saya sepakat dengan Boni, Nu. Referensi kamu kan banyak. coba nulis di 
koran nasional dong kalau emang koran lokal tak berkelas. Radar banten 
terlalu sempit. dengan kemampuanmu harusnya bisa membincangkan banyak 
hal. cuma saya kira ente lebih banyak bicara tentang keilmuanmu supaya 
kadar akademikmu terpakai ketika di Belanda. menyoal sastra, saya kira 
tulisanmu cukup menarik, tapi itu baru persoalan referensi belum pada 
esensi. jangan pake teori pramuka, semua bisa tapi surface structure 
doang. 
Boni sebagai sejarawan, tampaknya orang tak akan menyangsikan. gola 
gong sebagai sastrawan, itu juga bisa dibuktikan. begitupun dengan wan 
anwar yang kritikus sastra misalnya. mungkin maksud Abdul malik dengan 
"usia mudamu" itu mengajakmu supaya menjaga relasi, karena dia tahu 
anak muda kayak kita senang berpolemik. toh kamu juga pernah "berguru" 
sekecil apapun limu yang dirimu dapat dari Abdul Malik.
waktu Prof Nina Lubis datang ke banten minggu lalu, aku sengaja sms 
kamu supaya kamu hajar dia. kamu kan di sebuah seminar pernah 
mengatakan bahwa tulisan nina kagak beres. tapi sayang malah mahdi 
yang curi adegan dan kamu hanya diam.
Mengenai persoalan dengan Radar banten, ayo kita selesaikan. kita 
datang ke radar dan kita diskusi sampai mampus di sana. aku kawanmu, 
abdul malik juga. Kita sama-sama berproses di Rumah Dunia. jangan 
seperti inilah...kita kan di serang. dekat sekali. kenapa tidak kita 
coba mulai hal yang bisa kita lakukan. kalau hanya menulis di sini, 
banyak orang yang tak terlampau mahfum dengan persoalan, lantas 
berteriak kesana kemari. mengenai Radar, aku juga punya banyak unek2. 
nah sebaiknya memang harus tetap dimulai dari silaturahmi. atau kalau 
mau hajar2an di ruang publik, jumat ini ada diskusi pers dan sastra di 
rumah dunia jam 15.30. dirimu bisa katakan tentang persoalan ini. 
semoga abdul malik bisa jadi pembicara.

jangan persepsikan aneh tulisanku ya, kawan. hanya urun saran saja. 
Tx.  


Firman Venayaksa

--- In WongBanten@yahoogroups.com, Boni Triyana <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> Bung Ibnu yang muda,
> 
> Jawaban dari kekisruhan ini: SABAR. 
> 
> Ada sekian banyak koran di Indonesia, bukan cuma Radar Banten. Tokh 
Anda bisa menulis di Kompas, Koran Tempo, Suara Pembaruan atau koran 
manapun yang sekiranya pas untuk Anda dan tulisan Anda.
> 
> Jadi, bersabarlah dalam menghadapi suatu perkara.Masih muda emang 
darah mendidih terus, hantam sini, hantam sana... tapi bersabarlah. 
Tulisan Anda tidak kurang bagusnya kalau bisa dimuat di harian kaliber 
nasional.
> 
> Tabik,
> 
> Bonnie Triyana
> 
> --- On Sun, 16/11/08, Ibnu Aviciena <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> From: Ibnu Aviciena <[EMAIL PROTECTED]>
> Subject: Re: Bls: [WongBanten] Kritik Untuk Radar Banten
> To: WongBanten@yahoogroups.com
> Date: Sunday, 16 November, 2008, 9:50 AM
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
>     
>             belum satu minggu yang lalu saya bertemu dengan abdul 
malik yang kepdanya saya cc-kan e-mail kiritikan radar banten. saya 
tanya apakah e-mail saya sudah dia baca. di jawab, sudah. itu bagus 
kritikan kepada radar banten, katanya. namun demikian dia juga 
mengingatkan saya bahwa kritikan saya menyebarkan kebencian. saya, 
katanya masih terlalu muda. saya harus menerima konsekwensinya. dia 
tidak menyebutkan konsekwensi apa.
> 
> 
> saya sampaikan, saya sudah mempertimbangakan semuanya.
> 
> saat radar banten menghapus data di tulisan saya, saya melihat radar 
banten sedang kehilangan kendali. sedang bingung. radar banten 
sebetulnya konfliknya dengan fajar banten. dulu abdul malik menjadi 
pembicra. namun dalam berita fajar banten, nama abdul malik tidak 
disebutkan. dalam hal ini, kelakuan fajar banten sama bodohnya (dengan 
apa yang dilakukan radar banten ke saya). 
> 
> 
> di mana letak kebingungan radar banten? yaitu di dalam 
mengindentifikasi musuh. saya dan ilmu pengetahuan adalah pihak yang 
berada di luar lingkaran radar dan fajar. kasus ini mirip dengan 
kelakukan USA. mellaui Yahoo, USA menghilangkan nama Iran di formulir 
pembuatan e-mail yahoo. nama iran, fajar, dan abdul malik, bukan cuma 
urusan mereka yang bertikai. nama-nama itu milik banyak pihak di luar 
mereka. ilmu pengetahuan cakupannya lebih besar ketimbang sekedar 
fajar, radar, abdul malik, dan radar banten.
