RE: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" !

2007-07-23 Terurut Topik yrsnki


Rekan rekan

Setuju banget , saya siap siap saja, yang gawe yang
muda muda - lah .
Saya daftar.

Si-Abah

___

> Abah bisa aja, 

> ya udah dimainkan
aja. Usul saya jumat 10 Agustus 2007 sore/malam. 
> Lokasi di
kawasan Bogor (boleh pinjem istana bogor gak ya,  untuk 
>
orang yang gak humanis aja bisa diterima disana, masak kawan2 yang lebih

> humanis gak bisa make istana bersejarah ini Pul, anda bisa
usahakan 
> pinjem ruangan disana kan?). 
> 
>
Pembahas : 
> Awang Haroen, Fajroel Rahman, Nirwan Dewanto, Sujiwo
Tejo. 
> Moderator : Yanto R. Sumatri. 
> Format : Talk
Show. 
> Audiens : masyarakat IAGInet + masyarakat Indonesia. 
> Seksi segala macam2 : M. Syaiful (ETTI). 
> 
>
Kalau kiranya banyak peminat saya bersedia menghubungi/meminta calon 
> pembicara. 
> 
> 
> lam-salam, 
>
ar-. 
> 
> 
> 
> [EMAIL PROTECTED] wrote:

> Awang 
> 
> Setuju , walaupun saya sudah habis
membaca , dan saya punya kelima-limanya 
> (wah gaya ???),
sekarang lagi dipinjam sama Mas Abd Wahab ,ADB cocok asal 
>
jangan lagi terbang saja. 
> Kita kangen kangen-an seperti
mahasiswa (heheh 40 tahun yang lalu tuh), 
> ayo dong siapa mau
jadi valonteer ? Cak Ar , kiranya cocok. 
> 
> Si-Abah 
> 
> 
> - 
>
Looking for a deal? Find great prices on flights and hotels with Yahoo!

> FareChase. 



Re: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" !

2007-07-23 Terurut Topik OK Taufik
sejarah itu milik penguasa dan pengikutnya.

"Secara sederhana Pettiford dan Harding mengumpamakan, jika yang menjadi
pemenang dalam Perang Dingin adalah Uni Soviet, bukan Amerika Serikat,
sejarah sudah tentu akan ditulis berbeda. Atau, jika kelompok Alqaidah
menjadi pemenang dalam *war against terrorism* yang dilancarkan Amerika,
tentu pengeboman terhadap gedung WTC tak akan disebut aksi terorisme.Contoh
paling nyata adalah Nelson Mandela. Rezim apartheid Afrika Selatan pernah
menyebutnya sebagai teroris, namun kini ia diakui sebagai bapak bangsa."
(republika)."

PKI dulu laknat, sekarang di bilang bermanfaat.
Islam ke Indonesia dengan berdagang, sekarang dibilang dengan pedang.

Bagaimana moodnya lah.



On 7/23/07, oki musakti <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> History = HIS (HER, THEIR, OUR, YOUR, MY) Story
>
> Yang katanya bakal menuai kontroversi lagi adalah buku Tuanku Rao, konon
> buku ini me'revisi' pendapat mapan tentang Perang Padri dan Tuanku Imam
> Bonjol cs di Sumatra Barat. Sayang saya gak sempat dapat waktu liburan
> kemarin
>
> Katanya ada pepatah Arab yang kurang lebih bermakna ' Kalau mau terkenal,
> kencingi saja sumur Zamzam' ...
>
> [EMAIL PROTECTED] wrote:
>
> Iya saya juga prihatin, kenapa Gramedia sekarang malah banyak menerbitkan
> buku2 yg bikin heboh yg kiranya bakal menjadi best seller, yg belum tentu
> teruji kebenarannya.
> gde
>
> > Abah,
> >
>
> --
> Building a website is a piece of cake.
> Yahoo! Small Business gives you all the tools to get 
> online.
>
>


-- 
OK TAUFIK


Re: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" !

2007-07-22 Terurut Topik oki musakti
History = HIS (HER, THEIR, OUR, YOUR, MY) Story
   
  Yang katanya bakal menuai kontroversi lagi adalah buku Tuanku Rao, konon buku 
ini me'revisi' pendapat mapan tentang Perang Padri dan Tuanku Imam Bonjol cs di 
Sumatra Barat. Sayang saya gak sempat dapat waktu liburan kemarin
   
  Katanya ada pepatah Arab yang kurang lebih bermakna ' Kalau mau terkenal, 
kencingi saja sumur Zamzam' ...

[EMAIL PROTECTED] wrote:
  Iya saya juga prihatin, kenapa Gramedia sekarang malah banyak menerbitkan
buku2 yg bikin heboh yg kiranya bakal menjadi best seller, yg belum tentu
teruji kebenarannya.
gde

> Abah,
>
   
-
Building a website is a piece of cake. 
Yahoo! Small Business gives you all the tools to get online.

RE: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" !

2007-07-20 Terurut Topik Ariadi Subandrio
Abah bisa aja,
  ya udah dimainkan aja. Usul saya jumat 10 Agustus 2007 sore/malam. Lokasi 
di kawasan Bogor (boleh pinjem istana bogor gak ya,  untuk orang yang gak 
humanis aja bisa diterima disana, masak kawan2 yang lebih humanis gak bisa make 
istana bersejarah ini Pul, anda bisa usahakan pinjem ruangan disana kan?).
   
  Pembahas :
  Awang Haroen, Fajroel Rahman, Nirwan Dewanto, Sujiwo Tejo.
  Moderator : Yanto R. Sumatri.
  Format : Talk Show.
  Audiens : masyarakat IAGInet + masyarakat Indonesia.
  Seksi segala macam2 : M. Syaiful (ETTI).
   
  Kalau kiranya banyak peminat saya bersedia menghubungi/meminta calon 
pembicara.
   
   
  lam-salam,
  ar-.
   
  

[EMAIL PROTECTED] wrote:
  Awang

Setuju , walaupun saya sudah habis membaca , dan saya punya kelima-limanya (wah 
gaya ???), sekarang lagi dipinjam sama Mas Abd Wahab ,ADB cocok asal jangan 
lagi terbang  saja.
Kita kangen kangen-an seperti mahasiswa (heheh 40 tahun yang lalu tuh), ayo 
dong  siapa mau jadi valonteer ? Cak Ar , kiranya cocok.

Si-Abah

   
-
Looking for a deal? Find great prices on flights and hotels with Yahoo! 
FareChase.

Re: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" !

2007-07-20 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari

On 7/20/07, Iwan B <[EMAIL PROTECTED]> wrote:


ha..ha..ha.masak sih ada link antara Jawa dan Batak?



Pak Iwan belum tahu seluk dan beluknya batak ta ?
Ada Batak Karo ...
mboh karo sopo ..
karo kowe  opo karo aku
opo karo kancamu :)

Hef e nais whik en


--
http://rovicky.wordpress.com/


Re: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" !

2007-07-20 Terurut Topik Iwan B

ha..ha..ha.masak sih ada link antara Jawa dan Batak?


On 7/20/07, sanggam hutabarat <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

Dirunut dari Expedisi Pamalayu kerajaan  Singosari ke Pagaruyung (1925an)
dilanjutkan berdirinya kerajaan Majapahit oleh R. Wijaya (1290an) di JAwa
sampe pas sumpah palapa Gajah Mada 1329an..nah ada orang batak generasi ke
lima dari  batak 'pertama' katanya kawin sama br. Sibasopaet (putri raja
Majapahit) terus turunannya sampe ke aku (generasi ke 23)...wah 'tulang'ku
orang JAwa .. jangan2 kita sepupu...hehhehe..

Have a Nice Weekend

sanggam
--

Andang Bachtiar <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

Wah,... Awang mulai nyangkut-nyakutin aku ke Gajahmada nech, hehehehe...

(canda:on!!)Sebenarnya saya sedang dalam kebingungan, kata kakek saya yang
dari Malang, garis keturunan saya berasal dari kakak-nya Ken Arok yang
"maling" dari Singosari (gak ada di bukunya Pram ttg Ken Arok), sementara
dari buku silsilah kakek saya yang dari Blitar, di ujung atas-nya adalah
Gajah Mada (yg menurut bukunya Langit gak pernah nikah.)

salam

adb


- Original Message -
From: Awang Harun Satyana
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Friday, July 20, 2007 10:26 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" !



Abah,

Dua bulan lalu saya bertemu dengan Langit Kresna Hariyadi, penulis kelima
roman sejarah Gajah Mada itu, kebetulan Pak Langit diundang oleh Tiga
Serangkai dan IKAPI untuk membedah buku-buku yang ditulisnya. Kelihatannya
ini roman sejarah paling tebal yang pernah ditulis. Di samping Pak Langit
duduk Pak Luluk Sumiarso (DirJen Migas) yang rupanya penggemar berat karya2
tersebut. Pak Langit mengemukakan banyak hal2 baru yang "keluar" dari
sejarah Majapahit yang kita kenal selama ini.

Kalau rekan2 mau berkumpul membahas buku2 Gajah Mada ini, saya mengusulkan
Pak Andang Bachtiar (he2..) untuk nara sumbernya, kelihatannya ke mana-mana,
sampai ke Perth pun buku ini dibawanya (sudah sampai jilid ke berapa nih Pak
membacanya ? – hati-hati kalau membaca pas jilid "Perang Bubat" – banyak
kontroversinya).

Kalau dalam bidang sejarah, Prof Slametmuljana-lah yang paling banyak
meneliti Majapahit ini, dan kini buku-bukunya (yang dulu zaman awal OrBa
sempat dilarang beberapa di antaranya) bisa dibaca lagi, untung ada sebuah
penerbit kecil di Yogya yang menerbitkan dan mencetak lagi semua buku
Slametmuljana. Sejarah baik dan buruk mestinya tak boleh ditutup-tutupi,
apalagi dimanipulasi lalu diajarkan ke anak2 sekolah.  Hampir seluruh karier
profesional Slametmuljana adalah untuk Majapahit. Kalau saya ulas di sini
tentang bukunya yang berhubungan dengan masuknya Islam ke Indonesia dan
Jawa, tentang Wali-Wali Sanga, dan tentang runtuhnya Majapahit mungkin akan
segera menyulut banyak pendapat pro dan kontra seperti buku2nya Pram.

Salam,
awang


From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, July 20, 2007 9:09 C++
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" !

> Iman dan rekan rekan

Jangan hanya komentar dong , apa pendapat Anda ?
Ngomong ngomong , mungkin IAGI atau pencinta buku IAGI bisa bikin Club yang
mencoba berdiskusi dan membahas /membongkar isi buku.
Ndak usah terlalu ilmiah lah , apa yang kita rasakan setelah membaca buku
kita "share".
Ya juga ndak usah Luxurious lah.
Bagaimana kalau buku Gajah Mada (yang lima jilid) jadi pilot project. Atau
buku-nya ML,Pram .

Ya , tempatnya sih di Set IAGI , tinggal daftar  (supaya konsumsi bisa pas ,
ya yang sederhana umpama gorengan kopi /teh panas).Waktu diluar jam kantor.

Hayo yuk.

Si-Abah.

__



Wah, makin banyak "sejarahwan2" dari G&G ... Enak dibaca tutur
> bahasanya dan mudah dicerna, banyak yang sedikit "puitis" lagi. Kapan2
> mestinya ada lomba penulisan sejarah geologi modern tapi dikemas dengan
> bahasa bebas seperti ini ?? Misal dalam acara Annual Convention-nya IAGI
> ?
>
>
>
> Just a comment.
>
>
>
> Thanks. Iman
>
>
>
> ________________
>
>
From: OK Taufik [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Friday, July 20, 2007 3:57 AM
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: Re: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" !
>
>
>
> Bagaimanapun sebagai humanis Muchtar Lubis tentunya tak terima kekejaman
> PKI semasa 1948 dan 1965, ingat bahwa pembantaian yang sadis telah
> dilakukan oleh PKI (Partai Komunis Indonesia) yang berideologi marxisme
> dalam Affair Madiun atau Peristiwa Madiun (Pemberontakan PKI di Madiun,
> 18 September 1948 pimpinan Muso dan Amir Syarifuddin). Dimana peristiwa
> Madiun menunjukkan tentang hilangnya kemanusiaan berganti dengan
> kesadisan. dokumentasi di kantor berita foto, Ipphos, menunjukkan
> tentang foto genangan darah ulama yang disembelihi 

Re: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" !

2007-07-20 Terurut Topik sanggam hutabarat
Dirunut dari Expedisi Pamalayu kerajaan  Singosari ke Pagaruyung (1925an) 
dilanjutkan berdirinya kerajaan Majapahit oleh R. Wijaya (1290an) di JAwa sampe 
pas sumpah palapa Gajah Mada 1329an..nah ada orang batak generasi ke lima dari  
batak 'pertama' katanya kawin sama br. Sibasopaet (putri raja Majapahit) terus 
turunannya sampe ke aku (generasi ke 23)...wah 'tulang'ku orang JAwa .. jangan2 
kita sepupu...hehhehe..
   
  Have a Nice Weekend
   
  sanggam
  --

Andang Bachtiar <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  @font-face {   font-family: Calibri;  }  @font-face {   font-family: 
Tahoma;  }  @page Section1 {size: 8.5in 11.0in; margin: 1.0in 1.0in 1.0in 
1.0in; }  P.MsoNormal {   FONT-SIZE: 12pt; MARGIN: 0in 0in 0pt; FONT-FAMILY: 
"Times New Roman","serif"  }  LI.MsoNormal {   FONT-SIZE: 12pt; MARGIN: 0in 0in 
0pt; FONT-FAMILY: "Times New Roman","serif"  }  DIV.MsoNormal {   FONT-SIZE: 
12pt; MARGIN: 0in 0in 0pt; FONT-FAMILY: "Times New Roman","serif"  }  A:link {  
 COLOR: blue; TEXT-DECORATION: underline; mso-style-priority: 99  }  
SPAN.MsoHyperlink {   COLOR: blue; TEXT-DECORATION: underline; 
mso-style-priority: 99  }  A:visited {   COLOR: purple; TEXT-DECORATION: 
underline; mso-style-priority: 99  }  SPAN.MsoHyperlinkFollowed {   COLOR: 
purple; TEXT-DECORATION: underline; mso-style-priority: 99  }  
SPAN.EmailStyle17 {   COLOR: #1f497d; FONT-FAMILY: "Calibri","sans-serif"; 
mso-style-type: personal-reply  }  .MsoChpDefault {   mso-style-type: 
export-only  }  DIV.Section1 {  
 page: Section1  }  Wah,... Awang mulai nyangkut-nyakutin aku ke Gajahmada 
nech, hehehehe...
   
  (canda:on!!)Sebenarnya saya sedang dalam kebingungan, kata kakek saya yang 
dari Malang, garis keturunan saya berasal dari kakak-nya Ken Arok yang "maling" 
dari Singosari (gak ada di bukunya Pram ttg Ken Arok), sementara dari buku 
silsilah kakek saya yang dari Blitar, di ujung atas-nya adalah Gajah Mada (yg 
menurut bukunya Langit gak pernah nikah.)
   
  salam
   
  adb
   
- Original Message ----- 
  From: Awang Harun Satyana 
  To: iagi-net@iagi.or.id 
  Sent: Friday, July 20, 2007 10:26 AM
  Subject: RE: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" !
  

Abah,
   
  Dua bulan lalu saya bertemu dengan Langit Kresna Hariyadi, penulis kelima 
roman sejarah Gajah Mada itu, kebetulan Pak Langit diundang oleh Tiga Serangkai 
dan IKAPI untuk membedah buku-buku yang ditulisnya. Kelihatannya ini roman 
sejarah paling tebal yang pernah ditulis. Di samping Pak Langit duduk Pak Luluk 
Sumiarso (DirJen Migas) yang rupanya penggemar berat karya2 tersebut. Pak 
Langit mengemukakan banyak hal2 baru yang “keluar” dari sejarah Majapahit yang 
kita kenal selama ini. 
   
  Kalau rekan2 mau berkumpul membahas buku2 Gajah Mada ini, saya mengusulkan 
Pak Andang Bachtiar (he2..) untuk nara sumbernya, kelihatannya ke mana-mana, 
sampai ke Perth pun buku ini dibawanya (sudah sampai jilid ke berapa nih Pak 
membacanya ? – hati-hati kalau membaca pas jilid “Perang Bubat” – banyak 
kontroversinya). 
   
  Kalau dalam bidang sejarah, Prof Slametmuljana-lah yang paling banyak 
meneliti Majapahit ini, dan kini buku-bukunya (yang dulu zaman awal OrBa sempat 
dilarang beberapa di antaranya) bisa dibaca lagi, untung ada sebuah penerbit 
kecil di Yogya yang menerbitkan dan mencetak lagi semua buku Slametmuljana. 
Sejarah baik dan buruk mestinya tak boleh ditutup-tutupi, apalagi dimanipulasi 
lalu diajarkan ke anak2 sekolah.  Hampir seluruh karier profesional 
Slametmuljana adalah untuk Majapahit. Kalau saya ulas di sini tentang bukunya 
yang berhubungan dengan masuknya Islam ke Indonesia dan Jawa, tentang Wali-Wali 
Sanga, dan tentang runtuhnya Majapahit mungkin akan segera menyulut banyak 
pendapat pro dan kontra seperti buku2nya Pram.  
   
  Salam,
  awang
   
    From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, July 20, 2007 9:09 C++
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" !

   
  > Iman dan rekan rekan

Jangan hanya komentar dong , apa pendapat Anda ?
Ngomong ngomong , mungkin IAGI atau pencinta buku IAGI bisa bikin Club yang 
mencoba berdiskusi dan membahas /membongkar isi buku.
Ndak usah terlalu ilmiah lah , apa yang kita rasakan setelah membaca buku kita 
"share". 
Ya juga ndak usah Luxurious lah.
Bagaimana kalau buku Gajah Mada (yang lima jilid) jadi pilot project. Atau 
buku-nya ML,Pram .

Ya , tempatnya sih di Set IAGI , tinggal daftar  (supaya konsumsi bisa pas , ya 
yang sederhana umpama gorengan kopi /teh panas).Waktu diluar jam kantor.

Hayo yuk.

Si-Abah.

__



Wah, makin banyak "sejarahwan2" dari G&G ... Enak dibaca tutur 
> bahasanya dan mudah dicerna, banyak yang sedikit "puitis" lagi. Kapan2 
> 

RE: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" !

2007-07-19 Terurut Topik Fotunadi, Didik (PTI-SOR)
Mengikuti diskusi IAGI yang temanya agak melenceng dari Geology, yaitu "saya 
terbakar amarah sendirian" jadi pengen membaca buku seri Gajahmada-Langit 
Kresna Hariyadi ...
 
Mas Andang, 
walau saya belum membaca seri GajahMada, namun bagus juga membaca Roman sejenis 
dengan background waktu beberapa tahun sebelumnya, yaitu keruntuhan Singasori 
dan lahirnya Majapahit dalam novelnya Arswendo "Senopati Pamungkas" (Satrio 
piningit)..atau jangan2 sudah membacanya?
Buku tersebut menurut saya setara dengan "Taiko" dan "Musashi" nya Eiji 
Yosikawa ...
 
Patriotik, inspiratif, menambah semangat, dan yang jelas menambah cinta tanah 
air  dan kita bisa menemukan (sesuai pandangan penulis tentunya) tentang 
hal2 yang tidak kita temukan dalam buku sejarah di sekolah
 
Salam,
didik 
 
 
 

-Original Message-
From: Andang Bachtiar [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, July 20, 2007 11:47
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" !


Wah,... Awang mulai nyangkut-nyakutin aku ke Gajahmada nech, hehehehe...
 
(canda:on!!)Sebenarnya saya sedang dalam kebingungan, kata kakek saya yang dari 
Malang, garis keturunan saya berasal dari kakak-nya Ken Arok yang "maling" dari 
Singosari (gak ada di bukunya Pram ttg Ken Arok), sementara dari buku silsilah 
kakek saya yang dari Blitar, di ujung atas-nya adalah Gajah Mada (yg menurut 
bukunya Langit gak pernah nikah.)
 
salam
 
adb
 

- Original Message - 
From: Awang Harun  <mailto:[EMAIL PROTECTED]> Satyana 
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Friday, July 20, 2007 10:26 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" !


Abah,

 

Dua bulan lalu saya bertemu dengan Langit Kresna Hariyadi, penulis kelima roman 
sejarah Gajah Mada itu, kebetulan Pak Langit diundang oleh Tiga Serangkai dan 
IKAPI untuk membedah buku-buku yang ditulisnya. Kelihatannya ini roman sejarah 
paling tebal yang pernah ditulis. Di samping Pak Langit duduk Pak Luluk 
Sumiarso (DirJen Migas) yang rupanya penggemar berat karya2 tersebut. Pak 
Langit mengemukakan banyak hal2 baru yang "keluar" dari sejarah Majapahit yang 
kita kenal selama ini. 

 

Kalau rekan2 mau berkumpul membahas buku2 Gajah Mada ini, saya mengusulkan Pak 
Andang Bachtiar (he2..) untuk nara sumbernya, kelihatannya ke mana-mana, sampai 
ke Perth pun buku ini dibawanya (sudah sampai jilid ke berapa nih Pak 
membacanya ? - hati-hati kalau membaca pas jilid "Perang Bubat" - banyak 
kontroversinya). 

 

Kalau dalam bidang sejarah, Prof Slametmuljana-lah yang paling banyak meneliti 
Majapahit ini, dan kini buku-bukunya (yang dulu zaman awal OrBa sempat dilarang 
beberapa di antaranya) bisa dibaca lagi, untung ada sebuah penerbit kecil di 
Yogya yang menerbitkan dan mencetak lagi semua buku Slametmuljana. Sejarah baik 
dan buruk mestinya tak boleh ditutup-tutupi, apalagi dimanipulasi lalu 
diajarkan ke anak2 sekolah.  Hampir seluruh karier profesional Slametmuljana 
adalah untuk Majapahit. Kalau saya ulas di sini tentang bukunya yang 
berhubungan dengan masuknya Islam ke Indonesia dan Jawa, tentang Wali-Wali 
Sanga, dan tentang runtuhnya Majapahit mungkin akan segera menyulut banyak 
pendapat pro dan kontra seperti buku2nya Pram.  

 

Salam,

awang



RE: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" !

2007-07-19 Terurut Topik Agus Sutoto (BWM)
Waduh tahun 80 an kali ya.

Sudah dibukukan oleh Gramedia, malahan Trilogi (sampai 6 lebih jilid
saya kira), cukup populer koq tahun 80 - 90 an

Saya bacanya dari taman bacaan (almarhum - kegusur Video Rental)  dekat
rumah,

Nggak kepikiran mengoleksi, jadi gak tau kalau buku2 tersebut mau terbit
ulang?

 



From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, July 20, 2007 12:07 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" !

 

Agus

Kompas kapan ya ?
Tapi saya itu malas baca cer-bung , ndak puas sich.
Apa sudah disusun sebagai buku belum ya (biasanya grup Gramedia suka
begitu).>

Si-Abah

___

 Wah saya jadi pengen tahu lagi nih, digugah naluri kesejarahan, Tapi
apa 
> cukup waktu 
> 
> Ya, baca 5 jilid, tebal2 lagi tentang Sang Maha Patih. 
> 
> Dulu saya termasuk penggemar Roman Sejarah, misalnya Rara Mendut 
> Pronocitro vs Wirogunonya dan Trilogi putri Rara Mendut, Lusi Lindri, 
> dalam Trilogi karya Romo Mangun. 
> 
> Ada lagi Roman Sejarah (saya lupa nama pengarangnya, tetapi dari
Bali), 
> pernah dimuat secara bersambung di Kompas yaitu Langit Jingga di
Timur. 
> Kira2 sinopsisnya menggambarkan epos Wong Agung Wilis, raja terakhir 
> Blambangan. Yang saya prihatinkan setelah membaca Roman ini, bahwa 
> pelajaran sejarah di Sekolah, kurang mengapresiasi, cenderung 
> meminggirkan wacana yang justru lebih heroik. Saya terkaget-kaget 
> menemukan kisah 3 generasi perlawanan terhadap Belanda, sampai perang 
> puputan segala dilakoni. Lebih heroik daripada raja2 Jawa Tengah yang 
> mudah menyerah pada Belanda. Kenapa Wong Agung Wilis tidak ditetapkan 
> sebagai Pahlawan Nasional? Padahal sejaman dengan Untung Surapati.
Saya 
> juga terkesima, bahwa ternyata pada waktu itu sudah ada pabrik gula di

> Pasuruan. Kapal-Kapal perang Blambangan dengan meriam mininya, buatan 
> Portugis (th. 45 malah Cuma pakai bambu runcing). Taktik gerilya a la 
> Viet Khong, di medan perdu savana khas Blauran, ketika pasukan 
> Blambangan menggunakan bambu diruncingkan seperti ujung tusuk sate 
> diberi racun warangan, direkatkan di tumbuhan perdu, ketika pasukan 
> Belanda dan antek2nya melewatinya, secara otomatis tusuk2 sate itu 
> meluncur menancap ditubuh pasukan lawan. Ketika para putri bangsawan 
> Blambanganpun turut berjuang bergerilya, maupun tetap di istana tetapi

> siap dengan patrem (keris kecil) beracun, baik untuk melawan penggangu

> maupun juga untuk bunuh diri, menjaga kehormatan. 
> 
> Saya menjadi pengagum berat Wong Agung Wilis, Panglima Laut Umbul
Songo 
> dkk. antara lain juga karena (kebanggaan etnis, nih) leluhur saya 
> pemangku hutan di kaki G. Raung (daerah Calistyle / Kali Setail, 
> bertetangga (seberang timur - desa Gendoh) dengan leluhur bapak
Soejono 
> Mertodjoyo. 
> 
> 
> 
> Pak Iman sebagai bangsawan dari Keraton KaCaribonan, mestinya juga
punya 
> kisah heroik tersembunyi di ranahnya, misalnya Sunan Gunung Jati, Jaka

> Sembung?, dll. Kan? So anda sudah ditangtang tuh sama Pak abah dan 
> temen2, tak iye. 
> 
> 
> 
> Agus Sutoto 
> 
> 
> 
> ____________________ 
> 
> 
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
> Sent: Friday, July 20, 2007 9:09 AM 
> To: iagi-net@iagi.or.id 
> Subject: RE: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" ! 
> 
> 
> 
>> Iman dan rekan rekan 
> 
> Jangan hanya komentar dong , apa pendapat Anda ? 
> Ngomong ngomong , mungkin IAGI atau pencinta buku IAGI bisa bikin Club

> yang mencoba berdiskusi dan membahas /membongkar isi buku. 
> Ndak usah terlalu ilmiah lah , apa yang kita rasakan setelah membaca 
> buku kita "share". 
> Ya juga ndak usah Luxurious lah. 
> Bagaimana kalau buku Gajah Mada (yang lima jilid) jadi pilot project. 
> Atau buku-nya ML,Pram . 
> 
> Ya , tempatnya sih di Set IAGI , tinggal daftar (supaya konsumsi bisa 
> pas , ya yang sederhana umpama gorengan kopi /teh panas).Waktu diluar 
> jam kantor. 
> 
> Hayo yuk. 
> 
> Si-Abah. 
> 
> __

> 
> 
> 
> Wah, makin banyak "sejarahwan2" dari G&G ... Enak dibaca tutur 
>> bahasanya dan mudah dicerna, banyak yang sedikit "puitis" lagi.
Kapan2 
> 
>> mestinya ada lomba penulisan sejarah geologi modern tapi dikemas 
> dengan 
>> bahasa bebas seperti ini ?? Misal dalam acara Annual Convention-nya 
> IAGI 
>> ? 
>> 
>> 
>> 
>> Just a comment. 
>> 
>> 
>> 
>> Thanks. Iman 
>> 
>> 
>> 
>>  
>> 
>> 

RE: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" !

2007-07-19 Terurut Topik yrsnki


Agus

Kompas kapan ya ?
Tapi saya itu malas baca cer-bung ,
ndak puas sich.
Apa sudah disusun sebagai buku belum ya (biasanya
grup Gramedia suka begitu).>

Si-Abah

___

 Wah saya jadi pengen tahu lagi nih, digugah naluri
kesejarahan, Tapi apa 
> cukup waktu 
> 
> Ya,
baca 5 jilid, tebal2 lagi tentang Sang Maha Patih. 
> 
>
Dulu saya termasuk penggemar Roman Sejarah, misalnya Rara Mendut 
> Pronocitro vs Wirogunonya dan Trilogi putri Rara Mendut, Lusi
Lindri, 
> dalam Trilogi karya Romo Mangun. 
> 
>
Ada lagi Roman Sejarah (saya lupa nama pengarangnya, tetapi dari Bali),

> pernah dimuat secara bersambung di Kompas yaitu Langit Jingga
di Timur. 
> Kira2 sinopsisnya menggambarkan epos Wong Agung
Wilis, raja terakhir 
> Blambangan. Yang saya prihatinkan setelah
membaca Roman ini, bahwa 
> pelajaran sejarah di Sekolah, kurang
mengapresiasi, cenderung 
> meminggirkan wacana yang justru lebih
heroik. Saya terkaget-kaget 
> menemukan kisah 3 generasi
perlawanan terhadap Belanda, sampai perang 
> puputan segala
dilakoni. Lebih heroik daripada raja2 Jawa Tengah yang 
> mudah
menyerah pada Belanda. Kenapa Wong Agung Wilis tidak ditetapkan 
>
sebagai Pahlawan Nasional? Padahal sejaman dengan Untung Surapati. Saya

> juga terkesima, bahwa ternyata pada waktu itu sudah ada pabrik
gula di 
> Pasuruan. Kapal-Kapal perang Blambangan dengan meriam
mininya, buatan 
> Portugis (th. 45 malah Cuma pakai bambu
runcing). Taktik gerilya a la 
> Viet Khong, di medan perdu savana
khas Blauran, ketika pasukan 
> Blambangan menggunakan bambu
diruncingkan seperti ujung tusuk sate 
> diberi racun warangan,
direkatkan di tumbuhan perdu, ketika pasukan 
> Belanda dan
antek2nya melewatinya, secara otomatis tusuk2 sate itu 
> meluncur
menancap ditubuh pasukan lawan. Ketika para putri bangsawan 
>
Blambanganpun turut berjuang bergerilya, maupun tetap di istana tetapi 
> siap dengan patrem (keris kecil) beracun, baik untuk melawan
penggangu 
> maupun juga untuk bunuh diri, menjaga kehormatan. 
> 
> Saya menjadi pengagum berat Wong Agung Wilis, Panglima
Laut Umbul Songo 
> dkk. antara lain juga karena (kebanggaan
etnis, nih) leluhur saya 
> pemangku hutan di kaki G. Raung
(daerah Calistyle / Kali Setail, 
> bertetangga (seberang timur -
desa Gendoh) dengan leluhur bapak Soejono 
> Mertodjoyo. 
> 
> 
> 
> Pak Iman sebagai bangsawan dari
Keraton KaCaribonan, mestinya juga punya 
> kisah heroik
tersembunyi di ranahnya, misalnya Sunan Gunung Jati, Jaka 
>
Sembung?, dll. Kan? So anda sudah ditangtang tuh sama Pak abah dan 
> temen2, tak iye. 
> 
> 
> 
> Agus
Sutoto 
> 
> 
> 
>
________________ 
> 
> 
From:
[EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
> Sent: Friday, July
20, 2007 9:09 AM 
> To: iagi-net@iagi.or.id 
> Subject:
RE: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" ! 
> 
> 
> 
>> Iman dan rekan rekan 
> 
> Jangan hanya komentar dong , apa pendapat Anda ? 
> Ngomong ngomong , mungkin IAGI atau pencinta buku IAGI bisa bikin
Club 
> yang mencoba berdiskusi dan membahas /membongkar isi buku.

> Ndak usah terlalu ilmiah lah , apa yang kita rasakan setelah
membaca 
> buku kita "share". 
> Ya juga ndak
usah Luxurious lah. 
> Bagaimana kalau buku Gajah Mada (yang lima
jilid) jadi pilot project. 
> Atau buku-nya ML,Pram . 
>

> Ya , tempatnya sih di Set IAGI , tinggal daftar (supaya
konsumsi bisa 
> pas , ya yang sederhana umpama gorengan kopi /teh
panas).Waktu diluar 
> jam kantor. 
> 
> Hayo yuk.

> 
> Si-Abah. 
> 
>
__ 
> 
> 
> 
> Wah, makin banyak
"sejarahwan2" dari G&G ... Enak dibaca tutur 
>> bahasanya dan mudah dicerna, banyak yang sedikit
"puitis" lagi. Kapan2 
> 
>> mestinya ada
lomba penulisan sejarah geologi modern tapi dikemas 
> dengan 
>> bahasa bebas seperti ini ?? Misal dalam acara Annual
Convention-nya 
> IAGI 
>> ? 
>> 
>> 
>> 
>> Just a comment. 
>>

>> 
>> 
>> Thanks. Iman 
>>

>> 
>> 
>>
 
>> 
>> 
>

From: OK Taufik [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
>> Sent:
Friday, July 20, 2007 3:57 AM 
>> To: iagi-net@iagi.or.id 
>> Subject: Re: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah
Sendirian" ! 
>> 
>> 
>> 
>> Bagaimanapun sebagai humanis Muchtar Lubis tentunya tak terima

> kekejaman 
>> PKI semasa 1948 dan 1965, ingat bahwa
pembantaian yang sadis telah 
>> dilakukan oleh PKI (Partai
Komunis Indonesia) yang berideologi 
> marxisme 
>>
dalam Affair Madiun atau Peristiw

RE: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" !

2007-07-19 Terurut Topik Agus Sutoto (BWM)
Wah saya jadi pengen tahu lagi nih, digugah naluri kesejarahan, Tapi apa
cukup waktu

Ya, baca 5 jilid, tebal2 lagi tentang Sang Maha Patih.

Dulu saya termasuk penggemar Roman Sejarah, misalnya Rara Mendut
Pronocitro vs Wirogunonya dan Trilogi putri Rara Mendut, Lusi Lindri,
dalam Trilogi karya Romo Mangun.

Ada lagi Roman Sejarah (saya lupa nama pengarangnya, tetapi dari Bali),
pernah dimuat secara bersambung di Kompas yaitu Langit Jingga di Timur.
Kira2 sinopsisnya menggambarkan epos Wong Agung Wilis, raja terakhir
Blambangan. Yang saya prihatinkan setelah membaca Roman ini, bahwa
pelajaran sejarah di Sekolah, kurang mengapresiasi, cenderung
meminggirkan wacana yang justru lebih heroik. Saya terkaget-kaget
menemukan kisah 3 generasi perlawanan terhadap Belanda, sampai perang
puputan segala dilakoni. Lebih heroik daripada raja2 Jawa Tengah yang
mudah menyerah pada Belanda. Kenapa Wong Agung Wilis tidak ditetapkan
sebagai Pahlawan Nasional? Padahal sejaman dengan Untung Surapati. Saya
juga terkesima, bahwa ternyata pada waktu itu sudah ada pabrik gula di
Pasuruan. Kapal-Kapal perang Blambangan dengan meriam mininya, buatan
Portugis (th. 45 malah Cuma pakai bambu runcing). Taktik gerilya a la
Viet Khong, di medan perdu savana  khas Blauran, ketika pasukan
Blambangan menggunakan bambu diruncingkan seperti ujung tusuk sate
diberi racun warangan, direkatkan di tumbuhan perdu, ketika pasukan
Belanda dan antek2nya melewatinya, secara otomatis tusuk2 sate itu
meluncur menancap ditubuh pasukan lawan. Ketika para putri bangsawan
Blambanganpun turut berjuang bergerilya, maupun tetap di istana tetapi
siap dengan patrem (keris kecil) beracun, baik untuk melawan penggangu
maupun juga untuk bunuh diri, menjaga kehormatan. 

Saya menjadi pengagum berat Wong Agung Wilis, Panglima Laut Umbul Songo
dkk. antara lain juga karena (kebanggaan etnis, nih) leluhur saya
pemangku hutan di kaki G. Raung (daerah Calistyle / Kali Setail,
bertetangga (seberang timur - desa Gendoh) dengan leluhur bapak Soejono
Mertodjoyo.

 

Pak Iman sebagai bangsawan dari Keraton KaCaribonan, mestinya juga punya
kisah heroik tersembunyi di ranahnya, misalnya Sunan Gunung Jati, Jaka
Sembung?, dll. Kan? So anda sudah ditangtang tuh sama Pak abah dan
temen2, tak iye.

 

Agus Sutoto

 



From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, July 20, 2007 9:09 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" !

 

> Iman dan rekan rekan

Jangan hanya komentar dong , apa pendapat Anda ?
Ngomong ngomong , mungkin IAGI atau pencinta buku IAGI bisa bikin Club
yang mencoba berdiskusi dan membahas /membongkar isi buku.
Ndak usah terlalu ilmiah lah , apa yang kita rasakan setelah membaca
buku kita "share". 
Ya juga ndak usah Luxurious lah.
Bagaimana kalau buku Gajah Mada (yang lima jilid) jadi pilot project.
Atau buku-nya ML,Pram .

Ya , tempatnya sih di Set IAGI , tinggal daftar  (supaya konsumsi bisa
pas , ya yang sederhana umpama gorengan kopi /teh panas).Waktu diluar
jam kantor.

Hayo yuk.

Si-Abah.

__



Wah, makin banyak "sejarahwan2" dari G&G ... Enak dibaca tutur 
> bahasanya dan mudah dicerna, banyak yang sedikit "puitis" lagi. Kapan2

> mestinya ada lomba penulisan sejarah geologi modern tapi dikemas
dengan 
> bahasa bebas seperti ini ?? Misal dalam acara Annual Convention-nya
IAGI 
> ? 
> 
> 
> 
> Just a comment. 
> 
> 
> 
> Thanks. Iman 
> 
> 
> 
>  
> 
> 
From: OK Taufik [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
> Sent: Friday, July 20, 2007 3:57 AM 
> To: iagi-net@iagi.or.id 
> Subject: Re: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" ! 
> 
> 
> 
> Bagaimanapun sebagai humanis Muchtar Lubis tentunya tak terima
kekejaman 
> PKI semasa 1948 dan 1965, ingat bahwa pembantaian yang sadis telah 
> dilakukan oleh PKI (Partai Komunis Indonesia) yang berideologi
marxisme 
> dalam Affair Madiun atau Peristiwa Madiun (Pemberontakan PKI di
Madiun, 
> 18 September 1948 pimpinan Muso dan Amir Syarifuddin). Dimana
peristiwa 
> Madiun menunjukkan tentang hilangnya kemanusiaan berganti dengan 
> kesadisan. dokumentasi di kantor berita foto, Ipphos, menunjukkan 
> tentang foto genangan darah ulama yang disembelihi PKI (Partai Komunis

> Indonesia) dalam Affair Madiun atau Peristiwa Madiun 18 Sepetember
1948. 
> Foto genangan darah ulama itu menunjukkan setebal bercenti-centi meter

> saking banyaknya ulama yang disembelihi PKI. Di Kampung Gorang Gareng 
> Madiun saja, ada seratusan lebih ulama beserta keluarganya yang
dibantai 
> PKI pimpinan Muso dan Amir Sjarifuddin. 
> 
> Memang terjadi pergerakan massal untuk membalikkan fakta saat ini,
bahwa 
> komunis lah sebenarnya yg paling humanis, dan paling mende

RE: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" !

2007-07-19 Terurut Topik yrsnki


Awang

Setuju , walaupun saya sudah habis membaca , dan saya
punya kelima-limanya (wah gaya ???), sekarang lagi dipinjam sama Mas Abd
Wahab ,ADB cocok asal jangan lagi terbang  saja.
Kita kangen
kangen-an seperti mahasiswa (heheh 40 tahun yang lalu tuh), ayo dong 
siapa mau jadi valonteer ? Cak Ar , kiranya cocok.

Si-Abah

> 

Abah, 
> 
> 
> 
> Dua bulan lalu
saya bertemu dengan Langit Kresna Hariyadi, penulis 
> kelima
roman sejarah Gajah Mada itu, kebetulan Pak Langit diundang oleh 
> Tiga Serangkai dan IKAPI untuk membedah buku-buku yang ditulisnya.

> Kelihatannya ini roman sejarah paling tebal yang pernah
ditulis. Di 
> samping Pak Langit duduk Pak Luluk Sumiarso (DirJen
Migas) yang rupanya 
> penggemar berat karya2 tersebut. Pak Langit
mengemukakan banyak hal2 
> baru yang "keluar" dari
sejarah Majapahit yang kita kenal selama ini. 
> 
> 
> 
> Kalau rekan2 mau berkumpul membahas buku2 Gajah Mada
ini, saya 
> mengusulkan Pak Andang Bachtiar (he2..) untuk nara
sumbernya, 
> kelihatannya ke mana-mana, sampai ke Perth pun buku
ini dibawanya (sudah 
> sampai jilid ke berapa nih Pak membacanya
? - hati-hati kalau membaca 
> pas jilid "Perang Bubat"
- banyak kontroversinya). 
> 
> 
> 
>
Kalau dalam bidang sejarah, Prof Slametmuljana-lah yang paling banyak 
> meneliti Majapahit ini, dan kini buku-bukunya (yang dulu zaman awal
OrBa 
> sempat dilarang beberapa di antaranya) bisa dibaca lagi,
untung ada 
> sebuah penerbit kecil di Yogya yang menerbitkan dan
mencetak lagi semua 
> buku Slametmuljana. Sejarah baik dan buruk
mestinya tak boleh 
> ditutup-tutupi, apalagi dimanipulasi lalu
diajarkan ke anak2 sekolah. 
> Hampir seluruh karier profesional
Slametmuljana adalah untuk Majapahit. 
> Kalau saya ulas di sini
tentang bukunya yang berhubungan dengan masuknya 
> Islam ke
Indonesia dan Jawa, tentang Wali-Wali Sanga, dan tentang 
>
runtuhnya Majapahit mungkin akan segera menyulut banyak pendapat pro dan

> kontra seperti buku2nya Pram. 
> 
> 
>

> Salam, 
> 
> awang 
> 
> 
> 
> 
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]

> Sent: Friday, July 20, 2007 9:09 C++ 
> To:
iagi-net@iagi.or.id 
> Subject: RE: [iagi-net-l] OOT "Saya
Terbakar Amarah Sendirian" ! 
> 
> 
> 
>> Iman dan rekan rekan 
> 
> Jangan hanya
komentar dong , apa pendapat Anda ? 
> Ngomong ngomong , mungkin
IAGI atau pencinta buku IAGI bisa bikin Club 
> yang mencoba
berdiskusi dan membahas /membongkar isi buku. 
> Ndak usah terlalu
ilmiah lah , apa yang kita rasakan setelah membaca 
> buku kita
"share". 
> Ya juga ndak usah Luxurious lah. 
>
Bagaimana kalau buku Gajah Mada (yang lima jilid) jadi pilot project. 
> Atau buku-nya ML,Pram . 
> 
> Ya , tempatnya sih di
Set IAGI , tinggal daftar (supaya konsumsi bisa 
> pas , ya yang
sederhana umpama gorengan kopi /teh panas).Waktu diluar 
> jam
kantor. 
> 
> Hayo yuk. 
> 
> Si-Abah. 
> 
>
__ 
> 
> 
> 
> Wah, makin banyak
"sejarahwan2" dari G&G ... Enak dibaca tutur 
>> bahasanya dan mudah dicerna, banyak yang sedikit
"puitis" lagi. Kapan2 
> 
>> mestinya ada
lomba penulisan sejarah geologi modern tapi dikemas 
> dengan 
>> bahasa bebas seperti ini ?? Misal dalam acara Annual
Convention-nya 
> IAGI 
>> ? 
>> 
>> 
>> 
>> Just a comment. 
>>

>> 
>> 
>> Thanks. Iman 
>>

>> 
>> 
>>
 
>> 
>> 
>

From: OK Taufik [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
>> Sent:
Friday, July 20, 2007 3:57 AM 
>> To: iagi-net@iagi.or.id 
>> Subject: Re: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah
Sendirian" ! 
>> 
>> 
>> 
>> Bagaimanapun sebagai humanis Muchtar Lubis tentunya tak terima

> kekejaman 
>> PKI semasa 1948 dan 1965, ingat bahwa
pembantaian yang sadis telah 
>> dilakukan oleh PKI (Partai
Komunis Indonesia) yang berideologi 
> marxisme 
>>
dalam Affair Madiun atau Peristiwa Madiun (Pemberontakan PKI di 
>
Madiun, 
>> 18 September 1948 pimpinan Muso dan Amir
Syarifuddin). Dimana 
> peristiwa 
>> Madiun
menunjukkan tentang hilangnya kemanusiaan berganti dengan 
>>
kesadisan. dokumentasi di kantor berita foto, Ipphos, menunjukkan 
>> tentang foto genangan darah ulama yang disembelihi PKI (Partai
Komunis 
> 
>> Indonesia) dalam Affair Madiun atau
Peristiwa Madiun 18 Sepetember 
> 1948. 
>> Foto
genangan darah ulama itu menunjukkan setebal bercenti-centi meter 
> 
>> saking banyaknya ulama yang disembelihi PKI. Di
Kampung

RE: [iagi-net-l] Balasan: RE: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" !

2007-07-19 Terurut Topik Awang Harun Satyana
Pak Agus,

 

Tentang Majapahit itu, pengantarnya pernah saya tulis di IAGI-net, silakan 
dicari lagi di arsip IAGI-net dengan kata2 kunci Sandhyakala Majapahit. 
Penelitian dan tulisan lengkapnya untuk full paper sedang saya kerjakan. Pada 
waktunya, pasti dipublikasikan dan dipresentasikan. Terima kasih pak Prasiddha 
atas promosinya.

 

Salam,

awang

 

From: Agus Sutoto (BWM) [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, July 20, 2007 10:56 C++
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Balasan: RE: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah 
Sendirian" !

 

Masih terngiang dalam memori lemah saya, saya pernah ikut kuliah khusus Pak 
Sampurno, 

yang membahas  bencana Geologi (Banjir Bandang?) yang membahas keruntuhan 
Majapahit 

dari segi kebencanaannya. Kalau gak salah ada analisa beliau, tentang ketebalan 
lumpur yang

menutupi situs-situs di sekitar Trowulan, dikaitkan dengan seberapa tinggi muka 
banjir.

Bolehkah saya mendapatkan tulisan Pak Awang terkait dengan Majapahit?

 

Agus Sutoto

 

  _  

From: Prasiddha Hestu Narendra [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, July 20, 2007 10:46 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Balasan: RE: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah 
Sendirian" !

 

sedikit bocoran

di JCB2007 ada dua presenter yg membahas sejarah, bahasanya pun disajikan dgn 
cukup enak alias mak nyus.

yaitu :

 

- drs. Jan Van der Horst (dari Belanda, tapi fasih Indonesianya), THE TRADE 
ROUTE INDIA-CHINA V.V. OR THE RISE AND FALL OF THE SRIWIJAYA KINGDOM

 

nah satu lagi pasti banyak yg kenal yaitu

- Awang Harun Satyana, Bencana Geologi dalam "Sandhyâkâla" Jenggala dan 
Majapahit : Analisis Erupsi Gunung Lumpur Historis Berdasarkan Babad Pararaton, 
Folklor Timun Mas, Analogi Erupsi LUSI, dan Kondisi Geologi Delta Brantas

seperti apa ceritanya...tunggu dulu di JCB2007

 

oh ya ADB itu seneng baca buku Gajahmada karena lagi menelusuri siapa 
sebanarnya nenek moyangnya, beliaunya kan dari Malang mestinya keturunan Ken 
Arok, lha tapi dari studi geologi lebih deket ke Gajahmada, perhatikan saja 
wajahnya yg mirip Gajahmadaapalagi pas rambutnya masih panjang 
dikuncir...pas sekali..

 

 


Awang Harun Satyana <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

Abah,

 

Dua bulan lalu saya bertemu dengan Langit Kresna Hariyadi, penulis 
kelima roman sejarah Gajah Mada itu, kebetulan Pak Langit diundang oleh Tiga 
Serangkai dan IKAPI untuk membedah buku-buku yang ditulisnya. Kelihatannya ini 
roman sejarah paling tebal yang pernah ditulis. Di samping Pak Langit duduk Pak 
Luluk Sumiarso (DirJen Migas) yang rupanya penggemar berat karya2 tersebut. Pak 
Langit mengemukakan banyak hal2 baru yang "keluar" dari sejarah Majapahit yang 
kita kenal selama ini. 

 

Kalau rekan2 mau berkumpul membahas buku2 Gajah Mada ini, saya 
mengusulkan Pak Andang Bachtiar (he2..) untuk nara sumbernya, kelihatannya ke 
mana-mana, sampai ke Perth pun buku ini dibawanya (sudah sampai jilid ke berapa 
nih Pak membacanya ? - hati-hati kalau membaca pas jilid "Perang Bubat" - 
banyak kontroversinya). 

 

Kalau dalam bidang sejarah, Prof Slametmuljana-lah yang paling banyak 
meneliti Majapahit ini, dan kini buku-bukunya (yang dulu zaman awal OrBa sempat 
dilarang beberapa di antaranya) bisa dibaca lagi, untung ada sebuah penerbit 
kecil di Yogya yang menerbitkan dan mencetak lagi semua buku Slametmuljana. 
Sejarah baik dan buruk mestinya tak boleh ditutup-tutupi, apalagi dimanipulasi 
lalu diajarkan ke anak2 sekolah.  Hampir seluruh karier profesional 
Slametmuljana adalah untuk Majapahit. Kalau saya ulas di sini tentang bukunya 
yang berhubungan dengan masuknya Islam ke Indonesia dan Jawa, tentang Wali-Wali 
Sanga, dan tentang runtuhnya Majapahit mungkin akan segera menyulut banyak 
pendapat pro dan kontra seperti buku2nya Pram.  

 

Salam,

awang

 

From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, July 20, 2007 9:09 C++
        To: iagi-net@iagi.or.id
    Subject: RE: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" !

 

> Iman dan rekan rekan

Jangan hanya komentar dong , apa pendapat Anda ?
Ngomong ngomong , mungkin IAGI atau pencinta buku IAGI bisa bikin Club 
yang mencoba berdiskusi dan membahas /membongkar isi buku.
Ndak usah terlalu ilmiah lah , apa yang kita rasakan setelah membaca 
buku kita "share". 
Ya juga ndak usah Luxurious lah.
Bagaimana kalau buku Gajah Mada (yang lima jilid) jadi pilot project. 
Atau buku-nya ML,Pram .

Ya , tempatnya sih di Set IAGI , tinggal daftar  (supaya konsumsi bisa 
pas , ya yang sederhana umpama gorengan kopi /teh panas

RE: [iagi-net-l] Balasan: RE: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" !

2007-07-19 Terurut Topik Agus Sutoto (BWM)
Masih terngiang dalam memori lemah saya, saya pernah ikut kuliah khusus Pak 
Sampurno, 

yang membahas  bencana Geologi (Banjir Bandang?) yang membahas keruntuhan 
Majapahit 

dari segi kebencanaannya. Kalau gak salah ada analisa beliau, tentang ketebalan 
lumpur yang

menutupi situs-situs di sekitar Trowulan, dikaitkan dengan seberapa tinggi muka 
banjir.

Bolehkah saya mendapatkan tulisan Pak Awang terkait dengan Majapahit?

 

Agus Sutoto

 



From: Prasiddha Hestu Narendra [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, July 20, 2007 10:46 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Balasan: RE: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah 
Sendirian" !

 

sedikit bocoran

di JCB2007 ada dua presenter yg membahas sejarah, bahasanya pun disajikan dgn 
cukup enak alias mak nyus.

yaitu :

 

- drs. Jan Van der Horst (dari Belanda, tapi fasih Indonesianya), THE TRADE 
ROUTE INDIA-CHINA V.V. OR THE RISE AND FALL OF THE SRIWIJAYA KINGDOM

 

nah satu lagi pasti banyak yg kenal yaitu

- Awang Harun Satyana, Bencana Geologi dalam "Sandhyâkâla" Jenggala dan 
Majapahit : Analisis Erupsi Gunung Lumpur Historis Berdasarkan Babad Pararaton, 
Folklor Timun Mas, Analogi Erupsi LUSI, dan Kondisi Geologi Delta Brantas

seperti apa ceritanya...tunggu dulu di JCB2007

 

oh ya ADB itu seneng baca buku Gajahmada karena lagi menelusuri siapa 
sebanarnya nenek moyangnya, beliaunya kan dari Malang mestinya keturunan Ken 
Arok, lha tapi dari studi geologi lebih deket ke Gajahmada, perhatikan saja 
wajahnya yg mirip Gajahmadaapalagi pas rambutnya masih panjang 
dikuncir...pas sekali..

 

 


Awang Harun Satyana <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

Abah,

 

Dua bulan lalu saya bertemu dengan Langit Kresna Hariyadi, penulis 
kelima roman sejarah Gajah Mada itu, kebetulan Pak Langit diundang oleh Tiga 
Serangkai dan IKAPI untuk membedah buku-buku yang ditulisnya. Kelihatannya ini 
roman sejarah paling tebal yang pernah ditulis. Di samping Pak Langit duduk Pak 
Luluk Sumiarso (DirJen Migas) yang rupanya penggemar berat karya2 tersebut. Pak 
Langit mengemukakan banyak hal2 baru yang "keluar" dari sejarah Majapahit yang 
kita kenal selama ini. 

 

Kalau rekan2 mau berkumpul membahas buku2 Gajah Mada ini, saya 
mengusulkan Pak Andang Bachtiar (he2..) untuk nara sumbernya, kelihatannya ke 
mana-mana, sampai ke Perth pun buku ini dibawanya (sudah sampai jilid ke berapa 
nih Pak membacanya ? - hati-hati kalau membaca pas jilid "Perang Bubat" - 
banyak kontroversinya). 

 

Kalau dalam bidang sejarah, Prof Slametmuljana-lah yang paling banyak 
meneliti Majapahit ini, dan kini buku-bukunya (yang dulu zaman awal OrBa sempat 
dilarang beberapa di antaranya) bisa dibaca lagi, untung ada sebuah penerbit 
kecil di Yogya yang menerbitkan dan mencetak lagi semua buku Slametmuljana. 
Sejarah baik dan buruk mestinya tak boleh ditutup-tutupi, apalagi dimanipulasi 
lalu diajarkan ke anak2 sekolah.  Hampir seluruh karier profesional 
Slametmuljana adalah untuk Majapahit. Kalau saya ulas di sini tentang bukunya 
yang berhubungan dengan masuknya Islam ke Indonesia dan Jawa, tentang Wali-Wali 
Sanga, dan tentang runtuhnya Majapahit mungkin akan segera menyulut banyak 
pendapat pro dan kontra seperti buku2nya Pram.  

 

Salam,

awang

 

From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, July 20, 2007 9:09 C++
        To: iagi-net@iagi.or.id
    Subject: RE: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" !

 

> Iman dan rekan rekan

Jangan hanya komentar dong , apa pendapat Anda ?
Ngomong ngomong , mungkin IAGI atau pencinta buku IAGI bisa bikin Club 
yang mencoba berdiskusi dan membahas /membongkar isi buku.
Ndak usah terlalu ilmiah lah , apa yang kita rasakan setelah membaca 
buku kita "share". 
Ya juga ndak usah Luxurious lah.
Bagaimana kalau buku Gajah Mada (yang lima jilid) jadi pilot project. 
Atau buku-nya ML,Pram .

Ya , tempatnya sih di Set IAGI , tinggal daftar  (supaya konsumsi bisa 
pas , ya yang sederhana umpama gorengan kopi /teh panas).Waktu diluar jam 
kantor.

Hayo yuk.

Si-Abah.

__



Wah, makin banyak "sejarahwan2" dari G&G ... Enak dibaca tutur 
> bahasanya dan mudah dicerna, banyak yang sedikit "puitis" lagi. 
Kapan2 
> mestinya ada lomba penulisan sejarah geologi modern tapi dikemas 
dengan 
> bahasa bebas seperti ini ?? Misal dalam acara Annual Convention-nya 
IAGI 
> ? 
&g

Re: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" !

2007-07-19 Terurut Topik cipi armandita
Numpang nimbrung,

Dari pembicaraan sastra berubah ke arah ideologi sampai genocide yang terjadi. 
Memang pandangan suatu penulis berpengaruh besar pada perubahan pandangan 
sampai ke pergerakan politik, tapi saya ingin kembali kepada obyektif nilai2 
suatu karya sastra.

Sebagai anak yang lahir di era orde baru, saya sangat menggemari karya2 Pram 
dan mungkin yang seumuran dengan saya juga menggemarinya, terutama ketika 
setelah reformasi 98 dimana buku2 yang susah didapat ketika saya remaja menjadi 
banyak di pasaran. Pada waktu remaja terus terang saya tidak tahu siapa itu 
pram, hanya membaca saja dan jujur saya benar2 terpukau (mungkin ini yang 
ditakuti Orba dengan buku2 Pram). Setelah saya pelajari latar belakang si 
penulis, hmmm kagum sekaligus sebal. Kagum karena keteguhan hatinya (yang 
cenderung keras kepala), ketelitiannya terhadap detail2, sederhana dalam 
penggunaan kata2 dll.. namun sekaligus sebal dengan 'manikebu'nya karena saya 
juga menyenangi lagu2 The Beatles yang ngakngikngok..hehehe.Dan saya 
berpendapat kebudayaan asli itu tidak harus di bekukan atau di fosilkan, tapi 
dinamis seperti budaya betawi ”asli” yang merupakan campuran budaya portugal, 
belanda, cina, sunda d. Jadi Budaya asli itu bukan harus murni...

Lepas dari kegilaan komunis, yang dapat saya petik dari buku2 pram adalah 
bagaimana sebuah ideologi itu memiliki alasan2nya dan kekuatannya masing2 , dan 
kemudian dapat berubah menjadi sumber bencana, bukan cuma komunis toh satu2nya 
ideologi yang menghancurkan? Firaunisme juga sama saja. Memang cinta itu sering 
buta termasuk ideologi, saya yakin Pram punya rasa cinta yang besar terhadap 
bangsa ini, tapi menurut saya sudah cenderung ekstrim.Jadi kalau secara 
obyektif, banyak nilai2 unik yang bisa diambil dari tulisan-tulisannya.

Masalah kiri dan kanan, saya berumpama kehidupan itu:
seperti pemain sirkus yang berjalan di atas seutas tali...ketika condong ke 
kiri dia akan menghentak ke kanan...bukan untuk ke kanan tapi untuk mencapai 
keseimbangandan sebaliknya
Ketika kita menggigil di tengah salju kita membutuhkan minuman panas bukan 
untuk memanaskan..tapi untuk menghangatkan dan sebaliknya.
Aliran 'kanan' seharusnya menyejukkan bukan membekukan kehidupan
Aliran 'kiri' seharusnya menghangatkan bukan menghanguskan seperti 
nasionalismenya Hitler yang berlebihan (Chauvinisme) atau Komunisme. 
Jadi, saya mencoba memahami semua aliran dengan segala kebaikannya sekaligus 
kecenderungan ekstrimnya yang menghancurkan.

Salam,
Cipi


- Original Message 
From: "[EMAIL PROTECTED]" <[EMAIL PROTECTED]>
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Friday, July 20, 2007 9:19:29 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" !

> 
Rekan - rekan

Weleh weleh jadi berat sebelah ya !!!

Kalau soal menghabisi nyawa manusia bukan hanya monopoli marxist lho !
Ingat berapa banyak yahudi yang dihabisi oleh Hitler dengan Nazi-nya, seberapa 
banyak kaum komunis dan yang disangka "komunis"  di Indonesia tahun 1965 maupun 
ditempat lain.

Yang ada didepan mata , adalah berapa banyak rakyat yang katanya "tidak 
sengaja" terbunuh dalam perang memperebutkan energi di Iraq ? dan mungkin juga 
di Afganistan
Coba fikirkan dengan logika humanis (bukan ekonomi dan finansial ) , buat apa 
tokh ada pasukan NATO di Afganistan ???

Jadi kalau pembunuhan masal itu adalah akibat "logika manusiawi"  yang hilang 
sesaat , apapun alasan-nya.

Saya pribadi suka agak kuang percaya dengan jumlah yang disebutkan , ambil 
contoh ,pembunuhan yang dilakukan oleh Westerlingdi Sulawes Selatan .
Katanya sampai 10.000 orang korban ???  Rasanya jumlah 10.000 orang itu (pada 
saat itu lho) bukan pekerjaan mudah , wong alatnya cuma bedil ???
MUNGKIN demkian juga yang lain , jadi yang menghtun itu bukan jari atau daftar 
tapi emosi sesaat.

Bukan berarti saya setju dengan pembunuhan masal lho.

Si-Abah

  Weleh weleh jadi rame topik gara-gara si Taufik (Ismail dan OK) 
> Baru ketemu sekarang artikelnya, Yth. Pak Noel, 
> 
> Forum Keadilan No. 7, 21 Mei 2000, hal 54 - 55, pada rubrik KOLOM, Judul 
> : 1965: Bisakah PKI Membantai 20 Juta ? 
> 
> Sumber informasi dari Taufik Ismail : 
> 1. Iosef Diadkin (Publikasi Samizdat), peneliti sejarah Rusia yang 
> menemukan angka 52,1 juta rakyat Rusia yang dibantai rezim Marxis 
> 2. Anthony Lutz yang mencatat 60 juta rakyat Cina dihabisi 
> pemerintahnya. 
> (total 1 dan 2 = 112,1 Juta, belum dihitung korban di 63 negara 
> lainnya) 
> 3. James Nihan (The Marxist Empire), menemukan angka 105 Juta 
> 4. Rummel (Religion and Society Report) 95,2 Juta untuk seluruh 
> dunia. 
> 
> Rekaman Jurnalistik pada artikel Taufik tersebut antara lain ; 
> 
> * Serangan Rusia ke Polandia (1920 dan 1939) 
> * Serangan Rusia ke Finladia (1939 - 1940), 200.000 dibantai 
> * Serangan Rusia ke Cina (1969), di perbatasan C

Re: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" !

2007-07-19 Terurut Topik Iwan B

Pak Awang,


Kalau saya sih sudah khatam (tamat) baca semua buku gajahmada.


On 7/20/07, Andang Bachtiar <[EMAIL PROTECTED]> wrote:



Wah,... Awang mulai nyangkut-nyakutin aku ke Gajahmada nech, hehehehe...

(canda:on!!)Sebenarnya saya sedang dalam kebingungan, kata kakek saya yang
dari Malang, garis keturunan saya berasal dari kakak-nya Ken Arok yang
"maling" dari Singosari (gak ada di bukunya Pram ttg Ken Arok), sementara
dari buku silsilah kakek saya yang dari Blitar, di ujung atas-nya adalah
Gajah Mada (yg menurut bukunya Langit gak pernah nikah.)

salam

adb


- Original Message -
From: Awang Harun Satyana
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Friday, July 20, 2007 10:26 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" !




Abah,



Dua bulan lalu saya bertemu dengan Langit Kresna Hariyadi, penulis kelima
roman sejarah Gajah Mada itu, kebetulan Pak Langit diundang oleh Tiga
Serangkai dan IKAPI untuk membedah buku-buku yang ditulisnya. Kelihatannya
ini roman sejarah paling tebal yang pernah ditulis. Di samping Pak Langit
duduk Pak Luluk Sumiarso (DirJen Migas) yang rupanya penggemar berat karya2
tersebut. Pak Langit mengemukakan banyak hal2 baru yang "keluar" dari
sejarah Majapahit yang kita kenal selama ini.



Kalau rekan2 mau berkumpul membahas buku2 Gajah Mada ini, saya mengusulkan
Pak Andang Bachtiar (he2..) untuk nara sumbernya, kelihatannya ke mana-mana,
sampai ke Perth pun buku ini dibawanya (sudah sampai jilid ke berapa nih Pak
membacanya ? – hati-hati kalau membaca pas jilid "Perang Bubat" – banyak
kontroversinya).



Kalau dalam bidang sejarah, Prof Slametmuljana-lah yang paling banyak
meneliti Majapahit ini, dan kini buku-bukunya (yang dulu zaman awal OrBa
sempat dilarang beberapa di antaranya) bisa dibaca lagi, untung ada sebuah
penerbit kecil di Yogya yang menerbitkan dan mencetak lagi semua buku
Slametmuljana. Sejarah baik dan buruk mestinya tak boleh ditutup-tutupi,
apalagi dimanipulasi lalu diajarkan ke anak2 sekolah.  Hampir seluruh karier
profesional Slametmuljana adalah untuk Majapahit. Kalau saya ulas di sini
tentang bukunya yang berhubungan dengan masuknya Islam ke Indonesia dan
Jawa, tentang Wali-Wali Sanga, dan tentang runtuhnya Majapahit mungkin akan
segera menyulut banyak pendapat pro dan kontra seperti buku2nya Pram.



Salam,

awang




From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, July 20, 2007 9:09 C++
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" !



> Iman dan rekan rekan

Jangan hanya komentar dong , apa pendapat Anda ?
Ngomong ngomong , mungkin IAGI atau pencinta buku IAGI bisa bikin Club yang
mencoba berdiskusi dan membahas /membongkar isi buku.
Ndak usah terlalu ilmiah lah , apa yang kita rasakan setelah membaca buku
kita "share".
Ya juga ndak usah Luxurious lah.
Bagaimana kalau buku Gajah Mada (yang lima jilid) jadi pilot project. Atau
buku-nya ML,Pram .

Ya , tempatnya sih di Set IAGI , tinggal daftar  (supaya konsumsi bisa pas ,
ya yang sederhana umpama gorengan kopi /teh panas).Waktu diluar jam kantor.

Hayo yuk.

Si-Abah.

__



Wah, makin banyak "sejarahwan2" dari G&G ... Enak dibaca tutur
> bahasanya dan mudah dicerna, banyak yang sedikit "puitis" lagi. Kapan2
> mestinya ada lomba penulisan sejarah geologi modern tapi dikemas dengan
> bahasa bebas seperti ini ?? Misal dalam acara Annual Convention-nya IAGI
> ?
>
>
>
> Just a comment.
>
>
>
> Thanks. Iman
>
>
>
> ________________
>
>
From: OK Taufik [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Friday, July 20, 2007 3:57 AM
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: Re: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" !
>
>
>
> Bagaimanapun sebagai humanis Muchtar Lubis tentunya tak terima kekejaman
> PKI semasa 1948 dan 1965, ingat bahwa pembantaian yang sadis telah
> dilakukan oleh PKI (Partai Komunis Indonesia) yang berideologi marxisme
> dalam Affair Madiun atau Peristiwa Madiun (Pemberontakan PKI di Madiun,
> 18 September 1948 pimpinan Muso dan Amir Syarifuddin). Dimana peristiwa
> Madiun menunjukkan tentang hilangnya kemanusiaan berganti dengan
> kesadisan. dokumentasi di kantor berita foto, Ipphos, menunjukkan
> tentang foto genangan darah ulama yang disembelihi PKI (Partai Komunis
> Indonesia) dalam Affair Madiun atau Peristiwa Madiun 18 Sepetember 1948.
> Foto genangan darah ulama itu menunjukkan setebal bercenti-centi meter
> saking banyaknya ulama yang disembelihi PKI. Di Kampung Gorang Gareng
> Madiun saja, ada seratusan lebih ulama beserta keluarganya yang dibantai
> PKI pimpinan Muso dan Amir Sjarifuddin.
>
> Memang terjadi pergerakan massal untuk membalikkan fakta saat ini, bahwa
> komunis lah sebenarnya yg 

Re: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" !

2007-07-19 Terurut Topik Andang Bachtiar
Wah,... Awang mulai nyangkut-nyakutin aku ke Gajahmada nech, hehehehe...

(canda:on!!)Sebenarnya saya sedang dalam kebingungan, kata kakek saya yang dari 
Malang, garis keturunan saya berasal dari kakak-nya Ken Arok yang "maling" dari 
Singosari (gak ada di bukunya Pram ttg Ken Arok), sementara dari buku silsilah 
kakek saya yang dari Blitar, di ujung atas-nya adalah Gajah Mada (yg menurut 
bukunya Langit gak pernah nikah.)

salam

adb

  - Original Message - 
  From: Awang Harun Satyana 
  To: iagi-net@iagi.or.id 
  Sent: Friday, July 20, 2007 10:26 AM
  Subject: RE: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" !


  Abah,

   

  Dua bulan lalu saya bertemu dengan Langit Kresna Hariyadi, penulis kelima 
roman sejarah Gajah Mada itu, kebetulan Pak Langit diundang oleh Tiga Serangkai 
dan IKAPI untuk membedah buku-buku yang ditulisnya. Kelihatannya ini roman 
sejarah paling tebal yang pernah ditulis. Di samping Pak Langit duduk Pak Luluk 
Sumiarso (DirJen Migas) yang rupanya penggemar berat karya2 tersebut. Pak 
Langit mengemukakan banyak hal2 baru yang "keluar" dari sejarah Majapahit yang 
kita kenal selama ini. 

   

  Kalau rekan2 mau berkumpul membahas buku2 Gajah Mada ini, saya mengusulkan 
Pak Andang Bachtiar (he2..) untuk nara sumbernya, kelihatannya ke mana-mana, 
sampai ke Perth pun buku ini dibawanya (sudah sampai jilid ke berapa nih Pak 
membacanya ? - hati-hati kalau membaca pas jilid "Perang Bubat" - banyak 
kontroversinya). 

   

  Kalau dalam bidang sejarah, Prof Slametmuljana-lah yang paling banyak 
meneliti Majapahit ini, dan kini buku-bukunya (yang dulu zaman awal OrBa sempat 
dilarang beberapa di antaranya) bisa dibaca lagi, untung ada sebuah penerbit 
kecil di Yogya yang menerbitkan dan mencetak lagi semua buku Slametmuljana. 
Sejarah baik dan buruk mestinya tak boleh ditutup-tutupi, apalagi dimanipulasi 
lalu diajarkan ke anak2 sekolah.  Hampir seluruh karier profesional 
Slametmuljana adalah untuk Majapahit. Kalau saya ulas di sini tentang bukunya 
yang berhubungan dengan masuknya Islam ke Indonesia dan Jawa, tentang Wali-Wali 
Sanga, dan tentang runtuhnya Majapahit mungkin akan segera menyulut banyak 
pendapat pro dan kontra seperti buku2nya Pram.  

   

  Salam,

  awang

   

  From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
  Sent: Friday, July 20, 2007 9:09 C++
  To: iagi-net@iagi.or.id
  Subject: RE: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" !

   

  > Iman dan rekan rekan

  Jangan hanya komentar dong , apa pendapat Anda ?
  Ngomong ngomong , mungkin IAGI atau pencinta buku IAGI bisa bikin Club yang 
mencoba berdiskusi dan membahas /membongkar isi buku.
  Ndak usah terlalu ilmiah lah , apa yang kita rasakan setelah membaca buku 
kita "share". 
  Ya juga ndak usah Luxurious lah.
  Bagaimana kalau buku Gajah Mada (yang lima jilid) jadi pilot project. Atau 
buku-nya ML,Pram .

  Ya , tempatnya sih di Set IAGI , tinggal daftar  (supaya konsumsi bisa pas , 
ya yang sederhana umpama gorengan kopi /teh panas).Waktu diluar jam kantor.

  Hayo yuk.

  Si-Abah.

  __



  Wah, makin banyak "sejarahwan2" dari G&G ... Enak dibaca tutur 
  > bahasanya dan mudah dicerna, banyak yang sedikit "puitis" lagi. Kapan2 
  > mestinya ada lomba penulisan sejarah geologi modern tapi dikemas dengan 
  > bahasa bebas seperti ini ?? Misal dalam acara Annual Convention-nya IAGI 
  > ? 
  > 
  > 
  > 
  > Just a comment. 
  > 
  > 
  > 
  > Thanks. Iman 
  > 
  > 
  > 
  >  
  > 
  > 
  From: OK Taufik [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
  > Sent: Friday, July 20, 2007 3:57 AM 
  > To: iagi-net@iagi.or.id 
  > Subject: Re: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" ! 
  > 
  > 
  > 
  > Bagaimanapun sebagai humanis Muchtar Lubis tentunya tak terima kekejaman 
  > PKI semasa 1948 dan 1965, ingat bahwa pembantaian yang sadis telah 
  > dilakukan oleh PKI (Partai Komunis Indonesia) yang berideologi marxisme 
  > dalam Affair Madiun atau Peristiwa Madiun (Pemberontakan PKI di Madiun, 
  > 18 September 1948 pimpinan Muso dan Amir Syarifuddin). Dimana peristiwa 
  > Madiun menunjukkan tentang hilangnya kemanusiaan berganti dengan 
  > kesadisan. dokumentasi di kantor berita foto, Ipphos, menunjukkan 
  > tentang foto genangan darah ulama yang disembelihi PKI (Partai Komunis 
  > Indonesia) dalam Affair Madiun atau Peristiwa Madiun 18 Sepetember 1948. 
  > Foto genangan darah ulama itu menunjukkan setebal bercenti-centi meter 
  > saking banyaknya ulama yang disembelihi PKI. Di Kampung Gorang Gareng 
  > Madiun saja, ada seratusan lebih ulama beserta keluarganya yang dibantai 
  > PKI pimpinan Muso dan Amir Sjarifuddin. 
  > 
  > Memang terjadi pergerakan mass

[iagi-net-l] Balasan: RE: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" !

2007-07-19 Terurut Topik Prasiddha Hestu Narendra
sedikit bocoran
  di JCB2007 ada dua presenter yg membahas sejarah, bahasanya pun disajikan dgn 
cukup enak alias mak nyus.
  yaitu :
   
  - drs. Jan Van der Horst (dari Belanda, tapi fasih Indonesianya), THE TRADE 
ROUTE INDIA-CHINA V.V. OR THE RISE AND FALL OF THE SRIWIJAYA KINGDOM
   
  nah satu lagi pasti banyak yg kenal yaitu
  - Awang Harun Satyana, Bencana Geologi dalam “Sandhyâkâla” Jenggala dan 
Majapahit : Analisis Erupsi Gunung Lumpur Historis Berdasarkan Babad Pararaton, 
Folklor Timun Mas, Analogi Erupsi LUSI, dan Kondisi Geologi Delta Brantas

  seperti apa ceritanya...tunggu dulu di JCB2007
   
  oh ya ADB itu seneng baca buku Gajahmada karena lagi menelusuri siapa 
sebanarnya nenek moyangnya, beliaunya kan dari Malang mestinya keturunan Ken 
Arok, lha tapi dari studi geologi lebih deket ke Gajahmada, perhatikan saja 
wajahnya yg mirip Gajahmadaapalagi pas rambutnya masih panjang 
dikuncir...pas sekali..
   
   
  
Awang Harun Satyana <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Abah,
   
  Dua bulan lalu saya bertemu dengan Langit Kresna Hariyadi, penulis kelima 
roman sejarah Gajah Mada itu, kebetulan Pak Langit diundang oleh Tiga Serangkai 
dan IKAPI untuk membedah buku-buku yang ditulisnya. Kelihatannya ini roman 
sejarah paling tebal yang pernah ditulis. Di samping Pak Langit duduk Pak Luluk 
Sumiarso (DirJen Migas) yang rupanya penggemar berat karya2 tersebut. Pak 
Langit mengemukakan banyak hal2 baru yang “keluar” dari sejarah Majapahit yang 
kita kenal selama ini. 
   
  Kalau rekan2 mau berkumpul membahas buku2 Gajah Mada ini, saya mengusulkan 
Pak Andang Bachtiar (he2..) untuk nara sumbernya, kelihatannya ke mana-mana, 
sampai ke Perth pun buku ini dibawanya (sudah sampai jilid ke berapa nih Pak 
membacanya ? – hati-hati kalau membaca pas jilid “Perang Bubat” – banyak 
kontroversinya). 
   
  Kalau dalam bidang sejarah, Prof Slametmuljana-lah yang paling banyak 
meneliti Majapahit ini, dan kini buku-bukunya (yang dulu zaman awal OrBa sempat 
dilarang beberapa di antaranya) bisa dibaca lagi, untung ada sebuah penerbit 
kecil di Yogya yang menerbitkan dan mencetak lagi semua buku Slametmuljana. 
Sejarah baik dan buruk mestinya tak boleh ditutup-tutupi, apalagi dimanipulasi 
lalu diajarkan ke anak2 sekolah.  Hampir seluruh karier profesional 
Slametmuljana adalah untuk Majapahit. Kalau saya ulas di sini tentang bukunya 
yang berhubungan dengan masuknya Islam ke Indonesia dan Jawa, tentang Wali-Wali 
Sanga, dan tentang runtuhnya Majapahit mungkin akan segera menyulut banyak 
pendapat pro dan kontra seperti buku2nya Pram.  
   
  Salam,
  awang
   
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, July 20, 2007 9:09 C++
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" !

   
  > Iman dan rekan rekan

Jangan hanya komentar dong , apa pendapat Anda ?
Ngomong ngomong , mungkin IAGI atau pencinta buku IAGI bisa bikin Club yang 
mencoba berdiskusi dan membahas /membongkar isi buku.
Ndak usah terlalu ilmiah lah , apa yang kita rasakan setelah membaca buku kita 
"share". 
Ya juga ndak usah Luxurious lah.
Bagaimana kalau buku Gajah Mada (yang lima jilid) jadi pilot project. Atau 
buku-nya ML,Pram .

Ya , tempatnya sih di Set IAGI , tinggal daftar  (supaya konsumsi bisa pas , ya 
yang sederhana umpama gorengan kopi /teh panas).Waktu diluar jam kantor.

Hayo yuk.

Si-Abah.

__



Wah, makin banyak "sejarahwan2" dari G&G ... Enak dibaca tutur 
> bahasanya dan mudah dicerna, banyak yang sedikit "puitis" lagi. Kapan2 
> mestinya ada lomba penulisan sejarah geologi modern tapi dikemas dengan 
> bahasa bebas seperti ini ?? Misal dalam acara Annual Convention-nya IAGI 
> ? 
> 
> 
> 
> Just a comment. 
> 
> 
> 
> Thanks. Iman 
> 
> 
> 
>  
> 
> 
From: OK Taufik [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
> Sent: Friday, July 20, 2007 3:57 AM 
> To: iagi-net@iagi.or.id 
> Subject: Re: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" ! 
> 
> 
> 
> Bagaimanapun sebagai humanis Muchtar Lubis tentunya tak terima kekejaman 
> PKI semasa 1948 dan 1965, ingat bahwa pembantaian yang sadis telah 
> dilakukan oleh PKI (Partai Komunis Indonesia) yang berideologi marxisme 
> dalam Affair Madiun atau Peristiwa Madiun (Pemberontakan PKI di Madiun, 
> 18 September 1948 pimpinan Muso dan Amir Syarifuddin). Dimana peristiwa 
> Madiun menunjukkan tentang hilangnya kemanusiaan berganti dengan 
> kesadisan. dokumentasi di kantor berita foto, Ipphos, menunjukkan 
> tentang foto genangan darah ulama yang disembelihi PKI (Partai Komunis 
> Indonesia) dalam Affair Madiun atau Peristiwa Madiun 18 Sepetember 1948. 
> Foto genangan darah ulama itu menunjukkan setebal bercenti-ce

RE: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" !

2007-07-19 Terurut Topik Awang Harun Satyana
Abah,

 

Dua bulan lalu saya bertemu dengan Langit Kresna Hariyadi, penulis
kelima roman sejarah Gajah Mada itu, kebetulan Pak Langit diundang oleh
Tiga Serangkai dan IKAPI untuk membedah buku-buku yang ditulisnya.
Kelihatannya ini roman sejarah paling tebal yang pernah ditulis. Di
samping Pak Langit duduk Pak Luluk Sumiarso (DirJen Migas) yang rupanya
penggemar berat karya2 tersebut. Pak Langit mengemukakan banyak hal2
baru yang "keluar" dari sejarah Majapahit yang kita kenal selama ini. 

 

Kalau rekan2 mau berkumpul membahas buku2 Gajah Mada ini, saya
mengusulkan Pak Andang Bachtiar (he2..) untuk nara sumbernya,
kelihatannya ke mana-mana, sampai ke Perth pun buku ini dibawanya (sudah
sampai jilid ke berapa nih Pak membacanya ? - hati-hati kalau membaca
pas jilid "Perang Bubat" - banyak kontroversinya). 

 

Kalau dalam bidang sejarah, Prof Slametmuljana-lah yang paling banyak
meneliti Majapahit ini, dan kini buku-bukunya (yang dulu zaman awal OrBa
sempat dilarang beberapa di antaranya) bisa dibaca lagi, untung ada
sebuah penerbit kecil di Yogya yang menerbitkan dan mencetak lagi semua
buku Slametmuljana. Sejarah baik dan buruk mestinya tak boleh
ditutup-tutupi, apalagi dimanipulasi lalu diajarkan ke anak2 sekolah.
Hampir seluruh karier profesional Slametmuljana adalah untuk Majapahit.
Kalau saya ulas di sini tentang bukunya yang berhubungan dengan masuknya
Islam ke Indonesia dan Jawa, tentang Wali-Wali Sanga, dan tentang
runtuhnya Majapahit mungkin akan segera menyulut banyak pendapat pro dan
kontra seperti buku2nya Pram.  

 

Salam,

awang

 

From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, July 20, 2007 9:09 C++
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" !

 

> Iman dan rekan rekan

Jangan hanya komentar dong , apa pendapat Anda ?
Ngomong ngomong , mungkin IAGI atau pencinta buku IAGI bisa bikin Club
yang mencoba berdiskusi dan membahas /membongkar isi buku.
Ndak usah terlalu ilmiah lah , apa yang kita rasakan setelah membaca
buku kita "share". 
Ya juga ndak usah Luxurious lah.
Bagaimana kalau buku Gajah Mada (yang lima jilid) jadi pilot project.
Atau buku-nya ML,Pram .

Ya , tempatnya sih di Set IAGI , tinggal daftar  (supaya konsumsi bisa
pas , ya yang sederhana umpama gorengan kopi /teh panas).Waktu diluar
jam kantor.

Hayo yuk.

Si-Abah.

__



Wah, makin banyak "sejarahwan2" dari G&G ... Enak dibaca tutur 
> bahasanya dan mudah dicerna, banyak yang sedikit "puitis" lagi. Kapan2

> mestinya ada lomba penulisan sejarah geologi modern tapi dikemas
dengan 
> bahasa bebas seperti ini ?? Misal dalam acara Annual Convention-nya
IAGI 
> ? 
> 
> 
> 
> Just a comment. 
> 
> 
> 
> Thanks. Iman 
> 
> 
> 
>  
> 
> 
From: OK Taufik [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
> Sent: Friday, July 20, 2007 3:57 AM 
> To: iagi-net@iagi.or.id 
> Subject: Re: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" ! 
> 
> 
> 
> Bagaimanapun sebagai humanis Muchtar Lubis tentunya tak terima
kekejaman 
> PKI semasa 1948 dan 1965, ingat bahwa pembantaian yang sadis telah 
> dilakukan oleh PKI (Partai Komunis Indonesia) yang berideologi
marxisme 
> dalam Affair Madiun atau Peristiwa Madiun (Pemberontakan PKI di
Madiun, 
> 18 September 1948 pimpinan Muso dan Amir Syarifuddin). Dimana
peristiwa 
> Madiun menunjukkan tentang hilangnya kemanusiaan berganti dengan 
> kesadisan. dokumentasi di kantor berita foto, Ipphos, menunjukkan 
> tentang foto genangan darah ulama yang disembelihi PKI (Partai Komunis

> Indonesia) dalam Affair Madiun atau Peristiwa Madiun 18 Sepetember
1948. 
> Foto genangan darah ulama itu menunjukkan setebal bercenti-centi meter

> saking banyaknya ulama yang disembelihi PKI. Di Kampung Gorang Gareng 
> Madiun saja, ada seratusan lebih ulama beserta keluarganya yang
dibantai 
> PKI pimpinan Muso dan Amir Sjarifuddin. 
> 
> Memang terjadi pergerakan massal untuk membalikkan fakta saat ini,
bahwa 
> komunis lah sebenarnya yg paling humanis, dan paling menderita akibat 
> politik penguasa, menurut saya Pak Agus manusia-manusia yg melupakan 
> kekejaman PKI dan komunis lainnya didunia lain seperti kehilangan hati

> nuraninya.Hal yg sebenarnya ingin diungkap habis oleh Muchtar Lubis 
> "bagaimana Pram (bagian dari ) politik kelam dunia komunis Indonesia 
> harus mendapatkan penghargaan Budaya seperti yang dia dapatkan", ada 
> perasaan jijik mungkin yg dirasakan oleh Pak Muchtar Lubis
disejajarkan 
> dengan Pram, sehingga begitu kuatnya prinsipnya untuk mengembalikan 
> penghargaan Magsasay. Saya pikir Muchtar Lubis mendahulukan sikap
empati 
> humanisnya dalan case ini terlepas apapun ideologi Pram. 
> 
> KH Yusuf Ha

RE: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" !

2007-07-19 Terurut Topik yrsnki


> 
Rekan - rekan

Weleh weleh jadi berat sebelah ya
!!!

Kalau soal menghabisi nyawa manusia bukan hanya monopoli
marxist lho !
Ingat berapa banyak yahudi yang dihabisi oleh Hitler
dengan Nazi-nya, seberapa banyak kaum komunis dan yang disangka
"komunis"  di Indonesia tahun 1965 maupun ditempat
lain.

Yang ada didepan mata , adalah berapa banyak rakyat yang
katanya "tidak sengaja" terbunuh dalam perang memperebutkan
energi di Iraq ? dan mungkin juga di Afganistan
Coba fikirkan dengan
logika humanis (bukan ekonomi dan finansial ) , buat apa tokh ada pasukan
NATO di Afganistan ???

Jadi kalau pembunuhan masal itu adalah
akibat "logika manusiawi"  yang hilang sesaat , apapun
alasan-nya.

Saya pribadi suka agak kuang percaya dengan jumlah
yang disebutkan , ambil contoh ,pembunuhan yang dilakukan oleh
Westerlingdi Sulawes Selatan .
Katanya sampai 10.000 orang
korban ???  Rasanya jumlah 10.000 orang itu (pada saat itu lho)
bukan pekerjaan mudah , wong alatnya cuma bedil ???
MUNGKIN demkian
juga yang lain , jadi yang menghtun itu bukan jari atau daftar tapi
emosi sesaat.

Bukan berarti saya setju dengan pembunuhan masal
lho.

Si-Abah

  Weleh weleh jadi rame topik
gara-gara si Taufik (Ismail dan OK) 
> Baru ketemu sekarang
artikelnya, Yth. Pak Noel, 
> 
> Forum Keadilan No. 7, 21
Mei 2000, hal 54 - 55, pada rubrik KOLOM, Judul 
> : 1965: Bisakah
PKI Membantai 20 Juta ? 
> 
> Sumber informasi dari Taufik
Ismail : 
> 1. Iosef Diadkin (Publikasi Samizdat), peneliti
sejarah Rusia yang 
> menemukan angka 52,1 juta rakyat Rusia yang
dibantai rezim Marxis 
> 2. Anthony Lutz yang mencatat 60 juta
rakyat Cina dihabisi 
> pemerintahnya. 
> (total 1 dan 2 =
112,1 Juta, belum dihitung korban di 63 negara 
> lainnya) 
> 3. James Nihan (The Marxist Empire), menemukan angka 105 Juta 
> 4. Rummel (Religion and Society Report) 95,2 Juta untuk seluruh 
> dunia. 
> 
> Rekaman Jurnalistik pada artikel
Taufik tersebut antara lain ; 
> 
> * Serangan Rusia ke
Polandia (1920 dan 1939) 
> * Serangan Rusia ke Finladia (1939 -
1940), 200.000 dibantai 
> * Serangan Rusia ke Cina (1969), di
perbatasan Cina ribuan 
> dibunuhi 
> * Serangan Rusia ke
Afghan, Brezhnef,, Andropov, Chernenko dan 
> Gorbachev mengirim
Tank, bom Napalm dan boneka-bonekaan yang bisa 
> meledak, yang
membunuh, membakar, dan melumpuhkan 15 ribu anak-anak 
> Afghan.

> * Pada Revolusi Kebudayaan RRC, rezim Marxis Cina telah
membunuh 
> 450 ribu penduduk sipil dan 50 ribu serdadunya 
> * Serangan Rusia ke Ceko (1968), membantai ribuan pemuda dan 
> buruh, selanjutnya akibat rezim represif, angka bunuh diri
meningkat 25 
> kasus per 100 ribu penduduk (di USA 12 per 100
ribu) 
> * Perang antar rezim Marxis di Yaman Selatan (1978 -
1986), 
> mengakibatkan korban 15 ribu. 
> * Di Yugoslavia
Marsekal Tito membantai 500 ribu bangsanya sendiri 
> * Serangan
Rusia ke Hongaria (1956), 25 ribu kaum buruh dan pemuda 
>
dibantai Tentara Merah Uni Sovyet, setelahnya kenaikan angka bunuh diri

> 5000 kasus dalam setahun dan 50 ribu percobaan bunuh diri 
> * Sejak kup 1978, Rezim Marxis di Afghanistan telah membantai 1,2

> juta penduduknya, hasil kerja 10 tahun pendudukan serdadu Uni
Sovyet 
> * Khmer Rouge, menurut Joel Charny, Direktur Oxfam
wilayah Asia, 
> diperkirakan 500 ribu rakyat kamboja dibantai
(1970 - 1975), sejuta 
> dibantai, atau kerja paksa sampai mati
oleh Khmer Merah (1975 - 1979), 
> Sejuta lagi rakyat Kamboja
dibantai pada masa pendudukan Vietnam Utara, 
> sesame rezim
Marxis, perang telah menewaskan 30 ribu kamboja dan 25 ribu 
>
Vietnam. 
> * Statemen Lenin: Tidak soal bila tiga perempat dunia
habis, asal 
> seperempat yang tinggal itu komunis (Schwarz, You
can Trust the 
> Communist, 1972) 
> 
> Demikian
kiranya ringkasan artikel tersebut. Silakan ditelusuri sendiri. 
>
Ternyata Taufik tidak murni Penyair saja, tetapi punya darah jurnalis 
> juga. Kalau ndak salah ada geologist yang berdarah jurnalis juga,

> seperti Mas Ridho Eisai, di PR Group, Salam utk beliau kalau
ketemu di 
> Bandung. 
> 
> Agus Sutoto 
>

> 
> -Original Message- 
> 
From:
Noel Pranoto [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
> Sent: Thursday, July
19, 2007 6:09 PM 
> To: iagi-net@iagi.or.id 
> Subject:
Re: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" ! 
> 
> Wah, menarik pernyataan Taufik Ismail tentang pembunuhan
massal (mass 
> killing/massacre) gara-gara pertentangan ideologi
ini. Kalo ketemu 
> sumbernya saya mohon dikabarkan lewat japri
Pak Agus. 
> 
> Perihal daftar mass killing sepanjang masa
salah satunya bisa ditengok 
> ke Wikipedia
(http://en.wikipedia.org/wiki/List_of_massacres) dan 
> sayangnya
pernyataan Taufik Ismail ini sulit dicari dasarnya di 
> halaman
situs tsb. 
> 
> Salam, 
> Noel 
> 
> 
> 
&g

RE: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" !

2007-07-19 Terurut Topik yrsnki


> Iman dan rekan rekan

Jangan hanya komentar dong , apa
pendapat Anda ?
Ngomong ngomong , mungkin IAGI atau pencinta buku
IAGI bisa bikin Club yang mencoba berdiskusi dan membahas /membongkar isi
buku.
Ndak usah terlalu ilmiah lah , apa yang kita rasakan setelah
membaca buku kita "share". 
Ya juga ndak usah Luxurious
lah.
Bagaimana kalau buku Gajah Mada (yang lima jilid) jadi pilot
project. Atau buku-nya ML,Pram .

Ya , tempatnya sih di Set IAGI
, tinggal daftar  (supaya konsumsi bisa pas , ya yang sederhana
umpama gorengan kopi /teh panas).Waktu diluar jam kantor.

Hayo
yuk.

Si-Abah.

__



    Wah, makin banyak
"sejarahwan2" dari G&G ... Enak dibaca tutur 
>
bahasanya dan mudah dicerna, banyak yang sedikit "puitis" lagi.
Kapan2 
> mestinya ada lomba penulisan sejarah geologi modern tapi
dikemas dengan 
> bahasa bebas seperti ini ?? Misal dalam acara
Annual Convention-nya IAGI 
> ? 
> 
> 
>

> Just a comment. 
> 
> 
> 
>
Thanks. Iman 
> 
> 
> 
>
 
> 
> 
From: OK
Taufik [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
> Sent: Friday, July 20, 2007
3:57 AM 
> To: iagi-net@iagi.or.id 
> Subject: Re:
[iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" ! 
>

> 
> 
> Bagaimanapun sebagai humanis Muchtar
Lubis tentunya tak terima kekejaman 
> PKI semasa 1948 dan 1965,
ingat bahwa pembantaian yang sadis telah 
> dilakukan oleh PKI
(Partai Komunis Indonesia) yang berideologi marxisme 
> dalam
Affair Madiun atau Peristiwa Madiun (Pemberontakan PKI di Madiun, 
> 18 September 1948 pimpinan Muso dan Amir Syarifuddin). Dimana
peristiwa 
> Madiun menunjukkan tentang hilangnya kemanusiaan
berganti dengan 
> kesadisan. dokumentasi di kantor berita foto,
Ipphos, menunjukkan 
> tentang foto genangan darah ulama yang
disembelihi PKI (Partai Komunis 
> Indonesia) dalam Affair Madiun
atau Peristiwa Madiun 18 Sepetember 1948. 
> Foto genangan darah
ulama itu menunjukkan setebal bercenti-centi meter 
> saking
banyaknya ulama yang disembelihi PKI. Di Kampung Gorang Gareng 
>
Madiun saja, ada seratusan lebih ulama beserta keluarganya yang dibantai

> PKI pimpinan Muso dan Amir Sjarifuddin. 
> 
>
Memang terjadi pergerakan massal untuk membalikkan fakta saat ini, bahwa

> komunis lah sebenarnya yg paling humanis, dan paling menderita
akibat 
> politik penguasa, menurut saya Pak Agus manusia-manusia
yg melupakan 
> kekejaman PKI dan komunis lainnya didunia lain
seperti kehilangan hati 
> nuraninya.Hal yg sebenarnya ingin
diungkap habis oleh Muchtar Lubis 
> "bagaimana Pram (bagian
dari ) politik kelam dunia komunis Indonesia 
> harus mendapatkan
penghargaan Budaya seperti yang dia dapatkan", ada 
>
perasaan jijik mungkin yg dirasakan oleh Pak Muchtar Lubis disejajarkan

> dengan Pram, sehingga begitu kuatnya prinsipnya untuk
mengembalikan 
> penghargaan Magsasay. Saya pikir Muchtar Lubis
mendahulukan sikap empati 
> humanisnya dalan case ini terlepas
apapun ideologi Pram. 
> 
> KH Yusuf Hasyim, pemimpin
Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa 
> Timur, secara tepat
mengimbangi "akal- akalan" pembalikan opini mengenai 
>
kejahatan PKI. Pada akhir 2001, ia memprakarsai Pameran Foto Kekejaman 
> Komunis 1948 dan 1965, juga di berbagai negara komunis di dunia.
Pameran 
> digelar kembali di Gedung KNPI Kuningan, Jakarta.
Foto-foto dokumentasi 
> langka kekejaman PKI di Madiun
terpampang, di mana puluhan kiai 
> dicemplungkan ke sumur tua.
Satu dua kiai yang selamat dihadirkan untuk 
> memberi kesaksian.
Kekejaman komunis di Kamboja pun digelar, di mana 
> rezim Pol Pot
membantai lebih dari dua juta warga Kamboja yang lalu 
> dikenal
sebagai The Killing Field. Di mozambique, satu juta orang tewas 
>
akibat kekejaman Party komunis dalam civil war. Fakta kekejaman komunis

> ini sulit dimanipulasi begitu saja. 
> Bukankah sejarah
menunjukkan bahwa ajaran komunislah yang senantiasa 
> menciptakan
konflik horizontal dan vertikal yang mengakibatkan 
> pembantaian
ummat manusia?, lantas kenapa "anda" mau balik jadi 
>
komunis?. 
> 
> 
> 
> On 7/19/07, Agus
Sutoto (BWM) < [EMAIL PROTECTED] 
>
<mailto:[EMAIL PROTECTED]> > wrote: 
> 
>
Yth. pak Awang dan teman-teman semua, 
> 
> Mohon maaf
saya ikut nimbrung nih, tampaknya kita harus berhati-hati 
>
memasuki wilayah wacana ini, dengan lebih peka/sensitif lagi, apalagi 
> untuk wilayah publik yang lebih luas lagi. Apapun respek,
penghargaan 
> kita terhadap seseorang, tentunya tidak menghalangi
kita untuk tidak 
> kritis. Walaupun tampaknya wacana ini hanya
menyentuh wilayah sastra 
> ataupun budaya, tapi tampak nuansa
politisnya sangat kental. Seperti 
> lazimnya ranah politik, f

Re: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" !

2007-07-19 Terurut Topik Yuriza . NOOR
Memang pusing sekarang kalau mau baca buku  pilih remi silado Kerudung
Merah Tarmizi eh kok ya heronya kekoboi koboian (jadi ingat acara apa itu
di TV yang orang orang pada nyanyi countrynya amerika dan pada pake baju
koboi -> enggak enak hati ngelihatnya) , kesannya roman picisan dengan
latar belakang kisah semacam alda gitu .  ada juga beberapa tahun yang
lalu burung burung manyar karyanya romo mangun  juga kurang kena 

Aku juga pernah beli karyanya Sukanto AS, yang dulu banyak nulis buat
Sikuntjung, karyanya sederhana dengan suasana indonesia sebelum KFC dan
McDonald, kangen aku sama suasana itu, cuma yang aku nggak suka dalam
cerpen cerpen dia itu keluarganya mempunyai anak selalu lebih dari 5 
aduh mau dibawa kamana indonesia dan dunia dengan filosofi begini ..

Ya terpaksa lari ke literatur asing lah kita jadinya seperti mas Agus
Sutoto . mas coba baca karyanya Naipaul deh dari pada Holly Grail, atau
karyanya Pamuk yang lagi naik daun aku sih lebih suka Naipaul
sayangnya Naipaul yang sudah diterjemahkan baru satu Rumah Tuan Biswas
kalau nggak salah namanya 

Aku kenal Naipaul karena kekurangan bacaan buat pengantar tidur, jadi
turunlah aku  ke boulevard St Michel cari buku loak (abis beli buku baru
kok ya mahal gitu) , beli sekalian sekardus apa saja yang kayaknya bisa
dibaca . dapet buku namanya Dis moi qui tue (sorry kalau salah tulis
maklum bahasa perancis tulisanku benar benar ngaco), lama dirak nggak aku
baca, setelah yang lain pada kebaca atau pada dibuang sangking sampahnya
isinya, aku raihlah itu si Naipaul tsb, eh gile choy ini mah literatur luar
biasa  mulailah aku cari tau siapa orang itu ...eh ternyata memang
orang besar dia, mulailah aku mencari buku bukunya .



   
 [EMAIL PROTECTED] 
 et.id 
To 
 07/20/2007 07:55  iagi-net@iagi.or.id 
 AM cc 
   
   Subject 
 Please respond to Re: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar 
 <[EMAIL PROTECTED] Amarah Sendirian" ! 
   .id>
   
   
   
   
   




Iya saya juga prihatin, kenapa Gramedia sekarang malah banyak menerbitkan
buku2 yg bikin heboh yg kiranya bakal menjadi best seller, yg belum tentu
teruji kebenarannya.
gde

> Abah,
>
> Saya rasa tulisan tulisannya Mochtar Lubis juga cantik dan berat seperti
> Pram, dia pun juga seorang idealis yang mengusung pesan nasionalis.
> Sayang semenjak tergusurnya Indonesia Raya namanya kok hilang ya . at
> least dari perhatian orang umum seperti saya ...
> Pram dikagumi oleh "pihak luar", tapi selain dia juga ada penulis penulis
> lain yang keren punya  kenapa kita cuma menengok kearah Pram ?,
karena
> "orang luar" menengok kedia?.
> Sayangnya kalau kita jalan jalan ke Gramed saat ini, nggak ada buku buku
> bernuansa seperti itu lagi, apakah jaman sudah berubah sehingga orang
> lebih
> global cara berpikirnya ?.
>
> y
>
>
>
>
>  [EMAIL PROTECTED]
>
>  07/19/2007 01:51
To
>  PMiagi-net@iagi.or.id
>
cc
>
>  Please respond to
Subject
>  <[EMAIL PROTECTED] Re: [iagi-net-l] OOT "Saya
Terbakar
>.id>Amarah Sendirian" !
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>Awang
>
> Sedari saya kecil  saya sudah mengagumi Amarhum , buku buku lama eperti
> Ceritera dari Blora , Keluarga Gerilya dsb saya baca berkali-kali.
> Buku yang baru sudah sedikit berubah , lebih romantis walaupun pesan
> pesannya mengeai penderitaan rakyat tertindas masih
> mengemuka dengan nyata .
>
> Apakah dia seorang marxist ?
>
> Menurut saya dia berfikiran atau menganut sikap / pemikiran seorang
> marxist
> walaupun dia tidak mengakui-nya.Coba saja baca dengan teliti pesan pesan
> dalam buku buku-nya.
> Tapi dia adalah mrxist nasionalist.
> Dia seorang nasionalist yang mendambakan bangsa Indonesia bisa makmur dan
> adil sejahtera , sebagimana diamanatkan dalam mukdimah Konstitusi kita.
>
> Apakah dia perlu penghargaan ?
>
> Saya kira orang seperti Pram tidak merasa perlu piagam penghargan , akan
> tetapi k

Re: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" !

2007-07-19 Terurut Topik mohammad syaiful

mas agus sutoto,

cak ariadi, selain pernah jadi sekjen iagi, beliau adalah jurnalis
tulen dan pernah kerja utk majalah gatra...

coba perhatikan imil2nya dalam milis ini, terasa baru wartawannya 'kan, he..he..

salam,
syaiful

On 7/20/07, Agus Sutoto (BWM) <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

Weleh weleh jadi rame topik  gara-gara si Taufik (Ismail dan OK)
Baru ketemu sekarang artikelnya, Yth. Pak Noel,

Forum Keadilan No. 7, 21 Mei 2000, hal 54 - 55, pada rubrik KOLOM, Judul
: 1965: Bisakah PKI Membantai 20 Juta ?

Sumber informasi dari Taufik  Ismail :
1.  Iosef Diadkin (Publikasi Samizdat), peneliti sejarah Rusia yang
  menemukan angka 52,1 juta rakyat Rusia yang dibantai rezim Marxis
2.  Anthony Lutz yang mencatat 60 juta rakyat Cina dihabisi
pemerintahnya.
   (total 1 dan 2 = 112,1 Juta, belum dihitung korban di 63 negara
 lainnya)
3.  James Nihan (The Marxist Empire), menemukan angka 105 Juta
4.  Rummel (Religion and Society Report) 95,2 Juta untuk seluruh
dunia.

Rekaman Jurnalistik pada artikel Taufik tersebut antara lain ;

*   Serangan Rusia ke Polandia (1920 dan 1939)
*   Serangan Rusia ke Finladia (1939 - 1940), 200.000 dibantai
*   Serangan Rusia ke Cina (1969), di perbatasan Cina ribuan
dibunuhi
*   Serangan Rusia ke Afghan,  Brezhnef,, Andropov, Chernenko dan
Gorbachev mengirim Tank, bom Napalm dan boneka-bonekaan yang bisa
meledak, yang membunuh, membakar, dan melumpuhkan 15 ribu anak-anak
Afghan.
*   Pada Revolusi Kebudayaan RRC, rezim Marxis Cina telah membunuh
450 ribu penduduk sipil dan 50 ribu serdadunya
*   Serangan Rusia ke Ceko (1968), membantai ribuan pemuda dan
buruh, selanjutnya akibat rezim represif, angka bunuh diri meningkat 25
kasus per 100 ribu penduduk (di USA 12 per 100 ribu)
*   Perang antar  rezim Marxis di Yaman Selatan (1978 - 1986),
mengakibatkan korban 15 ribu.
*   Di Yugoslavia Marsekal Tito membantai 500 ribu bangsanya sendiri
*   Serangan Rusia ke Hongaria (1956), 25 ribu kaum buruh dan pemuda
dibantai Tentara Merah Uni Sovyet, setelahnya kenaikan angka bunuh diri
5000 kasus dalam setahun dan 50 ribu percobaan bunuh diri
*   Sejak kup 1978, Rezim Marxis di Afghanistan telah membantai 1,2
juta penduduknya, hasil kerja 10 tahun pendudukan serdadu Uni Sovyet
*   Khmer Rouge, menurut Joel Charny, Direktur Oxfam wilayah Asia,
diperkirakan 500 ribu rakyat kamboja dibantai (1970 - 1975), sejuta
dibantai, atau kerja paksa sampai mati oleh Khmer Merah (1975 - 1979),
Sejuta lagi rakyat Kamboja dibantai pada masa pendudukan Vietnam Utara,
sesame rezim Marxis, perang telah menewaskan 30 ribu kamboja dan 25 ribu
Vietnam.
*   Statemen Lenin: Tidak soal bila tiga perempat  dunia habis, asal
seperempat yang tinggal itu komunis (Schwarz, You can Trust the
Communist, 1972)

Demikian kiranya ringkasan artikel tersebut. Silakan ditelusuri sendiri.
Ternyata Taufik tidak murni Penyair saja, tetapi punya darah jurnalis
juga. Kalau ndak salah ada geologist yang berdarah jurnalis juga,
seperti Mas Ridho Eisai, di PR Group, Salam utk beliau kalau ketemu di
Bandung.

Agus Sutoto


-Original Message-
From: Noel Pranoto [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, July 19, 2007 6:09 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" !

Wah, menarik pernyataan Taufik Ismail tentang pembunuhan massal (mass
killing/massacre) gara-gara pertentangan ideologi ini. Kalo ketemu
sumbernya saya mohon dikabarkan lewat japri Pak Agus.

Perihal daftar mass killing sepanjang masa salah satunya bisa ditengok
ke Wikipedia (http://en.wikipedia.org/wiki/List_of_massacres) dan
sayangnya pernyataan Taufik Ismail ini sulit dicari dasarnya di
halaman situs tsb.

Salam,
Noel




Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the
29th IATMI Annual Convention and Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-





--
Mohammad Syaiful - Explorationist
Mobile: 62-812-9372808
Email: [EMAIL PROTECTED]

Exploration Think Tank Indonesia (ETTI)
Head Office:
Jl. Tebet Barat Dalam III No.2-B Jakarta 12810 Indonesia
Phone: 62-21-8356276 Fax: 62-21-83784140
Em

RE: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" !

2007-07-19 Terurut Topik Agus Sutoto (BWM)
Weleh weleh jadi rame topik  gara-gara si Taufik (Ismail dan OK)
Baru ketemu sekarang artikelnya, Yth. Pak Noel,

Forum Keadilan No. 7, 21 Mei 2000, hal 54 - 55, pada rubrik KOLOM, Judul
: 1965: Bisakah PKI Membantai 20 Juta ?

Sumber informasi dari Taufik  Ismail :
1.  Iosef Diadkin (Publikasi Samizdat), peneliti sejarah Rusia yang
   menemukan angka 52,1 juta rakyat Rusia yang dibantai rezim Marxis
2.  Anthony Lutz yang mencatat 60 juta rakyat Cina dihabisi
pemerintahnya.
(total 1 dan 2 = 112,1 Juta, belum dihitung korban di 63 negara
  lainnya)
3.  James Nihan (The Marxist Empire), menemukan angka 105 Juta
4.  Rummel (Religion and Society Report) 95,2 Juta untuk seluruh
dunia.

Rekaman Jurnalistik pada artikel Taufik tersebut antara lain ;

*   Serangan Rusia ke Polandia (1920 dan 1939)
*   Serangan Rusia ke Finladia (1939 - 1940), 200.000 dibantai
*   Serangan Rusia ke Cina (1969), di perbatasan Cina ribuan
dibunuhi
*   Serangan Rusia ke Afghan,  Brezhnef,, Andropov, Chernenko dan
Gorbachev mengirim Tank, bom Napalm dan boneka-bonekaan yang bisa
meledak, yang membunuh, membakar, dan melumpuhkan 15 ribu anak-anak
Afghan.
*   Pada Revolusi Kebudayaan RRC, rezim Marxis Cina telah membunuh
450 ribu penduduk sipil dan 50 ribu serdadunya
*   Serangan Rusia ke Ceko (1968), membantai ribuan pemuda dan
buruh, selanjutnya akibat rezim represif, angka bunuh diri meningkat 25
kasus per 100 ribu penduduk (di USA 12 per 100 ribu)
*   Perang antar  rezim Marxis di Yaman Selatan (1978 - 1986),
mengakibatkan korban 15 ribu.
*   Di Yugoslavia Marsekal Tito membantai 500 ribu bangsanya sendiri
*   Serangan Rusia ke Hongaria (1956), 25 ribu kaum buruh dan pemuda
dibantai Tentara Merah Uni Sovyet, setelahnya kenaikan angka bunuh diri
5000 kasus dalam setahun dan 50 ribu percobaan bunuh diri
*   Sejak kup 1978, Rezim Marxis di Afghanistan telah membantai 1,2
juta penduduknya, hasil kerja 10 tahun pendudukan serdadu Uni Sovyet
*   Khmer Rouge, menurut Joel Charny, Direktur Oxfam wilayah Asia,
diperkirakan 500 ribu rakyat kamboja dibantai (1970 - 1975), sejuta
dibantai, atau kerja paksa sampai mati oleh Khmer Merah (1975 - 1979),
Sejuta lagi rakyat Kamboja dibantai pada masa pendudukan Vietnam Utara,
sesame rezim Marxis, perang telah menewaskan 30 ribu kamboja dan 25 ribu
Vietnam.
*   Statemen Lenin: Tidak soal bila tiga perempat  dunia habis, asal
seperempat yang tinggal itu komunis (Schwarz, You can Trust the
Communist, 1972)

Demikian kiranya ringkasan artikel tersebut. Silakan ditelusuri sendiri.
Ternyata Taufik tidak murni Penyair saja, tetapi punya darah jurnalis
juga. Kalau ndak salah ada geologist yang berdarah jurnalis juga,
seperti Mas Ridho Eisai, di PR Group, Salam utk beliau kalau ketemu di
Bandung.

Agus Sutoto


-Original Message-
From: Noel Pranoto [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, July 19, 2007 6:09 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" !

Wah, menarik pernyataan Taufik Ismail tentang pembunuhan massal (mass
killing/massacre) gara-gara pertentangan ideologi ini. Kalo ketemu
sumbernya saya mohon dikabarkan lewat japri Pak Agus.

Perihal daftar mass killing sepanjang masa salah satunya bisa ditengok
ke Wikipedia (http://en.wikipedia.org/wiki/List_of_massacres) dan
sayangnya pernyataan Taufik Ismail ini sulit dicari dasarnya di
halaman situs tsb.

Salam,
Noel




Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the
29th IATMI Annual Convention and Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



Re: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" !

2007-07-19 Terurut Topik R.P. Koesoemadinata
Yang jadi masalah bukanlah soal Pram itu marxist, tetapi karena Pram waktu 
zaman berjayanya PKI adalah tokoh Lekra yang menghajar orang2 /mengkebiri 
hak2nya orang yang pro-Manikebu, yang berhaluan liberal, bahkan sampai harus 
meringkuk di penjara. Mochtar Lubis,  JB Yassin dsb sangat  menderita waktu 
itu. Mochtar Lubis tidak mau disamakan dengan orang yang memberangus hak 
azasi manusia.

RPK
- Original Message - 
From: "Awang Harun Satyana" <[EMAIL PROTECTED]>

To: 
Sent: Thursday, July 19, 2007 3:25 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" !



Sayangnya, mengapa Mochtar Lubis mesti mengembalikan penghargaan Raymond
Magsaysay yang diterimanya saat Pram diganjar penghargaan tersebut tahun
1995 ? Protes karena seorang yang dicap marxist diganjar penghargaan ?
Ah, itu kan karena kisah lama perseteruan antara Mochtar Lubis dengan
Pram tahun 1960-an. Asyik juga mengikuti karya sastra Mochtar Lubis,
terutama "Harimau-Harimau !"

Mbak Yuriza, jalan-jalannya jangan hanya ke Gramedia, ke Jakarta saja
kalau sedang digelar pameran buku di Senayan, 3x setahun oleh IKAPI.
Banyak sekali buku bagus, dari penerbit bagus dan sangat beragam, dengan
harga discount yang besar lagi - one stop shopping ! Mei lalu saya dapat
dua buku klasik kumpulan prosa dan puisi "Gema Tanah Air" dari H.B.
Jassin - masih buku2 aslinya, sudah menguning, sisa di gudang Balai
Pustaka - yakin tak akan ada dim ana pun selain di Balai Pustaka.

Salam,
awang

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, July 19, 2007 2:22 C++
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" !

Abah,

Saya rasa tulisan tulisannya Mochtar Lubis juga cantik dan berat seperti
Pram, dia pun juga seorang idealis yang mengusung pesan nasionalis.
Sayang semenjak tergusurnya Indonesia Raya namanya kok hilang ya .
at
least dari perhatian orang umum seperti saya ...
Pram dikagumi oleh "pihak luar", tapi selain dia juga ada penulis
penulis
lain yang keren punya  kenapa kita cuma menengok kearah Pram ?,
karena
"orang luar" menengok kedia?.
Sayangnya kalau kita jalan jalan ke Gramed saat ini, nggak ada buku buku
bernuansa seperti itu lagi, apakah jaman sudah berubah sehingga orang
lebih
global cara berpikirnya ?.

y





[EMAIL PROTECTED]



07/19/2007 01:51
To
PMiagi-net@iagi.or.id


cc


Please respond to
Subject
<[EMAIL PROTECTED] Re: [iagi-net-l] OOT "Saya
Terbakar
  .id>Amarah Sendirian" !


















  Awang

Sedari saya kecil  saya sudah mengagumi Amarhum , buku buku lama eperti
Ceritera dari Blora , Keluarga Gerilya dsb saya baca berkali-kali.
Buku yang baru sudah sedikit berubah , lebih romantis walaupun pesan
pesannya mengeai penderitaan rakyat tertindas masih
mengemuka dengan nyata .

Apakah dia seorang marxist ?

Menurut saya dia berfikiran atau menganut sikap / pemikiran seorang
marxist
walaupun dia tidak mengakui-nya.Coba saja baca dengan teliti pesan pesan
dalam buku buku-nya.
Tapi dia adalah mrxist nasionalist.
Dia seorang nasionalist yang mendambakan bangsa Indonesia bisa makmur
dan
adil sejahtera , sebagimana diamanatkan dalam mukdimah Konstitusi kita.

Apakah dia perlu penghargaan ?

Saya kira orang seperti Pram tidak merasa perlu piagam penghargan , akan
tetapi kita sebagai bangsa  yang besar wajib memberikan pengargaan
kepadanya , bkan saja untuk karya sastranya , akan tetapi onsistensi-nya
dalam bersikap sebagi nasionalist yang konsisten.
Hanya sayang-nya bangsa kita ini punya penyakit "aneh" , yaitu takut
mengargai karya warga bangsa-nya sendiri .
Lihat saja IAGI , berkali kali saya menyatakan didalam iagi-net , betapa
penting-nya memberikan penghargaan profesional kepada warag negara RI
atau
fuhak lain yang memberikan kontribusi yang luar biasa kepada kebumian
Indonesia , Ndak ada tuh yang menanggapi . Apa ini bukan aneh (kata saya
dan Anda).
Sampai adik saya yang saya sangat sayangi dan hormati -pun , ADBt yang
katanya geologist Merdeka tidak berani untuk melakukan hal itu dimasa
kepengurusan-nya

So ,jangan berkecil hati lah.

Si-Abah

__


Judul subyek di atas adalah judul sebuah buku relatif baru (Desember

2006) tentang Pramoedya Ananta Toer, banyak dianggap sebagai sastrawan
terbesar Indonesia dan dunia luar mengakuinya sebagai sastrawan kelas
dunia, terbitan Kepustakaan Populer Gramedia. Buku ini memuat
serangkaian wawancara antara Andre Vltchek dan Rossie Indira dengan

Pram

pada Desember 2003-Maret 2004, dua tahun lebih sebelum Pram meninggal
dunia pada akhir April 2006. Andre adalah seorang penulis, wartawan,
sineas, dan analis politik asal Eropa Tengah. Rossie adalah penulis,
sineas dan arsi

RE: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" !

2007-07-19 Terurut Topik Iman Argakoesoemah
Wah, makin banyak "sejarahwan2" dari G&G ... Enak dibaca tutur
bahasanya dan mudah dicerna, banyak yang sedikit "puitis" lagi. Kapan2
mestinya ada lomba penulisan sejarah geologi modern tapi dikemas dengan
bahasa bebas seperti ini ?? Misal dalam acara Annual Convention-nya IAGI
? 

 

Just a comment.

 

Thanks. Iman

 



From: OK Taufik [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, July 20, 2007 3:57 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" !

 

Bagaimanapun sebagai humanis Muchtar Lubis tentunya tak terima kekejaman
PKI semasa 1948 dan 1965, ingat bahwa pembantaian yang sadis telah
dilakukan oleh PKI (Partai Komunis Indonesia) yang berideologi marxisme
dalam Affair Madiun atau Peristiwa Madiun (Pemberontakan PKI di Madiun,
18 September 1948 pimpinan Muso dan Amir Syarifuddin). Dimana peristiwa
Madiun  menunjukkan tentang hilangnya kemanusiaan berganti dengan
kesadisan.  dokumentasi di kantor berita foto, Ipphos, menunjukkan
tentang foto genangan darah ulama yang disembelihi PKI (Partai Komunis
Indonesia) dalam Affair Madiun atau Peristiwa Madiun 18 Sepetember 1948.
Foto genangan darah ulama itu menunjukkan setebal bercenti-centi meter
saking banyaknya ulama yang disembelihi PKI. Di Kampung Gorang Gareng
Madiun saja, ada seratusan lebih ulama beserta keluarganya yang dibantai
PKI pimpinan Muso dan Amir Sjarifuddin.

Memang terjadi pergerakan massal untuk membalikkan fakta saat ini, bahwa
komunis lah sebenarnya yg paling humanis, dan paling menderita akibat
politik penguasa, menurut saya Pak Agus manusia-manusia yg melupakan
kekejaman PKI dan komunis lainnya didunia lain seperti kehilangan  hati
nuraninya.Hal yg sebenarnya ingin diungkap habis oleh Muchtar Lubis
"bagaimana Pram (bagian dari ) politik kelam dunia komunis Indonesia
harus mendapatkan penghargaan Budaya seperti yang dia dapatkan", ada
perasaan jijik mungkin yg dirasakan oleh Pak Muchtar Lubis disejajarkan
dengan Pram, sehingga begitu kuatnya prinsipnya untuk mengembalikan
penghargaan Magsasay. Saya pikir Muchtar Lubis mendahulukan sikap empati
humanisnya dalan case ini terlepas apapun ideologi Pram. 

KH Yusuf Hasyim, pemimpin Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa
Timur, secara tepat mengimbangi "akal- akalan" pembalikan opini mengenai
kejahatan PKI. Pada akhir 2001, ia memprakarsai Pameran Foto Kekejaman
Komunis 1948 dan 1965, juga di berbagai negara komunis di dunia. Pameran
digelar kembali di Gedung KNPI Kuningan, Jakarta. Foto-foto dokumentasi
langka kekejaman PKI di Madiun terpampang, di mana puluhan kiai
dicemplungkan ke sumur tua. Satu dua kiai yang selamat dihadirkan untuk
memberi kesaksian. Kekejaman komunis di Kamboja pun digelar, di mana
rezim Pol Pot membantai lebih dari dua juta warga Kamboja yang lalu
dikenal sebagai The Killing Field. Di mozambique, satu juta orang tewas
akibat kekejaman Party komunis dalam civil war. Fakta kekejaman komunis
ini sulit dimanipulasi begitu saja.
Bukankah sejarah menunjukkan bahwa ajaran komunislah yang senantiasa
menciptakan konflik horizontal dan vertikal yang mengakibatkan
pembantaian ummat manusia?, lantas kenapa "anda" mau balik jadi
komunis?. 



On 7/19/07, Agus Sutoto (BWM) < [EMAIL PROTECTED]
<mailto:[EMAIL PROTECTED]> > wrote: 

Yth. pak Awang dan teman-teman semua,

Mohon maaf saya ikut nimbrung nih, tampaknya kita harus berhati-hati 
memasuki wilayah wacana ini, dengan lebih peka/sensitif lagi, apalagi
untuk wilayah publik yang lebih luas lagi.  Apapun respek, penghargaan
kita terhadap seseorang, tentunya tidak menghalangi kita untuk tidak
kritis. Walaupun tampaknya wacana ini hanya menyentuh wilayah sastra
ataupun budaya, tapi tampak nuansa politisnya sangat kental. Seperti
lazimnya ranah politik, fakta dan data sering tertutupi kepentingan
golongan atupun komunitas tertentu. 

Saya cuma ingin berusaha menyeimbangkan wacana ini dengan wacana yang
berseberangan, yang walaupun referensinya sementara ini hanya
berdasarkan ingatan semata (tetapi bisa dilacak, dan diyakini faktanya).
Benar, seperti Uni Yuriza Noor kemukakan tentang  Mochtar Lubis,  bahkan
beliau merupakan lawan polemik yang sangat tangguh. Kedua-duanya
sama-sama pernah merasakan 'penindasan'  rezim yang pernah berkuasa, 
bahkan Mochtar, lebih 'lama' masa  penindasannya, yaitu pada masa orde
lama dan baru, sedangkan Pram hanya pada orde baru saja (walaupun masa
pengasingan Pram  di P. Buru lebih lama). Mokhtar dua kali mengalami 
pembreidelan,(kasus Manikebu dan harian Indonesia Raya), sedangkan Pram
hanya pada masa orde baru saja. Dari sini saja tampak bahwa Mochtar
lebih universal perjuangannya terhadap totaliterisme, KKN, penghianatan 
terhadap demokrasi dll. Sedangkan Pram 'membisu seribu basa'   kalau
tidak dapat dikatakan 'membonceng' arus kepentingan orde lama, vis a
vis, kaum Marxis atau lebih dikenal sebagai dikta

Re: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" !

2007-07-19 Terurut Topik gde . wirawan
Iya saya juga prihatin, kenapa Gramedia sekarang malah banyak menerbitkan
buku2 yg bikin heboh yg kiranya bakal menjadi best seller, yg belum tentu
teruji kebenarannya.
gde

> Abah,
>
> Saya rasa tulisan tulisannya Mochtar Lubis juga cantik dan berat seperti
> Pram, dia pun juga seorang idealis yang mengusung pesan nasionalis.
> Sayang semenjak tergusurnya Indonesia Raya namanya kok hilang ya . at
> least dari perhatian orang umum seperti saya ...
> Pram dikagumi oleh "pihak luar", tapi selain dia juga ada penulis penulis
> lain yang keren punya  kenapa kita cuma menengok kearah Pram ?, karena
> "orang luar" menengok kedia?.
> Sayangnya kalau kita jalan jalan ke Gramed saat ini, nggak ada buku buku
> bernuansa seperti itu lagi, apakah jaman sudah berubah sehingga orang
> lebih
> global cara berpikirnya ?.
>
> y
>
>
>
>
>  [EMAIL PROTECTED]
>
>  07/19/2007 01:51   To
>  PMiagi-net@iagi.or.id
> cc
>
>  Please respond to Subject
>  <[EMAIL PROTECTED] Re: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar
>.id>Amarah Sendirian" !
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>Awang
>
> Sedari saya kecil  saya sudah mengagumi Amarhum , buku buku lama eperti
> Ceritera dari Blora , Keluarga Gerilya dsb saya baca berkali-kali.
> Buku yang baru sudah sedikit berubah , lebih romantis walaupun pesan
> pesannya mengeai penderitaan rakyat tertindas masih
> mengemuka dengan nyata .
>
> Apakah dia seorang marxist ?
>
> Menurut saya dia berfikiran atau menganut sikap / pemikiran seorang
> marxist
> walaupun dia tidak mengakui-nya.Coba saja baca dengan teliti pesan pesan
> dalam buku buku-nya.
> Tapi dia adalah mrxist nasionalist.
> Dia seorang nasionalist yang mendambakan bangsa Indonesia bisa makmur dan
> adil sejahtera , sebagimana diamanatkan dalam mukdimah Konstitusi kita.
>
> Apakah dia perlu penghargaan ?
>
> Saya kira orang seperti Pram tidak merasa perlu piagam penghargan , akan
> tetapi kita sebagai bangsa  yang besar wajib memberikan pengargaan
> kepadanya , bkan saja untuk karya sastranya , akan tetapi onsistensi-nya
> dalam bersikap sebagi nasionalist yang konsisten.
> Hanya sayang-nya bangsa kita ini punya penyakit "aneh" , yaitu takut
> mengargai karya warga bangsa-nya sendiri .
> Lihat saja IAGI , berkali kali saya menyatakan didalam iagi-net , betapa
> penting-nya memberikan penghargaan profesional kepada warag negara RI atau
> fuhak lain yang memberikan kontribusi yang luar biasa kepada kebumian
> Indonesia , Ndak ada tuh yang menanggapi . Apa ini bukan aneh (kata saya
> dan Anda).
> Sampai adik saya yang saya sangat sayangi dan hormati -pun , ADBt yang
> katanya geologist Merdeka tidak berani untuk melakukan hal itu dimasa
> kepengurusan-nya
>
> So ,jangan berkecil hati lah.
>
> Si-Abah
>
> __
>
>
> Judul subyek di atas adalah judul sebuah buku relatif baru (Desember
>> 2006) tentang Pramoedya Ananta Toer, banyak dianggap sebagai sastrawan
>> terbesar Indonesia dan dunia luar mengakuinya sebagai sastrawan kelas
>> dunia, terbitan Kepustakaan Populer Gramedia. Buku ini memuat
>> serangkaian wawancara antara Andre Vltchek dan Rossie Indira dengan Pram
>> pada Desember 2003-Maret 2004, dua tahun lebih sebelum Pram meninggal
>> dunia pada akhir April 2006. Andre adalah seorang penulis, wartawan,
>> sineas, dan analis politik asal Eropa Tengah. Rossie adalah penulis,
>> sineas dan arsitek Indonesia. Kedua orang ini mahir berbahasa Rusia dan
>> Ceko, bahasa yang dipakainya ketika ngobrol dengan adik Pram yang pernah
>> lama tinggal di Rusia. Wawancara dengan Pram sendiri diadakan dalam
>> bahasa Indonesia sebab Pram menolak berbahasa Inggris, seperti juga ia
>> menolak menulis buku2-nya dalam bahasa Inggris, walaupun buku2nya telah
>> diterjemahkan kedalam banyak bahasa.
>>
>>
>>
>> Wawancara bersifat langsung, menukik ke semua pokok persoalan, termasuk
>> masalah2 kritis seperti komunisme, atheisme, pembantaian Cina di
>> Indonesia, dan borok-borok rekayasa politik Indonesia. Tegang
>> membacanya, bersiaplah dengan berbagai guncangan ! Tetapi, akan juga
>> kita temukan di dalamnya sebuah nasionalisme ala Pram, yang disebutnya
>> Pramisme. Akan juga kita temukan sebuah keunggulan individualisme yang
>> memukau, semangat pantang menyerah yang patut diteladani, tak kenal
>> kompromi, keras, dan penghargaan yang hebat terhadap bahasa Indonesia.
>>
>>
>>
>> Berikut beberapa pendapat dari buku tersebut menurut analisis politik
>> Andre Vltchek.
>>
>>
>>
>> Abad kedua puluh ditandai dengan hampir tiada hentinya pesta terror dan
>> kekerasan serta penipuan dan pangkhianatan. Setiap manusia di berbagai
>> belahan dunia menyadari bahwa kebohongan yang diulang seribu kali pada
>> akhirnya dapat menjadi kebenaran

Re: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" !

2007-07-19 Terurut Topik Noel Pranoto
ya, yaitu pada masa orde
> lama dan baru, sedangkan Pram hanya pada orde baru saja (walaupun masa
> pengasingan Pram  di P. Buru lebih lama). Mokhtar dua kali mengalami
> pembreidelan,(kasus Manikebu dan harian Indonesia Raya), sedangkan Pram
> hanya pada masa orde baru saja. Dari sini saja tampak bahwa Mochtar
> lebih universal perjuangannya terhadap totaliterisme, KKN, penghianatan
> terhadap demokrasi dll. Sedangkan Pram 'membisu seribu basa'   kalau
> tidak dapat dikatakan 'membonceng' arus kepentingan orde lama, vis a
> vis, kaum Marxis atau lebih dikenal sebagai diktator proletariat.
> Dalam hal ini tampaknya Pram lebih beruntung karena trend wacana global
> kiwari  kaum humanis lebih memihak kepadanya (Post-Marxist?), sedangkan
> tipikal humanismenya Mochtar kurang diminati, terkaburi oleh euphoria
> 'post-marxist' ini. Dapat dikatakan juga, Pram lebih piawai mengemas
> tema, teknik narasi, bahkan lebih kaya penguasaan wacana socio-historis,
> sehingga tampak lebih mengena pada trend pasar humanisme global.
>
> Selanjutnya tidak dapat dikatakan Pram sangat eksesif meperjuangkan
> kepentingan kaum tertindas. Sangat jelas fakta sejarah yang merekam,
> 'hiprokitnya' / ke diktatoran budaya' Pram dengan Lekranya, menghantam
> kelompok Mochtar  dengan  Manikebunya. Sedangkan Mochtar tidak pernah
> membonceng kekuasaan siapapun (baik orde lama, orde baru, orde
> silumanpun) untuk menindas lawan-lawan budaya atau ideologinya
> Hal inilah yang membuat Mochtar dan kawan-kawan eks Manikebunya,
> memprotes keras pemberian hadiah Magsaysay, beberapa belas tahun yang
> lalu kepada Pram. Saya kira protes Mochtar dkk. Bukan karena ideologi
> Pram, tapi lebih kepada ketidak konsistenan Pram dalam bersikap, yang
> terkesan pilih-pilih rezim, kritis pada suatu rezim, tapi tidak pada
> rezim lainnya.
>
> Saya juga kurang setuju pendapat bahwa Mochtar lebih lembut paparannya
> dibanding Pram. Justru Mochtar lebih keras mengkritik penguasa, bahkan
> bukan dalam bentuk sastra saja, malah langsung menyerang jantung politik
> kekuasaan pada masa Orba (dalam artikel-artikel jurnalistik), khususnya,
> sampai-sampai korannya dibreidel (termasuk tulisan-tulisannya yang
> mengkritik praktek-praktek KKN di Pertamina pada masa itu).Ingat pula
> bahwa Mochtar dapat dikatakan mewakili  etnis Sumatra/Tapanuli  yang
> dianggap lebih lugas.
>
> Ada lagi hal yang 'tidak dibela' oleh Pram (karena berlawanan
> kepentingan/ideologi?). Taufik Ismail - sastrawan yang sangat lembut dan
> halus (termasuk kelompok manikebu) dibandingkan  dengan Pram maupun
> Mochtar - malahan pernah memaparkan fakta yang amat sangat mengerikan
> (saya mengikuti sendiri paparan Taufik, di Balikpapan, tahun 2001 yang
> lalu, juga pernah dimuat di Tempo/Gatra? Tahun-tahun itu). Taufik
> kemukakan bahwa belum pernah dalam sejarah peradaban manusia ini suatu
> rezim ideologis yang membantai 100 JUTA MANUSIA secara kumulatif dalam 1
> ABAD (1900 - 2000), selain REZIM KOMUNIS DI SEANTERO DUNIA, dari Rusia,
> Cina, Eropa Timur, Kampuchia/Khmer, Kuba dll. (sayang sekali, tampaknya
> saya harus mencari-cari lagi tulisan Taufik, karena tertumpuk tidak
> keruan ketika menyelamatkan buku-buku dari amukan banjir Februari yang
> lalu). Wallahua'lam.  Lebih kurangnya , mohon maaf.
>
> Agus Sutoto
>
> PS. : Uni Yuriza, sekali2 ambil cuti ke Jakarta, pada saat Book Fair
> (Maret, Juni, September, biasanya). Saya pernah dapet diskon buku
> gila-gilaan, hanya 40 ribuan - dari harga lebih dari 100 ribuan, setebal
> > 500 halaman. Judulnya Holy Blood, Holy Grail, lumayan baru, terbitan
> July 2006, suatu buku yang menginspirasi The Da Vinci Code yang
> legendaris itu.
>
> -Original Message-
> From: Awang Harun Satyana [mailto: [EMAIL PROTECTED]
> Sent: Thursday, July 19, 2007 3:25 PM
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: RE: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" !
>
> Sayangnya, mengapa Mochtar Lubis mesti mengembalikan penghargaan Raymond
> Magsaysay yang diterimanya saat Pram diganjar penghargaan tersebut tahun
> 1995 ? Protes karena seorang yang dicap marxist diganjar penghargaan ?
> Ah, itu kan karena kisah lama perseteruan antara Mochtar Lubis dengan
> Pram tahun 1960-an. Asyik juga mengikuti karya sastra Mochtar Lubis,
> terutama "Harimau-Harimau !"
>
> Mbak Yuriza, jalan-jalannya jangan hanya ke Gramedia, ke Jakarta saja
> kalau sedang digelar pameran buku di Senayan, 3x setahun oleh IKAPI.
> Banyak sekali buku bagus, dari penerbit bagus dan sangat beragam, dengan
> harga discount yang besar lagi - one stop shopping ! Mei lalu saya dapat
> dua buku klasik kumpulan prosa dan puisi "Gema Tanah Air" dari H.B.
> Jassin - masih buku2 asl

Re: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" !

2007-07-19 Terurut Topik OK Taufik
; / ke diktatoran budaya' Pram dengan Lekranya, menghantam
kelompok Mochtar  dengan  Manikebunya. Sedangkan Mochtar tidak pernah
membonceng kekuasaan siapapun (baik orde lama, orde baru, orde
silumanpun) untuk menindas lawan-lawan budaya atau ideologinya
Hal inilah yang membuat Mochtar dan kawan-kawan eks Manikebunya,
memprotes keras pemberian hadiah Magsaysay, beberapa belas tahun yang
lalu kepada Pram. Saya kira protes Mochtar dkk. Bukan karena ideologi
Pram, tapi lebih kepada ketidak konsistenan Pram dalam bersikap, yang
terkesan pilih-pilih rezim, kritis pada suatu rezim, tapi tidak pada
rezim lainnya.

Saya juga kurang setuju pendapat bahwa Mochtar lebih lembut paparannya
dibanding Pram. Justru Mochtar lebih keras mengkritik penguasa, bahkan
bukan dalam bentuk sastra saja, malah langsung menyerang jantung politik
kekuasaan pada masa Orba (dalam artikel-artikel jurnalistik), khususnya,
sampai-sampai korannya dibreidel (termasuk tulisan-tulisannya yang
mengkritik praktek-praktek KKN di Pertamina pada masa itu).Ingat pula
bahwa Mochtar dapat dikatakan mewakili  etnis Sumatra/Tapanuli  yang
dianggap lebih lugas.

Ada lagi hal yang 'tidak dibela' oleh Pram (karena berlawanan
kepentingan/ideologi?). Taufik Ismail - sastrawan yang sangat lembut dan
halus (termasuk kelompok manikebu) dibandingkan  dengan Pram maupun
Mochtar - malahan pernah memaparkan fakta yang amat sangat mengerikan
(saya mengikuti sendiri paparan Taufik, di Balikpapan, tahun 2001 yang
lalu, juga pernah dimuat di Tempo/Gatra? Tahun-tahun itu). Taufik
kemukakan bahwa belum pernah dalam sejarah peradaban manusia ini suatu
rezim ideologis yang membantai 100 JUTA MANUSIA secara kumulatif dalam 1
ABAD (1900 - 2000), selain REZIM KOMUNIS DI SEANTERO DUNIA, dari Rusia,
Cina, Eropa Timur, Kampuchia/Khmer, Kuba dll. (sayang sekali, tampaknya
saya harus mencari-cari lagi tulisan Taufik, karena tertumpuk tidak
keruan ketika menyelamatkan buku-buku dari amukan banjir Februari yang
lalu). Wallahua'lam.  Lebih kurangnya , mohon maaf.

Agus Sutoto

PS. : Uni Yuriza, sekali2 ambil cuti ke Jakarta, pada saat Book Fair
(Maret, Juni, September, biasanya). Saya pernah dapet diskon buku
gila-gilaan, hanya 40 ribuan - dari harga lebih dari 100 ribuan, setebal
> 500 halaman. Judulnya Holy Blood, Holy Grail, lumayan baru, terbitan
July 2006, suatu buku yang menginspirasi The Da Vinci Code yang
legendaris itu.

-Original Message-
From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, July 19, 2007 3:25 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" !

Sayangnya, mengapa Mochtar Lubis mesti mengembalikan penghargaan Raymond
Magsaysay yang diterimanya saat Pram diganjar penghargaan tersebut tahun
1995 ? Protes karena seorang yang dicap marxist diganjar penghargaan ?
Ah, itu kan karena kisah lama perseteruan antara Mochtar Lubis dengan
Pram tahun 1960-an. Asyik juga mengikuti karya sastra Mochtar Lubis,
terutama "Harimau-Harimau !"

Mbak Yuriza, jalan-jalannya jangan hanya ke Gramedia, ke Jakarta saja
kalau sedang digelar pameran buku di Senayan, 3x setahun oleh IKAPI.
Banyak sekali buku bagus, dari penerbit bagus dan sangat beragam, dengan
harga discount yang besar lagi - one stop shopping ! Mei lalu saya dapat
dua buku klasik kumpulan prosa dan puisi "Gema Tanah Air" dari H.B.
Jassin - masih buku2 aslinya, sudah menguning, sisa di gudang Balai
Pustaka - yakin tak akan ada dim ana pun selain di Balai Pustaka.

Salam,
awang

-Original Message-----
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, July 19, 2007 2:22 C++
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" !

Abah,

Saya rasa tulisan tulisannya Mochtar Lubis juga cantik dan berat seperti
Pram, dia pun juga seorang idealis yang mengusung pesan nasionalis.
Sayang semenjak tergusurnya Indonesia Raya namanya kok hilang ya .
at
least dari perhatian orang umum seperti saya ...
Pram dikagumi oleh "pihak luar", tapi selain dia juga ada penulis
penulis
lain yang keren punya  kenapa kita cuma menengok kearah Pram ?,
karena
"orang luar" menengok kedia?.
Sayangnya kalau kita jalan jalan ke Gramed saat ini, nggak ada buku buku
bernuansa seperti itu lagi, apakah jaman sudah berubah sehingga orang
lebih
global cara berpikirnya ?.

y





 [EMAIL PROTECTED]



 07/19/2007 01:51
To
 PM iagi-net@iagi.or.id


cc


 Please respond to
Subject
 <[EMAIL PROTECTED] Re: [iagi-net-l] OOT "Saya
Terbakar
   .id>Amarah Sendirian" !


















   Awang

Sedari saya kecil  saya sudah mengagumi Amarhum , buku buku lama eperti
Ceritera dari Blora , Keluarga Gerilya dsb saya baca berkali-kali.
Buku yang baru sudah sedikit berubah , lebih romantis walaupun pesan
pesanny

Re: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" !

2007-07-19 Terurut Topik yrsnki
ROTECTED] wrote: 
>> > 
>> >> 
>> >> 
>> >> > 
>> >> Vick 
>>
>> 
>> >> Kiri kanan , kiri kanan 
>>
>> , kiri - kanan. Itu sih baris berbaris. 
>> >>
Tapi kalau masih muda 
>> >> ke-kiri2 an sudah dewasa
ke-kanan2 n itu sih 
>> >> manusiawi dong, karena 
>> >> kalau sudah dewasa kan sudaj punya keluarga , anak 
>> >> ,dus sudah punya 
>> >> kepentingan.

>> >> Tapi kalau yang seperti ini jelas adalah common

>> >> people 
>> >> bukan seorang
politikus atau manusia yang seperti 
>> >> Pram atau ML
(Muchtar 
>> >> Lubis) 
>> >> 
>> >> Si-Abah 
>> >> 
>>
>> 
>> >
 
>> >> 
>> >> 
>> >> Dalam
dunia politik mereka (yg disebut-sebut 
>> >> dalam
uraian pak Awang) 
>> >> > kelompok lefties ... atau
sering 
>> >> disebut golongan kiri. 
>>
>> > Kepentingan sosial lebih utama ketimbang 
>>
>> hak individu 
>> >> > Low profile not pride

>> >> > Kekuasaan 
>> >> dikuasai
pemerintahan bersama, sedang right lebih 
>> >>
memberikan 
>> >> > 
>> >> kekuasaan
ke rakyat individu 
>> >> > Lefties biasanya secular
sedang 
>> >> right lebih religious ... namun ini tidak

>> >> > selalu, karena pernah 
>> >>
suatu saat 
>> >> > 
>> >> > Kalau
ada yang tertarik istilah 
>> >> "golongan
kiri" dan "golongan kanan" dalam 
>> >>
> 
>> >> ilmu perpolitikan tentunya perseteruan kiri
dan 
>> >> kanan ini cukup 
>> >> >

>> >> mengasyikkan 
>> >> > diikuti.
Bahkan nanti akan terasa apakah kita ini 
>> >> cenderung
krii atau 
>> >> > cenderung kanan. Dulu kita takut
sekali 
>> >> kalau dicap gol kiri ... wupst !! 
>> >> > Namun ada yang mengatakan 
>> >>
anak muda cenderung kiri setelah dewasa akan ke 
>> >>
> kanan ... wah 
>> >> !! 
>> >> >

>> >> > rdp 
>> >> > 
>> >> > On 7/19/07, 
>> >>
[EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]> wrote: 
>> >>
>> 
>> >> >> >Awang 
>>
>> >> 
>> >> >> Benar , tetapi harus

>> >> diingat bahwa pemikiran politik Maxim Gorky 
>> >> >> merupakan 
>> >> >>
turunan kesekian dari Marxisme dari Karl Marx . 
>> >>
Sebagaimana 
>> >> Marxisme - 
>> >>
>> Komunisme RRC berbeda dengan USSR. 
>> >>
>> Demikian juga dengan Pram , dia mengatakan 
>>
>> dirinya penganut 
>> >> Pramisme 
>>
>> >> (bukan Premanisme lho). 
>> >> >>

>> >> >> Si-Abah 
>> >> >>

>> >> >> 
>> >> 
>>
> _ 
>> >> 
>> >> >> 
>>
>> >> 
>> >> >> 
>> >>
>> Abah, 
>> >> >> > 
>>
>> >> > 
>> >> >> > 
>> >> >> 
>> >> > Menurut saya,
Pram lebih banyak dipengaruhi Maxim 
>> >> Gorky daripada
Karl 
>> >> 
>> >> >> > Marx.
Apa yang diceritakan di buku-bukunya 
>> >> mirip 
>> >> realita sosial 
>> >> >>
seperti 
>> >> >> > karya sastra 
>>
>> Maxim Gorky, Leo Tolstoy, Anton Chekov, dan John 
>>
>> >> Steinbeck. 
>> >> 
>>
>> >> 
>> >> >> > Penulis-penulis
ini menyoroti realisme 
>> >> sosial, suatu realisme yang

>> >> >> > berhubungan dengan masalah 
>> >> tanggung jawab sosial. Bahkan kisah Maxim 
>> >> >> > Gorky, Bapak 
>> >>
sastra Soviet dan pencetus doktrin socialist 
>> >>
realism, 
>> >> >> > 
>> >>
segetir Pram juga. 
>> >> >> > 
>>
>> >> > 
>> >> >> 
>>
>> > 
>> >> >> > Salam, 
>>
>> >> > 
>> >> >> > 
>> >> awang 
>> >> >> > 
>> >> >> > 
>> >> >&

RE: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" !

2007-07-19 Terurut Topik yrsnki
katakan mewakili etnis Sumatra/Tapanuli yang 
> dianggap lebih
lugas. 
> 
> Ada lagi hal yang 'tidak dibela' oleh Pram
(karena berlawanan 
> kepentingan/ideologi?). Taufik Ismail -
sastrawan yang sangat lembut dan 
> halus (termasuk kelompok
manikebu) dibandingkan dengan Pram maupun 
> Mochtar - malahan
pernah memaparkan fakta yang amat sangat mengerikan 
> (saya
mengikuti sendiri paparan Taufik, di Balikpapan, tahun 2001 yang 
> lalu, juga pernah dimuat di Tempo/Gatra? Tahun-tahun itu). Taufik

> kemukakan bahwa belum pernah dalam sejarah peradaban manusia
ini suatu 
> rezim ideologis yang membantai 100 JUTA MANUSIA
secara kumulatif dalam 1 
> ABAD (1900 - 2000), selain REZIM
KOMUNIS DI SEANTERO DUNIA, dari Rusia, 
> Cina, Eropa Timur,
Kampuchia/Khmer, Kuba dll. (sayang sekali, tampaknya 
> saya harus
mencari-cari lagi tulisan Taufik, karena tertumpuk tidak 
> keruan
ketika menyelamatkan buku-buku dari amukan banjir Februari yang 
>
lalu). Wallahua'lam. Lebih kurangnya , mohon maaf. 
> 
>
Agus Sutoto 
> 
> PS. : Uni Yuriza, sekali2 ambil cuti ke
Jakarta, pada saat Book Fair 
> (Maret, Juni, September,
biasanya). Saya pernah dapet diskon buku 
> gila-gilaan, hanya 40
ribuan - dari harga lebih dari 100 ribuan, setebal 
>> 500
halaman. Judulnya Holy Blood, Holy Grail, lumayan baru, terbitan 
> July 2006, suatu buku yang menginspirasi The Da Vinci Code yang 
> legendaris itu. 
> 
> -Original Message-

> 
From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
> Sent: Thursday, July 19, 2007 3:25 PM 
> To:
iagi-net@iagi.or.id 
> Subject: RE: [iagi-net-l] OOT "Saya
Terbakar Amarah Sendirian" ! 
> 
> Sayangnya, mengapa
Mochtar Lubis mesti mengembalikan penghargaan Raymond 
> Magsaysay
yang diterimanya saat Pram diganjar penghargaan tersebut tahun 
>
1995 ? Protes karena seorang yang dicap marxist diganjar penghargaan ? 
> Ah, itu kan karena kisah lama perseteruan antara Mochtar Lubis
dengan 
> Pram tahun 1960-an. Asyik juga mengikuti karya sastra
Mochtar Lubis, 
> terutama "Harimau-Harimau !" 
> 
> Mbak Yuriza, jalan-jalannya jangan hanya ke Gramedia, ke
Jakarta saja 
> kalau sedang digelar pameran buku di Senayan, 3x
setahun oleh IKAPI. 
> Banyak sekali buku bagus, dari penerbit
bagus dan sangat beragam, dengan 
> harga discount yang besar lagi
- one stop shopping ! Mei lalu saya dapat 
> dua buku klasik
kumpulan prosa dan puisi "Gema Tanah Air" dari H.B. 
>
Jassin - masih buku2 aslinya, sudah menguning, sisa di gudang Balai 
> Pustaka - yakin tak akan ada dim ana pun selain di Balai Pustaka.

> 
> Salam, 
> awang 
> 
>
-Original Message- 
> 
From: [EMAIL PROTECTED]
[mailto:[EMAIL PROTECTED] 
> Sent: Thursday, July 19, 2007
2:22 C++ 
> To: iagi-net@iagi.or.id 
> Cc:
iagi-net@iagi.or.id 
> Subject: Re: [iagi-net-l] OOT "Saya
Terbakar Amarah Sendirian" ! 
> 
> Abah, 
>

> Saya rasa tulisan tulisannya Mochtar Lubis juga cantik dan
berat seperti 
> Pram, dia pun juga seorang idealis yang mengusung
pesan nasionalis. 
> Sayang semenjak tergusurnya Indonesia Raya
namanya kok hilang ya . 
> at 
> least dari perhatian
orang umum seperti saya ... 
> Pram dikagumi oleh "pihak
luar", tapi selain dia juga ada penulis 
> penulis 
>
lain yang keren punya  kenapa kita cuma menengok kearah Pram ?, 
> karena 
> "orang luar" menengok kedia?. 
> Sayangnya kalau kita jalan jalan ke Gramed saat ini, nggak ada buku
buku 
> bernuansa seperti itu lagi, apakah jaman sudah berubah
sehingga orang 
> lebih 
> global cara berpikirnya ?. 
> 
> y 
> 
> 
> 
> 
>

> [EMAIL PROTECTED] 
> 
> 
> 
>
07/19/2007 01:51 
> To 
> PM iagi-net@iagi.or.id 
> 
> 
> cc 
> 
> 
> Please
respond to 
> Subject 
> <[EMAIL PROTECTED] Re:
[iagi-net-l] OOT "Saya 
> Terbakar 
> .id> Amarah
Sendirian" ! 
> 
> 
> 
> 
>

> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
>

> Awang 
> 
> Sedari saya kecil saya sudah
mengagumi Amarhum , buku buku lama eperti 
> Ceritera dari Blora ,
Keluarga Gerilya dsb saya baca berkali-kali. 
> Buku yang baru
sudah sedikit berubah , lebih romantis walaupun pesan 
> pesannya
mengeai penderitaan rakyat tertindas masih 
> mengemuka dengan
nyata . 
> 
> Apakah dia seorang marxist ? 
> 
> Menurut saya dia berfikiran atau menganut sikap / pemikiran seorang

> marxist 
> walaupun dia tidak mengakui-nya.Coba saja
baca dengan teliti pesan pesan 
> dalam buku buku-nya. 
>
Tapi dia adalah mrxist nasionalist. 
> Dia seorang nasionalist
yang mendambakan bangsa Indonesia bisa makmur 
> dan 
>
adil sejahtera , sebagimana diamanatkan dalam mukdimah Konstitusi ki

Re: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" !

2007-07-19 Terurut Topik OK Taufik
t;> "golongan kiri" dan "golongan kanan" dalam
>> >
>> ilmu perpolitikan tentunya perseteruan kiri dan
>> kanan ini cukup
>> >
>> mengasyikkan
>> > diikuti. Bahkan nanti akan terasa apakah kita ini
>> cenderung krii atau
>> > cenderung kanan. Dulu kita takut sekali
>> kalau dicap gol kiri ... wupst !!
>> > Namun ada yang mengatakan
>> anak muda cenderung kiri setelah dewasa akan ke
>> > kanan ... wah
>> !!
>> >
>> > rdp
>> >
>> > On 7/19/07,
>> [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>> >>
>> >> >Awang
>> >>
>> >> Benar , tetapi harus
>> diingat bahwa pemikiran politik Maxim Gorky
>> >> merupakan
>> >> turunan kesekian dari Marxisme dari Karl Marx .
>> Sebagaimana
>> Marxisme -
>> >> Komunisme RRC berbeda dengan USSR.
>> >> Demikian juga dengan Pram , dia mengatakan
>> dirinya penganut
>> Pramisme
>> >> (bukan Premanisme lho).
>> >>
>> >> Si-Abah
>> >>
>> >>
>>
> _
>>
>> >>
>> >>
>> >>
>> >> Abah,
>> >> >
>> >> >
>> >> >
>> >>
>> > Menurut saya, Pram lebih banyak dipengaruhi Maxim
>> Gorky daripada Karl
>>
>> >> > Marx. Apa yang diceritakan di buku-bukunya
>> mirip
>> realita sosial
>> >> seperti
>> >> > karya sastra
>> Maxim Gorky, Leo Tolstoy, Anton Chekov, dan John
>> >> Steinbeck.
>>
>> >>
>> >> > Penulis-penulis ini menyoroti realisme
>> sosial, suatu realisme yang
>> >> > berhubungan dengan masalah
>> tanggung jawab sosial. Bahkan kisah Maxim
>> >> > Gorky, Bapak
>> sastra Soviet dan pencetus doktrin socialist
>> realism,
>> >> >
>> segetir Pram juga.
>> >> >
>> >> >
>> >>
>> >
>> >> > Salam,
>> >> >
>> >> >
>> awang
>> >> >
>> >> >
>> >> >
>> >> >
>> >>
>>
From: [EMAIL PROTECTED]
>> [mailto:[EMAIL PROTECTED]
>> >> > Sent: Thursday, July 19,
>> 2007 12:51 C++
>> >> > To: iagi-net@iagi.or.id
>> >>
>> > Subject: Re: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar
>> Amarah
>> Sendirian" !
>> >> >
>> >> >
>> >>
>> >
>> >> >
>> >> > Awang
>> >> >
>> >> > Sedari saya kecil saya sudah mengagumi Amarhum
>> , buku buku
>> lama eperti
>> >> > Ceritera dari Blora , Keluarga Gerilya dsb
>> saya baca berkali-kali.
>> >> > Buku yang baru sudah sedikit
>> berubah , lebih romantis walaupun pesan
>> >> > pesannya
>> mengeai penderitaan rakyat tertindas masih
>> >> > mengemuka
>> dengan nyata .
>> >> >
>> >> > Apakah dia seorang
>> marxist ?
>> >> >
>> >> > Menurut saya dia
>> berfikiran atau menganut sikap / pemikiran seorang
>> >> >
>> marxist walaupun dia tidak mengakui-nya.Coba saja
>> baca dengan teliti
>> >> > pesan pesan dalam buku buku-nya.
>> >> > Tapi
>> dia adalah mrxist nasionalist.
>> >> > Dia seorang nasionalist
>> yang mendambakan bangsa Indonesia bisa makmur
>> >> > dan adil
>> sejahtera , sebagimana diamanatkan dalam mukdimah
>> Konstitusi
>> >> > kita.
>> >> >
>> >> > Apakah dia
>> perlu penghargaan ?
>> >> >
>> >> > Saya kira
>> orang seperti Pram tidak merasa perlu piagam
>> penghargan ,
>> >>
>> akan
>> >>
>> >> > tetapi kita sebagai bangsa yang
>> besar wajib memberikan pengargaan
>> >> > kepadanya , bkan
>> saja untuk karya sastranya , akan tetapi
>> >> onsistensi-nya
>> >>
>> >> > dalam bersikap sebagi nasionalist yang
>> konsisten.
>> >> > Hanya sayang-nya bangsa kita ini punya
>> penyakit "aneh" , yaitu takut
>> >> > mengargai
>> karya warga bangsa-nya sendiri .
>> >> > Lihat saja IAGI ,
>> berkali kali saya menyatakan didalam iagi-net ,
>> >> betapa
>> >>
>> >> > penting-nya memberikan penghargaan
>> profesional kepada warag negara RI
>> >> > atau fuhak lain
>> yang memberikan kontribusi yang luar biasa kepada
>> >> >
>> kebumian Indonesia , Ndak ada tuh yang menanggapi .
>> Apa ini bukan aneh
>>
> === message truncated ===
>
>
> Deni Rahayu - Explorationist
> Mobile: 62-817-612447
> Email: [EMAIL PROTECTED]
>
> Exploration Think Tank Indonesia (ETTI)
> Head Office:
> Jl. Tebet Barat Dalam III No.2-B Jakarta 12810 Indonesia
> Phone: 62-21-8356276 Fax: 62-21-83784140
> Email: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]
> website: www.etti.co.id
>
>
>
>


> Yahoo! oneSearch: Finally, mobile search
> that gives answers, not web links.
> http://mobile.yahoo.com/mobileweb/onesearch?refer=1ONXIC
>
>


> Hot News!!!
> CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to
> [EMAIL PROTECTED]
> Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the
> 29th IATMI Annual Convention and Exhibition,
> Bali Convention Center, 13-16 November 2007
>


> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> -
>
>





--
OK TAUFIK


Re: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" !

2007-07-19 Terurut Topik yrsnki


Deni

Ini sih pengamatan saya yang sangat umum , melihat mantan
Angk - 45 , dulu berjuang dihutan ,setelah merdeka ada (saya tidak tahu
apakah majoritas, semoga tidak ya ) > 
Setelah merdeka jadi
oportunis jaman BK (ini yang mengelincirkan BK).
Pejuang KAPI dan
KAMI (1966) juga demikian , idem dito yang berjuang anti militer 1978.

Tentunya harapan saya masih lebih banyak yang tetap konsisten ,
akan tetapi era 32 tahun ORBA , kawan kawan seperti inilah yang
menyebabkan keambrukan ekonomi .Apapun lasan mereka.

Ini
tentunya  pandangan yang sangat dangkal dari saya.

Si-Abah.

___

abah.. 
> 
> wah berarti pengertian
kanan=pragmatis(krn udah banyak 
> gerbong yang dibawa),
kiri=idealis 
> wahahaha 
> padahal :
liberalis(pemikiran), humanis(hati), 
> pragmatis(perut),
idealis(???), adalah suatu kesatuan 
> utuh yang tidak
terpisahkan, bukan berarti idealis vs 
> pragmatis, kiri vs
kanan,...hanya kita saja yang 
> membatasi diri(mengelompokan
diri) dan membuat 
> terminologi itu 
> he...he...he 
> 
> 
> kebenaran manusia adalah nisbi 
>
kebenaran tuhan adalah absolut 
> (Cak Nur) 
> 
>

> salam 
> dNr 
> 
> 
> ---
[EMAIL PROTECTED] wrote: 
> 
>> 
>> 
>> >  
>> Vick  
>> 
>> Kiri kanan , kiri kanan  
>> , kiri -
kanan. Itu sih baris berbaris. 
>> Tapi kalau masih muda 
>> ke-kiri2 an sudah dewasa ke-kanan2 n itu sih 
>> manusiawi dong, karena 
>> kalau sudah dewasa
kan sudaj punya keluarga , anak 
>> ,dus sudah punya 
>> kepentingan. 
>> Tapi kalau yang seperti ini jelas
adalah common 
>> people 
>> bukan seorang politikus
atau manusia yang seperti 
>> Pram atau ML (Muchtar 
>> Lubis) 
>> 
>> Si-Abah 
>> 
>> 
>
 
>> 
>> 
>>    Dalam dunia politik
mereka (yg disebut-sebut 
>> dalam uraian pak Awang) 
>> > kelompok lefties ... atau sering 
>> disebut
golongan kiri. 
>> > Kepentingan sosial lebih utama
ketimbang 
>> hak individu 
>> > Low profile not
pride 
>> > Kekuasaan 
>> dikuasai pemerintahan
bersama, sedang right lebih 
>> memberikan 
>> >

>> kekuasaan ke rakyat individu 
>> > Lefties
biasanya secular sedang 
>> right lebih religious ... namun ini
tidak 
>> > selalu, karena pernah 
>> suatu saat

>> > 
>> > Kalau ada yang tertarik istilah

>> "golongan kiri" dan "golongan kanan"
dalam 
>> > 
>> ilmu perpolitikan tentunya
perseteruan kiri dan 
>> kanan ini cukup 
>> >

>> mengasyikkan 
>> > diikuti. Bahkan nanti akan
terasa apakah kita ini 
>> cenderung krii atau 
>>
> cenderung kanan. Dulu kita takut sekali 
>> kalau dicap
gol kiri ... wupst !! 
>> > Namun ada yang mengatakan 
>> anak muda cenderung kiri setelah dewasa akan ke 
>>
> kanan ... wah 
>> !! 
>> > 
>>
> rdp 
>> > 
>> > On 7/19/07, 
>> [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]> wrote: 
>> >> 
>> >> >Awang 
>>
>> 
>> >> Benar , tetapi harus 
>>
diingat bahwa pemikiran politik Maxim Gorky 
>> >>
merupakan 
>> >> turunan kesekian dari Marxisme dari Karl
Marx . 
>> Sebagaimana 
>> Marxisme - 
>>
>> Komunisme RRC berbeda dengan USSR. 
>> >>
Demikian juga dengan Pram , dia mengatakan 
>> dirinya penganut

>> Pramisme 
>> >> (bukan Premanisme lho).

>> >> 
>> >> Si-Abah 
>>
>> 
>> >> 
>> 
>
_ 
>> 
>> >> 
>> >> 
>>
>> 
>> >> Abah, 
>> >> > 
>> >> > 
>> >> > 
>>
>> 
>> > Menurut saya, Pram lebih banyak dipengaruhi
Maxim 
>> Gorky daripada Karl 
>> 
>>
>> > Marx. Apa yang diceritakan di buku-bukunya 
>>
mirip 
>> realita sosial 
>> >> seperti 
>> >> > karya sastra 
>> Maxim Gorky, Leo
Tolstoy, Anton Chekov, dan John 
>> >> Steinbeck. 
>> 
>> >> 
>> >> >
Penulis-penulis ini menyoroti realisme 
>> sosial, suatu
realisme yang 
>> >> > berhubungan dengan masalah 
>> tanggung jawab sosial. Bahkan kisah Maxim 
>>
>> > Gorky, Bapak 
>> sastra Soviet dan pencetus
doktrin socialist 
>> realism, 
>> >> > 
>> segetir Pram juga. 
>> >> >

RE: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" !

2007-07-19 Terurut Topik yrsnki


   Awang 

Ini adalah kelemahan manusia ,
siapa=pun dia termasuk ML .
Jelas ML akan mendendam kepada Pram ,
karena berkat pemerintahan BK yang sangat condong pada NASAKOM , dan
kemudian "terpaksa" mendukung PKI , BK harus
"mengganyang" antek nekolim .

Nah ML dengan Indonesia
Raya - nya pun termasuk kedalam- nya , dan berkat itulah ML kemudian
keluar masuk penjara , yang kemudian dirasakan-nya juga pada masa Orde
Baru.

Generasi saua merasakan sekali tekanan tekanan politik
dari PKI dan slagorde-nya, jadi kalau ML menaruh dendam kepada PKI ,
dimana Pram salah satu alat-nya , logis logis saja.
Sekali lagi kita
tidak dapat menghilangkan jasa seseorang , walaupun ybs pernah
"khilaf"., menurut saya jasa tetaplahh jasa , kehilafan adalah
hal lain.

Si-Abah

_


> Sayangnya, mengapa Mochtar Lubis mesti mengembalikan
penghargaan Raymond 
> Magsaysay yang diterimanya saat Pram
diganjar penghargaan tersebut tahun 
> 1995 ? Protes karena
seorang yang dicap marxist diganjar penghargaan ? 
> Ah, itu kan
karena kisah lama perseteruan antara Mochtar Lubis dengan 
> Pram
tahun 1960-an. Asyik juga mengikuti karya sastra Mochtar Lubis, 
>
terutama "Harimau-Harimau !" 
> 
> Mbak Yuriza,
jalan-jalannya jangan hanya ke Gramedia, ke Jakarta saja 
> kalau
sedang digelar pameran buku di Senayan, 3x setahun oleh IKAPI. 
>
Banyak sekali buku bagus, dari penerbit bagus dan sangat beragam, dengan

> harga discount yang besar lagi - one stop shopping ! Mei lalu
saya dapat 
> dua buku klasik kumpulan prosa dan puisi "Gema
Tanah Air" dari H.B. 
> Jassin - masih buku2 aslinya, sudah
menguning, sisa di gudang Balai 
> Pustaka - yakin tak akan ada
dim ana pun selain di Balai Pustaka. 
> 
> Salam, 
> awang 
> 
> -Original Message- 
>

From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
> Sent: Thursday, July 19, 2007 2:22 C++ 
> To:
iagi-net@iagi.or.id 
> Cc: iagi-net@iagi.or.id 
> Subject:
Re: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" ! 
> 
> Abah, 
> 
> Saya rasa tulisan tulisannya
Mochtar Lubis juga cantik dan berat seperti 
> Pram, dia pun juga
seorang idealis yang mengusung pesan nasionalis. 
> Sayang
semenjak tergusurnya Indonesia Raya namanya kok hilang ya . 
>
at 
> least dari perhatian orang umum seperti saya ... 
>
Pram dikagumi oleh "pihak luar", tapi selain dia juga ada
penulis 
> penulis 
> lain yang keren punya  kenapa
kita cuma menengok kearah Pram ?, 
> karena 
> "orang
luar" menengok kedia?. 
> Sayangnya kalau kita jalan jalan ke
Gramed saat ini, nggak ada buku buku 
> bernuansa seperti itu
lagi, apakah jaman sudah berubah sehingga orang 
> lebih 
> global cara berpikirnya ?. 
> 
> y 
> 
> 
> 
> 
> 
> [EMAIL PROTECTED] 
> 
> 
> 
> 07/19/2007 01:51 
> To 
> PM iagi-net@iagi.or.id 
> 
> 
> cc 
> 
> 
> Please respond to 
> Subject 
> <[EMAIL PROTECTED] Re: [iagi-net-l] OOT "Saya 
>
Terbakar 
> .id> Amarah Sendirian" ! 
> 
>

> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
>

> 
> 
> 
> Awang 
> 
>
Sedari saya kecil saya sudah mengagumi Amarhum , buku buku lama eperti 
> Ceritera dari Blora , Keluarga Gerilya dsb saya baca berkali-kali.

> Buku yang baru sudah sedikit berubah , lebih romantis walaupun
pesan 
> pesannya mengeai penderitaan rakyat tertindas masih 
> mengemuka dengan nyata . 
> 
> Apakah dia seorang
marxist ? 
> 
> Menurut saya dia berfikiran atau menganut
sikap / pemikiran seorang 
> marxist 
> walaupun dia tidak
mengakui-nya.Coba saja baca dengan teliti pesan pesan 
> dalam
buku buku-nya. 
> Tapi dia adalah mrxist nasionalist. 
>
Dia seorang nasionalist yang mendambakan bangsa Indonesia bisa makmur 
> dan 
> adil sejahtera , sebagimana diamanatkan dalam
mukdimah Konstitusi kita. 
> 
> Apakah dia perlu
penghargaan ? 
> 
> Saya kira orang seperti Pram tidak
merasa perlu piagam penghargan , akan 
> tetapi kita sebagai
bangsa yang besar wajib memberikan pengargaan 
> kepadanya , bkan
saja untuk karya sastranya , akan tetapi onsistensi-nya 
> dalam
bersikap sebagi nasionalist yang konsisten. 
> Hanya sayang-nya
bangsa kita ini punya penyakit "aneh" , yaitu takut 
>
mengargai karya warga bangsa-nya sendiri . 
> Lihat saja IAGI ,
berkali kali saya menyatakan didalam iagi-net , betapa 
>
penting-nya memberikan penghargaan profesional kepada warag negara RI 
> atau 
> fuhak lain yang memberikan kontribusi yang luar
biasa kepada kebumian 
> Indonesia , Ndak ada tuh yang menanggapi
. Apa ini bukan aneh (kata saya 
> dan Anda). 
> Sampai
adik saya yang saya sangat sayangi dan hormati -pun ,

Re: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" !

2007-07-19 Terurut Topik Noel Pranoto
laman. Judulnya Holy Blood, Holy Grail, lumayan baru, terbitan
July 2006, suatu buku yang menginspirasi The Da Vinci Code yang
legendaris itu.

-Original Message-
From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, July 19, 2007 3:25 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" !

Sayangnya, mengapa Mochtar Lubis mesti mengembalikan penghargaan Raymond
Magsaysay yang diterimanya saat Pram diganjar penghargaan tersebut tahun
1995 ? Protes karena seorang yang dicap marxist diganjar penghargaan ?
Ah, itu kan karena kisah lama perseteruan antara Mochtar Lubis dengan
Pram tahun 1960-an. Asyik juga mengikuti karya sastra Mochtar Lubis,
terutama "Harimau-Harimau !"

Mbak Yuriza, jalan-jalannya jangan hanya ke Gramedia, ke Jakarta saja
kalau sedang digelar pameran buku di Senayan, 3x setahun oleh IKAPI.
Banyak sekali buku bagus, dari penerbit bagus dan sangat beragam, dengan
harga discount yang besar lagi - one stop shopping ! Mei lalu saya dapat
dua buku klasik kumpulan prosa dan puisi "Gema Tanah Air" dari H.B.
Jassin - masih buku2 aslinya, sudah menguning, sisa di gudang Balai
Pustaka - yakin tak akan ada dim ana pun selain di Balai Pustaka.

Salam,
awang

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, July 19, 2007 2:22 C++
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" !

Abah,

Saya rasa tulisan tulisannya Mochtar Lubis juga cantik dan berat seperti
Pram, dia pun juga seorang idealis yang mengusung pesan nasionalis.
Sayang semenjak tergusurnya Indonesia Raya namanya kok hilang ya .
at
least dari perhatian orang umum seperti saya ...
Pram dikagumi oleh "pihak luar", tapi selain dia juga ada penulis
penulis
lain yang keren punya  kenapa kita cuma menengok kearah Pram ?,
karena
"orang luar" menengok kedia?.
Sayangnya kalau kita jalan jalan ke Gramed saat ini, nggak ada buku buku
bernuansa seperti itu lagi, apakah jaman sudah berubah sehingga orang
lebih
global cara berpikirnya ?.

y





 [EMAIL PROTECTED]



 07/19/2007 01:51
To
 PMiagi-net@iagi.or.id


cc


 Please respond to
Subject
 <[EMAIL PROTECTED] Re: [iagi-net-l] OOT "Saya
Terbakar
   .id>Amarah Sendirian" !


















   Awang

Sedari saya kecil  saya sudah mengagumi Amarhum , buku buku lama eperti
Ceritera dari Blora , Keluarga Gerilya dsb saya baca berkali-kali.
Buku yang baru sudah sedikit berubah , lebih romantis walaupun pesan
pesannya mengeai penderitaan rakyat tertindas masih
mengemuka dengan nyata .

Apakah dia seorang marxist ?

Menurut saya dia berfikiran atau menganut sikap / pemikiran seorang
marxist
walaupun dia tidak mengakui-nya.Coba saja baca dengan teliti pesan pesan
dalam buku buku-nya.
Tapi dia adalah mrxist nasionalist.
Dia seorang nasionalist yang mendambakan bangsa Indonesia bisa makmur
dan
adil sejahtera , sebagimana diamanatkan dalam mukdimah Konstitusi kita.
==sorry deleted to shorten mail=



Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the
29th IATMI Annual Convention and Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-





Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the
29th IATMI Annual Convention and Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



Re: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" !

2007-07-19 Terurut Topik OK Taufik

Buku Muchtar Lubis mengenai manusia Jawa dalam bukunya Manusia Indonesia,
benar-benar menampar wajah pemerintah Orba, setelah itu pengucilan terhadap
dirinya juga semakin keras. Kalau membaca buku itu kita jadi mafhum kenapa
negara (pemerintah) ini cenderung jalan di tempat.
kata Mochtar Lubis, di tahun 1965 Pram memimpin penindasan sesama seniman
yang tak sepaham dengannya. Makanya ML tak setuju dengan pemberian
penghargaan Magsasay untuk Pram. Karena pribadinya yg keras, para seniman
menyebutnya Granit (ho..ho..ho, kenapa tak Intan sekalian). Jalan tak ada
ujung, berkelana dalam rimba,  Senja di jakarta merupakan beberapa bukunya
yang sangat terpengaruh kondisi sosial sekitarnya.
On 7/19/07, [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]> wrote:


Abah,

Saya rasa tulisan tulisannya Mochtar Lubis juga cantik dan berat seperti
Pram, dia pun juga seorang idealis yang mengusung pesan nasionalis.
Sayang semenjak tergusurnya Indonesia Raya namanya kok hilang ya . at
least dari perhatian orang umum seperti saya ...
Pram dikagumi oleh "pihak luar", tapi selain dia juga ada penulis penulis
lain yang keren punya  kenapa kita cuma menengok kearah Pram ?, karena
"orang luar" menengok kedia?.
Sayangnya kalau kita jalan jalan ke Gramed saat ini, nggak ada buku buku
bernuansa seperti itu lagi, apakah jaman sudah berubah sehingga orang
lebih
global cara berpikirnya ?.

y




 [EMAIL PROTECTED]

 07/19/2007 01:51   To
 PMiagi-net@iagi.or.id
cc

 Please respond to Subject
 <[EMAIL PROTECTED] Re: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar
   .id>Amarah Sendirian" !











   Awang

Sedari saya kecil  saya sudah mengagumi Amarhum , buku buku lama eperti
Ceritera dari Blora , Keluarga Gerilya dsb saya baca berkali-kali.
Buku yang baru sudah sedikit berubah , lebih romantis walaupun pesan
pesannya mengeai penderitaan rakyat tertindas masih
mengemuka dengan nyata .

Apakah dia seorang marxist ?

Menurut saya dia berfikiran atau menganut sikap / pemikiran seorang
marxist
walaupun dia tidak mengakui-nya.Coba saja baca dengan teliti pesan pesan
dalam buku buku-nya.
Tapi dia adalah mrxist nasionalist.
Dia seorang nasionalist yang mendambakan bangsa Indonesia bisa makmur dan
adil sejahtera , sebagimana diamanatkan dalam mukdimah Konstitusi kita.

Apakah dia perlu penghargaan ?

Saya kira orang seperti Pram tidak merasa perlu piagam penghargan , akan
tetapi kita sebagai bangsa  yang besar wajib memberikan pengargaan
kepadanya , bkan saja untuk karya sastranya , akan tetapi onsistensi-nya
dalam bersikap sebagi nasionalist yang konsisten.
Hanya sayang-nya bangsa kita ini punya penyakit "aneh" , yaitu takut
mengargai karya warga bangsa-nya sendiri .
Lihat saja IAGI , berkali kali saya menyatakan didalam iagi-net , betapa
penting-nya memberikan penghargaan profesional kepada warag negara RI atau
fuhak lain yang memberikan kontribusi yang luar biasa kepada kebumian
Indonesia , Ndak ada tuh yang menanggapi . Apa ini bukan aneh (kata saya
dan Anda).
Sampai adik saya yang saya sangat sayangi dan hormati -pun , ADBt yang
katanya geologist Merdeka tidak berani untuk melakukan hal itu dimasa
kepengurusan-nya

So ,jangan berkecil hati lah.

Si-Abah

__


Judul subyek di atas adalah judul sebuah buku relatif baru (Desember
> 2006) tentang Pramoedya Ananta Toer, banyak dianggap sebagai sastrawan
> terbesar Indonesia dan dunia luar mengakuinya sebagai sastrawan kelas
> dunia, terbitan Kepustakaan Populer Gramedia. Buku ini memuat
> serangkaian wawancara antara Andre Vltchek dan Rossie Indira dengan Pram
> pada Desember 2003-Maret 2004, dua tahun lebih sebelum Pram meninggal
> dunia pada akhir April 2006. Andre adalah seorang penulis, wartawan,
> sineas, dan analis politik asal Eropa Tengah. Rossie adalah penulis,
> sineas dan arsitek Indonesia. Kedua orang ini mahir berbahasa Rusia dan
> Ceko, bahasa yang dipakainya ketika ngobrol dengan adik Pram yang pernah
> lama tinggal di Rusia. Wawancara dengan Pram sendiri diadakan dalam
> bahasa Indonesia sebab Pram menolak berbahasa Inggris, seperti juga ia
> menolak menulis buku2-nya dalam bahasa Inggris, walaupun buku2nya telah
> diterjemahkan kedalam banyak bahasa.
>
>
>
> Wawancara bersifat langsung, menukik ke semua pokok persoalan, termasuk
> masalah2 kritis seperti komunisme, atheisme, pembantaian Cina di
> Indonesia, dan borok-borok rekayasa politik Indonesia. Tegang
> membacanya, bersiaplah dengan berbagai guncangan ! Tetapi, akan juga
> kita temukan di dalamnya sebuah nasionalisme ala Pram, yang disebutnya
> Pramisme. Akan juga kita temukan sebuah keunggulan individualisme yang
> memukau, semangat pantang menyerah yang patut diteladani, tak kenal
> kompromi, keras, dan

RE: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" !

2007-07-19 Terurut Topik Agus Sutoto (BWM)
Yth. pak Awang dan teman-teman semua, 

Mohon maaf saya ikut nimbrung nih, tampaknya kita harus berhati-hati
memasuki wilayah wacana ini, dengan lebih peka/sensitif lagi, apalagi
untuk wilayah publik yang lebih luas lagi.  Apapun respek, penghargaan
kita terhadap seseorang, tentunya tidak menghalangi kita untuk tidak
kritis. Walaupun tampaknya wacana ini hanya menyentuh wilayah sastra
ataupun budaya, tapi tampak nuansa politisnya sangat kental. Seperti
lazimnya ranah politik, fakta dan data sering tertutupi kepentingan
golongan atupun komunitas tertentu.

Saya cuma ingin berusaha menyeimbangkan wacana ini dengan wacana yang
berseberangan, yang walaupun referensinya sementara ini hanya
berdasarkan ingatan semata (tetapi bisa dilacak, dan diyakini faktanya).
Benar, seperti Uni Yuriza Noor kemukakan tentang  Mochtar Lubis,  bahkan
beliau merupakan lawan polemik yang sangat tangguh. Kedua-duanya
sama-sama pernah merasakan 'penindasan'  rezim yang pernah berkuasa,
bahkan Mochtar, lebih 'lama' masa  penindasannya, yaitu pada masa orde
lama dan baru, sedangkan Pram hanya pada orde baru saja (walaupun masa
pengasingan Pram  di P. Buru lebih lama). Mokhtar dua kali mengalami
pembreidelan,(kasus Manikebu dan harian Indonesia Raya), sedangkan Pram
hanya pada masa orde baru saja. Dari sini saja tampak bahwa Mochtar
lebih universal perjuangannya terhadap totaliterisme, KKN, penghianatan
terhadap demokrasi dll. Sedangkan Pram 'membisu seribu basa'   kalau
tidak dapat dikatakan 'membonceng' arus kepentingan orde lama, vis a
vis, kaum Marxis atau lebih dikenal sebagai diktator proletariat. 
Dalam hal ini tampaknya Pram lebih beruntung karena trend wacana global
kiwari  kaum humanis lebih memihak kepadanya (Post-Marxist?), sedangkan
tipikal humanismenya Mochtar kurang diminati, terkaburi oleh euphoria
'post-marxist' ini. Dapat dikatakan juga, Pram lebih piawai mengemas
tema, teknik narasi, bahkan lebih kaya penguasaan wacana socio-historis,
sehingga tampak lebih mengena pada trend pasar humanisme global.

Selanjutnya tidak dapat dikatakan Pram sangat eksesif meperjuangkan
kepentingan kaum tertindas. Sangat jelas fakta sejarah yang merekam,
'hiprokitnya' / ke diktatoran budaya' Pram dengan Lekranya, menghantam
kelompok Mochtar  dengan  Manikebunya. Sedangkan Mochtar tidak pernah
membonceng kekuasaan siapapun (baik orde lama, orde baru, orde
silumanpun) untuk menindas lawan-lawan budaya atau ideologinya
Hal inilah yang membuat Mochtar dan kawan-kawan eks Manikebunya,
memprotes keras pemberian hadiah Magsaysay, beberapa belas tahun yang
lalu kepada Pram. Saya kira protes Mochtar dkk. Bukan karena ideologi
Pram, tapi lebih kepada ketidak konsistenan Pram dalam bersikap, yang
terkesan pilih-pilih rezim, kritis pada suatu rezim, tapi tidak pada
rezim lainnya.

Saya juga kurang setuju pendapat bahwa Mochtar lebih lembut paparannya
dibanding Pram. Justru Mochtar lebih keras mengkritik penguasa, bahkan
bukan dalam bentuk sastra saja, malah langsung menyerang jantung politik
kekuasaan pada masa Orba (dalam artikel-artikel jurnalistik), khususnya,
sampai-sampai korannya dibreidel (termasuk tulisan-tulisannya yang
mengkritik praktek-praktek KKN di Pertamina pada masa itu).Ingat pula
bahwa Mochtar dapat dikatakan mewakili  etnis Sumatra/Tapanuli  yang
dianggap lebih lugas. 

Ada lagi hal yang 'tidak dibela' oleh Pram (karena berlawanan
kepentingan/ideologi?). Taufik Ismail - sastrawan yang sangat lembut dan
halus (termasuk kelompok manikebu) dibandingkan  dengan Pram maupun
Mochtar - malahan pernah memaparkan fakta yang amat sangat mengerikan
(saya mengikuti sendiri paparan Taufik, di Balikpapan, tahun 2001 yang
lalu, juga pernah dimuat di Tempo/Gatra? Tahun-tahun itu). Taufik
kemukakan bahwa belum pernah dalam sejarah peradaban manusia ini suatu
rezim ideologis yang membantai 100 JUTA MANUSIA secara kumulatif dalam 1
ABAD (1900 - 2000), selain REZIM KOMUNIS DI SEANTERO DUNIA, dari Rusia,
Cina, Eropa Timur, Kampuchia/Khmer, Kuba dll. (sayang sekali, tampaknya
saya harus mencari-cari lagi tulisan Taufik, karena tertumpuk tidak
keruan ketika menyelamatkan buku-buku dari amukan banjir Februari yang
lalu). Wallahua'lam.  Lebih kurangnya , mohon maaf.

Agus Sutoto

PS. : Uni Yuriza, sekali2 ambil cuti ke Jakarta, pada saat Book Fair
(Maret, Juni, September, biasanya). Saya pernah dapet diskon buku
gila-gilaan, hanya 40 ribuan - dari harga lebih dari 100 ribuan, setebal
> 500 halaman. Judulnya Holy Blood, Holy Grail, lumayan baru, terbitan
July 2006, suatu buku yang menginspirasi The Da Vinci Code yang
legendaris itu.

-Original Message-
From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, July 19, 2007 3:25 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" !

Sayangnya, mengapa Mochtar Lubis mesti mengembalikan penghargaan Raymond
Magsaysay yang diterimanya saat Pram diganjar penghar

Re: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" !

2007-07-19 Terurut Topik OK Taufik

sebenarnya tak ada kiri tak ada kanan Paklik, mungkin lintas ideologi, kalau
kelakuan politik lebih-lebih dari komunis, kalau ekonominya lebih-lebih dari
Kapitalis.

On 7/19/07, Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]> wrote:


Dalam dunia politik mereka (yg disebut-sebut dalam uraian pak Awang)
kelompok lefties ... atau sering disebut golongan kiri.
Kepentingan sosial lebih utama ketimbang hak individu
Low profile not pride
Kekuasaan dikuasai pemerintahan bersama, sedang right lebih memberikan
kekuasaan ke rakyat individu
Lefties biasanya secular sedang right lebih religious ... namun ini tidak
selalu, karena pernah suatu saat

Kalau ada yang tertarik istilah "golongan kiri" dan "golongan kanan" dalam
ilmu perpolitikan tentunya perseteruan kiri dan kanan ini cukup mengasyikkan
diikuti. Bahkan nanti akan terasa apakah kita ini cenderung krii atau
cenderung kanan. Dulu kita takut sekali kalau dicap gol kiri ... wupst !!
Namun ada yang mengatakan anak muda cenderung kiri setelah dewasa akan ke
kanan ... wah !!

rdp

On 7/19/07, [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> >Awang
>
> Benar , tetapi harus diingat bahwa pemikiran politik Maxim Gorky
> merupakan turunan kesekian dari Marxisme dari Karl Marx . Sebagaimana
> Marxisme - Komunisme RRC   berbeda dengan USSR.
> Demikian juga dengan Pram , dia mengatakan dirinya penganut Pramisme
> (bukan Premanisme lho).
>
> Si-Abah
>
> _
>
>
>
>   Abah,
> >
> >
> >
> > Menurut saya, Pram lebih banyak dipengaruhi Maxim Gorky daripada Karl
> > Marx. Apa yang diceritakan di buku-bukunya mirip realita sosial
> seperti
> > karya sastra Maxim Gorky, Leo Tolstoy, Anton Chekov, dan John
> Steinbeck.
> > Penulis-penulis ini menyoroti realisme sosial, suatu realisme yang
> > berhubungan dengan masalah tanggung jawab sosial. Bahkan kisah Maxim
> > Gorky, Bapak sastra Soviet dan pencetus doktrin socialist realism,
> > segetir Pram juga.
> >
> >
> >
> > Salam,
> >
> > awang
> >
> >
> >
> >
> From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> > Sent: Thursday, July 19, 2007 12:51 C++
> > To: iagi-net@iagi.or.id
> > Subject: Re: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" !
> >
> >
> >
> >
> > Awang
> >
> > Sedari saya kecil saya sudah mengagumi Amarhum , buku buku lama eperti
>
> > Ceritera dari Blora , Keluarga Gerilya dsb saya baca berkali-kali.
> > Buku yang baru sudah sedikit berubah , lebih romantis walaupun pesan
> > pesannya mengeai penderitaan rakyat tertindas masih
> > mengemuka dengan nyata .
> >
> > Apakah dia seorang marxist ?
> >
> > Menurut saya dia berfikiran atau menganut sikap / pemikiran seorang
> > marxist walaupun dia tidak mengakui-nya.Coba saja baca dengan teliti
> > pesan pesan dalam buku buku-nya.
> > Tapi dia adalah mrxist nasionalist.
> > Dia seorang nasionalist yang mendambakan bangsa Indonesia bisa makmur
> > dan adil sejahtera , sebagimana diamanatkan dalam mukdimah Konstitusi
> > kita.
> >
> > Apakah dia perlu penghargaan ?
> >
> > Saya kira orang seperti Pram tidak merasa perlu piagam penghargan ,
> akan
> > tetapi kita sebagai bangsa yang besar wajib memberikan pengargaan
> > kepadanya , bkan saja untuk karya sastranya , akan tetapi
> onsistensi-nya
> > dalam bersikap sebagi nasionalist yang konsisten.
> > Hanya sayang-nya bangsa kita ini punya penyakit "aneh" , yaitu takut
> > mengargai karya warga bangsa-nya sendiri .
> > Lihat saja IAGI , berkali kali saya menyatakan didalam iagi-net ,
> betapa
> > penting-nya memberikan penghargaan profesional kepada warag negara RI
> > atau fuhak lain yang memberikan kontribusi yang luar biasa kepada
> > kebumian Indonesia , Ndak ada tuh yang menanggapi . Apa ini bukan aneh
>
> > (kata saya dan Anda).
> > Sampai adik saya yang saya sangat sayangi dan hormati -pun , ADBt yang
>
> > katanya geologist Merdeka tidak berani untuk melakukan hal itu dimasa
> > kepengurusan-nya
> >
> > So ,jangan berkecil hati lah.
> >
> > Si-Abah
> >
> > __
>
> >
> >
> > Judul subyek di atas adalah judul sebuah buku relatif baru (Desember
> >> 2006) tentang Pramoedya Ananta Toer, banyak dianggap sebagai
> sastrawan
> >
> >> terbesar Indonesia dan dunia luar mengakuinya sebagai sastrawan kelas
>
> >> dunia, terbitan Kepustakaan Populer Gramedia. Buku ini memuat
> >> serangkaian wawancara antara Andre Vltc

Re: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" !

2007-07-19 Terurut Topik liesye . tardjamah
Vick mau ke kiri atau kekanan...kalau dipemerintahan hanya mencari keseimbangan 
saja..
Negara hanya 
Sent via BlackBerry from Maxis

-Original Message-
From: "Rovicky Dwi Putrohari" <[EMAIL PROTECTED]>

Date: Thu, 19 Jul 2007 15:30:17 
To:iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" !

Dalam dunia politik mereka (yg disebut-sebut dalam uraian pak Awang) kelompok 
lefties ... atau sering disebut golongan kiri.
Kepentingan sosial lebih utama ketimbang hak individu
Low profile not pride
Kekuasaan dikuasai pemerintahan bersama, sedang right lebih memberikan 
kekuasaan ke rakyat individu 
Lefties biasanya secular sedang right lebih religious ... namun ini tidak 
selalu, karena pernah suatu saat 

Kalau ada yang tertarik istilah "golongan kiri" dan "golongan kanan" dalam ilmu 
perpolitikan tentunya perseteruan kiri dan kanan ini cukup mengasyikkan 
diikuti. Bahkan nanti akan terasa apakah kita ini cenderung krii atau cenderung 
kanan. Dulu kita takut sekali kalau dicap gol kiri ... wupst !! Namun ada yang 
mengatakan anak muda cenderung kiri setelah dewasa akan ke kanan ... wah !! 

rdp


On 7/19/07, [EMAIL PROTECTED] <mailto:[EMAIL PROTECTED]>  <[EMAIL PROTECTED] 
<mailto:[EMAIL PROTECTED]> > wrote: 
>Awang 

Benar , tetapi harus diingat bahwa pemikiran politik Maxim Gorky merupakan 
turunan kesekian dari Marxisme dari Karl Marx . Sebagaimana Marxisme - 
Komunisme RRC   berbeda dengan USSR.
Demikian juga dengan Pram , dia mengatakan dirinya penganut Pramisme (bukan 
Premanisme lho).

Si-Abah

_



  Abah, 
> 
> 
> 
> Menurut saya, Pram lebih banyak dipengaruhi Maxim Gorky daripada Karl 
> Marx. Apa yang diceritakan di buku-bukunya mirip realita sosial seperti 
> karya sastra Maxim Gorky, Leo Tolstoy, Anton Chekov, dan John Steinbeck. 
> Penulis-penulis ini menyoroti realisme sosial, suatu realisme yang 
> berhubungan dengan masalah tanggung jawab sosial. Bahkan kisah Maxim 
> Gorky, Bapak sastra Soviet dan pencetus doktrin socialist realism, 
> segetir Pram juga. 
> 
> 
> 
> Salam, 
> 
> awang 
> 
> 
> 
> 
From: [EMAIL PROTECTED] <mailto:[EMAIL PROTECTED]> [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
<mailto:[EMAIL PROTECTED]> ] 
> Sent: Thursday, July 19, 2007 12:51 C++ 
> To: iagi-net@iagi.or.id <mailto:iagi-net@iagi.or.id>  
> Subject: Re: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" ! 
> 
> 
> 
> 
> Awang 
> 
> Sedari saya kecil saya sudah mengagumi Amarhum , buku buku lama eperti 
> Ceritera dari Blora , Keluarga Gerilya dsb saya baca berkali-kali. 
> Buku yang baru sudah sedikit berubah , lebih romantis walaupun pesan 
> pesannya mengeai penderitaan rakyat tertindas masih 
> mengemuka dengan nyata . 
> 
> Apakah dia seorang marxist ? 
> 
> Menurut saya dia berfikiran atau menganut sikap / pemikiran seorang 
> marxist walaupun dia tidak mengakui-nya.Coba saja baca dengan teliti 
> pesan pesan dalam buku buku-nya. 
> Tapi dia adalah mrxist nasionalist. 
> Dia seorang nasionalist yang mendambakan bangsa Indonesia bisa makmur 
> dan adil sejahtera , sebagimana diamanatkan dalam mukdimah Konstitusi 
> kita. 
> 
> Apakah dia perlu penghargaan ? 
> 
> Saya kira orang seperti Pram tidak merasa perlu piagam penghargan , akan 
> tetapi kita sebagai bangsa yang besar wajib memberikan pengargaan 
> kepadanya , bkan saja untuk karya sastranya , akan tetapi onsistensi-nya 
> dalam bersikap sebagi nasionalist yang konsisten. 
> Hanya sayang-nya bangsa kita ini punya penyakit "aneh" , yaitu takut 
> mengargai karya warga bangsa-nya sendiri . 
> Lihat saja IAGI , berkali kali saya menyatakan didalam iagi-net , betapa 
> penting-nya memberikan penghargaan profesional kepada warag negara RI 
> atau fuhak lain yang memberikan kontribusi yang luar biasa kepada 
> kebumian Indonesia , Ndak ada tuh yang menanggapi . Apa ini bukan aneh 
> (kata saya dan Anda). 
> Sampai adik saya yang saya sangat sayangi dan hormati -pun , ADBt yang 
> katanya geologist Merdeka tidak berani untuk melakukan hal itu dimasa 
> kepengurusan-nya 
> 
> So ,jangan berkecil hati lah. 
> 
> Si-Abah 
> 
> __ 
> 
> 
> Judul subyek di atas adalah judul sebuah buku relatif baru (Desember 
>> 2006) tentang Pramoedya Ananta Toer, banyak dianggap sebagai sastrawan 
> 
>> terbesar Indonesia dan dunia luar mengakuinya sebagai sastrawan kelas 
>> dunia, terbitan Kepustakaan Populer Gramedia. Buku ini memuat 
>> serangkaian wawancara antara Andre Vltchek dan Rossie Indira dengan 
> Pram 
>> pada Desember 2003-Maret 2004, dua tahun lebih sebelum Pram meningg

RE: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" !

2007-07-19 Terurut Topik Awang Harun Satyana
Sayangnya, mengapa Mochtar Lubis mesti mengembalikan penghargaan Raymond
Magsaysay yang diterimanya saat Pram diganjar penghargaan tersebut tahun
1995 ? Protes karena seorang yang dicap marxist diganjar penghargaan ?
Ah, itu kan karena kisah lama perseteruan antara Mochtar Lubis dengan
Pram tahun 1960-an. Asyik juga mengikuti karya sastra Mochtar Lubis,
terutama "Harimau-Harimau !" 

Mbak Yuriza, jalan-jalannya jangan hanya ke Gramedia, ke Jakarta saja
kalau sedang digelar pameran buku di Senayan, 3x setahun oleh IKAPI.
Banyak sekali buku bagus, dari penerbit bagus dan sangat beragam, dengan
harga discount yang besar lagi - one stop shopping ! Mei lalu saya dapat
dua buku klasik kumpulan prosa dan puisi "Gema Tanah Air" dari H.B.
Jassin - masih buku2 aslinya, sudah menguning, sisa di gudang Balai
Pustaka - yakin tak akan ada dim ana pun selain di Balai Pustaka.

Salam,
awang

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, July 19, 2007 2:22 C++
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" !

Abah,

Saya rasa tulisan tulisannya Mochtar Lubis juga cantik dan berat seperti
Pram, dia pun juga seorang idealis yang mengusung pesan nasionalis.
Sayang semenjak tergusurnya Indonesia Raya namanya kok hilang ya .
at
least dari perhatian orang umum seperti saya ...
Pram dikagumi oleh "pihak luar", tapi selain dia juga ada penulis
penulis
lain yang keren punya  kenapa kita cuma menengok kearah Pram ?,
karena
"orang luar" menengok kedia?.
Sayangnya kalau kita jalan jalan ke Gramed saat ini, nggak ada buku buku
bernuansa seperti itu lagi, apakah jaman sudah berubah sehingga orang
lebih
global cara berpikirnya ?.

y



 

 [EMAIL PROTECTED]

 

 07/19/2007 01:51
To 
 PMiagi-net@iagi.or.id

 
cc 
 

 Please respond to
Subject 
 <[EMAIL PROTECTED] Re: [iagi-net-l] OOT "Saya
Terbakar 
   .id>Amarah Sendirian" !

 

 

 

 

 

 






   Awang

Sedari saya kecil  saya sudah mengagumi Amarhum , buku buku lama eperti
Ceritera dari Blora , Keluarga Gerilya dsb saya baca berkali-kali.
Buku yang baru sudah sedikit berubah , lebih romantis walaupun pesan
pesannya mengeai penderitaan rakyat tertindas masih
mengemuka dengan nyata .

Apakah dia seorang marxist ?

Menurut saya dia berfikiran atau menganut sikap / pemikiran seorang
marxist
walaupun dia tidak mengakui-nya.Coba saja baca dengan teliti pesan pesan
dalam buku buku-nya.
Tapi dia adalah mrxist nasionalist.
Dia seorang nasionalist yang mendambakan bangsa Indonesia bisa makmur
dan
adil sejahtera , sebagimana diamanatkan dalam mukdimah Konstitusi kita.

Apakah dia perlu penghargaan ?

Saya kira orang seperti Pram tidak merasa perlu piagam penghargan , akan
tetapi kita sebagai bangsa  yang besar wajib memberikan pengargaan
kepadanya , bkan saja untuk karya sastranya , akan tetapi onsistensi-nya
dalam bersikap sebagi nasionalist yang konsisten.
Hanya sayang-nya bangsa kita ini punya penyakit "aneh" , yaitu takut
mengargai karya warga bangsa-nya sendiri .
Lihat saja IAGI , berkali kali saya menyatakan didalam iagi-net , betapa
penting-nya memberikan penghargaan profesional kepada warag negara RI
atau
fuhak lain yang memberikan kontribusi yang luar biasa kepada kebumian
Indonesia , Ndak ada tuh yang menanggapi . Apa ini bukan aneh (kata saya
dan Anda).
Sampai adik saya yang saya sangat sayangi dan hormati -pun , ADBt yang
katanya geologist Merdeka tidak berani untuk melakukan hal itu dimasa
kepengurusan-nya

So ,jangan berkecil hati lah.

Si-Abah

__


Judul subyek di atas adalah judul sebuah buku relatif baru (Desember
> 2006) tentang Pramoedya Ananta Toer, banyak dianggap sebagai sastrawan
> terbesar Indonesia dan dunia luar mengakuinya sebagai sastrawan kelas
> dunia, terbitan Kepustakaan Populer Gramedia. Buku ini memuat
> serangkaian wawancara antara Andre Vltchek dan Rossie Indira dengan
Pram
> pada Desember 2003-Maret 2004, dua tahun lebih sebelum Pram meninggal
> dunia pada akhir April 2006. Andre adalah seorang penulis, wartawan,
> sineas, dan analis politik asal Eropa Tengah. Rossie adalah penulis,
> sineas dan arsitek Indonesia. Kedua orang ini mahir berbahasa Rusia
dan
> Ceko, bahasa yang dipakainya ketika ngobrol dengan adik Pram yang
pernah
> lama tinggal di Rusia. Wawancara dengan Pram sendiri diadakan dalam
> bahasa Indonesia sebab Pram menolak berbahasa Inggris, seperti juga ia
> menolak menulis buku2-nya dalam bahasa Inggris, walaupun buku2nya
telah
> diterjemahkan kedalam banyak bahasa.
>
>
>
> Wawancara bersifat langsung, menukik ke semua pokok persoalan,
termasuk
> masalah2 kritis seperti komunisme, atheisme, pembantaian C

Re: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" !

2007-07-19 Terurut Topik Deni Rahayu
abah..

wah berarti pengertian kanan=pragmatis(krn udah banyak
gerbong yang dibawa), kiri=idealis
wahahaha
padahal : liberalis(pemikiran), humanis(hati),
pragmatis(perut), idealis(???), adalah suatu kesatuan
utuh yang tidak terpisahkan, bukan berarti idealis vs
pragmatis, kiri vs kanan,...hanya kita saja yang
membatasi diri(mengelompokan diri) dan membuat
terminologi itu
he...he...he


kebenaran manusia adalah nisbi
kebenaran tuhan adalah absolut
(Cak Nur)


salam
dNr


--- [EMAIL PROTECTED] wrote:

> 
> 
> > 
> Vick  
> 
> Kiri kanan , kiri kanan 
> , kiri - kanan. Itu sih baris berbaris.
> Tapi kalau masih muda
> ke-kiri2 an sudah dewasa ke-kanan2 n itu sih
> manusiawi dong, karena
> kalau sudah dewasa kan sudaj punya keluarga , anak
> ,dus sudah punya
> kepentingan.
> Tapi kalau yang seperti ini jelas adalah common
> people
> bukan seorang politikus atau manusia yang seperti
> Pram atau ML (Muchtar
> Lubis)
> 
> Si-Abah
> 
>

> 
> 
>    Dalam dunia politik mereka (yg disebut-sebut
> dalam uraian pak Awang) 
> > kelompok lefties ... atau sering
> disebut golongan kiri. 
> > Kepentingan sosial lebih utama ketimbang
> hak individu 
> > Low profile not pride 
> > Kekuasaan
> dikuasai pemerintahan bersama, sedang right lebih
> memberikan 
> >
> kekuasaan ke rakyat individu 
> > Lefties biasanya secular sedang
> right lebih religious ... namun ini tidak 
> > selalu, karena pernah
> suatu saat 
> > 
> > Kalau ada yang tertarik istilah
> "golongan kiri" dan "golongan kanan" dalam 
> >
> ilmu perpolitikan tentunya perseteruan kiri dan
> kanan ini cukup 
> >
> mengasyikkan 
> > diikuti. Bahkan nanti akan terasa apakah kita ini
> cenderung krii atau 
> > cenderung kanan. Dulu kita takut sekali
> kalau dicap gol kiri ... wupst !! 
> > Namun ada yang mengatakan
> anak muda cenderung kiri setelah dewasa akan ke 
> > kanan ... wah
> !! 
> > 
> > rdp 
> > 
> > On 7/19/07,
> [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]> wrote: 
> >> 
> >> >Awang 
> >> 
> >> Benar , tetapi harus
> diingat bahwa pemikiran politik Maxim Gorky 
> >> merupakan 
> >> turunan kesekian dari Marxisme dari Karl Marx .
> Sebagaimana
> Marxisme - 
> >> Komunisme RRC berbeda dengan USSR. 
> >> Demikian juga dengan Pram , dia mengatakan
> dirinya penganut
> Pramisme 
> >> (bukan Premanisme lho). 
> >> 
> >> Si-Abah 
> >> 
> >>
>
_
> 
> >> 
> >> 
> >> 
> >> Abah, 
> >> > 
> >> > 
> >> > 
> >>
> > Menurut saya, Pram lebih banyak dipengaruhi Maxim
> Gorky daripada Karl
> 
> >> > Marx. Apa yang diceritakan di buku-bukunya
> mirip
> realita sosial 
> >> seperti 
> >> > karya sastra
> Maxim Gorky, Leo Tolstoy, Anton Chekov, dan John 
> >> Steinbeck.
> 
> >> 
> >> > Penulis-penulis ini menyoroti realisme
> sosial, suatu realisme yang 
> >> > berhubungan dengan masalah
> tanggung jawab sosial. Bahkan kisah Maxim 
> >> > Gorky, Bapak
> sastra Soviet dan pencetus doktrin socialist
> realism, 
> >> >
> segetir Pram juga. 
> >> > 
> >> > 
> >>
> > 
> >> > Salam, 
> >> > 
> >> >
> awang 
> >> > 
> >> > 
> >> > 
> >> > 
> >> 
> From: [EMAIL PROTECTED]
> [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
> >> > Sent: Thursday, July 19,
> 2007 12:51 C++ 
> >> > To: iagi-net@iagi.or.id 
> >>
> > Subject: Re: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar
> Amarah
> Sendirian" ! 
> >> > 
> >> > 
> >>
> > 
> >> > 
> >> > Awang 
> >> > 
> >> > Sedari saya kecil saya sudah mengagumi Amarhum
> , buku buku
> lama eperti 
> >> > Ceritera dari Blora , Keluarga Gerilya dsb
> saya baca berkali-kali. 
> >> > Buku yang baru sudah sedikit
> berubah , lebih romantis walaupun pesan 
> >> > pesannya
> mengeai penderitaan rakyat tertindas masih 
> >> > mengemuka
> dengan nyata . 
> >> > 
> >> > Apakah dia seorang
> marxist ? 
> >> > 
> >> > Menurut saya dia
> berfikiran atau menganut sikap / pemikiran seorang 
> >> >
> marxist walaupun dia tidak mengakui-nya.Coba s

Re: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" !

2007-07-19 Terurut Topik yrsnki


> 
Vick  

Kiri kanan , kiri kanan 
, kiri - kanan. Itu sih baris berbaris.
Tapi kalau masih muda
ke-kiri2 an sudah dewasa ke-kanan2 n itu sih manusiawi dong, karena
kalau sudah dewasa kan sudaj punya keluarga , anak ,dus sudah punya
kepentingan.
Tapi kalau yang seperti ini jelas adalah common people
bukan seorang politikus atau manusia yang seperti Pram atau ML (Muchtar
Lubis)

Si-Abah




   Dalam dunia politik mereka (yg disebut-sebut
dalam uraian pak Awang) 
> kelompok lefties ... atau sering
disebut golongan kiri. 
> Kepentingan sosial lebih utama ketimbang
hak individu 
> Low profile not pride 
> Kekuasaan
dikuasai pemerintahan bersama, sedang right lebih memberikan 
>
kekuasaan ke rakyat individu 
> Lefties biasanya secular sedang
right lebih religious ... namun ini tidak 
> selalu, karena pernah
suatu saat 
> 
> Kalau ada yang tertarik istilah
"golongan kiri" dan "golongan kanan" dalam 
>
ilmu perpolitikan tentunya perseteruan kiri dan kanan ini cukup 
>
mengasyikkan 
> diikuti. Bahkan nanti akan terasa apakah kita ini
cenderung krii atau 
> cenderung kanan. Dulu kita takut sekali
kalau dicap gol kiri ... wupst !! 
> Namun ada yang mengatakan
anak muda cenderung kiri setelah dewasa akan ke 
> kanan ... wah
!! 
> 
> rdp 
> 
> On 7/19/07,
[EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]> wrote: 
>> 
>> >Awang 
>> 
>> Benar , tetapi harus
diingat bahwa pemikiran politik Maxim Gorky 
>> merupakan 
>> turunan kesekian dari Marxisme dari Karl Marx . Sebagaimana
Marxisme - 
>> Komunisme RRC berbeda dengan USSR. 
>> Demikian juga dengan Pram , dia mengatakan dirinya penganut
Pramisme 
>> (bukan Premanisme lho). 
>> 
>> Si-Abah 
>> 
>>
_ 
>> 
>> 
>> 
>> Abah, 
>> > 
>> > 
>> > 
>>
> Menurut saya, Pram lebih banyak dipengaruhi Maxim Gorky daripada Karl

>> > Marx. Apa yang diceritakan di buku-bukunya mirip
realita sosial 
>> seperti 
>> > karya sastra
Maxim Gorky, Leo Tolstoy, Anton Chekov, dan John 
>> Steinbeck.

>> 
>> > Penulis-penulis ini menyoroti realisme
sosial, suatu realisme yang 
>> > berhubungan dengan masalah
tanggung jawab sosial. Bahkan kisah Maxim 
>> > Gorky, Bapak
sastra Soviet dan pencetus doktrin socialist realism, 
>> >
segetir Pram juga. 
>> > 
>> > 
>>
> 
>> > Salam, 
>> > 
>> >
awang 
>> > 
>> > 
>> > 
>> > 
>> 
From: [EMAIL PROTECTED]
[mailto:[EMAIL PROTECTED] 
>> > Sent: Thursday, July 19,
2007 12:51 C++ 
>> > To: iagi-net@iagi.or.id 
>>
> Subject: Re: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah
Sendirian" ! 
>> > 
>> > 
>>
> 
>> > 
>> > Awang 
>> > 
>> > Sedari saya kecil saya sudah mengagumi Amarhum , buku buku
lama eperti 
>> > Ceritera dari Blora , Keluarga Gerilya dsb
saya baca berkali-kali. 
>> > Buku yang baru sudah sedikit
berubah , lebih romantis walaupun pesan 
>> > pesannya
mengeai penderitaan rakyat tertindas masih 
>> > mengemuka
dengan nyata . 
>> > 
>> > Apakah dia seorang
marxist ? 
>> > 
>> > Menurut saya dia
berfikiran atau menganut sikap / pemikiran seorang 
>> >
marxist walaupun dia tidak mengakui-nya.Coba saja baca dengan teliti 
>> > pesan pesan dalam buku buku-nya. 
>> > Tapi
dia adalah mrxist nasionalist. 
>> > Dia seorang nasionalist
yang mendambakan bangsa Indonesia bisa makmur 
>> > dan adil
sejahtera , sebagimana diamanatkan dalam mukdimah Konstitusi 
>> > kita. 
>> > 
>> > Apakah dia
perlu penghargaan ? 
>> > 
>> > Saya kira
orang seperti Pram tidak merasa perlu piagam penghargan , 
>>
akan 
>> 
>> > tetapi kita sebagai bangsa yang
besar wajib memberikan pengargaan 
>> > kepadanya , bkan
saja untuk karya sastranya , akan tetapi 
>> onsistensi-nya 
>> 
>> > dalam bersikap sebagi nasionalist yang
konsisten. 
>> > Hanya sayang-nya bangsa kita ini punya
penyakit "aneh" , yaitu takut 
>> > mengargai
karya warga bangsa-nya sendiri . 
>> > Lihat saja IAGI ,
berkali kali saya menyatakan didalam iagi-net , 
>> betapa 
>> 
>> > penting-nya memberikan penghargaan
profesional kepada warag negara RI 
>> > atau fuhak lain
yang memberikan kontribusi yang luar biasa kepada 
>> >
kebumian Indonesia , Ndak ada tuh yang menanggapi . Apa ini bukan aneh 
>> > (kata saya dan Anda). 

Re: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" !

2007-07-19 Terurut Topik yrsnki


> 
Noor .  

Anda benar , ML juga punya
buku buku yang cantik dan sangat humanis , mungkin bedanya dengan Pram ,
dia lebih halus.

Si-Abah

___

  Abah, 
> 
> Saya rasa tulisan tulisannya
Mochtar Lubis juga cantik dan berat seperti 
> Pram, dia pun juga
seorang idealis yang mengusung pesan nasionalis. 
> Sayang
semenjak tergusurnya Indonesia Raya namanya kok hilang ya . at 
> least dari perhatian orang umum seperti saya ... 
> Pram
dikagumi oleh "pihak luar", tapi selain dia juga ada penulis
penulis 
> lain yang keren punya  kenapa kita cuma menengok
kearah Pram ?, karena 
> "orang luar" menengok kedia?.

> Sayangnya kalau kita jalan jalan ke Gramed saat ini, nggak ada
buku buku 
> bernuansa seperti itu lagi, apakah jaman sudah
berubah sehingga orang 
> lebih 
> global cara berpikirnya
?. 
> 
> y 
> 
> 
> 
> 
> [EMAIL PROTECTED] 
> 
> 07/19/2007 01:51 To 
> PM iagi-net@iagi.or.id 
> cc 
> 
> Please
respond to Subject 
> <[EMAIL PROTECTED] Re: [iagi-net-l] OOT
"Saya Terbakar 
> .id> Amarah Sendirian" ! 
>

> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> Awang 
> 
> Sedari saya kecil saya sudah mengagumi Amarhum , buku buku lama
eperti 
> Ceritera dari Blora , Keluarga Gerilya dsb saya baca
berkali-kali. 
> Buku yang baru sudah sedikit berubah , lebih
romantis walaupun pesan 
> pesannya mengeai penderitaan rakyat
tertindas masih 
> mengemuka dengan nyata . 
> 
>
Apakah dia seorang marxist ? 
> 
> Menurut saya dia
berfikiran atau menganut sikap / pemikiran seorang 
> marxist 
> walaupun dia tidak mengakui-nya.Coba saja baca dengan teliti pesan
pesan 
> dalam buku buku-nya. 
> Tapi dia adalah mrxist
nasionalist. 
> Dia seorang nasionalist yang mendambakan bangsa
Indonesia bisa makmur dan 
> adil sejahtera , sebagimana
diamanatkan dalam mukdimah Konstitusi kita. 
> 
> Apakah
dia perlu penghargaan ? 
> 
> Saya kira orang seperti Pram
tidak merasa perlu piagam penghargan , akan 
> tetapi kita sebagai
bangsa yang besar wajib memberikan pengargaan 
> kepadanya , bkan
saja untuk karya sastranya , akan tetapi onsistensi-nya 
> dalam
bersikap sebagi nasionalist yang konsisten. 
> Hanya sayang-nya
bangsa kita ini punya penyakit "aneh" , yaitu takut 
>
mengargai karya warga bangsa-nya sendiri . 
> Lihat saja IAGI ,
berkali kali saya menyatakan didalam iagi-net , betapa 
>
penting-nya memberikan penghargaan profesional kepada warag negara RI atau

> fuhak lain yang memberikan kontribusi yang luar biasa kepada
kebumian 
> Indonesia , Ndak ada tuh yang menanggapi . Apa ini
bukan aneh (kata saya 
> dan Anda). 
> Sampai adik saya
yang saya sangat sayangi dan hormati -pun , ADBt yang 
> katanya
geologist Merdeka tidak berani untuk melakukan hal itu dimasa 
>
kepengurusan-nya 
> 
> So ,jangan berkecil hati lah. 
> 
> Si-Abah 
> 
>
__ 
> 
> 
> Judul subyek di atas adalah judul sebuah buku
relatif baru (Desember 
>> 2006) tentang Pramoedya Ananta Toer,
banyak dianggap sebagai sastrawan 
>> terbesar Indonesia dan
dunia luar mengakuinya sebagai sastrawan kelas 
>> dunia,
terbitan Kepustakaan Populer Gramedia. Buku ini memuat 
>>
serangkaian wawancara antara Andre Vltchek dan Rossie Indira dengan Pram

>> pada Desember 2003-Maret 2004, dua tahun lebih sebelum Pram
meninggal 
>> dunia pada akhir April 2006. Andre adalah seorang
penulis, wartawan, 
>> sineas, dan analis politik asal Eropa
Tengah. Rossie adalah penulis, 
>> sineas dan arsitek
Indonesia. Kedua orang ini mahir berbahasa Rusia dan 
>> Ceko,
bahasa yang dipakainya ketika ngobrol dengan adik Pram yang pernah 
>> lama tinggal di Rusia. Wawancara dengan Pram sendiri diadakan
dalam 
>> bahasa Indonesia sebab Pram menolak berbahasa
Inggris, seperti juga ia 
>> menolak menulis buku2-nya dalam
bahasa Inggris, walaupun buku2nya telah 
>> diterjemahkan
kedalam banyak bahasa. 
>> 
>> 
>> 
>> Wawancara bersifat langsung, menukik ke semua pokok persoalan,
termasuk 
>> masalah2 kritis seperti komunisme, atheisme,
pembantaian Cina di 
>> Indonesia, dan borok-borok rekayasa
politik Indonesia. Tegang 
>> membacanya, bersiaplah dengan
berbagai guncangan ! Tetapi, akan juga 
>> kita temukan di
dalamnya sebuah nasionalisme ala Pram, yang disebutnya 
>>
Pramisme. Akan juga kita temukan sebuah keunggulan individualisme yang 
>> memukau, semangat pantang menyerah yang patut diteladani, tak
kenal 
>> kompromi, keras, dan penghargaan yang hebat terhadap
bahasa Indonesia. 
>> 
>> 
>> 
>> Berikut beberapa pendapat dari buku tersebut menurut analisis
politik 
>> Andre Vltchek. 
>> 
>> 
>> 
>> Abad kedua puluh ditandai dengan hampir tiada
hentinya pesta terror dan 
>> kekerasan serta penipuan dan
pangkhianatan. Setiap manusia di berbagai 
>> belahan dunia
menyadari bahwa kebohongan yang diulang seribu kali pada 
>>
akhirnya dapat menjadi kebenaran, bahwa pendudukan yang brutal dapat 
>> diartikan sebagai pembebasan, dan membunuh jutaan orang tak
berdosa 
>> dapat dibenarkan o

Re: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" !

2007-07-19 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari

Dalam dunia politik mereka (yg disebut-sebut dalam uraian pak Awang)
kelompok lefties ... atau sering disebut golongan kiri.
Kepentingan sosial lebih utama ketimbang hak individu
Low profile not pride
Kekuasaan dikuasai pemerintahan bersama, sedang right lebih memberikan
kekuasaan ke rakyat individu
Lefties biasanya secular sedang right lebih religious ... namun ini tidak
selalu, karena pernah suatu saat

Kalau ada yang tertarik istilah "golongan kiri" dan "golongan kanan" dalam
ilmu perpolitikan tentunya perseteruan kiri dan kanan ini cukup mengasyikkan
diikuti. Bahkan nanti akan terasa apakah kita ini cenderung krii atau
cenderung kanan. Dulu kita takut sekali kalau dicap gol kiri ... wupst !!
Namun ada yang mengatakan anak muda cenderung kiri setelah dewasa akan ke
kanan ... wah !!

rdp

On 7/19/07, [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]> wrote:


>Awang

Benar , tetapi harus diingat bahwa pemikiran politik Maxim Gorky merupakan
turunan kesekian dari Marxisme dari Karl Marx . Sebagaimana Marxisme -
Komunisme RRC   berbeda dengan USSR.
Demikian juga dengan Pram , dia mengatakan dirinya penganut Pramisme
(bukan Premanisme lho).

Si-Abah

_



  Abah,
>
>
>
> Menurut saya, Pram lebih banyak dipengaruhi Maxim Gorky daripada Karl
> Marx. Apa yang diceritakan di buku-bukunya mirip realita sosial seperti
> karya sastra Maxim Gorky, Leo Tolstoy, Anton Chekov, dan John Steinbeck.

> Penulis-penulis ini menyoroti realisme sosial, suatu realisme yang
> berhubungan dengan masalah tanggung jawab sosial. Bahkan kisah Maxim
> Gorky, Bapak sastra Soviet dan pencetus doktrin socialist realism,
> segetir Pram juga.
>
>
>
> Salam,
>
> awang
>
>
>
>
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Thursday, July 19, 2007 12:51 C++
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: Re: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" !
>
>
>
>
> Awang
>
> Sedari saya kecil saya sudah mengagumi Amarhum , buku buku lama eperti
> Ceritera dari Blora , Keluarga Gerilya dsb saya baca berkali-kali.
> Buku yang baru sudah sedikit berubah , lebih romantis walaupun pesan
> pesannya mengeai penderitaan rakyat tertindas masih
> mengemuka dengan nyata .
>
> Apakah dia seorang marxist ?
>
> Menurut saya dia berfikiran atau menganut sikap / pemikiran seorang
> marxist walaupun dia tidak mengakui-nya.Coba saja baca dengan teliti
> pesan pesan dalam buku buku-nya.
> Tapi dia adalah mrxist nasionalist.
> Dia seorang nasionalist yang mendambakan bangsa Indonesia bisa makmur
> dan adil sejahtera , sebagimana diamanatkan dalam mukdimah Konstitusi
> kita.
>
> Apakah dia perlu penghargaan ?
>
> Saya kira orang seperti Pram tidak merasa perlu piagam penghargan , akan

> tetapi kita sebagai bangsa yang besar wajib memberikan pengargaan
> kepadanya , bkan saja untuk karya sastranya , akan tetapi onsistensi-nya

> dalam bersikap sebagi nasionalist yang konsisten.
> Hanya sayang-nya bangsa kita ini punya penyakit "aneh" , yaitu takut
> mengargai karya warga bangsa-nya sendiri .
> Lihat saja IAGI , berkali kali saya menyatakan didalam iagi-net , betapa

> penting-nya memberikan penghargaan profesional kepada warag negara RI
> atau fuhak lain yang memberikan kontribusi yang luar biasa kepada
> kebumian Indonesia , Ndak ada tuh yang menanggapi . Apa ini bukan aneh
> (kata saya dan Anda).
> Sampai adik saya yang saya sangat sayangi dan hormati -pun , ADBt yang
> katanya geologist Merdeka tidak berani untuk melakukan hal itu dimasa
> kepengurusan-nya
>
> So ,jangan berkecil hati lah.
>
> Si-Abah
>
> __
>
>
> Judul subyek di atas adalah judul sebuah buku relatif baru (Desember
>> 2006) tentang Pramoedya Ananta Toer, banyak dianggap sebagai sastrawan
>
>> terbesar Indonesia dan dunia luar mengakuinya sebagai sastrawan kelas
>> dunia, terbitan Kepustakaan Populer Gramedia. Buku ini memuat
>> serangkaian wawancara antara Andre Vltchek dan Rossie Indira dengan
> Pram
>> pada Desember 2003-Maret 2004, dua tahun lebih sebelum Pram meninggal
>> dunia pada akhir April 2006. Andre adalah seorang penulis, wartawan,
>> sineas, dan analis politik asal Eropa Tengah. Rossie adalah penulis,
>> sineas dan arsitek Indonesia. Kedua orang ini mahir berbahasa Rusia
> dan
>> Ceko, bahasa yang dipakainya ketika ngobrol dengan adik Pram yang
> pernah
>> lama tinggal di Rusia. Wawancara dengan Pram sendiri diadakan dalam
>> bahasa Indonesia sebab Pram menolak berbahasa Inggris, seperti juga ia
>
>> menolak menulis buku2-nya dalam bahasa Inggris, walaupun buku2nya
> telah
>> diterjemahkan kedalam banyak bahasa

Re: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" !

2007-07-19 Terurut Topik Yuriza . NOOR
Abah,

Saya rasa tulisan tulisannya Mochtar Lubis juga cantik dan berat seperti
Pram, dia pun juga seorang idealis yang mengusung pesan nasionalis.
Sayang semenjak tergusurnya Indonesia Raya namanya kok hilang ya . at
least dari perhatian orang umum seperti saya ...
Pram dikagumi oleh "pihak luar", tapi selain dia juga ada penulis penulis
lain yang keren punya  kenapa kita cuma menengok kearah Pram ?, karena
"orang luar" menengok kedia?.
Sayangnya kalau kita jalan jalan ke Gramed saat ini, nggak ada buku buku
bernuansa seperti itu lagi, apakah jaman sudah berubah sehingga orang lebih
global cara berpikirnya ?.

y



   
 [EMAIL PROTECTED] 
   
 07/19/2007 01:51   To 
 PMiagi-net@iagi.or.id 
cc 
   
 Please respond to Subject 
 <[EMAIL PROTECTED] Re: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar 
   .id>Amarah Sendirian" ! 
   
   
   
   
   
   





   Awang

Sedari saya kecil  saya sudah mengagumi Amarhum , buku buku lama eperti
Ceritera dari Blora , Keluarga Gerilya dsb saya baca berkali-kali.
Buku yang baru sudah sedikit berubah , lebih romantis walaupun pesan
pesannya mengeai penderitaan rakyat tertindas masih
mengemuka dengan nyata .

Apakah dia seorang marxist ?

Menurut saya dia berfikiran atau menganut sikap / pemikiran seorang marxist
walaupun dia tidak mengakui-nya.Coba saja baca dengan teliti pesan pesan
dalam buku buku-nya.
Tapi dia adalah mrxist nasionalist.
Dia seorang nasionalist yang mendambakan bangsa Indonesia bisa makmur dan
adil sejahtera , sebagimana diamanatkan dalam mukdimah Konstitusi kita.

Apakah dia perlu penghargaan ?

Saya kira orang seperti Pram tidak merasa perlu piagam penghargan , akan
tetapi kita sebagai bangsa  yang besar wajib memberikan pengargaan
kepadanya , bkan saja untuk karya sastranya , akan tetapi onsistensi-nya
dalam bersikap sebagi nasionalist yang konsisten.
Hanya sayang-nya bangsa kita ini punya penyakit "aneh" , yaitu takut
mengargai karya warga bangsa-nya sendiri .
Lihat saja IAGI , berkali kali saya menyatakan didalam iagi-net , betapa
penting-nya memberikan penghargaan profesional kepada warag negara RI atau
fuhak lain yang memberikan kontribusi yang luar biasa kepada kebumian
Indonesia , Ndak ada tuh yang menanggapi . Apa ini bukan aneh (kata saya
dan Anda).
Sampai adik saya yang saya sangat sayangi dan hormati -pun , ADBt yang
katanya geologist Merdeka tidak berani untuk melakukan hal itu dimasa
kepengurusan-nya

So ,jangan berkecil hati lah.

Si-Abah

__


Judul subyek di atas adalah judul sebuah buku relatif baru (Desember
> 2006) tentang Pramoedya Ananta Toer, banyak dianggap sebagai sastrawan
> terbesar Indonesia dan dunia luar mengakuinya sebagai sastrawan kelas
> dunia, terbitan Kepustakaan Populer Gramedia. Buku ini memuat
> serangkaian wawancara antara Andre Vltchek dan Rossie Indira dengan Pram
> pada Desember 2003-Maret 2004, dua tahun lebih sebelum Pram meninggal
> dunia pada akhir April 2006. Andre adalah seorang penulis, wartawan,
> sineas, dan analis politik asal Eropa Tengah. Rossie adalah penulis,
> sineas dan arsitek Indonesia. Kedua orang ini mahir berbahasa Rusia dan
> Ceko, bahasa yang dipakainya ketika ngobrol dengan adik Pram yang pernah
> lama tinggal di Rusia. Wawancara dengan Pram sendiri diadakan dalam
> bahasa Indonesia sebab Pram menolak berbahasa Inggris, seperti juga ia
> menolak menulis buku2-nya dalam bahasa Inggris, walaupun buku2nya telah
> diterjemahkan kedalam banyak bahasa.
>
>
>
> Wawancara bersifat langsung, menukik ke semua pokok persoalan, termasuk
> masalah2 kritis seperti komunisme, atheisme, pembantaian Cina di
> Indonesia, dan borok-borok rekayasa politik Indonesia. Tegang
> membacanya, bersiaplah dengan berbagai guncangan ! Tetapi, akan juga
> kita temukan di dalamnya sebuah nasionalisme ala Pram, yang disebutnya
> Pramisme. Akan juga kita temukan sebuah keunggulan individualisme yang
> memukau, semangat pantang menyerah yang patut diteladani, tak kenal
> kompromi, ker

RE: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" !

2007-07-18 Terurut Topik yrsnki


>Awang 

Benar , tetapi harus diingat
bahwa pemikiran politik Maxim Gorky merupakan turunan kesekian dari
Marxisme dari Karl Marx . Sebagaimana Marxisme - Komunisme RRC  
berbeda dengan USSR.
Demikian juga dengan Pram , dia mengatakan
dirinya penganut Pramisme (bukan Premanisme lho).

Si-Abah

_


  Abah, 
> 
> 
> 
>
Menurut saya, Pram lebih banyak dipengaruhi Maxim Gorky daripada Karl 
> Marx. Apa yang diceritakan di buku-bukunya mirip realita sosial
seperti 
> karya sastra Maxim Gorky, Leo Tolstoy, Anton Chekov,
dan John Steinbeck. 
> Penulis-penulis ini menyoroti realisme
sosial, suatu realisme yang 
> berhubungan dengan masalah tanggung
jawab sosial. Bahkan kisah Maxim 
> Gorky, Bapak sastra Soviet dan
pencetus doktrin socialist realism, 
> segetir Pram juga. 
> 
> 
> 
> Salam, 
> 
> awang

> 
> 
> 
> 
From: [EMAIL PROTECTED]
[mailto:[EMAIL PROTECTED] 
> Sent: Thursday, July 19, 2007 12:51
C++ 
> To: iagi-net@iagi.or.id 
> Subject: Re:
[iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" ! 
>

> 
> 
> 
> Awang 
> 
>
Sedari saya kecil saya sudah mengagumi Amarhum , buku buku lama eperti 
> Ceritera dari Blora , Keluarga Gerilya dsb saya baca berkali-kali.

> Buku yang baru sudah sedikit berubah , lebih romantis walaupun
pesan 
> pesannya mengeai penderitaan rakyat tertindas masih 
> mengemuka dengan nyata . 
> 
> Apakah dia seorang
marxist ? 
> 
> Menurut saya dia berfikiran atau menganut
sikap / pemikiran seorang 
> marxist walaupun dia tidak
mengakui-nya.Coba saja baca dengan teliti 
> pesan pesan dalam
buku buku-nya. 
> Tapi dia adalah mrxist nasionalist. 
>
Dia seorang nasionalist yang mendambakan bangsa Indonesia bisa makmur 
> dan adil sejahtera , sebagimana diamanatkan dalam mukdimah
Konstitusi 
> kita. 
> 
> Apakah dia perlu
penghargaan ? 
> 
> Saya kira orang seperti Pram tidak
merasa perlu piagam penghargan , akan 
> tetapi kita sebagai
bangsa yang besar wajib memberikan pengargaan 
> kepadanya , bkan
saja untuk karya sastranya , akan tetapi onsistensi-nya 
> dalam
bersikap sebagi nasionalist yang konsisten. 
> Hanya sayang-nya
bangsa kita ini punya penyakit "aneh" , yaitu takut 
>
mengargai karya warga bangsa-nya sendiri . 
> Lihat saja IAGI ,
berkali kali saya menyatakan didalam iagi-net , betapa 
>
penting-nya memberikan penghargaan profesional kepada warag negara RI 
> atau fuhak lain yang memberikan kontribusi yang luar biasa kepada

> kebumian Indonesia , Ndak ada tuh yang menanggapi . Apa ini
bukan aneh 
> (kata saya dan Anda). 
> Sampai adik saya
yang saya sangat sayangi dan hormati -pun , ADBt yang 
> katanya
geologist Merdeka tidak berani untuk melakukan hal itu dimasa 
>
kepengurusan-nya 
> 
> So ,jangan berkecil hati lah. 
> 
> Si-Abah 
> 
>
__ 
> 
> 
> Judul subyek di atas adalah judul sebuah buku
relatif baru (Desember 
>> 2006) tentang Pramoedya Ananta Toer,
banyak dianggap sebagai sastrawan 
> 
>> terbesar
Indonesia dan dunia luar mengakuinya sebagai sastrawan kelas 
>> dunia, terbitan Kepustakaan Populer Gramedia. Buku ini memuat

>> serangkaian wawancara antara Andre Vltchek dan Rossie
Indira dengan 
> Pram 
>> pada Desember 2003-Maret
2004, dua tahun lebih sebelum Pram meninggal 
>> dunia pada
akhir April 2006. Andre adalah seorang penulis, wartawan, 
>>
sineas, dan analis politik asal Eropa Tengah. Rossie adalah penulis, 
>> sineas dan arsitek Indonesia. Kedua orang ini mahir berbahasa
Rusia 
> dan 
>> Ceko, bahasa yang dipakainya ketika
ngobrol dengan adik Pram yang 
> pernah 
>> lama
tinggal di Rusia. Wawancara dengan Pram sendiri diadakan dalam 
>> bahasa Indonesia sebab Pram menolak berbahasa Inggris, seperti
juga ia 
> 
>> menolak menulis buku2-nya dalam bahasa
Inggris, walaupun buku2nya 
> telah 
>> diterjemahkan
kedalam banyak bahasa. 
>> 
>> 
>> 
>> Wawancara bersifat langsung, menukik ke semua pokok persoalan,

> termasuk 
>> masalah2 kritis seperti komunisme,
atheisme, pembantaian Cina di 
>> Indonesia, dan borok-borok
rekayasa politik Indonesia. Tegang 
>> membacanya, bersiaplah
dengan berbagai guncangan ! Tetapi, akan juga 
>> kita temukan
di dalamnya sebuah nasionalisme ala Pram, yang disebutnya 
> 
>> Pramisme. Akan juga kita temukan sebuah keunggulan
individualisme yang 
> 
>> memukau, semangat pantang
menyerah yang patut diteladani, tak kenal 
>> kompromi, keras,
dan penghargaan yang hebat terhadap bahasa Indonesia. 
> 
>> 
>> 
>> 
>> Berikut beberapa
pendapat dari buku tersebut menurut analisis politik 
>

RE: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" !

2007-07-18 Terurut Topik Awang Harun Satyana
Abah,

 

Menurut saya, Pram lebih banyak dipengaruhi Maxim Gorky daripada Karl
Marx.  Apa yang diceritakan di buku-bukunya mirip realita sosial seperti
karya sastra Maxim Gorky, Leo Tolstoy, Anton Chekov, dan John Steinbeck.
Penulis-penulis ini menyoroti realisme sosial, suatu realisme yang
berhubungan dengan masalah tanggung jawab sosial.  Bahkan kisah Maxim
Gorky, Bapak sastra Soviet dan pencetus doktrin socialist realism,
segetir Pram juga.  

 

Salam,

awang

 

From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, July 19, 2007 12:51 C++
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" !

 


   Awang 

Sedari saya kecil  saya sudah mengagumi Amarhum , buku buku lama eperti
Ceritera dari Blora , Keluarga Gerilya dsb saya baca berkali-kali.
Buku yang baru sudah sedikit berubah , lebih romantis walaupun pesan
pesannya mengeai penderitaan rakyat tertindas masih 
mengemuka dengan nyata .

Apakah dia seorang marxist ?

Menurut saya dia berfikiran atau menganut sikap / pemikiran seorang
marxist walaupun dia tidak mengakui-nya.Coba saja baca dengan teliti
pesan pesan dalam buku buku-nya.
Tapi dia adalah mrxist nasionalist.
Dia seorang nasionalist yang mendambakan bangsa Indonesia bisa makmur
dan adil sejahtera , sebagimana diamanatkan dalam mukdimah Konstitusi
kita.

Apakah dia perlu penghargaan ?

Saya kira orang seperti Pram tidak merasa perlu piagam penghargan , akan
tetapi kita sebagai bangsa  yang besar wajib memberikan pengargaan
kepadanya , bkan saja untuk karya sastranya , akan tetapi onsistensi-nya
dalam bersikap sebagi nasionalist yang konsisten.
Hanya sayang-nya bangsa kita ini punya penyakit "aneh" , yaitu takut
mengargai karya warga bangsa-nya sendiri .
Lihat saja IAGI , berkali kali saya menyatakan didalam iagi-net , betapa
penting-nya memberikan penghargaan profesional kepada warag negara RI
atau fuhak lain yang memberikan kontribusi yang luar biasa kepada
kebumian Indonesia , Ndak ada tuh yang menanggapi . Apa ini bukan aneh
(kata saya dan Anda).
Sampai adik saya yang saya sangat sayangi dan hormati -pun , ADBt yang
katanya geologist Merdeka tidak berani untuk melakukan hal itu dimasa
kepengurusan-nya

So ,jangan berkecil hati lah.

Si-Abah

__


Judul subyek di atas adalah judul sebuah buku relatif baru (Desember 
> 2006) tentang Pramoedya Ananta Toer, banyak dianggap sebagai sastrawan

> terbesar Indonesia dan dunia luar mengakuinya sebagai sastrawan kelas 
> dunia, terbitan Kepustakaan Populer Gramedia. Buku ini memuat 
> serangkaian wawancara antara Andre Vltchek dan Rossie Indira dengan
Pram 
> pada Desember 2003-Maret 2004, dua tahun lebih sebelum Pram meninggal 
> dunia pada akhir April 2006. Andre adalah seorang penulis, wartawan, 
> sineas, dan analis politik asal Eropa Tengah. Rossie adalah penulis, 
> sineas dan arsitek Indonesia. Kedua orang ini mahir berbahasa Rusia
dan 
> Ceko, bahasa yang dipakainya ketika ngobrol dengan adik Pram yang
pernah 
> lama tinggal di Rusia. Wawancara dengan Pram sendiri diadakan dalam 
> bahasa Indonesia sebab Pram menolak berbahasa Inggris, seperti juga ia

> menolak menulis buku2-nya dalam bahasa Inggris, walaupun buku2nya
telah 
> diterjemahkan kedalam banyak bahasa. 
> 
> 
> 
> Wawancara bersifat langsung, menukik ke semua pokok persoalan,
termasuk 
> masalah2 kritis seperti komunisme, atheisme, pembantaian Cina di 
> Indonesia, dan borok-borok rekayasa politik Indonesia. Tegang 
> membacanya, bersiaplah dengan berbagai guncangan ! Tetapi, akan juga 
> kita temukan di dalamnya sebuah nasionalisme ala Pram, yang disebutnya

> Pramisme. Akan juga kita temukan sebuah keunggulan individualisme yang

> memukau, semangat pantang menyerah yang patut diteladani, tak kenal 
> kompromi, keras, dan penghargaan yang hebat terhadap bahasa Indonesia.

> 
> 
> 
> Berikut beberapa pendapat dari buku tersebut menurut analisis politik 
> Andre Vltchek. 
> 
> 
> 
> Abad kedua puluh ditandai dengan hampir tiada hentinya pesta terror
dan 
> kekerasan serta penipuan dan pangkhianatan. Setiap manusia di berbagai

> belahan dunia menyadari bahwa kebohongan yang diulang seribu kali pada

> akhirnya dapat menjadi kebenaran, bahwa pendudukan yang brutal dapat 
> diartikan sebagai pembebasan, dan membunuh jutaan orang tak berdosa 
> dapat dibenarkan oleh para pemimpin negara-negara adikuasa atau bukan 
> adikuasa sebagai harga yang harus dibayar demi kemajuan kemanusiaan, 
> peradaban, dan kepentingan nasional. Jutaan orang lenyap di 
> krematorium-krematorium, di kamp-kamp konsentrasi, di medan perang, 
> ataupun di puing-puing kota yang hancur oleh bom. 
> 
> 
> 
> Tetapi, di tengah-tengah penjarahan dan kesemrawutan, ada 
> manusia-manusia luar biasa yang berpendirian teguh dan terus melawa

Re: [iagi-net-l] OOT "Saya Terbakar Amarah Sendirian" !

2007-07-18 Terurut Topik yrsnki



   Awang 

Sedari saya kecil  saya
sudah mengagumi Amarhum , buku buku lama eperti Ceritera dari Blora ,
Keluarga Gerilya dsb saya baca berkali-kali.
Buku yang baru sudah
sedikit berubah , lebih romantis walaupun pesan pesannya mengeai
penderitaan rakyat tertindas masih 
mengemuka dengan nyata .

Apakah dia seorang marxist ?

Menurut saya dia berfikiran atau
menganut sikap / pemikiran seorang marxist walaupun dia tidak
mengakui-nya.Coba saja baca dengan teliti pesan pesan dalam buku
buku-nya.
Tapi dia adalah mrxist nasionalist.
Dia seorang
nasionalist yang mendambakan bangsa Indonesia bisa makmur dan adil
sejahtera , sebagimana diamanatkan dalam mukdimah Konstitusi kita.

Apakah dia perlu penghargaan ?

Saya kira orang seperti
Pram tidak merasa perlu piagam penghargan , akan tetapi kita sebagai
bangsa  yang besar wajib memberikan pengargaan kepadanya , bkan saja
untuk karya sastranya , akan tetapi onsistensi-nya dalam bersikap sebagi
nasionalist yang konsisten.
Hanya sayang-nya bangsa kita ini punya
penyakit "aneh" , yaitu takut mengargai karya warga bangsa-nya
sendiri .
Lihat saja IAGI , berkali kali saya menyatakan didalam
iagi-net , betapa penting-nya memberikan penghargaan profesional kepada
warag negara RI atau fuhak lain yang memberikan kontribusi yang luar biasa
kepada kebumian Indonesia , Ndak ada tuh yang menanggapi . Apa ini bukan
aneh (kata saya dan Anda).
Sampai adik saya yang saya sangat sayangi
dan hormati -pun , ADBt yang katanya geologist Merdeka tidak berani untuk
melakukan hal itu dimasa kepengurusan-nya

So ,jangan berkecil
hati lah.

Si-Abah

__


Judul subyek di atas adalah judul sebuah buku relatif baru
(Desember 
> 2006) tentang Pramoedya Ananta Toer, banyak dianggap
sebagai sastrawan 
> terbesar Indonesia dan dunia luar mengakuinya
sebagai sastrawan kelas 
> dunia, terbitan Kepustakaan Populer
Gramedia. Buku ini memuat 
> serangkaian wawancara antara Andre
Vltchek dan Rossie Indira dengan Pram 
> pada Desember 2003-Maret
2004, dua tahun lebih sebelum Pram meninggal 
> dunia pada akhir
April 2006. Andre adalah seorang penulis, wartawan, 
> sineas, dan
analis politik asal Eropa Tengah. Rossie adalah penulis, 
> sineas
dan arsitek Indonesia. Kedua orang ini mahir berbahasa Rusia dan 
> Ceko, bahasa yang dipakainya ketika ngobrol dengan adik Pram yang
pernah 
> lama tinggal di Rusia. Wawancara dengan Pram sendiri
diadakan dalam 
> bahasa Indonesia sebab Pram menolak berbahasa
Inggris, seperti juga ia 
> menolak menulis buku2-nya dalam bahasa
Inggris, walaupun buku2nya telah 
> diterjemahkan kedalam banyak
bahasa. 
> 
> 
> 
> Wawancara bersifat
langsung, menukik ke semua pokok persoalan, termasuk 
> masalah2
kritis seperti komunisme, atheisme, pembantaian Cina di 
>
Indonesia, dan borok-borok rekayasa politik Indonesia. Tegang 
>
membacanya, bersiaplah dengan berbagai guncangan ! Tetapi, akan juga 
> kita temukan di dalamnya sebuah nasionalisme ala Pram, yang
disebutnya 
> Pramisme. Akan juga kita temukan sebuah keunggulan
individualisme yang 
> memukau, semangat pantang menyerah yang
patut diteladani, tak kenal 
> kompromi, keras, dan penghargaan
yang hebat terhadap bahasa Indonesia. 
> 
> 
> 
> Berikut beberapa pendapat dari buku tersebut menurut analisis
politik 
> Andre Vltchek. 
> 
> 
> 
> Abad kedua puluh ditandai dengan hampir tiada hentinya pesta terror
dan 
> kekerasan serta penipuan dan pangkhianatan. Setiap manusia
di berbagai 
> belahan dunia menyadari bahwa kebohongan yang
diulang seribu kali pada 
> akhirnya dapat menjadi kebenaran,
bahwa pendudukan yang brutal dapat 
> diartikan sebagai
pembebasan, dan membunuh jutaan orang tak berdosa 
> dapat
dibenarkan oleh para pemimpin negara-negara adikuasa atau bukan 
>
adikuasa sebagai harga yang harus dibayar demi kemajuan kemanusiaan, 
> peradaban, dan kepentingan nasional. Jutaan orang lenyap di 
> krematorium-krematorium, di kamp-kamp konsentrasi, di medan perang,

> ataupun di puing-puing kota yang hancur oleh bom. 
>

> 
> 
> Tetapi, di tengah-tengah penjarahan dan
kesemrawutan, ada 
> manusia-manusia luar biasa yang berpendirian
teguh dan terus melawan 
> arus demi membela mereka yang
teraniaya, mereka yang tersudut, dan para 
> korban pemerintahan
yang kejam dan sewenang-wenang. Ini adalah 
> manusia-manusia yang
menentang demagogi, militerisme, dan kekuatan 
> ekonomi dengan
dua alat perlawanan terkuat yang diciptakan dan dikenal 
> manusia
: pengetahuan dan kebenaran. 
> 
> 
> 
>
Orang-orang luar biasa ini melawan kebohongan dengan kata-kata sederhana

> yang masuk akal, melawan mitos-mitos yang membahayakan dengan

> fakta-fakta, melawan fanatisme agama dengan kebenaran. Sebagian
dari 
> mereka menghadapi kegilaan ini dengan senyuman sarkastik
di bibir, 
> sebagian lagi dengan ekspresi keras dengan mulut
terkatup. 
> 
> 
> 
> Indonesia adalah
negeri kepulauan terluas di dunia dengan ragam budaya, 
> suku,
dan bahasa yang menakjubkan. Keragaman ini dip