[keluarga-islam] Cinta Dalam Sepotong Wacana
orang yang sibuk menyelamatkan diri. Seorang ibu beserta anaknya yang berusia beberapa bulan terperangkap didalam sebuah gedung. Kemungkinan untuk lolos dari reruntuhan bangunan sudah tidak ada. Beberapa hari kemudian ibu tersebut di temukan dalam keadaan tertelungkup, seperti bersujud sambil mendekap anaknya yang berada di bawah. Ibu tersebut meninggal dunia karena kepala dan badannya remuk tetapi anak yang berada didalam dekapannya masih hidup dan dalam keadaan sehat. Ada pesan buat sianak yang di letakan didalam balutan baju si anak lewat sebuah handphone dari ibunya tersebut : ' Anakku, jika pada akhirnya kamu bisa selamat, ketahuilah bahwa aku sangat menyayangimu. ' . Pak Zaenuddin berhenti sebentar untuk melihat respon anak muridnya. Apakah kalian bisa merasakan kasih sayang ibu itu kepada anaknya ? tanya Pak Zaenuddin. Mata anak muridnya banyak yang berkaca-kaca menahan haru dan berteriak serempak Bisa !. Apakah kalian bisa merasakan kasih sayang Allah ada disana ? tanya Pak Zaenuddin mencoba membangkitkan nalar anak muridnya. Bukankah Allah yang menjaga anak itu sampai beberapa hari walaupun ibunya telah tiada ? lanjutnya. Para murid hanya diam dan mulai menyadari bahwa ada cinta diatas cinta yang bermain dalam kisah itu. Cinta yang bukan lagi sebagai wacana, tapi realita yang mengisi relung-relung hati kita hari ini dan sampai kapanpun. Salam David Sofyan
[keluarga-islam] Cinta Dalam Sepotong Wacana
orang yang sibuk menyelamatkan diri. Seorang ibu beserta anaknya yang berusia beberapa bulan terperangkap didalam sebuah gedung. Kemungkinan untuk lolos dari reruntuhan bangunan sudah tidak ada. Beberapa hari kemudian ibu tersebut di temukan dalam keadaan tertelungkup, seperti bersujud sambil mendekap anaknya yang berada di bawah. Ibu tersebut meninggal dunia karena kepala dan badannya remuk tetapi anak yang berada didalam dekapannya masih hidup dan dalam keadaan sehat. Ada pesan buat sianak yang di letakan didalam balutan baju si anak lewat sebuah handphone dari ibunya tersebut : ' Anakku, jika pada akhirnya kamu bisa selamat, ketahuilah bahwa aku sangat menyayangimu. ' . Pak Zaenuddin berhenti sebentar untuk melihat respon anak muridnya. Apakah kalian bisa merasakan kasih sayang ibu itu kepada anaknya ? tanya Pak Zaenuddin. Mata anak muridnya banyak yang berkaca-kaca menahan haru dan berteriak serempak Bisa !. Apakah kalian bisa merasakan kasih sayang Allah ada disana ? tanya Pak Zaenuddin mencoba membangkitkan nalar anak muridnya. Bukankah Allah yang menjaga anak itu sampai beberapa hari walaupun ibunya telah tiada ? lanjutnya. Para murid hanya diam dan mulai menyadari bahwa ada cinta diatas cinta yang bermain dalam kisah itu. Cinta yang bukan lagi sebagai wacana, tapi realita yang mengisi relung-relung hati kita hari ini dan sampai kapanpun. Salam David Sofyan
[keluarga-islam] Mengetahui Keinginan
Mengetahui Keinginan Manusia selalu di warnai dengan keinginan, apapun bentuknya. Manusia tanpa keinginan adalah manusia yang tidak bisa mewarnai hidup, kata seorang teman. Mungkin ada benarnya, bahwa keinginan bisa memacu semangat untuk berusaha, seperti keinginan untuk mendapatkan rumah, mobil, anak dan lainnya. Salah seorang teman yang sudah cukup matang dalam usia sewaktu di masjid di tanya tentang keinginannya, dia menjawab ingin menjadi orang yang bertaqwa. Ada lagi seorang bapak yang hanya memiliki seorang anak, ketika di tanya tentang keinginannya dia menjawab kalau dia ingin melihat anaknya 'semata wayang' itu bahagia. Memasuki tahun ajaran baru, orang tua yang memiliki anak yang baru masuk sekolah akan mulai di sodorkan berbagai keinginan anak dalam memenuhi tuntutan pendidikan yang cukup mahal. Sekolah memang gratis tetapi untuk pakaian seragam dan buku sekolah orag tua harus merogoh kantong cukup dalam. Kita ingin bahkan menuntut anak kita untuk memiliki pendidikan yang tinggi dan sebaliknya pendidikan pun menuntut kita biaya yang cukup tinggi. Artinya keinginan sering mengejar dan memaksa kita untuk di wujudkan. Dan pada akhirnya ada sebagian orang yang menanggalkan keimanan untuk mewujudkan keinginannya tersebut. Keinginan itu harus berlandaskan dengan keimanan kata Pak Amin disela-sela waktu sehabis maghrib. Saya tidak mengerti dengan maksudnya karena sering kali orang mudah mengatakan sesuatu yang dinilainya secara subjektif, seperti keinginannya merayakan sunatan cucunya secara meriah dengan mengundang panari, entah dimana muatan keimanan dari keinginannya tersebut. Belakangan ini muncul trend baru yaitu keinginan-keinginan tampak sholeh. Pengajian-pengajian banyak di serbu, perlehatan-perlehatan akbarpun sering terselenggara. Pawai kendaraan dengan pakaian taqwa sering kali memadati jalan sampai susah lewat karena iring-iringan harus di beri kesempatan terlebih dahulu, maklumlah mereka serdadu Tuhan. Lain lagi dengan seorang penceramah yang turun dari sebuah mobil yang bagi orang bawah di nilai mewah menganjurkan hidup sederhana seperti cara Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassallam yang walaupun seorang khalifah atau raja untuk ukuran sekarang Beliau tetap hidup dalam keadaan kekurangan. Kita harus mencontoh Beliau ! kata penceramah itu, Kita disitu maksudnya yang mendengarkannya. Seorang teman melihat keadaan ini pernah berujar Saya mau cari ustadz yang kehidupannya sehari-harinya seperti Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassallam untuk belajar agama , ada gak ya di Jakarta ini ?. Mungkin ada, cuma kita tidak tahu , karena orang-orang seperti itu jarang pernah mau menonjolkan diri. Keinginan-keinginan sering kali telah bercampur dengan dunia beserta atributnya sehingga sering ayat-ayat Tuhan di sesuaikan dengan keinginan sang pelaku baik itu mengenai sesuatu yang di hajatkan, waktu maupun tempat. Bekerja dan berusaha jika diniatkan karena Allah adalah ibadah, lalu apa yang membedakan bekerja pada jaman Rasulullah, atau jaman sahabat atau jaman tabi'in dengan bekerja pada saat sekarang ? Seorang teman sering mengeluh dengan penghasilannya perbulan yang tidak sesuai dengan pengeluarannya, Kenapa ya, rezeki saya pas-pasan padahal semuanya untuk menafkahi keluarga dan itukan ibadah katanya seperti bertanya kapada diri sendiri sambil memegang buletin masjid bertajuk Berserah diri Kepada Allah . Apakah ibadah itu sesuatu yang di dapatkan atau sesuatu yang dipersembahkan ? . Mengetahui, memahami dan mengalami adalah sesuatu yang berbeda. Seiring dengan bertebarannya buku-buku agama, kitab-kitab hadist, dan berbagai tafsir kita sedang mengalami uforia Mengetahui. Mudah-mudahan suatu saat nanti kita bisa sampai pada tahap memaknai apa yang telah kita alami, agar bisa memahami makna berserah diri kepada Allah. Salam David Sofyan
[keluarga-islam] Aqidah Dalam Ahlaq
kejauhan. Andy segera berlari diantara air hujan menuju parkiran bis. Bintang menatap anak itu dengan iba, hajatnya untuk membeli batik belum terpenuhi, akhirnya uang itu di masukan kekantong baju anak itu dengan tiba-tiba sambil berbisik nih ada sedikit bekal unutk membeli obat dan mengganti daganganmu yang rusak . Belum sempat anak itu membalas, Bintang sudah berlari kencang kearah bis. Didalam Bis guru bercerita tentang kemegahan ibu pertiwi dimasa lalu Anak-anak apa yang kalian lihat tadi adalah prasasti tentang sebuah kejayaan kerajaan dimasa lalu, kalian juga bisa membuat prasasti kalian masing-masing di muka bumi dengan apa? tanya guru tersebut kepada muridnya. Dengan berbuat baik buu jawab anak-anak secara serentak kecuali Bintang yang hanya diam sambil memandang keluar jendela, masih terbayang baju batik untuk ayahnya yang berwarna biru itu. --- Setiba dirumah ayah dan ibunya menyambut dengan gembira dan menanyakan pengalaman Bintang dalam berwisata ke candi Borobudur. Bintang menceritakan semuanya kecuali niatnya untuk membeli batik, takut ayahnya kecewa. Oh ya Bintang tadi ada teman lama ayah yang memberikan baju batik kepada ayah, kami sudah lama tidak jumpa , eh dia bawa oleh-oleh rupanya kata ayahnya sambil membuka sebuah bungkusan. Setelah dibuka , Bintang kaget karena baju batik itu sama persis dengan baju yang akan dia belikan untuk ayahnya. Subhanallah !!! Aku tahu Engkau Maha Melihat Ya Allah teriaknya dalam hati. Keteguhannya akan keberadaan Allah semakin kokoh, lewat sikap dan perbuatan. Salam David Sofyan
[keluarga-islam] Pemimpin Yang Perduli
Pemimpin Yang Perduli Dari atas salah satu gedung di daerah Gatot Subroto terlihat banyak orang berkerubung dibawah, berteriak-teriak, membawa yel-yel yang bertuliskan inspirasi mereka. Didepan mereka terhampar sebuah gedung berkubah tempat para petinggi negeri ini mempertaruhkan harapan rakyat. Ditelevisi terlihat kegaduhan yang sama dengan yang terjadi diluar, semuanya bercerita dengan mengatas namakan rakyat, entah rakyat yang mana. Di negeri lain di ujung sana sedang terjadi gempa dan tsunami jilid dua yang mengakibatkan rakyatnya saling menjarah kebutuhan pokok. Berbagai kejadian di belahan bumi manapun selalu akan berdampak pada peletakan sejarah yang akan datang mengenai kondisi bumi ini beserta isinya, bumi yang sebentar lagi akan mengakhiri masa kerjanya. Dari dalam gedung berkubah itu terdengar salawat di lantunkan di tengah kegaduhan, dan diluar nama Allah terdengar di panggil-panggil dengan nada amarah. Berbagai kegaduhan ini ternyata menjadi sumber rejeki dari televisi anak negeri yang mengundang para pengiklan untuk mendukung acara realtime mereka beserta beberapa narasumber untuk berkomentar dalam meramaikan suasana. Berita-berita di koranpun menyuarakan hal yang sama, yaitu kasak-kusuk para pemimpin yang tidak layak memimpin, paling tidak begitulah salah satu kriteria dari Rasulullah seperti yang di riwayatkan oleh Abu Musa ra , Rasulullah saw. bersabda: Demi Allah, kami tidak akan mengangkat seorang pun yang meminta sebagai pemimpin atas tugas ini dan tidak juga seorang yang berambisi memperolehnya. hadist itu mengenai pemilihan pemimpin untuk pembagian wilayah, hal ini berbanding terbalik dengan yang terjadi di negeri ini dan dimanapun negara yang berstempelkan demokrasi yang justru menjual dirinya beserta atribut omong kosong yang sering kali menyertai. Kita sebagai rakyat yang di paksa membeli demokrasi juga harus di paksa menonton citra orang-orang terpilih tersebut dalam mempertahankan kekuasaannya. Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya akan muncul sepeninggalku sifat egois ( pemimpin yang mengutamakan kepentingan diri sendiri) dan beberapa perkara yang tidak kamu sukai. Mereka bertanya: Wahai Rasulullah, apakah yang engkau perintahkan kepada seorang dari kami yang mengalami zaman itu? Beliau menjawab: Laksanakanlah kewajiban kamu dan mohonlah kepada Allah yang menjadi hakmu. Kita memang harus tetap menjalankan kewajiban kita sebagai rakyat, mungkin kinilah saatnya rakyat yang harus memberi contoh kepada pemimpinnya tentang bagaimana cara berlapang dada menerima sebuah arogansi. Banyak orang berharap kalau tidak mau disebut bermimpi tentang sebuah khilafah, padahal jika kita buka sejarah dinasti terdekat dengan masa Rasulullahpun masih saling menumpahkan darah untuk sebuah kekhalifahan, tiranipun masih ada, ulamapun banyak yang dipenjara. Tentu ini tidak menutup mata kita dengan berbagai keberhasilan dimasa lalu tetang terciptanya masyarakat madani pada periode Rasulullah sampai Umar bin Khattab, diskriminasi kekuasaan sempat terjadi pada masa Utsman dan kekacauan sampai perang terjadi pada jaman Ali bin Abi Thalib dan dilengserkan oleh Umayah bin Abu Sofyan dan memunculkan tirani pada masa Yazid bin Umayah. Gambaran masyarakat madani muncul kembali pada masa Umar bin Abdul Aziz. Lalu kita hendak berangkat dari yang mana ? Sebagai rakyat yang letih bermimpi kita saat ini hanya membutuhkan pemimpin yang peduli pada rakyat. Kepedulian yang membuat dia sering hengkang dari kursi singgasana untuk berbaur kemasyarakat mencari tahu kesulitan yang sering kita alami. Jika sulit untuk mencontoh pemerintahan Rasulullah maka sederhanakan menjadi pemimpin yang mencotoh sifat kepemimpinan Rasulullah dan jika sulit juga maka contohkan kepemimpinan sahabat Rasulullah dan jika itu pun masih sulit juga maka tegarlah dan lapang dadalah untuk tidak jadi pemimpin dan bergabunglah bersama kami, rakyat jelata yang merindukan pemimpin yang peduli. Salam David Sofyan
[keluarga-islam] Amalan Yang Sederhana
Amalan Yang Sederhana Innamaa amruhuu idzaa arada say'an 'an yakulalahu kun fayakun Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: Jadilah! maka terjadilah ia. Dunia seperti berputar dalam sekejab. Ayah yang tadinya seorang yang mempunyai jabatan kepala cabang disebuah perusahaan swasta dengan berbagai fasilitas mendadak berhenti bekerja. Perusahaannya bangkrut. Anak-anaknya dahulu telah terbiasa hidup dalam kemapanan untuk ukuran sebuah kabupaten. Hal ini membuat ayah berpikir panjang dan ayah seperti ingin mendidik kami dengan memulai semuanya dari awal. Kami berangkat ke ibu kota tanpa membawa bekal apapun. Rumah beserta isinya dititipkan ayah kepada paman. Dikota kami mengontrak pada sebuah rumah tiga petak, ukuran standard kontrakan di ibu kota. Beberapa waktu berjalan kehidupan kami tidak berubah, sisa uang pesangon tidak bisa bertahan lama. Hari itu aku melihat ayah berpakaian sangat rapi, seperti orang yang sedang berangkat kerja kekantor. Awalnya aku senang karena akan bisa membeli ini dan itu yang aku mau, apalagi aku akan naik kelas lima begitu juga dengan tiga orang adiku. Ayah selalu berangkat setelah sholat subuh dan pulang setelah larut malam. Tidak banyak yang bisa di peroleh hari ini bu desah ayah kepada ibu. Mereka mengira semua anaknya telah tidur, tapi masih terjaga meski tetap dalam keadaan terbaring dan membelakangi mereka. Aku bertekad membantu mereka, paling tidak untuk memenuhi kebutuhan ku sendiri. Keesokan harinya aku berjualan koran di terminal bis pulo gadung dan terkadang pindah keterminal lain karena di terminallah tempat paling ramai pembeli. Hasil dari jualan koran aku tabung untuk biaya sekolah dan beli buku yang sering di suruh oleh ibu guru. Suatu hari secara tidak terduga aku melihat ayah di terminal kampung melayu. Dia menjadi sopir mikrolet jurusan gandaria. Aku tidak mengerti mengapa ayah memilih perkerjaan ini mungkin juga karena ijzahnya cuma sampai tingkat SMU tetapi Dia mempunyai pengalaman hampir dua puluh tahun berkerja dikantor dan sempat beberapa tahun menjabat sebagai kepala cabang, mengapa tidak dia gunakan ?. Entahlah, yang jelas hari itu aku marasa kasihan dengan perubahan hampir seratus delapan puluh derajat. Bu, ibu mau kemana ? tanyaku pada seorang ibu di ujung jalan agar ayah tidak melihatku ke Gandaria memang kenapa tanya-tanya jawab ibu itu penasaran. Ibu naik antrian paling belakang saja ya bu, tolong pinta saya pada ibu itu. Loh memangnya kenapa ? bukannya malah jadi lama ibu itu semakin penasaran, aku hanya tertunduk Karena angkutan itu yang membawa adalah ayahku jawabku dengan pelan. Begitulah terus aku bertanya kepada setiap orang yang lewat. Aku ingin angkutan ayahku selalu penuh agar ayahku senang. Malam harinya ayahku mendapat laporan dari ibu yang di beritahu oleh teman bahwa aku tidak masuk sekolah hari itu. Ayah memukul kakiku karena dikira sibuk bermain seharian sampai lupa sekolah, aku tidak peduli, aku tetap bahagia karena telah bisa membantu ayah. Beberapa tahun berlalu aku tidak berubah menjadi orang hebat seperti di banyak buku. Aku hanyalah pegawai kecil pada sebuah perusahan kecil di Jakarta. Sewaktu ibuku meninggal dunia, aku berusaha merawat ayahku sebaik-baiknya beserta adik-adiku yang mulai bisa mandiri. Mata Ryan masih basah mengenang perjalanan hidupnya. Masjid memang tempat bersilaturahmi paling layak bagi sesama muslim. Saling nasehat menasehati agar kita bisa tetap dijalanNya. Mungkin karena sering di pukul oleh ayahnya dulu , kaki Ryan tampak agak pincang ketika berjalan entahlah yang jelas hampir setiap hari dengan berjalan terbata-bata ia memapah ayahnya kemasjid untuk sholat berjamaah atau berkeliling komplek pada pagi hari menghirup udara segar ciptaan Tuhan. Mungkin tipe orang seperti Ryan bukanlah tipe orang seperti Abdurrahman bin Auf yang rajin bersedekah dengan hartanya atau Utsman bin Affan yang juga pengusaha atau sahabat yang punya amalan hebat seperti Abu Bakar As siddiq dan Umar bin Khattab. Mungkin gambaran sederhana yang bisa disandingkan hanyalah Uwais Al Qarni , sosok pemuda yang pernah dimintai doa oleh Ali ra dan Umar ra atas perintah dari Rasulullah, padahal dua orang sahabat itu sudah dijamin masuk syurga. Salam David Sofyan
[keluarga-islam] Jiwa Yang Tenang
Jiwa Yang Tenang Melintasi hari yang tak menentu, terkadang terik seperti memanggang kulit dan terkadang hujan menyapu jalanan. Saat itu matahari sedang tertawa diatas kepala , saya duduk diantara roda-roda berputar menerobos deru campur debu. Memenuhi kebutuhan hidup memaksa kaki banyak orang untuk berjalan kesana-kemari. Bekerja dan mempekerjakan, menyuruh dan disuruh, memerintah dan di perintah hanya demi benda keramat yang bernama uang. Benda ini telah mampu menyaingi Tuhan karena bisa membuat orang bekerja walaupun dengan terpaksa hanya dengan mencantumkan alasan yang masuk logika. Ahhh... ternyata nama Tuhan telah tercoreng moreng dimana-mana. Tuhan telah diseret kelembaga tinggi hanya untuk mendengarkan sumpah kesetian yang berakhir dengan pengingkaran Demi Allah saya bersumpah terdengar samar-samar Tuhan disebut-sebut. Ditempat arisan ibu-ibu, Tuhan telah bercampur dengan ghibah. MasyaAllah...masa sih Jeng ibu itu suka gituan.apa gak ingat umur dia kata salah seorang ibu Isya Allah kalo ada waktu nanti kita cerita-cerita lagi ya bu kata ibu lain mengahiri. Di tempat pelacuranpun nama Tuhan sering dijadikan sebagai tameng. pelan-pelan masbismillah...mudah-mudahan gak bocor kayak kemaren bisik seorang pelacur yang alat kontrasepsinya sempat bocor beberapa waktu yang lalu. Yan masuk Dzuhur mampir ke masjid depan yuk teriak teman dari atas sepeda motor. Beberapa orang mulai memarkir kendaraannya di depan masjid. Ada yang datang dengan jalan kaki termasuk para pedagang, karyawan, pelajar dan semua yang masih mengingat Tuhan saat itu. Diluar sana masih banyak yang mengejar tuhan-tuhan dunia, tuhan yang penuh warna. Tuhan sering berpindah-pindah, terkadang ada kepala terkadang singgah kehati dan terkadang mampir kemulut. Sewaktu sholat Tuhan lebih sering berada di mulut, sedangkan kepala tetap berisi dunia dan permasalahannya. Kegelisahan tetap menghantui walaupun telah setor muka dengan Tuhan. 'ala bizzikrillahi tatmainnul qulub, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang kata Allah di surah Ar Ra'd, akan tetapi mengingat Allah seperti apa yang menjadikan hati itu tenang ? apakah dengan melafazkan asmaNya berulang-ulang? seperti dilakukan oleh seorang bapak tua sampai tidur di pojok masjid selesai sholat dzuhur, atau ada cara mengingat yang lain ? Sehabis mengarungi hari yan penuh liku, keletihan menghampiri sekujur tubuh, adzan maghrib mengalun menghentak jiwa. Banyak yang jiwa yang tersangkut di rongga-rongga jalan berbaur dalam kemacetan ibu kota, disudut-sudut kantor, mengais rezeki di pinggir-pinggir jalan dan yang lain terlena didepan acara televisi. Ya ayyatuhan nafsul muthmainnah, irji'i ilaa rabbiki radhiatan mardhiah, wahai jiwa yang tenang kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati puas lagi di ridhoiNya seru Allah di surah Al Fajr. hati tersentak seketika , ternyata yang dimakud dengan tatmainnul qulub atau hati yang tenang dengan mengingat Allah, adalah dengan mengingat bahwa kita akan kembali kepadaNya, bahwa apa yang kita cari didunia hanyalah bekal untuk beribadah dan bukan Allah yang harus menuruti cara hidup kita. seperti tangisan seorang anak Ibu aku ingin kembali kepadamu ..tapi bekal perjalanku menujumu kurang ibu...berilah aku uang untuk bekal itu ibu, aneh bukan ? Salam David Sofyan
[keluarga-islam] Taqwa Itu Tersembunyi Dibalik Ujian
butuhkannya. Setelah menjauh dari kerumunan massa, Andi baru menyadari bahwa dompetnya telah hilang, tidak ada yang tersisa. Niat untuk pergi kekantor mendadak hilang dan dia memutuskan untuk pulang kerumah. Masih ada sisa uang sedikit dikantong buat sekedar ongkos pulang pikir Andi sambil berjalan menelusuri jalan mencari posisi yang baik untuk memberhentikan bis angkutan. Beberapa lama berjalan, bis yang di tunggu tidak muncul juga. Tiba-tiba Andi melihat seorang anak kecil berseragam sekolah menangis di pinggir jalan. Ada apa dik , ada yang bisa kakak bantu ? tanya Andi mendekat kepada anak itu. Aku tersasar kak, tadi teman-teman ninggalin Aku, waktu aku lagi pipis di belakang tembok itu kata anak itu menunjuk karah tembok di ujung jalan. Tapi bisa sampai sini gimana ceritanya, memangnya adik gak sekolah ? sekarangkan masih jam sekolah ? pertanyaan beruntun diajukan Andi kepada anak itu Dipulangkan Kak, soalnya gurunya ada rapat trus, teman ngajakin main kerumahnya, ada lima orang sih tadi yang jalan, trus habis turun dari bis aku kebelet pengen pipis, aku bilangin sama teman-teman agar nungguin , tapi malah di tinggal cerita Anak itu dengan mata masih berair. Ya Allah kejadian apa lagi yang akan menimpa hamba setelah menolong anak ini ? gumam Andi dalam hati, seperti ragu untuk menolong. Tinggal mu dimana dik ? tanya Andi. Di Bandengan Kak jawab anak itu. hhhmm uang hanya cukup untuk ongkos sampai rumah anak ini, trus aku pulang naik apa ? pikir Andi putus asa, ya sudahlah, Allah maha melihat, mungkin inilah bentuk kepasrahan dan keikhlasanku hari ini yang hendak di uji dalam menempuh jalanNya kata Andi meyakinkan dirinya. Andi kemudian berangkat mengantar anak itu kerumahnya. Setelah dua kali naik kendaraan umum , mereka tiba di sebuah perkampungan padat penduduk, dengan rumah yang sangat rapat antara satu dengan yang lain. Andi dibawa menelusuri gang berliku yang terkadang tampak agak kumuh. Tiba-tiba seaktu memasuki gang sempit Andi dikejutkan dengan penglihatannya. Motornya yang hilang tersandar di sebuah dinding rumah, dan yang lebih mengejutkannya ternyata gerombolan orang yang tadi memukulnya di atas Kopaja sedang berkumpul disana. Apakah ini perkampungan para pencuri dan perampok ? pikir Andi semakin gelisah Jangan bergerak kata seseorang dari belakang yang kemudian membekap mulut Andi dan menariknya. Hehehehe masih tidak mau merepotkan adikmu ini bisik seseorang. Eh kamu Man, saya kira siapa, tahu dari mana kamu saya ada disini ? balas Andi kepada orang itu. Dia adalah Rahman adiknya yang bertugas sebagai polisi didaerah Jakarta Utara. Andi selama ini memang tidak suka merepotkannya walaupun itu sudah menjadi kewajibannya. Banyak orang yang memanfaatkan posisi seseorang untuk mempermudah suatu urusan dan Andi tidak mau menjadi salah satu diantara mereka. Ada laporan perampokan tadi dari seorang perempuan, dan informan kami mengatakan bahwa mereka lari kearah sini. Daerah ini memang telah lama jadi target kami dan saat ini angota polisi telah mengepung daerah ini jawab adiknya atas pertanyaan Andi tadi. Penangkapan berlangsung cepat, beberapa orang tersangka berusaha melarikan diri tetapi tertangkap. Motor Andi berhasil kembali tanpa kekurangan apapun, bahkan dompetnyapun dapat dikembalikan walaupun isinya sudah terkuras semua. Setelah mengantar anak itu pulang, Andi merubah niatnya untuk kembali bekerja, mengarungi sisa hari ini yang berjalan begitu cepat dengan banyak pelajaran yang tidak akan pernah dilupakannya, bahwa untuk menjadi orang yang bertaqwa itu memerlukan ujian untuk membuktikannya , bukan sekedar omongan yang di umbar kemana-mana, karena wujud taqwa adalah pada perilaku sehari-hari, perilaku para shalihin yang hanya mengharapkan ridho Allah semata. Salam David Sofyan
[keluarga-islam] Bersyukur Dalam Kesulitan
Bersyukur Dalam Kesulitan Setelah lama berputar-putar keliling Jakarta tanpa hasil, Taksi yang dikemudikan Pak Zumhari akhirnya di pesan seseorang dari komplek perumahan mewah, Alhamdulillah, ternyata rezeki Allah tetap menghampiri hambanya kata Pak Zumhari didalam hati. Menit berlalu dengan cepat berganti jam , tapi orang yang hendak menyewa belum keluar juga. Pak Zumhari tetap menunggu sambil sesekali menanyakan kepada penghuni rumah itu. Memasuki jam ke dua kesabaran Pak Zumhari hilang, dia meminta uang tunggu sebesar dua puluh ribu rupiah selama dua jam menunggu. Pihak rumah tidak ada yang mau memberi karena merasa belum membatalkan order. Pak Zumhari menunggu satu jam lagi dengan harapan orang tersebut keluar, tetapi kekesalan dan umpatan keluar dari mulut Pak Zumhari berbeda seratus delapan puluh derajat dengan syukur yang dipanjatkannya tadi. Hari itu Pak Zumhari tidak bisa memenuhi setoran dan akibatnya dia bisa tidak membawa uang kerumah untuk belanja harian. Ternyata Allah belum memberikan kita rezeki hari ini keluh Pak Zumhari kepada istrinya. Pak, si Amin sakit, dari kemaren panasnya tidak turun-turun, bahkan beberapa kali muntah, bawa kedokter Pak sahut istrinya memberitahukan mengenai keadaan putra mereka. Uang kita tidak cukup untuk biaya rumah sakit, sedangkan puskesmas malam begini mana buka bu jawab Pak Zumhari. Tapi bapak mau melihat kondisi anak kita begini terus ?, bawa sajalah Pak, masalah uang kita pikirkan nanti kata sang istri mulai panik. Akhirnya mereka membawa anaknya kerumah sakit. Sesampainya di rumah sakit , mereka segera mendaftar untuk memasukan anak mereka keruang pemeriksaan tetapi mereka dihadang oleh kenyataan harus membayar jaminan sebesar satu juta rupiah. Perdebatan terjadi antara pihak rumah sakit dengan Pak Zumhari. Memberikan jaminan adalah salah satu dari peraturan rumah sakit dan Pak Zumhari tidak bisa berbuat apa-apa, rasa kemanusian sekarang hanya jadi barang dagangan yang di pertontonkan di tivi-tivi. Sewaktu Pak Zumhari akan membawa anaknya pulang, tiba-tiba pihak rumah sakit memanggil dan mempersilahkan mereka memasuki ruang pemeriksaan karena sudah ada yang menjamin biaya pengobatan. Tidak hanya uang muka tetapi seluruh biaya pengobatan tersebut di tanggung oleh seseorang yang tidak dikenal. Alhamdulillah ya Rob pertolonganMu telah datang jerit hati Pak Zumhari. Beberapa saat kemudian beberapa orang polisi mendatangi rumah sakit, mengabarkan bahwa salah satu perampok yang melakukan aksi kejahatan di dareah tersebut melarikan diri kearah rumah sakit. Ciri-ciri yang di sebutkan Petugas kepolisian sama dengan orang yang memberikan bantuan kepada Pak Zumhari, tentu saja khabar ini kembali mencemaskan hatinya. Ya Allah mengapa rasa syukur hamba selalu di ikuti oleh rasa cemas kata Pak Zumhari dalam hati sambil menangis. Rumah sakit hendak membekukan dana yang telah di pergunakan untuk membiayai pengobatan anaknya sampai ada konfirmasi dari pemilik dana yang sebenarnya. Keesokan harinya Perampok tersebut berhasil di tangkap dan kekantor polisi untuk mengurus segala keperluan dan mengambil dana yang tersisa , korban perampokan tersebut mendatangi rumah sakit, sehubungan dengan kejadian penggunaan dana yang salah arah. Setelah mendengarkan asal mula kejadian pemilik uangtersebut mengikhlaskan dananya untuk biaya pengobatan Pak Zumhari, tidak hanya itu Pak Zumhari diminta untuk menjadi supir pribadinya. Orangtersebut ternyata orangtua dari penumpang yang hendak menyewa taksinya tadi pagi, tetapi orang tuanya mendadak meninggal setelah pingsan beberapa saat. hal itulahyang menyebabkan Pak Zumhari harus menunggu lama dan akhirnya dibatalkan. Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: Bilakah datangnya pertolongan Allah? Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. (Al Baqarah ayat 214) Salam David Sofyan
[keluarga-islam] Mahluk Yang Tidak Mungkin Tidak Ada
Mahluk Yang Tidak Mungkin Tidak Ada Dipesisir-pesisir pantai Sumatera, gelombang samudra Hindia perlahan-lahan telah berhasil mengikis daratan, disamping abrasi oleh tangan-tangan manusia sendiri. Bahkan pasir yang telah terkikis itu masih saja di ekspor ke negara tetangga, agar tetangga tercinta tersebut lebih leluasa beraktifitas, termasuk mengawasi kita agar tidak nakal. Waktu beserta alam semesta telah bekerja sama meminimalkan satu sisi dan memaksimalkan sisi yang lain. Kepadatan penduduk telah berhasil merubah paradigma lebar menjadi tinggi yang di tandai dengan bermunculannya gedung-gedung pencakar langit, dan dengan kalkulator tangan lebih cepat menghitung dari pada kepala. Menara Pisa yang dibangun dengan tangan manusia tergantikan dengan menara plaza-plaza yang dibangun oleh tangan-tangan besi. Seiring perkembangan zaman akal manusia lebih berkembang dari pada insting, karena segala sesuatu ditimbang dengan nalar dan logika. Mata batin sudah tidak berfungsi lagi karena keniscayaan menggunakan mata kepala sudah tidak bisa diganggu gugat. Dahulu guru mengaji saya dikampung mampu melihat siapa tamu-tamu yang akan datang walaupun belum ada alat komunikasi cangih seperti sekarang kata Ustadz Abbas disela pengajian. Banyak hal yang tidak mungkin bisa terjadi dimasa lalu, jika di timbang dengan akal orang saat ini, sama seperti tidak mungkinnya manusia bisa menjelajah angkasa luar oleh akal orang dimasa lalu. Waktu seperti bermain dalam hal mungkin atau tidak mungkin. Jika saat ini orang yang membuat sesuatu mungkin terjadi didominasi oleh ahli sains dan tehnologi maka pada masa lalu hal-hal yang tidak mungkin terjadi dilakukan oleh ahli-ahli ibadah, yaitu para Nabi dan Wali Allah. Artinya ketidak mungkinan bisa terjadi oleh dua hal yaitu hati yang bersih atau otak yang cemerlang. Sebagian orang mengistilahkan dengan perpindahan dari dimensi spritual kepada dimensi material, dampaknya adalah kita akan sering mendapati orang yang berspritual dengan berlandaskan material, seperti mahalnya tarif seorang penceramah ketika wajahnya sudah muncul di televisi. Tidak mungkin dia melakukan itu, setahu saya dia anak yang baik dan ramah kepada semua orang kata seorang ibu kepada tetangganya ketika mengetahui anaknya melakukan tindakan kriminal. Mana mungkin sih guru itu melakukan tindakan seperti itu, dia kan selalu perhatian dengan murid-muridnya kata orang tua murid menanggapi pelecehan seksual oleh seorang guru. Dimensi materi telah merubah dan menciptakan berbagai kamuflase kebaikan yang hanya bisa dilihat dan dijamah. Orang yang berteriak mari kita berbuat baik lebih dihargai dari pada orang yang diam-diam membersihkan selokan agar tidak mampet yang bisa mengakibatkan banjir didaerah tersebut, atau orang-orang yang beratribut keagamaan dan menghadiri ceramah jauh lebih dihargai dari pada tukang sampah yang sibuk membersihkan bekas minuman dan makanan yang mereka buang sembarangan sewaktu ceramah. Mahluk seperti apa sebenarnya yang bernama kebaikan itu , mungkinkah ada yang mau memeliharanya walaupun tidak ada yang menghargai, mengapa masih ada caci maki dari mulut umat Muhammad SAW yang justru terkenal dengan ketinggian ahlaknya, siapa tahu jika umat Islam mau memelihari mahluk ini mata batin kembali terbuka dan ketidak mungkinan-ketidak mungkinan masa lalu bisa muncul kembali seperti ketidakmungkinan mimpi orang sekarang yang ingin melintasi waktu kemasa lalu. Salam David Sofyan
[keluarga-islam] Rupa Pemberian
Rupa Pemberian Tiupan angin beraroma garam menerpa wajah kecil yang berlari mengukir telapak kaki di permukaan pasir. Hempasan air laut silih berganti mengarsir tepian agar lekukan pasir kembali rapih dari goresan jejak langkah mahluk darat. Diantara deru gelombang, dan suara kibasan daun kelapa, terdengar suara seruling mengalun memecah tawa anak-anak di tepi pantai. Tidak ada yang terganggu, semua sibuk dengan kepentingan masing-masing, bahkan seperti tidak perduli. Sesekali terdengar gemerincing koin jatuh di samping Pak tua peniup seruling itu, diapun juga seperti tidak perduli. Seorang anak kecil berdiri didepan Pak tua tersebut, memandanginya dengan seksama. Alunan nada terus terdengar, menghibur orang yang lewat, entah terhibur atau tidak. Anak itu diam membisu, seperti menikmati bunyi yang keluar dari sebilah bambu berlubang. Tidak ada uang tanda simpati seperti anak-anak lain yang di perintahkan orang tuanya untuk belajar bersedekah. Pengamen memang hampir sama di perlakukan dengan pengemis, padahal ada sesuatu yang mereka tampilkan yang mungkin saja sesuatu yang ingin mereka banggakan. Setelah selesai meniup seruling, terdengar suara tepuk tangan dari anak tadi. Bagus sekali Pak aku sangat suka mendengarnya kata anak itu dengan tulus. Bapak itu tersenyum. Aku tidak punya uang Pak, nanti setelah ayah memberi uang, aku nyumbang deh sahut anak itu, tetap dengan wajah ceria. Ah itu gak penting, senyumanmu jauh lebih berharga kata Pak tua itu dengan bahagia. Salah satu sifat manusia adalah senang untuk diperhatikan, siapapun orangnya. Terkadang pujian yang tulus jauh lebih berharga dari lembaran uang. Berilah perhatian kepada orang lain sama seperti kita ingin di perhatikan orang. Yang terbaik dari sebuah sedekah bukanlah apa yang kita sedekahkan , tetapi keikhlasan kita bersedekah, dan keikhlasan itu bisa ditampilkan dalam raut wajah yang bermacam-macam, tidak selalu harus barang. Penghinaan yahudi tua dibalas cinta dan keikhlasan oleh Rasulullah, lemparan batu dan kotoran dibalas dengan keihklasan bersilaturahmi oleh beliau. Tidak ada uang disana, yang ada hanya cinta dan perhatian , itu saja. Salam David Sofyan
[keluarga-islam] Ketidaktahuan
Ketidaktahuan Didalam kehidupan, ada beberapa hal yang terjadi pada diri kita secara langsung atau tidak ,baik kita menyukainya atau tidak menyukainya. Yang pertama adalah hal yang kita inginkan terjadi pada diri kita seperti doa dan harapan. Pada kenyataannya doa dan harapan ada yang menjadi nyata dan ada yang tidak bisa di wujudkan. Yang kedua adalah sesuatu yang tidak kita harapkan terjadi pada diri kita, seperti jatuh sakit. Dan inipun ada yang menjadi nyata dan ada yang berhasil kita hindari. Yang ketiga adalah hal-hal yang tidak pernah kita fikirkan tiba-tiba terjadi pada diri kita, seperti kecelakaan atau mungkin malah mendapat undian atau apapun yang bersifat spontan. Tetap saja hal ini ada yang kita sukai dan ada yang tidak. Jika kita telah mengetahui bahwa selalu ada dua sisi mengenai apapun yang terjadi pada diri kita, tetapi mengapa kita masih saja merasa sakit ketika hal yang tidak kita sukai datang dan merasa bahagia ketika hal yang kita sukai terjadi. Jawabannya mungkin cukup sederhana yaitu kita tidak mengetahui kapan, dimana dan bagaimana sesuatu itu terjadi pada diri kita. Ketidaktahuan itulah sebenarnya sumber dari segala sesuatu. Ketidaktahuan terkadang membuat orang penakut jadi pemberani, atau orang bodoh tampak pintar. Dosa terbesar orang yang tidak tahu adalah tidak mau mencari tahu tentang ketidaktahuannya. Tentu jauh lebih kecil dari pada dosa orang yang telah tahu tetapi tidak mengerjakan apa yang telah dia ketahui karena itu berarti dia telah ingkar. Ketidaktahuan semestinya membuat kita melakukan beberapa hal, pertama kita berusaha mencari tahu dan memahami mengapa kita harus tahu, sedangkan yang kedua yaitu bersandar kepada yang Maha Tahu. Sebenarnya masih banyak cakupannya tapi kita persingkat saja secara garis besar. Lalu apa kesimpulan dari semua uraian tadi ? cuma sekedar mengingatkan bahwa apapun yang terjadi pada diri kita, baik yang kita senangi, atau yang tidak kita sukai, yang terjadi secara tidak terduga atau bisa di perkirakan , harus tetap berpegang teguh kepada sang Pemberi kejadian tersebut agar kita terus belajar mengenai rasa syukur, rasa sabar dan rasa ikhlas menerima pemberianNya. Salam David Sofyan
[keluarga-islam] Menghubungkan Dua Kutub Yang Bersebrangan
sama seperti lagu, bahwa dunia ini hanyalah panggung sandiwara , kita hanya bermain, sedangkan skenario utamanya dipegang oleh Allah, skenario utama itu seperti sakit dan sehat, hidup dan mati, berhasil dan gagal, perjodohan, keturunan atau anak dan sebagainya. Di wilayah itu Allah memerintahkan kita untuk berdoa. Dan untuk mengawal tadirNya Allah menetapkan sunnahNya di alam semesta agar alam selalu terkendali demi kepentingan manusia jawab Pak guru mengahiri pelajaran hari itu mengenai Taqdir Allah. Tentu tidak semua orang setuju dengan pendapatnya. Tapi Pak guru tersebut membiarkan muridnya berusaha mencari tahu sendiri sisanya jika waktunya telah tiba , selama tidak keluar dari kerangka Al Qur'an dan As Sunnah, sebagai pedoman utama ummat Islam. Kepada Allah lah kita kembalikan segala prasangka kita agar kita tidak terjebak dalam pengingkaran atas segala keadilanNya. Salam David Sofyan Note : [1] QS : Ar Ra'ad ayat 11 [2]1 Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata: Rasulullah saw. sebagai orang yang jujur dan dipercaya bercerita kepada kami: Sesungguhnya setiap individu kamu mengalami proses penciptaan dalam perut ibunya selama empat puluh hari (sebagai nutfah). Kemudian menjadi segumpal darah selama itu juga kemudian menjadi segumpal daging selama itu pula. Selanjutnya Allah mengutus malaikat untuk meniupkan roh ke dalamnya dan diperintahkan untuk menulis empat perkara yaitu: menentukan rezekinya, ajalnya, amalnya serta apakah ia sebagai orang yang sengsara ataukah orang yang bahagia. Demi Zat yang tiada Tuhan selain Dia, sesungguhnya salah seorang dari kamu telah melakukan amalan penghuni surga sampai ketika jarak antara dia dan surga tinggal hanya sehasta saja namun karena sudah didahului takdir sehingga ia melakukan perbuatan ahli neraka maka masuklah ia ke dalam neraka. Dan sesungguhnya salah seorang di antara kamu telah melakukan perbuatan ahli neraka sampai ketika jarak antara dia dan neraka tinggal hanya sehasta saja namun karena sudah didahului takdir sehingga dia melakukan perbuatan ahli surga maka masuklah dia ke dalam surga. (Shahih Muslim No.4781) [3] Tiada sesuatu yang dapat menolak takdir kecuali doa, dan tiada yang dapat menambah umur kecuali amal kebajikan. Sesungguhnya seorang diharamkan rezeki baginya disebabkan dosa yang diperbuatnya. (HR. Tirmidzi dan Al Hakim) [4] Al An 'aam ayat 59 Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz) [5] Hadis riwayat Abdullah bin Abbas ra: Bahwa Umar bin Khathab pergi ke Syam dan ketika telah tiba di sebuah dusun bernama Sarghi, beliau bertemu dengan penduduk Syam yaitu Abu Ubaidah bin Jarrah ra. dan para pengikutnya. Mereka memberitahukan bahwa telah berjangkit di Syam suatu wabah penyakit. Ibnu Abbas ra. berkata: Maka Umar berkata: Coba panggilkan sahabat muhajirin yang pertama. Maka aku panggil mereka lantas beliau meminta saran mereka dan memberitahukan kepada mereka bahwa wabah telah berjangkit di Syam. Ternyata mereka berselisih pendapat menanggapi berita itu. Sebagian di antara mereka berkata: Engkau pergi untuk suatu urusan besar dan kami tidak setuju jika engkau kembali. Sedangkan sebagian yang lain berkata: Bersama engkau masih banyak rakyat dan para sahabat dan kami tidak setuju bila engkau mengajak mereka menuju ke wabah tersebut. Umar berkata: Tinggalkan aku dan tolong panggilkan sahabat Ansar! Aku pun memanggil mereka. Ketika dimintai pertimbangan, mereka juga bersikap dan berbeda pendapat seperti halnya orang-orang Muhajirin. Umar berkata: Tinggalkan aku! Lalu ia berkata lagi: Tolong panggilkan sesepuh Quraisy yang dahulu hijrah pada waktu penaklukan dan sekarang berada di sini. Aku memanggil mereka. Ternyata mereka saling bersepakat dan berkata: Menurut kami sebaiknya engkau kembali bersama orang-orang dan tidak mengajak mereka mendatangi wabah ini. Umar lalu berseru di tengah-tengah orang banyak: Aku akan mengendarai tungganganku untuk pulang esok pagi. Lalu mereka pun mengikutinya. Abu Ubaidah bin Jarrah ra. bertanya: Apakah untuk menghindari takdir Allah? Umar menjawab: Kalau saja bukan engkau yang mengatakan itu, hai Abu Ubaidah! Umar memang tidak suka berselisih dengan Abu Ubaidah. Ya, kita lari dari satu takdir Allah ke takdir Allah yang lain. Apa pendapatmu seandainya engkau mempunyai seekor unta yang turun di suatu lembah yang memiliki dua lereng, yang satu subur dan yang satu lagi tandus, apakah jika engkau menggembalakannya di tempat yang subur itu bukan berarti engkau menggembalakanya karena takdir Allah? Begitu pun sebaliknya, kalau engkau menggembalakannya di tempat yang tandus, bukankah engkau
[keluarga-islam] Posisi Harapan
Posisi Harapan Tahun demi tahun terus berganti, ada harapan yang selalu tersembunyi dibalik setiap pergantian waktu. Matahari diatas kepala tetap setia untuk datang menghampiri dan bumi yang kita pijak tetap setia untuk tidak berganti arah rotasi. Tidak ada yang berubah dari volume air laut, karena alam selalu mampu menakar keberadaannya demi kepentingan manusia. Berapa banyak janji yang telah diikrarkan manusia untuk berubah, tidak mampu menandingi konsistensi perubahan usia. Hati-hati dijalan nak, semoga kamu bisa menjadi orang yang berhasil , kata seorang ibu kepada anaknya disebuah terminal bis antar kota. Pak kalau pulang dari kota jangan lupa bawa oleh-oleh ya kata seorang anak kepada ayahnya disudut lain terminal itu. Terminal bis selalu ramai di kunjungi, tidak hanya oleh para penumpang tetapi juga para pedagang. Hidup seperti terminal bis, ada yang datang dan ada yang pergi, ada yang menjemput dan ada yang mengantar, tidak lebih dari sebuah pemberhentian sementara. Kira-kira apa ukuran keberhasilan yang dimaksud si ibu kepada anaknya ? hampir sama dengan jawaban sebagian besar orang tua, maka jawabannya adalah sebuah kemapanan, baik dalam pengumpulan harta maupun dalam posisi jabatan atau profesi. Masih di terminal bis tadi seorang ibu bertemu dengan kawan lamanya, yang mungkin telah bertahun-tahun tidak bertemu. Eh yanti, gimana khabarnya, kelihatannya tampak sukses , udah punya anak berapa ? tanya seorang ibu yang berperawakan agak kurus. Elly ya kok agak kurusan, apa lagi diet ketat nih ? hehehe, anakku sekarang sudah dua yang besar jadi dokter dan adiknya sebentar lagi jadi sarjana hukum, kalau anakmu gimana Ly ? tanya ibu yang berdandan mirip ibu-ibu pejabat itu. Anakku sudah tiga tapi cuma pegawai biasa. Yang tertua buka toko kelontong didekat rumah dan yang kedua cuma jadi guru madrasah. sedangkan yang terakhir baru naik kelas tiga SMU jawabnya dengan pelan, mungkin agak minder. Jika kita bicara jujur , manakah yang lebih membuat kita bangga sebagai orang tua , mempunyai anak seorang dokter atau seorang guru ? bukankah berbau sangat materi ? tetapi itulah kenyataannya. Pernah saya mengajukan pertanyaan tersebut pada seorang ustadz, dan dia tidak menjawab tetapi hanya tersenyum tak mampu menipu diri antara sebuah idealisme dan tuntuan materialisme. Loh memangnya salah anak kita menjadi dokter bukankah itu pekerjaan mulia ? tentu saja , tidak ada pekerjaan yangtidak mulia jika diniatkan karena Allah semata, tetapi tentu semua paham dengan maksud pertanyaan tersebut bahwa di balik pilihan tersebut ada sebuah ego bersembunyi dengan sangat indah. Bagaimana kalau kita buat pertanyaan lebih spesifik, pilih taqwa atau kaya ? . Seorang teman sempat gerah dengan pertanyaan ini dan mengajukan pertanyaan baru sebagai komplain apa orang taqwa gak boleh kaya atau orang kaya gak ada yang bertaqwa ? apakah taqwa itu identik dengan miskin ? tanyannya dengan nada tinggi. saya hanya tersenyum lalu membuat pertanyaan baru yang tidak ada hubungannya dengan hal diatas. Hendra kalau sekiranya kamu dapat uang seratus juta , lalu tetanggamu ada yang sakit keras dan butuh dana sebesar seratus juta rupiah ,apakah kamu akan berikan dana tersebut tanya saya dengan nada santai . ya gak semualah, mungkin separohnya kan itu juga udah bagus, bukannya zakat cuma dua setengah persen atau anggaplah sepuluh persen , kan tetap lebih besar jawabnya sambil tertawa. Bisa dibayangkan baru sekedar pengandaian kita sudah pelit bagaimana jika menjadi kenyataan tentu lebih jauh panggang dari api. Sekarang baru kita sadari bahwa sebesar apapun perubahan yang kita inginkan, hampir semuanya berasal dari luar ( outer ) sebaliknya hal tersebut tidak banyak berpengaruh pada karakter atau sifat pribadi kita. Lalu dimana letak keimanan itu ? Salam David Sofyan
[keluarga-islam] Aku Tidak Punya Apa-apa Selain Menggenggam Janji
yang bisa bagikan, tidak punya ilmu yang bisa di ajarkan. Apalagi yang bisa di banggakan. saya hanya mampu menggenggam amanah yang telah di ucapkan, mungkin cuma itu saja yang tersisa. katanya dengan sorot mata yang tajam. Beberapa saat kami terpaku diam , bersandar dinding masjid belakang menatap air hujan yang telah membasahi jiwa kami. Eh kok ngalamun, kamu belum jawab pertanyaan saya ! tanya Uyung mengagetkan saya dalam lamunan masa kecil dulu. Angkot masih terus berjalan tersendat, merayap keatas puncak, tempat peristirahatan orang-orang kaya dari Jakarta. Saya belum menikah, rencananya sih tahun depan, kamu pasti di undang deh, telat banget yah jawab saya santai. Ketika memasuki sebuah jalan kecil menuju arah lembah di Cipayung Angkot tersebut berhenti mendadak Kenapa berhenti? tanya saya. Itu anak saya didepan sekolah sedang menunggu saya jawab Uyung sambil menepikan angkot tersebut dan kemudian turun menghampiri anaknya. Saya mengikuti dari belakang. Ramli jam segini sudah pulang , kenapa gak langsung kerumah naik angkot lain kan banyak ? tanya Uyung kepada anaknya pulang dari jam setengah sembilan soalnya guru ada rapat terus tadi kan ayah kan menyuruh Ramli tunggu disini, kata ayah jangan kemana-mana kalau ayah belum datang jawab anak itu dengan polos iya itu kalau Ramli pulang seperti biasa jam sebelas, Ramli jadi kelamaan nunggu ayah deh sahut Uyung kepada anaknya. Saya mengangkat anak itu dan memangkunya Sifat ayahnya sekarang menurun kepada anaknya. Orang-orang yang memegang janji, inilah warisan para nabi kata saya sambil membawa anak itu masuk kedalam angkot. Itulah kunjungan terakhir saya enam tahun yang lalu ke rumah Uyung di Cipayung Bogor. Setelah itu dia sering berpindah-pindah tempat tidak menentu, tidak ada khabarnya sampai sekarang, Hari ini secara tidak sengaja album lama tentang persahabatan, terbuka kembali. Banyak kisah yang tidak terperi, tentang sebuah kesetian, keikhlasan, pengorbanan, dan kasih sayang. Kemudian waktu menjarah semuanya, kami pun berpencar kesegala penjuru mencari karunia Allah yang tidak pernah berhenti menetes kedalam sanubari. Tahun 1986 ketika saya harus berangkat kejakarta, semua sahabat telah menyalami satu persatu, memohon doa dan restu dan harapan agar bertemu kembali kecuali Uyung. Dia tidak ada diantara mereka. Menjelang keberangkatan dia tetap tidak muncul. Ketika Bis sampai keterminal untuk mengambil sisa penumpang, seorang anak muncul di balik jendela bis Yan , maaf terlambat tadi nyari benda ini gak ketemu-temu eh gak taunya ada dibawah tempat tidur kata anak itu yang tidak lain adalah Uyung ini dompet bekas mendiang ayah dulu , dikasih ibu sama saya, tapi kamukan tahu saya gak pernah punya uang jadi buat kamu saja lah anggap oleh-oleh dari saya, jangan pernah lupakan saya yah katanya sambil menjauh karena Bis akan segera berangkat. Menuju negeri yang selalu menjadi harapan orang-orang desa, Jakarta. Salam David Sofyan
[keluarga-islam] Nasehat Dari Anak-Anak Yang Tegar
Nasehat Dari Anak-Anak Yang Tegar Lama anak saya memandang kearah wajah saya yang sedang menonton berita pagi di televisi. Dia tidak perduli dengan apa yang terjadi pada kotak ajaib tersebut. Yah kok mata ayah berair , ayah nangis yah..? tanyanya penuh selidik. Saya tidak berusaha menjawab, tapi memeluknya sambil mendudukannya di pangkuan. Anak yang bernama Tegar itu harus tegar menghadapi dunia, menerima tanpa harus mengerti kebencian ayah tirinya yang menyebabkan kakinya terputus setelah di lindas oleh kereta api kata pembawa acara di televisi. Sang ayah akhirnya di ganjar hukuman sepuluh tahun penjara sedangkan sang anak yang masih berumur empat tahun akan menanggung penderitaan tersebut seumur hidupnya. Berbanding terbalik di Facebook saya mendapat kiriman berita lama yang di rekam lalu di sebar melalui media internet tentang seorang anak yang berusia enam tahun yang mengurusi semua keperluan ibunya mulai dari memasak, menyuapi , memandikan bahkan membuang kotoran ibunya karena sejak dua tahun yang lalu si ibu mengalami kelumpuhan karena terjatuh. Ayah sianak telah lama tidak pulang kerumah setelah beberapa tahun yang lalu pergi merantau ke Malaysia. Anak itu bernama Sinar dan hari itu, sinar sianak tersebut telah menyilaukan mata saya dengan amalnya, dengan cintanya dan dengan kasih sayang untuk ibunya. Banyak para orang tua yang berharap bisa melahirkan seorang anak, tetapi tidak ada seorang anakpun yang meminta untuk dilahirkan, dia murni amanah dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Dalam sebuah hadist Rasulullah SAW mengatakan bahwa Warisan bagi Allah 'Azza wajalla dari hambaNya yang beriman ialah puteranya yang beribadah kepada Allah sesudahnya. hadist ini di riwayatkan oleh HR. Ath-Thahawi. Namun Rasulullah juga menasehati yang diriwayatkan oleh Ibu 'Asakir bahwa anak bisa menyebabkan kedua orangtuanya menjadi kikir dan penakut. Pemenuhan masalah ekonomi memang menjadi salah satu penyebab kerenggangan didalam sebuah rumah tangga, baik itu dengan anak karena jarang berkomunikasi maupun dengan istri atau suami karena tuntutan-tuntutan yang diluar jangkauan. Sesuatu yang memisahkan dan membedakan antara seorang anak dengan orang dewasa adalah waktu, sesuatu yang Allah pernah bersumpah atas namanya, bahwa kita berada dalam sebuah kondisi yang menyebabkan kita merugi kecuali orang yang beramal salih, al 'amilussholikhat. Kita adalah mantan anak-anak, sedangkan anak-anak adalah calon orang dewasa. Kesalahan sekecil apapun yang pernah kita lakukan pada masa kecil tidak layak kita wariskan kepada anak kita. Ukiran kebaikan orang tua yang tertanam didada kita harus kita buat lebih indah didada anak-anak kita. Melihat senyum tegar dengan kakinya buntung seperti ingin berteriak kepada saya Tidak ada gunanya memberitahukan orang lain tentang kesulitan anda , sebagian dari mereka tidak perduli dan sebagian lagi justru senang mendengarkan keluhan anda tanpa mau berbuat apa-apa, tegarlah dan sandarkan hidup hanya kepada Allah Salam David Sofyan
[keluarga-islam] Ukiran Diatas Kertas
Ukiran Diatas Kertas Waktu menentukan peletakan bab dalam buku sejarah yang lebih banyak di rekam lewat media kertas. Buku menjadi saksi dari kejeniusan para pengagas sains, keindahan kata para pujangga, permainan logika para filsafat, pencerahan nilai para spritualis dan sketsa pemetaan tubuh oleh para medis. Waktu telah membuat warna menjadi kusam dan teori menjadi usang, tetapi ukiran yang terpahat disana menjadi prasasti ide-ide yang tidak pernah mati. Buku seperti nisan berjalan bagi sang penulis. Walaupun orangnya sudah tiada tapi namanya tetap terukir disana. Menulislah wahai para pencari ilmu sehingga terwariskan apa yang engkau cari lewat pernyataan, pertanyaan dan sangkalanmu. Sebagai jendela ilmu buku telah melalap habis isi kepala para pemikir yang kesusahan memuntahkan segala teori lewat lidahnya, disamping itu bahasa verbal disekat oleh dimensi ruang yang mengakibatkan perpindahan ilmu menjadi terisolasi. Tulisan yang termuat dalam sebuah buku , saat ini telah memampu menembus berbagai negara dan benua, meneriakkan segala isi kepala para penulisnya. Orang yang suka membaca belum tentu suka menulis, tetapi untuk menulis sesuatu seseorang harus membaca. Dengan menulis seseorang akan membuka berbagai pintu-pintu ilmu sebagai referensi untuk diceritakan dan di citrakan kepada pembacanya. Ukirlah kisahmu diatas sehelai kertas, didalam sebuah note, khabarkan kepada dunia bahwa kamu pernah ada. Suatu ketika nanti kita akan terpana bahwa kita juga mampu melakukannya yaitu menitipkan prasasti disetiap mata yang memandang dan disandingkan dengan maestro sains, para maestro sastra, atau para maestro ekonomi meskipun hanya pada sebuah rak atau sebuah file. Aku bukanlah aku yang aku tahu, karena aku bisa jadi aku dikepala semua orang yang ingin tahu, aku berubah sesuai dengan persepsi orang yang memasukiku. Pengakuanku akan berubah sesuai dengan waktu, lewat lidah orang memilikiku dan engkau tidak berhak melarangnya walaupun aku berasal darimu. Suatu ketika nanti bisa saja aku akan menjadi inspirasi yang membuatku terpojok dan tak berguna lagi, tapi paling tidak aku pernah berarti dalam mewarnai informasi ..aku adalah ukiranmu diatas kertas Salam David Sofyan coloring world with your writing
[keluarga-islam] Tidak Selalu Pada Apa Yang Kita Mau
Tidak Selalu Pada Apa Yang Kita Mau Hari itu cukup cerah terlihat seseorang melemparkan koran kedalam pagar rumah tetangga, setiap hari dia selalu rutin membawa surat kabar untuk para pelanggannya walaupun tidak pernah ada yang menanyakan khabarnya. Pada zaman modern seperti saat ini, transaksi memang tidak selalu harus bertatap muka. Banyak pedagang yang menjual barangnya dengan memberikan pelayanan yang memudahkan setiap pembeli untuk melakukan transaksi. disudut jalanan terlihat seorang ayah menarik tangan anaknya untuk sekolah, sedangkan si anak menangis dan bersikeras untuk tidak mau sekolah. Aku gak mau sekolah ! , gurunya galak suka marahin aku kata anak tersebut kepada ayahnya. Memang kalau tidak sekolah kamu mau jadi apa nanti ? makanya kalau mengerjakan PR di rumah , bukan disekolah supaya tidak dimarahin guru, gimana sih ! balas sang ayah tidak mau kalah. Di belahan duniamanapun kejadian seperti tadi pasti pernah terjadi, bahwa setiap orang tua menginginkan yang terbaik bagi anaknya walaupun dengan cara yang sering sekali tidak disukai oleh sianak. Jarang kita temui ada orang yang memulai sesuatu dari sudut padang orang lain dan baru kemudian memberikan alternatif pandangan dari sisinya. Sebaliknya kita sering kali memaksakan apa yang kita anggap baik lalu mengeyampingkan pandangan orang lain atau paling tidak mengiyakan tanpa menghiraukannya. Saya teringat sebuah buku cukup laris tentang pembentukan karakter dalam memahami orang lain oleh Dale Carneigie. Salah satu kiatnya menyebutkan bahwa agar kepentingan kita didengar maka mulailah berbicara atas nama kepentingan lawan bicara. Setelah dia mengetahui kalau kita telah memahami kepentingannya barulah kita menyampaikan apa yang kita inginkan. Beberapa tahun yang lalu hal ini pernah saya terapkan tanpa sengaja. Sebuah kecerobohan yang membuat terjadinya tabrakan di perempatan lampu merah. Karena sedang terburu-buru, lampu kuning sebagai tanda akan munculnya tanda berhenti (merah) saya terobos. Di sebelah kiri arah melintang sebuah sepeda motor juga menerobos lampu kuning sebelum masuk lampu hijau. walaupun hanya berselang beberapa detik tapi kecelakaan tidak bisa dihindari dan orang tersebut bersembunyi di balik alibi lampu hijau yang sedang menyala, artinya dia melimpahkan kesalahan itu kepada saya. Karena benturan yang cukup parah , pengemudi motor tersebut meminta ganti rugi sebanyak tiga ratus ribu rupiah., sedangkan uang yang ada di dompet saat itu hanya berjumlah lima puluh ribu rupiah. Sebenarnya keadaan saya jauh lebih parah dari pada bapak tersebut tetapi masalah tidak akan pernah selesai ketika semua orang berbicara mengenai keadaan dirinya Nampaknya kondisi kita sama-sama parah dan mungkin ini akibat kelalaian saya tapi saya tidak punya uang sebesar yang bapak minta. Saya hanya memiliki uang lima puluh ribu, tentu tidak akan bisa menutupi semua kerugian bapak dan bapak bisa saja memperkarakan hal ini kepada polisi untuk kemudian di buat berita acara dan mungkin saja uang lima puluh ribu ini hanya untuk mengurus biaya perkara, lalu kita berdua tidak mendapatkan apa-apa selain menunggu untuk diproses dan itu akan memakan waktu sedangkan kondisi kita tidak akan berubah. Saya serahkan semua kepada bapak kata saya secara halus kepada bapak tersebut. Kemarahannya mulai mereda. Seringkali kemarahan membutakan mata dan membuat oarng tidak mau berfikir. Setelah saya lihat keteduhan di wajahnya, saya kemudian menyalami tangannya sambil memberikan uang lima puluh ribu tersebut. Mungkin saja masih ada rasa kesal yang tersisa , tetapi tidak ada terucap sepatah katapun ketika saya meninggalkannya di lokasi tersebut Segelas ilmu belum tentu lebih besar nilainya dengan setetes amal, setiap hari dalam keadaan apapun belajarlah untuk tetap terus berkembang dan beramal. Andre Gide mengatakan dalil tentang mengenali diri bisa menyesatkan tanpa mengenali potensi yang bisa menghambat perkembangan karena seekor ulat yang sibuk mengenali dirinya tidak akan pernah berubah menjadi kupu-kupu. Orang yang selalu memikirkan dirinya sendiri tidak akan pernah di pikirkan oleh orang lain dan ketika dia menyampaikan apa yang dia pikir maka orang akan mengira dia sedang bergumam untuk dirinya sendiri. Akhlak memang menempati cerita tersendiri dalam bab kehidupan seorang muslim kepada siapapun. Rasulullah SAW pernah bersabda Sesungguhnya Allah membenci orang yang berhati kasar (kejam dan keras), sombong, angkuh, bersuara keras di pasar-pasar (tempat umum) pada malam hari serupa bangkai dan pada siang hari serupa keledai, mengetahui urusan-urusan dunia tetapi jahil (bodoh dan tidak mengetahui) urusan akhirat. (HR. Ahmad) dan Tidak ada sesuatu yang lebih berat dalam timbangan (pada hari kiamat) dari akhlak yang baik. (HR. Abu Dawud) Salam David Sofyan
[keluarga-islam] Efek Larangan
Efek Larangan Banyak perubahan yang terjadi di muka bumi ini berasal dari keingin tahuan. Rasa ingin tahu mengenai angkasa luar telah membuat orang terbang dan meneliti kesana , inilah yang menjadikan sesuatu yang tidak mungkin pada masa lalu telah menjadi kenyataan. Pemicu paling responsif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan memang adalah rasa ingin tahu. Tetapi disisi lain rasa ingin tahu terkadang harus membentur larangan-larangan yang dimaksudkan untuk mencegah keburukan yang di timbulkan rasa ingin tahu tersebut, namun semakin dilarang, orang cenderung semakin penasaran dan ingin tahu mengapa hal tersebut dilarang. Dalam sebuah anekdot di ceritakan Pak Saman mempunyai usaha jual beli kambing dan untuk itu dia membuat papan reklame yang berbunyi Di jual Berbagai Jenis Kambing dengan gambar kepala kambing sebagai latar belakang tulisan. Anak-anak sekolah yang biasa lewat sewaktu pulang sering sekali menjadikan gambar kepala kambing tersebut sebagai sasaran lemparan ketapel. Pak Saman sering melarang dan marah kepada mereka tetapi semakin dilarang anak-anak tersebut semakin sering menjadikan papan rekalame tersebut jadi sasaran tembak. Karena kewalahan Pak Saman meminta nasehat kepada Pak Zainudin ustadz muda yang juga merupakan guru mengaji sebagian dari anak-anak tersebut. Pak Zainudin bersedia menasehati anak-anak tersebut tetapi disamping itu Pak zainudin juga memberikan ide pemecahan masalah kepada Pak Saman. Ke esokan harinya tiba-tiba terpampang sebuah papan beberapa meter di samping papan reklame Pak Saman yang berbunyi Dilarang Melempar Pada Papan Ini dengan gambar sapi sebagai latar balakang. Melihat hal ini anak-anak sekolah tadi justru memindahkan objek sasaran tembak pada papan baru tersebut. Sejak saat itu papan reklame Pak Saman tidak pernah diganggu. Sifat penasaran memang membutuhkan penyaluran bukan penahanan, itulah mengapa semakin MUI melarang peredaran film 2012 film tersebut justru semakin laku, Hal yang sama pernah terjadi dengan majalah Playboy . Efek psikologis ini takutnya justru dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk mendapatkan keuntungan yang berlipat ganda sehingga akan muncul sensasi-sensasi baru yang sengaja di kontroversialkan untuk memancing MUI. Banyak orang yang tadinya tidak mengenal Miyabi justru jadi mengenal karena telah membeli kaset atau CD film porno tersebut. Maksud baik belum tentu menghasilkan sesuatu yang baik. Lalu apakah itu berarti kita diam saja ketika ada kemungkaran yang terjadi didepan mata kita ? tentu saja tidak , akan tetapi pastisipasi kita dalam mencegah kemungkaran harus disertai dengan antisipasi, dan itu sangat tidak mudah dilakukan. Di negara kita yang tercinta ini orang yang beragama Islam jauh lebih banyak daripada orang yang mengenal agama Islam. Orang yang mengenal jauh lebih banyak daripada orang yang mempelajarinya, dan orang yang mempelajarinya jauh lebih banyak daripada orang yang mengamalkannya. Ketika ada yang mengatakan bahwa negara Indonesia adalah mayoritas umat Islam tentu kita akan mengerti arah maksud si pembicara adalah yang pertama tadi, apalagi jika yang berbicara adalah non muslim. Dari sini kita akan mengerti bahwa kekurangan terbesar umat ini adalah ilmu. Berbicara dengan ilmu, berbuat sesuatu dengan ilmu, menasehati dengan ilmu , bahkan bersabarpun harus dengan ilmu. Beberapa hari yang lalu, didepan rumah seorang ibu melarang anaknya bermain pasir didepan rumahnya. Anaknya yang masih berusia tiga tahun sedang asyik membuat rumah dari pasir Andi jangan main pasir didepan rumah nanti kotor loh ! sahut sang ibu dari dalam rumah sambil terus memasak didapur . Tidak beberapa lama kemudian dia di kagetkan karena anaknya sedang membuat rumah dari pasir tersebut diruang tamu. Kita sepertinya telah lama meninggalkan pengajaran dengan contoh, sebaliknya kita justru sering melontarkan pernyataan negasi berupa larangan ketimbang anjuran. Sebenarnya kita telah mendapat sedikit contoh dalam merubah kalimat negasi menjadi kalimat apresiasi seperti yang awalnya Dilarang Merokok menjadi Terimakasih Untuk Tidak Merokok . Memang tidak banyak hasil yang didapat tetapi memulai sesuatu dari hal kecil seperti merubah cara penyampaian mengandung sedikit nilai pendidikan, sedikit nilai ahlak, sedikit nilai kesopanan yang suatu ketika diharapkan secara perlahan-lahan bisa merubah tingkah laku, Insya Allah Salam David Sofyan
[keluarga-islam] Lubang Di Hati
Lubang Di Hati Mengingat keburukan dua kali lebih kuat dari pada mengingat kebaikan begitulah kira-kira kata salah satu buku mengenai dampak berbuat buruk. Saya teringat dulu seorang satpam marah kepada saya karena merasa jalan yang dilalui oleh kendaraannya terhalang oleh sepeda motor saya. Parkiran di depan masjid tersebut memang tidak begitu lebar tetapi motor yang dimaksud bukanlah milik saya. Kebetulan waktu itu saya berada di samping motor tersebut saat sedang menerima telepon dari seorang teman, tiba-tiba terdengar suara membentak Hei Mas, kalo parkir jangan sembarangan dong, itukan jalan lewat pengurus masjid, tolong pinggirin motornya ! teriak satpam tersebut. Saya terhenyak dan kesal , tetapi saya membantu meminggirkan motor tersebut dan tidak melayaninya karena saat itu masih online dengan teman dan berusaha menghilangkan amarah dengan becanda dengan teman diseberang telepon. Setelah hari itu setiap bertemu dengannya yang teringat hanyalah muka marahnya walaupun saat bertemu dia sedang tersenyum, dan ingatan tersebut muncul begitu saja tanpa direkayasa. Sewaktu pertama kali bekerja dahulu seorang teman sering mengirim email berisi artikel-artikel islami dan salah satu dari artikel itu bercerita tentang akibat perbuatan buruk. Dikisahkan seorang bapak mempunyai seorang anak yang nakal dan tidak pernah mau menurut nasehat orang tua. Karena kesal sang Bapak mendirikan tiang kayu didepan rumah. Setiap sang anak berbuat kejahatan maka sang bapak memaku kayu tersebut dan tidak ada yang mengerti maksud dari sibapak kecuali Ibunya. Beberapa tahun kemudian ketika sang bapak meninggal dunia , tanpa sengaja atau baru sadar anak tersebut melihat tiang kayu didepan rumah yang di penuhi oleh paku, lalu dia bertanya kepada ibunya maksud dari tiang kayu tersebut. Amanah dari Bapakmu jika kamu telah insyaf dan berbuat baik maka cabutlah satu paku setiap kamu berbuat satu kebaikan kepada orang lain sebagai ganti keburukan yang kamu perbuat kata sang ibu mengingatkan. Waktu telah mengubah segalanya, doa dari orang tua telah membuat Allah ridho sehingga memberikan hidayah kepada anak tersebut. Sejak hari itu dia berusaha berbuat baik kepada siapapun dan tercabutlah paku dari tiang tersebut satu persatu. Ketika paku telah habis dari tiang tersebut , sang ibu kemudian menghampirinya Nak kamu telah banyak berubah , kamu juga telah berhasil mengimbangi segala keburukanmu dimasa lalu dengan kebaikan yang telah kamu perbuat dan kamu juga mungkin telah dimaafkan tapi bekas yang telah kamu perbuat akan membekas selamanya dihati orang-orang yang pernah kamu lukai seperti kayu itu , walaupun kamu telah berhasil mencabut paku dari tiang itu tapi kamu tidak bisa menghilangkan bekas lubang yang di tinggalkannya, apalagi lubang dihati anakku kata ibunya dengan penuh kasih sayang. Cerita diatas seperti menyadarkan saya bahwa mendapatkan maaf bukanlah menghilangkan apa yang pernah kita perbuat tapi menghilangkan dosa dari apa yang telah kita perbuat namun secara psikologis dampak itu akan terus terasa. Sebagai contoh jika ada orang menabrak orang lain sampai kakinya patah, kemudian dia minta maaf dan orang tersebut memaafkan lalu apakah kakinya kembali normal dengan memaafkan tentu tidak , kemudian jika setelah memafkan lalu sering muncul perasaan sedih ketika melihat kakinya dan kembali mengingat orang yang menabraknya , apakah dia berdosa ? apakah kata maaf sudah bisa menggugurkan segala hukuman ? termasuk kesedihan yang akan di timbulkan ? tentu ini menjadi renungan kita bersama Orang yang berbahaya bukanlah orang pada lingkungan tertentu tetapi orang yang memiliki sifat-sifat tertentu yang dengan sifat tersebut dia tidak bisa mengendalikan dirinya. Sifat yang dimaksud adalah sifat buruk seperti marah, dendam, iri , dengki dan berbagai sifat lain yang kita tidak pernah meminta untuk di anugrahkan kepada kita tetapi tetap di amanahkan. Kita tidak akan pernah mendengar ada seorang ulama yang berdoa agar di hilangkan dari sifat buruk karena itu melanggar fitrah. Ketika semua orang menyalahkan nafsu birahi sebagai penyebab zina lalu Allah mencabut nafsu ini dari hati seluruh manusia maka akibatnya kita tinggal menunggu waktu kepunahan . Pengendalian dan penempatanlah yang diinginkan oleNya. Salam David Sofyan
[keluarga-islam] Surah Al Maa'un Ayat satu, Kita-kah ?
Surah Al Maa'un Ayat satu, Kita-kah ? ( hanya sebuah renungan kecil ) Diantara rintik hujan yang mengantar senja ke tempat peristirahatannya , semilir angin berhembus menerpa wajah-wajah letih di jalanan membuat orang enggan untuk keluar rumah. Genangan-genangan air mulai muncul di jalan-jalan beraspal yang tidak lama lagi akan memantulkan cahaya lampu-lampu jalan menandakan malam segera datang. Disudut jalan seorang anak kecil masih asyik memainkan mobil-mobilan bekas yang di perolehnya tadi siang dari tempat sampah. Ibunya masih tertidur disampingnya, atap-atap lebar rumah dan lebatnya pohon melindungi mereka dari sapuan air hujan, di sudut lain tampak beberapa pengemis dan pemulung juga mulai merebahkan diri. Allahu Akbar..Allahu Akbar kumandang adzan maghrib terdengar saling bersautan dari corong-corong spiker masjid, suarayang mengajak orang menemui Sang khaliq penciptanya. Bu..bu..itu udah adzan mau sholat gak? teriak anaknya membangunkan sang ibu, tapi ibunya masih terus tertidur. Anak itu diam , lalu kemudian meneruskan bermain mobil-mobilan. Setelah hampir setengah jam asyik bermain , anak tersebut kembali membangunkan ibunya Bubu...,...ibu gak sholat..bangun dong bu...angga lapar nih !! teriak anaknya, tapi ibunya masih tetap tertidur, tidak bergeming sedikitpun. Karena keletihan membangunkan ibunya tetapi tidak ada hasil anak itu kemudian tertidur disamping ibunya. Anak itu berusia lima tahun dengan badan kurus dan lusuh, sedangkan ibunya berusia sekitar tiga puluh tahun dengan wajah kurus pucat seperti orang sakit keras. Tidak beberapa lama adzan Isya berkumandang. Hujan semakin deras, jalanan tampak sepi, Anak itu terbangun sambil meringis karena merasa lapar. Dia bangun lalu berlari kearah masjid di seberang jalan, kemudian menengadahkan tangan kepada jama'ah masjid yang hendak melaksanakan sholat. Anak itu telah terbiasa mengemis di depan masjid dan di persimpangan jalan, tetapi malam itu tidak satupun jama'ah yang memberikannya uang. Dia terus meringis menahan sakit perut yang belum terisi sejak pagi karena ketika siang hari ibu nya muntah-muntah lalu kemudian tidur dan belum bangun sampai malam itu. Aro'aitalladzi yukajjibu biddin, fadza likalladzi ya du'uul yatim wa la yaa khuddu 'alaa thoo 'amil miskin terdengar suara imam membaca surat Al Maa'un dari dalam masjid tentang para pendusta agama. Semua jama'ah hafal ayat itu tapi sama seperti nasib anak di luar masjid itu surah Al Maa'un tersebut terlantar di sudut ingatan. Iqra ! kata malaikat jibril kepada Muhammad SAW, tidak ada kitab disana , Rasulullah SAW pun tidak bisa membaca, lalu apa yang mesti di baca ? Iqra bismirabbikalladzi khalaq bacalah dengan menyebut nama Tuhan Sang Maha Pencipta, surah itu seperti berteriak kepada kita bacalah sekelilingmu, bacalah keadaan lingkunganmu, baca dan berkacalah pada alam semesta dan tunjukan kepedulianmu dan kita hanya tertunduk sambil terus membolak-balik kitab suci. Anak itu belari kembali kepada ibunya sambil menangis menahan sakit, tubuhnya basah oleh air hujan, air yang bagi mahluk lain menjadi rahmat, tetapi baginya menjadi seperti sapaan Tuhan terakhir kepadanya, dia tertidur sambil memegang perut didada ibunya. Kedua ibu dan anak itu pada pagi harinya di ketemukan warga telah meninggal dunia, meninggalkan derita yang dideranya , meninggalkan para pendusta agama yang tidak pernah mau menyapanya. Salam David Note : Ketika malam nanti hujan menghampiri kita, disaat kita berkumpul bersama keluarga dan merasakan kehangatan, maka sesekali ambillah payung lalu keluar rumahlah, carilah rintihan disudut-sudut jalan, di halte-halte bis , sapalah mereka , redakan ketakutan di hati mereka berbagilah sedikit. Jika kokohnya rumah kita masih membuat takut anak anak kita ketika mendengar halilintar , lalu bagaimana dengan teriakan anak-anak tanpa atap tersebut, siapa tahu senyuman kita mampu mengusir galau dan resah di hati mereka lalu perlahan-lahan bisa melunturkan stempel pendusta agama di kening kita
[keluarga-islam] Seperti Gas, Beban Tergantung Wadahnya
Seperti Gas, Beban Tergantung Wadahnya Ahad pagi , sekitar jam enam sampai jam delapan, jalanan tampak masih sepi di komplek perumahan yang sebagian warganya adalah karyawan pada suatu instansi baik itu swasta maupun negri. Tidak banyak terlihat aktifitas diluar rumah dan ini berbeda dengan hari kerja, dimana rutinitas telah menjadikan manusia bergerak secara otomastis menuju sumber matapencarian. Bal main sepeda yuk ajak Raihan kepada adiknya Iqbal. Baru saja mereka akan mengeluarkan sepeda dari dalam pagar tiba-tiba pot bunga yang agak besar terjatuh Bal tolong pindahin pot bunga itu, biar aku yang ngeluarin sepedanya Pinta Raihan. Beberapa saat kemudian tampak Iqbal berusaha memindahkan pot bunga tersebut dengan kesusahan. Didalam pagar kakaknya Raihan yang biasa di bantu adiknya Iqbal juga tampak kesusahan mengeluarkan sepeda. Berat pot bunga dan sepeda memang berbeda tapi kesulitan yang di timbulkannya sama karena kapasitas orang yang mengangkatnya hampir sama beratnya dengan benda yang diangkat. Setiap manusia pernah menghadapi masalah dan tingkatan masalah setiap orangpun berbeda satu sama lain. Apa yang dianggap berat oleh seseorang bisa jadi mudah bagi orang lain. Beban pot yang diangkat oleh Iqbal pasti dianggap ringan oleh Raihan yang berusia 8 tahun, tetapi sebaliknya beban sepeda jika di pikulkan akan semakin berat bagi Iqbal yang masih berusia 5 tahun. Beban hidup yang menjadi masalah setiap orang terus berubah seiring dengan perubahan dirinya, baik itu perubahan fisik, perubahan pengetahuan, perubahan keimanan maupun perubahan ketrampilan. Tanpa beban seseorang tidak bisa merasakan perubahan yang ada pada dirinya. Tetapi dengan beban semua kendala tampak menjadi masalah, karena beban memang selalu terkondisi berada pada sisi negatif dalam hidup. priittt tiupan pluit Pak Agus terus menemani hari-harinya sebagai polisi lalu lintas. Sangat sulit membangun imej seorang diri, karena polisi adalah sebuah pekerjaan yang berada pada sebuah sistem. Jabatan ini di pandang begitu menakutkan. Setitik nila sudah bisa menghancurkan segelas susu, tetapi setitik susu tidak bisa merubah bentuk segelas nila Kata Pak Agus sambil menarik nafas panjang memikirkan sikap sinis masyarakat dengan jabatan yang di pikulnya. Posisi ditakuti menjadi beban bagi polisi yang ingin mengabdi kepada masyarakat, sebaliknya sikap di takuti justru membanggakan bagi para preman yang banyak memeras dan meresahkan masyarakat. Kita beralih kesisi lain, beberapa tahun lalu Pak Ismet yang bekerja sebagai pedagang eceran kebutuhan rumah tangga mengeluh dengan beban biaya rumah tangga sewaktu dagangannya lesu, ketika usahanya menginjak usia sepuluh tahun Pak Ismet telah berubah menjadi distributor alat-alat rumah tangga dan sewaktu tertimpa krisis Pak Ismet mengeluh dengan modal yang terpakai untuk membayar gaji pegawai. Bebannya tidak lagi hanya menafkahi keluarga tetapi juga karyawan, sama besarnya dengan amanah yang di titipkan Sang pemberi beban. Berbeda dengan Pak Agus dan Pak Ismet, Pak Beny yang pegawai swasta dan berpenghasilan dua juta rupiah sebulan sering mengeluh karena tidak bisa menabung untuk membeli rumah karena gajinya setiap bulan hanya pas untuk kebutuhan sehari-hari. Sewaktu terjadi krisis ekonomi, perusahan tempatnya bekerja gulung tikar dan Pak Beny berhasil mendapatkan pekerjaan di tempat lain dengan penghasilan lebih rendah, tetapi kebutuhan rumah tangganya tetap tertutupi, masalah yang dikeluhkannya tetap satu yaitu belum mampu membeli rumah. Ternyata kebutuhan sehari-harinya di pangkas dan disesuaikan dengan gaji yang di terimannya. Ketika saya tanya mengapa dahulu kebutuhannya tidak dipangkas sewaktu gajinya lebih baik dari sekarang buat tabungan membeli rumah, Pak beny hanya tersenyum dan mengatakan bahwa rasa cukup itu selalu berfluktuasi sesuai dengan penghasilan yang di pegang. Mungkin maksudnya rasa cukup dan mencukupkan itu berbeda. Apapun jawabannya Allah telah menetapkan beban seseorang itu sesuai dengan kemampuannya. Mudah untuk mengatakannya tetapi sulit itu menyakininya apalagi sewaktu kesulitan mendera kita. Yah mau ngajak Isa ke dokter atau mau melayat kerumah Pak Gusman kemaren sore istrinya meninggal dunia, dananya tinggal segini nih kata istri mengingatkan bahwa dana sangat minim dan tidak mungkin dibagi dua, karena kita pasti maklum biaya ke dokter anak cukup mahal mengingat penyakitnya adalah penyakit dalam yaitu ada flek di paru-paru. Teringat sedikit dana cadangan di Bank minggu lalu di pinjam teman untuk menikah Ya sudah kita silaturahmi dulu ke rumah Pak Gusman lalu kerumah sakit, masalah menyumbang kita wakilkan saja lewat doa, bagaimana lagi kondisi belum memungkinkan jawab saya sambil menghitung hari, ternyata gajian masih lama, sedangkan kita masih harus bertahan..ahhh... hidup memang pilihan. Salam David
[keluarga-islam] Gemerlap Kota Yang Menyilaukan
Gemerlap Kota Yang Menyilaukan Bubar, bubar semua !! teriak Kiayi Gaos kepada beberapa pemuda yang sedang berjudi di belakang musholah Al Muhajirin menjelang sholat subuh. Para pemuda tersebut langsung lari berpencar tanpa memperdulikan lagi taruhan yang masih tergeletak berantakan diantara semak-semak. Kiayi Gaos memang terkenal sangat keras kepada siapa saja yang berbuat maksiat termasuk anaknya, Ustadz Ghani yang kakinya pincang karena dulu sewaktu masih remaja sering berbuat keonaran dan minum-minuman keras sehingga Kiayi Gaos memukul kakinya sampai pincang dan belum hilang walaupun telah di obati kesana-kemari. Setelah kakinya pincang Ustadz Ghani akhirnya insyaf lalu kembali mempelajari dan mendalami ajaran agama sampai akhirnya berhasil menyelesaikan sekolahnya di Madinah dan saat ini mengajar di pesantren ayahnya, Kiyai Gaos. Di desa Jimbaran, beberapa musim panen belakangan ini dijadikan sebagai musim judi bagi anak-anak mudanya. Hasil panen yang sedianya bisa buat tabungan dan untuk memenuhi kebutuhan lain malah di hambur-hamburkan dengan berjudi, sehingga pasokan pupuk sering terlambat datang karena setoran uangnya di pergunakan untuk hal yang tidak bermanfaat. Para orang tualah yang kemudian merogoh uang tabungan untuk membeli pupuk agar bisa memulai musim tanam nantinya. Kiayi Gaos yang berasal dari desa Ketapang sebelah barat desa Jimbaran, didatangkan untuk menyadarkan anak-anak muda tersebut. Sebenarnya disamping membantu orang tua, pemuda desa Jimbaran termasuk rajin bekerja. Kerajinan tangan seperti keramik pajangan dan anyaman dari bambu berhasil di jual sampai kekota. Namun pengaruh kota besar telah mampu mencuci otak mereka sehingga mereka termotivasi untuk mendapatkan sesuatu dengan cara instant dan malas untuk bekerja keras. Beberapa kali polisi menangkap mereka karena terlibat kasus perjudian dan penjualan obat-obat terlarang sampai ke kampung-kampung. Derasnya arus informasi ikut andil dalam mensukseskan perdagangan obat terlarang tersebut dengan dalih modernisasi. Hal itulah yang mengkhawatirkan para orang tua sehingga beberapa kali mereka mengundang para muballig dan pemuka masyarakat untuk menyadaran anak-anak mereka. Kiayi Gaos dan anaknya Ustadz Ghani sudah tiga hari menetap di rumah Pak Samir kepala desa Jimbaran untuk melihat kegiatan dan pola kerja para pemuda tersebut. Mereka secara bergantian melakukan pendekatan satu persatu dengan cara silaturahmi kepada pemuda yang dianggap paling mempunyai andil dalam mempengaruhi pemuda yang lain. Walaupun sulit tapi karena kegigihan mereka, dalam tiga hari mereka telah mampu mengajak lebih dari sepuluh pemuda agar aktif di pengajian musholah Al Muhajirin yang diadakan setiap hari. Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.(QS: Al Maa'idah ayat 90 ) kata Ustadz Ghani membuka pengajian malam itu , para jama'ah yang rata-rata para pemuda dan pemudi beserta beberapa tokoh masyrakat memenuhi ruangan mushollah Al Muhajirin yang tidak terlalu besar. Selain pendekatan keluarga maka pendekatan agama adalah cara yang paling baik untuk menasehati masayrakat desa Jimbaran yang adat istiadatnya masih dekat dengan ajaran agama. Sesungguhnya kemiskinan itu dekat dengan kekufuran [1], sehingga banyak diatara kita yang menghalalkan segala cara agar bisa bertahan hidup kata Ustadz Ghani disela pengajian ba'da Isya. Kiayi Gaos hanya duduk diam sambil terus mendawamkan dzikir disamping anaknya tersebut sambil sekali-kali keluar menyambut jama'ah yang baru datang. Ustadz, bukankah Rasulullah juga pernah berkata bahwa yang terbanyak di syurga adalah orang miskin sedangkan yang terbanyak dineraka adalah wanita [2] tanya seorang peserta. Ustadz Ghani hanya tersenyum Jangan jadikan itu untuk malas berusaha ya, dimanapun Kemiskinan selalu menjadi ajang penghancuran aqidah, namun disisi lain memang orang kaya jarang yang amanah dengan hartanya dan merasa semua itu hasil dari usahanya sehingga melupakan kewajibannya membayar zakat dan menyantuni anak yatim maupun fakir miskin jawab Ustadz Ghani dengan bijak. Kiayi Gaos yang tadinya hanya diam mulai angkat bicara Jika mampu kita di suruh untuk kaya tapi hidup dalam kemiskinan atau paling tidak dalam kesederhanaan, harta yang di peroleh di peruntukan dalam membantu orang lain. Para sahabat Nabi SAW seperti Abu Bakar RA adalah pedangang, dialah yang menjadi motivator pedagang yang lain untuk memeluk agama Islam seperti Abdurrahman bin Auf, tetapi jika kita lihat hidupnya maka tidak ada yang tahu kalau mereka adalah saudagar kaya. Sedangkan orang kaya saat ini hanya menyumbang sepersekian dari hartanya dan merasa sudah paling banyak beramal , artinya predikat kaya masih menempel di badannya, predikat yang menyebabkan dia andaikata masuk surga akan
[keluarga-islam] Investasi Pada Sebuah Doa
Investasi Pada Sebuah Doa Hujan yang mengguyur desa Tirta Sari selama beberapa hari telah membuat Pak Somad berhenti berdagang es krim keliling dan berganti menjadi penjual bajigur hangat. Hempasan angin dingin disertai hujan pada sore hari membuat desa tersebut seperti desa mati karena tidak seorangpun terlihat keluar rumah. Pak Somad masih terus mendorong gerobak bajigurnya yang masih tersisa separuh setelah berjualan di desa Ambara sekitar satu kilometer dari desa Tirta Sari. Masih jualan kang ? hari udah mau gelap tuh, apalagi hujan belum berhenti dari tadi sahut Arman tetangga Pak Somad yang baru pulang dari warung Pak Rangga, satu-satunya warung yang masih buka saat itu. Yah mau gimana lagi Man, dagangan masih sisa banyak nih jawab Pak Somad samabil terus mendorong gerobaknya kearah warung. Sebuah mobil Honda CRV berhenti tepat didepan warung Pak Rangga, dimana Pak Somad sedang duduk santai untuk melepas lelah disana. Assalamu'alaikum sahut seorang Bapak seusia dengan Pak Somad dan Pak Rangga. Wa'alaikum Salam jawab mereka serempak. Wah , wajah Pak Rangga dan Pak Somad tidak banyak berubah nih , masih kelihatan awet muda sapa Bapak tadi. Pak Rahmat ya, apa khabar juga hampir lima tahun tidak pulang kampung ternyata banyak yang berubah, tambah makmur rupanya sahut Pak Rangga disertai anggukan Pak Somad tanda setuju. Kok istri dan anaknya gak di bawa Pak tanya Pak Somad. Walaupun umur mereka hampir sama tapi penampilan Pak Rahmat jauh lebih tua dengan rambut yang sudah hampir memutih semua. Istri saya sudah meninggal tiga bulan yang lalu sedangkan anak-anak sudah menikah semua, yang satu jadi dokter dan yang satu tinggal bersama suaminya di Kanada, dapat orang luar Pak jawab Pak Rahmat pelan. Kalo Pak Somad gimana nih, dengar-dengar anaknya ada tiga yah , sudah nikah semua belum ? balas Pak rahmat bertanya Dua sudah, yang satu masih sekolah, mungkin tahun depan lulus. Kakaknya yang sudah menikah dua-duanya jadi guru agama, maklumlah dua-duanya tamatan pesantren Jawab Pak Somad sambil tersipu malu membandingkan dengan kedua anak Pak Rahmat. Wah Pak Rahmat an Pak Somad beruntung mempunyai anak, saya sampai sekarang belum juga di amanahi anak sama Allah sahut Pak Rangga yang dari tadi hanya mendengar. Ketiga orang itupun larut dalam perbincangan sambil minum bajigur hangat milik Pak Somad. Hujan terus mendera bumi tanpa henti, suara halilintar mulai saling sahut menyahut berpacu dengan terbenamnya matahari. Malam itu setelah sholat Maghrib Kiayi Lutfi memberikan wejangan karena hampir semua jama'ah tidak ada yang pulang dari musholah. Di kampung tersebut memang sehabis sholat Maghrib, warga telah terbiasa memanfaatkan waktu untuk berdzikir dan membaca Al Qur'an sambil menunggu waktu sholat Isya, apalagi hujan semenjak siang belum juga berhenti. Wajah Pak Rahmat yang baru terlihat setelah lama menghilang menjadi perhatian jama'ah yang rata-rata adalah teman seangkatannya. Kiayai Lutfi sebagai guru ngaji mereka dulu menjadi tempat curhat Pak Rahmat. Berbagai pertanyaan mengenai kehidupannya di tanyakan kepada guru ngajinya tersebut. Anak-anak saya memang berhasil karena hidup berkecukupan tetapi mereka jarang mengerjakan perintah agama, mereka larut dalam keduniaan. Sewaktu istri saya meninggal sekitar tiga bulan yang lalu, jenazah istri saya di sholatkan dan didoakan oleh orang lain dan bukan oleh anaknya sendiri, sejak itulah saya merasa telah salah mendidik anak, tidak banyak yang bisa saya harapkan dari mereka ketika saya harus mengahiri hidup saya nanti, karena sekarang mereka telah hidup dengan keluarga masing-masing, nasehat sayapun jarang didengar, paling saya hanya bisa berdoa agar mereka mendapatkan hidayah dari Allah keluh Pak Rahmat. Suasana jadi hening, Kiayai Lutfi mulai berbicara kepada para jama'ah Para jama'ah semua apa tujuan kita hidup ? Untuk beribadah kepada Allah jawab jama'ah mushollah serempak, Benar, seperti itulah yang disyariatkan oleh agama kepada kita dan jenis ibadah itu ada dua yaitu ibadah mahdoh dan ghairu mahdoh, atau bersifat ritual dan bersifat muamalah , umum dan kemasyarakatan dan yang harus di tekankan karena banyak yang lupa bahwa ibadah muamalah bertujuan agar supaya ibadah ritual semakin khusyuk. Kita di suruh berusaha mencari nafkah dan jika di niatkan hal itu adalah ibadah tetapi tujuan dari mencari nafkah adalah untuk menjadikan ibadah ritual seperti sholat menjadi nyaman bukan malah melalaikan apalagi melupakan sholat, sangat tegas Allah mengatakan dalam surat Thaaha ayat 14, innani anallahu laaila haillaa ana fa'budini aqimissolata li dzikri , 'sesungguhnya Aku ini Allah tiada Tuhan Selain Aku maka sembahlah Aku dirikan sholat untuk mengingatKu', selanjutnya kelebihan hasil dari penafkahan tersebut digunakan untuk ibadah zakat dan ibadah haji, begitu seterusnya, jadi bukan asal ibadah, seperti kebutuhan primer dan sekunder, ibadahpun punya skala prioritas kata kiayi Lutfi
[keluarga-islam] Kalau Sudah Begini, Kita Ini Adil Gak
Kalau Sudah Begini, Kita Ini Adil Gak ? Hari ini saya masih terus membaca salah satu bab dalam kehidupan yang bernama keadilan. Bab tersebut sering di salah pahami sebagai suatu sifat yang bernilai kuantitatif atau terukur yang searah, artinya seseorang bisa menuntut keadilan tanpa harus berbuat adil atau tanpa memperdulikan keadilan dalam hal lainnya. Sebagai contoh kita bisa menyaksikan para mahasiswa yang berdemonstrasi dan berteriak meminta keadilan kepada penguasa sambil berkonvoi di jalan raya, bukankah mereka juga tidak adil terhadap pengguna jalan ? atau para sopir yang mogok minta keadilan agar tarif bis dinaikan, lalu mereka berbuat tidak adil terhadap penumpang yang terlantar , apakah keadilan mempunyai tingkatan prioritas dimana tingkatan yang lebih penting bisa menghilangkan nilai keadilan yang dianggap kurang penting ? Suatu ketika dalam pengajian, saya pernah bertanya kepada Ustad Abbas mengenai keadilan Ustadz tolong gambarkan yang dimaksud dengan adil itu seperti apa sih , apakah bersifat relatif atau objectif ? tanya saya. Sederhananya adalah perlakukanlah orang lain sama seperti kita ingin di perlakukan, oleh sebab itu keadilan memang identik dengan kejujuran terhadap diri sendiri, berlaku tidak adil sama dengan berlaku tidak jujur pada diri sendiri walaupun tidak ada seorangpun yang sadar dengan ketidak adilan yang kita buat kata Ustadz Abbas. Saya teringat sewaktu masih kecil, paman memberikan uang lima ribu rupiah kepada saya untuk di bagikan secara adil dengan ke tiga adik . Saya seharusnya membagikan seribu dua ratus lima puluh rupiah perorang , tetapi pada waktu itu saya hanya memberikan seribu rupiah kepada adik-adik saya dengan anggapan bahwa saya adalah anak yang tertua dan uang itupun di berikan kepada saya tanpa memberitahukan besaran angka yang harus di bagikan kepada adik saya. Ketidaktahuan masalah membuat semua tampak wajar dan adil dimata mereka. Keadilan berasal dari dalam diri dan tidak kasat mata, sehingga untuk membuatnya terlihat kita gunakan perangkat yang disebut dengan hukum. Apakah sama mana adil pada kalimat berikut ini Hukumlah penjahat itu dengan adil dengan massa telah mengadili penjahat itu . Tidak ! yang satu bersifat objektif dan yang satu bersifat subjektif. Hukum adalah keadilan yang di lembagakan sehingga hukum harus mempunyai aturan yang jelas walaupun hasil dari aturan tersebut tidak semuanya sesuai dengan keadilan, akan tetapi jika tidak ada hukum akan sulit menegakkan keadilan, karena yang satu berdasarkan bukti sedangkan yang satu berdasarkan keimanan, yang satu terlihat yang satu tidak terlihat. hai kamu ketahuan yah sudah tidak adil kepada perusahaan kata teman saya sambil tersenyum loh memang kenapa ? tanya saya ya iyalah masa ya iya dong, kita kan di gaji untuk bekerja delapan jam sehari , tetapi masih ada waktu yang kita curi untuk menulis , bermain internet dan bertelepon ria katanya sambil ngeloyor pergi ke pantri untuk membuat kopi. haaa... memang susah untuk berlaku adil, sekecil apapun tindakan pembenaran dari apa yang kita kerjakan dan dengan alasan paling masuk akal apapun akan di pertanggung jawabkan kelak di hadapan Allah , Tuhan Yang Maha Adil. Salam David
[keluarga-islam] Mengadili Keadilan
Mengadili Keadilan Sore itu, sepulang kerja saya membawa kue kerumah untuk dimakan bersama. Sewaktu akan membagi kue kepada anak tiba-tiba anak saya yang tertua menasehati saya yah , kue buat yara lebih besar dari adek ya, kan Yara udah gede jadi kuenya harus besar juga, soalnya kata guru di sekolah, kalau kita mau ngasih sesuatu kita harus sesuaikan dengan orangnya, itu baru namanya adil yah kata nya dengan penuh semangat sambil terus mengamati kue lapis yang sedang di potong-potong. Saya senang sekaligus gelisah mendengar sesuatu yang dianggap adil oleh anak saya. Keadilan memang harus disesuaikan dengan kondisi, baik itu keadaan maupun orangnya, dan memang tidak ada yang salah dengan apa yang diajarkan oleh guru anak saya, hanya saja nasehat itu peruntukannya bagi pemberi keadilan bukan penerima keadilan. Keadilan sangat di junjung tinggi didalam Islam itulah sebabnya para orientalis mengatakan jika agama Nasrani adalah agama kasih sayang maka agama Islam adalah agama keadilan. Mereka berkaca pada pemerintahan Rasulullah di madinah dimana perlakuan Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wassallam terhadap kaum Yahudi dan Nasrani adalah sama dengan umat Islam dalam hal keadilan. Keadilan berbeda dengan hukum, sebab hukum melihat sesuatu secara objectif terlepas dari salah atau benar. Hukum telah memihak kepada pencuri baju besi milik Ali RA dan menyerahkan baju tersebut pada si pencuri hanya karena Ali tidak bisa membuktkan baju tersebut miliknya. Lalu dimana letak keadilan yang sesungguhnya ? terlepas dari hikmah yang menyebabkan orang tersebut masuk Islam, kita harus menyadari bahwa yang di tegakkan adalah hukum bukan keadilan, sebab pada saat itu keadilan bersifat normatif sedangkan hukum bersifat objectif. Setiap tahun sewaktu pembagian daging kurban, setiap RW mengutamakan warganya sebelum memberikan kepada warga RW lain jika ternyata masih ada kelebihan. Pak Junaedi yang terletak di perbatasan antara RW 03 dan RW 04 tetapi masih masuk RW 03 sering mendapatkan daging kurban dari kedua RW. Tahun lalu sewaktu akan pembagian daging kurban pak Bakar yang merupakan panitia pembagian daging kurban dari RW 03 mengatakan bahwa tidak perlu memberi Pak Junaedi daging kurban karena pasti akan mendapat daging kurban dari RW 04 seperti tahun sebelumnya, tetapi Pak Jumal mencegahnya Selama kita belum tahu apakah dia telah menerima daging kurban atau tidak maka kita wajib memberinya karena dia adalah warga RW 03 itulah keadilan kecuali jika kita melihat langsung RW 04 memberikan, maka jatah Pak Junaedi bisa kita alihkan kepada yang lain kata Pak Jumal. Keadilan memang berdasarkan apa yang kita ketahui bukan berdasarkan apa yang akan terjadi walaupun kemungkinan terjadinya sangat besar. Sebagai umat Islam kita di minta untuk lebih mendahulukan memberikan keadilan ketimbang menuntut keadilan. Objektifitas pemberi keadilan tidak sama dengan objectifitas penerima keadilan. Jika saja anak saya yang kecil yang berumur dua tahun bisa membantah maka tentu dia akan mempertanyakan besar kue yang dimilikinya berbeda dengan apa yang telah di berikan kepada kakaknya, dan jawaban apapun yang akan kita berikan tidak akan pernah bisa memuaskan hatinya. Atau jika kita ambil contoh yang lebih ekstrim, maka lihatlah para suami yang beristri lebih dari satu dan tanyakan kepada istrinya mengenai objektifitas keadilan menurut suami apakah sama dengan menurut mereka , pastilah berbeda. Keadilan memang dekat dengan pemahaman dan pengetahuan. Kita sudah bisa dikatakan tidak adil apabila didalam fikiran, kita menyamakan pemikiran anak sekolah dasar dengan anak sekolah mengengah walaupun fikiran kita tersebut tidak pernah disampaikan kepada siapapun, itulah sebabnya di yaumil hisab seseorang itu diadili berdasarkan perbuatan dari apa yang dipahami dan di ketahuinya. Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. ( Al Maa'idah ayat 8 ) Salam David
[keluarga-islam] Melihat Bencana Dengan Kacamata Siapa
Melihat Bencana Dengan Kacamata Siapa Ustadz , prediksinya nanti mau terjadi gempa lagi, kira-kira siapa lagi yang terkena azabNya, terus ayat mana lagi yang hendak di cocok-cocokan dengan kejadian gempa kata Subur kepada Ustadz Abbas dengan antusias karena berita mengenai gempa memang sedang hangat di bicarakan selain berita mengenai pembentukan kabinet presiden. Jika sudah bisa di prediksi bukan azab lagi namanya tetapi keteledoran manusia, Ketika kita sudah tahu daerah itu sering terkena banjir tetapi kita tetap mendirikan rumah disana dan sewaktu kita kebanjiran lalu kita mengatakan ini azab Allah maka hal itu adalah benar tetapi yang diazab adalah kebodohan kita dalam menantang sinyal yang telah di berikan lewat ilmu pengetahuan kata Ustad Abbas dalam sebuah pengajian Sinyal masalah gempa dan daerah yang di perkirakan akan terkena bencana alam ini telah dilakukan beberapa tahun lalu oleh badan geologi, hanya saja kepastian kapan terjadi hanya Allah yang mengetahui. Jika sebuah informasi telah di terima lalu kira-kira tindakan apa yang mesti dilakukan kita sebagai masyarakat atau pemerintah sebagai penyelenggara negara ? Pada kenyataannya kita sebagai masyarakat tidak pernah mau mengeluarkan biaya untuk sesuatu yang belum pasti terjadi walaupun peringatan telah di berikan seperti pindah lokasi atau memperkuat pondasi rumah. Lalu mengapa ketika bencana terjadi kita masih bertanya mengapa ? Ustadz , apakah benar bencana diakibatkan oleh dosa-dosa manusia, karena logikanya negara Israel atau Amerika Serikat yang lebih banyak dosanya tidak terkena kok malah tempat-tempat yang terlihat Islami seperti serambi mekah Aceh, atau Padang yang mayoritas penduduknya muslim yang terkena gempa tanya Farid, seorang anak muda yang sering menjadi imam di masjid karena suaranya yang bagus. Bencana adalah musibah dan musibah tidak melulu disandang para pendosa tetapi bisa di kenakan kepada siapa saja yang Allah mau seperti kata Allah dalam surah Al Baqarah ayat 155-156 Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun. Itulah yang disebut musibah sebagai ujian namun disisi lain bencana juga bisa sebagai peringatan agar yang tekena musibah kembali kejalan Allah dan segera meminta ampun kepadaNya seperti kata Allah lewat surah Al A'raaf ayat 168 Dan Kami bagi-bagi mereka di dunia ini menjadi beberapa golongan; di antaranya ada orang-orang yang saleh dan di antaranya ada yang tidak demikian. Dan Kami coba mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran). kata Ustadz Abbas sambil menarik nafas. Usianya yang sudah kepala tujuh membuat bicaranya terdengar pelan. Terlalu sering kita membanding-banding kan sesuatu yang kasat mata terlihat tanpa meneliti lebih jauh lagi, kita mungkin belum sadar bahwa disetiap negara yang kita anggap kafir pasti ada umat muslim yang bermukim disana yang keterpojokan mereka bisa jadi membuat doa mereka lebih mustajabah di banding negara yang mayoritas muslim tapi sering lupa kepada Tuhannya. Seperti teriakan anak-anak palestina ditanah yang di jajah oleh Israel atau himpitan warga muslim kulit hitam di Amerika Serikat, atau penindasan minoritas muslim di Cina dan Thailand. Bukankah doa-doa orang yang teraniaya lebih di ijabah oleh Allah. Bagaimana mungkin Allah menimpakan bencana alam, sementara bencana yang lebih besar seperti bencana Aqidah telah mendera mereka terlebih dahulu. Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. ( At Thaagabun ayat 11) Di alam semesta ada sunnatullah yang menempel kepada taqdir Allah. Jika kita menyakiti seseorang maka kita pasti akan disakiti oleh orang lain itu adalah sunnatullah sedangkan kapan kita akan disakiti adalah masalah taqdir Allah. Jika kita tidak menjaga kelestarian alam sekitar kita maka alam akan berbalik menyerang kita dan itu adalah sunnatullah, sedangkan kapan alam akan memuntahkan amarahnya adalah masalah taqdir Allah. Sebaliknya jika kita berbuat baik maka kitapun akan mendapatkan kebaikan ( hal jaza'ul ikhsani illal ikhsan (QS 55:60) itu adalah sunnatullah kapan kita akan memperoleh kebaikan ? itu adalah masalah taqdir Allah. Semua itu bukan tentang apakah kita bisa mengubah taqdir Allah atau tidak, tetapi lebih pada masalah apakah kita bisa memahami sunnatullah atau tidak Salam David Sofyan
[keluarga-islam] Sebuah Pelajaran Dari Sholat
Sebuah Pelajaran Dari Sholat Sudah lama kami tidak berkunjung kerumah Pak Soleh, guru agama sewaktu masih sekolah dulu. Sekarang Pak Sholeh sudah pindah ke Ciawi, Bogor dan mengajar di sekolah madrasah disana sambil membuka pengajian pada sore harinya. Lebaran adalah susana yang sangat tepat untuk memperkokoh kembali tali silaturahmi, kebetulan hari itu saya beserta Sugianto, Ali, Kamin dan Jaja baru pulang dari rumah teman di Cipayung, Bogor, maka seperti kata pepatah ' sekali mendayung dua-tiga pulau terlampaui ' kami pun mampir ke rumah Pak Soleh. Assalamu'alaikum, ada Pak Sholeh sapa kami kepada seorang pemuda di depan rumah Pak Soleh, mungkin tetangga atau saudaranya. Wa'alaikum salam, Pak Soleh masih ada di musholah belakang belum pulang dari menunaikan sholat Dzuhur jawab pemuda tadi. Ya udah sekalian saja kita ke musholah, kita kan belum sholat Dzuhur Kata Jaja yang di iyakan oleh yang lain. Setelah di tunjuki arah kemusholah kamipun permisi kepada pemuda tadi. Sewaktu kami tiba, Pak Soleh masih sholat, dan kamipun berwudhu lalu sholat berjama'ah sendiri, tidak bermakmum pada Pak Soleh karena takut mengganggu kekhusyu'annya disamping itu kami juga mengira dia saat itu sedang sholat sunnah ba'da Dzuhur karena tidak ada orang lain disana. Ternyata setelah kami selesai sholat, Pak sholeh masih belum selesai juga. Antara berdiri, rukuk, sujud dan duduk iftirasy sama lamanya. Setelah selesai kami menghampirinya dan Pak sholeh sempat kaget sewaktu bertemu kami , murid lamanya. Tadi kami datang Pak Soleh masih sholat ..eh pas kami selesai sholat Pak Soleh masih belum selesai juga kata Sugianto menerangkan waktu kedatangan kami. Tadi waktu berjama'ah ada banyak kepentingan jama'ah yang harus kita kedepankan, padahal perasaan ingin berdua itu belum hilang ,nah sholat sunnah adalah waktunya kata Pak Soleh menerangkan, Loh bukannya sholat sudah ada bacaannya tanya Jaja penasaran benar tapi sholat bukan sekedar membaca tapi juga merasakan, jika ingin khusyu' jangan membaca sebelum merasakan ketenangan dan merasa seperti berhadapan dengan sesuatu, sebenarnya tidak ada bacaan disana yang ada hanyalah pujian dan doa dan salah satu adab dari memuji dan berdoa adalah tidak tergesa-gesa kata Pak Soleh dengan tenang sambil tersenyum memegang pundak si Jaja. maling..maling.. teriak penduduk diluar musholah yang sedang mengejar seorang pencuri, kami keluar untuk melihat dan ternyata pencuri itu telah tertangkap. Dia ketahuan hendak mencuri sepeda motor yang di parkir di depan rumah seorang warga. Ampun pak...ampun..tolong jangan pukul saya... keluh si pencuri yang di hajar masa, utung ada hansip yang mengamankannya untuk di bawa ke pos polisi terdekat. Pak Soleh memangdang kearah kami Pernahkan kalian melihat ada yang minta ampun seperti itu kepada Allah ? tanya Pak Soleh. Mungkin nanti kalau sudah masuk neraka baru minta ampun kayak gitu Pak...sekarang sih gak ada ..lagi pula nanti kelihatan aneh lagi Pak jawab Kamin. Pak Soleh hanya tersenyum mendengarnya Tuhan memang belum menjadi sesuatu yang nyata bagi sebagian orang, laksana patung yang disembah dan diam dalam kesendirianNya, itulah sebabnya dalam agama Islam , Allah tidak bisa dipersepsikan dengan segala sesuatu laitsa kamitslihi sai'uun, DIA maha melihat apa kita perbuat, masalahnya apa yang kita sebut sebagai keimanan itu adalah keyakinan atau sekedar pernyataan kata Pak Soleh menerangkan sama seperti waktu dikelas. Dari musholah kami menuju rumahnya, Bu nih ada tamu, murid bapak dulu kata Pak Soleh kepada istrinya tolong siapin makan siang bu biar sekalian makan sama anak-anak ini pinta Pak Soleh, Pak tadi , waktu kepasar dompet ibu jatuh jadi gak sempat belanja deh, ada sayur tahu doang beli dari Kang Karyan yang biasa lewat, tapi masih ngutang desah istrinya pelan, tapi kami masih bisa kami dengar Ya sudah gak apa-apa hidangkan apa yang ada sajalah, yang penting bisa menjamu tamu kita bu sahut Pak Soleh menenangkan istrinya. Baru saja makanan di hidangkan pintu diketuk Bu ...ini masakan yang saya bilang tadi tolong dicicipin ya...kalau gak enak diem-diem aje namanya juga lagi belajar kata Ibu muda yang datang membawa semangkok opor Ayam Terimakasih Bu Rina..jadi repot-repot, kan tadi cuma bercanda sahut istrinya Pak Soleh yang kemudian masuk menghidangkan opor tadi kehadapan kami Nih ada tambahan rezeki, silahkan di coba katanya sambil masuk kedalam. Pak Soleh hanya diam, dia tidak berusaha menasehati kami padahal apa yang kami saksikan adalah salah satu cara kerja Allah terhadap hambaNya, mungkin Pak Soleh ingin kami menelaah sendiri kejadian tersebut atau dia tidak ingin ujub dalam kedekatannya dengan Sang maha pencipta. Kami pulang dari rumah Pak Soleh sehabis sholat Ashar dan menuju perapatan Ciawi menuju kampung rambutan. Kami menunggu bis di dekat sebuah klinik 24 jam karena disana tidak ada pemberhentian bis. Kami menunggu bis dari arah Sukabumi
[keluarga-islam] Lipatan Kisah Dari Sebuah Perjalanan
Lipatan Kisah Dari Sebuah Perjalanan Satu tahun yang lalu ketika memasuki bulan Rajab , tidak banyak yang menunaikan sholat duha di masjid itu, kecuali seorang pemuda yang selalu membawa tas ransel. Dia bekerja tidak jauh dari area masjid yang terletak di bilangan Jakarta Utara. Sholat sunnah dhuha memang tidak se familiar sholat sunnah rawatib yang selalu mengapit sholat fardu. Banyak orang menganggap sholat dhuha adalah sholat kepentingan sama halnya dengan sholat hajat, hanya saja dhuha lebih di fokuskan dengan masalah rezeki. Walaupun tidak semua seperti itu tapi kita tidak juga bisa menutup mata dengan bertebarannya dalil kecukupan rezeki bagi orang yang menunaikanya, sehingga jika ada yang menunaikannya karena meminta dimudahkan rezeki oleh Allah adalah wajar saja. Memasuki bulan Syakban, kondisi masjid mulai bertambah seiring dengan sunnah puasa di bulan ini maka bertambah juga orang yang menunaikan sholat dhuha. Puncaknya adalah bulan Ramadhan, apalagi pada sepuluh hari terakhir, maka susah untuk membedakan mana yang datang dari luar untuk menunaikan sholat dhuha dan mana yang telah berdiam diri disana dari hari sebelumnya. Mengginjak bulan Syawal kembali masjid tersebut sepi. Kami seperti reuni dalam kesunyian, mengapai ridho Allah dalam hal rezeki, mengais harapan dari setiap doa dan bersimpuh untuk meraih setiap kesempatan yang diberikanNya. Namanya Ahmad, bekerja sebagai office boy pada sebuah perusahaan multi nasional. Dia ingin meningkatkan karirnya dengan cara melanjutkan pendidikan keperguran tinggi. Setelah tamat sekolah menengah tingkat atas di telah bekerja di berbagai tempat dan mulai menabung untuk biaya memasuki perguruan tinggi pada sore hari selepas bekerja. Dia selalu merasa ada saja masalah yang menghinggapinya sehingga setiap hari lari kemasjid mengadu kepada Allah, dia tidak mempunyai teman yang bisa di percaya untuk berbagi cerita, sedangkan orang tuanya ada di kampung. Saya sempat bercanda dengannya dengan mengatakan bahwa Allah mungkin senang berdua dengannya sehingga selalu di titipkan sebuah masalah agar dia selalu kembali kepadaNya. Benar sih mas tapi saya ingin berdua dengan Allah bukan karena sebuah masalah, tapi karena memang saya ingin berdua denganNya dengan hati damai katanya mencoba berharap lain. Hari demi hari berlalu dan seperti biasa setiap pagi kami selalu bertemu dan menunaikan sholat dhuha secara terpisah mencari sudut yang paling ideal berdialog denganNya. Memasuki bulan Rajab yang lalu, saya kehilangan dia dan berlanjut pada bulan Syakban dan Ramadhan. Memasuki bulan Syawal, sewaktu perusahaan baru mulai beraktifitas kembali setelah libur lebaran. Saya bertemu dengannya di masjid yang sama dengan penampilan yang berbeda. Saya sudah tidak bekerja di sini lagi mas , udah pindah ke Jakarta barat, saya coba mampir kesini mau silaturahim sama mas dan teman-teman di kantor lama katanya menerangkan. Allah telah menjawab teriakan doa yang di panjatkannya gumam saya didalam hati. kayaknya banyak kemajuan nih, canda saya kepadanya. saya jadi bingung mas, sebenarnya cobaan saya itu kekurangan saya dulu atau kelebihan saya sekarang, saat ini saya jarang sholat dhuha karena kantor di daerah saya kerja sekarang jauh dari masjid, sedangkan kalau sholat dikantor selalu saja ada halangannya karena tempat sholatnya dekat dengan pantry. Saya sekarang udah kuliah sore mas, tapi saya jadi sering ketinggalan sholat maghrib paling telat diakhir waktu. Setiap pagi kerinduan berdialog dengan Allah tergantikan dengan bercanda dengan teman di kantin karena suasana kantinnya asyik sekali karena yang makan disana cantik-cantik dan baik-baik katanya seperti tidak mau untuk bercerita, tetapi waktu memaksa kami untuk berpisah. Mulai hari itu masjid itu kembali sepi, saya mencari sudut dari masjid tempat dulu ahmad melaksanakan sholat dan merasakan kehadiran Allah dalam nuansa ketakutan, Saya selalu gelisah dengan pencapaian-pencapaian yang tidak pernah berakhir dengan memuaskan tetapi saya lebih takut ditinggalkan Allah dalam keadaan tertawa. Saya tidak lagi berani berdoa ini dan itu..hanya diam dan terpaku, tiba-tiba hati ini diliputi suasana bahagia...lau hening , entah dari mana asalnya lalu seperti di tuntun berdo'a Ya Allah berikanlah kapadaku keikhlasan menerima segala kehendakmu atas jalan hidupku dan jadikanlah sabar di hati sebagai rasa syukur atas segala cobaanMu dan hiasilah rasa syukur didada ini dengan sebuah kesabaran dalam menerima amanahMU Salam David
[keluarga-islam] Cerita Di atas Cerita
Cerita Di atas Cerita Pada masa sekarang, dimana kebutuhan sehari-hari semakin meningkat meninggalkan penghasilan yang di peroleh, maka sering kita melihat pasangan suami istri bekerja bersamaan saling bantu membantu mencari nafkah untuk keluarga. Ada yang bekerja bersama-sama berdagang dan ada juga yang bekerja secara terpisah pada suatu instansi atau perusahaan. Pak Haris adalah salah satu dari beberapa orang di kota besar ini yang mengijinan istrinya bekerja membantu memperbaiki keuangan keluarga, walau dengan konsekwensi anak mesti dititipkan kepada pembantu rumah tangga. Pak Haris bekerja sebagai staf administrasi pada sebuah sekolah dasar sedangkan istrinya bekerja sebagai staf keuangan pada perusahaan swasta yang berskala nasional. Sebagai kepala rumah tangga, gaji yang didapat sebulan selalu dibawah penghasilan sang istri, namun Pak Haris selalu sabar dan tidak pernah marasa iri dan susah hati, sebaliknya istrinyalah yang selalu mengeluh dan terus mendorongnya mencari pekerjaan yang lebih baik. Allah selalu maha adil dalam menempatkan segala sesuatu, walaupun tidak banyak menghasilkan tetapi didalam kehidupan keluarga Pak Haris adalah ayah yang baik dalam mendidik anak-anaknya dan selalu memberikan tauladan yang baik sebagai seorang ayah maupun sebagai seorang suami, Pak Haris memang selalu berusaha meluangkan waktu untuk keluarganya. Kondisi perekonomian membuat Pak Haris saat itu tinggal bersama keluarganya pada sebuah rumah kontrakan di pinggiran Jakarta. Istrinya selalu berusaha menyisihkan sebagain dari gajinya untuk membeli sebuah rumah, karena gaji Pak Haris habis untu kebutuhan sehari-hari. Suatu ketika Istri Pak Haris berniat membeli sebuah rumah dengan cara mengajukan KPR pada suatu Bank. Uang muka yang akan di setorkan telah disiapkan untuk di bawa Pak Haris ke pengembang perumahan tersebut karena volume pekerjaan istrinya tidak memungkinkan untuk keluar kantor. Setelah minta ijin dari kepala Sekolah , Pak Haris langsung pergi menuju perumahan yang dimaksud dengan membawa uang muka pembayaran. Allah selalu mengawasi setiap langkah hambanya dan mengukir cerita yang menjadi jalan hidup si hamba, yang dengan cerita itu tergambarlah karakter yang diinginkanNya, yaitu ikhlas terhadap segala keputusanNya. Di tengah jalan uang yang dibawa Pak haris hilang, entah di curi orang atau terjatuh dan hal ini baru disadari sewaktu tiba di lokasi perumahan. Berkali-kali pak Haris menelusuri jalan yang dilalui tapi hasilnya tidak ada. Setiba di rumah, istri pak Haris sangat marah dengan kelalaian yang dilakukannya. Berulang-ulang istrinya menyebutkan bahwa uang itu adalah hasil yang dikumpulkannya bertahun- tahun dan hilang begitu saja dalam satu hari, istrinya lupa kapada Sang pembuat cerita. Pak Haris merasa sangat bersalah. Ketidak mampuannya memberikan penghasilan yang lebih harus di lengkapi dengan hilangnya tabungan yang dikumpulkan dengan bersusah payah oleh sang istri. Sejak hari itu pak Haris jarang ada di rumah, dia bekerja apa saja setelah pulang dari sekolah hanya untuk bisa mengganti uang istri yang hilang. Setiap hari Pak Haris selalu pulang larut malam , bahkan hari libur juga di gunakan untuk bekerja. Hari demi hari berlalu kesunyian mulai terasa di rumah yang biasa selalu ceria oleh tawa anak-anak dengan canda Pak Haris. Istrinya mulai menyesal dengan tindakannya, tetapi kekecewaan Pak Haris pada dirinya disamping sindiran sang istri membuat pak Haris terus bekerja tanpa henti bahkan dalam keadaan sakit sekalipun, hingga kecelakaan menghampirinya. Kedua kakinya harus di amputasi karena terjepit truck container sewaktu akan mengantarkan barang pada sebuah area pergudangan. Keluarga itu tidak hanya kehilangan uang untuk beli rumah tetapi juga telah kehilangan seoarang ayah dan seorang suami hanya untuk sebuah ego, ketidak ikhlasan bahwa apapun yang terjadi pada diri kita telah tercatat pada lembar abadi milik Sang Pencipta, rasa syukur memang harus di barengi dengan rasa sabar, sebuah sikap para shalihin yang mulai jarang ditemui. Cerita diatas ditulis Pak Haris untuk menyadarkan istrinya melalui mailing list. Terkadang untuk menyadarkan seseorang di perlukan media yang sering kita temui tanpa kita sadari salah satunya adalah email. Cerita dibuat sedikit mendramatisir yaitu diahiri dengan kecelakaan yang membuat seseorang agak terkesima tidak terkecuali istrinya yang membacanya yang di peroleh dari forwadan email teman yang sengaja di minta oleh pak Haris tanpa disadari istrinya. Beberapa hari setelah email terkirim , terdengar istri menelpon dari kantornya Ayah, ada dimana ? tanya istrinya masih kerja, mudah-mudahan uang ibu yang hilang bisa cepat ayah pulangin kata pak haris Ibu sudah kehilangan uang dan sekarang ibu juga tidak mau kehilangan ayah, jika ayah tidak bisa mengembalikan uangnya cukup
[keluarga-islam] Predikat Taqwa
Predikat Taqwa Dari balik dunia huruf dan angka, langit diatas kepala kita telah menghasilkan ribuan sketsa kata dari orang-orang brillian yang dimiliki penghuni bumi ini. Panca indera kita di wajibkan beradaptasi dengan kemajuan tehnologi agar perputaran waktu tidak mengunci pikiran kita dalam satu dimensi ruang. Telinga kita telah mampu mendengar cerita teman yang berjarak ribuan kilometer, mata kita telah mampu menembus langit menuju beribu galaksi diantariksa akan tetapi kesadaran kita akan keberadaan Sang Pencipta ini tidak pernah beranjak kemana-mana. Biasanya menjelang Ramadhan dan Syawal, email di banjiri oleh ukiran kata maaf , atau kata sambutan terhadap bulan tersebut. Indikator taqwa tidak hanya puasa. Bahkan dalam rukun Islam, puasa hanya menempati urutan ketiga setelah syahadat dan sholat. Jika kita mau lebih jauh lagi maka ibadah yang pertamakali di hisab adalah sholat bukan puasa Dari Abu Hurairah ra. dari Rasulullah saw., beliau bersabda : Sesuatu yang pertama kali diperhitungkan pada hamba adalah shalatnya, jika ia menyempurnakannya. Jika tidak (sempurna) maka Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : Lihatlah apakah hambaKu mempunyai (shalat) sunat ?. Jika kedapatan padanya (shalat) sunat, maka Allah berfirman : Sempurnakanlah fardhu itu dengannya. (Hadits ditakhrij oleh Ibnu Majah). Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa cerita yang banyak diperdengarkan adalah keutamaan bulannya bukan ibadah puasanya, karena pada bulan itu semua ibadah di perhitungkan beberapa kali lipat , seperti sholat, puasa dan zakat. Bulan Ramadhan adalah bulan latihan kata beberapa ustadz, artinya paraktek dari latihan itu ada di 11 bulan tersisa. Perumpamaan itu jadi rancu karena hampir semua orang lebih senang latihannya ketimbang prakteknya karena memang nilai latihan lebih besar dari pada nilai praktek. Mungkin bagi orang awam seperti kita, bulan ini lebih tepat dikatakan bulan penyucian diri setelah berkotor-kotoran selama sebelas bulan dan mungkin akan seperti itu juga setelah Ramadhan nanti menuju Ramadhan berikutnya, jika tidak percaya tanyakanlah kepada umur kita yang menjadi saksi berapa banyak kita telah berpuasa. Walaupun tahun terus berjalan, tapi kedewasaan kita dalam berpuasa tidak pernah berkembang, pertanyaan mengenai tatacara berpuasa dan hal-hal yang membatalkan puasa hampir setiap tahun dibahas dengan dalil yang sama, bahkan forwadan email ada yang berulang tahun sampai 3 kali. Teori ibarat anak muda sedangkan faktanya disimpan orang tua kata Edgar Watson dan kita hampir tidak pernah menjadi orang dewasa dalam hal ibadah. Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan bagi kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan bagi orang-orang sebelummu, agar kamu bertakwa (Al Baqarah ayat 183 ) kata la'allakum tattakun agar atau mudah-mudahan kamu bertaqwa , menunjukan bahwa kita memang belum bertaqwa dan kata tersebut selalu berulang setiap tahun, artinya setiap tahun kita harus mempertegas ketaqwaan kita kepada Allah. Karena puasa adalah ibadah rahasia maka kitapun tidak pernah tahu siapa orang yang telah menjelma menjadi orang yang bertaqwa. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda : Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : Setiap amal anak Adam baginya selain puasa, puasa itu bagiKu dan Aku membalasnya. Demi Dzat yang diriKu ditanganNya sungguh bau busuknya mulut orang yang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah dari pada bau kasturi. (Hadits ditakhrij oleh Muslim). Jika saja semua orang bisa melihat predikat taqwa tersebut maka setiap tahun kita akan jarang menjumpai orang yang banyak bicara tetang ramadhan atau puasa , sebaliknya kita justru akan lebih banyak di suguhkan amalan-amalan yang bisa menggetarkan hati. Salam David www.sebuahtitik.blogspot.com
[keluarga-islam] Meneguhkan Keyakinan
Meneguhkan Keyakinan Allahumma arinal haqqan, haqqa war zuqna ittiba'... sambil terbatuk-batuk ustadz Abbas berhenti sejenak, dia menatap jauh kedepan lalu melanjutkan wejangannya banyak diantara kita yang telah mengetahui berbagai bentuk kebaikan, tapi tanpa kehendak dari Allah sulit bagi kita untuk bisa melaksanakannya sehingga berbagai kebaikan itu sekedar menjadi cerita untuk di dongengkan kemana-mana sebagai gambaran orang yang bertaqwa dan selain Rasulullah contohnyapun tidak ada yang dari zaman sekarang pasti dari zaman dahulu atau yang dikenal dengan sebutan salafus sholeh, sehingga semakin jadilah ..bahwa predikat taqwa untuk saat sekarang adalah mitos belaka Siapa yang tidak mau menjadi orang yang bertaqwa, pernyataan itu mungkin sebanding dengan kalimat : siapa yang tidak mau jadi orang pintar, atau siapa yang tidak mau jadi orang kaya, hanya saja parameter pintar dan kaya berbeda dengan parameter taqwa. Secara relatif kita bisa saja menunjuk seseorang dengan mengatakan bahwa dia kaya atau pintar, tetapi menunjuk kalau seseorang itu bertaqwa tentu akan memunculkan pertanyaan baru standardnya apa ?, kalau hanya sekedar sholat dan puasa , anak madrasahpun banyak yang sudah melaksanakan. Allahumma arinal batilan, batila war zuqna ijtinabah sambung ustadz Abbas , kali ini dia mengangkat tangan sambil mengepalkannya Berusaha yang susah dilaksanakan itu ada dua. Satu berusaha melaksanakan kebaikan dan yang kedua berusaha menghindari keburukan. Tidak sedikit orang yang mampu melaksanakan kebaikan tetapi sulit untuk menghindari keburukan, sholat terus berbohong tidak ketinggalan, mengaji terus, bergosip tidak dilupakan. puasa oke tetapi pandangan mata tetap berkeliaran kemana-mana, sekali lagi kita mesti meminta kekuatan kepada Allah untuk bisa berusaha menghindari segala keburukan tersebut Jika untuk berbuat baik kita harus meminta, lalu untuk menghindari keburukan kita juga harus meminta, lalu letak usaha kita ada dimana ? kata Helmi kepada Ustadz Abbas, menyakini 'la hawla wala quwwata illa billah' bahwa apapun yang kita kerjakan tanpa ridho Allah maka sia-sia semuanya, bahwa apapun yang kita kerjakan tanpa kehendak Allah tidak akan pernah terjadi, artinya kita di tuntut untuk melaksankan janji kita bahwa ibadah, hidup dan mati kita hanya untuk Allah .mampukan kita melaksanakan hal tersebut? disinilah letak usaha kita Walaupun selalu ada nuansa khilafiyah tetapi bidang fiqih selalu mengutamakan dalil hitam diatas putih, hal yang berbeda dapat ditemukan pada bidang aqidah yang selalu bersinggungan dengan keyakinan. Seribu cerita syariat, tetapi ketika dihadapkan dengan masalah jihad , mudur maka semua cerita tadi adalah omong kosong, karena jihad bicara tentang keyakinan. Keyakinan (keimanan) inilah yang semestinya ditanamkan didada anak-anak kita sebelum mereka mengenal berbagai tata cara peribadatan. Karena jika mereka tidak yakin atau tidak memiliki keimanan akan Tuhannya, lalu kepada siapa mereka tujukan ibadah mereka. Waktu berlalu begitu cepat, adzan isya di kumandangkan mengakhiri pengajian malam itu. Saatnya meneguhkan kembali keyakinan, menghadap Sang maha Pencipta, lewat takbiratul ihram, lewat rukuk, lewat sujud sampai salam dalam mengagungkan Allah , Tuhan penguasa seluruh alam. dari : www.sebuahtitik.blogspot.com
[keluarga-islam] Rezeki Dari Arah Lain
Rezeki Dari Arah Lain kak bagaimana kalau dagangan es kacang ijonya gak laku, kan hari lagi hujan deras kata seorang adik kepada kakaknya pada sebuah tempat pemberhentian bis. Si kakak hanya diam , dia tidak bisa berkata apa-apa untuk meyakinkan adiknya. Semenjak pagi mendung memang telah menyambut mereka berdua, akan tetapi dagangan es yang telah di persiapkan dari semalam harus tetap dijual. Belum satupun dagangan mereka yang laku, sementara jam hampir memasuki waktu sholat dzuhur Kakak gak tahu dek, tetapi ibu pernah mengatakan bahwa rezeki ada di tangan tuhan. Hari ini tuhan hendak mencoba keyakinan kita dengan memberikan siraman air hujan kata sang kakak yang sebenarnya lebih banyak meyakinkan diri sendiri ketimbang adiknya yang masih termagu memandangi air hujan. Kabut awan diangkasa semakin gelap seperti akan memasuki waktu maghrib, padahal pada jam yang sama jika cuaca normal maka matahari tepat berada diatas kepala. Adiknya masih bermain-main dengan air hujan, tangan kecilnya yang sebelah kiri sibuk memainkan tampias air hujan dan tangan kanannya memutar-mutar payung yang di bawa dari rumah. Sekolah masih libur, biasanya es dagangan mereka di bawa kesekolah untuk dititipkan pada warung depan sekolah dan sewaktu pulang, dagangan tersebut diambil, jika ternyata esnya masih banyak , mereka menjualnya berkeliling dan setelah itu baru pulang kerumah. Dek, bisa pinjam payungnya , saya mau supermarket yang didepan itu ? tanya seorang bapak dengan pakaian rapi seperti pulang dari kantor. Adiknya memberikan payung tersebut dan mengikuti bapak itu disampingnya. Tidak beberapa lama kemudian adiknya tiba. Kak, bapak tadi ngasih aku uang lima ribu kata adiknya dengan bangga. Ya sudah simpan saja uangnya kata kakaknya yang masih cemas dengan dagangan mereka. Dari jauh terlihat seorang bapak tua kehujanan yang berusaha mencari tempat berteduh. Ternyata bapak tua itu seorang pengemis dan dia langsung duduk di pojokan halte bis. Nak antar ibu ke ujung gang sana yah, anak ibu sedang menunggu disana, ibu lup bawa payung kata seorang ibu kepada adiknya. Tidak beberapa lama adiknya sudah menghilang bersama ibu tersebut ke ujung jalan yang dimaksud oleh ibu tadi. Setelah itu beberapa saat kemudian adiknya sudah tiba kembali Kak aku dapat sepuluh ribu lagi kata adiknya sambil menunjukan uang tersebut. Ya sudah kamu simpan lagi saja jawab kakaknya masih dengan raut wajah cemas. Beberapa kali adiknya memberikan pertolongan dengan mengantar orang yang ada di pemberhentian bis tersebut ketempat yang mereka minta dan beberapa kali pula tambahan dana mengisi kantong kecil adiknya, tetapi fikiran sikakak tetap fokus pada barang dagangnya yang masih utuh atau belum terjual sama sekali. Setelah menunggu lebih dari satu jam, akhirnya hujan berhenti, tidak satupun orang yang berada di pemberhentian bis tersebut yang membeli dagangannya, bisa saja mereka berkeliling dengan menggunakan payung, tetapi berdagang es ditengah hujan tentulah kurang efektif dan membuang tenaga sehingga mereka berharap di pemberhentian bis tersebut ada yang membeli, tetapi ternyata keadaan bertolak belakang dengan harapan mereka. Kakak beradik tersebut menyebrang jalan menuju supermarket di sebrang jalan dan berniat berjualan di depannya. Bapak tua yang tadi duduk di pojokan halte berjalan di samping mereka tanpa melihat kanan kiri. Tubuhnya masih basah, hal itu yang mungkin menyebabkan bapak tersebut tidak fokus dengan jalanan karena dia tampak kedinginan. Tidak beberapa lama kemudian tubuhnya limbung dan jatuh diantara genangan air. Kedua kakak beradik tersebut berusaha menolong dengan mengangkat dan memapah bapak tersebut kembali ke halte. Terseok-seok tubuh kecil itu memapah seorang lelaki tua yang ukuran badannya dua kali mereka. Sesampai di pinggir jalan, tiba-tiba terdengar suara benturan cukup keras. Termos es dagangan mereka yang masih berda di tengah jalan tersenggol kendaraan roda empat, semua isi berhamburan dan banyak yang hancur terlindas ban kendaraan umum yang lewat. Sang kakak mengambil termos tersebut, tidak ada isi yang tersisa semua terbuang. Termos masih dalam keadaan baik, hanya sedikit goresan akibat benturan dengan batu jalanan. Setelah merasa kondisi bapak tersebut agak membaik, mereka pulang kerumah dengan wajah lesu. Ada apa nak , kok wajah kalian lesu begitu ?...es nya gak laku? ya gak apa-apa ..kan memang cuacanya tidak mendukung kata ibu mereka dengan bijaksana ketika mereka sampai dirumah. Bukan cuma tidak laku bu tapi juga , es nya rusak semua karena terjatuh jawab sang adik. Sang kakak menceritakan kejadian yang menimpa mereka sewaktu di tempat pemberhentian bis. Emang adik dapat uang berapa ? kata ibunya mengalihkan perhatian kedua anaknya dengan menfokuskan hasil dari menolong orang lain dengan memberikan pinjaman payung, mirip tukang ojek payung di terminal. gak tahu bu coba hitung aja kata sang adik sambil merogoh kantong dan
[keluarga-islam] Cinta Buta
Cinta Buta Cinta bisa membuat mata menjadi buta. Kasus pemboman dua hotel di Jakarta masih menjadi buah bibir media, walau dampaknya tidak seperti kasus bom bali atau bom marriot sebelumnya ( mungkin karena sudah terbiasa), tetapi hal ini tetap membuat warga asing sedikit bertanya, mengapa dan untuk apa hal itu dilakukan ?. I heard that Moslem is very kind people, maybe they bombed the hotels with love kata seorang turis asing dengan nada sedikit mengejek , yang hendak ke Yogya melalui stasiun Gambir. Stigma terorist telah dilekatkan dikepala orang Islam. Berada di antara kaum mayoritas muslim di Indonesia, membuat warga asing terutama yang non muslim seperti dipaksa untuk mengerti kondisi kita. Mungkin mereka terlalu mencintai agama mereka, sehingga yang lain tampak begitu buruk dan mesti disingkirkan begitulah kira-kira maksud dari kata bombed with love oleh turis tadi, padahal apa yangtelah terjadi belum tentu bermotifkan agama, bisa saja politik dan sebagainya. Tetapi karena target pemboman adalah warga asing membuat mereka berasumsi menurut apa yang mereka suka. Motif agama seakan selalu berhiaskan darah dan air mata. Diluar sana, dimana Islam terkondisi sebagai minoritas, saudara dan saudari kita banyak dihina dan dilecehkan oleh kaum yang selalu mendongengkan cerita tentang hak asasi manusia. Marwa al Sharbini, seorang muslimah yang dianggap terorist hanya karena mengenakan jilbab, terbunuh diruang persidangan di Jerman. Persidangan itu memperkarakan tuntutan keadilan oleh Marwa akibat penghinaan yang dilakukan seorang pemuda Jerman bernama Alex. Pemuda itulah yang akhirnya membunuhnya di ruang persidangan tersebut. Berita ini tentu saja tidak layak dikonsumsi oleh masyarakat internasional, selain sesama kaum terorist. Kita selalu di tuntut untuk bersikap bijaksana dan memakai kacamata dua dimensi. Dimensi pertama kita tidak boleh membiarkan terorist berkeliaran di negeri tercinta ini walaupun dia beragama Islam. Dimensi kedua kita harus mengerti bahwa tidak semua orang diluar sana yang menganggap Islam sebagai agama terorist, kalaupun ada itu hanya sebagian dari oknum tidak bertanggung jawab. Kacamata dua dimensi tadi sering kali melukai mata kita dan memaksa kita untuk melihat kesatu arah, arah kepentingan negeri adikuasa. Kita tidak boleh dituntut untuk bijaksana dalam hal-hal tertentu tapi kita harus bijaksana dalam menempatkan segala sesuatu. Kejahatan atas nama agama harus dibedakan dengan kejahatan karena beragama. Terkadang toleransi dan kepedulian kita yang terlalu besar terhadap korban warga asing membuat kita lupa dengan penderitaan saudara kita dinegara asing. Cinta buta memang terlarang, tetapi membutakan mata karena cinta jauh lebih terlarang. Salam David www.sebuahtitik.blogspot.com
[keluarga-islam] Petualangan Lima Santri ( Bag 3 )
Lelaki Misterius Kereta api bisnis jurusan Jakarta melaju kencang memecah partikel-partikel udara didepannya menimbulkan hembusan angin yang semakin melelapkan penumpang didalam. Jaja, Metung dan Sugeng sudah dari tadi terelelap, sementara Hendri masih sibuk membolak balik halaman tabloid yang di beli di stasiun. Di ujung lorong terlihat Salman hilir mudik meregangkan kakinya yang terasa pegal karena duduk dari tadi. Secara tidak terduga ada seoarng pria menyenggolnya dari samping seperti orang sedang mencari sesuatu karena dia tidak fokus pada jalan yang akan dilaluinya dan ini terbukti karena dia tidak melihat badan Salman yang cukup besar untuk seukuran anak kelas dua Tsanawiyah atau sekolah menengah tingkat pertama. Bisa jadi dia terlalu menghayati pepatah kuman diseberang lautan terlihat tapi gajah di pelupuk mata tidak kelihatan. Lelaki tersebut berhenti sejenak di bangku Sugeng setelah itu hilang di ujung gerbong. Tingkah laku orang itu sedikit mencurigakan Salman tapi dia tidak mau larut dalam prasangka, karena dalam Islam prasangka adalah pembunuhan karakter tingkat pertama, tingkat kedua tentu saja fitnah. Setelah merasa peredaran darahnya sudah normal, Salman duduk kembali kebangkunya. Perjalanan telah memakan waktu satu jam dari enam jam perkiraan sampai di tempat tujuan, Jakarta. Dua jam lagi mereka sampai ke stasiun Cirebon. Suasana kereta terlihat padat, banyak penumpang yang berada didalam berharap kalau pada setiap stasiun jumlah penumpang berkurang, tapi pada kenyataannya musim libur adalah saat panen bagi perusahaan transportasi termasuk perusahaan jawatan kereta api. Jakarta sebagai ibukota negara ini, merupakan salah satu target wisata domestik , terutama bagi masyarakat daerah di pulau jawa. Sebaliknya orang yang berasal dari daerah tetapi mencari nafkah atau menuntut ilmu di Jakarta memanfaatkan masa liburan untuk pulang kekampung halaman. Baru saja Salman hendak memejamkan mata setelah membuat posisi seperti orang setengah tidur, terdengar suara gaduh dibelakang. Empat orang polisi berseragam dan dua orang petugas kereta memeriksa satu persatu penumpang termasuk barang yang mereka bawa. Jaja, Metung dan Sugeng terbangun dari tidurnya dan Hendri terlihat berbicara seperti orang berbisik dengan salah satu penumpang disampingnya. Ada apa man ? kok belakang banyak polisi berkeliaran apa ada pencuri yang nyasar kesini sehingga ada yang kehilangan tanya Metung kepada Salman, karena dia tahu hanya Salman dan Hendri yang jarang tertidur ketika dalam perjalanan, namun Hendri biasanya selalu disibukan dengan buku atau majalah, sehingga untuk menanyakan keadaan pastilah tertuju kepada Salman. Gak tau juga mungkin ada yang kehilangan, coba cek aja tas kalian mungkin jumlahnya bertambah jawab Salman seenaknya, tentu saja membuat yang lain keki seolah salah satu diantara mereka adalah tersangka. Sugeng meraih tas plastik yang ada dikakinya. Tas plastik itu berisi sepatu dan agak sedikit terbuka. Sugeng berusaha mengikat kembali karena dia yakin tas plastik itu akan menjadi salah satu target pemerikasaan. Ketika hendak mengikat tas plastik itu, bungkusan kecil menyembul dari dalam dan setelah dibuka ternyata terdapat beberapa bungkus serbuk putih seperti tepung terigu. Ini apaan yah, kok tiba-tiba bungkusan ini ada di dalam tas plastikku seru Sugeng, sambil mengangkat tangannya yang berisi beberapa bungkus plastik putih. Jangan-jangan ! teriak Salman yang mengagetkan temannya yang lain. Jangan-jangan apa man , kamu tahu siapa yang menarok bungkusan ini di dalam tasku ? terus ini bungkusan apa yah ? Sugeng mulai cemas, karena merasa ada yang tidak beres. Salman mengambil dan mencium bungkusan tersebut, karena merasa kurang yakin Salman merobek sedikit dan mecoba menjilatnya. Nampaknya ini adalah obat terlarang, kita dalam bahaya karena ada orang yang hendak menfitnah kita Salman mengeluarkan suara lirih sedikit berbisik takut terdengar oleh orang lain. Walaupun tidak pernah terlibat narkoba, tetapi pergaulannya di Jakarta dahulu membuatnya tidak merasa asing dengan barang tersebut. Kakak salah seorang temannya pernah menjadi pecandu barang haram tersebut, bahkan adiknya teman sekolah Salman pernah memamerkan barang tersebut di sekolah mereka. Untung saja para guru tidak ada yang curiga. Tetapi Salman beserta rekannya yang lain berhasil melarang agar temannya tersebut tidak mengikuti jejak kakaknya yang jelas telah salah arah. Terakhirkali dia mendengar bahwa kakak temannya dibawa ke pesantren Suralaya di Tasikmalaya yang terkenal berhasil menyembuhkan anak-anak yang ketergantungan obat dengan cara dzikir dan mandi tobat jam dua dini hari. Terapi ini tidak hanya berhasil menyembuhkan tetapi juga mengajak sang anak agar dekat dengan penciptanya, menyadari potensi yang telah diamanahkan Allah kepada dirinya dan tidak selayaknya untuk disia-siakan karena pastilah semua akan diminta pertanggung jawabannya kelak. Terus gimana
[keluarga-islam] Petualangan Lima Santri
Petualangan Lima Santri 1.Perkenalan Yang Aneh Semuanya sama saja, pergerakan waktu satu tahun bukanlah ukuran yang cukup ideal untuk sebuah perubahan, apalagi untuk sebuah infrastruktur milik sah pemerintah dibawah wewenang direktorat jendral trasportasi. Tolong jangan di hitung jumlah jiwa dan harta yang telah menjadi korban kelalaian sistem dalam meremajakan segala perkakas dan perabotan dirjen yang kita cintai tersebut yang sering kita tumpangi sebagai sarana angkutan, dari rakyat dan untuk rakyat. PT. Kereta Api Indonesia. Salman tidak ambil perduli dengan semuanya, matanya masih menerawang semua sudut , sunyi diantara hiruk pikuk penumpang dan pedagang di stasiun kereta. Tangannya masih menggenggam lipatan kertas hafalan hadist yang menjadi tugas selama berlibur. Ya memang tidak ada waktu libur untuk belajar, karena belajar bisa dimana saja dan dari mana saja. Pengalaman hidup yang banyak menyumbangkan pelajaran sering didapati bukan di bangku sekolah tetapi bisa saja di rumah, lingkungan dan dimanapun tempat kita berinteraksi satu sama lain. Tentu saja hal ini bukan tentang matematika dan fisika, tapi etika dan ahlakul karimah. Salman membuka lipatan kertas tadi tertera hadist yang di riwayatkan oleh Tirmidzi Peliharalah (perintah dan larangan) Allah, niscaya kamu akan selalu merasakan kehadiran-Nya. Kenalilah Allah waktu kamu senang, niscaya Allah akan mengenalimu waktu kamu dalam kesulitan. Ketahuilah, apa yang luput dari kamu adalah sesuatu yang pasti tidak mengenaimu dan apa yang akan mengenaimu pasti tidak akan meleset dari kamu. Kemenangan (keberhasilan) hanya dapat dicapai dengan kesabaran. Kelonggaran bersamaan dengan kesusahan dan datangnya kesulitan bersamaan dengan kemudahan. (HR. Tirmidzi) Hadist itu sejalan dengan surat alam nasyrah, yang memerintahkan kita untuk tidak pernah menyerah menghadapi suatu masalah. Tidak ada manusia yang terhindar dari masalah, karena masalah adalah bagian dari hidup yang harus diperjuangkan dan dipertanggung jawabkan. masalah pula yang bisa membentuk karakter seseorang untuk menjadi orang yang bersabar, namun apapun itu Allah SWT telah berjanji bahwa di balik segala kesulitan selalu ada kemudahan. Diantara bangku-bangku kosong yang belum di tempati. Salman menatap jauh keluar jendela menembus waktu, tidak lama kemudian matanya terpejam, di pejamkan lebih tepatnya bukan karena sedang mentransfer hadist tadi kekepalanya tetapi membayangkan kejadian satu tahun yang lalu ketika akan berangkat ke pesantren sebagai pilihan tanpa alternatif dari orang tuanya. Demokrasi tidak berlaku dalam urusan keluarga Salman karena demokrasi memang tidak pernah menjadi pilihan dalam pemerintahan Islam. Walaupun telah lama eksis tetapi demokrasi adalah produk baru bagi umat Islam dan produk itu tidak di yakini di rumah Salman. Salman Fahri adalah anak ke tiga dari lima bersaudara. Ihsan Hakim, adalah Kakaknya yang pertama dan sekarang sedang kuliah di Universitas Islam tertua didunia yaitu Al Azhar , mengambil jurusan Ushuluddin yang sekarang telah menginjak tahun ke empat setelah terakhir kali bertemu dengannya. Kakaknya tidak pernah pulang karena dia memang telah berjanji tidak akan pulang sebelum mendapat predikat cumlaude atau lebih dari sekedar jayyid. Yang kakak cari disana sertifikat ke ilmuan atau sertifikat ketakwaan, karena kalau cuma pengen jadi orang yang bertaqwa kenapa harus jauh-jauh kesana ledek Salman kepada kakaknya yang hendak berangkat. Kakak mencari sertifikat untuk bisa mengajak orang untuk menjadi orang yang bertaqwa seperti kamu itu yang hanya bisa membantah melulu dan untuk bisa mengajak orang lain itu harus memakai ilmu, ngerti gak dek jawab kakaknya dengan enteng dan tersenyum dengan keingintahuan adiknya. Didalam keluarga, walaupun masih muda tetapi Salman terkenal dengan sifatnya yang kritis tetapi terkadang suka overdosis karena memang secara hukum alam dia tetaplah seorang anak-anak yang menginjak usia remaja. Di banding kedua kakaknya dia termasuk yang di beri sedikit kebebasan dalam bergaul. Kedua kakaknya sejak bangku sekolah dasar telah di masukan kepesantren oleh ayahnya sedangkan Salman memilih untuk sekolah didekat rumah. Kakaknya yang nomor dua bernama Abdurrahman Malik kuliah di Universitas Islam Negeri Jakarta di bidang syariah Islam. Antara Salman dan kakaknya yang nomor dua terpaut cukup jauh, hampir enam tahun tetapi dia sangat dekat dengan kakaknya yang nomor dua itu karena dia masih tinggal bersama orang tua mereka di Jakarta. Berbeda dengan kakaknya yang tertua Ihsan, yang sejak sekolah dasar sampai aliyah di pondok pesantren kemudian melanjutkan kuliah setelah mendapatkan beasiswa di universitas Al Azhar , Cairo Mesir. Praktis mereka bertemu hanya sewaktu kakaknya libur dan itupun tidak lama. Apapun segala kejadian pasti mempunyai suatu alasan sebagai penyebab. Semua alasan yang kita terima atau yang diberikan kepada orang lain belum tentu bisa
[keluarga-islam] Bertemu Tuhan
Bertemu Tuhan Have you met your God , and what He said to you kata seorang atasan yang berasal dari Jepang dengan nada bercanda kepada seorang teman setelah selesai melaksanakan sholat ashar di kantor. He just smiles to me jawab teman sambil lalu. Yesterday, I prayed for God and suddenly my problem have been solved katanya meneruskan. Teman tersebut hanya diam mendengarkan dalam hatinya dia berkata mana mungkin Allah lebih memperhatikan doa orang yang non muslim dari pada doaku . Aku bersama prasangka hambaku begitulah secara maknawi kira-kira bunyi sebuah hadist qudsi. Hambaku yang mana ? tentu, semua hamba ciptaan Allah tanpa terkecuali. Setiap agama mempunyai kriteria terkabunya sebuah doa, tetapi secara umum doa harus diyakini dan dirasakan akan terkabul karena Tuhan maha mendengar lagi maha mengetahui, kepadaNyalah kembali segala doa. Pak Jafri pemilik rumah makan masakan padang yang juga pemilik warung kelontong di seberang rumah makan tersebut beberapa kali menguji keyakinan para pengemis yang datang ke warungnya. Hari itu Pak Jafri berada di warung sedangkan rumah makan dijaga oleh anak dan istrinya. Kebetulan saya sedang lewat dan mampir sebentar. Vid kita sering berdo'a kepada Allah, tapi kita sering tidak yakin atau justru tidak merasakan apa-apa bahwa doa kita akan terkabul, seperti berbicara di ruang hampa, lalu setelah itu hilang. Nah ini ada pengemis datang, kemungkinan dia akan meminta kepada kita, lalu kita beri apa yag dia minta ...hanya saja dia mau percaya gak kata Pak Jafri. Waktu itu terlihat seorang pengemis sedang meminta pada beberapa rumah disamping warungnya. Pak... bagi uang pak...sudah lama gak makan... kata pengemis tersebut dengan memelas. Pengemis itu masih sangat muda, entah mengapa dia mengubur potensi tenaganya untuk bisa bekerja secara terhormat dan malah diganti dengan mengemis. Kamu ini mau makan atau mau uangpilih salah satu kata Pak Jafri sambil tersenyum terserah bapak ...saya sih yang mana saja toh kalo dikasih uang ...akan saya gunakan buat beli makan kata pengemis tersebut. ya sudah ini, bawa ini ke rumah makan padang di seberang jalan dan kamu minta saja apa saja yang kamu mau kata pak Jafri sambil memberikan sehelai daun yang diambil di pekarangan rumahnya. ahhh bapak bercanda ??? kata pengemis tersebut dengan nada kesal. tidak ..saya tidak bercanda ..pergilah kata Pak Jafri dengan enteng. Pengemis itupun pergi dengan muka kesal, entah apa yang ada di fikirannya, yang jelas dari jauh saya melihat dia membuang daun itu dan menginjaknya. Saya sudah berbicara dengan istri dan anak saya yang ada di warung makan, bahwa kalau ada orang yang datang dengan membawa daun mangga yang saya ambil dari pohon didepan warung, maka tolong kasih makan dengan apa saja yang dia minta...mereka tahu kalau saya sering menguji keyakinan seseorang, bagaimana mungkin ada yang minta tolong kepada seseorang tetapi dia tidak yakin dengan tempat dia minta tolongya mending gak usah minta tolong sekalian..ya gak.ya semua ini iseng saja sih dan gak ngejamin juga. entah mengapa dengan cara ini saya seperti membuka salah satu rahasia langit bahwa berdoa itu mudah tetapi meyakini isi dari doa kita sendiri yang tidak mudah kata Pak Jafri menjelaskan apa yang telah dilakukannya. Di masjid Pak Jafri memang terkenal dengan orang yang suka bercanda dan selalu optimis terhadap segala sesuatu. Banyak orang yang menjadikan doanya sebagai sebuah rutinitas, bukan sebagai kebutuhan, maka wajar saja orang Jepang tersebut mengatakan Have you met your God karena wajah-wajah orang yang baru bertemu dengan tuhannya pastilah berbeda dengan yang belum atau tidak bertemu sama sekali. Lihat dan pandanglah wajah orang yang akan bertemu orang yang dicintainya dengan yang telah bertemu dengan orang yang dicintainya, pastilah berbeda, wajahnya pasti berseri karena bahagia. Mungkin saja wajah temanku masih terlihat kusut setelah sholat sehingga dia bertanya seperti itu, seperti ingin mengatakan bahwa sebenarnya anda tidak pernah bertemu siapa-siapa selain diri dan fikiran anda sendiri Salam David www.sebuahtitik.blogspot.com
[keluarga-islam] Janganlah berpahit Lidah
Janganlah Berpahit Lidah Dari lima waktu sholat yang di tunaikan didalam masjid, maka sholat maghrib dan isya menempati peringkat tertinggi dalam menampung jama'ah. Sholat subuh, banyak yang menunuaikannya di rumah dengan alasan pribadi tentunya, sedangkan sholat dzuhur dan ashar dilaksanakan di tempat kerja. Sebaliknya untuk masjid di area perkantoran maka prime time nya adalah waktu sholat dzuhur dan ashar. Untuk hari biasa atau hari kerja, di area perkantoran , pengajian dimasjid banyak dilaksanakan ba'da dzuhur (waktu istirahat) dan ba'da ashar (kajian selepas kerja). Sedangkan untuk area perumahan pengajian biasanya dilaksanakan sehabis menunaikan sholat maghrib. Hari itu pengajian dekat rumah di liburkan karena ustadz yang biasa mengajar berhalangan hadir. Sambil menunggu waktu sholat isya, para jama'ah ada yang membaca al qur'an dan ada yang berbincang santai dengan berbagai topik permasalahan harian, dan saat ini masalah pemilu adalah yang paling sering di perbincangkan. Gonjang-ganjing hasil pemilu masih sumbang terdengar dilayar kaca atau di media cetak. Anehnya, nada dari orkes sakit hati itu berasal dari orang-orang partai dan bukan dari level bawah seperti masyarakat umum. Mungkin saja dana yang telah mereka keluarkan sudah begitu besar untuk sekedar diam dan menuntut untuk segera di balance kan. Silahkan rasakan sendiri nanti akibatnya karena sudah memilih pemimpin yang salah!!! kata salah satu jam'ah yang kecewa dengan hasil pemilu kemarin. Suara lain terdengar membodohi masyarakat yang telah salah memilih. Lebih baik di tuntaskan periode yang kemaren , kan masih banyak korutor yang belum di tangkap, jadi lanjutkan saja!! kata pihak lain menimpali. Salah satu keburukan dari perdebatan adalah banyaknya memunculkan keburukan orang lain yang berseberangan dengan pendapatnya. Keikhlasan sirna tak berbekas Ada suatu hikamah yang bisa di petik dari sebuah kisah klasik tentang sebuah pilihan. Pada suatu hari terdapatlah sebuah kapal yang sangat besar yang mampu mengarungi samudra yang sangat luas. Didalam kapal tersebut banyak dinaiki oleh para saudagar, para ilmuan dan orang-orang hebat lainnya. Setelah mengarungi beberapa samudra, tiba-tiba nahkoda kapal terkena penyakit jantung dan meninggal dunia. Pemakamanpun dilakukan secara darurat dengan melempar tubuh sang nahkoda kedasar laut, dan bersemayam di dalam perut ikan-ikan yang suatu hari akan di konsumsi manusia. Setelah melakukan prosesi pemakaman secara sederhana, penumpang dan awak kapal bingung untuk memilih siapa yang pantas untuk jadi nahkoda kapal. Ahli mesin menawarkan orangnya untuk menjadi nahkoda dengan alasan bahwa mereka paling mengerti dengan kondisi mesin kapal. Di lain pihak ahli perbintangan dan cuaca ( sekarang : metereologi dan geofisika) menawarkan kandidat terbaiknya sebagai nahkoda dengan alasan bahwa merekalah yang paling mengerti dengan kondisi alam di tengah laut dan paling tahu arah tujuan. Para awal kapal tidak mau kalah mereka juga menawarkan calon dari mereka dengan alasan merekalah yang menjalankan kapal tersebut, sehingga seorang nahkoda mesti mengerti keadaan para anak buah kapal. Perdebatan sengitpun tidak bisa dihindari. Akhirnya di adakanlah pemungutan suara. Karena pada saat itu penumpang banyak yang resah, sehingga kebanyakan ingin segera sampai di tujuan dan yang paling tahu arah tujuan adalah ahli perbintangan, maka ahli perbintanganlah yang kemudian menjadi pemenang dan berhak menduduki kursi nahkoda kapal. mereka telah salah pilih , awas kalau kapal rusak , jangan salahkan kami dan rasakan sendiri kata ahli mesin. Pokoknya sekali dia salah perintah, kita tinggalkan kata anak buah kapal. Semua merasa merekalah yang paling pantas menduduki kursi nahkoda tersebut, sehingga mereka lupa bahwa mereka berada pada satu kapal. Setelah beberapa hari berada di tengah laut tiba-tiba cuaca berubah gelap, badai datang menggulung ombak dan menghempaskan kapal keberbagai arah. Mesin kapal mendadak mati, padahal layar sudah di turunkan agr tidak terbalik akibat sapuan angin. Ahli mesin dipanggil, tetapi mereka malah menampik rasakah sekarang akibatnya , sudah tahukan kalau kalian salah pilih , buktinya dia tidak bisa menghindari badai kata ahli mesin. Kemudian anak buah kapalpun didatangi agar masalah bisa cepat selesai, tetapi kembali cemooh yang didapat bukannya tindakan makanya kalau sudah begini pasti anak buah kapal yg jadi sasaran kata mereka yang lebih memilih membereskan perlengkapan mereka. Badai semakin mengamuk dan berhasil memecahkan geladak kapal. Air mulai masuk menggenangi dasar kapal. Para orang hebat diatas kapal masih sibuk saling menyalahkan. Akhirnya kapal tersebut tenggelam secara perlahan-lahan membawa berbagai kesombongan dan keangkuhan penumpangnya. Doa orang-orang kalah tersebut telah terkabul dalam bentuk yang salah kaprah rasakan nanti akibatnya !!! kata mereka dulu kepada lawannya yang akhirnya mereka juga ikut
[keluarga-islam] Cermin Tingkah laku
Cermin Tingkah laku Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri. ( Al Ahqaaf, ayat 15) Tidak salah jika dikatakan bahwa rihonya orang tua adalah juga ridhonya Allah, karena orang tualah yang telah merawat dan membesarkan kita dengan penuh kasih sayang. Yara jangan suka lompat-lompatan gitu, nanti jatuh loh teriak saya kepada anak saya yang terus saja melompat dari atas bangku ke atas karpet. Ketika di cegah dia lari ketempat lain dan ketika kita pergi Yara kembali melompat, entah apa yang ada didalam kepalanya. Adiknya yang berumur dua tahun lebih malah mau meniru ulah sang kakak. Anak itu memang sangat keras kepala, semakin di cegah, justru dia semakin penasaran. Buah selalu jatuh tidak jauh dari pohonnya. Sekitar duapuluh delapan tahun yang lalu di sebuah kampung kecil, kenakalan seperti itu pernah terjadi. Pian, gak usah ikuthabis hujan begini tanah diatas bukit licin, nanti jatuh loh teriak Ibu kepada Pian yang masih saja melangkah pergi meski agak tersendat-sendat. Ibunya menyuruh Syakban, temannya untuk mencari buah delima yang akan digunakan sebagai bumbu masakan. Syakban yang telah lama putus sekolah memang terbiasa naik turun bukit mencari kayu bakar dan akar tanaman untuk obat karena ibunya adalah tukang urut dan dukun beranak di kampung itu. Walaupun Syakban di upah tetapi Pian tetap merasa tidak enak kepada temannya itu sehingga dia memaksa untuk tetap pergi bersama Syakban tanpa menghiraukan teriakan ibunya. Bukit kecil yang terletak di belakang sekolah itu adalah pintu masuk puncak gunung yang lebih tinggi dan terjal, orang Sumatra menyebutnya dengan nama Bukit Barisan. Bukit kecil itu banyak di tanami pohon delima dan pohon karet, tempat anak-anak biasa bermain perang-perangan, aka tetapi jika musim hujan datang, banyak orang tua melarang anaknya kesana karena jalan menuju ke atas bukit harus melalui tanah merah yang terjal dan licin. Setelah mengambil buah delima, Syakban menaiki pohon karet mengambil buahnya untuk diadu dan Pian menunggu di bawah. Karena terlalu sering melihat keatas dan terus mundur sambil menangkap buah pohon karet, kaki Pian tersandung akar pohon tepat disamping jalanan berbatu. Tubuh Pian jatuh dan menggelinding kebawah bukit yang berjarak sekitar seratus meter, setelah itu gelap, dia tidak ingat apa-apa. Pian baru sadar setelah berada dirumah sakit dengan balutan di kepala, tangan dan kaki. Kenakalan itu sekarang terwarisi dengan sempurna, hanya saja, saya tidak ingin apa yang saya alami terjadi pada anak saya, mungkin juga anak anda. Yah, anak nakal ini sekarang telah menjadi orang tua dan Allah telah meletakan cermin itu tepat di depan mata. Dulu saya pernah berkata kepada ibu Bu tahu gak kenapa Pian jatuh ?, itu bukan karena pian ceroboh, bukan karena tanahnya licin, tetapi karena kekhawatiran ibu . Peristiwa itu tidak pernah membuat Pian jadi jera, namanya juga anak-anak kata neneknya, tetapi dilain sisi ibu berubah drastis. Ketika Pian memaksa hendak melakukan sesuatu, ibu tidak pernah lagi melarang tetapi berdoa untuk anaknya tercinta tersebut, dan doa itulah yang perlahan-lahan merubah kelakuannya. Saya teringat kisah Lukman dan nasehatnya terhadap anaknya, seperti salah satu nasehatnya berikut (Luqman berkata): Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui. ( Luqman ,ayat 16) Kok ayah gak marah lagi kalau yara lompat di bangku kata yara kepada saya yang sedang menunggu lompatannya diatas karpet. Gak ah , ayah mau jagain Yara aja biar gak jatuh kata saya sambil tersenyum. Yah, kita yang tadinya dikhawatirkan sekarang berubah menjadi yang mengkhawatirkan anak kita, namun demikian hati-hatilah dalam kecemasan terhadap anak, karena kekhawatiran bertuah orang tua kita dulu sekarang telah kita warisi dan pintu langit selalu terbuka untuk setiap harapan dan kekhawatiran orang tua terhadap anaknya. Salam David www.sebuahtitik.blogspot.com
Re: [keluarga-islam] Trs: ini SMS dr George Adijtondro, fwd : Team Sukses SBY (Fox Indonesia) sudah menguasahi KPU
Sejarah telah memotret proses perpindahan kekuasaan sejak dulu kala selalu diiringi dengan konflik, dengan benturan kepentingan dan ketidakpuasan. Ketika Rasulullah wafat, benturan kepentinganpun terjadi, semua merasa berhak mendapatkan kursi kekhalifahan, begitupula dengan khalifah selanjutnya, sampai akhirnya perangpun mesti terjadi pada masa khalifah Ali bin Abi Thalib, walaupun di kemas dalam format alasan yang berbeda ( menuntaskan masalah pembunuhan Utsman). Setelah itu berdirilah dinasti Ummayah, Abbassiyah, Fathimiyah dan sebagainya yang selalu di warnai konflik berdarah. Artinya orang-orang yang paling mengerti implementasi agama Islam karena telah mendapatkan contoh dari Rasulullah masih saja bersiteru atas nama menegakkan keadilan, apalagi yang tidak mengetahui hukum agama dan bersembunyi dibalik nama rakyat, jadi berhati-hatilah dengan segala Fitnah yang menyebar mengatasnamakan kebenaran, keadilan dan sebagainya. Menarik dari isi dari sms adalah KPU telah dikuasai. Pertanyaannya adalah apakah hasil yang beredar di masyarakat melalui media televisi, internet, radio adalah hasil dari KPU ?, tentu tidak karena semua itu berasal dari hasil quick count lembaga survey. Seharusnya isi dari SMS adalah KPU dan Seluruh dari Lembaga Survey di Indoensia telah dikuasasi. Maka jika benar maka tidak adalagi media independen di negara ini, bahkan bisa saja termasuk lembaga survey milik partai politik lain. Jika hanya menebak maka Dedy Corbuser yang mengaku magician pun bisa menebak hasilnya dan hampir benar, lalu apakah dia juga termasuk salah satu yang di kuasai ? Walaupun saya pribadi tidak memilih SBY, tetapi saya menjadi saksi di TPS tempat saya berada bahwa SBY memperoleh hampir 60 persen suara, tiga puluh persen untuk Megawati dan sisanya untuk JK. Agak kecewa sih tapi begitulah kenyataannya. - Original Message - From: MK. Mattawaf To: keluarga-islam@yahoogroups.com Sent: Wednesday, July 08, 2009 8:03 PM Subject: [keluarga-islam] Trs: ini SMS dr George Adijtondro, fwd : Team Sukses SBY (Fox Indonesia) sudah menguasahi KPU INI DIKIRIM TANGGAL 7 JULI MELIHAT KENYATAAN PADA TANGGAL 8 JULI KOK BETUL YA ADA APA INI - Pesan Diteruskan Dari: Al Faqir Ilmi alfaqiri...@yahoo.com Kepada: Kompas - noviria...@kompas.com; Jurnalisme Damai jurnali...@yahoogroups.com; f3_a...@yahoo.com; farid.adhik...@yahoo.co.id; ferry.bal...@yahoo.com; fismaba2...@yahoogroups.com; forum_inteli...@yahoogroups.com; forum...@yahoogroups.com; forum-pembaca-kom...@yahoogroups.com; g...@suarasurabaya.net; gosip-poli...@yahoogroups.com; harian_bhir...@yahoo.com; hijau...@sctvnews.com; hk...@yahoogroups.com; hu...@kammi.or.id; indonesia...@yahoogroups.com; inti-...@yahoogroups.com; jatim_ma...@yahoogroups.com; keadilan4...@yahoogrops.com; keluarga-sejaht...@yahoogroups.com; kmnu2...@yahoogroups.com; komunitas_plura...@yahoogroups.com; Gosip Politik mygos...@yahoo.com; Harian Surya reda...@surya.co.id Terkirim: Selasa, 7 Juli, 2009 19:56:29 Judul: [keluarga-sejahtera] ini SMS dr George Adijtondro, fwd : Team Sukses SBY (Fox Indonesia) sudah menguasahi KPU Barusan sy Dapat SMS dari Nomor yang tidak terdeteksi, bunyinya : ini SMS dr George Adijtondro, fwd : Team Sukses SBY (Fox Indonesia) sudah menguasahi KPU, Programer dan Data Entry adalah bagian IT Densus 88 Mabes Polri dibawah koordinasi Soetanto, IT KPUD dikuasahi POLDA, KPPS dikuasahi POLRES/POLSEK, KPU, DEPDAGRI POLRI telah sepakat Pilpres Satu Putaran dengan kemenangan SBY 60~70% untuk SBY wahini berartikan Milih nggak Milih tetap Milihyo wis ben Rakyat bisa apa ? -- Coba Yahoo! Mail baru yang LEBIH CEPAT. Rasakan bedanya sekarang!
[keluarga-islam] Sekat Pemahaman
Sekat Pemahaman Suatu informasi bisa bersifat umum dan juga bisa bersifat khusus. Di dalam majalah olahragapun tidak semua berita mengenai olahraga secara khusus tapi bisa dikaitkan dengan olahraga secara umum seperti berita mengenai transfer pemain, atau berita mengenai pembentukan pengurus dan lain sebagainya, pembacalah yang harus pandai memilahnya. Olahraga adalah kegiatannya olahragawan adalah orangnya. Olahraga mempunyai ketentuan dan aturan main, terlepas dari siapapun pemainnya. Jika olahraga karate yang berasal dari Jepang dimainkan di Indonesia maka aturannya adalah aturan Jepang, baik itu tatacara permainan, maupun pakaian atau kostum pemain. Begitupula dengan pencak silat yang berasal dari Indonesia. Jadi tidak pernah ada dan semua atlit sepakat bahwa pakaian Karate tidak layak di pakai bermain pencak silat demikian sebaliknya walaupun di mainkan dinegara lain. Untuk sesuatu yang merupakan hasil kreasi manusia, kita bisa bersepakat tetapi untuk aturan yang telah ditetapkan oleh Allah kita masih terus membantah. Dalam surat al Ahzab ayat 59 Allah menerangkan : Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang Kata jalabi dengan dhomir nahnu jalabihunna atau pakaian-pakaian istri dan anak mereka di tafsirkan sebagai pakaian adat setempat oleh beberapa muffasir yang artinya pakaian tersebut bisa di ganti ditempat lain, tentu saja ini pemahaman liar, karena jika paham ini di letakan di Papua, Afrika atau tempat yang adatnya mengenakan pakaian minim maka sudah bisa dipastikan tidak ada aturan yang jelas mengenai batas aurat antara laki-laki dan perempuan. Imam Malik pengarang kitab Al Muwwata yang merupakan salah satu imam mahzab, ketika meragukan sebuah hadist dia merujuk kepada adat penduduk madinah dimana Rasulullah pernah tinggal, artinya penduduk madinahlah yang paling tahu sunnah-sunnah Rasulullah. Lalu pertanyaannya siapakah yang lebih tahu maksud dari surat Al Ahzab tadi, jika masih mau mengakui Muhammad sebagai Rasulullah, tentu kita harus melihat bagaimana beliau menerapkan ayat tersebut di keluarga maupun di tempat tinggalnya yaitu madinah. Penekanannya adalah proses penutupan seluruh tubuh dan bukan model pakaian seperti corak warna dan desain, artinya mau pakai corak batik dengan manik-manik diatas jilbab , tidak ada ulama yang mempermasalahkan. Salam David
[keluarga-islam] Motivasi Itu Untuk Dilaksanakan
Motivasi Itu Untuk Dilaksanakan Gulungan ombak yang mengayun perahu nelayan, berakhir di tepi pantai menyapu pasir pesisir yang terlihat seperti pembatas daratan. Jika dilihat dari atas maka sketsa tepian pantai terlihat begitu indah, dengan lekuk-lekuk seperti goresan diatas kanvas. Kebisingan deru ombak seperti memecahkan gumpalan karang di kepala hasil endapan masalah yang dibawa lari kehutan-hutan, kegunung-gunung dan kepantai-pantai, mengadu kepada alam dan diam. Seolah para nelayan hidup tanpa beban, memperbaiki simpul-simpul jaring untuk berlayar dimalam hari, mengarungi nasib ilahi meninggalkan villa-villa di tepi pantai tempat para masyarakat kota mencari ketenangan. Bu ikannya berapa satu ? kata Herman kepada ibu penjual ikan di tepi pantai yang akan membawa dagangannya kepasar, di jualnya kiloan nak, satu kilo lima ribu, tapi kalau anak mau beli satuan, bisa diatur kata ibu penjual ikan tersebut kepada Herman yang sedang menawar ikan untuk di bakar di pondokan yang disewa untuk liburan. Gak usah bu saya beli 5 kilo deh jawab Herman sambil merogoh kantong mengambil uang untuk membayar. Yaaah dompet saya ketinggalan di pondok bu, ya sudah, ibu tunggu sebentar saya ambil uang dulu yah kata Herman cemas karena terlalu terburu-buru keluar mencari ikan. Saya kebagian mencari arang dan tempat panggangan ikan di pasar, sedang yang lain mempersiapkan bumbu masakan di pondok. Sewaktu Herman hendak berlari kepondok, ibu penjual ikan tersebut mencegahnya gak usah nak, ini ikannya bawa saja, soalnya ibu mau kepasar takut terlambat, lagian ibu sudah tahu tempat pondokan yang biasanya disewa para mahasiswa atau pelajar di seberang jalan sana. Nanti pulang dari pasar ibu mampir kesana, karena rumah ibu ada di belakang pondokan itu kata Ibu tersebut berlalu sambil membawa barang dagangannya. Di depan pondok Ricky terlihat membaca buku motivasi dari motivator terkenal. Man tahu gak kebahagian sejati itu adalah kemampuan untuk bisa membuat orang lain bahagia katanya berlagak bijaksana. Ya sudah kalau kamu pengen lihat aku bahagia, sini aku pinjam uang kamu buat bayar ikan kata Herman hendak menguji hasil bacaan Ricky wah disini gak ngomong masalah uang Man, maaf sahut Ricky mengelak. Yah sama saja, omong kosong semua tuh yang dibaca, rata-rata orang yang baca buku motivasi bukan untuk di terapkan pada diri sendiri tetapi hanya untuk bisa memotivasi orang lain lagi, jadi simpulkan sendirilah kata Herman pergi bergegas masuk kedalam pondok. Perhatian semua ada yang lihat dompetku gak, tadi sih kayaknya aku bawa tapi pas mau bayar ikan, dompet itu sudah hilang, dimana yah, dikamar gak ada , ada yang tahu gak Teriak Herman mengagetkan yang ada di pondok. Man sebelum beli ikan mampir ketempat lain dulu gak, jangan-jangan sebelum beli ikan mandi di laut dulu lagi kata Ricky menimpali. Oh yaaa tadi aku sempat jatuh kesandung akar pohon gak jauh dari ibu penjual ikan tadi, coba aku kesana dulu deh kata Herman bergegas pergi, takut diambil orang lain. Setelah beberapa menit, Herman pulang dengan wajah lesu gak ketemu katanya lirih. Sudahlah Man, segala sesuatu yang ada di dunia ini sudah ada yang mengatur, kita harus bisa ikhlas menerima ketentuan yang diatas sahut Ricky kembali belagak bijaksana lalu apa kata buku kau itu kata Herman dengan ketus. Kata buku ini pemberian kepada orang lain itu ada dua macam ada yang dengan sengaja seperti sedekah dan ada yang tanpa sengaja seperti barang hilang kayak kamu itu lalu dia ikhlas dengan harapan uang atau barang tersebut bisa bermanfaat bagi orang yang mendapatkannya kata Ricky dengan mimik wajah serius. Sore hari ketika kami sedang duduk di depan pondok, ibu penjual ikan yang siang tadi belum dibayar datang menghampiri. Herman telah menyiapkan uangnya dengan mengumpulkan uang dari teman yang ada di pondok. Nak tadi sehabis menjual ikan dan pergi kepasar, tidak jauh dari lokasi ibu menemukan dompet. Setelah ibu lihat KTP nya ternyata punya anak yang jatuh, coba di lihat apakah jumlahnya sama, takutnya ada yang tercecer kata ibu tersebut dengan sopan. Herman mengambil dan melihat isinya dan ternyata masih utuh. Oh iya isinya masih utuh, dan ini bayaran atas ikan tadi siang bu kata herman sambil memberi uang berjumlah tiga puluh ribu rupiah. nak ini uangnya kelebihan tadikan belinya cuma 5 kilo dan satu kilo seharga lima ribu rupiah jadi semuanya dua puluh lima ribu rupiah jawab ibu tersebut sambil mengembalikan lima ribu rupiah gak kok itu buat ibu soalnya dari tadi siang saya bingung bu dan saya sebenarnya sudah mengikhlaskan kalo uang tersebut hilang, jadi anggap saja sebagai tanda terimakasih saya yang tidak seberapa ini bu kata Herman menerangkan maksudnya. Tidak usah nak, nanti malah ibu yang jadi tidak ikhlas...ya sudah ya ibu pamit dulu kata ibu tersebut sambil pergi meninggalkan kami. Asal tahu aja Rick, ibu itu tidak pernah baca buku motivasi loh kata saya disambut ledekan
[keluarga-islam] Ketentuan Alam
Ketentuan Alam Angin adalah udara yang bergerak yang di sebabkan oleh perpindahan suhu kata guru IPA, lalu kalau udara yang diam disebut apa pak ? tanya seorang anak penasaran ya sudah gak usah di sebut-sebut kan dia sudah diam kata Pak Guru bercanda dengan muridnya. Kejadian pada alam semesta akan selalu mengundang tanda tanya bagi manusia dan sebagai akibatnya berbagai disiplin ilmupun telah muncul untuk menjabarkan semua kejadian tersebut. Sebuah mekanisme raksasa sedang bekerja bagi kepentingan mahluk yang bernama manusia. Mekanisme itu tidak hanya terjadi diluar tetapi juga pada diri manusia. Makanan dan minuman yang kita konsumsi tadi pagi, tanpa di perintah telah membagi tugasnya masing-masing yaitu yang cair lewat depan dan yang padat lewat belakang dan tidak pernah terbalik. Sepedanya kemana Pak, kok jualan jalan kaki tanya saya kepada penjual balon yang sedang beristirahat di dekat rumah. Baru di jual Pak soalnya kemaren uang lagi tidak ada untuk membawa anak ke rumah sakit, kena diare jawab Bapak penjual balon tersebut. Yah kok Bapak itu sudah gede masih main balon, mending buat yara saja kata anak saya ketika melihat balon ditangan bapak tersebut yang tinggal satu. gak enaknya memang seperti ini kalo balon nya tinggal satu atau dua, kita dikirain sedang main balon hehehe sahut penjual balon tersebut yang mendengar pertanyaan anak saya. Akhirnya balon tersebut saya beli, tetapi baru ketika balon tersebut berpindah tangan ketangan anak saya, balon tersebut pecah karena tergores ranting pohon. hahaha inilah yang dinamakan proses perpindahan rezeki yang tidak pernah diduga, sebuah mekanisme pembagian rezeki yang luar biasa. Anak saya belum mendapat rezeki sebuah balon tetapi bapak sudah berhak mendapat rezeki berupa pembayaran balon kata saya kepada penjual tersebut. Walaupun ikut tersenyum tetapi tampak raut muka kecewa dan merasa tidak enak hati kepada anak saya. Sunnatullah selalu bekerja dalam berbagai dimensi kehidupan manusia. Berbagai definisi telah di buat untuk menggambarkan sunnatullah tersebut seperti hukum sebab akibat, hukum kekekalan energi, hukum relativitas, hukum tarik menarik dan lain sebagainya. Sunnatullah selalu bersifat umum, orang awam biasanya menyebut dengan istilah 'ketentuan alam'. Yah kenapa ada orang yang mukanya sama tapi namanya beda dan ada juga yang namanya sama tapi mukanya beda kata anak saya yang berinteraksi dengan ketentuan alam tersebut tanpa dia sadari Untuk wajah Allah yang menetukan tetapi untuk nama kitalah yang menentukan, nah kitakan sebagai manusia tidak pernah tahu apa yang Allah mau tetapi Allah selalu mengetahui apa yang kita mau. Tidak setiap yang kita mau bisa terkabul, itu semua adalah rahasia Allah kata saya yang berusaha keras mencari kalimat yang tepat untuk anak berusia empat setengah tahun, dan saya gagal. Banyak yang telah melupakan sunnatullah ini bahwa apa yang kita tanam itulah yang akan kita petik, bahwa segala kebaikan dan keburukan yang kita lakukan akan selalu mendapatkan akibatnya, bahwa apapun yang sekarang kita pikirkan akan membentuk sifat yang akan kita tampilkan dan bahwa semua yang hidup pasti akan mati. Dari tanah kembali ketanah, meskipun tanah tersebut pernah sempat bermain-main dengan air dan angin. Segala materi tersebut memang selalu mengaburkan wujud asli kita. Ya, air yang kata orang adalah sumber kehidupan telah mampu mengubah tanah menjadi batu. Dari : www.Sebuahtitik.blogspot.com
[keluarga-islam] Hasil Kerja Media Setengah Hati
Hasil Kerja Media Setengah Hati ..Apakah kuku diri ini harus selalu hitam pekat, apakah dalam sejarah orang mesti jadi pahlawan, Tuhan bimbinglah hambamu ini agar tak gelap mata, dan tolong sampaikan rasa ingin ku kembali bersatu Potongan lagu Ebiet.G.Ade tersebut dahulu cukup populer dalam menggambarkan betapa susahnya ketika menjadi narapidana, seperti cap hitam yang menempel terus didahi yang menjadikan jarak mereka dengan segala prasangka buruk orang lain ketika terjadi tindak krimal, sangat dekat. Status narapidana begitu di agungkan para preman. Semakin sering mereka berkunjung kesana semakin seramlah nama mereka. Sedangkan untuk orang yang ingin bertobat, status tersebut seperti menjadi momok yang amat menakutkan. Tatapan mata orang lain seperti pedang yang menghujam jantung dan keluarga mereka seperti ikut terseret oleh bayang-bayang masa lalu. Drama kehidupan terus berlangsung. Paradigma masyaraktpun banyak berubah, seiring perputaran waktu. Opini tidak lagi berdiri sendiri. Media membantu dengan senang hati. Sekarang semua tampak samar. Untuk orang tertentu, keluar dari jeruji besi bisa membuat mereka lebih terkenal dibandingkan sebelum mereka menginap disana. Media sanggup membentuk para pendusta jadi tampak tanpa dosa. Untuk masyarakat bawah, status inipun sudah mulai bisa diterima, kecuali mungkin untuk desa atau kampung yang penduduknya sedikit. Media informasi seperti lidah bertuah yang mempu menghipnotis para pembaca atau penontonnya menjadi lebih ' bijaksana '. Segala wacana yang berkembang di masyarakat, baik itu masalah politik, budaya, olah raga, sampai infotainment merupakan produk media informasi. Lihatlah para calon presiden kita di televisi tampak ramah-ramah dan baik hati, murah senyum dan pintar nyanyi. Pada koran-koran atau informasi dari dunia maya cara berfikir kita digiring oleh para pendukungnya. Yang pro jk-win menjatuhkan lawannya dengan issue neolib. Di lain sisi para pendukung sby lebih menfokuskan dalam memamerkan hasil-hasil yang telah dicapai mereka selama satu periode. Sebagai orang yang berfikir biasa-biasa saja, pertanyaan saya sering membuat kesal para pemikir hebat yang berfikir jauh kedepan, seperti memangnya kalo milih neolib lalu semua orang jadi neolib, trus selama lima tahun kedepan memangnya si neolib itu mau ngapain saja ? atau memangnya hasil yg bisa didapat sekarang gak bisa didapat oleh jk-win bukankah dulu wakilnya adalah jk yang berarti hasil tersbut juga hasil kerja dari jk ? dengan kesal teman menjawab kalo asal pilih umat Islam bisa terpinggir tahu !! loh memangnya dulu ada dimana ? Eh To siapa yang menang pertandingan bola semalam , kamaren debat sama si yanuar ngotot bangat tanya saya basa-basi ketika ketemu dengan Anto. Kalo belum bertanding gak debat gak seru, kalo sudah ketahuan kayak gini mau ngapain lagi hehehe jawab Anto sambil lalu. Ya segala analisis, segala wacana memang serunya di awal pertandingan sama seperti ketika akan berbuka puasa maunya macam-macam, eh pas sudah buka, kesan wah hilang seketika. Media memang pintar mengarang cerita, mencari tema membuat semua orang bebas bicara, dan pendapatan yang akan mereka dapatkan pun suda bisa dikira-kira. Kita semua adalah narapidana dari penjara pikiran kita masing-masing. Media informasi berhasil memenjarakan kita dengan opini pembuka yang membuat pikiran kita liar entah kemana. Tidak semua media dengan senang hati membantu kita membentuk pemimpin-pemimpin baru tanpa tendensi, kita selalu saja di sajikan pemimpin yang kadaluarsa untuk di imami apalagi di 'amini'. Mudah-mudahan Allah Subhanahu wata'ala memberikan kita pemimpin yang bisa membawa bangsa ini ke jalan yang di ridhoiNya. aaamiiinnn Dari : www.Sebuahtitik.blogspot.com
[keluarga-islam] Dua Sisi Koin
Dua Sisi Koin Nak sudah mau maghrib ayo cepat pulang Kata ibu Yuslinar kepada anaknya. Pian, terlihat masih asyik bermain dengan temannya. Dia melempar koin yang berlambang burung cendrawasih pada satu sisi dan nilai mata uang pada sisi yang lain. Beberapa kali melempar, Pian selalu saja yang melihat hanya satu sisi koin sedang satu sisi lain tertutup. Ayo pulang nak... kata sang ibu yang ternyata sudah berada didekatnya. Pian tahu mengapa hanya satu koin yang terlihat dan yang lain tertutup ? tanya sang ibu sambil menggandeng tangan anaknya pulang, dan Pian hanya menggelengkan kepalanya. Sama seperti koin itu yang mempunyai dua sisi , manusia juga mempunyai dua sifat yang bertolak belakang yaitu sifat baik dan buruk, dan ketika Pian melemparkan koin tersebut keatas , maka akan terlihat koin tersebut berputar-putar , begitu pula ketika kita berada di tengah masyarakat, suasana sekitar kita mempengaruhi perubahan sifat kita yang bisa berubah setiap saat, oleh sebab itu hati-hatilah dalam bergaul...suatu ketika nanti kamu akan mengerti lebih banyak lagi. Dua puluh lima tahun kemudian segalanya nampak berubah. Seperempat abad berlalu demikian singkat. Goresan coreng moreng dimuka tidak lagi berhiaskan lumpur dan noda tinta, tidak lagi bisa berlari bebas menerbangkan layangan sambil berteriak.. tunggu pesawatku akan segera terbanggg.!!!..., tidak lagi bisa meninggalkan rasa malu bersama pakaian di tepi dermaga dan melompat berenang beramai-ramai menyaingi ikan lumba-lumba yang tertawa melihat tingkah anak-anak pantai. Koin itu tidak lagi berputar diatas tetapi sudah sampai di tanah, tempat berakhirnya kisah segala mahluk. Surat As Syams ayat kedelapan ini sering diperdengarkan para ustadz yang menunjukkan potensi bawaan ini sering membolak balik hati manusia ...fa'alhamaha fujuraha wataqwaha. Permasalahannya koin itu berhenti pada sifat fujur atau sifat taqwa...Ya muqaallibal qulub tsabit qalbi 'ala dinika kata Rasulullah.. Wahai Tuhan yang membolak balik hati..luruskan aku akan agamaku. Doa yang mengajarkan kita bahwa perputaran koin hanya akan berhenti atas kehendak Allah , sampai kita bersimpuh dan berteriak La hawala wa quwwata ila billah..tiada daya dan upaya selain atas kemauan dan kehendak mu ya Allah Hari itu Pian berada di pusara ibunya. Koin ibunya telah berhenti. Perlahan-lahan dibukanya kain kafan penutup muka ibunya yang terbaring miring menghadap arah sujud umat Islam seluruh dunia. Terakhir kali ditatap muka ibunya sambil menciumkan tanah kemuka jasad yang telah berpulang tersebut. Para pelayat masih berdiri diatas , melingkar, mengelilingi pusara sambil tertunduk takzim memberikan penghormatan terakhir kepada ahli kubur. Suatu hari kelak semua yang ada disana pun akan mengalami cerita yang sama, semua sadar, tetapi mengapa airmata itu tetap saja tumpah ? Telepon berdering bang Pian, hari sabtu di suruh ayah kerumah .. sambil mengiyakan telepon ditutup, nama kecil itu memang hanya keluarga dekat yang masih menggunakannya dan tidak berapa lama kemudian tampak seorang teman menghampiri Vid ayo kemasjid rapat panitia khitanan massal di tunda jadi hari ini ...saya menganggukkan kepala sambil masuk kedalam rumah mempersiapkan diri. Koin ini masih terus berputar, terkadang iman itu naik melambung tinggi dan bermain dengan cerita akhirat, cerita warisan para nabi , tetapi terkadang iman itu terdampar pada ribuan keinginan yang mecekik leher, terlena dan hilang diantara kepala-kepala pecinta dunia. Rabbanaa wala tukhammilnaa maa la thoo qotolanabih..wa'fuanna... wa'firlanaa... warkhamnaa Ya Tuhan kami janganlah engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya , maafkanlah kami, ampunilah kami dan rahmatilah kami Salam David www.sebuahtitik.blogspot.com
[keluarga-islam] Kondisi Kejiwaan
