Re: Siapa yang Berani Setuju BJ Habibie kembali sebagai Presiden RI?

1998-12-18 Thread Panut Wirata

Para netter yang berakal-budi:
 Nampaknya jabatan Presiden serta Menteri membawa resiko yang
sangat berat.  Seringkali, para presiden atau menteri yang sebelum
menjabat adalah orang pandai, cerdik, cerdas, penuh wawasan, pendeknya
sangat intelektual, begitu menjabat berubah menjadi PEMBOHONG serta
GOBLOK.  Contohnya, Bill Clinton yang ketangkap basah bohong dibawah
sumpahnya, Reagan sering sekali digambar dengan hidung Pinokionya.
Habibie juga begitu.  Ingat waktu belum lama diangkat menjadi Presiden
oleh Presiden Soeharto yang berhenti, Habibie sering bilang bahwa
beliau tidak akan jadi presiden lagi, sebab anaknya sulit cari kerja
di Indonesia karena akan selalu dituduh nepotism.  Alasa lain adalah
karena tekanan masyarakat atas ketidaksahan jabatannya juga sangat
kuat waktu itu.  Beliau bahkan bilang bahwa setelah jabatan presiden
transisi ini beliau akan bekerja mengembangkan sumberdaya manusia
saja.  Inilah kebohongan besarnya.  Kebohongan in ditambah lagi sifat
tidak ksatria.  Akhir-akhir ini beliau bilang bahwa kalau rakyat
meminta, mendukung atau apa, adalah sombong  bila menolak jadi
presiden.  Kata rakyat di sini sangat tidak sesuai dengan nalar.  Kita
semua tahu bahwa presiden dipilih oleh MPR, perwakilan rakyat yang
kenyataannya adalah kaki-tangan pemerintah. Jadi menganggap kakitangan
pemerintah sebagai rakyat adalah mabok kekuasaan.  Habibie memang suka
mabok, ingat waktu mahasiswa Surabaya demonstrasi tapi dikira ingin
salaman dengan beliau.  Padahal, Habibie itu hebat sekali sebagai
ilmuwan, mengembangkan teori-teori dalam ilmu penerbangan sampai ada
yang namanya teorema Habibie.tapi itu waktu belum menjabat sebagai
menteri atau Presiden
 Satu lagi kegoblokan Habibie atau Mendikbud adalah tentang
pengkajian larangan sekolah ke luar negeri untuk siswa SD-SMA.  Dalih
utamanya adalah manusia Indonesia dyang sekolahnya di luar negeri
terus tercabut dari akar budaya Indonesianya sehingga tidak/kurang
nasionalis dsb.  Dalih kedua adalah menghemat devisa.  Hipotesa/dalih
pertama dengan mudah diuji denganmewawancari dan atau meneliti
orang-orang Indonesia yang sekolah di luar negeri lebih dari
Uiversitas.  Kedubes negara-negara asing pasti punya data, juga deplu
yang berwenang memberi paspor.  Nah data mudah diperoleh dan tinggal
menganalisa.  Lalu bandingan hasilnya dengan orang Indonesia yang
seluruh sekolahnya di Indonesia.  Sebelumnya harus dibatasi dahulu apa
itu nasionalisme.  Mudah-mudahan nasionalisme bukan berarti suka ikut
Ratih.  Dalih kedua ini mungkin yang lebih utama sebenarnya mengingat
banyak orang keturunan cina yang menyekolahkan anaknya di Malaysia
atau Singapore karena takut anak gadisnya jadi korban perkosaan.
 Kegoblokan satu lagi adalah Baramuli yang menganjurkan masyarakat
Sulawesi untuk memilih Golkar, kalau ingin Putra Sulawesi tetap jadi
Presiden.  Baramuli pernah bilang beliau adalah reformis dan demokrat;
beliaulah yang membongkar korupsi Edy Tansil (tapi siapa yang masuk
penjara?  Edy Tansil kan tidak bisa korupsi sendiri, kan pasti ada
pasangannya di pihak bank dan pemerintah).  Tapi Baramuli dengan
sengaja atau tidak menggunakan sentimen kedaerahan (suku) agar orang
Sulawesi pilih Golkar.  Demokrasi itu memang kata yang indah dan
memang bermakna indah serta mewakili konsep yang agung, tapi tanpa
pernah hidup dalam nuansa realitanya, tidak mudah untuk memahaminya.
 Kesimnpulannya, mungkin air atau udara di  kantor-kator pejabat
tinggi tersebut ada yang tak beres.  Anehnya biar Amerika, biar
Indonesia hampir sama saja.  Karena itu jangan terlalu bangga bila
terpilih jadi presiden atau menteri sebab bisa jadi pembohong dan
goblok.

Salam,
PP wirata

---djoko raharto <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>  Mas Nasrul
>  Meskipun saya melihat Mr. BJH juga memiliki kelemahan, namun
> demikian saya masih mau mendukung pencalonan BJH, dengan catatan
> Pemilu  1999 berlangsung  dengan  Jurdil (nggak kayak yang
> kemaren-kemaren)  plus wakil-wakil  rakyat   yang  memilih (MPR)
> betul-betul  representatif dan kritis, otherwise no way.
>  Adalah hak setiap warga negara u/ mencalonkan dirinya jadi presiden,
> dan soal menang atau kalah itu khan urusan No. 2. Saya juga yakin, BJ
> sebagai orang yang berpendidikan dan pernah tinggal lama  di Eropa
> (bandingkan dengan Mr. S) akan bisa  menerima kekalahan
>  dengan lapang dada.
>
>  cuma yang masih tanda tanya bagi saya : masih bisakah golkar Menang?,
> adakah partai-partai yang ada sekarang mau mendukungnya?
>
>
>
>
> >Kang Nasrullah,
> >
> >Nggak boleh maksa dan apriori dong...??!
> >Sah-sah saja orang punya ide terus disimpan atau dikeluarkan.
> >Nasib yang bahagia dan atau malang khan urusan masing-masing.
> >
> >Hayo... katanya mau puasa, jangan berpikiran ke arah-arah jelek dong.
> >
> >Nah, dengan setulus hati, saya mohon maaf atas segala tulisan saya
yang
> >dapat menimbulkan kekurang senangan teman-teman Permias@. Selamat
> >menjalankan ibadah puasa bagi yang menjalankannya dan selamat berhari
> >Natal bagi ya

Re: Siapa yang Berani Setuju BJ Habibie kembali sebagai Presiden RI?

1998-12-18 Thread Panut Wirata

-
>
> Para netter yang berakal-budi:
>  Nampaknya jabatan Presiden serta Menteri membawa resiko yang
> sangat berat.  Seringkali, para presiden atau menteri yang sebelum
> menjabat adalah orang pandai, cerdik, cerdas, penuh wawasan, pendeknya
> sangat intelektual, begitu menjabat berubah menjadi PEMBOHONG serta
> GOBLOK.  Contohnya, Bill Clinton yang ketangkap basah bohong dibawah
> sumpahnya, Reagan sering sekali digambar dengan hidung Pinokionya.
> Habibie juga begitu.  Ingat waktu belum lama diangkat menjadi Presiden
> oleh Presiden Soeharto yang berhenti, Habibie sering bilang bahwa
> beliau tidak akan jadi presiden lagi, sebab anaknya sulit cari kerja
> di Indonesia karena akan selalu dituduh nepotism.  Alasa lain adalah
> karena tekanan masyarakat atas ketidaksahan jabatannya juga sangat
> kuat waktu itu.  Beliau bahkan bilang bahwa setelah jabatan presiden
> transisi ini beliau akan bekerja mengembangkan sumberdaya manusia
> saja.  Inilah kebohongan besarnya.  Kebohongan in ditambah lagi sifat
> tidak ksatria.  Akhir-akhir ini beliau bilang bahwa kalau rakyat
> meminta, mendukung atau apa, adalah sombong  bila menolak jadi
> presiden.  Kata rakyat di sini sangat tidak sesuai dengan nalar.  Kita
> semua tahu bahwa presiden dipilih oleh MPR, perwakilan rakyat yang
> kenyataannya adalah kaki-tangan pemerintah. Jadi menganggap kakitangan
> pemerintah sebagai rakyat adalah mabok kekuasaan.  Habibie memang suka
> mabok, ingat waktu mahasiswa Surabaya demonstrasi tapi dikira ingin
> salaman dengan beliau.  Padahal, Habibie itu hebat sekali sebagai
> ilmuwan, mengembangkan teori-teori dalam ilmu penerbangan sampai ada
> yang namanya teorema Habibie.tapi itu waktu belum menjabat sebagai
> menteri atau Presiden
>  Satu lagi kegoblokan Habibie atau Mendikbud adalah tentang
> pengkajian larangan sekolah ke luar negeri untuk siswa SD-SMA.  Dalih
> utamanya adalah manusia Indonesia dyang sekolahnya di luar negeri
> terus tercabut dari akar budaya Indonesianya sehingga tidak/kurang
> nasionalis dsb.  Dalih kedua adalah menghemat devisa.  Hipotesa/dalih
> pertama dengan mudah diuji denganmewawancari dan atau meneliti
> orang-orang Indonesia yang sekolah di luar negeri lebih dari
> Uiversitas.  Kedubes negara-negara asing pasti punya data, juga deplu
> yang berwenang memberi paspor.  Nah data mudah diperoleh dan tinggal
> menganalisa.  Lalu bandingan hasilnya dengan orang Indonesia yang
> seluruh sekolahnya di Indonesia.  Sebelumnya harus dibatasi dahulu apa
> itu nasionalisme.  Mudah-mudahan nasionalisme bukan berarti suka ikut
> Ratih.  Dalih kedua ini mungkin yang lebih utama sebenarnya mengingat
> banyak orang keturunan cina yang menyekolahkan anaknya di Malaysia
> atau Singapore karena takut anak gadisnya jadi korban perkosaan.
>  Kegoblokan satu lagi adalah Baramuli yang menganjurkan masyarakat
> Sulawesi untuk memilih Golkar, kalau ingin Putra Sulawesi tetap jadi
> Presiden.  Baramuli pernah bilang beliau adalah reformis dan demokrat;
> beliaulah yang membongkar korupsi Edy Tansil (tapi siapa yang masuk
> penjara?  Edy Tansil kan tidak bisa korupsi sendiri, kan pasti ada
> pasangannya di pihak bank dan pemerintah).  Tapi Baramuli dengan
> sengaja atau tidak menggunakan sentimen kedaerahan (suku) agar orang
> Sulawesi pilih Golkar.  Demokrasi itu memang kata yang indah dan
> memang bermakna indah serta mewakili konsep yang agung, tapi tanpa
> pernah hidup dalam nuansa realitanya, tidak mudah untuk memahaminya.
>  Kesimnpulannya, mungkin air atau udara di  kantor-kator pejabat
> tinggi tersebut ada yang tak beres.  Anehnya biar Amerika, biar
> Indonesia hampir sama saja.  Karena itu jangan terlalu bangga bila
> terpilih jadi presiden atau menteri sebab bisa jadi pembohong dan
> goblok.
>
> Salam,
> PP wirata
>
> ---djoko raharto <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> >  Mas Nasrul
> >  Meskipun saya melihat Mr. BJH juga memiliki kelemahan, namun
> > demikian saya masih mau mendukung pencalonan BJH, dengan catatan
> > Pemilu  1999 berlangsung  dengan  Jurdil (nggak kayak yang
> > kemaren-kemaren)  plus wakil-wakil  rakyat   yang  memilih (MPR)
> > betul-betul  representatif dan kritis, otherwise no way.
> >  Adalah hak setiap warga negara u/ mencalonkan dirinya jadi
presiden,
> > dan soal menang atau kalah itu khan urusan No. 2. Saya juga yakin,
BJ
> > sebagai orang yang berpendidikan dan pernah tinggal lama  di Eropa
> > (bandingkan dengan Mr. S) akan bisa  menerima kekalahan
> >  dengan lapang dada.
> >
> >  cuma yang masih tanda tanya bagi saya : masih bisakah golkar
Menang?,
> > adakah partai-partai yang ada sekarang mau mendukungnya?
> >
> >
> >
> >
> > >Kang Nasrullah,
> > >
> > >Nggak boleh maksa dan apriori dong...??!
> > >Sah-sah saja orang punya ide terus disimpan atau dikeluarkan.
> > >Nasib yang bahagia dan atau malang khan urusan masing-masing.
> > >
> > >Hayo... katanya mau puasa, jangan berpikiran ke arah-arah jelek
dong.
> > >
> > >Nah, dengan setulus hati, saya mohon maaf atas seg

Re: Pemimpin Politik -Jeli dan hati-hati (untuk Alex) Kulit muka poli tik))

1999-01-19 Thread Panut Wirata

Untuk Alex:
 Sebenarnya tanggapan ini tidak pada pokok bahwasan pemimpin
politik, tetapi hanya tanggapan atas sedikit komentar yang saya nilai
berbau gosip dan karena itu perlu diluruskan.
 Alex menyatakan bahwa telah menjadi rahasia umum bahwa dalam
kasus-kasus tertentu ada "permainan" dalam memperoleh jatah beasiswa.
Saya kira Sdr. Alex perlu menjelaskan lebih lanjut tentang pendapatnya
ini. Saya beranggapan bahwa beasiswa dalam hal ini adalah beasiswa
dari BPPT yang antara lain diperoleh Ketua Partai Keadilan Dr. Nur
Mahmudi.
 Saya dengar-dengar bahwa untuk mendapat beasiswa itu tidak mudah.
 Harus melewati berbagai macam test.  Selain itu, beasiswa sekolah ke
luar negeri itu bukan hujan emas di siang hari, Bung.  Kalau kemampuan
intelektual Anda tidak memadai, Anda akan pulang dengan menanggung
malusebab begonya terbuktikan dengan tidak berhasil memperoleh
gelar master atau doktor.  Dan beasiswa itu program pemerintah untuk
mengembangkan sumber daya manusia.  Tak perduli pemerintahnya adalah
pemerintah Soeharto dan menterinya adalah Habibie, itu adalah program
bagus, untuk kemajuan iptek tanah air.  Saya kira sangat TIDAK PANTAS
bila penerima beasiswa program tersebut lalu mendapat cap dekat atau
berkolusi atau apapun yang  negatif dari Orba.  Dan beasiswa dari
program itu juga tidak banyak, hanya cukup untuk hidup layak di
perantauan, bung.
 Selain itu, saya kira adalah cara berfikir yang picik sempit dan
tak termaafkan bila menganggap segala kejadian di bawah langit
Indonesia semasa orba adalah jelek.  Anggapan segala yang berbau orba
adlah jelek adlah pemikiran picik yang perlu ditinggalkan.  Marilah
mencoba berfikir jernih menilai yang baik adalah baik dan yang jelek
sebagai jelek, tanpa main pukul rata.


Wasalam,
Panut Wirata






---alex <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Rekan-rekan,
>
> Yang juga harus diperhatikan adalah kehidupan sehari-hari mereka..
>
> Apakah sebagai seorang PNS hidup dengan kewajaran sebagai sebagai
seorang
> PNS...(saya tidak tahu apa ada diantara mereka memiliki warissan
> yang luar biasa atau pernah memenagkan lotere).
>
> Maksudnya saya yang lebih konkrit mengenai rumah, kendaraaan, gaya
hidup,
> sumber-sumber pendapatannyasehingga benar-benar transparan,
> pembayaran pajaknya..
>
> Memang terasa aneh semua itu bagi orang Timur, tapi saya rasa hal
itu tidak
> menjadikan alasan untuk tidak transparan.
>
> Mengeani beasiswa, sudah menjadi rahasia umum adanya "permainan" dalam
> kasus-kasus tertentu dalm memperoleh jatah beasiswa.
>
> Salam
> AL
>
> At 07:56 19.01.1999 PST, you wrote:
> >>Harry Azhar Azis:
> >>
> >> Maafkan, kalau saya keliru. Setahu saya, Amin Rais masih PNS. Jadi
> >bukan mengundurkan diri, tapi istilahnya non aktif. Posisinya kira2
sama
> >dengan apa yang dilakukan selama ini oleh para PNS yang anggota
Golkar
> >dan kemudian terpilih sbg anggota DPR/MPR, mereka umumnya non aktif
dari
> >PNS dan bukan mengundurkan diri. Saya belum mendengar Faisal Basri
> >mengundurkan diri dari UI? Setahu
> >>saya ia masih sebagai ketua suatu lembaga resmi di FEUI. Baru2 ini,
> >Arbi Sanit bahkan tegas2 minta agar Amin Rais  dan Yusril mundur
(total)
> >dari PNS, kalau mereka mau konsisten dengan sikap dan perjuangannya.
> >>Otherwise,...
> >>Soal Anis Matta, saya hanya baca sendiri riwayat hidupnya,
yang
> >pernah sampai ke meja saya. Ia memang kerja di Al Manar, tapi
> >>menurut daftar riwayat yang ditulisnya sendiri itu ia juga dosen
agama
> >di UI. Soal Sdr. Anis ini sebenarnya tidak terlalu penting. Tetapi
yang
> >lebih penting, yang tidak anda  komentari adalah ttg sdr. Nur yang
> >sampai sekarang sebagai seorang pejabat BPPT dan ketua Partai
Keadilan
> >itu, yang jelas2 pernah dikirim sbg PNS tugas belajar ke Texas
(bukan ke
> >Jerman) untuk studinya ketika Soeharto masih jaya2nya dulu? Sekali
lagi,
> >maaf, tidak ada niat saya untuk menjelek2kan para pemimpin itu. Saya
> >pribadi termasuk yang kagum kepada satu dua di antara mereka atas
> >perjuangannya selama ini. Yang saya  ingin katakan, dengan mengambil
> >contoh2 itu, adalah bahwa tidak akan ada bedanya
> >>antara "omong kosong" di era Orba dengan "omong kosong" di masa yad,
> >kalau para pemimpinnya tidak lebih dari sekedar "pemain sandiwara".
> >Bukankah sikap2 serupa juga terjadi, banyak para "pemimpin" Orba yang
> >menikmati kekuasaan (dan tidak pernah terdengar suaranya) di masa
> >jaya2nya Soeharto, kini setelah terdepak malah seolah2 menjadi
semacam
> >"pemimpin reformasi".
> >>Tentu anda bertanya kenapa saya memandang penting soal
posisi
> >>pemimpin politik di Indonesia saat 

Re: Pemimpin Politik -Jeli dan hati-hati (untuk Alex) Kulit muka poli tik))

1999-01-20 Thread Panut Wirata

Bung Blucer,
 Bukan saya yang bilang ada permainan.  Untuk ini silahkan tanya
pada Bung Alex yang pertama bilang ada permainan.
 kalau jatah doktor dari kantor habis, coba dong cari sendiri di
sekolah.  Seringkali kan ada research assistantship.  Kalau himpunan
profesinya punya mailing list, mungkin ada yang cari mahasiswa.  Namun
dapat besiswa dari sekolah punya konsekuensio yang berat.  Harus hidup
di lab. Seperti pegawai universitas saja tapi ditambah lagi dengan
banyak kerjaan dan waktu di lab dan kerjaan sendiri (kuliah dsb).
Kalau terima beasiswa dari Indonesia, kan seperti burung camar yang
bebas, datang kuliah, lalu pulang, ke perpustakaan kalau mmang perlu,
datang seminar kalau ada waktu dst.  Tapi begitu dapat beasiswa dari
sekolah, datang ke kantor atau lab (atau kadang-kadang hanya
cubicle)jam 8  dan mulai kegiatan, misal kuliah ke perpustakaan, kerja
di lab dst.  Selesai kegiatan, kembali lagi ke kantor.  Dan jam kantor
mulai jam 8 tidak berarti itu pulang jam 5 sore.  Itu berarti harus
datang lagi di kantor jam 8 malam.  Tidak selamanya ketat seperti ini;
lebih banyak tergantung dari dosen pembimbingnya.
 Selamat mencari beasiswa, semoga berhasil.

