[JUG-Indonesia] Export TextFile Java

2009-06-09 Terurut Topik tommy_de_sanchez
Teman2 tolong bantuannya dunk ..
Saya lagi ada tugas buat export/ write data ke ke text file (baca disimpan ke 
dalam file .txt)..

Data yang akan disimpan adalah data dari List dimana List tersebut berisi data 
dari tabel yang saya ambil dari database yang ada ..

Jadi saya akan menyimpan data List yang berisi data dari dbase ke dalam file 
yang bertipe .txt ...

Ada yang punya tutorialnya ga ato ada yang mau kasih masukan ga saya harus gmn 
?? yang penting datanya harus di - write dan disimpan ke dlm filte .txt
Dan data yang akan saya simpan tsbt tidak hanya satu tabel saja tetapi banyak 
tabel yang akan disimpan ke dalam satu file .txt

Kemungkinan saya akan menampilkan 7 buah tabel yang akan saya simpan ke dalam 7 
List dan akan saya simpan ke dalam 1 file .txt 

Mohon bantuannya ya teman2 ..

Sekian dan terima kasih ..

regards, 
Tommy



Re: [JUG-Indonesia] Java is inrelevan 2.0

2009-06-09 Terurut Topik Hendry Luk
Mereka == companies/clients

2009/6/10 Hendry Luk 

> Hibernate misalnya, dia LGPL... dan kalo lo ngubah source codenya, lo mesti
> expose ke semua orang dan of course component itu gak bisa lo jual lagi
> dengan biaya. Mereka mengantisipasi bahwa suatu saat mereka mesti modify
> source codenya dengan beberapa code sensitif... yang mungkin sebenernya gak
> akan pernah terjadi. Tapi mereka gak mo take the risk dan jangan argue
> soal ini.
> Lo gak mo argue dengan client. Policy adalah policy. Developer mesti
> pragmatic, jangan fanatik. Tinggalin semua ideology. Kalo lo berusaha
> meluruskan client lo ke jalan yang benar... lo gak dapet makan. Dan i dont
> think gw lagi propose disini bahwa ini pandangan benar ato salah. Gw cuma
> point out a fact (tentang policy company). Inget.. policy adalah part of
> requirement. Lo deliver ato not deliver. That's it.
>
> Support dari organisasi dibalik OSS emang banyak... Tapi again... kayak yg
> gw bilang.. not free. Sementara vendor2 laennya nawarin client dengan
> guarantee, dan mereka bahkan bisa dikenain sanksi (fyi, company kayak Sears
> punya kontrak bahwa vendor mesti bayar sanksi 100% harga product kalo mereka
> gak puas dengan product lo ato gak fix dalam timely manner. On top of that,
> masih ada lagi sanksi per hari buat tiap kegagalan memenuhi delivery).
> Marketting OSS projects gak bisa meyakinkan mereka kalo mereka bisa dapet
> guarantee yang sama. Kalo hibernate ada bugs yang destructive, mereka gak
> bertanggung jawab apa2. Mereka bahkan charge clientnya buat fix tuh bug.
>
> Client juga punya anggapan bahwa OSS itu low quality... yang TOTALLY
> MISGUIDED! Let me know the next time lo berhasil ngubah corporate policy
> kayak gini. Disclaimer: gw gak condone aksi ini btw... ;)
>
> 2009/6/9 abangkis 
>
>>
>>
>> I totally disagre .. ini omongan jaman Orba nih, tanda orang yang gak
>> ngerti open source.
>>
>> Yang pertama untuk menggunakan open source harus mengerti dulu
>> mengenai license open source. Okeh yang di takutin itu GPL, tapi
>> opensouce mencakup banyak license, bisa pilih yang lebih linient kayak
>> LGPL, atau CDDL. Terus GPL itu sendiri sekarang udah sampe v3, banyak
>> perubahan. Dan kalau mau tetap benar-benar closed, biasanya license
>> GPL bisa di convert jadi propietary, tapi harus deal langsung dengan
>> pembuat library-nya, dan kalo library itu menggunakan lib lain yang
>> GPL maka harus deal juga dengan pembuatnya, dst sampe ke ujung. Memang
>> jadi lebih ribet, tapi itulah tujuannya GPL untuk membuat Open Source
>> Software tetap free.
>>
>> Gak fair, kalau ada orang yang membuang weekendnya selama 6 bulan
>> untuk membuat sebuah library yang dia pikir bermanfaat buat orang
>> banyak, lalu tiba-tiba ada satu perusahaan yang memberi sedikit
>> aksesoris kemudian menjualnya seharga $10.000 dolar. You can do this,
>> but you need the consent of the maker for GPL. Kalau LGPL gak butuh.
>>
>>
>> > Keuntungan open source itu dah jelas. Quality n freedom... yang gak
>> perlu
>> > lagi gw bahas. Gw cuma mo point out opposide side, devil advocate, yang
>> > jarang banget dihighlight... cost dari OSS.
>> >
>> > Gw dah sering liat banyak company yang strictly nolak any OSS part dari
>> > project yg dikerjain vendor2nya. They make it loud n clear. Terutama
>> dari
>> > banking industry.
>> > Law suit cuma 1 hal. Future developments n needs yang gak compatible
>> dengan
>> > policy OSS licensenya.. itu juga laen hal. Hal yang paling expensive
>> buat
>> > mereka juga adalah gak ada pihak yang legally responsible terhadap OSS
>> > project. Kalo productnya ada flaw... worst casenya, lo cuma dapet
>> response
>> > dari community... "yeah, send me the patch", "I'll look at it when i
>> feel
>> > like to", ato "dude.. its free.. for god sake just take it or leave it.
>> Or
>> > better, why don't you fix it and contribute something for what you
>> get?".
>> > Kalo ada cacat, gak ada yang bisa dijadiin kambing hitam yang mereka
>> bisa
>> > legally minta pertanggungjawaban.
>>
>> --> Ini lagi, udah jelas free, masih mau nuntut orang yang ngasih
>> sesuatu secara cuma2 ? Damn what a greedy corporate people *my comment
>> to the individuals that think like this*. Sekarang ngomong dari segi
>> bisnis, rata-rata company, untuk menjamin kelangsungan bisnisnya butuh
>> support atau bahasa si hendry ada orang yang bisa disalahin kalau ada
>> apa-apa. Untuk itu banyak perusahaan yang memberikan support terhadap
>> software2 seperti ini. Contoh paling umum SUN, JBoss, RedHat. So ...
>> statement phail !
>>
>> Kalau ada library yang tidak ada yang support, pilihannya gampang.
>> Kontak pembuatnya dia mau support atau engga, atau cari library lain
>> yang ada supportnya. Kalau gak ada library yang lebih bagus, ya udah
>> terima aja gak usah di pake itu library, suruh programmernya bikin
>> sendiri dari 0, bakal mau gak kira2 ?
>>
>> > Banyaak banget client yang terang2an strict no-OSS policy. Mereka lebih
>> > prefer solusi2 official, misalnya dari IBM... y

Re: [JUG-Indonesia] Java is inrelevan 2.0

2009-06-09 Terurut Topik Hendry Luk
Kayak yg gw bilang... Dengan no-oss policy mereka, lari ke ms adalah logical
choice (e.g. lebih murah). No-oss policy juga common kok di java. "Common"
as in "gak aneh", bukan as in "mayoritas".
Gw sama sekali gak nyangka no-oss itu segitu asingnya di JUGI. Memang no-oss
policy itu termasuk golongan minoritas, tapi gw expect at least everyone di
profesi ini tau bahwa itu exist.

2009/6/10 abangkis 

>
>
> 2009/6/10 Hendry Luk >:
>
> >
> >
> > Yup, no-OSS policy is totally non-sense n stupid. Kita developers pengen
> > banget educate mereka tentang OSS, tapi mereka "supposedly" lebih ngerti
> law
> > n poilitik daripada kita. Clients get what clients want. Mereka penganut
> > monotheism dan cuma mo pengang 1 nomer telpon, they got it.
> >
> > To be fair, ini lebih common di ms world, karna hampir semua major
> companies
> > itu punya yearly MSDN universal kit, yang intinya client punya akses ke
> > SEMUA products lengkap dengan full technical dan incident support yang
> > mencakup dari IDE, frameworks (ORM, IoC, xUnit, DbC, extensibility, MVC,
> > workflow, WCF, logging, security, build/deployment), tools
> (code-inspection,
> > performance-test) , OS (dev dan server), database, integration-server,
> > enterprise-security/identity server, document-management, BPM, exchange
> > server, finance system, dan segala bahan laen yg lo butuh buat build your
> > own little planet. Now lo butuh alasan kuat sebelom lo even think about
> > convincing mereka tentang OSS.
> >
> > Sekarang Oracle juga mampu bikin universal subscription kit buat java.
> > Potential ini yang bikin Sun accuisistion itu big news. Arguably bisa
> extend
> > market java ke monotheist enterprise market.
> >
> > Hanya karna kita nganut polytheist, gak bisa ngharapin seluruh dunia juga
> > mesti politheist. Masih ada orang yg percaya monotheism... foolish
> indeed,
> > tapi tetep mesti diladenin
>
> --> No-no-no. Kalau mereka memilih untuk 'monotheism' itu hak mereka,
> kita cuma bisa educated. Dan ujung-ujungnya time will tell. Tapi
> bilang bahwa di client itu commonsense untuk no-OSS policy, itu totaly
> non-sense. Apalagi gak disebutin bahwa domain-nya adalah
> company-company yang M$ based. Its totally misleading seakan-akan
> seluruh dunia begitu, padahal company yang totally M$ based itu berapa
> persen sih ? Untuk telco dan banking jelas2 mereka gak mungkin fully
> M$ based. jadi kita bisa totally discard mereka dari jumlah yang
> totally M$ based.
>
> Kalau urusan oracle dan sun, well just have to wait and see. Soalnya
> banyak orang-orang oracle dan sun sendiri yang gak tahu dunia bakal
> bagaimana setelah proses merger selesai 1-2 tahun lagi. Well atleast
> we have their source code right ?
>  
>


Re: [JUG-Indonesia] Java is inrelevan 2.0

2009-06-09 Terurut Topik Hendry Luk
Hibernate misalnya, dia LGPL... dan kalo lo ngubah source codenya, lo mesti
expose ke semua orang dan of course component itu gak bisa lo jual lagi
dengan biaya. Mereka mengantisipasi bahwa suatu saat mereka mesti modify
source codenya dengan beberapa code sensitif... yang mungkin sebenernya gak
akan pernah terjadi. Tapi mereka gak mo take the risk dan jangan argue soal
ini.
Lo gak mo argue dengan client. Policy adalah policy. Developer mesti
pragmatic, jangan fanatik. Tinggalin semua ideology. Kalo lo berusaha
meluruskan client lo ke jalan yang benar... lo gak dapet makan. Dan i dont
think gw lagi propose disini bahwa ini pandangan benar ato salah. Gw cuma
point out a fact (tentang policy company). Inget.. policy adalah part of
requirement. Lo deliver ato not deliver. That's it.

Support dari organisasi dibalik OSS emang banyak... Tapi again... kayak yg
gw bilang.. not free. Sementara vendor2 laennya nawarin client dengan
guarantee, dan mereka bahkan bisa dikenain sanksi (fyi, company kayak Sears
punya kontrak bahwa vendor mesti bayar sanksi 100% harga product kalo mereka
gak puas dengan product lo ato gak fix dalam timely manner. On top of that,
masih ada lagi sanksi per hari buat tiap kegagalan memenuhi delivery).
Marketting OSS projects gak bisa meyakinkan mereka kalo mereka bisa dapet
guarantee yang sama. Kalo hibernate ada bugs yang destructive, mereka gak
bertanggung jawab apa2. Mereka bahkan charge clientnya buat fix tuh bug.

Client juga punya anggapan bahwa OSS itu low quality... yang TOTALLY
MISGUIDED! Let me know the next time lo berhasil ngubah corporate policy
kayak gini. Disclaimer: gw gak condone aksi ini btw... ;)

2009/6/9 abangkis 

>
>
> I totally disagre .. ini omongan jaman Orba nih, tanda orang yang gak
> ngerti open source.
>
> Yang pertama untuk menggunakan open source harus mengerti dulu
> mengenai license open source. Okeh yang di takutin itu GPL, tapi
> opensouce mencakup banyak license, bisa pilih yang lebih linient kayak
> LGPL, atau CDDL. Terus GPL itu sendiri sekarang udah sampe v3, banyak
> perubahan. Dan kalau mau tetap benar-benar closed, biasanya license
> GPL bisa di convert jadi propietary, tapi harus deal langsung dengan
> pembuat library-nya, dan kalo library itu menggunakan lib lain yang
> GPL maka harus deal juga dengan pembuatnya, dst sampe ke ujung. Memang
> jadi lebih ribet, tapi itulah tujuannya GPL untuk membuat Open Source
> Software tetap free.
>
> Gak fair, kalau ada orang yang membuang weekendnya selama 6 bulan
> untuk membuat sebuah library yang dia pikir bermanfaat buat orang
> banyak, lalu tiba-tiba ada satu perusahaan yang memberi sedikit
> aksesoris kemudian menjualnya seharga $10.000 dolar. You can do this,
> but you need the consent of the maker for GPL. Kalau LGPL gak butuh.
>
>
> > Keuntungan open source itu dah jelas. Quality n freedom... yang gak perlu
> > lagi gw bahas. Gw cuma mo point out opposide side, devil advocate, yang
> > jarang banget dihighlight... cost dari OSS.
> >
> > Gw dah sering liat banyak company yang strictly nolak any OSS part dari
> > project yg dikerjain vendor2nya. They make it loud n clear. Terutama dari
> > banking industry.
> > Law suit cuma 1 hal. Future developments n needs yang gak compatible
> dengan
> > policy OSS licensenya.. itu juga laen hal. Hal yang paling expensive buat
> > mereka juga adalah gak ada pihak yang legally responsible terhadap OSS
> > project. Kalo productnya ada flaw... worst casenya, lo cuma dapet
> response
> > dari community... "yeah, send me the patch", "I'll look at it when i feel
> > like to", ato "dude.. its free.. for god sake just take it or leave it.
> Or
> > better, why don't you fix it and contribute something for what you get?".
> > Kalo ada cacat, gak ada yang bisa dijadiin kambing hitam yang mereka bisa
> > legally minta pertanggungjawaban.
>
> --> Ini lagi, udah jelas free, masih mau nuntut orang yang ngasih
> sesuatu secara cuma2 ? Damn what a greedy corporate people *my comment
> to the individuals that think like this*. Sekarang ngomong dari segi
> bisnis, rata-rata company, untuk menjamin kelangsungan bisnisnya butuh
> support atau bahasa si hendry ada orang yang bisa disalahin kalau ada
> apa-apa. Untuk itu banyak perusahaan yang memberikan support terhadap
> software2 seperti ini. Contoh paling umum SUN, JBoss, RedHat. So ...
> statement phail !
>
> Kalau ada library yang tidak ada yang support, pilihannya gampang.
> Kontak pembuatnya dia mau support atau engga, atau cari library lain
> yang ada supportnya. Kalau gak ada library yang lebih bagus, ya udah
> terima aja gak usah di pake itu library, suruh programmernya bikin
> sendiri dari 0, bakal mau gak kira2 ?
>
> > Banyaak banget client yang terang2an strict no-OSS policy. Mereka lebih
> > prefer solusi2 official, misalnya dari IBM... yang akhirnya mereka
> complaint
> > siapa bilang java murah? OS non windows juga larinya ke box Solaris yang
> > anything but cheap.
> >
> > Di .net in particular banyak banget client 

Re: [JUG-Indonesia] Java is inrelevan 2.0

2009-06-09 Terurut Topik Hendry Luk
Gw very well aware dengan distinction antara GPL dan LGPL. Gw juga dah
benefit banyak dari OSS.. no doubt.

