Re: [balita-anda] mengajar anak banyak bahasa
Pak Hendro, Dari pengalaman saya, memang kalau anak diajarkan beberapa bahasa sekaligus, akan sedikit banyak memperlambat anak untuk berbicara, karena kemungkinan anak akan bingung untuk mencari kata-kata yang tepat untuk mengungkapkannya. Menurut dokter anak saya, dan buku yang pernah saya baca, cara yang lebih tepat adalah membedakan penggunaan bahasa, misal kepada Ibu menggunakan bahasa inggris, kepada Ayah menggunakan bahasa indonesia, kepada Tante menggunakan bahasa Perancis. Cara ini terbukti jauh lebih mempermudah anak untuk mengerti dan memilah bahasa. Biasanya anak yang mempunyai salah satu orangtua lain bangsa, tidak mempunyai masalah keterlambatan bicara ini, karena dari lahir dia sudah mengerti bahwa si Ibu dan ayah berbicara berbeda, sehingga responnya juga akan berbeda. Dari teman saya yang mengajar bahasa German untuk anak-anak, dia mengatakan untuk anak dibawah 3 tahun, sebaiknya dikenalkan 2 bahasa, setelah itu bisa dikenalkan bahasa sebanyak kita mau, supaya tidak terlalu membingungkan, dan kepandaian anak untuk menyerap bahasa akan mulai berkurang pada umur 7 tahun, sekian, semoga bermanfaat. Saya mau tanya, apa benar anak kecil bila langsung diajar banyak bahasa (misalnya: Prancis, Inggris Indonesia), maka kemampuannya untuk mulai berbicara menjadi agak lambat? Kunjungi: http://www.balita-anda.indoglobal.com "Untuk mereka yang mendambakan anak balitanya tumbuh sehat cerdas" Etika berinternet, kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Berhenti berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] EMERGENCY ONLY! Jika kesulitan unsubscribe, email: [EMAIL PROTECTED] Panduan Menulis Email yang Efektif http://hhh.indoglobal.com/email/ http://pencarian-informasi.or.id/ - Solusi Pencarian Informasi di Internet
[balita-anda] Cervical Polyp
Ada sedikit pengalaman saya mengenai polyp ini, dari general check-up 6 bulan lalu, hasil pap smear saya baik-baik, tetapi dokter mengatakan ada polyp, yang tidak berbahaya, tetapi dianjurkan untuk diambil. Tetapi karena banyak hal kesibukan saya, saya belum sempat untuk melakukannya. Jadi saya tidak bisa bercerita banyak tentang prosedurnya, tetapi dokter mengatakan itu prosedur yang cukup simple, sekitar 30-45 menit. Ini saya lampirkan artikel ttg Cervical Polyp. semoga bermanfaat. Definition: Projectile growths originating from the mucosal surface of the cervix or endocervical canal. These small, fragile growths hang from a stalk and protrude through the cervical opening (the os). Causes, incidence, and risk factors: The cause of cervical polyps is not completely understood, but they are frequently the result of infection. They may be associated with chronic inflammation, an abnormal local response to increased levels of estrogen, or local congestion of cervical blood vessels. Cervical polyps are relatively common, especially in women over 20 years who have had children. Only a single polyp is present in most cases but somettimes two or three are found. They are rare before menarche (onset of menstrual periods). Treatment: Removal is typically done as a simple, outpatient procedure. Gentle twisting of a cervical polyp is frequently enough to remove it, however, normally one is removed by tying a surgical ligature around the base and cutting it off. Removal of the base is done by electrocautery or laser vaporization. Because many polyps are infected, an antibiotic may be administered after the removal, either prophylactically or with any early signs of infection. Although most cervical polyps are benign, the excised tissue should be sent to a pathologist for microscopic examination. Expectations (prognosis): Typically, polyps are benign and easily removed. Regrowth of polyps is uncommon. Complications: Some cervical cancers may first appear as a polyp. Infections may occur after removal. Calling your health care provider: Call for an appointment with your health care provider if you are a woman, 20 years old or older, and have had no prior pelvic examination and Pap smear. Call for an appointment with your health care provider if you have not obtained a Pap smear at recommended intervals of every year initially. for women up to age 35 or 40: every 2 to 3 years after having 3 negative, consecutive annual Pap smear tests and a single sexual partner or no sexual partner. every year for women over 35 or 40. every year for women who have had multiple sexual partners. every year for women who are taking oral contraceptives (birth control pills). every 6 months for women who have a history of HPV (genital warts). the frequency recommended after an abnormal Pap smear. Kunjungi: http://www.balita-anda.indoglobal.com "Untuk mereka yang mendambakan anak balitanya tumbuh sehat cerdas" Etika berinternet, kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Berhenti berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] EMERGENCY ONLY! Jika kesulitan unsubscribe, kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] http://pencarian-informasi.or.id/ - Solusi Pencarian Informasi di Internet Panduan Menulis Email yang Efektif http://hhh.indoglobal.com/email/
[balita-anda] cervival polyp (2)
Cervical Polyp During Pregnancy Bryan S. Jick, M.D., I am 6 weeks pregnant and have been experiencing some bleeding (very light and brown for the most part). I went to the emergency room for fears that I was miscarrying. I was told that I was not. The doctor said that it appeared the source of my bleeding was what looked to be a polyp about 1.5 inches in my vagina. When he touch it with a swab it bled easily. I can't seem to find anything on this type of polyb. I never had any problems before I got pregnant from spotting. He told me there was no reason for alarm. What do you think? Answer: I have seen this many times. A cervical polyp is a common condition, and is seen unrelated to pregnancy. The polyp is a fleshy growth attached to the lining of the cervix. It bleeds easily, can grow bigger if left alone, and can be removed by a simple procedure (if you know what you're doing). If I see a polyp in an early pregnant patient, I usually remove it, and put lots of pressure against the cervix with large cotton balls (called "pom-poms!"), until all the bleeding stops. Then I advise pelvic rest (no sex, lifting, exercise) for 1-2 weeks. Polyps rarely come back, and there should be no impact on the rest of the pregnancy. You were right to consult with a physician on this and I suggest that you continue to speak with your physician if you have any questions or concerns. Kunjungi: http://www.balita-anda.indoglobal.com "Untuk mereka yang mendambakan anak balitanya tumbuh sehat cerdas" Etika berinternet, kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Berhenti berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] EMERGENCY ONLY! Jika kesulitan unsubscribe, kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] http://pencarian-informasi.or.id/ - Solusi Pencarian Informasi di Internet Panduan Menulis Email yang Efektif http://hhh.indoglobal.com/email/
Re: [balita-anda] Perkembangan bayi prematur
Berbagi pengalaman tentang bayi premature, anak saya juga lahir premature 30 minggu dengan berat 1,7, tanpa ada masalah apa-apa mengenai kesehatan, hanya saja memerlukan waktu untuk mengejar ketinggalan. Dokter anak saya selalu memakai tanggal dia 'seharusnya' lahir untuk mengukur perkembangannya. Memang pada 2 tahun pertama perkembangan bayi premature sedikit lebih lambat dari bayi lahir normal pada waktunya, tetapi setelah 2 tahun, sudah bisa dianggap sama, baik fisik maupun kemampuan-kemampuan lainnya. Anak saya sekarang sehat, pandai, lincah (baca: tidak bisa diam), dan sama sekali tidak kurang dengan perkembangan anak2 lainnya. Jangan terlalu kuatir tentang saat-saat kapan mulai duduk, berdiri, jalan dan sebagainya, karena setiap bayi memang berbeda, terutama untuk bayi premature, yang dari awal harus melakukan banyak hal untuk mengejar ketinggalan. Sedikit saran saya untuk Ibu agar banyak membaca mengenai bayi premature, sehingga Ibu semakin dapat memahami dan mengerti, dan dapat memberikan stimulasi yang tepat. semoga bermanfaat. Kunjungi: http://www.balita-anda.indoglobal.com "Untuk mereka yang mendambakan anak balitanya tumbuh sehat cerdas" Berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Berhenti berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] EMERGENCY ONLY! Jika kesulitan unsubscribe, kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] http://pencarian-informasi.or.id/ - Solusi Pencarian Informasi di Internet
Re: [balita-anda] handprint keepsake
