saya bisa kerja ini atau kerja itu kalau terjadi penguatan rupiah
atas dollar.
--- On Fri, 13/8/10, Rachmad M rachm...@... wrote:
From: Rachmad M rachm...@...
Subject: Re: [Keuangan] Menkeu Nilai Penguatan Rupiah Justru Merugikan
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Received
kemampuan produksi
dalam negeri (dan konsumsi dalam negeri) lebih penting dari pada
pen-subsidian konsumsi barang-barang IMPOR
--- On Tue, 10/8/10, Rachmad M rachm...@... wrote:
From: Rachmad M rachm...@...
Subject: Re: [Keuangan] Menkeu Nilai Penguatan Rupiah Justru Merugikan
To: AhliKeuangan
(padahal daya produksi lokal lemah),
mending di lemahkan supaya daya produksi lokal semakin kuat. Lapangan kerja
makin besar dan artinya nanti konsumsi lokal juga semakin kuat.
--- On Wed, 11/8/10, Rachmad M rachm...@... wrote:
From: Rachmad M rachm...@...
SPerlemahan mata uang sebenarnya adalah
jadi pengangguran mendadak karena bisnis-bisnis yang berfokus impor
tiba-tiba harus tutup.
--- On Wed, 11/8/10, Rachmad M rachm...@... wrote:
From: Rachmad M rachm...@...
Subject: Re: [Keuangan] Menkeu Nilai Penguatan Rupiah Justru Merugikan
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Memilih mata uang menjadi lemah adalah suatu kesalahan yang fatal. Yang benar
adalah terus dijaga pada nilainya dan kalau perlu diperkuat secara gradual
sampai yang namanya subsidi hilang dengan sendirinya. Setelah hilang subsidi
dan semua berada pada kesetimbangan baru, baru kita mikir
®
-Original Message-
From: Rachmad M rachm...@...
Sender: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Date: Tue, 03 Aug 2010 01:49:26
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Reply-To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Subject: Re: [Keuangan] Nilai Pecahan Rupiah Bakal Dipangkas
Kalau menurut saya tampilnya Rizal Ramli di Metro TV dengan tulisan-tulisan
disekitarnya seperti Awas Uang Anda Dipotong jelas merupakan politisasi
terhadap kebijakan Redenominasi.
Saya pikir Redenominasi gak akan menimbulkan banyak masalah selama dilakukan
dalam kurun waktu yang agak
Saya pikir perlu tenggang waktu dimana uang lama dan uang baru tetap berlaku.
Masyarakat diberi pilihan menerima uang lama atau uang baru.
Masalah baru timbul jika ternyata masih beredar uang dibawah 10 rupiahan
dimasyarakat karena 10 rupiah uang lama akan sama dengan 1 sen uang baru.
Selama
. 10,-
Akibatnya timbul inflasi 11% tanpa faktor lain selain round up itu sendiri.
Dan round up di hulu akan terus terbawa sampai ke hilir.
Repotnya, pengeluaran round up, sementara penghasilan tetap.
Sebagai antisipasi, usulan pak Rachmad utk menggunakan uang lama uang baru
bagus.
Selain itu
Cara termudah, matikan televisi. Biarlah para narsis dan eksibionis itu
beronani dengan hasrat megalomaniaknya sendiri. Diam-diam kita mengutuk, tapi
tetap menikmatinya. maka, mari matikan saja televisi, karena dibanding
manfaatnya, mudharatnya lebih banyak.
Mas Pras,
Mematikan TV sih
He,
Setahu saya kesejahteraan hanya akan terjadi jika manusia mampu saling bertukar
barang/jasa secara adil. Saling mengisi agar kekurangan dan kelebihan bisa
bisa saling mengisi di berbagai bidang kebutuhan umat manusia agar sejahtera.
Untuk melakukan ini cuma ada tiga cara :
1. Dengan
Agak mengherankan juga setelah hampir 15 tahun reformasi ternyata kita masih
berkutat tentang kenaikan harga utamanya produk-produk yang dihasilkan
Pemerintah melalui BUMN nya. Alasan yang digunakan juga masih itu-itu juga
yakni meningkatnya beban subsidi.