Wassalam,
Witjaksono





---Blucer Rajagukguk <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Setuju bung panut.
> Tapi ngomong-ngomong kalau memang ada 'permainan', bisa enggak
> disebutkan dimana dan gimana aturan mainnya. Kelihatannya dari kantor
> jatah buat doktor habis tuch :)
>
> Panut Wirata wrote:
> >
> > Untuk Alex:
> >  Sebenarnya tanggapan ini tidak pada pokok bahwasan pemimpin
> > politik, tetapi hanya tanggapan atas sedikit komentar yang saya
nilai
> > berbau gosip dan karena itu perlu diluruskan.
> >  Alex menyatakan bahwa telah menjadi rahasia umum bahwa dalam
> > kasus-kasus tertentu ada "permainan" dalam memperoleh jatah
beasiswa.
> > Saya kira Sdr. Alex perlu menjelaskan lebih lanjut tentang
pendapatnya
> > ini. Saya beranggapan bahwa beasiswa dalam hal ini adalah beasiswa
> > dari BPPT yang antara lain diperoleh Ketua Partai Keadilan Dr. Nur
> > Mahmudi.
> >  Saya dengar-dengar bahwa untuk mendapat beasiswa itu tidak
mudah.
> >  Harus melewati berbagai macam test.  Selain itu, beasiswa sekolah
ke
> > luar negeri itu bukan hujan emas di siang hari, Bung.  Kalau
kemampuan
> > intelektual Anda tidak memadai, Anda akan pulang dengan menanggung
> > malusebab begonya terbuktikan dengan tidak berhasil memperoleh
> > gelar master atau doktor.  Dan beasiswa itu program pemerintah untuk
> > mengembangkan sumber daya manusia.  Tak perduli pemerintahnya adalah
> > pemerintah Soeharto dan menterinya adalah Habibie, itu adalah
program
> > bagus, untuk kemajuan iptek tanah air.  Saya kira sangat TIDAK
PANTAS
> > bila penerima beasiswa program tersebut lalu mendapat cap dekat atau
> > berkolusi atau apapun yang  negatif dari Orba.  Dan beasiswa dari
> > program itu juga tidak banyak, hanya cukup untuk hidup layak di
> > perantauan, bung.
> >  Selain itu, saya kira adalah cara berfikir yang picik sempit
dan
> > tak termaafkan bila menganggap segala kejadian di bawah langit
> > Indonesia semasa orba adalah jelek.  Anggapan segala yang berbau
orba
> > adlah jelek adlah pemikiran picik yang perlu ditinggalkan.  Marilah
> > mencoba berfikir jernih menilai yang baik adalah baik dan yang jelek
> > sebagai jelek, tanpa main pukul rata.
> >
> > Wasalam,
> > Panut Wirata
> >
> > ---alex <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > >
> > > Rekan-rekan,
> > >
> > > Yang juga harus diperhatikan adalah kehidupan sehari-hari
mereka..
> > >
> > > Apakah sebagai seorang PNS hidup dengan kewajaran sebagai sebagai
> > seorang
> > > PNS...(saya tidak tahu apa ada diantara mereka memiliki
warissan
> > > yang luar biasa atau pernah memenagkan lotere).
> > >
> > > Maksudnya saya yang lebih konkrit mengenai rumah, kendaraaan, gaya
> > hidup,
> > > sumber-sumber pendapatannyasehingga benar-benar
transparan,
> > > pembayaran pajaknya..
> > >
> > > Memang terasa aneh semua itu bagi orang Timur, tapi saya rasa hal
> > itu tidak
> > > menjadikan alasan untuk tidak transparan.
> > >
> > > Mengeani beasiswa, sudah menjadi rahasia umum adanya "permainan"
dalam
> > > kasus-kasus tertentu dalm memperoleh jatah beasiswa.
> > >
> > > Salam
> > > AL
> > >
> > > At 07:56 19.01.1999 PST, you wrote:
> > > >>Harry Azhar Azis:
> > > >>
> > > >> Maafkan, kalau saya keliru. Setahu saya, Amin Rais masih PNS.
Jadi
> > > 

Beasiswa Luar Negeri dan KKN

1999-01-20 Thread Panut Wirata

Mungkin memang pengalokasian beasiswa dari uang utangan itu tidak 100%
melalui seleksi, tetapi yang saya tahu adalah beasiswa yang dikelola
BPPT.  Beasiswa ini untuk  LPND (Lembaga PEmerintah non Departemen)
yang di dalamnya adalah LIPI, BATAN, LAPAN, BPS, dan BPPT sendiri dll.
 Untuk mendapat beasiswa ini, tesnya juga bertingkat-tingkat, dari tes
mirip GRE, lalu tes psikology lalu tes akademik, lalu harus khursus
bahasa Inggris dan  TOEFLnya harus 530 atau 550, lalu harus dapat
Universitas. (Saya punya teman yang belajarnya setengah mampus untuk
akhirnya bisa sampai di AS). Lalu beasiswanya tidak banyak.  Melihat
prosesnya yang demikian, maka sulitlah untuk berarisan dengan beasiswa
ini.  Selain itu, pejabat mana yang mau ikut beasiswa seperti ini?
Kalau sudah menjadi pejabat, ikut program ini maka jabatannya hilang,
tunjangan jabatannya hilang, tidak sempat ngobyek,sedangkan beasiswa
hanya pas-pasan. Harus pisah dengan keluarga, sebab keluarga tidak
ditanggung.  Saya percaya tidak ada pejabat mapan yang begitu gila
untuk mengarisankan dirinya untuk beasiswa ini.  Saya kira beasiswa
dari Bappenas juga mirip dengan yang dari BPPT ini.  Saya tidak tahu
tentang beasiswa Departemen.  Saya pernah dengar beasiswa untuk
orang-orang bank barulah gila-gilaan gedenya.  Sampai tiga kali dari
beasiswa BPPT.  Selain itu juga disewain rumah dan fasilitas-fasilitas
lain.
Selain itu, sebelum berangkat ke negara tujuan, penerima beasiswa
menandatangani kontrak bahwa yang bersangkutan harus kembali dan
bekerja selama dua kali lamanya menerima beasiswa tambah satu tahun,
atau harus mengganti seluruh biaya yang telah dikeluarkan (tidak tahu
apakah sama atau duakali).  Nah, para penerima beaiswa yang melarikan
diri perlu bersiap-siap bila nanti dikejar oleh pemberi beasiswa.
 Anak orang kaya yang pingin dapat beasiswa BPPT lalu pingin ke
luar, mungkin belum begitu mengenal prosesnya.  Sebab, untuk dapat
ikut test saja seringkali harus bekerja 2--4 tahun dahulu (tergantung
pimpinan dan kantor masing-masing).
 Mungkin bagi-bagi rejeki jatah jabatan untuk ke luar negeri itu
hanya untuk perjalanan dinas, atau training jangka pendek 1--6 bulan.
 Beasiswa dari BPPT dan Bappenas yang saya tahu tersebut telah
berjalan bertahun-tahun (entah sekarang masih ada atau tidak) dan
untuk ratusan orang.  Jadi peluang konflik karena ada dua orang
nilainya sama tapi beda agama atau beda keturunan sangat kecil.  Lagi
pula, jumlah keturunan tertentu yang bekerja di lembaga pemerintah kan
juga sedikit.  jadi praktis untuk beasiswa BPPT dan Bappenas tsb,
penerima beasiswanya boleh dibilang jauh dari bau-bau KKN.  Saya
bilang penerima beasiswanya.  Saya tidak berbicara tentang apakah
pengelolaan beasiswa itu efisien dan efektif dan  bebas korupsi.
 Tentang seleksi masuk perguruan tinggi, seharusnya ada
affirmative action.  Dan saya setuju bahwa itu memang masih terus
menjadi PR bagi yang punya wewenang dalam hal itu.  Perlu dipikirkan
cara-cara mempersempit kesenjangan itu.  Ini bagus untuk topik
pembauran.

Wassalam,
Panut Wirata W.






---Alexander Lumbantobing <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> The Silicon Valley, january 20, '99
>
> Ini tanggapan dari Alex yang satu lagi;)
>
> Beasiswa World Bank, IMF, ADB, dan lain-lain yang melalui instansi
pemerintah
> (BPPT, Depkeu, Bappennas) memang sering merupakan arisan bagi-bagi
rejeki
> (jatah jabatan).  Memang sudah jadi rahasia umum, kok. Saya
mempunyai contoh:
> seseorang penerima beasiswa Bappenas di Columbia University, NY,
periode
> sekarang ini. Tidak ada kemampuan yang sangat menonjol, tetapi kenal
sangat
> dekat dengan anak petinggi Bappenas yang menangani beasiwa Worl Bank
melalui
> Bappenas. Beliau sangat bangga karena bisa ke menginjak USA, bukan
karena bisa
> menambah kemampuannya untuk meningkatkan kontribusi kepada
bangsanya. Dari
> berbagai perbincangan dengan beliau, ternyata beliau senang bisa ke
New York
> karena meningkatkan gengsi di pergaulan. Parah sekali, 'kan ?
Sekarang ini
> beliau sedang terengah-engah dan kewalahan dalam pelajarannya karena
ternyata
> kemampuan aslinya tidak sekuat itu
>
> Kalau Anda bernaggapan bahwa mendapatkan beasiswa itu tidak mudah,
ya memang
> tidak mudah. Tapi, prakteknya adalah sebagai berikut:
> 1. Jika ada 2 kompetitor bernilai sama (nilai, bukan berarti angka,
ya), maka
> seringkali yang dipilih adalah mereka yang mendapat 'jatah jabatan"
itu, atau:
> 2. Jika ada 2 kompetitor bernilai sama, maka yang didahulukan adalah
mereka
> yang beragama tertentu atau yang bukan keturunan tertentu.
>
> Kenyataan ini memang pahit dan meresahkan, tetapi inilah salah satu
PR kita
> memberantas KKN di bidang pendidikan - termasuk penjatahan masuk
UMPTN yang
> juga sering didasarkan pada alasan agama tertentu atau keturunan
tertentu
> (sistem kuota). Ssahabat-sahabat saya sewaktu kuliah dulu banyak
yang ikut
> dalam proses pe

Re: Selamat Hari Raya Idul Fitri 1419 H.

1999-01-20 Thread Panut Wirata

Saya juga ingin mengucapkan selamat lebaran.
Pada kesempatan ini saya juga ingin mohon maaf lahir batin pada siapa
saja tak perduli apa agamanya apabila kiriman pesan  saya pernah
menyinggung akal budi saudara-saudara sekalian.

Panut Wirata W




---Endra Susila <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Kepada seluruh anggota milis permias yang sedang merayakan Hari Raya
Idul
> Fitri saya ucapkan:
>
> "Selamat Hari Raya Idul Fitri 1419 H.
>  Mohon Maaf Lahir dan Batin atas segala kesalahan yang telah lalu.
>
>  Semoga Allah SWT berkenan menerima semua amal ibadah kita serta
>  memberikan petunju-Nya kepada kita semua Bangsa Indonesia dalam
>  menghadapi cobaan-cobaan akhir-akhir ini."
>
> Endra Susila
>

_
DO YOU YAHOO!?
Get your free @yahoo.com address at http://mail.yahoo.com



UMPTN, untuk Bung Hadeer

1999-01-21 Thread Panut Wirata

Bung Hadeer,
 Satu pertanyaan buat Anda.  Bagaimana kalau anakketurunan cina
itu dari keluarga miskin, yang bapaknya sudah meninggal dunia serta
ibunya bekerja sebagai penjaja makanan kecil (jajanan) keliling, yang
di rumahnya tidak ada listrik sehingga harus belajar pakai lampu
minyak tanah sehingga dipagi harinya lubang hidung si anak itu penuh
dengan jelaga? Pendeknya, tak beda dengan anak petani gurem atau buruh
tani?
 Berkenaan dengan kuota masuk perguruan tinggi, ada cerita dari
dosen pembimbing saya yang lahir di dan keturunan Jepang.  Suatu
waktu, mungkin awal th 1980-an, dengan kriteria seleksi yang ada, yang
masuk dalam jurusan kedokteran di universitas-universitas di
California kebanyakan adalah orang Asia (keturunan Vietnam, China,
Jepang, Indonesia dll).  Mungkin orang keturunan Asianya tidak sampai
lebih dari 50%, tapi pendeknya proporsi keturunann Asia yang di
sekolah kedokteran jauh lebih tinggi dari proporsi demografi mereka.
Ini membuat pimpinan universitas yang kebanyakan bule kurang senang.
Sebab bagaimana bisa mempertanggungjawabkan pengelolaan sekolah pada
pembayar pajak yang mayoritas bule bila lebih banyak Asia di "sekolah
bule".  Lalu pihak sekolah menambahkan satu lagi kriteria seleksi
masuk sekolah kedokteran yaitu mengarang.  Begitu kriteria mengarang
masuk, kontan jumlah anak Asia menurun.  Sebab, anak asia yang orang
tuanya  immigran kan kurang canggih bahasa Inggrisnya dan
anak-anaknyapun  jadi kurang canggih Inggrisnya.  Tapi ini sebenarnya
hanyalah taktik untuk mengurangi jumlah Asianya.  Kriteria tambahan
ini tidak ada relevansinya dengan dugaan keberhasialn di kedokteran.
Tentu saja lalu banyak yang protes dan memang akhirnya kriteria ini di
hilangkan. Saya tidak tahu bagaimana kelanjutan dari kasus ini.  Namun
di AS ada prinsip, atau undang-undang  (atau apa saya kurang tahu)
yang disebut affirmative action.  Prinsipnya affirmative action ini
untuk menghindari ketimpangan-ketimpangan keterwakilian berdasarkan
proporsi demografi.  Misalnya saja, di California Selatan komposisi
demografinya adalah 10% Asia, 15% Hispanik (orang Amerika Serikat
keturunan orang Latin)adalh 20% kulit Hitam dan sisanya bule. Bila di
suatu department semua dosennya bule, maka sesuai dengan affirmative
action, dalam rekrutment mendatang harus menerima yang minoritas
sampai mendekati proporsi demografi tersebut.  Namun dalam seleksi
tersebut, berlaku kriteria akademik yang sama dan semua harus memenuhi
kriteria yang ada.  Di sini, etnis dipakai sebagai penentu terakhir.
  Seandainya saja affirmative action ini berlaku di Indonesia,
maka pembauran akan berjalan lebih baik. Dan ketimpangan juga akan
berkurang. Orang Irian dan Timor Timur dapat jatah di Perguruan Tinggi
Negeri, begitu juga si anak keturunan cina yang berjelaga lubang
hidungnya.  Untuk menghindari kalah bersaingnya anak petani miskin
dengan si kaya pengikut bimbingan tes, maka ada PMDK di samping UMPTN.
 Sayang, PMDK tidak berlaku untuk semua jurusan.  Memang mungkin
kriteria UMPTN tidak sempurna, mungkin bagus seperti sistim di AS
pakai aptitude test (SAT, GRE, GMAT dsb)serta rapor .  Ebta sebenarnya
juga tidak perlu.  Emangnya pelajran 3 tahun bisa di tebus hanya dalam
seminggu atau maksimum 1 bulan?
 Bagaimana pendapat Anda serta rakan-rakan yang lain?

Wassalam,
PPWW







---Hadeer <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Harusnya Bang Alex lebih memperluas pandangan dalam melihat sesuatu,
> jangan sempit sekali analisa nya dalam memandang sesuatu.
>
> Kebetulan juga saya mempunyai sahabat-sahabat sewaktu kuliah menjadi
> OPERATOR seleksi UMPTN (BUKAN IKUT DALAM PENENTUAN KRITERIA KELULUSAN
> UMPTN...tolong di ralat, karena seorang mahasiswa tidak dapat
menentukan
> kriteria UMPTN...  Hati - hati menulis jangan berbohong dan
> membuat OPINI palsu ..!..)
>
> Yang ada adalah SEDAPAT MUNGKIN KEADILAN BAGI SELURUH PESERTA UMPTN
> UNTUK DAPAT MERASAKAN KULIAH DI PTN.
>
> Di sini seluruh faktor dari seseorang calon menjadi variable dalam
> seleksi : Asal SMA, Orang tua kerja dimana, Pendapatan Orang Tua,
Agama,
> Keturunan, Jurusan yang dituju, Propinsi, dan masih banyak lagi (saya
> sudah lupa).
>
> Seseorang dari Irian Jaya atau dari Aceh tentu juga ingin merasakan
> sekolah di ITB atau UI atau UGM, bukan hanya seorang keturunan cina
yang
> dari kecil sudah mendapat sekolah yang layak di yayasan mereka dan
> kekayaan dari orang tua mereka, tetapi juga ingin ikut masuk sekolah
ke
> NEGERI..:-)anak petani yang sebagian besar di negara ini juga
> mau sekolah di NEGERI...yang tidak mendapatkan kesempatan yang sama
> dalam bersaing dan belajar semasa SMAkarena mereka orang
miskin.
>
> Dan juga jangan Anda Bilang bahwa "penjatahan masuk UMPTN yang
> juga sering didasarkan pada alasan agama tertentu atau keturunan
> tertentu", ini adalah pernyataan yang SOMBONGapa anda pikir mereka
> lebih hebat dari orang lain.hehenanti dulu..
>
> SMILE.YOU MAKE ME SICK
>
>
> Alexander Lum

Re: PARTAI KARBITAN, BENARKAH-Ini sikap demokratis

1999-01-25 Thread Panut Wirata

Saudara sekalian:

" Yang penting, siapapun yang menang nanti, asalkan melalui Pemilu
yang 'jurdil', haruslah kita dukung. Tidak perduli siapa  yang kalah,
atau yang menang.  Salam, bRidWaN"

> Pernyataan Bung Bridwan di atas adalah ungkapan dari pemahaman sikap
demokratis.  Konsekuensi dari proses demokrasi, yaitu hasil dari
voting, balot,pemungutan suara, dsb dalam peristiwa apapun baik rapat
RT, rapat organisasi,  atau bahkan Pemilu harus didukung oleh segenap
pengikut proses tersebut.  Tidak perduli kalah atau menang harus
mendukung hasil dari proses demokrasi tersebut.
  Seringkali kita mendengar pernyataan demi pernyataan bahwa si A
tidak reformatif, si B tidak demokratis dsb tapi kita tidak
benar-benar tahu bagaimana sikap yang demikratis itu.  Pejabat A
bilang bahwa si B tidak etis sebab berkata cuap-cuap-cuap.  Namun
tidak jelas etika mana yang dipakai.  Pemuka agama menasihati supaya
umatnya berbuat baik, tidak berbuat dosa, namun tidak jelas perbuatan
yang bagaimana yang baik dan bagaimana yang dosa itu.  Presiden
menyarankan agar masyarakat tetap menjaga kesatuan dan persatuan, tapi
bagi seorang individu bagaimana caranya menjaga kesatuan dan
persatuan.
Seringkali pesan diberikan tanpa kejelasan dan karena itu tidak
efektif.  Mungkin kita perlu lebih jelas dengan memberikan contoh dan
definisinya dalam memberikan penjelasan. Seruan dari Ciganjur sangat
bagus sebab seruan itu jelas dan orang dapat mempraktekkannya.
Berkaitan dengan reformasi dan demokrasi, mungkin perlu dipikirkan
untuk membuat daftar dari sikap/praktek demokratis versus sikap tidak
demokratis, sikap reformatis dan sikap tidak reformatif.  Untuk
memulainya, sikap demokratis adalah seperti yang diungkapkan oleh Bung
Bridwan, yaitu mendukung hasil pemilu (bila dilaksanakan dengan jujur,
adil, umum, langsung, bebas, rahasia dari orang yang mempunyai hak
pilih dan mau menggunakan hak pilihnya, dll).  Sedangkan sikap yang
tidak demokrasi adalah tidak mengakui hasil pemilu bila partainya
tidak menang, lalu mengancam dan membuat kerusuhan.

Wassalam,
PPWW

_
DO YOU YAHOO!?
Get your free @yahoo.com address at http://mail.yahoo.com



Re: Lagi soal UMPTN (RE: Lumbantobing HEBAT)

1999-01-27 Thread Panut Wirata

Jadi joki UMPTN adalah tindakan kriminal, bukan?




---"Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia)" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Seperti yang saya posting beberapa hari yang lalu bahwa paling
banter 5%
> mahasiswa PTN yang masuknya lewat NKK. Dalam rancangan percobaan
jika kita
> menguji hipotesis pada jenjang murad (significant level) 5% maka hasil
> penelitian kita dapat dijadikan postulat. Jadi mahasiswa reguler
yang masuk
> lewat UMPTN dapat dikatakan memang pilihan sehingga mereka sah-sah
saja
> berbangga diri. Sama halnya dengan saya yang memang masuk PTN bukan
suatu
> untung-untungan. Buktinya taon berikutnya saya "mengantarkan" dua
pasien
> saya menembus PTN elit.
>
> Wassalam,
> Efron
>
> -Original Message-
> From:   Hadeer [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
> Sent:   Wednesday, 27 January, 1999 09:23
> To: [EMAIL PROTECTED]
> Subject:Lumbantobing HEBAT
>
> Sombong benar...masih belum mau berbesar hati mengakui anda berusaha
> untuk  mencoba memberikan isue menyesatkan tentang Institusi UMPTN...?
>
> Pikirmu anda hebat...Lumbantobing...??
>
>
>
> Alexander Lumbantobing wrote:
>
> > Ah, ini orang memang rasialis yang kurang bermutu.
> >
> > Warm regards,
> >
> > Alex
>






Lagi soal UMPTN (RE: Lumbantobing HEBAT)



Seperti yang saya posting beberapa
hari yang lalu bahwa paling banter 5% mahasiswa PTN yang masuknya
lewat NKK. Dalam rancangan percobaan jika kita menguji hipotesis pada
jenjang murad (significant level) 5% maka hasil penelitian kita dapat
dijadikan postulat. Jadi mahasiswa reguler yang masuk lewat UMPTN
dapat dikatakan memang pilihan sehingga mereka sah-sah saja berbangga
diri. Sama halnya dengan saya yang memang masuk PTN bukan suatu
untung-untungan. Buktinya taon berikutnya saya "mengantarkan" dua
pasien saya menembus PTN elit.

