[proletar] Re: Mengapa Belanda tidak mau mengakui de jure 17.8.1945?
Mengapa Belanda tetap tidak mau mengakui de jure kemerdekaan RI 17.8.1945? Mengapa pemerintah RI membiarkannya? Pada 5 Agustus 2013 Komite Utang Kehormatan Belanda (KUKB) mengeluarkan Press Release di mana dinyatakan, bahwa pada 5 Agustus 2013 KUKB telah menyampaikan petisi kepada Presiden Republik Indonesia, yang isinya: Apabila hingga 17 Agustus 2013 pemerintah Belanda tetap menolak untuk: I. MENGAKUI DE JURE KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA ADALAH 17 AGUSTUS 1945, II. MEMINTA MAAF KEPADA BANGSA INDONESIA ATAS PENJAJAHAN, PERBUDAKAN, KEJAHATAN PERANG, KEJAHATAN ATAS KEMANUSIAAN DAN PELANGGARAN HAM BERAT, TERUTAMA YANG DILAKUKAN OLEH TENTARA BELANDA SELAMA AGRESI MILITER DI INDONESIA ANTARA TAHUN 1945 – 1950, III. BERTANGGUNGJAWAB ATAS PEMBANTAIAN SATU JUTA RAKYAT INDONESIA DAN KEHANCURAN YANG DIAKIBATKAN OLEH AGRESI MILITER BELANDA DI REPUBLIK INDONESIA ANTARA TAHUN 1945 – 1950, Maka, Komite Utang Kehormatan Belanda (KUKB), mendesak pemerintah Republik Indonesia agar segera: MEMUTUSKAN “HUBUNGAN DIPLOMATIK” ANTARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN KERAJAAN BELANDA. Mengapa pemerintah Belanda tetap tidak mau mengakui de jure kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945? Pemerintah/Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia sangat mengetahui mengenai sikap Belanda ini. Hubungan “diplomatik” RI – Belanda menjadi sangat janggal, karena apabila dua Negara akan menjalin hubungan diplomatik, sudah seharusya keduanya saling mengakui. Mengapa pemerintah RI MEMBIARKAN hal ini? Selengkapnya, silakan klik: http://batarahutagalung.blogspot.com/2013/08/mengapa-belanda-tak-mau-akui-de-jure_11.html Salam, Batara R. Hutagalug Pediri dan Ketua Umum KUKB Sehubungan dengan permasalaha RI-belanda, silakan kunjungi weblogs: http://batarahutagalung.blogspot.com http://indonesiadutch.blogspot.com http://10november1945.blogspot.com [Non-text portions of this message have been removed] Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage: http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Re: Petisi kepada Presiden RI: Putuskan hubungan diplomatik RI - belanda
Komite Utang Kehormatan Belanda (KUKB) PRESS RELEASE 5 Agustus 2013 1. Hingga detik ini, pemerintah Belanda tetap tidak mau mengakui de jure kemerdekaan Republik Indonesia adalah 17 Agustus 1945. Untuk pemerintah Belanda, de jure kemerdekaan RI adalah 27 Desember 1949, yaitu pada waktu pelimpahan kewenangan (soevereniteitsoverdracht) dari pemerintah Belanda kepada pemerintah Republik Indonesia Serikat (RIS). RIS terdiri atas 16 Negara Bagian dan Daerah Otonom, dimana salahsatunya adalah Republik Indonesia. Kemudian 15 Negara Bagian dan Daerah Otonom membubarkan diri dan bergabung ke Republik Indonesia. Pada 16 Agustus 1950 RIS dibubarkan dan pada 17.8.1950 dinyatakan berdirinya kembali Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan proklamasi 17.8.1945. 2. Sejak tahun 2002, Komite Nasional Pembela Martabat Bangsa Indonesia (KNPMBI, kemudian sejak tahun 2005 dilanjutkan oleh Komite Utang Kehormatan Belanda (KUKB), setiap tahun menyelenggarakan seminar di berbagai daerah di Indonesia mengangkat tema masalah Indonesia dengan Belanda, mengadakan demonstrasi ke kedutaan Belanda di Jakarta serta menyampaikan petisi kepada pemerintah Belanda dengan tuntutan seperti di butir delapan di bawah ini. 3. Pada 15 Agustus 2005 di Den Haag, Menteri Luar Negeri Belanda (waktu itu) Ben Bot menyatakan, bahwa kini (15.8.2005) pemerintah Belanda MENERIMA DE FACTO proklamasi 17.8.1945. 4. Pada 16 Agustus 2005 di Gedung Kemlu RI di Jakarta, Menlu Belanda Ben Bot menyatakan, kini (16.8.2005) pemerintah Belanda MENERIMA PROKLAMASI 17.8.1945 SECARA MORAL DAN POLITIS. Ben Bot menyatakan menyesal atas jatuhnya banyak korban jiwa di kedua belah pihak. Belanda mencatat kehilangan sekitar 6.000 serdadunya dan di pihak Indonesia, Belanda menyatakan korban jiwa sekitar 150.000. Contoh di desa Rawagede, dekat Karawang, menunjukkan, angka korban di pihak Indonesia sangat dikecilkan. Dalam laporan resmi pemerintah Belanda tahun 1969 disebutkan, penduduk sipil yang dibunuh di desa Rawagede “hanya” 20 orang. Kenyataannya korban pembantaian di Rawagede (kini bernama Balongsari) pada 9 Desember 1947 adalah 431 orang. Diperkirakan, korban tewas di pihak Indonesia mencapai satu juta orang, termasuk korban kejahatan perang tentara Inggris dan Australia yang membantu Belanda tahun 1945 – 1946. Sebagian terbesar korban adalah penduduk sipil yang dibantai tanpa proses hukum apapun, seperti yang terjadi di Sulawesi Selatan (sekarang setelah pemekaran provinsi, sebagian termasuk wilayah Sulawesi Barat), Rawagede, Kranggan (dekat Temanggung), dll. 5. Pada 18 Agustus 2005 dalam wawancara di satu stasiun TV di Jakarta, Menlu Ben Bot menyatakan, bahwa pengakuan de jure kemerdekaan RI telah diberikan pada akhir tahun 1949. 6. Pernyataan Menlu Belanda Ben Bot sangat mengejutkan karena berarti, hingga 15 Agustus 2005 untuk pemerintah Belanda, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tidak eksis samasekali, dan baru pada 15.8.2005 hanya diterima keberadaannya namun tidak diakui legalitasnya. 7. Adalah hak Belanda untuk tidak mengakui kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945, namun hal ini seharusnya berlaku timbal-balik (resiprokal). Pelecehan yang dilakukan oleh pemerintah Belanda selama puluhan tahun, yang sangat merendahkan harkat dan martabat sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat harus segera dihentikan. 8. Oleh karena itu Komite Utang Kehormatan Belanda (KUKB) pada hari Senin tanggal 5 Agustus 2013 telah menyampaikan PETISI kepada Presiden Republik Indonesia yang isinya: Apabila hingga 17 Agustus 2013 pemerintah Belanda tetap menolak untuk: I. MENGAKUI DE JURE KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA ADALAH 17 AGUSTUS 1945, II. MEMINTA MAAF KEPADA BANGSA INDONESIA ATAS PENJAJAHAN, PERBUDAKAN, KEJAHATAN PERANG, KEJAHATAN ATAS KEMANUSIAAN DAN PELANGGARAN HAM BERAT, TERUTAMA YANG DILAKUKAN OLEH TENTARA BELANDA SELAMA AGRESI MILITER DI INDONESIA ANTARA TAHUN 1945 – 1950. III. BERTANGGUNGJAWAB ATAS PEMBANTAIAN SATU JUTA RAKYAT INDONESIA DAN KEHANCURAN YANG DIAKIBATKAN OLEH AGRESI MILITER BELANDA DI REPUBLIK INDONESIA ANTARA TAHUN 1945 - 1950 Maka, Komite Utang Kehormatan Belanda (KUKB), mendesak pemerintah Republik Indonesia agar segera: MEMUTUSKAN “HUBUNGAN DIPLOMATIK” ANTARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN KERAJAAN BELANDA. Teks Petisi beserta lampirannya dapat dibaca di: http://batarahutagalung.blogspot.com/2013/08/petisi-kepada-presiden-republik.html Hormat kami Komite Utang Kehormatan Belanda (KUKB) Ttd. Batara R. Hutagalung Ketua Umum [Non-text portions of this message have been removed] Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage: http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings:
[proletar] Re: Kejanggalan dalam hubungan diplomatik antara RI - belanda
Ternyata tidak banyak yang mengetahui, bahwa hingga detik ini (4.8.2013) pemerintah Belanda tetap tidak mau mengakui de jure kemerdekaan Republik Indonesia adalah 17 Agustus 1945. Dan pemerintah Republik Indonesia MEMBIARKAN sikap pemerintah Belanda ini. Untuk pemerintah Belanda, de jure kemerdekaan Indonesia adalah 27 Desember 1949, yaitu ketika pemeri9ntah Belanda “melimpahkan kewenangan” kepada pemerintah Republik Indonesia Serikat (RIS). Di dalam RIS, Republik Indonesia hanya satu antara 16 “Negara bagian.” Kemudian satu persatu 15 “Negara Bagian”bentukan Belanda membubarkan diri atau dibubarkan oleh rakyatnya, dan bergabung dengan Republik Indonesia. Pada 16 Agustus 1950 RIS dinyatakan bubar, dan pada 17.8.1950 dinyatakan berdirinya kembali NKRI berdasarkan proklamasi 17.8.1945. Selengkapnya mengenai kejanggalan hubungan “diplomatik” RI-Belanda, silakan klik: http://batarahutagalung.blogspot.com/2013/03/kejanggalan-dalam-hubungan-diplomatik_20.html Salam, Batara R. Hutagalung Ketua Komite Utang Kehormata Belanda (KUKB) Kumpulan tulisan saya dapat dibaca di weblogs: http://batarahutagalung.blogspot.com http://indonesiadutch.blogspot.com http://10november1945.blogspot.com [Non-text portions of this message have been removed] Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage: http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Re: Bukti baru kejahatan perang Belanda di Indonesia 1945 - 1950
Tepat setahun lalu, pada 10 Juli 2012, Harian di Belanda Volkskrant menurunkan berita yang menggemparkan Belanda, dengan headline yang bombastis: “Eerste beeld van executies in Indië”, yang artinya: Gambar pertama dari eksekusi di Indië (sebutan di Belanda untuk Indonesia). Terpampang dua foto dari suatu pembantaian terhadap penduduk sipil diIndonesia, yang dilakukan tanpa proses hukum apapun. Selama ini hanya foto-foto orang-orang Indonesia dengan tangan atau leher yang diikat, namun belum pernah ditunjukkan fotonya setelah pembantaian terjadi. Yang luar biasanya adalah, foto-foto tersebut ditemukan di tempat sampah. Diduga, foto-foto tersebut milik seorang veteran Belanda asal Enschede, yang dikirim sebagai wajib militer ke Indonesia tahun 1947. Dia telah meninggal, sehingga tidak diketahui di mana dan kapan peristiwa pembantaian itu terjadi. Ini untuk pertamakalinya ada foto bukti kejahatan perang Belanda selama agresi militer Belanda di Indonesia antara tahun 1945 – 1950. Kini, seorang veteran Belanda Harry Nouwen yang berusia 87 tahun membuka mulut, dan melanggar sumpahnya, untuk tidak membuka rahasia mengenai kejahatan perang Belanda di Indonesia. Dia menyatakan, bahwa dia saksi atas peristiwa pembantaian tersebut, dan kejadiannya adalah di … Untuk membaca selengkapya, silakan klik: http://batarahutagalung.blogspot.com/2013/07/dutch-war-crimes-in-indonesia-new.html Versi bahasa Belanda, silakan klik: http://indonesiadutch.blogspot.com/2013/07/pang-pang-pang-binnen-twee-minuten.html Salam, Batara R. Hutagalung Pendiri dan Ketua Komite Utang Kehormatan Belanda (KUKB) Kumpulan tulisan saya dan artikel sehubungan dengan masalah Indonesia-Belanda dapat dibaca di weblogs: http://batarahutagalung.blogspot.com, http://idonesiadutch.blogspot.com, http://10november1945.blogspot.com [Non-text portions of this message have been removed] Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage: http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Re: Bangsa Yang Kehilangan Martabat
Bangsa Yang Kehilangan Martabat Oleh Batara R. Hutagalung Ketua Komite Utang Kehormatan Belanda (KUKB) Pada 7 Juni 2013, di Stadion utama di Senayan, Jakarta, diselenggarakan pertandingan sepakbola antara tim nasional Republik Indonesia melawan tim nasional Belanda. Tim nasional Indonesia mengenakan kostum berwarna Putih-Hijau,dan tim nasional Belanda mengenakan kostum nasionalnya berwarna oranye. Menteri Pemuda dan Olahraga RI Roy Suryo juga hadir, dan turun ke lapangan untuk menyalami seluruh pemain. Hasil akhir: Tim nasional Indonesia kalah 0 – 3. Fakta di lapangan! Pecinta sepakbola di seluruh dunia mengetahui peraturan internasional, bahwa tuan rumah berhak menentukan warna kostum yang akan dikenakan oleh timnya, baik itu sebagai klab atau tim nasionalnya. Dan tentunya untuk satu bangsa, sebagai tuan rumah, adalah suatu kebanggaan untuk mengenakan kostum nasional, yang warnanya biasanya sesuai dengan bendera nasional atau ciri-ciri bangsanya. Rakyat Indonesia mengetahui, bahwa warna kostum tim nasional Indonesia adalah Merah-Putih, dan pecinta sepakbola di seluruh dunia mengetahui, bahwa warna kostum tim nasional Belanda adalah oranye, sesuai dengan ciri-ciri kerajaan Belanda, yaitu wangsa oranye (oranien). Promotor yang mengatur pertandingan adalah perusahaan yang bernama Nine Sports. CEO Nine Sports mengakui, bahwa dia membuat kesepakatan dengan Federasi Sepakbola Belanda (KNVB), di mana dia menyetujui tim nasional Belanda menggunakan kostum dengan warna tim nasionalnya, yaitu oranye. Alasannya semata-mata untuk tujuan komersial, yaitu mencari uang. Dia menyatakan, bahwa tindakannya ini telah dikonsultasikan dengan pegurus PSSI. Oleh karena itu, melihat fakta di lapangan sepakbola, secara kasat mata terlihat oleh pecinta sepakbola, bahwa Belanda adalah tuan rumah di Stadion di Jakarta. Baik komentator maupun pendukung timnas Indonesia tidak dapat menyebutkan kalimat yang selalu diucapkan apabila timnas Indonesia berlaga, yaitu mendukung TIM MERAH-PUTIH! Kelihatannya ini adalah hal yang sepele, hanya suatu pertandingan sepakbola antara dua negara. Namun apabila ditinjau lebih dalam, ini adalah masalah yang sangat mendasar, ini adalah masalah martabat bangsa. Kemudian, apabila diteliti lebih dalam lagi masalah yang ada antara Republik Indonesia dengan Kerajaan Belanda, ini adalah masalah politik yang tidak diselesaikan selama lebih dari 62 tahun, sejak 17 Agustus 1950, yaitu sejak diyatakan berdirinya kembali Negara Kesatuan Republik Indonesia. Masalahnya: Hingga detik ini, 2013, pemerintah Belanda tetap tidak mau mengakui de jure kemerdekaan Republik Indonesia adalah 17.8.1945. Untuk pemerintah Belanda, de jure kemerdekaan RI adalah 27 Desember 1949, yaitu ketika dilakukan penyerahan kewenangan (soevereniteitsoverdracht) dari pemerintah Belanda kepada pemerintah Republik Indonesia Serikat (RIS), yang dipandang sebagai kelanjutan dari pemeritah Nederlands Indië (India Belanda). Pengakuan CEO Nine Sports, promotor yang mengatakan alasannya menyetujui Belanda menggunakan kostum dengan warna yang sesuai dengan identitas bangsanya hayalah untuk mencari uang bukan hanya sangat mengejutkan, melainkan sangat mengerikan untuk bangsa Indonesia: Uang lebih penting dari MARTABAT BANGSA! Merah-Putih adalah warna bendera nasional Republik Indonesia, dan juga warna kostum tim nasional sepakbola. Kelihatannya, Belanda bukan hanya tidak mau melihat bendera Merah-Putih, bahkan di lapangan sepakbolapun Belanda tidak mau melihat warna Merah-Putih. Dengan menggunakan kostum nasionalnya, secara simbolis Belanda menunjukkan, bahwa Belanda masih menjadi tuan rumah di Indonesia. Oleh karena itu, kekalahan tim nasional RI 0 – 3 dari tim nasional Belanda, juga berarti kekalahan bangsa Indonesia 0 – 3 terhadap Belanda: Kekalahan di lapangan sepakbola, Kekalahan politis, KEHILANGAN MARTABAT BANGSA!. Sikap yang ditunjukkan oleh CEO Nine Sports ini adalah cerminan dari sikap banyak orang Indonesia pada saat ini, yaitu tidak lagi peduli terhadap martabat bangsa. Sikap masyarakat seperti ini memaparkan dengan gamblang kegagalan selama ini dalam upaya membangun bangsa (nation building) dan membangun jatidiri bangsa (character building), sebagaimana yang dicita-citakan oleh para pendiri bangsa dan para pendiri negara. Yang lebih memalukan lagi adalah, yang terlihat di lapangan sepakbola –untuk mereka yang mengetahui peraturan internasional untuk sepakbola- bahwa bangsa ini tidak mempunyai martabat, demi memperoleh uang! Belanda, tanpa perlu mengucapkan atau menulis apapun, berhasil menunjukkan kepada dunia internasional, bahwa: “Aku Tuan Rumah di Sini!” Belanda menunjukkan kepada dunia internasional, bahwaBelanda tetap “berkuasa” di Bumi Nusantara. Sampai detik ini, pemerintah Belanda tetap tidak mau mengakui de jure kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945. Semua lembaga tinggi/anggota lembaga tinggi di Republik Indonesia mengetahui hal ini: Pemerintah Republik Indonesia, MPR RI, DPR RI, DPD RI, Mahkamah Konstitusi
[proletar] Re: SepakbolaRI vs Belanda. Belanda Tuan Rumah di Senayan
Sepakbola RI vs Belanda: Belanda tuan rumah di Senayan Oleh Batara R. Hutagalung Adalah peraturan internasional, bahwa dalam pertandingan sepakbola, tuan rumah berhak menentukan kostum yang akan dipakai oleh timnya, dan tim yang bertandang, harus mengenakan kostum dengan warna yang jauh berbeda, agar mudah dibedakan di lapangan. Tim nasional Indonesia, apabila bertanding di Indonesia, selalu mengenakan kostum warna MERAH-PUTIH. Demikian juga tim nasional Belanda, apabila bertanding di Belanda,selalu mengenakan kostum nasionalnya,yaitu warna oranye. Namun dalam pertandingan sepakbola antara tim RI dengan Belanda di Stadion Gelora Bung Karno di Senayan, Jakarta, tanggal 7 Juni 2013, yang berakhir dengan kemenangan tim Belanda 3-0, ternyata yang mengenakan kostum nasionalnya adalah tim Belanda, yang mengenakan warna oranye, sedangkan tim Indonesia yang seharusnya adalah tuan rumah, terpaksa mengenakan kostum warna Putih-Hijau. Kelihatannya ini masalah kecil, namun ini menyangkut MARTABAT BANGSA. Belanda beralasan, hal ini sudah disepakati dengan pihak promotor yang mendatangkan timnas Belanda, sehingga mereka hanya membawa satu macam kostum. Apakah bisa dipercaya pernyataan dari timnas yang sudah malang-melintang di lapangan hijau di seluruh dunia? Lalu promotor yang mendatangkan timnas Belanda: Nine Sports? Katanya sudah berkoordinasi dengan PSSI. Lalu PSSI? Katanya tidak benar sudah ada koordinasi! Siapakah Nine Sports ini? Rakyat Indonesia harus mengetahui, bahwa hingga kini Belanda tetap tidak mau mengakui de jure kemerdekaan Republik Indonesia adalah 17.8.1945. Untuk Belanda, dejure kemerdekaan RI adalah 27.12.1949, yang dipandang Belanda sebagai “hadiah” dari Belanda kepada Republik Indonesia Serikat (RIS). RIS sudah dibubarkan pada 16.8.1950, dan pada 17.8.1950 dinyatakan berdirinya kembali NKRI yang kemerdekaannya 17.8.1945. Tetapi Belanda tetap tidak mau mengakuinya, dan proklamasi 17 Agustus 1945 ini identik dengan MERAH-PUTIH. Kelihatannya, di lapangan hijaupun Belanda tidak mau melihat MERAH-PUITIH, dan dengan berkonspirasi dengan pihak-pihak di Indonesia, Belanda sekali lagi berhasil menunjukkan,SIAPA TUAN RUMAH DI SINI! Kekalahan Indonesia 0 – 3 dari Belanda menjadi symbol kekalahan tiga kali, yaitu 1., Kekalahan di lapangan rumput, 2. kekalahan politik, 3. kehilangan martabat! MERDEKA DAN BERDAULAT??? Mengenai hubungan RI-Belanda dapat dilihat dalam Kuliah Umum yang saya sampaikan di Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, pada 14.3.2013: http://batarahutagalung.blogspot.com/2013/03/kejanggalan-dalam-hubungan-diplomatik_20.html Mengenai tuntutan terhadap pemerintah Belanda, lihat: http://batarahutagalung.blogspot.com/2011/11/rawagede-perjuangan-knpmbi-dan-kukb.html [Non-text portions of this message have been removed] Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage: http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Re: Kontroversi HUT Jakarta: 22 Juni, Apa Yang Dirayakan?
