Re: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan(1)
Makanya, aku nanya mbak rama soal konsep "kebangsaan" Ketika kita bilang "bangsa Indonesia", maknanya apa? Bukan saja sejarah identitas kebangsaan kita pada masa lalu, tapi gimana generasi sekarang memaknai identitas kebangsaan itu. Persoalan kisruh ini itu sekarang kan banyak mengacu pada persoalan identitas. Termasuk identitas muslim :-) Kalau kata orang kanada, ini adalah persoalan si tomat dalam mangkuk salad. Si tomat, bersama teman2nya yg lain ---ada timun, selada, bawang bombay, paprika, olive oil, lemon dan garam dll nyampur jadi satu menjadi rasa salad. Si tomat berkontribusi nyemplung di mangkuk salad, memberikan sumbangsih rasa tomatnya di mangkuk milik bersama, bersatu padu membentuk rasa salad. Tapi di sisi yg sama, dia tetaplah si tomat :-) Persoalannya, gimana si tomat tetap menjadi bagian dari alam semesta mangkuk salad, dan pada saat yang sama, tetap memiliki identitasnya sebagai bagian dari keluarga tomat :-) Mudah2an bisa dipahami. Paling enak bikin perumpamaan ma makanan hehehe.. Salam lapar belum makan siang...:-) Herni 2008/11/17 Dwi Soegardi <[EMAIL PROTECTED]> > "pribumi" itu siapa ya? > > Katanya nenek moyangku orang pelaut > ada yang bilang datang dari propinsi di Cina Selatan. > Kalo pribumi beneran kan keturunan Manusia Jawa, > atau orang-orang Papua. > Apa ada parpol yang menyerukan orang-orang transmigran > supaya keluar dari Papua supaya pribuminya menguasai? > Bisa habis dong pemilih parpol tersebut :-) > > 2008/11/16 donnie damana <[EMAIL PROTECTED]>: > > > Orang pribumi di Amerika malah nasibnya lebih buruk dari pribumi di > > Indonesia.. gak hanya didiskriminasikan tapi dimasukkan ke getho.. > > sama juga orang pribumi di Australia... > > > > don't you learn? > > > > D. > > > > > >> > >> > >> bahwa walau di amrik negara demokrasi tapi perekonomian negeri di > >> sana dikuasai oleh pribumi di sana. > >> > >> tapi di negeri ini? > >> > > > [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan(1)
Yang di aceh sih, orang jawa transmigran sudah di usir. Ntar yg di jakarta, hanya boleh orang sunda atau betawi nih ? Etnis lain kudu nyingkir yah ? -Original Message- From: "Dwi Soegardi" <[EMAIL PROTECTED]> Date: Sun, 16 Nov 2008 21:44:20 To: Subject: Re: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan(1) "pribumi" itu siapa ya? Katanya nenek moyangku orang pelaut ada yang bilang datang dari propinsi di Cina Selatan. Kalo pribumi beneran kan keturunan Manusia Jawa, atau orang-orang Papua. Apa ada parpol yang menyerukan orang-orang transmigran supaya keluar dari Papua supaya pribuminya menguasai? Bisa habis dong pemilih parpol tersebut :-) 2008/11/16 donnie damana <[EMAIL PROTECTED]>: > Orang pribumi di Amerika malah nasibnya lebih buruk dari pribumi di > Indonesia.. gak hanya didiskriminasikan tapi dimasukkan ke getho.. > sama juga orang pribumi di Australia... > > don't you learn? > > D. > > >> >> >> bahwa walau di amrik negara demokrasi tapi perekonomian negeri di >> sana dikuasai oleh pribumi di sana. >> >> tapi di negeri ini? >> [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan(1)
"pribumi" itu siapa ya? Katanya nenek moyangku orang pelaut ada yang bilang datang dari propinsi di Cina Selatan. Kalo pribumi beneran kan keturunan Manusia Jawa, atau orang-orang Papua. Apa ada parpol yang menyerukan orang-orang transmigran supaya keluar dari Papua supaya pribuminya menguasai? Bisa habis dong pemilih parpol tersebut :-) 2008/11/16 donnie damana <[EMAIL PROTECTED]>: > Orang pribumi di Amerika malah nasibnya lebih buruk dari pribumi di > Indonesia.. gak hanya didiskriminasikan tapi dimasukkan ke getho.. > sama juga orang pribumi di Australia... > > don't you learn? > > D. > > >> >> >> bahwa walau di amrik negara demokrasi tapi perekonomian negeri di >> sana dikuasai oleh pribumi di sana. >> >> tapi di negeri ini? >>
Re: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan(1)
Sip... kalau bisa ikut bertandang... D On Nov 17, 2008, at 8:20 AM, h.s nurbayanti wrote: > Ayo aja makan2. Aku udah lama banget gak masak2. > Pas sekolah aja rajin masak2, hehehe > Sekarang mah boro-boro deh. Beli jadi aja hehehe.. > > Kalau mau, pas selamatan rumah baru aja. Rumah kecil mungil. > Tapi masih jauh, hehehe.. > Insya Allah april-may tahun depan. > Mau bikin dapur dan ruang makan semi terbuka. > Enak buat ngobrol2 :P. > Ditemani kopi ma pisang goreng dan kacang hehehe.. > PKS bukan PKS boleh bergabung :-) > > 2008/11/16 Ari Condro <[EMAIL PROTECTED]> > > > Bolehnya apa ? > > > > Bolehnya, ya, makan makan, herni. Kecuali makan makan sudah termasuk > > larangan dalam pks :)) > > > > > > -Original Message- > > From: "h.s nurbayanti" <[EMAIL PROTECTED] 40gmail.com>> > > > > Date: Sun, 16 Nov 2008 16:52:11 > > To: 40yahoogroups.com>> > > Subject: Re: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan(1) > > > > > > Mbak rama, > > > > Memang saya gak ngerti tulisan, mbak. Tidak terstruktur. Awut2an. > Dan tidak > > > > berusaha memahami pikiran saya. Kalau ada yg salah, tunjukan di > bagian mana > > > > dari tulisan saya yg dianggap "salah" dan mari mulai diskusi dari > sana. > > Saya > > coba lagi memahami cara berpikir mbak, ya? > > > > Jadi yg mbak sasar itu adalah: > > - orang cina yg suka melakukan kekerasan kepada PRT pribumi? > > - pengusaha "pribumi" yang terdiskriminasi dan tidak memperoleh > akses > > ekonomi? > > > > Gimana sih, PKS melihat persoalan ini? > > Gimana sih, PKS melihat kita semua sebagai "bangsa"? dan konsep > > "kebangsaan"? > > Gimana mbak memaknai "identitas kebangsaan"? > > Seperti di atas kah? Bahwa bangsa Indonesia adalah orang-orang > "pribumi"? > > Dan bahwa orang pribumi (Indonesia) terdiskriminasi dan bahkan > terjajah di > > negerinya sendiri? > > Karena, cara kita melihat persoalan berpengaruh ke bagaimana kita > > memproyeksikan Indonesia ke depan dan menyusun kebijakan. > > > > Mbak bisa tanya ke partainya dulu...:-) > > Kemarin di gramed liat buku ttg ideologi politik PKS, tapi > sekedar liat... > > lagi buru2. > > Mungkin ada yg sudah baca? > > > > Kadang2 saya baca buku, mbak. Itupun pelan banget. Slow reader > dan banyak > > yg > > belum saya baca... > > Kalau saya baca, apa yg salah dng itu? Bukankah ayat pertama yg > turun: > > "Bacalah"? :-) > > Kok kesannya jadi sinis gitu dng orang yg baca buku? > > Susah ya, jadi wanita-muslimah. Ceria gak boleh. Pake baju hitam > panjang > > melangsingkan gak boleh :-) > > Kalo dugem dan mengadopsi budaya barat, dimarah2in. Tapi baca buku > > dikata2in > > juga. Jadi bolehnya apa? > > Bingung aku.. > > > > > > wassalam, > > Herni > > > > > > On Sat, Nov 15, 2008 at 4:11 PM, rama yanti > <[EMAIL PROTECTED]> > > wrote: > > > > > ... > > > > > > [Message clipped] > > > > > > [Non-text portions of this message have been removed] > > > > > > > > [Non-text portions of this message have been removed] > > > > > > > > [Non-text portions of this message have been removed] > > > [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan(1)
Orang pribumi di Amerika malah nasibnya lebih buruk dari pribumi di Indonesia.. gak hanya didiskriminasikan tapi dimasukkan ke getho.. sama juga orang pribumi di Australia... don't you learn? D. > > > bahwa walau di amrik negara demokrasi tapi perekonomian negeri di > sana dikuasai oleh pribumi di sana. > > tapi di negeri ini? > > > [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan(1)
Semoga pas jadwal kunjungan ke jakarta :)). Kemungkinan kalo gak awal april yah akhir april :p -Original Message- From: "h.s nurbayanti" <[EMAIL PROTECTED]> Date: Mon, 17 Nov 2008 08:20:46 To: Subject: Re: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan(1) Ayo aja makan2. Aku udah lama banget gak masak2. Pas sekolah aja rajin masak2, hehehe Sekarang mah boro-boro deh. Beli jadi aja hehehe.. Kalau mau, pas selamatan rumah baru aja. Rumah kecil mungil. Tapi masih jauh, hehehe.. Insya Allah april-may tahun depan. Mau bikin dapur dan ruang makan semi terbuka. Enak buat ngobrol2 :P. Ditemani kopi ma pisang goreng dan kacang hehehe.. PKS bukan PKS boleh bergabung :-) 2008/11/16 Ari Condro <[EMAIL PROTECTED]> > Bolehnya apa ? > > Bolehnya, ya, makan makan, herni. Kecuali makan makan sudah termasuk > larangan dalam pks :)) > > > -Original Message- > From: "h.s nurbayanti" <[EMAIL PROTECTED] > > > Date: Sun, 16 Nov 2008 16:52:11 > To: > > Subject: Re: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan(1) > > > Mbak rama, > > Memang saya gak ngerti tulisan, mbak. Tidak terstruktur. Awut2an. Dan tidak > > berusaha memahami pikiran saya. Kalau ada yg salah, tunjukan di bagian mana > > dari tulisan saya yg dianggap "salah" dan mari mulai diskusi dari sana. > Saya > coba lagi memahami cara berpikir mbak, ya? > > Jadi yg mbak sasar itu adalah: > - orang cina yg suka melakukan kekerasan kepada PRT pribumi? > - pengusaha "pribumi" yang terdiskriminasi dan tidak memperoleh akses > ekonomi? > > Gimana sih, PKS melihat persoalan ini? > Gimana sih, PKS melihat kita semua sebagai "bangsa"? dan konsep > "kebangsaan"? > Gimana mbak memaknai "identitas kebangsaan"? > Seperti di atas kah? Bahwa bangsa Indonesia adalah orang-orang "pribumi"? > Dan bahwa orang pribumi (Indonesia) terdiskriminasi dan bahkan terjajah di > negerinya sendiri? > Karena, cara kita melihat persoalan berpengaruh ke bagaimana kita > memproyeksikan Indonesia ke depan dan menyusun kebijakan. > > Mbak bisa tanya ke partainya dulu...:-) > Kemarin di gramed liat buku ttg ideologi politik PKS, tapi sekedar liat... > lagi buru2. > Mungkin ada yg sudah baca? > > Kadang2 saya baca buku, mbak. Itupun pelan banget. Slow reader dan banyak > yg > belum saya baca... > Kalau saya baca, apa yg salah dng itu? Bukankah ayat pertama yg turun: > "Bacalah"? :-) > Kok kesannya jadi sinis gitu dng orang yg baca buku? > Susah ya, jadi wanita-muslimah. Ceria gak boleh. Pake baju hitam panjang > melangsingkan gak boleh :-) > Kalo dugem dan mengadopsi budaya barat, dimarah2in. Tapi baca buku > dikata2in > juga. Jadi bolehnya apa? > Bingung aku.. > > > wassalam, > Herni > > > On Sat, Nov 15, 2008 at 4:11 PM, rama yanti <[EMAIL > PROTECTED]> > wrote: > > > ... > > > > [Message clipped] > > > [Non-text portions of this message have been removed] > > > > [Non-text portions of this message have been removed] > > > [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan(1)
Ayo aja makan2. Aku udah lama banget gak masak2. Pas sekolah aja rajin masak2, hehehe Sekarang mah boro-boro deh. Beli jadi aja hehehe.. Kalau mau, pas selamatan rumah baru aja. Rumah kecil mungil. Tapi masih jauh, hehehe.. Insya Allah april-may tahun depan. Mau bikin dapur dan ruang makan semi terbuka. Enak buat ngobrol2 :P. Ditemani kopi ma pisang goreng dan kacang hehehe.. PKS bukan PKS boleh bergabung :-) 2008/11/16 Ari Condro <[EMAIL PROTECTED]> > Bolehnya apa ? > > Bolehnya, ya, makan makan, herni. Kecuali makan makan sudah termasuk > larangan dalam pks :)) > > > -Original Message- > From: "h.s nurbayanti" <[EMAIL PROTECTED] > > > Date: Sun, 16 Nov 2008 16:52:11 > To: > > Subject: Re: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan(1) > > > Mbak rama, > > Memang saya gak ngerti tulisan, mbak. Tidak terstruktur. Awut2an. Dan tidak > > berusaha memahami pikiran saya. Kalau ada yg salah, tunjukan di bagian mana > > dari tulisan saya yg dianggap "salah" dan mari mulai diskusi dari sana. > Saya > coba lagi memahami cara berpikir mbak, ya? > > Jadi yg mbak sasar itu adalah: > - orang cina yg suka melakukan kekerasan kepada PRT pribumi? > - pengusaha "pribumi" yang terdiskriminasi dan tidak memperoleh akses > ekonomi? > > Gimana sih, PKS melihat persoalan ini? > Gimana sih, PKS melihat kita semua sebagai "bangsa"? dan konsep > "kebangsaan"? > Gimana mbak memaknai "identitas kebangsaan"? > Seperti di atas kah? Bahwa bangsa Indonesia adalah orang-orang "pribumi"? > Dan bahwa orang pribumi (Indonesia) terdiskriminasi dan bahkan terjajah di > negerinya sendiri? > Karena, cara kita melihat persoalan berpengaruh ke bagaimana kita > memproyeksikan Indonesia ke depan dan menyusun kebijakan. > > Mbak bisa tanya ke partainya dulu...:-) > Kemarin di gramed liat buku ttg ideologi politik PKS, tapi sekedar liat... > lagi buru2. > Mungkin ada yg sudah baca? > > Kadang2 saya baca buku, mbak. Itupun pelan banget. Slow reader dan banyak > yg > belum saya baca... > Kalau saya baca, apa yg salah dng itu? Bukankah ayat pertama yg turun: > "Bacalah"? :-) > Kok kesannya jadi sinis gitu dng orang yg baca buku? > Susah ya, jadi wanita-muslimah. Ceria gak boleh. Pake baju hitam panjang > melangsingkan gak boleh :-) > Kalo dugem dan mengadopsi budaya barat, dimarah2in. Tapi baca buku > dikata2in > juga. Jadi bolehnya apa? > Bingung aku.. > > > wassalam, > Herni > > > On Sat, Nov 15, 2008 at 4:11 PM, rama yanti <[EMAIL > PROTECTED]> > wrote: > > > ... > > > > [Message clipped] > > > [Non-text portions of this message have been removed] > > > > [Non-text portions of this message have been removed] > > > [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan(1)
Bolehnya apa ? Bolehnya, ya, makan makan, herni. Kecuali makan makan sudah termasuk larangan dalam pks :)) -Original Message- From: "h.s nurbayanti" <[EMAIL PROTECTED]> Date: Sun, 16 Nov 2008 16:52:11 To: Subject: Re: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan(1) Mbak rama, Memang saya gak ngerti tulisan, mbak. Tidak terstruktur. Awut2an. Dan tidak berusaha memahami pikiran saya. Kalau ada yg salah, tunjukan di bagian mana dari tulisan saya yg dianggap "salah" dan mari mulai diskusi dari sana. Saya coba lagi memahami cara berpikir mbak, ya? Jadi yg mbak sasar itu adalah: - orang cina yg suka melakukan kekerasan kepada PRT pribumi? - pengusaha "pribumi" yang terdiskriminasi dan tidak memperoleh akses ekonomi? Gimana sih, PKS melihat persoalan ini? Gimana sih, PKS melihat kita semua sebagai "bangsa"? dan konsep "kebangsaan"? Gimana mbak memaknai "identitas kebangsaan"? Seperti di atas kah? Bahwa bangsa Indonesia adalah orang-orang "pribumi"? Dan bahwa orang pribumi (Indonesia) terdiskriminasi dan bahkan terjajah di negerinya sendiri? Karena, cara kita melihat persoalan berpengaruh ke bagaimana kita memproyeksikan Indonesia ke depan dan menyusun kebijakan. Mbak bisa tanya ke partainya dulu...:-) Kemarin di gramed liat buku ttg ideologi politik PKS, tapi sekedar liat... lagi buru2. Mungkin ada yg sudah baca? Kadang2 saya baca buku, mbak. Itupun pelan banget. Slow reader dan banyak yg belum saya baca... Kalau saya baca, apa yg salah dng itu? Bukankah ayat pertama yg turun: "Bacalah"? :-) Kok kesannya jadi sinis gitu dng orang yg baca buku? Susah ya, jadi wanita-muslimah. Ceria gak boleh. Pake baju hitam panjang melangsingkan gak boleh :-) Kalo dugem dan mengadopsi budaya barat, dimarah2in. Tapi baca buku dikata2in juga. Jadi bolehnya apa? Bingung aku.. wassalam, Herni On Sat, Nov 15, 2008 at 4:11 PM, rama yanti <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > ... > > [Message clipped] [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan(1)
Mbak rama, Memang saya gak ngerti tulisan, mbak. Tidak terstruktur. Awut2an. Dan tidak berusaha memahami pikiran saya. Kalau ada yg salah, tunjukan di bagian mana dari tulisan saya yg dianggap "salah" dan mari mulai diskusi dari sana. Saya coba lagi memahami cara berpikir mbak, ya? Jadi yg mbak sasar itu adalah: - orang cina yg suka melakukan kekerasan kepada PRT pribumi? - pengusaha "pribumi" yang terdiskriminasi dan tidak memperoleh akses ekonomi? Gimana sih, PKS melihat persoalan ini? Gimana sih, PKS melihat kita semua sebagai "bangsa"? dan konsep "kebangsaan"? Gimana mbak memaknai "identitas kebangsaan"? Seperti di atas kah? Bahwa bangsa Indonesia adalah orang-orang "pribumi"? Dan bahwa orang pribumi (Indonesia) terdiskriminasi dan bahkan terjajah di negerinya sendiri? Karena, cara kita melihat persoalan berpengaruh ke bagaimana kita memproyeksikan Indonesia ke depan dan menyusun kebijakan. Mbak bisa tanya ke partainya dulu...:-) Kemarin di gramed liat buku ttg ideologi politik PKS, tapi sekedar liat... lagi buru2. Mungkin ada yg sudah baca? Kadang2 saya baca buku, mbak. Itupun pelan banget. Slow reader dan banyak yg belum saya baca... Kalau saya baca, apa yg salah dng itu? Bukankah ayat pertama yg turun: "Bacalah"? :-) Kok kesannya jadi sinis gitu dng orang yg baca buku? Susah ya, jadi wanita-muslimah. Ceria gak boleh. Pake baju hitam panjang melangsingkan gak boleh :-) Kalo dugem dan mengadopsi budaya barat, dimarah2in. Tapi baca buku dikata2in juga. Jadi bolehnya apa? Bingung aku.. wassalam, Herni On Sat, Nov 15, 2008 at 4:11 PM, rama yanti <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > ... > > [Message clipped] [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan
Arogannya pas jaman 10 tahun lalu, suka banget nyela nyela ustad nu, muhammadiyah, dan kalangan lain. Dikit dikit kufur ini, kufur itu. Eh, 3 tahun belakangan ini ganti sategi, main klaim nu dukung kilafah, muhi dulung kilafah. Capek hati dah. Dulu suka ikut daurohnya, terutama kalo pas hari jumat pagi, tazkiyatun nafs. Gitu oom. *kalo masalah akhwat, seperti biasa dalam pergerakan islam di partai sebelah, akhwat cantik sudah direserve buat pemimpin gank* :)) -Original Message- From: Rye Woo <[EMAIL PROTECTED]> Date: Thu, 6 Nov 2008 22:31:30 To: Subject: Re: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan Hahahaha.. gimana con dauroh nyaaa... Elomah pasti ikut2an yg gituan karena ngincer akwat2nyaaa... Kalo ga mau ikut HTI yg itu, ada bagusnya juga Lo gabung HTI -himpunan Tani Indonesia-nya prabowo,, siapa tau jadi Nyaleg di Gerindra.. Tambah ancur aja tuhh.. HTI itu bukan arogan.. cuma sangat idealis terhadap pemahamannyaa... engga mencla-mencle ngikutin Aruss yg ga bagus.. klo mnrt gw. --- On Thu, 11/6/08, Ari Condro <[EMAIL PROTECTED]> wrote: From: Ari Condro <[EMAIL PROTECTED]> Subject: Re: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan To: "Milis wm" Date: Thursday, November 6, 2008, 9:52 PM Ane sih dulu ikutan dauroh rutin HT di ikip malang. Seminggu tiga kali bok. Tapi saat saat sekarang ini ane rada jaga jarak sama ht. Salah satunya karena suka klaim dan tampil arogan. Lebih nyaman di komunitas memang, daripada ikut gegap gempita orang orang di struktur. Gitu deh. -Original Message- From: Rye Woo <[EMAIL PROTECTED]> Date: Thu, 6 Nov 2008 20:17:44 To: Subject: Re: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan Mari atuhh kalo gitumah ikutan HTI ajee... membangun Khilafah Islamiyah, di samping itu juga ga berpihak pada partai manapun alias Golput.. Hidup Golput. --- On Thu, 11/6/08, Ari Condro <[EMAIL PROTECTED]> wrote: From: Ari Condro <[EMAIL PROTECTED]> Subject: Re: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan To: "Milis wm" Date: Thursday, November 6, 2008, 6:47 PM Iye, ane juga selama ini golput kok :)) -Original Message- From: "wawan™ " [EMAIL PROTECTED] com Date: Fri, 7 Nov 2008 09:11:29 To: Subject: Re: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan santai juga kok , wong tidak punya partai -kelompok-golongan- - On 11/7/08, Rye Woo <[EMAIL PROTECTED] com> wrote: > > Yang pasti Aye ga ngomongin pemikiran Islam persi Partai Ente hehehehe > > Santai aja broo > > > [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed] === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Anak Muda Islam mailto:[EMAIL PROTECTED] This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .Yahoo! Groups Links === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Anak Muda Islam mailto:[EMAIL PROTECTED] This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .Yahoo! Groups Links [Non-text portions of this message have been removed] === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Anak Muda Islam mailto:[EMAIL PROTECTED] This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Anak Muda Islam mailto:[EMAIL
Re: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan
Hahahaha.. gimana con dauroh nyaaa... Elomah pasti ikut2an yg gituan karena ngincer akwat2nyaaa... Kalo ga mau ikut HTI yg itu, ada bagusnya juga Lo gabung HTI -himpunan Tani Indonesia-nya prabowo,, siapa tau jadi Nyaleg di Gerindra.. Tambah ancur aja tuhh.. HTI itu bukan arogan.. cuma sangat idealis terhadap pemahamannyaa... engga mencla-mencle ngikutin Aruss yg ga bagus.. klo mnrt gw. --- On Thu, 11/6/08, Ari Condro <[EMAIL PROTECTED]> wrote: From: Ari Condro <[EMAIL PROTECTED]> Subject: Re: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan To: "Milis wm" Date: Thursday, November 6, 2008, 9:52 PM Ane sih dulu ikutan dauroh rutin HT di ikip malang. Seminggu tiga kali bok. Tapi saat saat sekarang ini ane rada jaga jarak sama ht. Salah satunya karena suka klaim dan tampil arogan. Lebih nyaman di komunitas memang, daripada ikut gegap gempita orang orang di struktur. Gitu deh. -Original Message- From: Rye Woo <[EMAIL PROTECTED]> Date: Thu, 6 Nov 2008 20:17:44 To: Subject: Re: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan Mari atuhh kalo gitumah ikutan HTI ajee... membangun Khilafah Islamiyah, di samping itu juga ga berpihak pada partai manapun alias Golput.. Hidup Golput. --- On Thu, 11/6/08, Ari Condro <[EMAIL PROTECTED]> wrote: From: Ari Condro <[EMAIL PROTECTED]> Subject: Re: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan To: "Milis wm" Date: Thursday, November 6, 2008, 6:47 PM Iye, ane juga selama ini golput kok :)) -Original Message- From: "wawan " [EMAIL PROTECTED] com Date: Fri, 7 Nov 2008 09:11:29 To: Subject: Re: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan santai juga kok , wong tidak punya partai -kelompok-golongan- - On 11/7/08, Rye Woo <[EMAIL PROTECTED] com> wrote: > > Yang pasti Aye ga ngomongin pemikiran Islam persi Partai Ente hehehehe > > Santai aja broo > > > [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed] === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Anak Muda Islam mailto:[EMAIL PROTECTED] This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .Yahoo! Groups Links === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Anak Muda Islam mailto:[EMAIL PROTECTED] This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .Yahoo! Groups Links [Non-text portions of this message have been removed] === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Anak Muda Islam mailto:[EMAIL PROTECTED] This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan
Ane sih dulu ikutan dauroh rutin HT di ikip malang. Seminggu tiga kali bok. Tapi saat saat sekarang ini ane rada jaga jarak sama ht. Salah satunya karena suka klaim dan tampil arogan. Lebih nyaman di komunitas memang, daripada ikut gegap gempita orang orang di struktur. Gitu deh. -Original Message- From: Rye Woo <[EMAIL PROTECTED]> Date: Thu, 6 Nov 2008 20:17:44 To: Subject: Re: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan Mari atuhh kalo gitumah ikutan HTI ajee... membangun Khilafah Islamiyah, di samping itu juga ga berpihak pada partai manapun alias Golput.. Hidup Golput. --- On Thu, 11/6/08, Ari Condro <[EMAIL PROTECTED]> wrote: From: Ari Condro <[EMAIL PROTECTED]> Subject: Re: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan To: "Milis wm" Date: Thursday, November 6, 2008, 6:47 PM Iye, ane juga selama ini golput kok :)) -Original Message- From: "wawan™ " [EMAIL PROTECTED] com Date: Fri, 7 Nov 2008 09:11:29 To: Subject: Re: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan santai juga kok , wong tidak punya partai -kelompok-golongan- - On 11/7/08, Rye Woo <[EMAIL PROTECTED] com> wrote: > > Yang pasti Aye ga ngomongin pemikiran Islam persi Partai Ente hehehehe > > Santai aja broo > > > [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed] === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Anak Muda Islam mailto:[EMAIL PROTECTED] This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Anak Muda Islam mailto:[EMAIL PROTECTED] This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan
Mas ary tob markotobhh. Btw, nyalonin gak mas? Saya gak ragu nyoblos deh hehehehe... Interaksi saya dng kader2 PKS mungkin tidak seintensif mbak rama. Tapi saya pernah diminta ngasih training yg kebetulan isinya kader2 PKS. Perempuannya cuma 20% dari peserta training. Sengaja saya kumpulkan mereka dalam 1 kelompok. Peserta yg laki2 dalam 4 kelompok. Waktu itu, saya perempuan satu2nya sbg trainer. Dan saya melakukan "kesalahan kecil" Saya lupa isinya kader PKS semua (termasuk panitia yg bukan dari parpol), Saya dng entengnya bilang halo, apa kabar, saya herni, sambil mengulurkan tangan ngajak salaman hihihi.. Refleks aja kalau ketemu orang baru, ya begitu. Gak ada niat genit, ngedipin mata atau apalah :P Ternyata itu berpengaruh sepanjang training. Mereka tidak melecehkan, tapi tidak menganggap. Mereka lebih memilih utk mendengar trainer yg laki2, dan tdk melihat isi omongan saya. Dan pakaian saya sopan lho. Memang saya sukanya pakaian yang sopan :-) (bener mas ary, perempuan yg ceria dan hangat itu masih haram, termasuk baju hitam panjang yg berefek melangsingkan :P) Belum lagi, perempuannya mirip mbak rama dicampur rye woo... :P Rusuh komentar ini itu, nanya ini itu soal isu perempuan, feminis dll... Meski agak nyindir dan "ngocol", saya sih melihatnya mereka tidak paham saja. Jadi saya jawab saja.. ajak diskusi... buka perspektif lain.. Setiap break, saya ngumpul sama yg perempuannya Saya dorong utk maju, baca buku, sekolah lagi Karena terus terang, saya agak kasihan.. Kualitas mereka jauh dari yang laki2.. Dan itu dimaklumi oleh yg laki2nya.. Yah, namanya perempuan... katanya begitu. Apalagi di daerah... jelas beda ma yg di jkt Dan bukan sekali itu saja interaksi saya dng PKS. Pernah dlm satu forum publik, ada anggota DPRD di kota besar dari PKS. Saya kritik berdasarkan data2 dari kajian kami. Lha, gak tahan kritik, malah membalasnya dng mengejek pribadi saya. Untung tidak terpancing.. hehe.. malah geli.. lempeng waeee lah..:-) Fakta bahwa perempuannya banyak, jilbab lebar2, dll sih, oke. Bagus! Tob! Two Thumbs Up! Bukan soal wajib atau tidaknya jilbab, tapi bicara soal akses politik. Tapi perspektif dan keberpihakannya thd isu perempuan yg saya pertanyakan. Kenapa jilbab masuk? Karena berkaitan dng moralitas. Emang semua partai punya masalah soal perempuan. Makanya saya bilang: maju dong perempuannya. Yg berjilbab boleh, yg tidak berjilbab juga boleh. Tapi, bukan cuma soal ada anggota yg berjilbab atau tidak. Gimana posisinya soal jilbab itu sendiri? Karena kalau ngomong ma parpol2 ttg peraturan apa yg diperlukan masyarakat.. Mereka cuma keluar satu kata: moralitas Moralitas yg spt apa? penyelesaian yg gimana? Sementara mereka tidak mampu memilah mana yg privat dan publik. Tidak mampu melihat apa sih yg seharusnya lebih diprioritaskan? Temen saya yg jebolan pesantren aja kewalahan ngadepin cara berpikir para politikus islam ini Apa kaitannya ma perempuan? Karena fakta membuktikan, ketika moralitas dikemas dalam peraturan. Perempuan selalu jadi korbannya. PKS itu partai yg mengaku membela kepentingan kelompok rentan/marjinal. Dan tidak jarang, mereka jadi mitra yg baik utk soal itu. Saya cuma mengajukan masalah di isu perempuan yg memang belum clear. Boleh dong, kritik? Toh insya Allah proporsional dan konstruktif :P Apalagi udah duluan memulai bahas soal isu pemimpin perempuan dan kampanye disini. Saya sih golput, hehehe... tapi pointnya adalah.. Kalau ngritik, siap dikritik juga dong. Dan berani otokritik. Itu nilai orang Islam! Dan itu karakter muslimah! (karena cewe2 disini dianggap "beda", mungkin namanya jadi muslimeh, betawi dikiiit... hehehe) wassalam, Herni 2008/11/7 Ary Setijadi Prihatmanto <[EMAIL PROTECTED]> > maksudnya mbak Herni itu saya kira posisi PKS itu harus diperjelas: > "apakah menganggap wanita yang tidak pake jilbab itu kurang/cacat?", > bahkan > "apakah menganggap wanita itu kurang?" > > Supaya wanita-wanita yang bekeyakinan tidak wajib menggunakan jilbab bisa > tahu persis dan tidak tertipu hanya jadi obyek pencarian suara saja dan > sadar apakah kepentingan mereka akan diperjuangkan atau tidak. Dan > pertanyaan itu valid sekali. > Tidak masuk akal, wanita yang dengan kesadarannya tak berjilbab akan > memilih partai yang akan ngejar2 wanita tak berjilbab untuk dibui, ditaruh > di periferi sebagai "konco wingking", dll. > > Adalah sah saja PKS atau partai mana saja punya kebijakan apa saja, > termasuk kebijakan fasis sekalipun. > Tapi kebijakan itu harus dinyatakan dengan jelas, sehingga pemilih juga > bisa belajar mengambil sikap dengan lebih bertanggung jawab. > > Salam > Ary > > > - Original Message ----- > From: Tri Budi Lestyaningsih (Ning) > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > Sent: Friday, November 07, 2008 6:42 AM > Subject: RE: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan > >
Re: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan
HTI kan partai juga mas...Hizbut Tahrir Indonesia. Partai Pembebasan Indonesia. Jadi ikut HTI gak bisa dibilang golput. Sudah bernama "partai" kenapa gak ikut pemilu sekalian? Kali-kali aja menangkalo belum dicoba jangan ngomong gak bisa ya... :-) -Rizal- --- On Fri, 11/7/08, Rye Woo <[EMAIL PROTECTED]> wrote: From: Rye Woo <[EMAIL PROTECTED]> Subject: Re: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Date: Friday, November 7, 2008, 11:17 AM Mari atuhh kalo gitumah ikutan HTI ajee... membangun Khilafah Islamiyah, di samping itu juga ga berpihak pada partai manapun alias Golput.. Hidup Golput. --- On Thu, 11/6/08, Ari Condro <[EMAIL PROTECTED]> wrote: From: Ari Condro <[EMAIL PROTECTED]> Subject: Re: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan To: "Milis wm" Date: Thursday, November 6, 2008, 6:47 PM Iye, ane juga selama ini golput kok :)) -Original Message- From: "wawan " [EMAIL PROTECTED] com Date: Fri, 7 Nov 2008 09:11:29 To: Subject: Re: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan santai juga kok , wong tidak punya partai -kelompok-golongan- - On 11/7/08, Rye Woo <[EMAIL PROTECTED] com> wrote: > > Yang pasti Aye ga ngomongin pemikiran Islam persi Partai Ente hehehehe > > Santai aja broo > > > [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed] === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Anak Muda Islam mailto:[EMAIL PROTECTED] This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links [Non-text portions of this message have been removed] === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Anak Muda Islam mailto:[EMAIL PROTECTED] This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan
Mari atuhh kalo gitumah ikutan HTI ajee... membangun Khilafah Islamiyah, di samping itu juga ga berpihak pada partai manapun alias Golput.. Hidup Golput. --- On Thu, 11/6/08, Ari Condro <[EMAIL PROTECTED]> wrote: From: Ari Condro <[EMAIL PROTECTED]> Subject: Re: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan To: "Milis wm" Date: Thursday, November 6, 2008, 6:47 PM Iye, ane juga selama ini golput kok :)) -Original Message- From: "wawan " [EMAIL PROTECTED] com Date: Fri, 7 Nov 2008 09:11:29 To: Subject: Re: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan santai juga kok , wong tidak punya partai -kelompok-golongan- - On 11/7/08, Rye Woo <[EMAIL PROTECTED] com> wrote: > > Yang pasti Aye ga ngomongin pemikiran Islam persi Partai Ente hehehehe > > Santai aja broo > > > [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed] === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Anak Muda Islam mailto:[EMAIL PROTECTED] This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan
Belum ketemu partai yg bener bener asik. :)) Ane dulu demen sama partai akhwat, karena orangnya baik dan bersih. Tapi begitu pemimpinnya suka mobilisasi dgn cara kebo di cocok idung, dan sekarang ini presiden partai dan sekretaris partai suka cari istri kedua yg cantik dan kinyis kinyis, perut ane jadi mual bukan buatan. Apalagi grassrootnya sok narnis dan suka klaim. Jadi tambah bete deh :( -Original Message- From: "wawan� " [EMAIL PROTECTED] Date: Fri, 7 Nov 2008 10:13:52 To: Subject: Re: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan kayaknya ngikut2 aja si om ini ... [EMAIL PROTECTED]@!#!!! btw, kanape alesanne ? On 11/7/08, Ari Condro <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Iye, ane juga selama ini golput kok :)) > > > [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan
kayaknya ngikut2 aja si om ini ... [EMAIL PROTECTED]@!#!!! btw, kanape alesanne ? On 11/7/08, Ari Condro <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Iye, ane juga selama ini golput kok :)) > > > [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan
Iye, ane juga selama ini golput kok :)) -Original Message- From: "wawan� " [EMAIL PROTECTED] Date: Fri, 7 Nov 2008 09:11:29 To: Subject: Re: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan santai juga kok , wong tidak punya partai -kelompok-golongan-- On 11/7/08, Rye Woo <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Yang pasti Aye ga ngomongin pemikiran Islam persi Partai Ente hehehehe > > Santai aja broo > > > [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan
maksudnya mbak Herni itu saya kira posisi PKS itu harus diperjelas: "apakah menganggap wanita yang tidak pake jilbab itu kurang/cacat?", bahkan "apakah menganggap wanita itu kurang?" Supaya wanita-wanita yang bekeyakinan tidak wajib menggunakan jilbab bisa tahu persis dan tidak tertipu hanya jadi obyek pencarian suara saja dan sadar apakah kepentingan mereka akan diperjuangkan atau tidak. Dan pertanyaan itu valid sekali. Tidak masuk akal, wanita yang dengan kesadarannya tak berjilbab akan memilih partai yang akan ngejar2 wanita tak berjilbab untuk dibui, ditaruh di periferi sebagai "konco wingking", dll. Adalah sah saja PKS atau partai mana saja punya kebijakan apa saja, termasuk kebijakan fasis sekalipun. Tapi kebijakan itu harus dinyatakan dengan jelas, sehingga pemilih juga bisa belajar mengambil sikap dengan lebih bertanggung jawab. Salam Ary - Original Message - From: Tri Budi Lestyaningsih (Ning) To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, November 07, 2008 6:42 AM Subject: RE: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan Wah, jangan-jangan nanti ada/tidaknya yang berjilbab dijadikan ukuran suatu partai Islam lagi... Malah nanti jadi bangga kalau ada caleg yang tidak berjilbab... Dianggap lebih toleran... Mudah-mudahan partai-partai Islam itu tidak terpengaruh ya ? -Original Message- From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of herni nurbayanti Sent: Thursday, November 06, 2008 7:46 PM To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan maksud saya anggota DPR/D yg perempuan... adakah ada yg tidak berjilbab? kalau simpatisan atau yg aktif di organisasi, ya wajar.. masa ditutup pintu masuknya? tapi siapa yg bisa maju ke senayan utk mewakili? sempat bertanya dng salah satu kader PKS juga, jawabannya sih.. "nggak harus berjilbab.. tapi kan organisasi itu ada seleksi..." intinya, kalau masuk sih, pintunya terbuka lebar.. tapi masalah siapa yang harus mewakili partai keluar, nah apalagi calon presidennya, ke-8nya laki2, bukan? :-) ==eh, bener ada 8 ya, calonnya? masalah stok perempuan? perempuannya kaya "mega" semua yg kata mbak serba ragu-ragu, gagu, kaku dll itu ? tentu tidak, bukan? makanya, maju dng perempuannya :-) kalau hal-hal yg lain yg mbak sebutkan, saya tidak tanya itu..:-) tapi bukankah emang itu jualannya PKS? :-) maksudnya kekuatan PKS yg dijual ke masyarakat... bukan berarti lolos dari kritik... kegiatan sosial bila dilakukan oleh organisasi politik, ya tetap kegiatan politik.. caranya halus dalam membangun simpati.. dan jaringan simpatisan.. salah satu metode menjaring kader dan pengkaderan bukan berarti partai lain tidak melakukan kegiatan sosial... ada juga yg melakukan, tapi mungkin tidak ditempatkan sbg barang jualan atau titik kekuatan partai... bukan kader parpol manapun :P, herni On Thu, Nov 6, 2008 at 4:35 PM, rama yanti <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > pertama: > > untuk mbak herni,... > > menurut saya sekrang -terutama di kota-lebih bisa menilai sebuh partai > politik bukan hanya dari latar belakang nya apa dan dari mana > background nya,. > > tapi apa manfaat yand di dapat dari sebuah parpol tersebut. > > sebut saja ketika PKS di DKI. ketika PKS menjadi maindstream sebuah > partai politik yang tdk hanyam mengurusi masalah politik tapi juga > bermanfaat ketika terjadi kebakaran misalnya dan sering mengadakan > bazaar yang sangant di butuh kan oleh masyarakatkecil di saat harga > harga kebutuhan naik. lalu bebarapa parpol tersentak ketika penurunan suara mereka terjadi di 2004. > mereka pun menyadari masyarakat lebih melihat kader sebuah partai > politik yang terjun langsung di masyarakat. > > bayangkan, ketika kader kader PKS mengumpulkan dananya saat itu untuk > mengadakan bazaar dan mengumpulkan barang barang bekas di rumah nya, > semangat untuk memberi di sasarkan oleh hadist nabi > > "sebaik baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi yang lainya" > > bahkan berapa banyak yang di pecat dari pekerjaannya hanya untuk > kampanye 2004. > > untuk sebuah pengorbanan di mata masyarakat yang mungkin aneh, hari > genee??? > > lalu masyarakat melihat, mereka menyaksikan,...haree gene ketika jiwa > jiwa individualistis tumbuh subur?? > > kesaksian pendeta nathan seti budi yang terjebak di senanyan ketika > kampanye 2004 tahun lalu di sebuah harian kompas menceritakan > bagaimana > kader2 itu mengatur lalu lintas dan menolong mobil yang di bawa > pendeta nathan keluar dari kemacetan,... > > ini karna apa,karna masyarakat menilai bukan dari apa dan karna apa > dan karna idel
Re: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan
santai juga kok , wong tidak punya partai -kelompok-golongan-- On 11/7/08, Rye Woo <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Yang pasti Aye ga ngomongin pemikiran Islam persi Partai Ente hehehehe > > Santai aja broo > > > [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan
Yang pasti Aye ga ngomongin pemikiran Islam persi Partai Ente hehehehe Santai aja broo --- On Thu, 11/6/08, wawan™ و و ﻦ <[EMAIL PROTECTED]> wrote: From: wawan™ و و ﻦ <[EMAIL PROTECTED]> Subject: Re: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Date: Thursday, November 6, 2008, 5:46 PM On 11/7/08, Rye Woo <[EMAIL PROTECTED] com> wrote: > Kalo PKS sihh menurut aye ga perlu diperdebatkan lagi... Lhaa kalo ngeliat > perempuan2nya Jilbabnya Gede-gede, sepertinya memiliki pemahaman & keyakinan > yang di pegang... Awak pikir ga ada masalah dg hal tersebut selama ga > merugikan,, malah bersyukur masih ada partai yang punya idealis seperti > itu.. btw, pemahaman dan keyakinan siapa om ? jelas keyakinan dan pemahaman mereka sendiri, bukan Islam. inilah sama dg partai2 lain. berbangga dan yg paling benar adalah partainya masing2. [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan
On 11/7/08, Rye Woo <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Kalo PKS sihh menurut aye ga perlu diperdebatkan lagi... Lhaa kalo ngeliat > perempuan2nya Jilbabnya Gede-gede, sepertinya memiliki pemahaman & keyakinan > yang di pegang... Awak pikir ga ada masalah dg hal tersebut selama ga > merugikan,, malah bersyukur masih ada partai yang punya idealis seperti > itu.. btw, pemahaman dan keyakinan siapa om ? jelas keyakinan dan pemahaman mereka sendiri, bukan Islam. inilah sama dg partai2 lain. berbangga dan yg paling benar adalah partainya masing2. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan
Salah, oom. Ane malah sar ser kalau lihat mbak mbak akhwat yg manis dan berjilbab lebar. Kayaknya ini terjadi gara gara waktu kuliah terlalu rajin ikut mentorik dan dauroh. Jadinya selalu mengidolakan akhwat pemalu berjilbab lebar :)) -Original Message- From: Rye Woo <[EMAIL PROTECTED]> Date: Thu, 6 Nov 2008 17:35:37 To: Subject: Re: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan Kalo PKS sihh menurut aye ga perlu diperdebatkan lagi... Lhaa kalo ngeliat perempuan2nya�Jilbabnya Gede-gede,�sepertinya memiliki pemahaman�& keyakinan yang di pegang...�Awak pikir ga ada�masalah dg hal tersebut selama ga merugikan,, malah bersyukur masih ada�partai yang punya idealis seperti itu..�Beda dengan Om Arcon, yang hobinya ngeliat yang minim2?? bener ga con.. � Penomena perempuan yg jarang� menempati pemimpin�ato poss strategis di partai, hampir terjadi di semua partai.. tak terkecuali di PDIP atau manapun�yang notabene Ketum Nya perempuan... � cct � --- On Thu, 11/6/08, Ari Condro <[EMAIL PROTECTED]> wrote: From: Ari Condro <[EMAIL PROTECTED]> Subject: Re: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan To: "Milis wm" Date: Thursday, November 6, 2008, 5:05 PM Yeah, istri wiranto aja yg dulu kagak berjilbab, ketika pak juragan boss wiranto dicalonkan pks buat presiden, jadi pk jilbab juga kok. Apalagi jadi anggota dpr atau ketua partai cabang depok, misalnya hehehe Yg cewek dan jadi ketua dpw atau dpd pks ada gak ? Gak ada kan. So, dari situ saja sudah terlihat bahwa pks konsisten dalam berdakwah. Untuk jabatan yg sifatnya teritorial, cewek dilarang pegang. Sesuai hadis nabi. Iya toh, mbak ning. -Original Message- From: "Tri Budi Lestyaningsih (Ning)" <[EMAIL PROTECTED] com> Date: Fri, 7 Nov 2008 07:42:27 To: Subject: RE: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan Wah, jangan-jangan nanti ada/tidaknya yang berjilbab dijadikan ukuran suatu partai Islam lagi... Malah nanti jadi bangga kalau ada caleg yang tidak berjilbab... Dianggap lebih toleran... Mudah-mudahan partai-partai Islam itu tidak terpengaruh ya ? -Original Message- From: wanita-muslimah@ yahoogroups. com [mailto:wanita-muslimah@ yahoogroups. com] On Behalf Of herni nurbayanti Sent: Thursday, November 06, 2008 7:46 PM To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com Subject: Re: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan maksud saya anggota DPR/D yg perempuan... adakah ada yg tidak berjilbab? kalau simpatisan atau yg aktif di organisasi, ya wajar.. masa ditutup pintu masuknya? tapi siapa yg bisa maju ke senayan utk mewakili? sempat bertanya dng salah satu kader PKS juga, jawabannya sih.. "nggak harus berjilbab.. tapi kan organisasi itu ada seleksi..." intinya, kalau masuk sih, pintunya terbuka lebar.. tapi masalah siapa yang harus mewakili partai keluar, nah apalagi calon presidennya, ke-8nya laki2, bukan? :-) ==eh, bener ada 8 ya, calonnya? masalah stok perempuan? perempuannya kaya "mega" semua yg kata mbak serba ragu-ragu, gagu, kaku dll itu ? tentu tidak, bukan? makanya, maju dng perempuannya :-) kalau hal-hal yg lain yg mbak sebutkan, saya tidak tanya itu..:-) tapi bukankah emang itu jualannya PKS? :-) maksudnya kekuatan PKS yg dijual ke masyarakat.. . bukan berarti lolos dari kritik... kegiatan sosial bila dilakukan oleh organisasi politik, ya tetap kegiatan politik.. caranya halus dalam membangun simpati.. dan jaringan simpatisan.. salah satu metode menjaring kader dan pengkaderan bukan berarti partai lain tidak melakukan kegiatan sosial... ada juga yg melakukan, tapi mungkin tidak ditempatkan sbg barang jualan atau titik kekuatan partai... bukan kader parpol manapun :P, herni On Thu, Nov 6, 2008 at 4:35 PM, rama yanti <[EMAIL PROTECTED] com> wrote: > pertama: > > untuk mbak herni,... > > menurut saya sekrang -terutama di kota-lebih bisa menilai sebuh partai > politik bukan hanya dari latar belakang nya apa dan dari mana > background nya,. > > tapi apa manfaat yand di dapat dari sebuah parpol tersebut. > > sebut saja ketika PKS di DKI. ketika PKS menjadi maindstream sebuah > partai politik yang tdk hanyam mengurusi masalah politik tapi juga > bermanfaat ketika terjadi kebakaran misalnya dan sering mengadakan > bazaar yang sangant di butuh kan oleh masyarakatkecil di saat harga > harga kebutuhan naik. lalu bebarapa parpol tersentak ketika penurunan suara mereka terjadi di 2004. > mereka pun menyadari masyarakat lebih melihat kader sebuah partai > politik yang terjun langsung di masyarakat. > > bayangkan, ketika kader kader PKS mengumpulkan dananya saat itu untuk > mengadakan bazaar dan mengumpulkan barang barang bekas di rumah nya, > semangat untuk memberi di sasarkan oleh hadist nabi > > "sebaik baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi yang lainya" > > bahkan berapa banyak yang di pecat dari pek
Re: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan
Kalo PKS sihh menurut aye ga perlu diperdebatkan lagi... Lhaa kalo ngeliat perempuan2nya Jilbabnya Gede-gede, sepertinya memiliki pemahaman & keyakinan yang di pegang... Awak pikir ga ada masalah dg hal tersebut selama ga merugikan,, malah bersyukur masih ada partai yang punya idealis seperti itu.. Beda dengan Om Arcon, yang hobinya ngeliat yang minim2?? bener ga con.. Penomena perempuan yg jarang menempati pemimpin ato poss strategis di partai, hampir terjadi di semua partai.. tak terkecuali di PDIP atau manapun yang notabene Ketum Nya perempuan... cct --- On Thu, 11/6/08, Ari Condro <[EMAIL PROTECTED]> wrote: From: Ari Condro <[EMAIL PROTECTED]> Subject: Re: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan To: "Milis wm" Date: Thursday, November 6, 2008, 5:05 PM Yeah, istri wiranto aja yg dulu kagak berjilbab, ketika pak juragan boss wiranto dicalonkan pks buat presiden, jadi pk jilbab juga kok. Apalagi jadi anggota dpr atau ketua partai cabang depok, misalnya hehehe Yg cewek dan jadi ketua dpw atau dpd pks ada gak ? Gak ada kan. So, dari situ saja sudah terlihat bahwa pks konsisten dalam berdakwah. Untuk jabatan yg sifatnya teritorial, cewek dilarang pegang. Sesuai hadis nabi. Iya toh, mbak ning. -Original Message- From: "Tri Budi Lestyaningsih (Ning)" <[EMAIL PROTECTED] com> Date: Fri, 7 Nov 2008 07:42:27 To: Subject: RE: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan Wah, jangan-jangan nanti ada/tidaknya yang berjilbab dijadikan ukuran suatu partai Islam lagi... Malah nanti jadi bangga kalau ada caleg yang tidak berjilbab... Dianggap lebih toleran... Mudah-mudahan partai-partai Islam itu tidak terpengaruh ya ? -Original Message- From: wanita-muslimah@ yahoogroups. com [mailto:wanita-muslimah@ yahoogroups. com] On Behalf Of herni nurbayanti Sent: Thursday, November 06, 2008 7:46 PM To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com Subject: Re: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan maksud saya anggota DPR/D yg perempuan... adakah ada yg tidak berjilbab? kalau simpatisan atau yg aktif di organisasi, ya wajar.. masa ditutup pintu masuknya? tapi siapa yg bisa maju ke senayan utk mewakili? sempat bertanya dng salah satu kader PKS juga, jawabannya sih.. "nggak harus berjilbab.. tapi kan organisasi itu ada seleksi..." intinya, kalau masuk sih, pintunya terbuka lebar.. tapi masalah siapa yang harus mewakili partai keluar, nah apalagi calon presidennya, ke-8nya laki2, bukan? :-) ==eh, bener ada 8 ya, calonnya? masalah stok perempuan? perempuannya kaya "mega" semua yg kata mbak serba ragu-ragu, gagu, kaku dll itu ? tentu tidak, bukan? makanya, maju dng perempuannya :-) kalau hal-hal yg lain yg mbak sebutkan, saya tidak tanya itu..:-) tapi bukankah emang itu jualannya PKS? :-) maksudnya kekuatan PKS yg dijual ke masyarakat.. . bukan berarti lolos dari kritik... kegiatan sosial bila dilakukan oleh organisasi politik, ya tetap kegiatan politik.. caranya halus dalam membangun simpati.. dan jaringan simpatisan.. salah satu metode menjaring kader dan pengkaderan bukan berarti partai lain tidak melakukan kegiatan sosial... ada juga yg melakukan, tapi mungkin tidak ditempatkan sbg barang jualan atau titik kekuatan partai... bukan kader parpol manapun :P, herni On Thu, Nov 6, 2008 at 4:35 PM, rama yanti <[EMAIL PROTECTED] com> wrote: > pertama: > > untuk mbak herni,... > > menurut saya sekrang -terutama di kota-lebih bisa menilai sebuh partai > politik bukan hanya dari latar belakang nya apa dan dari mana > background nya,. > > tapi apa manfaat yand di dapat dari sebuah parpol tersebut. > > sebut saja ketika PKS di DKI. ketika PKS menjadi maindstream sebuah > partai politik yang tdk hanyam mengurusi masalah politik tapi juga > bermanfaat ketika terjadi kebakaran misalnya dan sering mengadakan > bazaar yang sangant di butuh kan oleh masyarakatkecil di saat harga > harga kebutuhan naik. lalu bebarapa parpol tersentak ketika penurunan suara mereka terjadi di 2004. > mereka pun menyadari masyarakat lebih melihat kader sebuah partai > politik yang terjun langsung di masyarakat. > > bayangkan, ketika kader kader PKS mengumpulkan dananya saat itu untuk > mengadakan bazaar dan mengumpulkan barang barang bekas di rumah nya, > semangat untuk memberi di sasarkan oleh hadist nabi > > "sebaik baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi yang lainya" > > bahkan berapa banyak yang di pecat dari pekerjaannya hanya untuk > kampanye 2004. > > untuk sebuah pengorbanan di mata masyarakat yang mungkin aneh, hari > genee??? > > lalu masyarakat melihat, mereka menyaksikan, ...haree gene ketika jiwa > jiwa individualistis tumbuh subur?? > > kesaksian pendeta nathan seti budi yang terjebak di senanyan ketika > kampanye 2004 tahun lalu di sebuah harian kompas menceritakan &
Re: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan
Yeah, istri wiranto aja yg dulu kagak berjilbab, ketika pak juragan boss wiranto dicalonkan pks buat presiden, jadi pk jilbab juga kok. Apalagi jadi anggota dpr atau ketua partai cabang depok, misalnya hehehe ... Yg cewek dan jadi ketua dpw atau dpd pks ada gak ? Gak ada kan. So, dari situ saja sudah terlihat bahwa pks konsisten dalam berdakwah. Untuk jabatan yg sifatnya teritorial, cewek dilarang pegang. Sesuai hadis nabi. Iya toh, mbak ning. -Original Message- From: "Tri Budi Lestyaningsih (Ning)" <[EMAIL PROTECTED]> Date: Fri, 7 Nov 2008 07:42:27 To: Subject: RE: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan Wah, jangan-jangan nanti ada/tidaknya yang berjilbab dijadikan ukuran suatu partai Islam lagi... Malah nanti jadi bangga kalau ada caleg yang tidak berjilbab... Dianggap lebih toleran... Mudah-mudahan partai-partai Islam itu tidak terpengaruh ya ? -Original Message- From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of herni nurbayanti Sent: Thursday, November 06, 2008 7:46 PM To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan maksud saya anggota DPR/D yg perempuan... adakah ada yg tidak berjilbab? kalau simpatisan atau yg aktif di organisasi, ya wajar.. masa ditutup pintu masuknya? tapi siapa yg bisa maju ke senayan utk mewakili? sempat bertanya dng salah satu kader PKS juga, jawabannya sih.. "nggak harus berjilbab.. tapi kan organisasi itu ada seleksi..." intinya, kalau masuk sih, pintunya terbuka lebar.. tapi masalah siapa yang harus mewakili partai keluar, nah apalagi calon presidennya, ke-8nya laki2, bukan? :-) ==eh, bener ada 8 ya, calonnya? masalah stok perempuan? perempuannya kaya "mega" semua yg kata mbak serba ragu-ragu, gagu, kaku dll itu ? tentu tidak, bukan? makanya, maju dng perempuannya :-) kalau hal-hal yg lain yg mbak sebutkan, saya tidak tanya itu..:-) tapi bukankah emang itu jualannya PKS? :-) maksudnya kekuatan PKS yg dijual ke masyarakat... bukan berarti lolos dari kritik... kegiatan sosial bila dilakukan oleh organisasi politik, ya tetap kegiatan politik.. caranya halus dalam membangun simpati.. dan jaringan simpatisan.. salah satu metode menjaring kader dan pengkaderan bukan berarti partai lain tidak melakukan kegiatan sosial... ada juga yg melakukan, tapi mungkin tidak ditempatkan sbg barang jualan atau titik kekuatan partai... bukan kader parpol manapun :P, herni On Thu, Nov 6, 2008 at 4:35 PM, rama yanti <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > pertama: > > untuk mbak herni,... > > menurut saya sekrang -terutama di kota-lebih bisa menilai sebuh partai > politik bukan hanya dari latar belakang nya apa dan dari mana > background nya,. > > tapi apa manfaat yand di dapat dari sebuah parpol tersebut. > > sebut saja ketika PKS di DKI. ketika PKS menjadi maindstream sebuah > partai politik yang tdk hanyam mengurusi masalah politik tapi juga > bermanfaat ketika terjadi kebakaran misalnya dan sering mengadakan > bazaar yang sangant di butuh kan oleh masyarakatkecil di saat harga > harga kebutuhan naik. lalu bebarapa parpol tersentak ketika penurunan suara mereka terjadi di 2004. > mereka pun menyadari masyarakat lebih melihat kader sebuah partai > politik yang terjun langsung di masyarakat. > > bayangkan, ketika kader kader PKS mengumpulkan dananya saat itu untuk > mengadakan bazaar dan mengumpulkan barang barang bekas di rumah nya, > semangat untuk memberi di sasarkan oleh hadist nabi > > "sebaik baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi yang lainya" > > bahkan berapa banyak yang di pecat dari pekerjaannya hanya untuk > kampanye 2004. > > untuk sebuah pengorbanan di mata masyarakat yang mungkin aneh, hari > genee??? > > lalu masyarakat melihat, mereka menyaksikan,...haree gene ketika jiwa > jiwa individualistis tumbuh subur?? > > kesaksian pendeta nathan seti budi yang terjebak di senanyan ketika > kampanye 2004 tahun lalu di sebuah harian kompas menceritakan > bagaimana > kader2 itu mengatur lalu lintas dan menolong mobil yang di bawa > pendeta nathan keluar dari kemacetan,... > > ini karna apa,karna masyarakat menilai bukan dari apa dan karna apa > dan karna idelogi nya apa,.. > > ketika partai politik yang agama mau pun yang gak agama mempolitis > agama dgn mudah nya,.. > > seperti ketika idul fitri,.. spanduk marhaban dari seorang yang > menentang UU Zakat saat itu dan dari partai politk yang sekular bahkan > partai politik yang bersalib dimana ketika di senayan mereka > menentang besar besaran ttg segala kemaslahatan umat islam. > > bukannya ini bagian dari politisasi agama?? > > lantas di buat skenario, partai agama mempolitisir agama,.. > > apa salah, seorang padang yang hari hari nya bahas padang lalu di > sebut mempo
RE: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan
Wah, jangan-jangan nanti ada/tidaknya yang berjilbab dijadikan ukuran suatu partai Islam lagi... Malah nanti jadi bangga kalau ada caleg yang tidak berjilbab... Dianggap lebih toleran... Mudah-mudahan partai-partai Islam itu tidak terpengaruh ya ? -Original Message- From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of herni nurbayanti Sent: Thursday, November 06, 2008 7:46 PM To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan maksud saya anggota DPR/D yg perempuan... adakah ada yg tidak berjilbab? kalau simpatisan atau yg aktif di organisasi, ya wajar.. masa ditutup pintu masuknya? tapi siapa yg bisa maju ke senayan utk mewakili? sempat bertanya dng salah satu kader PKS juga, jawabannya sih.. "nggak harus berjilbab.. tapi kan organisasi itu ada seleksi..." intinya, kalau masuk sih, pintunya terbuka lebar.. tapi masalah siapa yang harus mewakili partai keluar, nah apalagi calon presidennya, ke-8nya laki2, bukan? :-) ==eh, bener ada 8 ya, calonnya? masalah stok perempuan? perempuannya kaya "mega" semua yg kata mbak serba ragu-ragu, gagu, kaku dll itu ? tentu tidak, bukan? makanya, maju dng perempuannya :-) kalau hal-hal yg lain yg mbak sebutkan, saya tidak tanya itu..:-) tapi bukankah emang itu jualannya PKS? :-) maksudnya kekuatan PKS yg dijual ke masyarakat... bukan berarti lolos dari kritik... kegiatan sosial bila dilakukan oleh organisasi politik, ya tetap kegiatan politik.. caranya halus dalam membangun simpati.. dan jaringan simpatisan.. salah satu metode menjaring kader dan pengkaderan bukan berarti partai lain tidak melakukan kegiatan sosial... ada juga yg melakukan, tapi mungkin tidak ditempatkan sbg barang jualan atau titik kekuatan partai... bukan kader parpol manapun :P, herni On Thu, Nov 6, 2008 at 4:35 PM, rama yanti <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > pertama: > > untuk mbak herni,... > > menurut saya sekrang -terutama di kota-lebih bisa menilai sebuh partai > politik bukan hanya dari latar belakang nya apa dan dari mana > background nya,. > > tapi apa manfaat yand di dapat dari sebuah parpol tersebut. > > sebut saja ketika PKS di DKI. ketika PKS menjadi maindstream sebuah > partai politik yang tdk hanyam mengurusi masalah politik tapi juga > bermanfaat ketika terjadi kebakaran misalnya dan sering mengadakan > bazaar yang sangant di butuh kan oleh masyarakatkecil di saat harga > harga kebutuhan naik. lalu bebarapa parpol tersentak ketika penurunan suara mereka terjadi di 2004. > mereka pun menyadari masyarakat lebih melihat kader sebuah partai > politik yang terjun langsung di masyarakat. > > bayangkan, ketika kader kader PKS mengumpulkan dananya saat itu untuk > mengadakan bazaar dan mengumpulkan barang barang bekas di rumah nya, > semangat untuk memberi di sasarkan oleh hadist nabi > > "sebaik baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi yang lainya" > > bahkan berapa banyak yang di pecat dari pekerjaannya hanya untuk > kampanye 2004. > > untuk sebuah pengorbanan di mata masyarakat yang mungkin aneh, hari > genee??? > > lalu masyarakat melihat, mereka menyaksikan,...haree gene ketika jiwa > jiwa individualistis tumbuh subur?? > > kesaksian pendeta nathan seti budi yang terjebak di senanyan ketika > kampanye 2004 tahun lalu di sebuah harian kompas menceritakan > bagaimana > kader2 itu mengatur lalu lintas dan menolong mobil yang di bawa > pendeta nathan keluar dari kemacetan,... > > ini karna apa,karna masyarakat menilai bukan dari apa dan karna apa > dan karna idelogi nya apa,.. > > ketika partai politik yang agama mau pun yang gak agama mempolitis > agama dgn mudah nya,.. > > seperti ketika idul fitri,.. spanduk marhaban dari seorang yang > menentang UU Zakat saat itu dan dari partai politk yang sekular bahkan > partai politik yang bersalib dimana ketika di senayan mereka > menentang besar besaran ttg segala kemaslahatan umat islam. > > bukannya ini bagian dari politisasi agama?? > > lantas di buat skenario, partai agama mempolitisir agama,.. > > apa salah, seorang padang yang hari hari nya bahas padang lalu di > sebut mempolitisir padang?? > tapi orang jawa menggunakan bahasa padang agar orang padang memilih > nya padahal mereka gak ngerti dan mengetahui padang itu di sebut yang bener?? > > itu sama saja kan dgn seorang yang ter identitas kan islam lalu > mengploklamirkan dan berjuang menyesejahterakan negeri ini atas dasar > islam itu di sebut politisasi agama?? > > di negeri ini,sudah banyak yang di bolak balik,... > > ke dua > > ttg anggota PKS yang non jilbab sepengetahuan saya banyak ko mba. > tetangga saya aja ada yang menjadi anggota nya di tahun 2004 lalu tapi gak jilbab. > > saya sih menulis ini dari apa yang saya l
Re: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan
ang warga lain bisa melihat dari sisi > ini nya walau ada juga kekakuan yang saya bilang itu tadi,.. > > tentang pencalonan pastur di PKs,..maaf saya kurang tahu, mungkin bisa > mendapatkan jawaban dari kader PKS itu sendiri > > best regard > > rama yanti > > --- On Wed, 11/5/08, Ari Condro <[EMAIL PROTECTED] > > wrote: > From: Ari Condro <[EMAIL PROTECTED] > > Subject: Re: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan > To: "Milis wm" > > > > Date: Wednesday, November 5, 2008, 7:04 PM > > > Ane sih pengen tahu, temen ane pendeta david dari gereja bethani bandung, > bakalan bisa masuk pencalonan di pks apa kagak > > Test case buat pks > > -Original Message- > > From: "herni nurbayanti" > > Date: Thu, 6 Nov 2008 08:35:45 > > To: > > Subject: Re: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan > > sebenarnya bukan cerdas, tapi bargaining positionnya yg lemah... > > yg di nomor urut jadi, biasanya yg punya bargaining position tinggi... > > dia politisi perempuan yg "laku", yg: > > - berkualitas, kerjanya dah terbukti... > > - mampu membangun dan memelihara relasi dng konstituennya dan masyarakat > > kalau udah punya posisi tawar yg tinggi, mereka bisa bilang gini di partai: > > "saya gak mau kalau gak di urutan no 1" > > mantaap. .. > > tapi bukan berarti mereka yg di nomor urut sepatu tidak cerdas.. > > kalaupun tidak cerdas, itu "wajar" dan perlu diperbaiki.. > > karena perempuan hidup dalam sistem yg timpang.. > > pertama, perempuan dianggap makhluk yg tidak atau kurang intelektual dari > > laki2 > > kedua, perempuan punya peran sosial yg dikonstruksikan oleh masyarakat > > dimana wilayah publik itu kadang offlimits. > > ketiga, perempuan punya akses yg terbatas dari laki2... > > soal perempuan versus perempuan... > > gimana ya, biar kata mas dwi perempuan itu tanggungan laki2, tapi > > kenyataannya, jadi perempuan itu berat...:-) > > yg harus dihadapinya bukan cuma laki2, tapi perempuan juga... > > kalau yg cerdas, bisa langsung ngerti... > > parameternya bukan dilihat dari jenis kelamin > > karena ketika kita ngomong gender, bukan ngomong jenis kelamin... > > tapi ideologi patriarkal.. dan cara berpikirnya. > > simplenya gini... > > buaya itu bukan cuma laki2 aja.. katanya sastrawan aa navis.. hehehe... > > PDI-P walkout belum tentu membuat orang yg simpatik atau pujian.. > > Banyak juga kok yg mengkritik walk-outnya PDIP, bahkan dari mereka yg > > menolak pornografi.. . > > PKS juga tidak semuanya konservatif. .. utk beberapa isu tertentu, bahkan > > mereka mitra yg baik.. > > Jadi benar kata mas ary, liatlah posisi atau keberpihakan mereka thd isu2 > > tertentu.. > > Lagian, soal pilihan partai, kadang2 itu soal "kekeraskepalaan" kita ma > > partai tertentu kok :-) > > PS. Pertanyaan yg belum dijawab ma PKS (berkaitan dng perempuan) adalah apa > > harus berjilbab? :-) > > Mereka bisa berargumen soal isu keberagaman di dalam partainya, bahwa ada > > juga kader mereka yg non-Islam.. > > Dulu pernah ada artikel soal ini.. mungkin mas sunny yg posting :-) Tapi > > kan, terbatas pada laki2? :-) > > Masih belum jelas apa pemahaman mereka thd apa itu "perempuan" dan > > "perempuan muslim" > > Apakah harus yg berjilbab? Gimana, mbak rama yanti? :-) > > Jadi usil pengen liat jawabannya mbak rama yanti apa.. sama gak dng mereka > > yg di DPR. > > Soalnya, pertanyaan itu juga yg sering kita tanyain ma mitra kita yg staff > > ahlinya PKS.. hehe.. > > salam usil bin iseng lagi, > > Herni > > 2008/11/6 Tri Budi Lestyaningsih (Ning) <[EMAIL PROTECTED] com> > > > Quote : > > > Kalau cerdas ya bukan pengisi kuota, tapi di nomer urut jadi. > > > > > > Betul, mas Dwi... Hahaha... Mas Dwi lebih cerdas !! Jadi, kalau tidak > > > di nomor urut jadi, (simpulkan sendiri deh) > > > > > > -Original Message- > > > From: wanita-muslimah@ yahoogroups. com com> > > > [mailto:wanita-muslimah@ yahoogroups. com 40yahoogroups. com>] > > > On Behalf Of Dwi Soegardi > > > Sent: Thursday, November 06, 2008 9:03 AM > > > To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com com> > > > Subject: Re: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan > > > > > > 2008/11/5 Tri Budi Lestyaningsih (Ning) <[EMAIL > > PROTECTED] > > > >: > > > > > > > > > > &g
Re: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan
Bagus juga nih mbak rama pratama. Pks memang partai dakwah yang tangguh dan bersemangat. Sambil dakwah dan diskusi, Bisa juga sekaligus jadi ladang dalam kampanye partai juga. Saya mendukung partai kader sss deh. Terutama kaum akhwatnya. Keren, pintar dan manis manis. :)). Jago kampanye lagi. Kalau kepilih jadi calon, jgn lupa makan makan yah ... Saya sih gak manei politiks, saya makan makan politiks sahjah dah. Boleh kan ? So, acara senam pagi bersama akhwat nya akan diadakan kapan ? Ramai ramai ikutan yuks. -Original Message- From: rama yanti <[EMAIL PROTECTED]> Date: Thu, 6 Nov 2008 01:35:36 To: Subject: Re: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan pertama: untuk mbak herni,... menurut saya sekrang -terutama di kota-lebih bisa menilai sebuh partai politik bukan hanya dari latar belakang nya apa dan dari mana background nya,. tapi apa manfaat yand di dapat dari sebuah parpol tersebut. sebut saja ketika PKS di DKI. ketika PKS� menjadi maindstream sebuah partai politik yang tdk hanyam mengurusi masalah politik tapi juga bermanfaat ketika terjadi kebakaran misalnya dan sering mengadakan bazaar yang sangant di butuh kan oleh masyarakatkecil di saat harga harga kebutuhan naik. lalu bebarapa parpol tersentak ketika penurunan suara mereka terjadi di 2004.� mereka pun menyadari masyarakat lebih melihat kader sebuah partai politik yang terjun langsung di masyarakat. bayangkan, ketika kader kader PKS mengumpulkan dananya saat itu untuk mengadakan bazaar dan mengumpulkan barang barang bekas di rumah nya, semangat untuk memberi di sasarkan oleh hadist nabi "sebaik baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi yang lainya" bahkan berapa banyak yang di pecat dari pekerjaannya hanya untuk kampanye 2004. untuk sebuah pengorbanan di mata masyarakat yang mungkin aneh, hari genee??? lalu masyarakat melihat, mereka menyaksikan,...haree gene ketika jiwa jiwa individualistis tumbuh subur?? kesaksian pendeta nathan seti budi yang terjebak di senanyan ketika kampanye 2004 tahun lalu di sebuah harian kompas menceritakan bagaimana kader2 itu mengatur lalu lintas dan menolong mobil yang di bawa pendeta nathan keluar dari kemacetan,... ini karna apa,karna masyarakat menilai bukan dari apa dan karna apa dan karna idelogi nya apa,.. ketika partai politik yang agama mau pun yang gak agama mempolitis agama dgn mudah nya,.. seperti ketika idul fitri,.. spanduk marhaban dari seorang yang menentang UU Zakat saat itu dan dari partai politk yang sekular bahkan partai politik yang bersalib dimana� ketika di senayan mereka menentang besar besaran ttg segala kemaslahatan umat islam. bukannya ini bagian dari politisasi agama?? lantas di buat skenario, partai agama mempolitisir agama,.. apa salah, seorang padang yang hari hari nya bahas padang lalu di sebut mempolitisir padang?? tapi orang jawa menggunakan bahasa padang agar orang padang memilih nya padahal mereka gak ngerti dan mengetahui padang itu di sebut yang bener?? itu sama saja kan dgn seorang yang ter identitas kan islam lalu mengploklamirkan dan berjuang menyesejahterakan negeri ini atas dasar islam itu di sebut politisasi agama?? di negeri ini,sudah banyak yang di bolak balik,... ke� dua ttg anggota PKS yang non jilbab sepengetahuan saya banyak ko mba. tetangga saya aja ada yang menjadi anggota nya di tahun 2004 lalu tapi gak jilbab. saya sih menulis ini dari apa yang saya lihat di tetangga2 saya yang mereka aktif di PKS. bagaimana persaudaraan mereka dan di RT saya kader2 mereka itu selalu terdepan dalam hal kemasyarakatan, spt kerja bakti dan bila ada kematian. dari cara pergaulan mereka walau saya lihat agak kaku tapi mereka sopan dan baik menghormati yang tua dan bisa berbaur walau kadang menjaga diri kalau berkaitan dgn sesuatu yang tidak mereka sukai. di lingkungan saya banyak simpatisan dgn partai ini, bahkan tokoh masyarakatnya juga. jadi boleh di bilang warga lain bisa melihat dari sisi ini nya walau ada juga kekakuan yang saya bilang itu tadi,.. tentang pencalonan pastur di PKs,..maaf saya kurang tahu, mungkin bisa mendapatkan jawaban dari kader PKS itu sendiri best regard rama yanti --- On Wed, 11/5/08, Ari Condro <[EMAIL PROTECTED]> wrote: From: Ari Condro <[EMAIL PROTECTED]> Subject: Re: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan To: "Milis wm" Date: Wednesday, November 5, 2008, 7:04 PM Ane sih pengen tahu, temen ane pendeta david dari gereja bethani bandung, bakalan bisa masuk pencalonan di pks apa kagak Test case buat pks -Original Message- From: "herni nurbayanti" Date: Thu, 6 Nov 2008 08:35:45 To: Subject: Re: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan sebenarnya bukan cerdas, tapi bargaining positionnya yg lemah... yg di nomor urut jadi, biasanya yg punya bargaining position tinggi... dia politisi perempuan yg "laku&qu
Re: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan
pertama: untuk mbak herni,... menurut saya sekrang -terutama di kota-lebih bisa menilai sebuh partai politik bukan hanya dari latar belakang nya apa dan dari mana background nya,. tapi apa manfaat yand di dapat dari sebuah parpol tersebut. sebut saja ketika PKS di DKI. ketika PKS menjadi maindstream sebuah partai politik yang tdk hanyam mengurusi masalah politik tapi juga bermanfaat ketika terjadi kebakaran misalnya dan sering mengadakan bazaar yang sangant di butuh kan oleh masyarakatkecil di saat harga harga kebutuhan naik. lalu bebarapa parpol tersentak ketika penurunan suara mereka terjadi di 2004. mereka pun menyadari masyarakat lebih melihat kader sebuah partai politik yang terjun langsung di masyarakat. bayangkan, ketika kader kader PKS mengumpulkan dananya saat itu untuk mengadakan bazaar dan mengumpulkan barang barang bekas di rumah nya, semangat untuk memberi di sasarkan oleh hadist nabi "sebaik baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi yang lainya" bahkan berapa banyak yang di pecat dari pekerjaannya hanya untuk kampanye 2004. untuk sebuah pengorbanan di mata masyarakat yang mungkin aneh, hari genee??? lalu masyarakat melihat, mereka menyaksikan,...haree gene ketika jiwa jiwa individualistis tumbuh subur?? kesaksian pendeta nathan seti budi yang terjebak di senanyan ketika kampanye 2004 tahun lalu di sebuah harian kompas menceritakan bagaimana kader2 itu mengatur lalu lintas dan menolong mobil yang di bawa pendeta nathan keluar dari kemacetan,... ini karna apa,karna masyarakat menilai bukan dari apa dan karna apa dan karna idelogi nya apa,.. ketika partai politik yang agama mau pun yang gak agama mempolitis agama dgn mudah nya,.. seperti ketika idul fitri,.. spanduk marhaban dari seorang yang menentang UU Zakat saat itu dan dari partai politk yang sekular bahkan partai politik yang bersalib dimana ketika di senayan mereka menentang besar besaran ttg segala kemaslahatan umat islam. bukannya ini bagian dari politisasi agama?? lantas di buat skenario, partai agama mempolitisir agama,.. apa salah, seorang padang yang hari hari nya bahas padang lalu di sebut mempolitisir padang?? tapi orang jawa menggunakan bahasa padang agar orang padang memilih nya padahal mereka gak ngerti dan mengetahui padang itu di sebut yang bener?? itu sama saja kan dgn seorang yang ter identitas kan islam lalu mengploklamirkan dan berjuang menyesejahterakan negeri ini atas dasar islam itu di sebut politisasi agama?? di negeri ini,sudah banyak yang di bolak balik,... ke dua ttg anggota PKS yang non jilbab sepengetahuan saya banyak ko mba. tetangga saya aja ada yang menjadi anggota nya di tahun 2004 lalu tapi gak jilbab. saya sih menulis ini dari apa yang saya lihat di tetangga2 saya yang mereka aktif di PKS. bagaimana persaudaraan mereka dan di RT saya kader2 mereka itu selalu terdepan dalam hal kemasyarakatan, spt kerja bakti dan bila ada kematian. dari cara pergaulan mereka walau saya lihat agak kaku tapi mereka sopan dan baik menghormati yang tua dan bisa berbaur walau kadang menjaga diri kalau berkaitan dgn sesuatu yang tidak mereka sukai. di lingkungan saya banyak simpatisan dgn partai ini, bahkan tokoh masyarakatnya juga. jadi boleh di bilang warga lain bisa melihat dari sisi ini nya walau ada juga kekakuan yang saya bilang itu tadi,.. tentang pencalonan pastur di PKs,..maaf saya kurang tahu, mungkin bisa mendapatkan jawaban dari kader PKS itu sendiri best regard rama yanti --- On Wed, 11/5/08, Ari Condro <[EMAIL PROTECTED]> wrote: From: Ari Condro <[EMAIL PROTECTED]> Subject: Re: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan To: "Milis wm" Date: Wednesday, November 5, 2008, 7:04 PM Ane sih pengen tahu, temen ane pendeta david dari gereja bethani bandung, bakalan bisa masuk pencalonan di pks apa kagak Test case buat pks -Original Message- From: "herni nurbayanti" Date: Thu, 6 Nov 2008 08:35:45 To: Subject: Re: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan sebenarnya bukan cerdas, tapi bargaining positionnya yg lemah... yg di nomor urut jadi, biasanya yg punya bargaining position tinggi... dia politisi perempuan yg "laku", yg: - berkualitas, kerjanya dah terbukti... - mampu membangun dan memelihara relasi dng konstituennya dan masyarakat kalau udah punya posisi tawar yg tinggi, mereka bisa bilang gini di partai: "saya gak mau kalau gak di urutan no 1" mantaap. .. tapi bukan berarti mereka yg di nomor urut sepatu tidak cerdas.. kalaupun tidak cerdas, itu "wajar" dan perlu diperbaiki.. karena perempuan hidup dalam sistem yg timpang.. pertama, perempuan dianggap makhluk yg tidak atau kurang intelektual dari laki2 kedua, perempuan punya peran sosial yg dikonstruksikan oleh masyarakat dimana wilayah publik itu kadang offlimits. ketiga, perempuan punya akses yg terbatas dari laki2... soal p
Re: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan
pertama: untuk mbak herni,... menurut saya sekrang -terutama di kota-lebih bisa menilai sebuh partai politik bukan hanya dari latar belakang nya apa dan dari mana background nya,. tapi apa manfaat yand di dapat dari sebuah parpol tersebut. sebut saja ketika PKS di DKI. ketika PKS menjadi maindstream sebuah partai politik yang tdk hanyam mengurusi masalah politik tapi juga bermanfaat ketika terjadi kebakaran misalnya dan sering mengadakan bazaar yang sangant di butuh kan oleh masyarakatkecil di saat harga harga kebutuhan naik. lalu bebarapa parpol tersentak ketika penurunan suara mereka terjadi di 2004. mereka pun menyadari masyarakat lebih melihat kader sebuah partai politik yang terjun langsung di masyarakat. bayangkan, ketika kader kader PKS mengumpulkan dananya saat itu untuk mengadakan bazaar dan mengumpulkan barang barang bekas di rumah nya, semangat untuk memberi di sasarkan oleh hadist nabi "sebaik baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi yang lainya" bahkan berapa banyak yang di pecat dari pekerjaannya hanya untuk kampanye 2004. untuk sebuah pengorbanan di mata masyarakat yang mungkin aneh, hari genee??? lalu masyarakat melihat, mereka menyaksikan,...haree gene ketika jiwa jiwa individualistis tumbuh subur?? kesaksian pendeta nathan seti budi yang terjebak di senanyan ketika kampanye 2004 tahun lalu di sebuah harian kompas menceritakan bagaimana kader2 itu mengatur lalu lintas dan menolong mobil yang di bawa pendeta nathan keluar dari kemacetan,... ini karna apa,karna masyarakat menilai bukan dari apa dan karna apa dan karna idelogi nya apa,.. ketika partai politik yang agama mau pun yang gak agama mempolitis agama dgn mudah nya,.. seperti ketika idul fitri,.. spanduk marhaban dari seorang yang menentang UU Zakat saat itu dan dari partai politk yang sekular bahkan partai politik yang bersalib dimana ketika di senayan mereka menentang besar besaran ttg segala kemaslahatan umat islam. bukannya ini bagian dari politisasi agama?? lantas di buat skenario, partai agama mempolitisir agama,.. apa salah, seorang padang yang hari hari nya bahas padang lalu di sebut mempolitisir padang?? tapi orang jawa menggunakan bahasa padang agar orang padang memilih nya padahal mereka gak ngerti dan mengetahui padang itu di sebut yang bener?? itu sama saja kan dgn seorang yang ter identitas kan islam lalu mengploklamirkan dan berjuang menyesejahterakan negeri ini atas dasar islam itu di sebut politisasi agama?? di negeri ini,sudah banyak yang di bolak balik,... ke dua ttg anggota PKS yang non jilbab sepengetahuan saya banyak ko mba. tetangga saya aja ada yang menjadi anggota nya di tahun 2004 lalu tapi gak jilbab. saya sih menulis ini dari apa yang saya lihat di tetangga2 saya yang mereka aktif di PKS. bagaimana persaudaraan mereka dan di RT saya kader2 mereka itu selalu terdepan dalam hal kemasyarakatan, spt kerja bakti dan bila ada kematian. dari cara pergaulan mereka walau saya lihat agak kaku tapi mereka sopan dan baik menghormati yang tua dan bisa berbaur walau kadang menjaga diri kalau berkaitan dgn sesuatu yang tidak mereka sukai. di lingkungan saya banyak simpatisan dgn partai ini, bahkan tokoh masyarakatnya juga. jadi boleh di bilang warga lain bisa melihat dari sisi ini nya walau ada juga kekakuan yang saya bilang itu tadi,.. tentang pencalonan pastur di PKs,..maaf saya kurang tahu, mungkin bisa mendapatkan jawaban dari kader PKS itu sendiri best regard rama yanti --- On Wed, 11/5/08, Ari Condro <[EMAIL PROTECTED]> wrote: From: Ari Condro <[EMAIL PROTECTED]> Subject: Re: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan To: "Milis wm" Date: Wednesday, November 5, 2008, 7:04 PM Ane sih pengen tahu, temen ane pendeta david dari gereja bethani bandung, bakalan bisa masuk pencalonan di pks apa kagak Test case buat pks -Original Message- From: "herni nurbayanti" Date: Thu, 6 Nov 2008 08:35:45 To: Subject: Re: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan sebenarnya bukan cerdas, tapi bargaining positionnya yg lemah... yg di nomor urut jadi, biasanya yg punya bargaining position tinggi... dia politisi perempuan yg "laku", yg: - berkualitas, kerjanya dah terbukti... - mampu membangun dan memelihara relasi dng konstituennya dan masyarakat kalau udah punya posisi tawar yg tinggi, mereka bisa bilang gini di partai: "saya gak mau kalau gak di urutan no 1" mantaap. .. tapi bukan berarti mereka yg di nomor urut sepatu tidak cerdas.. kalaupun tidak cerdas, itu "wajar" dan perlu diperbaiki.. karena perempuan hidup dalam sistem yg timpang.. pertama, perempuan dianggap makhluk yg tidak atau kurang intelektual dari laki2 kedua, perempuan punya peran sosial yg dikonstruksikan oleh masyarakat dimana wilayah publik itu kadang offlimits. ketiga, perempuan punya akses yg terbatas dari laki2... soal p
Re: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan
Ane sih pengen tahu, temen ane pendeta david dari gereja bethani bandung, bakalan bisa masuk pencalonan di pks apa kagak Test case buat pks -Original Message- From: "herni nurbayanti" <[EMAIL PROTECTED]> Date: Thu, 6 Nov 2008 08:35:45 To: Subject: Re: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan sebenarnya bukan cerdas, tapi bargaining positionnya yg lemah... yg di nomor urut jadi, biasanya yg punya bargaining position tinggi... dia politisi perempuan yg "laku", yg: - berkualitas, kerjanya dah terbukti... - mampu membangun dan memelihara relasi dng konstituennya dan masyarakat kalau udah punya posisi tawar yg tinggi, mereka bisa bilang gini di partai: "saya gak mau kalau gak di urutan no 1" mantaap... tapi bukan berarti mereka yg di nomor urut sepatu tidak cerdas.. kalaupun tidak cerdas, itu "wajar" dan perlu diperbaiki.. karena perempuan hidup dalam sistem yg timpang.. pertama, perempuan dianggap makhluk yg tidak atau kurang intelektual dari laki2 kedua, perempuan punya peran sosial yg dikonstruksikan oleh masyarakat dimana wilayah publik itu kadang offlimits. ketiga, perempuan punya akses yg terbatas dari laki2... soal perempuan versus perempuan... gimana ya, biar kata mas dwi perempuan itu tanggungan laki2, tapi kenyataannya, jadi perempuan itu berat...:-) yg harus dihadapinya bukan cuma laki2, tapi perempuan juga... kalau yg cerdas, bisa langsung ngerti... parameternya bukan dilihat dari jenis kelamin karena ketika kita ngomong gender, bukan ngomong jenis kelamin... tapi ideologi patriarkal.. dan cara berpikirnya. simplenya gini... buaya itu bukan cuma laki2 aja.. katanya sastrawan aa navis.. hehehe... PDI-P walkout belum tentu membuat orang yg simpatik atau pujian.. Banyak juga kok yg mengkritik walk-outnya PDIP, bahkan dari mereka yg menolak pornografi... PKS juga tidak semuanya konservatif... utk beberapa isu tertentu, bahkan mereka mitra yg baik.. Jadi benar kata mas ary, liatlah posisi atau keberpihakan mereka thd isu2 tertentu.. Lagian, soal pilihan partai, kadang2 itu soal "kekeraskepalaan" kita ma partai tertentu kok :-) PS. Pertanyaan yg belum dijawab ma PKS (berkaitan dng perempuan) adalah apa harus berjilbab? :-) Mereka bisa berargumen soal isu keberagaman di dalam partainya, bahwa ada juga kader mereka yg non-Islam.. Dulu pernah ada artikel soal ini.. mungkin mas sunny yg posting :-) Tapi kan, terbatas pada laki2? :-) Masih belum jelas apa pemahaman mereka thd apa itu "perempuan" dan "perempuan muslim" Apakah harus yg berjilbab? Gimana, mbak rama yanti? :-) Jadi usil pengen liat jawabannya mbak rama yanti apa.. sama gak dng mereka yg di DPR. Soalnya, pertanyaan itu juga yg sering kita tanyain ma mitra kita yg staff ahlinya PKS.. hehe.. salam usil bin iseng lagi, Herni 2008/11/6 Tri Budi Lestyaningsih (Ning) <[EMAIL PROTECTED]> > Quote : > Kalau cerdas ya bukan pengisi kuota, tapi di nomer urut jadi. > > Betul, mas Dwi... Hahaha... Mas Dwi lebih cerdas !! Jadi, kalau tidak > di nomor urut jadi, (simpulkan sendiri deh) > > -Original Message- > From: wanita-muslimah@yahoogroups.com > [mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com] > On Behalf Of Dwi Soegardi > Sent: Thursday, November 06, 2008 9:03 AM > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > Subject: Re: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan > > 2008/11/5 Tri Budi Lestyaningsih (Ning) <[EMAIL > PROTECTED] > >: > > > > > > Analisa yang bagus dari Ibu Toeti ini. Salah satu risk mempersyaratkan > > > 30% perempuan adalah "asal comot" tadi. Mudah-mudahan para perempuan > > Indonesia cukup cerdas untuk tidak mau dijadikan caleg pengisi kuota > > seperti yang diceritakan Ibu Toeti di bawah. > > Kalau cerdas ya bukan pengisi kuota, tapi di nomer urut jadi. > Kenapa 30%? Diulang-ulang lagi dan sudah sering dibahas di sini. > Kenapa nggak 10% saja, 20%, atau malah 50%? > > Pemilu kemaren, di sini dapat gubernur perempuan pertama, senator > perempuan kalah dari calon senator perempuan juga. > > > Lagian, apa hubungannya quota untuk perempuan dengan kesejahteraan > > perempuan ? > > Mestinya laki-laki semua, > kan perempuan itu tanggungan laki-laki :-) Suaminya, bapaknya, > saudaranya, anaknya. > Kenapa kok malah repot-repot jadi caleg ... gak ngerti aku . > atau repot-repot cari nafkah . binung deh. > > > > === > Milis Wanita Muslimah > Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. > Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : > http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages > Kirim Posting > mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com > Berhenti mailto:[EMAIL > PROTECTED] > Milis Keluarga Sejahtera ma
Re: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan
Selama ini sih, golput. Saya kan nderek HT. Demokrasi itu kufur. Hehehe ... -Original Message- From: "Tri Budi Lestyaningsih (Ning)" <[EMAIL PROTECTED]> Date: Thu, 6 Nov 2008 09:04:34 To: Subject: RE: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan Wah wah wa jadi selama ini asal comot ya ?? yah ngga usah dipilih kalau gitu... Atau Asal Milih aja ??? Jadi pemilu asal-asalan doong ^_^.. Ingat lho, pertanggungjawabannya dunia akhirat... Ya kan mas ? From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Ary Setijadi Prihatmanto Sent: Friday, November 14, 2008 9:01 AM To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan emang kalo yang ngisi laki-laki nggak "asal comot"? ;-) sekarang itu gudang kader untuk caleg itu isinya kira-kira orang2 yang mirip2, ... business as usual... calon laki2 yang ada di gudang stok kader itu bejibun. jadi kalo calon wanita di gudang stok kader masih sedikit dan diambil dari luar, sejelek apapun caleg itu memberikan peluang terjadinya angin baru yang segar. - Original Message - From: Tri Budi Lestyaningsih (Ning) To: wanita-muslimah@yahoogroups.com <mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com> Sent: Thursday, November 06, 2008 7:04 AM Subject: RE: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan Analisa yang bagus dari Ibu Toeti ini. Salah satu risk mempersyaratkan 30% perempuan adalah "asal comot" tadi. Mudah-mudahan para perempuan Indonesia cukup cerdas untuk tidak mau dijadikan caleg pengisi kuota seperti yang diceritakan Ibu Toeti di bawah. Lagian, apa hubungannya quota untuk perempuan dengan kesejahteraan perempuan ? -Original Message- From: wanita-muslimah@yahoogroups.com <mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com> [mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com <mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com> ] On Behalf Of Sunny Sent: Friday, November 07, 2008 8:02 AM To: Undisclosed-Recipient:; Subject: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan http://www.lampungpost.com/cetak/berita.php?id=2008110601293819 <http://www.lampungpost.com/cetak/berita.php?id=2008110601293819> Kamis, 6 November 2008 Peran Politik Caleg Perempuan Toeti Adhitama Anggota Dewan Redaksi Media Group Mengapa perempuan menjadi warga dunia kelas dua. Wallahualam. Yang kita tahu, masa depan kita bergantung pada pendidikan. Pendidikan awal yang diterima anak bersifat lembut, akrab, dan manusiawi. Untuk tugas pendidikan awal itulah perempuan lebih berbakat karena kelembutan dan kepekaannya serta kesediaannya berkorban karena kasih sayangnya. Inilah yang membuat perempuan memberikan asih-asah-asuh sesuai dengan kebutuhan anak. Dalam proses ini, pribadi anak berkembang. Dari perspektif lain, bagaimana perempuan bisa menjalankan tugas keibuan tanpa mengabaikan bakat-bakatnya yang lain? Idealnya, masyarakat membangun sistem yang tidak diskriminatif. Tidak ada sikap membeda-bedakan gender karena ada asas kebebasan mengembangkan potensi masing-masing. Lacurnya, hal ini sering tidak diperhatikan, baik oleh perempuan sendiri maupun, dan terutama oleh laki-laki. Akibatnya, masyarakat terbentuk seperti adanya sekarang. Domestikasi perempuan dianggap wajar. Begitu pula dominasi laki-laki dalam kehidupan, khususnya di bidang politik. Pada gilirannya perempuan menjadi ketinggalan karena ragu-ragu terjun ke masyarakat. Caleg Pengisi Kuota Tentu itu tadi cerita lama. Namun, faktanya memang baru abad lalu hak sama untuk perempuan berangsur-angsur dilembagakan di banyak negara. Ini meliputi hak untuk memilih, yang perjuangannya memakan sekitar satu abad. Juga hak ikut dalam kegiatan politik dan hak mendapatkan pendidikan yang sama. Di Indonesia pun kurang lebih sama. Namun, sampai sekarang, jika dibanding dengan negara-negara maju, pendidikan perempuan Indonesia masih jauh ketinggalan. Maka ketika ada ketentuan partai-partai politik harus mengajukan caleg perempuan 30%, relatif partai-partai menghadapi kesulitan. Lagi pula tidak semua perempuan terdidik tertarik pada kegiatan politik. Mereka memilih karier di luar bidang politik yang mungkin mereka anggap lebih bermanfaat untuk pengembangan diri dan keluarga. Banyak partai terpaksa "mencomot" caleg perempuan untuk persyaratan 30%. Tidak terlalu dimasalahkan, apakah perempuan itu memenuhi kriteria menjadi MP (member of parliament). Mungkin karena pertimbangan tidak semua akan terpilih. Lagi pula yang menentukan terpilih tidaknya adalah suara terbanyak. Mekanismenya belum jelas. Tidak berlebihan kalau dikatakan, pada waktu ini ada asumsi caleg perempuan hanya dipakai sebagai pelengkap persyaratan kuota. Namun, sistem kuota ini toh sudah kemajuan besar mengingat sejak kita berparlemen, keterwakilan perempuan dalam lembaga-lembaga politik formal sangat minim, termasuk di legislatifnya. Antara lain ini karena sikap elite-elite partai yang dia
Re: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan
sebenarnya bukan cerdas, tapi bargaining positionnya yg lemah... yg di nomor urut jadi, biasanya yg punya bargaining position tinggi... dia politisi perempuan yg "laku", yg: - berkualitas, kerjanya dah terbukti... - mampu membangun dan memelihara relasi dng konstituennya dan masyarakat kalau udah punya posisi tawar yg tinggi, mereka bisa bilang gini di partai: "saya gak mau kalau gak di urutan no 1" mantaap... tapi bukan berarti mereka yg di nomor urut sepatu tidak cerdas.. kalaupun tidak cerdas, itu "wajar" dan perlu diperbaiki.. karena perempuan hidup dalam sistem yg timpang.. pertama, perempuan dianggap makhluk yg tidak atau kurang intelektual dari laki2 kedua, perempuan punya peran sosial yg dikonstruksikan oleh masyarakat dimana wilayah publik itu kadang offlimits. ketiga, perempuan punya akses yg terbatas dari laki2... soal perempuan versus perempuan... gimana ya, biar kata mas dwi perempuan itu tanggungan laki2, tapi kenyataannya, jadi perempuan itu berat...:-) yg harus dihadapinya bukan cuma laki2, tapi perempuan juga... kalau yg cerdas, bisa langsung ngerti... parameternya bukan dilihat dari jenis kelamin karena ketika kita ngomong gender, bukan ngomong jenis kelamin... tapi ideologi patriarkal.. dan cara berpikirnya. simplenya gini... buaya itu bukan cuma laki2 aja.. katanya sastrawan aa navis.. hehehe... PDI-P walkout belum tentu membuat orang yg simpatik atau pujian.. Banyak juga kok yg mengkritik walk-outnya PDIP, bahkan dari mereka yg menolak pornografi... PKS juga tidak semuanya konservatif... utk beberapa isu tertentu, bahkan mereka mitra yg baik.. Jadi benar kata mas ary, liatlah posisi atau keberpihakan mereka thd isu2 tertentu.. Lagian, soal pilihan partai, kadang2 itu soal "kekeraskepalaan" kita ma partai tertentu kok :-) PS. Pertanyaan yg belum dijawab ma PKS (berkaitan dng perempuan) adalah apa harus berjilbab? :-) Mereka bisa berargumen soal isu keberagaman di dalam partainya, bahwa ada juga kader mereka yg non-Islam.. Dulu pernah ada artikel soal ini.. mungkin mas sunny yg posting :-) Tapi kan, terbatas pada laki2? :-) Masih belum jelas apa pemahaman mereka thd apa itu "perempuan" dan "perempuan muslim" Apakah harus yg berjilbab? Gimana, mbak rama yanti? :-) Jadi usil pengen liat jawabannya mbak rama yanti apa.. sama gak dng mereka yg di DPR. Soalnya, pertanyaan itu juga yg sering kita tanyain ma mitra kita yg staff ahlinya PKS.. hehe.. salam usil bin iseng lagi, Herni 2008/11/6 Tri Budi Lestyaningsih (Ning) <[EMAIL PROTECTED]> > Quote : > Kalau cerdas ya bukan pengisi kuota, tapi di nomer urut jadi. > > Betul, mas Dwi... Hahaha... Mas Dwi lebih cerdas !! Jadi, kalau tidak > di nomor urut jadi, (simpulkan sendiri deh) > > -Original Message- > From: wanita-muslimah@yahoogroups.com > [mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com] > On Behalf Of Dwi Soegardi > Sent: Thursday, November 06, 2008 9:03 AM > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > Subject: Re: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan > > 2008/11/5 Tri Budi Lestyaningsih (Ning) <[EMAIL > PROTECTED] > >: > > > > > > Analisa yang bagus dari Ibu Toeti ini. Salah satu risk mempersyaratkan > > > 30% perempuan adalah "asal comot" tadi. Mudah-mudahan para perempuan > > Indonesia cukup cerdas untuk tidak mau dijadikan caleg pengisi kuota > > seperti yang diceritakan Ibu Toeti di bawah. > > Kalau cerdas ya bukan pengisi kuota, tapi di nomer urut jadi. > Kenapa 30%? Diulang-ulang lagi dan sudah sering dibahas di sini. > Kenapa nggak 10% saja, 20%, atau malah 50%? > > Pemilu kemaren, di sini dapat gubernur perempuan pertama, senator > perempuan kalah dari calon senator perempuan juga. > > > Lagian, apa hubungannya quota untuk perempuan dengan kesejahteraan > > perempuan ? > > Mestinya laki-laki semua, > kan perempuan itu tanggungan laki-laki :-) Suaminya, bapaknya, > saudaranya, anaknya. > Kenapa kok malah repot-repot jadi caleg ... gak ngerti aku . > atau repot-repot cari nafkah . binung deh. > > > > === > Milis Wanita Muslimah > Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. > Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : > http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages > Kirim Posting > mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com > Berhenti mailto:[EMAIL > PROTECTED] > Milis Keluarga Sejahtera mailto:[EMAIL > PROTECTED] > Milis Anak Muda Islam mailto:[EMAIL PROTECTED] > > This mailing list has a special spell casted to reject any attachment > Yahoo! Groups Links > > > [Non-text portions of this message have been removed]
RE: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan
Quote : Kalau cerdas ya bukan pengisi kuota, tapi di nomer urut jadi. Betul, mas Dwi... Hahaha... Mas Dwi lebih cerdas !! Jadi, kalau tidak di nomor urut jadi, (simpulkan sendiri deh) -Original Message- From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Dwi Soegardi Sent: Thursday, November 06, 2008 9:03 AM To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan 2008/11/5 Tri Budi Lestyaningsih (Ning) <[EMAIL PROTECTED]>: > > > Analisa yang bagus dari Ibu Toeti ini. Salah satu risk mempersyaratkan > 30% perempuan adalah "asal comot" tadi. Mudah-mudahan para perempuan > Indonesia cukup cerdas untuk tidak mau dijadikan caleg pengisi kuota > seperti yang diceritakan Ibu Toeti di bawah. Kalau cerdas ya bukan pengisi kuota, tapi di nomer urut jadi. Kenapa 30%? Diulang-ulang lagi dan sudah sering dibahas di sini. Kenapa nggak 10% saja, 20%, atau malah 50%? Pemilu kemaren, di sini dapat gubernur perempuan pertama, senator perempuan kalah dari calon senator perempuan juga. > Lagian, apa hubungannya quota untuk perempuan dengan kesejahteraan > perempuan ? Mestinya laki-laki semua, kan perempuan itu tanggungan laki-laki :-) Suaminya, bapaknya, saudaranya, anaknya. Kenapa kok malah repot-repot jadi caleg ... gak ngerti aku . atau repot-repot cari nafkah . binung deh. === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Anak Muda Islam mailto:[EMAIL PROTECTED] This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links
RE: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan
Wah wah wa jadi selama ini asal comot ya ?? yah ngga usah dipilih kalau gitu... Atau Asal Milih aja ??? Jadi pemilu asal-asalan doong ^_^.. Ingat lho, pertanggungjawabannya dunia akhirat... Ya kan mas ? From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Ary Setijadi Prihatmanto Sent: Friday, November 14, 2008 9:01 AM To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan emang kalo yang ngisi laki-laki nggak "asal comot"? ;-) sekarang itu gudang kader untuk caleg itu isinya kira-kira orang2 yang mirip2, ... business as usual... calon laki2 yang ada di gudang stok kader itu bejibun. jadi kalo calon wanita di gudang stok kader masih sedikit dan diambil dari luar, sejelek apapun caleg itu memberikan peluang terjadinya angin baru yang segar. - Original Message - From: Tri Budi Lestyaningsih (Ning) To: wanita-muslimah@yahoogroups.com <mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com> Sent: Thursday, November 06, 2008 7:04 AM Subject: RE: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan Analisa yang bagus dari Ibu Toeti ini. Salah satu risk mempersyaratkan 30% perempuan adalah "asal comot" tadi. Mudah-mudahan para perempuan Indonesia cukup cerdas untuk tidak mau dijadikan caleg pengisi kuota seperti yang diceritakan Ibu Toeti di bawah. Lagian, apa hubungannya quota untuk perempuan dengan kesejahteraan perempuan ? -Original Message- From: wanita-muslimah@yahoogroups.com <mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com> [mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com <mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com> ] On Behalf Of Sunny Sent: Friday, November 07, 2008 8:02 AM To: Undisclosed-Recipient:; Subject: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan http://www.lampungpost.com/cetak/berita.php?id=2008110601293819 <http://www.lampungpost.com/cetak/berita.php?id=2008110601293819> Kamis, 6 November 2008 Peran Politik Caleg Perempuan Toeti Adhitama Anggota Dewan Redaksi Media Group Mengapa perempuan menjadi warga dunia kelas dua. Wallahualam. Yang kita tahu, masa depan kita bergantung pada pendidikan. Pendidikan awal yang diterima anak bersifat lembut, akrab, dan manusiawi. Untuk tugas pendidikan awal itulah perempuan lebih berbakat karena kelembutan dan kepekaannya serta kesediaannya berkorban karena kasih sayangnya. Inilah yang membuat perempuan memberikan asih-asah-asuh sesuai dengan kebutuhan anak. Dalam proses ini, pribadi anak berkembang. Dari perspektif lain, bagaimana perempuan bisa menjalankan tugas keibuan tanpa mengabaikan bakat-bakatnya yang lain? Idealnya, masyarakat membangun sistem yang tidak diskriminatif. Tidak ada sikap membeda-bedakan gender karena ada asas kebebasan mengembangkan potensi masing-masing. Lacurnya, hal ini sering tidak diperhatikan, baik oleh perempuan sendiri maupun, dan terutama oleh laki-laki. Akibatnya, masyarakat terbentuk seperti adanya sekarang. Domestikasi perempuan dianggap wajar. Begitu pula dominasi laki-laki dalam kehidupan, khususnya di bidang politik. Pada gilirannya perempuan menjadi ketinggalan karena ragu-ragu terjun ke masyarakat. Caleg Pengisi Kuota Tentu itu tadi cerita lama. Namun, faktanya memang baru abad lalu hak sama untuk perempuan berangsur-angsur dilembagakan di banyak negara. Ini meliputi hak untuk memilih, yang perjuangannya memakan sekitar satu abad. Juga hak ikut dalam kegiatan politik dan hak mendapatkan pendidikan yang sama. Di Indonesia pun kurang lebih sama. Namun, sampai sekarang, jika dibanding dengan negara-negara maju, pendidikan perempuan Indonesia masih jauh ketinggalan. Maka ketika ada ketentuan partai-partai politik harus mengajukan caleg perempuan 30%, relatif partai-partai menghadapi kesulitan. Lagi pula tidak semua perempuan terdidik tertarik pada kegiatan politik. Mereka memilih karier di luar bidang politik yang mungkin mereka anggap lebih bermanfaat untuk pengembangan diri dan keluarga. Banyak partai terpaksa "mencomot" caleg perempuan untuk persyaratan 30%. Tidak terlalu dimasalahkan, apakah perempuan itu memenuhi kriteria menjadi MP (member of parliament). Mungkin karena pertimbangan tidak semua akan terpilih. Lagi pula yang menentukan terpilih tidaknya adalah suara terbanyak. Mekanismenya belum jelas. Tidak berlebihan kalau dikatakan, pada waktu ini ada asumsi caleg perempuan hanya dipakai sebagai pelengkap persyaratan kuota. Namun, sistem kuota ini toh sudah kemajuan besar mengingat sejak kita berparlemen, keterwakilan perempuan dalam lembaga-lembaga politik formal sangat minim, termasuk di legislatifnya. Antara lain ini karena sikap elite-elite partai yang dianggap diskriminatif terhadap perempuan. Jumlah keterwakilan perempuan di DPR pada awalnya (1950--1955) hanya 9 orang, 3,8% dari jumlah 236 anggota. Pada waktu ini (2004--2009) sebesar 63 orang, 11,45% dari 545 anggota. Naik menjadi 3 kali dalam kurun waktu sekitar 60 tahun. Persent
Re: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan
2008/11/5 Tri Budi Lestyaningsih (Ning) <[EMAIL PROTECTED]>: > > > Analisa yang bagus dari Ibu Toeti ini. Salah satu risk mempersyaratkan > 30% perempuan adalah "asal comot" tadi. Mudah-mudahan para perempuan > Indonesia cukup cerdas untuk tidak mau dijadikan caleg pengisi kuota > seperti yang diceritakan Ibu Toeti di bawah. Kalau cerdas ya bukan pengisi kuota, tapi di nomer urut jadi. Kenapa 30%? Diulang-ulang lagi dan sudah sering dibahas di sini. Kenapa nggak 10% saja, 20%, atau malah 50%? Pemilu kemaren, di sini dapat gubernur perempuan pertama, senator perempuan kalah dari calon senator perempuan juga. > Lagian, apa hubungannya quota untuk perempuan dengan kesejahteraan > perempuan ? Mestinya laki-laki semua, kan perempuan itu tanggungan laki-laki :-) Suaminya, bapaknya, saudaranya, anaknya. Kenapa kok malah repot-repot jadi caleg ... gak ngerti aku . atau repot-repot cari nafkah . binung deh.
Re: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan
emang kalo yang ngisi laki-laki nggak "asal comot"? ;-) sekarang itu gudang kader untuk caleg itu isinya kira-kira orang2 yang mirip2, ... business as usual... calon laki2 yang ada di gudang stok kader itu bejibun. jadi kalo calon wanita di gudang stok kader masih sedikit dan diambil dari luar, sejelek apapun caleg itu memberikan peluang terjadinya angin baru yang segar. - Original Message - From: Tri Budi Lestyaningsih (Ning) To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Thursday, November 06, 2008 7:04 AM Subject: RE: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan Analisa yang bagus dari Ibu Toeti ini. Salah satu risk mempersyaratkan 30% perempuan adalah "asal comot" tadi. Mudah-mudahan para perempuan Indonesia cukup cerdas untuk tidak mau dijadikan caleg pengisi kuota seperti yang diceritakan Ibu Toeti di bawah. Lagian, apa hubungannya quota untuk perempuan dengan kesejahteraan perempuan ? -Original Message- From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Sunny Sent: Friday, November 07, 2008 8:02 AM To: Undisclosed-Recipient:; Subject: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan http://www.lampungpost.com/cetak/berita.php?id=2008110601293819 Kamis, 6 November 2008 Peran Politik Caleg Perempuan Toeti Adhitama Anggota Dewan Redaksi Media Group Mengapa perempuan menjadi warga dunia kelas dua. Wallahualam. Yang kita tahu, masa depan kita bergantung pada pendidikan. Pendidikan awal yang diterima anak bersifat lembut, akrab, dan manusiawi. Untuk tugas pendidikan awal itulah perempuan lebih berbakat karena kelembutan dan kepekaannya serta kesediaannya berkorban karena kasih sayangnya. Inilah yang membuat perempuan memberikan asih-asah-asuh sesuai dengan kebutuhan anak. Dalam proses ini, pribadi anak berkembang. Dari perspektif lain, bagaimana perempuan bisa menjalankan tugas keibuan tanpa mengabaikan bakat-bakatnya yang lain? Idealnya, masyarakat membangun sistem yang tidak diskriminatif. Tidak ada sikap membeda-bedakan gender karena ada asas kebebasan mengembangkan potensi masing-masing. Lacurnya, hal ini sering tidak diperhatikan, baik oleh perempuan sendiri maupun, dan terutama oleh laki-laki. Akibatnya, masyarakat terbentuk seperti adanya sekarang. Domestikasi perempuan dianggap wajar. Begitu pula dominasi laki-laki dalam kehidupan, khususnya di bidang politik. Pada gilirannya perempuan menjadi ketinggalan karena ragu-ragu terjun ke masyarakat. Caleg Pengisi Kuota Tentu itu tadi cerita lama. Namun, faktanya memang baru abad lalu hak sama untuk perempuan berangsur-angsur dilembagakan di banyak negara. Ini meliputi hak untuk memilih, yang perjuangannya memakan sekitar satu abad. Juga hak ikut dalam kegiatan politik dan hak mendapatkan pendidikan yang sama. Di Indonesia pun kurang lebih sama. Namun, sampai sekarang, jika dibanding dengan negara-negara maju, pendidikan perempuan Indonesia masih jauh ketinggalan. Maka ketika ada ketentuan partai-partai politik harus mengajukan caleg perempuan 30%, relatif partai-partai menghadapi kesulitan. Lagi pula tidak semua perempuan terdidik tertarik pada kegiatan politik. Mereka memilih karier di luar bidang politik yang mungkin mereka anggap lebih bermanfaat untuk pengembangan diri dan keluarga. Banyak partai terpaksa "mencomot" caleg perempuan untuk persyaratan 30%. Tidak terlalu dimasalahkan, apakah perempuan itu memenuhi kriteria menjadi MP (member of parliament). Mungkin karena pertimbangan tidak semua akan terpilih. Lagi pula yang menentukan terpilih tidaknya adalah suara terbanyak. Mekanismenya belum jelas. Tidak berlebihan kalau dikatakan, pada waktu ini ada asumsi caleg perempuan hanya dipakai sebagai pelengkap persyaratan kuota. Namun, sistem kuota ini toh sudah kemajuan besar mengingat sejak kita berparlemen, keterwakilan perempuan dalam lembaga-lembaga politik formal sangat minim, termasuk di legislatifnya. Antara lain ini karena sikap elite-elite partai yang dianggap diskriminatif terhadap perempuan. Jumlah keterwakilan perempuan di DPR pada awalnya (1950--1955) hanya 9 orang, 3,8% dari jumlah 236 anggota. Pada waktu ini (2004--2009) sebesar 63 orang, 11,45% dari 545 anggota. Naik menjadi 3 kali dalam kurun waktu sekitar 60 tahun. Persentasenya sama dengan rata-rata jumlah anggota legislatif perempuan di seluruh dunia. Di DPRD I dan II, persentasenya jauh lebih rendah. Bukan Pelengkap Khusus untuk caleg perempuan, mereka layak mendapat perhatian khusus agar seandainya terpilih bukan hanya menjadi pelengkap di parlemen, melainkan benar-benar mampu mengutarakan pandangan-pandangan yang bermanfaat bagi rakyat. Seperti keadaannya sekarang, mereka nantinya mungkin sulit ikut mengambil keputusan bersama karena minimnya bekal/pengalaman yang mereka miliki, khususnya bagi yang baru-baru. Pemilihan per
RE: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan
Saya ngga sepakat kok sama mas Arcon... Dua-duanya, baik lelaki dan perempuan, jangan asal comot. DIlihat aja mana yang lebih mampu. kalau nanti kenyataannya > 30% wanita karena hasil seleksi kemampuan itu, ya harus diterima juga.. Gitu kan harusnya ? Oya, selamat deh buat Iyan.. Dia ngga woro-woro, mungkin hanya ke temen2nya yang di Jakarta 'kali. From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Ari Condro Sent: Thursday, November 06, 2008 8:50 AM To: Milis wm Subject: Re: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan Setuju, daripada dapat wanita yg asal comot, lebih baik dapat laki laki yg asal comot. Minimal kalo laki laki lebih legitimate secara agama. Kan akalnya lebih banyak daripada perempuan. Dalam hal ini kita bersepakat, mbak ning. Seneng banget deh, bisa sepakat sama mbak ning. *btw, si iyan mau kawin tuh !* -Original Message- From: "Tri Budi Lestyaningsih (Ning)" <[EMAIL PROTECTED] <mailto:ninghdw%40chevron.com> > Date: Thu, 6 Nov 2008 08:04:29 To: mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com> > Subject: RE: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan Analisa yang bagus dari Ibu Toeti ini. Salah satu risk mempersyaratkan 30% perempuan adalah "asal comot" tadi. Mudah-mudahan para perempuan Indonesia cukup cerdas untuk tidak mau dijadikan caleg pengisi kuota seperti yang diceritakan Ibu Toeti di bawah. Lagian, apa hubungannya quota untuk perempuan dengan kesejahteraan perempuan ? -Original Message- From: wanita-muslimah@yahoogroups.com <mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com> [mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com <mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com> ] On Behalf Of Sunny Sent: Friday, November 07, 2008 8:02 AM To: Undisclosed-Recipient:; Subject: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan http://www.lampungpost.com/cetak/berita.php?id=2008110601293819 <http://www.lampungpost.com/cetak/berita.php?id=2008110601293819> Kamis, 6 November 2008 Peran Politik Caleg Perempuan Toeti Adhitama Anggota Dewan Redaksi Media Group Mengapa perempuan menjadi warga dunia kelas dua. Wallahualam. Yang kita tahu, masa depan kita bergantung pada pendidikan. Pendidikan awal yang diterima anak bersifat lembut, akrab, dan manusiawi. Untuk tugas pendidikan awal itulah perempuan lebih berbakat karena kelembutan dan kepekaannya serta kesediaannya berkorban karena kasih sayangnya. Inilah yang membuat perempuan memberikan asih-asah-asuh sesuai dengan kebutuhan anak. Dalam proses ini, pribadi anak berkembang. Dari perspektif lain, bagaimana perempuan bisa menjalankan tugas keibuan tanpa mengabaikan bakat-bakatnya yang lain? Idealnya, masyarakat membangun sistem yang tidak diskriminatif. Tidak ada sikap membeda-bedakan gender karena ada asas kebebasan mengembangkan potensi masing-masing. Lacurnya, hal ini sering tidak diperhatikan, baik oleh perempuan sendiri maupun, dan terutama oleh laki-laki. Akibatnya, masyarakat terbentuk seperti adanya sekarang. Domestikasi perempuan dianggap wajar. Begitu pula dominasi laki-laki dalam kehidupan, khususnya di bidang politik. Pada gilirannya perempuan menjadi ketinggalan karena ragu-ragu terjun ke masyarakat. Caleg Pengisi Kuota Tentu itu tadi cerita lama. Namun, faktanya memang baru abad lalu hak sama untuk perempuan berangsur-angsur dilembagakan di banyak negara. Ini meliputi hak untuk memilih, yang perjuangannya memakan sekitar satu abad. Juga hak ikut dalam kegiatan politik dan hak mendapatkan pendidikan yang sama. Di Indonesia pun kurang lebih sama. Namun, sampai sekarang, jika dibanding dengan negara-negara maju, pendidikan perempuan Indonesia masih jauh ketinggalan. Maka ketika ada ketentuan partai-partai politik harus mengajukan caleg perempuan 30%, relatif partai-partai menghadapi kesulitan. Lagi pula tidak semua perempuan terdidik tertarik pada kegiatan politik. Mereka memilih karier di luar bidang politik yang mungkin mereka anggap lebih bermanfaat untuk pengembangan diri dan keluarga. Banyak partai terpaksa "mencomot" caleg perempuan untuk persyaratan 30%. Tidak terlalu dimasalahkan, apakah perempuan itu memenuhi kriteria menjadi MP (member of parliament). Mungkin karena pertimbangan tidak semua akan terpilih. Lagi pula yang menentukan terpilih tidaknya adalah suara terbanyak. Mekanismenya belum jelas. Tidak berlebihan kalau dikatakan, pada waktu ini ada asumsi caleg perempuan hanya dipakai sebagai pelengkap persyaratan kuota. Namun, sistem kuota ini toh sudah kemajuan besar mengingat sejak kita berparlemen, keterwakilan perempuan dalam lembaga-lembaga politik formal sangat minim, termasuk di legislatifnya. Antara lain ini karena sikap elite-elite partai yang dianggap diskriminatif terhadap perempuan. Jumlah keterwakilan perempuan di DPR pada awalnya (1950--1955) hanya 9 orang, 3,8% dari jumlah 236 anggo
Re: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan
Setuju, daripada dapat wanita yg asal comot, lebih baik dapat laki laki yg asal comot. Minimal kalo laki laki lebih legitimate secara agama. Kan akalnya lebih banyak daripada perempuan. Dalam hal ini kita bersepakat, mbak ning. Seneng banget deh, bisa sepakat sama mbak ning. *btw, si iyan mau kawin tuh !* -Original Message- From: "Tri Budi Lestyaningsih (Ning)" <[EMAIL PROTECTED]> Date: Thu, 6 Nov 2008 08:04:29 To: Subject: RE: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan Analisa yang bagus dari Ibu Toeti ini. Salah satu risk mempersyaratkan 30% perempuan adalah "asal comot" tadi. Mudah-mudahan para perempuan Indonesia cukup cerdas untuk tidak mau dijadikan caleg pengisi kuota seperti yang diceritakan Ibu Toeti di bawah. Lagian, apa hubungannya quota untuk perempuan dengan kesejahteraan perempuan ? -Original Message- From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Sunny Sent: Friday, November 07, 2008 8:02 AM To: Undisclosed-Recipient:; Subject: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan http://www.lampungpost.com/cetak/berita.php?id=2008110601293819 Kamis, 6 November 2008 Peran Politik Caleg Perempuan Toeti Adhitama Anggota Dewan Redaksi Media Group Mengapa perempuan menjadi warga dunia kelas dua. Wallahualam. Yang kita tahu, masa depan kita bergantung pada pendidikan. Pendidikan awal yang diterima anak bersifat lembut, akrab, dan manusiawi. Untuk tugas pendidikan awal itulah perempuan lebih berbakat karena kelembutan dan kepekaannya serta kesediaannya berkorban karena kasih sayangnya. Inilah yang membuat perempuan memberikan asih-asah-asuh sesuai dengan kebutuhan anak. Dalam proses ini, pribadi anak berkembang. Dari perspektif lain, bagaimana perempuan bisa menjalankan tugas keibuan tanpa mengabaikan bakat-bakatnya yang lain? Idealnya, masyarakat membangun sistem yang tidak diskriminatif. Tidak ada sikap membeda-bedakan gender karena ada asas kebebasan mengembangkan potensi masing-masing. Lacurnya, hal ini sering tidak diperhatikan, baik oleh perempuan sendiri maupun, dan terutama oleh laki-laki. Akibatnya, masyarakat terbentuk seperti adanya sekarang. Domestikasi perempuan dianggap wajar. Begitu pula dominasi laki-laki dalam kehidupan, khususnya di bidang politik. Pada gilirannya perempuan menjadi ketinggalan karena ragu-ragu terjun ke masyarakat. Caleg Pengisi Kuota Tentu itu tadi cerita lama. Namun, faktanya memang baru abad lalu hak sama untuk perempuan berangsur-angsur dilembagakan di banyak negara. Ini meliputi hak untuk memilih, yang perjuangannya memakan sekitar satu abad. Juga hak ikut dalam kegiatan politik dan hak mendapatkan pendidikan yang sama. Di Indonesia pun kurang lebih sama. Namun, sampai sekarang, jika dibanding dengan negara-negara maju, pendidikan perempuan Indonesia masih jauh ketinggalan. Maka ketika ada ketentuan partai-partai politik harus mengajukan caleg perempuan 30%, relatif partai-partai menghadapi kesulitan. Lagi pula tidak semua perempuan terdidik tertarik pada kegiatan politik. Mereka memilih karier di luar bidang politik yang mungkin mereka anggap lebih bermanfaat untuk pengembangan diri dan keluarga. Banyak partai terpaksa "mencomot" caleg perempuan untuk persyaratan 30%. Tidak terlalu dimasalahkan, apakah perempuan itu memenuhi kriteria menjadi MP (member of parliament). Mungkin karena pertimbangan tidak semua akan terpilih. Lagi pula yang menentukan terpilih tidaknya adalah suara terbanyak. Mekanismenya belum jelas. Tidak berlebihan kalau dikatakan, pada waktu ini ada asumsi caleg perempuan hanya dipakai sebagai pelengkap persyaratan kuota. Namun, sistem kuota ini toh sudah kemajuan besar mengingat sejak kita berparlemen, keterwakilan perempuan dalam lembaga-lembaga politik formal sangat minim, termasuk di legislatifnya. Antara lain ini karena sikap elite-elite partai yang dianggap diskriminatif terhadap perempuan. Jumlah keterwakilan perempuan di DPR pada awalnya (1950--1955) hanya 9 orang, 3,8% dari jumlah 236 anggota. Pada waktu ini (2004--2009) sebesar 63 orang, 11,45% dari 545 anggota. Naik menjadi 3 kali dalam kurun waktu sekitar 60 tahun. Persentasenya sama dengan rata-rata jumlah anggota legislatif perempuan di seluruh dunia. Di DPRD I dan II, persentasenya jauh lebih rendah. Bukan Pelengkap Khusus untuk caleg perempuan, mereka layak mendapat perhatian khusus agar seandainya terpilih bukan hanya menjadi pelengkap di parlemen, melainkan benar-benar mampu mengutarakan pandangan-pandangan yang bermanfaat bagi rakyat. Seperti keadaannya sekarang, mereka nantinya mungkin sulit ikut mengambil keputusan bersama karena minimnya bekal/pengalaman yang mereka miliki, khususnya bagi yang baru-baru. Pemilihan perempuan dalam komisi-komisi DPR umumnya juga ditentukan pimpinan fraksi, kecuali kalau para anggota perempuan itu merasa mampu
RE: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan
Analisa yang bagus dari Ibu Toeti ini. Salah satu risk mempersyaratkan 30% perempuan adalah "asal comot" tadi. Mudah-mudahan para perempuan Indonesia cukup cerdas untuk tidak mau dijadikan caleg pengisi kuota seperti yang diceritakan Ibu Toeti di bawah. Lagian, apa hubungannya quota untuk perempuan dengan kesejahteraan perempuan ? -Original Message- From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Sunny Sent: Friday, November 07, 2008 8:02 AM To: Undisclosed-Recipient:; Subject: [wanita-muslimah] Peran Politik Caleg Perempuan http://www.lampungpost.com/cetak/berita.php?id=2008110601293819 Kamis, 6 November 2008 Peran Politik Caleg Perempuan Toeti Adhitama Anggota Dewan Redaksi Media Group Mengapa perempuan menjadi warga dunia kelas dua. Wallahualam. Yang kita tahu, masa depan kita bergantung pada pendidikan. Pendidikan awal yang diterima anak bersifat lembut, akrab, dan manusiawi. Untuk tugas pendidikan awal itulah perempuan lebih berbakat karena kelembutan dan kepekaannya serta kesediaannya berkorban karena kasih sayangnya. Inilah yang membuat perempuan memberikan asih-asah-asuh sesuai dengan kebutuhan anak. Dalam proses ini, pribadi anak berkembang. Dari perspektif lain, bagaimana perempuan bisa menjalankan tugas keibuan tanpa mengabaikan bakat-bakatnya yang lain? Idealnya, masyarakat membangun sistem yang tidak diskriminatif. Tidak ada sikap membeda-bedakan gender karena ada asas kebebasan mengembangkan potensi masing-masing. Lacurnya, hal ini sering tidak diperhatikan, baik oleh perempuan sendiri maupun, dan terutama oleh laki-laki. Akibatnya, masyarakat terbentuk seperti adanya sekarang. Domestikasi perempuan dianggap wajar. Begitu pula dominasi laki-laki dalam kehidupan, khususnya di bidang politik. Pada gilirannya perempuan menjadi ketinggalan karena ragu-ragu terjun ke masyarakat. Caleg Pengisi Kuota Tentu itu tadi cerita lama. Namun, faktanya memang baru abad lalu hak sama untuk perempuan berangsur-angsur dilembagakan di banyak negara. Ini meliputi hak untuk memilih, yang perjuangannya memakan sekitar satu abad. Juga hak ikut dalam kegiatan politik dan hak mendapatkan pendidikan yang sama. Di Indonesia pun kurang lebih sama. Namun, sampai sekarang, jika dibanding dengan negara-negara maju, pendidikan perempuan Indonesia masih jauh ketinggalan. Maka ketika ada ketentuan partai-partai politik harus mengajukan caleg perempuan 30%, relatif partai-partai menghadapi kesulitan. Lagi pula tidak semua perempuan terdidik tertarik pada kegiatan politik. Mereka memilih karier di luar bidang politik yang mungkin mereka anggap lebih bermanfaat untuk pengembangan diri dan keluarga. Banyak partai terpaksa "mencomot" caleg perempuan untuk persyaratan 30%. Tidak terlalu dimasalahkan, apakah perempuan itu memenuhi kriteria menjadi MP (member of parliament). Mungkin karena pertimbangan tidak semua akan terpilih. Lagi pula yang menentukan terpilih tidaknya adalah suara terbanyak. Mekanismenya belum jelas. Tidak berlebihan kalau dikatakan, pada waktu ini ada asumsi caleg perempuan hanya dipakai sebagai pelengkap persyaratan kuota. Namun, sistem kuota ini toh sudah kemajuan besar mengingat sejak kita berparlemen, keterwakilan perempuan dalam lembaga-lembaga politik formal sangat minim, termasuk di legislatifnya. Antara lain ini karena sikap elite-elite partai yang dianggap diskriminatif terhadap perempuan. Jumlah keterwakilan perempuan di DPR pada awalnya (1950--1955) hanya 9 orang, 3,8% dari jumlah 236 anggota. Pada waktu ini (2004--2009) sebesar 63 orang, 11,45% dari 545 anggota. Naik menjadi 3 kali dalam kurun waktu sekitar 60 tahun. Persentasenya sama dengan rata-rata jumlah anggota legislatif perempuan di seluruh dunia. Di DPRD I dan II, persentasenya jauh lebih rendah. Bukan Pelengkap Khusus untuk caleg perempuan, mereka layak mendapat perhatian khusus agar seandainya terpilih bukan hanya menjadi pelengkap di parlemen, melainkan benar-benar mampu mengutarakan pandangan-pandangan yang bermanfaat bagi rakyat. Seperti keadaannya sekarang, mereka nantinya mungkin sulit ikut mengambil keputusan bersama karena minimnya bekal/pengalaman yang mereka miliki, khususnya bagi yang baru-baru. Pemilihan perempuan dalam komisi-komisi DPR umumnya juga ditentukan pimpinan fraksi, kecuali kalau para anggota perempuan itu merasa mampu membuat pilihan lain. Esensi fungsi lembaga legislatif adalah menjadi perantara antara rakyat dan negara. Bagaimana bisa efektif menjalankan fungsi tersebut kalau mereka tidak banyak menguasai masalahnya. Maka inisiatif pendidikan politik rasanya harus datang dari para caleg sendiri. Lebih-lebih selama menjadi konstituen, kita semua sangat kurang mendapat pendidikan politik dari partai-partai politik. Pembangunan jaringan konsultasi antaranggota perempuan partai-partai politik maupun antarperempuan anggota parlemen pastilah sangat ber