[mediacare] kebahaagiaan sejati

2007-06-16 Terurut Topik Goenardjoadi Goenawan
kita banyak dikuasai oleh keinginan diri sendiri
kita banyak menginginkan yang belum pernah kita rasakan
terlalu banyak dunia yang tidak kita ketahui

rasa penasaran membunuh kita
terbuai oleh perasaan semu
dan intuisi yang mengiang-ngiang

dan kita menjadi sedih
sendu,
duka menyelimuti hidup

sesungguhnya, makna hidup telah ada
dan kebahaagiaan sejati hanya dapat kita raih

ketika kita telah meninggalkan kepentingan diri sendiri
ketika kita telah mulai memikirkan orang lain
maka kita akan menemukan jati diri
dan mensyukuri apa yang Tuhan telah berikan pada diri kita

salam,
Goenardjoadi Goenawan
Pengamat Kewirausahaan
www.manajemen-nurani.spaces.live.com
http://www.swa.co.id/swamajalah/sajian/details.php?cid=1id=5630pageNum=2

Miliki Buku-buku karya Ir. Goenardjoadi Goenawan, MM.  Ir. Stefanus Indrayana, 
MBA.:
* Best Life - Menjalani Hidup Bahagia Penuh Makna [terbit 31 Mei 2007]
* Manajemen Berbasis Nurani [terbit 1 Januari 2007]
* Memasarkan Dengan Hati [terbit 8 November 2006]
* Menjadi Kaya Dengan Hati Nurani
* Mata Air Untuk Dahaga Jiwaku
* Pelangi Kehidupan Entrepreneur


   
Ready
 for the edge of your seat? 
Check out tonight's top picks on Yahoo! TV. 
http://tv.yahoo.com/


Web:
http://groups.yahoo.com/group/mediacare/

Klik: 

http://mediacare.blogspot.com

atau

www.mediacare.biz


Untuk berlangganan MEDIACARE, kirim email kosong ke:
[EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/mediacare/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/mediacare/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


[mediacare] BEST LIFE - Menjalani Hidup Bahagia Penuh Makna

2007-06-02 Terurut Topik Goenardjoadi Goenawan
Komentar tentang Buku BEST LIFE - Menjalani Hidup Bahagia Penuh Makna, ditulis 
oleh Stefanus Indrayana, dan Goenardjoadi Goenawan terbit mulai 31 Mei 2007 di 
Toko-toko Gramedia di seluruh Indonesia:
   
  Saya yakin buku ini akan menjadi sumber inspirasi dan pencerahan masyarakat 
luas, yang tidak hanya ingin hidup berbahagia (being happy), namun juga terbaik 
dan bermakna (best of your life to others). Stefanus Indrayana dan Goenardjoadi 
Goenawan merangkum langkah langkah yang kelihatannya sederhana namun mendalam 
artinya. Buku ini dapat memberikan inspirasi untuk menjalani hidup dengan penuh 
makna, sanggup menghadapi perubahan, tegar dan sabar dalam menghadapi tantangan 
kehidupan, mengembangkan talenta, menciptakan mimpi besar, sekaligus dicintai 
“Sang Pencipta”. 
   
  SALAM SUKSES
  Agung Adiprasetyo
  CEO Kelompok Kompas Gramedia
   
  Saya sudah ratusan kali mendengar orang berkata seperti ini: Saya sih 
simpel-simpel aja, gak mau yang muluk-muluk. Saya mau jalanin aja hidup ini, 
seperti air mengalir... Kalau ada kata-kata seperti itu tanggapan saya cuma 
satu: Lha kalau airnya mengalir ke got, memangnya Anda mau ikut?. Tentunya 
tidak kan ?

  Nah, agar aliran air Anda tidak mengalir ke got, Anda sendirilah yang harus 
mengatur salurannya. Caranya dengan mulai menemukan makna hidup Anda, mengenal 
Jiwa
Anda, menemukan nilai-nilai dalam hidup Anda, dan dari situ, barulah Anda 
mendapatkan apa yang betul-betul Anda inginkan dalam hidup Anda. Segera setelah 
Anda menemukan itu semua, maka percayalah, hidup akan jadi lebih mudah bagi 
Anda.

Selamat membaca.
Salam
Safir Senduk
(www.perencanakeuangan.com)
   
   
  Buku ini tidak dimaksudkan untuk mengajak kita bermewah-mewah dalam gagasan 
abstrak atau untuk membuat kita terbuai oleh ilusi kebaikan diri kita sendiri. 
Buku ini hadir terutama untuk menggugah kita dari buaian tidur panjang yang 
membuat kita tak lagi bergairah untuk bangun atau tenggelam terlalu jauh dalam 
mimpi-mimpi yang kita ciptakan untuk diri sendiri. Buku ini, mengutip perkataan 
kedua penulis sendiri, adalah ketukan pada pintu hati kita agar kita mau 
membukakan pintu tersebut bagi orang lain.
   
  Pertanyaan yang teramat sulit untuk dijawab tetapi harus kita segera 
putuskan—sebelum lebih jauh melangkah masuk ke dalam relung-relung buku 
ini—adalah: bersediakah kita menyambut ketukan itu? Membuka pintu hati kita? 
Sehingga kata tak akan hanya menjadi “isyarat yang tak sempat disampaikan awan 
kepada hujan, yang menjadikannya tiada.” Dengan cuplikan dari sajak “Aku Ingin” 
karya penyair Sapardi Djoko Damono ini, saya ucapkan selamat membaca, dan 
semoga perjalanan membaca tersebut menjadi pengalaman penuh makna yang akan 
menjadi awal dari perjalanan yang lebih konkret, yakni perjalanan menempuh 
hidup yang penuh makna pula.
   
   
  11 April 2007
  Manneke Budiman
  Pengajar Fakultas Ilmu Budaya, UI

   
-
Luggage? GPS? Comic books? 
Check out fitting  gifts for grads at Yahoo! Search.

[mediacare] melamar kerja masih untung mendapat penurunan gaji

2007-05-19 Terurut Topik Goenardjoadi Goenawan
Kalau kita lihat sekarang kondisi ekonomi mikro Indonesia sungguh mengenaskan, 
bila kita coba jalan-jalan ke supermarket, bahkan hypermarket, di Mall-mall 
terasa sepi.  Terakhir kita dengar ada mobil honda jazz yang terjun dari parkir 
lantai 6, itupun bukan ke Mall, namun pergi ke acara gereja.
   
  Kalau kita lihat, coba ke supermarket atau Hypermarket di siang hari, 
pengunjung terasa kosong.  Belanja di Mall terbesarpun demikian, suasana terasa 
sepi.  Pengunjung ramai hanya dua hari seminggu, yaitu pada hari Sabtu-Minggu 
saja.  Para pramuniaga sering bergerombol ngobrol dengan kelompoknya hanya 
untuk mengusir rasa kantuk, menunggu pengunjung.
   
  Yang masih ramai hanya pengunjung bioskop Spiderman 3, wah, membludak, itupun 
karena studio 21 telah menurunkan harga menjadi rata-rata Rp 35,000 bahkan di 
Plaza EX.
   
  Bagaimana kita menyikapi hal ini?
   
  Para pengusaha semakin terdesak, terpojok, entrepreneur kecil-kecilan sudah 
gulung tikar dari tahun lalu.  Sementara restoran besar mengalami desakan 
kontraksi pasar, industry makanan menjadi over supply.  Lihat saja counter 
Donuts, atau Bakery, kebanyakan sepi.  
   
  Pengusaha harus cepat berubah haluan, istilahnya back to basic.  Kembali ke 
basic.  Kalau dulu handphone yang laku adalah model terbaru, harga Communicator 
9500 dulu sempat harganya 15 juta, sekarang handphone yang asal bisa untuk 
menelepon, syukur-syukur dual band, ngirit, kalau perlu rekondisi.
   
  Di Bandung ada Babe, Barang bekas, tokonya masih ramai.  Kita harus siap 
dengan fenomena ini Babe, kalau perlu dibuat satu paket kebutuhan keluarga: 
pisang, beras, minyak, roti, susu, Indomie, biscuits, selai, sabun, shampoo, 
detergent, baju anak-anak, odol satu paket seperti parcel harganya Rp 20,000.  
Dananya darimana?  tidak mungkin menjual paket tersebut semurah itu, dananya 
darimana?  Bisa dari sumbangan orang kaya, sedekah, zakat, perpuluhan, atau 
sumbangan tenaga pengemas.  paket dikemas oleh pekerja voluntir, iklan didukung 
oleh media secara sukarela.
   
  Kondisi negara kita seperti refugee.  Kita perlu memikirkan makanan bagi 
pengangguran, selama ini mereka ditanggung oleh keluarga.  Ibarat keluarga 
beranak 4, yang dua bekerja yang dua lagi mengantar jemput layaknya ojek.  
Lambat-laun keluarga tidak lagi mampu mendukung beban beratnya biaya hidup.  
Akhirnya sekarang banyak sekali pasangan pisah ranjang hanya karena tekanan 
ekonomi.
   
  Sudah banyak sepeda motor dijual, yang sudah lunas, dikredit kembali, tanah 
dijual murah, rumah dijual, untuk makan. Kalau dulu pengemis banyak yang 
pura-pura sekarang semua orang miskin beneran.
   
  Warung nasi Padang yang menjual ayam kare, rendang, perlu dirubah menjadi 
warung tegal yang menyediakan teri, tahu, dan telor balado.  Negara kita 
diberkati dengan sambal.  Hanya dengan sambal maka makanan terasa nikmat, 
walaupun harus hemat. 
   
  Kadang seperti di sebuah foodcourt di Mall, banyak sekali orang makan, 
makanan manado, makanan sunda, bebek goreng, tom yam seafood, namun pernahkah 
kita berpikir, beberapa orang tidak cukup memiliki uang untuk makan disana? 
sedangkan makanan dipajang secara terbuka.
   
  Di Jerman dan beberapa negara Eropa ada undang-uandang yang tidak menghukum 
pencuri makanan yang melakukan karena lapar, dan miskin.  Manusia kalau tidak 
diberi makan, apa disuruh mati saja?  Bahkan salah satu peri kebinatangan 
adalah setiap binatang wajib diberi makan.
   
  Sekarang kalau melamar kerja masih untung mendapat penurunan gaji, karena 
bahkan perusahaan terbesarpun melakukan pengurangan karyawan, calon karyawan 
sudah tidak lagi menuntut Toyota Vios, atau Avanza, naik sepeda motor atau 
Busway pun cukup, asal anak-anak tidak putus sekolah.
   
  Uang pesangon PHK tahun lalu sudah habis, karena iklim investasi sungguh 
memburuk.  Bila anda Manajer Senior, lakukanlah yang terbaik, bukan karena 
mengejar gaji anda, lakukanlah untuk menolong menyelamatkan karyawan dari 
pengangguran.
   
  Pemerintah perlu memikirkan pengangguran ini, bila tidak maka bukan masalah 
demo buruh yang ditakutkan, namun demo pengangguran.  Taksi di pool-pool banyak 
yang menganggur, apakah tidak cukup sopir?  masalahnya sopir banyak, namun 
penumpang kurang, sehingga banyak sopir taksi kerja rodi, keliling seharian 
hanya impas untuk biaya bensin.
   
  Acara  TV seperti Deal or No Deal, Who want to be millionaire, Super Deal 2 
Milyar perlu dihentikan, sungguh menyakitkan melihat uang Rp 150 juta diberikan 
begitu saja kepada kontestan.  sungguh menyakitkan.
   
  Polisi sekarang kalau mau menilang harus ngotot-ngototan karena sopir pun 
taidak punya uang, sehingga beberapa Polisi terpaksa menutupi mukanya dengan 
helm dan menutupi nama di dadanya dengan penutup saku yang diganjal HT.
   
  Pemerintah perlu melakukan crash program seperti karang taruna, atau 
organisasi pemuda mungkin tanpa gaji, namun paling tidak disediakan makanan dan 
kesibukan.  Saat ini para pengangguran sudah tidak lagi mencari 

[mediacare] duit

2007-04-28 Terurut Topik Goenardjoadi Goenawan
halo sahabat,

saat ini marak berbagai macam undian dan kuis berhadiah duit, namun satu hal 
yang sungguh mengganggu dan tidak baik, duit dipajang, dikipas-kipaskan sebagai 
iming-iming kepada peserta.

Kuis super deal 2 milyar rajanya, duit satu juta, dua juta, sepuluh juta, 
sebelas juta dikipas-kipaskan kepada peserta, diiming-iming secara tidak benar, 
seolah olah semua penduduk di Indonesia budak uang, demi uang kesetanan, hanya 
menunggu tirai 1 atau tirai 2.

Trans TV dan TV 7 bagi-bagi TV 21 inch, SCTV ikutan dengan membagi-bagi uang 
cash [duit beneran] dikipas-kipas kepada pemenang dua juta, kalau menjawab 
benar tiga juta atau empat juta, duduk-duduk nonton TV dapat hadiah, sungguh 
pesan goblok dari TV Broadcaster, membodohi masyarakat,

Undian dimana-mana bergambar hujan duit, duit ratusan ribu disebar dibuat mandi 
uang, gambar perempuan berada di bath tub penuh dengan lembaran ratusan ribu, 
mau jadi apa bangsa kita?

Kemana lagi pahala, amanah, amal, ilmu?  sudah ditukar menjadi duit semua.

salam,
GG

__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

[mediacare] Jebakan-Jebakan dalam Hidup

2007-04-22 Terurut Topik Goenardjoadi Goenawan
 sekali. Rekreasi kemana aja bisa. Lobi klien 
kemana-mana pake mobil. Sekarang kok cuma susu kental manis. ”Perhiasannya jual 
aja deh ma...”. ”Di rumah aja, dananya buat bayar bank besok”. ”Pake motor aja, 
dana BBM-nya buat bayar bank”.
Utang itu mulia. BODOL. Pegawai bank jadi tambah makmur, keluarga sendiri jadi 
menanggung ikut prihatin kena belenggu utang. Kalau pengen cepet maju harusnya 
dulu solusinya bukan utang, Tapi mempertajam empati, untuk membuat kehidupan 
semakin baik, memelihara bumi Allah. Utang ternyata bukanlah solusi utama buat 
maju.  Namun sudah terlanjur...
Ternyata Gusti Allah memang sedang menjewer telinga saya supaya lebih 
berempati, supaya saya meninggalkan ego dan nafsu, supaya tidak sombong, supaya 
lebih pasrah, sesungguhnya tiada daya dan kekuatan melainkan karena Allah yang 
Maha Agung.
Alhamdulillah. Ternyata Allah masih sayang aku. Mengingatkan aku supaya tidak 
sombong lagi.
Supaya tidak egois lagi...
Supaya tidak dugem lagi...
Supaya lebih mendekat lagi...
Supaya tidak maksiat lagi...
Supaya membersihkan jiwa saya...
Tobat...

Sekarang saya cuma pengen hidup tenteram tidak dikejar-kejar utang. Saya tidak 
ingin jadi miliuner. Ya Allah bebaskan aku dari utang yang buruk ini.
I want to be free dari utang.
Ahmad Mizani
 
Untuk lebih lengkapnya dapat dibaca di buku kami Best Life - Menjalani Hidup 
Bahagia Penuh Makna ditulis oleh Stefanus Indrayana  Goenardjoadi Goenawan, 
diterbitkan oleh Elex Media Komputindo mulai 1 Mei 2007.
 
salam,
Goenardjoadi Goenawan
Pengamat Kewirausahaan
www.manajemen-nurani.spaces.live.com
http://www.swa.co.id/swamajalah/sajian/details.php?cid=1id=5630pageNum=2

Miliki Buku-buku karya Ir. Goenardjoadi Goenawan, MM.  Ir. Stefanus Indrayana, 
MBA.:
* Best Life - Menjalani Hidup Bahagia Penuh Makna [terbit 1 Mei 2007]
* Manajemen Berbasis Nurani [terbit 1 Januari 2007]
Dan juga karya Ir. Goenardjoadi Goenawan, MM. lainnya:
* Memasarkan Dengan Hati [terbit 8 November 2006]
* Menjadi Kaya Dengan Hati Nurani
* Mata Air Untuk Dahaga Jiwaku
* Pelangi Kehidupan Entrepreneur

__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

[mediacare] Buku BEST LIFE - MENJALANI HIDUP BAHAGIA PENUH MAKNA

2007-04-20 Terurut Topik Goenardjoadi Goenawan
 takut, amarah, materialisme semata dan menentang 
kata hati yang benar.
2.  Mampu menjawab pertanyaan mengapa aku tercipta di dunia dengan mencari 
jawaban melalui tujuan penciptaan dan menjalankan kehidupan seperti tujuan Sang 
Pencipta.
3.  Mengerti bagaimana cara menjalani hidup secara lebih efektif dan fokus 
yang sesuai dengan tujuan Sang Pencipta, sehingga tidak lagi tersesat atau 
berjalan di tempat tapi mampu berkarya sesuai dengan hakikat penciptaan dan 
mengembangkan talenta yang diberikan.
4.  Membawa kehidupan bahagia penuh makna ke dalam kehidupan sehari-hari 
baik kepada diri sendiri, keluarga, komunitas maupun bangsa dan negara.  

Untuk lebih lengkapnya dapat dibaca di buku kami Best Life - Menjalani Hidup 
Bahagia Penuh Makna ditulis oleh Stefanus Indrayana  Goenardjoadi Goenawan, 
diterbitkan oleh Elex Media Komputindo mulai 1 Mei 2007.

salam,
Goenardjoadi Goenawan
Pengamat Kewirausahaan
www.manajemen-nurani.spaces.live.com
http://www.swa.co.id/swamajalah/sajian/details.php?cid=1id=5630pageNum=2

Miliki Buku-buku karya Ir. Goenardjoadi Goenawan, MM.  Ir. Stefanus Indrayana, 
MBA.:
* Best Life - Menjalani Hidup Bahagia Penuh Makna [terbit 1 Mei 2007]
* Manajemen Berbasis Nurani [terbit 1 Januari 2007]
Dan juga karya Ir. Goenardjoadi Goenawan, MM. lainnya:
* Memasarkan Dengan Hati [terbit 8 November 2006]
* Menjadi Kaya Dengan Hati Nurani
* Mata Air Untuk Dahaga Jiwaku
* Pelangi Kehidupan Entrepreneur

__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

[mediacare] Komentar Buku: LULUS KULIAH CARI KERJA? KUNO!!!

2007-04-11 Terurut Topik Goenardjoadi Goenawan

*Komentar Buku: LULUS KULIAH CARI KERJA? KUNO!!!*
Penulis: Dodi Mawardi
Penerbit: Elex Media Komputindo
Mulai Terbit: 10 April 2007


Buku Mas Dodi Lulus Kuliah cari kerja? Kuno!!! ini
enak dibaca dan sangat relevan menjadi tips bagi para
calon pengusaha muda.

Isinya sangat sistematis dan menjadi peta bagi para
lulusan sekolah yang ingin masuk ke dunia usaha,
menjadi Penghusaha, sehingga tidak lagi kaget, salah
jalan, namun mencapai sukses!.

salam,
Ir. Goenardjoadi Goenawan, MM.
Penulis buku Manajemen Berbasis Nurani (bersama Ir.
Stefanus Indrayana, MBA).


[mediacare] komentar puisi dari Pak KK

2007-04-11 Terurut Topik Goenardjoadi Goenawan
Ini ada komentar  puisi dari Pak Kusmayanto Kadiman Menteri Riset  Teknologi 
RI..

salam,
GG

Kawan-kawan,

Menyimak karangan-karangan Pak Goenardjoadi Goenawan, Pak Jansen Sinamo, Pak 
Ary Ginanjar, Pak Gede Prama, Pak Rama Royani dll saya teringat akan sebuah 
puisi antik favorit saya (yang selalu memberi inspirasi
dan motivasi setiap kali saya membacanya) berjudul Youth. Puisi tsb
menjadi favorit warga Jepang juga. Ini saya temukan di URL berikut:
http://www.bartleby.com/73/2099.html

Semoga bermanfaat bagi kawan-kawan.

Jabat erat,
KK

NB. Sejak saya di ITB puisi ini sering saya sebar-luaskan, maaf jika
ada yang merasa bosan menerimanya.
-

This poem was a favorite of Gen. Douglas MacArthur. Because of MacArthur
this poem has become extremely popular in Japan and a part of Japanese
business reading. I first became aware of it thru a tenugui gift from
Nojiri (Fuji Daruma) sensei after a morning practice at Noma Dojo in
Tokyo. Thanks to Tom Bolling sensei's (research librarian
extraordiniare) help I was able to find the original version in
English.



YOUTH
by Samuel Ullman

Youth is not a time of life; it is a state of mind; it is not a matter
of rosy cheeks, red lips and supple knees; it is a matter of the will, a
quality of the imagination, a vigor of the emotions; it is the freshness
of the deep springs of life.

Youth means a temperamental predominance of courage over timidity of the
appetite, for adventure over the love of ease. This often exists in a
man of sixty more than a boy of twenty. Nobody grows old merely by a
number of years. We grow old by deserting our ideals.

Years may wrinkle the skin, but to give up enthusiasm wrinkles the soul.
Worry, fear, self-distrust bows the heart and turns the spirit back to
dust.

Whether sixty or sixteen, there is in every human being's heart the lure
of wonder, the unfailing child-like appetite of what's next, and the joy
of the game of living. In the center of your heart and my heart there is
a wireless station; so long as it receives messages of beauty, hope,
cheer, courage and power from men and from the infinite, so long are you
young.

When the aerials are down, and your spirit is covered with snows of
cynicism and the ice of pessimism, then you are grown old, even at
twenty, but as long as your aerials are up, to catch the waves of
optimism, there is hope you may die young at eighty.
---




Wed Apr 11, 2007 9:58 am 


 Show Message Option 


View Source
Use Fixed Width Font
Unwrap Lines



Kusmayanto Kadiman [EMAIL PROTECTED] 
[EMAIL PROTECTED]


   

Never miss an email again!
Yahoo! Toolbar alerts you the instant new Mail arrives.
http://tools.search.yahoo.com/toolbar/features/mail/

[mediacare] Undangan Seminar Membangun Entrepreneur Handal di Indonesia

2007-04-09 Terurut Topik Goenardjoadi Goenawan

*Undangan Seminar Membangun Entrepreneur Handal di Indonesia*

Kegiatan Seminar Nasional sehari, * insya Allah *akan diselenggarakan pada:



Hari

: SENIN

Tanggal

: 23 April 2007

Pukul

: 08:30 sampai dengan13:00 WIB





*TEMPAT*


Kegiatan, diselenggarakan di Ruang Auditorium, Lantai 6, Gedung 4, Kampus D,
Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya 100, Pondok Cina Depok 16424



*SUSUNAN ACARA (wib)*



08.30 – 09.00



:
Pendaftaran peserta

Rehat Kopi / Teh

09.00 – 09.10







09.10- 09.20

:

Pembukaan

Laporan Ketua Tim Pelaksana

Iman Murtono Soenhadji, Ph.D



Sambutan Rektor Universitas Gunadarma

Prof. DR.E.S.Margianti., SE., MMSi



09.20 – 10.00

:

*Keynote speech*

Prof.Dr.Yuyun Wirasasmita
Peran Perguruan Tinggi dalam mencetak *Entrepreneur* handal Di Indonesia

* *

10.00 – 12.30

:

Seminar Nasional



:

*Pemandu*

DR.Prihantoro,

*Universitas Gunadarma*







*Narasumber 1*

DR. Budi Hermana

Ketua* LEPMA*
Universitas Gunadarma

Membangun *Entrepreneurship* berbasis Teknologi Informasi:

*Entrepreneur global networks mungkinkah terwujud? ***

* *

* *

* *





*Narasumber 2*

Dra,.Monika Maria Nilam Widyarini, MSi
Fakultas Psikologi, Universitas Gunadarma  Model Kewirausahaan berbasis
Kultur.

* *






*Narasumber 3*
DR. Erwin Owen Hermansyah

*Alumnus Universitas Gunadarma*

Kiat-kiat berbisnis dalam kondisi ketidakpastian:

Suatu tantangan bagi calon *Entrepreneur *.



*Narasumber 4*
Goenardjoadi Goenawan, Ir., MM

*Motivator, author, business practitioner*

Membangun *Nurani *dan Wawasan *Entrepreneurship;*
Sebuah perjalanan menuju keberhasilan


[mediacare] kebebasan, ini yang menjadi semakin langka...

2007-04-02 Terurut Topik Goenardjoadi Goenawan

Saat kita mulai bekerja, kita memiliki suatu harapan setinggi gunung, ingin
berdedikasi yang terbaik, ingin berkontribusi yang terbaik,

genap sepuluh tahun bekerja, kita back to square one, bagaimana mungkin kita
mencintai pekerjaan kita?  kita ini hanyalah angka, just a number, one of
the employee, tenaga kerja, kalau dalam mahasa Jerman Man power.

Man power?  apa bedanya dengan battery power?  wind power?  Manusia dihargai
sebagai tenaganya saja, tenaga kuat hayooo, tenaga loyo, wah, pensiun deh.

Makanya Bill Clinton kaget setengah mati melihat di Cikarang, robot
cantik-cantik, manis-manis, ternyata Robot di pabrik itu hidup, btuh makan,
bisa bicara, sungguh canggih robotnya, dia gak tahu perasaan menjadi robot.
Disamakan robot, dipakai tenaganya saja, gak ditanya apa cita-citanya, apa
perasaannya?

Dan kita merasa bahwa kita ini sudah diperbudak oleh perusahaan.
Diperbudak?  kemana kemerdekaan?  kemana arti hidup?  kemana arti berkarya
untuk kemanusiaan?  kemana arti mengejar kesempurnaan?  Mengapa kita masuk
ke jebakan eksploitasi, menjadi diperbudak oleh perusahaan?

Itulah kalau kita tidak memiliki UMP [upah maksimum propinsi], maksimum?
maksimum gimana? bukannya minimum?  kita merasa senang waktu dapat gaji Rp 2
juta.  Begitu naik jadi Manajer gede kepala gaji Rp 4 juta, dan semua itu
dihabiskan untuk belanja.

Giliran gaji Rp 15 juta, habis buat belanja, beli TV, beli mobil, beli
berlian, maka tak heran kalau kita menjadi diperbudak, karena kita sendiri
diperbudak oleh nafsu.

Bagaimana mau merdeka?  Bagaimana mau terlepas dari keterpaksaan?

Oleh karena itu, kita harus mengenal UMP [upah maksimum propinsi], kalau
anda hanya butuh Rp 100 ribu untuk belanja sehari, maka itulah batas makimum
anda, itulah harga kemerdekaan yang anda ingin raih. Sisanya semua
ditabung.  Ditabung untuk kemerdekaan anda.

Tidak sulit mencari Rp 100 ribu, anda jualan bikang ambon, jualan pukis juga
bisa, apalagi kalau jual diri, lewat keahlian manajemen anda, keahlian
menulis anda, keahlian menyanyi anda,

banyak teman yang menyanyi minimal honornya Rp 200 ribu per hari.

Mengapa kita bisa masuk ke jebakan keterpaksaan, dunia budak?

Makanya, mulailah mengendalikan nafsu, supaya bisa bebas dari perbudakan
nafsu, sehingga kita bisa mulai hidup merdeka, berkarya seutuhnya, jangan
mulai termakan cicilan Honda CRV.  Maka anda segera menemukan arti hidup,
arti kemanusiaan, arti dunia, dan anda menemukan jati diri anda, cahaya
penunjuk jalan hidup.

salam,
Goenardjoadi Goenawan
Pengamat Kewirausahaan
http://www.swa.co.id/swamajalah/sajian/details.php?cid=1id=5630pageNum=2

Miliki Buku-buku karya Ir. Goenardjoadi Goenawan, MM.  Ir. Stefanus
Indrayana, MBA.:
* Best Life (akan terbit 20 April 2007)
* Manajemen Berbasis Nurani (Terbit 1 Januari 2007)
Dan juga karya Ir. Goenardjoadi Goenawan, MM. lainnya:
* Memasarkan Dengan Hati (terbit 8 November 2006)
* Menjadi Kaya Dengan Hati Nurani
* Mata Air Untuk Dahaga Jiwaku
* Pelangi Kehidupan Entrepreneur


[mediacare] Komunis oh komunis

2007-03-31 Terurut Topik Goenardjoadi Goenawan

Audifax:

Ada hal penting yang mau saya angkat, yaitu

masalah `Pemikiran Hegelian. Seperti bisa dilihat pada beberapa
artikel yang saya posting, bahwa Georg Wilhelm Friedrich Hegel,
filsuf Jerman itu, adalah tokoh penting yang mempengaruhi pemikiran
filsafat masa kini. Bukan saja karena ia merupakan guru langsung
dari Karl Marx, tetapi dialektika hegelian itu juga mempengaruhi
banyak sendi kehidupan, termasuk ilmu pengetahuan. Sebagian dari
para ilmuwan atau orang awam barangkali sudah tak asing lagi dengan
dialektika Tesis-Antitesis-Sintesis (di mana sintesis inipun
meerupakan tesis yang nantinya kembali bertemu antitesis). Hegel
percaya bahwa perputaran dialektika itu, nantinya akan berhenti pada
semacam kemutlakan.


Inilah yang mengilhami pemikiran Marx yang percaya akan

adanya Masyarakat tanpa kelas di kemudian hari. Para pemegang
modal (Tesis) akan dilawan oleh kaum buruh (Antitesis), namun
ketika kaum buruh ini berhasil menduduki posisi pemegang modal,
mereka juga akan mendapat perlawanan dari mereka yang sub-ordinat,
begitu seterusnya hingga akhirnya terjadi masyarakat tanpa kelas.

Goen:
Sebelum tiba pada pengartian masyarakat tanpa kelas, kita mesti
mengerti esensi makhluk hidup. Esensi Makhluk hidup itu adalah
mencari makan.

Pada jaman dulu makanan itu tidak bisa diawetkan, jadi dibagi-bagi
ke kelompoknya. Namun akhirnya bisa diawetkan menjadi dendeng,
kebab, lama kelamaan menjadi duit, tanah, emas, dan minyak bumi.

Esensinya adalah mencari makan [duit].

Nah, kemakmuran itu timbul oleh keajaiban alam yang namanya
multiplier effect. Itu didasarkan pada teori comparative
advantage.

A Tukang roti dan B tukang cukur.

Bila A ingin cukur, mana yang lebih bagus, minta tolong B dan bayar,
atau cukur sendiri?

Bila a mencukur di B, apakah A rugi? tidak.

Bila B ingin makan roti, mana yang lebih baik, bikin sendiri atau
beli di A?

Bila B membeli roti ke A apakah B rugi? tidak.

Ternyata kemakmuran meningkat pada saat masing-masing memperdalam
keahliannya, dan memperdagangkannya. A tentu lebih efektif bila
terus membuat roti, dapipada mencukur.

Sebaliknya lebih efisien bila mencukur, daripada membuat roti.
Maka perdagangan akan menciptakan kemakmuran, itu dasarnya dari
kapitalisme.

Bagaimana kalau A ingin terus, terus, terus membuat roti? dia
menciptakan value added, roti keju, roti misis, roti ham, harganya
naik, naik, naik seperti Gillette double edge, menjadi GII, menjadi
Contour plus, menjadi Sensor, Sensor Excel, Gillette Mach 3.
Harganya berlipat-lipat.

akhirnya A menjadi kaya.

apakah ada yang rugi?

tidak.

Audifax:
(Inilah yang sering diterjemahkan ngawur dengan Sama rata sama
rasa). Memang lalu tak ada Tuhan di sini, apalagi agama, karena
memang tidak ada urusannya dengan baik Tuhan maupun agama.

Pemikiran Marx inilah yang kemudian diradikalkan oleh

Engels, Lenin, Mao, dll menjadi Komunisme. Di Indonesia memang
pernah muncul Komunisme di era Soekarno, dengan tokohnya D.N.
Aidit. Tapi, konon, D.N. Aidit pun sebenarnya tidak tuntas membaca
Das Kapital-nya Marx. Buku Aidit itu sebenarnya ya manifestonya
sendiri. Dalam buku itu hanya ada sekalimat dua kalimat yang
dikutipnya dari Marx untuk pembenaran apa yang ditulisnya. (Tapi
yang kayak gini biasalah di Indonesia…liat aja penelitian-
penelitian sejumlah ilmuwan di Indonesia)

Goen:
Ini tambah blunder, dicampur Atheis. Menjadi Komunis, blunder. Pada
saat makhluk hidup dilepas dari esensinya mencari makan [duit] maka
efek kemakmuran akan hilang, efek comparative advantage, masing-
masing tidak mengejar efektivitas, efisiensi. Makanya komunis cepat
bubar, seperti di Rusia, atau Germany dan Vietnam.

Deng Xiao Phing lebih cepat melihat gelagat, segera berpendapat
bahwa uang itu mulia.

Menjadi kaya itu mulia

Tidak peduli kucing hitam atau putih yang penting bisa menangkap
tikus.

Makanya sistem segera berubah cepat, manusia segera mencari makan.

Audifax:

Tapi….coba kita renungkan juga pada mereka yang berpegang

pada Tuhan atau agama. Tidakkah mereka juga sama hegeliannya
dengan Marx? Tidakkah mereka juga membayangkan sebuah masyarakat
tanpa kelas pada apa yang mereka percayai
sebagai Surga, Pengadilan di hari terakhir, dan sejenisnya itu?

Goen:
Jangan salah mas, surga itu bukannya nanti, tapi sekarang,
neraka itu bukannya nanti, tapi sekarang. Kalau saya mencubit anda,
anda menabok saya, itu hukumannya.

Bagaimana kalau saya menolong anda? anda akan membalasnya bukan?
Itulah surga.

Surga itu bukannya masyarakat tanpa kelas bung. bukan.

Dia itu seperti handphone, pakai bluetooth, pada saat seseorang
hidup dengan jati dirinya yang sejati, menggunakan jiwanya, maka dia
akan mendapat pencerahan, penerangan, menjadi jelas, menjadi tahu.
kemana mau mengarah. seperti matahari, semua terlihat terang,
menjalani hidup semestinya.

apakah itu?

Ternyata hidup itu adalah lewat orang lain. Dia hidup supaya bisa
menolong orang lain. Menjadi berguna bagi nusa dan bangsa. Efek
manfaat itu yang harus dikejar. semakin besar, semakin tinggi

[mediacare] Ada apa dengan nurani?

2007-03-30 Terurut Topik Goenardjoadi Goenawan

sebelum kita dilahirkan, tentu ada rencana, harapan
dan jalan dari orang tua bukan.

nah, harapan itulah yang kita harus mengerti,

apa jadinya kalau anak-anak kita meleng dan menjadi maunya sendiri?
tentu kita akan hukum dia, karena itu tidak seseuai dengan harapan
sebelum dia dibuat, bukan,

logika ini kalau diteruskan, untuk apa Tuhan menciptakan human?

Tuhan menciptakan Manusia A, Tuhan menciptakan Manusia B, yang paling
hebat, paling sempurna, paling bagus, paling lengkap, paling pintar,
hasilnya Manusia A berantem dengan Manusia B, capek de...

Mereka gak tahu bahwa rahasia hidup yang tertinggi adalah jiwa manusia
itulah yang menjadi pegangan bukan nafsu naluri kebinatangan, jiwa
itu rahasianya adalah bebas kepentingan, maka bila Manusia A dan
Manusia B hidup dengan jiwanya, maka jiwa Manusia A memperhatikan
jiwa Manusia B, demikian sebaliknya, maka dia akan menjalani
kehidupan sejati, kehidupan kekal, bertemu Tuhan.

Disitulah letak rahasianya, oleh karena itu besar kemungkinan seseorang yang
berkekurangan akan mencapai kesana, karena dia akan mulai untuk berserah,
secara ikhlas memberikan yang terbaik kepada orang lain.

salam,
Goenardjoadi Goenawan
Pengamat Kewirausahaan
http://www.swa.co.id/swamajalah/sajian/details.php?cid=1id=5630pageNum=2

Miliki Buku-buku karya Ir. Goenardjoadi Goenawan, MM.  Ir. Stefanus
Indrayana, MBA.:
* Manajemen Berbasis Nurani (Terbit 1 Januari 2007)
Dan juga karya Ir. Goenardjoadi Goenawan, MM. lainnya:
* Memasarkan Dengan Hati (terbit 8 November 2006)
* Menjadi Kaya Dengan Hati Nurani
* Mata Air Untuk Dahaga Jiwaku
* Pelangi Kehidupan Entrepreneur


[mediacare] Nurani oh Nurani

2007-03-30 Terurut Topik Goenardjoadi Goenawan

Satu lagi pak Goen kalau pakai logikanya pak Goen, berarti Tuhan
menghukum kita karena sudah tidak sesuai lagi dengan keinginanNya?
Capek banget deeh Buat apa kalau gitu menciptakan manusia? Supaya
Tuhan bisa merasakan enaknya menghukum? Kok ciptaan lain selain
manusia bisa tidak ikut dihukum? Apakah karena ciptaan lain tidak
bisa melenceng dari keinginanNya?

Halo Mas Adhi,

Banyak orang berpikiran bahwa kalau berbuat salah, maka hukumannya
nanti di akherat, kalau berbuat baik, maka ganjarannya nanti, di
sorga, itu salah pak.

Mengapa kita harus mengikuti jalan Tuhan? Karena ya memang begitu,
yang benar. Misalnya saya gak ada kerjaan, mencubit anda, tentu
anda marah, bukan?

Hukuman itu sekarang. kalau orang itu hidupnya susah, banyak
halangan, banyak penderitaan, itulah hukuman dari jalan yang salah,
pak.

Kalau jalannya benar, seharusnya kita ini gak ada bedanya dengan
pohon kelapa, pohon kamboja, tumbuh berkembang dengan sendirinya.

apa yang menghalangi hidup kita? apa yang menjadi sandungan jalan
kita? itu dari ego diri sendiri. itulah yang menghambat, yang
menutupi pandangan kita.

seharusnya kita melihat orang lain, namun yang kelihatan [yang
dipikirkan] diri sendiri, makanya kita ini setengah buta, oleh
karena itu sering kepentok-pentok.

kalau hidup pakai jalan Tuhan, bebaskan ego, gunakan jiwamu, maka
jalan akan terbuka lebar, jiwa itu seperti handphone pak.

mereka saling connect satu sama lain, pada saat kita hidup dengan
jiwa, maka pancaran bluetooth akan mengundang bantuan jiwa-jiwa yang
lain, mereka memang tidak egois, tidak memikirkan diri sendiri,
lawannya, mereka saling memperhatikan jiwa-jiwa yang lain, begitu.

Jadi kalau hidup sesuai dengan harapan Tuhan, anda akan memiliki
jalan yang dilapangkan, anda akan menanjak dengan ditarik oleh jiwa
yang lain, anda akan hidup dengan petunjuk jiwa yang lain, anda
tidak akan sendirian, anda tidak akan kekurangan. Sorga itu
sekarang, pak. kalau harus menunggu ajal, capek de

Makhluk lain? maksudnya pohon, anjing, ikan? mereka gak diberi
kebebasan, pak. mereka gak ada pilihan, hanya hidup dengan
mekanisme alam, tidak memiliki kehendak bebas, jadi ibarat robot,
tidak memiliki artificial intelligence begitu.

salam,
Goenardjoadi Goenawan
Pengamat Kewirausahaan
http://www.swa.co.id/swamajalah/sajian/details.php?cid=1id=5630pageNum=2

Miliki Buku-buku karya Ir. Goenardjoadi Goenawan, MM.  Ir. Stefanus
Indrayana, MBA.:
* Manajemen Berbasis Nurani (Terbit 1 Januari 2007)
Dan juga karya Ir. Goenardjoadi Goenawan, MM. lainnya:
* Memasarkan Dengan Hati (terbit 8 November 2006)
* Menjadi Kaya Dengan Hati Nurani
* Mata Air Untuk Dahaga Jiwaku
* Pelangi Kehidupan Entrepreneur


[mediacare] kita menggunakan topeng

2007-03-25 Terurut Topik Goenardjoadi Goenawan

Kebanyakan dari kita menggunakan topeng kebohongan yang kita
kenakan, kadang seumur hidup kita.

*kita menggunakan topeng*, bahwa kita orang yang paling dihormati,
paling disegani, paling benar, paling pintar, paling populer, seolah-
olah kita ini bintang iklan Nokia dan setiap handphone baru adalah
hak kita, dan identitas kita, menunjukkan siapa kita.

mengapa bisa begitu?

karena *kita merasa bahwa hidup ini adalah hak kita*.

kita memiliki hak untuk mendapatkan gaji, memperoleh rejeki,
membiayai gaya hidup kita. Karena kita sudah banyak berkorban, kita
sudah sekolah, kita merasa lebih baik daripada orang-orang lain.

tidak banyak manajer seperti kita, peranan kita sungguh krusial bagi
dunia, bagi perusahaan tempat kita bekerja.

dan kita lupa, sewaktu-waktu semua itu, semua identitas palsu kita
bisa jatuh tempo, expired, diambil smeua oleh Sang Pencipta.

Kalau kita sudah berada dalam jurang kehancuran, bertabrakan seperti
Alda, sudah kena serangan jantung, sudah pernah bagkrut, sudah
pernah diusir oleh orang tua sekeluarga, maka kita akan merasakan
bahwa *hanya jiwa kita yang menjadi pegangan, yang paling berharga*,
bukan jam tangan kita, apalagi handphone kita, atau name card siapa
kita.

nyawa kita itulah yang paling berharga, diatas segalanya, dan nyawa
itu sepenuhnya pemberian dari Sang Pencipta, oleh karena itu, kalau
hanya turun gaji 25%, atau turun jabatan, atau turun gengsi, atau
tidak bisa menginap di Grand Hyatt, tentu tidak masalah, dan kita terus
mensyukuri bahwa seandainya Sang Pencipta tidak mengabulkan doa kita
untuk terus bisa hidup, maka kita toh sudah masuk liang kubur, bukan.

salam,
GG


[mediacare] Euforia Go Spiritual di Dunia Bisnis

2007-03-21 Terurut Topik Goenardjoadi Goenawan

 http://www.swa.co.id/ *Pelatihan-pelatihan yang menggugah inner
power dan energi spiritual yang diadakan penyelenggara lainnya pun setali
tiga uang: diminati publik, khususnya kalangan profesional. Tengok saja
kelas-kelas publik yang dipandu Mario Teguh, Andrie Wongso, Reza M. Syarif,
Arvan Pradiansyah, Goenardjoadi Goenawan, dan sebagainya.*

*Euforia Go Spiritual di Dunia Bisnis
*Kamis, 01 Maret 2007
Oleh : Joko Sugiarsono

*Gelombang spiritualitas makin kuat melanda kalangan pelaku bisnis dunia,
termasuk di Tanah Air. Apa tujuan mereka menerapkan nilai-nilai spiritual
itu? Bagaimana pula cara dan gaya mereka mewujudkannya?*

Ruangan besar di Jakarta Hilton Convention Center yang dingin itu dipenuhi
900-an orang. Hampir tak ada ruang yang tersisa. Dalam suasana yang rada
temaram, ratusan orang peserta itu tekun menyimak pesan-pesan spiritual yang
disampaikan instruktur, yang dibantu dengan lima layar lebarnya. Sesekali,
diiringi musik Kitaro yang membuat suasana makin khusyuk, para peserta
tampak menundukkan kepala, terpekur, melakukan evaluasi diri. Dalam evaluasi
diri ini, tak sedikit dari mereka yang meneteskan air mata.

Anda mungkin sudah tahu, ini bukan acara pengajian, melainkan pelatihan
Emotional Spiritual Quotient (ESQ) untuk kelas eksekutif yang digelar ESQ
Leadership Training di bawah pimpinan Ary Ginanjar Agustian. Sebagian besar
dari ratusan peserta itu adalah para eksekutif dan profesional yang dikirim
oleh pelbagai perusahaan: BUMN, swasta nasional dan swasta asing. Mereka
bukan hanya dari kalangan manajer biasa, tapi juga eksekutif senior hingga
sekelas CEO perusahaan besar di Tanah Air. Di forum ini, semuanya membaur
menjadi satu, sebagai pribadi-pribadi yang duduk bersila sama rendah, untuk
menggali nilai-nilai keagungan dan menghidupkan suara hati mereka. Meski
tidak gratisan, pelatihan ESQ khususnya untuk kelas eksekutif -- tarifnya
tergolong menengah-atas -- yang digelar setiap bulan selalu dibanjiri
peserta. Untuk kelas ini, hingga saat ini sudah memasuki angkatan ke-57,
dengan peserta rata-rata 800-1.000 orang. Total jumlah alumninya, bisa Anda
kira-kira sendiri. Bahkan, pelatihan yang digelar sejak 2001 itu kini telah
go international, yakni ke Malaysia, Belanda dan Amerika Serikat.

Bukan hanya pelatihan ESQ ala Ary Ginanjar itu yang tak kesulitan mencari
peserta. Dunamis yang juga rutin membuka kelas publik untuk pelatihan 7
Habits dan yang terbaru Keagungan Insani (ala Stephen Covey) pun tak perlu
kebingungan mempromosikan program ini. Pelatihan 7 Habits dijalankan sejak
1992, sedangkan Keagungan Insani baru dimulai pada 2007. Total alumni
pelatihan Dunamis hingga kini sekitar 100 ribu orang. *Pelatihan-pelatihan
yang menggugah inner power dan energi spiritual yang diadakan penyelenggara
lainnya pun setali tiga uang: diminati publik, khususnya kalangan
profesional. Tengok saja kelas-kelas publik yang dipandu Mario Teguh, Andrie
Wongso, Reza M. Syarif, Arvan Pradiansyah, Goenardjoadi Goenawan, dan
sebagainya. *

Euforia dan antusiasme seperti itu memang makin kentara belakangan ini. Tak
salah bila ada yang menyebut kini demam spiritualisme makin meruyak di
kalangan bisnis kita. Bukan kebetulan, referensi pendukungnya pun makin
berjibun. Anda bisa menemukan buku yang sarat dengan nilai-nilai dan
pesan-pesan spiritual, seperti Good to Great karya Jim Collins, The
Corporate Mystic buah tangan Prof. Gay Hendrick dan Kate Ludeman, atau yang
lebih mutakhir The 8th Habit dari Stephen Covey dan Megatrend 2010-nya
Patricia Aburdene. Meskipun tak mengusung judul dengan kata spiritual,
niscaya Anda akan menemukan di buku-buku tersebut betapa pentingnya
nilai-nilai luhur (great values) – sekarang lazim disebut spiritual values
-- diterapkan kalangan profesional dan dunia bisnis.
http://www.swa.co.id/swamajalah/sajian/details.php?cid=1id=5632


[mediacare] Melangkah dengan satu kaki

2007-03-18 Terurut Topik Goenardjoadi Goenawan
Dalam hidup ini kita selalu bergelut dengan segala macam keinginan,
dan oleh karena itu banayk orang berbondong-bondong lalu belajar
bagaimana caranya memasarkan, lalu belajar ilmu Marketing, supaya
bisa laku, banyak uang.

Ada yang lalu belajar bagaimana caranya supaya efektif? Lalu
belajar Mestakung. Profesor Fisika mempelajari Mestakung. Semesta
Mendukung.