Kontroversi HUT Jakarta: 22 JUNI, APA YANG DIRAYAKAN? Oleh Batara R. Hutagalung Catatan: Tulisan ini adalah cuplikan dari tulisan: “Kontroversi Asal-Usul Etnis Betawi dan Hari Ulang Tahun Jakarta” Pendahuluan Selama bertahun-tahun, polemik mengenai Hari Ulang Tahun KOTA Jakarta hanya seputar penetapan tanggalnya, yaitu tanggal 22 Juni. Dalam situs resmi DKI Jakarta, ditulis bahwa: ”... Kota ini (Sunda Kalapa –pen.) kemudian diserang oleh seorang muda usia, bernama Fatahillah, dari sebuah kerajaan yang berdekatan dengan Kalapa. Fatahillah mengubah nama Sunda Kalapa menjadi Jayakarta pada 22 Juni 1527. Tanggal inilah yang kini diperingati sebagai hari lahir kota Jakarta. Orang-orang Belanda datang pada akhir abad ke-16 dan kemudian menguasai Jayakarta...” Dari kalimat tersebut di atas telah terdapat kontroversi mengenai hari lahir KOTA Jakarta, yaitu: 1. “… KOTA ini kemudian diserang …” 2. “… Fatahillah mengubah nama SUNDA KALAPA…” Kalimat tersebut jelas menyatakan, bahwa ada KOTA yang diserang, yang kemudian diganti NAMAnya. Berarti kalau disebutkan sebagai hari lahir KOTA Jakarta sangat salah, karena sebelum diganti namanya, KOTA tersebut telah ada (eksis). Selain itu, nama kota Sunda Kalapa diganti menjadi JAYAKARTA, bukan JAKARTA. Arti Jayakarta adalah KOTA KEMENANGAN, yang bagi banyak orang dianggap sebagai peng-Islaman penduduknya yang sebelumnya beragama Hindu, karena kota tersebut berada di wilayah kekuasaan Kerajaan Pajajaran yang beragama Hindu. Selengkapnya: http://batarahutagalung.blogspot.com/2013/06/kontroversi-hut-jakarta-22-juni-apa.html [Non-text portions of this message have been removed] Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage: http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Re: Prerss Release Komite Utang Kehormatan Belanda (KUKB)
PRESS RELEASE KOMITE UTANG KEMORMATAN BELANDA (KUKB) 20 Mei 2013 Sehubungan dengan adanya dualisme antara Komite Utang Kehormatan Belanda (KUKB) yang berkedudukan di Jakarta dan Yayasan Komite Utang Kehormatan Belanda (YKUKB) yang berkedudukan di Belanda, kami sampaikan penjelasan sebagai berikut: 1. Komite Utang Kehormatan Belanda (KUKB) didirikan pada 5 Mei 2005, bertempat di Gedung Joang ’45, Menteng Raya 31, Jakarta, oleh para aktifis Komite Nasional Pembela Martabat Bangsa Indonesia (KNPMBI). (Lihat: http://batarahutagalung.blogspot.com/2011/11/rawagede-perjuangan-knpmbi-dan-kukb.html) Komite Nasional Pembela Martabat Bangsa Indonesia (KNPMBI) didirikan pada 9 November 1999, bertempat di Gedung Joang ’45, oleh para aktifis Komite Pembela Hak Asasi Rakyat Surabaya Korban Pemboman November 1945 (KPHARS), yang pada 10 November 1999 menuntut pemerintah Inggris untuk meminta maaf dan bertanggungjawab atas pemboman Surabaya pada November 1945, yang mengakibatkan tewasnya sekitar 20.000 jiwa, sebagian terbesar adalah penduduk sipil, termasuk wanita dan anak-anak. (Kronologi kegiatan KPHARS menuntut pemerintah Inggris, lihat: http://10november1945.blogspot.com/2012/05/menuntut-pemerintah-inggris-atas.html Pernyataan Duta Besar Inggris Richard Gozney pada 27.10.2000, lihat: http://batarahutagalung.blogspot.com/2006/12/pernyataan-duta-besar-kerajaan-inggris.html) (Mengenai 10 November 1945 – Latar Belakang, Akibat dan Pengaruhnya,lihat: http://batarahutagalung.blogspot.com/2009/11/10-november-1945-latar-belakang-akibat.html) Selengkapnya, baca: http://batarahutagalung.blogspot.com/2013/05/press-release-komite-utang-kehormatan_1402.html Wassalam, Batara R. Hutagalung Ketua Komite Utang Kehormatan Belanda (KUKB) [Non-text portions of this message have been removed] Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage: http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Re: Siaran Pers Forum Silaturahmi Anak Bangsa (FSAB)
FORUM SILATURAHMI ANAK BANGSA (FSAB) SIARAN PERS Tanpa terasa, perjalanan segelintir anak bangsa yang sangat peduli terhadap kesatuan dan persatuan bangsa yang menghormati keberagaman, akan berusia 10 tahun. Pada 25 Mei 2003, sekitar 40-an generasi kedua dan ketiga dari mereka yang di masa lalu terlibat dalam konflik kekerasan, bertemu dan sepakat untuk membentuk suatu wadah, di mana mereka dapat bertemu dan saling bertukar pikiran. Juga mereka sepakat untuk tidak mewariskan konflik dari orang tua mereka, kepada anak-cucu. Disepakati, nama wadah tersebut adalah FORUM SILATURAHMI ANAK BANGSA (FSAB). Dalam rangka Hari Ulang Tahun ke 10, FSAB akan menggelar SILATURAHMI KEBANGSAAN dengan Tema: “FSAB Bertekad Membangun Kebersamaan Dalam Keberagaman Yang Berdaulat dan Bermartabat” Untuk tujuan ini, FSAB akan mengadakan JUMPA PERS, pada: Hari/Tanggal : Jumat, 24 Mei 2013 Tempat : Press Room Gedung Nusantara III, DPR RI, Jl. Gatot Subroto, Senayan, Jakarta. Waktu : Pukul 14.00 – 15.30 Demikian untuk diketahui adanya. Atas perhatian yang diberikan, kami sampaikan terima kasih. Batara R. Hutagalung Humas FSAB Informasi mengenai Forum Silaturahmi Anak Bangsa (FSAB), lihat: http://batarahutagalung.blogspot.com/2012/05/forum-silaturahmi-anak-bangsa-fsab.html [Non-text portions of this message have been removed] Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage: http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Re: Penjelasan KUKB di Mingguan TEMPO
Penjelasan dari Komite Utang Kehormatan Belanda (KUKB) di Mingguan TEMPO Mingguan TEMPO di edisi 18 - 24 Februari 2013, halaman 58 - 70, menurunkan berita mengenai Westerling. Di halaman 70 diberitakan mengenai upaya menuntut kejahatan perang Belanda, terutama yang telah dilakukan oleh Westerling. Sehubungan dengan artikel “Upaya Men-‘Slobodan Milosevic’-kan Westerling dalam.rubrik Intermezzo Westerling di Tempo edisi 18 – 24 Februari 2013, dan surat pembaca Hadi Rahmat Purnama, Pengajar Hukum Internasional Hukum dan Hak Asasi Manusia, Fakultas Hukum, Universitas Indonesia, di TEMPO edisi 25 Februari – 3 Maret 2013, saya menyampaikan jawaban dari Komite Utang Kehormatan Belanda (KUKB) yang saya pimpin. Hadi Rahmat Purnama menulis a.l. bahwa: “…jurisdiksi dari Mahkamah (maksudnya adalah Mahkamah Kejahatan Internasional – International Criminal Court – pen.) adalah sejak Statuta Roma yaitu 1 Juli 2002. Dengan demikian maka kejadian Pembataian oleh Westerling di Sulawesi Barat yang terjadi pada tahun 1946 tidak dapat diajukan ke hadapan Mahkamah Kriminal Internasional. Walaupun benar bahwa yang dilakukan oleh Westerling dapat dikategorikan sebagai Kejahatan Perang dan Kejahatan Kemanusiaan. Mohon kiranya ini dapat mengkoreksi pendapat yang ada dalam artikel mengenai kemungkinan membawa kasus Pembataian Westerling ke Mahkamah Kriminal Internasional ..” Demikian keterangan dari Hadi Rahmat Purnama, Pengajar Hukum Internasional Hukum dan Hak Asasi Manusia, Fakultas Hukum, Universitas Indonesia. Di TEMPO edisi 4 – 10Maret 2013 (minggu ini), jawaban saya dimuat dalam kolom Surat, halaman 6. Namun jawaban saya diedit kembali oleh redaksi, dan beberapa bagian yang penting justru tidak dimuat. Oleh karena itu saya sampaikan di bawah ini teks lengkap yang saya kirim kepada redaksi TEMPO. Selengkapnya baca: http://batarahutagalung.blogspot.com/2013/03/penjelasan-dari-komite-utang-kehormatan.html Weblogs: http://batarahutagalung.blogspot.com, http://indonesiadutch.blogspot.com, http://10november1945.blogspot.com [Non-text portions of this message have been removed] Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage: http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Re: Pembantaian di Galung Lombok. Republika, Kamis, 07.02.2013
PEMBANTAIAN DI GALUNG LOMBOK Harian REPUBLIKA, Kamis, 7.02.2013 Pada 1 Februari 1947, tentara Belanda telah membantai lebih dari 700 penduduk di desa Galung Lombok, Kecamatan Tinambung, Kabupaten Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat. Para korban berasal dari Kabupaten Polewali Mandar (PolMan) dan Kabupaten Majene. Untuk memperingati peristiwa kejam ini telah dilaksanakan KONGRES RAKYAT MANDAR II pada 2 Februari 2013 di Majene yang dihadiri oleh lebih dari 500 orang, dan Napak Tilas serta rekonstruksi pembantaian, di Galung Lombok pada 3 Februari 2013, yang dihadiri oleh 1.200 orang. Harian REPUBLIKA akan menurunkan berita lengkap mengenai peristiwa ini dalam edisi hari KAMIS, 7 Februari 2013, di halaman 23, 24, 25 dan 26. Beberapa tulisan mengenai Pembantaian di Galung Lombok: 1. Pembantaian di Galung Lombok. Catatan Perjalanan Ketua KUKB, Batara R. Hutagalung ke Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat http://batarahutagalung.blogspot.com/2012/06/pembantaian-di-galung-lombok-catatan.html 2. Pembantaian di Galung Lombok. Kesaksian http://batarahutagalung.blogspot.com/2012/06/pembantaian-di-galung-lombok-kesaksian.html 3. Pembantaian di Galung Lombok. Daftar Nama Korban http://batarahutagalung.blogspot.com/2012/06/galung-lombok-massacre-list-of.html 4. Pembantaian di Galung Lombok. Sumber Belanda http://batarahutagalung.blogspot.com/2013/01/pemantaian-di-galung-lombok-sumber.html Salam, Batara R. Hutagalung Weblogs: http://batarahutagalung.blogspot.com, http://10november1945.blogspot.com, http://indonesiadutch.blogspot.com [Non-text portions of this message have been removed] Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage: http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Re: berita duka
BERITA DUKA. Telah berpulang ke Rahmatullah, Tigor Siregar, pencetus ide mempertemukan putra-putri dari mereka yang di masa lampau, terlibat dalam berbagai konflik kekerasan yang mengakibatkan perpecahan anak bangsa. Dengan keberanian dan keuletan serta diplomasi (tahun 2001 – 2002) melobi berbagai pihak, akhirnya pada 25 Mei 2003 terbentuk wadah yang diberi nama FORUM SILATURAHMI ANAK BANGSA (FSAB). (Mengenai FSAB, lihat: http://batarahutagalung.blogspot.com/2012/05/forum-silaturahmi-anak-bangsa-fsab.html) Semasa hidupnya, putra seorang Digulis ini aktif a.l. di organisasi Pemuda Panca Marga (PPM). Almarhum dilahirkan di Tasikmalaya pada 7 Agustus 1951. Meninggal di Jakarta pada 27 Januari 2013, pukul 08.10 WIB. Semoga amal ibadah almarhum diterima oleh Allah Yang Maha Kuasa dan diberi tempat terbaik di sisiNYA, serta keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan. Amiin. Selamat jalan Lae Tigor Siregar, sahabat dan teman seperjuangan dalam mempersatukan kembali anak bangsa serta mewujudkan perdamaian di Tanah Air tercinta. Batara R. Hutagalung Humas FSAB [Non-text portions of this message have been removed] Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage: http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Re: Pembantaian di Galung Lombok. Siaran Pers
Pada 1 Februari 1947 pasukan elit Belanda Depot Speciale Troepen yang berada di bawah komando Westerling, telah membantai lebih dari 700 orang di desa Galung Lombok, Kecamatan Tinambung, Kabupaten Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat (sebelum pemekaran, termasuk Provinsi Sulawesi Selatan). Untuk memperingati peristiwa kejahatan perang dan kejahatan atas kemanusiaan ini, rakyat Mandar akan menggelar Kongres Rakyat Mandar II dengan judul: “Membawa Kejahatan Perang Belanda ke Mahkamah Kejahatan Internasional”, dan melakukan Napak Tilas di desa Galung Lombok. Rincian mengenai kedua acara tersebut kami sampaikan dalam Siaran Pers Komite Utang Kehormatan Belanda (KUKB), yang saya lampirkan di attachment. Wassalam, Batara R. Hutagalung, Ketua KUKB Siaran pers dan foto-foto di Galung Lombok juga dapat dilihat langsung di: http://batarahutagalung.blogspot.com/2013/01/pembantaian-di-galung-lombok-siaran-pers.html Press Release dalam bahasa Inggris: http://indonesiadutch.blogspot.com/2013/01/the-galung-lombok-massacre.html Pressemitteilung (bahasa Jerman): http://indonesiadutch.blogspot.com/2013/01/pressemitteilung-gedenken-das-galung.html Weblogs Batara R. Hutagalung: http://batarahutagalung.blogspot.com, http://indonesiadutch.blogspot.com, http://10november1945.blogspot.com [Non-text portions of this message have been removed] Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage: http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Re: PANCA PILAR. Proklamasi 17.8.1945, Pilar Pertama Bangsa Indonesia
PANCA PILAR KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA. Catatan Batara R. Hutagalung Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) tengah mensosialisasikan Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara. Saya menilai, landasan teoritis penyusunan empat pilar kurang kuat, landasan filosofisnya lemah, dan landasan historisnya kelihatannya terabaikan. Dalam beberapa diskusi dengan teman-teman sering saya sampaikan, bahwa apabila memang akan “dibangun” pilar untuk Kehidupan Berbangsa dan Bernegara, juga harus melihat historisnya berdirinya Republik Indonesia. Secara logika, empat pilar yang digagas tersebut tidak akan ada, seandainya tidak ada Proklamasi 17.8.1945. Memang kesadaran berbangsa dan bernegara selama ini yang semakin pudar dan hilangnya nasionalisme menjadi kegundahan kita semua. Mungkin ini yang menyebabkan pejabat-pejabat negara tergopoh-gopoh dan dengan ceroboh menyusun dengan tidak cermat dasar-dasar berbangsa dan bernegara, sehingga mengabaikan landasan historis berdirinya Republik Indonesia. Tulisan ini masih merupakan kerangka pemikiran untuk mendapatkan input, dan yang sedang saya elaborasi lebih lanjut. Yang akan saya tambahkan a.l.: Munculnya kecenderungan untuk kembali melakukan glorifikasi terhadap empat pilar yang telah disosialisasikan, seperti glorifikasi Pancasila (P4) di zaman Orde Baru dan TUBAPIN di zaman “orde lama.” Beberapa pejabat/kepala daerah mulai “jual kecap” tentang hal-hal dan kondisi yang ideal (das Sollen) yang dibayangkannya (Wunschdenken) yang sebenarnya sangat jauh dari realita. Sedangkan realitanya (das Sein), masyarakat ini sedang mengalami krisis moral yang sangat parah, apalagi melihat “kenakalan” para penyelenggara negara: banyak anggota Dewan Yang Terhormat melakukan KKN dan selingkuh; wakil Tuhan (hakim) “nakal” memalsukan putusan MA yang mengurangi hukuman bandar narkoba, hakim berpesta narkoba, hakim perempuan selingkuh, jaksa perempuan menjual lebih dari 300 butir pil ekstasi barang bukti, karena ingin memiliki HP Blackberry, dll “kenakalan” para pejabat. Yang terakhir adalah pernyataan yang sangat tidak pantas yang diucapkan oleh seorang wakil Tuhan yang ingin menjadi Wakil Tuhan Agung, alias hakim agung, yang mengatakan bahwa pemerkosa dan yang diperkosa sama-sama menikmati. Dulu waktu di sekolah Dasar/Sekolah Rakyat, kita membaca mengenai “Si Kancil Anak Nakal, Suka Mencuri Ketimun”, sekarang kita menghadapi poli-tikus, alias tikus-tikus raksasa yang menggerogoti uang rakyat dan para penyelenggara serta tokoh-tokoh yang nakal. Menurut pendapat saya, Panca Pilar masih harus diperjuangkan untuk realisasinya, dalam kerangka Nation and Character Building. Melihat kondisi bangsa saat ini, saya melihat konsep Nation and Character Building, yang terhenti tahun 1965/1966, dengan disesuaikan dengan situasi dan kondisi sekarang, sangat perlu dilanjutkan. PANCA PILAR KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA PROKLAMASI 17 AGUSTUS 1945. PILAR PERTAMA BANGSA INDONESIA Selengkapnya baca: http://batarahutagalung.blogspot.com/2013/01/panca-pilar-kehidupan-berbangsa-dan.html Mohon tanggapan. Salam, Weblogs saya: http://batarahutagalung.blogspot.com, http://10november1945.blogspot.com, http://indonesiadutch.blogspot.com [Non-text portions of this message have been removed] Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage: http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Re: RSBI (Rintihan Sekolah Bertarif Internasional)
RSBI (Rintihan Sekolah Bertarif Internasional) Nampaknya menteri pendidikan tidak mengerti esensi putusan Mahkamah Konstitusi (MK), yang menyatakan, bahwa pasal 50 ayat 3 UU Sisdiknas (sistim Pendidikan Nasional) bertentangan dengan UUD ’45. Bertolak dari pasal 50 UU Sisdiknas tersebut, pemerintah mendirikan “Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional”, artinya dengan uang rakyat, didirikan sekolah berbiaya sangat mahal, yang hanya dapat dinikmati oleh segelintir anak orang kaya. Juga mungkin sebagian dari orangtuanya memperoleh harta yang berlimpah karena merampok uang rakyat juga. Memang sebagian biaya tinggi RSBI ditanggung oleh orangtua murid, namun RSBI juga menikmati dana APBN/APBD, yang adalah uang rakyat. Banyak orangtua yang menyekolahkan anaknya di RSBI tidak setuju dengan putusan MK, demikian juga guru-gurunya, yang kehilangan uang banyak dari “pemasukan sampingan.” Yang harus dilakukan oleh pemerintah, baik pusat maupun daerah adalah memajukan pendidikan nasional hingga bertaraf internasional dengan tarif nasional, dan bukan hanya memajukan segelintir elit saja, sehingga terjadi kesenjangan social seperti di zaman penjajahan, di mana anak-anak orang kaya dan penjilat-penjilat penjajah yang dapat menikmati pendidikan. Setelah selesai sekolah/kuliah, kebanyakan mereka kemudian membantu penjajah menindas bangsanya sendiri. Keadaan seperti ini tidak boleh terulang kembali! Orang yang berduit dan ingin anaknya mendapat pendidikan bertaraf dan bertarif internasional, sekolahkan saja anaknya diluar negeri. Kan langsung mendapat pendidikan bertaraf dan bertarif internasional, tidak perlu merintiiih. Gitu aza koq cepot …repot! Batara R. Hutagalung Weblogs: http://batarahutagalung.blogspot.com, http://10november1945.blogspot.com, http://indonesiadutch.blogapot.com === http://news.detik.com/read/2013/01/13/120438/2140648/10/m-nuh-di-depan-mahfud-md-masa-punya-sekolah-top-nggak-boleh-gimana-to?991104topnews Minggu, 13/01/2013 12:04 WIB M Nuh di Depan Mahfud MD: Masa Punya Sekolah Top Nggak Boleh, Gimana To? Danu Damarjati - detikNews Jakarta - Mahkamah Konstitusi (MK) menghapuskan pasal dalam UU Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) yang mengatur Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI). Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) M Nuh menyindir Mahfud MD. Sindiran M Nuh ini disampaikan kepada Mahfud MD dalam acara Ikatan Alumni Universitas Islam Indonesia (Ika UII) di Gedung Bidakara, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Minggu (13/1/2013). Mahfud hadir dalam kapasitasnya sebagai Ketua Ika UII sedangkan M Nuh sebagai pembicara kunci dalam acara ini. Mohon maaf Pak Mahfud, kalaulah keputusan MK yang kemarin tentang RSBI sudah diputuskan, sebagai bagian dari diskursus intelektual, perlu kita exercise (uji, red), meskipun sudah ada keputusan hukum, kata M Nuh. M Nuh lantas menyitir pasal yang dihapus MK, pasal 50 ayat 3 UU Sisdiknas, yakni 'Pemerintah dan/atau pemerintah daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan yang bertaraf internasional'. UU Sisdiknas itu, imbuh Nuh, dibuat tahun 2003, saat suasana reformasi dan Indonesia sedang terpuruk. Masa punya sekolah top nggak boleh, gimana to? kata M Nuh di depan audiens yang langsung disambut tawa. UII kan juga ingin jadi world class, itu kalau diurut-urut kena juga itu (larangan RSBI), imbuh mantan Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya ini. Namun, Nuh menyadari, untuk mencapai cita-cita itu tidak ada yang mulus. Kendati mematuhi keputusan MK, namun dia akan menyampaikan pandangan intelektual pada Mahfud, yang juga Ketua MK itu. Tapi saya sami'na wa atho'na (mendengar dan mematuhi) pada Pak Mahfud. Tapi ijtihad saya mohon saya sampaikan, tutur dia. Meskipun sudah diputuskan, namun tidak mungkin program RSBI yang sudah terlaksana langsung dihentikan. Alasan pemakaian bahasa Inggris pada sekolah RSBI juga dianggap tak relevan dengan kualitas nasionalisme. Nggak mungkin proses anak sekolah dipotong, dihentikan, wong ini bukan ideologi terlarang kok. Bahasa Inggris itu tidak mengurangi nasionalisme kok. Bung Karno saja kurang apa bahasa Inggrisnya, tutur Nuh. MK pada Selasa (8/1/2013) memutus kelas internasional di sekolah pemerintah ini harus dihapus. Hanya keluarga dengan status ekonomi mampu dan kaya yang dapat menyekolahkan anaknya pada sekolah SBI/RSBI, kata Ketua MK Mahfud MD dalam sidang terbuka untuk umum di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Selasa (8/1/2013). MK berpendapat, walaupun terdapat perlakuan khusus dengan memberikan beasiswa kepada anak-anak latar belakang kurang mampu secara ekonomi untuk mendapat kesempatan tetapi hal itu sangat sedikit dan hanya ditujukan kepada anak-anak yang sangat cerdas. Sehingga anak-anak yang tidak mampu secara ekonomi yang kurang cerdas latar belakang lingkungannya yang sangat terbatas tidak
[proletar] Re: 'JOKOWI STYLE'
‘Jokowi Style’ Tahun 2012, ‘Gangnam Style’ yang diperkenalkan oleh penyanyi Korea, Psy, menggegerkan dunia. Dalam waktu 5 (!) bulan, telah menarik 1 milyar (!) pengunjung “style”nya di youtube. Sekarang di seluruh dunia termasuk di Indonesia, banyak yang mengikuti stylenya Psy. Di Indonesia tahun 2012, yang banyak menjadi sorotan masyarakat adalah “Jokowi Style”, bukan gaya joget seperti naik kuda dengan mengayun lasso, melainkan yang dikenal sebagai “blusukan” ke kampung-kampung, tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, kampung mana yang akan dikunjunginya. Jokowi tidak membuat panggung raksasa dan mengundang para artis top dengan biaya yang mahal, melainkan dengan dana yang sangat minim, “blusukan” ke kampung-kampung … dan ternyata sangat efektif untuk menarik hati rakyat …dan… Jokowi memenangkan perebutan plat nomor mobil B-1-DKI. ‘Style’ ini dilakukan Jokowi, baik ketika kampanye Pilkada DKI, maupun setelah memenangkan pemilihan gubernur, Jokowi tetap konsisten melakukan blusukan tanpa pemberitahun terlebih dahulu, kampung mana yang akan dikunjunginya. Kalau sudah memberitahu mana yang akan dikunjungi, pasti pejabat-pejabat setempat sibuk membuat tenda dan berbagai acara penyambutan, yang akan menelan biaya belasan, bahkan mungkin sampai puluhan juta. Ternyata ‘Jokowi Style’ ini mulai mendapat “pengikut.” Tak kurang dari Presiden RI Yudhoyono, yang meniru ‘Jokowi Style’, yaitu blusukan ke kampung tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Ini PERTAMA KALI dilakukannya, sejak menjadi presiden tahun 2004. tetapi tiruan ini tidak sepenuhnya mendapat acungan jempol dari seluruh masyarakat. Banyak yang menilai, Yudhoyono meniru ‘Jokowi Style’ ini karena untuk menaikkan citra partai Demokrat yang dalam polling sedang menukik tajam, kea rah titik nol persen. Apalagi kalau sang ketua umumnya, Urbaningrum, terjrat oleh KPK untuk kasus korupsi proyek Hambalang. Dipastikan, ‘Jokowi Style’ ini menjelang Pemilu 2014 akan mendapat sangat banyak pengikut, yang mencoba menarik simpati masyarakat dengan blusukan ke kampung-kampung. Salam, Batara R. Hutagalung. Weblogs saya: http://batarahutagalung.blogspot.com, http://10november1945.blogspot.com, http://indonesiadutch.blogspot.com http://www.tribunnews.com/2013/01/04/pagi-ini-sby-blusukan-tiru-jokowi Pagi Ini SBY Blusukan Tiru Jokowi Tribunnews.com - Jumat, 4 Januari 2013 09:12 WIB TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melakukan inspeksi mendadak (sidak) alias blusukan, Jumat (4/1/2013) pagi. Sidak SBY mirip blusukan ala Gubernur DKI Jakarta Jokowi. Sidak SBY kali ini benar-benar lain dari biasanya, sangat rahasia dan misterius. Lokasi sidak tidak diberitahu wartawan lebih dulu, beda dari biasanya. Pers hanya diminta menunggu di Istana Presiden pagi hari. Setelah itu, menunggu ke mana Presiden akan melakukan sidak. Sekitar pukul 09.00 WIB, akhirnya mobil rombongan presiden meluncur ke Teluk Naga, Tangerang, Banten. Mobil melewati jalan sempit di daerah Teluk Naga, Pantai Teluk Pasir tanpa pengawalan ketat, dan beberapa kali terjebak macet. SBY lalu meninjau Teras BRI di Tanjung Pasir. (*) Penulis: Hasanudin Aco | Editor: Yaspen Martinus [Non-text portions of this message have been removed] Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage: http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Re: DPRD DKI hambat rpgram untuk rakyat
Bahwa salahsatu kendala besar yang akan dihadapi Jokowi-Ahok dalam menjalankan roda pemerintahan, akan muncul dari DPRD DKI, telah dapat diprediksi sejak awal. Hlal ini telah saya tulis pada 23 September 2012 dalam weblog saya http://batarahutagalung.blogspot.com/2012/09/kemenangan-jokowi-ahok-pengulangan.html dimana saya menulis: Kendala besar yang akan dihadapi oleh Jokowi-Ahok Apabila euphoria kemenangan telah usai dan kemudian memasuki rutinitas kerja, permasalahan yang lebih besar dan lebih berat lagi akan dihadapi oleh Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta yang baru. Selain masalah klasik yaitu banjir, kemacetan lalu-lintas dan polusi udara yang diakibatkan oleh jumlah kendaraan bermotor yang meningkat dengan tajam setiap tahun, Gubernur dan Wagub akan menghadapi tantangan dan tentangan besar, baik di internal Pemda DKI maupun di DPRD DKI Jakarta. Diduga, bahwa selama ini sejumlah besar proyek di lingkungan Pemda DKI diatur melalui “arisan” di antara perusahaan-perusahaan yang mungkin telah puluhan tahun mendapat proyek-proyek dari Pemda DKI. Apabila hal ini akan dibenahi, sudah tentu akan mendapat perlawanan keras dari pejabat-pejabat yang selama ini ikut menikmati praktek-praktek “arisan” ini. Demikian juga untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan yang perlu mendapat persetujuan dari DPRD, tentu dengan dukungan 17 orang melawan 77 orang dari kubu pendukung lawan di pilkada, akan susah untuk dilakukan, apalagi apabila kebijakan tersebut akan merugikan kelompok atau pengusaha-pengusaha mitra mereka selama ini. Kelihatannya perjuangan pasangan Jokowi-Ahok selama sekitar 5 bulan untuk memenangkan pilkada DKI, akan terlihat sangat kecil dan enteng, dibandingkan perjuangan berat lima tahun kedepan, menghadapi birokrasi internal dan tentangan di DPRD DKI Jakarta. Demikian a.l. tulisan saya pada 23 September 2012 yang lalu. Catatlah nama-nama anggota DPRD DKI yang menghambat program untuk rakyat banyak. JANGAN DIPILIH LAGI DALAM PEMILIHAN YANG AKAN DATANG!!! Salam, Batara R. Hutagalung Weblogs saya: http://batarahutagalung.blogspot.com, http://10november1945.blogspot.com, http://indonesiadutch.blogspot.com http://news.detik.com/read/2013/01/04/220434/2133734/10/jk-sesalkan-dprd-dki-menyandera-program-kerja-jokowi Jumat, 04/01/2013 22:04 WIB JK Sesalkan DPRD DKI 'Menyandera' Program Kerja Jokowi Ferdinan - detikNews Jakarta - Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla kesal dengan ulah DPRD DKI Jakarta yang belum menyepakati APBD 2013 yang dirancang Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama. DPRD diminta memprioritaskan pembahasan APBD agar program Pemprov DKI bisa berjalan. Itu harus diselesaikan, kalau untuk rakyat (DPRD) tidak boleh begitu. Nanti rakyat akan menilai partai mana yang berbuat begitu, kata JK di Hotel Borobudur, Jumat (4/1/2013) malam. Menurut JK, ulah sejumlah fraksi di DPRD DKI malah merugikan parpol yang bersangkutan. Masyarakat akan dengan mudah memutuskan parpol mana yang tidak mendukung program Jokowi. Akibatnya mereka tidak disenangi rakyat dalam pemilu, sebut JK mengutarakan dampak dari permainan politik di dewan Jakarta. Keterlambatan pengesahan APBD 2013 ini berbuah surat teguran dari Mendagri Gamawan Fauzi kepada Jokowi. Mendagri mengingatkan keterlambatan pembahasan ini bisa berdampak panjang. (fdn/fjp) [Non-text portions of this message have been removed] Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage: http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Re: Apakah NKRI masih berdasarkan Pancasila, UUD ‘45 dan Bhinneka Tunggal Ika?
Apakah NKRI masih berdasarkan Pancasila, UUD ‘45 dan Bhinneka Tunggal Ika? Oleh Batara R. Hutagalung Di tengah-tengah perdebatan fatwa MUI yang mengharamkan orang Islam mengucapkan Selamat Hari Natal kepada umat Kristen (http://berita-terhangat.blogspot.com/2012/12/ucapan-selamat-natal-haram.html dan http://m.tribunnews.com/2012/12/24/baitul-muslimin-indonesia-halal-ucapkan-selamat-natal), dan di tengah-tengah umat Kristen merayakan Hari natal, yaitu kelahiran Yesus Kristus, muncul berita yang kebih mengejutkan. Jemaat HKBP (Huria Kristen Batak Protestan) Filadelfia di Bekasi gagal merayakan Hari Natal 2012, karena dihadang oleh ratusan warga yang melarang jemaat HKBP menjalankan ibadah di Desa Jejalen. Bahkan para jemaat HKBP dilempari dengan air got dan botol air mineral. Jemaat GKI (Gereja Kristen Indonesia) Taman yasmin, Bogor, dilarang melaksanakan ibadah Natal 2012 oleh Satpol PP (Satuan Polisi Pamong Praja) Bogor di lohasi yang menurut putusan MA (mahkamah Agung) adlah hak mereka. Selengkapnya: http://batarahutagalung.blogspot.com/2012/12/apakah-nkri-masih-berdasarkan-pancasila_25.html [Non-text portions of this message have been removed] Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage: http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Re: Masjid Imam Ali (Die blaue Moschee) in Hamburg, Jerman
Masjid Imam Ali (Die blaue Moschee) di Hamburg, Jerman. Baca di: http://batarahutagalung.blogspot.com/2012/12/masjid-imam-ali-di-hamburg.html Wassalam, Batara R. Hutagalung [Non-text portions of this message have been removed] Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage: http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Re: Latar Belakang pengesahan UU MIGAS 2001, dan pembatalannya oleh MK.
Setelah Mahkamah Konstitusi (MK) membatalkan UU Migas (disahkan tahun 2001), maka pemerintah harus mematuhi putusan MK dan membubarkan Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (BP Migas). Beragam reaksi dan tulisan muncul sehubungan dengan hal ini. Sebagimana biasanya, tentu ada pro dan kontra, ada yang senang dan ada yang sedih, terutama para direksi dan staf BP Migas tersebut, karena konon gaji mereka setinggi langit. Juga dengan kantor-kantor yang mewah, yang bahkan lebih mewah daripada kantor menteri. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menemukan adanya kontraktor yang memanipulasi perhitungan, yang merugikan negara sebesar 1,7 milyar US $ (sekitar 16,1 trilyun rupiah). Yang ingin mempertahankan BP Migas berargumentasi, bahwa ini adalah produk reformasi, untuk memperbaiki system yang dilakukan di maas Orde Baru. Beberapa tulisan menyoroti proses pembahasan dan pengesahan undang-undang Migas tahun. 2001. Ada dua tulisan yang sangat menarik sehubungan dengan proses pembahasan dan pengesahan UU tersebut. Yang pertama dari Lin Che Wei, ekonom, yang menulis di facebooknya. Yang kedua dari Teguh Santoso, Chief Editor Rakyat merdeka-Online/ Chairman of Foreign Affairs of the PP Pemuda Muhammadiyah, yang menukis di weblognya. Selengkapnya: http://batarahutagalung.blogspot.com/2012/11/latar-belakang-pengesahan-uu-migas-2001.html Salam, Batara R. Hutagalung [Non-text portions of this message have been removed] Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage: http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Re: 10 November 1945: Terjadi Karena Belanda Tak Mau Akui Proklamasi 17 Agustus 1945
10 November 1945: Terjadi Karena Belanda Tak Mau Akui Proklamasi 17 Agustus 1945 Oleh Batara R. Hutagalung Ketua Komite Utang Kehormatan Belanda (KUKB) Pada 10 November 1945 tentara Inggris memulai gempuran dari darat, laut dan udara yang sangat dahsyat selama sekitar tiga minggu terhadap kota Surabaya. Pada waktu itu Inggris mengerahkan lebih dari 30.000 tentara yang diperlengkapi dengan persenjataan yang paling muthakir yang dimiliki oleh Inggris. Itu merupakan pengerahan pasukan terbesar yang dilakukan oleh Inggris seusai Perang Dunia II. Diperkirakan lebih dari 20.000 rakyat Indonesia di Surabaya, sebagian terbesar adalah penduduk sipil termasuk wanita dan anak-anak, tewas akibat pemboman yang membabibuta, lebih dari 150.000 penduduk dipaksa mengungsi ke luar kota dan Surabaya bagian selatan hancur. Demikianlah gambaran mengenai situasi kota Surabaya, setelah digempur selama tiga minggu oleh Divisi V di bawah komando Mayjen. R.C. Mansergh. Tentu menjadi pertanyaan besar, mengapa hal ini terjadi? Apa yang menyebabkan Inggris mengerahkan pasukan terbesarnya setelah Perang Dunia II usai? Selain itu, ternyata Surabaya bukan satu-satunya kota atau wilayah yang diserang oleh tentara Inggris. Upaya untuk menghancurkan kekuatan bersenjata pendukung Republik Indonesia -BKR (Badan Keamanan Rakyat), TKR (Tentara Keamanan Rakyat) dan berbagai laskar- juga dilakukan oleh tiga divisi tentara Inggris di Sumatera dan di seluruh Jawa. Kini juga terungkap, bahwa dua divisi tentara Australia juga melancarkan operasi militer di wilayah Indonesia bagian timur dengan tujuan yang sama, yaitu melumpuhkan kekuatan bersenjata pendukung Republik yang baru diproklamirkan pada 17.8.1945. Pada waktu itu belum ada Tentara Nasional Indonesia – TNI. Ternyata tujuan operasi militer Inggris dan Australia ini adalah untuk mengembalikan Indonesia sebagai jajahan Belanda, sebagaimana tertera dalam surat perintah yang diberikan oleh Panglima Tertinggi Tentara Sekutu Komando Asia Tenggara (Supreme Commander South East Asia Command), Vice Admiral Lord Louis Mountbatten. Hal ini juga diakui secara terus terang oleh Duta Besar Kerajaan Inggris untuk Indonesia, Sir Richard Gozney, dalam seminar Internasional yang diselenggarakan di LEMHANNAS RI pada 27 Oktober 2000. Selengkapnya: http://10november1945.blogspot.com/2012/11/10-november-1945-terjadi-karena-belanda.html [Non-text portions of this message have been removed] Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage: http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Re: Pemuda 1928, pemuda 1945 dan pemuda 2012
Oleh batara R. Hutagalung Bangsa Indonesia baru memperingati tanggal 28 Oktober, sebagi Hari Sumpah Pemuda. Pada 28 Oktober 1928, para pemuda dari berbagai etnis dan agama di wilayah jajahan Belanda, berkumpul di Batavia (kini Jakarta), dan membulatkan tekad, untuk menghilangkan perbedaan dan pengelompokan berdasarkan etnis dan agama, serta hanya mengakui satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa. Organisasi-organisasi pemuda tersebut adalah Jong (Pemuda) Islamieten Bond (Persatuan), Pemoeda Indonesia, Jong Java, Jong Batak, Jong Ambon, Jong Sumaterananen Bond, Pemoeda Kaoem Betawi dan Jong Celebes (Sulawesi). Pada 28 Oktober 1945, para pemuda dari seluruh penjuru Nusantara yang berada di Surabaya, membangkang perintah Panglima Tentara Inggris, Brigjen AWS Mallaby untuk menyerahkan puluhan ribu senjata yang telah dirampas dari tentara Jepang. Puluhan ribu pemuda, selain dengan senjata yang mereka rampas dari Jepang, juga hanya dengan bersenjatakan clurit dan bambu runcing, menyerang pasukan Inggris yang dilengkapi dengan persenjataan paling muthakir pada waktu itu. Apa yang terjadi dengan pemuda Indonesia tahun 2012? Baca selengkapnya: http://batarahutagalung.blogspot.com/2012/10/pemuda-1928-pemuda-1945-dan-pemuda-2012.html [Non-text portions of this message have been removed] Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage: http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Re: 28 Oktober 1945: Pertempuran Heroik di Surabaya
Mengenang 28 Oktober 1928 dan 28 Oktober 1945 Oleh Batara R. Hutagalung Tanggal 28 Oktober setiap tahun, bangsa Indonesia memeringati hari yang bersejarah, yang merupakan salah satu tonggak menuju pembentukan negara Republik Indonesia. Pada 28 Oktober 1928, para pemuda yang tergabung dalam berbagai organisasi pemuda dari berbagai daerah dan etnis di jajahan Belanda, Netherlands Indië (India Belanda) -di akhir Kongres Pemuda ke II- mengeluarkan satu keputusan, yang kini dikenal sebagai Sumpah Pemuda. Selain Sumpah Pemuda, ada satu peristiwa heroik yang juga terjadi pada tanggal 28, yang hingga kini kurang atau belum memperoleh perhatian dari bangsa Indonesia, yaitu pertempuran dahsyat yang terjadi pada 28 Oktober 1945 di Surabaya, di mana para pemuda dari hampir seluruh daerah di Indonesia bertempur melawan tentara Inggris, untuk mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia, yang baru diproklamasikan pada 17 Agustus 1945. Tepat 17 tahun setelah Sumpah Pemuda 1928, yaitu pada 28 Oktober 1945 di Surabaya, semangat Sumpah Pemuda tersebut terwujud dalam peristiwa heroik yang patut dibanggakan, karena rakyat Indonesia di Surabaya berhasil mengalahkan tentara Inggris, yang adalah salah satu pemenang Perang Dunia II. Baca selengkapnya: http://batarahutagalung.blogspot.com/2006/02/renungan-28-oktober.html Weblogs Batara R. Hutagalung: http://batarahutagalung.blogspot.com http://10november1945.blogspot.com http://indonesiadutch.blogspot.com [Non-text portions of this message have been removed] Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage: http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Re: Naskah pidato gubernur DKI Rp. 1,2 milyar!
Makin Gila! Naskah sambutan Gubernur DKI Rp. 1,2 milyar! Ternyata pelantikan gubernur DKI 2012 telah dipersiapkan untuk sangat meriah dengan menghambur-hamburkan uang rakyat. Terungkap seminggu yang lalu, bahwa untuk acara pelantikan telah dipersiapkan dana lebih dari Rp. 1 milyar, bukan Rp. 822 seperti yang diberitakan sebelumnya, karena kemudian ada rencana penambahan acara dengan menghadirkan artis top. Jokowi telah meminta agar acara pelantikannya disederhanakan. Hasilnya: anggaran dipangkas menjadi di bawah Rp. 500 juta. Kini terungkap rencana yang lebih dahsyat dan lebih gila lagi! Untuk penyusunan naskah sambutan gubernur dan wakil gubernur, ternyata telah disediadakan anggaran sebesar Rp. 1,2 milyar! Ruarrr biasa! Lihat: http://www.theglobejournal.com/Sosial/ongkos-bikin-naskah-pidato-gubernur-dki-jakarta-rp12-miliar/index.php Siapakah gerangan penulis naskah (ghost writer) yang akan dibayar dengan anggaran sebesar itu? Itu melebihi honorar seorang mantan presiden Amerika kalau diminta menjadi pembicara dalam suatu acara. Kalau mantan presiden Amerika menjadi pembicara dalam suatu seminar, maka biasanya dia mendapat honorar sebesar 100 ribu US $, atau sekitar Rp. 950 juta. Apakah Bill Clinton yang diminta untuk menuliskan naskah sambutan gubernur DKI waktu pelantikan? Tetapi ada kabar yang melegakan. Lagi-lagi Jokowi menolak anggaran tersebut. Jokowi menyatakan, kalau memberi sambutan, gak pernah pakai teks, jadi gak perlu membayar penulis naskah pidato sebesar itu. Namun dari berita-berita ini terungkap, betapa borosnya selama ini pemerintahan di DKI Jakarta. Tidaklah heran, dalam rilis Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) beberapa hari yang lalu, berdasarkan data dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), dari seluruh 33 provinsi di Indonesia, provinsi yang berpotensi paling korup adalah DKI Jakarta. Lihat: http://news.okezone.com/read/2012/10/01/339/697217/inilah-daftar-15-provinsi-terkorup Oleh karena itu, sebagaimana telah saya tulis sebelumnya, tugas paling berat yang akan dihadapi oleh Jokowi-Ahok adalah membenahi masalah birokrasi internal pemerintahan DKI. Lihat: http://batarahutagalung.blogspot.com/2012/09/kemenangan-jokowi-ahok-pengulangan.html Salam, Batara R. Hutagalung [Non-text portions of this message have been removed] Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage: http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Re: kemenangan Jokowi - Ahok: Pengulangan sejarah dan sejarah baru untuk Jakarta
Kemenangan Jokowi-Ahok: Pengulangan sejarah dan sejarah baru untuk Jakarta Oleh Batara R. Hutagalung Selain mencatat pengulangan sejarah, kemenangan pasangan Ir. Joko Widodo (Jokowi) – Ir. Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam pilkada DKI Jakarta 2012, dan mencatat sejarah baru untuk Jakarta, Ibukota Republik Indonesia, juga memberi pelajaran yang sangat berharga untuk ke depan. Diasumsikan, bahwa penghitungan suara yang akan dilakukan oleh KPUD tidak berbeda jauh dengan hitung-cepat (quick count) yang telah dilakukan oleh enam lembaga penelitian, maka tanggal 7 Oktober 2012 DKI Jakarta akan memiliki Gubernur dan Wakil Gubernur baru. Hasil penghitungan cepat enam lembaga tersebut telah menyatakan kemenangan pasangan Jokowi/Ahok atas pasangan Dr. Ing. Fauzi Bowo (Foke) - Mayjen. TNI (Purn.) Nachrowi Ramli (Nara). Selama ini, hasil hitung-cepat tidak berbeda jauh dengan tabulasi yang dilakukan oleh KPU, baik pusat maupun daerah. Dengan demikian, apabila tidak terjadi “hal-hal yang aneh”, maka dipastikan Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama akan menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta 2012 – 2017. Sejarah baru: Akhir era militer di DKI Jakarta. Turunnya kredibilitas partai politik. Selengkapnya:http://batarahutagalung.blogspot.com/2012/09/kemenangan-jokowi-ahok-pengulangan.html [Non-text portions of this message have been removed] Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage: http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Re: Masih adakah Bhinneka Tunggal Ika?
kalau berita ini memang benar… aku tertegun … kehabisan kata-kata … tersisa satu pertanyaan … masih adakah bhinneka tunggal ika? http://jakarta.tribunnews.com/2012/09/07/keterlaluan-warga-disumpah-pilih-foke-agar-peroleh-jamkesda Pemilihan Gubernur DKI Keterlaluan, Warga Disumpah Pilih Foke Agar Peroleh Jamkesda Tribunnews.com - Jumat, 7 September 2012 16:19 WIB TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA--Berita yang menyebut adanya kegiatan pengambilan sumpah dalam acara Jamkesda untuk pemenangan pasangan tertentu di pilkada DKI Jakarta sewajibnya disikapi panwas DKI. Segera dengan melakukan penyelidikan, kata pengamat politik Ray Rangkuti dalam rilisnya ke Tribunnews.com, Jumat (7/9/2012). Diberitakan sebelumnya sebuah media online menyebut ada kejadian Warga Cidodol, Kebayoran lama, Jakarta Selatan, yang dijanjikan akan dibuatkan Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) Jakarta, asalkan bersumpah di bawah Alquran memilih pasangan Foke-Nara. Menurut Ray ini sudah keterlaluan dan sebuah pelanggaran yang tidak main-main. Semuanya masuk kategori pelanggaran berat, kata Ray. Pelanggaran dimaksud adalah mempergunakan ritual agama untuk kepentingan memaksa pemilih untuk memilih calon tertentu. Ini bukan kategori kampanye, tapi pemaksaan, katanya. Dijelaskan sumpah itu ikatan yang dilakukan dua pihak dengan sanksi berat jika ada yang melanggar perikatan. Karena itu, lanjut dia, sifatnya lebih dari sekedar politik uang dan itu sudah bersifat pemaksaan. Lainnya, menurut dia, ini ternyata mempergunakan aula pemerintah untuk kepentingan pemenangan kandidat tertentu. Jelas-jelas itu sangat ditentang oleh peraturan pilkada, kata Ray. Dikatakan ini juga menumpang acara yang kemungkinan besar merupakan program Pemda. Jamkesda umumnya dikelola oleh Pemda, katanya. Selanjutnya Ray mengatakan kemungkinan hal itu merupakan program Pemda. Kemungkinan lainnya tentu melibatkan aparat Pemda, ujarnya. Dua hal terakhir ini juga, menurut Ray, merupakan pelanggaran berat dalam Pilkada. Sebab, sanksi atas pelanggaran ini dapat berujung pada pengguguran pasangan calon. Tentu jika dapat dibuktikan bahwa pelanggaran-pelanggaran tersebut berkaitan dengan pasangan calon, katanya. Oleh karena itu, Ray mengatakan Panwas jangan sampai menutup mata atau telinga atas berita ini. Bahwa seolah-seolah tidak ada yang terjadi di luar. Dibutuhkan kepekaan dan kemauan Panwas untuk segera menindaklanjuti berita tersebut, kata dia. Menurut Ray jangan selalu menunggu adanya laporan sebab jika begitu adanya, maka baiknya fasilitas Panwas atas akses informasi dicabut. Bukan hanya Panwas, KPUD DKI juga sudah seharusnya peka dalam hal ini. Mereka jangan menganggap bahwa masalah seperti ini adalah urusan Panwas semata, katanya. Lanjut Ray pelanggaran-pelanggaran berat harus melibatkan kita semua. Sebab, tahapan Pilkada bukan pekerjaan Si A atau Si B, tetapi perhelatan kita semua. Kita lihat apakah dua institusi penyelenggara ini aktif atau melempem? ujar Ray. [Non-text portions of this message have been removed] Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage: http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Re: Apakah Fauzi Bowo mengidap amnesia?
Kalau membaca berita di bawah ini, sepertinya mas Fauzi Bowo mengidap amnesia, alias lupa ingatan! Hampir setiap hari ada tawuran. Coba dihitung sejak 5 tahun, berapa puluh pelajar di Jakarta yang mati sia-sia karena tawuran antar pelajar. Tak ada penyelesaian sampai sekarang. Tawuran antar ormas dan warga yang tak habis-habisnya, sampai sekarang. Bentrokan antar kelompok preman sampai sekarang. (Bahkan beberapa hari yang lalu, yang mengakibatkan dua orang tewas ditembak!) Bentrokan Satpol PP dengan warga di Tanjung Priok bulan April 2010, yang menewaskan tiga orang Satpol PP. Teror Geng Motor Pita Kuning bulan April tahun 2012, yang menewaskan seorang pemuda yang tidak bersalah. Sampai sekarang tidak terungkap identitas Geng Motor Pita Kuning. Kan yang paling ditakuti adalah sweeping-sweeping satu ormas tertentu. Perkosaan dan perampokan di angkot, sehingga perempuan banyak yang takut naik angkot kalau malam karena tak ada rasa aman sampai sekarang. Pelecehan seksual di bis trans Jakarta, sehingga sekarang tempat duduk dipisah. Bagian belakang khusus untuk wanita. Koq gak malu ya klaim berhasil mengamankan Jakarta? Mas Fauzi Bowo berhasil membuat Jakarta menjadi sangat tidak nyaman bagi pejalan kaki! Silakan Mas Bowo jalan kaki menelusuri trotoir, a.l. di seberang TMP Kalibata, di mana beton-beton penutup got banyak yang patah sehingga berbahaya bagi pejalan kaki. Trotoir di sepanjang jalan Fatmawati, Raden Saleh, dll. Coba donk mas Bowo sekali-sekali jalan kaki! http://news.detik.com/read/2012/09/01/181759/2005283/10/foke-klaim-berhasil-amankan-jakarta-tanpa-konflik?9922032 Sabtu, 01/09/2012 18:24 WIB Foke Klaim Berhasil Amankan Jakarta Tanpa Konflik Juwari - detikNews Jakarta Fauzi Bowo kembali 'pamer' prestasi keberhasilannya memimpin di DKI Jakarta. Foke mengklaim Kota Jakarta aman selama 5 tahun masa baktinya. Hampir 5 tahun di Jakarta selama saya memimpin tidak ada kejadian menonjol yang mengakibatkan kita tidak bisa beraktifitas secara normal. Berbeda dengan kota lain yang memiliki konflik lain yang menimbulkan konflik horizontal, kata Foke di sela silaturahmi Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia di kediamannya, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (1/9/2012). Menurut dia, Jakarta tetap aman karena pemerintah provinsi dan pihak terkait berhasil mengelola potensi konflik yang timbul di masyakarat. Bagaimana mengontrol potensi meledaknya konflik besar tapi relatif tertangani dengan baik. Ini bukan pekerjaan mudah, bagaimana kita membangun kepercayaan, katanya. Meski banyak yang ragu akan kemampuan Pemprov DKI, Foke tetap berkomitmen untuk menjaga keamanan kotanya. Saya tahu banyak yang tidak percaya Pemprov DKI tapi tidak mungkin ketenangan seperti yang kita alami, tidak mungkin ekonomi kita growing above average seperti ini, jika terjadi konflik di Jakarta, sebut pria berkumis lebat ini. Foke yang juga calon Gubernur DKI periode 2012-2017 ini berharap Kota Jakarta tetap aman. 5 tahun kami bisa menjaga ini, semoga Jakarta tetap dijauhi dari musibah, untuk itu kita bersyukur kepada Allah, tuturnya. (fdn/fdn) [Non-text portions of this message have been removed] Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage: http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Re: Press Release. Unjukrasa dan Petisi kepada pemerintah Belanda
Teman-teman yang budiman,, saya kirim di attachment: 1. Press Release, pemberitahuan rencana unjukrasa Komite Utang Kehormatan Belanda (KUKB) ke kedutaan Belanda pada 15 Agustus 2012. 2. Petisi kepada pemerintah Belanda, yang akan disampaikan pada 15 Agustus 2012. 3. Selebaran yang akan dibagikan kepada masyarakat pada 15.8.2012. Sejak tahun 2005, pada 15 Agustus setiap tahun kami melakukan unjukrasa ke kedutaan Belanda. Pada 15 Desember 2005 saya membawa kasus pembantaian di desa Rawagede ke parlemen Belanda, 15 Agustus merupakan hari bersejarah. Pada 15 Agustus 1945 Jepang menyatakan menyerah tanpa syarat kepada sekutu, yang berarti berakhirnya pendudukan militer Jepang di bumi Nusantara. Ratusan ribu warga Belanda dan Eropa lainnya merayakan hari pembebasan mereka dari kamp-kamp interniran di India-Belanda dari tahun 1942 - 1945. Sekarang kami membawa seluruh kasus kejahatan perang yang dilakukan oleh tentara Belanda di Indonesia antara tahun 1945 - 1950. Di Mahkamah Kejahatan Internasional (International Criminal Court) yang berkedudukan di Den Haag, Belanda, empat jenis kejahatan tidak mengenal azas kadaluarsa: 1. Pembantaian etnis, 2. Kejahatan atas kemanusiaan, 3. Kejahatan perang, dan 4. Kejahatan agresi Oleh karena itu, kejahatan perang dan kejahatan atas kemanusiaan serta agresi mkiliter Belanda di Indonesia antara tahun 1945 – 1950 masih dapat dibuka kembali, sebagaimana telah kami buktikan dengan membawa kasus pembantaian yang dilakukan oleh tentara Belanda di desa Rawagede pada 9 Desember 1947, di mana tentara Belanda membantai 431 penduduk desa tanpa adanya proses pengadilan. Lihat: http://batarahutagalung.blogspot.com/2011/11/rawagede-perjuangan-knpmbi-dan-kukb.html Selain itu, keluarga korban agresi militer Belanda juga masih menuntut keadilan. Diperkirakan, korban tewas antara tahun 1945 – 1950 mencapai satu juta jiwa! Yang telah menyatakan kesediaan untuk berpartisipasi dalam unjukrasa ke kedutaan Belanda, selain keluarga korban pembantaian yang dilakukan oleh tentara Belanda di Galung Lombok (Sulawesi Barat), Sulawesi Selatan, Sumatera Barat, “Gerbong Maut Bondowoso”, juga Ibu Lilly Wahid, anggota Komisi I DPR RI dan Ir. Ilham Aidit, putra alm. DN Aidit, Ketua CC PKI. Mengenai Pembantaian di Galung Lombok, lihat: http://batarahutagalung.blogspot.com/2012/06/pembantaian-di-galung-lombok-kesaksian.html dan The Galung Lombok Massacre (bahasa Inggris): http://batarahutagalung.blogspot.com/2012/06/galung-lombok-massacre-list-of.html Mengenai ‘Gerbong Maut Bondowoso”, lihat: http://indonesiadutch.blogspot.com/2008/12/de-lijkentrein-van-bondowoso-gerbong.html Atas perhatian yang diberikan, saya sampaikan terima kasih. Wassalam, Batara R. Hutagalung Ketua KUKB [Non-text portions of this message have been removed] Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage: http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Re: The Galung Lombok Massacre. List of the Victims/ Pembantaian di Galung Lombok. Daftar Nama Korban
The Galung Lombok Massacre. List of the Victims/ Pembantaian di Galung Lombok. Daftar Nama Korban By Batara R. Hutagalung Chairman of the Committee of Dutch Honorary Debts Flashback to 2010. Heinrich Boere, at the age of 89, a former member of a Nazi SS hit squad during World War II, in March 2010 was sentenced to life in prison in a court in the German city of Aachen for shooting to death three Dutch civilians in 1944. But, for the atrocities committed by the Dutch soldiers during the Dutch military aggression in Indonesia 1945 – 1950, after the end of World War II, and after the Indonesian people proclaimed the independence of the Republic of Indonesia, the Dutch government and many people in the Netherlands act like the proverbial three wise monkeys, See no evil, hear no evil, speak no evil. It seems that they are suffering from historical amnesia. More: http://batarahutagalung.blogspot.com/2012/06/galung-lombok-massacre-list-of.html [Non-text portions of this message have been removed] Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage: http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Re: Pembantaian di Galung Lombok. Kesaksian
Pembantaian di Galung Lombok. Kesaksian Sebagaimana dituturkan kepada Batara R. Hutagalung Ketua Komite Utang Kehormatan Belana (KUKB) Selama berada di Sulawesi Barat dari tanggal 17 – 19 Juni 2012, selain menjadi narasumber dalam seminar di Majene, saya juga mengunjungi salah satu ladang pembantaian (killing field) yang terkejam di dunia, yaitu di Desa Galung Lombok, Kecamatan Tinambung, Kabupaten Polewali Mandar, sekitar 8 km dari Majene, Sulawesi Barat. Pembantaian tersebut lebih kejam dan dengan korban lebih banyak lagi dari peristiwa pembantaian yang dilakukan oleh tentara Belanda di desa Rawagede (Balongsari) pada 9 Desember 1947, di mana tentara Belanda membantai 431 penduduk desa. Selengkapnya: http://batarahutagalung.blogspot.com/2012/06/pembantaian-di-galung-lombok-kesaksian.html [Non-text portions of this message have been removed] Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage: http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Re: Pembantaian di Galung Lombok. Catatan Perjalanan
Pembantaian di Galung Lombok. Catatan Perjalanan Ketua KUKB, Batara R. Hutagalung ke Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat Selengkapnya: http://batarahutagalung.blogspot.com/2012/06/pembantaian-di-galung-lombok-catatan.html [Non-text portions of this message have been removed] Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage: http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Re: Lady Gaga kalah oleh putri-putri Indonesia
Lady Gaga kalah oleh putri-putri Indonesia Oleh Batara R. Hutagalung Lady Gaga batal tampil di Indonesia, karena diprotes oleh sejumlah organisasi. Lady Gaga dilarang tampil di Indonesia karena penampilannya dianggap seronok, vulgar, tidak sesuai dengan budaya Indonesia dan akan merusak moral generasi muda. Memang kasihan sekali orang-orang yang lemah imannya, hanya dengan dua jam penampilan seseorang, dapat merusak moral yang dibangun ratusan tahun! Apakah satu orang tersebut begitu luar biasa? Aku sendiri gak suka melihat penampilannya, tetapi kalau ada yang senang sama dia, ya silakan saja. Aku sangka ini Negara merdeka, ternyata tidak. Ada orang yang kuatir imannya rusak, lalu melarang orang lain dan bahkan melanggar hak-hak orang-orang lain. Apakah orang-orang yang melarang LG tidak pernah melihat putri-putri Indonesia menampilkan “budaya asli Indonesia”, yaitu penyanyi-penyanyi dangdut di kampung-kampung di Indonesia. Apalagi kalau ada SAWERANNYA … coba tebak, di mana saja uang saweran itu diselipkan! Apakah orang-orang ini benar-benar tidak pernah tau pertunjukan-pertunjukan di kampung-kampung tersebut? Atau mereka justru sangat menikmatinya dan ikut menyelipkan saweran ke tempat-tempat tertentu?! Bahkan ada pertunjukan di Pulau Dewata, dengan mengenakan pakaian tarian tradisional Bali, mempertontonkan, termasuk DI DEPAN ANAK-ANAK, adegan yang akan membuat penampilan Lady Gaga tidak ada apa-apanya. Lady Gaga, belajarlah dari putri-putri Indonesia! Silakan menilai sendiri penampilan putri – putri Indonesia yang mempertontonkan “budaya asli Indonesia” dalam video-video di bawah ini. Ada istilah bahasa asing untuk sikap orang-orang seperti ini, aku gak ingat istilah itu, tapi kalau gak salah awalnya M..dan akhirannya..K. Ada yang tau kata asing tersebut? Kalau gak salah, berasal dari bahasa Arab… Lihat video-videonya di: http://batarahutagalung.blogspot.com/2012/05/putri-putri-indonesia-mengalahkan-lady.html [Non-text portions of this message have been removed] Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage: http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Re: Forum Silaturahmi Anak Bangsa (FSAB)
Sdr. Bukan Pedanda yang budiman, terima kasih atas tanggapan anda, juga atas kepeduulian anda terhadap permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia, baik di masa lalu maupun saat ini. Yang anda kemukakan memang sangat baik, namun berbeda dengan konteks tulisan yang saya sampaikan. FSAB didirikan untuk merajut kembali kesatuan dan persatuan bangsa, yang telah tercabik-cabik sejak puluhan tahun. Ini adalah suatu upaya untuk membantu bangsa ini mencari solusi untuk konflik warisan. Apabila anda melihat komposisi pemrakarsa, pendiri, pengurus dan para anggotanya, kalau dilihat dari segi politis, sangat unik, yaitu dari kiri luar sampai kanan luar. Jadi sulit kiranya FSAB sebagai organisasi, memenuhi harapan anda untuk melakukan gerakan politis yang dimaksud. Mungkin sudah dapat dibayangkan, bahwa tidak mudah untuk mengumpulkan tokoh-tokoh tersebut di dalam suatu wadah. Beberapa dari mereka, merupakan prima donna di kelompok masing-masing. Juga untuk konsolidasi internal pun memerlukan waktu dan kesabaran serta saling pengertian yang sangat tinggi. Kalau anda mencermati daftar nama yang ada di FSAB, sebagai individu di organisasi-organisasi mereka, usulan dan harapan anda telah terpenuhi. Juga ada beberapa tokoh-tokoh masyarakat yang sangat kritis, menjadi simpatisan FSAB, dan sering hadir di dalam berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh FSAB. Saya sendiri, di zaman Orde Baru, selama hampir 30 (!) tahun berada di luar negeri, karena saya menentang rezim penguasa. Teman-teman di Eropa tahun 70-an sampai 80-an tentu mengenal saya. Salam perjuangan. Batara R. Hutagalung Bidang Humas FSAB Weblog: http://batarahutagalung.blogspot.com From: Bukan Pedanda bukan.peda...@yahoo.com To: Batara Hutagalung batara4...@yahoo.com Sent: Tuesday, May 22, 2012 12:42 AM Subject: Re: Forum Silaturahmi Anak Bangsa (FSAB) (Copy) Akan bagus juga, bila Batara Hutagalung dan kawan-kawannnya menuntut pemerintah Indonesia buat mengakui tanggung jawabnya atas pembunuhan massal yang pernah dilakukan oleh serdadu dan kelompok beragama seperti pembunuhan terhadap pendukung Orde Lama oleh serdadu dan orang Islam, terhadap pembunuhan yang dilakukan serdadu di Tanjung Periok terhadap orang Islam, pembunuhan di Talang Sari, di Aceh, di Papua, Timor Leste dll. --- In proletar@yahoogroups.com, Batara Hutagalung batara44rh@... wrote: Forum Silaturahmi Anak Bangsa (FSAB) Disampaikan oleh Batara R. Hutagalung Bidang Humas FSAB Pendahuluan Indonesia, negeri seribu konflik. Mungkin tidak berlebihan menyebut angka seribu, melihat maraknya konflik yang setiap hari dapat dibaca di media cetak dan dilihat di televisi. Latar belakang dan penyebab terjadinya konflik-pun sangat beragam, dari mulai konflik yang berlatar belakang atau berkedok agama, ras, etnis, ideologi, sampai ke konflik-konflik yang menyangkut kehidupan sehari-hari, seperti perebutan lahan parkir, ketersinggungan antar kelompok, tawuran antar pelajar, antar mahasiswa, antar kampung, penggusuran lahan, dsb. Pemerintah, tokoh-tokoh politik, tokoh-tokoh agama, tokoh-tokoh masyarakat dinilai tidak sanggup menyelesaikan permasalahan yang mengakibatkan terjadinya berbagai konflik, baik horisontal maupun vertikal. Bahkan dalam konflik-konflik tertentu, seperti yang berlatar belakang atau berkedok agama, pemerintah terkesan melakukan politik pembiaran, sehingga dinilai sengaja melakukan ini untuk mengalihkan isu dari masalah-masalah besar lain yang dihadapi oleh pemerintah. Banyak konflik-konflik besar berakar di masa lalu, di sejarah, terutama yang sehubungan dengan konflik ideolog, agama dan antar etnis, yang menjadi konflik warisan. Beberapa konflik warisan memang tidak menjadi masalah besar di masa ini, namun ganjalan ini masih terlihat, seperti antara etnis Sunda dengan etnis Jawa. Di seluruh Jawa Barat dan Banten tidak akan ditemukan nama-nama jalan seperti di daerah daerah lain, yaitu nama Gajah Mada, Hayam Wuruk dan Majapahit. Akarnya ada di peristiwa yang dikenal sebagai Perang Bubat, yang terjadi tahun 1357 (!). Selengkapnya: http://batarahutagalung.blogspot.com/2012/05/forum-silaturahmi-anak-bangsa-fsab.html [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed] Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage: http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com
[proletar] Re: TvOne. Pembantaian di Sulawesi Selatan oleh Westerling
TvOne: Apa Kabar Indonesia Siang Kamis, 17 Mei 2012. Pukul 13.30 – 15.30 WIB. Topik yang tertunda minggu yang lalu, akan dibahas kali ini: PEMBANTAIAN DI SULAWESI SELATAN OLEH WESTERLING. Narasumber, a.l.: Batara R. Hutagalung (Siaran langsung. Perkiraan topik ini dibahas mulai pukul 14.00 WIB) - Teror Westerling di Indonesia Oleh Batara R. Hutagalung, Ketua Komite Utang Kehormatan Belanda (KUKB) Pendahuluan Pengadilan sipil di Den Haag, Belanda, pada 14 September 2011 memenangkan gugatan 8 janda dan satu korban selamat pembantaian di desa Rawagede (sekarang bernama Balongsari), Kabupaten Karawang. Pada 9 Desember 1947, tentara Belanda yang dipimpin oleh Mayor Alfons Wijnen membantai 431 penduduk desa Rawagede, tanpa proses atau tuntutan apapun. Peristiwa ini hanya satu dari sekian banyak peristiwa pembantaian yang telah dilakukan oleh tentara Belanda di Indonesia antara tahun 1945 – 1950. Pembantaian-pembantaian yang tak kalah kejam dan sadisnya telah dilakukan oleh tentara Belanda di bawah komando Raymond Westerling di Sulawesi Selatan antara 11 Desember 1946 – 20 Februari 1947. Pihak Indonesia mengklaim, bahwa rakyat Sulawesi Selatan yang tewas dibantai mencapai 40.000 jiwa, sedangkan pemerintah Belanda, dalam laporan resminya tahun 1969 menyatakan, bahwa korban di Sulawesi Selatan “hanya” 3.000 orang. Salah satu ladang pembantaian (killing field) yang paling sadis adalah pembantaian massal di desa Galung Lombok, Kabupaten Polewali Mandar (Sekarang masuk Provinsi Sulawesi Barat), yang dilakukan oleh anak buah Westerling pada 1 Februari 1947. Dalam laporannya tahun 1969, sebagaimana tertera di De Exessennota, pemerintah Belanda menyatakan, bahwa korban tewas dalam pembantaian massal di Galung Lombok pada hari itu antara 350 – 400 orang. Selengkapnya: http://batarahutagalung.blogspot.com/2012/05/teror-westerling-di-republik-indonesia.html [Non-text portions of this message have been removed] Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage: http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Re: TvOne. Pembahasan mengenai Permbantaian di Sulawesi Selatan ditunda
TvOne: Perubahan acara. Sehubungan dengan evakuasi korban pesawat Sukhoi 100 yang jatuh di Gunung Salak, maka pembahasan mengenai PEMBANTAIAN DI SULAWESI SELATAN OLEH WESTERLING, dengan narasumber Batara R. Hutagalung, diundurkan. Mohon maklum adanya. - Teror Westerling di Indonesia Oleh Batara R. Hutagalung, Ketua Komite Utang Kehormatan Belanda (KUKB) Pendahuluan Pengadilan sipil di Den Haag, Belanda, pada 14 September 2011 memenangkan gugatan 8 janda dan satu korban selamat pembantaian di desa Rawagede (sekarang bernama Balongsari), Kabupaten Karawang. Pada 9 Desember 1947, tentara Belanda yang dipimpin oleh Mayor Alfons Wijnen membantai 431 penduduk desa Rawagede, tanpa proses atau tuntutan apapun. Peristiwa ini hanya satu dari sekian banyak peristiwa pembantaian yang telah dilakukan oleh tentara Belanda di Indonesia antara tahun 1945 – 1950. Pembantaian-pembantaian yang tak kalah kejam dan sadisnya telah dilakukan oleh tentara Belanda di bawah komando Raymond Westerling di Sulawesi Selatan antara 11 Desember 1946 – 20 Februari 1947. Pihak Indonesia mengklaim, bahwa rakyat Sulawesi Selatan yang tewas dibantai mencapai 40.000 jiwa, sedangkan pemerintah Belanda, dalam laporan resminya tahun 1969 menyatakan, bahwa korban di Sulawesi Selatan “hanya” 3.000 orang. Salah satu ladang pembantaian (killing field) yang paling sadis adalah pembantaian massal di desa Galung Lombok, Kabupaten Polewali Mandar (Sekarang masuk Provinsi Sulawesi Barat), yang dilakukan oleh anak buah Westerling pada 1 Februari 1947. Dalam laporannya tahun 1969, sebagaimana tertera di De Exessennota, pemerintah Belanda menyatakan, bahwa korban tewas dalam pembantaian massal di Galung Lombok pada hari itu antara 350 – 400 orang. Selengkapnya: http://batarahutagalung.blogspot.com/2012/05/teror-westerling-di-republik-indonesia.html [Non-text portions of this message have been removed] Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage: http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Re: TvOne. Pembantaian di Sulawesi Selatan oleh Westerling
TvOne, Kamis 10 Mei 2012 Apa Kabar Indonesia Siang Pukul 13.30 – 15.30 Topik antara lain: PEMBANTAIAN DI SULAWESI SELATAN OLEH WESTERLING Narasumber, a.l. Batara R. Hutagalung Siaran langsung - Teror Westerling di Indonesia Oleh Batara R. Hutagalung, Ketua Komite Utang Kehormatan Belanda (KUKB) Pendahuluan Pengadilan sipil di Den Haag, Belanda, pada 14 September 2011 memenangkan gugatan 8 janda dan satu korban selamat pembantaian di desa Rawagede (sekarang bernama Balongsari), Kabupaten Karawang. Pada 9 Desember 1947, tentara Belanda yang dipimpin oleh Mayor Alfons Wijnen membantai 431 penduduk desa Rawagede, tanpa proses atau tuntutan apapun. Peristiwa ini hanya satu dari sekian banyak peristiwa pembantaian yang telah dilakukan oleh tentara Belanda di Indonesia antara tahun 1945 – 1950. Pembantaian-pembantaian yang tak kalah kejam dan sadisnya telah dilakukan oleh tentara Belanda di bawah komando Raymond Westerling di Sulawesi Selatan antara 11 Desember 1946 – 20 Februari 1947. Pihak Indonesia mengklaim, bahwa rakyat sulawesi Selatan yang tewas dibantai mencapai 40.000 jiwa, sedangkan pemerintah Belanda, dalam laporan resminya tahun 1969 menyatakan, bahwa korban di Sulawesi Selatan “hanya” 3.000 orang. Salah satu ladang pembantaian (killing field) yang paling sadis adalah pembantaian massal di desa Galung Lombok, Kabupaten Polewali Mandar (Sekarang masuk Provinsi Sulawesi Barat), yang dilakukan oleh anak buah Westerling pada 1 Februari 1947. Dalam laporannya tahun 1969, sebagaimana tertera di De Exessennota, pemerintah Belanda menyatakan, bahwa korban tewas dalam pembantaian massal di Galung Lombok pada hari itu antara 350 – 400 orang. Selengkapnya: http://batarahutagalung.blogspot.com/2012/05/teror-westerling-di-republik-indonesia.html [Non-text portions of this message have been removed] Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage: http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Re: Mahasiswa RI di Jerman Walk Out Dalam Pertemuan Dengan KOMISI I DPR RI
Bukan hanya anggota DPR saja yang bisa walk out. Mahasiswa Indonesia di Jerman pun melakukan walk out dalam pertemuan dengan Komisi I DPR RI, sebagai protes terhadap kunjungan Komisi I DPR ke luar negeri. PPI di Jerman membuktikan selama puluhan tahun, sejak zaman Orde Baru, tetap kritis dan berani dengan tegas menyatakan sikap untuk masalah apapun! Lihat aksi Protes PPI Jerman/Berlin dan NU-Jerman terhadap kunjungan Komisi I DPR RI ke Jerman, di youtube: http://batarahutagalung.blogspot.com/2012/04/mahasiswa-ri-di-jerman-walk-out-dalam.html Batara R. Hutagalung Ketua PengPus PPI Jerman (dahulu Barat), 1975. Weblog: http://batarahutagalung.blogspot.com [Non-text portions of this message have been removed] Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage: http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Re: Dua Muka Jan Pieterszoon Coen
Dua Muka Jan Pieterszoon Coen Oleh Batara R. Hutagalung Ketua Komite Utang Kehormatan Belanda (KUKB) Selama lebih dari seratus tahun, sejak tahun 1893, Jan Pieterszoon Coen, mantan Gubernur Jenderal Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) “berdiri” dengan megah dan tenang di kota kelahirannya, Hoorn, di Belanda bagian utara. Namun sejak enam bulan belakangan, terutama dua minggu terakhir ini, “ketenangannya” sangat terusik. Terusiknya ketenangan tersebut diawali dengan robohnya secara misterius patung JP Coen nan megah tersebut dari beton penyangganya pada 16 Agustus 2011, sehari sebelum bangsa Indonesia memperingati proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 2011. Dan kurang dari satu bulan sebelum putusan pengadilan sipil di Den Haag, pada 14 September 2011, yang memenangkan gugatan 9 janda dan satu korban selamat peristiwa pembantaian penduduk sipil di Rawagede, terhadap pemerintah Belanda. Selengkapnyat: http://batarahutagalung.blogspot.com/2012/03/dua-muka-jan-pieterszoon-coen.html [Non-text portions of this message have been removed] Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage: http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Re: 9 Maret 2012, 70 Tahun Berakhirnya Penjajahan Belanda di Bumi Nusantara
9 Maret 2012, 70 Tahun Berakhirnya Penjajahan Belanda di Bumi Nusantara Oleh Batara R. Hutagalung Ketua Komite Utang Kehormatan Belanda Kebanyakan rakyat Indonesia berpendapat, bahwa Indonesia dijajah Belanda selama 350 tahun, tanpa mengetahui, kapan dimulainya penjajahan Belanda, dan kapan berakhirnya. Belum terlihat adanya upaya untuk memberi pencerahan yang jelas kepada bangsa Indonesia. Yang pertama harus diluruskan adalah: Republik Indonesia tidak pernah dijajah Belanda! Republik Indonesia de jure dan de facto baru ada sejak proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945. Yang dijajah oleh Belanda adalah berbagai kerajaan di Nusantara, yang kemudian dinamai oleh Belanda sebagai Netherlands-Indië, atau terjemahannya adalah India-Belanda (banyak yang menulis: Hindia-Belanda). Kata “Indonesia” pun baru “diciptakan” oleh George Samuel Windsor Earl, seorang pengacara asal Inggis, tahun 1850. (Lihat: http://batarahutagalung.blogspot.com/2006/03/asal-usul-kata-indonesia.html) Penjajahan Belanda di bumi Nusantara resmi berakhir pada 9 Maret 1942, yaitu ketika pemerintah India-Belanda menyerah kepada tentara Jepang, dan menyerahkan jajahannya, Netherlands-Indië, kepada Jepang. Jepang kemudian menyatakan menyerah kepada tentara sekutu pada 15 Agustus 1945. Ketika Belanda datang kembali dengan dibantu oleh 3 divisi tentara Inggris dan dua divisi tentara Australia, Republik Indonesia telah berdiri! Selengkapnya: http://batarahutagalung.blogspot.com/2012/03/9-maret-2012-70-tahun-berakhir.html [Non-text portions of this message have been removed] Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage: http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Re: The Craft of the Historian: Revolution, Reaction Reform from a Javanese Perspective, 1785-1855
Hari Sejarah Nasional (National History Day) Rabu, 29 February 2012 di The British International School Jakarta. Key note speech oleh Dr. Peter Carey, penulis buku ‘Kuasa Ramalan: Pangeran Diponegoro dan Akhir tatanan Lama di Jawa, 1785-1855.’ Terbit Maret 2012 Born of parents who had made their lives in Asia, the Far East has always been a part of my life. My first seven years (1948-55) were spent in Burma and these early years marked me. In my very traditional British boarding school – Winchester - I retained a fascination for SE Asia. But studying Southeast Asian history for A level was sadly not an option. It was the same at Oxford. Even though my Oxford tutors quickened my love of history through insisting that I use primary sources, it was not until I graduated in 1969 that I was able to pursue my Asian interests. … … Here in Indonesia, Batara Hutagalung (Surabaya, 1944- ), an historian from North Sumatra who has written numerous books on colonial history (including the British military campaign in Surabaya in November 1945 which left thousands dead), also won a significant victory for the cause of justice. His persistence in securing evidence regarding the Rawagede massacre of 9 December 1947 during the Indonesian War of Independence against the Dutch (1945-49) won a ruling from a Dutch court on 14 September 2011. The court ordered that €20.000 compensation be paid by the Dutch Government to each of the eight remaining widows of the 431 young men massacred by Dutch troops in a village between Karawang and Bekasi. Long immortalised in Indonesian poet Chairil Anwar’s 1948 poem ‘Karawang-Bekasi’ whose opening lines read: ‘We who lie sprawled between Karawang and Bekasi cannot cry ‘Freedom’ or raise our weapons any more!’ Batara Hutagalung’s research symbolically raised the bodies of those massacred young men and brought them to the court room, thus ensuring their eventual valediction. Selengkapnya: http://batarahutagalung.blogspot.com/2012/03/craft-of-historian-revolution-reaction.html [Non-text portions of this message have been removed] Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage: http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Re: Indonesiëweigeraars dan Oorlogsliefdekind: Korban agresi militer Belanda yang terlupakan
Oleh Batara R. Hutagalung, Ketua KUKB Sejak mulai meneliti berbagai peristiwa sejarah perjuangan bangsa Indonesia memperoleh dan mempertahankan kemerdekaan, saya melihat sangat banyak peristiwa-peristiwa penting yang tidak ditulis di buku-buku sejarah di Indonesia. Kurangnya referensi dalam bahasa Indonesia menjadi salahsatu penyebabnya, Juga kurangnya tulisan dari para pelaku sejarah dan korban-korban agresi militer Jepang dan kemudian agresi militer Belanda. Kebanyakan para peneliti dan sejarawan di Indonesia menunggu dan menggunakan sumber-sumber dan hasil penelitian dari luar negeri, terutama dari Belanda, sehingga sangat banyak sejarawan Indonesia yang menyebarluaskan versi Belanda di Indonesia, dan terlihat ikut berkonspirasi dalam menutup-nutupi lembaran hitam sejarah agresi militer Belanda di Indonesia antara tahun 1945 – 1950. Perlahan-lahan dan sangat lambat perkembangannya di Indonesia, muncul beberapa kasus yang dialami oleh rakyat Indonesia selama masa pendudukan Jepang, kemudian di masa agresi militer Belanda di Indonesia, yang dibantu oleh tiga divisi tentara Inggris dan dua divisi tentara Australia. Namun di Belanda sendiri, tuntutan yang dimajukan oleh Komite Nasional Pembela Martabat Bangsa Indonesia (KNPMBI) dan Komite Utang Kehormatan Belkanda (KUKB) mendapat dukungan luas, baik di masyarakat maupun di parlemen Belanda. Indonesiëweigeraars Ada dua kelompok manusia yang dapat disebut sebagai korban agresi militer Belanda. Yang pertama adalah yang di Belanda disebut sebagai Indonesiëweigeraars, yaitu para pemuda Belanda yang antara tahun 1946 – 1949 dikenakan wajib militer dan akan direkrut menjadi tentara untuk dikirim ke Indonesia, namun membangkang. Selanjutnya, baca: http://batarahutagalung.blogspot.com/2012/01/indonesieweigeraars-dan.html [Non-text portions of this message have been removed] Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage: http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Re: PEMBANTAIAN DI RAWAGEDE: 1947, WILAYAH REPUBLIK INDONESIA ATAU WILAYAH BELANDA?
Sehubungan dengan peristiwa pembantaian di Rawagede, walaupun pemerintah Belanda telah secara resmi meminta maaf dan memberikan kompensasi kepada para janda yang menuntut di pengadilan di Belanda, ternyata belum selesai dibahas di Belanda. Dalam berita di Radio Nederland siaran Indonesia (Ranesi) Kamis, 12.01.2012, dimajukan beberapa pertanyaan: “Ada satu hal penting yang tidak terlalu diperhatikan dalam kasus Rawagede. Apa status wilayah ini? Banjir darah itu terjadi di Rawagede tapi diperkarakan di pengadilan Den Haag, Belanda. Jadi hukum mana yang berlaku?” (Lihat: http://www.rnw.nl/bahasa-indonesia/article/rawagede-wilayah-ri-atau-belanda) Mengenai masalah yuridiksi, apakah Rawagede pada saat terjadi pembantaian oleh tentara Belanda pada 9 Desember 1947, adalah wilayah Republik Indonesia atau masih wilayah Netherlands Indië, saya sampaikan sebagai berikut: Memang pers dan masyarakat di Indonesia sebagian terbesar, tidak memperhatikan hal ini. Sebagian besar tentu karena tidak membaca putusan (vonis) pengadilan di Den Haag, yang memenangkan sebagian tuntutan para janda dan korban selamat terakhir, Sa’ih. Salinan putusan itu telah saya muat di weblog saya. Dalam bahasa Belanda di http://indonesiadutch.blogspot.com, dan sebagian terjemahan dalam bahasa Indonesianya di http://batarahutagalung.blogspot.com Saya sangat memperhatikan putusan pengadilan sipil di Den Haag pada 14 September 2011, dan menyoroti dasar pertimbangan hakim, yaitu sebagai fakta-fakta (feiten), bahwa sampai tahun 1949, Indonesia dengan nama Netherlands Indië adalah bagian dari Kerajaan Belanda. Ini memang klaim dari pemerintah Belanda hingga detik ini. Saya sendiri tidak akan mempermasalahkan, bahwa hal ini dipakai sebagai dasar putusan pengadilan di Den Haag, karena walau bagaimanapun, pengadilan di seluruh dunia termasuk di Belanda, harus mengikuti kebijakan politik pemerintahnya. Oleh karena itu, yang dituntut oleh Komite Nasional Pembela Martabat Bangsa Indonesia (KNPMBI), adalah pemerintah Belanda, agar mengakui de jure kemerdekaan Republik Indonesia 17.8.1945. Mengenai pemberian pengakuan de jure kepada negara lain, memang wewenang pemerintah, karena ini masalah politik, dan bukan masalah hukum. (Lihat petisi online KNPMBI tertanggal 22.4.2005: http://www.petitiononline.com/brh41244/petition.html). Setelah aktifis KNPMBI pada 5 Mei 2005 di Jakarta mendirikan Komite Utang Kehormatan Belanda (KUKB), maka tuntutan ini dilanjutkan oleh KUKB. Mengenai putusan pengadilan di Den Haag ini telah saya tulis sebagai pengantar dalam informasi mengenai perjuangan KNPMBI dan KUKB. (Lihat: http://batarahutagalung.blogspot.com/2011/11/rawagede-perjuangan-knpmbi-dan-kukb.html. Dimuat di weblog pada 26 November 2011). Dasar putusan pengadilan di Den Haag ini juga saya kemukakan dalam surat terbuka saya kepada Menteri Luar Negeri RI Marty Natalegawa pada 17 Desember 2011. (Lihat: http://batarahutagalung.blogspot.com/2011/12/rawagede-surat-terbuka-kepada-menlu-ri.html (Karena agak panjang, selanjutnya silakan baca di: http://batarahutagalung.blogspot.com/2012/01/pembantaian-di-rawagede-1947-wilayah.html) Batara R. Hutagalung, Ketua KUKB [Non-text portions of this message have been removed] Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage: http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Re: RAWAGEDE: AKHIRNYA PEMERINTAH BELANDA MEMINTA MAAF
Pada 9 Desember 2011 dalam acara peringatan ke 64 peristiwa pembantaian di Monumen Rawagede, pemerintah Belanda, melalui Duta Besar Tjeerd de Zwaan akhirnya secara resmi meminta maaf kepada keluarga korban pembantaian yang dilakukan oleh tentara Belanda di desa Rawagede (sekarang bernama Balongsari) pada 9 Desember 1947. Sebelum ini, pemerintah Belanda berulang kali hanya menyatakan menyesal (REGRET), namun Komite Utang Kehormatan Belanda (KUKB) tetap menuntut permintaan maaf (APOLOGY) dari pemerintah Belanda. (Lihat tulisan ‘RAWAGEDE: Belanda Menyesal Saja Tidak Cukup. Harus Meminta Maaf’ : Selanjutnya baca di: http://batarahutagalung.blogspot.com/2011/12/rawagede-akhirnya-pemerintah-belanda.html [Non-text portions of this message have been removed] Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage: http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Re: RAWAGEDE: BELANDA MENYESAL SAJA TIDAK CUKUP. HARUS MINTA MAAF!
Saya kirim di sini tulisan sehubungan dengan permintaan maaf pemerintah Belanda atas peristiwa pembantaian di Rawagede pada 7 Desember 1947. Tulisan ini dapat dibaca di: http://batarahutagalung.blogspot.com/2011/12/rawagede-belanda-menyesal-saja-tidak.html Salam, Batara R. Hutagalung [Non-text portions of this message have been removed] Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage: http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Re: Belanda Masih Perlakukan Indonesia seperti Anak Haram
Wawancara Rakyat Merdeka – Online dengan Batara R. Hutagalung, Ketua KNPMBI/KUKB Belanda Masih Perlakukan Indonesia seperti Anak Haram Selasa, 29 November 2011 , 15:57:00 WIB Laporan: A. Supardi Adiwidjaya PENGADILAN Sipil Negeri Belanda memutuskan pemerintah negara itu bersalah dalam peristiwa pembantaian di Rawagede, 9 Desember 1947 silam. Pemerintah Belanda diperintahkan membayar ganti rugi termasuk kepada korban dan janda korban yang masih hidup hingga kini. Tanggal 9 Desember mendatang, kasus berhubung dengan putusan pengadilan sipil Belanda di Den Haag yang memenangkan sebagian tuntutan beberapa janda dari Desa Rawagede, dan berkenaan dengan akan digelarnya acara peringatan 64 tahun peristiwa pembantaian penduduk Rawagede pada tanggal 9 Desember mendatang di Rengasdengklok, Jawa Barat, Rakyat Merdeka Online berkesempatan mewawancarai Ketua KNPMBI (Komite Nasional Pembela Martabat Bangsa Indonesia) dan KUKB (Komite Utang Kehormatan Belanda) Batara Hutagalung, Selasa (29/11). Berikut ini wawancara selengkapnya. http://batarahutagalung.blogspot.com/2011/11/belanda-masih-perlakukan-indonesia.html Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage: http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Re: RAWAGEDE, Perjuangan KNPMBI dan KUKB
Saya lampirkan di attachment informasi mengenai Rawagede, yang merupakan perjuangan dari Komite Nasional Pembela Martabat Bangsa (KNPMBI) dan Komite Utang Kehormatan Belanda (KUKB). Salam, Batara R. Hutagalung Weblogs: http://batarahutagalung.blogspot.com http://indonesiadutch.blogspot.com http://10november1945.blogspot.com [Non-text portions of this message have been removed] Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage: http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Re: Menlu Belanda akan bertemu dengan keluarga korban pembantaian Rawagede.
Akhirnya Menlu Belanda Maxime Verhagen akan bertemu dengan keluarga korban pembantaian Rawagede. Pada 25 November 2008, Kantor Berita internasional The Associated Press memberitakan, bahwa pemerintah Belanda melalui jurubicara Deplu Belanda Aad Meijer- mengumumkan penolakan terhadap tuntutan kompensasi dari 9 orang janda korban dan seorang korban selamat dari pembantaian di Rawagede. Pada 9 Desember 1947 tentara Belanda membantai 431 penduduk desa Rawagede (kini bernama Balongsari), tanpa suatu proses atau tuntutan apapun. Mereka ditembak di tempat, di hadapan keluarga mereka. Namun pemerintah Belanda juga menyatakan, menawarkan untuk berdiskusi dengan mereka untuk membantu mereka dalam penderitaan (offered to discuss to help them with their grieving). Pada 29 Desember 2008, sebulan setelah pernyataan pemerintah Belanda tersebut, salah seorang janda korban, Kesah (85 tahun), meninggal dunia. Pada 30 Desember 2008, Komite Utang Kehormatan Belanda (KUKB), yang sejak tahun 2005 membantu para keluarga korban pembantaian di Rawagede memperjuangkan keadilan bagi mereka, mengirim surat tebuka kepada Menteri Luar Negeri Belanda Drs. Maxime Verhagen, mempertanyakan apa yang dimaksud dengan penawaran untuk berdiskusi guna membantu mereka dalam penderitaan mereka. KUKB menyampaikan, bahwa tawaran tersebut bagi Ny. Kesah terlambat, karena dia telah meninggal dunia pada 29 Desember 2008. KUKB juga menolak alasan pemerintah Belanda, yang menyatakan bahwa peristiwa pembantaian di Rawagede telah terlalu lama (too old). (Lihat surat terbuka KUKB kepada Menteri Luar Negeri Belanda Drs. Maxime Verhagen di bawah ini). Surat terbuka yang dikirim melalui Kedutaan Besar Belanda di Jakarta, ditembuskan kepada Presiden RI, Parlemen Indonesia, pers Indonesia, pers Belanda Parlemen Belanda, termasuk kepada Harry van Bommel, dari Fraksi Partai Sosialis. Harry van Bommel menanyakan kepada Menlu Maxime Verhagen, apa yang akan dilakukan oleh pemerintah guna membantu penderitaan para keluarga korban pembantaian di Rawagede. Pada hari Selasa, 13 januari 2009, Menteri Luar Negeri Drs. Maxime Verhagen menyampaikan jawaban, bahwa dia akan menemui para keluarga korban pembantaian Rawagede dalam kunjungannya ke Jakarta. Pertemuan rencananya akan dilangsungkan di Kedutaan Belanda di Jakarta pada hari Rabu, 14 Januari 2009 pukul 16.00. Yang direncanakan akan hadir dari para janda yang masih hidup adalah Wanti binti Dodo, Wisah binti Silan dan Wanti binti Sarma. Sedangkan korban selamat terakhir, Pak Saih, 86 tahun, akan dilihat apakah kondisi kesehatannya memungkinkan untuk ikut hadir, karena sejak beberapa waktu belakangan, kondisi kesehatannya menurun. Mereka akan dijemput dari Rawagede oleh pihak Kedutaan Belanda dengan kendaraan dari kedutaan. = COMMITTEE OF DUTCH HONORARY DEBTS Komite Utang Kehormatan Belanda Open Letter To The Honorable Drs. Maxime J.M. Verhagen Minister of Foreign Affairs of the Kingdom of the Netherlands Jakarta, December 30, 2008 To The Hon. Drs. Maxime J.M. Verhagen Minister of Foreign Affairs The Netherlands Via: Embassy of the Kingdom of the Netherlands Jl. H.R. Rasuna Said Kav. S-3 Kuningan, Jakarta 12950 Indonesia Dear Minister Maxime Verhagen, First and foremost, we would like to express our gratitude on the presence of the Ambassador of the Netherlands, Dr. Nikolaos van Dam, on the Commemoration of Rawagede tragedy, which was held in Rawagede Monument on December 9, 2008. In conjunction to the statement of the Speaker of Ministry of Foreign Affairs of the Kingdom of Netherlands, Mr. Aad Meijer, on November 24, 2008 as reported by The Associated Press on November 25, 2008; that the Government of Netherlands offered to discuss the case with the widows and a survivor of Rawagede massacre in order to help them with their grieving; we would like to find out further the context of this statement. In Rawagede, we have discussed this statement with families of the victims; and in his welcome speech during the commemoration of Rawagede incident, the Chairman of the Committee of Dutch Honorary Debts (KUKB) has made the same inquiry to Ambassador Van Dam, which unfortunately yet to be replied. But for Mrs. Kesah, 85 years, one of the widows of the Rawagede victims, your offer for a discussion is too late. She died yesterday on December 29, 2008 at 09.00 (local time). Mr. Saih, 86 years, the last survivor of the Massacre of Rawagede, is also seriously ill. More http://indonesiadutch.blogspot.com/2008/12/open-letter-to-minister-of-foreign.html Indonesian text, see: http://batarahutagalung.blogspot.com === http://www.ad.nl/binnenland/2910208/Verhagen_bezoekt_nabestaanden_Rawagedeh.html Verhagen bezoekt nabestaanden Rawagedeh DEN HAAG -
[proletar] Re: Open Letter to the Foreign Minister of the Netherlands
COMMITTEE OF DUTCH HONORARY DEBTS Komite Utang Kehormatan Belanda Open Letter To The Honorable Drs. Maxime J.M. Verhagen Minister of Foreign Affairs of the Kingdom of the Netherlands Jakarta, December 30, 2008 To The Hon. Drs. Maxime J.M. Verhagen Minister of Foreign Affairs The Netherlands Via: Embassy of the Kingdom of the Netherlands Jl. H.R. Rasuna Said Kav. S-3 Kuningan, Jakarta 12950 Indonesia Dear Minister Maxime Verhagen, First and foremost, we would like to express our gratitude on the presence of the Ambassador of the Netherlands, Dr. Nikolaos van Dam, on the Commemoration of Rawagede tragedy, which was held in Rawagede Monument on December 9, 2008. In conjunction to the statement of the Speaker of Ministry of Foreign Affairs of the Kingdom of Netherlands, Mr. Aad Meijer, on November 24, 2008 as reported by The Associated Press on November 25, 2008; that the Government of Netherlands offered to discuss the case with the widows and a survivor of Rawagede massacre in order to help them with their grieving; we would like to find out further the context of this statement. In Rawagede, we have discussed this statement with families of the victims; and in his welcome speech during the commemoration of Rawagede incident, the Chairman of the Committee of Dutch Honorary Debts (KUKB) has made the same inquiry to Ambassador Van Dam, which unfortunately yet to be replied. But for Mrs. Kesah, 85 years, one of the widows of the Rawagede victims, your offer for a discussion is too late. She died yesterday on December 29, 2008 at 09.00 (local time). Mr. Saih, 86 years, the last survivor of the Massacre of Rawagede, is also seriously ill. More http://indonesiadutch.blogspot.com/2008/12/open-letter-to-minister-of-foreign.html Indonesian text, see: http://batarahutagalung.blogspot.com [Non-text portions of this message have been removed] Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage: http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:proletar-dig...@yahoogroups.com mailto:proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Re: Seorang lagi janda korban pembantaian di Rawagede meninggal
Seorang lagi janda korban pembantaian di Rawagede meninggal Innalillahi Wainnalillahi Rojiun. Telah berpulang ke Rahmatullah, Ibu Kesah di usia 85 tahun. Pada 29 Desember 2008, bertepatan dengan Tahun Baru Islam, 1 Muharam 1430 H, Ibu Kesah meninggal dunia dengan tenang di kediamannya di Desa Balongsari pada pukul 09.00 WIB. Jenazah almarhumah telah dikebumikan pukul 14.00. Kondisi Ibu Kesah sejak beberapa hari belakangan memang sangat lemah karena usianya yang sudah lanjut. Suami alm. Ibu Kesah adalah Sangkim, seorang petani di Desa Rawagede (nama Desa Balongsari dahulu) yang ditembak mati oleh tentara Belanda pada 9 Desember 1947. Pada hari itu, tentara Belanda membantai 431 penduduk Desa Rawagede, tanpa ada suatu proses apapun, dan jelas merupakan suatu kejahatan perang dan kejahatan atas kemanusiaan. Kejahatan perang ini melanggar Konvensi Den Haag No. 4 tahun 1907 (The Laws and Customs of War on Land), yaitu mengenai perlindungan terhadap penduduk sipil dalam suatu perang. Ironis sekali, karena konvensi tersebut justru dibuat di Ibukota Belanda, Den Haag. Konvensi Den Haag ini dipertegas lagi oleh Konvensi Jenewa No. IV (Fourth Geneva Convention, relative to the Protection of Civilian Persons in Time of War) tahun 1949. Di International Criminal Court (Pengadilan Kejahatan Internasional) yang juga berkedudukan di Ibukota Belanda, Den Haag, ada 3 jenis kejahatan yang tidak mengenal kadaluarsa, yaitu: 1. Pembantaian etnis (genocide), 2. Kejahatan atas kemanusiaan (crimes against humanity), 3. kejahatan perang (war crimes). Ibu Kesah termasuk salah seorang dari 9 orang janda korban pembantaian di Rawagede yang bersama Pak Saih, korban yang selamat terakhir, pada 9 September 2008 melalui Pengacara Belanda Gerrit Pulles, secara resmi mengajukan tuntutan kompensasi kepada pemerintah Belanda. Pada 24 November 2008, pemerintah Belanda menolak tuntutan kompensasi tersebut dengan alasan, kasusnya telah lama terjadi (too old). Namun pemerintah Belanda menawarkan untuk mendiskusikan bantuan atas penderitaan mereka (the government offered to discuss the case to help them with their grieving). Bagi Ibu Kesah, tawaran berdiskusi ini sudah terlambat. Mungkin untuk yang lain juga, mengingat usia mereka semua sudah lanjut dan yang termuda sudah berusia 81 tahun. Ibu Imi, juga seorang janda korban pembantaian di Rawagede, telah meninggal pada bulan Juni 2008 di usia 76 tahun, satu bulan sebelum kedatangan pengacara Belanda G. Pulles ke Desa Balongsari untuk mendapatkan mandat dari para janda korban. Para janda korban membubuhkan cap jempol, karena mereka semua buta huruf. Ketika suami Ibu Imi, Ridam yang juga seorang petani, ditembak mati tanpa suatu proses apapun oleh tentara Belanda di hadapannya pada 9 Desember 1947, mereka baru menikah 3 hari. Sejak itu sampai meninggal pada bulan Juni 2008, Ibu Imi tidak pernah menikah lagi. Ketika tahun 2004 Komite Nasional Pembela Martabat bangsa Indonesia (KNPMBI), organisasi yang mendirikan KUKB (Komite Utang Kehormatan Belanda) pertama kali meneliti mengenai peristiwa pembantaian oleh tentara Belanda di Rawagede, masih hidup 22 orang janda korban pembantaian. Kini, 4 tahun kemudian, tinggal 8 orang yang masih hidup. Kapan pemerintah Belanda akan merealisasikan tawaran berdiskusi dengan para janda dan korban selamat terakhir, guna membantu mereka meringankan penderitaan yang telah ditanggung selama lebih dari 61 tahun? Apakah menunggu sampai semua meninggal? Batara R Hutagalung Ketua Komite Utang Kehormatan Belanda (KUKB). [Non-text portions of this message have been removed] Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage: http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:proletar-dig...@yahoogroups.com mailto:proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Re: Akhirnya Dubes Belanda hadir di Peringatan Pembantaian di Rawagede
Akhirnya Duta Besar Belanda hadir di acara Peringatan Peristiwa Pembantaian di Rawagede Setelah puluhan tahun Pemerintah Belanda berusaha menutupi lembaran hitam masa lalu Belanda di Indonesia, akhirnya kini Pemerintah Belanda terpaksa mengakui bahwa telah terjadi kejahatan perang dan kejahatan atas kemanusiaan yang dilakukan oleh tentara Belanda selama agresi militer yang dilancarkan oleh tentara Belanda dalam upaya menjajah kembali Indonesia, setelah bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945. Pada peringatan 61 Tahun Persitiwa Pembantaian di Rawagede, yang dilaksanakan di Monumen Rawagede, Desa Balongsari, Kabupaten Karawang, Duta Besar Kerajaan Belanda Dr. Nikolaos van Dam hadir dan membacakan pernyataan tertulis dalam bahasa Indonesia, dan teks bahasa Belanda dibagikan kepada pers Belanda. Ini untuk pertamakalinya seorang pejabat tertinggi dari perwakilan Kerajaan Belanda di Indonesia hadir dalam acara peringatan peristiwa kejahatan perang yang dilakukan oleh tentara Belanda di Indonesia. Pada peringatan 60 Tahun Peristiwa pembantaian di Rawagede yang dilaksanakan pada 9 Desember 2007, Kedutaan Belanda hanya mengirim seorang pejabat rendahan, yaitu Wim Meulenberg, Wakil Kepala Bidang Penerangan dan Pers. Kehadiran Dubes Belanda ini bukanlah secara sukarela, melainkan atas keputusan parlemen Belanda. Pada 19 Oktober 2008 di Hotel JW Marriott Jakarta, dalam pertemuan antara 3 orang anggota Parlemen Belanda (Harry van Bommel, Joël Voordewind dan Harm Waalkens) dengan 2 orang janda (Wanti, 84 tahun, dan Wisah, 81 tahun) serta seorang korban selamat terakhir dari pembantaian di Rawagede, Saih, 86 tahun, Harry van Bommel menyatakan, bahwa paling sedikit Duta Besar Kerajaan Belanda yang harus hadir pada acara peringatan tesebut. Dia berjanji akan membawakan hal ini ke parlemen Belanda. (lihat, http://batarahutagalung.blogspot.com/2008/10/akhirnya-anggota-parlemen-belanda.html) Pada 18 November 2008, Harry van Bommel menyampaikan MOSI di parlemen Belanda, yang isinya mendesak Pemerintah Belanda agar menugaskan Duta Besar Belanda untuk hadir pada Peringatan 61 Tahun Peristiwa Pembantaian di Rawagede. MOSI tersebut disetujui oleh mayoritas anggota parlemen. Dalam sambutannya, Ketua Komite Utang Kehormatan Belanda (KUKB), Batara R Hutagalung memberikan informasi mengenai KUKB, kegiatan yang telah dilakukan, dan langkah-langkah yang akan ditempuh. A.l. disampaikan: Selengkapnya dan teks pernyataan Duta Besar Belanda Dr. Nikolaos van Dam, lihat: http://indonesiadutch.blogspot.com Catatan: Peristiwa Pembantaian di Rawagede di tvOne, Selasa, 23 Desember 2008, pukul 23.00. Program: NAMA DAN PERISTIWA [Non-text portions of this message have been removed] Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage: http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:proletar-dig...@yahoogroups.com mailto:proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Re: PERISTIWA BERSEJARAH. Dubes Belanda hadir di Peringatan di Rawagede 9 Desember 2008
PERISTIWA BERSEJARAH! Dubes Belanda akan hadir di Peringatan Peristiwa Pembantaian di Rawagede, 9 Desember 2008 Untuk memperingati peristiwa pembantaian di Rawagede yang terjadi pada 9 Desember 1947, Komite Utang Kehormatan Belanda (KUKB) bersama Pemerintah Kabupaten Karawang dan Yayasan Rawagede akan menyelenggarakan acara Peringatan 61 Tahun Peristiwa Pembantaian di Rawagede, yang akan dilaksanakan pada: Hari/tanggal : Selasa, 9 Desember 2008 Tempat : Monumen Rawagede, Desa Balongsari, Kecamatan Rawamerta, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Waktu : Pukul 10.00 12.00 Duta Besar Kerajaan Belanda untuk Republik Indonesia, Dr. Nikolaos van Dam, telah mengkonfirmasikan kehadirannya, dan akan memberikan sambutan. Ini untuk pertamakalinya pejabat tertinggi perwakilan Belanda di Indonesia hadir pada acara peringatan peristiwa kekejaman tentara Belanda di Indonesia antara tahun 1946 1949, selama agresi militer yang dilancarkan oleh Belanda dalam upaya menjajah kembali Indonesia, setelah bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945. Pada 9 Desember 1947, tentara Belanda membantai 431 penduduk desa, semua laki-laki di atas usia 15 tahun, U N D A N G A N Bagi pers dan pecinta sejarah yang berminat untuk menghadiri acara tersebut, kami menyediakan bis (pakai AC). Jadwal : 06.30 : Berkumpul di halaman parkir Gedung Joang 45, Jl. Menteng Raya 31, Jakarta Pusat. 07.00 : Berangkat dari Gedung Joang 45, Jakarta 10.00 : Acara di Rawagede dimulai 12.00 : Makan siang (disediakan oleh Panitia) 13.00 : Berangkat dari Rawagede 15.30 : Tiba di Jakarta (kalau tidak macet) Mengingat keterbatasan tempat, mohon mendaftarkan diri ke: Purwanto (Sekretaris KUKB), 0812 26715699, atau Batara (Ketua KUKB), 0852 86007458 Salam, Batara R Hutagalung == Latar belakang kehadiran Duta Besar Belanda Pada 18 November 2008, di Tweede Kamer (parlemen Belanda) dibahas mosi (usulan) yang dimajukan oleh Harry van Bommel, anggota parlemen Belanda dari Partai Sosialis, yang isinya mendesak pemerintah Belanda untuk mengutus Duta Besar Kerajaan Belanda untuk Republik Indonesia menghadiri acara Peringatan Peristiwa Pembantaian di Rawagede 9 Desember 1947, yang akan dilaksanakan pada 9 Desember 2008 di Monumen Rawagede, Desa Balongsari, Kecamatan Rawamerta, Kabupaten Karawang. Hasilnya, mayoritas anggota parlemen menerima usulan tersebut sebagai keputusan Parlemen Belanda. Hari itu juga (di Jakarta pukul 23.30), Harry van Bommel menelepon Batara R Hutagalung, Ketua Komite Utang Kehormatan Belanda (KUKB) dari Belanda guna menyampaikan berita yang sensasional tersebut. Ik zal het goede nieuws over het bezoek van de ambassadeur persoonlijk aan de vertegenwoordigers van de bevolking van Rawagadeh overbrengen, aldus Van Bommel. (Saya akan menyampaikan kabar baik tentang kunjungan Duta Besar tersebut secara pribadi kepada perwakilan dari penduduk Rawagede.) Setelah usulannya diterima, Van Bommel mengatakan: Ik ben heel blij dat de Kamer wil dat de hoogste vertegenwoordiger van de Nederlandse regering in Indonesië de herdenking bezoekt. Dit kan het langverwachte begin zijn van de erkenning van de misdaden die toen door Nederlandse militairen zijn gepleegd. (Saya sangat gembira karena parlemen menginginkan agar perwakilan tertinggi pemerintah Belanda di Indonesia menghadiri peringatan tersebut. Hal ini dapat menjadi awal yang telah lama dinantikan, dari pengakuan atas kejahatan-kejahatan yang dilakukan militer Belanda pada saat itu.). Teks lengkap lihat di bawah ini. Pada 9 Desember 1947, tentara Belanda membunuh 431 penduduk desa Rawagede (kini bernama Balongsari) semua laki-laki di atas 15 tahun- dalam operasi militer mencari Kapten TNI Lukas Kustario, yang mereka duga berada di desa tersebut. Para petani tersebut ditembak mati dengan menggunakan metode eksekusi di tempat (standrechtelijke excecuties), yang digunakan oleh Raymond Westerling di Sulawesi Selatan, 11 Desember 1946 21 Februari 1947. KUKB segera mengirim undangan resmi kepada Duta Besar Belanda Untuk Republik Indonesia. Dari sekretaris Duta Besar Belanda, KUKB memperoleh jawaban, bahwa Duta Besar Dr. Nikolaos van Dam akan hadir pada peringatan tersebut. Hal ini tentu merupakan suatu peristiwa bersejarah, karena untuk pertamakalinya pimpinan tertinggi perwakilan Belanda yang merupakan wakil pemerintah Belanda- di Republik Indonesia menghadiri acara peringatan peristiwa kejahatan perang (war crime) dan kejahatan atas kemanusiaan (crime against humanity) yang dilakukan oleh tentara Belanda di Indonesia selama agresi militer yang dilancarkan oleh Belanda antara tahun 1946 1949, dalam upaya Belanda menjajah kembali bangsa Indonesia, setelah bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945. Selama 60
[proletar] Re: Peristiwa Pembantaian di Rawagede di pers internasional
Ralat: Lupa judul tulisan Peristiwa Pembantaian di Rawagede di pers internasional Akhirnya pers internasional juga memberitakan mengenai peristiwa pembantaian yang dilakukan oleh tentara Belanda di Desa Rawagede pada 9 Desember 1947, di mana pada hari itu, tentara Belanda membantai 431 penduduk laki-laki di atas usia 15 tahun, tanpa proses apapun! Setelah di Belanda pada 24 November 2008 di berbagai media termasuk beberapa media terkemuka seperti Elsevier, NRC Handelsblad, Volkskrant, Trouw, dll.- diberitakan mengenai penolakan Pemerintah Belanda atas tuntutan kompensasi dari korban selamat terakhir dan 9 janda korban pembantaian di Rawagede, sehari kemudian, pada 25 November 2008, Kantor Berita Internasional, The Associated Press (AP) menurunkan berita mengenai hal ini. Berita dari AP kemudian dikutip dan disebarluaskan oleh berbagai media di berbagai Negara, a.l. USA, Belgia, Malaysia, bahkan di China, yaitu South China Morning Post. Sudah tentu di Indonesia sendiri, berbagai media juga mengutip berita dari AP tersebut, a.l. The Jakarta Post, Tempo-interaktif, Rakyat Merdeka-Online dan sejumlah weblogs. Alasan yang dikemukakan oleh Pemerintah Belanda, bahwa status peristiwa tersebut telah kadaluarsa, atau telah melampaui batas waktu, sangat tidak tepat. Di International Criminal Court ICC (Pengadilan Kejahatan Internasional) yang berkedudukan di Den Haag, Belanda, berdasarkan Statuta Roma yang menjadi landasan ICC, ada tiga jenis kejahatan yang tidak ada kadaluarsanya, yaitu: Genocide Pembantaian etnis, War crimes Kejahatan perang, Crimes against humanity Kejahatan atas kemanusiaan. Pembantaian etnis Armenia yang dilakukan oleh Turki tahun 1915, kini dibahas lagi di Eropa. Penjahat perang Jerman dan Jepang, tetap dapat dituntut sampai kapanpun. Yang dilakukan oleh tentara Belanda di berbagai tempat di Indonesia seperti di Sulawesi Selatan (11 Desember 1946 21 Februari 1947), Rawagede (9 Desember 1947), Kranggan (Januari - Februari 1949) termasuk kategori kejahatan perang dan kejahatan atas kemanusiaan. Memang di ICC juga tidak berlaku azas retroaktif. Namun seperti yang diberlakukan terhadap penjahat perang di Rwanda (Afrika) yang membantai etnis Tutsi tahun 1994, dan penjahat perang Serbia, yaitu Radovan Karadzic dan Slobodan Milosevic atas pembantaian etnis Bosnia di Srebrenica tahun 1996, dapat diadili di suatu tribunal internasional di Den Haag. Di harian Belanda Trouw edisi 11.12.1993, Kneepkens, Dosen yang memberi kuliah mengenai Hukum di Masa Perang (Law of War) di Universitas Erasmus Rotterdam, Belanda, mengusulkan agar dibentuk tribunal yang terdiri dari pakar-pakar hukum internasional untuk menelitii kejahatan perang yang dilakukan oleh tentara Belanda selama agresi militer di Indonesia antara tahun 1946 1949. Nampaknya Pemerintah Belanda juga melupakan bahwa yang telah dilakukan oleh tentara Belanda terhadap penduduk sipil selama agresi militer, jelas melanggar Konvensi Den Haag (The Hague Convention) ke II, 29 Juli 1899, dan Konvensi Den Haag ke IV, 18 Oktober 1907, yang diperkuat oleh Konvensi Jenewa (Geneva Convention) ke IV tahun 1949. Jakarta, 28 Oktober 2008 Batara R Hutagalung Mengenai pembantaian di Rawagede 9 Desember 1947, dapat dibaca di: http://batarahutagalung.blogspot.com/2006/08/pembantaian-di-rawagede-9-desember.html = The Associated Press Dutch gov't lawyer says no massacre compensation by Mike Corder The Hague Relatives of victims of a notorious massacre by Dutch troops during Indonesia's war of independence can no longer apply for compensation because the statute of limitations has expired, the government said. One survivor of the Dec. 9, 1947, summary executions in Rawagedeh on Java island and nine female relatives of some of the dozens of men killed are seeking compensation from the Dutch state. Their attorney, Liesbeth Zegveld, said Monday that a government lawyer has written to her saying the case can no longer be heard because it is too old. Zegveld said she was surprised by the ruling. The killings, for which the Dutch government has previously expressed regret, were still being discussed by lawmakers nearly 61 years later. I am surprised they dare to invoke this, she said of the statute of limitations. I find it unreasonable. Zegveld said she was pleased the government offered to discuss the case with her clients to help them with their grieving. However, she said she would not rule out taking the case before a Dutch court, despite the government's assertion it is too old. Foreign Ministry spokesman Aad Meijer underscored the government's regret, calling the killings, one of the worst examples of the painful and violent way the Netherlands and Indonesia separated at the time. It was an execution of a large group of men without any form of trial. Meijer said former Dutch Foreign Minister Ben Bot made a public
[proletar] Re: Parlemen Belanda: Dubes Belanda harus hadir di Rawagede 9 Desember 2008
Parlemen Belanda: Dubes Belanda harus hadir di acara Peringatan di Rawagede 9 Desember 2008. Dua hari yang lalu, pada pukul 23.30 saya menerima telepon dari Harry van Bommel dari Belanda. Harry van Bommel, anggota parlemen dari Partai Sosialis, bersama Joël Voordewind dari Partai Uni Kristen dan Harm Waalkens dari Partai Buruh (PvdA) di Hotel JW Marriott, Jakarta, pada 19 Oktober 2008 telah bertemu dengan dua janda korban pembantaian di Rawagede, Ibu Wanti, 84 tahun, Ibu Wisah, 81 tahun dan Pak Saih (86 tahun), korban selamat yang terakhir yang masih hidup. Harry van Bommel menyampaikan informasi mengenai MOSI yang dimajukannya di Parlemen Belanda pada 18 November yang lalu. Dalam mosi tersebut dia mengusulkan agar Duta Besar Kerajaan Belanda menghadiri Peringatan Peristiwa Pembantaian di Rawagede yang akan diselenggarakan di Monumen Rawagede pada 9 Desember 2008 yad (lihat di bawah ini). Mayoritas di parlemen Belanda akhirnya menerima mosi Harry van Bommel sebagai keputusan parlemen. Selain itu, Harry van Bommel juga menyampaikan jawaban Menteri Luar Negeri Belanda, Drs. M.J.M. Verhagen atas surat yang dikirimkannya bersama Joël Voordewind dan Harm Waalkens Di bawah ini saya lampirkan email Harry van Bommel tertanggal 25 Oktober 2008. Bagi yang ingin mengetahui mengenai hal-hal yang sehubungan dengan masalah Indonesia-Belanda, dapat membaca di weblog: http://indonesiadutch.blogspot.com Mengenai pembantaian di Rawagede dan perisitiwa sejarah lain, silakan kunjungi weblog: http://batarahutagalung.blogspot.com Salam, Batara R Hutagalung == http://www.sp.nl/wereld/nieuwsberichten/6208/081118-ambassadeur_naar_herdenking_bloedbad_in_rawagadeh.html Ambassadeur naar herdenking bloedbad in Rawagadeh 18-11-2008 Een meerderheid van de Tweede Kamer heeft ingestemd met het voorstel van SP-Kamerlid Van Bommel om de Nederlandse ambassadeur naar de herdenking van de massamoord in het Indonesische plaatsje Rawagadeh te sturen. Van Bommel: Ik ben heel blij dat de Kamer wil dat de hoogste vertegenwoordiger van de Nederlandse regering in Indonesië de herdenking bezoekt. Dit kan het langverwachte begin zijn van de erkenning van de misdaden die toen door Nederlandse militairen zijn gepleegd. De herdenking in Rawagedeh, een klein plaatsje op Java, vindt plaats op 9 december. Op die dag in 1947 vermoordden Nederlandse troepen daar ruim vierhonderd mensen uit wraak omdat zij een Indonesische strijder niet konden vinden in het dorp. Op dit moment is nog een kleine groep nabestaanden van slachtoffers en één overlevende van het drama in leven. Ze vragen om erkenning van de misdaden van toen en om verzoening nu. Zij hebben aangedrongen op aanwezigheid van een hoge vertegenwoordiger uit Nederland op hun herdenking en zien dit als belangrijke stap in het proces van verzoening. De Nederlandse regering is in dit proces zeer terughoudend geweest tot nu toe. Pas in 2007, zestig jaar na de feiten, werd een laaggeplaatste ambtenaar naar de bijeenkomst gestuurd. Van Bommel hoopt dat naast de ambassadeur ook de Nederlandse veteranen, die toentertijd verplicht waren in Indonesië te vechten, de uitgestoken hand van de bevolking aannemen en dat sommigen van hen naar de herdenking in Rawagadeh gaan. Ik zal het goede nieuws over het bezoek van de ambassadeur persoonlijk aan de vertegenwoordigers van de bevolking van Rawagadeh overbrengen, aldus Van Bommel. = Terjemahannya (Oleh Sarah Sayekti): Sebagian besar (lihat catatan di bawah) anggota parlemen Belanda sepakat dengan usulan anggota parlemen dari partai Sosialis (SP), van Bommel untuk mengutus Duta Besar Kerajaan Belanda ke peringatan peristiwa pembantaian massal di Rawagede. Van Bommel: Saya sangat gembira karena parlemen menginginkan agar perwakilan tertinggi pemerintah Belanda di Indonesia menghadiri peringatan tersebut. Hal ini dapat menjadi awal yang telah lama dinantikan, dari pengakuan atas kejahatan-kejahatan yang dilakukan militer Belanda pada saat itu. Peringatan di Rawagede, sebuah tempat kecil di pulau Jawa, akan dilaksanakan pada tanggal 9 Desember. Di hari itu pada tahun 1947 pasukan Belanda membunuh sekitar empat ratus orang sebagai balas dendam karena mereka tidak dapat menemukan seorang pejuang Indonesia di desa itu. Saat ini hanya ada sekelompok kecil ahli waris dari para korban dan seorang saksi hidup dari peristiwa tersebut yang masih hidup. Mereka menuntut pengakuan atas berbagai tindakan kejahatan dari masa lalu dan perdamaian untuk saat ini. Mereka mendesak perwakilan tertinggi Belanda untuk hadir dalam peringatan dan memandang hal ini sebagai langkah penting dalam proses perdamaian. Pemerintah Belanda sangat tertutup dalam proses ini hingga saat ini. Pada tahun 2007, enam puluh tahun setelah peristiwa, seorang pegawai rendahan diutus untuk menghadiri pertemuan tersebut. Van Bommel berharap bahwa selain Duta Besar,
[proletar] Re: 10 NOVEMBER 1945. Mengapa Inggris Membom Surabaya? Bagian dua
10 NOVEMBER 1945. Mengapa Inggris Membom Surabaya? Bagian dua Setelah Letnan Jenderal Sir Phillip Christison mengeluarkan ancamannya, dalam waktu singkat Inggris menambah kekuatan mereka di Surabaya dalam jumlah sangat besar, mobilisasi militer Inggris terbesar setelah Perang Dunia II usai. Pada 1 November, Laksamana Muda Sir. W. Patterson, berangkat dari Jakarta dengan HMS Sussex dan mendaratkan 1.500 Marinir di Surabaya. Mayor Jenderal Mansergh, Panglima 5th British-Indian Division, berangkat dari Malaysia memimpin pasukannya dan tiba di Surabaya tanggal 3 November 1945. Masuknya pasukan Divisi 5 yang berjumlah 24.000 tentara secara berangsur-angsur, sangat dirahasiakan. Divisi 5 ini sangat terkenal karena ikut dalam pertempuran di El Alamein, di mana pasukan Marsekal Rommel, perwira Jerman yang legendaris dikalahkan. Mansergh juga diperkuat dengan sisa pasukan Brigade 49 dari Divisi 23, kini di bawah pimpinan Kolonel Pugh, yang menggantikan Mallaby. Rincian pasukan Divisi 5: 4th Indian Field Regiment. 5th Field Regiment. 24th Indian Mountain Regiment. 5th (Mahratta) Anti-Tank Regiment (artileri). 17th Dogra Machine-Gun Battalion. 1/3rd Madras Regiment (H.Q. Battalion). 3/9th Regiment (reconnaissance battalion) (infanteri, di bawah komando Brigadir Jenderal Robert Guy Loder-Symonds. Tewas pada 11 November 1945. Dimakamkan di Menteng Pulo, Jakarta) 9th Indian Infantry Brigade. 2nd West Yorkshire Regiment. 3/2nd Punjab Regiment. 1st Burma Regiment. (infanteri, di bawah komando Brigadir Jenderal H.G.L. Brain) 123rd Indian Infantry Brigade. 2/1st Punjab Regiment. 1/17th Dogra Regiment. 3/9th Gurkha Rifles. (infanteri, di bawah komando Brigadir Jenderal E.J. Denholm Young) 161st Indian Infantry Brigade. I/1st Punjab Regiment. 4/7th Rajput Regiment. 3/4th Gurkha Rifles. (infanteri, di bawah komando Brigadir Jenderal E.H.W. Grimshaw) Armada di bawah komando Captain R.C.S. Carwood a.l. terdiri dari: Fregat HMS Loch Green dan HMS Loch Glendhu; kapal penjelajah HMS Sussex serta sejumlah kapal pengangkut pasukan dan kapal pendarat (landing boot). Persenjataan yang dibawa adalah skuadron kavaleri yang semula terdiri dari tank kelas Stuart, kemudian diperkuat dengan 21 tank kelas Sherman, sejumlah Brenncarrier dan satuan artileri dengan meriam 15 pon dan Howitzer kaliber 3,7 cm. Tentara Inggris juga dipekuat dengan squadron pesawat tempur yang terdiri dari 12 Mosquito dan 8 pesawat pemburu P-4 Thunderbolt, yang dapat membawa bom seberat 250 kilo. Jumlah pesawat terbang kemudian ditambah dengan 4 Thunderbolt dan 8 Mosquito. Tanggal 9 November 1945, Mansergh menyerahkan 2 surat kepada Gubernur Suryo. Yang pertama berupa ULTIMATUM yang ditujukan kepada All Indonesians of Sourabaya lengkap dengan Instructions. Yang kedua merupakan penjelasan/rincian dari ultimatum tersebut. Bunyi ultimatum yang disebarkan sebagai pamflet melalui pesawat udara pada 9 November pukul 14.00. adalah : November, 9th. 1945. TO ALL INDONESIANS OF SOERABAYA. On October 28th, the Indonesians of Soerabaya treacherously and without provocation, suddenly attacked the british Forces who came for the purpose of disarming and concentrating the Japanese Forces, of bringing relief to Allied prisoners of war and internees, and of maintaining law and order. In the fighting which ensued British personel were killed or wounded, some are missing, interned women and children were massacred, and finally Brigadier Mallaby was foully murdered when trying to implement the truce which had been broken in spite of Indonesian undertakings. The above crimes against civilization cannot go unpunished. Unless therefore, the following ordes are obeyed without fail by 06.00 hours on 10th.November at the latest, I shall enforce them with all the sea, land and air forces at my disposal, and those Indonesians who have failed to obey my orders will be solely responsible for the bloodshed which must inevitably ensue. (Signed) Maj.Gen.R.C.Mansergh Commander Allied Land Forces, East Java. Instructions My orders are: 1. All hostages held by the Indonesians will be returned in good condition by 10.00 hours 9th. November. 2. All Indonesian leaders, including the leaders of the Youth Movements, the Chief Police and the the Chief Official of the Soerabaya Radio will report at Bataviaweg by 18.00 hours, 9th November. They will approach in single file carrying any arms they possess. These arms will be laid down at a point 100 yards from the rendezvous, after which the Indonesians will approached with their hands above their heads and will taken into custody, and must be prepared to sign a document of unconditional surrender. 3. (a) All Indonesians unauthorized to carry arms and who are in possession of same will report either to the roadside
[proletar] Re: 10 NOVEMBER 1945. Mengapa Inggris Membom Surabaya? Bagian tiga. Selesai
halaman. * Epilog Pada 9 November 1999, di Jakarta didirikan Komite Pembela Hak Asasi Rakyat Surabaya Korban Pemboman November 1945 (KPHARS). Pada 10 November 1999 KPHARS melakukan demonstrasi ke Kedutaan Besar Inggris di Jakarta dan menuntut Pemerintah Inggris meminta maaf kepada rakyat Surabaya khususnya dan bangsa Indonesia umumnya atas pemboman tersebut dan bertanggungjawab atas tewasnya sekitar 20.000 penduduk Surabaya dan kehancuran kota, terutama Surabaya bagian selatan. Delegasi KPHARS diterima oleh Simon Tongue, First Secretary Politics, British Embassy, dan meneruskan tuntutan kepada Duta Besar Inggris, Sir Robin Christopher, yang kemudian diteruskan kepada Perdana Menteri Inggris Tony Blair. Pada 1 April 2000, Pemerintah Inggris mengirim Nigel Pooley, Head of Indonesia-S.E.Asian Department- Foreign and Commonwealth Office London, Departemen Luar Negeri Inggris, dan bertemu dengan Batara Hutagalung, Ketua KPHARS, di Hotel Majapahit di Surabaya. Nigel Pooley menyampaikan, bahwa Pemerintah Inggris telah menerima tuntutan KPHARS yang disampaikan melalui Kedutaan besar Inggris di Jakarta, dan sedang menindaklanjutinya. Pada 31 Agustus 2000, Richard Gozney menggantikan Sir Robin Christopher sebagai Duta Besar Kerajaan Inggris untuk Indonesia. Di akhir tahun 70-an, Richard Gozney pernah bertugas di Kedutaan Inggris di Jakarta sebagai First Secretary Pada 17 Oktober 2000, Batara Hutagalung, Ketua KPHARS diundang oleh Richard Gozeney dan bertemu di kantornya di Jl. Thamrin, Jakarta. Ketua KPHARS menyampaikan dokumen-dokumen yang membuktikan adanya konspirasi Belanda dan Inggris tahun 1945 dan juga pelanggaran HAM berat dan bahkan kejahatan perang yang telah dilakukan oleh tentara Inggris di Surabaya bulan November 1945. Dalam kesempatan tersebut, Batara Hutagalung mengundang Richard Gozney untuk hadir sebagai pembicara dalam seminar yang akan diselenggarakan bersama LEMHANNAS RI. Pada 27 Oktober 2000, bekerjasama dengan Lembaga Ketahanan Nasional RI (LEMHANNAS RI), KPHARS menyelenggarakan seminar internasional di Gedung Lemhannas RI dengan judul The Battle of Surabaya November 1945. Back Ground and Consequences. Keynote speaker: Menteri Pertahanan RI Prof. Dr. Mahfud MD, Pembicara: Richard Gozney, Dr. Ruslan Abdulgani, Dra. Suwarni Salyo, Mayjen TNI (Purn.) Soebiantoro. Moderator: Dra. Irna HN Hadi Soewito dan Batara R Hutagalung. Selain Atase Pertahanan Inggris, juga hadir Atase pertahanan dari Jerman, Australia, India dan Pakistan serta beberapa peserta asing lainnya. Pada seminar tersebut, Duta Besar Kerajaan Inggris, Richard Gozney, sebagai pembicara kedua setelah Dr. Ruslan Abdulgani, menyampaikan pernyataan sebagai berikut (Disampaikan dalam bahasa Indonesia, tanpa teks): Bapak Ketua, Bapak Gubernur Lemhannas dan Bapak Ruslan Abdulgani, banyak terima kasih. Kesulitan saya jelas, bagaimana bisa ikuti seorang tokoh seperti yang barusan, terutama seorang tokoh yang mempunyai ingatan, mempunyai memory seperti seekor gajah. Saya baru 2 bulan kembali ke Indonesia; saya merasa seperti punya ingatan atau memory seperti seekor tikus kecil, dibandingkan dengan Bapak Ruslan. Apalagi saya tidak punya di sini beberapa lelucon seperti Bapak Ruslan. Yang belum sempat mengantuk atau istirahat, boleh sekarang. Pertama-tama saya mau berterima kasih banyak kepada Pak Batara Hutagalung untuk undangan ini, dan untuk kesempatan ikut serta dalam seminar ini. Pada waktu saya terima undangan, saya ragu-ragu, dengan pertanyaan untuk saya sendiri. Saya tanya: Apakah ini sudah waktunya, sudah matang untuk bisa ikut serta dalam seminar tentang peristiwa yang begitu peka untuk Indonesia, untuk sejarah Indonesia? Tetapi saya dianjurkan oleh Pak Batara dan yang lain-lain dan juga oleh beberapa tokoh di Surabaya, di mana saya bicarakan tentang hal ini. Mereka mengatakan, sekarang sudah waktunya, dan ini dalam suasana rekonsiliasi yang ada di sini. Sudah waktunya untuk menyampaikan sambutan dari perwakilan Inggris di sini. Kemudian saya tidak ragu-ragu lagi. Saya menerima undangan itu, tetapi, seperti Pak Batara bilang tadi, saya bukan ahli sejarah, apalagi ahli sejarah peristiwa bulan Oktober dan November 1945 di Surabaya, dan malahan belum sempat mempelajari secara mendalam dokumen-dokumen seperti yang punya Pak Roeslan Abdulgani atau yang dipelajari Pak Roeslan di Archive di London. Saya tidak akan bicara lama di sini, singkat saja. Secara sangat serius, pertama-tama saya mau katakan, yaitu bahwa kami di Inggris sangat menyesal atas tewasnya ribuan orang di Surabaya. Kami hormati orang Indonesia yang menjadi korban dan memperingati kehidupan mereka. Kami juga menghormati tentu saja prajurit-prajurit Inggris yang meninggal, 500 orang yang disebut tadi oleh Pak Roeslan. Kami juga menghormati ribuan orang Belanda dan orang Indo Belanda yang dibunuh sebagai akibat penyerbuan Indonesia oleh Jepang pada tahun empatpuluhan itu. Oleh karena itu
[proletar] Re: 10 NOVEMBER 1945. MENGAPA INGGRIS MEMBOM SURABAYA?
Terlebih dahulu kepada sahabatku Bambang Sulistomo, putra Bung Tomo, saya menyampaikan Selamat Atas Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional Kepada Bung Tomo. Walaupun penganugerahan ini terlambat puluhan tahun, karena Bung Tomo tidak selalu sejalan dengan penguasa di masa lalu. Nama Bung Tomo tidak dapat dipisahkan dengan perjuangan rakyat Indonesia di Surabaya pada bulan Oktober dan November 1945. Setiap tanggal 10 November, bangsa Indonesia memperingati Hari Pahlawan, untuk mengenang perjuangan rakyat Surabaya melawan tentara Inggris, untuk mempertahankan kemerdekaan yang telah diproklamasikan pada 17 Agustus 1945. Namun berapa banyak orang Indonesia yang mengetahui, mengapa Inggris pada waktu itu mengerahkan kekuatan militer terbesarnya angkatan darat, laut dan udara- setelah Perang Dunia usai, untuk menghancurkan kota Surabaya? Mengapa Inggris mengirim Divisi V, yang memenangkan pertempuran melawan tentara Jerman di bawah komando Marsekal Erwin Romel, perwira Jerman yang legendaris, dalam pertempuran di El Alamein, Afrika? Apa dan di mana akar permasalahannya sehingga pemenang Perang Dunia II itu secara membabibuta melakukan pengeboman terhadap satu kota yang mengakibatkan tewasnya sekitar 20.000 penduduk, yang sebagian besar adalah penduduk sipil non combatant- termasuk wanita dan anak-anak? Berapa banyak orang Indonesia yang mengetahui mengenai pertempuran heroik di Surabaya pada 28/29 Oktober 1945, di mana tentara Inggris, yang baru saja memenangkan Pernag Dunia II di Eropa melawan Jerman dan Asia Tenggara melawan Jepang, oleh rakyat Indonesia dipaksa mengibarkan BENDERA PUTIH? Dalam pertempuran dahsyat tersebut, boleh dikatakan seluruh sukubangsa Indonesia diwakili oleh para pemudanya di Surabaya mempertahankan kemerdekaan yang baru diproklamaasikan dua bulan sebelumnya. Apabila pada 28 Oktober 1928 para pemuda di jajahan Belanda mencetuskan kehendak untuk memiliki Satu Nusa, Satu Bangsa dan Satu Bahasa, maka TEPAT 17 TAHUN KEMUDIAN, yaitu pada 28 Oktober 1945, keinginan tesebut memperoleh wujud nyata. Para pemuda bersatu padu dengan satu tekad, mengorbankan jiwa untuk mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Pada 9 November 1945 pukul 14.00, disebarkan pamphlet di atas kota Surabaya yang berisi ultimatum Panglima Divisi V tentara Inggris, Mayor Jenderal RC Mansergh, di mana diberikan dua alasan, yaitu: Pertama, orang Indonesia di Surabaya pada 28 Oktober 1945 secara licik dan tanpa sebab telah menyerang tentara Inggris, yang datang untuk melucuti tentara Jepang, membantu tawanan perang dan interniran sekutu dan memulihkan hukum dan ketertiban. Kedua, dalam penyerangan tersebut yang mengakibatkan prajurit Inggris terbunuh, luka-luka atau hilang, wanita dan anak-anak dibantai dan akhirnya dengan keji membunuh Bigadir Jenderal Mallaby, yang berusaha melaksanakan gencatan senjata yang telah dilanggar oleh orang Indonesia. Oleh karena itu Mansergh mengancam, apabila rakyat Surabaya tidak mematuhi perintahnya secara penuh sampai paling lambat pada 10 November pukul 06.00, maka dia akan mengerahkan seluruh kekuatan yang dimilikinya dan orang-orang Indonesia yang tidak mematuhi perintahnya, akan bertanggungjawab atas pertumpahan darah yang akan timbul. Perintahnya antara lain: Seluruh pemimpin bangsa Indonesia termasuk pemimpin-pemimpin Gerakan Pemuda, Kepala Polisi dan Kepala Radio Surabaya harus melapor ke Bataviaweg pada 9 November jam 18.00. Mereka harus datang berbaris satupersatu membawa senjata yang mereka miliki. Senjata-senjata tersebut harus diletakkan di tempat berjarak 100 yard dari tempat pertemuan, setelah itu orang-orang Indonesia itu harus mendekat dengan kedua tangan mereka di atas kepala mereka dan akan ditahan, dan harus siap untuk menandatangani dokumen menyerah tanpa syarat. Mansergh telah menyusun perintahnya yang sangat merendahkan dan menghina pimpinan Indonesia, sehingga tidak akan mungkin dipenuhi oleh pihak Indonesia, terutama kalimat: harus mendekat dengan kedua tangan mereka di atas kepala mereka dan akan ditahan, dan harus siap untuk menandatangani dokumen menyerah tanpa syarat. Dengan formulasi yang sangat keras dan kasar ini, Mansergh pasti memperhitungkan, bahwa pimpinan sipil dan militer di Surabaya tidak akan menerima hal ini, sebab apabila pimpinan bangsa Indonesia menandatangani pernyataan MENYERAH TANPA SYARAT, berarti melepaskan kemerdekaan dan kedaulatan yang baru saja diproklamasikan pada 17 Agustus 1945. Ternyata kedua alasan yang dikemukakan oleh Meyjen Mansergh tidak benar, dan bahkan sebaliknya, yaitu pihak tentara Inggris yang telah melanggar gencatan senjata sehingga terjadi tembak-menembak yang mengakibatkan tewasnya komandan Brigade 49, Brigadir Jenderal AWS Mallaby. Apabila kedua alas an tersebut tidak benar, maka apa alas an Inggris yang sebenarnya? Berikut ini saya sampaikan cuplikan dari buku Batara R. Hutagalung 10 November 45. Mengapa Inggris Membom Surabaya?
[proletar] Re: Batara Hutagalung, Eurico Guteres diskusi SUMPAH PEMUDA di TvOne
Dear all, Batara Hutagalung, Eurico Guteres, Sarjono Kartosuwiryo, Svetlana Nyoto (putrid alm. Tokoh PKI Nyoto), diskusi mengenai SUMPAH PEMUDA, di TvOne, hari Selasa, 28 Oktober 2008 pukul 19.30 di acara COVER STORY. Salam, Batara R Hutagalung [Non-text portions of this message have been removed] Post message: [EMAIL PROTECTED] Subscribe : [EMAIL PROTECTED] Unsubscribe : [EMAIL PROTECTED] List owner : [EMAIL PROTECTED] Homepage: http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Re: Akhirnya anggota parlemen Belanda bertemu dengan korban pembantaian di Rawagede
PERISTIWA BERSEJARAH!!! Akhirnya anggota parlemen Belanda bertemu dengan korban pembantaian di Rawagede. Pada hari kedatangan delegasi parlemen Belanda di Jakarta, Minggu, 12 Oktober 2008, Ketua Komite Utang Kehormatan Belanda (KUKB), Batara R Hutagalung bersama Sekretaris KUKB, Dian Purwanto, menemui Harry van Bommel, anggota parlemen dari fraksi Partai Sosialis, partai oposisi terbesar di parlemen Belanda, di Hotel JW Marriott, tempat delegasi parlemen Belanda menginap. Tujuan kunjungan delegasi parlemen Belanda ke Indonesia setiap tahun, selain memantau proyek-proyek yang didanai oleh Belanda, mereka juga memantau dan mengawasi kondisi HAM di Indonesia. Fokus mereka selalu pelanggaran HAM di Aceh, Maluku dan Papua. Dahulu sebelum merdeka, juga Timor Timur. Sebagaimana diberitakan oleh pers di Indonesia, kunjungan delegasi parlemen Belanda kali ini juga memantau kondisi HAM di Indonesia. Dalam pertemuan dengan Wapres Jusuf Kalla, ketua delegasi HJ Ormel menyampaikan bahwa mereka mengkhawatirkan kasus HAM di Indonesia, terutama di Maluku dan Papua. (lihat Kompas, 17.10.2008). Dengan latar belakang ini, KUKB mengusulkan agar delegasi parlemen Belanda juga mengunjungi desa Rawagede, yang letaknya hanya sekitar 80 km dari Jakarta. Sebagaimana kini telah diketahui oleh banyak orang Belanda, pada 9 Desember 1947, tentara Belanda membantai 431 penduduk desa Rawagede, tanpa proses, tuntutan, pembelaan, dsb. Hal ini bukan hanya merupakan pelanggaran HAM berat, melainkan kejahatan perang, karena yang dibantai adalah penduduk sipil, non-combatant, dan jelas melanggar konvensi Jenewa. KUKB memberikan pilihan, apabila delegasi menyatakan bahwa acara mereka sangat padat dan waktu mereka sempit, KUKB menawarkan untuk mendatangkan para janda dari Rawagede ke Jakarta dan bertemu dengan mereka di Hotel tempat mereka menginap. Pada hari Senin, 13 Oktober, Harry van Bommel membawakan usulan KUKB ke rapat delegasi parlemen Belanda. Ternyata mayoritas delegasi menolak kedua usulan tersebut. Pada hari Selasa, 14 Oktober, Harry van Bommel dan KUKB menggelar jumpa pers bersama (joint press meeting), yang juga dihadiri oleh koresponden harian Belanda terkemuka, NRC Handelsblad. Sebelumnya, koresponden NRC Handelsblad, Elske Schouten, telah mewawancarai Ketua KUKB melalui telepon, dan pada hari itu juga, diberitakan di Belanda. (lihat berita di bawah ini). Harry van Bommel menyampaikan kekecewaan dan kesedihannya, atas keputusan mayoritas rekan-rekannya. Batara Hutagalung menyatakan, dengan demikian terbukti, bahwa sebagian besar anggota parlemen Belanda buta sebelah mata. Mereka hanya mau mengawasi pelanggaran HAM yang dilakukan oleh orang Indonesia terhadap orang Indonesia sendiri, namun menolak untuk membicarakan kejahatan perang yang telah dilakukan oleh tentara Belanda terhadap orang Indonesia di Indonesia. NRC Handelsblad mengutip ucapan Batara Hutagalung dalam beritanya pada hari itu juga, 14 Oktober. (lihat berita Handelsblad di bawah ini). Hampir seluruh media di Belanda memberitakan penolakan delegasi parlemen Belanda untuk bertemu dengan para janda dan keluarga korban pembantaian di Rawagede. KUKB kemudian mengusulkan kepada Harry van Bommel, apabila dia satu-satunya yang bersedia untuk bertemu dengan keluarga korban Rawagede dan waktunya sempit, KUKB akan menghadirkan beberapa janda dari Rawagede, untuk bertemu dengannya di Hotel Marriott, tempat dia menginap. Pada 18 Oktober 2008 pukul 16.30, Harry van Bommel mengirim SMS kepada Batara Hutagalung, bahwa selain dirinya, seorang anggota delegasi yang lain, Joël S. Voordewind dari Partai Uni Kristen juga bersedia menerima kunjungan para janda dari Rawagede pada hari Minggu jam 14.00 di Hotel Marriott. . Dalam waktu singkat, KUKB mengorganisir pertemuan di Lounge Hotel Marriott.pada hari Minggu, 19 Oktober yang dimulai tepat pukul 14.00 sesuai rencana. Dari Rawagede hadir Saih, 86 tahun, orang terakhir yang selamat dari pembantaian di Rawagede. Dia kena tembak dua kali, tetapi dia hanya terluka, namun ayahnya yang berdiri di sampingnya, mati ditembak. Selain itu hadir dua orang janda korban yaitu Wanti, 84 tahun, Wisah, 81 tahun dan hadir juga Sukarman, Ketua Yayasan Rawagede. Dari delegasi parlemen Belanda, di luar dugaan, selain Harry van Bommel dan Joël Voordewind, juga hadir Harm Evert Waalkens dari Partai Buruh (PvdA). Yang istimewa dalam hal ini adalah, Partai Uni Kristen dan Partai Buruh, merupakan partai koalisi di pemerintahan Belanda. Oleh karena itu, van Bommel menyatakan bahwa pertemuan ini mempunyai bobot yang besar. Dari KUKB hadir Batara Hutagalung, Ketua KUKB dan Purwanto, Sekretaris KUKB. Pers yang meliput adalah TVRI, tvOne, RRI, Detikcom dan koresponden dari harian Belanda NRC Handelsblad. Jawa Pos dan Rakyat Merdeka meminta keterangan melalui telepon dan email. Joël Voordewind dan Harm Waalkens hadir selama sekitar 1 jam, sampai pukul 15.00. Pertemuan dengan
[proletar] Re: Press Release KUKB dan Pernyataan harry van Bommel
Dengan hormat, Kami lampirkan di bawah ini Press Release dari KUKB, dan pernyataan dari Harry van Bommel, anggota Parlemen Belanda dari Partai Sosialis. Harry van Bommel merupakan anggota delegasi parlemen Belanda dari komisi luar negeri (Permanent Committe on Foreign Affairs in Dutch Parliament) Pada hari Selasa, 14 Oktober 2008 bertempat di Hotel Mariott, Jakarta, Harry van Bommel dan KUKB mengadakan Jumpa Pers bersama (Joint Press Meeting). Sehubungan dengan penolakan mayoritas delegasi parlemen Belanda untuk berkunjung ke Rawagede, Harry van Bommel menyampaikan kekecewaannya dan malu terhadap sikap para koleganya. (lihat beritanya di Harian Belanda NRC-Handelsblad di bawah ini). Delegasi juga tidak bersedia menerima kunjungan para janda ke Jakarta, dan bahkan tidak bersedia bertemu dengan Ketua KUKB, Batara Hutagalung. Alasan mereka, kini masalah tersebut sudah menjadi masalah hukum, karena pengacara para janda telah mengajukan kasus ini ke pengadilan di Belanda, sehingga parlemen Belanda tidak mau hal ini dianggap sebagai intervensi terhadap hukum. Namun Harry van Bommel menjelaskan, bahwa yang baru dilakukan oleh pengacara Gerrit Pulles adalah menulis surat resmi kepada pemerintah Belanda, dan belum mengajukan ke pengadilan. Gerrit Pulles menyatakan, apabila pemerintah Belanda tidak merespons secara positif, akan mengajukan kasus pembantaian di Rawagede ke Mahkamah Internasional di Den Haag. Partai Sosialis yang merupakan partai terbesar ketiga di Belanda dan partai oposisi terbesar di parlemen Belanda dengan jumlah kursi 27, telah beberapa kali membawakan kasus Rawagede ke parlemen Belanda, dan didukung oleh beberapa partai oposisi lain seperti Partai Groen Links. Namun belum mendapat persetujuan dari mayoritas di parlemen Belanda. Ketua KUKB, Batara Hutagalung menyampaikan, bahwa hingga saat ini pemerintah belanda tetap tidak mau mengakui de iure kemerdekaan Republik Indonesia adalah 17 Agustus 1945. Pada 16 Agustus 2005, Menlu Belanda waktu itu, Ben Bot, menyatakan bahwa kini pemerintah Belanda menerima 17 Agustus 1945 secara politik dan moral, namun tidak secara yuridis, karena pengakuan secara yuridis telah diberikan pada 27 Desember 1949, yaitu kepada Republik Indonesia Serikat (RIS). Pemerintah Belanda juga tidak menganggap Indonesia sebagai mitra yang sejajar. Sebagai contoh adalah diberlakukannya kebijakan pemberian visa on arrival bagi warga Belanda. Artinya, seorang pemuda Belanda dengan ransel punggung (back-packers) dan uang yang minim, dapat berkunjung ke Indonesia tanpa masalah, kaena tidak perlu memint visa terlebih dahulu. Namun bagi seorang milyuner Indonesia, tidak mudah untuk memperoleh visa Belanda. Negara tetangga kita, Malaysia, ke mana-mana juga tidak perlu meminta visa. Cukup visa-on-arrival. Di Belanda, selain di website parlemen Belanda (Tweedekamer) dan website Partai Sosialis, hampir semua media, termasuk beberapa harian terkemuka di Belanda, seperti De Volkskrant, Het Parool, NRC Handelsblad dan bahkan harian konservatif De Telegraaf, telah menurunkan berita mengenai penolakan sebagian besar anggota parlemen Belanda untuk ke Rawagede dan juga tidak mau menerima kunjungan para janda korban agresi militer Belanda di Rawagede. Harian NRC-Handelsblad mengutip pernyataan Ketua KUKB Batara Hutagalung, bahwa dengan demikian delegasi parlemen Belanda buta sebelah mata (lihat beritanya di bawah ini). Harian NRC-Handelsblad juga membuat kolom polling pro-contra anggota parlemen Belanda berkunjung ke Rawagede dan meminta maaf kepada para jana dan keluarga korban pembantaian yang dilakukan oleh tentara Belanda. (lihat: http://weblogs2.nrc.nl/discussie/2008/10/14/moeten-de-kamerleden-die-nu-in-indonesie-zijn-van-de-gelegenheid-gebruik-maken-om-excuses-aan-te-bieden-voor-nederlandse-oorlogsmisdaden/#comments) Terima kasih atas perhatian yang diberikan. Batara Hutagalung. Ketua Komite Utang Kehormatan Belanda (KUKB) Bagi yang ingin mengetahui lebih lanjut mengenai Rawagede, dapat mengunjungi weblog: http://indonesiadutch.blogspot.com dan http://batarahutagalung.blogspot.com Petisi-online kepada pemerintah Belanda: http://www.petitiononline.com/brh41244/petition.html = KOMITE UTANG KEHORMATAN BELANDA (Committee of Dutch Honorary Debts) Sekretariat Indonesia: Jl. Wahyu No. 2 B, Gandaria Selatan, Jakarta Selatan 12420 Tel./Fax: (+62) - 021 7590 1884. Email: [EMAIL PROTECTED] Website: http://www.kukb.or.id. Weblog: http://indonesiadutch.blogspot.com PRESS RELEASE 14 Oktober 2008 Untuk kesekian kalinya delegasi parlemen Belanda mengunjungi Indonesia. Selain mengunjungi proyek-proyek yang didanai oleh Belanda, mereka selalu memantau dan mengawasi kondisi HAM di Indonesia, terutama sejak 10 tahun belakangan ini. Tak jarang parlemen Belanda melontarkan berbagai kritik tajam terhadap pelanggaran
[proletar] Re: Kemunafikan Sebagian Besar Anggota Parlemen Belanda
Kemunafikan Sebagian Besar Anggota Parlemen Belanda Untuk kesekian puluh kalinya delegasi parlemen Belanda mengunjungi Indonesia. Selain mengunjungi proyek-proyek yang didanai oleh Belanda, mereka selalu memantau dan mengawasi kondisi HAM dan perkembangan demokrasi di Indonesia, terutama sejak 10 tahun belakangan ini. Tak jarang parlemen Belanda melontarkan berbagai kritik tajam terhadap pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia. Fokus mereka selama ini adalah Aceh, Maluku dan Papua. Dahulu sebelum merdeka, juga Timor Timur. (Lihat di bawah ini berita dari Radio Nederland 7 Mei 2001). Kali ini delegasi parlemen Belanda juga akan memantau kondisi HAM di Indonesia, dan akan bertemu dengan berbagai kalangan, a.l. dengan komunitas Maluku, janda almarhum Munir, dll. Memang sangat mulia kegiatan tersebut, yaitu ikut memperhatikan masalah pelanggaran HAM yang terjadi di negara lain. Namun sayangnya, pengawasan terhadap masalah pelanggaran HAM hanyalah yang terjadi di kalangan bangsa Indonesia sendiri, dan mayoritas di parlemen Belanda tidak mau tahu mengenai berbagai kejahatan perang, kejahatan atas kemanusiaan dan pelanggaran HAM berat lain yang dilakukan oleh tentara Belanda di Indonesia antara tahun 1945 1950, dalam upaya menjajah kembali Indonesia. Melalui salah seorang anggota delegasi parlemen Belanda dari Fraksi Partai Sosialis, Harry van Bommel, yang ditemui oleh Ketua Komite Utang Kehormatan Belanda (KUKB) Batara R Hutagalung pada hari Minggu, 12 Oktober 2008, diusulkan agar delegasi parlemen Belanda juga berkunjung ke Rawagede, di mana pada 9 Desember 1947 tentara Belanda membantai 431 penduduk desa. Ternyata mayoritas delegasi parlemen Belanda menolak untuk berkunjung ke Rawagede, yang jaraknya hanya sekitar satu setengah jam perjalanan dari Jakarta. Mereka mengunjungi daerah-daerah yang jaraknya ribuan kilometer dari Jakarta, dan bahkan belasan ribu kilometer dari Belanda untuk memantau pelanggaran HAM yang dilakukan oleh oang Indonesia terhadap orang Indonesia, namun tidak besedia mengunjungi daerah yang hanya berjarak sekitar 80 kilometer dari Jakarta, di mana terjadi pembantaian yang dilakukan oleh tentara Belanda terhadap penduduk sipil Indonesia. Bahkan mayoritas delegasi juga menolak untuk secara resmi bertemu dengan Ketua Komite Utang Kehormatan Belanda. Selama ini, delegasi-delegasi parlemen Belanda menemui dan membantu LSM-LSM di Indonesia yang mengungkap berbagai pelanggaran HAM yang dilakukan oleh orang Indonesia terhadap sesama orang Indonesia, namun mereka tidak bersedia bertemu, apalagi LSM yang mengungkap pelanggaran HAM yang dilakukan oleh orang Belnda terhadap orang Indonesia! Pembantaian yang dilakukan oleh tentara Belanda pada 9 Desember 1947, terjadi sehari setelah perundingan perdamaian di atas kapal perang Amerika USS Renville dimulai, Pembunuhan massal terhadap penduduk sipil tanpa proses, tuntutan, pembelaan dan putusan pengadilan, bukan hanya merupakan suatu kejahatan perang (war crimes), melainkan juga kejahatan atas kemanusiaan (crimes against humanity), karena merupakan pembantaian teroganisir terhadap penduduk sipil, non-combatant, dan melanggar konvensi Jenewa. Kejahatan-kejahatan tersebut juga merupakan kategori kejahatan tertinggi di International Criminal Court (Pengadilan Kejahatan Internasional) yang berkedudukan di Den Haag, Belanda. Pada 9 September 2008, hampir 61 tahun setelah peristiwa pembantaian tersebut, pengacara di Belanda, Gerrit Pulles, yang diberi mandat (dengan cap jempol karena semua buta huruf) untuk mewakili 9 orang janda korbang yang masih hidup, dan orang terakhir yang selamat dari pembantaian, Saih (84 tahun), secara resmi menuntut pemerintah Belanda untuk bertanggungjawab atas pembantaian tersebut dan memberikan kompensasi kepada para janda korban dan korban terakhir yang selamat. KUKB telah menangani kasus Rawagede sejak tahun 2005 sebelumnya ditangani oleh Komite Nasional Pembela Martabat Bangsa Indonesia (KNPMBI), yang pada 5 Mei 2005 mendirikan Komite Utang Kehormatan Belanda (KUKB)- dan kini telah membuat Rawagede menjadi desa di Indonesia yang paling dikenal di Belanda. Berbagai hal mengenai peristiwa pembantaian di Rawagede mulai terungkap. (lihat weblog: http://indonesiadutch.blogspot.com, dan http://batarahutagalung.blogspot.com) Harry van Bommel juga mendukung, bahwa Rawagede merupakan ujung tombak tuntutan kepada pemerintah belanda untuk bertanggungjawab atas agresi militer Belanda di Indonesia antara tahun 1945 1950, setelah bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya pada 17.8.1945, yang telah menewaskan ratusan ribu rakyat Indonesia. Perdana Menteri Belanda, Jan Peter Balkenende sangat gigih memperjuangkan keadilan bagi seorang wartawan Belanda, Sander Robert Thoenes, yang tewas di Becora, Dili, Timor Timur pada 21 September 1999. (Lihat petisi KUKB kepada PM Belanda Balkenende, 15 Agustus 2008. Terjemahan petisi dalam bahasa Inggris dapat dilihat di
[proletar] Re: Statement from Mr. Harry van Bommel and Mrs. Krista van Velzen
Dear all, please kindly find the statement from Mr. Harry van Bommel and Mrs. Krista van Velzen, Regarding the massacre in Rawagede, that I have received ten minutes ago from Mr. Harry van Bommel I met Mrs Krista van Velzen at the Netherlands parliament in the Hague on April 22, 2008. The delegation of Dutch Members of Parliament will arrive in Jakarta on October 12, 2008. To know more about Rawagede, please visit http://indonesiadutch.blogspot.com and http://batarahutagalung.blogspot.com Petition to the Dutch government: http://www.petitiononline.com/brh41244/petition.html Best regards, Batara R Hutagalung Chairman of the Committee of Dutch Honorary Debts. Komite Utang Kehormatan Belanda (KUKB) Compensate the victims of Rawagedéh This week a delegation of Dutch Members of Parliament is visiting Indonesia. The biggest opposition group,.the Socialist Party (SP), will also participate in this delegation. In our view, while it is of the utmost importance that the Netherlands and Indonesia have good relations with each other, this can only be achieved via the recognition, at the same time, of mistakes made in the past. In this respect the expression of regret by former Foreign Minister Ben Bot, regarding the military actions of 1945-1949, represents an important step forward. But this must not stop at such a declaration. A gesture must be made towards the people who suffered as a result of this war which in the Netherlands was referred to, completely incorrectly, as a series of policing actions. Compensation must be offered to the victims of mass murder during this war, and to their descendants. This would principally involve ordinary citizens, including women and children, who were put to death in the course of serious breaches of human rights committed by Dutch soldiers. In the first place we are thinking of the village of Rawagedéh in Java, where in December of 1947 hundreds of people were murdered. Dutch soldiers were responsible for these extra-judicial executions. Given the fact that there is no statute of limitations for war crimes, it is strange that these soldiers have never been prosecuted. The Dutch government has never made any kind of gesture towards these families, neither in writing, nor in face-to-face meetings, nor in any other fashion. So it was completely unexpected when, in December 2007, the Dutch ambassador, sixty years after the event, was present at the commemoration of this bloodbath. This form of recognition of guilt over the Netherlands responsibility for these crimes is, in our opinion, not sufficient. The Dutch government must be prepared to express its official regret to the descendants of the victims of Rawagedéh and to pay them compensation throughout the rest of their lives. My party proposed this in parliament last winter. Unfortunately our resolution did not win the support of a majority. We therefore welcome the fact that recently some of the survivors have announced that they will bring a legal action before the Dutch courts. We hope that compensation for the victims of Rawagedéh can provide the beginning for a thoroughgoing reconciliation process with the victims of the colonial war unjustly fought by the Netherlands Harry van Bommel and Krista van Velzen are Members of the Dutch Parliament for the Socialist Party. [Non-text portions of this message have been removed] Post message: [EMAIL PROTECTED] Subscribe : [EMAIL PROTECTED] Unsubscribe : [EMAIL PROTECTED] List owner : [EMAIL PROTECTED] Homepage: http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Re: Korban Rawagede Akhirnya Menggugat Belanda
http://www.myrmnews.com/indexframe.php?url=internasional/index.php?q=newsid=5783 Korban Rawagede Akhirnya Menggugat Belanda Jumat, 12 September 2008, 11:04:05 WIB Laporan: Yayat R. Cipasang Jakarta, myRMnews. Keluarga korban pembantaian tentara kolonial Belanda di Rawagede, Karawang, mengugat pemerintah Belanda. Sembilan janda dan seorang pria yang selamat dari eksekusi menuntut ganti rugi atas penderitaan yang dialami mereka pada saatpolitionele actie (aksi polisi). Mereka menuntut kompensasi materi, tunjangan pensiun atau bantuan untuk menyambung hidup. Ekonomi kampung itu hancur, kata pengacara Gerrit Jan Pulles seperti dilaporkan RNW Expert Desk, Jumat (12/9) waktu Indnesia. Menurut Pulles, ini adalah untuk pertama kali Negara Belanda digugat sebagai dampak politionele actie, operasi militer Belanda di bekas jajahan Hindia Belanda. Pada 9 Desember 1947 pagi-pagi tentara Belanda menyerang kampung Rawagede. Pria dipisahkan dari perempuan. Mayoritas pria penduduk desa itu dibunuh. Menurut Komite Utang Kehormatan Belanda (KUKB), 431 orang terbunuh di Rawagede, sementara pemerintah Belanda pada 1969 menyebut, jumlahnya 150 orang. Karena semua pria di desa itu hilang. Sampai sekarang mereka hidup miskin. Menurut Pulles, mereka sekarang menggugat karena sebelumnya tidak pernah mendapat bantuan hukum. Menurut Ketua KUKB Batara Hutagalung, pembantaian yang dilakukan tentara Belanda di Rawagede, Jawa Barat, 9 Desember 1947 terjadi sehari setelah dimulainya perundingan perdamaian Indonesia Belanda di atas kapal perang AS Renville. Tentara Belanda membantai 431 penduduk Desa Rawagede, semua laki-laki di atas usia 15 tahun. Setelah pembantaian di Sulawesi Selatan, Desember 1946 hingga Februari 1947, peristiwa Rawagede ini adalah pembantaian terkejam yang dilakukan oleh tentara Belanda terhadap penduduk sipil (non combatant). Seperti di Sulawesi Selatan, tidak seorang pun pelaku pembantaian yang dimajukan ke pengadilan. Dikatakan Batara, di Belanda, 5 Mei dan 15 Agustus merupakan dua hari yang sangat istimewa. Pada 5 Agustus 1945, Belanda resmi bebas dari pendudukan Jerman. Pada 15 Agustus 1945, Kaisar Hirohito, menyatakan Jepang menyerah tanpa syarat, dan hari itu juga merupakan hari pembebasan sekitar 300 ribu orang Belanda yang sejak tahun 1942 mendekam di kamp-kamp konsentrasi Jepang di Indonesia. Hingga sekarang, Belanda selalu mengenang masa pendudukan Jerman yang sangat kejam, dan para mantan interniran tetap menuntut Pemerintah Jepang meminta maaf atas perlakuan buruk yang dialami oleh orang-orang Belanda selama mendekam di kamp konsentrasi dan juga menuntut kompensasi. Ironisnya, kata Batara, setelah bebas dari pendudukan Jerman yang kejam dan masa interniran Jepang yang buruk, Belanda melakukan hal yang sama, bahkan di beberapa tempat lebih kejam daripada yang telah mereka alami dari Jerman dan Jepang. [yat] [Non-text portions of this message have been removed] Post message: [EMAIL PROTECTED] Subscribe : [EMAIL PROTECTED] Unsubscribe : [EMAIL PROTECTED] List owner : [EMAIL PROTECTED] Homepage: http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Re: Unjukrasa dan Petisi kepada Pemerntah Belanda
