[balita-anda] Fw: Fw: Mahalnya sebuah karir seorang Direktris
Ini ada pendapat lain yg dapat kita jadikan bahan pertimbangan juga. Salam, Mamanya JOYA - Original Message - From: Ika Muljadi [EMAIL PROTECTED] To: undisclosed-recipients:; Sent: Saturday, May 25, 2002 12:30 AM Subject: Re: Fw: Mahalnya sebuah karir seorang Direktris what does this mean??? a warning that women can't work anymore after having kids?? i don't think so.. i have an incredible mom who is always busy, busy and busy... she works 7 days a week.. almost 24 hours a day.. for her own job and for my dad... even her brain is still working while she's sleeping... she works her butt off to get all the job done.. but none of her kids have problems with school, drugs or anything... she kicks ass!!!... or in proper sentence... she's simply the best.. :-) jd point nya nih.. 1. still good idea for women to work spy gak usah jd biang gosip. 2. still good idea for women to achieve their dreams (school + career) spy pikiran mrk gak picik 3. kalopun ada problems with the kids.. apalagi setelah anak nya SMA.. dam, you can't put all the blame on the mom.. krn tu anak udah semustinya punya otak utk mikir 'n memilih sendiri (terutama drug problems)... PLUS where the heck is the DAD?? 4. don't rush into marriage + kids.. ;-) - ka - From: YJ / Cc [EMAIL PROTECTED] To: Yulistin (Lis) [EMAIL PROTECTED], Yoelia S. [EMAIL PROTECTED], Yanna Harianto (BCA) [EMAIL PROTECTED], Yanna Harianto (Yahoo) [EMAIL PROTECTED], Yahya Rosni [EMAIL PROTECTED], Titin Gunawan [EMAIL PROTECTED], Titin Agustini (BCA) [EMAIL PROTECTED], Sumiwati [EMAIL PROTECTED], Suksuk Anga (Muljadi) Sukme Anny [EMAIL PROTECTED], Sudira (TomMay Hend) [EMAIL PROTECTED], Stephen Blasius Valanchie (yahoo 2000) [EMAIL PROTECTED], Sinaradi Danajaya [EMAIL PROTECTED], Santi (BCA) [EMAIL PROTECTED], Niken Lambang [EMAIL PROTECTED], mudjiati wiratna [EMAIL PROTECTED], MONICA ARYASETIAWAN [EMAIL PROTECTED], Moi Tjin [EMAIL PROTECTED], Mina van der Colff (A Eng) [EMAIL PROTECTED], Mevie [EMAIL PROTECTED], Meliawati [EMAIL PROTECTED], Megawati Gunawan [EMAIL PROTECTED], Marius [EMAIL PROTECTED], Lulung Saputra (Yahoo) [EMAIL PROTECTED], Lodiana Ksanti [EMAIL PROTECTED], Lodiana Ksanti [EMAIL PROTECTED], Lisa Indriyana [EMAIL PROTECTED], Liong Tjee Yoe [EMAIL PROTECTED], Lioeng Min [EMAIL PROTECTED], Linda Anggreani [EMAIL PROTECTED], Lanny Tjhie [EMAIL PROTECTED], Ko Achien [EMAIL PROTECTED], Katherine Sastra [EMAIL PROTECTED], Katherine Matilda Sastra (Phei-phei) [EMAIL PROTECTED], Joanes Gunawan [EMAIL PROTECTED], Jenny Winata Kesuma [EMAIL PROTECTED], Irawaty Salim [EMAIL PROTECTED], Indrawati Bakti (Yahoo) [EMAIL PROTECTED], Inawaty Suwardi [EMAIL PROTECTED], Ika Muljadi [EMAIL PROTECTED], Heru Atmodjo [EMAIL PROTECTED], Henry karli [EMAIL PROTECTED], Haryono Sastra (Yung-yung) [EMAIL PROTECTED], Hary Yudodihardjo [EMAIL PROTECTED], Harida Salim (Noni) [EMAIL PROTECTED], Ettiwati Halim [EMAIL PROTECTED], Diana Djohan (Didin) [EMAIL PROTECTED], Deviana [EMAIL PROTECTED], Desy Kristanti (Rumah) [EMAIL PROTECTED], Desy Kristanti [EMAIL PROTECTED], Denny Setiawan [EMAIL PROTECTED], Danny Halim [EMAIL PROTECTED], Ci Melly [EMAIL PROTECTED], Bugie [EMAIL PROTECTED], Budi Widjaja [EMAIL PROTECTED], Anita Chandra [EMAIL PROTECTED], Novita (Yahoo) [EMAIL PROTECTED], Yanty (Fen-fen) -Kantor [EMAIL PROTECTED], Yanny Satrijawati [EMAIL PROTECTED], Yeanny (Dede) [EMAIL PROTECTED], Yenny Marlina K [EMAIL PROTECTED], Toto Prasetyo [EMAIL PROTECTED], Willy Taruna (E-mail) [EMAIL PROTECTED], Winston Lesmana (Kantor) [EMAIL PROTECTED], SD Santo Yoseph 1985 [EMAIL PROTECTED], Ricci 91 [EMAIL PROTECTED], Rita M. [EMAIL PROTECTED], Ratna Hidajat [EMAIL PROTECTED], patricia_jualim [EMAIL PROTECTED], Decelina [EMAIL PROTECTED], Lili Lim [EMAIL PROTECTED], Meidiana [EMAIL PROTECTED] Subject: Fw: Mahalnya sebuah karir seorang Direktris Date: Fri, 24 May 2002 19:09:42 +0700 - Original Message - From: [EMAIL PROTECTED] To: Lani Ganda ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; Yuliana J / Cc ; Jessica Iskandar ; Megawati Gunawan ; uccom Cc: [EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, May 24, 2002 08:25 Subject: FW: Mahalnya sebuah karir seorang Direktris Buat ibu2 dan calon ibu yang akan dan sudah punya anak...hik. - Original Message - Saya seorang ibu dengan 2 orang anak , mantan direktur sebuah perusahaan multinasional.Mungkin anda termasuk orang yang menganggap saya orang yang berhasil dalam karir namun sungguh jika seandainya saya boleh memilih maka saya akan berkata kalau lebih baik saya tidak seperti sekarang dan menganggap apa yang saya raih sungguh sia-sia.Semuanya berawal ketika putri saya satu-satunya yang berusia 19 tahun baru saja meninggal karena overdosis narkotika. Sungguh hidup saya hancur berantakan karenanya, suami saat ini masih terbaring di rumah sakit karena terkena stroke dan mengalami kelumpuhan karena memikirkan
Re: [balita-anda] imunisasi tetanus dan thypoid
Mbak, Untuk tetanus imunisasinya bersamaan dengan Dhipteri dan Pertusis yaitu DPT sedangkan untuk demam Tiphoid namanya Typhim Vi (atau Typha atau yang lainnya) diberikan umur 2 tahun. Kalau Typha menyebabkan panas (sudah jarang dipakai) sedangkan Typhim tidak panas. Mamanya Dafi --- Ani Rachmawati [EMAIL PROTECTED] wrote: Dear netters Kalau imunisasi tetanus dan thypoid itu umur berapa? karena anak saya (1 th 10 bulan) belum diimunisasi terus kalo habis diimunisasi panas apa tidak, biar tidak mengganggu sekolahnya saya tunggu sharingnya. salam ibunya nanda __ Do You Yahoo!? Yahoo! - Official partner of 2002 FIFA World Cup http://fifaworldcup.yahoo.com Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik, http://www.indokado.com/ Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
[balita-anda] Umur 8 bulan traveling
Dear rekan netters, saya bingung nih.. mohon sharingnya... Minggu depan putri saya, Alya, memasuki usia 7 bln. Satu setengah bulan lagi kantor suami saya akan mengadakan rekreasi keluar kota selama kl 7 hari menggunakan bis pariwisata. Suami saya ingin kami ikut tapi saya kawatir Alya akan kecapekan, sakit, makannya tidak teratur shg asupan gizinya tidak terpenuhi, dan lain2. Adakah bapaks/ibus yg pernah punya pengalaman serupa? Apakah aman bagi Alya untuk ikut traveling tsb? Kalo aman, persiapan apa sajakah yg perlu diperhatikan? Misalkan.. bagaimana agar selama perjalanan tidurnya bisa nyaman, bagaimana menyiasati kebutuhan makannya agar asupan gizi tetap terpenuhi.. dll. yang sedang bingung, -wieta- Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik, http://www.indokado.com/ Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Re: [balita-anda] Fw: Fw: Mahalnya sebuah karir seorang Direktris
