[teknologia] Re: RSS reader terbaik?
On 10/11/05, Ronny Haryanto [EMAIL PROTECTED] wrote: http://rnews.sourceforge.net/Dulu saya pernah iseng coba sekilas, tapi saya lupa apakah dia punya caching mechanism.Lainnya di sini: http://en.wikipedia.org/wiki/List_of_news_aggregatorsRonny Coba urun rembug :) Dulu pernah iseng 'menjelajahi' list itu. Yang terbaik untuk web saya rasa masih Bloglines. Atau FeedLounge (berbasis AJAX). Yang kedua ini sayangnyaakan berbayar. Tapi primary, saya pake desktop-based. Di Windows, pake JetBrains Omea Reader (.NET). Alternatif kedua pake RSSOwl (Java) IMHO, kriteria dekstop based reader mungkin ini : 1. Database-nya ok. Saya biasa tuker-tukeran data antara laptop dengan PC, sejauh ini Omea memang paling nyaman. Tinggal copy paste. 2. Berjalan asinkronos. Sewaktu mengupdate sebuah feeds, kita masih bebas untuk membaca feed yang lain. Banyak reader bagus, tapi berjalannya nge-block (single thread). 3. Ringan. Itu kan XML, meski pake SAX-pun mestinya ya lumayan boros memori.Tapi Omea dan RSS saya rasa lumayan ringan (Athlon 2.4, Mem 512). 4. Fasilitas Export/Import OPML. 5. Bisa bikin kliping. 6. Organisasi. Kalo cuma butuh pengelompokan dibawah satu folder, Bloglines sih bisa. Tapi kalo multi kategori (misal : Aggregat, Tekno, Indo untuk Terasi), Omea yang bisa. Selain itu ga ada. CMIIW. Alasan memakai reader desktop, supaya bisa dibaca secara offline. Thus, lebih cepat mencari taut jika akan men-trackback sebuah posting. (ini pertama kali saya post di teknoblogia, saya pasti topposting! :D)
[teknologia] Re: Artikel Pilger: Suharto to Iraq
On Mon, Oct 24, 2005 at 04:23:22AM +0700, Budi Rahardjo wrote: memang benar kualitas pendidikan itu salah satu indikator. akan tetapi, saya melihat kualitas pendidikan di Amerika juga tidak begitu hebat, bahkan cenderung kacau! (untuk bachelor ke bawah) tapi buktinya tetap sukses tuh. bukti apa Pak :-) tentu saja pedagogik sebagai satu bidang ilmu juga mengalami perkembangan/inovasi/dlsb. semua tidak mandeg dan jalan di tempat. dan tentu saja tolok ukur di AS akan jauh berbeda dengan tolok ukur di Indonesia. yang saya maksudkan adalah (public) accountability dari perguruan tinggi di Indonesia. Pernah diukur? Gimana hasilnya. Dulu saya pernah dengar ada penelitian yang mendapat dana dari belanda soal ini. Dan kesimpulannya tidak ada satupun PT yang accountable. Sekitar tahun 90-an lah. CMIIW. Perbaikan mutu pendidikan bisa di-drive dari PT. Kalau PT-nya mbepok, ya repot. Guru-guru di tingkat pendidikan lebih bawah kan produk PT juga sebenarnya. Prosedur seleksi yang sekarang barrier to entry mostly duit, bisa jadi pemicu. Misalnya. sekarang banyak orang di Amerika yang mempertanyakan arah dari pemerintah Amerika. saya sedang membaca buku the world is flat karangan thomas friedman. Negara yang jelas-jelas lebih makmur saja mulai introspeksi. Yuk kita giatkan pengukuran public accountibility PT-PT di Indonesia. lah, apa India nggak lebih pusing tuh? India miskinnya *lebih* dari Indonesia. Justru itu point saya. Mengencingi silicon valley toh bukan solusi buat India (j/k). Kita lihat itu. India akan menjadi seperti cina kalau pengembangan teknologi untuk