UNJUKRASA dan PENYAMPAIAN PETISI KEPADA PEMERINTAH BELANDA Komite Utang Kehormatan Belanda (KUKB) akan menyampaikan PETISI kepada Perdana Menteri Belanda, Dr. Jan Peter Balkenende, yang akan dilakukan dalam Aksi Damai pada: Hari/tanggal : Jumat, 15 Agustus 2008 Tempat : Kedutaan Besar Kerajaan Belanda Jl. H.R. Rasuna Said Kav. S 3, Kuningan Jakarta Selatan Waktu : Pukul 10.00 10.30 Bagi simpatisan yang mendukung Aksi Damai dan Petisi kepada Perdana Menteri Belanda, mohon hadir di tempat dan waktu yang telah ditentukan. Hormat kami, Btara R Hutagalung Dian Purwanto Ketua KUKB Sekretaris KUKB Kami lampirkan di bawah ini keterangan mengenai latar belakang Aksi Damai dan teks Petisi. === Pengantar. Aksi Damai ini juga akan diikuti oleh beberapa janda korban, saksi mata dan seorang korban yang selamat dari pembantaian yang dilakukan oleh tentara Belanda di Rawagede pada 9 Desember 1947. Pada 9 Desember 1947, sehari setelah dimulainya perundingan perdamaian Indonesia Belanda di atas kapal perang AS Renville, tentara Belanda membantai 431 penduduk desa Rawagede, semua laki-laki di atas usia 15 tahun. Setelah pembantaian di Sulawesi Selatan Desember 1946 Februari 1947, ini adalah pembantaian terkejam yang dilakukan oleh tentara Belanda terhadap penduduk sipil (non combatant). Seperti di Sulawesi Selatan, tidak seorangpun pelaku pembantaian yang dimajukan ke pengadilan. Di Belanda, tanggal 5 Mei dan tanggal 15 Agustus merupakan dua hari yang sangat istimewa. Pada 5 Agustus 1945, Belanda resmi bebas dari pendudukan Jerman. Pada 15 Agustus 1945, Kaisar Hirohito, menyatakan Jepang menyerah tanpa syarat, dan hari itu juga merupakan hari pembebasan sekitar 300.000 orang Belanda yang sejak tahun 1942 mendekam di kamp-kamp konsentrasi Jepang di Indonesia. Hingga sekarang, Belanda selalu mengenang masa pendudukan Jerman yang sangat kejam, dan para mantan interniran tetap menuntut Pemerintah Jepang meminta maaf atas perlakuan buruk yang dialami oleh orang-orang Belanda selama mendekam di kamp konsentrasi dan juga menuntut kompensasi. Setelah bebas dari pendudukan Jerman yang kejam dan masa interniran Jepang yang buruk, Belanda melakukan hal yang sama bahkan di beberapa tempat lebih kejam- daripada yang telah mereka alami dari Jerman dan Jepang. Latar belakang sejarah Pada 9 Maret 1942, di Kalijati dekat Subang, Jawa Barat, Letnan Jenderal Hein ter Poorten, Panglima Tertinggi Tentara Belanda menandatangani dokumen pernyataan MENYERAH TANPA SYARAT dan menyerahkan jajahannya kepada Jepang. Penjajahan Belanda resmi berakhir! Jepang sendiri kemudian menyatakan menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada 15 Agustus 1945, namun kapitulasi Jepang kepada Tentara Sekutu secara resmi baru ditandatangani tanggal 2 September 1945. Antara tanggal 15.8.1945 dan 12.9.1945 terjadi vacuum of power (kekosongan kekuasaan) di seluruh wilayah yang diduduki Jepang. Di masa kekosongan kekuasaan tersebut, para pemimpin bangsa Indonesia pada 17 Agustus 1945 menyatakan kemerdekaan bangsa Indonesia. Sehari kemudian, pada 18 Agustus Ir. Sukarno diangkat menjadi Presiden dan Drs. M. Hatta menjadi Wakil Presiden. Kemudian dibentuk cabinet pertama Republik Indonesia. Dengan demikian, tiga syarat pembentukan Negara telah terpenuhi, yaitu: 1. Adanya wilayah, 2. Adanya penduduk, dan 3. Adanya pemerintahan Kemudian beberapa Negara, seperti Mesir, Liga Arab dan India mengakui kemrdekaan RI, dan di beberapa Negara tersebut, Indonesia menempatkan Duta Besar. Belanda tidak mau mengakui pernyataan kemerdekaan bangsa Indonesia dan masih berusaha menjajah kembali. Dalam upaya menegakkan kembali penjajahannya di bumi Nusantara, tentara Belanda banyak melakukan kejahatan perang, kejahatan atas kemanusiaan dan berbagai pelanggaran HAM berat. Sebagai hasil dari Konferensi Meja Bundar (KMB, 23 Agustus 2 November 1949), disepakati a.l.: 1. Pembentukan Uni Belanda Indonesia di bawah Ratu Belanda, 2. Pembentukan Republik Indonesia Serikat (RIS), 3. Integrasi mantan tentara KNIL ke dalam tubuh TNI, 4. RIS yang dipandang sebagai kelanjutan Pemerintah India-Belanda (Nederlands Indië), harus membayar utang Pemerintah India-Belanda kepada Pemerintah Belanda sebesar 4,5 milyar gulden. Di dalamnya termasuk biaya agresi militer I (Juli 1947) dan agresi militer II (19 Desember 1948). 5. Penyelesaian masalah Irian (Papua) Barat ditunda, sehingga Papua Barat tidak termasuk di dalam RIS. Pada 27 Desember 1949, Pemerintah Belanda melimpahkan kewenangan (soevereniteitsoverdracht) kepada Pemerintah RIS. Pada 16 Agustus 1950, Presiden RIS Sukarno menyatakan pembubaran RIS, dan pada 17 Agustus 1950
[proletar] Re: Undangan seminar Indonesia Menggugat
KOMITE UTANG KEHORMATAN BELANDA (Committee of Dutch Honorary Debts) Sekretariat Indonesia: Jl. Wahyu No. 2 B, Gandaria Selatan, Jakarta Selatan 12420 Tel./Fax: (+62) - 021 7590 1884. Email: [EMAIL PROTECTED] _ U N D A N G A N Komite Utang Kehormatan Belanda (KUKB), mengharapkan kehadiran Bapak/Ibu/Sdr. dalam seminar INDONESIA MENGGUGAT Kejahatan Perang Belanda Selama Agresi Militer di Indonesia yang akan diselenggarakan pada Hari/Tanggal : Senin, 11 Agustus 2008 Tempat : Gedung Joang 45, DHN lantai 3 Jl. Menteng Raya 31, Jakarta Pusat Waktu : Pukul 12.00 15.30 Pembicara : 1. Dr. Anhar Gonggong, Sejarawan 2.Martin Basiang, SH, Mantan Jaksa Agung Muda 3. Dr. Saafroedin Bahar, Widyaiswara LEMHANNAS 4. Batara R. Hutagalung, Ketua KUKB Moderator : Ir. Nuli S. Diapari Atas perhatian yang diberikan, kami sampaikan terima kasih. Hormat Kami Dian Purwanto Batara R. Hutagalung Sekretaris Ketua KUKB ___ Pengantar Perang Pasifik, yang dimulai dengan pemboman Jepang atas Pearl Harbour tanggal 7 Desember 1941, juga berpengaruh besar terhadap gerakan kemerdekaan negara-negara di Asia Timur, termasuk Indonesia. Tanggal 28 Februari 1942, Tentara ke 16 di bawah pimpinan Letnan Jenderal Hitoshi Imamura mendarat di tiga tempat di Jawa Banten, Eretan Wetan dan Kragan- dan segera menggempur pertahanan tentara Belanda. Setelah merebut Pangkalan Udara Kalijati (sekarang Lanud Suryadharma), Letnan Jenderal Imamura membuat markasnya di Kalijati, dekat Subang, Jawa Barat. Imamura memberikan ultimatum kepada Belanda, bahwa apabila tidak menyerah, maka tentara Jepang akan menghancurkan tentara Belanda. Pada 9 Maret 1942, di Kalijati, Letnan Jenderal Hein ter Poorten, Panglima Tertinggi Tentara Belanda di India Belanda mewakili Gubernur Jenderal Jonkheer Tjarda van Starkenborgh Stachouwer menanda-tangani dokumen pernyataan MENYERAH TANPA SYARAT. Dengan demikian, bukan saja de facto, melainkan juga de jure, seluruh wilayah bekas India Belanda sejak itu diserahkan kepada Jepang. Tentara Belanda secara sangat pengecut dan memalukan, menyerah hampir tanpa perlawanan sama sekali. Dengan tindakan yang sangat memalukan itu, Belanda menghancurkan sendiri citra yang selama ratusan tahun dibanggakan oleh mereka, yaitu bangsa Belanda atau ras kulit putih tidak terkalahkan. Sang penguasa yang telah ratusan tahun menikmati dan menguras bumi Nusantara, menindas penduduknya, kini dengan sangat tidak bertanggungjawab, menyerahkan jajahannya ke tangan penguasa lain, yang tidak kalah kejam dan rakusnya. Di atas secarik kertas, Belanda telah melepaskan segala hak dan legitimasinya atas wilayah dan penduduk yang dikuasainya. Dengan demikian, tanggal 9 Maret 1942 bukan hanya merupakan tanggal menyerahnya Belanda kepada Jepang, melainkan juga merupakan hari dan tanggal berakhirnya secara resmi penjajahan Belanda di bumi Nusantara. Bangsa Indonesia setiap tahun harus memperingati dan merayakan 9 Maret sebagai Hari Berakhirnya Penjajahan Belanda, walaupun kemudian penguasa baru, Jepang, ternyata tidak kalah rakus dan kejamnya. Jepang sendiri kemudian menyatakan menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada 15 Agustus 1945, namun kapitulasi Jepang secara resmi baru ditandatangani tanggal 2 September 1945, pukul 09.04, di atas kapal perang AS Missouri, di teluk Tokyo. Sedangkan serah terima dari tentara Jepang di Asia Tenggara dilaksanakan di Singapura pada 12 September 1945, pukul 03.41 GMT. Admiral Lord Louis Mountbatten, Supreme Commander South East Asia Command, mewakili Sekutu, sedangkan Jepang diwakili oleh Letnan Jenderal Seishiro Itagaki, yang mewakili Marsekal Hisaichi Terauchi, Panglima Tertinggi Balatentara Kekaisaran Jepang untuk Wilayah Selatan. Dengan demikian, antara tanggal 15 Agustus 1945 dan 2 September 1945 terjadi vacuum of power di seluruh wilayah yang diduduki oleh Jepang, karena pasukan sekutu yang mengambil alih kekuasaan dari Jepang belum dapat segera dikirm ke negara-negara yang diduduki oleh tentara Jepang. Di masa vacuum of power tersebut, para pemimpin bangsa Indonesia pada 17 Agustus 1945 menyatakan kemerdekaan bangsa Indonesia. Sehari kemudian pada 18 Agustus UUD 45 disahkan dan kemudian Ir. Sukarno diangkat menjadi Presiden dan Drs. M. Hatta menjadi Wakil Presiden. Dengan demikian persyaratan pembentukan suatu Negara telah terpenuhi, yaitu: 1. Ada wilayah, 2. Ada penduduk, dan 3. Ada pemerintahan. Beberapa Negara, seperti Liga Arab dan India, mengakui kemerdekaan Republik Indonesia. Belanda tidak mau mengakui pernyataan kemerdekaan bangsa Indonesia dan masih berusaha menjajah Indonesia kembali. Berdasarkan perjanjian dengan Inggris yang ditandatangani di Chequers,
[proletar] Re: Undangan seminar Indonesia Menggugat
KOMITE UTANG KEHORMATAN BELANDA (Committee of Dutch Honorary Debts) Sekretariat Indonesia: Jl. Wahyu No. 2 B, Gandaria Selatan, Jakarta Selatan 12420 Tel./Fax: (+62) - 021 7590 1884. Email: [EMAIL PROTECTED] _ U N D A N G A N Komite Utang Kehormatan Belanda (KUKB), mengharapkan kehadiran Bapak/Ibu/Sdr. dalam seminar INDONESIA MENGGUGAT Kejahatan Perang Belanda Selama Agresi Militer di Indonesia yang akan diselenggarakan pada Hari/Tanggal : Senin, 11 Agustus 2008 Tempat : Gedung Joang 45, DHN lantai 3 Jl. Menteng Raya 31, Jakarta Pusat Waktu : Pukul 12.00 15.30 Pembicara : 1. Dr. Anhar Gonggong, Sejarawan 2.Martin Basiang, SH, Mantan Jaksa Agung Muda 3. Dr. Saafroedin Bahar, Widyaiswara LEMHANNAS 4. Batara R. Hutagalung, Ketua KUKB Atas perhatian yang diberikan, kami sampaikan terima kasih. Hormat Kami Dian Purwanto Batara R. Hutagalung Sekretaris Ketua KUKB ___ Pengantar Perang Pasifik, yang dimulai dengan pemboman Jepang atas Pearl Harbour tanggal 7 Desember 1941, juga berpengaruh besar terhadap gerakan kemerdekaan negara-negara di Asia Timur, termasuk Indonesia. Tanggal 28 Februari 1942, Tentara ke 16 di bawah pimpinan Letnan Jenderal Hitoshi Imamura mendarat di tiga tempat di Jawa Banten, Eretan Wetan dan Kragan- dan segera menggempur pertahanan tentara Belanda. Setelah merebut Pangkalan Udara Kalijati (sekarang Lanud Suryadharma), Letnan Jenderal Imamura membuat markasnya di Kalijati, dekat Subang, Jawa Barat. Imamura memberikan ultimatum kepada Belanda, bahwa apabila tidak menyerah, maka tentara Jepang akan menghancurkan tentara Belanda. Pada 9 Maret 1942, di Kalijati, Letnan Jenderal Hein ter Poorten, Panglima Tertinggi Tentara Belanda di India Belanda mewakili Gubernur Jenderal Jonkheer Tjarda van Starkenborgh Stachouwer menanda-tangani dokumen pernyataan MENYERAH TANPA SYARAT. Dengan demikian, bukan saja de facto, melainkan juga de jure, seluruh wilayah bekas India Belanda sejak itu diserahkan kepada Jepang. Tentara Belanda secara sangat pengecut dan memalukan, menyerah hampir tanpa perlawanan sama sekali. Dengan tindakan yang sangat memalukan itu, Belanda menghancurkan sendiri citra yang selama ratusan tahun dibanggakan oleh mereka, yaitu bangsa Belanda atau ras kulit putih tidak terkalahkan. Sang penguasa yang telah ratusan tahun menikmati dan menguras bumi Nusantara, menindas penduduknya, kini dengan sangat tidak bertanggungjawab, menyerahkan jajahannya ke tangan penguasa lain, yang tidak kalah kejam dan rakusnya. Di atas secarik kertas, Belanda telah melepaskan segala hak dan legitimasinya atas wilayah dan penduduk yang dikuasainya. Dengan demikian, tanggal 9 Maret 1942 bukan hanya merupakan tanggal menyerahnya Belanda kepada Jepang, melainkan juga merupakan hari dan tanggal berakhirnya secara resmi penjajahan Belanda di bumi Nusantara. Bangsa Indonesia setiap tahun harus memperingati dan merayakan 9 Maret sebagai Hari Berakhirnya Penjajahan Belanda, walaupun kemudian penguasa baru, Jepang, ternyata tidak kalah rakus dan kejamnya. Jepang sendiri kemudian menyatakan menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada 15 Agustus 1945, namun kapitulasi Jepang secara resmi baru ditandatangani tanggal 2 September 1945, pukul 09.04, di atas kapal perang AS Missouri, di teluk Tokyo. Sedangkan serah terima dari tentara Jepang di Asia Tenggara dilaksanakan di Singapura pada 12 September 1945, pukul 03.41 GMT. Admiral Lord Louis Mountbatten, Supreme Commander South East Asia Command, mewakili Sekutu, sedangkan Jepang diwakili oleh Letnan Jenderal Seishiro Itagaki, yang mewakili Marsekal Hisaichi Terauchi, Panglima Tertinggi Balatentara Kekaisaran Jepang untuk Wilayah Selatan. Dengan demikian, antara tanggal 15 Agustus 1945 dan 2 September 1945 terjadi vacuum of power di seluruh wilayah yang diduduki oleh Jepang, karena pasukan sekutu yang mengambil alih kekuasaan dari Jepang belum dapat segera dikirm ke negara-negara yang diduduki oleh tentara Jepang. Di masa vacuum of power tersebut, para pemimpin bangsa Indonesia pada 17 Agustus 1945 menyatakan kemerdekaan bangsa Indonesia. Sehari kemudian pada 18 Agustus UUD 45 disahkan dan kemudian Ir. Sukarno diangkat menjadi Presiden dan Drs. M. Hatta menjadi Wakil Presiden. Dengan demikian persyaratan pembentukan suatu Negara telah terpenuhi, yaitu: 1. Ada wilayah, 2. Ada penduduk, dan 3. Ada pemerintahan. Beberapa Negara, seperti Liga Arab dan India, mengakui kemerdekaan Republik Indonesia. Belanda tidak mau mengakui pernyataan kemerdekaan bangsa Indonesia dan masih berusaha menjajah Indonesia kembali. Berdasarkan perjanjian dengan Inggris yang ditandatangani di Chequers, Inggris, pada 24 Agustus 1945 (Civil Affairs
[proletar] Re: Rawagede Dalam Tanya-Jawab Di Parlemen Belanda
Saya lampirkan di bawah ini terjemahan Tanya-Jawab Parlemen (Kamervragen) antara Krista van Velzen, anggota Parlemen Belanda dari Partai Sosialis, dengan Menteri Luar Negeri Belanda, Drs. M.J.M. Verhagen mengenai peristiwa pembantaian di Rawagede. Pada 15 Januari 2008, dalam acara Konferensi internasional ENCOMPASS (Encountering a Common Past in Asia) di Arsip Nasional RI, saya bertemu dengan Duta Besar Belanda, Dr. Nikolaos van Dam. Dia menyampaikan, bahwa masalah Rawagede telah dibicarakan di Parlemen Belanda. Beliau meminta alamat email saya, karena dia akan mengirim teks tanya jawab di Parlemen Belanda tersebut kepada saya. Beliau menepati janjinya, dan sekretarisnya mengirimkan teks tersebut, yang kemudian diterjemahkan ke bahasa Indonesia oleh Sarah Sayekti. (Terima kasih banyak Sarah!) Sejak tahun 2005, saya telah berkorespondensi dengan Krista van Velzen (lihat weblog saya: http://indonesia-dutch.blogspot.com). Bulan Oktober 2007, bersama Ketua Dewan Penasihat KUKB, Mulyo Wibisono, MSc., saya ke Belanda, dan bertemu dengan sejumlah kalangan, termasuk Guido van Leemput, asisten dari Krista van Velzen, yang pada waktu itu sedang berada di Guantanamo, menengok penjara Amerika Serikat di sana. Kepada Guido van Leemput kami sampaikan mengenai peristiwa pembantaian di Rawagede yang dilakukan oleh tentara Belanda pada 9 Desember 1947, di mana 431 penduduk desa dibantai tanpa adanya proses pengadilan, tuntutan dan pembelaan. (KUKB juga menyebarluaskan mengenai acara peringatan tersebut ke berbagai media di Belanda. Peristiwa ini disiarkan oleh Radio 1 journaal dan OVT, pada 9 Desember 2007: http://geschiedenis.vpro.nl/programmas/3299530/afleveringen/december2007/. Juga diberitakan oleh harian Trouw, 12 Desember 2007, lihat: http://prod.trouw.nl/deverdieping/podium/article867165.ece/Hoog_tijd_bloedbad_op_Java_te_erkennen_opinie) Kami sampaikan, pada saat ini masih hidup 9 orang janda korban pembantaian, dan satu orang korban penembakan yang kini berusia 84 tahun serta masih ada 6 orang saksi mata/keluarga korban pembantaian. Mereka hidup dalam kemiskinan. 4 tahun yang lalu masih hidup 22 orang janda korban pembantaian. Kami sampaikan, bahwa masalah pemberian kompensasi bagi mereka yang sekarang paling urgent untuk ditangani, mengingat usia mereka rata-rata di atas 75 tahun. Juga kami sampaikan rencana penyelenggaraan Peringatan 60 Tahun Tragedi Rawagede pada 9 Desember 2007. Guido van Leemput berjanji akan menyampaikan hal ini kepada Krista van Velzen, dan akan mengajukan masalah ini di Parlemen Belanda. Ternyata mereka juga menepati janji, dan seperti dapat dilihat di bawah ini, Krista van Velzen mengajukan pertanyaan mengenai Rawagede kepada Menteri Luar Negeri Belanda, Drs. M.J.M. Verhagen, di Parlemen Belanda pada 4 Januari 2008. Mengenai kompensasi untuk para korban/keluarga korban juga disampaikan oleh Krista van Velzen (lihat pertanyaan butir 3). Kelihatannya pihak Pemerintah Belanda mulai serius memandang tuntutan KUKB. Hal ini terlihat ketika penyelenggaraan Peringatan 60 Tahun Tragedi Rawagede pada 9 Desember 2007. KUKB mengundang Duta Besar Belanda, Dr. Nikolaos van Dam, untuk menghadiri Peringatan 60 Tahun Tragedi Pembantaian di Rawagede pada 9 Desember 2007. Karena pada waktu itu, Beliau sedang menemani Menteri Kerjasama Pembangunan Belanda, Bert Koenders, yang sedang berkunjung ke Indonesia, Dubes van Dam mengutus Willem Meulenberg, Deputy Counsellor Press and Culture/Vice Director Erasmus Huis, mewakili beliau menghadiri acara tersebut. Ini merupakan peristiwa bersejarah, karena pertama kali dalam sejarah hubungan Indonesia-Belanda, seorang wakil dari Kedutaan Besar Belanda, yang juga merupakan wakil dari Pemerintah Belanda, hadir dalam suatu acara peringatan pembantaian yang dilakukan oleh tentara Belanda di masa agresi militer Belanda di Indonesia antara tahun 1945 1949, dalam upaya Belanda menjajah kembali Indonesia. Kehadiran wakil dari Kedutaan Belanda pada acara peringatan tersebut juga disebutkan oleh Menlu Belanda, Verhagen dalam jawabannya. Dalam sambutan pada pembukaan acara tersebut saya menyampaikan penghargaan yang tinggi atas kehadiran Willem Meulenberg, wakil dari Kedutaan Belanda, yang juga merupakan Perwakilan Kerajaan Belanda di Indonesia. Hal ini dapat menjadi awal baru dalam hubungan Indonesia-Belanda, dan kini kita telah berteman kembali, dan kita dapat bersama-sama secara damai dan bermartabat- menutup lembaran hitam dalam sejarah Indonesia-Belanda. Saya juga menyampaikan, bahwa para janda dan keluarga korban pembantaian tidak menyimpan dendam terhadap tentara Belanda yang telah membunuh suami atau keluarga mereka. Mereka telah menerima hal tesebut sebagai takdir Allah. Mereka bersedia memberikan maaf, namun kepada siapa maaf tersebut akan diberikan apabila tak ada yang meminta maaf? Mereka juga tidak keberatan dengan rencana KUKB untuk mengundang
[proletar] Re: Kesimpulan Diskusi PERANG PADERI, 1803 - 1838
Pada hari Selasa, 22 Januari 2008, bertempat di Gedung Arsip Nasional RI telah diselenggarakan Diskusi Panel mengenai PERANG PADERI, 1803-1838, ASPEK SOSIAL BUDAYA, SOSIAL PSIKOLOGI, AGAMA, DAN MANAJEMEN KONFLIK. Diskusi ini dapat dikatakan suatu peristiwa yang bersejarah, karena untuk pertama kalinya konflik kekerasan yang terjadi di masa lalu yang melibatkan tiga etnis/ suku, yaitu Minangkabau, Batak dan Melayu Riau, dibahas bersama dalam suasana keakraban dan persaudaraan dengan semangat menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Mungkin ini dapat menjadi model penyelesaian konflik yang terjadi antar etnis/suku lain di Indonesia. Pembukaan oleh Kepala Arsip Nasional, Djoko Utomo Pembicara: 1) Prof Dr Taufik Abdullah, tentang dinamika konflik dan konsensus antara Adat dan Islam di Minangkabau. 2) Prof Dr Franz Magnis Suseno, tentang pengalaman Perang 30 Tahun antara penganut Protestan dan Katolik di Eropa Barat, 1618-1648, serta penyelesaiannya dalam Perjanjian Westphalia. 3) Prof Dr `Azyumardi Azra, M.A tentang aneka makna Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah. 4) Dari MUI, tentang Mazhab Hanbali dan Kaum Wahabi. Paparan makalah dari masyarakat Minangkabau, baik dari Ranah di Sumatera Barat,maupun yang di Rantau, masyarakat Mandailing/Batak di Provinsi Sumatera Utara, dan masyarakat Melayu Riau di Provinsi Riau. Makalah dari masyarakat Provinsi Sumatera Barat, disampaikan oleh: 1) Prof Dr. Asmaniar Idris,M.A. 2) Bachtiar Abna, SH, MH, Dt Rajo Penghulu. 3) Drs. H.Sjafnir Aboe Nain. Makalah dari masyarakat Mandailing/Batak disampaikan oleh: 1) Prof. H. Bismar Siregar, SH. 2) Batara R. Hutagalung. Makalah yang mewakili Provinsi Riau, disampaikan oleh Prof. Dr. Suwardi M.S. Acara ditutup oleh Mayjen TNI (Purn.) Asril Tanjung, Ketua Gebu Minang Di bawah ini adalah Kesimpulan sementara dari diskusi panel tersebut. Arsip Nasional RI akan membukukan semua makalah. Ringkasan buku Mangaraja Onggang Parlindungan: Tuanku Rao. Teror Agama Islam Mazhab Hambali di Tanah Batak. 1816 1833 dan makalah yang disampaikan oleh Batara R. Hutagalung dalam diskusi panel tersebut, dapat dibaca di weblog http://batarahutagalung.blogspot.com. Batara R. Hutagalung TIM PERUMUS DISKUSI PANEL PERANG PADERI, 1803-1838 ASPEK SOSIAL BUDAYA, SOSIAL PSIKOLOGI, AGAMA, DAN MANAJEMEN KONFLIK JAKARTA, 22 JANUARI 2008. KESIMPULAN SEMENTARA (Draft awal Kesimpulan Sementara ini disusun oleh Dr. Saafroedin Bahar, dan disunting pertama kali oleh Prof. Dr. Taufik Abdullah. Naskah yang sudah disunting ini dibahas lebih lanjut oleh Tim Perumus yang nama-nama dan tandatangannya tercantum di bagian akhir naskah ini. Kesimpulan ini kemudian dibacakan di depan Sidang Paripurna oleh Bp. H.Azaly Djohan S.H dari Sekretariat Nasional Masyarakat Hukum Adat, didamping oleh Batara R. Hutagalung dan Dr. Saafroedin Bahar.) Suatu benang merah yang terlihat dengan jelas dalam demikian banyak cerita rakyat Indonesia di berbagai daerah adalah dambaan akan adanya suatu masyarakat yang damai, makmur, dan sejahtera dan dipimpin oleh pemimpin visioner yang memerintah dengan adil dan bijaksana. Gerakan Paderi berlangsung selama 35 tahun, 1803-1838, di daerah-daerah yang sekarang merupakan bagian dari Provinsi Sumatera Barat, Provinsi Sumatera Utara, dan Provinsi Riau. Pada dasarnya Gerakan Paderi ini dapat dipandang sebagai bagian dari proses panjang penyesuaian antara adat dan budaya Minangkabau yang bersifat lokal dengan ajaran agama Islam yang bersifat universal. Gerakan Paderi ini mencakup tiga babak, yaitu babak Gerakan Paderi 1803-1821 sebagai gerakan intelektual pemurnian agama Islam dari berbagai kebiasaan masyarakat yang dilarang agama; Perang Paderi 1821-1833 merupakan taraf awal dari peperangan melawan pemerintah kolonial Hindia Belanda; dan Perang Minangkabau, 1833-1838 sewaktu seluruh masyarakat Minangkabau bersatu untuk melakukan perlawanan bersenjata melawan pemerintah kolonial Hindia Belanda. Dalam babak ketiga melawan pemerintah kolonial Hindia Belanda ini sangat terkenal peranan Tuanku Imam Bonjol di daerah Minangkabau dan Tuanku Tambusai di daerah Riau, sehingga dalam rangka pembangunan semangat kebangsaan pasca kemerdekaan, kedua beliau tersebut dianugerahi oleh Pemerintah dengan gelar Pahlawan Nasional dan sudah barang tentu merupakan kebanggaan dari penduduk di daerah asalnya masing-masing, dan tidak perlu dipermasalahkan karena sudah berkekuatan hukum. Diskusi panel ini adalah upaya pertama kalinya untuk menjernihkan masalah kekerasan yang terjadi dalam sejarah masa lampau yang meliputi masyarakat beberapa daerah. Walaupun pada mulanya ada kekhawatiran akan terjadinya reaksi yang bersifat emosional terhadap beberapa hal yang dirasakan cukup peka,