8<--  
Temu akbar HANATA 2004, 3-4 Januari 2004 di Ciater      
Pendaftaran di Milis Anggota, atau SMS ke 0815-9500-697   
-->8 
  
   On Wed, 10 Dec 2003 08:21:46 +0700
Syarif Hidayat wrote:

> > > Kalau 'rules' di kantor memperbolehkan karyawannya ber email dan
> > > berinternet ria dengan bebas, maka berjam2pun kita email2an dan
> > > berinternet2an tentu itu nggak masuk kategori korupsi.
> > >
> > > Di kantor saya, tdk ada larangan dan batasan dalam beremail dan
> > > berinternet.
> 
> + maksudnya mungkin tidak ada secara tertulis ? Atau memang tertulis ?

Kalau di tempat saya tidak tertulis.
S/d saat ini saya (masih) berpendapat bahwa manusia yg terlalu diatur
dengan hukum-2x tertulis adalah manusia yg kurang bermartabat (maaf
kalau tidak sependapat), semua aturan-2x yg sifatnya kondisional dan
situasional diberlakukan secara temporal (diberlakukan dan ditarik
melalui tulisan di Internal Mailing List saja).

Di tempat saya, hanya Company Philosophy dan Prosedur MINU (Administrasi
umum, spt cara pembuatan nomor surat dsb) saja yg tertulis secara resmi.
Semua aturan-2x yg ada merupakan interpretasi dari company philosophy.
 
> > > Jadi, diluar unsur2 yang telah disebutkan diatas, menurut saya ada
> > > satu unsur lainnya yang perlu ditambahkan dalam definisi korupsi
> > > yaitu:  khusus untuk orang2 yang tidak memiliki kekuasaan,
> > > "menimbulkan kerugian yang signifikan kepada pihak lain".
> 
> +  Barangkali,  ya barangkali, yang kita perlu tanya adalah
> nurani kita, apakah kita sudah korupsi, atau berniat
> mengorupsi  ?

Saya sering mendengar orang ngomong dan menulis soal nurani ini sbg
tolok ukur, menurut pandangan saya pandangan itu tidak tepat, krn nurani
sifatnya dinamis, bisa berubah-ubah dan sangat relatif/subjectif.
Sebagai contoh, orang-2x yg lama beraktitas di ruang gawat darurat rumah
sakit umum sering dikatakan "nuraninya tumpul", krn korban yg sudah
terluka parah (menurut pandangan awam) kok ya ditangani dg alon-2x saja.

Yg seharusnya jadi tolok ukur adalah sistem nilai (company philosophy )
dari rumah sakit itu, yg mestinya diturunkan dari sistem nilai yg
berlaku umum di masyarakat kita (Indonesia).

> +  Kelemahan manusia juga adalah bhw kalau sudah
> terbiasa mengambil (mengorupsi) sedikit (in-signifikan)
>  - dan tak ada yang menghukum, akan mengambil lagi
> agak lebih besar - sampai akhirnya sangat besar. Jadi,
> kata pak ustadz, mendingan samasekali jangan dimulai
> dari kecil / sedikit

Nah itu dia, dampaknya preferensi dia terhadap hal-2x yg baik dan buruk
menjadi berubah (dpl nurani sbg referensi diapun berubah).

> + Saya dulu (tahun 70-an 80-an)  suka membawa pulang
> (nyolong) sendok / pisau perak dari pesawat terbang utk
> memorabilia, juga kunci hotel atau barang kecil lain.
> Sekarang rasanya punya hutang yg harus dibayar.
> Gimana ya bayarnya ?  Airlines ybs sudah bangkrut dan
> Hotelnya entah masih ada entah bubar, lagipula ongkos
> kirim pos kesana mahal banget karena kunci kan berat.

Ha...ha...ha... kalau itu mah soal lain, pihak airline/hotel sudah
memperhitungkan hal itu didalam biaya marketing (kalau marketing manager
blm menghitung yg begituan wah ya ....).

-- 
syafril
-------
Syafril Hermansyah


--[YONSATU - ITB]----------------------------------------------------------   
Arsip           : http://yonsatu.mahawarman.net  
News Groups     : gmane.org.region.indonesia.mahawarman  
News Arsip      : http://news.gmane.org/gmane.org.region.indonesia.mahawarman  

Kirim email ke