Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
Memang dua hal tersebut susah utk dipertemukan karena yg satu dng bukti yg nyata sedang yg satu dng iman dimana iman itu percaya tanpa melihat. Sekedar usul aja mari kita kembali ke porsi yg sudah disepakati bersama diruang ini, takutnya bisa melukai padahal kita kan udah saling kompak Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: "Yustinus Suyatno Yuwono" Date: Wed, 20 Jul 2011 12:09:57 To: Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia Rekans, Memang agama harus tidak dibenturkan (istilah saya sendiri) dengan science. Ibarat 2 buah lingkaran, itu pasti tidak berimpitan, tetapi ada bagian yang overlapping. Nah bagian yang overlapping itulah dua-duanya akan bersesuaian, sedangkan bagian yang tidak overlap harus kita cermati dengan bijak dengan prinsipnya masing-2, tak iyo? Contohnya: bagaimana anda menjelaskan Bouraq secara ilmiah? sekali lagi secara ilmiah? Bagaimana menjelaskan Nabi Isa Almasih yang lahir tanpa adanya hubungan sex dari ibundanya Maria dengan Nabi Yusup? Tetapi dua hal itu di-imani oleh para pemeluknya, termasuk saya ini. Salam, YSY - Original Message - From: strivea...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Monday, July 18, 2011 1:46 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia Terima kasih Pak, Tapi saya berpikir bahwa sains dan agama itu tidak bisa dipisahkan, agama yang tidak bisa dikonfrontir dengan sains sama saja hoax. Agama meyakini adanya Great Organizer, sains meyakini adanya greatly organized things, jadi orang berilmu yang beragama wajib mengklopkan keduanya dan bukan separated. Ntahlah kalau agama hanya dianggap heredited rituals visit strivearth.com and be entertained -- From: "Yustinus Suyatno Yuwono" Date: Mon, 18 Jul 2011 13:35:17 +0700 To: ReplyTo: Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia Mas Eko yang amat bijak. Saya mohon maaf sebesar-besarnya kalo anda tersinggung berat dengan pernyataan saya, karena sama sekali tidak ada niatan mengusir anda dari scientific society. Saya tidak meremehkan para Ustadz, karena saya sendiri adalah seorang ustadz pada agama/keyakinan/iman saya sendiri. Maksud saya, kalo berbicara ilmiah ya dasarnya dan rule of the game nya ilmiah, bicara agama ya rule of the game nya iman. Begitu dua hal itu dicampur aduk, maka yang terjadi adalah mala petaka. Saya tahu banyak juga ustadz yang ilmu pengetahuannya melebihi saya, ataupun Prof Koesoema, meskipun saya sudah menggeluti ilmu geologi lebih dari 35 th, ambil Master dan doktor di Perancis selama 4,5 th. dan th depan pensiun dari dosen ITB. Tetapi sekali lagi harus didudukkan perkaranya menurut porsinya. Ustadz itu urusannya yg resmi adalah kerohanian. Sedangkan ilmuwan urusannya adalah fenomiena fisik, biologi, kimia. Sukur seseorang bisa ahli dalam dua-duanya, nah itu baru sempurna, tak iyo?Seperti Prof Koesoema juga, saya juga nyaman hidup sebagai scientist yang juga taat beragama, karena saya dapat mendudukkan permasalahan di tempatnya masing-2. Terima kasih rekan-2 yang mensuport, menengahi, dan ambil bagian dalam diskusi yang cukup panas(?) ini, terutama kepada Prof Koesoema yang adalah mantan dosen saya yang sangat saya hormati. Untuk Mas Eko jangan berkecil hati, marilah kita bersama-sama belajar dalam bidang apapun, karena segala macam ilmu pasti ada gunanya. Salam, YSY (baru balas sekarang karena baru sehat dari operasi sebulan yl di rumah sakit). - Original Message - From: Eko Prasetyo To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, July 07, 2011 12:24 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia perkataan anda seperti seorang otoritas ilmuwan dan merendahkan level ustadz. Banyak doktor-doktor ilmu yang lebih tinggi dari anda yang menganggap evolusi itu sampah. Banyak ustadz-ustadz yang level keilmuan eksaknya mungkin lebih tinggi dari anda. Newton sendiri mungkin jauh lebih religius dari para saintis-saintis atheis norak yang memaksakan kalau Tuhan itu imajinari tapi kalau ditanya kenapa Alam Semesta itu ada dia berkata "ya ada aja" Sebuah jawaban yang tidak ilmiah dan munafik. sudah baca bahwa penemu homo erectus solo menyembunyikan tulang tengkorak yang bisa membantah teori homo erectus di bawah kasurnya selama berpuluh tahun? sudah membaca bahwa homo erectus solo itu direkonstruksi dari dua tulang yang jauhnya berbelas kaki dan mempunyai kemungkinan perbedaan individu tapi dipaksakan sebagai satu kejadian? Atau fosil sebuah "nenek moyang manusia" yang ditentukan hanya dari sebuah fosil. gigi. Atau fosil kadal-burung dari china yang ternyata hoax. Atau kenyataan bahwa banyak manusia sekarang yang tinggi besar berdahi rata mirip Neanderthal tapi ternyata homo sapiens.
Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
Rekans, Memang agama harus tidak dibenturkan (istilah saya sendiri) dengan science. Ibarat 2 buah lingkaran, itu pasti tidak berimpitan, tetapi ada bagian yang overlapping. Nah bagian yang overlapping itulah dua-duanya akan bersesuaian, sedangkan bagian yang tidak overlap harus kita cermati dengan bijak dengan prinsipnya masing-2, tak iyo? Contohnya: bagaimana anda menjelaskan Bouraq secara ilmiah? sekali lagi secara ilmiah? Bagaimana menjelaskan Nabi Isa Almasih yang lahir tanpa adanya hubungan sex dari ibundanya Maria dengan Nabi Yusup? Tetapi dua hal itu di-imani oleh para pemeluknya, termasuk saya ini. Salam, YSY - Original Message - From: strivea...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Monday, July 18, 2011 1:46 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia Terima kasih Pak, Tapi saya berpikir bahwa sains dan agama itu tidak bisa dipisahkan, agama yang tidak bisa dikonfrontir dengan sains sama saja hoax. Agama meyakini adanya Great Organizer, sains meyakini adanya greatly organized things, jadi orang berilmu yang beragama wajib mengklopkan keduanya dan bukan separated. Ntahlah kalau agama hanya dianggap heredited rituals visit strivearth.com and be entertained -- From: "Yustinus Suyatno Yuwono" Date: Mon, 18 Jul 2011 13:35:17 +0700 To: ReplyTo: Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia Mas Eko yang amat bijak. Saya mohon maaf sebesar-besarnya kalo anda tersinggung berat dengan pernyataan saya, karena sama sekali tidak ada niatan mengusir anda dari scientific society. Saya tidak meremehkan para Ustadz, karena saya sendiri adalah seorang ustadz pada agama/keyakinan/iman saya sendiri. Maksud saya, kalo berbicara ilmiah ya dasarnya dan rule of the game nya ilmiah, bicara agama ya rule of the game nya iman. Begitu dua hal itu dicampur aduk, maka yang terjadi adalah mala petaka. Saya tahu banyak juga ustadz yang ilmu pengetahuannya melebihi saya, ataupun Prof Koesoema, meskipun saya sudah menggeluti ilmu geologi lebih dari 35 th, ambil Master dan doktor di Perancis selama 4,5 th. dan th depan pensiun dari dosen ITB. Tetapi sekali lagi harus didudukkan perkaranya menurut porsinya. Ustadz itu urusannya yg resmi adalah kerohanian. Sedangkan ilmuwan urusannya adalah fenomiena fisik, biologi, kimia. Sukur seseorang bisa ahli dalam dua-duanya, nah itu baru sempurna, tak iyo?Seperti Prof Koesoema juga, saya juga nyaman hidup sebagai scientist yang juga taat beragama, karena saya dapat mendudukkan permasalahan di tempatnya masing-2. Terima kasih rekan-2 yang mensuport, menengahi, dan ambil bagian dalam diskusi yang cukup panas(?) ini, terutama kepada Prof Koesoema yang adalah mantan dosen saya yang sangat saya hormati. Untuk Mas Eko jangan berkecil hati, marilah kita bersama-sama belajar dalam bidang apapun, karena segala macam ilmu pasti ada gunanya. Salam, YSY (baru balas sekarang karena baru sehat dari operasi sebulan yl di rumah sakit). - Original Message - From: Eko Prasetyo To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, July 07, 2011 12:24 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia perkataan anda seperti seorang otoritas ilmuwan dan merendahkan level ustadz. Banyak doktor-doktor ilmu yang lebih tinggi dari anda yang menganggap evolusi itu sampah. Banyak ustadz-ustadz yang level keilmuan eksaknya mungkin lebih tinggi dari anda. Newton sendiri mungkin jauh lebih religius dari para saintis-saintis atheis norak yang memaksakan kalau Tuhan itu imajinari tapi kalau ditanya kenapa Alam Semesta itu ada dia berkata "ya ada aja" Sebuah jawaban yang tidak ilmiah dan munafik. sudah baca bahwa penemu homo erectus solo menyembunyikan tulang tengkorak yang bisa membantah teori homo erectus di bawah kasurnya selama berpuluh tahun? sudah membaca bahwa homo erectus solo itu direkonstruksi dari dua tulang yang jauhnya berbelas kaki dan mempunyai kemungkinan perbedaan individu tapi dipaksakan sebagai satu kejadian? Atau fosil sebuah "nenek moyang manusia" yang ditentukan hanya dari sebuah fosil. gigi. Atau fosil kadal-burung dari china yang ternyata hoax. Atau kenyataan bahwa banyak manusia sekarang yang tinggi besar berdahi rata mirip Neanderthal tapi ternyata homo sapiens. Atau fosil tengkorak anak berkelainan megacephalus yang diklaim sebagai fosil alien. Lalu apa anda sudah mempelajari bahwa di alam tidak ada yang random, random itu hanyalah simplifikasi dari kompleksitas yang tidak dipahami manusia? Bahkan ilmu "eksak" geosaintis pun hanya bisa berkata "kemungkinan minyak di sini 90%". Sebuah ketidakeksakan. Sekarang pikirkan: apa kemungkinan dua spesimen jantan dan betina dari spesies berkelamin ganda yang akan menggantikan spes
Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
Terima kasih Pak, Tapi saya berpikir bahwa sains dan agama itu tidak bisa dipisahkan, agama yang tidak bisa dikonfrontir dengan sains sama saja hoax. Agama meyakini adanya Great Organizer, sains meyakini adanya greatly organized things, jadi orang berilmu yang beragama wajib mengklopkan keduanya dan bukan separated. Ntahlah kalau agama hanya dianggap heredited rituals visit strivearth.com and be entertained -Original Message- From: "Yustinus Suyatno Yuwono" Date: Mon, 18 Jul 2011 13:35:17 To: Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia Mas Eko yang amat bijak. Saya mohon maaf sebesar-besarnya kalo anda tersinggung berat dengan pernyataan saya, karena sama sekali tidak ada niatan mengusir anda dari scientific society. Saya tidak meremehkan para Ustadz, karena saya sendiri adalah seorang ustadz pada agama/keyakinan/iman saya sendiri. Maksud saya, kalo berbicara ilmiah ya dasarnya dan rule of the game nya ilmiah, bicara agama ya rule of the game nya iman. Begitu dua hal itu dicampur aduk, maka yang terjadi adalah mala petaka. Saya tahu banyak juga ustadz yang ilmu pengetahuannya melebihi saya, ataupun Prof Koesoema, meskipun saya sudah menggeluti ilmu geologi lebih dari 35 th, ambil Master dan doktor di Perancis selama 4,5 th. dan th depan pensiun dari dosen ITB. Tetapi sekali lagi harus didudukkan perkaranya menurut porsinya. Ustadz itu urusannya yg resmi adalah kerohanian. Sedangkan ilmuwan urusannya adalah fenomiena fisik, biologi, kimia. Sukur seseorang bisa ahli dalam dua-duanya, nah itu baru sempurna, tak iyo?Seperti Prof Koesoema juga, saya juga nyaman hidup sebagai scientist yang juga taat beragama, karena saya dapat mendudukkan permasalahan di tempatnya masing-2. Terima kasih rekan-2 yang mensuport, menengahi, dan ambil bagian dalam diskusi yang cukup panas(?) ini, terutama kepada Prof Koesoema yang adalah mantan dosen saya yang sangat saya hormati. Untuk Mas Eko jangan berkecil hati, marilah kita bersama-sama belajar dalam bidang apapun, karena segala macam ilmu pasti ada gunanya. Salam, YSY (baru balas sekarang karena baru sehat dari operasi sebulan yl di rumah sakit). - Original Message - From: Eko Prasetyo To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, July 07, 2011 12:24 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia perkataan anda seperti seorang otoritas ilmuwan dan merendahkan level ustadz. Banyak doktor-doktor ilmu yang lebih tinggi dari anda yang menganggap evolusi itu sampah. Banyak ustadz-ustadz yang level keilmuan eksaknya mungkin lebih tinggi dari anda. Newton sendiri mungkin jauh lebih religius dari para saintis-saintis atheis norak yang memaksakan kalau Tuhan itu imajinari tapi kalau ditanya kenapa Alam Semesta itu ada dia berkata "ya ada aja" Sebuah jawaban yang tidak ilmiah dan munafik. sudah baca bahwa penemu homo erectus solo menyembunyikan tulang tengkorak yang bisa membantah teori homo erectus di bawah kasurnya selama berpuluh tahun? sudah membaca bahwa homo erectus solo itu direkonstruksi dari dua tulang yang jauhnya berbelas kaki dan mempunyai kemungkinan perbedaan individu tapi dipaksakan sebagai satu kejadian? Atau fosil sebuah "nenek moyang manusia" yang ditentukan hanya dari sebuah fosil. gigi. Atau fosil kadal-burung dari china yang ternyata hoax. Atau kenyataan bahwa banyak manusia sekarang yang tinggi besar berdahi rata mirip Neanderthal tapi ternyata homo sapiens. Atau fosil tengkorak anak berkelainan megacephalus yang diklaim sebagai fosil alien. Lalu apa anda sudah mempelajari bahwa di alam tidak ada yang random, random itu hanyalah simplifikasi dari kompleksitas yang tidak dipahami manusia? Bahkan ilmu "eksak" geosaintis pun hanya bisa berkata "kemungkinan minyak di sini 90%". Sebuah ketidakeksakan. Sekarang pikirkan: apa kemungkinan dua spesimen jantan dan betina dari spesies berkelamin ganda yang akan menggantikan spesies sebelumnya lahir pada waktu yang sama, dengan tingkat kecocokan tinggi, dan dilahirkan dari spesies yang lama? Limit mendekati nol. Mempercayai evolusi itu nyata sama saja mempercayai bahwa logam mentah bisa menjadi mobil yang fungsional hanya dengan terjadinya badai besar-besaran. Sekarang siapa yang harus melepaskan diri dari keilmuwan? Saya yang sudah membaca dua sisi dari evolusi atau anda yang gak punya landasan kuat tapi mengusir saya dari keilmiahan? 2011/7/7 Yustinus Suyatno Yuwono Kalo anda menganggap teori evolusi adalah hoax, berhenti saja sebagai ilmuwan, lalu menjadi ustadz saja. Salam, YSY - Original Message - From: To: Sent: Wednesday, July 06, 2011 7:53 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia Dari teori ke teori, saya semakin yakin kalo evolusi ini hoax visit strivearth.com and be entertained -Origi
Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
Mas Eko yang amat bijak. Saya mohon maaf sebesar-besarnya kalo anda tersinggung berat dengan pernyataan saya, karena sama sekali tidak ada niatan mengusir anda dari scientific society. Saya tidak meremehkan para Ustadz, karena saya sendiri adalah seorang ustadz pada agama/keyakinan/iman saya sendiri. Maksud saya, kalo berbicara ilmiah ya dasarnya dan rule of the game nya ilmiah, bicara agama ya rule of the game nya iman. Begitu dua hal itu dicampur aduk, maka yang terjadi adalah mala petaka. Saya tahu banyak juga ustadz yang ilmu pengetahuannya melebihi saya, ataupun Prof Koesoema, meskipun saya sudah menggeluti ilmu geologi lebih dari 35 th, ambil Master dan doktor di Perancis selama 4,5 th. dan th depan pensiun dari dosen ITB. Tetapi sekali lagi harus didudukkan perkaranya menurut porsinya. Ustadz itu urusannya yg resmi adalah kerohanian. Sedangkan ilmuwan urusannya adalah fenomiena fisik, biologi, kimia. Sukur seseorang bisa ahli dalam dua-duanya, nah itu baru sempurna, tak iyo?Seperti Prof Koesoema juga, saya juga nyaman hidup sebagai scientist yang juga taat beragama, karena saya dapat mendudukkan permasalahan di tempatnya masing-2. Terima kasih rekan-2 yang mensuport, menengahi, dan ambil bagian dalam diskusi yang cukup panas(?) ini, terutama kepada Prof Koesoema yang adalah mantan dosen saya yang sangat saya hormati. Untuk Mas Eko jangan berkecil hati, marilah kita bersama-sama belajar dalam bidang apapun, karena segala macam ilmu pasti ada gunanya. Salam, YSY (baru balas sekarang karena baru sehat dari operasi sebulan yl di rumah sakit). - Original Message - From: Eko Prasetyo To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, July 07, 2011 12:24 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia perkataan anda seperti seorang otoritas ilmuwan dan merendahkan level ustadz. Banyak doktor-doktor ilmu yang lebih tinggi dari anda yang menganggap evolusi itu sampah. Banyak ustadz-ustadz yang level keilmuan eksaknya mungkin lebih tinggi dari anda. Newton sendiri mungkin jauh lebih religius dari para saintis-saintis atheis norak yang memaksakan kalau Tuhan itu imajinari tapi kalau ditanya kenapa Alam Semesta itu ada dia berkata "ya ada aja" Sebuah jawaban yang tidak ilmiah dan munafik. sudah baca bahwa penemu homo erectus solo menyembunyikan tulang tengkorak yang bisa membantah teori homo erectus di bawah kasurnya selama berpuluh tahun? sudah membaca bahwa homo erectus solo itu direkonstruksi dari dua tulang yang jauhnya berbelas kaki dan mempunyai kemungkinan perbedaan individu tapi dipaksakan sebagai satu kejadian? Atau fosil sebuah "nenek moyang manusia" yang ditentukan hanya dari sebuah fosil. gigi. Atau fosil kadal-burung dari china yang ternyata hoax. Atau kenyataan bahwa banyak manusia sekarang yang tinggi besar berdahi rata mirip Neanderthal tapi ternyata homo sapiens. Atau fosil tengkorak anak berkelainan megacephalus yang diklaim sebagai fosil alien. Lalu apa anda sudah mempelajari bahwa di alam tidak ada yang random, random itu hanyalah simplifikasi dari kompleksitas yang tidak dipahami manusia? Bahkan ilmu "eksak" geosaintis pun hanya bisa berkata "kemungkinan minyak di sini 90%". Sebuah ketidakeksakan. Sekarang pikirkan: apa kemungkinan dua spesimen jantan dan betina dari spesies berkelamin ganda yang akan menggantikan spesies sebelumnya lahir pada waktu yang sama, dengan tingkat kecocokan tinggi, dan dilahirkan dari spesies yang lama? Limit mendekati nol. Mempercayai evolusi itu nyata sama saja mempercayai bahwa logam mentah bisa menjadi mobil yang fungsional hanya dengan terjadinya badai besar-besaran. Sekarang siapa yang harus melepaskan diri dari keilmuwan? Saya yang sudah membaca dua sisi dari evolusi atau anda yang gak punya landasan kuat tapi mengusir saya dari keilmiahan? 2011/7/7 Yustinus Suyatno Yuwono Kalo anda menganggap teori evolusi adalah hoax, berhenti saja sebagai ilmuwan, lalu menjadi ustadz saja. Salam, YSY - Original Message - From: To: Sent: Wednesday, July 06, 2011 7:53 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia Dari teori ke teori, saya semakin yakin kalo evolusi ini hoax visit strivearth.com and be entertained -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari Date: Wed, 6 Jul 2011 07:42:29 To: IAGI; geologi...@googlegroups.com Reply-To: Subject: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia Mnarik. Untungnya nenek moyangku orang pelaut :) Rdp -- Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia  » Homo erectus, nenek moyang homo sapiens Muhammad Firman | Rabu, 6 Juli 2011, 05:29 WIB VIVAnews - Sebuah studi yang diketuai oleh Etty Indriati, peneliti dari Universitas Gadjah Mada, Indonesia melakukan in
Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
Dan jangan lupa Pak.. logika (logis atau tidak) itu merupakan hasil analisa otak kita berdasarkan pengalaman dari apa yang kita saksikan dan amati dari indra-indra kita. Jadi logis ataupun tidak itu pun sangat bersifat relatif. Sebagai contoh.. ketika kita seumur hidup tidak pernah melihat orang yang bisa meloncat pagar setinggi dua atau 3 meter tanpa alat bantu apapun. Pasti ketika kita mendengar ada orang yg bisa meloncat pagar itu, akan berkata itu mustahil..pasti magic dan lain sebagainya.. padahal faktanya itu bisa dilakukan dengan latihan sejak kecil (tradisi lompat batu di nias).. Banyak hal lah yang kita fikir tidak logis, karena otak kita belum pernah menerima informasi itu. Jadi dalam menganalisa sesuatu saya fikir tidak hanya bermain hanya dengan logika karena logika kita sangat lah terbatas.. kadang intuisi pun bisa dimainkan..dan lebih dalam lagi adalah masuk ke bagian hati nurani.. kadang sesuatu yang tidak masuk logika, tetapi intuisi atau hati nurani kita mengatakan itu bisa saja terjadi.. Entah lah.. Salam RiFa TeA 2011/7/8 Muharram Jaya Panguriseng > Setuju dengan pernyataan Prof. Koesoemadinata, “*dalam science yang > bersifat empiris, (ukurannya) ...apakah kita itu bisa menerima atau tidak > suatu teori itu sebagai sesuatu yang logis/ masuk akal dan sesuai dengan apa > yang kita amati (fosil2, batuan dsb)*”, begitu tidak logis dan tidak > sesuai dengan fakta pengamatan lapangan dengan sendirinya teori tersebut > akan gugur, tetapi science tidak gugur hanya dengan hasil voling. Tidak > perlu mempertentangkan antara science dengan agama. Agama adalah kebenaran > mutlak bagi penganutnya sementara science akan bergantung kepada fakta. “*Para > scientist juga sadar bahwa ‘kebenaran’ dalam science itu bersifat sesaat > atau relative, karena science itu maju terus, berkembang terus*”. Jadi > wajar saja teori evolusi Darwin gugur dengan sendirinya apabila fakta temuan > fosil berkata lain. Pembuktian bahwa suatu teori scientific salah harus > dengan fakta bantahan, tidak dengan agama, kalau dengan agama nanti yang > muncul adalah eyel-eyelan J... > > Bagi penganut agama (termasuk saya) meyakini semua isi kitab sucinya > masing-masing sebagai kebenaran mutlak, namun kita harus sadar akan > kemampuan otak kita dalam menterjemahkan lautan ilmu didalam kitab tersebut, > jangan sampai keterbatasan ilmu manusia yang merasa mewakili ilmu Tuhan > gugur berkeping-keping ketika fakta ilmiah berkata lain. Ingat ilmuwan abad > pertengahan yang digantung otoritas agama karena meyakini bahwa bumi > mengelilingi matahari ? padahal bumi mengelilingi matahari adalah fakta tak > terbantahkan sekarang. Apakah firman Tuhan (yang asli) memang mengatakan > bahwa matahari-lah yang mengelilingi bumi? Saya tidak yakin. Keterbatasan > ilmu otoritas agamalah sebenarnya yang mengatakan itu. Wallahu’alam. > > > > Selamat berdiskusi untuk bahasan yang sangat menarik ini. Saling membantah > adalah wajar dalam perdebatan ilmiah tetapi harus dalam koridor saling > menghargai. > > > > Salam, > > MJP > > > > *From:* Fadli Syarid [mailto:fadli.sya...@gmail.com] > *Sent:* Thursday, July 07, 2011 3:49 PM > > *To:* iagi-net@iagi.or.id > *Subject:* Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia > > > > Masalah percaya tidak percaya tentang teori evolusi ini ada sedikit > fenomena menarik dari hasil survey british councill. > Amerika Serikat(USA) termasuk negara yang penduduknya kurang mempercayai > teori evolusi darwin dibandingkan negara lain yang disurvey. Hasil > survenynya bisa dilihat selengkapnya disini > http://www.britishcouncil.org/darwin_now_survey_global.pdf > > > Regards > >--- Pada *Kam, 7/7/11, R.P.Koesoemadinata *menulis: > > > Dari: R.P.Koesoemadinata > Judul: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia > Kepada: iagi-net@iagi.or.id > Tanggal: Kamis, 7 Juli, 2011, 3:38 PM > > > > Masalah percaya dan tidak percayanya mengenai Theori Evolusi saya ingin > mencuplik dari Pendahuluan kuliah yang saya berikan untuk mahasiswa S3, > yaitu “Falsafah Ilmu Kebumian” > > Masalah ini sangat mengusik pada geoscientist kita yang juga taat beragama, > mana yang benar, dan bagaimana seorang yang berkeyakinan beragama menghadapi > theori ini. Pengertian kebenaran sendiri adalah merupakan masalah falsafah > tersendiri, apa sebenarnya yang disebut ‘kebenaran’ itu? > > Dalam agama Islam (sebagaimana tertera dalam Al Quar’an) kita mengenal > sebagai 3 tingkatan kebenaran: Ainal Yaqin (keyakinan benar karena kita > dapat melihatnya, atau mengamati-nya /secara empiris), Ilmal Yaqin keyakinan > (benar) karena didasarkan ilmu yang kita geluti, yaitu berdasarkan > pengamatan dan penalaran logika, ‘akal’), dan Haqqul Yaqin, kebeneran > haqiqi, a
Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
