Saya yakin dan ya bolehlah bilang saya lebih sdikit kenal dengan pribadi Pak 
Satriyo.
Ia hanya menulis pada Aishadear mungkin pada Pak Dwi.
Seperti saya bilang : Kali lain kalo ada mail semacam ini ya endapkan saja 
dulu, baca2 
kemudian silakan mau ditanggapi atau enggak.
Saya belajar dari pengalaman bermilisan 10 tahunan ;-)

Orang kalo lagi posisi tersudut [ dalam hal ini dimoderasi tanpa ia benar2 
paham kekeliruannya] 
kan harusnya ditanggapi dengan kepala dingin. 
Kalo lagi kebakaran di siram air bukan bensin, gitu loh maksud saya :-)

Ibarat promosi rokok yg gede2-an, tapi juga wajib mempromosikan bahwa rokok itu 
berbahaya.
Artinya kan juga mendua pesan disini. Bahwa masyarakatlah yg menentukan.
Seperti mailnya Pak Satriyo juga mungkin yg lain jika menjapri yg ditujukan 
pada kita sebaiknya juga 
begitu ditanggapi.

salam
l.meilany

  ----- Original Message ----- 
  From: Aisha 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Tuesday, July 31, 2007 6:15 AM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Moderasi atas Janoko & RSA


  Meidear,
  Itu juga poinnya...:)
  Saya dan mba Mei kan orang yang berbeda, wajar pula jika menyikapi sesuatu 
itu ada perbedaan. Begitu pula ketika menerima japrian seseorang. Jika menurut 
mba Mei, pak Satriyo mengirim japrian yang dinilai mba Mei "betapa 
emosionalnya"..:) itu karena ada kesan positif dari tulisan2 saya yang menurut 
mba Mei menenangkan (makasih, wah apa memang begitu ya?...:) dan apakah betul 
pak Satriyo hanya mengirim ke saya? Mungkin saja beliau mengirim email ke teman 
lainnya kan?

  Coba kita lihat sama-sama bagaimana email pak Satriyo ini ya, "Kalo mau 
komentar soal member yang lagi dimoderasi atau apalah istilahnya, ya tunggu 
sampe ybs bisa aktif lagi. Payah memang kalo sudah punya kuasa, apalagi 
ber-japri ria sesama member yang sealiran ... hehehe. Moderator dan member dah 
ga beda, saling dukung krn sealiran! Pake dalih macam2 asal bisa 'ngusir' ... 
;-] Tapi gpp ... tipe anda memang sama ko ... berani di kandang sendiri. 
Silakan teruskan ke milis kalo mau ..."

  Saya menilai email ini dikirim bukan karena saya dianggap "menenangkan" tapi 
karena beliau ingin menegur saya tentang komentar saya di milis tapi beliau 
tidak bisa kirim ke milis (karena dimoderasi). Isinya teguran karena komentar 
orang yang sedang dimoderasi, tuduhan buruk ke saya dan moderator dan member 
lain (saling menjapri + saling mendukung), menganggap hanya berani di kandang 
sendiri, itu semua tentang masalah di milis ya mba Mei, ditutup dengan ijin 
memasukkan ke milis. 

  Itu sebabnya saya masukkan ke milis sambil menjawab kenyataannya bahwa 
tanggapan terhadap orang yang dimoderasi itu bukan masalah karena yang 
dimoderasi bisa membaca semua postingan di milis dan juga bisa menanggapi 
dengan cara menjapri, saya berikan pula contohnya komunikasi saya dengan abah 
HMNA yang juga dimoderasi. Lalu saya menjelaskan bahwa saya dan moderator tidak 
saling menjapri. Kemudian saya menjelaskan bahwa saya milisan dengan 
memperhitungkan waktu yang terbatas sehingga hanya ada milis2 tertentu saja 
yang saya ikuti secara aktif, sambil heran juga kenapa harus disebut berani di 
kandang sendiri, milis WM yang terbuka keanggotaannya itu kan gratisan dan saya 
tidak mengenal secara fisik dengan anggota milis lainnya, lalu apa maksudnya 
kandang sendiri? Saya bukan pemilik atau moderator milis, jadi kandang apa yang 
dimaksud?...:)

  Jadi mba Mei, sudah jelas bukan bahwa email japri pak Satriyo ini semuanya 
berkaitan dengan milis, urusan komen thd orang yang dimoderasi + tuduhan 
japrian saya dan moderator + kandang sendiri + dalih macam-macam untuk bisa 
ngusir - ini malah terbukti kan dari tata tertib milis + penghentian debat abah 
HMNA & pak MAS (sekaligus moderasinya), email dari moderator tentang kasus 
Ahmadiyah distop. Semuanya sudah saya uraikan di tanggapan saya dalam obrolan 
mba Mei & pak Ary. 

