Bung Poltak dan Heri, 

Ikutan dikit yah.

Kenaikan BBM > Deflasi

Pertama, secara teoritis mungkin, dan tidak sedikit pengamat termasuk
Mr Budiono yang berpendapat sepeti ini. Logikanya, ketika harga BBM
naik, maka basket belanja keluarga terutama menengah atas akan
dikurangi. Dengan sendirinya, pengurangan permintaan ini akan
menyebabkan harga turun.

Kedua, porsi kau menengah atas di Indonesia sangat kecil, tidak lebih
dari 5 persen penduduk.

Ketiga, permintaan yang berkurang lebih ke barang-barang non-primer, 
yang memiliki elastisitas tinggi. Komponen ini bobotnya kurang dalam
pengitungan IHK kita, seperti dijelaskan Poltak. 

Keempat, ada faktor psikis, yang di Indonesia, perannya cukup besar
dalam pembentukan harga. Apalagi antara wacana ke eksekusi kenaikan
kemarin minim sekali persiapan pemerintah, selain talkshow daniklan
publik.

Simpulannya, deflasi akibat kenaikan harga BBM sangat kecil
kemungkinannya.

Untuk BI rate dan inflasi.

Pertama, BI rate merupakan alat yang dipakai BI untuk mengendalikan
inflasi dalam beberapa tahun terakhir, sejak diterapkan inflation
targetting. 

Kedua, korelasi BI rate lebih secara tidak langsung pada nilai tukar
rupiah, sementara dengan harga volatile foods dan administered sangat
kecil. 

Ketiga, kenaikan BI rate mengikuti inflasi di Indonesia beberapa bulan
terakhir patut diduga lebih untuk alasan menetralisir pasar uang
intervensi BI, dus inflasi tidak langsung ketimbang meredam inflasi
secara langsung.

Salam,

--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Poltak Hotradero
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> At 09:02 PM 6/9/2008, you wrote:
> 
> >Mungkinkah kenaikan BBM akan selalu berakibat pada inflasi?
> >Jika pertanyaan ini diajukan pada masa lalu jawabannya adalah pasti 
> >ya. Namun jika hal ini berlaku pada masa sekarang maka bisa jadi 
> >adalah belum tentu.
> >Dari pengamatan di lapangan saya melihat di beberapa tempat malah 
> >terjadi info penurunan harga atau minimal mempertahankan harga. Di 
> >sebuah hypermarket terlihat pengumuman besar list barang barang yang 
> >malah turun harga. Perang iklan telekomunikasi melalui handphone 
> >malah makin mengganas disusul dengan penuruan biaya internet. Sebuat 
> >rumah makan besar saya melihat iklan "Jika ditempat lain menaikkan 
> >barang, kita menjual dengan harga tetap".
> 
> Mas Heri,
> 
> Kita perlu paham dulu bagaimana inflasi dihitung.
> Inflasi dihitung berdasarkan "keranjang" kebutuhan normal masyarakat
rata-rata.
> Seluruhnya ada 744 komponen barang dan jasa, yang selanjutnya 
> dikelompokkan berdasarkan 7 Kelompok dan 35 sub-kelompok.
> 
> Porsi barang dan jasa dalam keranjang ini berbeda-beda -- mulai dari 
> yang bobotnya paling besar yaitu Beras dan minyak goreng - sampai 
> bobot yang sangat kecil (semisal uang sekolah SD, ataupun jasa
potong rambut).
> 
> Nah selain dibagi atas keranjang ini - inflasi juga dihitung 
> berdasarkan kota.  Seluruhnya ada 45 Kota besar di Indonesia -- dari 
> Banda Aceh sampai Jayapura.
> 
> Jadi, kalau kita melihat bahwa beberapa harga barang dan jasa di 
> sekitar kita ternyata naiknya tidak signifikan - maka kita perlu 
> periksa kembali - sebesar apa porsi barang dan jasa tersebut dalam 
> "keranjang" penghitungan inflasi?  Selanjutnya juga kita perlu 
> periksa kembali - apakah hal ini terjadi secara lokal - atau juga 
> terjadi di kota-kota lain di Indonesia (terutama 45 kota besar yang 
> dijadikan acuan).
> 
> Jelas tidak adil kan kalau anda menggunakan ukuran Depok untuk 
> memproyeksikan seluruh Republik Indonesia...?
> 
> 
> Di sisi lain, kita juga harus ikut mempertimbangkan bahwa kebanyakan 
> produk agar bisa sampai ke pasar (atau sampai ke tangan konsumen), 
> memerlukan ongkos transportasi.  Dan salah satu bagian komponen 
> ongkos ini adalah tentunya harga BBM.
> 
> Kalau suatu bisnis ternyata mampu tidak menaikkan harga - maka 
> mungkin ada beberapa penyebab:
> 
> 1. Margin keuntungan bisnis tersebut di masa lalu memang sudah cukup
besar.
> 2. Ada komponen yang dikurangi - entah secara kuantitas ataupun 
> kualitas.  Bisa juga dengan melakukan pemotongan ongkos via PHK.
> 3. Ada kompetisi yang sangat tajam di bisnis itu -- sehingga 
> menaikkan harga menjadi tidak ekonomis karena berarti total revenue 
> (pendapatan total) malah berkurang.
>


Kirim email ke