8<--  
Temu akbar HANATA 2004, 3-4 Januari 2004 di Ciater      
Pendaftaran di Milis Anggota, atau SMS ke 0815-9500-697   
-->8 
  
   
--- Syafril Hermansyah <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 8<--  
> Temu akbar HANATA 2004, 3-4 Januari 2004 di Ciater      
> Pendaftaran di Milis Anggota, atau SMS ke 0815-9500-697   
> -->8 
>   
>    On Tue, 9 Dec 2003 07:31:24 +0700
> [EMAIL PROTECTED] wrote:
> 
> > Saya setuju dengan apa2 yang Bapak kemukakan.  Saya juga memakai
> > fasilitas kantor untuk membuat surat ini dan beberapa kegiatan
> lainnya
> > yang tidak untuk saya pribadi, tetapi hal tsb masih dalam batas2
> yang
> > sesuai dengan kebijakan kantor, sehingga saya masih bisa
> > mempertanggung-jawabkannya.
> 
> Ha..ha..ha.. itu point yg bagus, bukan sufi yg hanya mengurus diri
> sendiri yg diperlukan negeri ini, melainkan sufi yg mau terjun ke
> masyarakat, memperbaiki akhlak masyarakat sesuai dg porsi dan
> kemampuannya.
> 
> Saya lebih dari Pak Harry dalam menggunakan fasilitas kantor,
> listserver
> inikan punyanya kantor (walaupun perusahaan ini milik saya tp saya
> tidak
> bayar sewa bulanan dari kantong sendiri). Bisa dibilang listserver
> ini
> hidup dari subsidi silang, biayanya mengambil dari biaya sosial
> dari
> kantor saya.

Kalau seandainya Pak Hari dan pak Safril diajukan kepengadilan dengan
da'waan korupsi, menggunakan fasilitas kantor (walaupun jumlahnya
sangat kecil), bagaimana membuat pembelaanya....sementara belum ada
perjanjian tertulis untuk itu.
Sementara bukti seperti jumlah lembar fax, pulsa telepon, dll yang
telah digunakan, jelas kentaranya....
Dengan jumlah yang kecil itu seseorang terkadang nggak ambil pusing
kerena kondisinya reversible dan bisa diaproximasi, di subtitusi atau
di eliminasi.
Seingat di indonesia batas ambang ketelitian pembelian dan pembayaran
dicatat dalam satu satuan rupiah (nggak tahu sekarang), bahkan
mungkin sen, misalnya 100,00,-, namun ketika kita belanja
disupermarket sisa pembayaran 100 rupiah (bahkan mungkin 500 rupiah)
sering dinyatakan dalam jumlah permen, tetapi kita meridoinya walau
sebelumnya nggak ada perjanjian kalau sisa pembayaran harus
dikembalikan dengan permen, mungkin karena kita nggak mau ambil
pusing. 
Di jepang hampir setiap supermarket, kantor2 ataupun namanya
sepanjang pengetahuan saya, menyediakan pecahan 1 yen (satuan
terkecil) jadi kalau saya membeli susu 1 liter seharga 99 yen, dengen
memberikan 100 yen mereka tetap akan mengembalikan 1 yen. 
(padahal uang 1 yen nggak bisa mmbeli apa-apa, kecuali sering dipakai
untuk promosi handphone yang menandakan bahwa pembelian hand phone
jenis ini gratis atau boleh seharga 1 yen!!).
Nilai 1 yen memang kecil apalagi bagi orang jepang, tetapi dengan 1
yen itu memberikan dampak yang besar pada pembentukan moral dan
watak. 
Kita memnag jauh dari Ideal bila dibandingkan dengan Umar bin abdul
aziz yang mematikan lampu ketika dikunjungin anaknya di kantor pada
malam hari, dengan alasan lampu kantornya menggunakan minyak yang
dibiayai negara.

Rifki Muhida

__________________________________
Do you Yahoo!?
New Yahoo! Photos - easier uploading and sharing.
http://photos.yahoo.com/

--[YONSATU - ITB]----------------------------------------------------------   
Arsip           : http://yonsatu.mahawarman.net  
News Groups     : gmane.org.region.indonesia.mahawarman  
News Arsip      : http://news.gmane.org/gmane.org.region.indonesia.mahawarman  

Kirim email ke