belum satu minggu yang lalu saya bertemu dengan abdul malik yang kepdanya saya cc-kan e-mail kiritikan radar banten. saya tanya apakah e-mail saya sudah dia baca. di jawab, sudah. itu bagus kritikan kepada radar banten, katanya. namun demikian dia juga mengingatkan saya bahwa kritikan saya menyebarkan kebencian. saya, katanya masih terlalu muda. saya harus menerima konsekwensinya. dia tidak menyebutkan konsekwensi apa.
saya sampaikan, saya sudah mempertimbangakan semuanya. saat radar banten menghapus data di tulisan saya, saya melihat radar banten sedang kehilangan kendali. sedang bingung. radar banten sebetulnya konfliknya dengan fajar banten. dulu abdul malik menjadi pembicra. namun dalam berita fajar banten, nama abdul malik tidak disebutkan. dalam hal ini, kelakuan fajar banten sama bodohnya (dengan apa yang dilakukan radar banten ke saya). di mana letak kebingungan radar banten? yaitu di dalam mengindentifikasi musuh. saya dan ilmu pengetahuan adalah pihak yang berada di luar lingkaran radar dan fajar. kasus ini mirip dengan kelakukan USA. mellaui Yahoo, USA menghilangkan nama Iran di formulir pembuatan e-mail yahoo. nama iran, fajar, dan abdul malik, bukan cuma urusan mereka yang bertikai. nama-nama itu milik banyak pihak di luar mereka. ilmu pengetahuan cakupannya lebih besar ketimbang sekedar fajar, radar, abdul malik, dan radar banten. ketika mereka menarik ilmu pengetahuan ke wilayah yang sangat sempit (kompetisi bisnis), mereka sudah berlaku angkuh, merasa berkuasa. dalam sejarah apapun, ketika kekuasaan terlibat, ceritanya hampir selalu buruk: sejarah agama dan ilmu pengetahuan di Itali lewat lembaga gereja bernama inkuisisi, sejarah awal islam, dll. dalam sejarah inkusisi di itali, ilmu pengetahuan disensor gereja. yang tidak sejalan dengan iman gereja, penulisnya diwajibkan bertobat. bila tidak, mereka harus dibunuh. banyak para ilmuwan yang mati pada periode ini, yang kemudian disebut sebagai periode kegelapan (dark age), yaitu berkisar antara tahun 500-1000M. dalam kasus radar banten. radar banten sudah menempatkan diri pada wilayah kekuasaan. semua tulisan yang tidak sesuai dengan "iman"nya, diharuskan bertobat. cara pertobatannya yaitu dengan membuang dosa-dosa ilmu pengetahuan, di antaranya berupa kata "fajar banten". oh, kasihan kebetul. di zaman ilmu pengetahuan masih ada pihak yang memilih hidup di zaman kegelapan. abdul malik bilang saya terlalu muda (untuk mengkritik radar banten). hidup saya masih panjang, katanya. saya justeru merasa hidup saya sudah teramat tua, sudah 26 tahun. banyak hal yang terlambat dalam hidup saya. De Houtman pemimpin pelayaran pertama dari belanda abad 16, masih berumur 20 tahun. as-syuyuti menulis buku kritik terhadap logika yunani umur 18 tahun! ini bukan buku fiksi yang bisa dihasilkan dari mengkhayal. sahabat nabi memimpin perang pada umur belasan tahun. tokoh2 indonesia awal jadi pemimpin pada umur yang teramat muda. jadi, bila saya memilih untuk tidak menyertakan data yang tidak diminati oleh radar banten di tulisn saya dan tidak melakukan kritik terhadap radar banten, hanya karena sebuah konsekwensi (mungkin didaftarhitamkan), hanya karena takut tidak mendapatkan uang 70 ribu rupiah, lalu di mana letak kemanusiaan saya? karena itu, apa yang dilakukan radar banten dengan menarik sesuatu yang besar (ilmu pengetahuan) ke dalam kotak sempit (kompetisi bisnis), merupakan tindakan kekuasaan yang tidak adakan pernah sukses. tak ada cerita seekor gajah bisa diloloskan ke lubang jarum. salam ibnu aa 2008/11/12 halim hd <[EMAIL PROTECTED]> > gejala kian rusaknya bukan hanya secara teknis jurnalisme, tapi lebih > dari itu, jurnalisme sekarang kian buruk lantaran hanya mengejar pasar. > makanya, salah satu untuk menghentikan pasar adalah boikot. sebab, maaf yang > mereka sampaikan, jika mereka lakukan, juga sekedar lip service. bahkan ada > kecendeerungan media tidak menyampaikannya karena merasa berkuasa. > hhd. > > --- On *Tue, 11/11/08, Erwina Yunarti <[EMAIL PROTECTED]>* wrote: > > From: Erwina Yunarti <[EMAIL