Aishadear,
Saya mau crita yg mungkin rada2 mirip dengan perihal moderasi.
Silaken untuk merenungkannya. Maaf saya gak komentari mail Aisha dibawah ini :-)

Beberapa hari lalu saya kesempatan ngobrol2 dengan panitia bazar yg telah 
diadakan Sabtu kemarin.
Bazar untuk menggiatkan aktivitas anak2 duafa.
Lantas ada seorang perempuan yg mungkin hobi kegiatan sosial crita2.
Katanya : Ada sebuah rumah singgah [ di Bandung ada gak ya]. 
Rumah singgah  [RS] adalah semacam shelter bagi anak2/remaja yg hidup di 
jalanan.
RS biasanya milik Pemda ada juga yg milik yayasan, donasi atau juga rumah 
pribadi.
Disana ada 2 atau 3 anak yg lebih dewasa yg bertugas mengawasi, cacah jiwa, yg 
hubungan keluar,
yg masak, kordinir bersih2, masalah kesehatan dll. Anak2 yg berdiam disana 
harus ikuti aturan yg tetulis 
dan terpasang didinding.
Banyak anak2 yg gak betah yg sudah biasa hidup dijalanan, yg senang bebas nggak 
mau menyemarakkan 
RS memilih datang dan kemudian pergi lagi. 
Singgah di RS kalo sakit, habis berkelahi stelahnya mereka memang lebih senang 
menggelandang.
Suatu ketika di RS ribut sampai datang polisi. Gara2 ada 2 anak yg sering 
berkelahi. Lantas berdamai, tapi terus ribut lagi.
Begitu saja terus. Suasana yg kacau ini lantas juga jadi contoh, banyak anak2 
yg kemudian juga seenaknya sendiri.
Pengawas naik darah, kemudian ia menghukum anak2 yg pertama kali sering bikin 
keonaran.
Disuruhnya nyapu2, nyuci dikurangi jatah makan, nggak boleh keluar untuk ngamen.

Suatu hari ada inspeksi dari dinsos, lantas si anak yg kena hukuman langsung 
nyolot ngadu ke petugas dinsos berseragam.
Pengawas RS berkelit, dia beberkan daftar 'dosa' si anak yg biangkerok. Tapi si 
anak biangkerok ini berbalik
mengadukan sang pengawas yg katanya gak adil. 'Masak cuma saya yg dihukum, 
kenapa anak2 yg lain tidak?
Padahal kan mereka juga bandel, mereka juga sering melanggar aturan tapi memang 
mereka tidak berkelahi' 
 :-))
Salam
l.meilany
  

  ----- Original Message ----- 
  From: Aisha 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Thursday, August 02, 2007 5:37 PM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Moderasi atas Janoko & RSA


  Meidear,
  Saya sependapat dengan pak Dana, yang ngatur milis kan pemilik/ pendiri/ 
moderatornya. Terserah mereka mau ngatur apa saja untuk kenyamanan milis yang 
dimiliki/ dikelolanya. Saya rasa moderator sudah cukup menjelaskan kenapa 
seseorang dimoderasi. Saya yang jadi penonton ketika moderator memberi sanksi 
juga sudah menjelaskan sesuai dengan yang saya lihat sebagai anggota, mungkin 
mba Mei bisa melihat ulang bagaimana debat Ahmadiyah + postingan orang-orang 
yang dimoderasi.

  Jika tidak suka dimoderasi atau melihat temannya dimoderasi, tinggalkan saja 
milisnya, ini kan hanya masalah apakah milis itu masih berguna atau tidak untuk 
anggotanya. Jika masih berguna, lanjutkan. Jika tidak nyaman lagi, tidak 
berguna dan pengelola milis dianggap tidak benar atau ngaturnya gak jelas, 
tinggalkan saja.

  Anggota punya hak masuk (masuknya belakangan setelah milis berdiri dan punya 
tata tertibnya sendiri) dan punya hak posting tulisan atau tanggapan yang 
sebaiknya sesuai dengan tujuan milis itu didirikan. Jika tidak suka dengan 
aturan yang ada di milis itu, tinggal keluar saja. Saya juga tidak suka 
beberapa milis karena beberapa hal, misalnya milis yang tidak ada dialog atau 
berantem mulu, unsubs atau di-no mailkan saja, beres kan?

  Ini hanya masalah hak dan kewajiban, ada hak moderator, ada hak anggota. 
Tidak suka moderator menggunakan haknya, sudah protes dan masih tidak puas, 
pakai hak anggota untuk keluar dari milis itu...:)

  Jika yang dimoderasi lebih senang menjapri banyak orang, itu haknya, dan hak 
saya untuk keluar dari japrian itu jika saya tidak nyaman dengan japrian itu.

  salam
  Aisha
  ---------------
  From : L. Meilany
  Nimbrung :
  Pak Dana, yg bisa saya pahami adalah : Kriteria apa yg dipakai untuk 
memoderasi. Karena kalo sesuai aturannya kan multitapsir - kayak RUUAPP. :-) 
Kaya karet bisa mulur panjang atau pendek- suka2.

  Jika dibilang meresahkan? Meresahkan sapa? Kan banyak juga ungkapan2/mail2 yg 
meresahkan membuat orang tertekan tapi tidak bagi yg lain. Akhirnya 
cumanya/beraninya hanya menjapri dan menjapri. :-) Mohon maap bagi yg suka 
menjapri.

  Salam
  l.meilany
  ---------- 
  From: Dan 

  Milis ini kan private forum, tergantung siapa yg menginisiasinya ya dialah yg 
berhak menentukan aturannya. Milis ini bersyarat adanya keanggotaan sehingga 
bukan media masa dan oleh karenanya sipemilik milis bisa menentukan aturan 
tatatertib sesuai dg keinginannya. Hak sepenuhnya sipemilik milis.

  Kalau enggak suka yg pindah aja ke milis lain.
  --- "Aisha" <[EMAIL PROTECTED]>wrote:
  >
  > Saya pernah mengikuti satu milis, ternyata milis itu satu arah -
  ....................

  [Non-text portions of this message have been removed]



   

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke