[iagi-net] Tanah pasiran

2013-05-02 Thread nardipta . p
Salam hormat rekan 2x IAGI,

Semoga rekan2x sehat selalu. Saya ingin mendapat pencerahan dari guru 2x 
geologi untuk pertanyaan geoteknik dibawah ini dari aspek geologi kelautan dan 
darat.

Dengan bertanya, berarti kita tahu mana yg kita tidak paham atau yg perlu di 
luruskan supaya 1 pemahaman.

Saya ingin bertanya mengenai perbedaan konsistensi dan behaviour tanah pasiran 
pada umumnya di pada lapisan atas dan lapisan dalam pada pekerjaan di darat dan 
di laut.

Lapisan atas yg saya maksud adalah top soil pada onshore atau mudline pada 
offshore.

Yang saya dapat dari kawan2x saya, ada 2 versi.

Untuk di offshore, lapisan tanah dekat mudline kebanyakan medium dense dan 
bagian bawah (example 30 m. Lebih ) adalah loose.

Ada juga yg berpendapat sebaliknya.

Untuk tanah di pinggir pantai, ada yg berpendapat, jika lapisan pasir medium 
dense jika diberi air dan kita injak akan berderai menjadi loose. Dan untuk 
lapisan pasir yg loose jika diberi air akan makin berderai menjadi very loose.

Apakah analogi diatas dapat di aplikasikan pada tanah mudline dibawah laut?

Mohon pencerahannya dari rekan2x selalu, semoga kita diberi kesehatan dan 
perlindungan dari Tuhan.

Mohon maaf jika sebelum dan sekrg ini ada tulisan yg tidak berkenan.

Salam ,

Nardipta


Powered by Telkomsel BlackBerry®

[iagi-net] Re: [Forum-HAGI] [iagi-net] Aplikasi GPR utk Arkeologi

2013-05-02 Thread Muharram Jaya Panguriseng
Saya kurang faham geolistrik walaupun sempat kuliah 2 sks dan praktikum 
narik-narik kabel di Lembang, jadi mohon maaf kalau saya keliru sehingga 
logikanya terbalik dengan kesimpulan para ahli geolistrik.

Sependek pengetahuan saya, pada log analysis dari data wireline logging, 
seharusnya kalau ada ruang berpori (apalagi cave) resistivity-nya akan lebih 
kecil dibanding batuan tigth. Apalagi kalau cave-nya terisi air tanah yang 
konduktif tentu resistivity-nya akan lebih kecil lagi. Biasanya begitu kita 
ketemu resistivity > 2.000 ohmm akan langsung dicurigai sebagai batuan tigth, 
tigth~dense(?). Pada data wireline logging, ketika sumur menembus batuan dasar 
granite biasanya resistivity akan besar sekali, out of scale (skala resistivity 
pada wireline logging adalah 0.2 - 2.000 ohmm). Sedangkan pada batu pasir 
berisi air umumnya resistivity < 4 ohmm.

Walaupun kata pak Grandis angka tidak terlalu mutlak dalam geolistrik, tetapi 
minimal dapat dikatakan bahwa kalau ada ruang kosong apalagi berisi pasir yang 
sudah diayak (sorting sangat bagus) maka  seharusnya resistivity lebih rendah 
daripada resistivity pada batuan dense.

Jadi saya mencoba menafsirkan bahwa resistivity body yang sampai ratusan ribu 
ohmm itu dan kontras dengan resistivity sekelilingnya yang lebih rendah adalah 
intrusi batuan beku atau mungkin stupa, kalau size-nya kecil, yang bahan 
dasarnya adalah batuan dense (di Bangkok ada stupa Budha sebesar rumah).

Mohon pencerahan para ahli geolistrik untuk meluruskan interpretasi saya yang 
mungkin keliru ini.

Salam hangat,
MJP
 
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: "hendra grandis" 
Sender: "forum" 
Date: Thu, 02 May 2013 04:00:55 
To: Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia; 

Reply-To: Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia 
Subject: Re: [Forum-HAGI] [iagi-net] Aplikasi GPR utk Arkeologi

__
Pembayaran iuran tahunan keanggotaan HAGI dapat ditujukan melalui :
Bank BNI Cab. Menteng Jakarta
No. Rek: 0010740147
Atas nama: Himpunan Ahli Geofisika Indonesia
Iuran tahunan Rp. 100.000,- (profesional) dan Rp. 50.000,- (mahasiswa)
Info lebih lanjut silahkan mengunjungi http://www.hagi.or.id/keanggotaan/
__
The Indonesian Assosiation Of Geophysicists mailing list.
fo...@hagi.or.id | www.hagi.or.id
---*** for any help regarding maling list please send your email to 
itweb.supp...@hagi.or.id






Re: [iagi-net] Re: [Forum-HAGI] [iagi-net] Aplikasi GPR utk Arkeologi

2013-05-02 Thread Franciscus B Sinartio
Pak Muharram pasti ingat nya kalau di dalam tanah itu kalau ada pori2 pasti 
berisi brine atau hydrocarbon.
kalau nyari minyak dan gas kalau disebutkan "kosong"  atau "dry"   berarti 
berisi air.


sedangkan yang dimaksud disini kalau kosong ya  yah berisi   udara.  jadi 
resistivity nya nya tinggi.


fbs




 From: Muharram Jaya Panguriseng 
To: Forum HAGI ; Iagi-net  
Sent: Thursday, May 2, 2013 7:58 AM
Subject: [iagi-net] Re: [Forum-HAGI] [iagi-net] Aplikasi GPR utk Arkeologi
 

Saya kurang faham geolistrik walaupun sempat kuliah 2 sks dan praktikum 
narik-narik kabel di Lembang, jadi mohon maaf kalau saya keliru sehingga 
logikanya terbalik dengan kesimpulan para ahli geolistrik.

Sependek pengetahuan saya, pada log analysis dari data wireline logging, 
seharusnya kalau ada ruang berpori (apalagi cave) resistivity-nya akan lebih 
kecil dibanding batuan tigth. Apalagi kalau cave-nya terisi air tanah yang 
konduktif tentu resistivity-nya akan lebih kecil lagi. Biasanya begitu kita 
ketemu resistivity > 2.000 ohmm akan langsung dicurigai sebagai batuan tigth, 
tigth~dense(?). Pada data wireline logging, ketika sumur menembus batuan dasar 
granite biasanya resistivity akan besar sekali, out of scale (skala resistivity 
pada wireline logging adalah 0.2 - 2.000 ohmm). Sedangkan pada batu pasir 
berisi air umumnya resistivity < 4 ohmm.

Walaupun kata pak Grandis angka tidak terlalu mutlak dalam geolistrik, tetapi 
minimal dapat dikatakan bahwa kalau ada ruang kosong apalagi berisi pasir yang 
sudah diayak (sorting sangat bagus) maka  seharusnya resistivity lebih rendah 
daripada resistivity pada batuan dense.

Jadi saya mencoba menafsirkan bahwa resistivity body yang sampai ratusan ribu 
ohmm itu dan kontras dengan resistivity sekelilingnya yang lebih rendah adalah 
intrusi batuan beku atau mungkin stupa, kalau size-nya kecil, yang bahan 
dasarnya adalah batuan dense (di Bangkok ada stupa Budha sebesar rumah).

Mohon pencerahan para ahli geolistrik untuk meluruskan interpretasi saya yang 
mungkin keliru ini.

Salam hangat,
MJP

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: "hendra grandis" 
Sender: "forum" 
Date: Thu, 02 May 2013 04:00:55 
To: Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia; 

Reply-To: Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia 
Subject: Re: [Forum-HAGI] [iagi-net] Aplikasi GPR utk Arkeologi

__
Pembayaran iuran tahunan keanggotaan HAGI dapat ditujukan melalui :
Bank BNI Cab. Menteng Jakarta
No. Rek: 0010740147
Atas nama: Himpunan Ahli Geofisika Indonesia
Iuran tahunan Rp. 100.000,- (profesional) dan Rp. 50.000,- (mahasiswa)
Info lebih lanjut silahkan mengunjungi http://www.hagi.or.id/keanggotaan/
__
The Indonesian Assosiation Of Geophysicists mailing list.
fo...@hagi.or.id | www.hagi.or.id
---*** for any help regarding maling list please send your email to 
itweb.supp...@hagi.or.id

Re: [iagi-net] Re: [Forum-HAGI] [iagi-net] Aplikasi GPR utk Arkeologi

2013-05-02 Thread Muharram Jaya Panguriseng
Betul Pak Franc saya masih terbawa dunia kerja kita he he he...

BTW. Pak Franc, katakanlah ruang kosong itu tidak akan terisi air, betulkah 
resistivity ruang kosong berisi udara itu lebih besar dari resistivity batuan 
dense? Apalagi sampai 100-an ribu ohmm? Udara mungkin tidak konduktif, dan jika 
(dicoba-coba) dianalogikan dengan gas hydrocarbon yang juga tidak konduktif 
maka resistivity dari wireline logging batuan dense biasanya tetap lebih besar 
dari pada resistivity ruang berpori berisi hydrocarbon.

Mungkin ada yang bisa memberi referensi hasil uji laboratorium resistivity 
ruang kosong berisi udara. Mohon pencerahan.

Salam,
MJP 

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Franciscus B Sinartio 
Sender: 
Date: Thu, 2 May 2013 06:11:03 
To: iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] Re: [Forum-HAGI] [iagi-net] Aplikasi GPR utk Arkeologi

Pak Muharram pasti ingat nya kalau di dalam tanah itu kalau ada pori2 pasti 
berisi brine atau hydrocarbon.
kalau nyari minyak dan gas kalau disebutkan "kosong"  atau "dry"   berarti 
berisi air.


sedangkan yang dimaksud disini kalau kosong ya  yah berisi   udara.  jadi 
resistivity nya nya tinggi.


fbs




 From: Muharram Jaya Panguriseng 
To: Forum HAGI ; Iagi-net  
Sent: Thursday, May 2, 2013 7:58 AM
Subject: [iagi-net] Re: [Forum-HAGI] [iagi-net] Aplikasi GPR utk Arkeologi
 

Saya kurang faham geolistrik walaupun sempat kuliah 2 sks dan praktikum 
narik-narik kabel di Lembang, jadi mohon maaf kalau saya keliru sehingga 
logikanya terbalik dengan kesimpulan para ahli geolistrik.

Sependek pengetahuan saya, pada log analysis dari data wireline logging, 
seharusnya kalau ada ruang berpori (apalagi cave) resistivity-nya akan lebih 
kecil dibanding batuan tigth. Apalagi kalau cave-nya terisi air tanah yang 
konduktif tentu resistivity-nya akan lebih kecil lagi. Biasanya begitu kita 
ketemu resistivity > 2.000 ohmm akan langsung dicurigai sebagai batuan tigth, 
tigth~dense(?). Pada data wireline logging, ketika sumur menembus batuan dasar 
granite biasanya resistivity akan besar sekali, out of scale (skala resistivity 
pada wireline logging adalah 0.2 - 2.000 ohmm). Sedangkan pada batu pasir 
berisi air umumnya resistivity < 4 ohmm.

Walaupun kata pak Grandis angka tidak terlalu mutlak dalam geolistrik, tetapi 
minimal dapat dikatakan bahwa kalau ada ruang kosong apalagi berisi pasir yang 
sudah diayak (sorting sangat bagus) maka  seharusnya resistivity lebih rendah 
daripada resistivity pada batuan dense.

Jadi saya mencoba menafsirkan bahwa resistivity body yang sampai ratusan ribu 
ohmm itu dan kontras dengan resistivity sekelilingnya yang lebih rendah adalah 
intrusi batuan beku atau mungkin stupa, kalau size-nya kecil, yang bahan 
dasarnya adalah batuan dense (di Bangkok ada stupa Budha sebesar rumah).

Mohon pencerahan para ahli geolistrik untuk meluruskan interpretasi saya yang 
mungkin keliru ini.

Salam hangat,
MJP

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: "hendra grandis" 
Sender: "forum" 
Date: Thu, 02 May 2013 04:00:55 
To: Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia; 

Reply-To: Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia 
Subject: Re: [Forum-HAGI] [iagi-net] Aplikasi GPR utk Arkeologi

__
Pembayaran iuran tahunan keanggotaan HAGI dapat ditujukan melalui :
Bank BNI Cab. Menteng Jakarta
No. Rek: 0010740147
Atas nama: Himpunan Ahli Geofisika Indonesia
Iuran tahunan Rp. 100.000,- (profesional) dan Rp. 50.000,- (mahasiswa)
Info lebih lanjut silahkan mengunjungi http://www.hagi.or.id/keanggotaan/
__
The Indonesian Assosiation Of Geophysicists mailing list.
fo...@hagi.or.id | www.hagi.or.id
---*** for any help regarding maling list please send your email to 
itweb.supp...@hagi.or.id


Re: [iagi-net] Re: [Forum-HAGI] [iagi-net] Aplikasi GPR utk Arkeologi

2013-05-02 Thread Muharram Jaya Panguriseng
Ketemu Pak Franc, setelah ngotak-ngatik mbah google  ketemu di Wikipedia bahwa 
resistivity of air pada suhu 20 degC= 1.3x10^16 - 3.3x10^16 Ohmm (wow besar 
sekali). Sumber Wikipedia adalah paper Pawar dkk pada Journal of Geophysical 
Research Vol 114 yang sayang tidak bisa saya akses.

Walaupun riset Pawar ini adalah pengukuran resistivity udara diatas Samudra 
Hindia tetapi asumsi bahwa ruang kosong pada resistivity body itu berisi udara 
dan tidak berisi air, cukup meyakinkan menjadi penyebab tingginya high 
resistivity pada pengukuran geolistrik G Padang.

Thanks Pak Franc atas pencerahannya. 

Lanjutkan riset G. Padang semoga mengungkap lebih banyak lagi data scientific 
dan dapat membuktikan hipotesa teman2 yang sudah meluangkan begitu banyak 
waktunya melakukan riset mandiri.

Salam,
MJP


Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: "Muharram Jaya Panguriseng" 
Sender: 
Date: Thu, 2 May 2013 13:37:53 
To: Iagi-net; Forum HAGI
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] Re: [Forum-HAGI] [iagi-net] Aplikasi GPR utk Arkeologi

Betul Pak Franc saya masih terbawa dunia kerja kita he he he...

BTW. Pak Franc, katakanlah ruang kosong itu tidak akan terisi air, betulkah 
resistivity ruang kosong berisi udara itu lebih besar dari resistivity batuan 
dense? Apalagi sampai 100-an ribu ohmm? Udara mungkin tidak konduktif, dan jika 
(dicoba-coba) dianalogikan dengan gas hydrocarbon yang juga tidak konduktif 
maka resistivity dari wireline logging batuan dense biasanya tetap lebih besar 
dari pada resistivity ruang berpori berisi hydrocarbon.

Mungkin ada yang bisa memberi referensi hasil uji laboratorium resistivity 
ruang kosong berisi udara. Mohon pencerahan.

Salam,
MJP 

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Franciscus B Sinartio 
Sender: 
Date: Thu, 2 May 2013 06:11:03 
To: iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] Re: [Forum-HAGI] [iagi-net] Aplikasi GPR utk Arkeologi

Pak Muharram pasti ingat nya kalau di dalam tanah itu kalau ada pori2 pasti 
berisi brine atau hydrocarbon.
kalau nyari minyak dan gas kalau disebutkan "kosong"  atau "dry"   berarti 
berisi air.


sedangkan yang dimaksud disini kalau kosong ya  yah berisi   udara.  jadi 
resistivity nya nya tinggi.


fbs




 From: Muharram Jaya Panguriseng 
To: Forum HAGI ; Iagi-net  
Sent: Thursday, May 2, 2013 7:58 AM
Subject: [iagi-net] Re: [Forum-HAGI] [iagi-net] Aplikasi GPR utk Arkeologi
 

Saya kurang faham geolistrik walaupun sempat kuliah 2 sks dan praktikum 
narik-narik kabel di Lembang, jadi mohon maaf kalau saya keliru sehingga 
logikanya terbalik dengan kesimpulan para ahli geolistrik.

Sependek pengetahuan saya, pada log analysis dari data wireline logging, 
seharusnya kalau ada ruang berpori (apalagi cave) resistivity-nya akan lebih 
kecil dibanding batuan tigth. Apalagi kalau cave-nya terisi air tanah yang 
konduktif tentu resistivity-nya akan lebih kecil lagi. Biasanya begitu kita 
ketemu resistivity > 2.000 ohmm akan langsung dicurigai sebagai batuan tigth, 
tigth~dense(?). Pada data wireline logging, ketika sumur menembus batuan dasar 
granite biasanya resistivity akan besar sekali, out of scale (skala resistivity 
pada wireline logging adalah 0.2 - 2.000 ohmm). Sedangkan pada batu pasir 
berisi air umumnya resistivity < 4 ohmm.

Walaupun kata pak Grandis angka tidak terlalu mutlak dalam geolistrik, tetapi 
minimal dapat dikatakan bahwa kalau ada ruang kosong apalagi berisi pasir yang 
sudah diayak (sorting sangat bagus) maka  seharusnya resistivity lebih rendah 
daripada resistivity pada batuan dense.

Jadi saya mencoba menafsirkan bahwa resistivity body yang sampai ratusan ribu 
ohmm itu dan kontras dengan resistivity sekelilingnya yang lebih rendah adalah 
intrusi batuan beku atau mungkin stupa, kalau size-nya kecil, yang bahan 
dasarnya adalah batuan dense (di Bangkok ada stupa Budha sebesar rumah).

Mohon pencerahan para ahli geolistrik untuk meluruskan interpretasi saya yang 
mungkin keliru ini.

Salam hangat,
MJP

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: "hendra grandis" 
Sender: "forum" 
Date: Thu, 02 May 2013 04:00:55 
To: Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia; 

Reply-To: Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia 
Subject: Re: [Forum-HAGI] [iagi-net] Aplikasi GPR utk Arkeologi

__
Pembayaran iuran tahunan keanggotaan HAGI dapat ditujukan melalui :
Bank BNI Cab. Menteng Jakarta
No. Rek: 0010740147
Atas nama: Himpunan Ahli Geofisika Indonesia
Iuran tahunan Rp. 100.000,- (profesional) dan Rp. 50.000,- (mahasiswa)
Info lebih lanjut silahkan mengunjungi http://www.hagi.or.id/keanggotaan/
__
The Indonesian Assosiation Of Geophysicists mailing list.
fo...@hagi.or.id | www.hagi.or.id
---*** for any help regarding maling list please send your email to 
itweb.supp...@hagi.or.id


Re: [iagi-net] Re: [Forum-HAGI] [iagi-net] Aplikasi GPR utk Arkeologi

2013-05-02 Thread abachtiar
Kita juga sdh kalibrasi di atas Goa Jepang Dago Pakar, Frankm

ADB
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: "Muharram Jaya Panguriseng" 
Date: Thu, 2 May 2013 14:25:56 
To: Iagi-net; Forum HAGI
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] Re: [Forum-HAGI] [iagi-net] Aplikasi GPR utk Arkeologi
Ketemu Pak Franc, setelah ngotak-ngatik mbah google  ketemu di Wikipedia bahwa 
resistivity of air pada suhu 20 degC= 1.3x10^16 - 3.3x10^16 Ohmm (wow besar 
sekali). Sumber Wikipedia adalah paper Pawar dkk pada Journal of Geophysical 
Research Vol 114 yang sayang tidak bisa saya akses.

Walaupun riset Pawar ini adalah pengukuran resistivity udara diatas Samudra 
Hindia tetapi asumsi bahwa ruang kosong pada resistivity body itu berisi udara 
dan tidak berisi air, cukup meyakinkan menjadi penyebab tingginya high 
resistivity pada pengukuran geolistrik G Padang.

Thanks Pak Franc atas pencerahannya. 

Lanjutkan riset G. Padang semoga mengungkap lebih banyak lagi data scientific 
dan dapat membuktikan hipotesa teman2 yang sudah meluangkan begitu banyak 
waktunya melakukan riset mandiri.

Salam,
MJP


Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: "Muharram Jaya Panguriseng" 
Sender: 
Date: Thu, 2 May 2013 13:37:53 
To: Iagi-net; Forum HAGI
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] Re: [Forum-HAGI] [iagi-net] Aplikasi GPR utk Arkeologi

Betul Pak Franc saya masih terbawa dunia kerja kita he he he...

BTW. Pak Franc, katakanlah ruang kosong itu tidak akan terisi air, betulkah 
resistivity ruang kosong berisi udara itu lebih besar dari resistivity batuan 
dense? Apalagi sampai 100-an ribu ohmm? Udara mungkin tidak konduktif, dan jika 
(dicoba-coba) dianalogikan dengan gas hydrocarbon yang juga tidak konduktif 
maka resistivity dari wireline logging batuan dense biasanya tetap lebih besar 
dari pada resistivity ruang berpori berisi hydrocarbon.

Mungkin ada yang bisa memberi referensi hasil uji laboratorium resistivity 
ruang kosong berisi udara. Mohon pencerahan.

Salam,
MJP 

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Franciscus B Sinartio 
Sender: 
Date: Thu, 2 May 2013 06:11:03 
To: iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] Re: [Forum-HAGI] [iagi-net] Aplikasi GPR utk Arkeologi

Pak Muharram pasti ingat nya kalau di dalam tanah itu kalau ada pori2 pasti 
berisi brine atau hydrocarbon.
kalau nyari minyak dan gas kalau disebutkan "kosong"  atau "dry"   berarti 
berisi air.


sedangkan yang dimaksud disini kalau kosong ya  yah berisi   udara.  jadi 
resistivity nya nya tinggi.


fbs




 From: Muharram Jaya Panguriseng 
To: Forum HAGI ; Iagi-net  
Sent: Thursday, May 2, 2013 7:58 AM
Subject: [iagi-net] Re: [Forum-HAGI] [iagi-net] Aplikasi GPR utk Arkeologi
 

Saya kurang faham geolistrik walaupun sempat kuliah 2 sks dan praktikum 
narik-narik kabel di Lembang, jadi mohon maaf kalau saya keliru sehingga 
logikanya terbalik dengan kesimpulan para ahli geolistrik.

Sependek pengetahuan saya, pada log analysis dari data wireline logging, 
seharusnya kalau ada ruang berpori (apalagi cave) resistivity-nya akan lebih 
kecil dibanding batuan tigth. Apalagi kalau cave-nya terisi air tanah yang 
konduktif tentu resistivity-nya akan lebih kecil lagi. Biasanya begitu kita 
ketemu resistivity > 2.000 ohmm akan langsung dicurigai sebagai batuan tigth, 
tigth~dense(?). Pada data wireline logging, ketika sumur menembus batuan dasar 
granite biasanya resistivity akan besar sekali, out of scale (skala resistivity 
pada wireline logging adalah 0.2 - 2.000 ohmm). Sedangkan pada batu pasir 
berisi air umumnya resistivity < 4 ohmm.

Walaupun kata pak Grandis angka tidak terlalu mutlak dalam geolistrik, tetapi 
minimal dapat dikatakan bahwa kalau ada ruang kosong apalagi berisi pasir yang 
sudah diayak (sorting sangat bagus) maka  seharusnya resistivity lebih rendah 
daripada resistivity pada batuan dense.

Jadi saya mencoba menafsirkan bahwa resistivity body yang sampai ratusan ribu 
ohmm itu dan kontras dengan resistivity sekelilingnya yang lebih rendah adalah 
intrusi batuan beku atau mungkin stupa, kalau size-nya kecil, yang bahan 
dasarnya adalah batuan dense (di Bangkok ada stupa Budha sebesar rumah).

Mohon pencerahan para ahli geolistrik untuk meluruskan interpretasi saya yang 
mungkin keliru ini.

Salam hangat,
MJP

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: "hendra grandis" 
Sender: "forum" 
Date: Thu, 02 May 2013 04:00:55 
To: Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia; 

Reply-To: Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia 
Subject: Re: [Forum-HAGI] [iagi-net] Aplikasi GPR utk Arkeologi

__
Pembayaran iuran tahunan keanggotaan HAGI dapat ditujukan melalui :
Bank BNI Cab. Menteng Jakarta
No. Rek: 0010740147
Atas nama: Himpunan Ahli Geofisika Indonesia
Iuran tahunan Rp. 100.000,- (profesional) dan Rp. 50.000,- (m

Re: [iagi-net] Re: [Forum-HAGI] [iagi-net] Aplikasi GPR utk Arkeologi

2013-05-02 Thread Franciscus B Sinartio
Ndang,
bagi dong  hasil study nya diatas Goa Jepang itu.
apa lakukan juga survey yang lain?

terima kasih sebelumnya.

salam,

frank




 From: "abacht...@cbn.net.id" 
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Thursday, May 2, 2013 9:30 AM
Subject: Re: [iagi-net] Re: [Forum-HAGI] [iagi-net] Aplikasi GPR utk Arkeologi
 


Kita juga sdh kalibrasi di atas Goa Jepang Dago Pakar, Frankm

ADB
Powered by Telkomsel BlackBerry®


From:  "Muharram Jaya Panguriseng"  
Date: Thu, 2 May 2013 14:25:56 +
To: Iagi-net; Forum HAGI
ReplyTo:  iagi-net@iagi.or.id 
Subject: Re: [iagi-net] Re: [Forum-HAGI] [iagi-net] Aplikasi GPR utk Arkeologi
Ketemu Pak Franc, setelah ngotak-ngatik mbah google  ketemu di Wikipedia bahwa 
resistivity of air pada suhu 20 degC= 1.3x10^16 - 3.3x10^16 Ohmm (wow besar 
sekali). Sumber Wikipedia adalah paper Pawar dkk pada Journal of Geophysical 
Research Vol 114 yang sayang tidak bisa saya akses.

Walaupun riset Pawar ini adalah pengukuran resistivity udara diatas Samudra 
Hindia tetapi asumsi bahwa ruang kosong pada resistivity body itu berisi udara 
dan tidak berisi air, cukup meyakinkan menjadi penyebab tingginya high 
resistivity pada pengukuran geolistrik G Padang.

Thanks Pak Franc atas pencerahannya. 

Lanjutkan riset G. Padang semoga mengungkap lebih banyak lagi data scientific 
dan dapat membuktikan hipotesa teman2 yang sudah meluangkan begitu banyak 
waktunya melakukan riset mandiri.

Salam,
MJP


Powered by Telkomsel BlackBerry®


From:  "Muharram Jaya Panguriseng"  
Sender:   
Date: Thu, 2 May 2013 13:37:53 +
To: Iagi-net; Forum HAGI
ReplyTo:  iagi-net@iagi.or.id 
Subject: Re: [iagi-net] Re: [Forum-HAGI] [iagi-net] Aplikasi GPR utk Arkeologi
Betul Pak Franc saya masih terbawa dunia kerja kita he he he...

BTW. Pak Franc, katakanlah ruang kosong itu tidak akan terisi air, betulkah 
resistivity ruang kosong berisi udara itu lebih besar dari resistivity batuan 
dense? Apalagi sampai 100-an ribu ohmm? Udara mungkin tidak konduktif, dan jika 
(dicoba-coba) dianalogikan dengan gas hydrocarbon yang juga tidak konduktif 
maka resistivity dari wireline logging batuan dense biasanya tetap lebih besar 
dari pada resistivity ruang berpori berisi hydrocarbon.

Mungkin ada yang bisa memberi referensi hasil uji laboratorium resistivity 
ruang kosong berisi udara. Mohon pencerahan.

Salam,
MJP 

Powered by Telkomsel BlackBerry®


From:  Franciscus B Sinartio  
Sender:   
Date: Thu, 2 May 2013 06:11:03 -0700 (PDT)
To: iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI
ReplyTo:  iagi-net@iagi.or.id 
Subject: Re: [iagi-net] Re: [Forum-HAGI] [iagi-net] Aplikasi GPR utk Arkeologi

Pak Muharram pasti ingat nya kalau di dalam tanah itu kalau ada pori2 pasti 
berisi brine atau hydrocarbon.
kalau nyari minyak dan gas kalau disebutkan "kosong"  atau "dry"   berarti 
berisi air.


sedangkan yang dimaksud disini kalau kosong ya  yah berisi   udara.  jadi 
resistivity nya nya tinggi.


fbs




 From: Muharram Jaya Panguriseng 
To: Forum HAGI ; Iagi-net  
Sent: Thursday, May 2, 2013 7:58 AM
Subject: [iagi-net] Re: [Forum-HAGI] [iagi-net] Aplikasi GPR utk Arkeologi
 

Saya kurang faham geolistrik walaupun sempat kuliah 2 sks dan praktikum 
narik-narik kabel di Lembang, jadi mohon maaf kalau saya keliru sehingga 
logikanya terbalik dengan kesimpulan para ahli geolistrik.

Sependek pengetahuan saya, pada log analysis dari data wireline logging, 
seharusnya kalau ada ruang berpori (apalagi cave) resistivity-nya akan lebih 
kecil dibanding batuan
 tigth. Apalagi kalau cave-nya terisi air tanah yang konduktif tentu 
resistivity-nya akan lebih kecil lagi. Biasanya begitu kita ketemu resistivity 
> 2.000 ohmm akan langsung dicurigai sebagai batuan tigth, tigth~dense(?). Pada 
data wireline logging, ketika sumur menembus batuan dasar granite biasanya 
resistivity akan besar sekali, out of scale (skala resistivity pada wireline 
logging adalah 0.2 - 2.000 ohmm). Sedangkan pada batu pasir berisi air umumnya 
resistivity < 4 ohmm.

Walaupun kata pak Grandis angka tidak terlalu mutlak dalam geolistrik, tetapi 
minimal dapat dikatakan bahwa kalau ada ruang kosong apalagi berisi pasir yang 
sudah diayak (sorting sangat bagus) maka  seharusnya resistivity lebih rendah 
daripada resistivity pada batuan dense.

Jadi saya mencoba menafsirkan bahwa resistivity body yang sampai ratusan ribu 
ohmm itu dan kontras dengan resistivity sekelilingnya yang lebih rendah adalah 
intrusi batuan beku atau
 mungkin stupa, kalau size-nya kecil, yang bahan dasarnya adalah batuan dense 
(di Bangkok ada stupa Budha sebesar rumah).

Mohon pencerahan para ahli geolistrik untuk meluruskan interpretasi saya yang 
mungkin keliru ini.

Salam hangat,
MJP

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: "hendra grandis" 
Sender: "forum" 
Date: Thu, 02 May 2013 04:00:55 
To: Forum Himpunan Ahli Geofisika Ind

RE: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN

2013-05-02 Thread Sujatmiko
Rekan-rekan IAGI yang budiman,

 

Puji syukur ke hadlirat Tuhan YMK bahwa kemaren , Rabu 1 Mei 2013, mang Okim
diundang oleh Pusat Survey Geologi untuk mendampingi Prof. Sutikno Bronto
dalam melakukan  peninjauan ke Situs Punden Berundak Gunung Padang  ( pasca
terbitnya Petisi Penyelamatan Situs Gunung Padang 26 April 2013 ). Untuk
mengoptimalkan hasil peninjauan ,  Prof Sutikno Bronto mengajak juga Ir.
Pudjo  Asmoro MSc , Vulkanolog di PSG,  dan Drs.Lutfi Yondri M.Hum.,
Arkeolog di Balar Bandung (peneliti utama Situs Gunung Padang ). Berkat
kehadiran Pak Lutfi alhamdulilah kami diterima oleh Kepala Dinas Budpar
Cianjur dan dipertemukan dengan Direktur Cagar Budaya dan Permuseuman , Drs.
Surya Helmi . Dari diskusi yang berkembang, kedatangan Drs.Surya Helmi dan
timnya  dari Jakarta ternyata dalam rangka persiapan  MORATORIUM Penelitian
Situs Gunung Padang. Siang harinya, 14 Kepala UPT Balai Cagar Budaya dari 14
wilayah di Indonesia bergabung di Gunung Padang.

 

Di sepanjang perjalanan dari Cianjur ke Gunung Padang ,  kami berempat yang
sama-sama ikut menanda-tangani  Petisi 26 April 2013 mendiskusikan banyak
hal antara lain tentang reaksi keras Pak Andi Arief yang sebagai Staf Khusus
Presiden RI dianggap  tidak sepatutnya  mengeluarkan pernyataan-pernyataan
yang begitu emosional, apalagi sampai meminta 3 Menteri Kabinet dan 1 Wakil
Menteri mengundurkan diri karena dianggap ikut berperan dalam keluarnya
petisi 26 April 2013. Selain dari itu kami mendiskusikan juga tentang
temuan-temuan Tim Terpadu Mandiri Penelitian  Gunung Padang ( TTMPGP ) yang
secara luas diumumkan di media cetak, elektronik dan maya antara lain
tentang pasir ayakan, semen perekat batu, gumpalan besi sisa pekerjaan
metalurgi prasejarah, ekskavasi yang dilakukan di luar area situs, dan
lain-lain.

 

Pengamatan di kawasan Situs Gunung Padang

 

Perjalanan dari Cianjur ke Gunung Padang memakan waktu sekitar 1,5 jam,
melewati jalanan yang rusak cukup berat sepanjang hampir 20 km. Di lokasi
parkir mobil pertama di kawasan Gunung Padang, terlihat  bengkel pemrosesan
bijih emas dengan mesin glundung/ tromol dimana batuan bijih emasnya diambil
dari Gunung Rosa / Cikondang yang terletak agak jauh di selatan. Di lokasi
parkir atas,  terlihat singkapan batuan terubah dengan struktur pemangkasan
dan top soil yang mengindikasikan sebagai hasil longsoran lama. Fenomena
geologi lainnya yang kami amati antara lain sumur berair jernih yang
struktur dindingnya sederhana, susunan tangga dari kekar tiang yang terletak
di atas batuan lapuk atau terubah  yang di beberapa bagian terancam longsor
, semen perekat antara kekar tiang yang kemungkinan besar  merupakan sedimen
alamiah sebagai hasil dari proses  pelapukan atau leaching, Teras IV dan
Teras V yang didominasi oleh batuan klastik yang telah lapuk  dimana  di
atasnya tersusun  batuan andesit punden yang ukurannya relatif kecil (
diduga diambil dari Teras III atau Teras di bawahnya). 

 

Klimaks dari peninjauan kami adalah bekas ekskavasi pertama TTMPGP di lereng
timur  Teras III yang luasnya 3 X 9 m2 dengan kedalaman 4 meter. Ekskavasi
yang dinilai oleh beberapa arkeolog di tempat  inapropriate karena
menyimpang dari SOP , ternyata lokasinya berada di lereng/tebing bersudut
kritis, sekitar 40 derajat. Jaraknya yanghanya sekitar 30 meteran di
bawah struktur Teras III yang telah mengalami pergelinciran , jelas  sangat
membahayakan keselamatan situs. Kurang dari 10 meteran di bawah ekskavasi
pertama, TTMPGP melakukan juga ekskavasi kedua  yang tidak tuntas. Di
ekskavasi kedua ini terlihat adanya beberapa balok andesit yang bercampur
dengan tanah lempungan. Hal ini memberikan indikasi bahwa balok-balok
andesit tersebut yang sumbunya tegak lurus terhadap arah tebing timur
merupakan  bawaan longsoran.  Lokasi ekskavasi TTMPGP yang diumumkan
terletak di tanah masyarakat , ternyata merupakan satu kesatuan dengan
bangunan punden berundak. 

 

Moratorium adalah langkah yang tepat

 

Hasil re-checking dan pengamatan multi disiplin di atas menyimpulkan bahwa ,
seperti halnya di Gunung Lalakon dan Gunung Sadahurip, Gunung Padang adalah
sisa gunung api purba yang utuh, yang di atasnya terdapat  bangunan punden
berundak Megalitik terbesar di kawasan Asia Tenggara. Dari Teras I sampai
Teras III, batuan penyusun Gunung Padang tersingkap di permukaan, sementara
di teras IV dan V  tertutup oleh produk klastik gunung api yang telah lapuk.
Kegiatan ekskavasi yang dilakukan oleh TTMPGP di lereng timur Teras III
tidak memperhatikan stabilitas lereng ( slope stability ) dan sangat
membahayakan keselamatan situs di atasnya yang strukturnya  telah mengalami
pergelinciran. Bagian lereng curam di luar pagar situs merupakan satu
kesatuan dengan kawasan situs sehingga ekskavasi besar-besaran yang tadinya
direncanakan oleh TTMPGP akan sangat membahayakan keselamatan situs.

 

Sehubungan dengan hal di atas, Petisi 26 April 2013 dan langkah cepat
Direktorat Cagar Budaya dan Permuseuman untuk menghentikan seluruh kegiatan
pen

Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN

2013-05-02 Thread Yanto R. Sumantri
Good news .
Cuma setelah membaca sekilas UU mengenai cagar budaya , rupanya kewenangan 
pengelolaan cagar budaya itu ber-tigkat2 sesuai dengan jenjang pemerintahan yi 
Pemerintah Pusat , Propinsi dam Kabupaten/Kota.

si Abah



 From: Sujatmiko 
To: iagi-net@iagi.or.id 
Cc: MGEI  
Sent: Thursday, May 2, 2013 10:40 PM
Subject: RE: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN
 


 
Rekan-rekan
IAGI yang budiman,
 
Puji
syukur ke hadlirat Tuhan YMK bahwa kemaren , Rabu 1 Mei 2013, mang Okim diundang
oleh Pusat Survey Geologi untuk mendampingi Prof. Sutikno Bronto dalam melakukan
 peninjauan ke Situs Punden Berundak Gunung Padang  ( pasca terbitnya
Petisi Penyelamatan Situs Gunung Padang 26 April 2013 ). Untuk mengoptimalkan
hasil peninjauan ,  Prof Sutikno Bronto mengajak juga Ir. Pudjo  Asmoro
MSc , Vulkanolog di PSG,  dan Drs.Lutfi Yondri M.Hum., Arkeolog
di Balar Bandung (peneliti utama Situs Gunung Padang ). Berkat kehadiran Pak
Lutfi alhamdulilah kami diterima oleh Kepala Dinas Budpar Cianjur dan
dipertemukan dengan Direktur Cagar Budaya dan Permuseuman , Drs. Surya Helmi . 
Dari diskusi yang berkembang, kedatangan Drs.Surya Helmi dan timnya  dari
Jakarta ternyata dalam rangka persiapan  MORATORIUM Penelitian
Situs Gunung Padang. Siang harinya, 14 Kepala UPT Balai Cagar Budaya dari 14 
wilayah di Indonesia bergabung di Gunung Padang.
 
Di
sepanjang perjalanan dari Cianjur ke Gunung Padang ,  kami berempat yang 
sama-sama
ikut menanda-tangani  Petisi 26 April 2013 mendiskusikan banyak hal
antara lain tentang reaksi keras Pak Andi Arief yang sebagai Staf Khusus
Presiden RI dianggap  tidak sepatutnya  mengeluarkan
pernyataan-pernyataan yang begitu emosional, apalagi sampai meminta 3 Menteri 
Kabinet
dan 1 Wakil Menteri mengundurkan diri karena dianggap ikut berperan dalam
keluarnya petisi 26 April 2013. Selain dari itu kami mendiskusikan juga tentang
 temuan-temuan Tim Terpadu Mandiri Penelitian  Gunung Padang ( TTMPGP
) yang secara luas diumumkan di media cetak, elektronik dan maya antara lain
tentang pasir ayakan, semen perekat batu, gumpalan besi sisa pekerjaan
metalurgi prasejarah, ekskavasi yang dilakukan di luar area situs, dan
lain-lain.
 
Pengamatan
di kawasan Situs Gunung Padang
 
Perjalanan
dari Cianjur ke Gunung Padang memakan waktu sekitar 1,5 jam, melewati jalanan
yang rusak cukup berat sepanjang hampir 20 km. Di lokasi parkir mobil pertama di
kawasan Gunung Padang, terlihat  bengkel pemrosesan bijih emas dengan
mesin glundung/ tromol dimana batuan bijih emasnya diambil dari Gunung Rosa /
Cikondang yang terletak agak jauh di selatan. Di lokasi parkir atas,  terlihat
singkapan batuan terubah dengan struktur pemangkasan dan top soil yang
mengindikasikan sebagai hasil longsoran lama. Fenomena geologi lainnya yang
kami amati antara lain sumur berair jernih yang struktur dindingnya
sederhana, susunan tangga dari kekar tiang yang terletak  di atas
batuan lapuk atau terubah  yang di beberapa bagian terancam longsor , semen
perekat antara kekar tiang yang kemungkinan besar  merupakan sedimen
alamiah sebagai hasil dari proses  pelapukan atau leaching, Teras IV danTeras V 
yang didominasi oleh batuan klastik yang telah lapuk  dimana  di
atasnya tersusun  batuan andesit punden yang ukurannya relatif kecil (
diduga diambil dari Teras III atau Teras di bawahnya). 
 
Klimaks
dari peninjauan kami adalah bekas ekskavasi pertama TTMPGP di lereng
timur  Teras III yang luasnya 3 X 9 m2 dengan kedalaman 4 meter. Ekskavasi
yang dinilai oleh beberapa arkeolog di tempat  inapropriate karena menyimpang
dari SOP , ternyata lokasinya berada di lereng/tebing bersudut kritis, sekitar 
40
derajat. Jaraknya yang    hanya sekitar 30 meteran di bawah
struktur Teras III yang telah mengalami pergelinciran , jelas  sangat
membahayakan keselamatan situs. Kurang dari 10 meteran di bawah ekskavasi
pertama, TTMPGP melakukan juga ekskavasi kedua  yang tidak tuntas.
Di ekskavasi kedua ini terlihat adanya beberapa balok andesit yang bercampur
dengan tanah lempungan. Hal ini memberikan indikasi bahwa balok-balok andesit
tersebut yang sumbunya tegak lurus terhadap arah tebing timur merupakan  bawaan
longsoran.  Lokasi ekskavasi TTMPGP yang diumumkan terletak di tanah
masyarakat , ternyata merupakan satu kesatuan dengan bangunan punden berundak. 
 
Moratorium
adalah langkah yang tepat
 
Hasil
re-checking dan pengamatan multi disiplin di atas menyimpulkan bahwa , seperti
halnya di Gunung Lalakon dan Gunung Sadahurip, Gunung Padang adalah sisa gunung
api purba yang utuh, yang di atasnya terdapat  bangunan punden berundak 
Megalitik
terbesar di kawasan Asia Tenggara. Dari Teras I sampai Teras III, batuan 
penyusun
Gunung Padang tersingkap di permukaan, sementara di teras IV dan V 
tertutup oleh produk klastik gunung api yang telah lapuk. Kegiatan ekskavasi
yang dilakukan oleh TTMPGP di lereng timur Teras III tidak memperhatikan
stabilitas lereng ( slope stability ) dan sangat membahayakan keselamat

[iagi-net] Re: [Forum-HAGI] [iagi-net] Re: [iagi-net] Aplikasi GPR utk Arkeologi

2013-05-02 Thread Franciscus B Sinartio
nah disinilah perannya data densitas pak.

kalau sudah ketahuan resistivity nya tinggi, maka selanjutnya dipakai densitas 
nya.

bisa juga shallow seismic (lihat interval velocity nya),  tapi pakai mukul2 
palu di situs Gunung Padang barangkali dilarang.
atau mini sossie juga mungkin juga dilarang.

jadilah microgravity the best candidate  untuk membedakan.

fbs






 From: Marwan Wirianto 
To: Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia  
Sent: Thursday, May 2, 2013 10:29 AM
Subject: Re: [Forum-HAGI] [iagi-net] Re: [iagi-net] Aplikasi GPR utk
Arkeologi
 




Pak Muharram,

Pada umumnya, resistivity berisi udara (begitu juga, resistivity berisi 
hydrocarbon) jauh lebih besar daripada resistivity batuan dense (apalagi yang 
berisi brine). Bedanya bisa 2-3 order (100-1000x). Namun, batuan dengan 
resisivity besar tidak selalu berisi udara (atau hydrocarbon). Salah satu 
contohnya adalah anhydrate.


Artikel ini mungkin membantu:

[1] Wilt, M. and Alumbaugh, D., 1998. Electromagnetic methods for development 
and production: State of the art, The Leading Edge, 17(4), 487–490.


Salam,
Marwan Wirianto





 From: Muharram Jaya Panguriseng 
To: Iagi-net ; Forum HAGI  
Sent: Thursday, May 2, 2013 3:37 PM
Subject: Re: [Forum-HAGI] [iagi-net] Re: [iagi-net] Aplikasi GPR utk Arkeologi
 


Betul Pak Franc saya masih terbawa dunia kerja kita he he he...

BTW. Pak Franc, katakanlah ruang kosong itu tidak akan terisi air, betulkah 
resistivity ruang kosong berisi udara itu lebih besar dari resistivity batuan 
dense? Apalagi sampai 100-an ribu ohmm? Udara mungkin tidak konduktif, dan jika 
(dicoba-coba) dianalogikan dengan gas hydrocarbon yang juga tidak konduktif 
maka resistivity dari wireline logging batuan dense biasanya tetap lebih besar 
dari pada resistivity ruang berpori berisi hydrocarbon.

Mungkin ada yang bisa memberi referensi hasil uji laboratorium resistivity 
ruang kosong berisi udara. Mohon pencerahan.

Salam,
MJP 

Powered by Telkomsel BlackBerry®


From:  Franciscus B Sinartio  
Sender:   
Date: Thu, 2 May 2013 06:11:03 -0700 (PDT)
To: iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI
ReplyTo:  iagi-net@iagi.or.id 
Subject: Re: [iagi-net] Re: [Forum-HAGI] [iagi-net] Aplikasi GPR utk Arkeologi

Pak Muharram pasti ingat nya kalau di dalam tanah itu kalau ada pori2 pasti 
berisi brine atau hydrocarbon.
kalau nyari minyak dan gas kalau disebutkan "kosong"  atau "dry"   berarti 
berisi air.


sedangkan yang dimaksud disini kalau kosong ya  yah berisi   udara.  jadi 
resistivity nya nya tinggi.


fbs




 From: Muharram Jaya Panguriseng 
To: Forum HAGI ; Iagi-net  
Sent: Thursday, May 2, 2013 7:58 AM
Subject: [iagi-net] Re: [Forum-HAGI] [iagi-net] Aplikasi GPR utk Arkeologi
 

Saya kurang faham geolistrik walaupun sempat kuliah 2 sks dan praktikum 
narik-narik kabel di Lembang, jadi mohon maaf kalau saya keliru sehingga 
logikanya terbalik dengan kesimpulan para ahli geolistrik.

Sependek pengetahuan saya, pada log analysis dari data wireline logging, 
seharusnya kalau ada ruang berpori (apalagi cave) resistivity-nya akan lebih 
kecil dibanding
 batuan
 tigth. Apalagi kalau cave-nya terisi air tanah yang konduktif tentu 
resistivity-nya akan lebih kecil lagi. Biasanya begitu kita ketemu resistivity 
> 2.000 ohmm akan langsung dicurigai sebagai batuan tigth, tigth~dense(?). Pada 
data wireline logging, ketika sumur menembus batuan dasar granite biasanya 
resistivity akan besar sekali, out of scale (skala resistivity pada wireline 
logging adalah 0.2 - 2.000 ohmm). Sedangkan pada batu pasir berisi air umumnya 
resistivity < 4 ohmm.

Walaupun kata pak Grandis angka tidak terlalu mutlak dalam geolistrik, tetapi 
minimal dapat dikatakan bahwa kalau ada ruang kosong apalagi berisi pasir yang 
sudah diayak (sorting sangat bagus) maka  seharusnya resistivity lebih rendah 
daripada resistivity pada batuan dense.

Jadi saya mencoba menafsirkan bahwa resistivity body yang sampai ratusan ribu 
ohmm itu dan kontras dengan resistivity sekelilingnya yang lebih rendah adalah 
intrusi batuan beku atau
 mungkin stupa, kalau size-nya kecil, yang bahan dasarnya adalah batuan dense 
(di Bangkok ada stupa Budha sebesar rumah).

Mohon pencerahan para ahli geolistrik untuk meluruskan interpretasi saya yang 
mungkin keliru ini.

Salam hangat,
MJP

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: "hendra grandis" 
Sender: "forum" 
Date: Thu, 02 May 2013 04:00:55 
To: Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia; 

Reply-To: Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia 
Subject: Re: [Forum-HAGI] [iagi-net] Aplikasi GPR utk Arkeologi

__
Pembayaran iuran tahunan keanggotaan HAGI dapat ditujukan melalui :
Bank BNI Cab. Menteng Jakarta
No. Rek: 0010740147
Atas nama: Himpunan Ahli Geofisika Indonesia
Iuran tahunan Rp. 100.000,- (profesional) dan Rp. 50.000,- (mahasiswa)
Info lebi

Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN

2013-05-02 Thread ginanjar . nugraha
Bad news..

Saya pikir akan ada pertemuan antara tim TTMTGP dan kelompok petisi 34 untuk 
re-cheking, re-pengamatan dan re-interpretasi data data dan fakta yg ada 
sebelum memutuskan lanjut tidaknya penelitian G. Padang. 

Sayang sekali...




Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: "Yanto R. Sumantri" 
Sender: 
Date: Thu, 2 May 2013 09:01:38 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN
Good news .
Cuma setelah membaca sekilas UU mengenai cagar budaya , rupanya kewenangan 
pengelolaan cagar budaya itu ber-tigkat2 sesuai dengan jenjang pemerintahan yi 
Pemerintah Pusat , Propinsi dam Kabupaten/Kota.

si Abah



 From: Sujatmiko 
To: iagi-net@iagi.or.id 
Cc: MGEI  
Sent: Thursday, May 2, 2013 10:40 PM
Subject: RE: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN
 


 
Rekan-rekan
IAGI yang budiman,
 
Puji
syukur ke hadlirat Tuhan YMK bahwa kemaren , Rabu 1 Mei 2013, mang Okim diundang
oleh Pusat Survey Geologi untuk mendampingi Prof. Sutikno Bronto dalam melakukan
 peninjauan ke Situs Punden Berundak Gunung Padang  ( pasca terbitnya
Petisi Penyelamatan Situs Gunung Padang 26 April 2013 ). Untuk mengoptimalkan
hasil peninjauan ,  Prof Sutikno Bronto mengajak juga Ir. Pudjo  Asmoro
MSc , Vulkanolog di PSG,  dan Drs.Lutfi Yondri M.Hum., Arkeolog
di Balar Bandung (peneliti utama Situs Gunung Padang ). Berkat kehadiran Pak
Lutfi alhamdulilah kami diterima oleh Kepala Dinas Budpar Cianjur dan
dipertemukan dengan Direktur Cagar Budaya dan Permuseuman , Drs. Surya Helmi . 
Dari diskusi yang berkembang, kedatangan Drs.Surya Helmi dan timnya  dari
Jakarta ternyata dalam rangka persiapan  MORATORIUM Penelitian
Situs Gunung Padang. Siang harinya, 14 Kepala UPT Balai Cagar Budaya dari 14 
wilayah di Indonesia bergabung di Gunung Padang.
 
Di
sepanjang perjalanan dari Cianjur ke Gunung Padang ,  kami berempat yang 
sama-sama
ikut menanda-tangani  Petisi 26 April 2013 mendiskusikan banyak hal
antara lain tentang reaksi keras Pak Andi Arief yang sebagai Staf Khusus
Presiden RI dianggap  tidak sepatutnya  mengeluarkan
pernyataan-pernyataan yang begitu emosional, apalagi sampai meminta 3 Menteri 
Kabinet
dan 1 Wakil Menteri mengundurkan diri karena dianggap ikut berperan dalam
keluarnya petisi 26 April 2013. Selain dari itu kami mendiskusikan juga tentang
 temuan-temuan Tim Terpadu Mandiri Penelitian  Gunung Padang ( TTMPGP
) yang secara luas diumumkan di media cetak, elektronik dan maya antara lain
tentang pasir ayakan, semen perekat batu, gumpalan besi sisa pekerjaan
metalurgi prasejarah, ekskavasi yang dilakukan di luar area situs, dan
lain-lain.
 
Pengamatan
di kawasan Situs Gunung Padang
 
Perjalanan
dari Cianjur ke Gunung Padang memakan waktu sekitar 1,5 jam, melewati jalanan
yang rusak cukup berat sepanjang hampir 20 km. Di lokasi parkir mobil pertama di
kawasan Gunung Padang, terlihat  bengkel pemrosesan bijih emas dengan
mesin glundung/ tromol dimana batuan bijih emasnya diambil dari Gunung Rosa /
Cikondang yang terletak agak jauh di selatan. Di lokasi parkir atas,  terlihat
singkapan batuan terubah dengan struktur pemangkasan dan top soil yang
mengindikasikan sebagai hasil longsoran lama. Fenomena geologi lainnya yang
kami amati antara lain sumur berair jernih yang struktur dindingnya
sederhana, susunan tangga dari kekar tiang yang terletak  di atas
batuan lapuk atau terubah  yang di beberapa bagian terancam longsor , semen
perekat antara kekar tiang yang kemungkinan besar  merupakan sedimen
alamiah sebagai hasil dari proses  pelapukan atau leaching, Teras IV danTeras V 
yang didominasi oleh batuan klastik yang telah lapuk  dimana  di
atasnya tersusun  batuan andesit punden yang ukurannya relatif kecil (
diduga diambil dari Teras III atau Teras di bawahnya). 
 
Klimaks
dari peninjauan kami adalah bekas ekskavasi pertama TTMPGP di lereng
timur  Teras III yang luasnya 3 X 9 m2 dengan kedalaman 4 meter. Ekskavasi
yang dinilai oleh beberapa arkeolog di tempat  inapropriate karena menyimpang
dari SOP , ternyata lokasinya berada di lereng/tebing bersudut kritis, sekitar 
40
derajat. Jaraknya yang    hanya sekitar 30 meteran di bawah
struktur Teras III yang telah mengalami pergelinciran , jelas  sangat
membahayakan keselamatan situs. Kurang dari 10 meteran di bawah ekskavasi
pertama, TTMPGP melakukan juga ekskavasi kedua  yang tidak tuntas.
Di ekskavasi kedua ini terlihat adanya beberapa balok andesit yang bercampur
dengan tanah lempungan. Hal ini memberikan indikasi bahwa balok-balok andesit
tersebut yang sumbunya tegak lurus terhadap arah tebing timur merupakan  bawaan
longsoran.  Lokasi ekskavasi TTMPGP yang diumumkan terletak di tanah
masyarakat , ternyata merupakan satu kesatuan dengan bangunan punden berundak. 
 
Moratorium
adalah langkah yang tepat
 
Hasil
re-checking dan pengamatan multi disiplin di atas menyimpulkan bahwa , seperti
halnya di Gunung Lalakon dan Gunung Sa

Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN

2013-05-02 Thread yustinus yuwono
Rekan2,

Ramainya diskusi ini menunjukkan bahwa banyak geologiwan kita yang sangat
peduli,
dari nada bicara para milis keliatan ada 3 kelompok utama: Kel.1.
Penggembira; Kel. 2. Geoklenik; Kel.3. Geoscience. Ada kelompok lain? Saya
masuk kelompok penggembira aja deh silakan berargumentasi, saya menikmati
kok.

Sharing aja: saya punya teman geologiwan juga, dia pernah dapat proyek
esplorasi emas di Kalimantan, sebelum berangkat ke lapangan dia sowan ke
Ustad terkenal di Jawa Barat minta petunjuk, lalu disuruh menjalani
persyaratan rohani. Dia diberitahu ancer2 arah yang harus dituju saat ke
lapangan (jadi gak pake ilmu geologi) eh...ternyata berhasil menemukan
daerah mineralisasi yang prospek. Ini cerita sungguhan lho wong dia sendiri
yang mengaku dan cerita pada saya.
Salam,
YSY


2013/5/2 

> Bad news..
>
> Saya pikir akan ada pertemuan antara tim TTMTGP dan kelompok petisi 34
> untuk re-cheking, re-pengamatan dan re-interpretasi data data dan fakta yg
> ada sebelum memutuskan lanjut tidaknya penelitian G. Padang.
>
> Sayang sekali...
>
>
>
>
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
> --
> *From: * "Yanto R. Sumantri" 
> *Sender: * 
> *Date: *Thu, 2 May 2013 09:01:38 -0700 (PDT)
> *To: *iagi-net@iagi.or.id
> *ReplyTo: * iagi-net@iagi.or.id
> *Subject: *Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN
>
> Good news .
> Cuma setelah membaca sekilas UU mengenai cagar budaya , rupanya kewenangan
> pengelolaan cagar budaya itu ber-tigkat2 sesuai dengan jenjang pemerintahan
> yi Pemerintah Pusat , Propinsi dam Kabupaten/Kota.
>
> si Abah
>
>   --
>  *From:* Sujatmiko 
> *To:* iagi-net@iagi.or.id
> *Cc:* MGEI 
> *Sent:* Thursday, May 2, 2013 10:40 PM
> *Subject:* RE: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN
>
>  *Rekan-rekan IAGI yang budiman,*
>
> Puji syukur ke hadlirat Tuhan YMK bahwa kemaren , Rabu 1 Mei 2013, mang
> Okim diundang oleh Pusat Survey Geologi untuk mendampingi *Prof. Sutikno
> Bronto* dalam melakukan  peninjauan ke Situs Punden Berundak Gunung
> Padang  ( pasca terbitnya Petisi Penyelamatan Situs Gunung Padang 26 April
> 2013 ). Untuk mengoptimalkan hasil peninjauan ,  Prof Sutikno Bronto
> mengajak juga *Ir. Pudjo  Asmoro MSc* , Vulkanolog di PSG,  dan *Drs.Lutfi
> Yondri M.Hum*., Arkeolog di Balar Bandung (peneliti utama Situs Gunung
> Padang ). Berkat kehadiran Pak Lutfi alhamdulilah kami diterima oleh Kepala
> Dinas Budpar Cianjur dan dipertemukan dengan Direktur Cagar Budaya dan
> Permuseuman , *Drs. Surya Helmi* . Dari diskusi yang berkembang,
> kedatangan Drs.Surya Helmi dan timnya  dari Jakarta ternyata dalam rangka
> persiapan  *MORATORIUM* *Penelitian Situs Gunung Padang*. Siang harinya, *14
> Kepala UPT Balai Cagar Budaya* dari 14 wilayah di Indonesia bergabung di
> Gunung Padang.
>
> Di sepanjang perjalanan dari Cianjur ke Gunung Padang ,  kami berempat
> yang sama-sama ikut menanda-tangani  *Petisi 26 April 2013* mendiskusikan
> banyak hal antara lain tentang reaksi keras *Pak Andi Arief* yang sebagai
> Staf Khusus Presiden RI dianggap  tidak sepatutnya  mengeluarkan
> pernyataan-pernyataan yang begitu emosional, apalagi sampai meminta 3
> Menteri Kabinet dan 1 Wakil Menteri mengundurkan diri karena dianggap ikut
> berperan dalam keluarnya petisi 26 April 2013. Selain dari itu kami
> mendiskusikan juga tentang  temuan-temuan Tim Terpadu Mandiri Penelitian
>  Gunung Padang ( TTMPGP ) yang secara luas diumumkan di media cetak,
> elektronik dan maya antara lain tentang pasir ayakan, semen perekat batu,
> gumpalan besi sisa pekerjaan metalurgi prasejarah, ekskavasi yang dilakukan
> di luar area situs, dan lain-lain.
>
> *Pengamatan di kawasan Situs Gunung Padang*
> *  *
> Perjalanan dari Cianjur ke Gunung Padang memakan waktu sekitar 1,5 jam,
> melewati jalanan yang rusak cukup berat sepanjang hampir 20 km. Di lokasi
> parkir mobil pertama di kawasan Gunung Padang, terlihat  bengkel pemrosesan
> bijih emas dengan mesin glundung/ tromol dimana batuan bijih emasnya
> diambil dari Gunung Rosa / Cikondang yang terletak agak jauh di selatan. Di
> lokasi parkir atas,  terlihat singkapan batuan terubah dengan struktur
> pemangkasan dan top soil yang mengindikasikan sebagai hasil longsoran lama.
> Fenomena geologi lainnya yang kami amati antara lain *sumur* *berair
> jernih* yang struktur dindingnya sederhana, susunan *tangga dari kekar
> tiang* yang terletak  di atas batuan lapuk atau terubah  yang di beberapa
> bagian terancam longsor , *semen perekat* antara kekar tiang yang
> kemungkinan besar  merupakan sedimen alamiah sebagai hasil dari proses
>  pelapukan atau leaching, *Teras IV *dan* Teras V* yang didominasi oleh
> batuan klastik yang telah lapuk  dimana  di atasnya tersusun  batuan
> andesit punden yang ukurannya relatif kecil ( diduga diambil dari Teras III
> atau Teras di bawahnya).
>
>Klimaks dari peninjauan kami adalah bekas *ekskavasi pertama* TTMPGP
> di lereng timur  Teras III yang luasnya 3 X 9 

RE: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN

2013-05-02 Thread Sujatmiko
Dengan hormat, 

 

Sekedar sharing, setelah memperhatikan kenyataan di lapangan dan demi
penyelamatan situs yang telah diakui sebagai Punden Berundak terbesar di
kawasan Asia Tenggara yang kelestariannya dilindungi oleh Undang-undang,
maka  langkah  terpenting saat ini adalah menghentikan   upaya ekskavasi
besar-besaran yang telah direncanakan oleh  TTMPGP. Alasannya sangat
sederhana, ekskavasi pertama saja yang dilakukan TTMPGP  di lereng timur
punden  tidak mempertimbangkan slope stability dan keselamatan struktur
punden di atasnya. Selain dari itu, hasil ekskavasinya juga tidak jelas (
lobang galiannya keburu diurug dengan tanah ). 

 

Untuk pertemuan,  sebetulnya telah dilaksanakan beberapa kali, hanya mana
bisa ketemu kalau pijakan yang satu geo-arkeologi logis sedangkan yang lain
geo-arkeologi pseudo alias fantastis.

 

Wassalam, Mang Okim.

 

 

From: ginanjar.nugr...@gmail.com [mailto:ginanjar.nugr...@gmail.com] 
Sent: 02 Mei 2013 23:25
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN

 

Bad news..

Saya pikir akan ada pertemuan antara tim TTMTGP dan kelompok petisi 34 untuk
re-cheking, re-pengamatan dan re-interpretasi data data dan fakta yg ada
sebelum memutuskan lanjut tidaknya penelitian G. Padang. 

Sayang sekali...




Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _  

From: "Yanto R. Sumantri"  

Sender:  

Date: Thu, 2 May 2013 09:01:38 -0700 (PDT)

To: iagi-net@iagi.or.id

ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 

Subject: Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN

 

Good news .

Cuma setelah membaca sekilas UU mengenai cagar budaya , rupanya kewenangan
pengelolaan cagar budaya itu ber-tigkat2 sesuai dengan jenjang pemerintahan
yi Pemerintah Pusat , Propinsi dam Kabupaten/Kota.

 

si Abah

 

  _  

From: Sujatmiko 
To: iagi-net@iagi.or.id 
Cc: MGEI  
Sent: Thursday, May 2, 2013 10:40 PM
Subject: RE: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN

 

Rekan-rekan IAGI yang budiman,

 

Puji syukur ke hadlirat Tuhan YMK bahwa kemaren , Rabu 1 Mei 2013, mang Okim
diundang oleh Pusat Survey Geologi untuk mendampingi Prof. Sutikno Bronto
dalam melakukan  peninjauan ke Situs Punden Berundak Gunung Padang  ( pasca
terbitnya Petisi Penyelamatan Situs Gunung Padang 26 April 2013 ). Untuk
mengoptimalkan hasil peninjauan ,  Prof Sutikno Bronto mengajak juga Ir.
Pudjo  Asmoro MSc , Vulkanolog di PSG,  dan Drs.Lutfi Yondri M.Hum.,
Arkeolog di Balar Bandung (peneliti utama Situs Gunung Padang ). Berkat
kehadiran Pak Lutfi alhamdulilah kami diterima oleh Kepala Dinas Budpar
Cianjur dan dipertemukan dengan Direktur Cagar Budaya dan Permuseuman , Drs.
Surya Helmi . Dari diskusi yang berkembang, kedatangan Drs.Surya Helmi dan
timnya  dari Jakarta ternyata dalam rangka persiapan  MORATORIUM Penelitian
Situs Gunung Padang. Siang harinya, 14 Kepala UPT Balai Cagar Budaya dari 14
wilayah di Indonesia bergabung di Gunung Padang.

 

Di sepanjang perjalanan dari Cianjur ke Gunung Padang ,  kami berempat yang
sama-sama ikut menanda-tangani  Petisi 26 April 2013 mendiskusikan banyak
hal antara lain tentang reaksi keras Pak Andi Arief yang sebagai Staf Khusus
Presiden RI dianggap  tidak sepatutnya  mengeluarkan pernyataan-pernyataan
yang begitu emosional, apalagi sampai meminta 3 Menteri Kabinet dan 1 Wakil
Menteri mengundurkan diri karena dianggap ikut berperan dalam keluarnya
petisi 26 April 2013. Selain dari itu kami mendiskusikan juga tentang
temuan-temuan Tim Terpadu Mandiri Penelitian  Gunung Padang ( TTMPGP ) yang
secara luas diumumkan di media cetak, elektronik dan maya antara lain
tentang pasir ayakan, semen perekat batu, gumpalan besi sisa pekerjaan
metalurgi prasejarah, ekskavasi yang dilakukan di luar area situs, dan
lain-lain.

 

Pengamatan di kawasan Situs Gunung Padang

 

Perjalanan dari Cianjur ke Gunung Padang memakan waktu sekitar 1,5 jam,
melewati jalanan yang rusak cukup berat sepanjang hampir 20 km. Di lokasi
parkir mobil pertama di kawasan Gunung Padang, terlihat  bengkel pemrosesan
bijih emas dengan mesin glundung/ tromol dimana batuan bijih emasnya diambil
dari Gunung Rosa / Cikondang yang terletak agak jauh di selatan. Di lokasi
parkir atas,  terlihat singkapan batuan terubah dengan struktur pemangkasan
dan top soil yang mengindikasikan sebagai hasil longsoran lama. Fenomena
geologi lainnya yang kami amati antara lain sumur berair jernih yang
struktur dindingnya sederhana, susunan tangga dari kekar tiang yang terletak
di atas batuan lapuk atau terubah  yang di beberapa bagian terancam longsor
, semen perekat antara kekar tiang yang kemungkinan besar  merupakan sedimen
alamiah sebagai hasil dari proses  pelapukan atau leaching, Teras IV dan
Teras V yang didominasi oleh batuan klastik yang telah lapuk  dimana  di
atasnya tersusun  batuan andesit punden yang ukurannya relatif kecil (
diduga diambil dari Teras III atau Teras di bawahnya). 

 

Klimaks dari peninjauan kami adalah bekas ekskavasi pertama TTMPGP di lereng
timur  

Re: [iagi-net] Aplikasi GPR utk Arkeologi

2013-05-02 Thread bandono . s
Wahh canggih nian. Alon alon aku simak dulu ya pak RD.
Menarik sekali.
Seingatku dulu, di fisika bumi itb, juga pernah ada test dan dapat  gorong2 di 
selatan aula timur. 
Tararengkyu (makasih banyak) bhs inggris disundakan. Nanti aku dld dulu.
Tapi masih menyisakan pertanyaan, katastropi kenapa jadi cari ruang dibawah 
situs? (Ini tak perlu diwansuli mas, biar pertanyaan saja buat aku) 
Salam.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari 
Sender: 
Date: Thu, 2 May 2013 11:53:01 
To: 
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] Aplikasi GPR utk Arkeologi
Sakjanne fungsi GPR bukan hanya mencari ruang kosong (Void) bawah tanah,
itu hanya salah satu yg dapat dideteksi. Masih perlu data lain untuk
meyakinkannya. Mirip seperti seismic juga perlu ilmu interpretasi juga.

Dalam paper yg saya tuliskan sebelumnya ini terutama bagaimana GPR dipakai
untuk meneliti atau lebih tepatnya "mencari" "explore"
peninggalan-peninggalan arkeologi. Bahkan 3D GPR sudah lazim dipergunakan
dalam situs-situs purbakala dibawah perkotaan yg ramai.

Sependek pengetahuan saya, Arkeologi konvensional saat ini masih memerlukan
excavasi sebagai pencarian "bukti" atau "evidence" dari fakta peninggalan,
namun yang namanya excavasi-pun masih juga mengundang kontroversi karena
pada dasarnya kegiatan excavasi adalah memberi "gangguan" pada situs.
Bahkan arkeolog masih ada yang tidak setuju dengan restorasi, karena pasti
ada satu sisi "perubahan" akibat ulah manusia. Makanya aturan yang
dipergunakan untuk mengexcavasi sebuah situs purbakala itu diatur dengan
peraturan yang sangat ketat. Dan mungkin saja ada yang "terpeleset" ketka
melakukan penggalian situs ini.

Kalau saja GPR sudah sedetil dan secanggih USG melihat bayi didalam perut
ibu, tentunya kita tidak perlu lagi melakukan ekscavasi situs-situs
purbakala. Cukup melihat gambar 3Dnya dalam hologram :) (*mimpi kali yee*).
Jadi tak perlu lagi merusak eh menganggu keaslian situs purbakala.

Masih penasaran dengan viod dengan GPR ?
Silahkan download papernya disini :
http://virtualacademia.com/pdf/eng84_90.pdf (Mas Danny d Pak ADB pasti dah
baca :) )
Voids Investigation at Gabbari Tombs, Alexandria, Egypt Using Ground
Penetrating Radar Technique Adel ElFouly Cairo University, Geology
Department, Giza, Egypt.
psst yang menulis dari geologi looh, bukan arkeologi 

Mudah-mudahan kita di IAGI tidak terjebak dalam ruang nostalgia .. eh ruang
euphoria yang sangat licin ini :)

Salam nyaintifik !

RDP
*--
"**Nasionalisme itu ekspresi perasaan ketika negaramu terpuruk"*


2013/5/2 

> Setau saya, georadar sangat bagus untuk mengetahui logam yang bersifat
> magnetik. Pernah cari bijih besi di sumatra barat pakai georadar. Tanah
> saja tidak terdeteksi. Mungkin alatnya kurAng canggih.
> Untuk cari ruang/gua dlm tanah aku belum pernah coba.
> Salam.
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
> --
> *From: * "Danny Hilman Natawidjaja" 
> *Sender: * 
> *Date: *Thu, 2 May 2013 09:03:10 +0700
> *To: *
> *ReplyTo: * iagi-net@iagi.or.id
> *Subject: *RE: [iagi-net] Aplikasi GPR utk Arkeologi
>
> He he he, tahu aja Pak Ketum.  
>
> Ya, saya punya textbook si Conyers yang edisi terbarunya.
>
> Tapi kebanyakan contoh untuk yang high frequency – shallow depth – hanya
> beberapa meter.  Contoh aplikasi untuk body yang lebih besar – penetrasi
> sampai 30m meter sangat sedikit di literatur.
>
> ** **
>
> *From:* iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] *On Behalf Of 
> *Rovicky
> Dwi Putrohari
> *Sent:* 02 Mei 2013 7:50
> *To:* iagi-net@iagi.or.id
> *Subject:* [iagi-net] Aplikasi GPR utk Arkeologi
>
> ** **
>
> Untuk diskusi yang lebih tehnis.
> Dibawah ini ada paper terbaru masih panas dari oven tentang aplikasi
> georadar GPR utk Arhaelogiy
>
>- - *Ground Penetrating Radar (GPR) Attribute Analysis for
>Archaeological 
> Prospection*
>*
>Journal of Applied Geophysics, Available online 29 April 2013, Pages*
>Wenke Zhao, Emanuele Forte, Michele Pipan, Gang Tian
>
>-->* Ini salahsatu contoh aplikasi 3D GPR*
>
> Kalau teorinya mestinya team ini sudah khatam baca buku ini :
>
>- Conyers and Goodman, 1997 <#13e632ea9caea473_bb0045> L.B. Conyers,
>D. Goodman "Ground-penetrating Radar: An Introduction for Archaeologists",
>AltaMira Press, Walnut Creek, California (1997)
>
> Monggo dibabar sisi tehnisnya.
>
> RDP
> 
>
> *--
> "Nasionalisme itu ekspresi perasaan ketika negaramu terpuruk"*
>
> ** **
>



Re: [iagi-net] Aplikasi GPR utk Arkeologi

2013-05-02 Thread bandono . s
Ini baru geologi/geofisika beneran.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: "Danny Hilman Natawidjaja" 
Sender: 
Date: Thu, 2 May 2013 13:33:07 
To: ; 'Forum Himpunan Ahli Geofisika 
Indonesia'
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net] Aplikasi GPR utk Arkeologi
Bisa, khususnya kalau diantara rekan-rekan ada yang ahli dalam survey 
microgravity untuk dibandingkan dengan geolistrik.

Dari geolistrik indikasi ruangan adalah dari tubuh dengan resistivity yang 
sangat tinggi (puluhan ribu-100.000 OhmMeter) yang sangat kontras dengan 
sekelilingnya yang hanya ribuan Ohm-meter. Diskusi dengan teman-teman yang 
biasa main geolistrik umumnya sepaham bahwa very high resistivity bodies di 
bawah situs Gunung Padang itu lebih mungkin ruang daripada very dense rocks.  
Bentuk dan lokasinya pun pas untuk dicurigai sebagai ruang bangunan.  Survey 
microgravity kemungkinan bisa memberikan info lebih meyakinkan apakah very high 
resistivity body itu anomali negative (ruang) atau positif (very dense).  

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Franciscus 
B Sinartio
Sent: 02 Mei 2013 13:09
To: iagi-net@iagi.or.id; Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia
Subject: Re: [iagi-net] Aplikasi GPR utk Arkeologi

 

Bagaiamana  kalau ditambahin  gravity dan magnetic  dan juga resistivity.

 

jadi layering nya  pakai GPR  (digabung dengan seismic refraksi), lalu layering 
ini dipakai untuk inversion model gravity, magnetic dan resistivity.

 

fbs

 

 

  _  

From: Rovicky Dwi Putrohari 
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Wednesday, May 1, 2013 11:53 PM
Subject: Re: [iagi-net] Aplikasi GPR utk Arkeologi

 

Sakjanne fungsi GPR bukan hanya mencari ruang kosong (Void) bawah tanah, itu 
hanya salah satu yg dapat dideteksi. Masih perlu data lain untuk meyakinkannya. 
Mirip seperti seismic juga perlu ilmu interpretasi juga. 

Dalam paper yg saya tuliskan sebelumnya ini terutama bagaimana GPR dipakai 
untuk meneliti atau lebih tepatnya "mencari" "explore" peninggalan-peninggalan 
arkeologi. Bahkan 3D GPR sudah lazim dipergunakan dalam situs-situs purbakala 
dibawah perkotaan yg ramai.

Sependek pengetahuan saya, Arkeologi konvensional saat ini masih memerlukan 
excavasi sebagai pencarian "bukti" atau "evidence" dari fakta peninggalan, 
namun yang namanya excavasi-pun masih juga mengundang kontroversi karena pada 
dasarnya kegiatan excavasi adalah memberi "gangguan" pada situs. Bahkan 
arkeolog masih ada yang tidak setuju dengan restorasi, karena pasti ada satu 
sisi "perubahan" akibat ulah manusia. Makanya aturan yang dipergunakan untuk 
mengexcavasi sebuah situs purbakala itu diatur dengan peraturan yang sangat 
ketat. Dan mungkin saja ada yang "terpeleset" ketka melakukan penggalian situs 
ini.

Kalau saja GPR sudah sedetil dan secanggih USG melihat bayi didalam perut ibu, 
tentunya kita tidak perlu lagi melakukan ekscavasi situs-situs purbakala. Cukup 
melihat gambar 3Dnya dalam hologram :) (mimpi kali yee). Jadi tak perlu lagi 
merusak eh menganggu keaslian situs purbakala. 

Masih penasaran dengan viod dengan GPR ? 
Silahkan download papernya disini : http://virtualacademia.com/pdf/eng84_90.pdf 
(Mas Danny d Pak ADB pasti dah baca :) )
Voids Investigation at Gabbari Tombs, Alexandria, Egypt Using Ground 
Penetrating Radar Technique Adel ElFouly Cairo University, Geology Department, 
Giza, Egypt. 
psst yang menulis dari geologi looh, bukan arkeologi  

Mudah-mudahan kita di IAGI tidak terjebak dalam ruang nostalgia .. eh ruang 
euphoria yang sangat licin ini :)

Salam nyaintifik !

RDP


--
"Nasionalisme itu ekspresi perasaan ketika negaramu terpuruk"

 

2013/5/2 

Setau saya, georadar sangat bagus untuk mengetahui logam yang bersifat 
magnetik. Pernah cari bijih besi di sumatra barat pakai georadar. Tanah saja 
tidak terdeteksi. Mungkin alatnya kurAng canggih.
Untuk cari ruang/gua dlm tanah aku belum pernah coba.
Salam.

Powered by Telkomsel BlackBerry®

  _  

From: "Danny Hilman Natawidjaja"  

Sender:  

Date: Thu, 2 May 2013 09:03:10 +0700

To: 

ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 

Subject: RE: [iagi-net] Aplikasi GPR utk Arkeologi

 

He he he, tahu aja Pak Ketum.  

Ya, saya punya textbook si Conyers yang edisi terbarunya.

Tapi kebanyakan contoh untuk yang high frequency – shallow depth – hanya 
beberapa meter.  Contoh aplikasi untuk body yang lebih besar – penetrasi sampai 
30m meter sangat sedikit di literatur.

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Rovicky Dwi 
Putrohari
Sent: 02 Mei 2013 7:50
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net] Aplikasi GPR utk Arkeologi

 

Untuk diskusi yang lebih tehnis.
Dibawah ini ada paper terbaru masih panas dari oven tentang aplikasi georadar 
GPR utk Arhaelogiy

*   -  

 Ground

Re: [iagi-net] Re: [Forum-HAGI] [iagi-net] Aplikasi GPR utk Arkeologi

2013-05-02 Thread bandono . s
Kalau iseng2 ngukur udara pakai resitivity meter, berapa nilainya?
 Paling gampang kan dicoba di lab/dirumah bagi yang punya resistivity meter. 
Mungkin pakai multi tester dapat juga ya?
Salam. 
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: "Muharram Jaya Panguriseng" 
Sender: 
Date: Thu, 2 May 2013 12:58:23 
To: Forum HAGI; Iagi-net
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net] Re: [Forum-HAGI] [iagi-net] Aplikasi GPR utk Arkeologi
Saya kurang faham geolistrik walaupun sempat kuliah 2 sks dan praktikum 
narik-narik kabel di Lembang, jadi mohon maaf kalau saya keliru sehingga 
logikanya terbalik dengan kesimpulan para ahli geolistrik.

Sependek pengetahuan saya, pada log analysis dari data wireline logging, 
seharusnya kalau ada ruang berpori (apalagi cave) resistivity-nya akan lebih 
kecil dibanding batuan tigth. Apalagi kalau cave-nya terisi air tanah yang 
konduktif tentu resistivity-nya akan lebih kecil lagi. Biasanya begitu kita 
ketemu resistivity > 2.000 ohmm akan langsung dicurigai sebagai batuan tigth, 
tigth~dense(?). Pada data wireline logging, ketika sumur menembus batuan dasar 
granite biasanya resistivity akan besar sekali, out of scale (skala resistivity 
pada wireline logging adalah 0.2 - 2.000 ohmm). Sedangkan pada batu pasir 
berisi air umumnya resistivity < 4 ohmm.

Walaupun kata pak Grandis angka tidak terlalu mutlak dalam geolistrik, tetapi 
minimal dapat dikatakan bahwa kalau ada ruang kosong apalagi berisi pasir yang 
sudah diayak (sorting sangat bagus) maka  seharusnya resistivity lebih rendah 
daripada resistivity pada batuan dense.

Jadi saya mencoba menafsirkan bahwa resistivity body yang sampai ratusan ribu 
ohmm itu dan kontras dengan resistivity sekelilingnya yang lebih rendah adalah 
intrusi batuan beku atau mungkin stupa, kalau size-nya kecil, yang bahan 
dasarnya adalah batuan dense (di Bangkok ada stupa Budha sebesar rumah).

Mohon pencerahan para ahli geolistrik untuk meluruskan interpretasi saya yang 
mungkin keliru ini.

Salam hangat,
MJP
 
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: "hendra grandis" 
Sender: "forum" 
Date: Thu, 02 May 2013 04:00:55 
To: Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia; 

Reply-To: Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia 
Subject: Re: [Forum-HAGI] [iagi-net] Aplikasi GPR utk Arkeologi

__
Pembayaran iuran tahunan keanggotaan HAGI dapat ditujukan melalui :
Bank BNI Cab. Menteng Jakarta
No. Rek: 0010740147
Atas nama: Himpunan Ahli Geofisika Indonesia
Iuran tahunan Rp. 100.000,- (profesional) dan Rp. 50.000,- (mahasiswa)
Info lebih lanjut silahkan mengunjungi http://www.hagi.or.id/keanggotaan/
__
The Indonesian Assosiation Of Geophysicists mailing list.
fo...@hagi.or.id | www.hagi.or.id
---*** for any help regarding maling list please send your email to 
itweb.supp...@hagi.or.id






Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN

2013-05-02 Thread godang
Ikut nimplung sekejap,

Bpk Yatno,
Itu namanya : 
Geo-sixth-sense !

Nov 2012 kemaren saat saya ikut workshop di Cibaliung-Banten (Antam) : mereka 
juga pakai jurus ini (Geo-sixth-sense)
dan ketemu tuhh zona baru mineralisasi emas-nya.
Saluttt 

Salam,
Godang.S

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: yustinus yuwono 
Sender: 
Date: Fri, 3 May 2013 00:15:38 
To: iagi-net
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN
Rekan2,

Ramainya diskusi ini menunjukkan bahwa banyak geologiwan kita yang sangat
peduli,
dari nada bicara para milis keliatan ada 3 kelompok utama: Kel.1.
Penggembira; Kel. 2. Geoklenik; Kel.3. Geoscience. Ada kelompok lain? Saya
masuk kelompok penggembira aja deh silakan berargumentasi, saya menikmati
kok.

Sharing aja: saya punya teman geologiwan juga, dia pernah dapat proyek
esplorasi emas di Kalimantan, sebelum berangkat ke lapangan dia sowan ke
Ustad terkenal di Jawa Barat minta petunjuk, lalu disuruh menjalani
persyaratan rohani. Dia diberitahu ancer2 arah yang harus dituju saat ke
lapangan (jadi gak pake ilmu geologi) eh...ternyata berhasil menemukan
daerah mineralisasi yang prospek. Ini cerita sungguhan lho wong dia sendiri
yang mengaku dan cerita pada saya.
Salam,
YSY


2013/5/2 

> Bad news..
>
> Saya pikir akan ada pertemuan antara tim TTMTGP dan kelompok petisi 34
> untuk re-cheking, re-pengamatan dan re-interpretasi data data dan fakta yg
> ada sebelum memutuskan lanjut tidaknya penelitian G. Padang.
>
> Sayang sekali...
>
>
>
>
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
> --
> *From: * "Yanto R. Sumantri" 
> *Sender: * 
> *Date: *Thu, 2 May 2013 09:01:38 -0700 (PDT)
> *To: *iagi-net@iagi.or.id
> *ReplyTo: * iagi-net@iagi.or.id
> *Subject: *Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN
>
> Good news .
> Cuma setelah membaca sekilas UU mengenai cagar budaya , rupanya kewenangan
> pengelolaan cagar budaya itu ber-tigkat2 sesuai dengan jenjang pemerintahan
> yi Pemerintah Pusat , Propinsi dam Kabupaten/Kota.
>
> si Abah
>
>   --
>  *From:* Sujatmiko 
> *To:* iagi-net@iagi.or.id
> *Cc:* MGEI 
> *Sent:* Thursday, May 2, 2013 10:40 PM
> *Subject:* RE: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN
>
>  *Rekan-rekan IAGI yang budiman,*
>
> Puji syukur ke hadlirat Tuhan YMK bahwa kemaren , Rabu 1 Mei 2013, mang
> Okim diundang oleh Pusat Survey Geologi untuk mendampingi *Prof. Sutikno
> Bronto* dalam melakukan  peninjauan ke Situs Punden Berundak Gunung
> Padang  ( pasca terbitnya Petisi Penyelamatan Situs Gunung Padang 26 April
> 2013 ). Untuk mengoptimalkan hasil peninjauan ,  Prof Sutikno Bronto
> mengajak juga *Ir. Pudjo  Asmoro MSc* , Vulkanolog di PSG,  dan *Drs.Lutfi
> Yondri M.Hum*., Arkeolog di Balar Bandung (peneliti utama Situs Gunung
> Padang ). Berkat kehadiran Pak Lutfi alhamdulilah kami diterima oleh Kepala
> Dinas Budpar Cianjur dan dipertemukan dengan Direktur Cagar Budaya dan
> Permuseuman , *Drs. Surya Helmi* . Dari diskusi yang berkembang,
> kedatangan Drs.Surya Helmi dan timnya  dari Jakarta ternyata dalam rangka
> persiapan  *MORATORIUM* *Penelitian Situs Gunung Padang*. Siang harinya, *14
> Kepala UPT Balai Cagar Budaya* dari 14 wilayah di Indonesia bergabung di
> Gunung Padang.
>
> Di sepanjang perjalanan dari Cianjur ke Gunung Padang ,  kami berempat
> yang sama-sama ikut menanda-tangani  *Petisi 26 April 2013* mendiskusikan
> banyak hal antara lain tentang reaksi keras *Pak Andi Arief* yang sebagai
> Staf Khusus Presiden RI dianggap  tidak sepatutnya  mengeluarkan
> pernyataan-pernyataan yang begitu emosional, apalagi sampai meminta 3
> Menteri Kabinet dan 1 Wakil Menteri mengundurkan diri karena dianggap ikut
> berperan dalam keluarnya petisi 26 April 2013. Selain dari itu kami
> mendiskusikan juga tentang  temuan-temuan Tim Terpadu Mandiri Penelitian
>  Gunung Padang ( TTMPGP ) yang secara luas diumumkan di media cetak,
> elektronik dan maya antara lain tentang pasir ayakan, semen perekat batu,
> gumpalan besi sisa pekerjaan metalurgi prasejarah, ekskavasi yang dilakukan
> di luar area situs, dan lain-lain.
>
> *Pengamatan di kawasan Situs Gunung Padang*
> *  *
> Perjalanan dari Cianjur ke Gunung Padang memakan waktu sekitar 1,5 jam,
> melewati jalanan yang rusak cukup berat sepanjang hampir 20 km. Di lokasi
> parkir mobil pertama di kawasan Gunung Padang, terlihat  bengkel pemrosesan
> bijih emas dengan mesin glundung/ tromol dimana batuan bijih emasnya
> diambil dari Gunung Rosa / Cikondang yang terletak agak jauh di selatan. Di
> lokasi parkir atas,  terlihat singkapan batuan terubah dengan struktur
> pemangkasan dan top soil yang mengindikasikan sebagai hasil longsoran lama.
> Fenomena geologi lainnya yang kami amati antara lain *sumur* *berair
> jernih* yang struktur dindingnya sederhana, susunan *tangga dari kekar
> tiang* yang terletak  di atas batuan lapuk atau terubah  yang di beberapa
> bagian t

Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN

2013-05-02 Thread bandono . s
Waktu ke P Buru
 Ilmu klenik para penggali dari Tasik nggak ada hasil. Sdh pake menyan dll, 
mungkin nggak doyan kembang sama menyan yaa. Jadi galiannya ditinggal begitu 
saja.
 kalau pakai sophie ( tuak asli setempat) akan lebih berhasil kalee.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: yustinus yuwono 
Sender: 
Date: Fri, 3 May 2013 00:15:38 
To: iagi-net
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN
Rekan2,

Ramainya diskusi ini menunjukkan bahwa banyak geologiwan kita yang sangat
peduli,
dari nada bicara para milis keliatan ada 3 kelompok utama: Kel.1.
Penggembira; Kel. 2. Geoklenik; Kel.3. Geoscience. Ada kelompok lain? Saya
masuk kelompok penggembira aja deh silakan berargumentasi, saya menikmati
kok.

Sharing aja: saya punya teman geologiwan juga, dia pernah dapat proyek
esplorasi emas di Kalimantan, sebelum berangkat ke lapangan dia sowan ke
Ustad terkenal di Jawa Barat minta petunjuk, lalu disuruh menjalani
persyaratan rohani. Dia diberitahu ancer2 arah yang harus dituju saat ke
lapangan (jadi gak pake ilmu geologi) eh...ternyata berhasil menemukan
daerah mineralisasi yang prospek. Ini cerita sungguhan lho wong dia sendiri
yang mengaku dan cerita pada saya.
Salam,
YSY


2013/5/2 

> Bad news..
>
> Saya pikir akan ada pertemuan antara tim TTMTGP dan kelompok petisi 34
> untuk re-cheking, re-pengamatan dan re-interpretasi data data dan fakta yg
> ada sebelum memutuskan lanjut tidaknya penelitian G. Padang.
>
> Sayang sekali...
>
>
>
>
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
> --
> *From: * "Yanto R. Sumantri" 
> *Sender: * 
> *Date: *Thu, 2 May 2013 09:01:38 -0700 (PDT)
> *To: *iagi-net@iagi.or.id
> *ReplyTo: * iagi-net@iagi.or.id
> *Subject: *Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN
>
> Good news .
> Cuma setelah membaca sekilas UU mengenai cagar budaya , rupanya kewenangan
> pengelolaan cagar budaya itu ber-tigkat2 sesuai dengan jenjang pemerintahan
> yi Pemerintah Pusat , Propinsi dam Kabupaten/Kota.
>
> si Abah
>
>   --
>  *From:* Sujatmiko 
> *To:* iagi-net@iagi.or.id
> *Cc:* MGEI 
> *Sent:* Thursday, May 2, 2013 10:40 PM
> *Subject:* RE: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN
>
>  *Rekan-rekan IAGI yang budiman,*
>
> Puji syukur ke hadlirat Tuhan YMK bahwa kemaren , Rabu 1 Mei 2013, mang
> Okim diundang oleh Pusat Survey Geologi untuk mendampingi *Prof. Sutikno
> Bronto* dalam melakukan  peninjauan ke Situs Punden Berundak Gunung
> Padang  ( pasca terbitnya Petisi Penyelamatan Situs Gunung Padang 26 April
> 2013 ). Untuk mengoptimalkan hasil peninjauan ,  Prof Sutikno Bronto
> mengajak juga *Ir. Pudjo  Asmoro MSc* , Vulkanolog di PSG,  dan *Drs.Lutfi
> Yondri M.Hum*., Arkeolog di Balar Bandung (peneliti utama Situs Gunung
> Padang ). Berkat kehadiran Pak Lutfi alhamdulilah kami diterima oleh Kepala
> Dinas Budpar Cianjur dan dipertemukan dengan Direktur Cagar Budaya dan
> Permuseuman , *Drs. Surya Helmi* . Dari diskusi yang berkembang,
> kedatangan Drs.Surya Helmi dan timnya  dari Jakarta ternyata dalam rangka
> persiapan  *MORATORIUM* *Penelitian Situs Gunung Padang*. Siang harinya, *14
> Kepala UPT Balai Cagar Budaya* dari 14 wilayah di Indonesia bergabung di
> Gunung Padang.
>
> Di sepanjang perjalanan dari Cianjur ke Gunung Padang ,  kami berempat
> yang sama-sama ikut menanda-tangani  *Petisi 26 April 2013* mendiskusikan
> banyak hal antara lain tentang reaksi keras *Pak Andi Arief* yang sebagai
> Staf Khusus Presiden RI dianggap  tidak sepatutnya  mengeluarkan
> pernyataan-pernyataan yang begitu emosional, apalagi sampai meminta 3
> Menteri Kabinet dan 1 Wakil Menteri mengundurkan diri karena dianggap ikut
> berperan dalam keluarnya petisi 26 April 2013. Selain dari itu kami
> mendiskusikan juga tentang  temuan-temuan Tim Terpadu Mandiri Penelitian
>  Gunung Padang ( TTMPGP ) yang secara luas diumumkan di media cetak,
> elektronik dan maya antara lain tentang pasir ayakan, semen perekat batu,
> gumpalan besi sisa pekerjaan metalurgi prasejarah, ekskavasi yang dilakukan
> di luar area situs, dan lain-lain.
>
> *Pengamatan di kawasan Situs Gunung Padang*
> *  *
> Perjalanan dari Cianjur ke Gunung Padang memakan waktu sekitar 1,5 jam,
> melewati jalanan yang rusak cukup berat sepanjang hampir 20 km. Di lokasi
> parkir mobil pertama di kawasan Gunung Padang, terlihat  bengkel pemrosesan
> bijih emas dengan mesin glundung/ tromol dimana batuan bijih emasnya
> diambil dari Gunung Rosa / Cikondang yang terletak agak jauh di selatan. Di
> lokasi parkir atas,  terlihat singkapan batuan terubah dengan struktur
> pemangkasan dan top soil yang mengindikasikan sebagai hasil longsoran lama.
> Fenomena geologi lainnya yang kami amati antara lain *sumur* *berair
> jernih* yang struktur dindingnya sederhana, susunan *tangga dari kekar
> tiang* yang terletak  di atas batuan lapuk atau terubah  yang di beberapa
> bagian terancam longsor , *se

Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN

2013-05-02 Thread bandono . s
Pakai metode apa oom Godang? Karena dari berbagai buku, penggunAan sixth sense 
itu cemmacem. Pakai stick, pake pendulum, atau pake getaran tangan, diatas 
peta? Ini paling praktis, remote sensing jarak jauh.
Ada tu ahlinya di fisika itb. Apa beliau ikut work shop juga?
Salam.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: "godang" 
Sender: 
Date: Thu, 2 May 2013 20:43:14 
To: IAGI
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN
Ikut nimplung sekejap,

Bpk Yatno,
Itu namanya : 
Geo-sixth-sense !

Nov 2012 kemaren saat saya ikut workshop di Cibaliung-Banten (Antam) : mereka 
juga pakai jurus ini (Geo-sixth-sense)
dan ketemu tuhh zona baru mineralisasi emas-nya.
Saluttt 

Salam,
Godang.S

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: yustinus yuwono 
Sender: 
Date: Fri, 3 May 2013 00:15:38 
To: iagi-net
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN
Rekan2,

Ramainya diskusi ini menunjukkan bahwa banyak geologiwan kita yang sangat
peduli,
dari nada bicara para milis keliatan ada 3 kelompok utama: Kel.1.
Penggembira; Kel. 2. Geoklenik; Kel.3. Geoscience. Ada kelompok lain? Saya
masuk kelompok penggembira aja deh silakan berargumentasi, saya menikmati
kok.

Sharing aja: saya punya teman geologiwan juga, dia pernah dapat proyek
esplorasi emas di Kalimantan, sebelum berangkat ke lapangan dia sowan ke
Ustad terkenal di Jawa Barat minta petunjuk, lalu disuruh menjalani
persyaratan rohani. Dia diberitahu ancer2 arah yang harus dituju saat ke
lapangan (jadi gak pake ilmu geologi) eh...ternyata berhasil menemukan
daerah mineralisasi yang prospek. Ini cerita sungguhan lho wong dia sendiri
yang mengaku dan cerita pada saya.
Salam,
YSY


2013/5/2 

> Bad news..
>
> Saya pikir akan ada pertemuan antara tim TTMTGP dan kelompok petisi 34
> untuk re-cheking, re-pengamatan dan re-interpretasi data data dan fakta yg
> ada sebelum memutuskan lanjut tidaknya penelitian G. Padang.
>
> Sayang sekali...
>
>
>
>
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
> --
> *From: * "Yanto R. Sumantri" 
> *Sender: * 
> *Date: *Thu, 2 May 2013 09:01:38 -0700 (PDT)
> *To: *iagi-net@iagi.or.id
> *ReplyTo: * iagi-net@iagi.or.id
> *Subject: *Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN
>
> Good news .
> Cuma setelah membaca sekilas UU mengenai cagar budaya , rupanya kewenangan
> pengelolaan cagar budaya itu ber-tigkat2 sesuai dengan jenjang pemerintahan
> yi Pemerintah Pusat , Propinsi dam Kabupaten/Kota.
>
> si Abah
>
>   --
>  *From:* Sujatmiko 
> *To:* iagi-net@iagi.or.id
> *Cc:* MGEI 
> *Sent:* Thursday, May 2, 2013 10:40 PM
> *Subject:* RE: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN
>
>  *Rekan-rekan IAGI yang budiman,*
>
> Puji syukur ke hadlirat Tuhan YMK bahwa kemaren , Rabu 1 Mei 2013, mang
> Okim diundang oleh Pusat Survey Geologi untuk mendampingi *Prof. Sutikno
> Bronto* dalam melakukan  peninjauan ke Situs Punden Berundak Gunung
> Padang  ( pasca terbitnya Petisi Penyelamatan Situs Gunung Padang 26 April
> 2013 ). Untuk mengoptimalkan hasil peninjauan ,  Prof Sutikno Bronto
> mengajak juga *Ir. Pudjo  Asmoro MSc* , Vulkanolog di PSG,  dan *Drs.Lutfi
> Yondri M.Hum*., Arkeolog di Balar Bandung (peneliti utama Situs Gunung
> Padang ). Berkat kehadiran Pak Lutfi alhamdulilah kami diterima oleh Kepala
> Dinas Budpar Cianjur dan dipertemukan dengan Direktur Cagar Budaya dan
> Permuseuman , *Drs. Surya Helmi* . Dari diskusi yang berkembang,
> kedatangan Drs.Surya Helmi dan timnya  dari Jakarta ternyata dalam rangka
> persiapan  *MORATORIUM* *Penelitian Situs Gunung Padang*. Siang harinya, *14
> Kepala UPT Balai Cagar Budaya* dari 14 wilayah di Indonesia bergabung di
> Gunung Padang.
>
> Di sepanjang perjalanan dari Cianjur ke Gunung Padang ,  kami berempat
> yang sama-sama ikut menanda-tangani  *Petisi 26 April 2013* mendiskusikan
> banyak hal antara lain tentang reaksi keras *Pak Andi Arief* yang sebagai
> Staf Khusus Presiden RI dianggap  tidak sepatutnya  mengeluarkan
> pernyataan-pernyataan yang begitu emosional, apalagi sampai meminta 3
> Menteri Kabinet dan 1 Wakil Menteri mengundurkan diri karena dianggap ikut
> berperan dalam keluarnya petisi 26 April 2013. Selain dari itu kami
> mendiskusikan juga tentang  temuan-temuan Tim Terpadu Mandiri Penelitian
>  Gunung Padang ( TTMPGP ) yang secara luas diumumkan di media cetak,
> elektronik dan maya antara lain tentang pasir ayakan, semen perekat batu,
> gumpalan besi sisa pekerjaan metalurgi prasejarah, ekskavasi yang dilakukan
> di luar area situs, dan lain-lain.
>
> *Pengamatan di kawasan Situs Gunung Padang*
> *  *
> Perjalanan dari Cianjur ke Gunung Padang memakan waktu sekitar 1,5 jam,
> melewati jalanan yang rusak cukup berat sepanjang hampir 20 km. Di lokasi
> parkir mobil pertama di kawasan Gunung Padang, terlihat  bengkel pemrosesan
> bijih emas dengan mesin

RE: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN

2013-05-02 Thread Danny Hilman Natawidjaja
Jadi ingat Haji Muhidin.  Dia bilang "Saya ini sudah haji dua kali, mabrur
lagi! "

 

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of
Sujatmiko
Sent: 03 Mei 2013 0:21
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN

 

Dengan hormat, 

 

Sekedar sharing, setelah memperhatikan kenyataan di lapangan dan demi
penyelamatan situs yang telah diakui sebagai Punden Berundak terbesar di
kawasan Asia Tenggara yang kelestariannya dilindungi oleh Undang-undang,
maka  langkah  terpenting saat ini adalah menghentikan   upaya ekskavasi
besar-besaran yang telah direncanakan oleh  TTMPGP. Alasannya sangat
sederhana, ekskavasi pertama saja yang dilakukan TTMPGP  di lereng timur
punden  tidak mempertimbangkan slope stability dan keselamatan struktur
punden di atasnya. Selain dari itu, hasil ekskavasinya juga tidak jelas (
lobang galiannya keburu diurug dengan tanah ). 

 

Untuk pertemuan,  sebetulnya telah dilaksanakan beberapa kali, hanya mana
bisa ketemu kalau pijakan yang satu geo-arkeologi logis sedangkan yang lain
geo-arkeologi pseudo alias fantastis.

 

Wassalam, Mang Okim.

 

 

From: ginanjar.nugr...@gmail.com [mailto:ginanjar.nugr...@gmail.com] 
Sent: 02 Mei 2013 23:25
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN

 

Bad news..

Saya pikir akan ada pertemuan antara tim TTMTGP dan kelompok petisi 34 untuk
re-cheking, re-pengamatan dan re-interpretasi data data dan fakta yg ada
sebelum memutuskan lanjut tidaknya penelitian G. Padang. 

Sayang sekali...



Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _  

From: "Yanto R. Sumantri"  

Sender:  

Date: Thu, 2 May 2013 09:01:38 -0700 (PDT)

To: iagi-net@iagi.or.id 


ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 

Subject: Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN

 

Good news .

Cuma setelah membaca sekilas UU mengenai cagar budaya , rupanya kewenangan
pengelolaan cagar budaya itu ber-tigkat2 sesuai dengan jenjang pemerintahan
yi Pemerintah Pusat , Propinsi dam Kabupaten/Kota.

 

si Abah

 

  _  

From: Sujatmiko 
To: iagi-net@iagi.or.id 
Cc: MGEI  
Sent: Thursday, May 2, 2013 10:40 PM
Subject: RE: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN

 

Rekan-rekan IAGI yang budiman,

 

Puji syukur ke hadlirat Tuhan YMK bahwa kemaren , Rabu 1 Mei 2013, mang Okim
diundang oleh Pusat Survey Geologi untuk mendampingi Prof. Sutikno Bronto
dalam melakukan  peninjauan ke Situs Punden Berundak Gunung Padang  ( pasca
terbitnya Petisi Penyelamatan Situs Gunung Padang 26 April 2013 ). Untuk
mengoptimalkan hasil peninjauan ,  Prof Sutikno Bronto mengajak juga Ir.
Pudjo  Asmoro MSc , Vulkanolog di PSG,  dan Drs.Lutfi Yondri M.Hum.,
Arkeolog di Balar Bandung (peneliti utama Situs Gunung Padang ). Berkat
kehadiran Pak Lutfi alhamdulilah kami diterima oleh Kepala Dinas Budpar
Cianjur dan dipertemukan dengan Direktur Cagar Budaya dan Permuseuman , Drs.
Surya Helmi . Dari diskusi yang berkembang, kedatangan Drs.Surya Helmi dan
timnya  dari Jakarta ternyata dalam rangka persiapan  MORATORIUM Penelitian
Situs Gunung Padang. Siang harinya, 14 Kepala UPT Balai Cagar Budaya dari 14
wilayah di Indonesia bergabung di Gunung Padang.

 

Di sepanjang perjalanan dari Cianjur ke Gunung Padang ,  kami berempat yang
sama-sama ikut menanda-tangani  Petisi 26 April 2013 mendiskusikan banyak
hal antara lain tentang reaksi keras Pak Andi Arief yang sebagai Staf Khusus
Presiden RI dianggap  tidak sepatutnya  mengeluarkan pernyataan-pernyataan
yang begitu emosional, apalagi sampai meminta 3 Menteri Kabinet dan 1 Wakil
Menteri mengundurkan diri karena dianggap ikut berperan dalam keluarnya
petisi 26 April 2013. Selain dari itu kami mendiskusikan juga tentang
temuan-temuan Tim Terpadu Mandiri Penelitian  Gunung Padang ( TTMPGP ) yang
secara luas diumumkan di media cetak, elektronik dan maya antara lain
tentang pasir ayakan, semen perekat batu, gumpalan besi sisa pekerjaan
metalurgi prasejarah, ekskavasi yang dilakukan di luar area situs, dan
lain-lain.

 

Pengamatan di kawasan Situs Gunung Padang

 

Perjalanan dari Cianjur ke Gunung Padang memakan waktu sekitar 1,5 jam,
melewati jalanan yang rusak cukup berat sepanjang hampir 20 km. Di lokasi
parkir mobil pertama di kawasan Gunung Padang, terlihat  bengkel pemrosesan
bijih emas dengan mesin glundung/ tromol dimana batuan bijih emasnya diambil
dari Gunung Rosa / Cikondang yang terletak agak jauh di selatan. Di lokasi
parkir atas,  terlihat singkapan batuan terubah dengan struktur pemangkasan
dan top soil yang mengindikasikan sebagai hasil longsoran lama. Fenomena
geologi lainnya yang kami amati antara lain sumur berair jernih yang
struktur dindingnya sederhana, susunan tangga dari kekar tiang yang terletak
di atas batuan lapuk atau terubah  yang di beberapa bagian terancam longsor
, semen perekat antara kekar tiang yang kemungkinan besar  merupakan sedimen
alamiah sebagai hasil

Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN

2013-05-02 Thread bandono . s
Maaf, haji Muhiddin itu siapa? Dalam kisah apa? Belum pernah baca.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

RE: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN

2013-05-02 Thread Danny Hilman Natawidjaja
Waduh, Pak Ban ini kok ketinggalan zaman sih (becanda pak).  Haji Muhidin
itu temennya Haji Sulam Pak, itu tuh di pelem seri tipi yang paling digemari
ibu-ibu ituu yang diputar hampir tiap malam di RCTI :-)

-Original Message-
From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of
bandon...@gmail.com
Sent: 03 Mei 2013 4:54
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN

Maaf, haji Muhiddin itu siapa? Dalam kisah apa? Belum pernah baca.
Powered by Telkomsel BlackBerryR



Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN

2013-05-02 Thread bandono . s
Beneran saya tidak pernah ikut nimbrung kalau ibu2 nonton. 
Yaa punteen wee
Badhe solat heula bisi seepen waktu.
Nuhuun piesan.

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: "Danny Hilman Natawidjaja" 
Sender: 
Date: Fri, 3 May 2013 04:57:51 
To: 
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN
Waduh, Pak Ban ini kok ketinggalan zaman sih (becanda pak).  Haji Muhidin
itu temennya Haji Sulam Pak, itu tuh di pelem seri tipi yang paling digemari
ibu-ibu ituu yang diputar hampir tiap malam di RCTI :-)

-Original Message-
From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of
bandon...@gmail.com
Sent: 03 Mei 2013 4:54
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN

Maaf, haji Muhiddin itu siapa? Dalam kisah apa? Belum pernah baca.
Powered by Telkomsel BlackBerryR



RE: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN

2013-05-02 Thread Danny Hilman Natawidjaja
Setiap baca singkatan TTMPGP saya jadi ingat masa-masa sering i'tikaf di
pesantren dulu : Tawajjuh Tengah Malam Perkuat Gapai Pencerahan.  Kalo
TTM-nya memang istilah beneran di pesantren, tidak bercanda; PGP-nya Tim
Petisi 34 yang nambahin J

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of
Sujatmiko
Sent: 03 Mei 2013 0:21
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN

 

Dengan hormat, 

 

Sekedar sharing, setelah memperhatikan kenyataan di lapangan dan demi
penyelamatan situs yang telah diakui sebagai Punden Berundak terbesar di
kawasan Asia Tenggara yang kelestariannya dilindungi oleh Undang-undang,
maka  langkah  terpenting saat ini adalah menghentikan   upaya ekskavasi
besar-besaran yang telah direncanakan oleh  TTMPGP. Alasannya sangat
sederhana, ekskavasi pertama saja yang dilakukan TTMPGP  di lereng timur
punden  tidak mempertimbangkan slope stability dan keselamatan struktur
punden di atasnya. Selain dari itu, hasil ekskavasinya juga tidak jelas (
lobang galiannya keburu diurug dengan tanah ). 

 

Untuk pertemuan,  sebetulnya telah dilaksanakan beberapa kali, hanya mana
bisa ketemu kalau pijakan yang satu geo-arkeologi logis sedangkan yang lain
geo-arkeologi pseudo alias fantastis.

 

Wassalam, Mang Okim.

 

 

From: ginanjar.nugr...@gmail.com [mailto:ginanjar.nugr...@gmail.com] 
Sent: 02 Mei 2013 23:25
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN

 

Bad news..

Saya pikir akan ada pertemuan antara tim TTMTGP dan kelompok petisi 34 untuk
re-cheking, re-pengamatan dan re-interpretasi data data dan fakta yg ada
sebelum memutuskan lanjut tidaknya penelitian G. Padang. 

Sayang sekali...



Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _  

From: "Yanto R. Sumantri"  

Sender:  

Date: Thu, 2 May 2013 09:01:38 -0700 (PDT)

To: iagi-net@iagi.or.id 


ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 

Subject: Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN

 

Good news .

Cuma setelah membaca sekilas UU mengenai cagar budaya , rupanya kewenangan
pengelolaan cagar budaya itu ber-tigkat2 sesuai dengan jenjang pemerintahan
yi Pemerintah Pusat , Propinsi dam Kabupaten/Kota.

 

si Abah

 

  _  

From: Sujatmiko 
To: iagi-net@iagi.or.id 
Cc: MGEI  
Sent: Thursday, May 2, 2013 10:40 PM
Subject: RE: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN

 

Rekan-rekan IAGI yang budiman,

 

Puji syukur ke hadlirat Tuhan YMK bahwa kemaren , Rabu 1 Mei 2013, mang Okim
diundang oleh Pusat Survey Geologi untuk mendampingi Prof. Sutikno Bronto
dalam melakukan  peninjauan ke Situs Punden Berundak Gunung Padang  ( pasca
terbitnya Petisi Penyelamatan Situs Gunung Padang 26 April 2013 ). Untuk
mengoptimalkan hasil peninjauan ,  Prof Sutikno Bronto mengajak juga Ir.
Pudjo  Asmoro MSc , Vulkanolog di PSG,  dan Drs.Lutfi Yondri M.Hum.,
Arkeolog di Balar Bandung (peneliti utama Situs Gunung Padang ). Berkat
kehadiran Pak Lutfi alhamdulilah kami diterima oleh Kepala Dinas Budpar
Cianjur dan dipertemukan dengan Direktur Cagar Budaya dan Permuseuman , Drs.
Surya Helmi . Dari diskusi yang berkembang, kedatangan Drs.Surya Helmi dan
timnya  dari Jakarta ternyata dalam rangka persiapan  MORATORIUM Penelitian
Situs Gunung Padang. Siang harinya, 14 Kepala UPT Balai Cagar Budaya dari 14
wilayah di Indonesia bergabung di Gunung Padang.

 

Di sepanjang perjalanan dari Cianjur ke Gunung Padang ,  kami berempat yang
sama-sama ikut menanda-tangani  Petisi 26 April 2013 mendiskusikan banyak
hal antara lain tentang reaksi keras Pak Andi Arief yang sebagai Staf Khusus
Presiden RI dianggap  tidak sepatutnya  mengeluarkan pernyataan-pernyataan
yang begitu emosional, apalagi sampai meminta 3 Menteri Kabinet dan 1 Wakil
Menteri mengundurkan diri karena dianggap ikut berperan dalam keluarnya
petisi 26 April 2013. Selain dari itu kami mendiskusikan juga tentang
temuan-temuan Tim Terpadu Mandiri Penelitian  Gunung Padang ( TTMPGP ) yang
secara luas diumumkan di media cetak, elektronik dan maya antara lain
tentang pasir ayakan, semen perekat batu, gumpalan besi sisa pekerjaan
metalurgi prasejarah, ekskavasi yang dilakukan di luar area situs, dan
lain-lain.

 

Pengamatan di kawasan Situs Gunung Padang

 

Perjalanan dari Cianjur ke Gunung Padang memakan waktu sekitar 1,5 jam,
melewati jalanan yang rusak cukup berat sepanjang hampir 20 km. Di lokasi
parkir mobil pertama di kawasan Gunung Padang, terlihat  bengkel pemrosesan
bijih emas dengan mesin glundung/ tromol dimana batuan bijih emasnya diambil
dari Gunung Rosa / Cikondang yang terletak agak jauh di selatan. Di lokasi
parkir atas,  terlihat singkapan batuan terubah dengan struktur pemangkasan
dan top soil yang mengindikasikan sebagai hasil longsoran lama. Fenomena
geologi lainnya yang kami amati antara lain sumur berair jernih yang
struktur dindingnya sederhana, susunan tangga dari kekar tiang yang terletak
di atas batuan la

RE: [iagi-net] Aplikasi GPR utk Arkeologi

2013-05-02 Thread kartiko samodro
Mas Danny, jadi yg dimaksud ruangan justru resistivitynya tinggi dibanding
sekitarnya ? saya mengira kalau ruangan di dalam batuan beku justru
resistivity rendah di antara resistivity tinggi ? Bukannya kalau
resistivity tinggi hanya menunjukan massive batuan beku karena batuan beku
memang resistivitinya tinggi. Mungkin tool geolistriknya bisa dikalibrasi
dengan melakukan pengukuran columnar joint seperti di karang sambung (kalau
masih ada ) sehingga kita punya gambaran seberapa nilai resistivity batuan
beku dan lalu dibandingkan dengan peengukuran gunung padang.
On May 2, 2013 1:33 PM, "Danny Hilman Natawidjaja" 
wrote:

> Bisa, khususnya kalau diantara rekan-rekan ada yang ahli dalam survey
> microgravity untuk dibandingkan dengan geolistrik.
>
> Dari geolistrik indikasi ruangan adalah dari tubuh dengan resistivity yang
> sangat tinggi (puluhan ribu-100.000 OhmMeter) yang sangat kontras dengan
> sekelilingnya yang hanya ribuan Ohm-meter. Diskusi dengan teman-teman yang
> biasa main geolistrik umumnya sepaham bahwa very high resistivity bodies di
> bawah situs Gunung Padang itu lebih mungkin ruang daripada very dense
> rocks.  Bentuk dan lokasinya pun pas untuk dicurigai sebagai ruang
> bangunan.  Survey microgravity kemungkinan bisa memberikan info lebih
> meyakinkan apakah very high resistivity body itu anomali negative (ruang)
> atau positif (very dense).  
>
> ** **
>
> *From:* iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] *On Behalf Of 
> *Franciscus
> B Sinartio
> *Sent:* 02 Mei 2013 13:09
> *To:* iagi-net@iagi.or.id; Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia
> *Subject:* Re: [iagi-net] Aplikasi GPR utk Arkeologi
>
> ** **
>
> Bagaiamana  kalau ditambahin  gravity dan magnetic  dan juga resistivity.*
> ***
>
> ** **
>
> jadi layering nya  pakai GPR  (digabung dengan seismic refraksi), lalu
> layering ini dipakai untuk inversion model gravity, magnetic dan
> resistivity.
>
> ** **
>
> fbs
>
>  
>
> ** **
> --
>
> *From:* Rovicky Dwi Putrohari 
> *To:* iagi-net@iagi.or.id
> *Sent:* Wednesday, May 1, 2013 11:53 PM
> *Subject:* Re: [iagi-net] Aplikasi GPR utk Arkeologi
>
> ** **
>
> Sakjanne fungsi GPR bukan hanya mencari ruang kosong (Void) bawah tanah,
> itu hanya salah satu yg dapat dideteksi. Masih perlu data lain untuk
> meyakinkannya. Mirip seperti seismic juga perlu ilmu interpretasi juga.
>
> Dalam paper yg saya tuliskan sebelumnya ini terutama bagaimana GPR dipakai
> untuk meneliti atau lebih tepatnya "mencari" "explore"
> peninggalan-peninggalan arkeologi. Bahkan 3D GPR sudah lazim dipergunakan
> dalam situs-situs purbakala dibawah perkotaan yg ramai.
>
> Sependek pengetahuan saya, Arkeologi konvensional saat ini masih
> memerlukan excavasi sebagai pencarian "bukti" atau "evidence" dari fakta
> peninggalan, namun yang namanya excavasi-pun masih juga mengundang
> kontroversi karena pada dasarnya kegiatan excavasi adalah memberi
> "gangguan" pada situs. Bahkan arkeolog masih ada yang tidak setuju dengan
> restorasi, karena pasti ada satu sisi "perubahan" akibat ulah manusia.
> Makanya aturan yang dipergunakan untuk mengexcavasi sebuah situs purbakala
> itu diatur dengan peraturan yang sangat ketat. Dan mungkin saja ada yang
> "terpeleset" ketka melakukan penggalian situs ini.
>
> Kalau saja GPR sudah sedetil dan secanggih USG melihat bayi didalam perut
> ibu, tentunya kita tidak perlu lagi melakukan ekscavasi situs-situs
> purbakala. Cukup melihat gambar 3Dnya dalam hologram :) (*mimpi kali yee*).
> Jadi tak perlu lagi merusak eh menganggu keaslian situs purbakala.
>
> Masih penasaran dengan viod dengan GPR ?
> Silahkan download papernya disini :
> http://virtualacademia.com/pdf/eng84_90.pdf (Mas Danny d Pak ADB pasti
> dah baca :) )
> Voids Investigation at Gabbari Tombs, Alexandria, Egypt Using Ground
> Penetrating Radar Technique Adel ElFouly Cairo University, Geology
> Department, Giza, Egypt.
> psst yang menulis dari geologi looh, bukan arkeologi 
>
> Mudah-mudahan kita di IAGI tidak terjebak dalam ruang nostalgia .. eh
> ruang euphoria yang sangat licin ini :)
>
> Salam nyaintifik !
>
> RDP
> 
>
> *--
> **"Nasionalisme itu ekspresi perasaan ketika negaramu terpuruk"*
>
> ** **
>
> 2013/5/2 
>
> Setau saya, georadar sangat bagus untuk mengetahui logam yang bersifat
> magnetik. Pernah cari bijih besi di sumatra barat pakai georadar. Tanah
> saja tidak terdeteksi. Mungkin alatnya kurAng canggih.
> Untuk cari ruang/gua dlm tanah aku belum pernah coba.
> Salam.
>
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
> --
>
> *From: *"Danny Hilman Natawidjaja"  
>
> *Sender: * 
>
> *Date: *Thu, 2 May 2013 09:03:10 +0700
>
> *To: *
>
> *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id 
>
> *Subject: *RE: [iagi-net] Aplikasi GPR utk Arkeologi
>
> ** **
>
> He he he, tahu aja Pak Ketum.  
>
> Ya, saya punya textbook si Conyers yang edisi terbarunya.
>
> Tapi kebanyakan contoh untuk yang high freque

RE: [iagi-net] Aplikasi GPR utk Arkeologi

2013-05-02 Thread Danny Hilman Natawidjaja
Tentu. Ruang (="air") itu resistivitynya sangat tinggi. Kami sudah sering
kalibrasi.  Kalo mau reference bisa tanya ke Oom Google, banyak contohnya;
salah satunya ini: http://www.agiusa.com/brochure_schnabel_cave.shtml.  Kami
pakai SuperSting R-8 alatnya.

Makin "dry" ruangnya akan makin tinggi resistivitynya.  Tapi kalau
ruang/rongga itu lembab bisa jadi rendah (karena H2O konduktor listrik yang
sangat baik), atau juga kalau rongga/ruang itu terisi tanah.  Yang terlihat
jadi resistivitas tanahnya.

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of kartiko
samodro
Sent: 03 Mei 2013 5:43
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net] Aplikasi GPR utk Arkeologi

 

Mas Danny, jadi yg dimaksud ruangan justru resistivitynya tinggi dibanding
sekitarnya ? saya mengira kalau ruangan di dalam batuan beku justru
resistivity rendah di antara resistivity tinggi ? Bukannya kalau resistivity
tinggi hanya menunjukan massive batuan beku karena batuan beku memang
resistivitinya tinggi. Mungkin tool geolistriknya bisa dikalibrasi dengan
melakukan pengukuran columnar joint seperti di karang sambung (kalau masih
ada ) sehingga kita punya gambaran seberapa nilai resistivity batuan beku
dan lalu dibandingkan dengan peengukuran gunung padang.

On May 2, 2013 1:33 PM, "Danny Hilman Natawidjaja" 
wrote:

Bisa, khususnya kalau diantara rekan-rekan ada yang ahli dalam survey
microgravity untuk dibandingkan dengan geolistrik.

Dari geolistrik indikasi ruangan adalah dari tubuh dengan resistivity yang
sangat tinggi (puluhan ribu-100.000 OhmMeter) yang sangat kontras dengan
sekelilingnya yang hanya ribuan Ohm-meter. Diskusi dengan teman-teman yang
biasa main geolistrik umumnya sepaham bahwa very high resistivity bodies di
bawah situs Gunung Padang itu lebih mungkin ruang daripada very dense rocks.
Bentuk dan lokasinya pun pas untuk dicurigai sebagai ruang bangunan.  Survey
microgravity kemungkinan bisa memberikan info lebih meyakinkan apakah very
high resistivity body itu anomali negative (ruang) atau positif (very
dense).  

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of
Franciscus B Sinartio
Sent: 02 Mei 2013 13:09
To: iagi-net@iagi.or.id; Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia
Subject: Re: [iagi-net] Aplikasi GPR utk Arkeologi

 

Bagaiamana  kalau ditambahin  gravity dan magnetic  dan juga resistivity.

 

jadi layering nya  pakai GPR  (digabung dengan seismic refraksi), lalu
layering ini dipakai untuk inversion model gravity, magnetic dan
resistivity.

 

fbs

 

 

  _  

From: Rovicky Dwi Putrohari 
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Wednesday, May 1, 2013 11:53 PM
Subject: Re: [iagi-net] Aplikasi GPR utk Arkeologi

 

Sakjanne fungsi GPR bukan hanya mencari ruang kosong (Void) bawah tanah, itu
hanya salah satu yg dapat dideteksi. Masih perlu data lain untuk
meyakinkannya. Mirip seperti seismic juga perlu ilmu interpretasi juga. 

Dalam paper yg saya tuliskan sebelumnya ini terutama bagaimana GPR dipakai
untuk meneliti atau lebih tepatnya "mencari" "explore"
peninggalan-peninggalan arkeologi. Bahkan 3D GPR sudah lazim dipergunakan
dalam situs-situs purbakala dibawah perkotaan yg ramai.

Sependek pengetahuan saya, Arkeologi konvensional saat ini masih memerlukan
excavasi sebagai pencarian "bukti" atau "evidence" dari fakta peninggalan,
namun yang namanya excavasi-pun masih juga mengundang kontroversi karena
pada dasarnya kegiatan excavasi adalah memberi "gangguan" pada situs. Bahkan
arkeolog masih ada yang tidak setuju dengan restorasi, karena pasti ada satu
sisi "perubahan" akibat ulah manusia. Makanya aturan yang dipergunakan untuk
mengexcavasi sebuah situs purbakala itu diatur dengan peraturan yang sangat
ketat. Dan mungkin saja ada yang "terpeleset" ketka melakukan penggalian
situs ini.

Kalau saja GPR sudah sedetil dan secanggih USG melihat bayi didalam perut
ibu, tentunya kita tidak perlu lagi melakukan ekscavasi situs-situs
purbakala. Cukup melihat gambar 3Dnya dalam hologram :) (mimpi kali yee).
Jadi tak perlu lagi merusak eh menganggu keaslian situs purbakala. 

Masih penasaran dengan viod dengan GPR ? 
Silahkan download papernya disini :
http://virtualacademia.com/pdf/eng84_90.pdf (Mas Danny d Pak ADB pasti dah
baca :) )
Voids Investigation at Gabbari Tombs, Alexandria, Egypt Using Ground
Penetrating Radar Technique Adel ElFouly Cairo University, Geology
Department, Giza, Egypt. 
psst yang menulis dari geologi looh, bukan arkeologi  

Mudah-mudahan kita di IAGI tidak terjebak dalam ruang nostalgia .. eh ruang
euphoria yang sangat licin ini :)

Salam nyaintifik !

RDP


--
"Nasionalisme itu ekspresi perasaan ketika negaramu terpuruk"

 

2013/5/2 

Setau saya, georadar sangat bagus untuk mengetahui logam yang bersifat
magnetik. Pernah cari bijih besi di sumatra barat pakai georadar. Tanah saja
tidak terdeteksi. Mungkin alatnya kurAng canggih.
Untuk cari ruang/gua dlm tanah aku belum pernah coba.
Salam.

Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _  

From: "Danny Hilman Na

Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN

2013-05-02 Thread liamsi
Kalau saya perhatikan ada dua pendapat , satu Menganggap bahwa
G. Padang ini adalah murni alam dan "tdk ada apa apanya" 
didalamnya dan Tidak boleh ada kegiatan apapun karena bisa
merusak kelestarian cagar budaya tersebut.
Yang kedua Menganggap bahwa Gn Padang ini "ada apa apanya"
didalamnya ( paling tidak ada beberapa pertanyaan yg mengganjel
yg perlu dicari jawabannya , ini biasanya naluri ilmuwan.) 
hal ini tentunya bukan berdasarkan imajinasi atau wangsit tapi
lebih berdasarkan hasil penelitian geologi dan geofisika
terpadu, oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut untuk membuktikan teori tsb.
Kalau dari segi Legal ( UU No.11 tahun 2010 ) , sebetulnya dua
duanya bisa diakomodir , yg satu Ingin Jangan disentuh Itu
Barang agar terjaga kelestariannya , yg satu cukup penasaran
ingin mencoba ingin mengetahui apa yg sebetulnya terjadi dg
sedikit ngutak utik Itu Barang ( ini biasa naluri ilmuawan
tidak mau berhenti kalau belum ketemu jawabannya meskipun
kadang jawabannya tidak sesuai yg diharapkan...  kegagalan bagi
ilmuwan juga merupakan hasil..ibaratnya kalau Gagal nilai 1
kalau Berhasil nilainya 2 jadi tetap Bermanfaat) ).

Menjaga Kelestarian Cagar Budaya dari kerusakan itu wajib
hukumnya , Tapi malakukan penelitian  ( dalam rangka
kepentingan  Pendidikan dan pengembangan Iptek ) itu juga bukan
barang Haram ( Pasal 85 dan 86 UU tsb )
Jalan keluarnya agar semuanya win win solution , ya dilakukan
penelitian tanpa harus merusak , dan ini dapat dibenarkan dlm
UU tsb " Untuk menjaga agar Barang tsb tidak rusak perlu
dilakukan Kajian atau amdal sberapa besar pemanfaatan cagar
budaya tsb untuk penelitian yg diijinkan agar tetap terjaga
kelestariannya ( ada di Pasal 86 )
Siapa wasitnya , pertanyaanya adalah status cagar budaya ini
Tingkat Nasional , Provinsi atau Kabupaten , wasitnya ya
setingkat dg Status cagar budaya tsb.
Iptek selalu berkembang , hal hal yg tidak mungkin bisa dibikin
mungkin sesuai dg perkembangnyaitu semua bukan merupakan
Hil yang Mustahal.

Lam salam

ISM


> Tumben ya Abah? Selama ini kan sudah ada arkeologi, kenapa
> baru sekarang jadi riuh rendah? Saya hanay kawatir, nanyi
> seperti MenAg, yang gali2 di batutulis, rancamaya.
 Setau
> aku sbg geolog yang baru belajar sundanologi, tidak ada
> kebiasaan orang sunda mengubur hartanya bersama mayat,
> karena tidak ada cerita kelahiran kembali dalam keyakinan
> Sunda Buhun maupun Sunda wiwitan.
 Coba saja ikuti kisah2
> klasik Sunda.
> Salam.
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>
> -Original Message-
> From: "Yanto R. Sumantri" 
> Sender: 
> Date: Thu, 2 May 2013 01:20:42
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG
> TERSELAMATKAN
 Danny 
>
> Terima kasih infonya.
> Kalau lihat levelnya  (Dit Jen) , maka kelihatan bahwa
> Pemerintah sangat "concern" dengan kepurbakalaan.
>
> si Abah 
>
>
>
> 
> From: Danny Hilman Natawidjaja 
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Sent: Thursday, May 2, 2013 11:42 AM
> Subject: RE: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG
> TERSELAMATKAN
>
>
>
> Benar.  Yang mengelola situs sehari-hari BP3 dengan para
> JuPelnya, juga Dinas Pariwisata.  BP3 di bawah DirJen
> Kepurbakalaan di DEPDIKBUD.  Ijin melakukan penelitian
> menurut UU no.11, 2010 adalah dari pemerintah pusat atau
> daerah.  Balai Arkeologi yang di bawah Arkenas fungsinya
> melakukan penelitian, sama seperti balai di bawah Puslit
> LIPI.  
>  
> From:iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On
> Behalf Of Yanto R. Sumantri Sent: 02 Mei 2013 10:19
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG
> TERSELAMATKAN  
> Aduh sayang sekali ya Dany , BALAR itu apakah kependekan
> dari Balai Arkeologi ? Jadi ingin tahu , sesuai dengan UU/PP
> siapakah yang paling berwenang dalam pengelolaan benda benda
> purbakal / arkeologi ? LIPI / Dit (?) Arkeologi ?  
> si Abah
>  
>
> 
>
> From:Danny Hilman Natawidjaja 
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Sent: Thursday, May 2, 2013 7:41 AM
> Subject: RE: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG
> TERSELAMATKAN  
> Pagi Pak ban,
> 1.  Tidak ada hubungan antara rongga dan bencana purba
> 2.  Line geolistrik dan georadar sudah di-grid pak,
> spacing 10 m (barat-timur, utara-selatan) untuk seluruh
> bukit + real 3D geolistrik imaging untuk puncaknya +
> tambahan berbagai lines untuk target khusus 3.  Indikasi
> ruangan yang terlihat di geolistrik dan georadar sudah
> sangat baik. Kalaupun ingin membuktikan sampai bisa dilihat
> dengan mata kepala sendiripun sebenarnya tidak susah, cukup
> beberapa hari saja.  Ada lokasi di sekitar situs yang bisa
> digali tanpa menggangu situs batunya dan aman.  Pernah mau
> dilakukan oleh Tim Arkeolog UI (dengan guidance dari image
> georadar dan geolistrik), hampir mencapai target, tapi
> kemudian ada arkeolog BALAR yang marah-marah dan telpon Pak
> Ali Akbar menyuruh menghen

Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN

2013-05-02 Thread bandono . s
Koh liam, ada apa didalamnya? Kalau hanya isi angin/ "air" yanh sangat tinggi 
nilau rhonya?
Misalnya isi logam, yaa nggak setinggi itulah, kecuali logamnya diletak 
diatas/digantung diatas tanah (?), isi runtuhan tanah juga nilai 
resisitivitynya sama dengan tanah.
Kalau toh diletakkan di guci, pasti gucinya juga sudah diterdeteksi. Eh kalau 
logamnya terhalang pasti dari georadar jugha akan terdeteksi yaa?
Salam.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: 
Sender: 
Date: Fri, 3 May 2013 07:09:44 
To: 
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN
Kalau saya perhatikan ada dua pendapat , satu Menganggap bahwa
G. Padang ini adalah murni alam dan "tdk ada apa apanya" 
didalamnya dan Tidak boleh ada kegiatan apapun karena bisa
merusak kelestarian cagar budaya tersebut.
Yang kedua Menganggap bahwa Gn Padang ini "ada apa apanya"
didalamnya ( paling tidak ada beberapa pertanyaan yg mengganjel
yg perlu dicari jawabannya , ini biasanya naluri ilmuwan.) 
hal ini tentunya bukan berdasarkan imajinasi atau wangsit tapi
lebih berdasarkan hasil penelitian geologi dan geofisika
terpadu, oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut untuk membuktikan teori tsb.
Kalau dari segi Legal ( UU No.11 tahun 2010 ) , sebetulnya dua
duanya bisa diakomodir , yg satu Ingin Jangan disentuh Itu
Barang agar terjaga kelestariannya , yg satu cukup penasaran
ingin mencoba ingin mengetahui apa yg sebetulnya terjadi dg
sedikit ngutak utik Itu Barang ( ini biasa naluri ilmuawan
tidak mau berhenti kalau belum ketemu jawabannya meskipun
kadang jawabannya tidak sesuai yg diharapkan...  kegagalan bagi
ilmuwan juga merupakan hasil..ibaratnya kalau Gagal nilai 1
kalau Berhasil nilainya 2 jadi tetap Bermanfaat) ).

Menjaga Kelestarian Cagar Budaya dari kerusakan itu wajib
hukumnya , Tapi malakukan penelitian  ( dalam rangka
kepentingan  Pendidikan dan pengembangan Iptek ) itu juga bukan
barang Haram ( Pasal 85 dan 86 UU tsb )
Jalan keluarnya agar semuanya win win solution , ya dilakukan
penelitian tanpa harus merusak , dan ini dapat dibenarkan dlm
UU tsb " Untuk menjaga agar Barang tsb tidak rusak perlu
dilakukan Kajian atau amdal sberapa besar pemanfaatan cagar
budaya tsb untuk penelitian yg diijinkan agar tetap terjaga
kelestariannya ( ada di Pasal 86 )
Siapa wasitnya , pertanyaanya adalah status cagar budaya ini
Tingkat Nasional , Provinsi atau Kabupaten , wasitnya ya
setingkat dg Status cagar budaya tsb.
Iptek selalu berkembang , hal hal yg tidak mungkin bisa dibikin
mungkin sesuai dg perkembangnyaitu semua bukan merupakan
Hil yang Mustahal.

Lam salam

ISM


> Tumben ya Abah? Selama ini kan sudah ada arkeologi, kenapa
> baru sekarang jadi riuh rendah? Saya hanay kawatir, nanyi
> seperti MenAg, yang gali2 di batutulis, rancamaya.
 Setau
> aku sbg geolog yang baru belajar sundanologi, tidak ada
> kebiasaan orang sunda mengubur hartanya bersama mayat,
> karena tidak ada cerita kelahiran kembali dalam keyakinan
> Sunda Buhun maupun Sunda wiwitan.
 Coba saja ikuti kisah2
> klasik Sunda.
> Salam.
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>
> -Original Message-
> From: "Yanto R. Sumantri" 
> Sender: 
> Date: Thu, 2 May 2013 01:20:42
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG
> TERSELAMATKAN
 Danny 
>
> Terima kasih infonya.
> Kalau lihat levelnya  (Dit Jen) , maka kelihatan bahwa
> Pemerintah sangat "concern" dengan kepurbakalaan.
>
> si Abah 
>
>
>
> 
> From: Danny Hilman Natawidjaja 
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Sent: Thursday, May 2, 2013 11:42 AM
> Subject: RE: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG
> TERSELAMATKAN
>
>
>
> Benar.  Yang mengelola situs sehari-hari BP3 dengan para
> JuPelnya, juga Dinas Pariwisata.  BP3 di bawah DirJen
> Kepurbakalaan di DEPDIKBUD.  Ijin melakukan penelitian
> menurut UU no.11, 2010 adalah dari pemerintah pusat atau
> daerah.  Balai Arkeologi yang di bawah Arkenas fungsinya
> melakukan penelitian, sama seperti balai di bawah Puslit
> LIPI.  
>  
> From:iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On
> Behalf Of Yanto R. Sumantri Sent: 02 Mei 2013 10:19
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG
> TERSELAMATKAN  
> Aduh sayang sekali ya Dany , BALAR itu apakah kependekan
> dari Balai Arkeologi ? Jadi ingin tahu , sesuai dengan UU/PP
> siapakah yang paling berwenang dalam pengelolaan benda benda
> purbakal / arkeologi ? LIPI / Dit (?) Arkeologi ?  
> si Abah
>  
>
> 
>
> From:Danny Hilman Natawidjaja 
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Sent: Thursday, May 2, 2013 7:41 AM
> Subject: RE: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG
> TERSELAMATKAN  
> Pagi Pak ban,
> 1.  Tidak ada hubungan antara rongga dan bencana purba
> 2.  Line geolistrik dan georadar sudah di-grid pak,
> spacing 10 m (barat-timur, utara-selatan) untuk selu

RE: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN

2013-05-02 Thread Danny Hilman Natawidjaja
Betul pak, kami ini sedang dijadikan domba-domba untuk diadu-adu kemudian
dimakan oleh para srigala.

Masa iya Metoda Geofisika-Geologi (georadar, geolistrik, data bor) itu
disebut pseudo alias fantastis, dan yang logis itu yang cuma pake metoda
liat-liat dan ketok-ketok batu (mohon maaf tidak ada maksud sedikitpun untuk
melecehkan metoda paling dasar dalam geologi  ini, karena sayapun
ketok-ketok batu dulu sebelum melanjutkan ke metoda yang lebih advance) ?

Saya lihat di internet jadi banyak rekan-rekan arkeolog yang sangat
menyepelekan metoda-metoda geofisika ini dengan bilang metoda ini tidak bisa
dipake, tidak bisa dipercaya, interpretasinya bisa apa sajah, tidak valid
dst...  Inikan sangat melecehkan para ahli geologi dan geofisika. Harusnya
rekan-rekan geologi yang terlibat memberi penyuluhan yang benar pada para
arkeologi ini supaya lebih paham tentang kegunaan berbagai metoda-metoda
tersebut dan aplikasinya untuk bidang arkeologi, bukannya malah jadi
komporrr yang membuat mereka jadi semakin kepanasan.  Tapi domba panas
apalagi domba guling emang enak sih..

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of
aluthfi...@gmail.com
Sent: 03 Mei 2013 6:51
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN

 


Wah membaca kalimat Mang Okim "mana bisa ketemu kalau pijakan yang satu
geo-arkeologi logis sedangkan yang lain geo-arkeologi pseudo alias
fantastis", saya jadi teringat akhir dekade 80-an membaca buku yang ditulis
Romo Mangunwijoyo berjudul "Dibawah Bayang-Bayang Adikuasa", dalam Bab Kota
UTRECHT (Belanda), diceritakan Universitas Utrecht tempat mengembangkan Ilmu
Penjajahan Indonesia, dipelajari karakter bangsa Indonesia yang mudah
terpecah belah sehingga muncullah politik "devide at empera". 
Melihat kelompok Petisi 34 dan TTMPGP seperti melihat Kraton Kartosuro dan
Kraton Ngayojokarto yang tak pernah bisa bersatu. 