PROTECTED]> > Subject: Bls: [WongBanten] Kritik Untuk Radar Banten > To: WongBanten@yahoogroups.com > Date: Tuesday, November 11, 2008, 4:46 PM > > kang....minta merka tulis dikolom yang besar > atas permintaan maaf..... jangan di boikot dong > Salam kenal dari saya Ir Erwina Yunarti > > ------------------------------ > *Dari:* halim hd <[EMAIL PROTECTED] com> > *Kepada:* [EMAIL PROTECTED] ups.com > > *Terkirim:* Selasa, 11 November, 2008 02:20:13 > *Topik:* Re: [WongBanten] Kritik Untuk Radar Banten > > repot juga kalou begitu. tapi saya harap, gerakan boikot itu lama lama > bis ajalan, seiring dengan kecerdasan warga. > > > --- On *Mon, 11/10/08, Setiadji Achmad <setiadji.achmad@ yahoo.com>*wrote: > > From: Setiadji Achmad <setiadji.achmad@ yahoo.com> > Subject: Re: [WongBanten] Kritik Untuk Radar Banten > To: [EMAIL PROTECTED] ups.com > Date: Monday, November 10, 2008, 11:00 AM > > kalo yg ngeboikotnya yg merasa dirugikan,kayaknya gak ngaruh,damai > saja,dan koran menulis permohonan maaf atas kesengajaan menghilangkan unsur > penting dalam artikel yg disajikan... . > > ------------------------------ > *From:* halim hd <[EMAIL PROTECTED] com> > *To:* [EMAIL PROTECTED] ups.com > *Sent:* Tuesday, November 11, 2008 1:47:23 AM > *Subject:* Re: [WongBanten] Kritik Untuk Radar Banten > > bisa nggak itu dituntut secara hukum? > atou minimal, boikot, jangan langganan. > > --- On *Sun, 11/9/08, Ibnu Aviciena <ibnu.aviciena@ gmail.com>* wrote: > > From: Ibnu Aviciena <ibnu.aviciena@ gmail.com> > Subject: [WongBanten] Kritik Untuk Radar Banten > To: "Radar Banten" <kang_haban2001@ yahoo.com> > Cc: "barayapost cilegon" <[EMAIL PROTECTED] com>, [EMAIL PROTECTED] > ups.com, "abdulmalik" <kangdoel2002@ yahoo.com> > Date: Sunday, November 9, 2008, 4:14 PM > > Assalamu'alaikum, > > E-mail ini adalah kritik saya terhadap Radar Banten yang saya cc-kan ke > Banten Raya Post, Abdul Malik Radar Banten, dan Milis Wongbanten. > > Hari minggu kemarin, 11 November, tulisan saya yang berjudul *Menelusuri > Kesusasteraan Banten* dimuat Radar Banten. Sebagaimana tampak dari judul > tulisan itu, tulisan saya ini membicarakan tentang kesusasteraan Banten, > termasuk di dalamnya novel2 indo-cina yang terbit di rangkasbitung dan di > koran-koran banten dari masa kolonial hingga sekarang. Ada satu hal yang > saya sangat sesalkan atas tindakan yang dilakukan (editor) Radar Banten yang > telah menghapus nama "Fajar Banten" di dalam tulisan saya. Dan itu, bagi > saya adalah tindakan bodoh dan membodohi publik. > > Bahwa Fajar Banten adalah saingan bisnis Radar Banten, itu silahkan. Itu > urusan bisnis Radar Banten. Tetapi Radar Banten (juga media massa lainnya) > tidak boleh membawa masalah bisnis itu ke ruang ilmu pengetahuan. Dalam > konteks pemuatan tulisan saya, Radar Banten tidak boleh membuang nama "Fajar > Banten" sebagai kenyataan/fakta sejarah. Nama itu tidak boleh dibuang hanya > karena Fajar Banten saingan bisnis atau merasa tidak suka keada pengelola > Fajar Banten. Islam mengajarkan, janganlah berlaku tidak adil karena kita > benci kepada orang lain. Sebagai contoh, sekalipun saya tidak suka kepada > atut, saya harus tetap menyebut nama atut saat saya menulis sejarah gubernur > banten. > > Selama ini saya memaklumi tulisan berita di radar banten acak-acakan. > Berita-berita yang muncul di sana mencerminkan bahwa pengelola koran > tersebut tidak paham tatabahasa indonesia atau tidak mau menggunakan > pengetahuannya tentang tatabahasa indonesia. Sekali lagi, itu saya maklumi. > Tetapi ketika editor koran sudah membuang data sejarah, saya atas nama ilmu > pengetahuan menyatakan protes. > > > -- > Salam hangat, > Ibnu Adam Aviciena > > > > > > ------------------------------ > Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru > <http://sg.rd.yahoo.com/id/mail/domainchoice/mail/signature/*http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/> > Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan > @rocketmail. br> Cepat sebelum diambil orang lain! > > > > -- Salam hangat, Ibnu Adam Aviciena