Tapi gw cuma mo highlight beberapa ideologi yang pengen segala2 FULLY OPEN
SOURCE. License2 permissive kayak MS-LPL dan MIT itu diganggap gak true
open-source spirit karna gak ngebangun OSS community yang sehat.

Lo bisa modify source-codenya, punya 100% commercial right, dan gak perlu
expose ato submit kembali source code yang lo modify ke community. Lo bahkan
bisa branch the project n jual kembali sebagai commercial product.

Pandangan naive n idealis gak suka dengan konsep ini. Dan ini dianggap gak
OSS spirit (what's why MS tetep dianggap anti-OSS despite berbagai OSS
projects mereka). Tapi dari sudut pandang banyak company, ini yang justru
mereka cari. Full-open source spirit.. like they can care less. Mereka cuma
peduli projectnya mulus, mereka punya hak penuh atas apa yang mereka beli..
Kalo mereka bisa dapet itu, duit gak masalah.

2009/6/9 abangkis 

>
>
> I totally disagre .. ini omongan jaman Orba nih, tanda orang yang gak
> ngerti open source.
>
> Yang pertama untuk menggunakan open source harus mengerti dulu
> mengenai license open source. Okeh yang di takutin itu GPL, tapi
> opensouce mencakup banyak license, bisa pilih yang lebih linient kayak
> LGPL, atau CDDL. Terus GPL itu sendiri sekarang udah sampe v3, banyak
> perubahan. Dan kalau mau tetap benar-benar closed, biasanya license
> GPL bisa di convert jadi propietary, tapi harus deal langsung dengan
> pembuat library-nya, dan kalo library itu menggunakan lib lain yang
> GPL maka harus deal juga dengan pembuatnya, dst sampe ke ujung. Memang
> jadi lebih ribet, tapi itulah tujuannya GPL untuk membuat Open Source
> Software tetap free.
>
> Gak fair, kalau ada orang yang membuang weekendnya selama 6 bulan
> untuk membuat sebuah library yang dia pikir bermanfaat buat orang
> banyak, lalu tiba-tiba ada satu perusahaan yang memberi sedikit
> aksesoris kemudian menjualnya seharga $10.000 dolar. You can do this,
> but you need the consent of the maker for GPL. Kalau LGPL gak butuh.
>
>
> > Keuntungan open source itu dah jelas. Quality n freedom... yang gak perlu
> > lagi gw bahas. Gw cuma mo point out opposide side, devil advocate, yang
> > jarang banget dihighlight... cost dari OSS.
> >
> > Gw dah sering liat banyak company yang strictly nolak any OSS part dari
> > project yg dikerjain vendor2nya. They make it loud n clear. Terutama dari
> > banking industry.
> > Law suit cuma 1 hal. Future developments n needs yang gak compatible
> dengan
> > policy OSS licensenya.. itu juga laen hal. Hal yang paling expensive buat
> > mereka juga adalah gak ada pihak yang legally responsible terhadap OSS
> > project. Kalo productnya ada flaw... worst casenya, lo cuma dapet
> response
> > dari community... "yeah, send me the patch", "I'll look at it when i feel
> > like to", ato "dude.. its free.. for god sake just take it or leave it.
> Or
> > better, why don't you fix it and contribute something for what you get?".
> > Kalo ada cacat, gak ada yang bisa dijadiin kambing hitam yang mereka bisa
> > legally minta pertanggungjawaban.
>
> --> Ini lagi, udah jelas free, masih mau nuntut orang yang ngasih
> sesuatu secara cuma2 ? Damn what a greedy corporate people *my comment
> to the individuals that think like this*. Sekarang ngomong dari segi
> bisnis, rata-rata company, untuk menjamin kelangsungan bisnisnya butuh
> support atau bahasa si hendry ada orang yang bisa disalahin kalau ada
> apa-apa. Untuk itu banyak perusahaan yang memberikan support terhadap
> software2 seperti ini. Contoh paling umum SUN, JBoss, RedHat. So ...
> statement phail !
>
> Kalau ada library yang tidak ada yang support, pilihannya gampang.
> Kontak pembuatnya dia mau support atau engga, atau cari library lain
> yang ada supportnya. Kalau gak ada library yang lebih bagus, ya udah
> terima aja gak usah di pake itu library, suruh programmernya bikin
> sendiri dari 0, bakal mau gak kira2 ?
>
> > Banyaak banget client yang terang2an strict no-OSS policy. Mereka lebih
> > prefer solusi2 official, misalnya dari IBM... yang akhirnya mereka
> complaint
> > siapa bilang java murah? OS non windows juga larinya ke box Solaris yang
> > anything but cheap.
> >
> > Di .net in particular banyak banget client yang strict no OSS, dan
> nolak2in
> > project yang mengandung NHibernate, nServiceBus, Windsor, Monorail, n
> > stuffs. Mereka demand product yg "official" (baca: keluaran redmond)...
> yang
> > dah lengkap dari ORM, DI container, MVC dalam frameworknya.
> >
> > Kenapa ini lebih common di .net (daripada java)? Kenapa mereka pilih .net
> in
> > first place? Because mereka lari ke .net justru karna solusi official
> > non-OSS nya lebih gampang n murah (in fact, they're all free).
> >
> > Di pasar non-OSS kayak ginilah, keunggulan java (mix n play OSS products)
> > justru jadi kelemahan.
> >
> > Dan for all its worth, gw juga benci company2 yg ngelarang OSS.. karna
> > hampir semua tooling favorite

Bls: [JUG-Indonesia] Re: Eksplorasi "JavaServer Faces"

2009-06-09 Terurut Topik ahmad sapta ismiran
Permisi, kalau boleh sy menanggapi,,,JSF merupakan  pengembangan dari JSP, 
tujuan nya yaitu, mengembangkan konsep pemrograman web yg tadinya dari konsep 
Model View Controller menjadi event drivent programming, layaknya pemrograman 
visual.Untuk JSF sendiri, skrg ini ,kalau sy liat, untuk konfigurasinya masih 
terlalu panjang sih. harus naro file sana sini.btw mau framework  gui java  yg 
simple dan gampang,  dan waktu developmennya jadi lebih simple pake aja 
-> www.zkoss.org
Thanks 

--- Pada Rab, 10/6/09, timotius_pamungkas  
menulis:

Dari: timotius_pamungkas 
Topik: [JUG-Indonesia]  Re: Eksplorasi "JavaServer Faces"
Kepada: jug-indonesia@yahoogroups.com
Tanggal: Rabu, 10 Juni, 2009, 10:10 AM











 











  
  CMIIW,



ADF itu sudah ga dipegang Oracle, tapi sekarang ada di apache dengan nama 
Trinidad. Weekend kemarin kebetulan ketemu sama Frans, ngobrol dikit kebetulan 
tentang JSF... Yang disitu sempat ada info dikit bahwa yang namanya JSF itu ga 
terlalu bagus buat dijadiin standard industri. Tapi "kenapa"-nya yang lebih 
detail, tunggu master2 nya reply aja deh, daripada salah ngasih info.



Kalo soal bagus nggak nya JSF sendiri sih menurut saya kalau masalah skinning, 
JSF OK, kita ga harus bikin custom CSS buat skinning, tinggal download 
Trinidad/IceFaces/ RichFAces, skinningnya sudah jadi. Cuma balik deh, ngapain 
bikin software eye candy tapi bisnis proses + requirement dari usernya tidak 
terpenuhi. Emang, tampilan juga nilai plus, tapi kalau yang ujung-ujungnya 
duit, company juga ga terlalu perduli kok soal tampilan, atau AJAX. Masa bodoh 
mau pake JSF, Oracle Form, atau assembler sekalian. Yang penting gimana benefit 
lebih besar dari cost. Bukan berarti backend nya JSF jelek, tapi sejauh ini 
yang paling mencolok dari JSF adalah skinningnya. 



Suatu framework bisa bagus atau tidak kan tergantung dari mau diimplementasikan 
sebagai apa dan time constraint nya bagaimana. Ekstrimnya, kalau kita mau bikin 
kalkulator buat jumlahin angka 1 sampai 10, pakai sembarang programming 
language juga bisa. Tergantung aja kita bikin kalkulator itu tujuannya buat 
apa? Kalau sebatas bisa jumlahin angka 1 sampai 10, pakai java console juga 
udah beres. Kalau harus jalan di desktop aja, ya Swing, dsb.



Tentang masa depan nya? Siapa sih yang tahu masa depan? Kalau saya pribadi sih 
ga terlalu perduli masa depan suatu framework, apalagi framework yang banyak 
dipakai. Apapun hasil framework itu 10 tahun lagi, apakah hilang atau justru 
malah jadi tidak tersaingi, dengan kita belajar itu sudah ada sesuatu yang kita 
peroleh kok. 



--- In jug-indonesia@ yahoogroups. com, Wawan Hartawan  wrote:

>

> Sehubungan dengan JSF ini kira kira punya informasi engga, setelah di beli

> Oracle masa depan JSF gimana ya?  Oracle kan punya ADF, kira kira JSF di

> apain ya?

> 

> Regard

> Harta

> 

> 2009/6/4 Samuel Franklyn 

> 

> >

> >

> > jsf_440 wrote:

> > > mau nanya..JSF itu sebenarnya apa? kalo saya baca2 tentang JSF pasti

> > > selalu brhubungan dengan JSP juga..jadi sebenarnya JSF dan JSP itu

> > > hubungannya apa? saya pengen tahu peranannya masing2..

> > >

> >

> > JSF adalah web framework yang merupakan standard web framework untuk

> > JavaEE. JSF tidak selalu berhubungan dengan JSP. JSF bisa berhubungan

> > dengan JSP. Hubungan JSF dan JSP bukanlah keharusan.

> >

> > JSF berfungsi sebagai web framework dan JSP berfungsi sebagai

> > template/view dari JSF. Tapi pemakaian JSP sebagai view dari JSF

> > banyak kekurangannya. Silahkan baca artikel ini untuk paham apa

> > kekurangannya:

> > http://www.onjava. com/pub/a/ onjava/2004/ 06/09/jsf. html

> >

> > JSF berfungsi sebagai web framework dan JSP berfungsi sebagai

> > template/view dari JSF.

> >

> > JSP adalah template/view untuk JSF. Tapi JSP bukan satu-satunya

> > teknologi template/view untuk JSF. Pemakai JSF banyak yang menggunakan

> > Facelets sebagai pengganti JSP.

> >

> >  

> >

> 

> 

> 

> -- 

> Wawan Hartawan

> http://www.wawanhar tawan.com

>




 

  




 






















  Firefox 3: Lebih Cepat, Lebih Aman, Dapat Disesuaikan dan 
Gratis.http://downloads.yahoo.com/id/firefox

Re: [JUG-Indonesia] Java is inrelevan 2.0

2009-06-09 Terurut Topik Hendry Luk
Haha, mate, seriously, lo mesti go out more ;) Ini dah jadi topik sehari2 di
setiap local pub.. java maupun .net.
Ada company yang sampe hari ini masih pilih bayar (ehm, mahal) yet buggy
source control kayak AccuRev (buggy dan file lo bisa ilang sendiri), just
for the sake of nghindarin OSS tools kayak svn ato git.
Banyak company punya misguided fear terhadap security. Beberapa karna
kerumitan license. Beberapa karna kepercayaan ke commercial support. Apapun
alesannya, no-oss itu adalah subculture yang hidup dalam society kita.

In fact, kalo lo sempet ngerasain jaman 90an (ato ngobrol sama temen2 lo yg
dari jaman segitu), itu jauh lebih parah. Di jaman itu company yg bersedia
pake OSS itu justru exception, daripada norm. Di jaman itu lebih banyak
project yang dipaksa J2EE dan ngeliat Spring dengan jijik.

No-OSS policy itu emang golongan minoritas, tapi bukan berarti FUD. At least
google dikit donk.
Nih liat2 kemari:
http://www.pluggd.tv/audio/channels/interition_roller_weblogs
Ada 2 episode ngomongin penuh soal subculture no-OSS.. apa yang
melatarbelakangi, dan apa implicationnya buat kita2.

On Wed, Jun 10, 2009 at 1:43 AM, Edward Yakop  wrote:

>
>
> On Tue, Jun 9, 2009 at 16:41, Hendry 
> Luk>
> wrote:
> > Mas... policy no-OSS di client itu dah commonsense. Bukan hal baru
>
> According to who?
> Sigh, FUD
>
> Straight from the horse mouth:
>
> http://www.pcworld.com/businesscenter/article/151568/ballmer_still_searching_for_an_answer_to_google.html
>
> Nice quotation from Steve himself:
> "Forty percent of servers run Windows, 60 percent run Linux," he said.
> "How are we doing? Forty is less than 60, so I don't like it. ... We
> have some work to do."
>
> Regards,
> Edward Yakop
>  
>


[JUG-Indonesia] Cara penggunaan @Pattern(regex="[0-9]")

2009-06-09 Terurut Topik onsir salman
saya buat kolom spt ini, saya ingin di kolom ini hanya bisa di input angka 0-9 
saja. saya buat spt ini
@Pattern(regex="[0-9]")
@Column(name="CHARGE_BY", nullable=false, unique=false, length=1)
private String chargeBy;

lalu sdh saya coba dgn import spt ini, tetapi tidak ada yg cocok

import java.util.regex.Pattern;
import org.dom4j.rule.Pattern;
import org.apache.oro.text.regex.Pattern;
import com.sun.org.apache.xalan.internal.xsltc.compiler.Pattern;

Terima kasih

 



  Firefox 3: Lebih Cepat, Lebih Aman, Dapat Disesuaikan dan 
Gratis.http://downloads.yahoo.com/id/firefox

Re: [JUG-Indonesia] JSR-330 Dependency injection passed!