Hayooo kita ingat "Satu Nusa Satu Bangsa Satu Bahasa". Hayooo bersatulah
UNTUK INDONESIA


Lam Salam,
LTH



Sent from my BlackBerryR
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

  _  

From: "Sujatmiko"  

Sender:  

Date: Fri, 3 May 2013 00:20:59 +0700

To: 

ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 

Subject: RE: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN

 

Dengan hormat, 

 

Sekedar sharing, setelah memperhatikan kenyataan di lapangan dan demi
penyelamatan situs yang telah diakui sebagai Punden Berundak terbesar di
kawasan Asia Tenggara yang kelestariannya dilindungi oleh Undang-undang,
maka  langkah  terpenting saat ini adalah menghentikan   upaya ekskavasi
besar-besaran yang telah direncanakan oleh  TTMPGP. Alasannya sangat
sederhana, ekskavasi pertama saja yang dilakukan TTMPGP  di lereng timur
punden  tidak mempertimbangkan slope stability dan keselamatan struktur
punden di atasnya. Selain dari itu, hasil ekskavasinya juga tidak jelas (
lobang galiannya keburu diurug dengan tanah ). 

 

Untuk pertemuan,  sebetulnya telah dilaksanakan beberapa kali, hanya mana
bisa ketemu kalau pijakan yang satu geo-arkeologi logis sedangkan yang lain
geo-arkeologi pseudo alias fantastis.

 

Wassalam, Mang Okim.

 

 

From: ginanjar.nugr...@gmail.com [mailto:ginanjar.nugr...@gmail.com] 
Sent: 02 Mei 2013 23:25
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN

 

Bad news..

Saya pikir akan ada pertemuan antara tim TTMTGP dan kelompok petisi 34 untuk
re-cheking, re-pengamatan dan re-interpretasi data data dan fakta yg ada
sebelum memutuskan lanjut tidaknya penelitian G. Padang. 

Sayang sekali...



Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _  

From: "Yanto R. Sumantri"  

Sender:  

Date: Thu, 2 May 2013 09:01:38 -0700 (PDT)

To: iagi-net@iagi.or.id 


ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 

Subject: Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN

 

Good news .

Cuma setelah membaca sekilas UU mengenai cagar budaya , rupanya kewenangan
pengelolaan cagar budaya itu ber-tigkat2 sesuai dengan jenjang pemerintahan
yi Pemerintah Pusat , Propinsi dam Kabupaten/Kota.

 

si Abah

 

  _  

From: Sujatmiko 
To: iagi-net@iagi.or.id 
Cc: MGEI  
Sent: Thursday, May 2, 2013 10:40 PM
Subject: RE: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN

 

Rekan-rekan IAGI yang budiman,

 

Puji syukur ke hadlirat Tuhan YMK bahwa kemaren , Rabu 1 Mei 2013, mang Okim
diundang oleh Pusat Survey Geologi untuk mendampingi Prof. Sutikno Bronto
dalam melakukan  peninjauan ke Situs Punden Berundak Gunung Padang  ( pasca
terbitnya Petisi Penyelamatan Situs Gunung Padang 26 April 2013 ). Untuk
mengoptimalkan hasil peninjauan ,  Prof Sutikno Bronto mengajak juga Ir.
Pudjo  Asmoro MSc , Vulkanolog di PSG,  dan Drs.Lutfi Yondri M.Hum.,
Arkeolog di Balar Bandung (peneliti utama Situs Gunung Padang ). Berkat
kehadiran Pak Lutfi alhamdulilah kami diterima oleh Kepala Dinas Budpar
Cianjur dan dipertemukan dengan Direktur Cagar Budaya dan Permuseuman , Drs

RE: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN

2013-05-02 Thread Danny Hilman Natawidjaja
Untuk check and re-check, saya konsultasikan email Mang Okim di bawah ke
rekan Ali Akbar.  Pak Ali khususnya mengomentari pernyataan Mang Okin yang
ini: 

"Klimaks dari peninjauan kami adalah bekas ekskavasi pertama TTMPGP di
lereng timur  Teras III yang luasnya 3 X 9 m2 dengan kedalaman 4 meter.
Ekskavasi yang dinilai oleh beberapa arkeolog di tempat  inapropriate karena
menyimpang dari SOP , ternyata lokasinya berada di lereng/tebing bersudut
kritis, sekitar 40 derajat. Jaraknya yanghanya sekitar 30 meteran di
bawah struktur Teras III yang telah mengalami pergelinciran , jelas  sangat
membahayakan keselamatan situs. Kurang dari 10 meteran di bawah ekskavasi
pertama, TTMPGP melakukan juga ekskavasi kedua  yang tidak tuntas. Di
ekskavasi kedua ini terlihat adanya beberapa balok andesit yang bercampur
dengan tanah lempungan. Hal ini memberikan indikasi bahwa balok-balok
andesit tersebut yang sumbunya tegak lurus terhadap arah tebing timur
merupakan  bawaan longsoran.  Lokasi ekskavasi TTMPGP yang diumumkan
terletak di tanah masyarakat , ternyata merupakan satu kesatuan dengan
bangunan punden berundak".

 

Ini komentar Pak Ali (saya copy-paste saja):

"Perlu diketahui, peneliti yang melakukan ekskavasi di lereng timur tidak
hanya TTPMGP, tetapi juga Tim Pusat Arkeologi Nasional. Tim-tim itu telah
menutup masing-masing kotak ekskavasinya, sehingga pengamat yg tidak hadir
saat ekskavasi tidak dapat secara pasti menyebut ukuran dan kedalaman kotak
gali. Ukuran dan kedalaman kotak gali pasti didengar dari hasil
perbincangan, bukan pengamatan. 
Silakan klarifikasi kepada tim Pusat Arkeologi Nasional:
1) Yg ekskavasi di teras III itu siapa? Jauh sekali dgn lokasi ekskavasi
TTPMGP. Justru yg Mang Okim lihat itu kemungkinan besar bekas ekskavasi
Pusat Arkeologi Nasional (Nov 2012) yg ada di sekitar teras III-IV.
2) Mengapa seorang geolog dapat mengambil kesimpulan"ternyata merupakan satu
kesatuan dengan bangunan punden berundak"? Padahal arkeolog-arkeolog
berpengalaman di tim Pusat Arkeologi Nasional menyatakan yg di tanah
masyarakat bukan"  (catatan: penggalian itu di luar pagar situs, di tanah
masyarakat)

-End - 

Kemudian Pak Ali mengomentari butir 2 di atas:

"Kali ini saya salut dengan pengamatan Mang Okim. Dalam 1 hari dapat
mengambil kesimpulan yg menurut saya sangat tepat. Kesimpulan seorang geolog
ini justru berbeda dgn kesimpulan arkeolog-arkeolog berpengalaman dari tim
Pusat Arkeologi Nasional".

 

Abdi oge ngiring salut Mang.

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of
Sujatmiko
Sent: 02 Mei 2013 22:41
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: MGEI
Subject: RE: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN

 

Rekan-rekan IAGI yang budiman,

 

Puji syukur ke hadlirat Tuhan YMK bahwa kemaren , Rabu 1 Mei 2013, mang Okim
diundang oleh Pusat Survey Geologi untuk mendampingi Prof. Sutikno Bronto
dalam melakukan  peninjauan ke Situs Punden Berundak Gunung Padang  ( pasca
terbitnya Petisi Penyelamatan Situs Gunung Padang 26 April 2013 ). Untuk
mengoptimalkan hasil peninjauan ,  Prof Sutikno Bronto mengajak juga Ir.
Pudjo  Asmoro MSc , Vulkanolog di PSG,  dan Drs.Lutfi Yondri M.Hum.,
Arkeolog di Balar Bandung (peneliti utama Situs Gunung Padang ). Berkat
kehadiran Pak Lutfi alhamdulilah kami diterima oleh Kepala Dinas Budpar
Cianjur dan dipertemukan dengan Direktur Cagar Budaya dan Permuseuman , Drs.
Surya Helmi . Dari diskusi yang berkembang, kedatangan Drs.Surya Helmi dan
timnya  dari Jakarta ternyata dalam rangka persiapan  MORATORIUM Penelitian
Situs Gunung Padang. Siang harinya, 14 Kepala UPT Balai Cagar Budaya dari 14
wilayah di Indonesia bergabung di Gunung Padang.

 

Di sepanjang perjalanan dari Cianjur ke Gunung Padang ,  kami berempat yang
sama-sama ikut menanda-tangani  Petisi 26 April 2013 mendiskusikan banyak
hal antara lain tentang reaksi keras Pak Andi Arief yang sebagai Staf Khusus
Presiden RI dianggap  tidak sepatutnya  mengeluarkan pernyataan-pernyataan
yang begitu emosional, apalagi sampai meminta 3 Menteri Kabinet dan 1 Wakil
Menteri mengundurkan diri karena dianggap ikut berperan dalam keluarnya
petisi 26 April 2013. Selain dari itu kami mendiskusikan juga tentang
temuan-temuan Tim Terpadu Mandiri Penelitian  Gunung Padang ( TTMPGP ) yang
secara luas diumumkan di media cetak, elektronik dan maya antara lain
tentang pasir ayakan, semen perekat batu, gumpalan besi sisa pekerjaan
metalurgi prasejarah, ekskavasi yang dilakukan di luar area situs, dan
lain-lain.

 

Pengamatan di kawasan Situs Gunung Padang

 

Perjalanan dari Cianjur ke Gunung Padang memakan waktu sekitar 1,5 jam,
melewati jalanan yang rusak cukup berat sepanjang hampir 20 km. Di lokasi
parkir mobil pertama di kawasan Gunung Padang, terlihat  bengkel pemrosesan
bijih emas dengan mesin glundung/ tromol dimana batuan bijih emasnya diambil
dari Gunung Rosa / Cikondang yang terletak agak jauh di selatan. Di lokasi
parkir atas,  terlihat singkapan batuan terubah dengan struktur pemangkasan
d

Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN

2013-05-02 Thread Yanto R. Sumantri
Mang Okim 

Apakah sudah ada urat Penetapan Gn Padang sebagai cagar budaya ?
Kabupaten / Propinsi atau Pemerintah ?

Menurut UU , seharusnya ada surat keputusan seperti itu.

si Abah



 From: Danny Hilman Natawidjaja 
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Friday, May 3, 2013 4:47 AM
Subject: RE: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN
 


Jadi ingat Haji Muhidin.  Dia bilang “Saya ini sudah haji dua kali, mabrur 
lagi! “
 
 
From:iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Sujatmiko
Sent: 03 Mei 2013 0:21
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN
 
Dengan hormat, 
 
Sekedar sharing, setelah memperhatikan kenyataan di lapangan dan demi 
penyelamatan situs yang telah diakui sebagai Punden Berundak terbesar di 
kawasan Asia Tenggara yang kelestariannya dilindungi oleh Undang-undang, maka  
langkah  terpenting saat ini adalah menghentikan   upaya ekskavasi 
besar-besaran yang telah direncanakan oleh  TTMPGP. Alasannya sangat sederhana, 
ekskavasi pertama saja yang dilakukan TTMPGP  di lereng timur punden  tidak 
mempertimbangkan slope stability dan keselamatan struktur punden di atasnya. 
Selain dari itu, hasil ekskavasinya juga tidak jelas ( lobang galiannya keburu 
diurug dengan tanah ). 
 
Untuk pertemuan,  sebetulnya telah dilaksanakan beberapa kali, hanya mana bisa 
ketemu kalau pijakan yang satu geo-arkeologi logis sedangkan yang lain 
geo-arkeologi pseudo alias fantastis.
 
Wassalam, Mang Okim.
 
 
From:ginanjar.nugr...@gmail.com [mailto:ginanjar.nugr...@gmail.com] 
Sent: 02 Mei 2013 23:25
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN
 
Bad news..

Saya pikir akan ada pertemuan antara tim TTMTGP dan kelompok petisi 34 untuk 
re-cheking, re-pengamatan dan re-interpretasi data data dan fakta yg ada 
sebelum memutuskan lanjut tidaknya penelitian G. Padang. 

Sayang sekali...


Powered by Telkomsel BlackBerry®



From: "Yanto R. Sumantri"  
Sender:  
Date: Thu, 2 May 2013 09:01:38 -0700 (PDT)
To: iagi-net@iagi.or.id
ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 
Subject: Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN
 
Good news .
Cuma setelah membaca sekilas UU mengenai cagar budaya , rupanya kewenangan 
pengelolaan cagar budaya itu ber-tigkat2 sesuai dengan jenjang pemerintahan yi 
Pemerintah Pusat , Propinsi dam Kabupaten/Kota.
 
si Abah
 



From:Sujatmiko 
To: iagi-net@iagi.or.id 
Cc: MGEI  
Sent: Thursday, May 2, 2013 10:40 PM
Subject: RE: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN
 
Rekan-rekan IAGI yang budiman,
 
Puji syukur ke hadlirat Tuhan YMK bahwa kemaren , Rabu 1 Mei 2013, mang Okim 
diundang oleh Pusat Survey Geologi untuk mendampingi Prof. Sutikno Bronto dalam 
melakukan  peninjauan ke Situs Punden Berundak Gunung Padang  ( pasca terbitnya 
Petisi Penyelamatan Situs Gunung Padang 26 April 2013 ). Untuk mengoptimalkan 
hasil peninjauan ,  Prof Sutikno Bronto mengajak juga Ir. Pudjo  Asmoro MSc , 
Vulkanolog di PSG,  dan Drs.Lutfi Yondri M.Hum., Arkeolog di Balar Bandung 
(peneliti utama Situs Gunung Padang ). Berkat kehadiran Pak Lutfi alhamdulilah 
kami diterima oleh Kepala Dinas Budpar Cianjur dan dipertemukan dengan Direktur 
Cagar Budaya dan Permuseuman , Drs. Surya Helmi . Dari diskusi yang berkembang, 
kedatangan Drs.Surya Helmi dan timnya  dari Jakarta ternyata dalam rangka 
persiapan  MORATORIUM Penelitian Situs Gunung Padang. Siang harinya, 14 Kepala 
UPT Balai Cagar Budaya dari 14 wilayah di Indonesia bergabung di Gunung Padang.
 
Di sepanjang perjalanan dari Cianjur ke Gunung Padang ,  kami berempat yang 
sama-sama ikut menanda-tangani  Petisi 26 April 2013 mendiskusikan banyak hal 
antara lain tentang reaksi keras Pak Andi Arief yang sebagai Staf Khusus 
Presiden RI dianggap  tidak sepatutnya  mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang 
begitu emosional, apalagi sampai meminta 3 Menteri Kabinet dan 1 Wakil Menteri 
mengundurkan diri karena dianggap ikut berperan dalam keluarnya petisi 26 April 
2013. Selain dari itu kami mendiskusikan juga tentang  temuan-temuan Tim 
Terpadu Mandiri Penelitian  Gunung Padang ( TTMPGP ) yang secara luas diumumkan 
di media cetak, elektronik dan maya antara lain tentang pasir ayakan, semen 
perekat batu, gumpalan besi sisa pekerjaan metalurgi prasejarah, ekskavasi yang 
dilakukan di luar area situs, dan lain-lain.
 
Pengamatan di kawasan Situs Gunung Padang
 
Perjalanan dari Cianjur ke Gunung Padang memakan waktu sekitar 1,5 jam, 
melewati jalanan yang rusak cukup berat sepanjang hampir 20 km. Di lokasi 
parkir mobil pertama di kawasan Gunung Padang, terlihat  bengkel pemrosesan 
bijih emas dengan mesin glundung/ tromol dimana batuan bijih emasnya diambil 
dari Gunung Rosa / Cikondang yang terletak agak jauh di selatan. Di lokasi 
parkir atas,  terlihat singkapan batuan terubah dengan struktur pemangkasan dan 
top soil 

Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN

2013-05-02 Thread Yanto R. Sumantri
Keponakan Eyang Subur hehehehe

si Abah



 From: "bandon...@gmail.com" 
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Friday, May 3, 2013 4:53 AM
Subject: Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN
 

Maaf, haji Muhiddin itu siapa? Dalam kisah apa? Belum pernah baca.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN

2013-05-02 Thread Eko Prasetyo
Masalah dengan kloning adalah telomerase yang semakin memendek seiring
umur, dan harus ada donor sel telur dan rahim.
Kalo umurnya sudah tua, lalu dikloning, kloningnya akan cepat
mati...mungkin itulah yang kejadian dengan kambing purba. Mungkin mammoth
purba akan begitu juga...


[iagi-net] Mohon info Nomor Rekening IAGI

2013-05-02 Thread chairil sanie djailany
Yth Sekertariat IAGI,

Mohon informasi nomor rekening IAGI.

Terimakasih,
CSD/1652




 From: Rovicky Dwi Putrohari 
To: IAGI  
Sent: Sunday, April 14, 2013 8:29 PM
Subject: [iagi-net] Pemutihan dan Iuran Tahunan IAGI.
 


Kepada yth:
Bapak/Tbu /Sudara/ i Anggota IAGI
di tempat

Sebagai sebuah organisasi yang bercita-cita untuk terus berkembang IAGI 
tentunya memerlukan pendanaan untuk menjalankan roda organisasi. Para Anggota 
IAGI tentunya sudah mengerti bahwa iuran tahunan IAGI tidak pernah berubah 
sejak tahun 2002. Mekanisme pelunasan iuran ini juga sudah dicoba beragam 
melalui wire transfer (ATM) maupun jalur lain, dikumpulkan oleh Pengda juga 
direncanakan lewat media internet yaitu melalui web. Web wajah baru ini mungkin 
akan dimulai ujicoba bulan depan, pada saat acara ulang tahun kemarin sudah di 
"demo" kan oleh Pak Agus M Ustadz. Dengan beragamnya kemampuan akses media, 
tentusaja IAGI masih akan terus menggunakan semua media termasuk cara manual. 

Surat tagihan iuran baru ini akan dikirimkan kepada anggota bersamaan dengan 
pengiriman Berita IAGI edisi terbaru (III/2013).

Menjelang Ulang Tahun IAGI ke 53 besaran iuran keanggotaan yang baru seperti 
yang tertulis dalam SK PP IAGI. 

Besaran iuran :
1. Anggota Biasa Rp 250.000 (Duaratus limapuluh ribu rupiah) pertahun :
* Iuran keanggotaan Rp 100.000. memperoleh Berita IAGI 2-3 edisi
* Majalah Geologi Indonesia dengan menyertakan iuran Rp 150.000, 2-3 
edisi.
2. Anggota Luar Biasa (termasuk anggota Mahasiswa) sebesar Rp 100.000 
(Seratus ribu rupiah) pertahun

* Iuran keanggotaan Rp 100.000. memperoleh Berita IAGI 2-3 edisi
3. Anggota Kehormatan (Tidak dipungut iuran) 
Adapun tambahan tentang pemutihan iuran tahun sebelumnya penjelasannya sbb :

* Iuran keanggotaan IAGI dihitung sesuai tahun berjalan: 1 Januari – 31 
Desember.
* Iuran sebelum 2012 dan sebelumnya diputihkan. Anggota yang sudah 
melunasi iuran 2013 dan setelahnya dianggap lunas utk tahun itu.
* Anggota yang merasa pernah melunasi iuran seumur hidup tetap akan 
diakui hanya dengan membuat surat pernyataan bermeterai dikirimkan ke 
sekretariat, dan informasi ini akan diteruskan kepada kepengurusan selanjutnya.
* Aturan PP IAGI ini mulai berlaku mulai 1 April 2013.

Demikian pengumuman ini juga akan dikrimkan ke anggota melalui surat sesuai 
dengan data yang saat ini ada di sekretariat IAGI.

Salam IAGI



Rovicky Dwi Putrohari
President/Ketua Umum IAGI

-- 
"Good idea is important key to success, "working on it" will make it real."