Teori hadir guna menjelaskan Fenomena. Contohnya teori atom.Awalnya atom diduga sebagai benda padat yang tidak dapat dibagi lagi, ternyata melalui sebuah percobaan, dengan cara menembakkan partikel alpha pada sebuah lempeng tipis emas, ada dua fenomena yang teramati oleh Rutherford, Fenomena pertama sinar dibelokkan, fenomena kedua sinar diteruskan. Berdasarkan dua fenomena ini, Rutherford menyimpulkan bahwa atom bukanlah suatu benda yang padat, tetapi berupa inti yang dikelilingi oleh beberapa orbit electron dengan lintasan elips atau lingkaran, seperti layaknya tatasurya kita. Sinar dibelokkan karena menabrak inti atau electron yang mengorbit, sementara yang diteruskan karena menembus ruang kosong diantara inti dan electron. Demikianlah sekelumit teori atom yang saya terima sewaktu sekolah menengah (Jadi maaf kalau salah). Sebagaiman Rutherford, demikian pula cara Darwin bekerja , kebetulan saya berlatar belakang Biologi, jadi pernah kuliah 2 SKS Evolusi. Semua guru evolusi saya di Biologi UGM, seingat saya, tidak pernah mengajarkan untuk percaya atau tidak percaya pada teori evolusi, yang diajarkan adalah bagaimana konstruksi teori evolusi itu dibangun. Menurut seorang guru saya, Prof Jesmand Situmorang, fenomena yang dilihat Darwin juga dilihat oleh Ilmuwan biologi sejaman dengan Darwin. Perbedaannya adalah pada kemampuannya untuk memahami dan menjelaskan fenomena itu melalui sebuah teori. Ketika banyak fenomena baru yang muncul atau teramati, tidak mampu dijelaskan oleh sebuah teori, maka gugurlah teori tersebut. Tektonik lempeng hadir, geosinklin menjadi usang. Bukan karena James Hall bodoh dan ilmuwan penerus Wegener lebih pintar, tetapi fenomena yang dijadikan dasar oleh James Hall menelorkan teori Geosinklin ternyata hanyalah potongan kecil puzzle dari rangkaian gambaran alam yang utuh. Bob Yuris Candra Independent Palynologist From: sahuri mulyono To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Fri, July 8, 2011 6:29:15 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia Dear All, Klo buat saya pribadi, mengenai teori evolusi masih sebatas “oo begitu ya teorinya…data seperti itu…story link begitu”, makanya waktu kuliahpun tidak terlalu tertarik untuk berdebat karena keterbatasan pengetahuan dan dari segi agama tentunya belum klop. Apa yang ada dalam kitab suci adalah isyarat apalagi soal penciptaan manusia memang cukup banyak diulas namun tidak eksplisit dan terang benderang asal-usulnya. Hikmahnya agar manusia berpikir dan ilmu pengetahuan berkembang tidak hanya sebatas evolusi, namun ilmu geology (paleontology), biology (banyak cabang), genetic (DNA), kedokteran, psychology, anthropology, dll termasuk sidik jari pasti tak lepas dari awal kontroversi teori Darwin. Klo Om Darwin bilang man is a super animal…it kills aboriginals, suku tolai di PNG, suku Maori, suku Kulina di Amazon, dll. Apa mereka produk gagal evolusi, atau evolusi gak sampai ke mereka? Suku aboringin sangat terbelakang, jumlahnya di Australia mungkin dibawah 1% sekarang (tolong koreksi jika salah), orang aboringin yang mulai mau bekerja dan hidup mandiri hampir semuanya bukan genetically pure aboriginal tapi udah pencampuran dengan bule. Yang masih pure aborigin mereka hidup dari uang mingguan dari pemerintah tiap kamis (sejauh amatan saya), hari sabtu/minggu uang udah habis, buat jajan sebagian besar minum2an, senin-rabu banyak yang berada dibawah pohon, bermalas2an. Mereka juga manusia kan, klo ada yang bodoh, agak pintar dan pintar itu biasa kan, tapi mereka sangat terbelakang……apa evolusi gak sampai ke mereka? Begitupun suku2 yang lain. Untuk itu soal asal-usul manusia saya pribadi masih suka berpegang pada: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal” Jadi sudah disebut manusia (bukan kera), manusia diciptakan bersuku2 dan berbangsa2, berbeda2, jadi ada berbagai macam suku di Indonesia dan di belahan dunia lainnya. Dan saat ini banyak juga ilmuwan barat bergeser ke konsep penciptaan manusia….jadi ya bukan the only mandatory of faithmeskipun kita geologistteori masih berkembang Providentially for us in the last fifteen years the study of microbiology reveals that we (like all organic life) are the handiwork of God, in that DNA is complex information that just does not happen by chance. Darwin’s theory of evolution and his philosophies are undone as also are many university disciplines in society today. Selamat berakhir pekan, Sahuri 2011/7/8 Muharram Jaya Panguriseng Setuju dengan pernyataan Prof. Koesoemadinata, “dalam science yang bersifat empiris, (ukurannya) ...apakah kita itu bisa menerima atau tidak suatu teori itu sebagai sesuatu yang logis/ masuk akal dan sesuai dengan apa yang kita amati (fosil2, batuan dsb)”, begitu tidak logis dan tidak sesuai
Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
Dear All, Klo buat saya pribadi, mengenai teori evolusi masih sebatas “oo begitu ya teorinya…data seperti itu…story link begitu”, makanya waktu kuliahpun tidak terlalu tertarik untuk berdebat karena keterbatasan pengetahuan dan dari segi agama tentunya belum klop. Apa yang ada dalam kitab suci adalah isyarat apalagi soal penciptaan manusia memang cukup banyak diulas namun tidak eksplisit dan terang benderang asal-usulnya. Hikmahnya agar manusia berpikir dan ilmu pengetahuan berkembang tidak hanya sebatas evolusi, namun ilmu geology (paleontology), biology (banyak cabang), genetic (DNA), kedokteran, psychology, anthropology, dll termasuk sidik jari pasti tak lepas dari awal kontroversi teori Darwin. Klo Om Darwin bilang man is a super animal…it kills aboriginals, suku tolai di PNG, suku Maori, suku Kulina di Amazon, dll. Apa mereka produk gagal evolusi, atau evolusi gak sampai ke mereka? Suku aboringin sangat terbelakang, jumlahnya di Australia mungkin dibawah 1% sekarang (tolong koreksi jika salah), orang aboringin yang mulai mau bekerja dan hidup mandiri hampir semuanya bukan genetically pure aboriginal tapi udah pencampuran dengan bule. Yang masih pure aborigin mereka hidup dari uang mingguan dari pemerintah tiap kamis (sejauh amatan saya), hari sabtu/minggu uang udah habis, buat jajan sebagian besar minum2an, senin-rabu banyak yang berada dibawah pohon, bermalas2an. Mereka juga manusia kan, klo ada yang bodoh, agak pintar dan pintar itu biasa kan, tapi mereka sangat terbelakang……apa evolusi gak sampai ke mereka? Begitupun suku2 yang lain. Untuk itu soal asal-usul manusia saya pribadi masih suka berpegang pada: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal” Jadi sudah disebut manusia (bukan kera), manusia diciptakan bersuku2 dan berbangsa2, berbeda2, jadi ada berbagai macam suku di Indonesia dan di belahan dunia lainnya. Dan saat ini banyak juga ilmuwan barat bergeser ke konsep penciptaan manusia….jadi ya bukan the only mandatory of faithmeskipun kita geologistteori masih berkembang Providentially for us in the last fifteen years the study of microbiology reveals that we (like all organic life) are the handiwork of God, in that DNA is complex information that just does not happen by chance. Darwin’s theory of evolution and his philosophies are undone as also are many university disciplines in society today. Selamat berakhir pekan, Sahuri 2011/7/8 Muharram Jaya Panguriseng > Setuju dengan pernyataan Prof. Koesoemadinata, “*dalam science yang > bersifat empiris, (ukurannya) ...apakah kita itu bisa menerima atau tidak > suatu teori itu sebagai sesuatu yang logis/ masuk akal dan sesuai dengan apa > yang kita amati (fosil2, batuan dsb)*”, begitu tidak logis dan tidak > sesuai dengan fakta pengamatan lapangan dengan sendirinya teori tersebut > akan gugur, tetapi science tidak gugur hanya dengan hasil voling. Tidak > perlu mempertentangkan antara science dengan agama. Agama adalah kebenaran > mutlak bagi penganutnya sementara science akan bergantung kepada fakta. “*Para > scientist juga sadar bahwa ‘kebenaran’ dalam science itu bersifat sesaat > atau relative, karena science itu maju terus, berkembang terus*”. Jadi > wajar saja teori evolusi Darwin gugur dengan sendirinya apabila fakta temuan > fosil berkata lain. Pembuktian bahwa suatu teori scientific salah harus > dengan fakta bantahan, tidak dengan agama, kalau dengan agama nanti yang > muncul adalah eyel-eyelan J... > > Bagi penganut agama (termasuk saya) meyakini semua isi kitab sucinya > masing-masing sebagai kebenaran mutlak, namun kita harus sadar akan > kemampuan otak kita dalam menterjemahkan lautan ilmu didalam kitab tersebut, > jangan sampai keterbatasan ilmu manusia yang merasa mewakili ilmu Tuhan > gugur berkeping-keping ketika fakta ilmiah berkata lain. Ingat ilmuwan abad > pertengahan yang digantung otoritas agama karena meyakini bahwa bumi > mengelilingi matahari ? padahal bumi mengelilingi matahari adalah fakta tak > terbantahkan sekarang. Apakah firman Tuhan (yang asli) memang mengatakan > bahwa matahari-lah yang mengelilingi bumi? Saya tidak yakin. Keterbatasan > ilmu otoritas agamalah sebenarnya yang mengatakan itu. Wallahu’alam. > > > > Selamat berdiskusi untuk bahasan yang sangat menarik ini. Saling membantah > adalah wajar dalam perdebatan ilmiah tetapi harus dalam koridor saling > menghargai. > > > > Salam, > > MJP > > > > *From:* Fadli Syarid [mailto:fadli.sya...@gmail.com] > *Sent:* Thursday, July 07, 2011 3:49 PM > > *To:* iagi-net@iagi.or.id > *Subject:* Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia > > > > Masalah percaya tidak percaya tentang teori evolusi ini ada sedikit > fenomena menarik dari hasil su
RE: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
Setuju dengan pernyataan Prof. Koesoemadinata, “dalam science yang bersifat empiris, (ukurannya) ...apakah kita itu bisa menerima atau tidak suatu teori itu sebagai sesuatu yang logis/ masuk akal dan sesuai dengan apa yang kita amati (fosil2, batuan dsb)”, begitu tidak logis dan tidak sesuai dengan fakta pengamatan lapangan dengan sendirinya teori tersebut akan gugur, tetapi science tidak gugur hanya dengan hasil voling. Tidak perlu mempertentangkan antara science dengan agama. Agama adalah kebenaran mutlak bagi penganutnya sementara science akan bergantung kepada fakta. “Para scientist juga sadar bahwa ‘kebenaran’ dalam science itu bersifat sesaat atau relative, karena science itu maju terus, berkembang terus”. Jadi wajar saja teori evolusi Darwin gugur dengan sendirinya apabila fakta temuan fosil berkata lain. Pembuktian bahwa suatu teori scientific salah harus dengan fakta bantahan, tidak dengan agama, kalau dengan agama nanti yang muncul adalah eyel-eyelan ☺... Bagi penganut agama (termasuk saya) meyakini semua isi kitab sucinya masing-masing sebagai kebenaran mutlak, namun kita harus sadar akan kemampuan otak kita dalam menterjemahkan lautan ilmu didalam kitab tersebut, jangan sampai keterbatasan ilmu manusia yang merasa mewakili ilmu Tuhan gugur berkeping-keping ketika fakta ilmiah berkata lain. Ingat ilmuwan abad pertengahan yang digantung otoritas agama karena meyakini bahwa bumi mengelilingi matahari ? padahal bumi mengelilingi matahari adalah fakta tak terbantahkan sekarang. Apakah firman Tuhan (yang asli) memang mengatakan bahwa matahari-lah yang mengelilingi bumi? Saya tidak yakin. Keterbatasan ilmu otoritas agamalah sebenarnya yang mengatakan itu. Wallahu’alam. Selamat berdiskusi untuk bahasan yang sangat menarik ini. Saling membantah adalah wajar dalam perdebatan ilmiah tetapi harus dalam koridor saling menghargai. Salam, MJP From: Fadli Syarid [mailto:fadli.sya...@gmail.com] Sent: Thursday, July 07, 2011 3:49 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia Masalah percaya tidak percaya tentang teori evolusi ini ada sedikit fenomena menarik dari hasil survey british councill. Amerika Serikat(USA) termasuk negara yang penduduknya kurang mempercayai teori evolusi darwin dibandingkan negara lain yang disurvey. Hasil survenynya bisa dilihat selengkapnya disini http://www.britishcouncil.org/darwin_now_survey_global.pdf Regards --- Pada Kam, 7/7/11, R.P.Koesoemadinata mailto:koeso...@melsa.net.id>> menulis: Dari: R.P.Koesoemadinata mailto:koeso...@melsa.net.id>> Judul: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia Kepada: iagi-net@iagi.or.id<mailto:iagi-net@iagi.or.id> Tanggal: Kamis, 7 Juli, 2011, 3:38 PM Masalah percaya dan tidak percayanya mengenai Theori Evolusi saya ingin mencuplik dari Pendahuluan kuliah yang saya berikan untuk mahasiswa S3, yaitu “Falsafah Ilmu Kebumian” Masalah ini sangat mengusik pada geoscientist kita yang juga taat beragama, mana yang benar, dan bagaimana seorang yang berkeyakinan beragama menghadapi theori ini. Pengertian kebenaran sendiri adalah merupakan masalah falsafah tersendiri, apa sebenarnya yang disebut ‘kebenaran’ itu? Dalam agama Islam (sebagaimana tertera dalam Al Quar’an) kita mengenal sebagai 3 tingkatan kebenaran: Ainal Yaqin (keyakinan benar karena kita dapat melihatnya, atau mengamati-nya /secara empiris), Ilmal Yaqin keyakinan (benar) karena didasarkan ilmu yang kita geluti, yaitu berdasarkan pengamatan dan penalaran logika, ‘akal’), dan Haqqul Yaqin, kebeneran haqiqi, atau kebenaran absolut atau ‘the ultimate truth’ Ini adalah penafsiran saya atas ayat Alqur’an , mungkin ulama yang lain menafsirkannya lain. Dalam science yang bersifat empiris yang kita geluti, masalahnya bukan kita itu percaya atau tidak pada suatu teori, termasuk teori evolusi, tetapi apakah kita itu bisa menerima (accept) tidak suatu teori itu sebagai sesuatu yang logis/ masuk akal dan sesuai dengan apa yang kita amati (fosil2, batuan dsb). Dalam science sesuatu itu dianggap ada kalau sesuatu itu dapat kita amati dengan 5 pancaindera kita ini, tidak termasuk indra ke-6. Dengan demikian ruh, jin, bahkan Tuhan pun di ‘anggap’ tidak ada karena tidak dapat diamati dengan ke-5 panca indera kita (bukan berari seorang scientist tidak boleh percaya Tuhan, boleh saja, tetapi itulahsalah satu rule of the game-nya, kita tidak bisa menjelaskan terjadinya gejala alam dengan keberadaan kekuatan supernatural misalnya yang tidak bisa kita amati). Tujuan science adalah menjelaskan suatu gejala alam secara logis berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan manusia. Misalnya apakah teori evolusi itu dapat menjelaskan keanekaragaman machluk hidup dan adanya deretan fosil-fosil yang diketemukan dalam urut2an lapisan batuan di kerak bumi kita ini secara logika, atau masuk akalkah teori ini. Science tidak mengharuskan kita untuk mempercayainya, tetapi dapat me
Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
Hidup Wasit ! si Abah On Thu, July 7, 2011 2:24 pm, prasiddha Hestu Narendra wrote: > prrtt...maaf peluitnya ditiup > he..he..he... > silakan berdiskusi, silakan berbeda pendapat, silakan percaya, silakan > tidak > percaya..tetapi yang penting tetap adem ayem dan saling > menghormati. > > monggo dilanjut > > 2011/7/7 Eko Prasetyo > >> perkataan anda seperti seorang otoritas ilmuwan dan merendahkan level >> ustadz. Banyak doktor-doktor ilmu yang lebih tinggi dari anda yang >> menganggap evolusi itu sampah. Banyak ustadz-ustadz yang level keilmuan >> eksaknya mungkin lebih tinggi dari anda. >> >> Newton sendiri mungkin jauh lebih religius dari para saintis-saintis >> atheis >> norak yang memaksakan kalau Tuhan itu imajinari tapi kalau ditanya >> kenapa >> Alam Semesta itu ada dia berkata "ya ada aja" Sebuah jawaban yang tidak >> ilmiah dan munafik. >> >> sudah baca bahwa penemu homo erectus solo menyembunyikan tulang >> tengkorak >> yang bisa membantah teori homo erectus di bawah kasurnya selama berpuluh >> tahun? sudah membaca bahwa homo erectus solo itu direkonstruksi dari dua >> tulang yang jauhnya berbelas kaki dan mempunyai kemungkinan perbedaan >> individu tapi dipaksakan sebagai satu kejadian? >> >> Atau fosil sebuah "nenek moyang manusia" yang ditentukan hanya dari >> sebuah >> fosil. gigi. >> >> Atau fosil kadal-burung dari china yang ternyata hoax. >> >> Atau kenyataan bahwa banyak manusia sekarang yang tinggi besar berdahi >> rata >> mirip Neanderthal tapi ternyata homo sapiens. >> >> Atau fosil tengkorak anak berkelainan megacephalus yang diklaim sebagai >> fosil alien. >> >> >> Lalu apa anda sudah mempelajari bahwa di alam tidak ada yang random, >> random >> itu hanyalah simplifikasi dari kompleksitas yang tidak dipahami manusia? >> Bahkan ilmu "eksak" geosaintis pun hanya bisa berkata "kemungkinan >> minyak di >> sini 90%". Sebuah ketidakeksakan. >> >> Sekarang pikirkan: apa kemungkinan dua spesimen jantan dan betina dari >> spesies berkelamin ganda yang akan menggantikan spesies sebelumnya lahir >> pada waktu yang sama, dengan tingkat kecocokan tinggi, dan dilahirkan >> dari >> spesies yang lama? >> >> Limit mendekati nol. >> >> Mempercayai evolusi itu nyata sama saja mempercayai bahwa logam mentah >> bisa >> menjadi mobil yang fungsional hanya dengan terjadinya badai >> besar-besaran. >> >> Sekarang siapa yang harus melepaskan diri dari keilmuwan? Saya yang >> sudah >> membaca dua sisi dari evolusi atau anda yang gak punya landasan kuat >> tapi >> mengusir saya dari keilmiahan? >> >> >> 2011/7/7 Yustinus Suyatno Yuwono >> >>> Kalo anda menganggap teori evolusi adalah hoax, berhenti saja sebagai >>> ilmuwan, lalu menjadi ustadz saja. >>> Salam, >>> YSY >>> - Original Message - From: >>> >>> To: >>> Sent: Wednesday, July 06, 2011 7:53 AM >>> Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia >>> >>> >>> >>> Dari teori ke teori, saya semakin yakin kalo evolusi ini hoax >>>> >>>> visit strivearth.com and be entertained >>>> >>>> -Original Message- >>>> From: Rovicky Dwi Putrohari >>>> Date: Wed, 6 Jul 2011 07:42:29 >>>> To: IAGI; geologi...@googlegroups.com>>> ologi...@googlegroups.com > >>>> Reply-To: >>>> Subject: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia >>>> Mnarik. >>>> Untungnya nenek moyangku orang pelaut :) >>>> >>>> Rdp >>>> -- >>>> >>>> Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia >>>> >>>>  >>>> » Homo erectus, nenek moyang homo sapiens >>>> >>>> Muhammad Firman | Rabu, 6 Juli 2011, 05:29 WIB >>>> >>>> VIVAnews - Sebuah studi yang diketuai oleh Etty Indriati, peneliti >>>> dari Universitas Gadjah Mada, Indonesia melakukan investigasi dari dua >>>> situs di sungai Bengawan Solo. Dari penelitian, disimpulkan bahwa Homo >>>> erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang sama dengan manusia >>>> modern. >>>> >>>> Temuan ini memunculkan keraguan pada teori evolusi manusia sebelumnya >>>> dan mengindikasikan bahwa nenek moyang manusia modern itu punah ja
RE: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
tentang asal-muasal manusia dan perkembangan peradabannya ditinjau dari sains. Termasuk apabila ada yang punya pengetahuan untuk mengurutkan 25 nabi utama dalam Kitab-Kitab Suci dalam timeline yang masuk akal atau ada dasarnya. Salam, DHN From: R.P.Koesoemadinata [mailto:koeso...@melsa.net.id] Sent: Thursday, July 07, 2011 2:38 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia Masalah percaya dan tidak percayanya mengenai Theori Evolusi saya ingin mencuplik dari Pendahuluan kuliah yang saya berikan untuk mahasiswa S3, yaitu “Falsafah Ilmu Kebumian” Masalah ini sangat mengusik pada geoscientist kita yang juga taat beragama, mana yang benar, dan bagaimana seorang yang berkeyakinan beragama menghadapi theori ini. Pengertian kebenaran sendiri adalah merupakan masalah falsafah tersendiri, apa sebenarnya yang disebut ‘kebenaran’ itu? Dalam agama Islam (sebagaimana tertera dalam Al Quar’an) kita mengenal sebagai 3 tingkatan kebenaran: Ainal Yaqin (keyakinan benar karena kita dapat melihatnya, atau mengamati-nya /secara empiris), Ilmal Yaqin keyakinan (benar) karena didasarkan ilmu yang kita geluti, yaitu berdasarkan pengamatan dan penalaran logika, ‘akal’), dan Haqqul Yaqin, kebeneran haqiqi, atau kebenaran absolut atau ‘the ultimate truth’ Ini adalah penafsiran saya atas ayat Alqur’an , mungkin ulama yang lain menafsirkannya lain. Dalam science yang bersifat empiris yang kita geluti, masalahnya bukan kita itu percaya atau tidak pada suatu teori, termasuk teori evolusi, tetapi apakah kita itu bisa menerima (accept) tidak suatu teori itu sebagai sesuatu yang logis/ masuk akal dan sesuai dengan apa yang kita amati (fosil2, batuan dsb). Dalam science sesuatu itu dianggap ada kalau sesuatu itu dapat kita amati dengan 5 pancaindera kita ini, tidak termasuk indra ke-6. Dengan demikian ruh, jin, bahkan Tuhan pun di ‘anggap’ tidak ada karena tidak dapat diamati dengan ke-5 panca indera kita (bukan berari seorang scientist tidak boleh percaya Tuhan, boleh saja, tetapi itulahsalah satu rule of the game-nya, kita tidak bisa menjelaskan terjadinya gejala alam dengan keberadaan kekuatan supernatural misalnya yang tidak bisa kita amati). Tujuan science adalah menjelaskan suatu gejala alam secara logis berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan manusia. Misalnya apakah teori evolusi itu dapat menjelaskan keanekaragaman machluk hidup dan adanya deretan fosil-fosil yang diketemukan dalam urut2an lapisan batuan di kerak bumi kita ini secara logika, atau masuk akalkah teori ini. Science tidak mengharuskan kita untuk mempercayainya, tetapi dapat menerimanya sebagai sesuatu yang logis. Selain itu tujuan science itu adalah melakukan prediksi (atau untuk geologi: post diction), atau bermaanfaat atau dapat digunakan. Misalnya saya kira evolusi itu sesuatu yang masuk akal dan dapat digunakan untuk penentuan umur, korelasi dengan menggunakan fosil foram, misalnya. Para scientist juga sadar bahwa ‘kebenaran’ dalam science itu bersifat sesaat atau relative, karena science itu maju terus, berkembang terus. Hal ini terutama sangat kentara dalam geosciences, khususnya paleontologi. Di ketemukannya saja 1 butir fossil saja dapat menumbangkan suatu teori, dan muncul teori baru. Hal ini juga sama dalam ilmu fisika, maupun kimia, apalagi astrofisika dan astronomi. Bahkan seorang ahli science philosophy Karl Popper mengatakan semua teori apapun akhirnya akan tumbang, dan diganti dengan teori yang lain, yang lebih maju. Jadi dalam hal science, teori evolusi, yang penting adalah bukan soal percaya atau tidak, tetapi apakah kita dapat menerimanya sebagai penjelasan yang logis dan masuk akal dan sesuai dengan pengamatan kita. ”Geloven doe je in de kerk” orang Belanda bilang (masalah percaya adalah masalah dalam gereja). Agama itu didasarkan atas kepercayaan atau lebih tepat lagi iman atas wahyu illahi yang diturunkan pada para nabi dan dituliskan pada kitab suci, mengenai keberadaan malaikat, ruh, setan dan tentunya Tuhan tidak perlu logis atau keberadaannya didasarkan atas pengamatan ke-5 pancaindera kita ini. Kebenaran agama kita yakini karena iman, dan kita tidak bisa menilainya secara scientific. Science itu berdasarkan pengamatan dan pemikiran manusia, dan tidak perlu dinilai secara religious/spiritual. Apakah ini dualisme/ kontrakdiksi dalam alam pikiran? Saya tidak merasa demikian. Kita bekerja dalam science sesuai dengan kaidah dan aturannya dan menerima kesimpulannya sesuai dengan logika dan pengamatan. Sama saja kalau dengan kita main sepak bola, kalau terjadi goal yang kontroversial, kita kan tidak menunggu adanya fatwa MUI yang mencari ayat Alquar’an dan Haditz yang mengharamkan atau mensyahkan goal tersebut, tetapi kita menilainya keputusan wasit sesuai dengan peraturan sepakbola yang dikeluarkan FIFA. Sekularisme? Mungkin. Tetapi saya hidup cukup tenang dan tenteram dan hidup dalam keseimbangan sebagai
Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
Kita bekerja dalam science sesuai dengan kaidah dan aturannya > dan menerima kesimpulannya sesuai dengan logika dan pengamatan. Sama saja > kalau dengan kita main sepak bola, kalau terjadi goal yang kontroversial, > kita kan tidak menunggu adanya fatwa MUI yang mencari ayat Alquar’an dan > Haditz yang mengharamkan atau mensyahkan goal tersebut, tetapi kita > menilainya keputusan wasit sesuai dengan peraturan sepakbola yang > dikeluarkan FIFA. Sekularisme? Mungkin. Tetapi saya hidup cukup tenang dan > tenteram dan hidup dalam keseimbangan sebagai seorang geoscientist yang > beragama.**** > > Wassalam mu’alaikum > > RPK > > - Original Message - > *From:* Eko Prasetyo > *To:* iagi-net@iagi.or.id > *Sent:* Thursday, July 07, 2011 12:24 PM > *Subject:* Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia > > perkataan anda seperti seorang otoritas ilmuwan dan merendahkan level > ustadz. Banyak doktor-doktor ilmu yang lebih tinggi dari anda yang > menganggap evolusi itu sampah. Banyak ustadz-ustadz yang level keilmuan > eksaknya mungkin lebih tinggi dari anda. > > Newton sendiri mungkin jauh lebih religius dari para saintis-saintis atheis > norak yang memaksakan kalau Tuhan itu imajinari tapi kalau ditanya kenapa > Alam Semesta itu ada dia berkata "ya ada aja" Sebuah jawaban yang tidak > ilmiah dan munafik. > > sudah baca bahwa penemu homo erectus solo menyembunyikan tulang tengkorak > yang bisa membantah teori homo erectus di bawah kasurnya selama berpuluh > tahun? sudah membaca bahwa homo erectus solo itu direkonstruksi dari dua > tulang yang jauhnya berbelas kaki dan mempunyai kemungkinan perbedaan > individu tapi dipaksakan sebagai satu kejadian? > > Atau fosil sebuah "nenek moyang manusia" yang ditentukan hanya dari sebuah > fosil. gigi. > > Atau fosil kadal-burung dari china yang ternyata hoax. > > Atau kenyataan bahwa banyak manusia sekarang yang tinggi besar berdahi rata > mirip Neanderthal tapi ternyata homo sapiens. > > Atau fosil tengkorak anak berkelainan megacephalus yang diklaim sebagai > fosil alien. > > > Lalu apa anda sudah mempelajari bahwa di alam tidak ada yang random, random > itu hanyalah simplifikasi dari kompleksitas yang tidak dipahami manusia? > Bahkan ilmu "eksak" geosaintis pun hanya bisa berkata "kemungkinan minyak di > sini 90%". Sebuah ketidakeksakan. > > Sekarang pikirkan: apa kemungkinan dua spesimen jantan dan betina dari > spesies berkelamin ganda yang akan menggantikan spesies sebelumnya lahir > pada waktu yang sama, dengan tingkat kecocokan tinggi, dan dilahirkan dari > spesies yang lama? > > Limit mendekati nol. > > Mempercayai evolusi itu nyata sama saja mempercayai bahwa logam mentah bisa > menjadi mobil yang fungsional hanya dengan terjadinya badai besar-besaran. > > Sekarang siapa yang harus melepaskan diri dari keilmuwan? Saya yang sudah > membaca dua sisi dari evolusi atau anda yang gak punya landasan kuat tapi > mengusir saya dari keilmiahan? > > 2011/7/7 Yustinus Suyatno Yuwono > >> Kalo anda menganggap teori evolusi adalah hoax, berhenti saja sebagai >> ilmuwan, lalu menjadi ustadz saja. >> Salam, >> YSY >> - Original Message - From: >> >> To: >> Sent: Wednesday, July 06, 2011 7:53 AM >> Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia >> >> >> >> Dari teori ke teori, saya semakin yakin kalo evolusi ini hoax >>> >>> visit strivearth.com and be entertained >>> >>> -Original Message- >>> From: Rovicky Dwi Putrohari >>> Date: Wed, 6 Jul 2011 07:42:29 >>> To: IAGI; geologi...@googlegroups.com>> ologi...@googlegroups.com > >>> Reply-To: >>> Subject: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia >>> Mnarik. >>> Untungnya nenek moyangku orang pelaut :) >>> >>> Rdp >>> -- >>> >>> Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia >>> >>>  >>> » Homo erectus, nenek moyang homo sapiens >>> >>> Muhammad Firman | Rabu, 6 Juli 2011, 05:29 WIB >>> >>> VIVAnews - Sebuah studi yang diketuai oleh Etty Indriati, peneliti >>> dari Universitas Gadjah Mada, Indonesia melakukan investigasi dari dua >>> situs di sungai Bengawan Solo. Dari penelitian, disimpulkan bahwa Homo >>> erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang sama dengan manusia >>> modern. >>> >>> Temuan ini memunculkan keraguan pada teori evolusi manusia sebelumnya >>> dan mengindikasikan bahwa nenek moyang manusia modern itu punah jauh >>> lebih aw
Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