2009-06-09 Terurut Topik Achmad Arif Rachim
Menarik nih opini-nya, Sun, IBM, Red Hat, Oracle, Ericson semuanya
"mengharuskan" compatible sama jsr 299 :).
Btw oracle punya 2 suara di voting ini, menggunakan nama sun dan oracle
sendiri kekekekeke.



On Wed, Jun 10, 2009 at 9:13 AM, Edward Yakop  wrote:

>
>
> On Wed, Jun 10, 2009 at 09:02, Achmad Arif 
> Rachim>
> wrote:
> > jayway ga ikutan EG nih ;). @Inject still bad idea ?
>
> Well. To be honest, I haven't look at the spec myself.
> But I do trust Rickard's opinion :P
>
> Regards,
> Edward Yakop
>  
>



-- 
Warm Regards,
Arif Rachim


[JUG-Indonesia] Re: Eksplorasi "JavaServer Faces"

2009-06-09 Terurut Topik timotius_pamungkas
CMIIW,

ADF itu sudah ga dipegang Oracle, tapi sekarang ada di apache dengan nama 
Trinidad. Weekend kemarin kebetulan ketemu sama Frans, ngobrol dikit kebetulan 
tentang JSF... Yang disitu sempat ada info dikit bahwa yang namanya JSF itu ga 
terlalu bagus buat dijadiin standard industri. Tapi "kenapa"-nya yang lebih 
detail, tunggu master2 nya reply aja deh, daripada salah ngasih info.


Kalo soal bagus nggak nya JSF sendiri sih menurut saya kalau masalah skinning, 
JSF OK, kita ga harus bikin custom CSS buat skinning, tinggal download 
Trinidad/IceFaces/RichFAces, skinningnya sudah jadi. Cuma balik deh, ngapain 
bikin software eye candy tapi bisnis proses + requirement dari usernya tidak 
terpenuhi. Emang, tampilan juga nilai plus, tapi kalau yang ujung-ujungnya 
duit, company juga ga terlalu perduli kok soal tampilan, atau AJAX. Masa bodoh 
mau pake JSF, Oracle Form, atau assembler sekalian. Yang penting gimana benefit 
lebih besar dari cost. Bukan berarti backend nya JSF jelek, tapi sejauh ini 
yang paling mencolok dari JSF adalah skinningnya. 


Suatu framework bisa bagus atau tidak kan tergantung dari mau diimplementasikan 
sebagai apa dan time constraint nya bagaimana. Ekstrimnya, kalau kita mau bikin 
kalkulator buat jumlahin angka 1 sampai 10, pakai sembarang programming 
language juga bisa. Tergantung aja kita bikin kalkulator itu tujuannya buat 
apa? Kalau sebatas bisa jumlahin angka 1 sampai 10, pakai java console juga 
udah beres. Kalau harus jalan di desktop aja, ya Swing, dsb.


Tentang masa depan nya? Siapa sih yang tahu masa depan? Kalau saya pribadi sih 
ga terlalu perduli masa depan suatu framework, apalagi framework yang banyak 
dipakai. Apapun hasil framework itu 10 tahun lagi, apakah hilang atau justru 
malah jadi tidak tersaingi, dengan kita belajar itu sudah ada sesuatu yang kita 
peroleh kok. 





--- In jug-indonesia@yahoogroups.com, Wawan Hartawan  wrote:
>
> Sehubungan dengan JSF ini kira kira punya informasi engga, setelah di beli
> Oracle masa depan JSF gimana ya?  Oracle kan punya ADF, kira kira JSF di
> apain ya?
> 
> Regard
> Harta
> 
> 2009/6/4 Samuel Franklyn 
> 
> >
> >
> > jsf_440 wrote:
> > > mau nanya..JSF itu sebenarnya apa? kalo saya baca2 tentang JSF pasti
> > > selalu brhubungan dengan JSP juga..jadi sebenarnya JSF dan JSP itu
> > > hubungannya apa? saya pengen tahu peranannya masing2..
> > >
> >
> > JSF adalah web framework yang merupakan standard web framework untuk
> > JavaEE. JSF tidak selalu berhubungan dengan JSP. JSF bisa berhubungan
> > dengan JSP. Hubungan JSF dan JSP bukanlah keharusan.
> >
> > JSF berfungsi sebagai web framework dan JSP berfungsi sebagai
> > template/view dari JSF. Tapi pemakaian JSP sebagai view dari JSF
> > banyak kekurangannya. Silahkan baca artikel ini untuk paham apa
> > kekurangannya:
> > http://www.onjava.com/pub/a/onjava/2004/06/09/jsf.html
> >
> > JSF berfungsi sebagai web framework dan JSP berfungsi sebagai
> > template/view dari JSF.
> >
> > JSP adalah template/view untuk JSF. Tapi JSP bukan satu-satunya
> > teknologi template/view untuk JSF. Pemakai JSF banyak yang menggunakan
> > Facelets sebagai pengganti JSP.
> >
> >  
> >
> 
> 
> 
> -- 
> Wawan Hartawan
> http://www.wawanhartawan.com
>




Re: [JUG-Indonesia] Java is inrelevan 2.0

2009-06-09 Terurut Topik abangkis
2009/6/10 Hendry Luk :
>
>
> Yup, no-OSS policy is totally non-sense n stupid. Kita developers pengen
> banget educate mereka tentang OSS, tapi mereka "supposedly" lebih ngerti law
> n poilitik daripada kita. Clients get what clients want. Mereka penganut
> monotheism dan cuma mo pengang 1 nomer telpon, they got it.
>
> To be fair, ini lebih common di ms world, karna hampir semua major companies
> itu punya yearly MSDN universal kit, yang intinya client punya akses ke
> SEMUA products lengkap dengan full technical dan incident support yang
> mencakup dari IDE, frameworks (ORM, IoC, xUnit, DbC, extensibility, MVC,
> workflow, WCF, logging, security, build/deployment), tools (code-inspection,
> performance-test) , OS (dev dan server), database, integration-server,
> enterprise-security/identity server, document-management, BPM, exchange
> server, finance system, dan segala bahan laen yg lo butuh buat build your
> own little planet. Now lo butuh alasan kuat sebelom lo even think about
> convincing mereka tentang OSS.
>
> Sekarang Oracle juga mampu bikin universal subscription kit buat java.
> Potential ini yang bikin Sun accuisistion itu big news. Arguably bisa extend
> market java ke monotheist enterprise market.
>
> Hanya karna kita nganut polytheist, gak bisa ngharapin seluruh dunia juga
> mesti politheist. Masih ada orang yg percaya monotheism... foolish indeed,
> tapi tetep mesti diladenin

--> No-no-no. Kalau mereka memilih untuk 'monotheism' itu hak mereka,
kita cuma bisa educated. Dan ujung-ujungnya time will tell. Tapi
bilang bahwa di client itu commonsense untuk no-OSS policy, itu totaly
non-sense. Apalagi gak disebutin bahwa domain-nya adalah
company-company yang M$ based. Its totally misleading seakan-akan
seluruh dunia begitu, padahal company yang totally M$ based itu berapa
persen sih ? Untuk telco dan banking jelas2 mereka gak mungkin fully
M$ based. jadi kita bisa totally discard mereka dari jumlah yang
totally M$ based.

Kalau urusan oracle dan sun, well just have to wait and see. Soalnya
banyak orang-orang oracle dan sun sendiri yang gak tahu dunia bakal
bagaimana setelah proses merger selesai 1-2 tahun lagi. Well atleast
we have their source code right ?


Re: [JUG-Indonesia] JSR-330 Dependency injection passed!

2009-06-09 Terurut Topik Edward Yakop
On Wed, Jun 10, 2009 at 09:02, Achmad Arif Rachim wrote:
> jayway ga ikutan EG nih ;). @Inject still bad idea ?

Well. To be honest, I haven't look at the spec myself.
But I do trust Rickard's opinion :P

Regards,
Edward Yakop


Re: [JUG-Indonesia] JSR-330 Dependency injection passed!

2009-06-09 Terurut Topik Achmad Arif Rachim
jayway ga ikutan EG nih ;). @Inject still bad idea ?

On Wed, Jun 10, 2009 at 8:58 AM, Edward Yakop  wrote:

>
>
> http://jcp.org/en/jsr/results?id=4944
>
> Regards,
> Edward Yakop
>  
>



-- 
Warm Regards,
Arif Rachim


Re: [JUG-Indonesia] Java is inrelevan 2.0

2009-06-09 Terurut Topik Hendry Luk
Yup, no-OSS policy is totally non-sense n stupid. Kita developers pengen
banget educate mereka tentang OSS, tapi mereka "supposedly" lebih ngerti law
n poilitik daripada kita. Clients get what clients want. Mereka penganut
monotheism dan cuma mo pengang 1 nomer telpon, they got it.

To be fair, ini lebih common di ms world, karna hampir semua major companies
itu punya yearly MSDN universal kit, yang intinya client punya akses ke
SEMUA products lengkap dengan full technical dan incident support yang
mencakup dari IDE, frameworks (ORM, IoC, xUnit, DbC, extensibility, MVC,
workflow, WCF, logging, security, build/deployment), tools (code-inspection,
performance-test) , OS (dev dan server), database, integration-server,
enterprise-security/identity server, document-management, BPM, exchange
server, finance system, dan segala bahan laen yg lo butuh buat build your
own little planet. Now lo butuh alasan kuat sebelom lo even think about
convincing mereka tentang OSS.

Sekarang Oracle juga mampu bikin universal subscription kit buat java.
Potential ini yang bikin Sun accuisistion itu big news. Arguably bisa extend
market java ke monotheist enterprise market.

Hanya karna kita nganut polytheist, gak bisa ngharapin seluruh dunia juga
mesti politheist. Masih ada orang yg percaya monotheism... foolish indeed,
tapi tetep mesti diladenin

2009/6/9 abangkis 

>
>
> Ah non-sense ini. Semua telco di indonesia ada opensource-nya kok. Itu
> eropa yang belum kena renaissance kali ? coba cek dulu jangan-jangan
> mereka masih nganggep CEO microsoft itu bill gates, makanya masih pake
> satu kitab M$ doang. (devil)
>
>
> On Tue, Jun 9, 2009 at 3:41 PM, Hendry 
> Luk>
> wrote:
> >
> >
> > Mas... policy no-OSS di client itu dah commonsense. Bukan hal baru
> >
> > On Tue, Jun 9, 2009 at 6:25 PM, Edward Yakop 
> > >
> wrote:
> >>
> >>
> >> 2009/6/9 Hendry Luk >:
> >>
> >> > Gw dah sering liat banyak company yang strictly nolak any OSS part
> dari
> >> > project yg dikerjain vendor2nya. They make it loud n clear. Terutama
> >> > dari
> >> > banking industry.
> >>
> >> Banking industry yang pakek java banyak yang pakek OSS secara lansung
> >> atau tidak langsung.
> >> http://www.springsource.com/customers
> >> http://customers.redhat.com/category/industry/financial/
> >> http://www.pentaho.com/about/customers/
> >>
> >> I can go on.
> >>
> >> > Law suit cuma 1 hal. Future developments n needs yang gak compatible
> >> > dengan
> >> > policy OSS licensenya.. itu juga laen hal. Hal yang paling expensive
> >> > buat
> >> > mereka juga adalah gak ada pihak yang legally responsible terhadap OSS
> >> > project. Kalo productnya ada flaw... worst casenya, lo cuma dapet
> >> > response
> >> > dari community... "yeah, send me the patch", "I'll look at it when i
> >> > feel
> >> > like to", ato "dude.. its free.. for god sake just take it or leave
> it.
> >> > Or
> >> > better, why don't you fix it and contribute something for what you
> >> > get?".
> >> > Kalo ada cacat, gak ada yang bisa dijadiin kambing hitam yang mereka
> >> > bisa
> >> > legally minta pertanggungjawaban.
> >>
> >> Again back to this FUD.
> >> Just choose OSS project that are backed by reputable team/company or
> >> even better get a support contract.
> >> redhat, Spring, SUN (for mysql), jetty.
> >>
> >> If your statement is true, nobody will use linux.
> >>
> >> > Banyaak banget client yang terang2an strict no-OSS policy. Mereka
> lebih
> >> > prefer solusi2 official, misalnya dari IBM... yang akhirnya mereka
> >> > complaint
> >> > siapa bilang java murah? OS non windows juga larinya ke box Solaris
> yang
> >> > anything but cheap.
> >>
> >> citation needed.
> >>
> >> > Di .net in particular banyak banget client yang strict no OSS, dan
> >> > nolak2in
> >> > project yang mengandung NHibernate, nServiceBus, Windsor, Monorail, n
> >> > stuffs. Mereka demand product yg "official" (baca: keluaran
> redmond)...
> >> > yang
> >> > dah lengkap dari ORM, DI container, MVC dalam frameworknya.
> >>
> >> That's because .net OSS movement is not as matured as Java.
> >>
> >> > Kenapa ini lebih common di .net (daripada java)? Kenapa mereka pilih
> >> > .net in
> >> > first place? Because mereka lari ke .net justru karna solusi official
> >> > non-OSS nya lebih gampang n murah (in fact, they're all free).
> >>
> >> Is it because of legacy code?
> >> The team knows microsoft stack very well
> >> The company already pays a support contract with microsoft
> >> After all, java as a language is not newer than other Mircosoft SDK and
> >> migration works cost a lot of money and risks.
> >>
> >> > Di pasar non-OSS kayak ginilah, keunggulan java (mix n play OSS
> >> > products)
> >> > justru jadi kelemahan.
> >>
> >> According to who?
> >>
> >> > Dan for all its worth, gw juga benci company2 yg ngelarang OSS.. karna
> >> > hampir semua tooling favorite gw dari OSS.. Tapi alas, itu fact yg we
> >> > have
> >> > to live with.
> >>
> >> Benci is a strong word :P
> >>
> >> Regards,
> >> Edward Yakop
>

[JUG-Indonesia] JSR-330 Dependency injection passed!

