Re: [iagi-net] Poros maritim

2014-11-05 Terurut Topik wikanw - wikanwindra...@yahoo.com
Kesultanan Aceh dan Demak memiliki armada laut yang disegani pada zamannya.

Sent from my iPad

> On 5 Nov 2014, at 00.48, Bandono Salim  wrote:
> 
> Lho lupa ya bahwa mojopait itu punya armada? Waktu kalah beradu kebo, di 
> minangkabau, memangnya jalan kaki dari trowulan?
> Karena kalah taruhan yaa armadanya pulang.
> Cerita Panji juga dikenal di thailand atau siam. Hehe temanku di bangkok sana 
> seneng sekali cerita itu.
> Nyebrang ke kalimantan ke sunda kecil jalan kaki?
> Salam .
> 
> Pada 5 Nov 2014 11:42, "Ok Taufik"  menulis:
>> Sriwijaya ntah benar berkuasa di abad 7 dengan armadanya, demikian juga 
>> majapahit di abad 14 apa betul berkuasa di lautan nusantara?..semenata 
>> beberapa ahli sejarah berpendapat majapahit hanya ada di jatim sana..lokal.
>> Faktanya..nelayan thailand sudah merambah perairan Indonesia di zaman modern 
>> ini, dari natuna sampai papua..mereka malah berani mengusir nelayan kita di 
>> perairan Indonesia.
>> Apakah nenek moyang kita pelaut?..kalau melihat sejarahnya hanya bugis yang 
>> benar2 pelaut, mereka berlayar kemanna saja sampai madagaskar. Sementara 
>> yang lain mungkin penduduk daratan atau kalau melaut juga hanya sebatas di 
>> pesisir saja. Tak pernah sejarahnya kta punya armada laut yang kuat, kalau 
>> saat ini momentumnya..kedepankan saja masyarakat bugis untuk mengembangkan 
>> potensi mereka..dan lakukan penguatan terhadap AL. Tapi ini memang seperti 
>> isapan jempol, dari dulu kita tak perduli dengan kawasan laut kita..sangat 
>> dermawan buat negara lain. Sementara nelayan kita yg masih diperairan kita 
>> dekat perbatasan australia, malaysia, PNG saja ditangkapi dan di tahan.
>> 
>>> On Tue, Nov 4, 2014 at 11:49 PM, yustinus yuwono 
>>>  wrote:
>>>This message is eligible for Automatic Cleanup! 
>>> (yustinus.suyatno.yuw...@gmail.com) Add cleanup rule | More info 
>>> 
>>> Presiden Jokowi dalam kampanyenya bertekad mejadikan Indonesia sebagai 
>>> poros maritim dunia. Artinya kita harus kembali jaya sebagai negara bahari. 
>>> Kliatannya hal ini tidak main2 dilihat dari postur kabinet yang diperkuat 
>>> menko maupun menteri bidang kelautan yang handal termasuk Indroyono, Susi 
>>> dll.
>>> Saya ingat itung2an angka yang menurut saya rada berbau klenik dari rekan 
>>> Maryanto dengan siklus angka 7 nya itu.
>>> Coba kita liat, Jokowi terpilih sebagai presiden NKRI ke 7.
>>> Abad ke 7 Sriwijaya jaya di lautan.
>>> Abad ke 14 (kelipatan 7) Majapahit menguasai lautan nusantara bahkan sampai 
>>> di luar dikenal bangsa2 lain.
>>> Apakah abad ke 21 ini (kelipatan 7) Bangsa Indonesia akan bangkit dan jaya 
>>> lagi di lautan mengikuti jejak pendahulu kita (Sriwijaya dan Majapahit) 
>>> mengikuti pola siklus 7? SEMOGA.
>>> Gimana Pak Maryanto ada komentar? Anda kan ahlinya?
>>> Salam siklus 7
>>> YSY
>>> 
>>> 
>>> 
>>> Siapkan waktu PIT IAGI ke-43
>>> Mark your date 43rd IAGI Annual Convention & Exhibition
>>> JAKARTA,15-18 September 2014
>>> 
>>> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
>>> Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact
>>> 
>>> Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
>>> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
>>> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
>>> No. Rek: 123 0085005314
>>> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
>>> Bank BCA KCP. Manara Mulia
>>> No. Rekening: 255-1088580
>>> A/n: Shinta Damayanti
>>> 
>>> Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
>>> Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id
>>> 
>>> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
>>> posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 
>>> In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
>>> limited
>>> to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 
>>> from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the 
>>> use of 
>>> any information posted on IAGI mailing list.
>>> 
>> 
>> 
>> 
>> -- 
>> OK Taufik
>> 
>> Sent from my Computer®
>>  
>> 
>> 
>> Siapkan waktu PIT IAGI ke-43
>> Mark your date 43rd IAGI Annual Convention & Exhibition
>> JAKARTA,15-18 September 2014
>> 
>> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
>> Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact
>> 
>> Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
>> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
>> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
>> No. Rek: 123 0085005314
>> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
>> Bank BCA KCP. Manara Mulia
>> No. Rekening: 255-1088580
>> A/n: 

Re: [iagi-net] DATA dan PENJELASAN

2014-08-17 Terurut Topik wikanw - wikanwindra...@yahoo.com
Rencana pembangunan PLTN di Indonesia sebaiknya dikaitkan dengan 2 hal, yaitu 
lokasi pembangunan (berkaitan dengan wilayah yang memerlukan dan resiko yang 
ada), serta teknologi yang akan digunakan.

Terkait lokasi, sebaiknya bukan ditentukan oleh kepentingan dari pusat hanya 
untuk suplai kebutuhan wilayah tertentu dengan sisten interkoneksi jaringan 
sehingga membebankan resiko kepada wilayah yang tidak berkepentingan dengan 
pemanfaatan energi tersebut.

Terkait teknologi, apakah kondisi rawan bencana alam Indonesia akan menggunakan 
teknologi nuklir konvensional (evolution reactor generation III atau III+) yang 
merupakan tipe ekonomis yang digunakan di berbagai negara saat ini. Atau 
menunggu komersialisasi teknologi nuklir yang revolusioner (nuclear energy 
system generasi IV) yang di Amerika Serikat sendiri baru direncanakan untuk 
dikomersialisasikan setelah tahun 2030.

Wassalam,
Wikan W

Sent from my iPad

> On 17 Agt 2014, at 00.54, Ong Han Ling  wrote:
> 
> Pak Bandono,
>  
> Waktu kemaren ketemu di Bandung, Anda nagih jawaban. Maaf terlambat.
>  
> Angka "Elasticity" dibawah satu atau bahkan bisa negatif karena yang diukur 
> disisini adalah "increase" in energy consumption dibagi "increase" in 
> economic growth. Contoh seperti Inggris dan Germany, energy consumption 
> negatif namun  GDP-nya bisa tetap naik. Hal ini memungkinkan karena negara 
> maju bisa mengembangkan services tanpa menggunakan banyak energy, seperti 
> bidang Finance, Perbankan, Software, Design, dsb.
>  
> Elasticity tidak ada hubungan dengan kaya-miskin. Negara miskin bisa 
> mempunyai elasticity rendah kalau efficient  dan sebaliknya. Indonesia tidak 
> efficient karena di Indonesia Timur dan didaerah-daerah terpencil, PLN masih 
> menggunakan generator diesel sebagai pembangkit listrik, yaitu sumber energy 
> yang paling mahal. Bahkan disemua kota besar di Indonesia, kantor, hotel, 
> kawasan industri, dan kawasan rumah mewah, diperlukan generator diesel 
> stand-by karena PLN sering biar-pet. Berarti modal harus keluar untuk membeli 
> generators yang pemakaiannya hanya sekali-kali. Selain itu, karena generators 
> stand-by relatif kecil hingga efficiency kecil, berarti boros BBM.  
>  
> Tentang energy nuklir yang Anda tanyakan, memang Indonesia bisa dan mampu 
> hingga bisa mengurangi pemakaian BBM dan mengurangi elasticity untuk jangka 
> panjang. Namun setelah kejadian Tsunami, banyak negara akan stop (ump. 
> Germany) atau menunda pembangunan tenaga nuclear baru. Jepang secara bertahap 
> akan menutup.
>  
> Memang pemakaian tenaga nuclear sekarang dalam crossroad, terutama bagi 
> negara yang kekurangan energy. Indonesia perlu energy di Jawa, Sumatra, dan 
> Bali, semuanya daerah rawan gempa tektonik, rawan gempa   meletusnya Gn. Api 
> beserta debunya, dan rawan Tsunami. Dengan risiko demikian tinggi, sebaiknya 
> kita menjajagi semua resources option yang tersedia, yang menurut saya masih 
> banyak, sebelum mengambil keputusan "Go nuclear". 
>  
> HL Ong   
>  
>  
> From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Bandono 
> Salim
> Sent: Wednesday, August 13, 2014 7:02 PM
> To: Iagi
> Subject: RE: [iagi-net] DATA dan PENJELASAN
>  
> Tanya Pak,  yang elastisitas energi dibawah 1; apakah mereka menggunakan 
> energi nuklir sebagai pembangkit utamanya?
> Kalau pakai nuklir apa Indonesia dapat menghemat penggunaan bbm?
> Bolehkah NKRI membuat reaktor atom/nuklir? Kata teman di Batan kita sudah 
> mampu ekstraksi bahan utama energi atom
> Sampai berapa jauh kemampuan NKRI untuk bicara pemakaian energi atom/nuklir?
> 
> Itu saja dulu Pak .
> Salam hormat,  bdn.
> 
> Pada 13 Agt 2014 15:10, "Ong Han Ling"  menulis:
> Anggota IAGI yang saya hormati,
>  
> Kita semua setuju bahwa energy perlu untuk kemajuan bangsa. Beberapa diantara 
> kita mengatakan bahwa pemakaian energy per capita kita masih rendah hingga 
> tidak perlu irit-irit. Beberapa diantara kita mengatakan kita boros energy?
>  
> Bagaimana kita mengukur keborosan energy?
>  
> Yang perlu dilihat adalah penggunaan energy. Kalau energy dipakai untuk 
> bidang produksi, seperti membangun pabrik, bagus sekali. Tetapi kalau dipakai 
> untuk bidang konsumsi, makan dan berfoya-foya, tidak.
>  
> Keborosan atau kehamburan  energy Negara dapat diukur dari besarnya  
> elasticity (ԑ ) yang disebut Pak Ketua. Elasticity (ԑ) adalah ratio antara 
> Energy (E) yang dipakai dibandingkan dengan kemajuan ekonomi Negara tsb. 
> Kemajuan eknonomi bisa diukur dengan berbagai cara, salah satu adalah Gross 
> Domestic Product atau GDP. Kalau GDP besar maka Negara tsb. maju dan 
> sebaliknya. Rumus: Elasticity (ԑ ) = E (energy) / GDP.
>  
> Jadi kalau Energy yang dipakai  besar tetapi GDP kecil, angka Elasticity (ԑ) 
> besar sekali. Berarti negara boros. Kalau Energy kecil tetapi GDP besar, ԑ 
> kecil. Berarti Negara efficient dan hemat dalam pemakaian energy-nya. 
>  
> Bersama adalah daftar elasticity (ԑ) )dari berbagai Negara. Elasticity 
> Indonesia te

Re: [iagi-net] DATA dan PENJELASAN

2014-08-14 Terurut Topik wikanw - wikanwindra...@yahoo.com
Saya berpendapat bahwa tidak dapat digeneralisasi tingkat penggunaan energi 
yang disematkan kepada Indonesia. Tingkat pemborosan energi yang tinggi 
tentunya akan dijumpai di wilayah kota besar yang tidak memiliki sumber daya 
energi sendiri, tetapi tanpa terkendali terus menyedot sumber daya dari daerah 
penghasil energi. Tingkat konsumsi dan pemacuan pembangunan di wilayah 
megapolitan/metropolitan yang melebihi kemampuan daya dukungnya hanyalah sebuah 
cermin kebijakan negara yang tidak pro pemerataan kesejahteraan.

Saya pikir ke depan negara dan pemerintah harus memajukan kebijakan yang lebih 
mengutamakan penggunaan sumber daya alam/energi untuk percepatan pembangunan di 
wilayah yang memiliki sumber energi itu sendiri. Sumber daya alam adalah untuk 
komunitas pemiliknya.

Dengan demikian, aliran sumber daya energi produksi dalam negeri ke 
megapolitan/metropolitan harus dikurangi secara signifikan. Rencana pembangunan 
infrastruktur serta pengolahan dan pemanfaatan energi di daerah luar 
megapolitan/metropolitan harus lebih diutamakan. Sehingga kebutuhan impor bahan 
energi sepenuhnya ditujukan untuk pemenuhan konsumsi di wilayah 
megapolitan/metropolitan, tanpa embel-embel subsidi dari kas APBN. Kalau mau 
subsidi diambil dari PAD (pendapatan asli daerah) masing-masing. Jadi pagu 
untuk biaya modal pembangunan wilayah di luar megapolitan/metropolitan dari 
APBN bisa lebih proporsional dan signifikan.

> Stop segala macam pembangunan MRT, kebijakan mobil murah, subsidi BBM, 
> jaringan listrik interkoneksi di Jawa-Bali, yang hanya membuat aliran sumber 
> daya manusia dan revenue sumber daya alam dari berbagai daerah terkumpul di 
> wilayah megapolitan/metropolitan. Stop juga segala ekspor SDA energi. 
> Komunitas tempat sumber energi berada adalah pemilik previllage pemanfaatan 
> SDA, bukan untuk disetor ke kas negara di pusat dan dikonsumsi wilayah 
> megapolitan/metropolitan.


Desain ke depan bagi aliran dan mobilitas SDM harus mengarah untuk mendukung 
pemerataan pembangunan dan kesejahteraan di seluruh wilayah Negara Indonesia. 
Kuncinya adalah tersedianya infrastruktur transportasi, pendidikan, dan 
kesehatan yang berkualitas di seluruh wilayah negara agar para tenaga ahli dan 
juga masyarakat umum dapat hidup nyaman di semua wilayah.

Satu hal lagi, wilayah perbatasan harus menjadi wajah Negara dan pusat strategi 
kebijakan komunitas ekonomi regional seperti wilayah Kalimantan, Riau, Sumut, 
Aceh untuk Asean Community dan South China Sea Dispute; sedangkan Sulawesi, 
Maluku, Papua, Nusa Tenggara untuk APEC. Dengan demikian terjadi pemerataan 
center of excellence dari penanganan isu dan peningkatan peran sesuai geografi 
dan geopolitiknya.

Wassalam,
Wikan W

Sent from my iPad

> On 13 Agt 2014, at 22.54, "R.P.Koesoemadinata"  wrote:
> 
> Ya boleh saja Pak Ong memberikan macem2 definisi dan rumus dari pemborosan 
> dengan konsep elasticitynya,  yang disamakan dengan eficiency, untuk 
> menunjukkan bahwa orang Indonesia itu boros energi
>  
> Tetapi yang jelas adalah konsumsi energi per kapita kita masih rendah. 
> Konsunsi energi  per kapita dan pendapatan per kapita adalah yang lebih 
> realistis.
>  
> Saya juga bisa berargumentasi bahwa orang berpendapatan rendah lebih boros 
> dari pada orang kaya. Orang berpendapatan rendah kalau beli mobil harus 
> nyicil dengan bunga entah berapa puluh percent dari harga mobil, dipaksa beli 
> asuransi lagi. Orang kaya bisa beli cash dan dapat discount lagi  Lebih-lebih 
> lagi orang miskin kalau beli barang kelontong saja atau alat dapur terpaksa 
> beli dari tukang kredit dengan bunga  sampai 200% dari harga barangnya, 
> karena terpaksa nyicil, tidak mampu.
>  
> Nah kalau orang miskin ittu dianggap lebih boros dari pada orang kaya, ya 
> silahkan.
>  Sudah miskin dianggap boros lagi
> Orang Belanda akan bilang "dat is te erg,  zeg", atau orang Sunda mah 
> bilangnya "teungteuingeun"!
>  
> Silahkan
> Hehehe lagi
>  
> Wassalam
> RPK
> - Original Message -
> From: Ong Han Ling
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Sent: Wednesday, August 13, 2014 3:09 PM
> Subject: RE: [iagi-net] DATA dan PENJELASAN
> 
> Anggota IAGI yang saya hormati,
>  
> Kita semua setuju bahwa energy perlu untuk kemajuan bangsa. Beberapa diantara 
> kita mengatakan bahwa pemakaian energy per capita kita masih rendah hingga 
> tidak perlu irit-irit. Beberapa diantara kita mengatakan kita boros energy?
>  
> Bagaimana kita mengukur keborosan energy?
>  
> Yang perlu dilihat adalah penggunaan energy. Kalau energy dipakai untuk 
> bidang produksi, seperti membangun pabrik, bagus sekali. Tetapi kalau dipakai 
> untuk bidang konsumsi, makan dan berfoya-foya, tidak.
>  
> Keborosan atau kehamburan  energy Negara dapat diukur dari besarnya  
> elasticity (ԑ ) yang disebut Pak Ketua. Elasticity (ԑ) adalah ratio antara 
> Energy (E) yang dipakai dibandingkan dengan kemajuan ekonomi Negara tsb. 
> Kemajuan eknonomi bisa diukur dengan berbagai cara, salah satu adalah Gross 
> Domestic Pro

Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda

2012-10-06 Terurut Topik wikanw
Rancang bangun Jembatan Selat Sunda pernah juga dipamerkan di Pameran 
Konstruksi Indonesia 2010 di Jakarta Convention Center. Jembatannya dibangun 
melintas 3 pulau kecil, dengan total panjang 29 km termasuk lintasan jalan 
mobil dan kereta api. Ketahanan terhadap potential gempa 7 Magnitude dan 
tsunami (? m). Sedangkan jarak dari Gunung api Krakatau sekitar 40 km. Kuncinya 
asal  tidak dikorupsi pelaksanaan pembangunanannya.

Oiya Pak Ismail ysh,

Masak sih bangun PLTN-nya di Babel, listriknya dialirin ke Jawi? Nanti kalau 
seperti di Muria, ulama berfatwa gak adil kalau yang menanggung resiko selalu 
yang tidak menikmati hasilnya. Supaya adil pernukliran listrik dibangunnya di 
Jakarta saja, bisa di Kelapa Gading atau dekat superbloknya Agung Podomoro, dll.

Maaf guyon tapi serius.

Wassalam,
Wikan

Sent from my iPad

On 6 Okt 2012, at 07:16, "Ismail"  wrote:

> Ide menghubungkan jawa sumantrah ini sdh lama , sejak tahun 80 an bahkan sdh 
> ada kajian kajian dr berbagai aspek sejak itu telah banyak forum forum yg 
> diadakan untuk membahas masalah ini dari berbagai aspek,, bebrapa alternatif 
> diusulkan apakah memperbesar kapasitas pelabuhan , bangun jembatan bahkan 
> sampai bikin Terowongan semua dikaji dari segi kondisi lingk, teknologi dan 
> keekonomianya/biaya sampai sosialnya , dan juga termasuk rencana untuk. 
> Ngebangun jaringan kabel listrik lintas jawa sumantrah { siapa tahu renc 
> bangun PLTN di banbel jadi shg listriknya bisa dialirkan ke jawi } .
> Ujung ujungnya semuanya ke biaya , pilihan terakhir spt nya akan dibangun 
> jembatan kabarnya untuk pembangunan ini tidak akan dianggarkan ke APBN kalau 
> tidak dg APBN berarti model investasi swasta spt pemb jalan tol , bagi 
> investor tentunya lagi main etung etungan untung ruginya 
> Sebetulnya APBN kita itu sdh 1600 an T masak nyisakan dikit untuk ngebangun 
> jembatan saja tidak bisa 
> 
> Sent by Liamsi's Mobile Phone
> From: Rovicky Dwi Putrohari 
> Date: Sat, 6 Oct 2012 06:39:26 +0700
> To: iagi-net@iagi.or.id
> ReplyTo: 
> Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
> 
> Terimakasih infonya Pak Eddy,
> Mungkin karena penyelenggaranya UI, dimana hanya UI dan UGM yg memiliki 
> Fakultas Geografi, sehingga mereka (UI) juga ingin mengunggulkan Fakultasnya 
> Geografinya. Barangkali saja yg akan dibahas sisi geografisnya (kependudukan 
> dan sisi sosiogeografinya) cmiiw. 
> 
> Sebenernya sisi yg dibahas dalam pembangunan jembatan selat Sunda ini banyak 
> sekali. Tidak hanya geologi. Seperti yg diberitahukan oleh Pak Ipranta, Ketua 
> Bid Kebencanaan PP IAGI. Pembahasan khusus geologi akan dibahas disitu. 
> 
> Salah satu pertanyaan sisi sosio kulturalnya adalah 'mengapa dibangun 
> jembatan, kenapa kok bukan diperbaharui dan ditingkatkan pelabuhan dan 
> pelayarannya ? Bukannya Indonesia negeri Maritim ?' 
> 
> Dari sisi geologi, kemarin sewaktu PIT di jogja dalam booth juga dipamerkan 
> riset geologi oleh Geologi Marine ttg lintasan seismic dangkal yg sudah 
> dianalisa. Saya dan Danny Hilman sempat berdiskusi lama di booth ini. Danny 
> concern adanya gawir curam yg dicurigai patahan. Tapi setelah saya tengok 
> seismic asli lainnya, gawir istu membatasi endapan2 hasil periodisitas 
> vulkanisme di daerah ini. 
> 
> Sangat menarik mengetahui geologi daerah ini, ada endapan vulkanik hasil 
> gunungapi dipantai barat Jawa, asik juga mempelajari geologi kuarter 'sub 
> aqueous'.
> 
> Jadi saya kira bukannya geologi diabaikan tetapi konsen seminarnya mungkin 
> bukan kondisi bawah permukaan. 
> Memang barangkali sentilan Pak Eddy ini menjadi satu ide utk IAGI ikut 
> mengadakan seminar atau talk khusus ttg jembatan selat Sunda. Apakah sudah 
> ada anggota IAGI yg siap materi utk kita diskusikan dalam panel diskusi ?
> 
> Salam sukses !
> Rdp  
> 
> 
> 
> 
> On Sunday, October 7, 2012, Eddy Subroto  wrote:
> > Mas Rovicky dan teman-teman anggota IAGI yang terhormat,
> >
> > Pagi tadi, saya mendapat undangan sbb.:
> > Universitas Indonesia dan Majalah GATRA dengan hormat mengundang Bapak
> > untuk menghadiri kegiatan DISKUSI PANEL JEMBATAN SELAT SUNDA "Karya Anak
> > Bangsa dan Peluang Pembangunan Antarpulau" yang akan dilaksanakan pada:
> >
> > Hari, Tanggal : Kamis, 11 Oktober 2012 pukul 08.00 - 15.30 WIB
> > Tempat  : Balai Sidang Universitas Indonesia, Depok-Jawa Barat*
> >
> > *Berikut kami lampirkan surat undangan, lembar konfirmasi, dan daftar
> > undangan.
> >
> > Yang menarik bagi saya, di daftar undangan ada kelompok asosiasi profesi
> > dan yang terundang adalah:
> > 1. Ikatan Ahli Transportasi
> > 2. Ikatan Ahli Perencana
> > 3. Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia
> > 4. Ikatan Ahli Konstruksi
> > 5. Ikatan Geografi Indonesia
> > 6. KADIN
> > 7. INKINDO
> >
> > Kok aneh ya IAGI tidak termasuk dalam daftar undangan. Pertanyaannya
> > apakah UI dan majalah Gatra tidak tahu peran ahli geologi? Lha kok mereka
> > malah mengundang orang geografi. Padahal yang sering muncul di media massa
> > kalau ada gempa 

Re: [iagi-net-l] Kurtubi: Pengelolaan Bobrok, Bubarkan BP Migas

2012-09-04 Terurut Topik wikanw
Pak Ong ysh,

Tertarik dengan poin nomor 2: menjadi pertanyaan bagi saya

Pada saat ini atau di masa mendatang, apakah meletakkan kembali agen pemerintah 
pengelola migas nasional kepada Pertamina menjadi kemunduran ataukah malah 
sebagai kemajuan ya?

Studi Bank Dunia (2010) mengatakan NOCs (Perusahaan Migas Nasional) memegang 
90% cadangan terbukti dunia. Dan dari top 25 perusahaan terbesar (pemilik 
cadangan dan produksi), 18 di antaranya adalah NOCs. Tidak jelas Pertamina di 
peringkat ke berapa.

Data dari studi Universitas Stanford (2007) memberikan peringkat Pertamina di 
urutan ke-18 untuk besar cadangan migas (2004) - data belum mengikutsertakan 
cadangan shale gas. Sedangkan dari besarnya kapitalisasi pasar (2006) Pertamina 
di peringkat ke-31.

Kalau saya pikir secara singkat, apabila kedaulatan energi (migas) 
dimanifestasikan sebagai penguasaan aset oleh korporasi yang mewakili negara, 
seperti tercermin dalam pemeringkatan NOCs di atas, maka bila agen pemerintah 
yang menguasai pengelolaan migas dikuasakan kepada Pertamina, tentunya menjadi 
hal kemajuan. Mohon dikoreksi kalau saya salah.

Kecuali pada saat pembuatan dan kemudian pengesahan UU MIGAS 2001, mungkin saat 
itu Pertamina dinilai tidak efisien dan efektif sebagai agen pemerintah 
pengelola migas nasional merangkap operator E&P. Tetapi setelah 10 tahun 
Pertamina mengembangkan visi World Class energy company, apakah setidaknya ke 
depan, pengembalian kuasa agen pemerintah kepada Pertamina  dapat meningkatkan 
value creation dari NOC bagi kedaulatan energi nasional. 

Sehingga dapat dinilai model pelaksanaan operasi E&P yang disebut Pak Kurtubi 
sebagai B (bisnis) to B, daripada sekarang B to G (government), apakah sebagai 
model yang lebih "baik" dalam hal kedaulatan energi.

Salam,
Wikan

Sent from my iPad

On 4 Sep 2012, at 10:23, Ong Han Ling  wrote:

> Sebetulnya tidak hanya menghina K2S tetapi seluruh bangsa Indonesia. Ini 
> adalah alasanya:
> 1.   UU MIGAS tahun 2001 dan demikian juga UU Pertambangan Umum tahun 
> 2009(?) dibuat selama 9 tahun dan 12 tahun respectively. Kedua UU tersebut 
> melibatkan semua instansi dan assosiasi. Saya ingat dari ITB diminta dari 
> Kimia Teknik, Geologi, dan Teknik Perminyakan. Demikian juga dari Universitas 
> lainnya seperti Univ. Sumtara Utara, assosiasi seperti HAGI, IAGI, IPA dsb. 
> ikut diminta pendapatnya. DPR Indonesia mengundang universitas-universitas 
> untuk membahas UUMIGAS baru. Jadi UU tersebut dibuat oleh putra-putri terbaik 
> dari Indonesia. Kalau keberadaan BPMIGAS sekarang dihujat, berarti kita 
> menghujat diri sendiri.
> 2.   Waktu itu, MPS-PERTAMINA yang mengurusi K3S, dihujat habis-habisan. 
> Akirnya UUMIGAS 2001 mengantikan MPS dengan BPMIGAS. Sekarang kita ingin 
> mengembalikan kembali ke Pertamina. Apakah Ini bukan merupakan kemunduran.
> 3.   Banyak orang anggap UUMIGAS dimana kontrak PSC bernaung tidak sesuai 
> dengan jamannya dan terlalu banyak “loopholes”. Banyak orang mengangap harus 
> di revisi. Memang PSC hanya 40 halaman dobel spasi ditambah Appendix, dan 
> berlaku selama 30 tahun. Berlaku dari eksplorasi, development, produksi 
> bahkan sekarang meliputi LNG dan pengapalan. Bandingkan kontrak dengan K3S 
> asing, satu konsultan untuk 3 bulan saja bisa sampai 30m halaman single spasi.
> 4.   Dilihat dari jumlah halaman PSC yang hanya 40 halaman, pasti banyak 
> kekurangannya atau loopholes. Banyaknya loopholes  dijadikan kritikan dan 
> hujatan. Banyaknya kritikan masuk akal dan PSC perlu disempurnakan. Tapi 
> harus diingat bahwa loopholes tsb. juga berlaku bagi K3S. Pinter-pinternya 
> kita memanfaatkan loopholes tsb. bagi keuntungan Negara. Sampai sekarang kita 
> kalah pinter. Tetapi ini bukan berarti kita harus ganti. Kita harus pelajari 
> dan memanfaatkan loopholes tsb. Kita sudah menguasai PSC bertahun-tahun 
> hingga mengerti betul isinya. Harus diingat bahwa K3S berani investasi dan  
> mengeluarkan puluhan bahkan ratusan juta dollar di Indonesia menggunakan PSC 
> yang tidak sempurna dan banyak loopholes. Mengapa kita sebagai penerima dana 
> takut dan ingin memperbaiki Undang-undang terus menerus? Dengan adanya 
> kritikan simpang siur yang demikian banyaknya, meskipun akirnya hanya berupa 
> wancana dan tidak ada implementasi, termasuk membubarkan BPMIGAS dan 
> mengantikan UU MIGAS, investor juga mulai takut.
> 5.   Seperti UUD 45. Kurang dari 40 halaman namun telah mangatur 
> kehidupan bangsa ini selama 67 tahun. UU tsb. dibuat oleh putra-putri 
> Indonesia terbaik. UU trersebut dibuat dalam waktu singkat sekali, mungkin 
> hanya satu bulan. UUD 45 banyak loopholes. Apakah perlu diganti dan dihuyat  
> pendirinya?
> 6.   Apakah para pengeritik UUMIGAS ataupun PSC berani bertanggung jawab 
> bahwa kalau diganti tidak ada yang mengeritik dan menghujat. Dapat dipastikan 
> begitu UU ditandatangani, begitu kritikan akan  keluar. Ini terjadi dengan 
> UUMIGAS 2001 dan ini terjadi dengan UUPertambangan 2009.  
> 7.   

Re: [iagi-net-l] Shale gas news

2012-07-07 Terurut Topik wikanw
Pak Rus,

Untuk referensi karakterisasi reservoir termasuk proses diagenesis di shale gas 
dapat dilihat di SPE 131350 oleh Passey dan Bohacs, 2010: "From Oil-Prone 
Source Rock to Gas Producing Shale Reservoir - Geologic and Petrophysical 
Characterization of Unconventional Shale Gas Reservoirs".

Untuk lebih banyak informasi bisa dicari "illitization on shale gas".

Selama 3 tahun belakangan ini kami mengamati banyak data petrologi dan 
mineralogi batuan serpih syn-rift, sayangnya belum bisa dipublikasikan.

Salam,
Wikan

Sent from my iPad

On 30 Jun 2012, at 17:22, "Ruskamto"  wrote:

> Pak Wikan, 
> Kalau punya reference data marine atau lakustrine shale source yang 
> brittlenessnya seperti yang anda diskripsikan.. Kami ingin ikut belajar..
> Ruskamto 1061
> From: "Yanto R. Sumantri" 
> Date: Fri, 29 Jun 2012 21:05:55 -0700 (PDT)
> To: iagi-net@iagi.or.id
> ReplyTo: 
> Subject: Re: [iagi-net-l] Shale gas news
> 
> Wikan
> 
> Kalau begitu apakah  (secara general) shale yang erumur Paleozoiicum akan 
> menyebabkan sifat Brittle dari shale-nya , sehingga cocok untuk penghasil 
> shale gas ?
> Atau kalau pertanyaannya dibalik:" Apakah Tertiary shale di Indonesia masih 
> merupakan / cocok untuk penghasil shale gas ?
> Pertanyaan logis kan .
> 
> si Abah 
> 
> From: "wikanwindra...@yahoo.com" 
> To: iagi-net@iagi.or.id 
> Sent: Friday, June 29, 2012 10:07 PM
> Subject: Re: [iagi-net-l] Shale gas news
> 
> Pak Yanto,
> 
> Dalam mineralogi mineral lempung shale gas perlu diperhatikan juga proses 
> diagenesis yang terjadi, misalkan akibat proses burial.
> 
> Swelling type clay mineral dapat berubah menjadi tipe yang lebih stabil, 
> sehingga dapat meningkatkan kegetasan (brittleness) dari batuan shale.
> 
> Kemudian proses diagenesis yang lain seperti penggantian (replacement) dari 
> mineral lempung menjadi kalsit/siderit juga meningkatkan kegetasan.
> 
> Tetapi selain kegetasan, parameter geomekanik (stress dan moduli) juga 
> menjadi faktor untuk pemilihan interval, orientasi, dan desain perekahan.
> 
> Salam
> Wikan
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
> From: "Yanto R. Sumantri" 
> Date: Mon, 25 Jun 2012 21:16:26 -0700 (PDT)
> To: iagi-net@iagi.or.id
> ReplyTo: 
> Subject: Re: [iagi-net-l] Shale gas news
> 
> Rus
> 
> Ok , tks pencerahannya .
> Jadi sifat "britleness" sangat menentukan , dilain fihak sifat fisika ini 
> sangat dipengaruhi oleh mineral content-nya , dan mineral content ditentukan 
> oleh lingkungan pengendapan .
> Jadi apakah lingkungan pengendapan shale lapisan Tersier Indonesia memenuhi 
> syarat syarat diatas ???
> 
> Pertanyaan kedua , apakah volume shale , kalau itu cocok degan syarat shale 
> gas cukup besar ?sebagaimana Cekungan Cekungan Paleozoicum di USA ?
> 
> Pertanyaan terakhir : Siapa yang akan menjadi "leading edge" untuk meneliti 
> ini semua ???
> Rasanya sih kalau Pertamina atau perusahaan minyak ndak cocok lah , bagaimana 
> peran Badan Geologi dan "Lemigas" 
> 
> Rasanya akan berdosa kita , kalau kita meniupkan "angin sorga" , tetapi pada 
> kenyataannya ternyata hanya "angin dingin" . seperti CBM , yang ndak tahu apa 
> saja aktifitasnya ,
> Padahal Blok Blok CBM sudah laku keras sampai habis daerah daerah itu 
> ditutupi oleh Blok CBM.
> 
> si Abah
> 
> 
> 
> 
> From: Ruskamto Soeripto 
> To: iagi-net@iagi.or.id 
> Sent: Monday, June 25, 2012 5:00 PM
> Subject: RE: [iagi-net-l] Shale gas news
> 
> Abah,
> Sepanjang pengetahuan saya shale gas tidak selalu methan, tergantung sejarah 
> maturity dan type karogen dari sourcenya Pak.
> Yang membedakan kondisi arid/semi arid region adalah terbentuknya mineral 
> high saline/evaporite evironment seperti dolomite anhydrite kemungkinan juga 
> silika bercampur dan interkalasi dengan organic rich shale.  Sehingga source 
> rock bersifat brittle, mudah dilakukan fract secara efektif.   Kondisi 
> lingkungan tsb sangat bervariasi, memungkinkan terjadinya local depo-pod yang 
> sangat kaya mengandungi TOC sampai 3-4%, sehingga ada area dan layer atau 
> “sweet spot” yang ideal memenuhi Kriteria sebagai Shale Gas.  Berbeda dengan 
> sistem lacustrine dan tropical, kondisinya selalu penuh air dan hyposline 
> clay particles dan organic mattersnya (algae/plankton) terkubur bersamaan  
> “hampir” merata di semua bagian danau, sehingga jarang ditemukan “sweet 
> spot”.  Kalau TOCnya 1-2% dan yang sisanya adalah clay dan silt particle 
> pertanyaannya adalah apakah brittlenessnya bisa meet criteria untuk dilakukan 
> fracturing secara efektif ??Saya kira itu yang sedang didiskusikan oleh 
> Pak Naslin, Pak Anggoro dkk,  yang penting kriteria TOC cut off atau 
> brittleness dari shale tersebut.   Mungkin bapak-bapak bisa menambahkan..
> Salam Ruskamto 1061
>  
>  
>  
>  
> From: Yanto R. Sumantri [mailto:yrs_...@yahoo.com] 
> Sent: 25 Juni 2012 9:52
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: Re: [iagi-net-l] Shale gas news
>  
> Pak Rus
>  
> Secara fisik dan mineralogi apakah perbedaan anatar deep sea shale dengan 
> hale yang dosebut

RE: [iagi-net-l] Re: [IAGI-net] Mega Disaster Karakatoa by History Cable TV

2011-01-09 Terurut Topik Winderasta, Wikan (wikanw)
Kami juga nonton film Krakatoa yang disiarkan Metro TV. Ceritanya memang bagus 
buatan sutradara Inggris kalau tidak salah. Letusan Krakatoa di 1883 
digambarkan menyebabkan tsunami setinggi 40 m yang mencabut menara mercusuar 
dan aliran awan piroklastik yang menyeberangi selat Sunda dan menyapu pantai 
Lampung dengan menghanguskan lebih dari 160 desa yang berjarak 40-50 km dari G. 
Krakatau. Kira-kira apakah simulasi letusan G.Anak Krakatau juga sedahsyat atau 
lebih dahsyat akibatnya?

Narasi geologi letusan 1883 di film tersebut diceritakan oleh Verbeek yang 
tinggal di Bogor saat itu. Apakah ini nama yang sama dengan Pegunungan Verbeek 
di Sulawesi?

Wassalam,
Wikan

-Original Message-
From: mohammad syaiful [mailto:mohammadsyai...@gmail.com] 
Sent: Monday, January 10, 2011 7:39 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [IAGI-net] Mega Disaster Karakatoa by History 
Cable TV

suwun, cak noor. untung ada info, jadi kami sekeluarga dapat menikmati
film yg bagus ini. cuma, tampaknya yg berperan sbg orang2 indonesia
kok bahasa melayunya (mirip malaysia daripada bahasa indonesia) sangat
fasih ya?

salam,
syaiful

2011/1/8 noor syarifuddin :
> Kang,
> Untuk info nanti malam sekitar jam 9 juga ada film ttg krakatau di Metro ...
>
>
>
> 
> From: "an...@gc.itb.ac.id" 
> To: iagi-net@iagi.or.id; do...@itb.ac.id
> Sent: Sat, January 8, 2011 2:58:02 PM
> Subject: [IAGI-net] Mega Disaster Karakatoa by History Cable TV
>
> Sambil "nyruput kopi luwak-luwakan" biasanya saya klik MTV untuk menikmati
> musik penyegar, namun sekitar jam 6 pagi pada hari sabtu 8 Januari 2011
> ketika MTV sedang siaran iklan, iseng-iseng saya pindahkan ke History. Pas
> sedang berada disini ternyata jalur ini baru saja mulai dengan tayangan
> Mega Disaster Karakatoa Revenge. Sekitar satu jam acara ini menceritakan
> mulai dari sejarah letusan Karakatoa dengan  ulasan ilmiah dari
> volcanologist dari Bristol UK, Georgia University, hingga eksperimen dan
> pemodelan dari para ahli meteorologist hingga ahli Tsunami bila Anak
> Karakatoa kalau suatu saat meletus. Film ini sangat menarik dengan "bumbu"
> dokumenter Tsunami Aceh 2004, peristiwa letusan gunungapi dan gempa bumi
> dasyat di belahan bumi lainya. Ditayangkan juga ilustrasi aktivitas erupsi
> Mauna Loa yang memuntahtah lava nan merah menyala. Tak kurang juga Dr.
> Kennth Wohletz yang kondang bersama temannya Grant Heiken dengan bukunya
> "Volcanology and geothermal energy", turut mengulas hasil penelitiannya
> tentang letusan gunung Karakatoa 1883. Diceritakan juga bagaimana Wohletz
> dkk. berburu data dari tulisan-tulisan dan seismograf tua di perpustakaan
> London. Dari hasil perburuan ini Wohletz memperkirakan bahwa letusan 1883
> adalah "Super Eruption" yang muncul dari "Mega Caldera" akibat letusan
> Karakatoa purba sebelumnya. Film ilmiah ini, bagi saya cukup mengagumkan
> apalagi dikemas ala "science fiction". Ditampilkan juga bagaimana
> memodelkan tsunami dari letusan 1883 disuatu lab hidrolika yang besarnya
> seperti hangar pesawat di univ Georgia. Disini nampak bahwa tsunami 1883
> sebagian disebabkan oleh "landslide generator". Disini material
> piroklastik digantikan dengan beberapa meter kubik batu pecah berukuran
> kerakal (4-5cm diameter) yang ditumpuk pada bidang miring lalu
> digelontorkan tiba-tiba pada kolam yang dipinggir "pantainya" telah diisi
> model-model bangungan dan infrastruktur mirip di pantai Anyer dan Jakarta.
> Diperkirakan bahwa bila Anak Karakatoa meletus, kemungkinan bisa mengancam
> "2 juta jiwa" di pesisir Lampung selatan dan barat Jawa Barat. Selain itu
> efek meteorologis dari semburan debu volkaniknya bisa melalang buana dan
> menyebabkan bencana cuaca! WOW! Mengagumkan! Tapi juga "trenyuh", seperti
> sesak didada! Walaupun tayangan ini hanya berdurasi satu jam, namun ini
> hasil dari suatu "mega project" penelitian Karakatoa yang melibatkan
> banyak scientist dari seluruh dunia! Trenyuh, karena geologist,
> volcanologist, meteorologist dan ilmuwan lainya dari Indonesia justru
> tidak tampil! Disebutpun dalam narasi juga tidak! Bukakankah Karakatoa
> sudah sangat lanjut diteliti oleh para ahli geologi dari LIPI dan berbagai
> universitas serta Badan Geologi maupun Vulkanologi? Mengapa sepertinya
> "tenggelam" oleh dasyatnya tsunami Karakatoa? Semoga lembaga dan
> organisasi sepeti IAGI, HAGI, Badan Geologi juga peduli akan "sosialisasi"
> dalam bentuk tayangan filem dan mungkin suatu saat bisa bekerjama dengan
> PARFI, IKJ atau National Geography, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata,
> DIKNAS dsb. Katanya "cintailah made in Indonesia"...
>
> Wassallam wr wb
> Andri Subandrio
>
>
> ===
> PP-IAGI 2008-2011:
> ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
> sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
> * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...
> 

RE: [iagi-net-l] NEW VENTURE INDONESIA

2010-12-08 Terurut Topik Winderasta, Wikan (wikanw)
Mas Doddy,

Short term:
- aggressive infill: untuk tipe light oil dengan konektifitas reservoir sangat 
baik dan strong water drive serta acre spacing <60 acre, biasanya secara umum 
reservoirnya sudah depleted. Tapi kalau bisa dibuat 3D model stratigraphy 
detail yang memisahkan penyebaran main channel (yang sudah depleted) serta area 
yang memiliki kualitas reservoir lebih buruk (facies shally sand di bagian 
channel margin atau tidal bar) maka bisa dikembangkan terlebih dahulu infill 
untuk bypassed oil di bagian yang shally sand tersebut. Kalau perlu dengan 
sumur horizontal.

Untuk langsung ke WF (water flood / injeksi air), bisa saja asal ada modal dan 
memenuhi kriteria (baik subsurface maupun surface) - terutama kalau memang 
diperlukan untuk mendukung reservoir drive dan diprediksi porsi incremental 
recovery-nya menjanjikan. Sekarang juga direkomendasikan satu paket WF+EOR 
dalam arti sikuen penerapan EOR sudah direncanakan di awal agar lebih efektif 
melanjutkan performa WF. Cuma yang satu paket ini kami juga belum pernah 
mencoba, maklum dari dulu yang terpikir cuma langsung WF saja, sedangkan 
EOR-nya belakangan.

Long term:
- Unconventional oil dan gas --> Kalau di North America, yang jagoan 
mengembangkan unconventional oil/gas justru mid-size kumpeni, sedangkan kumpeni 
besar lebih jagoan untuk mengakuisisi mid-size kumpeni yang sudah berhasil. 
Kalau di Indonesia sepertinya akan terbalik, yang kumpeni besar yang sepertinya 
memulai meskipun pelan-pelan. At least sampai 1-3 tahun mendatang komitmennya 
masih dalam rangkaian kegiatan eksplorasi-appraisal program di wilayah operasi 
kerjanya masing-masing, terutama untuk tes play concept dan penguasaan 
teknologi eksploitasi. Tapi siapa tahu ada mid-size kumpeni yang lebih berani?

Terima kasih juga atas partisipasinya dalam Harau Field Trip. Selain tight 
sandstone dari Formasi Brani di Harau, juga akan menarik untuk mengamati 
potensi source rock gas/oil shale di Formasi Sangkarewang (yang ini ada di 
tempat yang lain di Sumatra Barat, perlu field trip juga lagimaaf harus 
dicicil paket field tripnya :)

Salam,
Wikan


-Original Message-
From: Doddy Suryanto [mailto:dod...@pttep.com] 
Sent: Thursday, December 09, 2010 8:13 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] NEW VENTURE INDONESIA

Mas Wikan,
Dua term yang sampeyan kemukakan cukup menarik untuk ditindaklanjuti.

Short term,
- aggressive infill program di mature area > andai saja konektifitas dari 
reservoir cukup baik, apakah spacing 100m menjadi salah satu solusi? Apakah 
bisa di bypass ke long term dgn melakukan WF atau EOR? Terutama untuk sumur2 
dalam yang biayanya tidak kecil. Untuk sumur2 onshore yang dangkal spt di CVX 
mungkin bisa dilakukan karena dgn biaya yang kecil pay off juga tidak perlu 
reserves besar.
- POD secepatnya > setuju sekalicontoh di lapangan saya apabila sumur 
explorasi berhasil, perlu sekitar 3 bulan untuk mendapatkan production area dan 
sekitar 3 bulan utk production facility construction sehingga bisa dicapai long 
term production. Kalau dilakukan pararel perlu waktu sekitar 4-5 bulan untuk 
mendapatkan produksi yang menerus. Ini untuk kasus minyak. Gas tentu saja perlu 
waktu lebih seperti Mas Noor kemukakan alasannya.

Long term,
- EOR > setuju sekali tetapi ya kembali case by case seperti di atas.
- Unconventional oil dan gas > melakukan pemboran di play ini tidak susah 
tetapi exploitasinya yang menjadi pertanyaan. Mungkin teknik ini perlu 
dilakukan kumpeni2 yang mempunyai portfolio besar sehingga teknologi yang 
dimiliki bisa memungkinkan untuk melakukan exploitasi play ini. Hanya saja, 
berapa dari kumpeni besar yang mau menuju play ini di Indonesia? Mereka umumnya 
masih berfikir di conventional play. Di US kumpeni2 besar ini telah lama 
mengexplotasi play ini terutama di daerah mid continent.
- New play/frontier exploration > ini wajib.hanya saja seperti diskusi2 
sebelumnya. Kebanyakan kumpeni2 menunggu hasil pemboran kumpeni lain. 

Field trip? Sangat setuju. Kemarin Harau Field Trip sangat berkesan buat saya. 
Ternyata alluvial fan play di CSB sangat menarik untuk ditindak lanjuti. Play 
ini merupakan analog dari play yang ada di Phitsanulok Basin di Central Plains 
of Thailand. Disini saya rasa spacing merupakan isu yang menarik untuk dibahas 
selain fracturing di reservoirnya sendiri karena sifat dari reservoirnya yang 
sangat tight.

Salam,
-doddy-



-Original Message-
From: Winderasta, Wikan (wikanw) [mailto:wik...@chevron.com] 
Sent: Thursday, 09 December, 2010 7:42 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] NEW VENTURE INDONESIA

Dari acara simposium tetangga (IATMI) dikemukakan 2 hal menyangkut produksi 
minyak ke depan di negara Indonesia.

Short term: mencapai produksi 990.000 bopd 2013 (GOI-BPMIGAS) dan 1 jt bopd 
2012 (IATMI).
Resepnya: 
- Aggressive infill program di mature area ~100-200 pemboran sumur baru di 
blok/lapangan mature.
- POD/POP lapangan baru 

RE: [iagi-net-l] NEW VENTURE INDONESIA

2010-12-08 Terurut Topik Winderasta, Wikan (wikanw)
Dari acara simposium tetangga (IATMI) dikemukakan 2 hal menyangkut produksi 
minyak ke depan di negara Indonesia.

Short term: mencapai produksi 990.000 bopd 2013 (GOI-BPMIGAS) dan 1 jt bopd 
2012 (IATMI).
Resepnya: 
- Aggressive infill program di mature area ~100-200 pemboran sumur baru di 
blok/lapangan mature.
- POD/POP lapangan baru secepatnya

Long term sustainability dari target 990.000-1.000.000 bopd (hingga 2030)
Resepnya:
- Penerapan EOR (enhance oil recovery) untuk meningkatkan field recovery 
- Pengusahaan Unconventional oil/gas
- Pengusahaan new play/frontier exploration

Workshop mengenai Kedua topik di bawah sangat menarik terkait masa depan 
industri migas di Indonesia. Kalau bisa ada acara field tripnya.

Salam,
Wikan

-Original Message-
From: herman.dar...@shell.com [mailto:herman.dar...@shell.com] 
Sent: Wednesday, December 08, 2010 6:02 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] NEW VENTURE INDONESIA was [iagi-net-l] Pemenang Regular 
Tender 2010 hanya 3 blok - Migas S.O.S ?]

Menyambung tulisan Noor, saya juga sempat terpikir mengenai ide baru mengenai 
"new play" di Indonesia. Mungkin kita bisa dikelompokkan sbb . 

1. New Play di mature area: Temanya sekitar Fractured Reservoir, Tight Gas, Oil 
Shale, CBM dll yang berhubungan dengan Unconventional Play, Deeper Play. Topik 
Unconventional Oil tentunya menjadi semarak di dunia international. Untuk Asia 
Tenggara yang relative punya sejarah migas yang cukup lama, topic 
unconventional ini juga sudah perlu dipikirkan lebih jauh. 
2. New Play di area baru: Daerah-daerah yang masih relatif sedikit data dan 
perlu lebih banyak model geologi. Yang paling mudah adalah daerah yang sudah 
ada data seismiknya, misalnya Gorontalo Basin, Andaman Sea (India), Fore-arc 
Sumatra, Fore-arc Jawa, Arafura Sea.

HD



-Original Message-
From: noor syarifuddin [mailto:noorsyarifud...@yahoo.com] 
Sent: Wednesday, December 08, 2010 7:24 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [Fwd: RE: [iagi-net-l] Pemenang Regular Tender 2010 hanya 3 blok - 
Migas S.O.S ?]

IMHO, mungkin harus dibedakan pengembangan lapangan gas dan minyak. Kalau 
melihat contoh di bawah ini, maka sebagian besar adalah lapangan gas yang 
memang 
proses pengembangannya sangat tergantung tersedianya pihak pembeli. Kalau untuk 
lapangan di area yang sudah bagus sarana pendukungnya (infrastruktur maupun 
pasarnya), maka saya kira akan lebih cepat lagi.
Untuk kasus Cepu, saya tidak berkomentar deh...soalnya kemungkinan tidak hanya 
soal teknis belaka.

Namun saya setuju bahwa sekarang ini semakin sulit untuk menemukan gajah-gajah 
lagi. Salah satu jalan yang bisa ditempuh ya mungkin harus masuk daerah baru, 
diantaranya Indonesia Timur dengan target yang baru dan berbeda. Hal ini yang 
membuat symposium semacam "Mesozoikum PS" di Bandung kemarin menjadi semakin 
menarik dan diperlukan untuk diteruskan dari waktu ke waktu. Mungkin yang juga 
bisa juga diadakan seminar tentang "Fractured reservoir" atau "Tight Gas"...


salam,



From: yanto R.Sumantri 
To: iagi-net 
Sent: Wed, December 8, 2010 10:21:44 AM
Subject: [Fwd: RE: [iagi-net-l] Pemenang Regular Tender 2010 hanya 3 blok - 
Migas S.O.S ?]