Halo Pak Topik yang OK banget.. Saya sendiri juga bukan pendukung teori alien ( seperti saya sampaikan sebelumnya itu adalah pemikiran "science fiction" bukan science )...saya cuma terbuka saja terhadap pemikiran alternative yang berkembang bahwa "missing link" bisa berasal dari penggabungan gen alien dan manusia purba . Masalah bukti bukti ( yang bisa diraba, dipegang dsb) yang mendasari pemikiran tersebut bisa coba dilihat pada acara "Ancient Astronaut" History Channel dan "Giants, Mysteries or Myth" dari Discovery Channel (ada di youtube) Bisa juga menonton film "fourth kind" yang "katanya" berdasarkan kisah nyata. Atau bisa dibrowse di internet mengenai sumeria kuno, aliens, dsb. Selamat membaca dan menonton...sapa tahu menemukan alien yang mirip sama Pak OK (canda on) 2011/7/7 ok.taufik > **Kalau mau bicara science berangkatlah dengan data valid. Alien sendiri > tak ada dalam pengakuan dunia science, jadi bagaimana pula mau beranggapan > alien berdimensi homosapiens sp?, ilmiah dikit lah. > > Powered by Telkomsel BlackBerry® > -- > *From: *kartiko samodro > *Date: *Thu, 7 Jul 2011 16:44:20 +0800 > *To: * > *ReplyTo: * > *Subject: *Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia > > Pak Kusuma > > Menarik memang mengulas tentang evolusi manusia ini... > karena manusia sebagai "benda manusia" adalah benda yang bisa dijamah, > diraba, dicium, dipandang, didengar (semua panca indera bisa merasakan > kehadiran manusia ini..) > > Pembicaraan mulai menjadi campur aduk antara science dan agama pada saat > mengungkap darimana asal usul manusia ini.. > Agamis menyatakan manusia ciptaan Tuhan ( titik , tidak ada koma), > sementara para science berpikir bahwa manusia yang bisa dirasakan oleh panca > indera tentu diciptakan/melalui proses yang bisa dirasakan oleh panca indra > juga ( sementara Tuhan bagi sebagian besar masyarakat adalah sesuatu yang > tdk bisa dirasakan oleh panca indra..) > > Bagaimana kalau Tuhan melalui perantaraan alien menciptakan manusia modern > melalui penggabungan gen alien dengan gen manusia purba ? apakah lalu kita > bukan ciptaan Tuhan ? Sama seperti kita lahir dari pencampuran sperma dan > ovum orang tua kita, apakah lalu kita merupakan ciptaan orang tua kita dan > bukan Tuhan ? > > Bagaimana kita mendapat konsepsi Tuhan padahal kita tidak pernah bertemu > Tuhan, tentunya pertama dari orang tua kita. > Bagaimana manusia modern pertama mengenal Tuhan , tentunya kalau alien > sebagai orang tua manusia modern, ya konsep Tuhan pertama juga berasal dari > alienjadi alien juga berTuhankarena kalau memang Tuhan menciptakan > alam semesta ini tentu alien juga akan mengenal namanya Tuhan , dan itu > malah menunjukan kebesaran Tuhan > > jadi ya saya sih santai aja kalau manusia modern memang "harus" keturunan > alien, tdk ada yang bertentangan dengan konsepsi ketuhanan kok. > > 2011/7/7 R.P.Koesoemadinata > >> ** >> >> Masalah percaya dan tidak percayanya mengenai Theori Evolusi saya ingin >> mencuplik dari Pendahuluan kuliah yang saya berikan untuk mahasiswa S3, >> yaitu “Falsafah Ilmu Kebumian”** >> >> Masalah ini sangat mengusik pada geoscientist kita yang juga taat >> beragama, mana yang benar, dan bagaimana seorang yang berkeyakinan beragama >> menghadapi theori ini. Pengertian kebenaran sendiri adalah merupakan masalah >> falsafah tersendiri, apa sebenarnya yang disebut ‘kebenaran’ itu? >> >> Dalam agama Islam (sebagaimana tertera dalam Al Quar’an) kita mengenal >> sebagai 3 tingkatan kebenaran: Ainal Yaqin (keyakinan benar karena kita >> dapat melihatnya, atau mengamati-nya /secara empiris), Ilmal Yaqin keyakinan >> (benar) karena didasarkan ilmu yang kita geluti, yaitu berdasarkan >> pengamatan dan penalaran logika, ‘akal’), dan Haqqul Yaqin, kebeneran >> haqiqi, atau kebenaran absolut atau ‘the ultimate truth’ Ini adalah >> penafsiran saya atas ayat Alqur’an , mungkin ulama yang lain menafsirkannya >> lain. >> >> Dalam science yang bersifat empiris yang kita geluti, masalahnya bukan >> kita itu percaya atau tidak pada suatu teori, termasuk teori evolusi, tetapi >> apakah kita itu bisa menerima (accept) tidak suatu teori itu sebagai sesuatu >> yang logis/ masuk akal dan sesuai dengan apa yang kita amati (fosil2, batuan >> dsb). Dalam science sesuatu itu dianggap ada kalau sesuatu itu dapat kita >> amati dengan 5 pancaindera kita ini, tidak termasuk indra ke-6. Dengan >> demikian ruh, jin, bahkan Tuhan pun di ‘anggap’ tidak ada karena tidak dapat >> diamati dengan ke-5 panca indera kita (bukan berari seorang scientist tid
Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
nah kalo untuk pernyataan prof. RPK berikut ini "kita kan tidak menunggu adanya fatwa MUI yang mencari ayat Alquar’an dan Haditz yang mengharamkan atau mensyahkan" saya punya contohnya.. yaitu bila terdapat Indikasi bahwa di BBM non Subsidi terdapat kandungan minyak Babi dan alat pengujinya sudah lolos serta memiliki SKT Migas.. maka saya setuju agar MUI mengeluarkan fatwa bahwa BBM non subsidi tersebut diharamkan... maaf...saya hanya bercanda..dan ga bermaksud ngebikin junk mails... biar ga terlalu serius saja.. Selamat Sore dan selamat beristirahat.. salam M & M --- On Thu, 7/7/11, ok.taufik wrote: From: ok.taufik Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia To: iagi-net@iagi.or.id Date: Thursday, July 7, 2011, 2:02 AM Kalau mau bicara science berangkatlah dengan data valid. Alien sendiri tak ada dalam pengakuan dunia science, jadi bagaimana pula mau beranggapan alien berdimensi homosapiens sp?, ilmiah dikit lah. Powered by Telkomsel BlackBerry® From: kartiko samodro Date: Thu, 7 Jul 2011 16:44:20 +0800 To: ReplyTo: Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia Pak Kusuma Menarik memang mengulas tentang evolusi manusia ini... karena manusia sebagai "benda manusia" adalah benda yang bisa dijamah, diraba, dicium, dipandang, didengar (semua panca indera bisa merasakan kehadiran manusia ini..) Pembicaraan mulai menjadi campur aduk antara science dan agama pada saat mengungkap darimana asal usul manusia ini.. Agamis menyatakan manusia ciptaan Tuhan ( titik , tidak ada koma), sementara para science berpikir bahwa manusia yang bisa dirasakan oleh panca indera tentu diciptakan/melalui proses yang bisa dirasakan oleh panca indra juga ( sementara Tuhan bagi sebagian besar masyarakat adalah sesuatu yang tdk bisa dirasakan oleh panca indra..) Bagaimana kalau Tuhan melalui perantaraan alien menciptakan manusia modern melalui penggabungan gen alien dengan gen manusia purba ? apakah lalu kita bukan ciptaan Tuhan ? Sama seperti kita lahir dari pencampuran sperma dan ovum orang tua kita, apakah lalu kita merupakan ciptaan orang tua kita dan bukan Tuhan ? Bagaimana kita mendapat konsepsi Tuhan padahal kita tidak pernah bertemu Tuhan, tentunya pertama dari orang tua kita. Bagaimana manusia modern pertama mengenal Tuhan , tentunya kalau alien sebagai orang tua manusia modern, ya konsep Tuhan pertama juga berasal dari alienjadi alien juga berTuhankarena kalau memang Tuhan menciptakan alam semesta ini tentu alien juga akan mengenal namanya Tuhan , dan itu malah menunjukan kebesaran Tuhan jadi ya saya sih santai aja kalau manusia modern memang "harus" keturunan alien, tdk ada yang bertentangan dengan konsepsi ketuhanan kok. 2011/7/7 R.P.Koesoemadinata Masalah percaya dan tidak percayanya mengenai Theori Evolusi saya ingin mencuplik dari Pendahuluan kuliah yang saya berikan untuk mahasiswa S3, yaitu “Falsafah Ilmu Kebumian” Masalah ini sangat mengusik pada geoscientist kita yang juga taat beragama, mana yang benar, dan bagaimana seorang yang berkeyakinan beragama menghadapi theori ini. Pengertian kebenaran sendiri adalah merupakan masalah falsafah tersendiri, apa sebenarnya yang disebut ‘kebenaran’ itu? Dalam agama Islam (sebagaimana tertera dalam Al Quar’an) kita mengenal sebagai 3 tingkatan kebenaran: Ainal Yaqin (keyakinan benar karena kita dapat melihatnya, atau mengamati-nya /secara empiris), Ilmal Yaqin keyakinan (benar) karena didasarkan ilmu yang kita geluti, yaitu berdasarkan pengamatan dan penalaran logika, ‘akal’), dan Haqqul Yaqin, kebeneran haqiqi, atau kebenaran absolut atau ‘the ultimate truth’ Ini adalah penafsiran saya atas ayat Alqur’an , mungkin ulama yang lain menafsirkannya lain. Dalam science yang bersifat empiris yang kita geluti, masalahnya bukan kita itu percaya atau tidak pada suatu teori, termasuk teori evolusi, tetapi apakah kita itu bisa menerima (accept) tidak suatu teori itu sebagai sesuatu yang logis/ masuk akal dan sesuai dengan apa yang kita amati (fosil2, batuan dsb). Dalam science sesuatu itu dianggap ada kalau sesuatu itu dapat kita amati dengan 5 pancaindera kita ini, tidak termasuk indra ke-6. Dengan demikian ruh, jin, bahkan Tuhan pun di ‘anggap’ tidak ada karena tidak dapat diamati dengan ke-5 panca indera kita (bukan berari seorang scientist tidak boleh percaya Tuhan, boleh saja, tetapi itulahsalah satu rule of the game-nya, kita tidak bisa menjelaskan terjadinya gejala alam dengan keberadaan kekuatan supernatural misalnya yang tidak bisa kita amati). Tujuan science adalah menjelaskan suatu gejala alam secara logis berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan manusia. Misalnya apakah teori evolusi itu dapat menjelaskan keanekaragaman machluk hidup dan adanya deretan fosil-fosil yang diketemukan dalam urut2an lapisan batuan di kerak bumi kita ini secara logika, atau masuk akalkah teori ini. Sci
Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
Kalau mau bicara science berangkatlah dengan data valid. Alien sendiri tak ada dalam pengakuan dunia science, jadi bagaimana pula mau beranggapan alien berdimensi homosapiens sp?, ilmiah dikit lah. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: kartiko samodro Date: Thu, 7 Jul 2011 16:44:20 To: Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia Pak Kusuma Menarik memang mengulas tentang evolusi manusia ini... karena manusia sebagai "benda manusia" adalah benda yang bisa dijamah, diraba, dicium, dipandang, didengar (semua panca indera bisa merasakan kehadiran manusia ini..) Pembicaraan mulai menjadi campur aduk antara science dan agama pada saat mengungkap darimana asal usul manusia ini.. Agamis menyatakan manusia ciptaan Tuhan ( titik , tidak ada koma), sementara para science berpikir bahwa manusia yang bisa dirasakan oleh panca indera tentu diciptakan/melalui proses yang bisa dirasakan oleh panca indra juga ( sementara Tuhan bagi sebagian besar masyarakat adalah sesuatu yang tdk bisa dirasakan oleh panca indra..) Bagaimana kalau Tuhan melalui perantaraan alien menciptakan manusia modern melalui penggabungan gen alien dengan gen manusia purba ? apakah lalu kita bukan ciptaan Tuhan ? Sama seperti kita lahir dari pencampuran sperma dan ovum orang tua kita, apakah lalu kita merupakan ciptaan orang tua kita dan bukan Tuhan ? Bagaimana kita mendapat konsepsi Tuhan padahal kita tidak pernah bertemu Tuhan, tentunya pertama dari orang tua kita. Bagaimana manusia modern pertama mengenal Tuhan , tentunya kalau alien sebagai orang tua manusia modern, ya konsep Tuhan pertama juga berasal dari alienjadi alien juga berTuhankarena kalau memang Tuhan menciptakan alam semesta ini tentu alien juga akan mengenal namanya Tuhan , dan itu malah menunjukan kebesaran Tuhan jadi ya saya sih santai aja kalau manusia modern memang "harus" keturunan alien, tdk ada yang bertentangan dengan konsepsi ketuhanan kok. 2011/7/7 R.P.Koesoemadinata > ** > > Masalah percaya dan tidak percayanya mengenai Theori Evolusi saya ingin > mencuplik dari Pendahuluan kuliah yang saya berikan untuk mahasiswa S3, > yaitu “Falsafah Ilmu Kebumian”** > > Masalah ini sangat mengusik pada geoscientist kita yang juga taat beragama, > mana yang benar, dan bagaimana seorang yang berkeyakinan beragama menghadapi > theori ini. Pengertian kebenaran sendiri adalah merupakan masalah falsafah > tersendiri, apa sebenarnya yang disebut ‘kebenaran’ itu? > > Dalam agama Islam (sebagaimana tertera dalam Al Quar’an) kita mengenal > sebagai 3 tingkatan kebenaran: Ainal Yaqin (keyakinan benar karena kita > dapat melihatnya, atau mengamati-nya /secara empiris), Ilmal Yaqin keyakinan > (benar) karena didasarkan ilmu yang kita geluti, yaitu berdasarkan > pengamatan dan penalaran logika, ‘akal’), dan Haqqul Yaqin, kebeneran > haqiqi, atau kebenaran absolut atau ‘the ultimate truth’ Ini adalah > penafsiran saya atas ayat Alqur’an , mungkin ulama yang lain menafsirkannya > lain. > > Dalam science yang bersifat empiris yang kita geluti, masalahnya bukan kita > itu percaya atau tidak pada suatu teori, termasuk teori evolusi, tetapi > apakah kita itu bisa menerima (accept) tidak suatu teori itu sebagai sesuatu > yang logis/ masuk akal dan sesuai dengan apa yang kita amati (fosil2, batuan > dsb). Dalam science sesuatu itu dianggap ada kalau sesuatu itu dapat kita > amati dengan 5 pancaindera kita ini, tidak termasuk indra ke-6. Dengan > demikian ruh, jin, bahkan Tuhan pun di ‘anggap’ tidak ada karena tidak dapat > diamati dengan ke-5 panca indera kita (bukan berari seorang scientist tidak > boleh percaya Tuhan, boleh saja, tetapi itulahsalah satu rule of the > game-nya, kita tidak bisa menjelaskan terjadinya gejala alam dengan > keberadaan kekuatan supernatural misalnya yang tidak bisa kita amati). > Tujuan science adalah menjelaskan suatu gejala alam secara logis berdasarkan > pengamatan yang telah dilakukan manusia. Misalnya apakah teori evolusi itu > dapat menjelaskan keanekaragaman machluk hidup dan adanya deretan > fosil-fosil yang diketemukan dalam urut2an lapisan batuan di kerak bumi kita > ini secara logika, atau masuk akalkah teori ini. Science tidak mengharuskan > kita untuk mempercayainya, tetapi dapat menerimanya sebagai sesuatu yang > logis. Selain itu tujuan science itu adalah melakukan prediksi (atau untuk > geologi: post diction), atau bermaanfaat atau dapat digunakan. Misalnya > saya kira evolusi itu sesuatu yang masuk akal dan dapat digunakan untuk > penentuan umur, korelasi dengan menggunakan fosil foram, misalnya. Para > scientist juga sadar bahwa ‘kebenaran’ dalam science itu bersifat sesaat > atau relative, karena science itu maju terus, berkembang terus. Hal ini > terutama sangat kentara dalam geosciences, khususnya paleo
Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
Masalah percaya tidak percaya tentang teori evolusi ini ada sedikit fenomena menarik dari hasil survey british councill. Amerika Serikat(USA) termasuk negara yang penduduknya kurang mempercayai teori evolusi darwin dibandingkan negara lain yang disurvey. Hasil survenynya bisa dilihat selengkapnya disini http://www.britishcouncil.org/darwin_now_survey_global.pdf Regards > --- Pada *Kam, 7/7/11, R.P.Koesoemadinata *menulis: > > > Dari: R.P.Koesoemadinata > Judul: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia > Kepada: iagi-net@iagi.or.id > Tanggal: Kamis, 7 Juli, 2011, 3:38 PM > > > > Masalah percaya dan tidak percayanya mengenai Theori Evolusi saya ingin > mencuplik dari Pendahuluan kuliah yang saya berikan untuk mahasiswa S3, > yaitu “Falsafah Ilmu Kebumian” > > Masalah ini sangat mengusik pada geoscientist kita yang juga taat beragama, > mana yang benar, dan bagaimana seorang yang berkeyakinan beragama menghadapi > theori ini. Pengertian kebenaran sendiri adalah merupakan masalah falsafah > tersendiri, apa sebenarnya yang disebut ‘kebenaran’ itu? > > Dalam agama Islam (sebagaimana tertera dalam Al Quar’an) kita mengenal > sebagai 3 tingkatan kebenaran: Ainal Yaqin (keyakinan benar karena kita > dapat melihatnya, atau mengamati-nya /secara empiris), Ilmal Yaqin keyakinan > (benar) karena didasarkan ilmu yang kita geluti, yaitu berdasarkan > pengamatan dan penalaran logika, ‘akal’), dan Haqqul Yaqin, kebeneran > haqiqi, atau kebenaran absolut atau ‘the ultimate truth’ Ini adalah > penafsiran saya atas ayat Alqur’an , mungkin ulama yang lain menafsirkannya > lain. > > Dalam science yang bersifat empiris yang kita geluti, masalahnya bukan kita > itu percaya atau tidak pada suatu teori, termasuk teori evolusi, tetapi > apakah kita itu bisa menerima (accept) tidak suatu teori itu sebagai sesuatu > yang logis/ masuk akal dan sesuai dengan apa yang kita amati (fosil2, batuan > dsb). Dalam science sesuatu itu dianggap ada kalau sesuatu itu dapat kita > amati dengan 5 pancaindera kita ini, tidak termasuk indra ke-6. Dengan > demikian ruh, jin, bahkan Tuhan pun di ‘anggap’ tidak ada karena tidak dapat > diamati dengan ke-5 panca indera kita (bukan berari seorang scientist tidak > boleh percaya Tuhan, boleh saja, tetapi itulahsalah satu rule of the > game-nya, kita tidak bisa menjelaskan terjadinya gejala alam dengan > keberadaan kekuatan supernatural misalnya yang tidak bisa kita amati). > Tujuan science adalah menjelaskan suatu gejala alam secara logis berdasarkan > pengamatan yang telah dilakukan manusia. Misalnya apakah teori evolusi itu > dapat menjelaskan keanekaragaman machluk hidup dan adanya deretan > fosil-fosil yang diketemukan dalam urut2an lapisan batuan di kerak bumi kita > ini secara logika, atau masuk akalkah teori ini. Science tidak mengharuskan > kita untuk mempercayainya, tetapi dapat menerimanya sebagai sesuatu yang > logis. Selain itu tujuan science itu adalah melakukan prediksi (atau untuk > geologi: post diction), atau bermaanfaat atau dapat digunakan. Misalnya > saya kira evolusi itu sesuatu yang masuk akal dan dapat digunakan untuk > penentuan umur, korelasi dengan menggunakan fosil foram, misalnya. Para > scientist juga sadar bahwa ‘kebenaran’ dalam science itu bersifat sesaat > atau relative, karena science itu maju terus, berkembang terus. Hal ini > terutama sangat kentara dalam geosciences, khususnya paleontologi. Di > ketemukannya saja 1 butir fossil saja dapat menumbangkan suatu teori, dan > muncul teori baru. Hal ini juga sama dalam ilmu fisika, maupun kimia, > apalagi astrofisika dan astronomi. Bahkan seorang ahli science philosophy > Karl Popper mengatakan semua teori apapun akhirnya akan tumbang, dan diganti > dengan teori yang lain, yang lebih maju. > > Jadi dalam hal science, teori evolusi, yang penting adalah bukan soal > percaya atau tidak, tetapi apakah kita dapat menerimanya sebagai penjelasan > yang logis dan masuk akal dan sesuai dengan pengamatan kita. ”Geloven doe je > in de kerk” orang Belanda bilang (masalah percaya adalah masalah dalam > gereja). Agama itu didasarkan atas kepercayaan atau lebih tepat lagi iman > atas wahyu illahi yang diturunkan pada para nabi dan dituliskan pada kitab > suci, mengenai keberadaan malaikat, ruh, setan dan tentunya Tuhan tidak > perlu logis atau keberadaannya didasarkan atas pengamatan ke-5 pancaindera > kita ini. Kebenaran agama kita yakini karena iman, dan kita tidak bisa > menilainya secara scientific. Science itu berdasarkan pengamatan dan > pemikiran manusia, dan tidak perlu dinilai secara religious/spiritual. > > > > Apakah ini dualisme/ kontrakdiksi dalam alam pikiran? Saya tidak merasa > demikian. Kita bekerja dalam science sesuai dengan kaidah dan aturannya > dan menerima
Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
l science, teori evolusi, yang penting adalah bukan soal > percaya atau tidak, tetapi apakah kita dapat menerimanya sebagai penjelasan > yang logis dan masuk akal dan sesuai dengan pengamatan kita. ”Geloven doe je > in de kerk” orang Belanda bilang (masalah percaya adalah masalah dalam > gereja). Agama itu didasarkan atas kepercayaan atau lebih tepat lagi iman > atas wahyu illahi yang diturunkan pada para nabi dan dituliskan pada kitab > suci, mengenai keberadaan malaikat, ruh, setan dan tentunya Tuhan tidak > perlu logis atau keberadaannya didasarkan atas pengamatan ke-5 pancaindera > kita ini. Kebenaran agama kita yakini karena iman, dan kita tidak bisa > menilainya secara scientific. Science itu berdasarkan pengamatan dan > pemikiran manusia, dan tidak perlu dinilai secara religious/spiritual. > > ** ** > > Apakah ini dualisme/ kontrakdiksi dalam alam pikiran? Saya tidak merasa > demikian. Kita bekerja dalam science sesuai dengan kaidah dan aturannya > dan menerima kesimpulannya sesuai dengan logika dan pengamatan. Sama saja > kalau dengan kita main sepak bola, kalau terjadi goal yang kontroversial, > kita kan tidak menunggu adanya fatwa MUI yang mencari ayat Alquar’an dan > Haditz yang mengharamkan atau mensyahkan goal tersebut, tetapi kita > menilainya keputusan wasit sesuai dengan peraturan sepakbola yang > dikeluarkan FIFA. Sekularisme? Mungkin. Tetapi saya hidup cukup tenang dan > tenteram dan hidup dalam keseimbangan sebagai seorang geoscientist yang > beragama. > > Wassalam mu’alaikum > > RPK > > - Original Message - > *From:* Eko Prasetyo > *To:* iagi-net@iagi.or.id > *Sent:* Thursday, July 07, 2011 12:24 PM > *Subject:* Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia > > perkataan anda seperti seorang otoritas ilmuwan dan merendahkan level > ustadz. Banyak doktor-doktor ilmu yang lebih tinggi dari anda yang > menganggap evolusi itu sampah. Banyak ustadz-ustadz yang level keilmuan > eksaknya mungkin lebih tinggi dari anda. > > Newton sendiri mungkin jauh lebih religius dari para saintis-saintis atheis > norak yang memaksakan kalau Tuhan itu imajinari tapi kalau ditanya kenapa > Alam Semesta itu ada dia berkata "ya ada aja" Sebuah jawaban yang tidak > ilmiah dan munafik. > > sudah baca bahwa penemu homo erectus solo menyembunyikan tulang tengkorak > yang bisa membantah teori homo erectus di bawah kasurnya selama berpuluh > tahun? sudah membaca bahwa homo erectus solo itu direkonstruksi dari dua > tulang yang jauhnya berbelas kaki dan mempunyai kemungkinan perbedaan > individu tapi dipaksakan sebagai satu kejadian? > > Atau fosil sebuah "nenek moyang manusia" yang ditentukan hanya dari sebuah > fosil. gigi. > > Atau fosil kadal-burung dari china yang ternyata hoax. > > Atau kenyataan bahwa banyak manusia sekarang yang tinggi besar berdahi rata > mirip Neanderthal tapi ternyata homo sapiens. > > Atau fosil tengkorak anak berkelainan megacephalus yang diklaim sebagai > fosil alien. > > > Lalu apa anda sudah mempelajari bahwa di alam tidak ada yang random, random > itu hanyalah simplifikasi dari kompleksitas yang tidak dipahami manusia? > Bahkan ilmu "eksak" geosaintis pun hanya bisa berkata "kemungkinan minyak di > sini 90%". Sebuah ketidakeksakan. > > Sekarang pikirkan: apa kemungkinan dua spesimen jantan dan betina dari > spesies berkelamin ganda yang akan menggantikan spesies sebelumnya lahir > pada waktu yang sama, dengan tingkat kecocokan tinggi, dan dilahirkan dari > spesies yang lama? > > Limit mendekati nol. > > Mempercayai evolusi itu nyata sama saja mempercayai bahwa logam mentah bisa > menjadi mobil yang fungsional hanya dengan terjadinya badai besar-besaran. > > Sekarang siapa yang harus melepaskan diri dari keilmuwan? Saya yang sudah > membaca dua sisi dari evolusi atau anda yang gak punya landasan kuat tapi > mengusir saya dari keilmiahan? > > 2011/7/7 Yustinus Suyatno Yuwono > >> Kalo anda menganggap teori evolusi adalah hoax, berhenti saja sebagai >> ilmuwan, lalu menjadi ustadz saja. >> Salam, >> YSY >> - Original Message - From: >> >> To: >> Sent: Wednesday, July 06, 2011 7:53 AM >> Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia >> >> >> >> Dari teori ke teori, saya semakin yakin kalo evolusi ini hoax >>> >>> visit strivearth.com and be entertained >>> >>> -Original Message- >>> From: Rovicky Dwi Putrohari >>> Date: Wed, 6 Jul 2011 07:42:29 >>> To: IAGI; geologi...@googlegroups.com>> ologi...@googlegroups.com > >>> Reply-To: >>> Subject: [iagi-net-l]
Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
Penjelasan yang indah Prof..! Terimakasih. Salam, Brahmantyo --- Pada Kam, 7/7/11, R.P.Koesoemadinata menulis: Dari: R.P.Koesoemadinata Judul: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia Kepada: iagi-net@iagi.or.id Tanggal: Kamis, 7 Juli, 2011, 3:38 PM Masalah percaya dan tidak percayanya mengenai Theori Evolusi saya ingin mencuplik dari Pendahuluan kuliah yang saya berikan untuk mahasiswa S3, yaitu “Falsafah Ilmu Kebumian” Masalah ini sangat mengusik pada geoscientist kita yang juga taat beragama, mana yang benar, dan bagaimana seorang yang berkeyakinan beragama menghadapi theori ini. Pengertian kebenaran sendiri adalah merupakan masalah falsafah tersendiri, apa sebenarnya yang disebut ‘kebenaran’ itu? Dalam agama Islam (sebagaimana tertera dalam Al Quar’an) kita mengenal sebagai 3 tingkatan kebenaran: Ainal Yaqin (keyakinan benar karena kita dapat melihatnya, atau mengamati-nya /secara empiris), Ilmal Yaqin keyakinan (benar) karena didasarkan ilmu yang kita geluti, yaitu berdasarkan pengamatan dan penalaran logika, ‘akal’), dan Haqqul Yaqin, kebeneran haqiqi, atau kebenaran absolut atau ‘the ultimate truth’ Ini adalah penafsiran saya atas ayat Alqur’an , mungkin ulama yang lain menafsirkannya lain. Dalam science yang bersifat empiris yang kita geluti, masalahnya bukan kita itu percaya atau tidak pada suatu teori, termasuk teori evolusi, tetapi apakah kita itu bisa menerima (accept) tidak suatu teori itu sebagai sesuatu yang logis/ masuk akal dan sesuai dengan apa yang kita amati (fosil2, batuan dsb). Dalam science sesuatu itu dianggap ada kalau sesuatu itu dapat kita amati dengan 5 pancaindera kita ini, tidak termasuk indra ke-6. Dengan demikian ruh, jin, bahkan Tuhan pun di ‘anggap’ tidak ada karena tidak dapat diamati dengan ke-5 panca indera kita (bukan berari seorang scientist tidak boleh percaya Tuhan, boleh saja, tetapi itulahsalah satu rule of the game-nya, kita tidak bisa menjelaskan terjadinya gejala alam dengan keberadaan kekuatan supernatural misalnya yang tidak bisa kita amati). Tujuan science adalah menjelaskan suatu gejala alam secara logis berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan manusia. Misalnya apakah teori evolusi itu dapat menjelaskan keanekaragaman machluk hidup dan adanya deretan fosil-fosil yang diketemukan dalam urut2an lapisan batuan di kerak bumi kita ini secara logika, atau masuk akalkah teori ini. Science tidak mengharuskan kita untuk mempercayainya, tetapi dapat menerimanya sebagai sesuatu yang logis. Selain itu tujuan science itu adalah melakukan prediksi (atau untuk geologi: post diction), atau bermaanfaat atau dapat digunakan. Misalnya saya kira evolusi itu sesuatu yang masuk akal dan dapat digunakan untuk penentuan umur, korelasi dengan menggunakan fosil foram, misalnya. Para scientist juga sadar bahwa ‘kebenaran’ dalam science itu bersifat sesaat atau relative, karena science itu maju terus, berkembang terus. Hal ini terutama sangat kentara dalam geosciences, khususnya paleontologi. Di ketemukannya saja 1 butir fossil saja dapat menumbangkan suatu teori, dan muncul teori baru. Hal ini juga sama dalam ilmu fisika, maupun kimia, apalagi astrofisika dan astronomi. Bahkan seorang ahli science philosophy Karl Popper mengatakan semua teori apapun akhirnya akan tumbang, dan diganti dengan teori yang lain, yang lebih maju. Jadi dalam hal science, teori evolusi, yang penting adalah bukan soal percaya atau tidak, tetapi apakah kita dapat menerimanya sebagai penjelasan yang logis dan masuk akal dan sesuai dengan pengamatan kita. ”Geloven doe je in de kerk” orang Belanda bilang (masalah percaya adalah masalah dalam gereja). Agama itu didasarkan atas kepercayaan atau lebih tepat lagi iman atas wahyu illahi yang diturunkan pada para nabi dan dituliskan pada kitab suci, mengenai keberadaan malaikat, ruh, setan dan tentunya Tuhan tidak perlu logis atau keberadaannya didasarkan atas pengamatan ke-5 pancaindera kita ini. Kebenaran agama kita yakini karena iman, dan kita tidak bisa menilainya secara scientific. Science itu berdasarkan pengamatan dan pemikiran manusia, dan tidak perlu dinilai secara religious/spiritual. Apakah ini dualisme/ kontrakdiksi dalam alam pikiran? Saya tidak merasa demikian. Kita bekerja dalam science sesuai dengan kaidah dan aturannya dan menerima kesimpulannya sesuai dengan logika dan pengamatan. Sama saja kalau dengan kita main sepak bola, kalau terjadi goal yang kontroversial, kita kan tidak menunggu adanya fatwa MUI yang mencari ayat Alquar’an dan Haditz yang mengharamkan atau mensyahkan goal tersebut, tetapi kita menilainya keputusan wasit sesuai dengan peraturan sepakbola yang dikeluarkan FIFA. Sekularisme? Mungkin. Tetapi saya hidup cukup tenang dan tenteram dan hidup dalam keseimbangan sebagai seorang geoscientist yang beragama. Wassalam mu’alaikum RPK - Original Message - From: Eko Prasetyo To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, July 07, 2011
Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
Mas Eko, Saya baca bukunya Harun Yahya, pendapat saya pribadi dalam kasus teori evolusi yang kontradiktif dan dibahas dalam buku tersebut adalah... :dalam sains prinsip pertama adalah "seeing is believing" ga perduli orang lain mau tulis paper apa atau laporan apa, selama data primer dan penafsirannya tidak bisa dipertanggung jawabkan maka seluruh asumsi dan kepercayaan akan gugur. Bukannya sedikit kok orang2 yang bikin riset ataupun publikasi tapi sebenernya mereka ndak melakukan approach sesuai keilmuan melainkan comot sana-sini atau copy paste kerjaan orang lain hehehe. Maaf daku bukan menggurui karena ga ada kapasitas buat jadi guru... namun sekedar mengingatkan dulu kalo ga salah ada mata kuliah judulnya konsep dasar keilmuan dan teknologi (Kontek kalo ga salah hehehe) ada pembahasan mengenai Filosofi keilmuan, bahwasanya segala sesuatu yang bisa dilihat, dijamah, didengar, dirasakan dan di nalar itu lah ilmu/sains. Konsep tentang tuhan ataupun penciptaan manusia ada jauh diluar keilmuan. Kalo mau percaya ya percaya saja.. ndak usah diteliti-teliti pula itu proses penciptaan manusia atau keberadaan tuhan... malahan kalo menurut saya penafsiran ayat2 yang di kutip di beberapa buku salah satunya harun yahya tsb menurut saya pribadi lagi seringkali serampangan... apalagi sampai kepada tuduhan Eugene Du Bois nyembunyikan fosil tengkorak Trinil (kurang kerjaan betul Du Bois ini rupanya) Saya meng imil ini bukan karena berusaha menengahi perdebatan keras anda dengan pak Suyatno , silahkan dan monggo berdebat selama masih dalam koridor diskusi dan ndak tantang2 an. Dan ternyata selagi daku mengetik imil ini Pak RPK sudah duluan memberi pengantar tentang kuliah Filsafat Ilmu hehehe salam M & M --- On Wed, 7/6/11, Eko Prasetyo wrote: From: Eko Prasetyo Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia To: iagi-net@iagi.or.id Date: Wednesday, July 6, 2011, 10:24 PM perkataan anda seperti seorang otoritas ilmuwan dan merendahkan level ustadz. Banyak doktor-doktor ilmu yang lebih tinggi dari anda yang menganggap evolusi itu sampah. Banyak ustadz-ustadz yang level keilmuan eksaknya mungkin lebih tinggi dari anda. Newton sendiri mungkin jauh lebih religius dari para saintis-saintis atheis norak yang memaksakan kalau Tuhan itu imajinari tapi kalau ditanya kenapa Alam Semesta itu ada dia berkata "ya ada aja" Sebuah jawaban yang tidak ilmiah dan munafik. sudah baca bahwa penemu homo erectus solo menyembunyikan tulang tengkorak yang bisa membantah teori homo erectus di bawah kasurnya selama berpuluh tahun? sudah membaca bahwa homo erectus solo itu direkonstruksi dari dua tulang yang jauhnya berbelas kaki dan mempunyai kemungkinan perbedaan individu tapi dipaksakan sebagai satu kejadian? Atau fosil sebuah "nenek moyang manusia" yang ditentukan hanya dari sebuah fosil. gigi. Atau fosil kadal-burung dari china yang ternyata hoax. Atau kenyataan bahwa banyak manusia sekarang yang tinggi besar berdahi rata mirip Neanderthal tapi ternyata homo sapiens. Atau fosil tengkorak anak berkelainan megacephalus yang diklaim sebagai fosil alien. Lalu apa anda sudah mempelajari bahwa di alam tidak ada yang random, random itu hanyalah simplifikasi dari kompleksitas yang tidak dipahami manusia? Bahkan ilmu "eksak" geosaintis pun hanya bisa berkata "kemungkinan minyak di sini 90%". Sebuah ketidakeksakan. Sekarang pikirkan: apa kemungkinan dua spesimen jantan dan betina dari spesies berkelamin ganda yang akan menggantikan spesies sebelumnya lahir pada waktu yang sama, dengan tingkat kecocokan tinggi, dan dilahirkan dari spesies yang lama? Limit mendekati nol. Mempercayai evolusi itu nyata sama saja mempercayai bahwa logam mentah bisa menjadi mobil yang fungsional hanya dengan terjadinya badai besar-besaran. Sekarang siapa yang harus melepaskan diri dari keilmuwan? Saya yang sudah membaca dua sisi dari evolusi atau anda yang gak punya landasan kuat tapi mengusir saya dari keilmiahan? 2011/7/7 Yustinus Suyatno Yuwono Kalo anda menganggap teori evolusi adalah hoax, berhenti saja sebagai ilmuwan, lalu menjadi ustadz saja. Salam, YSY - Original Message - From: To: Sent: Wednesday, July 06, 2011 7:53 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia Dari teori ke teori, saya semakin yakin kalo evolusi ini hoax visit strivearth.com and be entertained -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari Date: Wed, 6 Jul 2011 07:42:29 To: IAGI; geologi...@googlegroups.com Reply-To: Subject: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia Mnarik. Untungnya nenek moyangku orang pelaut :) Rdp -- Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia  » Homo erectus, nenek moyang homo sapiens Muhammad Firman | Rabu, 6 Juli 2011, 05:29 WIB VIVAnews - Sebuah studi yang diketuai oleh Etty Indriati, peneliti dari Universitas Gadjah Mada, Indonesia m
Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
Masalah percaya dan tidak percayanya mengenai Theori Evolusi saya ingin mencuplik dari Pendahuluan kuliah yang saya berikan untuk mahasiswa S3, yaitu “Falsafah Ilmu Kebumian” Masalah ini sangat mengusik pada geoscientist kita yang juga taat beragama, mana yang benar, dan bagaimana seorang yang berkeyakinan beragama menghadapi theori ini. Pengertian kebenaran sendiri adalah merupakan masalah falsafah tersendiri, apa sebenarnya yang disebut ‘kebenaran’ itu? Dalam agama Islam (sebagaimana tertera dalam Al Quar’an) kita mengenal sebagai 3 tingkatan kebenaran: Ainal Yaqin (keyakinan benar karena kita dapat melihatnya, atau mengamati-nya /secara empiris), Ilmal Yaqin keyakinan (benar) karena didasarkan ilmu yang kita geluti, yaitu berdasarkan pengamatan dan penalaran logika, ‘akal’), dan Haqqul Yaqin, kebeneran haqiqi, atau kebenaran absolut atau ‘the ultimate truth’ Ini adalah penafsiran saya atas ayat Alqur’an , mungkin ulama yang lain menafsirkannya lain. Dalam science yang bersifat empiris yang kita geluti, masalahnya bukan kita itu percaya atau tidak pada suatu teori, termasuk teori evolusi, tetapi apakah kita itu bisa menerima (accept) tidak suatu teori itu sebagai sesuatu yang logis/ masuk akal dan sesuai dengan apa yang kita amati (fosil2, batuan dsb). Dalam science sesuatu itu dianggap ada kalau sesuatu itu dapat kita amati dengan 5 pancaindera kita ini, tidak termasuk indra ke-6. Dengan demikian ruh, jin, bahkan Tuhan pun di ‘anggap’ tidak ada karena tidak dapat diamati dengan ke-5 panca indera kita (bukan berari seorang scientist tidak boleh percaya Tuhan, boleh saja, tetapi itulahsalah satu rule of the game-nya, kita tidak bisa menjelaskan terjadinya gejala alam dengan keberadaan kekuatan supernatural misalnya yang tidak bisa kita amati). Tujuan science adalah menjelaskan suatu gejala alam secara logis berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan manusia. Misalnya apakah teori evolusi itu dapat menjelaskan keanekaragaman machluk hidup dan adanya deretan fosil-fosil yang diketemukan dalam urut2an lapisan batuan di kerak bumi kita ini secara logika, atau masuk akalkah teori ini. Science tidak mengharuskan kita untuk mempercayainya, tetapi dapat menerimanya sebagai sesuatu yang logis. Selain itu tujuan science itu adalah melakukan prediksi (atau untuk geologi: post diction), atau bermaanfaat atau dapat digunakan. Misalnya saya kira evolusi itu sesuatu yang masuk akal dan dapat digunakan untuk penentuan umur, korelasi dengan menggunakan fosil foram, misalnya. Para scientist juga sadar bahwa ‘kebenaran’ dalam science itu bersifat sesaat atau relative, karena science itu maju terus, berkembang terus. Hal ini terutama sangat kentara dalam geosciences, khususnya paleontologi. Di ketemukannya saja 1 butir fossil saja dapat menumbangkan suatu teori, dan muncul teori baru. Hal ini juga sama dalam ilmu fisika, maupun kimia, apalagi astrofisika dan astronomi. Bahkan seorang ahli science philosophy Karl Popper mengatakan semua teori apapun akhirnya akan tumbang, dan diganti dengan teori yang lain, yang lebih maju. Jadi dalam hal science, teori evolusi, yang penting adalah bukan soal percaya atau tidak, tetapi apakah kita dapat menerimanya sebagai penjelasan yang logis dan masuk akal dan sesuai dengan pengamatan kita. ”Geloven doe je in de kerk” orang Belanda bilang (masalah percaya adalah masalah dalam gereja). Agama itu didasarkan atas kepercayaan atau lebih tepat lagi iman atas wahyu illahi yang diturunkan pada para nabi dan dituliskan pada kitab suci, mengenai keberadaan malaikat, ruh, setan dan tentunya Tuhan tidak perlu logis atau keberadaannya didasarkan atas pengamatan ke-5 pancaindera kita ini. Kebenaran agama kita yakini karena iman, dan kita tidak bisa menilainya secara scientific. Science itu berdasarkan pengamatan dan pemikiran manusia, dan tidak perlu dinilai secara religious/spiritual. Apakah ini dualisme/ kontrakdiksi dalam alam pikiran? Saya tidak merasa demikian. Kita bekerja dalam science sesuai dengan kaidah dan aturannya dan menerima kesimpulannya sesuai dengan logika dan pengamatan. Sama saja kalau dengan kita main sepak bola, kalau terjadi goal yang kontroversial, kita kan tidak menunggu adanya fatwa MUI yang mencari ayat Alquar’an dan Haditz yang mengharamkan atau mensyahkan goal tersebut, tetapi kita menilainya keputusan wasit sesuai dengan peraturan sepakbola yang dikeluarkan FIFA. Sekularisme? Mungkin. Tetapi saya hidup cukup tenang dan tenteram dan hidup dalam keseimbangan sebagai seorang geoscientist yang beragama. Wassalam mu’alaikum RPK - Original Message - From: Eko Prasetyo To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, July 07, 2011 12:24 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia perkataan anda seperti seorang otoritas ilmuwan dan merendahkan level ustadz. Banyak doktor-doktor ilmu yang lebih tinggi dari anda yang menganggap evolusi itu sampah. Banyak ustadz
Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
prrtt...maaf peluitnya ditiup he..he..he... silakan berdiskusi, silakan berbeda pendapat, silakan percaya, silakan tidak percaya..tetapi yang penting tetap adem ayem dan saling menghormati. monggo dilanjut 2011/7/7 Eko Prasetyo > perkataan anda seperti seorang otoritas ilmuwan dan merendahkan level > ustadz. Banyak doktor-doktor ilmu yang lebih tinggi dari anda yang > menganggap evolusi itu sampah. Banyak ustadz-ustadz yang level keilmuan > eksaknya mungkin lebih tinggi dari anda. > > Newton sendiri mungkin jauh lebih religius dari para saintis-saintis atheis > norak yang memaksakan kalau Tuhan itu imajinari tapi kalau ditanya kenapa > Alam Semesta itu ada dia berkata "ya ada aja" Sebuah jawaban yang tidak > ilmiah dan munafik. > > sudah baca bahwa penemu homo erectus solo menyembunyikan tulang tengkorak > yang bisa membantah teori homo erectus di bawah kasurnya selama berpuluh > tahun? sudah membaca bahwa homo erectus solo itu direkonstruksi dari dua > tulang yang jauhnya berbelas kaki dan mempunyai kemungkinan perbedaan > individu tapi dipaksakan sebagai satu kejadian? > > Atau fosil sebuah "nenek moyang manusia" yang ditentukan hanya dari sebuah > fosil. gigi. > > Atau fosil kadal-burung dari china yang ternyata hoax. > > Atau kenyataan bahwa banyak manusia sekarang yang tinggi besar berdahi rata > mirip Neanderthal tapi ternyata homo sapiens. > > Atau fosil tengkorak anak berkelainan megacephalus yang diklaim sebagai > fosil alien. > > > Lalu apa anda sudah mempelajari bahwa di alam tidak ada yang random, random > itu hanyalah simplifikasi dari kompleksitas yang tidak dipahami manusia? > Bahkan ilmu "eksak" geosaintis pun hanya bisa berkata "kemungkinan minyak di > sini 90%". Sebuah ketidakeksakan. > > Sekarang pikirkan: apa kemungkinan dua spesimen jantan dan betina dari > spesies berkelamin ganda yang akan menggantikan spesies sebelumnya lahir > pada waktu yang sama, dengan tingkat kecocokan tinggi, dan dilahirkan dari > spesies yang lama? > > Limit mendekati nol. > > Mempercayai evolusi itu nyata sama saja mempercayai bahwa logam mentah bisa > menjadi mobil yang fungsional hanya dengan terjadinya badai besar-besaran. > > Sekarang siapa yang harus melepaskan diri dari keilmuwan? Saya yang sudah > membaca dua sisi dari evolusi atau anda yang gak punya landasan kuat tapi > mengusir saya dari keilmiahan? > > > 2011/7/7 Yustinus Suyatno Yuwono > >> Kalo anda menganggap teori evolusi adalah hoax, berhenti saja sebagai >> ilmuwan, lalu menjadi ustadz saja. >> Salam, >> YSY >> - Original Message - From: >> >> To: >> Sent: Wednesday, July 06, 2011 7:53 AM >> Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia >> >> >> >> Dari teori ke teori, saya semakin yakin kalo evolusi ini hoax >>> >>> visit strivearth.com and be entertained >>> >>> -Original Message- >>> From: Rovicky Dwi Putrohari >>> Date: Wed, 6 Jul 2011 07:42:29 >>> To: IAGI; geologi...@googlegroups.com>> ologi...@googlegroups.com > >>> Reply-To: >>> Subject: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia >>> Mnarik. >>> Untungnya nenek moyangku orang pelaut :) >>> >>> Rdp >>> -- >>> >>> Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia >>> >>>  >>> » Homo erectus, nenek moyang homo sapiens >>> >>> Muhammad Firman | Rabu, 6 Juli 2011, 05:29 WIB >>> >>> VIVAnews - Sebuah studi yang diketuai oleh Etty Indriati, peneliti >>> dari Universitas Gadjah Mada, Indonesia melakukan investigasi dari dua >>> situs di sungai Bengawan Solo. Dari penelitian, disimpulkan bahwa Homo >>> erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang sama dengan manusia >>> modern. >>> >>> Temuan ini memunculkan keraguan pada teori evolusi manusia sebelumnya >>> dan mengindikasikan bahwa nenek moyang manusia modern itu punah jauh >>> lebih awal dibandingkan perkiraan sebelumnya. >>> >>> Seperti diketahui, Homo erectus, yang meninggalkan Afrika sekitar 1,8 >>> juta tahun lalu, disepakati sebagai nenek moyang langsung spesies kita >>> yakni Homo sapiens. Kedua spesies ini sebelumnya diyakini pernah hidup >>> berdampingan. Setidaknya sampai muncul teori baru yang membantah itu. >>> >>> Selama ini, ilmuwan memperkirakan, sekitar 500 ribu tahun lalu Homo >>> erectus lenyap dari Afrika dan sebagian besar Afrika dan diperkirakan, >>> bertahan hidup di Indonesia h
Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
perkataan anda seperti seorang otoritas ilmuwan dan merendahkan level ustadz. Banyak doktor-doktor ilmu yang lebih tinggi dari anda yang menganggap evolusi itu sampah. Banyak ustadz-ustadz yang level keilmuan eksaknya mungkin lebih tinggi dari anda. Newton sendiri mungkin jauh lebih religius dari para saintis-saintis atheis norak yang memaksakan kalau Tuhan itu imajinari tapi kalau ditanya kenapa Alam Semesta itu ada dia berkata "ya ada aja" Sebuah jawaban yang tidak ilmiah dan munafik. sudah baca bahwa penemu homo erectus solo menyembunyikan tulang tengkorak yang bisa membantah teori homo erectus di bawah kasurnya selama berpuluh tahun? sudah membaca bahwa homo erectus solo itu direkonstruksi dari dua tulang yang jauhnya berbelas kaki dan mempunyai kemungkinan perbedaan individu tapi dipaksakan sebagai satu kejadian? Atau fosil sebuah "nenek moyang manusia" yang ditentukan hanya dari sebuah fosil. gigi. Atau fosil kadal-burung dari china yang ternyata hoax. Atau kenyataan bahwa banyak manusia sekarang yang tinggi besar berdahi rata mirip Neanderthal tapi ternyata homo sapiens. Atau fosil tengkorak anak berkelainan megacephalus yang diklaim sebagai fosil alien. Lalu apa anda sudah mempelajari bahwa di alam tidak ada yang random, random itu hanyalah simplifikasi dari kompleksitas yang tidak dipahami manusia? Bahkan ilmu "eksak" geosaintis pun hanya bisa berkata "kemungkinan minyak di sini 90%". Sebuah ketidakeksakan. Sekarang pikirkan: apa kemungkinan dua spesimen jantan dan betina dari spesies berkelamin ganda yang akan menggantikan spesies sebelumnya lahir pada waktu yang sama, dengan tingkat kecocokan tinggi, dan dilahirkan dari spesies yang lama? Limit mendekati nol. Mempercayai evolusi itu nyata sama saja mempercayai bahwa logam mentah bisa menjadi mobil yang fungsional hanya dengan terjadinya badai besar-besaran. Sekarang siapa yang harus melepaskan diri dari keilmuwan? Saya yang sudah membaca dua sisi dari evolusi atau anda yang gak punya landasan kuat tapi mengusir saya dari keilmiahan? 2011/7/7 Yustinus Suyatno Yuwono > Kalo anda menganggap teori evolusi adalah hoax, berhenti saja sebagai > ilmuwan, lalu menjadi ustadz saja. > Salam, > YSY > - Original Message - From: > > To: > Sent: Wednesday, July 06, 2011 7:53 AM > Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia > > > > Dari teori ke teori, saya semakin yakin kalo evolusi ini hoax >> >> visit strivearth.com and be entertained >> >> -Original Message- >> From: Rovicky Dwi Putrohari >> Date: Wed, 6 Jul 2011 07:42:29 >> To: IAGI; geologi...@googlegroups.com> ologi...@googlegroups.com > >> Reply-To: >> Subject: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia >> Mnarik. >> Untungnya nenek moyangku orang pelaut :) >> >> Rdp >> -- >> >> Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia >> >>  >> » Homo erectus, nenek moyang homo sapiens >> >> Muhammad Firman | Rabu, 6 Juli 2011, 05:29 WIB >> >> VIVAnews - Sebuah studi yang diketuai oleh Etty Indriati, peneliti >> dari Universitas Gadjah Mada, Indonesia melakukan investigasi dari dua >> situs di sungai Bengawan Solo. Dari penelitian, disimpulkan bahwa Homo >> erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang sama dengan manusia >> modern. >> >> Temuan ini memunculkan keraguan pada teori evolusi manusia sebelumnya >> dan mengindikasikan bahwa nenek moyang manusia modern itu punah jauh >> lebih awal dibandingkan perkiraan sebelumnya. >> >> Seperti diketahui, Homo erectus, yang meninggalkan Afrika sekitar 1,8 >> juta tahun lalu, disepakati sebagai nenek moyang langsung spesies kita >> yakni Homo sapiens. Kedua spesies ini sebelumnya diyakini pernah hidup >> berdampingan. Setidaknya sampai muncul teori baru yang membantah itu. >> >> Selama ini, ilmuwan memperkirakan, sekitar 500 ribu tahun lalu Homo >> erectus lenyap dari Afrika dan sebagian besar Afrika dan diperkirakan, >> bertahan hidup di Indonesia hingga 35 ribu tahun lalu. Adapun Homo >> sapiens awal tinggal di kawasan Indonesia sejak 40 ribu tahun lalu dan >> tinggal bersama dengan nenek moyangnya tersebut. >> >> Penelitian yang dilakukan Etty dan timnya menunjukkan bahwa asumsi >> selama ini tidak benar dan Homo erectus lenyap jauh sebelum kedatangan >> Homo sapiens di Asia. >> >> “Homo erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang sama dengan >> manusia modern,” kata Etty, seperti dikutip dari DailyMail, 5 Juli >> 2011. >> >> Dari ekskavasi dan analisa waktu, hasilnya mengindikasikan bahwa Homo >> erectus punah setidaknya 143 ribu tahun lalu, dan bahkan mungkin lebih >>
Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
Kalo anda menganggap teori evolusi adalah hoax, berhenti saja sebagai ilmuwan, lalu menjadi ustadz saja. Salam, YSY - Original Message - From: To: Sent: Wednesday, July 06, 2011 7:53 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia Dari teori ke teori, saya semakin yakin kalo evolusi ini hoax visit strivearth.com and be entertained -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari Date: Wed, 6 Jul 2011 07:42:29 To: IAGI; geologi...@googlegroups.com Reply-To: Subject: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia Mnarik. Untungnya nenek moyangku orang pelaut :) Rdp -- Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia  » Homo erectus, nenek moyang homo sapiens Muhammad Firman | Rabu, 6 Juli 2011, 05:29 WIB VIVAnews - Sebuah studi yang diketuai oleh Etty Indriati, peneliti dari Universitas Gadjah Mada, Indonesia melakukan investigasi dari dua situs di sungai Bengawan Solo. Dari penelitian, disimpulkan bahwa Homo erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang sama dengan manusia modern. Temuan ini memunculkan keraguan pada teori evolusi manusia sebelumnya dan mengindikasikan bahwa nenek moyang manusia modern itu punah jauh lebih awal dibandingkan perkiraan sebelumnya. Seperti diketahui, Homo erectus, yang meninggalkan Afrika sekitar 1,8 juta tahun lalu, disepakati sebagai nenek moyang langsung spesies kita yakni Homo sapiens. Kedua spesies ini sebelumnya diyakini pernah hidup berdampingan. Setidaknya sampai muncul teori baru yang membantah itu. Selama ini, ilmuwan memperkirakan, sekitar 500 ribu tahun lalu Homo erectus lenyap dari Afrika dan sebagian besar Afrika dan diperkirakan, bertahan hidup di Indonesia hingga 35 ribu tahun lalu. Adapun Homo sapiens awal tinggal di kawasan Indonesia sejak 40 ribu tahun lalu dan tinggal bersama dengan nenek moyangnya tersebut. Penelitian yang dilakukan Etty dan timnya menunjukkan bahwa asumsi selama ini tidak benar dan Homo erectus lenyap jauh sebelum kedatangan Homo sapiens di Asia. “Homo erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang sama dengan manusia modern,” kata Etty, seperti dikutip dari DailyMail, 5 Juli 2011. Dari ekskavasi dan analisa waktu, hasilnya mengindikasikan bahwa Homo erectus punah setidaknya 143 ribu tahun lalu, dan bahkan mungkin lebih dari 550 ribu tahun lalu. Jika demikian yang terjadi, maka temuan ini membantah teori ‘Out of Africa’ yang sudah disepakati sebelumnya yakni hipotesis seputar manusia modern telah berevolusi sepenuhnya di Afrika sebelum bermigrasi ke belahan lain di Bumi. Teori itu memperkirakan terjadinya overlap antara Homo sapiens dan spesies lebih tuah yang mereka gantikan di luar Afrika. Homo erectus yang ditemukan masih bertahan hidup di Indonesia pada masa itu dianggap sebagai bukti pendukung teori tersebut. Dengan temuan terbaru, peneliti menawarkan hipotesis baru bahwa manusia modern berevolusi dari spesies terdahulu di Afrika, Asia, dan Eropa. Hasil temuan ini sendiri dipublikasikan di jurnal Public Library of Science ONE. (sj -- Sent from my mobile device *"Everybody is safety leader, You can stop any unsafe operation !"* PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro... Ayo siapkan diri! Hadirilah Joint Convention Makassar (JCM), HAGI-IAGI, Sulawesi, 26-29 September 2011 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. - PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt &
Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
Saya rasa yang pertama perlu kita clear kan adalah definisi dari evolusi itu sendiri. Kalau buat saya definisinya adalah 'process of change in life forms over time'. Buat saya perubahan dalam konteks evolusi bisa terjadi dalam bentuk tingkah laku alias behaviour atau (ini yang lebih dianut oleh para ahli) secara fisis, khususnya genetis. Secara umum 'tujuan' dari evolusi adalah untuk 'beradaptasi' demi kelangsungan hidup alias survival, yang sering dijargonkan sebagai survival of the fittest Saya masukkan evolusi tingkah laku meskipun banyak yang menganggapnya diluar konteks evolusi, karena hal ini bisa sama-sama kita amati dalam rentang hidup kita. Contohnya profil pria/wanita metrosexual misalnya saat ini jadi favorit untuk pasangan hidup karena merekalah yang dianggap sukses dalam lingkungan saat ini dan kemungkinan lebih besar bahwa keturunan mereka juga akan 'sukses'. Bandingkan dengan generasi2 sebelumnya dimana tipe-tipe pahlawan perang, petani atau pemburu lebih disukai karena lebih bisa menjamin kelangsungan hidup keturunannya. Kalaupun kita menolak perubahan behaviour sebagai salah satu komponen evolusi, mari kita lihat perubahan fisik organisme yang bisa kita amati dalam rentang waktu hidup kita. Nasehat yang selalu diberikan oleh dokter mulai dari dokter puskesmas sampai dokter kepresidenan adalah: 'habiskan jatah antibiotik yang diresepkan'. Kenapa? Untuk memperkecil kemungkinan terjadinya resistensi dan mutasi virus dan bakteri penyebab penyakit tsb. Saat WHO bilang virus H1N1 adalah mutasi dari virus yang ada di burung atau telah muncul baksil TBC atau plasmodium malaria yang resisten terhadap obat, mereka sebenarnya sedang menunjukkan evolution in action... Jadi, bolehlah kita tak percaya pada charles darwin tapi sama pak dokter masih percaya khan .. Lam-salam O' On Thu, 07 Jul 2011 05:44 ICT strivea...@gmail.com wrote: >Tanpa evolusi pun ilmu2 itu bisa ada > >visit strivearth.com and be entertained > >-Original Message- >From: o - musakti >Date: Wed, 6 Jul 2011 15:36:47 >To: >Reply-To: >Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia >Koq bisa geologist tidak percaya sama teori evolusi ya...? >Lha cabang-cabang utama geologi seperti paleontology, stratigrafy , >sedimentology, geology sejarah, geologi minyak bumi dan batubara kalau bukan >didasarkan pada teori evolusi terus dari mana ? > >Atau jangan-jangan rekaman fosil yang kita pakai untuk penentuan umur geology, >lingkungan pengendapan, source rock analysis dll., Sak dek sak nyet terbentuk >3 abad yang lalu ? > > > >Lam-salam... >O' > >--- On Wed, 6/7/11, strivea...@gmail.com wrote: > >> From: strivea...@gmail.com >> Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia >> To: iagi-net@iagi.or.id >> Received: Wednesday, 6 July, 2011, 7:53 AM >> Dari teori ke teori, saya semakin >> yakin kalo evolusi ini hoax >> >> visit strivearth.com and be entertained >> >> -Original Message- >> From: Rovicky Dwi Putrohari >> Date: Wed, 6 Jul 2011 07:42:29 >> To: IAGI; >> geologi...@googlegroups.com >> Reply-To: >> Subject: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang >> Manusia >> Mnarik. >> Untungnya nenek moyangku orang pelaut :) >> >> Rdp >> -- >> >> Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia >> >>  >> » Homo erectus, nenek moyang homo sapiens >> >> Muhammad Firman | Rabu, 6 Juli 2011, 05:29 WIB >> >> VIVAnews - Sebuah studi yang diketuai oleh Etty Indriati, >> peneliti >> dari Universitas Gadjah Mada, Indonesia melakukan >> investigasi dari dua >> situs di sungai Bengawan Solo. Dari penelitian, disimpulkan >> bahwa Homo >> erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang sama >> dengan manusia >> modern. >> >> Temuan ini memunculkan keraguan pada teori evolusi manusia >> sebelumnya >> dan mengindikasikan bahwa nenek moyang manusia modern itu >> punah jauh >> lebih awal dibandingkan perkiraan sebelumnya. >> >> Seperti diketahui, Homo erectus, yang meninggalkan Afrika >> sekitar 1,8 >> juta tahun lalu, disepakati sebagai nenek moyang langsung >> spesies kita >> yakni Homo sapiens. Kedua spesies ini sebelumnya diyakini >> pernah hidup >> berdampingan. Setidaknya sampai muncul teori baru yang >> membantah itu. >> >> Selama ini, ilmuwan memperkirakan, sekitar 500 ribu tahun >> lalu Homo >> erectus lenyap dari Afrika dan sebagian besar Afrika dan >> diperkirakan, >> bertahan hidup di Indonesia hingga 35 ribu tahun lalu. >> A
Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
Saya rasa yang pertama perlu kita clear kan adalah definisi dari evolusi itu sendiri. Kalau buat saya definisinya adalah 'process of change in life forms over time'. Buat saya perubahan dalam konteks evolusi bisa terjadi dalam bentuk tingkah laku alias behaviour atau (ini yang lebih dianut oleh para ahli) secara fisis, khususnya genetis. Secara umum 'tujuan' dari evolusi adalah untuk 'beradaptasi' demi kelangsungan hidup alias survival, yang sering dijargonkan sebagai survival of the fittest Saya masukkan evolusi tingkah laku meskipun banyak yang menganggapnya diluar konteks evolusi, karena hal ini bisa sama-sama kita amati dalam rentang hidup kita. Contohnya profil pria/wanita metrosexual misalnya saat ini jadi favorit untuk pasangan hidup karena merekalah yang dianggap sukses dalam lingkungan saat ini dan kemungkinan lebih besar bahwa keturunan mereka juga akan 'sukses'. Bandingkan dengan generasi2 sebelumnya dimana tipe-tipe pahlawan perang, petani atau pemburu lebih disukai karena lebih bisa menjamin kelangsungan hidup keturunannya. Kalaupun kita menolak perubahan behaviour sebagai salah satu komponen evolusi, mari kita lihat perubahan fisik organisme yang bisa kita amati dalam rentang waktu hidup kita. Nasehat yang selalu diberikan oleh dokter mulai dari dokter puskesmas sampai dokter kepresidenan adalah: 'habiskan jatah antibiotik yang diresepkan'. Kenapa? Untuk memperkecil kemungkinan terjadinya resistensi dan mutasi virus dan bakteri penyebab penyakit tsb. Saat WHO bilang virus H1N1 adalah mutasi dari virus yang ada di burung atau telah muncul baksil TBC atau plasmodium malaria yang resisten terhadap obat, mereka sebenarnya sedang menunjukkan evolution in action... Jadi, bolehlah kita tak percaya pada charles darwin tapi sama pak dokter masih percaya khan .. Lam-salam O' On Thu, 07 Jul 2011 05:44 ICT strivea...@gmail.com wrote: >Tanpa evolusi pun ilmu2 itu bisa ada > >visit strivearth.com and be entertained > >-Original Message- >From: o - musakti >Date: Wed, 6 Jul 2011 15:36:47 >To: >Reply-To: >Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia >Koq bisa geologist tidak percaya sama teori evolusi ya...? >Lha cabang-cabang utama geologi seperti paleontology, stratigrafy , >sedimentology, geology sejarah, geologi minyak bumi dan batubara kalau bukan >didasarkan pada teori evolusi terus dari mana ? > >Atau jangan-jangan rekaman fosil yang kita pakai untuk penentuan umur geology, >lingkungan pengendapan, source rock analysis dll., Sak dek sak nyet terbentuk >3 abad yang lalu ? > > > >Lam-salam... >O' > >--- On Wed, 6/7/11, strivea...@gmail.com wrote: > >> From: strivea...@gmail.com >> Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia >> To: iagi-net@iagi.or.id >> Received: Wednesday, 6 July, 2011, 7:53 AM >> Dari teori ke teori, saya semakin >> yakin kalo evolusi ini hoax >> >> visit strivearth.com and be entertained >> >> -Original Message- >> From: Rovicky Dwi Putrohari >> Date: Wed, 6 Jul 2011 07:42:29 >> To: IAGI; >> geologi...@googlegroups.com >> Reply-To: >> Subject: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang >> Manusia >> Mnarik. >> Untungnya nenek moyangku orang pelaut :) >> >> Rdp >> -- >> >> Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia >> >>  >> » Homo erectus, nenek moyang homo sapiens >> >> Muhammad Firman | Rabu, 6 Juli 2011, 05:29 WIB >> >> VIVAnews - Sebuah studi yang diketuai oleh Etty Indriati, >> peneliti >> dari Universitas Gadjah Mada, Indonesia melakukan >> investigasi dari dua >> situs di sungai Bengawan Solo. Dari penelitian, disimpulkan >> bahwa Homo >> erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang sama >> dengan manusia >> modern. >> >> Temuan ini memunculkan keraguan pada teori evolusi manusia >> sebelumnya >> dan mengindikasikan bahwa nenek moyang manusia modern itu >> punah jauh >> lebih awal dibandingkan perkiraan sebelumnya. >> >> Seperti diketahui, Homo erectus, yang meninggalkan Afrika >> sekitar 1,8 >> juta tahun lalu, disepakati sebagai nenek moyang langsung >> spesies kita >> yakni Homo sapiens. Kedua spesies ini sebelumnya diyakini >> pernah hidup >> berdampingan. Setidaknya sampai muncul teori baru yang >> membantah itu. >> >> Selama ini, ilmuwan memperkirakan, sekitar 500 ribu tahun >> lalu Homo >> erectus lenyap dari Afrika dan sebagian besar Afrika dan >> diperkirakan, >> bertahan hidup di Indonesia hingga 35 ribu tahun lalu. >> A
Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
Evolusionist juga tak mentah2 menelan penjelasan teori evolusi untuk gejala alam dan makhluk hidup. Mereka menyandingkan creation terhadap evolusi. ada juga kesimpulan bahwa evolusi itu hanya istilah, karena sebenarnya didalamnya juga ada penjelasan degradasi, deformasi, reformasi, perubahan fasa, sirkulasi. Contoh entengnya, batuan selalu mencakup semua kondisi di atas, dari igneous rock ke sediment, sediment ke metamorf dan atau kembali ke igneous rock. Natural evolusi (kalau ada) juga susah dibuktikan pada hewan, karena reptilia yg lebih tua dari dinosourus juga masih bertahan sampai sekarang tanpa perubahan bentuk, dan contoh2 species lainnya ygmasih berbentuk awal tetap dijumpai saat ini, adapun kepunahan suatu spesies di waktu tertentu lebih menggambarkan environment hidup yang tak mendukung untuk spesies tertentu, bisa karena temperature, air content, water quantity, dengan sifat kimiawinya juga. Evolusionost juga mulai bergerak ke evolusi DNA, ntah DNA itu berubah atau tidak,,padahal jelas perubahan DNA 0.1% juga akan mengubah bentuk fisik dan fungsinya untuk makhluk hidup, kata ahli DNA manusia (homo sapiens) hampir serupa dengan babi (atau apes), tapi yg beda secuil itulah yg membedakan manusia dengan hewan. Ada teoi baru yg mengkaitkan dengan fisika kwantum, bahwa panjang gelombang awal pembentukan alam semesta ini tertanam pada awal pembentukan zat makhluk hidup, sehingga mahkluk hidup (termasuk manusia) juga terinvestasi dengan panjang gelombang milyaran tahun lalu, teuing mereka menafsirkan apa dengan zat pembentukan dari panjang gelombang ini..manusia saudara dengan allien (mimpi kali), atau manusia makhluk luar angkasa (tanpa penjelasan panjang gelombang itu Adam logikanya adalah makhluk langit yg dipindahkan ke bumi). Ilmu agama sebenarnya tak merincikan secarfa eksak waktu pembentukan alam semesta, di Al Quran hanya mengatakan 6 masa (kalanya yg Maha Kuasa), kalau sampai keluar 6 hari, 50K tahun ada misinterpretasi atas Kitabullah. 2011/7/7 kartiko samodro > Mas Vicky > > Mungkin yang dimaksud bukan tidak percaya evolusi...tapi natural evolusi > manusia > > di evolusi manusia kan memang ada missing link, yang tidak/belum bisa > dijelaskan secara natural evolusi...terus > kemudian ada yang berpikir adanya intervensi yang memotong natural evolusi > manusia tersebut. > kaum science fiction bilang intervensi alien, kaum agamis bilang intervensi > tuhan... > mana yang benar ? tergantung pada posisi kita masing masing karena memang > science ( yang bukan fiction) belum bisa membuktikan . > kemarin buka di youtube , banyak cuplikan film tentang hal tersebut ( > discovery channel ternyata sudah pernah menanyangkan juga dengan judul " > giant, mysteris or myth " dan akhirnya kesimpulan dibiarkan pada > interpretasi masing masing) > > 2011/7/7 Rovicky Dwi Putrohari > >> OQ. Banyak geosains yg percaya evolusi tapi ngga percaya bahwa manusia >> juga bagian dari evolusi. Mreka percaya manusia turun ke bumi dari >> langit "mak pluk" sudah sbg manusia moderen spt ini. >> >> Rdp >> >> On 07/07/2011, o - musakti wrote: >> > Koq bisa geologist tidak percaya sama teori evolusi ya...? >> > Lha cabang-cabang utama geologi seperti paleontology, stratigrafy , >> > sedimentology, geology sejarah, geologi minyak bumi dan batubara kalau >> bukan >> > didasarkan pada teori evolusi terus dari mana ? >> > >> > Atau jangan-jangan rekaman fosil yang kita pakai untuk penentuan umur >> > geology, lingkungan pengendapan, source rock analysis dll., Sak dek sak >> nyet >> > terbentuk 3 abad yang lalu ? >> > >> > >> > >> > Lam-salam... >> > O' >> > >> > --- On Wed, 6/7/11, strivea...@gmail.com wrote: >> > >> >> From: strivea...@gmail.com >> >> Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia >> >> To: iagi-net@iagi.or.id >> >> Received: Wednesday, 6 July, 2011, 7:53 AM >> >> Dari teori ke teori, saya semakin >> >> yakin kalo evolusi ini hoax >> >> >> >> visit strivearth.com and be entertained >> >> >> >> -Original Message- >> >> From: Rovicky Dwi Putrohari >> >> Date: Wed, 6 Jul 2011 07:42:29 >> >> To: IAGI; >> >> geologi...@googlegroups.com >> >> Reply-To: >> >> Subject: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang >> >> Manusia >> >> Mnarik. >> >> Untungnya nenek moyangku orang pelaut :) >> >> >> >> Rdp >> >> -- >> >> >> >> Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia >> &
Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
Mas Vicky Mungkin yang dimaksud bukan tidak percaya evolusi...tapi natural evolusi manusia di evolusi manusia kan memang ada missing link, yang tidak/belum bisa dijelaskan secara natural evolusi...terus kemudian ada yang berpikir adanya intervensi yang memotong natural evolusi manusia tersebut. kaum science fiction bilang intervensi alien, kaum agamis bilang intervensi tuhan... mana yang benar ? tergantung pada posisi kita masing masing karena memang science ( yang bukan fiction) belum bisa membuktikan . kemarin buka di youtube , banyak cuplikan film tentang hal tersebut ( discovery channel ternyata sudah pernah menanyangkan juga dengan judul " giant, mysteris or myth " dan akhirnya kesimpulan dibiarkan pada interpretasi masing masing) 2011/7/7 Rovicky Dwi Putrohari > OQ. Banyak geosains yg percaya evolusi tapi ngga percaya bahwa manusia > juga bagian dari evolusi. Mreka percaya manusia turun ke bumi dari > langit "mak pluk" sudah sbg manusia moderen spt ini. > > Rdp > > On 07/07/2011, o - musakti wrote: > > Koq bisa geologist tidak percaya sama teori evolusi ya...? > > Lha cabang-cabang utama geologi seperti paleontology, stratigrafy , > > sedimentology, geology sejarah, geologi minyak bumi dan batubara kalau > bukan > > didasarkan pada teori evolusi terus dari mana ? > > > > Atau jangan-jangan rekaman fosil yang kita pakai untuk penentuan umur > > geology, lingkungan pengendapan, source rock analysis dll., Sak dek sak > nyet > > terbentuk 3 abad yang lalu ? > > > > > > > > Lam-salam... > > O' > > > > --- On Wed, 6/7/11, strivea...@gmail.com wrote: > > > >> From: strivea...@gmail.com > >> Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia > >> To: iagi-net@iagi.or.id > >> Received: Wednesday, 6 July, 2011, 7:53 AM > >> Dari teori ke teori, saya semakin > >> yakin kalo evolusi ini hoax > >> > >> visit strivearth.com and be entertained > >> > >> -Original Message- > >> From: Rovicky Dwi Putrohari > >> Date: Wed, 6 Jul 2011 07:42:29 > >> To: IAGI; > >> geologi...@googlegroups.com > >> Reply-To: > >> Subject: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang > >> Manusia > >> Mnarik. > >> Untungnya nenek moyangku orang pelaut :) > >> > >> Rdp > >> -- > >> > >> Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia > >> > >>  > >> » Homo erectus, nenek moyang homo sapiens > >> > >> Muhammad Firman | Rabu, 6 Juli 2011, 05:29 WIB > >> > >> VIVAnews - Sebuah studi yang diketuai oleh Etty Indriati, > >> peneliti > >> dari Universitas Gadjah Mada, Indonesia melakukan > >> investigasi dari dua > >> situs di sungai Bengawan Solo. Dari penelitian, disimpulkan > >> bahwa Homo > >> erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang sama > >> dengan manusia > >> modern. > >> > >> Temuan ini memunculkan keraguan pada teori evolusi manusia > >> sebelumnya > >> dan mengindikasikan bahwa nenek moyang manusia modern itu > >> punah jauh > >> lebih awal dibandingkan perkiraan sebelumnya. > >> > >> Seperti diketahui, Homo erectus, yang meninggalkan Afrika > >> sekitar 1,8 > >> juta tahun lalu, disepakati sebagai nenek moyang langsung > >> spesies kita > >> yakni Homo sapiens. Kedua spesies ini sebelumnya diyakini > >> pernah hidup > >> berdampingan. Setidaknya sampai muncul teori baru yang > >> membantah itu. > >> > >> Selama ini, ilmuwan memperkirakan, sekitar 500 ribu tahun > >> lalu Homo > >> erectus lenyap dari Afrika dan sebagian besar Afrika dan > >> diperkirakan, > >> bertahan hidup di Indonesia hingga 35 ribu tahun lalu. > >> Adapun Homo > >> sapiens awal tinggal di kawasan Indonesia sejak 40 ribu > >> tahun lalu dan > >> tinggal bersama dengan nenek moyangnya tersebut. > >> > >> Penelitian yang dilakukan Etty dan timnya menunjukkan bahwa > >> asumsi > >> selama ini tidak benar dan Homo erectus lenyap jauh sebelum > >> kedatangan > >> Homo sapiens di Asia. > >> > >> “Homo erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang > >> sama dengan > >> manusia modern,” kata Etty, seperti dikutip dari > >> DailyMail, 5 Juli > >> 2011. > >> > >> Dari ekskavasi dan analisa waktu, hasilnya mengindikasikan > >> bahwa Homo > &
Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
agama berangkat dari keyakinan, sain berangkat dari keraguannamun sasaran akhir adalah "kebenaran". Ketika kebenaran itu adalah milik "wujud" hakiki, segala yang berubah, berproses, dan ber evolusi menjadi batu. Waktu kehilangan dimensinya, ruang terlipat menjadi satu, tiada awal dan akhir. Tiada arah, barat dan timur hanya mampu menghadap ke wajah yang satu. Maka, apapaun didunia "ciptaan" ini tak mungkin lepas dari keragaman bin variabel atau perubahan, alias perubahan adalah hakekat ke" fana"an, ke"sementara"an dan tentu berasal dari ketiadaan. Maka, kadar waktu makin mngerucut ketika semua ciptaan yang sementara mendekat menuju ke kebenaran yang satu. Kadar waktu bagi manusia didekatNya bak 1000 tahun untuk satu harinya. Makin murni elemen ruhiyahnya makin bebas dia dari belenggu ilusi kekinian, bahkan malaikat yang merupakan ruh cahaya mempunyai kadar 1 hari sebanding 50.000 tahun manusia, karena kedekatannya. Maka, makna perubahan, atau proses menjadi adalah mutlak milikNya belaka, makin dekat denganNya kita tak butuh dimensi waktu lagimakin kamil manusia..makin nisbi baginya, baik ruang ataupun waktu. Maka, evolusi hanyalah cara al Haqq mendidik, menuntun, membimbing manusia menuju pemahaman akan hakekat wujud kesementaraan ini...akhirnya samudera kehangatan kasih sayangNya senantiasa mendamba kehausan dan kerinduan dari hamba2 Nya untuk bersegera menghadapkan wajahnya tuk menenggelamkan diri pada asal mula kejadiannya.Mataair Kecemerlangan. From: Ridwan Farid To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, 7 July 2011 9:47 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia Kalo saya pribadi memang agak sulit menghilangkan doktrin agama terhadap sains. Jadi walupun tidak bisa menjelaskan secara ilmiah dengan ilmu paleontologi, sedimentologi dan sejenisnya, masih sulit untuk menerima teori evolusi terlebih lagi berkaitan dengan kehadiran manusia yang awalnya dari kera.. Saya fikir sih evolusi itu ada.. tetapi evolusi radikal (yang membikin kera berevolusi jadi manusia), masih belum bisa saya terima dengan logika agama saya. Yah..mamang masih-masih bisa punya pendapat yang sama, kebenaran yang hakiki akan muncul nanti di akhirat. Salam RiFa TeA On 7/7/11, Fadli Syarid wrote: > Menurut saya sebenarnya simple, sains bukan agama. Ya silahkan saja mau > percaya atau tidak tak kan berdosa atau ada hukuman masuk neraka. Selama > bisa memberi alterntif penjelasan yang lebih baik terhadap satu fenomena > alam. Dan sampai sekarang menurut pandangan saya memang teori evolusi paling > bisa dan paling masuk akal berdasarkan fakta dan data yang ada sekarang ini > menjelaskan fenomena di biologi dan geologi bahkan sempai ilmu kedokteran. > > Teori evolusi sendiri juga bukan suatu kitab suci yang tidak boleh diganggu > gugat Silahkan dibantah dengan alternatif pemikiran yang lebih masuk akal > dengan data dan fakta yang ada. Memang seperti itulah dialektika sains. > Seperti dulu di geologi orang percaya geosinklins sekarang dengan > ditemukannya data dan fakta yang baru dengan teknologi baru penjelasan lebih > masuk akal dengan teori tektonik lempeng. Mungkin suatu saat akan di koreksi > lagi oleh teori baru. > > so..tidak percaya evolusi.?.no problemo.Tapi tolong jelaskan fenomena yang > ada di bidang-bidang paleontogi, sediment dsbnya itu dengan sesuatu > alternatif pikiran yang lebih rasional dan masuk akal. > > > regards, > > > 2011/7/7 gde wirawan > >> mas Oki, biasanya (biasanya loyaaa..) faktor agama yg mengotori pemikiran >> (rasionalitas) sang geologist untuk "memahami" teori evolusi. >> Gde >> >> 2011/7/7 o - musakti >> >>> Koq bisa geologist tidak percaya sama teori evolusi ya...? >>> Lha cabang-cabang utama geologi seperti paleontology, stratigrafy , >>> sedimentology, geology sejarah, geologi minyak bumi dan batubara kalau >>> bukan >>> didasarkan pada teori evolusi terus dari mana ? >>> >>> Atau jangan-jangan rekaman fosil yang kita pakai untuk penentuan umur >>> geology, lingkungan pengendapan, source rock analysis dll., Sak dek sak >>> nyet >>> terbentuk 3 abad yang lalu ? >>> >>> >>> >>> Lam-salam... >>> O' >>> >>> --- On Wed, 6/7/11, strivea...@gmail.com wrote: >>> >>> > From: strivea...@gmail.com >>> > Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia >>> > To: iagi-net@iagi.or.id >>> > Received: Wednesday, 6 July, 2011, 7:53 AM >>> > Dari teori ke teori, saya semakin >>> > yakin kalo evolusi ini hoax >>> > >>> > visit strivearth.com and be entertained >>> > >>>
Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
Kalo saya pribadi memang agak sulit menghilangkan doktrin agama terhadap sains. Jadi walupun tidak bisa menjelaskan secara ilmiah dengan ilmu paleontologi, sedimentologi dan sejenisnya, masih sulit untuk menerima teori evolusi terlebih lagi berkaitan dengan kehadiran manusia yang awalnya dari kera.. Saya fikir sih evolusi itu ada.. tetapi evolusi radikal (yang membikin kera berevolusi jadi manusia), masih belum bisa saya terima dengan logika agama saya. Yah..mamang masih-masih bisa punya pendapat yang sama, kebenaran yang hakiki akan muncul nanti di akhirat. Salam RiFa TeA On 7/7/11, Fadli Syarid wrote: > Menurut saya sebenarnya simple, sains bukan agama. Ya silahkan saja mau > percaya atau tidak tak kan berdosa atau ada hukuman masuk neraka. Selama > bisa memberi alterntif penjelasan yang lebih baik terhadap satu fenomena > alam. Dan sampai sekarang menurut pandangan saya memang teori evolusi paling > bisa dan paling masuk akal berdasarkan fakta dan data yang ada sekarang ini > menjelaskan fenomena di biologi dan geologi bahkan sempai ilmu kedokteran. > > Teori evolusi sendiri juga bukan suatu kitab suci yang tidak boleh diganggu > gugat Silahkan dibantah dengan alternatif pemikiran yang lebih masuk akal > dengan data dan fakta yang ada. Memang seperti itulah dialektika sains. > Seperti dulu di geologi orang percaya geosinklins sekarang dengan > ditemukannya data dan fakta yang baru dengan teknologi baru penjelasan lebih > masuk akal dengan teori tektonik lempeng. Mungkin suatu saat akan di koreksi > lagi oleh teori baru. > > so..tidak percaya evolusi.?.no problemo.Tapi tolong jelaskan fenomena yang > ada di bidang-bidang paleontogi, sediment dsbnya itu dengan sesuatu > alternatif pikiran yang lebih rasional dan masuk akal. > > > regards, > > > 2011/7/7 gde wirawan > >> mas Oki, biasanya (biasanya loyaaa..) faktor agama yg mengotori pemikiran >> (rasionalitas) sang geologist untuk "memahami" teori evolusi. >> Gde >> >> 2011/7/7 o - musakti >> >>> Koq bisa geologist tidak percaya sama teori evolusi ya...? >>> Lha cabang-cabang utama geologi seperti paleontology, stratigrafy , >>> sedimentology, geology sejarah, geologi minyak bumi dan batubara kalau >>> bukan >>> didasarkan pada teori evolusi terus dari mana ? >>> >>> Atau jangan-jangan rekaman fosil yang kita pakai untuk penentuan umur >>> geology, lingkungan pengendapan, source rock analysis dll., Sak dek sak >>> nyet >>> terbentuk 3 abad yang lalu ? >>> >>> >>> >>> Lam-salam... >>> O' >>> >>> --- On Wed, 6/7/11, strivea...@gmail.com wrote: >>> >>> > From: strivea...@gmail.com >>> > Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia >>> > To: iagi-net@iagi.or.id >>> > Received: Wednesday, 6 July, 2011, 7:53 AM >>> > Dari teori ke teori, saya semakin >>> > yakin kalo evolusi ini hoax >>> > >>> > visit strivearth.com and be entertained >>> > >>> > -Original Message- >>> > From: Rovicky Dwi Putrohari >>> > Date: Wed, 6 Jul 2011 07:42:29 >>> > To: IAGI; >>> > geologi...@googlegroups.com >>> > Reply-To: >>> > Subject: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang >>> > Manusia >>> > Mnarik. >>> > Untungnya nenek moyangku orang pelaut :) >>> > >>> > Rdp >>> > -- >>> > >>> > Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia >>> > >>> >  >>> > » Homo erectus, nenek moyang homo sapiens >>> > >>> > Muhammad Firman | Rabu, 6 Juli 2011, 05:29 WIB >>> > >>> > VIVAnews - Sebuah studi yang diketuai oleh Etty Indriati, >>> > peneliti >>> > dari Universitas Gadjah Mada, Indonesia melakukan >>> > investigasi dari dua >>> > situs di sungai Bengawan Solo. Dari penelitian, disimpulkan >>> > bahwa Homo >>> > erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang sama >>> > dengan manusia >>> > modern. >>> > >>> > Temuan ini memunculkan keraguan pada teori evolusi manusia >>> > sebelumnya >>> > dan mengindikasikan bahwa nenek moyang manusia modern itu >>> > punah jauh >>> > lebih awal dibandingkan perkiraan sebelumnya. >>> > >>> > Seperti diketahui, Homo erectus, yang meninggalkan Afrika >>> > sekitar 1,8 >>> > juta tahun lalu, disepakati sebagai nenek moyang langsung >>
Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
