Mirip Kaang Ocoy ulasannya..

--- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, "JT™" <jsxtra...@...> wrote:
>
> Noh jendral.., mantep gak tuh ulasan si akang..,  ente jangan cuma 
> mangut-mangut aje.., ngerti gak?..., hehehe...
> 
> 
> Powered by TLKM BullBerry®
> 
> " Good Trade Comes To Those Who Wait "
> 
> -----Original Message-----
> From: Bagus Putra Perdana <disclosure....@...>
> 
> Date: Mon, 31 Aug 2009 03:25:01 
> To: <obrolan-bandar@yahoogroups.com>
> Subject: Re: [ob] amazing bagus putra perdana
> 
> 
> Nih Umpan Silangnya Om Art...
> 
> Its A Long One, Read It In Ur Spare Time.
> 
> 
> Red Flag BUMI ;
> 
> 
> 
>    - Sempat Ada Koreksi atas Laporan Keuangan Audit yang sudah Publish
>    dengan Angka yang Cukup Material (dan Auditornya juga bukan Afiliasi Big 5
>    KAP Internasional). Ini sedikit banyak mempengaruhi penilaian atas
>    reliabilitas angka2 di Fin Report BUMI. At the very Least kita harus ambil
>    sedikit "Grim-Tone" atas angka2 tercantum di laporan keuangan BUMI.
> 
> 
> 
> Yellow Flag BUMI ;
> 
> 
> 
>    - Sinyal Penggunaan Excess Cash yang kurang Wise dari Manajemen BUMI (EGO
>    Project?!). Spending Capital Expenditure untuk 2008 Benar2 Buruk menurut
>    saya, dari spending sebesar 1.7 Bio USD Arus Kas Investasi, Yang cenderung
>    ke Maintenance, Productivity Enhancement dan Capacity Expansion Cuma 707,3
>    Juta Dollar (Less Than 50%, saya exclude penambahan aset Migas (Gallo) 174
>    Juta karena jujur ini spending yang mungkin harusnya di-Abandon karena dari
>    taun 2003 belun bisa materialisasi pendapatan dan temuan apa-apa, pun dari
>    707 Juta ini juga 278 Juta Dollar adalah untuk eksplorasi dan sebagian
>    eksplorasi BUMI juga konyol dan belum bisa nambah pendapatan dan aset dalam
>    waktu dekat (Citra Palu, Gorontalo Mineral, Pasir Besi Sfariat, Gallo Oil
>    Etc) jadi dari Jumlah 707,3 Juta itu yang benar2 produktif ke segmen coal
>    likely hanya 428.5 Juta yaitu ke penambahan aset tetap dan tambahan rasio
>    kupas tanah. Maksudnya bukan CAPEX ke yang lain gak boleh tapi Mbok Ya O
>    paling banyak ke Segmen Coal gitu yg jelas2 paling gampang dan paling
>    visible bisa langsung revenue recognition. On Top Of that adalah US$550,5
>    Juta Spending untuk akuisisi anak perusahaan (mayoritasnya US$ 505 Juta
>    untuk Herald). We're Talking About Cash Burner since Operating Cashflow2008
>    adalah 959 Juta US$ sementara Investing CashFlownya Spend 1,7 Bio US$.
>    - Khusus Herald, BUMI beli Herald Spesifiknya untuk Dairi Project, sampai
>    saat ini Dairi Belun Commence en dapet izin dari Departemen Kehutanan 
> karena
>    di wilayah hutan lindung. Penilai Transaksi kalo gak salah dulu ambil range
>    harga wajar Dairi yang belum commence pake metode Diskonto Arus Kas dan
>    Pembanding Perusahaan Sejenis, yang kalo menurut saya rentan banget
>    Overstated karena gimana mo bikin proyeksi yang akurat dan reliable kalo
>    Commence aja belon jelas Plan Of Developmentnya, terutama untuk asumsi
>    produksi dan initial outlay untuk fasilitas produksi. Asumsi Harga Jual
>    untuk Dairi yang dibuat penilai BUMI kalo gak salah itu pake harga 
> komoditas
>    tahun 2007 dan biaya modal nya kalo gak salah waktu itu 11-12%an deh.
>    Cenderung bikin aset herald Overstated sih.
>    - Perseroan membukukan Tagihan Restitusi PPN sebesar $406 Juta Dollar di
>    Current Asset nya dimana ini diasumsikan dapat dioffset dengan kewajiban
>    royalti 13.5% Produksi kepada Pemerintah. Ini masih dispute dan sampai
>    sekarang masih terkatung-katung. Ya saya sih tengah-tengah lah. Kalo 
> menurut
>    PKP2B sih harusnya itu emang jadi hak BUMI tapi kalo mo bener2 aman ini
>    di-exclude dari balance juga bisa sih sapa tau pemerintahnya jadi Galak ama
>    Mining Companies hehe.
>    - Tuntutan 51% Divestasi KPC oleh Pemprov Kaltim
>    - Arutmin saat ini menghadapi tuntutan yang cukup material (nilai
>    penggantiannya 662,4 Miliar rupiah). Sudah Sampai Pengadilan Tinggi
>    Banjarmasin dan Arutmin kalah, saat ini sedang proses kasasi di MA.
>    - CAPEX-demand Tahun2 mendatang bakal cukup lumayan untuk development
>    asset non-coal nya.
>    - Terkesan kurang serius buat Spending secara signifikan di Aset Coalnya.
>    Memang menurut PKP2B seluruh aset tetap akan jadi milik pemerintah pada 
> saat
>    PKP2B habis (diserah-terimakan) hingga mungkin sisa 10-12 tahun lagi gak
>    ngasih IRR terlalu besar buat spend fixed asset karena gak bisa di klaim
>    saat tiring. tapi tuh Adaro aja spendingnya CAPEXnya full ke operasional
>    sehingga kasih sinyal positif buat investor. If BUMI do the same we will 
> see
>    positive re-rating on sell-siders 12 month target price.
>    - Manajemen terlalu fokus pada harga dan pergerakan saham di pasar.
>    Harusnya sih fokus aja ke operasi dan pengembangan usaha secara bener,
>    valuation will take care of themselves kalo ini udah improved.
> 
> 
> 
> Green Flag BUMI ;
> 
> 
> 
>    - Operation and Asset wise adalah yang terbaik di Indonesia dengan
>    produksi batu bara kualitas tinggi, cadangan yang sangat memungkinkan untuk
>    ekspansi kapasitas produksi (Si Dileep mah selalu bilangnya 100 Juta Ton di
>    2012 tapi kalo spending ke Coalnya gak serius gini mah mana mungkin atuh..)
>    , dan dekat dengan laut serta mengoperasikan pelabuhan sendiri hingga beban
>    operasi lebih rendah dari Peersnya dengan kemampuan peningkatan produksi
>    yang (harusnya) lebih fleksibel.
>    - Begitu-begitu Manajemennya sih rada terbukti lumayan kreatif
>    (akrobatnya maksudnya hehe) dan sakti juga track record value creatingnya.
>    ROCE historikal diatas 18 %, Not Bad Eh.
>    - Ini yang menarik dan jarang di Highlight temen analis2 dr sell side
>    (analis sell side cenderung fokus ke earning dan accrual basis reporting)
>    yaitu secara Cash Basis BUMI generate Free Cash Before Expansion Capex 
> lebih
>    besar dari reported Net Income (Pintarkah atau Licinkah? Hehe). Partly
>    thanks to akuisisi aset2 dan spending gak jelas yang lalu di kapitalisasi
>    dan di charge against Income hingga menciptakan non cash expense yang
>    lumayan (more cash and tax bracket). We will see this on years to come 
> since
>    Herald Goodwill Charge itu aja signifikan banget nambah Goodwill plus
>    kapitalisasi biaya eksplorasi. Jadi sementara efek revenue recognitionnya
>    belum contribute sebenernya sih dari transaksi aset2 akuisisinya sih udah
>    nambah arus kas berjalan dari tax bracket non cash charges di Profit and
>    loss statementnya. Mungkin keenakan jadinya seneng beli en akuisisi aset
>    terus. Goodwill nya aja skrg udah 1,02 Bio USD per maret 2009, di charge 10
>    taun aja itu udah non-cash expense 100 Juta USD per taun dan dengan asumsi
>    Tax Rate 28% itu bisa hemat $28 Juta USD per taun. Mayan lah. Apalagi biaya
>    akuisisinya pake CB. Cuman saya kurang suka sih peningkatan shareholder
>    value dari cara begini.
>    - Most Sell Side Analyst Pake Discount Factor di WACC diatas 16 %, while
>    ini buat beberapa orang incorporate faktor resiko pada kondisi riil nya ini
>    tidak mencerminkan Biaya Modal Riil BUMI dan prone banget untuk dikoreksi
>    kebawah nantinya, berefek pada understate harga saat ini dan koreksi target
>    ke atas bermodal trim discount factor. Saya lebih suka incorporate faktor
>    resiko dengan naekkin MOS yang diinginkan daripada naekkin Discount Factor
>    jauh diatas biaya riil perseroan.
>    - Free Float Nya Besar diatas 85% hingga amat likuid.
>    - Coal is world's primary electricity choice long term wise.
> 
> 
> Possible Catalyst (Upside dan Downside)
> 
>    - Rilisnya berita2 terkait improvement dari sisi produksi batubara,
>    spending untuk Q1 aja pembelian aset tetap dan biaya kupas tanah sudah US$
>    182 Juta
>    - Konversi Resources ke Reserves sesuai Plan Of Development yang
>    disetujui Departemen ESDM RI
>    - Kalo-kalo eksplorasi dari unit-unit usaha non coal nya tau-tau positif
>    dan di highlight.
> 
> 
> 
> -          Dispute Hukum
> 
> -          Heavy  and Long Rainfall Season, Kesulitan Operator Meningkatkan
> Produksi
> 
> -          Pembatalan Kontrak
> 
> -          Penjaminan dan Kehilangan Aset-aset batubaranya kepada kreditor
> Perseroan.
> 
> 
> 
> 
> Valuasi
> 
> 
> 
> Sekali lagi saya ingetin dulu kalo valuasi itu sifatnya hanya approximasi
> dan bergerak dinamis seiring perubahan kondisi operasi dan keuangan. Saya
> akan kasih range harga berdasarkan beberapa tools analisis. Nah karena saya
> udah janji mo sharing valuasi yang gak terlalu ribet, we wont do any fancy
> excel spreadsheet now (lagian saya juga ga boleh sharing proforma model di
> milis terbuka entar ketauan bisa diomelin bos ;P )
> 
> 
> 
> Untuk Valuasi Mid-Term mungkin udah dikasih ama Pak Tom DS, ato udah sering
> juga dicover pake metode standar DCF ato EV/Reserves ato PE multiple sama
> Analis2 Sell Side. I will share the old-school value style ;
> 
> 
> 
> Untuk Ekstrem Konservatif, Kita Pake Asset Based Valuation, Its Not Like We
> Consider BUMI to Enter Bankruptcy, cuman kasarnya ini kita estimate nilai
> kasar sesial-sialnya kalo yg terburuk terjadi. Jadi ini adalah range tersial
> kalo ada kepanikan ato berita2 yg buruk. Harga akan cenderung mendekati sisi
> ekstrim konservatif ini. here we go for the 1st Valuation ;
> 
> 
> 
> Angka yang digunakan adalah Balance Sheet Maret 2009
> 
> 
> 
> Kas dan Setara Kas ;
> 
> Book = 140,1 Juta USD + 174,2 Juta USD + 300,4 Juta USD (No Adjustment For
> Cash Equivalent and Short term Inv ) = 615 Juta USD
> 
> 
> 
> Receivables ;
> 
> 
> 
> Receivables BUMI yang jatuh tempo lebih dari 90 Hari hanya sedikit dan ini
> juga sudah net penyisihan piutang hingga kita gak adjust nilai di book ;
> 
> 
> 
> Trade Receivables = 236 Juta USD
> 
> 
> 
> Inventory
> 
> 
> 
> Inventory BUMI isinya tuh Batubara, BBM dan suku cadang hingga dapat dinilai
> cukup baik dan bisa dilepas di harga pasar, kita adjust jadi 90 % nilai di
> Book.
> 
> 
> 
> Inventory = 147 Juta USD, * 90 % = 126 Juta USD
> 
> 
> 
> VAT Recovarable
> 
> 
> 
> Yah yang yakin Dispute bisa disettle silahkan pake 100% aja angka di book
> tapi kalo yang ragu-ragu ya diadjust aja saya sendiri yakin BUMI punya dasar
> hukum yang cukup kuat buat klaim restitusi tp lebih comfort adjust nilai VAT
> Recovarable ini di 60 % dari yang di klaim di book.
> 
> 
> 
> VAT Recovarable = 537 Juta USD, * 60 % = 332 Juta USD
> 
> Other Current Asset diadjust 60 % juga jadi 70 Juta USD * 60% = 42 Juta USD
> 
> 
> 
> Investment In Associates Isinya Penyertaan di DEWA, barangnya bisa dilepas
> ke pasar jadi cuman di adjust 80% dari Book maka 245 Juta USD * 80 % = 196
> Juta USD
> 
> 
> 
> Fixed Asset Net Depr = 968 Juta USD * 80 % = 775 Juta USD
> 
> 
> 
> Aset Migas BUMI Kualitasnya kurang Sip jadi 50 % * 296 Juta = 148 Juta USD
> 
> 
> 
> Deferred Cost hardly bisa direcover kalo Likuidasi tapi cukup berharga kalo
> diliat going-concern perusahaan. Kita adjust jadi 65 % maka 803 Juta USD *
> 65 % = 522 Juta USD
> 
> 
> 
> Tax Refund = 80 % * 65 Juta USD = 52 Juta USD
> 
> 
> 
> Goodwill = 25 % *  1,02 Bio = 254 Juta USD
> 
> 
> 
> Prepaid Exp and Financing Cost = 70 % * 104 Juta USD = 73 Juta USD
> 
> 
> 
> Other Assets = 243 Juta USD * 50 % = 122 Juta USD
> 
> 
> 
> Total Asset Adjusted = 615 + 236 + 126 + 332 + 42 + 196 + 775 + 148 + 522 +
> 52 + 254 + 73 + 122 = 3, 53 Bio USD
> 
> 
> 
> Total Liabilities = 3, 75 Bio USD
> 
> 
> 
> Total Equity = - 220 Juta USD
> 
> 
> 
> Loh Ko Bisa Minus? Tenang, ini adalah metode paling konservatif peninggalan
> Graham. Yah Buat gambaran rekan-rekan aja bahwa BUMI meminjam dalam jumlah
> besar sehingga Liabilitiesnya besar namun Liabilities yang besar itu
> digunakan untuk membeli aset yang sebagian besar akuisisinya adalah
> Intangible. Untuk BUMI Current Ratio dan Debt Ratio standar tidak akan bisa
> mengambarkan reliability balance sheetnya kalo hal terburuk terjadi. Kalo di
> Tiring sekarang pemegang ekuitas BUMI gak akan dapet apa-apa. (masa iya
> dilikuidasi dapetnya sisa intangibles ;P)
> 
> 
> 
> Tapi BUMI masih dalam kondisi operasi yang baik jadi gak mungkin di
> likuidasi. So we take another approach to value its asset. Ini rumus
> sederhana singkat aja. (ROE BUMI / ROE Market) ^ 1.5 dikali BV (pangkat 1.5
> untuk mengakomodasi Re-investment rate 5 tahun dan kali ini memakai full BV
> karena mengasumsikan Intangible berperan juga untuk menggenerate revenue)
> 
> 
> 
> = ((40.87 % / 16 %) ^ 1.5 ) * 1,746 Bio USD = 2.37 * 1,746 = 4,136 Bio USD
> 
> = 4,136 Bio USD / Shares Outstand = Rp 2200
> 
> 
> 
> Ini Full Value Sementara dari Metode Aset. Kita ambil buat Base Case BUMI
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> We take another tools now , Kita tau Premis lain dari membeli aset adalah
> arus kas yang akan kita terima di masa yang akan datang. Kita beli aset
> sekarang bukan karena pendapatan historis tapi untuk pendapatan masa depan.
> Metode DCF menginkorporasi pendekatan itu yang kemudian di Present Value kan
> ke nilai sekarang dari arus kas tersebut. Nah Kelemahan DCF sendiri paling
> telak bukan di arus kas 1-5 tahun dari saat ini namun dari Terminal Value
> setelah tahun ke 5 tersebut nantinya target harga sebagian besar akan
> disumbang dari terminal value tersebut. Yang akan menimbulkan masalah karena
> ;
> 
> 
> 
>    1. Terlalu jauh dan sulit memprediksikan kondisi operasi yang akan
>    tercapai di n setelah terminal (khusus mining macem BUMI memang analisa DCF
>    nya bukan terminal value tapi Life Of Mine krn PKP2B mensyaratkan
>    pengembalian aset setelah PKP2B habis, jadi going concern perusahaan tidak
>    akan sama secara infinity)
>    2. perubahan sedikit aja di Terminal value baik numerator (free cash) dan
>    Denominator (Cost of capital minus growth kalo ada continuity) akan merubah
>    TP secara amat signifikan. DCF is a perfect Tools tapi dia require angka2 
> yg
>    akurat dan kecuali bisnisnya jelas dan pasti estimasi angka secara akurat 
> ke
>    depan itu hampir-hampir mustahil., garbage in – garbage out principle
>    applied.
> 
> 
> 
>       Nah konsep arus kas masa depan ini digunakan dan dipahami juga oleh
> Value Player modern (Buffet, Miller, Lynch, Fries) namun mereka tidak
> terlalu suka mematerialisasikan growth yang terlalu maju ke depan di masa
> sekarang. Maka yang dikapitalisasi adalah kekuatan dari earning saat ini
> yang dikapitalisasi jadi Earning Power Value, tentu saja ini juga sifatnya
> dinamis karena begitu jelas termaterialisasi penambahan/pengurangan EPV
> secara permanen maka angka EPV akan diadjust. Tapi secara prinsip EPV tidak
> membawa terlalu jauh nilai masa depan ke saat ini. Notice bahwa Capex yang
> akan diambil adalah maintenance Capex aja.
> 
> 
> 
> EPV BUMI adalah sebagai berikut ;
> 
> 
> 
> Kita buat 2 perhitungan, tanpa Internal Growth dan dengan Internal Growth;
> 
> 
> 
> Berdasarkan A 08
> 
> 
> 
> Net Cash Operation = 960 Juta USD
> 
> Change In W Capital =  26 Juta USD
> 
> Capex                        = 427 Juta USD
> 
> 
> 
> Free Cash Flow = 559 Juta USD
> 
> Free Cash Flow Per Share = Rp 290
> 
> Cost Of Capital = 12 %
> 
>  Internal Growth = 0 %
> 
> EPV = Rp 290 / 12 % = Rp 2417
> 
> 
> 
> Untuk kasus 2 kita perhitungkan Internal Growth 3.5 %, Internal Growth
> maksudnya Growth secara Natural yang dicapai tanpa perlu ada penambahan
> CAPEX (ini, misalnya dari peningkatan marjin laba bersih karena penurunan
> beban bunga atau kenaikan secara natural harga batu bara di pasaran )
> 
> EPV = Rp 290 / (12% - 3.5%) = Rp 3411
> 
>  Nah Kita dapat Range Valuasi Rp 2250 – Rp 3411 untuk saat ini.
> 
> 
> 
> Tapi jangan lupa, EPV BUMI yang dipakai bukan pada EPV optimal, EPV Optimal
> BUMI harusnya nanti di 2012 kalo bisa termaterialisasi angka produksi yang
> digembar-gemborin si Dileep 100 Juta Ton. Minimal EPV bisa naek sampai 2.5
> kali level saat ini kalo itu bener bisa termaterialisasi. Mau pake angka EPV
> saat itu? Silahkan kalau memang sudah yakin termaterialisasi, tinggal Di PV
> kan saja angka EPV 2012 dengan tingkat Diskonto yang diinginkan (misalnya
> EPV 2012 trus di PV kan 15% gitu liat masih berapa % upside potensialnya)
> 
> 
> 
> Anggap aja EPV di tahun 2012 itu UPSIDE potensial karena nanti kalo market
> mulai masuk fase bullish dan growth Investment Bankers dan Sell Side Analyst
> akan Pitching jualan BUMI dengan mengumbar nilai "Masa Depannya" ini. metode
> DCF sendiri hampir pasti akan sampai di TP jauh diatas itu karena
> Kapitalisasi yang dipakai otomatis sudah EPV pada kondisi optimal bahkan
> lebih (talkin about presenting the uncertain...)
> 
> 
> 
> Me? Well U Know Me, Im a Value Boy. Rp 3411 is Good Enough for today. At
> least i want to see some spending on coal asset and production increased
> materialized before adjusting my EPV. If thats happen likely we'll see some
> upgrade from every directions (both sell and buy sides)
> 
> 
> 
> 
> 
> That's that. Feel free to comment Guys... en punten buat embah ini nulisnya
> kepanjangan en ngabisin bandwith. Mohon dipersori Mbah... Nuhun
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 2009/8/27 artomoro9 <artomo...@...>
> 
> >
> >
> > setelah baca ulasan2 kang bagus ini, bener bener bagus banget.
> >
> > sayangnya banyak sekali istilah yang ane kaga ngarti..
> >
> > ane mau minta tolong berapa sih sebenarnya harga wajar saat ini untuk BUMI
> > DAN ASII.
> >
> > gak perlu dijelasin pake metode apa. ane pusing ntar bacanya.
> >
> > langsung aja. harga wajar bumi sekian, asii sekian.
> > dah gitu aja. trims ya.
> >
> > maklum kaga pinter ngitung.
> >
> > regards,
> > A9
> >
> >
> > ------------------------------
> > Kunjungi halaman depan Yahoo! 
> > Indonesia<http://sg.rd.yahoo.com/mail/id/footer/def/*http://id.yahoo.com/>yang
> >  baru!
> > 
> >
> 
> 
> 
> -- 
> Each piece, or part, of the whole nature is always an approximation to the
> complete truth, or the complete truth so far as we know it. In fact,
> everything we know is only some kind of approximation, because we know that
> we do not know all the laws as yet. Therefore, things must be learned only
> to be unlearned again or, more likely, to be corrected.......The test of all
> knowledge is experiment. Experiment is the sole judge of scientific "truth".
> - Richard Feynman
>


Kirim email ke