  Dengan cara membicarakan di milis, saya harap semuanya menjadi jelas, japrian 
yang tidak layak saya masukkan di milis itu, japrian yang masalah perasaan 
jatuh cinta misalnya, tentang masalah rahasia keluarga misalnya. Japrian pak 
Satriyo itu sekali lagi urusan milis, dan saya merasa tidak perlu mengendapkan 
dulu, dalam keterbatasan waktu saya (saya tidak tahu apakah di masa mendatang 
masih sempat milisan, mungkin karena saya mengerjakan pekerjaan lain atau 
mungkin karena saya sakit, mati), lebih baik saat saya masih punya waktu saat 
ini, saya bereskan dengan menjelaskan segala sesuatunya tentang masalah milis 
itu di milis bukan di japrian.

  Begitu Meidear...:)

  salam
  Aisha
  -----------------
  From : L. Meilany

  Aishadear,
  Itulah dia poinnya.
  Saya juga sering menerima japri. Ada bahkan yg meminta ' tolong diteruskan ke 
ybs' atau 'tolong di kirim ke milis'.
  Tapi tak semua itu saya lakukan. Biasanya sih saya baca dulu kemudian saya 
endapkan. Kalo memang nadanya malahan bikin jadi ruwet atau malah bikin kacau 
suasana ya abaikan saja.

  Seperti misalnya seorang member yg tanya tentang autis yg dimaksud Mia. Ia 
sendiri menuliskan; 'tolong dikirimkan ke Ibu Mia', soalnya ia tidak bisa 
membaca e-add Mia Saya tidak lakukan karena kalo ngirim mail yg nadanya 
emosional gitu saya kok nggak tega. Lagipula ia gak menyertakan tulisan Mia yg 
ia maksud. Jadi saya kirimkan saja e-add Mia kepadanya agar ia 
mengirim/menanyakannya sendiri.

  Begitu juga mail Pak Satriyo, dari yg saya baca kan kelihatan sekali betapa 
emosionalnya Pak Satriyo. Mengapa cuma dikirim ke Aisha? Artinya kan ada kesan 
positif dari tulisan2 Aisha selama ini yg menenangkan. Mustinya [ kalo saya 
jadi Aisha ] ya diamkan saja dulu supaya tidak juga terbawa emosi, kemudian 
tanggapi dengan kepala dingin. Itu kalo mau ditanggapi, atau yang paling mudah 
abaikan saja.:-D 

  Ada kerabat dekat saya yg reaktif mudah tersinggung. Tadinya saya juga jadi 
sewot kalo ia lagi nasping. Setelah lama saya juga jadi bisa menahan diri. Diam 
saja nggak sampai 10 menit ia juga akan lupa dengan yg ia omongin, seolah tak 
terjadi apa2. Atau mungkin saya juga yg terlalu sensitif. Kalo bahasa umumnya : 
'jangan selalu dianggap; jangan selalu diambil hati'

  Saya pernah tahu tentang mengendapkan dan menghilangkan kesal. Jika dikantor 
lagi kesal sama boss; tulislah surat seolah mau dikirim ke boss. Kata2 makian, 
protes kritik. Baca nggak bagus, langsung sobek. Begitu terus; Nanti insya 
Allah kekesalan itu akan mereda kita bisa bertindak lebih profesional. Begitu 
juga kalo lagi milisan, sudah nulis kata2 yg keras jangan langsung 'send' tapi 
simpan dulu; 15 menit baca lagi; kemungkinan mail itu mengalami perubahan 
kalimat disana sini atau bahkan langsung delete alias gak jadi dikirim. [ Ini 
juga saya tujukan u Pak Satriyo :-)] Kalo ajaran Rasulullah, ketika marah 
ambillah air suci kemudian sembahyang/bertafakurKalo ortu saya bilang, cuci 
muka kemudian lakukan sesuatu untuk mengalihkan dari masalah.Ketika hati sudah 
tenang bisa dilihat lagi 'apa sih sebenernya masalah yg mengganggu pikiran?'

  Salam :-)
  l.meilany
  ---------- 
  From: Aisha 

  Meidear,
  Japrian pak Satriyo itu di ada kalimat pak Satriyo di baris paling bawah 
seperti ini "SILAKAN TERUSKAN KE MILIS KALO MAU...", apakah itu berarti "for 
your eyes only"?....hehehe, bagi saya sih arti dari kalimat pak Satriyo itu 
adalah saya bisa masukin ke milis, belajar untuk mengemukakan ketidak puasan di 
milis jika memang sumber ketidak puasan itu adanya di milis. 
  ...................

  [Non-text portions of this message have been removed]



   

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke