2008/9/25 Resza Ciptadi <[EMAIL PROTECTED]>:
> 2008/9/22 Pataka <[EMAIL PROTECTED]>:
>> Salam,
>>
>> On Sep 22, 2008, at 6:54 PM, Frans Thamura wrote:
>>
>>> ketua, bendahara, seketaris, mereka pengurus kah?
>>
>> Mestinya iya. Makanya baca lagi akte-nya (anggaran dasar). Tapi jangan lupa
>> ya Frans, yang tidak boleh terima duit itu Pembina, Pengawas, Pengurus yang
>> merupakan pendiri yaitu mereka yang biasanya disebut di dalam akta
>> pendirian. Akta perubahan berikutnya bisa saja terdiri dari dua kubu, yaitu
>> Pengurus sebagai pendiri dan Pengurus sebagai pelaksana harian atau Badan
>> Pengurus Harian (BPH). Pelan-pelan bacanya supaya jelas dan nanti ke notaris
>> deh tanya supaya nggak salah.
>>
>> Kenapa kok begitu? Karena UU Yayasan beranggapan bahwa para pendiri itu
>> adalah pemilik yayasan yang fungsinya adalah sebagai penyantun yang
>> menghidupi dan mendanai yayasan. Mereka tidak boleh cari makan di situ.
>>
>>>> (2) Pengecualian atas ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat
>>>> ditentukan dalam Anggaran Dasar Yayasan bahwa Pengurus menerima gaji,
>>>> upah,
>>>> atau honorarium, dalam hal Pengurus Yayasan:
>>>> a. bukan pendiri Yayasan dan tidak terafiliasi dengan Pendiri, Pembina,
>>>> dan
>>>> Pengawas; dan
>>>> b. melaksanakan kepengurusan Yayasan secara langsung dan penuh.
>>>
>>> tapi ini ada syarat kan, bahwa pengurus dapat digaji, asal tertulis
>>
>> Gaji ya musti tertulis Frans. Kan nanti kaitannya sama pajak. Kan paling
>> tidak musti bayar PPh 21? Yang dimaksud ayat ini adalah pengurus yang BPH
>> tadi, bukan pengurus yang pendiri.
>>
>>> saya check akte dulu deh pas pulang ke indo nanti.
>>
>> Ya, sebaiknya dicek dolo gituh. Kalau ada salah-salah segera diperbaiki :)
>>
>>>> (3) Penentuan mengenai gaji, upah, atau honorarium sebagaimana dimaksud
>>>> pada
>>>> ayat (2), ditetapkan oleh Pembina sesuai dengan kemampuan kekayaan
>>>> Yayasan."
>>>>
>>>> Nah, ayat yang kedua itu jadi pintu masuk untuk membentuk BPH yang
>>>> merupakan
>>>> profesional yang disewa oleh Pembina/Pengurus asli pendiri yayasan.
>>>> Sekaligus ayat ini juga menegaskan bahwa Pengurus yang merupakan pendiri
>>>> tidak harus berfungsi penuh menjalankan kegiatan yayasan sehari-hari,
>>>> jadi
>>>> bisa dilimpahkan ke BPH.
>>>
>>> BPH apa yah
>>
>> BPH itu pengurus profesional yang bukan pendiri dan tidak terafiliasi dengan
>> para pendiri (baik pembina, pengurus maupun pengawas yayasan). Artinya bukan
>> sodara, anak, menantu, besan, ponakan dlsb. yang bisa ikut serta di dalam
>> penguasaan asset yayasan. Tepatnya harus orang lain. Sehingga biasanya BPH
>> diisi oleh karyawan yang dikontrak untuk jangka waktu tertentu atau per
>> program. Kurang lebih seperti itu penjelasan pasal di atas.
>>
>>> sepertinya kata pembina dan pengurus ini beda deh... pembina yang
>>> tanda tangan diakte, pengurus itu yang terdaftar di akte
>>
>>
>> Pembina dan pengurus serta pengawas yang pertama-tama itu biasanya otomatis
>> disebut sebagai dewan pendiri. Tapi kewenangan tertinggi tetap pembina. Gitu
>> Frans. Semoga jelas ya.
>>
>> _______
>> Regards,
>>
>> Pataka
>>
>
> Kembali lagi ke pokok utama pertanyaan saya, dan juga tema KPLI
> Meeting "QUO VADIS KPLI", sebenernya saya sudah duga bakal ada kutub2
> seperti yang di jabarkan oleh Mas Sofyan(fade2black) di thread
> risalah.Itu sudah ada sejak dulu. Buat saya yang penting sebetulnya
> bagaimana kalau orang memilih salah satu pilihan, taro lah badan hukum
> atau badan usaha. IMHO diskusi lebih produktif kita arahkan untuk
> membuat standar semacam acuan yang bisa dipakai bila KPLI sudah
> menentukan salah satu pilihan. Bayangannya ILC itu membentuh semacam
> RFC atau JSR di komunitas JAVA baik untuk badan hukum, badan usaha,

Jangan lupa POSIX juga.

> OTB. Meski untuk yang OTB sudah ada LUG Howto mungkin masih bisa
> ditambahkan dari pengalaman2 rekan2 selama ini dipelosok tanah air
> yang belum tercakup atau spesifik di kita.
>
> Jadi kalo orang pilih Badan Hukum sudah bisa langsung jalan. Pilih
> badan usaha ga bingung lagi mo bikin usaha apa ada standar layanan
> sama produk minimal yang tersedia misalnya(jadi orang bisa berpikir
> ketika disebut KPLI minimal dia bisa beli iso terbaru, buku tertetu,
> install distro A, B, C dengan harga sekian, mungkin jadi mirip
> francise di persepsi masyarakat awam). Intinya Standarisasi.
>
> Ini lebih penting saya rasa

"Standarisasi organisasi KPLI", masalah mo pake silahkan ga pake ga
dosa. Mirip di dunia teknis tapi ini buat organisasi kita ramu dari
pengalaman para dedengkot.

> --
> Resza
>
> http://jakarta.linux.or.id
>



-- 
Resza

http://jakarta.linux.or.id

-- 
Berhenti langganan: [EMAIL PROTECTED]
Arsip dan info: http://linux.or.id/milis

Reply via email to