Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia

2011-07-19 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Rekans,
Memang agama harus tidak dibenturkan (istilah saya sendiri) dengan science. 
Ibarat 2 buah lingkaran, itu pasti tidak berimpitan, tetapi ada bagian yang 
overlapping. Nah bagian yang overlapping itulah dua-duanya akan bersesuaian, 
sedangkan bagian yang tidak overlap harus kita cermati dengan bijak dengan 
prinsipnya masing-2, tak iyo? Contohnya: bagaimana anda menjelaskan Bouraq 
secara ilmiah? sekali lagi secara ilmiah? Bagaimana menjelaskan Nabi Isa 
Almasih yang lahir tanpa adanya hubungan sex dari ibundanya Maria dengan Nabi 
Yusup? Tetapi dua hal itu di-imani oleh para pemeluknya, termasuk saya ini.
Salam,
YSY
  - Original Message - 
  From: strivea...@gmail.com 
  To: iagi-net@iagi.or.id 
  Sent: Monday, July 18, 2011 1:46 PM
  Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia


  Terima kasih Pak,
  Tapi saya berpikir bahwa sains dan agama itu tidak bisa dipisahkan, agama 
yang tidak bisa dikonfrontir dengan sains sama saja hoax. Agama meyakini adanya 
Great Organizer, sains meyakini adanya greatly organized things, jadi orang 
berilmu yang beragama wajib mengklopkan keduanya dan bukan separated.

  Ntahlah kalau agama hanya dianggap heredited rituals

  visit strivearth.com and be entertained


--

  From: Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id 
  Date: Mon, 18 Jul 2011 13:35:17 +0700
  To: iagi-net@iagi.or.id
  ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 
  Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia


  Mas Eko yang amat bijak.
  Saya mohon maaf sebesar-besarnya kalo anda tersinggung berat dengan 
pernyataan saya, karena sama sekali tidak ada niatan mengusir anda dari 
scientific society. Saya tidak meremehkan para Ustadz, karena saya sendiri 
adalah seorang ustadz pada agama/keyakinan/iman saya sendiri. Maksud saya, kalo 
berbicara ilmiah ya dasarnya dan rule of the game nya ilmiah, bicara agama ya 
rule of the game nya iman. Begitu dua hal itu dicampur aduk, maka yang terjadi 
adalah mala petaka. Saya tahu banyak juga ustadz yang ilmu pengetahuannya 
melebihi saya, ataupun Prof Koesoema, meskipun saya sudah menggeluti ilmu 
geologi lebih dari 35 th, ambil Master dan doktor di Perancis selama 4,5 th. 
dan th depan pensiun dari dosen ITB. Tetapi sekali lagi harus didudukkan 
perkaranya menurut porsinya. Ustadz itu urusannya yg resmi adalah kerohanian. 
Sedangkan ilmuwan urusannya adalah fenomiena fisik, biologi, kimia. Sukur 
seseorang bisa ahli dalam dua-duanya, nah itu baru sempurna, tak iyo?Seperti 
Prof Koesoema juga, saya juga nyaman hidup sebagai scientist yang juga taat 
beragama, karena saya dapat mendudukkan permasalahan di tempatnya masing-2.
  Terima kasih rekan-2 yang mensuport, menengahi, dan ambil bagian dalam 
diskusi yang cukup panas(?) ini, terutama kepada Prof Koesoema yang adalah 
mantan dosen saya yang sangat saya hormati.
  Untuk Mas Eko jangan berkecil hati, marilah kita bersama-sama belajar dalam 
bidang apapun, karena segala macam ilmu pasti ada gunanya.
  Salam,
  YSY (baru balas sekarang karena baru sehat dari operasi sebulan yl di rumah 
sakit).
- Original Message - 
From: Eko Prasetyo 
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Thursday, July 07, 2011 12:24 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia


perkataan anda seperti seorang otoritas ilmuwan dan merendahkan level 
ustadz. Banyak doktor-doktor ilmu yang lebih tinggi dari anda yang menganggap 
evolusi itu sampah. Banyak ustadz-ustadz yang level keilmuan eksaknya mungkin 
lebih tinggi dari anda. 

Newton sendiri mungkin jauh lebih religius dari para saintis-saintis atheis 
norak yang memaksakan kalau Tuhan itu imajinari tapi kalau ditanya kenapa Alam 
Semesta itu ada dia berkata ya ada aja Sebuah jawaban yang tidak ilmiah dan 
munafik.

sudah baca bahwa penemu homo erectus solo menyembunyikan tulang tengkorak 
yang bisa membantah teori homo erectus di bawah kasurnya selama berpuluh tahun? 
sudah membaca bahwa homo erectus solo itu direkonstruksi dari dua tulang yang 
jauhnya berbelas kaki dan mempunyai kemungkinan perbedaan individu tapi 
dipaksakan sebagai satu kejadian?

Atau fosil sebuah nenek moyang manusia yang ditentukan hanya dari sebuah 
fosil. gigi.

Atau fosil kadal-burung dari china yang ternyata hoax.

Atau kenyataan bahwa banyak manusia sekarang yang tinggi besar berdahi rata 
mirip Neanderthal tapi ternyata homo sapiens.

Atau fosil tengkorak anak berkelainan megacephalus yang diklaim sebagai 
fosil alien.


Lalu apa anda sudah mempelajari bahwa di alam tidak ada yang random, random 
itu hanyalah simplifikasi dari kompleksitas yang tidak dipahami manusia? Bahkan 
ilmu eksak geosaintis pun hanya bisa berkata kemungkinan minyak di sini 
90%. Sebuah ketidakeksakan. 

Sekarang pikirkan: apa kemungkinan dua spesimen jantan dan betina dari  
spesies berkelamin ganda yang akan menggantikan spesies

Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia

2011-07-19 Terurut Topik Herman Soemarjono
Memang dua hal tersebut susah utk dipertemukan karena yg satu dng bukti yg 
nyata sedang yg satu dng iman dimana iman itu percaya tanpa melihat. Sekedar 
usul aja mari kita kembali ke porsi yg sudah disepakati bersama diruang ini, 
takutnya bisa melukai padahal kita kan udah saling kompak 

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id
Date: Wed, 20 Jul 2011 12:09:57 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia

Rekans,
Memang agama harus tidak dibenturkan (istilah saya sendiri) dengan science. 
Ibarat 2 buah lingkaran, itu pasti tidak berimpitan, tetapi ada bagian yang 
overlapping. Nah bagian yang overlapping itulah dua-duanya akan bersesuaian, 
sedangkan bagian yang tidak overlap harus kita cermati dengan bijak dengan 
prinsipnya masing-2, tak iyo? Contohnya: bagaimana anda menjelaskan Bouraq 
secara ilmiah? sekali lagi secara ilmiah? Bagaimana menjelaskan Nabi Isa 
Almasih yang lahir tanpa adanya hubungan sex dari ibundanya Maria dengan Nabi 
Yusup? Tetapi dua hal itu di-imani oleh para pemeluknya, termasuk saya ini.
Salam,
YSY
  - Original Message - 
  From: strivea...@gmail.com 
  To: iagi-net@iagi.or.id 
  Sent: Monday, July 18, 2011 1:46 PM
  Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia


  Terima kasih Pak,
  Tapi saya berpikir bahwa sains dan agama itu tidak bisa dipisahkan, agama 
yang tidak bisa dikonfrontir dengan sains sama saja hoax. Agama meyakini adanya 
Great Organizer, sains meyakini adanya greatly organized things, jadi orang 
berilmu yang beragama wajib mengklopkan keduanya dan bukan separated.

  Ntahlah kalau agama hanya dianggap heredited rituals

  visit strivearth.com and be entertained


--

  From: Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id 
  Date: Mon, 18 Jul 2011 13:35:17 +0700
  To: iagi-net@iagi.or.id
  ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 
  Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia


  Mas Eko yang amat bijak.
  Saya mohon maaf sebesar-besarnya kalo anda tersinggung berat dengan 
pernyataan saya, karena sama sekali tidak ada niatan mengusir anda dari 
scientific society. Saya tidak meremehkan para Ustadz, karena saya sendiri 
adalah seorang ustadz pada agama/keyakinan/iman saya sendiri. Maksud saya, kalo 
berbicara ilmiah ya dasarnya dan rule of the game nya ilmiah, bicara agama ya 
rule of the game nya iman. Begitu dua hal itu dicampur aduk, maka yang terjadi 
adalah mala petaka. Saya tahu banyak juga ustadz yang ilmu pengetahuannya 
melebihi saya, ataupun Prof Koesoema, meskipun saya sudah menggeluti ilmu 
geologi lebih dari 35 th, ambil Master dan doktor di Perancis selama 4,5 th. 
dan th depan pensiun dari dosen ITB. Tetapi sekali lagi harus didudukkan 
perkaranya menurut porsinya. Ustadz itu urusannya yg resmi adalah kerohanian. 
Sedangkan ilmuwan urusannya adalah fenomiena fisik, biologi, kimia. Sukur 
seseorang bisa ahli dalam dua-duanya, nah itu baru sempurna, tak iyo?Seperti 
Prof Koesoema juga, saya juga nyaman hidup sebagai scientist yang juga taat 
beragama, karena saya dapat mendudukkan permasalahan di tempatnya masing-2.
  Terima kasih rekan-2 yang mensuport, menengahi, dan ambil bagian dalam 
diskusi yang cukup panas(?) ini, terutama kepada Prof Koesoema yang adalah 
mantan dosen saya yang sangat saya hormati.
  Untuk Mas Eko jangan berkecil hati, marilah kita bersama-sama belajar dalam 
bidang apapun, karena segala macam ilmu pasti ada gunanya.
  Salam,
  YSY (baru balas sekarang karena baru sehat dari operasi sebulan yl di rumah 
sakit).
- Original Message - 
From: Eko Prasetyo 
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Thursday, July 07, 2011 12:24 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia


perkataan anda seperti seorang otoritas ilmuwan dan merendahkan level 
ustadz. Banyak doktor-doktor ilmu yang lebih tinggi dari anda yang menganggap 
evolusi itu sampah. Banyak ustadz-ustadz yang level keilmuan eksaknya mungkin 
lebih tinggi dari anda. 

Newton sendiri mungkin jauh lebih religius dari para saintis-saintis atheis 
norak yang memaksakan kalau Tuhan itu imajinari tapi kalau ditanya kenapa Alam 
Semesta itu ada dia berkata ya ada aja Sebuah jawaban yang tidak ilmiah dan 
munafik.

sudah baca bahwa penemu homo erectus solo menyembunyikan tulang tengkorak 
yang bisa membantah teori homo erectus di bawah kasurnya selama berpuluh tahun? 
sudah membaca bahwa homo erectus solo itu direkonstruksi dari dua tulang yang 
jauhnya berbelas kaki dan mempunyai kemungkinan perbedaan individu tapi 
dipaksakan sebagai satu kejadian?

Atau fosil sebuah nenek moyang manusia yang ditentukan hanya dari sebuah 
fosil. gigi.

Atau fosil kadal-burung dari china yang ternyata hoax.

Atau kenyataan bahwa banyak manusia sekarang yang tinggi

Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia

2011-07-18 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Mas Eko yang amat bijak.
Saya mohon maaf sebesar-besarnya kalo anda tersinggung berat dengan pernyataan 
saya, karena sama sekali tidak ada niatan mengusir anda dari scientific 
society. Saya tidak meremehkan para Ustadz, karena saya sendiri adalah seorang 
ustadz pada agama/keyakinan/iman saya sendiri. Maksud saya, kalo berbicara 
ilmiah ya dasarnya dan rule of the game nya ilmiah, bicara agama ya rule of the 
game nya iman. Begitu dua hal itu dicampur aduk, maka yang terjadi adalah mala 
petaka. Saya tahu banyak juga ustadz yang ilmu pengetahuannya melebihi saya, 
ataupun Prof Koesoema, meskipun saya sudah menggeluti ilmu geologi lebih dari 
35 th, ambil Master dan doktor di Perancis selama 4,5 th. dan th depan pensiun 
dari dosen ITB. Tetapi sekali lagi harus didudukkan perkaranya menurut 
porsinya. Ustadz itu urusannya yg resmi adalah kerohanian. Sedangkan ilmuwan 
urusannya adalah fenomiena fisik, biologi, kimia. Sukur seseorang bisa ahli 
dalam dua-duanya, nah itu baru sempurna, tak iyo?Seperti Prof Koesoema juga, 
saya juga nyaman hidup sebagai scientist yang juga taat beragama, karena saya 
dapat mendudukkan permasalahan di tempatnya masing-2.
Terima kasih rekan-2 yang mensuport, menengahi, dan ambil bagian dalam diskusi 
yang cukup panas(?) ini, terutama kepada Prof Koesoema yang adalah mantan dosen 
saya yang sangat saya hormati.
Untuk Mas Eko jangan berkecil hati, marilah kita bersama-sama belajar dalam 
bidang apapun, karena segala macam ilmu pasti ada gunanya.
Salam,
YSY (baru balas sekarang karena baru sehat dari operasi sebulan yl di rumah 
sakit).
  - Original Message - 
  From: Eko Prasetyo 
  To: iagi-net@iagi.or.id 
  Sent: Thursday, July 07, 2011 12:24 PM
  Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia


  perkataan anda seperti seorang otoritas ilmuwan dan merendahkan level ustadz. 
Banyak doktor-doktor ilmu yang lebih tinggi dari anda yang menganggap evolusi 
itu sampah. Banyak ustadz-ustadz yang level keilmuan eksaknya mungkin lebih 
tinggi dari anda. 

  Newton sendiri mungkin jauh lebih religius dari para saintis-saintis atheis 
norak yang memaksakan kalau Tuhan itu imajinari tapi kalau ditanya kenapa Alam 
Semesta itu ada dia berkata ya ada aja Sebuah jawaban yang tidak ilmiah dan 
munafik.

  sudah baca bahwa penemu homo erectus solo menyembunyikan tulang tengkorak 
yang bisa membantah teori homo erectus di bawah kasurnya selama berpuluh tahun? 
sudah membaca bahwa homo erectus solo itu direkonstruksi dari dua tulang yang 
jauhnya berbelas kaki dan mempunyai kemungkinan perbedaan individu tapi 
dipaksakan sebagai satu kejadian?

  Atau fosil sebuah nenek moyang manusia yang ditentukan hanya dari sebuah 
fosil. gigi.

  Atau fosil kadal-burung dari china yang ternyata hoax.

  Atau kenyataan bahwa banyak manusia sekarang yang tinggi besar berdahi rata 
mirip Neanderthal tapi ternyata homo sapiens.

  Atau fosil tengkorak anak berkelainan megacephalus yang diklaim sebagai fosil 
alien.


  Lalu apa anda sudah mempelajari bahwa di alam tidak ada yang random, random 
itu hanyalah simplifikasi dari kompleksitas yang tidak dipahami manusia? Bahkan 
ilmu eksak geosaintis pun hanya bisa berkata kemungkinan minyak di sini 
90%. Sebuah ketidakeksakan. 

  Sekarang pikirkan: apa kemungkinan dua spesimen jantan dan betina dari  
spesies berkelamin ganda yang akan menggantikan spesies sebelumnya lahir pada 
waktu yang sama, dengan tingkat kecocokan tinggi, dan dilahirkan dari spesies 
yang lama?

  Limit mendekati nol.

  Mempercayai evolusi itu nyata sama saja mempercayai bahwa logam mentah bisa 
menjadi mobil yang fungsional hanya dengan terjadinya badai besar-besaran.

  Sekarang siapa yang harus melepaskan diri dari keilmuwan? Saya yang sudah 
membaca dua sisi dari evolusi atau anda yang gak punya landasan kuat tapi 
mengusir saya dari keilmiahan?


  2011/7/7 Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id

Kalo anda menganggap teori evolusi adalah hoax, berhenti saja sebagai 
ilmuwan, lalu menjadi ustadz saja.
Salam,
YSY
- Original Message - From: strivea...@gmail.com

To: iagi-net@iagi.or.id

Sent: Wednesday, July 06, 2011 7:53 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia




  Dari teori ke teori, saya semakin yakin kalo evolusi ini hoax

  visit strivearth.com and be entertained

  -Original Message-
  From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
  Date: Wed, 6 Jul 2011 07:42:29
  To: IAGIiagi-net@iagi.or.id; 
geologi...@googlegroups.comgeologi...@googlegroups.com
  Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
  Subject: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
  Mnarik.
  Untungnya nenek moyangku orang pelaut :)

  Rdp
  --

  Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia

  
  » Homo erectus, nenek moyang homo sapiens

  Muhammad Firman | Rabu, 6 Juli 2011, 05:29 WIB

  VIVAnews - Sebuah studi yang diketuai

Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia

2011-07-18 Terurut Topik strivearth
Terima kasih Pak,
Tapi saya berpikir bahwa sains dan agama itu tidak bisa dipisahkan, agama yang 
tidak bisa dikonfrontir dengan sains sama saja hoax. Agama meyakini adanya 
Great Organizer, sains meyakini adanya greatly organized things, jadi orang 
berilmu yang beragama wajib mengklopkan keduanya dan bukan separated.

Ntahlah kalau agama hanya dianggap heredited rituals

visit strivearth.com and be entertained

-Original Message-
From: Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id
Date: Mon, 18 Jul 2011 13:35:17 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
Mas Eko yang amat bijak.
Saya mohon maaf sebesar-besarnya kalo anda tersinggung berat dengan pernyataan 
saya, karena sama sekali tidak ada niatan mengusir anda dari scientific 
society. Saya tidak meremehkan para Ustadz, karena saya sendiri adalah seorang 
ustadz pada agama/keyakinan/iman saya sendiri. Maksud saya, kalo berbicara 
ilmiah ya dasarnya dan rule of the game nya ilmiah, bicara agama ya rule of the 
game nya iman. Begitu dua hal itu dicampur aduk, maka yang terjadi adalah mala 
petaka. Saya tahu banyak juga ustadz yang ilmu pengetahuannya melebihi saya, 
ataupun Prof Koesoema, meskipun saya sudah menggeluti ilmu geologi lebih dari 
35 th, ambil Master dan doktor di Perancis selama 4,5 th. dan th depan pensiun 
dari dosen ITB. Tetapi sekali lagi harus didudukkan perkaranya menurut 
porsinya. Ustadz itu urusannya yg resmi adalah kerohanian. Sedangkan ilmuwan 
urusannya adalah fenomiena fisik, biologi, kimia. Sukur seseorang bisa ahli 
dalam dua-duanya, nah itu baru sempurna, tak iyo?Seperti Prof Koesoema juga, 
saya juga nyaman hidup sebagai scientist yang juga taat beragama, karena saya 
dapat mendudukkan permasalahan di tempatnya masing-2.
Terima kasih rekan-2 yang mensuport, menengahi, dan ambil bagian dalam diskusi 
yang cukup panas(?) ini, terutama kepada Prof Koesoema yang adalah mantan dosen 
saya yang sangat saya hormati.
Untuk Mas Eko jangan berkecil hati, marilah kita bersama-sama belajar dalam 
bidang apapun, karena segala macam ilmu pasti ada gunanya.
Salam,
YSY (baru balas sekarang karena baru sehat dari operasi sebulan yl di rumah 
sakit).
  - Original Message - 
  From: Eko Prasetyo 
  To: iagi-net@iagi.or.id 
  Sent: Thursday, July 07, 2011 12:24 PM
  Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia


  perkataan anda seperti seorang otoritas ilmuwan dan merendahkan level ustadz. 
Banyak doktor-doktor ilmu yang lebih tinggi dari anda yang menganggap evolusi 
itu sampah. Banyak ustadz-ustadz yang level keilmuan eksaknya mungkin lebih 
tinggi dari anda. 

  Newton sendiri mungkin jauh lebih religius dari para saintis-saintis atheis 
norak yang memaksakan kalau Tuhan itu imajinari tapi kalau ditanya kenapa Alam 
Semesta itu ada dia berkata ya ada aja Sebuah jawaban yang tidak ilmiah dan 
munafik.

  sudah baca bahwa penemu homo erectus solo menyembunyikan tulang tengkorak 
yang bisa membantah teori homo erectus di bawah kasurnya selama berpuluh tahun? 
sudah membaca bahwa homo erectus solo itu direkonstruksi dari dua tulang yang 
jauhnya berbelas kaki dan mempunyai kemungkinan perbedaan individu tapi 
dipaksakan sebagai satu kejadian?

  Atau fosil sebuah nenek moyang manusia yang ditentukan hanya dari sebuah 
fosil. gigi.

  Atau fosil kadal-burung dari china yang ternyata hoax.

  Atau kenyataan bahwa banyak manusia sekarang yang tinggi besar berdahi rata 
mirip Neanderthal tapi ternyata homo sapiens.

  Atau fosil tengkorak anak berkelainan megacephalus yang diklaim sebagai fosil 
alien.


  Lalu apa anda sudah mempelajari bahwa di alam tidak ada yang random, random 
itu hanyalah simplifikasi dari kompleksitas yang tidak dipahami manusia? Bahkan 
ilmu eksak geosaintis pun hanya bisa berkata kemungkinan minyak di sini 
90%. Sebuah ketidakeksakan. 

  Sekarang pikirkan: apa kemungkinan dua spesimen jantan dan betina dari  
spesies berkelamin ganda yang akan menggantikan spesies sebelumnya lahir pada 
waktu yang sama, dengan tingkat kecocokan tinggi, dan dilahirkan dari spesies 
yang lama?

  Limit mendekati nol.

  Mempercayai evolusi itu nyata sama saja mempercayai bahwa logam mentah bisa 
menjadi mobil yang fungsional hanya dengan terjadinya badai besar-besaran.

  Sekarang siapa yang harus melepaskan diri dari keilmuwan? Saya yang sudah 
membaca dua sisi dari evolusi atau anda yang gak punya landasan kuat tapi 
mengusir saya dari keilmiahan?


  2011/7/7 Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id

Kalo anda menganggap teori evolusi adalah hoax, berhenti saja sebagai 
ilmuwan, lalu menjadi ustadz saja.
Salam,
YSY
- Original Message - From: strivea...@gmail.com

To: iagi-net@iagi.or.id

Sent: Wednesday, July 06, 2011 7:53 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia




  Dari teori ke teori, saya semakin yakin kalo evolusi ini hoax

  visit

Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia

2011-07-10 Terurut Topik Ridwan Farid
Dan jangan lupa Pak.. logika (logis atau tidak) itu merupakan  hasil analisa
otak kita berdasarkan pengalaman dari apa yang kita saksikan dan amati dari
indra-indra  kita. Jadi logis ataupun tidak itu pun sangat bersifat relatif.

Sebagai contoh.. ketika kita seumur hidup tidak pernah melihat orang yang
bisa meloncat pagar setinggi dua atau 3 meter tanpa alat bantu apapun. Pasti
ketika  kita mendengar ada orang yg bisa meloncat pagar itu,  akan berkata
itu mustahil..pasti magic dan lain sebagainya..  padahal faktanya itu bisa
dilakukan dengan latihan sejak kecil (tradisi lompat batu di nias)..

Banyak hal lah yang kita fikir tidak logis, karena otak kita belum pernah
menerima informasi itu.  Jadi dalam menganalisa sesuatu saya fikir tidak
hanya bermain hanya dengan logika karena logika kita sangat lah terbatas..
kadang intuisi pun bisa dimainkan..dan lebih dalam lagi adalah masuk ke
bagian hati nurani.. kadang sesuatu yang tidak masuk logika, tetapi intuisi
atau hati nurani kita  mengatakan itu bisa saja terjadi..

Entah lah..

Salam
RiFa TeA


2011/7/8 Muharram Jaya Panguriseng muhar...@pertamina.com

  Setuju dengan pernyataan Prof. Koesoemadinata, “*dalam science yang
 bersifat empiris, (ukurannya) ...apakah kita itu bisa menerima atau tidak
 suatu teori itu sebagai sesuatu yang logis/ masuk akal dan sesuai dengan apa
 yang kita amati (fosil2, batuan dsb)*”, begitu tidak logis dan tidak
 sesuai dengan fakta pengamatan lapangan dengan sendirinya teori tersebut
 akan gugur, tetapi science tidak gugur hanya dengan hasil voling. Tidak
 perlu mempertentangkan antara science dengan agama. Agama adalah kebenaran
 mutlak bagi penganutnya sementara science akan bergantung kepada fakta. “*Para
 scientist juga sadar bahwa ‘kebenaran’ dalam science itu bersifat sesaat
 atau relative, karena science itu maju terus, berkembang terus*”. Jadi
 wajar saja teori evolusi Darwin gugur dengan sendirinya apabila fakta temuan
 fosil berkata lain. Pembuktian bahwa suatu teori scientific salah harus
 dengan fakta bantahan, tidak dengan agama, kalau dengan agama nanti yang
 muncul adalah eyel-eyelan J...

 Bagi penganut agama (termasuk saya) meyakini semua isi kitab sucinya
 masing-masing sebagai kebenaran mutlak, namun kita harus sadar akan
 kemampuan otak kita dalam menterjemahkan lautan ilmu didalam kitab tersebut,
 jangan sampai keterbatasan ilmu manusia yang merasa mewakili ilmu Tuhan
 gugur berkeping-keping ketika fakta ilmiah berkata lain. Ingat ilmuwan abad
 pertengahan yang digantung otoritas agama karena meyakini bahwa bumi
 mengelilingi matahari ? padahal bumi mengelilingi matahari adalah fakta tak
 terbantahkan sekarang. Apakah firman Tuhan (yang asli) memang mengatakan
 bahwa matahari-lah yang mengelilingi bumi? Saya tidak yakin. Keterbatasan
 ilmu otoritas agamalah sebenarnya yang mengatakan itu. Wallahu’alam.



 Selamat berdiskusi untuk bahasan yang sangat menarik ini. Saling membantah
 adalah wajar dalam perdebatan ilmiah tetapi harus dalam koridor saling
 menghargai.



 Salam,

 MJP



 *From:* Fadli Syarid [mailto:fadli.sya...@gmail.com]
 *Sent:* Thursday, July 07, 2011 3:49 PM

 *To:* iagi-net@iagi.or.id
 *Subject:* Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia



 Masalah percaya tidak percaya tentang teori evolusi ini ada sedikit
 fenomena menarik dari hasil survey british councill.
 Amerika Serikat(USA) termasuk negara yang penduduknya kurang mempercayai
 teori evolusi darwin dibandingkan negara lain yang disurvey. Hasil
 survenynya bisa dilihat selengkapnya disini
 http://www.britishcouncil.org/darwin_now_survey_global.pdf


 Regards

--- Pada *Kam, 7/7/11, R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id*menulis:


 Dari: R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id
 Judul: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
 Kepada: iagi-net@iagi.or.id
 Tanggal: Kamis, 7 Juli, 2011, 3:38 PM

 

 Masalah percaya dan tidak percayanya mengenai  Theori  Evolusi saya ingin
 mencuplik dari Pendahuluan kuliah yang saya berikan untuk mahasiswa S3,
 yaitu “Falsafah Ilmu Kebumian”

 Masalah ini sangat mengusik pada geoscientist kita yang juga taat beragama,
 mana yang benar, dan bagaimana seorang yang berkeyakinan beragama menghadapi
 theori ini. Pengertian kebenaran sendiri adalah merupakan masalah falsafah
 tersendiri, apa sebenarnya yang disebut ‘kebenaran’ itu?

 Dalam agama Islam (sebagaimana tertera dalam Al Quar’an) kita mengenal
 sebagai 3 tingkatan kebenaran: Ainal Yaqin (keyakinan benar karena kita
 dapat melihatnya, atau mengamati-nya /secara empiris), Ilmal Yaqin keyakinan
 (benar)  karena didasarkan ilmu yang kita geluti, yaitu berdasarkan
 pengamatan dan penalaran logika,  ‘akal’), dan Haqqul Yaqin, kebeneran
 haqiqi, atau kebenaran absolut atau ‘the ultimate truth’ Ini adalah
 penafsiran saya atas ayat Alqur’an , mungkin ulama yang lain menafsirkannya
 lain.

 Dalam science yang bersifat empiris yang kita geluti, masalahnya bukan kita
 itu percaya atau tidak pada suatu teori, termasuk

Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia

2011-07-08 Terurut Topik sahuri mulyono
Dear All,

Klo buat saya pribadi, mengenai teori evolusi masih sebatas “oo begitu ya
teorinya…data seperti itu…story link begitu”, makanya waktu kuliahpun tidak
terlalu tertarik untuk berdebat karena keterbatasan pengetahuan dan dari
segi agama tentunya belum klop. Apa yang ada dalam kitab suci adalah isyarat
apalagi soal penciptaan manusia memang cukup banyak diulas namun tidak
eksplisit dan terang benderang asal-usulnya. Hikmahnya agar manusia berpikir
dan ilmu pengetahuan berkembang tidak hanya sebatas evolusi, namun ilmu
geology (paleontology), biology (banyak cabang), genetic (DNA), kedokteran,
psychology, anthropology, dll termasuk sidik jari pasti tak lepas dari awal
kontroversi teori Darwin. Klo Om Darwin bilang man is a super animal…it
kills aboriginals, suku tolai di PNG, suku Maori, suku Kulina di Amazon,
dll. Apa mereka produk gagal evolusi, atau evolusi gak sampai ke mereka?  Suku
aboringin sangat terbelakang, jumlahnya di Australia mungkin dibawah 1%
sekarang (tolong koreksi jika salah), orang aboringin yang mulai mau bekerja
dan hidup mandiri hampir semuanya bukan genetically pure aboriginal tapi
udah pencampuran dengan bule. Yang masih pure aborigin mereka hidup dari
uang mingguan dari pemerintah tiap kamis (sejauh amatan saya), hari
sabtu/minggu uang udah habis, buat jajan sebagian besar minum2an, senin-rabu
banyak yang berada dibawah pohon, bermalas2an. Mereka juga manusia kan, klo
ada yang bodoh, agak pintar dan pintar itu biasa kan, tapi mereka sangat
terbelakang……apa evolusi gak sampai ke mereka? Begitupun suku2 yang lain.
Untuk itu soal asal-usul manusia saya pribadi masih suka berpegang pada:

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal”

Jadi sudah disebut manusia (bukan kera), manusia diciptakan bersuku2 dan
berbangsa2, berbeda2, jadi ada berbagai macam suku di Indonesia dan di
belahan dunia lainnya.

Dan saat ini banyak juga ilmuwan barat bergeser ke konsep penciptaan
manusia….jadi ya bukan the only mandatory of faithmeskipun kita
geologistteori masih berkembang Providentially for us in the last
fifteen years the study of microbiology reveals that we (like all organic
life) are the handiwork of God, in that DNA is complex information that just
does not happen by chance. Darwin’s theory of evolution and his philosophies
are undone as also are many university disciplines in society today.



Selamat berakhir pekan,

Sahuri


2011/7/8 Muharram Jaya Panguriseng muhar...@pertamina.com

  Setuju dengan pernyataan Prof. Koesoemadinata, “*dalam science yang
 bersifat empiris, (ukurannya) ...apakah kita itu bisa menerima atau tidak
 suatu teori itu sebagai sesuatu yang logis/ masuk akal dan sesuai dengan apa
 yang kita amati (fosil2, batuan dsb)*”, begitu tidak logis dan tidak
 sesuai dengan fakta pengamatan lapangan dengan sendirinya teori tersebut
 akan gugur, tetapi science tidak gugur hanya dengan hasil voling. Tidak
 perlu mempertentangkan antara science dengan agama. Agama adalah kebenaran
 mutlak bagi penganutnya sementara science akan bergantung kepada fakta. “*Para
 scientist juga sadar bahwa ‘kebenaran’ dalam science itu bersifat sesaat
 atau relative, karena science itu maju terus, berkembang terus*”. Jadi
 wajar saja teori evolusi Darwin gugur dengan sendirinya apabila fakta temuan
 fosil berkata lain. Pembuktian bahwa suatu teori scientific salah harus
 dengan fakta bantahan, tidak dengan agama, kalau dengan agama nanti yang
 muncul adalah eyel-eyelan J...

 Bagi penganut agama (termasuk saya) meyakini semua isi kitab sucinya
 masing-masing sebagai kebenaran mutlak, namun kita harus sadar akan
 kemampuan otak kita dalam menterjemahkan lautan ilmu didalam kitab tersebut,
 jangan sampai keterbatasan ilmu manusia yang merasa mewakili ilmu Tuhan
 gugur berkeping-keping ketika fakta ilmiah berkata lain. Ingat ilmuwan abad
 pertengahan yang digantung otoritas agama karena meyakini bahwa bumi
 mengelilingi matahari ? padahal bumi mengelilingi matahari adalah fakta tak
 terbantahkan sekarang. Apakah firman Tuhan (yang asli) memang mengatakan
 bahwa matahari-lah yang mengelilingi bumi? Saya tidak yakin. Keterbatasan
 ilmu otoritas agamalah sebenarnya yang mengatakan itu. Wallahu’alam.



 Selamat berdiskusi untuk bahasan yang sangat menarik ini. Saling membantah
 adalah wajar dalam perdebatan ilmiah tetapi harus dalam koridor saling
 menghargai.



 Salam,

 MJP



 *From:* Fadli Syarid [mailto:fadli.sya...@gmail.com]
 *Sent:* Thursday, July 07, 2011 3:49 PM

 *To:* iagi-net@iagi.or.id
 *Subject:* Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia



 Masalah percaya tidak percaya tentang teori evolusi ini ada sedikit
 fenomena menarik dari hasil survey british councill.
 Amerika Serikat(USA) termasuk negara yang penduduknya kurang mempercayai
 teori evolusi darwin dibandingkan negara lain yang disurvey. Hasil
 survenynya bisa

Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia

2011-07-08 Terurut Topik bob yuris
Teori hadir guna menjelaskan Fenomena. 
Contohnya teori atom.Awalnya atom diduga sebagai benda padat yang tidak dapat 
dibagi lagi,  ternyata melalui sebuah percobaan, dengan cara menembakkan 
partikel alpha pada sebuah lempeng tipis emas, ada dua fenomena yang teramati 
oleh Rutherford, 

Fenomena pertama sinar dibelokkan, fenomena kedua sinar diteruskan. 
Berdasarkan dua fenomena ini, Rutherford menyimpulkan bahwa atom bukanlah suatu 
benda yang padat, tetapi berupa inti yang dikelilingi oleh beberapa orbit 
electron dengan lintasan elips atau lingkaran, seperti layaknya tatasurya kita. 

Sinar dibelokkan karena menabrak inti atau electron yang mengorbit, sementara 
yang diteruskan karena menembus ruang kosong diantara inti dan electron.
Demikianlah sekelumit teori atom yang saya terima sewaktu sekolah menengah 
(Jadi 
maaf kalau salah). 

Sebagaiman Rutherford, demikian pula cara Darwin bekerja , kebetulan saya 
berlatar belakang Biologi, jadi pernah kuliah 2 SKS Evolusi. Semua guru evolusi 
saya di Biologi UGM, seingat saya, tidak pernah mengajarkan untuk percaya atau 
tidak percaya pada teori evolusi, yang diajarkan adalah bagaimana konstruksi 
teori evolusi itu dibangun. Menurut seorang guru saya, Prof Jesmand Situmorang, 
fenomena yang dilihat Darwin juga dilihat oleh Ilmuwan biologi sejaman dengan 
Darwin. Perbedaannya adalah pada kemampuannya untuk memahami dan menjelaskan 
fenomena itu melalui sebuah teori. 

Ketika banyak fenomena baru yang muncul atau teramati, tidak mampu dijelaskan 
oleh sebuah teori, maka gugurlah teori tersebut. 

Tektonik lempeng hadir, geosinklin menjadi usang. Bukan karena James Hall bodoh 
dan ilmuwan penerus Wegener lebih pintar, tetapi fenomena yang dijadikan dasar 
oleh James Hall menelorkan teori Geosinklin ternyata hanyalah potongan kecil 
puzzle dari rangkaian gambaran alam yang utuh.  
Bob Yuris Candra
Independent Palynologist
 





From: sahuri mulyono sahuri0...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Fri, July 8, 2011 6:29:15 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia


Dear All,
Klo buat saya pribadi, mengenai teori evolusi masih sebatas “oo begitu ya 
teorinya…data seperti itu…story link begitu”, makanya waktu kuliahpun tidak 
terlalu tertarik untuk berdebat karena keterbatasan pengetahuan dan dari segi 
agama tentunya belum klop. Apa yang ada dalam kitab suci adalah isyarat apalagi 
soal penciptaan manusia memang cukup banyak diulas namun tidak eksplisit dan 
terang benderang asal-usulnya. Hikmahnya agar manusia berpikir dan ilmu 
pengetahuan berkembang tidak hanya sebatas evolusi, namun ilmu geology 
(paleontology), biology (banyak cabang), genetic (DNA), kedokteran, psychology, 
anthropology, dll termasuk sidik jari pasti tak lepas dari awal kontroversi 
teori Darwin. Klo Om Darwin bilang man is a super animal…it kills aboriginals, 
suku tolai di PNG, suku Maori, suku Kulina di Amazon, dll. Apa mereka produk 
gagal evolusi, atau evolusi gak sampai ke mereka?  Suku aboringin sangat 
terbelakang, jumlahnya di Australia mungkin dibawah 1% sekarang (tolong koreksi 
jika salah), orang aboringin yang mulai mau bekerja dan hidup mandiri hampir 
semuanya bukan genetically pure aboriginal tapi udah pencampuran dengan bule. 
Yang masih pure aborigin mereka hidup dari uang mingguan dari pemerintah tiap 
kamis (sejauh amatan saya), hari sabtu/minggu uang udah habis, buat jajan 
sebagian besar minum2an, senin-rabu banyak yang berada dibawah pohon, 
bermalas2an. Mereka juga manusia kan, klo ada yang bodoh, agak pintar dan 
pintar 
itu biasa kan, tapi mereka sangat terbelakang……apa evolusi gak sampai ke 
mereka? 
Begitupun suku2 yang lain. Untuk itu soal asal-usul manusia saya pribadi masih 
suka berpegang pada:
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan 
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku 
supaya 
kamu saling kenal-mengenal”
Jadi sudah disebut manusia (bukan kera), manusia diciptakan bersuku2 dan 
berbangsa2, berbeda2, jadi ada berbagai macam suku di Indonesia dan di belahan 
dunia lainnya.
Dan saat ini banyak juga ilmuwan barat bergeser ke konsep penciptaan 
manusia….jadi ya bukan the only mandatory of faithmeskipun kita 
geologistteori masih berkembang Providentially for us in the last 
fifteen years the study of microbiology reveals that we (like all organic life) 
are the handiwork of God, in that DNA is complex information that just does not 
happen by chance. Darwin’s theory of evolution and his philosophies are undone 
as also are many university disciplines in society today.
 
Selamat berakhir pekan,
Sahuri


2011/7/8 Muharram Jaya Panguriseng muhar...@pertamina.com

Setuju dengan pernyataan Prof. Koesoemadinata, “dalam science yang bersifat 
empiris, (ukurannya) ...apakah kita itu bisa menerima atau tidak suatu teori 
itu 
sebagai sesuatu yang logis/ masuk akal dan sesuai dengan apa yang kita amati 
(fosil2, batuan

Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia

2011-07-07 Terurut Topik prasiddha Hestu Narendra
prrtt...maaf peluitnya ditiup
he..he..he...
silakan berdiskusi, silakan berbeda pendapat, silakan percaya, silakan tidak
percaya..tetapi yang penting tetap adem ayem dan saling menghormati.

monggo dilanjut

2011/7/7 Eko Prasetyo strivea...@gmail.com

 perkataan anda seperti seorang otoritas ilmuwan dan merendahkan level
 ustadz. Banyak doktor-doktor ilmu yang lebih tinggi dari anda yang
 menganggap evolusi itu sampah. Banyak ustadz-ustadz yang level keilmuan
 eksaknya mungkin lebih tinggi dari anda.

 Newton sendiri mungkin jauh lebih religius dari para saintis-saintis atheis
 norak yang memaksakan kalau Tuhan itu imajinari tapi kalau ditanya kenapa
 Alam Semesta itu ada dia berkata ya ada aja Sebuah jawaban yang tidak
 ilmiah dan munafik.

 sudah baca bahwa penemu homo erectus solo menyembunyikan tulang tengkorak
 yang bisa membantah teori homo erectus di bawah kasurnya selama berpuluh
 tahun? sudah membaca bahwa homo erectus solo itu direkonstruksi dari dua
 tulang yang jauhnya berbelas kaki dan mempunyai kemungkinan perbedaan
 individu tapi dipaksakan sebagai satu kejadian?

 Atau fosil sebuah nenek moyang manusia yang ditentukan hanya dari sebuah
 fosil. gigi.

 Atau fosil kadal-burung dari china yang ternyata hoax.

 Atau kenyataan bahwa banyak manusia sekarang yang tinggi besar berdahi rata
 mirip Neanderthal tapi ternyata homo sapiens.

 Atau fosil tengkorak anak berkelainan megacephalus yang diklaim sebagai
 fosil alien.


 Lalu apa anda sudah mempelajari bahwa di alam tidak ada yang random, random
 itu hanyalah simplifikasi dari kompleksitas yang tidak dipahami manusia?
 Bahkan ilmu eksak geosaintis pun hanya bisa berkata kemungkinan minyak di
 sini 90%. Sebuah ketidakeksakan.

 Sekarang pikirkan: apa kemungkinan dua spesimen jantan dan betina dari
 spesies berkelamin ganda yang akan menggantikan spesies sebelumnya lahir
 pada waktu yang sama, dengan tingkat kecocokan tinggi, dan dilahirkan dari
 spesies yang lama?

 Limit mendekati nol.

 Mempercayai evolusi itu nyata sama saja mempercayai bahwa logam mentah bisa
 menjadi mobil yang fungsional hanya dengan terjadinya badai besar-besaran.

 Sekarang siapa yang harus melepaskan diri dari keilmuwan? Saya yang sudah
 membaca dua sisi dari evolusi atau anda yang gak punya landasan kuat tapi
 mengusir saya dari keilmiahan?


 2011/7/7 Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id

 Kalo anda menganggap teori evolusi adalah hoax, berhenti saja sebagai
 ilmuwan, lalu menjadi ustadz saja.
 Salam,
 YSY
 - Original Message - From: strivea...@gmail.com

 To: iagi-net@iagi.or.id
 Sent: Wednesday, July 06, 2011 7:53 AM
 Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia



  Dari teori ke teori, saya semakin yakin kalo evolusi ini hoax

 visit strivearth.com and be entertained

 -Original Message-
 From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
 Date: Wed, 6 Jul 2011 07:42:29
 To: IAGIiagi-net@iagi.or.id; geologi...@googlegroups.comge**
 ologi...@googlegroups.com geologi...@googlegroups.com
 Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
 Mnarik.
 Untungnya nenek moyangku orang pelaut :)

 Rdp
 --

 Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia

 
 » Homo erectus, nenek moyang homo sapiens

 Muhammad Firman | Rabu, 6 Juli 2011, 05:29 WIB

 VIVAnews - Sebuah studi yang diketuai oleh Etty Indriati, peneliti
 dari Universitas Gadjah Mada, Indonesia melakukan investigasi dari dua
 situs di sungai Bengawan Solo. Dari penelitian, disimpulkan bahwa Homo
 erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang sama dengan manusia
 modern.

 Temuan ini memunculkan keraguan pada teori evolusi manusia sebelumnya
 dan mengindikasikan bahwa nenek moyang manusia modern itu punah jauh
 lebih awal dibandingkan perkiraan sebelumnya.

 Seperti diketahui, Homo erectus, yang meninggalkan Afrika sekitar 1,8
 juta tahun lalu, disepakati sebagai nenek moyang langsung spesies kita
 yakni Homo sapiens. Kedua spesies ini sebelumnya diyakini pernah hidup
 berdampingan. Setidaknya sampai muncul teori baru yang membantah itu.

 Selama ini, ilmuwan memperkirakan, sekitar 500 ribu tahun lalu Homo
 erectus lenyap dari Afrika dan sebagian besar Afrika dan diperkirakan,
 bertahan hidup di Indonesia hingga 35 ribu tahun lalu. Adapun Homo
 sapiens awal tinggal di kawasan Indonesia sejak 40 ribu tahun lalu dan
 tinggal bersama dengan nenek moyangnya tersebut.

 Penelitian yang dilakukan Etty dan timnya menunjukkan bahwa asumsi
 selama ini tidak benar dan Homo erectus lenyap jauh sebelum kedatangan
 Homo sapiens di Asia.

 “Homo erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang sama dengan
 manusia modern,” kata Etty, seperti dikutip dari DailyMail, 5 Juli
 2011.

 Dari ekskavasi dan analisa waktu, hasilnya mengindikasikan bahwa Homo
 erectus punah setidaknya 143 ribu tahun lalu, dan bahkan mungkin lebih
 dari 550 ribu tahun lalu.

 Jika demikian yang terjadi, maka temuan ini

Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia

2011-07-07 Terurut Topik R.P.Koesoemadinata
Masalah percaya dan tidak percayanya mengenai  Theori  Evolusi saya ingin 
mencuplik dari Pendahuluan kuliah yang saya berikan untuk mahasiswa S3, yaitu 
“Falsafah Ilmu Kebumian”

Masalah ini sangat mengusik pada geoscientist kita yang juga taat beragama, 
mana yang benar, dan bagaimana seorang yang berkeyakinan beragama menghadapi 
theori ini. Pengertian kebenaran sendiri adalah merupakan masalah falsafah 
tersendiri, apa sebenarnya yang disebut ‘kebenaran’ itu?

Dalam agama Islam (sebagaimana tertera dalam Al Quar’an) kita mengenal sebagai 
3 tingkatan kebenaran: Ainal Yaqin (keyakinan benar karena kita dapat 
melihatnya, atau mengamati-nya /secara empiris), Ilmal Yaqin keyakinan (benar)  
karena didasarkan ilmu yang kita geluti, yaitu berdasarkan pengamatan dan 
penalaran logika,  ‘akal’), dan Haqqul Yaqin, kebeneran haqiqi, atau kebenaran 
absolut atau ‘the ultimate truth’ Ini adalah penafsiran saya atas ayat Alqur’an 
, mungkin ulama yang lain menafsirkannya lain.

Dalam science yang bersifat empiris yang kita geluti, masalahnya bukan kita itu 
percaya atau tidak pada suatu teori, termasuk teori evolusi, tetapi apakah kita 
itu bisa menerima (accept) tidak suatu teori itu sebagai sesuatu yang logis/ 
masuk akal dan sesuai dengan apa yang kita amati (fosil2, batuan dsb). Dalam 
science sesuatu itu dianggap ada kalau sesuatu itu dapat kita amati dengan 5 
pancaindera kita ini, tidak termasuk indra ke-6. Dengan demikian ruh, jin, 
bahkan Tuhan pun di ‘anggap’ tidak ada karena tidak dapat diamati dengan ke-5 
panca indera kita (bukan berari seorang scientist tidak boleh percaya Tuhan, 
boleh saja, tetapi itulahsalah satu rule of the game-nya, kita tidak bisa 
menjelaskan terjadinya gejala alam dengan keberadaan kekuatan supernatural 
misalnya yang tidak bisa kita amati). Tujuan science adalah menjelaskan suatu 
gejala alam secara logis berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan manusia. 
Misalnya apakah teori evolusi itu dapat menjelaskan keanekaragaman machluk 
hidup dan adanya deretan fosil-fosil yang diketemukan dalam urut2an lapisan 
batuan di kerak bumi kita ini secara logika, atau masuk akalkah teori ini. 
Science tidak mengharuskan kita untuk mempercayainya, tetapi dapat menerimanya 
sebagai sesuatu yang logis. Selain itu tujuan science itu adalah melakukan 
prediksi (atau untuk geologi: post diction), atau bermaanfaat atau dapat 
digunakan.  Misalnya saya kira evolusi itu sesuatu yang masuk akal dan dapat 
digunakan untuk penentuan umur, korelasi dengan menggunakan fosil foram, 
misalnya. Para scientist juga sadar bahwa ‘kebenaran’ dalam science itu 
bersifat sesaat atau relative, karena science itu maju terus, berkembang terus. 
Hal ini terutama sangat kentara dalam geosciences, khususnya paleontologi. Di 
ketemukannya saja 1 butir fossil saja dapat menumbangkan suatu teori, dan 
muncul teori baru. Hal ini juga sama dalam ilmu fisika, maupun kimia, apalagi 
astrofisika dan astronomi. Bahkan seorang ahli science philosophy Karl Popper 
mengatakan semua teori apapun akhirnya akan tumbang, dan diganti dengan teori 
yang lain, yang lebih maju.

Jadi dalam hal science, teori evolusi, yang penting adalah bukan soal percaya 
atau tidak, tetapi apakah kita dapat menerimanya sebagai penjelasan yang logis 
dan masuk akal dan sesuai dengan pengamatan kita. ”Geloven doe je in de kerk” 
orang Belanda bilang (masalah percaya adalah masalah dalam gereja). Agama itu 
didasarkan atas kepercayaan atau lebih tepat lagi iman atas wahyu illahi yang 
diturunkan pada para nabi dan dituliskan pada kitab suci, mengenai keberadaan 
malaikat, ruh, setan dan tentunya Tuhan tidak perlu logis atau keberadaannya 
didasarkan atas pengamatan ke-5 pancaindera kita ini. Kebenaran agama kita 
yakini karena iman, dan kita tidak bisa menilainya secara scientific. Science 
itu berdasarkan pengamatan dan pemikiran manusia, dan tidak perlu dinilai 
secara religious/spiritual.

 

Apakah ini dualisme/ kontrakdiksi dalam alam pikiran? Saya  tidak merasa 
demikian.  Kita bekerja dalam science sesuai dengan kaidah dan aturannya dan 
menerima kesimpulannya sesuai dengan logika dan pengamatan. Sama saja kalau 
dengan kita main sepak bola, kalau terjadi goal yang kontroversial, kita kan 
tidak menunggu adanya fatwa MUI yang mencari ayat Alquar’an dan Haditz yang  
mengharamkan atau mensyahkan goal tersebut, tetapi kita menilainya keputusan 
wasit sesuai dengan peraturan sepakbola yang dikeluarkan FIFA. Sekularisme? 
Mungkin. Tetapi saya hidup cukup tenang dan tenteram  dan hidup dalam 
keseimbangan sebagai seorang geoscientist yang beragama.

Wassalam mu’alaikum

RPK

  - Original Message - 
  From: Eko Prasetyo 
  To: iagi-net@iagi.or.id 
  Sent: Thursday, July 07, 2011 12:24 PM
  Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia


  perkataan anda seperti seorang otoritas ilmuwan dan merendahkan level ustadz. 
Banyak doktor-doktor ilmu yang lebih tinggi dari anda yang menganggap evolusi 
itu sampah. Banyak ustadz

Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia

2011-07-07 Terurut Topik Maradona Yanuar
Mas Eko,
 
Saya baca bukunya Harun Yahya, pendapat saya pribadi dalam kasus teori evolusi 
yang kontradiktif dan dibahas dalam buku tersebut adalah... :dalam sains 
prinsip pertama adalah seeing is believing ga perduli orang lain mau tulis 
paper apa atau laporan apa, selama data primer dan penafsirannya tidak bisa 
dipertanggung jawabkan maka seluruh asumsi dan kepercayaan akan gugur. 
Bukannya sedikit kok orang2 yang bikin riset ataupun publikasi tapi sebenernya 
mereka ndak melakukan approach sesuai keilmuan melainkan comot sana-sini atau 
copy paste kerjaan orang lain hehehe. 
 
Maaf daku bukan menggurui karena ga ada kapasitas buat jadi guru... namun 
sekedar mengingatkan dulu kalo ga salah ada mata kuliah judulnya konsep dasar 
keilmuan dan teknologi (Kontek kalo ga salah hehehe) ada pembahasan mengenai 
Filosofi keilmuan, bahwasanya segala sesuatu yang bisa dilihat, dijamah, 
didengar, dirasakan dan di nalar itu lah ilmu/sains. Konsep tentang tuhan 
ataupun penciptaan manusia ada jauh diluar keilmuan. Kalo mau percaya ya 
percaya saja.. ndak usah diteliti-teliti pula itu proses penciptaan manusia 
atau keberadaan tuhan... malahan kalo menurut saya penafsiran ayat2 yang di 
kutip di beberapa buku salah satunya harun yahya tsb menurut saya pribadi lagi 
seringkali serampangan... apalagi sampai kepada tuduhan Eugene Du Bois 
nyembunyikan fosil tengkorak Trinil (kurang kerjaan betul Du Bois ini rupanya)
 
Saya meng imil ini bukan karena berusaha menengahi perdebatan keras anda dengan 
pak Suyatno , silahkan dan monggo berdebat selama masih dalam koridor diskusi 
dan ndak tantang2 an. Dan ternyata selagi daku mengetik imil ini Pak RPK sudah 
duluan memberi pengantar tentang kuliah Filsafat Ilmu hehehe
 
salam
M  M 

--- On Wed, 7/6/11, Eko Prasetyo strivea...@gmail.com wrote:


From: Eko Prasetyo strivea...@gmail.com
Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
To: iagi-net@iagi.or.id
Date: Wednesday, July 6, 2011, 10:24 PM


perkataan anda seperti seorang otoritas ilmuwan dan merendahkan level ustadz. 
Banyak doktor-doktor ilmu yang lebih tinggi dari anda yang menganggap evolusi 
itu sampah. Banyak ustadz-ustadz yang level keilmuan eksaknya mungkin lebih 
tinggi dari anda. 

Newton sendiri mungkin jauh lebih religius dari para saintis-saintis atheis 
norak yang memaksakan kalau Tuhan itu imajinari tapi kalau ditanya kenapa Alam 
Semesta itu ada dia berkata ya ada aja Sebuah jawaban yang tidak ilmiah dan 
munafik.

sudah baca bahwa penemu homo erectus solo menyembunyikan tulang tengkorak yang 
bisa membantah teori homo erectus di bawah kasurnya selama berpuluh tahun? 
sudah membaca bahwa homo erectus solo itu direkonstruksi dari dua tulang yang 
jauhnya berbelas kaki dan mempunyai kemungkinan perbedaan individu tapi 
dipaksakan sebagai satu kejadian?

Atau fosil sebuah nenek moyang manusia yang ditentukan hanya dari sebuah 
fosil. gigi.

Atau fosil kadal-burung dari china yang ternyata hoax.

Atau kenyataan bahwa banyak manusia sekarang yang tinggi besar berdahi rata 
mirip Neanderthal tapi ternyata homo sapiens.

Atau fosil tengkorak anak berkelainan megacephalus yang diklaim sebagai fosil 
alien.


Lalu apa anda sudah mempelajari bahwa di alam tidak ada yang random, random itu 
hanyalah simplifikasi dari kompleksitas yang tidak dipahami manusia? Bahkan 
ilmu eksak geosaintis pun hanya bisa berkata kemungkinan minyak di sini 
90%. Sebuah ketidakeksakan. 

Sekarang pikirkan: apa kemungkinan dua spesimen jantan dan betina dari  spesies 
berkelamin ganda yang akan menggantikan spesies sebelumnya lahir pada waktu 
yang sama, dengan tingkat kecocokan tinggi, dan dilahirkan dari spesies yang 
lama?

Limit mendekati nol.

Mempercayai evolusi itu nyata sama saja mempercayai bahwa logam mentah bisa 
menjadi mobil yang fungsional hanya dengan terjadinya badai besar-besaran.

Sekarang siapa yang harus melepaskan diri dari keilmuwan? Saya yang sudah 
membaca dua sisi dari evolusi atau anda yang gak punya landasan kuat tapi 
mengusir saya dari keilmiahan?


2011/7/7 Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id

Kalo anda menganggap teori evolusi adalah hoax, berhenti saja sebagai ilmuwan, 
lalu menjadi ustadz saja.
Salam,
YSY
- Original Message - From: strivea...@gmail.com

To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Wednesday, July 06, 2011 7:53 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia






Dari teori ke teori, saya semakin yakin kalo evolusi ini hoax

visit strivearth.com and be entertained

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
Date: Wed, 6 Jul 2011 07:42:29
To: IAGIiagi-net@iagi.or.id; 
geologi...@googlegroups.comgeologi...@googlegroups.com
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
Mnarik.
Untungnya nenek moyangku orang pelaut :)

Rdp
--

Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia


» Homo erectus, nenek moyang homo sapiens

Muhammad Firman | Rabu, 6 Juli 2011, 05:29

Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia

2011-07-07 Terurut Topik Brahmantyo Gunawan
Penjelasan yang indah Prof..! Terimakasih.
Salam,
Brahmantyo

--- Pada Kam, 7/7/11, R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id menulis:


Dari: R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id
Judul: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Tanggal: Kamis, 7 Juli, 2011, 3:38 PM


 



Masalah percaya dan tidak percayanya mengenai  Theori  Evolusi saya ingin 
mencuplik dari Pendahuluan kuliah yang saya berikan untuk mahasiswa S3, yaitu 
“Falsafah Ilmu Kebumian” 
Masalah ini sangat mengusik pada geoscientist kita yang juga taat beragama, 
mana yang benar, dan bagaimana seorang yang berkeyakinan beragama menghadapi 
theori ini. Pengertian kebenaran sendiri adalah merupakan masalah falsafah 
tersendiri, apa sebenarnya yang disebut ‘kebenaran’ itu?
Dalam agama Islam (sebagaimana tertera dalam Al Quar’an) kita mengenal sebagai 
3 tingkatan kebenaran: Ainal Yaqin (keyakinan benar karena kita dapat 
melihatnya, atau mengamati-nya /secara empiris), Ilmal Yaqin keyakinan (benar)  
karena didasarkan ilmu yang kita geluti, yaitu berdasarkan pengamatan dan 
penalaran logika,  ‘akal’), dan Haqqul Yaqin, kebeneran haqiqi, atau kebenaran 
absolut atau ‘the ultimate truth’ Ini adalah penafsiran saya atas ayat Alqur’an 
, mungkin ulama yang lain menafsirkannya lain.
Dalam science yang bersifat empiris yang kita geluti, masalahnya bukan kita itu 
percaya atau tidak pada suatu teori, termasuk teori evolusi, tetapi apakah kita 
itu bisa menerima (accept) tidak suatu teori itu sebagai sesuatu yang logis/ 
masuk akal dan sesuai dengan apa yang kita amati (fosil2, batuan dsb). Dalam 
science sesuatu itu dianggap ada kalau sesuatu itu dapat kita amati dengan 5 
pancaindera kita ini, tidak termasuk indra ke-6. Dengan demikian ruh, jin, 
bahkan Tuhan pun di ‘anggap’ tidak ada karena tidak dapat diamati dengan ke-5 
panca indera kita (bukan berari seorang scientist tidak boleh percaya Tuhan, 
boleh saja, tetapi itulahsalah satu rule of the game-nya, kita tidak bisa 
menjelaskan terjadinya gejala alam dengan keberadaan kekuatan supernatural 
misalnya yang tidak bisa kita amati). Tujuan science adalah menjelaskan suatu 
gejala alam secara logis berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan manusia. 
Misalnya apakah teori evolusi itu
 dapat menjelaskan keanekaragaman machluk hidup dan adanya deretan fosil-fosil 
yang diketemukan dalam urut2an lapisan batuan di kerak bumi kita ini secara 
logika, atau masuk akalkah teori ini. Science tidak mengharuskan kita untuk 
mempercayainya, tetapi dapat menerimanya sebagai sesuatu yang logis. Selain itu 
tujuan science itu adalah melakukan prediksi (atau untuk geologi: post 
diction), atau bermaanfaat atau dapat digunakan.  Misalnya saya kira evolusi 
itu sesuatu yang masuk akal dan dapat digunakan untuk penentuan umur, korelasi 
dengan menggunakan fosil foram, misalnya. Para scientist juga sadar bahwa 
‘kebenaran’ dalam science itu bersifat sesaat atau relative, karena science itu 
maju terus, berkembang terus. Hal ini terutama sangat kentara dalam 
geosciences, khususnya paleontologi. Di ketemukannya saja 1 butir fossil saja 
dapat menumbangkan suatu teori, dan muncul teori baru. Hal ini juga sama dalam 
ilmu fisika, maupun kimia, apalagi astrofisika
 dan astronomi. Bahkan seorang ahli science philosophy Karl Popper mengatakan 
semua teori apapun akhirnya akan tumbang, dan diganti dengan teori yang lain, 
yang lebih maju.
Jadi dalam hal science, teori evolusi, yang penting adalah bukan soal percaya 
atau tidak, tetapi apakah kita dapat menerimanya sebagai penjelasan yang logis 
dan masuk akal dan sesuai dengan pengamatan kita. ”Geloven doe je in de kerk” 
orang Belanda bilang (masalah percaya adalah masalah dalam gereja). Agama itu 
didasarkan atas kepercayaan atau lebih tepat lagi iman atas wahyu illahi yang 
diturunkan pada para nabi dan dituliskan pada kitab suci, mengenai keberadaan 
malaikat, ruh, setan dan tentunya Tuhan tidak perlu logis atau keberadaannya 
didasarkan atas pengamatan ke-5 pancaindera kita ini. Kebenaran agama kita 
yakini karena iman, dan kita tidak bisa menilainya secara scientific. Science 
itu berdasarkan pengamatan dan pemikiran manusia, dan tidak perlu dinilai 
secara religious/spiritual.
 
Apakah ini dualisme/ kontrakdiksi dalam alam pikiran? Saya  tidak merasa 
demikian.  Kita bekerja dalam science sesuai dengan kaidah dan aturannya dan 
menerima kesimpulannya sesuai dengan logika dan pengamatan. Sama saja kalau 
dengan kita main sepak bola, kalau terjadi goal yang kontroversial, kita kan 
tidak menunggu adanya fatwa MUI yang mencari ayat Alquar’an dan Haditz yang  
mengharamkan atau mensyahkan goal tersebut, tetapi kita menilainya keputusan 
wasit sesuai dengan peraturan sepakbola yang dikeluarkan FIFA. Sekularisme? 
Mungkin. Tetapi saya hidup cukup tenang dan tenteram  dan hidup dalam 
keseimbangan sebagai seorang geoscientist yang beragama.
Wassalam mu’alaikum
RPK

- Original Message - 
From: Eko Prasetyo 
To: iagi-net

Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia

2011-07-07 Terurut Topik kartiko samodro
 je
 in de kerk” orang Belanda bilang (masalah percaya adalah masalah dalam
 gereja). Agama itu didasarkan atas kepercayaan atau lebih tepat lagi iman
 atas wahyu illahi yang diturunkan pada para nabi dan dituliskan pada kitab
 suci, mengenai keberadaan malaikat, ruh, setan dan tentunya Tuhan tidak
 perlu logis atau keberadaannya didasarkan atas pengamatan ke-5 pancaindera
 kita ini. Kebenaran agama kita yakini karena iman, dan kita tidak bisa
 menilainya secara scientific. Science itu berdasarkan pengamatan dan
 pemikiran manusia, dan tidak perlu dinilai secara religious/spiritual.

 ** **

 Apakah ini dualisme/ kontrakdiksi dalam alam pikiran? Saya  tidak merasa
 demikian.  Kita bekerja dalam science sesuai dengan kaidah dan aturannya
 dan menerima kesimpulannya sesuai dengan logika dan pengamatan. Sama saja
 kalau dengan kita main sepak bola, kalau terjadi goal yang kontroversial,
 kita kan tidak menunggu adanya fatwa MUI yang mencari ayat Alquar’an dan
 Haditz yang  mengharamkan atau mensyahkan goal tersebut, tetapi kita
 menilainya keputusan wasit sesuai dengan peraturan sepakbola yang
 dikeluarkan FIFA. Sekularisme? Mungkin. Tetapi saya hidup cukup tenang dan
 tenteram  dan hidup dalam keseimbangan sebagai seorang geoscientist yang
 beragama.

 Wassalam mu’alaikum

 RPK

  - Original Message -
 *From:* Eko Prasetyo strivea...@gmail.com
 *To:* iagi-net@iagi.or.id
   *Sent:* Thursday, July 07, 2011 12:24 PM
 *Subject:* Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia

 perkataan anda seperti seorang otoritas ilmuwan dan merendahkan level
 ustadz. Banyak doktor-doktor ilmu yang lebih tinggi dari anda yang
 menganggap evolusi itu sampah. Banyak ustadz-ustadz yang level keilmuan
 eksaknya mungkin lebih tinggi dari anda.

 Newton sendiri mungkin jauh lebih religius dari para saintis-saintis atheis
 norak yang memaksakan kalau Tuhan itu imajinari tapi kalau ditanya kenapa
 Alam Semesta itu ada dia berkata ya ada aja Sebuah jawaban yang tidak
 ilmiah dan munafik.

 sudah baca bahwa penemu homo erectus solo menyembunyikan tulang tengkorak
 yang bisa membantah teori homo erectus di bawah kasurnya selama berpuluh
 tahun? sudah membaca bahwa homo erectus solo itu direkonstruksi dari dua
 tulang yang jauhnya berbelas kaki dan mempunyai kemungkinan perbedaan
 individu tapi dipaksakan sebagai satu kejadian?

 Atau fosil sebuah nenek moyang manusia yang ditentukan hanya dari sebuah
 fosil. gigi.

 Atau fosil kadal-burung dari china yang ternyata hoax.

 Atau kenyataan bahwa banyak manusia sekarang yang tinggi besar berdahi rata
 mirip Neanderthal tapi ternyata homo sapiens.

 Atau fosil tengkorak anak berkelainan megacephalus yang diklaim sebagai
 fosil alien.


 Lalu apa anda sudah mempelajari bahwa di alam tidak ada yang random, random
 itu hanyalah simplifikasi dari kompleksitas yang tidak dipahami manusia?
 Bahkan ilmu eksak geosaintis pun hanya bisa berkata kemungkinan minyak di
 sini 90%. Sebuah ketidakeksakan.

 Sekarang pikirkan: apa kemungkinan dua spesimen jantan dan betina dari
 spesies berkelamin ganda yang akan menggantikan spesies sebelumnya lahir
 pada waktu yang sama, dengan tingkat kecocokan tinggi, dan dilahirkan dari
 spesies yang lama?

 Limit mendekati nol.

 Mempercayai evolusi itu nyata sama saja mempercayai bahwa logam mentah bisa
 menjadi mobil yang fungsional hanya dengan terjadinya badai besar-besaran.

 Sekarang siapa yang harus melepaskan diri dari keilmuwan? Saya yang sudah
 membaca dua sisi dari evolusi atau anda yang gak punya landasan kuat tapi
 mengusir saya dari keilmiahan?

 2011/7/7 Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id

 Kalo anda menganggap teori evolusi adalah hoax, berhenti saja sebagai
 ilmuwan, lalu menjadi ustadz saja.
 Salam,
 YSY
 - Original Message - From: strivea...@gmail.com

 To: iagi-net@iagi.or.id
 Sent: Wednesday, July 06, 2011 7:53 AM
 Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia



 Dari teori ke teori, saya semakin yakin kalo evolusi ini hoax

 visit strivearth.com and be entertained

 -Original Message-
 From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
 Date: Wed, 6 Jul 2011 07:42:29
 To: IAGIiagi-net@iagi.or.id; geologi...@googlegroups.comge**
 ologi...@googlegroups.com geologi...@googlegroups.com
 Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
 Mnarik.
 Untungnya nenek moyangku orang pelaut :)

 Rdp
 --

 Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia

 
 » Homo erectus, nenek moyang homo sapiens

 Muhammad Firman | Rabu, 6 Juli 2011, 05:29 WIB

 VIVAnews - Sebuah studi yang diketuai oleh Etty Indriati, peneliti
 dari Universitas Gadjah Mada, Indonesia melakukan investigasi dari dua
 situs di sungai Bengawan Solo. Dari penelitian, disimpulkan bahwa Homo
 erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang sama dengan manusia
 modern.

 Temuan ini memunculkan keraguan pada teori evolusi manusia sebelumnya
 dan mengindikasikan bahwa

Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia

2011-07-07 Terurut Topik ok.taufik
Kalau mau bicara science berangkatlah dengan data valid. Alien sendiri tak ada 
dalam pengakuan dunia science, jadi bagaimana pula mau beranggapan alien 
berdimensi homosapiens sp?, ilmiah dikit lah.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com
Date: Thu, 7 Jul 2011 16:44:20 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
Pak Kusuma

Menarik memang mengulas tentang evolusi manusia ini...
karena manusia sebagai benda manusia adalah benda yang bisa dijamah,
diraba, dicium, dipandang, didengar (semua panca indera bisa merasakan
kehadiran manusia ini..)

Pembicaraan mulai menjadi campur aduk antara science dan agama pada saat
mengungkap darimana asal usul manusia ini..
Agamis menyatakan manusia ciptaan Tuhan ( titik , tidak ada koma), sementara
para science berpikir bahwa manusia yang bisa dirasakan oleh panca indera
tentu diciptakan/melalui proses yang bisa dirasakan oleh panca indra juga (
sementara Tuhan bagi sebagian besar masyarakat adalah sesuatu yang tdk bisa
dirasakan oleh panca indra..)

Bagaimana kalau Tuhan melalui perantaraan alien menciptakan manusia modern
melalui penggabungan gen alien dengan gen manusia purba ? apakah lalu kita
bukan ciptaan Tuhan ? Sama seperti kita lahir dari pencampuran sperma dan
ovum orang tua kita, apakah lalu kita merupakan ciptaan orang tua kita dan
bukan Tuhan ?

Bagaimana  kita mendapat konsepsi Tuhan padahal kita tidak pernah bertemu
Tuhan, tentunya pertama dari orang tua kita.
Bagaimana manusia modern pertama mengenal Tuhan , tentunya kalau alien
sebagai orang tua manusia modern, ya konsep Tuhan pertama juga berasal dari
alienjadi alien juga berTuhankarena kalau memang Tuhan menciptakan
alam semesta ini tentu alien juga akan mengenal namanya Tuhan , dan itu
malah menunjukan kebesaran Tuhan

jadi ya saya sih santai aja kalau manusia modern memang harus keturunan
alien, tdk ada yang bertentangan dengan konsepsi ketuhanan kok.

2011/7/7 R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id

 **

 Masalah percaya dan tidak percayanya mengenai  Theori  Evolusi saya ingin
 mencuplik dari Pendahuluan kuliah yang saya berikan untuk mahasiswa S3,
 yaitu “Falsafah Ilmu Kebumian”**

 Masalah ini sangat mengusik pada geoscientist kita yang juga taat beragama,
 mana yang benar, dan bagaimana seorang yang berkeyakinan beragama menghadapi
 theori ini. Pengertian kebenaran sendiri adalah merupakan masalah falsafah
 tersendiri, apa sebenarnya yang disebut ‘kebenaran’ itu?

 Dalam agama Islam (sebagaimana tertera dalam Al Quar’an) kita mengenal
 sebagai 3 tingkatan kebenaran: Ainal Yaqin (keyakinan benar karena kita
 dapat melihatnya, atau mengamati-nya /secara empiris), Ilmal Yaqin keyakinan
 (benar)  karena didasarkan ilmu yang kita geluti, yaitu berdasarkan
 pengamatan dan penalaran logika,  ‘akal’), dan Haqqul Yaqin, kebeneran
 haqiqi, atau kebenaran absolut atau ‘the ultimate truth’ Ini adalah
 penafsiran saya atas ayat Alqur’an , mungkin ulama yang lain menafsirkannya
 lain.

 Dalam science yang bersifat empiris yang kita geluti, masalahnya bukan kita
 itu percaya atau tidak pada suatu teori, termasuk teori evolusi, tetapi
 apakah kita itu bisa menerima (accept) tidak suatu teori itu sebagai sesuatu
 yang logis/ masuk akal dan sesuai dengan apa yang kita amati (fosil2, batuan
 dsb). Dalam science sesuatu itu dianggap ada kalau sesuatu itu dapat kita
 amati dengan 5 pancaindera kita ini, tidak termasuk indra ke-6. Dengan
 demikian ruh, jin, bahkan Tuhan pun di ‘anggap’ tidak ada karena tidak dapat
 diamati dengan ke-5 panca indera kita (bukan berari seorang scientist tidak
 boleh percaya Tuhan, boleh saja, tetapi itulahsalah satu rule of the
 game-nya, kita tidak bisa menjelaskan terjadinya gejala alam dengan
 keberadaan kekuatan supernatural misalnya yang tidak bisa kita amati).
 Tujuan science adalah menjelaskan suatu gejala alam secara logis berdasarkan
 pengamatan yang telah dilakukan manusia. Misalnya apakah teori evolusi itu
 dapat menjelaskan keanekaragaman machluk hidup dan adanya deretan
 fosil-fosil yang diketemukan dalam urut2an lapisan batuan di kerak bumi kita
 ini secara logika, atau masuk akalkah teori ini. Science tidak mengharuskan
 kita untuk mempercayainya, tetapi dapat menerimanya sebagai sesuatu yang
 logis. Selain itu tujuan science itu adalah melakukan prediksi (atau untuk
 geologi: post diction), atau bermaanfaat atau dapat digunakan.  Misalnya
 saya kira evolusi itu sesuatu yang masuk akal dan dapat digunakan untuk
 penentuan umur, korelasi dengan menggunakan fosil foram, misalnya. Para
 scientist juga sadar bahwa ‘kebenaran’ dalam science itu bersifat sesaat
 atau relative, karena science itu maju terus, berkembang terus. Hal ini
 terutama sangat kentara dalam geosciences, khususnya paleontologi. Di
 ketemukannya saja 1 butir fossil saja dapat menumbangkan suatu teori, dan
 muncul teori baru. Hal ini juga

Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia

2011-07-07 Terurut Topik kartiko samodro
Halo Pak Topik yang OK banget..

Saya sendiri juga bukan pendukung teori alien  ( seperti saya sampaikan
sebelumnya itu adalah pemikiran science fiction bukan science )...saya
cuma terbuka saja terhadap pemikiran alternative yang berkembang bahwa
missing link bisa berasal dari penggabungan  gen alien dan manusia purba .


Masalah bukti bukti ( yang bisa diraba, dipegang dsb)  yang mendasari
pemikiran tersebut  bisa coba dilihat pada acara Ancient Astronaut History
Channel dan Giants, Mysteries or Myth dari  Discovery Channel (ada di
youtube)
Bisa juga menonton film fourth kind yang katanya berdasarkan kisah
nyata.
Atau bisa dibrowse di internet mengenai sumeria kuno, aliens, dsb.

Selamat membaca dan menonton...sapa tahu menemukan alien yang mirip sama Pak
OK (canda on)

2011/7/7 ok.taufik ok.tau...@gmail.com

 **Kalau mau bicara science berangkatlah dengan data valid. Alien sendiri
 tak ada dalam pengakuan dunia science, jadi bagaimana pula mau beranggapan
 alien berdimensi homosapiens sp?, ilmiah dikit lah.

 Powered by Telkomsel BlackBerry®
 --
 *From: *kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com
 *Date: *Thu, 7 Jul 2011 16:44:20 +0800
  *To: *iagi-net@iagi.or.id
 *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id
   *Subject: *Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia

 Pak Kusuma

 Menarik memang mengulas tentang evolusi manusia ini...
 karena manusia sebagai benda manusia adalah benda yang bisa dijamah,
 diraba, dicium, dipandang, didengar (semua panca indera bisa merasakan
 kehadiran manusia ini..)

 Pembicaraan mulai menjadi campur aduk antara science dan agama pada saat
 mengungkap darimana asal usul manusia ini..
 Agamis menyatakan manusia ciptaan Tuhan ( titik , tidak ada koma),
 sementara para science berpikir bahwa manusia yang bisa dirasakan oleh panca
 indera tentu diciptakan/melalui proses yang bisa dirasakan oleh panca indra
 juga ( sementara Tuhan bagi sebagian besar masyarakat adalah sesuatu yang
 tdk bisa dirasakan oleh panca indra..)

 Bagaimana kalau Tuhan melalui perantaraan alien menciptakan manusia modern
 melalui penggabungan gen alien dengan gen manusia purba ? apakah lalu kita
 bukan ciptaan Tuhan ? Sama seperti kita lahir dari pencampuran sperma dan
 ovum orang tua kita, apakah lalu kita merupakan ciptaan orang tua kita dan
 bukan Tuhan ?

 Bagaimana  kita mendapat konsepsi Tuhan padahal kita tidak pernah bertemu
 Tuhan, tentunya pertama dari orang tua kita.
 Bagaimana manusia modern pertama mengenal Tuhan , tentunya kalau alien
 sebagai orang tua manusia modern, ya konsep Tuhan pertama juga berasal dari
 alienjadi alien juga berTuhankarena kalau memang Tuhan menciptakan
 alam semesta ini tentu alien juga akan mengenal namanya Tuhan , dan itu
 malah menunjukan kebesaran Tuhan

 jadi ya saya sih santai aja kalau manusia modern memang harus keturunan
 alien, tdk ada yang bertentangan dengan konsepsi ketuhanan kok.

 2011/7/7 R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id

 **

 Masalah percaya dan tidak percayanya mengenai  Theori  Evolusi saya ingin
 mencuplik dari Pendahuluan kuliah yang saya berikan untuk mahasiswa S3,
 yaitu “Falsafah Ilmu Kebumian”**

 Masalah ini sangat mengusik pada geoscientist kita yang juga taat
 beragama, mana yang benar, dan bagaimana seorang yang berkeyakinan beragama
 menghadapi theori ini. Pengertian kebenaran sendiri adalah merupakan masalah
 falsafah tersendiri, apa sebenarnya yang disebut ‘kebenaran’ itu?

 Dalam agama Islam (sebagaimana tertera dalam Al Quar’an) kita mengenal
 sebagai 3 tingkatan kebenaran: Ainal Yaqin (keyakinan benar karena kita
 dapat melihatnya, atau mengamati-nya /secara empiris), Ilmal Yaqin keyakinan
 (benar)  karena didasarkan ilmu yang kita geluti, yaitu berdasarkan
 pengamatan dan penalaran logika,  ‘akal’), dan Haqqul Yaqin, kebeneran
 haqiqi, atau kebenaran absolut atau ‘the ultimate truth’ Ini adalah
 penafsiran saya atas ayat Alqur’an , mungkin ulama yang lain menafsirkannya
 lain.

 Dalam science yang bersifat empiris yang kita geluti, masalahnya bukan
 kita itu percaya atau tidak pada suatu teori, termasuk teori evolusi, tetapi
 apakah kita itu bisa menerima (accept) tidak suatu teori itu sebagai sesuatu
 yang logis/ masuk akal dan sesuai dengan apa yang kita amati (fosil2, batuan
 dsb). Dalam science sesuatu itu dianggap ada kalau sesuatu itu dapat kita
 amati dengan 5 pancaindera kita ini, tidak termasuk indra ke-6. Dengan
 demikian ruh, jin, bahkan Tuhan pun di ‘anggap’ tidak ada karena tidak dapat
 diamati dengan ke-5 panca indera kita (bukan berari seorang scientist tidak
 boleh percaya Tuhan, boleh saja, tetapi itulahsalah satu rule of the
 game-nya, kita tidak bisa menjelaskan terjadinya gejala alam dengan
 keberadaan kekuatan supernatural misalnya yang tidak bisa kita amati).
 Tujuan science adalah menjelaskan suatu gejala alam secara logis berdasarkan
 pengamatan yang telah dilakukan manusia. Misalnya apakah teori evolusi itu
 dapat menjelaskan keanekaragaman

Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia

2011-07-07 Terurut Topik Ridwan Farid
 MUI yang mencari ayat Alquar’an dan
 Haditz yang  mengharamkan atau mensyahkan goal tersebut, tetapi kita
 menilainya keputusan wasit sesuai dengan peraturan sepakbola yang
 dikeluarkan FIFA. Sekularisme? Mungkin. Tetapi saya hidup cukup tenang dan
 tenteram  dan hidup dalam keseimbangan sebagai seorang geoscientist yang
 beragama.

 Wassalam mu’alaikum

 RPK

 - Original Message -
 *From:* Eko Prasetyo strivea...@gmail.com
 *To:* iagi-net@iagi.or.id
 *Sent:* Thursday, July 07, 2011 12:24 PM
 *Subject:* Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia

 perkataan anda seperti seorang otoritas ilmuwan dan merendahkan level
 ustadz. Banyak doktor-doktor ilmu yang lebih tinggi dari anda yang
 menganggap evolusi itu sampah. Banyak ustadz-ustadz yang level keilmuan
 eksaknya mungkin lebih tinggi dari anda.

 Newton sendiri mungkin jauh lebih religius dari para saintis-saintis atheis
 norak yang memaksakan kalau Tuhan itu imajinari tapi kalau ditanya kenapa
 Alam Semesta itu ada dia berkata ya ada aja Sebuah jawaban yang tidak
 ilmiah dan munafik.

 sudah baca bahwa penemu homo erectus solo menyembunyikan tulang tengkorak
 yang bisa membantah teori homo erectus di bawah kasurnya selama berpuluh
 tahun? sudah membaca bahwa homo erectus solo itu direkonstruksi dari dua
 tulang yang jauhnya berbelas kaki dan mempunyai kemungkinan perbedaan
 individu tapi dipaksakan sebagai satu kejadian?

 Atau fosil sebuah nenek moyang manusia yang ditentukan hanya dari sebuah
 fosil. gigi.

 Atau fosil kadal-burung dari china yang ternyata hoax.

 Atau kenyataan bahwa banyak manusia sekarang yang tinggi besar berdahi rata
 mirip Neanderthal tapi ternyata homo sapiens.

 Atau fosil tengkorak anak berkelainan megacephalus yang diklaim sebagai
 fosil alien.


 Lalu apa anda sudah mempelajari bahwa di alam tidak ada yang random, random
 itu hanyalah simplifikasi dari kompleksitas yang tidak dipahami manusia?
 Bahkan ilmu eksak geosaintis pun hanya bisa berkata kemungkinan minyak di
 sini 90%. Sebuah ketidakeksakan.

 Sekarang pikirkan: apa kemungkinan dua spesimen jantan dan betina dari
 spesies berkelamin ganda yang akan menggantikan spesies sebelumnya lahir
 pada waktu yang sama, dengan tingkat kecocokan tinggi, dan dilahirkan dari
 spesies yang lama?

 Limit mendekati nol.

 Mempercayai evolusi itu nyata sama saja mempercayai bahwa logam mentah bisa
 menjadi mobil yang fungsional hanya dengan terjadinya badai besar-besaran.

 Sekarang siapa yang harus melepaskan diri dari keilmuwan? Saya yang sudah
 membaca dua sisi dari evolusi atau anda yang gak punya landasan kuat tapi
 mengusir saya dari keilmiahan?

 2011/7/7 Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id

 Kalo anda menganggap teori evolusi adalah hoax, berhenti saja sebagai
 ilmuwan, lalu menjadi ustadz saja.
 Salam,
 YSY
 - Original Message - From: strivea...@gmail.com

 To: iagi-net@iagi.or.id
 Sent: Wednesday, July 06, 2011 7:53 AM
 Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia



 Dari teori ke teori, saya semakin yakin kalo evolusi ini hoax

 visit strivearth.com and be entertained

 -Original Message-
 From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
 Date: Wed, 6 Jul 2011 07:42:29
 To: IAGIiagi-net@iagi.or.id; geologi...@googlegroups.comge**
 ologi...@googlegroups.com geologi...@googlegroups.com
 Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
 Mnarik.
 Untungnya nenek moyangku orang pelaut :)

 Rdp
 --

 Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia

 
 » Homo erectus, nenek moyang homo sapiens

 Muhammad Firman | Rabu, 6 Juli 2011, 05:29 WIB

 VIVAnews - Sebuah studi yang diketuai oleh Etty Indriati, peneliti
 dari Universitas Gadjah Mada, Indonesia melakukan investigasi dari dua
 situs di sungai Bengawan Solo. Dari penelitian, disimpulkan bahwa Homo
 erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang sama dengan manusia
 modern.

 Temuan ini memunculkan keraguan pada teori evolusi manusia sebelumnya
 dan mengindikasikan bahwa nenek moyang manusia modern itu punah jauh
 lebih awal dibandingkan perkiraan sebelumnya.

 Seperti diketahui, Homo erectus, yang meninggalkan Afrika sekitar 1,8
 juta tahun lalu, disepakati sebagai nenek moyang langsung spesies kita
 yakni Homo sapiens. Kedua spesies ini sebelumnya diyakini pernah hidup
 berdampingan. Setidaknya sampai muncul teori baru yang membantah itu.

 Selama ini, ilmuwan memperkirakan, sekitar 500 ribu tahun lalu Homo
 erectus lenyap dari Afrika dan sebagian besar Afrika dan diperkirakan,
 bertahan hidup di Indonesia hingga 35 ribu tahun lalu. Adapun Homo
 sapiens awal tinggal di kawasan Indonesia sejak 40 ribu tahun lalu dan
 tinggal bersama dengan nenek moyangnya tersebut.

 Penelitian yang dilakukan Etty dan timnya menunjukkan bahwa asumsi
 selama ini tidak benar dan Homo erectus lenyap jauh sebelum kedatangan
 Homo sapiens di Asia.

 “Homo erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang sama dengan

RE: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia

2011-07-07 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
 
tentang asal-muasal manusia dan perkembangan peradabannya ditinjau dari sains.  
Termasuk apabila ada yang punya pengetahuan untuk mengurutkan 25 nabi utama 
dalam Kitab-Kitab Suci dalam timeline yang masuk akal atau ada dasarnya.

 

Salam,

DHN

 

 

From: R.P.Koesoemadinata [mailto:koeso...@melsa.net.id] 
Sent: Thursday, July 07, 2011 2:38 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia

 

Masalah percaya dan tidak percayanya mengenai  Theori  Evolusi saya ingin 
mencuplik dari Pendahuluan kuliah yang saya berikan untuk mahasiswa S3, yaitu 
“Falsafah Ilmu Kebumian”

Masalah ini sangat mengusik pada geoscientist kita yang juga taat beragama, 
mana yang benar, dan bagaimana seorang yang berkeyakinan beragama menghadapi 
theori ini. Pengertian kebenaran sendiri adalah merupakan masalah falsafah 
tersendiri, apa sebenarnya yang disebut ‘kebenaran’ itu?

Dalam agama Islam (sebagaimana tertera dalam Al Quar’an) kita mengenal sebagai 
3 tingkatan kebenaran: Ainal Yaqin (keyakinan benar karena kita dapat 
melihatnya, atau mengamati-nya /secara empiris), Ilmal Yaqin keyakinan (benar)  
karena didasarkan ilmu yang kita geluti, yaitu berdasarkan pengamatan dan 
penalaran logika,  ‘akal’), dan Haqqul Yaqin, kebeneran haqiqi, atau kebenaran 
absolut atau ‘the ultimate truth’ Ini adalah penafsiran saya atas ayat Alqur’an 
, mungkin ulama yang lain menafsirkannya lain.

Dalam science yang bersifat empiris yang kita geluti, masalahnya bukan kita itu 
percaya atau tidak pada suatu teori, termasuk teori evolusi, tetapi apakah kita 
itu bisa menerima (accept) tidak suatu teori itu sebagai sesuatu yang logis/ 
masuk akal dan sesuai dengan apa yang kita amati (fosil2, batuan dsb). Dalam 
science sesuatu itu dianggap ada kalau sesuatu itu dapat kita amati dengan 5 
pancaindera kita ini, tidak termasuk indra ke-6. Dengan demikian ruh, jin, 
bahkan Tuhan pun di ‘anggap’ tidak ada karena tidak dapat diamati dengan ke-5 
panca indera kita (bukan berari seorang scientist tidak boleh percaya Tuhan, 
boleh saja, tetapi itulahsalah satu rule of the game-nya, kita tidak bisa 
menjelaskan terjadinya gejala alam dengan keberadaan kekuatan supernatural 
misalnya yang tidak bisa kita amati). Tujuan science adalah menjelaskan suatu 
gejala alam secara logis berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan manusia. 
Misalnya apakah teori evolusi itu dapat menjelaskan keanekaragaman machluk 
hidup dan adanya deretan fosil-fosil yang diketemukan dalam urut2an lapisan 
batuan di kerak bumi kita ini secara logika, atau masuk akalkah teori ini. 
Science tidak mengharuskan kita untuk mempercayainya, tetapi dapat menerimanya 
sebagai sesuatu yang logis. Selain itu tujuan science itu adalah melakukan 
prediksi (atau untuk geologi: post diction), atau bermaanfaat atau dapat 
digunakan.  Misalnya saya kira evolusi itu sesuatu yang masuk akal dan dapat 
digunakan untuk penentuan umur, korelasi dengan menggunakan fosil foram, 
misalnya. Para scientist juga sadar bahwa ‘kebenaran’ dalam science itu 
bersifat sesaat atau relative, karena science itu maju terus, berkembang terus. 
Hal ini terutama sangat kentara dalam geosciences, khususnya paleontologi. Di 
ketemukannya saja 1 butir fossil saja dapat menumbangkan suatu teori, dan 
muncul teori baru. Hal ini juga sama dalam ilmu fisika, maupun kimia, apalagi 
astrofisika dan astronomi. Bahkan seorang ahli science philosophy Karl Popper 
mengatakan semua teori apapun akhirnya akan tumbang, dan diganti dengan teori 
yang lain, yang lebih maju.

Jadi dalam hal science, teori evolusi, yang penting adalah bukan soal percaya 
atau tidak, tetapi apakah kita dapat menerimanya sebagai penjelasan yang logis 
dan masuk akal dan sesuai dengan pengamatan kita. ”Geloven doe je in de kerk” 
orang Belanda bilang (masalah percaya adalah masalah dalam gereja). Agama itu 
didasarkan atas kepercayaan atau lebih tepat lagi iman atas wahyu illahi yang 
diturunkan pada para nabi dan dituliskan pada kitab suci, mengenai keberadaan 
malaikat, ruh, setan dan tentunya Tuhan tidak perlu logis atau keberadaannya 
didasarkan atas pengamatan ke-5 pancaindera kita ini. Kebenaran agama kita 
yakini karena iman, dan kita tidak bisa menilainya secara scientific. Science 
itu berdasarkan pengamatan dan pemikiran manusia, dan tidak perlu dinilai 
secara religious/spiritual.

 

Apakah ini dualisme/ kontrakdiksi dalam alam pikiran? Saya  tidak merasa 
demikian.  Kita bekerja dalam science sesuai dengan kaidah dan aturannya dan 
menerima kesimpulannya sesuai dengan logika dan pengamatan. Sama saja kalau 
dengan kita main sepak bola, kalau terjadi goal yang kontroversial, kita kan 
tidak menunggu adanya fatwa MUI yang mencari ayat Alquar’an dan Haditz yang  
mengharamkan atau mensyahkan goal tersebut, tetapi kita menilainya keputusan 
wasit sesuai dengan peraturan sepakbola yang dikeluarkan FIFA. Sekularisme? 
Mungkin. Tetapi saya hidup cukup tenang dan tenteram  dan hidup dalam 
keseimbangan sebagai

Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia

2011-07-07 Terurut Topik Yanto R.Sumantri


Hidup Wasit !

si Abah


On Thu, July 7, 2011 2:24 pm, prasiddha Hestu Narendra wrote:
 prrtt...maaf peluitnya ditiup
 he..he..he...
 silakan berdiskusi, silakan berbeda pendapat, silakan percaya, silakan
 tidak
 percaya..tetapi yang penting tetap adem ayem dan saling
 menghormati.

 monggo dilanjut

 2011/7/7 Eko Prasetyo strivea...@gmail.com

 perkataan anda seperti seorang otoritas ilmuwan dan merendahkan level
 ustadz. Banyak doktor-doktor ilmu yang lebih tinggi dari anda yang
 menganggap evolusi itu sampah. Banyak ustadz-ustadz yang level keilmuan
 eksaknya mungkin lebih tinggi dari anda.

 Newton sendiri mungkin jauh lebih religius dari para saintis-saintis
 atheis
 norak yang memaksakan kalau Tuhan itu imajinari tapi kalau ditanya
 kenapa
 Alam Semesta itu ada dia berkata ya ada aja Sebuah jawaban yang tidak
 ilmiah dan munafik.

 sudah baca bahwa penemu homo erectus solo menyembunyikan tulang
 tengkorak
 yang bisa membantah teori homo erectus di bawah kasurnya selama berpuluh
 tahun? sudah membaca bahwa homo erectus solo itu direkonstruksi dari dua
 tulang yang jauhnya berbelas kaki dan mempunyai kemungkinan perbedaan
 individu tapi dipaksakan sebagai satu kejadian?

 Atau fosil sebuah nenek moyang manusia yang ditentukan hanya dari
 sebuah
 fosil. gigi.

 Atau fosil kadal-burung dari china yang ternyata hoax.

 Atau kenyataan bahwa banyak manusia sekarang yang tinggi besar berdahi
 rata
 mirip Neanderthal tapi ternyata homo sapiens.

 Atau fosil tengkorak anak berkelainan megacephalus yang diklaim sebagai
 fosil alien.


 Lalu apa anda sudah mempelajari bahwa di alam tidak ada yang random,
 random
 itu hanyalah simplifikasi dari kompleksitas yang tidak dipahami manusia?
 Bahkan ilmu eksak geosaintis pun hanya bisa berkata kemungkinan
 minyak di
 sini 90%. Sebuah ketidakeksakan.

 Sekarang pikirkan: apa kemungkinan dua spesimen jantan dan betina dari
 spesies berkelamin ganda yang akan menggantikan spesies sebelumnya lahir
 pada waktu yang sama, dengan tingkat kecocokan tinggi, dan dilahirkan
 dari
 spesies yang lama?

 Limit mendekati nol.

 Mempercayai evolusi itu nyata sama saja mempercayai bahwa logam mentah
 bisa
 menjadi mobil yang fungsional hanya dengan terjadinya badai
 besar-besaran.

 Sekarang siapa yang harus melepaskan diri dari keilmuwan? Saya yang
 sudah
 membaca dua sisi dari evolusi atau anda yang gak punya landasan kuat
 tapi
 mengusir saya dari keilmiahan?


 2011/7/7 Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id

 Kalo anda menganggap teori evolusi adalah hoax, berhenti saja sebagai
 ilmuwan, lalu menjadi ustadz saja.
 Salam,
 YSY
 - Original Message - From: strivea...@gmail.com

 To: iagi-net@iagi.or.id
 Sent: Wednesday, July 06, 2011 7:53 AM
 Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia



  Dari teori ke teori, saya semakin yakin kalo evolusi ini hoax

 visit strivearth.com and be entertained

 -Original Message-
 From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
 Date: Wed, 6 Jul 2011 07:42:29
 To: IAGIiagi-net@iagi.or.id; geologi...@googlegroups.comge**
 ologi...@googlegroups.com geologi...@googlegroups.com
 Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
 Mnarik.
 Untungnya nenek moyangku orang pelaut :)

 Rdp
 --

 Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia

 
 » Homo erectus, nenek moyang homo sapiens

 Muhammad Firman | Rabu, 6 Juli 2011, 05:29 WIB

 VIVAnews - Sebuah studi yang diketuai oleh Etty Indriati, peneliti
 dari Universitas Gadjah Mada, Indonesia melakukan investigasi dari dua
 situs di sungai Bengawan Solo. Dari penelitian, disimpulkan bahwa Homo
 erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang sama dengan manusia
 modern.

 Temuan ini memunculkan keraguan pada teori evolusi manusia sebelumnya
 dan mengindikasikan bahwa nenek moyang manusia modern itu punah jauh
 lebih awal dibandingkan perkiraan sebelumnya.

 Seperti diketahui, Homo erectus, yang meninggalkan Afrika sekitar 1,8
 juta tahun lalu, disepakati sebagai nenek moyang langsung spesies kita
 yakni Homo sapiens. Kedua spesies ini sebelumnya diyakini pernah hidup
 berdampingan. Setidaknya sampai muncul teori baru yang membantah itu.

 Selama ini, ilmuwan memperkirakan, sekitar 500 ribu tahun lalu Homo
 erectus lenyap dari Afrika dan sebagian besar Afrika dan diperkirakan,
 bertahan hidup di Indonesia hingga 35 ribu tahun lalu. Adapun Homo
 sapiens awal tinggal di kawasan Indonesia sejak 40 ribu tahun lalu dan
 tinggal bersama dengan nenek moyangnya tersebut.

 Penelitian yang dilakukan Etty dan timnya menunjukkan bahwa asumsi
 selama ini tidak benar dan Homo erectus lenyap jauh sebelum kedatangan
 Homo sapiens di Asia.

 “Homo erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang sama dengan
 manusia modern,” kata Etty, seperti dikutip dari DailyMail, 5 Juli
 2011.

 Dari ekskavasi dan analisa waktu, hasilnya mengindikasikan bahwa Homo
 erectus punah

RE: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia

2011-07-07 Terurut Topik Muharram Jaya Panguriseng
Setuju dengan pernyataan Prof. Koesoemadinata, “dalam science yang bersifat 
empiris, (ukurannya) ...apakah kita itu bisa menerima atau tidak suatu teori 
itu sebagai sesuatu yang logis/ masuk akal dan sesuai dengan apa yang kita 
amati (fosil2, batuan dsb)”, begitu tidak logis dan tidak sesuai dengan fakta 
pengamatan lapangan dengan sendirinya teori tersebut akan gugur, tetapi science 
tidak gugur hanya dengan hasil voling. Tidak perlu mempertentangkan antara 
science dengan agama. Agama adalah kebenaran mutlak bagi penganutnya sementara 
science akan bergantung kepada fakta. “Para scientist juga sadar bahwa 
‘kebenaran’ dalam science itu bersifat sesaat atau relative, karena science itu 
maju terus, berkembang terus”. Jadi wajar saja teori evolusi Darwin gugur 
dengan sendirinya apabila fakta temuan fosil berkata lain. Pembuktian bahwa 
suatu teori scientific salah harus dengan fakta bantahan, tidak dengan agama, 
kalau dengan agama nanti yang muncul adalah eyel-eyelan ☺...
Bagi penganut agama (termasuk saya) meyakini semua isi kitab sucinya 
masing-masing sebagai kebenaran mutlak, namun kita harus sadar akan kemampuan 
otak kita dalam menterjemahkan lautan ilmu didalam kitab tersebut, jangan 
sampai keterbatasan ilmu manusia yang merasa mewakili ilmu Tuhan gugur 
berkeping-keping ketika fakta ilmiah berkata lain. Ingat ilmuwan abad 
pertengahan yang digantung otoritas agama karena meyakini bahwa bumi 
mengelilingi matahari ? padahal bumi mengelilingi matahari adalah fakta tak 
terbantahkan sekarang. Apakah firman Tuhan (yang asli) memang mengatakan bahwa 
matahari-lah yang mengelilingi bumi? Saya tidak yakin. Keterbatasan ilmu 
otoritas agamalah sebenarnya yang mengatakan itu. Wallahu’alam.

Selamat berdiskusi untuk bahasan yang sangat menarik ini. Saling membantah 
adalah wajar dalam perdebatan ilmiah tetapi harus dalam koridor saling 
menghargai.

Salam,
MJP

From: Fadli Syarid [mailto:fadli.sya...@gmail.com]
Sent: Thursday, July 07, 2011 3:49 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia

Masalah percaya tidak percaya tentang teori evolusi ini ada sedikit fenomena 
menarik dari hasil survey british councill.
Amerika Serikat(USA) termasuk negara yang penduduknya kurang mempercayai teori 
evolusi darwin dibandingkan negara lain yang disurvey. Hasil survenynya bisa 
dilihat selengkapnya disini
http://www.britishcouncil.org/darwin_now_survey_global.pdf


Regards
--- Pada Kam, 7/7/11, R.P.Koesoemadinata 
koeso...@melsa.net.idmailto:koeso...@melsa.net.id menulis:

Dari: R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.idmailto:koeso...@melsa.net.id
Judul: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
Kepada: iagi-net@iagi.or.idmailto:iagi-net@iagi.or.id
Tanggal: Kamis, 7 Juli, 2011, 3:38 PM


Masalah percaya dan tidak percayanya mengenai  Theori  Evolusi saya ingin 
mencuplik dari Pendahuluan kuliah yang saya berikan untuk mahasiswa S3, yaitu 
“Falsafah Ilmu Kebumian”

Masalah ini sangat mengusik pada geoscientist kita yang juga taat beragama, 
mana yang benar, dan bagaimana seorang yang berkeyakinan beragama menghadapi 
theori ini. Pengertian kebenaran sendiri adalah merupakan masalah falsafah 
tersendiri, apa sebenarnya yang disebut ‘kebenaran’ itu?

Dalam agama Islam (sebagaimana tertera dalam Al Quar’an) kita mengenal sebagai 
3 tingkatan kebenaran: Ainal Yaqin (keyakinan benar karena kita dapat 
melihatnya, atau mengamati-nya /secara empiris), Ilmal Yaqin keyakinan (benar)  
karena didasarkan ilmu yang kita geluti, yaitu berdasarkan pengamatan dan 
penalaran logika,  ‘akal’), dan Haqqul Yaqin, kebeneran haqiqi, atau kebenaran 
absolut atau ‘the ultimate truth’ Ini adalah penafsiran saya atas ayat Alqur’an 
, mungkin ulama yang lain menafsirkannya lain.

Dalam science yang bersifat empiris yang kita geluti, masalahnya bukan kita itu 
percaya atau tidak pada suatu teori, termasuk teori evolusi, tetapi apakah kita 
itu bisa menerima (accept) tidak suatu teori itu sebagai sesuatu yang logis/ 
masuk akal dan sesuai dengan apa yang kita amati (fosil2, batuan dsb). Dalam 
science sesuatu itu dianggap ada kalau sesuatu itu dapat kita amati dengan 5 
pancaindera kita ini, tidak termasuk indra ke-6. Dengan demikian ruh, jin, 
bahkan Tuhan pun di ‘anggap’ tidak ada karena tidak dapat diamati dengan ke-5 
panca indera kita (bukan berari seorang scientist tidak boleh percaya Tuhan, 
boleh saja, tetapi itulahsalah satu rule of the game-nya, kita tidak bisa 
menjelaskan terjadinya gejala alam dengan keberadaan kekuatan supernatural 
misalnya yang tidak bisa kita amati). Tujuan science adalah menjelaskan suatu 
gejala alam secara logis berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan manusia. 
Misalnya apakah teori evolusi itu dapat menjelaskan keanekaragaman machluk 
hidup dan adanya deretan fosil-fosil yang diketemukan dalam urut2an lapisan 
batuan di kerak bumi kita ini secara logika, atau masuk akalkah teori ini. 
Science tidak mengharuskan kita untuk mempercayainya

Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia

2011-07-06 Terurut Topik o - musakti
Koq bisa geologist tidak percaya sama teori evolusi ya...?
Lha cabang-cabang utama geologi seperti paleontology, stratigrafy , 
sedimentology, geology sejarah, geologi minyak bumi dan batubara kalau bukan 
didasarkan pada   teori evolusi terus dari mana ? 

Atau jangan-jangan rekaman fosil yang kita pakai untuk penentuan umur geology, 
lingkungan pengendapan, source rock analysis dll., Sak dek sak nyet terbentuk 3 
abad yang lalu ? 



Lam-salam...
O'

--- On Wed, 6/7/11, strivea...@gmail.com strivea...@gmail.com wrote:

 From: strivea...@gmail.com strivea...@gmail.com
 Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Received: Wednesday, 6 July, 2011, 7:53 AM
 Dari teori ke teori, saya semakin
 yakin kalo evolusi ini hoax
 
 visit strivearth.com and be entertained
 
 -Original Message-
 From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
 Date: Wed, 6 Jul 2011 07:42:29 
 To: IAGIiagi-net@iagi.or.id;
 geologi...@googlegroups.comgeologi...@googlegroups.com
 Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang
 Manusia
 Mnarik.
 Untungnya nenek moyangku orang pelaut :)
 
 Rdp
 --
 
 Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
 
 
 » Homo erectus, nenek moyang homo sapiens
 
 Muhammad Firman | Rabu, 6 Juli 2011, 05:29 WIB
 
 VIVAnews - Sebuah studi yang diketuai oleh Etty Indriati,
 peneliti
 dari Universitas Gadjah Mada, Indonesia melakukan
 investigasi dari dua
 situs di sungai Bengawan Solo. Dari penelitian, disimpulkan
 bahwa Homo
 erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang sama
 dengan manusia
 modern.
 
 Temuan ini memunculkan keraguan pada teori evolusi manusia
 sebelumnya
 dan mengindikasikan bahwa nenek moyang manusia modern itu
 punah jauh
 lebih awal dibandingkan perkiraan sebelumnya.
 
 Seperti diketahui, Homo erectus, yang meninggalkan Afrika
 sekitar 1,8
 juta tahun lalu, disepakati sebagai nenek moyang langsung
 spesies kita
 yakni Homo sapiens. Kedua spesies ini sebelumnya diyakini
 pernah hidup
 berdampingan. Setidaknya sampai muncul teori baru yang
 membantah itu.
 
 Selama ini, ilmuwan memperkirakan, sekitar 500 ribu tahun
 lalu Homo
 erectus lenyap dari Afrika dan sebagian besar Afrika dan
 diperkirakan,
 bertahan hidup di Indonesia hingga 35 ribu tahun lalu.
 Adapun Homo
 sapiens awal tinggal di kawasan Indonesia sejak 40 ribu
 tahun lalu dan
 tinggal bersama dengan nenek moyangnya tersebut.
 
 Penelitian yang dilakukan Etty dan timnya menunjukkan bahwa
 asumsi
 selama ini tidak benar dan Homo erectus lenyap jauh sebelum
 kedatangan
 Homo sapiens di Asia.
 
 “Homo erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang
 sama dengan
 manusia modern,” kata Etty, seperti dikutip dari
 DailyMail, 5 Juli
 2011.
 
 Dari ekskavasi dan analisa waktu, hasilnya mengindikasikan
 bahwa Homo
 erectus punah setidaknya 143 ribu tahun lalu, dan bahkan
 mungkin lebih
 dari 550 ribu tahun lalu.
 
 Jika demikian yang terjadi, maka temuan ini membantah teori
 ‘Out of
 Africa’ yang sudah disepakati sebelumnya yakni hipotesis
 seputar
 manusia modern telah berevolusi sepenuhnya di Afrika
 sebelum
 bermigrasi ke belahan lain di Bumi.
 
 Teori itu memperkirakan terjadinya overlap antara Homo
 sapiens dan
 spesies lebih tuah yang mereka gantikan di luar Afrika.
 Homo erectus
 yang ditemukan masih bertahan hidup di Indonesia pada masa
 itu
 dianggap sebagai bukti pendukung teori tersebut.
 
 Dengan temuan terbaru, peneliti menawarkan hipotesis baru
 bahwa
 manusia modern berevolusi dari spesies terdahulu di Afrika,
 Asia, dan
 Eropa. Hasil temuan ini sendiri dipublikasikan di jurnal
 Public
 Library of Science ONE. (sj
 
 -- 
 Sent from my mobile device
 
 *Everybody is safety leader, You can stop any unsafe
 operation !*
 
 
 PP-IAGI 2008-2011:
 ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
 sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
 * 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak
 biro...
 
 Ayo siapkan diri!
 Hadirilah Joint Convention Makassar (JCM), HAGI-IAGI,
 Sulawesi, 26-29
 September 2011
 -
 To unsubscribe, send email to:
 iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to:
 iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/

 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

 -
 DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to
 information posted

Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia

2011-07-06 Terurut Topik strivearth
Tanpa evolusi pun ilmu2 itu bisa ada

visit strivearth.com and be entertained

-Original Message-
From: o - musakti o_musa...@yahoo.com.au
Date: Wed, 6 Jul 2011 15:36:47 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
Koq bisa geologist tidak percaya sama teori evolusi ya...?
Lha cabang-cabang utama geologi seperti paleontology, stratigrafy , 
sedimentology, geology sejarah, geologi minyak bumi dan batubara kalau bukan 
didasarkan pada   teori evolusi terus dari mana ? 

Atau jangan-jangan rekaman fosil yang kita pakai untuk penentuan umur geology, 
lingkungan pengendapan, source rock analysis dll., Sak dek sak nyet terbentuk 3 
abad yang lalu ? 



Lam-salam...
O'

--- On Wed, 6/7/11, strivea...@gmail.com strivea...@gmail.com wrote:

 From: strivea...@gmail.com strivea...@gmail.com
 Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Received: Wednesday, 6 July, 2011, 7:53 AM
 Dari teori ke teori, saya semakin
 yakin kalo evolusi ini hoax
 
 visit strivearth.com and be entertained
 
 -Original Message-
 From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
 Date: Wed, 6 Jul 2011 07:42:29 
 To: IAGIiagi-net@iagi.or.id;
 geologi...@googlegroups.comgeologi...@googlegroups.com
 Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang
 Manusia
 Mnarik.
 Untungnya nenek moyangku orang pelaut :)
 
 Rdp
 --
 
 Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
 
 
 » Homo erectus, nenek moyang homo sapiens
 
 Muhammad Firman | Rabu, 6 Juli 2011, 05:29 WIB
 
 VIVAnews - Sebuah studi yang diketuai oleh Etty Indriati,
 peneliti
 dari Universitas Gadjah Mada, Indonesia melakukan
 investigasi dari dua
 situs di sungai Bengawan Solo. Dari penelitian, disimpulkan
 bahwa Homo
 erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang sama
 dengan manusia
 modern.
 
 Temuan ini memunculkan keraguan pada teori evolusi manusia
 sebelumnya
 dan mengindikasikan bahwa nenek moyang manusia modern itu
 punah jauh
 lebih awal dibandingkan perkiraan sebelumnya.
 
 Seperti diketahui, Homo erectus, yang meninggalkan Afrika
 sekitar 1,8
 juta tahun lalu, disepakati sebagai nenek moyang langsung
 spesies kita
 yakni Homo sapiens. Kedua spesies ini sebelumnya diyakini
 pernah hidup
 berdampingan. Setidaknya sampai muncul teori baru yang
 membantah itu.
 
 Selama ini, ilmuwan memperkirakan, sekitar 500 ribu tahun
 lalu Homo
 erectus lenyap dari Afrika dan sebagian besar Afrika dan
 diperkirakan,
 bertahan hidup di Indonesia hingga 35 ribu tahun lalu.
 Adapun Homo
 sapiens awal tinggal di kawasan Indonesia sejak 40 ribu
 tahun lalu dan
 tinggal bersama dengan nenek moyangnya tersebut.
 
 Penelitian yang dilakukan Etty dan timnya menunjukkan bahwa
 asumsi
 selama ini tidak benar dan Homo erectus lenyap jauh sebelum
 kedatangan
 Homo sapiens di Asia.
 
 “Homo erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang
 sama dengan
 manusia modern,” kata Etty, seperti dikutip dari
 DailyMail, 5 Juli
 2011.
 
 Dari ekskavasi dan analisa waktu, hasilnya mengindikasikan
 bahwa Homo
 erectus punah setidaknya 143 ribu tahun lalu, dan bahkan
 mungkin lebih
 dari 550 ribu tahun lalu.
 
 Jika demikian yang terjadi, maka temuan ini membantah teori
 ‘Out of
 Africa’ yang sudah disepakati sebelumnya yakni hipotesis
 seputar
 manusia modern telah berevolusi sepenuhnya di Afrika
 sebelum
 bermigrasi ke belahan lain di Bumi.
 
 Teori itu memperkirakan terjadinya overlap antara Homo
 sapiens dan
 spesies lebih tuah yang mereka gantikan di luar Afrika.
 Homo erectus
 yang ditemukan masih bertahan hidup di Indonesia pada masa
 itu
 dianggap sebagai bukti pendukung teori tersebut.
 
 Dengan temuan terbaru, peneliti menawarkan hipotesis baru
 bahwa
 manusia modern berevolusi dari spesies terdahulu di Afrika,
 Asia, dan
 Eropa. Hasil temuan ini sendiri dipublikasikan di jurnal
 Public
 Library of Science ONE. (sj
 
 -- 
 Sent from my mobile device
 
 *Everybody is safety leader, You can stop any unsafe
 operation !*
 
 
 PP-IAGI 2008-2011:
 ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
 sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
 * 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak
 biro...
 
 Ayo siapkan diri!
 Hadirilah Joint Convention Makassar (JCM), HAGI-IAGI,
 Sulawesi, 26-29
 September 2011
 -
 To unsubscribe, send email to:
 iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to:
 iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n

Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia

2011-07-06 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
OQ. Banyak geosains yg percaya evolusi tapi ngga percaya bahwa manusia
juga bagian dari evolusi. Mreka percaya manusia turun ke bumi dari
langit mak pluk sudah sbg manusia moderen spt ini.

Rdp

On 07/07/2011, o - musakti o_musa...@yahoo.com.au wrote:
 Koq bisa geologist tidak percaya sama teori evolusi ya...?
 Lha cabang-cabang utama geologi seperti paleontology, stratigrafy ,
 sedimentology, geology sejarah, geologi minyak bumi dan batubara kalau bukan
 didasarkan pada   teori evolusi terus dari mana ?

 Atau jangan-jangan rekaman fosil yang kita pakai untuk penentuan umur
 geology, lingkungan pengendapan, source rock analysis dll., Sak dek sak nyet
 terbentuk 3 abad yang lalu ?



 Lam-salam...
 O'

 --- On Wed, 6/7/11, strivea...@gmail.com strivea...@gmail.com wrote:

 From: strivea...@gmail.com strivea...@gmail.com
 Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Received: Wednesday, 6 July, 2011, 7:53 AM
 Dari teori ke teori, saya semakin
 yakin kalo evolusi ini hoax

 visit strivearth.com and be entertained

 -Original Message-
 From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
 Date: Wed, 6 Jul 2011 07:42:29
 To: IAGIiagi-net@iagi.or.id;
 geologi...@googlegroups.comgeologi...@googlegroups.com
 Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang
 Manusia
 Mnarik.
 Untungnya nenek moyangku orang pelaut :)

 Rdp
 --

 Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia

 
 » Homo erectus, nenek moyang homo sapiens

 Muhammad Firman | Rabu, 6 Juli 2011, 05:29 WIB

 VIVAnews - Sebuah studi yang diketuai oleh Etty Indriati,
 peneliti
 dari Universitas Gadjah Mada, Indonesia melakukan
 investigasi dari dua
 situs di sungai Bengawan Solo. Dari penelitian, disimpulkan
 bahwa Homo
 erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang sama
 dengan manusia
 modern.

 Temuan ini memunculkan keraguan pada teori evolusi manusia
 sebelumnya
 dan mengindikasikan bahwa nenek moyang manusia modern itu
 punah jauh
 lebih awal dibandingkan perkiraan sebelumnya.

 Seperti diketahui, Homo erectus, yang meninggalkan Afrika
 sekitar 1,8
 juta tahun lalu, disepakati sebagai nenek moyang langsung
 spesies kita
 yakni Homo sapiens. Kedua spesies ini sebelumnya diyakini
 pernah hidup
 berdampingan. Setidaknya sampai muncul teori baru yang
 membantah itu.

 Selama ini, ilmuwan memperkirakan, sekitar 500 ribu tahun
 lalu Homo
 erectus lenyap dari Afrika dan sebagian besar Afrika dan
 diperkirakan,
 bertahan hidup di Indonesia hingga 35 ribu tahun lalu.
 Adapun Homo
 sapiens awal tinggal di kawasan Indonesia sejak 40 ribu
 tahun lalu dan
 tinggal bersama dengan nenek moyangnya tersebut.

 Penelitian yang dilakukan Etty dan timnya menunjukkan bahwa
 asumsi
 selama ini tidak benar dan Homo erectus lenyap jauh sebelum
 kedatangan
 Homo sapiens di Asia.

 “Homo erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang
 sama dengan
 manusia modern,” kata Etty, seperti dikutip dari
 DailyMail, 5 Juli
 2011.

 Dari ekskavasi dan analisa waktu, hasilnya mengindikasikan
 bahwa Homo
 erectus punah setidaknya 143 ribu tahun lalu, dan bahkan
 mungkin lebih
 dari 550 ribu tahun lalu.

 Jika demikian yang terjadi, maka temuan ini membantah teori
 ‘Out of
 Africa’ yang sudah disepakati sebelumnya yakni hipotesis
 seputar
 manusia modern telah berevolusi sepenuhnya di Afrika
 sebelum
 bermigrasi ke belahan lain di Bumi.

 Teori itu memperkirakan terjadinya overlap antara Homo
 sapiens dan
 spesies lebih tuah yang mereka gantikan di luar Afrika.
 Homo erectus
 yang ditemukan masih bertahan hidup di Indonesia pada masa
 itu
 dianggap sebagai bukti pendukung teori tersebut.

 Dengan temuan terbaru, peneliti menawarkan hipotesis baru
 bahwa
 manusia modern berevolusi dari spesies terdahulu di Afrika,
 Asia, dan
 Eropa. Hasil temuan ini sendiri dipublikasikan di jurnal
 Public
 Library of Science ONE. (sj

 --
 Sent from my mobile device

 *Everybody is safety leader, You can stop any unsafe
 operation !*

 
 PP-IAGI 2008-2011:
 ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
 sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
 * 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak
 biro...
 
 Ayo siapkan diri!
 Hadirilah Joint Convention Makassar (JCM), HAGI-IAGI,
 Sulawesi, 26-29
 September 2011
 -
 To unsubscribe, send email to:
 iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to:
 iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail

Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia

2011-07-06 Terurut Topik Made Sulitra
Just short comments:
1.KPI ESR adalah sangat tergantung terutama oleh: PSC content, Internal 
Government regulatory, Company interest (economic analysis)  etc (minor). 
karena masing2 punya own thresholds dan economic parameter indicators!

2. Mas, kalau mak pluk karena centrifugal energy?? mestinya udah punah 
duluan, thus dari mana Beliau datangnya  makpluk, so saya setuju dimana semua 
yang ada di Planet Tatasurya ini adalah mengikuti proses Evolusi menurut 
Preambul Mukadimah Geologist Basic Rule The Present is the Key to the Past by 
James Hutton as our Pioneer Geoscientist.

made sulitra 
- Original Message - 
From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Thursday, July 07, 2011 6:33 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia


 OQ. Banyak geosains yg percaya evolusi tapi ngga percaya bahwa manusia
 juga bagian dari evolusi. Mreka percaya manusia turun ke bumi dari
 langit mak pluk sudah sbg manusia moderen spt ini.
 
 Rdp
 
 On 07/07/2011, o - musakti o_musa...@yahoo.com.au wrote:
 Koq bisa geologist tidak percaya sama teori evolusi ya...?
 Lha cabang-cabang utama geologi seperti paleontology, stratigrafy ,
 sedimentology, geology sejarah, geologi minyak bumi dan batubara kalau bukan
 didasarkan pada   teori evolusi terus dari mana ?

 Atau jangan-jangan rekaman fosil yang kita pakai untuk penentuan umur
 geology, lingkungan pengendapan, source rock analysis dll., Sak dek sak nyet
 terbentuk 3 abad yang lalu ?



 Lam-salam...
 O'

 --- On Wed, 6/7/11, strivea...@gmail.com strivea...@gmail.com wrote:

 From: strivea...@gmail.com strivea...@gmail.com
 Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Received: Wednesday, 6 July, 2011, 7:53 AM
 Dari teori ke teori, saya semakin
 yakin kalo evolusi ini hoax

 visit strivearth.com and be entertained

 -Original Message-
 From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
 Date: Wed, 6 Jul 2011 07:42:29
 To: IAGIiagi-net@iagi.or.id;
 geologi...@googlegroups.comgeologi...@googlegroups.com
 Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang
 Manusia
 Mnarik.
 Untungnya nenek moyangku orang pelaut :)

 Rdp
 --

 Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia

 
 » Homo erectus, nenek moyang homo sapiens

 Muhammad Firman | Rabu, 6 Juli 2011, 05:29 WIB

 VIVAnews - Sebuah studi yang diketuai oleh Etty Indriati,
 peneliti
 dari Universitas Gadjah Mada, Indonesia melakukan
 investigasi dari dua
 situs di sungai Bengawan Solo. Dari penelitian, disimpulkan
 bahwa Homo
 erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang sama
 dengan manusia
 modern.

 Temuan ini memunculkan keraguan pada teori evolusi manusia
 sebelumnya
 dan mengindikasikan bahwa nenek moyang manusia modern itu
 punah jauh
 lebih awal dibandingkan perkiraan sebelumnya.

 Seperti diketahui, Homo erectus, yang meninggalkan Afrika
 sekitar 1,8
 juta tahun lalu, disepakati sebagai nenek moyang langsung
 spesies kita
 yakni Homo sapiens. Kedua spesies ini sebelumnya diyakini
 pernah hidup
 berdampingan. Setidaknya sampai muncul teori baru yang
 membantah itu.

 Selama ini, ilmuwan memperkirakan, sekitar 500 ribu tahun
 lalu Homo
 erectus lenyap dari Afrika dan sebagian besar Afrika dan
 diperkirakan,
 bertahan hidup di Indonesia hingga 35 ribu tahun lalu.
 Adapun Homo
 sapiens awal tinggal di kawasan Indonesia sejak 40 ribu
 tahun lalu dan
 tinggal bersama dengan nenek moyangnya tersebut.

 Penelitian yang dilakukan Etty dan timnya menunjukkan bahwa
 asumsi
 selama ini tidak benar dan Homo erectus lenyap jauh sebelum
 kedatangan
 Homo sapiens di Asia.

 “Homo erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang
 sama dengan
 manusia modern,” kata Etty, seperti dikutip dari
 DailyMail, 5 Juli
 2011.

 Dari ekskavasi dan analisa waktu, hasilnya mengindikasikan
 bahwa Homo
 erectus punah setidaknya 143 ribu tahun lalu, dan bahkan
 mungkin lebih
 dari 550 ribu tahun lalu.

 Jika demikian yang terjadi, maka temuan ini membantah teori
 ‘Out of
 Africa’ yang sudah disepakati sebelumnya yakni hipotesis
 seputar
 manusia modern telah berevolusi sepenuhnya di Afrika
 sebelum
 bermigrasi ke belahan lain di Bumi.

 Teori itu memperkirakan terjadinya overlap antara Homo
 sapiens dan
 spesies lebih tuah yang mereka gantikan di luar Afrika.
 Homo erectus
 yang ditemukan masih bertahan hidup di Indonesia pada masa
 itu
 dianggap sebagai bukti pendukung teori tersebut.

 Dengan temuan terbaru, peneliti menawarkan hipotesis baru
 bahwa
 manusia modern berevolusi dari spesies terdahulu di Afrika,
 Asia, dan
 Eropa. Hasil temuan ini sendiri dipublikasikan di jurnal
 Public
 Library of Science ONE. (sj

 --
 Sent from my mobile device

 *Everybody is safety leader, You can stop any unsafe
 operation !*

 
 PP-IAGI 2008-2011:
 ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
 sekjen: MOHAMMAD

Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia

2011-07-06 Terurut Topik Made Sulitra

Maksud pak Herman, Tectonic Orogenesa Banjir Bandang?

made sulitra
- Original Message - 
From: Herman Soemarjono soemarjonoher...@yahoo.com

To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Thursday, July 07, 2011 7:26 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia


Urun rembuk, mungkin berkeyakinan pada saat dunia tertutup banjir besar yg 
menutupi puncak2 gunung tertinggi. Terjadilah tekanan dari air yg luar 
biasa besarnya shg proses yg mestinya jutaan tahun, hanya terjadi selama 
banjIr tsb

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: o - musakti o_musa...@yahoo.com.au
Date: Wed, 6 Jul 2011 15:36:47
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia

Koq bisa geologist tidak percaya sama teori evolusi ya...?
Lha cabang-cabang utama geologi seperti paleontology, stratigrafy , 
sedimentology, geology sejarah, geologi minyak bumi dan batubara kalau 
bukan didasarkan pada   teori evolusi terus dari mana ?


Atau jangan-jangan rekaman fosil yang kita pakai untuk penentuan umur 
geology, lingkungan pengendapan, source rock analysis dll., Sak dek sak 
nyet terbentuk 3 abad yang lalu ?




Lam-salam...
O'

--- On Wed, 6/7/11, strivea...@gmail.com strivea...@gmail.com wrote:


From: strivea...@gmail.com strivea...@gmail.com
Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
To: iagi-net@iagi.or.id
Received: Wednesday, 6 July, 2011, 7:53 AM
Dari teori ke teori, saya semakin
yakin kalo evolusi ini hoax

visit strivearth.com and be entertained

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
Date: Wed, 6 Jul 2011 07:42:29
To: IAGIiagi-net@iagi.or.id;
geologi...@googlegroups.comgeologi...@googlegroups.com
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang
Manusia
Mnarik.
Untungnya nenek moyangku orang pelaut :)

Rdp
--

Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia


» Homo erectus, nenek moyang homo sapiens

Muhammad Firman | Rabu, 6 Juli 2011, 05:29 WIB

VIVAnews - Sebuah studi yang diketuai oleh Etty Indriati,
peneliti
dari Universitas Gadjah Mada, Indonesia melakukan
investigasi dari dua
situs di sungai Bengawan Solo. Dari penelitian, disimpulkan
bahwa Homo
erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang sama
dengan manusia
modern.

Temuan ini memunculkan keraguan pada teori evolusi manusia
sebelumnya
dan mengindikasikan bahwa nenek moyang manusia modern itu
punah jauh
lebih awal dibandingkan perkiraan sebelumnya.

Seperti diketahui, Homo erectus, yang meninggalkan Afrika
sekitar 1,8
juta tahun lalu, disepakati sebagai nenek moyang langsung
spesies kita
yakni Homo sapiens. Kedua spesies ini sebelumnya diyakini
pernah hidup
berdampingan. Setidaknya sampai muncul teori baru yang
membantah itu.

Selama ini, ilmuwan memperkirakan, sekitar 500 ribu tahun
lalu Homo
erectus lenyap dari Afrika dan sebagian besar Afrika dan
diperkirakan,
bertahan hidup di Indonesia hingga 35 ribu tahun lalu.
Adapun Homo
sapiens awal tinggal di kawasan Indonesia sejak 40 ribu
tahun lalu dan
tinggal bersama dengan nenek moyangnya tersebut.

Penelitian yang dilakukan Etty dan timnya menunjukkan bahwa
asumsi
selama ini tidak benar dan Homo erectus lenyap jauh sebelum
kedatangan
Homo sapiens di Asia.

“Homo erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang
sama dengan
manusia modern,” kata Etty, seperti dikutip dari
DailyMail, 5 Juli
2011.

Dari ekskavasi dan analisa waktu, hasilnya mengindikasikan
bahwa Homo
erectus punah setidaknya 143 ribu tahun lalu, dan bahkan
mungkin lebih
dari 550 ribu tahun lalu.

Jika demikian yang terjadi, maka temuan ini membantah teori
‘Out of
Africa’ yang sudah disepakati sebelumnya yakni hipotesis
seputar
manusia modern telah berevolusi sepenuhnya di Afrika
sebelum
bermigrasi ke belahan lain di Bumi.

Teori itu memperkirakan terjadinya overlap antara Homo
sapiens dan
spesies lebih tuah yang mereka gantikan di luar Afrika.
Homo erectus
yang ditemukan masih bertahan hidup di Indonesia pada masa
itu
dianggap sebagai bukti pendukung teori tersebut.

Dengan temuan terbaru, peneliti menawarkan hipotesis baru
bahwa
manusia modern berevolusi dari spesies terdahulu di Afrika,
Asia, dan
Eropa. Hasil temuan ini sendiri dipublikasikan di jurnal
Public
Library of Science ONE. (sj

--
Sent from my mobile device

*Everybody is safety leader, You can stop any unsafe
operation !*


PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak
biro...

Ayo siapkan diri!
Hadirilah Joint Convention Makassar (JCM), HAGI-IAGI,
Sulawesi, 26-29
September 2011
-
To unsubscribe, send email to:
iagi-net

Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia

2011-07-06 Terurut Topik yogi priyadi
Mas Oki,

tentu tau kan dalam science ada aliran creationist dan
evolutionistbahkan saya sempet baca ada salah satu Ph.D (bidang
geoscience) di amerika yang tetep percaya bahwa bumi terbentuk 10,000
thn yang lalu walaupun di desertasinya menyatakan ada fosil yang
berumur jutaan tahun

yah orang berbeda pendapat kan sah-sah saja, walaupun seperti yang
diutarakan mas Oki dibawahagak susah kalo jadi geolog tapi gak
percaya evolusi :)

2011/7/7 o - musakti o_musa...@yahoo.com.au:
 Koq bisa geologist tidak percaya sama teori evolusi ya...?
 Lha cabang-cabang utama geologi seperti paleontology, stratigrafy , 
 sedimentology, geology sejarah, geologi minyak bumi dan batubara kalau bukan 
 didasarkan pada   teori evolusi terus dari mana ?

 Atau jangan-jangan rekaman fosil yang kita pakai untuk penentuan umur 
 geology, lingkungan pengendapan, source rock analysis dll., Sak dek sak nyet 
 terbentuk 3 abad yang lalu ?



 Lam-salam...
 O'

 --- On Wed, 6/7/11, strivea...@gmail.com strivea...@gmail.com wrote:

 From: strivea...@gmail.com strivea...@gmail.com
 Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Received: Wednesday, 6 July, 2011, 7:53 AM
 Dari teori ke teori, saya semakin
 yakin kalo evolusi ini hoax

 visit strivearth.com and be entertained

 -Original Message-
 From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
 Date: Wed, 6 Jul 2011 07:42:29
 To: IAGIiagi-net@iagi.or.id;
 geologi...@googlegroups.comgeologi...@googlegroups.com
 Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang
 Manusia
 Mnarik.
 Untungnya nenek moyangku orang pelaut :)

 Rdp
 --

 Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia

 
 » Homo erectus, nenek moyang homo sapiens

 Muhammad Firman | Rabu, 6 Juli 2011, 05:29 WIB

 VIVAnews - Sebuah studi yang diketuai oleh Etty Indriati,
 peneliti
 dari Universitas Gadjah Mada, Indonesia melakukan
 investigasi dari dua
 situs di sungai Bengawan Solo. Dari penelitian, disimpulkan
 bahwa Homo
 erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang sama
 dengan manusia
 modern.

 Temuan ini memunculkan keraguan pada teori evolusi manusia
 sebelumnya
 dan mengindikasikan bahwa nenek moyang manusia modern itu
 punah jauh
 lebih awal dibandingkan perkiraan sebelumnya.

 Seperti diketahui, Homo erectus, yang meninggalkan Afrika
 sekitar 1,8
 juta tahun lalu, disepakati sebagai nenek moyang langsung
 spesies kita
 yakni Homo sapiens. Kedua spesies ini sebelumnya diyakini
 pernah hidup
 berdampingan. Setidaknya sampai muncul teori baru yang
 membantah itu.

 Selama ini, ilmuwan memperkirakan, sekitar 500 ribu tahun
 lalu Homo
 erectus lenyap dari Afrika dan sebagian besar Afrika dan
 diperkirakan,
 bertahan hidup di Indonesia hingga 35 ribu tahun lalu.
 Adapun Homo
 sapiens awal tinggal di kawasan Indonesia sejak 40 ribu
 tahun lalu dan
 tinggal bersama dengan nenek moyangnya tersebut.

 Penelitian yang dilakukan Etty dan timnya menunjukkan bahwa
 asumsi
 selama ini tidak benar dan Homo erectus lenyap jauh sebelum
 kedatangan
 Homo sapiens di Asia.

 “Homo erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang
 sama dengan
 manusia modern,” kata Etty, seperti dikutip dari
 DailyMail, 5 Juli
 2011.

 Dari ekskavasi dan analisa waktu, hasilnya mengindikasikan
 bahwa Homo
 erectus punah setidaknya 143 ribu tahun lalu, dan bahkan
 mungkin lebih
 dari 550 ribu tahun lalu.

 Jika demikian yang terjadi, maka temuan ini membantah teori
 ‘Out of
 Africa’ yang sudah disepakati sebelumnya yakni hipotesis
 seputar
 manusia modern telah berevolusi sepenuhnya di Afrika
 sebelum
 bermigrasi ke belahan lain di Bumi.

 Teori itu memperkirakan terjadinya overlap antara Homo
 sapiens dan
 spesies lebih tuah yang mereka gantikan di luar Afrika.
 Homo erectus
 yang ditemukan masih bertahan hidup di Indonesia pada masa
 itu
 dianggap sebagai bukti pendukung teori tersebut.

 Dengan temuan terbaru, peneliti menawarkan hipotesis baru
 bahwa
 manusia modern berevolusi dari spesies terdahulu di Afrika,
 Asia, dan
 Eropa. Hasil temuan ini sendiri dipublikasikan di jurnal
 Public
 Library of Science ONE. (sj

 --
 Sent from my mobile device

 *Everybody is safety leader, You can stop any unsafe
 operation !*

 
 PP-IAGI 2008-2011:
 ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
 sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
 * 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak
 biro...
 
 Ayo siapkan diri!
 Hadirilah Joint Convention Makassar (JCM), HAGI-IAGI,
 Sulawesi, 26-29
 September 2011
 -
 To unsubscribe, send email to:
 iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to:
 iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

 Pembayaran iuran anggota ditujukan

Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia

2011-07-06 Terurut Topik Herman Soemarjono
Kira2 begitulah, maaf saya tak pendengar aja. Btw p Made dulu Jetis Yg
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Made Sulitra made.suli...@petrochina.co.id
Date: Thu, 7 Jul 2011 07:55:29 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia

Maksud pak Herman, Tectonic Orogenesa Banjir Bandang?

made sulitra
- Original Message - 
From: Herman Soemarjono soemarjonoher...@yahoo.com
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Thursday, July 07, 2011 7:26 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia


 Urun rembuk, mungkin berkeyakinan pada saat dunia tertutup banjir besar yg 
 menutupi puncak2 gunung tertinggi. Terjadilah tekanan dari air yg luar 
 biasa besarnya shg proses yg mestinya jutaan tahun, hanya terjadi selama 
 banjIr tsb
 Powered by Telkomsel BlackBerry®

 -Original Message-
 From: o - musakti o_musa...@yahoo.com.au
 Date: Wed, 6 Jul 2011 15:36:47
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia

 Koq bisa geologist tidak percaya sama teori evolusi ya...?
 Lha cabang-cabang utama geologi seperti paleontology, stratigrafy , 
 sedimentology, geology sejarah, geologi minyak bumi dan batubara kalau 
 bukan didasarkan pada   teori evolusi terus dari mana ?

 Atau jangan-jangan rekaman fosil yang kita pakai untuk penentuan umur 
 geology, lingkungan pengendapan, source rock analysis dll., Sak dek sak 
 nyet terbentuk 3 abad yang lalu ?



 Lam-salam...
 O'

 --- On Wed, 6/7/11, strivea...@gmail.com strivea...@gmail.com wrote:

 From: strivea...@gmail.com strivea...@gmail.com
 Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Received: Wednesday, 6 July, 2011, 7:53 AM
 Dari teori ke teori, saya semakin
 yakin kalo evolusi ini hoax

 visit strivearth.com and be entertained

 -Original Message-
 From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
 Date: Wed, 6 Jul 2011 07:42:29
 To: IAGIiagi-net@iagi.or.id;
 geologi...@googlegroups.comgeologi...@googlegroups.com
 Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang
 Manusia
 Mnarik.
 Untungnya nenek moyangku orang pelaut :)

 Rdp
 --

 Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia

 
 » Homo erectus, nenek moyang homo sapiens

 Muhammad Firman | Rabu, 6 Juli 2011, 05:29 WIB

 VIVAnews - Sebuah studi yang diketuai oleh Etty Indriati,
 peneliti
 dari Universitas Gadjah Mada, Indonesia melakukan
 investigasi dari dua
 situs di sungai Bengawan Solo. Dari penelitian, disimpulkan
 bahwa Homo
 erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang sama
 dengan manusia
 modern.

 Temuan ini memunculkan keraguan pada teori evolusi manusia
 sebelumnya
 dan mengindikasikan bahwa nenek moyang manusia modern itu
 punah jauh
 lebih awal dibandingkan perkiraan sebelumnya.

 Seperti diketahui, Homo erectus, yang meninggalkan Afrika
 sekitar 1,8
 juta tahun lalu, disepakati sebagai nenek moyang langsung
 spesies kita
 yakni Homo sapiens. Kedua spesies ini sebelumnya diyakini
 pernah hidup
 berdampingan. Setidaknya sampai muncul teori baru yang
 membantah itu.

 Selama ini, ilmuwan memperkirakan, sekitar 500 ribu tahun
 lalu Homo
 erectus lenyap dari Afrika dan sebagian besar Afrika dan
 diperkirakan,
 bertahan hidup di Indonesia hingga 35 ribu tahun lalu.
 Adapun Homo
 sapiens awal tinggal di kawasan Indonesia sejak 40 ribu
 tahun lalu dan
 tinggal bersama dengan nenek moyangnya tersebut.

 Penelitian yang dilakukan Etty dan timnya menunjukkan bahwa
 asumsi
 selama ini tidak benar dan Homo erectus lenyap jauh sebelum
 kedatangan
 Homo sapiens di Asia.

 “Homo erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang
 sama dengan
 manusia modern,” kata Etty, seperti dikutip dari
 DailyMail, 5 Juli
 2011.

 Dari ekskavasi dan analisa waktu, hasilnya mengindikasikan
 bahwa Homo
 erectus punah setidaknya 143 ribu tahun lalu, dan bahkan
 mungkin lebih
 dari 550 ribu tahun lalu.

 Jika demikian yang terjadi, maka temuan ini membantah teori
 ‘Out of
 Africa’ yang sudah disepakati sebelumnya yakni hipotesis
 seputar
 manusia modern telah berevolusi sepenuhnya di Afrika
 sebelum
 bermigrasi ke belahan lain di Bumi.

 Teori itu memperkirakan terjadinya overlap antara Homo
 sapiens dan
 spesies lebih tuah yang mereka gantikan di luar Afrika.
 Homo erectus
 yang ditemukan masih bertahan hidup di Indonesia pada masa
 itu
 dianggap sebagai bukti pendukung teori tersebut.

 Dengan temuan terbaru, peneliti menawarkan hipotesis baru
 bahwa
 manusia modern berevolusi dari spesies terdahulu di Afrika,
 Asia, dan
 Eropa. Hasil temuan ini sendiri dipublikasikan di jurnal
 Public
 Library of Science ONE. (sj

 -- 
 Sent from my mobile device

 *Everybody is safety leader, You can stop any unsafe
 operation !*

 
 PP-IAGI 2008-2011:
 ketua umum: LAMBOK

Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia

2011-07-06 Terurut Topik Fadli Syarid
Menurut saya sebenarnya simple, sains bukan agama. Ya silahkan saja mau
percaya atau tidak tak kan berdosa atau ada hukuman masuk neraka. Selama
bisa memberi alterntif penjelasan yang lebih baik terhadap satu fenomena
alam. Dan sampai sekarang menurut pandangan saya memang teori evolusi paling
bisa dan paling masuk akal berdasarkan fakta dan data yang ada sekarang ini
menjelaskan fenomena di biologi dan geologi bahkan sempai ilmu kedokteran.

Teori evolusi sendiri juga bukan suatu kitab suci yang tidak boleh diganggu
gugat Silahkan dibantah dengan alternatif pemikiran yang lebih masuk akal
dengan data dan fakta yang ada. Memang seperti itulah dialektika sains.
Seperti dulu di geologi orang percaya geosinklins sekarang dengan
ditemukannya data dan fakta yang baru dengan teknologi baru penjelasan lebih
masuk akal dengan teori tektonik lempeng. Mungkin suatu saat akan di koreksi
lagi oleh teori baru.

so..tidak percaya evolusi.?.no problemo.Tapi tolong jelaskan fenomena yang
ada di bidang-bidang paleontogi, sediment dsbnya itu dengan sesuatu
alternatif pikiran yang lebih rasional dan masuk akal.


regards,


2011/7/7 gde wirawan gde.wira...@gmail.com

 mas Oki, biasanya (biasanya loyaaa..) faktor agama yg mengotori pemikiran
 (rasionalitas) sang geologist untuk memahami teori evolusi.
 Gde

 2011/7/7 o - musakti o_musa...@yahoo.com.au

 Koq bisa geologist tidak percaya sama teori evolusi ya...?
 Lha cabang-cabang utama geologi seperti paleontology, stratigrafy ,
 sedimentology, geology sejarah, geologi minyak bumi dan batubara kalau bukan
 didasarkan pada   teori evolusi terus dari mana ?

 Atau jangan-jangan rekaman fosil yang kita pakai untuk penentuan umur
 geology, lingkungan pengendapan, source rock analysis dll., Sak dek sak nyet
 terbentuk 3 abad yang lalu ?



 Lam-salam...
 O'

 --- On Wed, 6/7/11, strivea...@gmail.com strivea...@gmail.com wrote:

  From: strivea...@gmail.com strivea...@gmail.com
  Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
  To: iagi-net@iagi.or.id
  Received: Wednesday, 6 July, 2011, 7:53 AM
  Dari teori ke teori, saya semakin
  yakin kalo evolusi ini hoax
 
  visit strivearth.com and be entertained
 
  -Original Message-
  From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
  Date: Wed, 6 Jul 2011 07:42:29
  To: IAGIiagi-net@iagi.or.id;
  geologi...@googlegroups.comgeologi...@googlegroups.com
  Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
  Subject: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang
  Manusia
  Mnarik.
  Untungnya nenek moyangku orang pelaut :)
 
  Rdp
  --
 
  Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
 
  
  » Homo erectus, nenek moyang homo sapiens
 
  Muhammad Firman | Rabu, 6 Juli 2011, 05:29 WIB
 
  VIVAnews - Sebuah studi yang diketuai oleh Etty Indriati,
  peneliti
  dari Universitas Gadjah Mada, Indonesia melakukan
  investigasi dari dua
  situs di sungai Bengawan Solo. Dari penelitian, disimpulkan
  bahwa Homo
  erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang sama
  dengan manusia
  modern.
 
  Temuan ini memunculkan keraguan pada teori evolusi manusia
  sebelumnya
  dan mengindikasikan bahwa nenek moyang manusia modern itu
  punah jauh
  lebih awal dibandingkan perkiraan sebelumnya.
 
  Seperti diketahui, Homo erectus, yang meninggalkan Afrika
  sekitar 1,8
  juta tahun lalu, disepakati sebagai nenek moyang langsung
  spesies kita
  yakni Homo sapiens. Kedua spesies ini sebelumnya diyakini
  pernah hidup
  berdampingan. Setidaknya sampai muncul teori baru yang
  membantah itu.
 
  Selama ini, ilmuwan memperkirakan, sekitar 500 ribu tahun
  lalu Homo
  erectus lenyap dari Afrika dan sebagian besar Afrika dan
  diperkirakan,
  bertahan hidup di Indonesia hingga 35 ribu tahun lalu.
  Adapun Homo
  sapiens awal tinggal di kawasan Indonesia sejak 40 ribu
  tahun lalu dan
  tinggal bersama dengan nenek moyangnya tersebut.
 
  Penelitian yang dilakukan Etty dan timnya menunjukkan bahwa
  asumsi
  selama ini tidak benar dan Homo erectus lenyap jauh sebelum
  kedatangan
  Homo sapiens di Asia.
 
  “Homo erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang
  sama dengan
  manusia modern,” kata Etty, seperti dikutip dari
  DailyMail, 5 Juli
  2011.
 
  Dari ekskavasi dan analisa waktu, hasilnya mengindikasikan
  bahwa Homo
  erectus punah setidaknya 143 ribu tahun lalu, dan bahkan
  mungkin lebih
  dari 550 ribu tahun lalu.
 
  Jika demikian yang terjadi, maka temuan ini membantah teori
  ‘Out of
  Africa’ yang sudah disepakati sebelumnya yakni hipotesis
  seputar
  manusia modern telah berevolusi sepenuhnya di Afrika
  sebelum
  bermigrasi ke belahan lain di Bumi.
 
  Teori itu memperkirakan terjadinya overlap antara Homo
  sapiens dan
  spesies lebih tuah yang mereka gantikan di luar Afrika.
  Homo erectus
  yang ditemukan masih bertahan hidup di Indonesia pada masa
  itu
  dianggap sebagai bukti pendukung teori tersebut.
 
  Dengan temuan terbaru, peneliti menawarkan hipotesis baru
  bahwa
  manusia modern berevolusi dari spesies terdahulu di

Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia

2011-07-06 Terurut Topik Made Sulitra

Yes Mas Herman, TG-74, HMTG 77-80.
Enjoy being a great geologist!

made sulitra

- Original Message - 
From: Herman Soemarjono soemarjonoher...@yahoo.com

To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Thursday, July 07, 2011 8:19 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia



Kira2 begitulah, maaf saya tak pendengar aja. Btw p Made dulu Jetis Yg
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Made Sulitra made.suli...@petrochina.co.id
Date: Thu, 7 Jul 2011 07:55:29
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia

Maksud pak Herman, Tectonic Orogenesa Banjir Bandang?

made sulitra
- Original Message - 
From: Herman Soemarjono soemarjonoher...@yahoo.com

To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Thursday, July 07, 2011 7:26 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia


Urun rembuk, mungkin berkeyakinan pada saat dunia tertutup banjir besar 
yg

menutupi puncak2 gunung tertinggi. Terjadilah tekanan dari air yg luar
biasa besarnya shg proses yg mestinya jutaan tahun, hanya terjadi selama
banjIr tsb
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: o - musakti o_musa...@yahoo.com.au
Date: Wed, 6 Jul 2011 15:36:47
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia

Koq bisa geologist tidak percaya sama teori evolusi ya...?
Lha cabang-cabang utama geologi seperti paleontology, stratigrafy ,
sedimentology, geology sejarah, geologi minyak bumi dan batubara kalau
bukan didasarkan pada   teori evolusi terus dari mana ?

Atau jangan-jangan rekaman fosil yang kita pakai untuk penentuan umur
geology, lingkungan pengendapan, source rock analysis dll., Sak dek sak
nyet terbentuk 3 abad yang lalu ?



Lam-salam...
O'

--- On Wed, 6/7/11, strivea...@gmail.com strivea...@gmail.com wrote:


From: strivea...@gmail.com strivea...@gmail.com
Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
To: iagi-net@iagi.or.id
Received: Wednesday, 6 July, 2011, 7:53 AM
Dari teori ke teori, saya semakin
yakin kalo evolusi ini hoax

visit strivearth.com and be entertained

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
Date: Wed, 6 Jul 2011 07:42:29
To: IAGIiagi-net@iagi.or.id;
geologi...@googlegroups.comgeologi...@googlegroups.com
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang
Manusia
Mnarik.
Untungnya nenek moyangku orang pelaut :)

Rdp
--

Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia


» Homo erectus, nenek moyang homo sapiens

Muhammad Firman | Rabu, 6 Juli 2011, 05:29 WIB

VIVAnews - Sebuah studi yang diketuai oleh Etty Indriati,
peneliti
dari Universitas Gadjah Mada, Indonesia melakukan
investigasi dari dua
situs di sungai Bengawan Solo. Dari penelitian, disimpulkan
bahwa Homo
erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang sama
dengan manusia
modern.

Temuan ini memunculkan keraguan pada teori evolusi manusia
sebelumnya
dan mengindikasikan bahwa nenek moyang manusia modern itu
punah jauh
lebih awal dibandingkan perkiraan sebelumnya.

Seperti diketahui, Homo erectus, yang meninggalkan Afrika
sekitar 1,8
juta tahun lalu, disepakati sebagai nenek moyang langsung
spesies kita
yakni Homo sapiens. Kedua spesies ini sebelumnya diyakini
pernah hidup
berdampingan. Setidaknya sampai muncul teori baru yang
membantah itu.

Selama ini, ilmuwan memperkirakan, sekitar 500 ribu tahun
lalu Homo
erectus lenyap dari Afrika dan sebagian besar Afrika dan
diperkirakan,
bertahan hidup di Indonesia hingga 35 ribu tahun lalu.
Adapun Homo
sapiens awal tinggal di kawasan Indonesia sejak 40 ribu
tahun lalu dan
tinggal bersama dengan nenek moyangnya tersebut.

Penelitian yang dilakukan Etty dan timnya menunjukkan bahwa
asumsi
selama ini tidak benar dan Homo erectus lenyap jauh sebelum
kedatangan
Homo sapiens di Asia.

“Homo erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang
sama dengan
manusia modern,” kata Etty, seperti dikutip dari
DailyMail, 5 Juli
2011.

Dari ekskavasi dan analisa waktu, hasilnya mengindikasikan
bahwa Homo
erectus punah setidaknya 143 ribu tahun lalu, dan bahkan
mungkin lebih
dari 550 ribu tahun lalu.

Jika demikian yang terjadi, maka temuan ini membantah teori
‘Out of
Africa’ yang sudah disepakati sebelumnya yakni hipotesis
seputar
manusia modern telah berevolusi sepenuhnya di Afrika
sebelum
bermigrasi ke belahan lain di Bumi.

Teori itu memperkirakan terjadinya overlap antara Homo
sapiens dan
spesies lebih tuah yang mereka gantikan di luar Afrika.
Homo erectus
yang ditemukan masih bertahan hidup di Indonesia pada masa
itu
dianggap sebagai bukti pendukung teori tersebut.

Dengan temuan terbaru, peneliti menawarkan hipotesis baru
bahwa
manusia modern berevolusi dari spesies terdahulu di Afrika,
Asia, dan
Eropa. Hasil temuan ini sendiri dipublikasikan di jurnal
Public
Library of Science ONE. (sj

--
Sent from my mobile device

*Everybody

Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia

2011-07-06 Terurut Topik Herman Soemarjono
Nanti diluar forum ini kita ngobrol, maaf bp moderator amit mundur
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Made Sulitra made.suli...@petrochina.co.id
Date: Thu, 7 Jul 2011 08:30:43 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia

Yes Mas Herman, TG-74, HMTG 77-80.
Enjoy being a great geologist!

made sulitra

- Original Message - 
From: Herman Soemarjono soemarjonoher...@yahoo.com
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Thursday, July 07, 2011 8:19 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia


 Kira2 begitulah, maaf saya tak pendengar aja. Btw p Made dulu Jetis Yg
 Powered by Telkomsel BlackBerry®

 -Original Message-
 From: Made Sulitra made.suli...@petrochina.co.id
 Date: Thu, 7 Jul 2011 07:55:29
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia

 Maksud pak Herman, Tectonic Orogenesa Banjir Bandang?

 made sulitra
 - Original Message - 
 From: Herman Soemarjono soemarjonoher...@yahoo.com
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Sent: Thursday, July 07, 2011 7:26 AM
 Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia


 Urun rembuk, mungkin berkeyakinan pada saat dunia tertutup banjir besar 
 yg
 menutupi puncak2 gunung tertinggi. Terjadilah tekanan dari air yg luar
 biasa besarnya shg proses yg mestinya jutaan tahun, hanya terjadi selama
 banjIr tsb
 Powered by Telkomsel BlackBerry®

 -Original Message-
 From: o - musakti o_musa...@yahoo.com.au
 Date: Wed, 6 Jul 2011 15:36:47
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia

 Koq bisa geologist tidak percaya sama teori evolusi ya...?
 Lha cabang-cabang utama geologi seperti paleontology, stratigrafy ,
 sedimentology, geology sejarah, geologi minyak bumi dan batubara kalau
 bukan didasarkan pada   teori evolusi terus dari mana ?

 Atau jangan-jangan rekaman fosil yang kita pakai untuk penentuan umur
 geology, lingkungan pengendapan, source rock analysis dll., Sak dek sak
 nyet terbentuk 3 abad yang lalu ?



 Lam-salam...
 O'

 --- On Wed, 6/7/11, strivea...@gmail.com strivea...@gmail.com wrote:

 From: strivea...@gmail.com strivea...@gmail.com
 Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Received: Wednesday, 6 July, 2011, 7:53 AM
 Dari teori ke teori, saya semakin
 yakin kalo evolusi ini hoax

 visit strivearth.com and be entertained

 -Original Message-
 From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
 Date: Wed, 6 Jul 2011 07:42:29
 To: IAGIiagi-net@iagi.or.id;
 geologi...@googlegroups.comgeologi...@googlegroups.com
 Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang
 Manusia
 Mnarik.
 Untungnya nenek moyangku orang pelaut :)

 Rdp
 --

 Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia

 
 » Homo erectus, nenek moyang homo sapiens

 Muhammad Firman | Rabu, 6 Juli 2011, 05:29 WIB

 VIVAnews - Sebuah studi yang diketuai oleh Etty Indriati,
 peneliti
 dari Universitas Gadjah Mada, Indonesia melakukan
 investigasi dari dua
 situs di sungai Bengawan Solo. Dari penelitian, disimpulkan
 bahwa Homo
 erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang sama
 dengan manusia
 modern.

 Temuan ini memunculkan keraguan pada teori evolusi manusia
 sebelumnya
 dan mengindikasikan bahwa nenek moyang manusia modern itu
 punah jauh
 lebih awal dibandingkan perkiraan sebelumnya.

 Seperti diketahui, Homo erectus, yang meninggalkan Afrika
 sekitar 1,8
 juta tahun lalu, disepakati sebagai nenek moyang langsung
 spesies kita
 yakni Homo sapiens. Kedua spesies ini sebelumnya diyakini
 pernah hidup
 berdampingan. Setidaknya sampai muncul teori baru yang
 membantah itu.

 Selama ini, ilmuwan memperkirakan, sekitar 500 ribu tahun
 lalu Homo
 erectus lenyap dari Afrika dan sebagian besar Afrika dan
 diperkirakan,
 bertahan hidup di Indonesia hingga 35 ribu tahun lalu.
 Adapun Homo
 sapiens awal tinggal di kawasan Indonesia sejak 40 ribu
 tahun lalu dan
 tinggal bersama dengan nenek moyangnya tersebut.

 Penelitian yang dilakukan Etty dan timnya menunjukkan bahwa
 asumsi
 selama ini tidak benar dan Homo erectus lenyap jauh sebelum
 kedatangan
 Homo sapiens di Asia.

 “Homo erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang
 sama dengan
 manusia modern,” kata Etty, seperti dikutip dari
 DailyMail, 5 Juli
 2011.

 Dari ekskavasi dan analisa waktu, hasilnya mengindikasikan
 bahwa Homo
 erectus punah setidaknya 143 ribu tahun lalu, dan bahkan
 mungkin lebih
 dari 550 ribu tahun lalu.

 Jika demikian yang terjadi, maka temuan ini membantah teori
 ‘Out of
 Africa’ yang sudah disepakati sebelumnya yakni hipotesis
 seputar
 manusia modern telah berevolusi sepenuhnya di Afrika
 sebelum
 bermigrasi ke belahan lain di Bumi.

 Teori itu memperkirakan terjadinya overlap antara Homo
 sapiens dan
 spesies

Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia

2011-07-06 Terurut Topik Ridwan Farid
Kalo saya pribadi memang agak sulit menghilangkan doktrin agama
terhadap sains. Jadi walupun tidak bisa menjelaskan secara ilmiah
dengan ilmu paleontologi, sedimentologi dan sejenisnya, masih sulit
untuk menerima teori evolusi terlebih lagi berkaitan dengan kehadiran
manusia yang awalnya dari kera..

Saya fikir sih evolusi itu ada.. tetapi evolusi radikal (yang membikin
kera berevolusi jadi manusia), masih belum bisa saya terima dengan
logika agama saya.

Yah..mamang masih-masih bisa punya pendapat yang sama, kebenaran yang
hakiki akan muncul nanti di akhirat.

Salam
RiFa TeA


On 7/7/11, Fadli Syarid fadli.sya...@gmail.com wrote:
 Menurut saya sebenarnya simple, sains bukan agama. Ya silahkan saja mau
 percaya atau tidak tak kan berdosa atau ada hukuman masuk neraka. Selama
 bisa memberi alterntif penjelasan yang lebih baik terhadap satu fenomena
 alam. Dan sampai sekarang menurut pandangan saya memang teori evolusi paling
 bisa dan paling masuk akal berdasarkan fakta dan data yang ada sekarang ini
 menjelaskan fenomena di biologi dan geologi bahkan sempai ilmu kedokteran.

 Teori evolusi sendiri juga bukan suatu kitab suci yang tidak boleh diganggu
 gugat Silahkan dibantah dengan alternatif pemikiran yang lebih masuk akal
 dengan data dan fakta yang ada. Memang seperti itulah dialektika sains.
 Seperti dulu di geologi orang percaya geosinklins sekarang dengan
 ditemukannya data dan fakta yang baru dengan teknologi baru penjelasan lebih
 masuk akal dengan teori tektonik lempeng. Mungkin suatu saat akan di koreksi
 lagi oleh teori baru.

 so..tidak percaya evolusi.?.no problemo.Tapi tolong jelaskan fenomena yang
 ada di bidang-bidang paleontogi, sediment dsbnya itu dengan sesuatu
 alternatif pikiran yang lebih rasional dan masuk akal.


 regards,


 2011/7/7 gde wirawan gde.wira...@gmail.com

 mas Oki, biasanya (biasanya loyaaa..) faktor agama yg mengotori pemikiran
 (rasionalitas) sang geologist untuk memahami teori evolusi.
 Gde

 2011/7/7 o - musakti o_musa...@yahoo.com.au

 Koq bisa geologist tidak percaya sama teori evolusi ya...?
 Lha cabang-cabang utama geologi seperti paleontology, stratigrafy ,
 sedimentology, geology sejarah, geologi minyak bumi dan batubara kalau
 bukan
 didasarkan pada   teori evolusi terus dari mana ?

 Atau jangan-jangan rekaman fosil yang kita pakai untuk penentuan umur
 geology, lingkungan pengendapan, source rock analysis dll., Sak dek sak
 nyet
 terbentuk 3 abad yang lalu ?



 Lam-salam...
 O'

 --- On Wed, 6/7/11, strivea...@gmail.com strivea...@gmail.com wrote:

  From: strivea...@gmail.com strivea...@gmail.com
  Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
  To: iagi-net@iagi.or.id
  Received: Wednesday, 6 July, 2011, 7:53 AM
  Dari teori ke teori, saya semakin
  yakin kalo evolusi ini hoax
 
  visit strivearth.com and be entertained
 
  -Original Message-
  From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
  Date: Wed, 6 Jul 2011 07:42:29
  To: IAGIiagi-net@iagi.or.id;
  geologi...@googlegroups.comgeologi...@googlegroups.com
  Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
  Subject: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang
  Manusia
  Mnarik.
  Untungnya nenek moyangku orang pelaut :)
 
  Rdp
  --
 
  Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
 
  
  » Homo erectus, nenek moyang homo sapiens
 
  Muhammad Firman | Rabu, 6 Juli 2011, 05:29 WIB
 
  VIVAnews - Sebuah studi yang diketuai oleh Etty Indriati,
  peneliti
  dari Universitas Gadjah Mada, Indonesia melakukan
  investigasi dari dua
  situs di sungai Bengawan Solo. Dari penelitian, disimpulkan
  bahwa Homo
  erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang sama
  dengan manusia
  modern.
 
  Temuan ini memunculkan keraguan pada teori evolusi manusia
  sebelumnya
  dan mengindikasikan bahwa nenek moyang manusia modern itu
  punah jauh
  lebih awal dibandingkan perkiraan sebelumnya.
 
  Seperti diketahui, Homo erectus, yang meninggalkan Afrika
  sekitar 1,8
  juta tahun lalu, disepakati sebagai nenek moyang langsung
  spesies kita
  yakni Homo sapiens. Kedua spesies ini sebelumnya diyakini
  pernah hidup
  berdampingan. Setidaknya sampai muncul teori baru yang
  membantah itu.
 
  Selama ini, ilmuwan memperkirakan, sekitar 500 ribu tahun
  lalu Homo
  erectus lenyap dari Afrika dan sebagian besar Afrika dan
  diperkirakan,
  bertahan hidup di Indonesia hingga 35 ribu tahun lalu.
  Adapun Homo
  sapiens awal tinggal di kawasan Indonesia sejak 40 ribu
  tahun lalu dan
  tinggal bersama dengan nenek moyangnya tersebut.
 
  Penelitian yang dilakukan Etty dan timnya menunjukkan bahwa
  asumsi
  selama ini tidak benar dan Homo erectus lenyap jauh sebelum
  kedatangan
  Homo sapiens di Asia.
 
  “Homo erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang
  sama dengan
  manusia modern,” kata Etty, seperti dikutip dari
  DailyMail, 5 Juli
  2011.
 
  Dari ekskavasi dan analisa waktu, hasilnya mengindikasikan
  bahwa Homo
  erectus punah setidaknya 143 ribu tahun lalu, dan bahkan
  mungkin lebih

Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia

2011-07-06 Terurut Topik Prakosa Rachwibowo
agama berangkat dari keyakinan, sain berangkat dari keraguannamun sasaran 
akhir adalah kebenaran. Ketika kebenaran itu adalah milik wujud hakiki, 
segala yang berubah, berproses, dan ber evolusi menjadi batu. Waktu kehilangan 
dimensinya, ruang terlipat menjadi satu, tiada awal dan akhir. Tiada arah, 
barat dan timur hanya mampu menghadap ke wajah yang satu. Maka, apapaun didunia 
ciptaan ini tak mungkin lepas dari keragaman bin variabel atau perubahan, 
alias perubahan adalah hakekat ke fanaan, kesementaraan dan tentu berasal 
dari ketiadaan. Maka, kadar waktu makin mngerucut ketika semua ciptaan yang 
sementara mendekat menuju ke kebenaran yang satu. Kadar waktu bagi manusia 
didekatNya bak
1000 tahun untuk satu harinya. Makin murni elemen ruhiyahnya makin bebas dia 
dari belenggu ilusi kekinian, bahkan malaikat yang merupakan ruh cahaya 
mempunyai kadar 1 hari sebanding 50.000 tahun manusia, karena kedekatannya. 

Maka, makna perubahan, atau proses menjadi adalah mutlak milikNya belaka, makin 
dekat denganNya kita tak butuh dimensi waktu lagimakin kamil manusia..makin 
nisbi baginya, baik ruang ataupun waktu. Maka, evolusi hanyalah cara al Haqq 
mendidik, menuntun, membimbing manusia menuju pemahaman akan hakekat wujud 
kesementaraan ini...akhirnya samudera kehangatan kasih sayangNya senantiasa 
mendamba kehausan dan kerinduan dari hamba2 Nya untuk bersegera menghadapkan 
wajahnya tuk menenggelamkan diri pada asal mula kejadiannya.Mataair 
Kecemerlangan.
 
From: Ridwan Farid rifa...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Thursday, 7 July 2011 9:47 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia

Kalo saya pribadi memang agak sulit menghilangkan doktrin agama
terhadap sains. Jadi walupun tidak bisa menjelaskan secara ilmiah
dengan ilmu paleontologi, sedimentologi dan sejenisnya, masih sulit
untuk menerima teori evolusi terlebih lagi berkaitan dengan kehadiran
manusia yang awalnya dari kera..

Saya fikir sih evolusi itu ada.. tetapi evolusi radikal (yang membikin
kera berevolusi jadi manusia), masih belum bisa saya terima dengan
logika agama saya.

Yah..mamang masih-masih bisa punya pendapat yang sama, kebenaran yang
hakiki akan muncul nanti di akhirat.

Salam
RiFa TeA


On 7/7/11, Fadli Syarid fadli.sya...@gmail.com wrote:
 Menurut saya sebenarnya simple, sains bukan agama. Ya silahkan saja mau
 percaya atau tidak tak kan berdosa atau ada hukuman masuk neraka. Selama
 bisa memberi alterntif penjelasan yang lebih baik terhadap satu fenomena
 alam. Dan sampai sekarang menurut pandangan saya memang teori evolusi paling
 bisa dan paling masuk akal berdasarkan fakta dan data yang ada sekarang ini
 menjelaskan fenomena di biologi dan geologi bahkan sempai ilmu kedokteran.

 Teori evolusi sendiri juga bukan suatu kitab suci yang tidak boleh diganggu
 gugat Silahkan dibantah dengan alternatif pemikiran yang lebih masuk akal
 dengan data dan fakta yang ada. Memang seperti itulah dialektika sains.
 Seperti dulu di geologi orang percaya geosinklins sekarang dengan
 ditemukannya data dan fakta yang baru dengan teknologi baru penjelasan lebih
 masuk akal dengan teori tektonik lempeng. Mungkin suatu saat akan di koreksi
 lagi oleh teori baru.

 so..tidak percaya evolusi.?.no problemo.Tapi tolong jelaskan fenomena yang
 ada di bidang-bidang paleontogi, sediment dsbnya itu dengan sesuatu
 alternatif pikiran yang lebih rasional dan masuk akal.


 regards,


 2011/7/7 gde wirawan gde.wira...@gmail.com

 mas Oki, biasanya (biasanya loyaaa..) faktor agama yg mengotori pemikiran
 (rasionalitas) sang geologist untuk memahami teori evolusi.
 Gde

 2011/7/7 o - musakti o_musa...@yahoo.com.au

 Koq bisa geologist tidak percaya sama teori evolusi ya...?
 Lha cabang-cabang utama geologi seperti paleontology, stratigrafy ,
 sedimentology, geology sejarah, geologi minyak bumi dan batubara kalau
 bukan
 didasarkan pada   teori evolusi terus dari mana ?

 Atau jangan-jangan rekaman fosil yang kita pakai untuk penentuan umur
 geology, lingkungan pengendapan, source rock analysis dll., Sak dek sak
 nyet
 terbentuk 3 abad yang lalu ?



 Lam-salam...
 O'

 --- On Wed, 6/7/11, strivea...@gmail.com strivea...@gmail.com wrote:

  From: strivea...@gmail.com strivea...@gmail.com
  Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
  To: iagi-net@iagi.or.id
  Received: Wednesday, 6 July, 2011, 7:53 AM
  Dari teori ke teori, saya semakin
  yakin kalo evolusi ini hoax
 
  visit strivearth.com and be entertained
 
  -Original Message-
  From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
  Date: Wed, 6 Jul 2011 07:42:29
  To: IAGIiagi-net@iagi.or.id;
  geologi...@googlegroups.comgeologi...@googlegroups.com
  Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
  Subject: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang
  Manusia
  Mnarik.
  Untungnya nenek moyangku orang pelaut :)
 
  Rdp
  --
 
  Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
 
  
  » Homo erectus, nenek moyang homo sapiens
 
  Muhammad Firman

Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia

2011-07-06 Terurut Topik OK Taufik
Evolusionist juga tak mentah2 menelan penjelasan teori evolusi untuk gejala
alam dan makhluk hidup. Mereka menyandingkan creation  terhadap evolusi. ada
juga kesimpulan bahwa evolusi itu hanya istilah, karena sebenarnya
didalamnya juga ada penjelasan degradasi, deformasi, reformasi, perubahan
fasa, sirkulasi. Contoh entengnya, batuan selalu mencakup semua kondisi di
atas, dari igneous rock ke sediment, sediment ke metamorf dan atau kembali
ke igneous rock.
Natural evolusi (kalau ada) juga susah dibuktikan pada hewan, karena
reptilia yg lebih tua dari dinosourus juga masih bertahan sampai sekarang
tanpa perubahan bentuk, dan contoh2 species lainnya ygmasih berbentuk awal
tetap dijumpai saat ini, adapun kepunahan suatu spesies di waktu tertentu
lebih menggambarkan environment hidup yang tak mendukung untuk spesies
tertentu, bisa karena temperature, air content, water quantity, dengan sifat
kimiawinya juga.
Evolusionost juga mulai bergerak ke evolusi DNA, ntah DNA itu berubah atau
tidak,,padahal jelas perubahan DNA 0.1% juga akan mengubah bentuk fisik
dan  fungsinya untuk makhluk hidup, kata ahli DNA manusia (homo sapiens)
hampir serupa dengan babi (atau apes), tapi yg beda secuil itulah yg
membedakan manusia dengan hewan.
Ada teoi baru yg mengkaitkan dengan fisika kwantum, bahwa panjang gelombang
awal pembentukan alam semesta ini tertanam pada awal pembentukan zat makhluk
hidup, sehingga mahkluk hidup (termasuk manusia) juga terinvestasi dengan
panjang gelombang milyaran tahun lalu, teuing mereka menafsirkan apa dengan
zat pembentukan dari panjang gelombang ini..manusia saudara dengan allien
(mimpi kali), atau manusia makhluk luar angkasa (tanpa penjelasan panjang
gelombang itu Adam logikanya adalah makhluk langit yg dipindahkan ke bumi).
Ilmu agama sebenarnya tak merincikan secarfa eksak waktu pembentukan alam
semesta, di Al Quran hanya mengatakan 6 masa (kalanya yg Maha Kuasa), kalau
sampai keluar 6 hari, 50K tahun ada misinterpretasi atas Kitabullah.

2011/7/7 kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com

 Mas Vicky

 Mungkin yang dimaksud bukan tidak percaya evolusi...tapi natural evolusi
 manusia

 di evolusi manusia kan memang ada missing link, yang tidak/belum  bisa
 dijelaskan secara natural evolusi...terus
 kemudian ada yang berpikir adanya intervensi yang memotong natural evolusi
 manusia tersebut.
 kaum science fiction bilang intervensi alien, kaum agamis bilang intervensi
 tuhan...
 mana yang benar  ? tergantung pada posisi kita masing masing karena memang
 science ( yang bukan fiction) belum bisa membuktikan .
 kemarin buka di youtube , banyak cuplikan film tentang hal tersebut (
 discovery channel ternyata sudah pernah menanyangkan juga  dengan judul 
 giant, mysteris or myth  dan akhirnya kesimpulan dibiarkan pada
 interpretasi masing masing)

 2011/7/7 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com

 OQ. Banyak geosains yg percaya evolusi tapi ngga percaya bahwa manusia
 juga bagian dari evolusi. Mreka percaya manusia turun ke bumi dari
 langit mak pluk sudah sbg manusia moderen spt ini.

 Rdp

 On 07/07/2011, o - musakti o_musa...@yahoo.com.au wrote:
  Koq bisa geologist tidak percaya sama teori evolusi ya...?
  Lha cabang-cabang utama geologi seperti paleontology, stratigrafy ,
  sedimentology, geology sejarah, geologi minyak bumi dan batubara kalau
 bukan
  didasarkan pada   teori evolusi terus dari mana ?
 
  Atau jangan-jangan rekaman fosil yang kita pakai untuk penentuan umur
  geology, lingkungan pengendapan, source rock analysis dll., Sak dek sak
 nyet
  terbentuk 3 abad yang lalu ?
 
 
 
  Lam-salam...
  O'
 
  --- On Wed, 6/7/11, strivea...@gmail.com strivea...@gmail.com wrote:
 
  From: strivea...@gmail.com strivea...@gmail.com
  Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
  To: iagi-net@iagi.or.id
  Received: Wednesday, 6 July, 2011, 7:53 AM
  Dari teori ke teori, saya semakin
  yakin kalo evolusi ini hoax
 
  visit strivearth.com and be entertained
 
  -Original Message-
  From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
  Date: Wed, 6 Jul 2011 07:42:29
  To: IAGIiagi-net@iagi.or.id;
  geologi...@googlegroups.comgeologi...@googlegroups.com
  Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
  Subject: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang
  Manusia
  Mnarik.
  Untungnya nenek moyangku orang pelaut :)
 
  Rdp
  --
 
  Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
 
  
  » Homo erectus, nenek moyang homo sapiens
 
  Muhammad Firman | Rabu, 6 Juli 2011, 05:29 WIB
 
  VIVAnews - Sebuah studi yang diketuai oleh Etty Indriati,
  peneliti
  dari Universitas Gadjah Mada, Indonesia melakukan
  investigasi dari dua
  situs di sungai Bengawan Solo. Dari penelitian, disimpulkan
  bahwa Homo
  erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang sama
  dengan manusia
  modern.
 
  Temuan ini memunculkan keraguan pada teori evolusi manusia
  sebelumnya
  dan mengindikasikan bahwa nenek moyang manusia modern itu
  punah jauh
  lebih awal dibandingkan

Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia

2011-07-06 Terurut Topik o - musakti
Saya rasa yang pertama perlu kita clear kan adalah definisi dari evolusi itu 
sendiri. Kalau buat saya definisinya adalah 'process of change in life forms 
over time'. Buat saya perubahan dalam konteks evolusi bisa terjadi dalam bentuk 
tingkah laku alias behaviour atau (ini yang lebih dianut oleh para ahli) secara 
fisis, khususnya genetis.

Secara umum 'tujuan' dari evolusi adalah untuk 'beradaptasi' demi kelangsungan 
hidup alias survival, yang sering dijargonkan sebagai survival of the 
fittest 

Saya masukkan evolusi tingkah laku meskipun banyak yang menganggapnya diluar 
konteks evolusi, karena hal ini bisa sama-sama kita amati dalam rentang hidup 
kita. Contohnya profil pria/wanita metrosexual  misalnya saat ini jadi favorit 
untuk pasangan hidup  karena merekalah yang dianggap sukses dalam lingkungan 
saat ini dan kemungkinan lebih besar bahwa keturunan mereka juga akan 'sukses'. 
Bandingkan dengan generasi2 sebelumnya dimana tipe-tipe pahlawan perang, petani 
atau pemburu lebih disukai karena lebih bisa menjamin kelangsungan hidup 
keturunannya.

Kalaupun kita menolak perubahan behaviour sebagai salah satu komponen evolusi, 
mari kita lihat perubahan fisik organisme yang bisa kita amati dalam rentang 
waktu hidup kita.

Nasehat yang selalu diberikan oleh dokter mulai dari dokter puskesmas sampai 
dokter kepresidenan adalah: 'habiskan jatah antibiotik yang diresepkan'. 
Kenapa? Untuk memperkecil kemungkinan terjadinya resistensi dan mutasi virus 
dan bakteri penyebab penyakit tsb. Saat WHO bilang virus H1N1 adalah mutasi 
dari virus yang ada di burung atau telah muncul baksil TBC atau plasmodium 
malaria yang resisten terhadap obat, mereka sebenarnya sedang menunjukkan 
evolution in action...

Jadi, bolehlah kita tak percaya pada charles darwin tapi sama pak dokter masih 
percaya khan ..

Lam-salam
O'

On Thu, 07 Jul 2011 05:44 ICT strivea...@gmail.com wrote:

Tanpa evolusi pun ilmu2 itu bisa ada

visit strivearth.com and be entertained

-Original Message-
From: o - musakti o_musa...@yahoo.com.au
Date: Wed, 6 Jul 2011 15:36:47 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
Koq bisa geologist tidak percaya sama teori evolusi ya...?
Lha cabang-cabang utama geologi seperti paleontology, stratigrafy , 
sedimentology, geology sejarah, geologi minyak bumi dan batubara kalau bukan 
didasarkan pada   teori evolusi terus dari mana ? 

Atau jangan-jangan rekaman fosil yang kita pakai untuk penentuan umur geology, 
lingkungan pengendapan, source rock analysis dll., Sak dek sak nyet terbentuk 
3 abad yang lalu ? 



Lam-salam...
O'

--- On Wed, 6/7/11, strivea...@gmail.com strivea...@gmail.com wrote:

 From: strivea...@gmail.com strivea...@gmail.com
 Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Received: Wednesday, 6 July, 2011, 7:53 AM
 Dari teori ke teori, saya semakin
 yakin kalo evolusi ini hoax
 
 visit strivearth.com and be entertained
 
 -Original Message-
 From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
 Date: Wed, 6 Jul 2011 07:42:29 
 To: IAGIiagi-net@iagi.or.id;
 geologi...@googlegroups.comgeologi...@googlegroups.com
 Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang
 Manusia
 Mnarik.
 Untungnya nenek moyangku orang pelaut :)
 
 Rdp
 --
 
 Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
 
 
 » Homo erectus, nenek moyang homo sapiens
 
 Muhammad Firman | Rabu, 6 Juli 2011, 05:29 WIB
 
 VIVAnews - Sebuah studi yang diketuai oleh Etty Indriati,
 peneliti
 dari Universitas Gadjah Mada, Indonesia melakukan
 investigasi dari dua
 situs di sungai Bengawan Solo. Dari penelitian, disimpulkan
 bahwa Homo
 erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang sama
 dengan manusia
 modern.
 
 Temuan ini memunculkan keraguan pada teori evolusi manusia
 sebelumnya
 dan mengindikasikan bahwa nenek moyang manusia modern itu
 punah jauh
 lebih awal dibandingkan perkiraan sebelumnya.
 
 Seperti diketahui, Homo erectus, yang meninggalkan Afrika
 sekitar 1,8
 juta tahun lalu, disepakati sebagai nenek moyang langsung
 spesies kita
 yakni Homo sapiens. Kedua spesies ini sebelumnya diyakini
 pernah hidup
 berdampingan. Setidaknya sampai muncul teori baru yang
 membantah itu.
 
 Selama ini, ilmuwan memperkirakan, sekitar 500 ribu tahun
 lalu Homo
 erectus lenyap dari Afrika dan sebagian besar Afrika dan
 diperkirakan,
 bertahan hidup di Indonesia hingga 35 ribu tahun lalu.
 Adapun Homo
 sapiens awal tinggal di kawasan Indonesia sejak 40 ribu
 tahun lalu dan
 tinggal bersama dengan nenek moyangnya tersebut.
 
 Penelitian yang dilakukan Etty dan timnya menunjukkan bahwa
 asumsi
 selama ini tidak benar dan Homo erectus lenyap jauh sebelum
 kedatangan
 Homo sapiens di Asia.
 
 “Homo erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang
 sama dengan
 manusia modern,” kata Etty, seperti dikutip dari
 DailyMail, 5 Juli
 2011.
 
 Dari ekskavasi dan

Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia

2011-07-06 Terurut Topik o - musakti
Saya rasa yang pertama perlu kita clear kan adalah definisi dari evolusi itu 
sendiri. Kalau buat saya definisinya adalah 'process of change in life forms 
over time'. Buat saya perubahan dalam konteks evolusi bisa terjadi dalam bentuk 
tingkah laku alias behaviour atau (ini yang lebih dianut oleh para ahli) secara 
fisis, khususnya genetis.

Secara umum 'tujuan' dari evolusi adalah untuk 'beradaptasi' demi kelangsungan 
hidup alias survival, yang sering dijargonkan sebagai survival of the 
fittest 

Saya masukkan evolusi tingkah laku meskipun banyak yang menganggapnya diluar 
konteks evolusi, karena hal ini bisa sama-sama kita amati dalam rentang hidup 
kita. Contohnya profil pria/wanita metrosexual  misalnya saat ini jadi favorit 
untuk pasangan hidup  karena merekalah yang dianggap sukses dalam lingkungan 
saat ini dan kemungkinan lebih besar bahwa keturunan mereka juga akan 'sukses'. 
Bandingkan dengan generasi2 sebelumnya dimana tipe-tipe pahlawan perang, petani 
atau pemburu lebih disukai karena lebih bisa menjamin kelangsungan hidup 
keturunannya.

Kalaupun kita menolak perubahan behaviour sebagai salah satu komponen evolusi, 
mari kita lihat perubahan fisik organisme yang bisa kita amati dalam rentang 
waktu hidup kita.

Nasehat yang selalu diberikan oleh dokter mulai dari dokter puskesmas sampai 
dokter kepresidenan adalah: 'habiskan jatah antibiotik yang diresepkan'. 
Kenapa? Untuk memperkecil kemungkinan terjadinya resistensi dan mutasi virus 
dan bakteri penyebab penyakit tsb. Saat WHO bilang virus H1N1 adalah mutasi 
dari virus yang ada di burung atau telah muncul baksil TBC atau plasmodium 
malaria yang resisten terhadap obat, mereka sebenarnya sedang menunjukkan 
evolution in action...

Jadi, bolehlah kita tak percaya pada charles darwin tapi sama pak dokter masih 
percaya khan ..

Lam-salam
O'

On Thu, 07 Jul 2011 05:44 ICT strivea...@gmail.com wrote:

Tanpa evolusi pun ilmu2 itu bisa ada

visit strivearth.com and be entertained

-Original Message-
From: o - musakti o_musa...@yahoo.com.au
Date: Wed, 6 Jul 2011 15:36:47 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
Koq bisa geologist tidak percaya sama teori evolusi ya...?
Lha cabang-cabang utama geologi seperti paleontology, stratigrafy , 
sedimentology, geology sejarah, geologi minyak bumi dan batubara kalau bukan 
didasarkan pada   teori evolusi terus dari mana ? 

Atau jangan-jangan rekaman fosil yang kita pakai untuk penentuan umur geology, 
lingkungan pengendapan, source rock analysis dll., Sak dek sak nyet terbentuk 
3 abad yang lalu ? 



Lam-salam...
O'

--- On Wed, 6/7/11, strivea...@gmail.com strivea...@gmail.com wrote:

 From: strivea...@gmail.com strivea...@gmail.com
 Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Received: Wednesday, 6 July, 2011, 7:53 AM
 Dari teori ke teori, saya semakin
 yakin kalo evolusi ini hoax
 
 visit strivearth.com and be entertained
 
 -Original Message-
 From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
 Date: Wed, 6 Jul 2011 07:42:29 
 To: IAGIiagi-net@iagi.or.id;
 geologi...@googlegroups.comgeologi...@googlegroups.com
 Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang
 Manusia
 Mnarik.
 Untungnya nenek moyangku orang pelaut :)
 
 Rdp
 --
 
 Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
 
 
 » Homo erectus, nenek moyang homo sapiens
 
 Muhammad Firman | Rabu, 6 Juli 2011, 05:29 WIB
 
 VIVAnews - Sebuah studi yang diketuai oleh Etty Indriati,
 peneliti
 dari Universitas Gadjah Mada, Indonesia melakukan
 investigasi dari dua
 situs di sungai Bengawan Solo. Dari penelitian, disimpulkan
 bahwa Homo
 erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang sama
 dengan manusia
 modern.
 
 Temuan ini memunculkan keraguan pada teori evolusi manusia
 sebelumnya
 dan mengindikasikan bahwa nenek moyang manusia modern itu
 punah jauh
 lebih awal dibandingkan perkiraan sebelumnya.
 
 Seperti diketahui, Homo erectus, yang meninggalkan Afrika
 sekitar 1,8
 juta tahun lalu, disepakati sebagai nenek moyang langsung
 spesies kita
 yakni Homo sapiens. Kedua spesies ini sebelumnya diyakini
 pernah hidup
 berdampingan. Setidaknya sampai muncul teori baru yang
 membantah itu.
 
 Selama ini, ilmuwan memperkirakan, sekitar 500 ribu tahun
 lalu Homo
 erectus lenyap dari Afrika dan sebagian besar Afrika dan
 diperkirakan,
 bertahan hidup di Indonesia hingga 35 ribu tahun lalu.
 Adapun Homo
 sapiens awal tinggal di kawasan Indonesia sejak 40 ribu
 tahun lalu dan
 tinggal bersama dengan nenek moyangnya tersebut.
 
 Penelitian yang dilakukan Etty dan timnya menunjukkan bahwa
 asumsi
 selama ini tidak benar dan Homo erectus lenyap jauh sebelum
 kedatangan
 Homo sapiens di Asia.
 
 “Homo erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang
 sama dengan
 manusia modern,” kata Etty, seperti dikutip dari
 DailyMail, 5 Juli
 2011.
 
 Dari ekskavasi dan

Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia

2011-07-06 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Kalo anda menganggap teori evolusi adalah hoax, berhenti saja sebagai 
ilmuwan, lalu menjadi ustadz saja.

Salam,
YSY
- Original Message - 
From: strivea...@gmail.com

To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Wednesday, July 06, 2011 7:53 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia



Dari teori ke teori, saya semakin yakin kalo evolusi ini hoax

visit strivearth.com and be entertained

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
Date: Wed, 6 Jul 2011 07:42:29
To: IAGIiagi-net@iagi.or.id; 
geologi...@googlegroups.comgeologi...@googlegroups.com

Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
Mnarik.
Untungnya nenek moyangku orang pelaut :)

Rdp
--

Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia


» Homo erectus, nenek moyang homo sapiens

Muhammad Firman | Rabu, 6 Juli 2011, 05:29 WIB

VIVAnews - Sebuah studi yang diketuai oleh Etty Indriati, peneliti
dari Universitas Gadjah Mada, Indonesia melakukan investigasi dari dua
situs di sungai Bengawan Solo. Dari penelitian, disimpulkan bahwa Homo
erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang sama dengan manusia
modern.

Temuan ini memunculkan keraguan pada teori evolusi manusia sebelumnya
dan mengindikasikan bahwa nenek moyang manusia modern itu punah jauh
lebih awal dibandingkan perkiraan sebelumnya.

Seperti diketahui, Homo erectus, yang meninggalkan Afrika sekitar 1,8
juta tahun lalu, disepakati sebagai nenek moyang langsung spesies kita
yakni Homo sapiens. Kedua spesies ini sebelumnya diyakini pernah hidup
berdampingan. Setidaknya sampai muncul teori baru yang membantah itu.

Selama ini, ilmuwan memperkirakan, sekitar 500 ribu tahun lalu Homo
erectus lenyap dari Afrika dan sebagian besar Afrika dan diperkirakan,
bertahan hidup di Indonesia hingga 35 ribu tahun lalu. Adapun Homo
sapiens awal tinggal di kawasan Indonesia sejak 40 ribu tahun lalu dan
tinggal bersama dengan nenek moyangnya tersebut.

Penelitian yang dilakukan Etty dan timnya menunjukkan bahwa asumsi
selama ini tidak benar dan Homo erectus lenyap jauh sebelum kedatangan
Homo sapiens di Asia.

“Homo erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang sama dengan
manusia modern,” kata Etty, seperti dikutip dari DailyMail, 5 Juli
2011.

Dari ekskavasi dan analisa waktu, hasilnya mengindikasikan bahwa Homo
erectus punah setidaknya 143 ribu tahun lalu, dan bahkan mungkin lebih
dari 550 ribu tahun lalu.

Jika demikian yang terjadi, maka temuan ini membantah teori ‘Out of
Africa’ yang sudah disepakati sebelumnya yakni hipotesis seputar
manusia modern telah berevolusi sepenuhnya di Afrika sebelum
bermigrasi ke belahan lain di Bumi.

Teori itu memperkirakan terjadinya overlap antara Homo sapiens dan
spesies lebih tuah yang mereka gantikan di luar Afrika. Homo erectus
yang ditemukan masih bertahan hidup di Indonesia pada masa itu
dianggap sebagai bukti pendukung teori tersebut.

Dengan temuan terbaru, peneliti menawarkan hipotesis baru bahwa
manusia modern berevolusi dari spesies terdahulu di Afrika, Asia, dan
Eropa. Hasil temuan ini sendiri dipublikasikan di jurnal Public
Library of Science ONE. (sj

--
Sent from my mobile device

*Everybody is safety leader, You can stop any unsafe operation !*


PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

Ayo siapkan diri!
Hadirilah Joint Convention Makassar (JCM), HAGI-IAGI, Sulawesi, 26-29
September 2011
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event 
shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to 
direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 
from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with 
the use of any information posted on IAGI mailing list.

-






PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK

Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia

2011-07-06 Terurut Topik Eko Prasetyo
perkataan anda seperti seorang otoritas ilmuwan dan merendahkan level
ustadz. Banyak doktor-doktor ilmu yang lebih tinggi dari anda yang
menganggap evolusi itu sampah. Banyak ustadz-ustadz yang level keilmuan
eksaknya mungkin lebih tinggi dari anda.

Newton sendiri mungkin jauh lebih religius dari para saintis-saintis atheis
norak yang memaksakan kalau Tuhan itu imajinari tapi kalau ditanya kenapa
Alam Semesta itu ada dia berkata ya ada aja Sebuah jawaban yang tidak
ilmiah dan munafik.

sudah baca bahwa penemu homo erectus solo menyembunyikan tulang tengkorak
yang bisa membantah teori homo erectus di bawah kasurnya selama berpuluh
tahun? sudah membaca bahwa homo erectus solo itu direkonstruksi dari dua
tulang yang jauhnya berbelas kaki dan mempunyai kemungkinan perbedaan
individu tapi dipaksakan sebagai satu kejadian?

Atau fosil sebuah nenek moyang manusia yang ditentukan hanya dari sebuah
fosil. gigi.

Atau fosil kadal-burung dari china yang ternyata hoax.

Atau kenyataan bahwa banyak manusia sekarang yang tinggi besar berdahi rata
mirip Neanderthal tapi ternyata homo sapiens.

Atau fosil tengkorak anak berkelainan megacephalus yang diklaim sebagai
fosil alien.


Lalu apa anda sudah mempelajari bahwa di alam tidak ada yang random, random
itu hanyalah simplifikasi dari kompleksitas yang tidak dipahami manusia?
Bahkan ilmu eksak geosaintis pun hanya bisa berkata kemungkinan minyak di
sini 90%. Sebuah ketidakeksakan.

Sekarang pikirkan: apa kemungkinan dua spesimen jantan dan betina dari
spesies berkelamin ganda yang akan menggantikan spesies sebelumnya lahir
pada waktu yang sama, dengan tingkat kecocokan tinggi, dan dilahirkan dari
spesies yang lama?

Limit mendekati nol.

Mempercayai evolusi itu nyata sama saja mempercayai bahwa logam mentah bisa
menjadi mobil yang fungsional hanya dengan terjadinya badai besar-besaran.

Sekarang siapa yang harus melepaskan diri dari keilmuwan? Saya yang sudah
membaca dua sisi dari evolusi atau anda yang gak punya landasan kuat tapi
mengusir saya dari keilmiahan?

2011/7/7 Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id

 Kalo anda menganggap teori evolusi adalah hoax, berhenti saja sebagai
 ilmuwan, lalu menjadi ustadz saja.
 Salam,
 YSY
 - Original Message - From: strivea...@gmail.com

 To: iagi-net@iagi.or.id
 Sent: Wednesday, July 06, 2011 7:53 AM
 Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia



  Dari teori ke teori, saya semakin yakin kalo evolusi ini hoax

 visit strivearth.com and be entertained

 -Original Message-
 From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
 Date: Wed, 6 Jul 2011 07:42:29
 To: IAGIiagi-net@iagi.or.id; geologi...@googlegroups.comge**
 ologi...@googlegroups.com geologi...@googlegroups.com
 Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
 Mnarik.
 Untungnya nenek moyangku orang pelaut :)

 Rdp
 --

 Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia

 
 » Homo erectus, nenek moyang homo sapiens

 Muhammad Firman | Rabu, 6 Juli 2011, 05:29 WIB

 VIVAnews - Sebuah studi yang diketuai oleh Etty Indriati, peneliti
 dari Universitas Gadjah Mada, Indonesia melakukan investigasi dari dua
 situs di sungai Bengawan Solo. Dari penelitian, disimpulkan bahwa Homo
 erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang sama dengan manusia
 modern.

 Temuan ini memunculkan keraguan pada teori evolusi manusia sebelumnya
 dan mengindikasikan bahwa nenek moyang manusia modern itu punah jauh
 lebih awal dibandingkan perkiraan sebelumnya.

 Seperti diketahui, Homo erectus, yang meninggalkan Afrika sekitar 1,8
 juta tahun lalu, disepakati sebagai nenek moyang langsung spesies kita
 yakni Homo sapiens. Kedua spesies ini sebelumnya diyakini pernah hidup
 berdampingan. Setidaknya sampai muncul teori baru yang membantah itu.

 Selama ini, ilmuwan memperkirakan, sekitar 500 ribu tahun lalu Homo
 erectus lenyap dari Afrika dan sebagian besar Afrika dan diperkirakan,
 bertahan hidup di Indonesia hingga 35 ribu tahun lalu. Adapun Homo
 sapiens awal tinggal di kawasan Indonesia sejak 40 ribu tahun lalu dan
 tinggal bersama dengan nenek moyangnya tersebut.

 Penelitian yang dilakukan Etty dan timnya menunjukkan bahwa asumsi
 selama ini tidak benar dan Homo erectus lenyap jauh sebelum kedatangan
 Homo sapiens di Asia.

 “Homo erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang sama dengan
 manusia modern,” kata Etty, seperti dikutip dari DailyMail, 5 Juli
 2011.

 Dari ekskavasi dan analisa waktu, hasilnya mengindikasikan bahwa Homo
 erectus punah setidaknya 143 ribu tahun lalu, dan bahkan mungkin lebih
 dari 550 ribu tahun lalu.

 Jika demikian yang terjadi, maka temuan ini membantah teori ‘Out of
 Africa’ yang sudah disepakati sebelumnya yakni hipotesis seputar
 manusia modern telah berevolusi sepenuhnya di Afrika sebelum
 bermigrasi ke belahan lain di Bumi.

 Teori itu memperkirakan terjadinya overlap antara Homo sapiens dan
 spesies lebih tuah yang mereka gantikan di luar Afrika. Homo erectus

[iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia

2011-07-05 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Mnarik.
Untungnya nenek moyangku orang pelaut :)

Rdp
--

Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia


» Homo erectus, nenek moyang homo sapiens

Muhammad Firman | Rabu, 6 Juli 2011, 05:29 WIB

VIVAnews - Sebuah studi yang diketuai oleh Etty Indriati, peneliti
dari Universitas Gadjah Mada, Indonesia melakukan investigasi dari dua
situs di sungai Bengawan Solo. Dari penelitian, disimpulkan bahwa Homo
erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang sama dengan manusia
modern.

Temuan ini memunculkan keraguan pada teori evolusi manusia sebelumnya
dan mengindikasikan bahwa nenek moyang manusia modern itu punah jauh
lebih awal dibandingkan perkiraan sebelumnya.

Seperti diketahui, Homo erectus, yang meninggalkan Afrika sekitar 1,8
juta tahun lalu, disepakati sebagai nenek moyang langsung spesies kita
yakni Homo sapiens. Kedua spesies ini sebelumnya diyakini pernah hidup
berdampingan. Setidaknya sampai muncul teori baru yang membantah itu.

Selama ini, ilmuwan memperkirakan, sekitar 500 ribu tahun lalu Homo
erectus lenyap dari Afrika dan sebagian besar Afrika dan diperkirakan,
bertahan hidup di Indonesia hingga 35 ribu tahun lalu. Adapun Homo
sapiens awal tinggal di kawasan Indonesia sejak 40 ribu tahun lalu dan
tinggal bersama dengan nenek moyangnya tersebut.

Penelitian yang dilakukan Etty dan timnya menunjukkan bahwa asumsi
selama ini tidak benar dan Homo erectus lenyap jauh sebelum kedatangan
Homo sapiens di Asia.

“Homo erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang sama dengan
manusia modern,” kata Etty, seperti dikutip dari DailyMail, 5 Juli
2011.

Dari ekskavasi dan analisa waktu, hasilnya mengindikasikan bahwa Homo
erectus punah setidaknya 143 ribu tahun lalu, dan bahkan mungkin lebih
dari 550 ribu tahun lalu.

Jika demikian yang terjadi, maka temuan ini membantah teori ‘Out of
Africa’ yang sudah disepakati sebelumnya yakni hipotesis seputar
manusia modern telah berevolusi sepenuhnya di Afrika sebelum
bermigrasi ke belahan lain di Bumi.

Teori itu memperkirakan terjadinya overlap antara Homo sapiens dan
spesies lebih tuah yang mereka gantikan di luar Afrika. Homo erectus
yang ditemukan masih bertahan hidup di Indonesia pada masa itu
dianggap sebagai bukti pendukung teori tersebut.

Dengan temuan terbaru, peneliti menawarkan hipotesis baru bahwa
manusia modern berevolusi dari spesies terdahulu di Afrika, Asia, dan
Eropa. Hasil temuan ini sendiri dipublikasikan di jurnal Public
Library of Science ONE. (sj

-- 
Sent from my mobile device

*Everybody is safety leader, You can stop any unsafe operation !*


PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

Ayo siapkan diri!
Hadirilah Joint Convention Makassar (JCM), HAGI-IAGI, Sulawesi, 26-29
September 2011
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia

2011-07-05 Terurut Topik strivearth
Dari teori ke teori, saya semakin yakin kalo evolusi ini hoax

visit strivearth.com and be entertained

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
Date: Wed, 6 Jul 2011 07:42:29 
To: IAGIiagi-net@iagi.or.id; 
geologi...@googlegroups.comgeologi...@googlegroups.com
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
Mnarik.
Untungnya nenek moyangku orang pelaut :)

Rdp
--

Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia


» Homo erectus, nenek moyang homo sapiens

Muhammad Firman | Rabu, 6 Juli 2011, 05:29 WIB

VIVAnews - Sebuah studi yang diketuai oleh Etty Indriati, peneliti
dari Universitas Gadjah Mada, Indonesia melakukan investigasi dari dua
situs di sungai Bengawan Solo. Dari penelitian, disimpulkan bahwa Homo
erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang sama dengan manusia
modern.