Wassalam,
Efron


-Original Message-
From:   Hadeer
[SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
Sent:   Wednesday, 27 January, 1999 09:23
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject:Lumbantobing HEBAT


Sombong benar...masih
belum mau berbesar hati mengakui anda berusaha
untuk  mencoba
memberikan isue menyesatkan tentang Institusi UMPTN...?


Pikirmu anda
hebat...Lumbantobing...??




Alexander Lumbantobing
wrote:


> Ah, ini orang memang
rasialis yang kurang bermutu.
>
> Warm regards,
>
> Alex





_
DO YOU YAHOO!?
Get your free @yahoo.com address at http://mail.yahoo.com



Re: BENALU?(Mari berdiskusi dengan santun)

1999-01-27 Thread Panut Wirata

Bung Pattiweal dan rekan-rekan semuanya:
 Saya kira kita bisa berdiskusi secara lebih santun,walaupun
sedikit emosi kadang-kadang tak terhindarkan.  Kita tidak perlu selalu
langsung defensif terhadap kata dan pernyataan yang tidak pada
tempatnya, kita bisa mempertanyakan maksudnya tanpa harus memberikan
serangan balasan.  Saling serang  hanya akan mengarah pada caci maki
cyberspace.  Bia hal ini terus berulang, maka mailing list ini akan
menjadi tidak menarik sebab penuh berisi pernyataan tidak cerdas.
 Misalnya tentang pernyataan bahwa Timor Timur benalu.  Kita tanya
saja kepada pengirim pesannya apakah maksud benalu dalam kurung di
belakang kata Timtim itu?  Bagaimana dengan cadangan minyak di Celah
Timor bila Timtim tetap propinsi atau lepas dari Indonesia?
 Mudah-mudahan kita juga tidak ikut terporosok dalam diskusi
emosional yang hanya menimbulkan amarah bukanya amanah.

Wassalam,
Panut Wirata






---Andrew G Pattiwael <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Apa maksud anda dengan Tim-Tim Benalu?
> Kalau Tim-tim benalu, berarti Indonesia juga benalu donk
> nempel mulu dengan Irian Jaya, Aceh atau minjem mulu ama IMF
>
> Hati-hati pakai istilah donk
>
>
>
> Andrew
>
> On Wed, 27 Jan 1999, djoko raharto wrote:
>
> > Hot News from Indosiar
> >
> > Presiden telah setuju tim-tim (benalu) dilepas, namun demikian
keputusan
> > sepenuhnya diserahkan kepada DPR/MPR.
> >
> > salam
> >
> >
> > __
> > Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
> >
>

_
DO YOU YAHOO!?
Get your free @yahoo.com address at http://mail.yahoo.com



Re: Kerusuhan di Ambon -Tanggapan Atas The New York Time

1999-01-27 Thread Panut Wirata

Bung Pohan dan Blucer dan rekan-rakan sekalian:
 Berkenaan dengan berita New York Time yang berat sebelah seperti
ini dan pada kasus-kasus lain di media masa lain, seringkali saya
lihat media masa tersebut memuat surat penjelasan atau sanggahan yang
dikirim oleh pihak kedubes.  Dengan kemajuan teknologi komunikasi
dengan internet ini, nampaknya kita juga dengan mudah bisa berbuat
sama.  Bila kita tidak setuju, kita kirim surat lewat E-mail ini ke
penulis/media masa tersebut.  Bila perlu kita jadikan mailing list ini
sebagai ajang diskusi kita dan salah seorang atau ramai-ramai kita
kirim E-mail.  Mau coba memulai Bung Pohan?

Wassalam,
panut Wirata
  mengirimkan surat





---Blucer Rajagukguk <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Jelas masih berat di satu sisi. Mudah-mudahan kita intropeksi diri
bahwa
> sisi agama adalah hal yang paling mudah untuk diledakkan. Baiknya kita
> sama-sama ikut meredakan segala macam kerusuhan ini.
> Apakah bangsa ini sedang masuk kedalam era kegelapannya? who knows.
Anak
> bangsa sendiri bisa tega menghancurkan bangsanya.
> peace.
>
> Ramadhan Pohan wrote:
> >
> > Salam!
> > Sampai kapan koran Amerika bisa fair. Provokasi tidak datang dari
dalam
> > negeri, tapi juga lewat konspirasi internasional seperti ini. Saya
mendoakan
> > semoga "Para Pattimura Muda" di bumi Ambon Manise maupun Nasrani
Indonesia di
> > AS ini tidak terpengaruh berita tersebut. Bisa jadi  Gawat, man..:-)
> >
> > Apa komentar Anda ttg Berita The New York Times di bawah ini?
> >
> > salam!
> > ramadhan pohan
> >
> > 
> >
> > 40 Christians Killed in Revenge Riot in an Indonesian Village
> >
> >  By THE NEW YORK TIMES
> >
> >   AMBON, Indonesia -- At least 40 Christian villagers, including
women and
> > children, were killed in Indonesia last week, reportedly by a mob
of Muslims
> > seeking revenge for earlier clashes, officials and a local Roman
Catholic
> > priest said on Monday.
> >
> >   The Rev. Cornelius Bohm, a Dutch-born priest based in Ambon,
said the attack
> > occurred in Telagakodok, 25 miles north of Ambon, situated on an
island of the
> > same name in the Moluccas, after Muslims in a nearby town learned
that mosques
> > had been burned in Ambon at the outset of the clashes last Tuesday.
> >
> >   The official death toll from five days of rioting, which spread
to outlying
> > areas around Ambon and the neighboring island of Senana, now
stands at more
> > than 50, although local church and government officials say the
final death
> > toll could be much higher.
> >
> >   With more than 5,000 soldiers and policemen deployed to restore
order,
> > thousands of people who sought sanctuary in army and police
compounds last
> > week are returning home to this once picturesque port town, parts
of which
> > look like a war zone.
> >
> >   Along the waterfront among the ruins of the gutted three-story
fish market,
> > dogs scavenged in in piles of garbage, burned out kiosks and
crates of rotten
> > lobster. Municipal tractors and trucks were clearing roads choked
with tons of
> > debris, including burned tire barricades and shells of burned cars
and
> > motorbikes.
> >
> >   Universities, schools, banks, shops and clinics remain closed,
causing food
> > shortages and creating fears of public health problems, officials
said.
> >
> >   The town is under military curfew, and the first group of
journalists was
> > allowed to visit on Monday to view the damage. The road between
the airport
> > and town passes through some of the worst-hit areas.
> >
> >   Kelly Latuheru, 46, a Christian, emerged from the ruins of his
home in the
> > village of Nania, where in better times about 1,000 Muslims and
Christians
> > lived together harmoniously. Almost the entire village has been
burned.
> >
> >   "People from outside came here and started smashing things up,"
he said.
> > "They went away, and we thought it was safe, but they came back
and burned my
> > home."
> >
> >   Bohm, who has spent 32 years in the region, said the military
had been sent
> > to Telagakodok. Details of the killings, on Thursday, emerged last
week when
> > villagers approached another Catholic priest.
> >
> >   All the victims were Christian emigres from the southeastern
part of the
> > region and included one pregnant woman, the priest said he had
been told. He
> > said other people had been decapitated or speared and hacked to
death. His
> > account was confirmed by a senior government official, who asked
not to be
> > identified.
> >
> >   Residents

Re: About Timor Timur (Tanggapan untuk New York Time)

1999-01-28 Thread Panut Wirata

Ya, saya setuju.  Kalau Indi belum mulai nanti malam, saya akan coba.
Rekan-rekan yang lain boleh menambahakan.

Wassalam,
Panut Wirata




---Ramadhan Pohan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Salam!
> Hello Indi, Panut dkk
> Melanjuti gagasan bung Panut lalu soal "membuat bantahan atau
koreksi" kepada
> The New York Times, bagaimana jika dimulai bung INDI? Dalam posting
lalu saya
> katakan bahwa Indi mempunyai kemampuan menulis bahasa Inggris yang
cukup
> bersih dan oke. Nah di sini terbukti lagi. Gimana bung Panut? Dan
bung Indi,
> apakah Anda sepakat dengan niat meluruskan seperti disepakati
kawan-kawan?
>
> salam!
> ramadhan pohan
>

_
DO YOU YAHOO!?
Get your free @yahoo.com address at http://mail.yahoo.com



Letter to Editor for The New York Time-perlu tambahan dari rekan-rekan

1999-01-28 Thread Panut Wirata

Rekan rekan sekalian:
Berikut ini adalah draft tanggapan untuk New York Time berkenaan
dengan berita tentang Ambon yang berat sebelah tersebut. Bila ada data
dan informasi yang perlu ditambahkan, silahkan.  Pengurus mailing list
mudah-mudahan mau mengirimkan surat tanggapan atau petisi ini.

Dear Editor:
 The article by (siapa nama wartawannya?)entitles "40 Christian
Killed in Revenge Riot in an Indonesian Village" published by The New
York Time Tuesday, January 26, 1999 presented some truth regarding
Ambon Tragedy but certainly not the whole thruth.  The title of the
article itself shows the imbalance of the facts that were to be
presented. This could be the result of the interview that involved
only the Christian people. Reading the article one would get the
impression that the Christian villagers of Ambon were the sole victim
of the tragedy and that the tragedy was inflicted by revenging
Muslims. The facts were that both the Christian and the Muslims were
in some kind of war.  They attacked and killed each other and a lot of
people from both sides were dead. In some cases, Muslim's villages got
obliterated too. This is a very set situation and we hope that the
Indonesian  authority could uncover the cause of the tragedy.
 This letter is intended to clarify that Ambon Tragedy is not a
case where the Christian minority is unjustly treated by the Muslim
majority.  We hope that this letter disolves the bad image about
Muslim majority in Indonesia that the article indirectly portraits.

Indonesia Student Association Mailing List
Panut Wirata
Ramadan Pohan,
dll
dll







>
=== message truncated ===

_
DO YOU YAHOO!?
Get your free @yahoo.com address at http://mail.yahoo.com



Re: Letter to Editor-perlu tambahan dan bantuan untuk mengirimkannya segera sebelum basi rekan-rekan

1999-01-30 Thread Panut Wirata

Rekan-rekan Permias:
 Surat ke NYTimes saya revisi sedikit dengan memasukkan perkiraan
bahwa itu adalah permainan politisi jakarta.  Tambahan Sdr Dodo  saya
masukkan dengan sedikit perubahan.  Ada saran supaya surat ini dikirim
ke buletin boardnya New York TIme dan juga  dikirim ke CNN.  Maaf saja
semalam saya coba cari-cari cara mengirim surat ini, namun saya tidak
menemukannya.  mungkin pengurus list (Indi) bisa membantu atau mungkin
bung Pattiweal.
 Satu lagi, bila rakan-rakan setuju, harap memdberitahu sehingga
namanya bisa disertakan sebagai pengirim surat.  Kalau cara ini bisa
efektif, mungkin cara ini bisa dijadikan kebiasaan dalam meluruskan
berita-berita tentang Indonesia. Ini setidak-tidaknya yang bisa kita
lakukan  sebagai warga negara Indonesia di perantauan.

Dear Editor:
 The article entitles "40 Christian  Killed in Revenge Riot in an
Indonesian Village" published by The New  York Time Tuesday, January
26, 1999 presented some truth regarding Ambon Tragedy but certainly
not the whole thruth.  The title of the  article itself shows the
imbalance of the facts that were to be presented. This could be the
result of the interview that involved
only the Christian people. Reading the article one would get the
impression that the Christian villagers of Ambon were the sole victim
of the tragedy and that the tragedy was inflicted by revenging
Muslims. The facts were that both the Christian and the Muslims were
in some kind of war.  They attacked and killed each other and a lot of
 people from both sides were dead. In some cases, Muslim's villages
got  obliterated too. We belief that this is not simply religious
conflict but it could have been the game played by elite politicians
in Jakarta.  This is a very set situation and we hope that the
Indonesian  authority could quickly uncover the cause of the tragedy.

 We also hope that in reporting a conflict, your journalists
interview both parties so that both side of the stories are balancely
presented. One sided report of a conflict may result in worsening the
conflict itself, or even creating a new conflict. This may not be true
in advanced countries, but it is the case in Indonesia where riots
could be easily incited by rumors.
 This letter is intended to clarify that Ambon Tragedy is not a
case where the Christian minority is  treated unjustly by the Muslim
majority.  We hope that this letter disolves the bad image about
Muslim majority in Indonesia that the article indirectly portraits.

Indonesia Student Association Mailing List:
   Panut Wirata, Ramadan Pohan, Dodo Dolitle, BlucerRajaguguk,
Ichwan Ramli, Andrew Pattiweal,
dll





>

_
DO YOU YAHOO!?
Get your free @yahoo.com address at http://mail.yahoo.com



Re: Ummat Islam & Demokrasi!

1999-01-30 Thread Panut Wirata

Rekan-rekan sekalian:
Setuju dengan Blucer, perlu lomba toleransi antar kelompok.
 Namun, saya ingin tahu apa saja sih kelompok-kelompok (atau
mungkin golongan) dari warga negara Indonesia, apa sih definisinya
kelompok, apakah perlu undang-undang untuk mendirikan kelompok.
  Lalu apakah seluruh umat Islam di Indonesia adalah satu
kelompok. Apakah seluruh umat Islam di seluruh dunia adalah satu
kelompok? Apakah DI/TII dahulu juga termasuk kelompok Islam, bila
demikian, maka pasti bukan yang termasuk dalam kelompok umat Islam
versi Cak Nur.

Wasalam,
Panut Wirata





---Blucer Rajagukguk <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Mengutip ucapan Cak Nur bahwa Islam adalah kelompok yang paling
toleran,
> saya ikut menyambut gembira. Marilah semua kelompok beragama saling
> bersaing dalam menunjukan toleransi tentunya saling bersaing
memberikan
> teladan bagaimana mau menghargai kelompok lain.
> Mudah-mudahan dengan melalui teladan langsung di lapangan, segala
macam
> kerusuhan dapat teratasi.
> peace.
>
> Mohammad Rosadi wrote:
> >
> > Assalamualaikum Wr.Wb
> >
> > Berikut ini saya teruskan email yang saya terima dari seorang
rekan..,
> > tentang wawancara wartawan majalah Ummat dengan Bapak Nurcolish
Majid..,
> > seorang tokoh yang dianggap cukup moderat oleh berbagai kalangan dan
> > tidak disangsikan lagi intelektualitasnya.
> >
> > Selamat Membaca...:-)
> >
> > Wassalam
> > Mohamad Rosadi
> >
> > >Majalah UMMAT: EDISI No.29 Thn. IV/ 1 Feb 99
> > >
> > >Nurcholish Madjid:
> > >DIBANDING KELOMPOK LAIN, UMMAT ISLAM LEBIH SIAP
> > >BERDEMOKRASI
> > >
> > >Prof Dr Nurcholish Madjid memang tak punya partai. Tidak pula
tercatat
> > >sebagai anggota atau simpatisan partai mana pun, termasuk partai
Islam.
> > >Apakah itu ada hubungannya dengan doktrin "Islam yes, Partai
Islam No"
> > >seperti yang dicetuskannya pada 1970-an? Tidak juga. Sebab, ketika
> > banyak
> > >orang mulai risau dengan menjamurnya partai-partai sekarang ini,
Cak
> > >Nur-demikian panggilan akrabnya-justru merasa gembira. "Itu
cermin dari
> > >berkembangnya demokrasi,
> > >apalagi sebagian pengurus partai-partai itu kan alumni HMI,"
katanya.
> > >
> > >Di manakah posisi Nurcholish dalam setting sosial politik dan
"kapal
> > >besar" bernama Indonesia? Mungkin tak berlebihan kalau cendekiawan
> > Muslim
> > >dan Rektor
> > >Universitas Paramadina Mulya ini disebut sebagai "guru bangsa".
> > >Pengetahuannya yang luas, pembawaannya yang santun, dan sikapnya
yang
> > >moderat membuat ia dihormati dan dicintai banyak kalangan.
> > >Meskipun demikian, tak semua pendapatnya diterima. Tak jarang ia
> > menerima
> > >kritik, bahkan pernah juga hujatan, dari orang-orang yang tak
setuju
> > >dengannya. Toh, sebagai cendekiawan bebas, ia tetap bersuara
kritis dan
> > >hampir
> > >tanpa pamrih terhadap persoalan-persoalan besar yang dihadapi
umat dan
> > >bangsanya.
> > >Semangat itu pula yang mendorongnya menjadi mediator rekonsiliasi
> > antara
> > >Ketua Umum PAN Amien Rais dan Ketua PBNU Abdurrahman Wahid belum
lama
> > ini.
> > >"Karena khawatir Mas Amien tidak hadir dalam dialog itu, saya
mengirim
> > >faks dari Surabaya. Sengaja saya tulis dalam bahasa Arab karena
isinya
> > >sangat politis, supaya tidak terlalu menarik perhatian orang.
> > >Alhamdulillah, akhirnya Mas
> > >Amien dan Gus Dur, yang sempat dikabarkan 'retak' itu, akhirnya
> > bertemu,"
> > >tuturnya.
> > >
> > >Kalau kedua tokoh besar ini rukun, Indonesia masa depan akan sangat
> > >promising, sangat menjanjikan bagi perkembangan demokrasi,"
tuturnya
> > >merendah. Kepada M.
> > >Syafi'i Anwar, Asep S. Sambodja, dan fotografer Alfian dari
UMMAT, Cak
> > Nur
> > >bicara panjang tentang persoalan-persoalan besar yang menghadang
bangsa
> > >ini di
> > >kantor Yayasan Wakaf Paramadina, Pondok Indah, Jakarta, dua pekan
lalu.
> > >
> > >T= Tanya, J=Jawab
> > >
> > >(T) Di tengah era reformasi sekarang, Indonesia tampaknya berada di
> > >persimpangan jalan. Sepanjang 1998, reformasi tidak saja melahirkan
> > >masyarakat yang lebih bebas, tapi  juga memunculkan kekerasan
sosial
> > >politik di sana-sini.
> > >Komentar Anda?
> > >(J) Saya kira di masyarakat sudah beredar ide tentang perlunya
dialog
> > >nasional, atau yang lebih positif lagi  rekonsiliasi. Itu kan dalam
> > ukuran
> > >

Re: Teknologi yang Kita Banggakan itu Produk Ketinggalan Zaman

1999-02-05 Thread Panut Wirata

Sangat menarik ide dalam posting ini.  Tapi kalau boleh tanya,
teknologi yang mana? Lalu bagaimana mengatasinya? Kenapa itu bisa
terjadi? dst,dst. Pendeknya, bisa lebih rinci dan spesifik?

Wassalam,
Panut Wirata




---Nasrullah Idris <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Banyak  capaian  teknologi di negara berkembang  dewasa  ini
> menjadi
> kebanggaan/kepuasan  penduduknya.  Padahal itu bukannya apa-apa.  Ia
> reruntuhan
> hasil  rekayasa  teknologi usang kalau dilihat dari  puncak
> prestasinya  secara
> global.
>Statement itu  mengisyaratkan keberanian dan perubahan, khususnya
> pendekatan
> kita  terhadap  tekonologi.  Janganlah benak kita  dibodohi  atau
> dininabobokan
> dengan khayalan palsu berdasarkan "mekanisme simbol tanpa makna"
sampai
> "ritual
> akademik tanpa visi".
>Wajarlah  bila Malik bin Nabi (filosof) mengatakan bahwa suatu
> bangsa  tidak
> akan  berkembang bila selalu tergantung pada teknologi impor. Lebih
> buruk  lagi,
> negara  seperti  itu hanya akan menjadi pion dari  berbagai
perusahaan
> raksasa
> transnasional dalam menover Machiavelistik
>Sementara teknologi Barat terus berkembang pesat, seharusnya kita
> tidak boleh
> diam terpaku atau menonton saja. Karena ini tidak saja dianggap
> kelalaian, juga
> sikap yang tidak bertanggungjawab terhadap generasi berikutnya.
>Kemerdekaan atas kedaulatan wilayah atas penjajahan memang
> menjanjikan banyak
> hal. Tetapi yang sungguh diberikannya hanya sedikit serta tidak
> mencukupi  kalau
> tidak  disertai  semangat  memperdayakan sumber daya yang  ada.
> Terlebih  kalau
> direpotkan oleh konflik internal, sektarian, dan parokial, yang
> semuanya  tumbuh
> karena klaim chauvelistik mengenai keunggulannya masing-masing.
>
>
> Salam,
>
> Nasrullah Idris
>

_
DO YOU YAHOO!?
Get your free @yahoo.com address at http://mail.yahoo.com



Re: Sketsa Politik

1999-02-06 Thread Panut Wirata

Namun, sebelum meminang, Suharjono Prawiro tahu bahwa di halaman rumah
Dhora yang tak seberapa luas tersimpan harta karun yang jauh dari
lumayan.
Ah...stop dengan segala analogi-analogi seperti ini sebab
asumsi-asumsinya belum tentu tepat atau mendekati tepat semata-mata
karena kurangnya informasi yang di ketahui masyarakat.
Analogi-analogi semacam ini bisa membawa pada diskusi yang tidak
membawa manfaat apapun kecuali mungkin untuk penulis fiksi.

Wassalam,
Panut Wirata



---Budi Haryanto <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Bravo Cak Nas..!!!
>
> Bagaimana kalau misalnya ada prolognya seperti ini:
>
> Sejak awal si Dhora Fransisca memang nggak pernah pacaran dengan
Suharjono
> Prawiro. Lalu dengan setengah hati akhirnya mau saja diajak kawin
Suharjono
> Prawiro yang punya tanah dan sawah yang luas serta kebon-kebonnya.
>
> At 08:20 AM 2/6/99 +0700, you wrote:
> >Seorang wanita bernama Dhora Fransisca berkata kepada suaminya
bernama
> >Suharjono Prawiro,
> >"Loe boleh memiliki saya. Selama itu pula loe harus tetap
memberi
> >makanan dan memberi kebebasan kepada gua"
> >"Oke deh. Lalu ?", tanya si suami
> >"Setelah lima atau sepuluh tahun kemudian, gua boleh kan
memutuskan,
> >apakah cerai atau tetap sebagai istri loe?
> >"Ha ? Kenapa nggak sekarang saja kita bercerai?"
> >
> >===
> >
> >
>

_
DO YOU YAHOO!?
Get your free @yahoo.com address at http://mail.yahoo.com



Re: RICE

1999-02-11 Thread Panut Wirata

Untuk Ida:
Ini beberapa terminologi untuk padi dan beras.  Untuk ini
perbendaharaan kata kita lebih kaya dari bahasa Inggris

nasi = steam rice;
nasi goreng = fried rice;
nasi spanyol = paella
beras = rice;
beras selep = polished rice
beras sosoh = whole grain rice
beras mutiara = pearl rice;
beras ketan = glutinous, sweet rice
gabah = rice seed, rice grain
tanaman padi = paddy plant, rice plant
sawah = paddy field
padi sawah = lowland rice
padi gogo = upland rice

Tanaman padi disebut tanaman setahun artinya siklus hidupnya selesai
dalam satu tahun (bisa kurang dalam setahun). Khusus untuk tanaman
padi, dari biji (benih) sampai tumbuh dewasa, berbunga dan berbuah
(gabah itulah buahnya)perlu waktu sekitar 3 bulan.  Setelah berbuah
lalu mati.  Beda dengan tanaman markisa yang bisa hidup bertahun-tahun
(disebut tanaman tahunan).






---Notrida Mandica <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Dear
>
>
> a bunch of paddy, dry
> has stayed on the ground
> for years, thee
> slowly,  time has eaten it
> its skin has been torn
> almost naked, the paddy
> asks for mercy
> seems very expensive
> none wants to hold it though
> exhausted,dry paddy is searching for protection
> empty, only empty looks it has earned
> not deserve that indeed
> it ought to live with
>
>
> ida
>
>
>
>
>
> __
> Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
>

_
DO YOU YAHOO!?
Get your free @yahoo.com address at http://mail.yahoo.com



Re: SAJAK PLOK juga (untuk Hadeer)

1999-02-12 Thread Panut Wirata

Dalam skandal Clinton-Lewinsky, zinah tidak pernah menjadi pembahasan,
karena memang tidak ada isu tentang ini. Untuk menghindari
kesalah-pahaman, coba beri definisi tentang apa itu zinah.
Urusan ketidaksetiaannya adalah urusan pribadinya dan dengan istrinya
sendiri.  Dan selama masalah pribadinya ini tidak mengganggu
pekerjaannya, kenapa dia harus dipecat? Toh hasil penghitungan suara
juri menentukan Clinton tidak dipecat.  Demokrasi dijalankan.
Prosedur hukum dijalankan.  Bila putusannya memang demikian, tepuk
tangan buat proses yang dijalani.  Clinton menyesal dan dia
diberitakan bahkan tidak mengikuti di TV tentang pembacaan putusan itu.
 Bagi moralis atau agamis mungkin kasus Clinton ini mengganggu.
Saya kira semua orang Amerika juga tidak bangga dengan perilaku
Clinton tersebut, tapi kerjanya untuk bangsa Amerika sangat bagus.
Jadi kesalahan yang tidak sampai zinah itu masih dimaafkan. Kalau
benar berzinah, saya percaya dia dipecat.
Kasus Clinton ini, sebenarnya tidak perlu terjadi karena membuang
waktu dan tenaga.  Namun ini juga menjadi contoh bahwa AS adalah
negara hukum dan hukum benar-benar dicoba untuk dijalankan.  Karena
itu biar presiden juga tidak berdiri di atas hukum dan akan mengalami
proses itu bila memang dterlibat suatu kasus.  Entah berapa puluh atau
ratus tahun lagi Indonesia bisa seperti ini.






---Hadeer <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Plok...Plok...Plok
> HoreeeHidupHore.
> CLINTON BEBAS
> Hidup Kongres-MAN,
> Hidup Penghianat istri,
> Hidup Pezinah,
> Hidup Pelanggar Sumpah,
> Plok...plok.
> Hore 
> Hidup Kongres-MAN,
> Hidup SISTEM...
>
> :-)
>

_
DO YOU YAHOO!?
Get your free @yahoo.com address at http://mail.yahoo.com



Re: LAGI-LAGI, PAN-AMIEN RAIS

1999-02-17 Thread Panut Wirata

Dear Efron:
Saya simak baik-baik analisis Ramadhan Pohan serta berita Jawa Pos
tentang Amien Rais yang di Hong Kong itu.  Dan saya setuju dengan
Rachman Arief bahwa Amien Rais akan mengijinkan bahasa Mandarin
diajarkan dan dipakai secara terbuka.  Tak perlu terlalu banyak
dibumbui dan dikembang-kembangi.
  Mungkin Anda perlu membacanya lagi secara lebih seksama.
Berfikir kritis dan menganalisa tulisan secara kritis dalam usaha
membedakan mana data mana interpretasi, apa yang tersirat dalam yang
tersurat, apa implikasi suatu pernyataan, kesimpulan apa yang bisa
ditarik dari suatu pernyataan, dsb perlu latihan.  Beberapa waktu yang
lalu ada yang posting (apa sih bahasa Indonesia yang tepat untuk ini)
tentang logika (aljabar pernyataan)dengan contoh pertanyaan-pertanyaan
yang bagus sekali.  Logika ini juga sering menjadi pertanyaan dalam
bagian analitical GRE.

Wassalam,
Panut Wirata




---"Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia)" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Saya nggak mendengar langsung dari sumbernya. Saya baca dari koran
dan milis
> ini. Namun saya menyimpulkan demikian. Tatabahasa yang digunakan sudah
> benar. Jadi tinggal si reporter itu salah kutip atau ia salah
menggunakan
> rumus tatabahasanya sehingga saya menyimpulkannya demikian. Cobalah
simak
> baik-baik tulisan di koran dan milis ini.
>
> Wassalam,
> Efron
>
> -Original Message-
> From:   Rachman Arief [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
> Sent:   Thursday, 18 February, 1999 03:52
> To: [EMAIL PROTECTED]
> Subject:Re: LAGI-LAGI, PAN-AMIEN RAIS
>
> Jangan terlalu cepat menyimpulkan.
> AR cuma mengatakan bhw bhs mandarin bebas diajarkan dimana saja
> ketika ditanya apakah bisa bahasa mandarin diajarkan di sekolah2.
> Kadangkala kita perlu menanggapi sesuatu dg wajar.
> Tak perlu didramatisirlah.
>
>
> -Original Message-
> From: Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia) <[EMAIL PROTECTED]>
> To: [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]>
> Date: Tuesday, February 16, 1999 4:04 PM
> Subject: Re: LAGI-LAGI, PAN-AMIEN RAIS
>
>
> >Apapun yang dijanjikan AR memang spektakuler dan dapat
> >dipertanggungjawabkan. Namun satu hal tentang bahasa Mandarin kalo
> dijadikan
> >bahasa alternatif setelah bahasa Indonesia di Kabinet apa ini bukan
suatu
> >janji konyol. Lha wong berbahasa Indonesia saja banyak orang
(termasuk
> >menteri) yang tidak becus, malah mau cari perkara berbahasa
Mandarin di
> >Kabinet.
> >
> >Wassalam,
> >Efron
> >
> >-Original Message-
> >From:   Ramadhan Pohan [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
> >Sent:   Wednesday, 17 February, 1999 04:52
> >To: [EMAIL PROTECTED]
> >Subject:LAGI-LAGI, PAN-AMIEN RAIS
> >
> >Salam!
> >Senin Presiden, Selasa bahasa Mandarin bebas diajarkan. Cina bisa
jadi
> >perwira
> >ABRI, masuk Kabinet dan berbahasa leluhur mereka. Itu janji Amien
Rais bila
> >PAN menang dan Amien Rais jadi Presiden-- yang katanya semua
janjinya itu
> >dipertanggungjawabkan dunia-akhirat.
> >
> >Pantaslah kalau Amien Rais-PAN disambut istimewa oleh "huaren",
para TKI,
> >dan
> >pejabat Hongkong. Apalagi ketika doktor ilmu politik lulusan
Chicago ini
> >mengucapkan "selamat imlek" dalam bahasa Mandarin-- sembari
menginginkan
> >anaknya ikut kursus bahasa Mandarin.
> >
> >Lagi-lagi Amien. Sayangnya, ini yang tidak ada-- ibarat bumi dan
langit--
> >pada
> >Megawati. Sedangkan Megawati fasih bicara marhaenisme, wong cilik,
becak--
> >yang juga sayangnya tidak ada pada Amien Rais.
> >
> >Di atas kertas Megawati dan PDI Perjuangan akan jadi Presiden dan
pemenang
> >telak pemilu 1999. Namun jangan berharap Indonesia bisa mendekati
demokrasi
> >dan semangat anti rasis model AS-- negeri yang banyak menjadi
inspirasi
> >politik Amien.
> >Bagaimana pendapat Anda? Silahkan setuju atau mencibir
> >
> >
> >salam!
> >ramadhan pohan
> >##
> >Berikut saya paste dari Jawa Pos, edisi hari ini, Rabu:
> >http://jawapos.co.id
> >Oleh-Oleh Prof Dr Amien Rais dari Hongkong (1)
> >
> >''Senin Presiden, Selasa Mandarin Diajarkan''
> >
> >Mungkin tidak pernah terbayangkan oleh Dr Amien Rais, ketua umum
DPP PAN,
> >kunjungan silaturahminya ke Hongkong akan disambut semeriah di
tanah air.
> >Mengunjungi ribuan TKI yang bekerja di bekas koloni Inggris itu,
Amien
> >disambut bagai seorang bintang film di tengah penggemarnya. Sedang
> >berkampanyekah Amien?
>

_
DO YOU YAHOO!?
Get your free @yahoo.com address at http://mail.yahoo.com



Kefrustrasian Emha = kefrustrasian umat Islam?

1999-03-03 Thread Panut Wirata
ami.  Coba ditulis sebelah
menyebelah kedua macam doa ini, Anda akan terheran-heran atas
kesamaannya. Pakaian suster kan juga mirip dengan jilbab yang intinya
menutup rambut, bahkan Pasturpun menutup auratnya. Kantor Partai
Keadilan punya ruang tunggu untuk wanita terpisah dari yang untuk
Pria.  Sekolah Katolik jaman dulu juga memisahkan  kelas putra dari
kelas putri.
 Saya tidak begitu yakin akan pernyataan bahwa umat Islam
mayoritas maka harus mengalah karena kalau tidak itu namanya diktator
mayoritas. Ada yang bisa memberi contoh kasusnya? Kalau keturunan Cina
berani melawan berkelahi dengan orang Jawa dan berakibat seluruh orang
cina dibakar tokonya memang pernah terjadi di th 1980 di Jatim dan
Jateng. nampaknya aturan main antara mayoritas dan minoritas memang
harus ditulis. SARA memang perlu disadari dan tidak diingkari
keberadaannya.  Tujuan untuk menciptakan masyarakat buta-warna tak
akan tercapai bila antara warna-warna yang berbeda itu juga tergabung
perbedaan sosial ekonomi dan lain-lain.
Kadang-kadang saya bertanya-tanya apakah yang sebenarnya
diinginkan oleh beberapa orang Islam itu terhadap Indonesia ini?
Mengubah budaya Indonesia (Jawa, Sumatra, Bali dsb) seperti budaya
Islam atau Arab? (Bagaimana membedakan budaya Arab dan Islam? Di
India, kalau mau beragama Hindu harus punya Kasta, karena itu orang
yang tidak masuk kasta tidak bisa Hindu dan akhirnya jadi Islam atau
Kristen.  Bali adalah satu satu orang selain India yang Hindu.  Agama
Judais juga hanya milik orang Jahudi, jadi jangan anggap orang Jahudi
orang Kristen.  Orang Jahudi masih menantikan nabi terakhir mereka).
Islam dan Kristen dan Budha dan Hindu di Indonesia sebenarnya
statusnya sama yaitu agama pendatang.  Karena itu pemeluk-pemeluknya
adalah orang-orang yang berubah agama (converted).  Kepercayaan asli
Indonesia sebenarnya adalah animisme dan dinamisme, karena itu
perdukunan tetap laris, pertahyulan juga laku (Orang Amerika juga suka
Phsycic Hotline).  Karena itu kejawen menyusupi Islam.  Dan untuk
menerapkan Islam secara murni akan sangat sulit karena itu menyangkut
perubahan budaya, karena itu harus fleksibel.  Karena itu wayang orang
 Hindu jadi sarana siar agama Islam.  Seperti juga Paus tidak setuju
KB tapi gereja Indonesia setuju KB.  Perlu disesuaikan dengan kondisi
setempat. Karena memangnya Paus akan ngasih makan anak kelaparan
dengan janji masuk surga pada orang tuanya, atau nomboki pemerintah
yang  utang untuk beli beras?
 Apakah benar orang Kristen menilai Islam secara subyektif sesuai
sudut pandang meraka tanpa membaca Al Quran?  Secara teoritis, karena
Islam datang sekitar 400 th setelah Kristen, maka Muhammad tidak ada
dalah Alkitab, tapi sebaliknya Isa ada dalam Al Quran.  Karena itu,
umat Islam bisa menilai Kristen dengan membaca Al Quran (membaca Al
Imran, kalau saya tak salah).  Bila perlu mengkritik habis-habisan
dengan membandingkan Alkitab dengan Injil Barnabas.  Bahkan dengan
jelas disebutkan bahwa Allah itu tidak beranak dan tidak diperanakkan
yang sebenarnya adalah kritik terhadap ajaran Trinitasnya Kristen. Di
sini sebenarnya  Islam menganggap bahwa Kristen itu musryik karena
menyekutukan Allah.  Tapi bukankah agamamu adalah agamamu dan agaku
adalah agamaku, karena itu tidak perlu beradu argumentasi mana yang
lebih benar dan lebih berhak hidup di dunia ini.  Tidak perlu
berargumentasi mana yang lebih asli mana yang lebih diridhoi, mana
yang lebih masuk akal mana yang lebih sempurna dsb.  Yang penting
adalah satu nusa satu bangsa.
 Kesimpulannya, saya sedikit kecewa dengan Emha sebagai mana saya
sedikit kecewa dengan Nurcholis Madjid yang ternyata masih berfikir
adanya kelompok-kelompokan dan satu kelompok lebih demikratis dari
yang lain.  Sebelumnya saya menganggap tokoh-tokoh ini sudah mencapai
tingkat humanist sebagai kesadaran moral tertinggi menurut kerangka
Rick Erickson.  Tapi anehnya kefrustrasian mereka hanya mereka
ungkapkan bila diwawancari oleh media Islam, bukan media Nasional.
Mudah-mudahan kefrustrasian mereka hanya sekedar kefrustrasian sesaat
dan pernyataan mereak hanya sebagai rasan-rasan kepada keluarganya
sendiri atau untuk kalangan terbataslah.  Kejengkelan sering membuat
kita inginmelalukan sesuatu yang tidak baik, tapi biarpun niat jahat
itu bisa dibilang dosa, asal kita berhasil mengurungan niat itu dengan
kesadaran akal budi maka itu bukan dosa tapi malah pahala.  Sebab
orang yang tidak pernah berbuat  jahat karena memang tidak mengenal
apa itu jahat sebenarnya tidak pernah mendapat tantangan.
 Saya mengharpakan tanaggapan saudara-saudara sekalian terutama
tentang apakah perasaan Emha adalah perasaan yang umum dirasakan umat
Islam?

Wassalam,
Panut Wirata




---Mohammad Rosadi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Berikut ini saya teruskan email yang masuk di Milis Bincang@..
>
> Salam
> Mohamad Rosadi
> Virginia
>
>
>
> >-
> >

Re: BOIKOT KOMPAS (untuk Helson)

1999-03-03 Thread Panut Wirata

Ah Helson kan hanya suka iseng dengan komentar-komentar pendeknya.
Saya tunggu komentar panjangnya terutama  yang penuh dengan ide-ide
dan pemikirannya.




---Notrida Mandica <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> SETUJ
>
>
>
>
> >Perang surat kabar nich 
> >Sudah, sudah bagaimana kalau kita baca saja kawanku bobo dengan
gadis,
> >setuju??
> >
> >Helson Siagian wrote:
> >>
> >> Jadi Ramadhan Pohan nggak suka baca Jawa Pos? Atau sedang-sedang
aja?
> Atau
> >> suka banget? Tulis puisi lagi dong, puisinya bagus semua tuh.
> >>
> >> Helson SIAGIAN
> >> ---
> >> http://gwu.edu/~siagian
> >> ---
> >>
> >> On Mon, 1 Mar 1999, Ramadhan Pohan wrote:
> >>
> >> > In a message dated 3/2/99 12:44:25 AM !!!First Boot!!!,
> [EMAIL PROTECTED]
> >> > writes:
> >> >
> >> > << Kompas (2 Maret 1999)
> >> >  .. tertembak mati aparat kepolisian. Ketiga warga itu adalah
> Armin
> >> >  Paeni, Mui Ekhoran, dan Husein Umar. Mereka ditembak di sekitar
> rumah
> >> >  ibadah Dusun Ahuru.
> >> >
> >> >  >>
> >> >
> >> > Sejak "zaman kuda gigit jari", Kompas selalu begitu. Waktu perang
> Bosnia,
> >> > fakta pun terjungkir-balik dibikin mereka. Tapi, dari segi
politik,
> Kompas
> >> > berhak melakukan itu. Siapa lagi yang membela Nasrani jika bukan
> koran
> >> > Nasrani. Apa mungkin Republika? Saya sendiri tidak menyukai dua
> koran itu.
> >> > Senantiasa bias dan selektif menurunkan berita.
> >> >
> >> > Ini saatnya diserukan kepada semua orang Islam agar tidak
> berlangganan,
> >> > membeli atau membaca Kompas. Boikot saja, itu jika kalian mau.
> Lebih bagus
> >> > dengar RRI atau baca Suara Merdeka atau KR, PR, dan koran-koran
> yang
> >> > independen lainnya. Media Indonesia sendiri-- sepanjang yang saya
> tahu--
> >> > nasionalis dan tidak punya kepentingan kepada salah satu agama.
> >> >
> >> >
> >> > Jika pun Kompas diboikot, koran ini tidak akan mati. Kenapa?
Tiras
> Kompas kan
> >> > tidak lebih dari 500 ribu copies. Sedangkan jumlah kaum fanatik
> Kompas--
> >> > jutaan bung!
> >> >
> >> > salam,
> >> > ramadhan pohan
> >> > (lebih suka baca Tempo atau Forum)
> >> >
> >
>
>
> __
> Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
>

_
DO YOU YAHOO!?
Get your free @yahoo.com address at http://mail.yahoo.com



PENCERAHAN HASAN BASRI (Biadab & Chauvinism)

1999-03-04 Thread Panut Wirata

Saudara sekalian:
Posting dari Alvian Marzan yang berisi cerita  gejolak hati nurani
menanggapi berbagai kekejaman-kekejaman beralaskan agama ini perlu
dibaca dan direnungkan terutama bagi yang sedang mempunyai hati yang
keras.  Perjalanan 'roller coaster' perasaan seperti ini mudah-mudahan
tidak perlu di alami oleh banyak orang.  Kalau perjalanan itu lengkap
dan mencapai pencerahan, itu masih bagus.  namun bila perjalanan itu
berhenti di tengah jalan, tanpa membaca peristiwa Jl Pembangunan I
Jakarta, maka dunia telah bertambah satu jiwa yang siap jihad melawan
Kristen.  Sesuatu yang tidak perlu. Ironis memang bahwa justru di
negara yang sekular, penganut agama bisa lebih tenang menjalankan
agamanya.
 Indonesia sebelum dua tahun ini juga banyak dijadikan contoh
kerukunan umat beragama.  Orang-orang Timur-Tengah dalam Khotbah
Jum'at sering memuji Indonesia terutama Muslim Indonesia yang begitu
tolerant.  Umat beragama Indonesia sebelum dua tahun terakhir ini
sangat rukun.  Tidak seperti India yang penuh dengan bentrokan antara
orang-orang  Sign dan HIndu dan Islam, Irlandia yang dicabik-cabik
oleh perseteruan orang-orang Protestant dan Katolik, Timur-Tengah yang
di hancurleburkan oleh pertikaian orang -orang  Islam dan Israel
(dalam hal ini bukan agama sebenarnya tapi wilayah).
 Marilah kita semua berusaha (caranya dengan lebih lapang dada
dalam menanggapi isu yang berbau diskriminasi agama, tidak dengan
mudahnya mendombakan diri untuk diadu, walaupun orang Kristen
mengasihi anak domba yang hilang) supaya Indonesia tetap seperti
sebelum krisis ekonomi yang kerukunan antar umat beragamanya tinggi
(plus tanpa penindasan oleh pihak pemerintah).  Negara memang perlu
dibebaskan dari agama. Pengajaran agama hendaknya lebih menekankan
pada pelaksanaannya dalam kehidupan sehari-hari seperti bagaimana
menjadi manusia yang baik, suka menolong, tidak mencuri, tidak
korupsi, tidak kolusi, tidak nepotis, tahu malu dsb (saya kangen
mendengarkan khotbah TV-nya almarhum KHEZ Muttaqin), bukan hanya
teologinya yang teoritis apalagi menjelekkan agama lain.  Dalam
beragama boleh fanatik, tapi fanatisme ini harus diterapkan pada diri
sendiri, bukan pada orang lain.  Kalau memang fanatik sholat lima
waktu, ya dilakukan sendiri tanpa harus ngoprak-oprak orang lain. Dan
dalam beragama janganlah terlalu verbal sebab terlalu verbal akan
menghilangkan makna.

Wassalam,
Panut Wirata





---Alvian Marzan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> -Original Message-
> Sent: Thursday, 4 March 1999 2:07
> To: [EMAIL PROTECTED]
> Subject: [riska-forum] Biadab & Chauvinism (45)
>
>
> Setelah memposting tulisan "Life is Good " kemarin itu,
> saya merasa menyesal entah kenapa. Sebaiknya saya
> memang tidak menulis sesuatu tentang nikmatnya hidup
> di negeri orang, pada saat negeri sendiri sedang terbenam
> dalam kesusahan.
>
> Jiwa rapuh saya makin tersiksa ketika saya pulang
> dari kantor semalam. Seperti biasanya saya selalu
> mendengarkan statiun BBC yg mengudarakan berita
> di tengah malam mendung musim dingin yg belum juga
> reda disini.Tadi malam saya tersentak mendengar laporan
> koresponden BBC dari Ambon. Di latar belakangi suara
> jeritan dan tangisan putus asa dan teriakan Allahu Akbar yang
> serak dan terputus putus sang koresponden menceritakan tentang
> betapa menggilanya pembunuhan dan pembantaian antar
> manusia lantaran berlainan agama.
>
> Kali ini orang muslim menjadi korban, dan para Ambon kristen
> itu menjadi pembantai yang begitu sadisnya sampai tega
> memotong jemaah muslim yang sedang sholat subuh dalam mesjid.
>
> Tubuh saya lemas dan makin lemas. Apalagi setelah di antara
> laporan yang bernada sangat pesimis dan getir itu sayup sayup
> terdengar suara azan, Lalu entah kenapa tiba tiba saya sangat
> marah.Dan saya harus ekpresikan rasa ini sebelum saya menjadi
> gila...
>
> Bagaimanapun saya adalah seorang muslim. Dan saya tidak akan
> rela membiarkan manusia se iman yang tidak bersalah disana
> di bunuh seperti lalat.
>
> Saya menyetujui bahwa tantangan para anjing kristen di Ambon
> sana pada umat Islam dijawab dengan jihad. Ya jangan biarkan para
> buduk kriting dan pengangguran tidak berguna itu mempermainkan
> nyawa manusia  muslim dengan sewenang wenang.
>
> Saya juga makin marah mendengar wawancara sang koresponden
> dengan seorang pemuda Ambon dalam bahasa Inggris bahwa
> umat kristen bangkit dan melawan karena selama ini ditekan oleh
> umat Islam," bahkan pemerintah membiarkan 500 gereja di bakar
> tahun yg lalu " kata dia sambil membenarkan perjuangan mereka
> menempuri masyarakat muslim di Ambon.
>
> Anjing sok manise yang pemalas ini mestinya kita gampar karena
> mulut konyol dan otak bego yng menyamakan pembakaran gereja
> dengan intimidasi umat Islam terhadap Kristen.
>
> Seperti kejijik

Re: A bunch of ignorant people saying Jihad???

1999-03-08 Thread Panut Wirata

Sedih sekali menyimak perkembangan bangsa dan negara ini.  Sedih
sekali melihat begitu banyak orang dengan mudahnya mendombakan diri
untuk di adu.






---Indi Soemardjan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> How many of you think that this is done by Soeharto?
> Could he be the one who Engieneered this chaos?
>
>
> Indi Soemardjan wrote:
> >
> > To all religious persons on the Net:
> > It is very sad that these people DO NOT know that this
so-called-inter
> > religious Feud is an engineered form of chaos.
> > I repeat, this is a just an engineered from of Chaos.
> >
> > They have no idea that a much more evil person has created this
type of
> > tension.
> >
> > Read on!
> >
> > INDI
> >
> > ---
> >
> > Mar. 7, 1999
> >
> > Asia:Indonesia
> >
> > Thousands of Moslems Protest at Ambon
> > Bloodshed
> >
> > Reuters
> > 07-MAR-99
> >
> > JAKARTA, March 7 (Reuters) - More than 100,000 Moslems marched
through
> > the streets of the
> > Indonesian capital on Sunday to protest against the military's
failure
> > to quell Christian-Moslem
> > bloodshed that has killed more than 200.
> >
> > Forming a column about two km (1.3 miles) long, they chanted "Allahu
> > Akbar!" (Allah is great) and
> > "Jihad! Jihad!" (holy war) as they walked 20 km from a smaller
mosque to
> > the historic Al Azhar
> > mosque in south Jakarta.
> >
> > The protesters dispersed peacefully after reaching Al Azhar.
Security
> > was low key, with only a few dozen police and troops. There were no
> > reports of trouble.
> >
> > Sunday's rally was the largest in a series of Moslem protests over
> > communal fighting in the far eastern island of Ambon, about 2,300 km
> > (1,440 miles) east of Jakarta. More than 200 people have been
killed in
> > Ambon and neighbouring islands in two months.
> >
> > Some Moslem groups are calling for a holy war against Christians,
who
> > they accuse of running a
> > vendetta against Moslems in the world's largest Moslem country.
> >
> > Hundreds of Moslem youths have signed up for a plan to send
Moslems to
> > Ambon to help defend
> > their brethren and mosques.
> >
> > On Friday, thousands of Moslems protested against the Ambon
violence in
> > two separate rallies in the capital.
> >
> > Earlier on Sunday, Indonesia's military sent a special team of
senior
> > officers to the battered island to help restore peace.
> >
> > Armed Forces (ABRI) Chief General Wiranto said he had ordered the
team
> > to take tough action to halt the bloodshed, largely between Ambonese
> > Christians and Moslems who have moved to Ambon from elsewhere in the
> > vast archipelago.
> >
> > ABRI has been unable to quell the violence, despite rushing
thousands of
> > extra troops to Ambon.
> > Indonesia has been racked by waves of violence over the past year as
> > ethnic, religious and social
> > tensions boil over, fuelled by rising poverty amid the worst
economic
> > and political crisis in three
> > decades.
> >
> > Analysts have warned that tensions are expected to rise in the
run-up to
> > the parliamentary election slated for June 7.
> >
> > On Sunday, Jakarta's main stadium was turned into a sea of yellow,
the
> > colour of the ruling party
> > Golkar, which staged a ceremony officially launching itself as a
> > political party.
> >
> > Golkar, already a political party in all but name, was the political
> > vehicle of former President Suharto during his 32 years' tenure
and won
> > every election by an overwhelming majority.
> >
> >  Copyright 1999 Reuters
> > Limited.All rights reserved.
> > --
> >
> > Indi Soemardjan
> > Be my guest: http://pagina.de/indradi
>
> --
>
> Indi Soemardjan
> Be my guest: http://pagina.de/indradi
>

_
DO YOU YAHOO!?
Get your free @yahoo.com address at http://mail.yahoo.com



Re: Fenomena AGI (Anak Gaul Indonesia) !

1999-03-11 Thread Panut Wirata

Perlu dibedakan antara kegiatan yang mengganggu orang lain dan tidak.
Menjarah kan mengganggu orang lain dan jelas melanggar hukum, tapi
gulat oli kan tidak mengganggu orang lain (kecuali lawan gulatnya
patah tulang atau apa).  Kelakuan menghambur-hambur uang ini tidak
melanggar hukum walaupun tidak bisa dibilang perbuatan yang mulia.

Panut




---"Lutfi M." <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Kalau para fakir-miskin yg. sedang kelaparan (bahkan mungkin hampir
mati)
> sangat kesal dg. tingkah orang-orang kebanyakan uang spt. itu,
kemudian
> mencari cara 'refreshing' yg. lain, spt. menjarah dsb. bisa
dikatagorikan
> untuk menghilangkan stress akibat 'kejenuhan' perut mereka tidak ya?
Kan
> kalau lagi "stress" perut, apa saja toh bisa dilakukan untuk bikin
"seger"
> perut...:-)
>
>
> > --
> > From: Mbak Nina![SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
> > Sent: Thursday, March 11, 1999 12:10 PM
> > Subject:  Re: Fenomena AGI (Anak Gaul Indonesia) !
> >
> > justru kalo menurut saya mereka begitu bukan karena ngikut barat..
ya,
> > kalo mau dibilang begitu sih bisa bisa aja.. tapi kalo untuk saya
sih
> > karena untuk refreshing dari kejenuhan aja.. kalo lagi stress kan
apa aja
> > jadilah untuk bikin seger lagi.. :)
> > itu pendapat ogut loooh...
> >
> > STePHaNie WiDYaSTaNTo
> >
> > On Wed, 10 Mar 1999, Budi Haryanto wrote:
> >
> > > Mas Rosadi,
> > >
> > > Saya kok belum melihat hal tsb sebagai masalah.
> > >
> > > Apanya yang perlu dikhawatirkan? Lagipula, kalau kita
mengkhawatirkan
> > > hal tsb., kita memposisikan diri sebagai apa di sini? Dan lagi,
yang
> > > mana sih yang membedakan 'barat' dan 'timur'?
> > >
> > > Salam,
> > > Budi
> > >
> > > Mohammad Rosadi wrote:
> > > >
> > > > Satu lagi problem besar buat Indonesia..."generasi stress dan
> > pemboros".
> > > >
> > > > Ada yang mau kasih komentar..???
> > > >
> > >
> >
>
> ATTACHMENT part 2 application/ms-tnef


_
DO YOU YAHOO!?
Get your free @yahoo.com address at http://mail.yahoo.com



Re: Fw: Senjata biologi yang bisa membedakan etnis

1998-12-16 Thread Panut Wirata

Sedikit komentar, pernyataan: " Setelah gen-gen berhasil direkayasa
menjadi virus.." mungkin kurang tepat.  Yang lebih tepat adalah
bahwa virus atau bakteri direkayasa genetiknya sehingga memiliki sifat
tertentu sesuai dengan tujuan si perekayasa.   Saya belum pernah
mendengar ada yang bisa menciptakan/merekayasa virus atau bakteri dari
gen-gen.

Salam,
PP Wirata




---Nasrullah Idris <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> From: Nur Agustinus <[EMAIL PROTECTED]>
> To: Multiple recipients of list <[EMAIL PROTECTED]>
> Subject: Senjata biologi yang bisa membedakan etnis
> Date: Tuesday, December 15, 1998 7:59 AM
>
> Ummat EDISI No.21 Thn. IV/ 30 Nov 98
> http://www.ummat.co.id/ummat/No.21_IV_30nov98/iptek.htm
>
> Kuman Anti-Arab dari Israel
> ==
>
> Israel mengembangkan senjata biologi yang bisa membedakan gen lawan.
> Sasarannya utamanya: menghabisi bangsa Arab.
>
> Nasib bangsa-bangsa beretnis Arab bakal runyam. Semua orang tahu, di
> tengah
> peta kekuatan militer Timur Tengah, negeri Zionis Israel tak
> tertandingi
> kemampuan militernya. Apalagi, Israel juga punya 200 hulu ledak
> nuklir yang
> tak dimiliki lawannya. Bahkan kini ancaman Israel itu lebih
> menakutkan lagi:
> ilmuwannya tengah mengembangkan senjata biologi pemusnah massal yang
> ditujukan "hanya" untuk bangsa Arab.
>
> Rahasia pengembangan senjata biologi itu dibocorkan harian the Sunday
> Times
> terbitan London (15/11). Koran ini pula, beberapa tahun lalu, yang
> membocorkan rahasia 200 senjata nuklir Israel lewat pengakuan salah
> seorang
> teknisi nuklirnya, Mordechai Vanunu, yang hingga kini masih dipenjara
> Israel.
>
> Menurut laporan itu, Israel sedang merampungkan senjata biologi yang
> dikhususkan hanya untuk membunuh orang-orang Arab, atau lebih
> tepatnya
> orang-orang yang memiliki gen keturunan Arab. Jadi, senjata biologi
> itu
> bekerja mencari sasaran berdasarkan gen etnis korban. Hebatnya, orang
> Yahudi
> dan non-Arab tak akan terpengaruh oleh senjata pintar yang bisa
> memilih gen
> musuh itu.
>
> Modifikasi Genetis. Dalam pengembangan senjata "bom etnis", ilmuwan
> Israel
> memanfaatkan kemajuan ilmu kedokteran dengan mengidentifikasi gen-gen
> khusus
> yang dimiliki orang-orang berdarah Arab. Mereka merekayasa
> mikro-organisme
> mematikan yang kemampuannya ditujukan hanya untuk menyerang musuh
> yang
> memiliki gen-gen tertentu. Dari situlah diciptakan bakteri atau virus
> yang
> sudah dimodifikasi secara genetis.
>
> Setelah gen-gen berhasil direkayasa menjadi virus, maka terciptalah
> senjata
> yang bisa digunakan untuk mematikan lawan secara efektif. Senjata
> virus
> berdasarkan rekayasa gen itu bekerja dengan mengubah DNA di dalam
> sel-sel
> hidup tubuh manusia yang ditumpanginya. Seluruh program itu
> dikerjakan di
> Institute for Biological Research di Nes Tzivona, sebuah fasilitas
> riset
> utama bagi pengembangan senjata biologi dan kimia yang dirahasiakan
> Israel.
>
> "Kami sudah berhasil mendapatkan sebuah karakteristik khusus profil
> genetis
> pada masyarakat Arab tertentu, terutama yang biasa ditemukan pada
> bangsa
> Irak," aku salah seorang ilmuwan yang terlibat dalam proyek tersebut.
> Meski
> begitu, pada awalnya ia mengakui tugas mereka sangatlah sulit dan
> rumit.
> Kesulitan mendasar terutama untuk melakukan pemisahan gen, karena
> bangsa
> Arab dan Yahudi sama-sama berakar dari keturunan bangsa Semit. Tapi,
> akunya,
> semuanya kini sudah berhasil diatasi.
>
> "Senjata maut itu bisa disebarkan dengan menyemprotkan organisme ke
> udara
> atau memasukkannya ke dalam sumber air," katanya lagi.
>
> Eksperimen Josef Mengele. Sebagai perbandingan, riset di Nes Tzivona
> itu
> hampir mirip dengan apa yang dikembangkan para ilmuwan Afrika Selatan
> pada
> masa kekuasaan rezim apartheid. Bahkan, bila merujuk sejarah Perang
> Dunia
> II, eksperimen genetis yang nyaris mirip juga pernah dilakukan Dr
> Josef
> Mengele, ilmuwan Nazi Jerman di kamp Auschwitz. Bedanya, kalau dulu
> Mengele
> ingin menghabisi bangsa Yahudi, kini bangsa Yahudi yang ingin
> menghabisi
> bangsa Arab, terutama Irak yang berpotensi menyerang dengan senjata
> kimia.
>
> Israel diduga memanfaatkan sebagian hasil riset Afsel. Laporan
> Foreign
> Report, jurnal yang biasa memonitor keamanan dan pertahanan dunia,
> mengutip
> pengakuan sumber-sumber Afsel yang mengakui para ilmuwan Israel telah
> menggunakan sebagian hasil riset mereka dalam pengembangan "senjata
> etnis"
> untuk membunuh bangsa Arab.
>
> Tak pelak, muncul debat tentang seberapa besar peluang keberhasilan
> ilmuwan
> Israel membuat senjata biologi itu. Sejumlah pakar Afsel mengakui,
> walau
> konsep senjata yang mengkhususkan sasaran pada etnis tertentu bisa
> diwujudkan, aspek praktis untuk menciptakannya sangat sulit.
>
> Dr Daan Goosen, kepala proyek senjata biologi dan kimia Afsel,
> mengaku,
> timnya (pada tahun 1980-an) pernah diperintahkan untuk mengembangkan
> "senjata pigmentasi" yang sasarannya menghabisi orang-orang kulit
> hitam.
> Katanya

Re: masa ndak ada yang tahu NII?

1998-12-30 Thread Panut Wirata

Seingat saya, Kartosuwirjo itu pemimpin DI/TII (Darul Islam/Tentara
Islam Indonesia.




---Yohanes Sulaiman <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Maksud anda: Darul Islam/Negara Islam Indonesia Kartosuwiryo tahun
1950-an?
> :-)
>

_
DO YOU YAHOO!?
Get your free @yahoo.com address at http://mail.yahoo.com



Re: "Diobok-obok"

1999-03-15 Thread Panut Wirata

Lima belas tahun penjara dan denda uang 1 milyar untuk dana abadi si
anak yang diganggu.  Kalau tak punya 1 milyar rupiah, setelah keluar
dari penjara, harus menyetor 75% gaji/penghasilannya sampai mencapai 1
milyar rupiah.

Kasus seperti ini perlu dicatat untuk dibuatkan hukumnya oleh DPR dan
pemerintah. Di AS ini, kasus-kasus begini tidak akanlewat begitu saja.
 Orang-tua atau organisasi yang lain akan terus berjuang sampai di
buat aturan (hukum) yang sangat memberatkan pelaku-pelaku yang
menggangu anak kecil (sexual molestation, sexual abuse sampai sexual
predator).

Wassalam,
Panut Wirata

Wassalam




---Mohammad Rosadi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>   Diobok-obok airnya diobok-obok
>   Ada ikannya kecil-kecil pada mabok
>   Diobok-obok airnya diobok-obok
>   kena mukaku aku jadi mandi lagi
>   Dingin..dingin. Dimandiin. nanti masuk angin.
>   (terusin sendiri deh:)
>
> Hi Guys...,
>
> Masih inget sama lagunya si kecil Joshua??? rupanya bukan ikan-nya
> saja yg mabok..., si pengarang lagunya pun ternyata "mabok berat" dan
> ikut-ikutan "mengobok-obok" nggak keruan.
>
> Hukuman apa ya yg pantas untuk orang seperti ini..???
>
>
> ==
>   Pencipta Lagu 'Diobok-obok' Diadukan ke Polisi
>
>
>   JAKARTA -- Penulis sejumlah lagu anak-anak Erwanda atau
>   populer sebagai Papa T Bob, diadukan ke Mapolda Metro Jaya
>   karena dituduh melakukan pelecehan seksual terhadap IR, anak
>   yatim berusia 14 tahun. ''Dia kami adukan karena melakukan
>   perbuatan yang dapat digolongkan sebagai upaya
>   pemerkosaan,'' kata Sunaryo Sarudin SH saat mendampingi Ny
>   Siti Aminah mengadukan kasus tersebut di Mapolda Jakarta
>   kemarin.
>
>   Menurut Sunaryo, perlakukan tak senonoh yang dilakukan
>   Erwanda itu hingga kini menyebabkan kliennya sangat
>   menderita. ''Bukan saja karena hilangnya impian menjadi
>   penyanyi, tetapi anak tersebut sampai kini masih saja sering
>   murung bila mengingat kejadian tersebut,'' terangnya.
>
>   Ny Siti Aminah --ibunda IR, membenarkan penyataan itu.
>  ''Teganya ia menipu kami. Dengan janji akan diorbitkan sebagai
>   penyanyi tenar, kok malah kejadiannya membuat anak saya
>   sangat menderita,'' lanjutnya dengan mata berkaca-kaca.
>
>   Menurut laporan polisi, Erwanda diadukan melakukan tindakan
>   percobaan perkosaan kepada IR pada tanggal 27 Oktober
>   1998. Saat itu, IR sempat ditelanjangi pencipta lagu
>  'Diobok-obok' -- yang dipopulerkan penyanyi cilik Yoshua--
>   ketika berada di dalam mobil.
>
>   Kejadian itu bermula saat siswi SMP kelas 3 itu sepakat untuk
>   diajak Erwanda ke salah satu studio rekaman Gajahmada
>   Record bilangan Jakarta Kota. Karena dijanjikan akan
>   dilakukan pengetesan suara, maka hari itu IR tak menolak diajak
>   pergi bersamanya dalam satu mobil.
>
>   Lalu, sebelum sempat melakukan pengujian suara dengan
>   iming-iming bila lulus anak yatim itu akan diorbitkan sebagai
>   penyanyi cilik, terjadilah kasus pelecehan seksual itu. Demikian
>   salah satu bunyi laporan Ny Siti Aminah kepada kepolisian.
>   Karena kejadian tersebut, semua janji pengarang lagu 'Katanya'
>   yang belakangan sedang dipopulerkan penyanyi Trio
>   Kwek-Kwek, untuk menjadikan IR sebagai penyanyi tenar
>   sama sekali tak terbukti. Apalagi IR kemudian mengadukan hal
>   itu kepada ibundanya.
>
>   Menurut Ny Siti Aminah, selama ini pihaknya telah berupaya
>   untuk menempuh jalur penyelesaian secara kekeluargaan.
>  ''Sebetulnya kami tak ingin ramai-ramai, karena bisa malah
>   membuat kami semakin malu. Tapi setelah sekian lama, dan
>   kemudian kami sekeluarga bermufakat akhirnya ditempuhlah
>   jalur hukum ini,'' Ny Siti memberi alasan.
>
>
> Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
>

_
DO YOU YAHOO!?
Get your free @yahoo.com address at http://mail.yahoo.com



Re: Pabrik gelar (was Re: Maya Rumantir PhD)

1999-03-22 Thread Panut Wirata

Yang  sekolahnya lama, pasti juga punya banyak pengalaman dan
pengetahuan.  Jadi kualitas juga bisa lebih bagus.  Tidak perlu
kasihan.  Yang ijasahnya beli, pengetahuannya mungkin juga sampai
batas jual beli ijasah.  Ingat orang yang bernama Johanes Jacob yang
sukarela menjadi pembela RI2 Soeharto?  Gelarnya ada 2 PhD tapi kan
beli di lembaga yang menjual ijasah.  Satu PhD sekitar USD 5000.
Kalau punya USD 25 000 dapat 5 PhD.  Pertanyaannya adalah untuk apa
gelar itu?
Kalau dengan PhD beli bisa beli jabatan tinggi di pemerintahan lalu
jual tanda tangan, nah ini merugikan orang banyak dan karena itu perlu
diusut.  Tapi kalau dengan PhD beli lalu mendirikan perusahaan
sendiri, pakai uang sendiriterserah saja.  Kalau ada orang yang
mengundangnya seminar dan ada yang mau datang walaupun bayarya
salah yang datang itu sendiri.
 Dalam kasus Maya Rumantir, kalau beliau memberi seminar
(sumberdaya manusia), dan saya diundang gratis dan memang sedang ada
di daerah tempat seminar, maka saya akan datang juga.  Biar PhDnya ada
20 semuanya beli atau tidak PhD sekalipun, saya mungkin datang.
Kenapa?  Maya Rumantir kan penyanyi karena itu suaranya pasti merdu
(tanpa menekankan kejelitaannya). Perlu juga refreshing mendengarkan
suara merdu dari kejenuhan kerja dilab kan?.
 Santai saja akan hal-hal yang tidak merugikan orang lain.

Wassalam,
Panut





---Indra Adrisudiro <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Ahmad Syamil <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> > Salam Permias,
> >
> > Lewat jalur pribadi, seorang rekan memberitahu web
> > dibawah:
> > http://cust3.iamerica.net/easywave/top10.htm
> >
> > Sekolahnya Maya ada di situ semua.
>
>   ... deleted ...
>
> > Kasihan orang-orang yang kuliah di sekolah beneran
> > dan enggak lulus-lulus ... :(
>
> Betul sekali ...
>
> Omong-omong, kapan saya dikirimi disertasi anda nih ?
> Hardcopy atau softcopy-nya pun boleh. Hampir selesai
> tho, Mas Syamil ? Insya-Allah.
>
> Wassalam,
>
> Indra
> _
> DO YOU YAHOO!?
> Get your free @yahoo.com address at http://mail.yahoo.com
>

_
DO YOU YAHOO!?
Get your free @yahoo.com address at http://mail.yahoo.com



Re: [Berita sangat buruk tentang Indonesia]

1999-03-23 Thread Panut Wirata

Saya setuju bahwa tindakan tegas dari aparat harus ditujukan pada
penyerang untuk melindungi yang lemah.  Mungkin kita perlu berani
membela aparat/ABRI bila memang tindakannya benar.
 Saya kira salah satu kunci dari keadilan adalah melindungi yang
lemah dan menahan yang kuat dalam kasus si kuat memperdaya si lemah.
Kalau satu-satunya jalan menyelamatkan si lemah adalah harus membunuh si
kuat, ya jalan itulah yang harus ditempuh.  Tentu saja sebelum ditembak
si kuat harus diberi peringatan dahulu supaya menghentikan tindakannya.
Bila ternyata si kuat malah berbalik menyerang aparat, maka sama sekali
tidak salah bila aparat menembak si kuat itu.  Alasannya semata-mata
bela diri.  Kalau KONTRAS atau siapapun menyalahkan tindakan aparat
dalam kasus contoh di atas, maka KONTRAS hanyalah mencari popularitas
dengan beraksi sok moralis.  Dalam hal ini, silahkan saja KONTRAS datang
ke medan kerusuhan dan menyelesaikan masalah tersebut.  Jadi saya kira
tidak ada dilema rumit yang perlu dipertimbangkan dalam kasus seperti
ini.  Kritik (dan proses hukum) perlu diberikan bila memang ada bukti
bahwa pembunuhan atau penyikasaan dilakukan tanpa alasan yang kuat,
seperti kasus penculikan aktivis, penyiksaan dalam interogasi dsb.
Tetapi dalam kasus melindungi orang yang akan dibunuh orang lain, sangat
jelas sekali bahwa yang lemah harus dilindungi.
 Masalahnya, aparat kita seringkali bertindak sangat tidak tepat
tempat dan waktu.  Waktunya bertindak tegas, malah tidak tegas; waktunya
sedikit santai malah membabi-buta.  Sudah jelas Prabowo mengakui
bertanggungjawab terhadap penculikan, eh jaksa penuntut hanya menuntut
kroco-kroco pelaksananya tanpa berusaha mencari biangnya.  Lalu
provokator Ambon yang sudah di adili (apakah benar-benar provokator atau
hanya orang yang lagi sial ketangkap) hanya dipenjara 3 bulan.  Banyak
orang diperikasa dalam kasus KKN oleh Andi Ghalib, tapi siapakah yang
sudah diputuskan bersalah dan menghuni penjara?  Bagaimana dengan para
ninja pembunuh Kiai di Banyuwangi yang telah ditangkap, apakah sudah di
hukum?  Tapi saya juga khwatir bila hukum ditegakkan dengan sempurna,
hampir separuh penduduk Indonesia masuk penjara.  Sekarang saja,
nampaknya penjara sudah tidak muat lagi, karena itu hukuman-hukuman
sangat ringan.  mungkin perlu dompet amal untuk pembangunan penjara.

Panut Wirata

--- ". Brawijaya" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Nope, tindakan ini memang sangat diperlukan. Justru
> kita perlu mempertanyakan
> pihak-pihak yang masih bicara soal HAM, yang untuk
> kasus ini tidak pada
> tempatnya. Masih banyak yang bisa dilakukan oleh para
> LSM-HAM untuk ikut
> membantu meringankan beban para pengungsi. Bila
> memang ada LSM-HAM masih juga
> mencela tindakan ini, saya kira justru titik terang
> siapa yg mendalangi
> kejadian-kejadian terusirnya para pendatang di
> berbagai tempat di
> wilayah-wilayah Indonesia ini. Sungguh mengherankan
> karena pada peristiwa
> Ambon pihak LSM tidak berbunyi sama sekali. Makin
> mengherankan bila untuk
> kasus Sambas mereka akan berbunyi. Piala berujud
> kepala yang ditampilkan di
> harian Waspada kemarin itulah yang merupakan
> pelanggaran HAM.
>
> Saya malah merasa agak lucu dengan sikap gojak-gajik
> (salting) dari petinggi
> ABRI untuk menyelesaikan masalah ini.
>
>
> Salam,
> Jaya
>
>
> On Mar 23,  1:29pm, Dodo D. wrote:
> > Subject: Re: [Berita sangat buruk tentang
> Indonesia]
> > Contoh sedikit nih, mungkin rekan2 yang lain bisa
> memberikan argumen
> > tentang bagaimana harus menyikapinya. Contoh berita
> di Kompas ini saya
> > rasa bisa memberikan gambaran tentang dilema yang
> dihadapi oleh
> > aparat. Di suatu sisi aparat merasa punya kewajiban
> moral untuk
> > melindungi mereka yang dalam bahaya, bayangkan
> seandainya aparat
> > membiarkan warga asli menyerang orang madura yang
> berlindung dihutan,
> > berapa nyawa yang akan melayang. Seandainya juga
> dalam tugas
> > perlindungan tersebut aparat hanya bertahan, tanpa
> memberikan tindakan
> > represif, saya yakin warga asli akan berani
> menyerang dan membunuh
> > aparat, sehingga korbanpun akan banyak berjatuhan
> di pihak aparat.
> > Dalam hal ini, menurut saya, tindakan represif
> dengan memberikan
> > tembakan yang akhirnya memakan 4 korban jiwa di
> pihak penyerang, sudah
> > cukup adil secara moral, karena bisa mencegah
> jatuhnya korban yang
> > lebih besar. Tentunya aparat tidak asal menembak
> dengan membabi buta.
> > Tapi sebenar benarnya tindakan ini, pasti akan
> mendapatkan penilaian
> > negatif dari berbagai pihak, karena bagaimanapun
> ada masyarakat sipil
> > yang terbunuh. Nah ini kan dilema...
> >
> > Baca sendiri deh berita di bawah ini (nggak usah
> mikir biasnya d

Re: U.S. Green Card Lottery (PENTING)!!!

1999-04-02 Thread Panut Wirata

Harap dijelaskan mana yang bohong dan mana yang penipuan.

Panut Wirata



--- "SUDIANTO, EVAN" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Teman2x bagi yg pernah baca informasi ttg green
> card di bawah ini, perlu
> saya beritahukan itu adalah BOHONG dan PENIPUAN
> karena baru sempat saya cek
> ke kantor INS di Chicago. Selain itu homepage INS
> bukan seperti yg
> diberitakan dlm informasi di bawah...
>
> Evan Sudianto
> John Marshall Law School
> Chicago
> --
> From: Ahmad Syamil
> To: [EMAIL PROTECTED]
> Sent: 3/6/99 7:48:35 PM
> Subject: U.S. Green Card Lottery
>
> Salam untuk semuanya,
>
> Kalau tertarik ikut Green card lottery dari
> pemerintah Amerika, silakan coba
> homepagenya US
> Immigration and Naturalization Services (INS)
> berikut:
>
> http://www.us-immigration.org
>
> kalau mau yang bahasa Indonesia :
>
> http://www.us-immigration.org/id/
>
>
> Jabat erat,
>
>
> Ahmad Syamil
> Toledo, OH
>

_
Do You Yahoo!?
Get your free @yahoo.com address at http://mail.yahoo.com



Re: PDI Perjuangan = kumpulan preman

1999-04-02 Thread Panut Wirata

Jangan terburu-buru mengambil kesimpulan dari apa yang nampaknya sangat
nyata.  Jangan mudah percaya dengan yang tampak jelas. Sebab, apa yang
nampak jelas belum tentu yang sebenarnya, di tanah air kita tercinta
ini. Kurang banyakkah kejadian-kejadian di tanah air yang bisa diambil
hikmahnya; hikmah untuk tidak mudah mengambil kesimpulan dari hanya
suatu kejadian?  Bukankah banyak kejadian-kejadian seperti itu
seringkali tidak spontan dan ternyata selalu didalangi oleh pihak
tertentu?  Walaupun dalangnya tidak pernah secara jantan menunjukkan
diri dan pemerintah pura-pura bego (pada hal memang iya) tak tahu
menyelesaikan masalah.  Sekali lagi, terapkanlah metoda ilmiah yang
telah dipelajari di sekolah dalam menganalisa berita dalam kehidupan
sehari-hari, dan juga dalam bersikap sehari-hari.  Ini tidak mudah tapi
perlu dilatih.
 Dalam kasus PDI menyerang Golkar, kalau DPP PDI mengakui itu memang
massanya dan para penyerang itu memang berani secara jantan mengakui
identitasnya, maka bisa disimpulkan bahwa benar massa PDI yang
menyerang.  Lalu pertanyaan ,muncul lagi kenapa, siapa yang
memerintahkan dsb,dsb.  Kita tunggu saja perkembangan selanjutnya.
Karena kejadian ini menimpa pimpiman tertinggi Golkar, maka kejadian ini
pasti akan berlanjut.


Wasalam,
Panut Wirata




--- Budi Haryanto <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Ini jugalah yang sejak jauh-jauh hari saya
> khawatirkan Mas Siswo.
> Kelihatannya genderang perang antar pendukung partai
> sudah mulai
> ditabuh. Hampir bisa dipastikan peristiwa balasan
> akan menyusul, dan
> kalau begitu akan susah sekali untuk dihentikan
> (ingat juga cara-cara
> adu domba yang baru saja terjadi di beberapa daerah
> di Indonesia).
> Kelihatannya ada 'kekuatan' besar yang merencanakan
> ini semua.
>
> Saya sedih kalau pemilu akhirnya dibatalkan atau
> diundurkan.
>
> Salam,
> Budi
>
> N.S. Sisworahardjo wrote:
> >
> > Assalamu'alaikum wr. wb.
> >
> > See, I told you :)
> > Massa PDI Perjuangan Serbu Golkar
> > http://www.republika.co.id/9904/03/11011.htm
> >
> > Wassalam,
> > nur
> >
> > N.S. Sisworahardjo
>

_
Do You Yahoo!?
Get your free @yahoo.com address at http://mail.yahoo.com



Re: Pencabutan uang bergambar suharto

1999-04-03 Thread Panut Wirata

Setuju sekali.  Dalam kondisi perekonomian seperti sekarang, perlu
berfikir sangat hemat.  Nampaknya, hemat harus dikampanyekan sebagai
gaya hidup.  Hemat itu buka pelit dan jelas kebalikan dari boros.
pemerintah (saya tidak terlalu suka menuduh pemerintah ORde Baru sebab
yang sekarang juga tidak banyak beda dengan yang lama) selama ini
cenderung boros.  Beberapa waktu yang lalu plang SMA diganti, sering
kali ganti menteri ganti singkatan departemannya lalu ganti kop surat,
Polri yang lepas gari ABRI berencana ganti warna seragam menjadi biru
(mudah-mudahan tidak dilakukan secara serentak dan seluruhnya, tapi
yang perlu baru, dibuatkan seragam baru), sebelumnya seragam POLRI juga
sudah ganti dari coklat ke coklat yang lain.
 Ganti simbol memang kadang-kadang bisa merubah citra; kalau
simbolnya keren, maka orang lebih percaya.  Namun kebanyakan
perubahan-perubahan simbol di pemerintahan di INdonesia nampaknya
(kecurigaan saya)hanya supaya ada proyek.  Proyek kan mendatangkan
komisi yang kalau masih tetap saja 10% kan banyak tuh untuk para
pimpinan lembaga.  Inilah mungkin alasan kenapa pemerintah sangat gemar
"beli-beli", entah itu garam, daging, beras, pupuk, dll.  Karena dengan
beli-beli bisa dapat komisi.
 Uang bergambar Suharto dan parangko bergambar Suharto diusulkan
untuk digantisuatu usul pemborosan. Karena tidak prinsip sama
sekali.  Setelah Suharto mundur dan tidak berkuasa lagi, lalu segala
yang berbau Suharto dicoba dihilangkan.  Suharto sendiri belum terbukti
bersalah tapi sudah divonis bersalah.  Nampaknya banyak orang
menganggap segala hal yang berkaitan dengan Orde baru jelek dan perlu
diganti.  Seolah-olah orang ingin menghapus masa orde baru dan memulai
semuanya dari awal lagi.  Bukankah ini namanya membuang waktu?
bukankah lebih baik kita meneruskan yang baik dari masa lalu dan
mencoba memperbaiki yang kurang cocok.
 Mungkinkah kita sebagai kelompok Permias menggunakan forum ini
untuk mengemukakan ide-ide atau analis atau rangkuman analisa ke
pemerintah, ke DPR atau ke pihak-pihak lain. Mungkin setidaknya kita
bisa memberikan suatu wawasan yang lebih menyeluruh karena semata-mata
kita tidak langsung terlibat kepengapan politik di tanah air.  Seperti
yang pernah kita lakukan dengan menulis surat ke NY Times tempo hari.
 Selamat Easter bagi yang pmemperingati.

Wassalam,
panut Wirata





--- FNU Brawijaya <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Habibie sedang mempertimbangkan untuk mengganti
> lembar uang yg bergambar Suharto. Alasan untuk
> mengganti memang tepat. Mosok orang masih hidup
> kok dicantumkan ke mata uang. [Lha siapa yg dulu
> mulai
> ber-ABS dengan desain seperti itu?]
>
> Hanya saja, apa mesti dilakukan sekarang ini?
> Jaman sedang susah kok mau mengganti uang
> yang beredar. Okay-lah kalau penarikan uang
> ini dilakukan secara berangsur, tak ubahnya
> mengganti
> mata uang yg lusuh. Bila dilakukan secara serempak,
> wah, penghamburan duit lagi.
>
> Untuk itu perlu dicermati, jangan sampai penggantian
> uang ini dijadikan proyek khusus. Nggak perlulah
> menggantinya secara massal dan segera. Itu kan cuma
> gambar. Kalau ganti presiden berarti ganti uang dan
> perangko,
> wah, ndak maju-maju kita ini.
>
> Silakan lihat:
> http://www.suaramerdeka.com/harian/9904/03/nas13.htm
>
> --
>\\\|///
>  \\  - -  //
>   (  @ @  )
> oOOo-(_)-oOOo---
> FNU Brawijaya
> Dept of Civil Engineering
> Rensselaer Polytechnic Institute
> mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Oooo
>oooO (   )
>   (   )  ) /
>\ (  (_/
> \_)
>

_
Do You Yahoo!?
Get your free @yahoo.com address at http://mail.yahoo.com



Re: Racist (Re: Nasib Kawin Dengan Peranakan)

1999-01-04 Thread Panut Wirata
saha
kecil-menengah pribumi keturunan cina, maka beliau adalah rasis.
Dalam hal ini, isu antara pengusaha kecil vs konlomerat perlu dipahami
sebagai antara pengusaha kecil dan konglomerat yang bisa dihitung
asetnya, tanpa perlu memasukkan unsur apakah yang satu itu pribumi dan
yang lain itu keturunan.
 Mudah-mudahan hal ini sedikit memberi suatu alternatif cara
memandang bagi saudara Rosadi.

Wassalam,
Panut Wirata






---Mohammad Rosadi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Allooo Ian..., gue mo nanggap balik ni. Kayaknya lo belum terima email
> diskusi gue ke bung patiwael seluruhnya. kalo udah, mestinya lo nggak
> salah tanggep(mispersepsi)seperti ini.
>
> OK..ini tanggapan gue,disimak baik-baik ya...:)
>
>
>  Mohammad Rosadi wrote:
>
> >> Oh ya... soal Adi Sasono, saya rasa kita harus melihat perkembangan
> >> lebih lanjut. Untuk menyebut menteri kita yang satu sebagai
> rasis,saya
> >> kita perlu pembuktian lebih lanjut.Mengenai sikap dan komentarnya
> yang
> >> cenderung memojokkan etnis tionghoa, bisa jadi itu merupakan
ungkapan
> >> kekecewaan dan kemarahan pak Adi Sasono atas keserakahan dan
> keangkuhan
> >> para konglomerat yang mayoritas etnis tionghoa,yang telah
> >> memporak-porandakan perekonomian Indonesia dan memiskinkan rakyat.
>
> Ian wrote :
>
> >Adi Sasono telah mendefinisikan orang berdasarkan etnisnya
> >(race/genetics), maka ia adalah RACIST.
> >Sebagai sekjen ICMI, hal ini sangatlah ridiculuous.
> >Bukankah Allah SWT (itu kalau Adi Sasono percaya adanya Tuhan)
> menciptakan
> >orang berbeda2 berdasarkan geneticsnya ?
> >Kalau misalkan seseorang itu adalah penjahat, kenapa yang dilihat
> adalah
> >kulitnya ? kenapa bukan kejahatannya ?
>
> Aduh Ian..., sabar dong, jangan keburu nafsu. maksud gue,kita harus
> BERHATI-HATI menuduh orang rasis. Dalam masalah Pak Adi Sasono,saya
rasa
> kita mesti liat dulu kelanjutannya. Kalo nanti ternyata dalam
> tindakannya memberdayakan ekonomi rakyat beliau MEMANG
> mendiskriminasikan atau menindas etnis tionghoa (seperti halnya yang
> dilakukan BEBERAPA orang etnis tionghoa dulu kepada golongan pibumi),
> barulah kita bisa sebut rasis. kita tunggu aja deh
>
> Mohamad Rosadi wrote :
>
> >Terus terang saya sendiri juga sangat MUAK dengan kelakuan dan
> tindak-tanduk
> >> beberapa orang etnis tionghoa selama ini, suatu perasaan yang
mungkin
> >> juga dirasakan oleh rekan-rekan yang lainnya(ngaku deh).
>
> Ian Wrote:
>
> >Anda sangatlah racist tanpa anda sadari.
> >(anda telah melihat keetnisan/kesukuan/genetics/race sebagai salah
satu
> >faktor. Kalau anda tidak racist, anda akan bilang :
> >'saya muak dengan penjahat2, saya muak dengan orang2 yang
menghalalkan
> >segala cara dalam berbisnis, saya muak dengan para koruptor, dll'
tanpa
> >harus menambahi dengan embel2 : cina, jawa, black, etc..
> >Anda telah melanggar kehendak Tuhan anda sendiri
> >(banyak juga lho orang2 yang mengaku beragama fanatik padahal mereka
> >sendiri itu adalah pelanggar nilai2 agama mereka sendiri yang palibng
> >utama)
>
> Ya nggak gitu dong ian. lo musti INGAT dan TAU dong kalo tulisan gue
> diatas itu merupakan TANGGAPAN atas tulisan bung patiwael yang
menyoroti
> Pak Adi Sasono yang dianggap menyebarkan rasa permusuhan rasial kepada
> ETNIS TIONGHOAingat Ian...ETNIS TIONGHOA yang dibicarakan oleh
bung
> patiwael..lebih SPESIFIK dari hanya sekedar penjahat. Karena bung
> Patiwael menyoroti masalah Pak Adi Sasono dan ETNIS TIONGHOA, ya gue
> juga menanggapinya SEBATAS itu dong. Lagian gue kan cuma muak melihat
> kelakuan BEBERAPA orang etnis tionghoa...BUKAN semuanya. Dan sorry ya
> Ian.., gue nggak pernah bilang kalo gue FANATIK...,itu kan cuma
persepsi
> lo sendiri. Gue cuma mau bersikap JUJUR saja, bahwa selama  ini memang
> ADA perasaan MUAK pada sebagian besar masyarakat Indonesia,termasuk
> gue(gimana rekan-rekan lain..,mo ngakuin nggak..???) melihat kelakuan
> BEBERAPA etnis tionghoa, ITU SAJA!!!
> Gue nggak mau SOK menjadi pembela dan pahlawan hak asasi manusia
> KESIANGAN (Yang baru bersuara lantang..ketika banyak orang
> membicarakannya). Gue lebih suka menempatkan suatu persoalan pada
> proporsi yang sebenarnya. Bagi gue, siapa saja yang TERBUKTI salah
HARUS
> dikatakan salah, Walaupun SELURUH DUNIA menganggapnya benar. INSYA
> ALLAH, guepun akan MEMBELA etnis tionghoa(CINA) di Indonesia jika
mereka
> diperlakukan semena-mena, karena menurut ajaran agama
gue(ISLAM),SANGAT
> DIWAJIBKAN membela hak-hak kaum yang tertindas dan HARAM hukumnya
> menyakiti orang yang lemah. Di dalam ajaran Islam, KEMULIAAN manusia
> terletak pada tingkat KETAKWAANNYA, BUKAN pada jenis kulit,suku
> bangsa

Re: Apakah Negara Islam

1999-01-04 Thread Panut Wirata

Salam,
Lamanya suatu negara berada bukan jaminan kemajuan negara tersebut.
Contohnya negara-negara Amerika Latin yang merdeka sudah selama AS
tapi tetap saja tingkat kesejahteraannya tidak setinggi AS.  Korea
Selatan yang merdeka selama Indonesia juga jauh lebih maju dari
Indonesia, juga Malaysia lebih maju dari Indonesia.
 Yang paling menentukan mungkin adalah kemampuan bangsa itu untuk
maju dan terus berkembang, tanpa harus kembali ke titik nol lagi tiap
ada pergantian kepemimpinan nasional.  Tidak mengulang kesalahan yang
sama adalah kunci kemajuan.  Dan inilah yang nampaknya bangsa kita
sangat kurang.  Kita terlalu mudah jatuh pada dimensi religius sebagai
pelarian dalam menghadapi masalah.  Contohnya, krisis ekonomi kita
anggap sebagai cobaan Tuhan.  Nah kalau kita percaya bahwa krisis ini
cobaan Tuhan, maka kita hanya perlu berdoa, tanpa harus mencari
sebab-sebabnya.  Contoh lagi, satu-dua tahun yang lalu ada program
tambahan gizi untuk anak SD.  Di Lampung terjadi anak-anak SD sakit
dan dua meninggal dunia setelah makan bubur kacang ijo yang disiapkan
ibu PKK.  Gejala sakitnya adalah seperti keracunan makanan.
Penelitian  menyangkut penyebabnya belum selesai, sudah ada perintah
dari jakarta untuk tidak menginterogasi ibu yang memasak bubur tsb.
Karena itu, penyidikan dihentikan.  Dengan demikian, penyebab dari
kejadian itu tidak diketahui dengan pasti.  Apa akibatnya? Kejadian
yang sama terulang lagi di Jawa.  Kalau misalnya penelitian itu tuntas
dan misalnya diketahui bahwa dalam sisa bubur itu didapatkan bakteri
penyebab penyakit, maka untuk selanjutnya, harus diupayakan bahwa
memasaknya jangan sehari sebelumnya, tapi pagi harinya.  kalau
penyebabnya adlah pestisida, maka untuk selanjutnya, ibu-ibu itu perlu
diperkenalkan dengan berbgai peestisida sehingga mengenalinya.  Dan
pemilik toko/penjualnya perlu dihukum supaya tidak sembarangan lagi.
 Tentang asas tunggal yang dicabut, ini masih bisa diperdebatkan
apakah ini langkah maju atau langkah mundur.  Di AS, herannya, hanya
ada dua partai.  Mau omong heterogenitas, AS kan menampung orang dari
seluruh dunia.  Dan kalau mau menyimak perbedaan antara kedua partai
tersebut..tidak banyak.  Ynag satu misalnya mengusulkan tunjangan
sosial 50% dari usul yang lain.  Yang satu usul doa di sekolah negeri,
yang satu tidak setuju, tapi dua-duanya setuju menghormat bendera.
 Sekian dahulu.

Panut Wirata






---djoko raharto <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> >>>
> >>>Kalau kondisi di Irak, Palestina, Mesir, Siria, Jordania memang
yang
> >>>diinginkan oleh banyak orang tentunya orang akan berbondong-bondong
> >>datang
> >>>ke negeri itu. Kok pada ramai-ramai datang ke US?
>
> Itu namanya mobilitas.
> >>>
> >>>Saya tidak membela atau anti terhadap suatu sistem tertentu, hanya
> >>berusaha
> >>>jujur kepada diri sendiri (Tentunya berdasar kepentingan saya).
> >>Misalnya,
> >>>saya merasakan mendapatkan kepastian hukum yang lebih baik di US,
> >>daripada
> >>>di Indonesia (sifat dasar manusia itu sama, tetapi tata cara
> bernegara
> >>>berbeda...)
> >>
> >>JR : wah jangan bandingin sama US yang sudah lebih dari 200 tahun
> >>merdeka. Kita harus jujur bahwa untuk menuju ke keadaan seperti
> US
> >>membutuhkan proses dan membutuhkan orang-orang yang komit.
> >> Saya kira orang-orang seperti anda yang sudah tinggal di US
ini,
> >>menularkan ilmu/hal-hal yang positif ke negara kita, Insya Allah
> >>saya juga.
> >>>
> >>Salam
> >>
> >
> >Memang betul, Indonesia baru 53,5 tahun merdeka. Tetapi Indonesia
punya
> >sejarah bernegara lebih panjang dari Amerika, Majapahit, Sriwijaya,
> Mataram
> >dan lain-lain. Budaya kita juga lebih tinggi dari Amerika, abad ke 6
> kita
> >sudah bisa bangun candi Borobudur, berlayar dari pulau ke pulau.
> Tapi
> >ya itu, masa kejayaan hanya semasa saja, jatuh bangun. Sampai
> sekarang
> >saya belum menemukan jawabannya.apakah karena bentuk negara atau
> mental
> >atau alam atau sebab lain? Apakah orang Indonesia tidak bisa komit?
> >
> >Funny thoughsaya memang tinggal di US, tetapi saya banyak belajar
> dari
> >bangsa sendiri, tetangga saya.  Ilmu yang positif (& negatif) itu
> ada
> >dimana-mana, cuman tinggal kita aja yang mau usaha mencarinya..
> >
>
> JR : Memang kita punya sejarah yang panjang, budaya yang tinggi, namun
> kita  harus menyadari bahwa di bidang "PERADABAN" terutama
> yang  menyangkut Ilmu pengetahuan harus kita akui kita
> tertinggal. Borobudur dibangun pada abad ke 8, pada saat itu
 di
> Eropa sudah ... tahu sendirilah. Sialnya belanda  yang rakus
> datang, dan t

Re: tanggapan atas tanggapan Panut, Pattiweal, Alvian dll

1999-01-07 Thread Panut Wirata

Saudara-saudara tercinta yang budiman dan berakal budi:
 Saya kira sebaiknya kita tidak perlu saling menyinggung karena
dengan demikian maka kita kehilangan kejernihan dalam berfikir.  Saya
kira dengan mailing list ini kita saling bertukar pikiran,
berargumentasi secara sehat serta saling memberikan pencerahan pada
yang lain, memperluas wawasan, memberikan/menerima informasi yang
sulit didapat, dsb,dsb.
 Berkenaan dengan pahlawan kesiangan pembela konglomerat keturunan
cina, maaf saja, saya tidak termasuk di dalamnya.  Namun tidak adil
bila dalam pelacuran yang dirazia hanya pelacurnya tanpa hukuman bagi
yang melacur.  Tidak adil hanya menangkap pemakai/pecandu narkotika
tanpa  mengadili penjualnya.  Jadi, kalau konlomerat yang tidak
benar disalahkan, janganlah teman yang di ajak tidak benar bisa
berjalan lenggang kangkung tanpa rasa bersalah, dan yang penting,
tidak dianggap bersalah.  Saya salut dengan tulisan-tulisan Kwik Kian
Gie yang menelanjangi praktek kotor para konlomerat,misalnya seperti
"Saya Mimpi Jadi Konglomerat".  Beliau juga menyarankan agar para
bankir yang ngemplang di hukum, dan saya setuju sekali.  Saya kira
kita semua (yang di luar lingkaran kotor tersebut)tidak ada yang
menarik manfaat dari praktek kotor konglomerat.  Tak perlu menjatuhkan
cercaan bahwa mereka bangsat, tapi silahkan sistim hukum yang
menjatuhkannya.  Dan yang penting, teman kolusinya juga harus di
hukum.  Demi keadilan.  Masalahnya, keadilan di Indonesia sukar didapat.
 Berkenaan dengan Adi Sasono, mungkin beliau tidak rasis tapi
pernyataan-pernyataannya cenderung rasis atau secara tidak sadar
rasis.  Sekali lagi, seseorang itu rasis bila hanya menggunakan
ras/etnis sebagai pertimbangan untuk memutuskan sesuatu yang tidak ada
kaitannya dengan ras.  Selama kebijakan ekonomi kerakyatan itu memang
untuk seluruh rakyat/pengusaha kecil-menengah, tanpa memandang
keturunan, agama, warna kulit, bentuk mata dsb, maka itu baik.
Sehingga warga keturunan cina yang miskin yang petani di Kalbar-pun,
bersama seluruh warna Indonesia yang lain bisa dapat fasilitas.  Itu
baik.
 Mungkin program Adi Sasono itu baik, sebab tujuannya adalah
supaya jurang ekonomi antara kaya dan miskin bisa diperdangkal.  Bila
perbedaan ekonomi itu tidak mencolok, tentu tidak banyak kerusuhan.
Malaysia sering dicontohkan oleh Adi Sasono.  Dengan Program Ekonomi
Baru-nya Mahatir berhasil mempersempit dan memperdangkal jurang
ekonomi antara Melayu dan Keturunan Cina Malaysia dan tidak ada
kerusuhan lagi.  Tapi perlu diingat bahwa perbandingan Melayu dan Cina
Malaysia hampir 1:1 sedang di Indonesia mungkin 1 : 20.  Tapi satu hal
yang sangat salah bila membandingkan cina Indonesia dengan cina
Malaysia.  Saudara-saudara sekalian salah bila lebih suka(kurang tidak
suka) pada Cina Malaysia dibanding Cina Indonesia.  Karena Cina
Indonesia jauh lebih berasimilasi dengan penduduk asli Indonesia
daripada Cina Malaysia dengan orang Melayu.
 Untuk Bung Alvian, mungkin saudara-saudara Anda yang keturunan
Cina itu tersinggung sebab mereka mungkin menganggap yang dikritik kok
hanya yang cinanya, sedang pejabat korupnya tidak.  Saya yakin mereka
bisa mengerti bila dalam berbincang-bincang tidak bernada penuh
prasangka.

Wasalam,
Panut Wirata






>

_
DO YOU YAHOO!?
Get your free @yahoo.com address at http://mail.yahoo.com



Re: Surat M_Rosadi dan Pattiwael

1999-01-07 Thread Panut Wirata

Bung Rosadi dan Pattiweal:
 Saya pernah membaca teori tentang perkembangan moral.  Teori ini
digagas oleh Rick Erickson.  Menurut beliau, perkembangan moral dari
bayi sampai orang dewasa bisa dibedakan menjadi (kalau tak salah) 7
tingkat.  Moralitas di sini didefinisikan sebagai bahan pertimbangan
untuk menentukan sesuatu hal itu baik atau buruk.  Saya tidak ingat
seluruh tingkat-tingkatan itu, tapi saya ingat bahwa yang terendah
adalah yang bahan pertimbangan baik-buruk itu adalah rasa sakit/rasa
nyaman.  Sesuatu itu baik kalau enak, nyaman dan jelek bila
menyakitkan.  Bayi/anak kecil termasuk dalam kategori ini. Tingkat
selanjutnya adlah yang berdasarkan kepentingan diri sendiri, lalu
kepentingan keluarga, lalu kepentingan golongan (agama, suku, ras,
etnik).  Lalu yang lebih tinggi lagi adalah yang mementingakan
kepentingan seluruh bangsa-negara.  Inilah nasionalis.  Lalu,
moralitas sosial yang paling tinggi adalah yang mementingkan
kemanusiaan secara utuh, tanpa memandang asal usul, agama, warga
negara atau apapun.  Kelompok ini adalah kelompok humanis.
 Jadi seseorang yang hanya mau menerima orang seagama sebagai
presiden/pemimpin, sebenarnya belum terlalu tinggi moralitas sosialnya
menurut Erickson.  Mungkin kita bisa bilang peduli amat dengan
Erickson.  Tapi, sebenarnya, kenapa, apa alasannya presiden harus
orang dengan agama tertentu?  Kenapa tidak biar kan saja presiden itu
beragama apa saja?. Toh presiden memimpin negara mengurusi urusan
kenegaraan dan kebangsaan, tidak mengurusi urusan agama. Yang
mengurusi agama kan para rohaniwan yang memang sudah belajar dan
mendisiplin diri dalam hal itu selama bertahun-tahun.
 Keinginan hati bahwa presiden harus beragama tertentu, kalau
tidak bisa diubah lagi, boleh-boleh saja, tapi tidak perlu
diperdebatkan dan tidak perlu diundangkan serta tak perlu
digembar-gemborkan, tetapi dinyatakan saja dalam pemilu, memilih
partai yang calon presidennya beragama seperti yang disukainya.
Untuk orang Muslim, seperti yang pernah diungkapkan menteri AM
Saefuddin, dasarnya adalah Qur'an atau Hadist Nabi Muhammad.  Saya
tidak tahu pasti bunyi ayatnya apakah persis untuk jabatan
presiden/pemimpin tertinggi negara atau untuk semua bentuk
kepemimpinan.  Namun di suatu lingkungan yang heterogen, interaksi
dengan orang dari agama atau etnis lain tak terhindarkan.  Interaksi
itu bisa guru-murid, atasan-bawahan pemimpin-yang dipimpin dsb.
Kalau, memang ajaran bahwa muslim tidak boleh dipimpin bukan muslim
itu diterapkan secara mutlak, orang-orang muslim tidak mau dong
sekolah di Eropa, Amerika, Jepang, Australia dengan guru banyak yang
tidak muslim. Harap saya diberi penerangan dalam hal ini.
 Pemikiran/ pandangan bahwa sesuatu harus berlandaskan kepentingan
agama juga disebut primordialism (kalau tak salah).  Dan ini
menggejala di tanah air dengan menjamurnya partai berdasarkan agama
dan suku.  Sangat di sayangkan.  Sebenarnya kita bisa meningkat ke
tingkat moralitas nasionalis, dari pada puas dengan primordialis.
Secara ide, mungkin  orang merasa bahwa orang-orang seagama tapi beda
negara lebih dekat dari pada orang senegara tapi beda agama.  namun
kenyataan hidup di dunia ini, identitas seseorang ditentukan oleh asal
negaranya bukan apa agama atau rasnya.  Karena memang negaralah
organisasi formal yang punya tanah-air di mana kita hidup.  Dan
persaingan antar negara itu nyata dan tidak memandang agama atau ras.
Karena itu, nasionalisme itu lebih perlu diutamakan daripada
primordialisme.

Wassalam,
Panut Wirata




---

_
DO YOU YAHOO!?
Get your free @yahoo.com address at http://mail.yahoo.com



Re: Fwd: TRANSKRIP CERAMAH THEO SYAFEI BISA MENYESATKAN

1999-01-11 Thread Panut Wirata

Saudara-saudara sekalian:
 Saya telah beberapa kali membaca BERITA tentang ceramah Theo
Syafei serta tuntutannya terhadap media masa yang memuatnya, serta
pernyataan minta maaf serta juga analisa dari beberapa orang tentang
kejadian itu serta himbauan agar kejadian itu tidak terus di bahas. Di
media ini analisa dari A Yuswara disebarkan oleh Sdr. Pandu Riono.
 Dalam membaca semua itu, saya hanya bisa mendapat kesan dan
informasi bahwa ada seseorang memberikan ceramah, lalu ada yang
merekam dan menulis trnaskriptnya dan menyebarkannya.  Lalu dengan
kecanggihana teknologi, suara itupun bisa direkayasa.  Lalu, isi
ceramah itu menyinggung umat Islam, dst-dst.  Tetapi semua informasi
itu saya peroleh dari sumber lain, tanpa pernah membaca transcript
aslinya.  Dalam keadaan seperti ini, bila ada yang bertanya pendapat
saya tentang ceramah Thoe Syafei, maka jawaban saya adalah tidak tahu.
 Kenapa?  Karena memang saya tidak pernah membaca secara langsung.
(Kalau ada yang punya, boleh juga diposkan di sini). Saya hanya
mendengar khabar bahwa ceramah Theo Syafei menyesatkan.  Percayakah
saya pada informasi bahwa Theo Syafei dalam ceramahnya sangat
menyesatkan?  Jawabnya adalah tidak ada jawabnya.  Kenapa?  Sebab saya
tidak bisa menilai sendiri isi ceramah atau teks ceramah itu.  Karena
itu saya tidak mau ikut-ikutan menilai ceramah itu.
 Sebagai ilmuwan atau calon ilmuwan atau orang yang biasa
berkecimpung dalam dunia keilmuan, saya harus selalu berusaha melihat
data/informasi tidak hanya dari nilainya, tapi juga bagaimana data dan
informasi itu di dapat.  Selain itu juga perlu dipakai nalar
berdasarkan teori yang ada atau yang masuk akal apakah mungkin data
itu akan berbentuk seperti itu.
 Saya percaya bahwa cara berfikir ilmiah perlu juga diterapkan
dalam dunia kehidupan sehari-hari, bukan hanya dalam ujian serta
percobaan-percobaan keilmuan murni.  Dengan berfikir ilmiah, saya
yakin segala macam hasutan, gosip, rumor dsb hanya akan berkelana
sepanjang lidah yang tak betulang.  Dengan berfikir ilmiah, segala
macam adu-domba, pengkambing-hitaman, saksi dusta, fitnah dsb tidak
akan termanifestasi dalam bentuk ledakan fisik, adu otot serta adu
tinju yang berakibat hilangnya nyawa.
 Sekali lagi marilah kita mencoba berfikir kritis dalam menanggapi
informasi di media masa.

Wasalam,
Panut Wirata






---Andrew G Pattiwael <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Bung Rosadi,
>
> Hayooo bung, kemarin nasehatin saya supaya tidak menuduh sembarangan
Bp.
> Adi Sasono,
> Sekarang kok Bung malah jadi panasan gini sih
>
> hati-hatiliat dulu  move Theo selanjutnyakan masih banyak
tanda
> tanya...
>
> Saya selalu mengingat nasehat anda.
>
> Andrew Pattiwael
> The Military College of Vermont
> Norwich University Corps of Cadets
>
> On Mon, 11 Jan 1999, Mohammad Rosadi wrote:
>
> > Assalamualikum Wr.Wb..
> >
> > Setelah membaca tulisan tentang pidato Theo Syafei.., saya hanya
bisa
> > berkomentar:
> >
> >  Begitulah akibatnya kalo orang "bodoh dan Fasik"(seperti Theo
> > Syafei)menyampaikan berita..., penuh dengan KEBOHONGAN dan FITNAH..,
> > serta MENYESATKAN orang lain.
> > Berhati-hatilah dengan orang seperti ini..
> >
> > Wassalam
> > Mohamad Rosadi
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> > >From [EMAIL PROTECTED] Mon Jan 11 08:59:49 1999
> > >Received: from [128.230.20.20] by hotmail.com (1.0) with SMTP id
> > MHotMail3093518431102058835065324772162562068399034; Mon Jan 11
08:59:49
> > 1999
> > >Received: from mailer (128.230.20.20) by mailer.syr.edu (LSMTP for
> > Windows NT v1.1a) with SMTP id <[EMAIL PROTECTED]>; Mon,
11 Jan
> > 1999 9:55:28 -0500
> > >Received: from LISTSERV.SYR.EDU by LISTSERV.SYR.EDU
(LISTSERV-TCP/IP
> > release
> > >  1.8c) with spool id 47188 for [EMAIL PROTECTED];
Mon,
> > 11 Jan
> > >  1999 09:55:30 -0500
> > >Received: from theta2.ben2.ucla.edu by listserv.syr.edu (LSMTP
Lite for
> > Windows
> > >  NT v1.1a) with SMTP id <[EMAIL PROTECTED]>;
Mon, 11
> > Jan
> > >  1999 9:55:30 -0500
> > >Received: from priono
(pool0047-max2.ucla-ca-us.dialup.earthlink.net
> > >  [207.217.13.111]) by theta2.ben2.ucla.edu (8.8.8/8.8.8)
with
> > SMTP id
> > >  GAA13680 for <[EMAIL PROTECTED]>; Mon, 11 Jan 1999
> > 06:55:19
> > >  -0800
> > >X-Sender: [EMAIL PROTECTED]
> > >X-Mailer: QUALCOMM Windows Eudora Pro Version 4.1
> > >Mime-Version: 1.0
> > >Content-Type: text/plain; charset="us-ascii"
> > >Message-ID:  <[EMAIL PROTECTED]>
> > >Date: Mon, 11 Jan 1999 06:55:27 -0800
> > >Reply-To

Re: Sikap kritis (tanggapan utk ROSADI, Dona, dll)

1999-01-13 Thread Panut Wirata

Bung Rosadi dan saudara-saudara yang lain:
 Saya, Panut Wirata, adalah yang mengajak supaya kita berfikir
kritis dalam menanggapi berita. Khusus tentang berita Theo Syafei dan
ceramahnya, di milis ini hanya terkirim ulasan berita tentang kasus
tersebut dan transcript ceramahnyapun tidak di poskan di milis ini.
Nah dari hanya ulasan/analisa berita ini, ada yang membuat penilaian
tentang Theo Syafei, bukan tentang ulasan berita itu sendiri.  Dalam
disiplin ilmu pengetahuan, cara  ini adalah menggunakan data sekunder.
 Percayalah, Anda tidak akan dapat PhD kalau hanya memakai data
sekunder; kalau tinjauan pustaka anda hanya penuh dengan revieuw tanpa
juornal article dari refereed publication.
 Dan percayalah bahwa cara berfikir mau menelan data sekunder,
tersier dsb (menjadi gosip, rumor, isu, isapan jempol, hasutan) adalah
sumber dari segala macam kerusuhan, kekisruhan dan segala macam
kekacau-balauan.  Dan saya benar-benar kecewa bila anggota Permias
suka menelan data sekunder, tersier dsb.  Kalau yang sudah sampai di
AS dan sekolah di AS masih gemar bersantap gosip atau termakan gosip,
dapat di bayangkan bagaimana dengan orang-orang yang kurang beruntung
mendapat pendidikan tinggi.
 Khusus tentang tanggapan Bung Rosadi terhadap posting saya,
berikut ini salah satu paragraf dari beliau: "Iya nih..., marilah kita
semua berfikir kritis dalam menanggapi informasi di media
massa...,selama yang diberitakan itu BUKAN KISDI,bp.Adi Sasono,
Bp.Habibie,ICMI, dan ormas Islam yang lainnya.
Kalo beritanya soal bp.Adi Sasono,bp.Habibie,Kisdi dan ormas Islam
yang lainnya..., ya TIDAK PERLU lah berfikir kritis, terima aja
beritanya mentah-mentah...nggak perlu diteliti lagi..., SIKAT SAJA
mereka:)"
 Saya kira pernyataan Bung Rosadi ini berbau tuduhan diskriminasi
agama.  Bung Rosadi menjadi defensif.  Sama sekali tidak ada niat saya
berpraktek diskriminasi agama waktu saya mengajak berfikir kritis.
Dan sejak saya bergabung dalam milis ini kurang lebih dua bulan, yaitu
pada saat Bung Rosadi berpolemik dengan Bung Pattiweal tentang Adi
Sasono, saya memberikan pendapat saya yang netral dengan batasan
definisi yang saya cantumkan.  Tunjukkan mana buktinya bahwa saya
double standard dan hypokrit dari posting saya yang terdahulu.
  Jadi komentar Bung Rosadi terhadap posting saya adalah salah
alamat.  Dan perlu saya tekankan, saya bergabung dan berpartisipasi
dalam milis ini sebagai individu, pribadi dan atas nama saya sendiri,
bukan bagian dari grup atau kelompok.  Karena itu bila Anda berkenan
menanggapi posting saya, silahkan secara khusus ditujukan terhadap
pendapat  saya.  Jangan memasukkan saya dalam kelompok apapun dan
jangan mengaggap saya termasuk dalam suatu kelompok apapun.
Terimakasih.

Wasalam,
Panut Wirata








---Johnson Chandra <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> > kalau gue sih, om beny dan om theo, gue kutuk walau agamanya apa...
> > emang gue pikirin? pembunuh dan penyebar fitnah apa sih bedanya?
idiiih
> > :-)
> >
>
> ha.ha.ha setuju banget..
> baru kali ini gue seneng banget baca e-mail dari permias.
> gak cuma bla..bla..bla...teori tinggi tapi praktek nol(jadi inget
seseorang
> yang rajin banget nulis e-mail ke milis milis, sampe gue bingung,
> tuh orang kerjanya memang penulis e-mail profesional kali)
> tapi bener bener dari hati.
> mau benny, mau adi sasono, mau liem, mau semuanya kek,
> kalau salah yah salah. kagak usah dilihat agama, golongan, ras dll.
> emangnya semua katolik kayak benny ?
> emangnya semua islam kayak adi sasono ?
> emang semua keturunan cina kayak liem ?
>
>
> > temen-temen, hipokrit elo-elo itu bikin muak sadar nggak sih
> > nama kalian keren-keren,baunya barat banget, tapi kelakuan idiih,
gue
> > malu :)) kampung...
> >
> > smile
> > dona s
>
> ha.ha.ha...nama gue juga bau barat nih...=)...
> makasih dona s atas kritiknya=)
>
> Johnson Chandra
>



_
DO YOU YAHOO!?
Get your free @yahoo.com address at http://mail.yahoo.com



Re: Negara Hukum (was: Re: Golkar minta maaf)

1999-01-17 Thread Panut Wirata

Saudara sekalaian:
 Kita sudah tahu persis apa jawaban dari pertanyaan Bung Bridwan
apakah negara kita negara hukum.  Secara singkat bahwa negara kita
adalah negara hukum, karena memang punya perangkat hukum (KUHP dan
hukum perdata), tetapiselain penegakkan hukumnya sangat loyo, juga
hukum-hukumnya banyak yang sudah usang peninggalan kolonial Belanda.
Jadi misalnya hukum telah di praktekkan, contohnya si remaja pembunuh
6 anggota keluarga telah divonis 7 tahun.  Wah satu nyawa cuman
dihargai setahun lebih.  Sekarang umurnya baru 17 tahun, 7 tahun
kemudian 24 tahun.  Sedang kuat-kuatnyanya dia keluarkalau
membunuh lagi siapa yang tanggungjawab?  Ngembat ayam tetangga saja
masuk bui 1--2 bulan.
  Selain itu, nampaknya orang-orang kita juga sangat takut dengan
proses hukum; mati-matian berusaha untuk tidak urusan dengan hukum.
Sebab interogasi/pemeriksaan polisinya saja terdengar begitu
menyeramkan.  Belum lagi siapa nanti yang membayar seluruh biayanya?
Belum lagi keraguan atas keadilan hakimnya (apakah tidak di suap oleh
yang lebih kuat ekonominya, atau ada campur tangan penguasa?).
 Dan yang tak kalah pentingnya adlah sifat kita yang "cinta
damai".  kalau ada kejadian, lalu kita bilang damai sajalah, tak perlu
diperkarakan, tidak perlu kaku-kaku, damai saja.
 Saya sendiri belum pernah kena perkara sehingga harus terlibat
langsung dalam proses persidangan dan juga belum pernah nonton sidang.
 Tapi nampaknya, dari nonton acara TV atau dengar dari orang lain,
prosesnya beda dengan yang di Amerika Serikat, yang ada juri dan juri
adalah yang menentukan putusan persidangan.  Dan di AS, juri dipilih
dari masyarakat setelah memenuhi kriteria-kriteria tertentu.  Juri
yang di pilih dari masyarakat ini sebenarnya secara langsung adlah
bentuk dari pendidikan hukum secara aktif bagi masyarakat.  Tak heran
bila orang Amerika begitu sadar hukum.
 Di Indonesia kejahatan massal saja hukumnya tidak jelas.  Dan
orang belajar dnegan cepat memanfaatkan kelemahan itu.  Mau buat
kerusuhankerjain ramai-ramai, sampai bunuh guru ngaji juga
ramai-ramai.   karena ramai-ramai, kalau ada beberapa yang ditangkap,
maka ronmbongan itu menuntut kantor polisi untuk membebaskan.  Kalau
tuntutan tidak dipenuhi dmaka aksi yang l;ebih hebat akan terjadi.
Nah polisi kan tidak bisa menembakin semua orang itu, sebab bila
demikian maka ini akan menjadi isu pelanggaran HAM yang serius yaitu
pembunuhan masyarakat sipil oleh aparat.
 Nah nampaknya memang rumit sekali hukum dan penegakannya serta
kesadaran hukum di Indonesia.  kalau mau memperbaiki, entah harus dari
mana.   Namun kesulitan ini hendaknya bukan jadi halangan untuk
memperbaiki hukum di Indonesia. Mungkin teman-taman yang punya latar
belakang pendidikan hukum bisa memberikan pendapatnya.

Salam,
Panut Wirata





---bRidWaN <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Saya jadi ingat kata-kata dari kebanyakan
> para Petinggi jamannya Orde Baru masalah Hukum.
> Mereka selalu bilang Negara kita adalah
> Negara Hukum ! Tidak ada yang kebal Hukum !
> hehehehe...*tersenyum*:)
>
> Nah, penyakit Orang-Orang Lama seperti ini
> yang bisa menularkan kepada Petinggi yang saat
> ini tengah menikmati kekuasaannya.
>
> Sekarang kita boleh bertanya lagi: "Apakah Benar
> Negara Kita Adalah Negara Hukum, Dimana Tidak
> Ada Satupun Orang yang Kebal Hukum ?".
>
> Salam,
> bRidWaN
>
> At 19:53 17/01/99 +0700, Hadeer wrote:
> |>Yah...bisa saja kita bilang...harus ada hukumannya
> |>atas segala ini dan itu...
> |>
> |>Tapi saya sich ngeliat nya ke depan...yang sudah
> |>terjadi ya sudahjangan di ulangi...masih banyak
> |>kerjaan di depan mata...
> |>
> |>Kalau mau adil seadil - adilnya.mulai dari diri
> |>saya sendiri sampai ke Presiden harus di hukum :-)
> |>Tidak ada satu orang pun bersih di Negara ini. :-)
> |>Kita semua bagian dari sistem yang rusak
> |>
> |>Smile
>
>  >deddy priadi wrote:
>  >
>  >> siapa bilang mereka minta maaf.
>  >> retorika murahan!
>  >> ntar si Akbar itu pasti bilang itu pendapat pribadi lagi.
>  >> oke maskalo golkar sudah minta maaf
>  >> apa konsekuensi hukumnya?
>  >> kita ingat bagaimana pemilu selama ini dicurangi?
>  >> bagaimana kebijakan-kebijakan $oeharto di-Amini?
>  >> bagaimana dengan intimidasi?..penurunan moral berpolitik?
>  >>
>  >> saya usulkan golkar DILARANG ikut pemilu sementara
>  >> sampai adanya kejelasan dan tanggung jawab golkar untuk
>  >> segala penyelewengan selama ini. setelah itu barulah golkar
>  >> boleh ikut pemilu lagi!
>  >> saya rasa ini penting untuk membuktikan apakah golkar
>  >> punya itikad baik nggak...
>  >> bukan cuma ngomong manis di satu sisi tapi teta

Re: Negara Hukum (was: Re: Golkar minta maaf)

1999-01-17 Thread Panut Wirata

Saudara sekalian:
 Kita sudah tahu persis apa jawaban dari pertanyaan Bung Bridwan
apakah negara kita negara hukum.  Secara singkat bahwa negara kita
adalah negara hukum, karena memang punya perangkat hukum (KUHP dan
hukum perdata), tetapiselain penegakkan hukumnya sangat loyo, juga
hukum-hukumnya banyak yang sudah usang peninggalan kolonial Belanda.
Jadi misalnya hukum telah di praktekkan, contohnya si remaja pembunuh
6 anggota keluarga telah divonis 7 tahun.  Wah satu nyawa cuman
dihargai setahun lebih.  Sekarang umurnya baru 17 tahun, 7 tahun
kemudian 24 tahun.  Sedang kuat-kuatnyanya dia keluarkalau
membunuh lagi siapa yang tanggungjawab?  Ngembat ayam tetangga saja
masuk bui 1--2 bulan.
  Selain itu, nampaknya orang-orang kita juga sangat takut dengan
proses hukum; mati-matian berusaha untuk tidak urusan dengan hukum.
Sebab interogasi/pemeriksaan polisinya saja terdengar begitu
menyeramkan.  Belum lagi siapa nanti yang membayar seluruh biayanya?
Belum lagi keraguan atas keadilan hakimnya (apakah tidak di suap oleh
yang lebih kuat ekonominya, atau ada campur tangan penguasa?).
 Dan yang tak kalah pentingnya adlah sifat kita yang "cinta
damai".  kalau ada kejadian, lalu kita bilang damai sajalah, tak perlu
diperkarakan, tidak perlu kaku-kaku, damai saja.
 Saya sendiri belum pernah kena perkara sehingga harus terlibat
langsung dalam proses persidangan dan juga belum pernah nonton sidang.
 Tapi nampaknya, dari nonton acara TV atau dengar dari orang lain,
prosesnya beda dengan yang di Amerika Serikat, yang ada juri dan juri
adalah yang menentukan putusan persidangan.  Dan di AS, juri dipilih
dari masyarakat setelah memenuhi kriteria-kriteria tertentu.  Juri
yang di pilih dari masyarakat ini sebenarnya secara langsung adlah
bentuk dari pendidikan hukum secara aktif bagi masyarakat.  Tak heran
bila orang Amerika begitu sadar hukum.
 Di Indonesia kejahatan massal saja hukumnya tidak jelas.  Dan
orang belajar dnegan cepat memanfaatkan kelemahan itu.  Mau buat
kerusuhankerjain ramai-ramai, sampai bunuh guru ngaji juga
ramai-ramai.   karena ramai-ramai, kalau ada beberapa yang ditangkap,
maka ronmbongan itu menuntut kantor polisi untuk membebaskan.  Kalau
tuntutan tidak dipenuhi dmaka aksi yang l;ebih hebat akan terjadi.
Nah polisi kan tidak bisa menembakin semua orang itu, sebab bila
demikian maka ini akan menjadi isu pelanggaran HAM yang serius yaitu
pembunuhan masyarakat sipil oleh aparat.
 Nah nampaknya memang rumit sekali hukum dan penegakannya serta
kesadaran hukum di Indonesia.  kalau mau memperbaiki, entah harus dari
mana.   Namun kesulitan ini hendaknya bukan jadi halangan untuk
memperbaiki hukum di Indonesia. Mungkin teman-taman yang punya latar
belakang pendidikan hukum bisa memberikan pendapatnya.

Salam,
Panut Wirata





---bRidWaN <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Saya jadi ingat kata-kata dari kebanyakan
> para Petinggi jamannya Orde Baru masalah Hukum.
> Mereka selalu bilang Negara kita adalah
> Negara Hukum ! Tidak ada yang kebal Hukum !
> hehehehe...*tersenyum*:)
>
> Nah, penyakit Orang-Orang Lama seperti ini
> yang bisa menularkan kepada Petinggi yang saat
> ini tengah menikmati kekuasaannya.
>
> Sekarang kita boleh bertanya lagi: "Apakah Benar
> Negara Kita Adalah Negara Hukum, Dimana Tidak
> Ada Satupun Orang yang Kebal Hukum ?".
>
> Salam,
> bRidWaN
>
> At 19:53 17/01/99 +0700, Hadeer wrote:
> |>Yah...bisa saja kita bilang...harus ada hukumannya
> |>atas segala ini dan itu...
> |>
> |>Tapi saya sich ngeliat nya ke depan...yang sudah
> |>terjadi ya sudahjangan di ulangi...masih banyak
> |>kerjaan di depan mata...
> |>
> |>Kalau mau adil seadil - adilnya.mulai dari diri
> |>saya sendiri sampai ke Presiden harus di hukum :-)
> |>Tidak ada satu orang pun bersih di Negara ini. :-)
> |>Kita semua bagian dari sistem yang rusak
> |>
> |>Smile
>
>  >deddy priadi wrote:
>  >
>  >> siapa bilang mereka minta maaf.
>  >> retorika murahan!
>  >> ntar si Akbar itu pasti bilang itu pendapat pribadi lagi.
>  >> oke maskalo golkar sudah minta maaf
>  >> apa konsekuensi hukumnya?
>  >> kita ingat bagaimana pemilu selama ini dicurangi?
>  >> bagaimana kebijakan-kebijakan $oeharto di-Amini?
>  >> bagaimana dengan intimidasi?..penurunan moral berpolitik?
>  >>
>  >> saya usulkan golkar DILARANG ikut pemilu sementara
>  >> sampai adanya kejelasan dan tanggung jawab golkar untuk
>  >> segala penyelewengan selama ini. setelah itu barulah golkar
>  >> boleh ikut pemilu lagi!
>  >> saya rasa ini penting untuk membuktikan apakah golkar
>  >> punya itikad baik nggak...
>  >> bukan cuma ngomong manis di satu sisi tapi teta