--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Poltak Hotradero
wrote:
>
> 2009/2/22 bum...@... :
> > Salam Kenal nama saya Arif dari Bengkulu
> > saya mau naya ...
> >
> >>>apa saja yang menentukan untuk menurunkan/menaikan BI rate
> > perhitungan yang konkrit gitu bukan sekedar teo
Produk cina murah memang belum mungkin kita tandingi.
tetapi mereka menjadi murah karena beberapa faktor. namun bukan berarti tidak
bisa di saingi.
Yang terpenting (sisi politiknya) adalah kita harus tetap berindustri. Karena
dengan demikian kita akan mengurangi penggangguran. Cuma Industri y
Logika sederhana saja pak.
Selama masih banyak mata uang yang beredar berdasarkan kedaulatan negara
penerbit, maka nasib pengguna mata uang itu ditanggung bersama, utamanya sesama
warga negara penerbit mata uang tersebut. Menipisnya cadangan devisa RI yang
nanggung seluruh pengguna mata uang ru
Pak Rachmad,
Mana yang perlu diimpor dan mana yang tidak perlu diimpor
pertimbangannya seperti apa? Pertimbangan jangka panjang dan menengah
itu contohnya seperti apa?
Apakah ini sebenarnya masih suatu keinginan untuk
mengurangi ketergantungan kepada negara tetangga?
Saya pikir, ending-nya Rome
Sdr/i milis keuangan
Mungkin bisa bantu saya menjelaskan perihal nilai tukar yg ter-ombang ambing
saat ini
1.Apa benar nilai USD terdepresiasi 6x(600%) seperti pernah saya dengar
dalam salah satu
campanye Obama, sejak kapan terdpresiasi dan diukur terhadap apa ?
2.Dari mana pemerintah
Saya sangat setuju sekali dengan apa yang ada dalam imajinasi Bung Abakus.
Sepertinya memang begitulah strategi maut dari cina dalam berdagang.
Mereka akan hajar abis semangat dan modal kita dlm berdagang, jika perdagangan
kita sudah kolaps mereka akan menaik-kan harga barang2 hasil produk merek
Hmm, pendapat bung maj_mudin ini cukup tepat.
Kita harus bisa menekan jumlah barang import dengan melakukan ekspor.
Jika membuat/ memproduksi sendiri lebih mahal di banding barang impor, maka
impor dibolehkan. Tetapi kita juga harus punya komoditi2x ekspor, sehingga
neraca perdagangan intern
Kuba, dan juga Iran, adalah negara yang diisolir dan sengaja dibuat tertutup
oleh politik negara adi daya. Negara adidaya mencoba memaksakan kehendak dan
tidak menghargai perbedaan dengan cara menghukum secara ekonomi, membuat miskin
waRganya, dan sebagian akhirnya mati.
Tapi mereka bertahan da
Bang Poltak yang saya hormati...
Bukan kebebasan yang saya takutkan bang, tapi keserakahan. Setuju bahwa
batas kebebasan adalah kebebasan orang lain, tapi bukankah keserakahan itu
tanpa batas bang?.
Secara implisit bang poltak juga mengakui kan?, bahwa kebebasanpun tidak
boleh dibiarkan lepas ken
Ya, benar sekali, bung rachmad.
Kita harus tau bgm komposisi jumlah importir dan eksportir yg kt punya. Toh
pada akhirnya semuanya itu berakhir pada kondisi "unity" alias berlaku
ketentuan elastisitas ( yg mungkin cocok dgn dalil "Marshall-Lerner Condition")
Regards,
YS
Sent from my BlackBerr
Siapa pemimpin bervisi itu ya.
Sekalian aja sebutin kan mau PILPRES
Powered by Telkomsel BlackBerry®
-Original Message-
From: madjmudin m
Date: Sat, 21 Mar 2009 12:41:38
To:
Subject: Re: [Keuangan] Logika industri vs. produk Cina (was: Re: Tim Ekonomi
Dijuluki 'Teh Botol'
RAL
Harus dipilah, mana yang benar2 perlu di import mana yang tidak dan
pertimbanganya bukan sekedar harga namun juga pertimbangan jangka menengah dan
panjang.
Salam
RM
Sent from my BlackBerry Wireless Handheld
-Original Message-
From: Amitz Sekali
Date: Sat, 21 Mar 2009 06:02:58
To:
RALAT..maksudnya importir kedelai gitu...
ngurus tempe aja masih harus dikendalikan importir kedelai. terlepas dari ada
pihak2 yg bermain mengambil keuntungan dari kondisi ini...negara ini
memang butuh pemimpin yg bervisi.
--- On Sat, 21/3/09, madjmudin m wrote:
From: madjmudin m
Subject: Re:
Anda takut ditekan luar negeri?
Daripada mencegah produk yg lebih
murah/baik masuk ke Indonesia (yg berarti ketergantungan Indonesia) dan ngotot
menghabiskan sumber daya membuat produk yg sama yg lebih mahal/jelek,
lebih baik menciptakan produk lain yg lebih murah/baik untuk diekspor
ke luar nege
--- On Sat, 21/3/09, Poltak Hotradero wrote:
From: Poltak Hotradero
Subject: [Keuangan] Logika industri vs. produk Cina (was: Re: Tim Ekonomi
Dijuluki 'Teh Botol'
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Date: Saturday, 21 March, 2009, 4:13 PM
Apa anda yakin bis
Akibatnya rupiah terkuras dan devaluasi tak terhidarkan. Dan ini terjadi terus
menerus mulai 1 us $ = 1.48 rupiah saat merdeka sampai sekarang diatas 12 ribu
RM
Salam
RM
Sent from my BlackBerry Wireless Handheld
-Original Message-
From: Abakus Wilhelmus
Date: Sat, 21 Mar 2009 16:35:
Dear Bang Poltak,
ini sekadar imajinasi saya...
Saya beli radio tadi sisa duit 40rebo.. sisanya saya beli batere cina
yang harganya cuma 1/4 dari harga batere *** yang terkenal itu. Sisanya lagi
saya tabung untuk beli henpon cina yang featurenya seabrek. tapi
harganya murah bangets. Dan u
Setuju banget bang Poltak. Jadi mestinya, tidak ada masalah dengan perekonomian
kita ya?
WiNG
0816-MRWING
Sent from my BlackBerry® device.
-Original Message-
From: Poltak Hotradero
Date: Sat, 21 Mar 2009 16:13:30
To:
Subject: [Keuangan] Logika industri vs. produk Cina (was: Re: Tim
Pertanyaan saya sebenarnya begini: maukah kita diserbu barang2 China? Kalau gak
mau, bendung dgn berbagai cara...sepanjang kita hanya membiarkan saja barang2
itu menyerbu hingga ke pelosok2 pedesaan, ya begini jadinya...
China bisa begitu karena menerapkan sistem komunisme kali ya? Penduduk
dik
At 03:50 PM 3/21/2009, you wrote:
>Mas Abakus,
>
>Itu yang saya bilang die-mail terdahulu, barang2 China bisa masuk ke
>pelosok2 kampung kita dengan harga Rp10rb dapet tiga...
>
>Kalau kita membiarkan itu terjadi, ya industri kecil kita pasti
>mampus, kalah dgn produk2 China, yg entah ilegal enta
Dear Mas Wing,
saya itu kadang-kadang bertanya: sebenernya Cina itu melakukan praktek
slavery gak ya sama buruhnya?
Yang kedua, sudah banyak produk Cina yang tidak aman.
Jadi mereka benar-benar berpikir soal Ekonomi Politik dalam pengertian bisa
masuk ke seluruh dunia untuk produk mereka.
Saya r
Selama yang dihasilkan industri tersebut tidak lebih dari konsumsi domestik,
akan tetapi apabila sudah lebih dari itu maka harus di export keluar atau
industri tersebut terpaksa mengurangi kapasitasnya. Kita bisa ambil contoh
industri tekstil yang sebelumnya berorientasi export. Apabila output y
At 10:51 AM 3/21/2009, you wrote:
>Hehe mas Reza, saya juga mbayanginnya Korut, Kuba, dan Cina. Korut
>dan Kuba sudah diembargo puluhan tahun oleh negara2 barat, eh,
>enggak ada matinya (kayak iklan seluler aja ya). Berarti kalau ada
>orang bilang "kita tidak bisa hidup sendirian", menurut saya
Mas Abakus,
Itu yang saya bilang die-mail terdahulu, barang2 China bisa masuk ke pelosok2
kampung kita dengan harga Rp10rb dapet tiga...
Kalau kita membiarkan itu terjadi, ya industri kecil kita pasti mampus, kalah
dgn produk2 China, yg entah ilegal entah tidak, tetap saja murah sekaleee.
Kala
Dear Mas Gianto,
sebenernya seberapa besar daya serap pasar domestik untuk hasil-hasil
industri yang dilakukan di Indonesia?
Dalam keadaan krisis seperti ini, mengharapkan uang besar dari luar negeri
tampaknya susah, bagaimana kalau mereka melayani pasar domestik?
Atau mungkin: ah... pasar domest
Dear Pak WWW,
jadi pengen ikutan neh.
Mengapa penyelundupan terjadi?
1. Hukum ekonomi, karena barang selundupan lebih murah.
2. Mengapa barang selundupan lebih murah? Karena tidak dikenakan pajak, dan
juga mungkin biaya produksi lebih murah.
3. Jadi kalau biaya produksi di luar lebih murah, menga
Akur mas Wing, tapi maksudnya export secara legal khan untuk bisa bawa masuk
devisa sebanyak-banyaknya.
Namun demikian, dalam keadaan krisis global seperti ini tidak mudah untuk
mendongkrak export karena negara pengimport juga kena krisis sehingga hasil
produksi kita banyak yang tidak bisa kelua
Berarti, karena di negara manapun ada, terus kita diamkan saja ya?
Kalau ide saya, sebaiknya kita saja yang menyelundupkan produk kita ke berbagai
negara, agar dapet dollar...bagaimana kira2?
WiNG
0816-MRWING
Sent from my BlackBerry® device.
-Original Message-
From: "Gianto Setiadi"
Mas Wing,
Penyelundupan berarti memasukkan barang ke dalam wilayah suatu negara tidak
melalui prosedur yang berlaku (illegal).
Kalau demikian halnya, kasus ini tidak hanya terjadi di indonesia tapi terjadi
juga di negara lain khususnya barang tiruan merk terkenal, pasti deh barang
seperti ini ma
Hmm, kalau mau dilanjut ya saya ngikut saja kalau begitu...
Satu kasus yang ingin saya sampaikan adalah begitu mudahnya penyelundupan
dilakukan di Indonesia, padahal sangat jelas pengaruh buruk penyelundupan
terhadap perekonomian legal. Nah, kenapa kita tidak mampu membasmi
penyelundupan?
Kala
30 matches
Mail list logo