> 
> 
> ketika mereka menarik ilmu pengetahuan ke wilayah yang sangat sempit 
(kompetisi bisnis), mereka sudah berlaku angkuh, merasa berkuasa. 
dalam sejarah apapun, ketika kekuasaan terlibat, ceritanya hampir 
selalu buruk: sejarah agama dan ilmu pengetahuan di Itali lewat 
lembaga gereja bernama inkuisisi, sejarah awal islam, dll.
> 
> 
> dalam sejarah inkusisi di itali, ilmu pengetahuan disensor gereja. 
yang tidak sejalan dengan iman gereja, penulisnya diwajibkan bertobat. 
bila tidak, mereka harus dibunuh. banyak para ilmuwan yang mati pada 
periode ini, yang kemudian disebut sebagai periode kegelapan (dark 
age), yaitu berkisar antara tahun 500-1000M.
> 
> 
> dalam kasus radar banten. radar banten sudah menempatkan diri pada 
wilayah kekuasaan. semua tulisan yang tidak sesuai dengan "iman"nya, 
diharuskan bertobat. cara pertobatannya yaitu dengan membuang dosa-
dosa ilmu pengetahuan, di antaranya berupa kata "fajar banten". oh, 
kasihan kebetul. di zaman ilmu pengetahuan masih ada pihak yang 
memilih hidup di zaman kegelapan.
> 
> 
> abdul malik bilang saya terlalu muda (untuk mengkritik radar 
banten). hidup saya masih panjang, katanya. saya justeru merasa hidup 
saya sudah teramat tua, sudah 26 tahun. banyak hal yang terlambat 
dalam hidup saya. De Houtman pemimpin pelayaran pertama dari belanda 
abad 16, masih berumur 20 tahun. as-syuyuti menulis buku kritik 
terhadap logika yunani umur 18 tahun! ini bukan buku fiksi yang bisa 
dihasilkan dari mengkhayal. sahabat nabi memimpin perang pada umur 
belasan tahun. tokoh2 indonesia awal jadi pemimpin pada umur yang 
teramat muda.
> 
> 
> jadi, bila saya memilih untuk tidak menyertakan data yang tidak 
diminati oleh radar banten di tulisn saya dan tidak melakukan kritik 
terhadap radar banten, hanya karena sebuah konsekwensi (mungkin 
didaftarhitamkan) , hanya karena takut tidak mendapatkan uang 70 ribu 
rupiah, lalu di mana letak kemanusiaan saya? karena itu, apa yang 
dilakukan radar banten dengan menarik sesuatu yang besar (ilmu 
pengetahuan) ke dalam kotak sempit (kompetisi bisnis), merupakan 
tindakan kekuasaan yang tidak adakan pernah sukses. tak ada cerita 
seekor gajah bisa diloloskan ke lubang jarum. 
> 
> 
> salam
> ibnu aa
> 
> 
> 
> 
> 
> 2008/11/12 halim hd <[EMAIL PROTECTED] com>
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
>     
>             
> gejala kian rusaknya bukan hanya secara teknis jurnalisme, tapi 
lebih dari itu, jurnalisme sekarang kian buruk lantaran hanya mengejar 
pasar. makanya, salah satu untuk menghentikan pasar adalah boikot. 
sebab, maaf yang mereka sampaikan, jika mereka lakukan, juga sekedar 
lip service. bahkan ada kecendeerungan media tidak menyampaikannya 
karena merasa berkuasa.
> 
> hhd.
> 
> --- On Tue, 11/11/08, Erwina Yunarti <erwina_yunarti@ yahoo.co. id> 
wrote:
> 
> From: Erwina Yunarti <erwina_yunarti@ yahoo.co. id>
> Subject: Bls: [WongBanten] Kritik Untuk Radar Banten
> To: [EMAIL PROTECTED] ups.com
> 
> Date: Tuesday, November 11, 2008, 4:46 PM
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
>     
>             kang....minta merka tulis dikolom yang besar
> atas permintaan maaf..... jangan di boikot dong
> Salam kenal dari saya Ir Erwina Yunarti
> 
> 
> 
> Dari: halim hd <[EMAIL PROTECTED] com>
> Kepada: [EMAIL PROTECTED] ups.com
> 
> Terkirim: Selasa, 11 November, 2008 02:20:13
> Topik: Re: [WongBanten] Kritik Untuk Radar
>  Banten
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
>     
>             
> repot juga kalou begitu. tapi saya harap, gerakan boikot itu lama 
lama bis ajalan, seiring dengan kecerdasan warga.
> 
> 
> --- On Mon, 11/10/08, Setiadji Achmad <setiadji.achmad@ yahoo.com> 
wrote:
> 
> From: Setiadji Achmad <setiadji.achmad@ yahoo.com>
> Subject: Re: [WongBanten] Kritik Untuk Radar Banten
> 
> To: [EMAIL PROTECTED] ups.com
> Date: Monday, November 10, 2008, 11:00 AM
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
>     
>             kalo yg ngeboikotnya yg merasa dirugikan,kayaknya gak 
ngaruh,damai saja,dan koran menulis permohonan maaf atas kesengajaan 
menghilangkan unsur penting dalam artikel yg disajikan... .
> 
> 
> 
> From: halim hd <[EMAIL PROTECTED] com>
> To: [EMAIL PROTECTED] ups.com
> 
> Sent: Tuesday, November 11, 2008 1:47:23 AM
> Subject: Re: [WongBanten]
>  Kritik Untuk Radar Banten
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
>     
>             
> bisa nggak itu dituntut secara hukum?
> atou minimal, boikot, jangan langganan.
> 
> --- On Sun, 11/9/08, Ibnu Aviciena <ibnu.aviciena@ gmail.com> wrote:
> 
> From: Ibnu Aviciena <ibnu.aviciena@ gmail.com>
> Subject: [WongBanten] Kritik Untuk Radar Banten
> To: "Radar Banten" <kang_haban2001@ yahoo.com>
> 
> Cc: "barayapost cilegon" <[EMAIL PROTECTED] com>, 
[EMAIL PROTECTED] ups.com, "abdulmalik" <kangdoel2002@
>  yahoo.com>
> Date: Sunday, November 9, 2008, 4:14 PM
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
>     
>             Assalamu'alaikum,
> 
> E-mail ini adalah kritik saya terhadap Radar Banten yang saya cc-kan 
ke Banten Raya Post, Abdul Malik Radar Banten, dan Milis Wongbanten.
> 
> Hari minggu kemarin, 11 November, tulisan saya yang berjudul 
Menelusuri Kesusasteraan Banten dimuat Radar Banten. Sebagaimana 
tampak dari judul tulisan itu, tulisan saya ini membicarakan tentang 
kesusasteraan Banten, termasuk di dalamnya novel2 indo-cina yang 
terbit di rangkasbitung dan di koran-koran banten dari masa kolonial 
hingga sekarang. Ada satu hal yang saya sangat sesalkan atas tindakan 
yang dilakukan (editor) Radar Banten yang telah menghapus nama "Fajar 
Banten" di dalam tulisan saya. Dan itu, bagi saya adalah tindakan 
bodoh dan membodohi publik.
> 
> 
> 
> Bahwa Fajar Banten adalah saingan bisnis Radar Banten, itu silahkan. 
Itu urusan bisnis Radar Banten. Tetapi Radar Banten (juga media massa 
lainnya) tidak boleh membawa masalah bisnis itu ke ruang ilmu 
pengetahuan. Dalam konteks pemuatan tulisan saya, Radar Banten tidak 
boleh membuang nama "Fajar Banten" sebagai kenyataan/fakta sejarah. 
Nama itu tidak boleh dibuang hanya karena Fajar Banten saingan bisnis 
atau merasa tidak suka keada pengelola Fajar Banten. Islam 
mengajarkan, janganlah berlaku tidak adil karena kita benci kepada 
orang lain. Sebagai contoh, sekalipun saya tidak suka kepada atut, 
saya harus tetap menyebut nama atut saat saya menulis sejarah gubernur 
banten.
> 
> 
> 
> Selama ini saya memaklumi tulisan berita di radar banten acak-
acakan. Berita-berita yang muncul di sana mencerminkan bahwa pengelola 
koran tersebut tidak paham tatabahasa indonesia atau tidak mau 
menggunakan pengetahuannya tentang tatabahasa indonesia. Sekali lagi, 
itu saya maklumi. Tetapi ketika editor koran sudah membuang data 
sejarah, saya atas nama ilmu pengetahuan menyatakan protes.
> 
> 
>  
> 
> -- 
> Salam hangat,
> Ibnu Adam Aviciena
> 
> 
> 
>       
> 
> 
>        
>       
>       
> 
> 
>       
>       
> 
> 
>       
>       
> 
> 
> 
> 
>       
>       
> 
> 
>        
>       
>       
> 
> 
>       
>       
> 
> 
>       
>       
> 
>         Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru  
> 
>  Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan 
@rocketmail. br>
> Cepat sebelum diambil orang lain!
>       
> 
> 
>        
>       
>       
> 
> 
>       
>       
> 
>     
>     
>       
>       
>       
>       
> 
> 
>       
> 
> 
>       
>       
>       
>       
>       
> 
> 
> 
> 
> -- 
> Salam hangat,
> Ibnu Adam Aviciena
> 
> 
> 
>       
> 
>     
>     
>       
>        
>       
>       
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
>       
> 
> 
>       
>       
> 
> 
>       New Email names for you! 
> Get the Email name you&#39;ve always wanted on the new @ymail and 
@rocketmail. 
> Hurry before someone else does!
> http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/
>



Kirim email ke