2009-06-09 Terurut Topik Edward Yakop
http://jcp.org/en/jsr/results?id=4944

Regards,
Edward Yakop


Re: [JUG-Indonesia] Java is inrelevan 2.0

2009-06-09 Terurut Topik abangkis
Ah non-sense ini. Semua telco di indonesia ada opensource-nya kok. Itu
eropa yang belum kena renaissance kali ? coba cek dulu jangan-jangan
mereka masih nganggep CEO microsoft itu bill gates, makanya masih pake
satu kitab M$ doang. (devil)

On Tue, Jun 9, 2009 at 3:41 PM, Hendry Luk wrote:
>
>
> Mas... policy no-OSS di client itu dah commonsense. Bukan hal baru
>
> On Tue, Jun 9, 2009 at 6:25 PM, Edward Yakop  wrote:
>>
>>
>> 2009/6/9 Hendry Luk :
>>
>> > Gw dah sering liat banyak company yang strictly nolak any OSS part dari
>> > project yg dikerjain vendor2nya. They make it loud n clear. Terutama
>> > dari
>> > banking industry.
>>
>> Banking industry yang pakek java banyak yang pakek OSS secara lansung
>> atau tidak langsung.
>> http://www.springsource.com/customers
>> http://customers.redhat.com/category/industry/financial/
>> http://www.pentaho.com/about/customers/
>>
>> I can go on.
>>
>> > Law suit cuma 1 hal. Future developments n needs yang gak compatible
>> > dengan
>> > policy OSS licensenya.. itu juga laen hal. Hal yang paling expensive
>> > buat
>> > mereka juga adalah gak ada pihak yang legally responsible terhadap OSS
>> > project. Kalo productnya ada flaw... worst casenya, lo cuma dapet
>> > response
>> > dari community... "yeah, send me the patch", "I'll look at it when i
>> > feel
>> > like to", ato "dude.. its free.. for god sake just take it or leave it.
>> > Or
>> > better, why don't you fix it and contribute something for what you
>> > get?".
>> > Kalo ada cacat, gak ada yang bisa dijadiin kambing hitam yang mereka
>> > bisa
>> > legally minta pertanggungjawaban.
>>
>> Again back to this FUD.
>> Just choose OSS project that are backed by reputable team/company or
>> even better get a support contract.
>> redhat, Spring, SUN (for mysql), jetty.
>>
>> If your statement is true, nobody will use linux.
>>
>> > Banyaak banget client yang terang2an strict no-OSS policy. Mereka lebih
>> > prefer solusi2 official, misalnya dari IBM... yang akhirnya mereka
>> > complaint
>> > siapa bilang java murah? OS non windows juga larinya ke box Solaris yang
>> > anything but cheap.
>>
>> citation needed.
>>
>> > Di .net in particular banyak banget client yang strict no OSS, dan
>> > nolak2in
>> > project yang mengandung NHibernate, nServiceBus, Windsor, Monorail, n
>> > stuffs. Mereka demand product yg "official" (baca: keluaran redmond)...
>> > yang
>> > dah lengkap dari ORM, DI container, MVC dalam frameworknya.
>>
>> That's because .net OSS movement is not as matured as Java.
>>
>> > Kenapa ini lebih common di .net (daripada java)? Kenapa mereka pilih
>> > .net in
>> > first place? Because mereka lari ke .net justru karna solusi official
>> > non-OSS nya lebih gampang n murah (in fact, they're all free).
>>
>> Is it because of legacy code?
>> The team knows microsoft stack very well
>> The company already pays a support contract with microsoft
>> After all, java as a language is not newer than other Mircosoft SDK and
>> migration works cost a lot of money and risks.
>>
>> > Di pasar non-OSS kayak ginilah, keunggulan java (mix n play OSS
>> > products)
>> > justru jadi kelemahan.
>>
>> According to who?
>>
>> > Dan for all its worth, gw juga benci company2 yg ngelarang OSS.. karna
>> > hampir semua tooling favorite gw dari OSS.. Tapi alas, itu fact yg we
>> > have
>> > to live with.
>>
>> Benci is a strong word :P
>>
>> Regards,
>> Edward Yakop
>
> 


Re: [JUG-Indonesia] [Help] java swing - oracle

2009-06-09 Terurut Topik Yudhi Karunia Surtan
tipenya pake varbinary beda juga?

Regards,

Yudhi Karunia Surtan
--
Mobile (+62)-818-08347561



2009/6/9 Ivan Wibowo :
>
>
> halo rekan java sekalian,
> saya melakukan konversi dari karakter ASCII ke extended ASCII.
> jd yg nilai ASCIInya lebih dari 127,
> yg saya mau tanyakan adalah, deretan karakter diatas 127 ini saya simpan di
> oracle 10G.
> kemudian saya pakai grid swing untuk menampilkan data dari
> database tersebut, tetapi karakter2 itu kok berbeda
> ditampilkannya?
> apakah standar karakter yg dipakai berbeda?
>
> mohon bantuannya.
>
> regard
> Ivan
>
> 


Re: [JUG-Indonesia] Java is inrelevan 2.0

2009-06-09 Terurut Topik Edward Yakop
On Tue, Jun 9, 2009 at 16:41, Hendry Luk wrote:
> Mas... policy no-OSS di client itu dah commonsense. Bukan hal baru

According to who?
Sigh, FUD

Straight from the horse mouth:
http://www.pcworld.com/businesscenter/article/151568/ballmer_still_searching_for_an_answer_to_google.html

Nice quotation from Steve himself:
"Forty percent of servers run Windows, 60 percent run Linux," he said.
"How are we doing? Forty is less than 60, so I don't like it. ... We
have some work to do."

Regards,
Edward Yakop


[JUG-Indonesia] [Help] java swing - oracle

2009-06-09 Terurut Topik Ivan Wibowo
halo rekan java sekalian,
saya melakukan konversi dari karakter ASCII ke extended ASCII.
jd yg nilai ASCIInya lebih dari 127, 
yg saya mau tanyakan adalah, deretan karakter diatas 127 ini saya simpan di 
oracle 10G.
kemudian saya pakai grid swing untuk menampilkan data dari
database tersebut, tetapi karakter2 itu kok berbeda
ditampilkannya?
apakah standar karakter yg dipakai berbeda?


mohon bantuannya.

regard
Ivan



Re: [JUG-Indonesia] Re: [Help] Problem dengan java.util.Date di windows Vista

2009-06-09 Terurut Topik daru.priyoko
Coba di update jdknya menjadi 1.5 keatas




From: Edwin 
To: jug-indonesia@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, June 9, 2009 6:58:45 PM
Subject: [JUG-Indonesia]  Re: [Help] Problem dengan java.util.Date di windows 
Vista





--- In jug-indonesia@ yahoogroups. com, Muhammad Rifai  wrote:
>
> /*Gimana cara menampilkan tanggalnya?
> Kasi lihat source codenya dong, kalo ngga gimana bisa tau masalahnya?
> Tanpa source code, cuma bisa tebak2an aja.
> 
> Tebakan saya, mungkin karena timezone.*/
> 
> Jadinya bukan memberikan solusi malah maen tebak-tebakan. .
> hehehe... piss...
>

sorry, sourcenya ketinggalan,
source-nya adalah :
System.out.println( new java.util.Date( ));

hasil diconsole selalu H-1 dari jam di OS,
dan ini hanya terjadi di Vista aja,
ada masalah apa yak dengan Vista??

makasih sebelumnya.





  

[JUG-Indonesia] Ada yang pernah buat Authentifikasi di Apache wicket?

2009-06-09 Terurut Topik Ahmad Tanwir a.k.a Ata
Hai All... Ada yang perna buat Authentifikasi di apache wicket ga? Aku 
pake wicket-auth-role tapi error mulu... Maksud saya bukan ga bisa jalan 
tapi.
1. Setelah berhasil login  selalu mengharah ke 
http://localhost:8080/index.html?wicket: blah-blah blah
dan tentu saja keluar error 404
2. dan setelah  berhasil logout, selalu ada pesan error "Page Expired".

Mohon bantuannya...


Salam



Ahmad Tanwir


[JUG-Indonesia] Re: [Help] Problem dengan java.util.Date di windows Vista

2009-06-09 Terurut Topik Edwin
--- In jug-indonesia@yahoogroups.com, Muhammad Rifai  wrote:
>
> /*Gimana cara menampilkan tanggalnya?
> Kasi lihat source codenya dong, kalo ngga gimana bisa tau masalahnya?
> Tanpa source code, cuma bisa tebak2an aja.
> 
> Tebakan saya, mungkin karena timezone.*/
> 
> Jadinya bukan memberikan solusi malah maen tebak-tebakan..
> hehehe... piss...
>

sorry, sourcenya ketinggalan,
source-nya adalah :
System.out.println(new java.util.Date());

hasil diconsole selalu H-1 dari jam di OS,
dan ini hanya terjadi di Vista aja,
ada masalah apa yak dengan Vista??

makasih sebelumnya.



Re: [JUG-Indonesia] Re: OOT : Dibutuhkan programmer

2009-06-09 Terurut Topik Sudedy Widjaja
wah, padahal saya tulis email-nya komplit yah. mungkin ada rule tersendiri dari 
pak moderator. yah sudah, dikirim ke email address yahoo saya ini saja yah. 

Thanks
Sudedy

--- On Mon, 6/8/09, javajuniorjob_seeker  wrote:

From: javajuniorjob_seeker 
Subject: [JUG-Indonesia]  Re: OOT : Dibutuhkan programmer
To: jug-indonesia@yahoogroups.com
Date: Monday, June 8, 2009, 10:13 PM
















  
  dear sudedy



email address lengkapnya apa ya? saya mau ngirim lamaran & CV saya.



thanks



--- In jug-indonesia@ yahoogroups. com, Sudedy Widjaja  wrote:

>

> Oom moderator, numpang posting lowongan yah oom. Thanks.

> 

> Kami perusahaan yang bergerak di bidang IT sedang membutuhkan junior 
> programmer. Lulusan D1/D3/S1 teknik informatika / management informatika. 
> Lebih disukai yang pernah terlibat dalam pembuatan aplikasi berbasis 
> database. Usia max 25 tahun, domisili di Jakarta. Berkeinginan kuat untuk 
> maju dan mudah beradaptasi. Lamaran dan CV harap kirim ke sud...@...

> 

> best regards,

> 

> Sudedy

>




 

  




 

















  

Re: [JUG-Indonesia] Java is inrelevan 2.0

2009-06-09 Terurut Topik Hendry Luk
Mas... policy no-OSS di client itu dah commonsense. Bukan hal baru

On Tue, Jun 9, 2009 at 6:25 PM, Edward Yakop  wrote:

>
>
> 2009/6/9 Hendry Luk >:
>
> > Gw dah sering liat banyak company yang strictly nolak any OSS part dari
> > project yg dikerjain vendor2nya. They make it loud n clear. Terutama dari
> > banking industry.
>
> Banking industry yang pakek java banyak yang pakek OSS secara lansung
> atau tidak langsung.
> http://www.springsource.com/customers
> http://customers.redhat.com/category/industry/financial/
> http://www.pentaho.com/about/customers/
>
> I can go on.
>
> > Law suit cuma 1 hal. Future developments n needs yang gak compatible
> dengan
> > policy OSS licensenya.. itu juga laen hal. Hal yang paling expensive buat
> > mereka juga adalah gak ada pihak yang legally responsible terhadap OSS
> > project. Kalo productnya ada flaw... worst casenya, lo cuma dapet
> response
> > dari community... "yeah, send me the patch", "I'll look at it when i feel
> > like to", ato "dude.. its free.. for god sake just take it or leave it.
> Or
> > better, why don't you fix it and contribute something for what you get?".
> > Kalo ada cacat, gak ada yang bisa dijadiin kambing hitam yang mereka bisa
> > legally minta pertanggungjawaban.
>
> Again back to this FUD.
> Just choose OSS project that are backed by reputable team/company or
> even better get a support contract.
> redhat, Spring, SUN (for mysql), jetty.
>
> If your statement is true, nobody will use linux.
>
> > Banyaak banget client yang terang2an strict no-OSS policy. Mereka lebih
> > prefer solusi2 official, misalnya dari IBM... yang akhirnya mereka
> complaint
> > siapa bilang java murah? OS non windows juga larinya ke box Solaris yang
> > anything but cheap.
>
> citation needed.
>
> > Di .net in particular banyak banget client yang strict no OSS, dan
> nolak2in
> > project yang mengandung NHibernate, nServiceBus, Windsor, Monorail, n
> > stuffs. Mereka demand product yg "official" (baca: keluaran redmond)...
> yang
> > dah lengkap dari ORM, DI container, MVC dalam frameworknya.
>
> That's because .net OSS movement is not as matured as Java.
>
> > Kenapa ini lebih common di .net (daripada java)? Kenapa mereka pilih .net
> in
> > first place? Because mereka lari ke .net justru karna solusi official
> > non-OSS nya lebih gampang n murah (in fact, they're all free).
>
> Is it because of legacy code?
> The team knows microsoft stack very well
> The company already pays a support contract with microsoft
> After all, java as a language is not newer than other Mircosoft SDK and
> migration works cost a lot of money and risks.
>
> > Di pasar non-OSS kayak ginilah, keunggulan java (mix n play OSS products)
> > justru jadi kelemahan.
>
> According to who?
>
> > Dan for all its worth, gw juga benci company2 yg ngelarang OSS.. karna
> > hampir semua tooling favorite gw dari OSS.. Tapi alas, itu fact yg we
> have
> > to live with.
>
> Benci is a strong word :P
>
> Regards,
> Edward Yakop
>  
>


Re: [JUG-Indonesia] Java is inrelevan 2.0

2009-06-09 Terurut Topik Reza Alaudin
>>Susah ahMang da ngomong ama orang yang gak pernah turun ke management level.
emang dah berapa tahun jadi project manager Josh?
memanage Java itu Afaik lebih pragmatis, save n less bug.. Karena struktur n 
design patternnya sinkron.
At least project managerku do so, 80 % project pake Java EE.
jadi statement  kamu soal management level... kalo km dah 10 thn di level 
project manager...
gwe mungkin gak akan counter..

regards,
Reza




From: Joshua Partogi 
To: jug-indonesia@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, June 9, 2009 4:20:16 PM
Subject: Re: [JUG-Indonesia] Java is inrelevan 2.0






2009/6/9 Samuel Franklyn 

Joshua Partogi wrote:
>
>
> Ah di akhir-nya juga jelek. Banyak bug fixing. Makanya never ending.

Omongan geblek. Dimana-mana banyak bug atau kagak bukan
tergantung bahasa yang dipakai tapi kemampuan developer dan
metode development yang dipakai. Kalau kayak di NASA
di mana 1 bug di kerjakan oleh team sebanyak 20 orang lebih,
yang masing-masing orang punya pengalaman diatas 10 tahun,
di analisa dampak perbaikannya selama 6 bulan,
di dokumentasi perbaikannya dan dampaknya kemana,
lalu ditesting 3 bulan perbaikannya dengan
seabreg test cases baru diaplikasi ke sistem produksi
maka biar bug sekecil apapun susah hidup.
Mau pakai bahasa assembly sekalipun bug modar kalau
diperlakukan kayak begitu.

Susah ah ngomong ama orang yang gak pernah turun ke management level. 
Programmer memang gak liat kek ginian. Ini bukan bahasa-nya yang secara 
langsung menghasilkan banyak bug, tapi kerumitan bahasa tersebut menghasilkan 
implementasi yang klien inginkan. Karena Java butuh waktu yang cenderung lebih 
lama (estimasi gw 2.5x lipat dari dynamic language) untuk menghasilkan 
implementasi sedangkan timeframe-nya tetap sama, walhasil muncul bug 
dimana-mana. Kerumitan (dengan faktor LOC) bahasa tersebut-lah yang menjadikan 
Java error-prone, sama kayak Javascript yang juga error prone. Di akhir SDLC 
karena banyak bug fixing tersebut ditambah kerumitan bahasa-nya, tinggal 
dikalikan aja berapa lama untuk mengimplementasikan sebuah software menggunakan 
Java. In the end bisa looping terus dan never ending seperti yang gw bilang. 
Dan tinggal dikalikan saja berapa uang yang harus dikeluarkan oleh klien.  

*sigh*

-- 
Join Scrum8.com. 

http://scrum8.com/member/jpartogi/
http://scrum8.com/blog/jpartogi/
http://twitter.com/scrum8






  

Re: [JUG-Indonesia] Re: OOT : Dibutuhkan programmer

2009-06-09 Terurut Topik Muhammad Rifai
Iya neh, pengen cari yang di bandung ajah...
[?]

2009/6/9 azwar akbar 

>
>
> duh, kok lowongan yang buat bandung jarang saya temui ya...
>
> 2009/6/9 javajuniorjob_seeker >:
>
> >
> >
> > dear sudedy
> >
> > email address lengkapnya apa ya? saya mau ngirim lamaran & CV saya.
> >
> > thanks
> >
> > --- In jug-indonesia@yahoogroups.com ,
> Sudedy Widjaja  wrote:
> >>
> >> Oom moderator, numpang posting lowongan yah oom. Thanks.
> >>
> >> Kami perusahaan yang bergerak di bidang IT sedang membutuhkan junior
> >> programmer. Lulusan D1/D3/S1 teknik informatika / management
> informatika.
> >> Lebih disukai yang pernah terlibat dalam pembuatan aplikasi berbasis
> >> database. Usia max 25 tahun, domisili di Jakarta. Berkeinginan kuat
> untuk
> >> maju dan mudah beradaptasi. Lamaran dan CV harap kirim ke sud...@...
> >>
> >> best regards,
> >>
> >> Sudedy
> >>
> >
> >
>
> --
>
> regards,
> Azwar Akbar
> http://azwar-akbar.blogspot.com
>  
>



-- 
Muhammad Rifa'i
<<330.gif>>

Re: [JUG-Indonesia] Java is inrelevan 2.0

2009-06-09 Terurut Topik Hendry Luk
Point gw adalah... bugs sama2 bisa dihindari pake language apapun, tapi some
language lebih susah/mahal daripada the others.
Definisi susah/mahal... lo baru point out... 20x3 man-months highly
experienced developers buat ngurusin 1 bug..

2009/6/9 Samuel Franklyn 

>
>
> Hendry Luk wrote:
> >
> >
> > Sam, lo justru point out kalo setitik bug di assembly code itu mahal.
> > Karna itu kita pake java.
>
> Bukan itu pointnya. Setahu gua sebagian besar code NASA
> adalah C/C++/Java. Assembly language cuma sedikit.
> Pointnya adalah di NASA yang namanya bug itu diperlakukan
> seperti musuh dendam kesumat tujuh turunan sehingga
> bug susah hidup. Jadi isunya bugs itu banyak bukan
> karena bahasanya.
>
> >
> > 2009/6/9 Samuel Franklyn  >  sfrank...@gmail.com >>
> >
> >
> >
> > Joshua Partogi wrote:
> > >
> > >
> > > Ah di akhir-nya juga jelek. Banyak bug fixing. Makanya never ending.
> >
> > Omongan geblek. Dimana-mana banyak bug atau kagak bukan
> > tergantung bahasa yang dipakai tapi kemampuan developer dan
> > metode development yang dipakai. Kalau kayak di NASA
> > di mana 1 bug di kerjakan oleh team sebanyak 20 orang lebih,
> > yang masing-masing orang punya pengalaman diatas 10 tahun,
> > di analisa dampak perbaikannya selama 6 bulan,
> > di dokumentasi perbaikannya dan dampaknya kemana,
> > lalu ditesting 3 bulan perbaikannya dengan
> > seabreg test cases baru diaplikasi ke sistem produksi
> > maka biar bug sekecil apapun susah hidup.
> > Mau pakai bahasa assembly sekalipun bug modar kalau
> > diperlakukan kayak begitu.
> >
> > >
> > > 2009/6/8 Frans Thamura 
> >   fr...@meruvian.org 
> > >>
> >
> > >
> > > .net juga sama never ending
> > >
> > > cepat awal masalah di akhir ;)
> > >
> > >
> > > java itu mau akhir bagus, tapi never ending di awal
> > >
> >
> >
>
>  
>


Re: [JUG-Indonesia] Java is inrelevan 2.0

2009-06-09 Terurut Topik abangkis
I totally disagre .. ini omongan jaman Orba nih, tanda orang yang gak
ngerti open source.

Yang pertama untuk menggunakan open source harus mengerti dulu
mengenai license open source. Okeh yang di takutin itu GPL, tapi
opensouce mencakup banyak license, bisa pilih yang lebih linient kayak
LGPL, atau CDDL. Terus GPL itu sendiri sekarang udah sampe v3, banyak
perubahan. Dan kalau mau tetap benar-benar closed, biasanya license
GPL bisa di convert jadi propietary, tapi harus deal langsung dengan
pembuat library-nya, dan kalo library itu menggunakan lib lain yang
GPL maka harus deal juga dengan pembuatnya, dst sampe ke ujung. Memang
jadi lebih ribet, tapi itulah tujuannya GPL untuk membuat Open Source
Software tetap free.

Gak fair, kalau ada orang yang membuang weekendnya selama 6 bulan
untuk membuat sebuah  library yang dia pikir bermanfaat buat orang
banyak, lalu tiba-tiba ada satu perusahaan yang memberi sedikit
aksesoris kemudian menjualnya seharga $10.000 dolar. You can do this,
but you need the consent of the maker for GPL. Kalau LGPL gak butuh.


> Keuntungan open source itu dah jelas. Quality n freedom... yang gak perlu
> lagi gw bahas. Gw cuma mo point out opposide side, devil advocate, yang
> jarang banget dihighlight... cost dari OSS.
>
> Gw dah sering liat banyak company yang strictly nolak any OSS part dari
> project yg dikerjain vendor2nya. They make it loud n clear. Terutama dari
> banking industry.
> Law suit cuma 1 hal. Future developments n needs yang gak compatible dengan
> policy OSS licensenya.. itu juga laen hal. Hal yang paling expensive buat
> mereka juga adalah gak ada pihak yang legally responsible terhadap OSS
> project. Kalo productnya ada flaw... worst casenya, lo cuma dapet response
> dari community... "yeah, send me the patch", "I'll look at it when i feel
> like to", ato "dude.. its free.. for god sake just take it or leave it. Or
> better, why don't you fix it and contribute something for what you get?".
> Kalo ada cacat, gak ada yang bisa dijadiin kambing hitam yang mereka bisa
> legally minta pertanggungjawaban.

--> Ini lagi, udah jelas free, masih mau nuntut orang yang ngasih
sesuatu secara cuma2 ? Damn what a greedy corporate people *my comment
to the individuals that think like this*.  Sekarang ngomong dari segi
bisnis, rata-rata company, untuk menjamin kelangsungan bisnisnya butuh
support atau bahasa si hendry ada orang yang bisa disalahin kalau ada
apa-apa. Untuk itu banyak perusahaan yang memberikan support terhadap
software2 seperti ini. Contoh paling umum SUN, JBoss, RedHat. So ...
statement phail !

Kalau ada library yang tidak ada yang support, pilihannya gampang.
Kontak pembuatnya dia mau support atau engga, atau cari library lain
yang ada supportnya. Kalau gak ada library yang lebih bagus, ya udah
terima aja gak usah di pake itu library, suruh programmernya bikin
sendiri dari 0, bakal mau gak kira2 ?



> Banyaak banget client yang terang2an strict no-OSS policy. Mereka lebih
> prefer solusi2 official, misalnya dari IBM... yang akhirnya mereka complaint
> siapa bilang java murah? OS non windows juga larinya ke box Solaris yang
> anything but cheap.
>
> Di .net in particular banyak banget client yang strict no OSS, dan nolak2in
> project yang mengandung NHibernate, nServiceBus, Windsor, Monorail, n
> stuffs. Mereka demand product yg "official" (baca: keluaran redmond)... yang
> dah lengkap dari ORM, DI container, MVC dalam frameworknya.
>
> Kenapa ini lebih common di .net (daripada java)? Kenapa mereka pilih .net in
> first place? Because mereka lari ke .net justru karna solusi official
> non-OSS nya lebih gampang n murah (in fact, they're all free).
>
> Di pasar non-OSS kayak ginilah, keunggulan java (mix n play OSS products)
> justru jadi kelemahan.
>
> Dan for all its worth, gw juga benci company2 yg ngelarang OSS.. karna
> hampir semua tooling favorite gw dari OSS.. Tapi alas, itu fact yg we have
> to live with.

--> kata siapa propietary software gak ada resiko-nya. Gimana
pengalaman frans yang kehilangan beberapa tahun hidupnya karena VB6
dimatiin microsoft, terus gimana kalo perusahaannya  bangkrut? mau di
tuntut juga udah bangkrut. di OSS setidaknya lu bisa oprek sendiri
codenya kalau ada major bug.

Yah kalo ada perusahaan yang masih berpikiran seperti itu yang its
their option, it work 10 years ago, so it should work now right ? Tapi
kita harus lihat sekarang dunia bergerak ke arah mana, apa lagi di
jaman krisis kayak gini.


> 2009/6/9 Edward Yakop 
>>
>>
>> 2009/6/8 Hendry Luk :
>>
>> > Yang gw liat itu kekuatan java justru sekaligus kelemahannya.
>> > Open-source di indo selalu  disenangi dan digemari... terutama karna
>> > orang2
>> > suka gratisan. Padahal justru di kebanyakan negara laen, OSS adalah
>> > wabah. 1
>> > yang perlu ditegaskan: OSS itu gak gratis!
>>
>> Err, abis baca semua argument kamu.
>> OSS itu gratis tapi tergantung apa yang kamu pengen kerjain.
>> Kalo kamu mau pakek OSS di commercial, be careful dengan licensenya.
>>
>> > Gw ga

Re: [JUG-Indonesia] Java is inrelevan 2.0

2009-06-09 Terurut Topik Ifnu bima
Josh,javascript is sexier then java.

On 6/9/09, Samuel Franklyn  wrote:
> Joshua Partogi wrote:
>
>>
>> Gak juga. disain bahasanya Javascript ada banyak flaw. Salah satu
>> contohnya adalah disain OOP di Javascript.
>
> Itu bukan flaw itu by design. OOP di Javascript tidak
> mengikuti pakem OOP berbasiskan class melainkan
> berbasiskan prototype. Ini bukan flaw ini sebenarnya
> feature yang sangat powerful cuma memang mereka yang
> sudah terbiasa OOP gaya C++/Java akan menganggap ini flaw.
> Gua tahu karena gua saat ini lagi customize salah
> satu aplikasi yang mengandung banyak sekali code Javascript.
> Jadi gua belajar banyak mengenai Javascript.
>
>
>

-- 
Sent from my mobile device

Senior Engineer @ ArtiVisi Intermedia
Java Training Center
See our course @ artivisi.com

http://ifnu.artivisi.com
+62 856 9211 8687
regards


Re: [JUG-Indonesia] Re: Eclipse DemoCamp 11 Juni 2009 - Jakarta - 13.00-selesai

2009-06-09 Terurut Topik Frans Thamura
yoi. Tapi ruang max 50org

On 6/9/09, dita_dsp  wrote:
> --- In jug-indonesia@yahoogroups.com, Frans Thamura  wrote:
>>dateng aja yah ga usah pake daftar kan?
>> hi semuanya
>>
>> jangan lupa tanggal 30 kita ada acara Eclipse DemoCamp
>>
>> ini sharing sesesion pengalaman sekitar Eclipse, dan silahkan datang ke
>>
>> Date: June, 11 2009
>> Location: IBM Indonesia, Landmark Building 31th, Jakarta
>> Time: 13.00 - finish
>>
>> acara ini sebenarnya untuk menyambut release Galileo , yang akan lunch 24
>> juni,
>>
>> acara ini rencananya akan diadakan berkala, dan pihak Eclipse sedang
>> memonitor response komunitas terhadap acara ini
>>
>>
>> yang akan bicara disana adalah saya sendiri untuk sharing session dg
>> team dari Meruvian,
>>
>> juga akan ada demo aplikasi Eclipse dari IBM, oleh Winton, acara
>> sepertinya Rational Rose, tetapi pihak IBM masih merahasiakan, sebab
>> sudah banyak apps on Eclipse katanya..
>>
>>
>> yang mau datang, seperti biasa dapat register ke eclipse.org
>>
>> dan isi di attendand, sebab ini untuk masukan ke team Eclipse.
>>
>> http://wiki.eclipse.org/Eclipse_DemoCamps_Galileo_2009/Indonesia
>>
>>
>> saya tunggu di IBM Indonesia yah.
>>
>>
>> ayo dukung, sangat jarang IBM mau memberikan ruangan meetingnya dan
>> mengelola komunitas.
>>
>>
>>
>>
>> --
>> --
>> Frans Thamura
>> Meruvian. Java and Enterprise OSS
>>
>> Mobile: +62 855 7888 699
>> Blog & Profile: http://frans.thamura.info
>>
>> We provide services to migrate your apps to Java (web), in amazing
>> fast and reliable.
>>
>
>
>
>
> 
>
> Kalau mau keluar dari mailing list ini, caranya kirim sebuah email ke
> jug-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.com.
>
> Jangan lupa, website JUG Indonesia adalah http://www.jug.or.id
>
> Yahoo! Groups Links
>
>
>
>


-- 
-- 
Frans Thamura
Meruvian. Java and Enterprise OSS

Mobile: +62 855 7888 699
Blog & Profile: http://frans.thamura.info

We provide services to migrate your apps to Java (web), in amazing
fast and reliable.


Re: [JUG-Indonesia] Java is inrelevan 2.0

2009-06-09 Terurut Topik Samuel Franklyn
Joshua Partogi wrote:

> 
> Gak juga. disain bahasanya Javascript ada banyak flaw. Salah satu 
> contohnya adalah disain OOP di Javascript. 

Itu bukan flaw itu by design. OOP di Javascript tidak
mengikuti pakem OOP berbasiskan class melainkan
berbasiskan prototype. Ini bukan flaw ini sebenarnya
feature yang sangat powerful cuma memang mereka yang
sudah terbiasa OOP gaya C++/Java akan menganggap ini flaw.
Gua tahu karena gua saat ini lagi customize salah
satu aplikasi yang mengandung banyak sekali code Javascript.
Jadi gua belajar banyak mengenai Javascript.




[JUG-Indonesia] Mengendalikan pencetakan dokumen

2009-06-09 Terurut Topik onsir salman
Bagaimana cara buat utk mengendalikan pencetakan dokumen,
misal user A hanya bisa 1 kali saja mencetak, sedangkan user B bisa lebih dari 
satu kali mencetak dengan dokumen yg sama.
contoh faktur 1
bila faktur 1 di cetak oleh A maka hanya bisa sekali saja utk kedua kalinya 
akan tampil pesan.

sedangkan faktur 1 bila di cetak oleh si B bisa berkali-kali.
atas bantuannya saya ucapkan terima kasih



  Akses email lebih cepat. Yahoo! menyarankan Anda meng-upgrade browser ke 
Internet Explorer 8 baru yang dioptimalkan untuk Yahoo! Dapatkan di sini! 
http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer

Re: [JUG-Indonesia] Java is inrelevan 2.0

2009-06-09 Terurut Topik Joshua Partogi
2009/6/9 Samuel Franklyn 

> Joshua Partogi wrote:
> >
> > Ini sugesti dan mindset yang sudah lama terbenam di pikiran orang
> > aja, selain marketing hype tentunya. Gak ada yang bilang gak bisa
> > bikin Core banking pakai bahasa dinamis. Ada bukti dan hipotesa, baru
> > bicara.
>
> Mana buktinya ya. Gua belum pernah tahu ada core banking
> yang dibikin pakai PHP/Python/Ruby/Perl.

>> Karena Java butuh waktu yang cenderung lebih lama (estimasi gw 2.5x
> >> lipat dari dynamic language) untuk menghasilkan implementasi
> >> sedangkan timeframe-nya tetap sama, walhasil muncul bug
> >> dimana-mana.
> >
> > Ini salah di project managementnya. Kalau memang pakai Java ya
> > dialokasi waktu yang sesuai. Kalau mau cepat tanpa pertimbangan skala
> > kerumitan dan pemeliharaan maka bahasa dinamis memang ok. Tapi apa
> > benar bahasa dinamis bisa bikin software yang tingkat kerumitannya
> > sangat tinggi atau butuh tingkat performance tinggi?
> >
> >
> > Kenapa tidak? NASA juga pakai python dan dipakai untuk mission
> > critical project, google juga pakai python karena cepat. Jadi kenapa
> > ada yang tidak mungkin? Ini cuma masalah hype saja kok.
>
> Java juga dipakai NASA. Java juga dipakai Google.
> Mereka pakai Java apa karena hype?


Hypenya adalah "cuma Java yang bisa mengatasi mission critical project"
Kenyataannya engga.


> > Javascript punya permasalahan sendiri. Baca kalimatnya pak. Java
> > error prone seperti Javascript. Tapi gw gak pernah bilang Java error
> > prone karena dia adalah bahasa statis. Javascript itu error prone
> > karena secara disain bahasa sudah berantakan dan tidak kompatibel
> > antar browser.
>
> Salah besar. Javascript itu disain bahasanya bagus.
> Javascript tidak error prone. Buktinya ada orang
> pakai Javascript untuk bikin web framework di sisi server.
> Web framework ini dipakai untuk aplikasi
> mission critical sudah bertahun-tahun.
> http://dev.helma.org/
>
> Penyakit utama Javascript memang masalah implementasi yang
> berbeda antara browser. Tapi penyakit ini sudah makin
> ringan karena implementasi Javascript di browser-browser
> versi terbaru sudah mulai mengikuti spec ECMA.
>

Gak juga. disain bahasanya Javascript ada banyak flaw. Salah satu contohnya
adalah disain OOP di Javascript.


-- 
Join Scrum8.com.

http://scrum8.com/member/jpartogi/
http://scrum8.com/blog/jpartogi/
http://twitter.com/scrum8


Re: [JUG-Indonesia] Java is inrelevan 2.0

2009-06-09 Terurut Topik Samuel Franklyn
Joshua Partogi wrote:
> 
> Ini sugesti dan mindset yang sudah lama terbenam di pikiran orang
> aja, selain marketing hype tentunya. Gak ada yang bilang gak bisa
> bikin Core banking pakai bahasa dinamis. Ada bukti dan hipotesa, baru
> bicara.

Mana buktinya ya. Gua belum pernah tahu ada core banking
yang dibikin pakai PHP/Python/Ruby/Perl.

>> Karena Java butuh waktu yang cenderung lebih lama (estimasi gw 2.5x
>> lipat dari dynamic language) untuk menghasilkan implementasi
>> sedangkan timeframe-nya tetap sama, walhasil muncul bug
>> dimana-mana.
> 
> Ini salah di project managementnya. Kalau memang pakai Java ya
> dialokasi waktu yang sesuai. Kalau mau cepat tanpa pertimbangan skala
> kerumitan dan pemeliharaan maka bahasa dinamis memang ok. Tapi apa
> benar bahasa dinamis bisa bikin software yang tingkat kerumitannya
> sangat tinggi atau butuh tingkat performance tinggi?
> 
> 
> Kenapa tidak? NASA juga pakai python dan dipakai untuk mission
> critical project, google juga pakai python karena cepat. Jadi kenapa
> ada yang tidak mungkin? Ini cuma masalah hype saja kok.

Java juga dipakai NASA. Java juga dipakai Google.
Mereka pakai Java apa karena hype?

> Javascript punya permasalahan sendiri. Baca kalimatnya pak. Java
> error prone seperti Javascript. Tapi gw gak pernah bilang Java error
> prone karena dia adalah bahasa statis. Javascript itu error prone
> karena secara disain bahasa sudah berantakan dan tidak kompatibel
> antar browser.

Salah besar. Javascript itu disain bahasanya bagus.
Javascript tidak error prone. Buktinya ada orang
pakai Javascript untuk bikin web framework di sisi server.
Web framework ini dipakai untuk aplikasi
mission critical sudah bertahun-tahun.
http://dev.helma.org/

Penyakit utama Javascript memang masalah implementasi yang
berbeda antara browser. Tapi penyakit ini sudah makin
ringan karena implementasi Javascript di browser-browser
versi terbaru sudah mulai mengikuti spec ECMA.




Re: [JUG-Indonesia] Java is inrelevan 2.0

2009-06-09 Terurut Topik Joshua Partogi
2009/6/9 Samuel Franklyn 

> Joshua Partogi wrote:
> >
> >
> >
> >
> > 2009/6/9 Samuel Franklyn  sfrank...@gmail.com>>
> >
> > Joshua Partogi wrote:
> >  >
> >  >
> >  > Ah di akhir-nya juga jelek. Banyak bug fixing. Makanya never
> ending.
> >
> > Omongan geblek. Dimana-mana banyak bug atau kagak bukan
> > tergantung bahasa yang dipakai tapi kemampuan developer dan
> > metode development yang dipakai. Kalau kayak di NASA
> > di mana 1 bug di kerjakan oleh team sebanyak 20 orang lebih,
> > yang masing-masing orang punya pengalaman diatas 10 tahun,
> > di analisa dampak perbaikannya selama 6 bulan,
> > di dokumentasi perbaikannya dan dampaknya kemana,
> > lalu ditesting 3 bulan perbaikannya dengan
> > seabreg test cases baru diaplikasi ke sistem produksi
> > maka biar bug sekecil apapun susah hidup.
> > Mau pakai bahasa assembly sekalipun bug modar kalau
> > diperlakukan kayak begitu.
> >
> >
> > Susah ah ngomong ama orang yang gak pernah turun ke management level.
>
> Akang Joshua gua bukan cuma pernah jadi manager.
> Gua juga pernah jadi owner walaupun sekarang cuma staff biasa saja.
>
> > Programmer memang gak liat kek ginian. Ini bukan bahasa-nya yang secara
> > langsung menghasilkan banyak bug, tapi kerumitan bahasa tersebut
> > menghasilkan implementasi yang klien inginkan.
>
> Bisa jadi itu karena dipaksakan. Kalau misalkan mau bikinnya
> cepat tanpa peduli cost operational dan maintenance
> maka pemakaian Perl/Ruby/Python adalah hal yang tepat.
> Tapi yang jelas bahasa dinamis ada batasan
> skala kerumitannya. Kalau memang bahasa dinamis itu sama sekali
> nggak ada draw backnya orang kan sudah bikin core banking dan
> ERP pakai bahasa dinamis.
>

Ini sugesti dan mindset yang sudah lama terbenam di pikiran orang aja,
selain marketing hype tentunya. Gak ada yang bilang gak bisa bikin Core
banking pakai bahasa dinamis. Ada bukti dan hipotesa, baru bicara.


>
> > Karena Java butuh waktu yang cenderung lebih lama
> > (estimasi gw 2.5x lipat dari dynamic language)
> > untuk menghasilkan implementasi sedangkan timeframe-nya tetap sama,
> > walhasil muncul bug dimana-mana.
>
> Ini salah di project managementnya. Kalau memang pakai Java
> ya dialokasi waktu yang sesuai. Kalau mau cepat tanpa
> pertimbangan skala kerumitan dan pemeliharaan maka bahasa dinamis
> memang ok. Tapi apa benar bahasa dinamis bisa bikin
> software yang tingkat kerumitannya sangat tinggi atau butuh
> tingkat performance tinggi?
>

Kenapa tidak? NASA juga pakai python dan dipakai untuk mission critical
project, google juga pakai python karena cepat. Jadi kenapa ada yang tidak
mungkin? Ini cuma masalah hype saja kok.


> > Kerumitan (dengan faktor LOC) bahasa
> > tersebut-lah yang menjadikan Java error-prone, sama kayak Javascript
> > yang juga error prone. Di akhir SDLC karena banyak bug fixing tersebut
> > ditambah kerumitan bahasa-nya, tinggal dikalikan aja berapa lama untuk
> > mengimplementasikan sebuah software menggunakan Java. In the end bisa
> > looping terus dan never ending seperti yang gw bilang. Dan tinggal
> > dikalikan saja berapa uang yang harus dikeluarkan oleh klien.
> >
> > *sigh*
>
> Joshua bukankah Javascript itu bahasa dinamis juga.
> Kayaknya nggak pernah gua dengar ada yang mengklasifikasikan
> Javascript sebagai bahasa statis. Kalau lu omong Javascript yang
> dinamis sama error prone dengan Java bukankah itu berarti
> bahasa dinamis dan statis sama-sama error prone.
> Mikir dulu kalau ngomong.
>

Javascript punya permasalahan sendiri. Baca kalimatnya pak. Java error prone
seperti Javascript. Tapi gw gak pernah bilang Java error prone karena dia
adalah bahasa statis. Javascript itu error prone karena secara disain bahasa
sudah berantakan dan tidak kompatibel antar browser.


Cheers,

-- 
Join Scrum8.com.

http://scrum8.com/member/jpartogi/
http://scrum8.com/blog/jpartogi/
http://twitter.com/scrum8


Re: [JUG-Indonesia] Java is inrelevan 2.0

2009-06-09 Terurut Topik Samuel Franklyn
Joshua Partogi wrote:
> 
> 
> 
> 
> 2009/6/9 Samuel Franklyn mailto:sfrank...@gmail.com>>
> 
> Joshua Partogi wrote:
>  >
>  >
>  > Ah di akhir-nya juga jelek. Banyak bug fixing. Makanya never ending.
> 
> Omongan geblek. Dimana-mana banyak bug atau kagak bukan
> tergantung bahasa yang dipakai tapi kemampuan developer dan
> metode development yang dipakai. Kalau kayak di NASA
> di mana 1 bug di kerjakan oleh team sebanyak 20 orang lebih,
> yang masing-masing orang punya pengalaman diatas 10 tahun,
> di analisa dampak perbaikannya selama 6 bulan,
> di dokumentasi perbaikannya dan dampaknya kemana,
> lalu ditesting 3 bulan perbaikannya dengan
> seabreg test cases baru diaplikasi ke sistem produksi
> maka biar bug sekecil apapun susah hidup.
> Mau pakai bahasa assembly sekalipun bug modar kalau
> diperlakukan kayak begitu.
> 
> 
> Susah ah ngomong ama orang yang gak pernah turun ke management level. 

Akang Joshua gua bukan cuma pernah jadi manager.
Gua juga pernah jadi owner walaupun sekarang cuma staff biasa saja.

> Programmer memang gak liat kek ginian. Ini bukan bahasa-nya yang secara 
> langsung menghasilkan banyak bug, tapi kerumitan bahasa tersebut 
> menghasilkan implementasi yang klien inginkan. 

Bisa jadi itu karena dipaksakan. Kalau misalkan mau bikinnya
cepat tanpa peduli cost operational dan maintenance
maka pemakaian Perl/Ruby/Python adalah hal yang tepat.
Tapi yang jelas bahasa dinamis ada batasan
skala kerumitannya. Kalau memang bahasa dinamis itu sama sekali
nggak ada draw backnya orang kan sudah bikin core banking dan
ERP pakai bahasa dinamis.

> Karena Java butuh waktu yang cenderung lebih lama 
> (estimasi gw 2.5x lipat dari dynamic language) 
> untuk menghasilkan implementasi sedangkan timeframe-nya tetap sama, 
> walhasil muncul bug dimana-mana. 

Ini salah di project managementnya. Kalau memang pakai Java
ya dialokasi waktu yang sesuai. Kalau mau cepat tanpa
pertimbangan skala kerumitan dan pemeliharaan maka bahasa dinamis
memang ok. Tapi apa benar bahasa dinamis bisa bikin
software yang tingkat kerumitannya sangat tinggi atau butuh
tingkat performance tinggi?

> Kerumitan (dengan faktor LOC) bahasa
> tersebut-lah yang menjadikan Java error-prone, sama kayak Javascript 
> yang juga error prone. Di akhir SDLC karena banyak bug fixing tersebut 
> ditambah kerumitan bahasa-nya, tinggal dikalikan aja berapa lama untuk 
> mengimplementasikan sebuah software menggunakan Java. In the end bisa 
> looping terus dan never ending seperti yang gw bilang. Dan tinggal 
> dikalikan saja berapa uang yang harus dikeluarkan oleh klien. 
> 
> *sigh*

Joshua bukankah Javascript itu bahasa dinamis juga.
Kayaknya nggak pernah gua dengar ada yang mengklasifikasikan
Javascript sebagai bahasa statis. Kalau lu omong Javascript yang
dinamis sama error prone dengan Java bukankah itu berarti
bahasa dinamis dan statis sama-sama error prone.
Mikir dulu kalau ngomong.




Re: [JUG-Indonesia] Java is inrelevan 2.0

2009-06-09 Terurut Topik Edward Yakop
2009/6/9 Hendry Luk :
> Gw dah sering liat banyak company yang strictly nolak any OSS part dari
> project yg dikerjain vendor2nya. They make it loud n clear. Terutama dari
> banking industry.

Banking industry yang pakek java banyak yang pakek OSS secara lansung
atau tidak langsung.
http://www.springsource.com/customers
http://customers.redhat.com/category/industry/financial/
http://www.pentaho.com/about/customers/

I can go on.

> Law suit cuma 1 hal. Future developments n needs yang gak compatible dengan
> policy OSS licensenya.. itu juga laen hal. Hal yang paling expensive buat
> mereka juga adalah gak ada pihak yang legally responsible terhadap OSS
> project. Kalo productnya ada flaw... worst casenya, lo cuma dapet response
> dari community... "yeah, send me the patch", "I'll look at it when i feel
> like to", ato "dude.. its free.. for god sake just take it or leave it. Or
> better, why don't you fix it and contribute something for what you get?".
> Kalo ada cacat, gak ada yang bisa dijadiin kambing hitam yang mereka bisa
> legally minta pertanggungjawaban.

Again back to this FUD.
Just choose OSS project that are backed by reputable team/company or
even better get a support contract.
redhat, Spring, SUN (for mysql), jetty.

If your statement is true, nobody will use linux.

> Banyaak banget client yang terang2an strict no-OSS policy. Mereka lebih
> prefer solusi2 official, misalnya dari IBM... yang akhirnya mereka complaint
> siapa bilang java murah? OS non windows juga larinya ke box Solaris yang
> anything but cheap.

citation needed.

> Di .net in particular banyak banget client yang strict no OSS, dan nolak2in
> project yang mengandung NHibernate, nServiceBus, Windsor, Monorail, n
> stuffs. Mereka demand product yg "official" (baca: keluaran redmond)... yang
> dah lengkap dari ORM, DI container, MVC dalam frameworknya.

That's because .net OSS movement is not as matured as Java.

> Kenapa ini lebih common di .net (daripada java)? Kenapa mereka pilih .net in
> first place? Because mereka lari ke .net justru karna solusi official
> non-OSS nya lebih gampang n murah (in fact, they're all free).

Is it because of legacy code?
The team knows microsoft stack very well
The company already pays a support contract with microsoft
After all, java as a language is not newer than other Mircosoft SDK and
migration works cost a lot of money and risks.

> Di pasar non-OSS kayak ginilah, keunggulan java (mix n play OSS products)
> justru jadi kelemahan.

According to who?

> Dan for all its worth, gw juga benci company2 yg ngelarang OSS.. karna
> hampir semua tooling favorite gw dari OSS.. Tapi alas, itu fact yg we have
> to live with.

Benci is a strong word :P

Regards,
Edward Yakop


Re: [JUG-Indonesia] Java is inrelevan 2.0

2009-06-09 Terurut Topik Samuel Franklyn
Hendry Luk wrote:
> 
> 
> Sam, lo justru point out kalo setitik bug di assembly code itu mahal. 
> Karna itu kita pake java.

Bukan itu pointnya. Setahu gua sebagian besar code NASA
adalah C/C++/Java. Assembly language cuma sedikit.
Pointnya adalah di NASA yang namanya bug itu diperlakukan
seperti musuh dendam kesumat tujuh turunan sehingga
bug susah hidup. Jadi isunya bugs itu banyak bukan
karena bahasanya.

> 
> 2009/6/9 Samuel Franklyn mailto:sfrank...@gmail.com>>
> 
> 
> 
> Joshua Partogi wrote:
>  >
>  >
>  > Ah di akhir-nya juga jelek. Banyak bug fixing. Makanya never ending.
> 
> Omongan geblek. Dimana-mana banyak bug atau kagak bukan
> tergantung bahasa yang dipakai tapi kemampuan developer dan
> metode development yang dipakai. Kalau kayak di NASA
> di mana 1 bug di kerjakan oleh team sebanyak 20 orang lebih,
> yang masing-masing orang punya pengalaman diatas 10 tahun,
> di analisa dampak perbaikannya selama 6 bulan,
> di dokumentasi perbaikannya dan dampaknya kemana,
> lalu ditesting 3 bulan perbaikannya dengan
> seabreg test cases baru diaplikasi ke sistem produksi
> maka biar bug sekecil apapun susah hidup.
> Mau pakai bahasa assembly sekalipun bug modar kalau
> diperlakukan kayak begitu.
> 
>  >
>  > 2009/6/8 Frans Thamura    >>
> 
>  >
>  > .net juga sama never ending
>  >
>  > cepat awal masalah di akhir ;)
>  >
>  >
>  > java itu mau akhir bagus, tapi never ending di awal
>  >
> 
> 





Re: Bls: [JUG-Indonesia] Java is inrelevan 2.0

2009-06-09 Terurut Topik Bayuadji
On Mon, Jun 8, 2009 at 9:24 PM, welly tambunan wrote:
>
>
> Agree. Tools can't be wrong. Especially Java.

Jangan sampai begini lah,
kalo Tools gak mungkin salah, gak mungkin java bikin bug tracking :D
pernah liat kan bug ticket-nya java ? banyak juga loh...

tool masih ada kemungkinan salah, soalnya yang bikin tool bukan Tuhan,
tapi ttp aja developer

-adji-

--
http://www.tumbletooth.org
my linkedin profile : http://www.linkedin.com/in/bayuadji
--


Re: [JUG-Indonesia] Java is inrelevan 2.0

2009-06-09 Terurut Topik Joshua Partogi
2009/6/9 Samuel Franklyn 

> Joshua Partogi wrote:
> >
> >
> > Ah di akhir-nya juga jelek. Banyak bug fixing. Makanya never ending.
>
> Omongan geblek. Dimana-mana banyak bug atau kagak bukan
> tergantung bahasa yang dipakai tapi kemampuan developer dan
> metode development yang dipakai. Kalau kayak di NASA
> di mana 1 bug di kerjakan oleh team sebanyak 20 orang lebih,
> yang masing-masing orang punya pengalaman diatas 10 tahun,
> di analisa dampak perbaikannya selama 6 bulan,
> di dokumentasi perbaikannya dan dampaknya kemana,
> lalu ditesting 3 bulan perbaikannya dengan
> seabreg test cases baru diaplikasi ke sistem produksi
> maka biar bug sekecil apapun susah hidup.
> Mau pakai bahasa assembly sekalipun bug modar kalau
> diperlakukan kayak begitu.


Susah ah ngomong ama orang yang gak pernah turun ke management level.
Programmer memang gak liat kek ginian. Ini bukan bahasa-nya yang secara
langsung menghasilkan banyak bug, tapi kerumitan bahasa tersebut
menghasilkan implementasi yang klien inginkan. Karena Java butuh waktu yang
cenderung lebih lama (estimasi gw 2.5x lipat dari dynamic language) untuk
menghasilkan implementasi sedangkan timeframe-nya tetap sama, walhasil
muncul bug dimana-mana. Kerumitan (dengan faktor LOC) bahasa tersebut-lah
yang menjadikan Java error-prone, sama kayak Javascript yang juga error
prone. Di akhir SDLC karena banyak bug fixing tersebut ditambah kerumitan
bahasa-nya, tinggal dikalikan aja berapa lama untuk mengimplementasikan
sebuah software menggunakan Java. In the end bisa looping terus dan never
ending seperti yang gw bilang. Dan tinggal dikalikan saja berapa uang yang
harus dikeluarkan oleh klien.

*sigh*

-- 
Join Scrum8.com.

http://scrum8.com/member/jpartogi/
http://scrum8.com/blog/jpartogi/
http://twitter.com/scrum8


Re: [JUG-Indonesia] Disable icon print di jasper

2009-06-09 Terurut Topik handinata kusuma
net.sf.jasperreports.view.JRViewer.tlbToolBar.remove(net.sf.jasperreports.view.JRViewer.btnPrint)

2009/6/9 onsir salman :
>
>
> Saya sdh buat user, lalu saya ingin memberikan suatu hak akses utk user tsb.
> misal user A hanya bisa lihat laporan saja, user B bisa lihat laporan dan
> mencetaknya. berarti saya tinggal disable atau hilangkan saja icon printer
> nya.
>
> karena klw di Crystal Report icon printer bisa di hilangkan, klw di jasper
> bisa gak ya?
>
> 



-- 
Best Regards,

Handinata Kusuma


Re: [JUG-Indonesia] Java not relevant, maybe not

2009-06-09 Terurut Topik Daniel Baktiar
implementasi spring pertama programming language lain? bukannya
spring.netudah jauh lebih tua yah?
2009/6/5 sjtirtha 

>
>
> Skrg ada http://www.springsource.org/node/1482 Spring Python.
> Implementasi Spring pertama programming language lain (Python).
> Hebat jg python menarik hati Spring, atau kebalikannya yah.
>
>
>
> 2009/6/4 sjtirtha 
>
>> gua ga bilang kalo google lebih prefer python dibanding java.
>> Google sih at the end pake semua jenis languages.
>> Tapi dalam hal ini (Java vs. Python), google juga punya kesempatan besar
>> untuk ngembangin bisnis pake python.
>> Sama seperti SAP. SAP punya bahasa sendiri di ABAP di mana mereka punya
>> 100% control utk ngembangin bahasanya.
>> Dan sewaktu Java masuk ke development SAP, orang2 mulai mikir apa ABAP
>> bakalan diganti sama Java.
>> Tapi itu ga pernah dan ga bakalan terjadi. Sampe sekarang ampir semua
>> provit utama SAP dari software yg didevelopment pake ABAP.
>>
>> Founder sama architect ga bisa dibandingin donk.
>> Lagian menurut gua karena python ga sebeken java, gaji python founder
>> pasti lebih rendah dari pada java founder.
>>
>> btw. gua sempet coba2 django(Python framework) at the end gua lebih suka
>> Wicket & Hibernate
>>
>> Steve
>>
>>
>> 2009/6/4 Edward Yakop 
>>
>>
>>>
>>> 2009/6/4 sjtirtha >:
>>>
>>> > 1. Python bener2 opensource, ga seperti java
>>> > 2. Python ga disupport sama perusahaan besar, seperti SUN(Oracle) utk
>>> java
>>> >Jadi secara politik, google ga terpengaruh sama strategi SUN atau
>>> Oracle
>>> > untuk ngontrol Python
>>> > 3. Sekarang Python founder jg kerja di google
>>> > 4. Python cukup punya integrasi yg bagus dengan C/C++
>>> >Karen google cukup banyak programming di C/C++, jadi python option
>>> yg
>>> > cukup bagus utk mempermudah Google developer pake C/C++ secara ga
>>> langsung.
>>> > Di java integrasi langsung dengan C/C++ lebih komplex
>>> > 5. Python belom ada banyak penggemarnya seperti Java, Google cari
>>> Market
>>> > Niche di mana google bisa jadi key role utk 1 programming language. DI
>>> dunia
>>> > java google susah utk jadi key role, karena saingannya banyak.
>>> > 6. Google itu pragmatic company: jadi python lebih cocok
>>>
>>> Hmm. Nice arguments tapi.. Does these matter at all?
>>> Kalo kita liat Android/Google App Engine/Gwt,
>>> Google nggak punya problem buat fork atau partially support java.
>>>
>>> Kalo kita liat involvment dari Joshua Bloch, Bob Lee etcs di JCP.
>>> Kita bisa safely conclude kalo Google juga punya pengaruh besar di JCP.
>>>
>>> Tentang google hire python founder. I think google by default hire all
>>> excellent
>>> architect/programmer.
>>>
>>> Regards,
>>> Edward Yakop
>>>
>>
>>
>  
>



-- 
Daniel Baktiar
Senior JEE* Monkey -- willing to work hard in the Java beans brewery for a
big bunch of bananas (http://dbaktiar.wordpress.com)


Re: [JUG-Indonesia] Re: OOT : Dibutuhkan programmer

2009-06-09 Terurut Topik azwar akbar
duh, kok lowongan yang buat bandung jarang saya temui ya...

2009/6/9 javajuniorjob_seeker :
>
>
> dear sudedy
>
> email address lengkapnya apa ya? saya mau ngirim lamaran & CV saya.
>
> thanks
>
> --- In jug-indonesia@yahoogroups.com, Sudedy Widjaja  wrote:
>>
>> Oom moderator, numpang posting lowongan yah oom. Thanks.
>>
>> Kami perusahaan yang bergerak di bidang IT sedang membutuhkan junior
>> programmer. Lulusan D1/D3/S1 teknik informatika / management informatika.
>> Lebih disukai yang pernah terlibat dalam pembuatan aplikasi berbasis
>> database. Usia max 25 tahun, domisili di Jakarta. Berkeinginan kuat untuk
>> maju dan mudah beradaptasi. Lamaran dan CV harap kirim ke sud...@...
>>
>> best regards,
>>
>> Sudedy
>>
>
> 



-- 




regards,
Azwar Akbar
http://azwar-akbar.blogspot.com


Re: [JUG-Indonesia] Java is inrelevan 2.0

2009-06-09 Terurut Topik Hendry Luk
Keuntungan open source itu dah jelas. Quality n freedom... yang gak perlu
lagi gw bahas. Gw cuma mo point out opposide side, devil advocate, yang
jarang banget dihighlight... cost dari OSS.

Gw dah sering liat banyak company yang strictly nolak any OSS part dari
project yg dikerjain vendor2nya. They make it loud n clear. Terutama dari
banking industry.
Law suit cuma 1 hal. Future developments n needs yang gak compatible dengan
policy OSS licensenya.. itu juga laen hal. Hal yang paling expensive buat
mereka juga adalah gak ada pihak yang legally responsible terhadap OSS
project. Kalo productnya ada flaw... worst casenya, lo cuma dapet response
dari community... "yeah, send me the patch", "I'll look at it when i feel
like to", ato "dude.. its free.. for god sake just take it or leave it. Or
better, why don't you fix it and contribute something for what you get?".
Kalo ada cacat, gak ada yang bisa dijadiin kambing hitam yang mereka bisa
legally minta pertanggungjawaban.

Banyaak banget client yang terang2an strict no-OSS policy. Mereka lebih
prefer solusi2 official, misalnya dari IBM... yang akhirnya mereka complaint
siapa bilang java murah? OS non windows juga larinya ke box Solaris yang
anything but cheap.

Di .net in particular banyak banget client yang strict no OSS, dan nolak2in
project yang mengandung NHibernate, nServiceBus, Windsor, Monorail, n
stuffs. Mereka demand product yg "official" (baca: keluaran redmond)... yang
dah lengkap dari ORM, DI container, MVC dalam frameworknya.

Kenapa ini lebih common di .net (daripada java)? Kenapa mereka pilih .net in
first place? Because mereka lari ke .net justru karna solusi official
non-OSS nya lebih gampang n murah (in fact, they're all free).

Di pasar non-OSS kayak ginilah, keunggulan java (mix n play OSS products)
justru jadi kelemahan.

Dan for all its worth, gw juga benci company2 yg ngelarang OSS.. karna
hampir semua tooling favorite gw dari OSS.. Tapi alas, itu fact yg we have
to live with.

2009/6/9 Edward Yakop 

>
>
> 2009/6/8 Hendry Luk >:
>
> > Yang gw liat itu kekuatan java justru sekaligus kelemahannya.
> > Open-source di indo selalu  disenangi dan digemari... terutama karna
> orang2
> > suka gratisan. Padahal justru di kebanyakan negara laen, OSS adalah
> wabah. 1
> > yang perlu ditegaskan: OSS itu gak gratis!
>
> Err, abis baca semua argument kamu.
> OSS itu gratis tapi tergantung apa yang kamu pengen kerjain.
> Kalo kamu mau pakek OSS di commercial, be careful dengan licensenya.
>
> > Gw gak tau company indo, tapi kebanyakan company di negara2 yang hukumnya
> > kuat, OSS itu sering strictly dilarang. Terlalu banyak masalah hukum di
> OSS
> > yang bisa menyedot keuangan company gila2an. Terutama GPL license.
> > GPL license literally adalah virus, karna salah satu isi licensenya
> adalah,
> > kalo ada small part dari solusi kita yang mengadung GPL, maka seluruh
> bagian
> > dari solusi itu juga menjadi GPL. Intinya, kalo kita pake sedikit jasa
> dari
> > GPL, maka GPL minta sebagai imbalannya berhak buat menyita seluruh bagian
> > application kita jadi milik GPL community. Ini disebut "quodque pro quo"
> > (dari latin yang artinya "everything in return for something").
> >
> > GPL itu adalah puncak dari ideologi sosialis ato komunis. Yang intinya,
> > segala hasil kerja keras kita harus 100% disumbangkan ke community. Gak
> ada
> > paten, intelectual property, ato hak ato persenan atas kerja kita. Kita
> > bahkan gak boleh make some money dari hasil project kita. Segala kerja
> dan
> > usaha kita semata2 hanyalah bentuk kontribusi sosial kita kepada
> community.
> > Ini menghambat kreativitas. Gak akan ada orang ato company yang bikin
> > research ato project ambisius, karna gak ada imbalannya. Sepenuhnya jadi
> > milik bersama. Kayak ekonomi di comunism in general, menghambat
> pertumbuhan
> > company yang kreatif dan innovative.
>
> Not true. Kernel = GPL, glibc = LGPL, java is on top of libc dan our
> app is on top of java.
> Another example,
> Kernel, nvidia non gpl license layer, nvidia driver.
> Are you obligated to open source your app? Nope.
>
> Jadi, as long as there's a non GPL layer between the GPL library dan your
> app.
> You don't have to release your application source code.
>
> > Ada beberapa company yg gw pernah tau dah bikin agreement dengan sebuah
> GPL
> > product (dengan duit tentunya), dan dah pake.. happy days.. project
> mereka
> > akhirnya selesai dan mature.. running beberapa tahun. Tapi belakangan
> kena
> > sued juga. GPL minta project di company itu diopensource kan. Dan sesama
> > lawyer saling berperang... yang diakibatkan karna agreeement mereka dan
> > license GPL itu agak ambiguous. Ini sering terjadi di dunia software. Dah
> > gak keitung berapa banyak law suit yang diluncurkan oleh OSS community ke
> > company2 gede maupun menengah.. yang kadang2 bisa bikin mereka kehilangan
> > business mereka.
>
> Ini company fault kalo nggak get "commercial" license atau bikin
> middle layer dan license dengan LGPL/Apache

Re: [JUG-Indonesia] Java is inrelevan 2.0

2009-06-09 Terurut Topik Hendry Luk
Sam, lo justru point out kalo setitik bug di assembly code itu mahal. Karna
itu kita pake java.

2009/6/9 Samuel Franklyn 

>
>
> Joshua Partogi wrote:
> >
> >
> > Ah di akhir-nya juga jelek. Banyak bug fixing. Makanya never ending.
>
> Omongan geblek. Dimana-mana banyak bug atau kagak bukan
> tergantung bahasa yang dipakai tapi kemampuan developer dan
> metode development yang dipakai. Kalau kayak di NASA
> di mana 1 bug di kerjakan oleh team sebanyak 20 orang lebih,
> yang masing-masing orang punya pengalaman diatas 10 tahun,
> di analisa dampak perbaikannya selama 6 bulan,
> di dokumentasi perbaikannya dan dampaknya kemana,
> lalu ditesting 3 bulan perbaikannya dengan
> seabreg test cases baru diaplikasi ke sistem produksi
> maka biar bug sekecil apapun susah hidup.
> Mau pakai bahasa assembly sekalipun bug modar kalau
> diperlakukan kayak begitu.
>
> >
> > 2009/6/8 Frans Thamura  fr...@meruvian.org >>
> >
> > .net juga sama never ending
> >
> > cepat awal masalah di akhir ;)
> >
> >
> > java itu mau akhir bagus, tapi never ending di awal
> >
>
>  
>


RE: [JUG-Indonesia] Maven Update Repository Failed

2009-06-09 Terurut Topik Tjong, Andreas
It worked.

Thx..

 

Regards,

Andreas

 

  _  

From: jug-indonesia@yahoogroups.com [mailto:jug-indone...@yahoogroups.com]
On Behalf Of sm96
Sent: 08 Juni 2009 23:12
To: jug-indonesia@yahoogroups.com
Subject: Re: [JUG-Indonesia] Maven Update Repository Failed

 






tag  emang dibilangnya pemisah antar host menggunakan koma(,)
tetapi ternyata yg diakui kebenarannya adalah pemisahnya menggunakan '|'
jadi, coba ganti isi tag tsb dengan

local.net|some.host.com

sepertinya itu isinya belum disesuaikan. coba isi aja dengan localhost
saja sama ipnya sekalian
menjadi

localhost|127.0.0.1

On Mon, Jun 8, 2009 at 3:43 PM, Tjong, Andreasmailto:andreas.tjong%40aig.com> aig.com> wrote:
>
>
> Dear Maven User,
>
>
>
> Mau tanya, kalo ada pesan error di Eclipse kayak gini:
>
> 08/06/09 16:33:19: Unable to update index for central
> http://repo1.  maven.org/maven2/
>
>
>
> Apakah penyebabnya?
>
> Udah cari2 di Om goolge. Ini disebabkan karena ada masalah dengan
> internetnya. Lalu problem solvenya di setting.xml nya maven di set
> proxy-nya.
>
> Nah udah dicoba setting proxy, tapi tetep aja error-nya muncul.
>
>
>
> 
>
>   
>
>   
>
> optional
>
> true
>
> http
>
> XXX.XXX.XXX.21
>
> 8080
>
> local.net,some.host.com
>
>   
>
>   
>
>
>
> Ada yang bisa Bantu untuk menjelaskan dan memberi solusi?
>
>
>
> Regards,
>
> Andreas
>
> IMPORTANT NOTICE:
> The information in this email (and any attachments) is confidential. If
you
> are not the intended recipient, you must not use or disseminate the
> information. If you have received this email in error, please immediately
> notify me by "Reply" command and permanently delete the original and any
> copies or printouts thereof. Although this email and any attachments are
> believed to be free of any virus or other defect that might affect any
> computer system into which it is received and opened, it is the
> responsibility of the recipient to ensure that it is virus free and no
> responsibility is accepted by American International Group, Inc. or its
> subsidiaries or affiliates either jointly or severally, for any loss or
> damage arising in any way from its use.
> 

-- 
syaiful.mukhlis
gtalk:syaiful.mukhlis@  gmail.com



IMPORTANT NOTICE: 
The information in this email (and any attachments) is confidential. If you are 
not the intended recipient, you must not use or disseminate the information. If 
you have received this email in error, please immediately notify me by "Reply" 
command and permanently delete the original and any copies or printouts 
thereof.  Although this email and any attachments are believed to be free of 
any virus or other defect that might affect any computer system into which it 
is received and opened, it is the responsibility of the recipient to ensure 
that it is virus free and no responsibility is accepted by American 
International Group, Inc. or its subsidiaries or affiliates either jointly or 
severally, for any loss or damage arising in any way from its use.


Re: [JUG-Indonesia] JasperViewer Error

2009-06-09 Terurut Topik mila yuliani
ini bermasalah karena page width untuk jasper viewer saya adalah 1200 x 800 
sedangkan resolusi monitor yang centos punya adalah 800 x 600.
lama googling..akhirnya mendapat pencerahan dengan setting resolusi monitor 
xorg di centos yang ada di /etc/x11/xorg.conf...

thx 4 all...



--- Pada Sel, 9/6/09, Martinus Ady H  menulis:

Dari: Martinus Ady H 
Topik: Re: [JUG-Indonesia]  JasperViewer Error
Kepada: jug-indonesia@yahoogroups.com
Tanggal: Selasa, 9 Juni, 2009, 12:14 AM
















  
  mila yuliani wrote:

> Jugers,

> 

> Sebelumnya saya sudah simpen program saya di centOs versi 5.3 didalam program 
> nya terdapat jasper viewer hasil generate dari database. sebelumnya saya 
> develop system di winXp tetapi setelah saya tekan button yang menampilkan 
> jasper viewer itu saya mendapatkan error seperti ini :

> 

> java.awt.HeadlessEx ception: 

> No X11 DISPLAY variable was set, but this program performed an operation 
> which requires it.

> java.awt.GraphicsEn vironment. checkHeadless( GraphicsEnvironm ent..java: 
> 159)

> java.awt.Window. (Window. java:431)

> java.awt.Frame. (Frame. java:403)

> java.awt.Frame. (Frame. java:368)

> javax.swing. JFrame. (JFrame.java: 163)



Hm... kayaknya koq tidak menemukan X11 yah, tapi udah bisa nekan button 

untuk preview reportnya. (Klo bisa nekan button, brarti udah jalan di 

X11 donk) ?? :D



Btw udah di dukungan centos untuk VGA (driver)-nya ?



-- 

Martinus Ady H.

Registered Linux User #410906

Personal Blog : http://martinusadyh .web.id/

Planet NetBeans ID  : http://planetnetbea ns.org/id/ index.html

Planet Slackware ID : http://planet. slackware- id.org/




 

  




 

















  
Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru! 
http://id.yahoo.com/

Bls: [JUG-Indonesia] Java is inrelevan 2.0

2009-06-09 Terurut Topik welly tambunan
Agree. Tools can't be wrong. Especially Java.





Dari: Faber Siagian 
Kepada: jug-indonesia@yahoogroups.com
Terkirim: Selasa, 9 Juni, 2009 03:23:59
Topik: Re: [JUG-Indonesia] Java is inrelevan 2.0





IMHO, you shouldn't blame java for the problems you mentioned.

It might be your development process or your developers that caused the problem.

I am a developer too (and proud to be). A year ago, when I involved in a 
software development for the first time, I had to learn so many things, either 
technical or business issues.
It can be said that I was learning how to write good code and understanding the 
requirements simultaneously. During the period, I made so many mistakes which 
led myself to an intensive bug-fixing task. What I want to say is, it is not 
only the technology to be blamed for a project failure. Take a look at the 
developers, like me. :P

Horas,
Faber Siagian


Powered by Telkomsel BlackBerry®

From:  Joshua Partogi 
Date: Tue, 9 Jun 2009 00:40:35 +1000
To: 
Subject: Re: [JUG-Indonesia] Java is inrelevan 2.0

Ah di akhir-nya juga jelek. Banyak bug fixing. Makanya never ending. 


2009/6/8 Frans Thamura 

.net juga sama never ending

cepat awal masalah di akhir ;)


java itu mau akhir bagus, tapi never ending di awal

-- 
Join Scrum8.com. 

http://scrum8. com/member/ jpartogi/
http://scrum8. com/blog/ jpartogi/
http://twitter. com/scrum8

   


  Berselancar lebih cepat. Internet Explorer 8 yang dioptimalkan untuk 
Yahoo! otomatis membuka 2 halaman favorit Anda setiap kali Anda membuka 
browser. Dapatkan IE8 di sini! 
http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer

[JUG-Indonesia] JRViewer Client Side

2009-06-09 Terurut Topik mila yuliani
klo jaspernya mau ditampilkan disisi client, emang ga bisa ya?

aku coba googling caranya harus pake applet viewer???
klo bener how to use it?udah nyoba sana sini ga berhasil juga :(

anybody can help me?
mohon pencerahannya



  Yahoo! Mail Sekarang Lebih Cepat dan Lebih Bersih. Rasakan bedanya! 
http://id.mail.yahoo.com