Temuan ini memunculkan keraguan pada teori evolusi manusia sebelumnya
dan mengindikasikan bahwa nenek moyang manusia modern itu punah jauh
lebih awal dibandingkan perkiraan sebelumnya.

Seperti diketahui, Homo erectus, yang meninggalkan Afrika sekitar 1,8
juta tahun lalu, disepakati sebagai nenek moyang langsung spesies kita
yakni Homo sapiens. Kedua spesies ini sebelumnya diyakini pernah hidup
berdampingan. Setidaknya sampai muncul teori baru yang membantah itu.

Selama ini, ilmuwan memperkirakan, sekitar 500 ribu tahun lalu Homo
erectus lenyap dari Afrika dan sebagian besar Afrika dan diperkirakan,
bertahan hidup di Indonesia hingga 35 ribu tahun lalu. Adapun Homo
sapiens awal tinggal di kawasan Indonesia sejak 40 ribu tahun lalu dan
tinggal bersama dengan nenek moyangnya tersebut.

Penelitian yang dilakukan Etty dan timnya menunjukkan bahwa asumsi
selama ini tidak benar dan Homo erectus lenyap jauh sebelum kedatangan
Homo sapiens di Asia.

“Homo erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang sama dengan
manusia modern,” kata Etty, seperti dikutip dari DailyMail, 5 Juli
2011.

Dari ekskavasi dan analisa waktu, hasilnya mengindikasikan bahwa Homo
erectus punah setidaknya 143 ribu tahun lalu, dan bahkan mungkin lebih
dari 550 ribu tahun lalu.

Jika demikian yang terjadi, maka temuan ini membantah teori ‘Out of
Africa’ yang sudah disepakati sebelumnya yakni hipotesis seputar
manusia modern telah berevolusi sepenuhnya di Afrika sebelum
bermigrasi ke belahan lain di Bumi.

Teori itu memperkirakan terjadinya overlap antara Homo sapiens dan
spesies lebih tuah yang mereka gantikan di luar Afrika. Homo erectus
yang ditemukan masih bertahan hidup di Indonesia pada masa itu
dianggap sebagai bukti pendukung teori tersebut.

Dengan temuan terbaru, peneliti menawarkan hipotesis baru bahwa
manusia modern berevolusi dari spesies terdahulu di Afrika, Asia, dan
Eropa. Hasil temuan ini sendiri dipublikasikan di jurnal Public
Library of Science ONE. (sj

-- 
Sent from my mobile device

*Everybody is safety leader, You can stop any unsafe operation !*


PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

Ayo siapkan diri!
Hadirilah Joint Convention Makassar (JCM), HAGI-IAGI, Sulawesi, 26-29
September 2011
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia

2011-07-05 Terurut Topik kartiko samodro
saya lihat di history channel :

Ada teori bahwa missing link berhubungan dengan penggabungan DNA antara
manusia purba dengan Alien, lengkap dengan berbagai analisa dan bukti
buktinya,  bahkan ditemukan adanya tengkorak yang mukanya mirip alien dengan
mata yang kecil dan kepala yang besar.
Banyak juga tulisan kuno yang menyatakan bahwa pada bangsa Sumeria awal (di
daerah sekitar Irak) diperkirakan  terjadi penggabungan DNA tersebut,
sehingga banyak cerita tentang awal kehidupan bangsa bangsa dan tulisan awal
berasal dari daerah tersebut...
Bisa juga nonton film fourth kind tentang kontak manusia dengan alien yang
katanya berdasarkan kisah nyata .

Yang jelas sampai sekarang hal ini masih jadi polemik..

2011/7/6 strivea...@gmail.com

 Dari teori ke teori, saya semakin yakin kalo evolusi ini hoax

 visit strivearth.com and be entertained

 -Original Message-
 From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
 Date: Wed, 6 Jul 2011 07:42:29
 To: IAGIiagi-net@iagi.or.id; geologi...@googlegroups.com
 geologi...@googlegroups.com
 Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
  Mnarik.
 Untungnya nenek moyangku orang pelaut :)

 Rdp
 --

 Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia

 
 » Homo erectus, nenek moyang homo sapiens

 Muhammad Firman | Rabu, 6 Juli 2011, 05:29 WIB

 VIVAnews - Sebuah studi yang diketuai oleh Etty Indriati, peneliti
 dari Universitas Gadjah Mada, Indonesia melakukan investigasi dari dua
 situs di sungai Bengawan Solo. Dari penelitian, disimpulkan bahwa Homo
 erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang sama dengan manusia
 modern.

 Temuan ini memunculkan keraguan pada teori evolusi manusia sebelumnya
 dan mengindikasikan bahwa nenek moyang manusia modern itu punah jauh
 lebih awal dibandingkan perkiraan sebelumnya.

 Seperti diketahui, Homo erectus, yang meninggalkan Afrika sekitar 1,8
 juta tahun lalu, disepakati sebagai nenek moyang langsung spesies kita
 yakni Homo sapiens. Kedua spesies ini sebelumnya diyakini pernah hidup
 berdampingan. Setidaknya sampai muncul teori baru yang membantah itu.

 Selama ini, ilmuwan memperkirakan, sekitar 500 ribu tahun lalu Homo
 erectus lenyap dari Afrika dan sebagian besar Afrika dan diperkirakan,
 bertahan hidup di Indonesia hingga 35 ribu tahun lalu. Adapun Homo
 sapiens awal tinggal di kawasan Indonesia sejak 40 ribu tahun lalu dan
 tinggal bersama dengan nenek moyangnya tersebut.

 Penelitian yang dilakukan Etty dan timnya menunjukkan bahwa asumsi
 selama ini tidak benar dan Homo erectus lenyap jauh sebelum kedatangan
 Homo sapiens di Asia.

 “Homo erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang sama dengan
 manusia modern,” kata Etty, seperti dikutip dari DailyMail, 5 Juli
 2011.

 Dari ekskavasi dan analisa waktu, hasilnya mengindikasikan bahwa Homo
 erectus punah setidaknya 143 ribu tahun lalu, dan bahkan mungkin lebih
 dari 550 ribu tahun lalu.

 Jika demikian yang terjadi, maka temuan ini membantah teori ‘Out of
 Africa’ yang sudah disepakati sebelumnya yakni hipotesis seputar
 manusia modern telah berevolusi sepenuhnya di Afrika sebelum
 bermigrasi ke belahan lain di Bumi.

 Teori itu memperkirakan terjadinya overlap antara Homo sapiens dan
 spesies lebih tuah yang mereka gantikan di luar Afrika. Homo erectus
 yang ditemukan masih bertahan hidup di Indonesia pada masa itu
 dianggap sebagai bukti pendukung teori tersebut.

 Dengan temuan terbaru, peneliti menawarkan hipotesis baru bahwa
 manusia modern berevolusi dari spesies terdahulu di Afrika, Asia, dan
 Eropa. Hasil temuan ini sendiri dipublikasikan di jurnal Public
 Library of Science ONE. (sj

 --
 Sent from my mobile device

 *Everybody is safety leader, You can stop any unsafe operation !*


 
 PP-IAGI 2008-2011:
 ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
 sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
 * 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

 
 Ayo siapkan diri!
 Hadirilah Joint Convention Makassar (JCM), HAGI-IAGI, Sulawesi, 26-29
 September 2011

 -
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 -
 DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted
 on its mailing lists

Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia

2011-07-05 Terurut Topik supra_adhi
Sesuai dengan perkembangan zaman (data  teknologi) tentunya teori trsbt akan 
terupdate/teruji kebenarannya..
Dari sekedar nice to know hingga menimbulkan curiosity dan akhirnya menimbulkan 
kontroversi. 
Trims sharingnya Pak menarik sekali.. :)

Wassalam,
-S. Adhi Nugroho-

-Original Message-
From: kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com
Date: Wed, 6 Jul 2011 09:38:27 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
saya lihat di history channel :

Ada teori bahwa missing link berhubungan dengan penggabungan DNA antara
manusia purba dengan Alien, lengkap dengan berbagai analisa dan bukti
buktinya,  bahkan ditemukan adanya tengkorak yang mukanya mirip alien dengan
mata yang kecil dan kepala yang besar.
Banyak juga tulisan kuno yang menyatakan bahwa pada bangsa Sumeria awal (di
daerah sekitar Irak) diperkirakan  terjadi penggabungan DNA tersebut,
sehingga banyak cerita tentang awal kehidupan bangsa bangsa dan tulisan awal
berasal dari daerah tersebut...
Bisa juga nonton film fourth kind tentang kontak manusia dengan alien yang
katanya berdasarkan kisah nyata .

Yang jelas sampai sekarang hal ini masih jadi polemik..

2011/7/6 strivea...@gmail.com

 Dari teori ke teori, saya semakin yakin kalo evolusi ini hoax

 visit strivearth.com and be entertained

 -Original Message-
 From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
 Date: Wed, 6 Jul 2011 07:42:29
 To: IAGIiagi-net@iagi.or.id; geologi...@googlegroups.com
 geologi...@googlegroups.com
 Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
  Mnarik.
 Untungnya nenek moyangku orang pelaut :)

 Rdp
 --

 Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia

 
 » Homo erectus, nenek moyang homo sapiens

 Muhammad Firman | Rabu, 6 Juli 2011, 05:29 WIB

 VIVAnews - Sebuah studi yang diketuai oleh Etty Indriati, peneliti
 dari Universitas Gadjah Mada, Indonesia melakukan investigasi dari dua
 situs di sungai Bengawan Solo. Dari penelitian, disimpulkan bahwa Homo
 erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang sama dengan manusia
 modern.

 Temuan ini memunculkan keraguan pada teori evolusi manusia sebelumnya
 dan mengindikasikan bahwa nenek moyang manusia modern itu punah jauh
 lebih awal dibandingkan perkiraan sebelumnya.

 Seperti diketahui, Homo erectus, yang meninggalkan Afrika sekitar 1,8
 juta tahun lalu, disepakati sebagai nenek moyang langsung spesies kita
 yakni Homo sapiens. Kedua spesies ini sebelumnya diyakini pernah hidup
 berdampingan. Setidaknya sampai muncul teori baru yang membantah itu.

 Selama ini, ilmuwan memperkirakan, sekitar 500 ribu tahun lalu Homo
 erectus lenyap dari Afrika dan sebagian besar Afrika dan diperkirakan,
 bertahan hidup di Indonesia hingga 35 ribu tahun lalu. Adapun Homo
 sapiens awal tinggal di kawasan Indonesia sejak 40 ribu tahun lalu dan
 tinggal bersama dengan nenek moyangnya tersebut.

 Penelitian yang dilakukan Etty dan timnya menunjukkan bahwa asumsi
 selama ini tidak benar dan Homo erectus lenyap jauh sebelum kedatangan
 Homo sapiens di Asia.

 “Homo erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang sama dengan
 manusia modern,” kata Etty, seperti dikutip dari DailyMail, 5 Juli
 2011.

 Dari ekskavasi dan analisa waktu, hasilnya mengindikasikan bahwa Homo
 erectus punah setidaknya 143 ribu tahun lalu, dan bahkan mungkin lebih
 dari 550 ribu tahun lalu.

 Jika demikian yang terjadi, maka temuan ini membantah teori ‘Out of
 Africa’ yang sudah disepakati sebelumnya yakni hipotesis seputar
 manusia modern telah berevolusi sepenuhnya di Afrika sebelum
 bermigrasi ke belahan lain di Bumi.

 Teori itu memperkirakan terjadinya overlap antara Homo sapiens dan
 spesies lebih tuah yang mereka gantikan di luar Afrika. Homo erectus
 yang ditemukan masih bertahan hidup di Indonesia pada masa itu
 dianggap sebagai bukti pendukung teori tersebut.

 Dengan temuan terbaru, peneliti menawarkan hipotesis baru bahwa
 manusia modern berevolusi dari spesies terdahulu di Afrika, Asia, dan
 Eropa. Hasil temuan ini sendiri dipublikasikan di jurnal Public
 Library of Science ONE. (sj

 --
 Sent from my mobile device

 *Everybody is safety leader, You can stop any unsafe operation !*


 
 PP-IAGI 2008-2011:
 ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
 sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
 * 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

 
 Ayo siapkan diri!
 Hadirilah Joint Convention Makassar (JCM), HAGI-IAGI, Sulawesi, 26-29
 September 2011

 -
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Pembayaran iuran anggota

Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia

2011-07-05 Terurut Topik alexander . sihombing
Selain bangsa Sumeria, pernah baca juga di artefak bangsa Aztec dan Mesir juga 
di temukan gambar2 tentang pertemuan mereka dgn kehidupan lain yang lebih maju 
dari mereka (alien ?)
Alexander  
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com
Date: Wed, 6 Jul 2011 09:38:27 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
saya lihat di history channel :

Ada teori bahwa missing link berhubungan dengan penggabungan DNA antara
manusia purba dengan Alien, lengkap dengan berbagai analisa dan bukti
buktinya,  bahkan ditemukan adanya tengkorak yang mukanya mirip alien dengan
mata yang kecil dan kepala yang besar.
Banyak juga tulisan kuno yang menyatakan bahwa pada bangsa Sumeria awal (di
daerah sekitar Irak) diperkirakan  terjadi penggabungan DNA tersebut,
sehingga banyak cerita tentang awal kehidupan bangsa bangsa dan tulisan awal
berasal dari daerah tersebut...
Bisa juga nonton film fourth kind tentang kontak manusia dengan alien yang
katanya berdasarkan kisah nyata .

Yang jelas sampai sekarang hal ini masih jadi polemik..

2011/7/6 strivea...@gmail.com

 Dari teori ke teori, saya semakin yakin kalo evolusi ini hoax

 visit strivearth.com and be entertained

 -Original Message-
 From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
 Date: Wed, 6 Jul 2011 07:42:29
 To: IAGIiagi-net@iagi.or.id; geologi...@googlegroups.com
 geologi...@googlegroups.com
 Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
  Mnarik.
 Untungnya nenek moyangku orang pelaut :)

 Rdp
 --

 Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia

 
 » Homo erectus, nenek moyang homo sapiens

 Muhammad Firman | Rabu, 6 Juli 2011, 05:29 WIB

 VIVAnews - Sebuah studi yang diketuai oleh Etty Indriati, peneliti
 dari Universitas Gadjah Mada, Indonesia melakukan investigasi dari dua
 situs di sungai Bengawan Solo. Dari penelitian, disimpulkan bahwa Homo
 erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang sama dengan manusia
 modern.

 Temuan ini memunculkan keraguan pada teori evolusi manusia sebelumnya
 dan mengindikasikan bahwa nenek moyang manusia modern itu punah jauh
 lebih awal dibandingkan perkiraan sebelumnya.

 Seperti diketahui, Homo erectus, yang meninggalkan Afrika sekitar 1,8
 juta tahun lalu, disepakati sebagai nenek moyang langsung spesies kita
 yakni Homo sapiens. Kedua spesies ini sebelumnya diyakini pernah hidup
 berdampingan. Setidaknya sampai muncul teori baru yang membantah itu.

 Selama ini, ilmuwan memperkirakan, sekitar 500 ribu tahun lalu Homo
 erectus lenyap dari Afrika dan sebagian besar Afrika dan diperkirakan,
 bertahan hidup di Indonesia hingga 35 ribu tahun lalu. Adapun Homo
 sapiens awal tinggal di kawasan Indonesia sejak 40 ribu tahun lalu dan
 tinggal bersama dengan nenek moyangnya tersebut.

 Penelitian yang dilakukan Etty dan timnya menunjukkan bahwa asumsi
 selama ini tidak benar dan Homo erectus lenyap jauh sebelum kedatangan
 Homo sapiens di Asia.

 “Homo erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang sama dengan
 manusia modern,” kata Etty, seperti dikutip dari DailyMail, 5 Juli
 2011.

 Dari ekskavasi dan analisa waktu, hasilnya mengindikasikan bahwa Homo
 erectus punah setidaknya 143 ribu tahun lalu, dan bahkan mungkin lebih
 dari 550 ribu tahun lalu.

 Jika demikian yang terjadi, maka temuan ini membantah teori ‘Out of
 Africa’ yang sudah disepakati sebelumnya yakni hipotesis seputar
 manusia modern telah berevolusi sepenuhnya di Afrika sebelum
 bermigrasi ke belahan lain di Bumi.

 Teori itu memperkirakan terjadinya overlap antara Homo sapiens dan
 spesies lebih tuah yang mereka gantikan di luar Afrika. Homo erectus
 yang ditemukan masih bertahan hidup di Indonesia pada masa itu
 dianggap sebagai bukti pendukung teori tersebut.

 Dengan temuan terbaru, peneliti menawarkan hipotesis baru bahwa
 manusia modern berevolusi dari spesies terdahulu di Afrika, Asia, dan
 Eropa. Hasil temuan ini sendiri dipublikasikan di jurnal Public
 Library of Science ONE. (sj

 --
 Sent from my mobile device

 *Everybody is safety leader, You can stop any unsafe operation !*


 
 PP-IAGI 2008-2011:
 ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
 sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
 * 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

 
 Ayo siapkan diri!
 Hadirilah Joint Convention Makassar (JCM), HAGI-IAGI, Sulawesi, 26-29
 September 2011

 -
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta

Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia

2011-07-05 Terurut Topik Fadli Syarid
Saya pernah nonton tentang teori 'out of africa' ini di NGC atau BBC.
Disitu memang diceritakan tentang eropa bahwa penduduk asli eropa adalah
homo neandertal sebelum kedatangan homo sapiens dari africa. Dan homo
neandertal ini pernah hidup berdampingan dengan homo sapiens yang baru
datang. Cuma yang jadi pertanyaan adlah kenapa homo sapiens bisa bertahan
sedangkan homo neandertal tidak padahal menurut bukti-bukti yang ada
disiaran itu peralatan untuk berburu dan senjata homo neandertal tidak lebih
kuno dari homo sapiens. dalam artian budaya mereka juga tidak kalah maju
dari homo sapiens tapi homo neandertal punah alias tidak bertahan. Dan hal
ini belum diketahui penyebabnya.

Ada juga hipotesis bahwa telah terjadi perkawinan campuran antara homo
neandertal dengan homo sapiens. Tapi hal ini terbantahkan setelah diuji
secara genetik orang2 di eropa sekarang, tidak terkorelasi secara genetik
dengan homo neandertal. Yang artinya manusia eropa sekarang adalah murni
homo sapiens tanpa ada turunan genetis dari homo neandertal.

Kembali ke Homo erectus dan homo sapiens. Dari tulisan yang om RDP kirim,
disitu hanya bilang kemungkinan homo erectus tidak pernah hidup secara
bersamaan dengan homo sapiens. Yang saya tidak mengerti apakah dengan homo
erectus tidak pernah hidup bersamaan dengan homo sapiens otomatis
meruntuhkan bahwa homo sapiens 'out of africa'..?
Saya rasa tidak, karena tidak masalah apakah dulu sebelum datang ke asia
sudah di tempati atau belum. Kecuali mungkin ditemukan fosil homo sapien di
asia atau tempat lain yang lebih tua dari africa atau setidaknya sama
mungkin bisa membantah teori 'out of africa'


Regards,

2011/7/6 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com

 Mnarik.
 Untungnya nenek moyangku orang pelaut :)

 Rdp
 --

 Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia

 
 » Homo erectus, nenek moyang homo sapiens

 Muhammad Firman | Rabu, 6 Juli 2011, 05:29 WIB

 VIVAnews - Sebuah studi yang diketuai oleh Etty Indriati, peneliti
 dari Universitas Gadjah Mada, Indonesia melakukan investigasi dari dua
 situs di sungai Bengawan Solo. Dari penelitian, disimpulkan bahwa Homo
 erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang sama dengan manusia
 modern.

 Temuan ini memunculkan keraguan pada teori evolusi manusia sebelumnya
 dan mengindikasikan bahwa nenek moyang manusia modern itu punah jauh
 lebih awal dibandingkan perkiraan sebelumnya.

 Seperti diketahui, Homo erectus, yang meninggalkan Afrika sekitar 1,8
 juta tahun lalu, disepakati sebagai nenek moyang langsung spesies kita
 yakni Homo sapiens. Kedua spesies ini sebelumnya diyakini pernah hidup
 berdampingan. Setidaknya sampai muncul teori baru yang membantah itu.

 Selama ini, ilmuwan memperkirakan, sekitar 500 ribu tahun lalu Homo
 erectus lenyap dari Afrika dan sebagian besar Afrika dan diperkirakan,
 bertahan hidup di Indonesia hingga 35 ribu tahun lalu. Adapun Homo
 sapiens awal tinggal di kawasan Indonesia sejak 40 ribu tahun lalu dan
 tinggal bersama dengan nenek moyangnya tersebut.

 Penelitian yang dilakukan Etty dan timnya menunjukkan bahwa asumsi
 selama ini tidak benar dan Homo erectus lenyap jauh sebelum kedatangan
 Homo sapiens di Asia.

 “Homo erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang sama dengan
 manusia modern,” kata Etty, seperti dikutip dari DailyMail, 5 Juli
 2011.

 Dari ekskavasi dan analisa waktu, hasilnya mengindikasikan bahwa Homo
 erectus punah setidaknya 143 ribu tahun lalu, dan bahkan mungkin lebih
 dari 550 ribu tahun lalu.

 Jika demikian yang terjadi, maka temuan ini membantah teori ‘Out of
 Africa’ yang sudah disepakati sebelumnya yakni hipotesis seputar
 manusia modern telah berevolusi sepenuhnya di Afrika sebelum
 bermigrasi ke belahan lain di Bumi.

 Teori itu memperkirakan terjadinya overlap antara Homo sapiens dan
 spesies lebih tuah yang mereka gantikan di luar Afrika. Homo erectus
 yang ditemukan masih bertahan hidup di Indonesia pada masa itu
 dianggap sebagai bukti pendukung teori tersebut.

 Dengan temuan terbaru, peneliti menawarkan hipotesis baru bahwa
 manusia modern berevolusi dari spesies terdahulu di Afrika, Asia, dan
 Eropa. Hasil temuan ini sendiri dipublikasikan di jurnal Public
 Library of Science ONE. (sj

 --
 Sent from my mobile device

 *Everybody is safety leader, You can stop any unsafe operation !*


 
 PP-IAGI 2008-2011:
 ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
 sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
 * 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

 
 Ayo siapkan diri!
 Hadirilah Joint Convention Makassar (JCM), HAGI-IAGI, Sulawesi, 26-29
 September 2011

 -
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI 

Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia

2011-07-05 Terurut Topik mufarazi
Jgn2 homo neandertal msh ada smp sekarang di tempat2 eropa terpencil. Banyak 
mitos di area kaukasus ttg beast sejenis yeti (himalaya) yg sering terlihat 
di hutan2. 

Area ini menarik karena satu2nya daratan penghubung antara eropa yg bersuhu 
dingin ke asia (middle east) yg hangat (alias panas). Apa mungkin neandertal 
bermigrasi krn udara dingin dan akhirnya tertahan di pegunungan kaukasus ini? 
Mitos lokal juga bercerita ttg adanya tembok besar yg dipercaya sbg tembok 
zulkarnain. Apa mgkn ini berhubungan dgn cerita yajuj majuj (gog magog) dan 
neandertal - lah sang yajuj majuj itu ?? 

Salam, 
Razi

-Original Message-
From: Fadli Syarid fadli.sya...@gmail.com
Date: Wed, 6 Jul 2011 10:28:16 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
Saya pernah nonton tentang teori 'out of africa' ini di NGC atau BBC.
Disitu memang diceritakan tentang eropa bahwa penduduk asli eropa adalah
homo neandertal sebelum kedatangan homo sapiens dari africa. Dan homo
neandertal ini pernah hidup berdampingan dengan homo sapiens yang baru
datang. Cuma yang jadi pertanyaan adlah kenapa homo sapiens bisa bertahan
sedangkan homo neandertal tidak padahal menurut bukti-bukti yang ada
disiaran itu peralatan untuk berburu dan senjata homo neandertal tidak lebih
kuno dari homo sapiens. dalam artian budaya mereka juga tidak kalah maju
dari homo sapiens tapi homo neandertal punah alias tidak bertahan. Dan hal
ini belum diketahui penyebabnya.

Ada juga hipotesis bahwa telah terjadi perkawinan campuran antara homo
neandertal dengan homo sapiens. Tapi hal ini terbantahkan setelah diuji
secara genetik orang2 di eropa sekarang, tidak terkorelasi secara genetik
dengan homo neandertal. Yang artinya manusia eropa sekarang adalah murni
homo sapiens tanpa ada turunan genetis dari homo neandertal.

Kembali ke Homo erectus dan homo sapiens. Dari tulisan yang om RDP kirim,
disitu hanya bilang kemungkinan homo erectus tidak pernah hidup secara
bersamaan dengan homo sapiens. Yang saya tidak mengerti apakah dengan homo
erectus tidak pernah hidup bersamaan dengan homo sapiens otomatis
meruntuhkan bahwa homo sapiens 'out of africa'..?
Saya rasa tidak, karena tidak masalah apakah dulu sebelum datang ke asia
sudah di tempati atau belum. Kecuali mungkin ditemukan fosil homo sapien di
asia atau tempat lain yang lebih tua dari africa atau setidaknya sama
mungkin bisa membantah teori 'out of africa'


Regards,

2011/7/6 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com

 Mnarik.
 Untungnya nenek moyangku orang pelaut :)

 Rdp
 --

 Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia

 
 » Homo erectus, nenek moyang homo sapiens

 Muhammad Firman | Rabu, 6 Juli 2011, 05:29 WIB

 VIVAnews - Sebuah studi yang diketuai oleh Etty Indriati, peneliti
 dari Universitas Gadjah Mada, Indonesia melakukan investigasi dari dua
 situs di sungai Bengawan Solo. Dari penelitian, disimpulkan bahwa Homo
 erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang sama dengan manusia
 modern.

 Temuan ini memunculkan keraguan pada teori evolusi manusia sebelumnya
 dan mengindikasikan bahwa nenek moyang manusia modern itu punah jauh
 lebih awal dibandingkan perkiraan sebelumnya.

 Seperti diketahui, Homo erectus, yang meninggalkan Afrika sekitar 1,8
 juta tahun lalu, disepakati sebagai nenek moyang langsung spesies kita
 yakni Homo sapiens. Kedua spesies ini sebelumnya diyakini pernah hidup
 berdampingan. Setidaknya sampai muncul teori baru yang membantah itu.

 Selama ini, ilmuwan memperkirakan, sekitar 500 ribu tahun lalu Homo
 erectus lenyap dari Afrika dan sebagian besar Afrika dan diperkirakan,
 bertahan hidup di Indonesia hingga 35 ribu tahun lalu. Adapun Homo
 sapiens awal tinggal di kawasan Indonesia sejak 40 ribu tahun lalu dan
 tinggal bersama dengan nenek moyangnya tersebut.

 Penelitian yang dilakukan Etty dan timnya menunjukkan bahwa asumsi
 selama ini tidak benar dan Homo erectus lenyap jauh sebelum kedatangan
 Homo sapiens di Asia.

 “Homo erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang sama dengan
 manusia modern,” kata Etty, seperti dikutip dari DailyMail, 5 Juli
 2011.

 Dari ekskavasi dan analisa waktu, hasilnya mengindikasikan bahwa Homo
 erectus punah setidaknya 143 ribu tahun lalu, dan bahkan mungkin lebih
 dari 550 ribu tahun lalu.

 Jika demikian yang terjadi, maka temuan ini membantah teori ‘Out of
 Africa’ yang sudah disepakati sebelumnya yakni hipotesis seputar
 manusia modern telah berevolusi sepenuhnya di Afrika sebelum
 bermigrasi ke belahan lain di Bumi.

 Teori itu memperkirakan terjadinya overlap antara Homo sapiens dan
 spesies lebih tuah yang mereka gantikan di luar Afrika. Homo erectus
 yang ditemukan masih bertahan hidup di Indonesia pada masa itu
 dianggap sebagai bukti pendukung teori tersebut.

 Dengan temuan terbaru, peneliti menawarkan hipotesis baru bahwa
 manusia modern berevolusi dari spesies terdahulu di Afrika, Asia, dan
 Eropa. Hasil temuan ini sendiri