Seringkali pandangan masyarakat sangat tidak berpihak kepada kita sebagai ibu. Lucu ya, padahal kita yang merasakan beratnya mengandung 9 bulan, kita juga yang merasakan sakitnya melahirkan, kita juga cari uang untuk makan anak kita, dan kita juga yang berusaha sekeras mungkin untuk bisa menjaga dan merawat anak kita sebaik mungkin dan pada saat yang sama kita juga dituntut untuk perform di pekerjaan kita karena kalau kita nggak perform balik2 dampaknya ke keluarga juga, ya kan kalau gaji nggak naik2 juga dampaknya ke keluarga bukan? Tidak ada yang bisa merasakan betapa pedih dan sakitnya hati kita kalau di rumah anak kita sakit sementara kita sedang bekerja di kantor. Tidak ada juga yang bisa merasakan betapa kita harus 'tebal muka' untuk maksa cuti ke kantor kalau anak sakit padahal di kantor kerjaan lagi bertumpuk. Tidak ada juga yang bisa merasakan sedihnya kita melihat ekspresi wajah anak yang sedih atau marah waktu kita tinggal bekerja. Toh tidak banyak juga yang percaya kalau kita bilang bahwa kalau bisa memilih, kita akan pilih tinggal di rumah merawat anak daripada bekerja. Dan tetap kalau ada apa-apa sama anak, kita yang disalahkan. Jarang yang mengerti atau bahkan mau tahu bahwa kalau ada apa-apa sama anak, ibunyalah yang paling hancur dibuatnya.Lalu kalau sudah begitu, omongan yang paling sering terdengar adalah, Itulah susahnya jadi perempuan Hmmh, capek ya lihat kenyataan seperti ini Maaf nih jadi curhat, Mila. - Original Message - From: Misty A. Maitimoe [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, May 27, 2002 8:43 AM Subject: RE: [balita-anda] Fw: Fw: Mahalnya sebuah karir seorang Direktris Pendapat yang lebih realistis nh. Anak adalah tanggung jawab kedua orang tua, bukan cuma ibunya aja tokh M Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik, http://www.indokado.com/ Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
RE: [balita-anda] Fw: Fw: Mahalnya sebuah karir seorang Direktris
sepertinya diskusi masalah ini tidak akan ada habisnya...karena adat ketimuran kita atau apa...mungkin jalan tengahnya adalah apabila suami sudah dapat memenuhi biaya hidup keluarga...mungkin baiknya si istri bisa dirumah dan menjadi ibu rumah tangga seperti tuntutan masyarakat...dan memang sebenarnya kita juga maunya khan seperti itu...tapi apa boleh buat kalau pendapatan suami tdk dapat menutup kebutuhan hidup dan biaya hidup yg semakin tinggi...dengan sangat terpaksa khan kita harus membantu mencari uang...tetapi untuk kisah 'mahalnya sebuah karir seorang direktris' dibawah itu khan suaminya sudah cukup...penghidupannya juga tdk kekurangan tapi dia lebih mementingkan karirnya...kalau kita khan bukan karir yg kita kejar...tapi penghasilan untuk membantu suami dan menambah pendapatan keluarga...jadi beda versi khan... -Original Message- From: Miladinne Inesza L [mailto:[EMAIL PROTECTED]] Sent: Monday, May 27, 2002 9:46 AM To: balita anda; [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [balita-anda] Fw: Fw: Mahalnya sebuah karir seorang Direktris Seringkali pandangan masyarakat sangat tidak berpihak kepada kita sebagai ibu. Lucu ya, padahal kita yang merasakan beratnya mengandung 9 bulan, kita juga yang merasakan sakitnya melahirkan, kita juga cari uang untuk makan anak kita, dan kita juga yang berusaha sekeras mungkin untuk bisa menjaga dan merawat anak kita sebaik mungkin dan pada saat yang sama kita juga dituntut untuk perform di pekerjaan kita karena kalau kita nggak perform balik2 dampaknya ke keluarga juga, ya kan kalau gaji nggak naik2 juga dampaknya ke keluarga bukan? Tidak ada yang bisa merasakan betapa pedih dan sakitnya hati kita kalau di rumah anak kita sakit sementara kita sedang bekerja di kantor. Tidak ada juga yang bisa merasakan betapa kita harus 'tebal muka' untuk maksa cuti ke kantor kalau anak sakit padahal di kantor kerjaan lagi bertumpuk. Tidak ada juga yang bisa merasakan sedihnya kita melihat ekspresi wajah anak yang sedih atau marah waktu kita tinggal bekerja. Toh tidak banyak juga yang percaya kalau kita bilang bahwa kalau bisa memilih, kita akan pilih tinggal di rumah merawat anak daripada bekerja. Dan tetap kalau ada apa-apa sama anak, kita yang disalahkan. Jarang yang mengerti atau bahkan mau tahu bahwa kalau ada apa-apa sama anak, ibunyalah yang paling hancur dibuatnya.Lalu kalau sudah begitu, omongan yang paling sering terdengar adalah, Itulah susahnya jadi perempuan Hmmh, capek ya lihat kenyataan seperti ini Maaf nih jadi curhat, Mila. - Original Message - From: Misty A. Maitimoe [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, May 27, 2002 8:43 AM Subject: RE: [balita-anda] Fw: Fw: Mahalnya sebuah karir seorang Direktris Pendapat yang lebih realistis nh. Anak adalah tanggung jawab kedua orang tua, bukan cuma ibunya aja tokh M Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik, http://www.indokado.com/ Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik, http://www.indokado.com/ Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
RE: [balita-anda] Fw: Fw: Mahalnya sebuah karir seorang Direktris
Saya setuju sekali dgn pendapat Mbak Mila Dan tambah lagi tugas kita mendidik anak utk mengerti bhw ibunya bekerja bukan hanya utk mengejar karir tapi juga kesuksesan keluarga juga. Kebetulan ibu saya dulu juga bekerja tapi kami semua jadi bisa mandiri karna ibu sblm pergi sdh membagi semua pekerjaan rmh kpd kami dan alhamdulillah semua kami baik abang dan kakak saya semuanya bisa mengerjakan pekerjaan rmh tangga dan saya merasakan manfaatnya sampai sekarang di rmh saya bisa mengerjakan tugas dgn ringan dan di luar rmh saya bisa bekerja dgn tenang. Meskipun pada saat-saat tertentu dulunya saya ingin sekali ibu saya ada pada saat saya pulang sekolah. Tapi semua itu dilakukan ibu saya karna beban hidup yg hrs ditanggung utk kami semua. Bahkan di saat Bapak saya harus pensiun kami tdk begitu gentar karna saat itu ibu msh bertugas. Atas pengalaman sukses ibu saya maka saya ingin mengulangnya ke keluarga saya saat ini. Semoga saya/kita pekerja wanita mampu menjalaninya. -Original Message- From: Miladinne Inesza L [SMTP:[EMAIL PROTECTED]] Sent: 27 May 2002 09:46 To: balita anda; [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [balita-anda] Fw: Fw: Mahalnya sebuah karir seorang Direktris Seringkali pandangan masyarakat sangat tidak berpihak kepada kita sebagai ibu. Lucu ya, padahal kita yang merasakan beratnya mengandung 9 bulan, kita juga yang merasakan sakitnya melahirkan, kita juga cari uang untuk makan anak kita, dan kita juga yang berusaha sekeras mungkin untuk bisa menjaga dan merawat anak kita sebaik mungkin dan pada saat yang sama kita juga dituntut untuk perform di pekerjaan kita karena kalau kita nggak perform balik2 dampaknya ke keluarga juga, ya kan kalau gaji nggak naik2 juga dampaknya ke keluarga bukan? Tidak ada yang bisa merasakan betapa pedih dan sakitnya hati kita kalau di rumah anak kita sakit sementara kita sedang bekerja di kantor. Tidak ada juga yang bisa merasakan betapa kita harus 'tebal muka' untuk maksa cuti ke kantor kalau anak sakit padahal di kantor kerjaan lagi bertumpuk. Tidak ada juga yang bisa merasakan sedihnya kita melihat ekspresi wajah anak yang sedih atau marah waktu kita tinggal bekerja. Toh tidak banyak juga yang percaya kalau kita bilang bahwa kalau bisa memilih, kita akan pilih tinggal di rumah merawat anak daripada bekerja. Dan tetap kalau ada apa-apa sama anak, kita yang disalahkan. Jarang yang mengerti atau bahkan mau tahu bahwa kalau ada apa-apa sama anak, ibunyalah yang paling hancur dibuatnya.Lalu kalau sudah begitu, omongan yang paling sering terdengar adalah, Itulah susahnya jadi perempuan Hmmh, capek ya lihat kenyataan seperti ini Maaf nih jadi curhat, Mila. - Original Message - From: Misty A. Maitimoe [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, May 27, 2002 8:43 AM Subject: RE: [balita-anda] Fw: Fw: Mahalnya sebuah karir seorang Direktris Pendapat yang lebih realistis nh. Anak adalah tanggung jawab kedua orang tua, bukan cuma ibunya aja tokh M Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik, http://www.indokado.com/ Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik, http://www.indokado.com/ Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Re: [balita-anda] gejala infeksi rubella
