--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Tana Doang" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Muhammad Syafei > ente tuh yg mestinya belajar banyak ..emangnya ente nerima/nolak suatu akidah tuh gak pake mikir dulu ..lantas pake apa .. dengkul? ngaji yg lebih rajin lagi sama abah sana .. > ------------------------ > La Tando: > Ole sio sayange, kok dirancukan antara aqidah an sich, dengan sikap terhadap aqidah > ======================================================= > Muhammad Syafei > duh hasil didikannya abah HMNA :( > emangnya Allah atau setidaknya Nabi yang bilang langsung ke ente gitu > gak ada baca .. gak ada tafsir .. gak ada mikir .. ????? > ------------------------------------------------- > La Tando: > Ole sio sayange, ini OOT, pokok masalah ente bilang aqidah itu proses berpikir. Sekali lagi ente rancukan antara aqidah ansich dengan proses berpikir untuk menerima atau menolak aqidah itu. Aqidah yang Nabi sampaikan yang berasal dari wahyu itu bukan hasil proses berpikir. Setelah aqidah itu sampai kepada ente melalui bacaan, baru ente bikin proses berpikir untuk menentukan, menerima atau menolaknya. > ================================================================ Lum ngerti juga yah .. nih ku jelasin: - Proses wahyu dari Allah ke Nabi -> ni nurut ente Nabi ndlongop, mangap doang nerima wahyu, tanpa ada proses berpikir dan merenung .. oke .. ni satu soal, bisa dibahas di lain thread .. - Proses dari Nabi ke ente .. emang langsung gitu, gak kan? Ada tafsir-tafsir yang dilakukan oleh orang2 terdahulu kan, kemudian dirumuskan menjadi satu rumusan yang kemudian disebut akidah. Jadi, proses perumusan akidah2 itu pa bukan olah pikir? Ini fase olah pikir dalam menerima dari Nabi (ini di luar bahasan soal valid gak-nya tentang apa yang disebut dari Nabi -> olah pikir lagi). - Tafsir menjadi bermacam-macam dan sambung menyambung sampai akhirnya sampai kpd ente. Trus ente memilah dan memilih, mana yang nurut ente bener atau keliru, mana yg cocok dan yang kagak. Olah pikir lagi tho? Ini fase olah pikir thd. hasil olah pikir orang lain, dahulu maupun sekarang.
Faham? > Muhammad Syafei: > yang bilang dan nentuin ini qath'i ini gak qath'i tuh siapa? emangnya dia gak pake mikir juga? > --------------------------------------- > La Tando: > Muhammad itu khatamun nabiyyin itu qath'i diterima dengan iman, tidak pake proses berpikir. Sio, Ahmadiyah digugat karena mengakal-akali khatamun nabiyyin. Itulah bahayanya mengakala-akali ayat qath'i lalu menjadi sesat. Ahmadiyah digugat bukan karena kesesatan mereka, tetapi karena mengaku Islam. > > Aqidah tawhid, Allah ahad, lam yalid wa lam yuwlad, itu termasuk ayat qath'i, itulah juga yang diajarkan oleh semua Nabi-Nabi, tawhid. Tetapi karena peserta konsili Nicaea mengakal-akali ayat qaht'i dari Nabi Isa AS, jadilah mereka sesat mengangkat manusia jadi tuhan dalam doktrin Trinitas. Itu Trinitarian Christian yang mengangkat manusia menjadi tuhan tentu aka digugat juga ummat Islam, jika mereka namakan agama mereka dengan agama Islam. Begitu nyong ! > ============================================ Sederhana saja .. ketika ente bilang "... qath'i diterima dengan iman, tidak pake proses berpikir .. " tu sudah melalui proses berpikir pa kagak? ketika ente bilang "Agama tawhid, Allah ahad, ... dst ..." tu juga pake mikir kagak? mau bilang rancu lagi??? liat fase2 di atas .. > Muhammad Syafei > kekekkekekekek > ni yang rancu pikiran ente .. > kalo mau ngomong tuh dipikir dulu .. > emangnya kenal Tuhan macem kita kenal sama si A, si B gitu? > what a joke .. > ------------------------------------------ > La Tando: > Beta kaget, membaca kekekkekekekek. Sio, ose so cakalele, kok menjadi kodok. Ente jangan pakai otak kodok kalau bersoal jawab ! Manusia tidak bisa kenal Tuhan dengan mekanisme benaknya. Itu otak manusia hanya kenal yang tangible, otak manusia tidak bisa menjangkau Yang Ghaib. Sio, filosof tidak akan dapat mengenal Tuhan betapapun fintarnya. Allah memperkenalkan diriNya melalui wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Otak manusia tidak bisa memikirkan itu sifat-sifat Allah yang dinyatakan dalam 99 Nama-Nama yang Terbaik (al-Asmaau al-Husna) > ================================================================ ente kayak kodok dalam tempurung .. "kekekekekek" tuh dah biasa dipakai di internet .. gitu aja kagak tahu Otak ente gak bisa menjangkau ya terserah saja .. Tapi bukan berarti ente berhak memvonis orang lain juga kagak mampu, setidaknya mampu menjangkau lebih jauh dari otak ente .. sedang seandainya isi lautan dijadikan tinta tidak cukup untuk menulis kalimat Allah, lha kenapa justru ente main mbatas-mbatasi? .. emangnya orang lain kagak bakalan mampu menemukan "jalannya" sendiri, selain yang ente batas-batasi itu? > Muhammad Syafei > ente tuh yg mestinya belajar banyak .. > emangnya ente nerima/nolak suatu akidah tuh gak pake mikir dulu .. > lantas pake apa .. dengkul? > ngaji yg lebih rajin lagi sama abah sana .. > --------------------------------------------- > La Tando: > Ole sio sayange, beta ulangi apa yang beta teh tulis di atas, ini beta copy paste: "Ole sio sayange, kok dirancukan antara aqidah an sich, dengan sikap terhadap aqidah. - - - - - Setelah aqidah itu sampai kepada ente melalui bacaan, baru ente bikin proses berpikir untuk menentukan, menerima atau menolaknya" > =========================================================== liat juga tuh jawaban2 di atas > Muhammad Syafei > emangnya nash gak pake tafsir, gak pake dipikir? > ------------------------------- > La Tando: > Sio, sudah beta jelaskan Nash itu ada dua jenis, yang qath'i dan yang tidak qath'i. Terhadap nash yang qath'i tidak perlu tafsir, tidak perlu diakal-akali, khatamun nabiyyin tidak perlu tafsir itu sudah qath'i. Yang tidak qath'i perlu ditafsirkan > ========================================================= loh .. lha ketika bilang "nash yang qathi'i tidak perlu tafsir .. dst .." itu juga gak pake mikir? selebihnya, liat lagi jawaban di atas > Muhammad Syafei > ini ente lagi ngomong apa??? > ane gak lagi mbahas soal trinitas .. ngelantur . > ------------------------------------------ > La Tando: > Ole sio sayange, itu akibatnya ente pake otak kodok Tidak bisa menangkap kaitan masalah mengakal-akali aqidah..Itu Trinitas beta kemukakan bagaimana fatal akibatnya Allah diakal-akali, lalu membawa penyelewengan aqidah yang dibawakan oleh para Nabi, yaitu aqidah tawhid. Sio, penyelewangan apa? Mengangkat manusia menjadi Tuhan. Begitu nyong !. > > ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ Ni Kodok dalam tempurung ngatain orang otak kodok. Fokus pada bahasan, ngerti? Fokuskan saja dulu bahasan pada akidah dalam lingkup Islam tanpa perlu bawa-bawa masalah di agama lain. Salam