-
Kelima, sedikitnya penemuan lapangan dengan katagori
giant, kalaupun ada
penemuan besar, butuh waktu yang sangat lama
untuk bisa mulai
berproduksi, bahkan mencapai belasan tahun. Coba
saja kita lihat,
lapangan Cepu (Banyu Urip dibor Humpuss tahun 1998,
saat ini sudah
berproduksi tapi belum full capacity), Tangguh
(Roabiba ditemukan tahun
1990, Wiriagar Deep dan Vorwata tahun
1995&96, baru berproduski 2009!)
dan Masela (ditemukan tahun
2000, baru akan produksi tahun 2016). Senoro
Toili (Senoro ditemuan
tahun 1999, entah kapan akan mulai berproduksi).

Mbang .dan
Rekan rekan 

Yang Anda tuliskan diatas sangat menarik , apakah
Anda tahu alasan alasan apa saja yang menyebabkan keterlambatan dari
pengembangan masig masong penemuan ???
Saya kira setiap lapangan
tersebut diatas mempunyai alasan yang ber-beda 2.
Terima kasigh atas
pencerahannya..

si Abah.



  



PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...

Ayo siapkan diri!
Hadirilah PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 22-25 November 2010
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
I

[iagi-net-l] Prakiraan Enery ke depan

2010-11-04 Terurut Topik Winderasta, Wikan (wikanw)
Inti dari prakiraan energi ke depan adalah penambahan dan pergeseran
kutub konsumen energi dunia ke Negara China. Indonesia dengan sumber
daya alam yang terbatas, kalau tidak hati-hati dalam pengelolaan energi
di dalam negeri akan mengalami kesulitan untuk dapat memenuhi
kebutuhannya akibat persaingan penguasaan energi. Jangan sampai lebih
banyak sumber daya alam Indonesia dibawa keluar negeri maupun
dihamburkan hanya untuk pemenuhan gaya hidup konsumerisme semata. Maka
haruslah terbentuk sikap hemat dan produktif dalam penggunaan energi
bagi seluruh masyarakat. Fakta yang terjadi baik US maupun China sudah
terbentuk budaya konsumerisme sehingga dunia harus menanggung gaya hidup
mereka.

Dr. Michael Economides at PE network forum
*   Currently Professor at Cullen College of Engineering, University
of Houston
*   Author of "The Color of Oil"

State of International Oil and Natural Gas Markets
*   OPEC has little excess capacity behind the valve
*   Venezuela - "a basket case" (Dr. Economides opinion) - 50 years
behind the times 
*   Iraq - capable of 6 mmbopd - but not very optimistic with
current political situation
*   China - on course to increase oil consumption at 20% per year
*   Saudi Arabia - world regulator of petroleum markets
*   Predicts $110 oil in January, 2011
*   Oil and gas remain the primary energy source (87% from oil, gas
and coal)
*   Based on the best estimates in 2030 oil, gas and coal will still
account for 87% of energy sources
*   Ethanol a negative energy balance
*   Wind and Solar takes massive government subsidies
*   1 m3 coal burned converted to gas generates 10m3 of
super-critical CO2 which requires 2,750m3 of bulk space to sequester the
CO2
*   New Energy Economy - Wood to Coal to Oil to Natural Gas to
Hydrogen (envisioned)
*   Natural Gas - slow transition to premier energy source
*   LNG developments in Qatar, Egypt and Sakhalin 2 created 10 bcf
of excess capacity creating low gas prices in Europe and the USA
*   Resulted in devastating impact on US shale gas
*   Predicts 2 to 3 years of low gas prices
*   China currently use 70% coal for their energy requirements and
only 4% gas and by 2020 they want to increase it to 10% and will have
double the energy requirement by then
*   Gas prices will increase dramatically by 2013 (~$25/mmcf)
*   200-500 Tcf in Marcellus and Haynesville -  Just below the
volumes in Qatar's North Field
*   Shanghai - Chinese a consumer society - They buy Mercedes and
Gucci 
*   Energy will be China's choke point - They do not have enough
energy in the country
*   Last month China consumed more energy than the US
*   In the last 15 years China went from 80% rural to 60% rural -
1.4 billion times 20% = 280 million people
*   China buying energy assets in Sudan, Nigeria, Canada, Argentina
and Venezuela
*   China will never sign for a carbon-constrained economy (Cap and
Trade)

Production and Reservoir Exploitation of Shale vs. Tight Gas Reservoirs
*   Currently 17% of US gas supply from shale gas
*   Tight vs. Shale gas - both low k - Shale has essentially no
porosity - gas is in the form of absorbed gas - both need horizontal
wells with multiple transverse fracs
*   Most important to quantify the amount of absorbed gas - Langmuir
Absorption
*   Must know from vertical pilot hole which direction the frac is
going to go
*   Need huge fracs > 1200' half lengths - don't need a lot of width
*   Must find the "Sweet Spot" in the reservoir
*   Don't bother with complexities with the fracture - by and large
planar fractures
*   China the only country other than US and Canada with capability
to develop shale gas but they are 5 years behind
*   "Texas Two Step" - Skip a frac stage and then come back later
when stresses have been relieved

Salam,
Wikan


PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...

Ayo siapkan diri!
Hadirilah PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 22-25 November 2010
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

RE: [iagi-net-l] MGEI lunchoen talk yyg uranium

2010-10-24 Terurut Topik Winderasta, Wikan (wikanw)
Mohon maaf sebelumnya,

Inilah yang selalu menjadi polemik kerangka pembangunan Indonesia.
Pemusatan aliran energi menuju Jakarta. Seharusnya dengan kemampuan daya
dukung energi alamiah dari wilayah Jakarta yang rendah, fokus
diversifikasi energy nasional (PLTN, Hydrogen, dll) harus dirancang
untuk dibangun di Jakarta, sehingga ibukota ini tidak menghisap energi
dari wilayah lain (luar Jawa/Jakarta). Tidak seharusnya pemerintah
mendukung dan mendorong program terang-benderang kota Jakarta (mall,
apartemen, superblock), apabila harus menyedot energi (konvensional)
dari luar Jawa dan luar Jakarta. Seberapa panjang rencana jalan tol
lintas Sumatra/Kalimantan/Sulawesi/Papua? Seberapa MW rencana
pembangunan PLTBA/PLTG di pulau lain?

Semoga pembangunan lebih merata di seluruh wilayah Indonesia.

Wassalam,
Wikan

-Original Message-
From: Ismail Zaini [mailto:lia...@indo.net.id] 
Sent: Saturday, October 23, 2010 10:32 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] MGEI lunchoen talk yyg uranium

Kondisi saat ini dibidang keenergian khususnya Sumber Daya Energi untuk 
keperluan dalam negeri ( listrik ) sangat mengkhawatirkan ditengah
cadangan 
sumber daya energi yang melimpah.
Contoh didepan mata kita :
didekat Jakarta ini ada  2 pembangkit listrik ( Muara Tawar dan Muara 
Karang ) dg Kapasitas lebih dari 2100 MW  yang dioprasikan dg bahan
bakar 
Gas , namun karena tidak ada gas maka dioperasikan dg membakar BBM ( HSD
dan 
MFO ) , karena kalau sampai tidak diopersaikan akan byar pet terus
jakarta 
ini   ( mosok ibukota negar kok byar pet ), karena harus membakar BBM
maka 
biayanya jadi 5 kali lipat ( ini salah satu contoh didepan mata kita
,belum 
dg yang lain , padahal kapasitas saat ini untuk semuanya sdh kurang
lebih 
30.000 WW , belum memperhitungkan pertumbuhan yang kira kira 5000 MW
setiap 
tahunnya.
Apakah kita harus berkutat kutet dg Bahan bakar konvensional ? dimana
yang 
hampir semuanya sudah  dikontrak jangka panjang dg pihak lain ( di beli 
pihak lain  diluar sono ) , apakah kita harus tegas bahwa semua
komoditas 
SDE khususnya Batubara dan Gas harus dipakai didalam negeri ( 100 % DMO
) , 
disisi lain harganya harus sesuai dg pasar DN ,
Untuk membangkitkan listrik yang kebutuhannya sudah ribuan MW ini ,
tidak 
ada cara lain ( paling tidak sampai saat ini ) hanya dengan Gas , BBM , 
Batubara , Hidro dan Panas bumi , dan Uranium ( PLTN ) , memang banyak 
alternatif energi lain tapi itu kecil kecil. karena harus pakai BBM maka

harga produksi listrik dg kemampuan bayar masyarakat ( TDL )
perbedaannya 
sangat besar , kalau listrik dinaikan tambah runyam , makanya ada
subsidi 
yang tahun ini sudah 55,1 Triliun Rp hanya dibakar bakar saja.( kalau 
dipakai Puskesmas atau sekolah sudah berapa banyak , padahal setiap
tahun 
harus tersedia duit itu kalau tidak bisa peteng ndedet  diman mana )
Teknologi akan selalu berkembang , yang dulu tidak layak , tidak
ekonomis , 
karena kondisi dan situasi berbeda maka akan menjadi layak dan ekonomis
Pembantguna PLTN diperlukan waktu paling tidak 7 tahun , jadi kalau saat
ini 
belum diputuskan maka paling tidak sampai 2017 belum ada PLTN beroperasi
, 
terus bagaiman mengatasi permasalahn di kekurang SDE tsb . Karena tidak
bisa 
membayangkan kalau Jakarta ini tidak ada listrik , bahkan satu hari
saja.

ISM



- Original Message - 
From: "Dudy Setyandhaka" 
To: 
Sent: Saturday, October 23, 2010 6:58 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] MGEI lunchoen talk yyg uranium



Rekan2 semua,
Sangat menarik uraian ringkas mengenai uranium oleh Mba Dewi mudah2an
hasil 
lengkapnya bisa dishare buat kita semua.

Pertanyaan saya apakah kita sudah mengoptimalkan sumber energi lain yang
ada 
saat ini (batu bara, panas bumi dll) sebelum kita memang sangat perlu
untuk 
menggunakan uranium sebagai energi alternatif

Pemikiran saya yang bodoh adalah kita optimalkan dulu sumber energi yang
ada 
yang sampai saat inipun masih belum optimal digunakan untuk kepentingan 
rakyat (saya belum pernah ke Kalimantan yang nota bene penghasil
terbesar 
batu bara disana tetapi apakah Kalimantan saat ini sudah terang
benderang??? 
Dengan banyaknya batu bara disana???) Jawa dan Bali saja belum bebas
dari 
pemadaman bergilir sampai sekarang yang nota bene terletak di zona ring
of 
fire yang seharusnya potensi panas bumi sangat melimpah disana.

Biarlah uranium tetap ditempatnya untuk diwariskan ke anak cucu kita
nanti 
setelah bahan energi alternatif lainnya memang sudah tidak bisa
dioptimalkan 
lagi di bumi Indonesia tercinta ini dibandingkan kita mengundang
investor 
(PMA)dari luar saat ini untuk eksplorasi/eksploitasinya yang ujung2nya
hanya 
menguntungkan mereka para pemodal dari luar saja..

Wassalam,
Dudy

-Original Message-
From: wulandari.mandrad...@gmail.com
[mailto:wulandari.mandrad...@gmail.com]
Sent: Friday, October 22, 2010 8:54 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] MGEI lunchoen talk yyg uranium

Abah kita semeja kan yang beda angkatan 40 taun itu,,mudah2an m

RE: [iagi-net-l] PIT - IAGI: how good is it?

2010-09-23 Terurut Topik Winderasta, Wikan (wikanw)
Pak Herman,

Berikut data peserta PIT IAGI Ke-35 tahun 2006 di Pekanbaru, Riau :
total peserta terdaftar dan hadir 330 orang (terdiri dari 43 dari
lembaga pemerintahan/legislatif, 100 dari lembaga akademik, dan 187 dari
industri).
Target peserta low/mid/hi: 100-250-400 orang.

Sumber: Laporan Kegiatan PIT IAGI Ke-35 tahun 2006 di Pekanbaru.

Salam
a.n. Panitia

-Original Message-
From: herman.dar...@shell.com [mailto:herman.dar...@shell.com] 
Sent: Wednesday, September 22, 2010 2:10 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] PIT - IAGI: how good is it?

Rekan-rekan,

 

Dalam angket yang baru saja diedarkan dalam rangka 50 tahun IAGI, banyak
masukan yang menyatakan bahwa PIT-IAGI merupakan program yang bagus. 

Kemudian saya tanya ke secretariat IAGI mengenai jumlah peserta PIT.
Sayangnya secretariat tidak punya data-data jumlah peserta PIT-IAGI.
Data dipegang oleh panitia dan rupanya tidak pernah dilaporkan ke
secretariat.

 

Melalui milis ini saya minta data jumlah peserta PIT, paling tidak 5
tahun terakhir, tapi kalau ada data PIT tahun-tahun sebelumnya, tolong
juga diinformasikan. 

 

Terima kasih sebelumnya,

 

 

 

Herman Darman

Regional Exploration - Greater Caspian

Shell International Exploration and Production B.V. 

Correspondance: P.O. Box 162, 2501 AN  The Hague - NL 

Office: Carel van Bylandtlaan 5, 2596 HP  The Hague - NL

 

M: +31-(0)61 097 2827

T: +31-(0)70 377 5340

E: herman.dar...@shell.com  

 



PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...

Ayo siapkan diri!
Hadirilah PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 22-25 November 2010
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



RE: [iagi-net-l] e-library Energy

2010-08-31 Terurut Topik Winderasta, Wikan (wikanw)
Terima kasih mas Minarwan, mas Tomo, dan mas Prasiddha untuk
informasinya. Tentunya ditunggu juga untuk IAGI versi digital.

Salam,
Wikan

-Original Message-
From: MINARWAN [mailto:minarw...@gmail.com] 
Sent: Tuesday, August 31, 2010 9:13 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] e-library Energy

Saya tambahkan lagi dari American Geophysical Union (AGU), cuma
mungkin ini lebih berkaitan dengan Geologi/Geofisika secara sains
dibandingkan dengan aplikasi geos untuk eksplorasi/eksploitasi SDA
seperti energi dan mineral.

http://www.agu.org/pubs/dlibrary/


Salam
mnw

2010/8/31 prasiddha Hestu Narendra :
> IAGI versi digital sedang dirintis
>
> salam,
> phn

-- 
- when one teaches, two learn -
http://www.geotutor.tk
http://www.linkedin.com/in/minarwan



PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...


Ayo siapkan diri!
Hadirilah PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 22-25 November 2010

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no
event shall IAGI or its members be liable for any, including but not
limited to direct or indirect damages, or damages of any kind
whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of
or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing
list.
-



PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...

Ayo siapkan diri!
Hadirilah PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 22-25 November 2010
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



[iagi-net-l] e-library Energy

2010-08-30 Terurut Topik Winderasta, Wikan (wikanw)
Rekan-rekan iaginet,

 

Kami sedang mencoba untuk menyusun list e-library provider mengenai:
Energy, Petroleum, Mining (mineral/coal), Electric, Energi Alternatif,
Water Resources, serta Regulatory terkait; untuk kepentingan
perpustakaan digital (e-library).

Adakah rekan-rekan yang bisa berbagi pengalaman atau informasi untuk
berlangganan e-library mana yang cukup komprehensif dari topik-topik di
atas.

 

Sejauh ini saya baru menemukan SPE eLibrary OnePetro; SEG Digital
Library; AAPGDatapages; dan C&C Reservoirs DAKS(tm) Knowledge Platform.

 

Atas berbagi informasinya, kami ucapkan terima kasih.

 

Wikan Winderasta

Soeman HS Energy Corner e-Library

Pekanbaru, Riau

 



RE: [iagi-net-l] Parawisata dan geologi: Cadas Harau - Bongkah-2 Granit di Belitung

2010-07-15 Terurut Topik Winderasta, Wikan (wikanw)
Wah basecamp Pak Sukendar di Sulit Air rupanya. Ada sebuah gunung yang sangat 
menarik di Sulit Air, beberapa nama diberikan oleh penduduk setempat antara 
lain Gunung Papan (karena bentuknya seperti messa), Gunung Merah-Putih 
(warnanya yang merah dan putih), atau ada yang menyebut Gunung Soekarno-Hatta 
(mengacu pada dwiwarna sebagai dwitunggal proklamator Indonesia). Gunung ini 
menyimpan misteri, karena penduduk setempat mempercayai mitos adanya danau air 
di dalam atau di bawah gunung tesebut, tetapi belum ada yang menemukan jalan 
masuknya. Telah dibangun juga anak tangga menuju ke arah puncak dan disebut 
penduduk sebagai "Jenjang Seribu", sekarang menjadi tempat wisata juga meskipun 
kurang dipromosikan.

Yang menarik dari gunung ini adalah tipe batuannya yang mirip dengan Formasi 
Brani di Lembah Harau. Kemudian juga muncul gunung/bukit sejenis di Pagaruyung 
(di belakang Istana Pagaruyung yang sudah hampir selesai pembangunannya kembali 
setelah habis terbakar). Dengan jarak antara Lembah Harau - Pagaruyung - Sulit 
Air masing-masing sekitar 25 km, muncul pertanyaan apakah Cekungan Ombilin 
memiliki satu Paleogen graben ataukah terbagi menjadi lebih dari satu graben 
yang saling berhubungan ataukan terpisah-pisah. Di Lembah Harau teramati dari 
peta geologi (Silitonga dan Kastowo, 1975) memiliki border fault berarah NE-SW, 
sedangkan di Pagaruyung berarah NW-SE serta Sulit Air berarah E-W.

Pak Sugeng,

Kebetulan kami bersama keluarga baru juga berwisata geologi (Fun GeoTrip) ke 
Pulau Belitung minggu lalu, disuguhi pantai berpasir putih serta 
bongkah-bongkah granit (Adamelit Baginda) - salah satu lokasi di Pantai Tanjung 
Tinggi adalah tempat shooting film Laskar Pelangi. Perjalanan wisata bisa 
dilanjutkan melihat penggalian kaolin berkolan hijau (wilayah Tanjung 
Kelayang), dan Danau Mempaya serta kolam-kolam berair biru bekas kolong 
penggalian tambang timah di daerah Manggar (Belitung Tengah). Diteruskan ke 
arah timur menuju Kota Manggar (bisa mampir melihat vihara Dewi Kwan Im - 
dibangun 1747) serta Kota Gantong (lokasi film Laskar Pelangi - SD Muhammadiyah 
beserta padang rumput tempat bermain Ikal dkk., Gudang Timah tempat bekerja 
bapak Ikal dan pelabuhan ferry timah di Sungai Lenggang, Bukit Samak sebagai 
bekas perumahan pegawai PT Timah dengan pemandangan Pantai Burung Mandi, serta 
Bendungan Pice-1939). Yang lebih eksotis adalah pulau-pulau di sebelah barat 
laut Belitung tempat berdirinya mercusuar peninggalan Belanda di Pulau 
Lengkuas, dimana bisa dilakukan snorkeling menikmati keindahan karang dan 
ikan-bintang laut, serta pantai putih berair bening dan bongkah-bongkah tinggi 
granit (Pulau Batu Berlayar). Tak lupa bisa mengunjungi Museum Geologi PT Timah 
di Tanjung Pandan. 
Selamat berwisata dan jangan lupa menikmati Mie Belitung yang manis 
(dihidangkan di atas daun simpor) serta mampir di kedai kopi.

Salam,
Wikan

-Original Message-
From: asikin_suken...@yahoo.com [mailto:asikin_suken...@yahoo.com] 
Sent: Wednesday, July 07, 2010 8:43 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Parawisata dan geologi: Cadas Harau - Bongkah-2 
Granit di Belitung

Dari bawah dulu ya, karena sya juga pernah ke Belitung yang indah dlm rangka 
eksplorasi timah. Pasti dia akan terkejut kalau ditambahkan umur granitnya ± 
150 th dan merupakan batuan yang membawa timah yg ikut mempekaya negara kita.
Adapun bongkah itu, pasti karena pelapukan "speriodal" yang akhirnya menyisakan 
inti-2 ny saja, sedangkan yang larut dan yg menjadi lunak, diangkut ke pantai 
dan membentuk pantai yg bersih.
Membaca "Silungkang" saya menjadi bernostalgia. Ini adalah daerah pemetaan 
waktu sya mah.tingkat akhir. Dan coba lihat di lieratur: nama Formasi 
"silungkang" itu saya yang mengusulkan. Di van Bemmelen nama itu belum ada. 
Basecamp sya di Sulit Air dan Solok sambil mikmati danau "Singkarak" yang 
adalah transtensional basin dari patahn Semangko.
Singkatnya sdr memang akan jauh lebih menikmati kalau Anda menggabungkan 
keindahan alam dan cara terjadinya secara Geologi.

Selamat berwisata (S.asikin, geo.S3)
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-Original Message-
From: "Sugeng Hartono" 
Date: Wed, 7 Jul 2010 08:17:27 
To: 
Reply-To: 
Cc: Eksplorasi BPMIGAS; Forum 
HAGI; Geo Unpad
Subject: [iagi-net-l] Parawisata dan geologi: Cadas Harau - Bongkah-2 Granit di 
Belitung





Pak Awang, Pak Kendar, Mas Wikan dan teman-2 lainnya;

Trimakasih atas semua komentarnya tentang Cadas Harau. Saya tunggu kapan 
IAGI mengadakan fieldtrip ke Sumbar. Bang Syaiful, mari mumpung kita masih 
kuat dan gagah-2. Dulu, ketika kerja di Bangko-Sarolangun, saya sempat ke 
Padang lewat Muarabungo-Rimbobujang (tempat trans asal Wonogiri)-Sungai 
Dareh, Silungkang-Solok (kotanya indah)-turun ke Padang (semua 
pemandangannya sangat mempesona), esoknya ke Bukit Tinggi lewat Lembah Anai 
(ada rel kereta api kuno seperti yang pernah saya lihat dalam buku 
pelajaran)-Singgalang-

RE: Bls: [iagi-net-l] Berbicara Mengenai CBM - shale gas

2010-07-15 Terurut Topik Winderasta, Wikan (wikanw)
Untuk shale gas di Indonesia, tentu memiliki potensi untuk dikembangkan.
Salah satu yang menjadi potensi besar adalah potensi di batuan sumber
yang merupakan syn-rift sedimen, dimana begitu banyak trough/rifting
graben (sebagai produk dari paleogen extension regime) di basin-basin
Indonesia. Tetapi untuk sebutan shale gas mungkin terlalu dini, lebih
tepat sebagai unconventional gas reservoir (percampuran tipe reservoir
mudstone/silty shale dan tight sand) dengan potensi kandungan gas.
Beberapa indikator adanya gas berupa gas prone kerogen type, kekayaan
TOC, relative low HI, high T-max, serta over pressure formation. Salah
satu persoalan dari tipe potensi gas di syn-rift sedimen (lacustrine
mudstone/shale) adalah belum adanya analogi model bagi karakterisasi
maupun desain produksi, karena shale gas yang telah dikembangkan di
dunia seluruhnya berupa marine shale (Haynesville, Moscow, Barnett,
Bend, Marcellus, Woodford, Bakken Shale). Tapi kalau ada yang mengetahui
analogi tipe lacustrine shale gas, tolong bisa dibagikan informasinya.

Untuk potensi tipe marine shale gas di Indonesia saya tidak mengetahui.
Seharusnya ada. Mungkin Pak Awang dan pakar-pakar lainnya di iaginet
bisa memberikan penjelasan.

Salam
Wikan

-Original Message-
From: yuriza.n...@ep.total.no [mailto:yuriza.n...@ep.total.no] 
Sent: Thursday, July 15, 2010 10:20 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: Bls: [iagi-net-l] Berbicara Mengenai CBM

Kalau boleh nambah pertanyaan pak Awang.
Terus apakah multilayer coal akan efisien ?
Coal kita rata rata kan cuma tipis tipis aja di Kaltim (sekitar 5-40an 
meter) tapi dibanyak lapisan, sejauh ini apa yang dilakukan orang biar 
efisien ?
Melihat perkembangan gas shale di eropa dan amerika, apakah Indonesia 
punya potensi ?.
Selain itu bagaimana dengan coal liquifaction ?, katanya ada perusahaan
di 
Indonesia  yang sudah kearah sana, apakah protokolnya sudah jelas ?..
Makasih

salam
y
 




Awang Satyana  
15.07.2010 17:02
Please respond to



To
iagi-net@iagi.or.id
cc

Subject
Bls: [iagi-net-l] Berbicara Mengenai CBM






Mbak Yuriza,
 
Status pengerjaan CBM saat ini menggembirakan, ada banyak kontrak CBM
yang 
telah ditandatangani, sekitar 25 WK CBM status Juni 2010; sedang 
ditawarkan ada sekitar 10 WK, yang sedang joint study dalam rangka
direct 
offer ada sekitar 5 WK.
 
Beberapa operator WK CBM di Sumatera Selatan dan Kalimantan Timur telah 
mengebor core holes-nya dan ada yang hampir dewatering process. Belum
ada 
yang produksi kecuali pilot hole CBM di Ranbutan Field di Sumatera
Selatan 
(proyek percobaan Pemerintah).
 
Airnya memang harus dikeluarkan dulu (dewatering) baru gas yang tertekan

dan masuk ke retakan2 (cleats) CBM atau matriksnya itu bisa keluar. Yang

generik dari hasil simulasi biasanya dewatering akan mencapai sisa
sekitar 
30 % setelah 4-5 tahun dewatering,saat itu gasnya sudah mencapai peak 
production-nya. Tetapi dari awal2 dewatering pun gas sudah keluar hanya 
masih kecil lalu bertambah banyak semakin tahun berjalan sebab air hasil

dewatering akan semakin sedikit semakin berjalan waktu.
 
salam,
Awang

--- Pada Kam, 15/7/10, yuriza.n...@ep.total.no 

menulis:


Dari: yuriza.n...@ep.total.no 
Judul: [iagi-net-l] Berbicara Mengenai CBM
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Tanggal: Kamis, 15 Juli, 2010, 4:44 PM


Pak Awang,

Boleh cerita bagaimana statusnya CBM di Indonesia saat ini ?.
Aku dengar dengar katanya 'pengairan' nya bisa sampai dua tahun dulu
baru 
bisa 'panen'.
Apakah sudah ada yang produksi (bukan pilot) saat ini ?.

Terima kasih atas informasinya.

salam
y


This e-mail message is intended only for the use of the named recipient.

Information contained in this e-mail message and its attachment may be 
privileged,confidential and protected from disclosure. If you are not
the 
intended recipient, any copying, disclosure, reproduction, distribution
or 
use of this communication is strictly prohibited. Please notify the
sender 
of your receipt of the e-mail message by replying to the message and
then 
delete it from your system.






This e-mail message is intended only for the use of the named recipient.

Information contained in this e-mail message and its attachment may be
privileged,confidential and protected from disclosure. If you are not
the intended recipient, any copying, disclosure, reproduction,
distribution or use of this communication is strictly prohibited. Please
notify the sender of your receipt of the e-mail message by replying to
the message and then delete it from your system.



PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...

Ayo siapkan diri!
Hadirilah PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 22-25 November 2010

RE: [iagi-net-l] Lokakarya EP Migas Cekungan Jawa Timur,...Cadas-cadas Harau Payakumbuh

2010-06-30 Terurut Topik Winderasta, Wikan (wikanw)
Pak Sugeng, apa kabarnya? semoga baik dan sehat.

Juga saya ucapkan semoga Pak Sukendar sehat selalu.

Harau Valley (Lembah Harau) yang terletak di kira-kira 7 km di sebelah utara 
kota Payakumbuh adalah tempat yang sangat eksotik. Tebing-tebing tinggi (hingga 
150 m) yang berwarna merah lurus tegak dengan beberapa air terjun yang 
membentuk kolam-kolam berpantai pasir. Tempat ini menjadi salah satu lokasi 
wisata dan perkemahan yang sangat indah, dengan suasana jalan sempit membelah 
sawah, pepohonan, lembah sempit yang diapit tebing tinggi, ditambah selimut 
kabut serta suara gema. Sekarang juga sudah dibangun Harau Echo Home Stay 
(http://echohomestay.blogspot.com/) berupa cottages berbentuk rumah gadang dari 
kayu untuk wisatawan menginap baik sendiri, keluarga, maupun rombongan besar. 
Terdapat trek bersepeda, trek berjalan lintas alam, maupun trek panjat tebing. 
Juga terdapat warung-warung tenda yang menjual opak besar dan sate Padang. Yang 
tidak kalah menarik adalah lokasi-lokasi perjalanan wisata geologi yang 
disuguhi singkapan batuan yang luar biasa. 

Batuan tebing-tebing tinggi dari Lembah Harau tersusun oleh dominasi breksi, 
konglomerat, serta batupasir mulai dari yang berbutir halus hingga berbutir 
kasar. Batuan tersebut dikenal sebagai Formasi Brani sebagai batuan sedimen 
synrift berumur Eosen awal-tengah di sub-basin Harau (Ombilin Basin). Struktur 
sedimen batuan formasi ini mengindikasikan pengendapan oleh sistem aliran 
debris sebagai hasil dari periode awal terjadinya rapid half graben 
(extensional tectonic regime atau fasa rifting), yang membentuk endapan kipas 
alluvial (fanglomerates) di sepanjang border fault. Warna merah kecoklatan dan 
keungunan dari batuan Foramsi Brani ini disebabkan oleh proses oksidasi yang 
sangat intensif, sebagai indikasi suatu eksposur batuan pada saat terjadinya 
proses uplift tectonic pada periode berikutnya (Neogen akhir hingga Resen).  
Breksi dan konglomerat tersusun dari fragmen polimix berukuran 1-20 cm berupa 
fragmen batuan dasar Pra-Tersier (kuarsit, filit, andesit, dan juga sedikit 
batugamping) yang menunjukkan terjadinya proses basement reworked oleh proses 
short distance sedimentation (debris flow - high gravity mass flow). Proses ini 
terutama ditunjukkan dengan tekstur non-oriented floating angular fragments.

Kalau ingin mengunjungi langsung, bisa lewat penerbangan JKT-PDG terus lewat 
perjalanan darat sekalian melewati jalur trip geologi 
Bukittinggi-Payakumbuh-Pekanbaru.

Wassalam,
Wikan - Pekanbaru, Riau

-Original Message-
From: asikin_suken...@yahoo.com [mailto:asikin_suken...@yahoo.com] 
Sent: Thursday, July 01, 2010 7:49 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Lokakarya EP Migas Cekungan Jawa Timur,...Cadas-cadas 
Harau Payakumbuh

Sebagai tambahan saja, formasi batuan itu saya kira kalau alluvial fan dengan 
fasies continental yang biasanya menyertai pembentukan cekungan jenis "rift 
basin". Mungkin saya salah, sudah lupa. Tapi karena sekarang saya sedang 
mempelajari tektonik Sumatra, jadi teringat kembali pada masa pemetaan dulu, 
juga masih terbengong-bengong.
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-Original Message-
From: "Sugeng Hartono" 
Date: Thu, 1 Jul 2010 07:15:40 
To: 
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Lokakarya EP Migas Cekungan Jawa Timur,...Cadas-cadas 
Harau Payakumbuh
Selamat pagi Pak Sukendar,
Trimakasih responnya, dan saya gembira karena Bapak sudah sehat/aktif 
kembali.
Saya teringat ketika di Karangsambung dulu (1972), setiap sore sehabis 
berjalan menjelajahi singkapan-2,
kita bermain bola voli ramai-2 untuk menghilangkan lelah...
Suatu hari nanti saya pasti akan sampai di Lembah Harau...
Salam dan hormat,
sugeng

- Original Message - 
From: 
To: 
Sent: Wednesday, June 30, 2010 4:43 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Lokakarya EP Migas Cekungan Jawa 
Timur,...Cadas-cadas Harau Payakumbuh


> Saya hanya coba-2 mengingat saja tebing Harau itu. Dulu th 1956 saya 
> melakukan pemetaan kandidat didaerah itu dibawah prof Klompe. Memang indah 
> dan menakjubkan. Kalau tidak salah batuannya adalah konglerat dan 
> batupasir. Nama formasinya tidak hafal. Tapi yg jelas bukan batugamping. 
> Mungkin Awang akan lebih tahu.  Asikin Sukenar
> Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung 
> Teruuusss...!
>
> -Original Message-
> From: "Sugeng Hartono" 
> Date: Wed, 30 Jun 2010 14:42:22
> To: 
> Reply-To: 
> Subject:  [iagi-net-l] Lokakarya EP Migas Cekungan Jawa 
> Timur,...Cadas-cadas Harau Payakumbuh
> Pak Awang yang baik,
>
> Rupanya di Surabaya baru saja diadakan Lokakarya menarik: "Optimalisasi
> Sumberdaya Hidrokarbon di Cekungan Sediment Jawa Timur. Mohon, agar lain
> kali publikasi juga lewat milis kita, supaya kami yang tertarik dapat
> berangkat walaupun dengan kocek sendiri; kalau para wakil perusahaan kan
> dengan fasilitas dinas
>
> Baiklah, saya ada pertanyaan untuk Pak Awang dan teman-teman lain

RE: Re: [iagi-net-l] WK Gas Shale Segera Ditawarkan

2010-03-18 Terurut Topik Winderasta, Wikan (wikanw)
Pak Awang ysh,

Menanggapi masukan dari Pak Koesoema, bagi saya yang masih awam dengan 
penerapan kontrak yang berbeda untuk sebuah play baru dalam eksplorasi dan 
eksploitasi, apakah yang menjadi point penting dalam pembuatan regulasi yang 
berbeda khususnya bagi pengembangan unconvensional oil/gas resource tersebut ? 
Apabila bisa dijelaskan di forum ini tentunya akan bermanfaat.

Mengulang juga pertanyaan Pak Naslin mengenai :

- Play tight sand gas: dalam beberapa kasus, reservoir tight sand gas 
(porositas < 5% dan permeabilitas < 1 mD) berasosiasi dengan reservoir shale 
gas sebagai endapan sedimen yang sama seumur atau hampir seumur pengendapan 
dengan endapan shale (source rock), misalkan sebagai endapan syn-rift. Sebagai 
contoh reservoir tight sand sebagai intra lacustrine deposit ataupun tight sand 
late syn-rift fluvial deposit. Apakah ini juga akan diklasifikasikan sebagai 
play yang berbeda ataukan menjadi satu kesatuan dengan shale gas ? Apabila 
ditinjau dari sisi produksi, seperti disebutkan Pak Awang sebelumnya, baik 
shale maupun tight sand akan memerlukan teknologi fracturing (khususnya bagi 
minimal natural fractures reservoir). Artinya keduanya bisa dikategorikan 
sebagai unconventional gas reservoir. Ada kemungkinan di WK Indonesia berbeda 
dengan analog shale gas field (Barnett dan Haynesville Shale, TX-USA) ataupun 
tight sand gas field (Piceance Basin, CO-USA).

- Basin centered shale gas: kesan saya terhadap rancangan regulasi shale gas 
adalah untuk potensi basin centered shale gas (non-trapping reservoir), ataukah 
termasuk juga konvensional trapped shale/tight sand gas (misalkan di hinge 
margin structure).


Terima kasih,

Salam,
Wikan

-Original Message-
From: R.P.Koesoemadinata [mailto:koeso...@melsa.net.id] 
Sent: Thursday, March 18, 2010 8:33 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: Re: [iagi-net-l] WK Gas Shale Segera Ditawarkan

Kalau untuk setiap unconventional oil and gas resources itu diberlakukan 
undang-undang dan kontrak tersendiri, maka ini akan sangat menghambat 
muncul-nya idee-idee baru (out of the box thinking) untuk explorasi migas.
RPK
- Original Message - 
From: "naslin lainda" 
To: 
Cc: ; ; 
; 
Sent: Thursday, March 18, 2010 1:07 PM
Subject: Re: Re: [iagi-net-l] WK Gas Shale Segera Ditawarkan


> Pak Awang,
> Mau tanya juga: sepertinya tiap play dalam unconventional resources ini 
> akan diberlakukan khusus dalam kontrak dan regulasinya, seperti CBM dan 
> shale gas/shale oil. Bagaimana dengan play yang lain pak, misalnya basin 
> centered gas dan tight gas sand? apakah ada rencana Indonesia akan 
> mengembangkan ini juga? apakah akan disiapkan kontrak dan regulasi khusus 
> seperti CBM dan shale oil? kalau memang ada, di daerah mana saja akan 
> dikembangkan basin centered gas dan tigh gas sand ini?
>
>
> Terima kasih sebelumnya,
> Naslin
>
> On Thu, 18 Mar 2010 11:27:28 +0530  wrote
>>Terima kasih atas masukan Pak Rovicky, Pak Kun dkk lain yang mungkin nanti 
>>akan berkomentar. Masukan2 tersebut akan saya bawa dalam rapat Tim, 
>>kebetulan saat-saat ini masih tahap awal sekali, sedang mengumpulkan 
>>pandangan2 dari berbagai pihak.
>
>
>
> salam,
>
> Awang
>
>
>
> --- Pada Kam, 18/3/10, Rovicky Dwi Putrohari  menulis:
>
>
>
>
>
> Dari: Rovicky Dwi Putrohari
>
> Judul: Re: [iagi-net-l] WK Gas Shale Segera Ditawarkan
>
> Kepada: iagi-net@iagi.or.id
>
> Cc: "Eksplorasi BPMIGAS" , "Geo Unpad" , "Forum HAGI"
>
> Tanggal: Kamis, 18 Maret, 2010, 12:55 PM
>
>
>
>
>
> Terimakasih Pak Awang Mas Kun dkk lain.
>
>
>
> Sepakat dengan Mas Kun bahwa ini merupakan berita bagus kalau
>
> pemerintah juga konsen potensi "shale gas". Dalam hal ini memang lebih
>
> mudah menyebutkan "shale sebagai reservoir". Sehingga akan lebih mudah
>
> dicari padanannya dalm hal operasi dan perhitungan bila menggunakan
>
> "Hydrocarbon contract term".
>
>
>
> Yang perlu diketahui selain besarnya potential apalagi "proven"
>
> reserve, juga harus dilandasi "based research" yang benar-benar mateng
>
> supaya nanti tidak ketinggalan dalam hal regulasinya. Saya sepakat
>
> dengan Pak Awang "is too early" kalau berbicara 'membuka lahan'.
>
> Memang bisa saja mekanismenya dengan joint study ataupun dengan
>
> regular tender. Namun yang harus dimengerti dulu selain teoritis, juga
>
> besarnya inventory yg sudah dimiliki.
>
>
>
> Saya merasa ada sedikit ketidak siapan dalam hal CBM kemarin. Memang
>
> bener ada potensinya, tetapi seperti kata Mas Kun, berapa inventory yg
>
> dimiliki ESDM yg siap ditenderkan. Demikian juga regulasi lahannya,
>
> supaya tidak tumpang tindih.
>
>
>
> "Defined as an incentive"
>
> Atau salah satu mekanismenya bisa saja "term shale gas" ini dimasukkan
>
> sebagai term "incentive" dalam melakukan eksplorasi hydrocarbon secara
>
> umum. Jadi aturan PSC dll mengacu pada PSC terma hanya ada incentive
>
> khusus bila akan "mengejar Shale Gas play". Incentive inilah yang
>
> ditentukan sejak awal (defined in the PSC contract). Bukan sekedar
>
> exploration

RE: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI

2010-03-02 Terurut Topik Winderasta, Wikan (wikanw)
Betul Pak Bosman, maksud saya skala magnitude bisa skala Richter atau ML
- local magnitude scale. Agar yang terukur lebih merefleksikan energi
yang bekerja di bawah permukaan (sekitar LUSI atau gunung berapi).
Mungkin memang bapak benar, deskripsi MMI 1.5 di Tretes karena tidak
adanya kejadian local "episentrum" di sekitar wilayah tersebut. Tentunya
lebih bagus kalau ada laporan hasil pengukuran. Wallahualam.

Salam,
WW

-Original Message-
From: bosman batubara [mailto:bosman200...@yahoo.com] 
Sent: Tuesday, March 02, 2010 2:42 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI

Pak WW y baik,

WW: Apakah cukup tepat mengaitkan skala intensitas gempa (MMI) yang nota
bene angka kuantifikasi subjektif dari efek gempa terhadap kondisi di
permukaan (manusia, infrastruktur, dll) terhadap efek gempa Yogya dan
Lusi?

BB: Ada pertanyaan balik Pak, apa yang Bapak maksud dengan pengukuran
skala magnitudo? Apakah pengukuran gempabumi dengan skala Richter? Kalau
ya, saya teruskan, kalau enggak, berarti apa yang saya ketik di bawah
ini tidak ada gunanya. 
Saya kurang tau tepat atau tidak. Sependek yang saya fahami, skala MMI
adalah salah satu cara untuk mendeskripsikan gempabumi. Skala MMI
menunjukkan tingkat kerusakan yang disebabkan oleh sebuah gempabumi yang
dilaporkan oleh seorang pengamat selama dan sesudah terjadinya
gempabumi. Dalam skala MMI I-II berarti "kekuatan gempabumi tidak
dirasakan oleh sebagian besar orang". Kalau dikonversi ke skala Richter,
I-II dalam MMI "setara" dengan <2 skala Richter.


 
tabik
bosman batubara 

weblog: http://annelis.wordpress.com




____
From: "Winderasta, Wikan (wikanw)" 
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Tue, March 2, 2010 1:41:10 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI

Pak Bosman ysh,

Apakah cukup tepat mengaitkan skala intensitas gempa (MMI) yang nota
bene angka kuantifikasi subjektif dari efek gempa terhadap kondisi di
permukaan (manusia, infrastruktur, dll) terhadap efek gempa Yogya dan
Lusi? Apabila dikaitkan dengan respon bawah permukaan seperti disebutkan
Pak Bambang - misalnya meningkatnya aktivitas magmatisme/vulkanisme
beberapa gunung berapi ataupun bahkan fenomena pemboran di kedalaman
bawah permukaan (loss circulation, dll); apakah lebih tepat apabila
dilakukan perbandingan dengan pengukuran skala magnitudo - misalnya
respon lokal "episentrum" di daerah LUSI (patahan aktif ???) ataupun
gempa vulkanik di wilayah Gunung Merapi dan Semeru ?

Salam,
WW

-Original Message-
From: Bambang P. Istadi [mailto:bambang.ist...@energi-mp.com] 
Sent: Tuesday, March 02, 2010 1:27 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI

Pak Bosman yang baik,

Saya tidak pernah mengatakan gempa sebagai penyebab LUSI, yang kami
amati adalah kondisi sumur, yaitu adanya loss circulation disumur dengan
rate yang cukup signifikan dalam ruang dan waktu yang hampir bersamaan
dengan gempa. Selang beberapa menit setelah gempa Jogya, sumur mengalami
loss dengan rate 300 bbl/jam, lalu diikuti dengan total loss circulation
siang harinya setelah beberapa kali after shock. BMG dalam tabel
laporannya mengatakan "magnitude offscale" entah artinya seberapa
kuatnya gempa ini. Apakah ini suatu kebetulan? Coincidence atau adanya
keterkaitan? Wallahu Alam,...

Dilain pihak, Harris and Ripepe dalam papernya, GEOPHYSICAL RESEARCH
LETTERS, VOL. 34, L02304, doi:10.1029/2006GL028251, 2007. Menunjukan
peningkatan aktifitas Gunung Merapi dan Semeru yang jaraknya lebih jauh
dari Jogya disaat lahirnya LUSI. Harris and Ripepe mengaitkan kenaikan
aktifitas gunung-gunung ini dengan gempa Jogya.

BTW, good luck dengan program S2nya pak.

Wass.
Bambang 


-Original Message-
From: bosman batubara [mailto:bosman200...@yahoo.com] 
Sent: Tuesday, March 02, 2010 10:32 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI

Pak Bambang y baik,
Saya punya satu pertanyaan yang belum saya temukan jawabnya, termasuk di
dalam paper2 tentang Lusi. Dalam beberapa kali keterlibatannya, melalui
grafiknya, Manga hanya menyatakan bahwa gempa jogja terlalu kecil secara
magnitude dan terlalu jauh secara jarak untuk memicu Lusi. Saya baru
saja menemukan informasi (yang bagi saya) baru bahwa gempa 27 Mei di
sekitar Jogja hanya tercatat sekitar 1,5 MMI di stasiun observasi Tretes
(sekitar 11 km di sebelah selatan Lusi). Apa pendapat Pak Bambang soal
ini? Terima kasih ya Pak. 


tabik
bosman batubara 

weblog: http://annelis.wordpress.com





From: Bambang P. Istadi 
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Tue, March 2, 2010 10:05:42 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI

Pak Natan yang baik,

Saya sarankan bapak baca paper yang linknya saya cantumkan kemarin, hal2
rinci point by point debat antara Davies et al. dan Sawolo et al. bisa
dibaca. Asumsi dan data yang dipakai kedua kubu untuk menentukan apakah
sumurnya bocor, terjadi hydrofracturin

RE: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI

2010-03-01 Terurut Topik Winderasta, Wikan (wikanw)
Pak Bosman ysh,

Apakah cukup tepat mengaitkan skala intensitas gempa (MMI) yang nota
bene angka kuantifikasi subjektif dari efek gempa terhadap kondisi di
permukaan (manusia, infrastruktur, dll) terhadap efek gempa Yogya dan
Lusi? Apabila dikaitkan dengan respon bawah permukaan seperti disebutkan
Pak Bambang - misalnya meningkatnya aktivitas magmatisme/vulkanisme
beberapa gunung berapi ataupun bahkan fenomena pemboran di kedalaman
bawah permukaan (loss circulation, dll); apakah lebih tepat apabila
dilakukan perbandingan dengan pengukuran skala magnitudo - misalnya
respon lokal "episentrum" di daerah LUSI (patahan aktif ???) ataupun
gempa vulkanik di wilayah Gunung Merapi dan Semeru ?

Salam,
WW

-Original Message-
From: Bambang P. Istadi [mailto:bambang.ist...@energi-mp.com] 
Sent: Tuesday, March 02, 2010 1:27 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI

Pak Bosman yang baik,

Saya tidak pernah mengatakan gempa sebagai penyebab LUSI, yang kami
amati adalah kondisi sumur, yaitu adanya loss circulation disumur dengan
rate yang cukup signifikan dalam ruang dan waktu yang hampir bersamaan
dengan gempa. Selang beberapa menit setelah gempa Jogya, sumur mengalami
loss dengan rate 300 bbl/jam, lalu diikuti dengan total loss circulation
siang harinya setelah beberapa kali after shock. BMG dalam tabel
laporannya mengatakan "magnitude offscale" entah artinya seberapa
kuatnya gempa ini. Apakah ini suatu kebetulan? Coincidence atau adanya
keterkaitan? Wallahu Alam,...

Dilain pihak, Harris and Ripepe dalam papernya, GEOPHYSICAL RESEARCH
LETTERS, VOL. 34, L02304, doi:10.1029/2006GL028251, 2007. Menunjukan
peningkatan aktifitas Gunung Merapi dan Semeru yang jaraknya lebih jauh
dari Jogya disaat lahirnya LUSI. Harris and Ripepe mengaitkan kenaikan
aktifitas gunung-gunung ini dengan gempa Jogya.

BTW, good luck dengan program S2nya pak.

Wass.
Bambang 


-Original Message-
From: bosman batubara [mailto:bosman200...@yahoo.com] 
Sent: Tuesday, March 02, 2010 10:32 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI

Pak Bambang y baik,
Saya punya satu pertanyaan yang belum saya temukan jawabnya, termasuk di
dalam paper2 tentang Lusi. Dalam beberapa kali keterlibatannya, melalui
grafiknya, Manga hanya menyatakan bahwa gempa jogja terlalu kecil secara
magnitude dan terlalu jauh secara jarak untuk memicu Lusi. Saya baru
saja menemukan informasi (yang bagi saya) baru bahwa gempa 27 Mei di
sekitar Jogja hanya tercatat sekitar 1,5 MMI di stasiun observasi Tretes
(sekitar 11 km di sebelah selatan Lusi). Apa pendapat Pak Bambang soal
ini? Terima kasih ya Pak. 

 
tabik
bosman batubara 

weblog: http://annelis.wordpress.com





From: Bambang P. Istadi 
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Tue, March 2, 2010 10:05:42 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI

Pak Natan yang baik,

Saya sarankan bapak baca paper yang linknya saya cantumkan kemarin, hal2
rinci point by point debat antara Davies et al. dan Sawolo et al. bisa
dibaca. Asumsi dan data yang dipakai kedua kubu untuk menentukan apakah
sumurnya bocor, terjadi hydrofracturing, soal UGBO atau blowout dan
argumentasi semburan berasal dari sumur dan masalah casing dibahas.
Melihat dan menganalisa data perlu agar kita tidak naif atau terjebak
pada ASUMSI-ASUMSI yang menyesatkan. 

Phenomena LUSI masih menarik, buktinya AGU San Francisco diakhir 2009
masih ada special session untuk LUSI dimana yang dibicarakan adalah
bagaimana semua cabang keilmuan bersama2 membicarakan masalah
penanganan. Semburannya belum berubah, yang berubah adalah makin
dewasanya (Maturity) understanding kita semua dalam menanggapi LUSI
tersebut. Scientific community didunia tidak lagi peduli dengan penyebab
tetapi lebih mengenai bagaimana menyelesaikannya. Artinya mereka biarkan
saja kedua kubu berdebat dalam keilmuannya.

Dalam hal drilling, seperti geologist, mereka pun bebas mengutarakan
pendapat dan melakukan analisa mereka. Yang berlainan disini adalah
starting point (dataset) dan metode analisa yang dipakai. Apakah dalam
melakukan analisa mereka memakai semua data yang ada ataukah hanya
sebagian  data yang menunjang saja (Cherry-picking). Silahkan dibaca pak
dan kalau perlu, semua data2 authenticnya diperiksa,.. silahkan supaya
tidak ada keraguan,..

Wass.
Bambang


-Original Message-
From: Nataniel Mangiwa [mailto:nataniel.mang...@gmail.com] 
Sent: Monday, March 01, 2010 5:47 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI

Pak Bambang,

Kalau boleh saya bertanya. Apa pendapat bapak tentang keadaan seperti
berikut:
1. Geologist2 sewaktu acara besar di Afsel, kebanyakan setuju Lusi
karena pemboran.
2. Kubu drilling, yang dwakili Rubi Rubiandini cs berpendapat ada
Under Ground Blow Out di Lusi.

Nah apa tanggapan Pak Bambang terhadap 2 hal di atas? Apa semua
analisa mereka salah? Atau data2 mereka unvalid? Atau kredibilitas
mereka patut dipertanyakan? Atau bagaimana pak?

Saya merasa keputus

RE: [iagi-net-l] Bencana sebagai fenomenon sosial-->geologi.iagi.or.id

2010-01-24 Terurut Topik Winderasta, Wikan (wikanw)
Mas RDP,

Saya kira tidak perlu untuk membenturkan opini kedua tokoh tersebut. Toh 
pernyataan yang dikemukakan cuma cuplikan dari sebuah berita, yang mungkin 
sudah tereduksi redaksionalnya. Kalau penasaran sebaiknya diundang saja Pak 
Tifatul untuk berbicara di forum ilmiah, siapa tahu ada program unggulan dari 
Departemen Komunikasi dan Informatika terkait dengan permasalahan bencana alam 
di Indonesia. 

Salam,
ww

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:rovi...@gmail.com] 
Sent: Saturday, January 23, 2010 11:21 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Bencana sebagai fenomenon sosial-->geologi.iagi.or.id

> Dari perspektif agama Islam, barangkali apa yang
> dinyatakan oleh Tifatul memang benar adanya.  Tifatul tentulah lebih tahu 
> soal ini. Bagi
> saya yang menarik adalah bahwa pembahasan mengenai bencana melebar, sehingga
> kalangan agamawan seperti salah satu pegiat Majelis Ulama Indonesia (MUI) 
> merasa
> perlu mendukung pendapat Tifatul tersebut. Dengan demikian, bencana telah
> menjadi fenomenon sosial.

Masih dengan perspektif yang sama (agama Islam), lebih percaya Tifatul
atau percaya Imam Masjidil Haram ?

Imam Masjidil Haram: Bencana Bukan Hukuman
Sabtu, 23 Januari 2010, 11:57 WIB

MAKKAH--Imam dan khatib Masjidil Haram, Dr Saleh bin Humaid,
mengingatkan umat Islam untuk tidak gampang menghakimi atau menuduh
orang lain terkait fenomena bencana alam. Menurutnya, bukan akhlak
Rasulullah SAW melakukan perbuatan itu, karena Nabi Muhammad SAW
sepanjang hidupnya tak pernah berprasangka.

"Nabi masyarakat adalah salah satu masyarakat yang paling saleh yang
pernah dikenal dalam sejarah Islam," kata bin Humaid Bin saat
memberikan Khotbah Jumat pekan ini. "Apakah dia pernah menuduh
teman-temannya menjadi jahat dan berdosa setelah bencana datang?"

Menurut bin Humaid wabah dan bencana juga terjadi pada masa
pemerintahan khalifah dan sahabat Nabi. Bencana juga terjadi pada kaum
Muhajirin saat mereka berhijrah, kaum Anshar, juga para pejuang Islam.
Bencana, katanya, bukan hukuman Allah, melainkan cobaan.

"Orang-orang kuat dalam keyakinan mereka akan semakin dekat dengan
Allah Yang Mahakuasa. Ia berbalik takut mereka menjadi keamanan,
kemiskinan menjadi kekayaan dan perpecahan ke dalam kesatuan,"
tambahnya.

Para ulama terdahulu, katanya, juga menganggap bencana ini bukan
sebagai hukuman, tetapi sebagai ujian dari Allah Yang Mahakuasa agar
mereka tunduk kepada kehendak-Nya. "Dia menjadi peringatan bagi
orang-orang untuk memperbaiki cara hidupnya," katanya. Menghakimi atau
menuduh, katanya, justru menunjukkan bahwa dia berkeberatan dengan
takdir Allah dan kebijaksanaan-Nya. "
Redaksi - Reporter
Red:
siwi
Sumber Berita: arabnews


PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...

Ayo siapkan makalah!
Untuk dipresentasikan di PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 4-6 Oktober 2010
Deadline penyerahan makalah - 15 Februari 2010
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...

Ayo siapkan makalah!
Untuk dipresentasikan di PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 4-6 Oktober 2010
Deadline penyerahan makalah - 15 Februari 2010
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]

RE: [iagi-net-l] Geothermal vs. Nuclear

2009-11-24 Terurut Topik Winderasta, Wikan (wikanw)
Menurut saya pokok permasalahan byar-pet adalah sistem interkoneksi listrik PLN 
(Jawa-Bali atau Sumatra) dengan pembagian jatah yang tidak berimbang. Kota-kota 
besar turut disuplai oleh pembangkit listrik yang dibangun di daerah-daerah. 
Mungkin kalau PLT Panas Bumi (Geothermal), PLTA, atau pembangkit alternatif 
lain yang berdaya relatif kecil, sebaiknya untuk mensuplai wilayah tempat 
sekitarnya saja. Untuk kota-kota besar (Jakarta, Surabaya, Medan, dll) disuplai 
pembangkit listrik yang dibangun di wilayah kota itu sendiri secara efisien 
(PLTB, PLTD, PLTN-yang ini berani nggak dibangun di Jakarta?) dan dikhususkan 
hanya untuk konsumen non industri. Yang industri harus mempunyai pembangkit 
listrik sendiri (PLT hydrogen, PLTG, solar, etc) tidak dari PLN, sehingga tidak 
menyerap daya untuk konsumen non industri. Termasuk juga yang harus swadaya 
listrik adalah hotel besar/mall/hiburan malam. Masak hotel bintang lima di 
Jakarta rate kamarnya USD100/malam...habis listriknya subsidi, enak sekali tamu 
expat.

Di luar Jawa, kebanyakan operasi industri besar didukung oleh swadaya listrik 
tanpa PLN. Persoalan listrik perkotaan di luar Jawa adalah memang pembangkit 
listriknya yang tidak banyak, karena Pemdanya males mengeluarkan dana APBD 
untuk membangun PLT baru, maunya dari APBN. Sedangkan proyek nasional 10.000MW 
yang telah dicanangkan pemerintah pusat tidak ada yang dibangun di luar Jawa 
(sebagaimana 10.000km jalan tol semuanya di Jawa).

Kalau alasan PLN melayani keperluan industri untuk menarik investor, ya kalau 
memang mampu sih bagus. Tapi kalau PLN sendiri seperti diakui dirut-nya tidak 
punya komitmen dana berinvestasi untuk meningkatkan daya listriknya ya jadinya 
terlalu muluk tanggung jawab PLN. Apabila ada amanat UU untuk subsidi 
pendidikan dan kesehatan masyarakat, kenapa tidak boleh ada subsidi listrik 
untuk masyarakat dan industri kecil. Yang paling penting masyarakat harus 
terdidik untuk mengkonsumsi listrik (dan juga BBM) untuk keperluan yang 
produktif (ekonomi/pendidikan) bukan untuk dugem/JJS di malam/sore hari.

Jadi kalau PLT panas bumi yang mahal dijual ke PLN untuk kemudian 
didistribusikan dengan harga subsidi untuk keperluan masyarakat sekitarnya, 
seharusnya malah diacungin jempol. Tapi kalau kemudian dikirim ke kota besar 
untuk dinikmati kaum berharta ya kebangetan. Daerah non penghasil 
migas/batubara memang seharusnya didorong menggunakan listrik dari potensi 
alternatif, demi mengefisiensikan pembakaran migas/batubara untuk listrik.

Salam,
WW

-Original Message-
From: Luhkito Hadisoemarto [mailto:lkt...@gmail.com] 
Sent: Tuesday, November 24, 2009 1:20 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Geothermal vs. Nuclear

Harga listrik PLN terlalu murah, kalau dinaikkan semuanya pada
ributlah, demolah, dan juga yang di Senayan. Kalau di Subsidi terus ya
habislah anggaran negara untuk subsidi. Setelah pensiun dari PNS saya
juga banyak support di proyek geothermal, baik di Darajat, Salak
maupun di Wayang Windu, karena bidang geologi juga banyak yang bisa
dikerjakan, seperti geoteknik, soil investigasi untuk penyiapan well
pad, jalan, maupun infrastruktur lainnya. Nggak nyalahin juga kalau
harga jual listrik yang dihasilkan oleh geothermal itung2annya
Rp.4500/kwh, sedangkan harga jual listrik PLN ke konsumen cuma
Rp.1200/kwh + subsidi dari pemerintah. Jadi untuk saudara2 kita yang
pinter ngetung, coba kira2 bagaimana solusinya agar PLN bisa jual
listrik tanpa subsidi tapi terjangkau oleh konsumen ??

2009/11/24 iagi :
> Mau nimbrung.  Kalau masalah panasbumi, potensinya di tanah air kita memang
> masih banyak sekali.  Namun, geothermal itu menghasilkan tenaga listrik
> dengan biaya Rp 4500/kwh.  Sedang PLN harus menjual listrk dengan harga Rp
> 1200/kwh.  Jadi, ya nggak ada bisnis, kecuali harus di subsidi oleh
> pemerintah. Jadi ahli geologi tidak bisa disalahkan.  Menurut pakar
> kelistrikan, yg salah ya harga listrik yg terlalu murah itu.  Semoga
> informasi ini berguna untuk yg masih awam.
>
> Sofyadi Roezin di iagisek
>
> -Original Message-
> From: basuki puspoputro [mailto:basuki...@yahoo.com]
> Sent: Tuesday, November 24, 2009 11:01 AM
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: Re: [iagi-net-l] Geothermal vs. Nuclear
>
>
> Ben dan rekan2 lain,
>
> Permasalahan penggunaan energy geothermal, bukan pada teknologi atau jumlah
> cadangan tetapi masalah keekonomian dan kebijakan, itu berjalan sejak anak
> saya masih bayi sampai kini dimana anaknya anak saya sudah sekolah di SD.
> Pengusahaan geothermal ujungnya adalah, terutama, untuk pembangkit tenaga
> listrik. Nah listrik ini kerajaannya PLN, artinya kalau anda menghasilkan
> listrik maka yang dapat anda lakukan adalah menjual listrik kepada PLN atau
> anda menjual ke pihak lain melalaui PLN (tolong yang ke dua ini diluruskan
> oleh rekan yang lebih faham). Kalau PLN maunya beli dengan harga tertentu
> (baca rendah) per satuan, dan kalau ongkos produksi anda per satuan lebih
> tinggi dari

RE: [iagi-net-l] Doa dan gempa (ganti topik donk....)

2009-10-06 Terurut Topik Winderasta, Wikan (wikanw)
Seven Steps to Earthquake Safety (USGS, 2007)

BEFORE A QUAKE: 
STEP 1. Identify potential hazards in your home and begin to fix them. 
STEP 2. Create a disaster preparedness plan. 
STEP 3. Create disaster kits. 
STEP 4. Identify your home's potential weaknesses and begin to fix them.


DURING A QUAKE: 
STEP 5. Protect yourself during earthquake shaking. "Drop, cover and
hold on" for INDOORS

AFTER A QUAKE: 
STEP 6. After the quake, check for injuries and damage. 
STEP 7. When safe, continue to follow your disaster-preparedness plan.

Salam,
WW

-Original Message-
From: Yoga Negara [mailto:yneg...@caledon.com.au] 
Sent: Wednesday, October 07, 2009 8:50 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Doa dan gempa (ganti topik donk)

Khok kayaknya energi kita malah tergerus dengan hal yang seperti ini
yah?
Mbok yah mending yang kita diskusiin adalah partisipasi apa yang mungkin
bisa kita berikan buat sodara2 kita yang sekarang sedang menderita
karena tertimpa musibah atau sodara2 kita yang saat ini sedang tinggal
di zona2 yang rawan kena bencana alam.
Ketimbang kita diskusiin masalah seperti ini yang siapa tau mungkin saja
disamping udah keluar dari pakem milist juga mungkin bisa menyinggung
perasaan mereka yang lagi tertimpa.
Saya pikir sih apa yang sudah diutarain oleh Pak Jonih and Pak Awang
pada email terdahulu udah lebih dari cukup untuk pencerahan kita semua.
\yoga 



PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...


ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
13-14 Oktober 2009

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no
event shall IAGI and its members be liable for any, including but not
limited to direct or indirect damages, or damages of any kind
whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of
or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing
list.
-



PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...

ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
13-14 Oktober 2009
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



RE: [iagi-net-l] Doa dan gempa

2009-10-06 Terurut Topik Winderasta, Wikan (wikanw)
Rekan-rekan ysh,

Bencana gempa ini mengajak agar manusia untuk berubah, terutama dalam usaha 
persiapan dan pencegahan terjadinya dampak gempa maupun dalam melakukan usaha 
tanggap darurat. Kita sebagai penghuni wilayah Indonesia ini telah dikaruniai 
Tuhan Yang Maha Kuasa dengan begitu banyak fenomena alam geologi. Sudah menjadi 
kewajiban bagi kita untuk berilmu dan membagi ilmu agar bisa menjaga dan 
menikmati apa yang telah diberikan kepada kita. Apapun yang terjadi, apa yang 
berasal dari-Nya sudah pasti akan kembali kepada-Nya, meskipun itu hal yang 
paling kita cintai di dunia. Maka bersabar atas segala hal yang menimpa kita 
adalah keutamaan orang-orang yang sholeh.

Kalau boleh sumbang saran, sudah saatnya kota-kota di jalur gempa (barat 
Sumatra - Banda Aceh, Sibolga, Padang, Bengkulu, Bandar Lampung; selatan 
Jawa-Bali-Nusa Tenggara - Tasik, Yogya, Jember, Denpasar dst; dan utara 
Papua-Maluku-Sulawesi) memiliki STANDARD hunian, kebijakan, dan kepedulian yang 
BERBEDA dengan wilayah lain yang relative lebih aman dari gempa. Faktor 
gempa/tsunami harus di-undang-kan (dalam bentuk UU/Perpu/Perda) baik untuk tata 
kota/wilayah, IMB/kode bangunan, kewajiban pemeriksaan berkala bagi 
infrastruktur, hingga anggaran belanja, tanggap bencana, sampai kurikulum 
pendidikan di sekolah. Pelaksanaan kewajiban-kewajiban harus menjadi komitmen.

Pemerintah harus berubah, masyarakat juga harus berubah, bahkan anak sekolah 
juga harus berubah. Sadar bencana harus menjadi rutinitas harian bagi penduduk 
dengan karunia fenomena alam yang dahsyat ini. Pengetahuan dan pelajaran ini 
harus mengubah kita semua menjadi lebih baik.

Berdoa adalah pengakuan seorang hamba yang lemah kepada Sang Pencipta, 
sesungguhnya tiada tempat untuk mengadu dan meminta selain kepada Tuhan Yang 
Maha Pengasih dan Penyayang, lagi Maha Besar dan Kuasa. Sehingga apapun 
senantiasa kita mulai dengan doa, dan apapun senantiasa kita akhiri dengan doa.

Wassalam,
WW

-Original Message-
From: Awang Satyana [mailto:awangsaty...@yahoo.com] 
Sent: Tuesday, October 06, 2009 12:20 PM
To: iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI
Subject: RE: [iagi-net-l] Doa dan gempa

Berikut ulasan dari rekan saya (Pak Jonih Rahmat) tentang subyek di atas. 
Sebuah ulasan yang baik dan sebuah pelurusan yang mestinya disadari dalam hal 
menyikapi sebuah bencana. 

salam,
Awang

Ketika terjadi Gempa & tsunami Aceh, disusul gempa Yogya, kemudian Gempa & 
Tsunami Pangandaran, saya mendengar banyak Mubaligh berbicara di mimbar2 bahwa 
bencana2 tsb adalah azab Tuhan. Di Gd Patra Jasa, malahan, khotib jumat 
menyebut sejumlah dosa yg biasa dilakukan orang2 di daerah bencana. Pantaslah 
daerah itu kemudian dihancurkan Tuhan! Hebat bener itu ustaz (?). dari mana dia 
tahu bahwa itu adalah siksaan Tuhan kepada manusia. 
 
Gempa pun kembali terjadi di Tasikmalaya, Sumatra barat, Jambi, dan daerah2 
lain di Indonesia (juga di Negara lain). Kawan2 yg (sepertinya) mengerti agama, 
kembali mengirim e-mail dan sms2 tentang keterkaitan jam terjadinya gempa 
dengan ayat2 kitab suci, bahwa benar gempa tsb adalah azab Tuhan thd perilaku 
manusia (di daerah bencana?).
 
Dulu,  saya merspons khutbah para ustaz itu dg berkirim email ke banyak pihak, 
menyampaikan bahwa orang yg sedang terkena musibah, jangan dituding macem2! 
Bantulah mereka. Jika tidak bisa membantu, yang do’akan saja. Jangan menambah 
masalah dengan menyebutnya sbg orang2 yg sedang di azab Tuhan! Dengan berbekal 
file gempa dan tsunami dari pak Awang, dan atas izinnya, saya melakukan cramah2 
tentang gempa di banyak masjid, Sekolah Tinggi Agama Islam, Pesantren. Termasuk 
di antaranya di sebuah Yayasan dakwah Islam, dihadapan sekitar 70 ustaz, yg 
setiah hari Jumat menjadi mereka khotib di masjid2 di jabodetabek. 
 
Saya sampaikan kpd ustaz2 itu bahwa mungkin saja bencana yg terjadi  adalah  
azab Tuhan, tapi Tuhan akan mengadili seseorang atau suatu kaum dg ada sebab2 
sebelumnya. Kullu syai ‘in sababa. Tidak ujug2.  Dan, kalau karena azab, boleh 
jadi, Jakarta adalah kota pertama yg mendapat prioritas menerima azab. Karena, 
di kota Jakarta dan sekitarnya, tinggal orang2 yg tidak saja banyak melanggar 
perintah Tuhan (dlm ukuran kebanyakan orang), tetapi juga, mereka yg makan 
hutan2 Kalimantan, jalan2 aspal, jembatan2, dan makan makanan2 tak wajar 
lainnya. Perlu juga diketahui, demiki an saya lanjutkan ke para ustaz, ada 
faktor lain yg menyebabkn itu gempa, namanya geologi. Siapa pun yg tinggal di 
sepanjang pantai barat Sumatra, pantai Selatan Jawa, dst, daerrah itu akan tepa 
potensi untuk gempa, karena memang di dekat zona subduksi. Lain halnya orang yg 
tinggal  di Kalimantan, kendatipun mereka tak pernah salat, tak pernah ke 
gereja, misalnya, tidak akan terkena
 gempa (besar). 
 
Di antara hadirin ada yg pernah bertanya, “ Pak, Bisa nggak gempa itu dicegah?”
“Tidak bisa,” jawab saya.
“Bisa!” seseorang berteriak dg keras di masjid. Kaget juga saya.
“ Dengan do’a!” katanya dg lantang.
 
“Begini,” saya melanjut

RE: [iagi-net-l] Towards 5D geological modeling

2009-09-03 Terurut Topik Winderasta, Wikan (wikanw)
Kalau dari sisi cara, untuk menggabungkan uncertainty dari static-dynamic 
sampai ke economic bisa digunakan pendekatan design of experiment. Tapi untuk 
paket software saya juga belum tahu yang punya kemampuan melakukan dari 3D 
static-dynamic sampai economic.

Ada software yang mensiasati dengan melakukan workflow manager, yaitu melakukan 
running (termasuk input uncertainty parameters) beberapa individual 
applications dengan penggunaan script.

Salam,
ww

-Original Message-
From: oki musakti [mailto:geo_musa...@yahoo.com] 
Sent: Friday, September 04, 2009 7:29 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Towards 5D geological modeling

Kalau yang disebut dimensi kelima itu adalah uncertainty dalam artian 
stochastic uncertainty, multi-realization atau multi-scenario rasanya hampir 
semua software punya cara untuk menanganinya.
 
Jadi ndak baru-baru amat lah.
Yang sampai saat ini (setahu saya) belum ada adalah cara atau paket yang 
menggabungkan uncertainty dari level yang berbeda: static-dynamic sampai ke 
economic (Merak/Teras) secara terintegrasi.
 
Lam-salam
Oki


--- On Fri, 4/9/09, Franciscus B Sinartio  wrote:


From: Franciscus B Sinartio 
Subject: Re: [iagi-net-l] Towards 5D geological modeling
To: iagi-net@iagi.or.id
Received: Friday, 4 September, 2009, 2:37 AM


kalau yang sekarang sering dipakai uncertainty nya kan diberi nama risk dan 
dikalikan dengan resources nya jadi risk resources.
tetapi dengan perkembangan 3D-static modeling, uncertainty nya sdh bisa di 
assign mulai dari struktur nya, stratigrafi nya, reservoir nya, dan fluidanya.


mungkin yang biasa bikin 3D-static modeling bisa bicara lebih detail

fbs




From: mohammad syaiful 
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Thursday, September 3, 2009 1:02:20 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Towards 5D geological modeling

pak nur heri,

ada makalah lengkapnya (digital)?

sejak duduk di bangku jurusan geologi, tentu saja yg diajarkan adalah
tentang 'ruang dan waktu' (tampaknya di makalah tsb disebut sbg 3D dan
waktu). jadi sudah sejak dulu, kita pegang 4D tsb. sedangkan dimensi
ke-5 juga bukan barang baru, karena ketidak-pastian inilah yg sangat
diperhitungkan dalam eksplorasi utk mencari mineral dan energi-bumi
lainnya.

mungkin yg menarik adalah bagaimana 5D ini diterjemahkan melalui
bahasa matematika alias secara kuantitas, sehingga dengan bantuan
teknologi (baca: komputer) bisa sangat cepat utk membuat prediksi ke
depan. meskipun, saya kira, kemungkinannya akan sangat banyak alias
beragam.

salam,
syaiful

On Wed, Sep 2, 2009 at 10:44 AM, M. Nur Heriawan wrote:
> Rekan2 IAGI-NET Ysh.
>
> Minggu lalu saya mendapatkan kesempatan menghadiri Meeting IAMG 
> (International Association for Mathematical Geosciences) 2009 di Stanford 
> Univ., USA dan salah satu presentasi kunci yang menarik adalah tentang 
> "Towards 5D geological modeling" yang dibawakan oleh seorang peneliti muda 
> bernama Guillaume Caumon dari School of Geology, Nancy Universite, Prancis. 
> Kebetulan yang bersangkutan pada saat itu mendapatkan Vistelius Award dari 
> IAMG dimana penghargaan tsb. setiap tahun diberikan pada Meeting IAMG bagi 
> peneliti muda yang memiliki kontribusi besar dalam riset terapan 
> matematika/informatika dalam ilmu kebumian.
>
> Berikut ini saya cantumkan abstrak dari presentasi tsb. dimana dimensi ke-4 
> dan ke-5 dalam pemodelan geologi tsb. adalah berupa "time" dan "geological 
> uncertainty".
>
> --
> Towards 5D geological modeling
> Presenting author: Guillaume Caumon, School of Geology, CRPG, Nancy Universite
>
> Abstract: The last twenty years have seen tremendous progress in mathematical 
> and computer-based methods for three-dimensional geological modeling. In this 
> talk, I will outline some of the past milestones in this field, and present 
> some challenges to be addressed in the next twenty years or more. 3D 
> geo-models are currently used for geoscientific data integration and 
> interpretation, computational applications, in order to
> answer fundamental or applied questions related to the Earth's crust. In 
> particular, 3D geo-modeling has become a major tool in natural resource 
> management. Looking forward, I suggest this field should more systematically 
> consider two additional dimensions. Obviously, the fourth dimension is time, 
> which pertains to geological reasoning. Transforming and constraining models 
> through time is currently difficult, especially when topological changes are 
> involved, but at some point, forward processbased modeling and 
> geometric/geostatistical modeling should converge. The fifth dimension – and 
> this may be discussed – carries uncertainty. Geostatistical simulation has 
> shown that one ‘best’ model is always limited in describing the reality, and 
> may lead to wrong predictions. Considering uncertainty beyond spatial 
> correlation in a stationary domain raises a number of theoretical and 
> practical challenges

RE: [iagi-net-l] Climate Change Debate [1 Attachment]

2009-07-13 Terurut Topik Winderasta, Wikan (wikanw)
Sebuah novel fiksi dikarang oleh Michael Crichton (pengarang kisah terkenal 
Jurrasic Park) berjudul "State of Fear" (2004) - juga menceritakan intrik 
perdebatan masalah perubahan iklim, yang dibumbui oleh kisah terorisme. 
Karya ini menerima AAPG Jurnalism Award 2006 (award ini sendiri dikritik 
sebagai "a total embarrassment that reflects the politics of the oil industry 
and a lack of professionalism - Schrag, Harvard University").

http://en.wikipedia.org/wiki/State_of_Fear

Salam,
WW 

-Original Message-
From: oki musakti [mailto:geo_musa...@yahoo.com] 
Sent: Monday, July 13, 2009 1:55 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Climate Change Debate [1 Attachment]

Kebetulan saya hadir.
Mungkin nanti saya coba bikin ringkasannya 
 
Salam
Oki

--- On Mon, 13/7/09, S. (Daru) Prihatmoko  wrote:


From: S. (Daru) Prihatmoko 
Subject: [iagi-net-l] Climate Change Debate [1 Attachment]
To: iagi-net@iagi.or.id
Received: Monday, 13 July, 2009, 3:09 PM


Debat antara yg pro dan kontra thd konsep "Perubahan Iklim" ini telah 
berlangsung di Perth - adakah yg sempat hadir dan berbagi ceritera?
Mungkinkah IAGI mengadakan diskusi (debat) semacam ini (spt ditanyakan oleh 
kawan di bawah sana)?



Salam - Daru

-

PUBLIC DEBATE ON CLIMATE CHANGE

7.30pm Thursday 9th July 2009,  Golden Nugget Room,Gloucester Park,  Nelson 
Parade,  East Perth.(next to the WACA)

PROFESSOR IAN PLIMER 

Professor Ian Plimer is a geologist, an excellent speaker and a prominent 
critic of the theory of human-induced global warming. Ian believes the IPCC has 
neglected historical evidence of past climate changes, which are recorded in 
the rocks. "When we look at the history of climate changes, not one has been 
driven by carbon dioxide," he says. "Climate always changes, as do sea levels, 
as does life (on Earth) and we are living in times that are not extraordinary. 
The only way you can have the view that humans change climate is if you ignore 
history." 

GARY WARDEN 




Gary Warden was raised in the Perth Hills. After graduating from the UWA with a 
degree in geology, Gary joined BHP Billiton where he spent 18 years working in 
a variety of roles in a number of locations around the world.
While he was originally sceptical about the claims re-lating to climate change, 
Gary became convinced of the urgency of the issue in early 2006. He left BHP 
Billiton primarily to spend more time with his young family, but also to 
dedicate himself to helping to ward off climate change.  In September 2007 he 
was trained by Al Gore and has delivered the "Inconvenient Truth" lectures to 
thousands of West Australians since then. In November
2007 Gary ran for the senate in the Federal Election representing the Climate 
Change Coalition. 






THOMAS MURRELL 

Thomas Murrell will mediate. A multi-award winning broadcaster, international 
business speaker, author and professional MC who has been working behind a 
microphone for more than 25 years as a reporter, presenter and executive 
producer.  Now as the CEO of his own consulting company, Thomas has been 
recognised by his peers as a Certified Speaking Pro-fessional (CSP), the 
highest possible international qualification and accreditation for 
profes-sional speakers.



  _  

From: economicgeol...@yahoogroups.com
[mailto:economicgeol...@yahoogroups.com] On Behalf Of Bosta Pratama
Sent: Thursday, July 09, 2009 1:17 PM
To: economicgeol...@yahoogroups.com
Subject: [economicgeology] Climate Change Debate [1 Attachment]



[Attachment(s) from Bosta Pratama included below] 

Apakah mungkin MGEI/IAGI mengadakan acara serupa?

salam,
Bosta._,_.___

Attachment(s) from Bosta Pratama 

1 of 1 File(s) 

  
 AIG Climate Change Debate Flyer.pdf




  

Access Yahoo!7 Mail on your mobile. Anytime. Anywhere.
Show me how: http://au.mobile.yahoo.com/mail


PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...

ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
13-14 Oktober 2009
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara

RE: [iagi-net-l] "Lusi" MV Origin : The Debate Continues

2008-08-03 Terurut Topik Winderasta, Wikan (wikanw)
Langkah termudah adalah membiarkan saja seburan berlangsung dan ditindaki 
dengan mengevakuasi penduduk serta relokasi infrastruktur; dan akhirnya 
penataan kembali tata ruang wilayah tersebut.

Apabila dimaksudkan untuk menghentikan semburan, biayanya akan sangat lebih 
besar. Perkiraan saya secara kasar mencapai $50-150 juta atau bahkan lebih 
untuk alternatif metoda yang sama mengikuti prosedur mitigasi erupsi 
hidrothermal pada operasi injeksi uap. Untuk apa saja biaya tersebut - saya 
coba gabungkan dengan tuliskan sebelumnya:

(3/4/2008) Apabila saya analogikan lagi pada sistem injeksi uap, kunci dari 
sistem erupsi hidrothermal adalah tekanan fluida uap panas. Perkenankan saya 
sekedar berbagi prosedur mitigasi erupsi uap panas yang terjadi pada operasi 
injeksi uap, at least sebagai perbandingan dari sistem analogi - mungkin tidak 
bisa diaplikasikan secara persis dalam kasus ini karena tingkat kesulitan yang 
jauh lebih besar.

1. Membuat kolam penampungan limpahan erupsi. Ini sudah dilakukan di kasus 
Sidoarjo. Perkiraan biaya ~USD500ribu-5juta

2. Mematikan sumber masukan fluida uap. Tanpa mematikan sumber masukan aktif, 
sistem semburan akan berjalan terus. Kalau sistem artificial (injeksi uap) 
adalah mudah karena hanya mematikan sumur-sumur injeksi yang sudah ada.
Sebagai gambaran sistem injeksi uap yang dioperasikan pada reservoir dengan 
permeabilitas 2-8 darcy, hanya efektif dalam mematikan semburan dengan 
melakukan shut-in sumur injeksi dalam radius <2 km. Dalam kasus hipothesis Pak 
Rovicky mengenai water incharge, masih menyisakan pertanyaan bagi saya; apakah 
recharge area Gunung Penanggungan (sejauh ~5 km) efektif sebagai penyuplai 
acquifer Formasi Kujung. Berapa kapasitas aliran dari Formasi Kujung dan berapa 
debit dari recharge Gunung Penanggunggan. Mungkinkah suplai fluida uap panas 
lumpur Sidoarjo sebenarnya secara efektif hanya dari radius km tertentu sebagai 
insitu acquifer. 
Sebagai salah satu kasus pengurangan water incharge ke dalam reservoir adalah 
penggunaan interdiction well, yaitu memproduksi air di peripheral/flank 
reservoir - di sebuah lapangan di California, mereka secara konstan memproduksi 
lebih dari 100.000 bwpd dari beberapa sumur untuk mengurangi pengaruh water 
drive dari acquifer. Kasus adanya incharge dari Gunung Penanggungan adalah 
kasus dengan tingkat kesulitan tertinggi, karena akan menyangkut biaya operasi 
yang sangat besar. Perkiraan biaya ~USD30-50 juta untuk pemboran sumur producer 
air dan fasilitas pengolahan/penurunan temperature air terproduksi. Sebagian 
air bisa digunakan untuk reinjeksi (killing reservoir di point 3) dan sebagian 
lagi disalurkan ke Sungai Porong. Sukses ratio 60-95%.

3. Melakukan killing temperature/tekanan. Yaitu mendinginkan sumur atau 
reservoir dengan air. Kalau di operasi injeksi uap mudah dilakukan karena 
tinggal menginjeksikan air lewat sumur injeksi yang sudah ada di sekeliling 
lokasi semburan. Dalam kasus semburan di Sidoarjo, hal ini memiliki kesulitan 
yang jauh lebih besar, karena menyangkut kedalaman acquifer (biaya pemboran, 
ukuran pompa injeksi), suplai air, dan juga apalagi bila ada teori pemanasan 
dari dapur magma. Teknik ini menuntut studi detil kondisi reservoir dan juga 
biaya operasi yang mahal karena menyangkut biaya pemboran sumur dan fasilitas 
suplai air termasuk pompa. Perkiraan biaya ~USD30-50juta untuk pemboran sumur 
injeksi dan fasilitas supply/pompa. Sumber air bisa dari sumur produksi di 
point nomor 2. Sukses ratio 40-80%.
Saya baca di blog Pak Rovicky ada ide dengan menahan tekanan semburan dengan 
meninggikan kolom lumpur di permukaan - mungkin ide teknis yang cukup baik, 
silahkan dicoba.

4. Hanya apabila tekanan telah cukup rendah, dilakukan injeksi 
semen/kontaminant untuk massive dumping menutup lubang atau rekahan. Perkiraan 
biaya ~USD20-50juta. Sukses ratio 50-95%.
Dalam kasus Sidoarjo, tingkat kesulitan juga jauh lebih tinggi, mengingat harus 
dilakukan kembali relief well serta pemodelan rekahan yang telah terbentuk. 
Mungkin insersi bola-bola beton sebenarnya ide teknik yang cukup baik meskipun 
sampai saat ini belum memberikan hasil yang memuaskan karena tekanan semburan 
masih terlalu tinggi untuk dapat diredam.

Yang menjadi persoalan besar lagi adalah bagaimana menghadapi suplai material 
lumpur. Apabila diduga material adalah gerusan dari dinding lubang atau 
rekahan, maka tentunya menjadi hal yang terkait dengan kasus hidrotermal di 
atas. Bila dapat menghentikan aliran fluida panas, otomatis suplai material 
batuan lunak dari gerusan juga akan berhenti.
Yang menjadi persoalan besar bila terjadi kasus liquifaction formasi shale atau 
adanya shale diapir. Kami belum pernah menghadapi kasus ini, jadi untuk 
sementara ya walahualam.

Saran ini tentunya secara teknik masih banyak kekurangannya, untuk itu perlu 
diskusi dari para ahli lebih lanjut.

Salam,
WW

-Original Message-
From: Franciscus B Sinartio [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Saturday, August 02, 2

RE: [iagi-net-l] RE: Spam:RE: [iagi-net-l] Subsidi BBM

2008-05-14 Terurut Topik Winderasta, Wikan (wikanw)
presiden.

Kalau masyarakat yang 220 juta ini bisa "dipaksa" untuk kreatif dan
bertahan hidup. semestinya orang-orang di pemerintahan yang
pintar-pintar itu juga bisa lebih "kreatif" dan cerdas bekerja bukan
sekedar menjadi penguasa.

salam kebangkitan,
senoaji





"Tonny P. Sastramihardja" <[EMAIL PROTECTED]>
05/14/2008 04:14 PM
Please respond to



To

cc

Subject
[iagi-net-l] RE: Spam:RE: [iagi-net-l] Subsidi BBM






Kasus BBM,
1. Pemerintah dalam menjalankan perannya apakah sudah: A) Betul dalam
membuat regulasi atau kebijakannya? Misal ttg kebutuhan riel BBM per
jenisnya, penetapan harga BBM per jenisnya,.B) Apakah sudah transparan?
Dan tidak ada 'kong kalikong' baik dalam eksport, import maupun
pendistribusiannya? . C) Apakah sudah 'tidak ada lagi kebocoran', dll.
2) Para pengguna BBM (kaya ataupun miskin) kalau harga jual dari
pemerintah TIDAK DISUBSIDI pasti akan berpikir beberapa kali untuk
melakukan "PEMBOROSAN BBM" ataupun pemborosan LISTRIK (karena masih
banyak pembangkit listrik yang menggunakan BBM bersubsidi), secara
naluri/alami pasti akan melakukan efisiensi. Demikian pula tidak akan
ada lagi 'penimbun' atau 'penyelundup' maupun 'penadah' BBM.
3) Mahalnya harga dan langkanya minyak tanah, memacu inovasi 'penjual
gorengan' (pisang, tahu, tempe, bala-bala, dll) di depan rumah yg mana
'dengan menggunakan hukum bernauli' memasang selang kecil dari kompornya
dan tangki kecil minyak tanah di naik turunkan tergantung apakah
kompornya sudah panas atau belum. Hasilnya luar biasa irit, karena
dengan operasi kompor menyala 14 jam/hari konsumsi minyak tanah tdk
sampai 1 liter. Inovasi inovasi lainnya pasti bermunculan lebih banyak
lagi, alias masyarakat menjadi genius karena 'kepepet'.

Salam
TPS

-Original Message-
From: Winderasta, Wikan (wikanw) [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, May 14, 2008 8:24 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Spam:RE: [iagi-net-l] Subsidi BBM

Minimal ada 3 individu/institusi yang sekarang terlibat dalam krisis BBM
ini:
1. Pemerintah, yang bertugas membuat kebijakan
(subsidi/non-subsidi/APBN), memberikan layanan kepada masyarakat (suplai
BBM, fasilitas umum, dll.), dan menindak pencoleng BBM/koruptor. 
2. Orang kaya, baik yang tidak peduli, atau ada yang gemar mencicipi
subsidi dan ikut-ikutan ribut, atau ada pula yang berusaha tahu diri dan
berupaya membantu negara sekecil apapun.
3. Orang miskin atau yang sebelumnya kaya turun tarafnya menjadi miskin,
yang menderita karena harga BBM yang tinggi. Ada yang kreatif positif
dan berhemat tetapi tetap tegar dan bersyukur, ada juga yang nelangsa
menangisi nasib.

Bisa juga ditambahkan pengamat/LSM/mahasiswa/DPR, ada yang memberikan
solusi/membantu melaporkan pencoleng BBM, ataupun ada yang sekedar
mengkritik tapi diam-diam boros energi.

Tinggal menempatkan dimana posisi kita masing-masing dan sama-sama
menjaga agar tidak ada aksi anarki. Yang penting semuanya akan
dipertanggungjawabkan kelak.

Salam,
ww



-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, May 14, 2008 7:45 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Subsidi BBM

Kalau ikut logikanya abang JK (dan pemerintah), subsidi BBM sebagian
besar dinikmati oleh orang orang kaya, termasuk mobil dinasnya presiden,
wapres dan pengawal pengawalnya kali ya ?. Padahal beberapa tahun lalu
narasi yang dipake juga sama persis, subsidi dinikmati orang kaya.
dengan mengurangi subsidi berarti membantu orang miskin, diharapkan yang
miskin bakal naik tingkat kesejahteraannya, kalau subsidi dikurangi
bahkan kalo mungkin dicabut. lantas pengganti subsidi BBM dikasih
bantuan langsung tunai yang langsung habis hari itu juga. Lha
kenyataannya sampe sekarang malah yang miskin tambah miskin, yang kaya
ya tetep aja masih bisa tambah beli mobil buat menuhin jalan. Atau ini
sekedar shock terapy buat masyarakat, ben masyarakat merasa bersalah
dengan poster-poster yang ditempel di pom bensin. ben masyarakat mau
berkorban (lagi dan lagi) untuk pemerintah bukan untuk negara. Padahal
pemerintah sampai hari ini juga tidak pernah serius menggarap public
transportation yang memadai, nyaman,aman dan murah. Ahh.,paling ini
salah satu cara supaya pom bensin asing bisa lebih kompetitif
mencengkram kukunya di indonesia. hebat.

rgds,
senoaji
tiap hari pakai thunder kadang diisi pertamax




"Andang Bachtiar Arema" <[EMAIL PROTECTED]>
05/13/2008 06:40 PM
Please respond to



To

cc

Subject
Re: [iagi-net-l] Subsidi BBM






Kalau memakai konsep (logika) Kwik Kian Gie, dimana revenue yang kita 
dapatkan dari lifting migas seharusnya dipakai full untuk membiayai 
kebutuhan energi dalam negeri (yang kekurangannya diambil dari impor 
crude/bbm), maka sebenarnya yang kita subsidi itu adalah sektor
non-migas 
dari anggaran pemerintah kita. Dan kalau anggaran pemerintah kita itu 
30%-nya dikorupsi, ma

RE: [iagi-net-l] Subsidi BBM

2008-05-13 Terurut Topik Winderasta, Wikan (wikanw)
Minimal ada 3 individu/institusi yang sekarang terlibat dalam krisis BBM
ini:
1. Pemerintah, yang bertugas membuat kebijakan
(subsidi/non-subsidi/APBN), memberikan layanan kepada masyarakat (suplai
BBM, fasilitas umum, dll.), dan menindak pencoleng BBM/koruptor. 
2. Orang kaya, baik yang tidak peduli, atau ada yang gemar mencicipi
subsidi dan ikut-ikutan ribut, atau ada pula yang berusaha tahu diri dan
berupaya membantu negara sekecil apapun.
3. Orang miskin atau yang sebelumnya kaya turun tarafnya menjadi miskin,
yang menderita karena harga BBM yang tinggi. Ada yang kreatif positif
dan berhemat tetapi tetap tegar dan bersyukur, ada juga yang nelangsa
menangisi nasib.

Bisa juga ditambahkan pengamat/LSM/mahasiswa/DPR, ada yang memberikan
solusi/membantu melaporkan pencoleng BBM, ataupun ada yang sekedar
mengkritik tapi diam-diam boros energi.

Tinggal menempatkan dimana posisi kita masing-masing dan sama-sama
menjaga agar tidak ada aksi anarki. Yang penting semuanya akan
dipertanggungjawabkan kelak.

Salam,
ww



-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, May 14, 2008 7:45 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Subsidi BBM

Kalau ikut logikanya abang JK (dan pemerintah), subsidi BBM sebagian
besar dinikmati oleh orang orang kaya, termasuk mobil dinasnya presiden,
wapres dan pengawal pengawalnya kali ya ?. Padahal beberapa tahun lalu
narasi yang dipake juga sama persis, subsidi dinikmati orang kaya.
dengan mengurangi subsidi berarti membantu orang miskin, diharapkan yang
miskin bakal naik tingkat kesejahteraannya, kalau subsidi dikurangi
bahkan kalo mungkin dicabut. lantas pengganti subsidi BBM dikasih
bantuan langsung tunai yang langsung habis hari itu juga. Lha
kenyataannya sampe sekarang malah yang miskin tambah miskin, yang kaya
ya tetep aja masih bisa tambah beli mobil buat menuhin jalan. Atau ini
sekedar shock terapy buat masyarakat, ben masyarakat merasa bersalah
dengan poster-poster yang ditempel di pom bensin. ben masyarakat mau
berkorban (lagi dan lagi) untuk pemerintah bukan untuk negara. Padahal
pemerintah sampai hari ini juga tidak pernah serius menggarap public
transportation yang memadai, nyaman,aman dan murah. Ahh.,paling ini
salah satu cara supaya pom bensin asing bisa lebih kompetitif
mencengkram kukunya di indonesia. hebat.

rgds,
senoaji
tiap hari pakai thunder kadang diisi pertamax




"Andang Bachtiar Arema" <[EMAIL PROTECTED]>
05/13/2008 06:40 PM
Please respond to



To

cc

Subject
Re: [iagi-net-l] Subsidi BBM






Kalau memakai konsep (logika) Kwik Kian Gie, dimana revenue yang kita 
dapatkan dari lifting migas seharusnya dipakai full untuk membiayai 
kebutuhan energi dalam negeri (yang kekurangannya diambil dari impor 
crude/bbm), maka sebenarnya yang kita subsidi itu adalah sektor
non-migas 
dari anggaran pemerintah kita. Dan kalau anggaran pemerintah kita itu 
30%-nya dikorupsi, maka sebenarnya yang kita subsidi itu para koruptor.


- Original Message - 
From: "Winderasta, Wikan (wikanw)" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Tuesday, May 13, 2008 4:03 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] Subsidi BBM



Setuju sekali untuk menyegerakan membeli BBM non subsidi. Bagi umat
muslim yang muzakki (membayar zakat) tentunya malu sekali rasanya
mengambil hak kaum kurang mampu yang sebenarnya menjadi target subsidi
negara.

WW


-Original Message-
From: Ismail Zaini [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Tuesday, May 13, 2008 2:57 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Subsidi BBM

JK dalam pidatonya kemarin mengatakan subsidi BBM dinikmati oleh
sebagian besar orang kaya  ( 80 % ? ), jadi kalau demo menolak kenaikan
BBM artinya membela orang kaya .( opo bener ya logika ini  ?) Data di
Gaikindo menunjukan penjualan Mobil ( segala jenis ) thn 2007 sdh
mencapai hampir 435 rb , artinya kalau 1 mobil pakai 10 lt/hari , maka
akan terjadi penambahann konsumsi BBM di tahun 2008 ini 4,35 Jt ltr.(
belum kalau ditambah motor ) dst untuk tahun tahun berikutnya ( apalagi
tahun depan ada Pemilu banyak mobil baru , karena setiap pemilu belanja
barang naik ) , sekarang kalau dibandingkan dg laju pertumbuhan produksi
minyak baru per tahun mungkin bisa bisa  lama lama malah minus.
Kalau  1 mbl perlu 2 mtr , maka akan terjadi penambahan jalur jalan baru
kira kira 870 Km, Pertanyaan selanjutnya adalah perlukan pembatasan
mobil disamping perlukah subsidi BBM.
Yangb jelas kemarin dinaytakan juga oleh salah satu menteri , Tidak ada
tanggungan setelah  kenaikan BBM yang rencananya akhir bulan ini , tidak
akan ada lagi kenaikan.
Yang juga merepotkan adalah pengumuman  akan adanya kenaikan BBM sudah
diumumkan duluan sebelum keputusan diambil , apalagi formulanya juga
masih dihitung hitung , akibatnya saat ini terjadi spekulan orang
ngantri BBM dimana mana .
Tidak banyak tapi bisa membantu , makanya mulai hari ini mari beli BBM
non subsidi ( Petramax ) . Kalau semua anggota iagi beli non sub

RE: [iagi-net-l] Subsidi BBM

2008-05-13 Terurut Topik Winderasta, Wikan (wikanw)
 
Setuju sekali untuk menyegerakan membeli BBM non subsidi. Bagi umat
muslim yang muzakki (membayar zakat) tentunya malu sekali rasanya
mengambil hak kaum kurang mampu yang sebenarnya menjadi target subsidi
negara.

WW


-Original Message-
From: Ismail Zaini [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, May 13, 2008 2:57 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Subsidi BBM

JK dalam pidatonya kemarin mengatakan subsidi BBM dinikmati oleh
sebagian besar orang kaya  ( 80 % ? ), jadi kalau demo menolak kenaikan
BBM artinya membela orang kaya .( opo bener ya logika ini  ?) Data di
Gaikindo menunjukan penjualan Mobil ( segala jenis ) thn 2007 sdh
mencapai hampir 435 rb , artinya kalau 1 mobil pakai 10 lt/hari , maka
akan terjadi penambahann konsumsi BBM di tahun 2008 ini 4,35 Jt ltr.(
belum kalau ditambah motor ) dst untuk tahun tahun berikutnya ( apalagi
tahun depan ada Pemilu banyak mobil baru , karena setiap pemilu belanja
barang naik ) , sekarang kalau dibandingkan dg laju pertumbuhan produksi
minyak baru per tahun mungkin bisa bisa  lama lama malah minus.
Kalau  1 mbl perlu 2 mtr , maka akan terjadi penambahan jalur jalan baru
kira kira 870 Km, Pertanyaan selanjutnya adalah perlukan pembatasan
mobil disamping perlukah subsidi BBM.
Yangb jelas kemarin dinaytakan juga oleh salah satu menteri , Tidak ada
tanggungan setelah  kenaikan BBM yang rencananya akhir bulan ini , tidak
akan ada lagi kenaikan.
Yang juga merepotkan adalah pengumuman  akan adanya kenaikan BBM sudah
diumumkan duluan sebelum keputusan diambil , apalagi formulanya juga
masih dihitung hitung , akibatnya saat ini terjadi spekulan orang
ngantri BBM dimana mana .
Tidak banyak tapi bisa membantu , makanya mulai hari ini mari beli BBM
non subsidi ( Petramax ) . Kalau semua anggota iagi beli non subsidi kan
lumayan juga ya...

ISM





PIT IAGI KE-37 (BANDUNG)
* acara utama: 27-28 Agustus 2008
* penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008
* pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008
* batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008
* abstrak / makalah dikirimkan ke:
www.grdc.esdm.go.id/aplod
username: iagi2008
password: masukdanaplod



PEMILU KETUA UMUM IAGI 2008-2011:
* pendaftaran calon ketua: 13 Pebruari - 6 Juni 2008
* penghitungan suara: waktu PIT IAGI Ke-37 di Bandung AYO, CALONKAN DIRI
ANDA SEKARANG JUGA!!!


-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI
Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara
Mulia No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no
event shall IAGI and its members be liable for any, including but not
limited to direct or indirect damages, or damages of any kind
whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of
or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing
list.
-



PIT IAGI KE-37 (BANDUNG)
* acara utama: 27-28 Agustus 2008
* penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008
* pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008
* batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008
* abstrak / makalah dikirimkan ke:
www.grdc.esdm.go.id/aplod
username: iagi2008
password: masukdanaplod


PEMILU KETUA UMUM IAGI 2008-2011:
* pendaftaran calon ketua: 13 Pebruari - 6 Juni 2008
* penghitungan suara: waktu PIT IAGI Ke-37 di Bandung
AYO, CALONKAN DIRI ANDA SEKARANG JUGA!!!

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims 

RE: [iagi-net-l] perhitungan cadangan aspal

2008-03-11 Terurut Topik Winderasta, Wikan (wikanw)
Sebagai tambahan info:

Produksi minyak (oil crude) dari bitumen (tar sand) tidak serta merta
diperlakukan seperti minyak biasa. Menurut SEC/SPE, eksploitasi bitumen
dari penambangan di permukaan (open mining) tidak dimasukkan dalam
kategori oil reserves. Hal ini termasuk juga unconventional oil lainnya
seperti oil shale dan oil coal.

Produksi minyak dari bitumen (tar sand) bawah permukaan (misalnya SAGD)
memerlukan penanganan khusus begitu keluar dari well head (sebagai crude
oil), yaitu mencampurkannya dengan minyak nafta (kira-kira 75% bitumen
crude oil dan 25% nafta) untuk dapat dialirkan melalui pipa menuju
upgrader refinery. Di refinery ini dihasilkan syncrude (synthetic crude)
yaitu minyak mentah yang bersifat lebih ringan (30 API-gravity) dari
heavy oil crude asalnya (8-24 API-gravity), sehingga lebih memiliki
nilai komersial untuk diproses lanjutan dalam petrochemical refinery.

Kalau aspal Buton apakah lebih tepat disebut dengan asphalt pit (bitumen
yang bocor ke permukaan) ? Setahu saya jenis ini lebih banyak dikenal
untuk asphalt concrete (atau aspal untuk material jalan) dibandingkan
sebagai minyak mentah (crude oil). Kalau nggak, aspal sebagai hasil
residu pengolahan crude oil di petrochemical refinery.

Jadi sepertinya tidak ada produksi aspal bawah permukaan, yang ada
adalah bitumen crude oil dari tar sand (bitumen) bawah permukaan.
Mungkin ada yang lebih tahu kalau ada produksi aspal bawah permukaan ?

ww


-Original Message-
From: kartiko samodro [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, March 12, 2008 5:02 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] perhitungan cadangan aspal

Di Athabasca Canada , sudah sering dilakukan exploitasi bitumen dengan
well development sistem sagd ( steam assisted gravity drainage).
jadi kita drilling 2 horisontal wells atas bawah, lalu yang atas kita
injek dengan steam dengan harapan akan mengurangi viscositas dari
bitumen yang ada dan kemudian di produksi oleh well producer di
bawahnya.

On Tue, Mar 11, 2008 at 4:36 AM, <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

>
>
> >
> Kartiko
>
> Apa betul ada eksploitasi aspal bawah
> permukaan , sehingga produksinya seperti minyak atau gas.
> Tolong si
> Abah diberi pencerahan ,kurang gaul saya.
>
> Pertanyaan  Nur
> mungkin perlu diperjelas , apakah kasusnya seperti Buton atau mana 
> ?Karena kalau aspal di Buton , kan hanya merupakan bercak bercak 
> adalam napal Formasi Sampolakosa saja, mungkin tidak merata , sehingga

> sangat sulit menhitung dengan tepat.
>
> Si Abah.
>
> ___
>
>   o yangy dimaksud aspaln, sama atau  han mertidak  dengan bitumen ?
> > kalau bitumen, saya bisa cerita sedikit.
> > untuk volume in place sebenarnya tidak berbeda dengan
> perhitungan
> > volumetric
> > lainnya (brv*ntg*phie*so)
> > yang berbeda hanya saat kita hendak melakukan perhitungan
> cadangan
> > volumetric yang bisa didevelop, yang tergantung pada
> metoda apa yang
> > hendak
> > kita gunakan (mining atau well
> development).
> > untuk mining Mas Nur yang biasa main di batubara
> tentu lebih banyak tahu (
> > mis :  faktor stripping ratio )
> > untuk well development kita pergunakan konsep CNP ( Connected Net
> Pay)
> > yang
> > sangat  tergantung pada metoda develoment
> yang akan digunakan mis: sagd,
> > steam drive dsb, yang akan
> menentukan berapa besar cadangan yang bisa
> > dikembangkan
> >
> > untuk literature tentang bitumen bisa baca baca tentang
> athabasca di
> > canada
> > .
> > 2008/3/4 M. Nur
> Heriawan <[EMAIL PROTECTED]>:
> >
> >> Rekan2
> IAGI Ysh.
> >>
> >> Barangkali diantara rekan2 ada yang
> memiliki
> >> pengalaman bagaimana menghitung
> sumberdaya/cadangan
> >> aspal. Saya sedang mengumpulkan
> literatur tentang itu,
> >> tapi kalau ada diantara rekan2 yang
> berkenan sharing
> >> pengalamannya (bisa via japri) akan
> membantu sekali.
> >>
> >> Terima kasih atas
> perhatiannya.
> >>
> >> Salam,
> >>
> >> Nur H.
> >> FTTM - ITB
> >>
> >>
> >>
> >>
> >>
>
> __
> __
> >> Be a better friend, newshound, and
> >> know-it-all
> with Yahoo! Mobile.  Try it now.
> >>
> http://mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ
> >>
> >>
> >>
> >>
>
> --
> --
> >>
> >> CALONKAN DIRI ANDA SEBAGAI KETUA UMUM IAGI
> 2008-2011  !
> >> PENDAFTARAN CALON KETUA 13 FEB S/D 6 JUNI
> 2008
> >> PENGHITUNGAN SUARA: PIT IAGI 37 DI BANDUNG
> >>
> >>
> >>
>
> --
> ---
> >> To unsubscribe, send email to:
> iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> >> To subscribe, send email
> to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> >> Visit IAGI Website:
> http://iagi.or.id
> >> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> >> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123
> 0085005314
> >> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia
> (IAGI)
> >> Bank BCA KCP. Ma

RE: RE: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru"

2008-03-03 Terurut Topik Winderasta, Wikan (wikanw)
Sebenarnya saya agak sedikit heran, kenapa prosedur drilling lebih
dipermasalahkan dalam kasus erupsi lumpur ini. Sepengetahuan saya,
kejadian blow-out hampir pasti disebabkan oleh "dilanggarnya" prosedur
drilling yang saya pikir lebih tidak disengaja (kecuali zaman dulu di
era minyak Texas akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 ketika blow-outnya
akibat semburan minyak - yang ini memang diharapkan blow-out). Dengan
kata lain kejadian blow-out/kick/loss adalah hal yang biasa dalam
operasi drilling. 

Yang sempat saya alami minimal 3 kejadian blow-out besar saat operasi
drilling, yaitu pertengah tahun-90-an ketika menara rignya amblas ke
dalam tanah, kemudian akhir 90-an ketika menara rignya terbang ke udara,
dan terakhir di awal 2000-an ketika menara rignya tumbang ke tanah. Jadi
menurut saya blow-out secara teknik operasi adalah hal yang "biasa"
dalam suatu operasi pemboran - note: saya berdo'a semoga tidak pernah
mengalami lagi. Tinggal bagaimana upaya untuk mengatasinya (emergency
respon/mitigasi terkait operasi drilling). Cuma ada fakta menggelitik,
ketika ketiga peristiwa blow-out yang saya sebutkan di atas dibayar
dengan hancurnya menara rig dan fasilitasnya. Tetapi kejadian di BJP-1
dengan efek semburan yang sedemikian jauh lebih dahsyat, berdasarkan
info yang saya ketahui, rig-nya ternyata selamat.

Selamatnya rig, dalam arti dapat rig down dan moving-out saya pikir ada
3 hal:
1. Rig telah bekerja dengan sempurna dalam mengatasi kejadian blow-out,
serta melakukan prosedur plug-abandon well (menutup sumur dengan semen
sampai ke lubang di permukaan) yang telah memenuhi prosedur keselamatan.
2. Rig tidak berhasil mengatasi blow-out sehingga harus meninggalkan
lokasi untuk digantikan oleh upaya rig yang lain, misalkan rig untuk
relief well dari lokasi yang lain.
3. Faktor non-teknis.

Saya tidak tahu pasti skenario mana yang terjadi, asumsi saya ketika
terdapat penugasan team relief well, maka Rig pemboran tidak berhasil
mengatasi blow-out. Meskipun dari informasi yang saya ketahui, prosedur
plug-abandon telah terlaksana dengan baik. Mungkin ini bisa dikaji lebih
dalam bagi yang memiliki akses data hasil plug-abandon well.

Dengan kekuatan semburan yang sedemikian besar, menjadi pertanyaan
apakah mungkin hal kejadian ini diatasi oleh relief well ? Mungkinkah
ledakan hydrothermal/mud volcano tidak terjadi apabila relief well bisa
dilaksanakan dengan optimal ? Saya pikir sulit untuk menjawab pertanyaan
itu karena:

1. Kalau diprediksi berhasil dilakukan (seperti keyakinan Dr. Rudi R.),
maka telah terjadi kehilangan critical time untuk melakukan killing
well, sehingga persoalannya berkembang liar menjadi problem killing
reservoir. Critical time ini dapat didefinisikan sebagai periode penting
setelah rig meninggalkan lokasi dengan penyelesaian plug abandon dan
perkiraan waktu diselesaikannya relief well - mungkin sekitar 2-12
bulan? Tetapi seperti disampaikan Pak Rudi dalam satu session TV, team
merasa kesulitan untuk menyelesaikan karena kurangnya faktor dukungan
operasi. Saya tidak tahu sejauh mana kebenarannya - mungkin bisa menjadi
option untuk "dikaji". Sayangnya critical time untuk killing well
tersebut sudah jauh lewat sehingga usaha mengatasi semburan dengan
relief well untuk killing well kembali akan jauh lebih sulit.

2. Interverensi alam terlalu kuat. Saya cenderung faktor alam seperti
gempa (liquifaction batuan menurut pendapat Pak Awang) ataupun incharge
acquifer dari gunung Penanggungan (seperti diungkapkan Pak Rovicky dalam
blog Dongeng Geologi) lebih mendorong terbentuknya engine erupsi lumpur
yang terlalu besar untuk kejadian sebuah blow-out oleh drilling.
Faktanya erupsi besar justru terjadi 2 bulan setelah 27-May (tercatat
oleh monitoring flow rate lumpur - Mazinni dan Dongeng Geologi) adalah
setelah critical time untuk killing well.


Hal lain yang masih menjadi pertanyaan bagi saya adalah demikian besar
energi yang mengakibatkan semburan lumpur sampai saat ini. Pak Rovicky
menjelaskan dalam kartunnya di blog Dongeng Geologi, meskipun masih
menyisakan berbagai pertanyaan bagi saya. Hipothesis Pak Rovicky
mengenai incharge air dalam aquifer Formasi Kujung menawarkan konsep
material balance untuk munculnya fluida air (uap) secara menerus.
Tentunya ada faktor lain yang tidak kalah besar yaitu suplai material
batuan lunak (lumpur) yang demikian besar. 

Apabila saya analogikan lagi pada sistem injeksi uap, kunci dari sistem
ledakan hidrothermal adalah tekanan fluida uap panas. Perkenankan saya
sekedar berbagi prosedur mitigasi erupsi uap panas yang terjadi pada
operasi injeksi uap, at least sebagai perbandingan dari sistem analogi -
mungkin tidak bisa diaplikasikan secara persis dalam kasus ini karena
tingkat kesulitan yang jauh lebih besar.

1. Membuat kolam penampungan. Ini sudah dilakukan di kasus Sidoarjo.

2. Mematikan sumber masukan fluida uap. Tanpa mematikan sumber masukan
aktif, sistem semburan akan berjalan terus. Kalau sistem artificial
(injeksi uap) adalah mudah karena hanya memat

RE: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru"

2008-02-28 Terurut Topik Winderasta, Wikan (wikanw)
Semoga tidak membuat capek yang tidak berkenan.

Tapi saya sebenarnya sungguh takjub dengan sedemikian besar material
yang mampu dikeluarkan oleh kejadian erupsi ini. Saya sepanjang karier
bekerja dalam lingkungan lapangan injeksi uap belum pernah melihat
kejadian yang seperti lumpur lapindo.

Sebagai gambaran lapangan injeksi uap dioperasikan dengan menginjeksian
1 juta barrel uap panas setiap hari (1 MMBSPD) dengan tekanan pompa
sebesar 200-400 psig untuk mencapai kedalaman injeksi 300-700 ft
(100-300 m) untuk wilayah seluas 60 km2. Tekanan formasi terukur
mencapai 200-250 psi pada kedalaman 500 ft. Cukup sering terjadi erupsi
uap panas ke permukaan, dan kejadian paling serius di akhir 1990-an bisa
diatasi kira-kira dalam waktu 2 bulan (padahal semburannya sempat
melemparkan rig drilling ke udara setinggi 30 m), dan terhitung volume
lumpur yang spill-out "cuma" 2 juta meter kubik. 
Saya pikir di wilayah operasi ini potensi semburan uap/lumpur adalah
sangat tinggi. Tetapi setiap kejadian bisa terkendali dan alhamdulillah
tidak berkelanjutan seperti kejadian di Sidoarjo. Adapun kejadian erupsi
yang terjadi tiba-tiba tanpa ada kegiatan pemboran tidak pernah
melibatkan volume dan waktu pengendalian yang bisa dikategorikan
menyamai kejadian semburan akibat pemboran. Tetapi tetap saja sedahsyat
apapun kejadian di lapangan ini belum pernah menyamai kejadian di
Sidoarjo.

Sampai sekarang saya belum habis pikir sebesar apa kekuatan yang bisa
menyemburkan lumpur sedahsyat Sidoarjo. Bagaimana bisa batuan keras di
kedalaman ribuan meter bisa hancur lumat menjadi lumpur dengan volume
yang luar biasa (kira-kira sudah 1 tahun kejadian berjalan dengan rate
100rb bpd = 36 jt barrel) dan tersembur ke permukaan. Apakah ada tekanan
insitu yang sedemikian tinggi dan bersifat latent dengan batuan lunak
yang kemudian diusik oleh pemboran menyemburkan volume sedahsyat itu?
Bagaimana bila dibandingkan dengan suatu reservoir dengan kondisi
artificial yang sudah diinjeksikan uap sebesar 7 milyar barrel (1 MMBSPD
selama 20 tahun) tapi tidak mampu memiliki kekuatan yang setara. Ataukah
perlu suatu interverensi kekuatan lain untuk memunculkan efek
penghancurkan volume batuan sebesar itu ? 

Mungkin saya salah, tapi kalau boleh berpendapat kalaupun lumpur
menyembur sendiri tanpa ada trigger pemboran, rasanya nggak akan
sedahsyat ini, mungkin seperti letupan Bledug Kuwu saja. Sebaliknya
kalau pemboran memberikan jalan bagi lumpur untuk menyembur, rasanya
tetap perlu bantuan energi ekstra lain untuk mengkondisikan volume
fluida dan batuan yang terhancurkan sedemikian besar.

Mungkin yang menjadi pertanyaan, kalau lubang bor sudah dipasang casing
sampai ke bawah, apakah lumpurnya tetap menyembur? Walahualam.

Salam,
ww



-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, February 28, 2008 3:12 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru"

Sepakat dengan Pak Awang, siapa bilang gempa kecil ngga bisa mentriger ?
"Evidence" (bukan prove/bukti) yang ada saat inipun hanyalah hubungan
temporal-relational bukan bukti relasi kausal ! Pak awang menyebutkannya
dalam 4 point dibawah. Ini mirip hubungan antara bulan dengan gempa,
yang selama ini hanya diketahui temporal relationnya.
Asal jangan sampai nanti menyalahkan bulan looh ya :) Dalam kasus hukum
setahuku kalau masih ada dispute maka teori tidak dipakai dalam
memutuskan kasus hukum.
Jadi teori hubungan gempa-MV ini  menurutku akan batal demi hukum ...
buat geoscienteis ya tentusaja masih bisa dijadikan objek penelitian,
kan ?

Kunci untuk membuka tabir misteri ya tentusaja "realtime measurement"
data, yang akuisisi datanya dilakukan pada saat drilling dilakukan.
Banyak sekali chart-chart yang dibuat selama drilling. Tentusaja data
inilah yang akan membuka pintu tabir ini. Do we have that ? I believe we
do somewhere ?
- Drilling sequence, atau drilling activities selalu dicatat dari
jam-ke-jam, bahkan setiap langkah harus ada note atau catatan (sesuai
yang ada dalam chart IADC)
- Interpretasi kejadian misal "partial loss, total loss" yang dilansir
oleh Pak Awang ini mestinya tercatat dalam salah satu chart yang ada.
Kenapa saya sebut interpretasi, karena datanya hanya menunjukkan
mengecilnya jumlah lumpur total. Bisa saja lumpurnya tumpah, misalnya,
dan ini bisa dicross chek dng kesaksian Mud Engineer.
- Tentusaja "partial loss dan total loss, kalau ada" yang "bersamaan"
dengan gempa juga semestinya akan gugur dalam kasus hukum (dengan
pertimbangan diatas tadi yaitu "unknow causal relation").

Dengan demikian sependek pengetahuan saya, maka kajian kausal dengan
"tersangka-nya" proses pengeboran yang tepat adalah dilakukan oleh
Drilling Engineer bukan geoscientist !

:( "Pakdhe, ya pantes aja kalau geologistnya berseteru !"
:D "Thole, geoscientist itu bukan engineer !"
:( "Lah Pakdhe kok insinyur ?"
:D "Hust !!"

RDP

2008/2/28 Awang Harun Satyana <[EMAIL PROTECTED]>:
> Manga dan Brodsky (2005) hanya analisis

RE: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Reminder: TODAY, Luncheon Talk HAGI - Potensi Giant Field di Pantai Barat Sumatra - Aceh?

2008-02-22 Terurut Topik Winderasta, Wikan (wikanw)
Pak Awang,

Apakah memang benar Cekungan Sibolga dalam sejarah tektonik bukan
poly-history basin ? Apakah ketika melihat sediment pre-miosen tengah
kalau bisa at least dianalogikan kemungkinan setara dengan endapan fase
sagging / post-rifting di CSB/Ombilin. Saya tidak tahu apakah ada
endapan fase rifting. 
Di pertengahan tahun 90 saya pernah melakukan observasi pada singkapan
di beberapa sungai dan pesisir barat Sibolga-Aceh Barat (Krueng Tripa,
Sungai Woyla, Aek Bargo ?). Beberapa lintasan memiliki lapisan batuan
yang mirip-mirip batuan early Miosen dari Group Sihapas di CSB atau
bahkan bila mendekati basement mirip yang lebih tua seperti Sawahtambang
di Ombilin (Oligo-Miosen). Bahkan di beberapa lokasi, lipatan-lipatan
dari lapisan perselingan batupasir-shale sangat mengesankan. Mungkinkah
Cekungan Sibolga juga merupakan poly-history basin - meskipun sejarah
tektoniknya mungkin tidak selengkap NSB/CSB/SSB (recent back-arc
basins). Apabila pre-mid miosen merupakan passive margin, tidak
mungkinkah wilayah Sibolga-Aceh Barat juga mengalami rifting di lokasi
tertentu yang menghasilkan through-through yang endapannya setara dengan
grup Pematang/Talang Akar dengan source rock shalenya ?

Salam,
ww




-Original Message-
From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, February 22, 2008 4:17 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Reminder: TODAY, Luncheon
Talk HAGI - Potensi Giant Field di Pantai Barat Sumatra - Aceh?

Pak Amin,

Terima kasih atas ulasan ringkasan acara luncheon talk kemarin, maaf
kemarin saya tak sempat memperhatikan Pak Amin karena banyak sekali yang
hadir; kalau Pak Amin bertanya di forum itu tentu saya jadi tahu ..oh
ini yang namanya Pak Amir Al Amin, selama ini hanya tahu via milis saja.

Bila build ups yang ada di dalaman Sibolga itu adalah reefs dan
mengandung gas biogenik, tentu bisa dikomersialkan, bergantung kepada
berapa volumenya dan berapa besar biaya eksplorasi-produksinya,
pengangkutannya, lalu pasarnya di mana. Bila ekonomis, tentu berharga
untuk dikembangkan.

BPMIGAS juga mengawasi kontrak-kontrak unconventional gas termasuk
biogenic gas dan CBM (yang CBM belum ada yang jadi kontrak). Di beberapa
lapangan gas di Indonesia terdapat biogenic gas yang diproduksikan
meskipun dalam bentuk mixing dengan thermogenic gas, misalnya gas dari
Lapangan Wunut Lapindo di Jawa Timur dan gas dari Lapangan Kampung Baru
Energy Equity di Sengkang, Sulawesi Selatan.

Di dunia, banyak gas biogenik sudah diproduksikan, misalnya di Cook
Inlet Alaska (nanti saya ulas lebih detail karena ini forearc basin), Po
Valley di Italia Utara, Powder River Basin di Wyoming dan Montana, USA,
atau di West Siberia, Rusia. Khusus yang di Siberia begitu besarnya
cadangan gas biogeniknya, sampai ada satu lapangan dengan cadangan gas
biogenik terbesar di dunia : Urengoy Field (218 TCFG) - volumenya kalau
dikonversikan sama saja dengan 36 bilyun barrel oil.

Di Cekungan Sibolga sebelah timur banyak reef Miosen yang telah ditembus
sumur oleh Union Oil dan Caltex; beberapa mengandung gas biogenik dengan
metana 99 % (sayang saya tak punya data isotop karbon-13 dan isotop
deuteriumnya; kalau ada kita bisa tahu lebih jauh kejadian gas ini dan
penting buat melakukan evaluasi petroleum system-nya sampai ke seluruh
Cekungan Sibolga). Saat itu gasnya disebut tak ekonomis, sebagian bocor
karena tipisnya sealing beds akibat dangkal. Nah, reef2 dalam di
depocenter Sibolga kalau ada reefs di situ punya peluang bisa menahan
volume yang lebih besar tentunya sebab seal capacity di situ jelas akan
lebih baik daripada yang dangkal.

Salam,
awang

-Original Message-
From: Amir Al Amin [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, February 22, 2008 10:25 C++
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Reminder: TODAY, Luncheon
Talk HAGI - Potensi Giant Field di Pantai Barat Sumatra - Aceh?

Sebagai peserta pasif, dan sedikit awam , summarynya +/- sbb.

Pak Yusuf menemukan di seismic datanya, carbonate build up dan bright
spots.
Lokasinya di kedalaman laut >700m.
Beliau menyampaikan adanya potensi HC dari data ini.
Itu-itungan dari volume batuan x porosity dapatlah ruang sekian barrel.
Yang dikutip media sekian barrelnya tuh adalah HC/ Oil yang jelas >>
dari Arab.
Beliau juga menemukan kemenerusan fracture berarah SW-NE, yang mungkin
bisa menjadi heat conduit (??).
untuk mematangkan HC.


Pak Andang menyampaikan, potensi fore arc basin di Indonesia, dan negara
tetangga.
Intinya, masih ada peluang di area itu. Bisa jadi yang sekarang fore
arc, dulunya back arc.
Atau fore arc nya masih punya basement continental.
Data pemboran th 70 an, dari sumur terdekat , yang berada di kedalaman
dangkal 100m.
mengindikasikan gas.

Pak Awang, di bagian muka mengulas berita 2 di media yang menggunakan
istilah-istilah, yang bisa menyesatkan. Misal 'Discovery, Field, Lebih
besar dari Arab Saudi"
Beliau menegaskan kalau data pengeboran di sumur terdekat hanya
mengindikasikan Bi

RE: [iagi-net-l] Many Biofuels Have More Climate Impact Than Oil

2008-01-17 Terurut Topik Winderasta, Wikan (wikanw)
Sekilas info mengenai biofuel, kalau di Indonesia dalam hal ini
biodiesel. 

Kampanye penggunaan biofuel secara massal memang ditujukan untuk
diversifikasi sumber energi (pengurangan fosil fuel) serta mengurangi
polutan dalam aspek lingkungan. Hasil studi dari berbagai institusi (US
DOE, California Air Resources Board, Auto Alliance,etc.) menyebutkan
telah terjadi pengurangan yang signifikan dari produk diesel zaman
sekarang dan juga GTL :

5,000 PPM (parts-per-million) maximum count of sulfur for common diesel
15 year ago
500   PPM (parts-per-million) maximum count of sulfur in Low Sulfur
Diesel (LSD)
15PPM (parts-per-million) maximum count of sulfur in Ultra Low
Sulfur Diesel (ULSD) 
< 5   PPM (parts-per-million) sulfur level in Gas-To-Liquid diesel (GTL)


Mengapa kok perlu diesel sebagai biodiesel ? Keuntungan biodiesel adalah
: diversitas dari supplai energi (alternatif terhadap petroleum fuel)
dan lebih ramah lingkungan (tingkat biodegradasi lebih tinggi,
renewable, mengurangi polutan emisi mesin diesel). Berhubung biodiesel
membutuhkan bahan dasar tanaman (sebagian dari animal fat), maka inilah
yang masih mengandung bad news terutama dikaitkan issu pangan (tahu
tempe jadi mahal), lahan, dan proses pembuatannya. Untuk di US soybean
menjadi most cost-effective sedangkan di Indonesia dipilihlah jarak.
Untuk produk biodiesel sendiri, berhubung penggunaan unblended biodiesel
(100%) memerlukan mesin khusus, maka konsekuensinya biodiesel harus
blended (dicampur dengan petroleum-based diesel atau solar). Secara umum
hampir semua mesin diesel bisa menggunakan 5% blended biodiesel tanpa
dilakukan modifikasi mesin, sedangkan 20% blended memerlukan modifikasi
mesin (sifat biodisel yang lebih banyak mengandung pelarut memudahkan
untuk menyumbat filter mesin). Hampir semua pabrik mesin mobil tidak
merekomendasikan penggunaan blended biodisel > 20%. Berapa ya konsumsi
minyak diesel di Indonesia (baik mobil maupun industri) ? Sebagai
perbandingan, untuk di US:
- 46 Billion Gallons of diesel consumed by U.S. in 2005(source: API) 
- 75 Million Gallons of biodiesel consumed in the U.S. in 2005(source:
National Biodiesel Board) - atau sekitar 0.16% dari total konsumsi
diesel
- 500,000 Gallons of biodiesel consumed in the U.S. in 1998(source:
National Biodiesel Board) - atau terjadi peningkatan 150 kali lipat
setelah 6 tahun
Berbagai studi menyatakan biodiesel sendiri diharapkan bisa digantikan
oleh BTL (biomass to liquid) yang diharapkan bisa menggunakan sampah
organik, daripada menggunakan tanaman pangan atau keras sebagai bahan
dasarnya.

GTL yaitu bahan bakar cair yang dibuat dari gas alam, sebenarnya lebih
baik dari biodiesel baik dari segi pemanfaatan bahan bakunya maupun
hasilnya. Sehingga ke depan GTL sebagai sumber minyak diesel lebih
berpotensi menguntungkan dibandingkan dengan biodiesel yang rawan dengan
berbagai issue. Meskipun demikian, berbeda dengan CNG (compressed
natural gas), GTL memerlukan modifikasi dari mesin mobil. 

Salut untuk kompleks Pertamina di Prabumulih yang mampu memanfaatkan gas
sebagai sumber energi di perumahannya, dan saya dengar juga beberapa
daerah percontohan di Cirebon melakukan hal yang sama. Di wilayah
operasi Chevron di Riau pemanfaatan gas alam juga dilakukan untuk bisa
mengurangi minyak sebagai bahan penghasil uap panas dan listrik untuk
kegiatan operasi steamflood dengan penerapan teknologi co-generation
(generator yang sekaligus menghasilkan uap panas dan listrik). Sekitar
50,000 bopd bahan bakar minyak yang digantikan oleh gas pada akhirnya
bisa diklaim sebagai bagian lifting oil nasional oleh Dept.energi

Tapi saya sangat setuju dengan pernyataan Pak Agus di bawah mengenai:
"Teknologi Tepat Guna setiap daerah mempunyai potensi sumber energi
apa yg cocok harus dikembangkan di daerah tsb". Biofuel adalah produk
untuk alternatif solusi problem wilayah perkotaan (yang rakus bbm dan
diterpa issue polusi), sedangkan issue kekurangan energi di pedesaan
mungkin lebih akan kebutuhan listrik. Banyak pemanfaatan alternatif
energi lain yang bersifat mikro dan teknologi sederhana (biogas dari
ternak, tenaga angin, matahari) yang sangat cocok untuk pengadaan
listrik lokal daerah pedesaan, yang seharusnya mendapatkan porsi
perhatian pemerintah baik dana maupun teknologi. Banyak sekarang
pesantren di desa yang nggak perlu beli minyak tanah lagi karena bisa
swadaya energi dengan pemanfaatan kotoran ternak mereka untuk dijadikan
biogas. Teknologi sederhana tapi bermanfaat. Bentuk-bentuk koperasi
bidang energi mungkin bisa mendukung program untuk pengembangan suplai
energi di lingkungan yang lebih luas (desa atau kecamatan).

Tambahan juga, perlu dikampanyekan untuk budaya MALU MEMBELI BAHAN BAKAR
BERSUBSIDI khususnya warga di kota. Subsidi kalau untuk umat muslim
adalah seperti uang zakat yang hanya layak untuk warga yang kurang
mampu. Sungguh malu bila seorang muslim yang mampu berzakat tapi masih
membeli bbm bersubsidi. Demikian juga untuk warga yang lainnya yang
mampu. "Bisa beli

RE: [iagi-net-l] Gunung Muria - mati atau tidur ?

2007-09-26 Terurut Topik Winderasta, Wikan (wikanw)

Menurut saya penentangan pembangunan PLTN adalah penentangan oleh
penduduk sekitar lokasi pembangunan PLTN yaitu wilayah Muria, Kudus, dan
sekitarnya. Sebenarnya patut dicermati mengapa mereka menolak. Bagi
saya, dapat dipahami penolakan tersebut menimbang azas manfaat
dibandingkan potensi resiko yang akan mereka tanggung. Apabila
persentasi daya listrik yang dibangkitkan oleh PLTN tersebut sedikit
yang dapat mereka nikmati untuk kemajuan daerah mereka ataupun untuk
mencukupi kebutuhan listrik mereka, tentu saja sangat tidak adil apabila
mereka harus menanggung potensi resiko yang besar tersebut.

Kita harus kembalikan lagi untuk kepentingan siapakah daya listrik PLTN
tersebut, apakah dibagi rata untuk seluruh Jawa-Bali, ataukah untuk
industri di Semarang atau untuk menerangi apartemen/real estate/papan
iklan di Jakarta ?

Sudah seharusnya program pembangunan diselaraskan dengan kemampuan
wilayah itu sendiri untuk mensuplai energi/listrik. Menurut saya lebih
mewujudkan azas keadilan apabila PLTN dibangun di wilayah Jabotabek,
seperti PLTD di yang telah dibangun di wilayah Jakarta. Pengembangan
wilayah seperti Jabotabek harus disesuaikan dengan kemampuan wilayah itu
sendiri dalam mensuplai energi. Jangan sampai wilayah sentra pembangunan
MEMERAH wilayah lain, bahkan harus menanggung resiko, sementara dengan
kemampuan mensuplai energi, pembangunan tidak terdesentralisasi dengan
baik dan adil.

Ini juga seperti kasus pipanisasi gas dari Kalimantan ke Jawa, atau
pengapalan batubara dari Sumatra ke Jawa. Apakah sedemikian rakusnya
wilayah Jawa sehingga wilayah lumbung energi sendiri sangat kekurangan,
bahkan menjadi wilayah miskin dan tidak mendapat kesempatan pembangunan.
Intinya konsep pembangunan energi/prasarana sekarang ini tidak mendukung
upaya pemerataan pembangunan ke wilayah dengan potensi energi, maupun
upaya mengendalikan perkembangan wilayah yang tidak memiliki daya dukung
energi.

PLTN berbeda dengan PLT panas bumi atau PLTA yang memanfaatkan energi
alam sehingga tidak dapat dipindahkan lokasinya. PLTN bisa dibangun
dimana saja. PLTN lebih baik dibangun di wilayah yang memang memerlukan
energi tapi kekurangan suplai daya khususnya dari tenaga alam. Dengan
kata lain kalau mau bangun PLTN bangun saja di dekat kota Jakarta. Toh
bangunan PLTN pada dasarnya adalah bangunan tahan gempa. Siapa yang
butuh harus berani menanggung resiko.

Salam,
ww



-Original Message-
From: Leonard Lisapaly [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, September 26, 2007 11:47 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Gunung Muria - mati atau tidur ?


Ada sebuah buku biografi mantan dekan FMIPA UI (Prof. Parangtopo) yang
ditulis beberapa tahun lalu. Salah satu bagian menuliskan sikap beliau
yang menentang pembangunan PLTN. Alasannya adalah siapkah SDM kita untuk
proyek yang membutuhkan presisi dalam segala hal?

LL

-Original Message-
From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, September 26, 2007 9:06 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Gunung Muria - mati atau tidur ?



Sebenarnya, alam mungkin nomor dua terhadap bahaya PLTN ini, yang
dikuatirkan adalah bagaimana kalau PLTN itu dibangun dengan bahan2 yang
tak sesuai bestek-nya karena "dikorupsi" oleh yang berwenang. Banyak kan
kasus proyek2 di Indonesia di-downgrade pembangunannya agar sebagian
dananya bisa dirampas dan masuk kantong ? Sekolah2 Inpres saja dikorupsi
pembangunannya, busway juga, apalagi proyek besar seperti PLTN. Jadi,
sebaiknya Indonesia membereskan dulu penyakit korupsinya sebelum
membangun PLTN, begitu kata Franz Magnis-Suseno, filsuf Dryarkara dalam
suatu seminar tentang PLTN di Salatiga baru2 ini.

Salam,
awang






-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Tuesday, September 25, 2007 4:18 C++
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Gunung Muria - mati atau tidur ?

Sehubungan dengan lokasi PLTN.
Adakah yang tahu ttg Gunung Muria ini apakah sudah mati dapur magmanya
atau cuan tidur saja (doormant) Lantas gimana kita bisa tahunya ? Apakah
ada bukti fisis atau hanya model ?

RDP

--
http://rovicky.wordpress.com/



JOINT CONVENTION BALI 2007
The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and
Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007


To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI
Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara
Mulia No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
--

RE: [iagi-net-l] 2nd Porosity Petrophysic vs Petrography in Carbonate

2007-08-05 Terurut Topik Winderasta, Wikan (wikanw)
Pak Andri dan pak Shofi,
 
boleh di-share metode perbandingan kuantitif nilai log dan
core/petrologi secara umum saja - nggak mesti untuk karbonat? 
 
Apakah digunakan nilai "mean" dari delta kumpulan data point kedua
object/data tersebut sebagai nilai "general bias"? Apabila diinginkan
nilai "error atau uncertainty" dari log terhadap core, apakah digunakan
harga standard deviasi dari nilai discrete data ataukah setengah dari
range nilai low-high (misal : nilai min-max ataukah P10-P90) ? 
Bagaimanakah bila digunakan nilai mean absolut dari delta data, apakah
bisa dianggap sebagai magnitude dari error log terhadap core tsb?
Manakah yang lebih tepat digunakan mean absolut tsb, bila dibandingkan
dengan nilai standard deviasi atau setengah dari range nilai low-high ?
 
Saya sendiri kurang menyukai nilai "correlation coefficien" plot kedua
data tersebut karena tidak menyatakan unit properti batuan yang
sesungguhnya, sehingga sulit diintegrasikan untuk kuantifikasi
ketidakpastian, misal dalam perhitungan volume cadangan (resources).
 
terima kasih atas pencerahannya.
ww



From: Andri Subandrio [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Monday, August 06, 2007 1:00 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] 2nd Porosity Petrophysic vs Petrography in
Carbonate


Mungkin ini bisa jadi jalan tengah, yaitu mengawinkan log petrology &
petrophysic. Saya pernah melakukan quantitative petrological analyses
dari cutting. Hasilnya berupa angka porositas dalam %. Pekerjaan ini
memerlukan ketelitian dalam pengamatan porisitas dalam butiran cutting,
oleh karena itu untuk satu sayatan dari range kedalaman tertentu bisa
dipotret sampai 100 kali dan kemudian setiap temuan tekstur dan
porositas dimasukan dalam tabel. Hasil penghitungan porositas tiap
kedalaman lalu kita plot terhadap kedalaman, mirip grafik log. Grafik
log petrologi lalu kita sandingkan dengan petrofisik. Pada waktu kami
kerjakan analisis petrologi kuantitatif dan petrofisik ternyata bisa
saling membantu. Selamat mencoba.
 
 
Salam 
 
AnssM

- Original Message - 
From: Shofiyuddin   
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Monday, August 06, 2007 11:34 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] 2nd Porosity Petrophysic vs
Petrography in Carbonate

Mas Andri,
Memang segala sesuatunya harus kembali kepada asal. Nah log pun
sama, harus dikalibrasi lagi kepada batuannya, bentuknya bisa kepada
deskripsi batuan inti (core), sayatan tipis, SEM dan XRD. Begitu juga
dengan sifat fisik batuan laen seperti porosity dan permeability. Tanpa
itu, log tidak punya referensi. 
 
Kalo kita bicara batuan, kita bicara yang paling detil (dari
micron same meter. Kalo kita bicara log, kita bicara dibilangan cm sampe
meteran, tergantung jenis lognya apa. Bicara seismik bicara pada kisaran
yang lebih besar lagi dari log. 
 
Nah yang sedang saya share ini bagaimana usaha kita untuk
mengenal adanya porositas sekunder dari log dimana dari pengamatan core
ditemukan adanya vuggy porosity. Secara umum, sonic log sering disebut
sebagai salah satu tool yang cukup efektif untuk mengenal porositas
sekunder ini sehingga banyak persamaan muncul yang diertai dengan asumsi
yang berbeda berbeda beda. Salah satu contoh adalah penggunaan rumus SPI
(Secondary Poroitas Index) digunakan dengan aumsi bahwa sonic log tidak
melihat sama sekali adanya vug, jadi selisih antara porositas total
dengan sonic dilihat sebagai adanya porosoitas sekunder. Untuk rumus
Nurmi sedikit laen lagi karena dianggap alat sonik mampu untuk melihat
"sebagian vuggy porosity, sekitar 50% dari aktual" nya. Nah begitu juga
yang rumus yang laen. 
 
Yang menjadi masalah ditempat saya adalah kenapa justru
porositas yang dihitung daro sonik kok lebih besar dari porositas
totalnya (yang dihitung dari density dan neutron log)? nah itu yang saya
lagi cari pak.
 
Salam 
 
Shofi
 
 


 
On 8/6/07, Andri Subandrio <[EMAIL PROTECTED]> wrote: 

Bung Shofiyuddin yng budiman, saya bukan ahli
petrophysic, tapi saya mau sharing atas dasar pengalaman saya bekerja
sebagai petrologis untuk reservoir karbonat. Sebelumnya saya mohon
segera dikorensi apabila ada yang kurang tepat. Beberapa ayang perlu
diperhatikan pada karbonat antara lain : 
1. Geometri, dimensi dan skala: Karbonat terutama yang
berasosiasi dengan reef dan paparan mempunya geometri yang berbeda
dengan klastik biasa seperti batupasir. Misalnya pada reef, tekstur dan
besar butirnya sangat beragam tergantung jenis  "organik" seperti coral
and associate yang tumbuh berdasarkan kedalaman. Pada lingkungan ini
kemunginan ada 'primary porosity" yaitu terdapat disela-sela kerangka.
Geometri seperti ini akan sangat baik direkonstruksi dengan pemodelan
yang dibangun dari pengamatan lapangan modern reef seperti pulau Seribu
dan ancient reef seperti di Formasi R

RE: [iagi-net-l] Respon-2 Surat Terbuka Kepada Ketua Umum IAGI

2007-03-16 Terurut Topik Winderasta, Wikan (wikanw)
Sekedar usulan dan sumbang saran...mungkin sebenarnya sudah menjadi
agenda Timnas penanggulangan lumpur. Saya harapkan demikian, karena saya
tetap percaya kepada timnas.
 
Solusinya ada 3 dalam kaitan faktor alam (geologis kan nggak ngurusin
ganti untung/rugi kan), yaitu:
 
1. Menyetop semburan atau paling kurang mengurangi intensitasnya. Hal
ini yang sudah sangat intens diusahakan oleh timnas Penanggulangan
lumpur. Kalau berhasil alhamdulillah, kalau nggak ya namanya usaha.
 
2. Evakuasi/relokasi penduduk dan infrastruktur terkait dengan luasan
daerah genangan dan amblesan. Nah ini perlu studi prediksi/pemodelan dan
usaha surveillance yang harus dilakukan oleh instansi yang konsisten
terus bekerja. Nggak bisa nungguin voluntary, apa gunanya anggaran
negara kalau bukan untuk kebaikan rakyat. Dan ada payung hukum untuk
enforcement evakuasi/relokasi. 
 
3. Pengambilan keputusan mengenai material lumpur yang ada : mau dibuang
ke laut atau dibiarkan saja tergenang jadi danau lumpur (termasuk
potensi pemanfaatannya dan penataan ruang juga).
 
Kalau masih ada energi, studi penyebab mud-volcano dan antisipasi agar
tidak terulang juga bisa menjadi solusi tambahan terutama untuk
kepentingan hukum dan bisnis.
 
salam,
ww



From: nyoto - ke-el [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, March 16, 2007 3:54 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Respon-2 Surat Terbuka Kepada Ketua Umum IAGI


Memang problem pokoknya saat ini sebetulnya bukan apa penyebab
terjadinya LUSI, apakah karena drilling sumur BJP-1 atau karena gempa
Yogya.
 
Yang penting sekarang, apa langkah2 yang harus dilakukan oleh pemerintah
sehubungan dengan "bencana alam nasional" tsb, saya sebut bencana alam
nasional karena sudah berskala besar dampaknya. 
 
Sehingga pemerintah dalam hal ini harus bertindak tegas & cepat, jangan
hanya me-nunggu2 hasil penyelidikan yang kurang jelas arahnya.  Apakah
kontraktor "harus" disalahkan atau tidak, terus ditetapkan siapa yang
harus mengganti-rugi kepada rakyat yang menjadi korbannya, karena sudah
terlalu banyak kerugian yang diderita masyarakat, kehilangan rumah
tempat tinggal, halaman, kebun & pohon-tanaman, pabrik, lapangan
pekerjaan, sekolah2 & tempat2/fasilitas2 umum lain terlalu banyak yang
telah hilang. 
 
Dan diadakan program evakuasi permanen dengan menyiapkan lahan baru
(kalau masih mungkin), atau dengan program transmigrasi sukarela, dll.
Yang penting harus ada langkah nyata dari pemerintah pusat (jangan hanya
mau menerima bagi hasil produksi minyak-gasnya saja, kalau terjadi
kerugian juga harus mau dibagi hasil dengan pemerintah pusat yaitu mau
ikut menggantirugi, misalnya), bukan hanya menunggu & menunggu saja ...
apalagi yang ditunggu ? nunggu sampai terjadi korban lebih banyak lagi,
dimana mungkin bisa terjadi amblesan yang boleh jadi spektakuler atau
pelan2, tapi yang jelas semua merugikan masyarakat setempat, cepat atau
lambat. 
 
 
Wass,
 
 


 
On 3/16/07, [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED] >
wrote: 


Sedikit komentar dan pendapat, 
Perbedaan pendapat dari penyebab lusi menurut saya bisa salah
satunya disebabkan karena perbedaan background ilmu pengetahuan. 
Misalkan, karena saya seorang operation geologist, yang lebih
sedikit tahu tentang drilling practice dibandingkan pengetahuan saya
tentang geologi regional,   
Tentunya pendapat saya akan lebih condong bahwa penyebab LUSI
adalah akibat pengeboran, apalagi setelah membaca data2 pengeboran yang
dipaparkan oleh saudara Sugeng Hartono (walaupun masih mungkin banyak
data yang tidak diungkap). 

Walaupun secara pribadi, setelah membaca email2 sebelumnya yang
diantaranya dari Pak Awang, saya tidak menutup diri bahwa ada faktor
lain penyebab lusi. 

Yang saya ingin tanyakan dan concern saya adalah, apakah 2
pendapat ini pada akhirnya akan berdampak besar kepada masyarakat. 
- Apakah pendapat 1, yang menyatakan bahwa lusi karena
pengeboran atau kelalaian, membuat masyarakat lebih diuntungkan karena
mendapat ganti rugi dari pihak terkait ? 
- Dan apakah pendapat 2, yang menyatakan bahwa lusi karena gempa
atau bencana alam, membuat masyarakt dirugikan karena TIDAK mendapat
ganti rugi, karena berarti tidak ada pihak yang harus bertanggung jawab?


Jikalau ini konsekuensinya, tentu akan sangat berat sekali
membenarkan salah satu pendapat bila tidak ada bukti yang sangat akurat 
Diperlukan team yang solid dari berbagai kalangan yang berbeda
background pengetahuan dan bukan hanya interpretasi pribadi masing2. 

Mohon maaf kalau ada kata2 yang salah, hanya pendapat pribadi 

Salam 
Romdoni 


  



edison sembiring <[EMAIL PROTECTED]> 

03/16/2007 03:01 PM 
Please respond to iagi-net 



To:iagi-net@iagi.or.id 
cc: 
Subject:RE: [iagi-net-l] Respon-2 Surat Ter

RE: [iagi-net-l] Mengapa 20 tahun aman kok sekarang banjir ?

2007-02-06 Terurut Topik Winderasta, Wikan (wikanw)
Sebuah diskusi di RCTI tadi malam mengenai banjir antara lain Pak Sekda
DKI, seorang Pak Marco (Ahli Tata Kota), dan seorang bapak anggota
Komisi DPRD

Hal yang menjadi kesimpulan, Jakarta tidak akan bisa sendirian dalam
mengatasi banjir. Karena seperti Pak Ismail sebutkan di bawah, tata
ruangnya sudah terlanjur campur aduk. Kepentingan ekonomi lebih
berbicara (peralihan lahan untuk perumahan dan bisnis). Kalau mau dibuat
tambahan situ-situ penampungan di dalam kota, sudah tidak ada tempat
lagi dan harga tanahnya terlalu mahal. Ekspektasi terhadap Banjir Kanal
Timur dinilai terlalu besar, padahal ini menjadi andalan untuk mengatasi
banjir. Dengan kata lain Pemda DKI menyerah soal banjir ini.

Adapun rencana ke depan (nggak tahu berapa tahun lagi) mengenai
penyelesaian banjir meliputi :

- Penyelesaian banjir kanal timur (2010 ?)- diestimasi hanya dapat
mengurangi banjir sebesar 20-25%. Sebagai catatan kanal ini bukan
sodetan bagi Kali Ciliwung, tapi bagi jaringan kali-kali yang lain di
sebelah timur Jakarta/Ciliwung. Persoalan penyelesaian lebih bersifat
budget (dana yang tidak tuntas) dan sosial (pembebasan tanah).

- Penataan terpadu konsep Megapolitan Jabodetabek plus Bopunjur : konsep
ini akan menyangkut hilir (Jadetabek) dan hulu (Bopunjur). Akhirnya kota
Jakarta akan bergantung kepada daerah sekitarnya untuk menampung
kelebihan air dan juga mengurangi jumlah aliran air ke kota. Beberapa
masalah adalah 
1) Draft Tata Ruang Jakarta yang sudah dibuat sejak tahun 2003 (komitmen
Pak Sutiyoso setelah banjir 2002) ternyata belum selesai sampai
sekarang, apalagi kalau diperluas hingga konsep Megapolitan/Bopunjur. 
2) Terdapat kondisi negosiasi yang lemah antar pemda termasuk dprd saya
kira, sehingga sulit sekali menyatukan visi konsep tersebut (contoh
kasus soal TPA sampah). Pak Sekda ingin menawarkan sharing budget kepada
pemda Jabar (Puncak/Cianjur) sebagai kompensasi, atau alternatifnya
adalah ada badan yang lebih besar (entah dibentuk oleh presiden atau
konsorsium pemda sendiri) yang punya kewenangan budget, politik, dan
eksekusi. PR yang sangat berat tentunya.

Dalam tataran teknis, tentunya konsep kawasan Megapolitan plus Bopunjur
harus meliputi aspek kebumian sebagai dasar perencanaan tata ruang, agar
tidak melulu kepentingan ekonomi. Nah lembaga mana yang bisa bersatu dan
memberikan wawasan/referensi agar proses negosiasi dan penyamaan visi
antar pemda bisa terwujud ? IAGI, PT, BPPT/LIPI ? Semoga demikian, saya
hanya bisa berharap.

Salam,
WW

-Original Message-
From: ismail zaini [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, February 06, 2007 8:55 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Mengapa 20 tahun aman kok sekarang banjir ?

Sebetulnya setelah pengalaman Banjir 2002 ada Proyek Banjir kanal Timur
( pada waktu banjir 96 belum kepikiran karena Istana belum klelep ) yang
mulai dibangun 2003 dg Panjang 23 Km dan akan selesai seharusnya 2007
ini , namun karena terkendala masalah tanah maka baru selesai
pembebasannnya 7 an Km , makanya kemrin menteri PU sudah akan
menggunakan Penpres 36/2005 ttg pembebasan tanah untuk kepentingan umum
( setelah ada Banjir kemarin ). 
Tentunya kepurtusan untuk membuat Banjir Kanal Timur ini ( Oleh PU )
sudah melalui kajian dari berbagai bidang dan termasuk Geologi , lha
wong waktu itu Dirjen Pengairannya nya PU adalah anggota IAGI yang
sekarang Ketua Timnas LUSI ( kalau tdk salah lho ). Problem utamanya
adalah penggunaan lahan yang tdk terkontrol..  jadi masalah penegaan
hukumnya , dimana yang boleh untuk resapan , untuk tinggal , untuk taman
, untuk pertokoan , dst sudah campur aduk gak karuan , sekarang ini
lahan kosong tinngal 9 % , yang seharusnya minimal 30 persen, demikian
diskusi pakar kemarin di Elsinta.
Kalau bajir kanal Timur ini jadi maka misalnya kalau lebarnya 50 m dan
dalamnya 4 m , maka akan ada tempat air baru 4,6 juta meter kubik, kalau
misalnya kemarin ketinggian genangan banjir rata rata 1 m maka ada 460
Ha yang bisa diselamatkan._Paling tidak ini bisa mengurangi genangan
banjir. 
tidak untuk menghilangkan banjir ( ini sekedar itung itungan asal
wae..) Sebetulnya dari namanya saja , Jakarta ini kan tempat air ,
ada Rawa Badak , Rawa Belong , Rawajati , Rawa Buaya , Rawa lumbu, dst (
memang daerah Rawa 2 alias tempat air ) dan ada sungai besar ditengah (
Ciliwung ) Kiri luar ( Cisadane ) dan Kanan Luar ( Kali Bekasi ) ada
kiri dalam ( Kali asanggrahan  ) ada kanan dalam ( kali cipinang ) dst ,
dan kalau dihitung dan dikumpulkan termasuk sungai sungai kecilnya sudah
menjadi Kesebelasan Persija ( Persatuan Sungai Jakarta ) Oleh karena itu
konsep pembangunannya harus Vertikal , tidak horisontal yang banyak
memakan tempat , lha kalau Vertikal kan kalau banjir bisa lihat lihat
dari atas semua. Jadi sekarang justru "Banjir" ini seharusnya jadikan
ikon Jakarta , tinggal merubah pemukiman menjadi rumah rumah susun (
vertikal) , siapa tahu kalau musim banjir banyak turis datang...

ISM


- Original Message -
From: "Rovicky

RE: [iagi-net-l] RE: MINTA INFORMASI

2007-01-23 Terurut Topik Winderasta, Wikan (wikanw)
Mas Syaiful, untuk PIT IAGI Pekanbaru 2006 kemarin, panitia pelaksana
telah mensubsidi (full transport dan akomodasi) delegasi Perhimagi,
sehingga mahasiswa dari Uncen Papua ataupun Unhas Makassar bisa
berpartisipasi naik kapal maupun pesawat melintas Nusantara ke
Pekanbaru. Sayangnya tidak satupun dari anggota delegasi tersebut yang
memberikan techincal presentation/poster. Dalam sponsorship juga khusus
dijual untuk university student program. 

Seharusnya kalau menjadi kewajiban program bagi setiap panitia pelaksana
PIT IAGI untuk menyediakan bantuan bagi student dan diumumkan melalui
leaflet mungkin akan menarik lebih banyak partisipasi dari mahasiswa,
yang mungkin merasa berat untuk menyediakan biaya perjalanan.
Itung-itungan dalam expense budget nggak banyak kok (kurang dari 5%
total expenses).

Seingat saya ada 1 mahasiswa yang menjadi presenter dibebaskan dari
convention registration fee. Sebelumnya telah disarankan agar menjadi
anggota delegasi Perhimagi agar bisa full subsidi, tapi ternyata nggak
dimasukkan dalam delegasi.

Salam
WW

-Original Message-
From: mohammad syaiful [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, January 24, 2007 10:12 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] RE: MINTA INFORMASI

min, tampaknya masukan darimu ini sangat beralasan dan bisa
dipertimbangkan. coba deh nanti diusulkan ke panitia pelaksana.

salam,
syaiful

On 1/23/07, Minarwan (Min) <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Mas Syaiful ysh,
>
> Saya pikir bisa disiasati dengan cara mengalokasikan budget dari 
> perusahaan tertentu untuk men-sponsori (menyeponsori) segala sesuatau 
> yang berkenaan dengan kegiatan presentasi ilmiah para mahasiswa, 
> termasuk "subsidi" biaya akomodasi dan transportasi. Jadi bisa dijual 
> seperti jual "sponsor tas" atau "sponsor jedah minum kopi". Jika bisa 
> gratis 100% untuk para presenter mahasiswa, syukur banget.
>
> Salam
> Min
>
> On 1/23/07, mohammad syaiful <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > cak min, kalo utk IPA, hal sejenis sudah diwujudkan.
> > kalo utk IAGI atau HAGI, setahu saya, belum mampu utk hal seperti
ini.
> > prioritas lain yg lebih perlu dana tampaknya masih lebih penting.
> >
> > salam,
> > syaiful
> >
>
>
> --
> Step back and see the big picture
> Ubuntu Linux User #7746
> http://desaguadero.blogspot.com
>
> -
> siap melancong dan presentasi di Bali pada tahun 2007 ini???
> ayo bersiap untuk PIT Bersama HAGI-IAGI dan asosiasi2 lainnya di Pulau
Dewata!!!
> semarakkan dengan makalah-makalah yang berkualitas internasional...
> -
> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit 
> IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara 
> Mulia No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> -
>
>


-- 
Mohammad Syaiful - Explorationist
Mobile: 62-812-9372808
Email: [EMAIL PROTECTED]

Exploration Think Tank Indonesia (ETTI)
Head Office:
Jl. Tebet Barat Dalam III No.2-B Jakarta 12810 Indonesia
Phone: 62-21-8356276 Fax: 62-21-83784140
Email: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]

-
siap melancong dan presentasi di Bali pada tahun 2007 ini???
ayo bersiap untuk PIT Bersama HAGI-IAGI dan asosiasi2 lainnya di Pulau
Dewata!!!
semarakkan dengan makalah-makalah yang berkualitas internasional...
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-

-
siap melancong dan presentasi di Bali pada tahun 2007 ini???
ayo bersiap untuk PIT Bersama HAGI-IAGI dan asosiasi2 lainnya di Pulau Dewata!!!
semarakkan dengan makalah-makalah yang berkualitas internasional...
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://ia

RE: [iagi-net-l] air balikpapan was:Re: [iagi-net-l] Balikpapan: Air Mengandung Minyak Menyembur di Pembuangan Sampah

2007-01-22 Terurut Topik Winderasta, Wikan (wikanw)
Pak Noor,

Kalau menyangkut listrik byar pet, memang menjadi kasus yang umum di
berbagai kota di luar Jawa. Setahun lalu di Pekanbaru dan kota-kota
minyak di sekitarnya juga mengalami pemadaman bergilir setiap jam
20.00-23.00. Kalau dilihat penyebabnya, dikaitkan dengan debit air di
PLTA Koto Panjang yang sangat rendah, sehingga kapasitas turbinnya tidak
optimal. Aneh juga kota minyak tapi mengandalkan PLTA. Tapi jangankan
membangun PLTD, untuk minyak tanah saja juga sering kali masih tersendat
distribusinya.

Btw, kepincangan ini menurun juga di tingakt daerah, dimana
daerah-daerah pengahasil minyak seperti Duri (di Kab. Bengkalis), Minas
(di Kab. Minas), serta Bangko (Kab. Rokan Hilir) diperlakukan sebagai
perahan bagi otoritas kabupaten masing-masing. Yang terjadi pembangunan
dan kondisi di kota-kota tersebut menjadi sangat memprihatinkan. PAD
ratusan milyar rupiah kembali tidak dapat dinikmati daerah-daerah
penghasil emas hitam tersebut.

Cuplikan berita di koran: gambaran pemikiran yang sangat cupet
Kabupaten Mandau dan Meranti Ditolak

BENGKALIS -- Inisiatif Jakarta mendapat resistensi daerah. Puluhan ribu
masyarakat Kabupaten Bengkalis, Riau, kemarin menggelar aksi unjuk rasa,
menolak pembentukan Kabupaten Mandau dan Kepulauan Meranti. Mereka
mengancam tidak lagi mengakui Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
dan akan pindah menjadi warga negara Malaysia jika DPR mengesahkan
rancangan undang-undang (RUU) untuk pembentukan dua kabupaten tersebut.
''Jakarta Jauh, Malaysia Dekat dengan Bengkalis'', ''Bengkalis Mekar SBY
No, Abdullah Ahmad Badawi Yes'', bunyi poster, spanduk, dan yel-yel
pendemo.

Massa terdiri dari pelajar SD, SMP, SMA, mahasiswa, dan pegawai negeri
sipil (PNS). Mereka melakukan aksi jalan kaki sepanjang lima kilometer
dari Lapangan Tugu menuju Gedung DPRD Bengkalis.

Pengunjuk rasa lalu menggelar orasi secara bergiliran. Salah satu tokoh
masyarakat Bengkalis, Aziz Arika, mengatakan, Kecamatan Mandau adalah
bagian dari Kabupaten Bengkalis yang memiliki potensi penghasil minyak
terbesar. 

Hal itu jelas menjadi sumber utama pendapatan asli daerah (PAD)
Kabupaten Bengkalis. ''Hampir seluruh 13 kecamatan di Bengkalis
bergantung kepada Mandau,'' ungkap Aziz.

---deleted (sumber Republika, 17-Jan-07)

Maaf kalau terlalu politis, tapi pesannya saya masih miris dengan
pengelolaan energi dan pembanguna infrastruktur di Indonesia, banyak
yang masih belum bisa menikmati sebagaimana mestinya.

WW


-Original Message-
From: noor syarifuddin [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Monday, January 22, 2007 10:52 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] air balikpapan was:Re: [iagi-net-l] Balikpapan:
Air Mengandung Minyak Menyembur di Pembuangan Sampah

Yup,
Ini yang perlu diluruskan : kurang baiknya kualitas air.

Itulah kenapa "dewan air" kota Balikpapan akhirnya memakai strategi
menambah daya tampung waduk Manggar daripada ngebor sumur dalam untuk
memenuhi kekurangan air baku PDAM. Saat ini waduk manggar kapasitasnya
sudah ditingkatkan jadi 2 kali lipat, jadi mudah-mudahan bisa mengatasi
kekurangan sumber air baku untuk PDAM Balikpapan pada saat musim
kemarau. Sebagai cadangan, beberapa sumur dalam memang akan dibor juga. 

Kalau melihat dampaknya ke lingkungan, pendekatan ini jauh lebih baik
dengan yang dilakukan di jakarta. Air tanah Jakarta yang sudah disedot
habis-habisan mengakibatkan rembesan air asin ke daratan dan juga
penurunan muka tanah. Ini mungkin, kalau kita mo berprasangka baik,
kenapa sumbangan dua sumur dalam dari IAGI Balikpapan beberapa (puluh)
tahun yl ternyata akhirnya tidak diterima/dimanfaatkan dengan baik.

Yang memang masih aneh ya soal listrik itu, gas dan minya berlimpah tapi
ya listriknya masih byar pet terus:-(.

salam,

ps. kalau soal 21, katanya pertengahan tahun ini sudah mulai
buka.katanya lho..:-)


- Original Message 
From: "[EMAIL PROTECTED]" <[EMAIL PROTECTED]>
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Monday, January 22, 2007 11:04:10 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Balikpapan: Air Mengandung Minyak Menyembur di
Pembuangan Sampah


Mas Vicky,

Balikpapan bukannya susah air, tapi susah air bersih...air tanah di
balikpapan hampir semuanya tidak layak dikonsumsi sebelum diolah
terlebih dahulu...airnya kesat, sedikit berminyak, (kalo ga salah)
tinggi kandungan Fe-nya dan agak berbau sulfur...mirip2 air rawa...

selama ini ketersediaan air tergantung dari danau tadah hujan di manggar
kecuali untuk komplek2 perumahan tertentu...mereka memiliki sumur bor
lengkap dengan fasilitas pengolahan airnya..tapi tetep aja, kebanyakan
lebih memilih air minum kemasan untuk dikonsumsi, sdangkan air PAM cuma
buat mandi (termasuk saya)

Dulu sih denger2..pemda mo bikin sumur bor untuk menghindari kekeringan
di musim kemarau..tapi mbuh hehe

kadang hal2 seperti inilah yang bikin para young engineer sering
berpikir panjang untuk stay lama di balikpapan..udah air susah, listrik
sering mati, maen ke jawa jauh..mo naik pesawat, pesawatnya tua2
pula...bioskop 21 ga ada 

RE: [iagi-net-l] Gempa 5.7 SR di Sumatra

2006-12-18 Terurut Topik Winderasta, Wikan (wikanw)
Pak Budi dan Pak Awang,

Getaran gempa terasa sampai di Riau (jarak >400 km dari episentrum) pagi ini 
(18/12) pada pukul 05.00am (perabot bergetar) dan disusul oleh getaran yang 
lebih kecil pukul 08.00am (hanya terasa di gedung bertingkat-Meja PC bergetar). 
Berarti lumayan keras gempanya.

Salam,
WW 

-Original Message-
From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Monday, December 18, 2006 3:40 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Gempa 5.7 SR di Sumatra

Dua kali gempa berjarak hampir setengah jam.

Gempa pertama : offshore selatan Banda Aceh, pada Aceh plate, penyesaran sesar 
naik, detail : 

Earthquake Details
Magnitude 5.8 (Moderate)
Date-Time Sunday, December 17, 2006 at 21:10:21 (UTC) = Coordinated Universal 
Time Monday, December 18, 2006 at 4:10:21 AM = local time at epicenter Time of 
Earthquake in other Time Zones 
 
Location 4.891°N, 95.059°E
Depth 30 km (18.6 miles) set by location program Region NORTHERN SUMATRA, 
INDONESIA Distances 75 km (45 miles) SSW of Banda Aceh, Sumatra, Indonesia 390 
km (245 miles) SSE of Misha, Nicobar Islands, India
1785 km (1110 miles) NW of JAKARTA, Java, Indonesia
3225 km (2010 miles) SE of NEW DELHI, Delhi, India
 
Location Uncertainty horizontal +/- 8.7 km (5.4 miles); depth fixed by location 
program Parameters Nst=125, Nph=125, Dmin=620.7 km, Rmss=1.07 sec, Gp= 40°, 
M-type=moment magnitude (Mw), Version=6 Source USGS NEIC (WDCS-D)
 
Event ID uswjax

--
Gempa kedua : onshore tenggara Sibolga pada jalur sesar Sumatra, diperkirakan 
penyesaran berupa sesar mendatar, detail : 

Earthquake Details
Magnitude 5.5 (Moderate)
Date-Time Sunday, December 17, 2006 at 21:39:16 (UTC) = Coordinated Universal 
Time Monday, December 18, 2006 at 4:39:16 AM = local time at epicenter Time of 
Earthquake in other Time Zones 
 
Location 0.706°N, 99.729°E
Depth 17.7 km (11.0 miles) (poorly constrained) Region NORTHERN SUMATRA, 
INDONESIA Distances 150 km (95 miles) SE of Sibolga, Sumatra, Indonesia 190 km 
(120 miles) W of Pekanbaru, Sumatra, Indonesia
345 km (215 miles) SW of KUALA LUMPUR, Malaysia 1080 km (670 miles) NW of 
JAKARTA, Java, Indonesia
 
Location Uncertainty horizontal +/- 11.3 km (7.0 miles); depth +/- 41.3 km 
(25.7 miles) Parameters Nst= 76, Nph= 76, Dmin=516.5 km, Rmss=1.28 sec, Gp= 
36°, M-type=body magnitude (Mb), Version=6 Source USGS NEIC (WDCS-D)
 
Event ID uswja2

Salam,
awang
-Original Message-
From: budi santoso [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, December 18, 2006 3:30 PM
To: iagi-net@iagi.or.id; Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI)
Subject: [iagi-net-l] Gempa 5.7 SR di Sumatra

Gempa di Sumatra:
4.39 am, 5.7 magnitude (SR?) pusat gempa(?) 150km SE of Sibolga, sementara 4 
korban tewas di desa Tamiyang(?). 

Mohon yang punya info lebih atau konfirmasi terhadap berita tersebut?


sTJ

--- untungm <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Bagi yang berminat dan berkempatan datang.
> M. Untung
> - Original Message -
> From: <[EMAIL PROTECTED]>
> To: <[EMAIL PROTECTED]>
> Sent: Saturday, December 16, 2006 3:43 AM
> Subject: Seismic Lithology Workshop 57-60th Editions
> 
> 
> > >From  Dr Gerald R H Stein
> >  PAIS Geophysical
> > 
> > Subject:  Seismic Lithology Workshop Newsletter
> for 57-60th
> >  Editions London:Houston:Perth
> > 
> > For geoscientists deciding where to drill the next
> well, a systematic
> > application of stratigraphic inversion and
> targeted attribute analysis
> > is essential. 
> > 
> > The Seismic Lithology Workshop is an intensive
> course dedicated to the
> > identification of lithology from seismic and well log analysis. The 
> > course has been given to over 600 attendees worldwide over ten 
> > years.
> > 
> > Please note there is a discount for advanced
> bookings.
> > 
> > Australia: 57th Edition
> > 
> >  Perth
> >  Hilton Hotel
> >  February  13-14th 2007
> >  Perth
> >  Australia
> > 
> > Europe: 58th Edition
> > 
> >  Aberdeen 20-21st February 2007
> >  Springfield Road 
> >  Aberdeen  
> >  AB15 7AQ 
> >  Scotland
> > 
> > United States: 59th Edition
> > 
> >  Houston
> >  April  9-10th 2007
> >  Knowledge Development Center
> >  11200 Richmond Avenue Suite 100
> >  Houston, TX 77082
> > 
> > United States: 60th Edition
> > 
> >  Dallas  April  12-13th 2007
> >  Hilton Dallas Lincoln Centre
> >  5410 LBJ Freeway, 
> >  Dallas, Texas, United States 75240-6276
> > 
> > 
> > 
> > Workshop Goals
> > 
> > a.. Characterise a reservoir using inversion,
> attribute analysis and
> > seismic petrophysics techniques. 
> > 
> > b.. Clearly explain the methodology used to
> achieve reservoir
> > characterisation. 
> > 
> > c.. De-mystify the arts of inversion and attribute
> analysis. 
> > 
> > d.. Consolidate understanding by practical
> systematic workshop
> > exercises.
> > 
> > To reserve a place and simply return this email
> with your details
> > including

RE: [iagi-net-l] Tr : [iagi-net-l] diuji saja secara ilmiah ( science) --> Acara IAGI di Swara

2006-12-05 Terurut Topik Winderasta, Wikan (wikanw)
Permasalahan utama dari unsur subsurface adalah:
1. bisa nggak erupsi lumpur dihentikan oleh manusia ? Kalau bisa diusahakan, 
sampai kapan target waktunya ? Kalau tidak berhasil apakah semakin meluas ? 
Pembuangan material apakah mampu menyelesaikan masalah ?
2. bagaimana kelanjutan dari gejala subsidence ? Semakin meluas ? Mendalam ? 
Atau justru tidak akan berlanjut ?

Point pertama menyangkut harapan untuk tetap hidup ataupun menempati kembali 
desa/dusun terutama bagi penduduknya. Permasalahan sosial yang muncul adalah 
relokasi (kemana ?) dan penataan ruang (baik kalau erupsi sudah berhenti atau 
malah kalau nggak berhenti).

Point kedua menyangkut infrastruktur yang besar (jaringan transportasi, 
listrik, pipa, maupun industri). Bagaimana penataan segala 
fasilitas/infrastruktur apabila berada di wilayah dengan subsidence aktif 
tersebut ?

Untuk menjawab hal tersebut kajian ilmiah serta simulasi/prediksi sangat-sangat 
diperlukan, yang didukung oleh surveillance terhadap gejala alam yang terjadi 
secara terjadwal (siapa yang bertindak sebagai pelaksanana ? Voluntary atau 
badan resmi pemerintah ? Kenapa dari segi ini pemerintah tidak terlalu menggebu 
untuk menyediakan anggaran ?) Bagi ahli kebumian ya kontribusinya memberikan 
referensi ilmiah dan mitigasinya. Persoalannya, kalau kajian ilmiah/mitigasi 
tidak dipercaya untuk bertindak, lha terus mau percaya sama siapa ? 

Mencari tahu penyebab gejala jelas-jelas sangat-sangat diperlukan. Kalau kita 
tidak tahu penyakitnya, bagaimana kita tahu obatnya ? Hal yang jelas adalah 
belum disepakati dan disosialisasikan secara ilmiah (bukan berita yang 
tendensius/politik) dan diterima pengambil keputusan/masyarakat apakah 
sebenarnya ini kejadiannya bencana atau aman-aman terkendali saja ? Benarkah 
membiarkan penduduk memiliki harapan untuk kembali tinggal adalah yang terbaik 
? Apakah tidak adanya penetapan zona bahaya secara hukum dengan segala 
konsekuensinya adalah bijaksana (mohon diingat peristiwa pecahnya pipa gas) ? 
Bagaimana kalau kereta api yang lewat terguling karena relnya selip ? Atau 
mobil lewat jalan tol tersapu lumpur akibat tanggul jebol tiba-tiba ?

Kalau kalangan netral (IAGI/HAGI, Universitas) tidak diberikan kesempatan untuk 
menjadi referensi, Media Center Lusi akan diposisikan sebagai aksi bela diri 
saja. Lha kalau semuanya secara ilmiah disepakati, kenapa harus berkecil hati 
untuk menyuarakannya ?

Tidak lupa dibalik bencana selalu mengandung hikmah bahkan berkah. Bagaimana 
bisa memanfaatkannya dengan AMAN ? Panas bumi/sumber energi ? Material lumpur 
untuk industri ? Tourism ? Lab akademik ?

Semoga para korban tetap diberikan ketabahan menghadapi cobaan ini,
WW 

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, December 06, 2006 7:11 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Tr : [iagi-net-l] diuji saja secara ilmiah ( science) 
--> Acara IAGI di Swara

Yak Tul, Mas Kartiko ...

Penanganan dari sisi geoscientist ini yang sering aku mendapat kritikan dari 
banyak orang awam. Mengapa geologist lebih konsen menyatakan ini kejadian alam, 
ini bencana, ini kecelakaan kerja. Dan jarang yg membahas penanggulangan. Coba 
baca Media Center Lusi (edisi 1-7). Bahkan edisi & terakhir aku baca semua 
berkisah tentang Gunung Lumpur.
Mungkin bagi geologist (komunitas milist ini) sudah mengerti apa yang terjadi 
(karena sudah diajari disekolah/kuliah), namun masih sangat mungkin di lapangan 
(masyarakat) masih banyak yg belum "ngeh" apa itu mud volkano.

Wajar juga sih, karena naluri geologist ketika melihat kejadian alam memang 
bukan untuk dihambat tetapi diantisipasi untuk 'dihindari'
dampak negatipnya.

Yang saya tahu sih banyak geologist sudah banyak membantu TIMNAS, memang yg 
masuk diverita hanya penjelasan ini adalah mud volkano, ini adalah kejadian 
alam, ini adalah kecelakaan kerja dsb ... Kalau dilihat lebih dalam, 
permasalahan saat ini bukan hanya kejadian tetapi dampak penanggulangan yang 
semakin-semakin saja dari hari kehari.
Karena kejadian atau faktor alamnya yang meningkat, debit meningkat, amblesan 
meningkat, dampak sosial dan dampak permukaan semakin jelas kelihatan, sehingga 
terkesan TIMNAS tidak ngapa-ngapain. Padahal aku yakin mereka (timnas) sudah 
banting kupluk 

memang ada hal-hal serta porsi buat ahli kebumian berkiprah tentang kejadian 
alam ini. namun seperti yg ditulis Mas WBS bahwa mencari tahu penyebab hanya 
penting utk soal tanggung jawab, bukan penanganan dalam suasana "emergency". 
Lebih-lebih sudah menyangkut legal bahkan berbau politis ... waddduh jelas 
diluar kompetensi kita.


RDP

On 12/5/06, [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> kalaupun alasannya salah satu, salah dua, atau salah tiga dari hal 
> tersebut.
> kok enggak dibahas cara ngatasinya ? present is the key to the past, 
> tapi kalau enggak ada action untuk ke depannya ya gimana ?
>
> Regards
>
> Kartiko SAMODRO
>
> Telp : (0 )147443540
>
>
>
> - Réacheminé p

RE: [iagi-net-l] Pertumbuhan Supply vs Pertumbuhan Demand di Jawa Timur dalam hal Energy

2006-11-23 Terurut Topik Winderasta, Wikan (wikanw)
Dalam PIT IAGI kemarin sempat disinggung dalam acara diskusi panel
mengenai masalah supply energi yang berpihak kepada demand di Jawa.
Sehingga pemanfaatan sumber energi di luar Jawa menimbulkan pameo "mati
di lumbung energi". Pengaliran gas dari Kalimantan ke Jawa bisa jadi
merupakan salah satu skenario keberpihakan perencanaan pemanfaatan
energi oleh pusat ke Jawa.

Bagi yang sempat datang ke Pekanbaru, dapat melihat economic growth dari
kota tersebut, dimana kebutuhan energi juga meningkat pesat, sedangkan
supply yang diperlukan berada di belakangnya. Hal yang sama juga menjadi
keluhan dari wilayah Sumatra Barat, Jambi, Sumatra Selatan, dll.

Tentunya diharapkan cetak biru kebijakan nasional mengenai perencanaan
pengelolaan dan pemanfaatan energi dapat melihat ketimpangan yang sudah
ada tersebut. Sehingga energi tidak hanya dilihat sebagai komoditi,
tetapi sumber daya yang dapat dipakai sebagai perekat bangsa dan
peningkatan kemakmuran seluruh wilayah Indonesia (amanat UUD Pasal 33).

Salam
Wikan

Mohon diingat kembali 3 kali listrik pet saat closing ceremony PIT IAGI
Pekanbaru



-Original Message-
From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, November 24, 2006 9:57 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Pertumbuhan Supply vs Pertumbuhan Demand di
Jawa Timur dalam hal Energy

Pak Harry,

BPMIGAS pernah membuat skenario itu sekitar 3 tahun yang lalu, dan yang
terjadi supply < demand walaupun semua lapangan sudah berproduksi, maka
ada pikiran mau mengalirkan gas dari Kalimantan ke Jawa (proyek
pipanisasi gas Kalimantan-Jawa). Khusus pasokan dan permintaan gas, saya
pernah mempresentasikan studi itu di konferensi EAGE (European
Association of Geoscientists and Engineers) di Stavanger, Norway 2003.
Nanti saya coba cari dulu histogram dan kurva supply vs demand tsb.

Salam,
awang

-Original Message-
From: Harry Kusna [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, November 24, 2006 9:43 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Pertumbuhan Supply vs Pertumbuhan Demand di Jawa
Timur dalam hal Energy

Rekan-rekan IAGI ysh.,
  Apakah ada yang tahu kira2 bagaimana perkembangan pertumbuhan Energy
di Jawa Timur dalam kaitan dengan Pasokan (Supply) dan Permintaan
(Demand) -nya.
  Sebagaimana kita tahu, dalam beberapa tahun ke depan, lapangan2 di
Jawa Timur yang sudah discovery akan mulai (malahan sudah) berproduksi,
spt misalnya, Cepu, Sukowati, Terang, Sirasun, Madura BD, Ujung Pangkah,
Oyong, Maleo, Jeruk, dsb., yang kesemuanya ini akan menambah supply di
Jawa Timur.  Sedangkan di lain pihak, kebutuhan energi Jawa Timurpun ke
depan akan meningkat (pertumbuhan listrik untuk rumah dan industri,
dsb).
  Mohon pencerahannya jika ada diantara rekan2 yang tahu bagaimana trend
dari kedua pertumbuhan ini. (apakah supply akan <, = , atau > dari
demand)  Bagaimana kira2 skenarionya.  Terimakasih.
   
  Wassalam,
  HK 


 
-
Want to start your own business? Learn how on Yahoo! Small Business.

-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru, 20-22 November 2006
-  detail information in http://pekanbaru2006.iagi.or.id
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI
Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara
Mulia No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-


-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru, 20-22 November 2006
-  detail information in http://pekanbaru2006.iagi.or.id
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



RE: [iagi-net-l] kenampakan density neutron di heavy oil

2006-10-29 Terurut Topik Winderasta, Wikan (wikanw)

Tidak ada perbedaan kandungan ion Hidrogen (sebagai dasar pengukuran log
neutron) dalam heavy oil apabila dibandingkan dengan light oil.
Perbedaan kedua jenis minyak hanya pada rangkaian C alkana yang telah
mengalami "kerusakan".

Dengan demikian pembacaan log density neutron untuk reservoir batuan
pasir yang mengandung heavy oil tidak menampakkan efek separasi.

Secara gampang perbedaan antara heavy oil (HO) dan bitumen/tar sand (Bt)
adalah : 
- perbedaan viskositas pada original reservoir temp (HO 100-10,000cp dan
Bt > 10,000cp) dan densitas (HO 10-20 API dan Bt < 10 API - UNITAR/WPC
(1982) 
- metode penambangan (US-Dept of Energy): HO bisa diambil dengan sumur
produksi, sedangkan Bt diekstrak dari mined/quarried rock

Beberapa kondisi HO yang berbeda dengan definisi di atas:
- HO di Lapangan Duri Indonesia - density 22-24 API
- Extra HO di Venezuela - density < 10 API
Tetapi keduanya masih memiliki viscosity < 10,000cp

Salam,
WW
 

-Original Message-
From: Subiyantoro, Gantok (gantoks) 
Sent: Thursday, October 19, 2006 5:26 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] kenampakan density neutron di heavy oil

Di Heavy Oil sand:
Untuk yang sudah steam chest, akan terjadi cross-over seperti halnya
gas. Makin banyak kandungan steamnya maka cross overnya makin besar,
sampai kondisi max separasinya +/- 12 pu (clean sand). Pada kondisi
original belum ada cross overnya.

Gantok 

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, October 19, 2006 3:33 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] kenampakan density neutron di heavy oil

Kalau kita plot density neutron pada reservoir gas yang cukup tebal ,
akan terlihat separasi yang cukup jelas  untuk membedakan antara
reservoir gas dan water.
Yang saya hendak tanyakan bagaimana kenampakan separasi untuk density
neutron untuk heavy oil...? Apakah seperti gas atau tidak menunjukan
separasi ( seperti shale)

Terus apa kriteria dan  batas perbedaan antara yang kita sebut heavy oil
dan bitumen ?

Regards

Kartiko SAMODRO
TOTAL/GSR/VDG/GEOL
Tour Coupole
92078 Paris La Defense 6 Cedex
Bureau 06A04
Telp : 33 (0) 147443540




-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru, 20-22 November 2006
-  detail information in http://pekanbaru2006.iagi.or.id
-  60 papers will be orally presented in 15 sessions for 2 days
-  To Authors: Full paper or Extended Abstract should be submitted
-  by 6 October 2006 to: 
-  [EMAIL PROTECTED] AND
[EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI
Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara
Mulia No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-




-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru, 20-22 November 2006
-  detail information in http://pekanbaru2006.iagi.or.id
-  60 papers will be orally presented in 15 sessions for 2 days
-  To Authors: Full paper or Extended Abstract should be submitted
-  by 6 October 2006 to: 
-  [EMAIL PROTECTED] AND
[EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI
Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara
Mulia No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-




-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru, 20-22 November 2006
-  detail information in http://pekanbaru2006.iagi.or.id
-  60 papers will be orally presented in 15 sessions for 2 days
-  To Authors: Full paper or Extended Abstract should be submitted
-  by 6 October 2006 to:
-  [EMAIL PROTECTED] AND [EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakar

RE: [iagi-net-l] Dialog Special Metro TV

2006-09-20 Terurut Topik Winderasta, Wikan (wikanw)
Untuk membuat Kementrian KLH mengambil keputusan mengizinkan pembuangan
lumpur/air ke laut/sungai, mereka harus diyakinkan bahwa resiko
pembuangan lumpur tidaklah sebesar yang dikhawatirkan KLH. 

Permasalahannya, KLH tentunya mempunyai data-data yang mungkin
menyatakan resiko pembuangan akan berdampak besar terhadap
lingkungan/sosial. Meskipun sepertinya resiko tersebut dalam segi kajian
ilmiah belum terekspose (malah yang ada demo sosial dari nelayan).
Seperti pernah diungkapkan Pak Koesoema, KLH seharusnya bisa mengekspose
dasar pertimbangan larangan mereka, sehingga di mengerti oleh publik.

Yang terlihat saat ini, IAGI lah yang memotori resiko pembuangan lumpur
adalah beresiko kecil. Apakah bisa dilakukan bertemu dan berdiskusi
(perbandingan data) antara tim IAGI (Pak Edi dan team) dengan Kementrian
KLH secara langsung, sehingga bisa dicapai kesepakatan pengertian
tentang resiko pencemaran ? Dari titik tolak tersebut, semoga kebijakan
KLH yang sekarang seperti menjadi "bottle neck" bagi banyak pihak, bisa
mengakomodasi kegiatan penanggulanngan yang lain (kesulitan pelaksanaan
relief well maupun ancaman tanggul jebol besar-besaran di musim hujan).

Salut untuk bapak/ibu yang telah bekerja keras dalam kasus ini.

WW

-Original Message-
From: PRAKOSO, Anton [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: 20 September 2006 14:54
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Dialog Special Metro TV

 ini maju kena mundur kena... memang harus ada yang berani ambil
keputusan, dalam hal ini pemerintah (presiden mungkin), saya sependapat
dengan diskusi tadi malam bahwa lumpur itu bukan limbah sehingga jikalau
seperti itu tidak apa-apa jikalau dialirkan ke laut... mungkin kata-kata
'dibuang' ini yang seakan-akan menunjukkan ini limbah berbahaya



nantinya pasti banyak LSM yang akan menuntut tetapi saya pikir banyak
ahli yang berkompeten dalam menunjukkan bukti-bukti ilmiah bahwa ini
bukan limbah (limbah industri), lha daripada melakukan seminar, diskusi
panel, musyawaroh, sedangkan inti permasalahannya belum juga kelar
dimana lumpur terus keluar kan repot...


BPMIGAS mungkin telah berulangkali mendiskusikan dialirkannya lumpur ke
laut kepada pemerintah... cuman dari pihak pemerintahnya saja yang belum
berani mengambil keputusan..

AP




On 9/20/06, Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Kayaknya yang bakal tetap dimarahi adalah Lapindo soalnya orang-orang 
> hanya tahu ini "lumpur Lapindo" di media2 kan selalu disebut begitu. 
> Atau kalau KLH dan Pemerintah dimarahi, ya gampang saja mereka 
> kemudian akan memarahi Lapindo. "Tutup Lapindo", begitu kata Rachmat 
> Witoelar di awal kejadian musibah ini.
>
> Maka, Lapindo lagi Lapindo lagi ...(BPMIGAS juga dimarahi, kenapa sih 
> sumur itu disetujui ?). Lo, kalau ada satu perusahaan minyak yang 
> ingin mengeksplorasi migas lebih dalam, daripada main di dangkal saja,

> lalu secara teknis dan anggaran memenuhi syarat, apa alasannya tidak
disetujui ?
>
> salam,
> awang
>
>
> Prasiddha Hestu Narendra <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Kalo lumpur diijinkan dibuang kelaut yg dimarahi oleh LSM sama 
> masyarakat pesisir pantai adalah pemerintah alias KLH alias Rahmat 
> Witoelar Kalo lumpur menggenangi warga yg jadi sasaran kemarahan 
> adalah Lapindo
>
> pilih mana coba?
>
> wassalam,
> pr
>
> At 06:18 AM 9/20/2006 +0700, you wrote:
> >Rahmat Witular memang berani menganggung kemarahan rakyat dan dosa 
> >dengan menjalani resiko kalau sudah bahaya baru boleh dibuang kelaut.
> >Beliau sama saja berpendapat bahwa lingkungan biota laut masih lebih 
> >tinggi tingkatnya dibandingkan "lingkungan, kehidupan Manusia".
> >Mudah-mudahan dia mendapat pencerahan.
> >
> >Yanto Salim
> >
> >-Original Message-
> >From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> >Sent: Tuesday, September 19, 2006 10:01 PM
> >To: iagi-net@iagi.or.id
> >Subject: Re: [iagi-net-l] Dialog Special Metro TV
> >
> >Pak Kardaya (BPMIGAS), Pak Edy Sunardi (IAGI), Pak Sarwono 
> >Kusumaatmadja (DPD RI) dan Pak Rudy Rubiandini (ITB, via telpon) 
> >dipandu oleh Frida Lidwina terlibat dalam dialog tersebut.
> >
> > Ada dua pendapat asal semburan ini : underground blow out-UBO 
> >(banyak diikuti para petroleum engineers) dan mud volcano eruption 
> >(banyak diikuti para geologists). Kalau UBO harapannya bisa diatasi 
> >oleh 3 relief well, kalau mud volcano eruption tak akan bisa diatasi 
> >dengan relief well, alamiah saja berhentinya.
> >
> > Ketiga narasumber terkesan setuju lumpur dibuang ke laut saja, tokh 
> >bukan limbah, bukan B3, dan lumpur itu masih satu habitat dengan laut

> >di Selat Madura, hanya beda umur. Pak Sarwono seperti biasa dengan 
> >tegas bilang selamatkan dulu penduduk, baru lingkungan, kalau ada 
> >dampak baru diatasi. Ini keadaan darurat, tak bisa diberlakukan 
> >prosedur KLH yang normal.Kata Pak Kardaya, relief well akan bekerja 
> >dengan baik kalau tak ada serangan lumpur lagi ke titik2 bor relief 
> >well. Kalau lagi ngebor
> >tiba2 lokasinya dibanjiri lumpur, ya tentu 

RE: [iagi-net-l] Rapat kabinet terbatas yang salah satunya membahas masalah lumpur panas di Sidoarjo.

2006-08-30 Terurut Topik Winderasta, Wikan (wikanw)
Sudah menjadi kewajiban pemerintah/negara untuk mengambil alih tanggap
darurat ini. Relokasi penduduk dan penataan ruang (industri, sarana
transportasi) hanya bisa dilakukan oleh negara. Pengurangan/pengalihan
material semburan (mau ke pantai/laut mana) juga hanya bisa sebagai
kebijakan negara, termasuk perubahan yang akan terjadi (juga potensi
konflik dan retensi) hanya negara yang dapat mengontrolnya.

Apakah IAGI bisa berperan lagi dengan memberikan masukan ilmiah ke DPRD
Jatim agar bisa lebih menekan Pemerintah Daerah untuk berbuat lebih
banyak, lebih tepat, dan lebih cepat?

Cuaca sudah semakin dingin dan mendung. Sebentar lagi musim hujan.
Simulasi potensi bencana sudah ada, alternatif mitigasi sudah banyak,
analisis resiko juga ada, tinggal action dan upaya sosialisasi untuk
meredam retensi yang belum tuntas.

Salam,
WW

-Original Message-
From: liamsi [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: 30 Agustus 2006 15:47
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Rapat kabinet terbatas yang salah satunya
membahas masalah lumpur panas di Sidoarjo.

Barusan Pemda Jatim Di Elsinta menyatakan pesimis kalau lumpur bisa
dimatikan, makanya harus segera merelokasi warga dan semua infra stuktur
yang ada. termasuk ganti rugi pabrik pabrik dan Juga Telkom sudah
mematikan ratusan SST didaerah tsb, kemudian PLN juga akan merelokasi
Gardu induknya , bahkan tower Tegangan Tinggi dikawatir terkena
korosinya lumpur shg ada kekawatiran jaringan listrik  terganggu .Menhub
mengantisipasi jalur KA untuk dialihkan mengingat musim hujan dan
lebaran akan segera tiba. dll.
Apakah ini semua harus ditanggung oleh Lapindo ? Bagaimana dg institusi
institusi  lain yang terlibat dalam masalah Pengusahaan  Migas , apakah
tidak ada tanggung jawabnya sedikitpun...Kasihan Lapindo pontang
panting sendirian

ISM


- Original Message -
From: "Rovicky Dwi Putrohari" <[EMAIL PROTECTED]>
To: ; "HAGI-Net" <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Wednesday, August 30, 2006 1:29 PM
Subject: [iagi-net-l] Rapat kabinet terbatas yang salah satunya membahas
masalah lumpur panas di Sidoarjo.


> dilaporkan "semakin deras",
> berapakah debit saat ini ?
>
> rdp
> ===
> 30/08/2006 12:10 - Nusantara/Headline News
> Rapat kabinet terbatas yang salah satunya membahas masalah lumpur
> panas di Sidoarjo.
> (Metro TV)
>
> Metrotvnews.com, Jakarta: Masalah lumpur panas di Sidoarjo menjadi
> agenda pembahasan dalam rapat kabinet terbatas di Kantor Kepresidenan,
> Jakarta, Rabu (30/8) pagi. Rapat yang dimulai sekitar pukul 09.00 WIB
> ini dipimpin langsung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Dibahas
> mengenai kondisi terakhir di Porong dan upaya penanganannya.
>
> Rapat terbatas ini diikuti sejumlah menteri antara lain Menteri
> Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Aburizal Bakrie, Menteri
> Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro, Mentri Negara
> Lingkungan Hidup Rahmat Witoelar, Menteri Perhubungan Hatta Rajasa dan
> Menteri Sosial Bachtiar Chamsyah. Dalam rapat ini hadir pula Bupati
> Sidoarjo Win Hendrarso dan Gubernur Jatim Imam Utomo.
>
> Dari Sidoarjo, dilaporkan, jalan tol Gempol-Surabaya, masih ditutup
> akibat masih tingginya lumpur panas di ruas jalan kilometer 39/300
> hingga 39/200. PT Jasa Marga menilai ketinggian lumpur yang mencapai
> 30 sentimeter bisa membahayakan para pengguna jalan. Penutupan jalan
> tol Gempol-Surabaya mengakibatkan kemacetan di jalur alternatif, yakni
> jalur Porong-Gempol. Berdasarkan pemantauan siang ini, antrean
> kendaraan mencapai sekitar dua kilometer. Volume kendaraan semakin
> bertambah di jalur ini karena kendaraan dari arah Surabaya, pun
> dialihkan ke jalur alternatif ini.
>
> Sementara semburan lumpur panas dari sumur PT Lapindo Brantas di
> Porong, semakin deras. Di bagian lain, ratusan warga korban lumpur
> kembali berunjuk-rasa. Aksi yang digelar di jalan tol ini menuntut
> agar segera dilakukan perbaikan tanggul. Bahkan, warga sempat
> mengambil sebuah truk pengangkut sirtu--material padat--untuk segera
> menutup tanggul yang jebol. Namun, tuntutan ini tak bisa segera
> dipenuhi karena lokasi tanggul yang jebol sulit dijangkau. Hingga saat
> ini, warga masih berkerumun di sepanjang tol, tepatnya di kilometer
> 39/200.(DEN)
>
> -- 
> http://rovicky.wordpress.com/
>
> -
> -  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
> -  Call For Papers until 26 May 2006
> -  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
> -
> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/

RE: [iagi-net-l] PENELITI BELANDA: SEMBURAN LUMPUR DI PORONG BERSIFAT ALAMIAH

2006-08-29 Terurut Topik Winderasta, Wikan (wikanw)
Yang menjadi pertanyaan justru asumsi untuk mitigasi bencana ini adalah
optimisme untuk mengatasi semburan lewat usaha killing well dan relief
well. Sehingga kegiatan mitigasi sangat diharapkan dari usaha Lapindo
untuk mengatasinya (dan yang ini juga diopinikan oleh media informasi).

Penelitian dengan kesimpulan yang dapat dipertanggunjawabkan mengenai
kapasitas volume dan jangka waktu semburan justru tidak berani
dimunculkan. Kenapa tidak dapat diterima apabila disimpulkan semburan
akan berlangsung lama dan bervolume besar jika memang itu adalah
kesimpulan yang valid secara ilmiah.

Pemerintah dan lembaga/institusi peneliti resmi sudah seharusnya
mengeluarkan rekomendasi dan kebijakan yang lebih berorientasi jangka
panjang, karena akan menyangkut mau dikemanakan penduduk, material
semburan, dan kelangsungan prasarana.

Sudah seharusnya pemerintah (bukannya Lapindo) mengeluarkan tindakan
tanggap darurat, termasuk pemindahan penduduk, relokasi industri,
pembuangan material semburan (misal ke sungai/laut dan pembangunan
prasarananya - kanal, pipa,dll).

Tuntutan akan tanggung jawab Lapindo untuk mengatasi masalah ini tidak
lagi realistis. Saya pun rela uang pajak yang telah dibayarkan digunakan
negara untuk mengatasi masalah ini. Omong kosong kalau negara/pemerintah
tidak perlu mengeluarkan sepeser-pun untuk menghadapi masalah ini.

Yang lebih penting adalah penyelamatan publik dan penataan kembali
dengan segala resikonya, bukan mengandalkan tanggung jawab dan kerja 1
pihak saja. Ingat hujan deras sudah mulai turun beberapa hari di
beberapa daerah, dan segera akan terjadi juga di Porong dalam waktu
dekat.

Salam,
WW

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: 30 Agustus 2006 8:36
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] PENELITI BELANDA: SEMBURAN LUMPUR DI PORONG
BERSIFAT ALAMIAH

Atau jangan jangan karena terlalu banyaknya penelitian penelitian tsb ,
yang akhirnya penanganannya malah tertunda tunda yang akhirnya malah
mengakibatkan semakin parah, Padahal dari awal sudah diketahui volume
lumpur per hari serta komposisinya serta daya dukung lahan disitu.
ISM



> Berdasarkan hasil penelitian sementara para peneliti asal Belanda, 
> semburan lumpur panas di porong bersifat alamiah.
> Karena sifatnya
> alamiah seperti halnya gunung meletus, maka sulit diprediksi kapan 
> semburan tersebut akan berhenti secara alamiah.
>
> Udah jauh-jauh (dan mahal), kesimpulannya juga cuma begini ya, Mas
>
>
> Best regards
> Andreas Yudha
> -AdR-
>
> -Original Message-
> From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Tuesday, August 29, 2006 1:16 PM
> To: iagi-net@iagi.or.id; HAGI-Net; migas indonesia;
> mediacare@yahoogroups.com
> Subject: [iagi-net-l] PENELITI BELANDA: SEMBURAN LUMPUR DI
> PORONG
> BERSIFAT ALAMIAH
>
> Jauh-jauh dari londo kok cuman  "... sulit ..."
> Apa mungkin ini sekedar menenangkan pihak-pihak yg masih
> kurang yakin dengan kemampuan engineer lokal, ya ?.
>
> rdp
> "nggrundel !"
> PENELITI BELANDA: SEMBURAN LUMPUR DI PORONG
> BERSIFAT ALAMIAH 28/08/2006 21:20 - Nusantara/Top Nine News
> Robby, salah satu peneliti.
> (Metro TV)
>
> Metrotvnews.com, Sidoarjo: Upaya untuk menghentikan semburan
> lumpur panas di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, terus
> dilakukan. sejumlah
> peneliti dari luar negri seperti dari Belanda didatangkan.
> Mereka
> mengkaji dan mendeteksi apakah semburan lumpur di Porong
> dapat
> dihentikan atau tidak. Robby, salah seorang peneliti
> mengungkapkan pihaknya kini masih melakukan pencatatan data
> seputar lumpur dan
> topografi di areal sumur lumpur.
>
> Berdasarkan hasil penelitian sementara para peneliti asal
> Belanda, semburan lumpur panas di porong bersifat alamiah.
> Karena sifatnya
> alamiah seperti halnya gunung meletus, maka sulit diprediksi
> kapan semburan tersebut akan berhenti secara alamiah.(BEY)
>
> --
> http://rovicky.wordpress.com/
>
> ->
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
> -  Call For Papers until 26 May 2006
> -  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
>
> ->
To unsubscribe, send email to:
> iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to:
> iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1:
> http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net
> Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> -


___
indomail - Your everyday mail - http://indomail.indo.net.id



---

RE: [iagi-net-l] GAME OVER - energi alternatif

2006-08-22 Terurut Topik Winderasta, Wikan (wikanw)
Stasiun televisi kurang begitu lengkap memberitakan, tetapi diperlihatkan 
menara pemboran dan crew yang terlibat, masih di wilayah sekitar semburan 
lumpur (kemungkinan di sebuah desa yang tidak terlalu dekat dengan lokasi 
lumpur), dan proyek tersebut dilakukan oleh sebuah badan geologi dari Bandung 
(tidak disebutkan dengan lengkap nama badan resminya). Tidak disebutkan juga 
kedalaman targetnya.

Apakah potensi tersebut dikaitkan dengan energi panas yang keluar mengikuti 
semburan lumpur ?

Salam,
WW

-Original Message-
From: R.P. Koesoemadinata [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: 23 Agustus 2006 13:18
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: GAME OVER - energi alternatif

Mungkin yang dimaksud itu semburan lumpur panas itu dimanfaatkan sebagai sumber 
tenaga geothermal.

- Original Message -
From: <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Tuesday, August 22, 2006 9:17 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: GAME OVER - energi alternatif


> >
>  Kartiko
>
>  Mungkin yang dimaksud WIAYAH itu Jawa Timur , kalau itu
>  ya mungkin saja kan.
>
>  Si-Abah
>
>  
>
>
>
>  kok bisa ada geothermal di porong..? gimana secara geologinya..?
>> apakah pernah ada daerah explorasi migas yang berdekatan dengan
>> geothermal...?
>>
>> Regards
>>
>> Kartiko-Samodro
>> Telp : 3852
>>
>>
>>
>> |-----+>
>> | |   "Winderasta, |
>> | |   Wikan (wikanw)"  |
>> | |   <[EMAIL PROTECTED]|
>> | |   om>  |
>> | ||
>> | |   22/08/2006 12:18 |
>> | |   PM   |
>> | |   Please respond to|
>> | |   iagi-net |
>> | ||
>> |-+>
>> 
>>  
>> >|
>>   |
>> |
>>   |   To:   iagi-net@iagi.or.id
>> |
>>   |   cc:
>> |
>>   |   Subject:  [iagi-net-l] Re: GAME OVER - energi alternatif
>> |
>> 
>>  
>> >|
>>
>>
>>
>>
>> Tadi pagi di televisi disiarkan pengeboran Geothermal di wilayah tersebut
>> dengan perkiraan potensi 5MW, yang pemanfaatannya akan diarahkan sebagai
>> sumber listrik bagi lapangan usaha para korban lumpur. Mungkin yang
>> dimaksudkan bukan PLTN tapi PLT Panas Bumi.
>>
>> Salam,
>> WW
>>
>> -Original Message-
>> From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]
>> Sent: 22 Agustus 2006 8:44
>> To: iagi-net@iagi.or.id
>> Subject: Re: [iagi-net-l] Re: GAME OVER /Bila Lumpur di buang ke sungai /
>> laut - was Re: [iagi-net-l] BERIKUT ARTIKEL TENTANG KERUGIAN AKIBAT 
>> LUMPUR
>> PANAS:
>>
>> Dari berbagai pernyataan kelihatannya masalah lumpur ini sudah dalam 
>> taraf
>> pesimis , di Kompas kemarin ada statment "(Tidak heran, jika Ketua Ikatan
>> Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Jawa Timur Arief Rahmansyah, yang hari-hari
>> ini terlibat dengan para praktisi pengeboran Lapindo, mengungkapkan, bagi
>> kalangan para praktisi geologi dan geofisika, situasi penanggulangan
>> lumpur
>> Lapindo ini sudah game over. Tidak ada lagi teknologi yang bisa
>> diterapkan.
>> )Mungkin dg asumsi itu Di Republika Ada tulisan " Lumpur Lapindo dan PLTN
>> "
>> yang intinya bahwa untuk mengatasi semburan lumpur Lapindo saja tidak 
>> bisa
>> Lha kok mau mendirikan PLTN , nanti Kalau ada kebocoran Rakyat mau 
>> Ngungsi
>> kemana Lagi.Makanya saking "Gemmesnya" mungkin dharian Kompas Juga ada
>> judul "Tindakan Cepat Bukan Wacana" mengenahi lumpur tersebut.Ternyata
>> Dari
>> 3 Skenario penanggulanagannya juga Belum dapat dipastikan hasilnya ( ? ) 
>> ,
>> Dsisi lain semburan jalan terus dan lagi lagi satu persatu pertahanan
>> Tanggul mulai Jebol. Makanya Rencananya Pagi Ini ada rencana Demo Besar
>> Besaran Wraga yang terkena Lumpur tsb.Ternyata Lumpur ini juga dapat
>> Meneggelamkan Berita berita Gempa gempa sebelumnya , karena hampir 3 
>> bulan
>> belum jelas penangannya.Ini s

[iagi-net-l] Re: GAME OVER - energi alternatif

2006-08-21 Terurut Topik Winderasta, Wikan (wikanw)
Tadi pagi di televisi disiarkan pengeboran Geothermal di wilayah tersebut 
dengan perkiraan potensi 5MW, yang pemanfaatannya akan diarahkan sebagai sumber 
listrik bagi lapangan usaha para korban lumpur. Mungkin yang dimaksudkan bukan 
PLTN tapi PLT Panas Bumi.

Salam,
WW

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: 22 Agustus 2006 8:44
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: GAME OVER /Bila Lumpur di buang ke sungai / laut 
- was Re: [iagi-net-l] BERIKUT ARTIKEL TENTANG KERUGIAN AKIBAT LUMPUR PANAS:

Dari berbagai pernyataan kelihatannya masalah lumpur ini sudah dalam taraf 
pesimis , di Kompas kemarin ada statment "(Tidak heran, jika Ketua Ikatan Ahli 
Geologi Indonesia (IAGI) Jawa Timur Arief Rahmansyah, yang hari-hari ini 
terlibat dengan para praktisi pengeboran Lapindo, mengungkapkan, bagi kalangan 
para praktisi geologi dan geofisika, situasi penanggulangan lumpur Lapindo ini 
sudah game over. Tidak ada lagi teknologi yang bisa diterapkan. )Mungkin dg 
asumsi itu Di Republika Ada tulisan " Lumpur Lapindo dan PLTN " yang intinya 
bahwa untuk mengatasi semburan lumpur Lapindo saja tidak bisa Lha kok mau 
mendirikan PLTN , nanti Kalau ada kebocoran Rakyat mau Ngungsi kemana 
Lagi.Makanya saking "Gemmesnya" mungkin dharian Kompas Juga ada judul "Tindakan 
Cepat Bukan Wacana" mengenahi lumpur tersebut.Ternyata Dari 3 Skenario 
penanggulanagannya juga Belum dapat dipastikan hasilnya ( ? ) , Dsisi lain 
semburan jalan terus dan lagi lagi satu persatu pertahanan Tanggul mulai Jebol. 
Makanya Rencananya Pagi Ini ada rencana Demo Besar Besaran Wraga yang terkena 
Lumpur tsb.Ternyata Lumpur ini juga dapat Meneggelamkan Berita berita Gempa 
gempa sebelumnya , karena hampir 3 bulan belum jelas penangannya.Ini semua 
nantinya Pasti akan memakan Biaya Yang cukup besar untuk menaggulanginya dan 
Merehabilitasi baik infra struktur maupun yang lain. Ada perhitungan dari salah 
satu Lembaga kalau gak salah kira kira 33 Trilyun minimal.Kalau selama ini 
Migas sudah sekian puluh tahun menyumbangkan devisa ke Negara cukup besar ( 
tulang punggung Devisa Negara ) , apa tidak mungkin Devisa tersebut dikurangi 
sepersekian persennya untuk penanganan Lumpur tsb , karean bagaimanapun "ini 
"Resiko Industri Migas" yang juga secara tidak langsung melibatkan semua pihak 
terkait , Meskipun sementara ini masih ditanggung Lapindo, Yang diperlukan 
Sekarang tindakan Cepat yang didukung oleh Dana Yang besar, ini hanya bisa 
dilakukan kalau pihak pemerintah yang pegang Komando ( kondisi Darurat ), 
urusan dg Lapindonya bisa diurus kemudian.
ISM



> siapa tahu bisa dibikin jembatan ke Madura, ...he..he..he..
> ini becanda doang..
>
> On 8/17/06, Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>> Adakah yg tau jenis lempung ini? Apakah tipe monmorilonite yg 
>> mengembang bila kena air atau yg lain?
>>
>> Sebenrnya ada juga delta baru (buatan) yg mengalir ke utara surabaya, 
>> di ujung pangkah. Delta ini terbentuk mungkin baru 100 tahun namun 
>> sangat jelas menjorok ke laut jawa.
>> Sungai2 ini mengalir melewati kota surabaya, tentunya lengkap dg 
>> hasil pencemaran kota dan industri. Tapi bs dengan mudah dilihat 
>> ternyata buanyak tambak2 di delta moderen ini. Bisa jadi ini pertanda 
>> bahwa alam yg akhirnya "beradaptasi" thdp perilaku manusia. Lah 
>> manusianya ngueyel, org surabaya bilangnya "mbethik", tapekno alam 
>> ijik luwih kuwat.
>> Aku yakin kalo air lumpur ini dialirkan juga hanya mempengruhi alam 
>> sesaat saja. Tapi mempengaruhi iklim politik jauh lebih lama ...
>>
>> Rdp
>>
>>
>> On 8/17/06, R.P. Koesoemadinata <[EMAIL PROTECTED]>
>> wrote:
>> > Yang ada cuman ikan karena pada waktu itu masih laut
>> > - Original Message -
>> > From: "oki musakti" <[EMAIL PROTECTED]>
>> > To: 
>> > Sent: Wednesday, August 16, 2006 8:49 PM
>> > Subject: Re: [iagi-net-l] Bila Lumpur di buang ke sungai / laut - 
>> > was Re: [iagi-net-l] BERIKUT ARTIKEL TENTANG KERUGIAN AKIBAT LUMPUR 
>> > PANAS:
>> >
>> >
>> > > Pak Koesoema,
>> > > Masalahnya pada saat plestosen dulu di Sidoarjo belum ada 
>> > > penduduk, nelayan, penambak  dan LSM pak.
>> > >
>> > >  Cheers
>> > >  Oki
>> > > "R.P. Koesoemadinata" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>> > >Buang lumpur Sidoardjo saja khok repot2.
>> > > Kita mamfaatkan/aplikasikan pengetahuan Geologi Sejarah.
>> > > Van Bemmelen saja sudah tahu bahwa dulunya /Pleistocene Selat 
>> > > Madura masih menjorok ke arah Bojonegoro.
>> > > Sekarang kita yakini bahwa semburan lum  pur itu berasal dari 
>> > > lapisan Pleistocene berdasarkan fosil.
>> > > Juga lingkungan pengendapannya juga sama dengan Selat Madura 
>> > > sekarang. Jadi membuang lumpur dari Selat Madura Purba ke Selat 
>> > > Madura Sekarang seharusnya tidak masalah, lumpur dari Selat 
>> > > Madura
>> > > (kuno) kembali ke Selat Madura, lingkungan pengendapannya masih 
>> > > sama, bahkan lingkungan selat Madura sekarang yang sudah 
>> > > tercemari limbah industri, sedangk

RE: [iagi-net-l] energi alternatif

2006-08-15 Terurut Topik Winderasta, Wikan (wikanw)
Kalau di Sumatra kami selalu beli di SPBU Pertamina lho mas.

Salut untuk Pertamina yang juga sudah menjual biofuel yang ramah lingkungan. 
Kalau bisa SPBU Pertamina di luar Jawa juga tersedia bahan yang sama. Meskipun 
setahu saya di luar negeri pun SPBU yang menggunakan bbm bercampur biofuel juga 
belum banyak, nggak sampai 5% jumlah SPBU, kecuali di Brazil mungkin.

Harapan saya, Indonesia bisa mengurangi konsumsi gasoline/pembangkit listrik 
berbahan bakar minyak bumi dan meningkatkan penggunaan alternatif sumber energi 
lain, agar tidak terlalu banyak subsidi & mengurangi impor bbm, sekaligus 
mengurangi pencemaran.

Salam Dirgahayu Indonesia juga,
WW

-Original Message-
From: Arief Budiman [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: 16 Agustus 2006 9:23
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] energi alternatif

Sekedar saran,
beli bbm nya di spbu pertamina donk mas.

Mobil saya hard top diesel, saya selalu beli biodiesel di pompa bensin 
pertamina di jl gatot subroto.  Kualitasnya bagus.  Relatif dibanding 
menggunakan solar biasa, tarikan mobil sedikit terasa lebih enteng, asap 
knalpot lebih sedikit dan aroma yg keluar kurang membuat perut mual).  Saya 
belum hitung dg akurat, terasa lebih hemat.  Pompa bensin bersih, luas, dan 
rapih, servisnya ramah dan profesional.  

Setelah lapangan minyak kita dipenuhi oleh kps, masak sih masih akan ditambah 
dg penuhnya pinggiran jalan kita dg pompa bensin non perusahaan minyak 
indonesia.
Kasihan anak2 kita kalau sampai mereka kehilangan kebanggaan atas bangsanya, 
karena kita tidak melakukan kerja atas nama bangsa dan negara  

Ayo beli bbm dari pertamina!
Kita beli juga dari Lapindo, dan Medco kalau mereka bikin pompa bensin.

Dirgahayu Indonesia
padamu negeri kami mengabdi

 
 
A R I E F   B U D I M A N
Phone: (021) 350 2150 ext.1782
Mobile   : 0813 1770 4257 / (021) 70 23 73 63


-Original Message-
From: Winderasta, Wikan (wikanw) [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Tuesday, August 15, 2006 3:52 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] energi alternatif

Apakah produk bbm dari pohon jarak berupa ethanol ? 

Saya pernah mengisi gasoline dari SPBU Shell yang menggunakan 10% ethanol dalam 
gasoline mereka. Dan itu sudah disebut sebagai produk bbm yang lebih ramah 
lingkungan. Kalau mengganti berjuta-juta mobil ber-bbm hidrokarbon dengan murni 
ethanol 100% apa mungkin ?

Salam,
WW

-Original Message-
From: B. Pujasmadi [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: 15 Agustus 2006 14:21
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] energi alternatif

Pan udah pernah dibahas, bahwa kapasitas produksi jarak, hampir tidak mungkin 
mengganti 100% konsumsi bbm saat ini. Kalo gak salah itung, satu mobil perlu 1 
ha lahan untuk konsumsi 5-10 l/hari. Bisa menggantikan 50% aja udah pol hebat. 
Yang mobil hibrid  ternyata juga masih belum bisa meninggalkan bbm.Yang  
Hidrogen juga ternyata bahan dasar utama masih berasal dari hidrokarbon.  
Setidaknya menunggu sampai minyak benar-benar habis, belum akan sepenuhnya 
tergantikan. Paling tidak aman sampai pensiun lah..heheh. 
   
  Daripada jadi petani jarak mending jadi pedagang besi tua aja, pan nanti 
banyak mobil rongsok yang gak bisa jalan kalo bbm gak ada lagi.
   
  Salam
  
Prasiddha Hestu Narendra <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  saat ini pemerintah sedang menyiapkan rancangan utk mendorong adanya energi 
alteratif berupa biodisel dari tanaman jarak, setelah sebelumnya pemerintah 
begitu getol dengan program briket batubara. Tetapi briket batubara ternyata 
kurang diminati oleh konsumen, dan lagi batubara masih termasuk sumber energi 
tak terbaharukan.
investasi biodisel berupa penyiapan lahan sekitar 2 juta ha dan dana mencapai 
sekitar 200 trilyun rupiah yg didapatkan dari konsorsium beberapa bank dalam 
negri, investasi asing dari malaysia, singapura dan china.

Kemarin di TV ada tayangan bahwa di Inggris sudah mulai di pasarkan sepeda 
motor dgn bahan bakar higrogen, cara pengisiannya mudah dan bisa sumber 
energinya atau semacam akinya bisa dicopot untuk keperluan lain misal 
penerangan lampu. Asyiknya lagi polusi yg dihasilkan berupa air yg bisa 
dikonsumsi, oksigen dan panas. Shg sangat ramah lingkungan. Harganya $
6.000,- dan bisa ditekan lagi jika sudah produksi massal.
Sementara di Swedia sudah mulai dikeluarkan insentif yg menarik bagi kendaraan 
yg menggunakan biodiesel, salah satunya parkir gratis, pajak dll. 
Hebatnya lagi biodiesel tersebut berasal dari sampah rumah tangga. Memang harga 
mobilnya lebih tinggi tetapi setelah dihitung dg insentif yg didapat costnya 
jadi cukup menarik.

Nah bagaimana kira2 energi fosil sbg penghasil petro dolar beberapa tahun 
kedepan?
He..he...saya ndak bisa membayangkan para geocientist nanti jadi petani jarak 
beberapa puluh tahun kedepan.

salam,
PR


-
- PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
- Call For Papers until 26 May 2006
- Submit 

RE: [iagi-net-l] energi alternatif

2006-08-15 Terurut Topik Winderasta, Wikan (wikanw)
Apakah produk bbm dari pohon jarak berupa ethanol ? 

Saya pernah mengisi gasoline dari SPBU Shell yang menggunakan 10% ethanol dalam 
gasoline mereka. Dan itu sudah disebut sebagai produk bbm yang lebih ramah 
lingkungan. Kalau mengganti berjuta-juta mobil ber-bbm hidrokarbon dengan murni 
ethanol 100% apa mungkin ?

Salam,
WW

-Original Message-
From: B. Pujasmadi [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: 15 Agustus 2006 14:21
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] energi alternatif

Pan udah pernah dibahas, bahwa kapasitas produksi jarak, hampir tidak mungkin 
mengganti 100% konsumsi bbm saat ini. Kalo gak salah itung, satu mobil perlu 1 
ha lahan untuk konsumsi 5-10 l/hari. Bisa menggantikan 50% aja udah pol hebat. 
Yang mobil hibrid  ternyata juga masih belum bisa meninggalkan bbm.Yang  
Hidrogen juga ternyata bahan dasar utama masih berasal dari hidrokarbon.  
Setidaknya menunggu sampai minyak benar-benar habis, belum akan sepenuhnya 
tergantikan. Paling tidak aman sampai pensiun lah..heheh. 
   
  Daripada jadi petani jarak mending jadi pedagang besi tua aja, pan nanti 
banyak mobil rongsok yang gak bisa jalan kalo bbm gak ada lagi.
   
  Salam
  
Prasiddha Hestu Narendra <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  saat ini pemerintah sedang menyiapkan rancangan utk mendorong adanya energi 
alteratif berupa biodisel dari tanaman jarak, setelah sebelumnya pemerintah 
begitu getol dengan program briket batubara. Tetapi briket batubara ternyata 
kurang diminati oleh konsumen, dan lagi batubara masih termasuk sumber energi 
tak terbaharukan.
investasi biodisel berupa penyiapan lahan sekitar 2 juta ha dan dana mencapai 
sekitar 200 trilyun rupiah yg didapatkan dari konsorsium beberapa bank dalam 
negri, investasi asing dari malaysia, singapura dan china.

Kemarin di TV ada tayangan bahwa di Inggris sudah mulai di pasarkan sepeda 
motor dgn bahan bakar higrogen, cara pengisiannya mudah dan bisa sumber 
energinya atau semacam akinya bisa dicopot untuk keperluan lain misal 
penerangan lampu. Asyiknya lagi polusi yg dihasilkan berupa air yg bisa 
dikonsumsi, oksigen dan panas. Shg sangat ramah lingkungan. Harganya $
6.000,- dan bisa ditekan lagi jika sudah produksi massal.
Sementara di Swedia sudah mulai dikeluarkan insentif yg menarik bagi kendaraan 
yg menggunakan biodiesel, salah satunya parkir gratis, pajak dll. 
Hebatnya lagi biodiesel tersebut berasal dari sampah rumah tangga. Memang harga 
mobilnya lebih tinggi tetapi setelah dihitung dg insentif yg didapat costnya 
jadi cukup menarik.

Nah bagaimana kira2 energi fosil sbg penghasil petro dolar beberapa tahun 
kedepan?
He..he...saya ndak bisa membayangkan para geocientist nanti jadi petani jarak 
beberapa puluh tahun kedepan.

salam,
PR


-
- PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
- Call For Papers until 26 May 2006
- Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI 
Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. 
Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-




-
Talk is cheap. Use Yahoo! Messenger to make PC-to-Phone calls.  Great rates 
starting at 1¢/min.


-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



RE: [iagi-net-l] Gempa utama - Gempa Susulan

2006-07-31 Terurut Topik Winderasta, Wikan (wikanw)
Cerita berikut sekedar sharing dari menonton program acara di National
Geographic channel.

Di acara tersebut "Ultimate Earthquake" diceritakan tentang beberapa
gempa besar yang kemudian diinterpretasikan penyebabnya cukup unik. Dari
serangkaian gempa tersebut ada 2 kategori gempa yang menarik yaitu:
1. Intra plate earthquake yang dianggap terjadi di Bhuj (India, 2001 -
Mag 7) dan New Madrid (Mississippi/Mid-Continent US - Mag 8)
2. Resonance earthquake yang dianggap terjadi di Mexico City (1985 -
magnitude 8.1)

Gempa di India dan Mississippi merupakan gempa dengan episentrum yang
berlokasi cukup jauh (>100 miles) dari zona active margin. Di dalam
acara tersebut, oleh seismologist diinterpretasikan pusat gempa
berkaitan dengan proses depression (rifting ??) yang terjadi di intra
plate. Khusus untuk gempa di Mississippi, setelah terjadi gempa utama
(Mag 8) kemudian diikuti 2 gempa susulan yang juga berkekuatan mag-8,
dan selama hampir sepanjang setahun kemudian tercatat ~2000 tremors.

Dalam kasus lain, gempa di Mexico City terjadi jauh dari episentrum
(>200 miles dari zona subduksi Cocos plate). Yang menarik adalah
terjadinya massive destruction pada suatu urban area (luas sekitar 15
km2). Blok tersebut dinyatakan sebagai sebuah area danau purba yang
sebelumnya (700 tahun lalu) oleh penakluk Spanyol dilakukan reklamasi
pada kota channel purba Tenochtitlan. Akibat reklamasi tersebut, blok
tersebut berdiri pada kondisi tanah yang lunak dan tidak stabil.
Gelombang gempa yang kemudian terjadi, diinterpretasikan terperangkap
dalam cekungan bekas danau tersebut dan disimulasikan beresonansi pada
bidang dasar danau sehingga menggoyang seluruh tubuh material pengisi
danau purba dan blok bangunan di atasnya. Pembangunan gedung-gedung
beton yang rentan terhadap goyangan di lokasi tersebut, akibat buruknya
penataan ruang kota tanpa studi potensi kerawanan gempa, menyebabkan
kerusakan dan korban jiwa yang sangat besar. 

Di acara tersebut, berdasarkan bencana-bencana yang terjadi, juga
diingatkan adanya potensi gempa di wilayah yang selama ini dianggap
stabil (intra plate), maupun akibat kurangnya studi terhadap kerentanan
lahan terhadap proses alam, sehingga meskipun berlokasi jauh dari jalur
episentrum tetap berpotensi terhadap bencana. Kalau saya ingat dengan
kota Bandung dan mungkin Jakarta, apakah terdapat lokasi-lokasi yang
mirip dengan blok area ancient lake di Mexico City yang kemudian
dibangun bangunan-bangunan beton yang rentan terhadap gempa.

Salam,
WW

-Original Message-
From: Irwan Meilano [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Monday, July 31, 2006 3:18 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: HAGI-Net
Subject: Re: [iagi-net-l] Gempa utama - Gempa Susulan

Pak Rovicky dan anggota milis ysh,

Mari kita bayangkan bahwa gempa itu
adalah sebuah bidang, bukan titik. Seandainya magnitudenya
6.7 maka ukuran bidangnya yaitu sekitar 20x15km, kalo 7.4 mungkin
100x40km, magnitude 8.7 sekitar 400x80km.
Sedangkan focal mechanism seperti yg direlease USGS atau Harvard CMT
adalah point source solution.  Posisi dari focal-mechanism atau
hiposenter hanya menjelaskan initial break dari rupture process-nya.

Sehingga,
Pak Rovicky menulis:
> lemah sesuai pola geologi (patahan) yg sudah ada.
> Kalau yg di Jogja kemarin itu pola susulannya mengikuti penyebaran 
> Sesar Opak kah ?

Gempa susulan akan berada pada wilayah rupture dari gempa utama. Untuk
kasus gempa jogja pun demikian, gempa susulan berada pada kelurusan
sepanjang 20km.
Kemudian ditambah dengan wilayah yg mengalami pe- nambahan stress karena
gempa utama di ujung-ujung.
Mungkin kalo kasus gempa jogja, ditambah dengan klaten.

Saat ini penjelasan mengenai aftershock
berkembang tidak hanya ganguan stress akibat gempa utama saja (stress
distribunce) tapi juga menjadi stress trigering. Teori ini dpt
menjelaskan efek dari gempautama yg men-triger gempa2 susulan dan juga
gempa besar lainnya. Seperti yg dilakukan pak Wahyu, dengan
mengasumsikan bidang dari suatu gempa, maka dapat dihitung wilayah2 yg
kemungkinan ter-triger.
Dan menjadi gempa besar lainnya.


Pak Rovicky menulis:
> membedakannya. Misalnya gempa Nias yg baru saja terjadi jam 8:28 pagi 
> hari minggu 30 July ini, apakah merupakan susulan yg kemarin yang 
> tanggal 27, juli jam 6:16 sore ?

Saya berpendapat bahwa kedua gempa tersebut masih merupakan rangkaian
gempasusulan dari gempa M8.7 Maret 2005,
karena:
1. Sampai saat ini wilayah nias masih dalam proses postseismic
relaksasi.  Ini bisa dilihat jelas dari time series data GPS milik
LIPI-CALTECH di pulau nias.
Arah pergeserannya masih menunjukan pola postseismic deformation, dan
belum ke stage normal interseismic period.
Sehingga gempa-gepma tsb masih merupakan bagian dari relaksasi proses
dari gempa utama stahun lalu.
(time series gps bisa saya kirim lewat japri)

2. Gempa susulan bisa berlangsung sangat lama, tergantung magnitude
gempa utamanya. mis gempa di Alaka M7.9 sampai sekarang masih ada gempa
susulannya, begitu pula gempa aceh.

3. Banyak contoh bahwa 

RE: [iagi-net-l] + Issue Akan Ada Gempa Di Sekitaran Cilegon - Mohon Tanggapan Ahli Gempa.

2006-07-21 Terurut Topik Winderasta, Wikan (wikanw)
Kalau di bidang kebersihan ada penghargaan Adipura sekaligus kota
terkotor se-Indonesia. Harusnya ada juga kota/pemerintah
daerah//masyarakat/tempat wisata yang paling bagus tata ruang dan
kesiapan dalam menghadapi potensi bencana, sekaligus kota/pemerintah
daerah/masyarakat/tempat wisata yang paling tidak siap dan tata ruangnya
paling rawan bencana.

Kota, pemda, masyarakat, tempat wisata yang secara alami memiliki
ancaman bahaya tapi ternyata SIAP menghadapinya patut dijadikan contoh
bagi wilayah lainnya. Sekaligus bisa menjadi promosi agar dunia wisata
Indonesia tidak hancur karena issu ketidaksiapan daerah wisata
menghadapi potensi bencana.

Sebaliknya yang wilayahnya TIDAK SIAP juga harus dipublikasikan secara
luas, sehingga masyarakat/wisatawannya tahu dan bisa sadar serta
menuntut untuk diberikan edukasi sekaligus menuntut pemdanya agar
bekerja lebih keras.

Kalau ada Police Watch, Parlement Watch, akan lebih baik kalau ada watch
juga untuk hal di atas.

Semoga kalau bisa nggak ada korban, minimal sedikit sekali korban
apabila proses-proses alam terjadi di wilayah kita.

Salam,
WW

-Original Message-
From: liamsi [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, July 21, 2006 5:02 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] + Issue Akan Ada Gempa Di Sekitaran Cilegon -
Mohon Tanggapan Ahli Gempa.

Mungkin ditambah satu lagi ,yaitu menganjurkan masyarakat untuk mulai
menggalakan olahraga lari, soalnya waktu untuk lari dari sunami setelah
gempa sempit sekali , belum tempatnya sudah banyak banguan bangunan shg
menghalangi orang lari. ( karena olahraga tsb badan juga sehat shg
larinya jadi cepat ) Ada anggapan masyarakat kalau sudah punya Sistem
Peringatan Dini , seolah olah kita sudah "bebas" dari bencana karena
bisa mengetahui sebelumnya .
Padahal pada waktu ada gempa (apalagi dg skala > 7 )  waktu itu pula
rumahnya ambruk, kemudian hanya hitungan  menit kalau ada sunami
langsung menerjang.
 Jadi yang lebih penting adalah Sistem Peringatn Diri. Ini yang perlu
disosialisasikan.

ISM



From: "edison sembiring" <[EMAIL PROTECTED]>
> Execelent, setuju banget, sebagai geoscientist kita hanya mampu 
> memetakan lokasi yang rawan kejadian tersebut, sehingga dengan 
> memberikan pengertian yang tepat ke masyarakat, sedikitnya akan 
> mengurangi rasa
> was2 dan cemasnya masyarakat kita.
>
> /Eds
>
> --- "Pangestu, Sonny T" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> > solusinya utk saat ini menurut saya:
> > 1. edukasi kepada masyarakat bahwa kita hidup di tengah-tengah 
> > fenomena alam gempabumi, tsunami, gunungapi, lereng terjal, dataran 
> > rendah (banjir), dan lain2 2. edukasi utk memahami sifat2 alam.
> > 3. hidup menyesuaikan diri dengan alam, tidak melawan alam atau 
> > mencoba melawan kekuatan alam.
> > 4. beritau rakyat tentang fenomena alam spesifik yang ada di masing2

> > daerahnya, bukan memberi kuliah dgn bahasa "dewa"
> > 5. beritau rakyat bahayanya apabila kita tidak memahami dan tidak 
> > memedulikan itu.
> > 6. beri saran kpd rakyat bgmn cara hidup di daerah potensi bahaya 
> > seperti itu (bila mereka bersikeras untuk tetap tinggal di situ) 7. 
> > beritau rakyat di mana letak tempat2 yang tidak berbahaya .
> > 8. beritau rakyat tentang bangunan yang sesuai untuk
> > daerah2 yang
> > memunyai fenomena alam seperti itu.
> > 9 sarankan rakyat agar sebaiknya tidak membangun dan bermukim di 
> > tempat2 yg bisa berbahaya bila fenomena alam itu terjadi.
> > 10. iagi membuat usulan tata ruang detail di daerah itu dan 
> > menunjukkan peta daerah berpotensi bahaya dan daerah yang paling man

> > yang ada di situ.
> > 11. susun tata laksana baku penyelamatan diri dan melatih mereka 
> > menyelamatkan diri secara berkala dan mengusulkan pembuatan jalur2 
> > penyelamatan tersingkat tanpa hambatan portal, polisi tidur dll. 
> > pasang
> > rambu2 petunjuk arah ke tempat & sepanjang jalur penyelamatan.
> > 12. siapkan lapangan penampungan terdekat dgn dusun mereka di ujung 
> > jalur penyelamatan di mana mereka masih tetap bisa mengawasi harta 
> > bendanya dari kejauhan.
> > 13. jangan mengharapkan ada bantuan segera datang.
> > 14 jangan membuat mereka dimanja oleh fasilitas teknologi komunikasi

> > maupun satelit yang rawan tidak berfungsi
> >
> > setiap individu iagi segera berbuat demi keselamatan rakyat.
> > kita tidak perlu menunggu ataupun berharap pemerintah untuk 
> > memulainya.
> > kita tidak perlu menunggu siapapun
> > kita tidak perlu menunggu apapun
> > kitalah yang paling tau tentang letak-letak potensi bahaya ini.
> > gempabumi dan tsunami bisa terjadi setiap saat tanpa bisa kita 
> > ketahui sebelumnya.
> > kasian rakyat di sana yang tidak tau apa2 , habis dimakan 
> > desas-desus yang menyesatkan.
> > sudah terlalu banyak korban sia-sia.
> >
> > wassalam.
> > sonny
> >
> > -Original Message-
> > From: edison sembiring [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> > Sent: 21 Juli 2006 15:22
> > To: iagi-net@iagi.or.id
> > Subject: RE: [iagi-net-l] Fwd: FW: Issue Akan Ada Gempa Di Sekitaran

> 

RE: [iagi-net-l] Hydrogen - Ramah lingkungan, benarkah ?

2006-07-20 Terurut Topik Winderasta, Wikan (wikanw)
Sebagai tambahan info, hidrogen adalah material yang berbahaya. 

Untuk liquid hidrogen kalau terjadi contact dengan tubuh manusia bisa
menyebabkan frosbite-semacam dengan di salju puncak gunung (Hidrogen
memiliki triple point pada minus 259 der Celcius). Apabila di-release
dengan tiba-tiba dan kontak dengan udara juga menyebabkan reaksi blue
flame, sebuah catastropic failure dapat menyebabkan bola api masif.

Sebagai perbandingan untuk menjalankan sebuah bus : (tidak dalam unit
satuan yang sebanding)
- hidrogen : 8-9.6 km per kilogram
- diesel : 5.6-6.1 km per gallon

Yah, sekali lagi memang masih menjadi tantangan untuk memperoleh
alternatif sumber energi yang dapat menggantikan minyak (bensin/diesel)
sebagai car fuel. Sejauh ini sepertinya biofuel (ethanol) atau gas alam
yang paling berpotensi, dan bahkan keduannya sedikit banyak mulai
dianggap sebagai car fuel conventional resources.

WW

-Original Message-
From: Winderasta, Wikan (wikanw) [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, July 20, 2006 9:55 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Hydrogen - Ramah lingkungan, benarkah ?

Penggunan hidrokarbon liquid (minyak : bensin, diesel, dll) sebagai car
fuel (bahan bakar mobil) jelas paling mudah, efisien, dan murah untuk
saat ini.

Permasalahannya adalah suplai yang semakin terbatas (selain US, Jepang,
China, dan UE, ke depan India akan juga rakus energi). Selain itu emisi
karbon juga menjadi efek yang serius.

Hidrogen sebagai sumber pembangkit listrik sudah memiliki nilai ekonomik
untuk skala besar, terutama di refinery. Paling tidak di sektor industri
penggunaan energi dari liquid hidrokarbon (minyak) bisa dikurangi.
Minyak terlalu mahal untuk dibakar. Sebagai contoh yang lain avail
produksi minyak mentah bisa hanya mencapai 80% dari nilai total produksi
minyak mentah per harinya untuk menjalankan sistem injeksi uap (EOR)
kalau harus membakar minyak. Belum terhitung biaya perawatan
infrastruktur untuk pembakaran sumber energi yang kotor tersebut.

Pemanfaatan transfer energi untuk mobil antara kedua bahan tersebut
sedikit berbeda.
- liquid hidrokarbon (bensin) mengubah energi kalor menjadi energi
mekanik, dengan efek samping emisi karbon. Isu yang ada adalah kebutuhan
semakin besar (orang lebih suka SUV dari pada mobil kecil yang irit
bensin). Perbaikan yang dilakukan adalah dengan pemakaian
superior/precision fuel (bebas timbal atau oktan lebih tinggi, dll)
maupun efisiensi pembakaran mesin.
- hidrogen fuel mengubah potensial energi (dalam gas alam/ethanol)
menjadi energi listrik kemudian menjadi energi mekanik. Efisiensi proses
jelas berkurang karena memerlukan proses antara, tetapi efisiensi energi
penggerak mesin bisa diperbaiki. Kalau untuk produk car fuel ramah
lingkungan, masih perlu diperhitungkan mana yang lebih ekonomik untuk
suatu produksi masal (mobil), penggunaan hydrocracking catalyist untuk
precision fuel dibandingkan dengan katalist untuk proses produksi
hidrogen. Sistem storage and dispenser (dingin and pressurized) adalah
tantangan untuk pemanfaatan hidrogen sebagai bahan energi penggerak
mobil. Yang jelas resiko flamable (kebakaran) bisa dikurangi. Untuk itu
small scale hidrogen generator seharusnya bisa diupayakan lebih efisien
daripada sistem mobile tank untuk liquid hidrokarbon (minyak). Hal ini
berlaku juga untuk mobil berbasis solar cell atau biofuel.

Mungkin yang harus dibandingkan adalah mana yang lebih efisien dan aman,
mobil menggunakan hidrogen, biofuel, gas alam, atau solar cell. Untuk
saat ini semuanya jelas kalah dengan mobil minyak (bensin, diesel).

Dunia memang kecanduan dengan minyak (bensin/diesel) - termasuk saya.
Siapa mau tukar mobil dengan beli mobil baru selain bensin/diesel ? Tapi
kan nggak semua sektor harus menggunakan bensin atau diesel. Peragaman
energi maupun pengolahan hidrokarbon menjadi energi yang lebih ramah
lingkungan adalah tidak salah bahkan bisa bernilai ekonomik, toh
akhirnya untuk kebaikan penghuni bumi juga. 

Yang pasti Indonesia bukan penghasil conventional hidrokarbon resources
yang sangat besar, sehingga status sebagai negara net importir menjadi
isu yang sangat serius apabila tidak berhasil dalam program peragaman
sumber energi. Bahkan negara seperti US sudah kelimpungan untuk mendapat
suplai energi minyak karena harus bersaing dengan China dan India.
Bayangkan kalau kita harus bersaing dengan mereka untuk membeli minyak.

Todate US retail gasoline price $3.15/gallon (~Rp 7500/liter) bahkan di
Eropa $6-7/gallon (~Rp 15,000/liter). Berapa banyak subsidi bensin dari
negara kita untuk orang bermobil ? Sebaiknya subsidi bensin dipakai
untuk tanggap darurat terhadap potensi bencana serta proses pendidikan.

Salam,
WW


-Original Message-
From: Fauzan Arif [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, July 19, 2006 11:12 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Hydrogen - Ramah lingkungan, benarkah ?

Apakah melalui hydrogen fuel tsb. rasio fossil fuel : kalor (energi) yg
dihasilkan sama besar

RE: [iagi-net-l] Hydrogen - Ramah lingkungan, benarkah ?

2006-07-20 Terurut Topik Winderasta, Wikan (wikanw)
Penggunan hidrokarbon liquid (minyak : bensin, diesel, dll) sebagai car
fuel (bahan bakar mobil) jelas paling mudah, efisien, dan murah untuk
saat ini.

Permasalahannya adalah suplai yang semakin terbatas (selain US, Jepang,
China, dan UE, ke depan India akan juga rakus energi). Selain itu emisi
karbon juga menjadi efek yang serius.

Hidrogen sebagai sumber pembangkit listrik sudah memiliki nilai ekonomik
untuk skala besar, terutama di refinery. Paling tidak di sektor industri
penggunaan energi dari liquid hidrokarbon (minyak) bisa dikurangi.
Minyak terlalu mahal untuk dibakar. Sebagai contoh yang lain avail
produksi minyak mentah bisa hanya mencapai 80% dari nilai total produksi
minyak mentah per harinya untuk menjalankan sistem injeksi uap (EOR)
kalau harus membakar minyak. Belum terhitung biaya perawatan
infrastruktur untuk pembakaran sumber energi yang kotor tersebut.

Pemanfaatan transfer energi untuk mobil antara kedua bahan tersebut
sedikit berbeda.
- liquid hidrokarbon (bensin) mengubah energi kalor menjadi energi
mekanik, dengan efek samping emisi karbon. Isu yang ada adalah kebutuhan
semakin besar (orang lebih suka SUV dari pada mobil kecil yang irit
bensin). Perbaikan yang dilakukan adalah dengan pemakaian
superior/precision fuel (bebas timbal atau oktan lebih tinggi, dll)
maupun efisiensi pembakaran mesin.
- hidrogen fuel mengubah potensial energi (dalam gas alam/ethanol)
menjadi energi listrik kemudian menjadi energi mekanik. Efisiensi proses
jelas berkurang karena memerlukan proses antara, tetapi efisiensi energi
penggerak mesin bisa diperbaiki. Kalau untuk produk car fuel ramah
lingkungan, masih perlu diperhitungkan mana yang lebih ekonomik untuk
suatu produksi masal (mobil), penggunaan hydrocracking catalyist untuk
precision fuel dibandingkan dengan katalist untuk proses produksi
hidrogen. Sistem storage and dispenser (dingin and pressurized) adalah
tantangan untuk pemanfaatan hidrogen sebagai bahan energi penggerak
mobil. Yang jelas resiko flamable (kebakaran) bisa dikurangi. Untuk itu
small scale hidrogen generator seharusnya bisa diupayakan lebih efisien
daripada sistem mobile tank untuk liquid hidrokarbon (minyak). Hal ini
berlaku juga untuk mobil berbasis solar cell atau biofuel.

Mungkin yang harus dibandingkan adalah mana yang lebih efisien dan aman,
mobil menggunakan hidrogen, biofuel, gas alam, atau solar cell. Untuk
saat ini semuanya jelas kalah dengan mobil minyak (bensin, diesel).

Dunia memang kecanduan dengan minyak (bensin/diesel) - termasuk saya.
Siapa mau tukar mobil dengan beli mobil baru selain bensin/diesel ? Tapi
kan nggak semua sektor harus menggunakan bensin atau diesel. Peragaman
energi maupun pengolahan hidrokarbon menjadi energi yang lebih ramah
lingkungan adalah tidak salah bahkan bisa bernilai ekonomik, toh
akhirnya untuk kebaikan penghuni bumi juga. 

Yang pasti Indonesia bukan penghasil conventional hidrokarbon resources
yang sangat besar, sehingga status sebagai negara net importir menjadi
isu yang sangat serius apabila tidak berhasil dalam program peragaman
sumber energi. Bahkan negara seperti US sudah kelimpungan untuk mendapat
suplai energi minyak karena harus bersaing dengan China dan India.
Bayangkan kalau kita harus bersaing dengan mereka untuk membeli minyak.

Todate US retail gasoline price $3.15/gallon (~Rp 7500/liter) bahkan di
Eropa $6-7/gallon (~Rp 15,000/liter). Berapa banyak subsidi bensin dari
negara kita untuk orang bermobil ? Sebaiknya subsidi bensin dipakai
untuk tanggap darurat terhadap potensi bencana serta proses pendidikan.

Salam,
WW


-Original Message-
From: Fauzan Arif [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, July 19, 2006 11:12 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Hydrogen - Ramah lingkungan, benarkah ?

Apakah melalui hydrogen fuel tsb. rasio fossil fuel : kalor (energi) yg
dihasilkan sama besar dibandingkan dg pembakaran dg motor
(konvensional). 
Maksud saya hydrogen fuel disini kan tidak berperan sebagai sumber
energi melainkan hanya agen pentransmisi energi saja, menurut logika
saya jelas efisiensinya lebih kecil (berkurang) dibandingkan dengan
pembakaran biasa. 
Jika demikian konsumsi fossil fuel pada "hydrogen fuel plant (??)"
otomatis lebih boros kan...betul tdk pak?.
satu lagi..hydrogen cair itu kan pasti dingin sekali..suhunya itu
termasuk kedalam kriteria membahayakan tdk??misalkan kalau tidak sengaja
kena kulit manusia...kalau bensin kan saya rasa masih "aman", orang
kumur2 pake bensin aja ada.

Fauzan Arif

- Original Message -
From: "Rovicky Dwi Putrohari" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Thursday, July 20, 2006 9:11 AM
Subject: [iagi-net-l] Hydrogen - Ramah lingkungan, benarkah ?


>
Hydrogen
> merupakan unsur pembentuk air bila digabungkan dengan oksigen,
Hydrogen 
> fuel
> cell juga hanya akan memproduksi air sebagai "sampah"nya. Secara
sepintas
> energi ini akan sangat-sangat ramah lingkungan. Uni-Eropa sudah

RE: [iagi-net-l] Re: bukan "aurora" tapi bener api !!

2006-07-20 Terurut Topik Winderasta, Wikan (wikanw)
Yang terbayangkan bisa memunculkan api dari dasar laut adalah erupsi
gunung api atau ledakan nuklir. Apakah reaksi explosion methane/hydrate
bisa menimbulkan efek ledakan api yang cukup besar menembus air laut
kemudian memunculkan bunga api ? (itu kalau memang terlihat sebagai
ledakan api - maaf sampai saat ini belum pernah melihat dokumentasinya)

Kalau tidak salah efek ledakan nuklir didahului oleh semacam gelombang
EM yang mempengaruhi listrik (seperti di film, listrik-listrik pada mati
sesaat sebelum ledakan nuklir). 

WW

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, July 20, 2006 7:29 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Re: bukan "aurora" tapi bener api !!

Mungkinkah ada methane atau hydrates di deket palung ini ?
Kalau memang ada methane dan kilatan dicharge eletric ya mungkin saja
api, tapi aku kok msh ragu ya.
Krn ga liat sendiri sih

Rdp

On 7/20/06, budi santoso <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Terus terang saat melihat rekaman gambar di TV7 beberapa waktu lalu, 
> saya yakin itu bukan "aurora"
> seperti yang diilustrasikan oleh pak RDP lewat pertunjukan angkasanya.

> Yang ini secara fisik benar-benar api; seperti semburan gas yang 
> terbakar di udara . . .
> TJ
>
> --- Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> > di salah satu tulisanku yg aku kasih link tersebut aku bandingin 
> > antara gelombang nuklir dengan gel gempa.
> > Nah tinggal bantuan BMG ada yg bisa ngasih aku nggak ya ?
> >
> > RDP
> >
> > On 7/20/06, Hendri Ruslan <[EMAIL PROTECTED]>
> > wrote:
> > >
> > > Pak Rovicky,
> > > Apa tidak bisa kita menjelaskan bahwa gempa
> > kemarin bukan akibat ledakan
> > > nuklir dari sifat dan kecepatan rambat
> > gelombangnya (P, S dsbnya). Mungkin
> > > teman-teman di BMG bisa membantu dan menampilkan
> > hasil rekaman seismik
> > > gempa
> > > kemarin dan bentuk rekaman dari suatu ledakan
> > buatan.
> > >
> > > Terima kasih,
> > > Hendri R.
> > >
> > > - Original Message -
> > > From: "Rovicky Dwi Putrohari" <[EMAIL PROTECTED]>
> > > To: 
> > > Sent: Thursday, July 20, 2006 12:57 PM
> > > Subject: Re: [iagi-net-l] ledakan niklir
> > >
> > >
> > > > Mungkinkah Nuklir ?
> > > >
> > > > Jawaban tentang dentuman dan bola cahaya bisa
> > dibaca ditulisan :
> > > >
> >
> http://rovicky.wordpress.com/2006/07/18/aurora-pertunjukkan-angkasa/
> > > > dan juga alternatif penjelasan seperti uraian
> > pak Marufin :
> > > >
> >
> http://rovicky.wordpress.com/2006/07/19/samudra-yang-kembali-bicara/
> > > > juga baca ini :
> > > >
> >
> http://rovicky.wordpress.com/2006/06/06/tandatangan-gempa-2/
> > > > dan ini :
> > > >
> > >
> >
> http://rovicky.wordpress.com/2006/06/30/glung-bleg-dan-danau-bantul-di
> -jogja/
> > > >
> > > >
> > > > rdp
> > > >
> > > > ===
> > > >
> > > > On 7/21/06, Y S Yuwono <[EMAIL PROTECTED]>
> > wrote:
> > > >> Rekan-2 milis yth.
> > > >> Kemarin waktu saya lagi servis motor, di ruang
> > tunggu bengkel ngobrol
> > > >> sama
> > > > pelanggan lainnya termasuk topik yang hangat,
> > yaitu tsunami dan gempa di
> > > > Pangandaran dan Ygya. Saya kaget setengah mati,
> > bahwa teman ngobrol
> > > (saya
> > > > tidak kenal) itu beranggapan bahwa ada
> > kemungkinan besar bahwa gempa dan
> > > > tsunami disebabkan ledakan nuklir oleh negara
> > maju di Samudera Hindia.
> > > Dia
> > > > tidak menyebut secara jelas tetapi dari nada
> > bicaranya kok keliatannya
> > > > menunjuk Negara A S yang melakukan percobaan
> > nuklir itu(?). Betul-betul
> > > > saya
> > > > kaget atas kesimpulannya yang katanya menurut
> > saksi mata ada suara
> > > ledakan
> > > > sebelum gempa dan tsunami, dan ada kobaran api
> > (?) di tengah laut!!!.
> > > >> Wah isu ini rupanya banyak tersebar di kalangan
> > masyarakat Jawa Barat
> > > >> dari
> > > > strata bawah, aku sampai gak berani komentar dan
> > terdiam seribu
> > > basa!!
> > > >> Salam,
> > > >> Yatno
> > > >>
> > > >
> > > >
> > > > --
> > > > http://rovicky.wordpress.com/
> > > >
> > >
> > >
> > >
> >
> -
> > > -  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
> > > -  Call For Papers until 26 May 2006
> > > -  Submit to:
> > [EMAIL PROTECTED]
> > >
> >
> -
> > > To unsubscribe, send email to:
> > iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> > > To subscribe, send email to:
> > iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> > > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota 
> > > ditujukan ke:
> > > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas 
> > > nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara 
> > > Mulia No. Rekening: 255-1088580
> > > A/n: Shinta Damayanti
> > > IAGI-net Archive 1:
> > http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> > > IAGI-net Archive 2:
> > http://groups.yahoo.com/group/iagi
> > >
> >
> 

RE: [iagi-net-l] Re: Serpih minyak dan sumber energi lainnya?

2006-07-19 Terurut Topik Winderasta, Wikan (wikanw)
Memang betul yang disebut sebagai earth resources sebenarnya energy
carrier saja, seperti hidrogen yang memerlukan pembalikan proses
elektrolisis untuk menghasilkan energi listrik, hidrokarbon juga
memerlukan proses pembakaran untuk menghasilkan energi panas dan
mekanik. Matahari mungkin lebih tepat sebagai sumber energi karena
menghasilkan energi radiasi panas secara langsung meskipun juga perlu
solar cell untuk menghasilkan energi listrik.

Sumber hidrogen fuel tidak harus hidrokarbon, bisa ethanol (biofuel)
atau bahkan air (H2O). Saya tidak tahu seberapa energi pemecahan bahan
hidrogen (propane/ethanol), tetapi penggunaan katalist kimia tentunya
sebagai upaya efisiensi. Emisi pemisahan molekul HC (propane) adalah CO2
yang bisa bersifat komersial ataupun waste (tergantung nilai ekonomi
untuk infrastuktur pemanfaatannya). Sedangkan "emisi/exhaust"
pembangkitan energi listrik dengan fuel cell hidrogen adalah uap air
(water vapor) karena dalam prosesnya direaksikan dengan O2 yang
diperoleh dari udara.

Benar juga penggunaan hidrogen sebagai fuel adalah untuk mengurangi
emisi karbon ke atmosfer, selain penghematan penggunaan HC fuel.

Salam,
WW

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, July 19, 2006 3:21 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Re: Serpih minyak dan sumber energi lainnya?

kalau begitu berarti hidrogen bukanlah source of energy tetapi energy
carrier saja. karena tetap digenerasikan atau dibuat dulu.nah
menggenerasi hidrogen seperti menggenerasi listrik, masih memerlukan
natural resources yang tentusaja masih terkendala saat ini.
spt GTL, LNG, CTGataupunCoal to Liquid, semuanya masih juga carbon based
energies yg mulai langka.
pembuatan hydr sendiri merupakan proses yg jels tidak 100% efisien,
pasti ada energi terbuang. kalo dihasilkan dr katalyst dg pembakaran
karbon based energi, maka teknologi hydrg hanyalah memindahkan carbon
emisi saja.

rdp

On 7/20/06, Winderasta, Wikan (wikanw) <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Hi Pak Rovicky,
>
> Sebenarnya hidrogen untuk sumber energi industri (listrik) sudah 
> banyak sekali dipakai terutama di refinery. Jadi bukan teknologi baru.

> Yang diperlukan sekarang adalah teknologi venture untuk memproduksi, 
> menyimpan, dan mendistribusikan secara komersial sebagai sumber energi

> kendaraan atau rumah, jadi semacam small-scale hydrogen generator.
>
> Kebanyakan Tech. Venture Co milik perusahaan multinasional 
> mengembangkan produksi hidrogen dari gas alam atau propane karena 
> sifat keduanya yang banyak tersedia, aman, terjangkau, dan performanya

> bagus, sehingga paling tidak dalam waktu terdekat menjadi pilihan 
> terbaik. Pilihan lain adalah dari corn-based ethanol. Tantangan bisnis

> ini adalah pengurangan harga produksi dan penyedia kendaraan berbahan
hidrogen secara masal.
>
> Hidrogen sendiri bersifat sebagai highly reactive gas yang tidak 
> ditemukan sebagai material bebas di alam, sehingga harus diproduksi 
> dari bahan yang lain. Jadi betul sekali, yang diperlukan agar bisa 
> dibuat small-scale hydrogen generator adalah suatu katalist kimia yang

> berkerja dalam one-step (bandingkan dengan proses perpipaan yang rumit

> dan besar dalam manufactured hidrogen) untuk memecah bahan hidrogen 
> (misal gas
> alam/ethanol) menjadi diskret molekul hidrogen, karbon, dan oksigen, 
> dengan memfilter produk sampingan yaitu pure CO2. Produk sampingan 
> pure
> CO2 bisa diinjeksikan ke dalam reservoir maupun dikomersialkan sebagai

> bahan pembuat soda.
>
> Dalam pemakaiannya sebagai sumber energi kendaraan, diperlukan 
> electric cell (yang bekerja dengan pembalikan proses elektrolisis) 
> yang akan mengubah fuel hidrogen menjadi energi electric, dimana ini 
> dilakukan di suatu fuel station (kayak SPBU). Jadi untuk mobil, 
> menjadi mobil listrik, bukan berbahan bakar liquid seperti bensin. 
> Pengisian fuel cell hidrogen sebuah mobil memerlukan waktu 3-5 menit.
>
> Wassalam,
> WW
>
>
>
> -Original Message-
> From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Wednesday, July 19, 2006 8:14 AM
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: Re: [iagi-net-l] Serpih minyak dan sumber energi lainnya?
>
> On 7/19/06, Winderasta, Wikan (wikanw) <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > - 2nd wave (10 to 20 yrs) : coal to liquid, gas to liquid, hydrogen,

> > oil shale (mungkin masuk 3rd wave)
>
> Aku selalu penasaran dengan "Hydrogen" sebagai sumber energi.
> Bagaimana bentuk jebakan hidrogen itu ? Ataukah hydrogen di-generate 
> dari katalyst ? Kalau dari katalyst, energinya diambil dari mana ?
> mungkin Wikan atau ada rekan lain bisa crita risetnya exxon/chevron 
> dll ttg hydrogen ini ?
>
> RDP
>
> -
> -  

RE: [iagi-net-l] Serpih minyak dan sumber energi lainnya?

2006-07-19 Terurut Topik Winderasta, Wikan (wikanw)
Hi Pak Rovicky,

Sebenarnya hidrogen untuk sumber energi industri (listrik) sudah banyak
sekali dipakai terutama di refinery. Jadi bukan teknologi baru. Yang
diperlukan sekarang adalah teknologi venture untuk memproduksi,
menyimpan, dan mendistribusikan secara komersial sebagai sumber energi
kendaraan atau rumah, jadi semacam small-scale hydrogen generator.

Kebanyakan Tech. Venture Co milik perusahaan multinasional mengembangkan
produksi hidrogen dari gas alam atau propane karena sifat keduanya yang
banyak tersedia, aman, terjangkau, dan performanya bagus, sehingga
paling tidak dalam waktu terdekat menjadi pilihan terbaik. Pilihan lain
adalah dari corn-based ethanol. Tantangan bisnis ini adalah pengurangan
harga produksi dan penyedia kendaraan berbahan hidrogen secara masal.

Hidrogen sendiri bersifat sebagai highly reactive gas yang tidak
ditemukan sebagai material bebas di alam, sehingga harus diproduksi dari
bahan yang lain. Jadi betul sekali, yang diperlukan agar bisa dibuat
small-scale hydrogen generator adalah suatu katalist kimia yang berkerja
dalam one-step (bandingkan dengan proses perpipaan yang rumit dan besar
dalam manufactured hidrogen) untuk memecah bahan hidrogen (misal gas
alam/ethanol) menjadi diskret molekul hidrogen, karbon, dan oksigen,
dengan memfilter produk sampingan yaitu pure CO2. Produk sampingan pure
CO2 bisa diinjeksikan ke dalam reservoir maupun dikomersialkan sebagai
bahan pembuat soda.

Dalam pemakaiannya sebagai sumber energi kendaraan, diperlukan electric
cell (yang bekerja dengan pembalikan proses elektrolisis) yang akan
mengubah fuel hidrogen menjadi energi electric, dimana ini dilakukan di
suatu fuel station (kayak SPBU). Jadi untuk mobil, menjadi mobil
listrik, bukan berbahan bakar liquid seperti bensin. Pengisian fuel cell
hidrogen sebuah mobil memerlukan waktu 3-5 menit.

Wassalam,
WW

 

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, July 19, 2006 8:14 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Serpih minyak dan sumber energi lainnya?

On 7/19/06, Winderasta, Wikan (wikanw) <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> - 2nd wave (10 to 20 yrs) : coal to liquid, gas to liquid, hydrogen, 
> oil shale (mungkin masuk 3rd wave)

Aku selalu penasaran dengan "Hydrogen" sebagai sumber energi.
Bagaimana bentuk jebakan hidrogen itu ? Ataukah hydrogen di-generate
dari katalyst ? Kalau dari katalyst, energinya diambil dari mana ?
mungkin Wikan atau ada rekan lain bisa crita risetnya exxon/chevron dll
ttg hydrogen ini ?

RDP

-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006 
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI
Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara
Mulia No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-




-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



RE: [iagi-net-l] Serpih minyak dan sumber energi lainnya?

2006-07-19 Terurut Topik Winderasta, Wikan (wikanw)
Proved reserves dari conventional HC resources di dunia sebagian besar
dikuasai oleh perusahaan-perusahaan nasional terutama di Timur Tengah,
Rusia, Canada, dan Amerika Latin. Perusahaan-perusahaan multinasional
seperti ExxonMobil, Shell, BP, dll hanya berada pada kisaran peringkat
14-20 dari top list penguasa proved reserves dunia tersebut.

Sependapat dengan Pak Yo dan Pak Koesoema, bahwa perusahaan-perusahaan
energi multinasional belum akan mengomersialisasikan beberapa
unconventional resources dalam waktu dekat. Tetapi demi untuk menjaga
sekuritas option bisnis mereka termasuk akses memperoleh supply energi,
mau tidak mau perusahaan multinasional harus mengembangkan
unconventional HC resources baik dalam investasi research and
development maupun meletakkan dalam rencana bisnis strategis mereka.

Kalau dikumpulkan alternatif unconventional resources terpenting, maka
dapat diperoleh beberapa alternatif sbb:
- Extra heavy oil/tar sand (potensial cadangan 3 TBOE)
- Oil shale (2.6 TBOE)
- Coal to Liquid (0.6 TBOE)
- Tight/Shale Gas dan CBM
- HC di Arctic
- Gas to Liquid
- HC di Ultra Deepwater (GOM, Brazil, West Africa, North Sea, East
Canada, North Alaska, NW Australia)
- dan Hydrates (Pacific, Indonesia ?)

Dalam komersialisasinya, unconventional HC resources masih harus
bersaing dengan renewable unconventional resources seperti biofuels,
precision fuels, ataupun hydrogen. Kalau mengikuti three waves trend
dalam industri energi, maka komersialisasi unconventional resources
secara optimis (bisa jadi terus mundur) oleh perusahaan-perusahaan
energi multinasional dapat ditempatkan sbb:
- 1st wave (up to 10 yrs) : extra heavy oil/tar sands, biofuels,
precision fuels, HC di Ultra Deepwater, CBM
- 2nd wave (10 to 20 yrs) : coal to liquid, gas to liquid, hydrogen, oil
shale (mungkin masuk 3rd wave)
- 3rd wave (next 30 yrs) : HC di Arctic, hydrates

Di Indonesia sebagai mature oil producer, sedikit banyak juga mengikuti
tren energi tersebut dengan adanya program biofuel (dari tanaman jarak
?) ditambah deepwater development untuk 1st wave. Kalau nggak salah
peningkatan pemanfaatan geothermal dan batubara juga menjadi program
pemerintah 5-10 tahun ke depan, meskipun porsinya sepertinya belum
banyak.

Salam,
WW 

-Original Message-
From: R.P. Koesoemadinata [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, July 19, 2006 6:23 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Serpih minyak dan sumber energi lainnya?

Soal oil shale itu sudah lagu lama. Dulu waktu minyak bumi pertama kali
melonjak di tahun 70-han Carter mengelarkan dana milyaran dollar untuk
projek yang dinamakan "syn-fuel" untuk mengexploitasi oil shale dari
Green River Formation di Rocky Mountains. Masalah lingkungan (akan
perusakan muka bumi yang raksasa, masalah pembuangan limbah, dan
terutama masalah keperluan air yang luar biasa besarnya) menyebabkan
projek ini berhenti, apalagi setelah harga minyak bumi menurun lagi.
RPK
- Original Message -
From: "Yo Sumartojo" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>; 
Sent: Wednesday, July 19, 2006 12:43 AM
Subject: [iagi-net-l] Serpih minyak dan sumber energi lainnya?


> Rekan Noel,
>
> Di A.S. belum ada kegiatan unutk membuka lahan serpih minyak. 
> Perusahaan-perusahaan minyak di A.S. lebih mudah mencari sumber-sumber

> baru minyak dinegeri lain (atau membeli).
>
> Pengolahan serpih minyak membutuhkan sarana-sarana lain yang cukup
mahal. 
> Persoalan pembuangan sampah-bekas serpih yang butirannya halus; akan 
> dikemanakan? Pertambangan terbuka yang sangat luas, akan dibuat apa 
> bekas tambang terbuka tadi (untuk lapangan golf?). Akhirnya pemikiran 
> untuk membukan lahan serpih minyak bergantung pada persoalan ekonomi. 
> Ingatlah bahwa sebelum Perang Dunia II, di Jerman pun pengolahan 
> serpih minyak sudah pernah dikerjakan (proses Lurgi, proses Dravo).
>
> Salan satu yang pernah "ngetren" di A.S. yalah proses gasifikasi 
> batubara (coal gasification) dan pencairan batubara (coal 
> liquefaction). Teknologi inipun sudah ada, hanya tinggal uangnya dan 
> persoalan lingkungan. Sekarang yang mulai di-utik-utik yalah coal-bed
methane (CBM).
>
> Di Indonesia, saya pernah dengar ada rencana untuk membuat briket 
> batubara untuk keperluan rumah-tangga. Apakah ini sudah berjalan dan 
> bagaimana penerimaan publik?  Dampak pada kesehatan sang ibu-ibu atau 
> bapak-bapak yang masak di dapur karena uap logam-logam seperti As, Se,

> Sb, Pb dan Hg sewaktu batubara dipanaskan, misalnya melalui pernapasan

> udara yang mengandung uap logam berat tadi, sudah ada yang meneliti?
>
>
> Salam dari Atlanta.
>
> Yo Sumartojo
>
>
>
>
>
> -
> -  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
> -  Call For Papers until 26 May 2006
> -  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
> -
> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to: iagi-net-subscr

[iagi-net-l] Perdebatan erupsi lumpur BJP-1

2006-07-13 Terurut Topik Winderasta, Wikan (wikanw)
Berita berikut tercantum di AAPG homepage (sumber : Asia Times Online).

Berupa dengar pendapat Managemen Lapindo di DPR. Persoalan masih seputar
perdebatan kausal erupsi, yaitu antara gempa dan pemboran. Saya kira
hasil penyelidikan tim independen sangat ditunggu sebagai pembuktian
yang lebih dapat diterima. Pihak tersangka sendiri (operator pemboran)
tetap bersikukuh pada pelaksanaan pemboran yang telah sesuai dengan SOP
(seperti tercantum dalam berita di blog Pak Rovicky).

Apakah ada yang mengetahui obyektif yang akan dicapai dari tim
independen tersebut ? Apakah menyangkut juga simulasi geomekanik yang
mungkin dapat memprediksi kemungkinan terbesar penyebab underground
blow-out (gempa, pemboran, atau penyebab lainnya) ?

Kalau teringat pernyataan kang Mino bahwa "apakah pendapat dari sisi
kajian ilmiah masih diperlukan ?" Tentunya saya kira sangat diperlukan,
terutama karena menyangkut suatu prediksi yang paling bisa diterima,
dalam hal ini menghindari kesalahan dalam pemutusan di sisi hukum (para
tersangka), ekonomi (perusahaan, iklim investasi eksplorasi ke depan,
dan cost recovery - meskipun dalam hal ini ada otoritas dari BPMIGAS),
dan juga mungkin politik.


http://atimes.com/atimes/Southeast_Asia/HG14Ae01.html

Muckraking in Java's gas fields 
By Chris Holm, Jul 14, 2006 
deleted

A natural denial
At the start of the environmental debacle, Lapindo's management blamed
the mud on natural causes rather than the company's drilling activities.
Speaking at a parliamentary hearing, the company's executives told
legislators that the effects of the May 27 earthquake centered in
Yogyakarta, rather than its drilling, were responsible for the mudflows.


If vibrations from the 6.7-magnitude shake were powerful enough to kill
5,000 people, they reasoned, it could also have opened up deep faults
underground, allowing the mud to flow up thousands of meters. And if
Lapindo being in the area was only a coincidence, the government, not
the firm, should provide compensation to villagers and the businesses
affected by the mud, they said. 

Independent experts, however, were quick to reject the earthquake
explanation. The epicenter of the Yogyakarta quake, at more than 300
kilometers away, was far too distant to affect the ground in Sidoarjo,
where the aftershocks would have manifested themselves as a dissipated
force, which they likened to a heavy truck passing over the area. It was
far more likely that a mishap involving the drilling operation was to
blame, they said. Despite that reality check, the company's earthquake
theory was initially given credence by officials from the government's
upstream oil and gas regulator, BP Migas. 

deleted

Salam,
WW


RE: [iagi-net-l] Konduktivitas panas intan

2006-07-12 Terurut Topik Winderasta, Wikan (wikanw)
Beberapa oil/energy company juga punya Technology Venture Co. yang
mengembangkan secara komersial (baik sbg patent maupun mass product)
suatu diamond sintetik (distilation process). Salah satu productnya
berupa mineral yang disebut DIAMONDOIDS, baik lower diamondoids
(diamantane and triamantane) maupun higher diamondoid type
(tetramantane/4 diamond crytal up to undecamantane/11 crystal) yang
berasal dari hidrokarbon (umumnya kondensat dari deep gas). 

Material ini merupakan hasil rekayasa nannoteknologi yang memanfaatkan
beberapa superkarakter intan, sehingga seperti produk intan sintetik
lainnya dapat digunakan dalam campuran/enhancement produk-produk
mikroelektronik-conductivity, hyper strong materials (coatings/surface
films)-hardness, lubricants-smoothness, optic-clarity, teknologi
sensor-inertness, and biofarmasitikal-chirality.

Saya kurang yakin kalau yang dipakai untuk industri adalah intan alami.
Kalau intan alami mendingan untuk perhiasan saja karena untuk
memanfaatkan superkarakter intan alami lainnya yaitu super-romantis yang
kayaknya nggak ada di intan sintetik.

Salam,
WW

-Original Message-
From: Prasiddha Hestu Narendra [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Sunday, July 09, 2006 6:25 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Konduktivitas panas intan

wah ternyata intan tidak hanya sekedar logam mulia yg digunakan utk
perhiasan kelas atas, tetapi kemampuan kekerasan dan konduktivitas
panasnya dapat dimanfaatkan utk keperluan industri.
Coba2 search di internet nemu site
http://www.advanceddiamond.com/technology.html, menarik juga penggunaan
teknologi intan ini.

Masalah panas menjadi masalah yg penting di desain komputer dan
semikonduktor, sesuai perkembangan teknologi jumlah transistor dalam
semikonduktor makin banyak, sedangkan ukuran transistor makin kecil dan
area yg digunakan semakin kecil, karena adanya tuntutan efektifitas
peralatan yg makin kecil dan simple dgn fungsi yg besar. Intan mulai
dilirik karena mempunyai kemampuan transfer thermal yg cukup bagus, utk
menghindari kerusakan pada peralatan elektronik tersebut.

he..he...coba bayangkan komputer kita di masa mendatang ada
intannya.mungkin logo INTEL PENTIUM INSIDE bakalan diganti
DIAMOND INSIDE...

salam,
pr

At 09:40 AM 7/7/2006 -0400, you wrote:
>Rekan Prasiddha dan pencinta batu mulia,
>
>Melanjutkan tentang alat untuk menguji intan yang prinsipnya sangat 
>mudah, berdasarkan konduktivitas panas (thermal conductivity) dengan 
>jaringan elektonika menggunakan "thermistor" yang bisa dibeli di toko
elektronika.
>
>"Thermal conductivity" dari beberapa bahan sbb:
>
>perak : 420 (W/m K) juga mempunyai konduktivitas listrik yang paling 
>tinggi diantara logam-logam
>tembaga: 390
>timah hitam: 35
>baja: 50
>
>gelas: 0.8
>beton: 0.8
>
>kayu: 0.1
>
>intan: 2000
>
>W = watt
>m = meter
>K = derajad Kelvin
>
>Jadi bayangkan kalau intan mempunyai konduktivitas termal jauh lebih 
>tinggi dari logam. karena itu intan juga sering digunakan dalam 
>jaringan semikonduktor.
>
>Semoga informasi ini berguna.
>
>  salam,
>
>Yo Sumartojo
>
>
>-
>-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
>-  Call For Papers until 26 May 2006
>-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
>-
>To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
>To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit 
>IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
>Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
>No. Rek: 123 0085005314
>Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara 
>Mulia No. Rekening: 255-1088580
>A/n: Shinta Damayanti
>IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
>IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>-


-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006 
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI
Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara
Mulia No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-




-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-

RE: [iagi-net-l] Gempa, Pemicu Banjir Lumpur Porong?

2006-07-05 Terurut Topik Winderasta, Wikan (wikanw)
Terima kasih Pak Pujasmadi atas penjelasannya. Hal ini bisa menjadi
counter atas informasi (berita) yang diungkapkan salah seorang manager
operational/drilling di media (atau jangan-jangan wartawannya yang salah
tangkep lagi).

Syukurlah apabila informasi tersebut tidak berkembang menjadi bahan
pengambilan keputusan.

Wassalam,
WW

-Original Message-
From: B. Pujasmadi [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, July 05, 2006 4:53 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Gempa, Pemicu Banjir Lumpur Porong?

Saya meragukan pendapat bahwa lumpur tersebut dari influx air sungai
disekitar luapan lumpur. Kalau ada influx dari sungai (artesis), maka
tekanan yang menyebabkan lumpur keluar adalah normal hydrostatic
pressure (bukan overpressure).  
   
  Saya lihat semburan lumpur sekitar 0.5-1 meter, sehingga tinggi
pisometriknya mungkin 1-5 meter. Memangnya ada sungai yang elevasinya 5
meter di sekitar lokasi lumpur? Lagi pula lumpur itu diyakini dari
kedalaman 6000'-an, jadi kalau memang lumpur ini lumpur artesis,
discharge areanya pasti berkilo-kilo jauhnya dari lokasi sumur, bukan
dari sekitar sumur.
   
  BPJ

"Winderasta, Wikan (wikanw)" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Mengacu pada dugaan penyebab bencana erupsi lumpur adalah underground
blowout, maka sampai saat ini terdapat dua pendapat yang dipertentangkan
sebagai penyebabnya, yaitu gempa atau pemboran.

Kalau saya analogikan dengan sebuah pengalaman saya waktu menyetir
mobil, yaitu ketika tiba-tiba sebuah batu kerikil mencethat (melenting)
dari sebuah kendaraan (truk) dari arah berlawanan, sehingga sebuah
tembakan kecil dari kerikil ke kaca depan mobil saya menyebabkan sebuah
retakan kecil di kaca depan mobil. Dalam waktu hitungan detik, retakan
menyebar dan membuat seluruh permukaan kaca depan mobil menjadi retak
semua dan hanya lapisan film yang menahan kaca tidak ambrol
berkeping-keping. Tetapi dalam sebuah kejadian di waktu yang lain,
tembakan kerikil tidak menyebabkan retaknya semua kaca depan tetapi
hanya menyisakan retakan bulat kecil di sekitar bekas tembakan kerikil. 
Waktu saya tanyakan ke tukang kaca, kenapa kok bisa terjadi hal yang
beda, jawaban mereka karena kondisi kaca waktu terjadi tembakan saat itu
berbeda. Kaca yang retak semuanya terjadi pada kondisi kaca dalam
keadaan kritis, yang kemungkinan memang sudah berumur dan saat itu
mengalami suhu (panas matahari) serta tekanan (kecepatan mobil kencang
pada jalanan menurun) yang cukup kuat untuk membuat kondisi kritis,
selain juga energi lentingan kerikil. Sedangkan yang cuma meninggalkan
bekas kecil, karena kaca tidak dalam kondisi kritis meskipun energi
lentingan kerikil sama dengan kejadian sebelumnya..

Analogi lain adalah kejadian-kejadian erupsi uap panas di lapangan
injeksi uap (Duri). Dari banyak erupsi uap/minyak di lokasi area luar
sumur (>20m) yang terjadi, dimana selalu disimpulkan melibatkan media
patahan (sesar), kejadian yang berskala besar ditandai dengan semburan
bertekanan tinggi, sedangkan yang berskala kecil hanya berupa aliran
(seepage) atau gelembung udara (bubbling). 
Kedua jenis skala kejadian selalu terjadi pada wilayah injeksi yang
secara teratur dilakukan pada tekanan yang melebihi kapasitas maksimum
injeksi (karena perubahan yang tidak di monitor dengan baik atau target
tekanan yang mengabaikan kapasitas maksimum, misalnya di daerah yang
mengalami pen-sesaran). Tetapi kejadian berskala besar (semburan
bertekanan tinggi) selalu dipicu oleh aktivitas pemboran, dimana
dilakukan pemberian high MW untuk mengatasi kick di zona tertentu. Dalam
hal ini kondisi kritis reservoir dan patahan diciptakan oleh adanya
pemberian tekanan oleh injeksi uap, sedangkan aktivitas pemboran membuat
kondisi kritis terlampaui.

Dari analogi-analogi di atas, menurut pendapat saya, sebuah aktivitas
kecil (misal pemberian tekanan oleh suatu titik pemboran) pada suatu
zona formasi yang mengalami suatu kondisi kritis dapat menyebabkan
sebuah underground blowout yang mencapai volume besar. Dalam hal ini,
kondisi kritis yang bagaimana dan apa penyebabnya belum dapat
disimpulkan secara mendalam (mungkin gempa, local paleo subsidence, atau
hal-hal lain) - sepertinya penjelasan dari pak Awang, kang Mino, atau
info dari blog Pak Rovicky bisa digunakan sebagai referensi.

Hal lain yang menarik adalah adanya informasi mengenai influx air sungai
di dekat lokasi erupsi sebagai sumber material cair dari lumpur. Kalau
hal itu benar terjadi (sesuai dengan studi karakter lumpur), tentunya
alternatif and cara penanganan erupsi menjadi semakin rumit.

Semoga kejadian ini dapat segera ditanggulangi dan kerugian dapat
diatasi dengan memuaskan semua pihak. Salut untuk semua pihak yang telah
bekerja dan menyumbangkan tenaga/pikiran, semoga memperoleh nilai
ibadah.

Wassalam,
WW


-Original Message-
From: Sugeng Hartono [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Tuesday, July 04, 2006 12:02 PM
To: iagi-net@iagi.or.id; iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] 6 Tersangka 

Re: [iagi-net-l] Gempa, Pemicu Banjir Lumpur Porong?

2006-07-05 Terurut Topik Winderasta, Wikan (wikanw)
Mengacu pada dugaan penyebab bencana erupsi lumpur adalah underground
blowout, maka sampai saat ini terdapat dua pendapat yang dipertentangkan
sebagai penyebabnya, yaitu gempa atau pemboran.

Kalau saya analogikan dengan sebuah pengalaman saya waktu menyetir
mobil, yaitu ketika tiba-tiba sebuah batu kerikil mencethat (melenting)
dari sebuah kendaraan (truk) dari arah berlawanan, sehingga sebuah
tembakan kecil dari kerikil ke kaca depan mobil saya menyebabkan sebuah
retakan kecil di kaca depan mobil. Dalam waktu hitungan detik, retakan
menyebar dan membuat seluruh permukaan kaca depan mobil menjadi retak
semua dan hanya lapisan film yang menahan kaca tidak ambrol
berkeping-keping. Tetapi dalam sebuah kejadian di waktu yang lain,
tembakan kerikil tidak menyebabkan retaknya semua kaca depan tetapi
hanya menyisakan retakan bulat kecil di sekitar bekas tembakan kerikil. 
Waktu saya tanyakan ke tukang kaca, kenapa kok bisa terjadi hal yang
beda, jawaban mereka karena kondisi kaca waktu terjadi tembakan saat itu
berbeda. Kaca yang retak semuanya terjadi pada kondisi kaca dalam
keadaan kritis, yang kemungkinan memang sudah berumur dan saat itu
mengalami suhu (panas matahari) serta tekanan (kecepatan mobil kencang
pada jalanan menurun) yang cukup kuat untuk membuat kondisi kritis,
selain juga energi lentingan kerikil. Sedangkan yang cuma meninggalkan
bekas kecil, karena kaca tidak dalam kondisi kritis meskipun energi
lentingan kerikil sama dengan kejadian sebelumnya..

Analogi lain adalah kejadian-kejadian erupsi uap panas di lapangan
injeksi uap (Duri). Dari banyak erupsi uap/minyak di lokasi area luar
sumur (>20m) yang terjadi, dimana selalu disimpulkan melibatkan media
patahan (sesar), kejadian yang berskala besar ditandai dengan semburan
bertekanan tinggi, sedangkan yang berskala kecil hanya berupa aliran
(seepage) atau gelembung udara (bubbling).  
Kedua jenis skala kejadian selalu terjadi pada wilayah injeksi yang
secara teratur dilakukan pada tekanan yang melebihi kapasitas maksimum
injeksi (karena perubahan yang tidak di monitor dengan baik atau target
tekanan yang mengabaikan kapasitas maksimum, misalnya di daerah yang
mengalami pen-sesaran). Tetapi kejadian berskala besar (semburan
bertekanan tinggi) selalu dipicu oleh aktivitas pemboran, dimana
dilakukan pemberian high MW untuk mengatasi kick di zona tertentu. Dalam
hal ini kondisi kritis reservoir dan patahan diciptakan oleh adanya
pemberian tekanan oleh injeksi uap, sedangkan aktivitas pemboran membuat
kondisi kritis terlampaui.

Dari analogi-analogi di atas, menurut pendapat saya, sebuah aktivitas
kecil (misal pemberian tekanan oleh suatu titik pemboran) pada suatu
zona formasi yang mengalami suatu kondisi kritis dapat menyebabkan
sebuah underground blowout yang mencapai volume besar. Dalam hal ini,
kondisi kritis yang bagaimana dan apa penyebabnya belum dapat
disimpulkan secara mendalam (mungkin gempa, local paleo subsidence, atau
hal-hal lain) - sepertinya penjelasan dari pak Awang, kang Mino, atau
info dari blog Pak Rovicky bisa digunakan sebagai referensi.

Hal lain yang menarik adalah adanya informasi mengenai influx air sungai
di dekat lokasi erupsi sebagai sumber material cair dari lumpur. Kalau
hal itu benar terjadi (sesuai dengan studi karakter lumpur), tentunya
alternatif and cara penanganan erupsi menjadi semakin rumit.

Semoga kejadian ini dapat segera ditanggulangi dan kerugian dapat
diatasi dengan memuaskan semua pihak. Salut untuk semua pihak yang telah
bekerja dan menyumbangkan tenaga/pikiran, semoga memperoleh nilai
ibadah.
 
Wassalam,
WW


-Original Message-
From: Sugeng Hartono [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, July 04, 2006 12:02 PM
To: iagi-net@iagi.or.id; iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] 6 Tersangka / Re: [iagi-net-l] Kalau ke
pengadilan --> Re: [iagi-net-l] Gempa, Pemicu Banjir Lumpur Porong?

Pak ISM,
 
Menurut pengalaman saya, rasanya kok tidak bisa kalau geologist
(wellsite geologist) mesti disangkutkan (bertanggung jawab?) dengan
musibah dalam pemboran (misalnya blowout). Geologist selalu bekerja
dengan mudloggers di dalam mudlogging unit. Setiap ada tanda-2 yang
mencurigakan (misalnya setelah terjadi perubahan kecepatan pemboran atau
drilling break, yang kemungkinan pemboran masuk ke lapisan batu pasir
atau gamping yang porous, lalu diikuti/terjadi volume lumpur bor di
tangki aktif terus berkurang, atau bertambah, adanya peningkatan
kandungan gas/ background gas dll) mereka SEGERA memberitahu driller,
teknisi lumpur bor, dan kalau perlu langsung ke Drilling Supervisor atau
Companyman (orang nomor satu di lokasi pemboran, yang sekaligus
merupakan wakil/representative dari perusahaan minyak yang punya sumur,
maka dipanggil Companyman). Selanjutnya urusan sepenuhnya menjadi
tanggung-jawab Companyman.
 Kalau ada kejadian seperti di atas, walaupun tengah malam, dan hujan
gerimis misalnya, Companyman (biasanya didampingi driller bahkan
atasannya juga, mudloggers, geologist dan teknisi lumpur) akan nai

RE: [iagi-net-l] Problem Waktu dan Proses Geologi Yang Abstrak

2006-05-30 Terurut Topik Winderasta, Wikan (wikanw)
Sekedar urun rembug.

Kebanyakan orang yang sudah berumur (>30 thn) dan kurang beruntung dalam
mengecap pendidikan tidak begitu antusias atau curious dengan hal yang
berbau ilmiah. Bahkan menjadi semacam budaya bagi bangsa kita untuk
lebih mempercayai hal yang berbau spiritual. 

Kondisi yang sangat berbeda adalah pada anak kecil, remaja, dan pemuda
yang masih haus akan ilmu dan berkeinginan untuk maju serta belum 100%
memikirkan urusan harta dan kemapanan. Akan lebih mudah untuk memupuk
kesadaran mereka, dalam hal ini bencana alam, di suatu kerangka ilmiah
dan tanggap darurat. Mereka (remaja/pemuda) pun bisa dijadikan motor
penggerak aktivitas tanggap darurat (seperti juga rekan-rekan muda
mahasiswa yang jauh lebih aktif dalam sosialisasi di kalangan ahli
kebumian, atau kader muda organisasi/partai/pecinta alam dalam aid
working).

jadi menurut saya fokus sosialisasi geologi akan lebih efektif apabila
diberikan kepada kelompok muda tersebut (5-30 thn di sekolah,
organisasi, atau lingkungan ibadah) serta pemuka masyarakatnya, minimal
untuk memupuk kesadaran dalam jangka menengah dan panjang. Sedangkan
bagi kelompok tradisional berusia lanjut, sosialisasi mungkin akan lebih
efektif bila dilakukan oleh pemuka masyarakat itu sendiri, daripada
langsung oleh pihak di luar komunitas mereka.

Salam,
Wikan

-Original Message-
From: wahyu budi [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, May 30, 2006 4:28 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Problem Waktu dan Proses Geologi Yang Abstrak

Berkaitan dengan penjelasan atau sosialisasi tentang bencana geologi
kepada masyarakat, pengalaman yang saya alami mengajarkan bahwa ada
masalah yang sangat sulit dipahami oleh masyarakat umum tentang Waktu
Geologi dan Proses Geologi. Keduanya sangat abstrak, dan sulit dipahami.
Kedua hal tersebut menyebabkan masyarakat menjadi tidak peduli dengan
bencana geologi yang belum pernah mereka alami sendiri.

Masalah seruan mengungsi dari bahaya dari erupsi gunug Merapi bisa
menjadi contoh. Bagi masyarakat Turgo yang pernah mengalami dilanda awan
panas, seruan untuk mengungsi akan serta merta ditaati (karena mereka
pernah mengalami hal itu sebelumnya); sementara bagi masyarakat daerah
lain, mereka masih berpikir bahwa awan panas belum pernah mereka alami
melanda daerah mereka sehingga sulit sekali meminta mereka mengungsi.

Pemerintah pun demikian. Sebelum tsunami di aceh, berbicara masalah
bahaya tsunami rasanya seperti membicarakan suatu dongeng. tetapi
sekarang, setelah bencana tsunami itu benar-benar terjadi, persoalannya
menjadi lain.

Masalah gempa di yogya juga demikian. Di tahun 1970-an akhir, ketika
saya melihat saudara yang membangun rumah tanpa tulang besi dan
mempertanyakannya, hal itu dikatakan "ngak apa". tetapi barang kali
sekarang, setelah melihat banyak bangunan tanpa tulang roboh karena
gempa, mungkin akan lebih mudah berbicara masalah itu.

Apakah karakter masyarakat kita memang demikian? Harus mengalami dahulu
baru percaya?
Atau kita (yang paham geologi) tidak memiliki bahasa yang mudah dipahami
masyarakat?

Salam,
WBS

--- Awang Harun Satyana <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Tentu saja masyarakat Yogya dan sekitarnya akan menganggap bahwa gempa

> Yogya kemarin itu berhubungan dengan Merapi sebab telah berminggu2 ini

> mereka melihat Merapi bergiat. Dan, itulah yang kasat mata 
> sehari-hari.
> 
> Tidak ada yang kasat mata terlihat di selatan Yogya bahwa 300 km dari 
> Parangtritis di kedalaman 5000-7000 meter dua kerak batuan 
> sesungguhnya sedang saling tindih-menindih, tekan-menekan. Dan, 
> retakan akibat tekan-menekan itulah yang membangkitkan guncangan ke 
> seantero Yogya dan sekitarnya Sabtu pagi lalu.
> 
> Gawir Kali Opak sudah ada dari dulu, apa masyarakat Bambanglipuro, 
> Jetis, dan wilayah2 Bantul lainnya yang sebelah-menyebelah dengan 
> gawir itu tahu bahwa itu gawir sesar, gawir dua batas litologi yang 
> sangat kontras, dan yang kemudian telah menjadi "garis kematian" 
> menebar malapetaka ke sekitarnya ?
> Dari tahun 1970-an sampai sekarang, bahkan mungkin sejak zaman Bothe 
> tahun 20-30an, para ahli geologi sudah tahu itu sesar, tetapi sekarang

> pun masyarakat di sekitarnya tak tahu itu sesar pembunuh. Tak ada yang

> memberitahukannya kepada mereka.
> 
> Memang ada seminar geotechnical hazard di Yogya tepat sebulan sebelum 
> bumi Yogyakarta dan sekitarnya diguncang gempa, tetapi itu terkunci di

> ruang seminar, atau dibawa yang hadir, dilihat-lihat lagi materinya 
> sebentar dan...dilupakan ! Atau ada sosialisasi hasil seminar ke Pemda

> karena geotechnical hazard menyangkut hajat hidup orang banyak ? Bagus

> kalau ada, tetapi tak akan menjamin info sampai ke pelosok2. 
> Dan...lagi-lagi kita lalu tertikam dari belakang oleh gempa ini.
> 
> Perlu dipikirkan bagaimana caranya kita meneruskan
> info2 geotechnical hazard ini ke masyarakat sampai pelosok. Setiap 
> mahasiswa atau ahli geologi yang melakukan pemetaan di pelosok2 yang 
> mereka tahu rawan bencana geologi, mestinya

RE: [iagi-net-l] ExxonMobil Terbesar di AS

2006-04-05 Terurut Topik Winderasta, Wikan (wikanw)
Ada yang menarik dari sebuah tabel : who controls the world's oil and
gas reserves (source Credit Suisse) ?
Dari data tabel tersebut top ranking dari 20-an pemegang proved reserve
terbesar adalah perusahaan nasional (yang di dominasi negara-negara
Timur Tengah, Venezuela, Rusia, Nigeria, dan Petronas). Baru peringkat
berikutnya adalah internasional merger companies (ExxonMobil sebagai
perusahaan terbesar menempati peringkat 14, disusul BP, Chevron, Shell,
Total, ConocoPhillips, dan ENI).

Sepertinya ke depan, perusahaan nasional akan lebih memegang kendali
terhadap reserve dan resource mereka sendiri. Tentunya diharapkan akan
terdapat momentum penting bagi perusahaan nasional Indonesia untuk bisa
memegang peranan lebih besar, dan seharusnya dengan imbalan peningkatan
kesejahteraan rakyat. 

WW 

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, April 05, 2006 2:30 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] ExxonMobil Terbesar di AS

mas Bambang Pujas,
Asset negara tentunya jauh lebih besar, namun kita berkumpul menjadi
satu negara berbendera merahputih, tentunya berbeda dengan kita
berkumpul dibawah naungan perusahaan. Dibawah naungan perusahaan kita
ini "buruh", dibawah naungan negara kita ini "bangsa/warga".

Nah sekarang kita tengok dari aspek kekuatan mengatur (mengontrol).

Asset atau kekayaan negara Indonesia ini tentunya suangaaat buesar.
Namun pemerintah Indonesia ini "miskin" dalam artian nilai uang yg dapat
dipakai untuk "bermain-main" menjalankan ketatanegaraan yg sangat
terbatas. Namun kekayaan negara Indonesia ini tersebar di jumlah
penduduk yg 300juta. Dan sayangnya tersebar tidak merata ya.
Nah, kalau saya bandingkan dengan negara serumpun Malesa (wedian knapa
aku ini slalu nengok malesa sih :), maka Malesa ini pemerintahnya kaya,
sehingga memiliki kekuatan untuk mengontrol (power to control).
Sedangkan pemerintah Indonesia hanya memiliki sedikit uang utk dipakai
"bermain-main".

Perusahaan (entitas bisnis) memiliki kekayaan (uang) cukup besar, dan
semuanya dibawah kontrol Board Directornya. Bahkan bisa saja disini
lebih besar dari nilai yg dipakai pemerintahan Indonesia. Namun tetep
saja asset totalnya jauuuh lebih kecil dari negara (karena negara
memilki teritorial, sedangkan perusahaan tidak memiliki teritorial.

Nah saya yakin suatu saat nanti entitas bisnis ini akan menembus
batas-batas negara, sedemikian sehingga negara tidak memiliki kekuatan
kontrol apapun terhadap anggota-anggotanya (rakyat dan penyelenggara
negara). Bisa saja rakyat ini menjadi loyal ke perusahaan ketimbang
loyal ke Negara.

Sebenernya yg kita ributkan selama ini hanyalah "nafsu" untuk mengontrol
dan mengatur jalannya kehidupan. Tidak dimilkinya kemampuan mengontrol
diri sendiri ini yg disebut sebagai terjajah (tidak merdeka). Saya
sendiri merasa di Indonesia ini kemampuan ilmiah akademis tidak memiliki
kekuatan kontrol lagi, justru politisilah yg lebih banyak mengontrol.
Segala sesuatu dipolitisir. Segalanya menjadi membuyat.

rdp

On 4/5/06, B. Pujasmadi < [EMAIL PROTECTED]> wrote:
>  Kalo pendapatan sebuah perusahaan lebih besar dari pendapatan negara,
apa itu artinya? Negara salah urus, atau sumber daya yang lemah? Padahal
aset negara kita mestinya jauh lebih besar dari asset perusahaan sekelas
Exxon.
>
>   BPJ
>
> Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>   Lah kalau budgetnya saja sudah berlipet-lipet dari APBN kita  
> makanya kita ndak ada apa-apanya dimata EXXON :( Mnurutku salah 
> satunya ya jangan sesekali memasukkan Exxon dalam percaturan politik 
> kenegaraan. Mboh gimana caranya .. pokoke setiap entity bisnis 
> dihadapi dengan bisnis juga. Jangan sampai Politisi deal bisnis, wah 
> pasti ambyarr deh 
>
> Tapi aku rasa suatu saat nanti yg disebut dengan "NEGARA" juga akan 
> hilang dengan sendirinya seperti hilangnya kerajaan dalam perjalanan 
> sejarah manusia. Jadi siapa nih yang harus dibelain kalau toh negara
juga lenyap.
>
> RDP
> "are we the Saudi's of geothermals ?"
> *==
>
> PERINGKAT PERUSAHAAN
> ExxonMobil Terbesar di AS*
>

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI
Website: http://iagi.or.id

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-




-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: 

RE: [iagi-net-l] Ini aquathermal bukan geothermal

2006-03-09 Terurut Topik Winderasta, Wikan (wikanw)
Ada juga beberapa artikel yang menginformasikan selain geothermal for
energy, pemanfaatan low heat geothermal (kurang dari 90degC atau
194degF) bisa untuk bidang perikanan (percepatan perkembangan ikan di
tambak), dan juga bidang agriculture (heat green houses - untuk
percepatan pertumbuhan bunga, sayuran, dan buah-buahan). 
Bisa jadi untuk di Indonesia akan bersaing dengan energi matahari. Tapi
di daerah pegunungan penghasil sayur/bunga/buah yang kondisinya dingin
dan sering mendung/hujan mungkin bisa dimanfaatkan.

Wikan

http://geoheat.oit.edu/bulletin/bull22-2/art7.pdf


-Original Message-
From: ismail [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, March 09, 2006 7:13 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Ini aquathermal bukan geothermal

Sebetulnya bisa juga , dikenal dg Binary Cycle ( PLTP Siklus Biner )
kalau di Geothermal, dimana kalau yang yang panasnya tinggi ( sekitar
temp  170 C dg tekanan kira kira 6-8 Bar ) bisa langsung untuk mutar
turbinnya (seperti PLTP yang ada sekarang ini di Kita ) tapi kalau
panasnya rendah < 140 C dg media dulu ( tidak langsung memutar turbin) ,
artinya si fluida dari sumur tsb tidak langsung memutar turbin tapi
memanasi dulu medianya ( Fluida lain seperti Pentane misalnya ) , nah si
cairan pentane begitu kena panas dikit langsung membetuk fase gas yang
dapat memutar turbinnya.
Disini kan banyak lapangan lapangan geothermal yg medium/low enthalpy ,
lha ini yang hanya bisa dg Binary tadi , cuma mungkin keekonomiannya
masih mahal.( bolak balik duit lagi ) Cuma yg di Minyak tsb temperatur
tadi di bawahnya ( fluida di reservoar) atau sudah diatas ( kepala
sumurnya)

ISM

- Original Message -
From: "Rovicky Dwi Putrohari" <[EMAIL PROTECTED]>
To: "migas indonesia" <[EMAIL PROTECTED]>;
<[EMAIL PROTECTED]>; ; "HAGI-Net" 
<[EMAIL PROTECTED]>; <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Thursday, March 09, 2006 8:44 PM
Subject: [iagi-net-l] Ini aquathermal bukan geothermal


... suhu air dalam reservoir minyak dalam yg dibor oleh perusahaan
minyak mencapai suhu 140 C. Bandingkan dengan suhu bedugul yang diatas
250 C !. Namun ternyata suhu yg lebih rendah inipun sudah mampu untuk
dimanfaatkan sebagai sumber energi 

selanjutnya silahkan dibaca di :
http://rovicky.blogspot.com/2006/03/ini-aquathermal-bukan-geothermal.htm
l

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI
Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1:
http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi
Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M.
Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan
Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi
Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI
Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1:
http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi
Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M.
Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan
Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi
Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-




-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
---

RE: [iagi-net-l] Prof Totok Darijanto (Tambang-ITB)

2005-12-18 Terurut Topik Winderasta, Wikan (wikanw)
Salah satu kata mutiara di LOEDROEK ITB dari bimbingan pak Totok :
"Lek abang ngomong abang, lek ijo ngomong ijo" 

Selamat jalan pak Totok, semoga mendapatkan tempat istimewa di-sisi
Allah SWT.

ww

-Original Message-
From: Ariadi Subandrio [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: 19 Desember 2005 11:12
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Prof Totok Darijanto (Tambang-ITB)

Pak Totok Darijanto, Pembina & Pendiri LOEDROEK ITB.  
  Semoga Allah SWT menempatkan Bapak pada tempat terbaik di sisiNya, 
   
  Kepada mBak Ninet dan keluarga,
  semoga ketabahan dan kekuatan iman diberikan kepada semua yang
ditinggalkan.  Amin.
   
  lam-salam,
  ar-.

   
  
Batara Sakti Simanjuntak <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Kami ikut kaget dengan berita stroke beliau minggu lalu, sekarang
menjadi lebih terdiam atas kepergiannyasemoga ia bahagia, semoga
kita menjadi lebih bertunduk kepala dan merendah hati.


sesama kawanan pekerja kebumian di pgsc.


-Original Message-
From: "Titi Tabusalla" 
__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around
http://mail.yahoo.com 



-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



RE: [iagi-net-l] Dosa Berjamaahnya IAGI

2005-10-18 Terurut Topik Winderasta, Wikan (wikanw)

Di GATRA edisi terakhir dicantumkan data perputaran supply dan demand
BBM di RI :

- Produksi minyak sekitar 1000 MBO per day
- dari volume tersebut diekspor (sebagai minyak mentah - bagian KPS ??)
sekitar 400 MBO, dan sebagai supply ke kilang Pertamina sekitar 600 MBO.
- Kapasitas total kilang Pertamina 900 MBO, jadi perlu impor minyak
mentah sekitar 400 MBO.
- Kebutuhan BBM dalam negeri 1300 MBO, jadi perlu impor BBM lagi sekitar
300 MBO

Supplay BBM sendiri sekitar 20% diserap oleh PLN (kemungkinan akan
meningkat sesuai peningkatan kebutuhan listrik). Bagian terbesar untuk
sektor transportasi (?%) dan industri (?%); dan sedikit rumah tangga.

Opini yang dibangun sejak ORBA adalah lebih bernilai ekonomis (katanya
minyak mentah Indonesia harganya tinggi di pasaran), sekaligus politis
(sebagai anggota OPEC), apabila 400 MBO minyak mentah tersebut tetap
diekspor, daripada diserap semua oleh kilang Pertamina.

Apakah nilai ekspor tersebut lebih tinggi dari nilai impor ? Mungkin
status quo sebagai anggota OPEC lebih penting.

Celah terbesar untuk meredam laju penggunaan BBM saya pikir adalah
sektor PLN. Diversifikasi sumber daya energi listrik, misalnya
pemanfaatan geothermal (total potensi RI = 20.000MW ~ 40% potensi dunia,
tetapi kapasitas terpasang baru sekitar 5% ~ 800MW - sumber Kompas/2004)
seharusnya menjadi fokus kebijakan energi. Pemain di RI masih sangat
terbatas dan iklim investasi masih belum kondusif, apakah karena
government takes terlalu besar ?
 
Untuk sektor industri mungkin lebih sulit, tetapi penggunaan batubara
sebagai alternatif bahan bakar mungkin bisa menjadi solusi. Sedangkan
sektor transportasi, alternatif terbaik tentunya penggunaan gas.

Wikan


-Original Message-
From: ismail [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: 18 Oktober 2005 21:40
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Dosa Berjamaahnya IAGI

Untuk mengurangi dosa , apa isu ini dijadikan isu dalam pembentukan
program kabinet iagi kedepan, jadi ada komisi Energi ( Sumberdaya Energi
khususnya SDE yang berhubungan /bersinggungan dg Kegeologian seperti
hidro , migas, batubara dan geothermal). bagaimana iagi memberikan
kontribusi ( masukan ) thd pengelolaan sumber sumber energi tsb, dimana
kelihatannya permasalahan energi akan  merupakan isu nasional kedepan.

Ism

- Original Message -
From: "Batara Sakti Simanjuntak" <[EMAIL PROTECTED]>
To: ; <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Tuesday, October 18, 2005 4:02 PM
Subject: [iagi-net-l] Dosa Berjamaahnya IAGI


> Gara-gara pertanyaan meditatif dari Abah, 2 minggu lalu saya bertanya 
> kepada
> seorang ekonom ttg apa sebabnya harga BBM di republik ini naik. Minggu

> lalu
> saya masih meneruskan memikirkan pertanyaan tsb, sekali ini melalui 
> diskusi
> dengan seorang pengusaha Pakistan yang saya jumpai di kereta Argo
sepulang
> dari kuliah di Bdg.
>
> Sang ekonom bilang:
>
> 1. Dari sisi kebutuhan, jumlah penduduk kita naik, sehingga kebutuhan 
> energy
> (termasuk bbm) naik.
> 2. Kita mengusahakan industri semakin maju, maka kebutuhan energy 
> (termasuk
> bbm) melonjak lebih lagi.
> 3. Kedua hal kebutuhan diatas adalah terukur dan dapat di prediksi.
Jadi
> mestinya tingkat kebutuhan tinggi tsb sudah dapat diantisipasi.
> 4. Tapi nyatanya tidak ada peningkatan supply yang menonjol dalam 5
thn
> terakhir; ia berjalan apa adanya saja, seperti tanpa perencanaan.
> 5. Jadi, kita pandai membincangkan sesuatu hal atau membuat rencana
besar
> ini itu, tetapi tidak mau bersusah payah mempersiapkan segala
penunjang 
> dst.
>
>
> Ini mirip dengan pembagian uang utk rakyat sekarang. Uang diguyur,
tetapi
> pendataan belum beres, jadinya orang berkelahi rebutan hak atau
menguntit
> hak orang lain.
>
> Si Pengusaha Pakistan bilang:
> 1. Saya heran betul melihat orang di Indonesia (dia banyak travel 
> keberbagai
> tempat di Indo), kog pada tidur semua, padahal keadaan sudah tak 
> betul-betul
> tak beres.
> 2. Negeri ini kaya minyak, tetapi orang mesti antri beli bensin &
minyak
> tanah. Bodoh sekali penduduk negeri ini, minyak mentah disedot orang /
> perusahaan asing, dijual. Lalu kita membeli hasil olahan minyak mentah
utk
> kebutuhan dalam negeri...aneh..aneh..
> 3. Bagaimana mungkin negeri ini tidak punya kilang yang besar-besar

> 4. Orang demo soal BBM naik, tapi tak ada yang bicara menuntut
pembangunan
> kilang ?.
>
> Omongan si ekonom, sang pengusaha Pakistan, dan tulisan Abah dibawah 
> adalah
> sambung menyambung. Lain waktu kita tengok benang merahnya...siapa
tahu
> nanti nampak apa yang mesti dilakukan IAGI, supaya jangan ikut
menanggung
> dosa terus menerus...Bukankah malu rasanya jika berdosa tak
putus-putus ?.
> Tak terasa diskusi kita akan masuk dalam ruang etik tentang peran si
ahli
> geol di negeri tercinta. Semoga gayung bersambut terus.
>
> bat
>
>
> -Original Message-
> From: [EMAIL PROTECTED]
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Date: Tue, 18 Oct 2005 15:24:06 +0700 (WIT)
> Subject: RE: [iagi-net-l]  Horas Bah!
>
>> >
>>   Batara
>>
>>   "Dosa" IAGI ?
>>   Sec

RE: [iagi-net-l] Cerita seputar Majapahit

2005-08-03 Terurut Topik Winderasta, Wikan (wikanw)
Yang pernah saya tahu dari berbagai sumber (khususnya Edisi Khusus
Gatra, 2004), menjelang keruntuhan Kerajaan Majapahit (bila dianggap
dengan turunnya Prabu Brawijaya), maka sudah melibatkan intrik politik
dalam negeri. 

Prabu Brawijaya sendiri turun tahta (1478M) setelah diserang oleh Prabu
Girindrawardhana (Adipati Keling/Kediri) dalam suatu masa dimana
keruntuhan moral birokrat Kerajaan Majapahit sudah sangat jatuh (penuh
KKN). Atau dengan kata lain kondisi kerajaan sudah sangat lemah. Pada
saat itu, Prabu Brawijaya sempat meminta bantuan Giri Kedaton (pimpinan
Sunan Ampel yang juga sebagai menantu Prabu Brawijaya - menikah dengan
putri dari Putri Campa/istri kedua Brawijaya) untuk memperbaiki moral
birokrat Majapahit.

Prabu Girindrawardhana sendiri jatuh setelah diserang oleh Prabu Udhoro
dari Kediri juga beberapa tahun kemudian.

Penyerangan ke eks Kerajaan Majapahit (di bawah Prabu Udhoro) oleh
gabungan pasukan Kesultanan Demak (Raden Patah) dan Giri Kedaton (Sunan
Giri - menantu Sunan Ampel), merupakan suatu usaha pengambil alihan
tahta oleh putra mahkota Majapahit, yaitu Raden Patah yang merupakan
putra pertama dari Prabu Brawijaya dari istri pertamanya Dewi Kian
(putri Cina ?). Raden Patah sendiri telah meninggalkan Majapahit dan
mendirikan Kerajaan Demak (1475M) yang bebas dari pengaruh Majapahit.
Yang menarik, penyerangan ini dilakukan setelah terjadinya afiliasi
antara eks Majapahit (Prabu Udhoro) dengan Alfonso d'Albuquerque
(Portugis) yang pada saat itu dengan berpusat di Malaka sedang
mengembangkan wilayah kolonialisasi ke seluruh daerah Selat Malaka dan
Jawa. Eks Kerajaan Majapahit dapat diambil kembali oleh Raden Patah pada
tahun 1517M, tetapi pusat kerajaan dipindahkan ke Demak.

Salah satu faktor kemenangan Demak atas gabungan tentara Prabu Udhoro
dan Alfonso Portugis adalah penyerangan Armada Maritim Demak (Adipati
Unus/Pangeran Sabrang Lor) yang dibantu oleh Armada Maritim Pasai (Aceh)
ke pusat Portugis di Malaka (1511M). Inilah titik perlawanan bangsa
Nusantara terhadap kolonialisasi bangsa Barat di wilayah ini.

Keruntuhan bangsa Nusantara beberapa tahun kemudian, adalah akibat
terpecahnya kerajaan-kerajaan di Nusantara akibat bergabungnya
kelompok-kelompok bangsawan yang berambisi memperoleh kekuasaan dengan
bangsa Kolonialis untuk memerangi bangsanya sendiri. Dalam hal ini
filsafat Bhinneka Tunggal Ika tetap menjadi pemersatu bangsa Nusantara
dalam mewujudkan bangsa Indonesia sampai saat ini. 
Akhirnya kemajuan bangsa ini akan tetap bergantung kepada usaha kita
sendiri dalam mencintai dan menghargai bangsa kita.

Wassalam,
Wikan


-Original Message-
From: Franciscus B Sinartio [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: 04 Agustus 2005 4:55
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Cerita seputar Majapahit


Pak Taufik,
cerita yang diulas dengan menarik sekali.
sejak SD dulu, waktu saya diceritakan cerita kejayaan
suatu kerjaan "menyerang" dan mengalahkan kerajaan
lain.
saya jadi bingung kenapa kita tetap membangga bangga
kan hasil penyerangan di satu pihak selain di pihak
lain kita menggembar gemborkan bhineka tunggal ika.
dan kita juga diajarkan untk menghormati dan mencintai
sesama kita.

ini mirip USA yang memperingati "kemenangan" dalam PD2
dengan memperingati hari pemboman Hiroshima dan
Nagasaki.   atau hari pendaratan Normandy.

fbs



-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI
Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1:
http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi
Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M.
Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan
Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi
Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-




-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.ne

RE: [iagi-net-l] Berapa jumlah geoscience di perusahaan anda ?

2005-06-14 Terurut Topik Winderasta, Wikan (wikanw)
Pak Sanggam,
Kenapa disebut sebagai trend dominasi petroleum engineer untuk bidang
petrofisika ?
Apakah ada perbedaan deskripsi pekerjaan antara petrophysicist/formation
evaluation/log analyst antara di oil company dan logging company ? 
Sebagai info, di perusahaan kami hampir 100% petrophysicist adalah
berlatar belakang geoscientist. Bahkan untuk cased hole reservoir
surveillance log juga dihandle oleh geoscientist. Yang masih menjadi
bagian dari engineer adalah down hole surveillance saja.

Di SPE (Society of Petroleum Engineer), toh hal yang berhubungan dengan
geoscientist/petrofisika selalu dimasukkan dalam chapter formation
evaluation.

Salam,
Wikan

-Original Message-
From: Noor Syarifuddin [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: 15 Juni 2005 3:10
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Berapa jumlah geoscience di perusahaan anda ?


wah sayang juga ya itu dulu padahal juga ladangnya orang mesin dan
elektro (eks field engineer yang udah bosen ke rig terus kursus LAT biar
jadi log analyst...). rupanya kita kalah cepet untuk "merebut"
posisi itu

anyway, bravo lah untuk pem"bumi"annya serta proses nasionalisasinya...
(tapi katanya mo di-internasionalisasi lagi dengan supply dari India
yah..)

dulu di SLB, geologist tergolong mahluk aneh karena hidup di lingkungan
"tukang insinyur"



salam,


- Original Message -
From: "Sanggam Hutabarat" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Monday, June 13, 2005 10:48 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Berapa jumlah geoscience di perusahaan anda ?


> Noor itulah hasil perintisan anda dulu di Slb...sekarang Slb lebih 
> 'membumi'...belum lagi teman2 geosicence Indonesia yang bekerja di Slb
luar
> Ind..mungkin udah sekitar 5-7 orang (Hasto sudah 'membelot' hehhehe) 
> Pak Rovicky ada typo harusnya GF 13 orang...'sayangnya' lahan 
> petrofisik trendnya didominasi TM..
>
> sgm
> ---
>
> At 02:08 AM 6/9/2005, you wrote:
> >(R)evolusi di Schlumberger begitu uarrr biasa . 15 tahun yl,
cuman
> >sendirian geologist nasionalnya.plus satu temen 
> >geophysicist.sisanya log analyst yang backgroundnya umumnya 
> >non geop/l...
> >
> >bravo
> >
> >- Original Message -
> >From: "hendri harsian" <[EMAIL PROTECTED]>
> >To: 
> >Sent: Wednesday, June 08, 2005 4:06 AM
> >Subject: RE: [iagi-net-l] Berapa jumlah geoscience di perusahaan anda

> >?
> >
> >
> > > Schlumberger  SIS dan DCS group (itungan kasar yang bekerja di
indonesia)
> > > National Geologist : 17
> > > Expat Geologist : 3
> > > National Geophysicist : 13
> > > Expat geophysicist: 2
> > >
> > > Salam
> > > hh
> > >
> > >
> > >
> > >  -Original Message-
> > > From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> > > Sent: Wednesday, June 08, 2005 8:26 AM
> > > To: iagi-net@iagi.or.id
> > > Subject: RE: [iagi-net-l] Berapa jumlah geoscience di perusahaan 
> > > anda
?
> > >
> > > PT. Freeport Indonesia (Mine & Exploration)
> > > - National Geologist : 28 (Geology & Hydrology)
> > > - National Geophysicist :  1
> > > - Expatriate Geologist : 7
> > >
> > > Salam,
> > >
> > > bb
> > >
> > > -Original Message-
> > > From: Parlaungan (RTI) [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> > > Sent: Wednesday, June 08, 2005 9:53 AM
> > > To: iagi-net@iagi.or.id
> > > Subject: RE: [iagi-net-l] Berapa jumlah geoscience di perusahaan 
> > > anda
?
> > >
> > > Nama Perusahaan : Rio Tinto Exploration
> > > > Bidang Usaha : Mining
> > > > Jumlah Geologist : 6
> > > > Jumlah Geophysicist :  1
> > >
> > > -Original Message-
> > > From: [EMAIL PROTECTED] 
> > > [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> > > Sent: Wednesday, June 08, 2005 2:18 PM
> > > To: iagi-net@iagi.or.id
> > > Subject: Re: [iagi-net-l] Berapa jumlah geoscience di perusahaan 
> > > anda
?
> > >
> > >
> > > Sorry ada kesalahan :
> > >
> > > Geologist : 5
> > > Geophysicist : 6
> > >
> > > Ini cuma yang Melayu aja...
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > > [EMAIL PROTECTED]
> > >
> > > esia.co.id To:
> > > 
> > >cc:
> > >
> > > 06/08/2005 02:04 PMSubject: Re:
> > > [iagi-net-l] Berapa jumlah geoscience di
> > > Please respond to   perusahaan anda ?
> > >
> > > iagi-net
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > > Vick,
> > >
> > > cukup yang orang melayu aja atau termasuk londo2.?
> > >
> > > di Eni (melayu):
> > >
> > > Geologist : 4 orang
> > > Geophy : 7
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > > Rovicky Dwi
> > >
> > > PutrohariTo:
iagi-net@iagi.or.id,
> > > "Himpunan Ahli Geofisika
> > > <[EMAIL PROTECTED]Indonesia (HAGI)"
> > > <[EMAIL PROTECTED]>
> > > .com>cc:
> > >
> > >  Subject: Re:
[iagi-net-l]
> > > Berapa jumlah geoscience di
> > >   

RE: [iagi-net-l] Last Rimender : IAGI/HAGI Half-Day Panel-Discussion

2005-06-13 Terurut Topik Winderasta, Wikan (wikanw)
Kepada panitia, mohon informasinya apabila ada stasiun televisi yang akan 
menyiarkan diskusi ini baik dalam siaran berita maupun acara khusus.

Terima kasih,
Wikan

-Original Message-
From: Taufik Manan [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: 14 Juni 2005 13:46
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Last Rimender : IAGI/HAGI Half-Day Panel-Discussion


Buat IAGI, HAGI, para panelis dan para peserta panel
diskusi,

Selamat berdiskusi semoga ada hasil nyata yang dapat
memberikan kontribusi yang positif bagi kesejahteraan
bangsa kita.

Ditunggu laporan hasilnya melalui milis IAGI dan HAGI.

Salam

Taufik Manan
yang tetap aktif membaca hasil diskusinya meski tidak
ikut panel diskusi ini.

--- Sekretariat Pengurus Pusat <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:

> Dear Professionals
> Today, at 1:00 pm, is the last day you can register
> on IAGI/HAGI
> Half-Day
> Panel-Discussion on the Giant Oil Field in Cepu
> Block, Central Java.
>  
> More than 160 professionals have registered this
> event.
> We suggest you to register now.
>  
> Regards.
> benz
>  
>

> 
> No.   NamaInstansi
>   
> 1 Amir Balfas Kondur
> 2 Prawoto Ikhwan SKondur
> 3 M.Rana Manggala PT. ELNUSA PETROFIN 
> 4 Henry Lumbantoruan  International Logging
> 5 Prasiddha   Patranusa Data
> 6 Martinus Sembiring  PGSC
> 7 Batara Sakti S. PGSC
> 8 Sigit Sukmono   PGSC
> 9 Dardji Noeradi  PGSC
> 10Pudji P PGSC
> 11Anggono Mahendrawan PT. Control System
> 12Miko Puji Utomo PT. Manturbo
> 13Irfan Fahrulyan Bank Indonesia
> 14Sopandi Tossin  JOB Pertamina-Petrochina 
> 15Abdul Mutalib MasdarJOB Pertamina-Petrochina 
> 16Zulharmen Zed   JOB Pertamina-Petrochina 
> 17Indra D. Soembodo   JOB Pertamina-Petrochina 
> 18M. Irfani   JOB Pertamina-Petrochina 
> 19Haryo P. Mustapha   PetroChina - Jakarta
> 20I Nyoman Suta   PetroChina Intern. Jabung
> 21Didik Rahmadi   BP INDONESIA
> 22Wintri UtamiBP INDONESIA
> 23Sonny T. Sampurno   PT. Aisa Petroleum Dev.
> 24Sonny T. Sampurno   PT. Aisa Petroleum Dev.
> 25Eko Bayu Purwasatriya   PT. Patranusa Data
> 26Dono H. Mulyono Petrochina
> 27Padli PujangJesen and Jasson
> 28Pudjo Sunarno   
> 29Gempar Sumitro  
> 30Karen AgustiawanHalliburton
> 31Witan Oka   Semco
> 32Buhari  Kita Hoki Group
> 33Jossy C. Inaray Unocal
> 34Aji Sumarwoko   IT Pertamina
> 35Nurahman DJ,IT Pertamina
> 36Untung Budi Santoso IT Pertamina
> 37Sapta IrianiIT Pertamina
> 38Mohamad Suryadi IT Pertamina
> 39Lindy F Rotinsulu   Kemitraan Pertamina
> 40Suryadi Oemar   Kemitraan Pertamina
> 41Teguh WibowoKemitraan Pertamina
> 42Haryono Eksplorasi Pertamina
> 43Hestu Bagyo Eksplorasi Pertamina
> 44Slamet Riadhy   Eksplorasi Pertamina
> 45Shodikin FadjariEksplorasi Pertamina
> 46Eddy PurnomoEksplorasi Pertamina
> 47Bambang Supriyadi   Eksplorasi Pertamina
> 48Wuryadi S Sadirsan Eksplorasi Pertamina
> 49Nanang Abdul Manaf  Eksplorasi Pertamina
> 50Eko Agus SarjonoEksplorasi Pertamina
> 51Musalam Latuconsina Eksplorasi Pertamina
> 52Wisnu Wardono   Eksplorasi Pertamina
> 53Puji Astono Eksplorasi Pertamina
> 54Nana HerianaEksplorasi Pertamina
> 55Budy Rustanto   Eksplorasi Pertamina
> 56Purwo hadi Suseno   Eksplorasi Pertamina
> 57Mohamad Imron   Eksplorasi Pertamina
> 58Richard MutholibEksplorasi Pertamina
> 59Medianto B Satyawan Eksplorasi Pertamina
> 60Ahmad MulawarmanEksplorasi Pertamina
> 61Medy Kurniawan  Eksplorasi Pertamina
> 62Mohamad WahyudinJOB P-Petrochina Salawati
> 63Imam Setiawan   JOB P-Petrochina Salawati
> 64Sumuyut Sarjono JOB P-Petrochina Salawati
> 65Eko Gunoto  JOB P- Talisman OK Ltd
> 66Agus Supriyadi  JOB P- Talisman OK Ltd
> 67Bagus Setiardja JOB P- Talisman OK Ltd
> 68Dody Priyambodo JOB P- Talisman OK Ltd
> 69Burhan Denk JOB P-Conocophillips,SakaKem.
> 70Agung Prasetyo  JOB P-Conocophillips,SakaKem.
> 71Eko WidiantoJOB P-Conocophillips,SakaKem.
> 72Narto SusiloPremier
> 73Dody YuliongPremier
> 74Nila Murti  Premier
> 75Hendra Baskara  Premier
> 76Misrin Anar Achmad  PT. Calmarine
> 77Budi SukamtoPT Pacific Oil and Gas 
> 78Supriadi Arif   PT Pacific Oil and Gas 
> 79Yanto R. Sumantri   ENSA
> 80Sunarno AloyPT. Equatorial 
> 81Sribudiyani JOB Pertamina-Medco Madura
> 82Rudhy L. TariganMedco
> 83Ukat SukantaMedco
> 84Moh. Arief Firmansyah   Conoco Philips
> 85Budi Bustanul Assaf 
> 86Ongkowidjojo S  TOTAL
> 87Karsani Aulia   BOB PT. BSP-Pertamina Hulu 
> 88Arudji Phudri   BOB PT

RE: [iagi-net-l] Membangun Kerjasama Universitas-Industri

2005-06-10 Terurut Topik Winderasta, Wikan (wikanw)
Saya kira kisah tersebut juga sudah berlangsung di Indonesia.

Salah seorang purna-industriawan yang kembali ke kampus adalah almarhum
Bpk. Pulunggono, yang begitu bersemangat tinggi untuk membawa hubungan
timbal balik yang saling menguntungkan antara universitas dan industri.
Beliau membuka kesempatan proyek penelitian untuk wilayah di Sumatra
dengan Geologi-ITB yang kemudian melibatkan banyak dosen dan mahasiswa.

Minggu lalu saya juga berjumpa dengan seorang purna-industriawan yang
dengan proyek penelitiannya menjalin kerjasama dengan Geologi-UGM, yang
saya ketahui kemudian malah ditindak lanjuti dengan sponsorship untuk
program Master Petroleum Geology ke San Diego University bagi mahasiswa
yang ikut terlibat dalam proyek penelitian tersebut.

Salam,
Wikan

-Original Message-
From: Minarwan [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: 10 Juni 2005 13:40
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Membangun Kerjasama Universitas-Industri -->was:
Re: [iagi-net-l] Stratigraphic evolution...


Pak Koesoema,

Mungkin memang demikian, orang-orang industri yang kembali ke
universitas dapat pula membawa 'support' dari tempat mereka bekerja
dulu. Mereka yang mantan industri seharusnya memiliki jaringan lebih
luas untuk bergerak bekerja sama dengan mantan rekan kantor mereka dalam
meneliti sebuah daerah.

Contoh saja nih, Mas Rovicky yang sudah bosan bekerja di industri pulang
ke Indonesia kemudian melamar untuk jadi dosen di -misalkan- Universitas
Trisakti. Nanti daerah penelitiannya bisa di Cekungan Sumatera Tengah
atau Sumatera Utara, atau bisa juga Cekungan Sabah, lalu cari research
grant untuk mahasiswanya dari Kondur, Lasmo atau Murphy Oil.

Dulu Amerada Hess yang waktu itu bekerja sama dengan Oxford Brookes
University dan The British Council pernah menyeleksi beberapa orang
Indonesia untuk studi master Petroleum Geology di Inggris. Course
Director program MSc tersebut adalah mantan pegawai Amerada Hess dan
pernah pula bekerja di Indonesia.

Entah kisah seperti ini sudah berlangsung di Indonesia atau belum, kalau
di luar negeri kelihatannya sudah berlangsung sejak lama. Kendala memang
selalu ada, misalnya hubungan yang renggang antara orang lama dan orang
baru, apalagi jika orang baru itu terkesan diberikan perlakuan istimewa,
datang langsung punya gaji golongan apa gitu.

Minarwan

On 6/8/05, R.P. Koesoemadinata <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Yang masih mysteri dalam penelitian ini, mengapa mereka memilih  Jawa 
> Timur sebagai daerah penelitiannya, sehingga dibentuk East Java 
> consortium, apakah East Java basin dengan Miocene carbonatesnya begitu

> terkenal ? Kuncinya adalah mungkin pada para professornya, yang bekas 
> ExxonMobil dan bekas SantaFe, sehingga mendapatkan "partial" support 
> dari Exxon Mobil? Tapi mungkin hal ini normal2 saja.
> 
-- 
- 100 Gmail invitations to go, contact me if you're interested.
- Articles on Liverpool FC at http://minarwan.spymac.net/blog

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI
Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1:
http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi
Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M.
Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan
Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi
Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-




-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



RE: [iagi-net-l] Strong quakes 'imminent' off Sumatra : penghargaan dari IAGI/HAGI

2005-06-10 Terurut Topik Winderasta, Wikan (wikanw)
Saya pikir IAGI/HAGI harus memberikan apresiasi bahkan penghargaan
kepada Team Geologi/Geofisikawan (voluntary ?) yang telah begitu
berkomitmen tinggi dalam memberikan informasi dan peringatan dini dari
berbagai macam bencana alam (gempa, tsunami, dan terakhir ancaman gunung
berapi) di berbagai wilayah Indonesia, dimana masyarakat dan pemda telah
memperoleh manfaat dari informasi dan peringatan tersebut. 

Juga penghargaan kepada team IAGI yang telah berperan dalam penyusunan
peraturan perundangan.

Semoga dalam PIT-IAGI/HAGI mendatang bisa disampaikan
penghargaan-penghargaan khusus tersebut.

Salam,
Wikan

-Original Message-
From: D.H. Natawidjaja [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: 10 Juni 2005 11:42
To: iagi-net@iagi.or.id; 'Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI)'
Subject: RE: [iagi-net-l] Strong quakes 'imminent' off Sumatra


Halo Pak Rovicky,
Ya, yang dimaksud oleh Dr. McCloskey adalah segmen zona subduksi
Mentawai yang sudah sering kita seminarkan itu ke masyarakat waktu
program IAGI Januari-Februari kemarin.  Segmen Nias yang meledak Maret
kemarin itu juga sudah kita warningkan ke publik waktu seminar di Medan
(awal Februari (?) lalu) juga di G. Sitoli Nias awal Maret (Oleh Hariadi
Permana Cs).

Reaksi masyarakat Padang (Sumbar) terhadap persiapan apabila terjadi
gempa besar dan tsunami dari Mentawai sangat positip.  Sudah banyak
langkah nyata yang dilakukan oleh mereka, baik dari pihak pemerintahan
ataupun swasta.  

Misalnya, kita sudah terlibat pembicaraan dengan pihak swasta dan
sesepuh Sumbar (termasuk Pak Emil Salim).  Kita dengan bantuan peta
topografi detil dari pihak swasta dan PU Padang sudah membuat perkiraan
sebaran daerah bahaya tsunami.  Hasilnya, mereka sekarang sudah membuat
peta jalur evakuasi apabila terjadi tsunami.  Kepala PU-nya juga katanya
berencana akan memperlebar dan membuat jalan raya untuk jalur evakuasi.
Pak Febrin dari Unan, ahli geoteknik, sekarang sudah mulai
meng-inventarisasi bangunan-bangunan mana di Padang yang akan atau tidak
tahan apabila digoncang gempa nanti.  Hotel BumiMinang juga sudah
membuat pengumuman umum untuk prosedur evakuasi Hotel apabila ada gempa
besar, dll.  Di AirBAngis, masyarakat sana malah sudah menyiapkan
barak-barak di bukit untuk persiapan ngungsi. Jadi mudah-mudahan
perkembangan ini benar-benar akan banyak menyelamatkan jiwa.  Dan SumBAr
bisa menjadi contoh tauladan dunia nantinya dalam masalah mengantisipasi
bencana alam.  Ten

Pada tanggal 11 Juni ini rencananya akan ada latihan evakuasi
masyarakat. Di salah satu wilayah Kota Padang yang melibatkan masyarakat
dan anak sekolah. Ada pihak IAGI yang ingin terlibat/hadir dalam acara
ini?

Salam,

Danny Hilman N

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, June 09, 2005 10:26 PM
To: iagi-net@iagi.or.id; Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI)
Subject: [iagi-net-l] Strong quakes 'imminent' off Sumatra

Apakah ini sama dengan segmen mentawai yg diduga Pak Danny itu, atau
yang lain, atau  Ada yg bisa kasi penjelasan ? Please, 
Pak Wahyu, Pak Danny ... ??

RDP

http://www.theage.com.au/news/World/Strong-quakes-imminent-off-Sumatra/2
005/06/09/1118123928000.html?oneclick=true
==
Strong quakes 'imminent' off Sumatra
By Richard Macey
June 9, 2005 - 10:55AM


Graphic: Nathaneal Scott

A scientist who predicted the second Indonesian earthquake fears a third
devastating jolt, powerful enough to cause another major tsunami, is
"imminent".

The waves could sweep north-western Australia, reaching as far as Perth.

John McCloskey, of the University of Ulster, said building the Indian
Ocean tsunami warning system was "an urgent priority".

"Don't take the foot off the gas. This is very urgent work."

In mid March, Professor McCloskey warned that the Boxing Day quake,
which triggered the tsunami that killed 300,000 people, had shifted
tectonic stresses to another spot on Sumatra's geological fault line.

He predicted a second strong quake, noting many did not believe
lightning could strike twice. "But with earthquakes it's exactly the
opposite ... I quite honestly hope we're completely wrong."

He wasn't. The second quake, measuring 8.3, struck on March 28 near the
Simeulue and Nias islands, killing 2000 people.

In a new study, published in Nature, Professor McCloskey's team reports
that "stresses imposed by the second rupture have brought closer to
failure" another zone "immediately to the south, under the Batu and
Mentawai islands".

"The historical record and the experience of the Sumatra-Andaman and
Simeulue-Nias events indicate that a tsunami could be a possibility."

Professor McCloskey told the Herald it would likely strike near the
Mentawai islands, triggering a repeat performance of the 8.5 quake of
1833. "The 1833 earthquake is probably a reasonable model. It did
trigger a tsunami and there were many casualties. That's the type of
earthquake we fear it definitely could be."

Professor McCloskey noted

RE: [iagi-net-l] Berapa jumlah geoscience di perusahaan anda ?

2005-06-07 Terurut Topik Winderasta, Wikan (wikanw)
Nama Perusahaan : PT Caltex Pacific Indonesia
> Bidang Usaha : Minyak/Geothermal
> Jumlah Geologist : 83
> Jumlah Geophysicist : 19
> Expat Geo : 15

-Original Message-
From: Herry Maulana [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: 07 Juni 2005 15:54
To: iagi-net@iagi.or.id; Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI)
Subject: RE: [iagi-net-l] Berapa jumlah geoscience di perusahaan anda ?


Nama Perusahaan : Unocal Indonesia
Bidang Usaha : Oil & Gas + Geothermal
Jumlah Geologist : 29 (termasuk yg Overseas assignment)
Jumlah Geophysicist : 23 (idem)

Herry

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, June 07, 2005 4:24 PM
To: iagi-net@iagi.or.id; Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI)
Subject: Re: [iagi-net-l] Berapa jumlah geoscience di perusahaan anda ?

Trims ,
Ini tentunya bukan hanya utk perusahaan minyak looh ya. Masih banyak nih
yg belum ... yg lain lagi ? ENI/LASMO, VICO, MOBIL, BP, CNOOC,
Petrochina, CPI, MEDCO ?

Sekali lagi angkanya ngga harus tepat, eror 30% is OK. Namun kalau anda
yg didalem yg memperkirakan akan lebih baik ketimbang saya yg
memperkirakannya. sukur2 ada jumlah bule vs nationalnya.

Kepedulian anda ttg profesi anda sendiri sangat diperlukan disini.
Seringkali kita teriak2 bahwa DPR ngga ngerti geologi, inilah saatnya
kita kasih tahu ke mereka. Info ini akan dipakai utk bahan RDP utk
ber-RDP (rapat dengar pendapat) dengan DPR.

RDP

tambahan.
di Petronas : Indonesian Geophycisit 17, Geologist 19

On 6/7/05, Zein, Munir (KPC) <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> Nama Perusahaan : Kaltim Prima Coal
> Bidang Usaha : Coal Mining
> Jumlah Geologist : 18
> Jumlah Geophysicist :  -
> Jumlah geotech engineer (gak tahu termasuk geoscientist enggak) : 4
> 
> 
> Sori, lewat japri, karena siapa tahu yang mas vicki butuhin hanya 
> perusahaan minyak saja.
> 
> Damar

-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To
subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI
Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1:
http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy
Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst :
Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M.
Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan
Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi
Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A.
Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-


-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To
subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI
Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1:
http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy
Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst :
Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M.
Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan
Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi
Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A.
Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-




-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



RE: [iagi-net-l] low API oil filed

2005-06-06 Terurut Topik Winderasta, Wikan (wikanw)
Pak Awang, bisa memberikan informasi, berapa banyak lapangan minyak atau
basin prospektif yang punya API gravity rendah (< 25) di Indonesia
selain Lapangan Duri?

Terima kasih infonya,
Wikan

-Original Message-
From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: 07 Juni 2005 13:17
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Hubungan Buton dan Lengan Sulawesi Timur.]


Abah, ya Kapantoreh itu nama pegunungan di Buton utara.
Ofiolit/ultrabasa tersingkap baik di utara maupun selatan Buton bagian
barat. Bor terakhir di Buton adalah Jambu-1 (Conoco, 1992), 5015 ft,
mengejar sampai Tondo klastik, ada hydrocarbon shows. Kebetulan dulu
saya monitoring harian juga sumur ini saat masih di Pertamina
Balikpapan. 
 
Tak ada strktur yang berarti di Pulau Muna dan benar hampir seluruh
permukaannya ditutupi karbonat Kuarter Wapolaka yang sebagian duduk di
basement kontinen.
 
Ada petroleum system aktif di wilayah Buton. Source-nya sudah
diidentifikasi dari karakterisasi geokimia, yaitu Winto dark shales yang
berumur Trias dan karbonatan, tipe kerogen II. Merupakan source yang
diendapkan di marine, dan cenderung punya API yang rendah, persis
seperti di Seram (Manusela). Wilayah selatan yang masih terpendam, tak
seterangkat yang utara, masih bisa prospek. Tetapi, tentu butuh
pemelajaran lebih lanjut.
 
salam,
awang



-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



RE: [iagi-net-l] Talang Akar & syn-rift origin sands

2005-06-05 Terurut Topik Winderasta, Wikan (wikanw)
Mas Budi benar juga.

Formasi Brani (di sub-basin Ombilin) diperkirakan equivalent dengan
(Lower) Red Bed Formation - Group Pematang (Central Sumatra Basin).
Ketebalan Fm. Brani berdasarkan singkapan di Lembah Harau > 30m (baru
yang muncul di permukaan sebagai tebing saja), dan menunjukkan ciri
endapan fanglomerate/conglomerate.

Salam,
WW

-Original Message-
From: Ukat Sukanta [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: 06 Juni 2005 10:00
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Talang Akar & syn-rift origin sands



Mas Budi,

Mungkin salah alamat, yang dimaksud Talang Akar ini sebetulnya di South
Sumatra Basin, bukan di Central Sumatra. Kalau kita korelasikan dengan
Central Sumatra, Talang Akar di South Sumatra itu ada (sebagian besar)
dibawah SB 25.5 Ma, jadi equivalent dengan Pematang, Upper Red
Beds-sand/conglomerate di Central Sumatra.

Salam,
US


-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]

Sent: Monday, June 06, 2005 9:27 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Talang Akar & syn-rift origin sands


Apakah yang dimaksud adalah Formasi Brani (?) di Central Sumatra Basin
yang terletak di Lembah Harau Payakumbuh dengan singkapan pada faulted
cliff dan cross bedding structure dg batuan conglomeratic sandstone dan
ketebalan
>30 meter. Outcrop tsb diyakini merupakan endapan Paleogene synrift ??
Atau
another else ?






  [EMAIL PROTECTED]

  nesia.co.id To:
 

  cc:
iagi-net@iagi.or.id   

  03/06/2005 04:28 PM Subject:
[iagi-net-l] Talang Akar & syn-rift origin sands  

  Please respond to

  iagi-net











Bapak-bapak dan ibu-ibu sadayana,

Saya mau bertanya, Formasi Talang Akar yang dominan dengan cross cutting
channels yang tersingkap di Central Sumatra itu dikatakan sebagai
syn-rift sands.  Yang ingin saya tanyakan, berapa ketebalan dari
sandstone synrift tersebut?  Seingat saya sand ini tersingkap di pinggir
jalan dan terlihat di sebuah bukit, jadi ketebalannya lumayan signifikan
(?30 meter) stacking channel sands.

Minta tolong inputnya.
Trims,

Parvita H. Siregar
Geologist-ENI Indonesia
Kuningan Plaza, South Tower 9th Floor
Jl. H.R. Rasuna Said Kav. C 11-14
Jakarta 12940 Indonesia
Tel: (62-21) 3000-3200 ext. 2916
Fax: (62-21) 3000-3230 mailto:[EMAIL PROTECTED]



-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To
subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI
Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1:
http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy
Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst :
Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M.
Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan
Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi
Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A.
Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-







-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To
subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI
Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1:
http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy
Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst :
Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M.
Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan
Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi
Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A.
Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-


-
This message has been certified virus free by Medcoenergi Antivirus

-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To
subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI
Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1:
http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy
Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst :
Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M.
Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan
Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi
Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A.
Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])

RE: [iagi-net-l] Khabar dari Padang

2005-04-11 Terurut Topik Winderasta, Wikan (wikanw)
Hanya tambahan informasi, bahwa tetangga saya baru kedatangan orang tua
yang datang dari Padang. Mereka menceritakan bahwa masyarakat kota
Padang banyak yang mengungsi ke perbukitan di sekitar kota Padang
(antara lain Bukit Bungus), sehingga kondisi di perbukitan cukup ramai
dan jalanan macet.

Sebagian lagi mengungsi ke Bukittinggi, tetapi di kota tersebut timbul
kekhawatiran baru karena menurut pengelihatan mereka Gunung Merapi di
dekat kota tersebut mengalami peningkatan kegiatan vulkanisme. Jadi
mereka meneruskan ke daerah Riau yang relatif aman menurut perkiraan
mereka.

Apabila membaca tulisan Pak Danny di bawah, terkesan pemerintah belum
memiliki team expert nasional serta program mitigasi bencana nasional.
Sangat disayangkan sekali kalau begitu. Mungkin masih ada harapan,
apabila bagi siapa saja yang mengetahui informasi apabila terdapat
program pemerintah yang ternyata belum tersosialisasikan.

salam

-Original Message-
From: D.H. Natawidjaja [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: 12 April 2005 9:30
To: iagi-net@iagi.or.id; [EMAIL PROTECTED];
[EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED];
[EMAIL PROTECTED]
Subject: RE: [iagi-net-l] Khabar dari Padang


Rekan-rekan IAGI yth,
Benar apa yang dikatakan Pak Ketum.
Kelihatannya yang harus DIUTAMAKAN adalah PERSIAPAN PENYELAMATAN DIRI
DAN EVAKUASI apabila Gempa Besar di Mentawai terjadi.  Meskipun saya
berharap gempa besar tersebut tidak terjadi dalam waktu dekat, namun
rentetan gempa-gempa kemarin yang episentrumnya persis ditengah-tengah
antara segmen subduksi sumber gempa  yang di bawah Siberut dan
Sipora-pagai ini cukup membuat kita khawatir.  Gempa di Aceh itupun
didahului oleh gempa M 7.6 November tahun 2002 yang diikuti oleh banyak
gempa-gempa lebih kecil lainnya dengan episentrum2 gempa di antara
segmen subduksi gempa Aceh dan gempa Nias. 

Dalam setiap kesempatan wawancara saya selalu katakan bahwa penelitian
yang sudah dan sedang kita lakukan sebetulnya adalah kegiatan penelitian
murni BUKAN SENGAJA DITUJUKAN UNTUK MITIGASI BENCANA. Jadi program
mitigasi yang kita lakukan sifatnya masih volunteer saja.  Saya bilang
sebenarnya pemerintah Indonesia belum punya program mitigasi bencana
(gempa dan tsunami) nasional.  

Ada satu pertanyaan yang berulang-ulang ditanyakan masyarakat, yaitu
mengenai KAPAN terjadi gempa.  Mungkin bisa juga kita membuat analogi
siklus gempa ini dengan umur manusia.  Seperti sumber gempa di Mentawai
ini, kita bisa bilang bahwa kita tahu memang bahwa siklusnya sudah
dipenghujung, atau kalau orang umurnya sudah tua, katakanlah sudah
sekitar 70-an.  Kita tahu umur manusia rata-rata ya sekitar segitulah.
Umumnya tidak lebih dari 80 tahun.  Gempa Aceh dan Nias ini akan
menambah beban ke gempa Mentawai, analoginya akan memberikan penyakit
pada si "kakek" sehingga kemungkinan cepat matinya menjadi bertambah
tinggi.  Tapi tetap saja susah untuk tahu kapan tepatnya si kakek akan
mati.  Kalau mau berusaha tahu mungkin harus secara terus menerus kita
monitor terus si kakek ini.  Kita periksa terus tekanan darahnya, denyut
jantungnya, dll., sehingga ada harapan kita bisa tahu kapan si kakek
akan mati, meskipun tetap saja tidak gampang.  Demikian juga dengan
memprediksi gempabesar.  Kalau ada satu sistem pemantau dan tim ahli
dibelakangnya yang menganalisa terus menerus mungkin ada harapan kita
bisa memprediksi dengan lebih akurat.  Usaha untuk prediksi hari H gempa
ini memang masih belum punya metoda yang benar-benar reliable, jadi
masih trial and error. Tapi menurut saya apabila dilakukan akan berguna
paling tidak untuk menjadi basis dalam memberikan peringatan siaga 1, 2,
dst ke pada masyarakat.  Sekarang perkiraan2 yang kita lakukan umumnya
hanyalah berdasarkan data seismik dari Global Seismic Network yang
ketelitiannya kurang dan belum "real-time".  Dan ini dilakukan oleh
perorangan secara volunteer saja, tidak ada tim expert (nasional) yang
memang ditugaskan untuk itu.

Jadi dari sisi sains dan teknolog, kalau pemerintah mau serius dalam
prediksi gempabumi dan tsunami sebetulnya tidak ruwet, tinggal bentuk
dan tugaskan satu tim expert untuk segera memasang peralatan pemantau
yang memadai atau melengkapi peralatan yang sudah ada sampai bisa
menjadi "real-time monitoring sistem".  Ini mungkin bisa dilakukan dalam
jangka waktu satu tahun.  Kemudian tim ini (mungkin bekerjasama dengan
expert luar) bisa terus menerus berusaha membuat (model-model) prediksi
gempabumi. Apabila usaha ini dilakukan mungkin juga akan bermanfaat
untuk menunjang program 1 s/d 6 yang diutarakan Pak Ketum.  Karena sudah
pasti masyarakat akan selalu bertanya akan KAPAN gempa tiba? Walaupun
susah,
apakah kita sudah cukup berusaha untuk tahu?   Dan paling tidak sistem
pemantau yang dipasang (Seismograf, GPS, dll) tidak hanya berguna untuk
usaha Prediksi gempa jangka pendek, tapi juga untuk analisa sumber gempa
dan tsunami dan efek bencananya secara umum.


Salam,

Danny


-Original Message-
From: Andang Bachtiar [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Monday, April 11

RE: [iagi-net-l] Re: [berita_dari_gea] Khabar dari Padang

2005-04-11 Terurut Topik Winderasta, Wikan (wikanw)
Rasanya para geologist di sini seperti hidup di atas menara gading.
Banyak peringatan, teori, dan analisis, tetapi apakah semuanya sudah
dikomunikasikan secara efektif kepada pihak yang berkepentingan, dalam
hal ini pemerintah dan masyarakat, terutama yang berada di wilayah
bencana ? Saya berpikir, kayaknya segala peringatan dsb sudah tertangkap
oleh mereka, dan hal yang belum memuaskan para geologist/geophicisit
(anggota IAGI-HAGI) sampai saat ini adalah sejauh mana response yang
telah mereka ambil.

Beberapa hal yang menjadi pertanyaan :
- Apakah negara sudah ada badan yang terbentuk untuk mitigasi bencana
tersebut ? Saya pikir sudah, karena Pak SBY diberitakan sudah membentuk
koordinasi lintas lembaga dan departemen. Yang menjadi permasalahan
adalah kita tidak mengetahui siapa saja yang terlibat , apa program
mereka, dan bagaimana mengakses informasi kepada mereka.

- bagaimana sikap masyarakat dan pemda. Saya pikir mereka sudah
responsif, dan bahkan sangat responsif sehingga terjadi fenomena
ketakutan yang luar biasa (eksodus, pengungsian dari kota/pulau di
wilayah barat Sumatra). Yang menjadi pertanyaan bagaimana rencana ke
depan ? Apakah masyarakat dan pemda sudah memilikinya ? Mungkin sudah
mungkin juga belum, tetapi kita yang tidak tahu adalah rencana mereka
dan bagaimana mengakses informasi kepada mereka.

Banyak hal yang kita ingin tahu, tetapi tidak dapat memperoleh akses
informasi. Usulan saya : IAGI-HAGI memiliki satgas yang antara lain :
- memiliki sumber akses informasi dan secara rutin menyampaikan laporan
resmi kepada komunitas ahli kebumian ini.
- sedapat mungkin terlibat, baik secara lembaga maupun individu
- koordinasi antar pengda dan komisariat 

salam



-Original Message-
From: Aria Anugraha [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: 11 April 2005 11:13
To: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED];
iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Re: [berita_dari_gea] Khabar dari Padang


Sekedar menyampaikan pendapat :

Mas Andang,
Siapa yang harus kita tuding untuk melaksanakan point 1 sd 7 tersebut.??

Pemerintah..?
Atau kita bisa melakukan setidaknya beberapa point tersebut ..??? IAGI
mungkinkah bisa berbuat..? Para Alumni.. "GEOLOGI' bisakah merapatkan
barisan dan melakukan sesuatu 
untuk berbuat ??

Saya koq berpendapat... kita kerjakan saja, mulai dari diri kita, mulai
dari 
yang paling mampu kita lakukan dan mulai SEKARANG.

wassalam,
aria

- Original Message - 
From: "Andang Bachtiar" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>; ; 
<[EMAIL PROTECTED]>; <[EMAIL PROTECTED]>; 
<[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Monday, April 11, 2005 10:53 AM
Subject: [berita_dari_gea] Khabar dari Padang


>
> Kawan-kawan,
> Nampaknya segala macam himbauan, usulan, tekanan, dan sejenisnya 
> kepada penanggung-jawab kehidupan kolektif kita di level negara, 
> provinsi, kabupaten/kota tentang keharusan untuk segera ACTION dg 
> mitigasi bencana (khususnya gempa) tidak kunjung bisa MERASUK ke jiwa 
> (bahkan himbauan/tulisan-tulisan itu sudah dilakukan sejak sebelum 
> Gempa Aceh). Diperlukan ritual dengan korban besar dari Nabire, Alor, 
> Aceh dan Nias, ditambah dengan tarian kepanikan dari Palu, Jawa Timur,

> Medan, Mentawai, Padang, Bengkulu... itupun masih belum membuat 
> kita semua TRANCE,. Buktinya apa? Kita semua masih sibuk dengan 
> pertanyaan: KAPAN terjadi Gempa dan Tsunami lagi? Padahal seharusnya 
> pertanyaannya adalah SEBERAPA SIAP kita
> semua menghadapinya. Karena Gempa (dan Tsunami) di seluruh daerah
pantai
> barat Sumatra, selatan Jawa, Nusatenggara, Banda, Sulawesi, dan Irian 
> tengah
> dan utara,... adalah suatu KENISCAYAAN, seperti halnya keniscayaan
bahwa
> kita semua akan MATI. Seberapa siap kita mengahadapi MATI? "Sholat, 
> beramal,
> berzakat, tawakkal, berbuat kebaikan" itu adalah bagian2 dari
persiapan
> menghadapi mati. Apakah kita sibuk dengan prediksi-prediksi kapan kita

> akan
> mati? Tidak, khan? Kita sudah tahu bahwa umur kita normalnya berakhir
dari
> 70-100 tahunan; and that's it. Yang kita butuhkan
persiapan-persiapannya.
> Sama juga dengan gempa-gempa dan tsunami-tsunami besar itu: umur 
> siklusnnya
> untuk tiap segmen berbeda-beda tapi berkisar dari 150-300 tahunan.
Hanya
> saja karena saat ini kita sedang berada di UJUNG dari siklus-siklus
itu di
> segmen-segmen barat Sumatra, maka menjadi sangat kritislah
> persiapan-persiapan yg kita lakukan. Sama saja dengan kalau kita sudah
> berumur sekitar 60an mustinya kita makin bersiap menghadapi 
> kematian...
> nah, seharusnya saat ini KITA SEMUA musti cepat-cepat mengubah
paradigma
> hidup berkegiatan didaerah gemap-gempa ini. MITIGAS!!
MITIGASI!!MITIGASI!!
> (sama dengan Sholatlah!! Beramallah!! Berbuatlah Kebajikan!!!).
>
> Boleh saja kita semua berkonsentrasi untuk membangun Aceh, 
> menyelamatkan Nias, blue-print, proyek-proyek, dsbnya, tapi itu 
> bukan berarti melupakan persiapan HAJARAN dari gempa-gempa dan 
> tsunami-tsunami berikutnya di daerah-daerah lainnya. Apakah kita mau 
> mengulangi kesa

RE: [iagi-net-l] peringatan letusan gunung api

2005-04-06 Terurut Topik Winderasta, Wikan (wikanw)
Di Metro TV pagi ini (6 April 2005) dalam acara bedah editorial,
disampaikan bahwa telah terjadi eksodus penduduk dari pulau-pulau di
wilayah sekitar Nias ke Sibolga karena berbagai isu yang berkembang.
Sebagian lagi masih terisolasi di pulau-pulau kecil dengan pasrah dan
ketakutan tanpa adanya informasi bantuan maupun penjelasan kejadian yang
sudah dan akan menimpa mereka.

Dikemukakan oleh baik editor/pembawa acara serta telepon dari pemirsa
agar pemerintah serta organisasi keilmuan dan akademisi yang dianggap
memiliki kredibilitas dan otoritas untuk dengan segera berjumpa langsung
dengan mereka untuk memberikan penjelasan seputar isu-isu yang telah
berkembang tanpa ada konfirmasi kebenarannya. Tentunya masyarakat
pulau-pulau di sNias dan sekitarnya tidak dapat memperoleh informasi
dari media cetak maupun elektronik pada kondisi saat ini.

Alangkah baiknya agar komunitas ahli kebumian segera berkonsolidasi,
dalam hal ini usulan saya : IAGI/HAGI secara proaktif membentuk satgas
dengan program baku yang bertujuan untuk menyebarkan informasi secara
langsung kepada masyarakat kecil di pulau-pulau dengan bersinergi dengan
aparat pemerintah.

Akan sangat bagus apabila IAGI/HAGI pusat dapat mengkonsolidasikan
seluruh Pengda dan komisariat di Sumatra agar dapat berperan aktif dalam
satgas tersebut. Diharapkan pula keterlibatan perusahaan-perusahan yang
memiliki ahli kebumian sebagai pegawai untuk berpartisipasi sebagai
bentuk sumbangan dalam meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap
potensi dan mitigasi bencana di wilayah masing-masing.

IAGI/HAGI Pengda Riau dan kalangan ahli kebumian di Riau telah mencoba
untuk memulai menyebarkan informasi seputar permasalahan gempa dan
tsunami meskipun masih sangat terbatas cakupan masyarakat dan
wilayahnya. 

Salam
Wikan


-
Ferdi,

Kapannya geologist yg sudah dalam orde tahun atau puluhan tahun
menurutku sudah sebuah kemajuan yg dahsyat, bayangkan  prediksi ini
dikembangkan dalam 50 tahun perkembangan ilmu gempa yg diketahui dr
pergerakan tektonik. kalo kejadiannya 50 tahun lalu, pasti semua
menyatakan kersaning allah, tanpa bisa tahu mekanismenya, sekalipun.

Aku tahu bagaimana konsennya kita, bagaimana "gemes"nya kita dengan
kejadian yg menelan banyak korban ini. Mungkin ada yg ingat tulisanku
belum lama berjudul " Kapan waktu tepat memberikan pelajaran waspada ?
atau beritahukan saja prediksinya ?
http://www.mail-archive.com/iagi-net@iagi.or.id/msg05782.html

Bahkan teriakan IAGI sudah masuk di media manapun belum juga muncul
initiatif pemerintah untuk membuat action. Aku rasa "teriakan" IAGI
sudah cukup kuat seperti yg terakhir dikumandangkan Kang Andang di SCTV
(scriptnya ada di www.iagi.or.id).

Jadi, untuk usaha-usaha mitigasi yg proporsional, menurut saya, saat ini
"bola"nya ada di Pemerintah ditangan pak Sby !! bentuknya ya "Political
Will !!" ... ini sepertinya yg belum kita rasakan semua.


rasanya pingin ngobrol dengan pak SBY soal ini :) 
... mimpi kali yeee :p


Prediksi yg sudah dapat dilakukan ahli2 gempa kita seperti Pak Danny,
Pak Wahyu dll sekarang saya yakin dalam orde puluhan tahun, artinya ini
sidah dapat dipakai utk membuat konsep tata ruang RT/RW, konsep code
bangunan tahan gempa dll. Memang prediksi gempa ini masih belum bisa
dipakai utk peringatan dini ... ini tantangan buat kita semua. Masih
jauh dari ketelitian ramalan cuaca yg dapat mungkin sudah memiliki
keakurasian hampir 90% dalam orde harian Salah satu cara peramalan
akuratnya mungkin pendekatan dinamika fluida seperti peramalan cuaca.

Salam prihatin

RDP
-- 
Education can't stop natural disasters from occurring, 
but it can help people prepare for the possibilities ---

-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To
subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI
Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1:
http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy
Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst :
Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M.
Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan
Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi
Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A.
Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-




-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([E

RE: FW: [iagi-net-l] Increased strain on Sumatra fault could trigger another major earthquake

2005-03-28 Terurut Topik Winderasta, Wikan (wikanw)
Menarik sekali ulasan Pak Awang.

Ingin saya tanyakan, sebenarnya apakah yang menyebabkan terjadinya tsunami :
- Getaran gempa (high magnitude)sebagai pemicu timbulnya gelombang air laut
- Terjadinya subsidence/graben dari dasar laut dengan akibat terjadinya 
pergerakan volume air laut
- ataukah runtuhan dasar laut (dinding slope) - idem ?

Kalau saya ingat simulasi dari lembaga survey dari Inggris mengenai kejadian 
tsunami di Banda Aceh akhir tahun 2004, mereka menggambarkan runtuhan dasar 
laut sebagai pemicu tsunami.

Apakah terdapat kemungkinan deep episentrum (sebagai contoh kejadian malam 
kemarin 30 km)dan kekuatan tinggi (8.2 SR) dapat mempengaruhi kestabilan sea 
floor / dinding slope yang kemungkinan memicu terjadinya longsoran dengan 
volume yang besar ?

Wassalam,
Wikan

-Original Message-
From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, March 29, 2005 8:58 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: FW: [iagi-net-l] Increased strain on Sumatra fault could trigger 
another major earthquake


Hh...gempa datang selalu seperti seorang pencuri saja. Senin malam 28 Maret 
2005 pukul 23.09-23.15 WIB kemarin saat saya bernostalgia nonton Dante's Peak 
di Indosiar - film bagus produksi 1997 tentang erupsi gunungapi, rekan2 
sebangsa saya di Nias, Padang, Sibolga, Aceh, dan kota2 pantai di paruh utara 
Sumatra Utara terbangun dan langsung lari atau mengeluarkan mobil/motor dan 
memacu kendaraannya menuju tempat tinggi. Daripada dilimbur tsunami memang 
lebih baik lari saja, entah mau jadi tsunami atau tidak.
 
Memang ada gejala-gejala dan kemungkinan2 yang membuat kita bisa memprediksi 
kemungkinan kejadian gempa, seperti kekuatiran para ahli yang di-posting 
Rovicky di bawah, tetapi kisaran waktu yang diberikan sangat melebar, saat 
gempa itu terjadi tetap saja kita selalu kecurian..Alam memberikan gejala 
erupsi gunungapi jauh lebih jelas dibandingkan gempa.
 
Plotting koordinat episentrum gempa kemarin malam itu ada di laut antara Pulau 
Simeulue dan Nias, di sekitar Kepulauan Banyak - gugusan pulau antara Simeulue 
dan Nias. Sekali terjadi di laut, kekuatan gempa lebih dari 6.0 SR, dan fokus 
gempa dangkal (cut off gempa dangkal lebih banyak memakai < 60 km dibandingkan 
< 30 km) maka tsunami potensial terjadi. Dan, gempa kemarin itu memenuhi ketiga 
syarat itu (8.2 SR, 30 km, di laut). Tsunami tak perlu terjadi di Nias, 
Simeulue dan sekitarnya, tetapi dapat memukul pantai2 jauh dari lokasi 
episentrum (kita tentu telah belajar banyak dari tsunami 26 Desember 2004 itu).
 
Secara tektonik, tetap saja episentrum gempa terjadi di wilayah lemah yang 
sebenarnya luka lama. Plotting episentrum jatuh di trace sesar besar Mentawai 
Fault yang dextral dan menyobek segmen kerak barat Sumatra sejak dari SW Jawa 
sampai ke ujung Pulau Simeulue sepanjang kira2 1500 km. Kalau episentrum gempa 
26/12/04 terjadi di sesar2 ujung splay dari Mentawai Fault (horse tail splay), 
maka episentrum gempa kali ini ada di main trace Mentawai Fault sendiri, 
walaupun di segmen antara Simeulue dan Nias itu Mentawai Fault mulai dies out.. 
Luka lama adalah karena Mentawai Fault itu merupakan wilayah junction - 
pertemuan antara dua terrane : Mentawai Sliver Plate vs. accretionary prism 
hasil imbrikasi penunjaman Indian oceanic crust di bawah Mentawai Sliver Plate 
dan Aceh microplate. Sebuah junction selalu merupakan garis2 lemah yang bisa 
re-activated kapan saja ada gerak resen tektonik. Dan, akumulasi gaya telah 
kembali mengkoyakkan sambungan ini.
 
Dari statistik gempa, rupanya segmen utara Pulau Sumatra dan sekitarnya ini 
lama tidak terkoyak gempa, rupanya sedang ada building up gaya di bawah sana, 
dan mungkin inilah saat gaya-gaya itu panenan gempa...dalam tiga bulan sudah 
dua gempa dengan magnitude >8.0 SR terjadi, kan luar biasa...
 
Semoga tidak terulang kesedihan masal itu...
 
Salam,
awang
 


"Zein, Munir (KPC)" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Sayang sekali warning mas Vicky ini tidak terlalu mendapat perhatian, atau 
memang sudah ada tindakan waspada tapi kita tidak tahu ?

Ada upaya yang bagus dari SMS mentari dengan mengirim berita pada pukul 
2:19:19, lumayan walaupun telat.

Dari zona kenaikan strain tersebut, termasuk didalamnya adalah danau toba yang 
pernah diposting di sini, bisa juga teraktifkan kembali. Hal ini tentu juga 
menjadi pelajaran untuk lebih meningkatkan kewaspadaan di daerah tersebut. 
Jangan sampai terlambat...

DP

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, 18 March 2005 3:10 PM
To: iagi-net@iagi.or.id; Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI); [EMAIL 
PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]
Subject: [iagi-net-l] Increased strain on Sumatra fault could trigger another 
major earthquake

Warning ... warning  !!

Ada yg bisa klarifikasi ndak ya ... 
Kang Danny juga ahli gempa, tsunami lainnya rasanya perlu untuk kasi komen di 
media donk sebelum bikin gegeran. Ini berita dari AP, sepertinya serius banget. 
Yang lebih penting adal

RE: [iagi-net-l] pajak penghasilan ?

2005-03-22 Terurut Topik Winderasta, Wikan (wikanw)
Maaf kalau ternyata penjelasan saya ternyata tidak terlalu tepat :

1. Zakat - dengan menunjukkan bukti pembayaran yang disahkan oleh Badan
Amil Zakat setempat kepada petugas pajak. Kalau nggak salah peraturan
perundangan sejak tahun 2001 atau 2002.

2. Iuran pensiun/THT adalah uang yang dipotong dari gaji kita tiap bulan
oleh kantor sebagai kontribusi pegawai dalam keikutsertaan pegawai dalam
program DPLK/Jamsostek (perbandingan kira-kira perusahaan 75-80% dan
pegawai 20-25%). Pemotongan ini dilakukan atas gaji, sebelum gaji kita
dipotong pajak. Klaim untuk item ini bisa peroleh dari dokumen akutansi
gaji kita dari perusahaan (saya pikir bisa diminta di bagian accounting
perusahaan).

Salam

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, March 22, 2005 2:37 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] pajak penghasilan ?


> C. PENGURANGAN PAJAK
> 1 ZAKAT
> 2 PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK ( PTKP )- besarnya sesuai dengan jumlah

> tanggungan dalam keluarga 3 IURAN PENSIUN, IURAN THT
> 

Bagaimana caranya mengeklaim pengurangan pajak dengan Zakat dan Iuran
Pensiun/THT ?

Zakat ini sebagai pengurang NOP (Nilai Objek Pajak) atau pengganti Pakaj
?

RDP


-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



RE: [iagi-net-l] pajak penghasilan ?

2005-03-21 Terurut Topik Winderasta, Wikan (wikanw)
Just share, berikut mengacu pada formulir SPT Tahunan dari Direktorat Pajak - 
DEPKEU :

A. RINCIAN PENGHASILAN DAN PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 SEBAGAI BERIKUT:   

PENGHASILAN NETTO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN-catatan : pajak 
langsung dipotong oleh kantor
1.  GAJI/PENSIUN/THT
2.  TUNJANGAN PPH   
3.  TUNJANGAN LAINNYA, UANG LEMBUR, DSB 

4.  HONORARIUM DAN IMBALAN LAIN SEJENISNYA  

5.  PREMI ASURANSI YANG DIBAYAR PEMBERI KERJA   

6.  PENERIMAAN DALAM BENTUK NATURA DAN KENIKMATAN LAINNYA YG DIKENAKAN 
PEMOTONGAN PPH PASAL 21  
7.  TANTIEM, BONUS, GRAFIKASI, JASA PRODUKSI, DAN THR   


PENGHASILAN NETO DALAM NEGRI LAINNYA 
(Tidak Termasuk Penghasilan Yang Telah Dikenakan PPh Bersifat Final) - tidak 
dipotong oleh kantor
1   BUNGA DEPOSITO, TABUNGAN DAN DISKONTO SBI   

2   DIVIDEN 
3   ROYALTI 
4   SEWA ATAS TANAH DAN ATAU BANGUNAN   

5   PENGHARGAAN DAN HADIAH  

6   KEUNTUNGAN DARI PENJUALAN/PENGALIHAN HARTA

B. PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK
a.  BANTUAN / SUMBANGAN / HIBAH 

b.  WARISAN 
c.  BAGIAN LABA ANGGOTA PERSEROAN KOMANDITER TIDAK ATAS SAHAM,PERSEKUTUAN, 
PERKUMPULAN, FIRMA, KONGSI   
d.  KLAIM ASURANSI KESEHATAN, KECELAKAAN, JIWA, DWIGUNA, BEASISWA   


C. PENGURANGAN PAJAK
1 ZAKAT
2 PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK ( PTKP )- besarnya sesuai dengan jumlah 
tanggungan dalam keluarga
3 IURAN PENSIUN, IURAN THT  


Salam

-Original Message-
From: hendri harsian [mailto:[EMAIL PROTECTED] 

Fer,

Logika nya sih nggak semua orang Indonesia  kerja di kantor, dan bisa jadi 
orang yang kerja di kantor (yang udah di potong pajaknya dari kantor) masih 
punya penghasilan tambahan dari luar. Nah, pengahasilan tamabahan ini bakal ke 
'cover' ama si NPWM pribadi itu.

Benar nggak gitu?

Salam,
Hendri


 -Original Message-
From:   [EMAIL PROTECTED]

itulah bingungnya pajak

ada lagi pertanyaankan kita udah dipotong pajak dari kantor ..terus apa 
gunanya NPWP pribadi?

Regards

Ferdinandus Kartiko Samodro
TOTAL E&P Indonesie Balikpapan
DKS/EXR/GLG
0542- 533852






"Noor Syarifuddin" <[EMAIL PROTECTED]>

Ferdi,
Sorry aku lupa kasih tahum, kalau yang 200 juta selama ini masuk ke rekening
aku-:)


- Original Message -
From: <[EMAIL PROTECTED]>

> kok saya enggak pernah ngurusion npwp pribadi ya?
> tapi tiap tahun saya dapat laporan pajak penghasilan dari kantor... 
> perhitungannya bagaimana saya juga enggak gitu tahu..soalnya pernah 
> saya tanyakan ke teman sama - sama bingung soalnya penghasilan yang di 
> SPT tahunan itu kok bisa 3x - 4x lipat dari yang bisa saya terima tiap 
> bulan ya...? mis : pertahun saya terima 100 juta tapi kok di laporan 
> pajaknya jadi dapat 300 juta ya...? saya bingung gimana ngitung yang 
> 200 juta?
>
> Regards
>
> Ferdinandus Kartiko Samodro
> TOTAL E&P Indonesie Balikpapan
> DKS/EXR/GLG
> 0542- 533852
>
>
>
>


-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-