mensuplai kebutuhan dalam negeri. Coba deh bayangkan, kalau kebutuhan IT di Indonesia, Cina, India bisa dipenuhi dari dalam negeri sendiri. Siapa sih yang terkencing-kencing? Bisa-bisa BMW di jerman bisa jadi bonus beli kartu perdana he..he.. jadi jangan kita jadikan permasalahan tersebut sebagai masalah utama. masalah pendidikan? wow .. itu satu-satunya jalan keluar buat negeri ini Pak. Justru itu public accountibility institusi seperti Perguruan tinggi sangat krusial. Justru saya tidak melihatnya sebagai masalah yang harus dibasmi. Tetapi senjata yang harus diperkuat. kita harus buktikan itu. bahwa kita juga bisa get the job done. kita perjelas aturan mainnya dulu. kerja ya kerja. itu soal lain. maksudnya rekan kita itu, udah gak jamannya lagi kita cari kambing hitam gitu. yuk kita maju sama-sama yuk... mempertanyakan itu tidak sama dengan mencari kambing hitam lho Pak :-) kalau mempertanyakan itu dianggap mencari kambing hitam, tidak perlu kayaknya pidato pertanggungjawaban presiden dijadikan upacara protokoler. justru itu, dengan standar accountablility yang jelas, power orang untuk mempertanyakan keberadaan institusi semakin kecil. yuk bikin milis baru. groups.or.id masih nganggur tuh .. he..he.. wis ah .. over and out :-) hi hi hi. komentar saya sih, layanan groups.or.id ini termasuk yang tidak diseriusi oleh pengurusnya. mungkin itu dulu ya? harus jadi obsesi dong mas adi. terus saja ditekuni. ini saya mewakili diri saya sendiri lho .. tapi, menurut saya masalahnya bukan itu, kesalahan satu-satunya adalah membawa image bahwa groups.or.id adalah egroups-nya Indonesia. Obsesi saya ada bbrp, tapi intinya bagaimana meningkat sirkulasi data dalam negeri: - menggalakkan PAU - subsidi/insentif buat content provider - komunitas cyber yang bisa diakses secara lokal saya sudah sesekali ngomong soal ini sejak bbrp tahun yang lalu :-) saya sendiri membantu setelah semua berjalan. motivasi tetap sama, keinginan tetap sama, sukur-sukur memicu niat yang lain untuk membuat services yang jauh lebih baik. waktu mendengar ide Pak Onno, terus terang pikiran saya kurang lebih sama dengan hampir sebagian besar peserta milis ini (barangkali he..he..) tetapi idenya sama seperti yang saya pikir sebelumnya. barangkali 10, 20, 100 tahun lagi baru terasa pentingnya, atau tidak sama sekali he..he.. silakan bergabung ke milis [EMAIL PROTECTED] milis servernya sudah siap. cara subscribe kirim mail ke: [EMAIL PROTECTED] plus tentu saja tidak bisa melepaskan masalah-masalah soal mahalnya infrastruktur dalam negeri. tapi, menurut saya, itu bukan masalah tanpa solusi sebenarnya. Salam, P.Y. Adi Prasaja
[teknologia] Re: Artikel Pilger: Suharto to Iraq
On Mon, Oct 24, 2005 at 08:31:20AM +0900, Pakcik wrote: Cukup banyak orang2 yang banyak tau aku kenal di Indonesia menghiasi koran2. Tau operating system? tau. Tau processor? tau. Tau tentang security? tau. Tau search engine? tau. Tau database? tau. Tiba di tanya, bisa bikin nggak? nggak. Ujung2nya jadi komentator, gak bikin apa2. karena tahu saja belum cukup barangkali :-) setuju. karna jaman sekarang ini di Indonesia, semua kambing hitam. jadi gak perlu jauh2 cari kambing hitam, tinggal ngaca aja. hehehe .. benar. jangan mencari kambing hitam. tapi rajin-rajinlah mempertanyakan accountability pejabat/institusi (setelah aturan mainnya ada tentu saja hi..hi...). masih ingat debat harun vs yusril? begitu ngomong, harun langsung ngomong: ini apa-apaan, temanya kan 'impeachment', tidak ada itu yang namanya impeachment di Indonesia, mending kita pulang saja, gus dur tidak akan turun karena impeachment karena memang tidak ada aturan untuk itu. dan yusril pun berseberangan dengan harun. dan meskipun secara de yure harun benar, secara de facto yusril yang benar, meskipun dijalankan dengan alasan-alasan yang dicari-cari dan memalukan. gitu faktanya pakcik kalau aturannya kagak ada, kalau 'mencari kambing hitam' itu jadi label, akhirnya yang tersisa cuman hukum rimba. kalau memang tidak accountable kenapa musti dipiara? kalau aturan mainnya ndak jelas, kalau nggak petantang-petenteng, ya dilibas sama yang lain dengan main kayu. gitu, bbrp waktu (bln) lalu saya nonton acara di tv diskusi tentang perguruan tinggi di indonesia. di situ diomongkan kalau sebaiknya perguruan tinggi itu berlagak seperti preman parkir, punya wilayah kekuasaan gitu. jadi UI sebaiknya tidak membuka ruang kuliah di yogya, karena sudah diluar wilayah kekuasaan. lah kok mau meningkatkan mutu saja ngomongnya ruwet kayak gitu. kan mending dibuatkan kisi-kisi mengukur public accountability, kalau tidak accountable ya PT-nya ditutup saja. beres. tapi malah cara-cara preman yang dipilih. masalah lagi, seleksi masuk, yang barrier paling utamanya duit. padahal kita tahu masalah kesenjangan di negara kita tercinta ini masih menjadi momok. di situ sebenarnya public accountability perguruan tinggi menjadi sangat penting dan layak dipertanyakan. jangan-jangan murid-murid yang 'nggong semua itu lantaran kebanyakan yang bisa masuk hanya dari kalangan 'itu' saja (j/k). Salam, P.Y. Adi Prasaja
[teknologia] Re: Fw: Artikel Pilger: Suharto to Iraq
On Mon, Oct 24, 2005 at 02:24:41AM -, ahutapea wrote: Dahulu sewaktu beliau cuman jadi kritisi dan cendikiawan saya sangat mengagumi KKG. Tapi ngak tau sekarang kebanyakan muatan politisnya di tulisan beliau dan sebetulnya agak2 bahaya karena termasuk melakukan pembodohan masyarakat. jangan gitu lah .. kwik bisa 'salah', dan itu tidak sama dengan pembodohan lho. jadi, keept it stright, kalau itu refots bin capex bin whatever, lantas kenapa dengan begitu idiotnya 'mereka' datang ke sini? anda sedang melakukan penyederhanaan sesuatu masalah ;) lihat fakta saja pak. kayak pasangan yang mau dijodohkan, kalau diem berarti mau :-) lepas dari kenyataan yang bisa berbeda. dan, kenyataannya talak tidak kunjung datang malah minta perpanjangan. itu kan artinya susunya cocok. bukan begitu ta'iye. Bapak pasti belum pernah ke timika dan berinteraksi dengan penduduk asli setempat kan? please don't .. saya yakin etos masih bisa diperbaiki pak. jangan dibuang gitu dong. kebetulan dulu waktu di yogya berteman lama dengan orang-orang dari indonesia timur, jadi kurang lebih dikit-dikit tahu lah. kita lihat kita ini idiot, brengsek, kacau. yuk diperbaiki, kelola sendiri dan mandiri. gitu sebenarnya point saya. pemberdayaan itu dimulai dari niat dan kemauan dan berpikiran positif. Salam, P.Y. Adi Prasaja
[teknologia] Re: Artikel Pilger: Suharto to Iraq
On 10/24/05, baskara [EMAIL PROTECTED] wrote: On 10/25/05, Patriawan, Carlos [EMAIL PROTECTED] wrote: Salah satu point yang ingin saya sampaikan dan seperti katanya Pak Budi, *sudah gak jamanya* lagi sekarang kalau ada orang IT jobless atau tidak berkembang.Gua melihat semua persh2 IT itu expand dan hiring besar2an sampai semut juga mungkin ditraining supaya jadi software engineer meanwhile we're still crying in the dark talking about scapegoat,C'Moon! Tapi, Om, apakah sekarang *masih jamannya* underpaid IT job? Di YM status banyak yang komplain gaji tidak naik-naik. :)) Betul sekali itu udah *gak jaman*nya orang IT Indonesia underpaid dan tidak dianggap ...mari kalau kita tidak bisa dapatkan gaji tinggi di tanah air bersama2 imigrasi ke India atau China,kalau bisa justru ke US sekalian.Ada RATUSAN RIBU lowongan disana dan semuanya di first-tier IT vendor dalam lingkungan *pure* software development,rugee sekali kalau tidak diambil optimis IT Globalization:jobs for everyone,everywhere,your skin and passport color doesn't matter /optimis Carlos
[teknologia] Re: Artikel Pilger: Suharto to Iraq
On 10/25/05, Patriawan, Carlos [EMAIL PROTECTED] wrote: Justru itu point saya. Mengencingi silicon valley toh bukan solusi buat India (j/k). Kita lihat itu. India akan menjadi seperti cina kalau pengembangan teknologi untuk mensuplai kebutuhan dalam negeri. Coba deh bayangkan, kalau kebutuhan IT di Indonesia, Cina, India bisa dipenuhi dari dalam negeri sendiri. Siapa sih yang terkencing-kencing? Bisa-bisa BMW di jerman bisa jadi bonus beli kartu perdana he..he.. It would not happen in 20 years.Manufactur,outsourcing,engineeringjobs bisa saja dilakukan di India dan China.Akan tetapi the earlyinventiondan invention akan tetap datang dari US a.k.a Silicon Valley. Ini bukan pendapat pribadi,tapi opini semua hi-tech people termasuk CEO Infosys. Yah pendapat orang bisa saja salah kan. Coba saja kita lihat, apakah 10 tahun lalu sebelum ada internet kita bisa membayangkan bahwa negara - negara maju bisa ketar - ketir dalam menghadapi negara - negara berkembang? Memang untuk sekarang ini inovasi masih datang dari sono, tapi kok ya rasanya terlalu lama kalau baru 20 tahun lagi inovasi bisa datang dari India, Cina, atau bahkan Indonesia. Terlalu lama. Jadi gak ada perlu kencing2an karena kencing itu bau :) Tapi kencing itu kebutuhan :-) Tentunya ini tidak menyembuhkan masalah Indonesia,but there should beZERO IT unemployment,good IT Salary. Atau kalau mau lebih extreme bikin program: Didik semua buruh untuk jadi software developer dan export ke Indiaatau China :) :) Gimana nih sekolah - sekolah teknik yang punya fakultas/jurusan IT? Eh kayaknya pembudidayaan ini engga harus terbatas di sekolah teknik saja yah, tapi harus mengakar ke budaya orang Indonesia. Itu tuh yang sedang digalakan sama India. Memproduksi laptop murah yang sudah bisa terhubung ke internet supaya orang - orang penduduknya bisa melek informasi dan tentunya melek teknologi. -- Oskar Syahbanahttp://www.permagnus.com/http://blog.permagnus.com/
[teknologia] Re: Artikel Pilger: Suharto to Iraq
On Mon, Oct 24, 2005 at 05:42:17PM -0700, Patriawan, Carlos wrote: It would not happen in 20 years.Manufactur,outsourcing,engineering jobs bisa saja dilakukan di India dan China.Akan tetapi the early invention dan invention akan tetap datang dari US a.k.a Silicon Valley. Ini bukan pendapat pribadi,tapi opini semua hi-tech people termasuk CEO Infosys. kok saya mencium bau ketakutan yang mirip ketakutan sama sars dan avian influenza ya :-)) di sini dari 2000 persalinan, 1 nyawa menghilang, jutaan orang sudah batuk-batuk darah segar tapi kagak punya duit buat naik angkot, tapi tidak se-'ribut' sars dan avian influenza, karena apa? ya karena tidak ada risiko tertular hi..hi.. kalau saya, biarin aja penemuan terkait IT ada di sana, tetap saja pasar (potensial) ada di sini. pembeli adalah raja. yuk kita berdikari, khususnya penyediaan teknologi untuk ukm dan pertanian dan pengolahan hasil pertanian. pasti kita bisa lepas dari keterpurukan selama ini. sukur-sukur nanti bisa jadi supplier silicon valley (j/k). untuk ini kita sepertinya banyak bergantung pada keberadaan perguruan tinggi. terlalu banyak hip dan isu yang sengaja ditiupkan dari sana, yang globalisasi lah, yang bencana jaman siti nurbaya terulang kembali lah. Kita dengar dan tampung saja lah. Sambil membenahi segala sesuatu yang sudah terlanjur diporakporandakan. dengan bantuan saudara-saudara berhati mulia para pengembang opensource dan gpl, mudah-mudahan tugas kita menjadi jauh lebih ringan. Salam berdikari, P.Y. Adi Prasaja
[teknologia] Re: Artikel Pilger: Suharto to Iraq
Oskar Syahbana wrote: Tentunya ini tidak menyembuhkan masalah Indonesia,but there should be ZERO IT unemployment,good IT Salary. Atau kalau mau lebih extreme bikin program: Didik semua buruh untuk jadi software developer dan export ke India atau China :) :) Gimana nih sekolah - sekolah teknik yang punya fakultas/jurusan IT? Eh kayaknya pembudidayaan ini engga harus terbatas di sekolah teknik saja yah, tapi harus mengakar ke budaya orang Indonesia. Itu tuh yang sedang digalakan sama India. Memproduksi laptop murah yang sudah bisa terhubung ke internet supaya orang - orang penduduknya bisa melek informasi dan tentunya melek teknologi. Saya lagi membayangkan betapa sulitnya dulu setelah lulus SMA, bingung mau kuliah apa. Dan ternyata sampai sekarang pun, masih banyak siswa maupun ortu yang minim informasi PT. Terlebih lagi, sulit juga bagi mereka untuk melihat ke depan, memikirkan kira-kira apa yang bakal cocok dipelajari sehingga nantinya nggak unemployed. Berbicara mengenai pendidikan IT, sebenarnya bagaimana sih prospek jurusan IT ke depan? Mana yang lebih menjanjikan, software atau teknik (hardware?) ? Mungkin ada Bapak2 di sini yang bisa mencerahkan. -- J Irawan K Lalu, sisi mana yang
[teknologia] Re: Artikel Pilger: Suharto to Iraq
On 10/24/05, adi [EMAIL PROTECTED] wrote: On Mon, Oct 24, 2005 at 05:42:17PM -0700, Patriawan, Carlos wrote: It would not happen in 20 years.Manufactur,outsourcing,engineering jobs bisa saja dilakukan di India dan China.Akan tetapi the early invention dan invention akan tetap datang dari US a.k.a Silicon Valley. Ini bukan pendapat pribadi,tapi opini semua hi-tech people termasuk CEO Infosys. kok saya mencium bau ketakutan yang mirip ketakutan sama sars dan avian influenza ya :-)) di sini dari 2000 persalinan, 1 nyawa menghilang, jutaan orang sudah batuk-batuk darah segar tapi kagak punya duit buat naik angkot, tapi tidak se-'ribut' sars dan avian influenza, karena apa? ya karena tidak ada risiko tertular hi..hi.. kalau saya, biarin aja penemuan terkait IT ada di sana, tetap saja pasar (potensial) ada di sini. pembeli adalah raja. yuk kita berdikari, pasar(potensial) saat ini de-fakto ada di China.Kenapa ? 1 dari 5 penduduk dunia tinggal disana,sangat bertambahnya kelas menengah baru sehingga buying power mereka meningkat dan penetrasi Internet baru (CMIIW please) 7 juta. Sebenarnya teh,negara2/korporasi2 maju maunya juga semua negara makmur dan stabil,karena dengan begitu negara2 berkembang bisa membeli barang2 dan inovasi yang dihasilkan dari sono. Carlos
[teknologia] Re: Artikel Pilger: Suharto to Iraq
On Mon, Oct 24, 2005 at 07:59:02PM -0700, Patriawan, Carlos wrote: Sebenarnya teh,negara2/korporasi2 maju maunya juga semua negara makmur dan stabil,karena dengan begitu negara2 berkembang bisa membeli barang2 dan inovasi yang dihasilkan dari sono. exactly my point! :-) SOL. Salam berdikari, P.Y. Adi Prasaja
[teknologia] Re: Artikel Pilger: Suharto to Iraq
On 10/24/05, Oskar Syahbana [EMAIL PROTECTED] wrote: On 10/25/05, Patriawan, Carlos [EMAIL PROTECTED] wrote: Justru itu point saya. Mengencingi silicon valley toh bukan solusi buat India (j/k). Kita lihat itu. India akan menjadi seperti cina kalau pengembangan teknologi untuk mensuplai kebutuhan dalam negeri. Coba deh bayangkan, kalau kebutuhan IT di Indonesia, Cina, India bisa dipenuhi dari dalam negeri sendiri. Siapa sih yang terkencing-kencing? Bisa-bisa BMW di jerman bisa jadi bonus beli kartu perdana he..he.. It would not happen in 20 years.Manufactur,outsourcing,engineering jobs bisa saja dilakukan di India dan China.Akan tetapi the early invention dan invention akan tetap datang dari US a.k.a Silicon Valley. Ini bukan pendapat pribadi,tapi opini semua hi-tech people termasuk CEO Infosys. Yah pendapat orang bisa saja salah kan. Coba saja kita lihat, apakah 10 tahun lalu sebelum ada internet kita bisa membayangkan bahwa negara - negara maju bisa ketar - ketir dalam menghadapi negara - negara berkembang? Memang untuk sekarang ini inovasi masih datang dari sono, tapi kok ya rasanya terlalu lama kalau baru 20 tahun lagi inovasi bisa datang dari India, Cina, atau bahkan Indonesia. Terlalu lama. Orang cenderung melihat invention itu seperti ada satu dua orang jenius,dapat ide,terus bikin sesuatu yang inventif. Padahal tidak sesimple itu,untuk memiliki environment yang inventif,butuh evolusi yang luaar biasa yang harus dilakukan sebelumnya dalam jangka panjang,termasuk dalam hal ini market,ekonomi,politik,tata cara hukum,perdagangan dan competitiveness. Mungkin pendapat saya salah,tapi saya yakin sekali,negara2 Barat pintar sekali mengatur sebagaimana rupa sehingga inovasi masih muncul pertama kali dari Barat. Jadi gak ada perlu kencing2an karena kencing itu bau :) Tapi kencing itu kebutuhan :-) Kencing iya kebutuhan,tapi kalo mengencingi orang lain bisa digaplok orang lain :) tapi harus mengakar ke budaya orang Indonesia. Itu tuh yang sedang digalakan sama India. Memproduksi laptop murah yang sudah bisa terhubung ke internet supaya orang - orang penduduknya bisa melek informasi dan tentunya melek teknologi. Lewat kultural paling bagus,karena kalau semua orang sudah sadar kalau di belahan dunia lain,banyak orang2 yang sekarang hidupnya enak padahal dulunya sekolah nyatelanjang kaki,karena mereka serius belajar Java dan C/C++ !!! Mari kita persenjatai Kaum Buruh dan Kaum Wanita dengan Java dan C/C++.agar mereka tidak dikerjai lagi oleh pengusaha Nakal. Carlos
[teknologia] Re: Artikel Pilger: Suharto to Iraq
Berbicara mengenai pendidikan IT, sebenarnya bagaimana sih prospek jurusan IT ke depan? Mana yang lebih menjanjikan, software atau teknik (hardware?) ? Mungkin ada Bapak2 di sini yang bisa mencerahkan. Software. Kalau hardware,biasanya,sekali bikin(dengan beberapa kali revisi) dan jika sudah sesuai dengan HW requirement selesai.Kalau software beda,ada feature,feature yang datang dari customer,feature yang datang dari marketing,ada bugs,ada parallel release,ada maintenance release.Intinya,orang software jarang nganggur karena proyeknya ada terus. Ini rahasa kenapa orang2 hardware selalu kena PHK dulu kalo ada massive layoffs. Mengenai ortu yang gak tau anaknya disekolahin kemana ? itu kayak kebanyakan student Indonesia yang ngambilnya MBAA terus ... hehehe :) padahal orang2 bisnis-graduate udah peak dimana-mana.Kedua,seharusnya orang tua mikirkan dari sisi globalisasi,jadi anak2nya diarahkan untuk mengambil atau menciptakan posisi/job dinegara manapun,termasuk AS. Carlos
[teknologia] Re: Artikel Pilger: Suharto to Iraq
On 10/25/05, Patriawan, Carlos [EMAIL PROTECTED] wrote: Padahal tidak sesimple itu,untuk memiliki environment yang inventif,butuh evolusi yang luaar biasa yang harus dilakukan sebelumnya dalam jangka panjang,termasuk dalam hal ini market,ekonomi,politik,tata cara hukum,perdagangan dan competitiveness. Mungkin pendapat saya salah,tapi saya yakin sekali,negara2 Barat pintar sekali mengatur sebagaimana rupa sehingga inovasi masih muncul pertama kali dari Barat. Saat mengikuti sebuah conference di Beijing, seorang presenter dari HK (HongKong), yang mengklaim dirinya sebagai co-inventor sebuah teori, mengatakan bahwa orang2 di MIT juga mengklaim bahwa MIT lah penemunya. Lalu dia bersemangat berkata, please remember, this theory was invented in hongkong...china... not in america Lalu dia mengundang orang untuk datang riset ke lab dia di HK (as postdoc or salary PhD) untuk mengokohkan tempat dia sebagai inventor (bersaing dengan MIT). China saya rasa akan menjadi the main challenger in innovation terhadap negara2 barat dan jepang/korea. Dukungan politik sangat kuat. Saya melihat sendiri di sana saat peluncuran roket berawak yang ke-2 kalinya, orang2 berkumpul menyaksikan siaran langsungnya, acara2 di TV memuji habis2an [stasiun TV di china (=CCTV) mirip sekali dengan TVRI kita jaman dulu :-) ], dan bahkan pimpinan politik dalam pidatonya sudah pasang target ke bulan.
[teknologia] Surat Fatimah gemparkan kota Baghdad
Fatimah adalah seorang saudara perempuan seorang mujahid yang terkenal di daerah Abu Gharib, yang berasal dari sebuah keluarga yang terkenal kebaikan dan ketaqwaannya. Suatu hari pasukan AS menyerbu rumahnya, dengan tujuan menangkap saudaranya. Namun karena mereka tidak dapat menemukannya, pasukan AS menangkap Fatimah dengan tujuan memaksa saudaranya menyerahkan diri. Surat tulisan tangan Fatimah, baru-baru ini berhasil diselundupkan keluar dari penjara Abu Gharib, surat ini menggambarkan penderitaan para tawanan wanita akibat perbuatan terntara AS. Segera surat ini tersebar dan menghebohkan kota Baghdad, mengirimkan gelombang yang akan terus berlanjut ke seluruh Iraq. ! Mafkarat al-Islam berhasil mendapatkan salinan surat tersebut. Bismillahirrahmanirrahiim. *Say He is God the One; God the Source [of everything]; Not has He fathered, nor has He been fathered; nor is anythingcomparable to Him.* [Qur*an, Surat 112 *al-Ikhlas*] Saya menulis surat Al-Ikhlas ini karena mempunyaiarti yang mendalam bagi saya, dan menimbulkan getaran di hati orang-orang yang beriman. Saudaraku mujahidin di jalan Allah. Apa yang dapat kukatakan padamu? Saya katakan, rahim-rahim kami telah terisi dengan janin akibat perkosaan yang dilakukan keturunan kera dan b-a-b-i itu. Mereka telah menodai tubuh kami, meludahi muka kami, dan merobek-robek Al-Quran untuk digantungkan ke leher-leher kami. Allahu Akbar. Tidakkah kau mengerti tentang kejadian yang menimpa kami? Betulkah kau tidak tahu ini terjadi pada kami? Kami saudaramu, dan Allah akan meminta tanggungjawabmu tentang kejadian ini kelak. Demi Allah, tidak semalam pun kami lewatkan di penjara ini kecuali mereka mendatangi salah satu dari kami untuk melampiaskan nafsu setannya. Padahal kami selalu menjaga kehormatan kami karena takut kepada Allah. Takutlah pada Allah! Bunuhlah kami bersama mereka! Hancurkan mereka bersama kami! Jangan biarkan kami di sini agar mereka bisa bersenang-senang memperkosa kami, sesungguhnya ini adalah sebuah perbuatan dosa besar di sisi Allah. Takutlah pada Allah akan urusan kami. Biarkan (jangan serang) tank dan pesawat mereka. Datanglah pada kami di penjara Abu Ghurayb. Saya saudaramu karena Allah. Mereka memperkosa sayalebih dari sembilan kali dalam satu hari. Bisakah kau bayangkan? Bayangkan salah satu saudaramu diperkosa. Bersama saya ada 13 gadis, semuanya belum menikah. Semuanya telah diperkosa didepan mata kami semua. Mereka melarang kami untuk sholat. Mereka mengambilpakaian kami, dan membiarkan kami telanjang. Saat surat ini saya tulis, seorang diantara kami telah bunuh diri setelah diperkosa beramai-ramai. Seorang tentara memukulnya di dada dan paha setelah memperkosanya,lalu menyiksanya. Gadis itu kemudian bunuh diri dengan memukulkan kepalanyake tembok penjara, karena dia sudah tidak sanggup menerima ini. Meskipun bunuh diri dilarang oleh Islam, saya memaklumi perbuatannya* Saya hanya berharap, semoga Allah mengampuninya, sesungguhnya Dia Maha Pengampun. Saudaraku, saya katakan padamu lagi, takutlah padaAllah. Hancurkan kami bersama para tentara itu, agar kami bisa beristirahat dalam damai. Tolonglah kami, tolonglah kami, tolonglah kami* Waa Mu*tasimah!. Surat ini telah berakhir, namun penderitaan penulisnya dan para muslimah belum berakhir. Hatta mataa haadza s-sukuut !! Ini yang sudah kesekian kalinya terjadi.. Entah berapa lagi akan segera menyusul Kemaren, hari ini dan besok Begitu seterusnya.. Ya Rabb nasyku ilaika da'fa quwwatina Wa qillata hiilatina Allahumma n-shurna nashran adziima Allahuma 'alaika bil haaula l-kuffar Allahuma 'alaika biman adzaa l-muslimin. catatan: sebarkan agar semuanya bisa mengetahui keadaan ini. Wajazaakallahu khairan.