Asumsi kepentingan pribadi/kelompok itu muncul karena 'uang' dipandang sebagai sesuatu kekayaan yang 'berhenti'. Padahal kenyataanya uang mengalir meninggalkan jejak berupa barang dan jasa yang berguna bagi siapun yang ikut/ambil bagian dalam tersedianya barang/jasa yaikni masyarakat jelata itu sediri.
Salam RM --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, "nazarjb" <suratna...@...> wrote: > > Hm....semakin menarik saja nih. Tambah cendolnya mang... :-) > > - iya, apapun tindakan yang dilakukan dan kebijakan yang di jalankan > mempunyai dua sisi. Namun karena ini menyangkut hajat hidup orang banyak maka > harus dikaji azas manfaatnya. Apakah lebih bermanfaat bagi orang/masyarakat > banyak atau hanya kelompok kecil/minoritas saja. Karena bukankah kepentingan > umum (rakjat djelata :-) - edjaan tempo doeloe) itu diatas kepentingan > pribadi dan golongan. Ketika sebuah kebijakan dinilai dan memang terbukti > hanya menguntungkan kelompok/golongan tertentu saja, maka itu berseberangan > dengan konteks keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia (sila ke 5). > > > - Menurut saya, korupsi itu adalah mengurangi porsi sesuatu yang sebelumnya > sudah ditetapkan kualitas maupun kuantitasnya. Lalu, saya pikir mark-up yg > terlalu besar dalam sistim anggaran, laporan yang hiperbolik yg jauh dari > nilai/manfaat realis yang ada juga mengarah kepada korupsi. Ya, korupsi dan > sifat pembohong/menipu/tidak jujur adalah > satu komplotan dan saling melengkapi satu sama lainnya. Dan itu menyangkut > masalah MORAL, sistim, realitas/kendala-kendala. > > - Masalah politik. Saya ada sedikit cerita berdasarkan pengalaman pada PILLEG > 2009 yang lalu di dapil 3 kab. tebo - Jambi. Masalah yang paling banyak > dihadapi oleh politisi, Bahkan juga mereka-mereka yang duduk di DPR/D adalah > PELANGGARAN "Undang-undang Pencemaran Nama Baik (saling memfitnah)", Menyogok > Peserta Pilih, Membohongi Masyarakat (bohong bukan untuk kebaikan dan manfaat > umum) melalui penciptaan opini publik dan aksi-aksi menggerakkan massa, dll. > Alhasil, seiring bergulirnya waktu maka kebohongan-kebohongan politisi itu > terungkap dan janji hiperbolik irrasional terbukti tidak terlaksana. Kegiatan > disaat pemilu yang insidental dan tidak rutin secara otomatis terhenti > (politisi opportunis) dll. Jadi saya sendiri secara pribadi (berdasarkan > realitas pilleg 2009 di dapil 3 kab. tebo - Jambi), maka saya masih meragukan > kualitas DPR/D sebagai obat mujarab untuk menyembuhkan pemerintah yang sedang > sakit. Ya, bahkan ada anak-anak kecil sekolah dasar mengatakan "Orang sakit > mengobati orang sakit" Hm....semoga tidak menjadi Negara > ecek-ecek/odong-odong/abal-abal. :-) > > Salam > Nazar > On.Tbo-Jbi > > --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, "Rachmad M" <rachmadm@> wrote: > > > --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, "nazarjb" <suratnazar@> > > wrote: > > > > > > Ini pernyataan menarik, dan saya ada beberapa poin: > > > 1. KOnsekwensi mal-kebijakan saat ini hanya konsekwensi moralis. belum > > > ada dasar hukum pidana atau kriminalnya. > > > > RM : > > > > Kebijakan mempunyai banyak sisi, tergantung kita berada disisi mana > > melihatnya. Sebagai nasabah tentu kebijakan itu menyenangkan karena dana > > tetap bisa digunakan untuk usaha. Untuk mereka yang berbisnis dengan para > > nasabah Century juga akan menyenangkan karena pembayaran bisa tetap lancar > > > > Disisi orang-orangnya JK, sangat merugikan karena pada saat itu JK merasa > > sebagai Presiden ad interim. Dan kelihatannya rapat diadakan malam hingga > > pagi hari untuk konsultasi dengan Presiden yang berada di Amerika. > > > > Sebagai masyarakat awam, ikut-ikutan saja tergantung angin kemana :-) > > Disatu sisi dibilang bahwa Bank itu sangat kecil sehingga tidak berdampak > > sistemik, disisi lain bilang 6,7 T itu besar. Lha kalau bilang bank itu > > kecil seharusnya juga bilang bahwa 6,7 T itu juga kecil. > > > > > > > 2. Korupsi harus ditindak tegas (dan ia ada dasar hukumnya). Karena tidak > > > sesuai dengan pri kemanusiaan dan pri keadiln. Perjuangan kemerdekaan > > > bangsa Indonesia itu...dst :-) > > > > RM : > > Korupsi hanya punya satu sisi yakni terjadi transaksi tanpa diimbangi > > terciptanya barang/jasa yang senilai dengan uang yang ditransaksikan. > > >