Dengan tingkat inflasi yang rendah
Kebiasaan menaikan harga kelihatannya perlu di tinjau ulang. Harga naik jika
tingkat inflasi tinggi atau mata uang rupiah nilainya melorot sih oke-oke saja.
Tapi jika kedua nilai tersebut dapat dikendalikan untuk apa naikin harga begitu
besar ? Toh tidak ada komponen harga yang berubah bukan ?
Pak Moderator yth,
Sedikit masukan saja, dengan mencantumkan [Millis AKI- stop smoking] pada
posting di milis, bagi pembaca milis melalui BB atau Hp jadi mengalami
kesulitan untuk langsung membaca Subject karena terlalu panjang :-)
Kalau bisa dipersingkat kata0katanya atau hanya pada periode
DPR makin matang dan menunjukan keberaniannya ?
Saya pikir oke saja, cuma sebaiknya dibagi menjadi dua bagian. Kelompok yang
menyebut dirinya oposisi harus mampu memanfaatkan peluang sekecil apapun untuk
mendapatkan keuntungan politis.
Namun jika berada dalam kelompok 'koalisi' seyoyanya
beruntung, ada Blessing in disguise.
Justru ini yang kelihatannya jadi rawan pak Pras :-)
Mereka hanya lihat skor saja yang sekarang 7:2. Selain itu membawa opini publik
kearah tidak menguntungkan. Kemenangan politis mereka adalah terciptanya
kondisi berupa hilangnya kepercayaan masyarakat
Emang ada larangan orang punya banyak nomer rekening ya ? Dan kalau tidak apa
juga dilarang rekeningya di pecah-pecah ?
Hal ini perlu diperjelas, mengingat Amirudin sepertinya juga mau dipolisikan
karena memecah rekeningnya mirip Budi Sampoerna.
Kemudian dalam perundangannya kan bukan dilihat
Apakah dana yang diperlukan memang sampai 6,7 Triliun. Di sinilah letak
prinsip Akuntabilitas dan Terukur sebuah Kebijakan harus dikedepankan. Kalau
Pemerintah, KSSK, BI, atau LPS mampu menjawab pertanyaan tersebut, kasus akan
segera selesai.
Saya pikir untuk masalah simpanan (perbankan) ini
Rasanya memang ada yang salah dalam menilai 'uang' dibanyak benak politisi
kita. Uang adalah manifestasi dari suatu kumpulan kerja yang sedang atau telah
dilakukan. Semakin banyak barang/jasa yang dibuat dan dipergunakan oleh orang
lain maka semakin banyak juga uang yang terkumpul. Artinya
pasar modern yang segalanya dipertukarkan dengan tanda uang secara
adil :-)
Salam
RM
--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Hok An ho...@... wrote:
Bung Rachmad,
1. Dilihat secara jumlah katanya Indonesia nomor 6 didunia. Dulu pernah
ada taksiran Indonesia no2.
Tetapi kalau
Pada dasarnya Indonesia ini adalah negara yang sangat kaya, hampir semua jenis
energi tersedia di negeri ini :-) Seharusnya pola penanganannya juga berbeda
sedikit dari negara lain yang apa-apanya serba terbatas.
Pada hakekatnya kesejahteraan negeri ini adalah kemampuan anak bangsa Indonesia
Lebih pening lagi kalau dengerin mahasiswa yang demo. Disatu sisi bilang SBY
turun karena telah mengucurkan dana bailout trilyunan rupiah. Masih mahasiswa
yang sama juga bilang SBY turun karena membuat dana nasabah Century
terkatung-katung pembayarannya . Yang dimaksud Antaboga padahal
Saya pikir jumlah itu tergantung sikap nasabah penyimpan, sementara sikap
nasabah penyimpan tergantung issue yang dilemparkan. Jika BUMN, Yayasan BI, Kas
Partai yang nyimpan disana dianggap kriminal, maka otomatis mereka menarik
suluruh dananya yakni mencapai angka 4.08 Trilyun. Jumlah lainnya
..
iya bener tu..
udh bener belum mereka kuliahnya...
yg paling gampang klo ujian mereka nyontek ga??
nyontek saat ujian ato plagiat skripsi adalah benih2 penyelewengan yg
pd akhirnya berujung korupsi klo mereka udh lulus...
2010/1/28 Rachmad M rachm...@yahoo. com
karena nilai yang
melekat dalam catatan itu yang menentukan adalah negara :-)
Salam
RM
--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, prastowo prastowo sesaw...@...
wrote:
Pak Rachmad,
Saya setuju dan tidak setuju dg analogi Anda.
Saya setuju bahwa uang dlm arti material, benda berupa logam
diserahkan/hibah secara penuh menjadi hak milik
negara.
Silahkan di sangkal jika dirasa ada yang tidak tepat.
Salam
Nazar for nothing si tukang kebun
On. Tbo-Jbi
--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Rachmad M rachmadm@ wrote:
Pak Prastowo,
Saya pikir hakekat uang negara
-bank, Berangkas, dan dompet saja. ya, uang itu
hanya instrumen legal yang digunakan untuk terjadinya jual beli/pertukaran.
Yang paling berperan tetap aktivitas bisnis (pasar barang jasa).
Salam
Nazar
On.Tbo-Jbi
--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Rachmad M rachmadm@ wrote
Sudah lama gak baca postingan Bung Poltak, jadi kangen juga nih :-)
Banyak diributkan dalam pansus mengenai uang negara atau bukan dana lps.
Padahal menurut saya pribadi, semua uang rupiah yang beredar adalah uang milik
negara. Negaralah yang menerbitkan dan negara pula yang bisa menyatakan itu
--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, nazarjb suratna...@... wrote:
.del
Pertanyaan:
- Benarkah bang century berdampak sistemik? Benar-benar krisis atau memang
dicuri oleh pemiliknya. Persis seperti sengaja membakar bangunan yang sudah
diasuransikan karena jumlah klaim
.
Salam
RM
--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, nazarjb suratna...@... wrote:
--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Rachmad M rachmadm@ wrote:
Ada sedikit perbedaan disini. Yang dibantu bukan bank Century tapi para
nasabah yang secara sah menyimpan uangnya di Bank
Yang menjadi pertanyaan Pansus adalah dana bailout yang membengkak menjadi Rp
6,7 triliun, Rp 632 miliar yang diketahui Menkeu setelah dikucurkan LPS menjadi
Rp 6,7 triliun. Apa yang mempengaruhi hanya dalam beberapa hari, kata salah
satu saksi ahli yang dipanggil, Kwik Kian Gie dalam rapat
Menurut anggota pansus dari Fraksi Hanura Akbar Faisal, keuntungan yang
diperoleh LPS dengan berinvestasi itu akan lebih menguntungkan jika dana
sebesar Rp6,76 triliun diinvestasikan di surat utang negara (SUN).
Pada Desember 2009, Bank Century untung Rp300 miliar. Padahal, kalau
@yahoogroups.com, Habibie Nugroho Wicaksono
prof.habi...@... wrote:
Setuju Bung Rachmad. Ada organisasi yang fungsinya untuk mencari laba, yaitu
PT dan bentuk-bentuk usaha lainnya. Ada organisasi yang fungsinya sebagai
regulator yaitu pemerintah. Dan ada pula lembaga nonprofit yang tujuannya
Pak Nazar yth,
Saya pikir sangat sayang jika kita berhenti pada praduga yang itu-itu saja
seperti BLBI tempo hari. Hal semacam ini muncul karena kurang paham sebagian
besar warga kita akan peran 'uang' dalam artian yang sebenarnya yakni sebagai
alat transaksi belaka. Sebagian besar masih
Indonesia, yang ada adalah masalah Finansial (Financial Failure)
--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, prastowo prastowo sesaw...@...
wrote:
Pak Rachmad,
Saya kira analoginya lagi2 tidak tepat. Ini bukan kebijakan makro, soal
bangun tol atau jembatan. Ini sudah pengambilan
--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, prastowo prastowo sesaw...@...
wrote:
Pak Rachmad,
Saya kira analoginya lagi2 tidak tepat. Ini bukan kebijakan makro, soal
bangun tol atau jembatan. Ini sudah pengambilan keputusan yang sifatnya
teknis,buktinya apa, silahkan baca Pasal 29 Perpu No.4/2008
Sebetulnya sebuah kebijakan selalu mempunyai banyak sisi. Ada pihak yang
diuntungkan, ada pula pihak yang dirugikan. Oleh karenanya sebuah kebijakan
tidak dapat diungkit seperti halnya Pansus Century.
Tempat yang paling cocok untuk mempertanggung jawabkan sebuah kebijakan adalah
Sidang Umum
dilihat ya kasus
yang sedang berjalan bukan periode yang lalu karena sudah dipertanggung
jawabkan saat RUPS :-) Kecuali ada kasus Pidana bukan kebijakan yang telah
diambil.
Salam
RM
--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Yadi Setiadi y.seti...@...
wrote:
Bung Rachmad ysh
Kalau sudah basi, kita ganti dong dengan misalnya 'amanah'. Seperti dah banyak
terlontar, kita butuh pemimpin yang 'amanah' dan kata ini seperti kata sapu
jagad yang bisa mengganti Pancasila.
Masalahnya amanah ini sebetulnya bias. Seorang teroris juga menganggap
tidakannya amanah karena dia
Transfer pricing didefenisikan sebagai suatu harga jual khusus yang
dipakai dalam pertukaran antardivisional untuk mencatat pendapatan
divisi penjual (selling division) dan biaya divisi pembeli (buying division).
Tujuan utama dari transfer pricing adalah mengevaluasi dan mengukur
kinerja
lebih lanjut.
salam,
pras
Dari: Rachmad M rachm...@...
Kepada: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Terkirim: Sen, 5 Oktober, 2009 00:50:32
Judul: Bls: [Keuangan] Re: Redam 12 Modus Penghindaran Pajak
Transfer pricing didefenisikan sebagai suatu
Kita tidak melangkah kemana-mana dan kita puas jadi bangsa tempe sekelas TKI.
Karena ternyata sebagian besar begitu apatis terhadap konsep-konsep hidup
bernegara. Dan merasa puas dan berhasil jika mampu membawa dirinya sendiri
lepas dari jerat-jerat kemiskinan :-)
Salam
RM
--- In
Seandainya pemimpin kita tidak mengamalkan Pancasila maka :
1. Tidak Berketuhanan Yang Maha Esa
2. Tidak berkemanusiaan, tidak Adil Dan tidak Beradab
3. Tidak mempersatuan Indonesia
4. Tidak memikirkan rakyat, tidak memimpin dengan hikmat dantidak
Kebijaksanaan, tidak mau musyawarah dan tidak
Wah aneh juga kalau bensin dijadikan ukuran.
Ada beberapa mobil yang saya miliki. Yang mengsyaratkan pakai oktan tinggi ya
saya isi pertamax sementara yang tidak ya pakai premium. Kalau dibalik-balik
atau terpaksa pakai pertamax karena gak mau subsidi juga aneh atau sebaliknya
mobil yang
Message--
From: Rachmad M
Sender: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
ReplyTo: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Subject: Budaya Korupsi Re: [Keuangan] Inti Sari Diskusi...
Sent: Oct 4, 2009 10:49
Korupsi di Indonesia adalah akibat
® smartphone
-Original Message-
From: Rachmad M rachm...@...
Date: Sun, 04 Oct 2009 13:19:19
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Subject: Budaya Korupsi Re: [Keuangan] Inti Sari Diskusi...
Coba dipikir lagi deh :-)
Saya dan si Bedu satu sekolah, dari SD sampai Universitas
pemikirannya ya sama dg yg disampaikan mas
Rachmad ini.
salam
Dari: rachm...@... rachm...@...
Kepada: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Terkirim: Jum, 2 Oktober, 2009 20:14:57
Judul: Re: [Keuangan] Re: Praktek Transfer Pricing di Indonesia
Betul
Kita punya budaya Gotong Royong. Gotong Royong adalah transaksi barang atau
jasa yang tidak diukur dengan uang. Dia biasa diukur dengan berbagai macam
simbol seperti dituakan dalam masyarakat, dihargai atau mendapat upeti hasil
bumi.
Masalahnya, masyarakat ini menjadi terdiskriminasi ketika
Korupsi di Indonesia adalah akibat kegagalan pemerintah dalam mempertahankan
nilai rupiah terhadap inflasi dan devaluasi. Oleh karenanya semua pihak
kehilangan pengharapan bahwa bertambahnya pendidikan, pengalaman dan jabatan
akan dibarengi oleh bertambahnya pendapatan/kesejahteraan. Oleh
Wah, di Komunis seperti Cina, hukum juga harus ditegakkan kalau tidak ya gak
bisa tuh cina begitu maju. Hanya saja titik beratnya mungkin kepada moral.
Pelaku korupsi dihukum berat bahkan dihukum mati. Sementara jiplak menjiplak
mungkin belum jadi prioritas hukum yang ketat :-)
Salam
RM
---
Selama suatu negara masih punya mata uang sendiri-sendiri, maka nilai mata uang
itu menjadi tanggungan bersama seluruh pengguna mata uang tersebut khususnya
penduduk negeri dimana mata uang tersebut diterbitkan.
Suatu negeri bisa memenuhi kebutuhan rakyatnya akan barang-barang import hanya
--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Poltak Hotradero hotrad...@...
wrote:
At 11:06 AM 10/2/2009, you wrote:
...
Nah bagaimana dengan Indonesia dengan
pengadilannya yang sedemikian bobrok - di mana
kontrak antara konsumen dan produsen tidak
dihormati? Apakah itu
sugondo sugondo.wina...@gmail.com wrote:
From: winarto sugondo sugondo.wina...@gmail.com
Subject: Re: Bls: [Keuangan] Rakyat, Inilah Total Biaya Pelantikan Wakil Anda
di Senayan!
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Date: Wednesday, September 30, 2009, 8:55 PM
Gak Terbalik ya Pak Rachmad? Uang
Uang hanyalah penghantar terciptanya barang dan jasa. Dengan kata lain uang
tidak bisa habis, yang habis adalah barang atau jasa yang menyertai saat uang
ditransaksikan :-)
Jadi biarkanlah uang berputar ketangan-tangan yang menyumbangkan barang atau
jasa seperti tukang spanduk, tukang bunga,
Eksport terpacu menjadi tanda tanya, sebab pasar yang dibanjiri produk cendrung
akan membuat harga turun. Ini sudah hukum alamnya begitu. Jadi tetap saja bahwa
kestabilan mata uang menjadi hal yang utama.
Siapapun yang pegang US$ itu sebenarnya tidak masalah, mau BI atau pengusaha
yang
Saya maklum kalau ini membuat bingung pak Amitz, hal ini karena pak Amitz tidak
memodelkan negara sementara saya mencoba mendekatinya dengan model yang saya
yakini kebenarannya yakni pengelolaan keuangan negara sebenarnya tak ubah
dengan pengelolaan keuangan keluarga.
Ada hala-hal yang besifat
Seperti apa yang saya tuliskan terdahulu bahwa mengelola keuangan keluarga juga
banyak ragamnya. Ada keluarga yang sederhana hanya mengandalkan gaji bulanan,
ada juga keluarga yang tidak lagi bekerja untuk uang tapi bagaimana uang
bekerja untuk dirinya.
Pun demikian semua tidak bisa
Tentu saja saya tidak dalam posisi mengeluh karena barang itu sudah terbeli.
Penghasilan dolar pengeluaran rupiah, inipun sudah terjadi pada istri saya yang
bergerak di oil gas. Tentunya tulisan disini bukan dalam artian hanya fokus
pada kemampuan keluarga sendiri untuk bermanufer di tengah
--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Poltak Hotradero hotrad...@...
wrote:
At 01:10 PM 3/27/2009, you wrote:
Tentu saja saya tidak dalam posisi mengeluh karena barang itu sudah terbeli.
Kalau sudah terbeli, berarti tinggal dimanfaatkan saja sebaik-baiknya.
Kebahagiaan tidak
--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, arianro pantun daud
arianro...@... wrote:
Kalau depresiasinya rupiahnya sehat sebenarnya cukup banyak yang diuntungkan
tidak hanya spekulan, petanipun mendapat keuntungan dari hal ini. Dengan
turunnya nilai mata uang maka tentu ada komoditas kita
Kalau 450D itu anak saya pak, itu juga karena anak saya bisa masuk ITB lewat
jalur biasa yang murah. Padahal sudah disiapkan dana lewat mandiri yang
berbayar mahal karena non susidi.
Salam
RM
Sent from my BlackBerry Wireless Handheld
-Original Message-
From: fitriya...@gmail.com
Coba pak dipisahkan antara bagus untuk orang-perorang dengan bagus untuk kita
semua sebagai anak bangsa.
Untuk pengusaha eksportir memang menjadi bagus karena tadinya dari jumlah
barang yang sama cuma dapat 9 M rupiah, sekarang dengan kurs baru dapat 12 M
rupiah.
Tapi perlu diingat bahwa
Sebenarnya yang menjadi pertanyaan penting yang saya lihat belum dibicarakan
adalah, apakah impor/ekspor bebas lebih baik dibandingkan
impor/ekspor yg dibatasi?
Tentu saja eksport import bebas jauh lebih baik. Ibarat sebuah rumah tangga,
tentu akan lebih bahagia jika di pasar tersedia banyak
pola China.
Salam
'
RM
--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Rachmad M rachm...@... wrote:
Sebetulnya apa yang disampaikan P Nazar tidak berlebihan. China menerapkan
dagang untung kecil jumlah banyak akan besar juga nantinya.
China juga tidak perduli bahwa barang dimaksud bisa
Sebetulnya apa yang disampaikan P Nazar tidak berlebihan. China menerapkan
dagang untung kecil jumlah banyak akan besar juga nantinya.
China juga tidak perduli bahwa barang dimaksud bisa dijual berlipat kali di
luar China karena yang diperlukan adalah sen demi sen yang dikalikan dengan
item
Akibatnya rupiah terkuras dan devaluasi tak terhidarkan. Dan ini terjadi terus
menerus mulai 1 us $ = 1.48 rupiah saat merdeka sampai sekarang diatas 12 ribu
RM
Salam
RM
Sent from my BlackBerry Wireless Handheld
-Original Message-
From: Abakus Wilhelmus smile...@gmail.com
Date: Sat,
Harus dipilah, mana yang benar2 perlu di import mana yang tidak dan
pertimbanganya bukan sekedar harga namun juga pertimbangan jangka menengah dan
panjang.
Salam
RM
Sent from my BlackBerry Wireless Handheld
-Original Message-
From: Amitz Sekali vertha...@yahoo.com
Date: Sat, 21
...@...
wrote:
Pak Rachmad,
Mana yang perlu diimpor dan mana yang tidak perlu diimpor
pertimbangannya seperti apa? Pertimbangan jangka panjang dan menengah
itu contohnya seperti apa?
Apakah ini sebenarnya masih suatu keinginan untuk
mengurangi ketergantungan kepada negara tetangga?
Saya
Menanggapi renungan 17 agustusan saya, tiba-tiba JFK berusaha menemui
BK. maka terjadilah arahan JFK sebagai berikut :
Kemudian JFK datang ke Bung Karno. maaf bung, anda tidak bisa cuman
berpatokan dengan angka eksport-import. Anda juga harus perhatikan
Capital Account yang keluar masuk dimana
Jika saya lihat grafik diatas, maka saya akan teringat lagi pada
tulisan Bung Karno tahun 1933. Ya tahun 1933 adalah 75 tahun yang
lalu. Dan jika si Bung jumpa saya, maka ia akan bilang, Hai koe RM,
bukankah kau bisa pakai komputer, koe bisa hitung itu berapa kita
punya ekspor dan berapa kita
Saya justru lebih menyederhanakannya lagi hanya satu dan kalau ada
sejuta juga gak apa-apa :-)
Kesalahan mendasar terletak pada asumsi bahwa uang itu lekat dengan
barang. Jika mata uang itu terbuat dari emas dan segala yang dijual
belikan adalah 'hanya' emas itu maka asumsi anda jadi benar.
--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Bali da Dave
[EMAIL PROTECTED] wrote:
del...
Kembali lagi pada BIG PROBLEM Number ONE SUKU BUNGA PINJAMAN.
Anggaplah seluruh dunia ini cuma ada 2 peminjam, dan cuma satu bank.
Bank memberi pinjaman 100,000 rupiah pada masing-masing
Bisa sarapan dipasar ? Kenapa tidak, berikut adalah pasar modern Bumi
Serpong Damai. Mungkin bisa memberikan harapan bahwa kedepan pasar-
pasar seperti ini perlu di perbanyak.
Album Pasar Modern http://rachmad.kuyasipil.net/?page_id=167
Salam
RM
--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com,
, Hok An [EMAIL PROTECTED]
wrote:
Bung Rachmad,
Memang sektor gelap banyak macamnya, sebab itu kalau BPS mau
memantau
mungkin bisa tahap pertahap yang masuk dalam taksiran.
Saya juga tidak berani menggunakan angka 200%.
Tetapi perlu diingat pasar nasional yang gelap sangat besar, tidak
perlu
, teri medan, kopi, sayur mayur tentu bukan
produk
Medan. Itu adalah produk hinterlands dari Medan.
Mas Rachmad,
Tentang underground economy -- bisa juga disebut dengan nama lain,
semisal grey economy.
Buat saya sih nggak ada banyak masalah bahwa underground economy
Indonesia
kemampuan untuk hadir pada saat
dibutuhkan
oleh masyarakat.
Semua negara modern dulu juga begitu. Kalau ada kemauan tentu
ekonomi
gelap kita ini juga bisa masuk bergabung dengan yang resmi.
Salam
Hok An
Poltak Hotradero schrieb:
At 12:11 PM 6/18/200
Rachmad M schrieb
Sebulan yang lalu saya berkunjung ke Sinabang, dan nginep di losmen
Barokah. Saya banyak berbincang dengan pemilik losmen ini yang salah
satu putranya kena kangker otak dan di operasi di Malaysia. Menurut
beliau, kalau mau kerja sedikit saja didaerah itu enak benar. Makanan
nggak usah
Rasanya kurang adil kalau kita langsung beri cap underground
economy apalagi dengan embel-embel penyelundupan. Kemampuan Medan
mengekspor Lobster, teri medan, kopi, sayur mayur tentu bukan produk
Medan. Itu adalah produk hinterlands dari Medan.
Salam
RM
--- In
Rasanya Indonesia sudah salah sejak konsep. Dan kesalahan KKG tidak
membetulkan/mengajarkan konsepnya tapi melihat permasalahan yang
timbul akibat kesalahan konsep.
Salam
RM
--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, I. Imran
[EMAIL PROTECTED] wrote:
Betul sekali. KKG dalam
Seperti dalam tulisan saya Negara dan Keluarga Sebangun , maka saya
akan memodelkan pengelolaan rupiah itu bagaimana sebenarnya. Marilah
rupiah yang kita pegang ini kita anggap saja sebagai kupon yang
digunakan oleh anbak-anak dalam suatu keluarga melakukan transaksi
internal. Sementara
Banyak pro dan kontra terhadap adanya program Bantuan Langsung Tunai
atau yang kita sebut sebagai BLT. Yang kontra biasanya dilandasi oleh
pemikiran bahwa hal ini akan membuat orang semakin malas bekerja. Ada
juga yang berpandangan bahwa BLT hanya akan diberikan dalam jumlah
yang lebih besar untuk
Rachmad,
Saya agak terganggu dengan pembandingan antara negara dan keluarga
sebagai sebangun.
Keluarga memiliki komponen historis sosiologis yang bernama kepala
keluarga.
Sementara negara (yang adalah sebuah konsep abstrak) - kepala
negara
berperan sebagai manajer.
Peran sebagai
Sedikit komentar bang Poltak,
Kalau saya punya uang 100 Milyar malam ini saya pindah tangankan ke
istri saya maka negara tidak akan mengalami kerugian apapun.
Jangankan ke istri saya dari rekening saya ke rekening bang Poltak di
Bank yang berbeda selama masih dalam yurisdiksi Indonesia negara
83 matches
Mail list logo