Teori bahwa bahasa Melayu berasal dari Semenanjung Malaya (Malaysia  sekarang) 
berasal dari Kern (1888). Teori ini bertahan cukup lama, sebagian karena merasa 
mendapat dukungan dari teori migrasi manusia dari Asia Tenggara.

Tetapi pada akhir abad ke-20 teori tersebut tak dianut lagi, juga teori migrasi 
manusia pun mendapatkan tantangan yang hebat dari proyek pemetaan genome 
manusia (National Geographic) yang mempertanyakan kembali arus migrasi yang 
melalui Semenanjung Malaya ke Indonesia. Perunutan arus migrasi menggunakan 
teknik rekombinan DNA bahkan mengatakan bahwa pulau2 di sebelah Sumatra dihuni 
lebih dahulu dari bagian Indonesia Barat yang lain termasuk Semenanjung Malaya.

Teori bahasa Melayu asal Semenanjung Malaya gugur oleh peneltian2 pada akhir 
1980-an dan sepanjang 1990-an (silakan dilihat a.l. publikasi dari Adelaar, 
1988 dan Belwood, 1993 - Adelaar, K.A. 1988, More on Proto-Malayic dalam  Mohd. 
Thani Ahmad dan Zaini Mohammed Zain (ed.) Rekonstruksi dan cabang-cabang Bahasa 
Melayu induk, pp.59-77. Seri monograf sejarah bahasa Melayu. Kuala Lumpur: 
Dewan Bahasa dan Pustaka;  
Bellwood, P. 1993. Cultural and biological differentiation in peninsular 
Malaysia: the last 10,000 years. Asian Perspectives 32:37-60. 

Bukti-bukti linguistik dan prehistori menggugurkan teori Kern (1888). Adelaar 
(1988) dan Belwood (1993) mengatakan bahwa asal bahasa Melayu dari Sumatera.

Tak ada di Semenanjung Malaya ditemukan artefak berbahasa Melayu (kuna) setua 
seperti yang ditemukan di Sumatra. Ini adalah hard data. Catatan tertulis 
pertama dalam bahasa Melayu Kuna berasal dari abad ke-7 Masehi, dan tercantum 
pada beberapa prasasti peninggalan Kerajaan Sriwijaya di bagian selatan 
Sumatera dan wangsa Syailendra di beberapa tempat di Jawa Tengah. Tulisan ini 
berbahasa Melayu kuna meskipun menggunakan aksara Pallawa.

Catatan para musafir Cina yang mengunjungi Nusantara pada zaman Sriwijaya juga 
mengemukakan hal2 yang mendukung bahwa asal bahasa Melayu dari Sumatra, bukan 
Semenanjung Malaya.

Catatan orang Cina menyatakan bahawa sebuah kerajaan Mo-lo-yeu mempersembahkan 
hasil bumi kepada raja Cina sekitar 644-645 Masehi. Kerajaan Mo-lo-yeu berpusat 
di daerah Jambi, Sumatera, daripada sebatang sungai yang deras alirannya, yaitu 
Sungai Melayu. Satu lagi catatan orang Cina ialah catatan rahib Buddha bernama 
I-Tsing yang menggunakan kata ma-lo-yu tentang dua buah kerajaan yang 
dilawatinya sekitar 675 Masehi, yang kemudian dikenal sebagai Sriwijaya dan 
kerajaan kecil di sekitarnya.

Beberapa publikasi bahkan menyebutkan bahwa kata "Melayu"  berasal dari bahasa 
Jawa Kuno "Mlayu" yang artinya berlari atau mengembara. Bahasa Jawa modern pun 
artinya masih begitu. Hal ini ditujukan untuk orang2 Jawa yang mengembara ke 
Sumatra dari Jawa, termasuk cucu Samarottungga, raja Wangsa Syailendra, yaitu 
Balaputradewa, pendiri dan raja terkenal Sriwijaya.  

Berdasarkan hal2 di atas lemahlah argumen yang menyatakan bahwa bahasa Melayu 
asal Semenanjung Malaya.

Denys Lombard dalam bukunya "Le Carrefour Javanais Essai d H’Histoire Globale" 
yang diterjemahkan menjadi tiga buku berjudul "Nusa Jawa : Silang Budaya" 
(Gramedia, 1996) tak pernah mengatakan bahwa bahasa Melayu asal dari Malaya. 
Sebagian orang memang berpikir begitu, tetapi argumen tersebut sudah banyak 
kelemahannya. 

Berbicara asal suatu bahasa tentu kita akan mencari ke akar pertamanya, bukan 
ke zaman2 Islam masuk ke Indonesia (Jawa), tetapi jauh lebih tua dari itu.

salam,
Awang

--- Pada Rab, 11/11/09, OK Taufik <ok.tau...@gmail.com> menulis:

> Dari: OK Taufik <ok.tau...@gmail.com>
> Judul: Fwd: [iagi-net-l] OOT :Bahasa Melayu dan Bahasa Indonesia
> Kepada: iagi-net@iagi.or.id
> Tanggal: Rabu, 11 November, 2009, 11:32 AM
> Sebagai perbandingan,
> 
> Beberapa pakar pada masa lalu sebenarnya pernah mengajukan
> pertimbangan
> komparatif tentang dunia melayu. Pada tahun 1954, Charles
> Robequain,
> professor geografi tropikal di Universitas Sorbone,
> menerbitkan Malaya,
> Indonesian, Borneo and the Philipines : A Gepgraphical,
> Economic and
> Political Discription of malaya. The East Indies and
> Philipines. Dia jelas
> tak hanya membahas dunia melayu dari sisi ilmu bumi, tapi
> juga soal budaya
> dan demografi. dunia melayu yg terentang dari malaya sampai
> filipina.
> Kesatuan bahasa melayu juga tercermin dalam penyebaran
> bahasa melayu di
> bagian terbesar kepulauan Indonesia dan perkembangannya
> sebagai bahasa
> perdagangan di tempat yg jauh dari Semenanjung Melayu
> sekalipun. Bahasa
> tersebut terbawa sampai ke maluku melalui perdagangan.
> Membicarakan
> Indonesia, "Melayu lingua franca merupakan fenomena tunggal
> di asia
> tenggara. karena di pergunakan dan dikembangkan oleh
> orang-orang asing
> sewaktu memasuki nusantara dari malaka sebagai pangkalan.
> Mula-mula
> dipergunakan oleh para Mubalig islam, juga dari pangkalan
> Malaka Untuk
> menyebarkan Islam. Maka tidak mengherankan bila
> naskah-naskah tua tafsir
> Al-Quran yg di dapatkan di sepanjang pesisir utara Pulau
> Jawa berbahasa
> Melayu. Bahkan raja Islam Pertama di demak diperkirakan
> tidak berbahahasa
> Jawa, tetapi Melayu (Pramoedya Ananta Toer, tempo 
> Doeloe, jakarta : hasta
> Mitra. 1982.).
> 
> Kemungkinan bahasa melayu kuno asalnya dari malaya (sesuai
> migrasi manusia
> di Asia) menyebar pertama ke nusantara, berkembang lagi di
> malaya  menyebar
> ke dua kalinya lebih luas ke Nusantara pada zaman Islam
> Nusantara.
> 
> (panggung sejarah: persembahan kepada  prof.Dr, Denys
> Lombard; Yayasan Obor
> zindonesia 1999)
> 2009/11/3 Awang Satyana <awangsaty...@yahoo.com>
> 
> "Dongeng" untuk Pak Sugeng.
> >
> > Bahasa Indonesia yang kita kenal sekarang memang
> berkembang dari bahasa
> > Melayu. Tetapi, jangan pernah menganggap bahwa bahasa
> Indonesia berkembang
> > dari bahasa Melayu yang digunakan di Malaysia
> sekarang. Bahasa Indonesia
> > berkembang dari bahasa Melayu yang digunakan sejak
> lama di hampir seluruh
> > wilayah Indonesia sendiri. Justru bahasa Melayu di
> Malaysia sekarang berakar
> > dari bahasa Melayu di wilayah Indonesia.
> >
> > Pada masa itu sudah terkenal di sebagian besar wilayah
> Nusantara suatu
> > bahasa perhubungan, suatu lingua franca, yang disebut
> bahasa Melayu Pasar.
> > Di berbagai daerah itu, Melayu Pasar diucapkan dalam
> dialek-dialek tertentu.
> > Suatu dialek Melayu yang terkenal saat itu adalah
> dialek Melayu Riau. Banyak
> > ahli bahasa Indonesia mengatakan bahwa bahasa
> Indonesia berkembang dari
> > bahasa Melayu dialek Riau.
> >
> > Menggali lebih dalam lagi, bukti tertua bahwa bahasa
> Melayu telah menjadi
> > bahasa perhubungan di Indonesia adalah bukti-bukti
> berupa prasasti dari
> > Kerajaan Sriwijaya pada abad VII. Prasasti-prasasti
> terkenal masa Kerajaan
> > Sriwijaya itu menggunakan bahasa Melayu : prasasti
> Kedukan Bukit (683 M),
> > Talang Tuwo (684 M), Kota Kapur (686 M) dan Karang
> Brahi (688 M).
> >
> > Sriwijaya adalah sebuah kerajaan maritim yang memiliki
> armada perkapalan
> > untuk keperluan berdagang. Orang-orangnya menjelajah
> seluruh negeri di
> > Nusantara dan sekitarnya, mereka ketika singgah di
> suatu wilayah juga
> > mengajarkan bahasa Melayu yang digunakan di Sriwijaya
> agar memudahkan urusan
> > berdagang (maka disebut Melayu Pasar). Di daerah Kedu,
> Jawa Tengah pernah
> > ditemukan suatu prasasti berangka tahun 832 M dan
> disebut Inskripsi
> > Gandasuli. Menurut de Casparis, ahli arkeologi
> Prancis, prasasti ini
> > menggunakan bahasa Melayu kuno. Catatan para pelawat
> dari luar negeri ke
> > Nusantara pada zaman Sriwijaya, misalnya I
> Tsing,  juga menyebutkan bahwa
> > bahasa perhubungan masa itu adalah bahasa Melayu.
> Semakin menuju abad-abad
> > modern bahasa Melayu semakin berkembang digunakan di
> Nusantara, tidak lagi
> > terbatas untuk keperluan berdagang  tetapi juga
> untuk menuliskan karya-karya
> > sastra. Telah banyak ditemukan karya-karya sastra dari
> abad XIV-XVII berupa
> > cerita pelipur
> >  lara, hikayat, dongeng-dongeng, dan sebagainya.
> Bahasa dan isi karya-karya
> > sastra ini mendapatkan pengaruh baik dari bahasa
> Sanskerta dengan
> > unsur-unsur Hindunya dan dari bahasa Arab-Persia
> dengan unsur-unsur
> > Islamnya.
> >
> > Ketika orang-orang Barat sampai di Indonesia pada abad
> XVI, mereka
> > menghadapi suatu kenyataan bahwa bahasa Melayu
> merupakan suatu bahasa resmi
> > dalam pergaulan dan bahasa perdagangan. Mereka juga
> menemukan bahwa bahasa
> > Melayu telah digunakan dari Sumatra sampai Maluku. Di
> samping itu, di setiap
> > daerah digunakan juga bahasa-bahasa daerah seperti
> Sunda, Jawa, Madura, dan
> > lain-lain. Bahasa Melayu, atau bahasa daerah setempat,
> juga telah diwajibkan
> > digunakan sebagai bahasa pengantar di sekolah-sekolah
> (surat keputusan
> > Pemerintah Kolonial Belanda no. 104 tahun 1871). Ini
> dilakukan karena
> > kegagalam menggunakan bahasa Belanda atau bahasa
> Portugis sebagai bahasa
> > pengantar.
> >
> > Pada awal masa pergerakan kebangsaan, saat banyak
> perkumpulan pemuda
> > bersifat kedaerahan (Jong Java, Jong Sumatra, Jong
> Ambon, dan sebagainya
> > –jong = pemuda) yang ingin bersatu, pilihan bahasa
> persatuan menjadi sesuatu
> > yang sulit sebab setiap perkumpulan pemuda itu ingin
> menjadikan bahasa
> > daerahnya masing-masing sebagai bahasa persatuan. Para
> pemuda ini tak
> > berhasil menemukan kesepakatan. Sementara itu,
> Pemerintah Belanda pada saat
> > yang bersamaan (1908) tengah melakukan politik balas
> budi kepada bangsa
> > Indonesia. Mereka mendirikan Comissie voor de
> Volkslectuur (Komisi untuk
> > Bacaan Rakyat) yang menerbitkan buku-buku murah. Semua
> buku itu dicetak
> > dalam bahasa Melayu. Oleh Pemerintah Belanda, pada
> tahun 1918, Dewan Rakyat
> > (Volksraad) pun diberikan kebebasan untuk berbahasa
> Melayu daripada
> > berbahasa Belanda.
> >
> > Karena keinginan yang kuat untuk bersatu, maka
> perkumpulan para pemuda pada
> > tahun 1926 mengorbankan sentimen kedaerahannya
> masing-masing dan dengan rela
> > memilih bahasa Melayu dialek Riau (disebut juga Melayu
> Tinggi), yang selama
> > ini telah digunakan sebagai bahasa resmi perhubungan,
> sebagai bahasa
> > persatuan. Maka saat diadakan Kongres Pemuda Indonesia
> di Jakarta pada 28
> > Oktober 1928, mereka melakukan ikrar atau sumpah yang
> salah satunya tentang
> > bahasa : “Kami putra dan putri Indonesia menjungjung
> bahasa persatuan
> > –bahasa Indonesia” (ejaan telah disesuaikan dengan
> ejaan bahasa Indonesia
> > modern). Mengapa mereka tidak menyebutnya sebagai
> bahasa Melayu ? Ini
> > sepenuhnya bernuansa politik, sebab ikrar pertama dan
> kedua berhubungan
> > dengan Tanah Indonesia dan Bangsa Indonesia, maka
> bahasanya pun harus bahasa
> > Indonesia.
> >
> > Sejak itu berkembanglah bahasa Indonesia sebagai
> bahasa persatuan, bahasa
> > yang berasal dari bahasa Melayu. Apakah kini bahasa
> Indonesia sama dengan
> > bahasa Melayu yang digunakan di Riau ? Tidak tepat
> sama, banyak perbedaannya
> > akibat perkembangannya. Bahasa Indonesia telah
> berkembang sedemikian rupa
> > selama puluhan tahun, mendapatkan pengaruh dan
> pengayaan dari bahasa-bahasa
> > daerah dan bahasa asing. Bahasa Indonesia telah
> berkembang sesuai kemajuan
> > zaman, agar tetap lentur digunakan oleh masyarakat
> Indonesia yang juga
> > berkembang.
> >
> > Tidak ada bahasa nasional persatuan di dunia ini
> seperti bahasa Indonesia
> > yang bisa mengatasi sekitar 700-an suku atau puak,
> kebudayaan mereka pada
> > umumnya, dan bahasa-bahasa mereka pada khususnya.
> >
> > Salam,
> > Awang
> >
> >
> > --- Pada Kam, 29/10/09, Sugeng Hartono <sugeng.hart...@petrochina.co.id>
> > menulis:
> >
> > > Dari: Sugeng Hartono <sugeng.hart...@petrochina.co.id>
> > > Judul: RE: [iagi-net-l] Legalitas Bahasa
> Indonesia : Memperingati Sumpah
> > Pemuda
> > > Kepada: iagi-net@iagi.or.id,
> "IAGI" <iagi-net@iagi.or.id>,
> "Geo Unpad" <
> > geo_un...@yahoogroups.com>,
> "Forum HAGI" <fo...@hagi.or.id>,
> "Eksplorasi
> > BPMIGAS" <eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com>
> > > Tanggal: Kamis, 29 Oktober, 2009, 7:15 AM
> > > Pak Awang yang baik,
> > >
> > > Trimakasih, uraiannya yang sangat bagus telah
> menambah
> > > pengetahuan kami. Pasti pak Awang mengoleksi
> bukunya pak
> > > Prof. Yus Badudu (Guru Besar Bahasa Indonesia di
> Unpad).
> > > Saya mempunyai bbrp buku beliau, dan pernah akan
> diajak
> > > sowan untuk minta tanda-tangan beliau (kebetulan
> menantunya,
> > > mas Edwin Latuihamalo teman di lokasi pemboran).
> Semoga
> > > nanti terlaksana. Sekalian mohon ijin, tulisan
> Pak Awang ini
> > > akan saya sebarkan kepada saudara dan teman saya
> Guru Bahasa
> > > Indonesia.
> > >
> > > Setengah abad yll, ketika masih menjadi murid SR
> (sekolah
> > > rakyat) di kelas satu dan dua kami menggunakan
> pengantar
> > > Basa Jawa (saya kan ada di pedalaman Jawa
> Tengah); baru
> > > setelah naik ke kelas tiga, kami dikenalkan Basa
> Melayu
> > > (Cara Mlayu). Belakangan, dengan berkembangnya
> jaman, kita
> > > di seluruh Negeri telah menggunakan Bahasa
> Indonesia.
> > > Saya pernah mendengar "sindiran" bahwa Bahasa
> Indonesia itu
> > > berasal dari Bahasa Malaysia. Saya rasa ini tidak
> seluruhnya
> > > benar; menurut saya bahwa Bahasa Indonesia
> (sekarang ini)
> > > adalah masih satu rumpun dengan "Rumpun Bahasa
> Melayu" yang
> > > berlaku di Semenanjung Malaya dan Sumatera.
> > > Memang Bahasa Indonesia telah mengalami
> "evolusi", misalnya
> > > mulai dengan Ejaan OP Ophoysen (?), Ejaan
> Soewandi (Menteri
> > > PDK?) dan Ejaan yang disempurnakan; juga kata-2
> serapan yang
> > > diambil dari bbrp bahasa daerah maupun bahasa
> asing.
> > > Misalnya: Production sharing (bagi hasil), ketika
> saya masih
> > > merantau di Singapura, saya dengar kata "sharing"
> artinya
> > > "kongsi" yang kalau di kita sama dengan
> "patungan" (ini dari
> > > bahasa Jawa). Kulkas (Belanda: Kul Kas) sementara
> saudara
> > > kami di S'pura menyebutnya "peti sejok"...
> > > Kata "budak", "kaki tangan" kalau di Malaysia
> merupakan
> > > kata-2 yang "biasa" sementara di kita berkonotasi
> negatif.
> > >
> > > Yang jelas bahwa Bahasa Indonesia telah mengalami
> perubahan
> > > dan perkembangan, dan telah dipergunakan di
> seluruh negeri.
> > > Ketika saya di desa Durian Kering, di ujung pulau
> Salawati,
> > > semua penduduknya fasih berbahasa Indonesia.
> > > Mohon pencerahannya hubungan antara Bahasa
> Indonesia dengan
> > > Bahasa Melayu.
> > >
> > > Trimakasih, dan salam hangat,
> > > sugeng
> > >
> > > nb. Tidak menduga, cucu keponakan saya di desa
> Jateng juga
> > > sudah memakai pengantar Bhs Indonesia, selain
> Jawa. Bahkan
> > > sudah mulai diperkenalkan bahasa Inggris. Suatu
> hari ketika
> > > bertelepon, saya dibuat agak terkejut karena
> "budak" kecil
> > > ini sempat berkata; Oke, Mbah, see you tomorrow
> morning...O,
> > > nggih Mbah, susune pun telas (...oyha, susunya
> sudah habis).
> > > Ini artinya minta dikirimi pake,he-he.
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > > ________________________________
> > >
> > > From: Awang Satyana [mailto:awangsaty...@yahoo.com]
> > > Sent: Wed 10/28/2009 11:06 PM
> > > To: IAGI; Geo Unpad; Forum HAGI; Eksplorasi
> BPMIGAS
> > > Subject: [iagi-net-l] Legalitas Bahasa Indonesia
> :
> > > Memperingati Sumpah Pemuda
> > >
> > >
> > >
> > > Hari Sumpah Pemuda yang kita peringati untuk
> ke-81 tahun
> > > hari ini, mempunyai makna tersendiri pada tahun
> ini,
> > > khususnya yang menyangkut bahasa persatuan kita
> Bahasa
> > > Indonesia, yang merupakan sumpah ketiga para
> pemuda pada 28
> > > Oktober 1928.
> > >
> > > Tahun ini, tepatnya pada 9 Juli 2009, Bahasa
> Indonesia
> > > telah resmi diundangkan dalam Undang-Undang.
> Undang-Undang
> > > tersebut adalah UU Republik Indonesia Nomor 24
> Tahun 2009
> > > tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara,
> serta Lagu
> > > Kebangsaan. UU ini termuat dalam Lembaran Negara
> Republik
> > > Indonesia Tahun 2009 Nomor 109, dan Penjelasan
> atas UU No.
> > > 24/2009 ini tercantum sebagai Tambahan Lembaran
> Negara
> > > Republik Indonesia Nomor 5035.
> > >
> > > Setelah 81 tahun Bahasa Indonesia menjadi Bahasa
> Nasional,
> > > akhirnya peraturan-peraturan tentang tata tertib
> berbahasa
> > > masuk ke dalam UU khusus. UU ini juga mengatur
> pemakaian
> > > bahasa asing dan bahasa daerah.
> > >
> > > Beberapa hal yang perlu diperhatikan tentang tata
> tertib
> > > tersebut yang mungkin berhubungan dengan bisnis
> perminyakan
> > > atau pertambangan secara umum di Indonesia saya
> kutipkan
> > > berikut ini.
> > >
> > > Pasal 30 Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam
> pelayanan
> > > administrasi publik di instansi pemerintahan.
> > >
> > > Pasal 31 (1) Bahasa Indonesia wajib digunakan
> dalam nota
> > > kesepahaman atau perjanjian yang melibatkan
> lembaga negara,
> > > instansi pemerintah Republik Indonesia, lembaga
> swasta
> > > Indonesia atau perseorangan warga negara
> Indonesia.
> > >
> > > Pasal 31 (2) Nota kesepahaman atau perjanjian
> sebagaimana
> > > dimaksud pada ayat (1) yang melibatkan pihak
> asing ditulis
> > > juga dalam bahasa nasional pihak asing tersebut
> dan/atau
> > > bahasa Inggris.
> > >
> > > Pasal 32 (1) Bahasa Indonesia wajib digunakan
> dalam forum
> > > yang bersifat nasional atau forum yang bersifat
> > > internasional di Indonesia.
> > >
> > > Pasal 33 ((1) Bahasa Indonesia wajib digunakan
> dalam
> > > komunikasi resmi di lingkungan kerja pemerintah
> dan swasta.
> > >
> > > Pasal 33 ( 2) Pegawai di lingkungan kerja
> lembaga
> > > pemerintahan dan swasta  sebagaimana
> dimaksud pada ayat
> > > (1) yang belum mampu berbahasa Indonesia wajib
> mengikuti
> > > atau diikutsertakan dalam pembelajaran untuk
> meraih
> > > kemampuan berbahasa Indonesia.
> > >
> > > Pasal 34 Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam
> laporan
> > > setiap lembaga atau perseorangan kepada instansi
> > > pemerintahan.
> > >
> > > Pasal 35 (1) Bahasa Indonesia wajib digunakan
> dalam
> > > penulisan karya ilmiah dan publikasi karya ilmiah
> di
> > > Indonesia.
> > >
> > > Pasal 35 (2) Penulisan dan publikasi sebagaimana
> dimaksud
> > > pada ayat (1) untuk tujuan atau bidang kajian
> khusus dapat
> > > menggunakan bahasa daerah atau bahasa asing.
> > >
> > > Demikian beberapa peraturan atau tata tertib
> berbahasa
> > > Indonesia. Bila ini dilakukan, maka akan
> berimplikasi
> > > seperti di bawah.
> > >
> > > -Dokumen kontrak harus ditulis dalam bahasa
> Indonesia bila
> > > BPMIGAS berkontrak dengan perusahaan nasional,
> atau dengan
> > > bahasa Indonesia dan bahasa Inggris bila BPMIGAS
> berkontrak
> > > dengan pihak asing.
> > > -BPMIGAS hanya akan menulis surat-surat dan
> > > dokumen-dokumennya dalam bahasa Indonesia.
> > > -Laporan-laporan yang disampaikan kepada BPMIGAS
> harus
> > > menggunakan bahasa Indonesia.
> > > -Komunikasi resmi di kantor2 K3S (Kontraktor
> Kontrak Kerja
> > > Sama) harus menggunakan bahasa Indonesia, bila
> presentasi
> > > dianggap komunikasi resmi, maka tak ada
> keharusan
> > > menggunakan bahasa Inggris.
> > > -Orang-orang expatriate yang bekerja di K3S wajib
> mengikuti
> > > atau diikutkan kursus bahasa Indonesia dan bila
> mereka
> > > presentasi di BPMIGAS mereka harus menggunakan
> bahasa
> > > Indonesia.
> > > -Forum-forum pertemuan ilmiah di Indonesia
> seperti IPA,
> > > IAGI atau HAGI wajib menggunakan bahasa Indonesia
> sebagai
> > > media komunikasi; makalahnya sendiri boleh
> ditulis dalam
> > > bahasa Inggris.
> > >
> > > Peraturan Presiden tentang hal ini, yang mengatur
> lebih
> > > jauh tata tertib penggunaan bahasa Indonesia,
> bahasa daerah
> > > dan bahasa asing akan diterbitkan paling lama dua
> tahun
> > > sesudah UU ini diundangkan (batas waktu : Juli
> 2011).
> > >
> > > Implikasi UU ini kepada bisnis
> perminyakan/pertambangan
> > > sehari-hari akan cukup jauh. UU ini tentu belum
> sepenuhnya
> > > dilaksanakan. Buktinya, beberapa minggu lalu saya
> masih
> > > membubuhkan paraf di lima kontrak baru migas yang
> seluruhnya
> > > berbahasa Inggris; seharusnya, mengacu kepada
> Pasal 31 UU
> > > No. 24/2009, kontrak migas harus ditulis dalam
> bahasa
> > > Indonesia (bila Pemerintah/BPMIGAS berkontrak
> dengan
> > > perusahaan nasional) atau bahasa Indonesia dan
> bahasa
> > > Inggris (bila Pemerintah/BPMIGAS berkontrak
> dengan
> > > perusahaan asing).
> > >
> > > Demikian, sekedar info. Di atas segalanya, bahasa
> Indonesia
> > > harus berdaulat penuh di Indonesia. Bahasa
> Indonesia harus
> > > terus dipelajari dan dipelihara demi kesantunan,
> kebanggaan
> > > dan kecintaan kepada Indonesia. Bahasa daerah
> masing-masing
> > > juga harus terus dibina sebagai akar budaya
> masing-masing.
> > > Dan, bahasa2 asing harus terus dipelajari agar
> kita tidak
> > > tersisih dari pergaulan dunia dan memiliki
> kemampuan untuk
> > > meluaskan pengetahuan seluas-luasnya.
> > >
> > > salam,
> > > Awang
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> >
> --------------------------------------------------------------------------------
> > > PP-IAGI 2008-2011:
> > > ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
> > > sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
> > > * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen,
> banyak
> > > biro...
> > >
> >
> --------------------------------------------------------------------------------
> > > ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
> > > yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
> > > 13-14 Oktober 2009
> > >
> >
> -----------------------------------------------------------------------------
> > > To unsubscribe, send email to:
> > > iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> > > To subscribe, send email to:
> > > iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> > > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id <http://iagi.or.id/>
> > > Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> > > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> > > No. Rek: 123 0085005314
> > > Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> > > Bank BCA KCP. Manara Mulia
> > > No. Rekening: 255-1088580
> > > A/n: Shinta Damayanti
> > > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> > > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> > >
> ---------------------------------------------------------------------
> > > DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with
> regard to
> > > information posted on its mailing lists, whether
> posted by
> > > IAGI or others. In no event shall IAGI and its
> members be
> > > liable for any, including but not limited to
> direct or
> > > indirect damages, or damages of any kind
> whatsoever,
> > > resulting from loss of use, data or profits,
> arising out of
> > > or in connection with the use of any information
> posted on
> > > IAGI mailing list.
> > >
> ---------------------------------------------------------------------
> > >
> > >
> > >
> > >
> >
> >
> >      Lebih aman saat online. Upgrade ke
> Internet Explorer 8 baru dan lebih
> > cepat yang dioptimalkan untuk Yahoo! agar Anda merasa
> lebih aman. Gratis.
> > Dapatkan IE8 di sini!
> > http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer/
> >
> >
> >
> --------------------------------------------------------------------------------
> > PP-IAGI 2008-2011:
> > ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
> > sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
> > * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak
> biro...
> >
> >
> --------------------------------------------------------------------------------
> > ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
> > yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
> > 13-14 Oktober 2009
> >
> >
> -----------------------------------------------------------------------------
> > To unsubscribe, send email to:
> iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> > To subscribe, send email to:
> iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> > Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> > No. Rek: 123 0085005314
> > Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> > Bank BCA KCP. Manara Mulia
> > No. Rekening: 255-1088580
> > A/n: Shinta Damayanti
> > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> > IAGI-net 
> > <http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/%0AIAGI-net>Archive
> 2:
> > http://groups.yahoo.com/group/iagi
> >
> ---------------------------------------------------------------------
> > DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard
> to information posted
> > on its mailing lists, whether posted by IAGI or
> others. In no event shall
> > IAGI and its members be liable for any, including but
> not limited to direct
> > or indirect damages, or damages of any kind
> whatsoever, resulting from loss
> > of use, data or profits, arising out of or in
> connection with the use of any
> > information posted on IAGI mailing list.
> >
> ---------------------------------------------------------------------
> >
> >
> 


      Berselancar lebih cepat. Internet Explorer 8 yang dioptimalkan untuk 
Yahoo! otomatis membuka 2 halaman favorit Anda setiap kali Anda membuka 
browser. Dapatkan IE8 di sini! 
http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer

--------------------------------------------------------------------------------
PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...
--------------------------------------------------------------------------------
ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
13-14 Oktober 2009
-----------------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke