[keluarga-islam] Cinta Dalam Sepotong Wacana

2010-08-10 Terurut Topik David Sofyan
 orang yang sibuk menyelamatkan diri. Seorang ibu beserta anaknya 
yang berusia beberapa bulan terperangkap didalam sebuah gedung. Kemungkinan 
untuk lolos dari reruntuhan bangunan sudah tidak ada. Beberapa hari kemudian 
ibu tersebut di temukan dalam keadaan tertelungkup, seperti bersujud sambil 
mendekap anaknya yang berada di bawah. Ibu tersebut meninggal dunia karena 
kepala dan badannya remuk tetapi anak yang berada didalam dekapannya masih 
hidup dan dalam keadaan sehat. Ada pesan buat sianak yang di letakan didalam 
balutan baju si anak lewat sebuah handphone  dari ibunya tersebut : ' Anakku, 
jika pada akhirnya  kamu  bisa selamat, ketahuilah bahwa aku sangat 
menyayangimu. ' . Pak Zaenuddin berhenti sebentar untuk melihat respon anak 
muridnya.  Apakah kalian bisa merasakan kasih sayang ibu itu kepada anaknya ? 
tanya Pak Zaenuddin. Mata anak muridnya banyak yang berkaca-kaca menahan haru 
dan berteriak serempak  Bisa !.  Apakah kalian bisa merasakan kasih 
sayang Allah ada disana ? tanya Pak Zaenuddin mencoba membangkitkan nalar anak 
muridnya.  Bukankah Allah yang menjaga anak itu sampai beberapa hari walaupun 
ibunya telah tiada ? lanjutnya. Para murid hanya diam dan mulai menyadari 
bahwa ada cinta diatas cinta yang bermain dalam kisah itu. Cinta yang bukan 
lagi sebagai wacana, tapi realita yang mengisi relung-relung hati kita hari ini 
dan sampai kapanpun.

Salam

David Sofyan







[keluarga-islam] Cinta Dalam Sepotong Wacana

2010-08-10 Terurut Topik David Sofyan
 orang yang sibuk menyelamatkan diri. Seorang ibu beserta anaknya 
yang berusia beberapa bulan terperangkap didalam sebuah gedung. Kemungkinan 
untuk lolos dari reruntuhan bangunan sudah tidak ada. Beberapa hari kemudian 
ibu tersebut di temukan dalam keadaan tertelungkup, seperti bersujud sambil 
mendekap anaknya yang berada di bawah. Ibu tersebut meninggal dunia karena 
kepala dan badannya remuk tetapi anak yang berada didalam dekapannya masih 
hidup dan dalam keadaan sehat. Ada pesan buat sianak yang di letakan didalam 
balutan baju si anak lewat sebuah handphone  dari ibunya tersebut : ' Anakku, 
jika pada akhirnya  kamu  bisa selamat, ketahuilah bahwa aku sangat 
menyayangimu. ' . Pak Zaenuddin berhenti sebentar untuk melihat respon anak 
muridnya.  Apakah kalian bisa merasakan kasih sayang ibu itu kepada anaknya ? 
tanya Pak Zaenuddin. Mata anak muridnya banyak yang berkaca-kaca menahan haru 
dan berteriak serempak  Bisa !.  Apakah kalian bisa merasakan kasih 
sayang Allah ada disana ? tanya Pak Zaenuddin mencoba membangkitkan nalar anak 
muridnya.  Bukankah Allah yang menjaga anak itu sampai beberapa hari walaupun 
ibunya telah tiada ? lanjutnya. Para murid hanya diam dan mulai menyadari 
bahwa ada cinta diatas cinta yang bermain dalam kisah itu. Cinta yang bukan 
lagi sebagai wacana, tapi realita yang mengisi relung-relung hati kita hari ini 
dan sampai kapanpun.

Salam

David Sofyan







[keluarga-islam] Mengetahui Keinginan

2010-07-26 Terurut Topik David Sofyan
Mengetahui Keinginan

Manusia selalu di warnai dengan keinginan, apapun bentuknya. Manusia tanpa 
keinginan adalah manusia yang tidak bisa mewarnai hidup, kata seorang teman. 
Mungkin ada benarnya, bahwa keinginan bisa memacu semangat untuk berusaha, 
seperti keinginan untuk mendapatkan rumah, mobil, anak dan lainnya. Salah 
seorang teman yang sudah cukup matang dalam usia sewaktu di masjid di tanya 
tentang keinginannya, dia menjawab ingin menjadi orang yang bertaqwa. Ada lagi 
seorang bapak yang hanya memiliki seorang anak,  ketika di tanya tentang 
keinginannya dia menjawab kalau dia ingin melihat anaknya 'semata wayang' itu  
bahagia.

Memasuki tahun ajaran baru, orang tua yang memiliki anak yang baru masuk 
sekolah akan mulai di sodorkan berbagai keinginan anak dalam memenuhi tuntutan 
pendidikan yang cukup mahal. Sekolah memang gratis tetapi untuk pakaian seragam 
dan buku sekolah orag tua harus merogoh kantong cukup dalam. Kita ingin bahkan 
menuntut anak kita untuk memiliki pendidikan yang tinggi dan sebaliknya 
pendidikan pun menuntut kita biaya yang cukup tinggi. Artinya keinginan sering 
mengejar dan memaksa kita  untuk di wujudkan. Dan pada akhirnya ada sebagian 
orang  yang menanggalkan keimanan untuk mewujudkan keinginannya tersebut. 
Keinginan itu harus berlandaskan dengan keimanan kata Pak Amin disela-sela 
waktu sehabis maghrib. Saya tidak mengerti dengan maksudnya karena sering kali 
orang mudah mengatakan sesuatu yang dinilainya secara subjektif, seperti 
keinginannya merayakan sunatan cucunya secara meriah dengan mengundang panari, 
entah dimana muatan keimanan dari keinginannya tersebut.

Belakangan ini muncul trend baru yaitu keinginan-keinginan tampak sholeh. 
Pengajian-pengajian banyak di serbu, perlehatan-perlehatan akbarpun sering 
terselenggara. Pawai kendaraan dengan  pakaian  taqwa sering kali memadati 
jalan sampai susah lewat karena iring-iringan harus di beri kesempatan terlebih 
dahulu, maklumlah mereka  serdadu Tuhan. Lain lagi dengan seorang penceramah 
yang turun dari sebuah mobil yang bagi orang  bawah di nilai mewah 
menganjurkan hidup sederhana seperti cara Rasulullah Shallallahu 'Alaihi 
Wassallam yang walaupun seorang khalifah atau raja untuk ukuran sekarang Beliau 
tetap hidup dalam keadaan kekurangan.  Kita harus mencontoh Beliau ! kata 
penceramah itu, Kita disitu maksudnya  yang mendengarkannya. Seorang teman 
melihat keadaan ini pernah berujar  Saya mau cari ustadz yang kehidupannya 
sehari-harinya seperti Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassallam  untuk belajar 
agama , ada gak ya di Jakarta ini ?. Mungkin ada, cuma kita tidak tahu , 
karena orang-orang seperti itu jarang pernah mau menonjolkan diri.

Keinginan-keinginan sering kali telah bercampur dengan dunia beserta atributnya 
sehingga sering ayat-ayat Tuhan di sesuaikan dengan keinginan sang pelaku baik 
itu mengenai sesuatu yang di hajatkan, waktu maupun tempat. Bekerja dan 
berusaha jika diniatkan karena Allah adalah ibadah, lalu apa yang membedakan 
bekerja pada jaman Rasulullah, atau jaman sahabat atau jaman tabi'in dengan 
bekerja pada saat sekarang ? Seorang teman sering mengeluh dengan 
penghasilannya perbulan yang tidak sesuai dengan pengeluarannya,  Kenapa ya, 
rezeki saya pas-pasan padahal semuanya untuk menafkahi keluarga dan itukan 
ibadah katanya seperti bertanya kapada diri sendiri sambil memegang buletin 
masjid bertajuk  Berserah diri Kepada Allah . Apakah ibadah itu sesuatu yang 
di dapatkan atau sesuatu yang dipersembahkan ? . Mengetahui, memahami dan 
mengalami adalah sesuatu yang berbeda. Seiring dengan bertebarannya buku-buku 
agama, kitab-kitab hadist, dan berbagai tafsir kita sedang mengalami uforia  
Mengetahui. Mudah-mudahan suatu saat nanti kita bisa sampai pada tahap 
memaknai apa yang telah kita alami, agar bisa memahami makna berserah diri 
kepada Allah.

Salam

David Sofyan




[keluarga-islam] Aqidah Dalam Ahlaq

2010-07-08 Terurut Topik David Sofyan
 kejauhan. 
Andy segera berlari diantara air hujan menuju parkiran bis. Bintang menatap 
anak itu dengan iba, hajatnya untuk membeli batik belum terpenuhi, akhirnya 
uang itu di masukan kekantong baju anak itu dengan tiba-tiba sambil berbisik 
nih ada sedikit bekal unutk membeli obat dan mengganti daganganmu yang rusak   
. Belum sempat anak itu membalas, Bintang sudah berlari kencang kearah bis.

Didalam Bis guru bercerita tentang kemegahan ibu pertiwi dimasa lalu  
Anak-anak apa yang kalian lihat tadi adalah prasasti tentang sebuah kejayaan 
kerajaan dimasa lalu, kalian juga bisa membuat prasasti kalian masing-masing di 
muka bumi dengan apa? tanya guru tersebut kepada muridnya. Dengan berbuat 
baik buu jawab anak-anak secara serentak kecuali Bintang yang hanya 
diam sambil memandang keluar jendela, masih terbayang baju batik untuk ayahnya 
yang berwarna biru itu. 
---

Setiba dirumah ayah dan ibunya menyambut dengan gembira dan menanyakan 
pengalaman Bintang dalam berwisata ke candi Borobudur. Bintang menceritakan 
semuanya kecuali niatnya untuk membeli batik, takut ayahnya kecewa.  Oh ya 
Bintang tadi ada teman lama ayah yang memberikan baju batik kepada ayah, kami 
sudah lama tidak jumpa , eh dia bawa oleh-oleh rupanya kata ayahnya sambil 
membuka sebuah bungkusan. Setelah dibuka , Bintang kaget karena baju batik itu 
sama persis dengan baju yang akan dia belikan untuk ayahnya.  Subhanallah !!! 
Aku tahu Engkau Maha Melihat Ya Allah  teriaknya dalam hati. Keteguhannya akan 
keberadaan Allah semakin kokoh, lewat sikap dan perbuatan.

Salam 

David Sofyan

[keluarga-islam] Pemimpin Yang Perduli

2010-03-03 Terurut Topik David Sofyan
Pemimpin Yang Perduli

Dari atas salah satu gedung di daerah Gatot Subroto terlihat banyak orang 
berkerubung dibawah, berteriak-teriak, membawa yel-yel yang bertuliskan 
inspirasi mereka. Didepan mereka terhampar sebuah gedung berkubah tempat para 
petinggi negeri ini mempertaruhkan harapan rakyat. Ditelevisi terlihat 
kegaduhan yang sama dengan yang terjadi diluar, semuanya bercerita dengan 
mengatas namakan rakyat, entah rakyat yang mana. Di negeri lain di ujung sana 
sedang terjadi gempa dan tsunami jilid dua yang mengakibatkan rakyatnya saling 
menjarah kebutuhan pokok. Berbagai kejadian di belahan bumi manapun selalu akan 
berdampak pada peletakan sejarah yang akan datang mengenai kondisi bumi ini 
beserta isinya, bumi yang sebentar lagi akan mengakhiri masa kerjanya.

Dari dalam gedung berkubah itu terdengar salawat di lantunkan di tengah 
kegaduhan, dan diluar nama Allah terdengar di panggil-panggil dengan nada 
amarah. Berbagai kegaduhan ini ternyata menjadi sumber rejeki dari televisi 
anak negeri yang mengundang para pengiklan untuk mendukung acara realtime 
mereka beserta beberapa narasumber untuk berkomentar dalam meramaikan suasana. 
Berita-berita di koranpun menyuarakan hal yang sama, yaitu kasak-kusuk para 
pemimpin yang tidak layak memimpin, paling tidak begitulah salah satu kriteria 
dari Rasulullah seperti yang di riwayatkan oleh Abu Musa ra , Rasulullah saw. 
bersabda: Demi Allah, kami tidak akan mengangkat seorang pun yang meminta 
sebagai pemimpin atas tugas ini dan tidak juga seorang yang berambisi 
memperolehnya. hadist itu mengenai pemilihan pemimpin untuk pembagian wilayah, 
hal ini berbanding terbalik dengan yang terjadi di negeri ini dan dimanapun 
negara yang berstempelkan demokrasi yang justru menjual dirinya beserta atribut 
omong kosong yang sering kali menyertai.

Kita sebagai rakyat yang di paksa membeli demokrasi juga harus di paksa 
menonton citra orang-orang terpilih tersebut dalam mempertahankan kekuasaannya. 
Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya akan muncul sepeninggalku sifat egois ( 
pemimpin yang mengutamakan kepentingan diri sendiri) dan beberapa perkara yang 
tidak kamu sukai. Mereka bertanya: Wahai Rasulullah, apakah yang engkau 
perintahkan kepada seorang dari kami yang mengalami zaman itu? Beliau menjawab: 
Laksanakanlah kewajiban kamu dan mohonlah kepada Allah yang menjadi hakmu. 
Kita memang harus tetap menjalankan kewajiban kita sebagai rakyat, mungkin 
kinilah saatnya rakyat yang harus memberi contoh kepada pemimpinnya tentang 
bagaimana cara berlapang dada menerima sebuah arogansi.

Banyak orang berharap kalau tidak mau disebut bermimpi tentang sebuah khilafah, 
padahal jika kita buka sejarah dinasti terdekat dengan masa Rasulullahpun masih 
saling menumpahkan darah untuk sebuah kekhalifahan, tiranipun masih ada, 
ulamapun banyak yang dipenjara. Tentu ini tidak menutup mata kita dengan 
berbagai keberhasilan dimasa lalu tetang terciptanya masyarakat madani pada 
periode Rasulullah sampai Umar bin Khattab, diskriminasi kekuasaan sempat 
terjadi pada masa Utsman dan kekacauan sampai perang terjadi pada jaman Ali bin 
Abi Thalib dan dilengserkan oleh Umayah bin Abu Sofyan dan memunculkan tirani 
pada masa Yazid bin Umayah. Gambaran masyarakat madani muncul kembali pada masa 
Umar bin Abdul Aziz. Lalu kita hendak berangkat dari yang mana ?

Sebagai rakyat yang letih bermimpi kita saat ini hanya membutuhkan pemimpin 
yang peduli pada rakyat. Kepedulian yang membuat dia sering hengkang dari kursi 
singgasana untuk berbaur kemasyarakat mencari tahu kesulitan yang sering kita 
alami. Jika sulit untuk mencontoh pemerintahan Rasulullah maka sederhanakan 
menjadi pemimpin yang mencotoh sifat kepemimpinan Rasulullah dan jika sulit 
juga maka contohkan kepemimpinan sahabat Rasulullah dan jika itu pun masih 
sulit juga maka tegarlah dan lapang dadalah untuk tidak jadi pemimpin dan 
bergabunglah bersama kami, rakyat jelata yang merindukan pemimpin yang peduli.

Salam

David Sofyan

[keluarga-islam] Amalan Yang Sederhana

2010-03-03 Terurut Topik David Sofyan
Amalan Yang Sederhana

Innamaa amruhuu idzaa arada say'an 'an yakulalahu kun fayakun  Sesungguhnya 
keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: 
Jadilah! maka terjadilah ia. Dunia seperti berputar dalam sekejab. Ayah yang 
tadinya seorang yang mempunyai jabatan kepala cabang disebuah perusahaan swasta 
dengan berbagai fasilitas mendadak berhenti bekerja. Perusahaannya bangkrut. 
Anak-anaknya dahulu telah terbiasa hidup dalam kemapanan untuk ukuran sebuah 
kabupaten. Hal ini membuat ayah berpikir panjang dan ayah seperti ingin 
mendidik kami dengan memulai semuanya dari awal. Kami berangkat ke ibu kota 
tanpa membawa bekal apapun. Rumah beserta isinya dititipkan ayah kepada paman.

Dikota kami mengontrak pada sebuah rumah tiga petak, ukuran standard kontrakan 
di ibu kota. Beberapa waktu berjalan kehidupan kami tidak berubah, sisa uang 
pesangon tidak bisa bertahan lama. Hari itu aku melihat ayah berpakaian sangat 
rapi, seperti orang yang sedang berangkat kerja kekantor. Awalnya aku senang 
karena akan bisa membeli ini dan itu yang aku mau, apalagi aku akan naik kelas 
lima  begitu juga dengan tiga orang adiku. Ayah selalu berangkat setelah sholat 
subuh dan pulang setelah larut malam.  Tidak banyak yang bisa di peroleh hari 
ini bu  desah ayah kepada ibu. Mereka mengira semua anaknya telah tidur, tapi 
masih terjaga meski tetap dalam keadaan terbaring dan membelakangi mereka. Aku 
bertekad membantu mereka, paling tidak untuk memenuhi kebutuhan ku sendiri. 

Keesokan harinya aku berjualan koran di terminal bis pulo gadung dan terkadang 
pindah keterminal lain karena di terminallah tempat paling ramai pembeli. Hasil 
dari jualan koran aku tabung untuk biaya sekolah dan beli buku yang sering di 
suruh oleh ibu guru. Suatu hari secara tidak terduga aku melihat ayah di 
terminal kampung melayu. Dia menjadi sopir mikrolet jurusan gandaria. Aku tidak 
mengerti mengapa ayah memilih perkerjaan ini mungkin juga karena ijzahnya cuma 
sampai tingkat SMU tetapi Dia mempunyai pengalaman hampir dua puluh tahun 
berkerja dikantor dan sempat beberapa tahun menjabat sebagai kepala cabang, 
mengapa tidak dia gunakan ?. Entahlah, yang jelas hari itu aku marasa kasihan 
dengan perubahan hampir seratus delapan puluh derajat.  Bu, ibu mau kemana ? 
tanyaku pada seorang ibu di ujung jalan agar ayah tidak melihatku  ke Gandaria 
memang kenapa tanya-tanya jawab ibu itu penasaran.  Ibu naik antrian paling 
belakang saja ya bu, tolong pinta saya pada ibu itu.  Loh memangnya kenapa ? 
bukannya malah jadi lama ibu itu semakin penasaran, aku hanya  tertunduk  
Karena angkutan itu yang membawa adalah ayahku jawabku dengan pelan. Begitulah 
terus aku bertanya kepada setiap orang yang lewat. Aku ingin angkutan ayahku 
selalu penuh agar ayahku senang.

Malam harinya ayahku mendapat laporan dari ibu yang di beritahu oleh teman 
bahwa aku tidak masuk sekolah hari itu. Ayah memukul kakiku karena dikira sibuk 
bermain seharian sampai lupa sekolah, aku tidak peduli, aku tetap bahagia 
karena telah bisa membantu ayah. Beberapa tahun berlalu aku tidak berubah 
menjadi orang hebat seperti di banyak buku. Aku hanyalah pegawai kecil pada 
sebuah perusahan kecil di Jakarta. Sewaktu ibuku meninggal dunia, aku berusaha 
merawat ayahku sebaik-baiknya beserta adik-adiku yang mulai bisa mandiri. Mata 
Ryan masih basah mengenang perjalanan hidupnya. Masjid memang tempat 
bersilaturahmi paling layak bagi sesama muslim. Saling nasehat menasehati agar 
kita bisa tetap dijalanNya.

Mungkin karena sering di pukul oleh ayahnya dulu , kaki Ryan tampak agak 
pincang ketika berjalan entahlah yang jelas hampir setiap hari dengan berjalan 
terbata-bata ia memapah ayahnya kemasjid untuk sholat berjamaah atau 
berkeliling komplek pada pagi hari menghirup udara segar ciptaan Tuhan. Mungkin 
tipe orang seperti Ryan bukanlah tipe orang seperti Abdurrahman bin Auf yang 
rajin bersedekah dengan hartanya atau Utsman bin Affan yang juga pengusaha atau 
sahabat yang punya amalan hebat seperti Abu Bakar As siddiq dan Umar bin 
Khattab. Mungkin gambaran sederhana yang bisa disandingkan hanyalah Uwais Al 
Qarni , sosok pemuda yang pernah dimintai doa oleh Ali ra dan Umar ra atas 
perintah dari Rasulullah, padahal dua orang sahabat itu sudah dijamin masuk 
syurga.

Salam

David Sofyan




[keluarga-islam] Jiwa Yang Tenang

2010-02-18 Terurut Topik David Sofyan
Jiwa Yang Tenang

Melintasi hari yang tak menentu, terkadang terik seperti memanggang kulit dan 
terkadang hujan menyapu jalanan. Saat itu matahari sedang tertawa diatas kepala 
, saya duduk diantara roda-roda  berputar menerobos deru campur debu. Memenuhi 
kebutuhan hidup memaksa kaki banyak orang untuk berjalan kesana-kemari. Bekerja 
dan mempekerjakan, menyuruh dan disuruh, memerintah dan di perintah hanya demi 
benda keramat yang bernama uang. Benda ini telah mampu menyaingi Tuhan karena 
bisa membuat orang bekerja walaupun dengan terpaksa hanya dengan mencantumkan 
alasan yang masuk logika.

Ahhh... ternyata nama Tuhan telah tercoreng moreng dimana-mana. Tuhan telah 
diseret kelembaga tinggi hanya untuk mendengarkan sumpah kesetian yang berakhir 
dengan pengingkaran Demi Allah saya bersumpah terdengar samar-samar 
Tuhan disebut-sebut. Ditempat arisan ibu-ibu, Tuhan telah bercampur dengan 
ghibah.  MasyaAllah...masa sih Jeng ibu itu suka gituan.apa gak ingat umur 
dia kata salah seorang ibu  Isya Allah kalo ada waktu nanti kita 
cerita-cerita lagi ya bu kata ibu lain mengahiri. Di tempat pelacuranpun nama 
Tuhan sering dijadikan sebagai tameng.  pelan-pelan 
masbismillah...mudah-mudahan gak bocor kayak kemaren  bisik seorang 
pelacur yang alat kontrasepsinya sempat bocor beberapa waktu yang lalu.

 Yan masuk Dzuhur mampir ke masjid depan yuk  teriak teman dari atas sepeda 
motor. Beberapa orang mulai memarkir kendaraannya di depan masjid. Ada yang 
datang dengan jalan kaki termasuk para pedagang, karyawan, pelajar dan semua 
yang masih mengingat Tuhan saat itu. Diluar sana  masih banyak yang mengejar 
tuhan-tuhan dunia, tuhan yang penuh warna. Tuhan sering berpindah-pindah, 
terkadang ada kepala terkadang singgah kehati dan terkadang mampir kemulut. 
Sewaktu sholat Tuhan lebih sering berada di mulut, sedangkan kepala tetap 
berisi dunia dan permasalahannya. Kegelisahan tetap menghantui walaupun telah 
setor muka dengan Tuhan.  'ala bizzikrillahi tatmainnul qulub, hanya dengan 
mengingat Allah hati menjadi tenang  kata Allah di surah Ar Ra'd, akan tetapi 
mengingat Allah seperti apa yang menjadikan hati itu tenang ? apakah dengan 
melafazkan asmaNya berulang-ulang? seperti dilakukan oleh seorang bapak tua 
sampai tidur di pojok masjid selesai sholat dzuhur, atau ada cara mengingat 
yang lain ?

Sehabis mengarungi hari yan penuh liku, keletihan menghampiri sekujur tubuh, 
adzan maghrib mengalun menghentak jiwa. Banyak yang jiwa yang tersangkut di 
rongga-rongga jalan berbaur dalam kemacetan ibu kota, disudut-sudut kantor, 
mengais rezeki di pinggir-pinggir jalan dan yang lain terlena didepan acara 
televisi.  Ya ayyatuhan nafsul muthmainnah, irji'i ilaa rabbiki radhiatan 
mardhiah, wahai jiwa yang tenang kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati puas 
lagi di ridhoiNya  seru Allah di surah Al Fajr. hati tersentak seketika , 
ternyata yang dimakud dengan tatmainnul qulub atau hati yang tenang dengan 
mengingat Allah, adalah dengan mengingat bahwa kita akan kembali kepadaNya, 
bahwa apa yang kita cari didunia hanyalah bekal untuk beribadah dan bukan Allah 
yang harus menuruti cara hidup kita. seperti tangisan seorang anak  Ibu aku 
ingin kembali kepadamu ..tapi bekal perjalanku menujumu kurang ibu...berilah 
aku uang untuk bekal itu ibu, aneh bukan ?

Salam

David Sofyan









[keluarga-islam] Taqwa Itu Tersembunyi Dibalik Ujian

2010-02-17 Terurut Topik David Sofyan
 butuhkannya. 

Setelah menjauh dari kerumunan massa, Andi baru menyadari bahwa dompetnya telah 
hilang, tidak ada yang tersisa. Niat untuk pergi kekantor mendadak hilang dan 
dia memutuskan untuk pulang kerumah. Masih ada sisa uang sedikit dikantong buat 
sekedar ongkos pulang pikir Andi sambil berjalan menelusuri jalan mencari 
posisi yang baik untuk memberhentikan bis angkutan. Beberapa lama berjalan, bis 
yang di tunggu tidak muncul juga. Tiba-tiba Andi melihat seorang anak kecil 
berseragam sekolah menangis di pinggir jalan.  Ada apa dik , ada yang bisa 
kakak bantu ? tanya Andi mendekat kepada anak itu.  Aku tersasar kak, tadi 
teman-teman ninggalin Aku, waktu aku lagi pipis di belakang tembok itu  kata 
anak itu menunjuk karah tembok di ujung jalan.  Tapi bisa sampai sini gimana 
ceritanya, memangnya adik gak sekolah ? sekarangkan masih jam sekolah ?  
pertanyaan beruntun diajukan Andi kepada anak itu  Dipulangkan Kak, soalnya 
gurunya ada rapat trus, teman ngajakin main kerumahnya, ada lima orang sih tadi 
yang jalan, trus habis turun dari bis aku kebelet pengen pipis, aku bilangin 
sama teman-teman agar nungguin , tapi malah di tinggal  cerita Anak itu dengan 
mata masih berair.

 Ya Allah kejadian apa lagi yang akan menimpa hamba setelah menolong anak ini 
? gumam Andi dalam hati, seperti ragu untuk menolong.  Tinggal mu dimana dik 
? tanya Andi.  Di Bandengan Kak jawab anak itu. 
 hhhmm uang hanya cukup untuk ongkos sampai rumah anak ini, trus aku pulang 
naik apa ?  pikir Andi putus asa,  ya sudahlah, Allah maha melihat, mungkin 
inilah bentuk kepasrahan dan keikhlasanku hari ini yang hendak di uji dalam 
menempuh jalanNya kata Andi meyakinkan dirinya. Andi kemudian berangkat 
mengantar anak itu kerumahnya. Setelah dua kali naik kendaraan umum , mereka 
tiba di sebuah perkampungan padat penduduk, dengan rumah yang sangat rapat 
antara satu dengan yang lain. Andi dibawa menelusuri gang berliku yang 
terkadang tampak agak kumuh. Tiba-tiba seaktu memasuki gang sempit Andi 
dikejutkan dengan penglihatannya. Motornya yang hilang tersandar di sebuah 
dinding rumah, dan yang lebih mengejutkannya ternyata gerombolan orang yang 
tadi memukulnya di atas Kopaja sedang berkumpul disana.  Apakah ini 
perkampungan para pencuri dan perampok ? pikir Andi semakin gelisah

 Jangan bergerak kata seseorang dari belakang yang kemudian membekap mulut 
Andi dan menariknya.  Hehehehe masih tidak mau merepotkan adikmu ini  bisik 
seseorang.  Eh kamu Man, saya kira siapa, tahu dari mana kamu saya ada disini 
? balas Andi kepada orang itu. Dia adalah Rahman adiknya yang bertugas sebagai 
polisi didaerah Jakarta Utara. Andi selama ini memang tidak suka merepotkannya 
walaupun itu sudah menjadi kewajibannya. Banyak orang yang memanfaatkan posisi 
seseorang untuk mempermudah suatu urusan dan Andi tidak mau menjadi salah satu 
diantara mereka.  Ada laporan perampokan tadi dari seorang perempuan, dan 
informan kami mengatakan bahwa mereka lari kearah sini. Daerah ini memang telah 
lama jadi target kami dan saat ini angota polisi telah mengepung daerah ini 
jawab adiknya atas pertanyaan Andi tadi.

Penangkapan berlangsung cepat, beberapa  orang tersangka berusaha melarikan 
diri tetapi tertangkap. Motor Andi berhasil kembali tanpa kekurangan apapun, 
bahkan dompetnyapun dapat dikembalikan walaupun isinya sudah terkuras semua. 
Setelah mengantar anak itu pulang, Andi merubah niatnya untuk kembali bekerja, 
mengarungi sisa hari ini yang berjalan begitu cepat dengan banyak pelajaran 
yang tidak akan pernah dilupakannya, bahwa untuk menjadi orang yang bertaqwa  
itu memerlukan ujian untuk membuktikannya , bukan sekedar omongan yang di umbar 
kemana-mana, karena wujud taqwa adalah pada perilaku sehari-hari, perilaku para 
shalihin yang hanya mengharapkan ridho Allah semata.


Salam


David Sofyan





[keluarga-islam] Bersyukur Dalam Kesulitan

2010-01-27 Terurut Topik David Sofyan
Bersyukur Dalam Kesulitan

Setelah lama berputar-putar keliling Jakarta tanpa hasil, Taksi yang 
dikemudikan Pak Zumhari akhirnya di pesan seseorang dari komplek perumahan 
mewah, Alhamdulillah, ternyata rezeki Allah tetap menghampiri hambanya kata 
Pak Zumhari didalam hati. Menit berlalu dengan cepat berganti jam , tapi orang 
yang hendak menyewa belum keluar juga. Pak Zumhari tetap menunggu sambil 
sesekali menanyakan kepada penghuni rumah itu. Memasuki jam ke dua kesabaran 
Pak Zumhari hilang, dia meminta uang tunggu sebesar dua puluh ribu rupiah 
selama dua jam menunggu. Pihak rumah tidak ada yang mau memberi karena merasa 
belum membatalkan order. Pak Zumhari menunggu satu jam lagi dengan harapan 
orang tersebut keluar, tetapi kekesalan dan umpatan keluar dari mulut Pak 
Zumhari berbeda seratus delapan puluh derajat dengan syukur yang dipanjatkannya 
tadi.

Hari itu Pak Zumhari tidak bisa memenuhi setoran dan akibatnya dia bisa tidak 
membawa uang kerumah untuk belanja harian.  Ternyata Allah belum memberikan 
kita rezeki hari ini keluh Pak Zumhari kepada istrinya.  Pak, si Amin sakit, 
dari kemaren panasnya tidak turun-turun, bahkan beberapa kali muntah, bawa 
kedokter Pak  sahut istrinya memberitahukan mengenai keadaan putra mereka.  
Uang kita tidak cukup untuk biaya rumah sakit, sedangkan puskesmas malam begini 
mana buka bu  jawab Pak Zumhari. Tapi bapak mau melihat kondisi anak kita 
begini terus ?, bawa sajalah Pak, masalah uang kita pikirkan nanti kata sang 
istri mulai panik. Akhirnya mereka membawa anaknya kerumah sakit. Sesampainya 
di rumah sakit , mereka segera mendaftar untuk memasukan anak mereka keruang 
pemeriksaan tetapi mereka dihadang oleh kenyataan harus membayar jaminan 
sebesar satu juta rupiah. 

Perdebatan terjadi antara pihak rumah sakit dengan Pak Zumhari. Memberikan 
jaminan adalah salah satu dari peraturan rumah sakit dan Pak Zumhari tidak bisa 
berbuat apa-apa, rasa kemanusian sekarang hanya jadi barang dagangan yang di 
pertontonkan di tivi-tivi. Sewaktu Pak Zumhari akan membawa anaknya pulang, 
tiba-tiba pihak rumah sakit memanggil dan mempersilahkan mereka memasuki ruang 
pemeriksaan karena sudah ada yang menjamin biaya pengobatan. Tidak hanya uang 
muka tetapi seluruh biaya pengobatan tersebut di tanggung oleh seseorang yang 
tidak dikenal. Alhamdulillah ya Rob pertolonganMu telah datang jerit hati Pak 
Zumhari.

Beberapa saat kemudian beberapa orang polisi mendatangi rumah sakit, 
mengabarkan bahwa salah satu perampok yang melakukan aksi kejahatan di dareah 
tersebut melarikan diri kearah rumah sakit. Ciri-ciri yang di sebutkan Petugas 
kepolisian sama dengan orang yang memberikan bantuan kepada Pak Zumhari, tentu 
saja khabar ini kembali mencemaskan hatinya.  Ya Allah mengapa rasa syukur 
hamba selalu di ikuti oleh rasa cemas   kata Pak Zumhari dalam hati sambil 
menangis. Rumah sakit hendak membekukan dana yang telah di pergunakan untuk 
membiayai pengobatan anaknya sampai ada konfirmasi dari pemilik dana yang 
sebenarnya.

Keesokan harinya Perampok tersebut berhasil di tangkap dan kekantor polisi 
untuk mengurus segala keperluan dan mengambil dana yang tersisa , korban 
perampokan tersebut mendatangi rumah sakit, sehubungan dengan kejadian 
penggunaan dana yang salah arah. Setelah mendengarkan asal mula kejadian 
pemilik uangtersebut mengikhlaskan dananya untuk biaya pengobatan Pak Zumhari, 
tidak hanya itu Pak Zumhari diminta untuk menjadi supir pribadinya. 
Orangtersebut ternyata orangtua dari penumpang yang hendak menyewa taksinya 
tadi pagi, tetapi orang tuanya mendadak meninggal setelah pingsan beberapa 
saat. hal itulahyang menyebabkan Pak Zumhari harus menunggu lama dan akhirnya 
dibatalkan.

Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang 
kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka 
ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan 
bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman 
bersamanya: Bilakah datangnya pertolongan Allah? Ingatlah, sesungguhnya 
pertolongan Allah itu amat dekat. (Al Baqarah ayat 214)

Salam

David Sofyan


[keluarga-islam] Mahluk Yang Tidak Mungkin Tidak Ada

2010-01-25 Terurut Topik David Sofyan
 Mahluk  Yang Tidak Mungkin Tidak Ada

Dipesisir-pesisir pantai Sumatera, gelombang samudra Hindia perlahan-lahan 
telah berhasil mengikis daratan, disamping abrasi oleh tangan-tangan manusia 
sendiri. Bahkan pasir yang telah terkikis itu masih saja di ekspor ke negara 
tetangga, agar tetangga tercinta tersebut lebih leluasa beraktifitas, termasuk 
mengawasi kita agar tidak nakal. Waktu beserta alam semesta telah bekerja sama 
meminimalkan satu sisi dan memaksimalkan sisi yang lain. Kepadatan penduduk 
telah berhasil merubah paradigma lebar menjadi tinggi yang di tandai dengan 
bermunculannya gedung-gedung pencakar langit, dan dengan kalkulator tangan 
lebih cepat menghitung dari pada kepala. Menara Pisa yang dibangun dengan 
tangan manusia tergantikan dengan menara plaza-plaza yang dibangun oleh 
tangan-tangan besi.

Seiring perkembangan zaman akal manusia lebih berkembang dari pada insting, 
karena segala sesuatu ditimbang dengan nalar dan logika. Mata batin sudah tidak 
berfungsi lagi karena keniscayaan menggunakan mata kepala sudah tidak bisa 
diganggu gugat. Dahulu guru mengaji saya dikampung mampu melihat siapa 
tamu-tamu yang akan datang walaupun belum ada alat komunikasi cangih seperti 
sekarang kata Ustadz Abbas disela pengajian. Banyak hal yang tidak mungkin 
bisa terjadi dimasa lalu, jika di timbang dengan akal orang saat ini, sama 
seperti tidak mungkinnya manusia bisa menjelajah angkasa luar oleh akal orang 
dimasa lalu. Waktu seperti bermain dalam hal  mungkin atau tidak mungkin.

Jika saat ini orang yang membuat sesuatu mungkin terjadi didominasi oleh ahli 
sains dan tehnologi maka pada masa lalu hal-hal yang tidak mungkin terjadi 
dilakukan oleh ahli-ahli ibadah, yaitu para Nabi dan Wali Allah. Artinya 
ketidak mungkinan bisa terjadi oleh dua hal yaitu hati yang bersih atau otak 
yang cemerlang. Sebagian orang mengistilahkan dengan perpindahan dari dimensi 
spritual kepada dimensi material, dampaknya adalah kita akan sering mendapati 
orang yang berspritual dengan berlandaskan material, seperti mahalnya tarif 
seorang penceramah ketika wajahnya sudah muncul di televisi. 

Tidak mungkin dia melakukan itu, setahu saya dia anak yang baik dan ramah 
kepada semua orang kata seorang ibu kepada tetangganya ketika mengetahui 
anaknya melakukan tindakan kriminal.  Mana mungkin sih guru itu melakukan 
tindakan seperti itu, dia kan selalu perhatian dengan murid-muridnya kata 
orang tua murid menanggapi pelecehan seksual oleh seorang guru. Dimensi materi 
telah merubah dan menciptakan berbagai kamuflase kebaikan yang hanya bisa 
dilihat dan dijamah. Orang yang berteriak  mari kita berbuat baik lebih 
dihargai dari pada orang yang diam-diam membersihkan selokan agar tidak mampet 
yang bisa mengakibatkan banjir didaerah tersebut, atau orang-orang yang 
beratribut keagamaan dan menghadiri ceramah jauh lebih dihargai dari pada 
tukang sampah yang sibuk membersihkan bekas minuman dan makanan yang mereka 
buang sembarangan sewaktu ceramah.

Mahluk seperti apa sebenarnya yang bernama kebaikan itu , mungkinkah ada yang 
mau memeliharanya walaupun tidak ada yang menghargai, mengapa masih ada caci 
maki dari mulut umat Muhammad SAW yang justru terkenal dengan ketinggian 
ahlaknya, siapa tahu jika umat Islam mau memelihari mahluk ini mata batin 
kembali terbuka dan ketidak mungkinan-ketidak mungkinan masa lalu bisa muncul 
kembali seperti ketidakmungkinan mimpi orang sekarang yang ingin melintasi 
waktu kemasa lalu.

Salam

David Sofyan


[keluarga-islam] Rupa Pemberian

2010-01-14 Terurut Topik David Sofyan
Rupa Pemberian

Tiupan angin beraroma garam menerpa wajah kecil yang berlari mengukir telapak 
kaki di permukaan pasir. Hempasan air laut silih berganti mengarsir tepian agar 
lekukan pasir kembali rapih dari goresan jejak langkah mahluk darat. Diantara 
deru gelombang, dan suara kibasan daun kelapa, terdengar suara seruling 
mengalun memecah tawa anak-anak di tepi pantai. Tidak ada yang terganggu, semua 
sibuk dengan kepentingan masing-masing, bahkan seperti tidak perduli. Sesekali 
terdengar gemerincing koin jatuh di samping Pak tua peniup seruling itu, diapun 
juga seperti tidak perduli. 

Seorang anak kecil berdiri didepan Pak tua tersebut, memandanginya dengan 
seksama. Alunan nada terus terdengar, menghibur orang yang lewat, entah 
terhibur atau tidak. Anak itu diam membisu, seperti menikmati bunyi yang keluar 
dari sebilah bambu berlubang. Tidak ada uang tanda simpati seperti anak-anak 
lain yang di perintahkan orang tuanya untuk belajar bersedekah. Pengamen memang 
hampir sama di perlakukan dengan pengemis, padahal ada sesuatu yang mereka 
tampilkan yang mungkin saja sesuatu yang ingin mereka banggakan. 

Setelah selesai meniup seruling, terdengar suara tepuk tangan dari anak tadi.  
Bagus sekali Pak aku sangat suka mendengarnya kata anak itu dengan tulus. 
Bapak itu tersenyum.  Aku tidak punya uang Pak, nanti setelah  ayah memberi 
uang, aku nyumbang deh sahut anak itu, tetap dengan wajah ceria.  Ah itu gak 
penting, senyumanmu jauh lebih berharga kata Pak tua itu dengan bahagia. 

Salah satu sifat manusia adalah senang untuk diperhatikan, siapapun orangnya. 
Terkadang pujian yang tulus jauh lebih berharga dari lembaran uang. Berilah 
perhatian kepada orang lain sama seperti  kita ingin di perhatikan orang. Yang 
terbaik dari sebuah sedekah bukanlah apa yang kita sedekahkan , tetapi 
keikhlasan kita bersedekah, dan keikhlasan itu bisa ditampilkan dalam raut 
wajah yang bermacam-macam, tidak selalu harus barang. Penghinaan yahudi tua 
dibalas cinta dan keikhlasan oleh Rasulullah, lemparan batu dan kotoran dibalas 
dengan keihklasan bersilaturahmi oleh beliau. Tidak ada uang disana, yang ada 
hanya cinta dan perhatian , itu saja.

Salam

David Sofyan

[keluarga-islam] Ketidaktahuan

2010-01-13 Terurut Topik David Sofyan
Ketidaktahuan

Didalam kehidupan, ada beberapa hal yang terjadi pada diri kita secara langsung 
atau tidak ,baik kita menyukainya atau tidak menyukainya. Yang pertama adalah 
hal yang kita inginkan terjadi pada diri kita seperti doa dan harapan. Pada 
kenyataannya doa dan harapan ada yang menjadi nyata dan ada yang tidak bisa di 
wujudkan. Yang kedua adalah sesuatu yang tidak kita harapkan terjadi pada diri 
kita, seperti jatuh sakit. Dan inipun ada yang menjadi nyata dan ada yang 
berhasil kita hindari. Yang ketiga adalah hal-hal yang tidak pernah kita 
fikirkan tiba-tiba terjadi pada diri kita, seperti kecelakaan atau mungkin 
malah mendapat undian atau apapun yang bersifat spontan. Tetap saja hal ini ada 
yang kita sukai dan ada yang tidak.

Jika kita telah mengetahui bahwa selalu ada dua sisi mengenai apapun yang 
terjadi pada diri kita, tetapi mengapa kita masih saja merasa sakit ketika hal 
yang tidak kita sukai datang dan merasa bahagia ketika hal yang kita sukai 
terjadi. Jawabannya mungkin cukup sederhana yaitu kita tidak mengetahui kapan, 
dimana dan bagaimana sesuatu itu terjadi pada diri kita. Ketidaktahuan itulah 
sebenarnya sumber dari segala sesuatu. Ketidaktahuan terkadang membuat orang 
penakut jadi pemberani, atau orang bodoh tampak pintar. Dosa terbesar orang 
yang tidak tahu adalah tidak mau mencari tahu tentang ketidaktahuannya.  Tentu 
jauh lebih kecil dari pada dosa orang yang telah tahu tetapi tidak mengerjakan 
apa yang telah dia ketahui karena itu berarti dia telah ingkar. 

Ketidaktahuan semestinya  membuat kita melakukan beberapa hal, pertama kita 
berusaha mencari tahu dan memahami mengapa kita harus tahu, sedangkan yang 
kedua yaitu bersandar kepada yang Maha Tahu. Sebenarnya masih banyak cakupannya 
tapi kita persingkat saja secara garis besar.

Lalu apa kesimpulan dari semua uraian tadi ? cuma sekedar mengingatkan bahwa 
apapun yang terjadi pada diri kita, baik yang kita senangi, atau yang tidak 
kita sukai, yang terjadi secara tidak terduga atau bisa di perkirakan , harus 
tetap berpegang teguh kepada sang Pemberi kejadian tersebut agar kita terus 
belajar mengenai rasa syukur, rasa sabar dan rasa ikhlas menerima pemberianNya.

Salam

David Sofyan



[keluarga-islam] Menghubungkan Dua Kutub Yang Bersebrangan

2010-01-10 Terurut Topik David Sofyan
 sama seperti lagu, bahwa dunia ini hanyalah panggung sandiwara , kita 
hanya bermain, sedangkan  skenario utamanya dipegang oleh Allah, skenario utama 
itu seperti sakit dan sehat, hidup dan mati, berhasil dan gagal, perjodohan, 
keturunan atau anak dan sebagainya. Di wilayah itu Allah memerintahkan kita 
untuk berdoa. Dan untuk mengawal tadirNya Allah menetapkan sunnahNya di alam 
semesta agar alam selalu terkendali demi kepentingan manusia jawab Pak guru 
mengahiri pelajaran hari itu mengenai Taqdir Allah.


Tentu tidak semua orang setuju dengan pendapatnya. Tapi Pak guru tersebut 
membiarkan muridnya berusaha mencari tahu sendiri sisanya jika waktunya telah 
tiba , selama tidak keluar dari kerangka Al Qur'an dan As Sunnah, sebagai 
pedoman utama ummat Islam. Kepada Allah lah kita kembalikan segala prasangka 
kita agar kita tidak terjebak dalam pengingkaran atas segala keadilanNya.

Salam

David Sofyan


Note :

[1] QS : Ar Ra'ad ayat 11
[2]1 Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata: 
Rasulullah saw. sebagai orang yang jujur dan dipercaya bercerita kepada kami: 
Sesungguhnya setiap individu kamu mengalami proses penciptaan dalam perut 
ibunya selama empat puluh hari (sebagai nutfah). Kemudian menjadi segumpal 
darah selama itu juga kemudian menjadi segumpal daging selama itu pula. 
Selanjutnya Allah mengutus malaikat untuk meniupkan roh ke dalamnya dan 
diperintahkan untuk menulis empat perkara yaitu: menentukan rezekinya, ajalnya, 
amalnya serta apakah ia sebagai orang yang sengsara ataukah orang yang bahagia. 
Demi Zat yang tiada Tuhan selain Dia, sesungguhnya salah seorang dari kamu 
telah melakukan amalan penghuni surga sampai ketika jarak antara dia dan surga 
tinggal hanya sehasta saja namun karena sudah didahului takdir sehingga ia 
melakukan perbuatan ahli neraka maka masuklah ia ke dalam neraka. Dan 
sesungguhnya salah seorang di antara kamu telah melakukan perbuatan ahli neraka 
sampai ketika jarak antara dia dan neraka tinggal hanya sehasta saja namun 
karena sudah didahului takdir sehingga dia melakukan perbuatan ahli surga maka 
masuklah dia ke dalam surga. (Shahih Muslim No.4781)
[3] Tiada sesuatu yang dapat menolak takdir kecuali doa, dan tiada yang dapat 
menambah umur kecuali amal kebajikan. Sesungguhnya seorang diharamkan rezeki 
baginya disebabkan dosa yang diperbuatnya. (HR. Tirmidzi dan Al Hakim)  
[4] Al An 'aam ayat 59 
Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang 
mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan 
di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya 
(pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak 
sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata 
(Lauh Mahfudz) 
[5] Hadis riwayat Abdullah bin Abbas ra:  
 Bahwa Umar bin Khathab pergi ke Syam dan ketika telah tiba di sebuah dusun 
bernama Sarghi, beliau bertemu dengan penduduk Syam yaitu Abu Ubaidah bin 
Jarrah ra. dan para pengikutnya. Mereka memberitahukan bahwa telah berjangkit 
di Syam suatu wabah penyakit. Ibnu Abbas ra. berkata: Maka Umar berkata: Coba 
panggilkan sahabat muhajirin yang pertama. Maka aku panggil mereka lantas 
beliau meminta saran mereka dan memberitahukan kepada mereka bahwa wabah telah 
berjangkit di Syam. Ternyata mereka berselisih pendapat menanggapi berita itu. 
Sebagian di antara mereka berkata: Engkau pergi untuk suatu urusan besar dan 
kami tidak setuju jika engkau kembali. Sedangkan sebagian yang lain berkata: 
Bersama engkau masih banyak rakyat dan para sahabat dan kami tidak setuju bila 
engkau mengajak mereka menuju ke wabah tersebut. Umar berkata: Tinggalkan aku 
dan tolong panggilkan sahabat Ansar! Aku pun memanggil mereka. Ketika dimintai 
pertimbangan, mereka juga bersikap dan berbeda pendapat seperti halnya 
orang-orang Muhajirin. Umar berkata: Tinggalkan aku! Lalu ia berkata lagi: 
Tolong panggilkan sesepuh Quraisy yang dahulu hijrah pada waktu penaklukan dan 
sekarang berada di sini. Aku memanggil mereka. Ternyata mereka saling 
bersepakat dan berkata: Menurut kami sebaiknya engkau kembali bersama 
orang-orang dan tidak mengajak mereka mendatangi wabah ini. Umar lalu berseru 
di tengah-tengah orang banyak: Aku akan mengendarai tungganganku untuk pulang 
esok pagi. Lalu mereka pun mengikutinya. Abu Ubaidah bin Jarrah ra. bertanya: 
Apakah untuk menghindari takdir Allah? Umar menjawab: Kalau saja bukan engkau 
yang mengatakan itu, hai Abu Ubaidah! Umar memang tidak suka berselisih dengan 
Abu Ubaidah. Ya, kita lari dari satu takdir Allah ke takdir Allah yang lain. 
Apa pendapatmu seandainya engkau mempunyai seekor unta yang turun di suatu 
lembah yang memiliki dua lereng, yang satu subur dan yang satu lagi tandus, 
apakah jika engkau menggembalakannya di tempat yang subur itu bukan berarti 
engkau menggembalakanya karena takdir Allah? Begitu pun sebaliknya, kalau 
engkau menggembalakannya di tempat yang tandus, bukankah engkau

[keluarga-islam] Posisi Harapan

2010-01-06 Terurut Topik David Sofyan
Posisi Harapan

Tahun demi tahun terus berganti, ada harapan yang selalu tersembunyi dibalik 
setiap pergantian waktu. Matahari diatas kepala tetap setia untuk datang 
menghampiri dan bumi yang kita pijak tetap setia untuk tidak berganti arah 
rotasi. Tidak ada yang berubah dari volume air laut, karena alam selalu mampu 
menakar keberadaannya demi kepentingan manusia. Berapa banyak janji yang telah 
diikrarkan manusia untuk berubah, tidak mampu menandingi konsistensi perubahan 
usia. 

Hati-hati dijalan nak, semoga kamu bisa menjadi orang yang berhasil , kata 
seorang ibu kepada anaknya disebuah terminal bis antar kota.  Pak kalau pulang 
dari kota jangan lupa bawa oleh-oleh ya kata seorang anak kepada ayahnya 
disudut lain terminal itu. Terminal bis selalu ramai di kunjungi, tidak hanya 
oleh para penumpang tetapi juga para pedagang. Hidup seperti terminal bis, ada 
yang datang dan ada yang pergi, ada yang menjemput dan ada yang mengantar, 
tidak lebih dari sebuah pemberhentian sementara. Kira-kira apa ukuran 
keberhasilan yang dimaksud si ibu kepada anaknya ? hampir sama dengan jawaban 
sebagian besar orang tua, maka jawabannya adalah sebuah kemapanan, baik dalam 
pengumpulan harta maupun dalam posisi jabatan atau profesi. 

Masih di terminal bis tadi seorang ibu bertemu dengan kawan lamanya, yang 
mungkin telah bertahun-tahun tidak bertemu.  Eh yanti, gimana khabarnya, 
kelihatannya tampak sukses , udah punya anak berapa ? tanya seorang ibu yang 
berperawakan agak kurus.  Elly ya kok agak kurusan, apa lagi diet ketat nih ? 
hehehe, anakku sekarang sudah dua yang besar jadi dokter dan adiknya sebentar 
lagi jadi sarjana hukum, kalau anakmu gimana Ly ? tanya ibu yang berdandan 
mirip ibu-ibu pejabat itu.  Anakku sudah tiga tapi cuma pegawai biasa. Yang 
tertua  buka toko kelontong didekat rumah dan yang kedua cuma jadi guru 
madrasah. sedangkan yang terakhir baru naik kelas tiga SMU jawabnya dengan 
pelan, mungkin agak minder. 

Jika kita bicara jujur , manakah yang lebih membuat kita bangga sebagai orang 
tua , mempunyai anak seorang dokter atau seorang guru ? bukankah berbau sangat 
materi ? tetapi itulah kenyataannya. Pernah saya mengajukan pertanyaan tersebut 
pada seorang ustadz, dan dia tidak menjawab tetapi hanya tersenyum tak mampu 
menipu diri antara sebuah idealisme dan tuntuan materialisme. Loh memangnya 
salah anak kita menjadi dokter bukankah itu pekerjaan mulia ? tentu saja , 
tidak ada pekerjaan yangtidak mulia jika diniatkan karena Allah semata, tetapi 
tentu semua paham dengan maksud pertanyaan tersebut bahwa di balik pilihan 
tersebut ada sebuah ego bersembunyi dengan sangat indah.

Bagaimana kalau kita buat pertanyaan lebih spesifik, pilih taqwa atau kaya ? . 
Seorang teman sempat gerah dengan pertanyaan ini dan mengajukan pertanyaan baru 
sebagai komplain  apa orang taqwa gak boleh kaya atau orang kaya gak ada yang 
bertaqwa ? apakah taqwa itu identik dengan miskin ? tanyannya dengan nada 
tinggi. saya hanya tersenyum lalu membuat pertanyaan baru yang tidak ada 
hubungannya dengan hal diatas.  Hendra kalau sekiranya kamu dapat uang seratus 
juta , lalu tetanggamu ada yang sakit keras dan butuh dana sebesar seratus juta 
rupiah ,apakah kamu akan berikan dana tersebut  tanya saya dengan nada santai 
.  ya gak semualah, mungkin separohnya kan itu juga udah bagus, bukannya zakat 
cuma dua setengah persen atau anggaplah sepuluh persen , kan tetap lebih besar 
 jawabnya sambil tertawa. Bisa dibayangkan baru sekedar pengandaian kita sudah 
pelit bagaimana jika menjadi kenyataan tentu lebih jauh panggang dari api. 
Sekarang baru kita sadari bahwa sebesar apapun perubahan yang kita inginkan, 
hampir semuanya berasal dari luar ( outer )  sebaliknya hal tersebut tidak 
banyak berpengaruh pada karakter atau sifat pribadi kita. Lalu dimana letak 
keimanan itu ?

Salam

David Sofyan



[keluarga-islam] Aku Tidak Punya Apa-apa Selain Menggenggam Janji

2009-12-10 Terurut Topik David Sofyan
 yang bisa bagikan, tidak punya ilmu yang bisa di 
ajarkan. Apalagi yang bisa di banggakan. saya hanya mampu menggenggam amanah 
yang telah di ucapkan, mungkin cuma itu saja yang tersisa. katanya dengan 
sorot mata yang tajam. Beberapa saat kami terpaku diam , bersandar dinding 
masjid belakang menatap air hujan yang telah membasahi jiwa kami.

Eh kok ngalamun, kamu belum jawab pertanyaan saya ! tanya Uyung mengagetkan 
saya dalam lamunan masa kecil dulu. Angkot masih terus berjalan tersendat, 
merayap keatas puncak, tempat peristirahatan orang-orang kaya dari Jakarta.  
Saya belum menikah, rencananya sih tahun depan, kamu pasti di undang deh, telat 
banget yah  jawab saya santai. Ketika memasuki sebuah jalan kecil menuju arah 
lembah di Cipayung Angkot tersebut berhenti mendadak  Kenapa berhenti? tanya 
saya.  Itu anak saya didepan sekolah sedang menunggu saya jawab Uyung sambil 
menepikan angkot tersebut dan kemudian turun menghampiri anaknya. Saya 
mengikuti dari belakang.

 Ramli jam segini sudah pulang , kenapa gak langsung kerumah naik angkot lain 
kan banyak ? tanya Uyung kepada anaknya  pulang dari jam setengah sembilan 
soalnya guru ada rapat terus tadi kan ayah kan menyuruh Ramli tunggu disini, 
kata ayah jangan kemana-mana kalau ayah belum datang jawab anak itu dengan 
polos  iya itu kalau Ramli pulang seperti biasa jam sebelas, Ramli jadi 
kelamaan nunggu ayah deh sahut Uyung kepada anaknya. Saya mengangkat anak itu 
dan memangkunya  Sifat ayahnya sekarang menurun kepada anaknya. Orang-orang 
yang memegang janji, inilah warisan para nabi kata saya sambil membawa anak 
itu masuk kedalam angkot.

Itulah kunjungan terakhir saya enam tahun yang lalu ke rumah Uyung di Cipayung 
Bogor. Setelah itu dia sering berpindah-pindah tempat tidak menentu, tidak ada 
khabarnya sampai sekarang, Hari ini secara tidak sengaja album lama tentang 
persahabatan,  terbuka kembali. Banyak kisah yang tidak terperi, tentang sebuah 
kesetian, keikhlasan, pengorbanan, dan kasih sayang. Kemudian waktu menjarah 
semuanya, kami pun berpencar kesegala penjuru mencari karunia Allah yang tidak 
pernah berhenti menetes kedalam sanubari.

Tahun 1986 ketika saya harus berangkat kejakarta, semua sahabat telah menyalami 
satu persatu, memohon doa dan restu dan harapan agar bertemu kembali kecuali 
Uyung. Dia tidak ada diantara mereka. Menjelang keberangkatan dia tetap tidak 
muncul. Ketika Bis sampai keterminal untuk mengambil sisa penumpang, seorang 
anak muncul di balik jendela bis  Yan , maaf terlambat tadi nyari benda ini 
gak ketemu-temu eh gak taunya ada dibawah tempat tidur  kata anak itu yang  
tidak lain adalah Uyung ini dompet bekas mendiang ayah dulu , dikasih ibu sama 
saya, tapi kamukan tahu saya gak pernah punya uang jadi buat kamu saja lah 
anggap oleh-oleh dari saya, jangan pernah lupakan saya yah katanya sambil 
menjauh karena Bis akan segera berangkat. Menuju negeri yang selalu menjadi 
harapan orang-orang desa, Jakarta.

Salam

David Sofyan

[keluarga-islam] Nasehat Dari Anak-Anak Yang Tegar

2009-12-04 Terurut Topik David Sofyan
Nasehat Dari Anak-Anak Yang Tegar

Lama anak saya  memandang kearah wajah saya yang sedang menonton berita pagi di 
televisi. Dia tidak perduli dengan apa yang terjadi pada kotak ajaib tersebut. 
 Yah kok mata ayah berair , ayah nangis yah..? tanyanya penuh selidik. Saya 
tidak berusaha menjawab, tapi memeluknya sambil mendudukannya di pangkuan.  
Anak yang bernama Tegar itu harus tegar menghadapi dunia, menerima tanpa harus 
mengerti kebencian ayah tirinya yang menyebabkan kakinya terputus setelah di 
lindas oleh kereta api kata pembawa acara di televisi. Sang ayah akhirnya di 
ganjar hukuman sepuluh tahun penjara sedangkan sang anak yang masih berumur 
empat tahun akan menanggung penderitaan tersebut seumur hidupnya.

Berbanding terbalik di Facebook saya mendapat kiriman berita lama yang di rekam 
lalu di sebar melalui media internet tentang seorang anak yang berusia enam 
tahun yang mengurusi semua keperluan ibunya mulai dari memasak, menyuapi , 
memandikan bahkan membuang kotoran ibunya karena sejak dua tahun yang lalu si 
ibu mengalami kelumpuhan karena terjatuh. Ayah sianak telah lama tidak pulang 
kerumah setelah beberapa tahun yang lalu pergi merantau ke Malaysia. Anak itu 
bernama Sinar dan hari itu, sinar sianak tersebut telah menyilaukan mata saya 
dengan amalnya, dengan cintanya dan dengan kasih sayang untuk ibunya.

Banyak para orang tua yang berharap bisa melahirkan seorang anak, tetapi tidak 
ada seorang anakpun yang meminta untuk dilahirkan, dia murni amanah dari Allah 
Subhanahu Wa Ta'ala. Dalam sebuah hadist Rasulullah SAW mengatakan bahwa 
Warisan bagi Allah 'Azza wajalla dari hambaNya yang beriman ialah puteranya 
yang beribadah kepada Allah sesudahnya. hadist ini di riwayatkan oleh HR. 
Ath-Thahawi. Namun Rasulullah juga menasehati yang diriwayatkan oleh Ibu 
'Asakir bahwa anak bisa menyebabkan kedua orangtuanya menjadi kikir dan 
penakut. Pemenuhan masalah ekonomi memang menjadi salah satu penyebab 
kerenggangan didalam sebuah rumah tangga, baik itu dengan anak karena jarang 
berkomunikasi maupun dengan istri atau suami karena tuntutan-tuntutan yang 
diluar jangkauan.

Sesuatu yang memisahkan dan membedakan antara seorang anak dengan orang dewasa 
adalah waktu, sesuatu yang Allah pernah bersumpah atas namanya, bahwa kita 
berada dalam sebuah kondisi yang menyebabkan kita merugi kecuali orang yang 
beramal salih, al 'amilussholikhat. Kita adalah mantan anak-anak, sedangkan 
anak-anak adalah calon orang dewasa. Kesalahan sekecil apapun yang pernah kita 
lakukan pada masa kecil tidak layak kita wariskan kepada anak kita. Ukiran 
kebaikan orang tua yang tertanam didada kita harus kita buat lebih indah didada 
anak-anak kita. Melihat senyum tegar dengan kakinya buntung seperti ingin 
berteriak kepada saya  Tidak ada gunanya memberitahukan orang lain tentang 
kesulitan anda , sebagian dari mereka tidak perduli dan sebagian lagi justru 
senang mendengarkan keluhan anda tanpa mau berbuat apa-apa, tegarlah dan 
sandarkan hidup hanya kepada Allah


Salam

David Sofyan

[keluarga-islam] Ukiran Diatas Kertas

2009-12-03 Terurut Topik David Sofyan
Ukiran Diatas Kertas

Waktu menentukan peletakan bab dalam buku sejarah yang lebih banyak di rekam 
lewat media kertas. Buku menjadi saksi dari kejeniusan para pengagas sains, 
keindahan kata para pujangga, permainan logika para filsafat, pencerahan nilai 
para spritualis dan sketsa pemetaan tubuh oleh para medis. Waktu telah membuat 
warna menjadi kusam dan teori menjadi usang, tetapi ukiran yang terpahat disana 
menjadi prasasti ide-ide yang tidak pernah mati. Buku seperti nisan berjalan 
bagi sang penulis. Walaupun orangnya sudah tiada tapi namanya tetap terukir 
disana. Menulislah wahai para pencari ilmu sehingga terwariskan apa yang engkau 
cari lewat pernyataan, pertanyaan dan sangkalanmu. 

Sebagai jendela ilmu buku telah melalap habis isi kepala para pemikir yang 
kesusahan memuntahkan segala teori lewat lidahnya, disamping itu   bahasa 
verbal disekat oleh dimensi ruang yang mengakibatkan perpindahan ilmu menjadi 
terisolasi. Tulisan yang termuat dalam sebuah buku , saat ini telah memampu 
menembus berbagai negara dan benua, meneriakkan segala isi kepala para 
penulisnya. Orang yang suka membaca belum tentu suka menulis, tetapi untuk 
menulis sesuatu seseorang harus membaca. Dengan menulis seseorang akan membuka 
berbagai pintu-pintu ilmu sebagai referensi untuk diceritakan dan di citrakan 
kepada pembacanya.

Ukirlah kisahmu diatas sehelai kertas, didalam sebuah note, khabarkan kepada 
dunia bahwa kamu pernah ada. Suatu ketika nanti kita akan terpana bahwa kita 
juga mampu melakukannya yaitu menitipkan prasasti disetiap mata yang memandang 
dan disandingkan dengan maestro sains, para maestro sastra, atau  para maestro 
ekonomi meskipun hanya pada sebuah rak atau sebuah file. 

Aku bukanlah aku yang aku tahu, karena aku bisa jadi aku dikepala semua orang 
yang ingin tahu, aku berubah sesuai dengan persepsi orang yang memasukiku. 
Pengakuanku akan berubah sesuai dengan waktu, lewat lidah orang memilikiku dan 
engkau tidak berhak melarangnya walaupun aku berasal darimu. Suatu ketika nanti 
bisa saja  aku akan menjadi inspirasi yang membuatku terpojok dan tak berguna 
lagi, tapi paling tidak aku pernah berarti dalam mewarnai informasi 
..aku adalah ukiranmu diatas kertas 

Salam


David Sofyan 

coloring world with your writing 


[keluarga-islam] Tidak Selalu Pada Apa Yang Kita Mau

2009-12-02 Terurut Topik David Sofyan
Tidak Selalu Pada Apa Yang Kita Mau


Hari itu cukup cerah terlihat seseorang melemparkan koran kedalam pagar rumah 
tetangga, setiap hari dia selalu rutin membawa surat kabar untuk para 
pelanggannya walaupun tidak pernah ada yang menanyakan khabarnya. Pada zaman 
modern seperti saat ini, transaksi memang tidak selalu harus bertatap muka. 
Banyak pedagang yang menjual barangnya dengan memberikan pelayanan yang 
memudahkan setiap pembeli untuk melakukan transaksi. disudut jalanan terlihat 
seorang ayah menarik tangan anaknya untuk sekolah, sedangkan si anak menangis 
dan bersikeras untuk tidak mau sekolah.  Aku gak mau sekolah ! , gurunya galak 
suka marahin aku kata anak tersebut kepada ayahnya.  Memang kalau tidak 
sekolah kamu mau jadi apa nanti ? makanya kalau mengerjakan PR di rumah , bukan 
disekolah supaya tidak dimarahin guru, gimana sih ! balas sang ayah tidak mau 
kalah.


Di belahan duniamanapun kejadian seperti tadi pasti pernah terjadi, bahwa 
setiap orang tua menginginkan yang terbaik bagi anaknya walaupun dengan cara 
yang sering sekali tidak disukai oleh sianak. Jarang kita temui ada orang yang 
memulai sesuatu dari sudut padang orang lain dan baru kemudian memberikan 
alternatif pandangan dari sisinya. Sebaliknya kita sering kali memaksakan apa 
yang kita anggap baik lalu mengeyampingkan pandangan orang lain atau paling 
tidak  mengiyakan tanpa menghiraukannya. Saya teringat sebuah buku cukup laris 
tentang pembentukan karakter dalam memahami orang lain oleh Dale Carneigie. 
Salah satu kiatnya menyebutkan bahwa agar kepentingan kita didengar maka 
mulailah berbicara atas nama kepentingan lawan bicara. Setelah dia mengetahui 
kalau kita telah memahami kepentingannya barulah kita menyampaikan apa yang 
kita inginkan.

Beberapa tahun yang lalu hal ini pernah saya terapkan tanpa sengaja. Sebuah 
kecerobohan yang membuat terjadinya tabrakan di perempatan lampu merah. Karena 
sedang terburu-buru, lampu kuning sebagai tanda akan munculnya tanda berhenti 
(merah) saya terobos. Di sebelah kiri arah melintang sebuah sepeda motor juga 
menerobos lampu kuning sebelum masuk lampu hijau. walaupun hanya berselang 
beberapa detik tapi kecelakaan tidak bisa dihindari dan orang tersebut 
bersembunyi di balik alibi lampu hijau yang sedang menyala, artinya dia 
melimpahkan kesalahan itu kepada saya.  Karena benturan yang cukup parah , 
pengemudi motor tersebut meminta ganti rugi sebanyak tiga ratus ribu rupiah., 
sedangkan uang yang ada di dompet saat itu hanya berjumlah lima puluh ribu 
rupiah. Sebenarnya keadaan saya jauh lebih parah dari pada bapak tersebut 
tetapi masalah tidak akan pernah selesai ketika semua orang berbicara mengenai 
keadaan dirinya


Nampaknya kondisi kita sama-sama parah dan mungkin ini akibat kelalaian saya 
tapi saya tidak punya uang sebesar yang bapak minta. Saya hanya memiliki uang 
lima puluh ribu, tentu tidak akan bisa menutupi semua kerugian bapak dan bapak 
bisa saja memperkarakan hal ini kepada polisi untuk kemudian di buat berita 
acara dan mungkin saja uang lima puluh ribu ini hanya untuk mengurus biaya 
perkara, lalu kita berdua tidak mendapatkan apa-apa selain menunggu untuk 
diproses dan itu akan memakan waktu sedangkan kondisi kita tidak akan berubah. 
Saya serahkan semua kepada bapak  kata saya secara halus kepada bapak 
tersebut. Kemarahannya mulai mereda. Seringkali kemarahan membutakan mata dan 
membuat oarng tidak mau berfikir. Setelah saya lihat keteduhan di wajahnya, 
saya kemudian menyalami tangannya sambil memberikan uang  lima puluh ribu 
tersebut. Mungkin saja masih ada rasa kesal yang tersisa , tetapi tidak ada 
terucap sepatah katapun ketika saya meninggalkannya di lokasi tersebut


Segelas ilmu belum tentu lebih besar nilainya dengan setetes amal, setiap hari 
dalam keadaan apapun belajarlah untuk tetap terus berkembang dan beramal. Andre 
Gide mengatakan dalil tentang mengenali diri bisa menyesatkan tanpa mengenali 
potensi yang bisa menghambat perkembangan karena seekor ulat yang sibuk 
mengenali dirinya tidak akan pernah berubah menjadi kupu-kupu. Orang yang 
selalu memikirkan dirinya sendiri tidak akan pernah di pikirkan oleh orang lain 
dan ketika dia menyampaikan apa yang dia pikir maka orang akan mengira dia 
sedang bergumam untuk dirinya sendiri.

Akhlak memang menempati cerita tersendiri dalam bab kehidupan seorang muslim 
kepada siapapun. Rasulullah SAW pernah bersabda 
Sesungguhnya Allah membenci orang yang berhati kasar (kejam dan keras), 
sombong, angkuh, bersuara keras di pasar-pasar (tempat umum) pada malam hari 
serupa bangkai dan pada siang hari serupa keledai, mengetahui urusan-urusan 
dunia tetapi jahil (bodoh dan tidak mengetahui) urusan akhirat. (HR. Ahmad) 
dan Tidak ada sesuatu yang lebih berat dalam timbangan (pada hari kiamat) dari 
akhlak yang baik. (HR. Abu Dawud)

Salam

David Sofyan




[keluarga-islam] Efek Larangan

2009-12-01 Terurut Topik David Sofyan
Efek Larangan 

Banyak perubahan yang terjadi di muka bumi ini berasal dari keingin tahuan. 
Rasa ingin tahu mengenai angkasa luar telah membuat orang terbang dan meneliti 
kesana , inilah yang menjadikan sesuatu yang tidak mungkin pada masa lalu telah 
menjadi kenyataan. Pemicu paling responsif terhadap perkembangan ilmu 
pengetahuan memang adalah rasa ingin tahu. Tetapi disisi lain rasa ingin tahu 
terkadang harus membentur larangan-larangan yang dimaksudkan untuk mencegah 
keburukan yang di timbulkan rasa ingin tahu tersebut, namun semakin dilarang, 
orang cenderung semakin penasaran dan ingin tahu mengapa hal tersebut dilarang. 

Dalam sebuah anekdot di ceritakan Pak Saman mempunyai usaha jual beli kambing 
dan untuk itu dia membuat papan reklame yang berbunyi  Di jual Berbagai Jenis 
Kambing  dengan gambar kepala kambing  sebagai latar belakang tulisan. 
Anak-anak sekolah yang biasa lewat sewaktu pulang sering sekali menjadikan 
gambar kepala kambing tersebut sebagai sasaran lemparan ketapel. Pak Saman 
sering melarang dan marah kepada mereka tetapi semakin dilarang anak-anak 
tersebut semakin sering menjadikan papan rekalame tersebut jadi sasaran tembak. 
Karena kewalahan Pak Saman meminta nasehat kepada Pak Zainudin ustadz muda yang 
juga merupakan guru mengaji sebagian dari anak-anak tersebut. Pak Zainudin 
bersedia menasehati anak-anak tersebut tetapi disamping itu Pak zainudin juga 
memberikan ide pemecahan masalah kepada Pak Saman. Ke esokan harinya tiba-tiba 
terpampang sebuah papan beberapa meter di samping papan reklame Pak Saman  yang 
berbunyi  Dilarang Melempar Pada Papan  Ini  dengan  gambar sapi sebagai 
latar balakang. Melihat hal ini anak-anak sekolah tadi justru memindahkan objek 
sasaran tembak pada papan baru tersebut. Sejak saat itu papan reklame Pak Saman 
tidak pernah diganggu.

Sifat penasaran memang membutuhkan penyaluran bukan penahanan, itulah mengapa 
semakin MUI melarang peredaran film 2012 film tersebut justru semakin laku, 
Hal yang sama pernah terjadi dengan majalah  Playboy . Efek psikologis ini 
takutnya justru dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk mendapatkan 
keuntungan yang berlipat ganda sehingga akan muncul sensasi-sensasi baru yang 
sengaja di kontroversialkan untuk memancing MUI. Banyak orang yang tadinya 
tidak mengenal Miyabi justru jadi mengenal karena telah  membeli kaset atau CD 
film porno tersebut. Maksud baik belum tentu menghasilkan sesuatu yang baik. 
Lalu apakah itu berarti kita diam saja ketika ada kemungkaran yang terjadi 
didepan mata kita ? tentu saja tidak , akan tetapi pastisipasi kita dalam 
mencegah kemungkaran harus disertai dengan antisipasi, dan itu sangat tidak 
mudah dilakukan.

Di negara kita yang tercinta ini orang yang beragama Islam jauh lebih banyak 
daripada orang yang mengenal agama Islam. Orang yang mengenal jauh lebih banyak 
daripada orang yang mempelajarinya, dan orang yang mempelajarinya jauh lebih 
banyak daripada orang yang mengamalkannya. Ketika ada yang mengatakan bahwa 
negara Indonesia adalah mayoritas umat Islam tentu kita akan mengerti arah 
maksud si pembicara adalah yang pertama tadi, apalagi jika yang berbicara 
adalah non muslim. Dari sini kita akan mengerti bahwa kekurangan terbesar umat 
ini adalah ilmu. Berbicara dengan ilmu, berbuat sesuatu dengan ilmu, menasehati 
dengan ilmu , bahkan bersabarpun harus dengan ilmu. 

Beberapa hari yang lalu, didepan rumah seorang ibu melarang anaknya bermain 
pasir didepan rumahnya. Anaknya yang masih berusia tiga tahun sedang asyik 
membuat rumah dari pasir  Andi jangan main pasir didepan rumah nanti kotor loh 
! sahut sang ibu dari dalam rumah sambil terus memasak didapur . Tidak 
beberapa lama kemudian dia di kagetkan karena anaknya sedang membuat rumah dari 
pasir tersebut diruang tamu. Kita sepertinya telah lama meninggalkan pengajaran 
dengan contoh, sebaliknya kita justru sering melontarkan pernyataan negasi 
berupa larangan ketimbang anjuran. Sebenarnya kita telah mendapat sedikit 
contoh dalam merubah kalimat negasi menjadi kalimat apresiasi seperti yang 
awalnya  Dilarang Merokok  menjadi  Terimakasih Untuk Tidak Merokok  . 
Memang tidak banyak hasil yang didapat tetapi memulai sesuatu dari hal kecil 
seperti merubah cara penyampaian mengandung sedikit nilai pendidikan, sedikit 
nilai ahlak, sedikit nilai kesopanan yang suatu ketika diharapkan secara 
perlahan-lahan bisa merubah tingkah laku, Insya Allah


Salam

David Sofyan



[keluarga-islam] Lubang Di Hati

2009-11-25 Terurut Topik David Sofyan
Lubang Di Hati


Mengingat keburukan dua kali lebih kuat dari pada mengingat kebaikan 
begitulah kira-kira kata salah satu buku mengenai dampak berbuat buruk. Saya 
teringat dulu seorang satpam marah kepada saya karena merasa jalan yang dilalui 
oleh kendaraannya terhalang oleh sepeda motor saya. Parkiran di depan masjid 
tersebut memang tidak begitu lebar tetapi motor yang dimaksud bukanlah milik 
saya. Kebetulan waktu itu saya berada di samping motor tersebut saat sedang 
menerima telepon dari seorang teman, tiba-tiba terdengar suara membentak  Hei 
Mas, kalo parkir jangan sembarangan dong, itukan jalan lewat pengurus masjid, 
tolong pinggirin  motornya !  teriak satpam tersebut. Saya terhenyak dan kesal 
 , tetapi saya membantu meminggirkan motor tersebut dan tidak melayaninya 
karena saat itu masih online dengan teman dan berusaha menghilangkan amarah 
dengan becanda dengan teman diseberang telepon. Setelah hari itu setiap bertemu 
dengannya yang teringat hanyalah muka marahnya walaupun saat bertemu dia sedang 
tersenyum, dan ingatan tersebut muncul begitu saja tanpa direkayasa.

Sewaktu pertama kali bekerja dahulu seorang teman sering mengirim email berisi 
artikel-artikel islami dan salah satu dari artikel itu bercerita tentang akibat 
perbuatan buruk. Dikisahkan seorang bapak mempunyai seorang anak yang nakal dan 
tidak pernah mau menurut nasehat orang tua. Karena kesal sang Bapak mendirikan 
tiang kayu didepan rumah. Setiap sang anak berbuat kejahatan maka sang bapak 
memaku kayu tersebut dan tidak ada yang mengerti maksud dari sibapak kecuali 
Ibunya. Beberapa tahun kemudian ketika sang bapak meninggal dunia , tanpa 
sengaja atau baru sadar anak tersebut melihat tiang kayu didepan rumah yang di 
penuhi oleh paku, lalu dia bertanya kepada ibunya maksud dari tiang kayu 
tersebut.

 Amanah dari Bapakmu jika kamu telah insyaf dan berbuat baik maka cabutlah 
satu paku setiap kamu berbuat satu kebaikan kepada orang lain sebagai ganti 
keburukan yang kamu perbuat kata sang ibu mengingatkan. Waktu telah mengubah 
segalanya, doa dari orang tua telah membuat Allah ridho sehingga memberikan 
hidayah kepada anak tersebut. Sejak hari itu dia berusaha berbuat baik kepada 
siapapun dan tercabutlah paku dari tiang tersebut satu persatu. Ketika paku 
telah habis dari tiang tersebut , sang ibu kemudian menghampirinya  Nak kamu 
telah banyak berubah , kamu juga telah berhasil mengimbangi segala keburukanmu 
dimasa lalu dengan kebaikan yang telah kamu perbuat dan  kamu juga mungkin 
telah dimaafkan tapi bekas yang telah kamu perbuat akan membekas selamanya 
dihati orang-orang yang pernah kamu lukai  seperti kayu itu , walaupun kamu 
telah berhasil mencabut paku dari tiang itu tapi kamu tidak bisa menghilangkan 
bekas lubang yang di tinggalkannya, apalagi lubang dihati anakku kata ibunya 
dengan penuh kasih sayang.

Cerita diatas seperti menyadarkan saya bahwa mendapatkan maaf bukanlah 
menghilangkan apa yang pernah kita perbuat tapi menghilangkan dosa dari apa 
yang telah kita perbuat namun secara psikologis dampak itu akan terus terasa. 
Sebagai contoh jika ada orang menabrak orang lain sampai  kakinya patah, 
kemudian dia minta maaf dan orang tersebut memaafkan lalu apakah kakinya 
kembali normal dengan memaafkan tentu tidak , kemudian jika setelah memafkan 
lalu sering muncul perasaan sedih ketika melihat kakinya dan kembali mengingat 
orang yang menabraknya , apakah dia berdosa ? apakah kata maaf sudah bisa 
menggugurkan segala hukuman ? termasuk kesedihan yang akan di timbulkan ? tentu 
ini menjadi renungan kita bersama

Orang yang berbahaya bukanlah orang pada lingkungan tertentu tetapi orang yang 
memiliki sifat-sifat tertentu yang dengan sifat tersebut dia tidak bisa 
mengendalikan dirinya. Sifat yang dimaksud adalah sifat buruk seperti marah, 
dendam, iri , dengki dan berbagai sifat lain yang kita tidak pernah meminta 
untuk di anugrahkan kepada kita tetapi tetap di amanahkan. Kita tidak akan 
pernah mendengar ada seorang ulama yang berdoa agar di hilangkan dari sifat 
buruk karena itu melanggar fitrah. Ketika semua orang menyalahkan nafsu birahi 
sebagai penyebab zina lalu Allah mencabut nafsu ini dari hati seluruh manusia 
maka akibatnya kita tinggal menunggu waktu kepunahan . Pengendalian dan 
penempatanlah yang diinginkan oleNya. 

Salam

David Sofyan


[keluarga-islam] Surah Al Maa'un Ayat satu, Kita-kah ?

2009-11-18 Terurut Topik David Sofyan
 Surah Al Maa'un Ayat satu, Kita-kah ? ( hanya sebuah renungan kecil )

Diantara rintik hujan yang mengantar senja ke tempat peristirahatannya , 
semilir angin berhembus menerpa wajah-wajah letih di jalanan membuat  orang 
enggan untuk keluar rumah. Genangan-genangan air mulai muncul di jalan-jalan 
beraspal yang tidak lama lagi akan memantulkan cahaya lampu-lampu jalan 
menandakan malam segera datang. Disudut jalan seorang anak kecil masih asyik 
memainkan mobil-mobilan bekas yang di perolehnya tadi siang dari tempat sampah. 
Ibunya masih tertidur disampingnya, atap-atap lebar rumah dan lebatnya pohon 
melindungi mereka dari sapuan air hujan, di sudut lain tampak beberapa pengemis 
dan pemulung juga mulai merebahkan diri.  Allahu Akbar..Allahu Akbar 
kumandang adzan maghrib terdengar saling bersautan dari corong-corong spiker 
masjid, suarayang mengajak orang menemui Sang khaliq penciptanya.

 Bu..bu..itu udah adzan mau sholat gak? teriak anaknya membangunkan sang ibu, 
tapi ibunya masih terus tertidur. Anak itu diam , lalu kemudian meneruskan 
bermain mobil-mobilan. Setelah hampir setengah jam asyik bermain , anak 
tersebut kembali membangunkan ibunya  Bubu...,...ibu gak 
sholat..bangun dong bu...angga lapar nih !! teriak anaknya, tapi ibunya 
masih tetap tertidur, tidak bergeming sedikitpun. Karena keletihan membangunkan 
ibunya tetapi tidak ada hasil anak itu kemudian tertidur disamping ibunya. Anak 
itu berusia lima tahun dengan badan kurus dan lusuh, sedangkan ibunya berusia 
sekitar tiga puluh tahun dengan wajah kurus pucat seperti orang sakit keras. 
Tidak beberapa lama adzan Isya berkumandang. Hujan semakin deras, jalanan 
tampak sepi, Anak itu terbangun sambil meringis karena merasa lapar. Dia bangun 
lalu berlari kearah masjid di seberang jalan, kemudian menengadahkan tangan 
kepada jama'ah masjid yang hendak melaksanakan sholat. Anak itu telah terbiasa 
mengemis di depan masjid dan di persimpangan jalan, tetapi malam itu tidak 
satupun jama'ah yang memberikannya uang. Dia terus meringis menahan sakit perut 
yang belum terisi sejak pagi karena ketika siang hari ibu nya muntah-muntah 
lalu kemudian tidur dan belum bangun sampai malam itu.

 Aro'aitalladzi yukajjibu biddin, fadza likalladzi ya du'uul yatim wa la yaa 
khuddu 'alaa thoo 'amil miskin terdengar suara imam membaca surat Al Maa'un 
dari dalam masjid tentang para pendusta agama. Semua jama'ah hafal ayat itu 
tapi sama seperti nasib anak di luar masjid itu surah Al Maa'un tersebut 
terlantar di sudut ingatan.  Iqra ! kata malaikat jibril kepada Muhammad SAW, 
tidak ada kitab disana , Rasulullah SAW pun tidak bisa membaca, lalu apa yang 
mesti di baca ?  Iqra bismirabbikalladzi khalaq bacalah dengan menyebut nama 
Tuhan Sang Maha Pencipta, surah itu seperti berteriak kepada kita bacalah 
sekelilingmu, bacalah keadaan lingkunganmu, baca dan berkacalah pada alam 
semesta dan tunjukan kepedulianmu dan kita hanya tertunduk sambil terus 
membolak-balik kitab suci.

Anak itu belari kembali kepada ibunya sambil menangis menahan sakit, tubuhnya 
basah oleh air hujan, air yang bagi mahluk lain menjadi rahmat, tetapi baginya 
menjadi seperti sapaan Tuhan terakhir kepadanya, dia tertidur sambil memegang 
perut didada ibunya. Kedua ibu dan anak itu pada pagi harinya di ketemukan 
warga telah meninggal dunia, meninggalkan derita yang dideranya , meninggalkan 
para pendusta agama yang tidak pernah mau menyapanya.

Salam

David

Note :

Ketika malam nanti hujan menghampiri kita, disaat kita berkumpul bersama 
keluarga dan merasakan kehangatan, maka sesekali ambillah payung lalu keluar 
rumahlah, carilah rintihan disudut-sudut jalan, di halte-halte bis , sapalah 
mereka , redakan ketakutan di hati mereka berbagilah sedikit. Jika kokohnya 
rumah kita masih membuat takut anak anak kita ketika mendengar halilintar , 
lalu bagaimana dengan teriakan anak-anak tanpa atap tersebut, siapa tahu 
senyuman kita mampu mengusir galau dan resah di hati mereka lalu perlahan-lahan 
bisa melunturkan stempel pendusta agama di kening kita 

[keluarga-islam] Seperti Gas, Beban Tergantung Wadahnya

2009-11-16 Terurut Topik David Sofyan
Seperti Gas, Beban Tergantung Wadahnya


Ahad pagi , sekitar jam enam sampai jam delapan,  jalanan tampak masih sepi di 
komplek perumahan yang sebagian warganya adalah karyawan pada suatu instansi 
baik itu swasta maupun negri. Tidak banyak terlihat aktifitas diluar rumah dan 
ini berbeda dengan hari kerja, dimana rutinitas telah menjadikan manusia 
bergerak secara otomastis menuju sumber matapencarian.  Bal main sepeda yuk  
ajak Raihan kepada adiknya Iqbal. Baru saja mereka akan mengeluarkan sepeda 
dari dalam pagar tiba-tiba pot bunga yang agak besar terjatuh  Bal tolong 
pindahin pot bunga itu, biar aku yang ngeluarin sepedanya  Pinta Raihan. 
Beberapa saat kemudian tampak Iqbal berusaha memindahkan pot bunga tersebut 
dengan kesusahan. Didalam pagar kakaknya Raihan yang biasa di bantu adiknya 
Iqbal juga tampak kesusahan mengeluarkan sepeda. Berat pot bunga dan sepeda 
memang berbeda tapi kesulitan yang di timbulkannya sama karena kapasitas orang 
yang mengangkatnya hampir sama beratnya dengan benda yang diangkat.

Setiap manusia pernah menghadapi masalah dan tingkatan masalah setiap orangpun 
berbeda satu sama lain. Apa yang dianggap berat oleh seseorang bisa jadi mudah 
bagi orang lain. Beban pot yang diangkat oleh Iqbal pasti dianggap ringan oleh 
Raihan yang berusia 8 tahun, tetapi sebaliknya beban sepeda jika di pikulkan 
akan semakin berat bagi Iqbal yang masih berusia 5 tahun. Beban hidup yang 
menjadi masalah setiap orang terus berubah seiring dengan perubahan dirinya, 
baik itu perubahan fisik, perubahan pengetahuan, perubahan keimanan maupun 
perubahan ketrampilan. Tanpa beban seseorang tidak bisa merasakan perubahan 
yang ada pada dirinya. Tetapi dengan beban semua kendala tampak menjadi 
masalah, karena beban memang selalu terkondisi berada pada sisi negatif dalam 
hidup.

priittt tiupan pluit Pak Agus terus menemani hari-harinya sebagai polisi 
lalu lintas.  Sangat sulit membangun imej seorang diri, karena polisi adalah 
sebuah pekerjaan yang berada pada sebuah sistem. Jabatan ini di pandang begitu 
menakutkan. Setitik nila sudah bisa menghancurkan segelas susu, tetapi setitik 
susu tidak bisa merubah bentuk segelas nila  Kata Pak Agus sambil menarik 
nafas panjang memikirkan sikap sinis masyarakat dengan jabatan yang di 
pikulnya. Posisi ditakuti menjadi beban bagi polisi yang ingin mengabdi kepada 
masyarakat, sebaliknya sikap di takuti justru membanggakan bagi para preman 
yang banyak memeras dan meresahkan masyarakat. 

Kita beralih kesisi lain, beberapa tahun lalu Pak Ismet yang bekerja sebagai 
pedagang eceran kebutuhan rumah tangga mengeluh dengan beban biaya rumah tangga 
sewaktu dagangannya lesu, ketika usahanya menginjak usia sepuluh tahun Pak 
Ismet telah berubah menjadi distributor alat-alat rumah tangga dan sewaktu 
tertimpa krisis Pak Ismet mengeluh dengan modal yang terpakai untuk membayar 
gaji pegawai. Bebannya tidak lagi hanya menafkahi keluarga tetapi juga 
karyawan, sama besarnya dengan amanah yang di titipkan Sang pemberi beban.

Berbeda dengan Pak Agus dan Pak Ismet, Pak Beny yang pegawai swasta dan 
berpenghasilan dua juta rupiah sebulan sering mengeluh karena tidak bisa 
menabung untuk membeli rumah karena gajinya setiap bulan hanya pas untuk 
kebutuhan sehari-hari. Sewaktu terjadi krisis ekonomi, perusahan tempatnya 
bekerja gulung tikar dan Pak Beny berhasil mendapatkan pekerjaan di tempat lain 
dengan penghasilan lebih rendah, tetapi kebutuhan rumah tangganya tetap 
tertutupi, masalah yang dikeluhkannya tetap satu yaitu belum mampu membeli 
rumah. Ternyata kebutuhan sehari-harinya di pangkas dan disesuaikan dengan gaji 
yang di terimannya. Ketika saya tanya mengapa dahulu kebutuhannya tidak 
dipangkas sewaktu gajinya lebih baik dari sekarang buat tabungan membeli rumah, 
Pak beny hanya tersenyum dan mengatakan bahwa rasa cukup itu selalu 
berfluktuasi sesuai dengan penghasilan yang di pegang. Mungkin maksudnya rasa 
cukup dan mencukupkan itu berbeda. Apapun jawabannya Allah telah menetapkan 
beban seseorang itu sesuai dengan kemampuannya. Mudah untuk mengatakannya 
tetapi sulit itu menyakininya apalagi sewaktu kesulitan mendera kita.

Yah mau ngajak Isa ke dokter atau mau melayat kerumah Pak Gusman kemaren sore 
istrinya meninggal dunia, dananya tinggal segini  nih  kata istri mengingatkan 
bahwa dana sangat minim dan tidak mungkin dibagi dua, karena kita pasti maklum 
biaya ke dokter anak cukup mahal mengingat penyakitnya adalah penyakit dalam 
yaitu ada flek di paru-paru. Teringat sedikit dana cadangan di Bank minggu lalu 
di pinjam teman untuk menikah  Ya sudah kita silaturahmi dulu ke rumah Pak 
Gusman lalu kerumah sakit, masalah menyumbang kita wakilkan saja lewat doa, 
bagaimana lagi kondisi belum memungkinkan  jawab saya sambil menghitung hari, 
ternyata gajian masih lama, sedangkan kita masih harus bertahan..ahhh... 
hidup memang pilihan.


Salam

David


[keluarga-islam] Gemerlap Kota Yang Menyilaukan

2009-11-13 Terurut Topik David Sofyan
Gemerlap Kota Yang Menyilaukan

Bubar, bubar semua !!  teriak Kiayi Gaos kepada beberapa  pemuda yang sedang 
berjudi di belakang musholah Al Muhajirin menjelang sholat subuh. Para pemuda 
tersebut langsung lari berpencar tanpa memperdulikan lagi taruhan yang masih 
tergeletak berantakan diantara semak-semak. Kiayi Gaos memang terkenal sangat 
keras kepada siapa saja yang berbuat maksiat termasuk anaknya, Ustadz Ghani 
yang kakinya pincang karena dulu sewaktu masih remaja sering berbuat keonaran 
dan minum-minuman keras sehingga Kiayi Gaos memukul kakinya sampai pincang dan 
belum hilang walaupun telah di obati kesana-kemari. Setelah kakinya pincang 
Ustadz Ghani akhirnya insyaf lalu kembali mempelajari dan mendalami ajaran 
agama sampai akhirnya berhasil menyelesaikan sekolahnya di Madinah dan saat ini 
mengajar di pesantren ayahnya, Kiyai Gaos.

Di desa Jimbaran, beberapa musim panen belakangan ini dijadikan sebagai  musim 
judi bagi anak-anak mudanya. Hasil panen yang sedianya bisa buat tabungan dan 
untuk memenuhi kebutuhan lain malah di hambur-hamburkan dengan berjudi, 
sehingga pasokan pupuk sering terlambat datang karena setoran uangnya di 
pergunakan untuk hal yang tidak bermanfaat. Para orang tualah yang kemudian 
merogoh uang tabungan untuk membeli pupuk agar bisa  memulai musim tanam 
nantinya. Kiayi Gaos yang berasal dari desa Ketapang sebelah barat desa 
Jimbaran, didatangkan untuk menyadarkan anak-anak muda tersebut.

Sebenarnya disamping membantu orang tua, pemuda desa Jimbaran termasuk rajin 
bekerja. Kerajinan tangan seperti keramik pajangan dan anyaman dari bambu 
berhasil di jual sampai kekota. Namun pengaruh kota besar telah mampu mencuci 
otak mereka sehingga mereka termotivasi untuk mendapatkan sesuatu dengan cara 
instant dan malas untuk bekerja keras. Beberapa kali polisi menangkap mereka 
karena terlibat kasus perjudian dan penjualan obat-obat terlarang sampai ke 
kampung-kampung. Derasnya arus informasi ikut andil dalam mensukseskan 
perdagangan obat terlarang tersebut dengan dalih modernisasi.

Hal itulah yang mengkhawatirkan para orang tua sehingga beberapa kali mereka 
mengundang para muballig dan pemuka masyarakat untuk menyadaran anak-anak 
mereka. Kiayi Gaos dan anaknya Ustadz Ghani sudah tiga hari menetap di rumah 
Pak Samir kepala desa Jimbaran untuk melihat kegiatan dan pola kerja para 
pemuda tersebut. Mereka secara bergantian melakukan pendekatan satu persatu 
dengan cara silaturahmi kepada pemuda yang dianggap paling mempunyai andil 
dalam mempengaruhi pemuda yang lain. Walaupun sulit tapi karena kegigihan 
mereka, dalam tiga hari mereka telah mampu mengajak lebih dari sepuluh pemuda 
agar aktif di pengajian musholah Al Muhajirin yang diadakan setiap hari.

Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, 
(berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk 
perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat 
keberuntungan.(QS: Al Maa'idah ayat 90 )  kata Ustadz Ghani membuka pengajian 
malam itu , para jama'ah yang rata-rata para pemuda dan pemudi beserta beberapa 
tokoh masyrakat memenuhi ruangan mushollah Al Muhajirin yang tidak terlalu 
besar. Selain pendekatan keluarga maka pendekatan agama adalah cara yang paling 
baik untuk menasehati masayrakat desa Jimbaran yang adat istiadatnya masih 
dekat dengan ajaran agama.


 Sesungguhnya kemiskinan itu dekat dengan kekufuran [1], sehingga banyak 
diatara kita yang menghalalkan segala cara agar bisa bertahan hidup  kata 
Ustadz Ghani disela pengajian ba'da Isya. Kiayi Gaos hanya duduk diam sambil 
terus mendawamkan dzikir disamping anaknya tersebut sambil sekali-kali keluar 
menyambut jama'ah yang baru datang.  Ustadz, bukankah Rasulullah juga pernah 
berkata bahwa yang terbanyak di syurga adalah orang miskin sedangkan yang 
terbanyak dineraka adalah wanita [2] tanya seorang peserta. Ustadz Ghani hanya 
tersenyum  Jangan jadikan itu untuk malas berusaha ya, dimanapun Kemiskinan 
selalu menjadi ajang penghancuran aqidah, namun disisi lain memang orang kaya 
jarang yang amanah dengan hartanya dan merasa semua itu hasil dari usahanya 
sehingga melupakan kewajibannya membayar zakat dan menyantuni anak yatim maupun 
fakir miskin  jawab Ustadz Ghani dengan bijak.

Kiayi Gaos yang tadinya hanya diam mulai angkat bicara  Jika mampu kita di 
suruh untuk kaya tapi hidup dalam kemiskinan atau paling tidak dalam 
kesederhanaan, harta yang di peroleh di peruntukan dalam membantu orang lain. 
Para sahabat Nabi SAW seperti Abu Bakar RA adalah pedangang, dialah yang 
menjadi motivator pedagang yang lain untuk memeluk agama Islam seperti 
Abdurrahman bin Auf, tetapi jika kita lihat hidupnya maka tidak ada yang tahu 
kalau mereka adalah saudagar kaya. Sedangkan orang kaya saat ini hanya 
menyumbang sepersekian dari hartanya dan merasa sudah paling banyak beramal , 
artinya predikat kaya masih menempel di badannya, predikat yang menyebabkan dia 
andaikata masuk surga akan 

[keluarga-islam] Investasi Pada Sebuah Doa

2009-11-09 Terurut Topik David Sofyan
Investasi Pada Sebuah Doa

Hujan yang mengguyur desa Tirta Sari selama beberapa hari telah membuat Pak 
Somad berhenti berdagang es krim keliling dan berganti menjadi penjual bajigur 
hangat. Hempasan angin dingin disertai hujan pada sore hari membuat desa 
tersebut seperti desa mati karena tidak seorangpun terlihat keluar rumah. Pak 
Somad masih terus mendorong gerobak bajigurnya yang masih tersisa separuh 
setelah berjualan di desa Ambara sekitar satu kilometer dari desa Tirta Sari.  
Masih jualan kang ? hari udah mau gelap tuh, apalagi hujan belum berhenti dari 
tadi  sahut Arman tetangga Pak Somad yang baru pulang dari warung Pak Rangga, 
satu-satunya warung yang masih buka saat itu.  Yah mau gimana lagi Man, 
dagangan masih sisa banyak nih  jawab Pak Somad samabil terus mendorong 
gerobaknya kearah warung. 

Sebuah mobil Honda CRV berhenti tepat didepan warung Pak Rangga, dimana Pak 
Somad sedang duduk santai untuk melepas lelah disana. Assalamu'alaikum sahut 
seorang Bapak seusia dengan Pak Somad dan Pak Rangga.  Wa'alaikum Salam jawab 
mereka serempak.  Wah , wajah Pak Rangga dan Pak Somad tidak banyak berubah 
nih , masih kelihatan awet muda sapa Bapak tadi.  Pak Rahmat ya, apa khabar 
juga hampir lima tahun tidak pulang kampung ternyata banyak yang berubah, 
tambah makmur rupanya sahut Pak Rangga disertai anggukan Pak Somad tanda 
setuju.  Kok istri dan anaknya gak di bawa Pak  tanya Pak Somad. Walaupun 
umur mereka hampir sama tapi penampilan Pak Rahmat jauh lebih tua dengan rambut 
yang sudah hampir memutih semua.  Istri saya sudah meninggal tiga bulan yang 
lalu sedangkan anak-anak sudah menikah semua, yang satu jadi dokter dan yang 
satu tinggal bersama suaminya di Kanada, dapat orang luar Pak jawab Pak Rahmat 
pelan.  Kalo Pak Somad gimana nih, dengar-dengar anaknya ada tiga yah , sudah 
nikah semua belum ? balas Pak rahmat bertanya  Dua sudah, yang satu masih 
sekolah, mungkin tahun depan lulus. Kakaknya yang sudah menikah dua-duanya jadi 
guru agama, maklumlah dua-duanya tamatan pesantren  Jawab Pak Somad sambil 
tersipu malu membandingkan dengan kedua anak Pak Rahmat.  Wah Pak Rahmat an 
Pak Somad beruntung mempunyai anak, saya sampai sekarang belum juga di amanahi 
anak sama Allah sahut Pak Rangga yang dari tadi hanya mendengar. Ketiga orang 
itupun larut dalam perbincangan sambil minum bajigur hangat milik Pak Somad. 

Hujan terus mendera bumi tanpa henti, suara halilintar mulai saling sahut 
menyahut berpacu dengan terbenamnya matahari. Malam itu setelah sholat Maghrib 
Kiayi Lutfi memberikan wejangan karena hampir semua jama'ah tidak ada yang 
pulang dari musholah. Di kampung tersebut memang sehabis sholat Maghrib, warga 
telah terbiasa memanfaatkan waktu untuk berdzikir dan membaca Al Qur'an sambil 
menunggu waktu sholat Isya, apalagi hujan semenjak siang belum juga berhenti. 
Wajah Pak Rahmat yang baru terlihat setelah lama menghilang menjadi perhatian 
jama'ah yang rata-rata adalah teman seangkatannya. Kiayai Lutfi sebagai guru 
ngaji mereka dulu menjadi tempat curhat Pak Rahmat. Berbagai pertanyaan 
mengenai kehidupannya di tanyakan kepada guru ngajinya tersebut. 

 Anak-anak saya memang berhasil karena hidup berkecukupan tetapi mereka jarang 
mengerjakan perintah agama, mereka larut dalam keduniaan. Sewaktu istri saya 
meninggal sekitar tiga bulan yang lalu, jenazah istri saya di sholatkan dan 
didoakan oleh orang lain dan bukan oleh anaknya sendiri, sejak itulah saya 
merasa telah salah mendidik anak, tidak banyak yang bisa saya harapkan dari 
mereka ketika saya harus mengahiri hidup saya nanti, karena sekarang mereka 
telah hidup dengan keluarga masing-masing, nasehat sayapun jarang didengar, 
paling saya hanya bisa berdoa agar mereka mendapatkan hidayah dari Allah keluh 
Pak Rahmat. Suasana jadi hening, Kiayai Lutfi mulai berbicara kepada para 
jama'ah  Para jama'ah semua apa tujuan kita hidup ?

Untuk beribadah kepada Allah jawab jama'ah mushollah serempak,  Benar, 
seperti itulah yang disyariatkan oleh agama kepada kita dan jenis ibadah itu 
ada dua yaitu ibadah mahdoh dan ghairu mahdoh, atau bersifat ritual dan 
bersifat muamalah , umum dan kemasyarakatan dan yang harus di tekankan karena 
banyak yang lupa bahwa ibadah muamalah bertujuan agar supaya ibadah ritual 
semakin khusyuk. Kita di suruh berusaha mencari nafkah dan jika di niatkan hal 
itu adalah ibadah tetapi tujuan dari mencari nafkah adalah untuk menjadikan 
ibadah ritual seperti sholat menjadi nyaman bukan malah melalaikan apalagi 
melupakan sholat, sangat tegas Allah mengatakan dalam surat Thaaha ayat 14, 
innani anallahu laaila haillaa ana fa'budini aqimissolata li dzikri , 
'sesungguhnya Aku ini Allah tiada Tuhan Selain Aku maka sembahlah Aku dirikan 
sholat untuk mengingatKu', selanjutnya kelebihan hasil dari penafkahan tersebut 
digunakan untuk ibadah zakat dan ibadah haji, begitu seterusnya, jadi bukan 
asal ibadah, seperti kebutuhan primer dan sekunder, ibadahpun punya skala 
prioritas kata kiayi Lutfi 

[keluarga-islam] Kalau Sudah Begini, Kita Ini Adil Gak

2009-10-28 Terurut Topik David Sofyan
Kalau Sudah Begini, Kita Ini Adil Gak ?

Hari ini saya masih terus membaca salah satu bab dalam kehidupan yang bernama 
keadilan. Bab tersebut sering di salah pahami sebagai suatu sifat yang bernilai 
kuantitatif atau terukur yang searah, artinya seseorang bisa menuntut keadilan 
tanpa harus berbuat adil atau tanpa memperdulikan keadilan dalam hal lainnya. 
Sebagai contoh kita bisa menyaksikan para mahasiswa yang berdemonstrasi dan 
berteriak meminta keadilan kepada penguasa sambil berkonvoi di jalan raya, 
bukankah mereka juga tidak adil terhadap pengguna jalan ? atau para sopir yang 
mogok minta keadilan agar tarif bis dinaikan, lalu mereka berbuat tidak adil 
terhadap penumpang yang terlantar , apakah keadilan mempunyai tingkatan 
prioritas dimana tingkatan yang lebih penting bisa menghilangkan nilai keadilan 
yang dianggap kurang penting ?

Suatu ketika dalam pengajian, saya pernah bertanya kepada Ustad Abbas mengenai 
keadilan  Ustadz tolong gambarkan yang dimaksud dengan adil itu seperti apa 
sih , apakah bersifat relatif atau objectif ?  tanya saya.  Sederhananya 
adalah perlakukanlah orang lain sama seperti kita ingin di perlakukan, oleh 
sebab itu keadilan memang identik dengan kejujuran terhadap diri sendiri, 
berlaku tidak adil sama dengan berlaku tidak jujur pada diri sendiri walaupun 
tidak ada seorangpun yang sadar dengan ketidak adilan yang kita buat kata 
Ustadz Abbas.

Saya teringat sewaktu masih kecil, paman memberikan uang lima ribu rupiah 
kepada saya untuk di bagikan secara adil dengan ke tiga adik . Saya seharusnya 
membagikan seribu dua ratus lima puluh rupiah perorang , tetapi pada waktu itu 
saya hanya memberikan seribu rupiah kepada adik-adik saya dengan anggapan bahwa 
saya adalah anak yang tertua dan uang itupun di berikan kepada saya tanpa 
memberitahukan besaran angka yang harus di bagikan kepada adik saya. 
Ketidaktahuan masalah membuat semua tampak wajar dan adil dimata mereka. 
Keadilan berasal dari dalam diri dan tidak kasat mata, sehingga untuk 
membuatnya terlihat kita gunakan perangkat yang disebut dengan hukum.

Apakah sama mana adil pada kalimat berikut ini  Hukumlah penjahat itu dengan 
adil dengan  massa telah mengadili penjahat itu . Tidak ! yang satu bersifat 
objektif dan yang satu bersifat subjektif. Hukum adalah keadilan yang di 
lembagakan sehingga hukum harus mempunyai aturan yang jelas walaupun hasil dari 
aturan tersebut tidak semuanya sesuai dengan keadilan, akan tetapi jika tidak 
ada hukum akan sulit menegakkan keadilan, karena yang satu berdasarkan bukti 
sedangkan yang satu berdasarkan keimanan, yang satu terlihat yang satu tidak 
terlihat.

 hai kamu ketahuan yah sudah tidak adil kepada perusahaan kata teman saya 
sambil tersenyum  loh memang kenapa ? tanya saya  ya iyalah masa ya iya 
dong, kita kan di gaji untuk bekerja delapan jam sehari , tetapi masih ada 
waktu yang kita curi untuk menulis , bermain internet dan bertelepon ria 
katanya sambil ngeloyor pergi ke pantri untuk membuat kopi. haaa... memang 
susah untuk berlaku adil, sekecil apapun tindakan pembenaran dari apa yang kita 
kerjakan dan dengan alasan paling masuk akal apapun akan di pertanggung 
jawabkan kelak di hadapan Allah , Tuhan Yang Maha Adil.


Salam 


David


[keluarga-islam] Mengadili Keadilan

2009-10-27 Terurut Topik David Sofyan
Mengadili Keadilan 

Sore itu, sepulang kerja saya membawa kue kerumah untuk dimakan bersama. 
Sewaktu akan membagi kue kepada anak tiba-tiba anak saya yang tertua menasehati 
saya  yah , kue buat yara lebih besar dari adek ya, kan Yara udah gede jadi 
kuenya harus besar juga, soalnya kata guru di sekolah, kalau kita mau ngasih 
sesuatu kita harus sesuaikan dengan orangnya, itu baru namanya adil yah  kata 
nya dengan penuh semangat sambil terus mengamati kue lapis yang sedang di 
potong-potong. Saya senang sekaligus gelisah mendengar sesuatu yang dianggap 
adil oleh anak saya. Keadilan memang harus disesuaikan dengan kondisi, baik itu 
keadaan maupun orangnya, dan memang tidak ada yang salah dengan apa yang 
diajarkan oleh guru anak saya, hanya saja nasehat itu peruntukannya bagi 
pemberi keadilan bukan penerima keadilan.

Keadilan sangat di junjung tinggi didalam Islam itulah sebabnya para orientalis 
mengatakan  jika agama Nasrani adalah agama kasih sayang maka agama Islam 
adalah agama keadilan. Mereka berkaca pada pemerintahan Rasulullah di madinah 
dimana perlakuan Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wassallam terhadap kaum Yahudi 
dan Nasrani adalah sama dengan umat Islam dalam hal keadilan. Keadilan berbeda 
dengan hukum, sebab hukum melihat sesuatu secara objectif terlepas dari salah 
atau benar. Hukum telah memihak kepada  pencuri baju besi milik Ali RA dan 
menyerahkan baju tersebut pada si pencuri hanya karena Ali tidak bisa 
membuktkan baju tersebut miliknya. Lalu dimana letak keadilan yang sesungguhnya 
? terlepas dari hikmah yang menyebabkan orang tersebut masuk Islam, kita harus 
menyadari bahwa yang di tegakkan adalah hukum bukan keadilan, sebab pada saat 
itu keadilan bersifat normatif sedangkan hukum bersifat objectif.

Setiap tahun sewaktu pembagian daging kurban, setiap RW mengutamakan warganya 
sebelum memberikan kepada warga RW lain jika ternyata masih ada kelebihan. Pak 
Junaedi yang terletak di perbatasan antara RW 03 dan RW 04 tetapi masih masuk 
RW 03 sering mendapatkan daging kurban dari kedua RW. Tahun lalu sewaktu akan 
pembagian daging kurban pak Bakar yang merupakan panitia pembagian daging 
kurban dari RW 03 mengatakan bahwa tidak perlu memberi Pak Junaedi daging 
kurban karena pasti akan mendapat daging kurban dari RW 04 seperti tahun 
sebelumnya, tetapi Pak Jumal mencegahnya  Selama kita belum tahu apakah dia 
telah menerima daging kurban atau tidak maka kita wajib memberinya karena dia 
adalah warga RW 03 itulah keadilan kecuali jika kita melihat langsung RW 04 
memberikan,  maka jatah Pak Junaedi bisa kita alihkan kepada yang lain  kata 
Pak Jumal. Keadilan memang berdasarkan apa yang kita ketahui bukan berdasarkan 
apa yang akan terjadi walaupun kemungkinan terjadinya sangat besar.

Sebagai umat Islam kita di minta untuk lebih mendahulukan memberikan keadilan 
ketimbang menuntut keadilan. Objektifitas pemberi keadilan tidak sama dengan 
objectifitas penerima keadilan. Jika saja anak saya yang kecil yang berumur dua 
tahun bisa membantah maka tentu dia akan mempertanyakan besar kue yang 
dimilikinya berbeda dengan apa yang telah di berikan kepada kakaknya, dan 
jawaban apapun yang akan kita berikan tidak akan pernah bisa memuaskan hatinya. 
Atau jika kita ambil contoh yang lebih ekstrim, maka lihatlah para suami yang 
beristri lebih dari satu dan tanyakan kepada istrinya mengenai objektifitas 
keadilan menurut suami apakah sama dengan menurut mereka , pastilah berbeda. 
Keadilan memang dekat dengan pemahaman dan pengetahuan. Kita sudah bisa 
dikatakan tidak adil apabila didalam fikiran,  kita  menyamakan pemikiran anak 
sekolah dasar dengan anak sekolah mengengah walaupun fikiran kita tersebut 
tidak pernah disampaikan kepada siapapun, itulah sebabnya di yaumil hisab 
seseorang itu diadili berdasarkan perbuatan dari apa yang dipahami dan di 
ketahuinya. 

Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu 
menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah 
sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku 
tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan 
bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu 
kerjakan. ( Al Maa'idah ayat 8 )

Salam

David


[keluarga-islam] Melihat Bencana Dengan Kacamata Siapa

2009-10-22 Terurut Topik David Sofyan
Melihat Bencana Dengan Kacamata Siapa


 Ustadz , prediksinya nanti mau terjadi gempa lagi, kira-kira siapa lagi yang 
terkena azabNya, terus ayat mana lagi yang hendak di cocok-cocokan dengan 
kejadian gempa  kata Subur kepada Ustadz Abbas dengan antusias karena berita 
mengenai gempa memang sedang hangat di bicarakan selain berita mengenai 
pembentukan kabinet presiden.  Jika sudah bisa di prediksi bukan azab lagi 
namanya tetapi keteledoran manusia, Ketika kita sudah tahu daerah itu sering 
terkena banjir tetapi kita tetap mendirikan rumah disana dan sewaktu kita 
kebanjiran lalu kita mengatakan ini azab Allah maka hal itu adalah benar tetapi 
yang diazab adalah kebodohan kita dalam menantang sinyal yang telah di berikan 
lewat ilmu pengetahuan kata Ustad Abbas dalam sebuah pengajian

Sinyal masalah gempa dan daerah yang di perkirakan akan terkena bencana alam 
ini telah dilakukan beberapa tahun lalu oleh badan geologi, hanya saja 
kepastian kapan terjadi hanya Allah yang mengetahui. Jika sebuah informasi 
telah di terima lalu kira-kira tindakan apa yang mesti dilakukan kita sebagai 
masyarakat atau pemerintah sebagai penyelenggara negara ? Pada kenyataannya 
kita sebagai masyarakat tidak pernah mau mengeluarkan biaya untuk sesuatu yang 
belum pasti terjadi walaupun peringatan telah di berikan seperti pindah lokasi 
atau memperkuat pondasi rumah. Lalu mengapa ketika bencana terjadi kita masih 
bertanya mengapa ? 

 Ustadz , apakah benar bencana diakibatkan oleh dosa-dosa manusia, karena 
logikanya negara Israel atau Amerika Serikat yang lebih banyak dosanya tidak 
terkena kok malah tempat-tempat yang terlihat Islami seperti serambi mekah 
Aceh, atau Padang yang mayoritas penduduknya muslim yang terkena gempa  tanya 
Farid, seorang anak muda yang sering menjadi imam di masjid karena suaranya 
yang bagus. 

 Bencana adalah musibah dan musibah tidak melulu disandang para pendosa tetapi 
bisa di kenakan kepada siapa saja yang Allah mau  seperti kata Allah dalam 
surah Al Baqarah ayat 155-156 Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, 
dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. 
Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) 
orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: Inna lillaahi wa 
innaa ilaihi raaji'uun. Itulah yang disebut musibah sebagai ujian namun disisi 
lain bencana juga bisa sebagai peringatan agar yang tekena musibah kembali 
kejalan Allah dan segera meminta ampun kepadaNya seperti kata Allah lewat surah 
Al A'raaf ayat 168  Dan Kami bagi-bagi mereka di dunia ini menjadi beberapa 
golongan; di antaranya ada orang-orang yang saleh dan di antaranya ada yang 
tidak demikian. Dan Kami coba mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan 
(bencana) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran). kata 
Ustadz Abbas sambil menarik nafas. Usianya yang sudah kepala tujuh membuat 
bicaranya terdengar pelan.

Terlalu sering kita membanding-banding kan sesuatu yang kasat mata terlihat 
tanpa meneliti lebih jauh lagi, kita mungkin belum sadar  bahwa disetiap negara 
yang kita anggap kafir pasti ada umat muslim yang bermukim disana yang 
keterpojokan mereka bisa jadi membuat doa mereka lebih mustajabah di banding 
negara yang mayoritas muslim tapi sering lupa kepada Tuhannya. Seperti teriakan 
anak-anak palestina ditanah yang di jajah oleh Israel atau himpitan warga 
muslim kulit hitam di Amerika Serikat, atau penindasan minoritas muslim di Cina 
dan Thailand. Bukankah doa-doa orang yang teraniaya lebih di ijabah oleh Allah. 
Bagaimana mungkin Allah menimpakan bencana alam, sementara bencana yang lebih 
besar seperti bencana Aqidah telah mendera mereka terlebih dahulu.

Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; 
dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk 
kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.  ( At Thaagabun ayat 
11)


Di alam semesta ada sunnatullah yang menempel kepada  taqdir Allah. Jika kita 
menyakiti seseorang maka kita pasti akan disakiti oleh orang lain itu adalah 
sunnatullah sedangkan kapan kita akan disakiti adalah masalah taqdir Allah. 
Jika kita tidak menjaga kelestarian alam sekitar kita maka alam akan berbalik 
menyerang kita dan itu adalah sunnatullah, sedangkan kapan alam akan 
memuntahkan amarahnya adalah masalah taqdir Allah. Sebaliknya jika kita 
berbuat baik maka kitapun akan mendapatkan kebaikan ( hal jaza'ul ikhsani illal 
ikhsan (QS 55:60) itu adalah sunnatullah kapan kita akan memperoleh kebaikan ? 
itu adalah masalah taqdir Allah. Semua itu bukan tentang apakah kita bisa 
mengubah taqdir Allah atau tidak, tetapi lebih pada masalah apakah kita bisa 
memahami sunnatullah atau tidak


Salam

David Sofyan

[keluarga-islam] Sebuah Pelajaran Dari Sholat

2009-10-07 Terurut Topik David Sofyan
Sebuah Pelajaran Dari Sholat

Sudah lama kami tidak berkunjung kerumah Pak Soleh, guru agama sewaktu masih 
sekolah dulu. Sekarang Pak Sholeh sudah pindah ke Ciawi, Bogor dan mengajar di 
sekolah madrasah disana sambil membuka pengajian pada sore harinya. Lebaran 
adalah susana yang sangat tepat untuk memperkokoh kembali tali silaturahmi, 
kebetulan hari itu saya beserta Sugianto, Ali, Kamin dan Jaja  baru pulang dari 
rumah teman di Cipayung, Bogor, maka seperti kata pepatah ' sekali mendayung 
dua-tiga pulau terlampaui ' kami pun mampir ke rumah Pak Soleh.  
Assalamu'alaikum, ada Pak Sholeh  sapa kami kepada seorang pemuda di depan 
rumah Pak Soleh, mungkin tetangga atau saudaranya.  Wa'alaikum salam, Pak 
Soleh masih ada di musholah belakang belum pulang dari menunaikan sholat 
Dzuhur jawab pemuda tadi.  Ya udah sekalian saja kita ke musholah, kita kan 
belum sholat Dzuhur  Kata Jaja yang di iyakan oleh yang lain. Setelah di 
tunjuki arah kemusholah kamipun permisi kepada pemuda tadi.

Sewaktu kami tiba, Pak Soleh masih sholat, dan kamipun berwudhu lalu sholat 
berjama'ah sendiri, tidak bermakmum pada Pak Soleh karena takut mengganggu 
kekhusyu'annya disamping itu kami juga mengira dia saat itu sedang sholat 
sunnah ba'da Dzuhur karena tidak ada orang lain disana. Ternyata setelah kami 
selesai sholat, Pak sholeh masih belum selesai juga. Antara berdiri, rukuk, 
sujud dan duduk iftirasy sama lamanya. Setelah selesai kami menghampirinya  dan 
Pak sholeh sempat kaget sewaktu bertemu kami , murid lamanya.  Tadi kami 
datang Pak Soleh masih sholat ..eh pas kami selesai sholat Pak Soleh masih 
belum selesai juga  kata Sugianto menerangkan waktu kedatangan kami.  Tadi 
waktu berjama'ah ada banyak kepentingan jama'ah yang harus kita kedepankan, 
padahal perasaan ingin berdua itu belum hilang ,nah sholat sunnah adalah 
waktunya  kata Pak Soleh menerangkan,  Loh bukannya sholat sudah ada 
bacaannya  tanya Jaja penasaran  benar tapi sholat bukan sekedar membaca tapi 
juga merasakan, jika ingin khusyu' jangan membaca sebelum merasakan ketenangan 
dan merasa seperti berhadapan dengan sesuatu, sebenarnya tidak ada bacaan 
disana yang ada hanyalah pujian dan doa dan salah satu adab dari memuji dan 
berdoa adalah tidak tergesa-gesa  kata Pak Soleh dengan tenang sambil 
tersenyum memegang pundak si Jaja. 

maling..maling.. teriak penduduk diluar musholah yang sedang mengejar seorang 
pencuri, kami keluar untuk melihat dan ternyata pencuri itu telah tertangkap. 
Dia ketahuan hendak mencuri sepeda motor yang di parkir di depan rumah seorang 
warga.  Ampun pak...ampun..tolong jangan pukul saya... keluh si pencuri yang 
di hajar masa, utung ada hansip yang mengamankannya untuk di bawa ke pos polisi 
terdekat. Pak Soleh memangdang kearah kami  Pernahkan kalian melihat ada yang 
minta ampun seperti itu kepada Allah ? tanya Pak Soleh.  Mungkin nanti kalau 
sudah masuk neraka baru minta ampun kayak gitu Pak...sekarang sih gak ada 
..lagi pula nanti kelihatan  aneh lagi Pak jawab Kamin. Pak Soleh hanya 
tersenyum mendengarnya  Tuhan memang belum menjadi sesuatu yang nyata bagi 
sebagian orang, laksana patung yang disembah dan diam dalam kesendirianNya, 
itulah sebabnya dalam agama Islam , Allah tidak bisa dipersepsikan dengan 
segala sesuatu laitsa kamitslihi sai'uun, DIA maha melihat apa kita perbuat, 
masalahnya apa yang kita sebut sebagai keimanan itu adalah keyakinan atau 
sekedar pernyataan kata Pak Soleh menerangkan sama seperti waktu dikelas.

Dari musholah kami menuju rumahnya,  Bu nih ada tamu, murid bapak dulu  kata 
Pak Soleh kepada istrinya  tolong siapin makan siang bu biar sekalian makan 
sama anak-anak ini  pinta Pak Soleh,  Pak tadi , waktu kepasar dompet ibu 
jatuh jadi gak sempat belanja deh, ada sayur tahu doang beli dari Kang Karyan 
yang biasa lewat, tapi masih ngutang desah istrinya pelan, tapi kami masih 
bisa kami dengar  Ya sudah gak apa-apa  hidangkan apa yang ada sajalah, yang 
penting bisa menjamu tamu kita bu sahut Pak Soleh menenangkan istrinya. Baru 
saja makanan di hidangkan pintu diketuk  Bu ...ini masakan yang saya bilang 
tadi tolong dicicipin ya...kalau gak enak diem-diem aje namanya juga lagi 
belajar   kata Ibu muda yang datang membawa semangkok opor Ayam  Terimakasih 
Bu Rina..jadi repot-repot, kan tadi cuma bercanda  sahut istrinya Pak Soleh 
yang kemudian masuk menghidangkan opor tadi kehadapan kami  Nih ada tambahan 
rezeki, silahkan di coba  katanya sambil masuk kedalam. Pak Soleh hanya diam, 
dia tidak berusaha menasehati kami padahal apa yang kami saksikan adalah salah 
satu cara kerja Allah terhadap hambaNya, mungkin Pak Soleh ingin kami menelaah 
sendiri kejadian tersebut atau dia tidak ingin ujub dalam kedekatannya dengan 
Sang maha pencipta.

Kami pulang dari rumah Pak Soleh sehabis sholat Ashar dan menuju perapatan 
Ciawi menuju kampung rambutan. Kami menunggu bis di dekat sebuah klinik 24 jam 
karena disana tidak ada pemberhentian bis. Kami menunggu bis dari arah Sukabumi 

[keluarga-islam] Lipatan Kisah Dari Sebuah Perjalanan

2009-09-28 Terurut Topik David Sofyan
Lipatan Kisah Dari Sebuah Perjalanan

Satu tahun yang lalu ketika memasuki bulan Rajab , tidak banyak yang menunaikan 
sholat duha di masjid itu, kecuali seorang pemuda yang selalu membawa tas 
ransel. Dia bekerja tidak jauh dari area masjid yang terletak di bilangan 
Jakarta Utara. Sholat sunnah dhuha memang tidak se familiar sholat sunnah 
rawatib yang selalu mengapit sholat fardu. Banyak orang menganggap sholat dhuha 
adalah sholat kepentingan sama halnya dengan sholat hajat, hanya saja dhuha 
lebih di fokuskan dengan masalah rezeki. Walaupun tidak semua seperti itu tapi 
kita tidak juga bisa menutup mata dengan bertebarannya dalil kecukupan rezeki 
bagi orang yang menunaikanya, sehingga jika ada yang menunaikannya karena 
meminta dimudahkan rezeki oleh Allah adalah wajar saja.

Memasuki bulan Syakban, kondisi masjid mulai bertambah seiring dengan sunnah 
puasa di bulan ini maka bertambah juga orang yang menunaikan sholat dhuha. 
Puncaknya adalah bulan Ramadhan, apalagi pada sepuluh hari terakhir, maka susah 
untuk membedakan mana yang datang dari luar untuk menunaikan sholat dhuha dan 
mana yang telah berdiam diri disana dari hari sebelumnya. Mengginjak bulan 
Syawal kembali masjid tersebut sepi. Kami seperti reuni dalam kesunyian, 
mengapai ridho Allah dalam hal rezeki, mengais harapan dari setiap doa dan 
bersimpuh untuk meraih setiap kesempatan yang diberikanNya.

Namanya Ahmad, bekerja sebagai office boy pada sebuah perusahaan multi 
nasional. Dia ingin meningkatkan karirnya dengan cara melanjutkan pendidikan 
keperguran tinggi. Setelah tamat sekolah menengah tingkat atas di telah bekerja 
di berbagai tempat dan mulai menabung untuk biaya memasuki perguruan tinggi 
pada sore hari selepas bekerja. Dia selalu merasa ada saja masalah yang 
menghinggapinya sehingga setiap hari lari kemasjid mengadu kepada Allah, dia 
tidak mempunyai teman yang bisa di percaya untuk berbagi cerita, sedangkan 
orang tuanya ada di kampung. Saya sempat bercanda dengannya dengan mengatakan 
bahwa Allah mungkin senang berdua dengannya sehingga selalu di titipkan sebuah 
masalah agar dia selalu kembali kepadaNya.  Benar sih mas tapi saya ingin 
berdua dengan Allah bukan karena sebuah masalah, tapi karena memang saya ingin 
berdua denganNya dengan hati damai katanya mencoba berharap lain.

Hari demi hari berlalu dan  seperti biasa setiap pagi kami selalu bertemu dan 
menunaikan sholat dhuha secara terpisah mencari sudut yang paling ideal 
berdialog denganNya. Memasuki bulan Rajab yang lalu, saya kehilangan dia dan 
berlanjut pada bulan Syakban dan Ramadhan. Memasuki bulan Syawal, sewaktu 
perusahaan baru mulai beraktifitas kembali setelah libur lebaran. Saya bertemu 
dengannya di masjid yang sama dengan penampilan yang berbeda.  Saya sudah 
tidak bekerja di sini lagi mas , udah pindah ke Jakarta barat, saya coba mampir 
kesini mau silaturahim sama mas dan teman-teman di kantor lama katanya 
menerangkan. Allah telah menjawab teriakan doa yang di panjatkannya gumam saya 
didalam hati.  kayaknya banyak kemajuan nih,  canda saya kepadanya.  saya 
jadi bingung mas, sebenarnya cobaan saya itu kekurangan saya dulu atau 
kelebihan saya sekarang, saat ini saya jarang sholat dhuha karena kantor di 
daerah saya kerja sekarang jauh dari masjid, sedangkan kalau sholat dikantor 
selalu saja ada halangannya karena tempat sholatnya dekat dengan pantry. Saya 
sekarang udah kuliah sore mas, tapi saya jadi sering ketinggalan sholat maghrib 
paling telat diakhir waktu. Setiap pagi kerinduan berdialog dengan Allah 
tergantikan dengan bercanda dengan teman di kantin karena suasana kantinnya 
asyik sekali karena yang makan disana cantik-cantik dan baik-baik  katanya 
seperti tidak mau  untuk bercerita, tetapi waktu memaksa kami untuk berpisah.

Mulai hari itu masjid itu kembali sepi, saya mencari sudut dari masjid tempat 
dulu ahmad melaksanakan sholat dan merasakan kehadiran Allah dalam nuansa 
ketakutan, Saya selalu gelisah dengan pencapaian-pencapaian yang tidak pernah 
berakhir dengan memuaskan tetapi saya lebih takut ditinggalkan Allah dalam 
keadaan tertawa.  Saya tidak lagi berani berdoa ini dan itu..hanya diam dan 
terpaku, tiba-tiba hati ini diliputi suasana bahagia...lau hening , entah dari 
mana asalnya lalu seperti di tuntun berdo'a  Ya Allah  berikanlah kapadaku 
keikhlasan menerima segala kehendakmu atas jalan hidupku dan jadikanlah sabar 
di hati sebagai rasa syukur atas segala cobaanMu dan hiasilah rasa syukur 
didada ini dengan sebuah kesabaran dalam menerima amanahMU


Salam 

David


[keluarga-islam] Cerita Di atas Cerita

2009-09-25 Terurut Topik David Sofyan
Cerita Di atas Cerita


Pada masa sekarang, dimana kebutuhan sehari-hari semakin meningkat meninggalkan 
penghasilan yang di peroleh, maka sering kita melihat pasangan suami istri 
bekerja bersamaan saling bantu membantu mencari nafkah untuk keluarga. Ada yang 
bekerja bersama-sama berdagang  dan ada juga yang bekerja secara terpisah pada 
suatu instansi atau perusahaan. Pak Haris adalah salah satu dari beberapa orang 
di kota besar ini yang mengijinan istrinya bekerja membantu memperbaiki 
keuangan keluarga, walau dengan konsekwensi anak mesti dititipkan kepada 
pembantu rumah tangga. Pak Haris bekerja sebagai staf administrasi pada sebuah 
sekolah dasar sedangkan istrinya bekerja sebagai staf keuangan pada perusahaan 
swasta  yang berskala nasional. Sebagai kepala rumah tangga, gaji yang didapat 
sebulan selalu dibawah penghasilan sang istri, namun Pak Haris selalu sabar dan 
tidak pernah marasa iri dan susah hati, sebaliknya istrinyalah yang selalu 
mengeluh dan terus mendorongnya mencari pekerjaan yang lebih baik.

Allah selalu maha adil dalam menempatkan segala sesuatu, walaupun tidak banyak 
menghasilkan tetapi didalam kehidupan keluarga Pak Haris adalah ayah yang baik 
dalam mendidik anak-anaknya dan selalu memberikan tauladan yang baik sebagai 
seorang ayah maupun sebagai seorang suami, Pak Haris memang selalu berusaha 
meluangkan waktu untuk keluarganya. Kondisi perekonomian membuat Pak Haris saat 
itu tinggal bersama keluarganya pada sebuah rumah kontrakan di pinggiran 
Jakarta. Istrinya selalu berusaha menyisihkan sebagain dari gajinya untuk 
membeli sebuah rumah, karena gaji Pak Haris habis untu kebutuhan sehari-hari. 

Suatu ketika Istri Pak Haris berniat membeli sebuah rumah dengan cara 
mengajukan KPR pada suatu Bank. Uang muka yang akan di setorkan telah disiapkan 
untuk di bawa Pak Haris ke pengembang perumahan tersebut karena volume 
pekerjaan istrinya tidak memungkinkan untuk keluar kantor. Setelah minta ijin 
dari kepala Sekolah , Pak Haris langsung pergi menuju perumahan yang dimaksud 
dengan membawa uang muka pembayaran. Allah selalu mengawasi setiap langkah 
hambanya dan mengukir cerita yang menjadi jalan hidup si hamba, yang dengan 
cerita itu tergambarlah karakter yang diinginkanNya, yaitu ikhlas terhadap 
segala keputusanNya. Di tengah jalan uang yang dibawa Pak haris hilang, entah 
di curi orang atau terjatuh dan hal ini baru disadari sewaktu tiba di lokasi 
perumahan. Berkali-kali pak Haris menelusuri jalan yang dilalui tapi hasilnya 
tidak ada. 

Setiba di rumah, istri pak Haris sangat marah dengan kelalaian yang 
dilakukannya. Berulang-ulang istrinya menyebutkan bahwa uang itu adalah hasil 
yang dikumpulkannya bertahun- tahun dan hilang begitu saja dalam satu hari, 
istrinya lupa kapada Sang pembuat cerita. Pak Haris merasa sangat bersalah. 
Ketidak mampuannya memberikan penghasilan yang lebih harus di lengkapi dengan 
hilangnya tabungan yang dikumpulkan dengan bersusah payah oleh sang istri.  
Sejak hari itu pak Haris jarang ada di rumah, dia bekerja apa saja setelah 
pulang dari sekolah hanya untuk bisa mengganti uang istri yang hilang. Setiap 
hari Pak Haris selalu pulang larut malam , bahkan hari libur juga di gunakan 
untuk bekerja. Hari demi hari berlalu kesunyian mulai terasa di rumah yang 
biasa selalu ceria oleh tawa anak-anak dengan canda Pak Haris. Istrinya mulai 
menyesal dengan tindakannya, tetapi kekecewaan Pak Haris pada dirinya disamping 
sindiran sang istri membuat pak Haris terus bekerja tanpa henti bahkan dalam 
keadaan sakit sekalipun, hingga kecelakaan menghampirinya. Kedua kakinya harus 
di amputasi karena terjepit truck container sewaktu akan mengantarkan barang 
pada sebuah area pergudangan.

Keluarga itu tidak hanya kehilangan uang untuk beli rumah tetapi juga telah 
kehilangan seoarang ayah dan seorang suami hanya untuk sebuah ego, ketidak 
ikhlasan bahwa apapun yang terjadi pada diri kita telah tercatat pada lembar 
abadi milik Sang Pencipta,  rasa syukur memang harus di barengi dengan rasa 
sabar, sebuah sikap para shalihin yang mulai jarang ditemui.


Cerita diatas ditulis Pak Haris untuk menyadarkan istrinya melalui mailing 
list. Terkadang untuk menyadarkan seseorang di perlukan media yang sering kita 
temui tanpa kita sadari salah satunya adalah email. Cerita dibuat sedikit 
mendramatisir yaitu diahiri dengan kecelakaan yang membuat seseorang agak 
terkesima tidak terkecuali istrinya yang membacanya yang di peroleh dari 
forwadan email teman yang sengaja di minta oleh pak Haris tanpa disadari 
istrinya. Beberapa hari setelah email terkirim , terdengar istri menelpon dari 
kantornya  Ayah, ada dimana ? tanya istrinya
 masih kerja, mudah-mudahan uang ibu yang hilang bisa cepat ayah pulangin 
kata pak haris 
 Ibu sudah kehilangan uang dan sekarang ibu juga tidak mau kehilangan ayah, 
jika ayah tidak bisa mengembalikan uangnya cukup 

[keluarga-islam] Predikat Taqwa

2009-08-18 Terurut Topik David Sofyan
Predikat Taqwa

Dari balik dunia huruf dan angka, langit diatas kepala kita telah menghasilkan 
ribuan sketsa kata dari orang-orang brillian yang dimiliki penghuni bumi ini. 
Panca indera kita di wajibkan beradaptasi dengan kemajuan tehnologi agar 
perputaran waktu tidak mengunci  pikiran kita dalam satu dimensi ruang. Telinga 
kita telah mampu mendengar cerita teman yang berjarak ribuan kilometer, mata 
kita telah mampu menembus langit menuju beribu galaksi diantariksa akan tetapi 
kesadaran kita akan keberadaan Sang Pencipta ini tidak pernah beranjak 
kemana-mana.

Biasanya menjelang Ramadhan dan Syawal, email di banjiri oleh ukiran kata maaf 
, atau kata sambutan terhadap bulan tersebut. Indikator taqwa tidak hanya 
puasa. Bahkan dalam rukun Islam, puasa hanya menempati urutan ketiga setelah 
syahadat dan sholat. Jika kita mau lebih jauh lagi maka ibadah yang pertamakali 
di hisab adalah sholat bukan puasa

Dari Abu Hurairah ra. dari Rasulullah saw., beliau bersabda : Sesuatu yang 
pertama kali diperhitungkan pada hamba adalah shalatnya, jika ia 
menyempurnakannya. Jika tidak (sempurna) maka Allah Yang Maha Mulia dan Maha 
Besar berfirman : Lihatlah apakah hambaKu mempunyai (shalat) sunat ?. Jika 
kedapatan padanya (shalat) sunat, maka Allah berfirman : Sempurnakanlah fardhu 
itu dengannya. (Hadits ditakhrij oleh Ibnu Majah).

Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa cerita yang banyak 
diperdengarkan adalah keutamaan bulannya bukan ibadah puasanya, karena pada 
bulan itu semua ibadah di perhitungkan beberapa kali lipat , seperti sholat, 
puasa dan zakat. Bulan Ramadhan adalah bulan latihan kata beberapa ustadz, 
artinya paraktek dari latihan itu ada di 11 bulan tersisa. Perumpamaan itu jadi 
rancu karena hampir semua orang lebih senang latihannya ketimbang prakteknya 
karena memang nilai latihan lebih besar dari pada nilai praktek. Mungkin bagi 
orang awam seperti kita, bulan ini lebih tepat dikatakan bulan penyucian diri 
setelah berkotor-kotoran selama sebelas bulan dan mungkin akan seperti itu juga 
setelah Ramadhan nanti menuju Ramadhan berikutnya, jika tidak percaya 
tanyakanlah kepada umur kita yang menjadi saksi berapa banyak kita telah 
berpuasa.

Walaupun tahun terus berjalan, tapi kedewasaan kita dalam berpuasa tidak pernah 
berkembang, pertanyaan mengenai tatacara berpuasa dan hal-hal yang membatalkan 
puasa hampir setiap tahun dibahas dengan dalil yang sama, bahkan forwadan email 
ada yang berulang tahun sampai 3 kali. Teori ibarat anak muda sedangkan 
faktanya disimpan orang tua kata Edgar Watson dan kita hampir tidak pernah 
menjadi orang dewasa dalam hal ibadah. 


Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan bagi kamu berpuasa sebagaimana telah 
diwajibkan bagi orang-orang sebelummu, agar kamu bertakwa (Al Baqarah ayat 183 
) kata la'allakum tattakun  agar atau mudah-mudahan kamu bertaqwa , 
menunjukan bahwa kita memang belum bertaqwa dan kata tersebut selalu berulang 
setiap tahun, artinya setiap tahun kita harus mempertegas ketaqwaan kita kepada 
Allah. Karena puasa adalah ibadah rahasia maka kitapun tidak pernah tahu siapa 
orang yang telah menjelma menjadi orang yang bertaqwa.

Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda : 
Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : Setiap amal anak Adam baginya 
selain puasa, puasa itu bagiKu dan Aku membalasnya. Demi Dzat yang diriKu 
ditanganNya sungguh bau busuknya mulut orang yang berpuasa itu lebih harum di 
sisi Allah dari pada bau kasturi. (Hadits ditakhrij oleh Muslim).

Jika saja semua orang bisa melihat predikat taqwa tersebut  maka setiap tahun 
kita akan jarang menjumpai orang yang banyak bicara tetang ramadhan atau puasa 
, sebaliknya kita justru akan  lebih banyak di suguhkan amalan-amalan yang bisa 
menggetarkan hati.

Salam

David
www.sebuahtitik.blogspot.com


[keluarga-islam] Meneguhkan Keyakinan

2009-08-12 Terurut Topik David Sofyan
Meneguhkan Keyakinan

 Allahumma arinal haqqan, haqqa war zuqna ittiba'... sambil 
terbatuk-batuk ustadz Abbas berhenti sejenak, dia menatap jauh kedepan lalu 
melanjutkan wejangannya  banyak diantara kita yang telah mengetahui berbagai 
bentuk kebaikan, tapi tanpa kehendak dari Allah sulit bagi kita untuk bisa 
melaksanakannya sehingga berbagai kebaikan itu sekedar menjadi cerita untuk di 
dongengkan kemana-mana sebagai gambaran orang yang bertaqwa dan selain 
Rasulullah contohnyapun tidak ada yang dari zaman sekarang pasti dari zaman 
dahulu atau yang dikenal dengan sebutan salafus sholeh, sehingga semakin 
jadilah ..bahwa predikat taqwa untuk saat sekarang adalah mitos belaka

Siapa yang tidak mau menjadi orang yang bertaqwa, pernyataan itu mungkin 
sebanding dengan kalimat : siapa yang tidak mau jadi orang pintar, atau siapa 
yang tidak mau jadi orang kaya, hanya saja parameter pintar dan kaya berbeda 
dengan parameter taqwa. Secara relatif kita bisa saja menunjuk seseorang dengan 
mengatakan bahwa dia kaya atau pintar, tetapi menunjuk kalau seseorang itu 
bertaqwa tentu akan memunculkan pertanyaan baru  standardnya apa ?, kalau 
hanya sekedar sholat dan puasa , anak madrasahpun banyak yang sudah 
melaksanakan.

 Allahumma arinal batilan, batila war zuqna ijtinabah sambung ustadz 
Abbas , kali ini dia mengangkat tangan sambil mengepalkannya  Berusaha yang 
susah dilaksanakan itu ada dua. Satu berusaha melaksanakan kebaikan dan yang 
kedua berusaha menghindari keburukan. Tidak sedikit orang yang mampu 
melaksanakan kebaikan tetapi sulit untuk menghindari keburukan, sholat terus 
berbohong tidak ketinggalan, mengaji terus, bergosip tidak dilupakan. puasa oke 
tetapi pandangan mata tetap berkeliaran kemana-mana, sekali lagi kita mesti 
meminta kekuatan kepada Allah untuk bisa berusaha menghindari segala keburukan 
tersebut

Jika untuk berbuat baik kita harus meminta, lalu untuk menghindari keburukan 
kita juga harus meminta, lalu letak usaha kita ada dimana ? kata Helmi kepada 
Ustadz Abbas,  menyakini 'la hawla wala quwwata illa billah' bahwa apapun yang 
kita kerjakan tanpa ridho Allah maka sia-sia semuanya, bahwa apapun yang kita 
kerjakan tanpa kehendak Allah tidak akan pernah terjadi, artinya kita di tuntut 
untuk melaksankan janji kita bahwa ibadah, hidup dan mati kita hanya untuk 
Allah .mampukan kita melaksanakan hal tersebut? disinilah letak usaha kita 

Walaupun selalu ada nuansa khilafiyah tetapi bidang fiqih selalu mengutamakan 
dalil hitam diatas putih, hal yang berbeda dapat ditemukan pada bidang aqidah 
yang selalu bersinggungan dengan keyakinan. Seribu cerita syariat, tetapi 
ketika dihadapkan dengan masalah jihad , mudur maka semua cerita tadi adalah 
omong kosong, karena jihad bicara tentang keyakinan. Keyakinan (keimanan)  
inilah yang semestinya ditanamkan didada anak-anak kita sebelum mereka mengenal 
berbagai tata cara peribadatan. Karena jika mereka tidak yakin atau tidak 
memiliki keimanan akan Tuhannya, lalu kepada siapa mereka tujukan ibadah mereka.

Waktu berlalu begitu cepat, adzan isya di kumandangkan mengakhiri pengajian 
malam itu. Saatnya meneguhkan kembali keyakinan, menghadap Sang maha Pencipta, 
lewat takbiratul ihram, lewat rukuk, lewat sujud  sampai salam dalam 
mengagungkan  Allah , Tuhan penguasa seluruh alam.

dari : www.sebuahtitik.blogspot.com

[keluarga-islam] Rezeki Dari Arah Lain

2009-07-27 Terurut Topik David Sofyan
Rezeki Dari Arah Lain

 kak bagaimana kalau dagangan es kacang ijonya gak laku, kan hari lagi hujan 
deras kata seorang adik kepada kakaknya pada sebuah tempat pemberhentian bis. 
Si kakak hanya diam , dia tidak bisa berkata apa-apa untuk meyakinkan adiknya. 
Semenjak pagi mendung memang telah menyambut mereka berdua, akan tetapi 
dagangan es yang telah di persiapkan dari semalam harus tetap dijual. Belum 
satupun dagangan mereka yang laku, sementara jam hampir memasuki waktu sholat 
dzuhur  Kakak gak tahu dek, tetapi ibu pernah mengatakan bahwa rezeki ada di 
tangan tuhan. Hari ini tuhan hendak mencoba keyakinan kita dengan memberikan 
siraman air hujan kata sang kakak yang sebenarnya lebih banyak meyakinkan diri 
sendiri ketimbang adiknya yang masih termagu memandangi air hujan. 

Kabut awan diangkasa semakin gelap seperti akan memasuki waktu maghrib, padahal 
pada jam yang sama jika cuaca normal maka matahari tepat berada diatas kepala. 
Adiknya masih bermain-main dengan air hujan, tangan kecilnya yang sebelah kiri 
sibuk memainkan tampias air hujan dan tangan kanannya memutar-mutar payung yang 
di bawa dari rumah. Sekolah masih libur, biasanya es dagangan mereka di bawa 
kesekolah untuk dititipkan pada warung depan sekolah dan sewaktu pulang, 
dagangan tersebut diambil, jika ternyata esnya masih banyak , mereka menjualnya 
berkeliling dan setelah itu baru pulang kerumah.  Dek, bisa  pinjam payungnya 
, saya mau  supermarket yang didepan itu ? tanya seorang bapak dengan pakaian 
rapi seperti pulang dari kantor. Adiknya memberikan payung tersebut dan 
mengikuti bapak itu disampingnya. Tidak beberapa lama kemudian adiknya tiba.  
Kak, bapak tadi ngasih aku uang lima ribu kata adiknya dengan bangga.  Ya 
sudah simpan saja uangnya kata kakaknya yang masih cemas dengan dagangan 
mereka. 

Dari jauh terlihat seorang bapak tua kehujanan yang berusaha mencari tempat 
berteduh. Ternyata bapak tua itu seorang pengemis dan dia langsung duduk di 
pojokan halte bis.
 Nak antar ibu ke ujung gang sana yah, anak ibu sedang menunggu disana, ibu 
lup bawa payung kata seorang ibu kepada adiknya. Tidak beberapa lama adiknya 
sudah menghilang bersama ibu tersebut ke ujung jalan yang dimaksud oleh ibu 
tadi. Setelah itu beberapa saat kemudian adiknya sudah tiba kembali  Kak aku 
dapat sepuluh ribu lagi kata adiknya sambil menunjukan uang tersebut.  Ya 
sudah kamu simpan lagi saja jawab kakaknya masih dengan raut wajah cemas. 
Beberapa kali adiknya memberikan pertolongan dengan mengantar orang yang ada di 
pemberhentian bis tersebut ketempat yang mereka minta dan beberapa kali pula 
tambahan dana mengisi kantong kecil adiknya, tetapi fikiran sikakak tetap fokus 
pada barang dagangnya yang masih utuh atau belum terjual sama sekali.

Setelah menunggu lebih dari satu jam, akhirnya hujan berhenti, tidak satupun 
orang yang berada di pemberhentian bis tersebut yang membeli dagangannya, bisa 
saja mereka berkeliling dengan menggunakan payung, tetapi berdagang es ditengah 
hujan tentulah kurang efektif dan membuang tenaga sehingga mereka berharap di 
pemberhentian bis tersebut ada yang membeli, tetapi ternyata keadaan bertolak 
belakang dengan harapan mereka. Kakak beradik tersebut menyebrang jalan menuju 
supermarket di sebrang jalan dan berniat berjualan di depannya. Bapak tua yang 
tadi duduk di pojokan halte berjalan di samping mereka tanpa melihat kanan 
kiri. Tubuhnya masih basah, hal itu yang mungkin menyebabkan bapak tersebut 
tidak fokus dengan jalanan karena dia tampak kedinginan. Tidak beberapa lama 
kemudian tubuhnya limbung dan jatuh diantara genangan air. Kedua kakak beradik 
tersebut berusaha menolong dengan mengangkat dan memapah bapak tersebut kembali 
ke halte. Terseok-seok tubuh kecil itu memapah seorang lelaki tua yang ukuran 
badannya dua kali mereka. Sesampai di pinggir jalan, tiba-tiba terdengar suara 
benturan cukup keras. Termos es dagangan mereka yang masih berda di tengah 
jalan tersenggol kendaraan roda empat, semua isi berhamburan dan banyak yang 
hancur terlindas ban kendaraan umum yang lewat. 

Sang kakak mengambil termos tersebut, tidak ada isi yang tersisa semua 
terbuang. Termos masih dalam keadaan baik, hanya sedikit goresan akibat 
benturan dengan batu jalanan. Setelah merasa kondisi bapak tersebut agak 
membaik, mereka pulang kerumah dengan wajah lesu.  Ada apa nak , kok wajah 
kalian lesu begitu ?...es nya gak laku? ya gak apa-apa ..kan memang cuacanya 
tidak mendukung kata ibu mereka dengan bijaksana ketika mereka sampai dirumah. 
 Bukan cuma tidak laku bu tapi juga , es nya rusak semua karena terjatuh 
jawab sang adik. Sang kakak menceritakan kejadian yang menimpa mereka sewaktu 
di tempat pemberhentian bis.  Emang adik dapat uang berapa ? kata ibunya 
mengalihkan perhatian kedua anaknya dengan menfokuskan hasil dari menolong 
orang lain dengan memberikan pinjaman payung, mirip tukang ojek payung di 
terminal.  gak tahu bu coba hitung aja  kata sang adik sambil merogoh kantong 
dan 

[keluarga-islam] Cinta Buta

2009-07-23 Terurut Topik David Sofyan

Cinta Buta


Cinta bisa membuat mata menjadi buta. Kasus pemboman dua hotel di Jakarta masih 
menjadi buah bibir media, walau dampaknya tidak seperti kasus bom bali atau bom 
marriot sebelumnya ( mungkin karena sudah terbiasa), tetapi hal ini tetap 
membuat warga asing sedikit bertanya, mengapa dan untuk apa hal itu dilakukan 
?.  I heard that Moslem is very kind people, maybe they bombed the hotels with 
love kata seorang turis asing dengan nada sedikit mengejek , yang hendak ke 
Yogya melalui stasiun Gambir.

Stigma terorist telah dilekatkan dikepala orang Islam. Berada di antara kaum 
mayoritas muslim di Indonesia, membuat warga asing terutama yang non muslim 
seperti dipaksa untuk mengerti kondisi kita.  Mungkin mereka terlalu mencintai 
agama mereka, sehingga yang lain tampak begitu buruk dan mesti disingkirkan 
begitulah kira-kira maksud dari kata bombed with love oleh turis tadi, 
padahal apa yangtelah terjadi belum tentu bermotifkan agama, bisa saja politik 
dan sebagainya. Tetapi karena target pemboman adalah warga asing membuat mereka 
berasumsi menurut apa yang mereka suka. Motif agama seakan selalu berhiaskan 
darah dan air mata.

Diluar sana, dimana Islam terkondisi sebagai minoritas, saudara dan saudari 
kita banyak dihina dan dilecehkan oleh kaum yang selalu mendongengkan cerita 
tentang hak asasi manusia. Marwa al Sharbini, seorang muslimah yang dianggap 
terorist hanya karena mengenakan jilbab, terbunuh diruang persidangan di 
Jerman. Persidangan itu memperkarakan tuntutan keadilan oleh Marwa akibat 
penghinaan yang dilakukan seorang pemuda Jerman bernama Alex. Pemuda itulah 
yang akhirnya membunuhnya di ruang persidangan tersebut. Berita ini tentu saja 
tidak layak dikonsumsi oleh masyarakat internasional, selain sesama kaum 
terorist.

Kita selalu di tuntut untuk bersikap bijaksana dan memakai kacamata dua 
dimensi. Dimensi pertama kita tidak boleh membiarkan terorist berkeliaran di 
negeri tercinta ini walaupun dia beragama Islam. Dimensi kedua kita harus 
mengerti bahwa tidak semua orang diluar sana yang menganggap Islam sebagai 
agama terorist, kalaupun ada itu hanya sebagian dari oknum tidak bertanggung 
jawab. Kacamata dua dimensi tadi sering kali melukai mata kita dan memaksa kita 
untuk melihat kesatu arah, arah kepentingan negeri adikuasa. 

Kita tidak boleh dituntut untuk bijaksana dalam hal-hal tertentu tapi kita 
harus bijaksana dalam menempatkan segala sesuatu. Kejahatan atas nama agama 
harus dibedakan dengan kejahatan karena beragama. Terkadang toleransi dan 
kepedulian  kita yang terlalu besar terhadap korban warga asing membuat kita 
lupa dengan penderitaan saudara kita dinegara asing. Cinta buta memang 
terlarang, tetapi membutakan mata karena cinta jauh lebih terlarang.


Salam

David
www.sebuahtitik.blogspot.com


[keluarga-islam] Petualangan Lima Santri ( Bag 3 )

2009-07-21 Terurut Topik David Sofyan
Lelaki Misterius

Kereta api bisnis jurusan Jakarta melaju kencang memecah partikel-partikel 
udara didepannya menimbulkan hembusan angin yang semakin melelapkan penumpang 
didalam. Jaja, Metung dan Sugeng sudah dari tadi terelelap, sementara Hendri 
masih sibuk membolak balik halaman tabloid yang di beli di stasiun. Di ujung 
lorong terlihat Salman hilir mudik meregangkan kakinya yang terasa pegal karena 
duduk dari tadi. Secara tidak terduga ada seoarng pria menyenggolnya dari 
samping seperti orang sedang mencari sesuatu karena dia tidak fokus pada jalan 
yang akan dilaluinya dan ini terbukti karena dia tidak melihat badan Salman 
yang cukup besar untuk seukuran anak kelas dua Tsanawiyah atau sekolah menengah 
tingkat pertama. Bisa jadi dia terlalu menghayati pepatah kuman diseberang 
lautan terlihat tapi gajah di pelupuk mata tidak kelihatan.

Lelaki tersebut berhenti sejenak di bangku Sugeng setelah itu hilang di ujung 
gerbong. Tingkah laku orang itu sedikit mencurigakan Salman tapi dia tidak mau 
larut dalam prasangka, karena dalam Islam prasangka adalah pembunuhan karakter 
tingkat pertama, tingkat kedua tentu saja fitnah. Setelah merasa peredaran 
darahnya sudah normal, Salman duduk kembali kebangkunya. Perjalanan telah 
memakan waktu satu jam dari enam jam perkiraan sampai di tempat tujuan, 
Jakarta. Dua jam lagi mereka sampai ke stasiun Cirebon. Suasana kereta terlihat 
padat, banyak penumpang yang berada didalam berharap kalau pada setiap stasiun 
jumlah penumpang berkurang, tapi pada kenyataannya musim libur adalah saat 
panen bagi perusahaan transportasi termasuk perusahaan jawatan kereta api. 
Jakarta sebagai ibukota negara ini, merupakan salah satu target wisata domestik 
, terutama bagi masyarakat daerah di pulau jawa. Sebaliknya orang yang berasal 
dari daerah tetapi mencari nafkah atau menuntut ilmu di Jakarta memanfaatkan 
masa liburan untuk pulang kekampung halaman.