Saya pernah mengalami hal yang sama dengan mbak Yenny di kehamilan yang kedua, bahkan sampai bentol-bentol membengkak. Dokter saat itu juga mengatakan kalo' saya alergi udang, meski sebelumnya tidak pernah. Namun beliau menjelaskan bahwa ada kalanya ada udang yang hidupnya di perairan tertentu membawa zat pencetus alergi dalam jumlah yang banyak sehingga yang biasanya tidak apa2 sekarang menjadi masalah terutama saat hamil dimana tubuh sedang mengalami perubahan metabolisme. Oleh karena sedang hamil dokter tidak memberikan obat sama sekali karena obat alergi tidak baik untuk janin sehingga hanya diberi obat luar Caladine cair. Setelah 5 hari baru sembuh, lumayan juga rasanya. Anak kedua saya sekarang berumur 1 tahun dan nggak ada masalah apa2. Namun kalo' mbak Yenny masih ragu2 lebih baik konsul DSOG-nya, apakah perlu tes darah lagi atau tidak. Salam, semoga semua dalam keadaan baik dan sehat. Amien. Ibu Hadza Hafi - Original Message - From: yenny handayani [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Sunday, May 26, 2002 11:59 AM Subject: [balita-anda] gejala infeksi rubella dear netters, saya sedang hamil 5 bulan dan kemaren malam di seluruh badan (tangan, paha , perut, dada) muncul bintik/bercak2 merah (bergumpal dan berserakan) , dan saya sebelumnya merasa gatal sekali seharian sampai mata ikutan merah dan gatal.pagi ini (hari minggu ) saya ke dokter UGD dan didiagnosa aergi terhadap sesuatu (yg sampai sekarang saya belum tahu krn kemaren memang makan udang , tp biasanya tidak apa2 ) . yg saya kuatirkan cuma kalo ini adl gejala rubella.(soalnya adik saya mengalami bintik2 dan dikira alrergi udang , ternyata dia terkena rubella pada kehamilan 6 bulan . lalu kira2 9 bulan yl saya pernah cek rubella dan tokso dan igm nya (-) dgn Igg 52 ,sedangkan tokso tidak masalah .oh iya , sekarang saya sedang juga disuntik fraxiparine (pengencer darah ) tiap hari dgn dosis 0.3 ml , dan titer APTT hari ini (baru cek ) adl 33 . (saya nggak tau apa ada hubungan nya atau nggak ) . , mohon sharingnya kalo ada yg pernah mengalami spt ini . terima kasih banyak . YENNY HANDAYANI [EMAIL PROTECTED] Jakarta Indonesia - Do You Yahoo!? Yahoo! Tax Center - online filing with TurboTax YENNY HANDAYANI [EMAIL PROTECTED] Jakarta Indonesia - Do You Yahoo!? Yahoo! Tax Center - online filing with TurboTax Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik, http://www.indokado.com/ Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
RE: [balita-anda] mohon info
Apa khabar lid..?? Sdh punya momongan belum..?? -- From: Lidia Datu Parura Reply To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, May 24, 2002 8:35 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [balita-anda] mohon info Dear Netters, Saya mau minta tolong, mungkin ada diantara rekan-rekan balita-anda yang bisa jelasin tentang : - Anti CMV IgG/IgM - Anti HSV-1 IgG/IgM - Anti HSV-2 IgG/IgM - Chlamydia IgG/IgM Atas bantuannya, saya ucapkan banyak terima kasih BR Lidia Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik, http://www.indokado.com/ Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik, http://www.indokado.com/ Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Re: [balita-anda] Umur 8 bulan traveling
wieta aqilah wrote: Dear rekan netters, saya bingung nih.. mohon sharingnya... Minggu depan putri saya, Alya, memasuki usia 7 bln. Satu setengah bulan lagi kantor suami saya akan mengadakan rekreasi keluar kota selama kl 7 hari menggunakan bis pariwisata. Suami saya ingin kami ikut tapi saya kawatir Alya akan kecapekan, sakit, makannya tidak teratur shg asupan gizinya tidak terpenuhi, dan lain2. Adakah bapaks/ibus yg pernah punya pengalaman serupa? Apakah aman bagi Alya untuk ikut traveling tsb? Kalo aman, persiapan apa sajakah yg perlu diperhatikan? Misalkan.. bagaimana agar selama perjalanan tidurnya bisa nyaman, bagaimana menyiasati kebutuhan makannya agar asupan gizi tetap terpenuhi.. dll. yang sedang bingung, -wieta- Mbak Wiet, sharing pengalaman sedikit nih ya... Dulu, waktu anak saya 5 bulan, kami pernah pergi ke luar kota. Yaah, tidak berhari-hari sih. Cuma 18 jam saja. Tapi jalan darat+laut, dengan kondisi jalan yang, yaaahhh, kadang goyang juga sih Yang kami persiapkan adalah baju hangat, diapers, susu bubuk (kecuali kalau dia minta ASI), air panas dalam termos kecil, serta air minum 2-Tang Sporty kemasan 600 ml, serta beberapa set botol susu+dot. Juga tissue basah untuk bayi (mis.Baby-Mitoe). Untuk susu bubuk, dimasukkan ke dalam plastik-plastik bening seperti yang digunakan untuk membuat es mambo, masing-masing untuk takaran sekali pakai (sekitar 2-3 sendok takar), lalu ujung plastiknya (plastiknya khan panjang) disimpul sedemikian rupa sehingga kalau kita mau pakai, tinggal ditarik saja ujungnya sehingga simpulnya lepas terbuka. Lalu air minumnya tadi sengaja kami siapkan botol Sporty, sehingga kalau mau pakai tinggal memencet botolnya, tanpa takut tumpah seperti di botol air minum biasa. Kemudian, kami juga bawa kertas kardus tebal, digepengkan (mis. kardus bekas compo), sehingga datar dan bisa sebagai alas tidur yang lurus. Saya+istri memangku kardus, di atasnya kami bawa semacam kasur mini+bantal, dan di atasnya si kecil tidur dengan enaknya... Asik lho melihat si kecil 'ngulet' dengan enaknya (karena alasnya datar), sedangkan bapak-ibunya nggak bisa 'ngulet'... :-) Buat mbak Wiet, yang penting rileks saja mbak. Nikmati perjalanan, dan jangan turun/keluar dari bis kalau nggak perlu banget. Kalau si kecil masih minum ASI, mbak Wiet ngemil aja yang banyak. Pokoknya jangan sampe stress, karena kalau stress, gimana si kecil nanti ? Si kecil diajak ngobrol aja. Senyum, bercanda, dll. Kalo pegel, berikan dulu ke suami... :-) Jangan lupa bawa makanan bayi (yang praktis-praktis), serta obat-obatan ringan seperti Tempra, Hansaplast penghilang gatal, balsem telon, dll. Juga 'sesajen bayi', misalnya minyak telon, bedak baby, dll. Kalau ada semacam 'buku kesehatan' si kecil, bawa juga (sekedar berjaga-jaga, karena si kecil nggak bisa cerita.. :-) Mungkin itu dulu mbak. Semoga rekan netter lain bisa menambahkan. Mohon maaf kalau kepanjangan. Terima kasih. Semoga ada gunanya Salam, ( Bayu ) Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik, http://www.indokado.com/ Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Re: [balita-anda] Umur 8 bulan traveling
Si kecil diajak ngobrol aja. Senyum, bercanda, dll. Kalo pegel, berikan dulu ke suami... :-) Jangan lupa bawa makanan bayi (yang praktis-praktis), serta obat-obatan ringan seperti Tempra, Hansaplast penghilang gatal, balsem telon, dll. Juga 'sesajen bayi', misalnya minyak telon, bedak baby, dll. Kalau ada semacam 'buku kesehatan' si kecil, bawa juga (sekedar berjaga-jaga, karena si kecil nggak bisa cerita.. :-) Mungkin itu dulu mbak. Semoga rekan netter lain bisa menambahkan. Saya tambahkan sedikit sebaiknya sebelum hari H berkunjung dulu ke dokter langganan memastikan kesehatannya apakah sehat atau tidak dan minta beberapa resep dokter selain obat umum misalnya panas setelah dikasih sanmol/tempra masih panas, kita sudah sedia resepnya, juga untuk diare. Mohon maaf kalau kepanjangan. Terima kasih. Semoga ada gunanya Salam, ( Bayu ) Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik, http://www.indokado.com/ Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik, http://www.indokado.com/ Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
RE: [balita-anda] Fw: Fw: Mahalnya sebuah karir seorang Direktris
saya pernah membaca sebuah buku, mulai awalnya para wanita/ibu bekerja diluar rumah. buku ini menceritakan sejarah dimana para wanita mulai berbondong2 bekerja diluar rumah. sepertinya bagus juga buku tersebut, mungkin bisa menjadi bahan masukan buat kita. terutama buat ibu2. tapi saya lupa judul bukunya.besok deh saya emailin (bukunya dirumah). setahu saya dulu pernah juga yg menyinggung mengenai skala prioritas terhadap masalah ini. abinya Hafizh -Original Message- From: Rudy Christna [mailto:[EMAIL PROTECTED]] Sent: Monday, May 27, 2002 10:03 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: RE: [balita-anda] Fw: Fw: Mahalnya sebuah karir seorang Direktris -Original Message- From: Miladinne Inesza L [mailto:[EMAIL PROTECTED]] Sent: 27 Mei 2002 9:46 To: balita anda; [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [balita-anda] Fw: Fw: Mahalnya sebuah karir seorang Direktris - Original Message - From: Misty A. Maitimoe [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, May 27, 2002 8:43 AM Subject: RE: [balita-anda] Fw: Fw: Mahalnya sebuah karir seorang Direktris
Re: [balita-anda] Mengenai takaran
Mba Heni, kemarin waktu anak saya panas sama DSa-nya dikasih tempra, nach ukurannya 1.2 cc, padahal Faishal beratnya cuman 9 kgs (kurus banget nich, usianya 14 bln). Wach jadinya mana yang bener nich. Nur - Original Message - From: heni [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, May 24, 2002 4:57 PM Subject: Re: [balita-anda] Mengenai takaran Ibu, untuk Tempra, setahu saya (menurut DSA anak saya) ukurannya bukan berdasar usia, tetapi berat badan, bila berat badan 12 kg = 1,2 cc 10 Kg = 1 cc, 8 kg = 0,8 cc, karena jumlah obat yang dibutuhkan untuk diserap ke seluruh tubuh tergantung besar badannya, bukan usia. salam heni - Original Message - From: susana azriel [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, May 24, 2002 3:36 PM Subject: [balita-anda] Mengenai takaran Minta sharringnya, Untuk Tempra umur 11 bulan ukurannya berapa dan untuk obat flu anak saya kasih nipe itu takarannya berapa yach. Mamanya Indi Azriel - Do You Yahoo!? LAUNCH - Your Yahoo! Music Experience Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik, http://www.indokado.com/ Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik, http://www.indokado.com/ Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
RE: [balita-anda] mohon info
maaf salah kirim e-mail maksudnya mau japri -- From: Nenny Malisyah Herti Sent: Monday, May 27, 2002 10:15 AM To: '[EMAIL PROTECTED]' Subject: RE: [balita-anda] mohon info Apa khabar lid..?? Sdh punya momongan belum..?? -- From: Lidia Datu Parura Reply To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, May 24, 2002 8:35 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject:[balita-anda] mohon info Dear Netters, Saya mau minta tolong, mungkin ada diantara rekan-rekan balita-anda yang bisa jelasin tentang : - Anti CMV IgG/IgM - Anti HSV-1 IgG/IgM - Anti HSV-2 IgG/IgM - Chlamydia IgG/IgM Atas bantuannya, saya ucapkan banyak terima kasih BR Lidia Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik, http://www.indokado.com/ Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik, http://www.indokado.com/ Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Re: [balita-anda] Mengenai takaran
waduh!...aku baru tau lho..., kalau ternyata pemberian tempra berdasarkan berat badan bukan usianya, memang sih..waktu Ayra umur 14 bulan, dia demam dan aku kasih tempra 1.2 berdasarkan petunjuk pada obat tsb, namun ketika kami bawa ke dokter karena panasnya tidak turun juga. dokternya bilang kalau tempra 0.8 saja dan beliau tidak menjelaskan kenapa begitu, sayapun tidak menanyakan lebih lanjut. tapi biar gimana juga...makasih atas infonya.. Mayra = Mamanya Ayra --- heni [EMAIL PROTECTED] wrote: Ibu, untuk Tempra, setahu saya (menurut DSA anak saya) ukurannya bukan berdasar usia, tetapi berat badan, bila berat badan 12 kg = 1,2 cc 10 Kg = 1 cc, 8 kg = 0,8 cc, karena jumlah obat yang dibutuhkan untuk diserap ke seluruh tubuh tergantung besar badannya, bukan usia. salam heni - Original Message - From: susana azriel [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, May 24, 2002 3:36 PM Subject: [balita-anda] Mengenai takaran Minta sharringnya, Untuk Tempra umur 11 bulan ukurannya berapa dan untuk obat flu anak saya kasih nipe itu takarannya berapa yach. Mamanya Indi Azriel - Do You Yahoo!? LAUNCH - Your Yahoo! Music Experience Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik, http://www.indokado.com/ Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] __ Do You Yahoo!? Yahoo! - Official partner of 2002 FIFA World Cup http://fifaworldcup.yahoo.com Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik, http://www.indokado.com/ Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Re: [balita-anda] Fw: Fw: Mahalnya sebuah karir seorang Direktris
Wah, sudah ada yang gemes nih tentang ibu bekerja, hehehe. :-) Rekan-rekan, kalau di keluarga kami, kami sama-sama paham bahwa Suami bekerja adalah suatu KEWAJIBAN. Sedangkan isteri bekerja bukan kewajiban. Saya+isteri sudah sepakat, bahwa duit suami, ya duit isteri. Tapi duit isteri, bukan duit suami :-) Kalau boleh, saya ingin menitikberatkan sekali lagi bahwa KEWAJIBAN suami adalah bekerja mencari nafkah. Adapun isteri, boleh saja bekerja asal SEIZIN suami. Memang tidak sedikit cerita sukses bahwa walaupun kedua orangtua bekerja, anak-anak tidak masalah. Tetapi banyak juga cerita sedih terjadi, semisal cerita karir direktris ini. Isteri saya sendiri malah lebih memilih resign dari kantornya, supaya bisa terus dekat dengan si kecil. Dan terus terang, ini sangat-sangat saya dukung. Soal penghasilan, ya cukup tidak cukup segitu itulah gaji saya... Kewajiban saya toh untuk mencukupi ? Jadi sekali lagi, dudukkanlah masalah pada tempatnya. Lihat juga sikonnya. Buat saya pribadi, isteri saya tidak wajib mencari tambahan. Itu adalah KEWAJIBAN SAYA. Adapun untuk rekan-rekan sekalian, silakan saja disesuaikan dengan keadaan masing-masing. Intisari dari cerita sang direktris tadi adalah betapa si anak menjadi 'jauh' dari ibu kandungnya sendiri. Malah lebih dekat ke 'pengasuh'nya. Jadi, pelajarannya bagi kita, adalah bagaimana 'antisipasi' terhadap hal ini. Bagi saja, bukan antisipasinya yang penting. Justru kalau bisa kondisi yang mengarah ke situ bisa dihindari, bukankah lebih baik 'mencegah daripada mengobati' ? Anyway, sekali lagi, kondisi masing-masing berbeda-beda. Silakan disesuaikan sendiri-sendiri... Terima kasih. Semoga ada gunanya. Salam hangat, ( Bayu ) Miladinne Inesza L wrote: Seringkali pandangan masyarakat sangat tidak berpihak kepada kita sebagai ibu. Lucu ya, padahal kita yang merasakan beratnya mengandung 9 bulan, kita juga yang merasakan sakitnya melahirkan, kita juga cari uang untuk makan anak kita, dan kita juga yang berusaha sekeras mungkin untuk bisa menjaga dan merawat anak kita sebaik mungkin dan pada saat yang sama kita juga dituntut untuk perform di pekerjaan kita karena kalau kita nggak perform balik2 dampaknya ke keluarga juga, ya kan kalau gaji nggak naik2 juga dampaknya ke keluarga bukan? Tidak ada yang bisa merasakan betapa pedih dan sakitnya hati kita kalau di rumah anak kita sakit sementara kita sedang bekerja di kantor. Tidak ada juga yang bisa merasakan betapa kita harus 'tebal muka' untuk maksa cuti ke kantor kalau anak sakit padahal di kantor kerjaan lagi bertumpuk. Tidak ada juga yang bisa merasakan sedihnya kita melihat ekspresi wajah anak yang sedih atau marah waktu kita tinggal bekerja. Toh tidak banyak juga yang percaya kalau kita bilang bahwa kalau bisa memilih, kita akan pilih tinggal di rumah merawat anak daripada bekerja. Dan tetap kalau ada apa-apa sama anak, kita yang disalahkan. Jarang yang mengerti atau bahkan mau tahu bahwa kalau ada apa-apa sama anak, ibunyalah yang paling hancur dibuatnya.Lalu kalau sudah begitu, omongan yang paling sering terdengar adalah, Itulah susahnya jadi perempuan Hmmh, capek ya lihat kenyataan seperti ini Maaf nih jadi curhat, Mila. - Original Message - From: Misty A. Maitimoe [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, May 27, 2002 8:43 AM Subject: RE: [balita-anda] Fw: Fw: Mahalnya sebuah karir seorang Direktris Pendapat yang lebih realistis nh. Anak adalah tanggung jawab kedua orang tua, bukan cuma ibunya aja tokh M Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik, http://www.indokado.com/ Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
RE: [balita-anda] Mengenai takaran
Menurut DSA saya juga begitu, bukan berdasarkan usia tapi berdasarkan berat badan, demikian juga waktu anak saya berobat ke dokter spesialis kulit , pas mau tulis resep tanya berat badan anak terus dihitung- hitung berdasarkan berat badan tsb. salam ani -Original Message- From: Nur Salamah [SMTP:[EMAIL PROTECTED]] Sent: Monday, May 27, 2002 10:05 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject:Re: [balita-anda] Mengenai takaran Mba Heni, kemarin waktu anak saya panas sama DSa-nya dikasih tempra, nach ukurannya 1.2 cc, padahal Faishal beratnya cuman 9 kgs (kurus banget nich, usianya 14 bln). Wach jadinya mana yang bener nich. Nur - Original Message - From: heni [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, May 24, 2002 4:57 PM Subject: Re: [balita-anda] Mengenai takaran Ibu, untuk Tempra, setahu saya (menurut DSA anak saya) ukurannya bukan berdasar usia, tetapi berat badan, bila berat badan 12 kg = 1,2 cc 10 Kg = 1 cc, 8 kg = 0,8 cc, karena jumlah obat yang dibutuhkan untuk diserap ke seluruh tubuh tergantung besar badannya, bukan usia. salam heni - Original Message - From: susana azriel [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, May 24, 2002 3:36 PM Subject: [balita-anda] Mengenai takaran Minta sharringnya, Untuk Tempra umur 11 bulan ukurannya berapa dan untuk obat flu anak saya kasih nipe itu takarannya berapa yach. Mamanya Indi Azriel - Do You Yahoo!? LAUNCH - Your Yahoo! Music Experience Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik, http://www.indokado.com/ Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik, http://www.indokado.com/ Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik, http://www.indokado.com/ Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
RE: [balita-anda] Fw: Fw: Mahalnya sebuah karir seorang Direktris
Ibu-ibu dan bapak-bapak, Saya tidak ingin memperpanjang polemik soal ibu bekerja, tapi tergerak utk mengomentari 'curhat' dari Mbak Mila - mamanya Chandra dan lain-nya. Jangan sedih gitu dong Mbak, banyak kok yang senasib dan sepenanggungan... sebangsa dan setanah air. Cerita tentang direktris itu menurut saya terlalu di buat-buat. Didramatisir. Memang kejadian seperti itu sangat mungkin terjadi, saya tidak akan membahas keganjilan2 dalam cerita tsb. Menurut saya, semua keputusan dan alasan ibu bekerja diluar rumah adalah unik dalam arti tiap pasangan suami istri punya latar belakang dan pertimbangan2 spesifik yg berbeda-beda untuk tiap rumah tangga. Orang lain di luar keluarga hanya bisa menilai dari luar. Sejuta teori dapat saja dikeluarkan dan diselidiki tentang alasan ibu bekerja di luar rumah, tetapi hanya rumah tangga yang bersangkutan yang secara penuh dapat mengerti alasan ibu bekerja. Memang ada ibu yang bekerja bukan karena terpaksa, itupun harus dihargai. Pikir juga berapa banyak keluarga yang ibunya full time merawat anak di rumah, tapi anaknya terjerat narkoba, terlibat tawuran, dan kenakalan2 kriminal lainnya. Saya sendiri lihat bagaimana anak2 yang seringkali ditinggal ibunya melakukan penilitian keluar negeri/ sekolah lagi tetapi anak2nya sangat 'well educated'- baik budi pekerti. Ibunya pun tetap mencurahkan perhatiannnya bagi ilmu pengetahuan dan keluarga. Soal cukup tidak cukup saya kira bukan satu2nya alasan para ibu bekerja kok. Jarang sekali orang merasa cukup, karenanya manusia terus mencari-dan mencari. Nah Mbak Mila dan yang lain2 berbanggalah dan berbahagialah kita yang masih bisa berusaha mengurus keluarga dengan cara terbaik kita, dengan pengorbanan dan memohon pimpinanNya. Hanya DIA yang bisa memelihara anak kita dari bahaya apapun. Serahkan semua kepadaNya. Maut dan bencana tidak hanya datang kepada keluarga yang ibunya bekerja kok, kita sebagai orang beriman tentu yakin akan perlindunganNya. thanks, rossy -Original Message- From: Miladinne Inesza L [mailto:[EMAIL PROTECTED]] Sent: Monday, May 27, 2002 9:46 AM To: balita anda; [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [balita-anda] Fw: Fw: Mahalnya sebuah karir seorang Direktris Seringkali pandangan masyarakat sangat tidak berpihak kepada kita sebagai ibu. Lucu ya, padahal kita yang merasakan beratnya mengandung 9 bulan, kita