Kondisi Kejiwaan Temaram lampu-lampu menghiasi pinggiran jalan di kota Jakarta. Waktu menunjukan pukul 23.00 waktu Indonesia bagian barat. Rumah sakit itu mulai sepi. Beberapa orang terlihat tidur diatas bangku panjang yang pada siang hari biasanya di penuhi para keluarga dan pelayat. Malam itu kakak ipar meninggal dunia karena kecelakaan lalu lintas. Saya dan ayah mertua menunggu petugas mengurus jenazah, agar bisa di bawa pulang dan dimakamkan keesokan harinya. Pak Amin penjaga mayat tampak mulai mengantuk, saya mendekati dan berbicang ringan dengannya seputar jenazah untuk menghilangkan rasa kantuk. Biasanya de, pegawai baru disini takut pertamakali mengurus jenazah , takut karena suatu ketika akan mengalami hal yang sama, sehingga biasanya orangnya baik-baik, terus ibadahnya rajin, tetapi lama-kelamaan rasa biasa tersebut menumpulkan rasa takut dan sekaligus mengendurkan ketekunan beribadah mereka apalagi yang senior . kata pak Amin Keesokan harinya hal senada saya dengar dari penjaga makam bahwa kebiasaan telah membuat sesuatu yang luar biasa jadi tampak tak berarti. Siksa kubur bagai dongengan anak kecil bagi mereka yang terbiasa merokok sambil meminum kopi diatas batu nisan. Padahal mereka itu seperti berdiri diantara dua alam, yaitu alam dunia dan alam kubur. Jika ketakutan telah hilang dari dada mereka bagaimana pula dengan orang masih termagu pada gemerlap ibu kota. Dalam bentuk lain rasa biasa ini bisa bersanding dengan rasa jenuh. Seorang teman yang bisa menghadiri pengajian setiap Ahad pagi selama hampir empat tahun , belakangan ini mulai jenuh dan lebih suka bercanda dirumah bersama anak-anaknya sambil sesekali berlibur keluar kota Bosan Vid , gitu-gitu aja, sama saja kayak di tivi , iman itu tergantung orangnya juga sih, walupun gak kesana ibadah mah jalan terus kata teman tersebut seperti membela diri pada sesuatu yang saya sendiri tidak terlalu mempermasalahkan. Pada sebuah pengajian saya bertanya kepada ustadz Sulaiman yang biasa dipanggil untuk ceramah di berbagai tempat tentang rasa jenuh ini. Yah namanya juga sudah pekerjaan mau gimana lagi, terkadang jika dalam satu hari kita dipanggil pada tiga tempat maka temanya ya itu-itu juga, dalilnyapun itu-itu juga, karena terlalu sering di ucapkan jujur saja sering kali dalil tersebut tidak menggigit lagi pada hati yang membacanya, termasuk saya, karena ustadz juga manusiakan ? katanya sambil tersenyum. Saya mengangguk setuju dan senang dengan keterus terangan beliau. Ustadz Sulaiman memang terkenal ramah dan dihormati di daerah kami. Saya teringat dengan kisah Ruth Sahanaya penyanyi ibukota yang beberapa tahun lalu di wawancara harian ibukota ketika lagunya kaulah segalanya ngetop. Dia mengatakan selama hampir tiga bulan setiap hari diminta menyanyikan lagu yang sama, sampai titik kulminasi dimana ketika dia kembali dipanggil untuk menyanyikan lagu tersebut dia mendadak pusing dan mau muntah. Faktor-faktor psikologi sangat jarang disentuh oleh para ulama dan para ustadz. Padahal untuk kalangn level bawah seperti saya ini faktor tersebut sangat dominan mempengaruhi siklus keimanan. Mungkin ada benarnya nasehat seorang teman bahwa setiap orang di anjurkan mempunyai pembimbing spritual yang bisa berinteraksi one by one yang mengerti kondisi dan suasana kejiwaan jama'ahnya satu persatu. Sehingga solusi yang diberikan tidak bersifat umum dan asal tetapi langsung menghujam ke pokok permasalahan orang yang bermasalah tersebut. Ketika Rasulullah ditanya apa amalan yang paling pokok , maka beliau menjawab pererat tali silaturahmi , pada saat lain dengan pertanyaan yang sama beliau menjawab bersedekahlah begitu pula ketika yang lain bertanya maka jawaban beliau bisa berbeda beda tergantung kondisi ke jiwaan sipenanya. Mudah-mudahan kita bisa mendapati para ulama yang bisa menjadi guru, sahabat dan ayah bagi para jamaahnya yang sabar membimbing kita satu persatu, dan tidak hanya kejar target, kejar tayang maupun kejar setoran, aaamiiinnn Insya Allah Salam David www.sebuahtitik.blogspot.com
[keluarga-islam] Anekdot (OOT)
Fanatik Buta Dari sebuah buku anekdot, saya mengambil sebuah cerita untuk bisa kita ambil hikmah didalamnya. Tersebutlah seorang pemuda bernama Vizai, nama aslinya Zainuddin tetapi agar lebih keren maka dia di panggil dengan nama Vizai. Pekerjaanya adalah sebagai pemain sepak bola amatir. Vizai baru mulai mendalami agama Islam. Yang ada dikepalanya Islam itu berasal dari Arab, sehingga semua yang berbau Arab mulai menghinggapi badannya. Mulai dari baju gamis, kopiah, minyak wangi sampai puluhan habbatus saudah bertengger dilemarinya hanya karena ada hadist nabi di karton pembungkus. Di rumahnya banyak di tempel bermacam-macam kaligrafi dan foto ulama terkenal. Hari itu ada pertandingan persahabatan melawan Malaysia dan wasit pertandingan berasal dari Arab. Vizai sangat senang karena dia beranggapan bahwa pasti wasit tersebut akan berlaku adil karena dia dari Arab, tanah para nabi. Ketika pertandingan dimulai Vizai sangat bersemangat sampai dia melakukan kesalahan dengan menendang kaki lawan. Wasit mendatangi Vizai sambil memberikan peringatan, tetapi entah mengapa tiba-tiba wasit tersebut langsung menyuruh Vizai keluar dari lapangan. Sesampai di tepi lapangan pelatih Vizai menanyakan apa yang di lakukan Vizai sampai wasit tersebut marah. Vizai yang masih kebingungan mengatakan bahwa dia hanya mengucapkan satu kata yaitu aamn setiap wasit tersebut berbicara. -- Diluar sana mungkin banyak Vizai-Vizai lain yang yang mempunyai pandangan yang sama tentang Islam. Padahal Rasulullah pernah bersabda : Wahai segenap manusia, sesungguhnya Robbmu satu dan bapakmu satu. Tidak ada kelebihan bagi seorang Arab atas orang Ajam (bukan Arab) dan bagi seorang yang bukan Arab atas orang Arab dan yang (berkulit) merah atas yang hitam dan yang hitam atas yang merah, kecuali dengan ketakwaannya. Apakah aku sudah menyampaikan hal ini? (HR. Ahmad) --- Berfikir Logic Berfikir tidak hanya membutuhkan kecerdasan tapi juga nalar. Dalam berfikir sering kita meninggalkan kontekstual dan lebih fokus pada sesuatu yang tekstual. Pada akhirnya, walaupun sama-sama benar tetapi berfikir secara kontekstual akan lebih dipilih oleh orang kebanyakan karena hasilnya lebih applicable. Saya coba ilustrasikan lewat sebuah contoh yang saya ambil dari sebuah buku Dari dalam kelas di sebuah sekolah dasar tampak seorang Guru matematika sedang menerangkan fungsi penjumlahan dan pengurangan kepada muridnya. Setelah merasa semua mengerti, Guru tersebut mengajukan pertanyaan yang dimaksudkan untuk menguji sejauh mana daya tangkap anak muridnya terhadap materi yang telah dia sampaikan. Amir berapa jumlah 250 ditambah 250 ? kata Gurunya. 500 bu jawab amir dengan tangkas. ya kamu benar sahut sang Guru. Kemudian Guru tersebut menaikan nilai dari angkanya Rudi berapa jumlah dari 750 ditambah 550 lalu dikurangi 100 ? tanya guru tersebut. Rudi tampak menghitung sebentar, lalu kemudian dijawab olehnya 1200 bu . benar , dan pertanyaan terakhir berupa cerita, dengarkan dengan baik kata Guru tersebut membuat model soal yang lain. Farid diberi uang oleh ibunya sebanyak 2000 rupiah untuk membeli bumbu masak. Setelah sampai di pasar Farid membeli cabe dengan harga 200, lalu ia membeli garam dengan harga 100 setelah itu dia membeli bawang merah dengan harga 300. Semua barang tersebut dibeli pada toko yang sama. Pertanyaannya adalah berapa jumlah uang yang mesti di kembalikan oleh pemilik toko tersebut ? tanya guru tersebut mengahiri pertanyaannya. 400 rupiah bu jawab Farid, yang membuat kelas jadi ribut karena ada yang menyalahkan hasil dari penjumlahan Farid. Salah bu, jumlah barang yang di beli adalah 200 ditambah 100 ditambah 300 maka hasilnya 600 sedangkan uang yang dimiliki adalah 2000, maka di kurangi 600 sama dengan 1400 rupiah bu jawab Amir dengan bangga. Farid hanya tersebyum kemudian dia berkata Kita sudah tahu jumlah barang yang dibeli adalah 600, lalu mengapa mesti mengasih uang 2000 kepada penjual bukankah pecahan uang 1000 sudah cukup karena kita tidak pernah punya uang pecahan 2000 kata Farid yang acungi jempol oleh Gurunya Dari : www.sebuahtitik.blogspot.com
[keluarga-islam] Persahabatan
Persahabatan Persahabatan seperti kepompong kata sebuah lagu yang bisa merubah ulat menjadi kupu-kupu, atau merubah orang bejat menjadi taat. Persahabatan seperti lebah yang bisa memberi madu dan menyengat jika ada yang mengganggu. Persahabatan adalah tempat bermuarannya sebuah toleransi dan bukan konspirasi, kata seorang teman. Ada sebuah kata mutiara cukup bermakna dari Rasulullah shallallahu alaihi wassallam dalam memilih seorang sahabat. Kawan pendamping yang sholeh ibarat penjual minyak wangi. Bila dia tidak memberimu minyak wangi, kamu akan mencium keharumannya. Sedangkan kawan pendamping yang buruk ibarat tukang pandai besi. Bila kamu tidak terjilat apinya, kamu akan terkena asapnya. (HR. Bukhari) Kalau dibilang sholeh, maka temanku ini tidak termasuk diantaranya karena dia terlahir sebagai penganut katolik fanatik. Terlahir dari kedua orang tua yang berasal dari suku Batak, Jonathan Marpaung atau lebih akrab di panggil dengan sebutan Paung sangat santun dalam bergaul, darah bataknya tidak menyebabkannya bersifat kasar seperti anggapan umum terhadap suku ini. Jika ada diantara teman-temannya yang terkena musibah maka dialah orang pertama yang memberikan bantuan. Sifat toleransinya begitu tinggi pada temannya yang hampir semuanya muslim, termasuk saya. Tidak jarang dia selalu mengingatkan kami ketika masuk waktu sholat eh itu sudah masuk waktu sholat ...sana sholat dulu biar tas dan sepatu kalian aku yang jaga katanya kepada kami sewaktu jalan-jalan keluar kota. Berbeda dengan Paung, Yulianto yang terlahir dari suku Jawa dan besar diantara penganut Islam fanatik jauh dari ajaran Islam. Minuman keras dan judi sesuatu yang biasa dilakukannya, ketika dinasehati dia selalu mengelak Hidayah itu ada ditangan Allah, kalo Dia sudah menyesatkan maka tidak ada yang bisa memberi petunjuk tapi kalau Allah sudah memberi petunjuk maka sebejat apapun orangnya pasti akan jadi baik tenang aja pak katanya sambil terus minum. Pernah suatu hari dia hendak mentraktir teman-temannya dengan hasil judi , tapi kami tolak , kemudian dia berkata Tenang aja semua, yang haramkan perbuatannya bukan uangnya, kalo soal haram mah semua uang negara juga uang haram, meminjam dari negara kafir dengan sistem ribawi , lalu kemudian membangun jalan , instalasi listrik dan lain-lainya , berarti kita semua masuk neraka dong. dan banyak lagi ocehannya yang membuat kesal yang lain. Mungkin orang masih bisa menerimanya karena sifatnya yang ceria dan pandai melawak karena memiliki selera humor yang tinggi. Walaupun beberapa kali main kerumah Paung, tetapi jika ingin mengajak makan dia selalu membawa kami keluar, dia pondai sekali menjaga perasaan kami yang pasti akan meragukan kehalalan makanan di rumahnya walaupun dia sendiri mengaku tidak pernah mengkonsumsi daging babi. Paung dan Yulianto adalah sosok yang berbeda dalam memahami ajaran agamanya. Idealnya tentu berteman dengan sesama muslim yang taat, tetapi bersahabat dengan non muslim yang membawa kita kepada ketaatan mengapa tidak, walaupun pada saat ini mencari orang yang seperti itu merupakan sebuah kelangkaan. Dan ini terbukti beberapa tahun kemudian tepatnya di penghujung tahun 2005, Jonathan Marpaung meninggal dunia karena sakit yang tidak di acuhkannya sewaktu sibuk dalam menggalang dana membantu korban bencana tsunami di Aceh. Dari : www.sebuahtitik.blogspot.com
[keluarga-islam] Terlihat Bodoh (intermezzo)
Terlihat Bodoh Kapan kamu terlihat bodoh kata bu guru waktu saya sekolah dulu, ketika masuk pelajaran bahasa Indonesia mencari padanan kata dari antonim, homonim dan sinonim dalam sebuah kalimat. Bodoh dan terlihat bodoh jelas berbeda. Bodoh adalah anggapan orang terhadap kelakuan kita sedangkan terlihat bodoh adalah perasaan kita terhadap diri kita sendiri yang disebabkan oleh keadaan. Pelajaran itu didapati sewaktu masih sekolah dasar dan terjadi pengulangan walau sepintas di sekolah menengah, namun kisah ini terjadi beberapa tahun kemudian yaitu sewaktu kuliah. Namanya Kuncuro Wibowo panggil saja dia dengan sebutan Kukun. Kegemaran berkenalan dengan siapa saja, ibu-ibu, bapak-bapak, kakek-kakek, nenek-nenek apalagi remaja putri. Chating belum begitu ngetop saat itu. Jadi untuk ukuran mahasiswa telepon koin tetap terfavorit oleh karena itu jangan salahkan sewaktu kukun berjalan maka gemerincing koin selalu terdengar dari kantong celananya yang agak kedodoran maklumlah celana model baggy masih belum hilang dari peredaran. Sore itu kenalan dari seorang teman hendak disambanginya dalam menambah rentetan kenalan pada buku telepon genggam yang sudah terlihat lusuh. Vid sore ini temanin aku yah, rada grogi soalnya ini perumahan perbankan katanya, mencoba membujuk. Sore itu Kukun mengajak ke daerah Galur sari Senen Jakarta pusat, setahu saya tidak ada perumahan perbankan disini , Semakin kedalam rumah semakin rapat, saya semakin bingung Kun katanya perumahan perbankan kok lewat sini ? tanya saya. Kukun cuma senyum ya ini dia katanya sambil ngomong permisi bang ... permisi bang karena banyaknya anak muda bergerombol di gang menuju alamat, jadi itulah yang dimaksud dengan perumahan perbankan...sebentar-sebentar ngomong permisi bang. Tiba-tiba kukun berhenti, alamat pada kertas tidak menunjukan nomor rumah, sebenarnya ada cuma saya lihat terhapus karena keringat sehingga yang nampak cuma goresan tinta yg kabur. Nama yang dicari adalah Novita Sari, disekolah dikenal dengan nama Vita, tetapi setelah ditanya orang didaerah situ tidak ada yang mengenal Vita. Sore hari pada perumahan yang terbilang cukup padat itu nampak banyak sekali ibu-ibu, anak-anak dan pemuda ngerumpi di pinggir gang, mungkin setelah letih bekerja seharian maka sore adalah waktu untuk besosialisasi dengan tetangga dan malam waktu untuk keluarga Kalo nama Vita ngga ada de , nama lengkapnya ada gak trus ade ini temannya atau saudaranya beruntun pertanyaan ibu itu. Ngga bu dia kenalan baru jadi sekalian mempererat tali silaturahmi kami mau main kerumah dia , ini dia nama lengkapnya bu kata Kukun kepada ibu itu ooo jadi baru mau kenalan toh oke deh kata ibu tersebut dengan gaya khas betawi.tiba-tiba dia teriak SIAPA YANG BERNAMA EVITASARI AYO KESINI ADA YANG MAU KENALAN teriakan ibu itu membuat satu kampung heboh. Penglihatan saya gelap.malunya minta ampun.kukun cuma cengengesan, untuk hal yang satu ini dia memang bermuka badak, asli tidak dibuat-buat. Tiba-tiba seorang gadis keluar dari kerumunan ...mas cari mbak sari..ya..eh maksud saya...mbak vita ayo masuk dia nunggu didalam... kata seorang gadis kecil yang ternyata adiknya Vita, dia memang dikenal dengan panggilan Sari dirumah , sedangkan dia sendiri tidak mau keluar takut di ledekin tetangga dan yang paling miris adalah ternyata rumahnya tepat di belakang kami berdiri. Dari www.sebuahtitik.blokspot.com
[keluarga-islam] Persaudaraan
Persaudaraan Diantara hiruk pikuk kendaran bermotor dan debu yang berterbangan, seorang penjual koran menghampri kami yang sedang menunggu bis menuju arah Tanah Abang. Beberapa koran ibu kota menampilkan headline yang berbeda, ada yang bernuansa politik, ekonomi dan ada juga yang menampikan berita kriminal, dan berita ini memang khas ibu kota yang penuh dengan kekerasan. Ugeng membeli koran jenis terakhir itu karena model seperti itu yang paling murah. Seorang Adik tega membunuh kakak kandungnya sendiri , di tulis dengan cetakan tebal dan besar, dengan standar bahasa sehari-hari. Berita mengenai pembunuhan , tipu-menipu atau tindak kekerasan diantara saudara sering kita temui didalam surat kabar atau media informasi harian. Innamal mu'minuna ikhwatunSesama umat muslim adalah bersaudara... kata seorang ustadz yang sedang mengisi kajian ba'da dzuhur di salah satu masjid yang sedang membahas bantuan ke saudara kita yang ada di Palestina. Saya dan Ugeng tidak menyempatkan diri mendengar ceramah tersebut karena ada hal lain yang mesti dikerjakan. Saudara jangan macam-macam tiba-tiba terdengar suara keributan beberapa meter di luar masjid dan segera dipisahkan warga dan kami hanya menyaksikan dari jauh. Karena haus kami cari tukang penjaja minuman dekat rumah makan padang. Di rumah makan itu sedang di putar berita siang Saudara sebangsa dan setanah air, marilah kita pererat persatuan kata seseorang didalam kotak ajaib yang bernama televisi tersebut. Lengkap sudah kata Saudara dalam berbagai variasi rasa yang menghampiri kami hari itu, lalu apa makna kata itu sebenarnya ? Tak kenal maka tak sayang, kata peribahasa. Bagaimana kita bisa menganggap seseorang itu saudara kita jika kita sulit menyayanginya dan rasa sayang sulit timbul apabila kita tidak mengenalnya. Rasa sayang berbeda dengan rasa kasihan. Rasa kasihan bisa muncul kapan dan dimana saja. Rasa perduli kepada sesama lebih dekat kepada rasa kasihan ketimbang rasa sayang. Perhatikan anak-anak kita yang sedang berlari, keluarga yang sedang tersenyum kepada kita dengan saudara muslim yang sedang lewat didepan rumah kita, Samakah ? bahkan sewaktu sholat dimasjid banyak dari jama'ah yang tidak kita kenal dan kitapun tidak berniat untuk mengenal mereka, karena jarang ditemui ada orang yang dengan sengaja berkenalan denagn sesama jama'ah setelah selesai sholat, karena kita berfikir , untuk apa ? dan kalaupun terjadi perkenalan itu adalah tanpa sengaja. Kita mengenal para Ustadz yang biasa memberikan tausiah kepada kita tetapi belum tentu beliau-beliau itu kenal kepada kita. Ada diantara kita yang mengagumi bahkan sangat mengkultuskan ustadznya sampai ketika ada yang menghina dia merasa sangat tersinggung, pertanyaannya apakah sang ustadz yang dibela seperti itu sikapnya terhadap jama'ahnya, artinya ketika ada yang menghina lalu beliau mati-matian membela , Wallahu 'alam Memang masih banyak ajaran Islam yang masih bersifat wacana, seperti khusyuk itu wacana, keikhlasan itu wacana, ikhsan itu wacana, masyarakat madani itu wacana dan masih banyak wacana-wacana lainnya yang pada masa Rasulullah adalah sebuah kebiasaan harian. Mungkin ada sebagian dari saudara kita yang telah menarapkannya, didalam keluarganya, didalam kelompoknya dan didalam jama'ahnya, mudah-mudahan suatu ketika kita termasuk didalamnya Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: Janganlah kalian saling hasut, saling najsy (memuji barang dagangan secara berlebihan), saling benci, saling berpaling, dan janganlah sebagian di antara kalian berjual beli kepada orang yang sedang berjual beli dengan sebagian yang lain, dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. Muslim adalah saudara muslim lainnya, ia tidak menganiaya, tidak mengecewakannya, dan tidak menghinanya. Takwa itu ada disini -beliau menunjuk ke dadanya tiga kali- Sudah termasuk kejahatan seseorang bila ia menghina saudaranya yang muslim. Setiap muslim bagi muslim lainnya adalah haram baik darahnya, hartanya dan kehormatannya. Riwayat Muslim. Salam David www.sebuahtitik.blogspot.com
[keluarga-islam] Jangan Terburu-buru Dalam Menyimpulkan
Jangan Terburu-buru Dalam Menyimpulkan Terdengar suara dari dalam kelas Ahmad : Bersabarlah Ali: Berusahalah Ahmad : Allah mencintai orang yang bersabar Ali: Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum sampai mereka berusaha merubahnya Ahmad : Allah menyuruh kita menjadikan sabar sebagai penolong ( Al Baqarah, ayat 153) Ali: Allah pun menyuruh kita untuk berusaha agar bisa memperoleh kemenangan ( Ash Shaaffaat, ayat 61) Ahmad : Sabar adalah separo iman dan keyakinan adalah seluruh keimanan. (HR. Ath-Thabrani dan Al-Baihaqi) Ali: Dialah yang menjadikan untukmu malam (sebagai) pakaian, dan tidur untuk istirahat, dan Dia menjadikan siang untuk bangun berusaha. ( Al Furqaan, Ayat 47 ) Ahmad : Kesabaran adalah bentuk usaha kita mendapatkan ridho Allah Ali: Berusaha adalah bentuk kesabaran kita dalam menghadapi setiap ketentuan Allah terhadap kita. Ahmad : Sabar yang sebenarnya ialah sabar pada saat bermula (pertama kali) tertimpa musibah. (HR. Bukhari) Ali: Tiada makanan yang lebih baik daripada hasil usaha tangan sendiri. (HR. Bukhari) Beberapa saat kedua suara itu diam, yang terdengar hanya gemuruh orang seperti sedang merapihkan sesuatu. Pintu terbuka, dan dua orang saling mengucap salam Ahmad : Assalamu'alaikum Ali: Wa'alaikum salam Ahmad : Apa khabar Li , kelihatannya semakin makmur ? Ali: Alhamdulillah baik, ah..sama saja dengan antum Lalu kedua suara tersebut hilang. Eh ngapain disini vid, kata Ismail mengagetkan. Ya nunggu kamu, cuma disana panas jadi nunggu di belakang pesantren ini saja lebih adem kata saya pada Ismail. Eh Il kok tadi kayaknya satu kelas ada dua guru yang lagi debat, tapi kemudian malah salaman, jadi bingung?. saya coba konfirmasi dengan Ismail karena kebetulan dia mengetahui pesantren madrasah diniyah dan tsnawiyah ini. Itulah makanya hati-hati dalam membuat kesimpulan, banyak orang yang salah dalam memahami hadist karena tidak melihat konteksnya. Informasinya benar dan dari orang yang benar karena mendengar langsung tapi konteks dilapangan belum tentu benar karena tidak melihat langsung. Sebenarnya kelas putri saat ini sedang direnovasi jadinya satu kelas dibagi dua yang satu kelas putra dan yang satu kelas putri. Kalau yang salaman tadi karena Pak Ali itu guru pengganti yaitu teman lama Pak Ahmad yang baru diterima mengajar disini karena guru yang biasa ngajar tidak masuk, begitu loh pak kata Ismail sambil terkekeh Salam David www.sebuahtitik.blogspot.com
[keluarga-islam] Pejabat dan Ilmuan
Pejabat dan Ilmuan Sehabis makan siang dan sholat dzuhur, saya dan dua orang teman duduk santai di pelataran masjid. Waktu yang tersisa cukup untuk beristirahat sejenak sebelum kembali memulai aktifitas harian. Panas matahari cukup menyengat, musim kemarau telah datang, debu-debu berterbangan di hembus angin dari laju kendaraan yang lalu lalang didepan masjid. Tukang parkir sibuk mengatur mobil dan motor yang hendak bersandar di depan masjid. Dari jenis mobil dan motor yang di parkir, kita bisa menilai kadar pencapaian materi mereka, meskipun masih sangat mentah. Tuh lihat pejabat dan pak Ustadz berdampingan, seperti saling membutuhkan kata teman, melihat seorang dari pejabat tinggi pada salah satu perusahaan di area perkantoran dengan Ustad yang biasa memberikan kajian di masjid ini karena hari ini memang tidak ada jadwal pengajian. Yang satu berhasil mencapai materi harta dan yang satu berhasil mencapai materi ilmu, lalu kita berhasil dalam bidang apa yah kata teman yang satu lagi yang mempertanyakan keadaan. Berhasil menjadi karyawan setia kepada orang yang berhasil menjadi pengusaha kata saya asal kena. Dalam shahihain Rasulullah SAW bersabda Aku menjenguk ke surga dan aku melihat kebanyakan penghuninya orang-orang fakir (miskin). Lalu aku menjenguk ke neraka dan aku melihat kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita. (HR. Bukhari dan Muslim) Dalam panggung kehidupan ini, selain cerita kekayaan dan kemiskinan peranan terpenting dinilai orang banyak dari jabatan atau pekerjaan yang disandang dan ilmu yang di punyai. Para politisi, pengusaha, birokrat, direktur, manager, jendral, aktor, artis, pelawak adalah beberapa jenis jabatan yang membuat si pelaku tampak penting dimata orang lain. Peran-peran itu ada yang di dapatkan dengan kerja keras dan ada pula yang didapatkan dengan mudah atau bersifat instan. Tidak sedikit yang terlena dengan perannya, dan benarlah kata pepatah bahwa tahta bisa membutakan mata. Di tempat lain orang dengan kemampuan berfikir ekstra telah menempatkan dirinya dibarisan ilmuan, kita sebut saja gelar keilmuan tersebut seperti professor, doktor, master, ahli hukum, ahli tata negara, ahli kimia , ahli matematika, ustadz, kiyai, pendeta, spritualist, penceramah atau muballig. Semua hal tadi membuat seseorang bisa disegani oleh orang lain, dan mungkin juga dianggap penting bahkan sejajar dengan para pejabat dan aparat. Kedua hal ini bisa digolongkan dalam tahta yaitu tahta jabatan dan tahta ilmu dan kedua hal ini membuka peluang menuju pintu harta yang cukup luas. Sering kita mendengar para Ustadz menganjurkan kita mencontoh dan mentauladani Rasulullah SAW, pertanyaanya dalam hal apa ? apakah dalam hal yang kita sanggup atau dalam hal yang kita senangi saja ? . Dalam sahih bukhari pernah rasullullah bordoa Ya Allah, langsungkan hidupku dalam kemiskinan dan wafatkan aku dalam keadaan miskin, dan bangkitkan pula aku kembali dalam kelompok orang-orang miskin . (HR. Bukhari). Menjadi kaya tidak semua orang mampu dan menjadi miskin tidak semua orang mau. Kemampuan dan kemauan dalam hal ini menjadi dongeng semata yang indah untuk diceritakan kemana-mana Seorang sahabat datang kepada Nabi Saw dan bertanya, Ya Rasulullah, tunjukkan kepadaku suatu amalan yang bila aku amalkan niscaya aku akan dicintai Allah dan manusia. Rasulullah Saw menjawab, Hiduplah di dunia dengan berzuhud (bersahaja) maka kamu akan dicintai Allah, dan jangan tamak terhadap apa yang ada di tangan manusia, niscaya kamu akan disenangi manusia. (HR. Ibnu Majah). Salam David www.sebuahtitik.blogspot.com
[keluarga-islam] Cita-cita Yang Kandas (Intermezzo jilid II)
Cita-cita Yang Kandas Sebuah kata mutiara mengatakan, hari kemaren adalah mimpi dan hari esok adalah visi, jangan jadikan hari kemaren sebagai sebuah penyesalan dan jangan pula menatap hari esok dengan ketakutan. Kita selalu berharap pengalaman kemaren selalu bisa bermanfaat hari ini dan rencana hari ini bisa berguna esok hari. Semua itu adalah harapan dan harapan adalah bagian dari doa. Sama seperti doa, tidak semua harapan terwujud dengan nyata dan hal tersebut tidak perlu menjadikan kita berhenti untuk berharap. Setelah lebih dari tujuh belas tahun tidak bertemu, Sugianto sekarang bekerja pada perusahaan perkakas alat-alat rumah tangga, Kamin masih bekerja pada bagian administrasi di sekolah Muhammadiyah di Jakarta, Ali tidak terdengar kisahnya selain terakhir kali terdengar sebagai buruh harian di pasar induk Cipinang begitupula dengan Jaja, hilang tanpa tahu rimbanya. Memang cuma ada lima kepala pria dikelas itu, Sekolah Menengah Ekonomi Atas , memang waktu itu tidak begitu top untuk kaum adam, yang lebih memilih jurusan tehnik. Menjadi minoritas membuat tali persaudaran begitu kuat, tak disangsikan, silahkan tanya kepada teman-teman kita di negeri orang yang sedang menuntut ilmu. Banyak cerita tak terperi, yang tergores pada kurun waktu hanya tiga tahun. Sungguh waktu yang singkat untuk kenangan yang tersimpan begitu lama. Mereka mampu menyembunyikan kisah menyayat hati dengan senyuman khas remaja yang hendak meraih cita-cita, dan akhirnya cita-cita tidak tidak pernah terwujud. Apa yang diharapkan orang tuaku terhadapku sama dengan apa yang aku harapkan dengan anaku saat ini, meraih cita-cita setinggi mungkin, walau hati kecilku takut kalau anakku berubah menjadi aku saat ini dan menyimpan harapan berikutnya pada anaknya...tidak pernah berkesudahan akhirnya kata Sugianto terakhir kali bertemu sekitar dua tahun yang lalu. Hari ini entah mengapa, saya malas membaca buku-buku yang menorehkan kisah-kisah sedih yang berakhir bahagia, mungkin tidak ada yang mau menulis buku yang berakhir sedih juga karena siapa yang mau membaca ? bisa jadi pembaca merasa tidak ada harapan disana, selain curahan perasaan semata. Tapi kenyataan juga sering berkaca pada mimpi yang tidak pernah menjadi nyata, yang tersimpan dibuku-buku hati dan terkunci mati disana Dari www.sebuahtitik.blogspot.com
[keluarga-islam] Cangkir Yang Tidak Pernah Penuh
Cangkir Yang Tidak Pernah Penuh Ibarat air laut bangsa ini terus beriak, gelombang air atau arus pasang surut selalu membuat air tidak pernah tenang. Kapal-kapal yang semestinya dinaungi, suatu saat dihempaskan. Teriakan minta tolong dari awak kapal dikalahkan dengan deru ombak, yang menggulung dan meluluh lantakkan semua armada. Bangsa ini bangsa besar, harus pula dinaungi oleh orang-orang berjiwa besar, jika tidak amarah langit akan menenggelamkan bangsa ini. Sore itu Pak Kusnadi yang telah lama pindah singgah di pos RW sewaktu akan diadakan rapat pembentukan panitia sunatan massal. Selain dari karang taruna dan dari RT sunatan massal tersebut juga melibatkan dari remaja masjid. Pada pos RW tersebut terdapat televisi berukuran duapuluh sembilan inchi yang menyiarkan berita sore. Sudah hampir empat tahun sejak pindah ternyata kemajuan Pak Kusnadi lumayan pesat nih kata ketua RT sembilan Pak Hartono tempat dahulu Pak Kusnadi bermukim. Ya ada saat-saa dibawah ada saat diatas, hidup ini selalu berputar, benarkan pak jawab Pak Kusnadi. Berita sore itu menayangkan penangkapan pejabat yang terkena kasus pidana korupsi. Tapi roda berputar saya masih dibawah roda koruptor itu pak kata Pak Kusnadi meneruskan jawabannya artinya seterpuruk apapun dia simpanannya jauh lebih banyak dari saya yang saat-saat ini diatas menurut ukuran kita. Yang lain hanya mangut-mangut ya jangan disamakanlah roda traktor dengan roda pedati kata Pak RW bercanda. Istilah roda selalu berputar sering gunakan orang untuk menggambarkan ritme kehidupan yang selalu berubah, walaupun variasi roda bisa berbeda baik ukuran maupun lokasi, seperti perbedaan berputarnya roda atas dan roda bawah, artinya posisi terbawah dari roda atas adalah posisi teratas dari roda bawah. Allah memang menciptakan tatanan kehidupan demikian rapi seperti tautan gir dalam mesin yang saling berputar satu sama lain untuk bisa menghidupkan mesin. Seorang teman dalam rapat tersebut tidak setuju dengan pengistilahan roda ini karena menurut dia jika kita mau berusa sekuat tenaga maka kita bisa mencapai sama seperti yang telah dicapai oleh orang lain, termasuk sama seperti para konglomerat yang ada di negara ini. Pak RW yang paling senior, paling tidak dalam jabatan mulai ikut memberikan pendapat. Setiap manusia itu telah di berikan jatah rezeki oleh Allah , ibarat cangkir, ukuran cangkir setiap orang berbeda satu sama lain. Usaha manusia adalah untuk mengisi cangkir itu dan bukan menggantinya, karena tidak ada yang tahu ukuran cangkir masing-masing selain Allah Subhanahu wata'ala. Ada cangkir yang tidak pernah penuh karena dia tidak mau berusaha, tetapi ada juga cangkir yang luber, artinya dia membagi-bagikan hartanya kebawah walaupun bisa jadi bagi orang tertentu ukuran cangkirnya tidak begitu besar. Ada juga yang ukuran cangkirnya begitu besar sampai-sampai dia menghabiskan hidupnya hanya untuk mengisi cangkir tersebut tanpa pernah sempat membagi-bagikan kepada yg lain. Salam David
[keluarga-islam] Tidak Nyambung (intermezzo)
Tidak Nyambung Kembali fikiran terbang kemasa delapan belas tahun yang lalu, masa-masa sekolah. Kata orang masa itu adalah masa yang paling indah, mungkin ada benarnya juga karena disana ada persahabatan, cerita cinta dan lainnya yang susah untuk dilupakan. Goresan tinta takdir memang membuatku terdampar di suatu sekolah yang tidak ada dalam rekayasa cita-citaku yang melulu berhubungan dengan lukis melukis atau desain yang aneh-aneh lewat grafis komputer ( padahal waktu itu komputer grafis belum banyak beredar dimasyarakat umum selain aplikasi wordstar, lotus123, dan DBaseIII). Walaupun kelas berpenghuni hampir empat puluh orang tetapi kaum adam yang hidup bergerombol sebagai kaum minoritas dikelasku hanya berjumlah tujuh kepala sewaktu kelas satu, menjadi enam kepala sewaktu kelas dua dan berakhir di lima kepala sewaktu kelas tiga, benar-benar termarginalkan. Proses menghilangnya temanku satu persatu bukan karena tidak naik kelas tetapi karena menggelapkan uang sekolah dan memalsukan tandatangan dan stempel bagian administrasi. Sebuah kejahatan terencana, cikal bakal korupsi yang waktu itu belum negtop seperti sekarang. Sebagai kaum minoritas, kebersamaan memang sangatlah penting terutama karena empat diantara kelima orang tersebut adalah 'fresh urban' atau anak perantauan yang hidup tanpa orang tua ditanah pengharapan dan yang satu lagi walupun sama-sama urban tapi sudah dia sudah tidak fresh lagi dan orang tuanya komplit menemaninya setiap hari , orang yang satu itu ya aku ini. Seminggu sebelum ujian, kami memutuskan untuk jalan-jalan keancol dengan dana yang minim, maklum semua anak pekerja yang meliburkan diri sebelum pertempuran dimulai. Sesampai di ancol semua terlihat letih dan berusaha mencari tempat beristirahat dan ketemu. Sepuluh menit kemudian datang seorang petugas menegur kami Mas apa tidak melihat tanda larangan di papan ini kata petugas tadi , dengan mata agak melotot Loh emang bapak tidak bisa baca pake nanya kami segala kata Sugianto merasa tidak bersalah Loh kok jadi galakan kamu, udh jelas salah, lihat dan baca DILARANG MENGINJAK RUMPUT seru pak petugas mulai naik darah. Itu bapak bisa baca, kan bapak tahu kami tidak sedang menginjak rumput tapi kami sedang tidur diatas rumput kata Sugianto sambil cengengesan. Posting 18/02/09 di www.sebuahtitik.blogspot.com dengan judul Cerita Lama
[keluarga-islam] Memaknai Nama
Memaknai Nama Ayo lari geng cari tempat berteduh, siapa tahu hujannya makin deras kata saya kepada Ugeng sepulang dari rumah saudara di kota Bogor. Kota ini memang cukup dekat dari Jakarta, karena itulah salah satu tempat wisatanya yaitu kawasan puncak selalu ramai dikunjungi oleh orang dari Jakarta. Negara kita memang di anugahkan oleh Allah tanah yang subur dan indah, yang jika dikelola dengan baik bisa mendatangkan devisa yang tidak sedikit bagi negara. Untuk kawasan Jabodetabek, maka Bogor adalah primadona wisata alam, selain dekat kawasan ini masih bisa di golongkan dalam kategori tempat yang sejuk meskipun belakangan ini kesejukan itu mulai berkurang. Rumah saudara Ugeng ada di sekitar Cidahu, beberapa kilometer dari Ciawi menuju Sukabumi. Sudah menunggu beberapa lama angkutan yang kosong belum ditemui sedangkan gerimis perlahan-lahan mulai membasahi pakaian. Kami menjauh dari jalan raya menuju ke perumahan penduduk untuk mencari tempat berteduh. Ditengah pemukiman berdiri masjid cukup indah dan itulah tempat terbaik untuk berteduh. Assalamu'alaikum, kehujanan kang, ayo masuk kedalam kata seorang pemuda. Ternyata waktu itu sedang ada kajian hadist oleh seorang ustadz yang berpenampilan mirip syaikh dari temur tengah, sangat berwibawa. Ada sekitar dua puluh peserta yang mengikuti kajian. Hujan turun dengan deras, dan waktu kami tidak sia-sia karena ada ilmu yang bisa di petik di masjid tersebut. Setelah selesai mengikuti pengajian hujan mulai reda, kami sempat berkenalan dengan beberapa jama'ah. Di sini rupanya banyak arab melayu bisik Ugeng kepada saya, karena hampir semua nama mereka berbau timur tengah. Abu Sulaiman, Muhammad Hamim, Salman Alfarisi, Abu Fatoni, Ummu Hurairoh, Ummu Zahrah, Zainuddin albantani. Selidik melalui pertanyaan yang bersahabat, ternyata banyak yang memang dengan sengaja mengganti nama, mencari keberkahan kata salah seorang, sedangkan yang lain mengatakan nama adalah sebuah doa dan banyak alasan lain yang membuat saya seperti nampak tersudut di pintu agama, anda tahulah nama saya, plesetan kaum nasrani terhadap nabi Daud kata mereka. Saya hanya tersenyum dan Ugeng buru-buru keluar takut namanya diartikan macam-macam. Didalam angkot seorang anak membawa keranjang belanjaan buat dagangan esok hari katanya. Saya bertanya siapa namanya Nama saya Sukarno, kata ayah, saya harus hebat seperti presiden sahut anak tersebut. Ternyata ada tersembunyi harapan orang tuanya terhadap nama anak tersebut. Dan hampir semua orang tua pastilah seperti itu memberikan nama yang terbaik buat anaknya, yang mungkin dimaknai secara sempit bagi orang lain. Walaupun pepatah mengatakan apalah arti sebuah nama tetapi tanpa nama seseorang tidak akan pernah bisa berarti. Suatu hari kami menanyakan hal ini kepada Ustad Najib, Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali bukanlah nama nabi, dan nama itu tidak pernah menjadi apa-apa sebelum mereka masuk Islam, Perbuatan merekalah yang menjadikan nama mereka berarti, orang yang meniru nama mereka sebenarnya ingin meniru perbuatan mereka, yang kemudian dijawantahkan lewat nama. Nama Ibrahim bukanlah siapa-siapa sampai Allah menyematkan nama tersebut kepada NabiNya. Sukarno bukanlah siapa-siapa sampai dia memperjuangkan namanya menjadi orang nomor satu dinegeri ini, demikian juga tokoh-tokoh hebat lainnya, dan tidak pernah ada orang hebat karena meniru nama orang lain, tidak dimata masyarakat tidak juga dimata Allah selain amal perbuatannya. Salam David www.sebuahtitik.blogspot.com
[keluarga-islam] Informasi Yang Dhoif
Informasi Yang Dhoif Ada dua manfaat yang bisa diambil dari orang lain , kata Ustadz Abbas didalam sebuah kajian ba'da maghrib. Yang pertama adalah jika kita melihat kesalahan orang lain maka jadikanlah itu sebagai contoh agar kita terhindar dari kesalahan yang sama, sambil menarik nafas cukup dalam, kemudian dia melanjutkan Yang kedua adalah jika kita melihat kebaikan orang lain maka hal itu bisa dijadikan sebagai contoh untuk melakukan hal yang sama Ustadz Abbas diam sejenak Tidak ada manusia yang selamanya benar, dan tidak ada juga manusia yang selamanya salah, karena itulah mengapa ada yang dinamakan dengan pembelajaran, yaitu belajar dalam memaknai sesuatu Beberapa tahun yang lalu ketika berkunjung kerumah saudara seorang teman di daerah jasinga Bogor, kebetulan teman tersebut telah sampai duluan sedangkan saya dan seorang teman lain menyusul belakangan dan tersasar, kami bertemu dengan seorang bapak untuk menanyakan lokasi desa yang dimaksud. Saat itu cuma ada tiga orang pria sedangkan pemukiman warga sangat jarang di temui karena masih termasuk daerah terpencil. Orang pertama adalah bapak yang akan kami tanya dan yang dua orang lagi sedang mempersiapkan padi yang hendak di bawa pulang karena waktu itu sudah mendekati maghrib. Saya pernah dengar nama tempatnya tapi kurang tahu arah kesana karena saya lebih lama di kota Jasinga dikampung sini de kata bapak itu kepada kami Coba adek tanya sama yang dua orang itu karena mereka sering berpergian dari satu desa kedesa lain yah masih desa-desa sekitar sini sih karena mereka jadi pedagang keramik dari tanah liat kalo musim panen belum tiba kata bapak tersebut melanjutkan. Jalan didepan ada persimpangan , jika salah arah maka akan mundur jauh kebelakang dan memakan waktu, apalagi hari menjelang maghrib dan mencari alternatif tempat bertanya sangat sulit bererati harus mundur kedesa sebelumnya. Kesalahan kami adalah tidak mulai bertanya pada desa pertama yang ditemui karena merasa jalan hanya satu arah , dan ketika mengetahui bahwa didepan ada persimpangan sedangkan dikiri kanan hanya sawah dan hutan maka harapan satu-satunya tinggal dua orang pemuda yang dimaksud oleh si bapak ini. Cuma ada satu masalah dek terhadap dua orang ini, yang memakai topi orangnya suka berbohong yang satu lagi orangnya sangat pelupa, semua saya serahkan kepada adik saja buat memutuskan kata bapak tersebut sambil permisi pergi meninggalkan kami. Yang satu suka berbohong dan yang satu pelupa, kalau dalam hadist maka kedua informasi orang ini bernilai dhoif, sah dan tidak diragukan lagi kedhoifannya. Sewaktu kami bertanya kepada keduanya mereka menunjuk pada arah yang berlawanan, lengkap sudah mesalah. Apakah pembohong selamanya berbohong dan apakah sipelupa bererati tidak pernah ingat, tentu tidak seperti itu, tetapi pertanyaannya saat ini mereka seperti itu atau tidak ? saya dan teman jadi berdebat sendiri. Teman lebih suka memilih si pelupa karena ada kemungkinan dia tidak lupa saat itu, sedangkan saya lebih memilih perkataan si pembohong menurut bapak tersebut karena saya beranggapan apa manfaatnya dia membohongi kami. Akhirnya teman setuju dengan pendapat saya dan Alhamdulillah ternyata arah yang kami tuju benar. Beberapa waktu yang lalu sewaktu kajian hadist , saya bertanya kepada ustadz yang mengajar apakah ada kemungkinan hadist dhoif yang berasal dari rawi yang nilai suka berbohong adalah hadist yang benar, ustadz tersebunt hanya tersenyum kemungkinan selalu ada tetapi kemungkinan itu ditinggalkan dalam pengambilan hukum, sedangkan untuk fadhilah amal imam Nawawi membolehkan jawab Ustadz tersebut denagn bijaksana Loh kalau ada riwayat yang sahih untuk bisa diamalkan kenapa mesti mencari-cari yang dhoif kata salah satu peserta pengajian. Prasangka seperti itu kurang bijak karena tidak ada satu orang ulama pun yang dengan sengaja mencari-cari hadist dhoif untuk diamalkan, tetapi hadist itu telah beredar dan diamalkan , dan kemudian hari baru diketahui bahwa hadist itu dhoif , tetapi karena hanya bersifat amaliyah ada ulama yang membolehkan , itulah yang dimaksud dengan membolehkan bukan mencari-cari kemudian melegalkan, itu hanya prasangka sebagian saudara kita kata Ustadz tersebut. Selesai pengajian teman berucap Ciri khas manusia kadang disalahkan , kadang menyalahkan, kadang dinilai buruk tetapi lebih sering menilai buruk orang lain, kadang merasa salah tetapi lebih sering merasa benar, pengen dipercaya tapi susah mempercayai orang lain. yah itulah kelebihan manusia dibanding mahluk Allah yang lain. Salam David www.sebuahtitik.blogspot.com
[keluarga-islam] Sinyal Yang Tidak Pernah Putus
Sinyal Yang Tidak Pernah Putus Hujan gerimis membasahi jalan, waktu menunjukan pukul lima lewat empat puluh lima menit, sebentar lagi adzan maghrib segera terdengar. Biasanya bulan ini telah memasuki musim kemarau, tetapi belakangan ini musim seperti sudah tidak teratur lagi. Ada yang mengatakan ini adalah akibat dari pemanasan global. Pada malam hari jakarta mungkin telah mengkonsumsi beberapa juta megawatt agar masyarakatnya leluasa beraktifitas, tidak hanya dirumah, tapi di pabrik-pabrik dan tempat-tempat hiburan malam, hiburannya para kaum hedonis yang dimanjakan Allah dengan uang. Terkadang saya heran mengapa dalam hal yang satu itu Allah sangat menyayangi mereka, teman mengatakan itu adalah istidraj Allah Subhanahu wata'ala kepada mereka, tetapi saya pribadi lebih menganggap itu adalah wujud kasih sayang Allah kepada mereka, soalnya hati kecil saya gak mau jadi seperti anggapan para penceramah yaitu senang melihat orang susah dan susah melihat orang senang , ketika kaum hedonis diberikan kesenangan kita bilang mereka kena istdiraj , tetapi ketika mereka mendapat musibah maka kita bilang mendapat peringatan atau laknat Allah. Ya terserahlah karena hanya Allah yang maha tahu, tapi hati-hati, soalnya hati kecil kita tidak bisa di bohongi bahwa mungkin saja ada selipan rasa iri disetiap penilaian kita. Baru pulang mas Yanto ? kata saya ketika berpapasan dengan tetangga sewaktu hendak menunaikan sholat maghrib di masjid. Iya lagi banyak kerjaan nih, bukankah bekerja itu juga ibadahkan mas David katanya seperti menjelaskan mengapa dia datang terlambat, ya sudah kalo sempat langsung nyusul aja ke masjid mas Yanto, ayo duluan kata saya bergegas meneruskan perjalanan. Ada yang menjadi pertanyaan yaitu bekerja seperti apa yang dinilai sebagai ibadah, dan tidak sedikit yang menjadikan alasan ini untuk terus larut dalam pekerjaannya. Segala pekerjaan yang baik yang diniatkan karena Allah semata maka adalah bernilai ibadah, tapi benarkah setiap hari kita berangkat kerja kita telah berniat karena Allah, atau mungkin ada yang beranggapan bahwa bekerja mencari nafkah untuk keluarga otomatis dinilai sebagai ibadah walau tidak didahului oleh niat ? padahal semua amal ibadah tergantung dengan niatnya, mungkin malah sudah banyak yang hafal bunyi dalilnya sehingga tidak benar semua pekerjaan bernilai ibadah jika tidak didahului oleh niat, sama seperti ibadah mahdhoh lainnya. Jika kita setiap memulai sesuatu diniatkan karena Allah sambil membaca bismillah, maka bisa diartikan pekerjaan tersebut bernilai sebagai pengingat kepada Allah atau dzikrullah, inilah yang diartikan dengan selalu berdzikir setiap saat, sehingga tidak hanya bermakna sempit yaitu sekedar mendawamkan dzikir baik dihati maupun dilisan walaupun itu memang sebaik-baiknya dzikir disamping membaca Al Qur'an tentunya. Pembiasaan ini akan menyebabkan kita seperti selalu merasa nyambung, ibarat handphone sinyalnya selalu ada dan tidak pernah terputus sehingga kapanpun bisa dihubungi, lewat ilham dan menghubungi lewat do'a Salam David www.sebuahtitik.blogspot.com
