Poltak Hotradero <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Kalau suatu bisnis ternyata mampu tidak menaikkan harga - maka mungkin ada beberapa penyebab:
1. Margin keuntungan bisnis tersebut di masa lalu memang sudah cukup besar. 2. Ada komponen yang dikurangi - entah secara kuantitas ataupun kualitas. Bisa juga dengan melakukan pemotongan ongkos via PHK. 3. Ada kompetisi yang sangat tajam di bisnis itu -- sehingga menaikkan harga menjadi tidak ekonomis karena berarti total revenue (pendapatan total) malah berkurang. Dalam kondisi saat ini, maka perusahaan akan dihadapkan pada dua pilihan, berkurang margin atau berkurang bahkan hilangnya pangsa pasar. Jika pasar yang dimiliki dimasuki oleh pesaing, maka ongkos masuk kembali akan bisa jadi jauh lebih besar dibandingkan dengan mempertahankan/menaikkan margin dengan jalan menaikkan harga jual. Suatu pilihan yang tidak mudah memang ditengah iklim kompetisi yang sangat ketat sekarang dimana konsumen dihadapkan pada banyak pilihan. Meskipun demikian dengan menggabungkan kemajuan teknologi maupun kreativitas disertai iklim usaha yang kondusif , bukan tidak mungkin masalah tersebut bisa diatasi. Contohnya adalah Air Asia. Meskipun harga BBM naik dengan harga sangat tinggi beberapa tahun lalu, perusahaan ini justru menjual tiket dengan harga yang sangat murah. Bisa dibayangkan tahun 97 saya naik Sempati Air Bali Jakarta dengan harga 750 ribuan, 10 tahun kemudian saya bisa naik Air Asia dengan jurusan sama dengan harga hanya 70 ribuan rupiah. Kemampuannya memanfaatkan e-commerce (sehingga saya tidak perlu mengeluarkan biaya untuk beli tiket ) dan strategi harga jual kemudian membuat perusahaan ini mampu berjaya di bisnis penerbangan. --------------------------------- Get the latest celebrity gossip - Yahoo! Singapore Search. [Non-text portions of this message have been removed]