I [EMAIL PROTECTED] writes: Clay itu bisa didapat di toko mana aja selain toko-toko craft dan bentuknya seperti apa. Bentuk clay, sudah barang jadi, bentuk kotak/batangan, tinggal membentuk seperti apa yang diinginkan. Plaster berupa bubuk putih seperti semen, tinggal ditambah air, mungkin ada di toko bahan bangunan (?). Bahan ini sangat cocok untuk project ini. Homemade clay, yang tanpa di-bake lebih simple dan mudah, sedangkan dengan di-bake, clay akan sedikit mengembang, dan cukup lama juga waktu yang dibutuhkan untuk benar2 menjadi keras. Kunjungi: http://www.balita-anda.indoglobal.com "Untuk mereka yang mendambakan anak balitanya tumbuh sehat cerdas" Berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Berhenti berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Saran/ kritik/pertanyaan mengenai milis, email ke: [EMAIL PROTECTED] http://pencarian-informasi.or.id/ - Solusi Pencarian Informasi di Internet
Re: [balita-anda] ASI dan Microwave
[EMAIL PROTECTED] writes: Apakah ASI dapat dipanaskan dengan Microwave dan apakah ada efek sampingnya? ASI/susu formula sebaiknya tidak dipanaskan dengan microwave, karena panasnya tidak merata, sehingga dari luar botol susu tidak terasa panas, tetapi ketika diminumkan bisa terlalu panas untuk mulut bayi. (meskipun sudah dikocok). Kunjungi: http://www.balita-anda.indoglobal.com -- "Untuk mereka yang mendambakan anak balitanya tumbuh sehat cerdas" Berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Berhenti berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] http://pencarian-informasi.or.id/ - Solusi Pencarian Informasi di Internet
[balita-anda] Re: temper tantrum
Saya juga pernah mengalami masa anak saya suka berulah seperti itu, dari pengalaman saya, saya selalu berusaha untuk konsisten, kalo memang boleh, dari awal sudah boleh, tidak perlu sampai si anak minta beberapa kali yang akhirnya membuat dia merengek, dan kalau memang tidak boleh, tetap tidak boleh meskipun dia merengek dan menjerit, atau bahkan mencoba bergulung-gulung...:-) Seringkali anak bikin temper tantrum pada saat orangtua sibuk atau di tempat umum, dengan harapan untuk permintaannya dikabulkan (ini kalau manipulative tantrum, bukan karena anak lelah/lapar dsb), tapi jangan gara-gara malu atau sungkan pada orang lain di sekitar atau takut dikira orangtua yang kurang bisa mendidik anaknya, lantas permintaan akhirnya dituruti (asal supaya si anak berhenti berulah), ini benar-benar akan dibuat senjata bagi si anak. Kalau saya, selalu berusaha beranggapan semua yang lagi ngeliatin tsb orang asing, belum tentu seumur hidup ketemu lagi :-), jadi kalau memang akhirnya permintaan tidak dituruti, dan si anak bikin tantrum, kita kalem-kalem aja, gendong si anak, keluar dari toko/antrian dan pergi ketempat yang agak sepi, untuk memberi waktu si anak untuk kembali terkontrol emosinya, dan kemudian kembali pada kegiatan/rencana semula. Kalau pergi ke toko, juga saya bawakan mainan kecil2/makanan kecil dari rumah untuk di kereta dorong supaya dia tidak terlalu bosan. Juga saya terapkan, yang saya rasa cukup manjur, yaitu "choose your own war", saya dapat dari salah satu bacaan (tetapi lupa siapa yang mengarang), kita yang pilih mana yang benar-benar layak untuk diperdebatkan, sehingga kalau tidak begitu prinsipil atau yang nantinya membuat kebiasaan yang kurang baik, ya saya lebih mengalah. Rasanya kalau kita terlalu sering menolak, melarang, sepertinya anak akan lebih sering membuat ulah tantrum tersebut. Saya berusaha mengalihkan kata "tidak boleh" dan "jangan ini jangan itu" ke kata yang lebih positif, misal "boleh ambil jelly snack nanti setelah makan" (pengganti"tidak boleh makan jelly sekarang"), dsb. Yang melegakan, masa-masa ini berakhir dengan sendirinya. :-) semoga bermanfaat. Kunjungi: http://www.balita-anda.indoglobal.com -- "Untuk mereka yang mendambakan anak balitanya tumbuh sehat cerdas" Berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Berhenti berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] http://pencarian-informasi.or.id/ - Solusi Pencarian Informasi di Internet
[balita-anda] Night light - from BBC
Night light 'damages children's eyes' Children should sleep in the dark Children who sleep with a light on during the night could be ruining their eyesight, scientists have warned. US scientists have found that children who sleep with a light on are significantly more likely than children who sleep in the dark to grow up short-sighted and having to wear glasses. BBC Health Correspondent James Westhead: "Children's eyesight is getting worse" In the trials, children under the age of two who slept with a light on were five times more likely to be short-sighted than those who slept in the dark. Toddlers who slept with a "night-light" were three times more likely to be short-sighted. Short-sightedness, or myopia, is the inability to focus on distant objects. It is thought to be a risk factor for blindness in later life. It is caused by excessive growth of the eyeball, which grows particularly quickly before the age of two. Scientists believe light at night may stimulate the eyeball to grow. The US team questioned the parents of 479 children about whether their sons and daughters, before the age of two, slept with room lighting, a night-light or in darkness. The children were aged between two and 16 at the time of the study, with an average age of eight. The researchers found that 10% of children who slept in the dark were short-sighted, but for those who slept with a night-light the number who were short-sighted was 34%, and, for those who slept with a room light on, the figure was 55%. Risk factor Professor Richard Stone, from the Scheie Eye Institute at Pennsylvania University in Philadelphia, is part of the research team. Professor Richard Stone explains the team's work He said: "Our findings suggest that the absence of a nightly period of full darkness in early childhood may be an important risk factor in the future development of near-sightedness. "It would seem advisable for infants and young children to sleep at night without artificial lighting in the bedroom until further research can evaluate all the implications of our results." The researchers, who reported their results in the journal Nature, said their findings might explain why short-sightedness has become more common over the last 200 years. Ten per cent of children now need to wear glasses. Early findings But Professor Stone told BBC Radio 4's Today programme it would be premature to say that light actually made children short-sighted. BBC Radio 5's Science Specialist Matt McGrath offers his view of the study "The study shows an association and is the first effort to tackle the problem. But the association is very strong, even if it does not establish a cause and effect." Many researchers believe that an increase in close-up work, such as reading and writing, may be to blame. But the authors of the new study speculate that greater ambient night-time levels associated with urban living might contribute to the growing rate of short-sightedness in developing countries. Previous research on chicks has shown that the relative proportions of light and dark during the 24-hour day greatly affects eye growth and focusing development. Parents 'should not worry' Gill Adams, consultant ophthalmic surgeon at Moorfields Eye Hospital in London, urged parents not to worry about night-lights. Gill Adams says light could be a factor in eye development She said: "The most important factor in a child later becoming short-sighted is whether or not the parents are short-sighted. "Environmental factors may play an additional role." Laura Galbraith, head of child clinical psychology at Fife Primary Care Trust, Scotland, based at Stratheden Hospital, said: "Ideally children should learn to cope with the dark, because, after all, darkness is part of life, and it will help them sleep better. "We advise parents not to turn
Re: [balita-anda] SEPSIS
dari buku american medical association home encyclopedia, SEPSIS Infection of a wound or body tissues with bacteria that leads to the formation of pus (see: suppuration) or to multiplication of the bacteria in the blood. If the blood becomes infected with bacteria that the immune system can eradicate entirely or prevent from multiplying excessively, the condition is known as bacteremia. However, if bacteria that form toxins are present in the blood in large numbers and are multiplying rapidly, the condition (as a result of toxemia and bacteremia) is called septicemia (blood poisoning). kalau mbak Riefna bisa menjelaskan lebih lanjut apa/keterangan apa yang diperlukan,mungkin bisa saya lihatkan ke bagian lain. semoga bermanfaat. Untuk melihat diskusi milis ini sebelumnya, klik: http://www.mail-archive.com/balita-anda%40indoglobal.com/ -- "Untuk mereka yang mendambakan anak balitanya tumbuh sehat cerdas" Berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Berhenti berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] http://pencarian-informasi.or.id/ - Solusi Pencarian Informasi di Internet
Re: [balita-anda] SEPSIS
mbak riefna, coba lihat di: www.healthsquare.com/ndfiles/nd0632.htm dan sepsis in children: http://enw.org/research_septickid.htm Untuk melihat diskusi milis ini sebelumnya, klik: http://www.mail-archive.com/balita-anda%40indoglobal.com/ -- "Untuk mereka yang mendambakan anak balitanya tumbuh sehat cerdas" Berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Berhenti berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] http://pencarian-informasi.or.id/ - Solusi Pencarian Informasi di Internet
[balita-anda] Re: SEPSIS dan mohon doa
mbak Riefna, ini saya ambil dari websites mengenai sepsis saya sendiri baru dengar tentang penyakit ini pertama kali ini, dan dari beberapa artikel yang sekilas saya baca, sepsis banyak terjadi pada bayi premature (karena daya tahan tubuh yang minim) dan pada bayi yang ibunya mendapatkan epidural (suntikan untuk membantu mengurangi rasa sakit) pada saat melahirkan teriring doa saya yang mendalam untuk kesembuhan F M Azzianto dan kekuatan untuk kedua orangtuanya. C O N T E N T S Alternative names Definition Causes, incidence, and risk factors Prevention Symptoms Signs and tests Treatment Expectations (prognosis) Complications Calling your health care provider home resources medical reference library Disease Sepsis Alternative names: gram-positive bacteremia; gram-negative bacteremia Definition: A serious infection caused by bacteria that has entered a wound or body tissue that leads to the formation of pus, or to the spread of the bacteria in the blood Causes, incidence, and risk factors: Sepsis is a result of a bacterial infection that can originate anywhere in the body. Common sites are the genitourinary tract, the liver or biliary (liver secretion) tract, the gastrointestinal tract, and the lungs. Less common sites are intravenous lines, surgical wounds, surgical drains, and sites of skin breakdown known as decubitus ulcers or bedsores. The infection is usually confirmed by a positive blood culture. The infection can lead to shock, called septic shock. Low blood pressure and a change in mental status may be early-warning signs of shock. There has recently been an increase in the occurance of sepsis caused by organisms that are resistant to most standard antibiotics. Sepsis can be a life-threatening situation, especially in people with a weakened immune systems. The risk factors associated with sepsis include: recent bacterial pneumonia meningitis a urinary tract infection that does not respond to antibiotics osteomyelitis bacterial peritonitis a recent dental procedure a recent endoscopy procedure a recent cardiovascular procedure an indwelling urinary catheter a recent major surgery cellulitis a recent therapy with antibiotics People whose immune systems are suppressed by therapies or by certain diseases are at higher risk for sepsis. The incidence is 2 out of 10,000 people. Prevention: Many cases are not preventable. Awareness of risk may allow earlier detection. Symptoms: fever body temperature may be normal or low hyperventilation chills shaking warm skin skin rash rapid heart beat (tachycardia) confusion or delirium decreased urine output Additional symptoms that may be associated with this disease: red skin spots joint pain hallucinations hypotonia Signs and tests: white blood cell count that is low or high blood culture that is positive for bacteria blood gases that reveal acidosis urine pH that may be low This disease may also alter the results of the following tests: RBC indices peripheral smear fibrin degradation products cholesterol test blood differential Treatment: Hospitalization is necessary to achieve treatment goals. Intravenous antibiotic therapy should be initiated as soon as the diagnosis is suspected. The therapy is not delayed while determining the causative organism. Sometimes more than one type of antibiotic is given while results of the blood cultures are pending. Antibiotics can then be changed when the
[balita-anda] Membiasakan anak untuk berpikir.
by Edwin Kiester, Jr. and Sally Valente Kiester. Bagaimana kita membiasakan anak untuk berpikir secara kritis? 1. Analisa cara berpikir anda sendiri. Keseluruhan proses pengajaran anak untuk berpikir secara kritis, diawali dengan cara berpikir anda sendiri. Anak yang pandai tidak berarti pasti pemikir yang baik. Kenyataannya, bisa saja anak yang pandai bukan pemikir yang baik, karena mereka terbiasa memberikan jawaban dengan cepat, sedangkan anak yang lebih lambat memberikan jawaban -atau bahkan pelamun-seringkali memberikan pemikiran yang lebih mendalam. 2. Mulai sejak dini. Perumpamaan atau pertanyaan2 yang diawali dengan "seandainya", memberikan kemungkinan yang tidak terbatas untuk respon, tidak ada benar atau salah. Bersamaan dengan membacakan buku kepada anak, timpali banyak pertanyaan, sehingga anak akan terbiasa untuk berpikir. 3. Beri anak situasi untuk mereka berpikir. Ajak anak ke museum, membaca bersama, atau melihat televisi bersama, dan kemudian memberikan pertanyaan mengenai apa yang baru dilihat dan didengar. Jangan kesempatan pergi ke museum hanya untuk mengamati /mengagumi apa yang ada, lontarkan pertanyaan "Bagaimana seandainya dinosaurus kembali ada di bumi lagi?" 4. Sertakan seluruh keluarga. Kebiasaan berpikir yang baik paling tepat diawali dari seluruh keluarga. Beri anak-anak kesempatan untuk mendengarkan dan menghargai pendapat orang lain. Anak-anak mempunyai kecenderungan untuk tidak sabar dan tidak mendengarkan, sehingga kebiasaan untuk mendengarkan ini dapat membuka pandangan mereka, bahwa orang lain dapat mempunyai pendapat yang berbeda, dan pedapat yang mereka miliki tidak selalu benar. 5. Berusaha ber-empathy Ajarkan anak untuk berpikir bagaimana perasaan orang lain, berimajinasi untuk menempatkan diri pada situasi orang lain. 6. Sertakan humor Tidak ada cara yang lebih manjur dalam mengajar anak-anak selain disisipkan humor. Juga lontarkan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat 'aneh', seperti: "Bagaimana seandainya semua mobil berwarna kuning?", coba untuk melihat segi positif dan negatif dari situasi tersebut, misal dengan jawaban "Lebih mudah untuk mengecatnya (+) dan lebih susah untuk menemukan mobil kita masing-masing( - ). 7. Buatlah jurnal. Beri dorongan anak untuk membuat jurnal, baik dalam tulisan, maupun dalam gambar ketika anak masih belum bisa menuangkannya dalam tulisan/kata-kata. Proses ini adalah proses berpikir, yang dapat berguna sekali pada masa depannya. Untuk melihat diskusi milis ini sebelumnya, klik: http://www.mail-archive.com/balita-anda%40indoglobal.com/ -- "Untuk mereka yang mendambakan anak balitanya tumbuh sehat cerdas" Berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Berhenti berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] http://pencarian-informasi.or.id/ - Solusi Pencarian Informasi di Internet
Re: [balita-anda] minum susu malam hari
mbak eni, Untuk anak usia 16 bulan, pada umumnya sudah tidur semalam suntuk, ya. Pada kasus ini, kemungkinan besar hanya kebiasaan saja. Dari segi kesehatan, yang jelas, ngga baik untuk gigi, bisa keropos. Kalau dilihat dari segi nutrisi, anak seusia anak mbak, sudah bisa mendapatkan seluruh nutrisi yang dibutuhkan selama pagi siang hingga malam, tidak usah sewaktu tidur. Kebiasaan ini cuman comfort aja buat si anak, sama sekali tidak ada hubungan dengan nutrisi yang dibutuhkan, jadi mbak sendiri yang harus sedikit "tega", ya. Memang pasti nangis dalam hari2 pertama, tapi mungkin setelah hari ke-3 sudah jauh berbeda. semoga bermanfaat. Untuk melihat diskusi milis ini sebelumnya, klik: http://www.mail-archive.com/balita-anda%40indoglobal.com/ -- "Untuk mereka yang mendambakan anak balitanya tumbuh sehat cerdas" Berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Berhenti berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] http://pencarian-informasi.or.id/ - Solusi Pencarian Informasi di Internet
[balita-anda] Glenn Doman's book
Karena banyak peminat ringkasan buku ini, kalau tidak keberatan bagaimana kalau ringkasan itu diemail saja ke balita-anda ini. awalnya dari diskusi di balita anda soal buku beberapa waktu lalu, saya sempatkan untuk meminjam beberapa buku di library, dan karena menurut saya cukup bagus, saya coba untuk ringkas dan dikirim ke balita-anda. Karena file tsb cukup besar, dan seingat saya dalam milis ini tidak bisa menggunakan file attachment, (tidak tau saya baca dimana dan kapan, tapi seingat saya begitu), sehingga saya sarankan lewat japri saja. Seandainya saya tau dari awal kalau ternyata bisa, tentunya saya kirim di balita-anda, tidak usah ada extra kerjaan buat saya, (bukannya tidak ingin berbagi langsung), dan membuat banyak ribut. Note: saya mendapat beberapa e-mail yang mengatakan file yang sampai hanya satu setengah halaman sampai pada bagian The manner of teaching, itu berarti tidak lengkap. Seharusnya sampai pada bagian TESTING. Untuk melihat diskusi milis ini sebelumnya, klik: http://www.mail-archive.com/balita-anda%40indoglobal.com/ -- "Untuk mereka yang mendambakan anak balitanya tumbuh sehat cerdas" Berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Berhenti berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] http://pencarian-informasi.or.id/ - Solusi Pencarian Informasi di Internet
[balita-anda] Toddler Tantrum
Article from ParentTime TERRIBLE TODDLER TANTRUM Question My 18-month-old son throws terrible temper tantrums. When he doesn't want to do something, he often throws himself on the floor and kicks his arms and legs. I'm a stay-at-home mom and I'm worried that I've given in to him too often. It's easier to give him what he wants when he's doing this. But now I can barely bring myself to take him out in public because he throws tantrums so often. What can I do? Answer: Most toddlers throw temper tantrums. Its a typical stage of child development. To understand why your toddler throws a fit, put yourself in his place. A toddler has an intense desire to do and say things, but his mental and motor skills have developed more quickly than his ability to communicate. Because he doesnt yet have the verbal skills to express his frustration, he does so by throwing tantrums. It's important to know that tantrums often come in two flavors: manipulative tantrums and frustration tantrums. If you feel that your child is using tantrums to blackmail you into doing things his way, give him verbal cues and use body language that says you dont do tantrums. Make a face, for example. Be aware that toddlers know how to push their parents buttons. You send a clear message when you ignore his fits or walk away. This teaches him that tantrums are not acceptable. This is part of toddler discipline. Frustration tantrums, on the other hand, require empathy. Take these emotional outbursts as an opportunity to bond with your child. Offer a helping hand, a comforting "its okay." Help him out when he feels frustrated about being unable to accomplish a task. This way you establish your authority as you build your child's trust. Direct his efforts toward a more manageable part of a task. For example, if he throws one of the common "Ill do it myself" fits about putting on his sock, slip it halfway onto the foot; then he can pull it on the rest of the way. Sit down with him at eye level and caringly say, "Tell mommy what you want." That encourages him to use words or body language to communicate his feelings and needs so that he doesnt have to act them out in displays of anger. More strategies to try: Identify the trigger. Tantrums usually occur at the worse time for parents: when they are on the phone, at the supermarket or busy in some other way. Think about it. The very circumstances that make a tantrum inconvenient for you are what set your toddler up for an outburst. If you lie, keep a tantrum diary, noting what incites your child. Is he bored, tired, sick, hungry or overstimulated? Watch for pre-tantrum signs. If you notice that a few moments before the flare-up that your baby is tends to whine or grumble, intervene before the little volcano erupts. Dont take tantrums personally. You are neither responsible for his behavior nor for stopping them. Your baby's behavior is not a reflection on your parenting ability. Tantrums are common when a child starts to lumber toward independence. Stay cool. Temper tantrums in public places are embarrassing, often making it difficult to consider a childs feelings. Your first thought is more likely to be "what will people think of me as a parent?" If you feel trapped and embarrassed when your child is throwing a fit in a supermarket, don't lash out. He is already out of control and needs you to stay in control. Just calmly carry him (even if he's kicking and screaming) to a private place, like the bathroom or your car, where he can blow off steam, after which you can quietly settle him down. Plan ahead. To expect a curious toddler to be the model of obedience in a supermarket when he is tired and hungry is an unrealistic expectation. Shop when you both are rested and fed, and let him be your helper from the safety of his belted shopping-cart seat. The morning is usually the best time for toddler behavior; in the afternoon hes more likely to be tired and hungry. Occasionally, a very strong-willed child will lose control of himself during a tantrum. It often helps to simply hold him firmly, but lovingly, and say, "Youre angry and you have lost control. Im holding you because I love you. You may find that after a minute or more of struggle, he melts in your arms, as if to thank you for rescuing him from himself. To help parents gain perspective on the tantrum stage, we've divided toddler fits into "biggies" and "smallies." Staying in the car seat is a biggie. It is non-negotiable, and all the theatrics in the world will not free the safely contained protester. But whether he should wear a red shirt rather than a blue one is a smallie. A clothing mismatch isnt worth a fight. In general, dont ignore a frustration tantrum. Turning away from any of his behavioral problems deprives your child of a valuable support resource, while you lose the chance to improve your rapport with your child. Once your toddler
[balita-anda] How to teach your baby to read
Saya sempat pinjam buku karangan Glenn Doman ini dari library, judulnya How to teach your baby to read. dan sudah saya coba ringkas (in english), tapi karena cukup panjang, siapa yang berminat, hubungi lewat japri saja, ya. Untuk melihat diskusi milis ini sebelumnya, klik: http://www.mail-archive.com/balita-anda%40indoglobal.com/ -- "Untuk mereka yang mendambakan anak balitanya tumbuh sehat cerdas" Berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Berhenti berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] http://pencarian-informasi.or.id/ - Solusi Pencarian Informasi di Internet
[balita-anda] fun easter sites for kids
Buat rekan-rekan yang akan merayakan paskah, ini ada beberapa fun sites ttg easter, craft projects, games and things to do: www.netfix.com/poptart/easter.htm www.night.net/easter/ www.state.ak.us:1221/dec/deh/sanitat/easter.htm (the last one is how to safely handle and store easter egg) Untuk melihat diskusi milis ini sebelumnya, klik: http://www.mail-archive.com/balita-anda@indoglobal.com/ -- "Untuk mereka yang mendambakan anak balitanya tumbuh sehat cerdas" Berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Berhenti berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] http://pencarian-informasi.or.id/ - Solusi Pencarian Informasi di Internet
Re: [balita-anda] teh
Saya punya anak umur 1,5 tahun. Dia itu suka sekali minum teh. Pokonya kalau minum teh, dia bisa habis segelas besar. Apakah diantara rekan ada yang tahu positif-negatif dari teh khususnya buat anak masa pertumbuhan ?? Setahu saya, teh juga mengandung sedikit banyak kafein (terutama teh celup), dan kemungkinan besar karena teh-nya manis (apa betul), seringkali membuat kenyang, sehingga lebih sulit untuk menerima makanan2 lain yang bernutrisi. Gula tsb tidak memberikan apa-apa selain kalori. semoga bermanfaat. Untuk melihat diskusi milis ini sebelumnya, klik: http://www.mail-archive.com/balita-anda@indoglobal.com/ -- "Untuk mereka yang mendambakan anak balitanya tumbuh sehat cerdas" Berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Berhenti berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] http://pencarian-informasi.or.id/ - Solusi Pencarian Informasi di Internet
Re: [balita-anda] Jadwal imunisasi balita
tambahan dari tulisan mbak Riefna, setelah imunisasi teakhir sekitar 15-18 bulan, pada 4-6 tahun, diberikan imunisasi: polio, DTaP (or DPT) dan MMR. sedang untuk cacar air/chickenpox, adalah varicella yang diberikan pada saat bayi berumur 12 bulan. semoga bermanfaat. Untuk melihat diskusi milis ini sebelumnya, klik: http://www.mail-archive.com/balita-anda@indoglobal.com/ -- "Untuk mereka yang mendambakan anak balitanya tumbuh sehat cerdas" Berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Berhenti berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] http://pencarian-informasi.or.id/ - Solusi Pencarian Informasi di Internet
Re: [balita-anda] Re: perkembangan balita
Nimbrung tulisan dari Nadhira Khalid ttg perkembangan balita, terutama pada usia 2 tahunan. Usia 2 tahun memang phase yang cukup membingungkan orangtua, karena mereka begitu aktif, mood mereka dalam beberapa menit bisa berubah 180 derajat, sesaat begitu manis, hanya karena insiden yang kecil sekali, bisa berubah total. Maka dari itu ada istilah "terrible two". Pengalaman saya, selain memberi contoh, action atau tindakan langsung adalah 10x lebih manjur, karena mereka langsung dapat melihat hasilnya. Misal, saya pergi ke toko, (pada umumnya anak-anak suka pergi ke toko/supermarket) dengan perjanjian bahwa anak saya akan duduk dengan baik di kereta dalam toko, tapi ternyata belum 10 menit sudah mulai minta digendong dsb. Tindakan langsung, p u l a n g. Pada saat makan, mereka bermain dengan makanan yang ada, (yang pada dasarnya mereka sudah tahu kenapa tidak boleh bermain dengan makanan dan konsekwensinya), tetapi tetap melakukannya, tanpa bicara apa-apa, makanan dia saya bereskan. Terkadang ada pemikiran takut kalau-kalau nanti kurang makan, tapi dengan tingah laku bermain dengan makanan tsb, toh 90% kemungkinan si anak tidak akan makan makanan tsb. (dokter anak saya mengatakan, kalau si anak pada dasarnya akan memakan makanan tersebut, dia akan memakannya pada 15 menit pertama). Demikian juga dengan mainan, tunjukkan bahwa kita begitu menghargai bahwa dia bisa bermain dengan baik, (praise does work), tetapi begitu dia sudah mulai melempar atau merusak, langsung berhenti. Kemungkinan besar dia hanya bosan, sehingga dengan mangalihkan perhatiannya, seringkali semua jadi baik kembali. Memang tindakan-tindakan mereka pada dasarnya seringkali hanya menunggu respon apa yang akan terjadi, dan kalau respon yang ada tidak begitu "menggoda", semoga saja si anak merasa tidak ada gunanya memberi pancingan dengan melempar mainan atau merobek buku dengan sengaja. Saya kurang tahu apakah dengan cara yang kontras sebaliknya dapat diterapkan pada anak usia 2 tahun, dengan contoh dalam tulisan terdahulu: Maksud saya, kalau ia membuang makanan, biasanya si anak sebenarnya menunggu reaksi kita yang dia tahu, pasti kita teriak dan melarangnya dengan kata jangan. Nah..untuk karakter anak begini, disarankan untuk mencoba "menganjurkan" (tidak melarangnya) dengan kata-kata, "buang aja semua". Katanya, biasanya si anak tidak akan jadi melakukan tindakan salah tadi. Tetapi dari pengalaman saya, saya sendiri merasa harus pandai2 membaca 'mood' anak saya, kalau dia ada kecenderungan akan merobek, misal, langsung saya singkirkan, tidak membuat dia 'tempted' untuk merobek buku tsb. Saya juga setuju dengan tulisan Imam Suhadi mengenai "Pesan Aku", karena membuat mereka lebih ber-empathy terhadap perasaan oranglain dan merasakan apa akibat dari perbuatannya. Dengan sedikit banyak trik dan pengalaman, "terrible two" dapat menjadi "terrific two". Untuk melihat diskusi milis ini sebelumnya, klik: http://www.mail-archive.com/balita-anda@indoglobal.com/ -- "Untuk mereka yang mendambakan anak balitanya tumbuh sehat cerdas" Berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Berhenti berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] http://pencarian-informasi.or.id/ - Solusi Pencarian Informasi di Internet
Re: [balita-anda] SUSU UNTUK IBU HAMIL
Mbak Asrita, Sepengetahuan saya, untuk supplement selama kehamilan, ada satu vitamin yang cukup penting, Vitamin B atau Folic Acid, vitamin ini untuk mencegah birth defect (diminum terutama pada kehamilan muda). Jadi bisa dilihat di label kaleng, apakah sudah mengandung vitamin tsb, kalo tidak, boleh saja minum susu biasa, dengan minta dokter untuk vitamin Folic Acid tersendiri (antara 400 - 800 mcg). Ini ada salah satu artikel dari web March of Dimes Foundation ttg Folic Acid Semoga bermanfaat. Research shows that a B vitamin called folic acid can greatly reduce the chance of a baby being born with neural tube defects by helping to make sure that the spine develops properly. Medical studies have shown that women who increase their intake of folic acid at the time their baby's spine is forming reduce the risk of having a baby with these conditions. The simplest way to make sure you get enough folic acid to benefit your baby is to take folic acid supplement every day. A folic acid supplement is important because, although folic acid can be found in many foods you may eat every day, it would be very difficult to get enough to help protect your baby from spina bifida through your normal daily diet alone. What is folic acid? Folic acid is a B vitamin. It is available as a supplement and is also used to fortify some foods, such as bread and breakfast cereals (you can tell which ones by looking at the label). Folic acid is also known as folate when it occurs naturally in a variety of foods such as brussels sprouts, green beans, oranges and yeast and beef extracts. How do you get enough folic acid? To protect your baby against neural tube defects like spina bifida, you need more folic acid than you can get from your daily diet - in fact, it is estimated that you need three times the amount you could normally expect to eat in one day. Because of this doctors and other health professionals recommend that if you could become pregnant, you should do three things: take a 400 microgram folic acid supplement (this may also be written as 400mcg or 0.4mg) choose breads and breakfast cereals which have added folic acid ('fortified' breads and cereals). Look for information about this on the label eat more of the foods which are naturally high in folic acid and do not overcook them. Multivitamin supplements may also contain some folic acid but are likely to contain less than you need. Do not be tempted to take more of these to give you the right amount of folic acid, as you may end up taking too much of other vitamins and minerals. The best way is to take a supplement which contains 400mcg folic acid only. When is the right time to start taking extra folic acid? From the time you stop using contraception until the twelfth week of pregnancy. Doctors and other health professionals recommend that if you could become pregnant, whether you are trying for a baby or not, you should take a supplement of 400mcg of folic acid each day. This is because it is difficult to tell exactly when you conceive. Some of the most vital developments in your baby, including the development of your baby's spine, take place very soon after conception, even before you realise that you are pregnant. So you need to take a folic acid supplement from the time you stop using contraception until the twelfth week of pregnancy to make sure you have enough folic acid in your body at the right time. Is a folic acid supplement really necessary? Yes it is because it would be very difficult to eat enough of the foods which contain folic acid every day to give you the amount needed to help prevent neural tube defects. For example, you would need to eat five portions of brussels sprouts every day to get enough. Even then you could not be sure because folic acid is lost when food is stored for a long time. Folic acid is also destroyed when food is cooked, especially if vegetables are boiled for a long time. So the only way to be sure that you are getting the right amount to help protect your baby is to take a 400mcg folic acid supplement. March of Dimes Birth Defect Foundation. Untuk melihat diskusi milis ini sebelumnya, klik: http://www.mail-archive.com/balita-anda@indoglobal.com/ -- "Untuk mereka yang mendambakan anak balitanya tumbuh sehat cerdas" Berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Berhenti berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] http://pencarian-informasi.or.id/ - Solusi Pencarian Informasi di Internet
Re: [balita-anda] kritik dan saran
maaf, ini numpang lewat kritik sedikit, saya ada kritik buat e-mail dari Meski Sj, menurut pendapat saya pribadi, milis balita anda ini kan pada dasarnya merupakan salah satu sarana untuk mendapatkan informasi tentang balta, ada yang mempunyai masalah, bertanya, dan kalau kebetulan ada yang mengetahui jawabnya, bisa menjawab, ...jadi kita semua bisa saling tukar info. Informasi tidak harus berupa pengalaman pribadi, ...melainkan bisa merupakan pengetahuan yang didapat dari pengalaman pribadi, orang lain, televisi, buku dan sumber-sumber lainnya. Rasanya kurang tepat kalo kita begitu membatasi informasi dengan pengalaman pribadi saja, dan menyimpulkan advis/informasi dari sumber lain sebagai saran untuk menjadikan kelinci percobaan. Numpang saran satu lagi,... bagaimana kalo selain permasalahan fisik (yang pada umumnya dibahas di milis ini), kita semua lebih aktif dan sering membahas mengenai perkembangan psikologis anak, yang tidak kalah pentingnya, bagaimana mendidik, memberi rasa percaya diri, mengatasi rasa malu, atau bahkan ide-ide bagaimana menghias kamar bayi, mainan atau buku2 yang bagus, dll. terima kasih. Untuk melihat diskusi milis ini sebelumnya, klik: http://www.mail-archive.com/balita-anda@indoglobal.com/ -- "Untuk mereka yang mendambakan anak balitanya tumbuh sehat cerdas" Berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Berhenti berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] http://pencarian-informasi.or.id/ - Solusi Pencarian Informasi di Internet
[balita-anda] Aturan dan Batasan.
ATURAN DAN BATASAN oleh Erica Manfred Bagaimana perasaan anda, jika tiba-tiba pilot dari pesawat yang anda naiki meminta anda untuk menerbangkan pesawat? Kemungkinan besar anda akan panik. "Anak-anak juga dapat berperasaan serupa apabila orangtua tidak menentukan aturan-aturan atau membiarkan mereka sendiri tanpa adanya batasan-batasan tertentu." kata Jay Lappin, seorang family therapist dari New Jersey. "Mereka menyadari bahwa mereka masih kecil, dan apabila dipaksa untuk mencoba sesuatu diluar batasan kemampuan mereka, hal itu akan membuat mereka takut." Untuk memberikan kesadaran akan adanya batasan-batasan atau aturan-aturan, experts mengatakan, cobalah memberikan keseimbangan antara 'serba membolehkan' dan 'otoriter'. Orangtua yang dapat mengatur untuk dapat menjadi 'responsive' dan juga 'demanding', akan membesarkan anak-anak yang lebih bahagia, lebih percaya diri dan lebih sehat secara mental, menurut Judith Smetana, seorang profesor pendidikan, psikology dan dokter anak dari University of Roschester di New York. Benar dan Salah Peraturan-peraturan apa yang harus diterapkan? Pada umumnya, kita harus menuruti intuisi kita sendiri sebagai orangtua, nasehat Claire Kopp dari UCLA. Pada saat anak berumur tiga tahun, hampir semua orangtua telah memberikan peraturan-peraturan mengenai keamanan, kebersihan, bagaimana bersikap baik terhadap orang lain, dan juga aturan dalam berbagai kegiatan rutin sehari- hari. Anak-anak pada usia pra-sekolah atau 4-5 tahun telah memahami tentang keputusan-keputusan yang ada dalam rumah tangga, lebih banyak dari apa disangka para orangtua. Anak-anak mengetahui perbedaan antara berbuat sesuatu yang salah secara moral, dengan menyalahi peraturan etika. Mereka menyadari kesalahan mereka sewaktu menghancurkan mainan saudara/temannya, tapi tidak menyadari kesalahannya pada saat lupa mengucapkan "terima kasih". Pada usia ini, anak-anak masih belum dapat mengukur moral abstrak, seperti "Kamu tidak boleh mencuri" dalam padanan dengan "Jangan ambil bola adikmu". Anak-anak dapat memahami sesuatu apabila itu telah mereka alami, atau yang dapat mereka bayangkan, bukan sesuatu yang teoritis. Tetap berpijak pada aturan-aturan yang telah ditetapkan adalah bagian yang paling sulit. Agar aturan tersebut dapat berjalan dengan baik, tips untuk para orangtua dan anak-anak: - Buatlah aturan-aturan yang simple dan terperinci. Perintah "Buatlah kamar tidur selalu bersih dan rapi", terkadang terlalu samar untuk anak usia 3-4 tahun. Buatlah aturan lebih terperinci, seperti: "Masukkan mainan ke dalam kotak", ""Taruh pakaian kotor dalam keranjang", dsb. - Berilah alasan. Adalah penting untuk selalu memberikan alasan pada anak sejak dini mengapa sesuatu dikatakan salah. Buatlah penjelasan secara singkat. - Yakinlah dengan diri sendiri. Banyak orangtua yang ingin bersikap penuh pengertian, tetapi tidak menyadari bagaimana supaya selain penuh pengertian, dan sekaligus bisa menjalankan disiplin. - Tanggung Jawab. Anak-anak perlu mendapat kesempatan untuk belajar dari pengalamannya. Orangtua yang selalu masuk dalam setiap situasi, mengambil kesempatan sang anak untuk bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri. -Konsekwensi. Anak harus diajarkan untuk mengetahui apa akibat dari perbuatannya. "Tugas kita sebagai orangtua adalah membuat aturan-aturan, dan tugas anak-anak adalah menguji aturan-aturan tersebut", dan ukuran bagaimana keberhasilan kita berperan sebagai orangtua, adalah bagaimana kita me-respon ujian-ujian dari anak kita tersebut. -- Untuk melihat diskusi milis ini sebelumnya, klik: http://www.mail-archive.com/balita-anda@indoglobal.com/ -- "Untuk mereka yang mendambakan anak balitanya tumbuh sehat cerdas" Berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Berhenti berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] http://pencarian-informasi.or.id/ - Solusi Pencarian Informasi di Internet
[balita-anda] BABY TALK - BABY SIGNS
Dari artikel harian pagi THE SUNS, by Suzanne Perez Tobias Bayi menggerakkan tangannya, menunjuk sesuatu, barangkali bukan hanya sekedar gerakan tangan saja. Ketika masih berumur 9 bulan, Chelsey benar-benar menunjukkan keinginan untuk berbicara, kata Linda Regester, Ibunya. Ia mulai menunjuk, terkadang dengan seluruh tubuhnya seakan ingin mengungkapkan sesuatu. Kalau setelah berkali-kali tidak juga dimengerti, (apakah ia menginginkan juice, snacks atau benda2 mainan lainnya), seringkali ia menjadi frustrasi. Masalah utama, pada bayi 9 bulan, perkembangan verbal belum seimbang dengan keiingannya untuk berkomunikasi. Akhirnya, Chelsey dan ibunya, Linda, mulai menggunakan 'sign language', atau tepatnya baby sign language. Sekitar sebulan kemudian, Chelsey bisa berkomunikasi kata-kata seperti "buku", "minum", "bola", "anjing", "lagi", "kunci". Baby sign language termasuk fenomena baru yang mulai dikenal sejak tahun 1996, dengan publikasi buku "Baby Sign, How to talk to your baby before your baby can talk" by Susan Goodwyn dan Linda Acredolo. Pengarang adalah profesor psikologi di California, yang meneliti lebih dari sepuluh tahun tentang efektifitas baby sign dan bagaimana cara mengajarkannya step-by-step di rumah. Pada dasarnya bayi telah ingin untuk berkomunikasi dengan baik jauh sebelum ia mengembangkan kemampuan verbalnya. Yang umum misalnya, melambaikan tangan untuk "bye-bye", menggelengkan kepala untuk "tidak mau", atau mengangkat kedua tangannya kala minta digendong dsb. Seringkali para orangtua hanya berhenti sampai disitu, tidak menyadari potensi bayi untuk berkomunikasi lebih lanjut. Contoh/ide Baby sign yang bisa digunakan: Makan : menaruh jari-jari ke bibir, menirukan cara makan. Minum : memasukkan jempol ke dalam mulut. Lagi : satu tangan seakan-akan menaruh sesuatu ke tangan lainnya. Tidur: Kedua telapak tangan terkatup diletakkan dibawah pipi. Buku : Kedua telapak tangan buka tutup buka tutup. Panas : Seakan memegang sesuatu dan tangan ditarik, seakan2 memegang benda panas. Baby sign ini bisa mulai digunakan ketika bayi mulai menunjukkan keinginan untuk berbicara, sekitar 9 - 10 bulan. Tips: - Untuk mula-mula, usahakan sesederhana mungkin, dan yang berarti dan berkenaan dengan situasi yang ada. Kalau mempunyai anjing/kucing, bisa dijadikan tanda-tanda awal. - Ucapkan baby sign dengan aktifitas sehari-hari, "ayo, mandi" (dengan memberi tanda 'mandi). Selalu iringi tanda-tanda yang dimaksud bersamaan dengan kata- kata. - Tanda-tanda bisa dengan kreatifitas anda atau si bayi. - Kalau bayi sudah mengucapkan kata, misal "mama", gunakan kata, tidak dengan sign. - Beri semangat dan penghargaan atas usaha sang bayi. - Manfaatkan buku, lagu-lagu, untuk menggunakan baby sign. - Usahakan seluruh keluarga mengikutinya (bukan hanya ibunya yang mengerti). - Konsisten dalam menggunakan baby sign. Linda Regester mengatakan sangat gembira dengan hasil yang ada pada anaknya, pada saat Chelsey berumur 1 tahun, ia baru bisa mengucapkan beberapa kata, tetapi bisa berbicara dengan baby sign 26 kata. Baby sign bukan dimaksudkan untuk berkomunikasi dengan sign language seperti untuk orang bisu/tuli, juga tidak ada keharusan untuk menggunakan tanda2 tertentu untuk kata-kata tertentu, semua tergantung kreatifitas masing-masing. Banyak para orangtua enggan menggunakan baby sign ini dengan pemikiran bahwa penggunaan baby sign ini akan menghambat si anak untuk berbicara dengan benar. Pada kenyataannya, baby sign ini bisa dikatakan "jump start" untuk bayi berusaha berbicara. Kalau bayi anda mengungkapkan sesuatu dan dimengerti, ia akan mengerti bahwa dia mendapat reponse, dan ingin berbicara lebih lanjut. Pengalaman salah satu orangtua yang menggunakan baby sign pada anaknya, suatu hari ia melihat anaknya bermain air dengan air di toilet, ketika ia melihat ibunya, ia tersenyum, kemudian mengatakan tanda "mandi". Bayi tersebut tidak bermaksud jelek, ia ingin membantu ibunya dengan mandi sendiri. Baby sign merupakan pengalaman yang merekatkan bonding antara orangtua dan anak, dengan kemampuan untuk berkomunikasi sebelum anak bisa berbicara dengan kata-kata. http://pencarian-informasi.or.id/ - Solusi Pencarian Informasi di Internet -- "Milis Bagi Orangtua Yang Menyayangi Balitanya" To subscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] HI-Reliability low cost web hosting service - http://www.IndoGlobal.com
[balita-anda] Mitos dan Kenyataan.
Mitos: Menambah cereal/air tajin pada botol susu bayi akan membuatnya kenyang dan tidur nyenyak sampai pagi. Bayi, terutama yang baru lahir, hanya bisa menerima makanan dalam porsi sedikit-sedikit sehingga harus dilakukan setiap dua atau tiga jam sekali. "Bayi tidak dapat tidur semalaman hingga pagi karena otak bayi belum cukup matang untuk menerima siklus tidur yang normal, yang biasanya dimulai pada saat bayi berumur 3 - 6 bulan," menurut Dr Suzanne Corrigan dari University of Texas. "Memberinya cereal pada botol susu tidak membuat proses pengenalan terhadap sklus yang normal tadi bertambah cepat. Jika bayi anda berumur lebih dari 6 bulan, dan masih bangun pada malam hari, kemungkinan bukan karena dia lapar, melainkan ingin dibelai dan ditidurkan kembali. "Orangtua terkadang menyebabkan sendiri terjadinya kebiasaan bangun pada malam hari tersebut dengan membiasakan bayi untuk tidur dengan digendong atau dibiasakan tidur dengan botol/memberi ASI," kata Dr. Corrigan. Untuk membuat bayi belajar untuk tidur sendiri,: taruh bayi ke tempat tidur pada saat dia mengantuk, tidak pada saat dia sudah tertidur nyenyak. ASI atau susu formula mengandung semua nutrisi yang diperlukan oleh bayi hingga 4-6 bulan, sehingga menambahnya dengan cereal, membuat bayi minum susu lebih sedikit. Mitos: Bayi/anak akan pilek/flu kalo kedinginan atau kepala basah. Anak-anak mendapatkan flu/pilek karena berhubungan dengan virus atau bakteri, bukan karena udara dingin. Mitos: Tidak perlu kuatir ttg makanan pada anak selama anak minum cukup susu. Makanan yang diperlukan bayi terlengkapi dengan sepenuhnya oleh ASI atau formula sampai bayi berumur 4 bulan, kemudian perlu dikenalkan dengan solid food. Setelah anak berumur 1 tahun, anak memerlukan lebih banyak nutrisi daripada hanya susu, yang pada dasarnya adalah sumber protein, kalsium dan fat, yang bisa didapat dari sumber makanan lain, untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Mitos; Bayi sebaiknya ditidurkan tengkurap agar tidak muntah dan tersedak pada saat tidur. Untuk menghindari SIDS (Sudden Infant Death Syndrome), bayi disarankan untuk tidur dengan posisi terlentang. Pada dasarnya jarang sekali bayi yang tersedak pada saat tidur, dan bahkan ada teori yang mengatakan bayi tidur terngkurap menambah kemungkinan tertutupnya saluran pernafasan (dengan tertutupnya hidung/mulut), sehingga menidurkannya dengan posisi terlentang mengurangi resiko SIDS. Mitos: Kalau demam tidak diturunkan, akan menyebabkan kerusakan otak. Ini disebut "Fever Phobia", kata Donald Shifrin dari University of Washington. "Demam bukanlah penyakit, melainkan reaksi tubuh yang normal pada nfeksi, memberi tanda pada sistem kekebalan tubuh untuk memerangi penyakit." Tinggi tidaknya suhu pada demam, tidaklah selalu berkenaan dengan parah tidaknya suatu penyakit. Anak-anak bisa mendapat demam dengan 40C atau lebih dengan penyakit yang tidak berbahaya, tetapi demam dengan 38-39C dengan kondisi serius. Tanda-tanda dengan kelesuan yang berlebihan terkadang merupakan tanda yang lebih penting daripada suhu demam itu sendiri. Perkecualian: Hubungi dokter secepatnya untuk demam pada bayi dibawah 3 bulan, demam dengan kelesuan berlebihan, keluhan sakit-sakit pada tubuh, leher yang kaku, atau demam kejang. Kejang pada demam pada umumnya tidak menyebabkan pengaruh dikemudian hari. Mitos: Berenang sebaiknya menunggu satu jam setelah makan, kalau tidak akan menyebabkan kram. Dikatakan bahwa untuk berenang langsung setelah makan, peredaran darah akan berpusat pada pencernaan sehingga tidak cukup adanya sirkulasi ke otot-otot lainnya sehingga dapat menyebabkan kram. Memang benar bahwa diperlukan banyak peredaran darah untuk pencernaan, tetapi pada dasarnya masih banyak yang tersisa untuk sirkulasi ke otot, sehingga berenang setelah makan hanya menyebabkan sedikit lebih lamban, dan kalau tidak untuk berlomba, tidak ada bahaya akan berenang langsung setelah makan. Mitos: Bayi akan menjadi manja kalau digendong setiap kali dia menangis. Pada tahun pertama, bayi tidak akan menjadi manja karena digendong ketika dia menangis, dan kenyataan yang ada dengan menggendong dan memberi respon, akan memberi rasa keamanan dan kepercayaan sehingga dapat membuat bayi bisa menenangkan dirinya sendiri ketika lebih besar. Dari pengalaman yang ada, pada bayi dibawah satu tahun, bayi yang digendong kalau dia menangis, lebih tidak rewel daripada bayi yang dibiarkan menangis. Paula M. Siegel, penulis dari New York , coauthor of The Scared Child: Helping Kids Overcome Traumatic Events. - "Milis Bagi Orangtua Yang Menyayangi Balitanya" To subscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] HI-Reliability low cost web hosting service - http://www.IndoGlobal.com
Re: [balita-anda] Gimana Cara Nyetop Anak Yg Ngemut Jari ?
Artikel dari Majalah PARENTING May 1998, Thumb Sucking Diperkirakan hampir separuh dari anak2 Amerika dibawah umur 4 tahun mempunyai kebiasaan menghisap jempol atau jari lainnya, dan banyak experts percaya bahwa kebiasaan tersebut adalah normal. Kebiasaan ini biasanya dimulai ketika bayi/anak menemukan kenikmatan dari menghisap jempol, dan pada kenyataannya, kebiasaan ini inembantu bayi untuk belajar menenangkan dirinya sendiri saat sendirian. Biasanya kebiasaan menghisap jempol ini diiringi dengan kebiasaan lainnya, seperti memutar-mutar rambut dengan jari, atau mengusap/menggesek mainannya dll, dan seperti pada umunya, kebiasaan-kebiasaan seperti ini timbul pada saat bayi atau anak lelah, bosan atau merasa frustrasi. Pada umumnya kebiasaan ini akan hilang dengan sendirinya pada saat anak berumur 3 atau 4 tahun, sedang hampir 20% tetap mempunyai kebiasaan tersebut hingga di atas 5 tahun. Health Concern: Terkadang anak akan mendapatkan luka pada jempol atau jari yang suka diisapnya, atau kuku dan menjadi infeksi. Sebaiknya tangan/jari sering dibershkan. Konsultasi ke dokter anak, ttg kemungkinan luka atau infeksi pada jari si anak. Jika kebiasaaan ini masih tetap sampai saat gigi tetap (permanent teeth) keluar, sekitar umur 6, akan mempengaruhi letak gigi. Kebiasaan yang tetap hingga TK dst, juga dapat mempengaruhi kepercayaan diri/ self-esteem si anak. What Not to Do: Thumb Sucking/kebiasaan menghisap jempol ini sangat normal dan tidak berbahaya sehingga tidak perlu dihentikan sebelum umur 4. Jangan memarahi atau menghukum anak kalau ketahuan melakukannya. What to Do Instead: Selain memberi lingkungan yang aman pada anak, beri dia banyak kesempatan untuk bermain kreatif untuk menghindari kebosanan, atau alihkan perhatiaannya dengan memberi mainan yang memerlukan 2 tangan. Jika anak mencapai 4 dan masih memiliki kebiasaan tersebut, anak dapat mulai diingatkan, atau jari diberi sesuatu yang pahit, diberi plester, atau menggunakan pendekatan positif, seperti dengan membuat chart dengan sticker pada hari tanpa isapan jempol, dan setelah beberapa sticker mendapat sesuatu, entah pudding/makanan kesukaan, atau diajak ke tempat permainan dll. Kebiasaan yang berlangsung lama dapat mempengaruhi kepercayaan diri, sehingga kalau memang kebiasaan berlangsung di atas umur 4, dapat mulai berkonsultasi pada dokter anak. - "Milis Bagi Orangtua Yang Menyayangi Balitanya" To subscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] HI-Reliability low cost web hosting service - http://www.IndoGlobal.com
Re: [balita-anda] Mendidik Anak Hidup Dalam Perbedaan
TEACHING TOLERANCE. Kids are quick to spot the differences in people, but they need help knowing what may offend. By Lawrence Kutner, Ph.D. Prejudice passes through in the lives of children. Children make generalizations about fat or short people, they can make uncanny knack for spotting anyone who looks different from them, and commenting, often loudly on their appearance. Children make judgments not because they are spiteful, but because they are trying to make sense of the world. They can't help noticing differences, and they naturally make associations between how people look and what they are like. But in order to teach him to tolerate and even celebrate differences, we must first acknowledge the problem does exist. Face Intolerance Head-on "Children don't understand why adults tiptoe around issues of race or color," says Vivian Jenkins Nelsen, the president of Inter-race. If you tell children not to pay attention to race, they know it's not a real advice. Children may not fully understand what prejudice is and why it hurts people, but they need to be able to talk about the differences they see and draw informed conclusions about other people. Here are six tips for getting the issue of tolerance out on the table. Hold many brief conversations instead of one long lecture. Your goal is not to "get it over with", but to give them information they need at their particular stage of emotional and intellectual development. By bringing up the topic regularly, you let them know they can raise the issue without making you upset. Don't be wishy-washy. Children are rightfully unimpressed by the platitudes such as "We are all the same under the skin." They are more likely pay attention when you talk specifically and answer their question correctly. Don't tolerate prejudice language or humor. If you laugh at a neighbor's ethnic/race jokes, you are telling your kids that humor at someone else's race, religion or background is acceptable. It is simply a matter of respecting people whose culture or skin color is different. If you find an ethnic/race comment distasteful, you should let the children aware of it. If you hear your child or one of her friends make an appropriate comment, don't get angry, but don't make it slide either. Point out exactly what you find troubling or insulting about the remarks. Discuss your own prejudices. We all have them. If you catch yourself make an ethnic generalization about certain nation, race, religion, admit it. Tell your children you're struggling with this, and that if you slip, you need him to mention it to you. By admitting your biases, and asking for help, you encounter your child to do the same. Don't worry if you don't have all the answer. In fact, your lack of knowledge can provide a golden opportunity to search the answer with your children by reading book or go on-line. Use television and books as tools to explore prejudice and stereotyping If you find a situation about racism, point it out casually to your children and provide evidence that contradicts the stereotype. For example you can say, "What would happen if our family move to other neighborhood or our family is that one who are minority? Then we'd be the ones with the different religion, skin color. Do you think other people would think we are bad?" Tips how to handle the hurt. Most kids don't mean to hurt anyone with their remarks, but if your child is the target of prejudice, it can be very painful indeed. Here some ways to respond: - Acknowledge the hurt/anger. Say something like "I know how much it can hurt when some one do that to you". That lets the child know that you respect their emotion/feelings. - Clarify what happened. As your child specifically what was said/done, as well as what your child thought the other person meant. If it becomes clear that your child is misinterpreting, explain to him what the words really mean. - Talk about how the other person may not have known any better without understanding it or because he thought it was funny. - Let him practice how to stand up for himself in the future by saying something like "It isn't funny, and it isn't fair when you call me names like that." Sometimes that is all it takes to stop the name-calling. - Talk about the things that you love in your child. It is not unusual that your child wonder if the prejudice remark other people make is true. Positive feedback at home will help your child handle all types of pressure from the outside. Deliver all your message in casual way. Remember, you can never force a child to be open and tolerant, but it is your job to encourage them to view stereotypes from different perspective and to see those around him as they really are. - "Milis Bagi Orangtua Yang Menyayangi Balitanya" To subscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] HI-Reliability low cost web hosting service -
[balita-anda] Re: VSD
In a message dated 11/22/98 10:12:51 PM Pacific Standard Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Mungkin saya tidak terlalu memperhatikan secara detail, tetapi dokter tersebut menyebutkan VSD (Verti Secular Defect, maaf kalau ternyata salah) sebagai nama populer jenis kelainan ini. Mungkin teman-teman semua ada yang mengetahui lebih detail tentang kelainan ini, karena saya ingin mempersiapkan segala sesuatunya untuk putri pertama saya. saya mencoba melihat di buku medical yang saya punya, nama yang anda sebut, tidak ada, yang ada Ventrical Septal Defect. Apa mungkin itu nama yang dokter anda sebutkan? saya coba terjemahkan sbb: Ventrical Septal Defect adalah suatu kelainan jantung yang dimulai sebelum kelahiran, yang ditandai dengan adanya lubang pada bagian antara sisi kanan dan kiri pada jantung. Diagnosa: Kelainan ini biasanya terdeteksi pada saat dokter anak mendengarkan lewat stethoscope, suara 'heart murmur', (suatu suara kelainan jantung yang disebabkan oleh aliran darah turbulent yang lewat melalui lubang). Heart murmur ini sendiri seringkali tidak berbahaya sama sekali, dan hilang bersama dengan pertumbuhan sang anak. Diagnosis lebih lanjut dilakukan dengan X-rays dan ECG. VSD lubang yang ada pada jantung membuat adanya oxygenated blood pada separuh bagian kiri jantung mengalir ke separuh bagian kanan, bercampur dengan deoxygenated blood. Kalau lubang yang ada agak besar, percampuran tersebut bisa mengurangi supply oksigen ke seluruh tubuh. Sebab yang pasti masih tidak diketahui dalam banyak kasus, dan ini terjadi pada sekitar 200 bayi pada 100.000 kelahiran. Dari kasus yang ada, hampir semua dapat diobati, bahkan tanpa operasi. Treatment: Pada VSD, lubang yang ada kemungkinan akan menjadi semakin kecil dan kecil, dan bahkan bisa menutup dengan sendirinya. Sedangkan apabila lubang yang ada pada jantung agak besar, yang membuat adanya kemungkinan kelainan lebih lanjut pada jantung, bisa diobati dengan DIURETIC DRUGS atau DIGITALIS DRUGS pada bayi. Juga ada kemungkin diadakan open heart surgery, yang biasanya dilakukan sebelum anak mencapai usia sekolah. Operasi ini mempunyai tingkat keselamatan dan kesuksesan rate yang tinggi sekali. saran: tidak ada salahnya anda ke dokter spesialis, untuk meminta second opinion. semoga bermanfaat, dan semoga putri anda lekas sembuh. - "Milis Bagi Orangtua Yang Menyayangi Balitanya" To subscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] HI-Reliability low cost web hosting service - http://www.IndoGlobal.com