[wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama
Kalau ada persamaan dlm memahami Islam,alhamdulillah. kalau terjadi perbedaan, itu adalah SUNNATULLAH. Tapi jangan perbedaan2 dlm memahami Islam menjadikan PERMUSUHAN... INI YANG SERING SAYA PERHATIKAN, KALAU BERBEDA LANSUNG MUSUH ATAU KAFIR.KENAPA MESTI DEMIKIAN? BISAKAH ANDA MENJAWAB ITU? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Abbas abas_ami...@... wrote:
[wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama
Masalahnya sering terjadi fitnah terhadap ISLAM; jadi hati2 mengungkap sesuatu yang agak beda dengan mainstreams; salah2 kita dituduh murtad; atau paling tidak disebut provokator --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, alatif25 alati...@... wrote: Kalau ada persamaan dlm memahami Islam,alhamdulillah. kalau terjadi perbedaan, itu adalah SUNNATULLAH. Tapi jangan perbedaan2 dlm memahami Islam menjadikan PERMUSUHAN... INI YANG SERING SAYA PERHATIKAN, KALAU BERBEDA LANSUNG MUSUH ATAU KAFIR.KENAPA MESTI DEMIKIAN? BISAKAH ANDA MENJAWAB ITU? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Abbas abas_amin08@ wrote:
[wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama
Alatif respond--- Cara2 berpkir itulah yang harus kita ingatkan.kenapa berbeda penafsirkan kita harus bermusuhanlucu sekali bukan? Orang2 yg berilmu malah berbeda beda ituakan menambah wawasan ilmunya Hanya orang2 bodoh2 yang takut dan benci kalau berbeda pendapat atau keyakinan. Kita liah negara2 maju dan orang2nya berpikir dewasa. Obama dan Clinton berbulan bulan berdebat dlm bermacam masalah, dari agama sampai politik Tapi mereka tetap bersahab.tidak bermusuhan inilah kerugian kita umat Islam yg terbesar BERMUSUHANBERKELAHI---MENUDUH---BAHKAN MEMBUNUH... Dalam hal ini bpk menegakan kebenaran yg bpk yakini...sesuai dgn al Quran dan hadits Kalau kita takut menegakan kebenaran,siapa yang kita harapkan lagi? Wassalam --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Abbas abas_ami...@... wrote: Masalahnya sering terjadi fitnah terhadap ISLAM; jadi hati2 mengungkap sesuatu yang agak beda dengan mainstreams; salah2 kita dituduh murtad; atau paling tidak disebut provokator --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, alatif25 alatif25@ wrote: Kalau ada persamaan dlm memahami Islam,alhamdulillah. kalau terjadi perbedaan, itu adalah SUNNATULLAH. Tapi jangan perbedaan2 dlm memahami Islam menjadikan PERMUSUHAN... INI YANG SERING SAYA PERHATIKAN, KALAU BERBEDA LANSUNG MUSUH ATAU KAFIR.KENAPA MESTI DEMIKIAN? BISAKAH ANDA MENJAWAB ITU? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Abbas abas_amin08@ wrote:
[wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama
Yang penting adalah bagaimana cara mengemukakan pendapat kita, supaya jangan berbenturan, sambil memberi masukan yang kita pandang seharusnya begitu. Sebelum masuk ke seharusnya itu; kalau kita menyadari banyak perbedaan ya jangan DIPAKSAKAN ! Kalau memaksakan, maka kita dianggap provokator. Tenang2 saja lah. Orang lain berpikir enjoy kok. Malah anda masuk dengan cara yang membuat mereka berpikir bahwa anda BUKAN SALAH satu dari mereka ?! Maka kebijaksanaan adalah salah satu kuci untuk bisa masuk; dan kalu sudah bisa masuk; maka kita bisa share ide2 kita. Bisa ditangkap apa yang saya tulis ? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, alatif25 alati...@... wrote: Alatif respond--- Cara2 berpkir itulah yang harus kita ingatkan.kenapa berbeda penafsirkan kita harus bermusuhanlucu sekali bukan? Orang2 yg berilmu malah berbeda beda ituakan menambah wawasan ilmunya Hanya orang2 bodoh2 yang takut dan benci kalau berbeda pendapat atau keyakinan. Kita liah negara2 maju dan orang2nya berpikir dewasa. Obama dan Clinton berbulan bulan berdebat dlm bermacam masalah, dari agama sampai politik Tapi mereka tetap bersahab.tidak bermusuhan inilah kerugian kita umat Islam yg terbesar BERMUSUHANBERKELAHI---MENUDUH---BAHKAN MEMBUNUH... Dalam hal ini bpk menegakan kebenaran yg bpk yakini...sesuai dgn al Quran dan hadits Kalau kita takut menegakan kebenaran,siapa yang kita harapkan lagi? Wassalam --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Abbas abas_amin08@ wrote: Masalahnya sering terjadi fitnah terhadap ISLAM; jadi hati2 mengungkap sesuatu yang agak beda dengan mainstreams; salah2 kita dituduh murtad; atau paling tidak disebut provokator --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, alatif25 alatif25@ wrote: Kalau ada persamaan dlm memahami Islam,alhamdulillah. kalau terjadi perbedaan, itu adalah SUNNATULLAH. Tapi jangan perbedaan2 dlm memahami Islam menjadikan PERMUSUHAN... INI YANG SERING SAYA PERHATIKAN, KALAU BERBEDA LANSUNG MUSUH ATAU KAFIR.KENAPA MESTI DEMIKIAN? BISAKAH ANDA MENJAWAB ITU? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Abbas abas_amin08@ wrote:
[wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama
Respond alatif; Begini kali, masarakat Islam fundamentalis ini memang saya perhatikan di Milist. eramuslim,hidayah,myquran,sabilah,Islam menjawab dll hampir semua demikian. Saya membaca bahwa ada gurunya mengajarkan; Orang2 yg berbeda pemahaman Islam dgn kita adalah orang2 munafik, murtad dl Kepada mereka2 itu harus keras.Inilah yang menjadi pegangan mereka2 itu. Memang membuat perubahan2 itu tidaklah mudah seperti dibayangkan.Rasulullah saw sendiri juga di maki2 oleh kaum jahilliah arab, begitu pula obama dimaki makim oleh Kristen Fundamentalis dgn bermacam tuduhan2 ;komunis,Hitler, dll. Demikianlah masarakat kita sdr Abbas.Yang perlu kita perbaik bagaimana mereka menerima perbedaan2 itu adalah rahmat bagi orang2 berpikir. Wassalam --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Abbas abas_ami...@... wrote: Yang penting adalah bagaimana cara mengemukakan pendapat kita, supaya jangan berbenturan, sambil memberi masukan yang kita pandang seharusnya begitu. Sebelum masuk ke seharusnya itu; kalau kita menyadari banyak perbedaan ya jangan DIPAKSAKAN ! Kalau memaksakan, maka kita dianggap provokator. Tenang2 saja lah. Orang lain berpikir enjoy kok. Malah anda masuk dengan cara yang membuat mereka berpikir bahwa anda BUKAN SALAH satu dari mereka ?! Maka kebijaksanaan adalah salah satu kuci untuk bisa masuk; dan kalu sudah bisa masuk; maka kita bisa share ide2 kita. Bisa ditangkap apa yang saya tulis ? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, alatif25 alatif25@ wrote: Alatif respond--- Cara2 berpkir itulah yang harus kita ingatkan.kenapa berbeda penafsirkan kita harus bermusuhanlucu sekali bukan? Orang2 yg berilmu malah berbeda beda ituakan menambah wawasan ilmunya Hanya orang2 bodoh2 yang takut dan benci kalau berbeda pendapat atau keyakinan. Kita liah negara2 maju dan orang2nya berpikir dewasa. Obama dan Clinton berbulan bulan berdebat dlm bermacam masalah, dari agama sampai politik Tapi mereka tetap bersahab.tidak bermusuhan inilah kerugian kita umat Islam yg terbesar BERMUSUHANBERKELAHI---MENUDUH---BAHKAN MEMBUNUH... Dalam hal ini bpk menegakan kebenaran yg bpk yakini...sesuai dgn al Quran dan hadits Kalau kita takut menegakan kebenaran,siapa yang kita harapkan lagi? Wassalam --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Abbas abas_amin08@ wrote: Masalahnya sering terjadi fitnah terhadap ISLAM; jadi hati2 mengungkap sesuatu yang agak beda dengan mainstreams; salah2 kita dituduh murtad; atau paling tidak disebut provokator --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, alatif25 alatif25@ wrote: Kalau ada persamaan dlm memahami Islam,alhamdulillah. kalau terjadi perbedaan, itu adalah SUNNATULLAH. Tapi jangan perbedaan2 dlm memahami Islam menjadikan PERMUSUHAN... INI YANG SERING SAYA PERHATIKAN, KALAU BERBEDA LANSUNG MUSUH ATAU KAFIR.KENAPA MESTI DEMIKIAN? BISAKAH ANDA MENJAWAB ITU? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Abbas abas_amin08@ wrote:
[wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama
Assalamu'alaikum wrwb Seorang bertanya kpd saya; Pak, apakah seorang wanita NU boleh menikahi laki laki dari Islam Salafy? Begini Nak. Al Quran itu adalah kitab general-guidance, pedoman secara garis besar saja.Ayat2 Al quran itu turun selama 23 tahun, setiap ayat2 ALLAH di wahyukan tergantung kpd tempat kondisi dan masalah waktu itu. Dalam memahami wahyu2 ALLAH harus di gunakan ilmu2 social lain2nya.Jangan seperti usztad2 yang hanya tahu ilmu agama terbatas dan tidak mempunyai ilmu2 social lain2nya.Pimikirannyab sempit. PERATURAN2 (WAHYU2) ALALH TURUN DLM 23 TAHUN DAN 2 MASA;PEPERANGAN DAN DAMAI. Wahyu2 atau peraturan2 yang turun waktu peperangan, maka ayat2 itu banyak mengatakan haram, misalnya apa; DALAM PEPERANGAN/ PERMUSUHAN DGN GOLONGAN KAFIR; haram berteman dgn orang2 kafir haram mengangkat or kafir menjadi pemimpin haram makanan daging ayam ,sapi potongan orang2 kafir haram menikahi orang kafir haram meniru2 budaya kafir haram mengucapkan selamat hari besar orang2 kafir haram mengunjungi gereja haram pergi merayakan natal di rumah orang2 kafir dll Agama itu harus di gunakan akal pikiran dan ilmu yang luas. Kalau dalam waktu permusuhan dan peperangan dgn orang2 kafir yaa pantaslah ALLAH menyampaikan perintah2Nya kpd Rasul agar berhati hati,jangan sampai tertipu dsb. Makan nasi yang Halal, kalau makan banyak adalah haram Benar bukan? Itulah gunanya ilmu, beragama tanpa ilmu adalah dokma Begitu pula dengan issue2 antara wanita NU dan laki2 salafy; Kalau terjadi keributan2 dan ketidak cocokan dlm memahami Islam,dan laki2 Salafy menuduh nuduh orang2 NU adalah Bid'ah, maka HARAM menikahi laki2 salafy yang membenci NU.Agar jangan terjadi perceraian dan anak2 yang menderita,benar bukan? DALAM MASARAKAT DAMAI. ALLAH menjelaskan kpd Rasul untuk;QS.60_7-8 QS.5:8 berkasih sayang dengan semua warga negara tanpa melihat agama,suku berlaku adil kepada semua warga negara tanpa melihat agama suku. tegakan keadilan kebenaran, dan haram membenci seseorang/ kaum . Maknanya apa? AJARAN ISLAM ITU ADALAH ANTI DSKRIMINASI KRN AGAMA DAN SUKU. kalau seorang wanita NU dan seorang laki2 Salafy tidak ada permusuhan dlm memahami Islam,-amal ku untuk ku, ---amal mu untuk mu, maka pernikahan itu dibolehkan asalkan satu sama lain saling cintai mencintai..KUNCINYA adalah salinG Cintai mencintai, berkasih sayang satu sama lain. begitu pula dgn seorang kafir yang baik2 dengan Islam, dan satu sama lain saling cintai mencitai dan berkasih sayang..maka boleh menikah, tanpa melihat suku dan agama. (Kafir yang baik2; yahudi, Kristen, Budha, musrik, dll, tanpa melihat bangsa dan warna kulit) TIDAK SATU AGAMAPUN BISA MEMISAHKAN 2 ORANG YANG SALING CINTA MENCITAI KALAU DI HARAMKAN MAKA ITU BUKANLAH AGAMA NAMANYA. INILAH PEGANGAN AJARAN ISLAM YANG LANSUNG DARI ALLAH( bukan hadits budaya arab) Mudah-mudahan Allah menimbulkan kasih sayang antaramu dengan orang-orang yang kamu musuhi di antara mereka. Dan Allah adalah Maha Kuasa. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (7) Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak [pula] mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. (8) Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan [kebenaran] karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (8) KALAU ADA AYAT YANG MEGATAKAN BAHWA HARAM KAWIN DGN ORANG2 KAFIR DAN MUSRYIK, ITU ADALAH PELARANGAN WAKTU PEPERANGAN DAN PERMUSUHAN ANTARA GOLONGAN iSLAM(RASUL) DAN ORANG2 NON ISLAM. Sebagaimana saya jelaskan diatas itu. Demikianlah ajaran2 Islam yang indah, toleransi, berkasih sayang, anti diskriminasi krn agama dan suku. Hati hati dengan ulama2 dari Arab yang banyak menggunakan dalil2 hadits budaya Arab, bukan syariat Islam dari ALLAH swt. Wassalam --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, muizof mui...@... wrote:
[wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama
Assalamu'alaikum. Ini bukan jawaban; hanya komentar saja. Boleh kan komentar ? Untuk yang ini saya setuju atas jawaban BAPAK abdullatif. Memang seharusnya Islam demikian. Memang Bapak menulis disini sering nyeleneh; tapi kalau benar dan hati2 menulisnya, pantas saja anda didukung. Jadi tergantung Bapak menulis apa; orang akan melihat objek bukan subjek. Jadi dalam hal ini saya setuju sama tulisan BAPAK. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, abdul latifabdul...@... wrote: Assalamu'alaikum wrwb Seorang bertanya kpd saya; Pak, apakah seorang wanita NU boleh menikahi laki laki dari Islam Salafy? Begini Nak. Al Quran itu adalah kitab general-guidance, pedoman secara garis besar saja.Ayat2 Al quran itu turun selama 23 tahun, setiap ayat2 ALLAH di wahyukan tergantung kpd tempat kondisi dan masalah waktu itu. Dalam memahami wahyu2 ALLAH harus di gunakan ilmu2 social lain2nya.Jangan seperti usztad2 yang hanya tahu ilmu agama terbatas dan tidak mempunyai ilmu2 social lain2nya.Pimikirannyab sempit. PERATURAN2 (WAHYU2) ALALH TURUN DLM 23 TAHUN DAN 2 MASA;PEPERANGAN DAN DAMAI. Wahyu2 atau peraturan2 yang turun waktu peperangan, maka ayat2 itu banyak mengatakan haram, misalnya apa; DALAM PEPERANGAN/ PERMUSUHAN DGN GOLONGAN KAFIR; haram berteman dgn orang2 kafir haram mengangkat or kafir menjadi pemimpin haram makanan daging ayam ,sapi potongan orang2 kafir haram menikahi orang kafir haram meniru2 budaya kafir haram mengucapkan selamat hari besar orang2 kafir haram mengunjungi gereja haram pergi merayakan natal di rumah orang2 kafir dll Agama itu harus di gunakan akal pikiran dan ilmu yang luas. Kalau dalam waktu permusuhan dan peperangan dgn orang2 kafir yaa pantaslah ALLAH menyampaikan perintah2Nya kpd Rasul agar berhati hati,jangan sampai tertipu dsb. Makan nasi yang Halal, kalau makan banyak adalah haram Benar bukan? Itulah gunanya ilmu, beragama tanpa ilmu adalah dokma Begitu pula dengan issue2 antara wanita NU dan laki2 salafy; Kalau terjadi keributan2 dan ketidak cocokan dlm memahami Islam,dan laki2 Salafy menuduh nuduh orang2 NU adalah Bid'ah, maka HARAM menikahi laki2 salafy yang membenci NU.Agar jangan terjadi perceraian dan anak2 yang menderita,benar bukan? DALAM MASARAKAT DAMAI. ALLAH menjelaskan kpd Rasul untuk;QS.60_7-8 QS.5:8 berkasih sayang dengan semua warga negara tanpa melihat agama,suku berlaku adil kepada semua warga negara tanpa melihat agama suku. tegakan keadilan kebenaran, dan haram membenci seseorang/ kaum . Maknanya apa? AJARAN ISLAM ITU ADALAH ANTI DSKRIMINASI KRN AGAMA DAN SUKU. kalau seorang wanita NU dan seorang laki2 Salafy tidak ada permusuhan dlm memahami Islam,-amal ku untuk ku, ---amal mu untuk mu, maka pernikahan itu dibolehkan asalkan satu sama lain saling cintai mencintai..KUNCINYA adalah salinG Cintai mencintai, berkasih sayang satu sama lain. begitu pula dgn seorang kafir yang baik2 dengan Islam, dan satu sama lain saling cintai mencitai dan berkasih sayang..maka boleh menikah, tanpa melihat suku dan agama. (Kafir yang baik2; yahudi, Kristen, Budha, musrik, dll, tanpa melihat bangsa dan warna kulit) TIDAK SATU AGAMAPUN BISA MEMISAHKAN 2 ORANG YANG SALING CINTA MENCITAI KALAU DI HARAMKAN MAKA ITU BUKANLAH AGAMA NAMANYA. INILAH PEGANGAN AJARAN ISLAM YANG LANSUNG DARI ALLAH( bukan hadits budaya arab) Mudah-mudahan Allah menimbulkan kasih sayang antaramu dengan orang-orang yang kamu musuhi di antara mereka. Dan Allah adalah Maha Kuasa. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (7) Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak [pula] mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. (8) Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan [kebenaran] karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (8) KALAU ADA AYAT YANG MEGATAKAN BAHWA HARAM KAWIN DGN ORANG2 KAFIR DAN MUSRYIK, ITU ADALAH PELARANGAN WAKTU PEPERANGAN DAN PERMUSUHAN ANTARA GOLONGAN iSLAM(RASUL) DAN ORANG2 NON ISLAM. Sebagaimana saya jelaskan diatas itu. Demikianlah ajaran2 Islam yang indah, toleransi, berkasih sayang, anti diskriminasi krn agama dan suku. Hati hati dengan ulama2 dari Arab yang banyak menggunakan dalil2 hadits budaya Arab, bukan syariat Islam dari ALLAH swt. Wassalam --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, muizof muizof@ wrote:
[wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama
Assalamu'alaikum pak Chodjim, 1)Apakah QS2:221 itu punya kontekstual ayat yang sama dengan QS60:10? 2)Mengulangi pertanyaan mas Kinantaka soal laylatul qadar, pak. qot: Mas Chodjim, Bisa tolong dijelaskan tafsiran lengkap tentang: laylatul qadr khayrun min alfi syahr ini? Hitung2 sekalian buat ngaji di Ramadhan yang berkah ini. Kinantaka unquote: wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, achmad chodjim chod...@... wrote: Mas Muiz, Dalil yang dikemukakan oleh Mas Muiz adalah larangan untuk menikahi orang-orang musyrik. Kalau ini yang dimaksud, baik laki-laki muslim maupun perempuan muslim dilarang menikah dengan mereka. Dan, ayat-ayat tersebut sangat kontekstual, yaitu larangan menikahi --khususnya-- musyrik Mekah yang melakukan perlawanan kepada Nabi Muhammad. Oleh karena itu, ada dalil jangan kamu kembalikan mereka kepada suami yang kafir. Historisnya, banyak istri-istri orang kafir itu ikut berhijrah bersama Nabi ke Madinah. Oleh karena para suami mereka yang tinggal di Mekah itu tetap kafir, maka para istri berhak menentukan pilihannya untuk cerai dan menikah dengan orang muslim di Madinah. Dalam hal inilah, para istri itu tidak boleh dikembalikan kepada suami mereka yang masih kafir. Suwun. Wassalam, chodjim - Original Message - From: muizof To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, August 25, 2009 11:02 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama ada pak : 1) ...jangan kamu menikahi wanita musyrikat, sebelum mereka beriman (QS 2:221), 2) ...janganlah kamu kembalikan mereka (wanita mukminat) kepada (suami mereka) yang kafir... (Qs 60:10) Salam Abdul Mu'iz --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, achmad chodjim chodjim@ wrote: Yang jelas, tidak ada nash yang qath'i (tegas) dalam Alquran bahwa lelaki agama A tidak boleh kawin dengan perempuan agama B, dan sebaliknya. Larangan-larangan itu umumnya dari pendapat ulama --sekali lagi pendapat ulama. Lebih bahaya lagi kalau dinyatakan berzina seumur hidup; wah yang berani mengatakan begitu harus dijilid (dicambuk) kalau menurut Alquran karena telah menuduh berzina tanpa mendatangkan 4 saksi! Ngeri. aaahh, hihihi Wassalam, chodjim - Original Message - From: ... Maya Purnomo ... hayu.artanty@ To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, August 24, 2009 2:45 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama Perkawinan beda agama memang mengandung resiko yg besar. Pria Muslim yg menikahi wanita ahlul kitab (Nasrani) adalah pria Muslim yang punya basic agama yg kuat. Pria yang mampu menjadi Imam bagi keluarganya. Jadi bukan pria dengan keterbatasan ilmu akan agamanya sendiri dan dalam kesehariaannya kurang taat dalam beribadah. Ketentuan ini tidak berlaku bagi wanita Muslim. Wanita Muslim tidak boleh menikah dengan Pria ahlul kitab. Dia akan d anggap berzina sepanjang umur pernikahannya. Sebaiknya pernikahan beda agama memang dihindari. Karna kondisi keimanan yg seringkali turun naik. Regards, ... Maya Purnami ... Happiness is not having what you want. It is wanting what you have Sent from my BoldBlackBerry® powered by INDOSAT -Original Message- From: Ari Condro masarcon@ Date: Mon, 24 Aug 2009 23:55:55 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama kalo kisah teman saya rada lucu tapi miris juga. cowok muslim married sama cewek kristen. awalnya si cewek mau ikutan agama misoa, convert jadi muslim. ndilalah, pas udah punya anak dua, jalan 3 tahun perkawinan, si cewek balik ke kristen. si cowok rada mendelu juga sih, tapi gimana lagi. huahahaha ... :)) 2009/8/24 ritajkt ritajkt@: --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, monyongsexy monyongsexy@ wrote: Tadi pas sahur sambil mendengarkan Quraish Shihab di Metro. Beliau mengatakan kawin beda agama boleh hanya untuk Laki Muslim menikahi Wanita non-muslim alasannya Laki kadang memaksa bahkan mengancam, dikhawatirkan kalau Wanita muslim menikah dengan Laki Non-muslim nanti diancam untuk meninggalkan agamanya. Padahal saat ini banyak wanita ahli beladiri. Apakah kalau wanita seperti itu kalau non-muslim tidak boleh dinikahi atau kalau muslim boleh menikah dengan laki non-muslim? sebab dia jelas tidak akan takut diancam oleh pihak laki. Bahkan saat ini banyak suami takut istri. Apakah itu menunjukkan bahwa kawin antara wanita Muslim dengan laki non-muslim bisa dipertimbangkan? saya juga nonton Pak, dan jg punya pertanyaan yang kurang lebih sejenis, walau berbeda
[wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama
Yah apa salahnya membahagiakan keluarga suaminya. Toh cuma agama ini. Hehehe... kan hak dia mau balik lagi atau tetep dipenjara di dalam agama yg tidak diyakininya. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, linadahlan linadah...@... wrote: Kalo mang istri pinter dan mengerti hak asasi, ya dari awalnya gak perlu masuk Islam. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, eyang_mbelgedes eyang_mbelgedes@ wrote: Nampaknya dia ini adalah istri yang pintar dan mengerti hak asasinya. Semoga perkawinannya langgeng, mawadah, sakinah dan warahmah. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condro masarcon@ wrote: yah, pas ke rumahnya sih, dia sempat kelepasan omong, nyeletuk gitu, kalo dia sekarang di rumah jadi muslim sendirian, soalnya istrinya convert balik ke kristen. tapi abis itu dia ngeluarin poster, foto foto keluarganya buat nunjukin kalo dia hepi. nah lho. btw, gak sempat curhat curhatan lama, soalnya rumah dia lagi penuh soale ada mertua, jadi abis itu acara dilanjut nonton serial HEROES yg terbaru, abis itu pulang deh. :)) 2009/8/26 linadahlan linadahlan@: Ya iya lah. Yang jalanin aje gak merasa bermasalah, ngapa juga kita jadiin itu masalah kite. Kecuali kalo ntu orang dateng ke Masarcon trus curhat masalahnye and minta solusi, lah..pastinya masarcon juga akan tanya in detail awalnya gimana, penyebabnya apa. Kemaren ade temen pere yg curhat ke daku...he..he..masalahnye sih cucok dengan masalah yang rame kemaren diobrolin disini soal seks pasutri. Karena die yang udah buka masalahnye and lagi pusing die ama hadist yang katanye 'malaikat akan melaknat istri yang menolak burhub intim sama suaminya, bila suaminya marah'. Soal seksnya, daku sih hanya suruh die curhat ke ahlinya deh. Kalo soal hadistnye, daku cuma bilang yak udah berdo'a aja agar suamimu sabar dan gak marah, jadi malaikat gak melaknat... Padahal karena daku jg gak tau status hadist ini...:-)) wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condro masarcon@ wrote: wah, iya yah, kemarin aku nanya solusi. :)) gimana bisa kasih solusi, kalau penyebabnya gak tahu, dan gak ada masalah. so, dibiarkan saja ? percaya pada aktor pelakunya sendiri adalah jalan terbaik ? kalau memang mbak lina berpendapat seperti itu, yah, sama seperti yang saya lakukan sekarang donk. cuman saya khawatir salah aja. ntar dianggap membiarkan teman. hehehe ... :)) 2009/8/26 linadahlan linadahlan@: Ya udah kalo gitu gak usah nanya solusi dah. Biar mereka sendiri yang nemuin solusinya yak. Semoga. Wassalam, -- salam, Ari
[wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama
Ntu istri plin plan. Tadinya mo bahagiain keluarga suami udahannye membuat bahagia gak? Pastinya pikiran mbelgedes bilang,hak istri juga kalo dia mo plin plan pan? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, eyang_mbelgedes eyang_mbelge...@... wrote: Yah apa salahnya membahagiakan keluarga suaminya. Toh cuma agama ini. Hehehe... kan hak dia mau balik lagi atau tetep dipenjara di dalam agama yg tidak diyakininya. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, linadahlan linadahlan@ wrote: Kalo mang istri pinter dan mengerti hak asasi, ya dari awalnya gak perlu masuk Islam. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, eyang_mbelgedes eyang_mbelgedes@ wrote: Nampaknya dia ini adalah istri yang pintar dan mengerti hak asasinya. Semoga perkawinannya langgeng, mawadah, sakinah dan warahmah. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condro masarcon@ wrote: yah, pas ke rumahnya sih, dia sempat kelepasan omong, nyeletuk gitu, kalo dia sekarang di rumah jadi muslim sendirian, soalnya istrinya convert balik ke kristen. tapi abis itu dia ngeluarin poster, foto foto keluarganya buat nunjukin kalo dia hepi. nah lho. btw, gak sempat curhat curhatan lama, soalnya rumah dia lagi penuh soale ada mertua, jadi abis itu acara dilanjut nonton serial HEROES yg terbaru, abis itu pulang deh. :)) 2009/8/26 linadahlan linadahlan@: Ya iya lah. Yang jalanin aje gak merasa bermasalah, ngapa juga kita jadiin itu masalah kite. Kecuali kalo ntu orang dateng ke Masarcon trus curhat masalahnye and minta solusi, lah..pastinya masarcon juga akan tanya in detail awalnya gimana, penyebabnya apa. Kemaren ade temen pere yg curhat ke daku...he..he..masalahnye sih cucok dengan masalah yang rame kemaren diobrolin disini soal seks pasutri. Karena die yang udah buka masalahnye and lagi pusing die ama hadist yang katanye 'malaikat akan melaknat istri yang menolak burhub intim sama suaminya, bila suaminya marah'. Soal seksnya, daku sih hanya suruh die curhat ke ahlinya deh. Kalo soal hadistnye, daku cuma bilang yak udah berdo'a aja agar suamimu sabar dan gak marah, jadi malaikat gak melaknat... Padahal karena daku jg gak tau status hadist ini...:-)) wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condro masarcon@ wrote: wah, iya yah, kemarin aku nanya solusi. :)) gimana bisa kasih solusi, kalau penyebabnya gak tahu, dan gak ada masalah. so, dibiarkan saja ? percaya pada aktor pelakunya sendiri adalah jalan terbaik ? kalau memang mbak lina berpendapat seperti itu, yah, sama seperti yang saya lakukan sekarang donk. cuman saya khawatir salah aja. ntar dianggap membiarkan teman. hehehe ... :)) 2009/8/26 linadahlan linadahlan@: Ya udah kalo gitu gak usah nanya solusi dah. Biar mereka sendiri yang nemuin solusinya yak. Semoga. Wassalam, -- salam, Ari
Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama
Berarti poinnya, selain dengan hati dan fikiran yang jernih, ayat2 Al-qur'an ternyata juga hanya dapat di fahami dengan mempelajari sejarah-sejarah yang melatar belakangi turunnya ayat-ayat itu secara utuh :D tx Pak Ustadz --- On Fri, 8/28/09, achmad chodjim chod...@gmail.com wrote: From: achmad chodjim chod...@gmail.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Date: Friday, August 28, 2009, 12:22 AM Mas Muiz, Dalil yang dikemukakan oleh Mas Muiz adalah larangan untuk menikahi orang-orang musyrik. Kalau ini yang dimaksud, baik laki-laki muslim maupun perempuan muslim dilarang menikah dengan mereka. Dan, ayat-ayat tersebut sangat kontekstual, yaitu larangan menikahi --khususnya-- musyrik Mekah yang melakukan perlawanan kepada Nabi Muhammad. Oleh karena itu, ada dalil jangan kamu kembalikan mereka kepada suami yang kafir. Historisnya, banyak istri-istri orang kafir itu ikut berhijrah bersama Nabi ke Madinah. Oleh karena para suami mereka yang tinggal di Mekah itu tetap kafir, maka para istri berhak menentukan pilihannya untuk cerai dan menikah dengan orang muslim di Madinah. Dalam hal inilah, para istri itu tidak boleh dikembalikan kepada suami mereka yang masih kafir. Suwun. Wassalam, chodjim - Original Message - From: muizof To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, August 25, 2009 11:02 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama ada pak : 1) ...jangan kamu menikahi wanita musyrikat, sebelum mereka beriman (QS 2:221), 2) ...janganlah kamu kembalikan mereka (wanita mukminat) kepada (suami mereka) yang kafir... (Qs 60:10) Salam Abdul Mu'iz --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, achmad chodjim chod...@... wrote: Yang jelas, tidak ada nash yang qath'i (tegas) dalam Alquran bahwa lelaki agama A tidak boleh kawin dengan perempuan agama B, dan sebaliknya. Larangan-larangan itu umumnya dari pendapat ulama --sekali lagi pendapat ulama. Lebih bahaya lagi kalau dinyatakan berzina seumur hidup; wah yang berani mengatakan begitu harus dijilid (dicambuk) kalau menurut Alquran karena telah menuduh berzina tanpa mendatangkan 4 saksi! Ngeri. aaahh, hihihi Wassalam, chodjim - Original Message - From: ... Maya Purnomo ... hayu.arta...@... To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, August 24, 2009 2:45 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama Perkawinan beda agama memang mengandung resiko yg besar. Pria Muslim yg menikahi wanita ahlul kitab (Nasrani) adalah pria Muslim yang punya basic agama yg kuat. Pria yang mampu menjadi Imam bagi keluarganya. Jadi bukan pria dengan keterbatasan ilmu akan agamanya sendiri dan dalam kesehariaannya kurang taat dalam beribadah. Ketentuan ini tidak berlaku bagi wanita Muslim. Wanita Muslim tidak boleh menikah dengan Pria ahlul kitab. Dia akan d anggap berzina sepanjang umur pernikahannya. Sebaiknya pernikahan beda agama memang dihindari. Karna kondisi keimanan yg seringkali turun naik. Regards, ... Maya Purnami ... Happiness is not having what you want. It is wanting what you have Sent from my BoldBlackBerry® powered by INDOSAT -Original Message- From: Ari Condro masar...@... Date: Mon, 24 Aug 2009 23:55:55 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama kalo kisah teman saya rada lucu tapi miris juga. cowok muslim married sama cewek kristen. awalnya si cewek mau ikutan agama misoa, convert jadi muslim. ndilalah, pas udah punya anak dua, jalan 3 tahun perkawinan, si cewek balik ke kristen. si cowok rada mendelu juga sih, tapi gimana lagi. huahahaha ... :)) 2009/8/24 ritajkt rita...@...: --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, monyongsexy monyongsexy@ wrote: Tadi pas sahur sambil mendengarkan Quraish Shihab di Metro. Beliau mengatakan kawin beda agama boleh hanya untuk Laki Muslim menikahi Wanita non-muslim alasannya Laki kadang memaksa bahkan mengancam, dikhawatirkan kalau Wanita muslim menikah dengan Laki Non-muslim nanti diancam untuk meninggalkan agamanya. Padahal saat ini banyak wanita ahli beladiri. Apakah kalau wanita seperti itu kalau non-muslim tidak boleh dinikahi atau kalau muslim boleh menikah dengan laki non-muslim? sebab dia jelas tidak akan takut diancam oleh pihak laki. Bahkan saat ini banyak suami takut istri. Apakah itu menunjukkan bahwa kawin antara wanita Muslim dengan laki non-muslim bisa dipertimbangkan? saya juga nonton Pak, dan jg punya pertanyaan
[wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama
ada pak : 1) ...jangan kamu menikahi wanita musyrikat, sebelum mereka beriman (QS 2:221), 2) ...janganlah kamu kembalikan mereka (wanita mukminat) kepada (suami mereka) yang kafir... (Qs 60:10) Salam Abdul Mu'iz --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, achmad chodjim chod...@... wrote: Yang jelas, tidak ada nash yang qath'i (tegas) dalam Alquran bahwa lelaki agama A tidak boleh kawin dengan perempuan agama B, dan sebaliknya. Larangan-larangan itu umumnya dari pendapat ulama --sekali lagi pendapat ulama. Lebih bahaya lagi kalau dinyatakan berzina seumur hidup; wah yang berani mengatakan begitu harus dijilid (dicambuk) kalau menurut Alquran karena telah menuduh berzina tanpa mendatangkan 4 saksi! Ngeri. aaahh, hihihi Wassalam, chodjim - Original Message - From: ... Maya Purnomo ... hayu.arta...@... To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, August 24, 2009 2:45 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama Perkawinan beda agama memang mengandung resiko yg besar. Pria Muslim yg menikahi wanita ahlul kitab (Nasrani) adalah pria Muslim yang punya basic agama yg kuat. Pria yang mampu menjadi Imam bagi keluarganya. Jadi bukan pria dengan keterbatasan ilmu akan agamanya sendiri dan dalam kesehariaannya kurang taat dalam beribadah. Ketentuan ini tidak berlaku bagi wanita Muslim. Wanita Muslim tidak boleh menikah dengan Pria ahlul kitab. Dia akan d anggap berzina sepanjang umur pernikahannya. Sebaiknya pernikahan beda agama memang dihindari. Karna kondisi keimanan yg seringkali turun naik. Regards, ... Maya Purnami ... Happiness is not having what you want. It is wanting what you have Sent from my BoldBlackBerry® powered by INDOSAT -Original Message- From: Ari Condro masar...@... Date: Mon, 24 Aug 2009 23:55:55 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama kalo kisah teman saya rada lucu tapi miris juga. cowok muslim married sama cewek kristen. awalnya si cewek mau ikutan agama misoa, convert jadi muslim. ndilalah, pas udah punya anak dua, jalan 3 tahun perkawinan, si cewek balik ke kristen. si cowok rada mendelu juga sih, tapi gimana lagi. huahahaha ... :)) 2009/8/24 ritajkt rita...@...: --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, monyongsexy monyongsexy@ wrote: Tadi pas sahur sambil mendengarkan Quraish Shihab di Metro. Beliau mengatakan kawin beda agama boleh hanya untuk Laki Muslim menikahi Wanita non-muslim alasannya Laki kadang memaksa bahkan mengancam, dikhawatirkan kalau Wanita muslim menikah dengan Laki Non-muslim nanti diancam untuk meninggalkan agamanya. Padahal saat ini banyak wanita ahli beladiri. Apakah kalau wanita seperti itu kalau non-muslim tidak boleh dinikahi atau kalau muslim boleh menikah dengan laki non-muslim? sebab dia jelas tidak akan takut diancam oleh pihak laki. Bahkan saat ini banyak suami takut istri. Apakah itu menunjukkan bahwa kawin antara wanita Muslim dengan laki non-muslim bisa dipertimbangkan? saya juga nonton Pak, dan jg punya pertanyaan yang kurang lebih sejenis, walau berbeda sedikit. Yakni alasan dibolehkannya pria Muslim menikahi wanta ahli kitab karena memakai konsruk sosial di jaman dahulu dimana suami menjadi pemimpin keluarga dalam segala segi sehingga agama suami akan otomatis diikuti oleh istri dan anak-anaknya. Sedangkan di jaman sekarang, perempuan sudah tidak se-dependen jaman dulu pada suaminya sehingga, menurut pak Quraish, perkawinan pria Muslim dan nonMuslim jadi berbeda bobotnya (dan sebaiknya dihindari, begitu kan tausiyahnya semalam ya Pak Mony yg seksi?) Lha nonton itu saya langsung pengen nanya, kalo gitu, hal yg sebaliknya juga terjadi dong sama perempuan Muslimah dan calon suami yang lelaki non Muslim? Karena di jaman ini perempuan sudah tidak sedependen pd suaminya sebagaimana ditakutkan sebagai alasan pelarangan itu, maka tentunya alasan pelarangan perkawinan muslimah dan lelaki non Muslim otomatis bisa ditinjau ulang dong yah? eng ing enggg :)) -- salam, Ari [Non-text portions of this message have been removed] === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejaht...@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelism...@yahoogroups.com Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links
[wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama
Istri nabi yang bernama mariyah el qibtiyah semula memang kristen koptic yang merupakan hadiah budak dari raja mesir. Namun setelah dinikahi Nabi, mariyah menjadi muslimah, buktinya ketika makamnya dipindakan ke pemakaman baru (baqi') pada masa Khalifah Umar Bin Khattab dilakukan shalat jenazah ghaib diimami oleh khalifah Umar ra. Sedangkan istri nabi yang bernama shafiyah semula adalah yahudi namun setelah dinikahi nabi shafiyah memilih menjadi muslimah. Wassalam Abdul Mu'iz --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condro masar...@... wrote: istri nabi juga ada yang kristen, ada juga yang yahudi. 2009/8/26 sunny am...@...: Benar, isteri Yasser Arafat beragama Kristen. - Original Message - From: firman wiwaha To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, August 25, 2009 3:52 AM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama Kalo kayak Yasser Arafat dengan istrinya itu gossip atau kenyataan? From: Ari Condro masar...@... Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Date: Tuesday, August 25, 2009, 9:43 AM lho awalnya agamanya sama. kan istrinya jadi mualaf, udah seiman dong. cuman di tengah jalan, setelah 5 tahun kawin, istrinya pindah agama. 2009/8/25 Abdul Muiz mui...@...: 1. yang ideal tentulah menikah seagama atau seiman. 2. karena sesuatu hal seseorang mengambil keputusan menikah beda agama, maka tinggal menimbang dan memprediksi dampak positif dan negatifnya. Termasuk dampak emosi dan spiritualnya. 3. setiap keputusan pasti mengandung resiko, Sedih terus kalau dipertahankan sementara kalau berpisah masih cinta dan berat berpisah. Sebaiknya menempuh jalur shalat istkharah berkali-kali agar decision yang dihasilkan mantab. Salam Abdul Mu'iz --- Pada Sel, 25/8/09, Ari Condro masar...@... menulis: Dari: Ari Condro masar...@... Judul: Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com Tanggal: Selasa, 25 Agustus, 2009, 8:25 AM kalau udah terlanjur, gimana ? cerai ? udah ada anak dua lho, jie hehehe :)) 2009/8/25 muizof mui...@yahoo. com: Bagi yang bingung menyikapi fenomena pernikahan beda agama, berikut ada tulisan menarik semoga bisa menjadi bahan renungan : Salam Abdul Mu'iz Pernikahan Beda Agama Ditulis oleh Komaruddin Hidayat Jumat, 01 Mei 2009 14:46 TULISAN ini tidak hendak memasuki perdebatan teologis, apakah pernikahan beda agama diperbolehkan ataukah tidak, melainkan sekadar menyajikan catatan psikologis problem yang muncul dari pasangan suami-istri yang berbeda agama. Berulang kali saya kedatangan tamu yang sekadar berkonsultasi mengenai kehidupan rumah tangga mereka yang menghadapi problem akibat perbedaan keyakinan agama,yang kemudian berimbas kepada anak-anak mereka. Ada juga yang datang dengan status masih berpacaran dan bersiap memasuki jenjang pernikahan. Di antara kasus itu adalah memudarnya rumah tangga yang telah dibina belasan tahun, namun semakin hari serasa semakin kering, akibat perbedaan agama. Pada mulanya, terutama sewaktu masih pacaran, perbedaan itu dianggap sepele, bisa diatasi oleh cinta. Tetapi lama-kelamaan ternyata jarak itu tetap saja menganga. Bayangkan saja, ketika seorang suami (yang beragama Islam) pergi umrah atau haji, adalah suatu kebahagiaan jika istri dan anak-anaknya bisa ikut bersamanya. Tetapi alangkah sedihnya ketika istri dan anak-anaknya lebih memilih pergi ke gereja. Salah satu kebahagiaan seorang ayah muslim adalah menjadi imam salat berjamaah bersama anak istri. Begitu pun ketika Ramadhan tiba, suasana ibadah puasa menjadi perekat batin kehidupan keluarga. Tetapi keinginan itu sulit terpenuhi ketika pasangannya berbeda agama. Di sisi istrinya, yang kebetulan beragama Kristen misalnya, pasti akan merasakan hal yang sama, betapa indahnya melakukan kebaktikan di gereja bersanding dengan suami. Namun itu hanya keinginan belaka. Ada seorang ibu yang merasa beruntung karena anak-anaknya ikut agama ibunya. Kondisi ini membuat ayahnya merasa kesepian ketika ingin berbagi pengetahuan dan pengalaman beragama. Di zaman yang semakin plural ini pernikahan beda agama kelihatannya semakin bertambah. Terlepas dari persoalan teologis dan keyakinan agama, perlu diingat bahwa tujuan berumah tangga itu untuk meraih kebahagiaan. Untuk itu kecocokan dan saling pengertian sangat penting terpelihara dan tumbuh. Bahwa karakter suami dan istri masing-masing berbeda, itu suatu keniscayaan. Misalnya saja perbedaan usia, perbedaan
[wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama
Jilbab, ribut dan dipolitisasi. Perkawinan beda agama, ribut lagi dan dipolitisasi lagi. Puasa, ribut dan dipolitisasi. Ini sebenarnya yang ribut dan ribet agamanya itu sendiri ataukah cuma para pemeluknya? Perkawinan (yang jelas-jelas sudah enak dan menyenangkan) saja masih dipolistisasi, apalagi kendaraan politik... we lha, we lha... Teman saya (non-muslim) yang menikah dengan istrinya (muslim) nampak sangat bahagia karena keduanya, selain saling mencinta, berwawasan dan berpikiran terbuka. Tapi, mereka -yang berwawasan sempit dan berpikiran kerdil- biasanya mempermasalahkan hal-hal yang sebenarnya sudah menjadi hak asasi dari keduabelah pihak itu. Ya nggk? Nggak!
[wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama
Nampaknya dia ini adalah istri yang pintar dan mengerti hak asasinya. Semoga perkawinannya langgeng, mawadah, sakinah dan warahmah. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condro masar...@... wrote: yah, pas ke rumahnya sih, dia sempat kelepasan omong, nyeletuk gitu, kalo dia sekarang di rumah jadi muslim sendirian, soalnya istrinya convert balik ke kristen. tapi abis itu dia ngeluarin poster, foto foto keluarganya buat nunjukin kalo dia hepi. nah lho. btw, gak sempat curhat curhatan lama, soalnya rumah dia lagi penuh soale ada mertua, jadi abis itu acara dilanjut nonton serial HEROES yg terbaru, abis itu pulang deh. :)) 2009/8/26 linadahlan linadah...@...: Ya iya lah. Yang jalanin aje gak merasa bermasalah, ngapa juga kita jadiin itu masalah kite. Kecuali kalo ntu orang dateng ke Masarcon trus curhat masalahnye and minta solusi, lah..pastinya masarcon juga akan tanya in detail awalnya gimana, penyebabnya apa. Kemaren ade temen pere yg curhat ke daku...he..he..masalahnye sih cucok dengan masalah yang rame kemaren diobrolin disini soal seks pasutri. Karena die yang udah buka masalahnye and lagi pusing die ama hadist yang katanye 'malaikat akan melaknat istri yang menolak burhub intim sama suaminya, bila suaminya marah'. Soal seksnya, daku sih hanya suruh die curhat ke ahlinya deh. Kalo soal hadistnye, daku cuma bilang yak udah berdo'a aja agar suamimu sabar dan gak marah, jadi malaikat gak melaknat... Padahal karena daku jg gak tau status hadist ini...:-)) wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condro masarcon@ wrote: wah, iya yah, kemarin aku nanya solusi. :)) gimana bisa kasih solusi, kalau penyebabnya gak tahu, dan gak ada masalah. so, dibiarkan saja ? percaya pada aktor pelakunya sendiri adalah jalan terbaik ? kalau memang mbak lina berpendapat seperti itu, yah, sama seperti yang saya lakukan sekarang donk. cuman saya khawatir salah aja. ntar dianggap membiarkan teman. hehehe ... :)) 2009/8/26 linadahlan linadahlan@: Ya udah kalo gitu gak usah nanya solusi dah. Biar mereka sendiri yang nemuin solusinya yak. Semoga. Wassalam, -- salam, Ari
[wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama
Kalo mang istri pinter dan mengerti hak asasi, ya dari awalnya gak perlu masuk Islam. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, eyang_mbelgedes eyang_mbelge...@... wrote: Nampaknya dia ini adalah istri yang pintar dan mengerti hak asasinya. Semoga perkawinannya langgeng, mawadah, sakinah dan warahmah. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condro masarcon@ wrote: yah, pas ke rumahnya sih, dia sempat kelepasan omong, nyeletuk gitu, kalo dia sekarang di rumah jadi muslim sendirian, soalnya istrinya convert balik ke kristen. tapi abis itu dia ngeluarin poster, foto foto keluarganya buat nunjukin kalo dia hepi. nah lho. btw, gak sempat curhat curhatan lama, soalnya rumah dia lagi penuh soale ada mertua, jadi abis itu acara dilanjut nonton serial HEROES yg terbaru, abis itu pulang deh. :)) 2009/8/26 linadahlan linadahlan@: Ya iya lah. Yang jalanin aje gak merasa bermasalah, ngapa juga kita jadiin itu masalah kite. Kecuali kalo ntu orang dateng ke Masarcon trus curhat masalahnye and minta solusi, lah..pastinya masarcon juga akan tanya in detail awalnya gimana, penyebabnya apa. Kemaren ade temen pere yg curhat ke daku...he..he..masalahnye sih cucok dengan masalah yang rame kemaren diobrolin disini soal seks pasutri. Karena die yang udah buka masalahnye and lagi pusing die ama hadist yang katanye 'malaikat akan melaknat istri yang menolak burhub intim sama suaminya, bila suaminya marah'. Soal seksnya, daku sih hanya suruh die curhat ke ahlinya deh. Kalo soal hadistnye, daku cuma bilang yak udah berdo'a aja agar suamimu sabar dan gak marah, jadi malaikat gak melaknat... Padahal karena daku jg gak tau status hadist ini...:-)) wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condro masarcon@ wrote: wah, iya yah, kemarin aku nanya solusi. :)) gimana bisa kasih solusi, kalau penyebabnya gak tahu, dan gak ada masalah. so, dibiarkan saja ? percaya pada aktor pelakunya sendiri adalah jalan terbaik ? kalau memang mbak lina berpendapat seperti itu, yah, sama seperti yang saya lakukan sekarang donk. cuman saya khawatir salah aja. ntar dianggap membiarkan teman. hehehe ... :)) 2009/8/26 linadahlan linadahlan@: Ya udah kalo gitu gak usah nanya solusi dah. Biar mereka sendiri yang nemuin solusinya yak. Semoga. Wassalam, -- salam, Ari
Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama
Love is blind, kata orang seberang lautan. Kalau orang kaya punya peraturan tidak tertulis yaitu harus kawin dengan orang kaya. - Original Message - From: muizof To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, August 26, 2009 7:02 AM Subject: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama ada pak : 1) ...jangan kamu menikahi wanita musyrikat, sebelum mereka beriman (QS 2:221), 2) ...janganlah kamu kembalikan mereka (wanita mukminat) kepada (suami mereka) yang kafir... (Qs 60:10) Salam Abdul Mu'iz --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, achmad chodjim chod...@... wrote: Yang jelas, tidak ada nash yang qath'i (tegas) dalam Alquran bahwa lelaki agama A tidak boleh kawin dengan perempuan agama B, dan sebaliknya. Larangan-larangan itu umumnya dari pendapat ulama --sekali lagi pendapat ulama. Lebih bahaya lagi kalau dinyatakan berzina seumur hidup; wah yang berani mengatakan begitu harus dijilid (dicambuk) kalau menurut Alquran karena telah menuduh berzina tanpa mendatangkan 4 saksi! Ngeri. aaahh, hihihi Wassalam, chodjim - Original Message - From: ... Maya Purnomo ... hayu.arta...@... To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, August 24, 2009 2:45 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama Perkawinan beda agama memang mengandung resiko yg besar. Pria Muslim yg menikahi wanita ahlul kitab (Nasrani) adalah pria Muslim yang punya basic agama yg kuat. Pria yang mampu menjadi Imam bagi keluarganya. Jadi bukan pria dengan keterbatasan ilmu akan agamanya sendiri dan dalam kesehariaannya kurang taat dalam beribadah. Ketentuan ini tidak berlaku bagi wanita Muslim. Wanita Muslim tidak boleh menikah dengan Pria ahlul kitab. Dia akan d anggap berzina sepanjang umur pernikahannya. Sebaiknya pernikahan beda agama memang dihindari. Karna kondisi keimanan yg seringkali turun naik. Regards, ... Maya Purnami ... Happiness is not having what you want. It is wanting what you have Sent from my BoldBlackBerry® powered by INDOSAT -Original Message- From: Ari Condro masar...@... Date: Mon, 24 Aug 2009 23:55:55 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama kalo kisah teman saya rada lucu tapi miris juga. cowok muslim married sama cewek kristen. awalnya si cewek mau ikutan agama misoa, convert jadi muslim. ndilalah, pas udah punya anak dua, jalan 3 tahun perkawinan, si cewek balik ke kristen. si cowok rada mendelu juga sih, tapi gimana lagi. huahahaha ... :)) 2009/8/24 ritajkt rita...@...: --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, monyongsexy monyongsexy@ wrote: Tadi pas sahur sambil mendengarkan Quraish Shihab di Metro. Beliau mengatakan kawin beda agama boleh hanya untuk Laki Muslim menikahi Wanita non-muslim alasannya Laki kadang memaksa bahkan mengancam, dikhawatirkan kalau Wanita muslim menikah dengan Laki Non-muslim nanti diancam untuk meninggalkan agamanya. Padahal saat ini banyak wanita ahli beladiri. Apakah kalau wanita seperti itu kalau non-muslim tidak boleh dinikahi atau kalau muslim boleh menikah dengan laki non-muslim? sebab dia jelas tidak akan takut diancam oleh pihak laki. Bahkan saat ini banyak suami takut istri. Apakah itu menunjukkan bahwa kawin antara wanita Muslim dengan laki non-muslim bisa dipertimbangkan? saya juga nonton Pak, dan jg punya pertanyaan yang kurang lebih sejenis, walau berbeda sedikit. Yakni alasan dibolehkannya pria Muslim menikahi wanta ahli kitab karena memakai konsruk sosial di jaman dahulu dimana suami menjadi pemimpin keluarga dalam segala segi sehingga agama suami akan otomatis diikuti oleh istri dan anak-anaknya. Sedangkan di jaman sekarang, perempuan sudah tidak se-dependen jaman dulu pada suaminya sehingga, menurut pak Quraish, perkawinan pria Muslim dan nonMuslim jadi berbeda bobotnya (dan sebaiknya dihindari, begitu kan tausiyahnya semalam ya Pak Mony yg seksi?) Lha nonton itu saya langsung pengen nanya, kalo gitu, hal yg sebaliknya juga terjadi dong sama perempuan Muslimah dan calon suami yang lelaki non Muslim? Karena di jaman ini perempuan sudah tidak sedependen pd suaminya sebagaimana ditakutkan sebagai alasan pelarangan itu, maka tentunya alasan pelarangan perkawinan muslimah dan lelaki non Muslim otomatis bisa ditinjau ulang dong yah? eng ing enggg :)) -- salam, Ari [Non-text portions of this message have been removed] === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah
Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama
Dan janganlah kamu nikahi perempuan musyrik, sebelum mereka beriman.Sungguh, hamba sahaya perempuan yang beriman lebih baik daripada perempuan musyrik meskipun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu nikahkan orang (laki-laki) musyrik (dengan perempuan yang beriman) sebelum mereka beriman. Sungguh, hamba sahaya laki-laki yang beriman lebih baik daripada laki-laki musyrik meskipun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedangkan Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia agar mereka mau mengambil pelajaran. Qur'an Surat Al - Baqarah ayat 221. From: achmad chodjim chod...@gmail.com To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, August 26, 2009 11:54:48 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama Yang jelas, tidak ada nash yang qath'i (tegas) dalam Alquran bahwa lelaki agama A tidak boleh kawin dengan perempuan agama B, dan sebaliknya. Larangan-larangan itu umumnya dari pendapat ulama --sekali lagi pendapat ulama. Lebih bahaya lagi kalau dinyatakan berzina seumur hidup; wah yang berani mengatakan begitu harus dijilid (dicambuk) kalau menurut Alquran karena telah menuduh berzina tanpa mendatangkan 4 saksi! Ngeri... .. aaahh, hihihi Wassalam, chodjim - Original Message - From: ... Maya Purnomo ... hayu.artanty@ gmail.com To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com Sent: Monday, August 24, 2009 2:45 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama Perkawinan beda agama memang mengandung resiko yg besar. Pria Muslim yg menikahi wanita ahlul kitab (Nasrani) adalah pria Muslim yang punya basic agama yg kuat. Pria yang mampu menjadi Imam bagi keluarganya. Jadi bukan pria dengan keterbatasan ilmu akan agamanya sendiri dan dalam kesehariaannya kurang taat dalam beribadah. Ketentuan ini tidak berlaku bagi wanita Muslim. Wanita Muslim tidak boleh menikah dengan Pria ahlul kitab. Dia akan d anggap berzina sepanjang umur pernikahannya. Sebaiknya pernikahan beda agama memang dihindari. Karna kondisi keimanan yg seringkali turun naik. Regards, ... Maya Purnami ... Happiness is not having what you want. It is wanting what you have Sent from my BoldBlackBerry® powered by INDOSAT -Original Message- From: Ari Condro masar...@gmail. com Date: Mon, 24 Aug 2009 23:55:55 To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama kalo kisah teman saya rada lucu tapi miris juga. cowok muslim married sama cewek kristen. awalnya si cewek mau ikutan agama misoa, convert jadi muslim. ndilalah, pas udah punya anak dua, jalan 3 tahun perkawinan, si cewek balik ke kristen. si cowok rada mendelu juga sih, tapi gimana lagi. huahahaha ... :)) 2009/8/24 ritajkt rita...@yahoo. com: --- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com, monyongsexy monyongsexy@ ... wrote: Tadi pas sahur sambil mendengarkan Quraish Shihab di Metro. Beliau mengatakan kawin beda agama boleh hanya untuk Laki Muslim menikahi Wanita non-muslim alasannya Laki kadang memaksa bahkan mengancam, dikhawatirkan kalau Wanita muslim menikah dengan Laki Non-muslim nanti diancam untuk meninggalkan agamanya. Padahal saat ini banyak wanita ahli beladiri. Apakah kalau wanita seperti itu kalau non-muslim tidak boleh dinikahi atau kalau muslim boleh menikah dengan laki non-muslim? sebab dia jelas tidak akan takut diancam oleh pihak laki. Bahkan saat ini banyak suami takut istri. Apakah itu menunjukkan bahwa kawin antara wanita Muslim dengan laki non-muslim bisa dipertimbangkan? saya juga nonton Pak, dan jg punya pertanyaan yang kurang lebih sejenis, walau berbeda sedikit. Yakni alasan dibolehkannya pria Muslim menikahi wanta ahli kitab karena memakai konsruk sosial di jaman dahulu dimana suami menjadi pemimpin keluarga dalam segala segi sehingga agama suami akan otomatis diikuti oleh istri dan anak-anaknya. Sedangkan di jaman sekarang, perempuan sudah tidak se-dependen jaman dulu pada suaminya sehingga, menurut pak Quraish, perkawinan pria Muslim dan nonMuslim jadi berbeda bobotnya (dan sebaiknya dihindari, begitu kan tausiyahnya semalam ya Pak Mony yg seksi?) Lha nonton itu saya langsung pengen nanya, kalo gitu, hal yg sebaliknya juga terjadi dong sama perempuan Muslimah dan calon suami yang lelaki non Muslim? Karena di jaman ini perempuan sudah tidak sedependen pd suaminya sebagaimana ditakutkan sebagai alasan pelarangan itu, maka tentunya alasan pelarangan perkawinan muslimah dan lelaki non Muslim otomatis bisa ditinjau ulang dong yah? eng ing enggg :)) -- salam, Ari [Non-text portions of this message have been removed] - - -- = == Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Twitter: http://twitter. com/wanita_ muslimah Situs Web: http://www.wanita- muslimah. com ARSIP DISKUSI : http://groups
Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama
Mas Muiz, Dalil yang dikemukakan oleh Mas Muiz adalah larangan untuk menikahi orang-orang musyrik. Kalau ini yang dimaksud, baik laki-laki muslim maupun perempuan muslim dilarang menikah dengan mereka. Dan, ayat-ayat tersebut sangat kontekstual, yaitu larangan menikahi --khususnya-- musyrik Mekah yang melakukan perlawanan kepada Nabi Muhammad. Oleh karena itu, ada dalil jangan kamu kembalikan mereka kepada suami yang kafir. Historisnya, banyak istri-istri orang kafir itu ikut berhijrah bersama Nabi ke Madinah. Oleh karena para suami mereka yang tinggal di Mekah itu tetap kafir, maka para istri berhak menentukan pilihannya untuk cerai dan menikah dengan orang muslim di Madinah. Dalam hal inilah, para istri itu tidak boleh dikembalikan kepada suami mereka yang masih kafir. Suwun. Wassalam, chodjim - Original Message - From: muizof To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, August 25, 2009 11:02 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama ada pak : 1) ...jangan kamu menikahi wanita musyrikat, sebelum mereka beriman (QS 2:221), 2) ...janganlah kamu kembalikan mereka (wanita mukminat) kepada (suami mereka) yang kafir... (Qs 60:10) Salam Abdul Mu'iz --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, achmad chodjim chod...@... wrote: Yang jelas, tidak ada nash yang qath'i (tegas) dalam Alquran bahwa lelaki agama A tidak boleh kawin dengan perempuan agama B, dan sebaliknya. Larangan-larangan itu umumnya dari pendapat ulama --sekali lagi pendapat ulama. Lebih bahaya lagi kalau dinyatakan berzina seumur hidup; wah yang berani mengatakan begitu harus dijilid (dicambuk) kalau menurut Alquran karena telah menuduh berzina tanpa mendatangkan 4 saksi! Ngeri. aaahh, hihihi Wassalam, chodjim - Original Message - From: ... Maya Purnomo ... hayu.arta...@... To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, August 24, 2009 2:45 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama Perkawinan beda agama memang mengandung resiko yg besar. Pria Muslim yg menikahi wanita ahlul kitab (Nasrani) adalah pria Muslim yang punya basic agama yg kuat. Pria yang mampu menjadi Imam bagi keluarganya. Jadi bukan pria dengan keterbatasan ilmu akan agamanya sendiri dan dalam kesehariaannya kurang taat dalam beribadah. Ketentuan ini tidak berlaku bagi wanita Muslim. Wanita Muslim tidak boleh menikah dengan Pria ahlul kitab. Dia akan d anggap berzina sepanjang umur pernikahannya. Sebaiknya pernikahan beda agama memang dihindari. Karna kondisi keimanan yg seringkali turun naik. Regards, ... Maya Purnami ... Happiness is not having what you want. It is wanting what you have Sent from my BoldBlackBerry® powered by INDOSAT -Original Message- From: Ari Condro masar...@... Date: Mon, 24 Aug 2009 23:55:55 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama kalo kisah teman saya rada lucu tapi miris juga. cowok muslim married sama cewek kristen. awalnya si cewek mau ikutan agama misoa, convert jadi muslim. ndilalah, pas udah punya anak dua, jalan 3 tahun perkawinan, si cewek balik ke kristen. si cowok rada mendelu juga sih, tapi gimana lagi. huahahaha ... :)) 2009/8/24 ritajkt rita...@...: --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, monyongsexy monyongsexy@ wrote: Tadi pas sahur sambil mendengarkan Quraish Shihab di Metro. Beliau mengatakan kawin beda agama boleh hanya untuk Laki Muslim menikahi Wanita non-muslim alasannya Laki kadang memaksa bahkan mengancam, dikhawatirkan kalau Wanita muslim menikah dengan Laki Non-muslim nanti diancam untuk meninggalkan agamanya. Padahal saat ini banyak wanita ahli beladiri. Apakah kalau wanita seperti itu kalau non-muslim tidak boleh dinikahi atau kalau muslim boleh menikah dengan laki non-muslim? sebab dia jelas tidak akan takut diancam oleh pihak laki. Bahkan saat ini banyak suami takut istri. Apakah itu menunjukkan bahwa kawin antara wanita Muslim dengan laki non-muslim bisa dipertimbangkan? saya juga nonton Pak, dan jg punya pertanyaan yang kurang lebih sejenis, walau berbeda sedikit. Yakni alasan dibolehkannya pria Muslim menikahi wanta ahli kitab karena memakai konsruk sosial di jaman dahulu dimana suami menjadi pemimpin keluarga dalam segala segi sehingga agama suami akan otomatis diikuti oleh istri dan anak-anaknya. Sedangkan di jaman sekarang, perempuan sudah tidak se-dependen jaman dulu pada suaminya sehingga, menurut pak Quraish, perkawinan pria Muslim dan nonMuslim jadi berbeda bobotnya (dan sebaiknya dihindari, begitu kan tausiyahnya semalam ya Pak Mony yg seksi?) Lha nonton itu saya
Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama
lha kok jadi nyuruh nyuruh gitu. malah resisten, jadi males nih, hahaha :)) 2009/8/25 linadahlan linadah...@yahoo.com: Ya sama aje. Cari tau kenape tuh bini kembali ke asal. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condro masar...@... wrote: yg mualaf tuh ceweknya. kalo yg cowok asli muslim dari sononya, namanya aja pake muhammad. 2009/8/25 linadahlan linadah...@...: Bergantung gimana si istri mikirnya/sanggupnya deh. Kalo gw seh, gw cari tau knp neh laki gw yang mualaf balik ke agama asal. wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condro masarcon@ wrote: nah, terus solusinya gimana buat yg nikah sama mualaf. tapi si mualaf belakangan balik ke agama asal. padahal udah punya anak dua. masa ditinggal gitu ajah. orang kan butuh kedamaian dan butuh bertanggung jawab. ayah yang baik gitu lho. 2009/8/25 linadahlan linadahlan@: http://epaper.republika.co.id/berita/18566/Prof_Dr_Muhammad_Quraish_Shihab_Menikahlah_dengan_Mempertimbangkan_Agama Lantas, bagaimana pandangannya terhadap masalah khilafiyah seperti menikah beda agama? Pria yang hapal Alquran ini mengimbau agar melihat konteks suatu ayat saat diturunkan. ''Dalam ayat yang membolehkan dan melarang nikah beda agama, kita harus jeli membaca latar belakang ayat tersebut turun. Bila tidak, kita akan terjerumus dalam perdebatan masalah-masalah sepele yang hanya menghabiskan energi saja,'' jelas Quraish. Selain aktif menulis dan berceramah, sejumlah jabatan penting juga pernah ia jalani, antara lain Menteri Agama, Duta Besar RI untuk Mesir, dan Rektor IAIN Jakarta kini Universitas Islam Negeri (UIN). Di tengah kesibukannya yang padat, doktor dari Universitas Al-Azhar Mesir ini tetap menyempatkan menjawab berbagai pertanyaan dari pembaca Republika secara ajeg. Kini, pria kelahiran Rappang, Sulawesi Selatan, 16 Februari 1946 ini sedang menyelesaikan Tafsir Al Misbah sebanyak 30 juz yang sekarang telah terbit 13 volume. Dalam waktu dekat juga segera terbit dua bukunya, Bekal Perjalanan dan 40 Hadis Qudsi Pilihan. Berikut petikan wawancara dengannya seputar pernikahan beda agama. Pernyataan Nabi SAW menyebutkan ada tiga kriteria untuk melangsungkan pernikahan. Yaitu pilih materi, kecantikan, dan agama, maka pilihlah agamanya. Bisa Anda jelaskan hal ini? Hadis itu menggambarkan ada orang yang dorongan kawinnya itu harta, ada pula dorongan karena kecantikannya. Kalau yang mengatakannya itu penganjur agama, maka dia akan berkata, fazfar bizaati diniha (pilih agamanya). Tapi kalau hal itu diucapkan oleh bukan penganjur agama, maka dia akan mengatakan, pilih saja hartanya atau kecantikannya. Saya dapat mengatakan bahwa hampir semua yang kawin beda agama itu tidak menempatkan faktor dan nilai agama dalam pertimbangan utama tingkatan yang tinggi. Islam sudah demikian jelas, menempatkan pertimbangan agama pada tingkatan tertinggi, melebihi faktor-faktor lainnya. Anda tadi menegaskan, Islam tidak membolehkan nikah beda agama, bila pertimbangannya agama. Lantas bagaimana dengan ayat Alquran yang membolehkan pria Muslim menikahi wanita non-Islam? Ayat itu harus dilihat dalam konteks ajaran agama ketika itu. Kondisi masyarakat saat itu yang dominan adalah lelaki Muslim bisa mentoleransi istrinya melaksanakan tuntunan agamanya yang Yahudi atau Nasrani. Tetapi lelaki yang non-Muslim, karena dia dominan, bisa jadi memaksanakan istrinya untuk keluar dari agamanya. Mengapa? Antara lain karena non-Muslim tidak percaya Muhammad SAW itu nabi. Akan tetapi, seorang Muslim meskipun dia dominan, tetap percaya bahwa Isa AS adalah nabi, Musa AS itu nabi, dan dia percaya bahwa Islam itu mentoleransi setiap orang menjalankan agamanya masing-masing. Jadi Islam membenarkan Muslim (pria) menikahi non-Muslim (wanitanya). Sekarang ini, seandainya yang lebih dominan itu Muslimahnya, laki-laki non-Muslimnya yang minoritas, bisa nggak laki-laki itu dalam pertimbangan agamanya membenarkan Muslimah menjalankan agamanya yang dianut tersebut? Menurut agama si laki-laki itu kan tidak dibenarkan. Itu yang pertama. Sebaliknya, seandainya perempuan itu non-Muslim, dan laki-lakinya Muslim, tetapi kondisi sekarang ini menunjukkan bahwa perempuan bisa lebih dominan, maka hal itu terlarang secara syar'i (secara hukum Islam). Alasannya? Ya, dia (kaum perempuan itu) bisa mempengaruhi suaminya, bisa mempengaruhi anak-anaknya, dan akan menjadi penentu yang kuat dalam kehidupan mereka. Apa bedanya bila yang dominan itu kaum laki-laki, toh dia (laki-laki) itu juga akan mempengaruhi, seperti yang dilakukan wanita bila mereka mayoritas? Inilah yang saya katakan tadi, pertimbangannya adalah pertimbangan agama. Iya
[wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama
Menurut saya, perkawinan beda agama yg sekarang sebaiknya dilarang. Perkawinan beda agama boleh dengan wanita ahli kitab. Artinya mereka tetap beriman pada Allah Swt dan mengikuti ajaran para Nabi terdahulu. Sedangkan agama-agama di luar Islam saat ini sulit untuk mencari ahli kitab, yg ada adalah kaum musyriq sebab mereka menyekutukan Allah. Menikah dgn orang musriq hukumnya haram. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condro masar...@... wrote: kalo kisah teman saya rada lucu tapi miris juga. cowok muslim married sama cewek kristen. awalnya si cewek mau ikutan agama misoa, convert jadi muslim. ndilalah, pas udah punya anak dua, jalan 3 tahun perkawinan, si cewek balik ke kristen. si cowok rada mendelu juga sih, tapi gimana lagi. huahahaha ... :)) 2009/8/24 ritajkt rita...@...: --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, monyongsexy monyongsexy@ wrote: Tadi pas sahur sambil mendengarkan Quraish Shihab di Metro. Beliau mengatakan kawin beda agama boleh hanya untuk Laki Muslim menikahi Wanita non-muslim alasannya Laki kadang memaksa bahkan mengancam, dikhawatirkan kalau Wanita muslim menikah dengan Laki Non-muslim nanti diancam untuk meninggalkan agamanya. Padahal saat ini banyak wanita ahli beladiri. Apakah kalau wanita seperti itu kalau non-muslim tidak boleh dinikahi atau kalau muslim boleh menikah dengan laki non-muslim? sebab dia jelas tidak akan takut diancam oleh pihak laki. Bahkan saat ini banyak suami takut istri. Apakah itu menunjukkan bahwa kawin antara wanita Muslim dengan laki non-muslim bisa dipertimbangkan? saya juga nonton Pak, dan jg punya pertanyaan yang kurang lebih sejenis, walau berbeda sedikit. Yakni alasan dibolehkannya pria Muslim menikahi wanta ahli kitab karena memakai konsruk sosial di jaman dahulu dimana suami menjadi pemimpin keluarga dalam segala segi sehingga agama suami akan otomatis diikuti oleh istri dan anak-anaknya. Sedangkan di jaman sekarang, perempuan sudah tidak se-dependen jaman dulu pada suaminya sehingga, menurut pak Quraish, perkawinan pria Muslim dan nonMuslim jadi berbeda bobotnya (dan sebaiknya dihindari, begitu kan tausiyahnya semalam ya Pak Mony yg seksi?) Lha nonton itu saya langsung pengen nanya, kalo gitu, hal yg sebaliknya juga terjadi dong sama perempuan Muslimah dan calon suami yang lelaki non Muslim? Karena di jaman ini perempuan sudah tidak sedependen pd suaminya sebagaimana ditakutkan sebagai alasan pelarangan itu, maka tentunya alasan pelarangan perkawinan muslimah dan lelaki non Muslim otomatis bisa ditinjau ulang dong yah? eng ing enggg :)) -- salam, Ari
[wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama
Pan katanye mo cari solusi? yaaa..kudu di cari tau dulu kenapa kenapanya...:-)) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condro masar...@... wrote: lha kok jadi nyuruh nyuruh gitu. malah resisten, jadi males nih, hahaha :)) 2009/8/25 linadahlan linadah...@...: Ya sama aje. Cari tau kenape tuh bini kembali ke asal. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condro masarcon@ wrote: yg mualaf tuh ceweknya. kalo yg cowok asli muslim dari sononya, namanya aja pake muhammad. 2009/8/25 linadahlan linadahlan@: Bergantung gimana si istri mikirnya/sanggupnya deh. Kalo gw seh, gw cari tau knp neh laki gw yang mualaf balik ke agama asal. wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condro masarcon@ wrote: nah, terus solusinya gimana buat yg nikah sama mualaf. tapi si mualaf belakangan balik ke agama asal. padahal udah punya anak dua. masa ditinggal gitu ajah. orang kan butuh kedamaian dan butuh bertanggung jawab. ayah yang baik gitu lho. 2009/8/25 linadahlan linadahlan@: http://epaper.republika.co.id/berita/18566/Prof_Dr_Muhammad_Quraish_Shihab_Menikahlah_dengan_Mempertimbangkan_Agama Lantas, bagaimana pandangannya terhadap masalah khilafiyah seperti menikah beda agama? Pria yang hapal Alquran ini mengimbau agar melihat konteks suatu ayat saat diturunkan. ''Dalam ayat yang membolehkan dan melarang nikah beda agama, kita harus jeli membaca latar belakang ayat tersebut turun. Bila tidak, kita akan terjerumus dalam perdebatan masalah-masalah sepele yang hanya menghabiskan energi saja,'' jelas Quraish. Selain aktif menulis dan berceramah, sejumlah jabatan penting juga pernah ia jalani, antara lain Menteri Agama, Duta Besar RI untuk Mesir, dan Rektor IAIN Jakarta kini Universitas Islam Negeri (UIN). Di tengah kesibukannya yang padat, doktor dari Universitas Al-Azhar Mesir ini tetap menyempatkan menjawab berbagai pertanyaan dari pembaca Republika secara ajeg. Kini, pria kelahiran Rappang, Sulawesi Selatan, 16 Februari 1946 ini sedang menyelesaikan Tafsir Al Misbah sebanyak 30 juz yang sekarang telah terbit 13 volume. Dalam waktu dekat juga segera terbit dua bukunya, Bekal Perjalanan dan 40 Hadis Qudsi Pilihan. Berikut petikan wawancara dengannya seputar pernikahan beda agama. Pernyataan Nabi SAW menyebutkan ada tiga kriteria untuk melangsungkan pernikahan. Yaitu pilih materi, kecantikan, dan agama, maka pilihlah agamanya. Bisa Anda jelaskan hal ini? Hadis itu menggambarkan ada orang yang dorongan kawinnya itu harta, ada pula dorongan karena kecantikannya. Kalau yang mengatakannya itu penganjur agama, maka dia akan berkata, fazfar bizaati diniha (pilih agamanya). Tapi kalau hal itu diucapkan oleh bukan penganjur agama, maka dia akan mengatakan, pilih saja hartanya atau kecantikannya. Saya dapat mengatakan bahwa hampir semua yang kawin beda agama itu tidak menempatkan faktor dan nilai agama dalam pertimbangan utama tingkatan yang tinggi. Islam sudah demikian jelas, menempatkan pertimbangan agama pada tingkatan tertinggi, melebihi faktor-faktor lainnya. Anda tadi menegaskan, Islam tidak membolehkan nikah beda agama, bila pertimbangannya agama. Lantas bagaimana dengan ayat Alquran yang membolehkan pria Muslim menikahi wanita non-Islam? Ayat itu harus dilihat dalam konteks ajaran agama ketika itu. Kondisi masyarakat saat itu yang dominan adalah lelaki Muslim bisa mentoleransi istrinya melaksanakan tuntunan agamanya yang Yahudi atau Nasrani. Tetapi lelaki yang non-Muslim, karena dia dominan, bisa jadi memaksanakan istrinya untuk keluar dari agamanya. Mengapa? Antara lain karena non-Muslim tidak percaya Muhammad SAW itu nabi. Akan tetapi, seorang Muslim meskipun dia dominan, tetap percaya bahwa Isa AS adalah nabi, Musa AS itu nabi, dan dia percaya bahwa Islam itu mentoleransi setiap orang menjalankan agamanya masing-masing. Jadi Islam membenarkan Muslim (pria) menikahi non-Muslim (wanitanya). Sekarang ini, seandainya yang lebih dominan itu Muslimahnya, laki-laki non-Muslimnya yang minoritas, bisa nggak laki-laki itu dalam pertimbangan agamanya membenarkan Muslimah menjalankan agamanya yang dianut tersebut? Menurut agama si laki-laki itu kan tidak dibenarkan. Itu yang pertama. Sebaliknya, seandainya perempuan itu non-Muslim, dan laki-lakinya Muslim, tetapi kondisi sekarang ini menunjukkan bahwa perempuan bisa lebih dominan, maka hal itu terlarang secara syar'i (secara hukum Islam). Alasannya? Ya, dia (kaum perempuan itu) bisa mempengaruhi suaminya, bisa mempengaruhi anak-anaknya, dan akan menjadi penentu yang kuat
[wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama
Sepertinya jwban ini juga tersirat di penjelasan Quraish Shihab bahwa orang Kristen/Yahudi kini gak percaya sama Nabi Muhammad SAW, sedang orang Islam percaya sama Nabi Isa as dan Musa as...:-) Sedangkan Allah menyuruh manusia mempercayai Muhammad SAW sbg nabiullah dan rasulullah. Berarti mereka gak beriman kepada Allah...:-)) wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, monyongsexy monyongs...@... wrote: Menurut saya, perkawinan beda agama yg sekarang sebaiknya dilarang. Perkawinan beda agama boleh dengan wanita ahli kitab. Artinya mereka tetap beriman pada Allah Swt dan mengikuti ajaran para Nabi terdahulu. Sedangkan agama-agama di luar Islam saat ini sulit untuk mencari ahli kitab, yg ada adalah kaum musyriq sebab mereka menyekutukan Allah. Menikah dgn orang musriq hukumnya haram. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condro masarcon@ wrote: kalo kisah teman saya rada lucu tapi miris juga. cowok muslim married sama cewek kristen. awalnya si cewek mau ikutan agama misoa, convert jadi muslim. ndilalah, pas udah punya anak dua, jalan 3 tahun perkawinan, si cewek balik ke kristen. si cowok rada mendelu juga sih, tapi gimana lagi. huahahaha ... :)) 2009/8/24 ritajkt ritajkt@: --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, monyongsexy monyongsexy@ wrote: Tadi pas sahur sambil mendengarkan Quraish Shihab di Metro. Beliau mengatakan kawin beda agama boleh hanya untuk Laki Muslim menikahi Wanita non-muslim alasannya Laki kadang memaksa bahkan mengancam, dikhawatirkan kalau Wanita muslim menikah dengan Laki Non-muslim nanti diancam untuk meninggalkan agamanya. Padahal saat ini banyak wanita ahli beladiri. Apakah kalau wanita seperti itu kalau non-muslim tidak boleh dinikahi atau kalau muslim boleh menikah dengan laki non-muslim? sebab dia jelas tidak akan takut diancam oleh pihak laki. Bahkan saat ini banyak suami takut istri. Apakah itu menunjukkan bahwa kawin antara wanita Muslim dengan laki non-muslim bisa dipertimbangkan? saya juga nonton Pak, dan jg punya pertanyaan yang kurang lebih sejenis, walau berbeda sedikit. Yakni alasan dibolehkannya pria Muslim menikahi wanta ahli kitab karena memakai konsruk sosial di jaman dahulu dimana suami menjadi pemimpin keluarga dalam segala segi sehingga agama suami akan otomatis diikuti oleh istri dan anak-anaknya. Sedangkan di jaman sekarang, perempuan sudah tidak se-dependen jaman dulu pada suaminya sehingga, menurut pak Quraish, perkawinan pria Muslim dan nonMuslim jadi berbeda bobotnya (dan sebaiknya dihindari, begitu kan tausiyahnya semalam ya Pak Mony yg seksi?) Lha nonton itu saya langsung pengen nanya, kalo gitu, hal yg sebaliknya juga terjadi dong sama perempuan Muslimah dan calon suami yang lelaki non Muslim? Karena di jaman ini perempuan sudah tidak sedependen pd suaminya sebagaimana ditakutkan sebagai alasan pelarangan itu, maka tentunya alasan pelarangan perkawinan muslimah dan lelaki non Muslim otomatis bisa ditinjau ulang dong yah? eng ing enggg :)) -- salam, Ari
Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama
Kawin sama agama belum tentu damai, tidak ada jaminan bahwa rumahtangga akan rukun, aman dan hidup sentosa. Tidak tipu-tipu isteri dan sebaliknya. Masalahnya sama denga kawain berbeda agama. Unsur utama tergantung pada kesadaran mereka untuk hidup sebagai manusia beradab nan rukun damai penuh kasih. Lain dari pada kibulan belaka! . - Original Message - From: monyongsexy To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, August 25, 2009 7:37 AM Subject: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama Menurut saya, perkawinan beda agama yg sekarang sebaiknya dilarang. Perkawinan beda agama boleh dengan wanita ahli kitab. Artinya mereka tetap beriman pada Allah Swt dan mengikuti ajaran para Nabi terdahulu. Sedangkan agama-agama di luar Islam saat ini sulit untuk mencari ahli kitab, yg ada adalah kaum musyriq sebab mereka menyekutukan Allah. Menikah dgn orang musriq hukumnya haram. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condro masar...@... wrote: kalo kisah teman saya rada lucu tapi miris juga. cowok muslim married sama cewek kristen. awalnya si cewek mau ikutan agama misoa, convert jadi muslim. ndilalah, pas udah punya anak dua, jalan 3 tahun perkawinan, si cewek balik ke kristen. si cowok rada mendelu juga sih, tapi gimana lagi. huahahaha ... :)) 2009/8/24 ritajkt rita...@...: --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, monyongsexy monyongsexy@ wrote: Tadi pas sahur sambil mendengarkan Quraish Shihab di Metro. Beliau mengatakan kawin beda agama boleh hanya untuk Laki Muslim menikahi Wanita non-muslim alasannya Laki kadang memaksa bahkan mengancam, dikhawatirkan kalau Wanita muslim menikah dengan Laki Non-muslim nanti diancam untuk meninggalkan agamanya. Padahal saat ini banyak wanita ahli beladiri. Apakah kalau wanita seperti itu kalau non-muslim tidak boleh dinikahi atau kalau muslim boleh menikah dengan laki non-muslim? sebab dia jelas tidak akan takut diancam oleh pihak laki. Bahkan saat ini banyak suami takut istri. Apakah itu menunjukkan bahwa kawin antara wanita Muslim dengan laki non-muslim bisa dipertimbangkan? saya juga nonton Pak, dan jg punya pertanyaan yang kurang lebih sejenis, walau berbeda sedikit. Yakni alasan dibolehkannya pria Muslim menikahi wanta ahli kitab karena memakai konsruk sosial di jaman dahulu dimana suami menjadi pemimpin keluarga dalam segala segi sehingga agama suami akan otomatis diikuti oleh istri dan anak-anaknya. Sedangkan di jaman sekarang, perempuan sudah tidak se-dependen jaman dulu pada suaminya sehingga, menurut pak Quraish, perkawinan pria Muslim dan nonMuslim jadi berbeda bobotnya (dan sebaiknya dihindari, begitu kan tausiyahnya semalam ya Pak Mony yg seksi?) Lha nonton itu saya langsung pengen nanya, kalo gitu, hal yg sebaliknya juga terjadi dong sama perempuan Muslimah dan calon suami yang lelaki non Muslim? Karena di jaman ini perempuan sudah tidak sedependen pd suaminya sebagaimana ditakutkan sebagai alasan pelarangan itu, maka tentunya alasan pelarangan perkawinan muslimah dan lelaki non Muslim otomatis bisa ditinjau ulang dong yah? eng ing enggg :)) -- salam, Ari [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama
gimana yah, rumah tangga orang gitu lho. lagian mereka di jogja. susah kali ketemunya :)) makanya kalo pake acara dipaksa paksa kan ane malah yg bete. halah ! 2009/8/25 linadahlan linadah...@yahoo.com: Pan katanye mo cari solusi? yaaa..kudu di cari tau dulu kenapa kenapanya...:-)) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condro masar...@... wrote: lha kok jadi nyuruh nyuruh gitu. malah resisten, jadi males nih, hahaha :)) 2009/8/25 linadahlan linadah...@...: Ya sama aje. Cari tau kenape tuh bini kembali ke asal. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condro masarcon@ wrote: yg mualaf tuh ceweknya. kalo yg cowok asli muslim dari sononya, namanya aja pake muhammad. 2009/8/25 linadahlan linadahlan@: Bergantung gimana si istri mikirnya/sanggupnya deh. Kalo gw seh, gw cari tau knp neh laki gw yang mualaf balik ke agama asal. wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condro masarcon@ wrote: nah, terus solusinya gimana buat yg nikah sama mualaf. tapi si mualaf belakangan balik ke agama asal. padahal udah punya anak dua. masa ditinggal gitu ajah. orang kan butuh kedamaian dan butuh bertanggung jawab. ayah yang baik gitu lho. 2009/8/25 linadahlan linadahlan@: http://epaper.republika.co.id/berita/18566/Prof_Dr_Muhammad_Quraish_Shihab_Menikahlah_dengan_Mempertimbangkan_Agama Lantas, bagaimana pandangannya terhadap masalah khilafiyah seperti menikah beda agama? Pria yang hapal Alquran ini mengimbau agar melihat konteks suatu ayat saat diturunkan. ''Dalam ayat yang membolehkan dan melarang nikah beda agama, kita harus jeli membaca latar belakang ayat tersebut turun. Bila tidak, kita akan terjerumus dalam perdebatan masalah-masalah sepele yang hanya menghabiskan energi saja,'' jelas Quraish. Selain aktif menulis dan berceramah, sejumlah jabatan penting juga pernah ia jalani, antara lain Menteri Agama, Duta Besar RI untuk Mesir, dan Rektor IAIN Jakarta kini Universitas Islam Negeri (UIN). Di tengah kesibukannya yang padat, doktor dari Universitas Al-Azhar Mesir ini tetap menyempatkan menjawab berbagai pertanyaan dari pembaca Republika secara ajeg. Kini, pria kelahiran Rappang, Sulawesi Selatan, 16 Februari 1946 ini sedang menyelesaikan Tafsir Al Misbah sebanyak 30 juz yang sekarang telah terbit 13 volume. Dalam waktu dekat juga segera terbit dua bukunya, Bekal Perjalanan dan 40 Hadis Qudsi Pilihan. Berikut petikan wawancara dengannya seputar pernikahan beda agama. Pernyataan Nabi SAW menyebutkan ada tiga kriteria untuk melangsungkan pernikahan. Yaitu pilih materi, kecantikan, dan agama, maka pilihlah agamanya. Bisa Anda jelaskan hal ini? Hadis itu menggambarkan ada orang yang dorongan kawinnya itu harta, ada pula dorongan karena kecantikannya. Kalau yang mengatakannya itu penganjur agama, maka dia akan berkata, fazfar bizaati diniha (pilih agamanya). Tapi kalau hal itu diucapkan oleh bukan penganjur agama, maka dia akan mengatakan, pilih saja hartanya atau kecantikannya. Saya dapat mengatakan bahwa hampir semua yang kawin beda agama itu tidak menempatkan faktor dan nilai agama dalam pertimbangan utama tingkatan yang tinggi. Islam sudah demikian jelas, menempatkan pertimbangan agama pada tingkatan tertinggi, melebihi faktor-faktor lainnya. Anda tadi menegaskan, Islam tidak membolehkan nikah beda agama, bila pertimbangannya agama. Lantas bagaimana dengan ayat Alquran yang membolehkan pria Muslim menikahi wanita non-Islam? Ayat itu harus dilihat dalam konteks ajaran agama ketika itu. Kondisi masyarakat saat itu yang dominan adalah lelaki Muslim bisa mentoleransi istrinya melaksanakan tuntunan agamanya yang Yahudi atau Nasrani. Tetapi lelaki yang non-Muslim, karena dia dominan, bisa jadi memaksanakan istrinya untuk keluar dari agamanya. Mengapa? Antara lain karena non-Muslim tidak percaya Muhammad SAW itu nabi. Akan tetapi, seorang Muslim meskipun dia dominan, tetap percaya bahwa Isa AS adalah nabi, Musa AS itu nabi, dan dia percaya bahwa Islam itu mentoleransi setiap orang menjalankan agamanya masing-masing. Jadi Islam membenarkan Muslim (pria) menikahi non-Muslim (wanitanya). Sekarang ini, seandainya yang lebih dominan itu Muslimahnya, laki-laki non-Muslimnya yang minoritas, bisa nggak laki-laki itu dalam pertimbangan agamanya membenarkan Muslimah menjalankan agamanya yang dianut tersebut? Menurut agama si laki-laki itu kan tidak dibenarkan. Itu yang pertama. Sebaliknya, seandainya perempuan itu non-Muslim, dan laki-lakinya Muslim, tetapi kondisi sekarang ini
Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama
Benar, isteri Yasser Arafat beragama Kristen. - Original Message - From: firman wiwaha To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, August 25, 2009 3:52 AM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama Kalo kayak Yasser Arafat dengan istrinya itu gossip atau kenyataan? From: Ari Condro masar...@gmail.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Date: Tuesday, August 25, 2009, 9:43 AM lho awalnya agamanya sama. kan istrinya jadi mualaf, udah seiman dong. cuman di tengah jalan, setelah 5 tahun kawin, istrinya pindah agama. 2009/8/25 Abdul Muiz mui...@yahoo.com: 1. yang ideal tentulah menikah seagama atau seiman. 2. karena sesuatu hal seseorang mengambil keputusan menikah beda agama, maka tinggal menimbang dan memprediksi dampak positif dan negatifnya. Termasuk dampak emosi dan spiritualnya. 3. setiap keputusan pasti mengandung resiko, Sedih terus kalau dipertahankan sementara kalau berpisah masih cinta dan berat berpisah. Sebaiknya menempuh jalur shalat istkharah berkali-kali agar decision yang dihasilkan mantab. Salam Abdul Mu'iz --- Pada Sel, 25/8/09, Ari Condro masar...@gmail.com menulis: Dari: Ari Condro masar...@gmail.com Judul: Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com Tanggal: Selasa, 25 Agustus, 2009, 8:25 AM kalau udah terlanjur, gimana ? cerai ? udah ada anak dua lho, jie hehehe :)) 2009/8/25 muizof mui...@yahoo. com: Bagi yang bingung menyikapi fenomena pernikahan beda agama, berikut ada tulisan menarik semoga bisa menjadi bahan renungan : Salam Abdul Mu'iz Pernikahan Beda Agama Ditulis oleh Komaruddin Hidayat Jumat, 01 Mei 2009 14:46 TULISAN ini tidak hendak memasuki perdebatan teologis, apakah pernikahan beda agama diperbolehkan ataukah tidak, melainkan sekadar menyajikan catatan psikologis problem yang muncul dari pasangan suami-istri yang berbeda agama. Berulang kali saya kedatangan tamu yang sekadar berkonsultasi mengenai kehidupan rumah tangga mereka yang menghadapi problem akibat perbedaan keyakinan agama,yang kemudian berimbas kepada anak-anak mereka. Ada juga yang datang dengan status masih berpacaran dan bersiap memasuki jenjang pernikahan. Di antara kasus itu adalah memudarnya rumah tangga yang telah dibina belasan tahun, namun semakin hari serasa semakin kering, akibat perbedaan agama. Pada mulanya, terutama sewaktu masih pacaran, perbedaan itu dianggap sepele, bisa diatasi oleh cinta. Tetapi lama-kelamaan ternyata jarak itu tetap saja menganga. Bayangkan saja, ketika seorang suami (yang beragama Islam) pergi umrah atau haji, adalah suatu kebahagiaan jika istri dan anak-anaknya bisa ikut bersamanya. Tetapi alangkah sedihnya ketika istri dan anak-anaknya lebih memilih pergi ke gereja. Salah satu kebahagiaan seorang ayah muslim adalah menjadi imam salat berjamaah bersama anak istri. Begitu pun ketika Ramadhan tiba, suasana ibadah puasa menjadi perekat batin kehidupan keluarga. Tetapi keinginan itu sulit terpenuhi ketika pasangannya berbeda agama. Di sisi istrinya, yang kebetulan beragama Kristen misalnya, pasti akan merasakan hal yang sama, betapa indahnya melakukan kebaktikan di gereja bersanding dengan suami. Namun itu hanya keinginan belaka. Ada seorang ibu yang merasa beruntung karena anak-anaknya ikut agama ibunya. Kondisi ini membuat ayahnya merasa kesepian ketika ingin berbagi pengetahuan dan pengalaman beragama. Di zaman yang semakin plural ini pernikahan beda agama kelihatannya semakin bertambah. Terlepas dari persoalan teologis dan keyakinan agama, perlu diingat bahwa tujuan berumah tangga itu untuk meraih kebahagiaan. Untuk itu kecocokan dan saling pengertian sangat penting terpelihara dan tumbuh. Bahwa karakter suami dan istri masing-masing berbeda, itu suatu keniscayaan. Misalnya saja perbedaan usia, perbedaan kelas sosial, perbedaan pendidikan, semuanya itu hal yang wajar selama keduanya saling menerima dan saling melengkapi. Namun, untuk kehidupan keluarga di Indonesia, perbedaan agama menjadi krusial karena peristiwa akad nikah tidak saja mempertemukan suami-istri, melainkan juga keluarga besarnya. Jadi perlu dipikirkan matangmatang ketika perbedaan itu mengenai
Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama
istri nabi juga ada yang kristen, ada juga yang yahudi. 2009/8/26 sunny am...@tele2.se: Benar, isteri Yasser Arafat beragama Kristen. - Original Message - From: firman wiwaha To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, August 25, 2009 3:52 AM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama Kalo kayak Yasser Arafat dengan istrinya itu gossip atau kenyataan? From: Ari Condro masar...@gmail.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Date: Tuesday, August 25, 2009, 9:43 AM lho awalnya agamanya sama. kan istrinya jadi mualaf, udah seiman dong. cuman di tengah jalan, setelah 5 tahun kawin, istrinya pindah agama. 2009/8/25 Abdul Muiz mui...@yahoo.com: 1. yang ideal tentulah menikah seagama atau seiman. 2. karena sesuatu hal seseorang mengambil keputusan menikah beda agama, maka tinggal menimbang dan memprediksi dampak positif dan negatifnya. Termasuk dampak emosi dan spiritualnya. 3. setiap keputusan pasti mengandung resiko, Sedih terus kalau dipertahankan sementara kalau berpisah masih cinta dan berat berpisah. Sebaiknya menempuh jalur shalat istkharah berkali-kali agar decision yang dihasilkan mantab. Salam Abdul Mu'iz --- Pada Sel, 25/8/09, Ari Condro masar...@gmail.com menulis: Dari: Ari Condro masar...@gmail.com Judul: Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com Tanggal: Selasa, 25 Agustus, 2009, 8:25 AM kalau udah terlanjur, gimana ? cerai ? udah ada anak dua lho, jie hehehe :)) 2009/8/25 muizof mui...@yahoo. com: Bagi yang bingung menyikapi fenomena pernikahan beda agama, berikut ada tulisan menarik semoga bisa menjadi bahan renungan : Salam Abdul Mu'iz Pernikahan Beda Agama Ditulis oleh Komaruddin Hidayat Jumat, 01 Mei 2009 14:46 TULISAN ini tidak hendak memasuki perdebatan teologis, apakah pernikahan beda agama diperbolehkan ataukah tidak, melainkan sekadar menyajikan catatan psikologis problem yang muncul dari pasangan suami-istri yang berbeda agama. Berulang kali saya kedatangan tamu yang sekadar berkonsultasi mengenai kehidupan rumah tangga mereka yang menghadapi problem akibat perbedaan keyakinan agama,yang kemudian berimbas kepada anak-anak mereka. Ada juga yang datang dengan status masih berpacaran dan bersiap memasuki jenjang pernikahan. Di antara kasus itu adalah memudarnya rumah tangga yang telah dibina belasan tahun, namun semakin hari serasa semakin kering, akibat perbedaan agama. Pada mulanya, terutama sewaktu masih pacaran, perbedaan itu dianggap sepele, bisa diatasi oleh cinta. Tetapi lama-kelamaan ternyata jarak itu tetap saja menganga. Bayangkan saja, ketika seorang suami (yang beragama Islam) pergi umrah atau haji, adalah suatu kebahagiaan jika istri dan anak-anaknya bisa ikut bersamanya. Tetapi alangkah sedihnya ketika istri dan anak-anaknya lebih memilih pergi ke gereja. Salah satu kebahagiaan seorang ayah muslim adalah menjadi imam salat berjamaah bersama anak istri. Begitu pun ketika Ramadhan tiba, suasana ibadah puasa menjadi perekat batin kehidupan keluarga. Tetapi keinginan itu sulit terpenuhi ketika pasangannya berbeda agama. Di sisi istrinya, yang kebetulan beragama Kristen misalnya, pasti akan merasakan hal yang sama, betapa indahnya melakukan kebaktikan di gereja bersanding dengan suami. Namun itu hanya keinginan belaka. Ada seorang ibu yang merasa beruntung karena anak-anaknya ikut agama ibunya. Kondisi ini membuat ayahnya merasa kesepian ketika ingin berbagi pengetahuan dan pengalaman beragama. Di zaman yang semakin plural ini pernikahan beda agama kelihatannya semakin bertambah. Terlepas dari persoalan teologis dan keyakinan agama, perlu diingat bahwa tujuan berumah tangga itu untuk meraih kebahagiaan. Untuk itu kecocokan dan saling pengertian sangat penting terpelihara dan tumbuh. Bahwa karakter suami dan istri masing-masing berbeda, itu suatu keniscayaan. Misalnya saja perbedaan usia, perbedaan kelas sosial, perbedaan pendidikan, semuanya itu hal yang wajar selama keduanya saling menerima dan saling melengkapi. Namun, untuk kehidupan keluarga di Indonesia, perbedaan agama menjadi krusial karena peristiwa akad nikah tidak saja mempertemukan suami-istri, melainkan juga keluarga besarnya. Jadi perlu dipikirkan matangmatang ketika perbedaan itu mengenai keyakinan agama.Problem itu semakin terasa terutama ketika sebuah pasangan beda agama telah memiliki anak. Orang tua biasanya berebut pengaruh agar anaknya mengikuti agama yang diyakininya. Kalau ayahnya Islam, dia ingin anaknya menjadi muslim. Kalau ibunya Kristen dia ingin anaknya memeluk Kristen. Anak yang
[wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama
Ya udah kalo gitu gak usah nanya solusi dah. Biar mereka sendiri yang nemuin solusinya yak. Semoga. Wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condro masar...@... wrote: gimana yah, rumah tangga orang gitu lho. lagian mereka di jogja. susah kali ketemunya :)) makanya kalo pake acara dipaksa paksa kan ane malah yg bete. halah ! 2009/8/25 linadahlan linadah...@...: Pan katanye mo cari solusi? yaaa..kudu di cari tau dulu kenapa kenapanya...:-)) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condro masarcon@ wrote: lha kok jadi nyuruh nyuruh gitu. malah resisten, jadi males nih, hahaha :)) 2009/8/25 linadahlan linadahlan@: Ya sama aje. Cari tau kenape tuh bini kembali ke asal. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condro masarcon@ wrote: yg mualaf tuh ceweknya. kalo yg cowok asli muslim dari sononya, namanya aja pake muhammad. 2009/8/25 linadahlan linadahlan@: Bergantung gimana si istri mikirnya/sanggupnya deh. Kalo gw seh, gw cari tau knp neh laki gw yang mualaf balik ke agama asal. wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condro masarcon@ wrote: nah, terus solusinya gimana buat yg nikah sama mualaf. tapi si mualaf belakangan balik ke agama asal. padahal udah punya anak dua. masa ditinggal gitu ajah. orang kan butuh kedamaian dan butuh bertanggung jawab. ayah yang baik gitu lho. 2009/8/25 linadahlan linadahlan@: http://epaper.republika.co.id/berita/18566/Prof_Dr_Muhammad_Quraish_Shihab_Menikahlah_dengan_Mempertimbangkan_Agama Lantas, bagaimana pandangannya terhadap masalah khilafiyah seperti menikah beda agama? Pria yang hapal Alquran ini mengimbau agar melihat konteks suatu ayat saat diturunkan. ''Dalam ayat yang membolehkan dan melarang nikah beda agama, kita harus jeli membaca latar belakang ayat tersebut turun. Bila tidak, kita akan terjerumus dalam perdebatan masalah-masalah sepele yang hanya menghabiskan energi saja,'' jelas Quraish. Selain aktif menulis dan berceramah, sejumlah jabatan penting juga pernah ia jalani, antara lain Menteri Agama, Duta Besar RI untuk Mesir, dan Rektor IAIN Jakarta kini Universitas Islam Negeri (UIN). Di tengah kesibukannya yang padat, doktor dari Universitas Al-Azhar Mesir ini tetap menyempatkan menjawab berbagai pertanyaan dari pembaca Republika secara ajeg. Kini, pria kelahiran Rappang, Sulawesi Selatan, 16 Februari 1946 ini sedang menyelesaikan Tafsir Al Misbah sebanyak 30 juz yang sekarang telah terbit 13 volume. Dalam waktu dekat juga segera terbit dua bukunya, Bekal Perjalanan dan 40 Hadis Qudsi Pilihan. Berikut petikan wawancara dengannya seputar pernikahan beda agama. Pernyataan Nabi SAW menyebutkan ada tiga kriteria untuk melangsungkan pernikahan. Yaitu pilih materi, kecantikan, dan agama, maka pilihlah agamanya. Bisa Anda jelaskan hal ini? Hadis itu menggambarkan ada orang yang dorongan kawinnya itu harta, ada pula dorongan karena kecantikannya. Kalau yang mengatakannya itu penganjur agama, maka dia akan berkata, fazfar bizaati diniha (pilih agamanya). Tapi kalau hal itu diucapkan oleh bukan penganjur agama, maka dia akan mengatakan, pilih saja hartanya atau kecantikannya. Saya dapat mengatakan bahwa hampir semua yang kawin beda agama itu tidak menempatkan faktor dan nilai agama dalam pertimbangan utama tingkatan yang tinggi. Islam sudah demikian jelas, menempatkan pertimbangan agama pada tingkatan tertinggi, melebihi faktor-faktor lainnya. Anda tadi menegaskan, Islam tidak membolehkan nikah beda agama, bila pertimbangannya agama. Lantas bagaimana dengan ayat Alquran yang membolehkan pria Muslim menikahi wanita non-Islam? Ayat itu harus dilihat dalam konteks ajaran agama ketika itu. Kondisi masyarakat saat itu yang dominan adalah lelaki Muslim bisa mentoleransi istrinya melaksanakan tuntunan agamanya yang Yahudi atau Nasrani. Tetapi lelaki yang non-Muslim, karena dia dominan, bisa jadi memaksanakan istrinya untuk keluar dari agamanya. Mengapa? Antara lain karena non-Muslim tidak percaya Muhammad SAW itu nabi. Akan tetapi, seorang Muslim meskipun dia dominan, tetap percaya bahwa Isa AS adalah nabi, Musa AS itu nabi, dan dia percaya bahwa Islam itu mentoleransi setiap orang menjalankan agamanya masing-masing. Jadi Islam membenarkan Muslim (pria) menikahi non-Muslim (wanitanya). Sekarang ini, seandainya yang lebih dominan itu Muslimahnya, laki-laki non-Muslimnya yang minoritas,
Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama
wah, iya yah, kemarin aku nanya solusi. :)) gimana bisa kasih solusi, kalau penyebabnya gak tahu, dan gak ada masalah. so, dibiarkan saja ? percaya pada aktor pelakunya sendiri adalah jalan terbaik ? kalau memang mbak lina berpendapat seperti itu, yah, sama seperti yang saya lakukan sekarang donk. cuman saya khawatir salah aja. ntar dianggap membiarkan teman. hehehe ... :)) 2009/8/26 linadahlan linadah...@yahoo.com: Ya udah kalo gitu gak usah nanya solusi dah. Biar mereka sendiri yang nemuin solusinya yak. Semoga. Wassalam,
Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama
Nailah (silakan cek namanya mungkin saya salah) istri Sahabat Utsman bin Affan juga tetap Nasrani hingga Utsman yang sebagai khalifah terbunuh. Doakan saja mereka yang sudah menjadi suami istri itu tetap berbahagia, harmonis, meski terjadi perbedaan agama --baik berbeda sebelum menikah maupun setelah terjadi pernikahan. Wassalam, chodjim - Original Message - From: Ari Condro To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, August 24, 2009 7:54 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama yasernya keburu dut sih. kalo enggak kita bisa belajar dari apa yg bakalan terjadi di antara mereka. suha tawil masih kristen kan sampai sekarang ? 2009/8/25 firman wiwaha fwiw...@yahoo.com: Kalo kayak Yasser Arafat dengan istrinya itu gossip atau kenyataan? From: Ari Condro masar...@gmail.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Date: Tuesday, August 25, 2009, 9:43 AM lho awalnya agamanya sama. kan istrinya jadi mualaf, udah seiman dong. cuman di tengah jalan, setelah 5 tahun kawin, istrinya pindah agama. 2009/8/25 Abdul Muiz mui...@yahoo.com: 1. yang ideal tentulah menikah seagama atau seiman. 2. karena sesuatu hal seseorang mengambil keputusan menikah beda agama, maka tinggal menimbang dan memprediksi dampak positif dan negatifnya. Termasuk dampak emosi dan spiritualnya. 3. setiap keputusan pasti mengandung resiko, Sedih terus kalau dipertahankan sementara kalau berpisah masih cinta dan berat berpisah. Sebaiknya menempuh jalur shalat istkharah berkali-kali agar decision yang dihasilkan mantab. Salam Abdul Mu'iz --- Pada Sel, 25/8/09, Ari Condro masar...@gmail.com menulis: Dari: Ari Condro masar...@gmail.com Judul: Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com Tanggal: Selasa, 25 Agustus, 2009, 8:25 AM kalau udah terlanjur, gimana ? cerai ? udah ada anak dua lho, jie hehehe :)) 2009/8/25 muizof mui...@yahoo. com: Bagi yang bingung menyikapi fenomena pernikahan beda agama, berikut ada tulisan menarik semoga bisa menjadi bahan renungan : Salam Abdul Mu'iz Pernikahan Beda Agama Ditulis oleh Komaruddin Hidayat Jumat, 01 Mei 2009 14:46 TULISAN ini tidak hendak memasuki perdebatan teologis, apakah pernikahan beda agama diperbolehkan ataukah tidak, melainkan sekadar menyajikan catatan psikologis problem yang muncul dari pasangan suami-istri yang berbeda agama. Berulang kali saya kedatangan tamu yang sekadar berkonsultasi mengenai kehidupan rumah tangga mereka yang menghadapi problem akibat perbedaan keyakinan agama,yang kemudian berimbas kepada anak-anak mereka. Ada juga yang datang dengan status masih berpacaran dan bersiap memasuki jenjang pernikahan. Di antara kasus itu adalah memudarnya rumah tangga yang telah dibina belasan tahun, namun semakin hari serasa semakin kering, akibat perbedaan agama. Pada mulanya, terutama sewaktu masih pacaran, perbedaan itu dianggap sepele, bisa diatasi oleh cinta. Tetapi lama-kelamaan ternyata jarak itu tetap saja menganga. Bayangkan saja, ketika seorang suami (yang beragama Islam) pergi umrah atau haji, adalah suatu kebahagiaan jika istri dan anak-anaknya bisa ikut bersamanya. Tetapi alangkah sedihnya ketika istri dan anak-anaknya lebih memilih pergi ke gereja. Salah satu kebahagiaan seorang ayah muslim adalah menjadi imam salat berjamaah bersama anak istri. Begitu pun ketika Ramadhan tiba, suasana ibadah puasa menjadi perekat batin kehidupan keluarga. Tetapi keinginan itu sulit terpenuhi ketika pasangannya berbeda agama. Di sisi istrinya, yang kebetulan beragama Kristen misalnya, pasti akan merasakan hal yang sama, betapa indahnya melakukan kebaktikan di gereja bersanding dengan suami. Namun itu hanya keinginan belaka. Ada seorang ibu yang merasa beruntung karena anak-anaknya ikut agama ibunya. Kondisi ini membuat ayahnya merasa kesepian ketika ingin berbagi pengetahuan dan pengalaman beragama. Di zaman yang semakin plural ini pernikahan beda agama kelihatannya semakin bertambah. Terlepas dari persoalan teologis dan keyakinan agama, perlu diingat bahwa tujuan berumah tangga itu untuk meraih kebahagiaan. Untuk itu kecocokan dan saling pengertian sangat penting terpelihara dan tumbuh. Bahwa karakter suami dan istri masing-masing berbeda, itu suatu
Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama
Yang jelas, tidak ada nash yang qath'i (tegas) dalam Alquran bahwa lelaki agama A tidak boleh kawin dengan perempuan agama B, dan sebaliknya. Larangan-larangan itu umumnya dari pendapat ulama --sekali lagi pendapat ulama. Lebih bahaya lagi kalau dinyatakan berzina seumur hidup; wah yang berani mengatakan begitu harus dijilid (dicambuk) kalau menurut Alquran karena telah menuduh berzina tanpa mendatangkan 4 saksi! Ngeri. aaahh, hihihi Wassalam, chodjim - Original Message - From: ... Maya Purnomo ... hayu.arta...@gmail.com To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, August 24, 2009 2:45 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama Perkawinan beda agama memang mengandung resiko yg besar. Pria Muslim yg menikahi wanita ahlul kitab (Nasrani) adalah pria Muslim yang punya basic agama yg kuat. Pria yang mampu menjadi Imam bagi keluarganya. Jadi bukan pria dengan keterbatasan ilmu akan agamanya sendiri dan dalam kesehariaannya kurang taat dalam beribadah. Ketentuan ini tidak berlaku bagi wanita Muslim. Wanita Muslim tidak boleh menikah dengan Pria ahlul kitab. Dia akan d anggap berzina sepanjang umur pernikahannya. Sebaiknya pernikahan beda agama memang dihindari. Karna kondisi keimanan yg seringkali turun naik. Regards, ... Maya Purnami ... Happiness is not having what you want. It is wanting what you have Sent from my BoldBlackBerry® powered by INDOSAT -Original Message- From: Ari Condro masar...@gmail.com Date: Mon, 24 Aug 2009 23:55:55 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama kalo kisah teman saya rada lucu tapi miris juga. cowok muslim married sama cewek kristen. awalnya si cewek mau ikutan agama misoa, convert jadi muslim. ndilalah, pas udah punya anak dua, jalan 3 tahun perkawinan, si cewek balik ke kristen. si cowok rada mendelu juga sih, tapi gimana lagi. huahahaha ... :)) 2009/8/24 ritajkt rita...@yahoo.com: --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, monyongsexy monyongs...@... wrote: Tadi pas sahur sambil mendengarkan Quraish Shihab di Metro. Beliau mengatakan kawin beda agama boleh hanya untuk Laki Muslim menikahi Wanita non-muslim alasannya Laki kadang memaksa bahkan mengancam, dikhawatirkan kalau Wanita muslim menikah dengan Laki Non-muslim nanti diancam untuk meninggalkan agamanya. Padahal saat ini banyak wanita ahli beladiri. Apakah kalau wanita seperti itu kalau non-muslim tidak boleh dinikahi atau kalau muslim boleh menikah dengan laki non-muslim? sebab dia jelas tidak akan takut diancam oleh pihak laki. Bahkan saat ini banyak suami takut istri. Apakah itu menunjukkan bahwa kawin antara wanita Muslim dengan laki non-muslim bisa dipertimbangkan? saya juga nonton Pak, dan jg punya pertanyaan yang kurang lebih sejenis, walau berbeda sedikit. Yakni alasan dibolehkannya pria Muslim menikahi wanta ahli kitab karena memakai konsruk sosial di jaman dahulu dimana suami menjadi pemimpin keluarga dalam segala segi sehingga agama suami akan otomatis diikuti oleh istri dan anak-anaknya. Sedangkan di jaman sekarang, perempuan sudah tidak se-dependen jaman dulu pada suaminya sehingga, menurut pak Quraish, perkawinan pria Muslim dan nonMuslim jadi berbeda bobotnya (dan sebaiknya dihindari, begitu kan tausiyahnya semalam ya Pak Mony yg seksi?) Lha nonton itu saya langsung pengen nanya, kalo gitu, hal yg sebaliknya juga terjadi dong sama perempuan Muslimah dan calon suami yang lelaki non Muslim? Karena di jaman ini perempuan sudah tidak sedependen pd suaminya sebagaimana ditakutkan sebagai alasan pelarangan itu, maka tentunya alasan pelarangan perkawinan muslimah dan lelaki non Muslim otomatis bisa ditinjau ulang dong yah? eng ing enggg :)) -- salam, Ari [Non-text portions of this message have been removed] === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejaht...@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelism...@yahoogroups.com Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links
[wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama
Ya iya lah. Yang jalanin aje gak merasa bermasalah, ngapa juga kita jadiin itu masalah kite. Kecuali kalo ntu orang dateng ke Masarcon trus curhat masalahnye and minta solusi, lah..pastinya masarcon juga akan tanya in detail awalnya gimana, penyebabnya apa. Kemaren ade temen pere yg curhat ke daku...he..he..masalahnye sih cucok dengan masalah yang rame kemaren diobrolin disini soal seks pasutri. Karena die yang udah buka masalahnye and lagi pusing die ama hadist yang katanye 'malaikat akan melaknat istri yang menolak burhub intim sama suaminya, bila suaminya marah'. Soal seksnya, daku sih hanya suruh die curhat ke ahlinya deh. Kalo soal hadistnye, daku cuma bilang yak udah berdo'a aja agar suamimu sabar dan gak marah, jadi malaikat gak melaknat... Padahal karena daku jg gak tau status hadist ini...:-)) wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condro masar...@... wrote: wah, iya yah, kemarin aku nanya solusi. :)) gimana bisa kasih solusi, kalau penyebabnya gak tahu, dan gak ada masalah. so, dibiarkan saja ? percaya pada aktor pelakunya sendiri adalah jalan terbaik ? kalau memang mbak lina berpendapat seperti itu, yah, sama seperti yang saya lakukan sekarang donk. cuman saya khawatir salah aja. ntar dianggap membiarkan teman. hehehe ... :)) 2009/8/26 linadahlan linadah...@...: Ya udah kalo gitu gak usah nanya solusi dah. Biar mereka sendiri yang nemuin solusinya yak. Semoga. Wassalam,
Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama
yah, pas ke rumahnya sih, dia sempat kelepasan omong, nyeletuk gitu, kalo dia sekarang di rumah jadi muslim sendirian, soalnya istrinya convert balik ke kristen. tapi abis itu dia ngeluarin poster, foto foto keluarganya buat nunjukin kalo dia hepi. nah lho. btw, gak sempat curhat curhatan lama, soalnya rumah dia lagi penuh soale ada mertua, jadi abis itu acara dilanjut nonton serial HEROES yg terbaru, abis itu pulang deh. :)) 2009/8/26 linadahlan linadah...@yahoo.com: Ya iya lah. Yang jalanin aje gak merasa bermasalah, ngapa juga kita jadiin itu masalah kite. Kecuali kalo ntu orang dateng ke Masarcon trus curhat masalahnye and minta solusi, lah..pastinya masarcon juga akan tanya in detail awalnya gimana, penyebabnya apa. Kemaren ade temen pere yg curhat ke daku...he..he..masalahnye sih cucok dengan masalah yang rame kemaren diobrolin disini soal seks pasutri. Karena die yang udah buka masalahnye and lagi pusing die ama hadist yang katanye 'malaikat akan melaknat istri yang menolak burhub intim sama suaminya, bila suaminya marah'. Soal seksnya, daku sih hanya suruh die curhat ke ahlinya deh. Kalo soal hadistnye, daku cuma bilang yak udah berdo'a aja agar suamimu sabar dan gak marah, jadi malaikat gak melaknat... Padahal karena daku jg gak tau status hadist ini...:-)) wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condro masar...@... wrote: wah, iya yah, kemarin aku nanya solusi. :)) gimana bisa kasih solusi, kalau penyebabnya gak tahu, dan gak ada masalah. so, dibiarkan saja ? percaya pada aktor pelakunya sendiri adalah jalan terbaik ? kalau memang mbak lina berpendapat seperti itu, yah, sama seperti yang saya lakukan sekarang donk. cuman saya khawatir salah aja. ntar dianggap membiarkan teman. hehehe ... :)) 2009/8/26 linadahlan linadah...@...: Ya udah kalo gitu gak usah nanya solusi dah. Biar mereka sendiri yang nemuin solusinya yak. Semoga. Wassalam, -- salam, Ari
[wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, monyongsexy monyongs...@... wrote: Tadi pas sahur sambil mendengarkan Quraish Shihab di Metro. Beliau mengatakan kawin beda agama boleh hanya untuk Laki Muslim menikahi Wanita non-muslim alasannya Laki kadang memaksa bahkan mengancam, dikhawatirkan kalau Wanita muslim menikah dengan Laki Non-muslim nanti diancam untuk meninggalkan agamanya. Padahal saat ini banyak wanita ahli beladiri. Apakah kalau wanita seperti itu kalau non-muslim tidak boleh dinikahi atau kalau muslim boleh menikah dengan laki non-muslim? sebab dia jelas tidak akan takut diancam oleh pihak laki. Bahkan saat ini banyak suami takut istri. Apakah itu menunjukkan bahwa kawin antara wanita Muslim dengan laki non-muslim bisa dipertimbangkan? saya juga nonton Pak, dan jg punya pertanyaan yang kurang lebih sejenis, walau berbeda sedikit. Yakni alasan dibolehkannya pria Muslim menikahi wanta ahli kitab karena memakai konsruk sosial di jaman dahulu dimana suami menjadi pemimpin keluarga dalam segala segi sehingga agama suami akan otomatis diikuti oleh istri dan anak-anaknya. Sedangkan di jaman sekarang, perempuan sudah tidak se-dependen jaman dulu pada suaminya sehingga, menurut pak Quraish, perkawinan pria Muslim dan nonMuslim jadi berbeda bobotnya (dan sebaiknya dihindari, begitu kan tausiyahnya semalam ya Pak Mony yg seksi?) Lha nonton itu saya langsung pengen nanya, kalo gitu, hal yg sebaliknya juga terjadi dong sama perempuan Muslimah dan calon suami yang lelaki non Muslim? Karena di jaman ini perempuan sudah tidak sedependen pd suaminya sebagaimana ditakutkan sebagai alasan pelarangan itu, maka tentunya alasan pelarangan perkawinan muslimah dan lelaki non Muslim otomatis bisa ditinjau ulang dong yah? eng ing enggg :))
Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama
kalo kisah teman saya rada lucu tapi miris juga. cowok muslim married sama cewek kristen. awalnya si cewek mau ikutan agama misoa, convert jadi muslim. ndilalah, pas udah punya anak dua, jalan 3 tahun perkawinan, si cewek balik ke kristen. si cowok rada mendelu juga sih, tapi gimana lagi. huahahaha ... :)) 2009/8/24 ritajkt rita...@yahoo.com: --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, monyongsexy monyongs...@... wrote: Tadi pas sahur sambil mendengarkan Quraish Shihab di Metro. Beliau mengatakan kawin beda agama boleh hanya untuk Laki Muslim menikahi Wanita non-muslim alasannya Laki kadang memaksa bahkan mengancam, dikhawatirkan kalau Wanita muslim menikah dengan Laki Non-muslim nanti diancam untuk meninggalkan agamanya. Padahal saat ini banyak wanita ahli beladiri. Apakah kalau wanita seperti itu kalau non-muslim tidak boleh dinikahi atau kalau muslim boleh menikah dengan laki non-muslim? sebab dia jelas tidak akan takut diancam oleh pihak laki. Bahkan saat ini banyak suami takut istri. Apakah itu menunjukkan bahwa kawin antara wanita Muslim dengan laki non-muslim bisa dipertimbangkan? saya juga nonton Pak, dan jg punya pertanyaan yang kurang lebih sejenis, walau berbeda sedikit. Yakni alasan dibolehkannya pria Muslim menikahi wanta ahli kitab karena memakai konsruk sosial di jaman dahulu dimana suami menjadi pemimpin keluarga dalam segala segi sehingga agama suami akan otomatis diikuti oleh istri dan anak-anaknya. Sedangkan di jaman sekarang, perempuan sudah tidak se-dependen jaman dulu pada suaminya sehingga, menurut pak Quraish, perkawinan pria Muslim dan nonMuslim jadi berbeda bobotnya (dan sebaiknya dihindari, begitu kan tausiyahnya semalam ya Pak Mony yg seksi?) Lha nonton itu saya langsung pengen nanya, kalo gitu, hal yg sebaliknya juga terjadi dong sama perempuan Muslimah dan calon suami yang lelaki non Muslim? Karena di jaman ini perempuan sudah tidak sedependen pd suaminya sebagaimana ditakutkan sebagai alasan pelarangan itu, maka tentunya alasan pelarangan perkawinan muslimah dan lelaki non Muslim otomatis bisa ditinjau ulang dong yah? eng ing enggg :)) -- salam, Ari
[wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama
Bagi yang bingung menyikapi fenomena pernikahan beda agama, berikut ada tulisan menarik semoga bisa menjadi bahan renungan : Salam Abdul Mu'iz Pernikahan Beda Agama Ditulis oleh Komaruddin Hidayat Jumat, 01 Mei 2009 14:46 TULISAN ini tidak hendak memasuki perdebatan teologis, apakah pernikahan beda agama diperbolehkan ataukah tidak, melainkan sekadar menyajikan catatan psikologis problem yang muncul dari pasangan suami-istri yang berbeda agama. Berulang kali saya kedatangan tamu yang sekadar berkonsultasi mengenai kehidupan rumah tangga mereka yang menghadapi problem akibat perbedaan keyakinan agama,yang kemudian berimbas kepada anak-anak mereka. Ada juga yang datang dengan status masih berpacaran dan bersiap memasuki jenjang pernikahan. Di antara kasus itu adalah memudarnya rumah tangga yang telah dibina belasan tahun, namun semakin hari serasa semakin kering, akibat perbedaan agama. Pada mulanya, terutama sewaktu masih pacaran, perbedaan itu dianggap sepele, bisa diatasi oleh cinta. Tetapi lama-kelamaan ternyata jarak itu tetap saja menganga. Bayangkan saja, ketika seorang suami (yang beragama Islam) pergi umrah atau haji, adalah suatu kebahagiaan jika istri dan anak-anaknya bisa ikut bersamanya. Tetapi alangkah sedihnya ketika istri dan anak-anaknya lebih memilih pergi ke gereja. Salah satu kebahagiaan seorang ayah muslim adalah menjadi imam salat berjamaah bersama anak istri. Begitu pun ketika Ramadhan tiba, suasana ibadah puasa menjadi perekat batin kehidupan keluarga. Tetapi keinginan itu sulit terpenuhi ketika pasangannya berbeda agama. Di sisi istrinya, yang kebetulan beragama Kristen misalnya, pasti akan merasakan hal yang sama, betapa indahnya melakukan kebaktikan di gereja bersanding dengan suami. Namun itu hanya keinginan belaka. Ada seorang ibu yang merasa beruntung karena anak-anaknya ikut agama ibunya. Kondisi ini membuat ayahnya merasa kesepian ketika ingin berbagi pengetahuan dan pengalaman beragama. Di zaman yang semakin plural ini pernikahan beda agama kelihatannya semakin bertambah. Terlepas dari persoalan teologis dan keyakinan agama, perlu diingat bahwa tujuan berumah tangga itu untuk meraih kebahagiaan. Untuk itu kecocokan dan saling pengertian sangat penting terpelihara dan tumbuh. Bahwa karakter suami dan istri masing-masing berbeda, itu suatu keniscayaan. Misalnya saja perbedaan usia, perbedaan kelas sosial, perbedaan pendidikan, semuanya itu hal yang wajar selama keduanya saling menerima dan saling melengkapi. Namun, untuk kehidupan keluarga di Indonesia, perbedaan agama menjadi krusial karena peristiwa akad nikah tidak saja mempertemukan suami-istri, melainkan juga keluarga besarnya. Jadi perlu dipikirkan matangmatang ketika perbedaan itu mengenai keyakinan agama.Problem itu semakin terasa terutama ketika sebuah pasangan beda agama telah memiliki anak. Orang tua biasanya berebut pengaruh agar anaknya mengikuti agama yang diyakininya. Kalau ayahnya Islam, dia ingin anaknya menjadi muslim. Kalau ibunya Kristen dia ingin anaknya memeluk Kristen. Anak yang mestinya menjadi perekat orang tua sebagai suami-isteri, kadang kala menjadi sumber perselisihan. Orang tua saling berebut menanamkan pengaruh masing-masing. Mengapa agama menjadi persoalan? Karena agama ibarat pakaian yang digunakan seumur hidup. Spirit, keyakinan, dan tradisi agama senantiasa melekat pada setiap individu yang beragama,termasuk dalam kehidupan rumah tangga. Di sana terdapat ritual-ritual keagamaan yang idealnya dijaga dan dilaksanakan secara kolektif dalam kehidupan rumah tangga. Contohnya pelaksanaan salat berjamaah dalam keluarga muslim, atau ritual berpuasa. Semua ini akan terasa indah dan nyaman ketika dilakukan secara kompak oleh seluruh keluarga. Setelah salat berjamaah, seorang ayah yang bertindak sebagai imam lalu menyampaikan kultum dan dialog, tukar-menukar pengalaman untuk memaknai hidup. Suasana yang begitu indah dan religius itu sulit diwujudkan ketika pasangan hidupnya berbeda agama. Kenikmatan berkeluarga ada yang hilang. Jadi, sepanjang pengamatan saya, secara psikologis pernikahan beda agama menyimpan masalah yang bisa menggerogoti kebahagiaan. Ini tidak berarti pernikahan satu agama akan terbebas dari masalah. Namun perbedaan agama bagi kehidupan rumah tangga di Indonesia selalu dipandang serius. Ada suatu kompetisi antara ayah dan ibu untuk memengaruhi anak-anak sehingga anak jadi bingung. Namun ada juga yang malah menjadi lebih dewasa dan kritis. Pasangan yang berbeda agama masing-masing akan berharap dan yakin suatu saat pasangannya akan berpindah agama. Seorang teman bercerita, ada seorang suami yang rajin salat, puasa, dan senantiasa berdoa agar istrinya yang beragama Katolik mendapat hidayah sehingga menjadi muslimah. Dengan segala kesabarannya sampai dikaruniai dua anak, istrinya masih tetap kokoh dengan keyakinan agamanya. Tapi harapannya belum juga terwujud dan bahkan perselisihan demi perselisihan muncul. Akhirnya
Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama
kalau udah terlanjur, gimana ? cerai ? udah ada anak dua lho, jie hehehe :)) 2009/8/25 muizof mui...@yahoo.com: Bagi yang bingung menyikapi fenomena pernikahan beda agama, berikut ada tulisan menarik semoga bisa menjadi bahan renungan : Salam Abdul Mu'iz Pernikahan Beda Agama Ditulis oleh Komaruddin Hidayat Jumat, 01 Mei 2009 14:46 TULISAN ini tidak hendak memasuki perdebatan teologis, apakah pernikahan beda agama diperbolehkan ataukah tidak, melainkan sekadar menyajikan catatan psikologis problem yang muncul dari pasangan suami-istri yang berbeda agama. Berulang kali saya kedatangan tamu yang sekadar berkonsultasi mengenai kehidupan rumah tangga mereka yang menghadapi problem akibat perbedaan keyakinan agama,yang kemudian berimbas kepada anak-anak mereka. Ada juga yang datang dengan status masih berpacaran dan bersiap memasuki jenjang pernikahan. Di antara kasus itu adalah memudarnya rumah tangga yang telah dibina belasan tahun, namun semakin hari serasa semakin kering, akibat perbedaan agama. Pada mulanya, terutama sewaktu masih pacaran, perbedaan itu dianggap sepele, bisa diatasi oleh cinta. Tetapi lama-kelamaan ternyata jarak itu tetap saja menganga. Bayangkan saja, ketika seorang suami (yang beragama Islam) pergi umrah atau haji, adalah suatu kebahagiaan jika istri dan anak-anaknya bisa ikut bersamanya. Tetapi alangkah sedihnya ketika istri dan anak-anaknya lebih memilih pergi ke gereja. Salah satu kebahagiaan seorang ayah muslim adalah menjadi imam salat berjamaah bersama anak istri. Begitu pun ketika Ramadhan tiba, suasana ibadah puasa menjadi perekat batin kehidupan keluarga. Tetapi keinginan itu sulit terpenuhi ketika pasangannya berbeda agama. Di sisi istrinya, yang kebetulan beragama Kristen misalnya, pasti akan merasakan hal yang sama, betapa indahnya melakukan kebaktikan di gereja bersanding dengan suami. Namun itu hanya keinginan belaka. Ada seorang ibu yang merasa beruntung karena anak-anaknya ikut agama ibunya. Kondisi ini membuat ayahnya merasa kesepian ketika ingin berbagi pengetahuan dan pengalaman beragama. Di zaman yang semakin plural ini pernikahan beda agama kelihatannya semakin bertambah. Terlepas dari persoalan teologis dan keyakinan agama, perlu diingat bahwa tujuan berumah tangga itu untuk meraih kebahagiaan. Untuk itu kecocokan dan saling pengertian sangat penting terpelihara dan tumbuh. Bahwa karakter suami dan istri masing-masing berbeda, itu suatu keniscayaan. Misalnya saja perbedaan usia, perbedaan kelas sosial, perbedaan pendidikan, semuanya itu hal yang wajar selama keduanya saling menerima dan saling melengkapi. Namun, untuk kehidupan keluarga di Indonesia, perbedaan agama menjadi krusial karena peristiwa akad nikah tidak saja mempertemukan suami-istri, melainkan juga keluarga besarnya. Jadi perlu dipikirkan matangmatang ketika perbedaan itu mengenai keyakinan agama.Problem itu semakin terasa terutama ketika sebuah pasangan beda agama telah memiliki anak. Orang tua biasanya berebut pengaruh agar anaknya mengikuti agama yang diyakininya. Kalau ayahnya Islam, dia ingin anaknya menjadi muslim. Kalau ibunya Kristen dia ingin anaknya memeluk Kristen. Anak yang mestinya menjadi perekat orang tua sebagai suami-isteri, kadang kala menjadi sumber perselisihan. Orang tua saling berebut menanamkan pengaruh masing-masing. Mengapa agama menjadi persoalan? Karena agama ibarat pakaian yang digunakan seumur hidup. Spirit, keyakinan, dan tradisi agama senantiasa melekat pada setiap individu yang beragama,termasuk dalam kehidupan rumah tangga. Di sana terdapat ritual-ritual keagamaan yang idealnya dijaga dan dilaksanakan secara kolektif dalam kehidupan rumah tangga. Contohnya pelaksanaan salat berjamaah dalam keluarga muslim, atau ritual berpuasa. Semua ini akan terasa indah dan nyaman ketika dilakukan secara kompak oleh seluruh keluarga. Setelah salat berjamaah, seorang ayah yang bertindak sebagai imam lalu menyampaikan kultum dan dialog, tukar-menukar pengalaman untuk memaknai hidup. Suasana yang begitu indah dan religius itu sulit diwujudkan ketika pasangan hidupnya berbeda agama. Kenikmatan berkeluarga ada yang hilang. Jadi, sepanjang pengamatan saya, secara psikologis pernikahan beda agama menyimpan masalah yang bisa menggerogoti kebahagiaan. Ini tidak berarti pernikahan satu agama akan terbebas dari masalah. Namun perbedaan agama bagi kehidupan rumah tangga di Indonesia selalu dipandang serius. Ada suatu kompetisi antara ayah dan ibu untuk memengaruhi anak-anak sehingga anak jadi bingung. Namun ada juga yang malah menjadi lebih dewasa dan kritis. Pasangan yang berbeda agama masing-masing akan berharap dan yakin suatu saat pasangannya akan berpindah agama. Seorang teman bercerita, ada seorang suami yang rajin salat, puasa, dan senantiasa berdoa agar istrinya yang beragama Katolik mendapat hidayah sehingga menjadi muslimah. Dengan segala kesabarannya sampai dikaruniai dua anak, istrinya
Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama
1. yang ideal tentulah menikah seagama atau seiman. 2. karena sesuatu hal seseorang mengambil keputusan menikah beda agama, maka tinggal menimbang dan memprediksi dampak positif dan negatifnya. Termasuk dampak emosi dan spiritualnya. 3. setiap keputusan pasti mengandung resiko, Sedih terus kalau dipertahankan sementara kalau berpisah masih cinta dan berat berpisah. Sebaiknya menempuh jalur shalat istkharah berkali-kali agar decision yang dihasilkan mantab. Salam Abdul Mu'iz --- Pada Sel, 25/8/09, Ari Condro masar...@gmail.com menulis: Dari: Ari Condro masar...@gmail.com Judul: Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com Tanggal: Selasa, 25 Agustus, 2009, 8:25 AM kalau udah terlanjur, gimana ? cerai ? udah ada anak dua lho, jie hehehe :)) 2009/8/25 muizof mui...@yahoo. com: Bagi yang bingung menyikapi fenomena pernikahan beda agama, berikut ada tulisan menarik semoga bisa menjadi bahan renungan : Salam Abdul Mu'iz Pernikahan Beda Agama Ditulis oleh Komaruddin Hidayat Jumat, 01 Mei 2009 14:46 TULISAN ini tidak hendak memasuki perdebatan teologis, apakah pernikahan beda agama diperbolehkan ataukah tidak, melainkan sekadar menyajikan catatan psikologis problem yang muncul dari pasangan suami-istri yang berbeda agama. Berulang kali saya kedatangan tamu yang sekadar berkonsultasi mengenai kehidupan rumah tangga mereka yang menghadapi problem akibat perbedaan keyakinan agama,yang kemudian berimbas kepada anak-anak mereka. Ada juga yang datang dengan status masih berpacaran dan bersiap memasuki jenjang pernikahan. Di antara kasus itu adalah memudarnya rumah tangga yang telah dibina belasan tahun, namun semakin hari serasa semakin kering, akibat perbedaan agama. Pada mulanya, terutama sewaktu masih pacaran, perbedaan itu dianggap sepele, bisa diatasi oleh cinta. Tetapi lama-kelamaan ternyata jarak itu tetap saja menganga. Bayangkan saja, ketika seorang suami (yang beragama Islam) pergi umrah atau haji, adalah suatu kebahagiaan jika istri dan anak-anaknya bisa ikut bersamanya. Tetapi alangkah sedihnya ketika istri dan anak-anaknya lebih memilih pergi ke gereja. Salah satu kebahagiaan seorang ayah muslim adalah menjadi imam salat berjamaah bersama anak istri. Begitu pun ketika Ramadhan tiba, suasana ibadah puasa menjadi perekat batin kehidupan keluarga. Tetapi keinginan itu sulit terpenuhi ketika pasangannya berbeda agama. Di sisi istrinya, yang kebetulan beragama Kristen misalnya, pasti akan merasakan hal yang sama, betapa indahnya melakukan kebaktikan di gereja bersanding dengan suami. Namun itu hanya keinginan belaka. Ada seorang ibu yang merasa beruntung karena anak-anaknya ikut agama ibunya. Kondisi ini membuat ayahnya merasa kesepian ketika ingin berbagi pengetahuan dan pengalaman beragama. Di zaman yang semakin plural ini pernikahan beda agama kelihatannya semakin bertambah. Terlepas dari persoalan teologis dan keyakinan agama, perlu diingat bahwa tujuan berumah tangga itu untuk meraih kebahagiaan. Untuk itu kecocokan dan saling pengertian sangat penting terpelihara dan tumbuh. Bahwa karakter suami dan istri masing-masing berbeda, itu suatu keniscayaan. Misalnya saja perbedaan usia, perbedaan kelas sosial, perbedaan pendidikan, semuanya itu hal yang wajar selama keduanya saling menerima dan saling melengkapi. Namun, untuk kehidupan keluarga di Indonesia, perbedaan agama menjadi krusial karena peristiwa akad nikah tidak saja mempertemukan suami-istri, melainkan juga keluarga besarnya. Jadi perlu dipikirkan matangmatang ketika perbedaan itu mengenai keyakinan agama.Problem itu semakin terasa terutama ketika sebuah pasangan beda agama telah memiliki anak. Orang tua biasanya berebut pengaruh agar anaknya mengikuti agama yang diyakininya. Kalau ayahnya Islam, dia ingin anaknya menjadi muslim. Kalau ibunya Kristen dia ingin anaknya memeluk Kristen. Anak yang mestinya menjadi perekat orang tua sebagai suami-isteri, kadang kala menjadi sumber perselisihan. Orang tua saling berebut menanamkan pengaruh masing-masing. Mengapa agama menjadi persoalan? Karena agama ibarat pakaian yang digunakan seumur hidup. Spirit, keyakinan, dan tradisi agama senantiasa melekat pada setiap individu yang beragama,termasuk dalam kehidupan rumah tangga. Di sana terdapat ritual-ritual keagamaan yang idealnya dijaga dan dilaksanakan secara kolektif dalam kehidupan rumah tangga. Contohnya pelaksanaan salat berjamaah dalam keluarga muslim, atau ritual berpuasa. Semua ini akan terasa indah dan nyaman ketika dilakukan secara kompak oleh seluruh keluarga. Setelah salat berjamaah, seorang ayah yang bertindak sebagai imam lalu menyampaikan kultum dan dialog, tukar-menukar pengalaman untuk memaknai hidup. Suasana yang begitu indah dan religius itu sulit diwujudkan ketika pasangan hidupnya berbeda agama
Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama
Kalo kayak Yasser Arafat dengan istrinya itu gossip atau kenyataan? From: Ari Condro masar...@gmail.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Date: Tuesday, August 25, 2009, 9:43 AM lho awalnya agamanya sama. kan istrinya jadi mualaf, udah seiman dong. cuman di tengah jalan, setelah 5 tahun kawin, istrinya pindah agama. 2009/8/25 Abdul Muiz mui...@yahoo.com: 1. yang ideal tentulah menikah seagama atau seiman. 2. karena sesuatu hal seseorang mengambil keputusan menikah beda agama, maka tinggal menimbang dan memprediksi dampak positif dan negatifnya. Termasuk dampak emosi dan spiritualnya. 3. setiap keputusan pasti mengandung resiko, Sedih terus kalau dipertahankan sementara kalau berpisah masih cinta dan berat berpisah. Sebaiknya menempuh jalur shalat istkharah berkali-kali agar decision yang dihasilkan mantab. Salam Abdul Mu'iz --- Pada Sel, 25/8/09, Ari Condro masar...@gmail.com menulis: Dari: Ari Condro masar...@gmail.com Judul: Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com Tanggal: Selasa, 25 Agustus, 2009, 8:25 AM kalau udah terlanjur, gimana ? cerai ? udah ada anak dua lho, jie hehehe :)) 2009/8/25 muizof mui...@yahoo. com: Bagi yang bingung menyikapi fenomena pernikahan beda agama, berikut ada tulisan menarik semoga bisa menjadi bahan renungan : Salam Abdul Mu'iz Pernikahan Beda Agama Ditulis oleh Komaruddin Hidayat Jumat, 01 Mei 2009 14:46 TULISAN ini tidak hendak memasuki perdebatan teologis, apakah pernikahan beda agama diperbolehkan ataukah tidak, melainkan sekadar menyajikan catatan psikologis problem yang muncul dari pasangan suami-istri yang berbeda agama. Berulang kali saya kedatangan tamu yang sekadar berkonsultasi mengenai kehidupan rumah tangga mereka yang menghadapi problem akibat perbedaan keyakinan agama,yang kemudian berimbas kepada anak-anak mereka. Ada juga yang datang dengan status masih berpacaran dan bersiap memasuki jenjang pernikahan. Di antara kasus itu adalah memudarnya rumah tangga yang telah dibina belasan tahun, namun semakin hari serasa semakin kering, akibat perbedaan agama. Pada mulanya, terutama sewaktu masih pacaran, perbedaan itu dianggap sepele, bisa diatasi oleh cinta. Tetapi lama-kelamaan ternyata jarak itu tetap saja menganga. Bayangkan saja, ketika seorang suami (yang beragama Islam) pergi umrah atau haji, adalah suatu kebahagiaan jika istri dan anak-anaknya bisa ikut bersamanya. Tetapi alangkah sedihnya ketika istri dan anak-anaknya lebih memilih pergi ke gereja. Salah satu kebahagiaan seorang ayah muslim adalah menjadi imam salat berjamaah bersama anak istri. Begitu pun ketika Ramadhan tiba, suasana ibadah puasa menjadi perekat batin kehidupan keluarga. Tetapi keinginan itu sulit terpenuhi ketika pasangannya berbeda agama. Di sisi istrinya, yang kebetulan beragama Kristen misalnya, pasti akan merasakan hal yang sama, betapa indahnya melakukan kebaktikan di gereja bersanding dengan suami. Namun itu hanya keinginan belaka. Ada seorang ibu yang merasa beruntung karena anak-anaknya ikut agama ibunya. Kondisi ini membuat ayahnya merasa kesepian ketika ingin berbagi pengetahuan dan pengalaman beragama. Di zaman yang semakin plural ini pernikahan beda agama kelihatannya semakin bertambah. Terlepas dari persoalan teologis dan keyakinan agama, perlu diingat bahwa tujuan berumah tangga itu untuk meraih kebahagiaan. Untuk itu kecocokan dan saling pengertian sangat penting terpelihara dan tumbuh. Bahwa karakter suami dan istri masing-masing berbeda, itu suatu keniscayaan. Misalnya saja perbedaan usia, perbedaan kelas sosial, perbedaan pendidikan, semuanya itu hal yang wajar selama keduanya saling menerima dan saling melengkapi. Namun, untuk kehidupan keluarga di Indonesia, perbedaan agama menjadi krusial karena peristiwa akad nikah tidak saja mempertemukan suami-istri, melainkan juga keluarga besarnya. Jadi perlu dipikirkan matangmatang ketika perbedaan itu mengenai keyakinan agama.Problem itu semakin terasa terutama ketika sebuah pasangan beda agama telah memiliki anak. Orang tua biasanya berebut pengaruh agar anaknya mengikuti agama yang diyakininya. Kalau ayahnya Islam, dia ingin anaknya menjadi muslim. Kalau ibunya Kristen dia ingin anaknya memeluk Kristen. Anak yang mestinya menjadi perekat orang tua sebagai suami-isteri, kadang kala menjadi sumber perselisihan. Orang tua saling berebut menanamkan pengaruh masing-masing. Mengapa agama menjadi persoalan? Karena agama ibarat pakaian yang digunakan seumur hidup. Spirit, keyakinan, dan tradisi agama senantiasa
Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama
yasernya keburu dut sih. kalo enggak kita bisa belajar dari apa yg bakalan terjadi di antara mereka. suha tawil masih kristen kan sampai sekarang ? 2009/8/25 firman wiwaha fwiw...@yahoo.com: Kalo kayak Yasser Arafat dengan istrinya itu gossip atau kenyataan? From: Ari Condro masar...@gmail.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Date: Tuesday, August 25, 2009, 9:43 AM lho awalnya agamanya sama. kan istrinya jadi mualaf, udah seiman dong. cuman di tengah jalan, setelah 5 tahun kawin, istrinya pindah agama. 2009/8/25 Abdul Muiz mui...@yahoo.com: 1. yang ideal tentulah menikah seagama atau seiman. 2. karena sesuatu hal seseorang mengambil keputusan menikah beda agama, maka tinggal menimbang dan memprediksi dampak positif dan negatifnya. Termasuk dampak emosi dan spiritualnya. 3. setiap keputusan pasti mengandung resiko, Sedih terus kalau dipertahankan sementara kalau berpisah masih cinta dan berat berpisah. Sebaiknya menempuh jalur shalat istkharah berkali-kali agar decision yang dihasilkan mantab. Salam Abdul Mu'iz --- Pada Sel, 25/8/09, Ari Condro masar...@gmail.com menulis: Dari: Ari Condro masar...@gmail.com Judul: Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com Tanggal: Selasa, 25 Agustus, 2009, 8:25 AM kalau udah terlanjur, gimana ? cerai ? udah ada anak dua lho, jie hehehe :)) 2009/8/25 muizof mui...@yahoo. com: Bagi yang bingung menyikapi fenomena pernikahan beda agama, berikut ada tulisan menarik semoga bisa menjadi bahan renungan : Salam Abdul Mu'iz Pernikahan Beda Agama Ditulis oleh Komaruddin Hidayat Jumat, 01 Mei 2009 14:46 TULISAN ini tidak hendak memasuki perdebatan teologis, apakah pernikahan beda agama diperbolehkan ataukah tidak, melainkan sekadar menyajikan catatan psikologis problem yang muncul dari pasangan suami-istri yang berbeda agama. Berulang kali saya kedatangan tamu yang sekadar berkonsultasi mengenai kehidupan rumah tangga mereka yang menghadapi problem akibat perbedaan keyakinan agama,yang kemudian berimbas kepada anak-anak mereka. Ada juga yang datang dengan status masih berpacaran dan bersiap memasuki jenjang pernikahan. Di antara kasus itu adalah memudarnya rumah tangga yang telah dibina belasan tahun, namun semakin hari serasa semakin kering, akibat perbedaan agama. Pada mulanya, terutama sewaktu masih pacaran, perbedaan itu dianggap sepele, bisa diatasi oleh cinta. Tetapi lama-kelamaan ternyata jarak itu tetap saja menganga. Bayangkan saja, ketika seorang suami (yang beragama Islam) pergi umrah atau haji, adalah suatu kebahagiaan jika istri dan anak-anaknya bisa ikut bersamanya. Tetapi alangkah sedihnya ketika istri dan anak-anaknya lebih memilih pergi ke gereja. Salah satu kebahagiaan seorang ayah muslim adalah menjadi imam salat berjamaah bersama anak istri. Begitu pun ketika Ramadhan tiba, suasana ibadah puasa menjadi perekat batin kehidupan keluarga. Tetapi keinginan itu sulit terpenuhi ketika pasangannya berbeda agama. Di sisi istrinya, yang kebetulan beragama Kristen misalnya, pasti akan merasakan hal yang sama, betapa indahnya melakukan kebaktikan di gereja bersanding dengan suami. Namun itu hanya keinginan belaka. Ada seorang ibu yang merasa beruntung karena anak-anaknya ikut agama ibunya. Kondisi ini membuat ayahnya merasa kesepian ketika ingin berbagi pengetahuan dan pengalaman beragama. Di zaman yang semakin plural ini pernikahan beda agama kelihatannya semakin bertambah. Terlepas dari persoalan teologis dan keyakinan agama, perlu diingat bahwa tujuan berumah tangga itu untuk meraih kebahagiaan. Untuk itu kecocokan dan saling pengertian sangat penting terpelihara dan tumbuh. Bahwa karakter suami dan istri masing-masing berbeda, itu suatu keniscayaan. Misalnya saja perbedaan usia, perbedaan kelas sosial, perbedaan pendidikan, semuanya itu hal yang wajar selama keduanya saling menerima dan saling melengkapi. Namun, untuk kehidupan keluarga di Indonesia, perbedaan agama menjadi krusial karena peristiwa akad nikah tidak saja mempertemukan suami-istri, melainkan juga keluarga besarnya. Jadi perlu dipikirkan matangmatang ketika perbedaan itu mengenai keyakinan agama.Problem itu semakin terasa terutama ketika sebuah pasangan beda agama telah memiliki anak. Orang tua biasanya berebut pengaruh agar anaknya mengikuti agama yang diyakininya. Kalau ayahnya Islam, dia ingin anaknya menjadi muslim. Kalau ibunya Kristen dia ingin anaknya memeluk Kristen. Anak yang mestinya menjadi perekat orang tua sebagai suami-isteri, kadang kala menjadi sumber perselisihan. Orang tua saling
Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama
lho awalnya agamanya sama. kan istrinya jadi mualaf, udah seiman dong. cuman di tengah jalan, setelah 5 tahun kawin, istrinya pindah agama. 2009/8/25 Abdul Muiz mui...@yahoo.com: 1. yang ideal tentulah menikah seagama atau seiman. 2. karena sesuatu hal seseorang mengambil keputusan menikah beda agama, maka tinggal menimbang dan memprediksi dampak positif dan negatifnya. Termasuk dampak emosi dan spiritualnya. 3. setiap keputusan pasti mengandung resiko, Sedih terus kalau dipertahankan sementara kalau berpisah masih cinta dan berat berpisah. Sebaiknya menempuh jalur shalat istkharah berkali-kali agar decision yang dihasilkan mantab. Salam Abdul Mu'iz --- Pada Sel, 25/8/09, Ari Condro masar...@gmail.com menulis: Dari: Ari Condro masar...@gmail.com Judul: Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com Tanggal: Selasa, 25 Agustus, 2009, 8:25 AM kalau udah terlanjur, gimana ? cerai ? udah ada anak dua lho, jie hehehe :)) 2009/8/25 muizof mui...@yahoo. com: Bagi yang bingung menyikapi fenomena pernikahan beda agama, berikut ada tulisan menarik semoga bisa menjadi bahan renungan : Salam Abdul Mu'iz Pernikahan Beda Agama Ditulis oleh Komaruddin Hidayat Jumat, 01 Mei 2009 14:46 TULISAN ini tidak hendak memasuki perdebatan teologis, apakah pernikahan beda agama diperbolehkan ataukah tidak, melainkan sekadar menyajikan catatan psikologis problem yang muncul dari pasangan suami-istri yang berbeda agama. Berulang kali saya kedatangan tamu yang sekadar berkonsultasi mengenai kehidupan rumah tangga mereka yang menghadapi problem akibat perbedaan keyakinan agama,yang kemudian berimbas kepada anak-anak mereka. Ada juga yang datang dengan status masih berpacaran dan bersiap memasuki jenjang pernikahan. Di antara kasus itu adalah memudarnya rumah tangga yang telah dibina belasan tahun, namun semakin hari serasa semakin kering, akibat perbedaan agama. Pada mulanya, terutama sewaktu masih pacaran, perbedaan itu dianggap sepele, bisa diatasi oleh cinta. Tetapi lama-kelamaan ternyata jarak itu tetap saja menganga. Bayangkan saja, ketika seorang suami (yang beragama Islam) pergi umrah atau haji, adalah suatu kebahagiaan jika istri dan anak-anaknya bisa ikut bersamanya. Tetapi alangkah sedihnya ketika istri dan anak-anaknya lebih memilih pergi ke gereja. Salah satu kebahagiaan seorang ayah muslim adalah menjadi imam salat berjamaah bersama anak istri. Begitu pun ketika Ramadhan tiba, suasana ibadah puasa menjadi perekat batin kehidupan keluarga. Tetapi keinginan itu sulit terpenuhi ketika pasangannya berbeda agama. Di sisi istrinya, yang kebetulan beragama Kristen misalnya, pasti akan merasakan hal yang sama, betapa indahnya melakukan kebaktikan di gereja bersanding dengan suami. Namun itu hanya keinginan belaka. Ada seorang ibu yang merasa beruntung karena anak-anaknya ikut agama ibunya. Kondisi ini membuat ayahnya merasa kesepian ketika ingin berbagi pengetahuan dan pengalaman beragama. Di zaman yang semakin plural ini pernikahan beda agama kelihatannya semakin bertambah. Terlepas dari persoalan teologis dan keyakinan agama, perlu diingat bahwa tujuan berumah tangga itu untuk meraih kebahagiaan. Untuk itu kecocokan dan saling pengertian sangat penting terpelihara dan tumbuh. Bahwa karakter suami dan istri masing-masing berbeda, itu suatu keniscayaan. Misalnya saja perbedaan usia, perbedaan kelas sosial, perbedaan pendidikan, semuanya itu hal yang wajar selama keduanya saling menerima dan saling melengkapi. Namun, untuk kehidupan keluarga di Indonesia, perbedaan agama menjadi krusial karena peristiwa akad nikah tidak saja mempertemukan suami-istri, melainkan juga keluarga besarnya. Jadi perlu dipikirkan matangmatang ketika perbedaan itu mengenai keyakinan agama.Problem itu semakin terasa terutama ketika sebuah pasangan beda agama telah memiliki anak. Orang tua biasanya berebut pengaruh agar anaknya mengikuti agama yang diyakininya. Kalau ayahnya Islam, dia ingin anaknya menjadi muslim. Kalau ibunya Kristen dia ingin anaknya memeluk Kristen. Anak yang mestinya menjadi perekat orang tua sebagai suami-isteri, kadang kala menjadi sumber perselisihan. Orang tua saling berebut menanamkan pengaruh masing-masing. Mengapa agama menjadi persoalan? Karena agama ibarat pakaian yang digunakan seumur hidup. Spirit, keyakinan, dan tradisi agama senantiasa melekat pada setiap individu yang beragama,termasuk dalam kehidupan rumah tangga. Di sana terdapat ritual-ritual keagamaan yang idealnya dijaga dan dilaksanakan secara kolektif dalam kehidupan rumah tangga. Contohnya pelaksanaan salat berjamaah dalam keluarga muslim, atau ritual berpuasa. Semua ini akan terasa indah dan nyaman ketika dilakukan secara kompak oleh seluruh keluarga. Setelah salat berjamaah, seorang ayah yang bertindak sebagai imam lalu
[wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama
http://epaper.republika.co.id/berita/18566/Prof_Dr_Muhammad_Quraish_Shihab_Menikahlah_dengan_Mempertimbangkan_Agama Lantas, bagaimana pandangannya terhadap masalah khilafiyah seperti menikah beda agama? Pria yang hapal Alquran ini mengimbau agar melihat konteks suatu ayat saat diturunkan. ''Dalam ayat yang membolehkan dan melarang nikah beda agama, kita harus jeli membaca latar belakang ayat tersebut turun. Bila tidak, kita akan terjerumus dalam perdebatan masalah-masalah sepele yang hanya menghabiskan energi saja,'' jelas Quraish. Selain aktif menulis dan berceramah, sejumlah jabatan penting juga pernah ia jalani, antara lain Menteri Agama, Duta Besar RI untuk Mesir, dan Rektor IAIN Jakarta kini Universitas Islam Negeri (UIN). Di tengah kesibukannya yang padat, doktor dari Universitas Al-Azhar Mesir ini tetap menyempatkan menjawab berbagai pertanyaan dari pembaca Republika secara ajeg. Kini, pria kelahiran Rappang, Sulawesi Selatan, 16 Februari 1946 ini sedang menyelesaikan Tafsir Al Misbah sebanyak 30 juz yang sekarang telah terbit 13 volume. Dalam waktu dekat juga segera terbit dua bukunya, Bekal Perjalanan dan 40 Hadis Qudsi Pilihan. Berikut petikan wawancara dengannya seputar pernikahan beda agama. Pernyataan Nabi SAW menyebutkan ada tiga kriteria untuk melangsungkan pernikahan. Yaitu pilih materi, kecantikan, dan agama, maka pilihlah agamanya. Bisa Anda jelaskan hal ini? Hadis itu menggambarkan ada orang yang dorongan kawinnya itu harta, ada pula dorongan karena kecantikannya. Kalau yang mengatakannya itu penganjur agama, maka dia akan berkata, fazfar bizaati diniha (pilih agamanya). Tapi kalau hal itu diucapkan oleh bukan penganjur agama, maka dia akan mengatakan, pilih saja hartanya atau kecantikannya. Saya dapat mengatakan bahwa hampir semua yang kawin beda agama itu tidak menempatkan faktor dan nilai agama dalam pertimbangan utama tingkatan yang tinggi. Islam sudah demikian jelas, menempatkan pertimbangan agama pada tingkatan tertinggi, melebihi faktor-faktor lainnya. Anda tadi menegaskan, Islam tidak membolehkan nikah beda agama, bila pertimbangannya agama. Lantas bagaimana dengan ayat Alquran yang membolehkan pria Muslim menikahi wanita non-Islam? Ayat itu harus dilihat dalam konteks ajaran agama ketika itu. Kondisi masyarakat saat itu yang dominan adalah lelaki Muslim bisa mentoleransi istrinya melaksanakan tuntunan agamanya yang Yahudi atau Nasrani. Tetapi lelaki yang non-Muslim, karena dia dominan, bisa jadi memaksanakan istrinya untuk keluar dari agamanya. Mengapa? Antara lain karena non-Muslim tidak percaya Muhammad SAW itu nabi. Akan tetapi, seorang Muslim meskipun dia dominan, tetap percaya bahwa Isa AS adalah nabi, Musa AS itu nabi, dan dia percaya bahwa Islam itu mentoleransi setiap orang menjalankan agamanya masing-masing. Jadi Islam membenarkan Muslim (pria) menikahi non-Muslim (wanitanya). Sekarang ini, seandainya yang lebih dominan itu Muslimahnya, laki-laki non-Muslimnya yang minoritas, bisa nggak laki-laki itu dalam pertimbangan agamanya membenarkan Muslimah menjalankan agamanya yang dianut tersebut? Menurut agama si laki-laki itu kan tidak dibenarkan. Itu yang pertama. Sebaliknya, seandainya perempuan itu non-Muslim, dan laki-lakinya Muslim, tetapi kondisi sekarang ini menunjukkan bahwa perempuan bisa lebih dominan, maka hal itu terlarang secara syar'i (secara hukum Islam). Alasannya? Ya, dia (kaum perempuan itu) bisa mempengaruhi suaminya, bisa mempengaruhi anak-anaknya, dan akan menjadi penentu yang kuat dalam kehidupan mereka. Apa bedanya bila yang dominan itu kaum laki-laki, toh dia (laki-laki) itu juga akan mempengaruhi, seperti yang dilakukan wanita bila mereka mayoritas? Inilah yang saya katakan tadi, pertimbangannya adalah pertimbangan agama. Iya toh? Saya ingin melangkah lebih jauh lagi. Bahwa hampir semua orang yang menikah beda agama dan budaya (agama apapun yang dianutnya) pada saat anak-anaknya lahir dan dewasa mengalami kebingungan yang luar biasa. Itu anak mau dididik dan dibimbing dalam agama apa, serba dilematis. Jangan-jangan, sudahlah tidak usah beragama saja. Pada posisi seperti inilah, mereka mengalami semacam split personality, keterbelahan jiwa. Ini amat berbahaya bagi masa depan anak-anak tersebut. Karena itu, kalau orang yang mau menikah itu menjadikan nilai agama sebagai pertimbangan yang pertama dan utama, maka orang itu tak akan kawin. Orang Kristen tidak akan nikah dengan Muslimah, sebaliknya orang Islam tak akan menikah dengan non-Islam. Ada persoalan lain. Sebagian kalangan berpendapat, nikah beda agama untuk menjaga dan melestarikan sikap keberagamaan yang pluralis dan inklusiv. Kebetulan masyarakat kita ini plural. Bagaimana Anda melihatnya? Betul, kita plural. Tetapi jangan lantas kita mengorbankan keyakinan, jangan mengorbankan anak sehingga tidak mempunyai pegangan. Kita ini seringkali salah kaprah memaknai pluralisme atau inklusiv dan sejenisnya itu. Lagi pula di
Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama
Perkawinan beda agama memang mengandung resiko yg besar. Pria Muslim yg menikahi wanita ahlul kitab (Nasrani) adalah pria Muslim yang punya basic agama yg kuat. Pria yang mampu menjadi Imam bagi keluarganya. Jadi bukan pria dengan keterbatasan ilmu akan agamanya sendiri dan dalam kesehariaannya kurang taat dalam beribadah. Ketentuan ini tidak berlaku bagi wanita Muslim. Wanita Muslim tidak boleh menikah dengan Pria ahlul kitab. Dia akan d anggap berzina sepanjang umur pernikahannya. Sebaiknya pernikahan beda agama memang dihindari. Karna kondisi keimanan yg seringkali turun naik. Regards, ... Maya Purnami ... Happiness is not having what you want. It is wanting what you have Sent from my BoldBlackBerry® powered by INDOSAT -Original Message- From: Ari Condro masar...@gmail.com Date: Mon, 24 Aug 2009 23:55:55 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama kalo kisah teman saya rada lucu tapi miris juga. cowok muslim married sama cewek kristen. awalnya si cewek mau ikutan agama misoa, convert jadi muslim. ndilalah, pas udah punya anak dua, jalan 3 tahun perkawinan, si cewek balik ke kristen. si cowok rada mendelu juga sih, tapi gimana lagi. huahahaha ... :)) 2009/8/24 ritajkt rita...@yahoo.com: --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, monyongsexy monyongs...@... wrote: Tadi pas sahur sambil mendengarkan Quraish Shihab di Metro. Beliau mengatakan kawin beda agama boleh hanya untuk Laki Muslim menikahi Wanita non-muslim alasannya Laki kadang memaksa bahkan mengancam, dikhawatirkan kalau Wanita muslim menikah dengan Laki Non-muslim nanti diancam untuk meninggalkan agamanya. Padahal saat ini banyak wanita ahli beladiri. Apakah kalau wanita seperti itu kalau non-muslim tidak boleh dinikahi atau kalau muslim boleh menikah dengan laki non-muslim? sebab dia jelas tidak akan takut diancam oleh pihak laki. Bahkan saat ini banyak suami takut istri. Apakah itu menunjukkan bahwa kawin antara wanita Muslim dengan laki non-muslim bisa dipertimbangkan? saya juga nonton Pak, dan jg punya pertanyaan yang kurang lebih sejenis, walau berbeda sedikit. Yakni alasan dibolehkannya pria Muslim menikahi wanta ahli kitab karena memakai konsruk sosial di jaman dahulu dimana suami menjadi pemimpin keluarga dalam segala segi sehingga agama suami akan otomatis diikuti oleh istri dan anak-anaknya. Sedangkan di jaman sekarang, perempuan sudah tidak se-dependen jaman dulu pada suaminya sehingga, menurut pak Quraish, perkawinan pria Muslim dan nonMuslim jadi berbeda bobotnya (dan sebaiknya dihindari, begitu kan tausiyahnya semalam ya Pak Mony yg seksi?) Lha nonton itu saya langsung pengen nanya, kalo gitu, hal yg sebaliknya juga terjadi dong sama perempuan Muslimah dan calon suami yang lelaki non Muslim? Karena di jaman ini perempuan sudah tidak sedependen pd suaminya sebagaimana ditakutkan sebagai alasan pelarangan itu, maka tentunya alasan pelarangan perkawinan muslimah dan lelaki non Muslim otomatis bisa ditinjau ulang dong yah? eng ing enggg :)) -- salam, Ari [Non-text portions of this message have been removed] === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejaht...@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelism...@yahoogroups.com Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:wanita-muslimah-dig...@yahoogroups.com mailto:wanita-muslimah-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama
cowoknya keluarga santri ceweknya juga baik baik, terdidik, dan mau ngikut masuk islam. buktinya dia bertahun tahun jadi mualaf, jadi muslimah yang baik. tapi suatu ketika ada panggilan, dan sang istri kembali ke agama sebelumnya. sementara mereka sudah punya anak. jadi ini konteksnya peda sama mbak maya purnomo. karena dua duanya muslim ketika menikah. bukan perkawinan beda agama. lagian nikah beda agama kan ilegal di indonesia. 2009/8/25 ... Maya Purnomo ... hayu.arta...@gmail.com: Perkawinan beda agama memang mengandung resiko yg besar. Pria Muslim yg menikahi wanita ahlul kitab (Nasrani) adalah pria Muslim yang punya basic agama yg kuat. Pria yang mampu menjadi Imam bagi keluarganya. Jadi bukan pria dengan keterbatasan ilmu akan agamanya sendiri dan dalam kesehariaannya kurang taat dalam beribadah. Ketentuan ini tidak berlaku bagi wanita Muslim. Wanita Muslim tidak boleh menikah dengan Pria ahlul kitab. Dia akan d anggap berzina sepanjang umur pernikahannya. Sebaiknya pernikahan beda agama memang dihindari. Karna kondisi keimanan yg seringkali turun naik. Regards, ... Maya Purnami ... Happiness is not having what you want. It is wanting what you have Sent from my BoldBlackBerryŽ powered by INDOSAT -Original Message- From: Ari Condro masar...@gmail.com Date: Mon, 24 Aug 2009 23:55:55 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama kalo kisah teman saya rada lucu tapi miris juga. cowok muslim married sama cewek kristen. awalnya si cewek mau ikutan agama misoa, convert jadi muslim. ndilalah, pas udah punya anak dua, jalan 3 tahun perkawinan, si cewek balik ke kristen. si cowok rada mendelu juga sih, tapi gimana lagi. huahahaha ... :)) 2009/8/24 ritajkt rita...@yahoo.com: --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, monyongsexy monyongs...@... wrote: Tadi pas sahur sambil mendengarkan Quraish Shihab di Metro. Beliau mengatakan kawin beda agama boleh hanya untuk Laki Muslim menikahi Wanita non-muslim alasannya Laki kadang memaksa bahkan mengancam, dikhawatirkan kalau Wanita muslim menikah dengan Laki Non-muslim nanti diancam untuk meninggalkan agamanya. Padahal saat ini banyak wanita ahli beladiri. Apakah kalau wanita seperti itu kalau non-muslim tidak boleh dinikahi atau kalau muslim boleh menikah dengan laki non-muslim? sebab dia jelas tidak akan takut diancam oleh pihak laki. Bahkan saat ini banyak suami takut istri. Apakah itu menunjukkan bahwa kawin antara wanita Muslim dengan laki non-muslim bisa dipertimbangkan? saya juga nonton Pak, dan jg punya pertanyaan yang kurang lebih sejenis, walau berbeda sedikit. Yakni alasan dibolehkannya pria Muslim menikahi wanta ahli kitab karena memakai konsruk sosial di jaman dahulu dimana suami menjadi pemimpin keluarga dalam segala segi sehingga agama suami akan otomatis diikuti oleh istri dan anak-anaknya. Sedangkan di jaman sekarang, perempuan sudah tidak se-dependen jaman dulu pada suaminya sehingga, menurut pak Quraish, perkawinan pria Muslim dan nonMuslim jadi berbeda bobotnya (dan sebaiknya dihindari, begitu kan tausiyahnya semalam ya Pak Mony yg seksi?) Lha nonton itu saya langsung pengen nanya, kalo gitu, hal yg sebaliknya juga terjadi dong sama perempuan Muslimah dan calon suami yang lelaki non Muslim? Karena di jaman ini perempuan sudah tidak sedependen pd suaminya sebagaimana ditakutkan sebagai alasan pelarangan itu, maka tentunya alasan pelarangan perkawinan muslimah dan lelaki non Muslim otomatis bisa ditinjau ulang dong yah? eng ing enggg :)) -- salam, Ari [Non-text portions of this message have been removed] === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejaht...@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelism...@yahoogroups.com Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links -- salam, Ari === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejaht...@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelism...@yahoogroups.com Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http
[wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama
Bergantung gimana si istri mikirnya/sanggupnya deh. Kalo gw seh, gw cari tau knp neh laki gw yang mualaf balik ke agama asal. wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condro masar...@... wrote: nah, terus solusinya gimana buat yg nikah sama mualaf. tapi si mualaf belakangan balik ke agama asal. padahal udah punya anak dua. masa ditinggal gitu ajah. orang kan butuh kedamaian dan butuh bertanggung jawab. ayah yang baik gitu lho. 2009/8/25 linadahlan linadah...@...: http://epaper.republika.co.id/berita/18566/Prof_Dr_Muhammad_Quraish_Shihab_Menikahlah_dengan_Mempertimbangkan_Agama Lantas, bagaimana pandangannya terhadap masalah khilafiyah seperti menikah beda agama? Pria yang hapal Alquran ini mengimbau agar melihat konteks suatu ayat saat diturunkan. ''Dalam ayat yang membolehkan dan melarang nikah beda agama, kita harus jeli membaca latar belakang ayat tersebut turun. Bila tidak, kita akan terjerumus dalam perdebatan masalah-masalah sepele yang hanya menghabiskan energi saja,'' jelas Quraish. Selain aktif menulis dan berceramah, sejumlah jabatan penting juga pernah ia jalani, antara lain Menteri Agama, Duta Besar RI untuk Mesir, dan Rektor IAIN Jakarta kini Universitas Islam Negeri (UIN). Di tengah kesibukannya yang padat, doktor dari Universitas Al-Azhar Mesir ini tetap menyempatkan menjawab berbagai pertanyaan dari pembaca Republika secara ajeg. Kini, pria kelahiran Rappang, Sulawesi Selatan, 16 Februari 1946 ini sedang menyelesaikan Tafsir Al Misbah sebanyak 30 juz yang sekarang telah terbit 13 volume. Dalam waktu dekat juga segera terbit dua bukunya, Bekal Perjalanan dan 40 Hadis Qudsi Pilihan. Berikut petikan wawancara dengannya seputar pernikahan beda agama. Pernyataan Nabi SAW menyebutkan ada tiga kriteria untuk melangsungkan pernikahan. Yaitu pilih materi, kecantikan, dan agama, maka pilihlah agamanya. Bisa Anda jelaskan hal ini? Hadis itu menggambarkan ada orang yang dorongan kawinnya itu harta, ada pula dorongan karena kecantikannya. Kalau yang mengatakannya itu penganjur agama, maka dia akan berkata, fazfar bizaati diniha (pilih agamanya). Tapi kalau hal itu diucapkan oleh bukan penganjur agama, maka dia akan mengatakan, pilih saja hartanya atau kecantikannya. Saya dapat mengatakan bahwa hampir semua yang kawin beda agama itu tidak menempatkan faktor dan nilai agama dalam pertimbangan utama tingkatan yang tinggi. Islam sudah demikian jelas, menempatkan pertimbangan agama pada tingkatan tertinggi, melebihi faktor-faktor lainnya. Anda tadi menegaskan, Islam tidak membolehkan nikah beda agama, bila pertimbangannya agama. Lantas bagaimana dengan ayat Alquran yang membolehkan pria Muslim menikahi wanita non-Islam? Ayat itu harus dilihat dalam konteks ajaran agama ketika itu. Kondisi masyarakat saat itu yang dominan adalah lelaki Muslim bisa mentoleransi istrinya melaksanakan tuntunan agamanya yang Yahudi atau Nasrani. Tetapi lelaki yang non-Muslim, karena dia dominan, bisa jadi memaksanakan istrinya untuk keluar dari agamanya. Mengapa? Antara lain karena non-Muslim tidak percaya Muhammad SAW itu nabi. Akan tetapi, seorang Muslim meskipun dia dominan, tetap percaya bahwa Isa AS adalah nabi, Musa AS itu nabi, dan dia percaya bahwa Islam itu mentoleransi setiap orang menjalankan agamanya masing-masing. Jadi Islam membenarkan Muslim (pria) menikahi non-Muslim (wanitanya). Sekarang ini, seandainya yang lebih dominan itu Muslimahnya, laki-laki non-Muslimnya yang minoritas, bisa nggak laki-laki itu dalam pertimbangan agamanya membenarkan Muslimah menjalankan agamanya yang dianut tersebut? Menurut agama si laki-laki itu kan tidak dibenarkan. Itu yang pertama. Sebaliknya, seandainya perempuan itu non-Muslim, dan laki-lakinya Muslim, tetapi kondisi sekarang ini menunjukkan bahwa perempuan bisa lebih dominan, maka hal itu terlarang secara syar'i (secara hukum Islam). Alasannya? Ya, dia (kaum perempuan itu) bisa mempengaruhi suaminya, bisa mempengaruhi anak-anaknya, dan akan menjadi penentu yang kuat dalam kehidupan mereka. Apa bedanya bila yang dominan itu kaum laki-laki, toh dia (laki-laki) itu juga akan mempengaruhi, seperti yang dilakukan wanita bila mereka mayoritas? Inilah yang saya katakan tadi, pertimbangannya adalah pertimbangan agama. Iya toh? Saya ingin melangkah lebih jauh lagi. Bahwa hampir semua orang yang menikah beda agama dan budaya (agama apapun yang dianutnya) pada saat anak-anaknya lahir dan dewasa mengalami kebingungan yang luar biasa. Itu anak mau dididik dan dibimbing dalam agama apa, serba dilematis. Jangan-jangan, sudahlah tidak usah beragama saja. Pada posisi seperti inilah, mereka mengalami semacam split personality, keterbelahan jiwa. Ini amat berbahaya bagi masa depan anak-anak tersebut. Karena itu, kalau orang yang mau menikah itu menjadikan nilai agama sebagai pertimbangan yang pertama dan utama,
Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama
2009/8/24 ... Maya Purnomo ... hayu.arta...@gmail.com: Perkawinan beda agama memang mengandung resiko yg besar. Pria Muslim yg menikahi wanita ahlul kitab (Nasrani) adalah pria Muslim yang punya basic agama yg kuat. Pria yang mampu menjadi Imam bagi keluarganya. Jadi bukan pria dengan keterbatasan ilmu akan agamanya sendiri dan dalam kesehariaannya kurang taat dalam beribadah. Saya kok meragukan asumsi ini. Prinsip laki-laki boleh menikahi perempuan dari golongan (agama, suku, ras, ...) lain itu, dan tidak sebaliknya, tidak hanya prinsip al-Maidah saja. Misalnya perempuan suku A seringkali dipersulit untuk menikah dengan laki-laki dari suku lainnya. Tidak selalu pula disyaratkan punya basic yang kuat. Survey membuktikan: - anak-anak dari pasangan suami-istri nikah antar agama, sebagian besar ikut agama ibunya. Kalau kalangan pemimpin agama dalam membuat aturan untuk umatnya hanya berdasarkan menjaga kuantitas, atau bertujuan agar melalui pernikahan calon suami/istri salah satu pindah agama, dan menambah jumlah pengikut belaka, serta melupakan tujuan pernikahan itu sendiri, siap-siap saja kecele. Ketentuan ini tidak berlaku bagi wanita Muslim. Wanita Muslim tidak boleh menikah dengan Pria ahlul kitab. Dia akan d anggap berzina sepanjang umur pernikahannya. Sebaiknya pernikahan beda agama memang dihindari. Karna kondisi keimanan yg seringkali turun naik. Regards, ... Maya Purnami ...
Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama
yg mualaf tuh ceweknya. kalo yg cowok asli muslim dari sononya, namanya aja pake muhammad. 2009/8/25 linadahlan linadah...@yahoo.com: Bergantung gimana si istri mikirnya/sanggupnya deh. Kalo gw seh, gw cari tau knp neh laki gw yang mualaf balik ke agama asal. wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condro masar...@... wrote: nah, terus solusinya gimana buat yg nikah sama mualaf. tapi si mualaf belakangan balik ke agama asal. padahal udah punya anak dua. masa ditinggal gitu ajah. orang kan butuh kedamaian dan butuh bertanggung jawab. ayah yang baik gitu lho. 2009/8/25 linadahlan linadah...@...: http://epaper.republika.co.id/berita/18566/Prof_Dr_Muhammad_Quraish_Shihab_Menikahlah_dengan_Mempertimbangkan_Agama Lantas, bagaimana pandangannya terhadap masalah khilafiyah seperti menikah beda agama? Pria yang hapal Alquran ini mengimbau agar melihat konteks suatu ayat saat diturunkan. ''Dalam ayat yang membolehkan dan melarang nikah beda agama, kita harus jeli membaca latar belakang ayat tersebut turun. Bila tidak, kita akan terjerumus dalam perdebatan masalah-masalah sepele yang hanya menghabiskan energi saja,'' jelas Quraish. Selain aktif menulis dan berceramah, sejumlah jabatan penting juga pernah ia jalani, antara lain Menteri Agama, Duta Besar RI untuk Mesir, dan Rektor IAIN Jakarta kini Universitas Islam Negeri (UIN). Di tengah kesibukannya yang padat, doktor dari Universitas Al-Azhar Mesir ini tetap menyempatkan menjawab berbagai pertanyaan dari pembaca Republika secara ajeg. Kini, pria kelahiran Rappang, Sulawesi Selatan, 16 Februari 1946 ini sedang menyelesaikan Tafsir Al Misbah sebanyak 30 juz yang sekarang telah terbit 13 volume. Dalam waktu dekat juga segera terbit dua bukunya, Bekal Perjalanan dan 40 Hadis Qudsi Pilihan. Berikut petikan wawancara dengannya seputar pernikahan beda agama. Pernyataan Nabi SAW menyebutkan ada tiga kriteria untuk melangsungkan pernikahan. Yaitu pilih materi, kecantikan, dan agama, maka pilihlah agamanya. Bisa Anda jelaskan hal ini? Hadis itu menggambarkan ada orang yang dorongan kawinnya itu harta, ada pula dorongan karena kecantikannya. Kalau yang mengatakannya itu penganjur agama, maka dia akan berkata, fazfar bizaati diniha (pilih agamanya). Tapi kalau hal itu diucapkan oleh bukan penganjur agama, maka dia akan mengatakan, pilih saja hartanya atau kecantikannya. Saya dapat mengatakan bahwa hampir semua yang kawin beda agama itu tidak menempatkan faktor dan nilai agama dalam pertimbangan utama tingkatan yang tinggi. Islam sudah demikian jelas, menempatkan pertimbangan agama pada tingkatan tertinggi, melebihi faktor-faktor lainnya. Anda tadi menegaskan, Islam tidak membolehkan nikah beda agama, bila pertimbangannya agama. Lantas bagaimana dengan ayat Alquran yang membolehkan pria Muslim menikahi wanita non-Islam? Ayat itu harus dilihat dalam konteks ajaran agama ketika itu. Kondisi masyarakat saat itu yang dominan adalah lelaki Muslim bisa mentoleransi istrinya melaksanakan tuntunan agamanya yang Yahudi atau Nasrani. Tetapi lelaki yang non-Muslim, karena dia dominan, bisa jadi memaksanakan istrinya untuk keluar dari agamanya. Mengapa? Antara lain karena non-Muslim tidak percaya Muhammad SAW itu nabi. Akan tetapi, seorang Muslim meskipun dia dominan, tetap percaya bahwa Isa AS adalah nabi, Musa AS itu nabi, dan dia percaya bahwa Islam itu mentoleransi setiap orang menjalankan agamanya masing-masing. Jadi Islam membenarkan Muslim (pria) menikahi non-Muslim (wanitanya). Sekarang ini, seandainya yang lebih dominan itu Muslimahnya, laki-laki non-Muslimnya yang minoritas, bisa nggak laki-laki itu dalam pertimbangan agamanya membenarkan Muslimah menjalankan agamanya yang dianut tersebut? Menurut agama si laki-laki itu kan tidak dibenarkan. Itu yang pertama. Sebaliknya, seandainya perempuan itu non-Muslim, dan laki-lakinya Muslim, tetapi kondisi sekarang ini menunjukkan bahwa perempuan bisa lebih dominan, maka hal itu terlarang secara syar'i (secara hukum Islam). Alasannya? Ya, dia (kaum perempuan itu) bisa mempengaruhi suaminya, bisa mempengaruhi anak-anaknya, dan akan menjadi penentu yang kuat dalam kehidupan mereka. Apa bedanya bila yang dominan itu kaum laki-laki, toh dia (laki-laki) itu juga akan mempengaruhi, seperti yang dilakukan wanita bila mereka mayoritas? Inilah yang saya katakan tadi, pertimbangannya adalah pertimbangan agama. Iya toh? Saya ingin melangkah lebih jauh lagi. Bahwa hampir semua orang yang menikah beda agama dan budaya (agama apapun yang dianutnya) pada saat anak-anaknya lahir dan dewasa mengalami kebingungan yang luar biasa. Itu anak mau dididik dan dibimbing dalam agama apa, serba dilematis. Jangan-jangan, sudahlah tidak usah beragama saja. Pada posisi seperti inilah, mereka mengalami semacam split personality,
Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama
nah, terus solusinya gimana buat yg nikah sama mualaf. tapi si mualaf belakangan balik ke agama asal. padahal udah punya anak dua. masa ditinggal gitu ajah. orang kan butuh kedamaian dan butuh bertanggung jawab. ayah yang baik gitu lho. 2009/8/25 linadahlan linadah...@yahoo.com: http://epaper.republika.co.id/berita/18566/Prof_Dr_Muhammad_Quraish_Shihab_Menikahlah_dengan_Mempertimbangkan_Agama Lantas, bagaimana pandangannya terhadap masalah khilafiyah seperti menikah beda agama? Pria yang hapal Alquran ini mengimbau agar melihat konteks suatu ayat saat diturunkan. ''Dalam ayat yang membolehkan dan melarang nikah beda agama, kita harus jeli membaca latar belakang ayat tersebut turun. Bila tidak, kita akan terjerumus dalam perdebatan masalah-masalah sepele yang hanya menghabiskan energi saja,'' jelas Quraish. Selain aktif menulis dan berceramah, sejumlah jabatan penting juga pernah ia jalani, antara lain Menteri Agama, Duta Besar RI untuk Mesir, dan Rektor IAIN Jakarta kini Universitas Islam Negeri (UIN). Di tengah kesibukannya yang padat, doktor dari Universitas Al-Azhar Mesir ini tetap menyempatkan menjawab berbagai pertanyaan dari pembaca Republika secara ajeg. Kini, pria kelahiran Rappang, Sulawesi Selatan, 16 Februari 1946 ini sedang menyelesaikan Tafsir Al Misbah sebanyak 30 juz yang sekarang telah terbit 13 volume. Dalam waktu dekat juga segera terbit dua bukunya, Bekal Perjalanan dan 40 Hadis Qudsi Pilihan. Berikut petikan wawancara dengannya seputar pernikahan beda agama. Pernyataan Nabi SAW menyebutkan ada tiga kriteria untuk melangsungkan pernikahan. Yaitu pilih materi, kecantikan, dan agama, maka pilihlah agamanya. Bisa Anda jelaskan hal ini? Hadis itu menggambarkan ada orang yang dorongan kawinnya itu harta, ada pula dorongan karena kecantikannya. Kalau yang mengatakannya itu penganjur agama, maka dia akan berkata, fazfar bizaati diniha (pilih agamanya). Tapi kalau hal itu diucapkan oleh bukan penganjur agama, maka dia akan mengatakan, pilih saja hartanya atau kecantikannya. Saya dapat mengatakan bahwa hampir semua yang kawin beda agama itu tidak menempatkan faktor dan nilai agama dalam pertimbangan utama tingkatan yang tinggi. Islam sudah demikian jelas, menempatkan pertimbangan agama pada tingkatan tertinggi, melebihi faktor-faktor lainnya. Anda tadi menegaskan, Islam tidak membolehkan nikah beda agama, bila pertimbangannya agama. Lantas bagaimana dengan ayat Alquran yang membolehkan pria Muslim menikahi wanita non-Islam? Ayat itu harus dilihat dalam konteks ajaran agama ketika itu. Kondisi masyarakat saat itu yang dominan adalah lelaki Muslim bisa mentoleransi istrinya melaksanakan tuntunan agamanya yang Yahudi atau Nasrani. Tetapi lelaki yang non-Muslim, karena dia dominan, bisa jadi memaksanakan istrinya untuk keluar dari agamanya. Mengapa? Antara lain karena non-Muslim tidak percaya Muhammad SAW itu nabi. Akan tetapi, seorang Muslim meskipun dia dominan, tetap percaya bahwa Isa AS adalah nabi, Musa AS itu nabi, dan dia percaya bahwa Islam itu mentoleransi setiap orang menjalankan agamanya masing-masing. Jadi Islam membenarkan Muslim (pria) menikahi non-Muslim (wanitanya). Sekarang ini, seandainya yang lebih dominan itu Muslimahnya, laki-laki non-Muslimnya yang minoritas, bisa nggak laki-laki itu dalam pertimbangan agamanya membenarkan Muslimah menjalankan agamanya yang dianut tersebut? Menurut agama si laki-laki itu kan tidak dibenarkan. Itu yang pertama. Sebaliknya, seandainya perempuan itu non-Muslim, dan laki-lakinya Muslim, tetapi kondisi sekarang ini menunjukkan bahwa perempuan bisa lebih dominan, maka hal itu terlarang secara syar'i (secara hukum Islam). Alasannya? Ya, dia (kaum perempuan itu) bisa mempengaruhi suaminya, bisa mempengaruhi anak-anaknya, dan akan menjadi penentu yang kuat dalam kehidupan mereka. Apa bedanya bila yang dominan itu kaum laki-laki, toh dia (laki-laki) itu juga akan mempengaruhi, seperti yang dilakukan wanita bila mereka mayoritas? Inilah yang saya katakan tadi, pertimbangannya adalah pertimbangan agama. Iya toh? Saya ingin melangkah lebih jauh lagi. Bahwa hampir semua orang yang menikah beda agama dan budaya (agama apapun yang dianutnya) pada saat anak-anaknya lahir dan dewasa mengalami kebingungan yang luar biasa. Itu anak mau dididik dan dibimbing dalam agama apa, serba dilematis. Jangan-jangan, sudahlah tidak usah beragama saja. Pada posisi seperti inilah, mereka mengalami semacam split personality, keterbelahan jiwa. Ini amat berbahaya bagi masa depan anak-anak tersebut. Karena itu, kalau orang yang mau menikah itu menjadikan nilai agama sebagai pertimbangan yang pertama dan utama, maka orang itu tak akan kawin. Orang Kristen tidak akan nikah dengan Muslimah, sebaliknya orang Islam tak akan menikah dengan non-Islam. Ada persoalan lain. Sebagian kalangan berpendapat, nikah beda agama untuk menjaga dan melestarikan sikap keberagamaan yang pluralis dan inklusiv.
Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama
ternyata motive menikah seagama itu tidak selalu tulus, start awalnya mau pindah agama, namun di tengah jalah balik lagi alias murtad. Ini kan jadi kecele :). Yang saya maksud menikah seagama dan seiman itu yang bebas dari motive lain bukan karena bersedia muallaf karena ada maksud tertentu. Namun itulah dinamika manusia, kadang ada yang muallaf beneran alias tidak murtad lagi ini tidak masalah. Salam Abdul Mu'iz --- Pada Sel, 25/8/09, Ari Condro masar...@gmail.com menulis: Dari: Ari Condro masar...@gmail.com Judul: Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com Tanggal: Selasa, 25 Agustus, 2009, 9:43 AM lho awalnya agamanya sama. kan istrinya jadi mualaf, udah seiman dong. cuman di tengah jalan, setelah 5 tahun kawin, istrinya pindah agama. 2009/8/25 Abdul Muiz mui...@yahoo. com: 1. yang ideal tentulah menikah seagama atau seiman. 2. karena sesuatu hal seseorang mengambil keputusan menikah beda agama, maka tinggal menimbang dan memprediksi dampak positif dan negatifnya. Termasuk dampak emosi dan spiritualnya. 3. setiap keputusan pasti mengandung resiko, Sedih terus kalau dipertahankan sementara kalau berpisah masih cinta dan berat berpisah. Sebaiknya menempuh jalur shalat istkharah berkali-kali agar decision yang dihasilkan mantab. Salam Abdul Mu'iz --- Pada Sel, 25/8/09, Ari Condro masar...@gmail. com menulis: Dari: Ari Condro masar...@gmail. com Judul: Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama Kepada: wanita-muslimah@ yahoogroups. com Tanggal: Selasa, 25 Agustus, 2009, 8:25 AM kalau udah terlanjur, gimana ? cerai ? udah ada anak dua lho, jie hehehe :)) 2009/8/25 muizof mui...@yahoo. com: Bagi yang bingung menyikapi fenomena pernikahan beda agama, berikut ada tulisan menarik semoga bisa menjadi bahan renungan : Salam Abdul Mu'iz Pernikahan Beda Agama Ditulis oleh Komaruddin Hidayat Jumat, 01 Mei 2009 14:46 TULISAN ini tidak hendak memasuki perdebatan teologis, apakah pernikahan beda agama diperbolehkan ataukah tidak, melainkan sekadar menyajikan catatan psikologis problem yang muncul dari pasangan suami-istri yang berbeda agama. Berulang kali saya kedatangan tamu yang sekadar berkonsultasi mengenai kehidupan rumah tangga mereka yang menghadapi problem akibat perbedaan keyakinan agama,yang kemudian berimbas kepada anak-anak mereka. Ada juga yang datang dengan status masih berpacaran dan bersiap memasuki jenjang pernikahan. Di antara kasus itu adalah memudarnya rumah tangga yang telah dibina belasan tahun, namun semakin hari serasa semakin kering, akibat perbedaan agama. Pada mulanya, terutama sewaktu masih pacaran, perbedaan itu dianggap sepele, bisa diatasi oleh cinta. Tetapi lama-kelamaan ternyata jarak itu tetap saja menganga. Bayangkan saja, ketika seorang suami (yang beragama Islam) pergi umrah atau haji, adalah suatu kebahagiaan jika istri dan anak-anaknya bisa ikut bersamanya. Tetapi alangkah sedihnya ketika istri dan anak-anaknya lebih memilih pergi ke gereja. Salah satu kebahagiaan seorang ayah muslim adalah menjadi imam salat berjamaah bersama anak istri. Begitu pun ketika Ramadhan tiba, suasana ibadah puasa menjadi perekat batin kehidupan keluarga. Tetapi keinginan itu sulit terpenuhi ketika pasangannya berbeda agama. Di sisi istrinya, yang kebetulan beragama Kristen misalnya, pasti akan merasakan hal yang sama, betapa indahnya melakukan kebaktikan di gereja bersanding dengan suami. Namun itu hanya keinginan belaka. Ada seorang ibu yang merasa beruntung karena anak-anaknya ikut agama ibunya. Kondisi ini membuat ayahnya merasa kesepian ketika ingin berbagi pengetahuan dan pengalaman beragama. Di zaman yang semakin plural ini pernikahan beda agama kelihatannya semakin bertambah. Terlepas dari persoalan teologis dan keyakinan agama, perlu diingat bahwa tujuan berumah tangga itu untuk meraih kebahagiaan. Untuk itu kecocokan dan saling pengertian sangat penting terpelihara dan tumbuh. Bahwa karakter suami dan istri masing-masing berbeda, itu suatu keniscayaan. Misalnya saja perbedaan usia, perbedaan kelas sosial, perbedaan pendidikan, semuanya itu hal yang wajar selama keduanya saling menerima dan saling melengkapi. Namun, untuk kehidupan keluarga di Indonesia, perbedaan agama menjadi krusial karena peristiwa akad nikah tidak saja mempertemukan suami-istri, melainkan juga keluarga besarnya. Jadi perlu dipikirkan matangmatang ketika perbedaan itu mengenai keyakinan agama.Problem itu semakin terasa terutama ketika sebuah pasangan beda agama telah memiliki anak. Orang tua biasanya berebut pengaruh agar anaknya mengikuti agama yang diyakininya. Kalau ayahnya Islam, dia ingin anaknya
Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama
keluarga teman saya sih, kalau kehidupans ehari hari yah aman aman aja. cuman sekarang beda agama gitu aja. temenku cuman merasa aneh, sekarang puasa dan sholat sendiri. tapi biasanya juga jarang jama'ah hahaha tapi overal sih sebenarnya gak ada masalah. kehidupan wajar, gak konflik atau apa. 2009/8/25 Dwi Soegardi soega...@gmail.com: 2009/8/24 ... Maya Purnomo ... hayu.arta...@gmail.com: Perkawinan beda agama memang mengandung resiko yg besar. Pria Muslim yg menikahi wanita ahlul kitab (Nasrani) adalah pria Muslim yang punya basic agama yg kuat. Pria yang mampu menjadi Imam bagi keluarganya. Jadi bukan pria dengan keterbatasan ilmu akan agamanya sendiri dan dalam kesehariaannya kurang taat dalam beribadah. Saya kok meragukan asumsi ini. Prinsip laki-laki boleh menikahi perempuan dari golongan (agama, suku, ras, ...) lain itu, dan tidak sebaliknya, tidak hanya prinsip al-Maidah saja. Misalnya perempuan suku A seringkali dipersulit untuk menikah dengan laki-laki dari suku lainnya. Tidak selalu pula disyaratkan punya basic yang kuat. Survey membuktikan: - anak-anak dari pasangan suami-istri nikah antar agama, sebagian besar ikut agama ibunya. Kalau kalangan pemimpin agama dalam membuat aturan untuk umatnya hanya berdasarkan menjaga kuantitas, atau bertujuan agar melalui pernikahan calon suami/istri salah satu pindah agama, dan menambah jumlah pengikut belaka, serta melupakan tujuan pernikahan itu sendiri, siap-siap saja kecele. Ketentuan ini tidak berlaku bagi wanita Muslim. Wanita Muslim tidak boleh menikah dengan Pria ahlul kitab. Dia akan d anggap berzina sepanjang umur pernikahannya. Sebaiknya pernikahan beda agama memang dihindari. Karna kondisi keimanan yg seringkali turun naik. Regards, ... Maya Purnami ... -- salam, Ari
Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama
wah, kalau motif di depan siapa yang bisa menilai. secara waktu mau menikah ndak pakai dipaksa paksa buat pindah agama kok. dan gak ada maksud tertentu juga buat nantinya bakalan balik kucing. cuman yah, setelah punya anak dua, udah kawin 5 tahunan, si istri yang mualaf itu merasa ada panggilan dan lebih penuju ke agama sebelumnya. * jangan jangan karena sumpek liat banyak berita teroris, maklum tinggalnya di jogja * bberapa teman lain, mostly yg dari tni atau polri ada juga yg ketika kawin istrinya dulu bukan muslim. ada yg katolik, ada yg hindu. tapi ketika dah convert, jadi mualaf, yah ikut agama suami. dan sampai sekarang istri mereka masih muslim. yah, kalo teman saya yg istrinya terus balik ke agama asal, perkecualian atau kewajaran aja kali yah. soale gak isa dibikin statisktiknya. secara ada yg tetap stay di agama baru (malah saya tahu ada tiga), tapi ada juga (satu doang yg saya tahu) balik ke agama asal. dan balik ke agama asal itu murni karena pertimbangan pribadi. setelah melalui pemikiran mendalam. dan gak ujug ujug secara temperamental. 2009/8/25 Abdul Muiz mui...@yahoo.com: ternyata motive menikah seagama itu tidak selalu tulus, start awalnya mau pindah agama, namun di tengah jalah balik lagi alias murtad. Ini kan jadi kecele :). Yang saya maksud menikah seagama dan seiman itu yang bebas dari motive lain bukan karena bersedia muallaf karena ada maksud tertentu. Namun itulah dinamika manusia, kadang ada yang muallaf beneran alias tidak murtad lagi ini tidak masalah. Salam Abdul Mu'iz --- Pada Sel, 25/8/09, Ari Condro masar...@gmail.com menulis: Dari: Ari Condro masar...@gmail.com Judul: Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com Tanggal: Selasa, 25 Agustus, 2009, 9:43 AM lho awalnya agamanya sama. kan istrinya jadi mualaf, udah seiman dong. cuman di tengah jalan, setelah 5 tahun kawin, istrinya pindah agama. 2009/8/25 Abdul Muiz mui...@yahoo. com: 1. yang ideal tentulah menikah seagama atau seiman. 2. karena sesuatu hal seseorang mengambil keputusan menikah beda agama, maka tinggal menimbang dan memprediksi dampak positif dan negatifnya. Termasuk dampak emosi dan spiritualnya. 3. setiap keputusan pasti mengandung resiko, Sedih terus kalau dipertahankan sementara kalau berpisah masih cinta dan berat berpisah. Sebaiknya menempuh jalur shalat istkharah berkali-kali agar decision yang dihasilkan mantab. Salam Abdul Mu'iz --- Pada Sel, 25/8/09, Ari Condro masar...@gmail. com menulis: Dari: Ari Condro masar...@gmail. com Judul: Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama Kepada: wanita-muslimah@ yahoogroups. com Tanggal: Selasa, 25 Agustus, 2009, 8:25 AM kalau udah terlanjur, gimana ? cerai ? udah ada anak dua lho, jie hehehe :)) 2009/8/25 muizof mui...@yahoo. com: Bagi yang bingung menyikapi fenomena pernikahan beda agama, berikut ada tulisan menarik semoga bisa menjadi bahan renungan : Salam Abdul Mu'iz Pernikahan Beda Agama Ditulis oleh Komaruddin Hidayat Jumat, 01 Mei 2009 14:46 TULISAN ini tidak hendak memasuki perdebatan teologis, apakah pernikahan beda agama diperbolehkan ataukah tidak, melainkan sekadar menyajikan catatan psikologis problem yang muncul dari pasangan suami-istri yang berbeda agama. Berulang kali saya kedatangan tamu yang sekadar berkonsultasi mengenai kehidupan rumah tangga mereka yang menghadapi problem akibat perbedaan keyakinan agama,yang kemudian berimbas kepada anak-anak mereka. Ada juga yang datang dengan status masih berpacaran dan bersiap memasuki jenjang pernikahan. Di antara kasus itu adalah memudarnya rumah tangga yang telah dibina belasan tahun, namun semakin hari serasa semakin kering, akibat perbedaan agama. Pada mulanya, terutama sewaktu masih pacaran, perbedaan itu dianggap sepele, bisa diatasi oleh cinta. Tetapi lama-kelamaan ternyata jarak itu tetap saja menganga. Bayangkan saja, ketika seorang suami (yang beragama Islam) pergi umrah atau haji, adalah suatu kebahagiaan jika istri dan anak-anaknya bisa ikut bersamanya. Tetapi alangkah sedihnya ketika istri dan anak-anaknya lebih memilih pergi ke gereja. Salah satu kebahagiaan seorang ayah muslim adalah menjadi imam salat berjamaah bersama anak istri. Begitu pun ketika Ramadhan tiba, suasana ibadah puasa menjadi perekat batin kehidupan keluarga. Tetapi keinginan itu sulit terpenuhi ketika pasangannya berbeda agama. Di sisi istrinya, yang kebetulan beragama Kristen misalnya, pasti akan merasakan hal yang sama, betapa indahnya melakukan kebaktikan di gereja bersanding dengan suami. Namun itu hanya keinginan belaka. Ada seorang ibu yang merasa beruntung karena anak-anaknya ikut agama ibunya. Kondisi ini membuat ayahnya merasa kesepian ketika ingin berbagi pengetahuan dan
[wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama
Ya sama aje. Cari tau kenape tuh bini kembali ke asal. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condro masar...@... wrote: yg mualaf tuh ceweknya. kalo yg cowok asli muslim dari sononya, namanya aja pake muhammad. 2009/8/25 linadahlan linadah...@...: Bergantung gimana si istri mikirnya/sanggupnya deh. Kalo gw seh, gw cari tau knp neh laki gw yang mualaf balik ke agama asal. wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condro masarcon@ wrote: nah, terus solusinya gimana buat yg nikah sama mualaf. tapi si mualaf belakangan balik ke agama asal. padahal udah punya anak dua. masa ditinggal gitu ajah. orang kan butuh kedamaian dan butuh bertanggung jawab. ayah yang baik gitu lho. 2009/8/25 linadahlan linadahlan@: http://epaper.republika.co.id/berita/18566/Prof_Dr_Muhammad_Quraish_Shihab_Menikahlah_dengan_Mempertimbangkan_Agama Lantas, bagaimana pandangannya terhadap masalah khilafiyah seperti menikah beda agama? Pria yang hapal Alquran ini mengimbau agar melihat konteks suatu ayat saat diturunkan. ''Dalam ayat yang membolehkan dan melarang nikah beda agama, kita harus jeli membaca latar belakang ayat tersebut turun. Bila tidak, kita akan terjerumus dalam perdebatan masalah-masalah sepele yang hanya menghabiskan energi saja,'' jelas Quraish. Selain aktif menulis dan berceramah, sejumlah jabatan penting juga pernah ia jalani, antara lain Menteri Agama, Duta Besar RI untuk Mesir, dan Rektor IAIN Jakarta kini Universitas Islam Negeri (UIN). Di tengah kesibukannya yang padat, doktor dari Universitas Al-Azhar Mesir ini tetap menyempatkan menjawab berbagai pertanyaan dari pembaca Republika secara ajeg. Kini, pria kelahiran Rappang, Sulawesi Selatan, 16 Februari 1946 ini sedang menyelesaikan Tafsir Al Misbah sebanyak 30 juz yang sekarang telah terbit 13 volume. Dalam waktu dekat juga segera terbit dua bukunya, Bekal Perjalanan dan 40 Hadis Qudsi Pilihan. Berikut petikan wawancara dengannya seputar pernikahan beda agama. Pernyataan Nabi SAW menyebutkan ada tiga kriteria untuk melangsungkan pernikahan. Yaitu pilih materi, kecantikan, dan agama, maka pilihlah agamanya. Bisa Anda jelaskan hal ini? Hadis itu menggambarkan ada orang yang dorongan kawinnya itu harta, ada pula dorongan karena kecantikannya. Kalau yang mengatakannya itu penganjur agama, maka dia akan berkata, fazfar bizaati diniha (pilih agamanya). Tapi kalau hal itu diucapkan oleh bukan penganjur agama, maka dia akan mengatakan, pilih saja hartanya atau kecantikannya. Saya dapat mengatakan bahwa hampir semua yang kawin beda agama itu tidak menempatkan faktor dan nilai agama dalam pertimbangan utama tingkatan yang tinggi. Islam sudah demikian jelas, menempatkan pertimbangan agama pada tingkatan tertinggi, melebihi faktor-faktor lainnya. Anda tadi menegaskan, Islam tidak membolehkan nikah beda agama, bila pertimbangannya agama. Lantas bagaimana dengan ayat Alquran yang membolehkan pria Muslim menikahi wanita non-Islam? Ayat itu harus dilihat dalam konteks ajaran agama ketika itu. Kondisi masyarakat saat itu yang dominan adalah lelaki Muslim bisa mentoleransi istrinya melaksanakan tuntunan agamanya yang Yahudi atau Nasrani. Tetapi lelaki yang non-Muslim, karena dia dominan, bisa jadi memaksanakan istrinya untuk keluar dari agamanya. Mengapa? Antara lain karena non-Muslim tidak percaya Muhammad SAW itu nabi. Akan tetapi, seorang Muslim meskipun dia dominan, tetap percaya bahwa Isa AS adalah nabi, Musa AS itu nabi, dan dia percaya bahwa Islam itu mentoleransi setiap orang menjalankan agamanya masing-masing. Jadi Islam membenarkan Muslim (pria) menikahi non-Muslim (wanitanya). Sekarang ini, seandainya yang lebih dominan itu Muslimahnya, laki-laki non-Muslimnya yang minoritas, bisa nggak laki-laki itu dalam pertimbangan agamanya membenarkan Muslimah menjalankan agamanya yang dianut tersebut? Menurut agama si laki-laki itu kan tidak dibenarkan. Itu yang pertama. Sebaliknya, seandainya perempuan itu non-Muslim, dan laki-lakinya Muslim, tetapi kondisi sekarang ini menunjukkan bahwa perempuan bisa lebih dominan, maka hal itu terlarang secara syar'i (secara hukum Islam). Alasannya? Ya, dia (kaum perempuan itu) bisa mempengaruhi suaminya, bisa mempengaruhi anak-anaknya, dan akan menjadi penentu yang kuat dalam kehidupan mereka. Apa bedanya bila yang dominan itu kaum laki-laki, toh dia (laki-laki) itu juga akan mempengaruhi, seperti yang dilakukan wanita bila mereka mayoritas? Inilah yang saya katakan tadi, pertimbangannya adalah pertimbangan agama. Iya toh? Saya ingin melangkah lebih jauh lagi. Bahwa hampir semua orang yang menikah beda agama dan budaya (agama apapun yang dianutnya) pada saat anak-anaknya lahir dan dewasa mengalami