Baru saja Salman hendak memejamkan mata setelah membuat posisi seperti orang 
setengah tidur, terdengar suara gaduh dibelakang. Empat orang polisi berseragam 
dan dua orang petugas kereta memeriksa satu persatu penumpang termasuk barang 
yang mereka bawa. Jaja, Metung dan Sugeng terbangun dari tidurnya dan Hendri 
terlihat berbicara seperti orang berbisik dengan salah satu penumpang 
disampingnya. 
 Ada apa man ? kok belakang banyak polisi berkeliaran apa ada pencuri yang 
nyasar kesini sehingga ada yang kehilangan  tanya Metung kepada Salman, karena 
dia tahu hanya Salman dan Hendri yang jarang tertidur ketika dalam perjalanan, 
namun Hendri biasanya selalu disibukan dengan buku atau majalah, sehingga untuk 
menanyakan keadaan pastilah tertuju kepada Salman. 
 Gak tau juga mungkin ada yang kehilangan, coba cek aja tas kalian mungkin 
jumlahnya bertambah jawab Salman seenaknya, tentu saja membuat yang lain keki 
seolah salah satu diantara mereka adalah tersangka. Sugeng meraih tas plastik 
yang ada dikakinya. Tas plastik itu berisi sepatu dan agak sedikit terbuka. 
Sugeng berusaha mengikat kembali karena dia yakin tas plastik itu akan menjadi 
salah satu target pemerikasaan. Ketika hendak mengikat tas plastik itu, 
bungkusan kecil menyembul dari dalam dan setelah dibuka ternyata terdapat 
beberapa bungkus serbuk putih seperti tepung terigu. 
Ini apaan yah, kok tiba-tiba bungkusan ini ada di dalam tas plastikku seru 
Sugeng, sambil mengangkat tangannya yang berisi beberapa bungkus plastik putih.
 Jangan-jangan !  teriak Salman yang mengagetkan temannya yang lain.
 Jangan-jangan apa man , kamu tahu siapa yang menarok bungkusan ini  di dalam 
tasku ? terus ini bungkusan apa yah ? Sugeng mulai cemas, karena merasa ada 
yang tidak beres. Salman mengambil dan mencium bungkusan tersebut, karena 
merasa kurang yakin Salman merobek sedikit dan mecoba menjilatnya. 
 Nampaknya ini adalah obat terlarang, kita dalam bahaya karena ada orang yang 
hendak menfitnah kita Salman mengeluarkan suara lirih sedikit berbisik takut 
terdengar oleh orang lain.  Walaupun tidak pernah terlibat narkoba, tetapi 
pergaulannya di Jakarta dahulu membuatnya tidak merasa asing dengan barang 
tersebut. Kakak salah seorang temannya pernah menjadi pecandu barang haram 
tersebut, bahkan adiknya teman sekolah Salman pernah memamerkan barang tersebut 
di sekolah mereka. Untung saja para guru tidak ada yang curiga. Tetapi Salman 
beserta rekannya yang lain berhasil melarang agar temannya tersebut tidak 
mengikuti jejak kakaknya yang jelas telah salah arah. Terakhirkali dia 
mendengar bahwa kakak temannya dibawa ke pesantren Suralaya di Tasikmalaya yang 
terkenal berhasil menyembuhkan anak-anak yang ketergantungan obat dengan cara 
dzikir dan mandi tobat jam dua dini hari. Terapi ini tidak hanya berhasil 
menyembuhkan tetapi juga mengajak sang anak agar dekat dengan penciptanya, 
menyadari potensi yang telah diamanahkan Allah kepada dirinya dan tidak 
selayaknya untuk disia-siakan karena pastilah semua akan diminta pertanggung 
jawabannya kelak.

 Terus gimana 

[keluarga-islam] Petualangan Lima Santri

2009-07-16 Terurut Topik David Sofyan

Petualangan Lima Santri


1.Perkenalan Yang Aneh

Semuanya sama saja, pergerakan waktu satu tahun bukanlah ukuran yang cukup 
ideal untuk sebuah perubahan, apalagi untuk sebuah infrastruktur milik sah 
pemerintah dibawah wewenang direktorat jendral trasportasi. Tolong jangan di 
hitung jumlah jiwa dan harta yang telah menjadi korban kelalaian sistem dalam 
meremajakan segala perkakas dan perabotan dirjen yang kita cintai tersebut yang 
sering kita tumpangi sebagai sarana angkutan, dari rakyat dan untuk rakyat. PT. 
Kereta Api Indonesia. Salman tidak ambil perduli dengan semuanya, matanya masih 
menerawang semua sudut , sunyi diantara hiruk pikuk penumpang dan pedagang di 
stasiun kereta.

Tangannya masih menggenggam lipatan kertas hafalan hadist yang menjadi tugas 
selama berlibur. Ya memang tidak ada waktu libur untuk belajar, karena belajar 
bisa dimana saja dan dari mana saja. Pengalaman hidup yang banyak menyumbangkan 
pelajaran sering didapati bukan di bangku sekolah tetapi bisa saja di rumah, 
lingkungan dan dimanapun tempat kita berinteraksi satu sama lain. Tentu saja 
hal ini bukan tentang matematika dan fisika, tapi etika dan ahlakul karimah. 
Salman membuka lipatan kertas tadi tertera hadist yang di riwayatkan oleh 
Tirmidzi

Peliharalah (perintah dan larangan) Allah, niscaya kamu akan selalu merasakan 
kehadiran-Nya. Kenalilah Allah waktu kamu senang, niscaya Allah akan 
mengenalimu waktu kamu dalam kesulitan. Ketahuilah, apa yang luput dari kamu 
adalah sesuatu yang pasti tidak mengenaimu dan apa yang akan mengenaimu pasti 
tidak akan meleset dari kamu. Kemenangan (keberhasilan) hanya dapat dicapai 
dengan kesabaran. Kelonggaran bersamaan dengan kesusahan dan datangnya 
kesulitan bersamaan dengan kemudahan. (HR. Tirmidzi)

Hadist itu sejalan dengan surat alam nasyrah, yang memerintahkan kita untuk 
tidak pernah menyerah menghadapi suatu masalah. Tidak ada manusia yang 
terhindar dari masalah, karena masalah adalah bagian dari hidup yang harus 
diperjuangkan dan dipertanggung jawabkan. masalah pula yang bisa membentuk 
karakter seseorang untuk menjadi orang yang bersabar, namun apapun itu Allah 
SWT telah berjanji  bahwa di balik segala kesulitan selalu ada kemudahan.

Diantara bangku-bangku kosong yang belum di tempati. Salman menatap jauh keluar 
jendela menembus waktu, tidak lama kemudian matanya terpejam, di pejamkan lebih 
tepatnya bukan karena sedang mentransfer hadist tadi kekepalanya tetapi 
membayangkan kejadian satu tahun yang lalu ketika akan berangkat ke pesantren 
sebagai pilihan tanpa alternatif dari orang tuanya. Demokrasi tidak berlaku 
dalam urusan keluarga Salman karena demokrasi memang tidak pernah menjadi 
pilihan dalam pemerintahan Islam. Walaupun telah lama eksis tetapi demokrasi 
adalah produk baru bagi umat Islam dan produk itu tidak di yakini di rumah 
Salman.

Salman Fahri adalah anak ke tiga dari lima bersaudara. Ihsan Hakim, adalah  
Kakaknya yang pertama dan sekarang sedang kuliah di Universitas Islam tertua 
didunia yaitu Al Azhar , mengambil jurusan Ushuluddin yang sekarang telah 
menginjak tahun ke empat setelah terakhir kali bertemu dengannya. Kakaknya 
tidak pernah pulang karena dia memang telah berjanji tidak akan pulang sebelum 
mendapat predikat cumlaude atau lebih dari sekedar jayyid. 

 Yang kakak cari disana sertifikat ke ilmuan atau sertifikat ketakwaan, karena 
kalau cuma pengen jadi orang yang bertaqwa kenapa harus jauh-jauh kesana  
ledek Salman kepada kakaknya yang hendak berangkat.  Kakak mencari sertifikat 
untuk bisa mengajak orang untuk menjadi orang yang bertaqwa  seperti kamu itu 
yang hanya bisa membantah melulu dan untuk bisa mengajak orang lain itu harus 
memakai ilmu, ngerti gak dek  jawab kakaknya dengan enteng dan tersenyum 
dengan keingintahuan adiknya.  Didalam keluarga, walaupun masih muda tetapi 
Salman terkenal dengan sifatnya yang kritis tetapi terkadang suka overdosis 
karena memang secara hukum alam dia tetaplah seorang anak-anak yang menginjak 
usia remaja. 

Di banding kedua kakaknya dia termasuk yang di beri sedikit kebebasan dalam 
bergaul. Kedua kakaknya sejak bangku sekolah dasar telah di masukan kepesantren 
oleh ayahnya sedangkan Salman memilih untuk sekolah didekat rumah. Kakaknya 
yang nomor dua bernama Abdurrahman Malik  kuliah di Universitas Islam Negeri 
Jakarta di bidang syariah Islam. Antara Salman dan kakaknya yang nomor dua 
terpaut cukup jauh, hampir enam tahun tetapi dia sangat dekat dengan kakaknya 
yang nomor dua itu karena dia masih tinggal bersama orang tua mereka di 
Jakarta. Berbeda dengan kakaknya yang tertua Ihsan, yang sejak sekolah dasar 
sampai aliyah di pondok pesantren kemudian melanjutkan kuliah setelah 
mendapatkan beasiswa di universitas Al Azhar , Cairo Mesir. Praktis mereka 
bertemu hanya sewaktu kakaknya libur dan itupun tidak lama.


Apapun segala kejadian pasti mempunyai suatu alasan sebagai penyebab. Semua 
alasan yang kita terima atau yang diberikan kepada orang lain  belum tentu bisa 

[keluarga-islam] Bertemu Tuhan

2009-07-15 Terurut Topik David Sofyan
Bertemu Tuhan

Have you met your God , and what He said to you  kata seorang atasan yang 
berasal dari Jepang dengan nada bercanda kepada seorang teman setelah selesai 
melaksanakan sholat ashar di kantor.  He just smiles to me jawab teman sambil 
lalu.  Yesterday, I prayed for God and  suddenly my problem have been solved  
katanya meneruskan. Teman tersebut hanya diam mendengarkan dalam hatinya dia 
berkata  mana mungkin Allah lebih memperhatikan doa orang yang non muslim dari 
pada doaku . 

 Aku bersama prasangka hambaku begitulah secara maknawi kira-kira bunyi 
sebuah hadist qudsi. Hambaku yang mana ? tentu, semua hamba ciptaan Allah tanpa 
terkecuali. Setiap agama mempunyai kriteria terkabunya sebuah doa, tetapi 
secara umum doa harus diyakini dan dirasakan akan terkabul karena Tuhan maha 
mendengar lagi maha mengetahui, kepadaNyalah kembali segala doa. 

Pak Jafri pemilik rumah makan masakan padang yang juga pemilik warung kelontong 
di seberang rumah makan tersebut beberapa kali menguji keyakinan para pengemis 
yang datang ke warungnya. Hari itu Pak Jafri berada di warung sedangkan rumah 
makan dijaga oleh anak dan istrinya. Kebetulan saya sedang lewat dan mampir 
sebentar.  Vid kita sering berdo'a kepada Allah, tapi kita sering tidak yakin 
atau justru tidak merasakan apa-apa bahwa doa kita akan terkabul, seperti 
berbicara di ruang hampa, lalu setelah itu hilang. Nah ini ada pengemis datang, 
kemungkinan dia akan meminta kepada kita, lalu kita beri apa yag dia minta 
...hanya saja dia mau percaya gak kata Pak Jafri. Waktu itu terlihat seorang 
pengemis sedang meminta pada beberapa rumah disamping warungnya.

 Pak... bagi uang pak...sudah lama gak makan... kata pengemis tersebut dengan 
memelas. Pengemis itu masih sangat muda, entah mengapa dia mengubur potensi 
tenaganya untuk bisa bekerja secara terhormat dan malah diganti  dengan 
mengemis.  Kamu ini mau makan atau mau uangpilih salah satu kata Pak 
Jafri sambil tersenyum  terserah bapak ...saya sih yang mana saja toh kalo 
dikasih uang ...akan saya gunakan buat beli makan kata pengemis tersebut.  ya 
sudah ini, bawa ini ke rumah makan padang  di seberang jalan dan kamu minta 
saja apa saja yang kamu mau  kata pak Jafri sambil memberikan sehelai daun 
yang diambil di pekarangan rumahnya.  ahhh bapak bercanda ??? kata pengemis 
tersebut dengan nada kesal.  tidak ..saya tidak bercanda ..pergilah kata Pak 
Jafri dengan enteng. Pengemis itupun pergi dengan muka kesal, entah apa yang 
ada di fikirannya, yang jelas dari jauh saya melihat dia membuang daun itu dan 
menginjaknya.

 Saya sudah berbicara dengan istri dan anak saya yang ada di warung makan, 
bahwa kalau ada orang yang datang dengan membawa daun mangga yang saya ambil 
dari pohon didepan warung, maka tolong kasih makan dengan apa saja yang dia 
minta...mereka tahu kalau saya sering menguji keyakinan seseorang, bagaimana 
mungkin ada yang  minta tolong kepada seseorang tetapi dia tidak yakin dengan 
tempat dia minta tolongya mending gak usah minta tolong sekalian..ya 
gak.ya semua ini iseng saja sih dan gak ngejamin juga. entah 
mengapa dengan cara ini saya seperti membuka salah satu rahasia langit bahwa 
berdoa itu mudah tetapi meyakini isi dari doa kita sendiri yang tidak mudah  
kata Pak Jafri menjelaskan apa yang telah dilakukannya. Di masjid Pak Jafri 
memang terkenal dengan orang yang suka bercanda dan  selalu optimis terhadap 
segala sesuatu.


Banyak orang yang menjadikan doanya sebagai sebuah rutinitas, bukan sebagai 
kebutuhan, maka wajar saja orang Jepang tersebut mengatakan  Have you met your 
God  karena wajah-wajah orang yang baru bertemu dengan tuhannya pastilah 
berbeda dengan yang belum atau tidak bertemu sama sekali. Lihat dan pandanglah 
wajah orang yang akan bertemu orang yang dicintainya dengan yang telah bertemu 
dengan orang yang dicintainya, pastilah berbeda, wajahnya pasti berseri karena 
bahagia. Mungkin saja wajah temanku masih terlihat kusut setelah sholat 
sehingga dia bertanya seperti itu, seperti  ingin mengatakan bahwa  sebenarnya 
anda tidak pernah bertemu siapa-siapa selain diri dan fikiran anda sendiri

Salam

David
www.sebuahtitik.blogspot.com

[keluarga-islam] Janganlah berpahit Lidah

2009-07-14 Terurut Topik David Sofyan
Janganlah Berpahit Lidah

Dari lima waktu sholat yang di tunaikan didalam masjid, maka sholat maghrib dan 
isya menempati peringkat tertinggi dalam menampung jama'ah. Sholat subuh, 
banyak yang menunuaikannya di rumah dengan alasan pribadi tentunya, sedangkan 
sholat dzuhur dan ashar dilaksanakan di tempat kerja. Sebaliknya untuk masjid 
di area perkantoran maka prime time nya adalah waktu sholat dzuhur dan ashar. 
Untuk hari biasa atau hari kerja, di area perkantoran , pengajian dimasjid 
banyak dilaksanakan ba'da dzuhur (waktu istirahat) dan ba'da ashar (kajian 
selepas kerja). Sedangkan untuk area perumahan pengajian biasanya dilaksanakan 
sehabis menunaikan sholat maghrib. 

Hari itu pengajian dekat rumah di liburkan karena ustadz yang biasa mengajar 
berhalangan hadir. Sambil menunggu waktu sholat isya, para jama'ah ada yang 
membaca al qur'an dan ada yang berbincang santai dengan berbagai topik 
permasalahan harian, dan saat ini masalah pemilu adalah yang paling sering di 
perbincangkan. Gonjang-ganjing hasil pemilu masih sumbang terdengar dilayar 
kaca atau di media cetak. Anehnya, nada dari orkes sakit hati itu berasal dari 
orang-orang partai dan bukan dari level bawah seperti masyarakat umum. Mungkin 
saja dana yang telah mereka keluarkan sudah begitu besar untuk sekedar diam dan 
menuntut untuk segera  di balance kan. 

Silahkan rasakan sendiri nanti akibatnya karena sudah memilih pemimpin yang 
salah!!! kata salah satu jam'ah yang kecewa dengan hasil pemilu kemarin. Suara 
lain terdengar membodohi masyarakat yang telah salah memilih.  Lebih baik di 
tuntaskan periode yang kemaren , kan masih banyak korutor yang belum di 
tangkap, jadi lanjutkan saja!! kata pihak lain menimpali. Salah satu keburukan 
dari perdebatan adalah banyaknya memunculkan keburukan orang lain yang 
berseberangan dengan pendapatnya. Keikhlasan sirna tak berbekas

Ada suatu hikamah yang bisa di petik dari sebuah kisah klasik tentang sebuah 
pilihan. Pada suatu hari terdapatlah sebuah kapal yang sangat besar yang mampu 
mengarungi samudra yang sangat luas. Didalam kapal tersebut banyak dinaiki oleh 
para saudagar, para ilmuan dan orang-orang hebat lainnya. Setelah mengarungi 
beberapa samudra, tiba-tiba nahkoda kapal terkena penyakit jantung dan 
meninggal dunia. Pemakamanpun dilakukan secara darurat dengan melempar tubuh 
sang nahkoda kedasar laut, dan bersemayam di dalam perut ikan-ikan yang suatu 
hari akan di konsumsi manusia. Setelah melakukan prosesi pemakaman secara 
sederhana, penumpang dan awak kapal bingung untuk memilih siapa yang pantas 
untuk jadi nahkoda kapal.

Ahli mesin menawarkan orangnya untuk menjadi nahkoda dengan alasan bahwa mereka 
paling mengerti dengan kondisi mesin kapal. Di lain pihak ahli perbintangan dan 
cuaca ( sekarang : metereologi dan geofisika) menawarkan kandidat terbaiknya 
sebagai nahkoda dengan alasan bahwa merekalah yang paling mengerti dengan 
kondisi alam di tengah laut dan paling tahu arah tujuan. Para awal kapal tidak 
mau kalah mereka juga menawarkan calon dari mereka dengan alasan merekalah yang 
menjalankan kapal tersebut, sehingga seorang nahkoda mesti mengerti keadaan 
para anak buah kapal. Perdebatan sengitpun tidak bisa dihindari. Akhirnya di 
adakanlah pemungutan suara. Karena pada saat itu penumpang banyak yang resah, 
sehingga kebanyakan ingin segera sampai di tujuan dan yang paling tahu arah 
tujuan adalah ahli perbintangan, maka ahli perbintanganlah yang kemudian 
menjadi pemenang dan berhak menduduki kursi nahkoda kapal. 

 mereka telah salah pilih , awas kalau kapal rusak , jangan salahkan kami dan 
rasakan sendiri kata ahli mesin.  Pokoknya sekali dia salah perintah, kita 
tinggalkan  kata anak buah kapal. Semua merasa merekalah yang paling pantas 
menduduki kursi nahkoda tersebut, sehingga mereka lupa bahwa mereka berada pada 
satu kapal. Setelah beberapa hari berada di tengah laut tiba-tiba cuaca berubah 
gelap,  badai datang menggulung ombak dan menghempaskan kapal keberbagai arah. 
Mesin kapal mendadak mati, padahal layar sudah di turunkan agr tidak terbalik 
akibat sapuan angin. Ahli mesin dipanggil, tetapi mereka malah menampik  
rasakah sekarang akibatnya , sudah tahukan kalau kalian salah pilih , buktinya 
dia tidak bisa menghindari badai kata ahli mesin. Kemudian anak buah kapalpun 
didatangi agar masalah bisa cepat selesai, tetapi kembali cemooh yang didapat 
bukannya tindakan  makanya kalau sudah begini pasti anak buah kapal yg jadi 
sasaran kata mereka yang lebih memilih membereskan perlengkapan mereka.

Badai semakin mengamuk dan berhasil memecahkan geladak kapal. Air mulai masuk 
menggenangi dasar kapal. Para orang hebat diatas kapal masih sibuk saling 
menyalahkan. Akhirnya kapal tersebut tenggelam secara perlahan-lahan membawa 
berbagai kesombongan dan keangkuhan penumpangnya. Doa orang-orang kalah 
tersebut telah terkabul dalam bentuk yang salah kaprah  rasakan nanti 
akibatnya !!! kata mereka dulu kepada lawannya yang akhirnya mereka juga ikut 

[keluarga-islam] Cermin Tingkah laku

2009-07-13 Terurut Topik David Sofyan
Cermin Tingkah laku

Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu 
bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan 
susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, 
sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia 
berdoa: Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah 
Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat 
amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi 
kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan 
sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri. ( Al Ahqaaf, ayat 15)

Tidak salah jika dikatakan bahwa rihonya orang tua adalah juga ridhonya Allah, 
karena orang tualah yang telah merawat dan membesarkan kita dengan penuh kasih 
sayang.  Yara jangan suka lompat-lompatan gitu, nanti jatuh loh teriak saya 
kepada anak saya yang terus saja melompat dari atas bangku ke atas karpet. 
Ketika di cegah dia lari ketempat lain dan ketika kita pergi Yara kembali 
melompat, entah apa yang ada didalam kepalanya. Adiknya yang berumur dua tahun 
lebih malah mau meniru ulah sang kakak. Anak itu memang sangat keras kepala, 
semakin di cegah, justru dia semakin penasaran. Buah selalu jatuh tidak jauh 
dari pohonnya.

Sekitar duapuluh delapan tahun yang lalu di sebuah kampung kecil, kenakalan 
seperti itu pernah terjadi.  Pian, gak usah ikuthabis hujan begini tanah 
diatas bukit licin, nanti jatuh loh teriak Ibu kepada Pian yang masih saja 
melangkah pergi meski agak tersendat-sendat. Ibunya menyuruh Syakban, temannya 
untuk mencari buah delima yang akan digunakan sebagai bumbu masakan. Syakban 
yang telah lama putus sekolah memang terbiasa naik turun bukit mencari kayu 
bakar dan akar tanaman untuk obat karena ibunya adalah tukang urut dan dukun 
beranak di kampung itu. Walaupun Syakban di upah tetapi Pian tetap merasa tidak 
enak kepada temannya itu sehingga dia memaksa untuk tetap pergi bersama Syakban 
tanpa menghiraukan teriakan ibunya.

Bukit kecil yang terletak di belakang sekolah itu adalah pintu masuk puncak 
gunung yang lebih tinggi dan terjal, orang Sumatra menyebutnya dengan nama 
Bukit Barisan. Bukit kecil itu banyak di tanami pohon delima dan pohon karet, 
tempat anak-anak biasa bermain perang-perangan, aka tetapi jika musim hujan 
datang, banyak orang tua melarang anaknya kesana karena jalan menuju ke atas 
bukit harus melalui tanah merah yang terjal dan licin. Setelah mengambil buah 
delima, Syakban menaiki pohon karet mengambil buahnya untuk diadu dan Pian 
menunggu di bawah. Karena terlalu sering melihat keatas dan terus mundur sambil 
menangkap buah pohon karet, kaki Pian tersandung akar pohon tepat disamping 
jalanan berbatu. Tubuh Pian jatuh dan menggelinding kebawah bukit yang berjarak 
sekitar seratus meter, setelah itu gelap, dia tidak ingat apa-apa. Pian baru 
sadar setelah berada dirumah sakit dengan balutan di kepala, tangan dan kaki.

Kenakalan itu sekarang terwarisi dengan sempurna, hanya saja, saya tidak ingin 
apa yang saya alami terjadi pada anak saya, mungkin juga anak anda. Yah, anak 
nakal ini  sekarang telah menjadi orang tua dan Allah telah meletakan cermin 
itu tepat di depan mata. Dulu saya pernah berkata kepada ibu  Bu tahu gak 
kenapa Pian jatuh ?, itu bukan karena pian ceroboh, bukan karena tanahnya 
licin, tetapi karena kekhawatiran ibu . Peristiwa itu tidak pernah membuat 
Pian jadi jera, namanya juga anak-anak kata neneknya, tetapi dilain sisi ibu 
berubah drastis. Ketika Pian memaksa hendak melakukan sesuatu, ibu tidak pernah 
lagi melarang tetapi berdoa untuk anaknya tercinta tersebut, dan doa itulah 
yang perlahan-lahan merubah kelakuannya. Saya teringat kisah Lukman dan 
nasehatnya terhadap anaknya, seperti salah satu nasehatnya berikut
(Luqman berkata): Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) 
seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, 
niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha 
Halus lagi Maha Mengetahui. ( Luqman ,ayat 16)


 Kok ayah gak marah lagi kalau yara lompat di bangku  kata yara kepada saya 
yang sedang menunggu lompatannya diatas karpet.  Gak ah , ayah mau jagain Yara 
aja biar gak jatuh kata saya sambil tersenyum. Yah, kita yang tadinya 
dikhawatirkan sekarang berubah menjadi yang mengkhawatirkan anak  kita, namun 
demikian hati-hatilah dalam kecemasan terhadap anak, karena kekhawatiran 
bertuah orang tua kita dulu sekarang telah kita warisi dan pintu langit selalu 
terbuka untuk setiap harapan dan kekhawatiran orang tua terhadap anaknya.

Salam

David
www.sebuahtitik.blogspot.com


Re: [keluarga-islam] Trs: ini SMS dr George Adijtondro, fwd : Team Sukses SBY (Fox Indonesia) sudah menguasahi KPU

2009-07-08 Terurut Topik David Sofyan
Sejarah telah memotret proses perpindahan kekuasaan sejak dulu kala selalu 
diiringi dengan konflik, dengan benturan kepentingan dan ketidakpuasan. Ketika 
Rasulullah wafat, benturan kepentinganpun terjadi, semua merasa berhak 
mendapatkan kursi kekhalifahan, begitupula dengan khalifah selanjutnya, sampai 
akhirnya perangpun mesti terjadi pada masa khalifah Ali  bin Abi Thalib, 
walaupun di kemas dalam format alasan yang berbeda ( menuntaskan masalah 
pembunuhan Utsman). Setelah itu berdirilah dinasti Ummayah, Abbassiyah, 
Fathimiyah dan sebagainya yang selalu di warnai konflik berdarah.

Artinya orang-orang yang paling mengerti implementasi agama Islam karena telah 
mendapatkan contoh dari Rasulullah masih saja bersiteru atas nama menegakkan 
keadilan, apalagi yang tidak mengetahui hukum agama dan bersembunyi dibalik  
nama rakyat, jadi berhati-hatilah dengan segala Fitnah yang menyebar 
mengatasnamakan kebenaran, keadilan dan sebagainya.

Menarik dari isi dari sms adalah KPU telah dikuasai. Pertanyaannya adalah 
apakah hasil yang beredar di masyarakat melalui media televisi, internet, radio 
adalah hasil dari KPU ?, tentu tidak karena semua itu berasal dari hasil quick 
count lembaga survey. Seharusnya isi dari SMS adalah KPU dan Seluruh dari 
Lembaga Survey di Indoensia telah dikuasasi. Maka jika benar maka tidak 
adalagi media independen di negara ini, bahkan bisa saja termasuk lembaga 
survey milik partai politik lain. Jika hanya menebak maka Dedy Corbuser yang 
mengaku magician pun bisa menebak hasilnya dan hampir benar, lalu apakah dia 
juga termasuk salah satu yang di kuasai ?

Walaupun saya pribadi tidak memilih SBY, tetapi saya menjadi saksi di TPS 
tempat saya berada bahwa SBY memperoleh hampir 60 persen suara, tiga puluh 
persen untuk Megawati dan sisanya untuk JK. Agak kecewa sih tapi begitulah 
kenyataannya. 

  - Original Message - 
  From: MK. Mattawaf 
  To: keluarga-islam@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, July 08, 2009 8:03 PM
  Subject: [keluarga-islam] Trs: ini SMS dr George Adijtondro, fwd : Team 
Sukses SBY (Fox Indonesia) sudah menguasahi KPU






  INI DIKIRIM TANGGAL 7 JULI
  MELIHAT KENYATAAN PADA TANGGAL 8 JULI KOK BETUL YA
  ADA APA INI



  - Pesan Diteruskan 
  Dari: Al Faqir Ilmi alfaqiri...@yahoo.com
  Kepada: Kompas - noviria...@kompas.com; Jurnalisme Damai 
jurnali...@yahoogroups.com; f3_a...@yahoo.com; farid.adhik...@yahoo.co.id; 
ferry.bal...@yahoo.com; fismaba2...@yahoogroups.com; 
forum_inteli...@yahoogroups.com; forum...@yahoogroups.com; 
forum-pembaca-kom...@yahoogroups.com; g...@suarasurabaya.net; 
gosip-poli...@yahoogroups.com; harian_bhir...@yahoo.com; hijau...@sctvnews.com; 
hk...@yahoogroups.com; hu...@kammi.or.id; indonesia...@yahoogroups.com; 
inti-...@yahoogroups.com; jatim_ma...@yahoogroups.com; 
keadilan4...@yahoogrops.com; keluarga-sejaht...@yahoogroups.com; 
kmnu2...@yahoogroups.com; komunitas_plura...@yahoogroups.com; Gosip Politik 
mygos...@yahoo.com; Harian Surya reda...@surya.co.id
  Terkirim: Selasa, 7 Juli, 2009 19:56:29
  Judul: [keluarga-sejahtera] ini SMS dr George Adijtondro, fwd : Team Sukses 
SBY (Fox Indonesia) sudah menguasahi KPU


  Barusan sy Dapat SMS dari Nomor yang tidak terdeteksi, bunyinya :
   
  ini SMS dr George Adijtondro, fwd : Team Sukses SBY (Fox Indonesia) sudah 
menguasahi KPU, Programer dan Data Entry adalah bagian IT Densus 88 Mabes Polri 
dibawah koordinasi Soetanto, IT KPUD dikuasahi POLDA, KPPS dikuasahi 
POLRES/POLSEK, KPU, DEPDAGRI  POLRI telah sepakat Pilpres Satu Putaran dengan 
kemenangan SBY 60~70% untuk SBY
   
  wahini berartikan Milih nggak Milih tetap Milihyo wis ben Rakyat bisa 
apa ?





--
  Coba Yahoo! Mail baru yang LEBIH CEPAT. Rasakan bedanya sekarang! 

  

[keluarga-islam] Sekat Pemahaman

2009-07-07 Terurut Topik David Sofyan
Sekat Pemahaman


Suatu informasi  bisa bersifat umum dan juga bisa bersifat khusus. Di dalam 
majalah olahragapun tidak semua berita mengenai olahraga secara khusus tapi 
bisa dikaitkan dengan olahraga secara umum seperti berita mengenai transfer 
pemain, atau berita mengenai pembentukan pengurus dan lain sebagainya, 
pembacalah yang harus pandai memilahnya. Olahraga adalah kegiatannya 
olahragawan adalah orangnya. Olahraga mempunyai ketentuan dan aturan main, 
terlepas dari siapapun pemainnya. Jika olahraga karate yang berasal dari Jepang 
dimainkan di Indonesia maka aturannya adalah aturan Jepang, baik itu tatacara 
permainan, maupun pakaian atau kostum pemain. Begitupula dengan pencak silat 
yang berasal dari Indonesia. Jadi tidak pernah ada dan semua atlit sepakat 
bahwa pakaian Karate tidak layak di pakai bermain pencak silat demikian 
sebaliknya walaupun di mainkan dinegara lain.

Untuk sesuatu yang merupakan hasil kreasi manusia, kita bisa bersepakat tetapi 
untuk aturan yang telah ditetapkan oleh Allah kita masih terus membantah. Dalam 
surat al Ahzab ayat 59 Allah menerangkan :
Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan 
isteri-isteri orang mukmin: Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh 
tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, 
karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha 
Penyayang

Kata jalabi dengan dhomir nahnu  jalabihunna atau pakaian-pakaian istri dan 
anak mereka di tafsirkan sebagai pakaian adat setempat oleh beberapa muffasir 
yang artinya pakaian tersebut bisa di ganti ditempat lain, tentu saja ini 
pemahaman liar, karena jika paham ini di letakan di Papua, Afrika atau tempat 
yang adatnya mengenakan pakaian minim maka sudah bisa dipastikan tidak ada 
aturan yang jelas mengenai batas aurat antara laki-laki dan perempuan.

Imam Malik pengarang kitab Al Muwwata yang merupakan salah satu imam mahzab, 
ketika meragukan sebuah hadist dia merujuk kepada adat penduduk madinah dimana 
Rasulullah pernah tinggal, artinya penduduk madinahlah yang paling tahu 
sunnah-sunnah Rasulullah. Lalu pertanyaannya siapakah yang lebih tahu maksud 
dari surat Al Ahzab tadi, jika masih mau mengakui Muhammad sebagai Rasulullah, 
tentu kita harus melihat bagaimana beliau menerapkan ayat tersebut di keluarga 
maupun di tempat tinggalnya yaitu madinah. Penekanannya adalah proses penutupan 
seluruh tubuh dan bukan model pakaian seperti corak warna dan desain, artinya 
mau pakai corak batik dengan manik-manik diatas jilbab , tidak ada ulama yang 
mempermasalahkan.

Salam 

David



[keluarga-islam] Motivasi Itu Untuk Dilaksanakan

2009-07-06 Terurut Topik David Sofyan
Motivasi Itu Untuk Dilaksanakan

Gulungan ombak yang mengayun perahu nelayan, berakhir di tepi pantai menyapu 
pasir pesisir yang terlihat seperti pembatas daratan. Jika dilihat dari atas 
maka sketsa tepian pantai terlihat begitu indah, dengan lekuk-lekuk seperti 
goresan diatas kanvas. Kebisingan deru ombak seperti memecahkan gumpalan karang 
di kepala hasil endapan masalah yang dibawa lari kehutan-hutan, kegunung-gunung 
dan kepantai-pantai, mengadu kepada alam dan diam. Seolah para nelayan hidup 
tanpa beban, memperbaiki simpul-simpul jaring untuk berlayar dimalam hari, 
mengarungi nasib ilahi meninggalkan villa-villa di  tepi pantai tempat para 
masyarakat kota mencari ketenangan.

Bu ikannya berapa satu ? kata Herman kepada ibu penjual ikan di tepi pantai 
yang akan membawa dagangannya kepasar, di jualnya kiloan nak, satu kilo lima 
ribu, tapi kalau anak mau beli satuan, bisa diatur kata ibu penjual ikan 
tersebut kepada Herman yang sedang menawar ikan untuk di bakar di pondokan yang 
disewa untuk liburan.  Gak usah bu saya beli 5 kilo deh jawab Herman sambil 
merogoh kantong mengambil uang untuk membayar.  Yaaah dompet saya ketinggalan 
di pondok bu, ya sudah, ibu tunggu sebentar saya ambil uang dulu yah kata 
Herman cemas karena terlalu terburu-buru keluar mencari ikan. Saya kebagian 
mencari arang dan tempat panggangan ikan di pasar, sedang yang lain 
mempersiapkan bumbu masakan di pondok. Sewaktu Herman hendak berlari kepondok, 
ibu penjual ikan tersebut mencegahnya gak usah nak, ini ikannya bawa saja, 
soalnya ibu mau kepasar takut terlambat, lagian ibu sudah tahu tempat pondokan 
yang biasanya disewa para mahasiswa atau pelajar di seberang jalan sana. Nanti 
pulang dari pasar ibu mampir kesana, karena rumah ibu ada di belakang pondokan 
itu kata Ibu tersebut berlalu sambil membawa barang dagangannya. 

Di depan pondok Ricky terlihat membaca buku motivasi dari motivator terkenal.  
Man tahu gak kebahagian sejati itu adalah kemampuan untuk bisa membuat orang 
lain bahagia katanya berlagak bijaksana.  Ya sudah kalau kamu pengen lihat 
aku bahagia, sini aku pinjam uang kamu buat bayar ikan kata Herman hendak 
menguji hasil bacaan Ricky  wah disini gak ngomong masalah uang Man, maaf 
sahut Ricky mengelak.  Yah sama saja, omong kosong semua tuh yang dibaca, 
rata-rata orang yang baca buku motivasi bukan untuk di terapkan pada diri 
sendiri tetapi hanya untuk bisa memotivasi orang lain lagi, jadi simpulkan 
sendirilah kata Herman pergi bergegas masuk kedalam pondok.

Perhatian semua ada yang lihat dompetku gak, tadi sih kayaknya aku bawa tapi 
pas mau bayar ikan, dompet itu sudah hilang, dimana yah, dikamar gak ada , ada 
yang tahu gak Teriak Herman mengagetkan yang ada di pondok.  Man sebelum beli 
ikan mampir ketempat lain dulu gak, jangan-jangan sebelum beli ikan mandi di 
laut dulu lagi  kata Ricky menimpali.  Oh yaaa tadi aku sempat jatuh 
kesandung akar pohon gak jauh dari ibu penjual ikan tadi, coba aku kesana dulu 
deh  kata Herman bergegas pergi, takut diambil orang lain. Setelah beberapa 
menit, Herman pulang dengan wajah lesu  gak ketemu katanya lirih.  Sudahlah 
Man, segala sesuatu yang ada di dunia ini sudah ada yang mengatur, kita harus 
bisa ikhlas menerima ketentuan yang diatas sahut Ricky kembali belagak 
bijaksana  lalu apa kata buku kau itu  kata Herman dengan ketus.  Kata buku 
ini pemberian kepada orang lain itu ada dua macam ada yang dengan sengaja 
seperti sedekah dan ada yang tanpa sengaja seperti barang hilang kayak kamu itu 
lalu dia ikhlas dengan harapan uang atau barang tersebut bisa  bermanfaat bagi 
orang yang mendapatkannya kata Ricky dengan mimik wajah serius.

Sore hari ketika kami sedang duduk di depan pondok, ibu penjual ikan yang siang 
tadi belum dibayar datang menghampiri. Herman telah menyiapkan uangnya dengan 
mengumpulkan uang dari teman yang ada di pondok.  Nak tadi sehabis menjual 
ikan dan pergi kepasar, tidak jauh dari lokasi ibu menemukan dompet. Setelah 
ibu lihat KTP nya ternyata punya anak yang jatuh, coba di lihat apakah 
jumlahnya sama, takutnya ada yang tercecer kata ibu tersebut dengan sopan. 
Herman mengambil dan melihat isinya dan ternyata masih utuh.  Oh iya isinya 
masih utuh, dan ini bayaran atas ikan tadi siang bu  kata herman sambil 
memberi uang berjumlah tiga puluh ribu rupiah.  nak ini uangnya kelebihan 
tadikan belinya cuma 5 kilo dan satu kilo seharga lima ribu rupiah jadi 
semuanya dua puluh lima ribu rupiah jawab ibu tersebut sambil mengembalikan 
lima ribu rupiah gak kok itu buat ibu soalnya dari tadi siang saya bingung bu 
dan saya sebenarnya sudah mengikhlaskan kalo uang tersebut hilang, jadi anggap 
saja sebagai tanda terimakasih saya yang tidak seberapa ini bu  kata Herman 
menerangkan maksudnya.  Tidak usah nak, nanti malah ibu yang jadi tidak 
ikhlas...ya sudah ya ibu pamit dulu  kata ibu tersebut sambil pergi 
meninggalkan kami.

 Asal tahu aja Rick, ibu itu tidak pernah baca buku motivasi loh  kata saya 
disambut ledekan 

[keluarga-islam] Ketentuan Alam

2009-06-30 Terurut Topik David Sofyan
Ketentuan Alam

 Angin adalah udara yang bergerak yang di sebabkan oleh  perpindahan suhu  
kata guru IPA,  lalu kalau udara yang diam disebut apa pak ? tanya seorang 
anak penasaran  ya sudah gak usah di sebut-sebut kan dia sudah diam kata Pak 
Guru bercanda dengan muridnya. Kejadian pada alam semesta akan selalu 
mengundang tanda tanya bagi manusia dan sebagai akibatnya berbagai disiplin 
ilmupun telah muncul untuk menjabarkan semua kejadian tersebut. Sebuah 
mekanisme raksasa sedang bekerja bagi kepentingan mahluk yang bernama manusia. 
Mekanisme itu tidak hanya terjadi diluar tetapi juga pada diri manusia. Makanan 
dan minuman yang kita konsumsi tadi pagi, tanpa di perintah telah membagi 
tugasnya masing-masing yaitu yang cair lewat depan dan yang padat lewat 
belakang dan tidak pernah terbalik. 

 Sepedanya kemana Pak, kok jualan jalan kaki tanya saya kepada penjual balon 
yang sedang beristirahat di dekat rumah.  Baru di jual Pak soalnya kemaren 
uang lagi tidak ada untuk membawa anak  ke rumah sakit, kena diare  jawab 
Bapak penjual balon tersebut.  Yah kok Bapak itu sudah gede masih main balon, 
mending buat yara saja kata anak saya ketika melihat balon ditangan bapak 
tersebut yang tinggal satu.  gak enaknya memang seperti ini kalo balon nya 
tinggal satu atau dua, kita dikirain sedang main balon hehehe  sahut penjual 
balon tersebut yang mendengar pertanyaan anak saya. Akhirnya balon tersebut 
saya beli, tetapi baru ketika balon tersebut berpindah tangan ketangan anak 
saya, balon tersebut pecah karena tergores ranting pohon.  hahaha inilah yang 
dinamakan proses perpindahan rezeki yang tidak pernah diduga, sebuah mekanisme 
pembagian rezeki yang luar biasa. Anak saya belum mendapat rezeki sebuah balon 
tetapi bapak sudah berhak mendapat rezeki berupa pembayaran balon  kata saya 
kepada penjual tersebut. Walaupun ikut tersenyum tetapi tampak raut muka kecewa 
dan merasa tidak enak hati kepada anak saya.

Sunnatullah selalu bekerja dalam berbagai dimensi kehidupan manusia. Berbagai 
definisi telah di buat untuk menggambarkan sunnatullah tersebut seperti hukum 
sebab akibat, hukum kekekalan energi, hukum relativitas, hukum tarik menarik 
dan lain sebagainya. Sunnatullah selalu bersifat umum, orang awam biasanya 
menyebut dengan istilah 'ketentuan alam'.  Yah kenapa ada orang yang mukanya 
sama tapi namanya beda dan ada juga yang namanya sama tapi mukanya beda kata 
anak saya yang berinteraksi dengan ketentuan alam tersebut tanpa dia sadari  
Untuk wajah Allah yang menetukan tetapi untuk nama kitalah yang menentukan, nah 
kitakan sebagai manusia tidak pernah tahu apa yang Allah mau tetapi Allah 
selalu mengetahui apa yang kita mau. Tidak setiap yang kita mau bisa terkabul, 
itu semua adalah rahasia Allah kata saya yang berusaha keras mencari kalimat 
yang tepat untuk anak berusia empat setengah tahun, dan saya gagal.

Banyak yang telah melupakan sunnatullah ini bahwa apa yang kita tanam itulah 
yang akan kita petik, bahwa segala kebaikan dan keburukan yang kita lakukan 
akan selalu mendapatkan akibatnya, bahwa apapun yang sekarang kita pikirkan 
akan membentuk sifat yang akan kita tampilkan dan bahwa semua yang hidup pasti 
akan mati. Dari tanah kembali ketanah, meskipun tanah tersebut pernah sempat 
bermain-main dengan air dan angin. Segala materi tersebut memang selalu 
mengaburkan wujud asli kita. Ya, air yang kata orang adalah sumber kehidupan 
telah mampu mengubah tanah menjadi batu.

Dari : www.Sebuahtitik.blogspot.com


 


[keluarga-islam] Hasil Kerja Media Setengah Hati

2009-06-24 Terurut Topik David Sofyan
Hasil Kerja Media Setengah Hati

..Apakah kuku diri ini harus selalu hitam pekat, apakah dalam sejarah orang 
mesti jadi pahlawan, Tuhan  bimbinglah hambamu ini agar tak gelap mata, dan 
tolong sampaikan rasa ingin ku kembali bersatu 

Potongan lagu Ebiet.G.Ade tersebut dahulu cukup populer dalam menggambarkan 
betapa susahnya ketika menjadi narapidana, seperti cap hitam yang menempel 
terus  didahi yang menjadikan jarak mereka dengan segala prasangka buruk orang 
lain ketika terjadi tindak krimal, sangat dekat. Status narapidana begitu di 
agungkan para preman. Semakin sering mereka berkunjung kesana semakin seramlah 
nama mereka. Sedangkan untuk orang yang ingin bertobat, status tersebut seperti 
menjadi momok yang amat menakutkan. Tatapan mata orang lain seperti pedang yang 
menghujam jantung dan keluarga mereka seperti ikut terseret oleh bayang-bayang 
masa lalu. 

Drama kehidupan terus berlangsung. Paradigma masyaraktpun banyak berubah, 
seiring perputaran waktu. Opini tidak lagi berdiri sendiri. Media membantu 
dengan senang hati. Sekarang semua tampak samar. Untuk orang tertentu, keluar 
dari jeruji besi bisa membuat mereka lebih terkenal dibandingkan sebelum mereka 
menginap disana. Media sanggup membentuk para pendusta jadi tampak tanpa dosa. 
Untuk masyarakat bawah, status inipun sudah  mulai bisa diterima, kecuali 
mungkin untuk desa atau kampung yang penduduknya sedikit. Media informasi 
seperti lidah bertuah yang mempu menghipnotis para pembaca atau penontonnya 
menjadi lebih ' bijaksana '.

Segala wacana yang berkembang di masyarakat, baik itu masalah politik, budaya, 
olah raga, sampai infotainment merupakan produk media informasi. Lihatlah para 
calon presiden kita di televisi tampak ramah-ramah dan baik hati, murah senyum 
dan pintar nyanyi. Pada koran-koran atau informasi dari dunia maya cara 
berfikir kita digiring oleh para pendukungnya. Yang pro jk-win menjatuhkan 
lawannya dengan issue neolib. Di lain sisi para pendukung sby lebih menfokuskan 
dalam memamerkan hasil-hasil yang telah dicapai mereka selama satu periode. 
Sebagai orang yang berfikir biasa-biasa saja, pertanyaan saya sering membuat 
kesal para pemikir hebat yang berfikir jauh kedepan, seperti  memangnya kalo 
milih neolib lalu semua orang jadi neolib, trus selama lima tahun kedepan 
memangnya si neolib itu mau ngapain saja ? atau memangnya hasil yg bisa didapat 
sekarang gak bisa didapat oleh jk-win bukankah dulu wakilnya adalah jk yang 
berarti hasil tersbut juga hasil kerja dari jk ? dengan kesal teman menjawab  
kalo asal pilih umat Islam bisa terpinggir tahu !!  loh memangnya dulu ada 
dimana ?

 Eh To siapa yang menang pertandingan bola semalam , kamaren debat sama si 
yanuar ngotot bangat  tanya saya basa-basi ketika ketemu dengan Anto.  Kalo 
belum bertanding gak debat gak seru, kalo sudah ketahuan kayak gini mau ngapain 
lagi hehehe jawab Anto sambil lalu. Ya segala analisis, segala wacana memang 
serunya di awal pertandingan sama seperti ketika akan berbuka puasa maunya 
macam-macam, eh pas sudah buka, kesan wah hilang seketika. Media memang pintar 
mengarang cerita, mencari tema membuat semua orang bebas bicara, dan pendapatan 
yang akan mereka dapatkan pun suda bisa dikira-kira.

Kita semua adalah narapidana dari penjara pikiran kita  masing-masing. Media 
informasi berhasil memenjarakan kita dengan opini pembuka yang membuat pikiran 
kita liar entah kemana. Tidak semua media dengan senang hati membantu kita 
membentuk pemimpin-pemimpin baru tanpa tendensi, kita selalu saja di sajikan 
pemimpin yang kadaluarsa untuk di imami apalagi di 'amini'. Mudah-mudahan Allah 
Subhanahu wata'ala memberikan kita pemimpin yang bisa membawa bangsa ini ke 
jalan yang di ridhoiNya. aaamiiinnn

Dari : www.Sebuahtitik.blogspot.com




[keluarga-islam] Dua Sisi Koin

2009-06-22 Terurut Topik David Sofyan
Dua Sisi Koin


 Nak sudah mau maghrib ayo cepat pulang Kata ibu Yuslinar kepada anaknya. 
Pian, terlihat masih asyik bermain dengan temannya. Dia melempar koin yang 
berlambang burung cendrawasih pada satu sisi dan nilai mata uang pada sisi yang 
lain. Beberapa kali melempar, Pian  selalu saja yang melihat hanya satu sisi 
koin sedang satu sisi lain tertutup.  Ayo pulang nak... kata sang ibu yang 
ternyata sudah berada didekatnya.  Pian tahu mengapa hanya satu koin yang 
terlihat dan yang lain tertutup ?  tanya sang ibu sambil menggandeng tangan 
anaknya pulang, dan Pian hanya menggelengkan kepalanya.  Sama seperti koin itu 
yang mempunyai dua sisi , manusia juga mempunyai dua sifat yang bertolak 
belakang yaitu sifat baik dan buruk, dan ketika Pian melemparkan koin tersebut 
keatas , maka akan terlihat koin tersebut berputar-putar , begitu pula ketika 
kita berada di tengah masyarakat, suasana sekitar kita mempengaruhi perubahan 
sifat kita yang bisa berubah setiap saat, oleh sebab itu hati-hatilah dalam 
bergaul...suatu ketika nanti kamu akan mengerti lebih banyak lagi.

Dua puluh lima tahun kemudian segalanya nampak berubah. Seperempat abad berlalu 
demikian singkat. Goresan coreng moreng dimuka tidak lagi berhiaskan lumpur dan 
noda tinta, tidak lagi bisa berlari bebas menerbangkan layangan sambil 
berteriak.. tunggu pesawatku akan segera terbanggg.!!!..., tidak 
lagi bisa meninggalkan rasa malu bersama pakaian di tepi dermaga dan melompat 
berenang beramai-ramai menyaingi ikan lumba-lumba yang tertawa melihat tingkah 
anak-anak pantai. Koin itu tidak lagi berputar diatas tetapi sudah sampai di 
tanah, tempat berakhirnya kisah segala mahluk. Surat As Syams ayat kedelapan 
ini sering diperdengarkan para ustadz yang menunjukkan potensi bawaan ini 
sering membolak balik hati manusia ...fa'alhamaha fujuraha wataqwaha. 
Permasalahannya koin itu berhenti pada sifat fujur atau sifat taqwa...Ya 
muqaallibal qulub tsabit qalbi 'ala dinika  kata Rasulullah.. Wahai Tuhan 
yang membolak balik hati..luruskan aku akan agamaku. Doa yang mengajarkan kita 
bahwa perputaran koin hanya akan berhenti atas kehendak Allah , sampai kita 
bersimpuh dan berteriak  La hawala wa quwwata ila billah..tiada daya dan 
upaya  selain atas kemauan dan kehendak mu ya Allah

Hari itu Pian berada di pusara ibunya. Koin ibunya telah berhenti. 
Perlahan-lahan dibukanya kain kafan penutup muka ibunya yang terbaring miring 
menghadap arah sujud umat Islam seluruh dunia. Terakhir kali ditatap muka 
ibunya sambil menciumkan tanah kemuka jasad yang telah berpulang tersebut. Para 
pelayat masih berdiri diatas , melingkar, mengelilingi pusara sambil tertunduk 
takzim memberikan penghormatan terakhir kepada ahli kubur. Suatu hari kelak 
semua yang ada disana pun akan mengalami cerita yang sama, semua sadar, tetapi 
mengapa airmata itu tetap saja tumpah ?

Telepon berdering  bang Pian, hari sabtu di suruh ayah kerumah .. sambil 
mengiyakan telepon ditutup, nama kecil itu memang hanya keluarga dekat yang 
masih menggunakannya dan tidak berapa lama kemudian tampak seorang teman 
menghampiri  Vid ayo kemasjid rapat panitia khitanan massal di tunda jadi hari 
ini ...saya menganggukkan kepala sambil masuk kedalam rumah mempersiapkan diri.

Koin ini masih terus berputar, terkadang iman itu naik melambung tinggi dan 
bermain dengan cerita akhirat, cerita warisan para nabi , tetapi terkadang iman 
itu terdampar pada ribuan keinginan yang mecekik leher, terlena dan hilang 
diantara kepala-kepala pecinta dunia. Rabbanaa wala tukhammilnaa maa la thoo 
qotolanabih..wa'fuanna... wa'firlanaa... warkhamnaa Ya Tuhan kami 
janganlah engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya , 
maafkanlah kami, ampunilah kami dan rahmatilah kami 

Salam

David
www.sebuahtitik.blogspot.com

[keluarga-islam] Kondisi Kejiwaan

2009-06-22 Terurut Topik David Sofyan
Kondisi Kejiwaan

Temaram lampu-lampu menghiasi pinggiran jalan di kota Jakarta. Waktu menunjukan 
pukul 23.00 waktu Indonesia bagian barat. Rumah sakit itu mulai sepi. Beberapa 
orang terlihat tidur diatas bangku panjang yang pada siang hari biasanya di 
penuhi para keluarga dan pelayat. Malam itu kakak ipar meninggal dunia karena 
kecelakaan lalu lintas. Saya dan ayah mertua menunggu petugas mengurus jenazah, 
agar  bisa di bawa pulang dan dimakamkan keesokan harinya. Pak Amin penjaga 
mayat tampak mulai mengantuk, saya mendekati dan berbicang ringan dengannya 
seputar jenazah untuk menghilangkan rasa kantuk.  Biasanya de, pegawai baru 
disini takut pertamakali mengurus jenazah , takut karena suatu ketika akan 
mengalami hal yang sama, sehingga biasanya orangnya baik-baik, terus ibadahnya 
rajin, tetapi lama-kelamaan rasa biasa tersebut menumpulkan rasa takut dan 
sekaligus mengendurkan ketekunan beribadah mereka apalagi yang senior . kata 
pak Amin 

Keesokan harinya hal senada saya dengar dari penjaga makam bahwa kebiasaan 
telah membuat sesuatu yang luar biasa jadi tampak tak berarti. Siksa kubur 
bagai dongengan anak kecil bagi mereka yang terbiasa merokok sambil meminum 
kopi diatas batu nisan. Padahal mereka itu seperti berdiri diantara dua alam, 
yaitu alam dunia dan alam kubur. Jika ketakutan telah hilang dari dada mereka 
bagaimana pula dengan orang masih termagu pada gemerlap ibu kota. Dalam bentuk 
lain rasa biasa ini bisa bersanding dengan rasa jenuh. Seorang teman yang bisa 
menghadiri pengajian setiap Ahad pagi selama hampir empat tahun , belakangan 
ini mulai jenuh dan lebih suka bercanda dirumah bersama anak-anaknya sambil 
sesekali berlibur keluar kota  Bosan Vid , gitu-gitu aja, sama saja kayak di 
tivi , iman itu tergantung orangnya juga sih, walupun gak kesana ibadah mah 
jalan terus kata teman tersebut seperti membela diri pada sesuatu yang saya 
sendiri tidak terlalu mempermasalahkan.

Pada sebuah pengajian saya bertanya kepada ustadz Sulaiman yang biasa dipanggil 
untuk ceramah di berbagai tempat tentang rasa jenuh ini.  Yah namanya juga 
sudah pekerjaan mau gimana lagi, terkadang jika dalam satu hari kita dipanggil 
pada tiga tempat maka temanya ya itu-itu juga, dalilnyapun itu-itu juga, karena 
terlalu sering di ucapkan jujur saja sering kali dalil tersebut tidak menggigit 
lagi pada hati yang membacanya, termasuk saya, karena ustadz juga manusiakan ? 
katanya sambil tersenyum. Saya mengangguk setuju dan senang dengan keterus 
terangan beliau. Ustadz Sulaiman memang terkenal ramah dan dihormati di daerah 
kami. Saya teringat dengan kisah Ruth Sahanaya penyanyi ibukota yang beberapa 
tahun lalu di wawancara harian ibukota ketika lagunya kaulah segalanya 
ngetop. Dia mengatakan selama hampir tiga bulan setiap hari diminta menyanyikan 
lagu yang sama, sampai titik kulminasi dimana ketika dia kembali dipanggil 
untuk menyanyikan lagu tersebut dia mendadak pusing dan mau muntah.

Faktor-faktor psikologi sangat jarang disentuh oleh para ulama dan para ustadz. 
Padahal untuk kalangn level bawah seperti saya ini faktor tersebut sangat 
dominan mempengaruhi siklus keimanan. Mungkin ada benarnya nasehat seorang 
teman bahwa setiap orang di anjurkan mempunyai pembimbing spritual yang bisa 
berinteraksi one by one  yang mengerti kondisi dan suasana kejiwaan 
jama'ahnya satu persatu. Sehingga solusi yang diberikan tidak bersifat umum dan 
asal tetapi langsung menghujam ke pokok permasalahan orang yang bermasalah 
tersebut. Ketika Rasulullah ditanya apa amalan yang paling pokok , maka beliau 
menjawab pererat tali silaturahmi , pada saat lain dengan pertanyaan yang sama 
beliau menjawab bersedekahlah begitu pula ketika yang lain bertanya maka 
jawaban beliau bisa berbeda beda tergantung kondisi ke jiwaan sipenanya.

Mudah-mudahan kita bisa mendapati para ulama yang bisa menjadi guru, sahabat 
dan ayah bagi para jamaahnya yang sabar membimbing kita satu persatu, dan tidak 
hanya kejar target, kejar tayang maupun kejar setoran, aaamiiinnn Insya 
Allah

Salam

David
www.sebuahtitik.blogspot.com

[keluarga-islam] Anekdot (OOT)

2009-06-11 Terurut Topik David Sofyan
Fanatik Buta


Dari sebuah buku anekdot, saya mengambil sebuah cerita untuk bisa kita ambil 
hikmah didalamnya. Tersebutlah seorang pemuda bernama Vizai, nama aslinya 
Zainuddin tetapi agar lebih keren maka dia di panggil dengan nama Vizai. 
Pekerjaanya adalah sebagai pemain sepak bola amatir. Vizai baru mulai mendalami 
agama Islam. Yang ada dikepalanya Islam itu berasal dari Arab, sehingga semua 
yang berbau Arab mulai menghinggapi badannya. Mulai dari baju gamis, kopiah, 
minyak wangi sampai puluhan habbatus saudah bertengger dilemarinya hanya karena 
ada hadist nabi di karton pembungkus. Di rumahnya banyak di tempel 
bermacam-macam kaligrafi dan foto ulama terkenal.

Hari itu ada pertandingan persahabatan melawan Malaysia dan wasit pertandingan 
berasal  dari Arab. Vizai sangat senang karena dia beranggapan bahwa pasti 
wasit tersebut akan berlaku adil karena dia dari Arab, tanah para nabi. Ketika 
pertandingan dimulai Vizai sangat bersemangat sampai dia melakukan kesalahan 
dengan menendang kaki lawan. Wasit mendatangi Vizai sambil memberikan 
peringatan, tetapi entah mengapa tiba-tiba wasit tersebut langsung menyuruh 
Vizai keluar dari lapangan. Sesampai di tepi lapangan pelatih Vizai menanyakan 
apa yang di lakukan Vizai sampai wasit tersebut marah. Vizai yang masih 
kebingungan mengatakan bahwa dia hanya mengucapkan satu kata yaitu aamn 
setiap wasit tersebut berbicara.
--

Diluar sana mungkin banyak Vizai-Vizai lain yang yang mempunyai pandangan yang 
sama tentang Islam. Padahal Rasulullah pernah bersabda :
Wahai segenap manusia, sesungguhnya Robbmu satu dan bapakmu satu. Tidak ada 
kelebihan bagi seorang Arab atas orang Ajam (bukan Arab) dan bagi seorang yang 
bukan Arab atas orang Arab dan yang (berkulit) merah atas yang hitam dan yang 
hitam atas yang merah, kecuali dengan ketakwaannya. Apakah aku sudah 
menyampaikan hal ini? (HR. Ahmad)

---

Berfikir Logic

Berfikir tidak hanya membutuhkan kecerdasan tapi juga nalar. Dalam berfikir 
sering kita meninggalkan kontekstual dan lebih fokus pada sesuatu yang 
tekstual. Pada akhirnya,  walaupun sama-sama benar tetapi berfikir secara 
kontekstual akan lebih dipilih oleh orang kebanyakan karena hasilnya lebih 
applicable.  Saya coba ilustrasikan lewat sebuah contoh yang saya ambil dari 
sebuah buku

Dari dalam  kelas di sebuah sekolah dasar tampak seorang  Guru matematika 
sedang menerangkan fungsi penjumlahan dan pengurangan kepada muridnya. Setelah 
merasa semua mengerti,  Guru tersebut mengajukan pertanyaan yang dimaksudkan 
untuk menguji sejauh mana daya tangkap anak muridnya terhadap materi yang telah 
dia sampaikan.  Amir berapa jumlah 250 ditambah 250 ? kata Gurunya.  500 bu 
jawab amir dengan tangkas.  ya kamu benar  sahut sang Guru. Kemudian Guru 
tersebut menaikan nilai dari angkanya  Rudi berapa jumlah dari 750 ditambah 
550 lalu dikurangi 100 ? tanya guru tersebut. Rudi tampak menghitung sebentar, 
lalu kemudian dijawab olehnya  1200  bu .   benar , dan pertanyaan terakhir 
berupa cerita, dengarkan dengan baik kata Guru tersebut membuat model soal 
yang lain. 

 Farid diberi uang oleh ibunya sebanyak 2000 rupiah untuk membeli bumbu masak. 
Setelah sampai di pasar Farid membeli cabe dengan harga 200, lalu ia membeli 
garam dengan harga 100 setelah itu dia membeli bawang merah dengan harga 300. 
Semua barang tersebut dibeli pada toko yang sama. Pertanyaannya adalah berapa 
jumlah uang yang mesti di kembalikan oleh pemilik toko tersebut ? tanya guru 
tersebut mengahiri pertanyaannya.  400 rupiah bu jawab Farid, yang membuat 
kelas jadi ribut karena ada yang menyalahkan hasil dari penjumlahan Farid.

 Salah bu, jumlah barang yang di beli adalah 200 ditambah 100 ditambah 300 
maka hasilnya 600 sedangkan uang yang dimiliki adalah 2000, maka  di kurangi 
600 sama dengan 1400 rupiah bu  jawab Amir dengan bangga. Farid hanya 
tersebyum kemudian dia berkata  Kita sudah tahu jumlah barang yang dibeli 
adalah 600, lalu mengapa mesti mengasih uang 2000 kepada penjual bukankah 
pecahan uang 1000 sudah cukup karena kita tidak pernah punya uang pecahan 2000 
kata Farid yang acungi jempol oleh Gurunya

Dari : www.sebuahtitik.blogspot.com

[keluarga-islam] Persahabatan

2009-06-10 Terurut Topik David Sofyan
Persahabatan

Persahabatan seperti kepompong kata sebuah lagu yang bisa merubah ulat menjadi 
kupu-kupu, atau merubah orang bejat menjadi taat. Persahabatan seperti lebah 
yang bisa memberi madu dan menyengat jika ada yang mengganggu. Persahabatan 
adalah tempat bermuarannya sebuah toleransi dan bukan konspirasi, kata seorang 
teman.

Ada sebuah kata mutiara cukup bermakna dari Rasulullah shallallahu alaihi 
wassallam dalam memilih seorang sahabat.
 Kawan pendamping yang sholeh ibarat penjual minyak wangi. Bila dia tidak 
memberimu minyak wangi, kamu akan mencium keharumannya. Sedangkan kawan 
pendamping yang buruk ibarat tukang pandai besi. Bila kamu tidak terjilat 
apinya, kamu akan terkena asapnya. (HR. Bukhari)

Kalau dibilang sholeh, maka temanku ini tidak termasuk diantaranya karena dia 
terlahir sebagai penganut katolik fanatik. Terlahir dari kedua orang tua yang 
berasal dari suku Batak, Jonathan Marpaung atau lebih akrab di panggil dengan 
sebutan Paung sangat santun dalam bergaul, darah bataknya tidak menyebabkannya 
bersifat kasar seperti anggapan umum terhadap suku ini. Jika ada diantara 
teman-temannya yang terkena musibah maka dialah orang pertama yang memberikan 
bantuan. Sifat toleransinya begitu tinggi pada temannya yang hampir semuanya 
muslim, termasuk saya. Tidak jarang dia selalu mengingatkan kami ketika masuk 
waktu sholat  eh itu sudah masuk waktu sholat ...sana sholat dulu biar tas dan 
sepatu kalian aku yang jaga  katanya kepada kami sewaktu jalan-jalan keluar 
kota.


Berbeda dengan Paung, Yulianto yang terlahir dari suku Jawa dan besar diantara 
penganut Islam fanatik jauh dari ajaran Islam. Minuman keras dan judi sesuatu 
yang biasa dilakukannya, ketika dinasehati dia selalu mengelak  Hidayah itu 
ada ditangan Allah, kalo Dia sudah menyesatkan maka tidak ada  yang bisa 
memberi petunjuk tapi kalau Allah sudah memberi petunjuk maka sebejat apapun 
orangnya  pasti akan jadi baik tenang aja pak katanya sambil terus minum. 
Pernah suatu hari dia hendak mentraktir teman-temannya dengan hasil judi , tapi 
kami tolak , kemudian dia berkata   Tenang aja semua, yang haramkan 
perbuatannya bukan uangnya, kalo soal haram mah semua uang negara juga uang 
haram, meminjam dari negara kafir dengan sistem ribawi , lalu kemudian 
membangun jalan , instalasi listrik dan lain-lainya , berarti  kita semua  
masuk neraka dong.  dan banyak lagi ocehannya yang membuat kesal yang 
lain. Mungkin orang masih bisa menerimanya karena sifatnya yang ceria dan 
pandai melawak karena memiliki selera humor yang tinggi.

Walaupun beberapa kali main kerumah Paung, tetapi jika ingin mengajak makan dia 
selalu membawa kami keluar, dia pondai sekali menjaga perasaan kami yang pasti 
akan meragukan kehalalan makanan di rumahnya walaupun dia sendiri mengaku tidak 
pernah mengkonsumsi daging babi. Paung dan Yulianto adalah sosok yang berbeda 
dalam memahami ajaran agamanya. Idealnya tentu berteman dengan sesama muslim 
yang taat, tetapi bersahabat dengan non muslim yang membawa kita kepada 
ketaatan  mengapa tidak,  walaupun pada saat ini mencari orang yang seperti itu 
merupakan sebuah kelangkaan. Dan ini terbukti beberapa tahun kemudian tepatnya 
di penghujung tahun 2005, Jonathan Marpaung meninggal dunia karena sakit yang 
tidak di acuhkannya sewaktu sibuk dalam menggalang dana membantu korban bencana 
tsunami di Aceh.


Dari : www.sebuahtitik.blogspot.com



[keluarga-islam] Terlihat Bodoh (intermezzo)

2009-06-09 Terurut Topik David Sofyan
Terlihat Bodoh

Kapan kamu terlihat bodoh kata bu guru waktu saya sekolah dulu, ketika masuk 
pelajaran bahasa Indonesia mencari  padanan kata dari antonim, homonim dan 
sinonim  dalam sebuah kalimat. Bodoh dan terlihat bodoh jelas berbeda. Bodoh 
adalah anggapan orang terhadap kelakuan kita sedangkan terlihat bodoh adalah 
perasaan kita terhadap diri kita sendiri yang disebabkan oleh keadaan. 
Pelajaran itu didapati sewaktu masih sekolah dasar dan terjadi pengulangan 
walau sepintas di sekolah menengah, namun kisah ini terjadi beberapa tahun 
kemudian yaitu sewaktu kuliah.

Namanya Kuncuro Wibowo panggil saja dia dengan sebutan Kukun. Kegemaran 
berkenalan dengan siapa saja, ibu-ibu, bapak-bapak, kakek-kakek, nenek-nenek 
apalagi remaja putri. Chating belum begitu ngetop saat itu. Jadi untuk ukuran 
mahasiswa telepon koin tetap terfavorit oleh karena itu jangan salahkan sewaktu 
kukun berjalan maka gemerincing koin selalu terdengar dari kantong celananya 
yang agak kedodoran maklumlah celana model baggy masih belum hilang dari 
peredaran. Sore itu kenalan dari seorang teman hendak disambanginya dalam 
menambah rentetan kenalan pada buku telepon genggam yang sudah terlihat lusuh. 
 Vid sore ini temanin aku yah, rada grogi soalnya ini perumahan perbankan 
katanya, mencoba membujuk.

Sore itu Kukun mengajak ke daerah Galur sari Senen Jakarta pusat, setahu saya 
tidak ada perumahan perbankan disini , Semakin kedalam rumah semakin rapat, 
saya semakin bingung  Kun katanya perumahan perbankan kok lewat sini ? tanya 
saya. Kukun cuma senyum   ya ini dia   katanya sambil ngomong  permisi bang 
...  permisi bang karena banyaknya anak muda bergerombol di gang menuju 
alamat, jadi itulah yang dimaksud dengan perumahan 
perbankan...sebentar-sebentar ngomong permisi bang.


Tiba-tiba kukun berhenti, alamat pada kertas tidak menunjukan nomor rumah, 
sebenarnya ada cuma saya lihat terhapus karena keringat sehingga yang nampak 
cuma goresan tinta yg kabur. Nama yang dicari adalah Novita Sari, disekolah 
dikenal dengan nama Vita, tetapi setelah ditanya orang didaerah situ tidak ada 
yang mengenal Vita. Sore hari pada perumahan yang terbilang cukup padat itu 
nampak banyak sekali ibu-ibu, anak-anak dan pemuda ngerumpi di pinggir gang, 
mungkin setelah letih bekerja seharian maka sore adalah waktu untuk 
besosialisasi dengan tetangga dan malam waktu untuk keluarga  Kalo nama Vita 
ngga ada de , nama lengkapnya ada gak trus ade ini temannya atau saudaranya 
beruntun pertanyaan ibu itu.  Ngga bu dia kenalan baru jadi sekalian 
mempererat tali silaturahmi kami mau main kerumah dia , ini dia nama lengkapnya 
bu  kata Kukun kepada ibu itu  ooo jadi baru mau kenalan toh oke deh  kata 
ibu tersebut dengan gaya khas betawi.tiba-tiba dia teriak  SIAPA YANG 
BERNAMA EVITASARI AYO KESINI ADA YANG MAU KENALAN teriakan ibu itu membuat 
satu kampung heboh. Penglihatan saya gelap.malunya minta ampun.kukun 
cuma cengengesan, untuk hal yang satu ini dia memang bermuka badak, asli tidak 
dibuat-buat.

Tiba-tiba seorang gadis keluar dari kerumunan ...mas cari mbak sari..ya..eh 
maksud saya...mbak vita ayo masuk dia nunggu didalam... kata seorang gadis 
kecil yang ternyata adiknya Vita, dia memang dikenal dengan panggilan Sari 
dirumah , sedangkan dia sendiri tidak mau keluar takut di ledekin tetangga dan 
yang paling miris  adalah ternyata rumahnya tepat di belakang kami berdiri.

Dari www.sebuahtitik.blokspot.com

[keluarga-islam] Persaudaraan

2009-06-08 Terurut Topik David Sofyan
Persaudaraan

Diantara hiruk pikuk kendaran bermotor dan debu yang berterbangan, seorang 
penjual koran menghampri kami yang sedang menunggu bis menuju arah Tanah Abang. 
Beberapa koran ibu kota menampilkan headline yang berbeda, ada yang bernuansa 
politik, ekonomi dan ada juga yang menampikan berita kriminal, dan berita ini 
memang khas ibu kota yang penuh dengan kekerasan. Ugeng membeli koran jenis 
terakhir itu karena model seperti itu yang paling murah. Seorang Adik tega 
membunuh kakak kandungnya sendiri , di tulis dengan cetakan tebal dan besar, 
dengan standar bahasa sehari-hari. Berita mengenai pembunuhan , tipu-menipu 
atau tindak kekerasan  diantara saudara sering kita temui didalam surat kabar 
atau media informasi harian. 

 Innamal mu'minuna ikhwatunSesama umat muslim adalah bersaudara... kata 
seorang ustadz yang sedang mengisi kajian ba'da dzuhur di salah satu masjid 
yang sedang membahas bantuan ke saudara kita yang ada di Palestina. Saya dan 
Ugeng tidak menyempatkan diri mendengar ceramah tersebut karena ada hal lain 
yang mesti dikerjakan.  Saudara jangan macam-macam tiba-tiba terdengar 
suara keributan beberapa meter di luar masjid dan segera dipisahkan warga dan 
kami hanya menyaksikan dari jauh. Karena haus kami cari tukang penjaja minuman 
dekat rumah makan padang. Di rumah makan itu sedang di putar berita siang 
Saudara sebangsa dan setanah air, marilah kita pererat persatuan kata 
seseorang didalam kotak ajaib yang bernama televisi tersebut. Lengkap sudah 
kata Saudara dalam berbagai variasi rasa yang menghampiri kami hari itu, lalu 
apa makna kata itu sebenarnya ?

Tak kenal maka tak sayang, kata peribahasa. Bagaimana kita bisa menganggap 
seseorang itu saudara kita jika kita sulit menyayanginya dan rasa sayang sulit 
timbul apabila kita tidak mengenalnya. Rasa sayang berbeda dengan rasa kasihan. 
Rasa kasihan bisa muncul kapan dan dimana saja. Rasa perduli kepada sesama 
lebih dekat kepada rasa kasihan ketimbang rasa sayang. Perhatikan anak-anak 
kita yang sedang berlari, keluarga yang sedang tersenyum kepada kita dengan 
saudara muslim yang sedang lewat didepan rumah kita,  Samakah ? bahkan sewaktu 
sholat dimasjid banyak dari jama'ah yang tidak kita kenal dan kitapun tidak 
berniat untuk mengenal mereka, karena jarang ditemui ada orang yang dengan 
sengaja berkenalan denagn sesama jama'ah setelah selesai sholat, karena kita 
berfikir , untuk apa ? dan kalaupun terjadi perkenalan itu adalah tanpa 
sengaja. 

Kita mengenal para Ustadz yang biasa memberikan tausiah kepada kita tetapi 
belum tentu beliau-beliau itu kenal kepada kita. Ada diantara kita yang 
mengagumi bahkan sangat mengkultuskan ustadznya sampai ketika ada yang menghina 
dia merasa sangat tersinggung, pertanyaannya apakah sang ustadz yang dibela 
seperti itu sikapnya terhadap jama'ahnya, artinya ketika ada yang menghina lalu 
beliau mati-matian membela , Wallahu 'alam

Memang masih banyak ajaran Islam yang masih bersifat wacana, seperti khusyuk 
itu wacana, keikhlasan itu wacana, ikhsan itu wacana,  masyarakat madani itu 
wacana dan masih banyak wacana-wacana lainnya yang pada masa Rasulullah adalah 
sebuah kebiasaan harian. Mungkin ada sebagian dari saudara kita yang telah 
menarapkannya, didalam keluarganya, didalam kelompoknya dan didalam jama'ahnya, 
mudah-mudahan suatu ketika kita termasuk didalamnya

Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa 
Sallam bersabda: Janganlah kalian saling hasut, saling najsy (memuji barang 
dagangan secara berlebihan), saling benci, saling berpaling, dan janganlah 
sebagian di antara kalian berjual beli kepada orang yang sedang berjual beli 
dengan sebagian yang lain, dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang 
bersaudara. Muslim adalah saudara muslim lainnya, ia tidak menganiaya, tidak 
mengecewakannya, dan tidak menghinanya. Takwa itu ada disini -beliau menunjuk 
ke dadanya tiga kali- Sudah termasuk kejahatan seseorang bila ia menghina 
saudaranya yang muslim. Setiap muslim bagi muslim lainnya adalah haram baik 
darahnya, hartanya dan kehormatannya. Riwayat Muslim. 

Salam

David
www.sebuahtitik.blogspot.com



[keluarga-islam] Jangan Terburu-buru Dalam Menyimpulkan

2009-06-08 Terurut Topik David Sofyan
Jangan Terburu-buru Dalam Menyimpulkan


Terdengar suara dari dalam kelas

Ahmad  : Bersabarlah
Ali: Berusahalah
Ahmad  : Allah mencintai orang yang bersabar
Ali: Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum sampai mereka berusaha 
merubahnya
Ahmad  : Allah menyuruh kita menjadikan sabar sebagai penolong ( Al Baqarah, 
ayat 153)
Ali: Allah pun menyuruh kita untuk berusaha agar bisa memperoleh 
kemenangan ( Ash Shaaffaat, ayat 61)
Ahmad   : Sabar adalah separo iman dan keyakinan adalah seluruh keimanan. (HR. 
Ath-Thabrani dan Al-Baihaqi)
Ali: Dialah yang menjadikan untukmu malam (sebagai) pakaian, dan tidur 
untuk istirahat, dan Dia  menjadikan  siang untuk bangun berusaha. ( Al 
Furqaan, Ayat 47 )
Ahmad  : Kesabaran adalah bentuk usaha kita mendapatkan ridho Allah
Ali: Berusaha adalah bentuk kesabaran kita dalam menghadapi setiap 
ketentuan Allah terhadap kita.
Ahmad  : Sabar yang sebenarnya ialah sabar pada saat bermula (pertama kali) 
tertimpa musibah. (HR. Bukhari)
Ali: Tiada makanan yang lebih baik daripada hasil usaha tangan sendiri. 
(HR. Bukhari)

Beberapa saat kedua suara itu diam, yang terdengar hanya gemuruh orang seperti 
sedang merapihkan sesuatu. Pintu terbuka, dan dua orang saling mengucap salam  
Ahmad  : Assalamu'alaikum
Ali: Wa'alaikum salam
Ahmad  : Apa khabar Li , kelihatannya semakin makmur ?
Ali: Alhamdulillah baik, ah..sama saja dengan antum

Lalu kedua suara tersebut hilang.  Eh ngapain disini vid, kata Ismail 
mengagetkan.  Ya nunggu kamu, cuma disana panas jadi nunggu di belakang 
pesantren ini saja lebih adem  kata saya pada Ismail.  Eh Il kok tadi 
kayaknya satu kelas ada dua guru yang lagi debat, tapi kemudian malah salaman, 
jadi bingung?. saya coba konfirmasi dengan Ismail karena kebetulan dia 
mengetahui pesantren madrasah diniyah dan tsnawiyah ini. 

 Itulah makanya hati-hati dalam membuat kesimpulan, banyak orang yang salah 
dalam memahami hadist karena tidak melihat konteksnya. Informasinya benar dan 
dari orang yang benar karena mendengar langsung tapi konteks dilapangan belum 
tentu benar karena tidak melihat langsung. Sebenarnya kelas putri saat ini 
sedang direnovasi jadinya satu kelas dibagi dua yang satu kelas putra dan yang 
satu kelas putri. Kalau yang salaman tadi karena Pak Ali itu guru pengganti 
yaitu teman lama Pak Ahmad yang baru diterima mengajar disini karena guru yang 
biasa ngajar  tidak masuk, begitu loh pak  kata Ismail sambil terkekeh

Salam

David
www.sebuahtitik.blogspot.com





[keluarga-islam] Pejabat dan Ilmuan

2009-06-05 Terurut Topik David Sofyan
Pejabat dan Ilmuan

Sehabis makan siang dan sholat dzuhur, saya dan dua orang teman duduk santai di 
pelataran masjid. Waktu yang tersisa cukup untuk beristirahat sejenak sebelum 
kembali memulai aktifitas harian. Panas matahari cukup menyengat, musim kemarau 
telah datang, debu-debu berterbangan di hembus angin dari laju kendaraan yang 
lalu lalang didepan masjid. Tukang parkir sibuk mengatur mobil dan motor yang 
hendak bersandar di depan masjid. Dari jenis mobil dan motor yang di parkir, 
kita bisa menilai kadar pencapaian materi mereka, meskipun masih sangat mentah.

 Tuh lihat pejabat dan pak Ustadz berdampingan, seperti saling membutuhkan  
kata teman, melihat seorang dari pejabat tinggi pada salah satu perusahaan di 
area perkantoran dengan Ustad yang biasa memberikan kajian di masjid ini karena 
hari ini memang tidak ada jadwal pengajian.  Yang satu berhasil mencapai 
materi harta dan yang satu berhasil mencapai materi ilmu, lalu kita berhasil 
dalam bidang apa yah kata teman yang satu lagi yang mempertanyakan keadaan.  
Berhasil menjadi karyawan setia kepada orang yang berhasil menjadi pengusaha 
kata saya asal kena.

Dalam shahihain Rasulullah SAW bersabda Aku menjenguk ke surga dan aku melihat 
kebanyakan penghuninya orang-orang fakir (miskin). Lalu aku menjenguk ke neraka 
dan aku melihat kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita. (HR. Bukhari dan 
Muslim)

Dalam panggung kehidupan ini, selain cerita kekayaan dan kemiskinan peranan 
terpenting dinilai orang banyak dari jabatan atau pekerjaan yang disandang dan 
ilmu yang di punyai. Para politisi, pengusaha, birokrat, direktur, manager, 
jendral, aktor, artis, pelawak adalah beberapa jenis jabatan yang membuat si 
pelaku tampak penting dimata orang lain. Peran-peran itu ada yang di dapatkan 
dengan kerja keras dan ada pula yang didapatkan dengan mudah atau bersifat 
instan. Tidak sedikit yang terlena dengan perannya, dan benarlah kata pepatah 
bahwa tahta bisa membutakan mata.

Di tempat lain orang dengan kemampuan berfikir ekstra telah menempatkan dirinya 
dibarisan ilmuan, kita sebut saja gelar keilmuan tersebut seperti professor, 
doktor, master, ahli hukum, ahli tata negara, ahli kimia , ahli matematika, 
ustadz, kiyai, pendeta, spritualist, penceramah atau muballig. Semua hal tadi 
membuat seseorang bisa disegani oleh orang lain, dan mungkin juga dianggap 
penting bahkan sejajar dengan para pejabat dan aparat. Kedua hal ini bisa 
digolongkan dalam tahta yaitu tahta jabatan dan tahta ilmu dan kedua hal ini 
membuka peluang menuju pintu harta yang cukup luas.

 Sering kita mendengar para Ustadz menganjurkan kita mencontoh dan mentauladani 
Rasulullah SAW, pertanyaanya dalam hal apa ? apakah dalam hal yang kita sanggup 
atau dalam hal yang kita senangi  saja ? . Dalam sahih bukhari pernah 
rasullullah bordoa  Ya Allah, langsungkan hidupku dalam kemiskinan dan 
wafatkan aku dalam keadaan miskin, dan bangkitkan pula aku kembali dalam 
kelompok orang-orang miskin . (HR. Bukhari). Menjadi kaya tidak semua orang 
mampu dan menjadi miskin tidak semua orang mau. Kemampuan dan kemauan dalam hal 
ini menjadi dongeng semata yang indah untuk diceritakan kemana-mana

Seorang sahabat datang kepada Nabi Saw dan bertanya, Ya Rasulullah, tunjukkan 
kepadaku suatu amalan yang bila aku amalkan niscaya aku akan dicintai Allah dan 
manusia. Rasulullah Saw menjawab, Hiduplah di dunia dengan berzuhud 
(bersahaja) maka kamu akan dicintai Allah, dan jangan tamak terhadap apa yang 
ada di tangan manusia, niscaya kamu akan disenangi manusia. (HR. Ibnu Majah).

Salam

David
www.sebuahtitik.blogspot.com





[keluarga-islam] Cita-cita Yang Kandas (Intermezzo jilid II)

2009-06-04 Terurut Topik David Sofyan
 
Cita-cita Yang Kandas


Sebuah kata mutiara mengatakan, hari kemaren adalah mimpi dan hari esok adalah 
visi, jangan jadikan hari kemaren sebagai sebuah penyesalan dan jangan pula 
menatap hari esok dengan ketakutan. Kita selalu berharap pengalaman kemaren 
selalu bisa bermanfaat hari ini dan rencana hari ini bisa berguna esok hari. 
Semua itu adalah harapan dan harapan adalah bagian dari doa. Sama seperti doa, 
tidak semua harapan terwujud dengan nyata dan hal tersebut tidak perlu 
menjadikan kita berhenti untuk berharap.

Setelah lebih dari tujuh belas tahun tidak bertemu, Sugianto sekarang bekerja 
pada perusahaan perkakas alat-alat rumah tangga, Kamin masih bekerja pada 
bagian administrasi di sekolah Muhammadiyah di Jakarta, Ali tidak terdengar 
kisahnya selain terakhir kali terdengar sebagai buruh harian di pasar induk 
Cipinang begitupula dengan Jaja, hilang tanpa tahu rimbanya. Memang cuma ada 
lima kepala pria dikelas itu, Sekolah Menengah Ekonomi Atas , memang waktu itu 
tidak begitu top untuk kaum adam, yang lebih memilih jurusan tehnik. Menjadi 
minoritas membuat tali persaudaran begitu kuat, tak disangsikan, silahkan tanya 
kepada teman-teman kita di negeri orang yang sedang menuntut ilmu.

Banyak cerita tak terperi, yang tergores pada kurun waktu hanya tiga tahun. 
Sungguh waktu yang singkat untuk kenangan yang tersimpan begitu lama. Mereka 
mampu menyembunyikan kisah menyayat hati dengan senyuman khas remaja yang 
hendak meraih cita-cita, dan akhirnya cita-cita tidak tidak pernah terwujud.  
Apa yang diharapkan orang tuaku terhadapku sama dengan apa yang aku harapkan 
dengan anaku saat ini, meraih cita-cita setinggi mungkin, walau hati kecilku 
takut kalau anakku berubah menjadi aku saat ini dan menyimpan harapan 
berikutnya pada anaknya...tidak pernah berkesudahan akhirnya kata Sugianto 
terakhir kali bertemu sekitar dua tahun yang lalu.


Hari ini entah mengapa, saya malas membaca buku-buku yang menorehkan 
kisah-kisah sedih yang berakhir bahagia, mungkin tidak ada yang mau menulis 
buku yang berakhir sedih juga karena siapa yang mau membaca ? bisa jadi pembaca 
merasa tidak ada harapan disana, selain curahan perasaan semata. Tapi kenyataan 
juga sering berkaca pada mimpi yang tidak pernah menjadi nyata, yang tersimpan 
dibuku-buku hati dan terkunci mati disana

Dari www.sebuahtitik.blogspot.com

[keluarga-islam] Cangkir Yang Tidak Pernah Penuh

2009-06-01 Terurut Topik David Sofyan
Cangkir Yang Tidak Pernah Penuh

Ibarat air laut bangsa ini terus beriak,  gelombang air  atau arus pasang surut 
selalu membuat air tidak pernah tenang. Kapal-kapal yang semestinya dinaungi, 
suatu saat dihempaskan. Teriakan minta tolong dari awak kapal dikalahkan dengan 
deru ombak, yang menggulung dan meluluh lantakkan semua armada. Bangsa ini 
bangsa besar, harus pula dinaungi oleh orang-orang berjiwa besar, jika tidak 
amarah langit akan menenggelamkan bangsa ini.

Sore itu Pak Kusnadi yang telah lama pindah singgah di pos RW sewaktu akan 
diadakan rapat pembentukan panitia sunatan massal. Selain dari karang taruna 
dan dari RT sunatan massal tersebut juga melibatkan dari remaja masjid. Pada 
pos RW tersebut terdapat televisi berukuran duapuluh sembilan inchi yang 
menyiarkan berita sore. Sudah hampir empat tahun  sejak pindah ternyata 
kemajuan Pak Kusnadi lumayan pesat nih kata ketua RT sembilan Pak Hartono 
tempat dahulu Pak Kusnadi bermukim.  Ya ada saat-saa dibawah ada saat diatas, 
hidup ini selalu berputar, benarkan pak  jawab Pak Kusnadi. Berita sore itu 
menayangkan penangkapan pejabat yang terkena  kasus pidana korupsi.  Tapi roda 
berputar saya masih dibawah roda koruptor itu pak  kata Pak Kusnadi meneruskan 
jawabannya  artinya seterpuruk apapun dia simpanannya jauh lebih banyak dari 
saya yang saat-saat ini diatas menurut ukuran kita. Yang lain hanya 
mangut-mangut  ya jangan disamakanlah roda traktor dengan roda pedati  kata 
Pak RW bercanda.

Istilah roda selalu berputar sering gunakan orang untuk menggambarkan ritme 
kehidupan yang selalu berubah, walaupun variasi roda bisa berbeda baik ukuran 
maupun lokasi, seperti perbedaan berputarnya roda atas dan roda bawah, artinya 
posisi terbawah dari roda atas adalah posisi teratas dari roda bawah. Allah 
memang menciptakan tatanan kehidupan demikian rapi seperti tautan gir dalam 
mesin yang saling berputar satu sama lain untuk bisa menghidupkan mesin.

Seorang teman dalam rapat tersebut  tidak setuju dengan pengistilahan roda ini 
karena menurut dia jika kita mau berusa sekuat tenaga maka kita bisa mencapai 
sama seperti yang telah dicapai oleh orang lain, termasuk sama seperti para 
konglomerat yang ada di negara ini. Pak RW yang paling senior,  paling tidak 
dalam jabatan mulai ikut memberikan pendapat.  Setiap manusia itu telah di 
berikan jatah rezeki oleh Allah , ibarat cangkir, ukuran cangkir setiap orang 
berbeda satu sama lain. Usaha manusia adalah untuk mengisi cangkir itu dan 
bukan menggantinya, karena tidak ada yang tahu ukuran cangkir masing-masing 
selain Allah Subhanahu wata'ala. Ada cangkir yang tidak pernah penuh karena dia 
tidak mau berusaha, tetapi ada juga cangkir yang luber, artinya dia 
membagi-bagikan hartanya kebawah walaupun bisa jadi bagi orang tertentu ukuran 
cangkirnya tidak begitu besar. Ada juga yang ukuran cangkirnya begitu besar 
sampai-sampai dia menghabiskan hidupnya hanya untuk mengisi cangkir tersebut 
tanpa pernah sempat membagi-bagikan kepada yg lain.

Salam

David

[keluarga-islam] Tidak Nyambung (intermezzo)

2009-06-01 Terurut Topik David Sofyan
Tidak Nyambung

Kembali fikiran terbang kemasa delapan belas tahun yang lalu, masa-masa 
sekolah. Kata orang masa itu adalah masa yang paling indah, mungkin ada 
benarnya juga karena disana ada persahabatan, cerita cinta dan lainnya yang 
susah untuk dilupakan. Goresan tinta takdir memang membuatku terdampar di suatu 
sekolah yang tidak ada dalam rekayasa cita-citaku yang melulu berhubungan 
dengan lukis melukis atau desain yang aneh-aneh lewat grafis komputer ( padahal 
waktu itu komputer grafis belum banyak beredar dimasyarakat umum selain 
aplikasi wordstar, lotus123, dan DBaseIII).

Walaupun kelas berpenghuni hampir empat puluh orang tetapi kaum adam yang hidup 
bergerombol sebagai kaum minoritas dikelasku hanya berjumlah tujuh kepala 
sewaktu kelas satu, menjadi enam kepala sewaktu kelas dua dan berakhir di lima 
kepala sewaktu kelas tiga, benar-benar termarginalkan. Proses menghilangnya 
temanku satu persatu  bukan karena tidak naik kelas tetapi karena menggelapkan 
uang sekolah dan memalsukan tandatangan dan stempel bagian administrasi. Sebuah 
kejahatan terencana, cikal bakal korupsi yang waktu itu belum negtop seperti 
sekarang.

Sebagai kaum minoritas, kebersamaan memang sangatlah penting terutama karena 
empat diantara kelima orang tersebut adalah 'fresh urban' atau anak perantauan 
yang hidup tanpa orang tua ditanah pengharapan dan yang satu lagi walupun 
sama-sama urban tapi sudah dia sudah tidak fresh lagi dan orang tuanya komplit 
menemaninya setiap hari , orang yang satu itu ya aku ini.

Seminggu sebelum ujian, kami memutuskan untuk jalan-jalan keancol dengan dana 
yang minim, maklum semua anak pekerja yang meliburkan diri sebelum pertempuran 
dimulai. Sesampai di ancol semua terlihat letih dan berusaha mencari tempat 
beristirahat dan ketemu. Sepuluh menit kemudian datang seorang petugas menegur 
kami  Mas apa tidak melihat tanda larangan di papan ini  kata petugas tadi , 
dengan mata agak melotot  Loh emang bapak tidak bisa baca pake nanya kami 
segala  kata Sugianto merasa tidak bersalah  Loh kok jadi galakan kamu, udh 
jelas salah,  lihat dan baca DILARANG MENGINJAK RUMPUT seru pak petugas mulai 
naik darah.  Itu bapak bisa baca, kan bapak tahu kami tidak sedang menginjak 
rumput tapi kami sedang tidur diatas rumput  kata Sugianto sambil cengengesan.


Posting  18/02/09 di  www.sebuahtitik.blogspot.com dengan judul Cerita Lama

[keluarga-islam] Memaknai Nama

2009-05-31 Terurut Topik David Sofyan
Memaknai Nama

 Ayo lari geng cari tempat berteduh, siapa tahu hujannya makin deras kata 
saya kepada Ugeng sepulang dari rumah saudara di kota Bogor. Kota ini memang 
cukup  dekat dari Jakarta, karena itulah salah satu tempat wisatanya yaitu 
kawasan puncak selalu ramai dikunjungi oleh orang dari Jakarta. Negara kita 
memang di anugahkan oleh Allah tanah yang subur dan indah, yang jika dikelola 
dengan baik bisa mendatangkan devisa yang tidak sedikit bagi negara. Untuk 
kawasan Jabodetabek, maka Bogor adalah primadona wisata alam, selain dekat 
kawasan ini masih bisa di golongkan dalam kategori tempat yang sejuk meskipun 
belakangan ini kesejukan itu mulai berkurang. Rumah saudara Ugeng ada di 
sekitar Cidahu, beberapa kilometer dari Ciawi menuju Sukabumi.

Sudah menunggu beberapa lama angkutan yang kosong belum ditemui sedangkan 
gerimis perlahan-lahan mulai membasahi pakaian. Kami menjauh dari jalan raya 
menuju ke perumahan penduduk untuk mencari tempat berteduh. Ditengah pemukiman 
berdiri masjid cukup indah dan itulah tempat terbaik untuk berteduh.  
Assalamu'alaikum, kehujanan kang, ayo masuk kedalam  kata seorang pemuda. 
Ternyata waktu itu sedang ada kajian hadist oleh seorang ustadz yang 
berpenampilan mirip syaikh dari temur tengah, sangat berwibawa. Ada sekitar dua 
puluh peserta yang mengikuti kajian. Hujan turun dengan deras, dan waktu kami 
tidak sia-sia karena ada ilmu yang bisa di petik di masjid tersebut. Setelah 
selesai mengikuti pengajian hujan mulai reda, kami sempat berkenalan dengan 
beberapa jama'ah.  Di sini rupanya banyak arab melayu bisik Ugeng kepada 
saya, karena hampir semua nama mereka berbau timur tengah. Abu Sulaiman, 
Muhammad Hamim, Salman Alfarisi, Abu Fatoni, Ummu Hurairoh, Ummu Zahrah, 
Zainuddin albantani.

Selidik melalui pertanyaan yang bersahabat, ternyata banyak yang memang dengan 
sengaja mengganti nama, mencari keberkahan kata salah seorang, sedangkan yang 
lain mengatakan nama adalah sebuah doa dan banyak alasan lain yang membuat saya 
seperti nampak tersudut di pintu agama, anda tahulah nama saya, plesetan kaum 
nasrani terhadap nabi Daud kata mereka. Saya hanya tersenyum dan Ugeng 
buru-buru keluar takut namanya diartikan macam-macam. 

Didalam angkot seorang anak membawa keranjang belanjaan buat dagangan esok hari 
katanya. Saya bertanya siapa namanya  Nama saya Sukarno, kata ayah, saya harus 
hebat seperti presiden sahut anak tersebut. Ternyata ada tersembunyi harapan 
orang tuanya terhadap nama anak tersebut. Dan hampir semua orang tua pastilah 
seperti itu memberikan nama yang terbaik buat anaknya, yang mungkin dimaknai 
secara sempit bagi orang lain. Walaupun pepatah mengatakan apalah arti sebuah 
nama tetapi tanpa nama seseorang tidak akan pernah bisa berarti.

Suatu hari kami menanyakan hal ini kepada Ustad Najib,  Abu Bakar, Umar, 
Utsman, Ali bukanlah nama nabi, dan nama itu tidak pernah menjadi apa-apa 
sebelum mereka masuk Islam, Perbuatan merekalah yang menjadikan nama mereka 
berarti, orang yang meniru nama mereka sebenarnya ingin meniru perbuatan 
mereka, yang kemudian  dijawantahkan lewat nama. Nama Ibrahim bukanlah 
siapa-siapa sampai Allah menyematkan nama tersebut kepada NabiNya. Sukarno 
bukanlah siapa-siapa sampai dia memperjuangkan namanya menjadi orang nomor satu 
dinegeri ini, demikian juga tokoh-tokoh hebat lainnya, dan tidak pernah ada 
orang hebat karena meniru nama orang lain, tidak dimata masyarakat tidak juga 
dimata Allah selain amal perbuatannya.

Salam

David
www.sebuahtitik.blogspot.com

[keluarga-islam] Informasi Yang Dhoif

2009-05-26 Terurut Topik David Sofyan
Informasi Yang Dhoif

Ada dua manfaat yang bisa diambil dari orang lain , kata Ustadz Abbas didalam 
 sebuah kajian ba'da maghrib.  Yang pertama adalah jika kita melihat kesalahan 
orang lain maka jadikanlah itu sebagai contoh agar kita terhindar dari 
kesalahan yang sama, sambil menarik nafas cukup dalam, kemudian dia 
melanjutkan  Yang kedua adalah  jika kita melihat kebaikan orang lain maka hal 
itu bisa dijadikan sebagai contoh untuk melakukan hal yang sama Ustadz Abbas 
diam sejenak  Tidak ada manusia yang selamanya benar, dan tidak ada juga 
manusia yang selamanya salah, karena itulah mengapa ada yang dinamakan dengan 
pembelajaran, yaitu belajar dalam memaknai sesuatu

Beberapa tahun yang lalu ketika berkunjung kerumah saudara seorang teman di 
daerah jasinga Bogor, kebetulan teman tersebut telah sampai duluan sedangkan 
saya dan seorang teman lain menyusul belakangan dan tersasar, kami bertemu 
dengan seorang bapak untuk menanyakan lokasi desa yang dimaksud. Saat itu cuma 
ada tiga orang pria sedangkan pemukiman warga sangat jarang di temui karena 
masih termasuk daerah terpencil. Orang pertama adalah bapak yang akan kami 
tanya dan yang dua orang lagi sedang mempersiapkan padi yang hendak di bawa 
pulang karena waktu itu sudah mendekati maghrib.  Saya pernah dengar nama 
tempatnya tapi kurang tahu arah kesana karena saya lebih lama di kota Jasinga 
dikampung sini de  kata bapak itu kepada kami  Coba adek tanya sama yang dua 
orang itu karena mereka sering berpergian dari satu desa kedesa lain yah masih 
desa-desa sekitar sini sih karena mereka jadi pedagang keramik dari tanah liat 
kalo musim panen belum tiba  kata bapak tersebut melanjutkan.

Jalan didepan ada persimpangan , jika salah arah maka akan mundur jauh 
kebelakang dan memakan waktu, apalagi hari menjelang maghrib dan mencari 
alternatif tempat bertanya sangat sulit bererati harus mundur kedesa 
sebelumnya. Kesalahan kami adalah tidak mulai bertanya pada desa pertama yang 
ditemui karena merasa jalan hanya satu arah , dan ketika mengetahui bahwa 
didepan ada persimpangan sedangkan dikiri kanan hanya sawah dan hutan  maka 
harapan satu-satunya tinggal dua orang pemuda yang dimaksud oleh si bapak ini. 
 Cuma ada satu masalah dek terhadap dua orang ini, yang memakai topi orangnya 
suka berbohong yang satu lagi orangnya sangat pelupa, semua saya serahkan 
kepada adik saja buat memutuskan kata bapak tersebut sambil permisi pergi 
meninggalkan kami.

Yang satu suka berbohong dan yang satu pelupa, kalau dalam hadist maka kedua 
informasi orang ini bernilai dhoif, sah dan tidak diragukan lagi kedhoifannya. 
Sewaktu kami bertanya kepada keduanya mereka menunjuk pada arah yang 
berlawanan, lengkap sudah mesalah. Apakah pembohong selamanya berbohong dan 
apakah sipelupa bererati tidak pernah ingat, tentu tidak seperti itu, tetapi  
pertanyaannya saat ini mereka seperti itu atau tidak ? saya dan teman jadi 
berdebat sendiri. Teman lebih suka  memilih si pelupa karena ada kemungkinan 
dia tidak lupa saat itu, sedangkan saya lebih memilih perkataan si pembohong 
menurut bapak tersebut karena saya beranggapan apa manfaatnya dia membohongi 
kami. Akhirnya teman setuju dengan pendapat saya dan Alhamdulillah ternyata 
arah yang kami tuju benar.

Beberapa waktu yang lalu sewaktu kajian hadist , saya bertanya kepada ustadz 
yang mengajar  apakah ada kemungkinan hadist dhoif yang berasal dari rawi yang 
nilai suka berbohong adalah hadist yang benar, ustadz tersebunt hanya 
tersenyum  kemungkinan selalu ada tetapi kemungkinan itu ditinggalkan dalam 
pengambilan hukum, sedangkan untuk fadhilah amal imam Nawawi membolehkan jawab 
Ustadz tersebut denagn bijaksana  Loh kalau ada riwayat yang sahih untuk bisa 
diamalkan kenapa mesti mencari-cari yang dhoif kata salah satu peserta 
pengajian.  Prasangka seperti itu kurang bijak karena tidak ada satu orang 
ulama pun yang dengan sengaja mencari-cari hadist dhoif untuk diamalkan, tetapi 
hadist itu telah beredar dan diamalkan , dan kemudian hari baru diketahui bahwa 
hadist itu dhoif , tetapi karena hanya bersifat amaliyah ada ulama yang 
membolehkan , itulah yang dimaksud dengan membolehkan bukan mencari-cari 
kemudian melegalkan, itu hanya prasangka sebagian saudara kita kata Ustadz 
tersebut. 

Selesai pengajian teman berucap  Ciri khas manusia kadang disalahkan , 
kadang menyalahkan, kadang dinilai buruk tetapi lebih sering menilai buruk 
orang lain, kadang merasa salah tetapi lebih sering merasa benar, pengen 
dipercaya tapi susah mempercayai orang lain. yah itulah kelebihan manusia 
dibanding mahluk Allah yang lain.

Salam

David
www.sebuahtitik.blogspot.com



[keluarga-islam] Sinyal Yang Tidak Pernah Putus

2009-05-26 Terurut Topik David Sofyan
Sinyal Yang Tidak Pernah Putus

Hujan gerimis membasahi jalan, waktu menunjukan pukul lima lewat empat puluh 
lima menit, sebentar lagi adzan maghrib segera terdengar. Biasanya bulan ini 
telah memasuki musim kemarau, tetapi belakangan ini musim seperti sudah tidak 
teratur lagi. Ada yang mengatakan ini adalah akibat dari pemanasan global. Pada 
malam hari jakarta mungkin telah mengkonsumsi beberapa juta megawatt agar 
masyarakatnya leluasa beraktifitas, tidak hanya dirumah, tapi di pabrik-pabrik 
dan tempat-tempat hiburan malam, hiburannya para kaum hedonis yang dimanjakan 
Allah dengan uang. 

Terkadang saya heran mengapa dalam hal yang satu itu Allah sangat menyayangi 
mereka, teman mengatakan itu adalah istidraj Allah Subhanahu wata'ala kepada 
mereka, tetapi saya pribadi lebih menganggap itu adalah wujud kasih sayang 
Allah kepada mereka, soalnya hati kecil saya gak mau jadi seperti anggapan para 
penceramah yaitu  senang melihat orang susah dan susah melihat orang senang , 
ketika kaum hedonis diberikan kesenangan kita bilang mereka kena istdiraj , 
tetapi ketika mereka mendapat musibah maka kita bilang mendapat peringatan atau 
laknat Allah. Ya terserahlah karena hanya Allah  yang maha tahu, tapi 
hati-hati,  soalnya hati kecil kita tidak bisa di bohongi bahwa mungkin saja 
ada selipan rasa iri disetiap penilaian kita.

Baru pulang mas Yanto ? kata saya ketika berpapasan dengan tetangga sewaktu 
hendak menunaikan sholat maghrib di masjid.  Iya lagi banyak kerjaan nih, 
bukankah bekerja itu juga ibadahkan mas David katanya seperti menjelaskan 
mengapa dia datang terlambat,  ya sudah kalo sempat langsung nyusul aja ke 
masjid mas Yanto, ayo duluan  kata saya bergegas meneruskan perjalanan. Ada 
yang menjadi pertanyaan yaitu bekerja seperti apa yang dinilai sebagai ibadah, 
dan tidak sedikit yang menjadikan alasan ini untuk terus larut dalam 
pekerjaannya. Segala pekerjaan yang baik yang diniatkan karena Allah semata 
maka adalah bernilai ibadah, tapi benarkah setiap hari kita berangkat kerja 
kita telah berniat karena Allah, atau mungkin ada yang beranggapan bahwa 
bekerja mencari nafkah untuk keluarga otomatis dinilai sebagai ibadah walau 
tidak didahului oleh niat ? padahal semua amal ibadah tergantung dengan 
niatnya, mungkin malah sudah banyak yang hafal bunyi dalilnya sehingga tidak 
benar semua pekerjaan bernilai ibadah jika tidak didahului oleh niat, sama 
seperti ibadah mahdhoh lainnya.

Jika kita setiap memulai sesuatu diniatkan karena Allah sambil membaca 
bismillah, maka bisa diartikan pekerjaan tersebut bernilai sebagai pengingat 
kepada Allah atau dzikrullah, inilah yang diartikan dengan selalu berdzikir 
setiap saat, sehingga tidak hanya bermakna sempit yaitu sekedar mendawamkan 
dzikir baik dihati maupun dilisan walaupun itu memang sebaik-baiknya dzikir 
disamping membaca Al Qur'an tentunya. Pembiasaan ini akan menyebabkan kita 
seperti selalu merasa nyambung, ibarat handphone sinyalnya selalu ada dan tidak 
pernah terputus sehingga kapanpun bisa dihubungi, lewat ilham dan menghubungi 
lewat do'a

Salam

David
www.sebuahtitik.blogspot.com

[keluarga-islam] Rintihan Tanpa Suara

2009-05-18 Terurut Topik David Sofyan
 
Rintihan Tanpa Suara

Barang langka mahal harganya. Semakin unik suatu barang semakin tinggi 
nilainya. Tapi berhenti dulu , kedua kalimat tadi mungkin tidak bisa 'diamini' 
semua orang selain yang memang menyukai kelangkaan dan keunikan apalagi jika 
dipersempit hanya pada benda . Namun demikian secara umum kelangkaan dan 
keunikan pasti akan menyedot perhatian orang banyak. Di kota besar seperti 
Jakarta, silaturahmi dengan kerabat, saudara atau teman lama juga bisa 
merupakan suatu kelangkaan, mungkin hanya lebaran yang mampu membuka arah jalan 
kesana sedangkan diluar itu sangat susah. Adapun kejadian atau kegiatan yang 
bisa mengumpulkan kerabat atau teman diluar hari raya misalnya  acara arisan, 
pernikahan, pengajian dan ta'ziah atau menjenguk kerabat kita yang meninggal 
dunia.

Dua bulan yang lalu sewaktu ibu saya meninggal dunia, setelah diamanah Allah 
kanker di kepalanya selama dua tahun, saya bertemu dengan banyak kerabat yang 
pada hari biasa belum tentu bisa terwujud. Bahkan ada yang datang dari kampung 
walaupun belum pernah menginjakan kaki di Jakarta, namun tetap dilakukan untuk 
memberikan penghormatan terakhir untuk almarhumah ibu. Suatu saat saudara 
tersebut bertanya mengapa banyak sekali pengemis yang ditemuinya dipersimpangan 
jalan sejak dari bandara sampai kerumah. Dia bahkan berseloroh  Fakir miskin 
ada dimana-mana tetapi pengemis hanya ada di Jakarta.

Saya harus mengakui di kampung saya memang banyak fakir miskin tetapi tidak ada 
yang sudi jadi pengemis. Tiga puluh tahun yang lalu, teman yang merupakan 
tetangga di kampung ditinggal mati oleh ayahnya sedangkan adik-adiknya yang 
berjumlah dua orang masih kecil-kecil. Teman tersebut berumur lima tahun 
sedangkan kakaknya berumur tujuh tahun. Keduanya bekerja sebagai buruh di 
pelabuhan, mengangkut ikan yang datang yang dibawa oleh nelayan. Ibunya bekerja 
sebagai tukang cuci pakaian di rumah tetangga sekitarnya, padahal tetangga 
sekitar juga bekerja sebagai nelayan dan pedagang. Dipasar-pasar anak-anak 
meninggalkan bangku sekolah agar bisa mencari nafkah sebagai kuli angkut barang 
dari dalam pasar ke tukang becak didepan pasar tersebut bahkan tidak jarang 
tukang becak tersebut adalah ayahnya. Mereka seperti tidak mengenal kata 
'meminta-minta'.

Fakir miskin belum tentu jadi pengemis dan pengemis belum tentu hidup dalam 
kemiskinan. Didalam Al Qur'an kita diminta untuk menyantuni fakir miskin , 
memang tidak pernah ada kata-kata menyantuni pengemis tetapi itu juga tidak 
menjadi alasan untuk mengabaikan mereka. Diluar kewajiban kita untuk memberi 
kepada siapapun tanpa mempertanyakan status yang meminta, kita harus mampu 
memaknai bahwa menjadi fakir miskin mungkin sudah sebuah ketentuan tetapi 
menjadi pengemis merupakan suatu pilihan.

Diluar sana banyak tangan-tangan yang tidak mau menengadah kecuali kepada 
tuhannya sampai izrail menyapa mereka. Kita dipaksa oleh Allah untuk mencari 
rintihan tanpa suara tersebut dan tidak menjadikan keheningan mereka sebagai 
alasan untuk tidak memberi. Jika yang menengadah tangan didepan mata kita bisa 
terabaikan, lalu bagaimana caranya agar kita bisa perduli pada yang hanya mau 
mengepalkan tangan meremas perutnya yang telah lama tidak terisi.

Salam

David
www.sebuahtitik.blogspot.com

[keluarga-islam] Terlena Dengan Proses

2009-05-18 Terurut Topik David Sofyan
Terlena Dengan Proses

 Bagaimana cara mendapatkan pencerahan yah, agar aku bisa menjemput hidayah 
Allah tanya seorang teman kepada saya ketika berkunjung kerumah beberapa waktu 
yang lalu.  Memang yang tercerahkan itu yang seperti apa tanya saya balik 
kepadanya berusaha menyamakan persepsi. Teman tersebut hanya diam saja. Belum 
tentu juga semua yang berusaha mencari hidayah Allah itu telah tercerahkan. 
kata saya melanjutkan, karena saya sendiri mungkin terdaftar sebagai salah satu 
diantara ribuan para pencari tersebut.

Beberapa hari kemudian saya mengajaknya ke toko buku Wali Songo, toko buku 
Islam di daerah senen, Jakarta Pusat. Sebentar lagi kita akan melihat 
bagaimana posisi yang sedang mencari tetapi belum tercerahkan dan yang berusaha 
mendapatkan hidayah yang sesungguhnya  kata saya sebelum memasuki toko 
tersebut. Hampir satu jam kami disana dan teman tersebut larut dalam buku-buku 
yang dibacanya sampai terdengar suara adzan yang menandakan waktu sholat zuhur 
telah tiba. Walaupun suara adzan sudah tidak terdengar tetapi teman tersebut 
masih larut dalam buku-buku disekitarnya.  Sekarang kamu tahu perbedaan antara 
sekedar pencari hidayah tetapi belum tercerahkan dengan yang sudah kata saya 
mengagetkannya.  Yang bersegera melaksanakan sholatlah  sebenarnya mencari 
ketempat yang hakiki kata saya kepadanya dan kami melihat disekeliling 
ternyata masih banyak yang disibukan dengan buku.

Seringkali kita terjebak dengan proses sampai melupakan tujuan dari proses 
tersebut. Kita ingin menjadi orang yang bertaqwa tetapi proses mencapainya 
sering jauh dai sifat ketaqwaan. Kita bekerja keras karena ingin membahagiakan 
keluarga tetapi terkadang pekerjaan kita justru telah menelantarkan keluarga.  
Kita bisa mengerti bahwa yang terpenting dari suatu hasil adalah prosesnya, 
namun melupakan tujuan dari proses adalah suatu kesia-siaan.

Salam

David
www.sebuahtitik.blogspot.com 

[keluarga-islam] Semua Bisa Berpendapat

2009-05-13 Terurut Topik David Sofyan
Semua Bisa Berpendapat

Belakangan ini buku-buku islam sangat membanjir di toko buku. Minat baca 
masyarakat begitu meningkat, dan hal inipun tidak sia-siakan oleh para penulis 
maupun penerbit. Mulai dari buku-buku baru maupun buku lama yang dicetak 
kembali telah bertengger diatas rak buku menunggu pembaca menghampirinya. 
Belakangan ini saya baru tahu kalau penerbit juga ada yang sektarian. Dideretan 
buku-buku islam seseorang berbicara dengan temannya dengan nada setengah 
berbisik  kalau mau beli buku lihat penerbitnya dulu, kalau mau aman pake 
penerbit yang ini saja , soalnya jauh dari perkara-perkara bid'ah, dan 
penulisnya semuanya ahlussunnah katanya kepada temannya dan di iyakan oleh 
temannya tersebut. 

Dideretan tafsir masih terlihat Al Misbagh karangannya pak Quraish Sihab, Al 
Azhar karangan Buya Hamka, belum lagi tulisan dari ulama dulu seperti tafsir 
ibnu katsir, fi zilalil Qur'an, Al Manar, dan lain sebagainya. Untuk 
tafsir-tafsir luar memang tidak semua toko buku memajangnya pada 'rack 
display'. Buku-buku syariah dan muamalah bertebaran dengan berbagai versi 
dideretan lain yang banyak disambangi oleh para remaja dan beberapa orang 
dewasa. Bisa dikatakan bahwa buku-buku yang terhidang adalah kumpulan pendapat 
para penulis terhadap satu sumber yaitu Al Qur'an dan Assunnah. Kok bisa beda 
yah. Jika ada sepuluh orang ulama yang berguru pada satu orang yang sama dan 
mengambil pada sumber yang sama yaitu Al Qur'an dan Hadist Rasulullah, mengapa 
pendapat mereka bisa berlainan, dan anehnya ada saja orang yang fanatik pada 
salah satu diantara mereka.

Kita bisa membuat pemetaan pada pola berfikir kita. Diantara sepuluh ulama yang 
kita anggap mempunyai ilmu yang sama, pastilah hanya satu yang kita merasa 
cocok dengan pendapatnya walaupun kita tetap menyukai dan menghormati yang 
lain, mengapa begitu ? Allah menciptakan pola berfikir setiap orang berbeda 
dengan yang lain, hal ini juga bersinggungan dengan masalah suka atau tidak 
suka, sama seperti berbedanya selera humor setiap orang. Bisa jadi tulisan saya 
ini juga dianggap sampah bagi sebagian orang dan ini adalah hal yang wajar. 
Kumpulan memori atau file dalam otak kita yang membentuk pola tersebut. 
Seseorang yang sehari-harinya berkutat pada masalah ekonomi dan keuangan maka 
ada kemungkinan ketika berbicara dalam konteks islam maka lebih besar titik 
dominasi muamalah ketimbang syariah, kalaupun ada syariahnya maka orientasi 
pastilah menuju ke arah muamalah seperti perbankan syariah, asuransi syariah 
dan sebagainya.

Untuk substansi akherat saja beberapa penulis berjalan pada arah yang 
berbeda-beda, Ada yang memfokuskan pada pembersihan diri, ada yang fokus pada 
peningkatan amal ibadah, ada yang fokus pada membersihkan amal ibadah. Dan 
untuk amal ibadah saja terpecah lagi menjadi beberapa sub bagian, bahkan ada 
ustadz yang berhasil fokus dan meraih massa pada sub ini seperti ada ustadz 
terkenal dengan dzikirnya , ada juga yang terkenal dengan fadilah sedekahnya. 
Jika ada pertanyaan apakah yang menyukai dzikir tidak suka bersedekah ? Tentu 
saja konteksnya tidak seperti itu karena ini adalah masalah prefer dalam 
istilah bahasa asingnya, atau kecenderungan. Dalam matematika Kita bisa membuat 
metode substitusi untuk bisa mendapatkan polanya. Lalu yang mana yang paling 
benar ? itulah masalahnya sampai saat ini kita belum pernah mendengar ada orang 
atau kelompok merasa paling salah, pasti kebalikannya. Jika sudah seperti itu 
pendapat anda sajalah yang benar paling tidak bagi diri anda sendiri tentunya.

Salam


David
www.sebuahtitik.blogspot.com

[keluarga-islam] Kemegahan Masjid

2009-05-11 Terurut Topik David Sofyan
Kemegahan Masjid

Untuk para pebisnis bertandang dari satu perusahaan ke perusahaan lain atau 
dari satu gedung ke gedung lain adalah hal yang biasa, sama seperti biasanya 
para salesman yang menawarkan produknya dari pintu kepintu atau sama seperti 
biasanya seorang sopir taksi berpindah dari satu lokasi kelokasi lain. Dalam 
satu hari kita mungkin bisa mengunjungi sepuluh tempat dalam rangka mencari 
nafkah atau sekedar bersilaturahim. Bisa jadi salah satu relaksasi mata adalah 
mengunjungi tempat yang belum pernah di kunjungi sebelumnya dan untuk hal ini 
tentu tempat favorit setiap orang berbeda dengan yang lain.

Saya selalu kagum dengan kemegahan masjid-masjid di Jakarta yang di balut 
dengan ornamen-ornamen khas timur tengah bahkan ada juga yang mirip gaya 
romawi. Selalu saja ada dana untuk membangun tempat peribadatan tersebut, 
bagaimana kalau tidak ada, ya harus diadakan, walaupun caranya harus turun 
kelapangan bersaing dengan pengemis pinggir jalan. Dan sewaktu masjid telah 
berdiri megah, maka giliran pengemislah yang pada acara-acara tertentu 
menempati sisi-sisi masjid.

Beberapa waktu yang lalu, saya bersama teman  berkunjung kerumah teman sekolah  
didaerah Tanah Abang , sewaktu masuk waktu zuhur kami menyempatkan  sholat di 
salah satu masjid  tertua di jakarta tersebut yang lokasinya berada di samping 
pasar tanah abang. Masjid tersebut tidak pernah sepi dari pengunjung baik itu 
penduduk lokal, pedagang, pembeli maupun pejalan yang sedang mampir. Penduduk 
setempat menyebutnya tempat yang barokah. Kalau mau jujur selain hari jum'at, 
taraweh di bulan Ramadhan dan sholat ied maka  ruangan masjid paling banyak 
hanya terisi tiga shaf.

Saat ini kemauan membangun masjid tidak di imbangi dengan kemauan 
meramaikannya, memakmurkannya. Pembangunan masjid tersebutpun tidak lepas dari 
perhitungan laba rugi, dimana para penyumbang berharap mendapatkan pahala yang 
besar selama masjid tersebut tetap berdiri walau pada akhirnya tidak ada lagi 
yang mau berdiri didalamnya tidak terkecuali para penyumbang itu sendiri.

Renungan Pendek, Jakarta 11/05/09

[keluarga-islam] Pusat Kesadaran

2009-05-06 Terurut Topik David Sofyan
Pusat Kesadaran

Didalam Islam ada tiga kategori orang yang tidak atau belum terkena dosa ketika 
melakukan sesuatu yang dilarang agama, yaitu anak yang belum sampai akil balig, 
orang yang tertidur atau tidak sadarkan diri, dan orang yang tidak waras atau 
gila. Diantara ketiga kategori tersebut, yang paling sering di qiaskan adalah 
yang kedua yaitu orang yang tertidur atau tidak sadarkan diri makna tersebut 
diperluas menjadi orang yang belum tahu atau pengetahuan belum sampai kepadanya 
mengenai keharaman perbuatan yang dilakukannya. Kita bisa menyederhanakan dalam 
penyebutannya  menjadi perbuatan yang tidak disengaja.

Kita buat studi kasus. Ketika saya sedang mengendarai sepeda motor dijalan raya 
, tiba-tiba seorang anak berusia empat tahun menyebrang jalan tanpa 
memperhatikan sekelilingnya, secara tidak sengaja saya menabrak anak tersebut 
dan meninggal dunia ditempat karena tidak sempat memberhentikan sepeda motor 
tersebut. Dari kasus tersebut ada dua hukum yang akan kita jalani yaitu hukum 
publik atau masyarakat  dan hukum agama. Pertanyaannya adalah pertanggung 
jawaban apa yang mesti saya lakukan ?

Didalam masyrakat ada hukum yang tersembunyi , hukum itu bisa jadi diluar 
koridor agama dan negara. Seperti ada orang gila yang dipukuli massa karena 
dianggap mencuri pakaian yang sedang dijemur, pada saat ditemukan orang gila 
tersebut memang tidak berpakaian sama sekali dan pakaian yang dicuri hanya 
untuk di usap-usapkan kemuka bukan untuk dikenakan. Pertanyaannya adalah jika 
masyarakat itu tahu dia  orang gila dan masih memukulinya, sekarang yang kurang 
waras siapa ? yang berdosa apakah yang mencuri pakaian atau yang memukul si 
pencuri ?

Pengetahuan seseorang bisa tertutupi oleh dua hal yaitu sesuatu  yang tanpa 
sengaja seperti tertidur atau pingsan atau tidak sadar dan yang kedua 
pengetahuannya atau keasadarannya tertutupi oleh hawa nafsu didadanya seperti 
rasa marah, iri,  dengki, birahi, putus asa, dendam dan lain sebagainya. Tentu 
saja cerita saat itu bukanlagi masalah pintar atau bodoh, ustadz atau 
selebriti, tetapi lebih pada masalah keimanan.

Salam

David
www.sebuahtitik.blogspot.com

[keluarga-islam] Masalah Suka Atau Tidak Suka

2009-05-06 Terurut Topik David Sofyan
Masalah Suka Atau Tidak Suka

Tradisi pengajian di kampung atau pedesaan biasanya dilaksanakan pada malam 
jum'at, kebiasaan tersebut juga telah memasuki kota-kota besar seperti Jakarta. 
Tetapi tidak semua tempat memiliki jadwal seperti itu, ada juga yang dilakukan 
pada malam lain tetapi memang jarang yang dilakukan pada malam minggu kecuali 
yang bersifat massal atau paling tidak berkelanjutan sampai qiamul lail. dan 
diteruskan dengan sholat shubuh berjama'ah. Tetapi pengajian seperti itu juga 
tidak menjadi rutinitas mingguan, mungkin hanya bulanan atau triwulan atau 
bahkan tahunan. Apapun bentuk pengajiannya, tentulah semua diperuntukan bagi 
peningkatan kualitas ilmu dan ahlak jama'ah.

Untuk masalah taddabur Qur'an kami biasanya merapat pada sisi ustadz Abbas 
setiap malam rabu, tidak banyak memang, hanya beberapa gelintir manusia yang 
terlihat, gak tahu juga kalo ada mahluk lain yang ikut serta. Kebiasaan melihat 
sebelah mata dengan hanya memilih mengaji pada ustadz-ustadz tertentu banyak 
ditemui justru pada para pemuda dan pemula. Sifat idealisme yang ada pada diri 
mereka mungkin turut andil dalam memilih ustadz yang disesuaikan  dengan 
selera, bak menu makanan cepat saji. Jika demikian halnya maka munculnya 
ustadz-ustadz instant juga tidak bisa disalahkan, karena sama-sama kita maklumi 
bahwa dimana ada permintaan disana ada penawaran. 

 gak usah kesanalah, Qur'an dan hadistnya  ditelan mentah-mentah gak di kaji 
secara mendalam kata seorang teman  ketika kami hendak mencari alternatif 
pengajian lain diluar malam rabu.  Taunya gak dikaji secara mendalam dari 
mana? tanya saya. Kita bisa mengukur sesuatu jika kita mengetahui standarisasi 
ukuran, jika tidak itu sama seperti bualan.  apakah kamu tahu yang lebih dalam 
dari yang mereka kaji sehingga bisa berkesimpulan seperti itu atau hanya tidak 
setuju dengan kesimpulan mereka sehingga menganggap mereka kurang dalam ? saya 
meneruskan pertanyaan kepada rekan saya tersebut. Dia hanya cengengesan  gak 
tau juga cuma gak suka saja dengan penyampaiannya  sahut teman tersebut 
semakin memperjelas pokok permasalahannya.

Suka atau tidak suka memang sangat mempengaruhi predikat layak atau tidak layak 
seseorang dimata yang menilai. Kecintaannya terhadap pengajiannya bisa membuat 
pengajian lain tampak buruk dimatanya. Walaupun sudah sering kita dengar, 
bahkan berkali-kali kita kaji bahwa seluruh apa yang telah kita pelajari harus 
merubah ahlak kita menjadi lebih baik walaupun kita akan dianggap lebih bodoh 
oleh orang lain. Manfaat terbaik yang bisa diambil dari sebuah pohon adalah 
buah dan daunnya bukan hanya keindahan bentuknya.

Salam

David
www.sebuahtitik.blogspot.com



[keluarga-islam] Relatifitas Potensi Diri

2009-05-05 Terurut Topik David Sofyan
Relatifitas Potensi Diri

Banyak segmen kehidupan didunia ini yang bersifat relatif sehingga tidak salah 
juga jika banyak orang yang mengagung-agungkan teori relatifitas Einstain 
walaupun dalam aspek yang berbeda. Meskipun besar tenaga yang pergunakan sama, 
namun hasilnya bisa berbeda jika tenaga tersebut dimanfaatkan pada tempat atau 
pekerjaan yang berbeda seperti petani dan nelayan, atau buruh dan tukang becak 
atau staf pembelian dan staf penjualan, atau mentri dan mantri. Yang terakhir 
itu tidak usah diperhitungkan karena volume pekerjaannya jelas berbeda. 
Maksudnya adalah prestasi seorang petani tidak layak dibandingkan dengan 
prestasi seorang nelayan, karena nilai usaha nelayan lebih adil jika 
dibandingkan dengan nelayan yang lain.

Dalam format yang berbeda saya pernah menulis artikel tentang nilai tolak ukur 
usaha kita terhadap suatu potensi yang di amanahkan Allah kepada kita misalnya 
seseorang yang diamanahkan Allah ilmu seratus tetapi hanya mengamalkan sepuluh 
tidak berbeda dengan seseorang yang diamanahkan Allah ilmu sepuluh dan hanya 
mengamalkan satu ilmu, karena keduanya hanya mengamalkan sepersepuluh dari 
nilai potensi yang di berikan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'alaa kepada mereka. 
Lalu apakah pemberian potensi itu merupakan bagian dari takdir Allah ? taqdir 
seperti ini didalam syarah Arba'in An Nawawi disebut sebagai taqdir Umri yang 
telah ditetapkan sewaktu janin berumur empat bulan. Tugas kita hanya 
memaksimalkan potensi yang di amanahkan Allah tersebut karena takaran 
kuantitas, potensi setiap orang pasti berbeda. Untuk lebih adil meimbang 
sesuatu jangan hanya melihat nilai amaliyah tetapi juga potensi yang diberikan. 
Amaliyah seorang ustadz bisa jadi sama nilainya dengan amaliyah seorang buruh 
tani jika ditinjau dari potensi yang dimanahkan Allah kepada mereka.

 
Merubah potensi yang telah ditaqdirkan Allah bisa saja dilakukan karena didalam 
surat Ar Ra'd ayat tiga sembilan Allah berfirman Allah menghapuskan apa yang 
Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki), dan di sisi-Nya-lah 
terdapat Ummul-Kitab (Lauh mahfuzh)   dan untuk bisa mendapatkan hal tersebut 
Rasulullah memberi petunjuk lewat  hadistnya  yaitu   Tiada sesuatu yang dapat 
menolak takdir kecuali doa, dan tiada yang dapat menambah umur kecuali amal 
kebajikan. Sesungguhnya seorang diharamkan rezeki baginya disebabkan dosa yang 
diperbuatnya. (HR. Tirmidzi dan Al Hakim)

Ikhtiar yang dilakukan manusia merubah potensi Allah salah satunya adalah 
dengan belajar dan bekerja, akan tetapi setingan tempat dan lingkungan juga 
mesti diperhatikan artinya proses belajarnya seorang petani tentu beda dengan 
proses belajarnya seorang pegawai apalagi memanfaatkan fasiltas tehnologi 
seperti sekarang, artinya suatu potensipun bersifat variatif bahkan relatif. 
Terlepas dari semua itu, kita mesti optimis dan selalu berbaik sangka kepada 
Allah terhadap apapun yang telah di tetapkanNya kepada kita.


Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih disukai Allah daripada seorang 
mukmin yang lemah dalam segala kebaikan. Peliharalah apa-apa yang menguntungkan 
kamu dan mohonlah pertolongan Allah, dan jangan lemah semangat (patah hati). 
Jika ditimpa suatu musibah janganlah berkata, Oh andaikata aku tadinya 
melakukan itu tentu berakibat begini dan begitu, tetapi katakanlah, Ini 
takdir Allah dan apa yang dikehendaki Allah pasti dikerjakan-Nya. Ketahuilah, 
sesungguhnya ucapan: andaikata dan jikalau membuka peluang bagi (masuknya) 
pekerjaan setan. (HR. Muslim)

 
Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang 
yakin. dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan? 
Dan di langit terdapat (sebab-sebab) rezkimu dan terdapat (pula) apa yang 
dijanjikan kepadamu. Maka demi Tuhan langit dan bumi, sesungguhnya yang 
dijanjikan itu adalah benar-benar (akan terjadi) seperti perkataan yang kamu 
ucapkan (Adz Dzaariyaat, 20-23)

Salam


David
www.sebuahtitik.blogspot.com


[keluarga-islam] Tangan Yang Menengadah

2009-04-30 Terurut Topik David Sofyan
Tangan Yang Menengadah

Dimana ada gula disitu ada semut kata pepatah dan pepatah itu tidak berlaku 
sebaliknya. Prinsip jual belipun mirip dengan pepatah tadi seperti dimana ada 
pembeli disana ada penjual, tentu saja ini terlalu dibuat-buat karena kata 
pembeli berarti orang yang hendak membeli dan dari mana dia membeli sesuatu 
tentu dari pedagang. Mungkin agak lebih umum kita sebut saja dimana ada 
keramaian disitu pasti ada pedagang. Salah satu keramaian tersebut adalah 
tempat saya bekerja karena lokasi itu  memang area perkantoran, sehingga 
menjadi sasaran para pedagang terutama warung makan.

Hampir setiap hari ketika saya bersama teman sedang makan didatangi para 
pengemis dan pengamen. Mungkin mereka memakai prinsip ekonomi juga seperti 
selama masih ada pemberian disitu ada permintaan karena jika tidak ada yang 
memberi tidak mungkin mereka mau bersaing dengan rutinitas kantor. Jam favorit 
mereka dalah jam makan siang dan jam pulang kerja, selain itu mereka seperti 
hilang ditelan bumi karena ketika saya keluar kantor pada jam kerja untuk suatu 
urusan, saya tidak mendapati mereka diarea tersebut. baiklah lupakan saja 
karena bukan itu maksud dari tulisan ini.

Saya biasa  makan  dengan teman. teman tersebut sering di buat kesal dengan 
pengemis yang selalu menyenggol bahunya sewaktu makan sambil menengadahkan 
tangan, dalam seminggu bisa dikatakan hanya sekali dia memberi selebihnya 
didiamkan bahkan pernah sedikit mengomel tapi saya berusaha mencegah  kalo gak 
mau ngasih gak usah ngomel , gak enak lah. Dalam suatu kesempatan kami sempat 
berbincang-bincang mengenai masalah ini dan dia mengeluh dengan kebiasaan buruk 
pengemis yang selalu datang setiap hari dengan memberikan berbagai argumen yang 
masuk akal seperti  jangan dibiasakan memberi karena bisa membuat mereka 
malas atau  ada motor penggerak dibelakang pengemis tersebut sehingga harus 
di berantas atau  pengemis sekarang jadi sebuah profesi bukan lagi sebuah 
desakan kebutuhan dan banyak lagi alasan lainnya yang berujung penyataan  
tidak perlu memberi

Saya teringat ketika dipengajian dulu sewaktu sedang menunggu Ustad Najib, 
seorang pengemis datang lalu menengadakah tangan kepada kami dari luar mushola. 
Hampir semua murid pengajian tersebut membawa uang termasuk saya tapi hanya 
Pandi yang memberi. Sewaktu Ustad Najib datang dia menanyakan mengapa hanya 
Pandi yang memberi, mungkin dia sudah melihat kejadian itu dari jauh. Berbagai 
alasan sama seperti yang dilontarkan teman tadi kami sampaikan. Ustad Najib 
berkata  apakah ada kejadian di muka bumi tanpa sengaja atau diluar kehendak 
Allah ? mungkin diantara seratus orang yang ditemuinya hari itu hanya beberapa 
kali dia menegadahkan tangan dan pilihan kepada siapa dia menegadahkan tangan 
bukanlah sebuah kebetulan, selalu ada rencana Allah disana. 

Setiap hari mungkin hanya sekali pengemis meminta kepada kita , tetapi kita 
mengemis kepada Allah hampir lima kali sehari. Jika kita enggan memberi kepada 
pengemis  mengapa pula Allah harus memberi apa yang kita pinta. Jika ingin 
diberi maka memberilah. Jangan biarkan tangan yang menengadah kepada kita dalam 
keadaan kosong, karena siapapun tentu tidak mau ketika dia menegadahkan 
tangannya kepada Allah, Allah  kemudian tidak menghiraukannya.

Salam

David
www.sebuahtitik.blogspot.com

[keluarga-islam] Memaksimalkan Suatu Potensi

2009-04-13 Terurut Topik David Sofyan
Memaksimalkan Suatu Potensi

Tidak bisa disangkal bahwa peranan seorang guru dalam mengasah kemampuan 
seoarang anak sangatlah besar. Saya kebetulan tidak terlahir sebagai seorang 
yang cerdas, dan jika dilihat dari nilai akademik maka yang didapat hanyalah 
standard rata-rata. Dari kelas sekolah dasar sampai sekolah tingkat atas cuma 
dua sampai tigakali masuk dalam jajaran topten, selebihnya  topless.

Potensi kemampuan  seorang anak berbeda-beda seperti kemampuan berhitung, 
memampuan menghafal, kemampuan menganalisa (logic), kemampuan kinetik atau 
responsif terhadap sesuatu dan berbagai kemampuan lain yang bisa diajarkan 
secara bertahap baik oleh orang tua maupun guru disekolah. Kecenderungan setiap 
anak tentu berbeda satu sama lain, ada yang menonjol di bidang berhitung , ada 
juga dalam hal menghafal. Seorang guru semestinya  mampu memaksimalkan potensi 
yang dimiliki anak dan tidak melulu berkonsentrasi pada paket materi pelajaran 
persemester atau perkuartal. 

Sewaktu masih duduk  di sekolah menegah tingkat pertama, saya memang senang 
menganalisa keadaan dan sering saya mendapat nilai bagus pada beberapa mata 
pelajaran bukan karena saya memahami mata pelajaran tersebut tetapi karena saya 
menganalisa metode penilaian guru yang mengajar. Sebagai contoh ketika ujian 
matematika saya sering mendapat nilai bagus karena dalam beberapa ujian 
pendahuluan saya sering mendapati bahwa guru tersebut selalu menilai lebih pada 
proses penulisan rumus artinya jika rumusnya benar maka nilai yang diberikan 
akan tinggi walaupun hasilnya tidak di tuliskan tetapi walupun rumusnya benar 
namun hasil akhirnya salah maka guru tersebut memberikan nilai lebih rendah 
dari pada yang tidak memberikan hasil, aneh memang, mungkin saja dia 
berpendapat si anak belum sempat menyelesaikan soal, yang penting caranya sudah 
benar, dan inilah yang saya manfaatkan dalam beberapa soal.

Lain lagi di bidang pelajaran fisika, saya melihat jawaban pilihan berganda 
mempunyai corak seperti A,B,A,C,A,D,B,C,B,D, sehingga biasanya saya mencari 
jawaban yang termudah lebih dahulu lalu kemudian mencocokan dengan 
corak/pattern jawaban seperti yang sudah-sudah dan biasanya berhasil artinya 
jarang nilai merah bertengger di raport, Apakah karena pintar ? tentu tidak 
karena jika di buat pertanyaan secara verbal maka ada kemungkinan saya mendapat 
nol  besar.

Mengajar adalah proses memberikan informasi kepada orang lain, baik berupa ilmu 
pengetahuan maupun informasi terapan dengan berupa contoh, artinya jika ada dua 
orang yang saling bertukar informasi tetapi tidak tahu cara pengolahannya tidak 
bisa disebut saling mengajar. Dalam banyak hal ukuran kecerdasan masih diukur 
dari nilai akademik dan juga tidak mengherankan jika para petinggi negeri ini 
dinilai dari potensi akademiknya. Walaupun para akademisi sendiri juga telah 
menyadari bahwa ada potensi lain yang juga mesti jadi point penentu  seperti 
kemampuan emosional ,ahlak dan moral yang saat sekarang ini belum dijadikan 
poin acuan untuk calon pemimpin bangsa.

Salam

David
www.sebuahtitik.blogspot.com


[keluarga-islam] Beribadah Dengan Sombong

2009-04-02 Terurut Topik David Sofyan
 
Beribadah Dengan Sombong



Untuk sebagian daerah di wilayah Jakarta , hari jum'at merupakan hari di 
serbunya masjid oleh para pedagang yang berjejer di area masjid untuk 
menjajakan barang dagangan sebelum maupun sesudah sholat jum'at. Saya beserta 
seorang teman berniat membeli celana 'cungkring' atau kalo orang betawi bilang 
celana panci sebagian lagi bilang celana tukang sate, maklum rata-rata tukang 
sate madura yang lewat dekat rumah celananya memang menggantung seperti  itu 
dari dulunya eh belakangan ini mereka disaingin sama orang-orang yang mau ke 
masjid. Kelihatannya era sarung mulai tergeser apalagi memakai celana tersebut 
ditempeli dalil jadi mantap deh.



Memang tradisi bisa mewabah melebihi penyakit malaria atau kolera seperti era 
gadget saat ini. Dalam hal berpakaianpun tidak jauh dari seperti itu dan kami 
salah satunya. Salah seorang teman sempat meledekin  ikut sunnah atau 
ikut-ikutan doang.  Saya tergerak untuk mengkonfirmasi dalil tersebut 
pertanyannya adalah ulama yang mana ? ulama yang mensunnahkan , bahkan ada juga 
yang mewajibkan  atau yang tidak. nampaknya jadi subjectif , tinggal masalah 
keberpihakan atau dengan kata lain gak jauh dari masalah ego



Sebagian ulama berpendapat di tinjau dari masalah sababul wurrud maka ini 
berkenanaan dengan kesombongan bukan tatacara berpakaian yang diharuskan , 
bunyi hadisnya adalah Hadis riwayat Ibnu Umar ra., Bahwa Rasulullah saw. 
bersabda: Allah tidak akan memandang orang yang menyeretkan pakaiannya dengan 
sombong. (Shahih Muslim No.3887) dan Hadis riwayat Abu Hurairah ra.: Ia melihat 
seorang lelaki menyeret kainnya, ia menghentakkan kakinya ke bumi, lelaki itu 
adalah pangeran (penguasa) Bahrain. Ia berkata: Pangeran datang, pangeran 
datang! Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya Allah tidak akan memandang orang 
yang menyeretkan kainnya dengan kecongkakan. (Shahih Muslim No.3893)



Karena hal ini sejalan dengan ayat-ayat didalam Al Qur'an seperti dalam surat 
Al Israa dan Lukman Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan 
sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan 
sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung. ( Al Israa ayat 37) 

Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan 
janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak 
menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. ( Al Lukman ayat 31 )

Atau penekanan kalimat sombong dalam kaitannya dengan berpakaian dalam hadist 
yang lain seperti di riwayatkan Dari Amar Ibnu Syu'aib, dari ayahnya, dari 
kakeknya, Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam 
bersabda: Makanlah, minumlah, berpakaianlah, dan bersedekahlah tanpa 
berlebihan dan sikap sombong. Riwayat Ahmad dan Abu Dawud. Hadits mu'allaq 
menurut Bukhari. 

Terlepas dari itu semua saya memang senang dengan celana ini karena terlihat 
simple dan nyaman dipakainya dan tanpa saya sadari muncul perasaan bangga teman 
yang lain nyeletuk  loh kalo pake celana cungkringnya nyombang gimana ? bisa 
aja kan karena merasa udah melaksanakan sunnah, jadi belagak  Ustad Farid yang 
bisa memakai sarung menambahkan hadist dari Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa 
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: Barangsiapa menganggap 
besar dirinya dan bersikap sombong dalam berjalan, ia akan menemui Allah dalam 
keadaan amat marah kepadanya. Riwayat Hakim dan para perawinya dapat 
dipercaya. dan  dari Iyadl Ibnu Himar Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah 
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: Sesungguhnya Allah telah mewahyukan 
kepadaku agar kalian merendahkan diri, sehingga tidak ada seorang pun 
menganiaya orang lain dan tidak ada yang bersikap sombong terhadap orang lain. 
Riwayat Muslim.

Jadi kesimpulannya orang awamnya,  mau pake celana cungkring atau tidak kalo 
nyombang mah masuk neraka, gitu aja mungkin , kalo gak percaya silahkan 
nyombong dan rasakan akibatanya nanti .mudah-mudahan gak ngantuk bacanya

Salam

David

[keluarga-islam] Segelas Teh Yang Penuh

2009-03-25 Terurut Topik David Sofyan
Segelas Teh Yang Penuh

Sudah tiga pengajian kami kunjungi dalam minggu itu tetapi teman tersebut tetap 
mengerutkan dahinya seperti menyangkal atau seperti isyarat pertanda ketidak 
setujuan pada beberapa materi yang disampaikan. Praktis satu minggu itu teman 
tersebut tidak mendapatkan manfaat apa-apa selain berbagai keluhan bahkan 
sedikit celaan sehingga masa tugasnya selama seminggu di Jakarta yang di 
manfaatkan untuk memperluas pengalaman justru berakhir pada 
pengalaman-pengalaman yang tidak mengenakkan.

Rutinitas memperdalam agama sepulang kerja memang hampir tiap hari dilakukan 
Eri di Yogjakarta. Seperti yang telah lama dimaklumi bahwa pemahaman Islam yang 
beredar di masyarakat memang penuh warna, ada yang menyikapi perbedaan dengan 
santai ada yang dengan emosi ada juga yang mengisolasi kelompoknya menjadi 
kelompok yang terkesan eksklusif ada yang berusaha menghilangkan perbedaan 
tersebut tetapi ada juga yang sengaja mendiamkan dengan pendapat perbedaan 
adalah rahmat. Pengajian tempat Eri masuk dalam salah satu warna tersebut.

Sehari sebelum pulang ke Yogya Eri sempat bertukar pendapat dengan saya 
terhadap apa yang dipelajarinya dan apa yang di temuinya di masyarakat baik itu 
di Yogya tempatnya maupun di Jakarta, dan kesimpulannya semua terlihat salah 
dimatanya. Saya teringat kisah seorang pemuda yang ingin membandingkan beberapa 
oroma teh dengan hasil racikannya, tetapi dia selalu datang ke berbagai kedai 
dengan gelas penuh teh hasil racikannya sehingga teh yang hendak dicicipi pada 
gelas yang dibawanya selalu tumpah karena penuh, sehingga tidak satupun teh 
hasil racikan kedai lain bisa di rasakannya selain teh miliknya sendiri.

Kita tidak akan pernah bisa belajar apapun dari orang lain ketika kita 
mendatanginya dengan kepala penuh asumsi dan justifikasi, semua dibenturkan 
dengan apa yang kita pahami dan bukan berusaha memahami apa yang di pahami 
orang lain sehingga perpindahan ilmu tidak akan pernah terjadi. Teh yang kita 
racik baru bisa dikatakan enak jika kita juga telah meminum teh hasil racikan 
orang lain dan memahami bahan-bahan dasar serta cara-cara pengolahannya dan 
mengambil intisarinya sehingga aroma yang dihasilkan tampak lebih objectif.

Salam

David
www.sebuahtitik.blogspot.com






[keluarga-islam] Ah..Dia Memang Selalu Lebih Baik

2009-03-24 Terurut Topik David Sofyan
Ah..Dia Memang Selalu Lebih Baik

Cerita refleksi diri ini telah memiliki berberapa versi mulai dari versi sang 
kodok sampai dengan sang keledai yang berakhir pada maksud dan tujuan yang 
sama. Di ceritakan bahwa sang keledai sering sekali mengeluh melihat nasibnya 
yang selalu di bedakan dengan tetangganya seekor kuda jantan hitam. Ketika 
berbelanja maka pastilah barang belanjaan di letakkan di punggungnya sementara 
sang majikan mengendarai kuda jantan tersebut. Begitupula dalam masalah 
makanan, suplemen khusus selalu di berikan kepada kuda jantan disampaing makan 
utama tentunya  sementara si keledai hanya mendapat makanan alakadarnya yang 
menurut ukurannya sekedar penahan lapar.

Si keledai sering sekali bermimpi menjadi kuda, menyandang pelana dan berpacu 
dengan gagah perkasa, tetapi ketika terbangun dia kembali meratapi nasib yang 
tidak berkesudahan. Suatu ketika terdengar kabar bahwa negeri di landa perang 
dan seluruh warga di wajibkan untuk turut serta membela negara tidak terkecuali 
sang majikan. Setiap laki-laki sehat berkumpul untuk di berangkatkan ke medan 
perang dengan berbagai macam perbekalan di perjalanan. Si keledai tetap diikut 
sertakan dengan jatah tugas seperti biasa yaitu pembawa perbekalan dan si kuda 
jantan hitam menemani sang majikan mempertaruhkan nyawa demi bangsa.

Sesampainya dimedan laga si keledai di ikat di bawah pohon sedangkan seluruh 
rombongan berpacu menyambut kilatan pedang sang musuh, berbaur dalam deru anak 
panah dan teriakan kematian. Debu berterbangan menyelubungi para prajurit yang 
hampir menyamarkan antara kawan dan lawan. Setelah beberapa lama bertempur, 
tentara musuh berhasil di pukul  mundur dan  para prajurit berjaga di garis 
batas menunggu berbagai kemungkinan. Dari kejauhan sikeledai hanya bisa 
menyaksikan. Tetapi keledai tersebut tidak menemukan tuannya diantara para 
prajurit yang kembali ke pos peristirahatan. Kuda lain bercerita bahwa 
majikannya telah tewas di medan pertempuran beserta kudanya yang terkena anak 
panah.

Raut wajah syukur mulai diperlihatkan si keledai bahwa dia tercipta sebagai 
mahluk yang kurang membanggakan jika dibawa ketengah pertempuran sementara 
keperkasaan sang kuda ternyata berakhir pada kematian pikirnya. Apa yang di 
pikirkan si keledai atau apa yang di pikirkan sang kodok (bagi yang telah 
membaca versi sang kodok) atau mungkin apa yang  kita pikirkan sering terpaku 
pada apa yang ada didalam diri kita sendiri sementara sisi yang lain selalu 
terlihat lebih indah.

Sifat qona'ah memang mulai jarang dilekatkan karena di anggap melunturkan 
semangat untuk ikhtiar. Padahal sifat qona'ah justru membentuk ke ikhlasan dan 
kesabaran atas pemberian Allah kepada kita tanpa harus menghilangkan sifat 
istiqomah untuk berikhtiar karena hasil dari ikhtiarpun merupakan rahmat Allah 
yang kita tidak tahu kapan dan berapa banyak kita akan memperolehnya. Itulah 
hidup penuh dengan segala resiko yang mesti kita jalani suka atau tidak suka.

Mungkin ada benarnya apa yang dikatakan Oprah Winfrey pembawa acara talk show 
terkenal dari Amerika bahwa resiko yang paling merugikan dalam hidup kita 
adalah bahwa kita terlalu banyak menghabiskan waktu untuk berusaha sekuat 
tenaga menghidari resiko tersebut.

Salam

David 
www.sebuahtitik.blogspot.com



[keluarga-islam] Permainan Bahasa

2009-03-10 Terurut Topik David Sofyan
Permainan Bahasa

Bintang kecil dilangit yang biruamat banyak menghias angkasa...aku 
ingin... anak saya  terus bernyanyi sendiri sambil menggendong bonekanya, 
saya baru pulang menunaikan sholat maghrib di masjid dekat rumah. Tiba-tiba dia 
keluar rumah dan memandang kelangit setelah itu dia masuk lagi dan berkata  
yah langitnya kok warna hitam bukan biru ?

Terkadang dalam keseharian, tanpa kita sadari kita termakan pakem budaya, 
kebiasaan istilah atau senandung-senandung yang konteksnya tidak sesuai dengan 
kenyataan atau bersifat majazi. Lalu secara tidak sengaja pula kita disadarkan 
oleh anak-anak kita yang justru dalam taraf belajar terhadap alam sekitarnya. 
Pencarian mereka terhadap terhadap kemungkinan-kemungkinan bisa juga mengajak 
kita untuk tersenyum seperti tebakan keponakan yang masih kelas dua SD kepada 
anak saya  ayo berat mana besi satu kilo sama kapas satu kilo  , anak saya 
yang belum mengerti jenis berat benda tentu saja menjawab dalam takaran rasa 
yaitu besi.

Logika bahasa memang selalu menjadi warna tersendiri dalam kehidupan kita . 
Didalam tafsiran ayat-ayat sucipun  kita sering terjebak didalam lingkaran 
logika ini dan menimbulkan banyak persepsi.  Kearifan kita memang sangat 
diperlukan dalam menjalankan apa yang kita pahami dan menghargai apa yang 
dipemahami oleh orang lain walaupun terkadang pemahaman kita bisa bersifat 
sangat situasional seperti cerita teman kepada kami sewaktu dia menonton 
valentino rosi dalam suatu balapan.

...satu persatu lawannya berhasil di lewati. Ketika Valentino rosi berada 
pada posisi ke empat sedangkan jarak finish tinggal lima ratus meter dia 
melakukan manuver hingga melewati posisi ketiga dan kedua dan posisi tersebut 
tidak berubah sampai pertandingan selesai kata teman tersebut menyelesaikan 
ceritanya  berarti valentino rossi menang dong  sahut teman yang lain, tentu 
saja tidak karena kalo ditelaah sedikit ini hanyalah permainan bahasa.

Salam

David


[keluarga-islam] Zakat Profesi

2009-03-06 Terurut Topik David Sofyan
Zakat Profesi

Petugas masjid kembali menghitung jumlah zakat, infak dan sadaqah jamaah tapi 
makin lama semakin sedikit. Dana sebagain besar di habiskan untuk menyantuni 
anak yatim dan fakir miskin didaerah kami dan sebagian lagi untuk renovasi 
belakang masjid terutama tempat wudhuk wanita. Kebanyakan memang hanya 
mengandalkan infak dan sadaqah sedangkan zakat lebih banyak disetorkan di bulan 
Ramadhan baik itu zakat fitrah maupun zakat mal, sedangkan zakat perniagaan, 
pertanian dan model zakat lainnya hampir tidak pernah ada.

Zakat profesi sempat diangkat sebagai alternatif tambahan dana dari masyarakat 
tetapi banyak kalangan yang menyangkal karena mereka berpatokan pada ketiadaan 
dalil pokok yang mengarah kesana disamping itu ada sebagian ulama yang 
membid'ahkannya karena diangap mengada-ada. Yusuf Al Qardawi salah satu ulama 
yang menganjurkan diadakannya zakat profesi menimbang ketimpangan-ketimpangan 
penghasilan pada masyarakat sebagai contoh profesi pengacara yang sekali 
memenangkan kasus bisa mendapatkan puluhan juta atau penyanyi yang sekali naik 
panggung bisa puluhan atau ratusan juta rupiah dan banyak lagi kasus lain atau 
seseorang yang mempunyai penghasilan bulanan secara tetap. Artinya zakat 
dikenakan setiap kita memperoleh penghasilan dan tidak menunggu sampai setahun 
karena nilainya bisa berkurang apalagi jika yang di kenakan zakat adalah harta 
bersih setelah di potong pengeluaran.

Apakah adil jika seseorang yang berpenghasilan seratus juta dengan pengeluaran 
sembilan puluh juta sehingga yang di kenakan zakat hanya sepuluh juta dengan 
orang yang berpenghasilan dua puluh juta dengan pengeluaran sepuluh juta. Ulama 
yang menentang zakat profesi mengatakan bahwa untuk mesalah besarnya pemasukan 
dan pengeluaran akan di pertanggung jawabkan kelak di akhirat dan alasan ini 
bagi sebagian yang lain sangat tidak logis karena Islam di turunkan dalam 
keseimbangan fiddunnya hasanah, wa filakhirati hasanah.

Terjebak dalam perselisihan pendapat mengenai boleh tidaknya pengenaan zakat 
profesi, petugas masjid menunda penerapannya dan konsekwensinya renovasi masjid 
terpaksa di undur sampai ada donatur atau infak dan sadaqah dari jamaah telah 
mencukupi. Memang ber amar ma'ruf nahi mungkar harus dilandasi ilmu, mungkin 
saja apa yang dianggap ma'ruf bagi orang biasa seperti kita bisa diartikan 
mungkar bagi para orang yang luar biasa, mungkin saja.

Salam

David
www.sebuahtitik.blogspot.com

[keluarga-islam] Luka Yang Tetap Menganga

2009-03-03 Terurut Topik David Sofyan
Luka Yang Tetap Menganga

Walaupun sudah saling memaafkan dan tidak mempunyai perasaan dendam, namun Pak 
Mahjura tetap merasa sungkan atau suka menahan kata ketika bertemu dengan Pak 
Syakran. Kedua orang tua tersebut sebenarnya kakak beradik kandung namun karena 
kondisi ekonomi yang kurang mampu maka saudara dari ayahnya mengadopsi pak 
Syakran  dan adiknya Muhammad diadopsi oleh saudara dari ibunya sedangkan kakak 
perempuan dan adiknya yang paling bungsu yaitu Mahjura tetap diasuh oleh orang 
tua mereka.

Ketika beranjak dewasa dan pak Syakran telah berkeluarga, pak Mahjura sering 
menginap dirumah mereka. Mungkin karena pergaulan yang kurang baik pak Mahjura 
sering pulang dalam keadaan mabuk. Pak Syakran sudah beberapa kali 
memperingatkan namun tidak di indahkan oleh saudaranya sampai pak Sykaran 
menggunakan jalan kekerasan. Setiap pulang dalam keadaan mabuk Pak Sykaran 
selalu memukul adiknya hingga pingsan dan membiarkannya tergeletak di 
perkarangan rumah samapai pagi hari.

Ketika para tetangga mulai membicarakan hal tersebut, pak Mahjurapun menghilang 
beberapa bulan berlayar sampai keaceh menjadi nelayan namun karena cuaca 
beberapa bulan dalam kondisi buruk dia pulang tampa membawa hasil tetapi tetap 
tidak berani datang kerumah pak Syakran dan menetap di masjid menjadi marbot. 
Karena merasa kasihan pak Syakran memberi modal adiknya tersebut untuk menjadi 
pedagang ikan. Walaupun hati masih di penuhi dengan kekesalan namun tawaran 
tersebut di terima Pak Mahjura tapi dia tetap tinggal di masjid.

Beberapa tahun kemudian usaha pak Mahjura maju pesat, sebaliknya perusahaan 
tempat bekerja pak Syakran mengalami kebangkrutan. Pak Syakran merantau ke 
Jakarta, mencari perubahan nasib mulai dari supir taksi sampai pedagang eceran 
dengan satu tujuan bisa menyekolahkan naknya sampai keperguruan tinggi. 
Sebaliknya pak Mahjura di kampung menjadi pengusaha sukses dan sudah 
menunuaikan ibadah haji tapi tidak dikarunia seorang anakpun.

Sewaktu anak pak Syakran yang tertua menikah pak Mahjura datang mengunjungi 
rumahnya di Jakarta. Selama tinggal di Jakarta pak Syakran dan pak Mahjura 
jarang berbicara dan percakapan lebih banyak didominasi oleh istri mereka yang 
telah mengetahui kondisi tersebut sejak lama.

Sehari sebelum acara akad pernikahan pak syakran bebicara dengan saya.  
Paku-paku bekas jemuran sudah di cabut belum biar bisa di jadikan pagar 
samping, nanti buat jemuran kita cari kayu baru tanya pak Syakran  sudah dari 
tiga hari yang lewat cuma agak susah karena berkarat jadi yang susah saya ketok 
biar masuk kedalam kayu jawab saya . Pak Sykaran memandang kayu tersebut  
coba pandangi kayu tersbut walaupun paku sudah dicabut tapi bakas bolongnya 
tidak bisa hilang kata pak Syakran mendesah , kemudian dia meneruskan 
kata-katanya  Jangan pernah menyakiti hati orang lain karena walaupun maaf 
sudah diberikan tetapi luka akan tetap menganga selamanya kata pak Syakran 
sambil membenahi kayu-kayu tersebut. Dia adalah Ayahku yang sangat aku hormati.

Salam 


David
www.sebuahtitik.blogspot.com


[keluarga-islam] Unread Email

2009-02-23 Terurut Topik David Sofyan
Unread Email 

Ranah pemikiran setiap orang memang beragam, begitu pula dengan ketertarikannya 
dengan pemikiran orang lain. Ada orang sangat gemar dengan dunia politik 
sehingga apapun di identikan dengan kegemarannya tersebut seperti Politisasi 
Islam, Politisasi ekonomi, Politisasi Dakwah, Sastra Politik sampai mungkin 
kajian syariah politik. Ada juga yang lebih memfokuskan pada masalah ekonomi, 
masalah hukum, masalah sastra dan seni,  dan sebagainya.

Anggapan miring sering muncul ketika apa yang di jabarkan orang lain tidak 
sesuai dengan ketertarikannya pada masalah tersebut namun disisi lain masalah 
tersebut tetap di hidangkan kepadanya dan pilihannya adalah menelan atau 
membuangnya. Tetapi ada juga yang berusaha menelan lalu kemudian 
memuntahkannya, ini yang terkadanag cukup menyakitkan bagi si penghidang. 
Mungkin cara yang elegan adalah dengan menyimpan sementara sampai suasana hati 
memanaggil untuk mencernanya secara perlahan.

Dari dua paragraf pembukaan diatas mungkin sudah ada sebagian yang mau muntah 
karena merasa arah tulisan ini tidak sesuai pengharapannya ketika pertama kali 
membaca. Justru hal inilah yang menjadi subjek bahasan yaitu  Jangan katakan 
tidak ketika anda tidak menyukai sesuatu, letakan saja,  sampai suatu hari 
dimana hal-hal yang anda sukai mulai menghilang maka dia akan datang untuk 
menyapa anda

Tulisan kali ini memang agak melenceng dari tema-tema milist, jadi bagi yang 
lagi mencash iman mungkin tinggal kan saja dulu postingan ini , karena nampak 
garing dan agak picisan, tapi mungkin dari seribu orang ada satu dua yang masih 
sregsilahkan lanjutkan, deskripsi pendek dari anak kos dekat rumah.

Hari itu, sekitar satu tahun yang lewat seperti hari-hari sebelumnya Samboja 
menerima beberapa email dari sahabat pena (penpal) yang bercerita mengenai 
keseharian mereka dalam bertukar pengalaman, namun hari itu Samboja sedang 
malas membaca email yang menurutnya isinya sekedar basa basi dan lebih 
memfokuskan browsing pada masalah  Financial Freedom yang di populerkan oleh 
Robert T Kiyosaki, penulis favoritnya.

Ramadhan teman satu kosnya sering menjadi tempat curhat Samboja termasuk 
mengenai para penpal yang selama ini  berhubungan dengannya  dan salah satunya 
yang paling dekat bernama Nurmala. Samboja tidak pernah tahu bahwa secara 
sembunyi ternyata Ramadhan sering mengirim email ke Nurmala, wanita asli 
Jakarta yang sedang kuliah di Malaysia. awalnya hanya sekedar mewakili Samboja 
yang jarang membalas email dari Nurmala lama-kelamaan mereka membuat cerita 
sendiri di luar episode yang pernah di rangkai oleh Samboja.

Dua minggu yang lalu Samboja menerima undangan pernikahan dari Ramadhan yang 
akan berlangsung di Wates Jawa Tengah di kampung Ramadhan dengan wanita 
pujuaanya. Pada Undangan tersebut tercatat bahwa hari akad akan berlangsung  
tiga hari lagi, masih ada satu hari untuk cari dana kesana pikir Samboja. 
Sambil melihat kartu undangan berwarna biru muda samboja melihat nama mempelai 
wanita tertulis Nurmala Santika Dewi, sebuah nama yang tidak asing di telinga 
Samboja. Perlahan Samboja mulai melihat email-email lama, memang hampir satu 
tahun Samboja tidak melihat email yang sudah membanjir karena disibukan dengan 
rangakain kegiatan setahun terakhir yaitu skripsi, wisuda dan melamar pekerjaan.

Beberapa email dari Nurmala masih berstatus unread. Satu persatu email dari 
Nurmala dibuka ternyata feeling Samboja benar bahwa Nurmala yang akan di nikahi 
Ramadhan adalah Nurmala sahabat penanya. Beberapa kali Nurmala menceritakan 
bahwa Ramadhan sering menghubunginya baik melalui email maupun telepon, dan 
inilah isi surat terakhir dari Nurmala

Buat Kak Samboja, 

Beberapa kali Nur mencoba menghubungi kak Sam tapi tidak pernah ada balasan, 
Kak Ramadhan bercerita bahwa kak Sam masih di sibukan dengan lamaran-lamaran 
pekerjaan setelah beberapa waktu lalu kakak di wisuda, itupun tanpa ngasih tahu 
Nur, tapi gak apa-apa. Seperti ada yang hilang memang, soalnya Nur memang 
mebutuhkan seseorang untuk memberikan semangat untuk tetap bertahan di negeri 
orang dalam mencari ilmu seperti yang dulu kak Sam sering lakukan, apalagi 
jurusan kita sama yaitu Hubungan Internasional. 

Belakangan ini kak Ramadhan mulai menggantikan posisi kak Sam, mungkin kak 
Ramadhan pernah cerita, atau ngga ? gak taulah soalnya Nur gak bisa 
mengkonfirmasi sama kakak. Walau awalnya agak canggung karena tentu saja kakak 
paham bahwa tidak mudah berkeluh kesah pada setiap orang secara bergantian 
karena di butuhkan kepercayaan, seperti kepercayaan Nur sama kak Sam yang sudah 
seperti kakak Nur sendiri.  Namun karena kakak Ramadhan ternyata orang baik , 
jadi apa salahnya toh dia juga teman baik kak Sam.

Seiring perjalanan waktu, hubungan Nur sama kakak Ramadhan sudah semakin dekat 
dan terakhir ...tentu kakak akan kaget membacanya ya dia mau 
melamar Nurmala...gimana pendapat kakakbalas yah

Salam dari  Nurmala

Email terakhir tersebut masuk sekitar dua bulan 

[keluarga-islam] Prasangka Yang Memepersempit

2009-02-17 Terurut Topik David Sofyan
Prasangka Yang Memepersempit


Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw., beliau bersabda : Ketika Allah 
menciptakan makhluk, Allah menulis di dalam kitabNya, Dia menulis atas diriNya, 
Dia meletakkan di sisiNya pada Arasy : Sesungguhnya rahmatKu mengalahkan 
kemurkaanKu. (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).

Setelah lama berkutat dalam pemenuhan hidup mencari sesuatu yang di anggap 
layak namun tidak pernah mencapai ujung, seorang teman mulai jenuh dan mengeluh 
dengan berbagai rutinitas yang banyak menyita waktunya. Saat ini dia berniat 
meluangkan waktu memperdalam ajaran agama yang dianutnya secara tidak sengaja 
karena terlahir dari orang tua yang menganut agama Islam. Dia pernah berseloroh 
 enak juga ya punya orang tua muslim begitu lahir langsung dijamin masuk surga 
masalah mampir dulu ke neraka urusan lain lagi tapi jaminannya itu loh 
sedangkan bayi yang terlahir dari agama lain masih fifti-fifti gak jelas 
tergantung hidayah dari Allah .rasanya sih ada yang aneh tapi ...ya 
sudahlah terima enaknya aja   celotehnya sambil tersenyum senyum. 

Waktu itu saya memang belum mau membahas masalah tersebut dan membiarkannya 
bermain dan menjelajah  dunia yang baru dimasukinya. Pemahaman yang dirasa aneh 
oleh sahabat tadi pun sebenarnya dipahami oleh tidak sedikit ummat Islam, dan 
hal ini juga dipahami oleh umat lain secara berbeda seperti pemahaman umat 
Yahudi yang menganggap ummat selain mereka seperti sampah atau bahkan binatang.

Beberapa hari kemudian sahabat tersebut kembali mengeluh, dia berkata ketika 
ikut salah satu pengajian dia dihadapkan dengan berbagai larangan yang berujung 
kata neraka, bahkan sekarang beberapa celana panjangnya di titipkan di tempat 
Pak Thamrin tukang jahit dekat masjid  untuk di potong beberapa senti sesuai 
kaidah tempat pengajian yang baru dimasukinya. Dia diajak oleh salah seorang 
teman kantornya yang memang telah lama mengikuti pengajian tersebut.

Sahabat tadi bertanya apa sebenarnya yang menyebabkan seseorang masuk neraka, 
tentu saja jawabannya cuma satu yaitu dosa, namun kriteria dosa memang 
bermacam-macam dan secara garis besar yang menyebabkan dosa ada dua yaitu 
melanggar perintah Allah  dan melaksanakan laranganNya jawab saya terhadap 
sahabat tadi yang masih bergelayut dengan sketsa neraka di kepalanya, namun 
jangan dilupakan bahwa ampunan Allah juga sangat luas kata saya kepada sahabat 
tadi yang mulai tampak ceria

Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw. dalam menceritakan apa yang (datang) dari 
Tuhannya Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : Seorang hamba berdosa 
dengan suatu dosa, ia berkata : Wahai Allah, ampunilah dosaku. Allah Yang 
Maha Suci dan Maha Tinggi berfirman : HambaKu berdosa dengan suatu dosa, ia 
mengetahui bahwa ia mempunyai Tuhan yang mengampuni dosa dan menuntutnya. 
Kemudian ia kembali dan berdosa, ia berkata : Wahai Tuhanku, ampunilah 
dosaku. Allah Yang Maha Suci dan Maha Tinggi berfirman: HambaKu berdosa 
dengan suatu dosa, ia mengetahui bahwa ia mempunyai Tuhan yang mengampuni dosa 
dan menuntutnya. Kemudian ia kembali berdosa, dan berkata : Wahai Tuhanku, 
ampunilah dosa saya. Lalu Dia Yang Maha Suci dan Maha Besar berfirman : 
HambaKu berdosa dengan suatu dosa, lalu mengetahui bahwa ia mempunyai Tuhan 
yang mengampuni dosa dan menuntutnya. Berbuatlah apa yang kamu kehendaki, Aku 
telah mengampunimu. (Hadits ditakhrij oleh Muslim).


Salam

David
www.sebuahtitik.blogspot.com

[keluarga-islam] Fardu Kifayah

2009-02-16 Terurut Topik David Sofyan
Fardu Kifayah

Hari itu hujan rintik-rintik, pengumuman dari masjid terdengar bahwa salah satu 
warga RT sebelah ada yang meninggal dunia. Karena rumah tidak jauh dari masjid 
saya sempatkan untuk turut serta mensholatkan mayit. Terlihat pak Hendi sedang 
asyik bermain dengan anaknya,  Pak Hendi mau kemasjid sama saya ?  tanya 
saya, kebetulan payung yang saya bawa agak lebar,  Terimakasih pak, gak usah,  
kan yang sholatin udah banyak jadi kewajibannya sudah gugur toh, salam aja sama 
yang lain ya  serunya dari balik pintu.

Mayoritas ulama memang sepakat menetapkan sholat jenazah sebagai fardu kifayah. 
 Secara garis besar makna fardu kifayah adalah  suatu perkara wajib yang harus 
dilakukan oleh sekelompok orang (masyarakat umum), apabila perbuatan itu 
dilaksanakan oleh sebagian orang dari kelompok masyarakat itu maka gugurlah 
kewajiban atas masyarakat lain disekitarnya. Jika kita lihat makna dasar 
sesuatu yang wajib atau fardu yaitu di kerjakan berpahala dan di tinggalkan 
berdosa maka sebenarnya istilah ini menjadi tampak rancu jika pengetahuan atau 
informasi telah sampai.

Jika kita telah mengentahui bahwa ada orang lain yang mengerjakan fardu kifayah 
 maka tentu hukumnya bukan lagi bersifat wajib atau fardu bagi kita jika kita 
melaksankannnya tetapi jadi sunnah, dengan kata lain kewajiban itu jatuh ketika 
kita tidak mengetahui keberadaan orang yang akan melaksanakannya, dan 
pertanyaan lanjutan apakah sama posisi meninggalkannya secara sengaja dengan 
meninggalkannya tanpa sengaja ? 

Islam tidak pernah mempersulit ummatnya dalam menjalankan perintah agama, akan 
tetapi mencari-cari jalan termudah juga bukanlah cara bijaksana. Di beberapa 
artikel sebelum ini pernah saya kutip ucapan Ustadz Najib, guru tempat saya 
menggali secuil ilmu dan kali ini saya coba mengutip kembali bahwa manusia itu 
di hijab oleh dua hal yang pertama oleh ego atau hawa nafsunya yang kedua oleh 
pengetahuan atau akalnya

Rasulullah SAW pernah bersabada Tidak ada kemelaratan yang lebih parah dari 
kebodohan dan tidak ada harta (kekayaan) yang lebih bermanfaat dari 
kesempurnaan akal. Tidak ada kesendirian yang lebih terisolir dari ujub (rasa 
angkuh) dan tidak ada tolong-menolong yang lebih kokoh dari musyawarah. Tidak 
ada kesempurnaan akal melebihi perencanaan (yang baik dan matang) dan tidak ada 
kedudukan yang lebih tinggi dari akhlak yang luhur. Tidak ada wara' yang lebih 
baik dari menjaga diri (memelihara harga dan kehormatan diri), dan tidak ada 
ibadah yang lebih mengesankan dari tafakur (berpikir), serta tidak ada iman 
yang lebih sempurna dari sifat malu dan sabar. (HR. Ibnu Majah dan 
Ath-Thabrani) 

Salam  

David 
www.sebuahtitik.blogspot.com 

[keluarga-islam] Ketidakberhinggaan

2009-02-12 Terurut Topik David Sofyan
Ketidakberhinggaan

Gurauan sering muncul disuasana ta'lim yang dilaksanakan setelah sholat Ashar 
sampai menjelang Magrib di masjid dekat rumah dengan mengundang Ustadz dari 
tempat lain. Kebetulan pengajian anak-anak sekolah menengah yang tidak jauh 
dari lokasi juga dihadirkan oleh guru mereka sehingga suasana tampak cukup riuh.

Setelah melewati bebarapa sesi termasuk ceramah, acara di lanjutkan dengan 
tanya jawab. Karena masjid didominasi oleh anak-anak sekolah sehingga 
pertanyaannyapun tidak jauh dari masalah fiqih, seperti mengenai pacaran, 
perkelahian, contek mencontek, dan adab menuntut ilmu. 

Namun ada satu pertanyaan yang jika di kategorikan maka ini menyangkut masalah 
tauhid. Entah dari mana anak ini bisa memperolah pertanyaan tersebut yang 
tampak main-main tetapi cukup menjebak dan jika tidak dijawab bisa menimbulkan 
persepsi yang salah di mata anak-anak yang lain.  Pak Ustadz, bukankah Allah 
itu maha pencipta ? tanya anak tersebut  benar  jawab pak Ustadz dengan 
tenang  apakah ada sesuatu yang tidak bisa di ciptakan oleh Allah ? tanya 
anak itu seperti menyelidik.  tentu tidak, jika Allah sudah berkehendak maka 
apapun bisa di ciptakan oleh Allah kata sang Ustadz  Apakah Allah bisa 
menciptakan segala sesuatu yang lebih besar dan lebih hebat dari pada Dia ? 
tanya si anak sambil tersenyum merasa dirinya menang

Model pertanyaan jebakan seperti ini sering saya lihat dilakukan oleh para kaum 
liberalis yang merujuk dari pemikiran para filsuf masa lalu baik yang dari 
barat maupun dari timur, dan saya sudah bisa menangkap arah pertanyaanya. 
Justru yang menjadi pertanyaan saya adalah dari mana anak ini memperoleh 
pertanyaan seperti ini, dari buku, dari kakaknya, orang tuanya atau siapa ? 
sekilas saya melihat seorang guru di pojokan pintu seperti tersenyum mendengar 
pertanyaan anak muridnya, tapi senyumnya aneh seperti sinis, ah entahlah apakah 
ini sebuah skenario.

Dan anehnya lagi setelah mendapat informasi dari seorang rekan bahwa guru yang 
berdiri di pojok pintu adalah guru fisika bukan guru agama. Kepala saya mulai 
berputar-putar apakah ini merupakan rekayasa agar jawabannya menyinggung bidang 
guru tadi, ah kembali saya berpikiran buruk , karena memang jawaban atas 
pertanyaan anak tadi hanya bisa di logikakan dengan nilai angka-angka.

Ustadz tersebut tersenyum dan berkata  Tidak ada yang tidak bisa di ciptakan 
oleh Allah selama Dia berkehendak, dan tentu saja bukan atas kehendak kita, 
karena untuk apa Allah menciptakan sesuatu yang lebih dari pada Dia, apakah 
hanya untuk menyenangkan kita. Senang atau tidaknya kita tidak akan 
mempengaruhi kemaha-an Allah dihadapan hambanya karena Allah tidak akan di 
rugikan jika kita  tidak menyembahnya sekalipun jawab sang Ustadz yang 
sebenarnya tidak menyentuh substansi pertanyaan tapi bagi anak-anak tentu 
jawaban tersebut lebih dari cukup

Sang guru yang semula hanya diam berusaha untuk bicara tapi sambil pura-pura 
batuk dekatnya saya berkata  wah pertanyaan anak tadi hebat juga ya...kalo 
sekiranya di balik emang ada angka setelah angka nol  rupanya naluri 
keilmuannya berhasil saya tarik agar fokusnya lepas dari forum tanya jawab 
karena saya takut ada debat kusir yang beda jurusan sama seperti ulama berdebat 
dengan dokter tentang fatwa bahaya rokok. Yah terpaksa saya harus kembali 
bermain definisi yang sudah mulai saya tinggalkan

 Tidak ada lagi nilai setelah angka nol , manusia menciptakan angka-angka 
untuk memudahkan perhitungan dan setiap perhitungan harus mempunyai titik untuk 
memulai dan titik awal tersebut terbebas dari segala perhitungan baik ketas 
maupun kebawah dan nilai tersebut di namakan nol  kata guru tadi mencoba 
memberikan pengertian sederhana  lalu bagaimana dengan angka minus  tanya 
saya sambil memperlihatkan raut wajah penasaran  minus hanyalah cermin 
kebalikan dari plus kalo di teruskan maka hasilnya tidak berhingga baik keatas 
yaitu plus dan kebawah yaitu minus jawabnya sambil tersenyum bangga

 jika kita telah membuat kesepakatan tentang nilai terbawah bagaimana 
menggambarkan nilai teratas  tanya saya jawabannya adalah ketidak 
berhinggaan jawab guru tadi dengan tegas  apakah tidak ada bahasa yang bisa 
mendefinisikan sesuatu yang paling tinggi , bagaimana dengan kata maha  tanya 
saya mulai melempar jala  mmmmungkin kata maha bisa juga dijadikan wakil 
kata yang paling tinggi, mungkin  jawabnya mulai ragu  jika kita telah 
sepakat membuat kata maha menjadi kalimat pamungkas terhadap sesuatu yang 
paling apapun, apakah kita masih harus mencari kata lain lagi selain kata maha 
tadi  tanya saya. Guru tadi memandang saya seolah mengerti arah 
pertanyaan-pertanyaan saya dan hendak memulai perdebatan baru tapi saya akhiri 
dengan salam sambil menjabat tangannya, dan berlalu dari dari hadapannya yang 
masih memerah seperti hendak memuntahkan sesuatu. 


Salam

David
www.sebuahtitik.blogspot.com

[keluarga-islam] Yang Bertanya dan Yang Menjawab

2009-02-10 Terurut Topik David Sofyan
Yang Bertanya dan Yang Menjawab

Terkadang didalam suatu komunikasi tehnik penyampaian begitu mempengaruhi 
bahasan yang akan disampaikan. Saya teringat dulu ketika masih sekolah mengenai 
pilihan berganda, mari kita review kembali, mudah-mudahan tidak membosankan :
pilihan A. Jika  jawaban benar dan alasannya memiliki hubungan sebab akibat
pilihan B. Jika  jawaban benar tetapi alasannya tidak memiliki hubungan sebab 
akibat
pilihan C. Jika jawaban salah tetapi alasannya memiliki hubungan sebab akibat
pilihan D. Jika jawaban salah dan alasannya  tidak memiliki hubungan sebab 
akibat

Di televisi kira-kira seminggu yang lalu ada seorang ustadz menjawab pertanyaan 
mengenai pluralisme, mengenai mengapa begitu banyak agama dan mengapa hanya 
Islam agama yang benar, lalu jawaban beliau  kalo semua agama sama benarnya 
buat apa kita capek-capek sholat lima kali sehari sedangkan nasrani sekali 
seminggu begitu juga ummat lain.  silahkan kategorikan jawaban ustadz tersebut 
menurut pendapat anda tetapi jawaban tersebut langsung menyengat kepala saya, 
apalagi acara tersebut langsung (live). Disamping itu logika penyederhanaan 
masalah ini bisa jadi santapan para SEPILIS . Dalam suatu riwayat Rasulullah 
pernah di tanya apa yang paling ditunggu setiap hari olehnya  dan dijawab oleh 
beliau adalah waktu sholat, karena sholat adalah mi'rajnya ummat Islam.

Islam adalah agama terapan bukan sekedar tempat mencari jawaban, karena tidak 
pernah ada jaminan bahwa seseorang yang telah memperoleh jawaban atas segala 
pertanyaanya  juga  akan memperoleh keimanan, karena jika kita buat analogi 
sederhana dimana iblis lebih mengetahui mengenai Allah dari pada nabi Adam, 
tetapi berakhir pada pengingkaran. Tebaran ayat di Al Qur'an mengenai 
penggunaan akal adalah untuk mencari kebenaran bukan untuk memperbandingkan 
kebenaran untuk sebuah pembenaran, karena perbandingan tentu saja membutuhkan 
lebih dari satu sandaran dan mencari sandaran lain selain Al Qur'an adalah 
pengingkaran.

Pertanyaan dan jawaban semestinya berbanding lurus, tetapi kaidah bahasa 
memperbolehkan sebuah jawaban mengandung pertanyaan baru tetapi jika dibiarkan 
maka yang  terjadi adalah pertanyaan induk menjadi bias dan tidak fokus dan 
kebanyakan berakhir tanpa ada hasil apa-apa. Alexander Graham Bell pernah 
berkata bahwa sinar matahari tidak akan pernah bisa membakar sesuatu sampai 
datang lensa untuk memfokuskannya.

Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, 
yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. 
Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. ( Al Anfaal ayat 46)

Salam 

David
www.sebuahtitik.blogspot.com






[keluarga-islam] Rentetan Definisi

2009-01-28 Terurut Topik David Sofyan
Rentetan Definisi 

Yah kenapa ada orang yang senang, ada juga orang yang susah trus ada orang 
yang miskin , ada juga orang yang kaya, trus kita ini miskin apa kaya yah  
tanyak anak saya yang masih berumur empat tahun. Berbagai definisi memang 
sering muncul dikepala anak-anak kita dari perlakuan lingkungan terhadap mereka 
dan berbagai kesenjangan menjadi seperti warna yang menimbulkan tanda tanya. 

 emang kemaren kenapa yara nangis  jawab saya berusaha mencari suatu analogi 
yang memudahkan  habis adek jorokin Yara sih ,  Loh kok bisa adek Jorokin 
Yara emang Yara buat apa sama adek ? tanya saya sambil tersenyum  kan Yara 
cuma gak kasih pinjam adek sepeda  kata anak saya sambil cemberut  Ya udah, 
sekarang ayah mau kasih Yara uang jajan, Yara senang gak ? tanya saya 
memancing, dan anak saya cuma mengangguk  Tahu gak kenapa ayah ngasih Yara 
uang jajan ? ,  karena Yara uadh bantuin ayah bersihin halaman  sahutnya 
dengan kencang  benar , sekarang Yara bisa ngerti kenapa Yara jadi sedih dan 
kenapa Yara jadi senang, itu semua karena perbuatan Yara sendiri disamping 
kententuan Allah juga  kata saya menjelaskan semudah mungkin tapi tetap saja 
susah mencari padanan kata yang mudah dicerna, atau mungkin saya nya yang tidak 
bisa.

Trus kita ini orang kaya apa orang miskin yah tanya anak saya masih penasaran 
orang miskin adalah hidup dalam kekurangan, sedangkan orang kaya adalah orang 
yang tidak merasa kekurangan, sekarang Yara merasa kekurangan gak ?  tanya 
saya yang juga menjadi jawaban atas pertanyaannya sendiri  nggak sih cuma si 
Emi kan udah punya sepeda warna biru trus katanya mau beli sepeda lagi warna 
merah, gimana tuh yah , katanya penuh selidik  ya berarti  Emi termasuk orang 
miskin  jawab saya singkat  tapi kan yah si Emi udah punya mobil kita belum , 
trus rumahnya gede lagi . Saya terjebak dalam definisi kaya hati yang ingin 
saya sampaikan dengan gambaran akumulasi materi yang ada dikepala anak saya. 

Selain menciptakan sesuatu yang berpasangan dalam hal yang setara Allah juga 
menciptakan pasangan yang bertolak belakang. Pasangan siang dan malam tentu 
tidak sama dengan pasangan susah dan senang atau pasangan laki-laki dan  
perempuan berbanding kaya dan miskin. Tentu saja benar anggapan orang bahwa 
tidak mungkin ada orang kaya tanpa adanya orang miskin , tetapi juga tidak bisa 
di pungkiri bahwa posisi kaya adalah pilihan sedangkan posisi miskin adalah 
akhiran artinya kenyataan yang harus dialami setelah tidak sanggup lagi 
memilih.  Jika tanpa ada orang miskin maka orang kayak tidak akan ada , lalu 
kenapa semua orang memilih menjadi orang kaya ketimbang orang miskin. Tentu 
saja tidak ada jawabannya yang bisa menyenangkan hati karena semua hanyalah 
permainan istilah untuk mendefinisikan ketetapan Allah terhadap taqdir manusia.

Untuk itu saya ahiri saja wacana ini sama seperti saya mengahiri pertanyaan 
anak saya dengan mencium keningnya sambil berpesan kepadanya untuk selalu 
berdoa karena hanya doa yang bisa menyeimbangkan segala perbedaan dalam 
mengiringi setiap langkah dari usaha kita. Kisah-kisah para pemberani telah 
terpatri di kepala kita tentang bagaimana mereka mempersamakan segala kasta 
yang justru membuat posisi mereka selalu berbeda dimata kita.

Salam

David

[keluarga-islam] Untuk Temanku Ardiyansah

2009-01-27 Terurut Topik David Sofyan
Untuk Temanku Ardiyansah

Sambil berteduh disebuah halte bis, saya memandang kearah jalanan yang mulai 
tergenang air. Terlihat orang hilir mudik, ada yang sekedar mencari tempat 
berteduh, ada juga yang tetap berjalan santai dengan payung ditangan. 
Sekelompok pengamen bernyanyi di pojok kanan halte entah berusaha mempersiapkan 
lagu untuk penampilan berikutnya atau hanya sekedar menghibur diri.  Dunia 
inipanggung sandiwaraceritanya mudah berubah alunan lagupun terdengar 
di iringi gitar dan beberapa alat musik buatan seperti galon air mineral yang 
berfungsi sebagai gendang.  

Entah mengapa pikiran saya tiba-tiba melayang jauh kemasa kecil sewaktu masih 
kelas satu sekolah dasar, memang tidak banyak yang bisa diingat dari peristiwa 
masakecil kecuali kilasan-kilasan yang cukup membekas termasuk kehilangan 
seorang teman. Ardiyansah nama teman saya tersebut. Sehari-hari dia tinggal 
bersama ibu dan seorang adik perempuan, sedangkan ayahnya jarang pulang karena 
bekerja sebagai nelayan memang membutuhkan waktu dua sampai tiga minggu untuk 
mencari ikan baru bisa mendarat dan menjual hasil tangkapan.

Ardiyansah sering sekali mengeluhkan ibu nya yang seperti tidak sayang 
kepadanya. Apapun tindakan nya yang kurang berkenan dihati sang ibu, maka dia 
selalu mendapat omelan bahkan tidak jarang mendapat pukulan dan hal tersebut 
tidak berlaku bagi adik perempuannya. Dia mengatakan bahwa nasibnya sama 
seperti dalam film Ratapan Anak Tiri yang kami tonton di dirumah tetangga 
seminggu sebelumnya, tetapi bedanya adalah bahwa ada atau tidaknya ayahnya 
perlakuannya tetap sama dan sang ayah hanya diam saja melihat ibu memarahinya 
walupun pada hal-hal sepele seperti telambat menimba air di sumur untuk mandi 
adiknya.

Sehari setelah keberangkatan ayahnya, Ardiyansah mendadak sakit panas tetapi 
dia berusaha mendiamkan karena menganggap penyakitnya hal biasa dan tetap 
mengerjakan rutinitas pekerjaan rumah yang menurut ukuran saya waktu itu 
terlalu berlebihan/overload. Setelah empat hari panasnya tidak juga turun dan 
kondisi badannya mulai melemah tetapi ibunya seperti tidak mau tahu dimana 
pekerjaan rumah tetap harus dikerjakan. Siang itu hujan turun sangat deras, 
adik perempuannya terjatuh dan terluka dan ibunya minta supaya dibelikan obat 
di warung. Sebenarnya kondisi Ardiyansah jauh lebih parah dari pada adiknya 
tapi ketidakmautahuan yang membuatnya jadi berbeda.

Ardiyansah memaksakan diri berjalan diantara guyuran hujan. Payung kecilnya 
tidak mampu menahan terpaan air hujan dari samping yang dibawa angin, sehingga 
sebagian tubuhnya basah , menggigil dan obat ditangannya jatuh. Mengetahui obat 
untuk anak perempuannya basah walaupun pada kenyataannya obat(merah) tersebut 
masih utuh karena kemasan dalam terbungkus plastik tetap saja omelan yang 
diterimanya, tetapi kali ini Ardiyansah menangis. Dia tidak tahu lagi kepada 
siapa dia mengabarkan rasa sakitnya, selain mulutnya yang bergumam memanjatkan 
doa dan tertidur di beranda depan rumahnya.

Ibu Ardiyansyah terdengar berteriak memanggilnya tetapi tidak ada suara 
sahutan, Ardiyansah tetap terbaring kaku. Temanku itu telah meninggalkan kami 
untuk selamanya, meninggalkan diskriminasi yang menimpanya, meninggalkan derita 
yang dideranya. Dia tidak mendapatkan toleransi dari penyakit demam berdarah 
menghinggapi tubuh kecilnya dan sang ayah tidak tahu kabarnya ada dimana ( 
maklumlah belum ada handpone seperti saat ini).

Dua minggu setelah ayahnya pulang, saya mendapatkan cerita bahwa Ardiyansyah 
adalah anak dari istri kedua ayahnya tetapi ibunya meninggal sewaktu 
melahirkannya. Ibunya yang tidak rela dimadu melampiaskan amarahnya pada 
Ardiyansah, seorang anak yang tidak pernah tahu permasalahan orang tuanya. 
Sahabatku semua ironi ini masih sering terjadi dimanapun , terutama 
didesa-desa, dimana masalah ekonomi  sering memicu ketidak harmonisan. Tataplah 
mata anak-anak kita dan bercerminlah dipantulan airmatanya, siapatahu kita baru 
sadar ternyata kita adalah orang tua yang buruk rupa.

Salam

David


[keluarga-islam] Jangan Bilang Siapa-Siapa

2009-01-27 Terurut Topik David Sofyan
Jangan Bilang Siapa-Siapa


Hari libur memang hari keluarga, waktu saya lebih banyak di habiskan dirumah. 
Siang itu sambil membaca surat kabar ibukota di beranda depan, tetangga sebelah 
rumah datang menyapa dan terjadilah percakapan. Di akhir percakapan tersebut, 
tetangga saya menceritakan sebuah rahasia, sebenarnya ini termasuk kategori 
gosip atau gibah tetapi saya tidak mau menyelanya biarlah Allah lah yang maha 
tahu, setelah menceritakan sesuatu yang dianggap rahasia tersebut, dia 
mengahiri dengan kata  tolong jangan bilang siapa-siapa entar kalo sampe 
ketelinga dia kan jadi gak enak. Saya hanya mengangguk tanpa memberikan 
konfirmasi lisan.

Di dalam perjalan kerumah yang berjarak tiga ratus meter dari masjid setelah 
menunaikan sholat Isya, Pak Hendi wakil ketua rukun tetangga/RT bercerita 
mengenai rahasia yang tadi pagi diceritakan tetangga saya dan di akhir cerita 
Pak Hendi berkata  ini rahasia diantara kita saja tolong gak usah dikasih tahu 
siapa-siapa . Walaupun merasa ada yang janggal tetapi saya mengangguk saja 
untuk menyenangkan hatinya.

Mungkin inilah yang dinamakan rahasia umum, sesuatu yang dianggap rahasia 
tetapi masyarakat umum banyak yang sudah tahu, mungkin untuk ukuran negara sama 
seperti rahasia umum mengenai perilaku para wakil rakyat kita. cuma 
permasalahnnya kenapa mesti diembel-embeli kata jangan bilang siapa-siapa  
jika ternyata siapa-siapa tersebut akan mendapat giliran untuk disapa, 
ah...ada-ada saja.

eh mau tahu suatu rahasia gak  sahut Helmi ketika mengembalikan buku yang di 
pinjam olehnya seminggu yang lalu . Loh kan rahasia kok ngasih tahu saya  
jawab saya sambil tersenyum dan menebak pasti ini rahasia yang sama seperti 
yang di ceritakan bapak-bapak tetangga kemaren  soalnya saya juga dikasih tahu 
secara rahasia mengenai rahasia ini , balas Helmi  udahlah saya gak mau 
tahur sahut saya dan Helmi justru semakin tidak tahan untuk menceritakan  
terserah mau tahu atau ngga saya ceritain aja deh katanya sambil terus 
mengoceh gak karuan, dan ternyata isi ceritanya sama saja...yah namanya juga 
rahasia umum hampir tidak beda dengan WC umum.

Salam


David

[keluarga-islam] Yang Tersentuh

2009-01-22 Terurut Topik David Sofyan
Yang Tersentuh

Sentuhan seorang ibu memang bisa membuat ketenangan pada diri anak. Getaran 
cinta ibu mampu mengalir pada pori-pori kulit anak dan menembus hatinya, diam , 
damai tak terperi. Sebuah sentuhan bisa menggambarkan isi hati orang yang 
menyentuh, lihatlah bagaimana seorang pawang menjinakan seekor ular hanya dari 
sentuhan, begitu juga dengan binatang lainnya karena hanya bahasa tubuh itulah 
yang bisa melintasi berbagai mahluk seperti florist dengan bunga, seperti 
petani dengan padi dan nelayan dengan ikan yang di budidayakannya.

Jarak antara tempat kerja saya  dan masjid cukup jauh, sehingga untuk sholat 
dzuhur sewaktu jam istirahat dan makan siang lebih cepat menggunakan sepeda 
motor yang menjadi alat transportasi harian. Kebetulan warung makanan berjejer 
di depan masjid  sehingga sekali melangkah dua kepentingan terlampaui begitulah 
kira-kira kalo kita mau cocokan dengan peri bahasa.

Memang tidak pernah ada tarif parkir resmi didepan masjid tetapi biasanya orang 
memberi sebanyak seribu rupiah untuk sekali parkir (tidak ada hitungan waktu ). 
Saya sebenarnya jarang berbicara lama dengan tukang parkir tersebut, sebut saja 
namanya Saimin,  tetapi setiap bertemu,  saya sempatkan menjabat tangan atau 
paling tidak menyentuh pundaknya sambil menanyakan khabar, itu saja tidak 
lebih. Tetapi tindakan sederhana yang berasal dari sunnah Rasulullah tersebut 
cukup membekas di hatinya. Jika belum ada orang keluar atau masuk parkiran 
biasanya Saimin selalu duduk di sepeda motor saya. 

Suatu hari sewaktu Saimin hendak memandu truk yang lewat depan masjid, ada yang 
coba mencuri motor saya, tetapi Saimin berhasil mengagalkan walau sang pencuri 
tidak berhasil di tangkap dan bodi motor saya sedikit retak karena sewaktu 
ketahuan,  motor dibanting ke tanah lalu pencuri tersebut melarikan diri dengan 
rekannya yang mengendarai sepeda motor lain . Saimin minta maaf karena tidak 
bisa menjaga sepeda motor saya. Sambil menjabat tangannya, saya mengatakan 
bahwa sayalah yang mesti berterimakasih karena telah berhasil menggagalkan 
pencurian tersebut. Saimin hanya tersenyum sambil menyentuh pundak saya, itulah 
pertamakali dia yang menyentuh saya dan bisa saya rasakan sebuah rasa 
persahabatan.

Ada bahasa verbal yang ketika di ungkapkan bisa dimengerti setiap mahluk yang 
memiliki telinga, ada bahasa gerak ( Gesture ) atau mimik yang ketika di 
ungkapkan mungkin bisa di mengerti oleh semua mahluk yang memilki mata dan ada 
juga bahasa tubuh yaitu sentuhan yang ketika di ungkapkan bisa dirasakan oleh 
mahluk yang tidak memiliki telinga dan mata sekalipun tetapi bisa dirasakan 
oleh hati

Anas Ra berkata,Kami bertanya kepada Rasulullah Saw, Bila berjumpa sahabat 
(saudara seiman) apakah kita saling membungkuk? Nabi Saw menjawab, Tidak 
usah. Kami bertanya lagi, Apakah berpelukan satu sama lain? Nabi menjawab, 
Tidak, tetapi cukup dengan saling bersalaman . (HR. Ibnu Majah)

Salam

David



[keluarga-islam] Cukup Memulai dari Mengartikan

2008-12-24 Terurut Topik David Sofyan
Cukup Memulai dari Mengartikan

Banyak orang melupakan bahwa bunyi baik itu berupa kata atau nada pertamakali 
berinteraksi bukan dengan fikiran tetapi dengan telinga. Dan fitrah telinga 
adalah mendengarkan sesuatu yang merdu atau sesuatu yang enak didengar. 
Terlepas dari manfaatnya, secara jujur pasti telinga atau kuping memilih 
mendengarkan musik yang menyejukan ketimbang pengajian yang membosankan, 
sehingga siapapun dia yang ketika ingin berkomunikasi atau ingin menyampaikan 
sesuatu kepada orang lain semestinya juga menguasai kekuatan intonasi kata atau 
nada.  Kekuatan yang memerintah dunia memang bukanlah  kata-kata, tapi dengan 
kata-katalah seseorang menggunakan kekuatannya, kata blaise pascal

Sore itu Ustadz Najib terlambat datang karena ada urusan keluarga, sebagian 
teman mengusulkan mengadakan tadarusan sambil menunggu Ustadz Najib. Sewaktu 
acara tadarusan berlangsung, rumah yang berada dibelakang musholah menghidupkan 
radio tape agak keras dengan lagu Tuhan dari Bimbo. Lagu tersebut memecahkan 
konsentrasi kami.  Secara jujur,  sensitivitas spritual saya lebih tersentuh 
lewat lagu itu dari pada suara tadarusan yang sedang tersaji dan secara reflek 
saya justru lebih mengikuti setiap bait lirik lagu tersebut dan  mengikuti 
irama dengan sentuhan menyayat hati. Lebih dari itu Pandi malah ikut menyanyi 
dengan suara lirih seperti berbisik.

Ustad Najib ketika datang hanya tersenyum di depan pintu sambil mengucapkan 
salam, nampaknya dia sudah tahu kelakuan kami ini.  di sunnahkan membaca Al 
Qur'an dengan tartil dan usahakan membaguskan suara, karena bacaan tersebut 
tidak hanya untuk diri kita tetapi juga untuk orang lain yang mendengarkannya 
kata Ustadz najib sambil duduk diantara kami,   memang tidak semua orang bisa 
melantunkan  Al Qur'an dengan indah dan untuk itu harus sering melakukan 
latihan, Diantara para sahabat hanya beberapa orang yang masyhur melantunkan Al 
Qur'an dengan indah seperti Abdullah bin Mas'ud dan Ubay bin Ka'ab yang 
Rasulullah sendiri pernah sampai menangis mendengarnya lanjutnya sambil 
membuka kitab yang akan dipelajari, hari itu khusus pelajaran tauhid.

Filosofi membaca adalah berusaha memaknai kandungan dari sesuatu yang dibaca. 
Di dunia ini , satu-satunya yang paling banyak di baca berulang-ulang tetapi 
paling jarang dimaknai hanyalah Al Qur'an, sebab jika dibandingkan dengan kitab 
agama lain yang dibaca dalam bahasa ibu masing-masing ( tidak ada standarisasi 
bahasa ) maka semakin sering di ulang, semakin mengertilah mereka terhadap 
kitab mereka, sebaliknya kitab Al Qur'an yang terstandarisasi dalam bahasa 
arab, walaupun dibaca seribu kali jika tidak di artikan dalam bahasa ibu maka 
tidak akan pernah ada makna yang bisa diraih. 

Ketika ditanya barapa kali jama'ah mengkhatamkan Al Qur'an oleh Ustadz Abbas 
dalam pengajian tadabbur Al Qur'an, ada yang menjawab seratus kali ( tampak 
sudah berumur) ada yang sudah lima puluh kali, tiga puluh kali dan yang paling 
sedikit lima kali. Ketika ditanya siapa yang mengerti bahasa Al Qur'an (Arab) 
dari sekitar tiga puluh orang hanya empat yang mengangkat tangan, Ustadz Abbas 
hanya tersenyum dan berkata  tidak apa-apa , tapi jika memang tidak bisa 
bahasa Al Qur'an, maka pertanyaan saya ganti dengan berapa kali jama'ah semua 
telah mengkhatamkan terjemahan Al Qur'an ? . Para jama'ah banyak yang diam  
tetapi ada juga yang menjawab dan sungguh menakjubkan ternyata jawaban paling 
banyak hanya delapan kali itu juga oleh seorang kakek berumur sekitar enam 
puluhan .

Al Qur'an adalah sebuah rahasia hidup, walaupun sebagian berisi sejarah tetapi 
itu bukan jadi alasan untuk selalu menganalisa masa lalu dan juga bukan untuk 
selalu  berusaha untuk mengantispasi masa depan, tetapi rahasia itu 
mengharapkan kita untuk bisa memahaminya agar hidup yang kita jalani hari ini 
bisa lebih berarti.

Salam


David






[keluarga-islam] Mahluk Allah itu Bernama Anjing

2008-12-21 Terurut Topik David Sofyan
Mahluk Allah itu Bernama Anjing

Kediaman orang tuaku terletak di pinggiran jakarta. Walaupun hampir sama 
padatnya dengan Jakarta, tetapi banyaknya pohon-pohon sebagai sarana 
penghijauan dan penahan serapan air membuat beberapa warga dilingkungan 
tersebut mengembangkan hobi mereka memelihara binatang seperti burung, ayam, 
kelinci dan kambing bahkan di pinggiran rawa ada yang memelihara bebek.  
Sekitar satu setengah tahun yang lalu, di halaman rumah belakang tiba-tiba 
muncul seekor anak anjing yang baru bisa jalan, karena tampak masih 
tertatih-tatih yang bermain bersama anak kucing. Entah tersasar atau ada yang 
membuang, yang jelas sejak hari itu anak anjing tersebut seperti mengikat tali 
persaudaraan dengan anak kucing dan tinggal dengan damai di halam belakang 
rumah orang tuaku.

Satu tahun kemudian perkembangan anak anjing tersebut melampaui anak kucing, 
tetapi kemesaraan mereka tetap tidak berubah. Berbeda dengan kucing, anjing 
lebih berkarakter artinya mereka lebih spontan membela orang yang memberi 
mereka makan jika terjadi sesuatu yang tidak diharapkan sedangkan kucing , 
lenggang tidak mau tahu seperti mengatakan  akukan binantang, tidak ikut 
campur urusan manusia seperti kejadian ada yang mengambil pisang di pekarangan 
belakang maka anjing ini langsung menyalak dengan keras yang membangunkan tidak 
hanya isi rumah tetapi juga tetangga.

Ayahku sebenarnya risih dengan keberadaan anjing ini karena kemanapun ayahku 
pergi dia sesalu mengikuti termasuk pergi kemasjid. Anjing ini seperti terlatih 
untuk menunggu sampai selesai sholat, atau sampai selesai berbelanja dipasar 
dekat rumah, atau sampai selesai bertamu ketetangga, sehingga para tetangga 
mengira ayahku sengaja memelihara anjing ini padahal tidak. Walaupun demikian 
ayah tetap rutin memberi makan anjing dan kucing ini sehari dua kali yaitu pagi 
dan sore hari .

Ada satu alasan mengapa ayah tidak pernah mengusir atau membuang anjing ini 
selain loyalitasnya,  yaitu tidak pernah membuang kotoran di pekarangan rumah, 
entah dimana dia membuangnya dan  juga tidak ada tetangga yang mengeluh karena 
perpindahan lokasi pembuangan tersebut. Disamping itu kebiasaaan anjing lain 
yaitu suka menjilat dan mengendus, tidak dilakukan oleh anjing ini, entah 
karena terbiasa bergaul dengan kucing atau ada faktor lain sehingga bisa 
merubah kebiasaan dari habitatnya  oleh karena itu ayah tidak pernah ragu 
dengan sandal atau sarung yang di gunakannya terkena najis.

Namun belakangan ini, ayah ingin memberikannya kepada orang lain, karena 
gunjingan tetangga semakin keras, mungkin bagi mereka tetap aneh seorang muslim 
yang taat memelihara seekor anjing walaupun anjing itu sangat jinak dan tidak 
pernah mengganggu siapapun, dan kebetulan ada tetangga lain RT yang beragama 
kristen bersedia menampung.

Pada hari ahad dua minggu yang lalu anjing itu tidak mau makan seharian, dia 
tampak murung dan ketakutan, selalu berada di pojok rumah, sekilas ayah melihat 
 pada sore itu setitik air dimatanya, dia seperti rudung suatu kesedihan, 
seperti akan berpisah sangat jauh. Pada malam harinya ayahku melihat dia masih 
berada di pojokan rumah tertidur atau hanya sekedar berbaring.

Pagi harinya tiba-tiba anjing itu menghilang entah kemana. Ayah walaupun memang 
berniat memberikannya kepada orang lain tetapi merasa seperti ada yang 
meresahkan hatinya dan itulah yang membuatkan nya mencari seharian tetapi tidak 
ketemu. Beberapa hari kemudian terdengar berita bahwa ada beberapa anjing 
jalanan yang masih muda dibunuh untuk di konsumsi bahkan setelah di potong ada 
yang diperjual belikan untuk kalangan tertentu. Mendengar berita tersebut 
ayahku cuma terdiam tidak bisa berbuat apa-apa karena memang tidak pernah 
memegang hak kepemilikan binatang tersebut. Mata ayah nampak berkaca-kaca 
mendengar khabar tersebut.

Ada sesuatu yang hilang, yang kurang diharapkan ketika dia ada tetapi membekas 
cukup dalam ketika dia tidak ada. Binatang yang sampai tiga kali disebutkan di 
dalam surat Al Kahfi  itu seperti pelajaran dari ayat-ayat kauniyah Allah di 
alam semesta tentang suatu kasih sayang. tentang sebuah kesetiaan, tentang  
kebersamaan walau hanya dari seekor binantang yang telah bertamu satu tahun 
lebih dirumah  pinggiran Jakarta tersebut.

Dari Abu Hurairah , Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Tatkala seorang lelaki 
sedang berjalan pada sebuah jalan terasalah olehnya dahaga yang sangat. Lalu ia 
mendapati sebuah sumur dan bersegeralah ia meneruninya untuk minum. Ketika 
keluar, tiba-tiba dia melihat seekor anjing menjulurkan lidah sambil 
menjilat-jilati debu karena sangat haus. Lelaki itu berkata:  anjing  ini 
sedang kehausan seperti aku tadi lalu turunlah dia kembali ke dalam sumur untuk 
memenuhi sepatu kulitnya dengan air lalu digigit agar dapat naik kembali. 
Kemudian ia meminumkan air itu kepada  anjing tersebut. Allah berterima kasih 
kepadanya lalu mengampuninya. Para sahabat bertanya: Wahai Rasulullah! Apakah 
kami akan mendapatkan pahala karena 

[keluarga-islam] Mata Pelajaran Ahlak

2008-12-17 Terurut Topik David Sofyan
Mata Pelajaran Ahlak

Setelah beberapa tahun mengikuti pengajian, seorang teman mengeluarkan catatan 
mengenai apa saja yang telah dipelajari selama ini, sesuatu yang saya sendiri 
jarang mencatatnya. Hampir semua teman pengajian yang berjumlah kurang dari dua 
puluh orang menyenangi masalah Fiqih karena standard, rujukan dan penilaiannya 
jelas. Ustadz Najib juga bisa menilai dalam parktek kekurangan para muridnya 
dalam masalah fiqih tersebut. Walaupun agak tersendat-sendat pelajaran 
Nahwu-shorof pun mengalami sedikit kemajuan demikian juga halnya dengan  
pelajaran-pelajaran lain, yang tolak ukurnya bisa dilihat secara kasat mata. 

Sewaktu teman membuka bukunya yang sangat komplit tersebut, ada satu bab yang 
susah dilihat tingkat kemajuannya, bahkan Ustadz Najib mengabaikan bab ini 
dalam penilaian ahir semester ( penilaian non formal, karena pengajiannya juga 
tidak mengikat itulah sebab mengapa jumlah pesertanya saya bilang kurang dari 
dua puluh, karena setiap pertemuan memang selalu naik turun tetapi tidak pernah 
lebih dari dua puluh ). Bab tersebut adalah bab ahlak, bab yang berisi 
cara-cara memperindah ahlak, dan cara-cara menghindari ahlak tercela. Kalaupun 
Ustadz Najib bertanya pada abab ini, pertanyaannya tidak lebih dari hafalan 
cara-cara tadi dan dalil yang mendukung, sedangkan hasil mempelajari bab tadi 
seperti tersembunyi  seolah ustadz Najib sedang berkata  Allah lah yang maha 
mengetahui.

Pandi yang berperawakan agak tinggi adalah satu-satunya diantara murid yang 
paling susah menangkap pelajaran dan selalu datang terlambat, bahkan anak-anak 
lain suka di buat kesal karena harus mengulangi materi sampai beberapa kali 
hanya karena Pandi kurang mengerti. Saya mungkin bodoh dan kalau di buat skala 
penilaian paling tinggi cuma poin enam tapi entah mengapa poin yang sudah 
kelewat rendah itu masih susah juga di kejar Pandi, jadi silahkan tebak sendiri 
kira-kira berapa poin Pandi. Tetapi anehnya Ustad Najib terlihat sangat sayang 
kepadanya, pertanyaan-pertanyaan Pandi yang jarang berkembang tidak pernah 
diabaikan. Cuma ada satu yang saya suka dari Pandi yaitu wajahnya yang selalu 
ceria, dan senyumnya tidak pernah lepas dari bibirnya, pokoknya tampak selalu 
senang sampai saya bingung, sebenarnya dia itu senang mentertawakan kami karena 
selalu menggerutu kepadanya atau karena memang senang karena ditertawakan , 
sama saja kelihatannya.

Suatu hari karena habis menghadiri kondangan saudara,  saya terlambat datang ke 
pengajian. Seharusnya posisi terlambat ini milik spesial Pandi , tetapi karena 
suatu hal posisi ini aku rebut secara tidak sengaja darinya. Ketika hendak 
masuk gang musholah tempat Ustadz Najib biasa ngajar, saya melihat Pandi baru 
tiba. Dia tidak langsung masuk tetapi merapihkan sandal anak-anak lain yang 
berantakan bahkan ada yang masuk got dekat musholah, tidak ketinggalan dia 
memungut sampah yang berserakan dan setelah itu baru dia masuk sambil 
mengucapkan salam. Pak Jumal yang tinggal tepat didepan musholah mengatakan 
bahwa setiap akan masuk Pandi selalu merapihkan dan membersihkan pekarangan 
musholah. Mungkin itu sebabnya dia menyengajakan diri terlambat, entahlah.

Saya baru sadar mengapa Ustadz Najib begitu menyayanginya, mungkin dalam bab 
mata pelajaran lain  kami berkejar-kejaran diatas angka lima meninggalkan Pandi 
yang tidak pernah resah dengan angka-angka. Tetapi untuk penilaian bab yang 
tidak pernah dilakukan oleh Ustadz Najib karena memang sulit untuk di buktikan, 
 telah tersemat di leher seorang pria yang selalu diledekin teman-temannya, 
nilai yang tidak akan pernah di ungkapkan karena  mungkin bagi sebagian orang 
terlihat sangat sepele tetapi jelas nilai itu telah tergores di langit atas 
musholah.

Salam


David







[keluarga-islam] Keinginan Menjadi Kaya

2008-12-16 Terurut Topik David Sofyan
Keinginan Menjadi Kaya

Apa yang membedakan pertamakali ketika kita memiliki uang seratus ribu dengan 
uang seratus juta ? tidak lain adalah keinginan-keinginan. Ketika uang yang di 
peroleh hanya seratus ribu maka keinginan kita seperti menyesuaikan bahkan  
memangkas hal-hal yang dirasa kurang perlu, tetapi ketika uang yang di peroleh 
seratus juta maka muncul seketika berbagai keinginan untuk direalisasikan 
termasuk sesuatu yang kurang perlu sekalipun, sehingga pertanyaannya adalah 
apakah rezeki  yang telah di berikan Allah masih kurang   atau kita yang mesti 
mengurangi berbagai keinginan untuk disesuaikan dengan rezeki yang telah 
amanahkan Allah kepada kita ?

Tentu tidak sesederhana itu karena variant kebutuhan setiap orang berbeda-beda 
dan sebuah keinginan tetaplah sebuah keinginan karena itulah yang membedakan 
manusia hidup dengan manusia yang tidak hidup atau yang tidak mau lagi hidup. 
Antisipasinya hanyalah sebuah kesimbangan antara tawwaqal dan ikhtiar , antara 
sabar dan syukur karena jika tidak, keinginan bisa menjadi liar dan selanjutnya 
akan muncul pertanyaan  apakah keinginan bisa diartikan sebagai hawa nafsu jika 
keinginan adalah hawa nafsu maka posisinya tidak lagi menjadi pemicu (trigger), 
tetapi berubah menjadi negatif maka Allah menerangkan dalam surat An Naazi'at 
Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri 
dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya syurgalah tempat tinggal(nya). 
 (QS 79:40-41)

Apa yang membedakan orang kaya yang bertaqwa dengan orang miskin yang bertaqwa 
? pertanyaan itu diajukan diantara peserta pengajian tadabbur al Qur'an, tidak 
ada yang berani menjawab tetapi kalau di suruh memilih tentu semua yang ada di 
masjid itu memilih menjadi orang kaya yang bertaqwa. Diantara empat sahabat 
dekat nabi yang menjadi khalifah hanya Ali ra yang tergolong miskin, tetapi 
baik Rasulullah maupun para sahabat yang kaya tidak pernah hidup dalam 
kemewahan ( kecuali Muawiyah bin Abu Sofyan  yang bahkan pernah di tegur oleh 
Umar bin Khattab ) hampir semua harta yang mereka peroleh di sumbangkan di 
jalan Allah, Rasulullah sendiri yang seorang saudagar dan khalifah  tidur 
beralaskan pelepah kurma, Abu Bakar hampir kesusahan menafkahi keluarga karena 
hartanya habis disumbangkan.

Ustadz Abbas menerangkan bahwa didalam Al Qur'an tidak pernah di bicarakan hak 
orang kaya selain tanggung jawab terhadap orang miskin, sikaya di bebankan 
kewajiban-kewajiban sedangkan simiskin disuruh untuk bersabar. didalam hadist 
diterangkan perhitungan orang kaya dan orang miskin berjarak lima ratus tahun 
kesimpulannya orang kaya yang bertaqwa memang lebih dimuliakan karena mereka 
disibukan dengan berbagai kewajiban artinya kekayaan tersebut bukan untuk 
dinikmati tetapi untuk dibagi-bagi , kata Ustadz Abbas  masa sih ustadz, kita 
tidak boleh menikmati sesuatu yang telah kita usahakan  bukankah zakat cuma 
dikenai dua setengah persen kata salah seorang peserta, Ustadz Abbas hanya 
tersenyum  Didalam ilmu hadist memang lebih di dahulukan perintah Rasulullah 
lewat ucapan ketimbang contoh beliau lewat perbuatan, perintah biasanya 
disesuaikan dengan kondisi ummatnya jawab Ustadz Abbas mengahiri pengajian.

Jaffar As shadiq pernah berdoa  Ya Allah sibukan hamba dalam membagi-bagikan 
hartamu dan jangan sibukan hamba dalam mencari hartamu 

Salam


David

[keluarga-islam] Tidak Seindah Kisah-Kisah

2008-12-14 Terurut Topik David Sofyan
Tidak Seindah Kisah-Kisah

 koran-koran, pos kota, kompas, koran  teriak Wawan diantara lalu lalang 
mobil di persimpangan  di bawah bypass jalan pramuka menjajakan korannya yang 
masih belum habis walau hari sudah beranjak siang. Wawan terus menelusuri jalan 
menuju arah Ahmad Yani , Rawasari persis di depan toko-toko keramik ( waktu itu 
belum di gusur ). Wawan berhenti dan duduk di taman depan toko tersebut sambil 
menghitung perolehan sementara. Tampak beberapa orang sedang melakukan tawar 
menawar dengan pedagang keramik, dan yang paling menyolok adalah seorang ibu 
yang berpakaian long dress abu-abu mirip piama yang menawar dengan suara tinggi 
dengan logat mandarin yang khas.

Setelah melakukan transaksi dan membayar si ibu menyuruh asisstennya mengangkut 
keramik-keramik yang telah di pisahkan oleh si penjual kebagian pojok toko dan 
dia sibuk melayani pembeli lain. Tiga kali asisten ibu tersebut bolak balik 
mengangkat keramik karena ada empat keramik yang telah di pisahkan si penjual, 
tetapi setelah menunggu beberapa lama si asisten ibu itu tak kunjung datang 
malah masuk mobil seperti mau pergi, sontak wawan berlari mengambil keramik 
tersisa untuk di serahkan kepada ibu tadi  tunggu bu masih ada satu lagi yang 
belum diambil  teriak wawan sambil berlari kearah mobil ibu tersebut. Mungkin 
karena takut tertinggal , wawan berlari tanpa melihat bahwa akar pohon-pohon 
didepan toko-toko tersebut banyak yang menyeruak keluar seperti menonjolnya 
urat nadi para binaragawan. Ternyata mengandalkan mata kaki tidak cukup, Wawan 
terpleset, keramik jatuh dan pecah.

Bukannya rasa terimakasih dan kasihan yang di peroleh, sebaliknya malah 
mendapatkan makian  kamu itu gimana sih, kalo mau bantu hati-hati dong, kalo 
cuma ketinggalan saya bisa balik ambil lagi nih barang, tapi kalo sudah begini 
kamu orang mau ganti  teriak ibu tadi masih dengan logat mandarin yang kental. 
Wawan cuma diam menunduk  maafkan saya bu . Sambil terus merepet gak karuan, 
ibu terus berlalu tapi nada ejekan masih terdengar dari para pedagang di 
sekitar situ.

Niat baik belum tentu menghasilkan sesuatu yang baik, terkadang kita sering 
terlena oleh cerita atau kisah yang sering kita forward jika di email bahwa 
melakukan kebaikan akan mendapatkan kebaikan berlipat ganda secara kontan baik 
berupa uang atau kebaikan-kebaikan lain seolah kita telah mendikte cara 
berfikir Allah, atau jika mau berprasangka baik mungkin bisa juga memang untuk 
memotivasi yang lain melakukan hal yang sama, tapi pernah kita sadari bahwa 
Allah mempunyai rencana sendiri yang pada dunia nyata justru kejadian seperti 
wawanlah yang mungkin sering kita alami tentang arti sebuah kesabaran yang jika 
telah diperlakukan seperti itu apakah kita masih mau melakukan hal yang sama , 
pada tempat yang sama , mungkin  ?  

Salam


David

[keluarga-islam] Cukup Menjadi Seorang Pekerja

2008-12-14 Terurut Topik David Sofyan
 
Cukup Menjadi Seorang Pekerja

Entah siapa yang pertama kali memulai kebiasaan ini yang jelas salah satu 
penggerak aktivitas di dunia adalah benda keramat bernama uang. Jika di zaman 
prasejarah seperti yang kita baca di buku waktu sekolah dulu bahwa yang 
mempunyai kekuasaan adalah yang paling kuat, maka point itu sekarang telah 
bergerser menjadi yang paling kaya, benda keramat yang bernama uang tersebut 
telah merombak berbagai peradaban. Bahkan paradigma kita sebagai orang tua 
hampir sama dengan orang tua kita dulu yang ketika menanyakan cita-cita anaknya 
menjadi apa ? maka apapun pilihan sang anak , takaran terakhir adalah berapa 
banyak uang yang bisa dihasilkan dari profesi  yang dicita-citakan tersebut 
sehingga sang anak kelak jadi makmur, tidak susah.

Bagaimana seandainya di perkotaan seperti ini orang tua mendengar cita-cita 
anaknya seperti   Ibu saya ingin jadi petani  atau  Ayah aku kalo sudah 
besar ingin jadi nelayan, pasti ada sedikit miris di hati mendengarnya, 
kalaupun mau berbesar hati maka pasti ada embel-embel dengan mengatakan  ya 
gak apa-apa asal jadi petani yang kaya  atau  boleh jadi nelayan tapi nelayan 
yang sukses yang punya kapal sendiri dan banyak anak buah . Lalu salahnya 
dimana ? tidak ada karena semua orang tua tentu menginginkan yang terbaik bagi 
anaknya. Saat kecil profesi petani dan nelayan bukanlah jadi pilihan, tetapi 
ketika sudah beranjak dewasa bisa jadi profesi tadi menjadi kenyataan yang 
harus dijalani.

Menyekolahkan anak sampai keperguruan tinggi walaupun secara filosofi agar anak 
menjadi orang yang pintar tetapi secara kasat mata bisa dipastikan bahwa maksud 
terselubung adalah agar mudah mendapatkan pekerjaan yang layak dan hal ini juga 
pernah kita alami sewaktu masih sekolah atau kuliah, artinya secara singkat 
yaitu menjadi pintar agar mudah bekerja pada orang lain ( employee) dan kita 
belum terbiasa dengan wacana sekolah yang tinggi agar bisa mempekerjakan orang 
lain ( employer) sehingga jika ada yang menyimpulkan bahwa pemilik perusahaan 
belum tentu pintar dan orang pintar belum tentu bisa memiliki perusahaan adalah 
sah-sah saja karena memang kenyataanya seperti itu.

Didalam Islam cerita mengenai uang tidak jauh dari sekedar mencari nafkah untuk 
kebutuhan sehari-hari dan menyisihkan jika telah melebihi kebutuhan sedangkan 
cerita profesi tidak lagi menyangkut masalah uang tapi masalah tanggung jawab, 
seperti  tanggung jawab hakim, kewajiban pekerja, kewajiban pengusaha, tanggung 
jawab pemimpin , adab dan kesopanan berdagang dan sebagainya. Kaya dan Miskin 
adalah dampak dari proses, bukan tujuan , dan dampak tersebut melekatkan 
predikat baru yaitu Muzaki dan Mustahik, cukup sederhana sebenarnya.

Sesungguhnya Allah suka kepada hamba yang berkarya dan terampil (professional 
atau ahli). Barangsiapa bersusah-payah  mencari nafkah untuk keluarganya maka 
dia serupa dengan seorang mujahid di jalan Allah Azza wajalla. (HR. Ahmad)

Salam


David



[keluarga-islam] Memahami Yang Telah Diketahui

2008-12-11 Terurut Topik David Sofyan
Memahami Yang Telah Diketahui

Setelah belajar setengah matipun nilai akuntansiku tidak pernah bisa melampaui 
angka tujuh, terlalu banyak istilah-istilah yang memusingkan kepala tentang 
definisi alamat postingan (entries),  padahal ayahku seorang pedagang yang 
tidak pernah belajar akuntansi tetapi ketika ditanya masalah proses pencatatan 
keluar masuk uang dengan cepat dia bisa meyebutkan semua transaksi yang 
rata-rata di hafal di luar kepala. Masalah sebenarnya adalah sebuah 
penyederhanaan. Fikiran kita tidak cukup sederhana dalam menyederhanakan 
sesuatu. sehingga terkesan semakin kompleks jalan fikiran seseorang semakin 
pintarlah dia. 

Di dalam pelajaran agama Islam sendiri guru pernah bertanya  Apakah inti dari 
ajaran agama Islam ? banyak yang memberikan jawaban-jawaban yang cerdas tapi 
rata-rata bersifat umum , seperti  agar bisa merubah ahlak, karena pada waktu 
itu masa jahiliyah yaitu masa kebodohan kata sugianto yang tepat di 
belakangku.  Agar kita bisa melaksanakan seluruh perintah Allah dan menjauhi 
seluruh laranganNya yang tercantum di dalam Al Qur'an maupun sunnah nabi  
sahut romlah di pojokan bangku depan. Aku sendiri tidak tau jawabannya apalagi 
berusaha untuk menjawab dan malah sibuk buat PR pajak yang semestinya di 
kerjakan di rumah tapi mentok yah terpaksa minta sedekah jawaban dari kanan 
kiri dan sehabis mata pelajaran agama Islam ini adalah mata pelajaran 
Perpajakan.

 Semua jawaban tidak ada yang salah, tetapi inti ajaran agama Islam yang lebih 
tepat adalah mengesakan Allah , La ilaha illallah  kata Pak Zainudin guru 
agama kami waktu sekolah dulu. Jauh sekali dari pandangan kami waktu itu bahwa 
mempelajari agama Islam berarti mempelajari tata cara sholat, tata cara zakat,  
puasa, dan lain-lain yang merupakan rukun Islam, mempelajari rukun iman, 
mempelajari sejarah Islam. Intinya adalah mengetahui, masalah memahami apalagi 
meyakini di nomor sekiankan, dan ini juga berlaku untuk semua mata pelajaran. 
Ahirannya tentu semua sudah bisa menebak, ya ..terlupakan.

Kisah belajar mengajar juga telah dialami oleh Rasulullah. Turunnya Al Qur'an 
secara bertahap merupakan proses pembelajaran tiada henti yang diteruskan 
kepada para sahabat untuk dilaksanakan dan tidak berhenti pada proses 
mengtahui, karena hanya dengan pelaksanaan kita bisa  memperoleh pemahaman. 
Lapar harus dirasakan untuk bisa memahami apa yang telah kita ketahui tentang 
puasa, Harta harus disisihkan agar kita bisa memahami apa yang telah kita 
pelajari tentang zakat. Pelajaran memang tidak boleh berhenti sampai kapanpun 
karena hidup  selalu memaksa untuk terus di maknai.

Salam


David

Re: [keluarga-islam] Trs: Berita DUKA, AL-Pacitan Meninggal Dunia

2008-12-10 Terurut Topik David Sofyan
Kata memang bisa mengukir rasa, hanya itu wakil di sini , di dunia seribu 
pendapat dan ketika salah satu diantara kita yang telah lama menebarkan rasa 
itu berpulang, sudah selayaknya kita mengembalikan rasa itu dengan ungkapan 
kata dan doa semoga almarhum di terima disisi Allah Subhanahu wa Ta'ala, Inna 
lilallahi wa inna ilaihi roji'uun

  - Original Message - 
  From: MK. Mattawaf 
  To: keluarga-islam@yahoogroups.com 
  Sent: Thursday, December 11, 2008 8:30 AM
  Subject: [keluarga-islam] Trs: Berita DUKA, AL-Pacitan Meninggal Dunia



  innalillahi wa inna ilaihi roji'un


  - Pesan Diteruskan 
  Dari: muslim in suffer [EMAIL PROTECTED]
  Kepada: berland hendrik [EMAIL PROTECTED]
  Cc: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED];. 
  Terkirim: Kamis, 11 Desember, 2008 08:32:08
  Topik: Re: Berita DUKA, AL-Pacitan Meninggal Dunia

  Walaupun ana tidak kenal dekat secara fisik, tapi ana merasa sangat dekat 
lewat diskusi dan komunitas dunia maya islam.

  innalillahi wa inna ilaihi roji'un

  semuanya berasal dari Allah swt, dan pasti akan kembali kepada-NYA. Semoga 
amal ibadahnya diterima Ilahi Robbi dan yang ditinggalkan mendapat kesabaran 
dlm menghadapi cobaan dan duka ini.

  -abu ubassy-


  2008/12/10 berland hendrik [EMAIL PROTECTED]

Ahmadi Agung atau lebih di kenal dng Agung AL-Pacitan seorang Penulis handal
 seorang Pelukis Unik kabarnya telah meninggal dunia karena penyakit
komplikasi.

Bangsa Indonesia kembali kehilangan salah satu Putra terbaiknya. 

Rgrd
Berlnd





--
  Selalu bisa chat di profil jaringan, blog, atau situs web pribadi! 
  Yahoo! memungkinkan Anda selalu bisa chat melalui Pingbox. Coba!

   

[keluarga-islam] Sunnah Yang Terlupakan

2008-12-09 Terurut Topik David Sofyan
Sunnah Yang Terlupakan 

Sore itu terjadi sebuah drama penahanan. Pak Sadeli memang telah lama tidak 
bertegur sapa dengan Pak Amin , tetapi anehnya kedua orang tua itu kerap 
bertemu di masjid untuk menunaikan sholat berjama'ah, mungkin karena masjid 
lain terletak cukup jauh dari pemukiman mereka. Permasalahan mereka berkisar 
pada tanah sengketa, tetapi masalah itu tidak usah di bahas, kita fokuskan saja 
pada tingkah Pak Sadeli mengahiri perseteruannya.

Sehebat apapun gejolak Api pasti akan bertekuk lutut pada siraman air, Pak 
Sadeli telah memutuskan untuk menghabiskan masa tuanya di kampung sekalian 
meneruskan hobi lamanya berternak ayam kampung, namun untuk bisa lenggang mulus 
kekampung Pak Sadeli tidak mau menyisakan bara yang telah terbakar lama. Hanya 
saja ada satu masalah yaitu Pak Sadeli tidak pandai merangkai kata-kata untuk 
memulai sapa-menyapa dengan Pak Amin di samping itu dia juga tidak suka 
melibatkan orang lain, tapi memang segala sesuatu membutuhkan permulaan untuk 
bisa diahiri dengan pembiasaan pikir Pak Sadeli.

Ketika Pak Amin masuk kemasjid  hendak melaksanakan sholat maghrib berjama'ah, 
terdengar suara  Assalamu'alaikum Pak Amin  belum sempat Pak Amin menjawab 
tiba-tiba Pak Sadeli telah merangkulnya dari samping  Ayo Pak silahkan sambil 
terus menggandeng tangan Pak amin kearah shaf depan, setelah itu diam, bahkan 
Pak Amin tidak berkata sepatah kata pun , bingung, kesal, kaget bercampur aduk 
tidak karuan , tidak lama kemudian  suara imam terdengar memulai takbir. Ketika 
telah selesai sholat kembali Pak Sadeli menjabat tangan Pak Amin  kalo ada 
yang mengatakan jauh di mata dekat di hati, eh kita yang sudah tua ini malah 
dekat dimata jauh dihati, maafkan sajalah saya Pak mungkin semua ini kekhilafan 
saya  sahut Pak Sadeli , beberapa hari kemudian sewaktu akan berangkat pulang, 
 baru saya tahu kalau kalimat itu di hafal oleh nya dari pagi  hari yang di 
ilhami dari buku peri bahasa cucunya. Tapi ada satu yang jelas yaitu Pak Amin 
telah tertawan oleh rasa malu, oleh rasa kesal, oleh rasa dendam, dan oleh rasa 
penyesalan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata selain diam sambil 
menyaksikan Pak Sadeli berlalu dari masjid.

Kita sering mendengar cerita bagaimana Rasulullah menawan musuh-musuhnya dengan 
kebaikan dari lemparan batu yang dibalas dengan perhatian beliau dengan 
bersilaturahim ketika sipelempar  sakit , dari yang mencaci maki yang kemudian 
dibalas oleh beliau dengan memberi makan bahkan disuapi ( kisah yahudi buta), 
dan banyak lagi  sunnah yang tak terlihat itu,  yang entah mengapa  jarang di 
sunnahkan untuk dilaksanakan, padahal itulah amaliyah ahlak yang orang 
melihatnya saja sampai tergetar akan kedahsyatannya. semua orang yang berada di 
masjid waktu itu hanya bisa terperangah melihat adegan tersebut, seperti 
menyaksikan potongan paragraph terakhir dari buku roman kehidupan

Salam


David 

[keluarga-islam] Siapapun Bisa Memberi

2008-12-09 Terurut Topik David Sofyan
Siapapun Bisa Memberi

Dan masing-masing orang memperoleh derajat-derajat (seimbang) dengan apa yang 
dikerjakannya. Dan Tuhanmu tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan. (QS 
6:132)

 
Sebenarnya yang terpenting dalam hidup adalah bagaimana cara kita memaknai 
hidup itu sendiri, karena dalam sudut apapun selalu ada nilai disisi Allah 
tergantung apakah setiap kejadian itu di niatkan karena Allah atau tidak. Tanpa 
kita sadari keseimbangan selalu mewarnai hidup kita, tetapi sebagai manusia , 
pertanyaan justru sering diajukan hanya pada sisi yang tidak menguntungkan dan 
seolah melupakan segala kelebihan yang telah di anugrahkan. Terkadang untuk 
bisa memahami sebuah persoalan , kita pertamakali harus bisa membebaskan diri 
dari hasrat memperoleh jawaban karena apapun jawaban Allah kepada kita belum 
tentu bisa kita mengerti sebagai sebuah gambaran yang utuh apalagi jika hanya 
di kaitkan dengan substansi persoalan hidup sesaat.

Abu Musa mengatakan bahwa Nabi saw bersabda, Tiap-tiap muslim itu harus 
bersedekah. Mereka bertanya, Wahai Rasulullah, bagaimanakah orang yang tidak 
mendapatkan (sesuatu untuk bersedekah)? Beliau bersabda, Ia bekerja dengan 
tangannya. Lalu, ia manfaatkan untuk dirinya dan menyedekahkannya. Mereka 
bertanya, Bagaimana jika ia tidak mendapatkan? Beliau bersabda, Menolong 
orang yang mempunyai keperluan yang dalam kesusahan. Mereka bertanya, 
Bagaimana jika tidak mendapatkan? Beliau bersabda, Hendaklah ia mengamalkan 
(dalam satu riwayat: menyuruh kepada kebaikan atau berkata ) dengan kebaikan 
dan menahan diri. (Dalam satu riwayat mereka bertanya, Jika ia tidak 
melakukan kebaikan? Beliau menjawab, Maka hendaklah ia menahan diri) dari 
kejahatan dan hal itu menjadi sedekah baginya. (Sahih Bukhari)

Pernahkah kita merasakan sensasi memberi dan menerima ? Ada rasa bahagia ketika 
bisa menerima dan ada rasa bangga ketika bisa memberi, permasalahannya yang 
manakah yang lebih dominan mewarnai hidup ini dan hal ini bukan pada masalah 
memiliki atau tidak memiliki tetapi lebih pada permasalahan kemauan untuk 
berbagi karena jika kita mulai dari yang sederhana maka bukankah senyuman itu 
juga sedekah lalu kepemilikan seperti apa yang mesti dipersoalkan dari sebuah 
senyuman. Jika takaran fisik adalah harta maka takaran jiwa dalah hati, kedua 
sumber tersebut merupakan potensi kita untuk bisa memberi.

Orang tua kita dulu pernah berkata bahwa baik mempunyai kemampuan untuk memberi 
namun cukup bijaksana jika kita juga mempunyai kemampuan untuk membuat orang 
lain bisa memberi.  Caranya ? masih kata orang tua dulu yaitu jangan pernah 
memberikan ikan tapi berikanlah pancing agar mereka berusaha mencari ikan 
sendiri sehingga suatu ketika pancing itu bisa di wariskan kepada orang lain 
lagi, trus kesimpulan negatifnya ? ya mau makan ikan sendiri, udah capek 
mancing seharian enak aja di bagi-bagi.

Salam


David

[keluarga-islam] Saran Terakhir

2008-12-08 Terurut Topik David Sofyan
 
Saran Terakhir

Sehabis sholat maghrib, seorang teman bertanya kepada saya bagaimana cara agar 
kita senantiasa terjaga dari perbuatan dosa dan selalu bisa berbuat kebaikan. 
Saya menyarankan agar dia bertanya langsung kepada orang yang berkompetent di 
bidangnya yaitu Ustad Farid yang biasa jadi imam di masjid atau Ustad Abbas 
yang biasa mengajar tadabbur Al Qur'an, tapi teman tersebut menolak dengan 
alasan bahwa jawaban yang di berikan terlalu bersifat idealis dan susah untuk 
dilaksanakan apalagi harus merombak berbagai kebiasaanya seperti mengusahakan 
sholat malam , banyak-banyak berpuasa, bergaul dengan orang baik-baik saja 
(sholeh ) sedangkan yang kurang apalagi yang tidak baik, ditinggalkan saja  
katanya kepada saya dan jelas saya mendukung seratus persen usulan para Ustad 
tersebut,  tetapi dia ingin saran dari saya sebagai sesama orang yang banyak 
dosa kilahnya. Niatnya sih baik yaitu minta saran, tapi alasannya cukup 
menyakitkan, tapi ya sudah lah memang kenyataanya banyak dosa kok mau 
menyangkal.

Menjadi orang baik memerlukan sebuah proses panjang yang berakhir pada nama, 
karena apa yang kita nilai baik hari ini belum tentu bisa bertahan sampai esok 
hari seperti yang di isyaratkan oleh Rasulullah bawa kalo mau lihat amal yang 
sesungguhnya lihatlah di penghujungnya (saat ajal mendekat) , sebaliknya apa 
yang kita lecehkan atau kita anggap kurang baik saat ini mungkin suatu hari 
jika Allah mengijinkan bisa lebih baik dari diri kita sendiri. Ada sebuah 
perbandingan yang cukup miris yang sering di lontarkan orang banyak yaitu lebih 
baik dianggap bekas orang jahat dari pada dianggap bekas orang baik. 

Mungkin inilah saran pamungkas untuk orang paling malas ( mungkin seperti saya 
juga ). Saran tersebut cukup singkat kepadanya yaitu  awali dengan keyakinan 
dan ahiri dengan pelaksanaan  , maksudnya perbanyaklah berdoa kepada Allah 
dengan penuh keyakinan agar di tunjuki jalan yang lurus yaitu jalan orang-orang 
yang di ridhoi olehNYa dan kemampuan untuk menapaki jalan tersebut dan berdoa 
agar Allah juga memberikan kita kemampuan untuk menjauhi perbuatan yang di 
murkaiNya karena pada dasarnya tidak ada satupun yang bisa melampaui 
kehendakNya termasuk ikhtiar kita dan ada saat dimana Allah berkehendak atas 
doa hambanya, ...Dan Tuhanmu berfirman: Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan 
Kuperkenankan bagimu (QS 40:60)

Jika kita merasa berat melaksanakan ibadah  atas anjuran ustadz teruslah berdoa 
agar Allah sendiri yang menetapkan keinginan dihati kita ,  Fa alhamaha 
fujuraha wa taqwaha  ( QS 91:8)  tetapi ketika keinginan itu sudah terbersit, 
maka tolong jangan sanggah, laksanakanlah karena bersitan dihati itu tidak 
sering muncul , dan ketika kita sudah melaksanakan tinggal melakukan proses 
pembiasaan Insya Allah Jauh lebih mudah dari pada proses pemaksaan diri , 
permasalahannya proses ini memakan waktu dan pertanyaannya apakah umur kita 
masih mau berkompromi kata saya kepada teman tadi yang hanya melongo entah 
mengerti entah tidak

Salam


David

[keluarga-islam] Subjektifitas Sebuah Zakat

2008-12-05 Terurut Topik David Sofyan
Subjektifitas Sebuah Zakat

 Dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada rasul, 
supaya kamu diberi rahmat. (QS 24:56 

Setiap ahir tahun di masjid dekat rumah biasanya diadakan rekapitulasi dana 
zakat, infaq dan sadaqoh untuk di buatkan laporan tahunan antara pemasukan dan 
pengeluaran kas masjid. Dari hasil rekapitulasi tadi terlihat bahwa jika 
ditotal jumlah nominal zakat jauh lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah 
infaq dan sadaqoh namun jika diambil perbandingan data qualitatif orangnya ( 
zakat mal memang terdata tapi infaq dan sadaqoh tidak sehingga di ambil asumsi 
dengan lembaran uang yang terkumpul, artinya jika jumlah infaq dan sadaqoh 
sepuluh juta yang terdiri dari lima ratus lembar uang kertas maka asumsi kasar 
ada lima ratus orang yang berinfaq dan sadaqoh ) maka terjadi sesuatu yang 
bertolak belakang yaitu satu banding lima puluh antara zakat dengan infaq dan 
sadaqoh artinya dari lima puluh orang yang berinfaq dan sadaqoh hanya satu 
orang yang membayar zakat ( dalam hal ini zakat mal ) , apakah kondisinya 
memang seperti itu atau ada kesalah pahaman ( misinterpretasi ) masyarakat 
antara zakat dan infaq-sadaqoh.

Zakat hukumya wajib jika telah sampai nisab dan haulnya, logikanya seseorang 
yang telah berzakat memilki kemungkinan besar untuk berinfaq-sadaqoh, sedangkan 
infaq-sadaqoh bersifat sunnah dan belum tentu orang yang melakukanya terkena 
kewajiban membayar zakat jika memang belum sampai nisab dan haulnya, 
pertanyaannya adakah seseorang yang menyengaja menyampaikan harta yang 
dimilikinya pada nisab dan haul atau menyengaja membiarkan sampai memang 
saatnya tiba dimana memang sudah tidak ada lagi biaya yang menggerogoti 
pemasukan, atau terjadi lonjakan pemasukan yang susah di kejar oleh pengeluaran.

Perintah sholat dan membayar zakat di dalam Al Qur'an selalu bersanding sebagai 
pasangan keimanan dan sekarang sepertinya ada yang tercecer. Di negara kita, 
pajak memiliki kekuatan hukum tetapi tidak demikian hal nya dengan zakat, jika 
pajak memiliki point-point yang menyebabkan wajib pajak sulit berkilah maka 
point tersebut sulit diterapkan pada zakat , padahal sejarah mencatat pada masa 
kekhalifan Abu Bakar ra, para ingkar zakat di perangi bahkan ada yang dibunuh, 
kira-kira kriteria apa yang dimiliki oleh Abu Bakar ra sehingga bisa menentukan 
orang yang terkena kewajiban zakat atau tidak, karena pada hari ini kewajiban 
yang satu itu sangat bersifat subjectif,  hanya dirinya dan Allah saja 
sepertinya yang mengetahui.

Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan 
dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu 
(menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha 
Mengetahui. (QS 9:103)

Salam


David

[keluarga-islam] Realitas Tipuan

2008-12-01 Terurut Topik David Sofyan
Realitas Tipuan

Didalam hidup kita sering memperoleh kesempatan yang bisa kita anggap cukup 
bernilai. Nilai tersebut terkadang mesti dicari dengan kerja keras tetapi ada 
juga saat dimana nilai tersebut di temukan secara tidak terduga. Namun kedua 
hal tersebut diatas sama-sama tidak bermanfaat ketika kesempatan itu tidak di 
pergunakan sebaik-baiknya. Jika didalam dunia usaha yang paling penting adalah 
diffrensiasi sedangkan sebagai pribadi yang terpenting adalah aktualisasi, 
pertanyaannya adalah aktualisasi terhadap apa ? jika kita jawab dalam 
prespektip agama tentu saja aktualisasi terhadap kesempatan hidup yang di 
berikan oleh Allah kepada kita. 

Jika kebijakan ekonomi memiliki skala mikro dan makro begitu juga dengan 
proyeksi berfikir kita yang terpola pada kata seadainya, andaikata,  jika 
saja di iringi dengan idealisme kata seperti  semestinya,  seharusnya ,  
selayaknya melawan sandaran terakhir  kata yaitu  pada kenyataanya. beraroma 
sangat pesimis bukan ? tapi jelas realistis. contoh ...

Ketika hangat issue krisis global yang dimulai dengan subprime mortage di 
Amerika, semua membiacarakan dampaknya dan analisa kedepan dengan berbagai 
asumsi kecerdasan berfikir dan sepertinya akan terjadi kekacauan ekonomi 
selanjutnya akan menggelinding bagaikan bola salju pada bidang lain titik (.) 
itu semua masalah makro , sekarang kita masuk kemasalah mikro di mulai dengan 
pertanyaan apakah setelah kejadian itu kita masih hidup,  masih  bisa makan 
gak sih ? ,  trus kalo sudah begitu saya mo ngapain yah . Pilihan nya cuma 
satu yaitu menjalani hidup dengan baik, karena jika pertanyaan di balik  
apakah yang kita peroleh dan kerjakan hari ini adalah hasil dari analisa 
berfikir masa lalu ? maka sebagian besar diantara kita tentu akan menjawab  
tidak . ...so what , dan pada akhirnya kita akan berkata la haula wala quata 
illa billah , tiada daya dan upaya melainkan semuanya atas kehendak Allah 
semata.

Ada beberapa hal yang mewarnai hidup kita dalam perjalanan menuju pintu kubur, 
yaitu pekerjaan yang kita lakukan sehari-hari, keluarga yang menemani, 
interaksi dengan lingkungan dan lainnya yang mungkin secara kita tidak sadari 
dari sanalah investasi yang sesungguhnya (the real investment) kita lakukan 
dalam kaitannya dengan amal ibadah, dalam kaitannya dengan pahala dan dosa, 
dalam kaitannya dengan amar ma'ruf nahi mungkar. selebihnya hanya sekedar 
pelengkap.

Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan 
suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta 
berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang 
tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering 
dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) 
ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan 
dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu. (QS 57:20)

Salam

David

[keluarga-islam] Dzikir Keseharian

2008-11-28 Terurut Topik David Sofyan
Dzikir Keseharian

 Alladzinaamanu wa tatmaninnu qulubuhum bidzikrillah 'ala bi dzikrillahi 
tatmainnul qulub surat Ar Ra'd  ayat dua puluh delapan ini sudah dikenal baik 
oleh para ahli dzikir, tetapi mungkin tidak banyak yang bisa menghayatinya 
dalam tataran realistis. Ketika masih sekolah dulu sering diadakan outbond atau 
outing program keluar kota setelah ujian akhir dan selalu ada tim survey 
lapangan sebelum acara diadakan dan saya termasuk diantaranya. Setelah 
melakukan musywarah dan mufakat di tetapkan lah Cibatok bogor sebagai tempat 
outbond berikutnya.

Tim survey sebenarnya ada tiga orang tapi ada dua orang lagi yang bersedia 
menjadi penggembira dan dengan dana sendiri tentunya karena pada dasarnya 
mereka memang senang jalan-jalan. Salah satu diantara tim survey mempunyai uwak 
yang ada di salah satu desa dekat Jasinga Bogor, dan kami merencanakan mampir 
kesana setelah survey, sebenarnya jarak antara Cibatok dan Jasinga cukup jauh 
tapi bukan tim survey namanya jika mudah menyerah pada jarak. 

Setelah melakukan survey, kami tiba di  desa tujuan pukul setengah enam sore 
tapi kondisi sudah gelap karena hujan turun cukup deras. Biasanya pada jam 
segitu masih ada tukang ojek yang mangkal di prapatan untuk mengangkut 
penumpang kekampung dalam yang berjarak sekitar dua kilometer tetapi waktu itu 
tidak satupun yang terlihat sehingga kami memutuskan untuk berjalan kaki. 
Mungkin bagi orang setempat petir yang memekakkan telinga saling sahut menyahut 
merupakan hal biasa tapi tidak bagi kami. Ricky salah satu diantanya yang 
sering mengucapakan  Astagfirullah sewaktu petir menyambar, semakin keras 
suara petir semakin tinggi pula suara Ricky menunjukan ketakutan dan ternyata 
lafaz agung tersebut tidak lebih dari sekedar tameng kelatahan.

Hujan mulai berhenti, perjalanan masih sekitar satu kilometer dan angin bertiup 
sangat kencang mengguncang tubuh kami yang menggigil karena basah kehujanan. 
Setelah melangkah beberapa lama tampak tumpukan batu nisan di pinggir jalan. 
Ternyata kami harus melewati area pekuburan, suasana tampak mencekam dan satu 
persatu diantara kami melafazkan ayat kursi , ayat favorite untuk hal-hal 
menakutkan bahkan saking seringnya dipergunakan untuk hal-hal ini maka sering 
diplesetkan jadi ayat horor, padahal otak yang membacanyalah yang penuh horor 
yang  horrible. Dan hal ini terbukti, sewaktu kami berjalan sambil melafazkan 
ayat kursyi , tiba-tiba ada pohon tumbang di belakang kami akibat terpaan angin 
yang kurang bersahabat dan seketika itupula kami lari pontang-panting gak 
karuan. Ayat suci itupun menguap seketika tidak berbekas dihati pembacanya 
selain rona ketakutan yang tampak di pias muka.

Sering kita terjebak dalam kausalitas parsial, dimana pemahaman kita terhadap 
ayat-ayat Allah adalah tekstual bukan kontekstual , kita melepaskan ayat dari 
yang mempunyai ayat tersebut yaitu Allah Subhanahu wa Ta'ala sehingga kepala 
dan hati kita penuh dengan lafaz dan bacaan ayat-yat suci tapi jauh dari 
keyakinan kita terhadap zat Allah sendiri sehingga tujuan seperti yang 
diterangkan Al Quran  'ala bi dzikrillahi tatmainnul qulub  jarang kita 
resapi pada keseharian yang kita jalani.


Salam


David


[keluarga-islam] Wajah Ke Ikhlasan

2008-11-24 Terurut Topik David Sofyan
Wajah Ke Ikhlasan

Tetangga non muslim dekat rumah seperti tidak mau kalah dengan muslim 
sekitarnya, hampir tiap tahun dia membeli satu ekor kambing untuk di bagikan 
pada saat Idul Adha,  berbagi setahun sekalikan tidak ada salahnya  katanya. 
Di belahan Jakarta yang lain tetangga seorang teman yang muslim justru tiap 
tahun berkurban hanya agar bisa  nyate se erte  katanya. masalah nilai 
ibadahnya  terserah yang diatas aje tambahnya gak mau ambil pusing.

Susana diatas terjadi mungkin karena nilai yang di korbankan tidak berbanding 
apa-apa dengan yang tersimpan nyaman di brankas rumah atau bank. Demikian juga 
dengan seorang bapak yang kehilangan uang di perjalanan , dengan nada sabar 
beliau berkata  yah mungkin sudah taqdir Allah, uang itu hilang, segala 
sesuatu yang berasal dari Allah akan kembali kepada Allah  katanya dengan nada 
filosofis. Tetapi ketika beberapa bulan kemudian terjadi kebakaran yang 
menghabiskan hampir  seluruh hartanya, tampak air muka yang sangat berbeda dari 
yang pernah di tampakan beliau ketika mendapat musibah tempo lalu, bahkan 
ketika saya hampiri dan berkata  sabar pak segala yang berasal dari Allah akan 
kembali kepada Allah  ,  dia menatap dengan roman sedikit kesal  mudah bicara 
seperti itu nak  serunya dengan suara sangat dalam.

Berkurban memang disunnahkan bagi yang mau dan mampu melaksanakan, dan ada saat 
dimana kemauan bisa memposisikan kita sebagai orang yang mampu, dan ada juga 
saat kemampuan kita terpinggirkan oleh kemauan. Semua merupakan proyeksi hati, 
cermin yang terus menerus memantul. Ke Ikhlasanlah cerita yang sebenarnya 
hendak di cuatkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala karena jelas sangat berbeda 
antara memberikan seluruh yang tersisa dengan menyisakan sedikit dari yang ada 
walaupun cerita yang ditampilkan sama-sama wajah keikhlasan.

Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan 
dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti 
agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya. ( 
Surat An Nisa ayat 125 ) 

Salam


David

Re: [keluarga-islam] Wajah Ke Ikhlasan

2008-11-24 Terurut Topik David Sofyan
Assalamu'alaikum  Pak Taufik

Terimakasih atas masukannya Semoga Allah selalu meridhoi Bapak, seperti kata 
orang masukan yang paling buruk sekalipun jauh lebih baik dari pada yang tidak 
mau memberikan masukan, sekali lagi terimakasih pak, dan insya Allah saya 
berusaha lebih baik insya Allah.

Salam

David


  - Original Message - 
  From: OK Taufik 
  To: keluarga-islam@yahoogroups.com ; [EMAIL PROTECTED] 
  Sent: Monday, November 24, 2008 4:57 PM
  Subject: Re: [keluarga-islam] Wajah Ke Ikhlasan


  tak nyambung katrok!



  2008/11/24 David Sofyan 


Wajah Ke Ikhlasan

Tetangga non muslim dekat rumah seperti tidak mau kalah dengan muslim 
sekitarnya, hampir tiap tahun dia membeli satu ekor kambing untuk di bagikan 
pada saat Idul Adha,  berbagi setahun sekalikan tidak ada salahnya  katanya. 
Di belahan Jakarta yang lain tetangga seorang teman yang muslim justru tiap 
tahun berkurban hanya agar bisa  nyate se erte  katanya. masalah nilai 
ibadahnya  terserah yang diatas aje tambahnya gak mau ambil pusing.

Susana diatas terjadi mungkin karena nilai yang di korbankan tidak 
berbanding apa-apa dengan yang tersimpan nyaman di brankas rumah atau bank. 
Demikian juga dengan seorang bapak yang kehilangan uang di perjalanan , dengan 
nada sabar beliau berkata  yah mungkin sudah taqdir Allah, uang itu hilang, 
segala sesuatu yang berasal dari Allah akan kembali kepada Allah  katanya 
dengan nada filosofis. Tetapi ketika beberapa bulan kemudian terjadi kebakaran 
yang menghabiskan hampir  seluruh hartanya, tampak air muka yang sangat berbeda 
dari yang pernah di tampakan beliau ketika mendapat musibah tempo lalu, bahkan 
ketika saya hampiri dan berkata  sabar pak segala yang berasal dari Allah akan 
kembali kepada Allah  ,  dia menatap dengan roman sedikit kesal  mudah bicara 
seperti itu nak  serunya dengan suara sangat dalam.

Berkurban memang disunnahkan bagi yang mau dan mampu melaksanakan, dan ada 
saat dimana kemauan bisa memposisikan kita sebagai orang yang mampu, dan ada 
juga saat kemampuan kita terpinggirkan oleh kemauan. Semua merupakan proyeksi 
hati, cermin yang terus menerus memantul. Ke Ikhlasanlah cerita yang sebenarnya 
hendak di cuatkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala karena jelas sangat berbeda 
antara memberikan seluruh yang tersisa dengan menyisakan sedikit dari yang ada 
walaupun cerita yang ditampilkan sama-sama wajah keikhlasan.

Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas 
menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia 
mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi 
kesayanganNya. ( Surat An Nisa ayat 125 ) 

Salam


David



   

[keluarga-islam] Memanfaatkan Yang Tersisa (Umur)

2008-11-24 Terurut Topik David Sofyan
Memanfaatkan Yang Tersisa (Umur)

Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Janganlah seorang 
di antara kamu mengharapkan kematian dan jangan pula memohonnya sebelum 
kematian itu datang menjemputnya. Sesungguhnya apabila seorang di antara kamu 
meninggal dunia maka terputuslah amal perbuatannya dan sesungguhnya usia 
seorang mukmin itu akan menambah kebajikan (bagi dirinya). (Shahih Muslim 
No.4843)

Di usia yang hampir delapan puluh lima tahun Pak Rangkuti mengalami sedikit 
depresi karena maut belum juga datang menyapa sedangkan penyakit telah bertamu 
beberapa kali,  itulah resiko menjadi tua, gravitasi bumi semakin terasa 
selorohnya ketika selesai sholat maghrib di masjid. Walaupun ketika masih kecil 
anaknya sering di gendong dibelai dan disayang namun saat ini beliau malu 
terus-terusan merepotkan mereka, dan hal ini mungkin juga dirasakan oleh para 
lansia di seluruh dunia apalagi yang keluarganya hidup dalam kesederhanaan.

Dibalik setiap harapan selalu tersembunyi sebuah resiko menyertai, dan sewaktu 
kita berdoa di panjangkan umur agar bisa lebih banyak beribadah maka mungkin 
resiko itulah sebenarnya ibadah yang mesti kita jalani disamping ibadah ritual 
yang sudah ada. Confusius pernah berkata  Banyak orang yang mengukur umurnya 
dari hari dan tahun, ada yang mengukurnya dari canda dan derai airmata, ada 
yang mengukurnya lewat detak jantung yang tiada henti tetapi ukuran sejati 
adalah dari amal perbuatan yang telah kita kita lakukan bagi orang lain

Dari Ibnu Umar radhiallohu 'anhuma beliau berkata: Rosululloh shalallahu 
'alaihi wa sallam pernah memegang kedua pundakku seraya bersabda, Jadilah 
engkau di dunia seperti orang asing atau musafir. Ibnu Umar berkata: Jika 
engkau berada di sore hari jangan menunggu datangnya pagi dan jika engkau 
berada pada waktu pagi hari jangan menunggu datangnya sore. Pergunakanlah masa 
sehatmu sebelum sakit dan masa hidupmu sebelum mati (HR. Bukhori)

Salam


David



[keluarga-islam] Islam Protestant

2008-11-23 Terurut Topik David Sofyan
 
Islam Protestant

Menghadapi sesuatu karena tidak ada jalan lain adalah tindakan seorang hamba
Menghadapi sesuatu karena memastikan tidak ada kesulitan tindakan hewan
Menghadapi sesuatu walaupun di hadang kesulitan adalah tindakan manusia berakal
Menghadapi sesuatu dengan cita-cita dan pengorbanan adalah tindakan seorang 
pahlawan (Narciso Irala)

Hujan akan segera turun padahal tempat yang dituju masih jauh , badan mulai 
letih sedangkan kanan kiri jalan hanya tampak hutan kecil dan padang ilalang, 
Farhat salah satu teman menganjurkan untuk terus berjalan atau berlari kecil 
sambil mengacungkan tangan kejalan berharap ada pengendara mobil atau omprengan 
yang bersedia di tumpangi, karena ada kesalahan perhitungan yang menyebabkan 
dana perjalanan mengalami kemerosotan tajam. Herman berteriak kegirangan  Heii 
semua, ada bangunan tua sebelah sana, mungkin bisa buat berteduh sambil numpang 
sholat.

Setelah mendekat ternyata bangunan tua yang sudah tidak terpakai itu sebuah 
gereja. Kami tidak ambil pusing bahkan khalifah Umar pun pernah  menjadikan 
masjid dari bekas gereja. Hujan turun dan kami bisa berwudhuk dengan air hujan 
karena pompa di belakang gereja sudah tidak bisa di gunakan. Walaupun kurang 
terawat tetapi beberapa perlengkapan di dalam gereja masih banyak yang tersisa 
salah satunya patung bunda Maria (Maryam bagi ummat Islam) persis di tengah 
altar dan kebetulan yang tidak diharapkan terjadi yaitu setelah berunding 
dengan teman dan  dengan panduan kompas ternyata  arah kiblat menghadap ke 
altar tersebut, kearah bunda Maria. Apa boleh buat  wa Lillahil masyriqu wal 
magrib..(QS 2:115)

Dasar Islam Protestan, sholat kok menghadap tuhan agama lain  teriak seorang 
pria tua yang baru saja datang, mungkin sehabis mencari kayu karena terlihat 
seonggok kayu yang telah terikat akar pohon di sebelahnya. Kami baru saja 
selesai sholat berjama'ah.  Assalamu'alaikum Pak  kata ku kepadanya karena 
kata permulaan apa lagi yang lebih baik selain salam. Bapak tua itu bahkan 
tidak menjawab salam tadi  Kami sholat menghadap kesana karena memang 
kebetulan saja arah kiblat kesana, disamping itu seperti Bapak lihat sendiri 
area altar adalah yang lumayan bersih dibanding sudut lain di ruangan ini  
jawab  Farhat terhadap ucapan Bapak tua tadi. Mungkin karena hujan mulai reda 
bapak tua tadi tidak menjawab tetapi malah langsung pergi, ya khusnuzonnya 
mungkin dia takut hujan turun lagi karena walaupun agak reda tapi mendung belum 
berlalu.

Perjalanan di teruskan menuju kampung terdekat, terkadang keadaan bisa membuat 
orang memiliki ide-ide memalukan. Kehabisan uang dijalan sebenarnya hal yang 
mencurigakan untuk orang yang berniat jalan-jalan (Travelling) tapi nantilah di 
bahas, sekarang fokuskan dulu sama ide gila si Farhat. Oprah Winfrey pernah 
berkata jangan terlalu sering membayangkan kesuksesan besar tapi mulailah 
rencana untuk membuat berbagai sukses-sukses kecil . Pengetahuan , tidak salah 
lagi pada saatnya  memang bisa menolong seperti mengetahui orang yang berhak 
menerima zakat dan salah satunya adalah musafir yang kehabisan dana ya seperti 
pribadi-pribadi nyasar ini  sehingga bisa dipastikan target pertama adalah 
masjid kampung terdekat .

Berbekal surat At Taubah ayat 60, Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk 
orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf 
yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, 
untuk jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu 
ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana 
kami sudah mempersiapkan segala macam kemungkinan termasuk di tolak oleh 
pengurus masjid.

Namun diluar dugaan  ketika baru melangkah memasuki gerbang desa kami telah di 
hadang dengan tangis bayi kelaparan, di hari menjelang magrib itu tampak 
kerumunan orang mengantri bahan makanan yang dibagikan oleh beberapa orang yang 
tampak kewalahan dan kelelahan menghadapi serbuan penduduk yang mungkin sudah 
berlangsung dari pagi. Ada dua pilihan yaitu ikut antri atau membantu 
membagikan tetapi itu tidak  mungkin karena untuk masuk kearea pembagi susahnya 
minta ampun ya sudahlah pepatah lama mangatakan bahwa salah satu cara bijaksana 
dan paling sederhana mengurangi angka kemiskinan adalah dengan tidak menjadi 
bagian dari mereka, dan rencana kami gatot alias gagal total, tapi tujuan 
mencari masjid tetap dilanjutkan paling tidak maghrib kali ini bisa sholat di 
tempat yang cukup layak.

Salam


David

Note : waktu yang menyebabkan bongkahan karang ini menjadi kepingan-kepingan 
mozaik kecil yang insya Allah suatu ketika bisa dirajut menjadi percah-percah 
yang utuh

  1   2   >