[ppiindia] Strategi Salah Kaprah Penyelamatan APBN

2007-12-08 Terurut Topik Mohamad Ikhsan
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/periskop/strategi-salah-kaprah-penyelamatan-apbn-3.html

Sebagai upaya mengurangi tekanan defisit pada APBN 2008 akibat
tingginya harga minyak dunia, pemerintah berencana mengalihkan 2 juta
kiloliter konsumsi premium oktan 88 dengan premium oktan 90.

Pengalihan ini akan mulai diujicobakan pada Januari 2008 di beberapa
SPBU di Jakarta, dan selanjutnya akan dilakukan serentak di seluruh
Indonesia. Strategi untuk mengurangi tekanan defisit fiskal memang
mutlak dibutuhkan saat ini.

Simulasi beberapa kalangan, termasuk INDEF, menunjukkan bahwa kenaikan
harga minyak akan menyebabkan peningkatan defisit APBN 2008 sebesar
Rp6–7 triliun, atau 0,15–0,20% dari total PDB pada 2008. Untuk itu,
langkah yang paling mudah dan murah untuk mengurangi tekanan defisit
adalah pengurangan subsidi BBM melalui berbagai cara, termasuk
pengalihan konsumsi premium dari oktan 88 ke oktan 90.

Perhitungan resmi pemerintah menunjukkan, jika berhasil, rencana ini
akan menghemat sekitar Rp6–7 triliun belanja negara. Jumlah ini sama
persis dengan jumlah perkiraan defisit yang akan terjadi akibat
kenaikan harga minyak. Dengan kata lain, seluruh kenaikan harga minyak
akan dapat terserap APBN tanpa perlu strategi lain. Sekilas,dari
perhitungan di atas kertas, rencana ini kelihatan masuk akal.

Akan tetapi, pemerintah agaknya lupa bahwa rencana ini juga akan
memiliki beberapa dampak negatif pada kondisi ekonomi dan sosial
masyarakat. Pertama, pengalihan konsumsi BBM dari oktan 88 ke oktan 90
akan menyebabkan tertekannya konsumsi agregat.

Dengan menggunakan harga rata-rata yang ada di beberapa negara saat
ini, harga premium oktan 90 akan berkisar antara Rp7000–Rp8000, yang
berarti akan terdapat kenaikan sebesar 40–60% harga retail yang
diterima konsumen. Kenaikan harga itu akan menekan konsumsi banyak
rumah tangga, terutama mereka yang tergolong berpendapatan menengah ke
atas.

Jumlah mereka saat ini diperkirakan sebesar 17–20 juta orang, atau
sekitar 7–8% dari total penduduk Indonesia. Meski persentase ini
kecil, rumah tangga menengah atas merupakan konsumen utama di
Indonesia, dengan total persentase konsumsi sebesar 50–60% dari total
konsumsi nasional.

Konsekuensinya, pengalihan premium akan memperlambat pertumbuhan
tingkat konsumsi agregat yang pada akhirnya berpotensi menurunkan
tingkat pertumbuhan ekonomi nasional.

Kedua, selain konsumen menengah atas, pengalihan konsumsi premium ini
akan berdampak pada industri kecil dan industri rumah tangga termasuk
para nelayan yang selama ini mengandalkan premium oktan 88 yang
berharga subsidi.Dari pengalaman kenaikan harga BBM pada
2005,pengurangan subsidi akan meningkatkan harga produk dan penurunan
outputyang akhirnya menyebabkan pengurangan jumlah pekerja. Ketiga,
dampak yang sama juga akan dirasakan industri secara umum, bukan hanya
industri kecil atau rumah tangga.

Dampak pengalihan konsumsi premium dari oktan 88 ke oktan 90 akan
dirasakan industri menengah dan besar melalui dua transmisi. Transmisi
pertama adalah penurunan permintaan akibat menurunnya konsumsi agregat
yang dimotori rumah tangga menengah atas.

Sementara transmisi kedua adalah melalui kenaikan biaya produksi
akibat meningkatnya harga sebagian input yang diproduksi industri
kecil dan rumah tangga. Keempat, kebijakan pengalihan juga dipastikan
dapat mengerek tingkat inflasi lebih tinggi. Kebijakan ini akan
menekan inflasi, baik secara langsung melalui kenaikan implisit harga
BBM maupun tidak langsung melalui dampaknya pada kenaikan ongkos
produksi industri.

Padahal, potensi peningkatan inflasi tahun depan sudah cukup tinggi,
mengingat adanya tekanan kenaikan harga minyak dan krisis keuangan
global yang belum juga mereda. Kelima, peningkatan inflasi otomatis
meningkatkan jumlah orang miskin dan kerentanan sosial masyarakat.
Selama ini, tingkat kemiskinan di Indonesia sangat sensitif terhadap
laju inflasi.

Separuh lebih peningkatan kemiskinan yang terjadi pada 2006 disebabkan
tingginya tingkat inflasi. Jadi, bila laju inflasi tidak terkendali,
bisa dipastikan jumlah orang miskin pun akan meningkat. Di samping
itu, inflasi akan mengurangi daya beli masyarakat dan mengamplifikasi
ketidakmampuan sebagian penduduk untuk memenuhi kebutuhan hidup dasar
seperti kesehatan dan pendidikan,yang berarti bertambahnya kerawanan
sosial masyarakat.

Alhasil, dari kelima dampak di atas, secara ringkas dapat dikatakan
bahwa strategi penyelamatan APBN 2008 melalui pengalihan konsumsi
premium adalah strategi salah kaprah yang berisiko tinggi. Di sisi
lain, wacana pengalihan konsumsi premium yang ditebar pemerintah ini
belum memiliki kejelasan secara teknis. Rencana pembatasan penjualan
premium beroktan rendah pada SPBU dalam kota dan memperbolehkannya
dijual di luar kota adalah suatu rencana aneh.

Konsumen yang rasional akan dengan mudah menerapkan seribu satu
strategi,mulai dari pembelian di luar kota hingga memperbesar
kapasitas tangki mobil untuk menyiasati kebijakan ini. Selain itu,
akan terdap

[ppiindia] Bicara Kemiskinan dengan Jas Hitam

2007-08-07 Terurut Topik Mohamad Ikhsan
Berita yang bagus, saya suka angle dan pesan tersiratnya. 

Salam, 


http://www.kompas.com/kompas-cetak/0708/08/Politikhukum/3749218.htm

Rabu, 08 Agustus 2007

Kebijakan
Bicara Kemiskinan dengan Jas Hitam

Banyak yang perlu dipandang di Istana Negara, Jakarta, Selasa (7/8),
saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama seluruh anggota Kabinet
Indonesia Bersatu mendengarkan kuliah umum yang disampaikan peraih
Nobel Perdamaian 2006, Muhammad Yunus, asal Banglades.

Kemarau bulan Agustus membuat gerah Jakarta, saat Yunus yang bersahaja
masuk Istana Negara. Penampilan sederhana Yunus, dengan kemeja lengan
panjang kotak-kotak tanpa kerah dan rompi longgar warna krem, membuat
dia terlihat berbeda dengan yang hadir di tempat tersebut.

Hampir seluruh hadirin mengenakan pakaian sipil lengkap alias PSL,
seperti aturan dari bagian Protokol Istana. PSL yang dimaksud adalah
kemeja lengan panjang dengan dasi terikat, dibalut setelan jas warna
gelap yang umumnya hitam. Rapi jali, dan tampak berwibawa.

Bagi kebanyakan orang, yang terbayang adalah ketidaknyamanan berjas di
tengah kemarau yang sedang "membakar" Jakarta. Namun, karena sedan
hitam yang mengantar para pejabat dilengkapi dengan pendingin udara,
ketidaknyamanan itu tentu sirna. Begitu juga saat berada di Istana
Negara. Suhu ruangan Istana Negara tidak membuat para pejabat kegerahan.

Di antara yang hadir tampak pula Wakil Presiden Jusuf Kalla yang
mengenakan kemeja lengan panjang warna terang. Seperti biasa, kemeja
itu tidak dimasukkan. Di antara para pejabat, penampilan Yunus dan
Wapres terlihat agak berbeda. Soal sedikit keluar dari aturan
protokol, Wapres pernah mengatakan, hal itu dilakukan untuk
penghematan sesuai dengan kebijakan pemerintah yang telah ditetapkan
bersamaan naiknya harga minyak mentah dunia. Lagi pula, kebiasaan
pejabat di negara tropis memakai setelan jas hitam terasa agak tidak
sesuai.

Alasan yang kerap dikemukakan mengenai kebiasaan atau kesenangan
pejabat mengenakan setelan jas hitam adalah menghormati tamu. Tetapi,
sedikit bisa dipertanyakan, apakah hormat kita tidak penuh hanya
karena soal pakaian yang sejatinya merepotkan.

Padahal, jika mau ditarik dari kebijakan tepat yang telah diambil
pemerintah, kebiasaan pejabat memakai setelan jas hitam sudah saatnya
diganti. Saat menyampaikan kebijakan penghematan energi, Presiden
mengenakan batik katun lengan pendek. Dengan tampilan itu, Presiden
ingin memberi teladan agar ditiru dan terus dilaksanakan.

Soal pemakaian setelan jas gelap di Istana Negara yang mungkin bisa
diganti dengan jenis pakaian lain yang lebih sederhana dan bersahaja
rasanya bisa dibahas.

Mungkin nilainya kecil jika dihitung berapa anggaran negara yang bisa
diselamatkan dengan mulai meninggalkan setelan jas warna hitam.

Namun, jika itu dilakukan serentak dan konsisten, mungkin punya arti
besar bagi penghematan dan menampilkan wajah Indonesia yang sederhana.

Tidur dengan AC mobil

Sementara pembicaraan di dalam Istana Negara dilakukan, para sopir
pejabat di dalam sedan hitam tidur terlelap di halaman. Mesin sedan
dan pendinginnya dinyalakan.

Selain untuk kenyamanan, kebiasaan para sopir itu juga dilakukan agar
pada saat pejabat yang terhormat dengan setelan jas hitam dan
ajudannya masuk tidak akan kegerahan.

Kita kerap terlalu muluk-muluk ingin melompat setinggi-tingginya ke
langit tanpa sadar kaki tidak memijak di tanah. Lompatan tidak pernah
ada tanpa pijakan kokoh di bawahnya. Apakah kita masih ingin terus
bermimpi? (wisnu nugroho) 



[ppiindia] Re: Ketika Buku Antipoligami Membikin Kader xxx "Terbelah"

2007-08-01 Terurut Topik Mohamad Ikhsan
Salut juga sama Cahyadi Takariawan, mudah-mudah ngak sampai dipecat
dari partai ybs. 

Ini bisa jadi berarti debat publik kemarin tidak sia-sia. Saya pikir
sebagian argumen yang dia gunakan di bukunya adalah argumen-argumen
yang menolak poligami juga. 

--- In ppiindia@yahoogroups.com, Ananto <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>  http://www.indopos.co.id/index.php?act=detail_c&id=297432
> 
> *Bersyukur setelah Baca Suami Batal Kawin Lagi
> 
> *
> 
> Ketika Buku Antipoligami Membikin Kader PKS "Terbelah"
> Seorang anggota Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang
disegani
> menulis buku Bahagiakan Diri dengan Satu Istri. Karya itu langsung
disambut
> gembira jutaan kader wanita PKS. Namun, sebaliknya, para kader pria yang
> sudah atau akan berpoligami mereaksi dengan keras.
> 
> RIDLWAN HABIB, Jakarta
> 
> RUANGAN Kantor Hilal al Ahmar di kawasan Duren Tiga, Jakarta
Selatan, siang
> itu terasa gerah. Bukan karena cuaca Jakarta terik. Juga bukan
disebabkan
> pendingin ruangan tidak berfungsi. Tapi, karena buku yang ditulis
Cahyadi
> Takariawan itu memicu kontroversi yang panas.
> 
> "Buku ini memang harus segera ditarik. Hati saya membara
membacanya," ujar
> Wakil Bendahara Umum DPP PKS Didin Amarudin kepada Jawa Pos. Saat
itu lelaki
> beristri tiga itu datang pada acara dengan ditemani empat orang
pengurus DPP
> yang lain.
> 
> Menurut Didin, sejak buku itu terbit, istri-istrinya menjadi gelisah.
> "Bahkan, istri kedua saya menghubungi temannya yang juga dipoligami dan
> bikin bedah buku khusus untuk ini," katanya.
> 
> Pria kelahiran Kuningan, Jawa Barat, itu mengakui buku Cahyadi
Takariawan
> itu mengubah paradigma umum di kalangan wanita PKS yang selama ini
mendukung
> poligami. "Kalau yang menulis orang luar atau orang yang sekuler,
saya tidak
> heran. Tapi, ini yang menulis adalah ustad yang kredibilitasnya sangat
> diakui di Majelis Syura PKS," kata Didin.
> 
> Majelis syura adalah elemen tertinggi di partai yang berdiri sejak 1998
> (awalnya bernama Partai Keadilan). Anggota majelis hanya 99 orang yang
> dipilih dari jutaan kader PKS di seluruh Indonesia.
> 
> Didin mengatakan, para qiyadah (pimpinan) partai gelisah karena buku itu
> dijadikan simbol perlawanan terhadap suami yang akan menikah lagi.
"Rumah
> saya satu kompleks dengan Pak Tifatul (Tifatul Sembiring, presiden PKS,
> Red). Beliau juga khawatir, tapi selama ini memang memilih diam,"
ujar bapak
> tujuh putra itu. Tifatul Sembiring juga beristri dua. Sekretaris
Jenderal
> PKS Anis Matta juga berpoligami. Bahkan, istri kedua Anis berkebangsaan
> asing.
> 
> "Buku Pak Cah (Cahyadi Takariawan) itu hanya menonjolkan sisi-sisi
negatif
> dari poligami, seakan-akan ribet banget, padahal tidak benar," katanya.
> 
> Didin lalu melanjutkan kisah "sukses" poligami dirinya. Istri
pertama Didin
> dinikahi pada 1990. Lalu, istri kedua pada 2001. Terakhir, Didin
menikahi
> akhwat (kader PKS) menjadi istri ketiga pada 2002. "Memang, biasanya
dari
> istri pertama ke yang kedua itu lama pendekatannya, Mas. Baru yang
ketiga
> lancar," tuturnya.
> 
> Manajemen keluarganya, kata Didin, malah terbantu ketika dirinya
> berpoligami. "Kalau kita berhitung secara matematis, anak tujuh
dirawat dan
> dididik tiga istri kan lebih baik," ujarnya.
> 
> Dia khawatir buku Cahyadi akan menimbulkan pro-kontra di kalangan rumah
> tangga muslim masing-masing kader. "Ada jutaan akhwat di Indonesia.
Beberapa
> di antara mereka janda. Lantas, apakah mereka kita biarkan," katanya
dengan
> nada bertanya.
> 
> Taufik Bahtiar, direktur Hilal al Ahmar, menambahkan bahwa ada beberapa
> logika yang tidak tepat dan dicantumkan dalam buku ber-cover merah jambu
> itu. "Misalnya, tentang cinta lelaki yang tidak bisa dibagi, itu salah.
> Contohnya, saya. Kalau dengan istri pertama 100 persen, dengan istri
kedua
> juga 100 persen," ujarnya, lalu tersenyum.
> 
> Taufik juga berpoligami. Istri pertama meminta cerai ketika Taufik
hendak
> menikah kali ketiga. Sekarang janda Taufik itu diperistri sahabatnya
yang
> juga anggota Majelis Syura PKS sebagai istri kedua.
> 
> Buku terbitan Era Intermedia, Solo, tersebut telah dicetak hingga
> 10.000eksemplar. Buku setebal 278 halaman itu mengupas sisi-sisi lain
> dari
> keluarga yang berpoligami.
> 
> Si penulis Cahyadi Takariawan kepada Jawa Pos mengatakan bahwa
dirinya kaget
> melihat reaksi "jamaahnya" terhadap buku itu. "Padahal, di halaman
awal buku
> itu saya sudah jelaskan tidak berbicara tentang hukum poligami, tapi
bicara
> tentang mereka yang gagal berpoligami karena persiapannya kurang,"
katanya.
> 
> Alumnus Fakultas Farmasi UGM itu mengibaratkan poligami dengan
salat. "Siapa
> yang membantah kalau salat itu wajib. Tapi, pada praktiknya, banyak yang
> salat, tapi tetap korupsi. Banyak yang salat, tapi menipu, mencuri, dan
> kejahatan yang lain. Apakah yang salah salatnya?" katanya.
> 
> Demikian juga, poligami. Melalui bukunya, suami Ida Nur Laila itu ingin
> "meluruskan" para pelaku poligami. "Bukan untuk mengampanyekan
> antipoligami,

[ppiindia] Re: Penawaran Wakaf ECO-Pesantren Daarut Tauhiid Bandung

2007-07-31 Terurut Topik Mohamad Ikhsan
Apalagi kalau pakai:

a. Uang rakyat,
b. Uang umat, 
c. Uang negara,
d. Uang warisan.

Penomeran sesuai dengan tingkak ke'enak'an.

Salam


--- In ppiindia@yahoogroups.com, "Listy" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Siapa yg bilang kawin itu tidak enak..?
> 
>  
> 
> he..he..he..
> 
>  
> 
>   _  
> 
> From: ppiindia@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On
> Behalf Of A Nizami
> Sent: Wednesday, August 01, 2007 10:22 AM
> To: ppiindia@yahoogroups.com
> Subject: RE: [ppiindia] Re: Penawaran Wakaf ECO-Pesantren Daarut Tauhiid
> Bandung
> 
>  
> 
> Yah kalau JIL/Islam Liberal kan didanai AS/Yahudi.
> Jadi ummat Islam yang lurus harus cari dana sendiri.
> 
> --- Listy <[EMAIL PROTECTED] <mailto:listy%40sucofindo.co.id> >
> wrote:
> 
> > Sst.. kagak boleh nakal ya.. :-)
> > 
> > 
> > 
> > _ 
> > 
> > From: ppiindia@yahoogroups.com <mailto:ppiindia%40yahoogroups.com> 
> > [mailto:ppiindia@yahoogroups.com <mailto:ppiindia%40yahoogroups.com> ]
> On
> > Behalf Of Mohamad Ikhsan
> > Sent: Wednesday, August 01, 2007 9:57 AM
> > To: ppiindia@yahoogroups.com <mailto:ppiindia%40yahoogroups.com> 
> > Subject: [ppiindia] Re: Penawaran Wakaf
> > ECO-Pesantren Daarut Tauhiid
> > Bandung
> > 
> > 
> > 
> > Entar uangnya ngak dipakai kawin lagi kan?
> > 
> > --- In ppiindia@yahoogroups.com <mailto:ppiindia%40yahoogroups.com> 
> > <mailto:ppiindia%40yahoogroups.com> , A
> > Nizami  wrote:
> > >
> > > Assalamu'alaikum wr wb,
> > > Saya sudah konfirmasi ke pak Rahmatullah (Telepon
> > :
> > > (021) 740-1460) dari DT dan memang informasi ini
> > > benar.
> > > Wassalam
> > > 
> > > From: Iman Aryadi 
> > > Subject: {ekonomi-syariah} mohon bantuannya
> > Penawaran
> > > Wakaf ECO-Pesantren Daarut Tauhiid Bandung -
> > > 
> > > Assalamualikum Wr Wb.
> > > saya dengar langsung dari ceramah AA Gym bahwa
> > beliau
> > > "berhutang" sekian miliar untuk membangun
> > > ECO-Pesantren, maksud dan tujuan beliau sangat
> > mulia
> > > namun dead line pembayaran hutang tersebut tanggal
> > 14
> > > agustus dimana saat ini uang yang dimiliki yayasan
> > > belum sampai setengahnya untuk membayar kewajiban
> > /
> > > hutang tersebut.
> > > Semoga rekan - rekan mailist bisa membantu
> > > Wassalamualikum Wr Wb.
> > > 
> > > 
> > > Penawaran Wakaf ECO-Pesantren Daarut Tauhiid
> > Bandung
> > > 
> > > 
> > > ECO-Pesantren Daarut Tauhiid, Kawasan Yang Mengacu
> > > Pada Prinsip Sustainable Development
> > > Penawaran Wakaf
> > > "Barang Siapa yang menjadikan Akhirat sebagai
> > > harapannya, maka Allah akan memberikan kepuasan
> > dalam
> > > hatinya, menghimpun segala impiannya, dan dunia
> > pun
> > > akan mendatanginya dengan merunduk. Barang siapa
> > yang
> > > menjadikan dunia sebagai cita-citanya, maka Allah
> > akan
> > > menjadikan kemiskinan di depan matanya,
> > membuyarkan
> > > segala impiannya, dan dunia pun tidak akan
> > > mendatanginya melainkan apa yang telah ditentukan
> > > baginya." (HR. Turmudzi)
> > > Investasi sejati buat kita adalah apa yang telah
> > kita
> > > berikan dapat kita tuai kembali, dimana keuntungan
> > > yang diperoleh bukanlah keuntungan material
> > belaka,
> > > namun juga keuntungan berupa kemampuan untuk
> > membantu
> > > saudara-saudara kita yang memerlukan bantuan.
> > > ECO-Pesantren Daarut Tauhiid merupakan institusi
> > > pesantren dengan perencanaan pembangunan yang
> > berusaha
> > > mengacu pada prinsip-prinsip pembangunan
> > -Sustainable
> > > Development- di segala aspeknya.
> > > Berlokasi di desa Cigugur Girang, Kec. Parongpong,
> > > Kab. Bandung lahan seluas +- 9 ha. ECO-Pesantren
> > > Daarut Tauhiid direncanakan berdiri dengan
> > > fasilitas-fasilitas sebagai
> > > berikut:
> > > 1. Fasilitas Pertanian dan Peternakan
> > > a. Lahan Pertanian
> > > b. Lahan Peternakan
> > > c. Laboratorium Teknologi Pertanian dan Peternakan
> > > d. Koperasi Pertanian dan Peternakan
> > > 2. Fasilitas Pendidikan dan Peribadatan
> > > a. Masjid Raya
> > > b. Sekolah Dasar (SD)
> > > c. Sekolah Menengah Pertama (SMP)
> > > d. S

[ppiindia] Re: Penawaran Wakaf ECO-Pesantren Daarut Tauhiid Bandung

2007-07-31 Terurut Topik Mohamad Ikhsan
Entar uangnya ngak dipakai kawin lagi kan?

--- In ppiindia@yahoogroups.com, A Nizami <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Assalamu'alaikum wr wb,
> Saya sudah konfirmasi ke pak Rahmatullah (Telepon :
> (021) 740-1460) dari DT dan memang informasi ini
> benar.
> Wassalam
> 
> From: Iman Aryadi <[EMAIL PROTECTED]>
> Subject: {ekonomi-syariah} mohon bantuannya Penawaran
> Wakaf ECO-Pesantren Daarut Tauhiid Bandung -
>  
> Assalamualikum Wr Wb.
> saya dengar langsung dari ceramah AA Gym bahwa beliau
> "berhutang" sekian miliar untuk membangun
> ECO-Pesantren, maksud dan tujuan beliau sangat mulia
> namun dead line pembayaran hutang tersebut tanggal 14
> agustus dimana saat ini uang yang dimiliki yayasan
> belum sampai setengahnya untuk membayar kewajiban /
> hutang tersebut.
> Semoga rekan - rekan mailist bisa membantu
> Wassalamualikum Wr Wb.
>  
>  
> Penawaran Wakaf ECO-Pesantren Daarut Tauhiid Bandung
>  
> 
> ECO-Pesantren Daarut Tauhiid, Kawasan Yang Mengacu
> Pada Prinsip Sustainable Development
> Penawaran Wakaf
> "Barang Siapa yang menjadikan Akhirat sebagai
> harapannya, maka Allah akan memberikan kepuasan dalam
> hatinya, menghimpun segala impiannya, dan dunia pun
> akan mendatanginya dengan merunduk. Barang siapa yang
> menjadikan dunia sebagai cita-citanya, maka Allah akan
> menjadikan kemiskinan di depan matanya, membuyarkan
> segala impiannya, dan dunia pun tidak akan
> mendatanginya melainkan apa yang telah ditentukan
> baginya." (HR. Turmudzi)
> Investasi sejati buat kita adalah apa yang telah kita
> berikan dapat kita tuai kembali, dimana keuntungan
> yang diperoleh bukanlah keuntungan material belaka,
> namun juga keuntungan berupa kemampuan untuk membantu
> saudara-saudara kita yang memerlukan bantuan.
> ECO-Pesantren Daarut Tauhiid merupakan institusi
> pesantren dengan perencanaan pembangunan yang berusaha
> mengacu pada prinsip-prinsip pembangunan -Sustainable
> Development- di segala aspeknya.
> Berlokasi di desa Cigugur Girang, Kec. Parongpong,
> Kab. Bandung lahan seluas +- 9 ha. ECO-Pesantren
> Daarut Tauhiid direncanakan berdiri dengan
> fasilitas-fasilitas sebagai
> berikut:
> 1. Fasilitas Pertanian dan Peternakan
> a. Lahan Pertanian
> b. Lahan Peternakan
> c. Laboratorium Teknologi Pertanian dan Peternakan
> d. Koperasi Pertanian dan Peternakan
> 2. Fasilitas Pendidikan dan Peribadatan
> a. Masjid Raya
> b. Sekolah Dasar (SD)
> c. Sekolah Menengah Pertama (SMP)
> d. Sekolah Menengah Atas (SMA)
> e. Sekolah Pertanian
> 3. Fasilitas Penunjang
> a. Asrama Santri Daarut Tauhiid
> b. Koperasi Pondok Pesantren
> c. Gedung Serba Guna
> d. Fasilitas daur ulang sampah kawasan
> e. Fasilitas water treatment kawasan
> "Saya bangga Menjadi Petani Di Desa"
> PROGRAM PEMUDA PELOPOR daarut tauhiid merupakan salah
> satu fasilitas pendidikan yang digagas untuk menunjang
> pemberdayaan desa lewat ECO-Pesantren ini.
> Materi pelatihan dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :
> 1. Materi Teori
> - Akhlaq
> - Entrepreneurship
> - Leadership
> - Teori pertanian praktis
> 2. Materi Praktek
> - Praktek pertanian-peternaka n
> - Praktek distribusi dan penjualan produk pertanian
> - Praktek pemberdayaan dan pendampingan petani
> Luas Dan Nilai Tanah Waqaf
> Total luas tanah yang ditawarkan waqaf adalah seluas :
> 89.591 m2 (delapan puluh sembilan ribu lima ratus
> sembilan puluh satu meter persegi)
> Harga permeter tanah sebesar :
> Rp. 175.000,00 (seratus tujuh puluh lima ribu rupiah)
> Luas Dan Nilai Waqaf Bangunan Masjid
> Luas bangunan masjid yang ditawarkan waqaf adalah
> seluas :
> 3.279 m2 (tiga ribu dua ratus tujuh puluh sembilan
> meter persegi)
> Harga per meter bangunan sebesar :
> Rp. 2.700.000,00 (dua juta tujuh ratus ribu rupiah)
> Bentuk-bentuk waqaf tersedia sebagai berikut :
> Waqaf Tanah
> - Sertifikat, senilai Rp. 175.000,00 per unit (nilai
> unit terkecil), yang sama dengan nilai satu petak
> tanah seluas 1 m2.
> - Kupon, senilai Rp. 25.000,00 / lembar
> - Kupon, senilai Rp. 10.000,00 / lembar
> - Kupon, senilai Rp. 5.000,00 / lembar
> Waqaf Bangunan
> - Per Unit luas bangunan, senilai Rp. 2.700.000,00 per
> unit (nilai unit terkecil), yang sama dengan nilai
> satu petak bangunan seluas 1 m2
> - Kupon, senilai Rp. 50.000,00 / lembar
> - Kupon, senilai Rp.100.000,00 / lembar
> Penyerahan waqaf secara langsung ke :
> - ECO-Pesantren Daarut Tauhiid
> Jl. Gegerkalong Girang - Pondok Pesantren Daarut
> Tauhiid
> Komp. Taman Setiabudi No.20 - Bandung
> Telp/fax : (022)-2003807
> - Dompet Peduli Ummat Daarut Tauhiid
> Jl. Gegerkalong Girang No.32 - Bandung
> Telp/fax : (022) 2021862, 70775632
> email : swadaya_dpu@ telkom.net
> Transfer baik secara konvensional maupun lewat
> e-banking, dengan no rekening:
> - A/N Eco-Pesantren Daarut Tauhiid
> Bank Syariah Mandiri cabang Bandung
> No rek : 007-0200088
> Transfer lainnya :
> - A/N Yayasan Daarut Tauhiid
> qq: Masjid Eco-Pesantren
> Bank Muammalat kantor kas Daarut Tauhiid Bandung
> No.Rek: 101-00364.15
> Bukti transfer dapat di kirimkan langsung via Fax 

[ppiindia] Re: SBY nikah?

2007-07-30 Terurut Topik Mohamad Ikhsan

Kalau saya produser komedi, sudah terlintas bikin dagelan orang serupa
Zaenal menenteng amplop putih dengan tulisan merah "RAHASIA". Rahasia
kok pakai konferensi pers. Aneh...Angelnya bisa macam-macam tapi lucu
juga kalau dibikin parodi.

Benar komentar di milis sebelas. Beginilah perjuangan orang
mempertahankan periuk nasinya. Petani Pasuruan bertarung dengan
marinir, Buruh Nike berdemo, Zaenal Maarif membabibuta ke sana kemari. 

Salam,



--- In ppiindia@yahoogroups.com, IrwanK <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Mungkin akan kita dengar kabar SBY ketemu ZM di mana gitu (bukan
Halim)..
> Nanti hasilnya: keduanya saling meminta maaf & memaafkan dan menyerahkan
> prosesnya lewat jalur hukum tanpa intervensi..
> 
> Infotainment jadi sepi lagi.. terus ketimpa isu lain lagi.. terus
begitu..
> sampe
> kiamat.. :-p
> 
> CMIIW..
> 
> Wassalam,
> 
> Irwan.K
> 
> On 7/30/07, Ananto <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> >   wah... gosip apalagi neh?
> > SBY katanya sudah nikah sebelum masuk Akmil...
> >
> > SBY membantah
> > ZM terus merangsek maju...
> >
> > SBY bilang, itu fitnah yang keji
> > ZM bilang, bukti bukti silahkan diuji...
> >
> > yo wis lah... :)
> >
> > salam,
> > ananto
> >
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>




[ppiindia] Re: Poligami = tindakan berani !

2007-07-29 Terurut Topik Mohamad Ikhsan
Kok pengecut. Justru sebaliknya. Tindakan berani. Berani tidak benar
dan berani cari masalah...

Jadi hanya orang-orang yang ngengkel dan super mokong sajalah yang
berani berpoligami. Seperti, contoh mutakhir, adalah Zaenal Maarif.
Super nekat dan di sisi lain juga super guoblok. Apa kira-kira dengan
menggugat SBY bisa jadi anggota DPR lagi. Bukan bersimpati malah
mangkel orang dibuatnya. 

Hanya orang stress yang bisa begini.

Kasihan juga nasibnya pasca dipecat. Kira-kira pernikahan keduanya
bisa bertahan berapa lama. Saya menduga paling lama 6 bulan. Nikah
politik biasanya ngak awet. Kita lihat saja. 

Mudah-mudahan ngak sampai bunuh diri yang bersangkutan

Salam, 

--- In ppiindia@yahoogroups.com, "mangucup88" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Berdasarkan jajak pendapat yang dilakukan oleh David C. Smith dari 
> Bradley University terhadap 16.000 mahasiswa yang berasal dari 52 
> negara, ternyata lebih dari setengahnya mahasiswa pria menyatakan 
> keinginan untuk berpoligami.
> 
> Banyak orang yang menilai bahwa pria yang berpoligami itu adalah 
> pria Macho yang gagah berani, hanya kenyataannya tidaklah demikian. 
> Kebanyakan pria yang berpoligami adalah pria pengecut. Berdasarkan 
> hukum Islam pria boleh menikah lagi apabila ada ijin dari istri 
> pertama, tetapi dalam praktiknya jarang yang memiliki ijin tersebut. 
> 
> Boro-boro memberikan ijin, tahu juga tidak, bahwa suaminya sudah 
> menikah lagi. Pada umumnya mereka menikah dahulu setelah bertahun-
> tahun menikah, baru minta ijin dari istri pertama. Misalnya Bambang 
> Trihatmodjo, ia baru ketahuan berpoligami dengan Mayangsari oleh 
> istri pertama, setelah tujuh tahun menikah. 
> 
> Maklum istri pertama mana yang mau menyedekahkan suaminya kepada 
> istri muda. Jadi pria yang berpoligami itu dapat ijin dari istri 
> pertama, karena sang istri pertama sudah tidak ada pilihan lainnya, 
> wong sang suami sudah menikah bertahun-tahun. Setelah ketahuan bahwa 
> berpoligami baru ia minta ijin. 
> 
> Bahkan beberapa kelompok radikal menilai apabila istri pertama tidak 
> memberi ijin suaminya menikah lagi, ini sudah dapat dinilai sebagai 
> pendurhakaan, karena menentang hukum Allah. Oleh sebab itulah 
> daripada disebut durhaka, lebih baik meng-ikhlaskannya saja.
> 
> Pada umumnya pria melakukan poligami, karena ingin memberikan status 
> untuk istri mudanya, sehingga dengan mana sang istri muda tidak 
> perlu dipermalukan orang ataupun jadi omongan orang sekampung. Hanya 
> kenyataannya disatu pihak ingin berjasa terhadap istri muda, tetapi 
> dilain pihak merendahkan dan mempermalukan istri pertamanya.
> 
> Dalam agama Islam sendiri wacana poligami ini masih tidak jelas, 
> disatu pihak berdasarkan surah An Nisa ayat 3, seakan-akan poligami 
> ini dihalalkan asal kita bisa berlaku adil terhadap masing-masing 
> istri. Tetapi di surah yang sama ayat 129  Allah s.w.t sendiri 
> berfirman dan  kamu sekali-kali tidak  akan dapat berlaku adil
> diantara istri-istrimu,  walaupun kamu sangat ingin  berbuat 
> demikian. Hanya sayangnya ayat ini terkesan disembunyikan oleh 
> kalangan yang mendukung wacana pro poligami. Maka dari itu tidak 
> semua negara Islam mengijinkan Poligami, misalnya Tunisia maupun 
> Turki melarang poligami.
> 
> Bagaimana kita bisa mengasihi beberapa istri dengan perasaan yang 
> sama, apabila istri-istri tersebut dari segi usia, rupa maupun 
> karakternya sudah berbeda. Boro-bro mengasihi istri dengan perasaan 
> yang sama, mengasihi anak kandung yang dari darah daging sendiri pun 
> sudah tidak mungkin bisa memberikan kasih sayang yang sama. Pada 
> umumnya si bungsu akan jauh lebih disayang, karena sedang lucu2nya 
> dan juga masih kecil. Jadi wajarlah kalau suami yang berpoligami 
> lebih menyayangi istri mudanya yang lebih cantik dan lebih muda 
> daripada istri pertamanya.
> 
> Kita dengan mudah bisa membagi harta maupun jatah waktu yang kita 
> miliki, tetapi apakah mungkin kita bisa membagi perasaan kita dengan 
> adil secara sama rata? Bagaimana kalau sang istri sedang kebelet 
> ingin melakukan esek2 pada saat yang bersamaan, apakah suaminya 
> mampu memenuhinya pada saat yang bersamaan?? Jadi menurut segi 
> pandang mang Ucup keadilan bagi mereka yang berpoligami itu tidak 
> ada alias hanya sekedar khayalan saja, sebab tidak mungkin
> 
> Tidak semua umat Nasrani dilarang melakukan poligami, misalnya 
> penganut aliran Mormonisme, hingga sekarang  masih mempraktikkann, 
> bahkan hampir mewajibkan jemaatnnya untuk berpoligami. Maklum salah 
> satu dari pendiri dari aliran Mormon itu sendiri memiliki 16 istri. 
> 
> Dalam Alkitab perjanjian lama saja tercantum lebih dari 40 tokoh 
> yang mempraktikkan poligami, termasuk Abraham, Musa, Jakub, Esau 
> maupun Daud. Disamping itu ada beberapa ayat yang menopang bahwa 
> poligami itu dihalalkan misalnya: Keluaran 21:10; Ulangan 21:15. 
> 
> Martin Luther sang reformator sendiri atau mbahnya kaum Evangelist, 
> dalam bukunya "Der Beichrat" – (The Confessional Advice) - 
> 

[ppiindia] Re: [Tempo] Nike Tetap Tinggalkan Murdaya

2007-07-27 Terurut Topik Mohamad Ikhsan

Benar. Hartati ini keterlaluan. Orang seperti dia ini, yang pandai
memanipulasi sentimen nasionalisme untuk kepentingan picik ekonomi
pribadi, yang bikin Indonesia menderita. 




--- In ppiindia@yahoogroups.com, "Yap Hong Gie" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Dari awal sudah jelas bahwa, pemutusan kontrak pembelian Nike Inc. cuma 
> dijadikan alasan untuk tidak membayar pesangon 14,000 buruh, dengan
kerja 
> rata-rata 15 th.
> 
> 
> 
>
http://www.tempointeraktif.com/hg/ekbis/2007/07/26/brk,20070726-104394,id.html
> 
> Nike Tetap Tinggalkan Murdaya
> Kamis, 26 Juli 2007 | 00:33 WIB
> 
> TEMPO Interaktif, Jakarta:Manajemen perusahaan sepatu asal Amerika
Serikat 
> Nike Inc. bersikukuh untuk tidak memperpanjang kontrak jual beli
dengan PT 
> Naga Sakti Pharama Shoes Indonesia (Nasa) dan PT Hardaya Aneka Shoes 
> Indonesia (HASI) milik Siti Hartati Murdaya. Alasannya, tawaran untuk 
> memperpanjang kontrak dan menambah order ditolak pihak Hartati, maka
Nike 
> memilih untuk tidak melanjutkan negosiasi.
> 
> "Sejauh ini belum ada kesepakatan apa pun. Jadi sampai sekarang
posisi Nike 
> belum berubah, bahwa order hingga Desember ini," ujar Nike Coorporate 
> Responsibility Communications Director Erin Dobson kepada Tempo,
Rabu (25/7) 
> di Jakarta.
> 
> Sebelumnya, Nike telah memutuskan kontrak order pembuatan sepatu
pada 6 Juli 
> 2007. Hartati mengumumkan perihal itu kepada pekerjanya pada 10
Juli. Nike 
> memberikan tenggang waktu selama sembilan bulan dan hanya memberikan
order 
> 300 pasang.
> 
> Ketika dikonfirmasi tentang hasil pertemuan Nike dan Hartati
kemarin, Erin 
> membenarkan tidak ada jalan keluar. "Sebetulnya Nike sudah menawarkan 
> perpanjangan kontrak 12 bulan untuk HASI dan 24 bulan untuk Nasa, tapi 
> ditolak PT Central Cipta Murdaya (induk perusahaan HASI dan Nasa). Jadi 
> sebenarnya sudah ada good will dari Nike," katanya.
> 
> Namun begitu, ke depan, Nike memastikan tetap memiliki niat baik dan 
> berkomitmen dengan Indonesia. "Tapi further step (negosiasi
lanjutan) belum 
> tahu. Tergantung bagaimana pembicaraan ke depan," kata Erin. Dia
membenarkan 
> kantor Nike di Bursa Efek Jakarta sudah tutup sejak didemo puluhan ribu 
> buruh Hartati beberapa waktu lalu.
> 
> Pemilik Central Cipta Murdaya, Hartati Murdaya membantah negosiasi
dengan 
> Nike menemui jalan buntu. Dia mengaku, pertemuan kemarin dengan Nike 
> membuahkan hasil. Nike sepakat perpanjangan kontrak untuk ke dua
pabrik. 
> "Nike setuju untuk memperpanjang kontrak 12 bulan untuk HASI dan 24
bulan 
> untuk Nasa," ujarnya kepada Tempo Rabu (25/7).
> 
> Menurut dia, Nike bersedia menambah pesanan (order). Namun, kata
Hartati, 
> kedua kesepakatan (menambah order dan memperpanjang kontrak) belum
berupa 
> kesepakatan detail. "Pihak Nike pergi ke Amerika, dan anak buahnya
yang akan 
> melanjutkan (folow up)," tuturnya. Detail negosiasi, katanya akan
dirumuskan 
> dalam waktu empat hari.
> 
> Sumber Tempo mengatakan, negosiasi dilakukan di salah satu ruang di
Hotel 
> Ritz Carlton sejak pukul 10.00-16.00 pada Selasa (24/7). Namun,
negosiasi 
> tidak menghasilkan kesepakatan. Menurut dia, pada saat konsep
perjanjian 
> akan diteken pada pukul 15.00 perwakilan Nike dan Hartati Murdaya
bertemu 
> dengan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Muhammad Lutfi.
> 
> Menjelang penandatangan draf perjanjian, kata sumber itu, tiba-tiba
Nike 
> menolak menekannya. Alasannya, Nike tetap dipaksa membayar pesangon
14.000 
> buruh. "Padahal Nike sudah banyak mengalah, dengan menyampaikan
pihaknya 
> akan memperpanjang kontrak pembelian dengan dua perusahaan
masing-masinng 
> menjadi 12 dan 24 bulan," ujarnya kemarin. Pukul 16.00 rombongan Nike 
> langsung balik badan dan pulang ke Amerika Serikat.
> 
> Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia Bidang
Investasi Chris 
> Kanter menilai permintaan bos Central Cipta Murdaya kepada Nike Inc.
untuk 
> membayar pesangon buruhnya sangat tidak masuk akal. Sebab dalam kontrak 
> kedua perusahaan ini adalah jual beli, dan dalam praktek bisnisnya,
pembeli 
> tidak wajib untuk membayar pesangon. "Hartati mestinya tidak bisa lepas 
> tangan dari kewajiban membayar pesangon dan melimpahkannya ke Nike," 
> ujarnya.
> 
> Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Muhammad Lutfi membenarkan
negosiasi 
> kedua pihak tidak berhasil mencapai kesepakatan. "Tidak sepakat
kemarin, 
> tapi tidak tertutup kemungkinan besok atau masa yang akan datang
didapat 
> kesepakatan," ujarnya kepada Tempo Rabu (26/7).
> 
> Ditanya alasan penolakan Nike menandatangani perjanjian itu, Lutfi
mengaku 
> tidak tahu. "Kami (pemerintah) inginnya masalah ini cepat selesai, tapi 
> ternyata tidak langsung selesai. Tentunya saya tidak berhenti di sini," 
> katanya.
> 
> RR ARIYANI | YULIAWATI
>




[ppiindia] Re: Press Release HTI - Mewaspadai Gerakan Separatisme

2007-07-15 Terurut Topik Mohamad Ikhsan

HTI apa bukan tergolong "separatis" mau bikin negara Islam...? Hayo
waspadai diri sendiri...

Salam,


--- In ppiindia@yahoogroups.com, "Mudatsir" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> KANTOR JURUBICARA HIZBUT TAHRIR INDONESIA
> Nomor: 117/PU/E/07/07; Jakarta, 12 Juli 2007 M
> 
> PERNYATAAN HIZBUT TAHRIR INDONESIA
> TENTANG 
> 
> Mewaspadai Gerakan Separatisme
> 
> 
> 
> Gerakan separatisme tidak pernah mati. Bahkan akhir-akhir ini
menunjukkan tanda-tanda menguat kembali. Belum reda heboh tampilnya
penari cakalele yang mengibarkan bendera RMS di hadapan presiden SBY
dalam acara Peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) XIV di
Lapangan Merdeka, Ambon beberapa waktu lalu, disusul pengibaran
bendera Bintang Kejora (bendera OPM) dalam Konfrensi Besar Masyarakat
Adat Papua. Ribuan orang yang hadir sontak berteriak “Merdeka
…!”. Tak lama kemudian di Aceh muncul lagi bendera dan istilah GAM
(Gerakan Aceh Merdeka) sebagai nama dan bendera partai lokal di
Nangroe Aceh Darussalam (NAD). 
> 
> Apakah aksi-aksi tersebut murni sebagai aspirasi rakyat di sana atau
ada unsur provokasi, atau setidaknya dukungan dari luar, khususnya
dari negara-negara adidaya seperti AS? Untuk menjawabnya kiranya perlu
dirunut sejumlah rentetan peristiwa yang terjadi beberapa waktu
sebelumnya. 
> 
> Pada 16 Mei lalu selama 2 hari berkunjung ke NAD 17 Jendral AS yang
dipimpin oleh William L Nyland. Resminya, kunjungan itu dimaksudkan
untuk mencari masukan perkembangan situasi keamanan pasca perjanjian
damai (MoU) dan kemajuan rekonstruksi pasca bencana tsunami. 
> 
> Setelah itu, utusan khusus Sekjen PBB urusan HAM, Hina Jilani, juga
berkunjung ke Aceh dan Papua. Dia menyentil soal “pelanggaran HAM”
yang terjadi di kedua daerah, “Saya tunggu reaksi pemerintah
Indonesia selesaikan kasus-kasus HAM” (Media Indonesia, 15/6/07).
> 
> Tak lama kemudian sejumlah anggota Konggres AS, di antaranya Eni
Valeo Mavaega, Ketua Sub Komite untuk Wilayah Asia Asia Pasifik, yg
dikenal kritis tentang pelanggaran HAM di Papua. Dia juga yang selama
ini menolak pencabutan embargo militer terhadap Indonesia (Republika,
28/6/07). Soal Papua, dia tegas mengatakan, “Saya memang pernah
mengatakan, kalau pemerintah Indonesia tidak bisa memperlakukan Papua
secara layak, berikanlah kemerdekaan. Saya tdk mengingkarinya.”
(Jawa Pos, 5/7/07). 
> 
> Dari sejumlah rentetan peristiwa tersebut, nyatalah bahwa gerakan
Separatisme bukan hanya murni aspirasi rakyat di daerah itu, tapi juga
ada dorongan dan provokasi dari luar. Rentetan kunjungan di atas
membuktikan hal itu. Juga, tidak mungkin kalau hanya sekedar untuk
mencari informasi soal rekonstruksi pasca tsunami AS harus mengirimkan
17 jenderal militernya. Berdasarkan pengalaman sebelumnya, tiap kali
ada kunjungan pejabat pemerintah AS, pasti ada agenda tertentu yang
hendak mereka paksakan. Ketika Menlu AS Condoleeza Rice datang ke
Indonesia pada Maret 2006 Menhan AS Donald Rumsfeld pada Juni 2006,
keduanya sama-sama berupaya untuk menekan pemerintah Indonesia untuk
bergabung dalam Proliferation Security Initiative (PSI). Melalui PSI,
AS akan menjelma menjadi polisi yang paling berwenang untuk mengawasi
lautan yang berada dalam teritorial Indonesia. Padahal Indonesia
adalah negara kelautan. Kunjungan Rice tersebut juga terkait dengan
proses joint operating agreement (JOA) saat itu tentang pengelolaan
Blok Cepu. Maka bukan sebuah kebetulan kalau ternyata akhirnya
pemerintah menyerahkan pengelolaan Blok Cepu yang kaya minyak dan gas
itu kepada ExxonMobil. 
> 
> Disamping itu, tak dapat dipungkiri, bahwa salah satu akar penyebab
munculnya gerakan separatis di Indonesia seperti GAM di Aceh, RMS di
Maluku dan OPM di Papua lebih disebabkan oleh ketidakadilan ekonomi
yang dirasakan oleh rakyat di wilayah-wilayah tersebut. Aceh dan Papua
dikenal sebagai daerah yang memiliki kekayaan alam yang sangat
melimpah tapi penduduk di sana miskin. Karena itu, upaya menciptakan
kesejahteraan dan keadilan ekonomi bagi seluruh rakyat menjadi sangat
penting. 
> 
> Persoalannya, bagaimana caranya agar upaya tersebut dapat terwujud?
Bisakah kita berharap pada sistem ekonomi Kapitalis yang saat ini
diterapkan? Tidak, karena justru sistem ekonomi Kapitalis inilah yang
menjadi akar dari seluruh ketidakadilan ekonomi. Contohnya, kasus PT
Freeport di Papua. Sudah menjadi rahasia umum, bahwa Kontrak Karya
atau Contract of Work Area yang telah mengabaikan prinsip-prinsip
keadilan dan kesejahteraan bagi rakyat. PT FI pertama kali melakukan
penambangan pada bulan Desember 1967 pasca-Kontrak Karya I (KK I).
Kemudian pada 1986 ditemukan sumber penambangan baru di puncak gunung
rumput (Grasberg) yang kandungannya jauh lebih besar lagi. Kandungan
bahan tambang emas terbesar di dunia ini diketahui sekitar 2,16-2,5
miliar ton dan kandungan tembaga sebesar 22 juta ton lebih.
Diperkirakan dalam sehari diproduksi 185.000 s.d. 200.000 ton biji
emas/tembaga. Karena itu, PT FI berhasrat lagi untuk memperpanjang KK
I dan dibuatlah KK II pada Desember 199

[ppiindia] Re: Iklan Hidup Bebas Telah Merasuki TV Indonesia

2007-07-13 Terurut Topik Mohamad Ikhsan
Bukan hidup bebas, tapi hidup sehat. Kalau HIV merajarela, kasihan
juga yang suka poligami bukan?

Salam, 

--- In ppiindia@yahoogroups.com, "mangucup88" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Iklan Hidup Bebas Telah Merasuki TV Indonesia
> 
> http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=10&dn=20070706192507
> Oleh : Merza Gamal
> 
> KabarIndonesia - Sebelum masa reformasi, kondom dikenal sebagai 
> salah satu alat kontrasepsi dalam program Keluarga Berencana yang 
> dicanangkan pemerintah. Iklan kondom di media televisi dialkukan 
> dengan bahasa isyarat yang masih malu-malu. Namun di era ekonomi 
> baru saat itu telah terjadi perubahan signifikan dalam penampilan 
> iklan kondom. Jika dahulu digambarkan dengan seorang suami yang malu-
> malu menangih sesuatu pada sang istri sebagai pasangan resminya, 
> maka pada saat ini iklan kondom digambarkan tanpa malu-malu lagi.   
> 
> Sebuah iklan kondom di televisi menceritakan sekelompok laki-laki 
> muda mengendarai beberapa motor. Kelihatannya mereka akan bersenang-
> senang. Salah satu dari mereka mengajak untuk membeli antibiotik di 
> sebuah toko obat. Pelayan di toko obat bertanya, antibiotik itu 
> untuk apa? Para lelaki muda itu mejawab bersamaan : Supaya 
> terhindari dari HIV. Lalu si pelayan di toko obat mengatakan yang 
> bisa mencegah HIV bukan antibiotik tapi kondom. Dengan demikian 
> fungsi kondom bukan lagi sebagai alat kontrasepsi untuk sebuah 
> program Keluarga Berencana, namun sebagai sebuah alat penjaga 
> kesehatan. 
> 
> Arti yang lain, iklan tersebut tidak mempersoalkan hubungan seks 
> yang kemungkinan besar akan dilakukan para lelaki itu, dengan 
> pasangan resminya atau bukan. Iklan itu lebih mementingkan kesehatan 
> pelaku. Mencegah HIV yah dengan kondom bukan dengan antibiotik.
> 
> Memang itu iklan tersebut adalah sosialisasi dari pemakaian kondom 
> sebagai salah satu pencegah penularan HIV. Kalau kita menilik lebih 
> jauh, iklan tersebutkan memberi contoh kehidupan seks bebas. Tidak 
> berbeda dengan iklan kondom komersil, dimana diperlihatkan seorang 
> lelaki dan perempuan membeli kondom lebih dulu disebuah swalayan 
> berbeda  sebelum masuk di tempat semacam café/bar/diskotik. Kemudian 
> ketika bertemu, duduk berangkulan lalu berdiri meninggalkan tempat 
> tersebut sambil tetap berangkulan. Dan yang lebih mencengangkan lagi 
> sebuah iklan kondom yang menggambarkan remaja ABG yang akan "hang 
> out" dengan memakai helm sebagai simbol keamanan dan dibumbui dengan 
> kata-kata "cewek-cewek sukanya yang aman" kemudian diikuti dengan 
> penampilan kondom merk terkenal. 
> 
> Saya hanya bisa mengurut dada menyaksikan iklan-iklan tersebut yang 
> mengartikan bahwa media televisi sudah mensosialisaikan kehidupan 
> seks bebas di Indonesia. Dan yang lebih menyedihkan iklan-iklan 
> tersebut bisa muncul kapan saja, bukan pada jam tayang tengah malam. 
> 
> Saya punya anak-anak yang masih kecil-kecil dan sangat mudah meniru 
> hal-hal yang belum konsumsi mereka. Saya atau istri saya mungkin 
> bisa mematikan televisi jika sedang berada di rumah atau pada acara-
> acara jam dewasa. Tapi sehari itu ada 24 jam dan tidak setiap saat 
> kami bisa mengontrolnya. Dan jika anak dilarang sama sekali tidak 
> menonton TV, apakah itu sebuah tindakan yang bijak, sementara semua 
> teman sebayanya juga sedang senang-senangnya menonton TV???   
> 
> Apakah memang pada era ekonomi baru saat ini, kegiatan ekonomi harus 
> bebas nilai??? Apakah nilai kesehatan lebih tinggi dari nilai moral 
> (yang diajarkan oleh agama manapun) dalam menjual sebuah produk 
> ekonomi?? Mungkinkah saya harus seperti Ebiet G Ade untuk 
> menanyakan pada rumput yang bergoyang??? Sedangkan rumput pun sudah 
> sulit ditemukan saat ini.   
> 
> Penulis: MERZA GAMAL (Pengkaji Sosial Ekonomi Islami)
> 
> Blog:http://www.kuis-bola.blogspot.com/ 
> Email:  [EMAIL PROTECTED]
> Big News Today..!!! Let's see here:
> www.kabarindonesia.com
>




[ppiindia] European Commission Bans Indonesian Flights to EU

2007-06-28 Terurut Topik Mohamad Ikhsan
European Commission Bans Indonesian Flights to EU
Associated Press
June 28, 2007 7:50 a.m.

BRUSSELS -- All Indonesian airlines and several from Russia, Ukraine
and Angola will be banned from flying to the European Union due to
safety concerns, the European Commission said Thursday.

The existing ban on Pakistan International Airlines will be relaxed
to allow specific Boeing 747 and Airbus 310 aircraft to fly to
Europe, in addition to its already authorized Boeing 777 fleet, the
statement said. "Once more, the EU blacklist will prove to be an
essential tool not only to prevent unsafe airlines from flying to
Europe and to inform passengers traveling worldwide but also to make
sure that airlines and civil aviation authorities take appropriate
actions to improve safety," said Jacques Barrot, commission vice
president in charge of transport.

The EU statement said that all 51 airlines certified in Indonesia
would be blocked from flying to the European Union. Currently, no
airline from that country has scheduled flights to any European
destination; the national flag-carrier, Garuda, ceased serving
Amsterdam and Rome in 2005. Capt. Ari Sapari, director of operations
at Garuda, said that the European ban could affect the airline's
plans to resume services to Amsterdam in 2008.

The EU statement also said that TAAG Angola Airlines and Ukraine's
Volare Aviation would be added to the revised international
blacklist. The statement noted that Russia had decided to prohibit
all flights to the EU by four passenger airlines and had imposed
restrictions on six other operators. Before the latest announcement,
the EU had banned a total of 91 airlines -- including 74 from
Africa -- from entering its air space.

Indonesian airlines have been hit by a string of accidents this year,
leading the U.S. Federal Aviation Authority in April to downgrade the
country's rating from its lowest category. Both the FAA and the
International Civil Aviation Organization have warned that the
country's civil aviation procedures didn't meet international
standards. On New Year's Day an Indonesian jetliner plunged into the
sea from 33,000 feet, killing all 102 people on board. Weeks later,
another plane's fuselage split in half after a hard landing. And in
March, a Boeing 737 careened off a runway and burst into flames,
leaving 21 dead.

In Jakarta, Budhi Suyitno Mulyawan, Indonesia's top civil aviation
official at the Transport Ministry, said the European Commission
hadn't seen the country's latest data on airline safety. "We were
late in delivering the latest data to European Commission, but we
will bring the latest findings -- which show Indonesia's airlines are
getting better now -- to the meeting of the EC in October," he said.

Copyright (c) 2007 Associated Press




[ppiindia] Re: pengajian gabungan student + TKW di LN?

2007-06-28 Terurut Topik Mohamad Ikhsan
Emang ada bedanya? Apa bukannya student biasanya juga jadi TKW/I di LN?


--- In ppiindia@yahoogroups.com, indah nuritasari <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Mas Muchtarom,
> 
> di Philly pengajian "antar kelas" seperti ini bukan hal baru lagi.
Begitu juga di DC dan sekitarnya. Malah ada perkumpulan  namanya Kuli
Dollar yang rajin membuat pengajian, dan kadang gabung dengan pihak
Konjen New York City. Memang sih ada beberapa student yang sikap dan
gayanya "agak tinggi" tapi ya kalau ketinggian kan repot sendiri.
Lagipula yang kuli itu bukan berarti economic statusnya lebih rendah
lho, malah sering mereka ber-dollar lebih banyak dari yang student
atau profesional. Tanya saja sama Bung Ikra kalau tidak percaya.
> 
> salam,
> 
> Indah
> 
> imuchtarom <[EMAIL PROTECTED]> wrote:  
> 
>  Perkenankan saya kirim-salin perbincangan mengenai
>  tajuk yang menarik dari riung wicara PPI di Malaysia
>  mengenai gagasan membuat program Pengajian "gabungan"
>  antara "kasta" Mahasiswa dan "kasta" Pembantu (TKW)
>  di LN, seperti halnya di Malaysia.
>  
>  Mudah-mudahan bermanfaat, 
>  
>  wassalam,
>  
>  ---( ihsan hm )---
>  
>  Alhamdulillah,
>  
>  Gagasan yang di cetuskan rekan-rekan di Malaysia
>  insya Allah sangat mulia dan menurut pendapat saya
>  *-luar biasa cerdas-* :-), baik dari tinjauan IQ, EQ, 
>  maupun ESQ.
>  
>  Sayangnya, sepertinya kami para mahasiswa Indonesia
>  di Jerman mungkin tidak bisa meniru gagasan serupa,
>  karena memang secara struktur sosial maupun historis,
>  dalam masyarakat barat tidak lagi dikenal "kelas"
>  profesi yang setara dengan "kelas PRT" di negara kita.
>  Paling-paling ya pekerjaan semacam *-baby-sitter-* yg
>  tidak selalu dilakukan oleh orang berpendidikan rendah.
>  Para mahasiswa/wi pun kadang-kadang mau melakukan
>  pekerjaan semacam itu, jika memang dalam keadaan membutuhkan.
>  
>  Juga, karena sudah di tetapkannya standar upah minimum
>  ( semacam UMR ) di jerman, yang rasanya sekitar 8 euro per 
>  jam untuk hampir "semua" jenis pekerjaan yang tidak memerlukan
>  keahlian khusus, maka kami para mahasiswa yang seringkali
>  harus bekerja part-time semacam ini { yang seringkali melibatkan
>  pekerjaan "manual"/"kasar"/"kuli :)" } praktis tidak merasa
>  "kasta" nya lebih tinggi di banding para pekerja lainnya
>  yang latar belakang pendidikannya lebih rendah, yang mengerjakan
>  jenis pekerjaan yang sama. Mudah-mudahan kami, para mahasiswa
>  yang pernah merasakan melakukan pekerjan "kasar/nguli" di
>  Eropa bisa "menghayati" nilai-niai spiritualnya bahwa di mata
>  Tuhan, sebetulnya kedudukan semua manusia sama, tidak bergantung
>  pada warna darahnya: darah biru, darah merah, darah hijau,
>  maupun darah orange ... :)
>  
>  ***
>  
>  Khusus program "sapa-menyapa" atau "rangkul-merangkul" antara
>  sesama bangsa Indonesia perantauan ini pernah dilakukan oleh
>  sebagian kelompok pengajian di Jerman terhadap komunitas
>  Indonesia yang kadang di istilahkan sebagai "orang Orde Lama",
>  yaitu yang menetap di eropa sejak sebelum 1965, lalu tidak
>  bisa pulang kembali ke Indonesia karena alasan "politik" 
>  sejak pemerintahan orde baru. Kelihatannya baik para bapak-
>  bapak tersebut dan kami sama-sama gembira jika bisa berkumpul
>  dan duduk bersama dalam acara-2 silaturahmi semacam itu,
>  baik apakah pengajian, reuni/pertandinga olah raga maupun
>  halal bihalal.
>  
>  wassalam,
>  
>  - ihsan hm -
>  
>  --- In Said Fhazli Al-Idrus  wrote:
>  >
>  > Assalammualaikum wr, wb..
>  > 
>  > Salam sejahtera dan transparan selalu..
>  > 
>  > Ide yang sangat bagus dan cemerlang,,,perlu di tindak 
>  > lanjuti dengan kadar segera..
>  > 
>  > Kalau boleh usul juga...jangan hanya pengajian saja, akan 
>  > tetapi lebih baik juga kalau diikuti dengan pemberian 
>  > pelatihan ketrampilan,,terutamanya dalam hal keterampilan 
>  > Rumah Tangga. Saya yakin,,ide dari Bapak Ahmad Sahidah 
>  > dan Bapak Munir Hidayat ini akan mendapat respon POSITIF 
>  > dari kawan-kawan PPIM lainnya,,dan saya secara pribadi 
>  > sangat sangat mendukung ide ini. Semoga amal ibadah bapak 
>  > dan teman-teman PPI laiinnya mendapatkan ganjaran yang 
>  > setimpal dari ALLAH SWT,,Amin..
>  > 
>  > Wassalam,,
>  > 
>  > 
>  > Said Fhazli
>  > FST-UKM
>  > 
>  > munir hidayat  wrote:
>  >
>  > Assalamualaikum, 
>  > 
>  > Usulan yang disampaikan pak ahmad sahidah ini sungguh 
>  > sangat relevan buat kita lakukan di Malaysia ini. Selain 
>  > tak begitu menyita waktu belajar kita disini, kita juga 
>  > dapat menambah ilmu kita sendiri dengan mengadakan 
>  > pengajian2 untuk para pekerja disini. 
>  >
>  > FYI, Alhamdulillah kita dari PPI-UTP sudah mencoba 
>  > untuk mendekati saudara2 kita para pekerja melalui 
>  > pengajian ini sejak tahun yang lal

[ppiindia] Re: [mediacare] Ruhut Sitompul: Nyawa Marinir Terancam

2007-06-05 Terurut Topik Mohamad Ikhsan
Bagi yang dari Jawa Timur tentu paham, bahwa orang Madura itu terkenal
hormat/takut sama tentara. Ada banyak joke-joke tentang ini. Jadi
agaknya jauh kemungkinan mereka "menyerang" duluan sekelompok marinir,
apalagi yang bersenjata lengkap..

PS:
Pasuruan sebagaimana daerah tapal kuda lainnya di Jawa Timur
(Probolinggo, Jember, Situbondo...)banyak didiami keturunan Madura. 

 
> Pada tanggal 05/06/07, [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]>
> menulis:
> >
> >   Saya sepakat dengan pendapat ini. Saya tidak percaya Marinir
menembak
> > rakyat
> > sendiri yang "hanya berdemonstrasi". Jaman tentara dapat menembak atau
> > menculik seenaknya sudah lewat dan treck record Marinir ke arah
itu tidak
> > ada. Bahkan dalam demo menjelang kejatuhan Suharto, Marinir lebih
disukai
> > rakyat.
> > KM
> >
> > ---Original Message---
> >
> > From: Yap Hong Gie
> > Date: 05-06-2007 16:21:02
> > To: Post Hankam; Post IndoUsaMil; Post KIAD; Post Marinir TNI-AL; Post
> > Mediacare
> > Cc: Post Nasional; Post PPIIndia; Post T-net; Post Wahana-News; Post
> > X-PPI-Eropa77-87
> > Subject: [mediacare] Ruhut Sitompul: Nyawa Marinir Terancam
> >
> > http://batampos.co.id/index
> > php?option=com_content&task=view&id=22718&Itemid=97
> >
> > Ruhut Sitompul: Nyawa Marinir Terancam
> > Senin, 04 Juni 2007
> > DPR Siap Cecar Panglima TNI
> >
> > JAKARTA (BP) - Ruhut Sitompul, pengacara 13 marinir tersangka
penembakan
> > di
> > Grati, Pasuruan menyesalkan pernyataan Komnas HAM dan anggota DPR.
Bagi
> > pengacara yang juga kolektor mobil Ferarri itu, berbagai komentar itu
> > tidak
> > didasarkan fakta riil yang terjadi di lapangan.
> >
> > ''Sangat disesalkan, begitu banyak ucapan yang ngawur dan malah
> > memprovokasi
> > suasana," ujarnya saat dihubungi kemarin. Ruhut masih bolak-balik
> > Jakarta-Surabaya untuk mendampingi kliennya yang
> > sekarang ditahan di ruang isolasi khusus Polisi Militer AL Surabaya.
> >
> > Alumni Fakultas Hukum Universitas Padjajaran itu telah mendengar
> > keterangan
> > 13 marinir di bawah sumpah. "Itu pure defense, murni bertahan,
tembakan
> > dilepas karena nyawa mereka sudah benar-benar terancam," katanya.
> > Buktinya, marinir juga mengalami luka-luka bacokan akibat serangan
clurit.
> >
> > ''Saya sangat kecewa dengan Garuda Nusantara (Ketua Komnas HAM,
red), dia
> > sudah saya pertemukan langsung dengan klien saya dan melihat sendiri
> > luka-lukanya tapi malah menyampaikan komentar yang memutar balikkan
> > fakta,"
> > kata Ruhut. Pengacara yang rambutnya dikuncir itu menilai
pernyataan ada
> > pelanggaran HAM serius dalam kasus di Pasuruan itu terlalu dini.
> >
> > ''Kami khawatir ada upaya yang sistematis dari pihak-pihak yang tidak
> > bertanggung jawab dan tidak suka dengan komitmen panglima TNI untuk
> > mengusut
> > kasus ini dalam koridor hukum dan bukan dalam ranah politis," kata
> > pengacara
> > kelahiran Medan, 24 Maret 1954 itu.
> >
> > Bukti lain ada penunggang gelap (free rider) dalam kasus itu adalah
> > pemblokiran jalan Surabaya - Banyuwangi yang diduga diprovokasi oleh
> > kelompok kepentingan tertentu.
> > "Sebaiknya hormati asas praduga tak bersalah, tempatkan kasus ini
dalam
> > kacamata hukum," katanya.
> >
> > Lantas bagaimana sebenarnya versi Marinir ?
> > Menurut Ruhut, berdasar keterangan kliennya, mereka tidak berniat
untuk
> > menyerang warga.
> >
> > "Mereka patroli biasa saja, tapi dihadang oleh massa bersenjata
tajam,"
> > ujarnya.
> > Pimpinan tim patroli sempat bernegosiasi dengan warga, namun dibalas
> > dengan
> > lemparan batu.
> >
> > "Ada beberapa orang yang menggunakan bahasa dialek etnis tertentu
> > memprovokasi warga untuk menyerang,"
> > katanya. Menurut Ruhut, saat itu kentongan dan peluit dibunyikan
sebagai
> > tanda untuk menyerang patroli marinir.
> >
> > Orang-orang itu diduga adalah warga baru yang datang ke desa Alas
Tlogo,
> > Grati, Pasuruan. "Mereka pelarian dari konflik etnis di Kalimantan,"
> > katanya.
> > Warga yang sudah lama menetap di tempat itu sebenarnya tidak ada
masalah
> > dengan marinir. "Mereka dikipas-kipasi," katanya.
> >
> > Mantan Ferrari's Owner Club Indonesia itu menjelaskan, setelah ada
komando
> >
> > sistematis dari warga untuk menyerang, marinir mundur ke belakang.
> > "Ada satu orang klien kami yang faham dengan bahasa etnis itu, dia
> > mengingatkan teman-temannya bahwa warga mengancam membunuh dan
> > menjelek-jelekkan marinir," ujarnya.
> >
> > Kesaksian Ruhut itu jelas berbeda 180 derajat dengan apa yang
disampaikan
> > warga. Versi penduduk, marinir melakukan penembakan membabi buta
kepada
> > rakyat yang akan pergi ke ladang singkong. Lantas mana yang benar?
> >
> > Pakar Kriminologi Universitas Indonesia Erlangga Masdiana
mengusulkan agar
> >
> > dilakukan tes kebohongan dengan perangkat lie detector yang
dimiliki oleh
> > Mabes TNI dan Polri. "Nanti akan terungkap siapa yang sebenarnya
memainkan
> >
> > suasana," katanya.
> >
> > Erlangga menambahkan, Polisi Militer TNI AL juga bisa melacak melalui
> > sera

[ppiindia] Re: Indonesia Sudah Lebih Mampu Hadapi Krisis

2007-05-12 Terurut Topik Mohamad Ikhsan
Lebih tepatnya bukan Indonesia yang sudah mampu hadapi krisis. Tapi
investornya yang lebih pintar, dan tidak akan mendiskon faktor resiko
begitu saja di Indonesia.

Jadi benarkah krisis, krisis apa?


--- In ppiindia@yahoogroups.com, "Sandy Dwiyono" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Demi stabilitas ekonomi jangka panjang, cadangan devisa dan emas
perlu terus
> diperkuat tak terbatas.
> =
> 
> *http://www.media-indonesia.com/* 
> **
> **
> *Indonesia Sudah Lebih Mampu Hadapi Krisis*
> 
> *Penulis: Raja Suhud*
> 
> *JAKARTA--MIOL*: Kondisi perekonomian Indonesia saat ini dinilai
sudah lebih
> mampu menghadapi krisisis. Hal itu diungkapkan Gubernur Bank
Indonesia (BI)
> Burhanuddin Abdullah di Jakarta, Jumat (11/5).
> 
> Menurutnya BI dan pemerintah sudah memiliki mekanisme penyelamatan
melalui
> skema Financial Safety Net (FSN). Sementara dicakupan regional telah ada
> mekanisme Bilateral Swap Agreement (BSA).
> 
> "Secara institusi, perekonoian kita saya kira sudah lebih tahan
dibandingkan
> dengan waktu yang lalu. Kalaupun nanti ada gejolak pembalikan tidak akan
> mengganggu institusi yang ada, misalnya perbankan," kata Burhanuddin
seusai
> Breakfast Meeting dengan jajaran menteri perekonmian.
> 
> Bahkan dalam penilaian yang dilakukan BI beberapa waktu lalu,
terlihat bahwa
> perekonomian sedang menunjukan optimisme meningkat. BI telah
meningkatkan
> perkiraan pertumbuhan ekonomi pada triwulan II tahun ini dari 5,9%
menjadi
> 6%. Dan hal itu telah dikoordinasikan dengan pemerintah.
> 
> "Jadi kelihatannya kami semua (BI dan pemerintah) sependapat bahwa jauh
> sekali dari pikiran adanya krisis," ujarnya.
> 
> Sementara itu Menko Perekonomian Boediono mengatakan bahwa potensi
krisis di
> Asia memang ada. Namun krisis itu diperkirakan tidak akan menimpa
Indonesia.
> 
> "Saat ini saya tidak melihat ada semacam ancaman bagi Indonesia secara
> ekonomi. Secara fundamental, perekonomian kita kuat dan bagus," jelas
> Boediono.
> 
> Hal ini didukung oleh ekspor dan impor Indonesia yang terus
meningkat, angka
> persetujuan investasi oleh BKPM terus naik, dan terjaganya
stabilitas harga.
> 
> Mengenai likuiditas yang cukup besar masuk ke Indonesia, Burhanuddin
> menjelaskan bahwa hal itu dikarenakan terjadinya perlambatan ekonomi di
> negara maju. "Ada sejumlah uang yang begitu besar sehingga aliran
likuiditas
> begitu banyak yang mencari tempat dan akhirnya masuk ke Indonesia.
Indonesia
> hanya salah satu negara yang dimasuki liquidity itu," ungkapnya.
> 
> Likuiditas tersebut, menurut Burhanuddin, tidak masuk ke sejumlah negara
> yang dipandang investor asing kurang baik. Ia menyebut Turki sebagai
salah
> satu negara yang dilewati para investor global karena situasi
politik yang
> tidak kondusif.(Uud/Sha/OL-06)
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>




[ppiindia] Re: Kebijakan Thailand Yg Islami - Deposito Tanpa Bunga

2006-12-19 Terurut Topik Mohamad Ikhsan
Mas Arcon itu bukan karena deposito tanpa bunganya, tapi karena
kebijakan kontrol devisa yang diterapkan. Akibat adanya pelemahan mata
uang yang pada gilirannya disebabkan semakin rendahnya kepercayaan
investor terhadap ekonomi dan junta militer yang berkuasa. 

Jadi tidak ada hubungannya whatsoever dengan ekonomi yang Islami.

Saya pesimis langkah yang tergolong kontroversial ini bisa jadi terapi
di sana. Tapi kita wait and see saja. 

Saya pikir semua pengambil kebijakan dan pengamat ekonomi Indonesia
juga sedang menatap tajam-tajam apa yang terjadi disana. Ini satu
preseden yang bisa jadi pelajaran, atau bila tidak diwaspadai juga
bisa jadi musibah.

Salam, 



--- In ppiindia@yahoogroups.com, "Ari Condro" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Hebat Thailand bikin kebijakan deposito tanpa bunga
> 
> pasar modal langsung ambruk
> dan pasar modal di indonesia ikut ambruk ...
> padahal thailand kan bersikap islami :D
> 
> gimana nih, aturan Islami diterapkan,
> kok ekonomi malah gunjang ganjing.
> Ya Allah, tunjukkanlah kuasa-Mu 
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>




[ppiindia] Re: Studi Poligami

2006-12-17 Terurut Topik Mohamad Ikhsan
--- In ppiindia@yahoogroups.com, "RM Danardono HADINOTO"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
.

Pak Danar, 

argumen di bawah bukan hanya begajulan tapi juga salah kaprah. Banyak
studi dari Afrika (beberapanya saya posting di bawah) menunjukan bahwa
kenyataan yang ada justru sebaliknya. Poligami bukan substitute, tapi
adalah komplemen dari zinah. Mereka yang berpoligami biasanya juga
adalah penzinah. Sehingga tidak heran bila HIV/AIDs lebi tinggi
tingkat penyebarannya di daerah jamak poligami.

Salam,



> 
> Membela polygami dengan kalimat "lha lebih baik daripada gay, ke 
> pelacur, selingkuh", dsb, adalah argument begajulan yang tak layak 
> dianggap serious. 
> 
> Salam
> 
> Danardono 
> 


Nyindo, M. (2005). "Complementary factors contributing to the rapid
spread of HIV-I
in sub-Saharan Africa: a review." East African Medical Journal 82(1):
40-6.
OBJECTIVE: To examine and establish complementary factors that contribute
to the alarmingly high prevalence of HIV-1 in sub-Saharan Africa (SSA) in
order to create awareness and suggest possible measures to avert the
spread
of the pandemic. DATA SOURCES: Review of literature via Medline, the
Internet, articles in refereed journals, and un-refereed features from
the East
Africa media houses and personal communications. DATA SELECTION: Most
published data from 1981 to September 2004 found to have revealed an
impact on the spread of HIV-1 in SSA were included in the review.
Therefore,
all selected articles were read and critically evaluated. Where
possible the
number of citations articles which had been received were sought to
established the degree of impact. DATA EXTRACTION: Abstracts of all
articles identified were accessed, read and analysed to determined
possible
relevance to the spread of HIV-1. When relevance was established from the
abstract the entire paper was read and important points were included
in the
review. DATA SYNTHESIS: A matrix was drawn to include all subtitles ( e.g.
polygamy, circumcision, poverty, etc). Below each subtitle all
published works
were included and prioritised. Published works that were found to have
impact
were included in the review. Finally a percent composite picture of
all factors
was drawn in an attempt to prioritise the factors, not withstanding
the fact that
most factors are interrelated and complementary. CONCLUSIONS: There are
many reasons why the spread of HIV-1 in SSA has not been declining over
the years. Main risk factors for HIV-1 infection and AIDS disease in
SSA were
found to include poverty, famine, low status of women in society,
corruption,
naive risk taking perception, resistance to sexual behaviour change, high
prevalence of sexually transmitted infections (STI), internal
conflicts and
refugee status, antiquated beliefs, lack of recreational facilities,
ignorance of
individual's HIV status, child and adult prostitution, uncertainty of
safety of
blood intended for transfusion, widow inheritance, circumcision,
illiteracy and
female genital cutting and polygamy. It is suggested that control
programmes
both local and donor-driven seeking to mitigate the spread of HIV-1 in SSA
should take into account the apparent multiplicity of sub-Saharan African
cultures and beliefs, some of which augment the spread of HIV-1.
D
ada-Adegbola, H. O. (2004). "Socio-cultural factors affecting the
spread of
HIV/AIDS in Africa: a case study." African Journal of Medicine &
Medical Sciences
33(2): 179-82.
There is a disproportionate share of AIDS cases over the years in
Africa. This
has occurred in racial and ethnic minority populations, a finding
likely related
to social, economic and cultural factors. Certain socio-cultural and
religious
practices such as polygamy and giving a daughter away in marriage without
considering the social life of the man are likely contributory factors
to the
higher prevalence of HIV/AIDS in women in this part of the world . This is
illustrated with a case of Mr. M. S. who married two wives within four
months
interval, having lived a promiscuous life before marriage. One of the
wives
was a virgin at the time of marriage. Neither of wives had any symptoms
suggestive of STD or HIV before marriage, however, the three of them
tested
positive to HIV-1 following a visit to the special treatment clinic.
He had genital
herpes and his two wives also had vulvovaginal candidiasis, genital herpes
and condyloma accuminata (genital warts). The husband would not want his
HIV status declared to the wives. There is therefore a need to enact
law on
pre-marriage HIV screening for intending couples. Couple Pre-and post-test
counseling must be encouraged and promoted. In addition, women should be
empowered to negotiate safer sex.


Receveur, M. C., X. Coulaud, et al. (2003). "Prevalence du VIH a
Mayotte." Bulletin
de la Societe de Pathologie Exotique 96(3): 238-40.
Mayotte is a little French island, located in the Indian ocean, between
Madagascar and Mozambic. Officially, the population goes up to 150,000
inhabitants, but in fact

[ppiindia] Re: Antara Kemiskinan, Radikalisme, dan Surga

2006-12-09 Terurut Topik Mohamad Ikhsan
Artikel yang sangat bagus Pak Danar. Saya sih optimis radikalisme,
baik dalam bentuk yang pling kasar ala terorisme maupun soft radikal,
di Indonesia ke depan akan jauh berkurang. 

Kuncinya ada dua. Nomer satu tetap di pendidikan, dimana saya pikir
pers kita yang sangat dinamis perlu diacungkan jempol. Namun itu saja
tidak cukup. Kita tetap perlu kunci kedua: perbaikan ekonomi. Yang ini
juga perlahan sudak agak lumayan, walau ada banyak sisi yang bisa
diperbaiki. 

Semakin cepat perbaikan ekonomi saya pikir semakin bagus. Pendidikan
tanpa ada perbaikan ekonomi tetap saja dilematis. Sebab semakin banyak
penganggur dan sulit ekonomi, semakin laku teori konspirasi dan model2
pemikiran sesat ala Nizami atau Mbak Aris.

Salam, 


--- In ppiindia@yahoogroups.com, "RM Danardono HADINOTO"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> 
> Antara Kemiskinan, Radikalisme, dan Surga 
> 
> 
> Maruli Tobing
> 
> Apakah kemiskinan terkait erat dengan radikalisme kelompok berbasis 
> agama? 
> 
> Kalangan intelektual kampus umumnya berpendapat demikian. Maka, 
> solusinya adalah meningkatkan kesejahteraan rakyat. Sebaliknya, 
> selama kemiskinan masih melekat dalam irama kehidupan rakyat, 
> radikalisme akan beranak-pinak. Mereka kemudian menghubungkannya 
> dengan aksi kelompok teroris di Indonesia. 
> 
> Akan tetapi, Prof Haim Harari, teoretikus fisika dan Ketua Davidson 
> Institution of Science Education, meragukan hal tersebut. Bom bunuh 
> diri, misalnya, tidak dikenal di negara-negara miskin di Afrika, yang 
> mayoritas penduduknya beragama Islam (A View from the Eye of the 
> Storm, 2004). 
> 
> Jauh sebelum tegaknya Republik Indonesia, kemiskinan sudah menjalar 
> di pelosok pedesaan Pulau Jawa. Pemberontakan petani maupun Pangeran 
> Diponegoro bukanlah akibat kemiskinan, melainkan bentuk penolakan 
> terhadap kebijakan kolonial. 
> 
> Ralph Dahrendorf, pelopor sosiologi konflik, menjelaskan radikalisme 
> dengan mengacu pada pemikiran Karl Marx. Di setiap pergantian zaman, 
> radikalisme selalu dimotori oleh kelompok yang kondisi ekonominya 
> relatif lebih baik. 
> 
> Kelompok ini merasa dipinggirkan dalam proses perubahan yang sedang 
> berlangsung. Muncul kekecewaan bercampur kebencian kepada rezim yang 
> berkuasa, yang dianggap memblokir peluang mobilitas sosial mereka. 
> 
> Dalam hal ini kesenjangan antara harapan dan kenyataan merupakan 
> bahan bakar radikalisme. Dahrendorf berpendapat, kelompok miskin 
> cenderung apatis (The Politics of Frustration, Oktober 2005). Lantas, 
> apakah memang demikian? 
> 
> Hasil penelitian Dr Marc Sageman, psikiater forensik AS, sangat 
> membantu menjelaskan hal tersebut. Sageman mengambil sampel biografi 
> 400 anggota Al Qaeda maupun jaringannya. Hasilnya dituangkan dalam 
> buku Understanding Terror Networks (2004). 
> 
> Pakistan 
> 
> Menariknya, Marc Sagemen adalah mantan anggota CIA yang bertugas di 
> Pakistan tahun 1980-an. Pada waktu itu, Pakistan disiapkan sebagai 
> pangkalan utama CIA dalam mempersenjatai Mujahidin melawan tentara 
> pendudukan Uni Soviet di Afganistan. Dengan sendirinya, Marc Sageman 
> tidak asing dengan dunia Mujahidin. 
> 
> Biografi yang dikumpulkan Marc Sageman sebagian besar warga asal 
> Arab, komunitas imigran di Eropa Barat, dan warga Indonesia di 
> Malaysia. Mereka ternyata bukan berasal dari negara termiskin. Lebih 
> mengejutkan lagi, tidak satu pun di antara 400 sampel yang berasal 
> dari Afganistan, salah satu negara termiskin di dunia. 
> 
> Dalam kaitannya dengan latar belakang sosial-ekonomi, tiga perempat 
> berasal dari keluarga kelas atas dan menengah. Mereka lahir dan 
> dibesarkan dalam keluarga yang rukun, penuh perhatian terhadap anak, 
> taat beragama, dan menaruh perhatian terhadap masalah kemasyarakatan. 
> 
> Sekitar 60 persen sampel pernah menjadi mahasiswa. Padahal, di negara 
> asal imigran tersebut tidak semua orang berkesempatan masuk perguruan 
> tinggi. Umumnya mereka bergabung dengan organisasi teroris pada usia 
> rata-rata 26 tahun. Tiga perempat sudah menikah dan sangat 
> bertanggung jawab kepada keluarga. 
> 
> Dari keseluruhan sampel, tidak ditemukan indikasi 
> mengalami "pencucian otak" oleh keluarga maupun pendidikan. Sekitar 
> 50 persen di antara mereka sejak kecil sudah menekuni agama. Hanya 13 
> persen dari sampel, yang hampir semua berasal dari Asia Tenggara, 
> mengikuti pendidikan di pondok pesantren. 
> 
> Hal menarik lainnya, 70 persen di antara mereka bergabung dalam jihad 
> global ketika di perantauan. Sekitar 10 persen lagi adalah imigran 
> baru Arab Magrib di Eropa. Dengan demikian, lebih kurang 80 persen 
> terasing di negeri rantau, terputus dari ikatan sosial budaya asli, 
> dan jauh dari sanak keluarga. 
> 
> Di tengah suasana demikian, masjid merupakan tempat para imigran 
> untuk bertemu sesama perantau. Bertukar pikiran mengenai berbagai 
> masalah dan membangun solidaritas. Sekitar 68 persen sampel bergabung 
> dengan organisasi teroris melalui hubungan sosial maupun keluarga, 
> ya

[ppiindia] Re: Antara Kemiskinan, Radikalisme, dan Surga

2006-12-09 Terurut Topik Mohamad Ikhsan
Artikel yang sangat bagus Pak Danar. Saya sih optimis radikalisme,
baik dalam bentuk yang pling kasar ala terorisme maupun soft radikal,
di Indonesia ke depan akan jauh berkurang. 

Kuncinya ada dua. Nomer satu tetap di pendidikan, dimana saya pikir
pers kita yang sangat dinamis perlu diacungkan jempol. Namun itu saja
tidak cukup. Kita tetap perlu kunci kedua: perbaikan ekonomi. Yang ini
juga perlahan sudak agak lumayan, walau ada banyak sisi yang bisa
diperbaiki. 

Semakin cepat perbaikan ekonomi saya pikir semakin bagus. Pendidikan
tanpa ada perbaikan ekonomi tetap saja dilematis. Sebab semakin banyak
penganggur dan sulit ekonomi, semakin laku teori konspirasi dan model2
pemikiran sesat ala Nizami atau Mbak Aris.

Salam, 


--- In ppiindia@yahoogroups.com, "RM Danardono HADINOTO"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> 
> Antara Kemiskinan, Radikalisme, dan Surga 
> 
> 
> Maruli Tobing
> 
> Apakah kemiskinan terkait erat dengan radikalisme kelompok berbasis 
> agama? 
> 
> Kalangan intelektual kampus umumnya berpendapat demikian. Maka, 
> solusinya adalah meningkatkan kesejahteraan rakyat. Sebaliknya, 
> selama kemiskinan masih melekat dalam irama kehidupan rakyat, 
> radikalisme akan beranak-pinak. Mereka kemudian menghubungkannya 
> dengan aksi kelompok teroris di Indonesia. 
> 
> Akan tetapi, Prof Haim Harari, teoretikus fisika dan Ketua Davidson 
> Institution of Science Education, meragukan hal tersebut. Bom bunuh 
> diri, misalnya, tidak dikenal di negara-negara miskin di Afrika, yang 
> mayoritas penduduknya beragama Islam (A View from the Eye of the 
> Storm, 2004). 
> 
> Jauh sebelum tegaknya Republik Indonesia, kemiskinan sudah menjalar 
> di pelosok pedesaan Pulau Jawa. Pemberontakan petani maupun Pangeran 
> Diponegoro bukanlah akibat kemiskinan, melainkan bentuk penolakan 
> terhadap kebijakan kolonial. 
> 
> Ralph Dahrendorf, pelopor sosiologi konflik, menjelaskan radikalisme 
> dengan mengacu pada pemikiran Karl Marx. Di setiap pergantian zaman, 
> radikalisme selalu dimotori oleh kelompok yang kondisi ekonominya 
> relatif lebih baik. 
> 
> Kelompok ini merasa dipinggirkan dalam proses perubahan yang sedang 
> berlangsung. Muncul kekecewaan bercampur kebencian kepada rezim yang 
> berkuasa, yang dianggap memblokir peluang mobilitas sosial mereka. 
> 
> Dalam hal ini kesenjangan antara harapan dan kenyataan merupakan 
> bahan bakar radikalisme. Dahrendorf berpendapat, kelompok miskin 
> cenderung apatis (The Politics of Frustration, Oktober 2005). Lantas, 
> apakah memang demikian? 
> 
> Hasil penelitian Dr Marc Sageman, psikiater forensik AS, sangat 
> membantu menjelaskan hal tersebut. Sageman mengambil sampel biografi 
> 400 anggota Al Qaeda maupun jaringannya. Hasilnya dituangkan dalam 
> buku Understanding Terror Networks (2004). 
> 
> Pakistan 
> 
> Menariknya, Marc Sagemen adalah mantan anggota CIA yang bertugas di 
> Pakistan tahun 1980-an. Pada waktu itu, Pakistan disiapkan sebagai 
> pangkalan utama CIA dalam mempersenjatai Mujahidin melawan tentara 
> pendudukan Uni Soviet di Afganistan. Dengan sendirinya, Marc Sageman 
> tidak asing dengan dunia Mujahidin. 
> 
> Biografi yang dikumpulkan Marc Sageman sebagian besar warga asal 
> Arab, komunitas imigran di Eropa Barat, dan warga Indonesia di 
> Malaysia. Mereka ternyata bukan berasal dari negara termiskin. Lebih 
> mengejutkan lagi, tidak satu pun di antara 400 sampel yang berasal 
> dari Afganistan, salah satu negara termiskin di dunia. 
> 
> Dalam kaitannya dengan latar belakang sosial-ekonomi, tiga perempat 
> berasal dari keluarga kelas atas dan menengah. Mereka lahir dan 
> dibesarkan dalam keluarga yang rukun, penuh perhatian terhadap anak, 
> taat beragama, dan menaruh perhatian terhadap masalah kemasyarakatan. 
> 
> Sekitar 60 persen sampel pernah menjadi mahasiswa. Padahal, di negara 
> asal imigran tersebut tidak semua orang berkesempatan masuk perguruan 
> tinggi. Umumnya mereka bergabung dengan organisasi teroris pada usia 
> rata-rata 26 tahun. Tiga perempat sudah menikah dan sangat 
> bertanggung jawab kepada keluarga. 
> 
> Dari keseluruhan sampel, tidak ditemukan indikasi 
> mengalami "pencucian otak" oleh keluarga maupun pendidikan. Sekitar 
> 50 persen di antara mereka sejak kecil sudah menekuni agama. Hanya 13 
> persen dari sampel, yang hampir semua berasal dari Asia Tenggara, 
> mengikuti pendidikan di pondok pesantren. 
> 
> Hal menarik lainnya, 70 persen di antara mereka bergabung dalam jihad 
> global ketika di perantauan. Sekitar 10 persen lagi adalah imigran 
> baru Arab Magrib di Eropa. Dengan demikian, lebih kurang 80 persen 
> terasing di negeri rantau, terputus dari ikatan sosial budaya asli, 
> dan jauh dari sanak keluarga. 
> 
> Di tengah suasana demikian, masjid merupakan tempat para imigran 
> untuk bertemu sesama perantau. Bertukar pikiran mengenai berbagai 
> masalah dan membangun solidaritas. Sekitar 68 persen sampel bergabung 
> dengan organisasi teroris melalui hubungan sosial maupun keluarga, 
> ya

[ppiindia] Re: ... maka poligami itu pun diperbolehkan!

2006-12-09 Terurut Topik Mohamad Ikhsan
Mbak Aris, 

Saya sarankan nikah dulu deh, baru ngomong masalah poligami.

Salam


--- In ppiindia@yahoogroups.com, aris solikhah <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> 
> Mas Ikra,
> Mas silakan saja memilih monogami, namun mas tak bisa mengatakan
poligami dilarang. Saya pernah mengurai waktu dulu mas Dede menanggapi
yang hal sama, kasus Ali dan Fatimah adalah kasus pengkhususan. MAs
ada baiknya kita merunut urutan kisah tersebut. Kenapa Rasul tidak
rela Ali mempoligami Fatimah. Karena Fatimah adalah orang yang ia
cintai dan ia tak rela dia disandingkan dengan calon istri kedua Ali
yakni putri Abu Sufyan (musuh umat ISlam dahulu).
> 
> Itu pengkhususan, setelah Fatimah meninggal Ali pun berpoligami.
Saya hanya ingin menempatkan hukum poligami secara proporsional, Abu
Bakar, Umar, Ustman dll sudah biasa berpoligami (menikahi sitri
sahabatnya).
> 
> Imam Syafi'i, Hambali, Maliki, Hanafi, juga melakukan poligami
artinya tidak ada satu pun mahzab  yang melarang poligami.
> 
> Adil? saya ingin sedikit bertanya apa sih adil itu? Kalau ada
pemimpin negara disebut adil itu seperti apa? Apakah dia harus
mencintai seluruh rakyatnya sama rata atau sebatas keadilan yang bisa
diindera. Misalnya keadilan distribusi kebutuhan rakyatnya terkait ?
Kalau masalah cinta? adakah neraca cinta yang bisa mengukur berapa
kadar berat cinta di hati seseorang?
> 
> Maka yang disebut adil menurut saya, adalah sesuatu yang sifatnya
tepat sesuai porsinya misalnya adalah kebutuhan nafkah pangan, papan,
sandang dll termasuk kebutuhan biologis bisa diatur berdasarkan
kesepakatan semua istri dan suami. Ini juga sudah dicontohkan Rasul
dan sahabatnya.
> 
> 
> 
> 
> 
> Ikranagara <[EMAIL PROTECTED]> wrote: 
POLIGAMI ITU DILARANG. Nabi Muhammad SAW sendiri pernah melarangnya,
>  ketika Ali (menantunya) menyatakan akan kawin lagi dengan seorang
>  wanita. 
>  
>  Kenapa? 
>  
>  Karena Ali haruslah berlaku adil terhadap isterinya.
>  
>  Bagaimana berlaku adil terhadap isterinya itu? 
>  
>  Mintalah izin kepada isterinya!
>   
>  Dan ternyata isterinya yang puteri Nabi Muhammad itu menyatakan
>  tidak setuju Ali kawin lagi, karena itu akan menyakiti hatinya. Hal 
>  ini dinyatakan isteri Ali di hadapan Nabi.
>  
>  Nah, karena itulah NABI MUHAMMAD SAW MELARANG ALI MELAKUKAN POLIGAMI!
>  
>  Jadi kata kuncinya adalah "adil" yang merupakan lawan kata "zalim," 
>  bukan? Ini tercantum di dalam Al Qur'an. Bagaimana mempraktikkannya? 
>  Nabi Muhammad SAW telah memberikan contoh dalam kasus rencana Ali 
>  hendak melakukan poligami. Dan masalah ini dijadikan tema bahasan 
>  dalam salah satu khutbah Jum'at Nabi Muhammad SAW, yang menekankan 
>  kepada setuju dan tidak setujunya sang isteri adalah sebagai syarat 
>  mutlak apakah poligami itu bisa dilakukan atau tidak.
>  
>  Jadi, ada syaratnya. Yaitu suami haruslah berlaku "adil" seperti 
>  yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad dalam dalam peristiwa di atas, 
>  agar tidak menjadikan fihak isteri sebagai korban tindakan "zalim" 
>  sang suami. Islam adalah agama yang menekankan kepada perbuatan 
>  yang "adil" dan menentang semua tindakan yang tergolong "zalim."
>  
>  Tapi banyak yang salah menafsirkan ayat di dalam Al Qur'an itu, dan 
>  saya menduga ini disebabkan para penafsir semacam itu adalah para 
>  pria yang memang berbudaya "macho" alias berbudaya merendahkan jenis 
>  wanita. Akibatnya tafsirnya adalah memelintir kata "adil" sebagai 
>  syarat melakukan poligami yang ada di dalam ayat itu. Mereka 
>  menafsirkan itu adalah perlakukan sang suami NANTI SETELAH poligami 
>  berlangsung, antara lain melakukan pembagian yang adil dalam 
>  melaksanakan berbagi ranjang, atau berbagi kesenangan dunia dan 
>  hatawi, dan semacamnya. Padahal kalau dihayati secara rasa 
>  kemanusiaan, dan juga dikaitkan dengan contoh yang diberikan Nabi 
>  berupa pelarangan kepada menantunya itu, maka jelaslah yang 
>  dimaksudkan "berlaku adil terhadap isteri" itu hendaknya dilakukan 
>  SEBELUM melakukan poligami, artinya haruslah SEIZIN ISTERI.
>  
>  Kalau pe4rsyaratan itu tidak dipenuhi, maka itu berarti sang suami 
>  telah berbuat tidak "adil" dan sudah bisa dinilai melakukan 
>  perbuatan "zalim" terhadap isterinya, maka poligami harus dinyatakan 
>  terlarang!
>  
>  Ik.-
>  
>  
>  
>
> 
> 
> Bila lidah kelu, tulisan menjadi perlu
> Pena lebih tajam dari pedang
> Tinta seorang  berilmu lebih mulia dari darah seorang syahid
> 
> 
>   pustaka tani 
>   nuraulia
> 
>  
> -
> Want to start your own business? Learn how on Yahoo! Small Business.
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>




[ppiindia] Poligami = Mubah, Poligamiers = Kebelet

2006-12-05 Terurut Topik Mohamad Ikhsan

Nah setuju sama Mbak Aris. Harus proporsional, menempatkan pada
tempatnya. Jadi sekali lagi jangan bawa-bawa agama dong. Kayaknya
sangat murah deh melampiaskan birahi dengan kemudian mengatasnamakan
agama, sunnah etc. Kalau Kanjeng Nabi masih hidup saya pikir akan
sangat marah beliau mendengar ini. 

Begitu juga, Dari berbagai diskusi seharusnya jelas bahwa Poligami itu
hukumnya adalah mubah, alias boleh dilakukan boleh tidak. Dan bukannya
sunnah, yang artinya membawa kebaikan.

Kenapa mubah dan bukannya sunnah karena memang poligami adalah satu
alternatif diantara dua alternatif yang sama-sama membawa kejelekan. 
Dampak kejelekan poligami, secara sosial budaya maupun bagi keluarga,
 saya pikir sudah banyak diteliti secara global. Begitu juga di
Indonesia, penelitian-penelitian dari pusat studi wanita UI, UGM dan
Unair, maupun terakhir dari Mbak Nina (dari Uni Melbourne), saya pikir
juga sudah mengkonfirmasi masalah ini. Bawa poligami dewasa ini adalah
satu hal yang membawa banyak kejelekan.

Poligami harus ditempatkan pada tempatnya yang benar. Poligami adalah
sekedar solusi bagi kaum pria yang sudah bener-bener kebelet. Seperti
AA Gym yang konon sudah 'lima tahun' memendam keinginan birahinya
(lihat pikiran rakyat).  Jadi bukannya satu hal yang dianjurkan dalam
agama karena membawa kebaikan, baik yang laki-laki maupun perempuan
yang dipoligami.

Saya pikir masalah ini harus jelas dan para poligamiers, dan para
pendukungnya,  harus jantan mengakuinya. Sebab agak kurang fair dan
tendensius untuk mengatakan bahwa seseorang berpoligami sekedar untuk
mengikuti sunnah nabi. Akui saja dengan jantan bahwa saya ngak tahan
dengan birahi dimana dengan itu saya berpoligami. Full Stop.

Jangan bawa-bawa karena agama, sunnah nabi etcetera. Sementara wanita
yang menolah dipoligami sebagai wanita yang tidak taat pada suami dan
tidak solehah. Apalagi kemudian mempersoalkan Aqidah dan Akhlak.
Please dong...Dont be that cheap untuk masalah ini. Terlalu rendah
saya pikir membungkus birahi dengan pernak-pernik agama,
menjustifikasi  dengan satu dua buah ayat,  dan apalagi kemudian
justru membalik keadaan dan mengatakan pihak wanita yang tidak
sholehah. Apa bener wanita yang solehah adalah seperti ini. Wanita
solehah adalah wanita yang mau dipoligami, mau ditindas suami, mau
dipotong kemaluannya, harus nurut dengan suami apapun itu juga
keadaanya . Kalau definisi sholehah adalah yang seperti ini, maka saya
berdoa, istri dan anak saya bukan termasuk orang yang sholehah.

Salam, 

--- In ppiindia@yahoogroups.com, aris solikhah <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Mbak Indah dan Jimmy,
> saya sepakat dengan Anda sekaliyan untuk menempatkan segala sesuatu
sesuai proporsional. Begitu pula poligami. Saya juga kecewa dengan
media masa yang berusaha terus-menerus membuat stigma negatif mengenai
poligami, seakan-akan itu adalah kejahatan mbak. Selalu dicari-cari
sisi negatifnya. Ini masalah individual.Mari kita amati apa kata para
presenter infoteinment di TV-TV dan testimoni mereka
> 
> Saya melihat orang berpoligami, oh poligami tho, ya sudah cukup itu
saja. BIasa-biasa saja. Karena itu sebenarnya biasa saja.
> 
>  Saya hanya ingin menempatkan poligami pada tempatnya. Sesuatu yang
saya juga tak habis berpikir, kenapa juga ada rekan-rekan yang
berusaha melakukan upaya pelegalan pelarangan poligami. cek disini:
pada poin 2 dan 3
> 
> http://www.lbh-apik.or.id/amandemen_UUP-usulan.htm
> 
> Mbakyu Indah,
> HUkum dalam aturan agama pun tak akan berubah ketentuannya
berdasarkan atas hasil survey yang mohon maaf sekali, yang belum tentu
metode survey dan penelitiannya benar. Penelitian ilmu sosial agak
berbeda dengan ilmu eksakta. Ini mohon maaf ya mbak, karena Insya
Allah aris akan sering berhubungan dengan hasil penelitian baik
eksakta dan sosial.
> 
> KAlau mengikuti survey penelitian seperti dibawah kegadisan
mahasiswa Yogya :
> 
> http://www.free-webspace.biz/konseling/indonesia_seks9.htm
> 
> Maka orang akan berpikir gila benar Yogya, gimana kalau respondennya
adalah muslimah aktivis dakwah diberbagai organisasi misalnya, bisa
jadi kebalik. 
> 
> Mas Jimmy, hati-hati untuk perkataan Anda mengenai Fedopihilia Siti
Aisyah.salam,
> aris
> 
> 
> 
> Jimmy Okberto <[EMAIL PROTECTED]> wrote: 
Wis tho Mba Indah, ...
>  
>  Memang Mba Aris ini orang aneh ...
>  
>  Educated People but never with her Capacity ... 
>  
>  just soaring and boasting ...
>  
>  Gw jadi gak habis pikir kalau Mba Aris ini mendukung Poligami
>  
>  Berarti juga pendukung fedophilia sunnah yang dialami Siti Aisah ... 
>  
>  Jimmy
>  
>  _  
>  
>  From: indah nuritasari [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
>  
>  Mbak Aris, anda sah-sah saja untuk berpendapat demikian. Tapi sebaiknya
>  pendapat Anda itu disertai argumen yang jelas, setidaknya seperti
>  tulisan yang Anda komentari itu. Kalau cuma sekedar yakin, hati-hati,
>  jangan-jangan itu karena Anda masih muda dan belum tahu seluk-beluknya
>  laki-laki dan pernikahan? 
>  
>  An

[ppiindia] Re: 4L (Lu Lagi Lu Lagi!) Oknum Anggota DPR RI!

2006-11-30 Terurut Topik Mohamad Ikhsan
Yang gak ketahuan wallahu 'alam.

Ada dua hal yang menurut saya menarik.

Pertama, para politisi agaknya lebih senang berpoligami dengan para
WNA. Lihat kasus Yusril (Philipines), AM Fatwa (Tiongkok), Anis Matta
(Hongaria) atau yang paling gress, Zulkiflimansyah (Singapore). 

Jadi, sungguh kasihan para WNI perempuan. Termasuk para janda-janda
miskinnya. 

Kedua, Begitu juga soal selera. Ada dua kecenderungan kalau bukan
artis (ini untuk yang lokal), pokoknya asal dari negeri jiran. Harus
diakui untuk masalah ini para politisi PKS lebih hebat.Misalnya, Anis
Matta dengan 'muallaf' Hongaria, atau Zulkiflimansyah dengan WNA
Singaporenya. Rata2 mereka juga lumayan intelek, bahkan ada yang
asisten profesor.

Agak memperihatinkan PAN dan Partai Golkar. Kalau bukan pemain
sinetron atau penyanyi dangdut yang diembat. Jadi agaknya untuk
berkesempatan lebih menjadi madu atau selingkuh para pejabat dan
politisi, para WNI harus menjadi pemain sinetron atau penanyanyi
dangdut dahulu.

Sagoss... (salam gossipp)

 



--- In ppiindia@yahoogroups.com, IrwanK <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Kabarnya sih (gossip nih ye) itu anggota dari Partai Golkar dengan
> artis (dangdut?).. Faktanya itu adalah yang ketahuan (terekam)..
> Bagaimana dengan yang di luar itu/gak terekam?
> Btw, apakah hanya anggota DPR (legislatif) saja yang bejat?
> Bagaimana dengan anggota lembaga lain (eksekutif, yudikatif dll)..
> 
> Mudah"an pembongkaran kebejatan semacam ini tidak tebang pilih..
> cuma DPR/Dewan saja yang disorot terus.. yang lainnya kagak.. :-(
> 
> CMIIW..
> 
> Wassalam,
> 
> Irwan.K
> 
> On 11/30/06, Ikranagara <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> >   DPR
> > Video Porno Anggota Dewan Gegerkan DPR
> > 30/11/2006 18:38
> >
> > Sebuah rekaman video memperlihatkan adegan mesra seorang anggota DPR
> > dengan wanita. Badan Kehormatan DPR seolah berpangku tangan karena
> > belum ada laporan dari masyarakat.
> > Liputan6.com, Jakarta: DPR geger. Belum lama ini, beredar rekaman
> > video porno seorang anggota DPR yang tengah bermesraan dengan
> > wanita. Namun, adegan panas tersebut direkam melalui telepon selular
> > itu tak serta merta ditanggapi Badan Kehormatan DPR. Padahal rekaman
> > tersebut jelas memperlihatkan perbuatan asusila yang mencoreng
> > Dewan. Rekaman ini bahkan telah beredar di masyarakat.
> >
> > Menurut Wakil Ketua Badan Kehormatan DPR Gayus Lumbun, pihaknya
> > hanya berwenang menindak anggota Dewan jika ada laporan dari
> > masyarakat atau perintah pimpinan untuk memproses lebih lanjut.
> > Sedangkan pimpinan DPR berkilah tindakan terhadap anggota Dewan yang
> > melanggar etika dan moral adalah kewenangan Badan Kehormatan.
> >
> > Saat hendak dikonfirmasi, anggota Dewan yang menjadi pelaku adegan
> > mesra ini tak berada di Gedung DPR. Pelaku pun tak bisa dihubungi.
> > Menurut staf, dia sedang melakukan kunjungan kerja parlemen ke
> > Australia hingga 2 Desember mendatang.(TOZ/Tim Liputan 6 SCTV)
> >
> > Dari:
> > http://www.liputan6.com/view/2,133373,1,0,1164901810.html
> >
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>




[ppiindia] Re: FPI main Valuta Asing

2006-11-04 Terurut Topik Mohamad Ikhsan
Mas Irwan, 

Kalau yang belajar ekonomi syariah, ini dosanya dua kali.

1. transaksinya adalah futures, yang berarti transaksi untuk sesuatu
di masa depan yang barangnya belum (tentu) ada. 
2. Underlying goodsnya adalah valuta, atau mata uang yang bukan
komoditi riil. 

Yang pertama sudah dinisbahkan haram. Yang kedua sami mawon. 

Begitu juga beritanya ada banyak yang lucu:

1. Uang 7.4 milyar dari mana?
2. Rugi dari 7.4 milyar sampai jadi tinggal 30 Juta, dalam kurun
beberapa tahun saja, jelas mustahil kecuali ada unsur penipuan. 

Logikanya:
a. ngak ada krisis, yang membuat rupiah sampai terjun bebas dan
menyebabkan kerugian sampai separah itu..
b. prinsip dari perdagangan futures, yang marked-to-market basis.

Sehingga mungkin layak juga FPI naik pitam. Tapi yah salah sendiri,
siapa suruh spekulasi

Salam, 






--- In ppiindia@yahoogroups.com, irwank <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Coba googling sedikit eh ketemu info di bawah ini..
> 
> http://www.bbj-jfx.com/newscontent.asp?id=0527&m=7
> 
> "..
> Posisi 3 pialang berjangka teraktif pada bulan Juni 2005 adalah : PT
Solid
> Gold Berjangka
> (56.252 lot), dan PT Millenium Penata Futures (29.834 lot), dan PT Monex
> Investindo Futures
> (19.462 lot)
> 
> Pada bulan Juni 2005, Pialang yang tidak bertransaksi adalah PT Artha
> Berjangka Nusantara,
> PT Buana Artha Berjangka, PT Cayman Trust Futures, PT  Dea U Trade
Futures,
> PT Graha Artha
> Berjangka, PT Maxgain International Futures, PT Panca Danamas
Futures, PT
> Piranti Jaya Artha
> Futures, PT Prima Tangguhartha Futures, PT Rex Capital Futures, dan PT
> Trijaya Pratama Futures.
> .."
> 
> Belum lama ini saya (dan beberapa rekan) didatangi (baca: mendapat
> presentasi) dari
> 'marketing'-nya PT SGB. Karena syaratnya minimal harus invest 100
juta(?),
> makanya
> saya (dan rekan" saya) selamat dari resiko kerugian.. Mungkin kalau
dananya
> cukup,
> dan 'nafsu' mulai terpancing, resiko kerugian bisa saja menerkam..
apalagi
> namanya
> bisnis 'grafik'.. ada naik, ada turunnya.. mana ada bisnis naik
terus.. :-p
> 
> Wassalam,
> 
> Irwan.K
> 
> On 11/3/06, Ari Condro <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> >   istrinya hanya kontribusi 100jt. suaminya kepincut menggelontorkan
> > sebanyak 7.3 M.
> > salahkan istrinya, sama seperti kita menyalahkan hawa.
> >
> > perlu di rajam ndak yah ?
> >
> > kan perlu dihukumi secara islam...atau cukup dengan potong tangan
saja,
> > karena mencuri ?
> >
> > On 11/3/06, Al-Badruuni Enterprise
<[EMAIL PROTECTED]>
> > wrote:
> > >
> > > Secara individu dan organisasi,saya kira rekan2 dari FPI tahu bahwa
> > > transaksi di VALAS mengandung resiko yang besar dan juga
diharamkan oleh
> > > syariah. Saya melihat kemungkinan bahwa istri anggota FPI
tersebut yang
> > > tidak tahu menahu mengenai transaksi VALAS.
> > > Jadi yah ini jadi bahan introspeksi bagi kita semua agar
berhati-hati
> > dan
> > > menanyakan setiap anggaran usaha yang ditanamkan.Kemana usaha itu
> > > dijalankan dan dalam bentuk apa. Kejadian ini sering terjadi
terutama
> > > didaerah yang termakan untung besar.
> > >
> > > (Ahmad)
> > >
> > > aris solikhah <[EMAIL PROTECTED]  > 40yahoo.com>> wrote:
> > > Saya kira ini masukan bagus untuk FPI, adakah yang bisa
menyampaikannya?
> > > Sebuah organisasi yang mau maju, hendaknya terbuka dan legowo
menerima
> > > setiap kritikan serta masukan? Berarti banyak orang yang perhatian?
> > >
> > > Ehm... yang saya pahami valuta asing adalah transaksi non real,
tidak
> > > termasuk didalam transaksi ekonomi yang diperbolehkan dalam
Islam, salah
> > > satunya di dalamnya terdapat cacat dalam ijab kabul
transaksinya. CMIIW.
> > >
> > > Namun demikian kita perlu juga mengetahui fakta valuta asing
> > > tersebut,sebelum mengklaim. Adakah yang bisa mengurainya.. ini
> > keahliannya
> > > mbakyu Fau.just curious juga.
> > >
> > > salam,
> > > aris
> > >
> > > Nugroho Dewanto <[EMAIL PROTECTED]
 > tempo.co.id>>
> >
> > > wrote:
> > > bisnis apa ya, sehingga ketua fpi yogya/jateng itu punya
> > > duit segitu banyak?
> > >
> > > just curious.
> > >
> > > At 08:29 AM 11/3/2006, you wrote:
> > >
> > > >Nah ini berita lain dari biasa. Saya kira mereka hanya "membela"
> > > >Islam. Eh ternyata hobi spekulasi valas juga.
> > > >
> > > >FPI juga manusia..
> > > >
> > > >Salam :)
> > > >
> > >
> >
http://www.detiknews.com/indexfr.php?url=http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2006/bulan/11/tgl/03/time/071322/idnews/703456/idkanal/10
> > > >
> > > >Tertipu Rp 7,4 Miliar, Anggota FPI Yogya Geruduk Kantor Valas
> > > >Bagus Kurniawan - detikcom
> > > >
> > > >Yogyakarta - Ternyata pengurus Front Pembela Islam (FPI) tak luput
> > > >juga dari penipuan. Kali ini nasib apes dialami Wakil Ketua FPI
> > > >DIY-Jateng Muhammad Medy Romansyah. Ia tertipu Rp 7,4 miliar oleh
> > > >sebuah kantor perdagangan valas PT Panca Dana Mas Futures di
> > Yogyakarta.
> > > >
> > > >Karena sudah dirugikan miliaran, Selasa (31/10/2006) puluhan
anggota
> > > >FPI DIY-Jateng menggeruduk kantor perd

[ppiindia] Re: Singapore's success story

2006-10-12 Terurut Topik Mohamad Ikhsan
mbak fau dan teman, 

Memang implikasinya bisa kemana-mana.Di bidang hukum yang paling jelas
soal BLBI. Ini memang perlu diutak-utik lagi. 

Masalah lain adalah soal extradisi, di bidang politik, dan last but
not least untuk ekonomi, ada implikasi juga ke masalah kontrol devisa. 

Yang terakhir ini mungkin bisa menjelaskan kenapa BI yang justru
kelihatan lebih agnostik terhadap ide kontrol devisa, sementara depkeu
lebih keliatan konservatif dan menentang habis-habisan. 

mungkin menarik kalau diskusinya, di milis internal "fe ui"?,  bisa
disarikan disini 

salam


> On 10/12/06, fauziah swasono <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> >   Ini sudah ramai dibahas dimilis internal. Sebagai tambahan artikel
> > forward-an dari bang Adrian (ex. Nomura Singapura):
> >
> > A third of Singapore's rich are Indonesians- Merrill Lynch
> >
> > Tue Oct 10, 2006 3:21 AM ET
> >
> > SINGAPORE, Oct 10 (Reuters) - A third of Singapore's high net worth
> > individuals are of Indonesian origin, according to a report by Merrill
> > Lynch and Capgemini.
> >
> > At the end of 2005, Singapore had an estimated 55,000 high net worth
> > individuals, holding assets worth $260 billion, the report said. A
> > third of these individuals were Indonesians with permanent resident
> > status in Singapore -- 18,000 in all -- with assets worth $87 billion.
> >
> > "Singapore has a very open immigration policy to attract talented
> > foreigners and that has also attracted a lot of high net worth
> > individuals from Indonesia," Tho Gea Hong, market director for Merrill
> > Lynch Global Private client, told a news conference.
> >
> > High net worth individuals are defined as people who have net
> > financial assets of at least $1 million.
> >
> > Tho said the number of high net worth individuals in Singapore has
> > risen 13.4 percent from 2004. A total of 1.3 percent of these
> > individuals are ultra-high net worth individuals, with assets
> > exceeding $30 million.
> >
> > Kong Eng Huat, Market Managing Director, South Asia, for Merrill Lynch
> > Global Private Client, said Asia-Pacific excluding Japan would need
> > 10,000 bankers to serve a million high net worth individuals, compared
> > with an estimated 5,000 bankers now.
> >
> > He said Merrill expects its Singapore headcount to increase by 20 to
> > 25 percent over the next few years because of strong growth in the
> > wealth managament business in Asia.
> >
> >
> > (c) Reuters 2006. All rights reserved. Republication or redistribution
> > of Reuters content, including by caching, framing or similar means, is
> > expressly prohibited without the prior written consent of Reuters.
> > Reuters and the Reuters sphere logo are registered trademarks and
> > trademarks of the Reuters group of companies around the world.
> >
> > --- In ppiindia@yahoogroups.com , "M
Ikhsan
> > Modjo" 
> > wrote:
> > >
> > > Ini topik menarik buat yang bekerja di majalah/ koran ekonomi,
bisnis
> > > dan keuangan. Soal ini sudah terlalu menjadi rahasia umum yang
> > > benar-tidaknya masih sekedar dugaan, yang karenanya sebatas bernasib
> > > jadi isu politik yang sewaktu-waktu diobral para politisi.
> > >
> > > Masalah lalu-lintas keuangan Indonesia-Singapura, termasuk money
> > > laundering, sebenarnya tidak terlalu sulit dilacak setelah
krisis 1997
> > > lalu. Karena aturan dan kewajiban pendataan lalu-lintas keuangan
dari
> > > BI cukup lengkap post 1997, dan BI juga juga cukup terbuka saat ini.
> > > Jadi, siapa berani, dan mau, menyelidiki?
> > >
> > > Salam,
> >
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>





***
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



[ppiindia] Re: Singapore's success story

2006-10-12 Terurut Topik Mohamad Ikhsan
Mas Ari, 

saya pikir ngak perlu metodologi yang canggih-canggih. pakai analisis
deskriptif ala laporan investigatif juga valid. intinya kan
membuktikan arus dana dan kejelasan sumber dari dana yang ada. 

salam, 

--- In ppiindia@yahoogroups.com, "Ari Condro" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> btw, kang momojo,
> 
> kalo mau dijadiin thesis, ada ide ndak metodologinya pakai apa ? 
atau sudah
> ada penelitian sejenis ?  :p
> 
> On 10/12/06, fauziah swasono <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> >   Ini sudah ramai dibahas dimilis internal. Sebagai tambahan artikel
> > forward-an dari bang Adrian (ex. Nomura Singapura):
> >
> > A third of Singapore's rich are Indonesians- Merrill Lynch
> >
> > Tue Oct 10, 2006 3:21 AM ET
> >
> > SINGAPORE, Oct 10 (Reuters) - A third of Singapore's high net worth
> > individuals are of Indonesian origin, according to a report by Merrill
> > Lynch and Capgemini.
> >
> > At the end of 2005, Singapore had an estimated 55,000 high net worth
> > individuals, holding assets worth $260 billion, the report said. A
> > third of these individuals were Indonesians with permanent resident
> > status in Singapore -- 18,000 in all -- with assets worth $87 billion.
> >
> > "Singapore has a very open immigration policy to attract talented
> > foreigners and that has also attracted a lot of high net worth
> > individuals from Indonesia," Tho Gea Hong, market director for Merrill
> > Lynch Global Private client, told a news conference.
> >
> > High net worth individuals are defined as people who have net
> > financial assets of at least $1 million.
> >
> > Tho said the number of high net worth individuals in Singapore has
> > risen 13.4 percent from 2004. A total of 1.3 percent of these
> > individuals are ultra-high net worth individuals, with assets
> > exceeding $30 million.
> >
> > Kong Eng Huat, Market Managing Director, South Asia, for Merrill Lynch
> > Global Private Client, said Asia-Pacific excluding Japan would need
> > 10,000 bankers to serve a million high net worth individuals, compared
> > with an estimated 5,000 bankers now.
> >
> > He said Merrill expects its Singapore headcount to increase by 20 to
> > 25 percent over the next few years because of strong growth in the
> > wealth managament business in Asia.
> >
> >
> > (c) Reuters 2006. All rights reserved. Republication or redistribution
> > of Reuters content, including by caching, framing or similar means, is
> > expressly prohibited without the prior written consent of Reuters.
> > Reuters and the Reuters sphere logo are registered trademarks and
> > trademarks of the Reuters group of companies around the world.
> >
> > --- In ppiindia@yahoogroups.com , "M
Ikhsan
> > Modjo" 
> > wrote:
> > >
> > > Ini topik menarik buat yang bekerja di majalah/ koran ekonomi,
bisnis
> > > dan keuangan. Soal ini sudah terlalu menjadi rahasia umum yang
> > > benar-tidaknya masih sekedar dugaan, yang karenanya sebatas bernasib
> > > jadi isu politik yang sewaktu-waktu diobral para politisi.
> > >
> > > Masalah lalu-lintas keuangan Indonesia-Singapura, termasuk money
> > > laundering, sebenarnya tidak terlalu sulit dilacak setelah
krisis 1997
> > > lalu. Karena aturan dan kewajiban pendataan lalu-lintas keuangan
dari
> > > BI cukup lengkap post 1997, dan BI juga juga cukup terbuka saat ini.
> > > Jadi, siapa berani, dan mau, menyelidiki?
> > >
> > > Salam,
> > >
> > >
> > > ---
> >
> >  
> >
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>





***
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



[ppiindia] Pelacuran dan Syariah (Re: Perdagangan Wanita dan Pelacuran)

2006-09-27 Terurut Topik Mohamad Ikhsan
--- In ppiindia@yahoogroups.com, ANDREAS MIHARDJA <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> Pelacuran wanita maupun laki2 adalah kepandaian manusia yg sudah 
ribuan tahun.
>   Pelarangan pelacuran yg hypocrytic ini hanya dikeluarkan oleh 
umat2 yg beragama kristen, muslim dan yahudi - semua yg berhubungan 
dgn kitab suci mereka.  Ini juga berdasarkan tradisi middle east 
sewaktu mereka menyambah Astarte - dewi "sex" kesuburan umat.
>
>   Didalam kebudayaan lain persoalan pelarangan ini tidak ada - 
karena tidak mungkin dilarang. Panggilan alam utk laki2 sewaktu 
mereka jaya lebih kuat dari peraturan kesusilahan bikinan. Fihak 
wanita juga sama meskipun agak tertutup. Tekanan hormon alam sulit 
ditangkis.
>
>   Untuk apa dibikin pel;arangan jikalau kita 100% mengerti ini 
peraturan juga pasti akan dilanggar. Yg rugi disini hanya pemerintah 
karena pajak tidak masuk dan  s.t.d. tidak dapat dijaga dan kaum 
pelacur wanita dan laki2 harus hidup underground dan diblackmail 
dari kiri dan kanan. Mereka kan utk masyatakat adalah sampah
>
>   Yg mendapat penghasilan disini adalah calo2, polisi2 dan mafia2 
Ini kan boleh dikata slavery.  Jikalau semua legal - pajak 
negara masuk , kesehatan terjaga dan kaum pelacur tidak diblackmail 
lagi. Geisha2 diJepang adalah semacem legalized prostitution tetapi 
kaum geisha proud  melakukan pekerjaan ini.
>
>   Silahkan kalin berpikir dan analisa the pros dan the contras.
>
>   Andreas


Kadang pelacuran/ selingkuh atau apa namanya lebih manusiawi 
ketimbang solusi 'syariah'. 

Ambil contoh kasus Yusril. 

Kalau saja yang bersangkutan memilih 'selingkuh' atau sekedar punya 
geisha (si Kato kalau ngak salah geisha beneran - artist dan 
keturunan jepang). Mungkin tidak perlu Yusril menceraikan - dan 
menyakiti hati - perempuan tua, ie Sukesih - yang sudah 22 tahun 
dinikahi. 

Dan Yusril tidak sendiri. 

Di kalangan kampus juga sudah hampir jamak sekarang kalau beberapa 
dosen, yang sudah berumur, menceraikan istri 'perjuangannya' untuk 
sekedar kawin dengan mahasiswinya yang masih muda, dan begitu saja 
mencampak istri tuannya. 

Tuhan mungkin mereka tidak sakiti. Tapi perempuan tua dan mungkin 
juga perempuan kecil lainnya mereka sakiti, hanya untuk satu hal 
yang esensinya sama saja.  

Salam, 

btw, Nizami mungkin mau mengikuti jejak bossnya si Yusril, nyari 
geisha, dengan berdasarkan syariah tentu. 



> Free Thinker <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>   Kalem, De...
> Nizami memang comberan, plus intelektualitasnya pun sangat 
diragukan. Menangkap esensi pelacuran sebagai dampak dari kemiskinan 
terstruktural dan minimnya pendidikan aja nggak mampu. Susah, kalau 
hidup cuma berputar di ayat-ayat.
> 
> TEAM DEDE!! 
> 
> Nugroho Dewanto <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> memang susah ngomong sama orang yang hati
> dan mulutnya kotor seperti comberan.
> 
> gitu ngaku pejuang islam. muke lu jauh!
> 
> At 05:43 PM 9/27/2006, you wrote:
> 
> >Kalau tempat pelacuran ditutup kasihan juga nanti mas
> >Nugroho tidak bisa mampir lagi ke sana.
> >
> >Atau bisa jadi nanti anak-anak perempuan mas Nugroho
> >tidak bisa bercita-cita jadi Pekerja Seks Komersial di
> >tempat pelacuran tersebut...:)
> >
> >Kok ada sih orang yang mendukung pelacuran...?
> 
> === I cannot stand journalists who take 'amplop' and say 
it's 'rezeki' from God. It's understandable because journalists are 
only humans with needs, but don't try to justify it. It strongly 
opposes code of ethics. It's wrong. And it's crystal clear. ===
> __
> Do You Yahoo!?
> Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around 
> http://mail.yahoo.com 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
> 
> 
> 
>  
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>







***
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your 

[ppiindia] Re: Awan lurus di atas kawasan kuningan, Jakarta

2006-07-25 Terurut Topik Mohamad Ikhsan

Menurut saya ngak bisa dituntut. Lah salahnya yang percaya. Dan saya
otoritas penguasa, kenapa ngak bisa dipercaya. Sehingga setiap isu
bisa jadi benar. Apalagi dari Biro BMG barusan bikin statemen kalau
Gempa dan Tsunami tidak bisa ditebak. Loh terus kerjaannya apa dong
selama ini.

Harusnya ada skenario what if... termasuk yang unthinkable, misalnya
Tsunami seperti Aceh, terjadi di Jakarta. Kira-kira apa yang bakal
terjadi. 

Yang saya pertama pikir, apa ada contingency plan yang memadai. Bukan
hanya pemerintahan tapi juga swasta. Misalnya, bank-bank, termasuk
bank Indonesia apa punya back-up data kalau komputer pusatnya terendam
air laut atau amblas kena gempa. Begitu juga data-data negara yang
penting apa ada prosedur pengamanannya. Dari pengalaman di beberapa
BUMN mah boro-boro yang seperti ini dipikir. Ambil contoh Bank N, back
up data sekedar archiving hard paper, yang di storing di daerah
Cakung. Apa bener Cakung lebih aman dari Kuningan? dst, dst. Kok
kayaknya bisa separuh bubar republik kalau worst scenario, yang bukan
tidak mungkin ini, terjadi. 

Salam, 





--- In ppiindia@yahoogroups.com, "Saeful Rohman" <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:
>
> 
> kalo smsnya bener, polisi ditindak ga ya ? boleh dong dibalikin pa pol
> -Original Message-
> From: Nugroho Dewanto <[EMAIL PROTECTED]>
> To: ppiindia@yahoogroups.com
> Date: Tue, 25 Jul 2006 17:12:09 +0700
> Subject: Re: [ppiindia] FW: Awan lurus di atas kawasan kuningan, Jakarta
> 
> > 
> > yang saya terima ada gambarnya.
> > tapi ternyata awannya keriting menjurus kribo, tidak lurus.
> > mungkin perlu direbonding dulu.
> > 
> > 







 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Something is new at Yahoo! Groups.  Check out the enhanced email design.
http://us.click.yahoo.com/TktRrD/gOaOAA/yQLSAA/BRUplB/TM
~-> 

***
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[ppiindia] Re: Media Selewengkan Sumbangan Korban Bencana ?

2006-07-22 Terurut Topik Mohamad Ikhsan
Mas Badruni yth, 

Ada tidak kira-kira bedanya sama uang zakat yang dipotong untuk 'biaya
administrasi', 'honor' bahkan 'biaya dakwah' untuk kelompok/ partai
terntu etc. Silahkan dikonfirmasi, tapi saya kira hampir semua badan
zakat/ sumbangan amal punya potongan seperti ini, karena ada
justifikasi "syariah"nya.

Terus apa salahnya kalau Metro TV bikin yang serupa. Memberi honor
kepada 'relawannya'. Yang tidak benar mungkin, dan saya setuju, dengan
amsalah kebohongan publiknya. Kalau bilang akan diaudit yanh harus
diaudit, jangan sebaliknya. 

Intinya, jangan cepat menjustifikasi moral lah. 

Salam, 


--- In ppiindia@yahoogroups.com, Al-Badruuni Enterprise
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Sdr. Satrio,
>
>   Bagi orang-orang beriman,hal ini merupakan suatu dosa besar yang
sungguh akan dimintai pertanggungjawabannya nanti di akhirat. Selain
itu hal ini merupakan cermin betapa rusaknya moral individu-individu
dari pengelola Media tsb. Apakah mereka tidak menyadari bahwa 'uang
haram' tsb akan dimakan juga oleh keluarga dan anak-anak mereka dan
akan daging yg terbentuk dari uang haram itu akan menjadi bahan api
neraka???
>
>   Saya setuju dengan Anda untuk mengajak masyarakat luas untuk
mengevaluasi kembali niatan menyalurkan bantuan melalui Media yang
tidak jujur dalam menyalurkan dana masyarakat kepada korban bencana.
Namun jika memang terpaksa menyalurkan,maka tidak ada salahnya meminta
transparansi yang benar-benar otentik melalui lembaga audit yang
capable dan jujur.
>
>   Semoga Allah membuka hati mereka yang telah menjerumuskan diri dan
keluarganya dengan memakan harta haram.
>
>   Wassalam,
>   Ahmad
>   
> 
> Satrio Arismunandar <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>   MEDIA SELEWENGKAN SUMBANGAN KORBAN BENCANA?
> 
> Bencana Tsunami di Aceh dan Nias tahun 2004, hingga
> bencana gempa di Yogyakarta, Jawa Tengah, dan terakhir
> di Pangandaran, Jawa Barat, Juli 2006 ini, memberi
> peluang pada sejumlah media untuk menggalang dana
> masyarakat untuk korban bencana. Namun, betulkah
> sumbangan itu sudah disampaikan secara utuh kepada
> korban yang berhak menerimanya?
> 
> Celakanya, kontrol masyarakat terhadap media-media ini
> tidak terlalu ketat. Sehingga sejumlah penyelewengan
> dana masyarakat tampaknya telah terjadi, tanpa
> terdeteksi.
> 
> Beberapa hari lalu, saya menjadi narasumber dalam
> suatu acara pelatihan LSM di Cibogo, Jawa Barat. Dari
> diskusi yang berkembang, saya mendapat kabar bahwa
> grup Media Indonesia – Metro TV, yang menggalang dana
> masyarakat besar-besaran untuk korban Tsunami Aceh,
> ternyata hingga saat ini TIDAK atau BELUM diaudit oleh
> Ernst & Young. Padahal, sebelumnya digembar-gemborkan
> tentang adanya audit ini. Kalau kabar ini benar,
> berarti Ernst & Young, dan juga grup media pimpinan
> Surya Paloh ini telah melakukan kebohongan publik.
> 
> Grup Media ini juga telah membentuk Yayasan Sukma
> untuk mengelola penyaluran dana itu di Aceh.
> Persoalannya, menurut kabar yang saya dengar, sejumlah
> wartawan grup Media mendapat honor/upah dari Yayasan
> ini, dengan menggunakan uang sumbangan masyarakat
> untuk korban Tsunami tersebut! 
> 
> Ini saya pikir adalah suatu penyelewengan uang rakyat.
> Saya ingat, ketika dulu masih bekerja di Harian
> Kompas, harian ini juga pernah menggalang dana
> masyarakat untuk korban bencana. Namun, dana ini
> disimpan dalam suatu account tersendiri dan tidak
> diutak-atik. 
> 
> Jika dana yang disimpan di bank itu ada bunganya,
> bunganya itupun tetap menjadi hak korban bencana,
> bukan lantas dimanfaatkan untuk institusi media dan
> sejumlah oknum di dalamnya! Bahkan, jika dana itu
> disalurkan ke korban bencana, semua biaya penyaluran
> pun ditanggung oleh institusi media bersangkutan. 
> 
> Media tidak boleh memotong satu sen pun dari dana
> masyarakat yang terkumpul tersebut. Tentu ada
> cost-nya, tetapi cost ini merupakan sumbangan sosial
> dari media itu untuk masyarakat.
> 
> Saya membayangkan, bagaimana nasib milyaran rupiah
> sumbangan masyarakat yang kini masih terkumpul di
> sejumlah media, baik media cetak maupun elektronik
> (TV)? Betulkah dana itu tidak diselewengkan? Kalau pun
> sudah disalurkan, apakah sudah disalurkan secara
> benar?
> 
> Misalnya: Ada dana yang digunakan untuk membuat
> "sekolah unggulan" di Aceh. Tapi siapakah yang akan
> mampu bersekolah di sana nantinya, kecuali anak
> pejabat, bupati, dan pengusaha? Jadi, penyaluran dana
> ini lebih bersifat elitis, tidak melihat kebutuhan
> riil mayoritas masyarakat yang jadi korban bencana.
> 
> Mungkin berbagai komisi pengawas korupsi, media watch,
> dan insan media yang masih jujur di media
> bersangkutan, harus mulai mengawasi lebih serius,
> tentang pengelolaan dan penyaluran dana masyarakat
> ini.
> 
> Jakarta, 21 Juli 2006
> 
> Satrio Arismunandar
> Buruh industri media TV 
> 
> 
> __
> Do You Yahoo!?
> Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around 
> http://mail.yahoo.com 
> 
> 
> 

[ppiindia] Re: Anak Lebih Taat kepada Bunda, Tanya Kenapa?

2006-07-13 Terurut Topik Mohamad Ikhsan
Tergantung siapa yang lebih care dan lebih banyak spent time . Seperti
kata the Beatles, " and in the end the love we take is equal to the
love we make.."

Kalau anak saya lebih deket ke saya, soalnya lebih sering di rumah,
ngetik dll, ketimbang mamanya yang kerja..kerja..kerja...


--- In ppiindia@yahoogroups.com, aris solikhah <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Anak Lebih Taat kepada Bunda, Tanya Kenapa?  Oleh Bayu Gawtama
> 11 Jul 06 06:21 WIB   
>Kirim teman   Gunawan -bukan nama sebenarnya- mengeluh lantaran
Bobby (5), anaknya, lebih mau mendengar kata-kata bundanya tinimbang
dirinya. Bahkan ketika ia harus mengeluarkan perintah dengan nada yang
lebih keras pun, Bobby tetap tak menggubrisnya, bahkan berlari mencari
perlindungan ke Soffie, sang bunda.
>   Sebagai Ayah, Gunawan merasa 'cemburu' kepada Soffie karena tidak
dipatuhi, ditaati bahkan mungkin tidak lebih dicintai oleh Bobby, buah
hatinya sendiri. Haruskah Gunawan menghukum Bobby? Adakah andil Soffie
yang membuat Bobby tak patuh kepada Ayahnya? Benarkah keadaan seperti
ini kesalahan sepenuhnya dialamatkan kepada si kecil Bobby? Atau
memang sangat wajar dan demikian adanya, bahwa anak-anak sudah
sepantasnya lebih dekat dan lebih patuh kepada bunda sebab
kedekatannya selama dalam kandungan, melahirkan dan menyusui.
>   Masalah yang dihadapi Gunawan, hanyalah satu dari sekian banyak
kasus yang terjadi. Tidak sedikit Ayah yang memiliki problem yang
sama, dan sangat mungkin ini menjadi permasalahan bersama para Ayah di
banyak tempat. Tetapi sebelum mengalamatkan telunjuk kesalahan kepada
isteri atau anak-anak akibat keadaan ini, mari melihat apa yang sudah
kita lakukan kepada anak-anak.
>   Untuk kasus Gunawan misalnya. Ia pernah didatangi Bobby saat
tengah sibuk memperbaiki kendaraannya. Bobby yang sering memperhatikan
Ayahnya mengutak-atik kendaraan menganggap sang Ayah adalah montir
handal dan karenanya pastilah bisa pula memperbaiki mobil-mobilan
kesayangannya yang rusak. Namun ketika ia meminta bantuan Ayahnya
untuk memperbaiki mainannya, kekecewaan lah yang didapatinya dari
kalimat, "Pergi sana ke bunda, apa kamu nggak lihat Ayah sedang
sibuk." Bobby yang patah hati pun mendatangi sang bunda. Soffie
mencoba memperbaiki mainan kesayangan anaknya, dan berhasil!
>   Boleh jadi, kerusakan mobil kesayangan Bobby bukan sesuatu yang
parah. Mungkin saja hanya battery-nya yang habis dan tidak akan
menyita waktu banyak untuk memperbaikinya. Pada saat Bobby mendatangi
Ayahnya untuk meminta bantuan, itu lah kesempatan terbaik sang Ayah
untuk berdekatan dengan anaknya, itulah saat-saat emas menunjukkan
perhatian terbaik kepada anak-anak. Nampaknya Gunawan tak menyadari
dan melewatkan kesempatan berharga tersebut. Persepsi Bobby pun
berubah, "Bunda lebih handal."
>   Contoh lain ada di malam hari. Suatu kali Bobby meminta Ayahnya
untuk menemani tidurnya dengan mendongeng. Lagi-lagi Bobby tak
menangkap isarat, bahwa Bobby ingin mendapat perhatian lebih dari sang
Ayah. "Sama bunda saja ya, Ayah lelah sekali," ujar Gunawan.
Barangkali memang Bobby tak tahu kalau Ayahnya lelah setelah seharian
kerja, tetapi Bobby juga seorang anak kecil yang ingin merasa memiliki
Ayah. "Bobby juga punya Ayah kan? Bobby tidak hanya punya Bunda kan?"
barangkali kalimat ini yang bisa menggambarkan perasaan seorang anak
seperti Bobby.
>   Keberadaan Ayah pada saat dibutuhkan, kehadirannya ketika
dinantikan, seringkali menjadi mimpi bagi anak-anak. Terutama bagi
anak-anak yang orangtuanya super sibuk. Jangan heran jika Anda
mendengar cerita tentang anak-anak yang lebih dekat kepada
pembantunya, atau anak-anak yang setiap kali menangis justru berlari
ke pelukan babby sitter dan bukan orangtuanya. Salahkah anak-anak
memiliki perasaan seperti itu?
>   Ketika buah hati Anda tak lebih dekat kepada Anda sebagai Ayahnya,
tak lebih mendengar kata-kata Anda dibanding ucapan sang Bunda, bahkan
tak lebih sayang seperti yang Anda inginkan? Cobalah beri perhatian
lebih kepada mereka. Anak-anak akan berlari mendekat kepada Anda, saat
Anda berjalan mendekatinya. Saat Anda menciumnya di kening, mereka
akan mencium Anda di kening, pipi, mulut, hidung dan dagu Anda. Ketika
Anda mau mendengarkan mereka barang sedetik saja, mereka akan
melakukan apa saja yang Anda inginkan. Cobalah.
>   Bayu Gawtama ([EMAIL PROTECTED])
> 
> 
> The great job makes a great man
>   pustaka tani 
>   nuraulia
> 
>   
> -
> Do you Yahoo!?
>  Next-gen email? Have it all with the  all-new Yahoo! Mail Beta.
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>






 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
See what's inside the new Yahoo! Groups email.
http://us.click.yahoo.com/2pRQfA/bOaOAA/yQLSAA/BRUplB/TM
~-> 

***
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Bai

[ppiindia] Re: Wawancara Putri Indonesia di situs Miss Universe

2006-07-13 Terurut Topik Mohamad Ikhsan
Kayaknya si doi grogi tuh. Masak Indonesia is a beatiful city with a
lot of BITCHESso come to Indonesia, we open our arms...bla..bla...

Ini mah ngiklanin misyar :)

Btw, menurut kompas doi masuk lima besar.

Salam


--- In ppiindia@yahoogroups.com, "fauziah swasono" <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:
>
> Salah satu bukti kalau kontes Ms Universe ini sebenernya simply Ms
> Beauty bukan Ms Beauty-Smart-Great. Jadi iklannya 3B:
> Body-Brain-Behavior masih jauh panggang dari api.
> 
> yak. mending kontes kecantikan. Nggak (bermaksud) nipu. Memang yg
> dilombakan adalah kecantikan. 
> 
> --- In ppiindia@yahoogroups.com, Free Thinker  wrote:
> >
> > Saya tidak kontra dengan kontes putri-putrian... tapi kalau kontes
> Pemilihan Putri Indonesia (yg memilih Nadine sebagai juara sehingga
> menjadi wakil Indonesia di ajang Miss Universe) sebagai kontes yang
> memadukan brain dan beauty.. kok pemenangnya begini ya?  
> >
> >   Mending kontes kecantikan ala Wajah Femina deh yang jelas-jelas
> mencari wajah yang cocok untuk tampil di sampul majalah femina.
> >
> >   Salam,
> > US
> >   
> > check this out : 
> >   http://www.missuniverse.com/delegates/2006/files/ID-closeup.html
> >   ---
>






 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Something is new at Yahoo! Groups.  Check out the enhanced email design.
http://us.click.yahoo.com/SISQkA/gOaOAA/yQLSAA/BRUplB/TM
~-> 

***
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[ppiindia] Re: Kompas: Depdiknas Pembunuh

2006-06-22 Terurut Topik Mohamad Ikhsan
Mbak Aris, 

Benar. Sayang Depdiknas kemarin kayaknya sedikit ngotot. Padahal sudah
diprotes banyak pihak. 

Sesungguhnya cara ini, mendasarkan kelulusan pada hasil UNAS, sekedar
konsekuensi dari desain sistem yang sudah ada. Sebab semua lulusan
sekolah menengah di Indonesia diorientasikan masuk perguruan tinggi.
Dan dengan dihapusnya UMPTN dengan SK Bersama rektor kemarin. Jadilah
UNAS sebagai ukuran segalanya. Kelulusan sekolah dan kelulusan
perguruan tinggi. 

Padahal di negara lain, tidak semua lulusan sekolah menengah
diorientasikan masuk perguruan tinggi. Sedikit membandingkan dengan
Australia, sekolah menengah mulai dari Year 7 - Year 12 (SMP Kls 1
-Sma Kls 3). Tapi seorang siswa bisa lulus hanya sekedar sampai year
10, dan sebatas lulus ujian lokal sekolahnya. Jadi hanya sebatas kelas
1 sma. Bila yang bersangkutan tidak ingin ke perguruan tinggi.
Biasanya mereka langsung ke dunia kerja melalui program
apprenticeship, atau melanjutkan ke akademi (TAFE).

Sedang bagi yang ingin ke perguruan tinggi harus melalui HSC (HIgh
Scholl Certificate) atau UNAS itu.  Dan hasil HSC ini bukan merupakan
kriteria tunggal kelulusan dari sekolah, karena hanya sekedar komponen
dari ujian dan penilaian lain yang dilakukan sekolah, walau tentu ada
standar tertentu. 

HSC sekedar kriteria masuk Universitas, yang patokan nilainya bahkan
bisa berbeda antar satu jurusan, misalnya kedokteran dan ekonomi walau
sama-sama Monash tapi nilai dan kriterianya bisa beda. HSC juga
menjadi kriteri untuk mendapat beasiswa (hutang) pemerintah - HECS,
yang harus dibayar (cicil) ulang ketika ybs kerja. Jadi bukan kriteria
tunggal, tapi menentukan. 

Kembali ke Indonesia, sekarang saya pikir Diknas mesti terbuka. Berapa
persen siswa yang tidak lulus, dan nilai rata-rata dari mereka yang
tidak lulus itu. Jadi kalau cuma karena satu mata pelajaran gagal,
sedang yang lain bagus tentu rata2nya cukup tinggi. 

Nanti kalau ternyata sangat tinggi, misal di atas cut-off 20 persen -
ini kriteria di monash, kalau dalam satu subject fail ratenya lebih 20
persen - maka seharusnya dipakai penilaian nilai rata-rata distribusi
normal, dan perlu ada re-evaluasi kelulusan. 

Dan pemerintah jangan takut merubah kebijakan kalau memang perlu.
Sebab kalau setinggi itu, maka yang gagal bukan hanya siswa, tapi juga
para pendidik, dan sistem pendidikan kita.

Salam, 


 --- In ppiindia@yahoogroups.com, aris solikhah <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Mas Ikhsan, 
>   Beberapa hal saya sependapat dengan Anda,bahwa ukuran lulusan
tidak ditentukan satu nilai saja. Nilai rata-rata UAN bisa sebagai
ukuran minimal ketika masuk ke perguruan tinggi. Sistem pendidikan
kita memang kurang bagus, namun demikian untuk hal-hal teknis kita
tidak tabu untuk mengambil dari Ausie.
>
>Lebih enaknya kalau standar kelulusan adalah nilai rata-rata,
kalau ini mau diambil, meski ini juga mengambil resiko juga. Seperti
sekarang sebuah SMA atau SMP mau mensyaratkan nilai minimal NEM atau
UAN bagi calon siswanya. saya lebih setuju pada  sistem UAN masa lalu
seperti masa saya dahulu. Terus terang saya jeblok di ujian UAN pada
nilai satu yakni fisika. Meski saya suka pelajaran itu. 
>
>   Bolehkah saya berbagi cerita untuk Anda hari ini, tadi malam saya
berdiskusi dengan adek kelas mengenai nilai matematika UAN-nya dulu
yang jeblok. Dia masuk IPB tanpa tes, namun dulu nilai UAN
matematikanya 4.00. (kalau mengiktui sistem sekarang, beliau tidak
lulus kali). Satu-satunya nilai UAN yang jeblok. Uniknya beliau masuk
di Jurusan Matematika di IPB. Pada registrasi ulang, ada dosen yang
mencibir nilainya ini.
>
>   Subhanallah sekali, jika sistem diterapkan pada masa kami, mungkin
beliau tidak bisa kuliah. Beliau sebenarnya ada cerdas. Adek kelas
saya tersebut kemudian lulus dari Jurusan Matematika FMIPA IPB dengan
predikat Cumlaude IPK 3,75 dan wisudawan lulus termuda 2005 kemarin.
Lulus tepat 3 tahun.  
>
>   Dan kini beliau menjadi dosen muda Jurusan Matematika. Saya
berharap pemerintah memberikan kesempatan dan penghargaan bagi orang
yang telah berusaha keras selama tiga tahun untuk meraih prestasi
setinggi-tingginya. Menghargai proses bukan semata-mata hasil akhir.
wallahu'alambisahwab
>
>   salam,
>   aris
>
>   
> Mohamad Ikhsan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>   Mbak Aris sorry kalau copy and paste, ketimbang mengulang, berikut
> diskusi saya dengan teman-teman di milis Hanif Monash seputar UAN ini.
> Intinya, UAN Masih perlu, tapi sekedar sebagai komponen standar
> kelulusan, yang besarannya dan standar yang digunakan bisa berbeda
> antar daerah satu dengan yang lain. 
> 
> Salam, 
> 
> 
> ---
> From: Mbah Parto 
> 
> Mas Ikhsan,
> 
> Kalau diukur melalui alat ukur UAN, nilai seorang
> siswa jeblok. Kemudian mengakibatkan dia dinistakan
> untuk masuk jurusan yang dia suka, maka beberapa
> pertimbangan yang lain harus dilihat, apakah si anak
> 

[ppiindia] Re: Kompas: Depdiknas Pembunuh

2006-06-21 Terurut Topik Mohamad Ikhsan
Mbak Aris sorry kalau copy and paste, ketimbang mengulang, berikut
diskusi saya dengan teman-teman di milis Hanif Monash seputar UAN ini.
 Intinya, UAN Masih perlu, tapi sekedar sebagai komponen standar
kelulusan, yang besarannya dan standar yang digunakan bisa berbeda
antar daerah satu dengan yang lain. 

Salam, 


---
From: Mbah Parto 

Mas Ikhsan,

Kalau diukur melalui alat ukur UAN, nilai seorang
siswa jeblok. Kemudian mengakibatkan dia dinistakan
untuk masuk jurusan yang dia suka, maka beberapa
pertimbangan yang lain harus dilihat, apakah si anak
benar2 berbakat di bidangnya:

1. Harus dilihat prestasi siswa selama kelas 1 s.d. 3
(minalm kelas 2 dan 3), apakah dia memang pandai di
bidang tersebut? Sebutlah mata pelajaran matematika.
Andaikata si anak memiliki skor rata2 9 pada mata
pelajaran ini, apakah harus dikatakan bahwa si anak
memang "bloon" di matematika, karena terbukti UAN aja
jeblok.

2. Apakah bisa dikatakan adil, andaikata nilai siswa
di bawah 4.6 (standar lulus?) pada salah mata
pelajaran yang diujikan (mat, bhs Indo, dan bhs
Inggris), apakah kemudian kita harus menutup mata
bahwa dia telah gagal. Meskipun nilai mata pelajaran
yang lain sangat istimewa. Bagaimana mungkin sebuah
angka jeblok bisa mematikan angka-angka istimewa yang
lain?

3. Agaknya ke depan harus dirumuskan model
standarisasi yang bisa lebih manusiawi. Insya Allah
pakar2 pendidikan di milis ini sangat berjibun.

Wass,
mp

--

From: M Ikhsan Modjo <[EMAIL PROTECTED]>Mailed-By: gmail.com

Mas Parto,

Kalau itu sudahlain ceritanya. Saya juga kurang sreg yah kalau masalah
kelulusan dikaitkan dengan nilai satu dua pelajaran. Tentu harus ada
solusi lain. Misalnya bukan kelulusan sekolah, tapi sekedar kelulusan
masuk perguruan tinggi. Seperti model anglo-saxon di Aussie ini dengan
model hscnya.

Tapi kalau kemudian obyektifitas hasil UNAS per bidang dipersoalkan,
ini yang saya kurang setuju. Terus dengan cara apa dikur kemampuan dan
kompetensi siswa dalam bidang tertentu kalau bukan dengan ujian. Kalau
ternyata sudah 3.5 matematika yah that's it. Itulah ukuran, yang
menurut saya cukup obyektif kemampuan siswa itu di bidang matematika.
No excuses. Masalah yang lainnya dapat tinggi, itu juga ukuran
obyektif kemampuan siswa itu di bidang yang lain itu.

Salam 



From: Mbah Parto 

> Tapi kalau kemudian obyektifitas hasil UNAS per
> bidang dipersoalkan, ini  yang saya kurang setuju.
Terus dengan cara apa dikur  kemampuan dan
> kompetensi siswa dalam bidang tertentu kalau bukan
> dengan ujian. Kalau  ternyata sudah 3.5 matematika
yah that's it. Itulah ukuran, yang menurut
> saya cukup obyektif kemampuan siswa itu di bidang
> matematika. No excuses. Masalah yang lainnya dapat
tinggi, itu juga ukuran obyektif kemampuan siswa
> itu di bidang yang lain itu.

mp:

Mudah saja, yakni nilai UAN murni hendaknya
ditiadakan.  Pada awal 1980an kelulusan seorang siswa
tidak hanya dibebankan kepada EBTANAS atau UAN. Nilai
prestasi bisa dihitung dengan cara demikian:

1. Nilai rata-rata raport dijadikan komponen dalam
menghitung nilai prestasi siswa. Artinya nilai EBTANAS
tidak bisa berdiri sendiri. Karena di sana ada
pertimbangan antara ijasah sekolah dan sertifikat
nilai kelulusan hasil EBTANAS. Sehingga alat ukur
prestasi siswa tidak hanya nilai murni UAN semata.

2. Ujian masuk sekolah menengah (mereka yang dr SD
atau SMP) diadakan di tiap2 sekolah dengan model
rayonisasi. Sehingga soal-soal ujian dirumuskan
melalui MGBS (Musyawarah Guru Bidang Studi) per rayon.
Hal ini meniscayakan adanya keragaman soal, namun
masih mengacu pada standar komponen yang diujikan
secara nasional. Begitupun bagi mereka yang berminat
ke PT dan PTN akan menghadapi test masuk di masing2
perguruan tinggi tersebut.

3. UAN diadakan hanya untuk mengukur prestasi nasional
saja. Bukan untuk menjustifikasi "jeblok"nya daerah
tertentu. Karena secara demografis, teknis dan
fasilitas, masing2 daerah tidak seragam. Belum lagi
disparitas gaji guru antara Jakarta (yang minimal gaji
guru 3,5 juta) dan daerah yang tentunya berpengaruh
dalam "menggenjot" target perolehan skor UAN. Atau
antara sekolah favorit dan sekolah kandang ayam.

Wass,
mp


---

From: M Ikhsan Modjo <[EMAIL PROTECTED]>

Saya pikir usulan semangatnya mungkin bagus. Otonomi pendidikan. Tapi
ada banyak implikasi menarik dan repot. Salah satunya kalau benar
model otonomi yang diterapkan sama saja dengan mendesain kurikulum dan
administrasi per daerah/ per sekolah.

Dan dari pelajaran otonomi selama ini, daerah nampaknya memang belum
siap berotonomi.

Solusinya sebaiknya,
 
1. Nilai UAN tetap jadi patokan kelulusan masuk perguruan tinggi,
SMAN, atau SMPN. Serta menjadi salah satu komponen, bukan semuanya, 
penilaian kelulusan. Jadi tidak perlu lagi ada UMPTN dsb. Kecuali
tentu saja kalau ada kebijakan lain universitas.

2. Standar kelulusan UAN atau presentase komponen silahkan ditentukan
per daerah. Bisa memakai nilai keseluruhan atau nilai perkomponen.
Misalnya,

[ppiindia] Re: Kronologis Pembunuhan (Lihatlah dr sisi psikologis)

2006-06-20 Terurut Topik Mohamad Ikhsan

Dari kasus ini juga, ada teori yang menyebut perbuatan Ibu Aniek ini
disebabkan semacam 'peer-pressure' rat-race (lihat berita di bawah).
Berhubung keluarga yang bersangkutan secara ekonomi relatif kurang
dibanding tetangga dan teman-teman seangkatan, belum punya mobil,
rumah masih kontrak etc. 

Kelihatannya mungkin sepele, tapi kalau digosok-gosok terus
kiri-kanan, lama-lama jadi 'sip' juga. Jadi tidak heran kalau sampai
tega membunuh (pada konteks lain sampai korupsi, merampok etc...). 
Dan kasus ini membuktikan bahwa tidak ada kita yang 'kebal' group
pressure ini, apapun klaim moralitasnya. 