juga yang merasakan sakitnya melahirkan, kita juga cari uang untuk makan anak kita, dan kita juga yang berusaha sekeras mungkin untuk bisa menjaga dan merawat anak kita sebaik mungkin dan pada saat yang sama kita juga dituntut untuk perform di pekerjaan kita karena kalau kita nggak perform balik2 dampaknya ke keluarga juga, ya kan kalau gaji nggak naik2 juga dampaknya ke keluarga bukan? Tidak ada yang bisa merasakan betapa pedih dan sakitnya hati kita kalau di rumah anak kita sakit sementara kita sedang bekerja di kantor. Tidak ada juga yang bisa merasakan betapa kita harus 'tebal muka' untuk maksa cuti ke kantor kalau anak sakit padahal di kantor kerjaan lagi bertumpuk. Tidak ada juga yang bisa merasakan sedihnya kita melihat ekspresi wajah anak yang sedih atau marah waktu kita tinggal bekerja. Toh tidak banyak juga yang percaya kalau kita bilang bahwa kalau bisa memilih, kita akan pilih tinggal di rumah merawat anak daripada bekerja. Dan tetap kalau ada apa-apa sama anak, kita yang disalahkan. Jarang yang mengerti atau bahkan mau tahu bahwa kalau ada apa-apa sama anak, ibunyalah yang paling hancur dibuatnya.Lalu kalau sudah begitu, omongan yang paling sering terdengar adalah, Itulah susahnya jadi perempuan Hmmh, capek ya lihat kenyataan seperti ini Maaf nih jadi curhat, Mila. - Original Message - From: Misty A. Maitimoe [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, May 27, 2002 8:43 AM Subject: RE: [balita-anda] Fw: Fw: Mahalnya sebuah karir seorang Direktris Pendapat yang lebih realistis nh. Anak adalah tanggung jawab kedua orang tua, bukan cuma ibunya aja tokh M Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik, http://www.indokado.com/ Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik, http://www.indokado.com/ Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Re: [balita-anda] OPINI : Mahalnya sebuah karir seorang Direktris
Dear Mbak Rossy, That's a wonderful opini. I' d love to hear that. Sedih memang, karena kita hanya berpegang kepada yang Diatas untuk turut menjaga titipannya. Tapi Saya yakin, Tuhan tidak buta dan pasti membantu kita para Ibu bekerja yang memiliki dasar alasan bukan karena EGOIS semata. Salam Hangat untuk semua. May God Bless us. - Erien Mama Diaz Regan - Original Message - From: Rosalie Helena [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, May 27, 2002 11:38 AM Subject: RE: [balita-anda] Fw: Fw: Mahalnya sebuah karir seorang Direktris Ibu-ibu dan bapak-bapak, Saya tidak ingin memperpanjang polemik soal ibu bekerja, tapi tergerak utk mengomentari 'curhat' dari Mbak Mila - mamanya Chandra dan lain-nya. Jangan sedih gitu dong Mbak, banyak kok yang senasib dan sepenanggungan... sebangsa dan setanah air. Cerita tentang direktris itu menurut saya terlalu di buat-buat. Didramatisir. Memang kejadian seperti itu sangat mungkin terjadi, saya tidak akan membahas keganjilan2 dalam cerita tsb. Menurut saya, semua keputusan dan alasan ibu bekerja diluar rumah adalah unik dalam arti tiap pasangan suami istri punya latar belakang dan pertimbangan2 spesifik yg berbeda-beda untuk tiap rumah tangga. Orang lain di luar keluarga hanya bisa menilai dari luar. Sejuta teori dapat saja dikeluarkan dan diselidiki tentang alasan ibu bekerja di luar rumah, tetapi hanya rumah tangga yang bersangkutan yang secara penuh dapat mengerti alasan ibu bekerja. Memang ada ibu yang bekerja bukan karena terpaksa, itupun harus dihargai. Pikir juga berapa banyak keluarga yang ibunya full time merawat anak di rumah, tapi anaknya terjerat narkoba, terlibat tawuran, dan kenakalan2 kriminal lainnya. Saya sendiri lihat bagaimana anak2 yang seringkali ditinggal ibunya melakukan penilitian keluar negeri/ sekolah lagi tetapi anak2nya sangat 'well educated'- baik budi pekerti. Ibunya pun tetap mencurahkan perhatiannnya bagi ilmu pengetahuan dan keluarga. Soal cukup tidak cukup saya kira bukan satu2nya alasan para ibu bekerja kok. Jarang sekali orang merasa cukup, karenanya manusia terus mencari-dan mencari. Nah Mbak Mila dan yang lain2 berbanggalah dan berbahagialah kita yang masih bisa berusaha mengurus keluarga dengan cara terbaik kita, dengan pengorbanan dan memohon pimpinanNya. Hanya DIA yang bisa memelihara anak kita dari bahaya apapun. Serahkan semua kepadaNya. Maut dan bencana tidak hanya datang kepada keluarga yang ibunya bekerja kok, kita sebagai orang beriman tentu yakin akan perlindunganNya. thanks, rossy -Original Message- From: Miladinne Inesza L [mailto:[EMAIL PROTECTED]] Sent: Monday, May 27, 2002 9:46 AM To: balita anda; [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [balita-anda] Fw: Fw: Mahalnya sebuah karir seorang Direktris Seringkali pandangan masyarakat sangat tidak berpihak kepada kita sebagai ibu. Lucu ya, padahal kita yang merasakan beratnya mengandung 9 bulan, kita juga yang merasakan sakitnya melahirkan, kita juga cari uang untuk makan anak kita, dan kita juga yang berusaha sekeras mungkin untuk bisa menjaga dan merawat anak kita sebaik mungkin dan pada saat yang sama kita juga dituntut untuk perform di pekerjaan kita karena kalau kita nggak perform balik2 dampaknya ke keluarga juga, ya kan kalau gaji nggak naik2 juga dampaknya ke keluarga bukan? Tidak ada yang bisa merasakan betapa pedih dan sakitnya hati kita kalau di rumah anak kita sakit sementara kita sedang bekerja di kantor. Tidak ada juga yang bisa merasakan betapa kita harus 'tebal muka' untuk maksa cuti ke kantor kalau anak sakit padahal di kantor kerjaan lagi bertumpuk. Tidak ada juga yang bisa merasakan sedihnya kita melihat ekspresi wajah anak yang sedih atau marah waktu kita tinggal bekerja. Toh tidak banyak juga yang percaya kalau kita bilang bahwa kalau bisa memilih, kita akan pilih tinggal di rumah merawat anak daripada bekerja. Dan tetap kalau ada apa-apa sama anak, kita yang disalahkan. Jarang yang mengerti atau bahkan mau tahu bahwa kalau ada apa-apa sama anak, ibunyalah yang paling hancur dibuatnya.Lalu kalau sudah begitu, omongan yang paling sering terdengar adalah, Itulah susahnya jadi perempuan Hmmh, capek ya lihat kenyataan seperti ini Maaf nih jadi curhat, Mila. - Original Message - From: Misty A. Maitimoe [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, May 27, 2002 8:43 AM Subject: RE: [balita-anda] Fw: Fw: Mahalnya sebuah karir seorang Direktris Pendapat yang lebih realistis nh. Anak adalah tanggung jawab kedua orang tua, bukan cuma ibunya aja tokh M Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik, http://www.indokado.com/ Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik, http://www.indokado.com/ Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Stop
[balita-anda] Sikat Gigi Pertama
Dear Netters, Sikat gigi pertama itu sebaiknya dilakukan pada saat gigi anak sudah berapa banyak ya? Gigi Chandra yang timbul baru ada 4, 2 atas 2 bawah dan sekarang sudah ada yang mau tumbuh lagi di kiri-kanan gigi barunya. Selama ini saya bersihkan gigi Chandra pakai kassa steril dan air hangat. Apakah saya sudah harus beralih ke sikat gigi? Mohon infonya. Thanks, Mila.
Re: [balita-anda] Kagetan dan Berenang
Ibu, anak saya dulu juga demikian. Setahu saya - menurut info DSA dan juga buku yang saya baca,ruangan didalam rahim kan sempit dan sunyi sehingga setiap gerakan bayi akan ada barriernya dan dia merasa aman / terlindungi. Tetapi begitu lahir / diluar lahir, dia bisa bergerak bebas tanpa ada batasan ruangan yang sempit, karena itu bayi sering kaget sendiri ( bahkan denger kentutnya sendiri bisa kaget dan nangis, anak saya dulu sering demikian ). Hal ini merupakan salah satu alasan untuk bedong bayi sementara waktu, agar bayi tidak sering kaget dan sejalan dengan waktu dia akan terbiasa dengan suara - suara yang ada diluar rahim. Pengalaman saya, aldo anak saya ) saya bedong full 2 mingguan, setelah itu saya sering buka dan ganti dengan meletakkan guling / bantal kecil di paha / kaki / tangannya, agar tiap kali dia kaget ada sedikit penahannya agar dia merasa aman dan dia tidak nangis. Tidur di siang hari saya usahakan tidak dikamar, melainkan di box atau di kasur didepan tv atau ruang keluarga, atau jika dikamar saya putarkan lagu/musik. Hal ini berdampak dia terbiasa dengan suara - suara disekitarnya dan boboknya tetap pulas tidak terganggu. Alhasil setiap kali diajak pergi ata u ada acara, seperti ketika dia diajak ke rumah eyangnya yang sedang ada hajatan, dia tetap bobok pulas walaupun ditempat rame dan dioper - oper gendongnya ( maklum keluarga besar ). Semoga bisa membantu ya. Best regards, Dhani - Original Message - From: Dewi Lubis [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, May 22, 2002 10:41 AM Subject: RE: [balita-anda] Kagetan dan Berenang Saya ibu dari seorang putri yg sdh berusia 1 thn. Semasa usia 3 bln anak saya juga mengalami hal yg sama dan itu terjadi karna lingkungan tmpt saya tinggal bener-bener sunyi jadinya anak saya terbiasa tdk mendengar suara yg berisik di saat dia tidur. Waktu itu banyak yg menyarankan agar anak saya dibiasakan utk mendengar suara-suara yg ada walaupun saat tidur. Mulanya susah sekali tapi lama kelamaan anak saya terbiasa juga malah saat ada keluarga saya yg pesta dia bisa tidur dgn nyenyak tanpa terganggu dgn suara berisik. Jadi mungkin pengalaman saya ini ada manfaatnya buat ibu. Bagaimana lingkungan di rumah apa suasanya tenang juga ya bu. regards, Mama Fadiah -Original Message- From: ferra kusumawati [SMTP:[EMAIL PROTECTED]] Sent: 22 May 2002 10:37 To: Balita-Anda (E-mail) Subject: [balita-anda] Kagetan dan Berenang Dear Parents, Putri saya berusia 6 bulan dan sangat kagetan. Dalam keadaan tidur sepulas apapun bisa terbangun begitu mendengar ada benda berbunyi (tas plastik, koran dibuka, bunyi bunyian yang ngga begitu keras). Saya mencoba mengatasinya dengan melatihnya tidur tengkurap. Hasilnya tidak begitu memuaskan, karena kadang-kadang Dia masih terbangun juga. Sekarang anak saya sedang Pilek. Makanya semakin susah tidur saja Dia. Terakhir DSA saya meyakinkan kalo anak saya baik baik saja dan tidak ada kelainan jantung bahkan beliau menyarankan untuk mengajari anak saya berenang, apakah diantara Parents ada yang mempunyai pengalaman seperti saya dan saya mohon untuk saran dan solusinya. Terimakasih. Warm Regards, Bunda Akfa Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik, http://www.indokado.com/ Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik, http://www.indokado.com/ Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik, http://www.indokado.com/ Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Re: [balita-anda] Fw: Fw: Mahalnya sebuah karir seorang Direktris
Saya setuju.. Martha .S PT. Duta Astakona Girinda Jl. Taman Gandaria A7 Kebayoran Lama Tel. 6221 72792201-02 Fax. 6221 72792203 Email. [EMAIL PROTECTED] Web. Http://www.dag.co.id - Original Message - From: Rosalie Helena [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, May 27, 2002 11:38 AM Subject: RE: [balita-anda] Fw: Fw: Mahalnya sebuah karir seorang Direktris Ibu-ibu dan bapak-bapak, Saya tidak ingin memperpanjang polemik soal ibu bekerja, tapi tergerak utk mengomentari 'curhat' dari Mbak Mila - mamanya Chandra dan lain-nya. Jangan sedih gitu dong Mbak, banyak kok yang senasib dan sepenanggungan... sebangsa dan setanah air. Cerita tentang direktris itu menurut saya terlalu di buat-buat. Didramatisir. Memang kejadian seperti itu sangat mungkin terjadi, saya tidak akan membahas keganjilan2 dalam cerita tsb. Menurut saya, semua keputusan dan alasan ibu bekerja diluar rumah adalah unik dalam arti tiap pasangan suami istri punya latar belakang dan pertimbangan2 spesifik yg berbeda-beda untuk tiap rumah tangga. Orang lain di luar keluarga hanya bisa menilai dari luar. Sejuta teori dapat saja dikeluarkan dan diselidiki tentang alasan ibu bekerja di luar rumah, tetapi hanya rumah tangga yang bersangkutan yang secara penuh dapat mengerti alasan ibu bekerja. Memang ada ibu yang bekerja bukan karena terpaksa, itupun harus dihargai. Pikir juga berapa banyak keluarga yang ibunya full time merawat anak di rumah, tapi anaknya terjerat narkoba, terlibat tawuran, dan kenakalan2 kriminal lainnya. Saya sendiri lihat bagaimana anak2 yang seringkali ditinggal ibunya melakukan penilitian keluar negeri/ sekolah lagi tetapi anak2nya sangat 'well educated'- baik budi pekerti. Ibunya pun tetap mencurahkan perhatiannnya bagi ilmu pengetahuan dan keluarga. Soal cukup tidak cukup saya kira bukan satu2nya alasan para ibu bekerja kok. Jarang sekali orang merasa cukup, karenanya manusia terus mencari-dan mencari. Nah Mbak Mila dan yang lain2 berbanggalah dan berbahagialah kita yang masih bisa berusaha mengurus keluarga dengan cara terbaik kita, dengan pengorbanan dan memohon pimpinanNya. Hanya DIA yang bisa memelihara anak kita dari bahaya apapun. Serahkan semua kepadaNya. Maut dan bencana tidak hanya datang kepada keluarga yang ibunya bekerja kok, kita sebagai orang beriman tentu yakin akan perlindunganNya. thanks, rossy -Original Message- From: Miladinne Inesza L [mailto:[EMAIL PROTECTED]] Sent: Monday, May 27, 2002 9:46 AM To: balita anda; [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [balita-anda] Fw: Fw: Mahalnya sebuah karir seorang Direktris Seringkali pandangan masyarakat sangat tidak berpihak kepada kita sebagai ibu. Lucu ya, padahal kita yang merasakan beratnya mengandung 9 bulan, kita juga yang merasakan sakitnya melahirkan, kita juga cari uang untuk makan anak kita, dan kita juga yang berusaha sekeras mungkin untuk bisa menjaga dan merawat anak kita sebaik mungkin dan pada saat yang sama kita juga dituntut untuk perform di pekerjaan kita karena kalau kita nggak perform balik2 dampaknya ke keluarga juga, ya kan kalau gaji nggak naik2 juga dampaknya ke keluarga bukan? Tidak ada yang bisa merasakan betapa pedih dan sakitnya hati kita kalau di rumah anak kita sakit sementara kita sedang bekerja di kantor. Tidak ada juga yang bisa merasakan betapa kita harus 'tebal muka' untuk maksa cuti ke kantor kalau anak sakit padahal di kantor kerjaan lagi bertumpuk. Tidak ada juga yang bisa merasakan sedihnya kita melihat ekspresi wajah anak yang sedih atau marah waktu kita tinggal bekerja. Toh tidak banyak juga yang percaya kalau kita bilang bahwa kalau bisa memilih, kita akan pilih tinggal di rumah merawat anak daripada bekerja. Dan tetap kalau ada apa-apa sama anak, kita yang disalahkan. Jarang yang mengerti atau bahkan mau tahu bahwa kalau ada apa-apa sama anak, ibunyalah yang paling hancur dibuatnya.Lalu kalau sudah begitu, omongan yang paling sering terdengar adalah, Itulah susahnya jadi perempuan Hmmh, capek ya lihat kenyataan seperti ini Maaf nih jadi curhat, Mila. - Original Message - From: Misty A. Maitimoe [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, May 27, 2002 8:43 AM Subject: RE: [balita-anda] Fw: Fw: Mahalnya sebuah karir seorang Direktris Pendapat yang lebih realistis nh. Anak adalah tanggung jawab kedua orang tua, bukan cuma ibunya aja tokh M Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik, http://www.indokado.com/ Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik, http://www.indokado.com/ Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik, http://www.indokado.com/ Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Stop
Re: [balita-anda] OPINI : Mahalnya sebuah karir seorang Direktris
dear netters... saya mendapat e-mail ini dai banyak mailist yangsaya ikuti, apa ini suatu kebetulan atau apa ya ? kok...pas bersamaan. ini sedikit sharing aja, karen asaya juga seorang ibu bekerja yang menghabiskan waktu hampir 10 jam sehari di kantor, dan sisanya untuk keluarga. seorang ibu bekerja pasti punya alasan-alasan yang berbeda, ada yang harusbekerja, aktualisasi diri atau pingin isi waktu aja, dan semua alasan ini benar menurut masing-masing. Sekarang tinggal bagaimana kita dapat menjadi bagian dari kehidupan keluarga kita. Pelukan, ciuman, kasih dan sapaan merupakan hal kecil yang jarang diperhatiakan oleh para orang tua yang putera-puterinya menginjak remaja.Kita pikir mereka sudah punya dunia sendiri. Jadi, buat para ibu bekerja renungkan kembali apakah bekerja merupakan sesuatu yang tepat yang harus ibu lakukan ? thanks a lot of salam hangat, mama Shiila Erien wrote: Dear Mbak Rossy, That's a wonderful opini. I' d love to hear that. Sedih memang, karena kita hanya berpegang kepada yang Diatas untuk turut menjaga titipannya. Tapi Saya yakin, Tuhan tidak buta dan pasti membantu kita para Ibu bekerja yang memiliki dasar alasan bukan karena EGOIS semata. Salam Hangat untuk semua. May God Bless us. - Erien Mama Diaz Regan - Original Message - From: Rosalie Helena [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, May 27, 2002 11:38 AM Subject: RE: [balita-anda] Fw: Fw: Mahalnya sebuah karir seorang Direktris Ibu-ibu dan bapak-bapak, Saya tidak ingin memperpanjang polemik soal ibu bekerja, tapi tergerak utk mengomentari 'curhat' dari Mbak Mila - mamanya Chandra dan lain-nya. Jangan sedih gitu dong Mbak, banyak kok yang senasib dan sepenanggungan... sebangsa dan setanah air. Cerita tentang direktris itu menurut saya terlalu di buat-buat. Didramatisir. Memang kejadian seperti itu sangat mungkin terjadi, saya tidak akan membahas keganjilan2 dalam cerita tsb. Menurut saya, semua keputusan dan alasan ibu bekerja diluar rumah adalah unik dalam arti tiap pasangan suami istri punya latar belakang dan pertimbangan2 spesifik yg berbeda-beda untuk tiap rumah tangga. Orang lain di luar keluarga hanya bisa menilai dari luar. Sejuta teori dapat saja dikeluarkan dan diselidiki tentang alasan ibu bekerja di luar rumah, tetapi hanya rumah tangga yang bersangkutan yang secara penuh dapat mengerti alasan ibu bekerja. Memang ada ibu yang bekerja bukan karena terpaksa, itupun harus dihargai. Pikir juga berapa banyak keluarga yang ibunya full time merawat anak di rumah, tapi anaknya terjerat narkoba, terlibat tawuran, dan kenakalan2 kriminal lainnya. Saya sendiri lihat bagaimana anak2 yang seringkali ditinggal ibunya melakukan penilitian keluar negeri/ sekolah lagi tetapi anak2nya sangat 'well educated'- baik budi pekerti. Ibunya pun tetap mencurahkan perhatiannnya bagi ilmu pengetahuan dan keluarga. Soal cukup tidak cukup saya kira bukan satu2nya alasan para ibu bekerja kok. Jarang sekali orang merasa cukup, karenanya manusia terus mencari-dan mencari. Nah Mbak Mila dan yang lain2 berbanggalah dan berbahagialah kita yang masih bisa berusaha mengurus keluarga dengan cara terbaik kita, dengan pengorbanan dan memohon pimpinanNya. Hanya DIA yang bisa memelihara anak kita dari bahaya apapun. Serahkan semua kepadaNya. Maut dan bencana tidak hanya datang kepada keluarga yang ibunya bekerja kok, kita sebagai orang beriman tentu yakin akan perlindunganNya. thanks, rossy -Original Message- From: Miladinne Inesza L [mailto:[EMAIL PROTECTED]] Sent: Monday, May 27, 2002 9:46 AM To: balita anda; [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [balita-anda] Fw: Fw: Mahalnya sebuah karir seorang Direktris Seringkali pandangan masyarakat sangat tidak berpihak kepada kita sebagai ibu. Lucu ya, padahal kita yang merasakan beratnya mengandung 9 bulan, kita juga yang merasakan sakitnya melahirkan, kita juga cari uang untuk makan anak kita, dan kita juga yang berusaha sekeras mungkin untuk bisa menjaga dan merawat anak kita sebaik mungkin dan pada saat yang sama kita juga dituntut untuk perform di pekerjaan kita karena kalau kita nggak perform balik2 dampaknya ke keluarga juga, ya kan kalau gaji nggak naik2 juga dampaknya ke keluarga bukan? Tidak ada yang bisa merasakan betapa pedih dan sakitnya hati kita kalau di rumah anak kita sakit sementara kita sedang bekerja di kantor. Tidak ada juga yang bisa merasakan betapa kita harus 'tebal muka' untuk maksa cuti ke kantor kalau anak sakit padahal di kantor kerjaan lagi bertumpuk. Tidak ada juga yang bisa merasakan sedihnya kita melihat ekspresi wajah anak yang sedih atau marah waktu kita tinggal bekerja. Toh tidak banyak juga yang percaya kalau kita bilang bahwa kalau bisa memilih, kita akan pilih tinggal di rumah merawat anak daripada bekerja. Dan tetap kalau ada apa-apa sama anak, kita yang