING



Di situlah, Pak, yang perlu adanya keseimbangan. Sudah pastilah nature
tidak bisa ditaklukkan, tetapi bisa dikendalikan atau diantisipasi. Itulah
gunanya science for the better world.  Sama seperti pengeboran minyak, itu
untuk manfaat banyak orang, tetapi juga harus dipelajari juga
environmental aspectsnya.

Salah satu contoh, 2 minggu yang lalu saya ke Danau Kakaban.  Untuk ke
danau tersebut, kapalnya harus berhenti di pantai, kemudian naik bukit.
Perjalanannya lumayan, naik turun dan licin karena hutannya masih rimbun.
Ada pathway dari kayu, tetapi sudah tua sekali dan sebagian besar sudah
patah.  Bahkan teman saya sempat cedera karena pathwaynya patah.  Tanpa
pathway itu, kita harus lewat lumpur.  Beberapa resort di daerah situ
(karena danau Kakaban adalah salah satu dari dua fenomena di dunia ini,
yang memiliki stingless jellyfish.  Yang satu lagi di Maldives atau di
Philipina, saya lupa) sudah minta agar pathway kayu itu dibetulkan, yang
panjangnya mungkin sekitar 600 meter.  Tetapi dari NGO katanya kalau
menebang sebuah pohon bisa mengganggu ekosistim secara keseluruhan.  Nah,
sekarang, karena Danau Kakaban ini bisa jadi obyek turis dan hampir semua
divers yang ke Derawan datang ke sana, bukankan lebih baik kalau jalan ke
sana dibuat nyaman untuk para pengunjung dan agar tidak ada yang celaka?
Dan apakah satu buat pohon memang dapat mengganggu ekosistem secara
keseluruhan?  Dan apa win-win solutionnya?

Kita mengebor juga banyak dampak environmentnya, tetapi kita juga punya
HSE kan, dan ada studi amdalnya.

Saya masih percaya kalau manusia adalah khafilah dibumi, jadi kuncinya
sang khalifah harus bijaksana mempergunakan akalnya dengan ilmu yang dia
punya, untuk bisa diamalkan untuk kesejahteraan manusia, bukan untuk
ditaklukkan, tetapi untuk dimanage.  Begitu..

Vita (alumni institut yang jargonnya 'Art, science and technology')







"R.P. Koesoemadinata" <[EMAIL PROTECTED]>
04/24/2006 07:43 PM
Please respond to iagi-net


   To: 
   cc:
   Subject:Re: [iagi-net-l] Science and Nature (was
ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING)


Har

Re: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING

2006-04-25 Thread Ben Sapiie
Mungkin memang ini  cita-2 senjata masa depan seperti pada film the Core 
mengunakan gelombang elektro magnetik.


Mungkin secara teori kita bisa mengontrol proses-2 alam, tapi jangan lupa 
variabel2 yang dipakai masih banyak ketidakpastianya bahkan sering kali 
diasumsikan. Sehingga besar kemungkinan maksudnya mau mengontrol malah 
menimbulkan dampak sampingan yang lain.


Sejauh mana kah kita/science mengetahui proses2 alam ini??? .
To be manage ...yes... to be control pehaps some  but not all ..

Salam,

BS


- Original Message - 
From: "R.P. Koesoemadinata" <[EMAIL PROTECTED]>

To: 
Sent: Monday, April 24, 2006 9:17 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING


Saya ikut nimbrung, atau mengingatkan bahwa energi yang di"release" gempa 
bumi ataupun gunung-api itu ribuan kali lebih dahsyat dari bom nuklir. 
Manusia dalam hal ini tidak dapat berbuat apa2. Kalau manusia bisa 
menanggulangi gempa bumi atau gunung api, saya kira Amerika Serikat dengan 
technologinya sudah melakukannya.
Bom nuklir yang diledakan di bawah tanah nyaris hanya bisa dideteksi oleh 
seismograph.

RPK
- Original Message - 
From: <[EMAIL PROTECTED]>

To: 
Sent: Monday, April 24, 2006 7:58 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING



Kemarin2 saya malah berpikir yang sebaliknya tuh, ilmu kalau hanya ilmu
tanpa diaplikasikan namanya mubazir.  Kita diberi akal supaya kita bisa
memanage bumi untuk kepentingan kita.  Manusia kan memang ditakdirkan
sebagai khafilah di bumi, ya toh?

Saya kemarin berpikir, apakah ada metodologi yang bisa "memperkecil"
erupsi Gunung Merapi?  Saya bukan vulcanologist, tapi yang saya ingat
bahwa Gunung Merapi "batuk-batuk" karena lavanya kental, lalu semakin
dekat ke surface viscocitynya semakin tinggi dan membuat kemungkinan
ledakan akan lebih besar.  Nah apa ada teknologi yang bisa membuat
viskositas lavanya ini menjadi lebih cair, lalu dibuat semacam channel
untuk mengalirnya lava maupun lahar tersebut sehingga semuanya masih bisa
terkontrol?  Misalnyapun dengan teknologi nuklir (jangan dibayangkan
pemboman seperti Hiroshima ya, yang pasti yang sesuai dengan kondisilah),
atau 'menyuntikkan' campuran kimiawi tertentu?  Mengontrol alam, kalau 
hal

itu akan menyelamatkan banyak nyawa dan kehidupan, bukannya itu memang
kerjaannya scientist, dalam hal ini geoscientist?

Misalnya bencana alam Tsunami yang lalu.  Kita sudah tahu dari
sebelum2nya, walaupun due datenya kita tidak tahu, bahwa daerah Aceh dan
sekitarnya bisa kena bencana alam kalau peristiwa gempa tektonik itu
terjadi (yang mana memang epicentrumnya dekat wilayah tersebut).  Nah,
kalau sudah tahu apa yang mungkin terjadi, bisa dilakukan management yang
tujuannya untuk mengurangi impact kerusakan yang akan dialami.

Menurut saya, manusia ada di dunia ini untuk memanage alam untuk
kepentingan manusia, jadi setelah dipahami dan dimengerti, bisa mengambil
keputusan terbaik untuk umat manusia juga.  Jangan cuma dipahami dan
dimengerti terus dipasrahkan, tetapi diambil langkah2 agar korbannya 
tidak

banyak.

Viva science and technology for the better world,
Parvita Siregar






"Nataniel Mangiwa" <[EMAIL PROTECTED]>
04/21/2006 08:20 AM
Please respond to iagi-net


       To:     iagi-net@iagi.or.id
   cc:
   Subject:Re: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING


betul, setuju!

jgn kita merasa dgn pengetahuan dan teknologi yg kita punya lalu kita
bisa mengatur alam, alam bukan untuk diatur atau dilawan..tetapi untuk
dipahami dan dimengerti.

::natan::

On 4/21/06, Arief Budiman <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

Jangan, merapi jangan sampe dibor dan dibom pake nuklir
sakit nanti dia, kasihan gunung cantik nan perkasa itu

jangan dirusak kampusnya volkanolog itu
Ayo para vokanolog bekerja dan belajar lagi memahami dia
Agar komunikasi makin lancar dan hubungan makin mesra dengan si cantik

itu





A R I E F B U D I M A N
Pertamina - Eksplorasi Sumatra
Phone: (021) 350 2150 ext.1782
Mobile  : 0813 1770 4257 / (021) 70 23 73 63


-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-







-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Re: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING

2006-04-26 Thread yrsnki
> > Salah satu contoh, 2 minggu yang lalu saya ke Danau Kakaban.  Untuk ke
> danau tersebut, kapalnya harus berhenti di pantai, kemudian naik bukit.
> Perjalanannya lumayan, naik turun dan licin karena hutannya masih rimbun.
> Ada pathway dari kayu, tetapi sudah tua sekali dan sebagian besar sudah
> patah.  Bahkan teman saya sempat cedera karena pathwaynya patah.  Tanpa
> pathway itu, kita harus lewat lumpur.  Beberapa resort di daerah situ
> (karena danau Kakaban adalah salah satu dari dua fenomena di dunia ini,
> yang memiliki stingless jellyfish.


   VITA

   Danau Kakaban ,Derawan diman tuuh .
   stingless yellyfish teh naon .
   Maaf tolong pencerahannya .

   Si- Abah



-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



Re: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING

2006-04-26 Thread parvita . siregar
Pak Yanto dan rekan-rekan, 

Danau Kakaban itu letaknya di East Kalimantan.  Pulau Kakaban ini 
berbentuk atol, danaunya ada di tengah2.  Karena itu kita berhenti di 
sebelah luar pulau (nyelem2 dulu dengan arus sebesar 3-4 naut lihat hiu2 
dan baracuda), baru menyeberang bukit untuk mencapai danau ini.  Kalau 
dari Berau (Tanjung Redep) sekitar 2-3 jam naik speedboat, kalau dari 
Pulau Derawan sekitar 1 jam naik speed boat.  Stingless jellyfish adalah 
ubur-ubur yang tidak menyengat (jadi bisa dipegang2).  Begitu kita 
nyemplung snorkelling di danau tersebut, disambut oleh empat macam 
jellyfish.  Saya punya foto2nya dan juga filem jellyfish ini. 

Fenomena ini, seperti yang saya sebutkan, hanya ada di 2 tempat di seluruh 
dunia.  Salah satunya di Maldives apa di Phillipina saya lupa.  Mustinya 
tempat ini menjadi cagar alam.  Kebanyakan turis2 asing sih yang ke sana 
dan divers yang kebetulan nyelem di daerah tersebut.  Mungkin teman2 yang 
di Balikpapan bisa liburan kalau weekend ke sana.  Pulau Kakaban sendiri 
tidak ada penghuninya, tetapi pantainya bagus jadi bisa piknik di 
pantainya.

Salam,

Parvita Siregar







[EMAIL PROTECTED]
04/27/2006 09:50 AM
Please respond to iagi-net

 
To: iagi-net@iagi.or.id
cc: 
Subject:Re: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING


> > Salah satu contoh, 2 minggu yang lalu saya ke Danau Kakaban.  Untuk ke
> danau tersebut, kapalnya harus berhenti di pantai, kemudian naik bukit.
> Perjalanannya lumayan, naik turun dan licin karena hutannya masih 
rimbun.
> Ada pathway dari kayu, tetapi sudah tua sekali dan sebagian besar sudah
> patah.  Bahkan teman saya sempat cedera karena pathwaynya patah.  Tanpa
> pathway itu, kita harus lewat lumpur.  Beberapa resort di daerah situ
> (karena danau Kakaban adalah salah satu dari dua fenomena di dunia ini,
> yang memiliki stingless jellyfish.


   VITA

   Danau Kakaban ,Derawan diman tuuh .
   stingless yellyfish teh naon .
   Maaf tolong pencerahannya .

   Si- Abah



-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-





Re: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING

2006-04-26 Thread yrsnki
>
   Vita


   Siapa itu pak Yanto ya ?
   Trima kasih infonya ya.
   Kalau mau menikmati Kakaban secara maksimal kaya-nya harus
   dengan menyelam ya ? Apa cukup snorkling saja ?
   Berapa ya biaya-nya samapai sana dan menginap ?

   Si Abah.

___

  Pak Yanto dan rekan-rekan,
>
> Danau Kakaban itu letaknya di East Kalimantan.  Pulau Kakaban ini
> berbentuk atol, danaunya ada di tengah2.  Karena itu kita berhenti di
> sebelah luar pulau (nyelem2 dulu dengan arus sebesar 3-4 naut lihat hiu2
> dan baracuda), baru menyeberang bukit untuk mencapai danau ini.  Kalau
> dari Berau (Tanjung Redep) sekitar 2-3 jam naik speedboat, kalau dari
> Pulau Derawan sekitar 1 jam naik speed boat.  Stingless jellyfish adalah
> ubur-ubur yang tidak menyengat (jadi bisa dipegang2).  Begitu kita
> nyemplung snorkelling di danau tersebut, disambut oleh empat macam
> jellyfish.  Saya punya foto2nya dan juga filem jellyfish ini.
>
> Fenomena ini, seperti yang saya sebutkan, hanya ada di 2 tempat di seluruh
> dunia.  Salah satunya di Maldives apa di Phillipina saya lupa.  Mustinya
> tempat ini menjadi cagar alam.  Kebanyakan turis2 asing sih yang ke sana
> dan divers yang kebetulan nyelem di daerah tersebut.  Mungkin teman2 yang
> di Balikpapan bisa liburan kalau weekend ke sana.  Pulau Kakaban sendiri
> tidak ada penghuninya, tetapi pantainya bagus jadi bisa piknik di
> pantainya.
>
> Salam,
>
> Parvita Siregar
>
>
>
>
>
>
>
> [EMAIL PROTECTED]
> 04/27/2006 09:50 AM
> Please respond to iagi-net
>
>
>     To: iagi-net@iagi.or.id
> cc:
> Subject:Re: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING
>
>
>> > Salah satu contoh, 2 minggu yang lalu saya ke Danau Kakaban.  Untuk ke
>> danau tersebut, kapalnya harus berhenti di pantai, kemudian naik bukit.
>> Perjalanannya lumayan, naik turun dan licin karena hutannya masih
> rimbun.
>> Ada pathway dari kayu, tetapi sudah tua sekali dan sebagian besar sudah
>> patah.  Bahkan teman saya sempat cedera karena pathwaynya patah.  Tanpa
>> pathway itu, kita harus lewat lumpur.  Beberapa resort di daerah situ
>> (karena danau Kakaban adalah salah satu dari dua fenomena di dunia ini,
>> yang memiliki stingless jellyfish.
>
>
>VITA
>
>Danau Kakaban ,Derawan diman tuuh .
>stingless yellyfish teh naon .
>Maaf tolong pencerahannya .
>
>Si- Abah
>
>
>
> -
> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
>
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
>
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
>
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> -
>
>
>
>



-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



Re: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING

2006-04-27 Thread parvita . siregar
Abah (eh ini jadi geoturism), 

Kalau di Danau Kakaban justru snorkelling saja, tidak boleh diving. 
Kalau mau menginap, bisa menginap di Pulau Derawan atau Pulau Maratua, di 
sana ada penginapan.  Kalau di Tanjung Redep sepertinya kejauhan.  Waktu 
saya ke sana juga ada turis Perancis (kenapa turis2 Eropa lebih well 
informed mengenai ini ya?) dan Jerman juga yang bawa anaknya snorkelling 
di sana. 


Parvita 







[EMAIL PROTECTED]
04/27/2006 10:16 AM
Please respond to iagi-net

 
To: iagi-net@iagi.or.id
cc: 
Subject:Re: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING


>
   Vita


   Siapa itu pak Yanto ya ?
   Trima kasih infonya ya.
   Kalau mau menikmati Kakaban secara maksimal kaya-nya harus
   dengan menyelam ya ? Apa cukup snorkling saja ?
   Berapa ya biaya-nya samapai sana dan menginap ?

   Si Abah.

___

  Pak Yanto dan rekan-rekan,
>
> Danau Kakaban itu letaknya di East Kalimantan.  Pulau Kakaban ini
> berbentuk atol, danaunya ada di tengah2.  Karena itu kita berhenti di
> sebelah luar pulau (nyelem2 dulu dengan arus sebesar 3-4 naut lihat hiu2
> dan baracuda), baru menyeberang bukit untuk mencapai danau ini.  Kalau
> dari Berau (Tanjung Redep) sekitar 2-3 jam naik speedboat, kalau dari
> Pulau Derawan sekitar 1 jam naik speed boat.  Stingless jellyfish adalah
> ubur-ubur yang tidak menyengat (jadi bisa dipegang2).  Begitu kita
> nyemplung snorkelling di danau tersebut, disambut oleh empat macam
> jellyfish.  Saya punya foto2nya dan juga filem jellyfish ini.
>
> Fenomena ini, seperti yang saya sebutkan, hanya ada di 2 tempat di 
seluruh
> dunia.  Salah satunya di Maldives apa di Phillipina saya lupa.  Mustinya
> tempat ini menjadi cagar alam.  Kebanyakan turis2 asing sih yang ke sana
> dan divers yang kebetulan nyelem di daerah tersebut.  Mungkin teman2 
yang
> di Balikpapan bisa liburan kalau weekend ke sana.  Pulau Kakaban sendiri
> tidak ada penghuninya, tetapi pantainya bagus jadi bisa piknik di
> pantainya.
>
> Salam,
>
> Parvita Siregar
>
>
>
>
>
>
>
> [EMAIL PROTECTED]
> 04/27/2006 09:50 AM
> Please respond to iagi-net
>
>
>     To: iagi-net@iagi.or.id
> cc:
> Subject:Re: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING
>
>
>> > Salah satu contoh, 2 minggu yang lalu saya ke Danau Kakaban.  Untuk 
ke
>> danau tersebut, kapalnya harus berhenti di pantai, kemudian naik bukit.
>> Perjalanannya lumayan, naik turun dan licin karena hutannya masih
> rimbun.
>> Ada pathway dari kayu, tetapi sudah tua sekali dan sebagian besar sudah
>> patah.  Bahkan teman saya sempat cedera karena pathwaynya patah.  Tanpa
>> pathway itu, kita harus lewat lumpur.  Beberapa resort di daerah situ
>> (karena danau Kakaban adalah salah satu dari dua fenomena di dunia ini,
>> yang memiliki stingless jellyfish.
>
>
>VITA
>
>Danau Kakaban ,Derawan diman tuuh .
>stingless yellyfish teh naon .
>Maaf tolong pencerahannya .
>
>Si- Abah
>
>
>
> -
> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
>
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
>
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
>
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> -
>
>
>
>



-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-





RE: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING

2006-04-27 Thread Awang Harun Satyana
Mengapa turis2 manca negara itu lebih well informed, karena mereka rajin 
membaca buku2 tebal soal turisme (termasuk diving, surfing, trekking, 
mountaineering, birding - mengamati burung) di Indonesia. Coba lihat turis2 
itu, biasanya mereka membawa kemana-mana buku2 panduan wisata. Dan, buku2 
tourism guide macam yang diterbitkan Periplus, Singapura atau Lonely Planet, 
Australia sudah lebih dari cukup sebagai panduan perjalanan : memberi 
background yang kaya dan praktis untuk diikuti dan direalisasikan. 

Buat kita orang Indonesia, buku2 itu juga penting. Untuk belajar soal terumbu 
karang Indonesia misalnya, kita bisa baca buku Diving Indonesia (Periplus), 
karena buku ini memberikan background (termasuk geologinya) yang kaya dengan 
foto-foto yang menakjubkan.

Salam,
awang 

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, April 28, 2006 7:29 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING

Abah (eh ini jadi geoturism), 

Kalau di Danau Kakaban justru snorkelling saja, tidak boleh diving. 
Kalau mau menginap, bisa menginap di Pulau Derawan atau Pulau Maratua, di 
sana ada penginapan.  Kalau di Tanjung Redep sepertinya kejauhan.  Waktu 
saya ke sana juga ada turis Perancis (kenapa turis2 Eropa lebih well 
informed mengenai ini ya?) dan Jerman juga yang bawa anaknya snorkelling 
di sana. 


Parvita 







[EMAIL PROTECTED]
04/27/2006 10:16 AM
Please respond to iagi-net

 
To: iagi-net@iagi.or.id
cc: 
Subject:Re: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING


>
   Vita


   Siapa itu pak Yanto ya ?
   Trima kasih infonya ya.
   Kalau mau menikmati Kakaban secara maksimal kaya-nya harus
   dengan menyelam ya ? Apa cukup snorkling saja ?
   Berapa ya biaya-nya samapai sana dan menginap ?

   Si Abah.

___

  Pak Yanto dan rekan-rekan,
>
> Danau Kakaban itu letaknya di East Kalimantan.  Pulau Kakaban ini
> berbentuk atol, danaunya ada di tengah2.  Karena itu kita berhenti di
> sebelah luar pulau (nyelem2 dulu dengan arus sebesar 3-4 naut lihat hiu2
> dan baracuda), baru menyeberang bukit untuk mencapai danau ini.  Kalau
> dari Berau (Tanjung Redep) sekitar 2-3 jam naik speedboat, kalau dari
> Pulau Derawan sekitar 1 jam naik speed boat.  Stingless jellyfish adalah
> ubur-ubur yang tidak menyengat (jadi bisa dipegang2).  Begitu kita
> nyemplung snorkelling di danau tersebut, disambut oleh empat macam
> jellyfish.  Saya punya foto2nya dan juga filem jellyfish ini.
>
> Fenomena ini, seperti yang saya sebutkan, hanya ada di 2 tempat di 
seluruh
> dunia.  Salah satunya di Maldives apa di Phillipina saya lupa.  Mustinya
> tempat ini menjadi cagar alam.  Kebanyakan turis2 asing sih yang ke sana
> dan divers yang kebetulan nyelem di daerah tersebut.  Mungkin teman2 
yang
> di Balikpapan bisa liburan kalau weekend ke sana.  Pulau Kakaban sendiri
> tidak ada penghuninya, tetapi pantainya bagus jadi bisa piknik di
> pantainya.
>
> Salam,
>
> Parvita Siregar
>
>
>
>
>
>
>
> [EMAIL PROTECTED]
> 04/27/2006 09:50 AM
> Please respond to iagi-net
>
>
>     To: iagi-net@iagi.or.id
> cc:
> Subject:Re: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING
>
>
>> > Salah satu contoh, 2 minggu yang lalu saya ke Danau Kakaban.  Untuk 
ke
>> danau tersebut, kapalnya harus berhenti di pantai, kemudian naik bukit.
>> Perjalanannya lumayan, naik turun dan licin karena hutannya masih
> rimbun.
>> Ada pathway dari kayu, tetapi sudah tua sekali dan sebagian besar sudah
>> patah.  Bahkan teman saya sempat cedera karena pathwaynya patah.  Tanpa
>> pathway itu, kita harus lewat lumpur.  Beberapa resort di daerah situ
>> (karena danau Kakaban adalah salah satu dari dua fenomena di dunia ini,
>> yang memiliki stingless jellyfish.
>
>
>VITA
>
>Danau Kakaban ,Derawan diman tuuh .
>stingless yellyfish teh naon .
>Maaf tolong pencerahannya .
>
>Si- Abah
>
>
>
> -
> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
>
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
>
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
>
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> -
>
>
&

RE: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING

2006-04-27 Thread Toto Santosa
Rekans.
Dapat info dari Yogya, bahwa pada waktu ini disana ada beberapa turis
mancanegara yang ingin mengetahui mengenai Gg. Merapi lebih dekat dengan
mengadakan perjalanan ke arah gunung (tidak dijelaskan seberapa dekat).
Hanya saja katanya mereka telah membuat surat pernyataan kepada pihak
yang berwenang bahwa mereka melakukan perjalanan tersebut dengan kondisi
kalau ada bencana tidak ditanggung yang berwenang (bukan ditanggung
tidak ada bencana). Wawloohualam.
Wassalam.
-Original Message-
From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, April 28, 2006 8:18 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING


Mengapa turis2 manca negara itu lebih well informed, karena mereka rajin
membaca buku2 tebal soal turisme (termasuk diving, surfing, trekking,
mountaineering, birding - mengamati burung) di Indonesia. Coba lihat
turis2 itu, biasanya mereka membawa kemana-mana buku2 panduan wisata.
Dan, buku2 tourism guide macam yang diterbitkan Periplus, Singapura atau
Lonely Planet, Australia sudah lebih dari cukup sebagai panduan
perjalanan : memberi background yang kaya dan praktis untuk diikuti dan
direalisasikan. 

Buat kita orang Indonesia, buku2 itu juga penting. Untuk belajar soal
terumbu karang Indonesia misalnya, kita bisa baca buku Diving Indonesia
(Periplus), karena buku ini memberikan background (termasuk geologinya)
yang kaya dengan foto-foto yang menakjubkan.

Salam,
awang 

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED]
[mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, April 28, 2006 7:29 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING

Abah (eh ini jadi geoturism), 

Kalau di Danau Kakaban justru snorkelling saja, tidak boleh diving. 
Kalau mau menginap, bisa menginap di Pulau Derawan atau Pulau Maratua,
di 
sana ada penginapan.  Kalau di Tanjung Redep sepertinya kejauhan.  Waktu

saya ke sana juga ada turis Perancis (kenapa turis2 Eropa lebih well 
informed mengenai ini ya?) dan Jerman juga yang bawa anaknya snorkelling

di sana. 


Parvita 







[EMAIL PROTECTED]
04/27/2006 10:16 AM
Please respond to iagi-net

 
To: iagi-net@iagi.or.id
cc: 
Subject:Re: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING


>
   Vita


   Siapa itu pak Yanto ya ?
   Trima kasih infonya ya.
   Kalau mau menikmati Kakaban secara maksimal kaya-nya harus
   dengan menyelam ya ? Apa cukup snorkling saja ?
   Berapa ya biaya-nya samapai sana dan menginap ?

   Si Abah.

___

  Pak Yanto dan rekan-rekan,
>
> Danau Kakaban itu letaknya di East Kalimantan.  Pulau Kakaban ini 
> berbentuk atol, danaunya ada di tengah2.  Karena itu kita berhenti di 
> sebelah luar pulau (nyelem2 dulu dengan arus sebesar 3-4 naut lihat 
> hiu2 dan baracuda), baru menyeberang bukit untuk mencapai danau ini.  
> Kalau dari Berau (Tanjung Redep) sekitar 2-3 jam naik speedboat, kalau

> dari Pulau Derawan sekitar 1 jam naik speed boat.  Stingless jellyfish

> adalah ubur-ubur yang tidak menyengat (jadi bisa dipegang2).  Begitu 
> kita nyemplung snorkelling di danau tersebut, disambut oleh empat 
> macam jellyfish.  Saya punya foto2nya dan juga filem jellyfish ini.
>
> Fenomena ini, seperti yang saya sebutkan, hanya ada di 2 tempat di
seluruh
> dunia.  Salah satunya di Maldives apa di Phillipina saya lupa.  
> Mustinya tempat ini menjadi cagar alam.  Kebanyakan turis2 asing sih 
> yang ke sana dan divers yang kebetulan nyelem di daerah tersebut.  
> Mungkin teman2
yang
> di Balikpapan bisa liburan kalau weekend ke sana.  Pulau Kakaban 
> sendiri tidak ada penghuninya, tetapi pantainya bagus jadi bisa piknik

> di pantainya.
>
> Salam,
>
> Parvita Siregar
>
>
>
>
>
>
>
> [EMAIL PROTECTED]
> 04/27/2006 09:50 AM
> Please respond to iagi-net
>
>
> To: iagi-net@iagi.or.id
> cc:
> Subject:Re: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING
>
>
>> > Salah satu contoh, 2 minggu yang lalu saya ke Danau Kakaban.  Untuk
ke
>> danau tersebut, kapalnya harus berhenti di pantai, kemudian naik 
>> bukit. Perjalanannya lumayan, naik turun dan licin karena hutannya 
>> masih
> rimbun.
>> Ada pathway dari kayu, tetapi sudah tua sekali dan sebagian besar 
>> sudah patah.  Bahkan teman saya sempat cedera karena pathwaynya 
>> patah.  Tanpa pathway itu, kita harus lewat lumpur.  Beberapa resort 
>> di daerah situ (karena danau Kakaban adalah salah satu dari dua 
>> fenomena di dunia ini, yang memiliki stingless jellyfish.
>
>
>VITA
>
>Danau Kakaban ,Derawan diman tuuh .
>stingless yellyfish teh naon .
>Maaf tolong pencerahannya .
>
>Si- Abah
>
>
>
> -

RE: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING

2006-04-27 Thread yrsnki
> >
> Vita

  Tah kitu atuh ari nyalukan Kolot teh.

  Si - Abah
  (yang baru saja melek google)
_

   -Original Message-
> From: [EMAIL PROTECTED]
> [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Friday, April 28, 2006 7:29 AM
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Cc: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: Re: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING
>
> Abah (eh ini jadi geoturism),
>
> Kalau di Danau Kakaban justru snorkelling saja, tidak boleh diving.
> Kalau mau menginap, bisa menginap di Pulau Derawan atau Pulau Maratua,
> di
> sana ada penginapan.  Kalau di Tanjung Redep sepertinya kejauhan.  Waktu
>
> saya ke sana juga ada turis Perancis (kenapa turis2 Eropa lebih well
> informed mengenai ini ya?) dan Jerman juga yang bawa anaknya snorkelling
>
> di sana.
>
>
> Parvita
>
>
>
>
>
>
>
> [EMAIL PROTECTED]
> 04/27/2006 10:16 AM
> Please respond to iagi-net
>
>
> To: iagi-net@iagi.or.id
> cc:
> Subject:Re: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING
>
>
>>
>Vita
>
>
>Siapa itu pak Yanto ya ?
>Trima kasih infonya ya.
>Kalau mau menikmati Kakaban secara maksimal kaya-nya harus
>dengan menyelam ya ? Apa cukup snorkling saja ?
>Berapa ya biaya-nya samapai sana dan menginap ?
>
>Si Abah.
>
> ___
>
>   Pak Yanto dan rekan-rekan,
>>
>> Danau Kakaban itu letaknya di East Kalimantan.  Pulau Kakaban ini
>> berbentuk atol, danaunya ada di tengah2.  Karena itu kita berhenti di
>> sebelah luar pulau (nyelem2 dulu dengan arus sebesar 3-4 naut lihat
>> hiu2 dan baracuda), baru menyeberang bukit untuk mencapai danau ini.
>> Kalau dari Berau (Tanjung Redep) sekitar 2-3 jam naik speedboat, kalau
>
>> dari Pulau Derawan sekitar 1 jam naik speed boat.  Stingless jellyfish
>
>> adalah ubur-ubur yang tidak menyengat (jadi bisa dipegang2).  Begitu
>> kita nyemplung snorkelling di danau tersebut, disambut oleh empat
>> macam jellyfish.  Saya punya foto2nya dan juga filem jellyfish ini.
>>
>> Fenomena ini, seperti yang saya sebutkan, hanya ada di 2 tempat di
> seluruh
>> dunia.  Salah satunya di Maldives apa di Phillipina saya lupa.
>> Mustinya tempat ini menjadi cagar alam.  Kebanyakan turis2 asing sih
>> yang ke sana dan divers yang kebetulan nyelem di daerah tersebut.
>> Mungkin teman2
> yang
>> di Balikpapan bisa liburan kalau weekend ke sana.  Pulau Kakaban
>> sendiri tidak ada penghuninya, tetapi pantainya bagus jadi bisa piknik
>
>> di pantainya.
>>
>> Salam,
>>
>> Parvita Siregar
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>> [EMAIL PROTECTED]
>> 04/27/2006 09:50 AM
>> Please respond to iagi-net
>>
>>
>> To: iagi-net@iagi.or.id
>> cc:
>> Subject:Re: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING
>>
>>
>>> > Salah satu contoh, 2 minggu yang lalu saya ke Danau Kakaban.  Untuk
> ke
>>> danau tersebut, kapalnya harus berhenti di pantai, kemudian naik
>>> bukit. Perjalanannya lumayan, naik turun dan licin karena hutannya
>>> masih
>> rimbun.
>>> Ada pathway dari kayu, tetapi sudah tua sekali dan sebagian besar
>>> sudah patah.  Bahkan teman saya sempat cedera karena pathwaynya
>>> patah.  Tanpa pathway itu, kita harus lewat lumpur.  Beberapa resort
>>> di daerah situ (karena danau Kakaban adalah salah satu dari dua
>>> fenomena di dunia ini, yang memiliki stingless jellyfish.
>>
>>
>>VITA
>>
>>Danau Kakaban ,Derawan diman tuuh .
>>stingless yellyfish teh naon .
>>Maaf tolong pencerahannya .
>>
>>Si- Abah
>>
>>
>>
>> -
>> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
>> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit
>> IAGI Website: http://iagi.or.id
>>
>> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
>> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
>> No. Rek: 123 0085005314
>> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
>>
>> Bank BCA KCP. Manara Mulia
>> No. Rekening: 255-1088580
>> A/n: Shinta Damayanti
>>
>> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
>> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>> -
>>
>>
>>
>>
&

Re: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING

2006-04-28 Thread Noor Syarifuddin
Pak Toto,
Menurut saya kok apapun alasannya hal itu tidak seharusnya diijinkan
sama saja kita memberi ijin bunuh diri namanya
Di negara mereka saya kira juga sama, ijinnya juga gak bakalan keluar..

salam,

- Original Message -
From: "Toto Santosa" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Friday, April 28, 2006 3:29 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING


Rekans.
Dapat info dari Yogya, bahwa pada waktu ini disana ada beberapa turis
mancanegara yang ingin mengetahui mengenai Gg. Merapi lebih dekat dengan
mengadakan perjalanan ke arah gunung (tidak dijelaskan seberapa dekat).
Hanya saja katanya mereka telah membuat surat pernyataan kepada pihak
yang berwenang bahwa mereka melakukan perjalanan tersebut dengan kondisi
kalau ada bencana tidak ditanggung yang berwenang (bukan ditanggung
tidak ada bencana). Wawloohualam.
Wassalam.
-Original Message-
From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, April 28, 2006 8:18 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING


Mengapa turis2 manca negara itu lebih well informed, karena mereka rajin
membaca buku2 tebal soal turisme (termasuk diving, surfing, trekking,
mountaineering, birding - mengamati burung) di Indonesia. Coba lihat
turis2 itu, biasanya mereka membawa kemana-mana buku2 panduan wisata.
Dan, buku2 tourism guide macam yang diterbitkan Periplus, Singapura atau
Lonely Planet, Australia sudah lebih dari cukup sebagai panduan
perjalanan : memberi background yang kaya dan praktis untuk diikuti dan
direalisasikan.

Buat kita orang Indonesia, buku2 itu juga penting. Untuk belajar soal
terumbu karang Indonesia misalnya, kita bisa baca buku Diving Indonesia
(Periplus), karena buku ini memberikan background (termasuk geologinya)
yang kaya dengan foto-foto yang menakjubkan.

Salam,
awang

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED]
[mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, April 28, 2006 7:29 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING

Abah (eh ini jadi geoturism),

Kalau di Danau Kakaban justru snorkelling saja, tidak boleh diving.
Kalau mau menginap, bisa menginap di Pulau Derawan atau Pulau Maratua,
di
sana ada penginapan.  Kalau di Tanjung Redep sepertinya kejauhan.  Waktu

saya ke sana juga ada turis Perancis (kenapa turis2 Eropa lebih well
informed mengenai ini ya?) dan Jerman juga yang bawa anaknya snorkelling

di sana.


Parvita







[EMAIL PROTECTED]
04/27/2006 10:16 AM
Please respond to iagi-net


To: iagi-net@iagi.or.id
cc:
Subject:        Re: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING


>
   Vita


   Siapa itu pak Yanto ya ?
   Trima kasih infonya ya.
   Kalau mau menikmati Kakaban secara maksimal kaya-nya harus
   dengan menyelam ya ? Apa cukup snorkling saja ?
   Berapa ya biaya-nya samapai sana dan menginap ?

   Si Abah.

___

  Pak Yanto dan rekan-rekan,
>
> Danau Kakaban itu letaknya di East Kalimantan.  Pulau Kakaban ini
> berbentuk atol, danaunya ada di tengah2.  Karena itu kita berhenti di
> sebelah luar pulau (nyelem2 dulu dengan arus sebesar 3-4 naut lihat
> hiu2 dan baracuda), baru menyeberang bukit untuk mencapai danau ini.
> Kalau dari Berau (Tanjung Redep) sekitar 2-3 jam naik speedboat, kalau

> dari Pulau Derawan sekitar 1 jam naik speed boat.  Stingless jellyfish

> adalah ubur-ubur yang tidak menyengat (jadi bisa dipegang2).  Begitu
> kita nyemplung snorkelling di danau tersebut, disambut oleh empat
> macam jellyfish.  Saya punya foto2nya dan juga filem jellyfish ini.
>
> Fenomena ini, seperti yang saya sebutkan, hanya ada di 2 tempat di
seluruh
> dunia.  Salah satunya di Maldives apa di Phillipina saya lupa.
> Mustinya tempat ini menjadi cagar alam.  Kebanyakan turis2 asing sih
> yang ke sana dan divers yang kebetulan nyelem di daerah tersebut.
> Mungkin teman2
yang
> di Balikpapan bisa liburan kalau weekend ke sana.  Pulau Kakaban
> sendiri tidak ada penghuninya, tetapi pantainya bagus jadi bisa piknik

> di pantainya.
>
> Salam,
>
> Parvita Siregar
>
>
>
>
>
>
>
> [EMAIL PROTECTED]
> 04/27/2006 09:50 AM
> Please respond to iagi-net
>
>
> To: iagi-net@iagi.or.id
> cc:
> Subject:Re: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING
>
>
>> > Salah satu contoh, 2 minggu yang lalu saya ke Danau Kakaban.  Untuk
ke
>> danau tersebut, kapalnya harus berhenti di pantai, kemudian naik
>> bukit. Perjalanannya lumayan, naik turun dan licin karena hutannya
>> masih
> rimbun.
>> Ada pathway dari kayu, tetapi sudah tua sekali dan sebagian besar
>> sudah patah.  Bahkan teman saya sempat cedera karena pathwaynya
>> patah.  Tanpa pathway itu, kita harus lewat lumpur.  Beberapa resort
>> di 

Re: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING

2006-04-29 Thread R.P. Koesoemadinata
Saya kira itu boleh saja diizinkan dengan surat perjanjian " proceeding on 
his own risk", itu biasa dilakukan dimanapun.
- Original Message - 
From: "Noor Syarifuddin" <[EMAIL PROTECTED]>

To: 
Sent: Saturday, April 29, 2006 1:43 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING



Pak Toto,
Menurut saya kok apapun alasannya hal itu tidak seharusnya diijinkan
sama saja kita memberi ijin bunuh diri namanya
Di negara mereka saya kira juga sama, ijinnya juga gak bakalan 
keluar..


salam,

- Original Message -
From: "Toto Santosa" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Friday, April 28, 2006 3:29 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING


Rekans.
Dapat info dari Yogya, bahwa pada waktu ini disana ada beberapa turis
mancanegara yang ingin mengetahui mengenai Gg. Merapi lebih dekat dengan
mengadakan perjalanan ke arah gunung (tidak dijelaskan seberapa dekat).
Hanya saja katanya mereka telah membuat surat pernyataan kepada pihak
yang berwenang bahwa mereka melakukan perjalanan tersebut dengan kondisi
kalau ada bencana tidak ditanggung yang berwenang (bukan ditanggung
tidak ada bencana). Wawloohualam.
Wassalam.
-Original Message-
From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, April 28, 2006 8:18 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING


Mengapa turis2 manca negara itu lebih well informed, karena mereka rajin
membaca buku2 tebal soal turisme (termasuk diving, surfing, trekking,
mountaineering, birding - mengamati burung) di Indonesia. Coba lihat
turis2 itu, biasanya mereka membawa kemana-mana buku2 panduan wisata.
Dan, buku2 tourism guide macam yang diterbitkan Periplus, Singapura atau
Lonely Planet, Australia sudah lebih dari cukup sebagai panduan
perjalanan : memberi background yang kaya dan praktis untuk diikuti dan
direalisasikan.

Buat kita orang Indonesia, buku2 itu juga penting. Untuk belajar soal
terumbu karang Indonesia misalnya, kita bisa baca buku Diving Indonesia
(Periplus), karena buku ini memberikan background (termasuk geologinya)
yang kaya dengan foto-foto yang menakjubkan.

Salam,
awang

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED]
[mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, April 28, 2006 7:29 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING

Abah (eh ini jadi geoturism),

Kalau di Danau Kakaban justru snorkelling saja, tidak boleh diving.
Kalau mau menginap, bisa menginap di Pulau Derawan atau Pulau Maratua,
di
sana ada penginapan.  Kalau di Tanjung Redep sepertinya kejauhan.  Waktu

saya ke sana juga ada turis Perancis (kenapa turis2 Eropa lebih well
informed mengenai ini ya?) dan Jerman juga yang bawa anaknya snorkelling

di sana.


Parvita







[EMAIL PROTECTED]
04/27/2006 10:16 AM
Please respond to iagi-net


   To: iagi-net@iagi.or.id
       cc:
   Subject:Re: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING





  Vita


  Siapa itu pak Yanto ya ?
  Trima kasih infonya ya.
  Kalau mau menikmati Kakaban secara maksimal kaya-nya harus
  dengan menyelam ya ? Apa cukup snorkling saja ?
  Berapa ya biaya-nya samapai sana dan menginap ?

  Si Abah.

___

 Pak Yanto dan rekan-rekan,


Danau Kakaban itu letaknya di East Kalimantan.  Pulau Kakaban ini
berbentuk atol, danaunya ada di tengah2.  Karena itu kita berhenti di
sebelah luar pulau (nyelem2 dulu dengan arus sebesar 3-4 naut lihat
hiu2 dan baracuda), baru menyeberang bukit untuk mencapai danau ini.
Kalau dari Berau (Tanjung Redep) sekitar 2-3 jam naik speedboat, kalau



dari Pulau Derawan sekitar 1 jam naik speed boat.  Stingless jellyfish



adalah ubur-ubur yang tidak menyengat (jadi bisa dipegang2).  Begitu
kita nyemplung snorkelling di danau tersebut, disambut oleh empat
macam jellyfish.  Saya punya foto2nya dan juga filem jellyfish ini.

Fenomena ini, seperti yang saya sebutkan, hanya ada di 2 tempat di

seluruh

dunia.  Salah satunya di Maldives apa di Phillipina saya lupa.
Mustinya tempat ini menjadi cagar alam.  Kebanyakan turis2 asing sih
yang ke sana dan divers yang kebetulan nyelem di daerah tersebut.
Mungkin teman2

yang

di Balikpapan bisa liburan kalau weekend ke sana.  Pulau Kakaban
sendiri tidak ada penghuninya, tetapi pantainya bagus jadi bisa piknik



di pantainya.

Salam,

Parvita Siregar







[EMAIL PROTECTED]
04/27/2006 09:50 AM
Please respond to iagi-net


To: iagi-net@iagi.or.id
        cc:
    Subject:Re: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING



> Salah satu contoh, 2 minggu yang lalu saya ke Danau Kakaban.  Untuk

ke

danau tersebut, kapalnya harus berhenti di pantai, kemudian naik
bukit. Perjalanannya lumayan, naik turun dan licin karena hutannya
masih

rimbun.

Ada pathway dari kayu, tetapi sudah tua sekali dan sebagian besar
sudah patah.  Bahkan teman saya sempat cedera karena pathwayny

[iagi-net-l] rencana perjalanan was:Re: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING

2006-04-28 Thread Noor Syarifuddin
setuju pak Awang...
Kalau jaman diksar dulu ada mata pelajaran "rencana perjalanan", nah
kelihatannya yang ini kita-kita males untuk melakukannya.

Kalau liburan biasanga : Besok aku mo ke Yogya ah. ngapain di sana ? ya
liat-liat aja he he  he
Sementara para bule itu sebelum pergi udah baca lonely planet atau browsing
internet, jadi dia tahu kalau di yogya ada bakmi jawa yang enak di pojok
kraton dst..dst...
Jadi jangan kaget kalau mereka lebih tahu dari kita...

a+

- Original Message -
From: "Awang Harun Satyana" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Friday, April 28, 2006 3:18 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING


Mengapa turis2 manca negara itu lebih well informed, karena mereka rajin
membaca buku2 tebal soal turisme (termasuk diving, surfing, trekking,
mountaineering, birding - mengamati burung) di Indonesia. Coba lihat turis2
itu, biasanya mereka membawa kemana-mana buku2 panduan wisata. Dan, buku2
tourism guide macam yang diterbitkan Periplus, Singapura atau Lonely Planet,
Australia sudah lebih dari cukup sebagai panduan perjalanan : memberi
background yang kaya dan praktis untuk diikuti dan direalisasikan.

Buat kita orang Indonesia, buku2 itu juga penting. Untuk belajar soal
terumbu karang Indonesia misalnya, kita bisa baca buku Diving Indonesia
(Periplus), karena buku ini memberikan background (termasuk geologinya) yang
kaya dengan foto-foto yang menakjubkan.

Salam,
awang

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED]
[mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, April 28, 2006 7:29 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING

Abah (eh ini jadi geoturism),

Kalau di Danau Kakaban justru snorkelling saja, tidak boleh diving.
Kalau mau menginap, bisa menginap di Pulau Derawan atau Pulau Maratua, di
sana ada penginapan.  Kalau di Tanjung Redep sepertinya kejauhan.  Waktu
saya ke sana juga ada turis Perancis (kenapa turis2 Eropa lebih well
informed mengenai ini ya?) dan Jerman juga yang bawa anaknya snorkelling
di sana.


Parvita







[EMAIL PROTECTED]
04/27/2006 10:16 AM
Please respond to iagi-net


To: iagi-net@iagi.or.id
cc:
    Subject:    Re: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING


>
   Vita


   Siapa itu pak Yanto ya ?
   Trima kasih infonya ya.
   Kalau mau menikmati Kakaban secara maksimal kaya-nya harus
   dengan menyelam ya ? Apa cukup snorkling saja ?
   Berapa ya biaya-nya samapai sana dan menginap ?

   Si Abah.

___

  Pak Yanto dan rekan-rekan,
>
> Danau Kakaban itu letaknya di East Kalimantan.  Pulau Kakaban ini
> berbentuk atol, danaunya ada di tengah2.  Karena itu kita berhenti di
> sebelah luar pulau (nyelem2 dulu dengan arus sebesar 3-4 naut lihat hiu2
> dan baracuda), baru menyeberang bukit untuk mencapai danau ini.  Kalau
> dari Berau (Tanjung Redep) sekitar 2-3 jam naik speedboat, kalau dari
> Pulau Derawan sekitar 1 jam naik speed boat.  Stingless jellyfish adalah
> ubur-ubur yang tidak menyengat (jadi bisa dipegang2).  Begitu kita
> nyemplung snorkelling di danau tersebut, disambut oleh empat macam
> jellyfish.  Saya punya foto2nya dan juga filem jellyfish ini.
>
> Fenomena ini, seperti yang saya sebutkan, hanya ada di 2 tempat di
seluruh
> dunia.  Salah satunya di Maldives apa di Phillipina saya lupa.  Mustinya
> tempat ini menjadi cagar alam.  Kebanyakan turis2 asing sih yang ke sana
> dan divers yang kebetulan nyelem di daerah tersebut.  Mungkin teman2
yang
> di Balikpapan bisa liburan kalau weekend ke sana.  Pulau Kakaban sendiri
> tidak ada penghuninya, tetapi pantainya bagus jadi bisa piknik di
> pantainya.
>
> Salam,
>
> Parvita Siregar
>
>
>
>
>
>
>
> [EMAIL PROTECTED]
> 04/27/2006 09:50 AM
> Please respond to iagi-net
>
>
> To: iagi-net@iagi.or.id
> cc:
> Subject:Re: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING
>
>
>> > Salah satu contoh, 2 minggu yang lalu saya ke Danau Kakaban.  Untuk
ke
>> danau tersebut, kapalnya harus berhenti di pantai, kemudian naik bukit.
>> Perjalanannya lumayan, naik turun dan licin karena hutannya masih
> rimbun.
>> Ada pathway dari kayu, tetapi sudah tua sekali dan sebagian besar sudah
>> patah.  Bahkan teman saya sempat cedera karena pathwaynya patah.  Tanpa
>> pathway itu, kita harus lewat lumpur.  Beberapa resort di daerah situ
>> (karena danau Kakaban adalah salah satu dari dua fenomena di dunia ini,
>> yang memiliki stingless jellyfish.
>
>
>VITA
>
>Danau Kakaban ,Derawan diman tuuh .
>stingless yellyfish teh naon .
>Maaf tolong pencerahannya .
>
>Si- Abah
>
>
>
> -
> To unsubscribe, sen

Re: [iagi-net-l] rencana perjalanan was:Re: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING

2006-04-29 Thread mohammad syaiful

mungkin karena di tanah-air sendiri. kalo pengamatan saya, teman2 yg sedang
di luar negeri, juga rajin bawa buku2 terbitan lonely planet dll. paling
tidak, biasanya cari tahu dulu tempat2 yg akan dikunjungi. nah, saya kurang
tahu persis, apakah bule2 di negara mereka sendiri juga bawa2 buku semacam
itu kalo jalan2 di negeri sendiri?

salam,
syaiful
*meskipun di nusantara, selalu bawa peta kemanapun pergi (bersepeda saja
juga bawa kok, he..he..).


On 4/28/06, Noor Syarifuddin <[EMAIL PROTECTED]> wrote:


setuju pak Awang...
Kalau jaman diksar dulu ada mata pelajaran "rencana perjalanan", nah
kelihatannya yang ini kita-kita males untuk melakukannya.

Kalau liburan biasanga : Besok aku mo ke Yogya ah. ngapain di sana ?
ya
liat-liat aja he he  he
Sementara para bule itu sebelum pergi udah baca lonely planet atau
browsing
internet, jadi dia tahu kalau di yogya ada bakmi jawa yang enak di pojok
kraton dst..dst...
Jadi jangan kaget kalau mereka lebih tahu dari kita...

a+

- Original Message -
From: "Awang Harun Satyana" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Friday, April 28, 2006 3:18 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING


Mengapa turis2 manca negara itu lebih well informed, karena mereka rajin
membaca buku2 tebal soal turisme (termasuk diving, surfing, trekking,
mountaineering, birding - mengamati burung) di Indonesia. Coba lihat
turis2
itu, biasanya mereka membawa kemana-mana buku2 panduan wisata. Dan, buku2
tourism guide macam yang diterbitkan Periplus, Singapura atau Lonely
Planet,
Australia sudah lebih dari cukup sebagai panduan perjalanan : memberi
background yang kaya dan praktis untuk diikuti dan direalisasikan.

Buat kita orang Indonesia, buku2 itu juga penting. Untuk belajar soal
terumbu karang Indonesia misalnya, kita bisa baca buku Diving Indonesia
(Periplus), karena buku ini memberikan background (termasuk geologinya)
yang
kaya dengan foto-foto yang menakjubkan.

Salam,
awang


--
Mohammad Syaiful - Explorationist
Mobile: 62-812-9372808
Email: [EMAIL PROTECTED]

Exploration Think Tank Indonesia (ETTI)
Head Office:
Jl. Tebet Barat Dalam III No.2-B Jakarta 12810 Indonesia
Phone: 62-21-8356276 Fax: 62-21-83784140
Email: [EMAIL PROTECTED]