Jadi sebaiknya memang stop bicara moral

Salam, 


http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2006/bulan/06/tgl/14/time/150055/idnews/616003/idkanal/10

Anik Habisi 3 Anaknya Diduga karena Faktor Ekonomi
Ahmad Yunus - detikcom
Bandung - Anik Koriah (31), sarjana Planologi ITB, diduga membunuh
anaknya karena tekanan ekonomi. Kehidupannya yang kurang makmur
membuatnya depresi, sehingga memicunya untuk menghabisi 3 anak kandungnya.

Dugaan itu disampaikan Abu Syauqi, teman dekat Iman Abdullah, suami
Anik. Abu Syauqi adalah seorang amir zakat dan sering berhubungan
dengan Iman. Abu Syauqi juga sering memberikan ceramah keagamaan.

Abu Syauqi menuturkan, keluarga Iman-Anik tengah dililit masalah
ekonomi yang cukup berat. Ketika anak-anaknya sakit, beli obat pun tak
bisa.

"Beli makanan juga susah," kata Abu kepada detikcom lewat telepon,
Rabu (14/6/2006).

Pada Kamis 8 Juni pagi hari, Iman sempat ke kantor Abu Syauqi.
Tujuannya untuk meminjam uang untuk membeli obat salah satu anaknya
yang sedang sakit.

Anak yang sakit itu diperkirakan adalah Umar, anak bungsu yang belum
genap berusia setahun.

Abu Syauqi juga menyangkal aneka dugaan yang berkembang di masyarakat
bahwa Anik nekat menghabisi buah hatinya karena sang suami ringan
tangan atau pun Anik memiliki keyakinan bahwa anak yang meninggal
sebelum akil balig akan menggeret orangtuanya ke surga. "Tidak ada
itu," tepisnya.

Iman sendiri tercatat juga sebagai alumni ITB. Dia aktif sebagai
pengurus Masjid Salman ITB. Namun pekerjaannya ini tidak menghasilkan
banyak uang. "Ini adalah pengabdian," kata Iman seperti dikutip
Syauqi. Sementara, Iman melarang istrinya bekerja.

Keluarga Iman-Anik mengontrak rumah tipe 45 di Jalan Margahayu Barat
U-2 No 124 Margacinta Kota, Bandung. Menurut para tetangga, harga
kontrak rumah di kawasan itu adalah Rp 4-5 juta/tahun. (nrl)



--- In ppiindia@yahoogroups.com, josephine none <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> gw bukan orang dg pendkn psikologis, tapi gw coba melihat dari sisi
psikologis (sory kalo ga jago) .  Lepaskan agama apapun yg dianut
Anik, karena seorang cristian spt andrea pia yates di Texas-pun dpt
membenamkan 5anaknya ke bak mandi.
>
>   gw ngliat anik sbg sosok yg introvet, tdk bisa mengkomunikasikan
atau mungkin tidak mempunyai wadah yg cocok untuk mengeluarkan
uneg-unegnya.  Anik, dgn latar belakang ortu tajir dan mungkin
pemahaman agama masih minim tiba2 harus melompat kesisi kehidupan yg
jauh dari apa yg pernah dimiliki.  Dia mungkin melihat anak2nya tidak
mendapatkan kehidupan spt yg DULU ia miliki, dia mungkin melihat
dirinya tidak bisa menggapai impian karirnya krn tidak boleh kerja &
harus ngurus anak, dia mungkin merasa kehidupan agamis yang dikenalkan
suaminya trlalu berat untuk dijalani.
>
>   Kecemasan2 akan ketidakmampuannya disemua lini membuat sikap takut
yang berlebihan dan tragisnya..dia tidak tahu kemana harus
mengungkapkan ketakutannya...atau bahkan dia TIDAK MAMPU
mengungkapkan.  Seandainya saja dia bisa mengungkapkannya mungkin
orang2 disekitarnya, or anda2 anggota milis ato bahkan gw ndiri (smoga
saja) dapat membantunya.  Semoga dengan kasus ini kita makin aware
dengan teman disekililing qt, karena ...kadang banyak duka yg
tak terungkap, dibalik senyum dan tawa temen2 qt (n it's make me so sad)
>   
> aris solikhah <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>   Ada beberapa hal yang mengganjal dalam diri saya mengenai
kasus. INi, agak aneh juga ketika ada seseorang yang berpahaman Islam
lumayan melakukan perbuatan dosa besar ini. Meski saya yakin namanya
manusia (termasuk saya sendiri), melakukan suatu perbuatan dosa adalah
hal yang pasti terjadi.
> 
> Beberapa media masa memberitakan agak berbeda mengenai kasus ini.
> Benarkah perempuan ini dengan sadar melakukan perbuatan ini, atau
khilaf, tidak sadar,atau depresi? Apa yang menyebabkan ia depresi,
karena sisi ekonomi , dia mampu.
> 
> Atau mungkinkah rasa sayang atau pemahaman yang agak keliru mengenai
rasa kasih sayang pada anak. Misalnya ada orang tua memukuli anaknya
hanya karena kesalahan kecil dengan alasan rasa sayangnya untuk
pendidikan si anak.
> 
> Atau juga perempuan ini mungkinkah dilanda rasa dosa atas
ketidakmampuannya atau kekhawatirannya amat sangat karena tekut
mempertanggungjawabkan amanah mendidik anak (amanah yang dianggap
berat sekali) di hadapan Allah kelak, sehingga dia kemudian melakukan
pembunuhan it

[ppiindia] Re: Kronologis Pembunuhan (Lihatlah dr sisi psikologis)

2006-06-20 Terurut Topik Mohamad Ikhsan

Ini saya setuju. Term fundamentalis seharusnya adalah term psikologi
bukan sosiologi. Dan dilepaskan dari stigma agama. karena fanatisme
berlebihan ini, dalam banyak kasus lebih banyak disebabkan
kefrustasian individu/ kelompok yang kemudian disalurkan atau mendapat
titik pijak ideologi. Agama, isme sekedar dijadikan candu untuk
menafikan kefrustasian mereka dengan realitas sesungguhnya. Orang
stress jadi bomber bunuh diri. Pangangguran kemudian bikin laskar
pembela agama, dst, dst. 


Salam, 



--- In ppiindia@yahoogroups.com, josephine none <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> gw bukan orang dg pendkn psikologis, tapi gw coba melihat dari sisi
psikologis (sory kalo ga jago) .  Lepaskan agama apapun yg dianut
Anik, karena seorang cristian spt andrea pia yates di Texas-pun dpt
membenamkan 5anaknya ke bak mandi.
>
>   gw ngliat anik sbg sosok yg introvet, tdk bisa mengkomunikasikan
atau mungkin tidak mempunyai wadah yg cocok untuk mengeluarkan
uneg-unegnya.  Anik, dgn latar belakang ortu tajir dan mungkin
pemahaman agama masih minim tiba2 harus melompat kesisi kehidupan yg
jauh dari apa yg pernah dimiliki.  Dia mungkin melihat anak2nya tidak
mendapatkan kehidupan spt yg DULU ia miliki, dia mungkin melihat
dirinya tidak bisa menggapai impian karirnya krn tidak boleh kerja &
harus ngurus anak, dia mungkin merasa kehidupan agamis yang dikenalkan
suaminya trlalu berat untuk dijalani.
>
>   Kecemasan2 akan ketidakmampuannya disemua lini membuat sikap takut
yang berlebihan dan tragisnya..dia tidak tahu kemana harus
mengungkapkan ketakutannya...atau bahkan dia TIDAK MAMPU
mengungkapkan.  Seandainya saja dia bisa mengungkapkannya mungkin
orang2 disekitarnya, or anda2 anggota milis ato bahkan gw ndiri (smoga
saja) dapat membantunya.  Semoga dengan kasus ini kita makin aware
dengan teman disekililing qt, karena ...kadang banyak duka yg
tak terungkap, dibalik senyum dan tawa temen2 qt (n it's make me so sad)
>   
> aris solikhah <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>   Ada beberapa hal yang mengganjal dalam diri saya mengenai
kasus. INi, agak aneh juga ketika ada seseorang yang berpahaman Islam
lumayan melakukan perbuatan dosa besar ini. Meski saya yakin namanya
manusia (termasuk saya sendiri), melakukan suatu perbuatan dosa adalah
hal yang pasti terjadi.
> 
> Beberapa media masa memberitakan agak berbeda mengenai kasus ini.
> Benarkah perempuan ini dengan sadar melakukan perbuatan ini, atau
khilaf, tidak sadar,atau depresi? Apa yang menyebabkan ia depresi,
karena sisi ekonomi , dia mampu.
> 
> Atau mungkinkah rasa sayang atau pemahaman yang agak keliru mengenai
rasa kasih sayang pada anak. Misalnya ada orang tua memukuli anaknya
hanya karena kesalahan kecil dengan alasan rasa sayangnya untuk
pendidikan si anak.
> 
> Atau juga perempuan ini mungkinkah dilanda rasa dosa atas
ketidakmampuannya atau kekhawatirannya amat sangat karena tekut
mempertanggungjawabkan amanah mendidik anak (amanah yang dianggap
berat sekali) di hadapan Allah kelak, sehingga dia kemudian melakukan
pembunuhan itu. saya teringat kisah Khidir yang menyuruh Musa membunuh
seorang anak kecil, karena Khidir melihat masa depan anak ini kelak
menjadi pangkal segala bencana dimasyarakat.
> 
> Ah.. banyak tanda tanya mengenai hal ini, namun satu hal membunuh
adalah dosa besar, namun ada dosa yang jauh lebih besar daripada
pembunuhan yaitu syirik, dosa yang tidak termaafkan, tidak beriman
pada Allah, Tuhan yang Esa. wallahu'alambishawab
> 
> salam,
> aris
> 
> 
> Tuduhan Anda sangat menyinggung! Kalau Anda tidak suka dengan kami
karena
> beragama Islam, kami pun sudah faham dan tak usah ditunjukkan!
> 
> - Original Message -
> From: "Jimmy Okberto" 
> To: "ppiindiaT" 
> 
> Sent: Wednesday, June 14, 2006 3:08 PM
> Subject: [ppiindia] Kronologis Pembunuhan
> 
> > BerAgama belum tentu baik ...
> > Inilah hasil dari pengajaran AGAMA itu
> >
> > Anak sendiri di bunuh ...
> > Kasihan sekali
> >
> > DJ Oko - Duka Jogja Duka Indonesia
> > Thank you for add
> > > ck> [EMAIL PROTECTED] On friendster
> > Direct Line 021.88.32.068 After Hour 021.93.102.213
> >
> > -Original Message-
> > On Behalf Of Endang Tatan
> >
> >
> > Bilih aya anu teuacan maos PR dinten ayeuna..
> > mangga nyanggakeun
> > tatan
> >
> > Kronologis Pembunuhan
> > BAGAIMANA Ny. AKS membunuh tiga anak-anaknya?. Hasil penelusuran "PR"
> > terungkap, Kamis (8/6) sekira pukul 7.30 WIB, Ny. AKS menyuruh
suaminya,
> > H. Iman Abdullah, untuk pergi kerja. Pukul 9.00, pembantunya
datang dan
> > ia membawa Muhammad Umar Nasrullah alias Umar (7 bulan) ke kamar
depan.
> > Anak keduanya, Nazhif Aulia Rahmatullah alias Nazhif (3) nonton TV.
> > Pukul 10.00, AKS membekap Umar. Setelah wafat, AKS meninggalkannya.
> > Pukul 13.00 WIB, pembantunya di rumah bersama mayat anak bungsunya.
> > Pukul 13.30, Nazhif yang sedang menonton TV dibawa ke kamar kemudian
> > dibekap. AKS membawa mayat Umar untuk dipindahkan ke kamar belakang,
> > disatukan dengan Nazhif.
> > Pukul 17.00 WIB, Faras t

[ppiindia] Re: Kompas: Depdiknas Pembunuh

2006-06-20 Terurut Topik Mohamad Ikhsan
Mbak Aris kira-kira adil ngak orang tahunan latihan main bola (4 tahun
untuk world cup). Tapi kemudian 'tidak lulus' ke world cup dalam 2x45
menit?

Salam,

--- In ppiindia@yahoogroups.com, aris solikhah <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Satu kata, untuk sistem pendidikan Indonesia. Kejam. Manusia
dihargai karena hasil bukan proses.  Kelulusan tiga tahun sekolah
ditentukan oleh beberapa jam ujian saja. Tidak adil. Apa sebenarnya
yang diinginkan pemerintah? Tiap tahun atau pergantian kabinet sistem
pendidikan diganti. Buku pelajaran mahal, biaya masuk sekolah mahal,
SPP mahal, biaya hidup mahal, lulus pun sulit. Mau dibawa kemana
generasi muda kita. Sebuah akumulasi depresi sosial. Pancasila kemana
kesaktianmu, saat ini kau dibutuhkan...revitalisasi Pancasila!? 
>
>   http://www.kompas.co.id/metro/news/0606/21/082032.htm
>
>   salam duka pendidikan Indonesia,
>
>
> 
> 
> The great job makes a great man
>   pustaka tani 
>   nuraulia
> 
>   
> -
> Ring'em or ping'em. Make  PC-to-phone calls as low as 1¢/min with
Yahoo! Messenger with Voice.
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>







 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Great things are happening at Yahoo! Groups.  See the new email design.
http://us.click.yahoo.com/Q0DZdC/hOaOAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~-> 

***
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[ppiindia] Re: Malu Jadi Orang Indonesia

2006-06-08 Terurut Topik Mohamad Ikhsan

Terus terang saya juga malu kok jadi orang Indonesia. Tapi yah mau
gimana lagi...hehehe. Tapi jangan dituduh yang bukan-bukan loh. Sebab
malu itu konon hanya sisi kebalikan dari cinta. Sama seperti kala kita
malu anak kita berbuat yang tidak baik. Itu artinya cinta sama sang anak.

Intinya, yah malu tapi cinta...

Salam, 


--- In ppiindia@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Bandingkan dengan ini, pendapat seorang negarawan (?):
> "Kita harus mencintai negeri ini dengan tulus meskipun saat ini 
> keadaannya kacau dan ruwet," lanjut Syafii. Salah satunya lewat 
> kritikan yang sopan. Jika masyarakat sudah diam dan membenarkan 
> langkah pemerintah, itu akan menjadikan keadaan tambah kacau.
> 
> --- In ppiindia@yahoogroups.com, "Farid Gaban"  
> wrote:
> 
> > Dan hari ini saya malu menjadi orang Indonesia, negeri yang 
> mengemis> "hubungan militer permanen" dari pemerintahan yang amoral 
> dan memalukan.
> > 
> > Farid Gaban
> >
> 
> Malu tapi cinta ya jadi orang Indonesia?
> Buat orang yang lagi kasmaran sih seru: Malu tapi cinta ...:-)
> 
> Saya masih tetap bersyukur jd org Indonesia, dibandingken jadi orang 
> utan...:-( cuma malu punya pemimpin yang gak punya malu!. Tapi ini 
> juga mungkin demi keutuhan bangsa Indonesia yang harus dijaga...:-(.
> 
> wassalam,
>







 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Home is just a click away.  Make Yahoo! your home page now.
http://us.click.yahoo.com/DHchtC/3FxNAA/yQLSAA/BRUplB/TM
~-> 

***
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[ppiindia] Re: (utk ytc milis PPIINDIA) Gempa Yogya, Sultan, dan Pornografi SHUT UP !!!!!

2006-06-01 Terurut Topik Mohamad Ikhsan



Alhamdulillah, apologia pro libro suo. Maaf dan pernyataan terima
kasih juga untuk Aris. 

Walau pendatang belakangan, saya pikir semua yang disini tahu kalau
Mbak Aris ini termasuk salah satu 'asset' paling berharga di milis ini. 
Jarang ada yang bisa dengan sangat jujur dan dengan kepala dingin
berpendapat sesuai dengan keyakinan dan pendiriannya seperti Aris. 

Salam, 


--- In ppiindia@yahoogroups.com, aris solikhah <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Mbak, 
>   Terima kasih.
>   saya berusaha untuk tidak marah pada mereka ko, tapi hati saya
terluka sekali. Kata-kata yang sangat kasar, bagaimana jika mbak
mengalaminya demikian?Apa yang akan mbak lakukan?  Pernahkah saya
menghina mereka berdua sedemikiannya atau orang yang berseberangan
dengan ide-ide saya?  Saya telah memohon maaf  jika ada salah tafsir
dari diri mereka. Sayangnya, mas Daniel tetap menyidir-nyindir saya.
Saya telah memaafkannya. Meski demikian..prinsip alam dan prinsip
Tuhan akan berjalan dengan sendirinya.
>    
>   Suatu aksi negatif atau energi atau amal negatif akan berpulang
pada diri masing-masing, begitu pula kebaikan atau energi positif.
Orang Budha mengatakan hukum karma.
> 
>   Peristiwa dalam hidup adalah inspirasi saya dalam menulis. Itulah
kenapa saya juga menyukai menulis hikmah di Republika atau di mana
saja.  Rasionalitas ilmu akan selaras bila diseimbangkan dengan
kekuatan ruhani. Ini salah satunya, agar tak membuat manusia sombong
dan mudah jatuh dalam keputusasaan
>    
>   Adakalanya sesuatu hal tak bisa dijabarkan dalam kehidupan
rasionalitas dan keilmuan saya, seperti misalnya saya tak pernah
bertemu dengan seseorang, tidak merasa melakukan apa pun kebajikan
pada orang itu, namun tiba-tiba beliau menambahkan pulsa saya sebesar
100 ribu secara tiba-tiba. 
>    
>   Jika itu bukan rezeki dari Allah yang memang telah digariskan saya
tanpa usaha maka terjadilah... dan hal-hal seperti ini sering terjadi
bukan dalam kehidupan manusia...begitu pula.. musibah ...kejadian
Yogya, Aceh.. ada makna dibalik semua peristiwa minimal mendewasakan
diri kita, bagi orang yang mau mengambil hikmahnya.
>    
>   dan saya pun sedang mengambil hikmah dari makian pada saya
terima kasih banyak. Bisakah kita menghentikan perdebatan ini
sekarang? trim..
>    
>   salam,
>   aris
>    
>    
>    
>   
> Carla Annamarie <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>   
> 
> iya dunk..
> 
> om Daniel, pak Nizami n mba Aris...baekan dunk...teletubies
berpelukan..:))
> 
> hee..hee
> 
> 
> 
> 
> 
> "Saeful Rohman" 
> dolakto.co.id> To 
> Sent by: ppiindia@yahoogroups.com 
> [EMAIL PROTECTED] cc 
> ups.com 
> Subject 
> Re: [ppiindia] Re: (utk ytc milis 
> 06/01/2006 03:26 PPIINDIA) Gempa Yogya, Sultan, 
> PM dan Pornografi SHUT UP ! 
> 
> 
> Please respond to 
> [EMAIL PROTECTED] 
> ups.com 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> Ko pada beranten nih, udah sesama anak bangsa bergandengan tangan
bisa kan
> ?
> -Original Message-
> From: aris solikhah 
> To: ppiindia@yahoogroups.com
> Date: Wed, 31 May 2006 19:15:51 -0700 (PDT)
> Subject: Re: [ppiindia] Re: (utk ytc milis PPIINDIA) Gempa Yogya,
Sultan,
> dan Pornografi SHUT UP !
> 
> > YTC kawana-kawanku di milis PPIINDIA,
> >
> > Begitulah maksud saya..tak bisakah kita mencari hikmah dari sebuah
> peristiwa alam buat diri kita sendiri? Hikmah yang kemudian memperkaya
> hidup kita yang masih hidup untuk lebih berhati-hati
> > dalam bersikap dan membantu saudara-saudara kita.
> > Sulit memisahkan setiap kejadian dengan keimanan saya. Ini adalah hal
> yang alami.
> >
> > Misalnya kemarin saya sakit, saya berpikir, kenapa saya sakit,
> ujiankah, azabkah dari Allah, tegurankah atau karena saya kurang
hati-hati
> dalam memilih makanan?
> > Dari kasus sakit itu ada banyak perbaikan dalam hidup saya... dari
> mulai perenungan diri
> >
> > Mungkin saya ada kekhilafan dalam tulisan itu, hikmah buat orang yang
> masih hidup atau diantara kita, bukan maksud menghina. Sama sekali
tak ada
> niat sama sekali untuk menghina...
> > .
> > Kalaupun saya salah, maka saya terima kritikan itu, namun kalau
> mengingatkan bisakah dengan cara lebih santun untuk orang yang masih
> belajar seperti saya
> > saya mempercayai hukum kekekalan energi (prindip alam) dan prinsip
> Tuhan, energi negatif akan kembali pada pemiliknya.. bila memang saya
> salah, saya akan menerima akibatnya, pun sebaliknya makian
> > yang melukai hati saya hingga kini, pun akan berpulang kembali pada
> masing-masing individu..just matter of time. Ini bukan doa tapi
> demikian energi negatif atau amal akan kembali...agar kita
> > berhati-hati pula berkata-kata, pada orang salah sekali pun.
> >
> >
> > Menolong saudara yang sudah kesusahan itu sudah kewajiban dan
> seharusnya... itu tidak perlu diperdebatkan. Namun jarang sekali... kita
> melakukan intropeksi dengan adanya suatu peristiwa apapun
> > yang terjadi di sekeliling kita.
> >
> > Bila saja bukan saya, mas Nizami atau mas Cepy yang menulis tapi mas
> Mario, moderator yang sangat di

[ppiindia] Re: Gempa Yogya, Sultan, dan Pornografi

2006-05-29 Terurut Topik Mohamad Ikhsan




nah ini menarik. Ada yang mau bantu menyalahkan Tuhan. Yah minimal
Bung Ceppy ini tidak bawa-bawa ayat-ayat. Jangan jual auat-ayat dengan
sangat murah. Apalagi cuma hanya untuk kepentingan UU Porno. Bikin
malu aja. 

Tapi menjawab pertanyaan bung Ceppy ini, secara ringkas bisa
dikatakan, tidak bisa dideteksi secara persis jam, waktu dan pusat
lokasi. Akan tetapi untuk menduga kemungkinan gempa di satu luas
wilayah tertentu adalah BISA dengan menggunakan teknologi. 

Sehingga kesimpulannya peringatan dini untuk antisipasi gempa adalah
BISA dan dapat disampaikan kepada publik, walau untuk berbagai alasan
politik, ekonomi atau KEPERCAYAAN, prediksi ini jarang disampaikan ke
publik. 

Ada teori suram sebenarnya, bahwa Gempa Jogja adalah sekedar
sekuensial dari gempa Tsunami yang bergerak ke selatan (next Laut Bali
or selat Timor who knows but maybe...). Tapi kalau diumbar ke publik
kan jelas ngak populer.

Ada satu tulisan menarik tentang Merapi ini,
http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2006/052006/30/0901.htm
http://gedehace.blogspot.com/

Nah saya pikir jawaban itu seharusnya cukup memuaskan anda. 

Sekarang giliran anda dan Nizami menjelaskan apa hubungannya Maksiat
dan Azab. 

Pertama, Saya pikir bukan hanya keduanya tidak berhubungan. Tapi kedua
konsep ini juga sebentulnya bermasalah. Sebab konsep azab jelas
meniscayakan adanya campur tangan AKTIF tuhan dalam setiap kegiatan
manusia, yang menurut saya omong kosong. 

Tuhan terlalu bijak dan terlalu maha pengasih dan maha pemurah untuk
IKUT CAMPUR urusan manusia. Jadi meniscayakan intervensi sama saja
PELECEHAN terhadap Tuhan. 

Kedua, Saya berpikiran kalau pun maksiat benar mendatangkan azab maka
yang paling pertama kena harusnya kota yang hedonisnik atau memiliki
tingkat kriminal tinggi, seperti misalnya di Brazil, Afrika Selatan
dsb. Bukan Jogya atau Indonesia. 

Ketiga, kalaupun azab hanya karena porno atau korupsi, sudah lama
seharusnya terjadi azab itu. Tapi kenapa baru sekarang. Jangan-jangan
bukan karena porno atau korupsi. Tapi karena makin banyak orang blo'on
dan sableng yang bawa-bawa Tuhan atau agama untuk kepentingan politik,
sempit, picik dan sempit. Intinya azab inti ada karena Tuhan marah
diperalat!

Salam,

PS:
Please jangan bawa ayat2 lagi, males aku dikuliahi dan pasti tidak
akan kurespon



--- In ppiindia@yahoogroups.com, cepy alhakim <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> ytc. saudaraku
> saya akan coba membantu pak nizami untuk menjelaskan
> apa yang anda tanyakan, tapi sebelum menjelaskan
> hubungan kausitas antara maksiat dan adzab
> tuhan..tolong anda jelaskan pada saya dijaman 
> teknologi dan informasi yang serba canggih ini,
> bagaimana caranya menghindarkan supaya tidak terjadi
> bencana disuatu daerah, deteksi, atau
> memindahkankannya. dengan teknologi yang menurut anda
> tahu, ambil contoh kasus badai katrina di amerika
> saja...atau bagaimana caranya mengundurkan mati atau
> mengetahui kapan kita akan mati...itu saja, setelah
> anda jawab saya akan coba menjelaskan hubungan
> rasional antara azab dengan maksiat tersebut.
> salam hangat,
> 
> alhakimc
> 08128751343
> 
> --- Beka Ulung Hapsara <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> > Ngeri sekali pendapat anda, saya sampai bergetar dan
> > mikir, ditengah majunya pengetahuan dan
> > informasi,kok masih ada orang seperti saudara..
> > Saya jadi kasihan terhadap anda, apa sebenarnya yang
> > ada di pikiran anda saat ini sampai mudah sekali,
> > anda menghubungkan ,gempa bumi, Azab Tuhan dengan
> > penolakan RUU APP..
> > Bisa ndak anda memberikan argumentasi yang rasional
> > dan meyakinkan hubungannya gempa bumi, azab Tuhan
> > dengan RUU APP..
> > 
> > > - Original Message -
> > > From: "A Nizami" <[EMAIL PROTECTED]>
> > > To: ppiindia@yahoogroups.com
> > > Subject: [ppiindia] Gempa Yogya, Sultan, dan
> > Pornografi
> > > Date: Sun, 28 May 2006 18:27:32 -0700 (PDT)
> > > 
> > > 
> > > Assalamu'alaikum wr wb,
> > > 
> > > Sesungguhnya bencana yang menimpa manusia bisa
> > berupa
> > > ujian, bisa pula berupa azab. Tergantung dari
> > orang
> > > yang menerima bencana tersebut.
> > > 
> > > Jika orang itu selalu taat pada perintah Allah,
> > > niscaya itu satu ujian. Namun jika orang itu
> > > mendurhakai perintah Allah, niscaya itu suatu
> > azab.
> > > 
> > > "Dan berapalah banyaknya (penduduk) negeri yang
> > > mendurhakai perintah Tuhan mereka dan
> > Rasul-rasul-Nya,
> > > maka Kami hisab penduduk negeri itu dengan hisab
> > yang
> > > keras, dan Kami azab mereka dengan azab yang
> > > mengerikan" [Ath Thalaaq:8]
> > > 
> > > "Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan
> > (dengan)
> > > sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram,
> > > rezkinya datang kepadanya melimpah ruah dari
> > segenap
> > > tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari
> > nikmat-nikmat
> > > Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka
> > > pakaian[841] kelaparan dan ketakutan, disebabkan
> > apa
> > > yang selalu mereka perbuat." [An Nahl:16]
> > > 
> > > Berbagai bencana telah menimpa negara

[ppiindia] Re: Gempa Yogya, Sultan, dan Pornografi

2006-05-28 Terurut Topik Mohamad Ikhsan



Mulai lagi cari kambing hitam.  Tidak puas Sultan dan Pornografi,
Tuhan juga disalahkanck,ck,ck.




--- In ppiindia@yahoogroups.com, A Nizami <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Assalamu'alaikum wr wb,
> 
> Sesungguhnya bencana yang menimpa manusia bisa berupa
> ujian, bisa pula berupa azab. Tergantung dari orang
> yang menerima bencana tersebut.
> 
> Jika orang itu selalu taat pada perintah Allah,
> niscaya itu satu ujian. Namun jika orang itu
> mendurhakai perintah Allah, niscaya itu suatu azab.
> 
> "Dan berapalah banyaknya (penduduk) negeri yang
> mendurhakai perintah Tuhan mereka dan Rasul-rasul-Nya,
> maka Kami hisab penduduk negeri itu dengan hisab yang
> keras, dan Kami azab mereka dengan azab yang
> mengerikan" [Ath Thalaaq:8]
> 
> "Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan)
> sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram,
> rezkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap
> tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat
> Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka
> pakaian[841] kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa
> yang selalu mereka perbuat." [An Nahl:16]
> 
> Berbagai bencana telah menimpa negara kita. Mungkin
> banyak di antara kita yang rajin beribadah. Namun
> banyak pula yang melakukan kemaksiatan. 
> 
> Negara kita merupakan salah satu negara terkorup di
> dunia. Narkoba merajalela. Pornografi dan pelacuran
> ada di mana-mana.
> 
> Terakhir kita mendengar Sultan Yogya dan Istrinya yang
> menolak RUU APP yang bertujuan melarang pornografi.
> Namun Sultan Yogya dan istrinya menolak
> terang-terangan. Padahal pornografi itu diharamkan
> oleh Allah SWT.
> 
> Meski gunung Merapi siap meletus dan awan panas
> sewaktu-waktu bisa menerpa, namun tidak ada usaha
> untuk melarang pornografi. Bahkan majalah porno
> terbit. Rakyatnya pun banyak yang diam melihat
> kelakuan Sultannya.
> 
> Akhirnya Yogya dilanda gempa. Diperkirakan lebih dari
> 5000 orang tewas.
> 
> Kita doakan semoga rakyat Indonesia selalu taat pada
> perintah Allah, sehingga ketika bencana menimpa, itu
> adalah satu cobaan. Bukan siksaan.
> 
> Gempa telah berlalu, namun gunung Merapi siap meledak
> dan melontarkan laharnya.
> 
> Semoga rakyat Indonesia sadar dan kembali kepada
> kebenaran.
> 
> Wassalamu'alaikum wr wb
> 
> 
> ===
> Dampak Pornografi: 1 di antara 3 wanita AS diperkosa. Tiap tahun 2,3
juta wanita hamil di luar nikah di Indonesia (Dr. Boyke). Berantas
pornografi dukung RUU Anti Pornografi dan Pornoaksi - www.nizami.org
> 
> __
> Do You Yahoo!?
> Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
> http://mail.yahoo.com
>










***
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]









  
  
SPONSORED LINKS
  
  
  

Cultural diversity
  
  
Indonesian languages
  
  
Indonesian language learn
  
  


Indonesian language course
  

   
  







  
  
  YAHOO! GROUPS LINKS



   Visit your group "ppiindia" on the web. 
   To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] 
   Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.



  











[ppiindia] Pamela slams KFC chicken treatment in Indonesia

2006-05-26 Terurut Topik Mohamad Ikhsan



http://breakingnews.iol.ie/entertainment/story.asp?j=183861462&p=y8386zy68

25/05/2006 - 14:50:09 Pamela Anderson has slammed US fast-food chain
Kentucky Fried Chicken (KFC) in Indonesia for its cruel treatment of
chickens.

Pamela Anderson has slammed US fast-food chain Kentucky Fried Chicken
(KFC) in Indonesia for its cruel treatment of chickens.

The actress sent a letter to Dick Gelael, president of KFCs Indonesia
operations, to demand the chain eliminate the "worst abuses of chickens".

In her letter, she said: "Chickens who are raised for KFC are bred and
drugged to grow so large so quickly that many become crippled under
their own weight".

She went on to claim that alleged abuses include cutting off the
sensitive beaks of baby birds with a hot blade without using any
pain-killers and breaking the birds' wings and legs as they are
crudely gathered for slaughter.

She also said that at the slaughter-house "millions are dunked into
tanks of scalding-hot water while they are still conscious".










***
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]









  
  
SPONSORED LINKS
  
  
  

Cultural diversity
  
  
Indonesian languages
  
  
Indonesian language learn
  
  


Indonesian language course
  

   
  







  
  
  YAHOO! GROUPS LINKS



   Visit your group "ppiindia" on the web. 
   To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] 
   Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.



  












[ppiindia] Re: Genosida di Papua?

2006-04-19 Terurut Topik Mohamad Ikhsan



Quoted :

"Dalam salah satu tulisannya di The Age, 13/4/2006, wartawan Australia
John Martinkus menulis pada 2003 saat dirinya berkunjung ke Papua,
"The intimidation and attacks on human rights workers by the
Indonesian military and the outrage of the West Papuan leaders."
Peristiwa itu berkaitan dengan akan diberlakukannya otsus Papua 2001.
 
Kerusuhan demi kerusuhan sebagai akibat terpecahnya suara rakyat Papua
mengenai otsus itu mengakibatkan dilarangnya wartawan asing
mengunjungi Papua. Larangan tersebut juga diberlakukan untuk
akademisi, LSM, wakil-wakil gereja, pemantau HAM, dan perwakilan Uni
Eropa setingkat Dubes. Sampai saat ini pun, menurut Martinkus,
larangan tersebut masih berlaku. "

---

Saya pikir kita mesti lebih fair.

Sebenarnya bukan dilarang. Tapi lebih tepat screening pemberian visa.
Para jurnalis dan angggota LSM Indonesia kalau mau masuk ke Australia
apa juga ngak di screening sebelumnya? Toh orang seperti Haidar Baqir,
republika, samapai sekarang juga dilarang masuk Australia. Tapi apa
ini berarti pelarangan total?

Bukan. Bukan pelarangan total. 

Karena kalau pelarangan total, jelas orang seperti John Martinkus
tidak bisa masuk. Tapi buktinya dia bisa masuk dan melapor panjang
lebar, bahkan sampai terakhir, orang seperti Peter Wood juga bisa
masuk dan melapor kerusuhan kemarin. 

Anehnya, yang bersangkutan melapor ada 'genosida', tanpa ada
bukti-bukti kongkrit sama sekali. Semua hanya berdasarkan 'katanya'
dan 'konon'. Sementara yang benar-benar "kongkrit", lima nyawa polisi
dan tentara Indonesia melayang. Sama sekali tidak ada bekas dan laporan. 

Salam, 
 



> Ambon <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>   http://www.indopos.co.id/index.php?act=detail_c&id=221935
> 
> Kamis, 20 Apr 2006,
> 
> 
> 
> Genosida di Papua?
> Oleh Baiq L.S.W. Wardhani 
> 
> 
> Untuk mempertahankan kebijakan tentang pemberian visa kepada 42
pencari suaka politik asal Papua, pemerintah Australia mengembuskan
isu genosida (genocide, pembunuhan masal) atas warga Papua (Jawa Pos,
19/4/2006). Seperti diketahui, pemberian izin tinggal selama tiga
tahun bagi warga Papua tersebut telah memicu perseteruan diplomatik
antara Indonesia dan Australia yang sampai detik ini masih memanas. 
> 
> Bahkan, dalam perkembangan paling baru ketegangan Jakarta-Canberra,
PM John Howard menolak meminta maaf karena menganggap tindakannya
benar secara prosedur hukum maupun standar moral yang berlaku di
Australia. 
> 
> Menarik untuk ditilik, benarkah terjadi genosida di Papua dan
mengapa Howard bersikeras mempertahankan kebijakannya tersebut? Warga
Australia sangat sensitif terhadap isu yang menyangkut keselamatan dan
nyawa manusia. Apalagi, hal itu terjadi di Papua, salah satu zona
penyangga pertahanan Australia. 
> 
> Pandangan Warga Australia
> 
> Keberhasilan diberikannya visa bagi 42 warga Papua itu tidak bisa
dilepaskan dari keberhasilan lobi Papua yang terdiri atas berbagai
kelompok masyarakat di Australia. Lobi Papua dengan suksesnya bisa
meyakinkan para pejabat imigrasi Australia bahwa nyawa mereka terancam
jika kembali ke Indonesia. 
> 
> Dalam salah satu tulisannya di The Age, 13/4/2006, wartawan
Australia John Martinkus menulis pada 2003 saat dirinya berkunjung ke
Papua, "The intimidation and attacks on human rights workers by the
Indonesian military and the outrage of the West Papuan leaders."
Peristiwa itu berkaitan dengan akan diberlakukannya otsus Papua 2001.
> 
> Kerusuhan demi kerusuhan sebagai akibat terpecahnya suara rakyat
Papua mengenai otsus itu mengakibatkan dilarangnya wartawan asing
mengunjungi Papua. Larangan tersebut juga diberlakukan untuk
akademisi, LSM, wakil-wakil gereja, pemantau HAM, dan perwakilan Uni
Eropa setingkat Dubes. Sampai saat ini pun, menurut Martinkus,
larangan tersebut masih berlaku. 
> 
> Dan, yang menarik dalam tulisan Martinkus, seperti halnya di Aceh
dan Maluku, daerah-daerah tersebut sangat rawan karena genosida masih
terus berlangsung. 
> 
> Hal tersebut, menurut dia, bertolak belakang dengan yang ditulis
salah seorang diplomat yang menyatakan, di tengah era komunikasi
global seperti saat ini, hampir tidak mungkin terjadi pembunuhan yang
tidak tercium media asing. 
> 
> Martinkus menyangkal, bagaimana mungkin wartawan asing mengetahui
hal yang terjadi di Papua jika wilayah itu tertutup bagi mereka?
Pertemuan Martinkus dengan Johannes Bonay, direktur ELSHAM di Papua,
semakin memperkuat keyakinannya bahwa memang terjadi genosida di tanah
Papua.
> 
> Sebuah laporan setebal 52 halaman yang ditulis John Wing dan Peter
King yang diterbitkan pada 2005 oleh West Papua Project dan ELSHAM
mengungkapkan, selama 50 tahun rakyat Papua terus-menerus hidup dalam
ancaman keselamatan. 
> 
> Genosida yang dilakukan bervariasi, mulai pembasmian pendukung
kelompok separatis oleh militer, maraknya HIV/AIDS, sampai buruknya
gizi. Sedikit demi sedikit semua itu akan menyumbang berkurangnya
jumlah penduduk asli Papua dan akhirnya rakyat Papua akan menjadi
minoritas di tanah sendiri. 
> 
> Riset y

[ppiindia] Re: West Papuans are happy to be Indonesians

2006-04-10 Terurut Topik Mohamad Ikhsan
Bung Ambon kalau masalah Freeport saya kurang tau juga tuh. Ngeri juga
kasih komen ngak ndak tau masalah. 

Salam damai,  


--- In ppiindia@yahoogroups.com, "Ambon" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Pegolahan kekayaa alam mendatangkan pendapatan yang besar, sebagai
contoh 
> hanya  pajak dan deviden yang diterima dari Freeport untuk tahun
2005 adalah 
> US$ 1 milyar + US$ 40 juta untuk pembangunan masyarakat. Sekalipun 
> pendapatan yang begitu besar, tetapi  80% dari penduduk Papua hidup
dibawah 
> garis kemiskinan, rata-rata anak dibawah umur 10 tahun mengalami
penyakit 
> Hepatit A. Benarkah bisa happy dengan perut lapar  melihat pencuri,
perampok 
> dan bandit mengambil harta kekayaan dari rumahnya?
> 
> 
> - Original Message - 
> From: "M Ikhsan Modjo" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: ; <[EMAIL PROTECTED]>; 
> <[EMAIL PROTECTED]>
> Sent: Tuesday, April 11, 2006 4:11 AM
> Subject: [ppiindia] West Papuans are happy to be Indonesians
> 
> 
> > Satu artikel dari Harian The Age Australian yang ditulis oleh Wahid
> > Supriyadi, Konjen Indonesia di Melbourne. Sekaligus Duta Besar
> > Australia dan Menteri Luar Negeri Indonesia masa depan. Pak Wahid ini
> > seorang diplomat karir dan satu saja dari segelintir diplomat kita
> > yang cakap menulis dan luwes masuk ke setiap golongan masyarakat.
> >
> > http://www.theage.com.au/articles/2006/04/09/1144521206369.html
> >
> > West Papuans are happy to be Indonesians
> >
> >
> > By M. Wahid Supriyadi
> > April 10, 2006
> >
> > THE granting of temporary protection visas to 42 West Papuans has
> > given new ammunition to anti-Indonesian activists. Old issues such as
> > genocide, human rights abuse and the legitimacy of the Act of Free
> > Choice (whereby West Papua became a part of Indonesia) have once again
> > reared their heads thanks to the arrival of 43 Papuan asylum seekers
> > in Australia. Let me set the record straight.
> >
> > In 1935, the population of West Papua was about 700,000. By 2000,
> > however, the population was 2,220,034. Between 1980 and 1990 the
> > average population growth was 3.34 per cent, well above the national
> > level of 1.74 per cent. From 1990 to 2000, population growth of 3.22
> > per cent was recorded in West Papua, still well above the national
> > level of 1.49 per cent for the period. It is true that migrants
> > account for a significant slice of this increase in population, but
> > that is the national trend throughout Indonesia.
> >
> > How can anyone accept claims that genocide has been occurring when the
> > facts so obviously indicate otherwise? Let alone when we remember that
> > we are living in the 21st century, in an age of global communications,
> > when not a single untoward death in West Papua could possibly go
> > unnoticed by the world's media.
> >
> > The recent general election in West Papua province was relatively
> > peaceful. About 1.1 million people, or more than 90 per cent of those
> > eligible to vote, took part in the election that saw Barnabas Saebu
> > become Governor-elect with roughly 30 per cent of the vote. This
> > result indicates that, despite allegations to the contrary, the vast
> > majority of West Papuans independently choose to exercise their right
> > to vote without any government or military pressure.
> >
> > Since the downfall of Soeharto in 1998, Indonesia has been steadily
> > transforming itself into the world's third-biggest democracy. In 2004
> > general elections were held in a peaceful and democratic fashion and,
> > for the first time, the nation directly elected its president. Since
> > its democratic transformation, Indonesia has established its own
> > Commission for Human Rights, empowered to ensure that human rights are
> > upheld throughout Indonesia. Any claims of human rights abuses by the
> > 43 Papuans recently landed in Australia could be addressed through
> > this independent body.
> >
> > Allegations that the "Act of Free Choice", by which West Papua became
> > part of the Indonesian nation, was somehow illegitimate are also
> > without merit. The act was a historic political exercise, involving a
> > series of consultations with tribal councils over a period of several
> > months during 1969, whereby 1025 Papuan tribal chiefs voted for their
> > territory to be reintegrated into Indonesia. This approach was
> > selected as being the most appropriate given the logistical
> > difficulties created by the region's geography, and local political
> > circumstances that dictated that tribal chiefs spoke for and expressed
> > the will of their native communities. The exercise drew extra
> > credibility from the fact that it was carried out in accordance with
> > the New York Agreement struck between Indonesia and the Netherlands.
> > The final seal of legitimacy, however, came from the United Nations'
> > decision, based on a report by the UN Secretary-General, to recognise
> > West Papua as a part of Indonesian territory.
> >
> > Accusations that the absence of a "one man

[ppiindia] Invisible Hand in Action: VCD Cianjur Dijual Hingga Rp 500 Ribu Per Keping

2005-11-21 Terurut Topik Mohamad Ikhsan
More demand less supply > Inflation (at least in short-term).

-

VCD Cianjur Dijual Hingga Rp 500 Ribu Per Keping

Cianjur, 22 November 2005 13:22
Terungkapnya VCD Porno yang dilakukan sekitar 11 siswi SMU di
Kabupaten Cianjur Jabar ternyata dijadikan ajang cari untung oleh
pedagang VCD. Harganya per keping antara Rp 250 ribu sampai Rp 500 ribu .

Sumber Antara di sejumlah sentra penjualan VCD menyebutkan, banyak
masyarakat yang mencari VCD syur gadis berseragam biru itu karena
penasaran, namun ternyata banyak pedagang yang mengaku belum pernah
menjual dan membeli jenis VCD tersebut.

"Hanya saja kami sempat mendengar bahwa kepingan VCD yang dijual antar
orang per orang itu harganya mencapai Rp 500 Ribu per keping," kata
salah seorang pedagang VCD di bilangan Ramayana Cianjur yang enggan
disebut namanya kepada Antara, Selasa.

Para pedagang VCD lainnya mengaku tidak akan mengedarkan jenis VCD
tersebut secara terbuka karena takut dianggap menyebarkan pornografi.
"Daripada berabe dituduh yang bukan-bukan lebih baik saya tidak
menjual VCD seperti itu," kata Arman (22) salah seorang pedagang VCD
di sekitar Jalan Mangunsarkoro Cianjur.

Jenis VCD yang bermula dari rekaman video handphone tersebut beredar
dari tangan ke tangan melalui fasilitas bluetooth. Bermula ketika
salah seorang pelaku yang merekam adegan panas bersama beberapa
temannya di ruangan kelas. Entah lupa atau sengaja, ia kemudian
menjual handphone miliknya ke sebuah counter HP di Cianjur Supermall.
Padahal, di dalamnya terdapat rekaman adegan panas yang menghebohkan
dunia pendidikan itu.

Dari sana, entah siapa yang memulai beredar dari tangan ke tangan
adegan mesum siswa dan siswi tersebut dan ditengarai melibatkan
seorang oknum gurunya sendiri. Tahu-tahu kemudian sudah beredar dalam
bentuk VCD yang digandakan dengan menggunakan komputer.

Kepala Sekolah SMUN II Cianjur, Drs. Aan Suwandi, kepada sejumlah
wartawan media cetak dan elektronik akhirnya membantah adanya pesta
seks di dalam kelas yang melibatkan anak didiknya. "Tidak ada pesta
seks dalam ruangan kelas yang dilakukan 11 murid dan seorang guru di
sekolah kami," kata Aan menegaskan.

Namun ia tidak membantah kalau beberapa hari lalu pihaknya telah
mengeluarkan 11 siswanya tersebut karena dianggap telah mencemarkan
nama baik sekolah dan melampaui batas. Ia tidak memberikan penjelasan
rinci apa yang dimaksud dengan tindakan melampaui batas tersebut.

Ia hanya mengakui dari 11 siwi yang dikeluarkannya itu, telah
melakukan perbuatan asusila , melakukan hubungan badan di luar nikah
dengan lawan jenis. Mengenai adanya dugaan keterlibatan seorang guru
berinisial DS ia baru pada tahap melakukan penyelidikan dan sebatas
dugaan karena belum ada bukti yang akurat.

"Semuanya baru sebatas pengakuan siswa yang kena sanksi bahwa ada
salah seorang guru yang juga terlibat dalam praktek memprihatinkan
itu," katanya.

Kapolres Cianjur AKBP Anang Suhardi, telah memerintahkan jajarannya
untuk melakukan penyelidikan, termasuk mencari barang bukti kepingan
VCD dan clip dalam handphone. "Saya telah memerintahkan anggota untuk
mencari barang bukti, hingga kini masih sebatas dugaan dan belum
menerima pengaduan," ujar Anang. [TMA, Ant]






 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Help save the life of a child. Support St. Jude Children's Research Hospital.
http://us.click.yahoo.com/cRr2eB/lbOLAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~-> 

***
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[ppiindia] Re: Revaluasi Yuan - Pegged Currency?

2005-07-26 Terurut Topik Mohamad Ikhsan

Sepakat dengan Bung Andreas, yuan memang masih undervalued. Ini memang
keuntungan China sebagai negara besar, sentralistik dengan cadangan
devisa berlebihan. Mereka bisa seenaknya membuat kebijakan, yang
sesungguhnya tidak menguntungkan bukan hanya negara maju, tapi juga
negara berkembang seperti Indonesia. 

Begitu juga saya terus terang bisa memahami kekhawatiran mbak Fauziah.
Pemerintah kita masih terlalu SULIT dipercaya. Ada banyak bukti dan
alasan bisa disampaikan untuk mensubstansikan kekhawatiran ini. 

Satu bukti mutakhir yang saya bisa disampaikan disini adalah
KOORDINASI BURUK dan PERSAINGAN TIDAK SEHAT antar instansi yang sampai
sekarang masih marak. Misalnya persaingan segi tiga emas, Depdagri,
Bappenas dan Menkokesra dalam menangani proyek kemiskinan. 

Kemiskinan dan ketimpangan masih dianggap sebagai "proyek" yang harus
diperebutkan, ketimbang untuk kesejahteraan. Jadi, tidak heran meski
masing-masing Departemen hampir pasti memiliki yang namanya 'peta
kemiskinan', tetap saja kemarin Bappenas dan BPS ngotot untuk minta
proyek baru 'peta kemiskinan' yang dihargai Rp. 300 milyar lebih. 

Begitu juga mungkin ada dampak buruk pada produksi domestik. Ini
mengingat sektor manufaktur kita masih banyak tergantung dengan bahan
baku import.

Tapi di sisi lain, jangan lupa, selain China, Malaysia juga pernah
terbukti berhasil menstabilkan ringgit dengan menahan aliran spekulasi
'hot money' dan mendapatkan keunggulan daya saing - walau sementara -
dari undervaluednya ringgit. 

Melalui memasakan rupiah, eksportir dan pemerintah bisa membeli waktu
untuk membenahi tingkat daya saing seperti halnya kedua negara tersebut. 

Begitu juga dengan sedikit diambangkannya dan direvaluasinya yuan,
aliran "uang panas" yang diperkirakan berjumlah USD 100-200 milyar di
China akan mencari tempat parkir lain, dimana Indonesia bisa menjadi
tempat mainan baru bagi mereka. 

Bahaya uang panas plus defisit anggaran ini saya pikir perlu
diwaspadai. Dan meski tidak populer di kalangan pelaku pasar, opsi ini
menurut saya layak dipertimbangkan. 

Overall, Saya pesimis. Disamping soal minimnya cadangan devisa, tambal
sulam kebijakan makro - seperti melalui kebijakan mata uang tanpa
disertai pembenahan sektor riil dan distorsi harga, yang sesungguhnya
penyebab persoalan, adalah artifisial. Apa gunanya membeli waktu
melalui "currency pegged" kalau memang sektor riil dan distorsi
harganya memang tidak mau dibenahi karena ada resistansi dan populisme
kebijakan. 

Salam



--- In ppiindia@yahoogroups.com, ANDREAS MIHARDJA <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Manipulasi currency yg dilakukan China melalui pemerintah atau
central bank China hanya mungkin kalau negara itu belum bebas
samasekali.  Didalam negara demokrasi tulen dengan pasar terbuka pasti
RMB sudah lama dinaikan harganya dgn mungkin minimum 25% - tetapi
didalam suatu negara dimana ekonmie masih dikuasai dan diatur secara
central maka RMB dapat ditahan harga rendahnya. Ini rupanya dipakai
sebagai senjata untuk mencegah perubahan keadaan secara drastic. 
Kenaikan harga RMB dgn 2 % tidak berarti sama sekali dan masih berada
dibawah inflasi value.
> Harga currency didunia bebas tergantung dari supply dan demand -
kalau demand banyak maka currency naik etc. Dengan dilepaskanya RMB
dgn $ mungkin kalau pasar bebas bisa balance sendiri - tetapi dgn
controlled economy theory2 economy barat tidak dpt dipakai secara
direct - harus tambah factor politik dan pemerintah yg otoriter. Jadi
menurut saya nothing is changed dan RMB is still undervalued.
> Andreas
>  
>  
> 
> 
> fauziah swasono <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Saya kok curiga bahwa ini cuma hokus pokus-nya Cina saja. Paling2 akan
> seperti Singapore dg mainan basket currency-nya. Saya baca dikoran
> mereka akan mengadjust nilai Reminbi dg "secret formulation" :D
> 
> Tujuan utama Cina kayaknya cuma menghindari ancaman balas dendam US
> yang akan mengevaluasi exchange policy China bulan Oktober nanti. Jadi
> ingat waktu ngobrol dg seseorang minggu lalu. Kebetulan dia baru
> pulang dari keliling survey pasar dan pemerintah di bbrp negara Asia
> untuk keperluan Regional Outlook 2005. 
> Menurutnya pelaku pasar di China bilang: ekonomi Cina sebenarnya mulai
> "ngerem", ada slow down import, decreasing lending dari SOBanks,
> perusahaan2 swasta mencoba scale-back di komoditi non-oil, dsb. Jadi
> ada tanda2 softening. Bahkan bbrp investment bankers bergurau: China
> will have a very soft landing on the 35 miles runway.
> 
> Untuk Indonesia? Pertanyaan pertama: do we trust our government? Kalo
> ya, pegged currency mungkin bisa dipertimbangkan sambil liat2 cadangan
> devisa, banking system kita, good governance kita, financial
> infrastructure kita... kok banyak ya? Kalau tidak percaya pemerintah
> dan peralatan perang kita kurang, tapi IDR dipeg, bakalan ke laut deh...
> 
> Saya setuju pendapat salah satu prof saya disini (beliau adalah salah
> satu mantan direktur central bank): monetary policy has never been
> easy. Tidak ada yang sempurn

[ppiindia] Re: Laffer Curve from Ibn Khaldun

2005-07-25 Terurut Topik Mohamad Ikhsan
Salam, Mas Ari saya bukan jamhur hanya mursid, yang mau ikutan belajar
dan permisi sama senior-senior di milis ini :)

Mungkin mereka saling mempengaruhi. Apa sih yang murni di dunia ini?
Semua saling mempengaruhi semua saling mengisi. Ide itu punya sayap,
punya kaki - GM. Disaat seseorang mengklaim paling murni dan paling
bersih, maka saat itu pula satu kesalahan sudah dibuat. 

Eniwei, silahkan dilanjut lagi, saya balik lagi dulu. 

Salam


--- In ppiindia@yahoogroups.com, "Ari Condro" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> Wuiiihhh, mas Ikhsan Modjo juga disini toh.  
> Mbak Fau, kenalkan, mas Ikhsan ini juga lagi ngambil S3 ekonomi,
> tapi doi di Aussie.  Wah, jadi makin banyak jamhurnya nich milis 
> 
> Mas Ikhsan, Ibn Khaldun ada duluan sebelum Laffer Curve.
> Lha wong pemikirannya Adam Smith juga banyak terinspirasi
> pemikiran Ibn Khaldun lho 
> 
> salam,
> Ari Condro
> 
> 
> - Original Message - 
> From: "fauziah swasono" <[EMAIL PROTECTED]>
> 
> --- In ppiindia@yahoogroups.com, "Mohamad Ikhsan" <[EMAIL PROTECTED]> 
> wrote:
> > Tanpa mengecilkan the late Mr Ibn Khaldun. 
> > 
> > Laffer curve tidak lain tidak bukan adalah aplikasi prinsip
> > diminishing return, yang berlaku universal, bahwa segala sesuatu
> > pertama meningkat mencapai klimaks lalu antiklimaks, semua ada 
> batasnya. 
> > 
> > Prinsip Diminishing return ini sendiri diderivasi dari observasi dan
> > akal sehat. Tidak perlu jadi pakar di bidang apa pun untuk mengetahui.
> > 
> 
> Bukankah hampir semua teori memang sejalan dg logika biasa?
> Tapi hanya orang2 tertentu saja yang mampu menyatakannya dan atau 
> memformulasikannya menjadi sesuatu teori/prinsip yang kemudian jika 
> diderivasi menghasilkan banyak varian teori lainnya?
> 
> Dan itulah yang dilakukan oleh para *orang besar* bukan orang biasa 
> seperti saya. 
> 
> 
> salam,
> 
> fau





***
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[ppiindia] Re: Laffer Curve from Ibn Khaldun

2005-07-24 Terurut Topik Mohamad Ikhsan
Tanpa mengecilkan the late Mr Ibn Khaldun. 

Laffer curve tidak lain tidak bukan adalah aplikasi prinsip
diminishing return, yang berlaku universal, bahwa segala sesuatu
pertama meningkat mencapai klimaks lalu antiklimaks, semua ada batasnya. 

Prinsip Diminishing return ini sendiri diderivasi dari observasi dan
akal sehat. Tidak perlu jadi pakar di bidang apa pun untuk mengetahui.

Nah, kalau ditransgesi, jadi memang ber-Islam atau beragama lainnya
harus menggunakan akal sehat :)

Salam 




--- In ppiindia@yahoogroups.com, "fauziah swasono" <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:
> Sekedar ingin sharing bahwa lautan ilmu itu sangat luas dan berbagai
> peradaban telah berkontribusi hingga sampailah kita pada apa yang kita
> dapatkan sekarang ini. (dan terus berkembang ke masa depan).
> 
> Kurva Laffer yang cukup terkenal dalam ilmu ekonomi publik, diakui
> oleh Laffer sendiri adalah diilhami oleh pekerjaan Ibn Khaldun. 
> 
> Dan bagi saya, banyak prinsip ekonomi sebenarnya sejalan dg prinsip
> Islam, seperti efisiensi, institusional (peran pemerintah), kontrak
> sosial (terutama dalam game theory), property rights, dll. Under
> whatever names they are, we just need to learn the principles and use
> them for the sake of goodness.
> 
> Bagi yang tidak berkenan, sila di skip/delete.
> 
> salam,
> 
> fau
> 
> 
> The Historical Origins of the Laffer Curve
> 
> The Laffer Curve, by the way, was not invented by me. For example, Ibn
> Khaldun, a 14th century Muslim philosopher, wrote in his work The
> Muqaddimah: "It should be known that at the beginning of the dynasty,
> taxation yields a large revenue from small assessments. At the end of
> the dynasty, taxation yields a small revenue from large assessments."
> 
> 
> http://www.heritage.org/Research/Taxes/bg1765.cfm
> 
> 
> The Laffer Curve: Past, Present, and Future
> by Arthur B. Laffer
> Backgrounder #1765
> 
> June 1, 2004 
> 
> The story of how the Laffer Curve got its name begins with a 1978
> article by Jude Wanniski in The Public Interest entitled, "Taxes,
> Revenues, and the `Laffer Curve.'"1 As recounted by Wanniski
> (associate editor of The Wall Street Journal at the time), in December
> 1974, he had dinner with me (then professor at the University of
> Chicago), Donald Rumsfeld (Chief of Staff to President Gerald Ford),
> and Dick Cheney (Rumsfeld's deputy and my former classmate at Yale) at
> the Two Continents Restaurant at the Washington Hotel in Washington,
> D.C. While discussing President Ford's "WIN" (Whip Inflation Now)
> proposal for tax increases, I supposedly grabbed my napkin and a pen
> and sketched a curve on the napkin illustrating the trade-off between
> tax rates and tax revenues. Wanniski named the trade-off "The Laffer
> Curve."
> 
> dst




***
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[ppiindia] Calon DUBES Baru Australia

2005-07-23 Terurut Topik Mohamad Ikhsan
Kalau Bill Farmer, yang sangat ekstrim kanan dan rasis, bener jadi
Dubes di Indonesia mungkin bukan hanya ditutup sebagian, tapi seluruh
ruas jalan kuningan untuk ke dubes Australia bisa jadi ikut ditutup :) 

Sekalian mungkin yang mau klakson dan Demo ke Kedubes Australia, yang
ini ikut didemo juga. Saya setuju dengan Mr Joko Susilo kali ini, Mr
Bill mesti ditolak. 

Rekan di Media Massa mungkin bisa membantu menyebarluaskan berita ini.

Ini adalah hak Indonesia, sebagai negara berdaulat. Toh Australia juga
pernah melakukan hal yang sama terhdap Jenderal HB Mantili (cmiiw)
ditolak sebagai dubes Indonesia untuk Australia, atas desakan media di
sini.

Salam, 


http://www.theage.com.au/articles/2005/07/16/1121455936361.html?oneclick=true

Indonesian threat to block envoy
By Philip Hudson
Political Correspondent
Canberra
July 17, 2005


The controversial plan to reward former Immigration Department head
Bill Farmer with the plum diplomatic posting to Jakarta faces
resistance in the Indonesian Parliament.

The Federal Government was in damage control last night after the
influential Indonesian MP Djoko Susilo, who sits on the Commission for
Security, Defence and Foreign Affairs, formally raised "deep concern"
about the appointment and said he could not rule out it being blocked.

Mr Susilo lodged his concerns on Friday with a delegation of Federal
MPs visiting Jakarta.

"I talked to the delegate of the Australian Parliament, Andrew
Southcott, and I expressed some deep concern with the possibility of
the nomination of Mr Farmer as the next ambassador of Australia to
Jakarta," he said.

Last night he also claimed there was a culture of intimidation and
rudeness by immigration officers against Indonesia and blamed Mr
Farmer. He questioned whether Indonesians could work with him.

"We have evidence the Immigration office under Mr Farmer unfairly
treated Indonesian officials," he told The Sunday Age. "Indonesian
delegations have been rudely treated by Mr Bill Farmer's immigration
people. This is the culture of intimidation, the culture of rudely
treating foreign dignitaries under Bill Farmer."

Mr Susilo said Mr Farmer's handling of immigration in Australia could
also harm his ability to be an effective envoy.

"At this moment we are not sure about his credibility. We want to look
deeper into Mr Farmer's background. We have concerns about the
controversy in Australia," he said.

The committee can block or delay diplomatic postings.

"We can block the appointment of Mr Farmer if we have substantial
evidence the appointment will be harmful to the relationship between
Indonesia and Australia," Mr Susilo said.

"We want to know that your envoy can reach out to the public at large.
We basically want to have a good person who can communicate with us
here in Jakarta."

Prime Minister John Howard shifted Mr Farmer out of immigration just
days before the release of the Palmer report into the wrongful
detention of Cornelia Rau and deportation of Vivian Alvarez Solon.

Dr Southcott, who chairs Parliament's treaties committee, confirmed Mr
Susilo had raised concerns. He indicated he would pass these on to
Foreign Minister Alexander Downer. Last night Dr Southcott contacted
The Sunday Age to say he had defended Mr Farmer to Mr Susilo by
praising Envoy can reach out to the public at large. We basically want
to have a good person who can communicate with us here in Jakarta."

Prime Minister John Howard shifted Mr Farmer out of immigration just
days before the release of the Palmer report into the wrongful
detention of Cornelia Rau, and deportation of Vivian Alvarez Solon.

Dr Southcott, who chairs Parliament's treaties committee, confirmed Mr
Susilo had raised concerns. He indicated he would pass these on to
Foreign Minister Alexander Downer.

Last night Dr Southcott contacted The Sunday Age to say he had
defended Mr Farmer to Mr Susilo by praising his record as a former
ambassador to Malaysia and PNG. "Jakarta is our largest embassy and we
only send our best people there," he said.'

Opposition foreign affairs spokesman Kevin Rudd said the controversy
could harm relations with Indonesia.

Subscribe to The Age for your chance to win a Margaret River escape*

-

http://www.thejakartapost.com/detaileditorial.asp?fileid=20050720.F05&irec=4

Aussie ambassador to Indonesia

As an Australian citizen currently living in Indonesia, I share the
concerns of Pak Djoko Susilo, a member of the House of
Representatives, regarding the choice of Bill Farmer as Australia's
next ambassador to Jakarta.

Over the last nine years, the Howard government has consistently shown
little indication or appreciation of the importance that our bilateral
relationship has for the national interests of both countries. This is
evidenced through the absence of any interest in broadening the
relationship through enhanced people-to-people contact or in expanding
Indonesian studies and language training in Australia's education
system or in the broader A

[ppiindia] Re: Penghapusan (lagi) Subsidi Minyak : Farid Gaban

2005-07-20 Terurut Topik Mohamad Ikhsan
--- In ppiindia@yahoogroups.com, Andrew Yuen <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Anda setuju subsidi terhadap BBM dicabut dengan alasan membebani
anggaran 
> negara, akan tetapi pemberlakuan pajak progresif yang mendatangkan 
> pendapatan negara dalam jumlah yang cukup signifikan dan tidak menyiksa 
> perut rakyat malah anda tentang. Dengan alasan modal akan lari keluar 
> negeri. Disini anda tampak ambigu, dan nyata-nyata menelan ludah anda 
> sendiri tentang pro-rakyat atau tidak. Buat saya, sah-sah saja
pemberlakuan 
> pajak progresif itu, biar saja modal dalam negeri keluar, toh modal
luar 
> juga akan masuk.


Pemberlakuan pajak progressif memang seakan-akan kerakyatan. Tapi
sesungguhnya adalah kebodohan. Dan ini sudah dibuktikan lama dalam
teori dan bukti empiris di banyak negara. 

Saya memang menyederhanakan karena tidak mau bicara jargon. Tapi
kaidah ini sudah cukup lama dikenal dikalangan ekonom, tapi memang
tidak di kalangan awam. Diamond-Mirless tax analysis. Marginal Pajak
progressif justru membuat 'intertemporal substitution' orang di income
level tinggi pindah dari bekerja ke tidak bekerja (leisure), atau
pindah dan bekerja di negara lain. Jadi akan ada eksodus human dan
physical capital, untuk mencari ongkos yang murah, yang di Indonesia
sudah terbukti marak. Net effectnya, pendapatan negara justru
berkurang, dan yang seakan-akan kerakytakan, sekonyong-konyongnya
menjadi konyol.

> 
> Anda tinggal di pedalaman yah? sehingga tidak pernah menggunakan 
> transportasi umum?
> Yang paling berdampak jelas itu yah transportasi publik dan apabila
sektor 
> ini naik, otomatis harga kebutuhan pokok pun naik. Bagi orang
seperti anda 
> dan saya sih kiranya tidak ada masalah dengan naiknya kebutuhan pokok 
> tersebut, ataupun naiknya BBM... toh kita masih sempat bisa buang waktu 
> nyampah wacana di internet dengan posting seperti ini.


Kebutuhan pokok pasti naik. Tapi bukankah sekarang dengan defisit
anggaran, inflasi juga sudah naik (nah loh anda yang tinggal dimana?)
Artinya sama saja toh. Defisit anggaran berarti inflasi. Ricardian
equivalent (jargon lagi). Dan selama defisit selama itu pula akan ada
inflasi. Untuk setiap tahun ke depan. Ini salah satu penyebab sampai
sekarang inflasi di Indonesia tidak bisa ditekan di bawah lima persen.

Jadi lebih baik dipotong sekali saja, dan tidak menjadi masalah
struktural tahunan. 

(lihat posting saya untuk komplitnya di
http://mimodjo.blogspot.com/2005/07/kelangkaan-bbm-apbn-dan-rupiah.html)

> Jujur saja, saya juga setuju dicabutnya "semua" subsidi disegala
sektor... 
> terutama sektor yang berkaitan dengan publik... kadang-kadang rakyat
perlu 
> dididik untuk melawan, dan syaratnya yah perlu ditekan sampai lapar
dulu..
> Terlalu lama dijajah jadi kaum lemah... lantas ditambah lagi dengan
ide-ide 
> sok segar beginian...
> 
> -ay-



> On 7/20/05, Mohamad Ikhsan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > 
> >  Assalamu `alaikum 
> > 
> > Hitung-hitung bantu pemerintah. Gratis sekalian belajar propaganda!
> > Ngak ada IMF, ngak ada World Bank, ngak ada Neo-Liberal di belakang
> > saya. Cuman muak saja dengan kebodohan yang semakin membabi buta dan
> > menjerumuskan.
> > 
> > Salam, 
> > 
> > Ikhsan Modjo
> > http://mimodjo.blogspot.com
> > 
> > 
> > (Artikel ini juga boleh dimuat dan di forward ke mana saja, on-line,
> > offline, secara cuma-cuma - saya tidak takut tidak populer :P)
> > 
> > --
> > 
> > Subsidi harus dihapus dan dihapus sekarang juga. Cukup sudah anggaran
> > negara terbebani dengan meningkatnya harga komoditi ini. Diakhiri saja
> > cerita sedih ketidakadilan yang seolah-olah kerakyatan ini. 
> > 
> > BBM memang adalah komoditi strategis. Tapi bukan berarti harus
> > disubsidi. Banyak komoditi lain lebih strategis tapi tidak disubsidi.
> > Air putih yang lebih vital untuk kehidupan pun tidak disubsidi. 
> > 
> > Guru dan dokter bisa berjalan kaki atau sepeda ke tempat kerja. Mereka
> > tidak perlu BBM, tapi tidak air putih. Hidup butuh air. Memasak
> > Indomie butuh air putih, makan Ubi pun tidak enak rasanya kalau tidak
> > berair. Mengapa BBM yang harus disubsidi?
> > 
> > Penyelarasan harga bukan penyesuaian pola konsumsi standar
> > internasional. Tapi penghindaran alokasi tidak tepat dan pemborosan. 
> > 
> > Harga adalah insentif. Harga adalah sinyal. Melalui insentif dan
> > sinyal berupa harga komoditi dialokasikan. Jika harga terdistorsi,
> > maka pemborosan terjadi. Komoditi dialokasikan bukan pada prioritas
> > tapi pada kesewenang-wenangan. 
> > 
> > Tidak mengherankan kalau dikatakan Indonesia termasuk empat besar
> > terboros soal BBM di dunia. Dengan subsidi penghematan hanya seba

[ppiindia] Re: Penghapusan (lagi) Subsidi Minyak : Farid Gaban

2005-07-20 Terurut Topik Mohamad Ikhsan
Assalamu `alaikum 

Hitung-hitung bantu pemerintah. Gratis sekalian belajar propaganda!
Ngak ada IMF, ngak ada World Bank, ngak ada Neo-Liberal di belakang
saya. Cuman muak saja dengan kebodohan yang semakin membabi buta dan
menjerumuskan.

Salam, 

Ikhsan Modjo
http://mimodjo.blogspot.com


(Artikel ini juga boleh dimuat dan di forward ke mana saja, on-line,
offline, secara cuma-cuma - saya tidak takut tidak populer :P)

--

Subsidi harus dihapus dan dihapus sekarang juga. Cukup sudah anggaran
negara terbebani dengan meningkatnya harga komoditi ini. Diakhiri saja
cerita sedih ketidakadilan yang seolah-olah kerakyatan ini. 

BBM memang adalah komoditi strategis. Tapi bukan berarti harus
disubsidi. Banyak komoditi lain lebih strategis tapi tidak disubsidi.
Air putih yang lebih vital untuk kehidupan pun tidak disubsidi. 

Guru dan dokter bisa berjalan kaki atau sepeda ke tempat kerja. Mereka
tidak perlu BBM, tapi tidak air putih. Hidup butuh air. Memasak
Indomie butuh air putih, makan Ubi pun tidak enak rasanya kalau tidak
berair. Mengapa BBM yang harus disubsidi?

Penyelarasan harga bukan penyesuaian pola konsumsi standar
internasional. Tapi penghindaran alokasi tidak tepat dan pemborosan. 

Harga adalah insentif. Harga adalah sinyal. Melalui insentif dan
sinyal berupa harga komoditi dialokasikan. Jika harga terdistorsi,
maka pemborosan terjadi. Komoditi dialokasikan bukan pada prioritas
tapi pada kesewenang-wenangan. 

Tidak mengherankan kalau dikatakan Indonesia termasuk empat besar
terboros soal BBM di dunia. Dengan subsidi penghematan hanya sebatas
wacana tanpa aksi. 

BBM bukan untuk orang miskin. Sebagian besar konsumen BBM adalah
menengah ke atas. Bukan orang miskin. Tidak percaya data, tidak
percaya angka. Coba lihat saja pameran mobil mewah di pompa-pompa
bensin ketika komoditi ini langka. 

Mereka yang memakan subsidi. Para tuan dan nyonya yang per tahunnya
minimal telan subsidi empat juta rupiah. Mereka makan uang hasil jerih
payah kita. Uang pajak hasil peras keringat, banting tulang saya, anda
dan semua pegawai Indonesia, bahkan yang kadang bau bensin pun tidak
tercium. 

Bagi saya adalah jelas. Pajak yang setiap bulan saya bayarkan dari
gaji pas-pasan dibawah upah minimum, dunia akhirat,  TIDAK saya
relakan untuk digunakan membayar subsidi BBM. 

Mengapa pula BBM selalu langka ketika harga minyak dunia naik? Sebab
penimbunan dan penyelundupan meningkat. Distributor, penjual dan
konsumen yang rasional akan menimbun dan menahan komoditi ini atau
mengalokasikan pada pasar (gelap atau luar negeri) yang membayar lebih
mahal. 

Selama BBM masih disubsidi, selama itu pula BBM akan langka dan hilang
dari peredaran ketika harga minyak naik. Dan lagi-lagi rakyat yang
jelata yang akan menerima akibatnya. 

Dengan subsidi, defisit APBN membengkak. Pengeluaran negara otomatis
meningkat seiring fluktuasi harga internasional. Belanja meningkat
maka inflasi pun membengkak. Ini penyakit struktural ekonomi yang tiap
tahun  terus melekat selama ada subsidi.

Sekarang juga ada depresiasi. Ini pun lagi-lagi karena subsidi. Jadi
lebih baik potong sekarang, dan lupakan inflasi serta depresiasi
struktural itu. Lebih baik menderita satu kali ketimbang berulang kali
akibat kebodohan yang sama. 

Teori dan praksis semua menunjuk pada subsidi langsung, bukan komoditi.

Subsidi langsung bukan muskil. Subsidi langsung bukan mustahil.
Lupakah kita pada keberhasilan IDT, JPS atau PPK Bappenas? Yang sampai
saat inipun masih ada, hidup dan berjalan. 

Lebih jauh kebelakang, ke era orde baru, lupakah kita dengan
keberhasilan berbagai  proyek inpres/ banpres yang mendapat banyak
pujian internasional. Ada revolusi pertanian, ada swasembada pangan,
ada penurunan ketimpangan, ada pemberantasan kemiskinan. Sekarang
semua mati dan sekarat tinggal menjadi subsidi.

Kita tahu caranya. Kita punya infrastrukturnya. Yang kita hanya butuh
kesadaran dan akal sehat. Hapus subsidi berantas kemiskinan. 

Rakyat butuh pangan, kesehatan dan pendidikan. Bukan subsidi BBM.
Subsidi hanya untuk para tuan dan nyonya kaya,  yang anaknya sering
ngebut sembarangan di jalan dekat rumah, dan membahayakan anak-anak kita.

Pajak progresif juga bukan solusi bijaksana. Sebab bukankah Mirlees,
sang peraih nobel ekonomi itu, sudah menulis di master piecenya pada
tahun 1971 bahwa pajak  progresif justru menurunkan pendapatan dan
kaburnya modal ke luar negeri.  

Sudah uang habis dihamburkan untuk subsidi, penerimaan negara pun
menurun. Apa betul ini yang diinginkan?

STOP omong kerakyaratan kalau masih setuju SUBSIDI BBM. 



--- In ppiindia@yahoogroups.com, "Yopie Peranginangin" <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
> Clear DayPenghapusan (lagi) Subsidi Minyak
> 
> Farid Gaban | Pena Indonesia
> 
> (Note: Artikel ini boleh dimuat di mana saja, online atau offline,
> secara cuma-cuma]
> 
> Melalui Menteri Negara Pembangunan dan Kepala Bappenas Sri Mulyani,
> pemerintah mengatakan sedang menimbang penghapusan lagi subsidi bahan
> bakar minyak. Salah satu argume

[ppiindia] Ekonomi Darurat untuk Aceh

2004-12-31 Terurut Topik Mohamad Ikhsan



Kondisi darurat memerlukan berbagai langkah darurat pula. Bencana di
Aceh membutuhkan langkah taktis di luar kebiasaan namun juga penuh
perhitungan. Sikap tergesa-gesa tanpa memperhitungkan berbagai dampak
yang mungkin diakibatkan dalam kondisi ini dapat berakibat fatal, baik
dalam jangka pendek atau jangka panjang, walau didorong satu keinginan
dan motivasi luhur. 

Contoh menarik dalam menangani kondisi darurat ini bisa diambil dari
salah satu bidang ilmu kedokteran modern, yakni bidang kedokteran
bedah trauma. Satu sub bidang kedokteran yang berkecimpung dalam
persoalan penanganan injuri fisik atau luka yang disebabkan benturan
eksternal sebagaimana yang biasa dijumpai dalam perang atau kecelakaan
bermotor. 

Di Amerika Serikat, satu studi lanjutan dalam bidang bedah trauma yang
didasarkan pengalaman empirik penanganan luka prajurit di medan
perang, menunjukan berbagai cara tradisional berupa injeksi cairan
obat dan makanan yang biasanya diambil tenaga medik dan paramedik pada
penderita trauma tubuh berat justru bisa berakibat fatal. Korban bisa
menderita cacat seumur hidup atau terperangkap dalam kondisi koma
berkepanjangan yang berujung pada kematian. 

Temuan ini didasarkan kenyataan bahwa injeksi tersebut justru bisa
menimbulkan kemacetan (traffic jam) dalam sirkulasi darah, yang
sesungguhnya memainkan peran penting proses self healing tubuh
manusia. Cairan darah putih dan oksigen yang diproduksi dalam jumlah
besar oleh mekanisme defensif tubuh, dan dibutuhkan untuk menyembuhkan
luka pada organ yang membutuhkan bisa terperangkap dalam saluran darah
yang tersumpal akibat masuknya cairan eksternal dalam tubuh.

Untuk itu, studi ini menyarankan langkah pertama paling tepat dalam
menangani kondisi darurat trauma berat adalah do no harm! Jangan
terpancing untuk membantu dengan memberikan obat-obatan atau bantuan
makanan ke dalam tubuh yang justru bisa berakibat fatal. Biarkan
mekanisme tubuh berjalan alami. Tugas tenaga medik dan paramedik
adalah sebatas memastikan bahwa tidak ada hambatan dalam mekanisme
alami ini. Dan memberikan pertolongan lanjut bila sudah terlihat ada
perbaikan kondisi dan normalnya mekanisme tubuh. 

Satu perekonomian sebenarnya juga bisa diibaratkan tubuh manusia. Ada
mekanisme defensif alami yang akan bekerja untuk memperbaiki kerusakan
yang terjadi dan mengalirkan berbagai kebutuhan. Berbagai bentuk
intervensi dari luar justru bisa mengakibatkan tidak bekerjanya
mekanisme alami perekonomian dan berakibat fatal bagi organ ekonomi
yang membutuhkan. Berdasarkan hal itu, berikut beberapa
langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk menangani kondisi darurat
dan merehabilitasi perekonomian Aceh ke depan. 

Pertama, do no harm! Jangan membuat satu kebijakan yang kelihatannya
logis tapi justru bisa menjerumuskan dan berakibat fatal dengan
meredam bekerjanya mekanisme harga sebagai proses alami perekonomian.
Pemerintah seyogyanya jangan mengeluarkan kebijakan penetapan harga,
baik untuk sarana transportasi sebagaimana yang diambil oleh Menteri
Perhubungan, atau untuk kebutuhan kargo dan berbagai bahan baku
pembangunan fisik dan kebutuhan-kebutuhan lain yang diperlukan.
Mengingat kebijakan ini justru bisa menyebabkan surutnya pasokan atau
bahkan menghilangkannya sama sekali dari pasar. Tersumbatnya kenaikan
harga, yang sejatinya merupakan satu respon alami bila terdapat
kebutuhan, oleh satu kebijakan yang salah kaprah akan mengakibatkan
berkurangnya insentif untuk produksi dan pasokan untuk kebutuhan yang
sangat vital saat ini. 

Dalam konteks ini, respon sesaat yang diberikan oleh beberapa maskapai
penerbangan yang menggratiskan penerbangan dari dan ke Aceh jangan
dipandang sebagai satu kepastian yang berlangsung lama. Begitu juga
pasokan gratis yang diberikan oleh berbagai produsen lainnya seperti
kain, obat-obatan dan makanan yang banyak dilakukan saat ini.
Mengingat para produsen bukan sepenuhnya malaikat. Meski di satu sisi
mereka tentu akan merasa iba dan terpanggil untuk menolong bencana
ini, di sisi lain pasti ada perhitungan ekonomi yang lambat-laun akan
digunakan. Dan bila ini diredam, jangan heran bila justru pasokan
dalam jangka menengah panjang akan berkurang bahkan macet yang
tentunya tidak ingin terjadi. Apalagi mengingat revitalisasi Aceh
membutuhkan stamina dan rentang waktu yang panjang. 

Kedua, perbaiki lalu lintas masuk-keluar propinsi ini. Pembangunan
kembali berbagai infrastruktur transportasi vital, baik darat, laut
dan udara harus diberikan prioritas pertama. Untuk memudahkan arus
bantuan baik berupa tenaga manusia ataupun barang dan obat-obatan ke
dalam propinsi ini. Mengingat berbagai bantuan yang sekarang sudah
mulai terkumpul dan menunggu untuk disalurkan tak akan bisa masuk dan
mengenai saluran-saluran yang diharapkan bila tidak terdapat mekanisme
transportasi yang memadai. Yang pada akhirnya justru menyebabkan
tersendatnya arus bantuan dan mubazirnya berbagai kebutuhan di
gudang-gudang penyimpanan. 

Ketiga, revitalisasi infrastruktur informasi. Peran infor

[ppiindia] Pajak, Moralitas dan Insentif

2004-12-31 Terurut Topik Mohamad Ikhsan



Pajak, Moralitas dan Insentif 
Oleh Mohamad Ikhsan Modjo 

Problem perpajakan di negeri ini dapat diibaratkan satu penyakit
kronis. Ia sudah berlangsung lama, sistemik dan menjalar kemana-mana. 

Bila tidak percaya, datanglah ke salah satu kantor pajak di Jakarta
pada saat musim pengembalian (restitusi) pajak tahun buku di
Indonesia. Bila anda sedikit rapi, necis dan berdasi, maka disana akan
terlihat betapa kasat matanya korupsi dan penyelewengan di negeri ini.
Anda akan melihat para petugas pajak tidak ada ubahnya dengan buaya
darat yang saling berebutan menerkam mangsa. "Sama saya saja pak, sama
saya saja.",  mereka akan berkata dan saling beradu paling keras,
karena siapa paling tangkas, paling banyak menerima suap dan jatah
korupsi.

Juga, jangan kaget kalau ada yang membawa satu dua peti uang tunai
ratusan juta rupiah yang kemudian di hitung di depan mata anda. Karena
semua setoran atau pungli memang harus dilakukan dengan uang tunai
untuk meniadakan barang bukti, "maaf tidak terima transfer atau check,
ini sudah menjadi cara kerja kami". 

Semua praktek biadab ini terjadi serba telanjang bulat dan sudah
berjalan sejak tahun kuda. Tidak pernah ada upaya serius untuk
memperbaiki karena hasil korupsi biasanya dibagi rata. Tentunya dengan
skala berbeda, tergantung kepada kegesitan dan lokasi dimana para
pelayan (pemangsa) masyarakat itu berada.

Jadi, bukan hal luar biasa kalau ada semacam semangat lebih baik jadi
kroco di pusat ketimbang pejabat di pelosok yang tidak ada mangsanya.
Juga jangan tersendak bila dikatakan penyelewengan pajak setiap
tahunnya lebih dari Rp. 300 triliun, atau bila target pajak di APBN
hanyalah macan kertas yang kadang sekedar angan-angan. Semua sudah
tradisi yang seakan tidak perlu digugat dan dipersoalkan.

Masalahnya, bagaimana membenahi carut-marutnya perpajakan nasional ini? 

Benahi moral dan berikan insentif!  Begitu tegas pemerintah. 

Maka, dikhotbahkanlah moral pada setiap kesempatan baik resmi atau
tidak resmi. Tidak lupa tentu saja diundang seorang kyai kondang untuk
memberikan kuliah agama di Dirjen Pajak. Tentunya dengan harapan
banyak yang akan bertobat dan kembali ke jalan yang benar.

Sayang, manusia bukanlah malaikat. Kadang keinginan menambah istri,
rumah, mobil, dan deposito di bank adalah lebih besar ketimbang rasa
takut akan neraka. Himbauan dan penyegaran rohani hanyalah selingan di
antara tuntutan duniawi yang tidak berbatas dan sulit terpuaskan. 

Tidak mengejutkan bila satu dua hari saja terasa ada perbaikan,
selebihnya semua berjalan seperti biasa. Semua menanti pensiun dan
saat harta cukup untuk tujuh turunan baru berjanji tidak lagi korupsi. 

Demikian pula, karena pengusaha adalah mahluk paling malas di negeri
ini menurut pemerintah. Maka untuk membangkitkan semangat mereka perlu
ada berbagai insentif. Mulai dari upah buruh yang ditekan, pemotongan
hutang hingga pemutihan pajak.  Pemerintah memandang dunia usaha dan
investasi perlu dibangunkan kembali melalui tax amnesty. Dengan
harapan kali ini mereka tidak berbohong lagi. 

Akibatnya, pengusaha di negeri ini menjadi manja. Mereka selalu
menanti insentif serta kemurahan hati pemerintah. Celakanya, rakyat
juga tidak berdaya dan hanya bisa menurut. 

Namun apa benar faktor moral dan insentif masalahnya? Bukankah percuma
bicara moral bila institusi masihlah lemah. Tidak ada gunanya nasehat
bila semua buta mata tutup telinga. Orang yang bermoral sudah
dipinggirkan secara alamiah. Sementara yang bejat dan bermental korup
justru terpelihara bahkan di usung tinggi. 

Kebobrokan institusi adalah masalah sistem.Administrasi perpajakan di
negara ini sangatlah merepotkan. Dan prosesnya pun dimonopoli secara
sepihak. Akuntabilitas bisa dikatakan lemah bahkan hampir tidak ada.
Terlalu banyak wewenang diberikan kepada para birokrat untuk
menetapkan pajak tertanggung tanpa adanya transparansi dan mekanisme
banding yang sederhana. 

Tapi, di negara ini segala sesuatu memang harus dipersulit. Karena
dengan mempersulit bisa didapatkan duit. 

Begitu pula insentif. Ini hanya pengulangan cerita lama yang pasti
berakhir dengan klise yang sama. Insentif adalah sinyal salah kepada
orang yang salah. Dengan kebobrokan sistemik maka korupsi yang justru
akan bertambah. Karena insetif adalah pilih kasih. Dan seribu satu
alasan bisa diciptakan. Yang ujungnya lagi-lagi manipulasi. Insentif
tidak layak demi satu keadilan. Bahkan tidak ada jaminan partisipasi
mengingat hukum masih bisa dibeli.

Penyakit kronis memerlukan terapi mendasar sampai ke akarnya. Terapi
kejut berupa insentif ibarat usapan balsam pada borok yang mengangga
dan bernanah. Pemutihan pajak adalah mekanisme tambal sulam. Yang
tidak lebih dari ikrar ketidakmampuan memberikan alternatif dan
pembenahan ke dalam.

Ironis memang sikap pemerintah. Di satu pihak ingin mendapat pajak
yang tinggi, di pihak lain tidak mau mengkaji secara lebih serius dan
melakukan perubahan sistematis perpajakan nasional yang memang
beresiko politik tingg

[ppiindia] Menuju Mimpi Indonesian Incorporated Gaya Baru

2004-12-31 Terurut Topik Mohamad Ikhsan



Menuju Mimpi Indonesian Incorporated Gaya Baru
Oleh 
Mohamad Ikhsan Modjo
Dosen  Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan FE UNAIR

Pemerintah belum lama ini merencanakan pembentukan satu holding
company (induk perusahaan) yang akan memayungi lebih dari 150 BUMN.
Struktur pengelola perusahaan induk ini nantinya akan diisi oleh
manajer -profesional. Sistem yang diterapkan juga adalah sistem
korporat sebagaimana yang lazim pada perusahaan bisnis komersil. 

Rencana itu, selain menunjukan bahwa aspirasi Indonesia Incorporated
belum sepenuhnya terkubur dari benak sebagian masyarakat dan pejabat
di negeri ini, juga menandakan pergeseran strategi penyehatan BUMN
dari privatisasi ke korporatisasi. Dimana dengan privatisasi,
pemerintah menyerahkan kepemilikan sebagian atau sepenuhnya kepada
masyarakat. Sementara pada korporatisasi - yang biasanya diiringi
pembentukan holding perusahaan - pemerintah menyerahkan pengelolaan
kepada para profesional dan penerapan mekanisme korporat, dengan tetap
mempertahankan kepemilikan. 
 
Harapan utama korporatisasi adalah peningkatan kinerja dan tanggung
jawab pengelola perusahaan negara, yang selama ini dirasakan belum
optimal meski privatisasi telah dilakukan. Namun benarkah strategi
korporatisasi ini mampu memperbaiki lemahnya tata kelola BUMN? Begitu
juga apakah dengan korporatisasi serta merta terhilangkan keharusan
privatisasi lebih lanjut? 
Jawaban dari pertanyaan tersebut adalah dengan tegas: tidak. Berikut
beberapa argumen yang disintesiskan dari wacana ekonomi dan pengalaman
obyektif di Indonesia untuk menopang pendapat tersebut. 

Pertama, meski korporatisasi akan memberikan definisi property rights
yang lebih tegas pada BUMN, berupa pemisahan batas-batas antara
kepemilikan (negara) dan kepengelolaan yang, di satu sisi, akan
menciptakan iklim lebih kondusif bagi tata kelola perusahaan
(corporate governance). Di sisi lain, pembentukan holding company akan
menyebabkan terpusatnya kendali pertangungjawaban dan pengawasan yang
bisa rawan penyelewengan dalam skala lebih besar. Terutama bila
pembentukan lembaga sentral ini sejak awalnya dimotivasi oleh aspirasi
politik dan semangat yang jauh dari rasionalitas ekonomi. 

Kemungkinan ke arah terakhir ini dapat disimak dari pengalaman
pemerintah mendirikan institusi sejenis, Badan Penyehatan Perbankan
Nasional (BPPN). Mengingat konsep BPPN tidak jauh berbeda dengan
konsep perusahaan induk BUMN yang akan dibentuk, walau memiliki
perbedaaan tujuan. Ide dasar kedua badan tersebut adalah pembentukan
lembaga super yang menjadi sentral pengelolaan aset negara. Keduanya
juga menerapkan mekanisme korporat dan memakai jasa profesional di
luar birokrasi pemerintah. 

Sejarah mencatat dalam perjalanannya, BPPN sarat dengan berbagai isu
tidak sedap, mulai dari suap, kolusi, penyalahgunaan wewenang hingga
penghambur-hamburan uang negara. Mekanisme korporat yang diterapkan
berikut strategi mempekerjakan para profesional di bidangnya sama
sekali tidak berarti. Gaji selangit dan fasilitas memadai, bahkan
melebihi yang diberikan perusahaan publik papan atas, tidak berbanding
lurus dengan kinerja badan ini, yang terlihat dari tingkat recovery
rate yang hanya sebesar 28% - bahkan, perhitungan lain dari Centre for
Banking Crisis (CBC) menunjukan tingkat yang jauh lebih rendah lagi
berkisar 1% hingga 2,9%. 

Dari sini terbukti bahwa korporatisasi bukan jaminan perbaikan kinerja
lembaga yang mengelola aset negara. Sebaliknya, korporatisasi yang
diiringi sentralisasi pengelolaan justru bisa mendatangkan kerugian
dalam skala yang lebih tidak terperikan. 

Kedua, keberhasilan strategi korporatisasi akan sangat tergantung
kemampuan menciptakan satu struktur reward and punisment yang setara
antara perusahaan negara dan perusahaan publik, sehingga dapat
menghapuskan perbedaan insentif yang berkaitan dengan kepemilikan.
Mengingat dalam perusahaan yang sahamnya dimiliki publik, terdapat
insentif dan pengawasan pasar bagi pengelola untuk meningkatkan nilai
aset dan menekan biaya perusahaan. Sementara pada perusahaan negara,
dimana kepemilikan ada pada pemerintah, dan pengelola sebatas pekerja
yang tidak memiliki klaim terhadap aset dan untung-rugi perusahaan,
ada keterbatasan insentif dan pengawasan pemerintah  yang menyebabkan
rendahnya motivasi pengelola meningkatkan kinerja perusahaan negara.

Dalam praktek, sulit bagi pemerintah merancang satu struktur insentif
dan pengawasan yang dapat secara penuh menjembatani perbedaaan
tersebut. Sebab, ada ketimpangan informasi (information assymetri)
antara pengelola dan pemerintah, sehingga mustahil diciptakan satu
bentuk pengawasan memadai bagi pengelola yang lebih mengetahui isi
perusahaan berikut seluk-beluk permasalahannya.

Ketiga, langkah pembentukan perusahaan induk akan menyebabkan
munculnya masalah collective action problem (persoalan tindakan
kolektif) baru pada beberapa BUMN yang telah diprivatisasi sebagian.
Pemegang saham BUMN minoritas akan semata-mata mengandalkan (free
ride) pengawasan