Kita terus belajar, bagaimana caranya supaya bisa mendapatkan apa
yang kita inginkan, lewat perusahaan, lewat organisasi, lewat segala
macam cara.

Dan kita lalu berpikir, bagaimana semua itu bisa terkendali?
Bagaimana caranya mengendalikan hidup?

Sedangkan kita berpikir mencari lowongan kerja saja sungguh sulit.
sungguh langka.
Sesungguhnya, banyak orang berjalan, berusaha, bekerja secara
sendirian. Mandiri, berusaha independent, dan sering lupa,
Bahwa hidup ini bukan untuk kita.

Mana mungkin kita membuat semua orang menuruti kita? membuat semua
orang antri kepada kita? mana mungkin?
Kita bukannya keponakannya Nabi Yusuf.

Bila anda berusaha sendiri, berkerja secara sendiri, berdiri di atas
kaki sendiri, maka sesungguhnya anda berjalan seperti dengan satu
kaki.

Melangkah dengan satu kaki,
dan anda sering tertatih-tatih, jatuh...
Namun bila anda berbuat demi orang lain, untuk orang lain, maka anda
mulai bisa melangkah dengan dua kaki. Satu langkah untuk menyiapkan
demi langkah kedua, demikian selanjutnya, maka anda mampu menapaki
kehidupan.

Melangkah dengan pasti, mendapat dukungan semua orang.
Hidup adalah untuk dimengerti, dipelajari, bukan ditaklukkan, bukan
dikuasai, bukan dikalahkan.

Bila anda mengalami PHK, dan menganggap dunia kiamat, peliharalah
seekor kucing, perhatikan kucing itu, berikan kasih sayang, berikan
kehidupan, berikan makanan, maka kucing itupun akan memberi
kehidupan kepada anda.

Apalagi kalau anda memberikan hidup anda kepada orang lain maka
anda akan memperoleh hadiah terbesar dalam hidup, yaitu indahnya
hidup ini.

salam,
Goenardjoadi Goenawan
http://www.swa.co.id/swamajalah/sajian/details.php?cid=1id=5630pageNum=2
Miliki Buku-buku karya Ir. Goenardjoadi Goenawan, MM.  Ir. Stefanus Indrayana, 
MBA.:
* Manajemen Berbasis Nurani (Terbit 1 Januari 2007)
Dan juga karya Ir. Goenardjoadi Goenawan, MM. lainnya:
* Memasarkan Dengan Hati (terbit 8 November 2006)
* Menjadi Kaya Dengan Hati Nurani
* Mata Air Untuk Dahaga Jiwaku
* Pelangi Kehidupan Entrepreneur


 

Get your own web address.  
Have a HUGE year through Yahoo! Small Business.
http://smallbusiness.yahoo.com/domains/?p=BESTDEAL


[mediacare] circle of help

2007-03-18 Terurut Topik Goenardjoadi Goenawan
Kalau kita lihat, beberapa orang mendapatkan kesuksesan seolah-olah
dia memiliki tangan Midas, Hand of midas, segala macam yang
disentuhnya menjadi emas.
Wah kalau kita memiliki hand of Midas, paling enak deh,
Kok bisa?

Mengapa tangan kita pegang apa-apa kok tidak jadi apa-apa?
Hand of Midas itu seperti tangan bayi.
Dia tinggal tunjuk bapaknya, maka bapaknya mulai joget..
Dia tinggal tunjuk ibunya, maka ibu mulai menyusuinya,
Sesungguhnya energi bayi sungguh efektif.

Maksudnya kita tinggal mewek saja, maka nanti akan ada yang
mengurusi?

1. Jangan meminta pertolongan kepada orang lain.

Kesalahan pertama, anda bukan bayi lagi, jadi pada waktu anda minta
tolong kepada orang lain, besar kemungkinannya anda ditolak.
Tapi saya dulu melamar kerja di 30 perusahaan dipanggil oleh 3
perusahaan, diterima di 1 perusahaan. Itu dulu, sewaktu jaman Pak
Harto, kalau sekarang anda mau melamar cara ini jangan 30
perusahaan, namun harus 700 perusahaan, karena probabilitynya
pelamar ada 700 oleh karena itu secara statistik anda harus shoot
700 kali.

2. Jadi harus secara aktif menarik perhatian?

Ini kesalahan kedua, dipikir dunia itu bisa kita kendalikan, dengan
terus kita menarik perhatian, maka suatu saat kesempatan akan
datang? Dijamin yang datang itu sebenarnya hanya pengen hiburan
saja.
Hidup ini bukan tergantung dari content yang kita tawarkan, namun
lebih tergantung pada deliverynya.
terus gimana?
Bagaimana caranya supaya kita mendapat pertolongan orang lain?

3. Tolonglah orang lain.

Setiap orang memikirkan kesulitannya masing-masing, kalau ada orang
yang mau menolong anda, itu pasti karena cocok dengan kebutuhan dia.
Mengapa kok bisa cocok dengan kebutuhan dia? Karena anda menolong
dia, bukan sebaliknya.
itulah namanya circle of help.

4. Percayailah orang lain.

Pada waktu anda mempercayai dia, maka anda berbuat sepenuh hati
untuk dia, maka otomatis, diapun akan membalas berbuat sepenuhnya
untuk anda.
Sebuah pertolongan membutuhkan circle of trust.
untuk masuk kesana, anda tidak bisa masuk separo kaki, apalagi
separo hati.

Kalau anda masuk kesana, maka anda akan merasakan gaya tarik
sentrifugal. setelah anda masuk kesana, maka anda tidak akan jatuh
lagi, karena gaya gravitasi sudah kalah dengan gaya sentrifugal.
Anda akan ditarik ke atas, selama anda bisa dipercaya.

salam,
Goenardjoadi Goenawan
http://www.swa.co.id/swamajalah/sajian/details.php?cid=1id=5630pageNum=2
Miliki Buku-buku karya Ir. Goenardjoadi Goenawan, MM.  Ir. Stefanus Indrayana, 
MBA.:
* Manajemen Berbasis Nurani (Terbit 1 Januari 2007)
Dan juga karya Ir. Goenardjoadi Goenawan, MM. lainnya:
* Memasarkan Dengan Hati (terbit 8 November 2006)
* Menjadi Kaya Dengan Hati Nurani
* Mata Air Untuk Dahaga Jiwaku
* Pelangi Kehidupan Entrepreneur


 

Now that's room service!  Choose from over 150,000 hotels
in 45,000 destinations on Yahoo! Travel to find your fit.
http://farechase.yahoo.com/promo-generic-14795097


[mediacare] UNDANGAN MEDIA Seminar Manajemen Berbasis Nurani

2007-03-16 Terurut Topik Goenardjoadi Goenawan

*UNDANGAN MEDIA Seminar Manajemen Berbasis Nurani*

Halo teman-teman,

Anda diharapkan untuk datang menghadiri Seminar
*Manajemen Berbasis Nurani* pada Staf Pengajar
Universitas Sahid.  Buku Manajemen Berbass Nurani
yang ditulis oleh Goenardjoadi Goenawan  Stefanus Indrayana
ini telah diulas pada Majalah Swa terbaru edisi 1
Maret 2007 Sajian Utama hal. 59.

Topik:   *Manajemen Berbasis Nurani
*Tanggal:23 Maret 2007
Jam: 09.00 - 11:30
Tempat:Universitas Sahid Jl. Prof. Soepomo no. 84
   Lantai 8
   Jakarta 12870
   T. 021 831 2813-15
Pmbicara: Goenardjoadi Goenawan
Peserta:Seluruh Staf Pengajar Universitas Sahid

Reservasi:
Bp. Farhat Pembantu Rektor 1  T. 021 831 2813-15

Kehadiran anda adalah penghargaan nyata bagi kami.

Terimakasih atas perhatian teman-teman,

salam,
Goenardjoadi Goenawan


[mediacare] Sajian Utama Majalah Swa 1 Maret 2007: Jalan Menjadi Spiritual Company

2007-03-16 Terurut Topik Goenardjoadi Goenawan

 http://www.swa.co.id/** *Menginternalisasi nilai-nilai tersebut
dalam operasional perusahaan. Cara untuk melakukan ini tidaklah tunggal.
Dengan mengibaratkan perusahaan laiknya tubuh manusia, Stefanus Indrayana --
penulis buku Manajemen Berbasis Nurani bersama Goenardjoadi – memastikan
bahwa orientasi perusahaan spiritual ada empat. Pertama, body: tercapainya
kesehatan finansial. Kedua, mind: perusahaan dan human capital berkembang.
Ketiga, heart; dalam hal hubungan antarkaryawan dan manajemen, tercipta
budaya great working place dengan ciri-ciri trust, caring and fun. Keempat,
spirit: perusahaan yang penuh integritas dan bermakna, berkontribusi bagi
shareholders dan stakeholders, termasuk karyawan, mitra bisnis dan
masyarakat.*

Jalan Menjadi Spiritual
Kamis, 01 Maret 2007
Oleh : Teguh S. Pambudi

*Menjadi perusahaan spiritual tidaklah sulit. Hanya saja, butuh komitmen
yang lahir dari nurani.*

Waktu memulai Body Shop, saya membawa kepribadian saya ke tempat kerja
(Annita Rodick)


Spiritual company memang tak punya batas arti yang pasti. Namun, mengacu ke
pemikiran Danah Zohar serta Ian Marshall (penulis Spiritual Quotient),
perusahaan spiritual adalah yang sudah memperluas tujuan bisnisnya dari
profit semata menjadi hal-hal yang lebih luas, seperti sosial serta
pengembangan komunitas dan lingkungan. Buat perusahaan spiritual, seperti
kata Russel Ackhoff, guru besar di Wharton Business School, Profit is a
means, not an end. Laba hanyalah medium untuk melakukan hal-hal yang lebih
baik bagi stakeholders. Laba bukanlah tujuan akhir sehingga menghalalkan
segala cara untuk mengantonginya.

Bagi Gede Prama, perusahaan spiritual tak ubahnya sebuah bangunan yang
demikian indah. Good corporate governance (GCG) menjadi fondasinya.
Tiang-tiangnya adalah caring  loving, baik kepada shareholders maupun
stakeholders -- termasuk karyawan, pelanggan dan mitra bisnis. Kemudian, ada
kayu-kayu yang menopang atap bernama komitmen, yang didasari GCG serta
caring  loving tadi. Dan yang menjadi atapnya bernama loyalty. Loyalitas
yang dimaksud bisa berupa customer loyalty, employee loyalty, kata Gede.

Spirituality is where people find meaning in their lives. It's something
higher than themselves, though not necessarily attached to religion, ujar
Patricia Megregian, Direktur Eksekutif Integrative Medicine Initiative di
Michigan, AS. Pertanyaannya kini, bagaimana perusahaan menciptakan bangunan
dan lingkungan yang seperti itu?

Mulainya, menurut Gede, dari pemilik perusahaan. Atau, para pemimpin
perusahaan yang menjadi kepanjangan tangan pemilik. Karena merekalah yang
akan menentukan nilai seperti apa yang akan dipakai (di perusahaannya),
katanya. Adapun sumber perumusan nilai itu sendiri, sebaiknya dilakukan
dengan mempertimbangkan faktor diversitas latar belakang anggota organisasi
-- baik kultur maupun agama. Caranya, sang pemimpin bisa mengambil
nilai-nilai kebajikan yang diakui secara universal. Ambil saja
bagian-bagian yang sama dari agama-agama yang ada, seperti jangan mencuri,
jangan sakiti orang lain, dan setia kepada janji yang dibuat, ujar Gede
menyarankan.

Bagi Paulus Bambang, kolomnis tentang budaya korporat, spiritual company
sudah bergerak di tataran beyond the norm, alias di atas norma-norma.
Baginya, basis yang dipakai sebuah spiritual company bukan sekadar values
(nilai-nilai), tapi belief (kepercayaan/keyakinan). Jadi, beyond ethics. Dan
unsur belief ini tidak selalu disandarkan pada ajaran agama, tapi lebih pada
nilai-nilai spiritual, yang sumbernya bisa dari kitab suci, hati nurani atau
konsensus industri. Namun, alangkah lebih bagus bila nilai spiritual ini
landasannya agama masing-masing, ujarnya. Contoh dalam Islam, dijelaskan
Palgunadi T. Setiawan, adalah amanah. Artinya, menunaikan apa yang
diembankan kepadanya dengan sebaik-sebaiknya. Di Grup Takaful Indonesia, Wan
Zamri Wan Ismail sebagai Presdirnya bahkan menyebut bahwa nilai di
perusahaannya adalah bekerja merupakan ibadah yang semata-mata mencari
keridhaan-Nya sehingga harus memberi yang terbaik.

Apa pun yang kelak menjadi rujukan utama, dalam konteks ini, Direktur
Pengelola Institute for Leadership  Life Management Arvan Pradiansyah
menilai bahwa paradigma sang pemimpin atau perumus nilai akan menentukan
value macam apa yang kelak dianut perusahaan. Karena tujuan perusahaan
spiritual adalah menciptakan satu tempat di mana orang menemukan meaning in
their lives, bukan sekadar uang, bagi Arvan, paradigma spiritual adalah
memberi (giving) yang terbaik, tanpa memedulikan latar belakang orang yang
akan menerima pemberian tersebut. Dalam bahasa Gede, paradigmanya adalah
caring  loving. *Dalam bahasa Goenardjoadi Goenawan, konsultan yang sering
ditanggap perusahaan untuk berbicara seputar spiritualitas di dunia bisnis,
untuk bisa menghasilkan nilai-nilai yang beyond ethics semacam itu, pemimpin
harus melakukan tiga hal pokok: meninggalkan ego, mempertajam empati dan
mulai dengan menolong orang lain. Intinya, paradigma yang bersemayam dalam
diri

Re: [mediacare] Re: Boikot Ade Armando karena kemunafikannya!

2007-02-28 Terurut Topik Goenardjoadi Goenawan

He he Mbak Anastasia,

Kalau mau tahu yang sebenarnya silahkan kirim ke Bung Ade, jangan tanya
saya, saya ini hanya mencoba memahami, karena sampai sekarang Bung Ade belum
menjelaskan alasannya.  Jadi ini hanya observasi, seperti lihat gajah
ngamuk.

Saya bilang tingkat keikhlasan dan ketaatan setiap orang berbeda-beda,
secara umum average masyarakat keikhlasannya rendah, dibanding dengan Ketua
Program Fisip UI [ini asumsi], bukan karena rakyat semua belum poligami,
bukan gitu mbak, nanti semua jadi poligami.

Keikhlasan yang lebih tinggi, mungkin mendorong seseorang untuk berbagi,
kalau benci, kata AA Gym khan itu ada orangnya, hayo silahkan benci.  Itu
kata AA Gym.  Kalau anda penasaran, silahkan sms beliau,

Kalau saya sih, anti poligami, bukan berarti keihklasan saya rendah,
tentunya,

Apapun itu, kita harus bisa memahami, orang pakai Jubah, pakai rosario,
pakai dupa, mereka menjalankan ketaatan agamanya.  Kalau anda gak setuju dg
Poligami, saya juga, mengapa?  Karena anak saya 3 tahun lagi umur 18 tahun,
dia bisa mengimbangi saya, menyalahkan saya, dan saya tidak mampu
menjelaskannya.  Seperti saya tidak mampu membuat anda memahami persoalan
ini.

salam,
GG


Pada tanggal 07/02/28, anastasia [EMAIL PROTECTED] menulis:


wah mas GG ini parah bener, deh..
mosok orang yang anti poligami dibilang egois dan tingkat keikhlasannya
rendah,
sementara yang setuju poligami diyakini punya tingkat keikhlasan berbagi
yang tinggi..

mas GG,
kalo cuma masalah ingin berbagi dengan ikhlas, kayaknya gak perlu poligami
segala, deh..
kalau merasa punya, ya berbagi aja dengan orang lain yang membutuhkan
mau janda, perawan, tua, muda, terserah..

saya rasa statement mas GG sudah merendahkan sekali arti CINTA yang
sesungguhnya..
memang, dalam kata CINTA, ada keharusan untuk tulus berbagi..
saya bisa kok, berbagi harta, rasa, maupun raga suami saya, dengan mereka
yang membutuhkan..
tapi bukan berarti suami saya boleh selingkuh, apalagi poligami..

   - berbagi harta: suami saya boleh mendermakan sebagian dari uang
   milik kami (walaupun kami belum berkelimpahan), kepada siapa saja yang
   memang butuh pertolongan
   - berbagi rasa: suami saya boleh punya rasa iba, peduli, kasihan,
   simpati, bahkan tanggung jawab pada siapa saja yang memang butuh  layak
   mendapatkannya
   - berbagi raga: suami saya boleh dipinjam oleh
   tetangga, baik nenek-nenek maupun yang masih perawan, jika memang mereka
   butuh keberadaan suami saya untuk menolong mereka. misalnya saat banjir
   kemarin. saya ditinggal nyaris seminggu gara-gara suami ingin menolong
   mereka yang kebanjiran di kp.melayu

jadi saya yakin banget, mas,
gak perlu poligami kalau hanya ingin menunjukkan sikap ikhlas!
(kecuali yang Mas GG maksud itu berbagi alat kelamin!!! itu sih, enak di
mas GG sendiri kayaknya)


-Original Message-
From: goenardjoadi [EMAIL PROTECTED]
To: mediacare@yahoogroups.com
Date: Tue, 27 Feb 2007 12:31:15 -
Subject: [mediacare] Re: Boikot Ade Armando karena kemunafikannya!

  Mas Billy,

apa gak ada kegiatan boikot lainnya? boikot makan, misalnya karena
rakyat banyak yang kelaparan?

Kelihatannya Bang Ade Armando sedang menjadi sasaran tirani kelompok
[kanibal], semuanya menyerang membabi buta. Saya ingin membahas
rasa ingin tahu motif apa dibalik poligami. Pembahasan ini bebas
nilai, terlepas dari salah benar, haram-halal. Beberapa alasan yang
masuk akal bagi seseorang yang melakukan Poligami adalah sbb:

1. Tertulis di Al Quran,

ketaatan kepada yang tertulis di Al Quran, membuat seseorang menjadi
bersikap ikhlas, dan melaksanakan secara taat, alasannya bisa
berbagai macam pembenaran, sudah dipertimbangkan matang, kasihan,
atau untuk melindungi janda, dll. Ketaatan kepada Al Qur'an
dilakukan tanpa reserve, karena tertulis.

tingkat ketaatan yang berbeda satu orang dengan yang lainnya, ada
yang mengatakan benar tertulis, tapi.

ada yang mengatakan ya itu tertulis, tapi jamannya

ada lagi yang mengatakan itu tertulis, namun konteksnya adalah

Jadi masing-masing memiliki tingkat ketaatan yang berbeda.

2. Ingin mencapai tahap keikhlasan yang lebih tinggi,

bahwa hidup dan pernikahan bukan masalah cinta lagi, namun masalah
keikhlasan, termasuk keikhlasan berbagi. Berbagi harta kepad janda
yang perlu dibantu, berbagi dengan orang lain, wanita lain.
Keikhlasan inilah yang sulit diterima oleh masyarakat yang egois,
dan memiliki cinta yang egoistik.

bila seseorang sudah mencapai taraf yang secara ekonomi tercukupi
rejeki berkelimpahan, akan banyak sekali dorongan untuk bersikap
ikhlas berbagi.

begitu ter-ekspose di masyarakat umum yang tingkat keikhlasannya
rendah, terjadilah culture schock, benturan budaya [gegar budaya].

salam,
GG







[mediacare] buku BEST LIFE: HIDUP PENUH MAKNA

2007-02-22 Terurut Topik Goenardjoadi Goenawan
Sekapur Sirih buku
BEST LIFE: HIDUP PENUH MAKNA
oleh: Agung Adiprasetyo
CEO KKG (Kelompok Kompas Gramedia)

Hidup adalah sekumpulan kebetulan. Mengapa saya
menyebut kebetulan? Karena kita tidak pernah tahu apa
yang akan terjadi pada hidup kita lima sepuluh tahun
mendatang. Saya tidak pernah dapat mengatakan apakah
saya masih hidup atau sudah mati ketika saya
menyelesaikan tulisan ini. Akan seperti apa saya sejam
lagi atau esok pagi. Itu sebabnya saya menyebut hidup
ibarat sekumpulan kebetulan. 

Ada seorang teman marah besar, mengumpat, mencaci maki
ketika rumah yang diidamkannya batal terbeli, hanya
karena dia terlambat setengah jam untuk mengabarkan
kepada si pemilik rumah kalau dia menyetujui seluruh
isi negosiasi yang sudah dilakukan selama beberapa
minggu. Dia mengutuk juga pimpinannya, karena
keterlambatan itu disebabkan oleh pimpinannya yang
memaksa untuk menyelesaikan pekerjaannya. Namun tak
sampai tiga tahun kemudian dia bersyukur, memuji
Tuhan, dan berbahagia karena rumah idaman tersebut
ternyata banjir lebih dari 80 cm.  

Mengapa kebetulan? Karena memang tidak ada kesalahan
di sana. Menjadi salah bila kita kemudian mengisi otak
kita dengan pemahaman: lebih baik kita menunggu saja
apa yang akan terjadi, siapa tahu ada ”kebetulan” yang
betul-betul menguntungkan, yang akan lewat di depan
mata kita. Itu sebabnya ada mashab lain yang tentu
saja tidak sepaham dengan pendapat hidup adalah sebuah
kebetulan. 

Apa yang terukir dalam hidup kita bukan hanya
mengikuti desain dari Yang Maha Kuasa, tetapi kita
juga memiliki kebebasan untuk membuat desain itu.
Manusia tidak hanya harus pasrah menyerah pada jalur
yang sudah ditetapkan oleh sang pemberi hidup, tetapi
justru sebaliknya dia harus secara aktif memberi isi
pada hidup ini. 

Itu sebabnya ketika membaca draft buku Best Life:
Menjalani Hidup Bahagia Penuh Makna, saya percaya
orang yang dapat menjawab “purpose driven life” pasti
mempunyai hidup lebih bermakna. Sama seperti
perusahaan yang relatif sukses, biasanya adalah
perusahaan yang memiliki MISI dan VISI yang jelas
(“reason for being”). 

Visi misi ini kemudian dijabarkan dalam sasaran dan
strategi yang baik dan benar, dan kemudian semua itu
dieksekusi melalui pengelolaan sumber daya yang
efektif dan efisien. Kita memiliki “helicopter view”
terhadap kehidupan ini. Menjadi lebih fokus untuk
memilih langkah mana yang akan kita lakukan, memacu
motivasi lebih tinggi, dan hidup menjadi lebih indah.

Saya yakin buku ini akan menjadi sumber inspirasi dan
pencerahan masyarakat luas, yang tidak hanya ingin
hidup berbahagia (being happy), namun juga terbaik dan
bermakna (best of your life to others). 

Stefanus Indrayana dan Goenardjoadi Goenawan merangkum
langkah langkah yang kelihatannya sederhana namun
mendalam artinya. Buku ini dapat memberikan inspirasi
untuk menjalani hidup dengan penuh makna, sanggup
menghadapi perubahan, tegar dan sabar dalam menghadapi
tantangan kehidupan, mengembangkan talenta,
menciptakan mimpi besar, sekaligus dicintai “Sang
Pencipta”. 

