[proletar] Re: Mengapa Belanda tidak mau mengakui de jure 17.8.1945?

2013-08-12 Terurut Topik Batara Hutagalung
Mengapa
Belanda tetap tidak mau mengakui de jure kemerdekaan RI 17.8.1945?
Mengapa
pemerintah RI membiarkannya?
 
Pada 5 Agustus 2013 Komite Utang Kehormatan
Belanda (KUKB) mengeluarkan Press Release di mana dinyatakan, bahwa pada 5
Agustus 2013 KUKB telah menyampaikan petisi kepada Presiden Republik Indonesia,
yang isinya:
Apabila hingga 17
Agustus 2013 pemerintah Belanda tetap menolak untuk:
I.  MENGAKUI DE JURE KEMERDEKAAN REPUBLIK
INDONESIA ADALAH 17 AGUSTUS 1945,
II.    MEMINTA
MAAF KEPADA BANGSA INDONESIA ATAS PENJAJAHAN, PERBUDAKAN, KEJAHATAN PERANG,
KEJAHATAN ATAS KEMANUSIAAN DAN PELANGGARAN HAM BERAT, TERUTAMA YANG DILAKUKAN
OLEH TENTARA BELANDA SELAMA AGRESI MILITER DI INDONESIA ANTARA TAHUN 1945 –
1950,
III.   BERTANGGUNGJAWAB
ATAS PEMBANTAIAN SATU JUTA RAKYAT INDONESIA DAN KEHANCURAN YANG DIAKIBATKAN
OLEH AGRESI MILITER BELANDA DI REPUBLIK INDONESIA ANTARA TAHUN 1945 – 1950,
 
Maka, Komite Utang Kehormatan Belanda (KUKB),
mendesak pemerintah Republik Indonesia agar segera:
 
MEMUTUSKAN
“HUBUNGAN DIPLOMATIK” ANTARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN KERAJAAN BELANDA.

Mengapa
pemerintah Belanda tetap tidak mau mengakui de
jure kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945?
 
Pemerintah/Kementerian
Luar Negeri Republik Indonesia sangat mengetahui mengenai sikap Belanda ini. 
 
Hubungan
“diplomatik” RI – Belanda menjadi sangat janggal, karena apabila dua Negara
akan menjalin hubungan diplomatik, sudah seharusya keduanya saling mengakui.
 
Mengapa
pemerintah RI  MEMBIARKAN hal ini?
 
Selengkapnya,
silakan klik:
http://batarahutagalung.blogspot.com/2013/08/mengapa-belanda-tak-mau-akui-de-jure_11.html
 
Salam,
 
Batara
R. Hutagalug
Pediri
dan Ketua Umum KUKB
 
Sehubungan
dengan permasalaha RI-belanda, silakan kunjungi weblogs:
http://batarahutagalung.blogspot.com 
http://indonesiadutch.blogspot.com
http://10november1945.blogspot.com

[Non-text portions of this message have been removed]





Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage:  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
proletar-dig...@yahoogroups.com 
proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



[proletar] Re: Petisi kepada Presiden RI: Putuskan hubungan diplomatik RI - belanda

2013-08-05 Terurut Topik Batara Hutagalung
Komite Utang
Kehormatan Belanda
(KUKB)
 
 
PRESS RELEASE
5 Agustus 2013
 
 
1.    Hingga
detik ini, pemerintah Belanda tetap tidak mau mengakui de jure kemerdekaan 
Republik Indonesia adalah 17 Agustus 1945.
Untuk pemerintah Belanda, de jure kemerdekaan RI adalah 27 Desember 1949, yaitu 
pada waktu pelimpahan kewenangan
(soevereniteitsoverdracht) dari
pemerintah Belanda kepada pemerintah Republik Indonesia Serikat (RIS). RIS
terdiri atas 16 Negara Bagian dan Daerah Otonom, dimana salahsatunya adalah
Republik Indonesia. Kemudian 15 Negara Bagian dan Daerah Otonom membubarkan
diri dan bergabung ke Republik Indonesia. Pada 16 Agustus 1950 RIS dibubarkan
dan pada 17.8.1950 dinyatakan berdirinya kembali Negara Kesatuan Republik
Indonesia berdasarkan proklamasi 17.8.1945.
2.    Sejak
tahun 2002, Komite Nasional Pembela Martabat Bangsa Indonesia (KNPMBI, kemudian
sejak tahun 2005 dilanjutkan oleh Komite Utang Kehormatan Belanda (KUKB),
setiap tahun menyelenggarakan seminar di berbagai daerah di Indonesia
mengangkat tema masalah Indonesia dengan Belanda, mengadakan demonstrasi ke 
kedutaan
Belanda di Jakarta serta  menyampaikan
petisi kepada pemerintah Belanda dengan tuntutan seperti di butir delapan
di  bawah ini.
3.    Pada
15 Agustus 2005 di Den Haag, Menteri Luar Negeri Belanda (waktu itu) Ben Bot
menyatakan, bahwa kini (15.8.2005) pemerintah Belanda MENERIMA DE FACTO
proklamasi 17.8.1945.
4.    Pada
16 Agustus 2005 di Gedung Kemlu RI di Jakarta, Menlu Belanda Ben Bot
menyatakan, kini (16.8.2005) pemerintah Belanda MENERIMA PROKLAMASI 17.8.1945
SECARA MORAL DAN POLITIS. Ben Bot menyatakan menyesal atas jatuhnya banyak
korban jiwa di kedua belah pihak. Belanda mencatat kehilangan sekitar 6.000
serdadunya dan di pihak Indonesia, Belanda menyatakan korban jiwa sekitar
150.000. Contoh di desa Rawagede, dekat Karawang, menunjukkan, angka korban di
pihak Indonesia sangat dikecilkan. Dalam laporan resmi pemerintah Belanda tahun
1969 disebutkan, penduduk sipil yang dibunuh di desa Rawagede “hanya” 20 orang.
Kenyataannya korban pembantaian di Rawagede (kini bernama Balongsari) pada 9
Desember 1947 adalah 431 orang. Diperkirakan, korban tewas di pihak Indonesia
mencapai satu juta orang, termasuk korban kejahatan perang tentara Inggris dan
Australia yang membantu Belanda tahun 1945 – 1946. Sebagian terbesar korban 
adalah
penduduk sipil yang dibantai tanpa proses hukum apapun, seperti yang terjadi di
Sulawesi Selatan (sekarang setelah pemekaran provinsi, sebagian termasuk
wilayah Sulawesi Barat), Rawagede, Kranggan (dekat Temanggung), dll.
5.    Pada
18 Agustus 2005 dalam wawancara di satu stasiun TV di Jakarta, Menlu Ben Bot
menyatakan, bahwa pengakuan de jure kemerdekaan RI telah diberikan pada akhir 
tahun 1949.
6.    Pernyataan
Menlu Belanda Ben Bot sangat mengejutkan karena berarti, hingga 15 Agustus 2005
untuk pemerintah Belanda, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tidak eksis
samasekali, dan baru pada 15.8.2005 hanya diterima keberadaannya namun tidak
diakui legalitasnya.
7.    Adalah
hak Belanda untuk tidak mengakui kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945,
namun hal ini seharusnya berlaku timbal-balik (resiprokal). Pelecehan yang
dilakukan oleh pemerintah Belanda selama puluhan tahun, yang sangat merendahkan
harkat dan martabat sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat harus segera
dihentikan.
8.    Oleh
karena itu Komite Utang Kehormatan Belanda (KUKB) pada hari Senin tanggal 5
Agustus 2013 telah menyampaikan PETISI kepada Presiden Republik Indonesia yang
isinya:
 
Apabila hingga 17
Agustus 2013 pemerintah Belanda tetap menolak untuk:
I.  MENGAKUI DE JURE KEMERDEKAAN REPUBLIK
INDONESIA ADALAH 17 AGUSTUS 1945,
II.    MEMINTA
MAAF KEPADA BANGSA INDONESIA ATAS PENJAJAHAN, PERBUDAKAN, KEJAHATAN PERANG,
KEJAHATAN ATAS KEMANUSIAAN DAN PELANGGARAN HAM BERAT, TERUTAMA YANG DILAKUKAN
OLEH TENTARA BELANDA SELAMA AGRESI MILITER DI INDONESIA ANTARA TAHUN 1945 –
1950.
III.   BERTANGGUNGJAWAB
ATAS PEMBANTAIAN SATU JUTA RAKYAT INDONESIA DAN KEHANCURAN YANG DIAKIBATKAN
OLEH AGRESI MILITER BELANDA DI REPUBLIK INDONESIA ANTARA TAHUN 1945 - 1950
 
Maka, Komite Utang
Kehormatan Belanda (KUKB), mendesak pemerintah Republik Indonesia agar segera:
 
MEMUTUSKAN “HUBUNGAN DIPLOMATIK” ANTARA
REPUBLIK INDONESIA DENGAN KERAJAAN BELANDA.

Teks Petisi beserta
lampirannya dapat dibaca di:
http://batarahutagalung.blogspot.com/2013/08/petisi-kepada-presiden-republik.html
 
Hormat kami
Komite Utang
Kehormatan Belanda (KUKB)
 
Ttd.
 
Batara R. Hutagalung
Ketua Umum

[Non-text portions of this message have been removed]





Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage:  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* Your email settings:

[proletar] Re: Kejanggalan dalam hubungan diplomatik antara RI - belanda

2013-08-03 Terurut Topik Batara Hutagalung


Ternyata tidak banyak yang mengetahui, bahwa
hingga detik ini (4.8.2013) pemerintah Belanda tetap tidak mau mengakui de jure 
kemerdekaan Republik Indonesia
adalah 17 Agustus 1945. Dan pemerintah Republik Indonesia MEMBIARKAN sikap
pemerintah Belanda ini.
 
Untuk pemerintah Belanda, de jure kemerdekaan Indonesia adalah 27
Desember 1949, yaitu ketika pemeri9ntah Belanda “melimpahkan kewenangan” kepada
pemerintah Republik Indonesia Serikat (RIS).
 
Di dalam RIS, Republik Indonesia hanya satu
antara 16 “Negara bagian.”
Kemudian satu persatu 15 “Negara Bagian”bentukan
Belanda membubarkan diri  atau dibubarkan
oleh rakyatnya, dan bergabung dengan Republik Indonesia.
Pada 16 Agustus 1950 RIS dinyatakan bubar,
dan pada 17.8.1950 dinyatakan berdirinya kembali NKRI berdasarkan proklamasi
17.8.1945.
 
Selengkapnya mengenai kejanggalan hubungan “diplomatik”
RI-Belanda, silakan klik:
http://batarahutagalung.blogspot.com/2013/03/kejanggalan-dalam-hubungan-diplomatik_20.html
 
Salam,
 
Batara R. Hutagalung
Ketua Komite Utang Kehormata Belanda (KUKB)
 
 
Kumpulan
tulisan saya dapat dibaca di weblogs:
http://batarahutagalung.blogspot.com
http://indonesiadutch.blogspot.com
http://10november1945.blogspot.com

[Non-text portions of this message have been removed]





Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage:  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
proletar-dig...@yahoogroups.com 
proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



[proletar] Re: Bukti baru kejahatan perang Belanda di Indonesia 1945 - 1950

2013-07-15 Terurut Topik Batara Hutagalung
Tepat setahun lalu, pada 10 Juli 2012, Harian
di Belanda Volkskrant menurunkan berita yang menggemparkan Belanda, dengan 
headline yang bombastis: “Eerste beeld van executies in Indië”,
yang artinya: Gambar pertama dari eksekusi di Indië (sebutan di Belanda untuk
Indonesia).
 
Terpampang dua foto dari suatu pembantaian
terhadap penduduk sipil diIndonesia, yang dilakukan tanpa proses hukum apapun.
Selama ini hanya foto-foto orang-orang Indonesia dengan tangan atau leher yang
diikat, namun belum pernah ditunjukkan fotonya setelah pembantaian terjadi.
 
Yang luar biasanya adalah, foto-foto tersebut
ditemukan di tempat sampah. Diduga, foto-foto tersebut milik seorang veteran
Belanda asal Enschede, yang dikirim sebagai wajib militer ke Indonesia tahun
1947. Dia telah meninggal, sehingga tidak diketahui di mana dan kapan peristiwa
pembantaian itu terjadi.
 
Ini untuk pertamakalinya ada foto bukti
kejahatan perang Belanda selama agresi militer Belanda di Indonesia antara
tahun 1945 – 1950.
 
Kini, seorang veteran Belanda Harry Nouwen
yang berusia 87 tahun membuka mulut, dan melanggar sumpahnya, untuk tidak
membuka rahasia mengenai kejahatan perang Belanda di Indonesia. Dia menyatakan,
bahwa dia saksi atas peristiwa pembantaian tersebut, dan kejadiannya adalah di …
 
Untuk membaca selengkapya, silakan klik:
http://batarahutagalung.blogspot.com/2013/07/dutch-war-crimes-in-indonesia-new.html
Versi bahasa Belanda, silakan klik:
http://indonesiadutch.blogspot.com/2013/07/pang-pang-pang-binnen-twee-minuten.html
 
 
Salam,
 
Batara R. Hutagalung
Pendiri dan Ketua Komite Utang Kehormatan
Belanda (KUKB)
 
Kumpulan tulisan saya dan artikel sehubungan
dengan masalah Indonesia-Belanda dapat dibaca di weblogs:
http://batarahutagalung.blogspot.com,
http://idonesiadutch.blogspot.com,
http://10november1945.blogspot.com

[Non-text portions of this message have been removed]





Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage:  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
proletar-dig...@yahoogroups.com 
proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



[proletar] Re: Bangsa Yang Kehilangan Martabat

2013-06-20 Terurut Topik Batara Hutagalung
Bangsa Yang Kehilangan
Martabat
 
Oleh Batara R. Hutagalung
Ketua Komite Utang Kehormatan Belanda (KUKB)
 
Pada 7 Juni 2013, di Stadion utama di Senayan, Jakarta, diselenggarakan
pertandingan sepakbola antara tim nasional Republik Indonesia melawan tim
nasional Belanda. Tim nasional Indonesia mengenakan kostum berwarna
Putih-Hijau,dan tim nasional Belanda mengenakan kostum nasionalnya berwarna
oranye. Menteri Pemuda dan Olahraga RI Roy Suryo juga hadir, dan turun ke
lapangan untuk menyalami seluruh pemain. Hasil akhir: Tim nasional Indonesia
kalah 0 – 3. Fakta di lapangan!
Pecinta sepakbola di seluruh dunia mengetahui peraturan internasional,
bahwa tuan rumah berhak menentukan warna kostum yang akan dikenakan oleh
timnya, baik itu sebagai klab atau tim nasionalnya. Dan tentunya untuk satu
bangsa, sebagai tuan rumah, adalah suatu kebanggaan untuk mengenakan kostum
nasional, yang warnanya biasanya sesuai dengan bendera nasional atau ciri-ciri
bangsanya.
Rakyat Indonesia mengetahui, bahwa warna kostum tim nasional Indonesia
adalah Merah-Putih, dan pecinta sepakbola di seluruh dunia mengetahui, bahwa
warna kostum tim nasional Belanda adalah oranye, sesuai dengan ciri-ciri
kerajaan Belanda, yaitu wangsa oranye (oranien).
Promotor yang mengatur pertandingan adalah perusahaan yang bernama Nine Sports. 
CEO Nine Sports mengakui, bahwa dia membuat kesepakatan dengan
Federasi Sepakbola Belanda (KNVB), di mana dia menyetujui tim nasional Belanda
menggunakan kostum dengan warna tim nasionalnya, yaitu oranye. Alasannya
semata-mata untuk tujuan komersial, yaitu mencari uang. Dia menyatakan, bahwa
tindakannya ini telah dikonsultasikan dengan pegurus PSSI.
Oleh karena itu, melihat fakta di lapangan sepakbola, secara kasat mata
terlihat oleh pecinta sepakbola, bahwa Belanda adalah tuan rumah di Stadion di
Jakarta. Baik komentator maupun pendukung timnas Indonesia tidak dapat
menyebutkan kalimat yang selalu diucapkan apabila timnas Indonesia berlaga,
yaitu mendukung TIM MERAH-PUTIH!
Kelihatannya ini adalah hal yang sepele, hanya suatu pertandingan sepakbola
antara dua negara. Namun apabila ditinjau lebih dalam, ini adalah masalah yang
sangat mendasar, ini adalah masalah martabat bangsa. Kemudian, apabila diteliti
lebih dalam lagi masalah yang ada antara Republik Indonesia dengan Kerajaan
Belanda, ini adalah masalah politik yang tidak diselesaikan selama lebih dari
62 tahun, sejak 17 Agustus 1950, yaitu sejak diyatakan berdirinya kembali
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Masalahnya: Hingga detik ini, 2013, pemerintah Belanda tetap tidak mau
mengakui de jure kemerdekaan Republik
Indonesia adalah 17.8.1945. Untuk pemerintah Belanda, de jure kemerdekaan RI 
adalah 27 Desember 1949, yaitu ketika
dilakukan penyerahan kewenangan (soevereniteitsoverdracht)
dari pemerintah Belanda kepada pemerintah Republik Indonesia Serikat (RIS),
yang dipandang sebagai kelanjutan dari pemeritah Nederlands Indië (India 
Belanda).
Pengakuan CEO Nine Sports,
promotor yang mengatakan alasannya menyetujui Belanda menggunakan kostum dengan
warna yang sesuai dengan identitas bangsanya hayalah untuk mencari uang bukan
hanya sangat mengejutkan, melainkan sangat mengerikan untuk bangsa Indonesia:
Uang lebih penting dari MARTABAT BANGSA!
Merah-Putih adalah warna bendera nasional Republik Indonesia, dan juga warna
kostum tim nasional sepakbola. Kelihatannya, Belanda bukan hanya tidak mau
melihat bendera Merah-Putih, bahkan di lapangan sepakbolapun Belanda tidak mau
melihat warna Merah-Putih. Dengan menggunakan kostum nasionalnya, secara
simbolis Belanda menunjukkan, bahwa Belanda masih menjadi tuan rumah di
Indonesia. Oleh karena itu, kekalahan tim nasional RI 0 – 3 dari tim nasional
Belanda, juga berarti kekalahan bangsa Indonesia 0 – 3 terhadap Belanda:
Kekalahan di lapangan
sepakbola,
Kekalahan politis,
KEHILANGAN MARTABAT
BANGSA!.
 
Sikap yang ditunjukkan oleh CEO Nine
Sports ini adalah cerminan dari sikap banyak orang Indonesia pada saat ini,
yaitu tidak lagi peduli terhadap martabat bangsa. Sikap masyarakat seperti ini
memaparkan dengan gamblang kegagalan selama ini dalam upaya membangun
bangsa  (nation building) dan membangun jatidiri bangsa (character building), 
sebagaimana yang
dicita-citakan oleh para pendiri bangsa dan para pendiri negara.
Yang lebih memalukan lagi adalah, yang terlihat di lapangan sepakbola
–untuk mereka yang mengetahui peraturan internasional untuk sepakbola- bahwa
bangsa ini tidak mempunyai martabat, demi memperoleh uang!
Belanda, tanpa perlu mengucapkan atau menulis apapun, berhasil menunjukkan
kepada dunia internasional, bahwa: “Aku Tuan Rumah di Sini!” Belanda menunjukkan
kepada dunia internasional, bahwaBelanda tetap “berkuasa” di Bumi Nusantara.
Sampai detik ini, pemerintah Belanda tetap tidak mau mengakui de jure 
kemerdekaan Republik Indonesia
17 Agustus 1945. Semua lembaga tinggi/anggota lembaga tinggi di Republik
Indonesia mengetahui hal ini: Pemerintah Republik Indonesia, MPR RI, DPR RI,
DPD RI, Mahkamah Konstitusi 

[proletar] Re: SepakbolaRI vs Belanda. Belanda Tuan Rumah di Senayan

2013-06-07 Terurut Topik Batara Hutagalung
Sepakbola RI vs Belanda: Belanda tuan rumah di
Senayan
 
Oleh Batara R. Hutagalung
Adalah peraturan internasional, bahwa dalam
pertandingan sepakbola, tuan rumah berhak menentukan kostum yang akan dipakai
oleh timnya, dan tim yang bertandang, harus mengenakan kostum dengan warna yang
jauh berbeda, agar mudah dibedakan di lapangan.
 
Tim nasional Indonesia, apabila bertanding di
Indonesia, selalu mengenakan kostum warna MERAH-PUTIH. Demikian juga tim
nasional Belanda, apabila bertanding di Belanda,selalu mengenakan kostum
nasionalnya,yaitu warna oranye.
 
Namun dalam pertandingan sepakbola antara tim
RI dengan Belanda di Stadion Gelora Bung Karno di Senayan, Jakarta, tanggal 7
Juni 2013, yang berakhir dengan kemenangan tim Belanda 3-0, ternyata yang 
mengenakan
kostum nasionalnya adalah tim Belanda, yang mengenakan warna oranye, sedangkan
tim Indonesia yang seharusnya adalah tuan rumah, terpaksa mengenakan kostum
warna Putih-Hijau.
 
Kelihatannya ini masalah kecil, namun ini
menyangkut MARTABAT BANGSA.
 
Belanda beralasan, hal ini sudah disepakati
dengan pihak promotor yang mendatangkan timnas Belanda, sehingga mereka hanya
membawa satu macam kostum. Apakah bisa dipercaya pernyataan dari timnas yang
sudah malang-melintang di lapangan hijau di seluruh dunia? Lalu promotor yang
mendatangkan timnas Belanda: Nine Sports? Katanya sudah berkoordinasi dengan
PSSI. Lalu PSSI? Katanya tidak benar sudah ada koordinasi! Siapakah Nine Sports
ini?
 
Rakyat Indonesia harus mengetahui, bahwa
hingga kini Belanda tetap tidak mau mengakui de jure kemerdekaan Republik 
Indonesia adalah 17.8.1945.
Untuk Belanda, dejure kemerdekaan RI adalah
27.12.1949, yang dipandang Belanda sebagai “hadiah” dari Belanda kepada
Republik Indonesia Serikat (RIS). RIS sudah dibubarkan pada 16.8.1950, dan pada
17.8.1950 dinyatakan berdirinya kembali NKRI yang kemerdekaannya 17.8.1945.
 
Tetapi Belanda tetap tidak mau mengakuinya,
dan proklamasi 17 Agustus 1945 ini identik dengan MERAH-PUTIH.
 
Kelihatannya, di lapangan hijaupun Belanda
tidak mau melihat MERAH-PUITIH, dan dengan berkonspirasi dengan pihak-pihak di
Indonesia, Belanda sekali lagi berhasil menunjukkan,SIAPA TUAN RUMAH DI SINI!
 
Kekalahan Indonesia 0 – 3 dari Belanda menjadi
symbol kekalahan tiga kali, yaitu 1., Kekalahan di lapangan rumput, 2. kekalahan
politik, 3. kehilangan martabat!
 
MERDEKA DAN BERDAULAT???
 
Mengenai
hubungan RI-Belanda dapat dilihat dalam Kuliah Umum yang saya sampaikan di
Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, pada 14.3.2013:
http://batarahutagalung.blogspot.com/2013/03/kejanggalan-dalam-hubungan-diplomatik_20.html
 
Mengenai
tuntutan terhadap pemerintah Belanda, lihat:
http://batarahutagalung.blogspot.com/2011/11/rawagede-perjuangan-knpmbi-dan-kukb.html

[Non-text portions of this message have been removed]





Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage:  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
proletar-dig...@yahoogroups.com 
proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



[proletar] Re: Kontroversi HUT Jakarta: 22 Juni, Apa Yang Dirayakan?

2013-06-03 Terurut Topik Batara Hutagalung
Kontroversi HUT Jakarta:
22 JUNI, APA YANG
DIRAYAKAN?
 
Oleh
Batara R. Hutagalung
Catatan: Tulisan ini adalah cuplikan dari
tulisan: 
“Kontroversi Asal-Usul Etnis Betawi dan Hari
Ulang Tahun Jakarta”
 
Pendahuluan
Selama
bertahun-tahun, polemik mengenai Hari Ulang Tahun KOTA Jakarta hanya seputar
penetapan tanggalnya, yaitu tanggal 22 Juni.
 
Dalam
situs resmi DKI Jakarta, ditulis bahwa:
”... Kota ini (Sunda Kalapa –pen.) kemudian
diserang oleh seorang muda usia, bernama Fatahillah, dari sebuah kerajaan yang
berdekatan dengan Kalapa. Fatahillah mengubah nama Sunda Kalapa menjadi
Jayakarta pada 22 Juni 1527. Tanggal inilah yang kini diperingati sebagai hari
lahir kota Jakarta. Orang-orang Belanda datang pada akhir abad ke-16 dan
kemudian menguasai Jayakarta...”
 
Dari kalimat tersebut di atas telah terdapat
kontroversi mengenai hari lahir KOTA Jakarta, yaitu:
1.    “… KOTA ini kemudian diserang …”
2.    “… Fatahillah mengubah nama SUNDA KALAPA…”
 
Kalimat tersebut jelas menyatakan, bahwa ada
KOTA yang diserang, yang kemudian diganti NAMAnya. Berarti kalau disebutkan 
sebagai
hari lahir KOTA Jakarta sangat salah, karena sebelum diganti namanya, KOTA
tersebut telah ada (eksis). Selain itu, nama kota Sunda Kalapa diganti menjadi
JAYAKARTA, bukan JAKARTA.
 
Arti Jayakarta adalah KOTA KEMENANGAN, yang
bagi banyak orang dianggap sebagai peng-Islaman penduduknya yang sebelumnya
beragama Hindu, karena kota tersebut berada di wilayah kekuasaan Kerajaan 
Pajajaran
yang beragama Hindu.
 
 
Selengkapnya:
http://batarahutagalung.blogspot.com/2013/06/kontroversi-hut-jakarta-22-juni-apa.html

[Non-text portions of this message have been removed]





Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage:  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
proletar-dig...@yahoogroups.com 
proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



[proletar] Re: Prerss Release Komite Utang Kehormatan Belanda (KUKB)

2013-05-27 Terurut Topik Batara Hutagalung
PRESS RELEASE
KOMITE UTANG KEMORMATAN BELANDA (KUKB)
20 Mei 2013
 
 
Sehubungan dengan adanya dualisme antara
Komite Utang Kehormatan Belanda (KUKB) yang berkedudukan di Jakarta dan Yayasan
Komite Utang Kehormatan Belanda (YKUKB) yang berkedudukan di Belanda, kami
sampaikan penjelasan sebagai berikut:
 
1.    Komite
Utang Kehormatan Belanda (KUKB) didirikan pada 5 Mei 2005, bertempat di Gedung
Joang ’45, Menteng Raya 31, Jakarta, oleh para aktifis Komite Nasional Pembela
Martabat Bangsa Indonesia (KNPMBI). (Lihat:
http://batarahutagalung.blogspot.com/2011/11/rawagede-perjuangan-knpmbi-dan-kukb.html)
Komite Nasional
Pembela Martabat Bangsa Indonesia (KNPMBI) didirikan pada 9 November 1999,
bertempat di Gedung Joang ’45, oleh para aktifis Komite Pembela Hak Asasi
Rakyat Surabaya Korban Pemboman November 1945 (KPHARS), yang pada 10 November
1999 menuntut pemerintah Inggris untuk meminta maaf dan bertanggungjawab atas
pemboman Surabaya pada November 1945, yang mengakibatkan tewasnya sekitar
20.000 jiwa, sebagian terbesar adalah penduduk sipil, termasuk wanita dan
anak-anak. (Kronologi kegiatan KPHARS menuntut pemerintah Inggris, lihat:
http://10november1945.blogspot.com/2012/05/menuntut-pemerintah-inggris-atas.html
Pernyataan Duta Besar
Inggris Richard Gozney pada 27.10.2000, lihat:
http://batarahutagalung.blogspot.com/2006/12/pernyataan-duta-besar-kerajaan-inggris.html)
(Mengenai 10 November
1945 – Latar Belakang, Akibat dan Pengaruhnya,lihat:
http://batarahutagalung.blogspot.com/2009/11/10-november-1945-latar-belakang-akibat.html)
 
 
Selengkapnya, baca:
 
http://batarahutagalung.blogspot.com/2013/05/press-release-komite-utang-kehormatan_1402.html
Wassalam,
 
Batara R. Hutagalung
Ketua Komite Utang Kehormatan Belanda (KUKB)


[Non-text portions of this message have been removed]





Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage:  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
proletar-dig...@yahoogroups.com 
proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



[proletar] Re: Siaran Pers Forum Silaturahmi Anak Bangsa (FSAB)

2013-05-23 Terurut Topik Batara Hutagalung
FORUM SILATURAHMI
ANAK BANGSA
(FSAB)
 
SIARAN PERS
 
 
Tanpa terasa, perjalanan segelintir anak
bangsa yang sangat peduli terhadap kesatuan dan persatuan bangsa yang
menghormati keberagaman, akan berusia 10 tahun.
 
Pada 25 Mei 2003, sekitar 40-an generasi
kedua dan ketiga dari mereka yang di masa lalu terlibat dalam konflik
kekerasan, bertemu dan sepakat untuk membentuk suatu wadah, di mana mereka
dapat bertemu dan saling bertukar pikiran. Juga mereka sepakat untuk tidak
mewariskan konflik dari orang tua mereka, kepada anak-cucu.
 
Disepakati, nama wadah tersebut adalah FORUM
SILATURAHMI ANAK BANGSA (FSAB).
 
Dalam rangka Hari Ulang Tahun ke 10, FSAB
akan menggelar SILATURAHMI KEBANGSAAN dengan Tema: 
 
“FSAB Bertekad Membangun Kebersamaan Dalam Keberagaman
Yang Berdaulat dan Bermartabat”
 
Untuk tujuan ini, FSAB akan mengadakan JUMPA
PERS, pada:
 
Hari/Tanggal :
Jumat, 24 Mei 2013
Tempat   :
Press Room
      Gedung Nusantara III, DPR RI,
      Jl. Gatot Subroto, Senayan, Jakarta.
Waktu :
Pukul 14.00 – 15.30
 
Demikian untuk diketahui adanya.
 
Atas perhatian yang diberikan, kami sampaikan
terima kasih.
 
 
Batara R. Hutagalung
Humas FSAB
 
 
Informasi mengenai Forum Silaturahmi Anak
Bangsa (FSAB), lihat:
http://batarahutagalung.blogspot.com/2012/05/forum-silaturahmi-anak-bangsa-fsab.html

[Non-text portions of this message have been removed]





Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage:  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
proletar-dig...@yahoogroups.com 
proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



[proletar] Re: Penjelasan KUKB di Mingguan TEMPO

2013-03-04 Terurut Topik Batara Hutagalung
Penjelasan
dari Komite Utang Kehormatan Belanda (KUKB) di Mingguan TEMPO 
 
Mingguan
TEMPO di edisi 18 - 24 Februari 2013, halaman 58 - 70, menurunkan berita
mengenai Westerling. Di halaman 70 diberitakan mengenai upaya menuntut
kejahatan perang Belanda, terutama yang telah dilakukan oleh Westerling.
 
Sehubungan
dengan artikel “Upaya Men-‘Slobodan Milosevic’-kan Westerling dalam.rubrik
Intermezzo Westerling di Tempo edisi 18 – 24 Februari 2013, dan surat pembaca 
Hadi
Rahmat Purnama, Pengajar Hukum Internasional  Hukum dan Hak Asasi Manusia,
Fakultas Hukum, Universitas Indonesia, di TEMPO edisi 25 Februari – 3 Maret
2013, saya menyampaikan jawaban dari Komite Utang Kehormatan Belanda (KUKB)
yang saya pimpin.
 
Hadi Rahmat Purnama menulis a.l. bahwa:
“…jurisdiksi dari Mahkamah (maksudnya adalah
Mahkamah Kejahatan Internasional – International Criminal Court – pen.) adalah
sejak Statuta Roma yaitu 1 Juli 2002.
Dengan demikian maka kejadian Pembataian oleh
Westerling di Sulawesi Barat yang terjadi pada tahun 1946 tidak dapat diajukan
ke hadapan Mahkamah Kriminal Internasional. Walaupun benar bahwa yang dilakukan
oleh Westerling dapat dikategorikan sebagai Kejahatan Perang dan Kejahatan
Kemanusiaan.
Mohon kiranya ini dapat mengkoreksi pendapat
yang ada dalam artikel mengenai kemungkinan membawa kasus Pembataian Westerling
ke Mahkamah Kriminal Internasional ..”
Demikian keterangan dari Hadi Rahmat Purnama,
Pengajar Hukum Internasional  Hukum dan Hak Asasi Manusia, Fakultas Hukum,
Universitas Indonesia.
 
Di
TEMPO edisi 4 – 10Maret 2013 (minggu ini), jawaban saya dimuat dalam kolom
Surat, halaman 6. Namun jawaban saya diedit kembali oleh redaksi, dan beberapa
bagian yang penting justru tidak dimuat. 
 
Oleh
karena itu saya sampaikan di bawah ini teks lengkap yang saya kirim kepada
redaksi TEMPO.
 
Selengkapnya
baca:
http://batarahutagalung.blogspot.com/2013/03/penjelasan-dari-komite-utang-kehormatan.html
 
Weblogs:
http://batarahutagalung.blogspot.com,
http://indonesiadutch.blogspot.com,
http://10november1945.blogspot.com

[Non-text portions of this message have been removed]





Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage:  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
proletar-dig...@yahoogroups.com 
proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



[proletar] Re: Pembantaian di Galung Lombok. Republika, Kamis, 07.02.2013

2013-02-06 Terurut Topik Batara Hutagalung
PEMBANTAIAN DI GALUNG LOMBOK 
Harian REPUBLIKA, Kamis, 7.02.2013
 
Pada 1 Februari 1947,
tentara Belanda telah membantai lebih dari 700 penduduk di desa Galung Lombok,
Kecamatan Tinambung, Kabupaten Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat. Para
korban berasal dari Kabupaten Polewali Mandar (PolMan) dan Kabupaten Majene.
 
Untuk memperingati peristiwa
kejam ini telah dilaksanakan KONGRES RAKYAT MANDAR II pada 2 Februari 2013 di
Majene yang dihadiri oleh lebih dari 500 orang, dan Napak Tilas serta
rekonstruksi pembantaian, di Galung Lombok pada 3 Februari 2013, yang dihadiri
oleh 1.200 orang.
 
Harian REPUBLIKA  akan menurunkan berita lengkap mengenai
peristiwa ini dalam edisi hari KAMIS, 7 Februari 2013, di halaman 23, 24, 25
dan 26.
 
Beberapa tulisan mengenai Pembantaian
di Galung Lombok:
 
1. Pembantaian di Galung
Lombok. Catatan Perjalanan Ketua KUKB, Batara R. Hutagalung ke Sulawesi Selatan
dan Sulawesi Barat
http://batarahutagalung.blogspot.com/2012/06/pembantaian-di-galung-lombok-catatan.html
 
2. Pembantaian di Galung
Lombok. Kesaksian
http://batarahutagalung.blogspot.com/2012/06/pembantaian-di-galung-lombok-kesaksian.html
 
3. Pembantaian di Galung
Lombok. Daftar Nama Korban
http://batarahutagalung.blogspot.com/2012/06/galung-lombok-massacre-list-of.html
 
4. Pembantaian di Galung
Lombok. Sumber Belanda
http://batarahutagalung.blogspot.com/2013/01/pemantaian-di-galung-lombok-sumber.html
 
 
Salam,
 
Batara R. Hutagalung
 
Weblogs:
http://batarahutagalung.blogspot.com,
http://10november1945.blogspot.com,
http://indonesiadutch.blogspot.com

[Non-text portions of this message have been removed]





Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage:  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
proletar-dig...@yahoogroups.com 
proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



[proletar] Re: berita duka

2013-01-26 Terurut Topik Batara Hutagalung
BERITA DUKA.
Telah berpulang ke
Rahmatullah,
Tigor Siregar, pencetus ide  mempertemukan
putra-putri dari mereka yang di masa lampau, terlibat dalam berbagai konflik
kekerasan yang mengakibatkan perpecahan anak bangsa.
Dengan keberanian dan
keuletan serta diplomasi (tahun 2001 – 2002) melobi berbagai pihak, akhirnya
pada 25 Mei 2003 terbentuk wadah yang diberi nama FORUM SILATURAHMI ANAK BANGSA 
 (FSAB). (Mengenai FSAB, lihat:
http://batarahutagalung.blogspot.com/2012/05/forum-silaturahmi-anak-bangsa-fsab.html)
 
Semasa hidupnya,  putra seorang Digulis ini aktif a.l. di
organisasi Pemuda Panca Marga (PPM).
 
Almarhum dilahirkan di
Tasikmalaya pada 7 Agustus 1951.
Meninggal di Jakarta pada 27
Januari 2013, pukul 08.10 WIB.
 
Semoga amal ibadah almarhum
diterima oleh Allah Yang Maha Kuasa dan diberi tempat terbaik di sisiNYA, serta
keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan.
Amiin.
 
Selamat jalan Lae Tigor
Siregar, sahabat dan teman seperjuangan dalam mempersatukan kembali anak bangsa
serta mewujudkan perdamaian di Tanah Air tercinta. 
 
Batara R. Hutagalung
Humas FSAB


[Non-text portions of this message have been removed]





Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage:  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
proletar-dig...@yahoogroups.com 
proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



[proletar] Re: Pembantaian di Galung Lombok. Siaran Pers

2013-01-25 Terurut Topik Batara Hutagalung
Pada 1 Februari 1947 pasukan
elit Belanda Depot Speciale Troepen yang berada di bawah komando Westerling, 
telah membantai lebih dari 700 orang
di desa Galung Lombok, Kecamatan Tinambung, Kabupaten Polewali Mandar, Provinsi
Sulawesi Barat (sebelum pemekaran, termasuk Provinsi Sulawesi Selatan).
 
Untuk memperingati peristiwa
kejahatan perang dan kejahatan atas kemanusiaan ini, rakyat Mandar akan
menggelar Kongres Rakyat Mandar II dengan judul:
“Membawa Kejahatan Perang
Belanda ke Mahkamah Kejahatan Internasional”,
dan melakukan Napak Tilas di
desa Galung Lombok.
 
Rincian mengenai kedua acara
tersebut kami sampaikan dalam Siaran Pers Komite Utang Kehormatan Belanda
(KUKB), yang saya lampirkan di attachment.
 
Wassalam,
 
Batara R. Hutagalung,
Ketua KUKB
 
Siaran
pers dan foto-foto di Galung Lombok juga dapat dilihat langsung di:
http://batarahutagalung.blogspot.com/2013/01/pembantaian-di-galung-lombok-siaran-pers.html
 
Press Release dalam bahasa
Inggris:
http://indonesiadutch.blogspot.com/2013/01/the-galung-lombok-massacre.html
 
Pressemitteilung (bahasa
Jerman):
http://indonesiadutch.blogspot.com/2013/01/pressemitteilung-gedenken-das-galung.html
 
Weblogs
Batara R. Hutagalung:
http://batarahutagalung.blogspot.com,
http://indonesiadutch.blogspot.com,
http://10november1945.blogspot.com 


[Non-text portions of this message have been removed]





Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage:  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
proletar-dig...@yahoogroups.com 
proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



[proletar] Re: PANCA PILAR. Proklamasi 17.8.1945, Pilar Pertama Bangsa Indonesia

2013-01-15 Terurut Topik Batara Hutagalung
PANCA
PILAR KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA.
 
Catatan Batara R. Hutagalung
Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR) tengah mensosialisasikan Empat Pilar Kehidupan 
Berbangsa
dan Bernegara.
 
Saya
menilai, landasan teoritis penyusunan empat pilar kurang kuat, landasan
filosofisnya lemah, dan landasan historisnya kelihatannya terabaikan.
 
Dalam
beberapa diskusi dengan teman-teman sering saya sampaikan, bahwa apabila memang
akan “dibangun” pilar untuk Kehidupan Berbangsa dan Bernegara, juga harus
melihat historisnya berdirinya Republik Indonesia. Secara logika, empat pilar
yang digagas tersebut tidak akan ada, seandainya tidak ada Proklamasi
17.8.1945.
 
Memang
kesadaran berbangsa dan bernegara selama ini yang semakin pudar dan hilangnya
nasionalisme menjadi kegundahan kita semua. Mungkin ini yang menyebabkan
pejabat-pejabat negara tergopoh-gopoh dan dengan ceroboh menyusun dengan tidak
cermat dasar-dasar berbangsa dan bernegara, sehingga mengabaikan landasan
historis berdirinya Republik Indonesia.
 
Tulisan
ini masih merupakan kerangka pemikiran untuk mendapatkan input, dan yang sedang
saya elaborasi lebih lanjut.
 
Yang
akan saya tambahkan a.l.: Munculnya kecenderungan untuk kembali melakukan
glorifikasi terhadap empat pilar yang telah disosialisasikan, seperti 
glorifikasi
Pancasila  (P4) di zaman Orde Baru dan
TUBAPIN di zaman “orde lama.” Beberapa pejabat/kepala daerah mulai “jual kecap”
tentang hal-hal dan kondisi yang ideal (das
Sollen) yang dibayangkannya (Wunschdenken)
yang sebenarnya sangat jauh dari realita. 
 
Sedangkan realitanya (das Sein), masyarakat ini sedang
mengalami krisis moral yang sangat parah, apalagi melihat “kenakalan” para
penyelenggara negara: banyak anggota Dewan Yang Terhormat melakukan KKN dan
selingkuh; wakil Tuhan (hakim) “nakal” memalsukan putusan MA yang
mengurangi hukuman bandar narkoba, hakim berpesta narkoba, hakim perempuan
selingkuh, jaksa perempuan menjual lebih dari 300 butir pil ekstasi barang
bukti, karena ingin memiliki HP Blackberry, dll “kenakalan” para pejabat. Yang
terakhir adalah pernyataan yang sangat tidak pantas  yang diucapkan oleh 
seorang wakil
Tuhan yang ingin menjadi Wakil Tuhan Agung, alias hakim
agung, yang mengatakan bahwa pemerkosa dan yang diperkosa sama-sama menikmati.
 
Dulu waktu di sekolah
Dasar/Sekolah Rakyat, kita membaca mengenai “Si Kancil Anak Nakal, Suka Mencuri
Ketimun”, sekarang kita menghadapi poli-tikus, alias tikus-tikus raksasa yang
menggerogoti uang rakyat dan para penyelenggara serta tokoh-tokoh yang
nakal.
 
Menurut pendapat saya, Panca
Pilar masih harus diperjuangkan untuk realisasinya, dalam kerangka Nation and 
Character Building. Melihat
kondisi bangsa saat ini, saya melihat konsep Nation and Character Building, 
yang terhenti tahun 1965/1966,
dengan disesuaikan dengan situasi dan kondisi sekarang, sangat perlu
dilanjutkan.
 
PANCA
PILAR KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA 
PROKLAMASI
17 AGUSTUS 1945. PILAR PERTAMA BANGSA INDONESIA
Selengkapnya
baca:
http://batarahutagalung.blogspot.com/2013/01/panca-pilar-kehidupan-berbangsa-dan.html
 
Mohon
tanggapan.
 
Salam,
 
Weblogs
saya:
http://batarahutagalung.blogspot.com,
http://10november1945.blogspot.com,
http://indonesiadutch.blogspot.com

[Non-text portions of this message have been removed]





Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage:  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
proletar-dig...@yahoogroups.com 
proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



[proletar] Re: RSBI (Rintihan Sekolah Bertarif Internasional)

2013-01-13 Terurut Topik Batara Hutagalung
RSBI (Rintihan Sekolah
Bertarif Internasional)
 
Nampaknya menteri pendidikan
tidak mengerti esensi putusan Mahkamah Konstitusi (MK), yang menyatakan, bahwa 
pasal
50 ayat 3 UU Sisdiknas (sistim Pendidikan Nasional) bertentangan dengan UUD
’45.
Bertolak dari pasal 50 UU
Sisdiknas tersebut, pemerintah mendirikan “Rintisan Sekolah Bertaraf
Internasional”, artinya dengan uang rakyat, didirikan sekolah berbiaya sangat
mahal, yang hanya dapat dinikmati oleh segelintir anak orang kaya. Juga mungkin
sebagian dari orangtuanya memperoleh harta yang berlimpah karena merampok uang
rakyat juga.
Memang sebagian biaya tinggi
RSBI ditanggung oleh orangtua murid, namun RSBI juga menikmati dana APBN/APBD,
yang adalah uang rakyat.
Banyak orangtua yang
menyekolahkan anaknya di RSBI tidak setuju dengan putusan MK, demikian juga
guru-gurunya, yang kehilangan uang banyak dari “pemasukan sampingan.”
 
Yang harus dilakukan oleh
pemerintah, baik pusat maupun daerah adalah memajukan pendidikan nasional
hingga bertaraf internasional dengan tarif nasional, dan bukan hanya memajukan
segelintir elit saja, sehingga terjadi kesenjangan social seperti di zaman
penjajahan, di mana anak-anak orang kaya dan penjilat-penjilat penjajah yang
dapat menikmati pendidikan. Setelah selesai sekolah/kuliah, kebanyakan mereka
kemudian membantu penjajah menindas bangsanya sendiri.
Keadaan seperti ini tidak
boleh terulang kembali!
 
Orang yang berduit dan ingin
anaknya mendapat pendidikan bertaraf dan bertarif internasional, sekolahkan
saja anaknya diluar negeri. Kan langsung mendapat pendidikan bertaraf dan
bertarif internasional, tidak perlu merintiiih.
Gitu aza koq cepot …repot!
 
 
Batara R. Hutagalung
 
Weblogs:
http://batarahutagalung.blogspot.com,
http://10november1945.blogspot.com,
http://indonesiadutch.blogapot.com
 
===
 
 
http://news.detik.com/read/2013/01/13/120438/2140648/10/m-nuh-di-depan-mahfud-md-masa-punya-sekolah-top-nggak-boleh-gimana-to?991104topnews
 
Minggu, 13/01/2013 12:04 WIB 
 M Nuh di Depan Mahfud MD: Masa Punya Sekolah
Top Nggak Boleh, Gimana To? 
Danu Damarjati - detikNews
 
Jakarta - Mahkamah
Konstitusi (MK) menghapuskan pasal dalam UU Sistem Pendidikan Nasional
(Sisdiknas) yang mengatur Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI).
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) M Nuh menyindir Mahfud MD. 
 
Sindiran M Nuh ini
disampaikan kepada Mahfud MD dalam acara Ikatan Alumni Universitas Islam
Indonesia (Ika UII) di Gedung Bidakara, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Minggu
(13/1/2013). Mahfud hadir dalam kapasitasnya sebagai Ketua Ika UII sedangkan M
Nuh sebagai pembicara kunci dalam acara ini.
 
Mohon maaf Pak Mahfud,
kalaulah keputusan MK yang kemarin tentang RSBI sudah diputuskan, sebagai bagian
dari diskursus intelektual, perlu kita exercise (uji, red), meskipun sudah ada
keputusan hukum, kata M Nuh.
 
M Nuh lantas menyitir pasal
yang dihapus MK, pasal 50 ayat 3 UU Sisdiknas, yakni 'Pemerintah dan/atau
pemerintah daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan
pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan yang
bertaraf internasional'.
UU Sisdiknas itu, imbuh Nuh,
dibuat tahun 2003, saat suasana reformasi dan Indonesia sedang terpuruk. 
 
Masa punya sekolah top
nggak boleh, gimana to? kata M Nuh di depan audiens yang langsung
disambut tawa. 
 
UII kan juga ingin
jadi world class, itu kalau diurut-urut kena juga itu (larangan RSBI),
imbuh mantan Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya ini.
 
Namun, Nuh menyadari, untuk
mencapai cita-cita itu tidak ada yang mulus. Kendati mematuhi keputusan MK,
namun dia akan menyampaikan pandangan intelektual pada Mahfud, yang juga Ketua
MK itu.
 
Tapi saya sami'na wa
atho'na (mendengar dan mematuhi) pada Pak Mahfud. Tapi ijtihad saya mohon saya
sampaikan, tutur dia.
 
Meskipun sudah diputuskan,
namun tidak mungkin program RSBI yang sudah terlaksana langsung dihentikan.
Alasan pemakaian bahasa Inggris pada sekolah RSBI juga dianggap tak relevan 
dengan
kualitas nasionalisme.
 
Nggak mungkin proses
anak sekolah dipotong, dihentikan, wong ini bukan ideologi terlarang kok.
Bahasa Inggris itu tidak mengurangi nasionalisme kok. Bung Karno saja kurang
apa bahasa Inggrisnya, tutur Nuh.
 
MK pada Selasa (8/1/2013)
memutus kelas internasional di sekolah pemerintah ini harus dihapus.
 
Hanya keluarga dengan
status ekonomi mampu dan kaya yang dapat menyekolahkan anaknya pada sekolah
SBI/RSBI, kata Ketua MK Mahfud MD dalam sidang terbuka untuk umum di
Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Selasa (8/1/2013).
 
MK berpendapat, walaupun
terdapat perlakuan khusus dengan memberikan beasiswa kepada anak-anak latar
belakang kurang mampu secara ekonomi untuk mendapat kesempatan tetapi hal itu
sangat sedikit dan hanya ditujukan kepada anak-anak yang sangat cerdas.
Sehingga anak-anak yang tidak mampu secara ekonomi yang kurang cerdas latar
belakang lingkungannya yang sangat terbatas tidak 

[proletar] Re: 'JOKOWI STYLE'

2013-01-04 Terurut Topik Batara Hutagalung
‘Jokowi Style’
Tahun 2012, ‘Gangnam Style’
yang diperkenalkan oleh penyanyi Korea, Psy, menggegerkan dunia. Dalam waktu 5
(!) bulan, telah menarik 1 milyar (!) pengunjung “style”nya di youtube. Sekarang
di seluruh dunia termasuk di Indonesia, banyak yang mengikuti stylenya Psy.
 
Di Indonesia tahun 2012,
yang banyak menjadi sorotan masyarakat adalah “Jokowi Style”, bukan gaya joget
seperti naik kuda dengan mengayun lasso, melainkan yang dikenal sebagai
“blusukan” ke kampung-kampung, tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, kampung
mana yang akan dikunjunginya.
Jokowi tidak membuat
panggung raksasa dan mengundang para artis top dengan biaya yang mahal,
melainkan dengan dana yang sangat minim, “blusukan” ke kampung-kampung … dan
ternyata sangat efektif untuk menarik hati rakyat …dan… Jokowi memenangkan
perebutan plat nomor mobil B-1-DKI.
 
‘Style’  ini dilakukan Jokowi, baik ketika kampanye
Pilkada DKI, maupun setelah memenangkan pemilihan gubernur, Jokowi tetap
konsisten melakukan blusukan tanpa pemberitahun terlebih dahulu, kampung mana
yang akan dikunjunginya.
Kalau sudah memberitahu mana
yang akan dikunjungi, pasti pejabat-pejabat setempat sibuk membuat tenda dan
berbagai acara penyambutan, yang akan menelan biaya belasan, bahkan mungkin
sampai puluhan juta.
 
Ternyata ‘Jokowi Style’ ini
mulai mendapat “pengikut.” Tak kurang dari Presiden RI Yudhoyono, yang meniru
‘Jokowi Style’, yaitu blusukan ke kampung tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.
Ini PERTAMA KALI  dilakukannya, sejak
menjadi presiden tahun 2004. tetapi tiruan ini tidak sepenuhnya mendapat
acungan jempol dari seluruh masyarakat. Banyak yang menilai, Yudhoyono meniru
‘Jokowi Style’ ini karena untuk menaikkan citra partai Demokrat  yang dalam 
polling sedang menukik tajam, kea
rah titik nol persen. Apalagi kalau sang ketua umumnya, Urbaningrum, terjrat
oleh KPK untuk kasus korupsi proyek Hambalang.
 
Dipastikan, ‘Jokowi Style’
ini menjelang Pemilu 2014 akan mendapat sangat banyak pengikut, yang mencoba
menarik simpati masyarakat dengan blusukan ke kampung-kampung.
 
Salam,
 
Batara R. Hutagalung.
 
Weblogs
saya:
http://batarahutagalung.blogspot.com,
http://10november1945.blogspot.com,
http://indonesiadutch.blogspot.com
 
 

 
http://www.tribunnews.com/2013/01/04/pagi-ini-sby-blusukan-tiru-jokowi
 
Pagi Ini
SBY Blusukan Tiru Jokowi
 
Tribunnews.com - Jumat, 4
Januari 2013 09:12 WIB
 
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melakukan inspeksi mendadak (sidak)
alias blusukan, Jumat (4/1/2013) pagi.
 
Sidak SBY mirip blusukan ala
Gubernur DKI Jakarta Jokowi. Sidak SBY kali ini benar-benar lain dari biasanya,
sangat rahasia dan misterius. Lokasi sidak tidak diberitahu wartawan lebih
dulu, beda dari biasanya.
 
Pers hanya diminta menunggu
di Istana Presiden pagi hari. Setelah itu, menunggu ke mana Presiden akan
melakukan sidak. Sekitar pukul 09.00 WIB, akhirnya mobil rombongan presiden
meluncur ke Teluk Naga, Tangerang, Banten.
 
Mobil melewati jalan sempit
di daerah Teluk Naga, Pantai Teluk Pasir tanpa pengawalan ketat, dan beberapa
kali terjebak macet. SBY lalu meninjau Teras BRI di Tanjung Pasir. (*)
 
Penulis: Hasanudin Aco  |  Editor: Yaspen Martinus

[Non-text portions of this message have been removed]





Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage:  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
proletar-dig...@yahoogroups.com 
proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



[proletar] Re: DPRD DKI hambat rpgram untuk rakyat

2013-01-04 Terurut Topik Batara Hutagalung
Bahwa salahsatu kendala
besar yang akan dihadapi Jokowi-Ahok dalam menjalankan roda pemerintahan, akan 
muncul
dari DPRD DKI, telah dapat diprediksi sejak awal.
 
Hlal ini telah saya tulis
pada 23 September 2012 dalam weblog saya
http://batarahutagalung.blogspot.com/2012/09/kemenangan-jokowi-ahok-pengulangan.html
dimana saya menulis:
 
Kendala besar yang akan dihadapi
oleh Jokowi-Ahok
Apabila euphoria kemenangan
telah usai dan kemudian memasuki rutinitas kerja, permasalahan yang lebih besar
dan lebih berat lagi akan dihadapi oleh Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta
yang baru.
Selain masalah klasik yaitu
banjir, kemacetan lalu-lintas dan polusi udara yang diakibatkan oleh jumlah
kendaraan bermotor yang meningkat dengan tajam setiap tahun, Gubernur dan Wagub
akan menghadapi tantangan dan tentangan besar, baik di internal Pemda DKI
maupun di DPRD DKI Jakarta.
Diduga, bahwa selama ini
sejumlah besar proyek di lingkungan Pemda DKI diatur melalui “arisan” di antara
perusahaan-perusahaan yang mungkin telah puluhan tahun mendapat proyek-proyek
dari Pemda DKI. Apabila hal ini akan dibenahi, sudah tentu akan mendapat
perlawanan keras dari pejabat-pejabat yang selama ini ikut menikmati
praktek-praktek “arisan” ini.
Demikian juga untuk
melaksanakan kebijakan-kebijakan yang perlu mendapat persetujuan dari DPRD,
tentu dengan dukungan 17 orang melawan 77 orang dari kubu pendukung lawan di
pilkada, akan susah untuk dilakukan, apalagi apabila kebijakan tersebut akan
merugikan kelompok atau pengusaha-pengusaha mitra mereka selama ini.
Kelihatannya perjuangan
pasangan Jokowi-Ahok selama sekitar 5 bulan untuk memenangkan pilkada DKI, akan
terlihat sangat kecil dan enteng, dibandingkan perjuangan berat lima tahun
kedepan, menghadapi birokrasi internal dan tentangan di DPRD DKI Jakarta.
 
Demikian a.l. tulisan saya
pada 23 September 2012 yang lalu.
 
Catatlah nama-nama anggota
DPRD DKI yang menghambat program untuk rakyat banyak.
JANGAN DIPILIH LAGI DALAM
PEMILIHAN YANG AKAN DATANG!!!
 
Salam,
Batara R. Hutagalung
 
Weblogs
saya:
http://batarahutagalung.blogspot.com,
http://10november1945.blogspot.com,
http://indonesiadutch.blogspot.com
 
 

 
http://news.detik.com/read/2013/01/04/220434/2133734/10/jk-sesalkan-dprd-dki-menyandera-program-kerja-jokowi
 
Jumat, 04/01/2013 22:04 WIB 
 
JK Sesalkan DPRD DKI 'Menyandera'
Program Kerja Jokowi 
 
Ferdinan - detikNews
 
Jakarta - Mantan Wakil
Presiden Jusuf Kalla kesal dengan ulah DPRD DKI Jakarta yang belum menyepakati
APBD 2013 yang dirancang Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama. DPRD diminta
memprioritaskan pembahasan APBD agar program Pemprov DKI bisa berjalan.
 
Itu harus
diselesaikan, kalau untuk rakyat (DPRD) tidak boleh begitu. Nanti rakyat akan
menilai partai mana yang berbuat begitu, kata JK di Hotel Borobudur,
Jumat (4/1/2013) malam.
 
Menurut JK, ulah sejumlah
fraksi di DPRD DKI malah merugikan parpol yang bersangkutan. Masyarakat akan
dengan mudah memutuskan parpol mana yang tidak mendukung program Jokowi.
 
Akibatnya mereka tidak
disenangi rakyat dalam pemilu, sebut JK mengutarakan dampak dari
permainan politik di dewan Jakarta.
 
Keterlambatan pengesahan
APBD 2013 ini berbuah surat teguran dari Mendagri Gamawan Fauzi kepada Jokowi.
Mendagri mengingatkan keterlambatan pembahasan ini bisa berdampak panjang.
 
 (fdn/fjp)

[Non-text portions of this message have been removed]





Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage:  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
proletar-dig...@yahoogroups.com 
proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



[proletar] Re: Apakah NKRI masih berdasarkan Pancasila, UUD ‘45 dan Bhinneka Tunggal Ika?

2012-12-25 Terurut Topik Batara Hutagalung
Apakah NKRI masih berdasarkan
Pancasila, UUD ‘45 dan Bhinneka Tunggal Ika?

Oleh Batara R. Hutagalung
Di tengah-tengah perdebatan
fatwa MUI yang mengharamkan orang  Islam
mengucapkan Selamat Hari Natal kepada umat Kristen 
(http://berita-terhangat.blogspot.com/2012/12/ucapan-selamat-natal-haram.html 
dan 
http://m.tribunnews.com/2012/12/24/baitul-muslimin-indonesia-halal-ucapkan-selamat-natal),
dan di tengah-tengah umat Kristen merayakan Hari natal, yaitu kelahiran Yesus
Kristus, muncul berita yang kebih mengejutkan.
 
Jemaat HKBP (Huria Kristen
Batak Protestan) Filadelfia di Bekasi gagal merayakan Hari Natal 2012, karena
dihadang oleh ratusan warga yang melarang jemaat HKBP menjalankan ibadah di
Desa Jejalen. Bahkan para jemaat HKBP dilempari dengan air got dan botol air
mineral. 
 
Jemaat GKI (Gereja Kristen
Indonesia) Taman yasmin, Bogor, dilarang melaksanakan ibadah Natal 2012 oleh
Satpol PP (Satuan Polisi Pamong Praja) Bogor di lohasi yang menurut putusan MA
(mahkamah Agung) adlah hak mereka.
 
Selengkapnya:
http://batarahutagalung.blogspot.com/2012/12/apakah-nkri-masih-berdasarkan-pancasila_25.html

[Non-text portions of this message have been removed]





Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage:  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
proletar-dig...@yahoogroups.com 
proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



[proletar] Re: Masjid Imam Ali (Die blaue Moschee) in Hamburg, Jerman

2012-12-25 Terurut Topik Batara Hutagalung
Masjid Imam Ali (Die blaue
Moschee) di Hamburg, Jerman.
Baca di:
http://batarahutagalung.blogspot.com/2012/12/masjid-imam-ali-di-hamburg.html

Wassalam,


Batara R. Hutagalung

[Non-text portions of this message have been removed]





Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage:  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
proletar-dig...@yahoogroups.com 
proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



[proletar] Re: Latar Belakang pengesahan UU MIGAS 2001, dan pembatalannya oleh MK.

2012-11-16 Terurut Topik Batara Hutagalung
 
Setelah Mahkamah Konstitusi
(MK) membatalkan UU Migas (disahkan tahun 2001), maka pemerintah harus mematuhi
putusan MK dan membubarkan Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas 
(BP
Migas).
Beragam reaksi dan tulisan
muncul sehubungan dengan hal ini. Sebagimana biasanya, tentu ada pro dan
kontra, ada yang senang dan ada yang sedih, terutama para direksi dan staf BP
Migas tersebut, karena konon gaji mereka setinggi langit. Juga dengan
kantor-kantor yang mewah, yang bahkan lebih mewah daripada kantor menteri.
Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK) menemukan adanya kontraktor yang memanipulasi perhitungan, yang
merugikan  negara sebesar 1,7 milyar US
$  (sekitar 16,1 trilyun rupiah).
Yang ingin mempertahankan BP
Migas berargumentasi, bahwa ini adalah produk reformasi, untuk memperbaiki
system yang dilakukan di maas Orde Baru.
Beberapa tulisan menyoroti
proses pembahasan dan pengesahan undang-undang Migas tahun. 2001.
Ada dua tulisan yang sangat
menarik sehubungan dengan proses pembahasan dan pengesahan UU tersebut.
Yang pertama dari Lin Che
Wei, ekonom, yang menulis di facebooknya.
Yang kedua dari Teguh Santoso, Chief
Editor Rakyat merdeka-Online/ Chairman of Foreign Affairs of the PP Pemuda 
Muhammadiyah,
yang menukis di weblognya.
 
Selengkapnya:
http://batarahutagalung.blogspot.com/2012/11/latar-belakang-pengesahan-uu-migas-2001.html
 
 
Salam,
 
Batara R. Hutagalung

[Non-text portions of this message have been removed]





Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage:  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
proletar-dig...@yahoogroups.com 
proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



[proletar] Re: 10 November 1945: Terjadi Karena Belanda Tak Mau Akui Proklamasi 17 Agustus 1945

2012-11-09 Terurut Topik Batara Hutagalung
10 November 1945: Terjadi Karena Belanda Tak Mau Akui Proklamasi 17
Agustus 1945
 
Oleh Batara R. Hutagalung
Ketua Komite Utang Kehormatan Belanda
(KUKB)
 
Pada 10 November 1945 tentara
Inggris memulai gempuran dari darat, laut dan udara yang sangat dahsyat selama
sekitar tiga minggu terhadap kota Surabaya. Pada waktu itu Inggris mengerahkan
lebih dari 30.000 tentara yang diperlengkapi dengan persenjataan yang paling
muthakir yang dimiliki oleh Inggris. Itu merupakan pengerahan pasukan terbesar
yang dilakukan oleh Inggris seusai Perang Dunia II. 

Diperkirakan lebih dari 20.000
rakyat Indonesia di Surabaya, sebagian terbesar adalah penduduk sipil termasuk
wanita dan anak-anak, tewas akibat pemboman yang membabibuta, lebih dari
150.000 penduduk dipaksa mengungsi ke luar kota dan Surabaya bagian selatan
hancur. Demikianlah gambaran mengenai situasi kota Surabaya, setelah digempur
selama tiga minggu oleh Divisi V di bawah komando Mayjen. R.C. Mansergh.

Tentu menjadi pertanyaan besar,
mengapa hal ini terjadi? Apa yang menyebabkan Inggris mengerahkan pasukan
terbesarnya setelah Perang Dunia II usai? 

Selain itu, ternyata Surabaya
bukan satu-satunya kota atau wilayah yang diserang oleh tentara Inggris. Upaya
untuk menghancurkan kekuatan bersenjata pendukung Republik Indonesia -BKR
(Badan Keamanan Rakyat), TKR (Tentara Keamanan Rakyat) dan berbagai laskar-
juga dilakukan oleh tiga divisi tentara Inggris di Sumatera dan di seluruh
Jawa. Kini juga terungkap, bahwa dua divisi tentara Australia juga melancarkan
operasi militer di wilayah Indonesia bagian timur dengan tujuan yang sama,
yaitu melumpuhkan kekuatan bersenjata pendukung Republik yang baru
diproklamirkan pada 17.8.1945. Pada waktu itu belum ada Tentara Nasional
Indonesia – TNI.

Ternyata tujuan operasi militer
Inggris dan Australia ini adalah untuk mengembalikan Indonesia sebagai jajahan
Belanda, sebagaimana tertera  dalam surat
perintah yang diberikan oleh Panglima Tertinggi Tentara Sekutu Komando Asia
Tenggara (Supreme Commander South East
Asia Command), Vice Admiral Lord Louis Mountbatten. Hal ini juga diakui
secara terus terang oleh Duta Besar Kerajaan Inggris untuk Indonesia, Sir
Richard Gozney, dalam seminar Internasional yang diselenggarakan di LEMHANNAS
RI pada 27 Oktober 2000.
 
Selengkapnya:
http://10november1945.blogspot.com/2012/11/10-november-1945-terjadi-karena-belanda.html

[Non-text portions of this message have been removed]





Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage:  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
proletar-dig...@yahoogroups.com 
proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



[proletar] Re: Pemuda 1928, pemuda 1945 dan pemuda 2012

2012-10-29 Terurut Topik Batara Hutagalung
 
Oleh batara R. Hutagalung
Bangsa Indonesia baru
memperingati tanggal 28 Oktober, sebagi Hari Sumpah Pemuda. Pada 28 Oktober
1928, para pemuda dari berbagai etnis dan agama di wilayah jajahan Belanda,
berkumpul di Batavia (kini Jakarta), dan membulatkan tekad, untuk menghilangkan
perbedaan dan pengelompokan berdasarkan etnis dan agama, serta hanya mengakui
satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa. Organisasi-organisasi pemuda
tersebut adalah Jong (Pemuda) Islamieten Bond (Persatuan), Pemoeda
Indonesia, Jong Java, Jong Batak, Jong Ambon, Jong Sumaterananen Bond, Pemoeda 
Kaoem Betawi dan Jong Celebes (Sulawesi).
 
Pada 28 Oktober 1945, para
pemuda dari seluruh penjuru Nusantara yang berada di Surabaya, membangkang 
perintah
Panglima Tentara Inggris, Brigjen AWS Mallaby untuk menyerahkan puluhan ribu
senjata yang telah dirampas dari tentara Jepang. Puluhan ribu pemuda, selain
dengan senjata yang mereka rampas dari Jepang, juga hanya dengan bersenjatakan
clurit dan bambu runcing, menyerang pasukan Inggris yang dilengkapi dengan
persenjataan paling muthakir pada waktu itu.
 
Apa yang terjadi dengan
pemuda Indonesia tahun 2012?
 
Baca selengkapnya:
http://batarahutagalung.blogspot.com/2012/10/pemuda-1928-pemuda-1945-dan-pemuda-2012.html


[Non-text portions of this message have been removed]





Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage:  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
proletar-dig...@yahoogroups.com 
proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



[proletar] Re: 28 Oktober 1945: Pertempuran Heroik di Surabaya

2012-10-26 Terurut Topik Batara Hutagalung
Mengenang 28 Oktober 1928
dan 28 Oktober 1945
 
Oleh Batara  R. Hutagalung
Tanggal 28 Oktober setiap
tahun, bangsa Indonesia memeringati hari yang bersejarah, yang merupakan salah
satu tonggak menuju pembentukan negara Republik Indonesia. Pada 28 Oktober
1928, para pemuda yang tergabung dalam berbagai organisasi pemuda dari berbagai
daerah dan etnis di jajahan Belanda, Netherlands
Indië (India Belanda) -di akhir Kongres Pemuda ke II- mengeluarkan satu
keputusan, yang kini dikenal sebagai Sumpah Pemuda. 
 
Selain Sumpah Pemuda, ada
satu peristiwa heroik yang juga terjadi pada tanggal 28, yang hingga kini
kurang atau belum memperoleh perhatian dari bangsa Indonesia, yaitu pertempuran
dahsyat yang terjadi pada 28 Oktober 1945 di Surabaya, di mana para pemuda dari
hampir seluruh daerah di Indonesia bertempur melawan tentara Inggris, untuk
mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia, yang baru diproklamasikan pada 17
Agustus 1945. 
 
Tepat 17 tahun setelah
Sumpah Pemuda 1928, yaitu pada 28 Oktober 1945 di Surabaya, semangat Sumpah
Pemuda tersebut terwujud dalam peristiwa heroik yang patut dibanggakan, karena
rakyat Indonesia di Surabaya berhasil mengalahkan tentara Inggris, yang adalah
salah satu pemenang Perang Dunia II. 
 
Baca selengkapnya:
http://batarahutagalung.blogspot.com/2006/02/renungan-28-oktober.html
 
Weblogs Batara R.
Hutagalung:
http://batarahutagalung.blogspot.com
http://10november1945.blogspot.com
http://indonesiadutch.blogspot.com


[Non-text portions of this message have been removed]





Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage:  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
proletar-dig...@yahoogroups.com 
proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



[proletar] Re: Naskah pidato gubernur DKI Rp. 1,2 milyar!

2012-10-01 Terurut Topik Batara Hutagalung
Makin Gila! Naskah sambutan Gubernur DKI Rp. 1,2 milyar!
 
Ternyata pelantikan gubernur DKI 2012 telah dipersiapkan
untuk sangat meriah dengan menghambur-hamburkan uang rakyat.
Terungkap seminggu yang lalu, bahwa untuk acara pelantikan
telah dipersiapkan dana lebih dari Rp. 1 milyar, bukan Rp. 822 seperti yang
diberitakan sebelumnya, karena kemudian ada rencana penambahan acara dengan
menghadirkan artis top. 
Jokowi telah meminta agar acara pelantikannya
disederhanakan. Hasilnya: anggaran dipangkas menjadi di bawah Rp. 500 juta.
 
Kini terungkap rencana yang lebih dahsyat dan lebih gila
lagi! Untuk penyusunan naskah sambutan gubernur dan wakil gubernur, ternyata
telah disediadakan anggaran sebesar Rp. 1,2 milyar! Ruarrr biasa!
Lihat:
http://www.theglobejournal.com/Sosial/ongkos-bikin-naskah-pidato-gubernur-dki-jakarta-rp12-miliar/index.php
 
Siapakah gerangan penulis naskah (ghost writer) yang akan
dibayar dengan anggaran sebesar itu? Itu melebihi honorar seorang mantan
presiden Amerika kalau diminta menjadi pembicara dalam suatu acara. Kalau
mantan presiden Amerika menjadi pembicara dalam suatu seminar, maka biasanya
dia mendapat honorar sebesar 100 ribu US $, atau sekitar Rp. 950 juta. Apakah
Bill Clinton yang diminta untuk menuliskan naskah sambutan gubernur DKI waktu
pelantikan?
 
Tetapi ada kabar yang melegakan. Lagi-lagi Jokowi menolak
anggaran tersebut. Jokowi menyatakan, kalau memberi sambutan, gak pernah pakai
teks, jadi gak perlu membayar penulis naskah pidato sebesar itu.
 
Namun dari berita-berita ini terungkap, betapa borosnya
selama ini pemerintahan di DKI Jakarta. Tidaklah heran, dalam rilis Forum
Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) beberapa hari yang lalu,
berdasarkan data dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), dari seluruh 33 provinsi
di Indonesia, provinsi yang berpotensi paling korup adalah DKI Jakarta. Lihat:
http://news.okezone.com/read/2012/10/01/339/697217/inilah-daftar-15-provinsi-terkorup
 
Oleh karena itu, sebagaimana telah saya tulis sebelumnya,
tugas paling berat yang akan dihadapi oleh Jokowi-Ahok adalah membenahi masalah
birokrasi internal pemerintahan DKI. Lihat:
http://batarahutagalung.blogspot.com/2012/09/kemenangan-jokowi-ahok-pengulangan.html
 
 
Salam,
 
Batara R. Hutagalung


[Non-text portions of this message have been removed]





Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage:  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
proletar-dig...@yahoogroups.com 
proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



[proletar] Re: kemenangan Jokowi - Ahok: Pengulangan sejarah dan sejarah baru untuk Jakarta

2012-09-23 Terurut Topik Batara Hutagalung
Kemenangan Jokowi-Ahok: 
Pengulangan sejarah dan sejarah baru untuk
Jakarta
 
Oleh
Batara R. Hutagalung
 
Selain
mencatat pengulangan sejarah, kemenangan pasangan Ir. Joko Widodo (Jokowi) – Ir.
Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam pilkada DKI Jakarta 2012, dan mencatat
sejarah baru untuk Jakarta, Ibukota Republik Indonesia, juga memberi pelajaran
yang sangat berharga untuk ke depan.
 
Diasumsikan,
bahwa penghitungan suara yang akan dilakukan oleh KPUD tidak berbeda jauh
dengan hitung-cepat (quick count)
yang telah dilakukan oleh enam lembaga penelitian, maka tanggal 7 Oktober 2012
DKI Jakarta akan memiliki Gubernur dan Wakil Gubernur baru. Hasil penghitungan
cepat enam lembaga tersebut telah menyatakan kemenangan pasangan Jokowi/Ahok
atas pasangan Dr. Ing. Fauzi Bowo (Foke) - Mayjen. TNI (Purn.) Nachrowi Ramli
(Nara).
 
Selama
ini, hasil hitung-cepat tidak berbeda jauh dengan tabulasi yang dilakukan oleh
KPU, baik pusat maupun daerah. Dengan demikian, apabila tidak terjadi “hal-hal
yang aneh”, maka dipastikan Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama akan menjadi
Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta 2012 – 2017.
 
Sejarah
baru: Akhir era militer di DKI Jakarta.
 
Turunnya
kredibilitas partai politik.
 
Selengkapnya:http://batarahutagalung.blogspot.com/2012/09/kemenangan-jokowi-ahok-pengulangan.html
 


[Non-text portions of this message have been removed]





Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage:  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
proletar-dig...@yahoogroups.com 
proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



[proletar] Re: Masih adakah Bhinneka Tunggal Ika?

2012-09-08 Terurut Topik Batara Hutagalung
kalau berita ini memang benar… 
aku tertegun … 
kehabisan kata-kata …
tersisa satu pertanyaan …
 
masih adakah bhinneka tunggal ika?

 
http://jakarta.tribunnews.com/2012/09/07/keterlaluan-warga-disumpah-pilih-foke-agar-peroleh-jamkesda
 
Pemilihan Gubernur DKI
Keterlaluan, Warga Disumpah
Pilih Foke Agar Peroleh Jamkesda
Tribunnews.com - Jumat, 7 September 2012 16:19 WIB
 
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA--Berita yang menyebut adanya kegiatan
pengambilan sumpah dalam acara Jamkesda untuk pemenangan pasangan tertentu di
pilkada DKI Jakarta sewajibnya disikapi panwas DKI.
 
Segera dengan melakukan penyelidikan, kata
pengamat politik Ray Rangkuti dalam rilisnya ke Tribunnews.com, Jumat
(7/9/2012).
 
Diberitakan sebelumnya sebuah media online menyebut ada
kejadian Warga Cidodol, Kebayoran lama, Jakarta Selatan, yang dijanjikan akan
dibuatkan Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) Jakarta, asalkan bersumpah di
bawah Alquran memilih pasangan Foke-Nara.
 
Menurut Ray ini sudah keterlaluan dan sebuah pelanggaran
yang tidak main-main. Semuanya masuk kategori pelanggaran berat,
kata Ray.
 
Pelanggaran dimaksud adalah mempergunakan ritual agama untuk
kepentingan memaksa pemilih untuk memilih calon tertentu. Ini bukan
kategori kampanye, tapi pemaksaan, katanya.
 
Dijelaskan sumpah itu ikatan yang dilakukan dua pihak dengan
sanksi berat jika ada yang melanggar perikatan. Karena itu, lanjut dia,
sifatnya lebih dari sekedar politik uang dan itu sudah bersifat pemaksaan.
 
Lainnya, menurut dia, ini ternyata mempergunakan aula
pemerintah untuk kepentingan pemenangan kandidat tertentu. Jelas-jelas
itu sangat ditentang oleh peraturan pilkada, kata Ray.
 
Dikatakan ini juga menumpang acara yang kemungkinan besar
merupakan program Pemda. Jamkesda umumnya dikelola oleh Pemda,
katanya.
 
Selanjutnya Ray mengatakan kemungkinan hal itu merupakan
program Pemda. Kemungkinan lainnya tentu melibatkan aparat Pemda,
ujarnya.
 
Dua hal terakhir ini juga, menurut Ray, merupakan
pelanggaran berat dalam Pilkada. Sebab, sanksi atas pelanggaran ini dapat
berujung pada pengguguran pasangan calon. Tentu jika dapat dibuktikan
bahwa pelanggaran-pelanggaran tersebut berkaitan dengan pasangan calon,
katanya.
 
Oleh karena itu, Ray mengatakan Panwas jangan sampai menutup
mata atau telinga atas berita ini. Bahwa seolah-seolah tidak ada yang
terjadi di luar. Dibutuhkan kepekaan dan kemauan Panwas untuk segera
menindaklanjuti berita tersebut, kata dia.
 
Menurut Ray jangan selalu menunggu adanya laporan sebab jika
begitu adanya, maka baiknya fasilitas Panwas atas akses informasi dicabut.
 
Bukan hanya Panwas, KPUD DKI juga sudah seharusnya
peka dalam hal ini. Mereka jangan menganggap bahwa masalah seperti ini adalah
urusan Panwas semata, katanya.
 
Lanjut Ray pelanggaran-pelanggaran berat harus melibatkan
kita semua. Sebab, tahapan Pilkada bukan pekerjaan Si A atau Si B, tetapi
perhelatan kita semua.
Kita lihat apakah dua institusi penyelenggara ini
aktif atau melempem? ujar Ray.


[Non-text portions of this message have been removed]





Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage:  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
proletar-dig...@yahoogroups.com 
proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



[proletar] Re: Apakah Fauzi Bowo mengidap amnesia?

2012-09-02 Terurut Topik Batara Hutagalung
Kalau membaca berita di bawah ini, sepertinya mas Fauzi Bowo
mengidap amnesia, alias lupa ingatan!
 Hampir setiap hari
ada tawuran. Coba dihitung sejak 5 tahun, berapa puluh pelajar di Jakarta yang
mati sia-sia karena tawuran antar pelajar. Tak ada penyelesaian sampai
sekarang.
 Tawuran antar ormas
dan warga yang tak habis-habisnya, sampai sekarang.
 Bentrokan antar
kelompok preman sampai sekarang. (Bahkan beberapa hari yang lalu, yang
mengakibatkan dua orang tewas ditembak!)
Bentrokan Satpol PP dengan warga di Tanjung Priok bulan
April 2010, yang menewaskan tiga orang Satpol PP.
Teror Geng Motor Pita Kuning bulan April tahun 2012, yang
menewaskan seorang pemuda yang tidak bersalah. Sampai sekarang tidak terungkap
identitas Geng Motor Pita Kuning.
Kan yang paling ditakuti adalah sweeping-sweeping satu ormas
tertentu.
 Perkosaan dan
perampokan di angkot, sehingga perempuan banyak yang takut naik angkot kalau
malam karena tak ada rasa aman sampai sekarang.
 Pelecehan seksual di
bis trans Jakarta, sehingga sekarang tempat duduk dipisah. Bagian belakang
khusus untuk wanita.
 Koq gak malu ya klaim
berhasil mengamankan Jakarta?
 Mas Fauzi Bowo
berhasil membuat Jakarta menjadi sangat tidak nyaman bagi pejalan
kaki!
 Silakan Mas Bowo
jalan kaki menelusuri trotoir, a.l. di seberang TMP Kalibata, di mana
beton-beton penutup got banyak yang patah sehingga berbahaya bagi pejalan kaki.
 Trotoir di sepanjang
jalan Fatmawati, Raden Saleh, dll.
 Coba donk mas Bowo
sekali-sekali jalan kaki!
 
http://news.detik.com/read/2012/09/01/181759/2005283/10/foke-klaim-berhasil-amankan-jakarta-tanpa-konflik?9922032
 
 
Sabtu, 01/09/2012 18:24 WIB 
 Foke Klaim
Berhasil Amankan Jakarta Tanpa Konflik 
Juwari - detikNews
 
Jakarta Fauzi Bowo kembali 'pamer' prestasi keberhasilannya
memimpin di DKI Jakarta. Foke mengklaim Kota Jakarta aman selama 5 tahun masa
baktinya. 
 
Hampir 5 tahun di Jakarta selama saya memimpin tidak
ada kejadian menonjol yang mengakibatkan kita tidak bisa beraktifitas secara
normal. Berbeda dengan kota lain yang memiliki konflik lain yang menimbulkan
konflik horizontal, kata Foke di sela silaturahmi Ikatan Wanita Pengusaha
Indonesia di kediamannya, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (1/9/2012).
 
Menurut dia, Jakarta tetap aman karena pemerintah provinsi
dan pihak terkait berhasil mengelola potensi konflik yang timbul di masyakarat. 
 
Bagaimana mengontrol potensi meledaknya konflik besar
tapi relatif tertangani dengan baik. Ini bukan pekerjaan mudah, bagaimana kita
membangun kepercayaan, katanya.
 
Meski banyak yang ragu akan kemampuan Pemprov DKI, Foke
tetap berkomitmen untuk menjaga keamanan kotanya. Saya tahu banyak yang
tidak percaya Pemprov DKI tapi tidak mungkin ketenangan seperti yang kita
alami, tidak mungkin ekonomi kita growing above average seperti ini, jika
terjadi konflik di Jakarta, sebut pria berkumis lebat ini.
 
Foke yang juga calon Gubernur DKI periode 2012-2017 ini
berharap Kota Jakarta tetap aman. 5 tahun kami bisa menjaga ini, semoga
Jakarta tetap dijauhi dari musibah, untuk itu kita bersyukur kepada
Allah, tuturnya.
 
 
 (fdn/fdn)


[Non-text portions of this message have been removed]





Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage:  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
proletar-dig...@yahoogroups.com 
proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



[proletar] Re: Press Release. Unjukrasa dan Petisi kepada pemerintah Belanda

2012-08-13 Terurut Topik Batara Hutagalung
Teman-teman yang budiman,,
saya kirim di attachment:
1. Press Release, pemberitahuan
rencana unjukrasa Komite Utang Kehormatan Belanda (KUKB) ke kedutaan Belanda
pada 15 Agustus 2012.
2. Petisi kepada pemerintah
Belanda, yang akan disampaikan pada 15 Agustus 2012.
3. Selebaran yang akan dibagikan
kepada masyarakat pada 15.8.2012.
 
Sejak tahun 2005, pada 15 Agustus
setiap tahun kami melakukan unjukrasa ke kedutaan Belanda. Pada 15 Desember
2005 saya membawa kasus pembantaian di desa Rawagede ke parlemen Belanda,
 
15 Agustus merupakan hari
bersejarah. Pada 15 Agustus 1945 Jepang menyatakan menyerah tanpa syarat kepada
sekutu, yang berarti berakhirnya pendudukan militer Jepang di bumi
Nusantara. 
Ratusan ribu warga Belanda dan
Eropa lainnya merayakan hari pembebasan mereka dari kamp-kamp interniran di
India-Belanda dari tahun 1942 - 1945.
 
Sekarang kami membawa seluruh
kasus kejahatan perang yang dilakukan oleh tentara Belanda di Indonesia antara
tahun 1945 - 1950.
 
Di Mahkamah Kejahatan
Internasional (International Criminal
Court) yang berkedudukan di Den Haag, Belanda, empat jenis kejahatan tidak
mengenal azas kadaluarsa:
1.    Pembantaian etnis,
2.    Kejahatan atas kemanusiaan,
3.    Kejahatan perang, dan
4.    Kejahatan agresi
 
Oleh karena itu, kejahatan perang dan
kejahatan atas kemanusiaan serta agresi mkiliter Belanda di Indonesia antara
tahun 1945 – 1950 masih dapat dibuka kembali, sebagaimana telah kami buktikan
dengan membawa kasus pembantaian yang dilakukan oleh tentara Belanda di desa
Rawagede pada 9 Desember 1947, di mana tentara Belanda membantai 431 penduduk
desa tanpa adanya proses pengadilan.
Lihat: 
http://batarahutagalung.blogspot.com/2011/11/rawagede-perjuangan-knpmbi-dan-kukb.html
Selain itu, keluarga korban agresi militer
Belanda juga masih menuntut keadilan. Diperkirakan, korban tewas antara tahun
1945 – 1950 mencapai satu juta jiwa!
 
Yang telah menyatakan kesediaan untuk
berpartisipasi dalam unjukrasa ke kedutaan Belanda, selain keluarga korban
pembantaian yang dilakukan oleh tentara Belanda di Galung Lombok (Sulawesi
Barat), Sulawesi Selatan, Sumatera Barat, “Gerbong Maut Bondowoso”, juga Ibu
Lilly Wahid, anggota Komisi I DPR RI dan Ir. Ilham Aidit, putra alm. DN Aidit,
Ketua CC PKI.
 
Mengenai Pembantaian di Galung Lombok, lihat:
http://batarahutagalung.blogspot.com/2012/06/pembantaian-di-galung-lombok-kesaksian.html
dan The Galung Lombok Massacre (bahasa
Inggris):
http://batarahutagalung.blogspot.com/2012/06/galung-lombok-massacre-list-of.html
 
Mengenai ‘Gerbong Maut Bondowoso”, lihat:
http://indonesiadutch.blogspot.com/2008/12/de-lijkentrein-van-bondowoso-gerbong.html
 
Atas perhatian yang diberikan, saya sampaikan
terima kasih.
 
Wassalam,
 
Batara R. Hutagalung
Ketua KUKB

[Non-text portions of this message have been removed]





Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage:  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
proletar-dig...@yahoogroups.com 
proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



[proletar] Re: The Galung Lombok Massacre. List of the Victims/ Pembantaian di Galung Lombok. Daftar Nama Korban

2012-07-05 Terurut Topik Batara Hutagalung
The Galung
Lombok Massacre. List of the Victims/
Pembantaian
di Galung Lombok. Daftar Nama Korban
 
By Batara R. Hutagalung
Chairman of the Committee of Dutch
Honorary Debts
 
Flashback
to 2010. Heinrich Boere, at the age of 89, a former member of a Nazi SS hit
squad during World War II, in March 2010 was sentenced to life in prison in a
court in the German city of Aachen for shooting to death three Dutch civilians
in 1944.
 
But, for
the atrocities committed by the Dutch soldiers during the Dutch military
aggression in Indonesia 1945 – 1950, after the end of World War II, and after
the Indonesian people proclaimed the independence of the Republic of Indonesia,
the Dutch government and many people in the Netherlands act like the proverbial
three wise monkeys, See no evil, hear no evil, speak no evil. It
seems that they are suffering from historical amnesia.
 
More:
http://batarahutagalung.blogspot.com/2012/06/galung-lombok-massacre-list-of.html


[Non-text portions of this message have been removed]





Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage:  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
proletar-dig...@yahoogroups.com 
proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



[proletar] Re: Pembantaian di Galung Lombok. Kesaksian

2012-06-29 Terurut Topik Batara Hutagalung
Pembantaian
di Galung Lombok. Kesaksian
 
Sebagaimana dituturkan
kepada Batara R. Hutagalung
Ketua Komite Utang
Kehormatan Belana (KUKB)
Selama
berada di Sulawesi Barat dari tanggal 17 – 19 Juni 2012, selain menjadi
narasumber dalam seminar di Majene, saya juga mengunjungi salah satu ladang
pembantaian (killing field) yang
terkejam di dunia, yaitu di Desa Galung Lombok, Kecamatan Tinambung, Kabupaten 
Polewali
Mandar, sekitar 8 km dari Majene, Sulawesi Barat. Pembantaian tersebut lebih
kejam dan dengan korban lebih banyak lagi dari peristiwa pembantaian yang
dilakukan oleh tentara Belanda di desa Rawagede (Balongsari) pada 9 Desember
1947, di mana tentara Belanda membantai 431 penduduk desa. 
 
Selengkapnya:
http://batarahutagalung.blogspot.com/2012/06/pembantaian-di-galung-lombok-kesaksian.html


[Non-text portions of this message have been removed]





Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage:  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
proletar-dig...@yahoogroups.com 
proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



[proletar] Re: Pembantaian di Galung Lombok. Catatan Perjalanan

2012-06-26 Terurut Topik Batara Hutagalung
Pembantaian di Galung
Lombok. Catatan
Perjalanan Ketua KUKB, Batara R. Hutagalung ke Sulawesi Selatan dan Sulawesi
Barat
 
Selengkapnya:
http://batarahutagalung.blogspot.com/2012/06/pembantaian-di-galung-lombok-catatan.html

[Non-text portions of this message have been removed]





Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage:  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
proletar-dig...@yahoogroups.com 
proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



[proletar] Re: Lady Gaga kalah oleh putri-putri Indonesia

2012-05-29 Terurut Topik Batara Hutagalung
Lady Gaga kalah oleh
putri-putri Indonesia
 
Oleh Batara R. Hutagalung
 
Lady Gaga batal tampil di
Indonesia, karena diprotes oleh sejumlah organisasi.
Lady Gaga dilarang tampil di
Indonesia karena penampilannya dianggap seronok, vulgar, tidak sesuai dengan
budaya Indonesia dan akan merusak moral generasi muda. 
Memang kasihan sekali
orang-orang yang lemah imannya, hanya dengan dua jam penampilan seseorang,
dapat merusak moral yang dibangun ratusan tahun!
Apakah satu orang tersebut
begitu luar biasa? Aku sendiri gak suka melihat penampilannya, tetapi kalau ada
yang senang sama dia, ya silakan saja. 
 
Aku sangka ini Negara
merdeka, ternyata tidak. Ada orang yang kuatir imannya rusak, lalu melarang
orang lain dan bahkan melanggar hak-hak orang-orang lain.
 
Apakah orang-orang yang
melarang LG tidak pernah melihat putri-putri Indonesia menampilkan “budaya asli
Indonesia”, yaitu penyanyi-penyanyi dangdut di kampung-kampung di Indonesia. 
Apalagi kalau ada SAWERANNYA
… coba tebak, di mana saja uang saweran itu diselipkan!
Apakah orang-orang ini
benar-benar tidak pernah tau pertunjukan-pertunjukan di kampung-kampung
tersebut? Atau mereka justru sangat menikmatinya dan ikut menyelipkan saweran
ke tempat-tempat tertentu?!
 
Bahkan ada pertunjukan di
Pulau Dewata, dengan mengenakan pakaian tarian tradisional Bali,
mempertontonkan, termasuk DI DEPAN ANAK-ANAK, adegan yang akan membuat
penampilan Lady Gaga tidak ada apa-apanya.
Lady Gaga, belajarlah dari
putri-putri Indonesia!
 
Silakan menilai sendiri
penampilan putri – putri Indonesia yang mempertontonkan “budaya asli Indonesia”
dalam video-video di bawah ini.
 
Ada istilah bahasa asing
untuk sikap orang-orang seperti ini, aku gak ingat istilah itu, tapi kalau gak
salah awalnya M..dan akhirannya..K. Ada yang tau kata asing tersebut? Kalau gak
salah, berasal dari bahasa Arab…
 
Lihat video-videonya di:
http://batarahutagalung.blogspot.com/2012/05/putri-putri-indonesia-mengalahkan-lady.html

[Non-text portions of this message have been removed]





Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage:  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
proletar-dig...@yahoogroups.com 
proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



[proletar] Re: Forum Silaturahmi Anak Bangsa (FSAB)

2012-05-22 Terurut Topik Batara Hutagalung
Sdr. Bukan Pedanda yang budiman,

terima kasih atas tanggapan anda, juga atas kepeduulian anda terhadap 
permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia, baik di masa lalu maupun saat ini.

Yang anda kemukakan memang sangat baik, namun berbeda dengan konteks tulisan 
yang saya sampaikan.

FSAB didirikan untuk merajut kembali kesatuan dan persatuan bangsa, yang telah 
tercabik-cabik sejak puluhan tahun. Ini adalah suatu upaya untuk membantu 
bangsa ini mencari solusi untuk konflik warisan.


Apabila anda melihat komposisi pemrakarsa, pendiri, pengurus dan para 
anggotanya, kalau dilihat dari segi politis, sangat unik, yaitu dari kiri 
luar sampai kanan luar.

Jadi sulit kiranya FSAB sebagai organisasi, memenuhi harapan anda untuk 
melakukan gerakan politis yang dimaksud.


Mungkin sudah dapat dibayangkan, bahwa tidak mudah untuk mengumpulkan 
tokoh-tokoh tersebut di dalam suatu wadah. Beberapa dari mereka, merupakan 
prima donna di kelompok masing-masing. Juga untuk konsolidasi internal pun 
memerlukan waktu dan kesabaran serta saling pengertian yang sangat tinggi.


Kalau anda mencermati daftar nama yang ada di FSAB, sebagai individu di 
organisasi-organisasi mereka, usulan dan harapan anda telah terpenuhi.

Juga ada beberapa tokoh-tokoh masyarakat yang sangat kritis, menjadi simpatisan 
FSAB, dan sering hadir di dalam berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh 
FSAB.


Saya sendiri, di zaman Orde Baru, selama hampir 30 (!) tahun berada di luar 
negeri, karena saya menentang rezim penguasa.

Teman-teman di Eropa tahun 70-an sampai 80-an tentu mengenal saya.


Salam perjuangan.


Batara R. Hutagalung

Bidang Humas FSAB


Weblog:

http://batarahutagalung.blogspot.com


 From: Bukan Pedanda bukan.peda...@yahoo.com
To: Batara Hutagalung batara4...@yahoo.com 
Sent: Tuesday, May 22, 2012 12:42 AM
Subject: Re: Forum Silaturahmi Anak Bangsa (FSAB)
 

(Copy)

Akan bagus juga, bila Batara Hutagalung dan kawan-kawannnya menuntut pemerintah 
Indonesia buat mengakui tanggung jawabnya atas pembunuhan massal yang pernah 
dilakukan oleh serdadu dan kelompok beragama seperti pembunuhan terhadap 
pendukung Orde Lama oleh serdadu dan orang Islam, terhadap pembunuhan yang 
dilakukan serdadu di Tanjung Periok terhadap orang Islam, pembunuhan di Talang 
Sari, di Aceh, di Papua, Timor Leste dll.



--- In proletar@yahoogroups.com, Batara Hutagalung batara44rh@... wrote:

 Forum Silaturahmi Anak
 Bangsa
 (FSAB)
  
 Disampaikan
 oleh Batara R. Hutagalung
 Bidang
 Humas FSAB
  
 Pendahuluan
 Indonesia,
 negeri seribu konflik. Mungkin tidak berlebihan menyebut angka seribu, melihat
 maraknya konflik yang setiap hari dapat dibaca di media cetak dan dilihat di
 televisi. Latar belakang dan penyebab terjadinya konflik-pun sangat beragam,
 dari mulai konflik yang berlatar belakang atau berkedok agama, ras, etnis,
 ideologi, sampai ke konflik-konflik yang menyangkut kehidupan sehari-hari,
 seperti perebutan lahan parkir, ketersinggungan antar kelompok, tawuran antar
 pelajar, antar mahasiswa, antar kampung, penggusuran lahan, dsb.
  
 Pemerintah,
 tokoh-tokoh politik, tokoh-tokoh agama, tokoh-tokoh masyarakat dinilai tidak
 sanggup menyelesaikan permasalahan yang mengakibatkan terjadinya berbagai
 konflik, baik horisontal maupun vertikal. Bahkan dalam konflik-konflik 
 tertentu,
 seperti yang berlatar belakang atau berkedok agama, pemerintah terkesan
 melakukan politik pembiaran, sehingga dinilai sengaja melakukan ini untuk
 mengalihkan isu dari masalah-masalah besar lain yang dihadapi oleh pemerintah.
  
 Banyak
 konflik-konflik besar berakar di masa lalu, di sejarah, terutama yang
 sehubungan dengan konflik ideolog, agama dan antar etnis, yang menjadi konflik
 warisan. Beberapa konflik warisan memang tidak menjadi masalah besar di masa
 ini, namun ganjalan ini masih terlihat, seperti antara etnis Sunda dengan 
 etnis
 Jawa. Di seluruh Jawa Barat dan Banten tidak akan ditemukan nama-nama jalan
 seperti di daerah daerah lain, yaitu nama Gajah Mada, Hayam Wuruk dan
 Majapahit. Akarnya ada di peristiwa yang dikenal sebagai Perang Bubat, yang
 terjadi tahun 1357 (!).
  
 Selengkapnya:
 http://batarahutagalung.blogspot.com/2012/05/forum-silaturahmi-anak-bangsa-fsab.html


 [Non-text portions of this message have been removed]


[Non-text portions of this message have been removed]





Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage:  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
proletar-dig...@yahoogroups.com 
proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

[proletar] Re: TvOne. Pembantaian di Sulawesi Selatan oleh Westerling

2012-05-16 Terurut Topik Batara Hutagalung
TvOne: 
Apa Kabar Indonesia Siang
Kamis, 17 Mei 2012. Pukul
13.30 – 15.30 WIB.
 
Topik yang tertunda minggu
yang lalu, akan dibahas kali ini:
PEMBANTAIAN DI SULAWESI
SELATAN OLEH WESTERLING.
Narasumber, a.l.: Batara R.
Hutagalung

(Siaran langsung. Perkiraan
topik ini dibahas mulai pukul 14.00 WIB)
-
 
Teror Westerling di
Indonesia
 
 Oleh Batara R. Hutagalung, 
 Ketua Komite Utang Kehormatan Belanda (KUKB)
 
Pendahuluan
Pengadilan
sipil di Den Haag, Belanda, pada 14 September 2011 memenangkan gugatan 8 janda
dan satu korban selamat pembantaian di desa Rawagede (sekarang bernama
Balongsari), Kabupaten Karawang. Pada 9 Desember 1947, tentara Belanda yang
dipimpin oleh Mayor Alfons Wijnen membantai 431 penduduk desa Rawagede, tanpa
proses atau tuntutan apapun.
 
Peristiwa ini hanya satu
dari sekian banyak peristiwa pembantaian yang telah dilakukan oleh tentara
Belanda di Indonesia antara tahun 1945 – 1950. Pembantaian-pembantaian yang tak
kalah kejam dan sadisnya telah dilakukan oleh tentara Belanda di bawah komando
Raymond Westerling di Sulawesi Selatan antara 11 Desember 1946 – 20 Februari
1947. Pihak Indonesia mengklaim, bahwa rakyat Sulawesi Selatan yang tewas
dibantai mencapai 40.000 jiwa, sedangkan pemerintah Belanda, dalam laporan
resminya tahun 1969 menyatakan, bahwa korban di Sulawesi Selatan “hanya” 3.000
orang.
 
Salah
satu ladang pembantaian (killing field) yang paling sadis adalah pembantaian
massal di desa Galung Lombok, Kabupaten Polewali Mandar (Sekarang masuk Provinsi
Sulawesi Barat), yang dilakukan oleh anak buah Westerling pada 1 Februari 1947.
Dalam laporannya tahun 1969, sebagaimana tertera di De Exessennota, pemerintah 
Belanda menyatakan, bahwa korban tewas
dalam pembantaian massal di Galung Lombok pada hari itu antara 350 – 400 orang. 
 
Selengkapnya:
http://batarahutagalung.blogspot.com/2012/05/teror-westerling-di-republik-indonesia.html

[Non-text portions of this message have been removed]





Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage:  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
proletar-dig...@yahoogroups.com 
proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



[proletar] Re: TvOne. Pembahasan mengenai Permbantaian di Sulawesi Selatan ditunda

2012-05-10 Terurut Topik Batara Hutagalung
TvOne: Perubahan acara.
Sehubungan dengan evakuasi korban pesawat Sukhoi 100 yang
jatuh di Gunung Salak, maka pembahasan mengenai PEMBANTAIAN DI SULAWESI SELATAN
OLEH WESTERLING, dengan narasumber Batara R. Hutagalung, diundurkan.
Mohon maklum adanya.
-
 
Teror Westerling di Indonesia
 
 Oleh Batara R. Hutagalung, 
 Ketua Komite Utang Kehormatan Belanda (KUKB)
 
Pendahuluan
Pengadilan sipil di Den Haag,
Belanda, pada 14 September 2011 memenangkan gugatan 8 janda dan satu korban
selamat pembantaian di desa Rawagede (sekarang bernama Balongsari), Kabupaten
Karawang. Pada 9 Desember 1947, tentara Belanda yang dipimpin oleh Mayor Alfons
Wijnen membantai 431 penduduk desa Rawagede, tanpa proses atau tuntutan apapun.
 
Peristiwa ini hanya satu dari sekian banyak peristiwa
pembantaian yang telah dilakukan oleh tentara Belanda di Indonesia antara tahun
1945 – 1950. Pembantaian-pembantaian yang tak kalah kejam dan sadisnya telah
dilakukan oleh tentara Belanda di bawah komando Raymond Westerling di Sulawesi
Selatan antara 11 Desember 1946 – 20 Februari 1947. Pihak Indonesia mengklaim,
bahwa rakyat Sulawesi Selatan yang tewas dibantai mencapai 40.000 jiwa,
sedangkan pemerintah Belanda, dalam laporan resminya tahun 1969 menyatakan, 
bahwa
korban di Sulawesi Selatan “hanya” 3.000 orang.
 
Salah satu ladang pembantaian
(killing field) yang paling sadis adalah pembantaian massal di desa Galung
Lombok, Kabupaten Polewali Mandar (Sekarang masuk Provinsi Sulawesi Barat),
yang dilakukan oleh anak buah Westerling pada 1 Februari 1947. Dalam laporannya
tahun 1969, sebagaimana tertera di De
Exessennota, pemerintah Belanda menyatakan, bahwa korban tewas dalam
pembantaian massal di Galung Lombok pada hari itu antara 350 – 400 orang. 
 
Selengkapnya:
http://batarahutagalung.blogspot.com/2012/05/teror-westerling-di-republik-indonesia.html

[Non-text portions of this message have been removed]





Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage:  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
proletar-dig...@yahoogroups.com 
proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



[proletar] Re: TvOne. Pembantaian di Sulawesi Selatan oleh Westerling

2012-05-09 Terurut Topik Batara Hutagalung
TvOne, Kamis 10 Mei 2012
Apa Kabar Indonesia Siang
Pukul 13.30 – 15.30
Topik antara lain: PEMBANTAIAN DI SULAWESI SELATAN OLEH
WESTERLING
Narasumber, a.l. Batara R. Hutagalung
Siaran langsung
-
 
Teror Westerling di Indonesia
 
 Oleh Batara R. Hutagalung, 
 Ketua Komite Utang Kehormatan Belanda (KUKB)
 
Pendahuluan
Pengadilan sipil di Den Haag,
Belanda, pada 14 September 2011 memenangkan gugatan 8 janda dan satu korban
selamat pembantaian di desa Rawagede (sekarang bernama Balongsari), Kabupaten
Karawang. Pada 9 Desember 1947, tentara Belanda yang dipimpin oleh Mayor Alfons
Wijnen membantai 431 penduduk desa Rawagede, tanpa proses atau tuntutan apapun.
 
Peristiwa ini hanya satu dari sekian banyak peristiwa
pembantaian yang telah dilakukan oleh tentara Belanda di Indonesia antara tahun
1945 – 1950. Pembantaian-pembantaian yang tak kalah kejam dan sadisnya telah
dilakukan oleh tentara Belanda di bawah komando Raymond Westerling di Sulawesi
Selatan antara 11 Desember 1946 – 20 Februari 1947. Pihak Indonesia mengklaim,
bahwa rakyat sulawesi Selatan yang tewas dibantai mencapai 40.000 jiwa,
sedangkan pemerintah Belanda, dalam laporan resminya tahun 1969 menyatakan,
bahwa korban di Sulawesi Selatan “hanya” 3.000 orang.
 
Salah satu ladang pembantaian
(killing field) yang paling sadis adalah pembantaian massal di desa Galung
Lombok, Kabupaten Polewali Mandar (Sekarang masuk Provinsi Sulawesi Barat),
yang dilakukan oleh anak buah Westerling pada 1 Februari 1947. Dalam laporannya
tahun 1969, sebagaimana tertera di De
Exessennota, pemerintah Belanda menyatakan, bahwa korban tewas dalam
pembantaian massal di Galung Lombok pada hari itu antara 350 – 400 orang. 
 
Selengkapnya:
http://batarahutagalung.blogspot.com/2012/05/teror-westerling-di-republik-indonesia.html

[Non-text portions of this message have been removed]





Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage:  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
proletar-dig...@yahoogroups.com 
proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



[proletar] Re: Mahasiswa RI di Jerman Walk Out Dalam Pertemuan Dengan KOMISI I DPR RI

2012-04-27 Terurut Topik Batara Hutagalung
Bukan hanya anggota DPR saja yang bisa walk out. Mahasiswa
Indonesia di Jerman pun melakukan walk out dalam pertemuan dengan Komisi I DPR
RI, sebagai protes terhadap kunjungan Komisi I DPR ke luar negeri.
PPI di Jerman membuktikan selama puluhan tahun, sejak zaman
Orde Baru, tetap kritis dan berani dengan tegas menyatakan sikap untuk masalah
apapun!
Lihat aksi Protes PPI Jerman/Berlin dan NU-Jerman terhadap
kunjungan Komisi I DPR RI ke Jerman, di youtube:
 
http://batarahutagalung.blogspot.com/2012/04/mahasiswa-ri-di-jerman-walk-out-dalam.html
 
Batara R. Hutagalung
Ketua PengPus PPI Jerman (dahulu Barat), 1975.
 
Weblog:
 
http://batarahutagalung.blogspot.com


[Non-text portions of this message have been removed]





Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage:  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
proletar-dig...@yahoogroups.com 
proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



[proletar] Re: Dua Muka Jan Pieterszoon Coen

2012-03-17 Terurut Topik Batara Hutagalung
Dua Muka
Jan Pieterszoon Coen
 
Oleh Batara R. Hutagalung
Ketua Komite Utang Kehormatan Belanda (KUKB)
 
Selama lebih dari seratus
tahun, sejak tahun 1893, Jan Pieterszoon Coen, mantan Gubernur Jenderal 
Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC)  “berdiri” dengan megah dan tenang
di kota kelahirannya, Hoorn, di Belanda bagian utara. Namun sejak enam bulan
belakangan, terutama dua minggu terakhir ini, “ketenangannya” sangat terusik. 
 
Terusiknya ketenangan
tersebut diawali dengan robohnya secara misterius patung JP Coen nan megah
tersebut dari beton penyangganya pada 16 Agustus 2011, sehari sebelum bangsa
Indonesia memperingati proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada 17
Agustus 2011. Dan kurang dari satu bulan sebelum putusan pengadilan sipil di
Den Haag, pada 14 September 2011, yang memenangkan gugatan 9 janda dan satu
korban selamat peristiwa pembantaian penduduk sipil di Rawagede, terhadap
pemerintah Belanda. 
 
Selengkapnyat:
http://batarahutagalung.blogspot.com/2012/03/dua-muka-jan-pieterszoon-coen.html


[Non-text portions of this message have been removed]





Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage:  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
proletar-dig...@yahoogroups.com 
proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



[proletar] Re: 9 Maret 2012, 70 Tahun Berakhirnya Penjajahan Belanda di Bumi Nusantara

2012-03-08 Terurut Topik Batara Hutagalung
9 Maret 2012,
70 Tahun Berakhirnya
Penjajahan Belanda 
di Bumi  Nusantara
 
Oleh Batara R. Hutagalung
Ketua Komite Utang Kehormatan Belanda 
 
Kebanyakan
rakyat Indonesia berpendapat, bahwa Indonesia dijajah Belanda selama 350 tahun,
tanpa mengetahui, kapan dimulainya penjajahan Belanda, dan kapan berakhirnya.
Belum terlihat adanya upaya untuk memberi pencerahan yang jelas kepada bangsa
Indonesia.
 
Yang
pertama harus diluruskan adalah: Republik
Indonesia tidak pernah dijajah Belanda! 
 
Republik
Indonesia de jure dan de facto baru ada sejak proklamasi kemerdekaan
Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945. Yang dijajah oleh Belanda adalah
berbagai kerajaan di Nusantara, yang kemudian dinamai oleh Belanda sebagai 
Netherlands-Indië, atau terjemahannya
adalah India-Belanda (banyak yang menulis: Hindia-Belanda). Kata “Indonesia”
pun baru “diciptakan” oleh George Samuel Windsor Earl, seorang pengacara asal
Inggis, tahun 1850. (Lihat:
http://batarahutagalung.blogspot.com/2006/03/asal-usul-kata-indonesia.html)
 
Penjajahan
Belanda di bumi Nusantara resmi berakhir pada 9 Maret 1942, yaitu ketika
pemerintah India-Belanda menyerah kepada tentara Jepang, dan menyerahkan
jajahannya, Netherlands-Indië, kepada
Jepang. Jepang kemudian menyatakan menyerah kepada tentara sekutu pada 15
Agustus 1945. Ketika Belanda datang kembali dengan dibantu oleh 3 divisi
tentara Inggris dan dua divisi tentara Australia, Republik Indonesia telah 
berdiri!
 
Selengkapnya:
http://batarahutagalung.blogspot.com/2012/03/9-maret-2012-70-tahun-berakhir.html

[Non-text portions of this message have been removed]





Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage:  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
proletar-dig...@yahoogroups.com 
proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



[proletar] Re: The Craft of the Historian: Revolution, Reaction Reform from a Javanese Perspective, 1785-1855

2012-03-05 Terurut Topik Batara Hutagalung
  
Hari Sejarah Nasional (National History Day)
Rabu, 29 February 2012 di The British International School
Jakarta. 
 
Key note speech oleh Dr. Peter Carey, penulis buku
‘Kuasa Ramalan: Pangeran Diponegoro dan Akhir tatanan Lama
di Jawa, 1785-1855.’
Terbit Maret 2012 
 
Born of parents who had made their lives in Asia, the Far
East has always been a part of my life. My first seven years (1948-55) were
spent in Burma and these early years marked me.  In my very traditional British 
boarding school – Winchester - I retained
a fascination for SE Asia. But studying Southeast Asian history for A level was
sadly not an option. It was the same at Oxford. Even though my Oxford tutors
quickened my love of history through insisting that I use primary sources, it
was not until I graduated in 1969 that I was able to pursue my Asian interests.
…
 
… Here in Indonesia, Batara Hutagalung (Surabaya, 1944-    ), an historian from 
North Sumatra who has
written numerous books on colonial history (including the British military
campaign in Surabaya in November 1945 which left thousands dead), also won a
significant victory for the cause of justice. His persistence in securing
evidence regarding the Rawagede massacre of 9 December 1947 during the
Indonesian War of Independence against the Dutch (1945-49) won a ruling from a
Dutch court on 14 September 2011. The court ordered that €20.000 compensation
be paid by the Dutch Government to each of the eight remaining widows of the
431 young men massacred by Dutch troops in a village between Karawang and
Bekasi. Long immortalised in Indonesian poet Chairil Anwar’s 1948 poem
‘Karawang-Bekasi’ whose opening lines read: ‘We who lie sprawled between
Karawang and Bekasi cannot cry ‘Freedom’ or raise our weapons any more!’ Batara
Hutagalung’s research symbolically raised the bodies of those massacred young
men and brought them to the court room, thus ensuring their eventual
valediction. 
 
Selengkapnya:
http://batarahutagalung.blogspot.com/2012/03/craft-of-historian-revolution-reaction.html

[Non-text portions of this message have been removed]





Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage:  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
proletar-dig...@yahoogroups.com 
proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



[proletar] Re: Indonesiëweigeraars dan Oorlogsliefdekind: Korban agresi militer Belanda yang terlupakan

2012-01-15 Terurut Topik Batara Hutagalung


Oleh Batara R. Hutagalung,
Ketua KUKB
Sejak mulai meneliti
berbagai peristiwa sejarah perjuangan bangsa Indonesia memperoleh dan
mempertahankan kemerdekaan, saya melihat sangat banyak peristiwa-peristiwa
penting yang tidak ditulis di buku-buku sejarah di Indonesia. Kurangnya
referensi dalam bahasa Indonesia menjadi salahsatu penyebabnya, Juga kurangnya
tulisan dari para pelaku sejarah dan korban-korban agresi militer Jepang dan
kemudian agresi militer Belanda.
 
Kebanyakan para peneliti dan
sejarawan di Indonesia menunggu dan menggunakan sumber-sumber dan hasil
penelitian dari luar negeri, terutama dari Belanda, sehingga sangat banyak
sejarawan Indonesia yang menyebarluaskan versi Belanda di Indonesia, dan
terlihat ikut berkonspirasi dalam menutup-nutupi lembaran hitam sejarah agresi
militer Belanda di Indonesia antara tahun 1945 – 1950.
 
Perlahan-lahan dan sangat
lambat perkembangannya di Indonesia, muncul beberapa kasus yang dialami oleh
rakyat Indonesia selama masa pendudukan Jepang, kemudian di masa agresi militer
Belanda di Indonesia, yang dibantu oleh tiga divisi tentara Inggris dan dua
divisi tentara Australia. Namun di Belanda sendiri, tuntutan yang dimajukan
oleh Komite Nasional Pembela Martabat Bangsa Indonesia (KNPMBI) dan Komite
Utang Kehormatan Belkanda (KUKB) mendapat dukungan luas, baik di masyarakat
maupun di parlemen Belanda.
 
Indonesiëweigeraars
Ada dua kelompok manusia
yang dapat disebut sebagai korban agresi militer Belanda. Yang pertama adalah
yang di Belanda disebut sebagai Indonesiëweigeraars,
yaitu para pemuda Belanda yang antara tahun 1946 – 1949 dikenakan wajib militer
dan akan direkrut menjadi tentara untuk dikirim ke Indonesia, namun 
membangkang. 
 
 
Selanjutnya, baca: 
http://batarahutagalung.blogspot.com/2012/01/indonesieweigeraars-dan.html

[Non-text portions of this message have been removed]





Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage:  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
proletar-dig...@yahoogroups.com 
proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



[proletar] Re: PEMBANTAIAN DI RAWAGEDE: 1947, WILAYAH REPUBLIK INDONESIA ATAU WILAYAH BELANDA?

2012-01-14 Terurut Topik Batara Hutagalung
Sehubungan dengan peristiwa pembantaian di Rawagede,
walaupun pemerintah Belanda telah secara resmi meminta maaf dan memberikan
kompensasi kepada para janda yang menuntut di pengadilan di Belanda, ternyata
belum selesai dibahas di Belanda. Dalam berita di Radio Nederland siaran
Indonesia (Ranesi) Kamis, 12.01.2012, dimajukan beberapa pertanyaan: 
 
“Ada satu hal penting yang tidak terlalu
diperhatikan dalam kasus Rawagede. Apa status wilayah ini? Banjir darah itu
terjadi di Rawagede tapi diperkarakan di pengadilan Den Haag, Belanda. Jadi
hukum mana yang berlaku?”
(Lihat: 
http://www.rnw.nl/bahasa-indonesia/article/rawagede-wilayah-ri-atau-belanda)

Mengenai masalah yuridiksi, apakah Rawagede pada saat terjadi pembantaian oleh
tentara Belanda pada 9 Desember 1947, adalah wilayah Republik Indonesia atau
masih wilayah Netherlands Indië,
saya sampaikan sebagai berikut:
Memang pers dan masyarakat di Indonesia sebagian terbesar,
tidak memperhatikan hal ini. Sebagian besar tentu karena tidak membaca putusan
(vonis) pengadilan di Den Haag, yang memenangkan sebagian tuntutan para janda
dan korban selamat terakhir, Sa’ih. Salinan putusan itu telah saya muat di
weblog saya. Dalam bahasa Belanda di http://indonesiadutch.blogspot.com, dan 
sebagian
terjemahan dalam bahasa Indonesianya di http://batarahutagalung.blogspot.com
 
Saya sangat
memperhatikan putusan pengadilan sipil di Den Haag pada 14 September 2011, dan
menyoroti dasar pertimbangan hakim, yaitu sebagai fakta-fakta (feiten),
bahwa sampai tahun 1949, Indonesia dengan nama Netherlands Indië adalah bagian 
dari Kerajaan Belanda. Ini memang
klaim dari pemerintah Belanda hingga detik ini.
 Saya
sendiri tidak akan mempermasalahkan, bahwa hal ini dipakai sebagai dasar
putusan pengadilan di Den Haag, karena walau bagaimanapun, pengadilan di
seluruh dunia termasuk di Belanda, harus mengikuti kebijakan politik
pemerintahnya. 
 Oleh
karena itu, yang dituntut oleh Komite Nasional Pembela Martabat Bangsa
Indonesia (KNPMBI), adalah pemerintah Belanda, agar mengakui de jure 
kemerdekaan Republik Indonesia
17.8.1945. Mengenai pemberian pengakuan de jure kepada negara lain, memang
wewenang pemerintah, karena ini masalah politik, dan bukan masalah hukum.
(Lihat petisi online KNPMBI tertanggal 22.4.2005: 
http://www.petitiononline.com/brh41244/petition.html). Setelah aktifis KNPMBI 
pada 5
Mei 2005 di Jakarta mendirikan Komite Utang Kehormatan Belanda (KUKB), maka
tuntutan ini dilanjutkan oleh KUKB.
 
Mengenai
putusan pengadilan di Den Haag ini telah saya tulis sebagai pengantar dalam
informasi mengenai perjuangan KNPMBI dan KUKB. (Lihat: 
http://batarahutagalung.blogspot.com/2011/11/rawagede-perjuangan-knpmbi-dan-kukb.html.
Dimuat di weblog pada 26 November 2011).
 
Dasar
putusan pengadilan di Den Haag ini juga saya kemukakan dalam surat terbuka saya
kepada Menteri Luar Negeri RI Marty Natalegawa pada 17 Desember 2011. (Lihat: 
http://batarahutagalung.blogspot.com/2011/12/rawagede-surat-terbuka-kepada-menlu-ri.html
 
(Karena agak panjang, selanjutnya silakan baca di:
http://batarahutagalung.blogspot.com/2012/01/pembantaian-di-rawagede-1947-wilayah.html)
 
Batara R.
Hutagalung, Ketua KUKB

[Non-text portions of this message have been removed]





Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage:  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
proletar-dig...@yahoogroups.com 
proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



[proletar] Re: RAWAGEDE: AKHIRNYA PEMERINTAH BELANDA MEMINTA MAAF

2011-12-16 Terurut Topik Batara Hutagalung
 
Pada
9 Desember 2011 dalam acara peringatan ke 64 peristiwa pembantaian di Monumen
Rawagede, pemerintah Belanda, melalui Duta Besar Tjeerd de Zwaan akhirnya
secara resmi meminta maaf kepada keluarga korban pembantaian yang dilakukan oleh
tentara Belanda di desa Rawagede (sekarang bernama Balongsari) pada 9 Desember
1947. 
 
Sebelum
ini, pemerintah Belanda berulang kali hanya menyatakan menyesal (REGRET), namun
Komite Utang Kehormatan Belanda (KUKB) tetap menuntut permintaan maaf (APOLOGY)
dari pemerintah Belanda. (Lihat tulisan ‘RAWAGEDE: Belanda Menyesal Saja Tidak
Cukup. Harus Meminta Maaf’ :
 
Selanjutnya
baca di:
http://batarahutagalung.blogspot.com/2011/12/rawagede-akhirnya-pemerintah-belanda.html

[Non-text portions of this message have been removed]





Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage:  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
proletar-dig...@yahoogroups.com 
proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



[proletar] Re: RAWAGEDE: BELANDA MENYESAL SAJA TIDAK CUKUP. HARUS MINTA MAAF!

2011-12-07 Terurut Topik Batara Hutagalung


Saya kirim di sini tulisan
sehubungan dengan permintaan maaf pemerintah Belanda atas peristiwa pembantaian
di Rawagede pada 7 Desember 1947.
Tulisan ini dapat dibaca di:
http://batarahutagalung.blogspot.com/2011/12/rawagede-belanda-menyesal-saja-tidak.html
 
Salam,
 
Batara R. Hutagalung


[Non-text portions of this message have been removed]





Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage:  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
proletar-dig...@yahoogroups.com 
proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



[proletar] Re: Belanda Masih Perlakukan Indonesia seperti Anak Haram

2011-11-29 Terurut Topik Batara Hutagalung
Wawancara Rakyat Merdeka – Online dengan Batara R.
Hutagalung, Ketua KNPMBI/KUKB
 
Belanda Masih Perlakukan Indonesia seperti Anak
Haram
Selasa, 29 November 2011 , 15:57:00 WIB
Laporan: A. Supardi Adiwidjaya
  
PENGADILAN Sipil Negeri Belanda memutuskan pemerintah negara
itu bersalah dalam peristiwa pembantaian di Rawagede, 9 Desember 1947 silam.
Pemerintah Belanda diperintahkan membayar ganti rugi termasuk kepada korban dan
janda korban yang masih hidup hingga kini. 
 
Tanggal 9 Desember mendatang, kasus berhubung dengan putusan
pengadilan sipil Belanda di Den Haag yang memenangkan sebagian tuntutan
beberapa janda dari Desa Rawagede, dan berkenaan dengan akan digelarnya acara
peringatan 64 tahun peristiwa pembantaian penduduk Rawagede pada tanggal 9
Desember mendatang di Rengasdengklok, Jawa Barat, Rakyat Merdeka Online
berkesempatan mewawancarai Ketua KNPMBI (Komite Nasional Pembela Martabat
Bangsa Indonesia) dan KUKB (Komite Utang Kehormatan Belanda) Batara Hutagalung,
Selasa (29/11).
 
Berikut ini wawancara
selengkapnya.
 
http://batarahutagalung.blogspot.com/2011/11/belanda-masih-perlakukan-indonesia.html




Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage:  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
proletar-dig...@yahoogroups.com 
proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



[proletar] Re: RAWAGEDE, Perjuangan KNPMBI dan KUKB

2011-11-25 Terurut Topik Batara Hutagalung
Saya lampirkan di attachment
informasi mengenai Rawagede, yang merupakan perjuangan dari Komite Nasional
Pembela Martabat Bangsa (KNPMBI) dan Komite Utang Kehormatan Belanda (KUKB).
 
Salam, Batara R. Hutagalung
Weblogs:
http://batarahutagalung.blogspot.com
http://indonesiadutch.blogspot.com
http://10november1945.blogspot.com


[Non-text portions of this message have been removed]





Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage:  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
proletar-dig...@yahoogroups.com 
proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



[proletar] Re: Menlu Belanda akan bertemu dengan keluarga korban pembantaian Rawagede.

2009-01-13 Terurut Topik Batara Hutagalung




Akhirnya Menlu
Belanda Maxime Verhagen akan bertemu dengan keluarga korban pembantaian
Rawagede.

 

Pada 25 November 2008, Kantor Berita internasional The Associated Press 
memberitakan, bahwa pemerintah Belanda –melalui
jurubicara Deplu Belanda Aad Meijer- mengumumkan penolakan terhadap tuntutan
kompensasi dari 9 orang janda korban dan seorang korban selamat dari
pembantaian di Rawagede. 

Pada 9 Desember 1947 tentara Belanda membantai 431 penduduk desa Rawagede
(kini bernama Balongsari), tanpa suatu proses atau tuntutan apapun. Mereka
ditembak di tempat, di hadapan keluarga mereka.

Namun pemerintah Belanda juga
menyatakan, menawarkan untuk berdiskusi dengan mereka untuk membantu mereka
dalam penderitaan (offered to discuss to
help them with their grieving).

 

Pada 29 Desember 2008,
sebulan setelah pernyataan pemerintah Belanda tersebut, salah seorang janda
korban, Kesah (85 tahun), meninggal dunia.

Pada 30 Desember 2008,
Komite Utang Kehormatan Belanda (KUKB), yang sejak tahun 2005 membantu para
keluarga korban pembantaian di Rawagede memperjuangkan keadilan bagi mereka,
mengirim surat tebuka kepada Menteri Luar Negeri Belanda Drs. Maxime Verhagen,
mempertanyakan apa yang dimaksud dengan “penawaran untuk berdiskusi guna
membantu mereka dalam penderitaan mereka. KUKB menyampaikan, bahwa tawaran
tersebut bagi Ny. Kesah terlambat, karena dia telah meninggal dunia pada 29
Desember 2008.

KUKB juga menolak alasan
pemerintah Belanda, yang menyatakan bahwa peristiwa pembantaian di Rawagede
telah terlalu lama (too old). 

(Lihat surat terbuka KUKB kepada Menteri Luar Negeri Belanda Drs. Maxime
Verhagen di bawah ini).

 

Surat terbuka yang dikirim melalui Kedutaan Besar
Belanda di Jakarta, ditembuskan kepada Presiden RI, Parlemen Indonesia, pers
Indonesia, pers Belanda Parlemen Belanda, termasuk kepada Harry van Bommel,
dari Fraksi Partai Sosialis.

Harry van Bommel menanyakan kepada Menlu Maxime
Verhagen, apa yang akan dilakukan oleh pemerintah guna membantu penderitaan para
keluarga korban pembantaian di Rawagede.

Pada hari Selasa, 13 januari 2009, Menteri Luar
Negeri Drs. Maxime Verhagen menyampaikan jawaban, bahwa dia akan menemui para
keluarga korban pembantaian Rawagede dalam kunjungannya ke Jakarta.

 

Pertemuan rencananya akan dilangsungkan di Kedutaan
Belanda di Jakarta pada hari Rabu, 14 Januari 2009 pukul 16.00. Yang
direncanakan akan hadir dari para janda yang masih hidup adalah Wanti binti
Dodo, Wisah binti Silan dan Wanti binti Sarma. Sedangkan korban selamat
terakhir, Pak Sa’ih, 86 tahun, akan dilihat apakah kondisi kesehatannya
memungkinkan untuk ikut hadir, karena sejak beberapa waktu belakangan, kondisi
kesehatannya menurun.

Mereka akan dijemput dari Rawagede oleh pihak
Kedutaan Belanda dengan kendaraan dari kedutaan.

 

 

=

 

COMMITTEE OF DUTCH
HONORARY DEBTS

Komite Utang
Kehormatan Belanda



 

Open Letter 

To The Honorable Drs. Maxime J.M.
Verhagen

Minister of Foreign Affairs of the
Kingdom of the Netherlands

 

 

Jakarta, December 30, 2008

 

 

To

The Hon. Drs. Maxime J.M. Verhagen

Minister of Foreign Affairs

The Netherlands

 

Via: Embassy of the Kingdom of
the Netherlands

Jl.
H.R. Rasuna Said Kav. S-3

Kuningan,
Jakarta 12950

Indonesia

 

 

Dear
Minister Maxime Verhagen,

 

First
and foremost, we would like to express our gratitude on the presence of the
Ambassador of the Netherlands,
Dr. Nikolaos van Dam, on the Commemoration of Rawagede tragedy, which was held
in Rawagede Monument on December 9, 2008.

 

In
conjunction to the statement of the Speaker of Ministry of Foreign Affairs of
the Kingdom of Netherlands, Mr. Aad Meijer, on November 24, 2008 as reported by
The Associated Press on November 25,
2008; that the Government of Netherlands offered to discuss the case with the
widows and a survivor of Rawagede massacre in order ‘’to help them with their
grieving’’; we would like to find out further the context of this statement.

 

In
Rawagede, we have discussed this statement with families of the victims; and in
his welcome speech during the commemoration of Rawagede incident, the Chairman
of the Committee of Dutch Honorary Debts (KUKB) has made the same inquiry to
Ambassador Van Dam, which unfortunately yet to be replied.

 

But
for Mrs. Kesah, 85 years, one of the widows of the Rawagede victims, your offer
for a discussion is too late. She died yesterday on December 29, 2008 at 09.00
(local time). Mr. Sa’ih, 86 years, the last survivor of the Massacre of
Rawagede, is also seriously ill.

 

More…http://indonesiadutch.blogspot.com/2008/12/open-letter-to-minister-of-foreign.html

 

Indonesian
text, see: http://batarahutagalung.blogspot.com

 

===

 

http://www.ad.nl/binnenland/2910208/Verhagen_bezoekt_nabestaanden_Rawagedeh.html

Verhagen bezoekt nabestaanden Rawagedeh

DEN HAAG -

[proletar] Re: Open Letter to the Foreign Minister of the Netherlands

2009-01-04 Terurut Topik Batara Hutagalung







COMMITTEE OF DUTCH
HONORARY DEBTS

Komite Utang
Kehormatan Belanda



 

Open Letter 

To The Honorable Drs. Maxime J.M.
Verhagen

Minister of Foreign Affairs of the
Kingdom of the Netherlands

 

 

Jakarta, December 30, 2008

 

 

To

The Hon. Drs. Maxime J.M. Verhagen

Minister of Foreign Affairs

The Netherlands

 

Via: Embassy of the Kingdom of
the Netherlands

Jl.
H.R. Rasuna Said Kav. S-3

Kuningan,
Jakarta 12950

Indonesia

 

 

Dear
Minister Maxime Verhagen,

 

First
and foremost, we would like to express our gratitude on the presence of the
Ambassador of the Netherlands,
Dr. Nikolaos van Dam, on the Commemoration of Rawagede tragedy, which was held
in Rawagede Monument on December 9, 2008.

 

In
conjunction to the statement of the Speaker of Ministry of Foreign Affairs of
the Kingdom of Netherlands, Mr. Aad Meijer, on November 24, 2008 as reported by
The Associated Press on November 25,
2008; that the Government of Netherlands offered to discuss the case with the 
widows
and a survivor of Rawagede massacre in order ‘’to help them with their
grieving’’; we would like to find out further the context of this statement.

 

In
Rawagede, we have discussed this statement with families of the victims; and in
his welcome speech during the commemoration of Rawagede incident, the Chairman
of the Committee of Dutch Honorary Debts (KUKB) has made the same inquiry to
Ambassador Van Dam, which unfortunately yet to be replied.

 

But
for Mrs. Kesah, 85 years, one of the widows of the Rawagede victims, your offer
for a discussion is too late. She died yesterday on December 29, 2008 at 09.00
(local time). Mr. Sa’ih, 86 years, the last survivor of the Massacre of
Rawagede, is also seriously ill.

 

More…http://indonesiadutch.blogspot.com/2008/12/open-letter-to-minister-of-foreign.html

 

Indonesian
text, see: http://batarahutagalung.blogspot.com


 







  

[Non-text portions of this message have been removed]




Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage:  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:proletar-dig...@yahoogroups.com 
mailto:proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



[proletar] Re: Seorang lagi janda korban pembantaian di Rawagede meninggal

2008-12-29 Terurut Topik Batara Hutagalung
Seorang lagi janda korban pembantaian di Rawagede meninggal
 
Innalillahi Wainnalillahi Rojiun.
Telah berpulang ke Rahmatullah, Ibu Kesah di usia 85 tahun.
 
Pada 29 Desember 2008, bertepatan dengan Tahun Baru Islam, 1 Muharam 1430 H, 
Ibu Kesah  meninggal dunia dengan tenang di kediamannya di Desa Balongsari pada 
pukul 09.00 WIB. Jenazah almarhumah telah dikebumikan pukul 14.00.
Kondisi Ibu Kesah sejak beberapa hari belakangan memang sangat lemah karena 
usianya yang sudah lanjut.
 
Suami alm. Ibu Kesah adalah Sangkim, seorang petani di Desa Rawagede (nama Desa 
Balongsari dahulu) yang ditembak mati oleh tentara Belanda pada 9 Desember 1947.
Pada hari itu, tentara Belanda membantai 431 penduduk Desa Rawagede, tanpa ada 
suatu proses apapun, dan jelas merupakan suatu kejahatan perang dan kejahatan 
atas kemanusiaan.
Kejahatan perang ini melanggar Konvensi Den Haag No. 4 tahun 1907 (The Laws and 
Customs of War on Land), yaitu mengenai perlindungan terhadap penduduk sipil 
dalam suatu perang. Ironis sekali, karena konvensi tersebut justru dibuat di 
Ibukota Belanda, Den Haag.
Konvensi Den Haag ini dipertegas lagi oleh Konvensi Jenewa No. IV (Fourth 
Geneva Convention, relative to the Protection of Civilian Persons in Time of 
War) tahun 1949.
Di International Criminal Court (Pengadilan Kejahatan Internasional) yang juga 
berkedudukan di Ibukota Belanda, Den Haag, ada 3 jenis kejahatan yang tidak 
mengenal kadaluarsa, yaitu:
1. Pembantaian etnis (genocide), 
2. Kejahatan atas kemanusiaan (crimes against humanity), 
3. kejahatan perang (war crimes).
 
Ibu Kesah termasuk salah seorang dari 9 orang janda korban pembantaian di 
Rawagede yang bersama Pak Sa’ih, korban yang selamat terakhir, pada 9 September 
2008 melalui Pengacara Belanda Gerrit Pulles, secara resmi mengajukan tuntutan 
kompensasi kepada pemerintah Belanda.
Pada 24 November 2008, pemerintah Belanda menolak tuntutan kompensasi tersebut 
dengan alasan, kasusnya telah lama terjadi (too old). Namun pemerintah Belanda 
menawarkan untuk mendiskusikan bantuan atas penderitaan mereka (the government 
offered to discuss the case to help them with their grieving). 
Bagi Ibu Kesah, tawaran berdiskusi ini sudah terlambat. Mungkin untuk yang lain 
juga, mengingat usia mereka semua sudah lanjut dan yang termuda sudah berusia 
81 tahun.
 
Ibu Imi, juga seorang janda korban pembantaian di Rawagede, telah meninggal 
pada bulan Juni 2008 di usia 76 tahun, satu bulan sebelum kedatangan pengacara 
Belanda G. Pulles ke Desa Balongsari untuk mendapatkan mandat dari para janda 
korban. Para janda korban membubuhkan cap jempol, karena mereka semua buta 
huruf.
Ketika suami Ibu Imi, Ridam  yang juga seorang petani, ditembak mati tanpa 
suatu proses apapun oleh tentara Belanda di hadapannya pada 9 Desember 1947, 
mereka baru menikah 3 hari. Sejak itu sampai meninggal pada bulan Juni 2008, 
Ibu Imi tidak pernah menikah lagi.
 
Ketika tahun 2004 Komite Nasional Pembela Martabat bangsa Indonesia (KNPMBI), 
organisasi yang mendirikan KUKB (Komite Utang Kehormatan Belanda) pertama kali 
meneliti mengenai peristiwa pembantaian oleh tentara Belanda di Rawagede, masih 
hidup 22 orang janda korban pembantaian. Kini, 4 tahun kemudian, tinggal 8 
orang yang masih hidup.
Kapan pemerintah Belanda akan merealisasikan tawaran “berdiskusi” dengan para 
janda dan korban selamat terakhir, guna membantu mereka meringankan penderitaan 
yang telah ditanggung selama lebih dari 61 tahun? Apakah menunggu sampai semua 
meninggal?
 
Batara R Hutagalung
Ketua Komite Utang Kehormatan Belanda (KUKB).
 


  

[Non-text portions of this message have been removed]




Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage:  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:proletar-dig...@yahoogroups.com 
mailto:proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



[proletar] Re: Akhirnya Dubes Belanda hadir di Peringatan Pembantaian di Rawagede

2008-12-21 Terurut Topik Batara Hutagalung
Akhirnya Duta Besar Belanda hadir di acara
Peringatan Peristiwa Pembantaian di Rawagede
 
Setelah puluhan tahun Pemerintah Belanda berusaha menutupi lembaran hitam masa 
lalu Belanda di Indonesia, akhirnya kini Pemerintah Belanda terpaksa mengakui 
bahwa telah terjadi kejahatan perang dan kejahatan atas kemanusiaan yang 
dilakukan oleh tentara Belanda selama agresi militer yang dilancarkan oleh 
tentara Belanda dalam upaya menjajah kembali Indonesia, setelah bangsa 
Indonesia menyatakan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945.
Pada peringatan 61 Tahun Persitiwa Pembantaian di Rawagede, yang dilaksanakan 
di Monumen Rawagede, Desa Balongsari, Kabupaten Karawang, Duta Besar Kerajaan 
Belanda Dr. Nikolaos van Dam hadir dan membacakan pernyataan tertulis dalam 
bahasa Indonesia, dan teks bahasa Belanda dibagikan kepada pers Belanda.
Ini untuk pertamakalinya seorang pejabat tertinggi dari perwakilan Kerajaan 
Belanda di Indonesia hadir dalam acara peringatan peristiwa kejahatan perang 
yang dilakukan oleh tentara Belanda di Indonesia. 
Pada peringatan 60 Tahun Peristiwa pembantaian di Rawagede yang dilaksanakan 
pada 9 Desember 2007, Kedutaan Belanda hanya mengirim seorang pejabat rendahan, 
yaitu Wim Meulenberg, Wakil Kepala Bidang Penerangan dan Pers.
Kehadiran Dubes Belanda ini bukanlah secara sukarela, melainkan atas keputusan 
parlemen Belanda.
Pada 19 Oktober 2008 di Hotel JW Marriott Jakarta, dalam pertemuan antara 3 
orang  anggota Parlemen Belanda (Harry van Bommel, Joël Voordewind dan Harm 
Waalkens) dengan 2 orang janda (Wanti, 84 tahun, dan Wisah, 81 tahun) serta 
seorang korban selamat terakhir dari pembantaian di Rawagede, Sa’ih, 86 tahun, 
Harry van Bommel menyatakan, bahwa paling sedikit Duta Besar Kerajaan Belanda 
yang harus hadir pada acara peringatan tesebut. Dia berjanji akan membawakan 
hal ini ke parlemen Belanda.
(lihat, 
http://batarahutagalung.blogspot.com/2008/10/akhirnya-anggota-parlemen-belanda.html)
Pada 18 November 2008, Harry van Bommel menyampaikan MOSI di parlemen Belanda, 
yang isinya mendesak Pemerintah Belanda agar menugaskan Duta Besar Belanda 
untuk hadir pada Peringatan 61 Tahun Peristiwa Pembantaian di Rawagede. MOSI 
tersebut disetujui oleh mayoritas anggota parlemen.
Dalam sambutannya, Ketua Komite Utang Kehormatan Belanda (KUKB), Batara R 
Hutagalung memberikan informasi mengenai KUKB, kegiatan yang telah dilakukan, 
dan langkah-langkah yang akan ditempuh. A.l. disampaikan:
 
Selengkapnya dan teks pernyataan Duta Besar Belanda Dr. Nikolaos van Dam, 
lihat: http://indonesiadutch.blogspot.com
 
 
Catatan: 
Peristiwa Pembantaian di Rawagede 
di tvOne, Selasa, 23 Desember 2008, pukul 23.00.
Program: NAMA  DAN  PERISTIWA
 


  

[Non-text portions of this message have been removed]




Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage:  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:proletar-dig...@yahoogroups.com 
mailto:proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



[proletar] Re: PERISTIWA BERSEJARAH. Dubes Belanda hadir di Peringatan di Rawagede 9 Desember 2008

2008-12-03 Terurut Topik Batara Hutagalung
PERISTIWA BERSEJARAH!
 
Dubes Belanda akan hadir di Peringatan Peristiwa Pembantaian di Rawagede, 9 
Desember 2008
 
Untuk memperingati peristiwa pembantaian di Rawagede yang terjadi pada 9 
Desember 1947, Komite Utang Kehormatan Belanda (KUKB) bersama Pemerintah 
Kabupaten Karawang dan Yayasan Rawagede akan menyelenggarakan acara Peringatan 
61 Tahun Peristiwa Pembantaian di Rawagede, yang akan dilaksanakan pada:
 
Hari/tanggal   : Selasa, 9 Desember 2008
Tempat   : Monumen Rawagede, Desa Balongsari,
  Kecamatan  Rawamerta, Kabupaten
  Karawang, Jawa Barat.
Waktu    : Pukul 10.00 – 12.00
 
Duta Besar Kerajaan Belanda untuk Republik Indonesia, Dr. Nikolaos van Dam, 
telah mengkonfirmasikan kehadirannya, dan akan memberikan sambutan.
Ini untuk pertamakalinya pejabat tertinggi perwakilan Belanda di Indonesia 
hadir pada acara peringatan peristiwa kekejaman tentara Belanda di Indonesia 
antara tahun 1946 – 1949, selama agresi militer yang dilancarkan oleh Belanda 
dalam upaya menjajah kembali Indonesia, setelah bangsa Indonesia menyatakan 
kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945.
Pada 9 Desember 1947, tentara Belanda membantai 431 penduduk desa, semua 
laki-laki di atas usia 15 tahun,
 
U N D A N G A N
 
Bagi pers dan pecinta sejarah yang berminat untuk menghadiri acara tersebut, 
kami menyediakan bis (pakai AC). 
 
Jadwal :
 
06.30 : Berkumpul di halaman parkir Gedung Joang ’45, Jl. Menteng Raya 
 31, Jakarta Pusat.
07.00  : Berangkat dari Gedung Joang ’45, Jakarta
10.00  : Acara di Rawagede dimulai
12.00  : Makan siang (disediakan oleh Panitia)
13.00  : Berangkat dari Rawagede
15.30  : Tiba di Jakarta (kalau tidak macet)
 
Mengingat keterbatasan tempat, mohon mendaftarkan diri ke:

Purwanto (Sekretaris KUKB), 0812 – 26715699, atau
Batara (Ketua KUKB), 0852 – 86007458
  
Salam,
 
Batara R Hutagalung
==
 
Latar belakang kehadiran Duta Besar Belanda
Pada 18 November 2008, di Tweede Kamer (parlemen Belanda) dibahas mosi (usulan) 
yang dimajukan oleh Harry van Bommel, anggota parlemen Belanda dari Partai 
Sosialis, yang isinya mendesak pemerintah Belanda untuk mengutus Duta Besar 
Kerajaan Belanda untuk Republik Indonesia menghadiri acara Peringatan Peristiwa 
Pembantaian di Rawagede 9 Desember 1947, yang akan dilaksanakan pada 9 Desember 
2008 di Monumen Rawagede, Desa Balongsari, Kecamatan Rawamerta, Kabupaten 
Karawang.
Hasilnya, mayoritas anggota parlemen menerima usulan tersebut sebagai keputusan 
Parlemen Belanda. Hari itu juga (di Jakarta pukul 23.30), Harry van Bommel 
menelepon Batara R Hutagalung, Ketua Komite Utang Kehormatan Belanda (KUKB) 
dari Belanda guna menyampaikan berita yang sensasional tersebut.
“Ik zal het goede nieuws over het bezoek van de ambassadeur persoonlijk aan de 
vertegenwoordigers van de bevolking van Rawagadeh overbrengen”, aldus Van 
Bommel. (“Saya akan menyampaikan kabar baik tentang kunjungan Duta Besar 
tersebut secara pribadi kepada perwakilan dari penduduk Rawagede.“)
Setelah usulannya diterima, Van Bommel mengatakan: ”Ik ben heel blij dat de 
Kamer wil dat de hoogste vertegenwoordiger van de Nederlandse regering in 
Indonesië de herdenking bezoekt. Dit kan het langverwachte begin zijn van de 
erkenning van de misdaden die toen door Nederlandse militairen zijn gepleegd.”  
(“Saya sangat gembira karena parlemen menginginkan agar perwakilan tertinggi 
pemerintah Belanda di Indonesia menghadiri peringatan tersebut. Hal ini dapat 
menjadi awal yang telah lama dinantikan, dari pengakuan atas 
kejahatan-kejahatan yang dilakukan militer Belanda pada saat itu.”). Teks 
lengkap lihat di bawah ini.
Pada 9 Desember 1947, tentara Belanda membunuh 431 penduduk desa Rawagede (kini 
bernama Balongsari) –semua laki-laki di atas 15 tahun- dalam operasi militer 
mencari Kapten TNI Lukas Kustario, yang mereka duga berada di desa tersebut. 
Para petani tersebut ditembak mati dengan menggunakan metode eksekusi di tempat 
(standrechtelijke excecuties), yang digunakan oleh Raymond Westerling di 
Sulawesi Selatan, 11 Desember 1946 – 21 Februari 1947.
 
KUKB segera mengirim undangan resmi kepada Duta Besar Belanda Untuk Republik 
Indonesia. Dari sekretaris Duta Besar Belanda, KUKB memperoleh jawaban, bahwa 
Duta Besar Dr. Nikolaos van Dam akan hadir pada peringatan tersebut. Hal ini 
tentu merupakan suatu peristiwa bersejarah, karena untuk pertamakalinya 
pimpinan tertinggi perwakilan Belanda –yang merupakan wakil pemerintah Belanda- 
di Republik Indonesia menghadiri acara peringatan peristiwa kejahatan perang 
(war crime) dan kejahatan atas kemanusiaan (crime against humanity) yang 
dilakukan oleh tentara Belanda di Indonesia selama agresi militer yang 
dilancarkan oleh Belanda antara tahun 1946 – 1949, dalam upaya Belanda menjajah 
kembali bangsa Indonesia, setelah bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya 
pada 17 Agustus 1945.
Selama 60 

[proletar] Re: Peristiwa Pembantaian di Rawagede di pers internasional

2008-11-27 Terurut Topik Batara Hutagalung

Ralat: Lupa judul tulisan
 
Peristiwa Pembantaian di Rawagede di pers internasional
 
Akhirnya pers internasional juga memberitakan mengenai peristiwa pembantaian 
yang dilakukan oleh tentara Belanda di Desa Rawagede pada 9 Desember 1947, di 
mana pada hari itu, tentara Belanda membantai 431 penduduk laki-laki di atas 
usia 15 tahun, tanpa proses apapun!
 
Setelah di Belanda pada 24 November 2008 di berbagai media –termasuk beberapa 
media terkemuka seperti Elsevier, NRC Handelsblad, Volkskrant, Trouw, dll.- 
diberitakan mengenai penolakan Pemerintah Belanda atas tuntutan kompensasi dari 
korban selamat terakhir dan 9 janda korban pembantaian di Rawagede, sehari 
kemudian, pada 25 November 2008, Kantor Berita Internasional, The Associated 
Press (AP) menurunkan berita mengenai hal ini.
 
Berita dari AP kemudian dikutip dan disebarluaskan oleh berbagai media di 
berbagai Negara, a.l. USA, Belgia, Malaysia, bahkan di China, yaitu South China 
Morning Post.
Sudah tentu di Indonesia sendiri, berbagai media juga mengutip berita dari AP 
tersebut, a.l. The Jakarta Post, Tempo-interaktif, Rakyat Merdeka-Online dan 
sejumlah weblogs.
 
Alasan yang dikemukakan oleh Pemerintah Belanda, bahwa status peristiwa 
tersebut telah kadaluarsa, atau telah melampaui batas waktu, sangat tidak tepat.
Di International Criminal Court – ICC (Pengadilan Kejahatan Internasional) yang 
berkedudukan di Den Haag, Belanda, berdasarkan Statuta Roma yang menjadi 
landasan ICC, ada tiga jenis kejahatan yang tidak ada kadaluarsanya, yaitu:

Genocide – Pembantaian etnis,
War crimes – Kejahatan perang,
Crimes against humanity – Kejahatan atas kemanusiaan.
 
Pembantaian etnis Armenia yang dilakukan oleh Turki tahun 1915, kini dibahas 
lagi di Eropa.
Penjahat perang Jerman dan Jepang, tetap dapat dituntut sampai kapanpun.
Yang dilakukan oleh tentara Belanda di berbagai tempat di Indonesia seperti di 
Sulawesi Selatan (11 Desember 1946 – 21 Februari 1947), Rawagede (9 Desember 
1947), Kranggan (Januari - Februari 1949) termasuk kategori kejahatan perang 
dan kejahatan atas kemanusiaan.
Memang di ICC juga tidak berlaku azas retroaktif. Namun seperti yang 
diberlakukan terhadap penjahat perang di Rwanda (Afrika) yang membantai etnis 
Tutsi tahun 1994, dan penjahat perang Serbia, yaitu Radovan Karadzic dan 
Slobodan Milosevic atas pembantaian etnis Bosnia di Srebrenica tahun 1996, 
dapat diadili di suatu tribunal internasional di Den Haag.
 
Di harian Belanda Trouw edisi 11.12.1993, Kneepkens, Dosen yang memberi kuliah 
mengenai Hukum di Masa Perang (Law of War) di  Universitas Erasmus Rotterdam, 
Belanda, mengusulkan agar dibentuk tribunal yang terdiri dari pakar-pakar hukum 
internasional untuk menelitii kejahatan perang yang dilakukan oleh tentara 
Belanda selama agresi militer di Indonesia antara tahun 1946 – 1949.
 
Nampaknya Pemerintah Belanda juga melupakan bahwa yang telah dilakukan oleh 
tentara Belanda terhadap penduduk sipil selama agresi militer, jelas melanggar 
Konvensi Den Haag (The Hague Convention) ke II, 29 Juli 1899, dan Konvensi Den 
Haag ke IV, 18 Oktober 1907, yang diperkuat oleh Konvensi Jenewa (Geneva 
Convention) ke IV tahun 1949.
 Jakarta, 28 Oktober 2008
 
Batara R Hutagalung
 
Mengenai pembantaian di Rawagede 9 Desember 1947, dapat dibaca di:
 
http://batarahutagalung.blogspot.com/2006/08/pembantaian-di-rawagede-9-desember.html
 
=
 
The Associated Press 

Dutch gov't lawyer says no massacre compensation
by Mike Corder 
The Hague 
 
Relatives of victims of a notorious massacre by Dutch troops during Indonesia's 
war of independence can no longer apply for compensation because the statute of 
limitations has expired, the government said. 
One survivor of the Dec. 9, 1947, summary executions in Rawagedeh on Java 
island and nine female relatives of some of the dozens of men killed are 
seeking compensation from the Dutch 
state. 
Their attorney, Liesbeth Zegveld, said Monday that a government lawyer has 
written to her saying the case can no longer be heard because it is too old. 
Zegveld said she was surprised by the ruling. The killings, for which the Dutch 
government has previously expressed regret, were still being discussed by 
lawmakers nearly 61 years later. 
I am surprised they dare to invoke this, she said of the statute of 
limitations. I find it unreasonable. Zegveld said she was pleased the 
government offered to discuss the case with her clients to help them with their 
grieving. 
However, she said she would not rule out taking the case before a Dutch court, 
despite the government's assertion it is too old. 
Foreign Ministry spokesman Aad Meijer underscored the government's regret, 
calling the killings, one of the worst examples of the painful and violent way 
the Netherlands and 
Indonesia separated at the time. It was an execution of a large group of men 
without any form of trial. 
Meijer said former Dutch Foreign Minister Ben Bot made a public 

[proletar] Re: Parlemen Belanda: Dubes Belanda harus hadir di Rawagede 9 Desember 2008

2008-11-21 Terurut Topik Batara Hutagalung
Parlemen Belanda: Dubes Belanda harus hadir di acara Peringatan di Rawagede 9 
Desember 2008.
Dua hari yang lalu, pada pukul 23.30 saya menerima telepon dari Harry van 
Bommel dari Belanda. Harry van Bommel, anggota parlemen dari Partai Sosialis, 
bersama Joël Voordewind dari Partai Uni Kristen dan Harm Waalkens dari Partai 
Buruh (PvdA) di Hotel JW Marriott, Jakarta, pada 19 Oktober 2008 telah bertemu 
dengan dua janda korban pembantaian di Rawagede,  Ibu Wanti, 84 tahun, Ibu 
Wisah, 81 tahun dan Pak Sa’ih (86 tahun), korban selamat yang terakhir yang 
masih hidup.
Harry van Bommel menyampaikan informasi mengenai MOSI yang dimajukannya di 
Parlemen Belanda pada 18 November yang lalu. Dalam mosi tersebut dia 
mengusulkan agar Duta Besar Kerajaan Belanda menghadiri Peringatan Peristiwa 
Pembantaian di Rawagede yang akan diselenggarakan di Monumen Rawagede pada 9 
Desember 2008 yad (lihat di bawah ini).
Mayoritas di parlemen Belanda akhirnya menerima mosi Harry van Bommel sebagai 
keputusan parlemen.
Selain itu, Harry van Bommel juga menyampaikan jawaban Menteri Luar Negeri 
Belanda, Drs. M.J.M. Verhagen atas surat yang dikirimkannya bersama Joël 
Voordewind dan Harm Waalkens
Di bawah ini saya lampirkan email Harry van Bommel tertanggal 25 Oktober 2008.
Bagi yang ingin mengetahui mengenai hal-hal yang sehubungan dengan masalah 
Indonesia-Belanda, dapat membaca di weblog: http://indonesiadutch.blogspot.com
Mengenai pembantaian di Rawagede dan perisitiwa sejarah lain, silakan kunjungi 
weblog: http://batarahutagalung.blogspot.com
Salam,
Batara R Hutagalung
 
==
 
http://www.sp.nl/wereld/nieuwsberichten/6208/081118-ambassadeur_naar_herdenking_bloedbad_in_rawagadeh.html
Ambassadeur naar herdenking bloedbad in Rawagadeh
18-11-2008 • Een meerderheid van de Tweede Kamer heeft ingestemd met het 
voorstel van SP-Kamerlid Van Bommel om de Nederlandse ambassadeur naar de 
herdenking van de massamoord in het Indonesische plaatsje Rawagadeh te sturen. 
Van Bommel: ”Ik ben heel blij dat de Kamer wil dat de hoogste vertegenwoordiger 
van de Nederlandse regering in Indonesië de herdenking bezoekt. Dit kan het 
langverwachte begin zijn van de erkenning van de misdaden die toen door 
Nederlandse militairen zijn gepleegd.” 
De herdenking in Rawagedeh, een klein plaatsje op Java, vindt plaats op 9 
december. Op die dag in 1947 vermoordden Nederlandse troepen daar ruim 
vierhonderd mensen uit wraak omdat zij een Indonesische strijder niet konden 
vinden in het dorp. Op dit moment is nog een kleine groep nabestaanden van 
slachtoffers en één overlevende van het drama in leven. Ze vragen om erkenning 
van de misdaden van toen en om verzoening nu. Zij hebben aangedrongen op 
aanwezigheid van een hoge vertegenwoordiger uit Nederland op hun herdenking en 
zien dit als belangrijke stap in het proces van verzoening. De Nederlandse 
regering is in dit proces zeer terughoudend geweest tot nu toe. Pas in 2007, 
zestig jaar na de feiten, werd een laaggeplaatste ambtenaar naar de bijeenkomst 
gestuurd. 
Van Bommel hoopt dat naast de ambassadeur ook de Nederlandse veteranen, die 
toentertijd verplicht waren in Indonesië te vechten, de uitgestoken hand van de 
bevolking aannemen en dat sommigen van hen naar de herdenking in Rawagadeh 
gaan. “Ik zal het goede nieuws over het bezoek van de ambassadeur persoonlijk 
aan de vertegenwoordigers van de bevolking van Rawagadeh overbrengen”, aldus 
Van Bommel. 
=
Terjemahannya (Oleh Sarah Sayekti):
Sebagian besar (lihat catatan di bawah) anggota parlemen Belanda sepakat dengan 
usulan anggota parlemen dari partai Sosialis (SP), van Bommel untuk mengutus 
Duta Besar Kerajaan Belanda ke peringatan peristiwa pembantaian massal di 
Rawagede. Van Bommel: “Saya sangat gembira karena parlemen menginginkan agar 
perwakilan tertinggi pemerintah Belanda di Indonesia menghadiri peringatan 
tersebut. Hal ini dapat menjadi awal yang telah lama dinantikan, dari pengakuan 
atas kejahatan-kejahatan yang dilakukan militer Belanda pada saat itu.” 
Peringatan di Rawagede, sebuah tempat kecil di pulau Jawa, akan dilaksanakan 
pada tanggal 9 Desember. Di hari itu pada tahun 1947 pasukan Belanda membunuh 
sekitar empat ratus orang sebagai balas dendam karena mereka tidak dapat 
menemukan seorang pejuang Indonesia di desa itu. Saat ini hanya ada sekelompok 
kecil ahli waris dari para korban dan seorang saksi hidup dari peristiwa 
tersebut yang masih hidup. Mereka menuntut pengakuan atas berbagai tindakan 
kejahatan dari masa lalu dan perdamaian untuk saat ini. Mereka mendesak 
perwakilan tertinggi Belanda untuk hadir dalam peringatan dan memandang hal ini 
sebagai langkah penting dalam proses perdamaian. Pemerintah Belanda sangat 
tertutup dalam proses ini hingga saat ini. Pada tahun 2007, enam puluh tahun 
setelah peristiwa, seorang pegawai rendahan diutus untuk menghadiri pertemuan 
tersebut. 
Van Bommel berharap bahwa selain Duta Besar, 

[proletar] Re: 10 NOVEMBER 1945. Mengapa Inggris Membom Surabaya? Bagian dua

2008-11-09 Terurut Topik Batara Hutagalung
10 NOVEMBER 1945. Mengapa Inggris Membom Surabaya?
Bagian dua
 
 
Setelah Letnan Jenderal Sir Phillip Christison mengeluarkan ancamannya, dalam 
waktu singkat Inggris menambah kekuatan mereka di Surabaya dalam jumlah sangat 
besar, mobilisasi militer Inggris terbesar setelah Perang Dunia II usai. Pada 1 
November, Laksamana Muda Sir. W. Patterson, berangkat dari Jakarta dengan HMS 
Sussex dan  mendaratkan 1.500 Marinir di Surabaya. Mayor Jenderal Mansergh, 
Panglima 5th British-Indian Division, berangkat dari Malaysia memimpin 
pasukannya dan tiba di Surabaya tanggal 3 November 1945. Masuknya pasukan 
Divisi 5 yang berjumlah 24.000 tentara secara berangsur-angsur, sangat 
dirahasiakan. Divisi 5 ini sangat terkenal karena ikut dalam pertempuran di El 
Alamein, di mana pasukan Marsekal Rommel, perwira Jerman yang legendaris 
dikalahkan. Mansergh juga diperkuat dengan sisa pasukan Brigade 49 dari Divisi 
23, kini di bawah pimpinan Kolonel Pugh, yang menggantikan Mallaby. Rincian 
pasukan Divisi 5:
 
4th Indian Field Regiment.
5th Field Regiment.
24th Indian Mountain Regiment.
5th (Mahratta) Anti-Tank Regiment (artileri).
 
17th Dogra Machine-Gun Battalion.
1/3rd Madras Regiment (H.Q. Battalion).
3/9th Regiment (reconnaissance battalion)
(infanteri, di bawah komando Brigadir Jenderal Robert Guy Loder-Symonds. Tewas 
pada 
11 November 1945. Dimakamkan di Menteng Pulo, Jakarta)
 
9th Indian Infantry Brigade.
2nd West Yorkshire Regiment.
3/2nd Punjab Regiment.
1st Burma Regiment.
(infanteri, di bawah komando Brigadir Jenderal H.G.L. Brain)
 
123rd Indian Infantry Brigade.
2/1st Punjab Regiment.
1/17th Dogra Regiment.
3/9th Gurkha Rifles.
(infanteri, di bawah komando Brigadir Jenderal E.J. Denholm Young)
 
161st Indian Infantry Brigade.
I/1st Punjab Regiment.
4/7th Rajput Regiment.
3/4th Gurkha Rifles.
(infanteri, di bawah komando Brigadir Jenderal E.H.W. Grimshaw)
 
Armada di bawah komando Captain R.C.S. Carwood a.l. terdiri dari: Fregat HMS 
Loch Green dan HMS Loch Glendhu; kapal penjelajah HMS Sussex serta sejumlah 
kapal pengangkut pasukan dan kapal pendarat (landing boot). 
Persenjataan yang dibawa adalah skuadron kavaleri yang semula terdiri dari tank 
kelas Stuart, kemudian diperkuat dengan 21 tank kelas Sherman, sejumlah 
Brenncarrier dan satuan artileri dengan meriam 15 pon dan Howitzer kaliber 3,7 
cm. Tentara Inggris juga dipekuat dengan squadron pesawat tempur yang terdiri 
dari 12 Mosquito dan 8 pesawat pemburu P-4 Thunderbolt, yang dapat membawa bom 
seberat 250 kilo. Jumlah pesawat terbang kemudian ditambah dengan 4 Thunderbolt 
dan 8 Mosquito.
Tanggal 9 November 1945, Mansergh menyerahkan 2 surat kepada Gubernur Suryo. 
Yang pertama berupa ULTIMATUM yang ditujukan kepada “All Indonesians of 
Sourabaya” lengkap dengan “Instructions”. Yang kedua merupakan 
penjelasan/rincian dari ultimatum tersebut.
 
Bunyi ultimatum yang disebarkan sebagai pamflet melalui pesawat udara pada 9 
November pukul 14.00. adalah :
 
“November, 9th. 1945.
 
TO ALL INDONESIANS OF SOERABAYA.
 
On October 28th, the Indonesians of Soerabaya treacherously and without 
provocation, suddenly attacked the british Forces who came for the purpose of 
disarming and concentrating the Japanese Forces, of bringing relief to Allied 
prisoners of war and internees, and of maintaining law and order. In the 
fighting which ensued British personel were killed or wounded, some are 
missing, interned women and children were massacred, and finally Brigadier 
Mallaby was foully murdered when trying to implement the truce which had been 
broken in spite of Indonesian undertakings.
The above crimes against civilization cannot go unpunished. Unless therefore, 
the following ordes are obeyed without fail by 06.00 hours on 10th.November at 
the latest, I shall enforce them with all the sea, land and air forces at my 
disposal, and those Indonesians who have failed to obey my orders will be 
solely responsible for the bloodshed which must inevitably ensue.
 
             
(Signed) Maj.Gen.R.C.Mansergh
        
Commander Allied Land Forces,
East Java.
 
Instructions
 
My orders are:
1.   All hostages held by the Indonesians will be returned in good 
condition by 10.00 hours 9th. November.
2.   All Indonesian leaders, including the leaders of the Youth Movements, 
the Chief Police and the the Chief Official of the Soerabaya Radio will report 
at Bataviaweg by 18.00 hours, 9th November. They will approach in single file 
carrying any arms they possess. These arms will be laid down at a point 100 
yards from the rendezvous, after which the Indonesians will approached with 
their hands above their heads and will taken into custody, and must be prepared 
to sign a document of unconditional surrender.
3.   (a)  All Indonesians unauthorized to carry arms and who are in 
possession of same will report either to the roadside 

[proletar] Re: 10 NOVEMBER 1945. Mengapa Inggris Membom Surabaya? Bagian tiga. Selesai

2008-11-09 Terurut Topik Batara Hutagalung
 halaman.
 
*
 
 
 
Epilog
 
Pada 9 November 1999, di Jakarta didirikan Komite Pembela Hak Asasi Rakyat 
Surabaya Korban Pemboman November 1945 (KPHARS). Pada 10 November 1999 KPHARS 
melakukan demonstrasi ke Kedutaan Besar Inggris di Jakarta dan menuntut 
Pemerintah Inggris meminta maaf kepada rakyat Surabaya khususnya dan bangsa 
Indonesia umumnya atas pemboman tersebut dan bertanggungjawab atas tewasnya  
sekitar 20.000 penduduk Surabaya dan kehancuran kota, terutama Surabaya bagian 
selatan. Delegasi KPHARS diterima oleh Simon Tongue, First Secretary Politics,  
British Embassy, dan meneruskan tuntutan kepada Duta Besar Inggris, Sir Robin 
Christopher, yang kemudian diteruskan kepada Perdana Menteri Inggris Tony Blair.
 
Pada 1 April 2000, Pemerintah Inggris mengirim Nigel Pooley, Head of 
Indonesia-S.E.Asian Department- Foreign and Commonwealth Office London, 
Departemen Luar Negeri Inggris, dan bertemu dengan Batara Hutagalung, Ketua 
KPHARS, di Hotel Majapahit di Surabaya. Nigel Pooley menyampaikan, bahwa 
Pemerintah Inggris telah menerima tuntutan KPHARS yang disampaikan melalui 
Kedutaan besar Inggris di Jakarta, dan sedang menindaklanjutinya.
Pada 31 Agustus 2000, Richard Gozney menggantikan Sir Robin Christopher sebagai 
Duta Besar Kerajaan Inggris untuk Indonesia. Di akhir tahun 70-an, Richard 
Gozney pernah bertugas di Kedutaan Inggris di Jakarta sebagai First Secretary
Pada 17 Oktober 2000, Batara Hutagalung, Ketua KPHARS diundang oleh Richard 
Gozeney dan bertemu di kantornya di Jl. Thamrin, Jakarta. Ketua KPHARS 
menyampaikan dokumen-dokumen yang membuktikan adanya konspirasi Belanda dan 
Inggris tahun 1945 dan juga pelanggaran HAM berat dan bahkan kejahatan perang 
yang telah dilakukan oleh tentara Inggris di Surabaya bulan November 1945. 
Dalam kesempatan tersebut, Batara Hutagalung mengundang Richard Gozney untuk 
hadir sebagai pembicara dalam seminar yang akan diselenggarakan bersama 
LEMHANNAS RI.
 
Pada 27 Oktober 2000, bekerjasama dengan Lembaga Ketahanan Nasional RI 
(LEMHANNAS RI), KPHARS menyelenggarakan seminar internasional di Gedung 
Lemhannas RI dengan judul “The Battle of Surabaya November 1945. Back Ground 
and Consequences.” Keynote speaker: Menteri Pertahanan RI Prof. Dr. Mahfud MD, 
Pembicara: Richard Gozney, Dr. Ruslan Abdulgani, Dra. Suwarni Salyo, Mayjen TNI 
(Purn.) Soebiantoro. Moderator: Dra. Irna HN Hadi Soewito dan Batara R 
Hutagalung.
Selain Atase Pertahanan Inggris, juga hadir Atase pertahanan dari Jerman, 
Australia, India dan Pakistan serta beberapa peserta asing lainnya.
 
Pada seminar tersebut, Duta Besar Kerajaan Inggris, Richard Gozney, sebagai 
pembicara kedua setelah Dr. Ruslan Abdulgani, menyampaikan pernyataan sebagai 
berikut (Disampaikan dalam bahasa Indonesia, tanpa teks):
 
Bapak Ketua, Bapak Gubernur Lemhannas dan Bapak Ruslan Abdulgani, banyak terima 
kasih. 
Kesulitan saya jelas, bagaimana bisa ikuti seorang tokoh seperti yang barusan, 
terutama seorang tokoh yang mempunyai ingatan, mempunyai memory seperti seekor 
gajah. Saya baru 2 bulan kembali ke Indonesia; saya merasa seperti punya 
ingatan atau memory seperti seekor tikus kecil, dibandingkan dengan Bapak 
Ruslan. Apalagi saya tidak punya di sini beberapa lelucon seperti Bapak Ruslan. 
Yang belum sempat mengantuk atau istirahat, boleh sekarang. 
Pertama-tama saya mau berterima kasih banyak kepada Pak Batara Hutagalung untuk 
undangan ini, dan untuk kesempatan ikut serta dalam seminar ini. Pada waktu 
saya terima undangan, saya ragu-ragu, dengan pertanyaan untuk saya sendiri. 
Saya tanya: “Apakah ini sudah waktunya, sudah matang untuk bisa ikut serta 
dalam seminar tentang peristiwa yang begitu peka untuk Indonesia, untuk sejarah 
Indonesia?” Tetapi saya dianjurkan oleh Pak Batara dan yang lain-lain dan juga 
oleh beberapa tokoh di Surabaya, di mana saya bicarakan tentang hal ini. Mereka 
mengatakan, sekarang sudah waktunya, dan ini dalam suasana rekonsiliasi yang 
ada di sini. Sudah waktunya untuk menyampaikan sambutan dari perwakilan Inggris 
di sini. Kemudian saya tidak ragu-ragu lagi. Saya menerima undangan itu, 
tetapi, seperti Pak Batara bilang tadi, saya bukan ahli sejarah, apalagi ahli 
sejarah peristiwa bulan Oktober dan November 1945 di Surabaya, dan malahan 
belum sempat mempelajari secara
 mendalam dokumen-dokumen seperti yang punya Pak Roeslan Abdulgani  atau yang 
dipelajari Pak Roeslan di Archive di London. Saya tidak akan bicara lama di 
sini, singkat saja. 
Secara sangat serius, pertama-tama saya mau katakan, yaitu bahwa kami di 
Inggris sangat menyesal atas tewasnya ribuan orang di Surabaya. Kami hormati 
orang Indonesia yang menjadi korban dan memperingati kehidupan mereka. Kami 
juga menghormati tentu saja prajurit-prajurit Inggris yang meninggal, 500 orang 
yang disebut tadi oleh Pak Roeslan. Kami juga menghormati ribuan orang Belanda 
dan orang Indo Belanda yang dibunuh sebagai akibat penyerbuan Indonesia oleh 
Jepang pada tahun empatpuluhan itu. Oleh karena itu

[proletar] Re: 10 NOVEMBER 1945. MENGAPA INGGRIS MEMBOM SURABAYA?

2008-11-07 Terurut Topik Batara Hutagalung
Terlebih dahulu kepada sahabatku Bambang Sulistomo, putra Bung Tomo, saya 
menyampaikan Selamat Atas Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional Kepada Bung 
Tomo. Walaupun penganugerahan ini terlambat puluhan tahun, karena Bung Tomo 
tidak selalu sejalan dengan penguasa di masa lalu. Nama Bung Tomo tidak dapat 
dipisahkan dengan perjuangan rakyat Indonesia di Surabaya pada bulan Oktober 
dan November 1945.
 
Setiap tanggal 10 November, bangsa Indonesia memperingati Hari Pahlawan, untuk 
mengenang perjuangan rakyat Surabaya melawan tentara Inggris, untuk 
mempertahankan kemerdekaan yang telah diproklamasikan pada 17 Agustus 1945.
Namun berapa banyak orang Indonesia yang mengetahui, mengapa Inggris pada waktu 
itu mengerahkan kekuatan militer terbesarnya –angkatan darat, laut dan udara- 
setelah Perang Dunia usai, untuk menghancurkan kota Surabaya? Mengapa Inggris 
mengirim Divisi V, yang memenangkan pertempuran melawan tentara Jerman di bawah 
komando Marsekal Erwin Romel, perwira Jerman yang legendaris, dalam pertempuran 
di El Alamein, Afrika?
Apa dan di mana akar permasalahannya sehingga pemenang Perang Dunia II itu 
secara membabibuta melakukan pengeboman terhadap satu kota yang mengakibatkan 
tewasnya sekitar 20.000 penduduk, yang sebagian besar adalah penduduk sipil 
–non combatant- termasuk wanita dan anak-anak?
Berapa banyak orang Indonesia yang mengetahui mengenai pertempuran heroik di 
Surabaya pada 28/29 Oktober 1945, di mana tentara Inggris, yang baru saja 
memenangkan Pernag Dunia II di Eropa melawan Jerman dan Asia Tenggara melawan 
Jepang, oleh rakyat Indonesia dipaksa mengibarkan BENDERA PUTIH?
Dalam pertempuran dahsyat tersebut, boleh dikatakan seluruh sukubangsa 
Indonesia diwakili oleh para pemudanya di Surabaya mempertahankan kemerdekaan 
yang baru diproklamaasikan dua bulan sebelumnya.
Apabila pada 28 Oktober 1928 para pemuda di jajahan Belanda mencetuskan 
kehendak untuk memiliki Satu Nusa, Satu Bangsa dan Satu Bahasa, maka TEPAT 17 
TAHUN KEMUDIAN, yaitu pada 28 Oktober 1945, keinginan tesebut memperoleh wujud 
nyata. Para pemuda bersatu padu dengan satu tekad, mengorbankan jiwa untuk 
mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.
 
Pada 9 November 1945 pukul 14.00, disebarkan pamphlet di atas kota Surabaya 
yang berisi ultimatum Panglima Divisi V tentara Inggris, Mayor Jenderal RC 
Mansergh, di mana diberikan dua alasan, yaitu:
Pertama, orang Indonesia di Surabaya pada 28 Oktober 1945 secara licik dan 
tanpa sebab telah menyerang tentara Inggris, yang datang untuk melucuti tentara 
Jepang, membantu tawanan perang dan interniran sekutu dan memulihkan hukum dan 
ketertiban.
Kedua, dalam penyerangan tersebut yang mengakibatkan prajurit Inggris terbunuh, 
luka-luka atau hilang, wanita dan anak-anak dibantai dan akhirnya dengan keji 
membunuh Bigadir Jenderal Mallaby, yang berusaha melaksanakan gencatan senjata 
yang telah dilanggar oleh orang Indonesia.
 
Oleh karena itu Mansergh mengancam, apabila rakyat Surabaya tidak mematuhi 
perintahnya secara penuh sampai paling lambat pada 10 November pukul 06.00, 
maka dia akan mengerahkan seluruh kekuatan yang dimilikinya dan orang-orang 
Indonesia yang tidak mematuhi perintahnya, akan bertanggungjawab atas 
pertumpahan darah yang akan timbul.
 
Perintahnya antara lain:
 “Seluruh pemimpin bangsa Indonesia termasuk pemimpin-pemimpin  Gerakan Pemuda, 
Kepala Polisi dan Kepala Radio Surabaya harus melapor ke Bataviaweg pada 9 
November jam 18.00. Mereka harus datang berbaris satupersatu membawa senjata 
yang mereka miliki. Senjata-senjata tersebut harus diletakkan  di tempat 
berjarak 100 yard dari tempat pertemuan, setelah itu orang-orang Indonesia itu 
harus mendekat dengan kedua tangan mereka di atas kepala mereka dan akan 
ditahan, dan harus siap untuk menandatangani dokumen menyerah tanpa syarat.” 
 
Mansergh telah menyusun perintahnya yang sangat merendahkan dan menghina 
pimpinan  Indonesia, sehingga tidak akan mungkin dipenuhi oleh pihak Indonesia, 
terutama kalimat: “harus mendekat dengan kedua tangan mereka di atas kepala 
mereka dan akan ditahan, dan harus siap untuk menandatangani dokumen menyerah 
tanpa syarat.” 
Dengan formulasi yang sangat keras dan kasar ini, Mansergh pasti 
memperhitungkan, bahwa pimpinan sipil dan militer di Surabaya tidak akan 
menerima hal ini, sebab apabila pimpinan bangsa Indonesia menandatangani 
pernyataan MENYERAH TANPA SYARAT, berarti melepaskan kemerdekaan dan kedaulatan 
yang baru saja diproklamasikan pada 17 Agustus 1945. 
Ternyata kedua alasan yang dikemukakan oleh Meyjen Mansergh tidak benar, dan 
bahkan sebaliknya, yaitu pihak tentara Inggris yang telah melanggar gencatan 
senjata sehingga terjadi tembak-menembak yang mengakibatkan tewasnya komandan 
Brigade 49, Brigadir Jenderal AWS Mallaby.
Apabila kedua alas an tersebut tidak benar, maka apa alas an Inggris yang 
sebenarnya?
Berikut ini saya sampaikan cuplikan dari buku Batara R. Hutagalung “10 November 
’45. Mengapa Inggris Membom Surabaya? 

[proletar] Re: Batara Hutagalung, Eurico Guteres diskusi SUMPAH PEMUDA di TvOne

2008-10-27 Terurut Topik Batara Hutagalung
 
Dear all,
Batara Hutagalung, Eurico Guteres, Sarjono Kartosuwiryo, Svetlana Nyoto (putrid 
alm. Tokoh PKI Nyoto), diskusi mengenai SUMPAH PEMUDA, di TvOne, hari Selasa, 
28 Oktober 2008 pukul 19.30 di acara COVER STORY.
 
Salam,
 
Batara R Hutagalung


  

[Non-text portions of this message have been removed]




Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage:  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



[proletar] Re: Akhirnya anggota parlemen Belanda bertemu dengan korban pembantaian di Rawagede

2008-10-19 Terurut Topik Batara Hutagalung
PERISTIWA BERSEJARAH!!!
 
Akhirnya anggota parlemen Belanda bertemu dengan korban pembantaian di Rawagede.
 
Pada hari kedatangan delegasi parlemen Belanda di Jakarta, Minggu, 12 Oktober 
2008, Ketua Komite Utang Kehormatan Belanda (KUKB), Batara R Hutagalung bersama 
Sekretaris KUKB, Dian Purwanto, menemui Harry van Bommel, anggota parlemen dari 
fraksi Partai Sosialis, partai oposisi terbesar di parlemen Belanda, di Hotel 
JW Marriott, tempat delegasi parlemen Belanda menginap.
 
Tujuan kunjungan delegasi parlemen Belanda ke Indonesia setiap tahun, selain 
memantau proyek-proyek yang didanai oleh Belanda, mereka juga “memantau” dan 
“mengawasi” kondisi HAM di Indonesia. Fokus mereka selalu pelanggaran HAM di 
Aceh, Maluku dan Papua. Dahulu sebelum merdeka, juga Timor Timur. 
Sebagaimana diberitakan oleh pers di Indonesia, kunjungan delegasi parlemen 
Belanda kali ini juga “memantau” kondisi HAM di Indonesia. Dalam pertemuan 
dengan Wapres Jusuf Kalla, ketua delegasi HJ Ormel menyampaikan bahwa mereka 
“mengkhawatirkan” kasus HAM di Indonesia, terutama di Maluku dan Papua. (lihat 
Kompas, 17.10.2008).
 
Dengan latar belakang ini, KUKB mengusulkan agar delegasi parlemen Belanda juga 
mengunjungi desa Rawagede, yang letaknya hanya sekitar 80 km dari Jakarta. 
Sebagaimana kini telah diketahui oleh banyak orang Belanda, pada 9 Desember 
1947, tentara Belanda membantai 431 penduduk desa Rawagede, tanpa proses, 
tuntutan, pembelaan, dsb. Hal ini bukan hanya merupakan pelanggaran HAM berat, 
melainkan kejahatan perang, karena yang dibantai adalah penduduk sipil, 
non-combatant, dan jelas melanggar konvensi Jenewa. 
 
KUKB memberikan pilihan, apabila delegasi menyatakan bahwa acara mereka sangat 
padat dan waktu mereka sempit, KUKB menawarkan untuk mendatangkan para janda 
dari Rawagede ke Jakarta dan bertemu dengan mereka di Hotel tempat mereka 
menginap.
 
Pada hari Senin, 13 Oktober, Harry van Bommel membawakan usulan KUKB ke rapat 
delegasi parlemen Belanda. Ternyata mayoritas delegasi menolak kedua usulan 
tersebut.
 
Pada hari Selasa, 14 Oktober, Harry van Bommel dan KUKB menggelar jumpa pers 
bersama (joint press meeting), yang juga dihadiri oleh koresponden harian 
Belanda terkemuka, NRC Handelsblad. Sebelumnya, koresponden NRC Handelsblad, 
Elske Schouten, telah mewawancarai Ketua KUKB melalui telepon, dan pada hari 
itu juga, diberitakan di Belanda. (lihat berita di bawah ini). 
Harry van Bommel menyampaikan kekecewaan dan kesedihannya, atas keputusan 
mayoritas rekan-rekannya.
Batara Hutagalung menyatakan, dengan demikian terbukti, bahwa sebagian besar 
anggota parlemen Belanda buta sebelah mata. Mereka hanya mau mengawasi 
pelanggaran HAM yang dilakukan oleh orang Indonesia terhadap orang Indonesia 
sendiri, namun menolak untuk membicarakan kejahatan perang yang telah dilakukan 
oleh tentara Belanda terhadap orang Indonesia di Indonesia. NRC Handelsblad 
mengutip ucapan Batara Hutagalung dalam beritanya pada hari itu juga, 14 
Oktober. (lihat berita Handelsblad di bawah ini).
 
Hampir seluruh media di Belanda memberitakan penolakan delegasi parlemen 
Belanda untuk bertemu dengan para janda dan keluarga korban pembantaian di 
Rawagede.
 
KUKB kemudian mengusulkan kepada Harry van Bommel, apabila dia satu-satunya 
yang bersedia untuk bertemu dengan keluarga korban Rawagede dan waktunya 
sempit, KUKB akan menghadirkan beberapa janda dari Rawagede, untuk bertemu 
dengannya di Hotel Marriott, tempat dia menginap.
 
Pada 18 Oktober 2008 pukul 16.30, Harry van Bommel mengirim SMS kepada Batara 
Hutagalung, bahwa selain dirinya, seorang anggota delegasi yang lain, Joël S. 
Voordewind dari Partai Uni Kristen juga bersedia menerima kunjungan para janda 
dari Rawagede pada hari Minggu jam 14.00 di Hotel Marriott.
.
Dalam waktu singkat, KUKB mengorganisir pertemuan di Lounge Hotel Marriott.pada 
hari Minggu, 19 Oktober yang dimulai tepat pukul 14.00 sesuai rencana.
Dari Rawagede hadir Sa’ih, 86 tahun, orang terakhir yang selamat dari 
pembantaian di Rawagede. Dia kena tembak dua kali, tetapi dia hanya terluka, 
namun ayahnya yang berdiri di sampingnya, mati ditembak. Selain itu hadir dua 
orang janda korban yaitu Wanti, 84 tahun, Wisah, 81 tahun dan hadir juga 
Sukarman, Ketua Yayasan Rawagede.
 
Dari delegasi parlemen Belanda, di luar dugaan, selain Harry van Bommel dan 
Joël Voordewind, juga hadir Harm Evert Waalkens dari Partai Buruh (PvdA). Yang 
istimewa dalam hal ini adalah, Partai Uni Kristen dan Partai Buruh, merupakan 
partai koalisi di pemerintahan Belanda. Oleh karena itu, van Bommel menyatakan 
bahwa pertemuan ini mempunyai bobot yang besar.
 
Dari KUKB hadir Batara Hutagalung, Ketua KUKB dan Purwanto, Sekretaris KUKB.
 
Pers yang meliput adalah TVRI, tvOne, RRI, Detikcom dan koresponden dari harian 
Belanda NRC Handelsblad. Jawa Pos dan Rakyat Merdeka meminta keterangan melalui 
telepon dan email.
 
Joël Voordewind dan Harm Waalkens hadir selama sekitar 1 jam, sampai pukul 
15.00. Pertemuan dengan

[proletar] Re: Press Release KUKB dan Pernyataan harry van Bommel

2008-10-16 Terurut Topik Batara Hutagalung
Dengan hormat,
Kami lampirkan di bawah ini Press Release dari KUKB, dan pernyataan dari Harry 
van Bommel, anggota Parlemen Belanda dari Partai Sosialis.
Harry van Bommel merupakan anggota delegasi parlemen Belanda dari komisi luar 
negeri (Permanent Committe on Foreign Affairs in Dutch Parliament)
Pada hari Selasa, 14 Oktober 2008 bertempat di Hotel Mariott, Jakarta, Harry 
van Bommel dan KUKB mengadakan Jumpa Pers bersama (Joint Press Meeting).
 
Sehubungan dengan penolakan mayoritas delegasi parlemen Belanda untuk 
berkunjung ke Rawagede, Harry van Bommel menyampaikan kekecewaannya dan malu 
terhadap sikap para koleganya. (lihat beritanya di Harian Belanda 
NRC-Handelsblad di bawah ini).
Delegasi juga tidak bersedia menerima kunjungan para janda ke Jakarta, dan 
bahkan tidak bersedia bertemu dengan Ketua KUKB, Batara Hutagalung.
Alasan mereka, kini masalah tersebut sudah menjadi masalah hukum, karena 
pengacara para janda telah mengajukan kasus ini ke pengadilan di Belanda, 
sehingga parlemen Belanda tidak mau hal ini dianggap sebagai intervensi 
terhadap hukum. Namun Harry van Bommel menjelaskan, bahwa yang baru dilakukan 
oleh pengacara Gerrit Pulles adalah menulis surat resmi kepada pemerintah 
Belanda, dan belum mengajukan ke pengadilan. Gerrit Pulles menyatakan, apabila 
pemerintah Belanda tidak merespons secara positif, akan mengajukan kasus 
pembantaian di Rawagede ke Mahkamah Internasional di Den Haag. 
Partai Sosialis  yang merupakan partai terbesar ketiga di Belanda dan partai 
oposisi terbesar di parlemen Belanda dengan jumlah kursi 27, telah beberapa 
kali membawakan kasus Rawagede ke parlemen Belanda, dan didukung oleh beberapa 
partai oposisi lain seperti Partai Groen Links. Namun belum mendapat 
persetujuan dari mayoritas di parlemen Belanda.
 
Ketua KUKB, Batara Hutagalung menyampaikan, bahwa hingga saat ini pemerintah 
belanda tetap tidak mau mengakui de iure kemerdekaan Republik Indonesia adalah 
17 Agustus 1945. Pada 16 Agustus 2005, Menlu Belanda waktu itu, Ben Bot, 
menyatakan bahwa kini pemerintah Belanda menerima 17 Agustus 1945 secara 
politik dan moral, namun tidak secara yuridis, karena pengakuan secara yuridis 
telah diberikan pada 27 Desember 1949, yaitu kepada Republik Indonesia Serikat 
(RIS).
Pemerintah Belanda juga tidak menganggap Indonesia sebagai mitra yang sejajar. 
Sebagai contoh adalah diberlakukannya kebijakan pemberian visa on arrival bagi 
warga Belanda. Artinya, seorang pemuda Belanda dengan ransel punggung 
(back-packers) dan uang yang minim, dapat berkunjung ke Indonesia tanpa 
masalah, kaena tidak perlu memint visa terlebih dahulu. Namun bagi seorang 
milyuner Indonesia, tidak mudah untuk memperoleh visa Belanda. Negara tetangga 
kita, Malaysia, ke mana-mana juga tidak perlu meminta visa. Cukup 
visa-on-arrival.
 
Di Belanda, selain di website parlemen Belanda (Tweedekamer) dan website Partai 
Sosialis, hampir semua media, termasuk beberapa harian terkemuka di Belanda, 
seperti De Volkskrant, Het Parool, NRC Handelsblad dan bahkan harian 
konservatif De Telegraaf, telah menurunkan berita mengenai penolakan sebagian 
besar anggota parlemen Belanda untuk ke Rawagede dan juga tidak mau menerima 
kunjungan para janda korban agresi militer Belanda di Rawagede.
Harian NRC-Handelsblad mengutip pernyataan Ketua KUKB Batara Hutagalung, bahwa 
dengan demikian delegasi parlemen Belanda buta sebelah mata (lihat beritanya di 
bawah ini).
Harian NRC-Handelsblad juga membuat kolom polling pro-contra anggota parlemen 
Belanda berkunjung ke Rawagede dan meminta maaf kepada para jana dan keluarga 
korban pembantaian yang dilakukan oleh tentara Belanda.
(lihat: 
http://weblogs2.nrc.nl/discussie/2008/10/14/moeten-de-kamerleden-die-nu-in-indonesie-zijn-van-de-gelegenheid-gebruik-maken-om-excuses-aan-te-bieden-voor-nederlandse-oorlogsmisdaden/#comments)
 
Terima kasih atas perhatian yang diberikan.
 
 
Batara Hutagalung.
Ketua Komite Utang Kehormatan Belanda (KUKB)
 
Bagi yang ingin mengetahui lebih lanjut mengenai Rawagede, dapat mengunjungi 
weblog: http://indonesiadutch.blogspot.com 
dan http://batarahutagalung.blogspot.com
Petisi-online kepada pemerintah Belanda: 
http://www.petitiononline.com/brh41244/petition.html
 
=
 
KOMITE  UTANG  KEHORMATAN  BELANDA
(Committee of Dutch Honorary Debts)
Sekretariat Indonesia: Jl. Wahyu No. 2 B, Gandaria Selatan, Jakarta Selatan 
12420
Tel./Fax: (+62) - 021 – 7590 1884. Email: [EMAIL PROTECTED]
Website: http://www.kukb.or.id. Weblog: http://indonesiadutch.blogspot.com

 
 
PRESS RELEASE
14 Oktober 2008
 
Untuk kesekian kalinya delegasi parlemen Belanda mengunjungi Indonesia. Selain 
mengunjungi proyek-proyek yang didanai oleh Belanda, mereka selalu “memantau” 
dan “mengawasi” kondisi HAM di Indonesia, terutama sejak 10 tahun belakangan 
ini.
 
Tak jarang parlemen Belanda melontarkan berbagai kritik tajam terhadap 
pelanggaran

[proletar] Re: Kemunafikan Sebagian Besar Anggota Parlemen Belanda

2008-10-13 Terurut Topik Batara Hutagalung
Kemunafikan Sebagian Besar Anggota Parlemen Belanda
 
Untuk kesekian puluh kalinya delegasi parlemen Belanda mengunjungi Indonesia.
Selain mengunjungi proyek-proyek yang didanai oleh Belanda, mereka selalu 
“memantau” dan “mengawasi” kondisi HAM dan perkembangan demokrasi di Indonesia, 
terutama sejak 10 tahun belakangan ini.
Tak jarang parlemen Belanda melontarkan berbagai kritik tajam terhadap 
pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia. Fokus mereka selama ini adalah Aceh, 
Maluku dan Papua. Dahulu sebelum merdeka, juga Timor Timur. (Lihat di bawah ini 
berita dari Radio Nederland 7 Mei 2001).
Kali ini delegasi parlemen Belanda juga akan “memantau” kondisi HAM di 
Indonesia, dan akan bertemu dengan berbagai kalangan, a.l. dengan komunitas 
Maluku, janda almarhum Munir, dll.
Memang sangat mulia kegiatan tersebut, yaitu ikut memperhatikan masalah 
pelanggaran HAM yang terjadi di negara lain.
Namun sayangnya, “pengawasan” terhadap masalah pelanggaran HAM hanyalah yang 
terjadi di kalangan bangsa Indonesia sendiri, dan mayoritas di parlemen Belanda 
tidak mau tahu mengenai berbagai kejahatan perang, kejahatan atas kemanusiaan  
dan pelanggaran HAM berat lain yang dilakukan oleh tentara Belanda di Indonesia 
antara tahun 1945 – 1950, dalam upaya menjajah kembali Indonesia.
Melalui salah seorang anggota delegasi parlemen Belanda dari Fraksi Partai 
Sosialis, Harry van Bommel, yang ditemui oleh Ketua Komite Utang Kehormatan 
Belanda (KUKB) Batara R Hutagalung pada hari Minggu, 12 Oktober 2008, diusulkan 
agar delegasi parlemen Belanda juga berkunjung ke Rawagede, di mana  pada 9 
Desember 1947 tentara Belanda membantai 431 penduduk desa. 
Ternyata mayoritas delegasi parlemen Belanda menolak untuk berkunjung ke 
Rawagede, yang jaraknya hanya sekitar satu setengah jam perjalanan dari 
Jakarta. Mereka mengunjungi daerah-daerah yang jaraknya ribuan kilometer dari 
Jakarta, dan bahkan belasan ribu kilometer dari Belanda untuk memantau 
pelanggaran HAM yang dilakukan oleh oang Indonesia terhadap orang Indonesia, 
namun tidak besedia mengunjungi daerah yang hanya berjarak sekitar 80 kilometer 
dari Jakarta, di mana terjadi pembantaian yang dilakukan oleh tentara Belanda 
terhadap penduduk sipil Indonesia.
Bahkan mayoritas delegasi juga menolak untuk secara resmi bertemu dengan Ketua 
Komite Utang Kehormatan Belanda. Selama ini, delegasi-delegasi parlemen Belanda 
menemui dan membantu LSM-LSM di Indonesia yang mengungkap berbagai pelanggaran 
HAM yang dilakukan oleh orang Indonesia terhadap sesama orang Indonesia, namun 
mereka tidak bersedia bertemu, apalagi LSM yang mengungkap pelanggaran HAM yang 
dilakukan oleh orang Belnda terhadap orang Indonesia!
Pembantaian yang dilakukan oleh tentara Belanda pada 9 Desember 1947, terjadi 
sehari setelah perundingan perdamaian di atas kapal perang Amerika USS 
“Renville” dimulai, Pembunuhan massal terhadap penduduk sipil tanpa proses, 
tuntutan, pembelaan dan putusan pengadilan,  bukan hanya merupakan suatu 
kejahatan perang (war crimes), melainkan juga kejahatan atas kemanusiaan 
(crimes against humanity), karena merupakan pembantaian teroganisir terhadap 
penduduk sipil, non-combatant, dan melanggar konvensi Jenewa.
Kejahatan-kejahatan  tersebut juga merupakan kategori kejahatan tertinggi di 
International Criminal Court (Pengadilan Kejahatan Internasional) yang 
berkedudukan di Den Haag, Belanda.
Pada 9 September 2008, hampir 61 tahun setelah peristiwa pembantaian tersebut, 
pengacara di Belanda, Gerrit Pulles, yang diberi mandat (dengan cap jempol 
karena semua buta huruf) untuk mewakili 9 orang janda korbang yang masih hidup, 
dan orang terakhir yang selamat dari pembantaian, Saih (84 tahun), secara resmi 
menuntut pemerintah Belanda untuk bertanggungjawab atas pembantaian tersebut 
dan memberikan kompensasi kepada para janda korban dan korban terakhir yang 
selamat.
KUKB telah menangani kasus Rawagede sejak tahun 2005 –sebelumnya ditangani oleh 
Komite Nasional Pembela Martabat Bangsa Indonesia (KNPMBI), yang pada 5 Mei 
2005 mendirikan Komite Utang Kehormatan Belanda (KUKB)- dan kini telah membuat 
Rawagede menjadi desa di Indonesia yang paling dikenal di Belanda. Berbagai hal 
mengenai peristiwa pembantaian di Rawagede mulai terungkap. (lihat weblog: 
http://indonesiadutch.blogspot.com, dan http://batarahutagalung.blogspot.com) 
Harry van Bommel juga mendukung, bahwa Rawagede merupakan ujung tombak tuntutan 
kepada pemerintah belanda untuk bertanggungjawab atas agresi militer Belanda di 
Indonesia antara tahun 1945 – 1950, setelah bangsa Indonesia menyatakan 
kemerdekaannya pada 17.8.1945, yang telah menewaskan ratusan ribu rakyat 
Indonesia.
Perdana Menteri Belanda, Jan Peter Balkenende sangat gigih memperjuangkan 
keadilan bagi seorang wartawan Belanda, Sander Robert Thoenes, yang tewas di 
Becora, Dili, Timor Timur pada 21 September 1999. (Lihat petisi KUKB kepada PM 
Belanda Balkenende, 15 Agustus 2008. Terjemahan petisi dalam bahasa Inggris 
dapat dilihat di 

[proletar] Re: Statement from Mr. Harry van Bommel and Mrs. Krista van Velzen

2008-10-10 Terurut Topik Batara Hutagalung
Dear all,
please kindly find the statement from Mr. Harry van Bommel and Mrs. Krista van 
Velzen, Regarding the massacre in Rawagede, that I have received ten minutes 
ago from Mr. Harry van Bommel
I met Mrs Krista van Velzen at the Netherlands parliament in the Hague on April 
22, 2008.
The delegation of Dutch Members of Parliament will arrive in Jakarta on October 
12, 2008.
 
To know more about Rawagede, please visit
http://indonesiadutch.blogspot.com
and
http://batarahutagalung.blogspot.com
 
Petition to the Dutch government:

http://www.petitiononline.com/brh41244/petition.html
 
Best regards,
 
Batara R Hutagalung
Chairman of the Committee of Dutch Honorary Debts.
Komite Utang Kehormatan Belanda (KUKB)
 

 
Compensate the victims of Rawagedéh 
  
This week a delegation of Dutch Members of Parliament is visiting Indonesia. 
The biggest opposition group,.the Socialist Party (SP), will also participate 
in this delegation. In our view, while it is of the utmost importance that the 
Netherlands and Indonesia have good relations with each other, this can only be 
achieved via the recognition, at the same time, of mistakes made in the past. 
In this respect the expression of regret by former Foreign Minister Ben Bot, 
regarding the military actions of 1945-1949, represents an important step 
forward. But this must not stop at such a declaration. A gesture must be made 
towards the people who suffered as a result of this war which in the 
Netherlands was referred to, completely incorrectly, as a series of “policing 
actions”. Compensation must be offered to the victims of mass murder during 
this war, and to their descendants. This would principally involve ordinary 
citizens, including women and children, who
 were put to death in the course of serious breaches of human rights committed 
by Dutch soldiers. In the first place we are thinking of the village of 
Rawagedéh in Java, where in December of 1947 hundreds of people were murdered. 
Dutch soldiers were responsible for these extra-judicial executions. Given the 
fact that there is no statute of limitations for war crimes, it is strange that 
these soldiers have never been prosecuted. The Dutch government has never made 
any kind of gesture towards these families, neither in writing, nor in 
face-to-face meetings, nor in any other fashion. So it was completely 
unexpected when, in December 2007, the Dutch ambassador, sixty years after the 
event, was present at the commemoration of this bloodbath. This form of 
recognition of guilt over the Netherlands’ responsibility for these crimes is, 
in our opinion, not sufficient. The Dutch government must be prepared to 
express its official regret to the descendants of the
 victims of Rawagedéh and to pay them compensation throughout the rest of their 
lives. My party proposed this in parliament last winter. Unfortunately our 
resolution did not win the support of a majority. We therefore welcome the fact 
that recently some of the survivors have announced that they will bring a legal 
action before the Dutch courts. We hope that compensation for the victims of 
Rawagedéh can provide the beginning for a thoroughgoing reconciliation process 
with the victims of the colonial war unjustly fought by the Netherlands 
  
Harry van Bommel and Krista van Velzen are Members of the Dutch Parliament for 
the Socialist Party.   


  

[Non-text portions of this message have been removed]




Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage:  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



[proletar] Re: Korban Rawagede Akhirnya Menggugat Belanda

2008-09-12 Terurut Topik Batara Hutagalung
 
http://www.myrmnews.com/indexframe.php?url=internasional/index.php?q=newsid=5783
 
Korban Rawagede Akhirnya Menggugat Belanda
Jumat, 12 September 2008, 11:04:05 WIB
Laporan: Yayat R. Cipasang
Jakarta, myRMnews. Keluarga korban pembantaian tentara kolonial Belanda di 
Rawagede, Karawang, mengugat pemerintah Belanda. 

“Sembilan janda dan seorang pria yang selamat dari eksekusi menuntut ganti rugi 
atas penderitaan yang dialami mereka pada saatpolitionele actie (aksi polisi). 

Mereka menuntut kompensasi materi, tunjangan pensiun atau bantuan untuk 
menyambung hidup. Ekonomi kampung itu hancur,” kata pengacara Gerrit Jan Pulles 
seperti dilaporkan RNW Expert Desk, Jumat (12/9) waktu Indnesia. 

Menurut Pulles, ini adalah untuk pertama kali Negara Belanda digugat sebagai 
dampak politionele actie, operasi militer Belanda di bekas jajahan Hindia 
Belanda. 

Pada 9 Desember 1947 pagi-pagi tentara Belanda menyerang kampung Rawagede. 

Pria dipisahkan dari perempuan. Mayoritas pria penduduk desa itu dibunuh. 
Menurut Komite Utang Kehormatan Belanda (KUKB), 431 orang terbunuh di Rawagede, 
sementara pemerintah Belanda pada 1969 menyebut, jumlahnya 150 orang. 

Karena semua pria di desa itu hilang. Sampai sekarang mereka hidup miskin. 
Menurut Pulles, mereka sekarang menggugat karena sebelumnya tidak pernah 
mendapat bantuan hukum. 

Menurut Ketua KUKB Batara Hutagalung, pembantaian yang dilakukan tentara 
Belanda di Rawagede, Jawa Barat, 9 Desember 1947  terjadi sehari setelah 
dimulainya perundingan perdamaian Indonesia – Belanda di atas kapal perang AS 
Renville. 

Tentara Belanda membantai 431 penduduk Desa Rawagede, semua laki-laki di atas 
usia 15 tahun. 

Setelah pembantaian di Sulawesi Selatan, Desember 1946 hingga Februari 1947, 
peristiwa Rawagede ini adalah pembantaian terkejam yang dilakukan oleh tentara 
Belanda terhadap penduduk sipil (non combatant). 

Seperti di Sulawesi Selatan, tidak seorang pun pelaku pembantaian yang 
dimajukan ke pengadilan. Dikatakan Batara, di Belanda, 5 Mei dan 15 Agustus 
merupakan dua hari yang sangat istimewa. Pada 5 Agustus 1945, 
Belanda resmi bebas dari pendudukan Jerman. 

Pada 15 Agustus 1945, Kaisar Hirohito, menyatakan Jepang menyerah tanpa syarat, 
dan hari itu juga merupakan hari pembebasan sekitar 300 ribu orang Belanda yang 
sejak tahun 1942 mendekam di kamp-kamp konsentrasi Jepang di Indonesia. 

Hingga sekarang, Belanda selalu mengenang masa pendudukan Jerman yang sangat 
kejam, dan para mantan interniran tetap menuntut Pemerintah Jepang meminta maaf 
atas “perlakuan buruk” yang dialami oleh orang-orang Belanda selama mendekam di 
kamp konsentrasi dan juga menuntut kompensasi. 

Ironisnya, kata Batara, setelah bebas dari pendudukan Jerman yang kejam dan 
masa interniran Jepang yang “buruk”, Belanda melakukan hal yang sama, bahkan di 
beberapa tempat lebih kejam daripada yang telah mereka alami dari Jerman dan 
Jepang. 
[yat]
 
 
 


  

[Non-text portions of this message have been removed]




Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage:  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



[proletar] Re: Unjukrasa dan Petisi kepada Pemerntah Belanda

2008-08-13 Terurut Topik Batara Hutagalung
 
 
UNJUKRASA 
dan
PENYAMPAIAN PETISI KEPADA PEMERINTAH BELANDA
 
 Komite Utang Kehormatan Belanda (KUKB) akan menyampaikan PETISI kepada Perdana 
Menteri Belanda, Dr. Jan Peter Balkenende, yang akan dilakukan dalam Aksi Damai 
pada:
Hari/tanggal   : Jumat, 15 Agustus 2008
Tempat   : Kedutaan Besar Kerajaan Belanda
      Jl. H.R. Rasuna Said Kav. S – 3, Kuningan
      Jakarta Selatan
Waktu : Pukul 10.00 – 10.30
 
Bagi simpatisan yang mendukung Aksi Damai dan Petisi kepada Perdana Menteri 
Belanda, mohon hadir di tempat dan waktu yang telah ditentukan.
 
 
Hormat kami,
 
 
 
Btara R Hutagalung  Dian Purwanto
Ketua KUKB  Sekretaris KUKB
 
Kami lampirkan di bawah ini keterangan mengenai latar belakang Aksi Damai dan 
teks Petisi.
 
===
 
Pengantar.
Aksi Damai ini juga akan diikuti oleh beberapa janda korban, saksi mata dan 
seorang korban yang selamat dari pembantaian yang dilakukan oleh tentara 
Belanda di Rawagede pada 9 Desember 1947.
Pada 9 Desember 1947, sehari setelah dimulainya perundingan perdamaian 
Indonesia – Belanda di atas kapal perang AS Renville, tentara Belanda membantai 
431 penduduk desa Rawagede, semua laki-laki di atas usia 15 tahun. Setelah 
pembantaian di Sulawesi Selatan Desember 1946 – Februari 1947, ini adalah 
pembantaian terkejam yang dilakukan oleh tentara Belanda terhadap penduduk 
sipil (non – combatant). Seperti di Sulawesi Selatan, tidak seorangpun pelaku 
pembantaian yang dimajukan ke pengadilan.
 
Di Belanda, tanggal 5 Mei dan tanggal 15 Agustus merupakan dua hari yang sangat 
istimewa. Pada 5 Agustus 1945, Belanda resmi bebas dari pendudukan Jerman. Pada 
15 Agustus 1945, Kaisar Hirohito, menyatakan Jepang menyerah tanpa syarat, dan 
hari itu juga merupakan hari pembebasan sekitar 300.000 orang Belanda yang 
sejak tahun 1942 mendekam di kamp-kamp konsentrasi Jepang di Indonesia. Hingga 
sekarang, Belanda selalu mengenang masa pendudukan Jerman yang sangat kejam, 
dan para mantan interniran tetap menuntut Pemerintah Jepang meminta maaf atas 
“perlakuan buruk” yang dialami oleh orang-orang Belanda selama mendekam di kamp 
konsentrasi dan juga menuntut kompensasi.
Setelah bebas dari pendudukan Jerman yang kejam dan masa interniran Jepang yang 
“buruk”, Belanda melakukan hal yang sama –bahkan di beberapa tempat lebih 
kejam- daripada yang telah mereka alami dari Jerman dan Jepang.
 
Latar belakang sejarah
Pada 9 Maret 1942, di Kalijati dekat Subang, Jawa Barat, Letnan Jenderal Hein 
ter Poorten, Panglima Tertinggi Tentara Belanda menandatangani dokumen 
pernyataan MENYERAH TANPA SYARAT dan “menyerahkan” jajahannya kepada Jepang.  
Penjajahan Belanda resmi berakhir!
Jepang sendiri kemudian menyatakan menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada 15 
Agustus 1945, namun kapitulasi Jepang kepada Tentara Sekutu secara resmi baru 
ditandatangani tanggal 2 September 1945. Antara tanggal 15.8.1945 dan 12.9.1945 
terjadi vacuum of power (kekosongan kekuasaan) di seluruh wilayah yang diduduki 
Jepang. Di masa kekosongan kekuasaan tersebut, para pemimpin bangsa Indonesia 
pada 17 Agustus 1945 menyatakan kemerdekaan bangsa Indonesia. Sehari kemudian, 
pada 18 Agustus Ir. Sukarno diangkat menjadi Presiden dan Drs. M. Hatta menjadi 
Wakil Presiden. Kemudian dibentuk cabinet pertama Republik Indonesia. Dengan 
demikian, tiga syarat pembentukan Negara telah terpenuhi, yaitu:
1.  Adanya wilayah,
2.  Adanya penduduk, dan
3.  Adanya pemerintahan
 
Kemudian beberapa Negara, seperti Mesir, Liga Arab dan India mengakui 
kemrdekaan RI, dan di beberapa Negara tersebut, Indonesia menempatkan Duta 
Besar.
Belanda tidak mau mengakui pernyataan kemerdekaan bangsa Indonesia dan masih 
berusaha menjajah kembali. Dalam upaya menegakkan kembali penjajahannya di bumi 
Nusantara, tentara Belanda banyak melakukan kejahatan perang, kejahatan atas 
kemanusiaan dan berbagai pelanggaran HAM berat.
Sebagai hasil dari Konferensi Meja Bundar (KMB, 23 Agustus – 2 November 1949), 
disepakati a.l.:
1.  Pembentukan Uni Belanda – Indonesia di bawah Ratu Belanda,
2.  Pembentukan Republik Indonesia Serikat (RIS),
3.  Integrasi mantan tentara KNIL ke dalam tubuh TNI,
4.  RIS yang dipandang sebagai kelanjutan Pemerintah India-Belanda 
(Nederlands Indië), harus membayar utang Pemerintah India-Belanda kepada 
Pemerintah Belanda sebesar 4,5 milyar gulden. Di dalamnya termasuk biaya agresi 
militer I (Juli 1947) dan agresi militer II (19 Desember 1948).
5.  Penyelesaian masalah Irian (Papua) Barat ditunda, sehingga Papua Barat 
tidak termasuk di dalam RIS.
 
Pada 27 Desember 1949, Pemerintah Belanda “melimpahkan kewenangan” 
(soevereniteitsoverdracht) kepada Pemerintah RIS.
Pada 16 Agustus 1950, Presiden RIS Sukarno menyatakan pembubaran RIS, dan pada 
17 Agustus 1950 

[proletar] Re: Undangan seminar Indonesia Menggugat

2008-08-08 Terurut Topik Batara Hutagalung
KOMITE  UTANG  KEHORMATAN  BELANDA
(Committee of Dutch Honorary Debts)
Sekretariat Indonesia: Jl. Wahyu No. 2 B, Gandaria Selatan, Jakarta Selatan 
12420
Tel./Fax: (+62) - 021 – 7590 1884. Email: [EMAIL PROTECTED] 
_
 
U N D A N G A N
 
 
Komite Utang Kehormatan Belanda (KUKB), mengharapkan kehadiran Bapak/Ibu/Sdr. 
dalam seminar 
 
“INDONESIA MENGGUGAT”
Kejahatan Perang Belanda Selama Agresi Militer di Indonesia
 
yang akan diselenggarakan pada
 
Hari/Tanggal  : Senin, 11 Agustus 2008
Tempat   : Gedung Joang ’45, DHN lantai 3
      Jl. Menteng Raya 31, Jakarta Pusat
Waktu : Pukul 12.00 – 15.30
Pembicara : 1. Dr. Anhar Gonggong, Sejarawan
  2.Martin Basiang, SH, Mantan Jaksa Agung Muda
  3. Dr. Saafroedin Bahar, Widyaiswara LEMHANNAS
  4. Batara R. Hutagalung, Ketua KUKB
 
    Moderator  : Ir. Nuli S. Diapari
 
Atas perhatian yang diberikan, kami sampaikan terima kasih.
 
Hormat Kami
 
 
Dian Purwanto   Batara R. Hutagalung   
Sekretaris  Ketua KUKB  
 
___
 
Pengantar
Perang Pasifik, yang dimulai dengan pemboman Jepang atas Pearl Harbour tanggal 
7 Desember 1941, juga berpengaruh besar terhadap gerakan kemerdekaan 
negara-negara di Asia Timur, termasuk Indonesia.
Tanggal 28 Februari 1942, Tentara ke 16 di bawah pimpinan Letnan Jenderal 
Hitoshi Imamura mendarat di tiga tempat di Jawa –Banten, Eretan Wetan dan 
Kragan- dan segera menggempur pertahanan tentara Belanda. Setelah merebut 
Pangkalan Udara Kalijati (sekarang Lanud Suryadharma), Letnan Jenderal Imamura 
membuat markasnya di Kalijati, dekat Subang, Jawa Barat. Imamura memberikan 
ultimatum kepada Belanda, bahwa apabila tidak menyerah, maka tentara Jepang 
akan menghancurkan tentara Belanda.
Pada 9 Maret 1942, di Kalijati, Letnan Jenderal Hein ter Poorten, Panglima 
Tertinggi Tentara Belanda di India Belanda mewakili Gubernur Jenderal Jonkheer 
Tjarda van Starkenborgh Stachouwer menanda-tangani dokumen pernyataan MENYERAH 
TANPA SYARAT. Dengan demikian, bukan saja de facto, melainkan juga de jure, 
seluruh wilayah bekas India Belanda sejak itu “diserahkan” kepada Jepang. 
 Tentara Belanda secara sangat pengecut dan memalukan, menyerah hampir tanpa 
perlawanan sama sekali. Dengan tindakan yang sangat memalukan itu, Belanda 
menghancurkan sendiri citra yang selama ratusan tahun dibanggakan oleh mereka, 
yaitu bangsa Belanda atau ras kulit putih tidak terkalahkan. 
Sang penguasa yang telah ratusan tahun menikmati dan menguras bumi Nusantara, 
menindas penduduknya, kini dengan sangat tidak bertanggungjawab, menyerahkan 
jajahannya ke tangan penguasa lain, yang tidak kalah kejam dan rakusnya. Di 
atas secarik kertas, Belanda telah melepaskan segala hak dan legitimasinya atas 
wilayah dan penduduk yang dikuasainya. 
Dengan demikian, tanggal 9 Maret 1942 bukan hanya merupakan tanggal menyerahnya 
Belanda kepada Jepang, melainkan juga merupakan hari dan tanggal berakhirnya 
secara resmi penjajahan Belanda di bumi Nusantara. Bangsa Indonesia setiap 
tahun harus memperingati dan merayakan 9 Maret sebagai “Hari Berakhirnya 
Penjajahan Belanda”, walaupun kemudian penguasa baru, Jepang, ternyata tidak 
kalah rakus dan kejamnya. 
Jepang sendiri kemudian menyatakan menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada 15 
Agustus 1945, namun kapitulasi Jepang secara resmi baru ditandatangani tanggal 
2 September 1945, pukul 09.04, di atas kapal perang AS Missouri, di teluk 
Tokyo. Sedangkan serah terima dari tentara Jepang di Asia Tenggara dilaksanakan 
di Singapura pada 12 September 1945, pukul 03.41 GMT. Admiral Lord Louis 
Mountbatten, Supreme Commander South East Asia Command, mewakili Sekutu, 
sedangkan Jepang diwakili oleh Letnan Jenderal Seishiro Itagaki, yang mewakili 
Marsekal Hisaichi Terauchi, Panglima Tertinggi Balatentara Kekaisaran Jepang 
untuk Wilayah Selatan. 
Dengan demikian, antara tanggal 15 Agustus 1945 dan 2 September 1945 terjadi 
vacuum of power di seluruh wilayah yang diduduki oleh Jepang, karena pasukan 
sekutu yang mengambil alih kekuasaan dari Jepang belum dapat segera dikirm ke 
negara-negara yang diduduki oleh tentara Jepang.
Di masa vacuum of power tersebut, para pemimpin bangsa Indonesia pada 17 
Agustus 1945 menyatakan kemerdekaan bangsa Indonesia. Sehari kemudian pada 18 
Agustus UUD ’45 disahkan dan kemudian Ir. Sukarno diangkat menjadi Presiden dan 
Drs. M. Hatta menjadi Wakil Presiden. Dengan demikian persyaratan pembentukan 
suatu Negara telah terpenuhi, yaitu:
1.  Ada wilayah,
2.  Ada penduduk, dan
3.  Ada pemerintahan.
 
Beberapa Negara, seperti Liga Arab dan India, mengakui kemerdekaan Republik 
Indonesia.
Belanda tidak mau mengakui pernyataan kemerdekaan bangsa Indonesia dan masih 
berusaha menjajah Indonesia kembali. Berdasarkan perjanjian dengan Inggris yang 
ditandatangani di Chequers, 

[proletar] Re: Undangan seminar Indonesia Menggugat

2008-08-07 Terurut Topik Batara Hutagalung
KOMITE  UTANG  KEHORMATAN  BELANDA
(Committee of Dutch Honorary Debts)
Sekretariat Indonesia: Jl. Wahyu No. 2 B, Gandaria Selatan, Jakarta Selatan 
12420
Tel./Fax: (+62) - 021 – 7590 1884. Email: [EMAIL PROTECTED] 
_
 
U N D A N G A N
 
 
Komite Utang Kehormatan Belanda (KUKB), mengharapkan kehadiran Bapak/Ibu/Sdr. 
dalam seminar 
 
“INDONESIA MENGGUGAT”
Kejahatan Perang Belanda Selama Agresi Militer di Indonesia
 
yang akan diselenggarakan pada
 
Hari/Tanggal  : Senin, 11 Agustus 2008
Tempat   : Gedung Joang ’45, DHN lantai 3
      Jl. Menteng Raya 31, Jakarta Pusat
Waktu : Pukul 12.00 – 15.30
Pembicara : 1. Dr. Anhar Gonggong, Sejarawan
  2.Martin Basiang, SH, Mantan Jaksa Agung Muda
  3. Dr. Saafroedin Bahar, Widyaiswara LEMHANNAS 
  4. Batara R. Hutagalung, Ketua KUKB
 
Atas perhatian yang diberikan, kami sampaikan terima kasih.
 
Hormat Kami
 
 
Dian Purwanto   Batara R. Hutagalung   
Sekretaris  Ketua KUKB  
 
___
 
Pengantar
Perang Pasifik, yang dimulai dengan pemboman Jepang atas Pearl Harbour tanggal 
7 Desember 1941, juga berpengaruh besar terhadap gerakan kemerdekaan 
negara-negara di Asia Timur, termasuk Indonesia.
Tanggal 28 Februari 1942, Tentara ke 16 di bawah pimpinan Letnan Jenderal 
Hitoshi Imamura mendarat di tiga tempat di Jawa –Banten, Eretan Wetan dan 
Kragan- dan segera menggempur pertahanan tentara Belanda. Setelah merebut 
Pangkalan Udara Kalijati (sekarang Lanud Suryadharma), Letnan Jenderal Imamura 
membuat markasnya di Kalijati, dekat Subang, Jawa Barat. Imamura memberikan 
ultimatum kepada Belanda, bahwa apabila tidak menyerah, maka tentara Jepang 
akan menghancurkan tentara Belanda.
Pada 9 Maret 1942, di Kalijati, Letnan Jenderal Hein ter Poorten, Panglima 
Tertinggi Tentara Belanda di India Belanda mewakili Gubernur Jenderal Jonkheer 
Tjarda van Starkenborgh Stachouwer menanda-tangani dokumen pernyataan MENYERAH 
TANPA SYARAT. Dengan demikian, bukan saja de facto, melainkan juga de jure, 
seluruh wilayah bekas India Belanda sejak itu “diserahkan” kepada Jepang. 
 Tentara Belanda secara sangat pengecut dan memalukan, menyerah hampir tanpa 
perlawanan sama sekali. Dengan tindakan yang sangat memalukan itu, Belanda 
menghancurkan sendiri citra yang selama ratusan tahun dibanggakan oleh mereka, 
yaitu bangsa Belanda atau ras kulit putih tidak terkalahkan. 
Sang penguasa yang telah ratusan tahun menikmati dan menguras bumi Nusantara, 
menindas penduduknya, kini dengan sangat tidak bertanggungjawab, menyerahkan 
jajahannya ke tangan penguasa lain, yang tidak kalah kejam dan rakusnya. Di 
atas secarik kertas, Belanda telah melepaskan segala hak dan legitimasinya atas 
wilayah dan penduduk yang dikuasainya. 
Dengan demikian, tanggal 9 Maret 1942 bukan hanya merupakan tanggal menyerahnya 
Belanda kepada Jepang, melainkan juga merupakan hari dan tanggal berakhirnya 
secara resmi penjajahan Belanda di bumi Nusantara. Bangsa Indonesia setiap 
tahun harus memperingati dan merayakan 9 Maret sebagai “Hari Berakhirnya 
Penjajahan Belanda”, walaupun kemudian penguasa baru, Jepang, ternyata tidak 
kalah rakus dan kejamnya. 
Jepang sendiri kemudian menyatakan menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada 15 
Agustus 1945, namun kapitulasi Jepang secara resmi baru ditandatangani tanggal 
2 September 1945, pukul 09.04, di atas kapal perang AS Missouri, di teluk 
Tokyo. Sedangkan serah terima dari tentara Jepang di Asia Tenggara dilaksanakan 
di Singapura pada 12 September 1945, pukul 03.41 GMT. Admiral Lord Louis 
Mountbatten, Supreme Commander South East Asia Command, mewakili Sekutu, 
sedangkan Jepang diwakili oleh Letnan Jenderal Seishiro Itagaki, yang mewakili 
Marsekal Hisaichi Terauchi, Panglima Tertinggi Balatentara Kekaisaran Jepang 
untuk Wilayah Selatan. 
Dengan demikian, antara tanggal 15 Agustus 1945 dan 2 September 1945 terjadi 
vacuum of power di seluruh wilayah yang diduduki oleh Jepang, karena pasukan 
sekutu yang mengambil alih kekuasaan dari Jepang belum dapat segera dikirm ke 
negara-negara yang diduduki oleh tentara Jepang.
Di masa vacuum of power tersebut, para pemimpin bangsa Indonesia pada 17 
Agustus 1945 menyatakan kemerdekaan bangsa Indonesia. Sehari kemudian pada 18 
Agustus UUD ’45 disahkan dan kemudian Ir. Sukarno diangkat menjadi Presiden dan 
Drs. M. Hatta menjadi Wakil Presiden. Dengan demikian persyaratan pembentukan 
suatu Negara telah terpenuhi, yaitu:
1.  Ada wilayah,
2.  Ada penduduk, dan
3.  Ada pemerintahan.
 
Beberapa Negara, seperti Liga Arab dan India, mengakui kemerdekaan Republik 
Indonesia.
Belanda tidak mau mengakui pernyataan kemerdekaan bangsa Indonesia dan masih 
berusaha menjajah Indonesia kembali. Berdasarkan perjanjian dengan Inggris yang 
ditandatangani di Chequers, Inggris, pada 24 Agustus 1945 (Civil Affairs 

[proletar] Re: Rawagede Dalam Tanya-Jawab Di Parlemen Belanda

2008-01-31 Terurut Topik Batara Hutagalung
Saya lampirkan di bawah ini terjemahan Tanya-Jawab Parlemen (Kamervragen) 
antara Krista van Velzen, anggota Parlemen Belanda dari Partai Sosialis, dengan 
Menteri Luar Negeri Belanda, Drs. M.J.M. Verhagen mengenai peristiwa 
pembantaian di Rawagede.
   
  Pada 15 Januari 2008, dalam acara Konferensi internasional “ENCOMPASS” 
(Encountering a Common Past in Asia) di Arsip Nasional RI, saya bertemu dengan 
Duta Besar Belanda, Dr. Nikolaos van Dam. Dia menyampaikan, bahwa masalah 
Rawagede telah dibicarakan di Parlemen Belanda. Beliau meminta alamat email 
saya, karena dia akan mengirim teks tanya jawab di Parlemen Belanda tersebut 
kepada saya.
  Beliau menepati janjinya, dan sekretarisnya mengirimkan teks tersebut, yang 
kemudian diterjemahkan ke bahasa Indonesia oleh Sarah Sayekti. (Terima kasih 
banyak Sarah!)
   
  Sejak tahun 2005, saya telah berkorespondensi dengan Krista van Velzen (lihat 
weblog saya: http://indonesia-dutch.blogspot.com).
  Bulan Oktober 2007, bersama Ketua Dewan Penasihat KUKB, Mulyo Wibisono, MSc., 
saya ke Belanda, dan bertemu dengan sejumlah kalangan, termasuk Guido van 
Leemput, asisten dari Krista van Velzen, yang pada waktu itu sedang berada di 
Guantanamo, menengok penjara Amerika Serikat di sana.
  Kepada Guido van Leemput kami sampaikan mengenai peristiwa pembantaian di 
Rawagede yang dilakukan oleh tentara Belanda pada 9 Desember 1947, di mana 431 
penduduk desa dibantai tanpa adanya proses pengadilan, tuntutan dan pembelaan.
  (KUKB juga menyebarluaskan mengenai acara peringatan tersebut ke berbagai 
media di Belanda. Peristiwa ini disiarkan oleh Radio 1 journaal dan OVT, pada 
  9 Desember 2007: 
http://geschiedenis.vpro.nl/programmas/3299530/afleveringen/december2007/. 
  Juga diberitakan oleh harian Trouw, 12 Desember 2007, lihat: 
  
http://prod.trouw.nl/deverdieping/podium/article867165.ece/Hoog_tijd_bloedbad_op_Java_te_erkennen_opinie)
   
  Kami sampaikan, pada saat ini masih hidup 9 orang janda korban pembantaian, 
dan satu orang korban penembakan yang kini berusia 84 tahun serta masih ada 6 
orang saksi mata/keluarga korban pembantaian. Mereka hidup dalam kemiskinan. 4 
tahun yang lalu masih hidup 22 orang janda korban pembantaian. Kami sampaikan, 
bahwa masalah pemberian kompensasi bagi mereka yang sekarang paling urgent 
untuk ditangani, mengingat usia mereka rata-rata di atas 75 tahun. 
  Juga kami sampaikan rencana penyelenggaraan Peringatan 60 Tahun Tragedi 
Rawagede pada 9 Desember 2007.
  Guido van Leemput berjanji akan menyampaikan hal ini kepada Krista van 
Velzen, dan akan mengajukan masalah ini di Parlemen Belanda.
  Ternyata mereka juga menepati janji, dan seperti dapat dilihat di bawah ini, 
Krista van Velzen mengajukan pertanyaan mengenai Rawagede kepada Menteri Luar 
Negeri Belanda, Drs. M.J.M. Verhagen, di Parlemen Belanda pada 4 Januari 2008.
  Mengenai kompensasi untuk para korban/keluarga korban juga disampaikan oleh 
Krista van Velzen (lihat pertanyaan butir 3).
   
  Kelihatannya pihak Pemerintah Belanda mulai serius memandang tuntutan KUKB. 
Hal ini terlihat ketika penyelenggaraan Peringatan 60 Tahun Tragedi Rawagede 
pada 9 Desember 2007. KUKB mengundang Duta Besar Belanda, Dr. Nikolaos van Dam, 
untuk menghadiri Peringatan 60 Tahun Tragedi Pembantaian di Rawagede pada 9 
Desember 2007. Karena pada waktu itu, Beliau sedang menemani Menteri Kerjasama 
Pembangunan Belanda, Bert Koenders, yang sedang berkunjung ke Indonesia, Dubes 
van Dam mengutus Willem Meulenberg, Deputy Counsellor Press and Culture/Vice 
Director Erasmus Huis, mewakili beliau menghadiri acara tersebut. Ini merupakan 
peristiwa bersejarah, karena pertama kali dalam sejarah hubungan 
Indonesia-Belanda, seorang wakil dari Kedutaan Besar Belanda, yang juga 
merupakan wakil dari Pemerintah Belanda, hadir dalam suatu acara peringatan 
pembantaian yang dilakukan oleh tentara Belanda di masa agresi militer Belanda 
di Indonesia antara tahun 1945 – 1949, dalam upaya Belanda menjajah
 kembali Indonesia.
  Kehadiran wakil dari Kedutaan Belanda pada acara peringatan tersebut juga 
disebutkan oleh Menlu Belanda, Verhagen dalam jawabannya.
   
  Dalam sambutan pada pembukaan acara tersebut saya menyampaikan penghargaan 
yang tinggi atas kehadiran Willem Meulenberg, wakil dari Kedutaan Belanda, yang 
juga merupakan Perwakilan Kerajaan Belanda di Indonesia.
  Hal ini dapat menjadi awal baru dalam hubungan Indonesia-Belanda, dan kini 
kita telah berteman kembali, dan kita dapat bersama-sama –secara damai dan 
bermartabat- menutup lembaran hitam dalam sejarah Indonesia-Belanda.
  Saya juga menyampaikan, bahwa para janda dan keluarga korban pembantaian 
tidak menyimpan dendam terhadap tentara Belanda yang telah membunuh suami atau 
keluarga mereka. Mereka telah menerima hal tesebut sebagai takdir Allah. Mereka 
bersedia memberikan maaf, namun kepada siapa maaf tersebut akan diberikan 
apabila tak ada yang meminta maaf?
  Mereka juga tidak keberatan dengan rencana KUKB untuk mengundang 

[proletar] Re: Kesimpulan Diskusi PERANG PADERI, 1803 - 1838

2008-01-24 Terurut Topik Batara Hutagalung
 
  Pada hari Selasa, 22 Januari 2008, bertempat di Gedung Arsip Nasional RI 
telah diselenggarakan Diskusi Panel mengenai PERANG PADERI, 1803-1838, ASPEK 
SOSIAL BUDAYA, SOSIAL PSIKOLOGI, AGAMA, DAN MANAJEMEN KONFLIK.
  Diskusi ini dapat dikatakan suatu peristiwa yang bersejarah, karena untuk 
pertama kalinya konflik kekerasan yang terjadi di masa lalu yang melibatkan 
tiga etnis/ suku, yaitu Minangkabau, Batak dan Melayu Riau, dibahas bersama 
dalam suasana keakraban dan persaudaraan dengan semangat menjaga keutuhan 
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
  Mungkin ini dapat menjadi “model penyelesaian” konflik yang terjadi antar 
etnis/suku lain di Indonesia.
   
  Pembukaan oleh Kepala Arsip Nasional, Djoko Utomo
  Pembicara: 
  1)  Prof Dr Taufik Abdullah, tentang dinamika konflik dan konsensus 
antara Adat dan Islam di Minangkabau.
  2)  Prof Dr Franz Magnis Suseno, tentang pengalaman Perang 30 Tahun 
antara penganut Protestan dan Katolik di Eropa Barat, 1618-1648,  serta 
penyelesaiannya dalam Perjanjian Westphalia.
  3)  Prof Dr `Azyumardi Azra, M.A tentang aneka makna ”Adat Basandi 
Syarak, Syarak Basandi Kitabullah”. 
  4)  Dari MUI, tentang Mazhab Hanbali dan Kaum Wahabi.
  Paparan makalah dari masyarakat Minangkabau, baik dari Ranah di Sumatera 
Barat,maupun yang di Rantau, masyarakat  Mandailing/Batak di Provinsi Sumatera 
Utara, dan masyarakat Melayu Riau di Provinsi Riau.
  Makalah dari masyarakat Provinsi Sumatera Barat, disampaikan oleh:
  1)  Prof Dr. Asmaniar Idris,M.A.
  2)  Bachtiar Abna, SH, MH, Dt Rajo Penghulu. 
  3)  Drs. H.Sjafnir Aboe Nain.
  Makalah dari masyarakat Mandailing/Batak disampaikan oleh:
  1)  Prof. H. Bismar Siregar, SH.
  2)  Batara R. Hutagalung.
  Makalah yang mewakili Provinsi Riau, disampaikan oleh Prof. Dr. Suwardi M.S.
   
  Acara ditutup oleh Mayjen TNI (Purn.) Asril Tanjung, Ketua Gebu Minang
   
  Di bawah ini adalah Kesimpulan sementara dari diskusi panel tersebut.
  Arsip Nasional RI akan membukukan semua makalah.
   
  Ringkasan buku Mangaraja Onggang Parlindungan: ‘Tuanku Rao. Teror Agama Islam 
Mazhab Hambali di Tanah Batak. 1816 – 1833’ dan makalah yang disampaikan oleh 
Batara R. Hutagalung dalam diskusi panel tersebut, dapat dibaca di weblog 
http://batarahutagalung.blogspot.com.
   
  Batara R. Hutagalung
  
   
  TIM PERUMUS
  DISKUSI PANEL PERANG PADERI, 1803-1838
  ASPEK SOSIAL BUDAYA, SOSIAL PSIKOLOGI, AGAMA, 
  DAN MANAJEMEN KONFLIK
  JAKARTA, 22 JANUARI 2008.
   
   
  KESIMPULAN SEMENTARA
   
  (Draft awal Kesimpulan Sementara ini disusun oleh Dr. Saafroedin Bahar, dan 
disunting pertama kali oleh Prof. Dr. Taufik Abdullah. Naskah yang sudah 
disunting ini dibahas lebih lanjut oleh Tim Perumus yang nama-nama dan 
tandatangannya tercantum di bagian akhir naskah ini. Kesimpulan ini kemudian 
dibacakan di depan Sidang Paripurna oleh Bp. H.Azaly Djohan S.H dari 
Sekretariat Nasional Masyarakat Hukum Adat, didamping oleh Batara R. Hutagalung 
dan Dr. Saafroedin Bahar.)
   
  Suatu benang merah yang terlihat dengan jelas dalam demikian banyak cerita 
rakyat Indonesia di berbagai daerah adalah dambaan akan adanya suatu masyarakat 
yang  damai, makmur, dan sejahtera dan dipimpin oleh  pemimpin visioner yang 
memerintah dengan adil dan bijaksana. 
   
  Gerakan Paderi berlangsung selama 35 tahun, 1803-1838, di daerah-daerah yang 
sekarang merupakan bagian dari Provinsi Sumatera Barat, Provinsi Sumatera 
Utara, dan Provinsi Riau. Pada dasarnya Gerakan Paderi ini dapat dipandang 
sebagai bagian dari proses panjang penyesuaian antara adat dan budaya 
Minangkabau yang bersifat lokal dengan ajaran agama  Islam yang bersifat 
universal.
   
  Gerakan Paderi ini mencakup tiga babak, yaitu babak Gerakan Paderi 1803-1821 
sebagai gerakan intelektual pemurnian agama Islam dari berbagai kebiasaan 
masyarakat yang dilarang agama; Perang Paderi 1821-1833  merupakan taraf awal 
dari peperangan melawan pemerintah kolonial Hindia Belanda; dan Perang 
Minangkabau, 1833-1838 sewaktu seluruh masyarakat Minangkabau bersatu untuk 
melakukan perlawanan bersenjata melawan pemerintah kolonial Hindia Belanda. 
   
  Dalam babak ketiga melawan pemerintah kolonial Hindia Belanda ini sangat 
terkenal peranan Tuanku Imam Bonjol di daerah Minangkabau dan Tuanku Tambusai 
di daerah Riau, sehingga dalam rangka pembangunan semangat kebangsaan pasca 
kemerdekaan, kedua beliau tersebut dianugerahi oleh Pemerintah dengan gelar 
“Pahlawan Nasional” dan sudah barang tentu merupakan kebanggaan dari penduduk 
di daerah asalnya masing-masing, dan tidak perlu dipermasalahkan karena sudah 
berkekuatan hukum.
   
  Diskusi panel ini adalah upaya pertama kalinya untuk menjernihkan masalah 
kekerasan yang terjadi dalam sejarah masa lampau yang meliputi masyarakat 
beberapa daerah. Walaupun pada mulanya ada kekhawatiran akan terjadinya reaksi 
yang bersifat emosional terhadap beberapa hal yang dirasakan cukup peka,