Nanti diluar forum ini kita ngobrol, maaf bp moderator amit mundur Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: "Made Sulitra" Date: Thu, 7 Jul 2011 08:30:43 To: Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia Yes Mas Herman, TG-74, HMTG 77-80. Enjoy being a great geologist! made sulitra - Original Message - From: "Herman Soemarjono" To: Sent: Thursday, July 07, 2011 8:19 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia > Kira2 begitulah, maaf saya tak pendengar aja. Btw p Made dulu Jetis Yg > Powered by Telkomsel BlackBerry® > > -Original Message- > From: "Made Sulitra" > Date: Thu, 7 Jul 2011 07:55:29 > To: > Reply-To: > Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia > > Maksud pak Herman, Tectonic Orogenesa Banjir Bandang? > > made sulitra > - Original Message - > From: "Herman Soemarjono" > To: > Sent: Thursday, July 07, 2011 7:26 AM > Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia > > >> Urun rembuk, mungkin berkeyakinan pada saat dunia tertutup banjir besar >> yg >> menutupi puncak2 gunung tertinggi. Terjadilah tekanan dari air yg luar >> biasa besarnya shg proses yg mestinya jutaan tahun, hanya terjadi selama >> banjIr tsb >> Powered by Telkomsel BlackBerry® >> >> -Original Message- >> From: o - musakti >> Date: Wed, 6 Jul 2011 15:36:47 >> To: >> Reply-To: >> Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia >> >> Koq bisa geologist tidak percaya sama teori evolusi ya...? >> Lha cabang-cabang utama geologi seperti paleontology, stratigrafy , >> sedimentology, geology sejarah, geologi minyak bumi dan batubara kalau >> bukan didasarkan pada teori evolusi terus dari mana ? >> >> Atau jangan-jangan rekaman fosil yang kita pakai untuk penentuan umur >> geology, lingkungan pengendapan, source rock analysis dll., Sak dek sak >> nyet terbentuk 3 abad yang lalu ? >> >> >> >> Lam-salam... >> O' >> >> --- On Wed, 6/7/11, strivea...@gmail.com wrote: >> >>> From: strivea...@gmail.com >>> Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia >>> To: iagi-net@iagi.or.id >>> Received: Wednesday, 6 July, 2011, 7:53 AM >>> Dari teori ke teori, saya semakin >>> yakin kalo evolusi ini hoax >>> >>> visit strivearth.com and be entertained >>> >>> -Original Message- >>> From: Rovicky Dwi Putrohari >>> Date: Wed, 6 Jul 2011 07:42:29 >>> To: IAGI; >>> geologi...@googlegroups.com >>> Reply-To: >>> Subject: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang >>> Manusia >>> Mnarik. >>> Untungnya nenek moyangku orang pelaut :) >>> >>> Rdp >>> -- >>> >>> Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia >>> >>>  >>> » Homo erectus, nenek moyang homo sapiens >>> >>> Muhammad Firman | Rabu, 6 Juli 2011, 05:29 WIB >>> >>> VIVAnews - Sebuah studi yang diketuai oleh Etty Indriati, >>> peneliti >>> dari Universitas Gadjah Mada, Indonesia melakukan >>> investigasi dari dua >>> situs di sungai Bengawan Solo. Dari penelitian, disimpulkan >>> bahwa Homo >>> erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang sama >>> dengan manusia >>> modern. >>> >>> Temuan ini memunculkan keraguan pada teori evolusi manusia >>> sebelumnya >>> dan mengindikasikan bahwa nenek moyang manusia modern itu >>> punah jauh >>> lebih awal dibandingkan perkiraan sebelumnya. >>> >>> Seperti diketahui, Homo erectus, yang meninggalkan Afrika >>> sekitar 1,8 >>> juta tahun lalu, disepakati sebagai nenek moyang langsung >>> spesies kita >>> yakni Homo sapiens. Kedua spesies ini sebelumnya diyakini >>> pernah hidup >>> berdampingan. Setidaknya sampai muncul teori baru yang >>> membantah itu. >>> >>> Selama ini, ilmuwan memperkirakan, sekitar 500 ribu tahun >>> lalu Homo >>> erectus lenyap dari Afrika dan sebagian besar Afrika dan >>> diperkirakan, >>> bertahan hidup di Indonesia hingga 35 ribu tahun lalu. >>> Adapun Homo >>> sapiens awal tinggal di kawasan Indonesia sejak 40 ribu >>> tahun lalu dan >>> tinggal bersama dengan nenek moyangnya tersebut. >>> >>> Penelitian yang dilakukan Etty dan timnya men
Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
Yes Mas Herman, TG-74, HMTG 77-80. Enjoy being a great geologist! made sulitra - Original Message - From: "Herman Soemarjono" To: Sent: Thursday, July 07, 2011 8:19 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia Kira2 begitulah, maaf saya tak pendengar aja. Btw p Made dulu Jetis Yg Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: "Made Sulitra" Date: Thu, 7 Jul 2011 07:55:29 To: Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia Maksud pak Herman, Tectonic Orogenesa Banjir Bandang? made sulitra - Original Message - From: "Herman Soemarjono" To: Sent: Thursday, July 07, 2011 7:26 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia Urun rembuk, mungkin berkeyakinan pada saat dunia tertutup banjir besar yg menutupi puncak2 gunung tertinggi. Terjadilah tekanan dari air yg luar biasa besarnya shg proses yg mestinya jutaan tahun, hanya terjadi selama banjIr tsb Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: o - musakti Date: Wed, 6 Jul 2011 15:36:47 To: Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia Koq bisa geologist tidak percaya sama teori evolusi ya...? Lha cabang-cabang utama geologi seperti paleontology, stratigrafy , sedimentology, geology sejarah, geologi minyak bumi dan batubara kalau bukan didasarkan pada teori evolusi terus dari mana ? Atau jangan-jangan rekaman fosil yang kita pakai untuk penentuan umur geology, lingkungan pengendapan, source rock analysis dll., Sak dek sak nyet terbentuk 3 abad yang lalu ? Lam-salam... O' --- On Wed, 6/7/11, strivea...@gmail.com wrote: From: strivea...@gmail.com Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia To: iagi-net@iagi.or.id Received: Wednesday, 6 July, 2011, 7:53 AM Dari teori ke teori, saya semakin yakin kalo evolusi ini hoax visit strivearth.com and be entertained -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari Date: Wed, 6 Jul 2011 07:42:29 To: IAGI; geologi...@googlegroups.com Reply-To: Subject: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia Mnarik. Untungnya nenek moyangku orang pelaut :) Rdp -- Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia  » Homo erectus, nenek moyang homo sapiens Muhammad Firman | Rabu, 6 Juli 2011, 05:29 WIB VIVAnews - Sebuah studi yang diketuai oleh Etty Indriati, peneliti dari Universitas Gadjah Mada, Indonesia melakukan investigasi dari dua situs di sungai Bengawan Solo. Dari penelitian, disimpulkan bahwa Homo erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang sama dengan manusia modern. Temuan ini memunculkan keraguan pada teori evolusi manusia sebelumnya dan mengindikasikan bahwa nenek moyang manusia modern itu punah jauh lebih awal dibandingkan perkiraan sebelumnya. Seperti diketahui, Homo erectus, yang meninggalkan Afrika sekitar 1,8 juta tahun lalu, disepakati sebagai nenek moyang langsung spesies kita yakni Homo sapiens. Kedua spesies ini sebelumnya diyakini pernah hidup berdampingan. Setidaknya sampai muncul teori baru yang membantah itu. Selama ini, ilmuwan memperkirakan, sekitar 500 ribu tahun lalu Homo erectus lenyap dari Afrika dan sebagian besar Afrika dan diperkirakan, bertahan hidup di Indonesia hingga 35 ribu tahun lalu. Adapun Homo sapiens awal tinggal di kawasan Indonesia sejak 40 ribu tahun lalu dan tinggal bersama dengan nenek moyangnya tersebut. Penelitian yang dilakukan Etty dan timnya menunjukkan bahwa asumsi selama ini tidak benar dan Homo erectus lenyap jauh sebelum kedatangan Homo sapiens di Asia. “Homo erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang sama dengan manusia modern,” kata Etty, seperti dikutip dari DailyMail, 5 Juli 2011. Dari ekskavasi dan analisa waktu, hasilnya mengindikasikan bahwa Homo erectus punah setidaknya 143 ribu tahun lalu, dan bahkan mungkin lebih dari 550 ribu tahun lalu. Jika demikian yang terjadi, maka temuan ini membantah teori ‘Out of Africa’ yang sudah disepakati sebelumnya yakni hipotesis seputar manusia modern telah berevolusi sepenuhnya di Afrika sebelum bermigrasi ke belahan lain di Bumi. Teori itu memperkirakan terjadinya overlap antara Homo sapiens dan spesies lebih tuah yang mereka gantikan di luar Afrika. Homo erectus yang ditemukan masih bertahan hidup di Indonesia pada masa itu dianggap sebagai bukti pendukung teori tersebut. Dengan temuan terbaru, peneliti menawarkan hipotesis baru bahwa manusia modern berevolusi dari spesies terdahulu di Afrika, Asia, dan Eropa. Hasil temuan ini sendiri dipublikasikan di jurnal Public Library of Science ONE. (sj -- Sent from my mobile device *"Everybody is safety leader, You can stop any unsafe operation !"* PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekre
Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
Menurut saya sebenarnya simple, sains bukan agama. Ya silahkan saja mau percaya atau tidak tak kan berdosa atau ada hukuman masuk neraka. Selama bisa memberi alterntif penjelasan yang lebih baik terhadap satu fenomena alam. Dan sampai sekarang menurut pandangan saya memang teori evolusi paling bisa dan paling masuk akal berdasarkan fakta dan data yang ada sekarang ini menjelaskan fenomena di biologi dan geologi bahkan sempai ilmu kedokteran. Teori evolusi sendiri juga bukan suatu kitab suci yang tidak boleh diganggu gugat Silahkan dibantah dengan alternatif pemikiran yang lebih masuk akal dengan data dan fakta yang ada. Memang seperti itulah dialektika sains. Seperti dulu di geologi orang percaya geosinklins sekarang dengan ditemukannya data dan fakta yang baru dengan teknologi baru penjelasan lebih masuk akal dengan teori tektonik lempeng. Mungkin suatu saat akan di koreksi lagi oleh teori baru. so..tidak percaya evolusi.?.no problemo.Tapi tolong jelaskan fenomena yang ada di bidang-bidang paleontogi, sediment dsbnya itu dengan sesuatu alternatif pikiran yang lebih rasional dan masuk akal. regards, 2011/7/7 gde wirawan > mas Oki, biasanya (biasanya loyaaa..) faktor agama yg mengotori pemikiran > (rasionalitas) sang geologist untuk "memahami" teori evolusi. > Gde > > 2011/7/7 o - musakti > >> Koq bisa geologist tidak percaya sama teori evolusi ya...? >> Lha cabang-cabang utama geologi seperti paleontology, stratigrafy , >> sedimentology, geology sejarah, geologi minyak bumi dan batubara kalau bukan >> didasarkan pada teori evolusi terus dari mana ? >> >> Atau jangan-jangan rekaman fosil yang kita pakai untuk penentuan umur >> geology, lingkungan pengendapan, source rock analysis dll., Sak dek sak nyet >> terbentuk 3 abad yang lalu ? >> >> >> >> Lam-salam... >> O' >> >> --- On Wed, 6/7/11, strivea...@gmail.com wrote: >> >> > From: strivea...@gmail.com >> > Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia >> > To: iagi-net@iagi.or.id >> > Received: Wednesday, 6 July, 2011, 7:53 AM >> > Dari teori ke teori, saya semakin >> > yakin kalo evolusi ini hoax >> > >> > visit strivearth.com and be entertained >> > >> > -Original Message- >> > From: Rovicky Dwi Putrohari >> > Date: Wed, 6 Jul 2011 07:42:29 >> > To: IAGI; >> > geologi...@googlegroups.com >> > Reply-To: >> > Subject: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang >> > Manusia >> > Mnarik. >> > Untungnya nenek moyangku orang pelaut :) >> > >> > Rdp >> > -- >> > >> > Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia >> > >> >  >> > » Homo erectus, nenek moyang homo sapiens >> > >> > Muhammad Firman | Rabu, 6 Juli 2011, 05:29 WIB >> > >> > VIVAnews - Sebuah studi yang diketuai oleh Etty Indriati, >> > peneliti >> > dari Universitas Gadjah Mada, Indonesia melakukan >> > investigasi dari dua >> > situs di sungai Bengawan Solo. Dari penelitian, disimpulkan >> > bahwa Homo >> > erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang sama >> > dengan manusia >> > modern. >> > >> > Temuan ini memunculkan keraguan pada teori evolusi manusia >> > sebelumnya >> > dan mengindikasikan bahwa nenek moyang manusia modern itu >> > punah jauh >> > lebih awal dibandingkan perkiraan sebelumnya. >> > >> > Seperti diketahui, Homo erectus, yang meninggalkan Afrika >> > sekitar 1,8 >> > juta tahun lalu, disepakati sebagai nenek moyang langsung >> > spesies kita >> > yakni Homo sapiens. Kedua spesies ini sebelumnya diyakini >> > pernah hidup >> > berdampingan. Setidaknya sampai muncul teori baru yang >> > membantah itu. >> > >> > Selama ini, ilmuwan memperkirakan, sekitar 500 ribu tahun >> > lalu Homo >> > erectus lenyap dari Afrika dan sebagian besar Afrika dan >> > diperkirakan, >> > bertahan hidup di Indonesia hingga 35 ribu tahun lalu. >> > Adapun Homo >> > sapiens awal tinggal di kawasan Indonesia sejak 40 ribu >> > tahun lalu dan >> > tinggal bersama dengan nenek moyangnya tersebut. >> > >> > Penelitian yang dilakukan Etty dan timnya menunjukkan bahwa >> > asumsi >> > selama ini tidak benar dan Homo erectus lenyap jauh sebelum >> > kedatangan >> > Homo sapiens di Asia. >> > >> > “Homo erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang >> > sama dengan &g
Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
Kira2 begitulah, maaf saya tak pendengar aja. Btw p Made dulu Jetis Yg Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: "Made Sulitra" Date: Thu, 7 Jul 2011 07:55:29 To: Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia Maksud pak Herman, Tectonic Orogenesa Banjir Bandang? made sulitra - Original Message - From: "Herman Soemarjono" To: Sent: Thursday, July 07, 2011 7:26 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia > Urun rembuk, mungkin berkeyakinan pada saat dunia tertutup banjir besar yg > menutupi puncak2 gunung tertinggi. Terjadilah tekanan dari air yg luar > biasa besarnya shg proses yg mestinya jutaan tahun, hanya terjadi selama > banjIr tsb > Powered by Telkomsel BlackBerry® > > -Original Message- > From: o - musakti > Date: Wed, 6 Jul 2011 15:36:47 > To: > Reply-To: > Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia > > Koq bisa geologist tidak percaya sama teori evolusi ya...? > Lha cabang-cabang utama geologi seperti paleontology, stratigrafy , > sedimentology, geology sejarah, geologi minyak bumi dan batubara kalau > bukan didasarkan pada teori evolusi terus dari mana ? > > Atau jangan-jangan rekaman fosil yang kita pakai untuk penentuan umur > geology, lingkungan pengendapan, source rock analysis dll., Sak dek sak > nyet terbentuk 3 abad yang lalu ? > > > > Lam-salam... > O' > > --- On Wed, 6/7/11, strivea...@gmail.com wrote: > >> From: strivea...@gmail.com >> Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia >> To: iagi-net@iagi.or.id >> Received: Wednesday, 6 July, 2011, 7:53 AM >> Dari teori ke teori, saya semakin >> yakin kalo evolusi ini hoax >> >> visit strivearth.com and be entertained >> >> -Original Message- >> From: Rovicky Dwi Putrohari >> Date: Wed, 6 Jul 2011 07:42:29 >> To: IAGI; >> geologi...@googlegroups.com >> Reply-To: >> Subject: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang >> Manusia >> Mnarik. >> Untungnya nenek moyangku orang pelaut :) >> >> Rdp >> -- >> >> Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia >> >>  >> » Homo erectus, nenek moyang homo sapiens >> >> Muhammad Firman | Rabu, 6 Juli 2011, 05:29 WIB >> >> VIVAnews - Sebuah studi yang diketuai oleh Etty Indriati, >> peneliti >> dari Universitas Gadjah Mada, Indonesia melakukan >> investigasi dari dua >> situs di sungai Bengawan Solo. Dari penelitian, disimpulkan >> bahwa Homo >> erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang sama >> dengan manusia >> modern. >> >> Temuan ini memunculkan keraguan pada teori evolusi manusia >> sebelumnya >> dan mengindikasikan bahwa nenek moyang manusia modern itu >> punah jauh >> lebih awal dibandingkan perkiraan sebelumnya. >> >> Seperti diketahui, Homo erectus, yang meninggalkan Afrika >> sekitar 1,8 >> juta tahun lalu, disepakati sebagai nenek moyang langsung >> spesies kita >> yakni Homo sapiens. Kedua spesies ini sebelumnya diyakini >> pernah hidup >> berdampingan. Setidaknya sampai muncul teori baru yang >> membantah itu. >> >> Selama ini, ilmuwan memperkirakan, sekitar 500 ribu tahun >> lalu Homo >> erectus lenyap dari Afrika dan sebagian besar Afrika dan >> diperkirakan, >> bertahan hidup di Indonesia hingga 35 ribu tahun lalu. >> Adapun Homo >> sapiens awal tinggal di kawasan Indonesia sejak 40 ribu >> tahun lalu dan >> tinggal bersama dengan nenek moyangnya tersebut. >> >> Penelitian yang dilakukan Etty dan timnya menunjukkan bahwa >> asumsi >> selama ini tidak benar dan Homo erectus lenyap jauh sebelum >> kedatangan >> Homo sapiens di Asia. >> >> “Homo erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang >> sama dengan >> manusia modern,” kata Etty, seperti dikutip dari >> DailyMail, 5 Juli >> 2011. >> >> Dari ekskavasi dan analisa waktu, hasilnya mengindikasikan >> bahwa Homo >> erectus punah setidaknya 143 ribu tahun lalu, dan bahkan >> mungkin lebih >> dari 550 ribu tahun lalu. >> >> Jika demikian yang terjadi, maka temuan ini membantah teori >> ‘Out of >> Africa’ yang sudah disepakati sebelumnya yakni hipotesis >> seputar >> manusia modern telah berevolusi sepenuhnya di Afrika >> sebelum >> bermigrasi ke belahan lain di Bumi. >> >> Teori itu memperkirakan terjadinya overlap antara Homo >> sapiens dan >> spesies lebih tuah yang mere
Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
Mas Oki, tentu tau kan dalam science ada aliran creationist dan evolutionistbahkan saya sempet baca ada salah satu Ph.D (bidang geoscience) di amerika yang tetep percaya bahwa bumi terbentuk 10,000 thn yang lalu walaupun di desertasinya menyatakan ada fosil yang berumur jutaan tahun yah orang berbeda pendapat kan sah-sah saja, walaupun seperti yang diutarakan mas Oki dibawahagak susah kalo jadi geolog tapi gak percaya evolusi :) 2011/7/7 o - musakti : > Koq bisa geologist tidak percaya sama teori evolusi ya...? > Lha cabang-cabang utama geologi seperti paleontology, stratigrafy , > sedimentology, geology sejarah, geologi minyak bumi dan batubara kalau bukan > didasarkan pada teori evolusi terus dari mana ? > > Atau jangan-jangan rekaman fosil yang kita pakai untuk penentuan umur > geology, lingkungan pengendapan, source rock analysis dll., Sak dek sak nyet > terbentuk 3 abad yang lalu ? > > > > Lam-salam... > O' > > --- On Wed, 6/7/11, strivea...@gmail.com wrote: > >> From: strivea...@gmail.com >> Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia >> To: iagi-net@iagi.or.id >> Received: Wednesday, 6 July, 2011, 7:53 AM >> Dari teori ke teori, saya semakin >> yakin kalo evolusi ini hoax >> >> visit strivearth.com and be entertained >> >> -Original Message- >> From: Rovicky Dwi Putrohari >> Date: Wed, 6 Jul 2011 07:42:29 >> To: IAGI; >> geologi...@googlegroups.com >> Reply-To: >> Subject: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang >> Manusia >> Mnarik. >> Untungnya nenek moyangku orang pelaut :) >> >> Rdp >> -- >> >> Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia >> >>  >> » Homo erectus, nenek moyang homo sapiens >> >> Muhammad Firman | Rabu, 6 Juli 2011, 05:29 WIB >> >> VIVAnews - Sebuah studi yang diketuai oleh Etty Indriati, >> peneliti >> dari Universitas Gadjah Mada, Indonesia melakukan >> investigasi dari dua >> situs di sungai Bengawan Solo. Dari penelitian, disimpulkan >> bahwa Homo >> erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang sama >> dengan manusia >> modern. >> >> Temuan ini memunculkan keraguan pada teori evolusi manusia >> sebelumnya >> dan mengindikasikan bahwa nenek moyang manusia modern itu >> punah jauh >> lebih awal dibandingkan perkiraan sebelumnya. >> >> Seperti diketahui, Homo erectus, yang meninggalkan Afrika >> sekitar 1,8 >> juta tahun lalu, disepakati sebagai nenek moyang langsung >> spesies kita >> yakni Homo sapiens. Kedua spesies ini sebelumnya diyakini >> pernah hidup >> berdampingan. Setidaknya sampai muncul teori baru yang >> membantah itu. >> >> Selama ini, ilmuwan memperkirakan, sekitar 500 ribu tahun >> lalu Homo >> erectus lenyap dari Afrika dan sebagian besar Afrika dan >> diperkirakan, >> bertahan hidup di Indonesia hingga 35 ribu tahun lalu. >> Adapun Homo >> sapiens awal tinggal di kawasan Indonesia sejak 40 ribu >> tahun lalu dan >> tinggal bersama dengan nenek moyangnya tersebut. >> >> Penelitian yang dilakukan Etty dan timnya menunjukkan bahwa >> asumsi >> selama ini tidak benar dan Homo erectus lenyap jauh sebelum >> kedatangan >> Homo sapiens di Asia. >> >> “Homo erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang >> sama dengan >> manusia modern,” kata Etty, seperti dikutip dari >> DailyMail, 5 Juli >> 2011. >> >> Dari ekskavasi dan analisa waktu, hasilnya mengindikasikan >> bahwa Homo >> erectus punah setidaknya 143 ribu tahun lalu, dan bahkan >> mungkin lebih >> dari 550 ribu tahun lalu. >> >> Jika demikian yang terjadi, maka temuan ini membantah teori >> ‘Out of >> Africa’ yang sudah disepakati sebelumnya yakni hipotesis >> seputar >> manusia modern telah berevolusi sepenuhnya di Afrika >> sebelum >> bermigrasi ke belahan lain di Bumi. >> >> Teori itu memperkirakan terjadinya overlap antara Homo >> sapiens dan >> spesies lebih tuah yang mereka gantikan di luar Afrika. >> Homo erectus >> yang ditemukan masih bertahan hidup di Indonesia pada masa >> itu >> dianggap sebagai bukti pendukung teori tersebut. >> >> Dengan temuan terbaru, peneliti menawarkan hipotesis baru >> bahwa >> manusia modern berevolusi dari spesies terdahulu di Afrika, >> Asia, dan >> Eropa. Hasil temuan ini sendiri dipublikasikan di jurnal >> Public >> Library of Science ONE. (sj >> >> -- >> Sent from my mobile device >> >&g
Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
Maksud pak Herman, Tectonic Orogenesa Banjir Bandang? made sulitra - Original Message - From: "Herman Soemarjono" To: Sent: Thursday, July 07, 2011 7:26 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia Urun rembuk, mungkin berkeyakinan pada saat dunia tertutup banjir besar yg menutupi puncak2 gunung tertinggi. Terjadilah tekanan dari air yg luar biasa besarnya shg proses yg mestinya jutaan tahun, hanya terjadi selama banjIr tsb Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: o - musakti Date: Wed, 6 Jul 2011 15:36:47 To: Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia Koq bisa geologist tidak percaya sama teori evolusi ya...? Lha cabang-cabang utama geologi seperti paleontology, stratigrafy , sedimentology, geology sejarah, geologi minyak bumi dan batubara kalau bukan didasarkan pada teori evolusi terus dari mana ? Atau jangan-jangan rekaman fosil yang kita pakai untuk penentuan umur geology, lingkungan pengendapan, source rock analysis dll., Sak dek sak nyet terbentuk 3 abad yang lalu ? Lam-salam... O' --- On Wed, 6/7/11, strivea...@gmail.com wrote: From: strivea...@gmail.com Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia To: iagi-net@iagi.or.id Received: Wednesday, 6 July, 2011, 7:53 AM Dari teori ke teori, saya semakin yakin kalo evolusi ini hoax visit strivearth.com and be entertained -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari Date: Wed, 6 Jul 2011 07:42:29 To: IAGI; geologi...@googlegroups.com Reply-To: Subject: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia Mnarik. Untungnya nenek moyangku orang pelaut :) Rdp -- Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia  » Homo erectus, nenek moyang homo sapiens Muhammad Firman | Rabu, 6 Juli 2011, 05:29 WIB VIVAnews - Sebuah studi yang diketuai oleh Etty Indriati, peneliti dari Universitas Gadjah Mada, Indonesia melakukan investigasi dari dua situs di sungai Bengawan Solo. Dari penelitian, disimpulkan bahwa Homo erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang sama dengan manusia modern. Temuan ini memunculkan keraguan pada teori evolusi manusia sebelumnya dan mengindikasikan bahwa nenek moyang manusia modern itu punah jauh lebih awal dibandingkan perkiraan sebelumnya. Seperti diketahui, Homo erectus, yang meninggalkan Afrika sekitar 1,8 juta tahun lalu, disepakati sebagai nenek moyang langsung spesies kita yakni Homo sapiens. Kedua spesies ini sebelumnya diyakini pernah hidup berdampingan. Setidaknya sampai muncul teori baru yang membantah itu. Selama ini, ilmuwan memperkirakan, sekitar 500 ribu tahun lalu Homo erectus lenyap dari Afrika dan sebagian besar Afrika dan diperkirakan, bertahan hidup di Indonesia hingga 35 ribu tahun lalu. Adapun Homo sapiens awal tinggal di kawasan Indonesia sejak 40 ribu tahun lalu dan tinggal bersama dengan nenek moyangnya tersebut. Penelitian yang dilakukan Etty dan timnya menunjukkan bahwa asumsi selama ini tidak benar dan Homo erectus lenyap jauh sebelum kedatangan Homo sapiens di Asia. “Homo erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang sama dengan manusia modern,” kata Etty, seperti dikutip dari DailyMail, 5 Juli 2011. Dari ekskavasi dan analisa waktu, hasilnya mengindikasikan bahwa Homo erectus punah setidaknya 143 ribu tahun lalu, dan bahkan mungkin lebih dari 550 ribu tahun lalu. Jika demikian yang terjadi, maka temuan ini membantah teori ‘Out of Africa’ yang sudah disepakati sebelumnya yakni hipotesis seputar manusia modern telah berevolusi sepenuhnya di Afrika sebelum bermigrasi ke belahan lain di Bumi. Teori itu memperkirakan terjadinya overlap antara Homo sapiens dan spesies lebih tuah yang mereka gantikan di luar Afrika. Homo erectus yang ditemukan masih bertahan hidup di Indonesia pada masa itu dianggap sebagai bukti pendukung teori tersebut. Dengan temuan terbaru, peneliti menawarkan hipotesis baru bahwa manusia modern berevolusi dari spesies terdahulu di Afrika, Asia, dan Eropa. Hasil temuan ini sendiri dipublikasikan di jurnal Public Library of Science ONE. (sj -- Sent from my mobile device *"Everybody is safety leader, You can stop any unsafe operation !"* PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro... Ayo siapkan diri! Hadirilah Joint Convention Makassar (JCM), HAGI-IAGI, Sulawesi, 26-29 September 2011 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wi
Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