SALAM SUKSES
Agung Adiprasetyo
Chief Executive Officer 
Kelompok Kompas Gramedia


Miliki Buku-buku karya Ir. Goenardjoadi Goenawan, MM.
 Ir. Stefanus Indrayana, MBA.:
* Manajemen Berbasis Nurani (Terbit 1 Januari 2007)
Dan juga karya Ir. Goenardjoadi Goenawan, MM. lainnya:
* Memasarkan Dengan Hati (terbit 8 November 2006)
* Menjadi Kaya Dengan Hati Nurani
* Mata Air Untuk Dahaga Jiwaku
* Pelangi Kehidupan Entrepreneur








 

Sucker-punch spam with award-winning protection. 
Try the free Yahoo! Mail Beta.
http://advision.webevents.yahoo.com/mailbeta/features_spam.html


[mediacare] Impian Indonesia

2007-02-22 Terurut Topik Goenardjoadi Goenawan

Kondisi ekonomi Indonesia saat ini sungguh memprihatinkan, semuanya serba
lesu.  Kadang kita berpikir, bagaimana caranya kita semua keluar dari
lingkaran setan ini?  Beberapa teman mengingatkan resiko munculnya Revolusi
sosial, namun kita semua mengetahui, bahwa itu resikonya ongkosnya terlalu
besar tidak hanya bagi kita semua namun hingga ke anak cucu kita.

Satu hal yang dapat kita mulai seperti usulan rekan kita adalah Revolusi
moral.  Ini bisa kita mulai dari satu hal yang paling sederhana.  Kita semua
harus bisa bangkit dari keterpurukan.  Jangan mau bila kita harus terpuruk,
dan jatuh, jangan mau.

Ekonomi Indonesia terpuruk, namun Impian Indonesia masih terus berkibar!
Hendy Setiono Kebab Turki baba Rafi saya kenal 10 bulan lalu masih berumur
22 tahun memiliki 25 cabang franchise di Surabaya.  Saat ini dalam waktu 2
tahun menjadi The Best Young Entrepreneur of the Year Business Week.
Dirinya mampu memajukan dirinya, membangkitkan dirinya untuk maju bersaing
secara Internasional.

Jangan underestimate Impian Indonesia, Delon yang dulunya penyanyi Choir /
koor di sebuah gereja, saat ini menjadi bintang tenar di seluruh Indonesia,
menjadi idaman banyak remaja putri.  Teman saya yang lead singer pada Choir
tempat Delon menyanyi sungguh menyesal, bahkan dia merasa lebih baik
daripada Delon.

Kita jangan pernah berhenti berharap, seperti yang ada di American idol
season 6, seorang gadis Dog walker, sebuah profesi yang seperti Baby Sitter
hanya yang dijaga, yang diajak jalan-jalan adalah anjing, mampu mengangkat
dirinya menjadi Top 24.  Mampu menyanyi dengan sepenuh jiwanya.

Jiwa kita ini sungguh berharga, teman saya seorang perempuan lulusan SMA
terakhir bekerja sebagai telepon operator, lalu customer service, sekarang
mampu menjadi Key account specialist.  Lulusan SMA namun mampu tampil
kedepan, membusungkan dada, merasa mampu menangani penjualan barang-barang
elektronik untuk customer besar [Key Account] dengan target bulanan ratusan
juta rupiah, mampu ditangani dengan baik, penuh tanggung jawab.

Saat ini kita merasa prihatin dengan para SPG [Sales Promotion Girls] mereka
kebanyakan pensiun pada umur 31 tahun, saat memiliki anak, atau bersuami,
berat badannya meningkat, tak mampu bersaing dengan yang lebih muda, dan
pensiun pada usia dini.  Ini sungguh mengenaskan, kita harus memiliki rasa
berjuang, kemauan keras, untuk meraih Impian Indonesia.  Seperti Hendy
Setiono kekab Turki Baba Rafi yang hanya lulusan SMA.

salam,
Goenardjoadi Goenawan


[mediacare] Rakyat Indonesia hidup dari selisih harga

2007-02-20 Terurut Topik Goenardjoadi Goenawan

Saat ini kalau kita lihat berita di TV banyak terjadi antri beras OP
[operasi pasar] yang harga tertingginya Rp 3,700 saja.  Melihat antri beras
seperti ini, kita jadi ingat keadaan 40 tahun yang lalu jaman Bung Karno,
rakyat antri beras dimana-mana.

Memang sungguh ironis, kita sudah merdeka 60 tahun, telah mengalami jaman
Orde Baru 32 tahun, telah mengalami Pelita 6 kali, namun rakyat masih antri
beras.  Kondisi ekonomi rakyat saat ini sungguh memprihatinkan.  Ekonomi
rakyat yang berjalan saat ini adalah hidup dari selisih harga.

Teman saya yang pedagang di Lombok mengatakan, minyak tanah yang harus
dibungkus plastik, diecer kepada rakyat, beli satu literan, harganya separo
[jauh lebih murah] padahal ada yang telepon minta satu tanki, bayar dimuka,
cash, harga bagus [30% di atas harga eceran], untuk apa dibungkusin
satu-satu?  tanyanya heran dengan manajemen pemerintah.  harga minyak tanah
kok bisa begini? sambil geleng-geleng kepala.

Ada lagi yang punya POM bensin banyak di Lampung.  Saat ditanya, kok banyak
banget POM bensinnya?  apa ada yang beli?  ya banyak, yang beli truk-truk
kosong antri solar, satu tanki Colt Diesel penuh, terus mereka ke
pabrik-pabrik, dikosongkan, balik lagi antri di POM bensin.  Satu rit
[trayek] bisa dapat Rp 200,000 lebih menguntungkan daripada bawa cabe, bawa
pisang dari Lampung.  Maka tak heran kalau transportasi di indonesia saat
ini sungguh sibuk, sibuk antri solar di POM Bensin, mereka pikir, untuk apa
bawa pisang, bawa sapi?.  Bawa solar [kosongan] saja sudah dapat untung.

Satu grosir beras ditangkap polisi karena menyelewengkan beras OP [operasi
pasar] karena beras dari Bulog langsung dikirim 2 ton ke mobil pick up,
rencana dikirim kepada tengkulak.  Saat ditanya wartawan, jawabnya:

Tidak ada pembatasan, mau beli 5 KG, 10 KG berapa saja asal mau bayar
dilayani
Termasuk beli 2 Ton?

Termasuk beli 2 Ton, tidak ada petunjuk pembatasan, asal bayar cash ke
Bulog.

Jaman globalisasi, rakyat India sibuk kerja menangani call center [customer
di USA malam hari dilayani dari India di siang hari], mereka sibuk bikin
software, rakyat kita sibuk antri beras, antri minyak tanah.

Waktu memberikan seminar, saya pernah ditanya anak-anak remaja di kota
kecil, betul di kota kecil.

Bapak, untuk apa belajar susah-susah? Bapak mau stick golf?  Mau coin emas?
Mau jam tangan mewah?  Kita pesan saja online.  Bapak tahu carding gak? Kita
biasa seminggu sekali beli stick golf, enak gratis kok

Ohhalah, carding kok dijadikan mata pencaharian.  Saya heran ini
Indonesia, yang dicita-citakan Bung Tomo, Bung Karno, Bung Hatta, Buya
Hamka?

salam,
Goenardjoadi Goenawan


[mediacare] Jalan mencari rejeki

2007-02-18 Terurut Topik Goenardjoadi Goenawan

Saat ini kondisi ekonomi ndonesia semakin terpuruk, dari ngobrol dengan
sopir taksi, penumpang taksi menurun terus, tahun 2006 lebih buruk daripada
sebelumnya, thun 2007 yang diharapkan, ternyata lebih buruk lagi.  Beberapa
sopir taksi saking buntunya mencari penumpang, memilih lebih baik tidur di
rumah.

Tidur di rumah?

Mereka berpendapat bahwa menarik taksi seharian, juga tidak dapat memenuhi
target, komisi tidak memadai dengan jerih payah seharian.  Bekerja sahari
penuh, uangnya habis dijalan, tidak bisa membawa pulang uang ke rumah.

Para pengangguran semakin banyak.  Bank Permata akan merumahkan 1,800
orang.  Bank Mandiri yang memiliki negara, yang punya negara, merumahkan
sebagian ribuan karyawannya.  Bank adalah indikator ekonomi, bila Bank
merumahkan karyawannya, apalagi nasabah debitor.  Lebih susah lagi.
Pengangguran bertambah 5,000 orang setiap hari.

Hingga kita berpikir,

Kemana menemukan jalan mencari rejeki?

Dengans egala macam cara, rejeki semakin sulit dicari, apalagi bagi
pengangguran.  Sarjana lulusan S1, dan S2 bingung, mau apa lagi?  Sawah dan
sepeda motor telah dijual, untuk sekolah, ujung-ujungnya pengangguran.  Lalu
bagaimana jalan mencari rejeki?

Kalau kita tanya orang kebanyakan, mencari rejeki adalah: dengan cara
tawakal, berdoa dan berusaha.  Sabar.  Tawakal, ikhlas.  Ikhlas bagaimana?
Berusaha bagaimana?  sudah berusaha segala macam cara dicoba, mendapatkan
rejeki lebih sulit daripada judi bola play station.

Sesungguhnya jalan mencari rejeki itu adalah: Memberi Kebaikan kepada
saudaramu dengan ikhlas.

Berarti ada 4 hal:

1. Memberi:  artinya Tangan di Atas (TDA).  Memberi berarti juga menolong
orang lain, mendoakan orang lain, mengambil sikap inistiatif untuk memulai
menolong orang lain.

2. Kebaikan: artinya memberi solusi bagi kesulitan orang lain, memikirkan
orang lain, mengembangkan sikap empati

3. Kepada saudaramu:  kepada orang lain, berfokus kepada orang lain,
meninggalkan ego diri pribadi, mulai memikirkan orang lain

4. Dengan khlas

Tidak banyak yang tahu, bahwa hidup ini bukan masalah uang, atau menganggap
uang langka yang harus dicari.  Sesungguhnya hidup itu bukan masalah uang,
namun masalah pertolongan.  Bagaimana kita mendapat pertolongan.
Pertolongan itu bisa kita dapatkan dengan Memberi kebaikan, mendapatkan
pahala.  Memberi kebaikan adalah kunci mendapatkan rejeki.

Memberi kebaikan jauh lebih efektif, daripada mencari uang bagi diri
sendiri.  Mencari uang sungguh sangat sulit, uang itu langka, namun Memberi
kebaikan itu berlimpah, banyak sekali yang bisa kita lakukan, dengan Memberi
kebaikan.  Daripada kita mengeluh, komplain, patah semangat, memikirkan
keinginan kita, lebih baik kita mulai memberi kebaikan.

Selain itu merupakan petunjuk Tuhan, itu juga merupakan jalan terbaik bagi
kita untuk mengisi waktu mengatasi kebuntuan.

salam,
Goenardjoadi Goenawan


[mediacare] Hati-hati dengan keinginan anda

2007-02-15 Terurut Topik Goenardjoadi Goenawan

halo sahabat,

sepanjang hidup kita, kita selalu terbuai oleh keinginan kita, hingga saat
dewasa, kita menyadari bahwa hidup ini sungguh sulit, tidak semua keinginan
kita yang terkabulkan, kebanyakan terbuang percuma hilang dibalik awan.

Keinginan kita yang membunuh kita,

Hidup adalah penuh kekecewaan.

Mengapa?

Hati-hati dengan keinginan anda, berkat itu terlihat bila kita melihatnya
dari point of view orang lain.  Misalnya anda ingin pacar anda mengerti
anda, anda sudah semalaman tidak bisa tidur, dan anda menjerit menginginkan
dia mau mengerti anda, jawabannya... belum tentu keinginan anda adalah sama
dengan keinginan / paradigma dia, besar kemungkinan dia melihat hal yang
sebaliknya, bahwa anda yang tidak mau mengerti.

Anda bertemu dengan orang lain, orang yang memiliki kekuasaan, dan anda
semakin terbakar oleh keinginan anda, ambisi anda, akan selalu ada
pertanyaan, apakah kali ini aku bisa mendapatkannya?  Maka penglihatan anda
akan sepenuhnya berbeda dengan penglihatan dia.  Semakin anda berkeinginan,
berambisi, maka anda akan melihatnya dari sisi yang salah, dan semakin
kelihatan bahwa anda tidak mengerti yang dilihat orang lain.

Untuk mengerti, untuk melihat sebuah berkat, anda harus melihatnya dari
sudut pandang orang lain.  Anda tidak bisa mengatakan ini begini, ini
begitu, karena yang anda lihat, yang anda katakan, orang lain tidak
melihatnya.  Oleh karena itu, baliklah paradigma anda, baliklah point of
view anda, maka semuanya akan terlihat mudah.

Jangan pernah memaksakan kehendak, karena tidak ada yang mau dipaksa, bahkan
pasangan anda, anak-anak anda, apalagi orang lain.  Jangan pernah
mengharapkan orang lain berubah, kecuali anda mengatakan apa yang terlihat
oleh orang lain, maka dengan senang hati mereka akan merubahnya.

Hati-hati dengan keinginan anda.  Mundur sejenak, lihatlah dari pandangan
orang lain, lihat dari sisi yang lain, maka anda akan dengan mudah
melihatnya, mengatakannya, dan mudah diterima.

salam,
Goenardjoadi Goenawan


[mediacare] Penanganan Depresi Pasca Banjir

2007-02-14 Terurut Topik Goenardjoadi Goenawan
 juga.
Akibatnya setelah bbrp hari tidak ada listrik, tiba2 saya melihat cukup
banyak ojek rakit membawa genset ke rumah2 yg masih dihuni. Saya dengar
Carefour kena serbu org2 yg ingin beli genset sampai harganya
melambungdan org sudah tidak peduli lagi apakah itu genset buatan
amerika, eropa, china or made in pulogadung :-) Saya sih masih cukup puas
dengan lilin dan senter baterei saya saja.

Perasaan terisolasi cukup kental saat itu. Walaupun saya akhirnya harus
mengungsi juga ke rumah teman, tapi tidak bisa jauh-jauh karena area saya
boleh dibilang 'terkurung' banjir. Rumah teman tempat saya mengungsi juga
kebanjiran walaupun hanya sebatas halamannya saja. Tapi ya tetap saja di
rumah itu tidak ada listrik (untung PAM masih menyala). Di rumah teman
itulah saya jadi merasa mendapat 'teman karib baru'...krn sebelumnya saya
hanya bertemu dia belum tentu 1 bulan sekali...tiba harus bertemu tiap hari
untuk beberapa malam. Guyonannya cukup membuat saya mampu berkomunikasi dgn
baik lagi.

Hal lain yg harus saya terima dgn iklas adalah bahwa usia memang tidak bisa
dibohongi. Saat banjir 1996 seingat saya, saya masih kuat mengangkat
perabotan rumah saya agar selamat dari air. Tp saat banjir kemarin, tiba2
saya merasa tenaga saya sudah sangat berkurang dibandingkan 11 thn lalu
sehingga akibatnya lebih banyak perabotan rumah saya yang hancur. Yang
paling saya sayangkan adalah buku2 saya yg jadi bubur kertas! Padahal ada
sebagian buku2 itu yg belum tuntas saya baca atau bahkan belum sempat saya
sentuh (masih mulus terbungkus plastiknya!)

Saya yakin ada rekan lain yg mengalami hal yg lebih parah daripada saya.
Yah...semoga seberapapun parahnya musibah yang menimpa anda, ada pelajaran
yang bisa kita peroleh. Teman saya bilang Tuhan tidak akan memberikan
musibah yang tidak dapat ditanggung manusia. Saya percaya itu juga,
khususnya dalam pengertian, mungkin tubuh kita tidak dapat menanggungnya,
tapi jiwa dan iman kita seharusnya jauh lebih kuat dari tubuh fana kita.

Salam damai selalu


Saya ikut prihatin anda mengalami horor berhari-hari tanpa kejelasan,
terkucilkan, terisolir, dan itu membuat anda depresi berat.  KEBUTUHAN
Manusia itu bukan makan minum saja, manusia bisa tidak makan berhari-hari
dan bisa survive, kebutuhan dasar Manusia adalah kebutuhan untuk Didengar /
berkomunikasi. Bila jeritan hati ini tidak didengar (tidak bisa saling
berbagi), maka depresi akan menjadi gejala sakit. Sakit apalagi, kalau bukan
sakit jiwa.

Yang menyelamatkan anda adalah kebutuhan kedua, yaitu KEBUTUHAN untuk
empati, anda masih menerima kebaikan orang lain, dan dengan demikian anda
amsih bisa memiliki harapan.  Oleh karena itu, janganlah segan-segan untuk
mengungkapkan kondisi anda kepada teman terdekat, ungkapan perasaan anda
yang didengar akan membuat anda kembali pulih, istilahnya aligning your
spirit, mengembalikan jiwa anda.  Ini membuktikan bahwa membaca berita,
membaca koran, misalnya adalah bukan demi berita, namun lebih berfungsi
dalam keadaan tak pasti, informasi ketakutan bersimpang siur, kita memiliki
pedoman, memiliki Kompas.

Ada istilah Crach syndrome, apad sebuah kejadian kaget luar biasa, atau
tabrakan, maka tubuh akan mengalami goncangan jiwa, dan oleh karena itu 5
menit pertama adalah menenangkan diri, dengan berdoa, dengan minum air,
sebab bila tidak, besar kecenderungan terjadinya metabolism breakdown bukan
karena organ terbentur, atau terhantam, namun karena jiwa yang terguncang,
sehingga tidak mampu mengendalikan metabolisme fungsi hati, jantung,
paru-paru, penglihatan mata.

Buku-buku anda sudah hanyut menjadi bubur, namun anda menemukan buku anda
yng paling mahal, yaitu buku hati anda. Mohon anda dapat menuliskan apa yang
terbaca dari hati anda, untuk apa manusia hidup? mengapa beban kok terasa
semakin berat? mengapa hidup ini penuh penderitaan?

Bacalah, maka anda akan menemukan surga di hati anda.

salam,
Goenardjoadi Goenawan


[mediacare] Bagaimana caranya mengendalikan Dorongan Cinta?

2007-02-13 Terurut Topik Goenardjoadi Goenawan

halo sahabat,

Hari ini adalah hari valentine, semua orang sibuk mencari cintanya
masing-masing. Cinta memang menjadi dorongan manusia yang paling kuat,
dibandingkan dengan dorongan uang (nafsu belanja), dan dorongan untuk
menaklukkan (haus kekuasaan).

Kalau nafsu belanja tidak bisa dikendalikan, bahkan oleh inflasi, kenaikan
harga BBM, apalagi dengan dukungan kartu kredit, wah sungguh tak
terkalahkan.  Nafsu belanja hanya bisa dikalahkan oleh debt collector.

Lalu bagaimana dengan dorongan cinta?

Sesungguhnya hidup kita ini banyak mengalami waste (sia-sia), banyak energi,
pikiran, perasaan, imajinasi terbuang percuma hanya gara-gara ME.  Padahal
sudah begitu banyak korban, Angel Elga (istri ke-5) barus embuh, sudah ada
korban lain Cucu Cahyati (istri ke-4), padahal dalam kondisi hamil 5 bulan.


Namun kita tak pernah jera, seolah-olah hidup ini terasa hampa tanpa cinta.
Bagi yang memiliki logika kuat, atau perasaannya bebal, sedikit beruntung,
namun bagi pecinta seni, penyanyi, penulis lagu, wa siksaan asmara ini
tak pernah kunjung selesai.

Lalu bagaimana caranya membuat dorongan cinta ini tak terbuang sia-sia ?

Pertama, kita harus mengerti, mengapa Sang Pencipta membuat Cinta dalam
hidup kita, untuk apa?  Nafsu cinta, baik itu cinta murni, maupun cinta
dibawah pusar, adalah ditujukan sebagai dorongan kasih.  Dorongan kasih ini
maksudnya adalah supaya Manusia mengenal belas kasih, bahasa inggrisnya
welas kasih, rasa kasihan.

Cinta itu memiliki 2 sisi.  Sisi pertama adalah sisi nafsu ego, ini arti
cinta adalah memiliki, menguasai, mencengkeram, memagutnya.  Cinta ini
memiliki sisi baik dan sisi buruk, namun efek sampingnya adalah putus cinta
patah hati, merana.  Sisi Cinta yang ekdua adalah kasih.  Artinya, menjadi
salah satu alternatif pilihan response perasaan kita terhadap dunia, yaitu:
benci, malu, dendam, rasa bersalah, dan yang terakhir... cinta.

Seharusnya, bila seseorang memiliki hati nurani yang kuat, maka sisi Cinta
yang menonjol adalah rasa belas kasih, compassion.  Ada 3 hal yang
terpenting dalam hidup, yaitu: rasa belas kasih, bersikap moderat, dan tahu
posisi kita berada dimana.

Rasa cinta yang merupaka welas asih, rasa kasihan itulah yang diharapkan
menjadi pedoman manusia, menjadi titik awal kita mengerti kehidupan.  Bila
kita terus menerus mempertajam rasa belas kasih, maka kita akan memiliki
empati, inilah bibit hati nurani kita.

Bila rasa empati yang kita miliki cukup tajam, cukup dalam, maka kita akan
mengenal jiwa kita, sisi baik absolut dalam diri kita, maka jiwa kita akan
menjadi pembimbing, penguat, energi tak pernah habis, tenaga dorongan
sekaliber tenaga Nuklir yang mampu mengalahkan dunia.

Bila anda ingin merubah dunia, anda tidak perlu energi banyak-banyak, atau
manusia sebanyak mungkin, cukup satu saja jiwa yang berkembang, maka dunia
akan berubah.  Itulah yang dilakukan oleh para tokoh pendahulu kita, Mahatma
Gandhi, Mother Theresa, dll.

salam,
Goenardjoadi Goenawan


[mediacare] Bagaimana mendapatkan energi terbesar dari dalam diri?

2007-02-11 Terurut Topik Goenardjoadi Goenawan
halo sahabat,

sering kita melihat begitu banyak keinginan dalam diri
kita.  Seolah-olah keinginan itu menyembur seperti
Lumpur Sidoarjo.  Kekuatannya tak terhingga.

Kalau kita lihat, begitu banyak energi dalam tubuh
kita, dan kita bisa membayangkan betapa kuatnya energi
itu.

1. Dorongan cinta.

Pada waktu kita remaja, kita sungguh heran, mengapa
jantung ini berdegup keras, mengapa kita sungguh
terobsesi akan lawan jenis?  Coba lihat, begitu banyak
pasangan muda, mereka saling jatuh cinta, dorongannya
sungguh kuat, seolah laut ku sebrangi, gunung kan
kudaki, demi cintaku.

Dorongan itu sungguh besar, bisa dikatakan kekuatan
terbesar di dunia.  Julius Caesar digerakkan oleh
dorongan cinta, hingga dia mati demi cintanya.

Hasilnya seluruh dunia dikuasainya.

2. Dorongan belanja.

Satu-satunya yang paling tulus di dunia ada 2 hal:
pesan bunuh diri (catatan terakhir seseorang yang
telah bunuh diri), dan daftar belanja.  Daftar belanja
menjadi obsesi semua orang di dunia.  Dalam benaknya,
selalu ada.  Daftar belanja itu kadang tertumpuk
selama satu bulan, satu tahun, tiga tahun, dan semakin
ditumpuk, maka semakin membara, begitu ada uang, maka
prioritas Daftar belanja langsung menyemburat, tanpa
terkontrol.

Itulah makanya seberapa banyak Mall yang ada, selalu
dibangun Mall baru.

3. Dorongan untuk mengalahkan, menaklukkan.  Sewaktu
kita remaja, kita ingin menaklukkan pasangan kita,
seolah-olah mereka itu target buron yang harus kita
kejar.  

Genap kita lulus sekolah, maka jenjang manajemen
menjadi tangga menuju puncak gunung yang harus
ditaklukkan.  Bahkan ada istilah gadis penakluk.

Dorongan-dorongan itu sungguh luar biasa, bisa
dibayangkan bila kita bisa mampu mengendalikan daya
energi ketiga sumber daya tersebut, seperti Pembangkit
listrik tenaga air. Pembangkit listrik tenaga
batubara, pembangkit listrik tenaga nuklir, bila
semuanya kita mampu kendalikan mkaa kekuatannya
sungguh luar biasa.

Bagaimana cara mengendalikan energi liar tersebut?

Caranya ada 3.

1. Mulailah pikirkan orang lain.  Jangan terbuai oleh
nafsu, ingatlah orang lain, selalu berpikir dari point
of view orang lain, maka energi-energi tersebut akan
langsung dapat kita kendalikan, dapat kita arahkan.

2. Bagaimana caranya?  Mulailah gali rasa belas kasih.
 Pikirkan anak yatim, pikirkan orang terlemah yang ada
di dunia ini, pikirkan anak yatim yang diperkosa bapak
tirinya setiap hari, maka anda langsung dapat
mengumpulkan semua energi dari dalam tubuh anda.

3. Mulailah menolong orang lain.  Menolong orang lain
akan mendekatkan diri kita pada pusat pengendali
pikiran, tubuh, dan emosi.  Langsung ke pusatnya,
yaitu hati nurani kita.

Begitu anda sudah menemukan pusat pengendali hidup
anda, maka anda tinggal menyalurkannya.  Bagaimana
cara menyalurkannya?  jangan khawatir, anda akan
mengetahui apa yang harus anda lakukan, selama itu
untuk orang lain.

Anda akan menemukan talenta anda, karena dorongan
dalam hidup anda sedmikian besar, maka anda akan
memilih bidang yang sesuai dengan talenta anda, maka
kombinasi hati nurani dengan talenta, akan
menghasilkan energi yang terbesar dalam diri anda.

Bagaimana ciri-cirinya?  Suatu saat, bila anda tiba
pada keadaan dimana anda mampu mengendalikan nafsu
belanja, nafsu cinta anda, dan keinginan untuk
menguasai, maka anda mampu menggenggam dunia.

salam,
Goenardjoadi Goenawan

Miliki Buku-buku karya Ir. Goenardjoadi Goenawan, MM.:
* Menjadi Kaya Dengan Hati Nurani
* Mata Air Untuk Dahaga Jiwaku
* Pelangi Kehidupan Entrepreneur
* Memasarkan Dengan Hati (terbit 8 November 2006)
Ditulis bersama Ir. Stefanus Indrayana, MBA.:
* Manajemen Berbasis Nurani (Terbit 1 Januari 2007)




 

The fish are biting. 
Get more visitors on your site using Yahoo! Search Marketing.
http://searchmarketing.yahoo.com/arp/sponsoredsearch_v2.php


[mediacare] Resensi Return to the soul

2007-02-07 Terurut Topik Goenardjoadi Goenawan

RESENSI BUKU
Judul: “Return to the Soul – Perjalanan mengenal Jiwa”
Penulis: Ir. Goenardjoadi Goenawan, MM. dan Ir.
Stefanus Indrayana, MBA.


MELAMPAUI JIWA DAN KEMBALI KEPADA JIWA

Oleh:
Audifax

Setelah membaca sepintas buku “Return to the Soul –
Perjalanan Mengenal Jiwa” dari Ir. Goenardjoadi
Goenawan, MM. dan Ir. Stefanus Indrayana, secara
bergurau saya berkata pada Goenardjoadi: “Mestinya
anda tak hanya mengajar di Fakultas Ekonomi tapi juga
Fakultas Psikologi.”. Lho? Apa teori kebutuhan yang
ada di buku ini bisa jadi rujukan belajar anak-anak
psikologi? Bukan itu maksud saya. Apa yang menarik
dalam buku “Return to the Soul” ini adalah bagaimana
penulisnya ‘menggunakan teori’ dan sekaligus
‘berteori’ mengenai Jiwa dan kebutuhannya. Terlepas
dari bagaimana teori yang dihasilkan dari berteorinya,
tetapi keberanian untuk berteori itulah yang layak
menjadi pembelajaran bagi pembacanya, terutama mereka
yang sedang kuliah psikologi. 

Banyak dari kalangan ilmuwan hanya ‘memamerkan’
kemampuan mengulang teori tetapi tidak berani
berteori. Orang yang menggunakan teori kebutuhan
Maslow, bisa anda temukan ratusan atau bahkan ribuan,
tetapi sedikit dari mereka yang bisa berteori sendiri
mengenai apa itu kebutuhan. Alhasil, orang-orang yang
hanya mengulang-ulang Maslow semata ini sebenarnya tak
lebih dari memamerkan sebuah ketrampilan yang jauh
sebelum ada perguruan tinggi sudah dikuasai oleh
burung kakatua. Di sinilah kekuatan sekaligus
kelebihan penulis buku “Return to the Soul”. Mengutip
teori memang layak dilakukan, apalagi ketika berbicara
mengenai sesuatu yang sudah pernah dibicarakan
terlebih dulu oleh orang lain, tetapi semata
mengulang-ulang tanpa memiliki pemahaman sendiri
mengenai apa yang dibicarakan, itu soal lain.

Buku “Return to the Soul” ini dibuka oleh teori
‘Hirarki Kebutuhan Maslow”, lengkap dengan penjelasan
singkat mengenai Abraham Maslow sebagai pencetusnya.
Meski teori yang dihasilkan terkesan kurang update,
karena tidak menghadirkan tujuh hirarki seperti
terakhir ditemukan Maslow, namun penghadiran hirarki
Maslow ini tetap menarik karena disintesakan dengan
sejumlah data yang sebagian di antaranya merupakan
pengalaman penulisnya sendiri. Di akhir buku, sang
penulis juga berteori dan menghasilkan hirarki
kebutuhan jiwa versinya sendiri. Seberapa argumentatif
teori kebutuhan jiwa versi Ir. Goenardjoadi Goenawan,
MM. dan Ir. Stefanus Indrayana ini? Itu bukan saya
yang bisa menentukan, tetapi melainkan ketika teori
ini teruji saat berhadapan dengan realita atau
antitesisnya. Maka dari itu, saya lebih tertarik untuk
membahas sedikit panjang mengenai keberanian berteori
yang justru muncul dari orang-orang yang notabene
bukan berkutat di lingkungan yang mempelajari jiwa
secara intens.

“Return to the Soul” bukan hanya ajakan kembali pada
Jiwa, tetapi juga melampaui teori jiwa. Dengan cara
apa? Dengan cara mengenal jiwa termasuk apa yang
dibutuhkan oleh jiwa. Nasehat bijak mengatakan ada
saat ketika kedudukan teori-teori diambil alih oleh
realita kehidupan. Di buku inilah Ir. Goenardjoadi
Goenawan, MM. dan Ir. Stefanus Indrayana
mengambil-alih posisi teori Maslow dalam menjelaskan
kebutuhan dengan cara mengajak pembaca kembali pada
pernik-pernik kehidupan riil, pada apa yang memang
dialami tokoh-tokoh seperti Bill Gates, Mike Tyson
hingga yang dialami sendiri oleh sang penulis,
Goenardjoadi Goenawan. Melalui ajakan kembali pada
Jiwa sekaligus melampaui teori jiwa inilah lantas
muncul hirarki kebutuhan jiwa versi kedua penulis.

Buku ini tampaknya diupayakan untuk hadir secara
komunikatif. Sejumlah kutipan lagu terasa pas
dihadirkan untuk berefleksi. Sayang, sejumlah kutipan
lagu, meski dikutip utuh dari awal hingga akhir tapi
tak dicantumkan judulnya. Kendati demikian, kelemahan
itu tak membuat buku ini kehilangan arah yang ingin
ditunjukkan penulisnya, yaitu bagaimana merefleksikan
hidup agar mencapai puncak yaitu mencapai kesempurnaan
jiwa dengan mencapai kemuliaan.


 Tue Feb 6, 2007 

audifax - [EMAIL PROTECTED] 

Miliki Buku-buku karya Ir. Goenardjoadi Goenawan, MM.:
* Menjadi Kaya Dengan Hati Nurani
* Mata Air Untuk Dahaga Jiwaku
* Pelangi Kehidupan Entrepreneur
* Memasarkan Dengan Hati (terbit 8 November 2006)
Ditulis bersama Ir. Stefanus Indrayana, MBA.:
* Manajemen Berbasis Nurani (Terbit 1 Januari 2007)

 



 

Finding fabulous fares is fun.  
Let Yahoo! FareChase search your favorite travel sites to find flight and hotel 
bargains.
http://farechase.yahoo.com/promo-generic-14795097


[mediacare] Indonesia, 10 Besar Ekonomi 2030?

2007-02-05 Terurut Topik Goenardjoadi Goenawan

Indonesia, 10 Besar Ekonomi 2030?


Christianto Wibisono

Pada hari Jumat 26 Januari, Sugeng Saryadi mengundang saya, Dr Chatib Basri,
dan Ichsanuddin Noorsy dalam acara Q TV membicarakan RUU Pembangunan Jangka
Panjang.

Sayang bahwa Menteri Paskah Suzetta berhalangan hadir. Sugeng dan Chatib
mencatat RUU itu sarat rumusan normatif kualitatif dan miskin kuantitatif.

Ichsanuddin malah kurang puas total. Yang digarisbawahi oleh Sugeng dan
Chatib ialah, RUU ini masih merupakan residu pola pemikiran Orde Baru dimana
Presiden Soeharto berkuasa tujuh kali masa jabatan. Karena itu ia memakai
GBHN dan pada awal Orde Baru, Ali Murtopo terkenal dengan teori Akselerasi
Modernisasi dalam 25 tahun Indonesia akan jadi seperti Jepang.

Pada 1998 orang mengatakan, rencana itu memang sukses, bahwa Indonesia jadi
seperti Jepang. Tapi yang ditiru ialah kredit macetnya dan krisis
moneternya. Karena sebetulnya setelah krismon Asia Timur yang dimulai dari
Thailand, Indonesia, dan Korea Selatan, maka setelah itu Jepang sendiri juga
mengalami kredit macet dan restrukturisasi perbankan yang sangat drastis.

Ramalan The Economist Intelligence Unit, (EIU) yang dalam jangka panjang
optimis bahwa Indonesia akan masuk dalam 10 besar kekuatan ekonomi di tahun
2030.

Sekarang berdasarkan PDB berada pada peringkat 21 di bawah Taiwan.
Kadang-kadang kita memang berpenyakit hypochondria terlalu takut bahwa diri
kita sakit dan menderita, padahal dokter bilang sehat.

Cuma kekhawatiran, trauma, dan memang ada sakit tapi tidak segawat yang kita
rasakan, ini komentar dari Cyrillus Harinowo, Komisaris BCA.

Tentu saja tidak berarti kita harus lengah dan puas diri dan kurang alert
terhadap perkembangan regional dan global. Presiden Yudhoyono baru saja
mengumumkan pembubaran CGI dengan rasa percaya diri.


Meningkatkan Kualitas Hidup

Memang posisi Indonesia ini penuh paradoks. Pertumbuhan makro 6,5 persen
tapi banyak sektor mikro dan sektor riil mengeluh. Orang juga selalu
khawatir ketinggalan dari negara ASEAN lain, padahal tidak terlalu terpuruk
dibanding misalnya Filipina dan bahkan karena kudeta, citra Thailand merosot
dibanding Indonesia.

Proyeksi jangka panjang yang kuantitatif tentu tidak hanya menyangkut
besaran PDB atau angka ekspor dan investasi yang sekarang sedang gurem.
Proyeksi nasional tentu mencakup Human Development Index (HDI) bagaimana
meningkatkan peringkat kualitas hidup manusia Indonesia.

Bagaimana penegakan HAM dan pemberantasan korupsi bisa menstimulir
pertumbuhan ekonomi dan arus investasi. Bagaimana diplomasi bisa menunjang
arus investasi bilateral maupun multilateral.

Walhasil suatu proyeksi Pembangunan Jangka Panjang RI tentu juga harus
memperhitungkan proyeksi jangka panjang negara tetangga, seperti misalnya
visi Malaysia 2020 yang singkat jelas kuantitatif, mau jadi negara maju
dengan pendapatan per kapita setara dengan OECD belasan ribu dolar AS.

Juga proyeksi RRC dan India sebagai kekuatan ekonomi raksasa dunia pada
2030. Kemerosotan pemain lama Jerman, Prancis, Inggris untuk digantikan oleh
Uni Eropa secara ter-padu juga masih memerlukan waktu.

Pelaku bisnis kelas regional dan global dibutuhkan untuk bisa memanfaatkan
globalisasi. Misalnya dapatkah fakta dan realitas unik, munculnya raja besi
dunia dari pemilik pengelola pabrik besi kecil di Surabaya PT Ispat Indo,
dimanfaatkan untuk turut mengangkat peringkat global Indonesia dan juga
memberi kontribusi lebih pada pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Saya mendengar dari Menteri Perindustrian Fahmi Idris, bahwa Wapres Jusuf
Kalla sudah mengundang Laksmi Mittal untuk menggarap dan membangun pabrik
besi baja di Kalimantan. Laksmi Mittal ini sekarang adalah raja besi baja
dunia yang jauh meninggalkan saingan terdekat Nippon Steel, mirip Golkar
dulu mengalahkan partai lain.

Merger lintas negara juga sebetulnya merupakan suatu metode untuk mengatasi
persaingan bila tidak mampu melakukan sendiri. Contoh merger Chrysler dan
Daimler bukti bahwa sekalipun pabrik mobil ketiga di AS tidak kuat dan harus
bersedia jadi mitra junior Daimler Jerman. Nissan Jepang harus rela bermitra
dengan Renault Prancis dipimpin CEO dari Lebanon yang menjadi kiblat dan
model sukses restrukturisasi perusahaan.

Belakangan ini memang arus merger agar di luar dugaan karena apa yang
disebut perusahaan Dunia Ketiga seperti RRC, In-dia, Dubai, dan Saudi
Arabiasecara agresif melakukan akuisisi perusahaan besar di Eropa dan
AS.

Ketakutan pencaplokan bisnis ditambah latar belakang perang geopolitik
menambah pertimbangan antipati dan veto terhadap beberapa gebrakan
perusahaan Dunia Ketiga.

Dubai Port World akhirnya melepas enam pelabuhan AS yang diambil oper dari
perusahaan Inggris P  O kepada AIG, grup asuransi AS.


Memperkuat Posisi Tawar

Kita selalu mengeluh tentang akuisisi perusahaan Indonesia oleh asing,
apakah itu dari Singapura dan Malaysia.

Kalau kita memang belum berdaya untuk mencegah atau melakukan akuisisi
sendiri, bagaimana kalau memperkuat posisi tawar dengan negosiasi yang

[mediacare] Penanganan Jakarta Banjir

2007-02-05 Terurut Topik Goenardjoadi Goenawan

Halo sahabat,

Jakarta Banjir, dan seolah tidak ada penanganan yang pasti.  Semuanya pasrah
setiap 5 tahun sekali furniture rusak, mobil rusak, gudang rusak,
hypermarket terendam, semuanya seolah tidak berdaya.  Sebentar lagi pasaran
mobil bekas terendam akan menjamur di Indonesia.

Sesungguhnya, masalah Jakarta ini adalah tidak adanya (tidak memadainya)
gorong-gorong dan saluran pompa bawah tanah.  Kalau kita lihat setiap gedung
memiliki basement, sesungguhnya bisa dibuat peraturan bahwa basement
tersebut digunakan sebagai tandon.  Jadi di setiap komleks pemukiman
dibangun tandon, bisa dibawah Mall, dibawah Gedung, dibawah Apartemen, toh
kalau banjir, basement menjadi tandon juga secara alami.  Basement Gedung
BEJ misalnya, sampai saat ini menjadi tandon. tinggal dibangun gorong-gorong
bawah tanah.

Pembangunan Jakarta saat ini lebih cenderung membangun di atas tanah,
sedangkan kalau dilihat di negara lain, infrastruktur yang paling utama,
jalur MRT, jalur irigasi, jalur underpass bahkan menembus gunung, semuanya
di bawah tanah.

salam,
Goenardjoadi Goenawan


[mediacare] Talkshow Manajemen Berbasis Nurani Selasa 6 Februari 2007

2007-02-02 Terurut Topik Goenardjoadi Goenawan

halo sahabat,

Anda dapat mengikuti Talkshow mengenai Manajemen Berbasis Nurani di
jaringan Radio bisnis Pass FM pada hari Selasa 6 Februari 2007 besok mulai
jam 18:00 - 19:00 wib.  Topik Manajemen Berbasis Nurani membahas bagaimana
cara kita:

1. Meningkatkan motivasi kerja, meniti karir dalam keadaan chaos 
turbulance,
2. Mampu melihat peluang, mengerti konsep relationship,
3. Dan mempelajari perilaku kekuasaan, dengan cara mengenal hati nurani
kita.

Talkshow akan diberikan oleh: Ir. Stefanus Indrayana, MBA Marketing Director
PT Samsung Electronics Indonesia, dan saya sebagai penulis buku Manajemen
Berbasis Nurani diterbitkan oleh Elex Media Komputindo, mulai terbit 2
Januari 2007 tersedia di toko-toko buku Gramedia, bekerjasama dengan Majalah
Marketing dan Radio Pass FM.

salam,
Goenardjoadi Goenawan

Berikut ini adalah komentar oleh: Safir Senduk

Anda mengenal Mahatma Gandhi?

Saya rasa semua dari kita tahu siapa Mahatma Gandhi.
Beliau adalah seorang tokoh pejuang tanpa senjata (dan
tanpa kekuasaan) dari India, tapi kata-katanya mampu
memotivasi banyak orang untuk berjuang keluar dari
kemiskinan dan penjajahan.

Yang menarik, salah satu 'ajaran' Mahatma Gandhi yang
cukup terkenal adalah bahwa dalam hidup ini, ada ' 7
Dosa Besar' yang harus dihindari oleh manusia. Salah
satunya dengan pekerjaan saya di industri perencanaan
keuangan. Tapi ada satu dosa lain yang juga harus
dihindari oleh manusia. Anda tahu apa itu?

Ilmu Pengetahuan Tanpa Hati Nurani

Ya, itu adalah salah satu dosa besar yang harus
dihindari manusia. Satu contohnya gampang sekali: Uji
Coba Peledakan Senjata Nuklir untuk ilmu pengetahuan,
tapi tanpa mengindahkan manusia-manusia yang hidup di
lokasi uji coba tersebut. Itulah yang dimaksud dengan
Ilmu Pengetahuan Tanpa Hati Nurani (science without
consience).

Dalam perjalanan karir saya, ada masa dimana saya
pernah bekerja seperti tanpa memiliki hati nurani.
Bukan bukan, bukan berarti saya pernah berbuat jahat
di pekerjaan saya. Jangan salah paham. Cuma saja ada
masa-masa dimana saya menjalankan bisnis saya dengan
tidak memperhatikan hati nurani yang saya punya.
Sebagai contoh, karyawan kadang saya perlakukan hanya
seperti anak buah, klien hanya saya lihat sebagai alat
penghasil uang, atau kadang-kadang, pemain lain di
industri yang sama saya perlakukan seperti layaknya
seorang kompetitor yang harus saya tundukkan,
bagaimanapun caranya.

Lalu suatu hari, sebuah buku karangan Dr. Stephen
Covey menarik perhatian saya. Dalam salah satu
bukunya, dia mengatakan bahwa dalam hidup ini, penting
sekali bagi kita untuk tidak hanya sekedar bekerja dan
hidup di dunia ini, tapi yang jauh lebih penting
adalah dengan menemukan makna tentang untuk apa kita
hidup di dunia. Dengan menemukan makna hidup, maka
kita akan bisa mendapatkan nilai-nilai apa yang
penting bagi kita, untuk lalu kita bisa temukan misi
hidup kita. Dari situ, barulah kita bisa hidup
berdasarkan misi tersebut.

Rumit ya kedengarannya? sebenarnya nggak juga. Malah
yang saya pelajari, makin kita bisa menemukan makna
hidup kita, akan makin jelas juga nilai-nilai seperti
apa yang kita anut. Nah, kalau kita sudah menemukan
nilai-nilai apa yang kita anut, misi hidup kita akan
dengan mudah ditemukan, dan ujung-ujungnya, hidup kita
juga akan semakin mudah. Kita jadi tahu pekerjaan
macam apa yang paling pas untuk kita, kita juga tahu
apa yang kita inginkan dari keluarga kita, dan kita
juga tahu apa yang harus kita lakukan setiap kali
muncul masalah dalam hidup.

Saya sudah ratusan kali mendengar orang berkata
seperti ini: Saya sih simpel-simpel aja, gak mau yang
muluk-muluk. Saya mau jalanin aja hidup ini, seperti
air mengalir... Kalau ada kata-kata seperti itu
tanggapan saya cuma satu: Lha kalau airnya mengalir
ke got, memangnya Anda mau ikut?. Tentunya tidak kan?
Nah, agar aliran air Anda tidak mengalir ke got, Anda
sendirilah yang harus mengatur salurannya. Caranya
dengan mulai menemukan makna hidup Anda, mengenal Jiwa
Anda, menemukan nilai-nilai dalam hidup Anda, dan dari
situ, barulah Anda mendapatkan apa yang betul-betul
Anda inginkan dalam hidup Anda. Segera setelah Anda
menemukan itu semua, maka percayalah, hidup akan jadi
lebih mudah bagi Anda.

Selamat membaca.
Salam
Safir Senduk
(www.perencanakeuangan.com)


[mediacare] Kacang basah...

2007-01-22 Terurut Topik Goenardjoadi Goenawan
Jika kita menanam biji kacang, dan 3 hari kemudian
ditanya hasilnya, maka jawabannya adalah biji kacang
basah…” Oleh Andrew Matthew, kartunis Australia.

Halo sahabat,

sering kita dengar banyak penulis yang telah berhasil
menulis satu buku, lalu berpikir bagaimana caranya
supaya buku tersebut dicetak ulang.  

hampir semua orang yang ingin memulai menjadi penulis
buku selalu berpikir bahwa bagaimana caranya supaya
bukunya laku, best seller, meledak di pasaran...

Namun lupa, sesungguhnya menjadi penulis buku, berarti
kita harus mengumpulkan banyak pembaca buku kita,
katakan misalnya 10,000 orang.

Tentu untuk menarik perhatian 10,000 pembaca buku
tersebut tidaklah mudah, dan besar kemungkinan tidak
mungkin dicapai hanya dengan satu buku saja, kecuali
kalau kita Direktur Toko Buku Gramedia.

Mengapa?

Coba kita belajar dari Ponijan Liaw atau Safir Senduk,
yang bukunya sudah 4 dan 6.  Mereka juga tidak menjadi
best seller hanya dengan satu buku.  Waktu mereka
meluncurkan satu buku, tidak ada yang mengenal mereka,
tidak ada yang membaca... Namun karena konsisten,
seperti gelombang kecil, membesar, membesar maka tiba
waktunya untuk membesar ke semua lapisan masyarakat.

Misalnya buku pertama anda dibaca 500 orang, buku
kedua anda dibaca 500 orang lagi (sudah 1,000 orang)
maka buku ketiga besar kemungkinan akan cetak ulang
menjadi 4,000 buku.

Begitulah ceritanya...

Kecuali kalau anda Harry Potter atau Kris Dayanti.

salam,
Goenardjoadi Goenawan



[mediacare] Elex Writers Community

2007-01-21 Terurut Topik Goenardjoadi Goenawan

Mod: Mohon ijin ya, numpang nitip pemberitahuan.

halo sahabat,

Bagi para penulis Elex yang kemarin hadir pada
pertemuan Elex Writers Gathering, anda  bisa mendaftar
pada Milis:

Elex Writers Community

Memiliki tujuan untuk meningkatkan komunikasi antar
penulis buku Elex supaya:

1. Dapat meningkatkan kualitas penulisan buku
2. Memberi inspirasi bagi para penulis
3. Ajang komunikasi positif para penulis buku Elex.


Post message: [EMAIL PROTECTED] 
Subscribe: [EMAIL PROTECTED] 
Unsubscribe: [EMAIL PROTECTED] 
List owner: [EMAIL PROTECTED] 

Caranya, kirim email perkenalan anda.

Salam kenal,

Nama  :
Alamat:
penulis buku  :
kategori buku :
Terbit tahun  :
Harapan dari mengikuti Milis:

salam,
(nama anda)

kirim ke [EMAIL PROTECTED] 
dan [EMAIL PROTECTED] 

--cut

Terimakasih,

salam,
Tim Moderator



[mediacare] Benih wira mandiri ESQCU angkatan ke-3

2007-01-21 Terurut Topik Goenardjoadi Goenawan

*Halo sahabat, *
**
*Berikut ini kami informasikan dimulainya kuliah ESQCU angkatan ke-3 yang
akan segera dimulai, dengan lokasi kampus berkelas di STC Senayan Trade
Center.  Segera daftarkan diri anda menjadi Pioneer Calon Pengusaha
terkemuka di Indonesia. *
**
*salam,*
*Goenardjoadi Goenawan  *
*ENTREPRENEUR **SPORT  COMPASSION UNIVERSITY** *

*PROFEC Forum *

Senayan Trade Centre (STC)  Lantai I No. 1051

Jl. Asia Afrika, Jakarta Selatan

Informasi: Tri Selamat Purwadi, Sekretariat PROFEC

Telp. 021-57932014



*SPEAKERS:*



   Ir. Goenardjoadi Goenawan, MM



*TUJUAN:*



Melatih Benih wira mandiri untuk belajar cara memulai usaha, menggunakan
basis hati nurani.



Mempersiapkan diri dengan pengetahuan entreprenurship dalam masa
ketidakpastian banyaknya PHK dan pengurangan karyawan.



Melatih bagi fresh graduate yang ingin terjun menjadi Pengusaha.



*SCHEDULE:*

Hari Jum'at jam 18:00 – 20:00 Dimulai tanggal 2 Februari 2007 hanya untuk 6
orang Pendaftar pertama.

Pendaftar berikutnya akan diberikan kuliah pada hari lain (Sabtu atau hari
kerja).



*INVESTASI:*

1. Biaya Kuliah @ Rp 1,200,000 per orang (total 9 minggu)

2. ke *Rekening* *BCA* no. 2611902877 an Lies Sudianti

* *

*Untuk konfirmasi:*

Harap hubungi kantor sekretariat PROFEC di no. telp 57932014 atau kirim
email ke [EMAIL PROTECTED]

Minggu 1: Tanggal 2 February 2007

*Building the Entrepreneur in You*



-Peluang apa saja yang tersedia?

-Tantangan entrepreneurial apa yang dihadapi dengan adanya
e-Commerce dan perubahan global

-Apa hambatan mencari peluang?

-Bagaimana caranya kita bisa melek bisnis?

-Apakah hal paling dasar dalam bisnis yang akan menentukan sifat
dasar dari entrepreneurship?

-Bagaimana caranya kita memulai bisnis?

-Apakah uang  dan rejeki itu?







Minggu 2:

*Personal Development: Leave Your Ego and Improve Your Empathy *



-Apa 3 kunci sukses menjadi Entrepreneur?

-Mengapa kita perlu meninggalkan Ego?

-Bagaimana Teknik Meninggalkan Ego?

-Bagaimana Teknik Meningkatkan Kepekaan Empati?

-Bagaimana Mencari Hati Nurani







Minggu 3:

*The Power of Least effort*



-Apakah perilaku rejeki itu?

-Bagaimana cara kita meningkatkan profile rejeki kita?

-Apa saja prinsip The Power of Least Effort?

-Apa saja 6 langkah menuju The Power of Least Effort?







Minggu 4:

*Start Your Own Business*



-Bagaimana memilih untuk memulai bisnis baru, apakah mendirikan
sesuatu yang baru atau membeli perusahaan yang sudah jalan termasuk sebuah
Franchise?

-Jenis ide dan sumberdaya apa saja yang perlu diketahui untuk
membangun perusahaan baru? Bagaimana cara mengembangkan ide?

-Apa karakteristik dari sebuah usaha baru yang sukses?







Minggu 5:

*Franchising Basics*



-Terminologi Franchise dan struktur industrinya

-Pros dan cons utama dari Franchise

-Mengevaluasi dan memutuskan apakah sebuah peluang Franchise baik
untuk Anda

-Proses pembelian dan pembiayaan sebuah Franchise

-Masalah legal khusus Franchise





Minggu 6:

*Raising Capital: Tips and Tricks*



-Apa dampak dari sifat perusahaan terhadap jenis pembiayaan

-Mengevaluasi pilihan antara debt financing dan equity financing

-Berbagai sumber pembiayaan yang tersedia bagi UKM termasuk konsep
OPM: other people's money





Minggu 7:

*Learn to Lead: Leadership Skills For Entrepreneurs *



-Perilaku Kekuasaan

-Karakter Naga







Minggu 8:

*Compassionate Management*



-Apa dan bagaimana menggunakan Intuisi (bisikan hati)

-Pentingnya prinsip Relationship

-Business Wisdom

•Untuk memiliki Visi berbasis nurani

•Untuk memahami bisnis sebagai sebuah ekosistem

•Berkompetisi yang seharusnya

•Memahami perilaku peluang

•Memahami perilaku kekuasaan





Minggu 9:

*Marketing With Your Heart*



-Meningkatkan kreativitas dan imaginasi dengan

•Menanggalkan ego

•Mendapatkan kecerdasan spiritual

•Mengamati trend

•Memanfaatkan kemajuan di Era Informasi

•Kepemimpinan

•Bekerja secara integritas

•Leverage menolong orang lain

-Mendekatkan pada Hati Nurani





*Buku-buku (dibeli terpisah di toko buku Gramedia):*



1.   Menjadi Kaya Dengan Hati Nurani - Ir. Goenardjoadi Goenawan, MM.

Rp 27,800

2.   Mata Air Untuk Dahaga Jiwaku - Ir. Goenardjoadi Goenawan, MM.

Rp 24,800

3.   Pelangi Kehidupan Entrepreneur - Ir. Goenardjoadi Goenawan, MM.

 Rp 29,800

4.   Manajemen Berbasis Nurani - Ir. Goenardjoadi Goenawan, MM. 

Ir. Stefanus Indrayana, MBA. Rp 32,800

5.   Memasarkan dengan Hati - Ir. Goenardjoadi Goenawan, MM.

 Rp 29,800



*Ir. Goenardjoadi Goenawan, MM. *



Lulus Sarjana dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Fakultas Teknologi
Pertanian

[mediacare] benih Wira Mandiri agar lebih banyak lagi pengusaha

2007-01-17 Terurut Topik Goenardjoadi Goenawan
Halo sahabat,

Saat ini saya sedang menyiapkan Materi syllabus untuk
menjadi bahan kuliah di FE UI (Universitas Indonesia,
Jurusan manajemen) mulai awal tahun 2007 ini.  Oleh
karena itu, saya mohon bantuan rekan-rekan untuk
memberi masukan terhadap Kerangka Kuliah di bawah ini.

Pengusaha atau Entrepreneur adalah suatu Profesi
yang sangat menjanjikan dan setiap orang memiliki
bakat untuk menjadi Pengusaha, namun kadang 
tidak disadari dan tidak ditumbuh kembangkan.

Pendidikan yang selama ini kita kecap, hanya
mengajarkan kita untuk lulus dengan nilai terbaik dan
mencari pekerjaan di pemerintahan (pegawai negri) 
atau di perusahaan besar (swasta) serta pensiun di
sana sebagai pegawai.  Pendidikan Nasional yang ada di
Indonesia, sangat jarang memberikan materi persiapan
dan memicu semangat personal untuk menjadi MANDIRI dan
KREATIF.

Sudah saatnya Indonesia bangkit, dengan menebarkan
benih Wira Mandiri agar lebih banyak lagi pengusaha
yang tumbuh dan besar untuk memperkuat ekonomi bangsa.

 
ENTREPRENEUR SPORT  COMPASSION UNIVERSITY
PROFEC Forum
Senayan Trade Centre (STC)  Lantai I No. 1051 
Jl. Asia Afrika, Jakarta Selatan
Informasi: Tri Selamat Purwadi, Sekretariat PROFEC
Telp. 021-57932014

SPEAKERS:

Ir. Goenardjoadi Goenawan, MM

TUJUAN:

Menguasai pengetahuan untuk mengevaluasi potensi
kewirausahaan yang tersembunyi dalam diri seseorang
yang dapat ditumbuh kembangkan menjadi sebuah kekuatan
yang dapat digunakan untuk kepentingan orang lain dan
diri sendiri

Untuk Informasi:
Harap hubungi kantor sekretariat PROFEC di no. telp
57932014 atau kirim email ke [EMAIL PROTECTED]
 
Tanggal 26 January 2007
Building the Entrepreneur in You

-   Peluang apa saja yang tersedia?
-   Tantangan entrepreneurial apa yang dihadapi dengan
adanya e-Commerce dan perubahan global
-   Apa hambatan mencari peluang?
-   Bagaimana caranya kita bisa melek bisnis?
-   Apakah hal paling dasar dalam bisnis yang akan
menentukan sifat dasar dari entrepreneurship?
-   Bagaimana caranya kita memulai bisnis?
-   Apakah uang  dan rejeki itu?



Tanggal 2 February 2007
Personal Development: Leave Your Ego and Improve Your
Empathy

-   Apa 3 kunci sukses menjadi Entrepreneur?
-   Mengapa kita perlu meninggalkan Ego?
-   Bagaimana Teknik Meninggalkan Ego?
-   Bagaimana Teknik Meningkatkan Kepekaan Empati?
-   Bagaimana Mencari Hati Nurani



Tanggal 9 February 2007
The Power of Least effort

-   Apakah perilaku rejeki itu?
-   Bagaimana cara kita meningkatkan profile rejeki
kita?
-   Apa saja prinsip The Power of Least Effort?
-   Apa saja 6 langkah menuju The Power of Least Effort?



Tanggal 16 February 2007
Start Your Own Business

-   Bagaimana memilih untuk memulai bisnis baru, apakah
mendirikan sesuatu yang baru atau membeli perusahaan
yang sudah jalan termasuk sebuah Franchise?
-   Jenis ide dan sumberdaya apa saja yang perlu
diketahui untuk membangun perusahaan baru? Bagaimana
cara mengembangkan ide?
-   Apa karakteristik dari sebuah usaha baru yang
sukses?



Tanggal 23 February 2007
Franchising Basics

-   Terminologi Franchise dan struktur industrinya
-   Pros dan cons utama dari Franchise
-   Mengevaluasi dan memutuskan apakah sebuah peluang
Franchise baik untuk Anda
-   Proses pembelian dan pembiayaan sebuah Franchise
-   Masalah legal khusus Franchise


Tanggal 2 Maret 2007
Raising Capital: Tips and Tricks

-   Apa dampak dari sifat perusahaan terhadap jenis
pembiayaan
-   Mengevaluasi pilihan antara debt financing dan
equity financing
-   Berbagai sumber pembiayaan yang tersedia bagi UKM
termasuk konsep OPM: other people's money


Tanggal 9 Maret 2007
Learn to Lead: Leadership Skills For Entrepreneurs

-   Perilaku Kekuasaan
-   Karakter Naga



Tanggal 16 Maret 2007
Compassionate Management

-   Apa dan bagaimana menggunakan Intuisi (bisikan hati)
-   Pentingnya prinsip Relationship
-   Business Wisdom
•   Untuk memiliki Visi berbasis nurani
•   Untuk memahami bisnis sebagai sebuah ekosistem
•   Berkompetisi yang seharusnya
•   Memahami perilaku peluang
•   Memahami perilaku kekuasaan


Tanggal 23 Maret 2007 
Marketing With Your Heart

-   Meningkatkan kreativitas dan imaginasi dengan
•   Menanggalkan ego
•   Mendapatkan kecerdasan spiritual
•   Mengamati trend
•   Memanfaatkan kemajuan di Era Informasi
•   Kepemimpinan
•   Bekerja secara integritas
•   Leverage menolong orang lain
-   Mendekatkan pada Hati Nurani


Buku-buku (dibeli terpisah di toko buku Gramedia):

1.  Menjadi Kaya Dengan Hati Nurani - Ir. Goenardjoadi
Goenawan, MM. Rp 27,800
2.  Mata Air Untuk Dahaga Jiwaku - Ir. Goenardjoadi
Goenawan, MM. Rp 24,800
3.  Pelangi Kehidupan Entrepreneur - Ir. Goenardjoadi
Goenawan, MM.   Rp 29,800
4.  Manajemen Berbasis Nurani - Ir. Goenardjoadi
Goenawan, MM.  Ir. Stefanus Indrayana, MBA. Rp 32,800
5.  Memasarkan dengan

[mediacare] Jebakan Cinta

2007-01-17 Terurut Topik Goenardjoadi Goenawan
Relationship insights: Jebakan Cinta

halo sahabat,

Sering kita mengagung-agungkan Cinta, apalagi dalam
kehidupan berumah tangga.  Pasangan saling mengucapkan
Cinta.  Namun lupa, ada yang namanya Jebakan Cinta.

Apakah itu?

Pada waktu pacaran, hubungan terasa di awan, semuanya
serba indah, memang ini akibat dorongan hormon sex
yang menggebu-gebu menjadikan Cinta membara.  Dan
ujung-ujungnya beralih kepada pernikahan.

Apakah arti pernikahan itu?  Mengapa Pernikahan diikat
secara Ilahi?

Sebagian besar mengartikan pernikahan itu adalah
cinta.  Dipikirnya dengan dasar cinta yang mendalam,
maka mempelai wanita merasa berhasil!  Berhasil
mendapatkan sandaran hidup, seseorang yang mau
memperhatikan, mengurusi hidupnya, memberi perhatian
penuh, pada siang maupun malam Dan ternyata
setelah menikah, semuanya pudar... Anak pertama lahir,
euforia cinta masih ada, dengan hadirnya makhluk baru,
sang anak.  Suami makin cinta.

Genap anak ketiga lahir, Suami kembali sibuk dengan
urusan kantornya, kemana lagi cinta?  kepama lagi
ikatan asmara?

Akhirnya masing-masing merasa kesepian.  Aneh ditengah
hiruk pikuk suara jeritan anak-anak sang suami bisa
merasa miserable, kesepian, teringat ME, saat makan
disuapi...

Inilah jebakan Cinta ke-1: Selingkuh

Dianggapnya cinta itu seperti api tungku di rumah yang
membara pada saat musim dingin, dan untuk itu perlu
suasana baru, semangat baru, pasangan baru.

Akhirnya kehidupan rumah tangga bukan menjadi Hingga
mau menjemput, kita saling cinta pada saat suka dan
duka

Akhirnya artinya adalah... Hingga maut menjemput,
apakah aku membuhuhmu atau kamu membunuhku.

Banyak sekali kehidupan rumah tangga berakhir pada
selingkuh, karena tidak mengerti apa arti pernikahan
yang sejati, bahwa pernikahan bukan dilandasi cinta,
apalagi sex.

Jebakan ke-2: Kehilangan jati diri.

Banyak diantara pasangan yang merasa frustasi, harus
bagaimana lagi, berujung pada depresi berkelanjutan,
terutama pada pasangan wanita.

Mengapa?

Sungguh aneh, hidupnya diberikan sepenuhnya bagi
suami, segalanya dikorbankan, cintanya setia, setelah
menikah 16 tahun dan ditambah pacaran 5 tahun total 21
tahun mengurusi suami, akibatnya Kehilangan jati diri.

Kok bisa?

Dipikirnya bahwa pernikahan adalah masalah cinta. 
Jauh diatas itu, diatas cinta, lebih dari itu, ada
masalah jiwa.

Jiwa?

Ya betul jiwa.  Pada saat menikah, banyak pasangan
wanita harus menyesuaikan diri dengan suaminya.  Yang
dipikirkan adalah: Bagaimana pikiran suamiku? Apa
yang diharapkan suamiku?  Bagaimana caranya membuat
suamiku bahagia?

Hidupnya menjadi berubah, seolah memiliki hidup baru,
yaitu hidup untuk suaminya...

Akhirnya banyak sosok istri yang menjadi lemah, loyo,
kehilangan tenaga, seolah-olah energinya terserap oleh
lubang hitam pernikahan: Semakin dirinya mengorbankan
dirinya untuk hidup sang suami, maka semakin mengecil
jiwanya, nuraninya, semakin mengecil, hingga menjadi
hilang.

Seseorang bisa menjadi kehilangan jati diri, dia sudah
tidak ingat lagi bagaimana caranya menjadi confident,
mantap, bergaul, semuanya menjadi hilang musnah
ditelan jebakan cinta pada suaminya.

Oleh karena itu, apakah arti pernikahan yang sejati?

Mengapa pernikahan diikat secara Ilahi?

Karena sebuah pernikahan adalah ikatan dua buah jiwa. 
Jiwa-jiwa tersebut akan menjadi sebuah pasangan jiwa -
soulmate.

Pasangan jiwa ini tujuannya adalah supaya Jiwanya
berkembang, bertumbuh, sehingga menjadi hidup penuh
makna, mengertri arti hidup secara bersama.

Mengapa harus berpasangan, mengapa harus soulmate -
pasangan jiwa?

Karena sesungguhnya jiwa kita itu merasa kesepian di
tengah bisingnya kehidupan, sibuknya urusan kantor,
dan beratnya beban hidup, jiwa-jiwa kita banyak
dikhianati, dibohongi, dipojokkan, diabaikan,
ditindas, dilupakan, sehingga jiwa kita dalam sanubari
kita merasa sunyi, sepi dan sendiri.

Bayangkan bagaimana rasanya jiwa tersebut memiliki
teman, memiliki rasa kebersamaan bahwa tidak lagi
sendiri, penuh dengan perhatian, dia tahu bahwa ada
jiwa lain yang menjaga hidupnya, menemani hidupnya.

Ini bukan hanya masalah cinta, namun lebih dalam lagi,
perasaan aman, tenteram, damai, sentosa, merasa trust,
acceptance, authentik, menjadikan hidup ini melangkah
dengan dua kaki, jiwa yang satu dan jiwa pasangannya.

Ikatan Jiwa-jiwa pasangan yang menikah perlu mendapat
restu Ilahi, karena sifat jiwa itu berhubungan
langsung dengan Ilahi.  Semacam hotline ke atas.  Pada
saat pasangan menderita, sedih, namun dia bahagia,
karena ada yang menemani, ada yang menjadi saksi,
begitu setia mengerti pengorbanan hidup untuk
pasangannya.

Oleh karena itu, seolah-olah ikatan pernikahan adalah
saling memberi hidupnya, jiwanya, nyawanya kepada yang
lain.  Ikatan sepenuh jiwa artinya rela mati demi
untuk pasangannya.

 
salam,
Goenardjoadi Goenawan
http://swa.co.id/swamajalah/tren/details.php?cid=1id=3195pageNum=2

Miliki Buku-buku karya Ir. Goenardjoadi Goenawan, MM.:
* Menjadi Kaya Dengan Hati Nurani
* Mata Air Untuk Dahaga Jiwaku
* Pelangi Kehidupan

[mediacare] Bagaimana cara mendapatkan yang anda inginkan

2007-01-14 Terurut Topik Goenardjoadi Goenawan
 ini dapat menjawab pertanyaan ini.
 
Orang bijak mengendalikan pikirannya (dengan
meditasi), seperti ketenangan alam semesta mengatur
bintang-bintang di langit.
 
Dengan menghubungkan pikirannya kepada ketenangan
sejati itu,  menjadikan pikiran anda  tentram.
 
Ketika dalam ketentraman,  pikiran  berkembang secara
alami dan pada puncaknya,
pikiran meluas tak terhingga, seperti langit malam.

--Lao Tzu 600 SM diterjemahkan oleh
[EMAIL PROTECTED]--

salam,
Goenardjoadi Goenawan
081381168990
Managing Director
ESQCU Training  Consulting
Grand ITC Permata Hijau Lt. 3 C11 
Jl. Letjen Soepeno Jakarta Selatan 12210
http://swa.co.id/swamajalah/tren/details.php?cid=1id=3195pageNum=2

Miliki Buku-buku karya Ir. Goenardjoadi Goenawan, MM.:
* Menjadi Kaya Dengan Hati Nurani
* Mata Air Untuk Dahaga Jiwaku
* Pelangi Kehidupan Entrepreneur
* Memasarkan Dengan Hati (terbit 8 November 2006)
ditulis bersama Ir. Stefanus Indrayana, MBA.:
* Manajemen Berbasis Nurani (Terbit 1 Januari 2007)
* Best Life; Menjalani Hidup Penuh Makna (belum
terbit) 
* Journey to the soul; Piramida Kebutuhan Jiwa 
Penerbit: Elex Media Komputindo




[mediacare] Relationship insight - day 4

2007-01-14 Terurut Topik Goenardjoadi Goenawan
Halo sahabat,

Lebih lengkapnya dapat dibaca di buku: Manajemen
berbasis Nurani ditulis oleh Ir. Goenardjoadi
Goenawan, MM. dan Ir. Stefanus Indrayana, MBA terbit
mulai 2 Januari 2007.

Kadang dalam hidup kita merasa sungguh sulit sekali
mendapatkan pertolongan orang lain..

Orang tua bilang Lebih baik berusaha dengan kaki
tangan sendiri, jangan menggantungan pada orang lain.

Maksudnya apa?

Apakah supaya kita ini berusaha sendiri?  tidak perlu
meminta pertolongan orang lain?  

Mungkin yang dimaksud orang tua itu adalah supaya kita
terus berupaya, terus mencoba, terus berkarya, karena
menyadari bahwa sungguh sulit sekali mendapatkan
pertolongan orang lain.

Pertanyaannya adalah.. Benarkah bahwa pertolongan baik
itu langka? Benarkah bahwa keadaan ekonomi saat ini
memburuk semua orang susah, maka semakin sulit
mendapatkan pertolongan?

Oleh karena itu kita perlu mempelajari perilaku
pertolongan baik.. diringkas menjadi 10 sifat-sifat
pertolongan baik:

1. Pertolongan baik itu banyak sekali, walaupun
keadaan baik maupun buruk.  Karena namanya orang baik,
maka dia sering melakukan pertolongan baik. 
Masalahnya, kita tidak mengerti bagaimana caranya
mendapatkan pertolongan baik.

Coba kita dengerin pembicaraan orang di restoran,
misalnya Pizza Hut, restoran keluarga.  Pembicaraannya
sering begini...

Eh kamu tahu nggak, ada orang yang bisa Accounting,
dan dipercaya, temanku ada yang butuh

Kamu sekarang kerja dimana? Jangan segan-segan
hubungi saya ya kalau mau ada yang ditanyakan

Namanya sekeluarga besar, saling tolong menolong dalam
keluarga itu wajar.   

2. Pertolongan baik itu bukan merupakan kemungkinan. 
Istilahnya bukan berarti kita minta tolong kepada
sebanyak mungkin orang maka peluang kita ditolong
semakin baik?  bukan begitu... bisa terjadi dengan
cara yang salah, malah-malah kita mengasumsikan bahwa
tidak ada orang baik lagi di dunia ini..

3. Sebuah pertolongan itu dilakukan secara determine,
secara sungguh-sungguh.  Oleh karena itu, kita harus
mengerti, mengapa seseorang kok begitu
bersungguh-sungguh mau menolong kita?  Kemungkinan
besar kita adalah orang baik.

Nah, bagaimana caranya menjelaskan kepada orang-orang
lain bahwa kita orang baik?  Berfokuslah dengan
berbuat baik.  Selama anda berbuat baik, maka akan ada
orang yang simpatik kepada anda.

4. Benarkah orang-orang bisa bersungguh-sungguh mau
menolong kita?  Mengapa?  Yang pasti bukan hanya
karena kasihan dengan anda, karena mereka juga perlu
dikasihani.  Artinya pihak yang menolong anda mungkin
juga memiliki beban.  

Kadang kita dengar pembicaraan seorang Direktur
Marketing perusahaan besar telepon kepada temannya..

Aku bisa minta tolong anakku sekarang sudah
hampir lulus kuliah dan mau praktek lapangan, apa bisa
aku minta tolong dititipin ke kamu supaya bisa
belajar?

Nah, bahkan seorang marketing Director juga meminta
pertolongan orang lain, bukan.

5. Oleh karena itu, kita perlu mengerti mengapa orang
kok mau bersungguh-sungguh mau menolong kita?  Selain
kita orang baik, itu syarat utama, memang sudah
kemauan orang tersebut untuk bersungguh-sungguh mau
menolong kita.

Kok mau?

Ya bisa saja... semua orang banyak memiliki kemauan,
mau beli handphone, mau beli mobil, termasuk mau
menolong anda, memang dia merasa ini dia mau.  

Oleh karena itu, lebih baik anda membangkitkan kemauan
orang untuk menolong anda.  Misalnya, dengan cara
saling tolong menolong.

6. Benarkah bahwa orang menolong orang lain akan
merasa rugi?

Tidak.  Dengan menolong orang lain, maka terjadi efek
simbiosis mutualisma, maka dari itu, daripada anda
langsung bertanya:

Maukah anda menolong saya...?

lebih baik kita fokus:

Apa yang bisa saya bantu? (Ingat siapapun butuh
sesuatu).

Harus ada yang dibutuhkan orang lain terhadap anda. 
Itulah yang harus anda gali, bukan tahap kedua, yaitu
saling bantu membantu.

7. Apa kemauan orang, mengapa kok seseorang mau
membantu anda?

itulah yang harus digali...

Benarkah sifat manusia itu egois, mementingkan diri
sendiri?  Benarkah lebih baik kita berdiri di atas
kaki sendiri?  

Sesungguhnya jauh lebih efektif bagi dua orang saling
bantu membantu daripada masing-masing berusaha sendiri
secara individual.  Mungkin anda sudah paham efek
teamwork.

Berusaha sendiri, berarti anda berjalan dengan satu
kaki, tidak ada kaki lain yang mempermudah jalan anda.

Misalnya anda tukang cukur butuh roti.

Jauh lebih mudah tukang cukur minta tolong kepada
tukang roti untuk dapat makanan, sebaliknya lebih
mudah meminta tolong tukang cukur kalau tukang roti
ingin gunting rambut, bukan.

Itulah namanya kolaborasi.

Kalau anda kurang, atau jarang melakukan kolaborasi,
semuanya serba susah, anda harus menggunting rambut
sendiri, membuat roti sendiri.

Padahal seperti monyet, jauh lebih mudah mencari kutu
monyet lain, kalau dirinya ingin dicari kutunya, ini
kolaborasi.

(bersambung)

Lebih lengkapnya dapat dibaca di buku: Manajemen
berbasis Nurani ditulis oleh Ir. Goenardjoadi
Goenawan, MM. dan Ir. Stefanus Indrayana, MBA terbit
mulai

[mediacare] Relationship insight - day 2

2007-01-11 Terurut Topik Goenardjoadi Goenawan
Halo sahabat,

Untuk lebih lengkapnya dapat dibaca pada buku:
Manajemen Berbasis Nurani terbit 2 Januari 2007
ditulis oleh: Ir. Goenardjoadi Goenawan, MM. dan Ir.
Stefanus Indrayana, MBA.

Dalam hubungan kita dengan orang lain, sering timbul
suatu communication breakdown, istilahnya seperti
berbicara lewat komunikasi radio tapi berbeda
frekuensi.

Mengapa demikian?

Terjadinya communication breakdown karena terjadinya
penolakan untuk menerima alur komunikasi dari pihak
lain.  Istilahnya komunikasi 2 arah.

Kalau di jalan raya, dengan menjadi 2 arah menjadi
bagus, tidak saling berpapasan, namun dalam komunikasi
dengan orang lain, komunikasi 2 arah berarti tidak
nyambung atau tidak efektif.

Dalam berkomunikasi, masing-masing pihak ada levelnya:

Pihak A Pihak B
Parent  Parent
Adult   Adult
Child   Child

Pada saat alurnya Parent (A) bicara kepada Child (B)
amka pihak B akan menerima komunikasi dengan dominasi
pihak A.   Misalnya Dokter (A) bicara kepada pasien
(B).

Masalahnya bila timbul Parent (A) berbicara kepada
Parent (B) maka timbullah communication breakdown. 
Pihak A tidak ingin ditentang, dilecehkan atau
didebat, sebagai pihak yang memiliki otoritas
(misalnya seorang Konsultan), namun pihak B juga tidak
mau mengalah, dengan mempertanyakan kalimat
(statement) Pihak A secara authoritative, misalnya
dengan menjelaskan konsep baru.

Akhirnya kedua belah pihak tidak mau mengalah, dan
masing-masing pihak dongkol.  Inilah yang disebut
communication breakdown.

Misalnya kita berbicara dengan orang asing, maksudnya
orang baru dikenal, kita ingin bertanya, sebaiknya
jangan menggunakan sikap Parent (authoritative)
misalnya:

Pak anda ini bagaimana, kok bisa kesini?

karena belum tentu pihak B akan mau menanggapi atau
menerima sikap anda.  Inipun berlaku kepada para anak
buah, misalnya anda dipindah ke tempat baru, dan belum
banyak orang tahu bahwa anda Boss baru, maka gunakan
sikap komunikasi Adut (A) kepada Adult (B).

Misalnya..

Pak, mohon waktu sebentar, menurut anda bagaimana
dengan..

Maka akan timbul komunikasi yang baik.

Dalam situasi yang asing sekali, misalnya di luar
negeri, lebih baik anda menggunakan komunikasi Child
(A) kepada Adult (B).

Misalnya..

Pak, maaf bolehkah saya minta petunjuk ke.

Maka anda akan disambut dengan senang hati karena
menghormati pihak lawan dengan baik.  Dan dengan
berlanjutnya komunikasi, maka anda bisa membalik
komunikasi menjadi Adult (A) kepada Adult (B).

Oh, menurut saya juga begitu, namun ada anggapan
begini

Maka diskusi menjadi lancar.

Seseorang bisa menerima konsep komunikasi Adult (A)
kepada Adult (B), atau Child (A) kepada Adult (B)
namun jangan sampai terjadi komunikasi Parent (A)
kepada Parent (B), akan timbul masalah komunikasi /
emosi.

Komunikasi Adult (A) kepada Child (B) bisa terjadi
kalau pihak lawan mengerti kedudukan anda, atau
mengenal anda, atau memang posisi anda lebih superior,
dan yang paling penting Pihak lawan menerima posisi
superior anda.

Nah, permasalahannya dalam dunia komunitas, atau dunia
kemasyarakatan kadang kita ingin menjadi pemimpin,
atau dituakan, misalnya dalam dunia Milis.

Kadang kita bingung, kita merasa sudah tua (berumur),
namun namanya Milis, sambutan orang bermacam-macam.

Bagaimana caranya menjadi dituakan?

Bagaimana konsep supaya dihormati orang lain?

Anda perlu mempelajari konsep kepemimpinan.  Bahwa
dalam suatu komunikasi dengan masyarakat umum, maka
bagaimana caranya kita mengendalikan orang-orang lain,
dengan kata lain menjadi pemimpin (dalam arti pihak
yang disegani), anda harus tahu, apakah akar
kepemimpinan itu?

Akar kepemimpinan adalah Rasa percaya.

Artinya masyarakat umum percaya kepada anda, rasa
percaya itu sangat dekat dengan rasa menerima, rasa
dekat, rasa aman.  Artinya mereka menerima sosok anda,
sebagai bukan pihak asing, namun mereka membuka diri,
untuk mau mendengarkan anda.

Nah, rasa percaya itulah yang harus direbut dari
masyarakat.  Misalnya seorang Ketua dalam berbicara,
semua Rakyat mendengar, karena mereka percaya atau
mempercayakan kepada Ketua, bahwa sang Ketua tidak
akan mencelakakan dirinya, sang Ketua akan bersikap
jujur, dan adil.

Mengapa sang Ketua dipercaya?

Apakah akar kepercayaan itu?

Akar kepercayaan adalah kepentingan orang lain.  Oleh
karena orang-orang dalam suatu kemompok memiliki
kepentingan, maka mereka akan melihat, siapa diantara
anggota yang mengerti kepentingan anggota lainnya,
itulah yang dipercaya.

Oleh karena itu, dalam berkomunikasi dengan
masyarakat, hal yang paling penting adalah bagaimana
anda mengerti kepentingan kelompok?

Seorang Roy Suryo tentu mengerti bahwa masyarakat
ingin kejelasan teknologi informasi dalam membantu
maslaha masyarakat,  Maka ketika terjadi internet
putus karena Gempa di Taiwan, atau ada pembunuhan
Artis, masyarakat mendengarkan Roy Suryo.

Atau misalnya dalam masalah ekonomi, masyarakat
mendengarkan Kwik Kian Gie atau Faisal Basri, artinya
masyarakat mengerti bahwa sosok beliau akan dapat

[mediacare] relationship insight - day 3

2007-01-11 Terurut Topik Goenardjoadi Goenawan
, dikuasai,
atau dihadapi, namuan sesungguhnya hidup itu adalah
untuk diajak bersahabat, dipercaya, dihargai.


salam,
Goenardjoadi Goenawan
http://swa.co.id/swamajalah/tren/details.php?cid=1id=3195pageNum=2

Miliki Buku-buku karya Ir. Goenardjoadi Goenawan, MM.:
* Menjadi Kaya Dengan Hati Nurani
* Mata Air Untuk Dahaga Jiwaku
* Pelangi Kehidupan Entrepreneur
* Memasarkan Dengan Hati (terbit 8 November 2006)
ditulis bersama Ir. Stefanus Indrayana, MBA.:
* Manajemen Berbasis Nurani (Terbit 1 Januari 2007)
* Best Life; Menjalani Hidup Penuh Makna (belum
terbit) 
* Journey to the soul; Piramida Kebutuhan Jiwa 
Penerbit: Elex Media Komputindo





[mediacare] Menyatu dengan Jiwa

2007-01-10 Terurut Topik Goenardjoadi Goenawan
halo sahabat,

Lebih lengkapnya dapat dibaca pada buku kami:
Manajemen Berbasis Nurani (Terbit tanggal 2 Januari
2007) atau Journey to the Soul; Piramida Kebutuhan
Jiwa ditulis oleh Ir. Goenardjoadi Goenawan  Ir.
Stefanus Indrayana, MBA.

Dalam suatu diskusi dengan sahabat saya Goenardjoadi
tentang kebiasaan menulis ada beberapa hal yang
menarik dan berbeda pada diri kita, namun dalam
menuangkan  tulisan kedalam buku kita, menjadi saling
melengkapi.

Sebelumnya kami menyelesaikan draft buku Manajemen
Berbasis Nurani, kami telah melakukan sharing untuk
topik selanjutnya, dan ada 2 buku yang sedang dalam
tahap final yaitu Menjalani Hidup Penuh Makna dan
Piramida Kebutuhan Jiwa; dan kami telah memiliki topik
baru tentang “Leadership”. Pertanyaannya adalah, bahwa
dorongan hati untuk menulis (“passion for writing”)
sedemikian besar, namun kapankah kita merasa puas,
yakin dan bahagia terhadap buku yang ditulis untuk
dibagikan kepada para pembaca? Apakah ada perasaan
bahwa buku selanjutnya akan lebih baik dari buku yang
terdahulu? Apakah semua inspirasi tertuang dalam
menulis suatu buku ataukah pikiran kita sudah
mengembara untuk tulisan pada buku selanjutnya?

Kebersamaan kami adalah dengan mendengarkan “calling”
dan kata hati, akan timbul suatu tuntunan dan dorongan
untuk mencarinya, berusaha keras untuk melakukannya,
mencapai  dan mendapatkan terobosan baru dan inspirasi
dan kembali ke jiwa kita untuk membagikan tulisan dan
inspirasi kepada masyarakat. Energi yang terkuras
dalam menuangkan tulisan seolah tiada habis karena
akan diberi “baterai cadangan” yang besumber dari
dalam diri kita karena jiwa dan hati mendapat nutrisi
dan perlakuan yang baik

Kebersamaan yang kedua adalah “think in the now” dalam
menulis buku; kunci dari kebahagiaan dalam menulis
adalah terserap segenap hati dan jiwa terhadap hal
yang kita tulis sekarang, pada prosesnya dan tidak
hanya berorientasi pada hasil.  Kebahagiaan dan
kesuksesan adalah “journey, not destination”, yaitu
menikmati perjalanan itu sendiri. Kami bersyukur
setiap saat dapat berada dibelakang komputer dan
mencurahkan inspirasi dan tulisan untuk dibagikan.

Mengikuti panggilan jiwa dan suara hati, merupakan hal
yang tidak mudah, mengingat setiap tahap kehidupan
kita tidaklah selalu mulus dan tanpa beban. Demikian
juga terkadang kondisi kehidupan yang kita hadapi
sehari hari tidaklah mudah untuk meninggalkanya dan
mengikuti kata hati serta panggilan jiwa kita. Hal
tersebut yang terkadang memicu adanya “restless soul”
atau panggilan jiwa yang terus menerus ada di alam
bawah sadar memanggil kita, sampai kita memutuskan
untuk memenuhi panggilan tersebut.
Untuk itu, hal yang terpenting adalah bagaimana kita
berpikir dan menyikapi masalah tersebut .  Tips yang
dapat digunakan adalah :

1.  Sikap terhadap pekerjaan yang kita miliki, dengan
mencoba mencintai pekerjaan  kita (“to love what we
do”)  sambil mempersiapkan diri untuk bekerja ke
bidang yang kita sukai. Hal ini sebaiknya kita lakukan
karena biasanya kita belum memiliki “financial
freedom” untuk mengerjakan hal hal yang kita sukai
saja.; namun saatnya akan tiba bahwa dalam jangka
panjang, mengerjakan hal hal yang sesuai dengan kata
hati kita akan selalu memberikan hasil yang lebih baik
karena usaha yang kita lakukan. Selalu menikmati hidup
bahagia setiap saat mulai sekarang, lebih santai dan
bahagia dengan cara

o   Jadilah professional, memberikan yang terbaik dari
diri kita; karena hal tersebut akan lebih memuaskan
diri kita , dengan bekerja sebaik baiknya, maka kita
akan lebih bahagia dan sukses. Lebih baik melakukan
lebih banyak pekerjaan dari apa yang dibayarkan kepada
kita, suatu saat kita akan dibayar lebih dari yang
kita lakukan. Jika kita tidak memberikan hal yang
terbaik, maka hal hal sebaliknya kegagalan, ketidak
puasan lah yang akan kita temui
o   Buat suasana yang menyenangkan dilingkungan kerja,
menjadikan tempat kerja menjadi lebih “Fun” dan
mendukung gerakan “Great Working Place”

2.  Mengikuti kata hati dengan mencari hal hal yang
kita sukai  dan mulai melakukan apa yang kita sukai
(“to do what we love”); mulailah dengan menggunakan
waktu luang . Terkadang kita yang telah tahu dengan
keinginan kita akan takut untuk meningggalkan
pekerjaan yang sekarang dijalani karena lebih
memberikan penghargaan finansial, namun dengan mulai
menjalankan hal yang kita sukai dan membuat kita
bahagia sebenarnya merupakan langkah awal yang tepat.
Melakukan hal yang kita sukai kemudian akan membuat
kita lebih bekerja dengan hati, Secara bertahap, kita
akan mampu mengerjakan hal hal yang membahagiakan kita
dan mendapatkan rejeki dari mengerjakan hal hal yang
kita sukai.

3.  Selalu mengingatkan pada diri kita tentang “apa
yang dapat kita pelajari dari hal ini”; mengingat
hidup adalah suatu proses belajar. Dalam hidup, kita
akan selalu bertemu dengan orang orang atau hal hal
yang memperkaya hidup kita dengan memberi pelajaran
kepada kita secara langsung maupun tidak la

4.  Mau mengikuti kata hati

[mediacare] Bagaimana caranya kita menjadi Confident - 2

2007-01-07 Terurut Topik Goenardjoadi Goenawan
halo sahabat,

Rasa yakin, rasa percaya diri, rasa Confident itu
bukan berbentuk keberanian, atau kekuatan, namun
cenderung merupakan bentuk dari kedamaian.

Kadang kita menonton TV atau melihat-lihat di Shopping
Mall, kita banyak memngingankan sesuatu.

Kita tentu ingin handphone terbaru, Toyota Rush
terbaru, coba anda lihat, seorang yang sukses secara
materui cenderung menggunakan dua hal:

1. Jam tangan atau perhiasan berlian, atau Ballpoint
Montblanc
2. Atau handbag bermerek, dan sekarang digantikan oleh
handphone terbaru, misalnya Vertu.

Anda bisa coba bagaimana rasanya pergi ke sebuah
meeting tanpa membawa Jam Rolex atau Omega anda, dan
anda lupa Ballpoint Montblanc anda, rasanya melayang,
berjalan di tempat licin, kita tidak Confident.

Itulah kalau kita menggunakan materi sebagai simbol
sukses kita, dan kita lupa, itu semua hanyalah
percuma.

Anda pakai Jam Omega, tentu kalah dengan rolex, sudah
pakai Rolex pun anda masih kurang pede dengan yang
menggunakan Cartier, apalagi Patek Philip.. Apalagi
berlian anda, tentu gampang kelihatan mana yang lebih
besar..

Hingga kita heran, bagaimana caranya bisa terbebas
dari keterikatan Nafsu belanja, dan memiliki rasa
percaya diri yang sesungguhnya.

Rasa percaya diri bukan sama dengan alert, daya
response kita, misalnya dengan minum kopi, atau bukan
sama dengan stamina kita, misalnya anda minum Fatigon.

Rasa percaya diri cenderung didapatkan dari rasa
damai, bayangkan perasaan aman, nyaman, tenteram,
sentosa, itulah kedamaian yang mendasari rasa percaya
diri.

Bagaimana caranya?

Anda harus mampu melepaskan rasa keterikatan terhadap
materi, dan keterikatan terhadap keinginan anda.

Bayangkan seorang dokter, mereka sangat confident
untuk mengobati pasien, kecuali pasien tersebut adalah
dirinya sendiri.

Bahkan seorang dokter tidak boleh mengobati dirinya
sendiri, mengapa?  Karena dengan adanya keterikatan
tersebut, secara emosi, secara dampaknya, maka dokter
tidak akan mampu bersikap obyektif dan Confident,
bebas dari rasa keraguan, rasa pikiran negatif, karena
menyangkut orang lain.

Demikian Rasa Confident kita terhadap hidup kita,
pekerjaan kita, kita harus mampu melepas rasa
keterikatan terhadap keinginan kita.

Bila kita melakukan sesuatu, usahakan bukan untuk
kepentingan anda, namun untuk kepentingan orang-orang
lain.

Misalnya demi kepentingan customer, kepentingan
consumer, kepentingan masyarakat, kepentingan pihak
yang anda hadapi, maka anda akan mulai merasakan rasa
Confident yang sejati.

salam,
Goenardjoadi Goenawan
Miliki Buku-buku karya Ir. Goenardjoadi Goenawan, MM.:
* Menjadi Kaya Dengan Hati Nurani
* Mata Air Untuk Dahaga Jiwaku
* Pelangi Kehidupan Entrepreneur
* Memasarkan Dengan Hati (terbit 8 November 2006)
ditulis bersama Ir. Stefanus Indrayana, MBA.:
* Manajemen Berbasis Nurani (Terbit 1 Januari 2007)
* Best Life; Menjalani Hidup Penuh Makna (belum
terbit) 
* Journey to the soul; Piramida Kebutuhan Jiwa 
Penerbit: Elex Media Komputindo



[mediacare] Sungguh kita merasa sedih, sebab kalau dirunut-runut, nenek moyang kita semua adalah Negara Sriwijaya

2007-01-03 Terurut Topik Goenardjoadi Goenawan
halo sahabat,

kalau kita baca message beberapa teman yang diposting
di Milis, kita bisa heran, contohnya..

Potret (Keliru) Poligami 
Cobaan dari Allah SWT untuk jemaah haji Indonesia 
The Next Bill Gates? A Chinese! 
Geger Kristenisasi di Depok 
Tuhan kelelahan 
Mengapa Kita Khawatir dengan Syariat Islam dalam
berbangsa 
Adu jangkrik : Shiyah dan Sunni di Timur Tengah 
aa gym dan ferry surya 
Poligami? Jangan cari excuses lewat 

Banyak sekali energi yang terbuang sia-sia hanya
mempermasalahkan nenek moyang kita.  ada yang
mempertentangkan AA Gym dan Ferry Surya, sampai-sampai
masalah Jemaah Haji yang kelaparan dijadikan bahan
untuk mempertentangkan antar agama.

Sungguh kita merasa sedih, sebab kalau dirunut-runut,
nenek moyang kita semua adalah Negara Sriwijaya, yang
pusatnya di Palembang, dan kita masih mempertentangkan
antar suku.  Suku ini, itu, kita lupa bahwa kita semua
pendatang dari pusatnya bangsa Melayu di Palembang.

Namun kalau dulu, Bangsa kita jaman Sriwijaya
membangun tempat ibadahnya yang paling megah sedunia
yaitu Borobudur di Jawa Tengah, kita masih
mengagung-agungkan suku ini, agama itu, apa tidak malu
dengan nenek moyang kita?

Susah-susah Dr. Soetomo, Ki Hajar Dewantoro
memperjuangkan Negara Kesatuan Indonesia, kita masih
mengeyel-eyel Islam melawan Budha, atau
Kristenisasi... dan kita lupa, nenek moyang kita juga
pernah beragama Budha, Hindu, bahkan dulu nenek moyang
kita juga Pithegantropus Erectus, kita masih
menganggap agama yang satu dipertentangkan dengan
agama yang lain.

Mari kita berpikir positif, kalau sudah meninggal,
kita semua juga jadi abu... tidak ada warna kuning,
coklat, atau merah.

salam,
Goenardjoadi Goenawan




[mediacare] Mengembangkan Talenta dan Mengikuti Kata Hati

2007-01-03 Terurut Topik Goenardjoadi Goenawan
Mengembangkan Talenta dan Mengikuti Kata Hati

Untuk lebih lengkapnya dapat dibaca di buku: 
* Manajemen Berbasis Nurani (Terbit 1 Januari 2007)
* Best Life; Menjalani Hidup Penuh Makna 
ditulis oleh Ir. Stefanus Indrayana, MBA., dan Ir.
Goenardjoadi Goenawan, MM. penerbit Elex Media
Komputindo

Often people attempt to live their lives backwards,
they try to have more things, or more money, in order
todo more of what they want so that they will be
happier. The way it actually works is the reverse, you
must first be who really are, then do what you need to
do in order to have what you want

Margareth Young

Mengembangkan Talenta dan Mengikuti Kata Hati
EXCOM EDUCATION adalah lembaga pendidikan komputer di
Australia yang sangat terkenal dan memiliki cabang
dimana mana termasuk di Perth dan Canberra.  Salah
satu pengajar terfavorit adalah Ryan, padahal dia
adalah seorang pengajar baru yang belum genap 1 tahun.
Ryan mendapat tugas sebagai technical instructor di
bidang piranti lunak dan keahlian dibidang komputer. 
Apabila dia mengajar, maka hal-hal rumit tentang
komputer menjadi mudah, Ryan demikian menikmati dalam
mengajar, berdialog dengan para murid, tanya jawab;
terlebih pula dalam membimbing para murid yang
kebanyakan adalah para eksekutif perusahaan yang ingin
meningkatkan kemampuannya di bidang komputer. Ryan
benar benar bekerja dengan hati dan memabagikan
pengetahuan dan keahliannya kepada  sekelilingnya.

Betapa bangganya saya, karena Ryan adalah nama
panggilan dari SuRYANto, agar para Aussie mudah
memanggilnya, berasal dari Slawi -Tegal Jawa Tengah,
adik kelas saya di IPB, jurusan Teknologi Pangan yang
tinggal satu kos. Selama mahasiswa semua yang pernah
kenal dengannya akan tahu bahwa Suryanto adalah
seorang yang luar biasa baik hati, suka menolong,
pandai dan disukai semua orang. Saya mengajak juga
Suryanto mengajar bersama saya sebagai guru Matematika
di SMA Regina Pacis-Bogor. 

Setelah Suryanto lulus dan bekerja beberapa tahun di
bidang komputer, memulai karir di Astra Graphia
sebagai software engineer dan bekerja di bidang IT
perusahaan KLI (Kayu Lapis Indonesia) berbasis di
Sorong, sungguh suatu kebetulan bahwa nasib
mempertemukan kami kembali di Jakarta, dan kami
bekerja bersama di 2 perusahaan. 

Posisi yang dipegang oleh Suryanto kebetulan dibidang
Sales Order Processing, sehingga pekerjaannya banyak
berhubungan dengan supply chain, Sales Admin dan
pengelolaan cabang penjualan.  Selama bekerja,
prestasi Suryanto sangat baik dan professional; namun
sebagai kawan dan sahabat dekatnya,  ada suatu passion
yang dimiliki oleh Suryanto yaitu kesenangan menjadi
Coach dan bidang Komputer terutama piranti lunak

Pada tahun 1997 Suryanto memutuskan untuk  berhenti
dari PT. Topjaya Sarana Utama, agen tunggal Toshiba
waktu itu, untuk bekerja di Singapura sebagai software
specialist untuk bank. Perusahaan tersebut dimiliki
oleh seorang Singapura, namun pelanggannya kebanyakan
adalah bank-bank di Indonesia.  Namun dengan adanya
krisis tahun 1998, perusahaan tutup dan Suryanto harus
kembali ke Indonesia. Di tengah krisis tersebut, dia
memikirkan untuk menjadi pengusaha komputer dengan
membuka E-vision di Mal Ambasador, melayani penjualan
dan servis hardware serta software specialist, dia
juga melakukan investasi berupa tetap belajar
mempertajam keahliannya antara lain mengambil
sertifikasi Microsoft (Microsoft certified
professional) sampai 6 sertifikasi. Suryanto bertemu
dengan soulmatenya Nini,  orang Singapura asal
Indonesia. Setelah 1 tahun tinggal bersama di
Indonesia, mereka memutuskan untuk pindah ke Perth,
dan Suryanto menunjukan bahwa “passion” terhadap
komputer dan mengajar tetap berkobar.

Setelah lulus test di EXCOM, Suryanto tidak dapat
langsung ditempatkan sebagai pengajar dengan alasan
bahasa Inggris nya masih kurang sempurna, namun dia
tidak berkecil hati, Suryanto bekerja di bidang
teknologi pangan, salah satu keahlian yang dimilikinya
dari sekolah, namun tetap mempelajari  keahlian
komputer, bahkan mengamibil sertifikasi Microsoft
tambahan.  Sekarang dia telah memiliki 15 sertifikasi
Microsoft Certified Professional dan akhirnya diterima
menjadi pengajar komputer, suatu pekerjaan yang
diidam-idamkan oleh Suryanto.  

Didalam pekerjaan dan karir, biasanya dijumpai
pertanyaan seperti ini:

” Bagaimana mungkin kita bisa bahagia apabila”:

-   Kurang menyukai pekerjaan yang kita lakukan, namun
merasa frustrasi terhadap kesempatan lain yang ada
karena keahlian dan pengetahuan kita belum cukup
ataupun takut kehilangan pendapatan yang sekarang
dimiliki
-   Kita belum mendapatkan pekerjaan yang sempurna dan
ideal, belum mencapai apa yang kita inginkan? Kurang
tantangan, jenuh dan bosan.
-   Jika kita merasa seharusnya mencapai suatu tingkat
yang lebih dari yang sekarang kita capai karena merasa
memiliki kemampuan yang lebih? Belum atau tidak adanya
penghargaan yang setara
-   Kita belum memaksimalkan kemampuan, keahlian atau
sesuatu obsesi yang didukung oleh kemampuan kita

[mediacare] hidup adalah series of generousity

2006-12-25 Terurut Topik Goenardjoadi Goenawan
halo sahabat,

kadang dalam hidup ini yang kita rasakan adalah beban,
kalau bukan beban tagihan, ya beban dari
ketidak-adilan yang kita rasakan.

mungkin kita merasa bahwa jabatan kita atau income
kita tidak sebanding dengan pengalaman dan dedikasi
kita,

banyak sekali keinginan kita yang tidak dapat
terpenuhi, bahkan hanya untuk sebatas handphone
keluaran baru dari Nokia.

dan kita sungguh merasa sumpek dengan balapan tikus
(Rat race) dalam kehidupan kita

sehingga kita melupakan bahwa esensi hidup adalah
series of generousity.

kepekaan kita menjadi tumpul,

kita tidak mampu mendeteksi kebaikan istri kita,
bahkan hanya dengan membetulkan letak krah baju kita,
dan kita merasa itu sudah kewajiban istri kita,

kita tidak pernah mengeksplore sedalam apa kebaikan
itu bisa terjadi,

mungkin pada saat kita mau mati, setelah terjerat
masalah hidup yang pelik ini, mungkin kita selingkuh
seperti YZ, namun istri tetap setia mendampingi kita,
melindungi kita...

kita tidak pernah mengeksplore sedalam apa
persahabatan itu bisa terjadi,

kita hanya nyengir menerima sms Merry Christmas dari
sahabat kita yang tinggal di Singapore,

namun kita tidak pernah meneksplore bahwa ucapan itu
bisa menjadi...

Aku berdoa untuk kehidupan kita semua semoga Tuhan
dapat memberi kekuatan dan jalan bagi kita

atau...

Jangan khawatir, tentu aku bisa membantumu, kamu itu
orang baik.

Tuhan semoga Kau kabulkan doa kami

bahwa persahabatan kita dengan teman-teman kita
sungguh baik, dan itulah yang mengisi kehidupan kita.

Kita banyak dibantu orang-orang lain.

Dan kita sungguh merasa lega untuk dapat menikmati,
menyadari dan mendeteksi setiap kebaikan yang
dilakukan orang lain, bahkan hanya dengan menyapa apa
khabar?.

salam,
Goenardjoadi Goenawan
Managing Director
ESQCU Training  Consulting
Konsultan Rubrik Bisnis Tabloid Untung, panduan
wirausaha
http://swa.co.id/swamajalah/tren/details.php?cid=1id=3195pageNum=2

Miliki Buku-buku karya Ir. Goenardjoadi Goenawan, MM.:
* Menjadi Kaya Dengan Hati Nurani
* Mata Air Untuk Dahaga Jiwaku
* Pelangi Kehidupan Entrepreneur
* Memasarkan Dengan Hati (terbit 8 November 2006)
ditulis bersama Ir. Stefanus Indrayana, MBA.:
* Manajemen Berbasis Nurani (Terbit 15 Desember 2006)
* Piramida Kebutuhan Jiwa (terbit 1 Februari 2007)
* Menjalani Hidup Penuh Makna (belum terbit) 
Penerbit: Elex Media Komputindo





[mediacare] Tegar dan Sabar

2006-12-23 Terurut Topik Goenardjoadi Goenawan
 seperti:
-   Nona Anna yang ingin cepat cepat menikah, malah akan
sulit mendapat pasangan yang tepat, karena “sang calon
pasangan” akan merasakan tekanan untuk melakukan
komitmen setiap mereka bertemu atau berdialog. Seolah
olah dia melihat “wedding bell” dibelakang kepala Anna
setiap mereka bertemu. Sehingga masa pacaran menjadi
kurang “enjoy”, akhirnya sang calon pasangan
memutuskan untuk menarik diri. Akibatnya Anna makin
stress

-   Melihat kawan kawan yang sukses di majalah “Swa”
membuat si Anto tidak mau ketinggalan untuk pindah
kerja keperusahaan yang menawarkan posisi product
manager, padahal masa “marketing trainee”
diperusahaannya yang sekarang belum selesai, dan dia
belum mempelajari dengan benar tentang dasar dasar
manajemen pemasaran, akibatnya ia mengalami kesulitan
diperusahaan yang baru dan akhirnya tidak lulus masa
percobaan

-   Beberapa Salesman dari perusahaan dimana saya
bekerja, banyak yang memiliki kesempatan untuk bertemu
dengan para pedagang elektronik yang besar dan mereka
merasa ingin cepat cepat mengikuti gaya hidup yang
tinggi. Karena “imannya” kurang kuat, maka beberapa
dari Salesman nakal tersebut melakukan hal hal tidak
terpuji, dengan memutar uang tagihan perusahaan untuk
diinvestasikan kepada bentuk investasi yang beresiko
tinggi ataupun berjudi. Akibatnya, mereka ketahuan dan
kehilangan pekerjaan serta dilaporkan kepihak
berwajib.

-   Bebarapa orang “bule” yang menjadi atasan saya pada
saat bertugas di Bangkok terkadang tidak sabar dengan
orang “lokal” yang bahasa inggrisnya pas pasan,
terutama didalam meeting. Akibatnya, poin poin  yang
disampaikan oleh orang lokal yang lebih mengetahui
pasar di negara masing masing tidak didengar, karena
para boss tersebut tidak sabar untuk mendengarkan
ataupun bertanya kepada staff lain yang lebih lancar
bahasa Inggrisnya

Kesabaran yang benar adalah kesediaan untuk menanti
saat yant tepat dan menikmati kehidupan dan perjalanan
yang kita lalui secara lebih maksimal dan penuh,
seperti seorang ibu yang membesarkan anaknya ataupun
petani yang menyirami tanamannya. Sabar tidak selalu
berarti “pasif”, melainkan aktif dan hidup berbahagia
menjalani setiap tahap pelajaran yang diterima oleh
alam.

Sebagai tambahan, dibawah ini terlampir beberapa
manfaat dari tetap sabar dan tegar untuk mendapatkan
ketenangan jiwa, kebahagiaan dan sukses:
-   Kesabaran membuat kita tidak cepat marah, mengontrol
emosi dan membuat kita maupun orang didekat kita
merasa lebih bahagia
-   Kesabaran menjadikan kita lebih menyatu dengan alam
semesta dan akan didukung dengan hasil yang optimal -
istilah mestakung 
-   Kesabaran membuat kita mampu untuk berpikir lebih
baik, bernegosiasi dan mengambil keputusan yang lebih
sempurna
-   Kesabaran mendukung iman kita yang selalu penuh
harap dan kasih
-   Kesabaran akan membuat kita memiliki hubungan lebih
baik dengan sesama dan orang yang kita cintai, menjadi
kawan, “soulmate”, anak, orang tua, yang bahagia

Jadi saya lebih percaya yang sabar dan mau menunggu
“timing” yang tepat. Istilah orang sabar adalah
kekasih Tuhan akan dapat kita alami apabila mau
melaksanakan pilihan ini, kesabaran akan menjadikan
kita menjadi lebih “excellent” dan akan banyak sekali
kemurahan semesta dan Tuhan (“Favour of God”) yang
akan mengalir melalui kita.

Untuk lebih lengkapnya baca di buku kami: MANAJEMEN
BERBASIS NURANI,  MENJALANI HIDUP BAHAGIA PENUH MAKNA

Mengucapkan Selamat Hari Natal  Tahun Baru 2007.

salam,
Goenardjoadi Goenawan  S. Indrayana
ESQCU Training  Consulting
Konsultan Rubrik Bisnis Tabloid Untung, panduan
wirausaha
http://swa.co.id/swamajalah/tren/details.php?cid=1id=3195pageNum=2

Miliki Buku-buku karya Ir. Goenardjoadi Goenawan, MM.:
* Menjadi Kaya Dengan Hati Nurani
* Mata Air Untuk Dahaga Jiwaku
* Pelangi Kehidupan Entrepreneur
* Memasarkan Dengan Hati (terbit 8 November 2006)
ditulis bersama Ir. Stefanus Indrayana, MBA.:
* Manajemen Berbasis Nurani (Terbit 15 Desember 2006)
* Piramida Kebutuhan Jiwa (terbit 20 January 2007) 
* Manjalani Hidup Bahagia Penuh Makna (belum terbit)
Penerbit: Elex Media Komputindo







[mediacare] Memenuhi Kebutuhan Jiwa

2006-12-21 Terurut Topik Goenardjoadi Goenawan
 jika
kita tidak bijaksana menyebabkan kita tidak dapat
menikmati makna kehidupan. Ibarat pemain tennis atau
golf yang terlalu “attach”  dengan skor, maka mereka
tidak dapat menikmati inti kenikmatan permainan pada
saat saat “present” dalam melakukan sport tersebut,
melainkan “worry” terhadap skornya (“future”) ataupun
merasa tidak puas dengan skor yang di dapat . 
Sekarang telah banyak para eksekutif ataupun banyak
orang bahwa jika kita hidup hanya untuk hal hal
duniawi, tahta, harta, uang, (“Power and money”), maka
kehidupan kita tidak akan menjadi bahagia dan
bermakna. Orang mulai memikirkan untuk mendengarkan
jiwa dan kata hatinya, tidak hanya ingin uang, tapi
juga memiliki tujuan (“purpose”); berbagi dan berdarma
bakti kepada masyarakat sekitar dengan mengikuti kata
hati dan panggilan jiwanya.

Untuk mengecek apakah kita menjadi korban sebagai
“budak uang” paling mudah adalah dengan mengecek
tingkatan stress. Sebuah klinik di London yang bernama
“Stress Busters Clinic” memberikan kesaksian bahwa
banyak penyakit yang berhubungan dengan stress seperti
Insomia (susah tidur), tekanan darah tinggi , migren,
sakit lambung, menurunnya kekebalan tubuh adalah
penyakit yang diderita oleh banyak pasien terutama
yang kehidupannya tidak seimbang. Jadi apabila kita
sering mengalami penyakit tersebut, jangan jangan kita
sudah menjadi “budak uang” dan perlu di merdeka kan
dari perbudakan tersebut dengan hidup lebih seimbang,
mendengarkan kata hati dan memberi nutrisi jiwa kita.

Untuk lebih lengkap dapat dibaca pada buku: Piramida
Kebutuhan Jiwa

salam,
Goenardjoadi Goenawan
Managing Director
ESQCU Training  Consulting
Konsultan Rubrik Bisnis Tabloid Untung, panduan
wirausaha
http://swa.co.id/swamajalah/tren/details.php?cid=1id=3195pageNum=2

Miliki Buku-buku karya Ir. Goenardjoadi Goenawan, MM.:
* Menjadi Kaya Dengan Hati Nurani
* Mata Air Untuk Dahaga Jiwaku
* Pelangi Kehidupan Entrepreneur
* Memasarkan Dengan Hati (terbit 8 November 2006)
ditulis bersama Ir. Stefanus Indrayana, MBA.:
* Manajemen Berbasis Nurani (Terbit 15 Desember 2006)
* Piramida Kebutuhan Jiwa (terbit 20 January 2007) 
Penerbit: Elex Media Komputindo







[mediacare] potensi program acara TV

2006-12-16 Terurut Topik Goenardjoadi Goenawan
halo sahabat,

kalau kita nonton acara TV akhir-akhir ini, misalnya
dari acara-acara yang populer, misalnya pemenang
Panasonic award, terlihat bahwa banyak acara-acara TV
yang populer, namun masyarakat merasakan menjadi
korban:

- kekerasan
- maksiat
- sex
- mistik

efeknya masyarakat menjadi jenuh, 

Bagaimana caranya Broadcaster TV menyikapi hal ini?  

Apa acara yang bisa sangat populer, namun tanpa
mengorbankan masyarakat?

apa acara yang baik bagi amsyarakat, namun bisa sangat
populer?

apa pedoman kita dalam memilih acara yang baik 
populer?

Sebelum kita sampai pada penentuan kriteria, kita
harus mengerti adanya konsep kebutuhan jiwa.  

Tentunya Broadcaster TV menyediakan program acara
untuk memuaskan kebutuhan pemirsa.  Kebutuhan yang
mana?

Kebutuhan fisik, kebutuhan rasa cinta dan dicintai,
kebutuhan rasa aman (dengan kekayaan), kebutuhan untuk
dihargai, kebutuhan aktualisasi diri itu semua
adalah kebutuhan Ego.

akibatnya, kita lihat, acara yang populer seperti
Super Deal Rp 2 Milyar, peserta jingkrak-jingkrak
menjadi budak uang.  Penonton tersihir oleh betapa
fantastisnya sihir uang.  Mau jadi apa masyarakat
kita?

Uang berlembar-lembar diewer-ewer di depan mata.  

Seolah-olah seperti kembali ke jaman Romawi dimana
penonton bersorak melihat Gladiator dimakan singa
(barbar bukan?).

Program TV diidentikkan dengan hiburan
(entertainment), dan berita, dan kombinasi keduanya
(infotainment), makanya banyak yang salah kaprah.

Penonton melihat TV karena ada kebutuhan jiwanya, sama
dengan membaca buku, menulis, membaca koran, menonton
TV adalah untuk memenuhi kebutuhan jiwanya.

oleh karena itu,s eharusnya Broadcaster
meredefinisikan apa kebutuhan jiwa itu?

1. Kebutuhan untuk didengar
2. kebutuhan empati
3. kebutuhan untuk memberi makan jiwa dengan berbuat
kebaikan.

Mungkin anda heran, mengapa Extra Vaganza, Santai
Bareng Yuk bisa populer sejak jaman Srimulat?  Karena
masyarakat merasa diajak bicara.  Masyarakat diajak
berkomunikasi, bagaimana derita OB (Office Boy)
didengar oleh seluruh penduduk Indonesia, bahkan di
kota-kota yang tidak ada OB.

Anda mungkin tahu Oprah Winfrey memiliki popularitas
yang  tertinggi di dunia, karena Oprah berhasil
menggali empati, siarannya tentang Badai Katrina,
Tsunami di asia, sungguh membawa empati (perasaan ikut
prihatin).

Kebutuhan empati ini sangat tinggi.  Cobalah
perhatikan bagaimana kekuatan popularitas secara
konsisten dari sosok Oprah Winfrey, yang mungkin hanya
bisa ditandingi oleh AA Gym dulu.

Oprah selalu berhasil mengajak jiwa kita mengerti
bahwa banyak sekali pihak yang lemah di dunia ini,
seperti narapinana hukuman mati, korban radang
kandungan di Afrika (akibat pernikahan usia
anak-anak), penjualan ginjal di India, sambil
dikombinasi dengan selebriti seperti Tom Cruise,
Beyonce, dll.

Anda akan sangat kaget dengan tingginya kebutuhan
Jiwa-jiwa masyarakat untuk diajak bicara, dengan
bahasa jiwa.  Karena jiwa-jiwa masyarakat telah banyak
dikhianati, dibohongi, dipinggirkan, dipojokkan,
dianiaya, dilupakan, diacuhkan.  Jiwa-jiwa masyarakat
ini sekarang akan berontak, berguncang, dan akan
menimbulkan efek hype luar biasa ketika diajak bicara.

Ini sudah dipelopori oleh Radio, sekarang banyaks
ekali radio yang menyiarkan bahasa jiwa, dipelopori
oleh Emha Ainun Najib.  

salam,
Goenardjoadi Goenawan
Penulis buku-buku:
* Menjadi Kaya Dengan Hati Nurani
* Mata Air Untuk Dahaga Jiwaku
* Pelangi Kehidupan Entrepreneur
* Memasarkan Dengan Hati (terbit 8 November 2006)
* Manajemen Berbasis Nurani (ditulis bersama Ir.
Stefanus Indrayana, MBA.) - Terbit 15 Desember 2006
* Kebutuhan Jiwa (belum terbit)
Penerbit: Elex Media Komputindo




[mediacare] Manajemen Berbasis Nurani - Kata Pengantar Andre Wongso (terbit 5 Desember 2006)

2006-11-29 Terurut Topik Goenardjoadi Goenawan
Kata Pengantar – Oleh
Andrie Wongso

Saya yakin buku ini akan menjadi inspirasi
tidak hanya buat para pelaku bisnis, tapi juga 
masyarakat luas. Buku ini sarat dengan stimulasi ide
untuk mendengarkan kata hati atau hati nurani sebagai
penuntun perilaku yang akan menjamin kesuksesan.;
serta sarat pula dengan pengalaman hidup ke dua
penulis kita Goenardjoadi Goenawan dan Stefanus
Indrayana  yang dibagikan kepada pembaca dengan format
yang menarik.
   Dari pengalaman hidup yang saya lewati,
mengajarkan kepada saya bahwa sukses ternyata bukan
milik orang orang tertentu, sukses yang saya milik
akan dapat menjadi milik siapa saja yanga sadar,
menginginkan dan mau berjuang dengan penuh kesungguhan
hati.
 Seseorang yang mampu dan mau mendengarkan
hati nurani dan mampu menyatu dengan jiwanya akan
terbebas dari iri, dengki, frustasi dan stress . Orang
tersebut akan memiliki semangat dan energi luar biasa,
serta memiliki  integritas yang tinggi,  memancarkan
energi positif ke sekelilingnya, menjadi sumber
inspirasi yang tiada henti, sehingga lebih kreatif dan
produktif.  Akhirnya akan tercapai sukses yang menjadi
hak mereka yaitu material sukses dan spiritual sukses
yang seimbang.
   Melalui liang sim, hati nurani yang jernih dan
tulus, kita simak buku Manajemen Berbasis Nurani untuk
melengkapi apa yang belum kita punyai dan menambah
atau memperkaya apa yang telah kita miliki
   Akhir kata,  semoga buku ini mampu memberikan
inspirasi untuk membantu mengukir kualitas hidup kita
menjadi lebih gemilang

SALAM SUKSES LUAR BIASA!!!

Jakarta, November 2006
Andrie Wongso,
Author of No 1 best selling books, 15 and 16 Wisdom 
Success




 

Do you Yahoo!?
Everyone is raving about the all-new Yahoo! Mail beta.
http://new.mail.yahoo.com


[mediacare] Bagaimana caranya membesarkan Milis?

2006-11-26 Terurut Topik Goenardjoadi Goenawan
 membutuhkan energi yang luar biasa,
anda mungkin bisa melakukannya 2 bulan atau 6 bulan,
namun selama 6 tahun?


salam,
Goenardjoadi Goenawan
Managing Director
ESQCU Training  Consulting
Konsultan Rubrik Bisnis Tabloid Untung, panduan
wirausaha
http://swa.co.id/swamajalah/tren/details.php?cid=1id=3195pageNum=2

Miliki Buku-buku karya Ir. Goenardjoadi Goenawan, MM.:
* Menjadi Kaya Dengan Hati Nurani
* Mata Air Untuk Dahaga Jiwaku
* Pelangi Kehidupan Entrepreneur
* Memasarkan Dengan Hati (terbit 8 November 2006)
Penerbit: Elex Media Komputindo





 

Do you Yahoo!?
Everyone is raving about the all-new Yahoo! Mail beta.
http://new.mail.yahoo.com