Bung Ibnu yang muda,

Jawaban dari kekisruhan ini: SABAR. 

Ada sekian banyak koran di Indonesia, bukan cuma Radar Banten. Tokh Anda bisa 
menulis di Kompas, Koran Tempo, Suara Pembaruan atau koran manapun yang 
sekiranya pas untuk Anda dan tulisan Anda.

Jadi, bersabarlah dalam menghadapi suatu perkara.Masih muda emang darah 
mendidih terus, hantam sini, hantam sana... tapi bersabarlah. Tulisan Anda 
tidak kurang bagusnya kalau bisa dimuat di harian kaliber nasional.

Tabik,

Bonnie Triyana

--- On Sun, 16/11/08, Ibnu Aviciena <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
From: Ibnu Aviciena <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: Bls: [WongBanten] Kritik Untuk Radar Banten
To: WongBanten@yahoogroups.com
Date: Sunday, 16 November, 2008, 9:50 AM










    
            belum satu minggu yang lalu saya bertemu dengan abdul malik yang 
kepdanya saya cc-kan e-mail kiritikan radar banten. saya tanya apakah e-mail 
saya sudah dia baca. di jawab, sudah. itu bagus kritikan kepada radar banten, 
katanya. namun demikian dia juga mengingatkan saya bahwa kritikan saya 
menyebarkan kebencian. saya, katanya masih terlalu muda. saya harus menerima 
konsekwensinya. dia tidak menyebutkan konsekwensi apa.


saya sampaikan, saya sudah mempertimbangakan semuanya.

saat radar banten menghapus data di tulisan saya, saya melihat radar banten 
sedang kehilangan kendali. sedang bingung. radar banten sebetulnya konfliknya 
dengan fajar banten. dulu abdul malik menjadi pembicra. namun dalam berita 
fajar banten, nama abdul malik tidak disebutkan. dalam hal ini, kelakuan fajar 
banten sama bodohnya (dengan apa yang dilakukan radar banten ke saya). 


di mana letak kebingungan radar banten? yaitu di dalam mengindentifikasi musuh. 
saya dan ilmu pengetahuan adalah pihak yang berada di luar lingkaran radar dan 
fajar. kasus ini mirip dengan kelakukan USA. mellaui Yahoo, USA menghilangkan 
nama Iran di formulir pembuatan e-mail yahoo. nama iran, fajar, dan abdul 
malik, bukan cuma urusan mereka yang bertikai. nama-nama itu milik banyak pihak 
di luar mereka. ilmu pengetahuan cakupannya lebih besar ketimbang sekedar 
fajar, radar, abdul malik, dan radar banten.


ketika mereka menarik ilmu pengetahuan ke wilayah yang sangat sempit (kompetisi 
bisnis), mereka sudah berlaku angkuh, merasa berkuasa. dalam sejarah apapun, 
ketika kekuasaan terlibat, ceritanya hampir selalu buruk: sejarah agama dan 
ilmu pengetahuan di Itali lewat lembaga gereja bernama inkuisisi, sejarah awal 
islam, dll.


dalam sejarah inkusisi di itali, ilmu pengetahuan disensor gereja. yang tidak 
sejalan dengan iman gereja, penulisnya diwajibkan bertobat. bila tidak, mereka 
harus dibunuh. banyak para ilmuwan yang mati pada periode ini, yang kemudian 
disebut sebagai periode kegelapan (dark age), yaitu berkisar antara tahun 
500-1000M.


dalam kasus radar banten. radar banten sudah menempatkan diri pada wilayah 
kekuasaan. semua tulisan yang tidak sesuai dengan "iman"nya, diharuskan 
bertobat. cara pertobatannya yaitu dengan membuang dosa-dosa ilmu pengetahuan, 
di antaranya berupa kata "fajar banten". oh, kasihan kebetul. di zaman ilmu 
pengetahuan masih ada pihak yang memilih hidup di zaman kegelapan.


abdul malik bilang saya terlalu muda (untuk mengkritik radar banten). hidup 
saya masih panjang, katanya. saya justeru merasa hidup saya sudah teramat tua, 
sudah 26 tahun. banyak hal yang terlambat dalam hidup saya. De Houtman pemimpin 
pelayaran pertama dari belanda abad 16, masih berumur 20 tahun. as-syuyuti 
menulis buku kritik terhadap logika yunani umur 18 tahun! ini bukan buku fiksi 
yang bisa dihasilkan dari mengkhayal. sahabat nabi memimpin perang pada umur 
belasan tahun. tokoh2 indonesia awal jadi pemimpin pada umur yang teramat muda.


jadi, bila saya memilih untuk tidak menyertakan data yang tidak diminati oleh 
radar banten di tulisn saya dan tidak melakukan kritik terhadap radar banten, 
hanya karena sebuah konsekwensi (mungkin didaftarhitamkan) , hanya karena takut 
tidak mendapatkan uang 70 ribu rupiah, lalu di mana letak kemanusiaan saya? 
karena itu, apa yang dilakukan radar banten dengan menarik sesuatu yang besar 
(ilmu pengetahuan) ke dalam kotak sempit (kompetisi bisnis), merupakan tindakan 
kekuasaan yang tidak adakan pernah sukses. tak ada cerita seekor gajah bisa 
diloloskan ke lubang jarum. 


salam
ibnu aa





2008/11/12 halim hd <[EMAIL PROTECTED] com>

















    
            
gejala kian rusaknya bukan hanya secara teknis jurnalisme, tapi lebih dari itu, 
jurnalisme sekarang kian buruk lantaran hanya mengejar pasar. makanya, salah 
satu untuk menghentikan pasar adalah boikot. sebab, maaf yang mereka sampaikan, 
jika mereka lakukan, juga sekedar lip service. bahkan ada kecendeerungan media 
tidak menyampaikannya karena merasa berkuasa.

hhd.

--- On Tue, 11/11/08, Erwina Yunarti <erwina_yunarti@ yahoo.co. id> wrote:

From: Erwina Yunarti <erwina_yunarti@ yahoo.co. id>
Subject: Bls: [WongBanten] Kritik Untuk Radar Banten
To: [EMAIL PROTECTED] ups.com

Date: Tuesday, November 11, 2008, 4:46 PM







    
            kang....minta merka tulis dikolom yang besar
atas permintaan maaf..... jangan di boikot dong
Salam kenal dari saya Ir Erwina Yunarti



Dari: halim hd <[EMAIL PROTECTED] com>
Kepada: [EMAIL PROTECTED] ups.com

Terkirim: Selasa, 11 November, 2008 02:20:13
Topik: Re: [WongBanten] Kritik Untuk Radar
 Banten









    
            
repot juga kalou begitu. tapi saya harap, gerakan boikot itu lama lama bis 
ajalan, seiring dengan kecerdasan warga.


--- On Mon, 11/10/08, Setiadji Achmad <setiadji.achmad@ yahoo.com> wrote:

From: Setiadji Achmad <setiadji.achmad@ yahoo.com>
Subject: Re: [WongBanten] Kritik Untuk Radar Banten

To: [EMAIL PROTECTED] ups.com
Date: Monday, November 10, 2008, 11:00 AM







    
            kalo yg ngeboikotnya yg merasa dirugikan,kayaknya gak ngaruh,damai 
saja,dan koran menulis permohonan maaf atas kesengajaan menghilangkan unsur 
penting dalam artikel yg disajikan... .



From: halim hd <[EMAIL PROTECTED] com>
To: [EMAIL PROTECTED] ups.com

Sent: Tuesday, November 11, 2008 1:47:23 AM
Subject: Re: [WongBanten]
 Kritik Untuk Radar Banten










    
            
bisa nggak itu dituntut secara hukum?
atou minimal, boikot, jangan langganan.

--- On Sun, 11/9/08, Ibnu Aviciena <ibnu.aviciena@ gmail.com> wrote:

From: Ibnu Aviciena <ibnu.aviciena@ gmail.com>
Subject: [WongBanten] Kritik Untuk Radar Banten
To: "Radar Banten" <kang_haban2001@ yahoo.com>

Cc: "barayapost cilegon" <[EMAIL PROTECTED] com>, [EMAIL PROTECTED] ups.com, 
"abdulmalik" <kangdoel2002@
 yahoo.com>
Date: Sunday, November 9, 2008, 4:14 PM







    
            Assalamu'alaikum,

E-mail ini adalah kritik saya terhadap Radar Banten yang saya cc-kan ke Banten 
Raya Post, Abdul Malik Radar Banten, dan Milis Wongbanten.

Hari minggu kemarin, 11 November, tulisan saya yang berjudul Menelusuri 
Kesusasteraan Banten dimuat Radar Banten. Sebagaimana tampak dari judul tulisan 
itu, tulisan saya ini membicarakan tentang kesusasteraan Banten, termasuk di 
dalamnya novel2 indo-cina yang terbit di rangkasbitung dan di koran-koran 
banten dari masa kolonial hingga sekarang. Ada satu hal yang saya sangat 
sesalkan atas tindakan yang dilakukan (editor) Radar Banten yang telah 
menghapus nama "Fajar Banten" di dalam tulisan saya. Dan itu, bagi saya adalah 
tindakan bodoh dan membodohi publik.



Bahwa Fajar Banten adalah saingan bisnis Radar Banten, itu silahkan. Itu urusan 
bisnis Radar Banten. Tetapi Radar Banten (juga media massa lainnya) tidak boleh 
membawa masalah bisnis itu ke ruang ilmu pengetahuan. Dalam konteks pemuatan 
tulisan saya, Radar Banten tidak boleh membuang nama "Fajar Banten" sebagai 
kenyataan/fakta sejarah. Nama itu tidak boleh dibuang hanya karena Fajar Banten 
saingan bisnis atau merasa tidak suka keada pengelola Fajar Banten. Islam 
mengajarkan, janganlah berlaku tidak adil karena kita benci kepada orang lain. 
Sebagai contoh, sekalipun saya tidak suka kepada atut, saya harus tetap 
menyebut nama atut saat saya menulis sejarah gubernur banten.



Selama ini saya memaklumi tulisan berita di radar banten acak-acakan. 
Berita-berita yang muncul di sana mencerminkan bahwa pengelola koran tersebut 
tidak paham tatabahasa indonesia atau tidak mau menggunakan pengetahuannya 
tentang tatabahasa indonesia. Sekali lagi, itu saya maklumi. Tetapi ketika 
editor koran sudah membuang data sejarah, saya atas nama ilmu pengetahuan 
menyatakan protes.


 

-- 
Salam hangat,
Ibnu Adam Aviciena



      


         
        
        


      
      


        
        




      
      


         
        
        


      
      


        
        

        Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru  

 Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. 
br>
Cepat sebelum diambil orang lain!
      


         
        
        


      
      

    
    
        
        
        
        


        


        
        
        
        
        




-- 
Salam hangat,
Ibnu Adam Aviciena



      

    
    
        
         
        
        








        


        
        


      New Email names for you! 
Get the Email name you&#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. 
Hurry before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/

Kirim email ke