[keluarga-islam] Rintihan Tanpa Suara
Rintihan Tanpa Suara Barang langka mahal harganya. Semakin unik suatu barang semakin tinggi nilainya. Tapi berhenti dulu , kedua kalimat tadi mungkin tidak bisa 'diamini' semua orang selain yang memang menyukai kelangkaan dan keunikan apalagi jika dipersempit hanya pada benda . Namun demikian secara umum kelangkaan dan keunikan pasti akan menyedot perhatian orang banyak. Di kota besar seperti Jakarta, silaturahmi dengan kerabat, saudara atau teman lama juga bisa merupakan suatu kelangkaan, mungkin hanya lebaran yang mampu membuka arah jalan kesana sedangkan diluar itu sangat susah. Adapun kejadian atau kegiatan yang bisa mengumpulkan kerabat atau teman diluar hari raya misalnya acara arisan, pernikahan, pengajian dan ta'ziah atau menjenguk kerabat kita yang meninggal dunia. Dua bulan yang lalu sewaktu ibu saya meninggal dunia, setelah diamanah Allah kanker di kepalanya selama dua tahun, saya bertemu dengan banyak kerabat yang pada hari biasa belum tentu bisa terwujud. Bahkan ada yang datang dari kampung walaupun belum pernah menginjakan kaki di Jakarta, namun tetap dilakukan untuk memberikan penghormatan terakhir untuk almarhumah ibu. Suatu saat saudara tersebut bertanya mengapa banyak sekali pengemis yang ditemuinya dipersimpangan jalan sejak dari bandara sampai kerumah. Dia bahkan berseloroh Fakir miskin ada dimana-mana tetapi pengemis hanya ada di Jakarta. Saya harus mengakui di kampung saya memang banyak fakir miskin tetapi tidak ada yang sudi jadi pengemis. Tiga puluh tahun yang lalu, teman yang merupakan tetangga di kampung ditinggal mati oleh ayahnya sedangkan adik-adiknya yang berjumlah dua orang masih kecil-kecil. Teman tersebut berumur lima tahun sedangkan kakaknya berumur tujuh tahun. Keduanya bekerja sebagai buruh di pelabuhan, mengangkut ikan yang datang yang dibawa oleh nelayan. Ibunya bekerja sebagai tukang cuci pakaian di rumah tetangga sekitarnya, padahal tetangga sekitar juga bekerja sebagai nelayan dan pedagang. Dipasar-pasar anak-anak meninggalkan bangku sekolah agar bisa mencari nafkah sebagai kuli angkut barang dari dalam pasar ke tukang becak didepan pasar tersebut bahkan tidak jarang tukang becak tersebut adalah ayahnya. Mereka seperti tidak mengenal kata 'meminta-minta'. Fakir miskin belum tentu jadi pengemis dan pengemis belum tentu hidup dalam kemiskinan. Didalam Al Qur'an kita diminta untuk menyantuni fakir miskin , memang tidak pernah ada kata-kata menyantuni pengemis tetapi itu juga tidak menjadi alasan untuk mengabaikan mereka. Diluar kewajiban kita untuk memberi kepada siapapun tanpa mempertanyakan status yang meminta, kita harus mampu memaknai bahwa menjadi fakir miskin mungkin sudah sebuah ketentuan tetapi menjadi pengemis merupakan suatu pilihan. Diluar sana banyak tangan-tangan yang tidak mau menengadah kecuali kepada tuhannya sampai izrail menyapa mereka. Kita dipaksa oleh Allah untuk mencari rintihan tanpa suara tersebut dan tidak menjadikan keheningan mereka sebagai alasan untuk tidak memberi. Jika yang menengadah tangan didepan mata kita bisa terabaikan, lalu bagaimana caranya agar kita bisa perduli pada yang hanya mau mengepalkan tangan meremas perutnya yang telah lama tidak terisi. Salam David www.sebuahtitik.blogspot.com
[keluarga-islam] Terlena Dengan Proses
Terlena Dengan Proses Bagaimana cara mendapatkan pencerahan yah, agar aku bisa menjemput hidayah Allah tanya seorang teman kepada saya ketika berkunjung kerumah beberapa waktu yang lalu. Memang yang tercerahkan itu yang seperti apa tanya saya balik kepadanya berusaha menyamakan persepsi. Teman tersebut hanya diam saja. Belum tentu juga semua yang berusaha mencari hidayah Allah itu telah tercerahkan. kata saya melanjutkan, karena saya sendiri mungkin terdaftar sebagai salah satu diantara ribuan para pencari tersebut. Beberapa hari kemudian saya mengajaknya ke toko buku Wali Songo, toko buku Islam di daerah senen, Jakarta Pusat. Sebentar lagi kita akan melihat bagaimana posisi yang sedang mencari tetapi belum tercerahkan dan yang berusaha mendapatkan hidayah yang sesungguhnya kata saya sebelum memasuki toko tersebut. Hampir satu jam kami disana dan teman tersebut larut dalam buku-buku yang dibacanya sampai terdengar suara adzan yang menandakan waktu sholat zuhur telah tiba. Walaupun suara adzan sudah tidak terdengar tetapi teman tersebut masih larut dalam buku-buku disekitarnya. Sekarang kamu tahu perbedaan antara sekedar pencari hidayah tetapi belum tercerahkan dengan yang sudah kata saya mengagetkannya. Yang bersegera melaksanakan sholatlah sebenarnya mencari ketempat yang hakiki kata saya kepadanya dan kami melihat disekeliling ternyata masih banyak yang disibukan dengan buku. Seringkali kita terjebak dengan proses sampai melupakan tujuan dari proses tersebut. Kita ingin menjadi orang yang bertaqwa tetapi proses mencapainya sering jauh dai sifat ketaqwaan. Kita bekerja keras karena ingin membahagiakan keluarga tetapi terkadang pekerjaan kita justru telah menelantarkan keluarga. Kita bisa mengerti bahwa yang terpenting dari suatu hasil adalah prosesnya, namun melupakan tujuan dari proses adalah suatu kesia-siaan. Salam David www.sebuahtitik.blogspot.com
[keluarga-islam] Semua Bisa Berpendapat
Semua Bisa Berpendapat Belakangan ini buku-buku islam sangat membanjir di toko buku. Minat baca masyarakat begitu meningkat, dan hal inipun tidak sia-siakan oleh para penulis maupun penerbit. Mulai dari buku-buku baru maupun buku lama yang dicetak kembali telah bertengger diatas rak buku menunggu pembaca menghampirinya. Belakangan ini saya baru tahu kalau penerbit juga ada yang sektarian. Dideretan buku-buku islam seseorang berbicara dengan temannya dengan nada setengah berbisik kalau mau beli buku lihat penerbitnya dulu, kalau mau aman pake penerbit yang ini saja , soalnya jauh dari perkara-perkara bid'ah, dan penulisnya semuanya ahlussunnah katanya kepada temannya dan di iyakan oleh temannya tersebut. Dideretan tafsir masih terlihat Al Misbagh karangannya pak Quraish Sihab, Al Azhar karangan Buya Hamka, belum lagi tulisan dari ulama dulu seperti tafsir ibnu katsir, fi zilalil Qur'an, Al Manar, dan lain sebagainya. Untuk tafsir-tafsir luar memang tidak semua toko buku memajangnya pada 'rack display'. Buku-buku syariah dan muamalah bertebaran dengan berbagai versi dideretan lain yang banyak disambangi oleh para remaja dan beberapa orang dewasa. Bisa dikatakan bahwa buku-buku yang terhidang adalah kumpulan pendapat para penulis terhadap satu sumber yaitu Al Qur'an dan Assunnah. Kok bisa beda yah. Jika ada sepuluh orang ulama yang berguru pada satu orang yang sama dan mengambil pada sumber yang sama yaitu Al Qur'an dan Hadist Rasulullah, mengapa pendapat mereka bisa berlainan, dan anehnya ada saja orang yang fanatik pada salah satu diantara mereka. Kita bisa membuat pemetaan pada pola berfikir kita. Diantara sepuluh ulama yang kita anggap mempunyai ilmu yang sama, pastilah hanya satu yang kita merasa cocok dengan pendapatnya walaupun kita tetap menyukai dan menghormati yang lain, mengapa begitu ? Allah menciptakan pola berfikir setiap orang berbeda dengan yang lain, hal ini juga bersinggungan dengan masalah suka atau tidak suka, sama seperti berbedanya selera humor setiap orang. Bisa jadi tulisan saya ini juga dianggap sampah bagi sebagian orang dan ini adalah hal yang wajar. Kumpulan memori atau file dalam otak kita yang membentuk pola tersebut. Seseorang yang sehari-harinya berkutat pada masalah ekonomi dan keuangan maka ada kemungkinan ketika berbicara dalam konteks islam maka lebih besar titik dominasi muamalah ketimbang syariah, kalaupun ada syariahnya maka orientasi pastilah menuju ke arah muamalah seperti perbankan syariah, asuransi syariah dan sebagainya. Untuk substansi akherat saja beberapa penulis berjalan pada arah yang berbeda-beda, Ada yang memfokuskan pada pembersihan diri, ada yang fokus pada peningkatan amal ibadah, ada yang fokus pada membersihkan amal ibadah. Dan untuk amal ibadah saja terpecah lagi menjadi beberapa sub bagian, bahkan ada ustadz yang berhasil fokus dan meraih massa pada sub ini seperti ada ustadz terkenal dengan dzikirnya , ada juga yang terkenal dengan fadilah sedekahnya. Jika ada pertanyaan apakah yang menyukai dzikir tidak suka bersedekah ? Tentu saja konteksnya tidak seperti itu karena ini adalah masalah prefer dalam istilah bahasa asingnya, atau kecenderungan. Dalam matematika Kita bisa membuat metode substitusi untuk bisa mendapatkan polanya. Lalu yang mana yang paling benar ? itulah masalahnya sampai saat ini kita belum pernah mendengar ada orang atau kelompok merasa paling salah, pasti kebalikannya. Jika sudah seperti itu pendapat anda sajalah yang benar paling tidak bagi diri anda sendiri tentunya. Salam David www.sebuahtitik.blogspot.com
[keluarga-islam] Kemegahan Masjid
Kemegahan Masjid Untuk para pebisnis bertandang dari satu perusahaan ke perusahaan lain atau dari satu gedung ke gedung lain adalah hal yang biasa, sama seperti biasanya para salesman yang menawarkan produknya dari pintu kepintu atau sama seperti biasanya seorang sopir taksi berpindah dari satu lokasi kelokasi lain. Dalam satu hari kita mungkin bisa mengunjungi sepuluh tempat dalam rangka mencari nafkah atau sekedar bersilaturahim. Bisa jadi salah satu relaksasi mata adalah mengunjungi tempat yang belum pernah di kunjungi sebelumnya dan untuk hal ini tentu tempat favorit setiap orang berbeda dengan yang lain. Saya selalu kagum dengan kemegahan masjid-masjid di Jakarta yang di balut dengan ornamen-ornamen khas timur tengah bahkan ada juga yang mirip gaya romawi. Selalu saja ada dana untuk membangun tempat peribadatan tersebut, bagaimana kalau tidak ada, ya harus diadakan, walaupun caranya harus turun kelapangan bersaing dengan pengemis pinggir jalan. Dan sewaktu masjid telah berdiri megah, maka giliran pengemislah yang pada acara-acara tertentu menempati sisi-sisi masjid. Beberapa waktu yang lalu, saya bersama teman berkunjung kerumah teman sekolah didaerah Tanah Abang , sewaktu masuk waktu zuhur kami menyempatkan sholat di salah satu masjid tertua di jakarta tersebut yang lokasinya berada di samping pasar tanah abang. Masjid tersebut tidak pernah sepi dari pengunjung baik itu penduduk lokal, pedagang, pembeli maupun pejalan yang sedang mampir. Penduduk setempat menyebutnya tempat yang barokah. Kalau mau jujur selain hari jum'at, taraweh di bulan Ramadhan dan sholat ied maka ruangan masjid paling banyak hanya terisi tiga shaf. Saat ini kemauan membangun masjid tidak di imbangi dengan kemauan meramaikannya, memakmurkannya. Pembangunan masjid tersebutpun tidak lepas dari perhitungan laba rugi, dimana para penyumbang berharap mendapatkan pahala yang besar selama masjid tersebut tetap berdiri walau pada akhirnya tidak ada lagi yang mau berdiri didalamnya tidak terkecuali para penyumbang itu sendiri. Renungan Pendek, Jakarta 11/05/09
[keluarga-islam] Pusat Kesadaran
Pusat Kesadaran Didalam Islam ada tiga kategori orang yang tidak atau belum terkena dosa ketika melakukan sesuatu yang dilarang agama, yaitu anak yang belum sampai akil balig, orang yang tertidur atau tidak sadarkan diri, dan orang yang tidak waras atau gila. Diantara ketiga kategori tersebut, yang paling sering di qiaskan adalah yang kedua yaitu orang yang tertidur atau tidak sadarkan diri makna tersebut diperluas menjadi orang yang belum tahu atau pengetahuan belum sampai kepadanya mengenai keharaman perbuatan yang dilakukannya. Kita bisa menyederhanakan dalam penyebutannya menjadi perbuatan yang tidak disengaja. Kita buat studi kasus. Ketika saya sedang mengendarai sepeda motor dijalan raya , tiba-tiba seorang anak berusia empat tahun menyebrang jalan tanpa memperhatikan sekelilingnya, secara tidak sengaja saya menabrak anak tersebut dan meninggal dunia ditempat karena tidak sempat memberhentikan sepeda motor tersebut. Dari kasus tersebut ada dua hukum yang akan kita jalani yaitu hukum publik atau masyarakat dan hukum agama. Pertanyaannya adalah pertanggung jawaban apa yang mesti saya lakukan ? Didalam masyrakat ada hukum yang tersembunyi , hukum itu bisa jadi diluar koridor agama dan negara. Seperti ada orang gila yang dipukuli massa karena dianggap mencuri pakaian yang sedang dijemur, pada saat ditemukan orang gila tersebut memang tidak berpakaian sama sekali dan pakaian yang dicuri hanya untuk di usap-usapkan kemuka bukan untuk dikenakan. Pertanyaannya adalah jika masyarakat itu tahu dia orang gila dan masih memukulinya, sekarang yang kurang waras siapa ? yang berdosa apakah yang mencuri pakaian atau yang memukul si pencuri ? Pengetahuan seseorang bisa tertutupi oleh dua hal yaitu sesuatu yang tanpa sengaja seperti tertidur atau pingsan atau tidak sadar dan yang kedua pengetahuannya atau keasadarannya tertutupi oleh hawa nafsu didadanya seperti rasa marah, iri, dengki, birahi, putus asa, dendam dan lain sebagainya. Tentu saja cerita saat itu bukanlagi masalah pintar atau bodoh, ustadz atau selebriti, tetapi lebih pada masalah keimanan. Salam David www.sebuahtitik.blogspot.com
[keluarga-islam] Masalah Suka Atau Tidak Suka
Masalah Suka Atau Tidak Suka Tradisi pengajian di kampung atau pedesaan biasanya dilaksanakan pada malam jum'at, kebiasaan tersebut juga telah memasuki kota-kota besar seperti Jakarta. Tetapi tidak semua tempat memiliki jadwal seperti itu, ada juga yang dilakukan pada malam lain tetapi memang jarang yang dilakukan pada malam minggu kecuali yang bersifat massal atau paling tidak berkelanjutan sampai qiamul lail. dan diteruskan dengan sholat shubuh berjama'ah. Tetapi pengajian seperti itu juga tidak menjadi rutinitas mingguan, mungkin hanya bulanan atau triwulan atau bahkan tahunan. Apapun bentuk pengajiannya, tentulah semua diperuntukan bagi peningkatan kualitas ilmu dan ahlak jama'ah. Untuk masalah taddabur Qur'an kami biasanya merapat pada sisi ustadz Abbas setiap malam rabu, tidak banyak memang, hanya beberapa gelintir manusia yang terlihat, gak tahu juga kalo ada mahluk lain yang ikut serta. Kebiasaan melihat sebelah mata dengan hanya memilih mengaji pada ustadz-ustadz tertentu banyak ditemui justru pada para pemuda dan pemula. Sifat idealisme yang ada pada diri mereka mungkin turut andil dalam memilih ustadz yang disesuaikan dengan selera, bak menu makanan cepat saji. Jika demikian halnya maka munculnya ustadz-ustadz instant juga tidak bisa disalahkan, karena sama-sama kita maklumi bahwa dimana ada permintaan disana ada penawaran. gak usah kesanalah, Qur'an dan hadistnya ditelan mentah-mentah gak di kaji secara mendalam kata seorang teman ketika kami hendak mencari alternatif pengajian lain diluar malam rabu. Taunya gak dikaji secara mendalam dari mana? tanya saya. Kita bisa mengukur sesuatu jika kita mengetahui standarisasi ukuran, jika tidak itu sama seperti bualan. apakah kamu tahu yang lebih dalam dari yang mereka kaji sehingga bisa berkesimpulan seperti itu atau hanya tidak setuju dengan kesimpulan mereka sehingga menganggap mereka kurang dalam ? saya meneruskan pertanyaan kepada rekan saya tersebut. Dia hanya cengengesan gak tau juga cuma gak suka saja dengan penyampaiannya sahut teman tersebut semakin memperjelas pokok permasalahannya. Suka atau tidak suka memang sangat mempengaruhi predikat layak atau tidak layak seseorang dimata yang menilai. Kecintaannya terhadap pengajiannya bisa membuat pengajian lain tampak buruk dimatanya. Walaupun sudah sering kita dengar, bahkan berkali-kali kita kaji bahwa seluruh apa yang telah kita pelajari harus merubah ahlak kita menjadi lebih baik walaupun kita akan dianggap lebih bodoh oleh orang lain. Manfaat terbaik yang bisa diambil dari sebuah pohon adalah buah dan daunnya bukan hanya keindahan bentuknya. Salam David www.sebuahtitik.blogspot.com
[keluarga-islam] Relatifitas Potensi Diri
Relatifitas Potensi Diri Banyak segmen kehidupan didunia ini yang bersifat relatif sehingga tidak salah juga jika banyak orang yang mengagung-agungkan teori relatifitas Einstain walaupun dalam aspek yang berbeda. Meskipun besar tenaga yang pergunakan sama, namun hasilnya bisa berbeda jika tenaga tersebut dimanfaatkan pada tempat atau pekerjaan yang berbeda seperti petani dan nelayan, atau buruh dan tukang becak atau staf pembelian dan staf penjualan, atau mentri dan mantri. Yang terakhir itu tidak usah diperhitungkan karena volume pekerjaannya jelas berbeda. Maksudnya adalah prestasi seorang petani tidak layak dibandingkan dengan prestasi seorang nelayan, karena nilai usaha nelayan lebih adil jika dibandingkan dengan nelayan yang lain. Dalam format yang berbeda saya pernah menulis artikel tentang nilai tolak ukur usaha kita terhadap suatu potensi yang di amanahkan Allah kepada kita misalnya seseorang yang diamanahkan Allah ilmu seratus tetapi hanya mengamalkan sepuluh tidak berbeda dengan seseorang yang diamanahkan Allah ilmu sepuluh dan hanya mengamalkan satu ilmu, karena keduanya hanya mengamalkan sepersepuluh dari nilai potensi yang di berikan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'alaa kepada mereka. Lalu apakah pemberian potensi itu merupakan bagian dari takdir Allah ? taqdir seperti ini didalam syarah Arba'in An Nawawi disebut sebagai taqdir Umri yang telah ditetapkan sewaktu janin berumur empat bulan. Tugas kita hanya memaksimalkan potensi yang di amanahkan Allah tersebut karena takaran kuantitas, potensi setiap orang pasti berbeda. Untuk lebih adil meimbang sesuatu jangan hanya melihat nilai amaliyah tetapi juga potensi yang diberikan. Amaliyah seorang ustadz bisa jadi sama nilainya dengan amaliyah seorang buruh tani jika ditinjau dari potensi yang dimanahkan Allah kepada mereka. Merubah potensi yang telah ditaqdirkan Allah bisa saja dilakukan karena didalam surat Ar Ra'd ayat tiga sembilan Allah berfirman Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki), dan di sisi-Nya-lah terdapat Ummul-Kitab (Lauh mahfuzh) dan untuk bisa mendapatkan hal tersebut Rasulullah memberi petunjuk lewat hadistnya yaitu Tiada sesuatu yang dapat menolak takdir kecuali doa, dan tiada yang dapat menambah umur kecuali amal kebajikan. Sesungguhnya seorang diharamkan rezeki baginya disebabkan dosa yang diperbuatnya. (HR. Tirmidzi dan Al Hakim) Ikhtiar yang dilakukan manusia merubah potensi Allah salah satunya adalah dengan belajar dan bekerja, akan tetapi setingan tempat dan lingkungan juga mesti diperhatikan artinya proses belajarnya seorang petani tentu beda dengan proses belajarnya seorang pegawai apalagi memanfaatkan fasiltas tehnologi seperti sekarang, artinya suatu potensipun bersifat variatif bahkan relatif. Terlepas dari semua itu, kita mesti optimis dan selalu berbaik sangka kepada Allah terhadap apapun yang telah di tetapkanNya kepada kita. Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih disukai Allah daripada seorang mukmin yang lemah dalam segala kebaikan. Peliharalah apa-apa yang menguntungkan kamu dan mohonlah pertolongan Allah, dan jangan lemah semangat (patah hati). Jika ditimpa suatu musibah janganlah berkata, Oh andaikata aku tadinya melakukan itu tentu berakibat begini dan begitu, tetapi katakanlah, Ini takdir Allah dan apa yang dikehendaki Allah pasti dikerjakan-Nya. Ketahuilah, sesungguhnya ucapan: andaikata dan jikalau membuka peluang bagi (masuknya) pekerjaan setan. (HR. Muslim) Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin. dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan? Dan di langit terdapat (sebab-sebab) rezkimu dan terdapat (pula) apa yang dijanjikan kepadamu. Maka demi Tuhan langit dan bumi, sesungguhnya yang dijanjikan itu adalah benar-benar (akan terjadi) seperti perkataan yang kamu ucapkan (Adz Dzaariyaat, 20-23) Salam David www.sebuahtitik.blogspot.com
[keluarga-islam] Tangan Yang Menengadah
Tangan Yang Menengadah Dimana ada gula disitu ada semut kata pepatah dan pepatah itu tidak berlaku sebaliknya. Prinsip jual belipun mirip dengan pepatah tadi seperti dimana ada pembeli disana ada penjual, tentu saja ini terlalu dibuat-buat karena kata pembeli berarti orang yang hendak membeli dan dari mana dia membeli sesuatu tentu dari pedagang. Mungkin agak lebih umum kita sebut saja dimana ada keramaian disitu pasti ada pedagang. Salah satu keramaian tersebut adalah tempat saya bekerja karena lokasi itu memang area perkantoran, sehingga menjadi sasaran para pedagang terutama warung makan. Hampir setiap hari ketika saya bersama teman sedang makan didatangi para pengemis dan pengamen. Mungkin mereka memakai prinsip ekonomi juga seperti selama masih ada pemberian disitu ada permintaan karena jika tidak ada yang memberi tidak mungkin mereka mau bersaing dengan rutinitas kantor. Jam favorit mereka dalah jam makan siang dan jam pulang kerja, selain itu mereka seperti hilang ditelan bumi karena ketika saya keluar kantor pada jam kerja untuk suatu urusan, saya tidak mendapati mereka diarea tersebut. baiklah lupakan saja karena bukan itu maksud dari tulisan ini. Saya biasa makan dengan teman. teman tersebut sering di buat kesal dengan pengemis yang selalu menyenggol bahunya sewaktu makan sambil menengadahkan tangan, dalam seminggu bisa dikatakan hanya sekali dia memberi selebihnya didiamkan bahkan pernah sedikit mengomel tapi saya berusaha mencegah kalo gak mau ngasih gak usah ngomel , gak enak lah. Dalam suatu kesempatan kami sempat berbincang-bincang mengenai masalah ini dan dia mengeluh dengan kebiasaan buruk pengemis yang selalu datang setiap hari dengan memberikan berbagai argumen yang masuk akal seperti jangan dibiasakan memberi karena bisa membuat mereka malas atau ada motor penggerak dibelakang pengemis tersebut sehingga harus di berantas atau pengemis sekarang jadi sebuah profesi bukan lagi sebuah desakan kebutuhan dan banyak lagi alasan lainnya yang berujung penyataan tidak perlu memberi Saya teringat ketika dipengajian dulu sewaktu sedang menunggu Ustad Najib, seorang pengemis datang lalu menengadakah tangan kepada kami dari luar mushola. Hampir semua murid pengajian tersebut membawa uang termasuk saya tapi hanya Pandi yang memberi. Sewaktu Ustad Najib datang dia menanyakan mengapa hanya Pandi yang memberi, mungkin dia sudah melihat kejadian itu dari jauh. Berbagai alasan sama seperti yang dilontarkan teman tadi kami sampaikan. Ustad Najib berkata apakah ada kejadian di muka bumi tanpa sengaja atau diluar kehendak Allah ? mungkin diantara seratus orang yang ditemuinya hari itu hanya beberapa kali dia menegadahkan tangan dan pilihan kepada siapa dia menegadahkan tangan bukanlah sebuah kebetulan, selalu ada rencana Allah disana. Setiap hari mungkin hanya sekali pengemis meminta kepada kita , tetapi kita mengemis kepada Allah hampir lima kali sehari. Jika kita enggan memberi kepada pengemis mengapa pula Allah harus memberi apa yang kita pinta. Jika ingin diberi maka memberilah. Jangan biarkan tangan yang menengadah kepada kita dalam keadaan kosong, karena siapapun tentu tidak mau ketika dia menegadahkan tangannya kepada Allah, Allah kemudian tidak menghiraukannya. Salam David www.sebuahtitik.blogspot.com
[keluarga-islam] Memaksimalkan Suatu Potensi
Memaksimalkan Suatu Potensi Tidak bisa disangkal bahwa peranan seorang guru dalam mengasah kemampuan seoarang anak sangatlah besar. Saya kebetulan tidak terlahir sebagai seorang yang cerdas, dan jika dilihat dari nilai akademik maka yang didapat hanyalah standard rata-rata. Dari kelas sekolah dasar sampai sekolah tingkat atas cuma dua sampai tigakali masuk dalam jajaran topten, selebihnya topless. Potensi kemampuan seorang anak berbeda-beda seperti kemampuan berhitung, memampuan menghafal, kemampuan menganalisa (logic), kemampuan kinetik atau responsif terhadap sesuatu dan berbagai kemampuan lain yang bisa diajarkan secara bertahap baik oleh orang tua maupun guru disekolah. Kecenderungan setiap anak tentu berbeda satu sama lain, ada yang menonjol di bidang berhitung , ada juga dalam hal menghafal. Seorang guru semestinya mampu memaksimalkan potensi yang dimiliki anak dan tidak melulu berkonsentrasi pada paket materi pelajaran persemester atau perkuartal. Sewaktu masih duduk di sekolah menegah tingkat pertama, saya memang senang menganalisa keadaan dan sering saya mendapat nilai bagus pada beberapa mata pelajaran bukan karena saya memahami mata pelajaran tersebut tetapi karena saya menganalisa metode penilaian guru yang mengajar. Sebagai contoh ketika ujian matematika saya sering mendapat nilai bagus karena dalam beberapa ujian pendahuluan saya sering mendapati bahwa guru tersebut selalu menilai lebih pada proses penulisan rumus artinya jika rumusnya benar maka nilai yang diberikan akan tinggi walaupun hasilnya tidak di tuliskan tetapi walupun rumusnya benar namun hasil akhirnya salah maka guru tersebut memberikan nilai lebih rendah dari pada yang tidak memberikan hasil, aneh memang, mungkin saja dia berpendapat si anak belum sempat menyelesaikan soal, yang penting caranya sudah benar, dan inilah yang saya manfaatkan dalam beberapa soal. Lain lagi di bidang pelajaran fisika, saya melihat jawaban pilihan berganda mempunyai corak seperti A,B,A,C,A,D,B,C,B,D, sehingga biasanya saya mencari jawaban yang termudah lebih dahulu lalu kemudian mencocokan dengan corak/pattern jawaban seperti yang sudah-sudah dan biasanya berhasil artinya jarang nilai merah bertengger di raport, Apakah karena pintar ? tentu tidak karena jika di buat pertanyaan secara verbal maka ada kemungkinan saya mendapat nol besar. Mengajar adalah proses memberikan informasi kepada orang lain, baik berupa ilmu pengetahuan maupun informasi terapan dengan berupa contoh, artinya jika ada dua orang yang saling bertukar informasi tetapi tidak tahu cara pengolahannya tidak bisa disebut saling mengajar. Dalam banyak hal ukuran kecerdasan masih diukur dari nilai akademik dan juga tidak mengherankan jika para petinggi negeri ini dinilai dari potensi akademiknya. Walaupun para akademisi sendiri juga telah menyadari bahwa ada potensi lain yang juga mesti jadi point penentu seperti kemampuan emosional ,ahlak dan moral yang saat sekarang ini belum dijadikan poin acuan untuk calon pemimpin bangsa. Salam David www.sebuahtitik.blogspot.com
[keluarga-islam] Beribadah Dengan Sombong
Beribadah Dengan Sombong Untuk sebagian daerah di wilayah Jakarta , hari jum'at merupakan hari di serbunya masjid oleh para pedagang yang berjejer di area masjid untuk menjajakan barang dagangan sebelum maupun sesudah sholat jum'at. Saya beserta seorang teman berniat membeli celana 'cungkring' atau kalo orang betawi bilang celana panci sebagian lagi bilang celana tukang sate, maklum rata-rata tukang sate madura yang lewat dekat rumah celananya memang menggantung seperti itu dari dulunya eh belakangan ini mereka disaingin sama orang-orang yang mau ke masjid. Kelihatannya era sarung mulai tergeser apalagi memakai celana tersebut ditempeli dalil jadi mantap deh. Memang tradisi bisa mewabah melebihi penyakit malaria atau kolera seperti era gadget saat ini. Dalam hal berpakaianpun tidak jauh dari seperti itu dan kami salah satunya. Salah seorang teman sempat meledekin ikut sunnah atau ikut-ikutan doang. Saya tergerak untuk mengkonfirmasi dalil tersebut pertanyannya adalah ulama yang mana ? ulama yang mensunnahkan , bahkan ada juga yang mewajibkan atau yang tidak. nampaknya jadi subjectif , tinggal masalah keberpihakan atau dengan kata lain gak jauh dari masalah ego Sebagian ulama berpendapat di tinjau dari masalah sababul wurrud maka ini berkenanaan dengan kesombongan bukan tatacara berpakaian yang diharuskan , bunyi hadisnya adalah Hadis riwayat Ibnu Umar ra., Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Allah tidak akan memandang orang yang menyeretkan pakaiannya dengan sombong. (Shahih Muslim No.3887) dan Hadis riwayat Abu Hurairah ra.: Ia melihat seorang lelaki menyeret kainnya, ia menghentakkan kakinya ke bumi, lelaki itu adalah pangeran (penguasa) Bahrain. Ia berkata: Pangeran datang, pangeran datang! Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya Allah tidak akan memandang orang yang menyeretkan kainnya dengan kecongkakan. (Shahih Muslim No.3893) Karena hal ini sejalan dengan ayat-ayat didalam Al Qur'an seperti dalam surat Al Israa dan Lukman Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung. ( Al Israa ayat 37) Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. ( Al Lukman ayat 31 ) Atau penekanan kalimat sombong dalam kaitannya dengan berpakaian dalam hadist yang lain seperti di riwayatkan Dari Amar Ibnu Syu'aib, dari ayahnya, dari kakeknya, Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: Makanlah, minumlah, berpakaianlah, dan bersedekahlah tanpa berlebihan dan sikap sombong. Riwayat Ahmad dan Abu Dawud. Hadits mu'allaq menurut Bukhari. Terlepas dari itu semua saya memang senang dengan celana ini karena terlihat simple dan nyaman dipakainya dan tanpa saya sadari muncul perasaan bangga teman yang lain nyeletuk loh kalo pake celana cungkringnya nyombang gimana ? bisa aja kan karena merasa udah melaksanakan sunnah, jadi belagak Ustad Farid yang bisa memakai sarung menambahkan hadist dari Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: Barangsiapa menganggap besar dirinya dan bersikap sombong dalam berjalan, ia akan menemui Allah dalam keadaan amat marah kepadanya. Riwayat Hakim dan para perawinya dapat dipercaya. dan dari Iyadl Ibnu Himar Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: Sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepadaku agar kalian merendahkan diri, sehingga tidak ada seorang pun menganiaya orang lain dan tidak ada yang bersikap sombong terhadap orang lain. Riwayat Muslim. Jadi kesimpulannya orang awamnya, mau pake celana cungkring atau tidak kalo nyombang mah masuk neraka, gitu aja mungkin , kalo gak percaya silahkan nyombong dan rasakan akibatanya nanti .mudah-mudahan gak ngantuk bacanya Salam David
[keluarga-islam] Segelas Teh Yang Penuh
Segelas Teh Yang Penuh Sudah tiga pengajian kami kunjungi dalam minggu itu tetapi teman tersebut tetap mengerutkan dahinya seperti menyangkal atau seperti isyarat pertanda ketidak setujuan pada beberapa materi yang disampaikan. Praktis satu minggu itu teman tersebut tidak mendapatkan manfaat apa-apa selain berbagai keluhan bahkan sedikit celaan sehingga masa tugasnya selama seminggu di Jakarta yang di manfaatkan untuk memperluas pengalaman justru berakhir pada pengalaman-pengalaman yang tidak mengenakkan. Rutinitas memperdalam agama sepulang kerja memang hampir tiap hari dilakukan Eri di Yogjakarta. Seperti yang telah lama dimaklumi bahwa pemahaman Islam yang beredar di masyarakat memang penuh warna, ada yang menyikapi perbedaan dengan santai ada yang dengan emosi ada juga yang mengisolasi kelompoknya menjadi kelompok yang terkesan eksklusif ada yang berusaha menghilangkan perbedaan tersebut tetapi ada juga yang sengaja mendiamkan dengan pendapat perbedaan adalah rahmat. Pengajian tempat Eri masuk dalam salah satu warna tersebut. Sehari sebelum pulang ke Yogya Eri sempat bertukar pendapat dengan saya terhadap apa yang dipelajarinya dan apa yang di temuinya di masyarakat baik itu di Yogya tempatnya maupun di Jakarta, dan kesimpulannya semua terlihat salah dimatanya. Saya teringat kisah seorang pemuda yang ingin membandingkan beberapa oroma teh dengan hasil racikannya, tetapi dia selalu datang ke berbagai kedai dengan gelas penuh teh hasil racikannya sehingga teh yang hendak dicicipi pada gelas yang dibawanya selalu tumpah karena penuh, sehingga tidak satupun teh hasil racikan kedai lain bisa di rasakannya selain teh miliknya sendiri. Kita tidak akan pernah bisa belajar apapun dari orang lain ketika kita mendatanginya dengan kepala penuh asumsi dan justifikasi, semua dibenturkan dengan apa yang kita pahami dan bukan berusaha memahami apa yang di pahami orang lain sehingga perpindahan ilmu tidak akan pernah terjadi. Teh yang kita racik baru bisa dikatakan enak jika kita juga telah meminum teh hasil racikan orang lain dan memahami bahan-bahan dasar serta cara-cara pengolahannya dan mengambil intisarinya sehingga aroma yang dihasilkan tampak lebih objectif. Salam David www.sebuahtitik.blogspot.com
[keluarga-islam] Ah..Dia Memang Selalu Lebih Baik
Ah..Dia Memang Selalu Lebih Baik Cerita refleksi diri ini telah memiliki berberapa versi mulai dari versi sang kodok sampai dengan sang keledai yang berakhir pada maksud dan tujuan yang sama. Di ceritakan bahwa sang keledai sering sekali mengeluh melihat nasibnya yang selalu di bedakan dengan tetangganya seekor kuda jantan hitam. Ketika berbelanja maka pastilah barang belanjaan di letakkan di punggungnya sementara sang majikan mengendarai kuda jantan tersebut. Begitupula dalam masalah makanan, suplemen khusus selalu di berikan kepada kuda jantan disampaing makan utama tentunya sementara si keledai hanya mendapat makanan alakadarnya yang menurut ukurannya sekedar penahan lapar. Si keledai sering sekali bermimpi menjadi kuda, menyandang pelana dan berpacu dengan gagah perkasa, tetapi ketika terbangun dia kembali meratapi nasib yang tidak berkesudahan. Suatu ketika terdengar kabar bahwa negeri di landa perang dan seluruh warga di wajibkan untuk turut serta membela negara tidak terkecuali sang majikan. Setiap laki-laki sehat berkumpul untuk di berangkatkan ke medan perang dengan berbagai macam perbekalan di perjalanan. Si keledai tetap diikut sertakan dengan jatah tugas seperti biasa yaitu pembawa perbekalan dan si kuda jantan hitam menemani sang majikan mempertaruhkan nyawa demi bangsa. Sesampainya dimedan laga si keledai di ikat di bawah pohon sedangkan seluruh rombongan berpacu menyambut kilatan pedang sang musuh, berbaur dalam deru anak panah dan teriakan kematian. Debu berterbangan menyelubungi para prajurit yang hampir menyamarkan antara kawan dan lawan. Setelah beberapa lama bertempur, tentara musuh berhasil di pukul mundur dan para prajurit berjaga di garis batas menunggu berbagai kemungkinan. Dari kejauhan sikeledai hanya bisa menyaksikan. Tetapi keledai tersebut tidak menemukan tuannya diantara para prajurit yang kembali ke pos peristirahatan. Kuda lain bercerita bahwa majikannya telah tewas di medan pertempuran beserta kudanya yang terkena anak panah. Raut wajah syukur mulai diperlihatkan si keledai bahwa dia tercipta sebagai mahluk yang kurang membanggakan jika dibawa ketengah pertempuran sementara keperkasaan sang kuda ternyata berakhir pada kematian pikirnya. Apa yang di pikirkan si keledai atau apa yang di pikirkan sang kodok (bagi yang telah membaca versi sang kodok) atau mungkin apa yang kita pikirkan sering terpaku pada apa yang ada didalam diri kita sendiri sementara sisi yang lain selalu terlihat lebih indah. Sifat qona'ah memang mulai jarang dilekatkan karena di anggap melunturkan semangat untuk ikhtiar. Padahal sifat qona'ah justru membentuk ke ikhlasan dan kesabaran atas pemberian Allah kepada kita tanpa harus menghilangkan sifat istiqomah untuk berikhtiar karena hasil dari ikhtiarpun merupakan rahmat Allah yang kita tidak tahu kapan dan berapa banyak kita akan memperolehnya. Itulah hidup penuh dengan segala resiko yang mesti kita jalani suka atau tidak suka. Mungkin ada benarnya apa yang dikatakan Oprah Winfrey pembawa acara talk show terkenal dari Amerika bahwa resiko yang paling merugikan dalam hidup kita adalah bahwa kita terlalu banyak menghabiskan waktu untuk berusaha sekuat tenaga menghidari resiko tersebut. Salam David www.sebuahtitik.blogspot.com
[keluarga-islam] Permainan Bahasa
Permainan Bahasa Bintang kecil dilangit yang biruamat banyak menghias angkasa...aku ingin... anak saya terus bernyanyi sendiri sambil menggendong bonekanya, saya baru pulang menunaikan sholat maghrib di masjid dekat rumah. Tiba-tiba dia keluar rumah dan memandang kelangit setelah itu dia masuk lagi dan berkata yah langitnya kok warna hitam bukan biru ? Terkadang dalam keseharian, tanpa kita sadari kita termakan pakem budaya, kebiasaan istilah atau senandung-senandung yang konteksnya tidak sesuai dengan kenyataan atau bersifat majazi. Lalu secara tidak sengaja pula kita disadarkan oleh anak-anak kita yang justru dalam taraf belajar terhadap alam sekitarnya. Pencarian mereka terhadap terhadap kemungkinan-kemungkinan bisa juga mengajak kita untuk tersenyum seperti tebakan keponakan yang masih kelas dua SD kepada anak saya ayo berat mana besi satu kilo sama kapas satu kilo , anak saya yang belum mengerti jenis berat benda tentu saja menjawab dalam takaran rasa yaitu besi. Logika bahasa memang selalu menjadi warna tersendiri dalam kehidupan kita . Didalam tafsiran ayat-ayat sucipun kita sering terjebak didalam lingkaran logika ini dan menimbulkan banyak persepsi. Kearifan kita memang sangat diperlukan dalam menjalankan apa yang kita pahami dan menghargai apa yang dipemahami oleh orang lain walaupun terkadang pemahaman kita bisa bersifat sangat situasional seperti cerita teman kepada kami sewaktu dia menonton valentino rosi dalam suatu balapan. ...satu persatu lawannya berhasil di lewati. Ketika Valentino rosi berada pada posisi ke empat sedangkan jarak finish tinggal lima ratus meter dia melakukan manuver hingga melewati posisi ketiga dan kedua dan posisi tersebut tidak berubah sampai pertandingan selesai kata teman tersebut menyelesaikan ceritanya berarti valentino rossi menang dong sahut teman yang lain, tentu saja tidak karena kalo ditelaah sedikit ini hanyalah permainan bahasa. Salam David
[keluarga-islam] Zakat Profesi
Zakat Profesi Petugas masjid kembali menghitung jumlah zakat, infak dan sadaqah jamaah tapi makin lama semakin sedikit. Dana sebagain besar di habiskan untuk menyantuni anak yatim dan fakir miskin didaerah kami dan sebagian lagi untuk renovasi belakang masjid terutama tempat wudhuk wanita. Kebanyakan memang hanya mengandalkan infak dan sadaqah sedangkan zakat lebih banyak disetorkan di bulan Ramadhan baik itu zakat fitrah maupun zakat mal, sedangkan zakat perniagaan, pertanian dan model zakat lainnya hampir tidak pernah ada. Zakat profesi sempat diangkat sebagai alternatif tambahan dana dari masyarakat tetapi banyak kalangan yang menyangkal karena mereka berpatokan pada ketiadaan dalil pokok yang mengarah kesana disamping itu ada sebagian ulama yang membid'ahkannya karena diangap mengada-ada. Yusuf Al Qardawi salah satu ulama yang menganjurkan diadakannya zakat profesi menimbang ketimpangan-ketimpangan penghasilan pada masyarakat sebagai contoh profesi pengacara yang sekali memenangkan kasus bisa mendapatkan puluhan juta atau penyanyi yang sekali naik panggung bisa puluhan atau ratusan juta rupiah dan banyak lagi kasus lain atau seseorang yang mempunyai penghasilan bulanan secara tetap. Artinya zakat dikenakan setiap kita memperoleh penghasilan dan tidak menunggu sampai setahun karena nilainya bisa berkurang apalagi jika yang di kenakan zakat adalah harta bersih setelah di potong pengeluaran. Apakah adil jika seseorang yang berpenghasilan seratus juta dengan pengeluaran sembilan puluh juta sehingga yang di kenakan zakat hanya sepuluh juta dengan orang yang berpenghasilan dua puluh juta dengan pengeluaran sepuluh juta. Ulama yang menentang zakat profesi mengatakan bahwa untuk mesalah besarnya pemasukan dan pengeluaran akan di pertanggung jawabkan kelak di akhirat dan alasan ini bagi sebagian yang lain sangat tidak logis karena Islam di turunkan dalam keseimbangan fiddunnya hasanah, wa filakhirati hasanah. Terjebak dalam perselisihan pendapat mengenai boleh tidaknya pengenaan zakat profesi, petugas masjid menunda penerapannya dan konsekwensinya renovasi masjid terpaksa di undur sampai ada donatur atau infak dan sadaqah dari jamaah telah mencukupi. Memang ber amar ma'ruf nahi mungkar harus dilandasi ilmu, mungkin saja apa yang dianggap ma'ruf bagi orang biasa seperti kita bisa diartikan mungkar bagi para orang yang luar biasa, mungkin saja. Salam David www.sebuahtitik.blogspot.com
[keluarga-islam] Luka Yang Tetap Menganga
Luka Yang Tetap Menganga Walaupun sudah saling memaafkan dan tidak mempunyai perasaan dendam, namun Pak Mahjura tetap merasa sungkan atau suka menahan kata ketika bertemu dengan Pak Syakran. Kedua orang tua tersebut sebenarnya kakak beradik kandung namun karena kondisi ekonomi yang kurang mampu maka saudara dari ayahnya mengadopsi pak Syakran dan adiknya Muhammad diadopsi oleh saudara dari ibunya sedangkan kakak perempuan dan adiknya yang paling bungsu yaitu Mahjura tetap diasuh oleh orang tua mereka. Ketika beranjak dewasa dan pak Syakran telah berkeluarga, pak Mahjura sering menginap dirumah mereka. Mungkin karena pergaulan yang kurang baik pak Mahjura sering pulang dalam keadaan mabuk. Pak Syakran sudah beberapa kali memperingatkan namun tidak di indahkan oleh saudaranya sampai pak Sykaran menggunakan jalan kekerasan. Setiap pulang dalam keadaan mabuk Pak Sykaran selalu memukul adiknya hingga pingsan dan membiarkannya tergeletak di perkarangan rumah samapai pagi hari. Ketika para tetangga mulai membicarakan hal tersebut, pak Mahjurapun menghilang beberapa bulan berlayar sampai keaceh menjadi nelayan namun karena cuaca beberapa bulan dalam kondisi buruk dia pulang tampa membawa hasil tetapi tetap tidak berani datang kerumah pak Syakran dan menetap di masjid menjadi marbot. Karena merasa kasihan pak Syakran memberi modal adiknya tersebut untuk menjadi pedagang ikan. Walaupun hati masih di penuhi dengan kekesalan namun tawaran tersebut di terima Pak Mahjura tapi dia tetap tinggal di masjid. Beberapa tahun kemudian usaha pak Mahjura maju pesat, sebaliknya perusahaan tempat bekerja pak Syakran mengalami kebangkrutan. Pak Syakran merantau ke Jakarta, mencari perubahan nasib mulai dari supir taksi sampai pedagang eceran dengan satu tujuan bisa menyekolahkan naknya sampai keperguruan tinggi. Sebaliknya pak Mahjura di kampung menjadi pengusaha sukses dan sudah menunuaikan ibadah haji tapi tidak dikarunia seorang anakpun. Sewaktu anak pak Syakran yang tertua menikah pak Mahjura datang mengunjungi rumahnya di Jakarta. Selama tinggal di Jakarta pak Syakran dan pak Mahjura jarang berbicara dan percakapan lebih banyak didominasi oleh istri mereka yang telah mengetahui kondisi tersebut sejak lama. Sehari sebelum acara akad pernikahan pak syakran bebicara dengan saya. Paku-paku bekas jemuran sudah di cabut belum biar bisa di jadikan pagar samping, nanti buat jemuran kita cari kayu baru tanya pak Syakran sudah dari tiga hari yang lewat cuma agak susah karena berkarat jadi yang susah saya ketok biar masuk kedalam kayu jawab saya . Pak Sykaran memandang kayu tersebut coba pandangi kayu tersbut walaupun paku sudah dicabut tapi bakas bolongnya tidak bisa hilang kata pak Syakran mendesah , kemudian dia meneruskan kata-katanya Jangan pernah menyakiti hati orang lain karena walaupun maaf sudah diberikan tetapi luka akan tetap menganga selamanya kata pak Syakran sambil membenahi kayu-kayu tersebut. Dia adalah Ayahku yang sangat aku hormati. Salam David www.sebuahtitik.blogspot.com
[keluarga-islam] Unread Email
Unread Email Ranah pemikiran setiap orang memang beragam, begitu pula dengan ketertarikannya dengan pemikiran orang lain. Ada orang sangat gemar dengan dunia politik sehingga apapun di identikan dengan kegemarannya tersebut seperti Politisasi Islam, Politisasi ekonomi, Politisasi Dakwah, Sastra Politik sampai mungkin kajian syariah politik. Ada juga yang lebih memfokuskan pada masalah ekonomi, masalah hukum, masalah sastra dan seni, dan sebagainya. Anggapan miring sering muncul ketika apa yang di jabarkan orang lain tidak sesuai dengan ketertarikannya pada masalah tersebut namun disisi lain masalah tersebut tetap di hidangkan kepadanya dan pilihannya adalah menelan atau membuangnya. Tetapi ada juga yang berusaha menelan lalu kemudian memuntahkannya, ini yang terkadanag cukup menyakitkan bagi si penghidang. Mungkin cara yang elegan adalah dengan menyimpan sementara sampai suasana hati memanaggil untuk mencernanya secara perlahan. Dari dua paragraf pembukaan diatas mungkin sudah ada sebagian yang mau muntah karena merasa arah tulisan ini tidak sesuai pengharapannya ketika pertama kali membaca. Justru hal inilah yang menjadi subjek bahasan yaitu Jangan katakan tidak ketika anda tidak menyukai sesuatu, letakan saja, sampai suatu hari dimana hal-hal yang anda sukai mulai menghilang maka dia akan datang untuk menyapa anda Tulisan kali ini memang agak melenceng dari tema-tema milist, jadi bagi yang lagi mencash iman mungkin tinggal kan saja dulu postingan ini , karena nampak garing dan agak picisan, tapi mungkin dari seribu orang ada satu dua yang masih sregsilahkan lanjutkan, deskripsi pendek dari anak kos dekat rumah. Hari itu, sekitar satu tahun yang lewat seperti hari-hari sebelumnya Samboja menerima beberapa email dari sahabat pena (penpal) yang bercerita mengenai keseharian mereka dalam bertukar pengalaman, namun hari itu Samboja sedang malas membaca email yang menurutnya isinya sekedar basa basi dan lebih memfokuskan browsing pada masalah Financial Freedom yang di populerkan oleh Robert T Kiyosaki, penulis favoritnya. Ramadhan teman satu kosnya sering menjadi tempat curhat Samboja termasuk mengenai para penpal yang selama ini berhubungan dengannya dan salah satunya yang paling dekat bernama Nurmala. Samboja tidak pernah tahu bahwa secara sembunyi ternyata Ramadhan sering mengirim email ke Nurmala, wanita asli Jakarta yang sedang kuliah di Malaysia. awalnya hanya sekedar mewakili Samboja yang jarang membalas email dari Nurmala lama-kelamaan mereka membuat cerita sendiri di luar episode yang pernah di rangkai oleh Samboja. Dua minggu yang lalu Samboja menerima undangan pernikahan dari Ramadhan yang akan berlangsung di Wates Jawa Tengah di kampung Ramadhan dengan wanita pujuaanya. Pada Undangan tersebut tercatat bahwa hari akad akan berlangsung tiga hari lagi, masih ada satu hari untuk cari dana kesana pikir Samboja. Sambil melihat kartu undangan berwarna biru muda samboja melihat nama mempelai wanita tertulis Nurmala Santika Dewi, sebuah nama yang tidak asing di telinga Samboja. Perlahan Samboja mulai melihat email-email lama, memang hampir satu tahun Samboja tidak melihat email yang sudah membanjir karena disibukan dengan rangakain kegiatan setahun terakhir yaitu skripsi, wisuda dan melamar pekerjaan. Beberapa email dari Nurmala masih berstatus unread. Satu persatu email dari Nurmala dibuka ternyata feeling Samboja benar bahwa Nurmala yang akan di nikahi Ramadhan adalah Nurmala sahabat penanya. Beberapa kali Nurmala menceritakan bahwa Ramadhan sering menghubunginya baik melalui email maupun telepon, dan inilah isi surat terakhir dari Nurmala Buat Kak Samboja, Beberapa kali Nur mencoba menghubungi kak Sam tapi tidak pernah ada balasan, Kak Ramadhan bercerita bahwa kak Sam masih di sibukan dengan lamaran-lamaran pekerjaan setelah beberapa waktu lalu kakak di wisuda, itupun tanpa ngasih tahu Nur, tapi gak apa-apa. Seperti ada yang hilang memang, soalnya Nur memang mebutuhkan seseorang untuk memberikan semangat untuk tetap bertahan di negeri orang dalam mencari ilmu seperti yang dulu kak Sam sering lakukan, apalagi jurusan kita sama yaitu Hubungan Internasional. Belakangan ini kak Ramadhan mulai menggantikan posisi kak Sam, mungkin kak Ramadhan pernah cerita, atau ngga ? gak taulah soalnya Nur gak bisa mengkonfirmasi sama kakak. Walau awalnya agak canggung karena tentu saja kakak paham bahwa tidak mudah berkeluh kesah pada setiap orang secara bergantian karena di butuhkan kepercayaan, seperti kepercayaan Nur sama kak Sam yang sudah seperti kakak Nur sendiri. Namun karena kakak Ramadhan ternyata orang baik , jadi apa salahnya toh dia juga teman baik kak Sam. Seiring perjalanan waktu, hubungan Nur sama kakak Ramadhan sudah semakin dekat dan terakhir ...tentu kakak akan kaget membacanya ya dia mau melamar Nurmala...gimana pendapat kakakbalas yah Salam dari Nurmala Email terakhir tersebut masuk sekitar dua bulan
[keluarga-islam] Prasangka Yang Memepersempit
Prasangka Yang Memepersempit Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw., beliau bersabda : Ketika Allah menciptakan makhluk, Allah menulis di dalam kitabNya, Dia menulis atas diriNya, Dia meletakkan di sisiNya pada Arasy : Sesungguhnya rahmatKu mengalahkan kemurkaanKu. (Hadits ditakhrij oleh Bukhari). Setelah lama berkutat dalam pemenuhan hidup mencari sesuatu yang di anggap layak namun tidak pernah mencapai ujung, seorang teman mulai jenuh dan mengeluh dengan berbagai rutinitas yang banyak menyita waktunya. Saat ini dia berniat meluangkan waktu memperdalam ajaran agama yang dianutnya secara tidak sengaja karena terlahir dari orang tua yang menganut agama Islam. Dia pernah berseloroh enak juga ya punya orang tua muslim begitu lahir langsung dijamin masuk surga masalah mampir dulu ke neraka urusan lain lagi tapi jaminannya itu loh sedangkan bayi yang terlahir dari agama lain masih fifti-fifti gak jelas tergantung hidayah dari Allah .rasanya sih ada yang aneh tapi ...ya sudahlah terima enaknya aja celotehnya sambil tersenyum senyum. Waktu itu saya memang belum mau membahas masalah tersebut dan membiarkannya bermain dan menjelajah dunia yang baru dimasukinya. Pemahaman yang dirasa aneh oleh sahabat tadi pun sebenarnya dipahami oleh tidak sedikit ummat Islam, dan hal ini juga dipahami oleh umat lain secara berbeda seperti pemahaman umat Yahudi yang menganggap ummat selain mereka seperti sampah atau bahkan binatang. Beberapa hari kemudian sahabat tersebut kembali mengeluh, dia berkata ketika ikut salah satu pengajian dia dihadapkan dengan berbagai larangan yang berujung kata neraka, bahkan sekarang beberapa celana panjangnya di titipkan di tempat Pak Thamrin tukang jahit dekat masjid untuk di potong beberapa senti sesuai kaidah tempat pengajian yang baru dimasukinya. Dia diajak oleh salah seorang teman kantornya yang memang telah lama mengikuti pengajian tersebut. Sahabat tadi bertanya apa sebenarnya yang menyebabkan seseorang masuk neraka, tentu saja jawabannya cuma satu yaitu dosa, namun kriteria dosa memang bermacam-macam dan secara garis besar yang menyebabkan dosa ada dua yaitu melanggar perintah Allah dan melaksanakan laranganNya jawab saya terhadap sahabat tadi yang masih bergelayut dengan sketsa neraka di kepalanya, namun jangan dilupakan bahwa ampunan Allah juga sangat luas kata saya kepada sahabat tadi yang mulai tampak ceria Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw. dalam menceritakan apa yang (datang) dari Tuhannya Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : Seorang hamba berdosa dengan suatu dosa, ia berkata : Wahai Allah, ampunilah dosaku. Allah Yang Maha Suci dan Maha Tinggi berfirman : HambaKu berdosa dengan suatu dosa, ia mengetahui bahwa ia mempunyai Tuhan yang mengampuni dosa dan menuntutnya. Kemudian ia kembali dan berdosa, ia berkata : Wahai Tuhanku, ampunilah dosaku. Allah Yang Maha Suci dan Maha Tinggi berfirman: HambaKu berdosa dengan suatu dosa, ia mengetahui bahwa ia mempunyai Tuhan yang mengampuni dosa dan menuntutnya. Kemudian ia kembali berdosa, dan berkata : Wahai Tuhanku, ampunilah dosa saya. Lalu Dia Yang Maha Suci dan Maha Besar berfirman : HambaKu berdosa dengan suatu dosa, lalu mengetahui bahwa ia mempunyai Tuhan yang mengampuni dosa dan menuntutnya. Berbuatlah apa yang kamu kehendaki, Aku telah mengampunimu. (Hadits ditakhrij oleh Muslim). Salam David www.sebuahtitik.blogspot.com
[keluarga-islam] Fardu Kifayah
Fardu Kifayah Hari itu hujan rintik-rintik, pengumuman dari masjid terdengar bahwa salah satu warga RT sebelah ada yang meninggal dunia. Karena rumah tidak jauh dari masjid saya sempatkan untuk turut serta mensholatkan mayit. Terlihat pak Hendi sedang asyik bermain dengan anaknya, Pak Hendi mau kemasjid sama saya ? tanya saya, kebetulan payung yang saya bawa agak lebar, Terimakasih pak, gak usah, kan yang sholatin udah banyak jadi kewajibannya sudah gugur toh, salam aja sama yang lain ya serunya dari balik pintu. Mayoritas ulama memang sepakat menetapkan sholat jenazah sebagai fardu kifayah. Secara garis besar makna fardu kifayah adalah suatu perkara wajib yang harus dilakukan oleh sekelompok orang (masyarakat umum), apabila perbuatan itu dilaksanakan oleh sebagian orang dari kelompok masyarakat itu maka gugurlah kewajiban atas masyarakat lain disekitarnya. Jika kita lihat makna dasar sesuatu yang wajib atau fardu yaitu di kerjakan berpahala dan di tinggalkan berdosa maka sebenarnya istilah ini menjadi tampak rancu jika pengetahuan atau informasi telah sampai. Jika kita telah mengentahui bahwa ada orang lain yang mengerjakan fardu kifayah maka tentu hukumnya bukan lagi bersifat wajib atau fardu bagi kita jika kita melaksankannnya tetapi jadi sunnah, dengan kata lain kewajiban itu jatuh ketika kita tidak mengetahui keberadaan orang yang akan melaksanakannya, dan pertanyaan lanjutan apakah sama posisi meninggalkannya secara sengaja dengan meninggalkannya tanpa sengaja ? Islam tidak pernah mempersulit ummatnya dalam menjalankan perintah agama, akan tetapi mencari-cari jalan termudah juga bukanlah cara bijaksana. Di beberapa artikel sebelum ini pernah saya kutip ucapan Ustadz Najib, guru tempat saya menggali secuil ilmu dan kali ini saya coba mengutip kembali bahwa manusia itu di hijab oleh dua hal yang pertama oleh ego atau hawa nafsunya yang kedua oleh pengetahuan atau akalnya Rasulullah SAW pernah bersabada Tidak ada kemelaratan yang lebih parah dari kebodohan dan tidak ada harta (kekayaan) yang lebih bermanfaat dari kesempurnaan akal. Tidak ada kesendirian yang lebih terisolir dari ujub (rasa angkuh) dan tidak ada tolong-menolong yang lebih kokoh dari musyawarah. Tidak ada kesempurnaan akal melebihi perencanaan (yang baik dan matang) dan tidak ada kedudukan yang lebih tinggi dari akhlak yang luhur. Tidak ada wara' yang lebih baik dari menjaga diri (memelihara harga dan kehormatan diri), dan tidak ada ibadah yang lebih mengesankan dari tafakur (berpikir), serta tidak ada iman yang lebih sempurna dari sifat malu dan sabar. (HR. Ibnu Majah dan Ath-Thabrani) Salam David www.sebuahtitik.blogspot.com
[keluarga-islam] Ketidakberhinggaan
Ketidakberhinggaan Gurauan sering muncul disuasana ta'lim yang dilaksanakan setelah sholat Ashar sampai menjelang Magrib di masjid dekat rumah dengan mengundang Ustadz dari tempat lain. Kebetulan pengajian anak-anak sekolah menengah yang tidak jauh dari lokasi juga dihadirkan oleh guru mereka sehingga suasana tampak cukup riuh. Setelah melewati bebarapa sesi termasuk ceramah, acara di lanjutkan dengan tanya jawab. Karena masjid didominasi oleh anak-anak sekolah sehingga pertanyaannyapun tidak jauh dari masalah fiqih, seperti mengenai pacaran, perkelahian, contek mencontek, dan adab menuntut ilmu. Namun ada satu pertanyaan yang jika di kategorikan maka ini menyangkut masalah tauhid. Entah dari mana anak ini bisa memperolah pertanyaan tersebut yang tampak main-main tetapi cukup menjebak dan jika tidak dijawab bisa menimbulkan persepsi yang salah di mata anak-anak yang lain. Pak Ustadz, bukankah Allah itu maha pencipta ? tanya anak tersebut benar jawab pak Ustadz dengan tenang apakah ada sesuatu yang tidak bisa di ciptakan oleh Allah ? tanya anak itu seperti menyelidik. tentu tidak, jika Allah sudah berkehendak maka apapun bisa di ciptakan oleh Allah kata sang Ustadz Apakah Allah bisa menciptakan segala sesuatu yang lebih besar dan lebih hebat dari pada Dia ? tanya si anak sambil tersenyum merasa dirinya menang Model pertanyaan jebakan seperti ini sering saya lihat dilakukan oleh para kaum liberalis yang merujuk dari pemikiran para filsuf masa lalu baik yang dari barat maupun dari timur, dan saya sudah bisa menangkap arah pertanyaanya. Justru yang menjadi pertanyaan saya adalah dari mana anak ini memperoleh pertanyaan seperti ini, dari buku, dari kakaknya, orang tuanya atau siapa ? sekilas saya melihat seorang guru di pojokan pintu seperti tersenyum mendengar pertanyaan anak muridnya, tapi senyumnya aneh seperti sinis, ah entahlah apakah ini sebuah skenario. Dan anehnya lagi setelah mendapat informasi dari seorang rekan bahwa guru yang berdiri di pojok pintu adalah guru fisika bukan guru agama. Kepala saya mulai berputar-putar apakah ini merupakan rekayasa agar jawabannya menyinggung bidang guru tadi, ah kembali saya berpikiran buruk , karena memang jawaban atas pertanyaan anak tadi hanya bisa di logikakan dengan nilai angka-angka. Ustadz tersebut tersenyum dan berkata Tidak ada yang tidak bisa di ciptakan oleh Allah selama Dia berkehendak, dan tentu saja bukan atas kehendak kita, karena untuk apa Allah menciptakan sesuatu yang lebih dari pada Dia, apakah hanya untuk menyenangkan kita. Senang atau tidaknya kita tidak akan mempengaruhi kemaha-an Allah dihadapan hambanya karena Allah tidak akan di rugikan jika kita tidak menyembahnya sekalipun jawab sang Ustadz yang sebenarnya tidak menyentuh substansi pertanyaan tapi bagi anak-anak tentu jawaban tersebut lebih dari cukup Sang guru yang semula hanya diam berusaha untuk bicara tapi sambil pura-pura batuk dekatnya saya berkata wah pertanyaan anak tadi hebat juga ya...kalo sekiranya di balik emang ada angka setelah angka nol rupanya naluri keilmuannya berhasil saya tarik agar fokusnya lepas dari forum tanya jawab karena saya takut ada debat kusir yang beda jurusan sama seperti ulama berdebat dengan dokter tentang fatwa bahaya rokok. Yah terpaksa saya harus kembali bermain definisi yang sudah mulai saya tinggalkan Tidak ada lagi nilai setelah angka nol , manusia menciptakan angka-angka untuk memudahkan perhitungan dan setiap perhitungan harus mempunyai titik untuk memulai dan titik awal tersebut terbebas dari segala perhitungan baik ketas maupun kebawah dan nilai tersebut di namakan nol kata guru tadi mencoba memberikan pengertian sederhana lalu bagaimana dengan angka minus tanya saya sambil memperlihatkan raut wajah penasaran minus hanyalah cermin kebalikan dari plus kalo di teruskan maka hasilnya tidak berhingga baik keatas yaitu plus dan kebawah yaitu minus jawabnya sambil tersenyum bangga jika kita telah membuat kesepakatan tentang nilai terbawah bagaimana menggambarkan nilai teratas tanya saya jawabannya adalah ketidak berhinggaan jawab guru tadi dengan tegas apakah tidak ada bahasa yang bisa mendefinisikan sesuatu yang paling tinggi , bagaimana dengan kata maha tanya saya mulai melempar jala mmmmungkin kata maha bisa juga dijadikan wakil kata yang paling tinggi, mungkin jawabnya mulai ragu jika kita telah sepakat membuat kata maha menjadi kalimat pamungkas terhadap sesuatu yang paling apapun, apakah kita masih harus mencari kata lain lagi selain kata maha tadi tanya saya. Guru tadi memandang saya seolah mengerti arah pertanyaan-pertanyaan saya dan hendak memulai perdebatan baru tapi saya akhiri dengan salam sambil menjabat tangannya, dan berlalu dari dari hadapannya yang masih memerah seperti hendak memuntahkan sesuatu. Salam David www.sebuahtitik.blogspot.com
[keluarga-islam] Yang Bertanya dan Yang Menjawab
Yang Bertanya dan Yang Menjawab Terkadang didalam suatu komunikasi tehnik penyampaian begitu mempengaruhi bahasan yang akan disampaikan. Saya teringat dulu ketika masih sekolah mengenai pilihan berganda, mari kita review kembali, mudah-mudahan tidak membosankan : pilihan A. Jika jawaban benar dan alasannya memiliki hubungan sebab akibat pilihan B. Jika jawaban benar tetapi alasannya tidak memiliki hubungan sebab akibat pilihan C. Jika jawaban salah tetapi alasannya memiliki hubungan sebab akibat pilihan D. Jika jawaban salah dan alasannya tidak memiliki hubungan sebab akibat Di televisi kira-kira seminggu yang lalu ada seorang ustadz menjawab pertanyaan mengenai pluralisme, mengenai mengapa begitu banyak agama dan mengapa hanya Islam agama yang benar, lalu jawaban beliau kalo semua agama sama benarnya buat apa kita capek-capek sholat lima kali sehari sedangkan nasrani sekali seminggu begitu juga ummat lain. silahkan kategorikan jawaban ustadz tersebut menurut pendapat anda tetapi jawaban tersebut langsung menyengat kepala saya, apalagi acara tersebut langsung (live). Disamping itu logika penyederhanaan masalah ini bisa jadi santapan para SEPILIS . Dalam suatu riwayat Rasulullah pernah di tanya apa yang paling ditunggu setiap hari olehnya dan dijawab oleh beliau adalah waktu sholat, karena sholat adalah mi'rajnya ummat Islam. Islam adalah agama terapan bukan sekedar tempat mencari jawaban, karena tidak pernah ada jaminan bahwa seseorang yang telah memperoleh jawaban atas segala pertanyaanya juga akan memperoleh keimanan, karena jika kita buat analogi sederhana dimana iblis lebih mengetahui mengenai Allah dari pada nabi Adam, tetapi berakhir pada pengingkaran. Tebaran ayat di Al Qur'an mengenai penggunaan akal adalah untuk mencari kebenaran bukan untuk memperbandingkan kebenaran untuk sebuah pembenaran, karena perbandingan tentu saja membutuhkan lebih dari satu sandaran dan mencari sandaran lain selain Al Qur'an adalah pengingkaran. Pertanyaan dan jawaban semestinya berbanding lurus, tetapi kaidah bahasa memperbolehkan sebuah jawaban mengandung pertanyaan baru tetapi jika dibiarkan maka yang terjadi adalah pertanyaan induk menjadi bias dan tidak fokus dan kebanyakan berakhir tanpa ada hasil apa-apa. Alexander Graham Bell pernah berkata bahwa sinar matahari tidak akan pernah bisa membakar sesuatu sampai datang lensa untuk memfokuskannya. Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. ( Al Anfaal ayat 46) Salam David www.sebuahtitik.blogspot.com
[keluarga-islam] Rentetan Definisi
Rentetan Definisi Yah kenapa ada orang yang senang, ada juga orang yang susah trus ada orang yang miskin , ada juga orang yang kaya, trus kita ini miskin apa kaya yah tanyak anak saya yang masih berumur empat tahun. Berbagai definisi memang sering muncul dikepala anak-anak kita dari perlakuan lingkungan terhadap mereka dan berbagai kesenjangan menjadi seperti warna yang menimbulkan tanda tanya. emang kemaren kenapa yara nangis jawab saya berusaha mencari suatu analogi yang memudahkan habis adek jorokin Yara sih , Loh kok bisa adek Jorokin Yara emang Yara buat apa sama adek ? tanya saya sambil tersenyum kan Yara cuma gak kasih pinjam adek sepeda kata anak saya sambil cemberut Ya udah, sekarang ayah mau kasih Yara uang jajan, Yara senang gak ? tanya saya memancing, dan anak saya cuma mengangguk Tahu gak kenapa ayah ngasih Yara uang jajan ? , karena Yara uadh bantuin ayah bersihin halaman sahutnya dengan kencang benar , sekarang Yara bisa ngerti kenapa Yara jadi sedih dan kenapa Yara jadi senang, itu semua karena perbuatan Yara sendiri disamping kententuan Allah juga kata saya menjelaskan semudah mungkin tapi tetap saja susah mencari padanan kata yang mudah dicerna, atau mungkin saya nya yang tidak bisa. Trus kita ini orang kaya apa orang miskin yah tanya anak saya masih penasaran orang miskin adalah hidup dalam kekurangan, sedangkan orang kaya adalah orang yang tidak merasa kekurangan, sekarang Yara merasa kekurangan gak ? tanya saya yang juga menjadi jawaban atas pertanyaannya sendiri nggak sih cuma si Emi kan udah punya sepeda warna biru trus katanya mau beli sepeda lagi warna merah, gimana tuh yah , katanya penuh selidik ya berarti Emi termasuk orang miskin jawab saya singkat tapi kan yah si Emi udah punya mobil kita belum , trus rumahnya gede lagi . Saya terjebak dalam definisi kaya hati yang ingin saya sampaikan dengan gambaran akumulasi materi yang ada dikepala anak saya. Selain menciptakan sesuatu yang berpasangan dalam hal yang setara Allah juga menciptakan pasangan yang bertolak belakang. Pasangan siang dan malam tentu tidak sama dengan pasangan susah dan senang atau pasangan laki-laki dan perempuan berbanding kaya dan miskin. Tentu saja benar anggapan orang bahwa tidak mungkin ada orang kaya tanpa adanya orang miskin , tetapi juga tidak bisa di pungkiri bahwa posisi kaya adalah pilihan sedangkan posisi miskin adalah akhiran artinya kenyataan yang harus dialami setelah tidak sanggup lagi memilih. Jika tanpa ada orang miskin maka orang kayak tidak akan ada , lalu kenapa semua orang memilih menjadi orang kaya ketimbang orang miskin. Tentu saja tidak ada jawabannya yang bisa menyenangkan hati karena semua hanyalah permainan istilah untuk mendefinisikan ketetapan Allah terhadap taqdir manusia. Untuk itu saya ahiri saja wacana ini sama seperti saya mengahiri pertanyaan anak saya dengan mencium keningnya sambil berpesan kepadanya untuk selalu berdoa karena hanya doa yang bisa menyeimbangkan segala perbedaan dalam mengiringi setiap langkah dari usaha kita. Kisah-kisah para pemberani telah terpatri di kepala kita tentang bagaimana mereka mempersamakan segala kasta yang justru membuat posisi mereka selalu berbeda dimata kita. Salam David
[keluarga-islam] Untuk Temanku Ardiyansah
Untuk Temanku Ardiyansah Sambil berteduh disebuah halte bis, saya memandang kearah jalanan yang mulai tergenang air. Terlihat orang hilir mudik, ada yang sekedar mencari tempat berteduh, ada juga yang tetap berjalan santai dengan payung ditangan. Sekelompok pengamen bernyanyi di pojok kanan halte entah berusaha mempersiapkan lagu untuk penampilan berikutnya atau hanya sekedar menghibur diri. Dunia inipanggung sandiwaraceritanya mudah berubah alunan lagupun terdengar di iringi gitar dan beberapa alat musik buatan seperti galon air mineral yang berfungsi sebagai gendang. Entah mengapa pikiran saya tiba-tiba melayang jauh kemasa kecil sewaktu masih kelas satu sekolah dasar, memang tidak banyak yang bisa diingat dari peristiwa masakecil kecuali kilasan-kilasan yang cukup membekas termasuk kehilangan seorang teman. Ardiyansah nama teman saya tersebut. Sehari-hari dia tinggal bersama ibu dan seorang adik perempuan, sedangkan ayahnya jarang pulang karena bekerja sebagai nelayan memang membutuhkan waktu dua sampai tiga minggu untuk mencari ikan baru bisa mendarat dan menjual hasil tangkapan. Ardiyansah sering sekali mengeluhkan ibu nya yang seperti tidak sayang kepadanya. Apapun tindakan nya yang kurang berkenan dihati sang ibu, maka dia selalu mendapat omelan bahkan tidak jarang mendapat pukulan dan hal tersebut tidak berlaku bagi adik perempuannya. Dia mengatakan bahwa nasibnya sama seperti dalam film Ratapan Anak Tiri yang kami tonton di dirumah tetangga seminggu sebelumnya, tetapi bedanya adalah bahwa ada atau tidaknya ayahnya perlakuannya tetap sama dan sang ayah hanya diam saja melihat ibu memarahinya walupun pada hal-hal sepele seperti telambat menimba air di sumur untuk mandi adiknya. Sehari setelah keberangkatan ayahnya, Ardiyansah mendadak sakit panas tetapi dia berusaha mendiamkan karena menganggap penyakitnya hal biasa dan tetap mengerjakan rutinitas pekerjaan rumah yang menurut ukuran saya waktu itu terlalu berlebihan/overload. Setelah empat hari panasnya tidak juga turun dan kondisi badannya mulai melemah tetapi ibunya seperti tidak mau tahu dimana pekerjaan rumah tetap harus dikerjakan. Siang itu hujan turun sangat deras, adik perempuannya terjatuh dan terluka dan ibunya minta supaya dibelikan obat di warung. Sebenarnya kondisi Ardiyansah jauh lebih parah dari pada adiknya tapi ketidakmautahuan yang membuatnya jadi berbeda. Ardiyansah memaksakan diri berjalan diantara guyuran hujan. Payung kecilnya tidak mampu menahan terpaan air hujan dari samping yang dibawa angin, sehingga sebagian tubuhnya basah , menggigil dan obat ditangannya jatuh. Mengetahui obat untuk anak perempuannya basah walaupun pada kenyataannya obat(merah) tersebut masih utuh karena kemasan dalam terbungkus plastik tetap saja omelan yang diterimanya, tetapi kali ini Ardiyansah menangis. Dia tidak tahu lagi kepada siapa dia mengabarkan rasa sakitnya, selain mulutnya yang bergumam memanjatkan doa dan tertidur di beranda depan rumahnya. Ibu Ardiyansyah terdengar berteriak memanggilnya tetapi tidak ada suara sahutan, Ardiyansah tetap terbaring kaku. Temanku itu telah meninggalkan kami untuk selamanya, meninggalkan diskriminasi yang menimpanya, meninggalkan derita yang dideranya. Dia tidak mendapatkan toleransi dari penyakit demam berdarah menghinggapi tubuh kecilnya dan sang ayah tidak tahu kabarnya ada dimana ( maklumlah belum ada handpone seperti saat ini). Dua minggu setelah ayahnya pulang, saya mendapatkan cerita bahwa Ardiyansyah adalah anak dari istri kedua ayahnya tetapi ibunya meninggal sewaktu melahirkannya. Ibunya yang tidak rela dimadu melampiaskan amarahnya pada Ardiyansah, seorang anak yang tidak pernah tahu permasalahan orang tuanya. Sahabatku semua ironi ini masih sering terjadi dimanapun , terutama didesa-desa, dimana masalah ekonomi sering memicu ketidak harmonisan. Tataplah mata anak-anak kita dan bercerminlah dipantulan airmatanya, siapatahu kita baru sadar ternyata kita adalah orang tua yang buruk rupa. Salam David
[keluarga-islam] Jangan Bilang Siapa-Siapa
Jangan Bilang Siapa-Siapa Hari libur memang hari keluarga, waktu saya lebih banyak di habiskan dirumah. Siang itu sambil membaca surat kabar ibukota di beranda depan, tetangga sebelah rumah datang menyapa dan terjadilah percakapan. Di akhir percakapan tersebut, tetangga saya menceritakan sebuah rahasia, sebenarnya ini termasuk kategori gosip atau gibah tetapi saya tidak mau menyelanya biarlah Allah lah yang maha tahu, setelah menceritakan sesuatu yang dianggap rahasia tersebut, dia mengahiri dengan kata tolong jangan bilang siapa-siapa entar kalo sampe ketelinga dia kan jadi gak enak. Saya hanya mengangguk tanpa memberikan konfirmasi lisan. Di dalam perjalan kerumah yang berjarak tiga ratus meter dari masjid setelah menunaikan sholat Isya, Pak Hendi wakil ketua rukun tetangga/RT bercerita mengenai rahasia yang tadi pagi diceritakan tetangga saya dan di akhir cerita Pak Hendi berkata ini rahasia diantara kita saja tolong gak usah dikasih tahu siapa-siapa . Walaupun merasa ada yang janggal tetapi saya mengangguk saja untuk menyenangkan hatinya. Mungkin inilah yang dinamakan rahasia umum, sesuatu yang dianggap rahasia tetapi masyarakat umum banyak yang sudah tahu, mungkin untuk ukuran negara sama seperti rahasia umum mengenai perilaku para wakil rakyat kita. cuma permasalahnnya kenapa mesti diembel-embeli kata jangan bilang siapa-siapa jika ternyata siapa-siapa tersebut akan mendapat giliran untuk disapa, ah...ada-ada saja. eh mau tahu suatu rahasia gak sahut Helmi ketika mengembalikan buku yang di pinjam olehnya seminggu yang lalu . Loh kan rahasia kok ngasih tahu saya jawab saya sambil tersenyum dan menebak pasti ini rahasia yang sama seperti yang di ceritakan bapak-bapak tetangga kemaren soalnya saya juga dikasih tahu secara rahasia mengenai rahasia ini , balas Helmi udahlah saya gak mau tahur sahut saya dan Helmi justru semakin tidak tahan untuk menceritakan terserah mau tahu atau ngga saya ceritain aja deh katanya sambil terus mengoceh gak karuan, dan ternyata isi ceritanya sama saja...yah namanya juga rahasia umum hampir tidak beda dengan WC umum. Salam David
[keluarga-islam] Yang Tersentuh
Yang Tersentuh Sentuhan seorang ibu memang bisa membuat ketenangan pada diri anak. Getaran cinta ibu mampu mengalir pada pori-pori kulit anak dan menembus hatinya, diam , damai tak terperi. Sebuah sentuhan bisa menggambarkan isi hati orang yang menyentuh, lihatlah bagaimana seorang pawang menjinakan seekor ular hanya dari sentuhan, begitu juga dengan binatang lainnya karena hanya bahasa tubuh itulah yang bisa melintasi berbagai mahluk seperti florist dengan bunga, seperti petani dengan padi dan nelayan dengan ikan yang di budidayakannya. Jarak antara tempat kerja saya dan masjid cukup jauh, sehingga untuk sholat dzuhur sewaktu jam istirahat dan makan siang lebih cepat menggunakan sepeda motor yang menjadi alat transportasi harian. Kebetulan warung makanan berjejer di depan masjid sehingga sekali melangkah dua kepentingan terlampaui begitulah kira-kira kalo kita mau cocokan dengan peri bahasa. Memang tidak pernah ada tarif parkir resmi didepan masjid tetapi biasanya orang memberi sebanyak seribu rupiah untuk sekali parkir (tidak ada hitungan waktu ). Saya sebenarnya jarang berbicara lama dengan tukang parkir tersebut, sebut saja namanya Saimin, tetapi setiap bertemu, saya sempatkan menjabat tangan atau paling tidak menyentuh pundaknya sambil menanyakan khabar, itu saja tidak lebih. Tetapi tindakan sederhana yang berasal dari sunnah Rasulullah tersebut cukup membekas di hatinya. Jika belum ada orang keluar atau masuk parkiran biasanya Saimin selalu duduk di sepeda motor saya. Suatu hari sewaktu Saimin hendak memandu truk yang lewat depan masjid, ada yang coba mencuri motor saya, tetapi Saimin berhasil mengagalkan walau sang pencuri tidak berhasil di tangkap dan bodi motor saya sedikit retak karena sewaktu ketahuan, motor dibanting ke tanah lalu pencuri tersebut melarikan diri dengan rekannya yang mengendarai sepeda motor lain . Saimin minta maaf karena tidak bisa menjaga sepeda motor saya. Sambil menjabat tangannya, saya mengatakan bahwa sayalah yang mesti berterimakasih karena telah berhasil menggagalkan pencurian tersebut. Saimin hanya tersenyum sambil menyentuh pundak saya, itulah pertamakali dia yang menyentuh saya dan bisa saya rasakan sebuah rasa persahabatan. Ada bahasa verbal yang ketika di ungkapkan bisa dimengerti setiap mahluk yang memiliki telinga, ada bahasa gerak ( Gesture ) atau mimik yang ketika di ungkapkan mungkin bisa di mengerti oleh semua mahluk yang memilki mata dan ada juga bahasa tubuh yaitu sentuhan yang ketika di ungkapkan bisa dirasakan oleh mahluk yang tidak memiliki telinga dan mata sekalipun tetapi bisa dirasakan oleh hati Anas Ra berkata,Kami bertanya kepada Rasulullah Saw, Bila berjumpa sahabat (saudara seiman) apakah kita saling membungkuk? Nabi Saw menjawab, Tidak usah. Kami bertanya lagi, Apakah berpelukan satu sama lain? Nabi menjawab, Tidak, tetapi cukup dengan saling bersalaman . (HR. Ibnu Majah) Salam David
[keluarga-islam] Cukup Memulai dari Mengartikan
Cukup Memulai dari Mengartikan Banyak orang melupakan bahwa bunyi baik itu berupa kata atau nada pertamakali berinteraksi bukan dengan fikiran tetapi dengan telinga. Dan fitrah telinga adalah mendengarkan sesuatu yang merdu atau sesuatu yang enak didengar. Terlepas dari manfaatnya, secara jujur pasti telinga atau kuping memilih mendengarkan musik yang menyejukan ketimbang pengajian yang membosankan, sehingga siapapun dia yang ketika ingin berkomunikasi atau ingin menyampaikan sesuatu kepada orang lain semestinya juga menguasai kekuatan intonasi kata atau nada. Kekuatan yang memerintah dunia memang bukanlah kata-kata, tapi dengan kata-katalah seseorang menggunakan kekuatannya, kata blaise pascal Sore itu Ustadz Najib terlambat datang karena ada urusan keluarga, sebagian teman mengusulkan mengadakan tadarusan sambil menunggu Ustadz Najib. Sewaktu acara tadarusan berlangsung, rumah yang berada dibelakang musholah menghidupkan radio tape agak keras dengan lagu Tuhan dari Bimbo. Lagu tersebut memecahkan konsentrasi kami. Secara jujur, sensitivitas spritual saya lebih tersentuh lewat lagu itu dari pada suara tadarusan yang sedang tersaji dan secara reflek saya justru lebih mengikuti setiap bait lirik lagu tersebut dan mengikuti irama dengan sentuhan menyayat hati. Lebih dari itu Pandi malah ikut menyanyi dengan suara lirih seperti berbisik. Ustad Najib ketika datang hanya tersenyum di depan pintu sambil mengucapkan salam, nampaknya dia sudah tahu kelakuan kami ini. di sunnahkan membaca Al Qur'an dengan tartil dan usahakan membaguskan suara, karena bacaan tersebut tidak hanya untuk diri kita tetapi juga untuk orang lain yang mendengarkannya kata Ustadz najib sambil duduk diantara kami, memang tidak semua orang bisa melantunkan Al Qur'an dengan indah dan untuk itu harus sering melakukan latihan, Diantara para sahabat hanya beberapa orang yang masyhur melantunkan Al Qur'an dengan indah seperti Abdullah bin Mas'ud dan Ubay bin Ka'ab yang Rasulullah sendiri pernah sampai menangis mendengarnya lanjutnya sambil membuka kitab yang akan dipelajari, hari itu khusus pelajaran tauhid. Filosofi membaca adalah berusaha memaknai kandungan dari sesuatu yang dibaca. Di dunia ini , satu-satunya yang paling banyak di baca berulang-ulang tetapi paling jarang dimaknai hanyalah Al Qur'an, sebab jika dibandingkan dengan kitab agama lain yang dibaca dalam bahasa ibu masing-masing ( tidak ada standarisasi bahasa ) maka semakin sering di ulang, semakin mengertilah mereka terhadap kitab mereka, sebaliknya kitab Al Qur'an yang terstandarisasi dalam bahasa arab, walaupun dibaca seribu kali jika tidak di artikan dalam bahasa ibu maka tidak akan pernah ada makna yang bisa diraih. Ketika ditanya barapa kali jama'ah mengkhatamkan Al Qur'an oleh Ustadz Abbas dalam pengajian tadabbur Al Qur'an, ada yang menjawab seratus kali ( tampak sudah berumur) ada yang sudah lima puluh kali, tiga puluh kali dan yang paling sedikit lima kali. Ketika ditanya siapa yang mengerti bahasa Al Qur'an (Arab) dari sekitar tiga puluh orang hanya empat yang mengangkat tangan, Ustadz Abbas hanya tersenyum dan berkata tidak apa-apa , tapi jika memang tidak bisa bahasa Al Qur'an, maka pertanyaan saya ganti dengan berapa kali jama'ah semua telah mengkhatamkan terjemahan Al Qur'an ? . Para jama'ah banyak yang diam tetapi ada juga yang menjawab dan sungguh menakjubkan ternyata jawaban paling banyak hanya delapan kali itu juga oleh seorang kakek berumur sekitar enam puluhan . Al Qur'an adalah sebuah rahasia hidup, walaupun sebagian berisi sejarah tetapi itu bukan jadi alasan untuk selalu menganalisa masa lalu dan juga bukan untuk selalu berusaha untuk mengantispasi masa depan, tetapi rahasia itu mengharapkan kita untuk bisa memahaminya agar hidup yang kita jalani hari ini bisa lebih berarti. Salam David
[keluarga-islam] Mahluk Allah itu Bernama Anjing
Mahluk Allah itu Bernama Anjing Kediaman orang tuaku terletak di pinggiran jakarta. Walaupun hampir sama padatnya dengan Jakarta, tetapi banyaknya pohon-pohon sebagai sarana penghijauan dan penahan serapan air membuat beberapa warga dilingkungan tersebut mengembangkan hobi mereka memelihara binatang seperti burung, ayam, kelinci dan kambing bahkan di pinggiran rawa ada yang memelihara bebek. Sekitar satu setengah tahun yang lalu, di halaman rumah belakang tiba-tiba muncul seekor anak anjing yang baru bisa jalan, karena tampak masih tertatih-tatih yang bermain bersama anak kucing. Entah tersasar atau ada yang membuang, yang jelas sejak hari itu anak anjing tersebut seperti mengikat tali persaudaraan dengan anak kucing dan tinggal dengan damai di halam belakang rumah orang tuaku. Satu tahun kemudian perkembangan anak anjing tersebut melampaui anak kucing, tetapi kemesaraan mereka tetap tidak berubah. Berbeda dengan kucing, anjing lebih berkarakter artinya mereka lebih spontan membela orang yang memberi mereka makan jika terjadi sesuatu yang tidak diharapkan sedangkan kucing , lenggang tidak mau tahu seperti mengatakan akukan binantang, tidak ikut campur urusan manusia seperti kejadian ada yang mengambil pisang di pekarangan belakang maka anjing ini langsung menyalak dengan keras yang membangunkan tidak hanya isi rumah tetapi juga tetangga. Ayahku sebenarnya risih dengan keberadaan anjing ini karena kemanapun ayahku pergi dia sesalu mengikuti termasuk pergi kemasjid. Anjing ini seperti terlatih untuk menunggu sampai selesai sholat, atau sampai selesai berbelanja dipasar dekat rumah, atau sampai selesai bertamu ketetangga, sehingga para tetangga mengira ayahku sengaja memelihara anjing ini padahal tidak. Walaupun demikian ayah tetap rutin memberi makan anjing dan kucing ini sehari dua kali yaitu pagi dan sore hari . Ada satu alasan mengapa ayah tidak pernah mengusir atau membuang anjing ini selain loyalitasnya, yaitu tidak pernah membuang kotoran di pekarangan rumah, entah dimana dia membuangnya dan juga tidak ada tetangga yang mengeluh karena perpindahan lokasi pembuangan tersebut. Disamping itu kebiasaaan anjing lain yaitu suka menjilat dan mengendus, tidak dilakukan oleh anjing ini, entah karena terbiasa bergaul dengan kucing atau ada faktor lain sehingga bisa merubah kebiasaan dari habitatnya oleh karena itu ayah tidak pernah ragu dengan sandal atau sarung yang di gunakannya terkena najis. Namun belakangan ini, ayah ingin memberikannya kepada orang lain, karena gunjingan tetangga semakin keras, mungkin bagi mereka tetap aneh seorang muslim yang taat memelihara seekor anjing walaupun anjing itu sangat jinak dan tidak pernah mengganggu siapapun, dan kebetulan ada tetangga lain RT yang beragama kristen bersedia menampung. Pada hari ahad dua minggu yang lalu anjing itu tidak mau makan seharian, dia tampak murung dan ketakutan, selalu berada di pojok rumah, sekilas ayah melihat pada sore itu setitik air dimatanya, dia seperti rudung suatu kesedihan, seperti akan berpisah sangat jauh. Pada malam harinya ayahku melihat dia masih berada di pojokan rumah tertidur atau hanya sekedar berbaring. Pagi harinya tiba-tiba anjing itu menghilang entah kemana. Ayah walaupun memang berniat memberikannya kepada orang lain tetapi merasa seperti ada yang meresahkan hatinya dan itulah yang membuatkan nya mencari seharian tetapi tidak ketemu. Beberapa hari kemudian terdengar berita bahwa ada beberapa anjing jalanan yang masih muda dibunuh untuk di konsumsi bahkan setelah di potong ada yang diperjual belikan untuk kalangan tertentu. Mendengar berita tersebut ayahku cuma terdiam tidak bisa berbuat apa-apa karena memang tidak pernah memegang hak kepemilikan binatang tersebut. Mata ayah nampak berkaca-kaca mendengar khabar tersebut. Ada sesuatu yang hilang, yang kurang diharapkan ketika dia ada tetapi membekas cukup dalam ketika dia tidak ada. Binatang yang sampai tiga kali disebutkan di dalam surat Al Kahfi itu seperti pelajaran dari ayat-ayat kauniyah Allah di alam semesta tentang suatu kasih sayang. tentang sebuah kesetiaan, tentang kebersamaan walau hanya dari seekor binantang yang telah bertamu satu tahun lebih dirumah pinggiran Jakarta tersebut. Dari Abu Hurairah , Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Tatkala seorang lelaki sedang berjalan pada sebuah jalan terasalah olehnya dahaga yang sangat. Lalu ia mendapati sebuah sumur dan bersegeralah ia meneruninya untuk minum. Ketika keluar, tiba-tiba dia melihat seekor anjing menjulurkan lidah sambil menjilat-jilati debu karena sangat haus. Lelaki itu berkata: anjing ini sedang kehausan seperti aku tadi lalu turunlah dia kembali ke dalam sumur untuk memenuhi sepatu kulitnya dengan air lalu digigit agar dapat naik kembali. Kemudian ia meminumkan air itu kepada anjing tersebut. Allah berterima kasih kepadanya lalu mengampuninya. Para sahabat bertanya: Wahai Rasulullah! Apakah kami akan mendapatkan pahala karena
[keluarga-islam] Mata Pelajaran Ahlak
Mata Pelajaran Ahlak Setelah beberapa tahun mengikuti pengajian, seorang teman mengeluarkan catatan mengenai apa saja yang telah dipelajari selama ini, sesuatu yang saya sendiri jarang mencatatnya. Hampir semua teman pengajian yang berjumlah kurang dari dua puluh orang menyenangi masalah Fiqih karena standard, rujukan dan penilaiannya jelas. Ustadz Najib juga bisa menilai dalam parktek kekurangan para muridnya dalam masalah fiqih tersebut. Walaupun agak tersendat-sendat pelajaran Nahwu-shorof pun mengalami sedikit kemajuan demikian juga halnya dengan pelajaran-pelajaran lain, yang tolak ukurnya bisa dilihat secara kasat mata. Sewaktu teman membuka bukunya yang sangat komplit tersebut, ada satu bab yang susah dilihat tingkat kemajuannya, bahkan Ustadz Najib mengabaikan bab ini dalam penilaian ahir semester ( penilaian non formal, karena pengajiannya juga tidak mengikat itulah sebab mengapa jumlah pesertanya saya bilang kurang dari dua puluh, karena setiap pertemuan memang selalu naik turun tetapi tidak pernah lebih dari dua puluh ). Bab tersebut adalah bab ahlak, bab yang berisi cara-cara memperindah ahlak, dan cara-cara menghindari ahlak tercela. Kalaupun Ustadz Najib bertanya pada abab ini, pertanyaannya tidak lebih dari hafalan cara-cara tadi dan dalil yang mendukung, sedangkan hasil mempelajari bab tadi seperti tersembunyi seolah ustadz Najib sedang berkata Allah lah yang maha mengetahui. Pandi yang berperawakan agak tinggi adalah satu-satunya diantara murid yang paling susah menangkap pelajaran dan selalu datang terlambat, bahkan anak-anak lain suka di buat kesal karena harus mengulangi materi sampai beberapa kali hanya karena Pandi kurang mengerti. Saya mungkin bodoh dan kalau di buat skala penilaian paling tinggi cuma poin enam tapi entah mengapa poin yang sudah kelewat rendah itu masih susah juga di kejar Pandi, jadi silahkan tebak sendiri kira-kira berapa poin Pandi. Tetapi anehnya Ustad Najib terlihat sangat sayang kepadanya, pertanyaan-pertanyaan Pandi yang jarang berkembang tidak pernah diabaikan. Cuma ada satu yang saya suka dari Pandi yaitu wajahnya yang selalu ceria, dan senyumnya tidak pernah lepas dari bibirnya, pokoknya tampak selalu senang sampai saya bingung, sebenarnya dia itu senang mentertawakan kami karena selalu menggerutu kepadanya atau karena memang senang karena ditertawakan , sama saja kelihatannya. Suatu hari karena habis menghadiri kondangan saudara, saya terlambat datang ke pengajian. Seharusnya posisi terlambat ini milik spesial Pandi , tetapi karena suatu hal posisi ini aku rebut secara tidak sengaja darinya. Ketika hendak masuk gang musholah tempat Ustadz Najib biasa ngajar, saya melihat Pandi baru tiba. Dia tidak langsung masuk tetapi merapihkan sandal anak-anak lain yang berantakan bahkan ada yang masuk got dekat musholah, tidak ketinggalan dia memungut sampah yang berserakan dan setelah itu baru dia masuk sambil mengucapkan salam. Pak Jumal yang tinggal tepat didepan musholah mengatakan bahwa setiap akan masuk Pandi selalu merapihkan dan membersihkan pekarangan musholah. Mungkin itu sebabnya dia menyengajakan diri terlambat, entahlah. Saya baru sadar mengapa Ustadz Najib begitu menyayanginya, mungkin dalam bab mata pelajaran lain kami berkejar-kejaran diatas angka lima meninggalkan Pandi yang tidak pernah resah dengan angka-angka. Tetapi untuk penilaian bab yang tidak pernah dilakukan oleh Ustadz Najib karena memang sulit untuk di buktikan, telah tersemat di leher seorang pria yang selalu diledekin teman-temannya, nilai yang tidak akan pernah di ungkapkan karena mungkin bagi sebagian orang terlihat sangat sepele tetapi jelas nilai itu telah tergores di langit atas musholah. Salam David
[keluarga-islam] Keinginan Menjadi Kaya
Keinginan Menjadi Kaya Apa yang membedakan pertamakali ketika kita memiliki uang seratus ribu dengan uang seratus juta ? tidak lain adalah keinginan-keinginan. Ketika uang yang di peroleh hanya seratus ribu maka keinginan kita seperti menyesuaikan bahkan memangkas hal-hal yang dirasa kurang perlu, tetapi ketika uang yang di peroleh seratus juta maka muncul seketika berbagai keinginan untuk direalisasikan termasuk sesuatu yang kurang perlu sekalipun, sehingga pertanyaannya adalah apakah rezeki yang telah di berikan Allah masih kurang atau kita yang mesti mengurangi berbagai keinginan untuk disesuaikan dengan rezeki yang telah amanahkan Allah kepada kita ? Tentu tidak sesederhana itu karena variant kebutuhan setiap orang berbeda-beda dan sebuah keinginan tetaplah sebuah keinginan karena itulah yang membedakan manusia hidup dengan manusia yang tidak hidup atau yang tidak mau lagi hidup. Antisipasinya hanyalah sebuah kesimbangan antara tawwaqal dan ikhtiar , antara sabar dan syukur karena jika tidak, keinginan bisa menjadi liar dan selanjutnya akan muncul pertanyaan apakah keinginan bisa diartikan sebagai hawa nafsu jika keinginan adalah hawa nafsu maka posisinya tidak lagi menjadi pemicu (trigger), tetapi berubah menjadi negatif maka Allah menerangkan dalam surat An Naazi'at Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya syurgalah tempat tinggal(nya). (QS 79:40-41) Apa yang membedakan orang kaya yang bertaqwa dengan orang miskin yang bertaqwa ? pertanyaan itu diajukan diantara peserta pengajian tadabbur al Qur'an, tidak ada yang berani menjawab tetapi kalau di suruh memilih tentu semua yang ada di masjid itu memilih menjadi orang kaya yang bertaqwa. Diantara empat sahabat dekat nabi yang menjadi khalifah hanya Ali ra yang tergolong miskin, tetapi baik Rasulullah maupun para sahabat yang kaya tidak pernah hidup dalam kemewahan ( kecuali Muawiyah bin Abu Sofyan yang bahkan pernah di tegur oleh Umar bin Khattab ) hampir semua harta yang mereka peroleh di sumbangkan di jalan Allah, Rasulullah sendiri yang seorang saudagar dan khalifah tidur beralaskan pelepah kurma, Abu Bakar hampir kesusahan menafkahi keluarga karena hartanya habis disumbangkan. Ustadz Abbas menerangkan bahwa didalam Al Qur'an tidak pernah di bicarakan hak orang kaya selain tanggung jawab terhadap orang miskin, sikaya di bebankan kewajiban-kewajiban sedangkan simiskin disuruh untuk bersabar. didalam hadist diterangkan perhitungan orang kaya dan orang miskin berjarak lima ratus tahun kesimpulannya orang kaya yang bertaqwa memang lebih dimuliakan karena mereka disibukan dengan berbagai kewajiban artinya kekayaan tersebut bukan untuk dinikmati tetapi untuk dibagi-bagi , kata Ustadz Abbas masa sih ustadz, kita tidak boleh menikmati sesuatu yang telah kita usahakan bukankah zakat cuma dikenai dua setengah persen kata salah seorang peserta, Ustadz Abbas hanya tersenyum Didalam ilmu hadist memang lebih di dahulukan perintah Rasulullah lewat ucapan ketimbang contoh beliau lewat perbuatan, perintah biasanya disesuaikan dengan kondisi ummatnya jawab Ustadz Abbas mengahiri pengajian. Jaffar As shadiq pernah berdoa Ya Allah sibukan hamba dalam membagi-bagikan hartamu dan jangan sibukan hamba dalam mencari hartamu Salam David
[keluarga-islam] Tidak Seindah Kisah-Kisah
Tidak Seindah Kisah-Kisah koran-koran, pos kota, kompas, koran teriak Wawan diantara lalu lalang mobil di persimpangan di bawah bypass jalan pramuka menjajakan korannya yang masih belum habis walau hari sudah beranjak siang. Wawan terus menelusuri jalan menuju arah Ahmad Yani , Rawasari persis di depan toko-toko keramik ( waktu itu belum di gusur ). Wawan berhenti dan duduk di taman depan toko tersebut sambil menghitung perolehan sementara. Tampak beberapa orang sedang melakukan tawar menawar dengan pedagang keramik, dan yang paling menyolok adalah seorang ibu yang berpakaian long dress abu-abu mirip piama yang menawar dengan suara tinggi dengan logat mandarin yang khas. Setelah melakukan transaksi dan membayar si ibu menyuruh asisstennya mengangkut keramik-keramik yang telah di pisahkan oleh si penjual kebagian pojok toko dan dia sibuk melayani pembeli lain. Tiga kali asisten ibu tersebut bolak balik mengangkat keramik karena ada empat keramik yang telah di pisahkan si penjual, tetapi setelah menunggu beberapa lama si asisten ibu itu tak kunjung datang malah masuk mobil seperti mau pergi, sontak wawan berlari mengambil keramik tersisa untuk di serahkan kepada ibu tadi tunggu bu masih ada satu lagi yang belum diambil teriak wawan sambil berlari kearah mobil ibu tersebut. Mungkin karena takut tertinggal , wawan berlari tanpa melihat bahwa akar pohon-pohon didepan toko-toko tersebut banyak yang menyeruak keluar seperti menonjolnya urat nadi para binaragawan. Ternyata mengandalkan mata kaki tidak cukup, Wawan terpleset, keramik jatuh dan pecah. Bukannya rasa terimakasih dan kasihan yang di peroleh, sebaliknya malah mendapatkan makian kamu itu gimana sih, kalo mau bantu hati-hati dong, kalo cuma ketinggalan saya bisa balik ambil lagi nih barang, tapi kalo sudah begini kamu orang mau ganti teriak ibu tadi masih dengan logat mandarin yang kental. Wawan cuma diam menunduk maafkan saya bu . Sambil terus merepet gak karuan, ibu terus berlalu tapi nada ejekan masih terdengar dari para pedagang di sekitar situ. Niat baik belum tentu menghasilkan sesuatu yang baik, terkadang kita sering terlena oleh cerita atau kisah yang sering kita forward jika di email bahwa melakukan kebaikan akan mendapatkan kebaikan berlipat ganda secara kontan baik berupa uang atau kebaikan-kebaikan lain seolah kita telah mendikte cara berfikir Allah, atau jika mau berprasangka baik mungkin bisa juga memang untuk memotivasi yang lain melakukan hal yang sama, tapi pernah kita sadari bahwa Allah mempunyai rencana sendiri yang pada dunia nyata justru kejadian seperti wawanlah yang mungkin sering kita alami tentang arti sebuah kesabaran yang jika telah diperlakukan seperti itu apakah kita masih mau melakukan hal yang sama , pada tempat yang sama , mungkin ? Salam David
[keluarga-islam] Cukup Menjadi Seorang Pekerja
Cukup Menjadi Seorang Pekerja Entah siapa yang pertama kali memulai kebiasaan ini yang jelas salah satu penggerak aktivitas di dunia adalah benda keramat bernama uang. Jika di zaman prasejarah seperti yang kita baca di buku waktu sekolah dulu bahwa yang mempunyai kekuasaan adalah yang paling kuat, maka point itu sekarang telah bergerser menjadi yang paling kaya, benda keramat yang bernama uang tersebut telah merombak berbagai peradaban. Bahkan paradigma kita sebagai orang tua hampir sama dengan orang tua kita dulu yang ketika menanyakan cita-cita anaknya menjadi apa ? maka apapun pilihan sang anak , takaran terakhir adalah berapa banyak uang yang bisa dihasilkan dari profesi yang dicita-citakan tersebut sehingga sang anak kelak jadi makmur, tidak susah. Bagaimana seandainya di perkotaan seperti ini orang tua mendengar cita-cita anaknya seperti Ibu saya ingin jadi petani atau Ayah aku kalo sudah besar ingin jadi nelayan, pasti ada sedikit miris di hati mendengarnya, kalaupun mau berbesar hati maka pasti ada embel-embel dengan mengatakan ya gak apa-apa asal jadi petani yang kaya atau boleh jadi nelayan tapi nelayan yang sukses yang punya kapal sendiri dan banyak anak buah . Lalu salahnya dimana ? tidak ada karena semua orang tua tentu menginginkan yang terbaik bagi anaknya. Saat kecil profesi petani dan nelayan bukanlah jadi pilihan, tetapi ketika sudah beranjak dewasa bisa jadi profesi tadi menjadi kenyataan yang harus dijalani. Menyekolahkan anak sampai keperguruan tinggi walaupun secara filosofi agar anak menjadi orang yang pintar tetapi secara kasat mata bisa dipastikan bahwa maksud terselubung adalah agar mudah mendapatkan pekerjaan yang layak dan hal ini juga pernah kita alami sewaktu masih sekolah atau kuliah, artinya secara singkat yaitu menjadi pintar agar mudah bekerja pada orang lain ( employee) dan kita belum terbiasa dengan wacana sekolah yang tinggi agar bisa mempekerjakan orang lain ( employer) sehingga jika ada yang menyimpulkan bahwa pemilik perusahaan belum tentu pintar dan orang pintar belum tentu bisa memiliki perusahaan adalah sah-sah saja karena memang kenyataanya seperti itu. Didalam Islam cerita mengenai uang tidak jauh dari sekedar mencari nafkah untuk kebutuhan sehari-hari dan menyisihkan jika telah melebihi kebutuhan sedangkan cerita profesi tidak lagi menyangkut masalah uang tapi masalah tanggung jawab, seperti tanggung jawab hakim, kewajiban pekerja, kewajiban pengusaha, tanggung jawab pemimpin , adab dan kesopanan berdagang dan sebagainya. Kaya dan Miskin adalah dampak dari proses, bukan tujuan , dan dampak tersebut melekatkan predikat baru yaitu Muzaki dan Mustahik, cukup sederhana sebenarnya. Sesungguhnya Allah suka kepada hamba yang berkarya dan terampil (professional atau ahli). Barangsiapa bersusah-payah mencari nafkah untuk keluarganya maka dia serupa dengan seorang mujahid di jalan Allah Azza wajalla. (HR. Ahmad) Salam David
[keluarga-islam] Memahami Yang Telah Diketahui
Memahami Yang Telah Diketahui Setelah belajar setengah matipun nilai akuntansiku tidak pernah bisa melampaui angka tujuh, terlalu banyak istilah-istilah yang memusingkan kepala tentang definisi alamat postingan (entries), padahal ayahku seorang pedagang yang tidak pernah belajar akuntansi tetapi ketika ditanya masalah proses pencatatan keluar masuk uang dengan cepat dia bisa meyebutkan semua transaksi yang rata-rata di hafal di luar kepala. Masalah sebenarnya adalah sebuah penyederhanaan. Fikiran kita tidak cukup sederhana dalam menyederhanakan sesuatu. sehingga terkesan semakin kompleks jalan fikiran seseorang semakin pintarlah dia. Di dalam pelajaran agama Islam sendiri guru pernah bertanya Apakah inti dari ajaran agama Islam ? banyak yang memberikan jawaban-jawaban yang cerdas tapi rata-rata bersifat umum , seperti agar bisa merubah ahlak, karena pada waktu itu masa jahiliyah yaitu masa kebodohan kata sugianto yang tepat di belakangku. Agar kita bisa melaksanakan seluruh perintah Allah dan menjauhi seluruh laranganNya yang tercantum di dalam Al Qur'an maupun sunnah nabi sahut romlah di pojokan bangku depan. Aku sendiri tidak tau jawabannya apalagi berusaha untuk menjawab dan malah sibuk buat PR pajak yang semestinya di kerjakan di rumah tapi mentok yah terpaksa minta sedekah jawaban dari kanan kiri dan sehabis mata pelajaran agama Islam ini adalah mata pelajaran Perpajakan. Semua jawaban tidak ada yang salah, tetapi inti ajaran agama Islam yang lebih tepat adalah mengesakan Allah , La ilaha illallah kata Pak Zainudin guru agama kami waktu sekolah dulu. Jauh sekali dari pandangan kami waktu itu bahwa mempelajari agama Islam berarti mempelajari tata cara sholat, tata cara zakat, puasa, dan lain-lain yang merupakan rukun Islam, mempelajari rukun iman, mempelajari sejarah Islam. Intinya adalah mengetahui, masalah memahami apalagi meyakini di nomor sekiankan, dan ini juga berlaku untuk semua mata pelajaran. Ahirannya tentu semua sudah bisa menebak, ya ..terlupakan. Kisah belajar mengajar juga telah dialami oleh Rasulullah. Turunnya Al Qur'an secara bertahap merupakan proses pembelajaran tiada henti yang diteruskan kepada para sahabat untuk dilaksanakan dan tidak berhenti pada proses mengtahui, karena hanya dengan pelaksanaan kita bisa memperoleh pemahaman. Lapar harus dirasakan untuk bisa memahami apa yang telah kita ketahui tentang puasa, Harta harus disisihkan agar kita bisa memahami apa yang telah kita pelajari tentang zakat. Pelajaran memang tidak boleh berhenti sampai kapanpun karena hidup selalu memaksa untuk terus di maknai. Salam David
Re: [keluarga-islam] Trs: Berita DUKA, AL-Pacitan Meninggal Dunia
Kata memang bisa mengukir rasa, hanya itu wakil di sini , di dunia seribu pendapat dan ketika salah satu diantara kita yang telah lama menebarkan rasa itu berpulang, sudah selayaknya kita mengembalikan rasa itu dengan ungkapan kata dan doa semoga almarhum di terima disisi Allah Subhanahu wa Ta'ala, Inna lilallahi wa inna ilaihi roji'uun - Original Message - From: MK. Mattawaf To: keluarga-islam@yahoogroups.com Sent: Thursday, December 11, 2008 8:30 AM Subject: [keluarga-islam] Trs: Berita DUKA, AL-Pacitan Meninggal Dunia innalillahi wa inna ilaihi roji'un - Pesan Diteruskan Dari: muslim in suffer [EMAIL PROTECTED] Kepada: berland hendrik [EMAIL PROTECTED] Cc: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED];. Terkirim: Kamis, 11 Desember, 2008 08:32:08 Topik: Re: Berita DUKA, AL-Pacitan Meninggal Dunia Walaupun ana tidak kenal dekat secara fisik, tapi ana merasa sangat dekat lewat diskusi dan komunitas dunia maya islam. innalillahi wa inna ilaihi roji'un semuanya berasal dari Allah swt, dan pasti akan kembali kepada-NYA. Semoga amal ibadahnya diterima Ilahi Robbi dan yang ditinggalkan mendapat kesabaran dlm menghadapi cobaan dan duka ini. -abu ubassy- 2008/12/10 berland hendrik [EMAIL PROTECTED] Ahmadi Agung atau lebih di kenal dng Agung AL-Pacitan seorang Penulis handal seorang Pelukis Unik kabarnya telah meninggal dunia karena penyakit komplikasi. Bangsa Indonesia kembali kehilangan salah satu Putra terbaiknya. Rgrd Berlnd -- Selalu bisa chat di profil jaringan, blog, atau situs web pribadi! Yahoo! memungkinkan Anda selalu bisa chat melalui Pingbox. Coba!
[keluarga-islam] Sunnah Yang Terlupakan
Sunnah Yang Terlupakan Sore itu terjadi sebuah drama penahanan. Pak Sadeli memang telah lama tidak bertegur sapa dengan Pak Amin , tetapi anehnya kedua orang tua itu kerap bertemu di masjid untuk menunaikan sholat berjama'ah, mungkin karena masjid lain terletak cukup jauh dari pemukiman mereka. Permasalahan mereka berkisar pada tanah sengketa, tetapi masalah itu tidak usah di bahas, kita fokuskan saja pada tingkah Pak Sadeli mengahiri perseteruannya. Sehebat apapun gejolak Api pasti akan bertekuk lutut pada siraman air, Pak Sadeli telah memutuskan untuk menghabiskan masa tuanya di kampung sekalian meneruskan hobi lamanya berternak ayam kampung, namun untuk bisa lenggang mulus kekampung Pak Sadeli tidak mau menyisakan bara yang telah terbakar lama. Hanya saja ada satu masalah yaitu Pak Sadeli tidak pandai merangkai kata-kata untuk memulai sapa-menyapa dengan Pak Amin di samping itu dia juga tidak suka melibatkan orang lain, tapi memang segala sesuatu membutuhkan permulaan untuk bisa diahiri dengan pembiasaan pikir Pak Sadeli. Ketika Pak Amin masuk kemasjid hendak melaksanakan sholat maghrib berjama'ah, terdengar suara Assalamu'alaikum Pak Amin belum sempat Pak Amin menjawab tiba-tiba Pak Sadeli telah merangkulnya dari samping Ayo Pak silahkan sambil terus menggandeng tangan Pak amin kearah shaf depan, setelah itu diam, bahkan Pak Amin tidak berkata sepatah kata pun , bingung, kesal, kaget bercampur aduk tidak karuan , tidak lama kemudian suara imam terdengar memulai takbir. Ketika telah selesai sholat kembali Pak Sadeli menjabat tangan Pak Amin kalo ada yang mengatakan jauh di mata dekat di hati, eh kita yang sudah tua ini malah dekat dimata jauh dihati, maafkan sajalah saya Pak mungkin semua ini kekhilafan saya sahut Pak Sadeli , beberapa hari kemudian sewaktu akan berangkat pulang, baru saya tahu kalau kalimat itu di hafal oleh nya dari pagi hari yang di ilhami dari buku peri bahasa cucunya. Tapi ada satu yang jelas yaitu Pak Amin telah tertawan oleh rasa malu, oleh rasa kesal, oleh rasa dendam, dan oleh rasa penyesalan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata selain diam sambil menyaksikan Pak Sadeli berlalu dari masjid. Kita sering mendengar cerita bagaimana Rasulullah menawan musuh-musuhnya dengan kebaikan dari lemparan batu yang dibalas dengan perhatian beliau dengan bersilaturahim ketika sipelempar sakit , dari yang mencaci maki yang kemudian dibalas oleh beliau dengan memberi makan bahkan disuapi ( kisah yahudi buta), dan banyak lagi sunnah yang tak terlihat itu, yang entah mengapa jarang di sunnahkan untuk dilaksanakan, padahal itulah amaliyah ahlak yang orang melihatnya saja sampai tergetar akan kedahsyatannya. semua orang yang berada di masjid waktu itu hanya bisa terperangah melihat adegan tersebut, seperti menyaksikan potongan paragraph terakhir dari buku roman kehidupan Salam David
[keluarga-islam] Siapapun Bisa Memberi
Siapapun Bisa Memberi Dan masing-masing orang memperoleh derajat-derajat (seimbang) dengan apa yang dikerjakannya. Dan Tuhanmu tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan. (QS 6:132) Sebenarnya yang terpenting dalam hidup adalah bagaimana cara kita memaknai hidup itu sendiri, karena dalam sudut apapun selalu ada nilai disisi Allah tergantung apakah setiap kejadian itu di niatkan karena Allah atau tidak. Tanpa kita sadari keseimbangan selalu mewarnai hidup kita, tetapi sebagai manusia , pertanyaan justru sering diajukan hanya pada sisi yang tidak menguntungkan dan seolah melupakan segala kelebihan yang telah di anugrahkan. Terkadang untuk bisa memahami sebuah persoalan , kita pertamakali harus bisa membebaskan diri dari hasrat memperoleh jawaban karena apapun jawaban Allah kepada kita belum tentu bisa kita mengerti sebagai sebuah gambaran yang utuh apalagi jika hanya di kaitkan dengan substansi persoalan hidup sesaat. Abu Musa mengatakan bahwa Nabi saw bersabda, Tiap-tiap muslim itu harus bersedekah. Mereka bertanya, Wahai Rasulullah, bagaimanakah orang yang tidak mendapatkan (sesuatu untuk bersedekah)? Beliau bersabda, Ia bekerja dengan tangannya. Lalu, ia manfaatkan untuk dirinya dan menyedekahkannya. Mereka bertanya, Bagaimana jika ia tidak mendapatkan? Beliau bersabda, Menolong orang yang mempunyai keperluan yang dalam kesusahan. Mereka bertanya, Bagaimana jika tidak mendapatkan? Beliau bersabda, Hendaklah ia mengamalkan (dalam satu riwayat: menyuruh kepada kebaikan atau berkata ) dengan kebaikan dan menahan diri. (Dalam satu riwayat mereka bertanya, Jika ia tidak melakukan kebaikan? Beliau menjawab, Maka hendaklah ia menahan diri) dari kejahatan dan hal itu menjadi sedekah baginya. (Sahih Bukhari) Pernahkah kita merasakan sensasi memberi dan menerima ? Ada rasa bahagia ketika bisa menerima dan ada rasa bangga ketika bisa memberi, permasalahannya yang manakah yang lebih dominan mewarnai hidup ini dan hal ini bukan pada masalah memiliki atau tidak memiliki tetapi lebih pada permasalahan kemauan untuk berbagi karena jika kita mulai dari yang sederhana maka bukankah senyuman itu juga sedekah lalu kepemilikan seperti apa yang mesti dipersoalkan dari sebuah senyuman. Jika takaran fisik adalah harta maka takaran jiwa dalah hati, kedua sumber tersebut merupakan potensi kita untuk bisa memberi. Orang tua kita dulu pernah berkata bahwa baik mempunyai kemampuan untuk memberi namun cukup bijaksana jika kita juga mempunyai kemampuan untuk membuat orang lain bisa memberi. Caranya ? masih kata orang tua dulu yaitu jangan pernah memberikan ikan tapi berikanlah pancing agar mereka berusaha mencari ikan sendiri sehingga suatu ketika pancing itu bisa di wariskan kepada orang lain lagi, trus kesimpulan negatifnya ? ya mau makan ikan sendiri, udah capek mancing seharian enak aja di bagi-bagi. Salam David
[keluarga-islam] Saran Terakhir
Saran Terakhir Sehabis sholat maghrib, seorang teman bertanya kepada saya bagaimana cara agar kita senantiasa terjaga dari perbuatan dosa dan selalu bisa berbuat kebaikan. Saya menyarankan agar dia bertanya langsung kepada orang yang berkompetent di bidangnya yaitu Ustad Farid yang biasa jadi imam di masjid atau Ustad Abbas yang biasa mengajar tadabbur Al Qur'an, tapi teman tersebut menolak dengan alasan bahwa jawaban yang di berikan terlalu bersifat idealis dan susah untuk dilaksanakan apalagi harus merombak berbagai kebiasaanya seperti mengusahakan sholat malam , banyak-banyak berpuasa, bergaul dengan orang baik-baik saja (sholeh ) sedangkan yang kurang apalagi yang tidak baik, ditinggalkan saja katanya kepada saya dan jelas saya mendukung seratus persen usulan para Ustad tersebut, tetapi dia ingin saran dari saya sebagai sesama orang yang banyak dosa kilahnya. Niatnya sih baik yaitu minta saran, tapi alasannya cukup menyakitkan, tapi ya sudah lah memang kenyataanya banyak dosa kok mau menyangkal. Menjadi orang baik memerlukan sebuah proses panjang yang berakhir pada nama, karena apa yang kita nilai baik hari ini belum tentu bisa bertahan sampai esok hari seperti yang di isyaratkan oleh Rasulullah bawa kalo mau lihat amal yang sesungguhnya lihatlah di penghujungnya (saat ajal mendekat) , sebaliknya apa yang kita lecehkan atau kita anggap kurang baik saat ini mungkin suatu hari jika Allah mengijinkan bisa lebih baik dari diri kita sendiri. Ada sebuah perbandingan yang cukup miris yang sering di lontarkan orang banyak yaitu lebih baik dianggap bekas orang jahat dari pada dianggap bekas orang baik. Mungkin inilah saran pamungkas untuk orang paling malas ( mungkin seperti saya juga ). Saran tersebut cukup singkat kepadanya yaitu awali dengan keyakinan dan ahiri dengan pelaksanaan , maksudnya perbanyaklah berdoa kepada Allah dengan penuh keyakinan agar di tunjuki jalan yang lurus yaitu jalan orang-orang yang di ridhoi olehNYa dan kemampuan untuk menapaki jalan tersebut dan berdoa agar Allah juga memberikan kita kemampuan untuk menjauhi perbuatan yang di murkaiNya karena pada dasarnya tidak ada satupun yang bisa melampaui kehendakNya termasuk ikhtiar kita dan ada saat dimana Allah berkehendak atas doa hambanya, ...Dan Tuhanmu berfirman: Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu (QS 40:60) Jika kita merasa berat melaksanakan ibadah atas anjuran ustadz teruslah berdoa agar Allah sendiri yang menetapkan keinginan dihati kita , Fa alhamaha fujuraha wa taqwaha ( QS 91:8) tetapi ketika keinginan itu sudah terbersit, maka tolong jangan sanggah, laksanakanlah karena bersitan dihati itu tidak sering muncul , dan ketika kita sudah melaksanakan tinggal melakukan proses pembiasaan Insya Allah Jauh lebih mudah dari pada proses pemaksaan diri , permasalahannya proses ini memakan waktu dan pertanyaannya apakah umur kita masih mau berkompromi kata saya kepada teman tadi yang hanya melongo entah mengerti entah tidak Salam David
[keluarga-islam] Subjektifitas Sebuah Zakat
Subjektifitas Sebuah Zakat Dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada rasul, supaya kamu diberi rahmat. (QS 24:56 Setiap ahir tahun di masjid dekat rumah biasanya diadakan rekapitulasi dana zakat, infaq dan sadaqoh untuk di buatkan laporan tahunan antara pemasukan dan pengeluaran kas masjid. Dari hasil rekapitulasi tadi terlihat bahwa jika ditotal jumlah nominal zakat jauh lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah infaq dan sadaqoh namun jika diambil perbandingan data qualitatif orangnya ( zakat mal memang terdata tapi infaq dan sadaqoh tidak sehingga di ambil asumsi dengan lembaran uang yang terkumpul, artinya jika jumlah infaq dan sadaqoh sepuluh juta yang terdiri dari lima ratus lembar uang kertas maka asumsi kasar ada lima ratus orang yang berinfaq dan sadaqoh ) maka terjadi sesuatu yang bertolak belakang yaitu satu banding lima puluh antara zakat dengan infaq dan sadaqoh artinya dari lima puluh orang yang berinfaq dan sadaqoh hanya satu orang yang membayar zakat ( dalam hal ini zakat mal ) , apakah kondisinya memang seperti itu atau ada kesalah pahaman ( misinterpretasi ) masyarakat antara zakat dan infaq-sadaqoh. Zakat hukumya wajib jika telah sampai nisab dan haulnya, logikanya seseorang yang telah berzakat memilki kemungkinan besar untuk berinfaq-sadaqoh, sedangkan infaq-sadaqoh bersifat sunnah dan belum tentu orang yang melakukanya terkena kewajiban membayar zakat jika memang belum sampai nisab dan haulnya, pertanyaannya adakah seseorang yang menyengaja menyampaikan harta yang dimilikinya pada nisab dan haul atau menyengaja membiarkan sampai memang saatnya tiba dimana memang sudah tidak ada lagi biaya yang menggerogoti pemasukan, atau terjadi lonjakan pemasukan yang susah di kejar oleh pengeluaran. Perintah sholat dan membayar zakat di dalam Al Qur'an selalu bersanding sebagai pasangan keimanan dan sekarang sepertinya ada yang tercecer. Di negara kita, pajak memiliki kekuatan hukum tetapi tidak demikian hal nya dengan zakat, jika pajak memiliki point-point yang menyebabkan wajib pajak sulit berkilah maka point tersebut sulit diterapkan pada zakat , padahal sejarah mencatat pada masa kekhalifan Abu Bakar ra, para ingkar zakat di perangi bahkan ada yang dibunuh, kira-kira kriteria apa yang dimiliki oleh Abu Bakar ra sehingga bisa menentukan orang yang terkena kewajiban zakat atau tidak, karena pada hari ini kewajiban yang satu itu sangat bersifat subjectif, hanya dirinya dan Allah saja sepertinya yang mengetahui. Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS 9:103) Salam David
[keluarga-islam] Realitas Tipuan
Realitas Tipuan Didalam hidup kita sering memperoleh kesempatan yang bisa kita anggap cukup bernilai. Nilai tersebut terkadang mesti dicari dengan kerja keras tetapi ada juga saat dimana nilai tersebut di temukan secara tidak terduga. Namun kedua hal tersebut diatas sama-sama tidak bermanfaat ketika kesempatan itu tidak di pergunakan sebaik-baiknya. Jika didalam dunia usaha yang paling penting adalah diffrensiasi sedangkan sebagai pribadi yang terpenting adalah aktualisasi, pertanyaannya adalah aktualisasi terhadap apa ? jika kita jawab dalam prespektip agama tentu saja aktualisasi terhadap kesempatan hidup yang di berikan oleh Allah kepada kita. Jika kebijakan ekonomi memiliki skala mikro dan makro begitu juga dengan proyeksi berfikir kita yang terpola pada kata seadainya, andaikata, jika saja di iringi dengan idealisme kata seperti semestinya, seharusnya , selayaknya melawan sandaran terakhir kata yaitu pada kenyataanya. beraroma sangat pesimis bukan ? tapi jelas realistis. contoh ... Ketika hangat issue krisis global yang dimulai dengan subprime mortage di Amerika, semua membiacarakan dampaknya dan analisa kedepan dengan berbagai asumsi kecerdasan berfikir dan sepertinya akan terjadi kekacauan ekonomi selanjutnya akan menggelinding bagaikan bola salju pada bidang lain titik (.) itu semua masalah makro , sekarang kita masuk kemasalah mikro di mulai dengan pertanyaan apakah setelah kejadian itu kita masih hidup, masih bisa makan gak sih ? , trus kalo sudah begitu saya mo ngapain yah . Pilihan nya cuma satu yaitu menjalani hidup dengan baik, karena jika pertanyaan di balik apakah yang kita peroleh dan kerjakan hari ini adalah hasil dari analisa berfikir masa lalu ? maka sebagian besar diantara kita tentu akan menjawab tidak . ...so what , dan pada akhirnya kita akan berkata la haula wala quata illa billah , tiada daya dan upaya melainkan semuanya atas kehendak Allah semata. Ada beberapa hal yang mewarnai hidup kita dalam perjalanan menuju pintu kubur, yaitu pekerjaan yang kita lakukan sehari-hari, keluarga yang menemani, interaksi dengan lingkungan dan lainnya yang mungkin secara kita tidak sadari dari sanalah investasi yang sesungguhnya (the real investment) kita lakukan dalam kaitannya dengan amal ibadah, dalam kaitannya dengan pahala dan dosa, dalam kaitannya dengan amar ma'ruf nahi mungkar. selebihnya hanya sekedar pelengkap. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu. (QS 57:20) Salam David
[keluarga-islam] Dzikir Keseharian
Dzikir Keseharian Alladzinaamanu wa tatmaninnu qulubuhum bidzikrillah 'ala bi dzikrillahi tatmainnul qulub surat Ar Ra'd ayat dua puluh delapan ini sudah dikenal baik oleh para ahli dzikir, tetapi mungkin tidak banyak yang bisa menghayatinya dalam tataran realistis. Ketika masih sekolah dulu sering diadakan outbond atau outing program keluar kota setelah ujian akhir dan selalu ada tim survey lapangan sebelum acara diadakan dan saya termasuk diantaranya. Setelah melakukan musywarah dan mufakat di tetapkan lah Cibatok bogor sebagai tempat outbond berikutnya. Tim survey sebenarnya ada tiga orang tapi ada dua orang lagi yang bersedia menjadi penggembira dan dengan dana sendiri tentunya karena pada dasarnya mereka memang senang jalan-jalan. Salah satu diantara tim survey mempunyai uwak yang ada di salah satu desa dekat Jasinga Bogor, dan kami merencanakan mampir kesana setelah survey, sebenarnya jarak antara Cibatok dan Jasinga cukup jauh tapi bukan tim survey namanya jika mudah menyerah pada jarak. Setelah melakukan survey, kami tiba di desa tujuan pukul setengah enam sore tapi kondisi sudah gelap karena hujan turun cukup deras. Biasanya pada jam segitu masih ada tukang ojek yang mangkal di prapatan untuk mengangkut penumpang kekampung dalam yang berjarak sekitar dua kilometer tetapi waktu itu tidak satupun yang terlihat sehingga kami memutuskan untuk berjalan kaki. Mungkin bagi orang setempat petir yang memekakkan telinga saling sahut menyahut merupakan hal biasa tapi tidak bagi kami. Ricky salah satu diantanya yang sering mengucapakan Astagfirullah sewaktu petir menyambar, semakin keras suara petir semakin tinggi pula suara Ricky menunjukan ketakutan dan ternyata lafaz agung tersebut tidak lebih dari sekedar tameng kelatahan. Hujan mulai berhenti, perjalanan masih sekitar satu kilometer dan angin bertiup sangat kencang mengguncang tubuh kami yang menggigil karena basah kehujanan. Setelah melangkah beberapa lama tampak tumpukan batu nisan di pinggir jalan. Ternyata kami harus melewati area pekuburan, suasana tampak mencekam dan satu persatu diantara kami melafazkan ayat kursi , ayat favorite untuk hal-hal menakutkan bahkan saking seringnya dipergunakan untuk hal-hal ini maka sering diplesetkan jadi ayat horor, padahal otak yang membacanyalah yang penuh horor yang horrible. Dan hal ini terbukti, sewaktu kami berjalan sambil melafazkan ayat kursyi , tiba-tiba ada pohon tumbang di belakang kami akibat terpaan angin yang kurang bersahabat dan seketika itupula kami lari pontang-panting gak karuan. Ayat suci itupun menguap seketika tidak berbekas dihati pembacanya selain rona ketakutan yang tampak di pias muka. Sering kita terjebak dalam kausalitas parsial, dimana pemahaman kita terhadap ayat-ayat Allah adalah tekstual bukan kontekstual , kita melepaskan ayat dari yang mempunyai ayat tersebut yaitu Allah Subhanahu wa Ta'ala sehingga kepala dan hati kita penuh dengan lafaz dan bacaan ayat-yat suci tapi jauh dari keyakinan kita terhadap zat Allah sendiri sehingga tujuan seperti yang diterangkan Al Quran 'ala bi dzikrillahi tatmainnul qulub jarang kita resapi pada keseharian yang kita jalani. Salam David
[keluarga-islam] Wajah Ke Ikhlasan
Wajah Ke Ikhlasan Tetangga non muslim dekat rumah seperti tidak mau kalah dengan muslim sekitarnya, hampir tiap tahun dia membeli satu ekor kambing untuk di bagikan pada saat Idul Adha, berbagi setahun sekalikan tidak ada salahnya katanya. Di belahan Jakarta yang lain tetangga seorang teman yang muslim justru tiap tahun berkurban hanya agar bisa nyate se erte katanya. masalah nilai ibadahnya terserah yang diatas aje tambahnya gak mau ambil pusing. Susana diatas terjadi mungkin karena nilai yang di korbankan tidak berbanding apa-apa dengan yang tersimpan nyaman di brankas rumah atau bank. Demikian juga dengan seorang bapak yang kehilangan uang di perjalanan , dengan nada sabar beliau berkata yah mungkin sudah taqdir Allah, uang itu hilang, segala sesuatu yang berasal dari Allah akan kembali kepada Allah katanya dengan nada filosofis. Tetapi ketika beberapa bulan kemudian terjadi kebakaran yang menghabiskan hampir seluruh hartanya, tampak air muka yang sangat berbeda dari yang pernah di tampakan beliau ketika mendapat musibah tempo lalu, bahkan ketika saya hampiri dan berkata sabar pak segala yang berasal dari Allah akan kembali kepada Allah , dia menatap dengan roman sedikit kesal mudah bicara seperti itu nak serunya dengan suara sangat dalam. Berkurban memang disunnahkan bagi yang mau dan mampu melaksanakan, dan ada saat dimana kemauan bisa memposisikan kita sebagai orang yang mampu, dan ada juga saat kemampuan kita terpinggirkan oleh kemauan. Semua merupakan proyeksi hati, cermin yang terus menerus memantul. Ke Ikhlasanlah cerita yang sebenarnya hendak di cuatkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala karena jelas sangat berbeda antara memberikan seluruh yang tersisa dengan menyisakan sedikit dari yang ada walaupun cerita yang ditampilkan sama-sama wajah keikhlasan. Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya. ( Surat An Nisa ayat 125 ) Salam David
Re: [keluarga-islam] Wajah Ke Ikhlasan
Assalamu'alaikum Pak Taufik Terimakasih atas masukannya Semoga Allah selalu meridhoi Bapak, seperti kata orang masukan yang paling buruk sekalipun jauh lebih baik dari pada yang tidak mau memberikan masukan, sekali lagi terimakasih pak, dan insya Allah saya berusaha lebih baik insya Allah. Salam David - Original Message - From: OK Taufik To: keluarga-islam@yahoogroups.com ; [EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, November 24, 2008 4:57 PM Subject: Re: [keluarga-islam] Wajah Ke Ikhlasan tak nyambung katrok! 2008/11/24 David Sofyan Wajah Ke Ikhlasan Tetangga non muslim dekat rumah seperti tidak mau kalah dengan muslim sekitarnya, hampir tiap tahun dia membeli satu ekor kambing untuk di bagikan pada saat Idul Adha, berbagi setahun sekalikan tidak ada salahnya katanya. Di belahan Jakarta yang lain tetangga seorang teman yang muslim justru tiap tahun berkurban hanya agar bisa nyate se erte katanya. masalah nilai ibadahnya terserah yang diatas aje tambahnya gak mau ambil pusing. Susana diatas terjadi mungkin karena nilai yang di korbankan tidak berbanding apa-apa dengan yang tersimpan nyaman di brankas rumah atau bank. Demikian juga dengan seorang bapak yang kehilangan uang di perjalanan , dengan nada sabar beliau berkata yah mungkin sudah taqdir Allah, uang itu hilang, segala sesuatu yang berasal dari Allah akan kembali kepada Allah katanya dengan nada filosofis. Tetapi ketika beberapa bulan kemudian terjadi kebakaran yang menghabiskan hampir seluruh hartanya, tampak air muka yang sangat berbeda dari yang pernah di tampakan beliau ketika mendapat musibah tempo lalu, bahkan ketika saya hampiri dan berkata sabar pak segala yang berasal dari Allah akan kembali kepada Allah , dia menatap dengan roman sedikit kesal mudah bicara seperti itu nak serunya dengan suara sangat dalam. Berkurban memang disunnahkan bagi yang mau dan mampu melaksanakan, dan ada saat dimana kemauan bisa memposisikan kita sebagai orang yang mampu, dan ada juga saat kemampuan kita terpinggirkan oleh kemauan. Semua merupakan proyeksi hati, cermin yang terus menerus memantul. Ke Ikhlasanlah cerita yang sebenarnya hendak di cuatkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala karena jelas sangat berbeda antara memberikan seluruh yang tersisa dengan menyisakan sedikit dari yang ada walaupun cerita yang ditampilkan sama-sama wajah keikhlasan. Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya. ( Surat An Nisa ayat 125 ) Salam David
[keluarga-islam] Memanfaatkan Yang Tersisa (Umur)
Memanfaatkan Yang Tersisa (Umur) Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Janganlah seorang di antara kamu mengharapkan kematian dan jangan pula memohonnya sebelum kematian itu datang menjemputnya. Sesungguhnya apabila seorang di antara kamu meninggal dunia maka terputuslah amal perbuatannya dan sesungguhnya usia seorang mukmin itu akan menambah kebajikan (bagi dirinya). (Shahih Muslim No.4843) Di usia yang hampir delapan puluh lima tahun Pak Rangkuti mengalami sedikit depresi karena maut belum juga datang menyapa sedangkan penyakit telah bertamu beberapa kali, itulah resiko menjadi tua, gravitasi bumi semakin terasa selorohnya ketika selesai sholat maghrib di masjid. Walaupun ketika masih kecil anaknya sering di gendong dibelai dan disayang namun saat ini beliau malu terus-terusan merepotkan mereka, dan hal ini mungkin juga dirasakan oleh para lansia di seluruh dunia apalagi yang keluarganya hidup dalam kesederhanaan. Dibalik setiap harapan selalu tersembunyi sebuah resiko menyertai, dan sewaktu kita berdoa di panjangkan umur agar bisa lebih banyak beribadah maka mungkin resiko itulah sebenarnya ibadah yang mesti kita jalani disamping ibadah ritual yang sudah ada. Confusius pernah berkata Banyak orang yang mengukur umurnya dari hari dan tahun, ada yang mengukurnya dari canda dan derai airmata, ada yang mengukurnya lewat detak jantung yang tiada henti tetapi ukuran sejati adalah dari amal perbuatan yang telah kita kita lakukan bagi orang lain Dari Ibnu Umar radhiallohu 'anhuma beliau berkata: Rosululloh shalallahu 'alaihi wa sallam pernah memegang kedua pundakku seraya bersabda, Jadilah engkau di dunia seperti orang asing atau musafir. Ibnu Umar berkata: Jika engkau berada di sore hari jangan menunggu datangnya pagi dan jika engkau berada pada waktu pagi hari jangan menunggu datangnya sore. Pergunakanlah masa sehatmu sebelum sakit dan masa hidupmu sebelum mati (HR. Bukhori) Salam David
[keluarga-islam] Islam Protestant
Islam Protestant Menghadapi sesuatu karena tidak ada jalan lain adalah tindakan seorang hamba Menghadapi sesuatu karena memastikan tidak ada kesulitan tindakan hewan Menghadapi sesuatu walaupun di hadang kesulitan adalah tindakan manusia berakal Menghadapi sesuatu dengan cita-cita dan pengorbanan adalah tindakan seorang pahlawan (Narciso Irala) Hujan akan segera turun padahal tempat yang dituju masih jauh , badan mulai letih sedangkan kanan kiri jalan hanya tampak hutan kecil dan padang ilalang, Farhat salah satu teman menganjurkan untuk terus berjalan atau berlari kecil sambil mengacungkan tangan kejalan berharap ada pengendara mobil atau omprengan yang bersedia di tumpangi, karena ada kesalahan perhitungan yang menyebabkan dana perjalanan mengalami kemerosotan tajam. Herman berteriak kegirangan Heii semua, ada bangunan tua sebelah sana, mungkin bisa buat berteduh sambil numpang sholat. Setelah mendekat ternyata bangunan tua yang sudah tidak terpakai itu sebuah gereja. Kami tidak ambil pusing bahkan khalifah Umar pun pernah menjadikan masjid dari bekas gereja. Hujan turun dan kami bisa berwudhuk dengan air hujan karena pompa di belakang gereja sudah tidak bisa di gunakan. Walaupun kurang terawat tetapi beberapa perlengkapan di dalam gereja masih banyak yang tersisa salah satunya patung bunda Maria (Maryam bagi ummat Islam) persis di tengah altar dan kebetulan yang tidak diharapkan terjadi yaitu setelah berunding dengan teman dan dengan panduan kompas ternyata arah kiblat menghadap ke altar tersebut, kearah bunda Maria. Apa boleh buat wa Lillahil masyriqu wal magrib..(QS 2:115) Dasar Islam Protestan, sholat kok menghadap tuhan agama lain teriak seorang pria tua yang baru saja datang, mungkin sehabis mencari kayu karena terlihat seonggok kayu yang telah terikat akar pohon di sebelahnya. Kami baru saja selesai sholat berjama'ah. Assalamu'alaikum Pak kata ku kepadanya karena kata permulaan apa lagi yang lebih baik selain salam. Bapak tua itu bahkan tidak menjawab salam tadi Kami sholat menghadap kesana karena memang kebetulan saja arah kiblat kesana, disamping itu seperti Bapak lihat sendiri area altar adalah yang lumayan bersih dibanding sudut lain di ruangan ini jawab Farhat terhadap ucapan Bapak tua tadi. Mungkin karena hujan mulai reda bapak tua tadi tidak menjawab tetapi malah langsung pergi, ya khusnuzonnya mungkin dia takut hujan turun lagi karena walaupun agak reda tapi mendung belum berlalu. Perjalanan di teruskan menuju kampung terdekat, terkadang keadaan bisa membuat orang memiliki ide-ide memalukan. Kehabisan uang dijalan sebenarnya hal yang mencurigakan untuk orang yang berniat jalan-jalan (Travelling) tapi nantilah di bahas, sekarang fokuskan dulu sama ide gila si Farhat. Oprah Winfrey pernah berkata jangan terlalu sering membayangkan kesuksesan besar tapi mulailah rencana untuk membuat berbagai sukses-sukses kecil . Pengetahuan , tidak salah lagi pada saatnya memang bisa menolong seperti mengetahui orang yang berhak menerima zakat dan salah satunya adalah musafir yang kehabisan dana ya seperti pribadi-pribadi nyasar ini sehingga bisa dipastikan target pertama adalah masjid kampung terdekat . Berbekal surat At Taubah ayat 60, Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana kami sudah mempersiapkan segala macam kemungkinan termasuk di tolak oleh pengurus masjid. Namun diluar dugaan ketika baru melangkah memasuki gerbang desa kami telah di hadang dengan tangis bayi kelaparan, di hari menjelang magrib itu tampak kerumunan orang mengantri bahan makanan yang dibagikan oleh beberapa orang yang tampak kewalahan dan kelelahan menghadapi serbuan penduduk yang mungkin sudah berlangsung dari pagi. Ada dua pilihan yaitu ikut antri atau membantu membagikan tetapi itu tidak mungkin karena untuk masuk kearea pembagi susahnya minta ampun ya sudahlah pepatah lama mangatakan bahwa salah satu cara bijaksana dan paling sederhana mengurangi angka kemiskinan adalah dengan tidak menjadi bagian dari mereka, dan rencana kami gatot alias gagal total, tapi tujuan mencari masjid tetap dilanjutkan paling tidak maghrib kali ini bisa sholat di tempat yang cukup layak. Salam David Note : waktu yang menyebabkan bongkahan karang ini menjadi kepingan-kepingan mozaik kecil yang insya Allah suatu ketika bisa dirajut menjadi percah-percah yang utuh