mas Oki, biasanya (biasanya loyaaa..) faktor agama yg mengotori pemikiran (rasionalitas) sang geologist untuk "memahami" teori evolusi. Gde 2011/7/7 o - musakti > Koq bisa geologist tidak percaya sama teori evolusi ya...? > Lha cabang-cabang utama geologi seperti paleontology, stratigrafy , > sedimentology, geology sejarah, geologi minyak bumi dan batubara kalau bukan > didasarkan pada teori evolusi terus dari mana ? > > Atau jangan-jangan rekaman fosil yang kita pakai untuk penentuan umur > geology, lingkungan pengendapan, source rock analysis dll., Sak dek sak nyet > terbentuk 3 abad yang lalu ? > > > > Lam-salam... > O' > > --- On Wed, 6/7/11, strivea...@gmail.com wrote: > > > From: strivea...@gmail.com > > Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia > > To: iagi-net@iagi.or.id > > Received: Wednesday, 6 July, 2011, 7:53 AM > > Dari teori ke teori, saya semakin > > yakin kalo evolusi ini hoax > > > > visit strivearth.com and be entertained > > > > -Original Message- > > From: Rovicky Dwi Putrohari > > Date: Wed, 6 Jul 2011 07:42:29 > > To: IAGI; > > geologi...@googlegroups.com > > Reply-To: > > Subject: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang > > Manusia > > Mnarik. > > Untungnya nenek moyangku orang pelaut :) > > > > Rdp > > -- > > > > Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia > > > >  > > » Homo erectus, nenek moyang homo sapiens > > > > Muhammad Firman | Rabu, 6 Juli 2011, 05:29 WIB > > > > VIVAnews - Sebuah studi yang diketuai oleh Etty Indriati, > > peneliti > > dari Universitas Gadjah Mada, Indonesia melakukan > > investigasi dari dua > > situs di sungai Bengawan Solo. Dari penelitian, disimpulkan > > bahwa Homo > > erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang sama > > dengan manusia > > modern. > > > > Temuan ini memunculkan keraguan pada teori evolusi manusia > > sebelumnya > > dan mengindikasikan bahwa nenek moyang manusia modern itu > > punah jauh > > lebih awal dibandingkan perkiraan sebelumnya. > > > > Seperti diketahui, Homo erectus, yang meninggalkan Afrika > > sekitar 1,8 > > juta tahun lalu, disepakati sebagai nenek moyang langsung > > spesies kita > > yakni Homo sapiens. Kedua spesies ini sebelumnya diyakini > > pernah hidup > > berdampingan. Setidaknya sampai muncul teori baru yang > > membantah itu. > > > > Selama ini, ilmuwan memperkirakan, sekitar 500 ribu tahun > > lalu Homo > > erectus lenyap dari Afrika dan sebagian besar Afrika dan > > diperkirakan, > > bertahan hidup di Indonesia hingga 35 ribu tahun lalu. > > Adapun Homo > > sapiens awal tinggal di kawasan Indonesia sejak 40 ribu > > tahun lalu dan > > tinggal bersama dengan nenek moyangnya tersebut. > > > > Penelitian yang dilakukan Etty dan timnya menunjukkan bahwa > > asumsi > > selama ini tidak benar dan Homo erectus lenyap jauh sebelum > > kedatangan > > Homo sapiens di Asia. > > > > “Homo erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang > > sama dengan > > manusia modern,” kata Etty, seperti dikutip dari > > DailyMail, 5 Juli > > 2011. > > > > Dari ekskavasi dan analisa waktu, hasilnya mengindikasikan > > bahwa Homo > > erectus punah setidaknya 143 ribu tahun lalu, dan bahkan > > mungkin lebih > > dari 550 ribu tahun lalu. > > > > Jika demikian yang terjadi, maka temuan ini membantah teori > > ‘Out of > > Africa’ yang sudah disepakati sebelumnya yakni hipotesis > > seputar > > manusia modern telah berevolusi sepenuhnya di Afrika > > sebelum > > bermigrasi ke belahan lain di Bumi. > > > > Teori itu memperkirakan terjadinya overlap antara Homo > > sapiens dan > > spesies lebih tuah yang mereka gantikan di luar Afrika. > > Homo erectus > > yang ditemukan masih bertahan hidup di Indonesia pada masa > > itu > > dianggap sebagai bukti pendukung teori tersebut. > > > > Dengan temuan terbaru, peneliti menawarkan hipotesis baru > > bahwa > > manusia modern berevolusi dari spesies terdahulu di Afrika, > > Asia, dan > > Eropa. Hasil temuan ini sendiri dipublikasikan di jurnal > > Public > > Library of Science ONE. (sj > > > > -- > > Sent from my mobile device > > > > *"Everybody is safety leader, You can stop any unsafe > > operation !"* > > > > > ---
Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
Just short comments: 1.KPI ESR adalah sangat tergantung terutama oleh: PSC content, Internal Government regulatory, Company interest ("economic analysis") & etc (minor). karena masing2 punya own thresholds dan economic parameter indicators! 2. Mas, kalau "mak pluk" karena centrifugal energy?? mestinya udah punah duluan, thus dari mana Beliau datangnya " makpluk", so saya setuju dimana semua yang ada di Planet Tatasurya ini adalah mengikuti proses Evolusi menurut Preambul Mukadimah Geologist Basic Rule "The Present is the Key to the Past" by James Hutton as our Pioneer Geoscientist. made sulitra - Original Message - From: "Rovicky Dwi Putrohari" To: Sent: Thursday, July 07, 2011 6:33 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia > OQ. Banyak geosains yg percaya evolusi tapi ngga percaya bahwa manusia > juga bagian dari evolusi. Mreka percaya manusia turun ke bumi dari > langit "mak pluk" sudah sbg manusia moderen spt ini. > > Rdp > > On 07/07/2011, o - musakti wrote: >> Koq bisa geologist tidak percaya sama teori evolusi ya...? >> Lha cabang-cabang utama geologi seperti paleontology, stratigrafy , >> sedimentology, geology sejarah, geologi minyak bumi dan batubara kalau bukan >> didasarkan pada teori evolusi terus dari mana ? >> >> Atau jangan-jangan rekaman fosil yang kita pakai untuk penentuan umur >> geology, lingkungan pengendapan, source rock analysis dll., Sak dek sak nyet >> terbentuk 3 abad yang lalu ? >> >> >> >> Lam-salam... >> O' >> >> --- On Wed, 6/7/11, strivea...@gmail.com wrote: >> >>> From: strivea...@gmail.com >>> Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia >>> To: iagi-net@iagi.or.id >>> Received: Wednesday, 6 July, 2011, 7:53 AM >>> Dari teori ke teori, saya semakin >>> yakin kalo evolusi ini hoax >>> >>> visit strivearth.com and be entertained >>> >>> -Original Message- >>> From: Rovicky Dwi Putrohari >>> Date: Wed, 6 Jul 2011 07:42:29 >>> To: IAGI; >>> geologi...@googlegroups.com >>> Reply-To: >>> Subject: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang >>> Manusia >>> Mnarik. >>> Untungnya nenek moyangku orang pelaut :) >>> >>> Rdp >>> -- >>> >>> Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia >>> >>>  >>> » Homo erectus, nenek moyang homo sapiens >>> >>> Muhammad Firman | Rabu, 6 Juli 2011, 05:29 WIB >>> >>> VIVAnews - Sebuah studi yang diketuai oleh Etty Indriati, >>> peneliti >>> dari Universitas Gadjah Mada, Indonesia melakukan >>> investigasi dari dua >>> situs di sungai Bengawan Solo. Dari penelitian, disimpulkan >>> bahwa Homo >>> erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang sama >>> dengan manusia >>> modern. >>> >>> Temuan ini memunculkan keraguan pada teori evolusi manusia >>> sebelumnya >>> dan mengindikasikan bahwa nenek moyang manusia modern itu >>> punah jauh >>> lebih awal dibandingkan perkiraan sebelumnya. >>> >>> Seperti diketahui, Homo erectus, yang meninggalkan Afrika >>> sekitar 1,8 >>> juta tahun lalu, disepakati sebagai nenek moyang langsung >>> spesies kita >>> yakni Homo sapiens. Kedua spesies ini sebelumnya diyakini >>> pernah hidup >>> berdampingan. Setidaknya sampai muncul teori baru yang >>> membantah itu. >>> >>> Selama ini, ilmuwan memperkirakan, sekitar 500 ribu tahun >>> lalu Homo >>> erectus lenyap dari Afrika dan sebagian besar Afrika dan >>> diperkirakan, >>> bertahan hidup di Indonesia hingga 35 ribu tahun lalu. >>> Adapun Homo >>> sapiens awal tinggal di kawasan Indonesia sejak 40 ribu >>> tahun lalu dan >>> tinggal bersama dengan nenek moyangnya tersebut. >>> >>> Penelitian yang dilakukan Etty dan timnya menunjukkan bahwa >>> asumsi >>> selama ini tidak benar dan Homo erectus lenyap jauh sebelum >>> kedatangan >>> Homo sapiens di Asia. >>> >>> “Homo erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang >>> sama dengan >>> manusia modern,” kata Etty, seperti dikutip dari >>> DailyMail, 5 Juli >>> 2011. >>> >>> Dari ekskavasi dan analisa waktu, hasilnya mengindikasikan >>> bahwa Homo >>> erectus punah setidaknya 143 ribu tahun lalu, dan bahkan >>> mungkin lebi
Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
Urun rembuk, mungkin berkeyakinan pada saat dunia tertutup banjir besar yg menutupi puncak2 gunung tertinggi. Terjadilah tekanan dari air yg luar biasa besarnya shg proses yg mestinya jutaan tahun, hanya terjadi selama banjIr tsb Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: o - musakti Date: Wed, 6 Jul 2011 15:36:47 To: Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia Koq bisa geologist tidak percaya sama teori evolusi ya...? Lha cabang-cabang utama geologi seperti paleontology, stratigrafy , sedimentology, geology sejarah, geologi minyak bumi dan batubara kalau bukan didasarkan pada teori evolusi terus dari mana ? Atau jangan-jangan rekaman fosil yang kita pakai untuk penentuan umur geology, lingkungan pengendapan, source rock analysis dll., Sak dek sak nyet terbentuk 3 abad yang lalu ? Lam-salam... O' --- On Wed, 6/7/11, strivea...@gmail.com wrote: > From: strivea...@gmail.com > Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia > To: iagi-net@iagi.or.id > Received: Wednesday, 6 July, 2011, 7:53 AM > Dari teori ke teori, saya semakin > yakin kalo evolusi ini hoax > > visit strivearth.com and be entertained > > -Original Message- > From: Rovicky Dwi Putrohari > Date: Wed, 6 Jul 2011 07:42:29 > To: IAGI; > geologi...@googlegroups.com > Reply-To: > Subject: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang > Manusia > Mnarik. > Untungnya nenek moyangku orang pelaut :) > > Rdp > -- > > Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia > >  > » Homo erectus, nenek moyang homo sapiens > > Muhammad Firman | Rabu, 6 Juli 2011, 05:29 WIB > > VIVAnews - Sebuah studi yang diketuai oleh Etty Indriati, > peneliti > dari Universitas Gadjah Mada, Indonesia melakukan > investigasi dari dua > situs di sungai Bengawan Solo. Dari penelitian, disimpulkan > bahwa Homo > erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang sama > dengan manusia > modern. > > Temuan ini memunculkan keraguan pada teori evolusi manusia > sebelumnya > dan mengindikasikan bahwa nenek moyang manusia modern itu > punah jauh > lebih awal dibandingkan perkiraan sebelumnya. > > Seperti diketahui, Homo erectus, yang meninggalkan Afrika > sekitar 1,8 > juta tahun lalu, disepakati sebagai nenek moyang langsung > spesies kita > yakni Homo sapiens. Kedua spesies ini sebelumnya diyakini > pernah hidup > berdampingan. Setidaknya sampai muncul teori baru yang > membantah itu. > > Selama ini, ilmuwan memperkirakan, sekitar 500 ribu tahun > lalu Homo > erectus lenyap dari Afrika dan sebagian besar Afrika dan > diperkirakan, > bertahan hidup di Indonesia hingga 35 ribu tahun lalu. > Adapun Homo > sapiens awal tinggal di kawasan Indonesia sejak 40 ribu > tahun lalu dan > tinggal bersama dengan nenek moyangnya tersebut. > > Penelitian yang dilakukan Etty dan timnya menunjukkan bahwa > asumsi > selama ini tidak benar dan Homo erectus lenyap jauh sebelum > kedatangan > Homo sapiens di Asia. > > “Homo erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang > sama dengan > manusia modern,” kata Etty, seperti dikutip dari > DailyMail, 5 Juli > 2011. > > Dari ekskavasi dan analisa waktu, hasilnya mengindikasikan > bahwa Homo > erectus punah setidaknya 143 ribu tahun lalu, dan bahkan > mungkin lebih > dari 550 ribu tahun lalu. > > Jika demikian yang terjadi, maka temuan ini membantah teori > ‘Out of > Africa’ yang sudah disepakati sebelumnya yakni hipotesis > seputar > manusia modern telah berevolusi sepenuhnya di Afrika > sebelum > bermigrasi ke belahan lain di Bumi. > > Teori itu memperkirakan terjadinya overlap antara Homo > sapiens dan > spesies lebih tuah yang mereka gantikan di luar Afrika. > Homo erectus > yang ditemukan masih bertahan hidup di Indonesia pada masa > itu > dianggap sebagai bukti pendukung teori tersebut. > > Dengan temuan terbaru, peneliti menawarkan hipotesis baru > bahwa > manusia modern berevolusi dari spesies terdahulu di Afrika, > Asia, dan > Eropa. Hasil temuan ini sendiri dipublikasikan di jurnal > Public > Library of Science ONE. (sj > > -- > Sent from my mobile device > > *"Everybody is safety leader, You can stop any unsafe > operation !"* > > > PP-IAGI 2008-2011: > ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id > sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com > * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak > biro... > > Ayo siapkan diri! > Hadirilah Joint Convention Makas
Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
OQ. Banyak geosains yg percaya evolusi tapi ngga percaya bahwa manusia juga bagian dari evolusi. Mreka percaya manusia turun ke bumi dari langit "mak pluk" sudah sbg manusia moderen spt ini. Rdp On 07/07/2011, o - musakti wrote: > Koq bisa geologist tidak percaya sama teori evolusi ya...? > Lha cabang-cabang utama geologi seperti paleontology, stratigrafy , > sedimentology, geology sejarah, geologi minyak bumi dan batubara kalau bukan > didasarkan pada teori evolusi terus dari mana ? > > Atau jangan-jangan rekaman fosil yang kita pakai untuk penentuan umur > geology, lingkungan pengendapan, source rock analysis dll., Sak dek sak nyet > terbentuk 3 abad yang lalu ? > > > > Lam-salam... > O' > > --- On Wed, 6/7/11, strivea...@gmail.com wrote: > >> From: strivea...@gmail.com >> Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia >> To: iagi-net@iagi.or.id >> Received: Wednesday, 6 July, 2011, 7:53 AM >> Dari teori ke teori, saya semakin >> yakin kalo evolusi ini hoax >> >> visit strivearth.com and be entertained >> >> -Original Message- >> From: Rovicky Dwi Putrohari >> Date: Wed, 6 Jul 2011 07:42:29 >> To: IAGI; >> geologi...@googlegroups.com >> Reply-To: >> Subject: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang >> Manusia >> Mnarik. >> Untungnya nenek moyangku orang pelaut :) >> >> Rdp >> -- >> >> Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia >> >>  >> » Homo erectus, nenek moyang homo sapiens >> >> Muhammad Firman | Rabu, 6 Juli 2011, 05:29 WIB >> >> VIVAnews - Sebuah studi yang diketuai oleh Etty Indriati, >> peneliti >> dari Universitas Gadjah Mada, Indonesia melakukan >> investigasi dari dua >> situs di sungai Bengawan Solo. Dari penelitian, disimpulkan >> bahwa Homo >> erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang sama >> dengan manusia >> modern. >> >> Temuan ini memunculkan keraguan pada teori evolusi manusia >> sebelumnya >> dan mengindikasikan bahwa nenek moyang manusia modern itu >> punah jauh >> lebih awal dibandingkan perkiraan sebelumnya. >> >> Seperti diketahui, Homo erectus, yang meninggalkan Afrika >> sekitar 1,8 >> juta tahun lalu, disepakati sebagai nenek moyang langsung >> spesies kita >> yakni Homo sapiens. Kedua spesies ini sebelumnya diyakini >> pernah hidup >> berdampingan. Setidaknya sampai muncul teori baru yang >> membantah itu. >> >> Selama ini, ilmuwan memperkirakan, sekitar 500 ribu tahun >> lalu Homo >> erectus lenyap dari Afrika dan sebagian besar Afrika dan >> diperkirakan, >> bertahan hidup di Indonesia hingga 35 ribu tahun lalu. >> Adapun Homo >> sapiens awal tinggal di kawasan Indonesia sejak 40 ribu >> tahun lalu dan >> tinggal bersama dengan nenek moyangnya tersebut. >> >> Penelitian yang dilakukan Etty dan timnya menunjukkan bahwa >> asumsi >> selama ini tidak benar dan Homo erectus lenyap jauh sebelum >> kedatangan >> Homo sapiens di Asia. >> >> “Homo erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang >> sama dengan >> manusia modern,” kata Etty, seperti dikutip dari >> DailyMail, 5 Juli >> 2011. >> >> Dari ekskavasi dan analisa waktu, hasilnya mengindikasikan >> bahwa Homo >> erectus punah setidaknya 143 ribu tahun lalu, dan bahkan >> mungkin lebih >> dari 550 ribu tahun lalu. >> >> Jika demikian yang terjadi, maka temuan ini membantah teori >> ‘Out of >> Africa’ yang sudah disepakati sebelumnya yakni hipotesis >> seputar >> manusia modern telah berevolusi sepenuhnya di Afrika >> sebelum >> bermigrasi ke belahan lain di Bumi. >> >> Teori itu memperkirakan terjadinya overlap antara Homo >> sapiens dan >> spesies lebih tuah yang mereka gantikan di luar Afrika. >> Homo erectus >> yang ditemukan masih bertahan hidup di Indonesia pada masa >> itu >> dianggap sebagai bukti pendukung teori tersebut. >> >> Dengan temuan terbaru, peneliti menawarkan hipotesis baru >> bahwa >> manusia modern berevolusi dari spesies terdahulu di Afrika, >> Asia, dan >> Eropa. Hasil temuan ini sendiri dipublikasikan di jurnal >> Public >> Library of Science ONE. (sj >> >> -- >> Sent from my mobile device >> >> *"Everybody is safety leader, You can stop any unsafe >> operation !"* >> >> >> PP-IAGI 2008-2011: >> ketu
Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
Tanpa evolusi pun ilmu2 itu bisa ada visit strivearth.com and be entertained -Original Message- From: o - musakti Date: Wed, 6 Jul 2011 15:36:47 To: Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia Koq bisa geologist tidak percaya sama teori evolusi ya...? Lha cabang-cabang utama geologi seperti paleontology, stratigrafy , sedimentology, geology sejarah, geologi minyak bumi dan batubara kalau bukan didasarkan pada teori evolusi terus dari mana ? Atau jangan-jangan rekaman fosil yang kita pakai untuk penentuan umur geology, lingkungan pengendapan, source rock analysis dll., Sak dek sak nyet terbentuk 3 abad yang lalu ? Lam-salam... O' --- On Wed, 6/7/11, strivea...@gmail.com wrote: > From: strivea...@gmail.com > Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia > To: iagi-net@iagi.or.id > Received: Wednesday, 6 July, 2011, 7:53 AM > Dari teori ke teori, saya semakin > yakin kalo evolusi ini hoax > > visit strivearth.com and be entertained > > -Original Message- > From: Rovicky Dwi Putrohari > Date: Wed, 6 Jul 2011 07:42:29 > To: IAGI; > geologi...@googlegroups.com > Reply-To: > Subject: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang > Manusia > Mnarik. > Untungnya nenek moyangku orang pelaut :) > > Rdp > -- > > Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia > >  > » Homo erectus, nenek moyang homo sapiens > > Muhammad Firman | Rabu, 6 Juli 2011, 05:29 WIB > > VIVAnews - Sebuah studi yang diketuai oleh Etty Indriati, > peneliti > dari Universitas Gadjah Mada, Indonesia melakukan > investigasi dari dua > situs di sungai Bengawan Solo. Dari penelitian, disimpulkan > bahwa Homo > erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang sama > dengan manusia > modern. > > Temuan ini memunculkan keraguan pada teori evolusi manusia > sebelumnya > dan mengindikasikan bahwa nenek moyang manusia modern itu > punah jauh > lebih awal dibandingkan perkiraan sebelumnya. > > Seperti diketahui, Homo erectus, yang meninggalkan Afrika > sekitar 1,8 > juta tahun lalu, disepakati sebagai nenek moyang langsung > spesies kita > yakni Homo sapiens. Kedua spesies ini sebelumnya diyakini > pernah hidup > berdampingan. Setidaknya sampai muncul teori baru yang > membantah itu. > > Selama ini, ilmuwan memperkirakan, sekitar 500 ribu tahun > lalu Homo > erectus lenyap dari Afrika dan sebagian besar Afrika dan > diperkirakan, > bertahan hidup di Indonesia hingga 35 ribu tahun lalu. > Adapun Homo > sapiens awal tinggal di kawasan Indonesia sejak 40 ribu > tahun lalu dan > tinggal bersama dengan nenek moyangnya tersebut. > > Penelitian yang dilakukan Etty dan timnya menunjukkan bahwa > asumsi > selama ini tidak benar dan Homo erectus lenyap jauh sebelum > kedatangan > Homo sapiens di Asia. > > “Homo erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang > sama dengan > manusia modern,” kata Etty, seperti dikutip dari > DailyMail, 5 Juli > 2011. > > Dari ekskavasi dan analisa waktu, hasilnya mengindikasikan > bahwa Homo > erectus punah setidaknya 143 ribu tahun lalu, dan bahkan > mungkin lebih > dari 550 ribu tahun lalu. > > Jika demikian yang terjadi, maka temuan ini membantah teori > ‘Out of > Africa’ yang sudah disepakati sebelumnya yakni hipotesis > seputar > manusia modern telah berevolusi sepenuhnya di Afrika > sebelum > bermigrasi ke belahan lain di Bumi. > > Teori itu memperkirakan terjadinya overlap antara Homo > sapiens dan > spesies lebih tuah yang mereka gantikan di luar Afrika. > Homo erectus > yang ditemukan masih bertahan hidup di Indonesia pada masa > itu > dianggap sebagai bukti pendukung teori tersebut. > > Dengan temuan terbaru, peneliti menawarkan hipotesis baru > bahwa > manusia modern berevolusi dari spesies terdahulu di Afrika, > Asia, dan > Eropa. Hasil temuan ini sendiri dipublikasikan di jurnal > Public > Library of Science ONE. (sj > > -- > Sent from my mobile device > > *"Everybody is safety leader, You can stop any unsafe > operation !"* > > > PP-IAGI 2008-2011: > ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id > sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com > * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak > biro... > > Ayo siapkan diri! > Hadirilah Joint Convention Makassar (JCM), HAGI-IAGI, > Sulawesi, 26-29 > September 2011 > - > To unsubscribe, send email to: >
Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
Koq bisa geologist tidak percaya sama teori evolusi ya...? Lha cabang-cabang utama geologi seperti paleontology, stratigrafy , sedimentology, geology sejarah, geologi minyak bumi dan batubara kalau bukan didasarkan pada teori evolusi terus dari mana ? Atau jangan-jangan rekaman fosil yang kita pakai untuk penentuan umur geology, lingkungan pengendapan, source rock analysis dll., Sak dek sak nyet terbentuk 3 abad yang lalu ? Lam-salam... O' --- On Wed, 6/7/11, strivea...@gmail.com wrote: > From: strivea...@gmail.com > Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia > To: iagi-net@iagi.or.id > Received: Wednesday, 6 July, 2011, 7:53 AM > Dari teori ke teori, saya semakin > yakin kalo evolusi ini hoax > > visit strivearth.com and be entertained > > -Original Message- > From: Rovicky Dwi Putrohari > Date: Wed, 6 Jul 2011 07:42:29 > To: IAGI; > geologi...@googlegroups.com > Reply-To: > Subject: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang > Manusia > Mnarik. > Untungnya nenek moyangku orang pelaut :) > > Rdp > -- > > Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia > >  > » Homo erectus, nenek moyang homo sapiens > > Muhammad Firman | Rabu, 6 Juli 2011, 05:29 WIB > > VIVAnews - Sebuah studi yang diketuai oleh Etty Indriati, > peneliti > dari Universitas Gadjah Mada, Indonesia melakukan > investigasi dari dua > situs di sungai Bengawan Solo. Dari penelitian, disimpulkan > bahwa Homo > erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang sama > dengan manusia > modern. > > Temuan ini memunculkan keraguan pada teori evolusi manusia > sebelumnya > dan mengindikasikan bahwa nenek moyang manusia modern itu > punah jauh > lebih awal dibandingkan perkiraan sebelumnya. > > Seperti diketahui, Homo erectus, yang meninggalkan Afrika > sekitar 1,8 > juta tahun lalu, disepakati sebagai nenek moyang langsung > spesies kita > yakni Homo sapiens. Kedua spesies ini sebelumnya diyakini > pernah hidup > berdampingan. Setidaknya sampai muncul teori baru yang > membantah itu. > > Selama ini, ilmuwan memperkirakan, sekitar 500 ribu tahun > lalu Homo > erectus lenyap dari Afrika dan sebagian besar Afrika dan > diperkirakan, > bertahan hidup di Indonesia hingga 35 ribu tahun lalu. > Adapun Homo > sapiens awal tinggal di kawasan Indonesia sejak 40 ribu > tahun lalu dan > tinggal bersama dengan nenek moyangnya tersebut. > > Penelitian yang dilakukan Etty dan timnya menunjukkan bahwa > asumsi > selama ini tidak benar dan Homo erectus lenyap jauh sebelum > kedatangan > Homo sapiens di Asia. > > “Homo erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang > sama dengan > manusia modern,” kata Etty, seperti dikutip dari > DailyMail, 5 Juli > 2011. > > Dari ekskavasi dan analisa waktu, hasilnya mengindikasikan > bahwa Homo > erectus punah setidaknya 143 ribu tahun lalu, dan bahkan > mungkin lebih > dari 550 ribu tahun lalu. > > Jika demikian yang terjadi, maka temuan ini membantah teori > ‘Out of > Africa’ yang sudah disepakati sebelumnya yakni hipotesis > seputar > manusia modern telah berevolusi sepenuhnya di Afrika > sebelum > bermigrasi ke belahan lain di Bumi. > > Teori itu memperkirakan terjadinya overlap antara Homo > sapiens dan > spesies lebih tuah yang mereka gantikan di luar Afrika. > Homo erectus > yang ditemukan masih bertahan hidup di Indonesia pada masa > itu > dianggap sebagai bukti pendukung teori tersebut. > > Dengan temuan terbaru, peneliti menawarkan hipotesis baru > bahwa > manusia modern berevolusi dari spesies terdahulu di Afrika, > Asia, dan > Eropa. Hasil temuan ini sendiri dipublikasikan di jurnal > Public > Library of Science ONE. (sj > > -- > Sent from my mobile device > > *"Everybody is safety leader, You can stop any unsafe > operation !"* > > > PP-IAGI 2008-2011: > ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id > sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com > * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak > biro... > > Ayo siapkan diri! > Hadirilah Joint Convention Makassar (JCM), HAGI-IAGI, > Sulawesi, 26-29 > September 2011 > - > To unsubscribe, send email to: > iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id > To subscribe, send email to: > iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta >
Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
Jgn2 homo neandertal msh ada smp sekarang di tempat2 eropa terpencil. Banyak mitos di area kaukasus ttg "beast" sejenis yeti (himalaya) yg sering terlihat di hutan2. Area ini menarik karena satu2nya daratan penghubung antara eropa yg bersuhu dingin ke asia (middle east) yg hangat (alias panas). Apa mungkin neandertal bermigrasi krn udara dingin dan akhirnya tertahan di pegunungan kaukasus ini? Mitos lokal juga bercerita ttg adanya tembok besar yg dipercaya sbg tembok zulkarnain. Apa mgkn ini berhubungan dgn cerita yajuj majuj (gog magog) dan neandertal - lah sang yajuj majuj itu ?? Salam, Razi -Original Message- From: Fadli Syarid Date: Wed, 6 Jul 2011 10:28:16 To: Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia Saya pernah nonton tentang teori 'out of africa' ini di NGC atau BBC. Disitu memang diceritakan tentang eropa bahwa penduduk asli eropa adalah homo neandertal sebelum kedatangan homo sapiens dari africa. Dan homo neandertal ini pernah hidup berdampingan dengan homo sapiens yang baru datang. Cuma yang jadi pertanyaan adlah kenapa homo sapiens bisa bertahan sedangkan homo neandertal tidak padahal menurut bukti-bukti yang ada disiaran itu peralatan untuk berburu dan senjata homo neandertal tidak lebih kuno dari homo sapiens. dalam artian budaya mereka juga tidak kalah maju dari homo sapiens tapi homo neandertal punah alias tidak bertahan. Dan hal ini belum diketahui penyebabnya. Ada juga hipotesis bahwa telah terjadi perkawinan campuran antara homo neandertal dengan homo sapiens. Tapi hal ini terbantahkan setelah diuji secara genetik orang2 di eropa sekarang, tidak terkorelasi secara genetik dengan homo neandertal. Yang artinya manusia eropa sekarang adalah murni homo sapiens tanpa ada turunan genetis dari homo neandertal. Kembali ke Homo erectus dan homo sapiens. Dari tulisan yang om RDP kirim, disitu hanya bilang kemungkinan homo erectus tidak pernah hidup secara bersamaan dengan homo sapiens. Yang saya tidak mengerti apakah dengan homo erectus tidak pernah hidup bersamaan dengan homo sapiens otomatis meruntuhkan bahwa homo sapiens 'out of africa'..? Saya rasa tidak, karena tidak masalah apakah dulu sebelum datang ke asia sudah di tempati atau belum. Kecuali mungkin ditemukan fosil homo sapien di asia atau tempat lain yang lebih tua dari africa atau setidaknya sama mungkin bisa membantah teori 'out of africa' Regards, 2011/7/6 Rovicky Dwi Putrohari > Mnarik. > Untungnya nenek moyangku orang pelaut :) > > Rdp > -- > > Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia > >  > » Homo erectus, nenek moyang homo sapiens > > Muhammad Firman | Rabu, 6 Juli 2011, 05:29 WIB > > VIVAnews - Sebuah studi yang diketuai oleh Etty Indriati, peneliti > dari Universitas Gadjah Mada, Indonesia melakukan investigasi dari dua > situs di sungai Bengawan Solo. Dari penelitian, disimpulkan bahwa Homo > erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang sama dengan manusia > modern. > > Temuan ini memunculkan keraguan pada teori evolusi manusia sebelumnya > dan mengindikasikan bahwa nenek moyang manusia modern itu punah jauh > lebih awal dibandingkan perkiraan sebelumnya. > > Seperti diketahui, Homo erectus, yang meninggalkan Afrika sekitar 1,8 > juta tahun lalu, disepakati sebagai nenek moyang langsung spesies kita > yakni Homo sapiens. Kedua spesies ini sebelumnya diyakini pernah hidup > berdampingan. Setidaknya sampai muncul teori baru yang membantah itu. > > Selama ini, ilmuwan memperkirakan, sekitar 500 ribu tahun lalu Homo > erectus lenyap dari Afrika dan sebagian besar Afrika dan diperkirakan, > bertahan hidup di Indonesia hingga 35 ribu tahun lalu. Adapun Homo > sapiens awal tinggal di kawasan Indonesia sejak 40 ribu tahun lalu dan > tinggal bersama dengan nenek moyangnya tersebut. > > Penelitian yang dilakukan Etty dan timnya menunjukkan bahwa asumsi > selama ini tidak benar dan Homo erectus lenyap jauh sebelum kedatangan > Homo sapiens di Asia. > > “Homo erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang sama dengan > manusia modern,” kata Etty, seperti dikutip dari DailyMail, 5 Juli > 2011. > > Dari ekskavasi dan analisa waktu, hasilnya mengindikasikan bahwa Homo > erectus punah setidaknya 143 ribu tahun lalu, dan bahkan mungkin lebih > dari 550 ribu tahun lalu. > > Jika demikian yang terjadi, maka temuan ini membantah teori ‘Out of > Africa’ yang sudah disepakati sebelumnya yakni hipotesis seputar > manusia modern telah berevolusi sepenuhnya di Afrika sebelum > bermigrasi ke belahan lain di Bumi. > > Teori itu memperkirakan terjadinya overlap antara Homo sapiens dan > spesies lebih tuah yang mereka gantikan di luar Afrika. Homo erectus > yang ditemukan masih bertahan hidup di Indonesia pada masa itu > dianggap sebagai bukti pendukung teori ter
Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
Saya pernah nonton tentang teori 'out of africa' ini di NGC atau BBC. Disitu memang diceritakan tentang eropa bahwa penduduk asli eropa adalah homo neandertal sebelum kedatangan homo sapiens dari africa. Dan homo neandertal ini pernah hidup berdampingan dengan homo sapiens yang baru datang. Cuma yang jadi pertanyaan adlah kenapa homo sapiens bisa bertahan sedangkan homo neandertal tidak padahal menurut bukti-bukti yang ada disiaran itu peralatan untuk berburu dan senjata homo neandertal tidak lebih kuno dari homo sapiens. dalam artian budaya mereka juga tidak kalah maju dari homo sapiens tapi homo neandertal punah alias tidak bertahan. Dan hal ini belum diketahui penyebabnya. Ada juga hipotesis bahwa telah terjadi perkawinan campuran antara homo neandertal dengan homo sapiens. Tapi hal ini terbantahkan setelah diuji secara genetik orang2 di eropa sekarang, tidak terkorelasi secara genetik dengan homo neandertal. Yang artinya manusia eropa sekarang adalah murni homo sapiens tanpa ada turunan genetis dari homo neandertal. Kembali ke Homo erectus dan homo sapiens. Dari tulisan yang om RDP kirim, disitu hanya bilang kemungkinan homo erectus tidak pernah hidup secara bersamaan dengan homo sapiens. Yang saya tidak mengerti apakah dengan homo erectus tidak pernah hidup bersamaan dengan homo sapiens otomatis meruntuhkan bahwa homo sapiens 'out of africa'..? Saya rasa tidak, karena tidak masalah apakah dulu sebelum datang ke asia sudah di tempati atau belum. Kecuali mungkin ditemukan fosil homo sapien di asia atau tempat lain yang lebih tua dari africa atau setidaknya sama mungkin bisa membantah teori 'out of africa' Regards, 2011/7/6 Rovicky Dwi Putrohari > Mnarik. > Untungnya nenek moyangku orang pelaut :) > > Rdp > -- > > Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia > >  > » Homo erectus, nenek moyang homo sapiens > > Muhammad Firman | Rabu, 6 Juli 2011, 05:29 WIB > > VIVAnews - Sebuah studi yang diketuai oleh Etty Indriati, peneliti > dari Universitas Gadjah Mada, Indonesia melakukan investigasi dari dua > situs di sungai Bengawan Solo. Dari penelitian, disimpulkan bahwa Homo > erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang sama dengan manusia > modern. > > Temuan ini memunculkan keraguan pada teori evolusi manusia sebelumnya > dan mengindikasikan bahwa nenek moyang manusia modern itu punah jauh > lebih awal dibandingkan perkiraan sebelumnya. > > Seperti diketahui, Homo erectus, yang meninggalkan Afrika sekitar 1,8 > juta tahun lalu, disepakati sebagai nenek moyang langsung spesies kita > yakni Homo sapiens. Kedua spesies ini sebelumnya diyakini pernah hidup > berdampingan. Setidaknya sampai muncul teori baru yang membantah itu. > > Selama ini, ilmuwan memperkirakan, sekitar 500 ribu tahun lalu Homo > erectus lenyap dari Afrika dan sebagian besar Afrika dan diperkirakan, > bertahan hidup di Indonesia hingga 35 ribu tahun lalu. Adapun Homo > sapiens awal tinggal di kawasan Indonesia sejak 40 ribu tahun lalu dan > tinggal bersama dengan nenek moyangnya tersebut. > > Penelitian yang dilakukan Etty dan timnya menunjukkan bahwa asumsi > selama ini tidak benar dan Homo erectus lenyap jauh sebelum kedatangan > Homo sapiens di Asia. > > “Homo erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang sama dengan > manusia modern,” kata Etty, seperti dikutip dari DailyMail, 5 Juli > 2011. > > Dari ekskavasi dan analisa waktu, hasilnya mengindikasikan bahwa Homo > erectus punah setidaknya 143 ribu tahun lalu, dan bahkan mungkin lebih > dari 550 ribu tahun lalu. > > Jika demikian yang terjadi, maka temuan ini membantah teori ‘Out of > Africa’ yang sudah disepakati sebelumnya yakni hipotesis seputar > manusia modern telah berevolusi sepenuhnya di Afrika sebelum > bermigrasi ke belahan lain di Bumi. > > Teori itu memperkirakan terjadinya overlap antara Homo sapiens dan > spesies lebih tuah yang mereka gantikan di luar Afrika. Homo erectus > yang ditemukan masih bertahan hidup di Indonesia pada masa itu > dianggap sebagai bukti pendukung teori tersebut. > > Dengan temuan terbaru, peneliti menawarkan hipotesis baru bahwa > manusia modern berevolusi dari spesies terdahulu di Afrika, Asia, dan > Eropa. Hasil temuan ini sendiri dipublikasikan di jurnal Public > Library of Science ONE. (sj > > -- > Sent from my mobile device > > *"Everybody is safety leader, You can stop any unsafe operation !"* > > > > PP-IAGI 2008-2011: > ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id > sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com > * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro... > > > Ayo siapkan diri! > Hadirilah Joint Convention Makassar (JCM), HAGI-IAGI, Sulawesi, 26-29 > September 2011 > > - > To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id > To subscr
Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
Selain bangsa Sumeria, pernah baca juga di artefak bangsa Aztec dan Mesir juga di temukan gambar2 tentang pertemuan mereka dgn kehidupan lain yang lebih maju dari mereka (alien ?) Alexander Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: kartiko samodro Date: Wed, 6 Jul 2011 09:38:27 To: Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia saya lihat di history channel : Ada teori bahwa "missing link" berhubungan dengan penggabungan DNA antara manusia purba dengan Alien, lengkap dengan berbagai analisa dan bukti buktinya, bahkan ditemukan adanya tengkorak yang mukanya mirip alien dengan mata yang kecil dan kepala yang besar. Banyak juga tulisan kuno yang menyatakan bahwa pada bangsa Sumeria awal (di daerah sekitar Irak) diperkirakan terjadi penggabungan DNA tersebut, sehingga banyak cerita tentang awal kehidupan bangsa bangsa dan tulisan awal berasal dari daerah tersebut... Bisa juga nonton film fourth kind tentang kontak manusia dengan alien yang "katanya" berdasarkan kisah nyata . Yang jelas sampai sekarang hal ini masih jadi polemik.. 2011/7/6 > Dari teori ke teori, saya semakin yakin kalo evolusi ini hoax > > visit strivearth.com and be entertained > > -Original Message- > From: Rovicky Dwi Putrohari > Date: Wed, 6 Jul 2011 07:42:29 > To: IAGI; geologi...@googlegroups.com< > geologi...@googlegroups.com> > Reply-To: > Subject: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia > Mnarik. > Untungnya nenek moyangku orang pelaut :) > > Rdp > -- > > Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia > >  > » Homo erectus, nenek moyang homo sapiens > > Muhammad Firman | Rabu, 6 Juli 2011, 05:29 WIB > > VIVAnews - Sebuah studi yang diketuai oleh Etty Indriati, peneliti > dari Universitas Gadjah Mada, Indonesia melakukan investigasi dari dua > situs di sungai Bengawan Solo. Dari penelitian, disimpulkan bahwa Homo > erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang sama dengan manusia > modern. > > Temuan ini memunculkan keraguan pada teori evolusi manusia sebelumnya > dan mengindikasikan bahwa nenek moyang manusia modern itu punah jauh > lebih awal dibandingkan perkiraan sebelumnya. > > Seperti diketahui, Homo erectus, yang meninggalkan Afrika sekitar 1,8 > juta tahun lalu, disepakati sebagai nenek moyang langsung spesies kita > yakni Homo sapiens. Kedua spesies ini sebelumnya diyakini pernah hidup > berdampingan. Setidaknya sampai muncul teori baru yang membantah itu. > > Selama ini, ilmuwan memperkirakan, sekitar 500 ribu tahun lalu Homo > erectus lenyap dari Afrika dan sebagian besar Afrika dan diperkirakan, > bertahan hidup di Indonesia hingga 35 ribu tahun lalu. Adapun Homo > sapiens awal tinggal di kawasan Indonesia sejak 40 ribu tahun lalu dan > tinggal bersama dengan nenek moyangnya tersebut. > > Penelitian yang dilakukan Etty dan timnya menunjukkan bahwa asumsi > selama ini tidak benar dan Homo erectus lenyap jauh sebelum kedatangan > Homo sapiens di Asia. > > “Homo erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang sama dengan > manusia modern,” kata Etty, seperti dikutip dari DailyMail, 5 Juli > 2011. > > Dari ekskavasi dan analisa waktu, hasilnya mengindikasikan bahwa Homo > erectus punah setidaknya 143 ribu tahun lalu, dan bahkan mungkin lebih > dari 550 ribu tahun lalu. > > Jika demikian yang terjadi, maka temuan ini membantah teori ‘Out of > Africa’ yang sudah disepakati sebelumnya yakni hipotesis seputar > manusia modern telah berevolusi sepenuhnya di Afrika sebelum > bermigrasi ke belahan lain di Bumi. > > Teori itu memperkirakan terjadinya overlap antara Homo sapiens dan > spesies lebih tuah yang mereka gantikan di luar Afrika. Homo erectus > yang ditemukan masih bertahan hidup di Indonesia pada masa itu > dianggap sebagai bukti pendukung teori tersebut. > > Dengan temuan terbaru, peneliti menawarkan hipotesis baru bahwa > manusia modern berevolusi dari spesies terdahulu di Afrika, Asia, dan > Eropa. Hasil temuan ini sendiri dipublikasikan di jurnal Public > Library of Science ONE. (sj > > -- > Sent from my mobile device > > *"Everybody is safety leader, You can stop any unsafe operation !"* > > > > PP-IAGI 2008-2011: > ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id > sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com > * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro... > > > Ayo siapkan diri! > Hadirilah Joint Convention Makassar (JCM), HAGI-IAGI, Sulawesi, 26-29 > September 2011 > >
Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
Sesuai dengan perkembangan zaman (data & teknologi) tentunya teori trsbt akan terupdate/teruji kebenarannya.. Dari sekedar nice to know hingga menimbulkan curiosity dan akhirnya menimbulkan kontroversi. Trims sharingnya Pak menarik sekali.. :) Wassalam, -S. Adhi Nugroho- -Original Message- From: kartiko samodro Date: Wed, 6 Jul 2011 09:38:27 To: Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia saya lihat di history channel : Ada teori bahwa "missing link" berhubungan dengan penggabungan DNA antara manusia purba dengan Alien, lengkap dengan berbagai analisa dan bukti buktinya, bahkan ditemukan adanya tengkorak yang mukanya mirip alien dengan mata yang kecil dan kepala yang besar. Banyak juga tulisan kuno yang menyatakan bahwa pada bangsa Sumeria awal (di daerah sekitar Irak) diperkirakan terjadi penggabungan DNA tersebut, sehingga banyak cerita tentang awal kehidupan bangsa bangsa dan tulisan awal berasal dari daerah tersebut... Bisa juga nonton film fourth kind tentang kontak manusia dengan alien yang "katanya" berdasarkan kisah nyata . Yang jelas sampai sekarang hal ini masih jadi polemik.. 2011/7/6 > Dari teori ke teori, saya semakin yakin kalo evolusi ini hoax > > visit strivearth.com and be entertained > > -Original Message- > From: Rovicky Dwi Putrohari > Date: Wed, 6 Jul 2011 07:42:29 > To: IAGI; geologi...@googlegroups.com< > geologi...@googlegroups.com> > Reply-To: > Subject: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia > Mnarik. > Untungnya nenek moyangku orang pelaut :) > > Rdp > -- > > Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia > >  > » Homo erectus, nenek moyang homo sapiens > > Muhammad Firman | Rabu, 6 Juli 2011, 05:29 WIB > > VIVAnews - Sebuah studi yang diketuai oleh Etty Indriati, peneliti > dari Universitas Gadjah Mada, Indonesia melakukan investigasi dari dua > situs di sungai Bengawan Solo. Dari penelitian, disimpulkan bahwa Homo > erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang sama dengan manusia > modern. > > Temuan ini memunculkan keraguan pada teori evolusi manusia sebelumnya > dan mengindikasikan bahwa nenek moyang manusia modern itu punah jauh > lebih awal dibandingkan perkiraan sebelumnya. > > Seperti diketahui, Homo erectus, yang meninggalkan Afrika sekitar 1,8 > juta tahun lalu, disepakati sebagai nenek moyang langsung spesies kita > yakni Homo sapiens. Kedua spesies ini sebelumnya diyakini pernah hidup > berdampingan. Setidaknya sampai muncul teori baru yang membantah itu. > > Selama ini, ilmuwan memperkirakan, sekitar 500 ribu tahun lalu Homo > erectus lenyap dari Afrika dan sebagian besar Afrika dan diperkirakan, > bertahan hidup di Indonesia hingga 35 ribu tahun lalu. Adapun Homo > sapiens awal tinggal di kawasan Indonesia sejak 40 ribu tahun lalu dan > tinggal bersama dengan nenek moyangnya tersebut. > > Penelitian yang dilakukan Etty dan timnya menunjukkan bahwa asumsi > selama ini tidak benar dan Homo erectus lenyap jauh sebelum kedatangan > Homo sapiens di Asia. > > “Homo erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang sama dengan > manusia modern,” kata Etty, seperti dikutip dari DailyMail, 5 Juli > 2011. > > Dari ekskavasi dan analisa waktu, hasilnya mengindikasikan bahwa Homo > erectus punah setidaknya 143 ribu tahun lalu, dan bahkan mungkin lebih > dari 550 ribu tahun lalu. > > Jika demikian yang terjadi, maka temuan ini membantah teori ‘Out of > Africa’ yang sudah disepakati sebelumnya yakni hipotesis seputar > manusia modern telah berevolusi sepenuhnya di Afrika sebelum > bermigrasi ke belahan lain di Bumi. > > Teori itu memperkirakan terjadinya overlap antara Homo sapiens dan > spesies lebih tuah yang mereka gantikan di luar Afrika. Homo erectus > yang ditemukan masih bertahan hidup di Indonesia pada masa itu > dianggap sebagai bukti pendukung teori tersebut. > > Dengan temuan terbaru, peneliti menawarkan hipotesis baru bahwa > manusia modern berevolusi dari spesies terdahulu di Afrika, Asia, dan > Eropa. Hasil temuan ini sendiri dipublikasikan di jurnal Public > Library of Science ONE. (sj > > -- > Sent from my mobile device > > *"Everybody is safety leader, You can stop any unsafe operation !"* > > > > PP-IAGI 2008-2011: > ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id > sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com > * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro... > > > Ayo siapkan diri! > Hadirilah Joint Convention Makassar (JCM), HAGI-IAGI, Sulawesi, 26-29 > September 2011 >
Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
saya lihat di history channel : Ada teori bahwa "missing link" berhubungan dengan penggabungan DNA antara manusia purba dengan Alien, lengkap dengan berbagai analisa dan bukti buktinya, bahkan ditemukan adanya tengkorak yang mukanya mirip alien dengan mata yang kecil dan kepala yang besar. Banyak juga tulisan kuno yang menyatakan bahwa pada bangsa Sumeria awal (di daerah sekitar Irak) diperkirakan terjadi penggabungan DNA tersebut, sehingga banyak cerita tentang awal kehidupan bangsa bangsa dan tulisan awal berasal dari daerah tersebut... Bisa juga nonton film fourth kind tentang kontak manusia dengan alien yang "katanya" berdasarkan kisah nyata . Yang jelas sampai sekarang hal ini masih jadi polemik.. 2011/7/6 > Dari teori ke teori, saya semakin yakin kalo evolusi ini hoax > > visit strivearth.com and be entertained > > -Original Message- > From: Rovicky Dwi Putrohari > Date: Wed, 6 Jul 2011 07:42:29 > To: IAGI; geologi...@googlegroups.com< > geologi...@googlegroups.com> > Reply-To: > Subject: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia > Mnarik. > Untungnya nenek moyangku orang pelaut :) > > Rdp > -- > > Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia > >  > » Homo erectus, nenek moyang homo sapiens > > Muhammad Firman | Rabu, 6 Juli 2011, 05:29 WIB > > VIVAnews - Sebuah studi yang diketuai oleh Etty Indriati, peneliti > dari Universitas Gadjah Mada, Indonesia melakukan investigasi dari dua > situs di sungai Bengawan Solo. Dari penelitian, disimpulkan bahwa Homo > erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang sama dengan manusia > modern. > > Temuan ini memunculkan keraguan pada teori evolusi manusia sebelumnya > dan mengindikasikan bahwa nenek moyang manusia modern itu punah jauh > lebih awal dibandingkan perkiraan sebelumnya. > > Seperti diketahui, Homo erectus, yang meninggalkan Afrika sekitar 1,8 > juta tahun lalu, disepakati sebagai nenek moyang langsung spesies kita > yakni Homo sapiens. Kedua spesies ini sebelumnya diyakini pernah hidup > berdampingan. Setidaknya sampai muncul teori baru yang membantah itu. > > Selama ini, ilmuwan memperkirakan, sekitar 500 ribu tahun lalu Homo > erectus lenyap dari Afrika dan sebagian besar Afrika dan diperkirakan, > bertahan hidup di Indonesia hingga 35 ribu tahun lalu. Adapun Homo > sapiens awal tinggal di kawasan Indonesia sejak 40 ribu tahun lalu dan > tinggal bersama dengan nenek moyangnya tersebut. > > Penelitian yang dilakukan Etty dan timnya menunjukkan bahwa asumsi > selama ini tidak benar dan Homo erectus lenyap jauh sebelum kedatangan > Homo sapiens di Asia. > > “Homo erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang sama dengan > manusia modern,” kata Etty, seperti dikutip dari DailyMail, 5 Juli > 2011. > > Dari ekskavasi dan analisa waktu, hasilnya mengindikasikan bahwa Homo > erectus punah setidaknya 143 ribu tahun lalu, dan bahkan mungkin lebih > dari 550 ribu tahun lalu. > > Jika demikian yang terjadi, maka temuan ini membantah teori ‘Out of > Africa’ yang sudah disepakati sebelumnya yakni hipotesis seputar > manusia modern telah berevolusi sepenuhnya di Afrika sebelum > bermigrasi ke belahan lain di Bumi. > > Teori itu memperkirakan terjadinya overlap antara Homo sapiens dan > spesies lebih tuah yang mereka gantikan di luar Afrika. Homo erectus > yang ditemukan masih bertahan hidup di Indonesia pada masa itu > dianggap sebagai bukti pendukung teori tersebut. > > Dengan temuan terbaru, peneliti menawarkan hipotesis baru bahwa > manusia modern berevolusi dari spesies terdahulu di Afrika, Asia, dan > Eropa. Hasil temuan ini sendiri dipublikasikan di jurnal Public > Library of Science ONE. (sj > > -- > Sent from my mobile device > > *"Everybody is safety leader, You can stop any unsafe operation !"* > > > > PP-IAGI 2008-2011: > ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id > sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com > * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro... > > > Ayo siapkan diri! > Hadirilah Joint Convention Makassar (JCM), HAGI-IAGI, Sulawesi, 26-29 > September 2011 > > - > To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id > To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta > No. Rek: 123 0085005314 > Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) > Bank BCA KCP. Manara Mulia > No. Rekening: 255-1088580 > A/n: Shinta Damayanti > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi > - > DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to informatio
Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
Dari teori ke teori, saya semakin yakin kalo evolusi ini hoax visit strivearth.com and be entertained -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari Date: Wed, 6 Jul 2011 07:42:29 To: IAGI; geologi...@googlegroups.com Reply-To: Subject: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia Mnarik. Untungnya nenek moyangku orang pelaut :) Rdp -- Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia  » Homo erectus, nenek moyang homo sapiens Muhammad Firman | Rabu, 6 Juli 2011, 05:29 WIB VIVAnews - Sebuah studi yang diketuai oleh Etty Indriati, peneliti dari Universitas Gadjah Mada, Indonesia melakukan investigasi dari dua situs di sungai Bengawan Solo. Dari penelitian, disimpulkan bahwa Homo erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang sama dengan manusia modern. Temuan ini memunculkan keraguan pada teori evolusi manusia sebelumnya dan mengindikasikan bahwa nenek moyang manusia modern itu punah jauh lebih awal dibandingkan perkiraan sebelumnya. Seperti diketahui, Homo erectus, yang meninggalkan Afrika sekitar 1,8 juta tahun lalu, disepakati sebagai nenek moyang langsung spesies kita yakni Homo sapiens. Kedua spesies ini sebelumnya diyakini pernah hidup berdampingan. Setidaknya sampai muncul teori baru yang membantah itu. Selama ini, ilmuwan memperkirakan, sekitar 500 ribu tahun lalu Homo erectus lenyap dari Afrika dan sebagian besar Afrika dan diperkirakan, bertahan hidup di Indonesia hingga 35 ribu tahun lalu. Adapun Homo sapiens awal tinggal di kawasan Indonesia sejak 40 ribu tahun lalu dan tinggal bersama dengan nenek moyangnya tersebut. Penelitian yang dilakukan Etty dan timnya menunjukkan bahwa asumsi selama ini tidak benar dan Homo erectus lenyap jauh sebelum kedatangan Homo sapiens di Asia. “Homo erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang sama dengan manusia modern,” kata Etty, seperti dikutip dari DailyMail, 5 Juli 2011. Dari ekskavasi dan analisa waktu, hasilnya mengindikasikan bahwa Homo erectus punah setidaknya 143 ribu tahun lalu, dan bahkan mungkin lebih dari 550 ribu tahun lalu. Jika demikian yang terjadi, maka temuan ini membantah teori ‘Out of Africa’ yang sudah disepakati sebelumnya yakni hipotesis seputar manusia modern telah berevolusi sepenuhnya di Afrika sebelum bermigrasi ke belahan lain di Bumi. Teori itu memperkirakan terjadinya overlap antara Homo sapiens dan spesies lebih tuah yang mereka gantikan di luar Afrika. Homo erectus yang ditemukan masih bertahan hidup di Indonesia pada masa itu dianggap sebagai bukti pendukung teori tersebut. Dengan temuan terbaru, peneliti menawarkan hipotesis baru bahwa manusia modern berevolusi dari spesies terdahulu di Afrika, Asia, dan Eropa. Hasil temuan ini sendiri dipublikasikan di jurnal Public Library of Science ONE. (sj -- Sent from my mobile device *"Everybody is safety leader, You can stop any unsafe operation !"* PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro... Ayo siapkan diri! Hadirilah Joint Convention Makassar (JCM), HAGI-IAGI, Sulawesi, 26-29 September 2011 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -