[balita-anda] Fw: Fw: Mahalnya sebuah karir seorang Direktris

2002-05-26 Terurut Topik Moi Tjin

Ini ada pendapat lain yg dapat kita jadikan bahan pertimbangan juga.

Salam,
Mamanya JOYA

- Original Message -
From: Ika Muljadi [EMAIL PROTECTED]
To: undisclosed-recipients:;
Sent: Saturday, May 25, 2002 12:30 AM
Subject: Re: Fw: Mahalnya sebuah karir seorang Direktris


 what does this mean??? a warning that women can't work anymore after
having
 kids??
 i don't think so..

 i have an incredible mom who is always busy, busy and busy... she works 7
 days a week.. almost 24 hours a day.. for her own job and for my dad...
even
 her brain is still working while she's sleeping... she works her butt off
to
 get all the job done.. but none of her kids have problems with school,
drugs
 or anything... she kicks ass!!!... or in proper sentence... she's simply
the
 best..  :-)

 jd point nya nih..
 1. still good idea for women to work spy gak usah jd biang gosip.
 2. still good idea for women to achieve their dreams (school + career) spy
 pikiran mrk gak picik
 3. kalopun ada problems with the kids.. apalagi setelah anak nya SMA..
 dam, you can't put all the blame on the mom.. krn tu anak udah
 semustinya punya otak utk mikir 'n memilih sendiri (terutama drug
 problems)... PLUS where the heck is the DAD??
 4. don't rush into marriage + kids.. ;-)



 - ka -


 From: YJ / Cc [EMAIL PROTECTED]
 To: Yulistin (Lis) [EMAIL PROTECTED], Yoelia S.
 [EMAIL PROTECTED], Yanna Harianto (BCA)
 [EMAIL PROTECTED], Yanna Harianto (Yahoo) [EMAIL PROTECTED],
 Yahya  Rosni [EMAIL PROTECTED], Titin Gunawan
 [EMAIL PROTECTED], Titin Agustini (BCA) [EMAIL PROTECTED],
 Sumiwati [EMAIL PROTECTED], Suksuk Anga (Muljadi) Sukme Anny
 [EMAIL PROTECTED], Sudira (TomMay Hend) [EMAIL PROTECTED],
 Stephen Blasius Valanchie (yahoo 2000) [EMAIL PROTECTED],
Sinaradi
 Danajaya [EMAIL PROTECTED], Santi (BCA)
[EMAIL PROTECTED],
 Niken Lambang [EMAIL PROTECTED], mudjiati wiratna
 [EMAIL PROTECTED], MONICA ARYASETIAWAN [EMAIL PROTECTED],
 Moi Tjin [EMAIL PROTECTED], Mina van der Colff (A Eng)
 [EMAIL PROTECTED], Mevie [EMAIL PROTECTED],
 Meliawati [EMAIL PROTECTED], Megawati Gunawan
 [EMAIL PROTECTED], Marius [EMAIL PROTECTED], Lulung
Saputra
 (Yahoo) [EMAIL PROTECTED], Lodiana Ksanti [EMAIL PROTECTED], Lodiana
 Ksanti [EMAIL PROTECTED], Lisa Indriyana
[EMAIL PROTECTED],
 Liong Tjee Yoe [EMAIL PROTECTED], Lioeng  Min
 [EMAIL PROTECTED], Linda Anggreani [EMAIL PROTECTED], Lanny
Tjhie
 [EMAIL PROTECTED], Ko Achien [EMAIL PROTECTED],
Katherine
 Sastra [EMAIL PROTECTED], Katherine Matilda Sastra (Phei-phei)
 [EMAIL PROTECTED], Joanes Gunawan [EMAIL PROTECTED],
 Jenny Winata Kesuma [EMAIL PROTECTED], Irawaty Salim
 [EMAIL PROTECTED], Indrawati Bakti (Yahoo)
 [EMAIL PROTECTED], Inawaty Suwardi
[EMAIL PROTECTED],
 Ika Muljadi [EMAIL PROTECTED], Heru Atmodjo
 [EMAIL PROTECTED], Henry karli [EMAIL PROTECTED], Haryono
 Sastra (Yung-yung) [EMAIL PROTECTED], Hary Yudodihardjo
 [EMAIL PROTECTED], Harida Salim (Noni) [EMAIL PROTECTED],
 Ettiwati Halim [EMAIL PROTECTED], Diana Djohan (Didin)
 [EMAIL PROTECTED], Deviana [EMAIL PROTECTED], Desy Kristanti
(Rumah)
 [EMAIL PROTECTED], Desy Kristanti [EMAIL PROTECTED], Denny
 Setiawan [EMAIL PROTECTED], Danny Halim [EMAIL PROTECTED],
Ci
 Melly [EMAIL PROTECTED], Bugie [EMAIL PROTECTED], Budi Widjaja
 [EMAIL PROTECTED], Anita Chandra [EMAIL PROTECTED], Novita
 (Yahoo) [EMAIL PROTECTED], Yanty (Fen-fen) -Kantor [EMAIL PROTECTED],
 Yanny Satrijawati [EMAIL PROTECTED], Yeanny (Dede)
 [EMAIL PROTECTED], Yenny Marlina K [EMAIL PROTECTED],
 Toto Prasetyo [EMAIL PROTECTED], Willy Taruna (E-mail)
 [EMAIL PROTECTED], Winston Lesmana (Kantor) [EMAIL PROTECTED], SD
 Santo Yoseph 1985 [EMAIL PROTECTED], Ricci 91
 [EMAIL PROTECTED], Rita M. [EMAIL PROTECTED], Ratna
 Hidajat [EMAIL PROTECTED], patricia_jualim
 [EMAIL PROTECTED], Decelina [EMAIL PROTECTED], Lili Lim
 [EMAIL PROTECTED], Meidiana [EMAIL PROTECTED]
 Subject: Fw: Mahalnya sebuah karir seorang Direktris
 Date: Fri, 24 May 2002 19:09:42 +0700
 
 
 - Original Message -
 From: [EMAIL PROTECTED]
 To: Lani Ganda ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED]
;
 Yuliana J / Cc ; Jessica Iskandar ; Megawati Gunawan ; uccom
 Cc: [EMAIL PROTECTED]
 Sent: Friday, May 24, 2002 08:25
 Subject: FW: Mahalnya sebuah karir seorang Direktris
 
 
 
 
 
 Buat ibu2 dan calon ibu yang akan dan sudah punya anak...hik.
 
 - Original Message -
 
 Saya seorang ibu dengan 2 orang anak , mantan direktur sebuah perusahaan
 multinasional.Mungkin anda termasuk orang yang menganggap saya orang yang
 berhasil dalam karir namun sungguh jika seandainya saya boleh memilih
maka
 saya akan berkata kalau lebih baik saya tidak seperti sekarang dan
 menganggap apa yang saya raih sungguh sia-sia.Semuanya berawal ketika
putri
 saya satu-satunya yang berusia 19 tahun baru saja meninggal karena
 overdosis
 narkotika. Sungguh hidup saya hancur berantakan karenanya, suami saat ini
 masih terbaring di rumah sakit karena terkena stroke dan mengalami
 kelumpuhan karena memikirkan 

Re: [balita-anda] imunisasi tetanus dan thypoid

2002-05-26 Terurut Topik mamanya Dafi

Mbak,
Untuk tetanus imunisasinya bersamaan dengan Dhipteri
dan Pertusis yaitu DPT sedangkan untuk demam Tiphoid
namanya Typhim Vi (atau Typha atau yang lainnya)
diberikan umur 2 tahun.
Kalau Typha menyebabkan panas (sudah jarang dipakai)
sedangkan Typhim tidak panas.

Mamanya Dafi

--- Ani Rachmawati [EMAIL PROTECTED]
wrote:
 Dear netters
 Kalau imunisasi tetanus dan thypoid itu umur berapa?
 karena anak saya (1 th 10 bulan) belum diimunisasi 
 terus kalo habis diimunisasi panas apa tidak, biar
 tidak mengganggu
 sekolahnya
 saya tunggu sharingnya.
 salam
 ibunya nanda
 


__
Do You Yahoo!?
Yahoo! - Official partner of 2002 FIFA World Cup
http://fifaworldcup.yahoo.com


 Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik, http://www.indokado.com/
 Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]





[balita-anda] Umur 8 bulan traveling

2002-05-26 Terurut Topik wieta aqilah

Dear rekan netters, saya bingung nih.. mohon sharingnya...
Minggu depan putri saya, Alya, memasuki usia 7 bln. Satu setengah bulan
lagi kantor suami saya akan mengadakan rekreasi keluar kota selama kl 7
hari menggunakan bis pariwisata. Suami saya ingin kami ikut tapi saya
kawatir Alya akan kecapekan, sakit, makannya tidak teratur shg asupan
gizinya tidak terpenuhi, dan lain2. Adakah bapaks/ibus yg pernah punya
pengalaman serupa? Apakah aman bagi Alya untuk ikut traveling tsb? Kalo
aman, persiapan apa sajakah yg perlu diperhatikan? Misalkan.. bagaimana
agar selama perjalanan tidurnya bisa nyaman, bagaimana menyiasati kebutuhan
makannya agar asupan gizi tetap terpenuhi.. dll.

yang sedang bingung,
-wieta-





 Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik, http://www.indokado.com/
 Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]





Re: [balita-anda] Fw: Fw: Mahalnya sebuah karir seorang Direktris

2002-05-26 Terurut Topik Miladinne Inesza L

Seringkali pandangan masyarakat sangat tidak berpihak kepada kita sebagai
ibu. Lucu ya, padahal kita yang merasakan beratnya mengandung 9 bulan, kita
juga yang merasakan sakitnya melahirkan, kita juga cari uang untuk makan
anak kita, dan kita juga yang berusaha sekeras mungkin untuk bisa menjaga
dan merawat anak kita sebaik mungkin dan pada saat yang sama kita juga
dituntut untuk perform di pekerjaan kita karena kalau kita nggak perform
balik2 dampaknya ke keluarga juga, ya kan kalau gaji nggak naik2 juga
dampaknya ke keluarga bukan?

Tidak ada yang bisa merasakan betapa pedih dan sakitnya hati kita kalau di
rumah anak kita sakit sementara kita sedang bekerja di kantor. Tidak ada
juga yang bisa merasakan betapa kita harus 'tebal muka' untuk maksa cuti ke
kantor kalau anak sakit padahal di kantor kerjaan lagi bertumpuk. Tidak ada
juga yang bisa merasakan sedihnya kita melihat ekspresi wajah anak yang
sedih atau marah waktu kita tinggal bekerja. Toh tidak banyak juga yang
percaya kalau kita bilang bahwa kalau bisa memilih, kita akan pilih tinggal
di rumah merawat anak daripada bekerja.

Dan tetap kalau ada apa-apa sama anak, kita yang disalahkan. Jarang yang
mengerti atau bahkan mau tahu bahwa kalau ada apa-apa sama anak, ibunyalah
yang paling hancur dibuatnya.Lalu kalau sudah begitu, omongan yang paling
sering terdengar adalah, Itulah susahnya jadi perempuan

Hmmh, capek ya lihat kenyataan seperti ini

Maaf nih jadi curhat,
Mila.

- Original Message -
From: Misty A. Maitimoe [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, May 27, 2002 8:43 AM
Subject: RE: [balita-anda] Fw: Fw: Mahalnya sebuah karir seorang Direktris


 Pendapat yang lebih realistis nh.

 Anak adalah tanggung jawab kedua orang tua, bukan cuma ibunya aja
 tokh

 M





 Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik, http://www.indokado.com/
 Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]





RE: [balita-anda] Fw: Fw: Mahalnya sebuah karir seorang Direktris

2002-05-26 Terurut Topik Siti Khodijah

sepertinya diskusi masalah ini tidak akan ada habisnya...karena adat
ketimuran kita atau apa...mungkin jalan  tengahnya adalah apabila suami
sudah dapat memenuhi biaya hidup keluarga...mungkin baiknya si istri bisa
dirumah dan menjadi ibu rumah tangga seperti tuntutan masyarakat...dan
memang sebenarnya kita juga maunya khan seperti itu...tapi apa boleh buat
kalau pendapatan suami tdk dapat menutup kebutuhan hidup dan biaya hidup yg
semakin tinggi...dengan sangat terpaksa khan kita harus membantu mencari
uang...tetapi untuk kisah 'mahalnya sebuah karir seorang direktris' dibawah
itu khan suaminya sudah cukup...penghidupannya juga tdk kekurangan tapi dia
lebih mementingkan karirnya...kalau kita khan bukan karir yg kita
kejar...tapi penghasilan untuk membantu suami dan menambah pendapatan
keluarga...jadi beda versi khan...

-Original Message-
From: Miladinne Inesza L [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
Sent: Monday, May 27, 2002 9:46 AM
To: balita anda; [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [balita-anda] Fw: Fw: Mahalnya sebuah karir seorang
Direktris


Seringkali pandangan masyarakat sangat tidak berpihak kepada kita sebagai
ibu. Lucu ya, padahal kita yang merasakan beratnya mengandung 9 bulan, kita
juga yang merasakan sakitnya melahirkan, kita juga cari uang untuk makan
anak kita, dan kita juga yang berusaha sekeras mungkin untuk bisa menjaga
dan merawat anak kita sebaik mungkin dan pada saat yang sama kita juga
dituntut untuk perform di pekerjaan kita karena kalau kita nggak perform
balik2 dampaknya ke keluarga juga, ya kan kalau gaji nggak naik2 juga
dampaknya ke keluarga bukan?

Tidak ada yang bisa merasakan betapa pedih dan sakitnya hati kita kalau di
rumah anak kita sakit sementara kita sedang bekerja di kantor. Tidak ada
juga yang bisa merasakan betapa kita harus 'tebal muka' untuk maksa cuti ke
kantor kalau anak sakit padahal di kantor kerjaan lagi bertumpuk. Tidak ada
juga yang bisa merasakan sedihnya kita melihat ekspresi wajah anak yang
sedih atau marah waktu kita tinggal bekerja. Toh tidak banyak juga yang
percaya kalau kita bilang bahwa kalau bisa memilih, kita akan pilih tinggal
di rumah merawat anak daripada bekerja.

Dan tetap kalau ada apa-apa sama anak, kita yang disalahkan. Jarang yang
mengerti atau bahkan mau tahu bahwa kalau ada apa-apa sama anak, ibunyalah
yang paling hancur dibuatnya.Lalu kalau sudah begitu, omongan yang paling
sering terdengar adalah, Itulah susahnya jadi perempuan

Hmmh, capek ya lihat kenyataan seperti ini

Maaf nih jadi curhat,
Mila.

- Original Message -
From: Misty A. Maitimoe [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, May 27, 2002 8:43 AM
Subject: RE: [balita-anda] Fw: Fw: Mahalnya sebuah karir seorang Direktris


 Pendapat yang lebih realistis nh.

 Anak adalah tanggung jawab kedua orang tua, bukan cuma ibunya aja
 tokh

 M





 Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik,
http://www.indokado.com/
 Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]



 Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik, http://www.indokado.com/
 Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]





RE: [balita-anda] Fw: Fw: Mahalnya sebuah karir seorang Direktris

2002-05-26 Terurut Topik Dewi Lubis

Saya setuju sekali dgn pendapat Mbak Mila
Dan tambah lagi tugas kita mendidik anak utk mengerti bhw ibunya bekerja
bukan hanya utk mengejar karir tapi juga kesuksesan keluarga juga.
Kebetulan ibu saya dulu juga bekerja tapi kami semua jadi bisa mandiri karna
ibu sblm pergi sdh membagi semua pekerjaan rmh kpd kami dan alhamdulillah
semua kami baik abang dan kakak saya semuanya bisa mengerjakan pekerjaan rmh
tangga dan saya merasakan manfaatnya sampai sekarang di rmh saya bisa
mengerjakan tugas dgn ringan dan di luar rmh saya bisa bekerja dgn tenang.
Meskipun pada saat-saat tertentu dulunya saya ingin sekali ibu saya ada pada
saat saya pulang sekolah.  Tapi semua itu dilakukan ibu saya karna beban
hidup yg hrs ditanggung utk kami semua.  Bahkan di saat Bapak saya harus
pensiun kami tdk begitu gentar karna saat itu ibu msh bertugas.  Atas
pengalaman sukses ibu saya maka saya ingin mengulangnya ke keluarga saya
saat ini.
Semoga saya/kita pekerja wanita mampu menjalaninya.  

 -Original Message-
 From: Miladinne Inesza L [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
 Sent: 27 May 2002 09:46
 To:   balita anda; [EMAIL PROTECTED]
 Subject:  Re: [balita-anda] Fw: Fw: Mahalnya sebuah karir seorang
 Direktris
 
 Seringkali pandangan masyarakat sangat tidak berpihak kepada kita sebagai
 ibu. Lucu ya, padahal kita yang merasakan beratnya mengandung 9 bulan,
 kita
 juga yang merasakan sakitnya melahirkan, kita juga cari uang untuk makan
 anak kita, dan kita juga yang berusaha sekeras mungkin untuk bisa menjaga
 dan merawat anak kita sebaik mungkin dan pada saat yang sama kita juga
 dituntut untuk perform di pekerjaan kita karena kalau kita nggak perform
 balik2 dampaknya ke keluarga juga, ya kan kalau gaji nggak naik2 juga
 dampaknya ke keluarga bukan?
 
 Tidak ada yang bisa merasakan betapa pedih dan sakitnya hati kita kalau di
 rumah anak kita sakit sementara kita sedang bekerja di kantor. Tidak ada
 juga yang bisa merasakan betapa kita harus 'tebal muka' untuk maksa cuti
 ke
 kantor kalau anak sakit padahal di kantor kerjaan lagi bertumpuk. Tidak
 ada
 juga yang bisa merasakan sedihnya kita melihat ekspresi wajah anak yang
 sedih atau marah waktu kita tinggal bekerja. Toh tidak banyak juga yang
 percaya kalau kita bilang bahwa kalau bisa memilih, kita akan pilih
 tinggal
 di rumah merawat anak daripada bekerja.
 
 Dan tetap kalau ada apa-apa sama anak, kita yang disalahkan. Jarang yang
 mengerti atau bahkan mau tahu bahwa kalau ada apa-apa sama anak, ibunyalah
 yang paling hancur dibuatnya.Lalu kalau sudah begitu, omongan yang paling
 sering terdengar adalah, Itulah susahnya jadi perempuan
 
 Hmmh, capek ya lihat kenyataan seperti ini
 
 Maaf nih jadi curhat,
 Mila.
 
 - Original Message -
 From: Misty A. Maitimoe [EMAIL PROTECTED]
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Sent: Monday, May 27, 2002 8:43 AM
 Subject: RE: [balita-anda] Fw: Fw: Mahalnya sebuah karir seorang Direktris
 
 
  Pendapat yang lebih realistis nh.
 
  Anak adalah tanggung jawab kedua orang tua, bukan cuma ibunya aja
  tokh
 
  M
 
 
 
 
 
  Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik,
 http://www.indokado.com/
  Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
 Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
 


 Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik, http://www.indokado.com/
 Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]





Re: [balita-anda] gejala infeksi rubella

2002-05-26 Terurut Topik Alia Nur Fitri

Saya pernah mengalami hal yang sama dengan mbak Yenny di kehamilan yang
kedua, bahkan sampai bentol-bentol membengkak. Dokter saat itu juga
mengatakan kalo' saya alergi udang, meski sebelumnya tidak pernah. Namun
beliau menjelaskan bahwa ada kalanya ada udang yang hidupnya di perairan
tertentu membawa zat pencetus alergi dalam jumlah yang banyak sehingga yang
biasanya tidak apa2 sekarang menjadi masalah terutama saat hamil dimana
tubuh sedang mengalami perubahan metabolisme. Oleh karena sedang hamil
dokter tidak memberikan obat sama sekali karena obat alergi tidak baik untuk
janin sehingga hanya diberi obat luar Caladine cair. Setelah 5 hari baru
sembuh, lumayan juga rasanya. Anak kedua saya sekarang berumur 1 tahun dan
nggak ada masalah apa2. Namun kalo' mbak Yenny masih ragu2 lebih baik konsul
DSOG-nya, apakah perlu tes darah lagi atau tidak.
Salam, semoga semua dalam keadaan baik dan sehat. Amien.

Ibu Hadza  Hafi

- Original Message -
From: yenny handayani [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Sunday, May 26, 2002 11:59 AM
Subject: [balita-anda] gejala infeksi rubella




  dear netters,

 saya sedang hamil 5 bulan dan kemaren malam di seluruh badan (tangan, paha
, perut, dada) muncul bintik/bercak2 merah (bergumpal dan berserakan) , dan
saya sebelumnya merasa gatal sekali seharian sampai mata ikutan merah dan
gatal.pagi ini (hari minggu ) saya ke dokter UGD dan didiagnosa aergi
terhadap sesuatu (yg sampai sekarang saya belum tahu krn kemaren memang
makan udang , tp biasanya tidak apa2 ) . yg saya kuatirkan cuma kalo ini adl
gejala rubella.(soalnya adik saya mengalami bintik2 dan dikira alrergi udang
, ternyata dia terkena rubella pada kehamilan 6 bulan . lalu kira2 9 bulan
yl saya pernah cek rubella dan tokso dan igm nya (-) dgn Igg 52 ,sedangkan
tokso tidak masalah .oh iya , sekarang saya sedang juga disuntik fraxiparine
(pengencer darah ) tiap hari dgn dosis 0.3 ml , dan titer APTT hari ini
(baru cek ) adl 33 . (saya nggak tau apa ada hubungan nya atau nggak ) . ,
mohon sharingnya kalo ada yg pernah mengalami spt ini . terima kasih banyak
.


 YENNY HANDAYANI
 [EMAIL PROTECTED]
 Jakarta Indonesia



 -
 Do You Yahoo!?
 Yahoo! Tax Center - online filing with TurboTax

 YENNY HANDAYANI
 [EMAIL PROTECTED]
 Jakarta Indonesia



 -
 Do You Yahoo!?
 Yahoo! Tax Center - online filing with TurboTax



 Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik, http://www.indokado.com/
 Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]





RE: [balita-anda] mohon info

2002-05-26 Terurut Topik Nenny Malisyah Herti

Apa khabar lid..??
Sdh punya momongan belum..??

 --
 From: Lidia Datu Parura
 Reply To: [EMAIL PROTECTED]
 Sent: Friday, May 24, 2002 8:35 AM
 To:   [EMAIL PROTECTED]
 Subject:  [balita-anda] mohon info
 
 
 Dear Netters,
 
 Saya mau minta tolong, mungkin ada diantara rekan-rekan balita-anda yang bisa 
jelasin tentang :
 
 - Anti CMV IgG/IgM
 - Anti HSV-1 IgG/IgM
 - Anti HSV-2 IgG/IgM
 - Chlamydia IgG/IgM
 
 Atas bantuannya, saya ucapkan banyak terima kasih
 
 BR
 
 Lidia
 
 
 
  Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik, http://www.indokado.com/
 
  Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
 
 Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
 
 
 
 
 


 Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik, http://www.indokado.com/
 Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]





Re: [balita-anda] Umur 8 bulan traveling

2002-05-26 Terurut Topik Bayu Agus P.

wieta aqilah wrote:
 
 Dear rekan netters, saya bingung nih.. mohon sharingnya...
 Minggu depan putri saya, Alya, memasuki usia 7 bln. Satu setengah bulan
 lagi kantor suami saya akan mengadakan rekreasi keluar kota selama kl 7
 hari menggunakan bis pariwisata. Suami saya ingin kami ikut tapi saya
 kawatir Alya akan kecapekan, sakit, makannya tidak teratur shg asupan
 gizinya tidak terpenuhi, dan lain2. Adakah bapaks/ibus yg pernah punya
 pengalaman serupa? Apakah aman bagi Alya untuk ikut traveling tsb? Kalo
 aman, persiapan apa sajakah yg perlu diperhatikan? Misalkan.. bagaimana
 agar selama perjalanan tidurnya bisa nyaman, bagaimana menyiasati kebutuhan
 makannya agar asupan gizi tetap terpenuhi.. dll.
 
 yang sedang bingung,
 -wieta-

Mbak Wiet, sharing pengalaman sedikit nih ya...

Dulu, waktu anak saya 5 bulan, kami pernah pergi ke luar kota. Yaah,
tidak berhari-hari sih. Cuma 18 jam saja. Tapi jalan darat+laut,
dengan kondisi jalan yang, yaaahhh, kadang goyang juga sih

Yang kami persiapkan adalah baju hangat, diapers, susu bubuk (kecuali
kalau dia minta ASI), air panas dalam termos kecil, serta air minum
2-Tang Sporty kemasan 600 ml, serta beberapa set botol susu+dot. Juga
tissue basah untuk bayi (mis.Baby-Mitoe). Untuk susu bubuk, dimasukkan
ke dalam plastik-plastik bening seperti yang digunakan untuk membuat es
mambo, masing-masing untuk takaran sekali pakai (sekitar 2-3 sendok
takar), lalu ujung plastiknya (plastiknya khan panjang) disimpul
sedemikian rupa sehingga kalau kita mau pakai, tinggal ditarik saja
ujungnya sehingga simpulnya lepas terbuka. Lalu air minumnya tadi
sengaja kami siapkan botol Sporty, sehingga kalau mau pakai tinggal
memencet botolnya, tanpa takut tumpah seperti di botol air minum biasa.

Kemudian, kami juga bawa kertas kardus tebal, digepengkan (mis. kardus
bekas compo), sehingga datar dan bisa sebagai alas tidur yang lurus.
Saya+istri memangku kardus, di atasnya kami bawa semacam kasur
mini+bantal, dan di atasnya si kecil tidur dengan enaknya...
Asik lho melihat si kecil 'ngulet' dengan enaknya (karena alasnya
datar), sedangkan bapak-ibunya nggak bisa 'ngulet'... :-)

Buat mbak Wiet, yang penting rileks saja mbak. Nikmati perjalanan, dan
jangan turun/keluar dari bis kalau nggak perlu banget. Kalau si kecil
masih minum ASI, mbak Wiet ngemil aja yang banyak. Pokoknya jangan sampe
stress, karena kalau stress, gimana si kecil nanti ?

Si kecil diajak ngobrol aja. Senyum, bercanda, dll. Kalo pegel, berikan
dulu ke suami... :-) Jangan lupa bawa makanan bayi (yang
praktis-praktis), serta obat-obatan ringan seperti Tempra, Hansaplast
penghilang gatal, balsem telon, dll. Juga 'sesajen bayi', misalnya
minyak telon, bedak baby, dll. Kalau ada semacam 'buku kesehatan' si
kecil, bawa juga (sekedar berjaga-jaga, karena si kecil nggak bisa
cerita.. :-)

Mungkin itu dulu mbak. Semoga rekan netter lain bisa menambahkan.
Mohon maaf kalau kepanjangan.

Terima kasih.
Semoga ada gunanya

Salam,

( Bayu )


 Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik, http://www.indokado.com/
 Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]





Re: [balita-anda] Umur 8 bulan traveling

2002-05-26 Terurut Topik Dewi Hayu


 Si kecil diajak ngobrol aja. Senyum, bercanda, dll. Kalo pegel, berikan
 dulu ke suami... :-) Jangan lupa bawa makanan bayi (yang
 praktis-praktis), serta obat-obatan ringan seperti Tempra, Hansaplast
 penghilang gatal, balsem telon, dll. Juga 'sesajen bayi', misalnya
 minyak telon, bedak baby, dll. Kalau ada semacam 'buku kesehatan' si
 kecil, bawa juga (sekedar berjaga-jaga, karena si kecil nggak bisa
 cerita.. :-)

 Mungkin itu dulu mbak. Semoga rekan netter lain bisa menambahkan.

Saya tambahkan sedikit sebaiknya sebelum hari H  berkunjung dulu ke dokter
langganan memastikan kesehatannya apakah sehat atau tidak dan minta beberapa
resep dokter selain obat umum misalnya panas setelah dikasih sanmol/tempra
masih panas, kita sudah sedia resepnya, juga untuk diare.

 Mohon maaf kalau kepanjangan.

 Terima kasih.
 Semoga ada gunanya

 Salam,

 ( Bayu )


  Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik,
http://www.indokado.com/
  Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
 Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]





 Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik, http://www.indokado.com/
 Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]





RE: [balita-anda] Fw: Fw: Mahalnya sebuah karir seorang Direktris

2002-05-26 Terurut Topik Syah, Tengku Abdilah

saya pernah membaca sebuah buku, mulai awalnya para wanita/ibu bekerja
diluar rumah.
buku ini menceritakan sejarah dimana para wanita mulai berbondong2 bekerja
diluar rumah.

sepertinya bagus juga buku tersebut, mungkin bisa menjadi bahan masukan buat
kita.
terutama buat ibu2. tapi saya lupa judul bukunya.besok deh saya emailin
(bukunya dirumah).

setahu saya dulu pernah juga yg menyinggung mengenai skala prioritas
terhadap masalah ini.

abinya Hafizh

-Original Message-
From: Rudy Christna [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
Sent: Monday, May 27, 2002 10:03 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: RE: [balita-anda] Fw: Fw: Mahalnya sebuah karir seorang
Direktris
-Original Message-
From: Miladinne Inesza L [mailto:[EMAIL PROTECTED]] 
Sent: 27 Mei 2002 9:46
To: balita anda; [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [balita-anda] Fw: Fw: Mahalnya sebuah karir seorang Direktris

- Original Message -
From: Misty A. Maitimoe [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, May 27, 2002 8:43 AM
Subject: RE: [balita-anda] Fw: Fw: Mahalnya sebuah karir seorang Direktris



Re: [balita-anda] Mengenai takaran

2002-05-26 Terurut Topik Nur Salamah

Mba Heni, kemarin waktu anak saya panas sama DSa-nya dikasih tempra, nach
ukurannya 1.2 cc, padahal Faishal beratnya cuman 9 kgs (kurus banget nich,
usianya 14 bln).
Wach jadinya mana yang bener nich.

Nur
- Original Message -
From: heni [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, May 24, 2002 4:57 PM
Subject: Re: [balita-anda] Mengenai takaran


 Ibu,
 untuk Tempra,
 setahu saya (menurut DSA anak saya) ukurannya bukan berdasar usia, tetapi
 berat badan, bila berat badan 12 kg = 1,2 cc
 10 Kg = 1 cc, 8 kg = 0,8 cc, karena jumlah obat yang dibutuhkan untuk
 diserap ke seluruh tubuh tergantung besar badannya, bukan usia.

 salam
 heni


 - Original Message -
 From: susana azriel [EMAIL PROTECTED]
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Sent: Friday, May 24, 2002 3:36 PM
 Subject: [balita-anda] Mengenai takaran


 
  Minta sharringnya,
 
  Untuk Tempra umur 11 bulan ukurannya berapa dan untuk obat flu anak saya
 kasih nipe itu takarannya berapa yach.
 
  Mamanya Indi  Azriel
 
 
 
 
 
 
 
  -
  Do You Yahoo!?
  LAUNCH - Your Yahoo! Music Experience



  Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik,
http://www.indokado.com/
  Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
 Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]





 Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik, http://www.indokado.com/
 Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]





RE: [balita-anda] mohon info

2002-05-26 Terurut Topik Nenny Malisyah Herti

maaf salah kirim e-mail
maksudnya mau japri

 --
 From: Nenny Malisyah Herti
 Sent: Monday, May 27, 2002 10:15 AM
 To:   '[EMAIL PROTECTED]'
 Subject:  RE: [balita-anda] mohon info
 
 Apa khabar lid..??
 Sdh punya momongan belum..??
 
   --
   From:   Lidia Datu Parura
   Reply To:   [EMAIL PROTECTED]
   Sent:   Friday, May 24, 2002 8:35 AM
   To: [EMAIL PROTECTED]
   Subject:[balita-anda] mohon info
 
 
   Dear Netters,
 
   Saya mau minta tolong, mungkin ada diantara rekan-rekan balita-anda yang bisa 
jelasin tentang :
 
   - Anti CMV IgG/IgM
   - Anti HSV-1 IgG/IgM
   - Anti HSV-2 IgG/IgM
   - Chlamydia IgG/IgM
 
   Atas bantuannya, saya ucapkan banyak terima kasih
 
   BR
 
   Lidia
 
 
 
Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik, 
http://www.indokado.com/
 
Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
 
   Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
 
 
 
 
 
 


 Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik, http://www.indokado.com/
 Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]





Re: [balita-anda] Mengenai takaran

2002-05-26 Terurut Topik Mayra


waduh!...aku baru tau lho..., kalau ternyata pemberian
tempra berdasarkan berat badan bukan usianya, memang
sih..waktu Ayra umur 14 bulan, dia demam dan aku kasih
tempra 1.2 berdasarkan petunjuk pada obat tsb, namun
ketika kami bawa ke dokter karena panasnya tidak turun
juga. dokternya bilang kalau tempra 0.8 saja dan
beliau tidak menjelaskan kenapa begitu, sayapun tidak
menanyakan lebih lanjut. tapi biar gimana
juga...makasih atas infonya..

Mayra = Mamanya Ayra

--- heni [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Ibu,
 untuk Tempra,
 setahu saya (menurut DSA anak saya) ukurannya bukan
 berdasar usia, tetapi
 berat badan, bila berat badan 12 kg = 1,2 cc
 10 Kg = 1 cc, 8 kg = 0,8 cc, karena jumlah obat yang
 dibutuhkan untuk
 diserap ke seluruh tubuh tergantung besar badannya,
 bukan usia.
 
 salam
 heni
 
 
 - Original Message -
 From: susana azriel [EMAIL PROTECTED]
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Sent: Friday, May 24, 2002 3:36 PM
 Subject: [balita-anda] Mengenai takaran
 
 
 
  Minta sharringnya,
 
  Untuk Tempra umur 11 bulan ukurannya berapa dan
 untuk obat flu anak saya
 kasih nipe itu takarannya berapa yach.
 
  Mamanya Indi  Azriel
 
 
 
 
 
 
 
  -
  Do You Yahoo!?
  LAUNCH - Your Yahoo! Music Experience
 
 
 
  Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan
 mancanegara? Klik, http://www.indokado.com/
  Info balita,
 http://www.balita-anda.indoglobal.com
 Stop berlangganan, e-mail ke:
 [EMAIL PROTECTED]
 
 


__
Do You Yahoo!?
Yahoo! - Official partner of 2002 FIFA World Cup
http://fifaworldcup.yahoo.com


 Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik, http://www.indokado.com/
 Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]





Re: [balita-anda] Fw: Fw: Mahalnya sebuah karir seorang Direktris

2002-05-26 Terurut Topik Bayu Agus P.

Wah, sudah ada yang gemes nih tentang ibu bekerja, hehehe. :-)

Rekan-rekan, kalau di keluarga kami, kami sama-sama paham bahwa Suami
bekerja adalah suatu KEWAJIBAN. Sedangkan isteri bekerja bukan
kewajiban.

Saya+isteri sudah sepakat, bahwa duit suami, ya duit isteri. Tapi duit
isteri, bukan duit suami :-)

Kalau boleh, saya ingin menitikberatkan sekali lagi bahwa KEWAJIBAN
suami adalah bekerja mencari nafkah. Adapun isteri, boleh saja bekerja
asal SEIZIN suami. Memang tidak sedikit cerita sukses bahwa walaupun
kedua orangtua bekerja, anak-anak tidak masalah. Tetapi banyak juga
cerita sedih terjadi, semisal cerita karir direktris ini.

Isteri saya sendiri malah lebih memilih resign dari kantornya, supaya
bisa terus dekat dengan si kecil. Dan terus terang, ini sangat-sangat
saya dukung. Soal penghasilan, ya cukup tidak cukup segitu itulah gaji
saya... Kewajiban saya toh untuk mencukupi ?

Jadi sekali lagi, dudukkanlah masalah pada tempatnya. Lihat juga
sikonnya. Buat saya pribadi, isteri saya tidak wajib mencari tambahan.
Itu adalah KEWAJIBAN SAYA. Adapun untuk rekan-rekan sekalian, silakan
saja disesuaikan dengan keadaan masing-masing. Intisari dari cerita sang
direktris tadi adalah betapa si anak menjadi 'jauh' dari ibu kandungnya
sendiri. Malah lebih dekat ke 'pengasuh'nya. Jadi, pelajarannya bagi
kita, adalah bagaimana 'antisipasi' terhadap hal ini. Bagi saja, bukan
antisipasinya yang penting. Justru kalau bisa kondisi yang mengarah ke
situ bisa dihindari, bukankah lebih baik 'mencegah daripada mengobati' ?

Anyway, sekali lagi, kondisi masing-masing berbeda-beda. Silakan
disesuaikan sendiri-sendiri...

Terima kasih.
Semoga ada gunanya.

Salam hangat,

( Bayu )


Miladinne Inesza L wrote:
 
 Seringkali pandangan masyarakat sangat tidak berpihak kepada kita sebagai
 ibu. Lucu ya, padahal kita yang merasakan beratnya mengandung 9 bulan, kita
 juga yang merasakan sakitnya melahirkan, kita juga cari uang untuk makan
 anak kita, dan kita juga yang berusaha sekeras mungkin untuk bisa menjaga
 dan merawat anak kita sebaik mungkin dan pada saat yang sama kita juga
 dituntut untuk perform di pekerjaan kita karena kalau kita nggak perform
 balik2 dampaknya ke keluarga juga, ya kan kalau gaji nggak naik2 juga
 dampaknya ke keluarga bukan?
 
 Tidak ada yang bisa merasakan betapa pedih dan sakitnya hati kita kalau di
 rumah anak kita sakit sementara kita sedang bekerja di kantor. Tidak ada
 juga yang bisa merasakan betapa kita harus 'tebal muka' untuk maksa cuti ke
 kantor kalau anak sakit padahal di kantor kerjaan lagi bertumpuk. Tidak ada
 juga yang bisa merasakan sedihnya kita melihat ekspresi wajah anak yang
 sedih atau marah waktu kita tinggal bekerja. Toh tidak banyak juga yang
 percaya kalau kita bilang bahwa kalau bisa memilih, kita akan pilih tinggal
 di rumah merawat anak daripada bekerja.
 
 Dan tetap kalau ada apa-apa sama anak, kita yang disalahkan. Jarang yang
 mengerti atau bahkan mau tahu bahwa kalau ada apa-apa sama anak, ibunyalah
 yang paling hancur dibuatnya.Lalu kalau sudah begitu, omongan yang paling
 sering terdengar adalah, Itulah susahnya jadi perempuan
 
 Hmmh, capek ya lihat kenyataan seperti ini
 
 Maaf nih jadi curhat,
 Mila.
 
 - Original Message -
 From: Misty A. Maitimoe [EMAIL PROTECTED]
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Sent: Monday, May 27, 2002 8:43 AM
 Subject: RE: [balita-anda] Fw: Fw: Mahalnya sebuah karir seorang Direktris
 
  Pendapat yang lebih realistis nh.
 
  Anak adalah tanggung jawab kedua orang tua, bukan cuma ibunya aja
  tokh
 
  M


 Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik, http://www.indokado.com/
 Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]





RE: [balita-anda] Mengenai takaran

2002-05-26 Terurut Topik Ani Rachmawati

Menurut DSA saya juga begitu, bukan berdasarkan usia tapi 
berdasarkan berat badan, demikian juga waktu anak saya berobat ke
dokter spesialis kulit , pas mau tulis resep tanya berat badan anak terus
dihitung-
hitung berdasarkan berat badan tsb.
salam
ani

-Original Message-
From:   Nur Salamah [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
Sent:   Monday, May 27, 2002 10:05 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject:Re: [balita-anda] Mengenai takaran

Mba Heni, kemarin waktu anak saya panas sama DSa-nya dikasih tempra, nach
ukurannya 1.2 cc, padahal Faishal beratnya cuman 9 kgs (kurus banget nich,
usianya 14 bln).
Wach jadinya mana yang bener nich.

Nur
- Original Message -
From: heni [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, May 24, 2002 4:57 PM
Subject: Re: [balita-anda] Mengenai takaran


 Ibu,
 untuk Tempra,
 setahu saya (menurut DSA anak saya) ukurannya bukan berdasar usia, tetapi
 berat badan, bila berat badan 12 kg = 1,2 cc
 10 Kg = 1 cc, 8 kg = 0,8 cc, karena jumlah obat yang dibutuhkan untuk
 diserap ke seluruh tubuh tergantung besar badannya, bukan usia.

 salam
 heni


 - Original Message -
 From: susana azriel [EMAIL PROTECTED]
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Sent: Friday, May 24, 2002 3:36 PM
 Subject: [balita-anda] Mengenai takaran


 
  Minta sharringnya,
 
  Untuk Tempra umur 11 bulan ukurannya berapa dan untuk obat flu anak
saya
 kasih nipe itu takarannya berapa yach.
 
  Mamanya Indi  Azriel
 
 
 
 
 
 
 
  -
  Do You Yahoo!?
  LAUNCH - Your Yahoo! Music Experience



  Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik,
http://www.indokado.com/
  Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
 Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]




  Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik,
http://www.indokado.com/  Info balita,
http://www.balita-anda.indoglobal.com Stop berlangganan, e-mail ke:
[EMAIL PROTECTED]  



 Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik, http://www.indokado.com/
 Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]





RE: [balita-anda] Fw: Fw: Mahalnya sebuah karir seorang Direktris

2002-05-26 Terurut Topik Rosalie Helena

Ibu-ibu dan bapak-bapak,

Saya tidak ingin memperpanjang polemik soal ibu bekerja, tapi tergerak utk
mengomentari 'curhat' dari Mbak Mila - mamanya Chandra dan lain-nya.  Jangan
sedih gitu dong Mbak, banyak kok yang senasib dan sepenanggungan... sebangsa
dan setanah air. 

Cerita tentang direktris itu menurut saya terlalu di buat-buat.
Didramatisir. 
Memang kejadian seperti itu sangat mungkin terjadi, saya tidak akan membahas
keganjilan2 dalam cerita tsb.

Menurut saya, semua keputusan dan alasan ibu bekerja diluar rumah adalah
unik dalam arti tiap pasangan suami istri punya latar belakang dan
pertimbangan2 spesifik yg berbeda-beda untuk tiap rumah tangga. Orang lain
di luar keluarga hanya bisa menilai dari luar.
Sejuta teori dapat saja dikeluarkan dan diselidiki tentang alasan ibu
bekerja di luar rumah, tetapi hanya rumah tangga yang bersangkutan yang
secara penuh dapat mengerti alasan ibu bekerja.
Memang ada ibu yang bekerja bukan karena terpaksa, itupun harus dihargai.

Pikir juga berapa banyak keluarga yang ibunya full time merawat anak di
rumah, tapi anaknya terjerat narkoba, terlibat tawuran, dan kenakalan2
kriminal lainnya. Saya sendiri lihat bagaimana anak2 yang seringkali
ditinggal ibunya melakukan penilitian keluar negeri/ sekolah lagi tetapi
anak2nya sangat 'well educated'- baik budi pekerti. Ibunya pun tetap
mencurahkan perhatiannnya bagi ilmu pengetahuan dan keluarga. 

Soal cukup tidak cukup saya kira bukan satu2nya alasan para ibu bekerja kok.
Jarang sekali orang merasa cukup, karenanya manusia terus mencari-dan
mencari. Nah Mbak Mila dan yang lain2 berbanggalah dan berbahagialah kita
yang masih bisa berusaha mengurus keluarga dengan cara terbaik kita, dengan
pengorbanan dan memohon pimpinanNya. Hanya DIA yang bisa memelihara anak
kita dari bahaya apapun. Serahkan semua kepadaNya. Maut dan bencana tidak
hanya datang kepada keluarga yang ibunya bekerja kok, kita sebagai orang
beriman tentu yakin akan perlindunganNya.

thanks,
rossy



-Original Message-
From: Miladinne Inesza L [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
Sent: Monday, May 27, 2002 9:46 AM
To: balita anda; [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [balita-anda] Fw: Fw: Mahalnya sebuah karir seorang
Direktris


Seringkali pandangan masyarakat sangat tidak berpihak kepada kita sebagai
ibu. Lucu ya, padahal kita yang merasakan beratnya mengandung 9 bulan, kita
juga yang merasakan sakitnya melahirkan, kita juga cari uang untuk makan
anak kita, dan kita juga yang berusaha sekeras mungkin untuk bisa menjaga
dan merawat anak kita sebaik mungkin dan pada saat yang sama kita juga
dituntut untuk perform di pekerjaan kita karena kalau kita nggak perform
balik2 dampaknya ke keluarga juga, ya kan kalau gaji nggak naik2 juga
dampaknya ke keluarga bukan?

Tidak ada yang bisa merasakan betapa pedih dan sakitnya hati kita kalau di
rumah anak kita sakit sementara kita sedang bekerja di kantor. Tidak ada
juga yang bisa merasakan betapa kita harus 'tebal muka' untuk maksa cuti ke
kantor kalau anak sakit padahal di kantor kerjaan lagi bertumpuk. Tidak ada
juga yang bisa merasakan sedihnya kita melihat ekspresi wajah anak yang
sedih atau marah waktu kita tinggal bekerja. Toh tidak banyak juga yang
percaya kalau kita bilang bahwa kalau bisa memilih, kita akan pilih tinggal
di rumah merawat anak daripada bekerja.

Dan tetap kalau ada apa-apa sama anak, kita yang disalahkan. Jarang yang
mengerti atau bahkan mau tahu bahwa kalau ada apa-apa sama anak, ibunyalah
yang paling hancur dibuatnya.Lalu kalau sudah begitu, omongan yang paling
sering terdengar adalah, Itulah susahnya jadi perempuan

Hmmh, capek ya lihat kenyataan seperti ini

Maaf nih jadi curhat,
Mila.

- Original Message -
From: Misty A. Maitimoe [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, May 27, 2002 8:43 AM
Subject: RE: [balita-anda] Fw: Fw: Mahalnya sebuah karir seorang Direktris


 Pendapat yang lebih realistis nh.

 Anak adalah tanggung jawab kedua orang tua, bukan cuma ibunya aja
 tokh

 M





 Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik,
http://www.indokado.com/
 Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]



 Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik, http://www.indokado.com/
 Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]





Re: [balita-anda] OPINI : Mahalnya sebuah karir seorang Direktris

2002-05-26 Terurut Topik Erien

Dear Mbak Rossy,

That's a wonderful opini. I' d love to hear that. Sedih memang, karena kita
hanya berpegang kepada yang Diatas untuk turut menjaga titipannya. Tapi Saya
yakin, Tuhan tidak buta dan pasti membantu kita para Ibu bekerja yang
memiliki dasar alasan bukan karena EGOIS semata.

Salam Hangat untuk semua. May God Bless us.
-
Erien
Mama Diaz  Regan

- Original Message -
From: Rosalie Helena [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, May 27, 2002 11:38 AM
Subject: RE: [balita-anda] Fw: Fw: Mahalnya sebuah karir seorang Direktris


 Ibu-ibu dan bapak-bapak,

 Saya tidak ingin memperpanjang polemik soal ibu bekerja, tapi tergerak utk
 mengomentari 'curhat' dari Mbak Mila - mamanya Chandra dan lain-nya.
Jangan
 sedih gitu dong Mbak, banyak kok yang senasib dan sepenanggungan...
sebangsa
 dan setanah air.

 Cerita tentang direktris itu menurut saya terlalu di buat-buat.
 Didramatisir.
 Memang kejadian seperti itu sangat mungkin terjadi, saya tidak akan
membahas
 keganjilan2 dalam cerita tsb.

 Menurut saya, semua keputusan dan alasan ibu bekerja diluar rumah adalah
 unik dalam arti tiap pasangan suami istri punya latar belakang dan
 pertimbangan2 spesifik yg berbeda-beda untuk tiap rumah tangga. Orang lain
 di luar keluarga hanya bisa menilai dari luar.
 Sejuta teori dapat saja dikeluarkan dan diselidiki tentang alasan ibu
 bekerja di luar rumah, tetapi hanya rumah tangga yang bersangkutan yang
 secara penuh dapat mengerti alasan ibu bekerja.
 Memang ada ibu yang bekerja bukan karena terpaksa, itupun harus dihargai.

 Pikir juga berapa banyak keluarga yang ibunya full time merawat anak di
 rumah, tapi anaknya terjerat narkoba, terlibat tawuran, dan kenakalan2
 kriminal lainnya. Saya sendiri lihat bagaimana anak2 yang seringkali
 ditinggal ibunya melakukan penilitian keluar negeri/ sekolah lagi tetapi
 anak2nya sangat 'well educated'- baik budi pekerti. Ibunya pun tetap
 mencurahkan perhatiannnya bagi ilmu pengetahuan dan keluarga.

 Soal cukup tidak cukup saya kira bukan satu2nya alasan para ibu bekerja
kok.
 Jarang sekali orang merasa cukup, karenanya manusia terus mencari-dan
 mencari. Nah Mbak Mila dan yang lain2 berbanggalah dan berbahagialah kita
 yang masih bisa berusaha mengurus keluarga dengan cara terbaik kita,
dengan
 pengorbanan dan memohon pimpinanNya. Hanya DIA yang bisa memelihara anak
 kita dari bahaya apapun. Serahkan semua kepadaNya. Maut dan bencana tidak
 hanya datang kepada keluarga yang ibunya bekerja kok, kita sebagai orang
 beriman tentu yakin akan perlindunganNya.

 thanks,
 rossy



 -Original Message-
 From: Miladinne Inesza L [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
 Sent: Monday, May 27, 2002 9:46 AM
 To: balita anda; [EMAIL PROTECTED]
 Subject: Re: [balita-anda] Fw: Fw: Mahalnya sebuah karir seorang
 Direktris


 Seringkali pandangan masyarakat sangat tidak berpihak kepada kita sebagai
 ibu. Lucu ya, padahal kita yang merasakan beratnya mengandung 9 bulan,
kita
 juga yang merasakan sakitnya melahirkan, kita juga cari uang untuk makan
 anak kita, dan kita juga yang berusaha sekeras mungkin untuk bisa menjaga
 dan merawat anak kita sebaik mungkin dan pada saat yang sama kita juga
 dituntut untuk perform di pekerjaan kita karena kalau kita nggak perform
 balik2 dampaknya ke keluarga juga, ya kan kalau gaji nggak naik2 juga
 dampaknya ke keluarga bukan?

 Tidak ada yang bisa merasakan betapa pedih dan sakitnya hati kita kalau di
 rumah anak kita sakit sementara kita sedang bekerja di kantor. Tidak ada
 juga yang bisa merasakan betapa kita harus 'tebal muka' untuk maksa cuti
ke
 kantor kalau anak sakit padahal di kantor kerjaan lagi bertumpuk. Tidak
ada
 juga yang bisa merasakan sedihnya kita melihat ekspresi wajah anak yang
 sedih atau marah waktu kita tinggal bekerja. Toh tidak banyak juga yang
 percaya kalau kita bilang bahwa kalau bisa memilih, kita akan pilih
tinggal
 di rumah merawat anak daripada bekerja.

 Dan tetap kalau ada apa-apa sama anak, kita yang disalahkan. Jarang yang
 mengerti atau bahkan mau tahu bahwa kalau ada apa-apa sama anak, ibunyalah
 yang paling hancur dibuatnya.Lalu kalau sudah begitu, omongan yang paling
 sering terdengar adalah, Itulah susahnya jadi perempuan

 Hmmh, capek ya lihat kenyataan seperti ini

 Maaf nih jadi curhat,
 Mila.

 - Original Message -
 From: Misty A. Maitimoe [EMAIL PROTECTED]
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Sent: Monday, May 27, 2002 8:43 AM
 Subject: RE: [balita-anda] Fw: Fw: Mahalnya sebuah karir seorang Direktris


  Pendapat yang lebih realistis nh.
 
  Anak adalah tanggung jawab kedua orang tua, bukan cuma ibunya aja
  tokh
 
  M
 




  Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik,
 http://www.indokado.com/
  Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
 Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]



  Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik,
http://www.indokado.com/
  Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
 Stop 

[balita-anda] Sikat Gigi Pertama

2002-05-26 Terurut Topik Miladinne Inesza L

Dear Netters,

Sikat gigi pertama itu sebaiknya dilakukan pada saat gigi anak sudah berapa banyak ya?
Gigi Chandra yang timbul baru ada 4, 2 atas 2 bawah dan sekarang sudah ada yang mau 
tumbuh lagi di kiri-kanan gigi barunya. Selama ini saya bersihkan gigi Chandra pakai 
kassa steril dan air hangat.

Apakah saya sudah harus beralih ke sikat gigi? Mohon infonya.

Thanks,
Mila.





Re: [balita-anda] Kagetan dan Berenang

2002-05-26 Terurut Topik Dhani

Ibu, anak saya dulu juga demikian. Setahu saya - menurut info DSA dan juga
buku yang saya baca,ruangan didalam rahim kan sempit dan sunyi sehingga
setiap gerakan bayi  akan ada barriernya dan dia merasa aman / terlindungi.
Tetapi begitu lahir / diluar lahir, dia bisa bergerak bebas tanpa ada
batasan ruangan yang sempit, karena itu bayi sering kaget sendiri ( bahkan
denger kentutnya sendiri bisa kaget dan nangis, anak saya dulu sering
demikian ). Hal ini merupakan salah satu alasan untuk bedong bayi sementara
waktu, agar bayi tidak sering kaget dan sejalan dengan waktu dia akan
terbiasa dengan suara - suara yang ada diluar rahim. Pengalaman saya, aldo
 anak saya ) saya bedong full 2 mingguan, setelah itu saya sering buka dan
ganti dengan meletakkan guling / bantal kecil di paha / kaki / tangannya,
agar tiap kali dia kaget ada sedikit penahannya agar dia merasa aman dan dia
tidak nangis. Tidur di siang hari saya usahakan tidak dikamar, melainkan di
box atau di kasur didepan tv atau ruang keluarga, atau jika dikamar saya
putarkan lagu/musik. Hal ini berdampak dia terbiasa dengan suara - suara
disekitarnya dan boboknya tetap pulas tidak terganggu. Alhasil setiap kali
diajak pergi ata u ada acara, seperti ketika dia diajak ke rumah eyangnya
yang sedang ada hajatan, dia tetap bobok pulas walaupun ditempat rame dan
dioper - oper gendongnya ( maklum keluarga besar ).
Semoga bisa membantu ya.
Best regards,
Dhani
- Original Message -
From: Dewi Lubis [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, May 22, 2002 10:41 AM
Subject: RE: [balita-anda] Kagetan dan Berenang


 Saya ibu dari seorang putri yg sdh berusia 1 thn.  Semasa usia 3 bln anak
 saya juga mengalami hal yg sama dan itu terjadi karna lingkungan tmpt saya
 tinggal bener-bener sunyi jadinya anak saya terbiasa tdk mendengar suara
yg
 berisik di saat dia tidur.  Waktu itu banyak yg menyarankan agar anak saya
 dibiasakan utk mendengar suara-suara yg ada walaupun saat tidur.  Mulanya
 susah sekali tapi lama kelamaan anak saya terbiasa juga malah saat ada
 keluarga saya yg pesta dia bisa tidur dgn nyenyak tanpa terganggu dgn
suara
 berisik.  Jadi mungkin pengalaman saya ini ada manfaatnya buat ibu.
 Bagaimana lingkungan di rumah apa suasanya tenang juga ya bu.



 regards,
 Mama Fadiah

  -Original Message-
  From: ferra kusumawati [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
  Sent: 22 May 2002 10:37
  To: Balita-Anda (E-mail)
  Subject: [balita-anda] Kagetan dan Berenang
 
  Dear Parents,
 
  Putri saya berusia 6 bulan dan sangat kagetan. Dalam keadaan tidur
sepulas
  apapun bisa terbangun begitu mendengar ada benda berbunyi (tas plastik,
  koran dibuka, bunyi bunyian yang ngga begitu keras). Saya mencoba
  mengatasinya dengan melatihnya tidur tengkurap. Hasilnya tidak begitu
  memuaskan, karena kadang-kadang Dia masih terbangun juga. Sekarang anak
  saya
  sedang Pilek. Makanya semakin susah tidur saja Dia. Terakhir DSA saya
  meyakinkan kalo anak saya baik baik saja dan tidak ada kelainan jantung
  bahkan beliau menyarankan untuk mengajari anak saya berenang, apakah
  diantara Parents ada yang mempunyai pengalaman seperti saya dan saya
mohon
  untuk saran dan solusinya. Terimakasih.
 
  Warm Regards,
  Bunda Akfa
 
 
   Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik,
  http://www.indokado.com/
   Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
  Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
 



  Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik,
http://www.indokado.com/

  Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com

 Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]



 Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik, http://www.indokado.com/
 Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]





Re: [balita-anda] Fw: Fw: Mahalnya sebuah karir seorang Direktris

2002-05-26 Terurut Topik martha

Saya setuju..

Martha .S
PT. Duta Astakona Girinda
Jl. Taman Gandaria A7
Kebayoran Lama

Tel. 6221 72792201-02
Fax. 6221 72792203

Email. [EMAIL PROTECTED]
Web. Http://www.dag.co.id
- Original Message -
From: Rosalie Helena [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, May 27, 2002 11:38 AM
Subject: RE: [balita-anda] Fw: Fw: Mahalnya sebuah karir seorang Direktris


 Ibu-ibu dan bapak-bapak,

 Saya tidak ingin memperpanjang polemik soal ibu bekerja, tapi tergerak utk
 mengomentari 'curhat' dari Mbak Mila - mamanya Chandra dan lain-nya.
Jangan
 sedih gitu dong Mbak, banyak kok yang senasib dan sepenanggungan...
sebangsa
 dan setanah air.

 Cerita tentang direktris itu menurut saya terlalu di buat-buat.
 Didramatisir.
 Memang kejadian seperti itu sangat mungkin terjadi, saya tidak akan
membahas
 keganjilan2 dalam cerita tsb.

 Menurut saya, semua keputusan dan alasan ibu bekerja diluar rumah adalah
 unik dalam arti tiap pasangan suami istri punya latar belakang dan
 pertimbangan2 spesifik yg berbeda-beda untuk tiap rumah tangga. Orang lain
 di luar keluarga hanya bisa menilai dari luar.
 Sejuta teori dapat saja dikeluarkan dan diselidiki tentang alasan ibu
 bekerja di luar rumah, tetapi hanya rumah tangga yang bersangkutan yang
 secara penuh dapat mengerti alasan ibu bekerja.
 Memang ada ibu yang bekerja bukan karena terpaksa, itupun harus dihargai.

 Pikir juga berapa banyak keluarga yang ibunya full time merawat anak di
 rumah, tapi anaknya terjerat narkoba, terlibat tawuran, dan kenakalan2
 kriminal lainnya. Saya sendiri lihat bagaimana anak2 yang seringkali
 ditinggal ibunya melakukan penilitian keluar negeri/ sekolah lagi tetapi
 anak2nya sangat 'well educated'- baik budi pekerti. Ibunya pun tetap
 mencurahkan perhatiannnya bagi ilmu pengetahuan dan keluarga.

 Soal cukup tidak cukup saya kira bukan satu2nya alasan para ibu bekerja
kok.
 Jarang sekali orang merasa cukup, karenanya manusia terus mencari-dan
 mencari. Nah Mbak Mila dan yang lain2 berbanggalah dan berbahagialah kita
 yang masih bisa berusaha mengurus keluarga dengan cara terbaik kita,
dengan
 pengorbanan dan memohon pimpinanNya. Hanya DIA yang bisa memelihara anak
 kita dari bahaya apapun. Serahkan semua kepadaNya. Maut dan bencana tidak
 hanya datang kepada keluarga yang ibunya bekerja kok, kita sebagai orang
 beriman tentu yakin akan perlindunganNya.

 thanks,
 rossy



 -Original Message-
 From: Miladinne Inesza L [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
 Sent: Monday, May 27, 2002 9:46 AM
 To: balita anda; [EMAIL PROTECTED]
 Subject: Re: [balita-anda] Fw: Fw: Mahalnya sebuah karir seorang
 Direktris


 Seringkali pandangan masyarakat sangat tidak berpihak kepada kita sebagai
 ibu. Lucu ya, padahal kita yang merasakan beratnya mengandung 9 bulan,
kita
 juga yang merasakan sakitnya melahirkan, kita juga cari uang untuk makan
 anak kita, dan kita juga yang berusaha sekeras mungkin untuk bisa menjaga
 dan merawat anak kita sebaik mungkin dan pada saat yang sama kita juga
 dituntut untuk perform di pekerjaan kita karena kalau kita nggak perform
 balik2 dampaknya ke keluarga juga, ya kan kalau gaji nggak naik2 juga
 dampaknya ke keluarga bukan?

 Tidak ada yang bisa merasakan betapa pedih dan sakitnya hati kita kalau di
 rumah anak kita sakit sementara kita sedang bekerja di kantor. Tidak ada
 juga yang bisa merasakan betapa kita harus 'tebal muka' untuk maksa cuti
ke
 kantor kalau anak sakit padahal di kantor kerjaan lagi bertumpuk. Tidak
ada
 juga yang bisa merasakan sedihnya kita melihat ekspresi wajah anak yang
 sedih atau marah waktu kita tinggal bekerja. Toh tidak banyak juga yang
 percaya kalau kita bilang bahwa kalau bisa memilih, kita akan pilih
tinggal
 di rumah merawat anak daripada bekerja.

 Dan tetap kalau ada apa-apa sama anak, kita yang disalahkan. Jarang yang
 mengerti atau bahkan mau tahu bahwa kalau ada apa-apa sama anak, ibunyalah
 yang paling hancur dibuatnya.Lalu kalau sudah begitu, omongan yang paling
 sering terdengar adalah, Itulah susahnya jadi perempuan

 Hmmh, capek ya lihat kenyataan seperti ini

 Maaf nih jadi curhat,
 Mila.

 - Original Message -
 From: Misty A. Maitimoe [EMAIL PROTECTED]
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Sent: Monday, May 27, 2002 8:43 AM
 Subject: RE: [balita-anda] Fw: Fw: Mahalnya sebuah karir seorang Direktris


  Pendapat yang lebih realistis nh.
 
  Anak adalah tanggung jawab kedua orang tua, bukan cuma ibunya aja
  tokh
 
  M
 




  Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik,
 http://www.indokado.com/
  Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
 Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]



  Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik,
http://www.indokado.com/
  Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
 Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]






 Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik, http://www.indokado.com/
 Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Stop 

Re: [balita-anda] OPINI : Mahalnya sebuah karir seorang Direktris

2002-05-26 Terurut Topik yenny

dear netters...
saya mendapat e-mail ini dai banyak mailist yangsaya ikuti, apa ini suatu kebetulan 
atau
apa ya ? kok...pas bersamaan.
ini sedikit sharing aja, karen asaya juga seorang ibu bekerja yang menghabiskan waktu
hampir 10 jam sehari di kantor, dan sisanya untuk keluarga.
seorang ibu bekerja pasti punya alasan-alasan yang berbeda, ada yang harusbekerja,
aktualisasi diri atau pingin isi waktu aja, dan semua alasan ini benar menurut
masing-masing. Sekarang tinggal bagaimana kita dapat menjadi bagian dari kehidupan
keluarga kita. Pelukan, ciuman, kasih dan sapaan merupakan hal kecil yang jarang
diperhatiakan oleh para orang tua yang putera-puterinya menginjak remaja.Kita pikir
mereka sudah punya dunia sendiri. Jadi, buat para ibu bekerja renungkan kembali apakah
bekerja merupakan sesuatu yang tepat  yang harus ibu lakukan ?
thanks a lot of


salam hangat,
mama Shiila

Erien wrote:

 Dear Mbak Rossy,

 That's a wonderful opini. I' d love to hear that. Sedih memang, karena kita
 hanya berpegang kepada yang Diatas untuk turut menjaga titipannya. Tapi Saya
 yakin, Tuhan tidak buta dan pasti membantu kita para Ibu bekerja yang
 memiliki dasar alasan bukan karena EGOIS semata.

 Salam Hangat untuk semua. May God Bless us.
 -
 Erien
 Mama Diaz  Regan

 - Original Message -
 From: Rosalie Helena [EMAIL PROTECTED]
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Sent: Monday, May 27, 2002 11:38 AM
 Subject: RE: [balita-anda] Fw: Fw: Mahalnya sebuah karir seorang Direktris

  Ibu-ibu dan bapak-bapak,
 
  Saya tidak ingin memperpanjang polemik soal ibu bekerja, tapi tergerak utk
  mengomentari 'curhat' dari Mbak Mila - mamanya Chandra dan lain-nya.
 Jangan
  sedih gitu dong Mbak, banyak kok yang senasib dan sepenanggungan...
 sebangsa
  dan setanah air.
 
  Cerita tentang direktris itu menurut saya terlalu di buat-buat.
  Didramatisir.
  Memang kejadian seperti itu sangat mungkin terjadi, saya tidak akan
 membahas
  keganjilan2 dalam cerita tsb.
 
  Menurut saya, semua keputusan dan alasan ibu bekerja diluar rumah adalah
  unik dalam arti tiap pasangan suami istri punya latar belakang dan
  pertimbangan2 spesifik yg berbeda-beda untuk tiap rumah tangga. Orang lain
  di luar keluarga hanya bisa menilai dari luar.
  Sejuta teori dapat saja dikeluarkan dan diselidiki tentang alasan ibu
  bekerja di luar rumah, tetapi hanya rumah tangga yang bersangkutan yang
  secara penuh dapat mengerti alasan ibu bekerja.
  Memang ada ibu yang bekerja bukan karena terpaksa, itupun harus dihargai.
 
  Pikir juga berapa banyak keluarga yang ibunya full time merawat anak di
  rumah, tapi anaknya terjerat narkoba, terlibat tawuran, dan kenakalan2
  kriminal lainnya. Saya sendiri lihat bagaimana anak2 yang seringkali
  ditinggal ibunya melakukan penilitian keluar negeri/ sekolah lagi tetapi
  anak2nya sangat 'well educated'- baik budi pekerti. Ibunya pun tetap
  mencurahkan perhatiannnya bagi ilmu pengetahuan dan keluarga.
 
  Soal cukup tidak cukup saya kira bukan satu2nya alasan para ibu bekerja
 kok.
  Jarang sekali orang merasa cukup, karenanya manusia terus mencari-dan
  mencari. Nah Mbak Mila dan yang lain2 berbanggalah dan berbahagialah kita
  yang masih bisa berusaha mengurus keluarga dengan cara terbaik kita,
 dengan
  pengorbanan dan memohon pimpinanNya. Hanya DIA yang bisa memelihara anak
  kita dari bahaya apapun. Serahkan semua kepadaNya. Maut dan bencana tidak
  hanya datang kepada keluarga yang ibunya bekerja kok, kita sebagai orang
  beriman tentu yakin akan perlindunganNya.
 
  thanks,
  rossy
 
 
 
  -Original Message-
  From: Miladinne Inesza L [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
  Sent: Monday, May 27, 2002 9:46 AM
  To: balita anda; [EMAIL PROTECTED]
  Subject: Re: [balita-anda] Fw: Fw: Mahalnya sebuah karir seorang
  Direktris
 
 
  Seringkali pandangan masyarakat sangat tidak berpihak kepada kita sebagai
  ibu. Lucu ya, padahal kita yang merasakan beratnya mengandung 9 bulan,
 kita
  juga yang merasakan sakitnya melahirkan, kita juga cari uang untuk makan
  anak kita, dan kita juga yang berusaha sekeras mungkin untuk bisa menjaga
  dan merawat anak kita sebaik mungkin dan pada saat yang sama kita juga
  dituntut untuk perform di pekerjaan kita karena kalau kita nggak perform
  balik2 dampaknya ke keluarga juga, ya kan kalau gaji nggak naik2 juga
  dampaknya ke keluarga bukan?
 
  Tidak ada yang bisa merasakan betapa pedih dan sakitnya hati kita kalau di
  rumah anak kita sakit sementara kita sedang bekerja di kantor. Tidak ada
  juga yang bisa merasakan betapa kita harus 'tebal muka' untuk maksa cuti
 ke
  kantor kalau anak sakit padahal di kantor kerjaan lagi bertumpuk. Tidak
 ada
  juga yang bisa merasakan sedihnya kita melihat ekspresi wajah anak yang
  sedih atau marah waktu kita tinggal bekerja. Toh tidak banyak juga yang
  percaya kalau kita bilang bahwa kalau bisa memilih, kita akan pilih
 tinggal
  di rumah merawat anak daripada bekerja.
 
  Dan tetap kalau ada apa-apa sama anak, kita yang