Re: Ida Arimurti Datascrip memecat karyawatinya karena jilbab (Re: (Masukan untuk HRD J.W. Mariott))
Dari sini kita bisa melihat.. posisi umat islam di negeri sendiri seperti apa ... toleransi beragama itu seperti apa... siapa yang membenci menjadi jelas... minimal ini menjadi peringatan bagi kita semua..bahwa negeri ini belum menjamin kebebasan beragama.. Bina Upaya [EMAIL PROTECTED] wrote: Kira-kira seminggu lalu seorang karyawati Datascrip me- mutuskan untuk mulai mengenakan jilbab. Hari pertama dia mengenakan jilbab di kantor, langsung dipanggil oleh atasannya dan diberhentikan hari itu juga!!! Hare genee mecat orang karena jilbab??!!! Mudah-mudahan manajemen Datascrip bersedia mengoreksi kebijakan tersebut. --- mierza miranti [EMAIL PROTECTED] wrote: Ini hanya masukan untuk HRD Hotel J.W. Mariott Saat itu saya dipanggil interview oleh salah satu hotel kelas atas yang dulu pernah dibom sebagai pengajar bahasa Inggris untuk staf2nya. Pertama kali saya masuk, aroma hedonis sudah terasa kental. Tapi saya sudah terbiasa karena saya sudah sering mengajar bahasa Inggris di perusahaan2 seperti ini. Namun, hari itu semuanya terasa agak aneh. Mungkin karena saya satu2nya jilbaber yang wara-wiri disana. Proses interview berjalan biasa. Diawali dengan tes untuk menilai bahasa Inggris saya. Setelah lulus tes, baru saya menemui HRD Managernya Perbincangannya sangat menyenagkan. Smuanya positif dan dia bilang saya dapat terus lanjut ke Training Manager dan tahap screening. Kemudian, tepat sebelum saya meninggalkan ruangan, mbak itu berkata lagi... Maaf lho mbak... nothing personal... tapi, bisa nggak kalo saat mengajar disini mbak melepas jilbab? Saya terhenyak dan merasa dipermalukan. Apa hubungannya kemampuan saya untuk mengajar dengan penampilan saya. I was speechless! Satu2nya kata untuk menjawab pertanyaan dia adalah NO! Dia mencoba membujuk dengan berkata Cuma saat di kantor aja mbak. Saat itu (dalam imajinasi saya) sebenarnya saya ingin berkata Mbak, maaf ya... berarti kalo saya dateng ga pake jilbab... Mbak bakal minta saya telanjang? kalo gaji segitu mah cari aja di jalan mbak! Jangankan buka jilbab, telanjang juga mau kali mbak! Tapi tentu saja itu cuma dalam pikiran saya. Kemudian interview pun di-cut dan saya pun gagal jadi potential candidate. Fiuhh... Saya ikhlas menerimanya qo. It's the best for me. Namun, saya hanya ingin memberi masukan untuk HRD Manager Hotel J.W. MAriott (Ibu Yulinda) untuk lebih teliti lagi memilih calon pelamar. Lihat dulu foto yang dilampikan. Sudah jelas2 kalo saya berjilbab, mbok ya jangan dipanggil. It's such a waste of time loh mbak! So (this question is only for Muslims who wear veil)... ada yang berminat melepas jilbab demi gaji yg besar? __ Looking for earth-friendly autos? Browse Top Cars by Green Rating at Yahoo! Autos' Green Center. http://autos.yahoo.com/green_center/ - No need to miss a message. Get email on-the-go with Yahoo! Mail for Mobile. Get started. [Non-text portions of this message have been removed]
Ida Arimurti IPDN (Insitut Penyiksaan di Nagari)
Miris sekali mendengar lagi-lagi ada korban penyiksaan di kampus IPDN Sumedang..padahal rasanya belum lama alm Wahyu Hidayat meninggal akibat kasus yang sama dan mungkin juga puluhan siswa lainnya (yg tidak diakui oleh pihak institut dan tidak terekspos media) menjadi korban kebrutalan di kampus IPDN. Jujur saya tidak akan pernah memasukan anak saya ke kampus model seperti itu walaupun 'gratis' istilahnya, saya lebih baik banting tulang agar anak saya dapat sekolah yang lebih 'beradab' dan saya rasa kalaupun anak saya ingin nantinya untuk menjadi peg negeri ataupun pamong praja masih banyak jalan utk menuju kesana tanpa harus melalui IPDN yg luar biasa brutalnya. Saya tidak percaya pihak rektorat tidak mengetahui hal ini, seperti yang pernah ditayangkan di salah satu TV swasta thn lalu bagaimana sewenang-wenangnya praja senior menendang, memukul bahkan meninju dada, ruas punggung (dimana letak sel2 syaraf banyak disitu), apa yang ada di benak mereka semua, bagaimana mungkin mereka tidak mengetahui sedangkan kegiatan tersebut berada di KAMPUS!! dan dalam jumlah yang MASSAL...!! bukan di tengah hutan belantara, bagaimana mungkin mereka tidak mengetahui hal tersebut kala puluhan orang keluar dan kabur dari Kampus krn tidak tahan disiksa, dan bagaimana mungkin mereka tidak mengetahui hal tersebut kalau Pos Kesehatan mereka dan juga RS terdekat yang sering sekali menerima pasien luka luar maupun dalam yang parah dari Kampus IPDN. Saya punya saudara yg rumahnya dekat sekali dengan IPDN dan pernyataan salah satu dosen IPDN dulu (Inoe?) bahwa seks bebas dan perkosaan kadang kerap terjadi itu betul adanya, banyak korban yg tdk mau bicara krn kembali lagi masalah etika timur, bahwa betul kekerasan di IPDN itu luar biasa sekali brutalnya, sering saudara saya melihat siswa IPDN yg kadang seperti org linglung (mungkin kebanyakan digampar kepalanya). Dan kembali saya lebih prihatin kala kasus Alm Wahyu seakan-akan dikubur begitu saja tidak menjadi pelajaran bagi IPDN, kenapa yang katanya Indonesia lebih beradab, lebih sopan, lebih beragama tapi ternyata jauh lebih brutal dibanding negara yang katanya tidak beradab dan tidak taat beragama? Jadi bagaimana Bangsa ini mau maju kalau dipimpin oleh orang2 brutal seperti itu? Kalau saya atau keluarga saya diberi kesempatan jadi pejabat pemerintah tidak akan pernah menerima lulusan IPDN krn sudah pasti mentalnya gila.. Walaupun mereka yang menjadi korban itu bukan siapa2 saya, tapi saya menangis sedih membayangkan Ibunya yang begitu banyak perjuangannya dari mulai hamil, melahirkan membesarkan mereka yang tentunya tidak hanya materi saja tetapi juga limpahan kasih sehingga mereka bisa berhasil masuk ke IPDN tapi apa yang Ibu-Ibu itu dapatkan? anaknya kembali dalam peti mati terbujur kaku justru karena anaknya ingin menjadi seorang Pamong Praja yang akan membawa nama baik keluarga yang nantinya akan mengangkat derajat orang tuanya? Mudah2an ini yang terakhir di IPDN karena saya setuju 1000% IPDN harus bubar karena kalau sistemnya tidak diperbaiki, mau ganti pimpinan 1000 kali pun IPDN tetap Kampus Penyiksaan Di Nagari... Semoga Pemerintah dan Bapak-bapak yang duduk di atas sana kali ini mau mendengarnya sebelum ada lagi yang jatuh korban. Kami sekeluarga turut berduka cita kepada kel, Clift...semoga pengorbanan Clift tidak sia-sia dan juga sanksi2 yang dijatuhkan adalah betul2 sesuai hukum yang berlaku tanpa bisa dibeli maupun dibayar... Teh An2 Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]
Re: Ida Arimurti Black Money
man in black was tricked by black man the owner of black money.. regards, Mr. Blacky...gu...gukk..guk.. - Original Message - From: Ida arimurti To: [EMAIL PROTECTED] Cc: idakrisnashow@yahoogroups.com Sent: Friday, April 06, 2007 10:46 PM Subject: Ida Arimurti Black Money Black Money Audrey Hepburn - Tomang, Jakarta Barat Saya mau cerita tentang pengalaman temen saya yg ketipu sama black man (Kamerun), tetapi saya bukan rasis ya). Saya berbagi cerita ini biar orang lain ngga tertipu. Soal nya saya kasihan dengan teman yang tertipu. . [Non-text portions of this message have been removed]
Ida Arimurti Puisi Air Terjun Cigamea (1)
Puisi Air Terjun Cigamea (1) hai gemericik, apa kabarmu siang ini? sekilas hidupmu monoton sekali tapi tahukah kau sobat? birama indahmu tak pernah lelah membekaskan damai di kusam hati kami Epri Tsaqib, 2000 http://epriabdurrahman.multiply.com/reviews/item/49 - Now that's room service! Choose from over 150,000 hotels in 45,000 destinations on Yahoo! Travel to find your fit. [Non-text portions of this message have been removed]
Ida Arimurti RE: Dicari dokter yang mau mendengar dan perawat yang mau tersenyum.....Untuk Tari Di Yogya
Pernah nonton film Patch Adams? Ini sebagian cerita dirinya (maaf belum diterjemahkan ke Bahasa Indonesia). Cerita seorang pemberontak terhadap sistem pengajaran dan pelayanan kesehatan di Amerika Serikat. Sesuatu yang juga bisa diterapkan di Indonesia. Semoga! Eko Rasyanto Harimurti Mtj The Gesundheit! Hospital Project by Patch Adams, M.D. I entered medical school in 1967 to use medicine as a vehicle for social change. I used my free time to study the history of health care delivery around the world and to look at contemporary models with the idea of creating a medical model that would address all the problems of the way care is delivered. I didn't intend to create a model that would be the answer to the problems; but to model creative problem solving, and to spark each medical facility to design their own ideal rather than succumb to the garbage of managed care, or a resignation to the impossibility of humanistic care. Beginning in the climate of the political war on poverty, I felt confident that a free hospital to serve the poorest state, West Virginia, would find easy funding and that we would be built in four years. I smile writing this as we enter our 33rd year without having broken ground on the hospital. However, we have asked our architect to go to finished drawings so that we can begin building as soon as we have funding in hand. None of the journey has gone as I imagined and the vision is so much deeper, more comprehensive and far-reaching as a consequence of such deliberate progress. The original vision had all the principles we have maintained all these years. There would be no charge for the care. Barter was also not an option. In fact, we wanted to eliminate the idea of debt in the medical interaction as a way to begin recreating human community. We didn't want people to think they owed something; we wanted them to think they belonged to something. We could not conceive of a community that did not care for its people. This also meant a refusal to accept third party reimbursement, both to refuse payment and to sever the stranglehold that insurance companies had on how medicine was practiced. We would have nothing to do with malpractice insurance, which forces fear and mistrust into every medical interaction. We espouse the politics of vulnerability and are clearly aware that we can only offer caring and never promise curing. In such a flagrantly imperfect science, we need the right to make mistakes. The loudest cry of patients was for compassion and attention, which was a call for time. So initial interviews with patients were three to four hours long, so that we could fall in love with each other. Intimacy was the greatest gift we could give them, especially at a death bed, with intractable pain or chronic, unsolved medical problems. It was natural to insist on a house call to sweeten this intimacy. When I made a house call, I opened every drawer and snooped in every closet. I wanted to know the patients in all of their complexities. An apparent secret in the practice of medicine (so easily erased when business is the context) is how care is bidirectional. This intimacy is as important for the care giver as it is the patient. The bidirectionality of healing is at the core of preventing burnout. The business of medicine has connected the word care with the concept burden, to describe all who need care, who are not wealthy. But we found the unencumbered practice of medicine is an ecstatic experience. In spending this amount of time with patients, we found that the vast majority of our adult population does not have a day to day vitality for life (which we would define as good health). The idea that a person was healthy because of normal lab values and clear x-rays had no relationship to who the person was. Good health was much more deeply related to close friendships, meaningful work, a lived spirituality of any kind, an opportunity for loving service and an engaging relationship to nature, the arts, wonder, curiosity, passion and hope. All of these are time-consuming, impractical needs. When we don't meet these needs, the business of high-tech medicine diagnoses mental illness and treats with pills. What the majority need is an engagement with life. This is why we fully integrated medicine with performing arts, arts and crafts, agriculture, nature, education, recreation and social service, as essential parts of health care delivery. We knew that the best medical thing we could do for the patients was to help them have grand friendship skills and find meaning in their lives. This is a major reason that the staff's home was the hospital. We insisted on friendships with our patients (made easy by not charging, and giving them our lives). A patient ideally would bring their whole family while they were healthy, and stay a few days as friends, becoming familiar with the hospital (home, sanctuary), so that just being there was relaxing, even healing. We wanted patients to bring all their
Ida Arimurti Anak itu Menjadi Yatim Piatu Kini ...
Anak Itu Menjadi Yatim Piatu Kini http://www.portalinfaq.org/g02x01_article_view.php?article_id=528 Anak yatim itu kini telah pula menjadi piatu; tapi semoga kejadian itu tak pernah menyurutkan semangatnya menjadi juara pertama di kelasnya sebagaimana semester lalu. Beberapa waktu lalu, kami memberitakan beberapa siswa-siswi penerima program beasiswa Portalinfaq. Salah satunya adalah Nita yang alhamdulillah setelah menerima beasiswa tersebut semakin bertambah semangatnya untuk lebih berprestasi di sekolahnya. Usahanya tak sia-sia, pada semester lalu ia mendapat rangking pertama. Pada pemberitaan yang lalu tersebut kami menceritakan bagaimana Ibu Nita yang bekerja sebagai tukang cuci mengetuk pintu salah seorang karyawan Portalinfaq karena kebingungan mencari biaya ujian sejumlah Rp 400.000,-. Maka kami pun segera menginformasikan kebutuhan ini kepada pembaca sekalian. Tak lama berselang ibunda Nita, sakit mendadak. Rumah Sakit Fatmawati mendiagnosa bahwa penyakitnya adalah Demam Berdarah. Dua hari setelah itu, kami menerima kabar bahwa ibunda Nita telah berpulang selama-lamanya ke hadapan Alloh S.W.T. Innalillahi wa inna ilaihi roji'un. Tak ada yang bisa mengira, berapa lagi sebenarnya sisa umur kita. Begitulah, masih jelas dalam bayangan kami, betapa gundah almarhumah ibunda Nita ini menceritakan biaya ujian sekolah yang tinggi dan sangat berharap mendapat bantuan dari para donatur Portalinfaq sekalian. Kegamangan wajahnya karena beban hidup sama sekali tak mensiratkan kepada kami semua bahwa umurnya tak lama lagi. Maka, di hari-hari menjelang Nita mempersiapkan belajar untuk ujiannya sekaligus kami laporkan bahwa dana amanah tersebut sudah kami serahkan kepada Nita.. Menurut penuturannya bila tak ada pelunasan biaya ujian itu maka ia tidak bisa mengikuti ujian di sekolahnya. Oleh karenanya Nita menyampaikan rasa terimakasihnya kepada donatur sekalian yang telah membantu meringankan beban biaya sekolahnya. Nita hanyalah salah satu dari sekian banyak anak-anak kita yang masih memiliki semangat belajar dan terus ingin sekolah namun terkendala dengan kemampuan finansial. Semoga dengan adanya program beasiswa yang didukung terus oleh para donatur sekalian, akan semakin banyak anak-anak yang bisa kita bantu ke jenjang pendidikan yang lebih lanjut di negri ini. Bagi yang ingin ikut membantu silahkan kirimkan bantuan anda melalui rekening : - Bank Syariah Mandiri Warung Buncit No. Rek. 003-006-7066 - Bank Mandiri Kuningan No. Rek. 124-000-1079-798 - Bank BCA Arteri Pondok Indah No. Rek. 291-300-5244 Semua atas nama: Yayasan Portal Infaq www.portalinfaq.org www.portalinfaq.org.uk http://pondokyatim.multiply.com - Don't get soaked. Take a quick peek at the forecast with theYahoo! Search weather shortcut. [Non-text portions of this message have been removed]
Ida Arimurti info belajar renang
Bapak2 Ibu2, mohon infonya tentang belajar renang untuk pria dewasa, di daerah Depok. Terima kasih. AH - Food fight? Enjoy some healthy debate in the Yahoo! Answers Food Drink QA. [Non-text portions of this message have been removed]
Ida Arimurti Newsletter No. 40/April 2007
Bersama ini kami lampirkan newsletter CG Training Network No. 40/April 2007 [Non-text portions of this message have been removed]
Ida Arimurti Memindahkan Penyakit Kepada Binatang
Teman-teman, Mohon info masukan dong (atau mungkin ada yg udah pernah punya pengalaman), bagaimana hukum (agama Islam) hasilnya pengobatan yg dilakukan dengan memindahkan penyakit kepada binatang. Mohon maaf bagi yg tidak berkenan. Terima kasih. Regards, M Tri Agus http://agusklink.multiply.com [Non-text portions of this message have been removed]
Re: Ida Arimurti Pengetahuan tentang bayam expired nya
mba Ida, Kalo saya biasa makan sayur bayam sampe malem, maksudnya sayur bayam dimasak siang hari. biasanya kan ga habis dan sayang kalo dibuang. Saat mau makan malam saya hangetin lagi tapi bayamnya saya angkat dulu ga ikut dihangetin cuma kuahnya aja. Alhamdulillah sampe sekarang sih ga masalah. salam, Huda Ida arimurti [EMAIL PROTECTED] wrote: bayam expired nya saya baru aja nih lagi ngobrol-ngobrol soal makan2, ada yg nyeletuk kalau makan bayam habis dimasak harus langsung dimakan habis jadi kalau siang bikin malam makan aja nga boleh apalagi besok paginya.. hmmm knapa ya? ada yg bisa berbagi info mengenai hal ini? From: Yuni Anggreini Berikut, sekedar berbagi informasi, semoga bermanfaat bagi yang belum mengetahuinya. Hasil penelitian Dinas pangan dan makanan Belanda menunjukkan bahwa 20% dari sla yang diteliti dalam 2003 mengandung terlalu banyak nitrat. Secara alami nitrat dapat ditemukan di air minum dan sayuran-sayuran tertentu. Di dalam proses penyimpanan dan pembuatan makanan, nitrat akan diubah menjadi nitrit. Nitrit dapat memberikan dampak negatif terhadap kesehatan. Karena itu pusat penerangan makanan memberi advis untuk banyak memakan sayuran (dengan bervariasi), tetapi maksimal 2x per minggu mengkonsumsi sayuran yg kaya akan nitrat. Sayuran KAYA nitrat antara lain: andijvie, rode bieten, bleekselderij, Chinese kool, koolrabi, paksoi, postelein, raapstelen, waterkers, semua jenis sla, spinazie/bayam, spitskool dan venkel. Sayuran dengan kadar nitrat RENDAH: asperges, aubergine, bloemkool, broccoli, doperwten, knolselderij, komkommer, koolraap, paprika, prei, rodekool, savooienkool schorseneren, snijbonen, sperziebonen, spruiten, tomaten, tuinbonen, uien, witlof, witte kool, wortel. Nitrat tidak membahayakan kesehatan. Akan tetapi, nitrit (yang diproduksi dari nitrat) dapat mengurangi kadar zat asam di dalam darah. Karena itu dianjurkan untuk tidak lebih dari 2x perminggu mengkonsumsi sayuran kaya nitrat. Tips praktis yang lain: * Sayuran segar kaya nitrat tidak cocok untuk baby dibawah 6 bulan. Mereka lebih rentan terhadap dampak negatif dari nitrit. * Kemasan baby food umumnya mengandung sedikit nitrat, juga baby food berisi bayam * Menyimpan sayuran kaya nitrat tidak lebih dari 2 hari di dalam kulkas. * Jangan menggunakan air rebusan sayuran ber-nitrat untuk membuat sup atau saus. * Jangan mengkonsumsi ruas-pokok dan lembar daun terluar dari sla * Di musim dingin gunakanlah frozen bayam, karena di musim dingin bayam segar mengandung lebih banyak nitrat. * Jangan memanaskan sisa sayur bayam. Dalam proses pemanasan sisa sayur bayam ini akan diproduksi lebih banyak lagi zat nitrit. * Frozen bayam boleh saja dipanaskan. Tetapi jangan menyimpan sisa frozen bayam (yang telah dimasak/dipanaskan) utk dikonsumsi berikutnya. * Dianjurkan untuk maksimal 1x perminggu mengkonsumsi kombinasi dari sayur kaya nitrat dengan hewan laut. Dari kombinasi sayur kaya nitrat dengan ikan, kerang, udang dapat muncul zat2 yang berdampak negatif untuk kesehatan. [Disadur dari artikel van Het Voedingscentrum, 5 agustus 2004] From: Hu hoeing Thanks Yuni... pertanyaan selanjutnya kalau kekurangan asam dalam darah akan menyebabkan ? maksudnya tubuh bisa apa gitu kalo misalnya kita sering melakukan hal ini tanpa sengaja krn ketidaktahuan. soalnya saya dah cari di search engine nga ada tuh. biasanya kalau orang kasih tau ya nga ada yg bisa explain knapa. bukannya ngeyel ya tapi biar lebih tahu gitu... From: Delima Kiswanti yang disebut zat asam dalam tulisan di bawah bukanlah asam sejenis asam jawa atau asam cuka tetapi oksigen. mungkin ada yang bisa menjelaskan mengapa jaman dahulu kala orang menyebut oksigen sebagai zat asam dan karbon dioksida sebagai zat asam arang. (dulu di sekolah rasanya diajarin tapi dulu belum ngerti sekarang sudah lupa) nitrat yang rumus kimianya adalah NO3- (tanda minus harusnya di atas, menandakan dia adalah ion bermuatan negatif) merupakan zat yang umum berada di alam. dalam kondisi khusus, misalnya terkena pengaruh enzym yang ada pada sayuran, NO3- ini bisa terreduksi menjadi NO2- yang namanya berubah menjadi nitrit. nitrit sifatnya lebih tidak stabil daripada nitrat, dia selalu berusaha memperoleh kembali oksigennya yang hilang dicuri enzym. (sungguhnya enzym tidak memakai oksigen ini, dia memberikannya ke zat lain yang ada disekitarnya. nakal ya...!) salah satu sumber oksigen adalah hemoglobin dalam darah kita, yang tugasnya memang membawa oksigen yang masuk ke paru-paru dari udara untuk dibagi-bagikan ke berbagai macam sel tubuh agar bisa melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik. adanya nitrit membuat sebagian oksigen yang rencananya mau dibagi ke sel-sel tertentu jadi hilang dijalan dimakan nitrit. sel yang belum kebagian oksigen terpaksa menunggu hemoglobin putaran berikutnya yang oksigennya tidak sempat dirampas nitrit. apa akibatnya bila tubuh
Ida Arimurti Cari daihatsu espass 95
Dear Mod, Numpang nyari mobil dong Saya lagi butuh Daihatsu Espass tahun 95 nih... kalo ada yg punya ingin jual (tapi jangan halma-halma yah...)... kontak saya di japri yah... Makasih Arief [Non-text portions of this message have been removed]
Ida Arimurti Pak Man dan Takdirnya
Pak Man dan Takdirnyahttp://www.portalinfaq.org/g02x01_article_view.php?article_id=516 Pak Man yang aku kenal adalah seorang supir di sebuah rent car service di Jogja. Pertama kali mengenalnya, ketika aku menyewa mobil di tempatnya bekerja. Selama seminggu penuh ia membawaku keliling kota Jogja dan aku menjadi mudah dekat dengannya. Pak Man juga yang membawa adikku, Anto, tatkala ia berbulan madu ke Jogja kira-kira 3 tahun yang lalu. Pak Man dengan mudahnya membawa mereka ke tempat-tempat wisata di kota Jogja dan sekitarnya. Pak Man juga yang menjadi supir ketika Mas Andi mendapatkan proyek di Jogja selama satu tahun. Mereka berdua begitu dekat. Pak Man, sebagaimana orang jawa Jogja lainnya, cenderung menerapkan kejawen dan tidak utuh menjalankan kewajibannya sebagai orang Islam. Suatu hari, Mas Andi berkata Pak Man, Alloh itu senang sekali kepada orang-orang yang meminta kepadaNya. Kalau lagi nggak sibuk, Pak Man boleh minta apa aja sama Alloh Memangnya Alloh itu dengar ya, Pak? Lha iya donk. Terus orang yang mengingat Alloh setiap hari itu Alloh suka Caranya gimana tho, Pak, bisa ingat Alloh terus Kamu zikir aja kalo lagi nganggur. Boleh juga sambil merokok kalo kamu mau katanya dengan ngawur. Saat itu, Mas Andi benar-benar tidak menyangka jika seluruh kata-katanya didengarkan dan dipraktekkan oleh Pak Man. Pak Man saat ini sudah tidak lagi bekerja di rent car, sebagaimana yang aku kenal. Ia sekarang menjadi supir keluarga Mbak Tutik, yang juga tinggal di Jogja. Keluarga Pak Man juga tinggal di Jogja dan rumah mereka juga ikut rusak tatkala gempa menyapa beberapa bulan yang lalu. Seusai hari lebaran ini, Mbak Tutik menikah. Pak Man dan keluarganya membantu Mbak Tutik membersihkan rumah. Kaleng, kardus, dan banyak lagi barang-barang yang tidak digunakan dikumpulkannya. Setelah semuanya terkumpul, ia mencoba menjualnya ke sebuah lapak tidak jauh dari rumahnya. Hari itu ia mendapatkan uang Rp.68,000 hasil menjual rongsokan di rumah Mbak Tutik. Sambil mengantongi uangnya, Pak Man duduk di pinggir jalan, lalu merokok. Wah, kata Pak Rohandi, kalo nggak ada kerjaan aku disuruh zikir dan mengingat Alloh pikirnya. Lalu ia berzikir dan mengingat Alloh. Tiba-tiba seseorang lewat di depannya dan berkata, Pak Man, Mbok aku dibantuin beres-beres rumah juga, katanya Pak Man menyanggupi dan dengan cekatan ia membantu orang itu membersihkan rumahnya. Lagi-lagi kaleng, kardus dan barang rongsokan lain dikumpulkannya lalu dijual. Semuanya Rp. 2,500,000 ya! kata pemilik lapak. Waduh! Seumur hidupnya Pak Man tidak pernah menerima uang sebegitu banyak. Barulah ia menyadari bahwa pekerjaan mengumpulkan barang rongsokan ternyata bisa mendapatkan uang. Ia lantas berguru kepada pemilik lapak bagaimana caranya bisa melakukan pekerjaan seperti itu. Ia lantas pulang ke rumah dan mengajari anak sulungnya yang masih SMP untuk memilah barang rongsokan yang masih ada di rumahnya, berikut harganya. Pak Man yang sekarang masih sederhana. Anak sulungnya dibelikan HP bekas untuk sekedar dapat menerima kabar apabila tenaga sang ayah diperlukan untuk membersihkan barang rongsokan dari rumah seseorang. Pendapatannya rata-rata per hari kini kira-kira Rp.100,000. Ia sekarang rajin sholat. Ketiga anaknyapun disuruhnya rajin sholat dan belajar mengingat Alloh ketika senggang. HP anaknya sering sekali berdering dan orderpun berdatangan. Minggu lalu ia kebetulan hanya mempunyai uang Rp.17,000 dari hasil menjual barang rongsokan. Rp.5,000 digunakannya untuk membeli sebungkus rokok. Sambil menghisap sebatang rokok ia berzikir. Meski ngawur, menurutku, ia berusaha sekuatnya untuk terus mengingat Alloh yang sudah begitu baik kepadanya. Wah, Alloh itu senang kepada orang yang mau berbagi dengan orang lain pikirnya. Mas Andi memang pernah menjelaskan kepadanya bahwa sebagian uang yang diterimanya itu dititipkan Alloh bagian untuk orang lain. Kalau kita ikhlas memberi kepada orang lain, insya Alloh akan diganti berlipat ganda. Tanpa banyak pikir panjang dan tanpa mengingat bahwa anak dan istrinya di rumah belum lagi ia beri uang, Pak Man menyerahkan Rp. 11,000 uangnya kepada si pengemis. Disakunya tinggal Rp.1,000 tapi ia terus duduk di pinggir jalan dan merokok. Tak lama kemudian seseorang lewat di depannya. Pak, boleh minta tolong bersihkan rumah saya? Pak Man segera menyanggupinya. Tiba di rumah orang itu, ia melihat banyak sekali barang-barang dari kuningan. Jika dijual, ia tahu harganya lumayan. Karena tidak tega, Pak Man berkata, Ini aku beli aja ya sekilonya Rp.5,000 nanti aku bayar kalau sudah aku jual barang-barangnya Sambil tersenyum, Pak Man berkata, Aku suka berbisnis dengan Alloh [RN,071106]. www.portalinfaq.org
Ida Arimurti LIBURAN BERSAMA KELUARGA KE TAMAN SAFARI INDONESIA
wah kalo liat cow boy show seru banget tuh... adrenalin bisa naikdar..der dorr... duuoo... tapi ceritanya dah ganti belum ya...? dulu 3 X nonton ceritanya ya itu2 aja seputar anak kepala suku indian yg diculik.. nyelem dulu semuaahh ya.. gusbah
Ida Arimurti nuju : tiket dufan
Dear all, Mo info aja untuk temen2 yg mo ajak jalan2 sepupunya, keponakan, or orang2 tercinta di bulan April - Juni, bisa beli di aku tiket dufannya hehehe harga normal utk tiket terusan khusus weekend or hari libur 85rb , bisa beli di aku cuma 65rb (sdh termasuk tiket masuk ancol) so utk temen2 yg berminat pls japri aku ASAP ya soalnya limited stock. di tunggu looh ;) tx paska Never miss an email again! Yahoo! Toolbar alerts you the instant new Mail arrives. http://tools.search.yahoo.com/toolbar/features/mail/
Ida Arimurti Pengalaman Mengurus SIM yang Hilang Dll
Pengalaman Mengurus Penggantian SIM yang Hilang Dll. Akhir Maret yang lalu, saya kehilangan KTP, SIM, Kartu Visa, ATM dan lain-lain di KL. Malam itu juga saya menghubungi Card Center Jakarta agar kartu Visa saya diblokir. Untuk memblokir kartu Visa, staff Card Center menanyakan nomor kartu yang hilang. Karena saya tidak hafal nomor kartu Visa, maka banyak informasi ditanyakan oleh sang Staff untuk meyakinkan bahwa saya pemegang kartu yang sah. Demikian juga untuk kartu ATM BCA kita harus segera menghubungi Halo BCA agar kartu ybs diblokir. Perlu diketahui bahwa pemblokiran ATM BCA hanya berlaku 2 hari dan kita harus segera mendatangi cabang BCA yang menerbitkan Kartu ATM untuk proses penggantian kartu baru dan melaporkan kartu ATM yang hilang. Sementara itu saya memproses pembuatan KTP baru, mulai dari lapor ke Ketua RT/RW dan mendapatkan Resi KTP. Resi KTP ini diperlukan untuk proses penggantian kartu ATM, KTP, dan SIM. Penggantian SIM : Untuk penggantian SIM yang hilang di wilayah Jakarta, harus diurus di Samsat Polda di Jl. Daan Mogot. Biasanya biaya perpanjangan SIM berkisar Rp. 100.000 s/d Rp. 125.000. Ketika saya mengurus penggantian SIM ini prosesnya mudah sbb : - Dokumen yang diperlukan : KTP atau Resi KTP dari Kelurahan (asli dan fotocopy), Laporan Kehilangan dari Polisi. - Pertama-tama kita ke Loket Kesehatan : beli formulir Rp. 10.000,- lalu masuk ke ruang check kesehatan, di dalam kita di-check kesehatan mata. Kalau kita biasa pakai kacamata, jangan lupa pakai kacamata. Setelah itu kita menunggu sebentar untuk mendapatkan hasil check kesehatan. - Setelah check kesehatan OK, kita mendatangi loket Asuransi, isi formulir dan bayar Asuransi Rp. 15.000,- Kuitansi Asuransi ini harap disimpan baik-baik karena setelah kartu SIM jadi kita bisa ambil kartu Asuransi Kecelakaan yang berlaku 5 tahun sesuai masa berlaku SIM. - Kemudian kita beli Formulir Pembuatan SIM. Untuk SIM A harganya Rp. 60.000,- Ini biaya resmi dan ada tanda terimanya. - Bawa Formulir Pembuatan SIM, dilampiri hasil kesehatan dan copy kuitansi Asuransi ke loket Arsip di Lantai 2. Ini harus saya lakukan mungkin karena saya tidak melampirkan fotocopy SIM yang lama. Di loket Arsip ini petugas mencari nomor SIM yang lama. Saya harus membayar Rp. 45.000 di loket Arsip ini, tanpa ada tanda terima. - Kemudian saya datangi loket 18 (Loket Khusus untuk SIM yang Hilang). Di sini formulir Pembuatan SIM dicap dan saya harus membayar Rp. 20.000,-, tanpa adanya tanda terima. - Selanjutnya saya menuju loket Foto, Sidik Jari, Tanda Tangan. Serahkan formulir Pembuatan SIM ke loket ini dan tunggu, kita akan mendapat giliran difoto, tanda tangan, dan sidik jari. - Setelah selesai difoto, kita menuju loket 28/30 untuk menanti keluarnya kartu SIM. Saya tidak lama menunggu di sini, hanya sekitar 5 menit saja lalu dipanggil berombongan dan dalam waktu cepat kartu SIM dibagi-bagikan. - Terakhir, kita datangi loket Asuransi untuk mendapatkan kartu Asuransi. Semua proses ini kurang lebih memakan waktu 30 menit dan kantor pelayanan Samsat ini tutup jam 1.30 WIB. Total biaya yang saya keluarkan untuk pembuatan SIM A ini adalah Rp. 150.000,- Tadinya saya ditawari oleh calo di depan lobby kantor dengan biaya Rp. 200 ribu. Ternyata mengurus SIM sendiri cukup mudah, tidak menunggu terlalu lama. Semoga informasi ini membantu rekan-rekan. -- SELALU ADA KISAH INSPIRATIF di http://pentas-kesaksian.blogspot.com ___ -- Telah Terbit Buku Mukjizat Kehidupan Pengalaman 2 pengusaha yang mengalami mukjizat kehidupan yang nyata dan ada pesan akhir zaman bagi kita. Info : http://pentas-kesaksian.blogspot.com atau pesan buku via sms 08129716102 sebutkan nama, alamat lengkap (RT/RW) dan kode pos, Harga Rp. 40.000,- pembayaran via ATM BCA. === Majalah GetLife No. 29 - Tahun III / Maret 2007 memuat Book Review atas buku Mukjizat Kehidupan dan menjelaskan mengapa anda perlu membaca buku ini. Editor GetLife memberi rating : * * * * (Bagus) [Non-text portions of this message have been removed]
Ida Arimurti Enlight your life
Belajar Menaklukkan Diri Sendiri Dalam hidup ini, bahagia tidaknya kita, kita sendiri yang akan menentukan. Hanya karena kebodohan, kita dibayangi oleh rasa kekhawatiran dan rasa takut yang sebenarnya tidak perlu ada. Berhati lurus adalah menjaga hati dan pikiran agar tidak mudah goyah oleh godaan. Bagi yang berkepribadian lemah dan berjiwa rapuh akan mudah tergoda pada kesenangan duniawi. Mata kita hanya melihat benda-benda yang indah, telinga kita hanya akan mendengar suara yang merdu, dan lidah hanya mau mencicipi makanan yang lezat. Tubuh menjadi manja, dan pikiran mengembara ke mana-mana tanpa dapat dikendalikan. Orang bijak mengatakan bahwa perang yang tidak ada habisnya adalah perang melawan diri sendiri. Musuh yang paling sulit ditaklukkan adalah diri sendiri. Hati yang bercabang ibarat kuda yang lepas dari kendali. Karena itu kita harus menjaga keseimbangan hati dan pikiran kita. Hindari pikiran yang menyesatkan, karena nantinya akan menimbulkan malapetaka bagi diri sendiri. Bila kita ingin menuai benih kebahagiaan, taburlah benih kebaikan. Kita mulai dengan menanam bibit-bibit kebaikan, mencabut rumput-rumput ketamakan, kebencian, iri hati, mengairinya dengan ketabahan dan kemurahan hati, serta menyuburkannya dengan memberi pupuk perilaku yang berbudi. Dengan begitu, sudah sepantasnya kita menikmati hasil panen yang memuaskan. [Non-text portions of this message have been removed]
Ida Arimurti rubrik hukum keluarga
Tahukah anda? Bercerai II Pada tahun 2002 telah dilakukan survey tentang perceraian, bahwa 58% perceraian terjadi pada saat usia rata-rata si pasangan berumur 30 th s/d 35 th !! (are we one of them ?) Dan umumnya, 80% alasan perceraian yang digunakan pengacara dalam gugatan cerainya, adalah: Antara suami dan istri terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga (catatan: total ada 6 alasan perceraian yang tersedia dalam peraturan pemerintah) Dan 90% gugatan perceraian yang menggunakan alasan seperti diatas, dikabulkan oleh Hakim) Saya dan team siap membantu permasalahan Hukum Keluarga anda, khususnya Hukum Perceraian, secara cepat, simple dan hemat. Tidak selamanya jasa Lawyer itu mahal, Kami dapat membantu masalah perceraian anda dengan fee Rp 3.5jt (sampai dengan Rp 5jt), karena Kami tau stressful nya anda dalam kepengurusan perceraian maka Kami tidak akan mencari kesempatan dalam penderitaan anda tersebut. Latief _SH Silakan hub Kami di Hp : 0816 7222 82 Kantor : 021 570 3632 Email : [EMAIL PROTECTED] Latief SH. ,LLM Hp. 0816 7222 82 Ktr. 021 570 3632 Email. [EMAIL PROTECTED] No need to miss a message. Get email on-the-go with Yahoo! Mail for Mobile. Get started. http://mobile.yahoo.com/mail
Ida Arimurti Menikahlah karena Cinta ...
Cinta itu harus berdasarkan cinta, bukan yang lain.. (Romi - Juli - Jakarta) Dear all, Saya tiap hari membaca curhatan dari teman-teman tentang LOVE di situs ini. Jadinya kok sy pingin juga cerita tentang perjalanan cinta saya..he3x.. Begini, kira2 di tahun 2001 sy sudah mulai mikirin serius masalah jodoh. Waktu itu sy sudah bekerja dan Alhamdulillah sudah bisa cicil rumah. Walaupun masih jauh dari kata mapan tapi sy pikir cukuplah sebagai start untuk membina rumah tangga. Setelah 'celingak-celinguk'; akhirnya sy berkenalan dengan seoarang gadis - sebut aja - Ajeng. Gak tahu waktu lihat pertama kali sy langsung tertarik. Manis, ceria , baik dimata sy. Setelah melalui 'pedekate' akhirnya kita mulai akrab dan sy merasa bahwa sy benar2 jatuh cinta kepadanya.Tapi sampai saat itu sy belum berani mengungkapkan isi hati saya, karena si Ajeng ini juga sering kedatangan teman pria , maklum kita sama2 anak kost waktu itu. Yah namaya orang lagi fall in love , sy bela-belain untuk membantu dia , dari ngantriin tiket kl pulang kampung sampai nyariin data di internet kalu dia lagi butuh. Wes, pokoknya ready for use'-lah.he3x. Sy tidak menutup mata kalau kadang2 dia juga jalan dengan cowok lain, yah mungkin si Ajeng ini lagi pilih2 yang pas mana. Di kost dia, sudah santer kl kita sudah pacaran, tapi terus terang kita belum ada komitmen. Akhirnya setelah sy pikir, daripada hubungan kita gantung tidak ada kejelasan , akhirnya sy beranikan diri untuk menembak dia bahwa I love you . Dengan harapan besar sy menuju ke kost2annya. Tap apa mau dikata, kadang harapan tak sesuai kenyataan. Dia menolak cintaku. Dia bilang dia sudah punya pacar - si A- yang kadang2 juga datang ke kosta dia. Lemass..rasanya badan ini. Bagi seornag pria, ini tidak hanya sekedar penolakan .. tapi harga diri Mann.Sy kok kadang2 merasa dimanfaatkan..mmm..tp berarti selam ini sy gak ikhlas bantu dia, ada sesuatu yang sy harapkan. Sejak itu sy jadi suka murung, berat badan turun, pokoke broken heart-lah.. Ditengah kegalauan itu , sy mencoba cinta pelarian dan ketemu cewek - Zaenab-, wes pokoknya biar bisa ngelupain si Ajeng. Tapi dasar kita gak cocok , hubungan jadi hambar akhirnya kita putus. Kemudian sy cari cewek lain, dan akhirnya ketemu dengan - si Eneng. Ternyata dia ini teman se kosts2an dengan Ajeng. Kalau mungkin buat ukuran cowok, si Eneng nih termasuk oke. Kulit putih, keluarga terpandang, perhatian , romantis. A Akhirnya kita jadian. Sepertinya si eneng nih benar2 fall in love dengan sy. Dia begitu perhatian sma sy, dan oraangnya manja2 gemesin gitu deh. Sy sudah dikenalin ke keluarganya juga. Nah, kalau sy ngapel khan kadang2 ketemu dengan si Ajeng, lha wong mereka se-kost.he3x. Tapi gak tahu kalau ketemu si Ajeng , jantung ini tetap deg-degan.wah cinta masih bercokol dihati. Jadi kalau ngapel ke Eneng, sy juga curi 2 pandang kalu Ajeng lewat .Pokoke kayak spionase lah. Nah, akhirnya sy dengar kabar kalau si Ajeng ini sudah putus ama cowoknya -si A. Sy coba memberanikan diri untuk hubungi lagi Ajeng dan akhirnya kita mulai dekat lagi walaupun sy harus back street di belakang Eneng. Jahat gak sih sy? Akhrnya sy jadi bimbang apakah sy harus tetap dengan Eneng atau berjuang lagi untuk mendapatkan cinta Ajeng. Akhirnya sy bertanya kepada hati sy, sebenarnya siapa yg membuat hati sy rindu, merasa kehilangan kalau dia tak ada, apakah cintaku ke Eneng ini cinta murni atau pelarian? Akhirnya dengan tekad bulat ternyata hati sya hanyalah buat Ajeng!! Sy sempat juga merasa kasihan dengan Eneng karena dia begitu baik,perhatian ke saya. Tapi sy harus tega karena sy khawatir kalau seandainya sy nanti menikah dengan Eneng dan ternyata sy msih menduakan dia dengan Ajeng, akan tambah banyak yang dipermalukan dan disakiti. Dengan perassan berat , sy memutuskan cinta dengan Eneng. Pasti suatu hal menyakitkan buat dia. Kenapa mas sy kok diputuskan?, sy tidak bilang kalau sy lagi dekat ama Ajeng karena mereka satu kost, pasti nanti ada peprpecahan di kost mereka. Sy hanya bilang bahwa perassan sy ke Eneng tidak seprti dulu, sy menganggap eneng sebagai teman. Wah, tega benar sy waktu itu. Setelah itu sy semakin dekat dengan Ajeng dan sy tembak sekali lagi dengan segala kejujuran, niat ikhlas sy dan demi merebut cinta dia , sy telah menyakiti hati orang lain. Dan, Alhamdulillah akhirnya dia menerima cinta sy dan dia bilang bahwa sy ini adalah cowok yang benar2 type pejuang dan berniat tulus untuk menjalin hubungan dengan dia. Wah, senen bangett deh..ge-er sy jadinya. Akhirnya tahun 2004 kami menikah..h.sy juga dengar kalau si Eneng juga sudah menikah dengan cowok pilihannya..Happy Ending..lah. Sekarang Ajeng lagi bobo di pelukan sy,Sy kadang ketawa kecut kalau mengenang kisah cinta sy . Sy pingin jitak nih cewek.he3x.. Walau pun sekarang Ajeng tidak semenarik dulu (body melebar, agak cerewet) tapi sy tetap cinta dia, karena di tengah kami telah hadir buah hati yang mempersatukan cinta kami. Jadi kalau anda: - patah hati:
Ida Arimurti TEMAN
'Bersahabatlah dengan orang yang suka membela kebenaran. Dialah hiasan dikala kita senang dan perisai diwaktu kita susah. Namun kita tidak akan pernah memiliki seorang teman, jika kita mengharapkan seseorang tanpa kesalahan. Karena semua manusia itu baik kalau kita bisa melihat kebaikannya. Menyenangkan kalau kita bisa melihat keunikannya. Tapi semua manusia itu akan buruk dan membosankan kalau kita tidak bisa melihat keduanya Wass Si Joss
Re: Ida Arimurti IPDN (Insitut Penyiksaan di Nagari)
Saya alumni dari Akademi kedinasan di bawah DEPHUB / DITJEND Perhubungan Laut di Semarang. Akademi saya, dulu juga menerapkan sistem yg mirip dng IPDN (Sistem semi militer) tapi seingat saya tidak separah, dan tidak sengawur IPDN. Pembinaan fisik yg dilakukan senior selalu dibawah kontrol dari Perwira Jaga atau Perwira Pembina Taruna. Dan di tiap barak selalu ada Perwira Kompi yang tinggal bersama para Taruna (24 jam, karena rata - rata para Perwira kompi itu masih bujang). Kita memang menggunakan istilah - istilah dan kebiasaan militer dalam kehidupan sehari - hari di Asrama, karena 50% output dari akademi tersebut mengabdi sebagai Perwira TNI AL dan POLISI Perairan. Sisanya ada yg menjadi pegawai di DEPHUB dan swasta. Hal ini memang menjadi ironi, sekolah kedinasan yg dikelola DEPHUB, tetapi outputnya justru lebih banyak utk TNI / POLRI. Sekarang ini (sudah hampir 10 tahun) sistem kekerasan sudah di tinggalkan di sekolah kedinasan tersebut. Apalagi sejak 3 tahun terakhir ini, perubahan besar telah terjadi seiring dengan perubahan nama dari Pendidikan Perwira Pelayaran Besar / Balai Pendidikan dan Latihan Pelayaran menjadi Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP). Sekarang ini sudah banyak Taruna yg di ijinkan tinggal di luar asrama. Pemukulan sudah dilarang, tapi kedisiplinan tetap di tegakkan. Biaya pendidikan 75% ditanggung pemerintah (DEPHUB) dan 25% dibayar orang tua Taruna sendiri. Jadi menurut saya, sistem ini seharusnya juga bisa di terapkan di IPDN. Kalau perguruan tinggi kedinasan yg lain bisa kenapa IPDN tidak ? - Original Message From: Teh An2 [EMAIL PROTECTED] To: idakrisnashow@yahoogroups.com Sent: Monday, April 9, 2007 11:42:00 AM Subject: Ida Arimurti IPDN (Insitut Penyiksaan di Nagari) Miris sekali mendengar lagi-lagi ada korban penyiksaan di kampus IPDN Sumedang..padahal rasanya belum lama alm Wahyu Hidayat meninggal akibat kasus yang sama dan mungkin juga puluhan siswa lainnya (yg tidak diakui oleh pihak institut dan tidak terekspos media) menjadi korban kebrutalan di kampus IPDN. Jujur saya tidak akan pernah memasukan anak saya ke kampus model seperti itu walaupun 'gratis' istilahnya, saya lebih baik banting tulang agar anak saya dapat sekolah yang lebih 'beradab' dan saya rasa kalaupun anak saya ingin nantinya untuk menjadi peg negeri ataupun pamong praja masih banyak jalan utk menuju kesana tanpa harus melalui IPDN yg luar biasa brutalnya. Saya tidak percaya pihak rektorat tidak mengetahui hal ini, seperti yang pernah ditayangkan di salah satu TV swasta thn lalu bagaimana sewenang-wenangnya praja senior menendang, memukul bahkan meninju dada, ruas punggung (dimana letak sel2 syaraf banyak disitu), apa yang ada di benak mereka semua, bagaimana mungkin mereka tidak mengetahui sedangkan kegiatan tersebut berada di KAMPUS!! dan dalam jumlah yang MASSAL...!! bukan di tengah hutan belantara, bagaimana mungkin mereka tidak mengetahui hal tersebut kala puluhan orang keluar dan kabur dari Kampus krn tidak tahan disiksa, dan bagaimana mungkin mereka tidak mengetahui hal tersebut kalau Pos Kesehatan mereka dan juga RS terdekat yang sering sekali menerima pasien luka luar maupun dalam yang parah dari Kampus IPDN. Saya punya saudara yg rumahnya dekat sekali dengan IPDN dan pernyataan salah satu dosen IPDN dulu (Inoe?) bahwa seks bebas dan perkosaan kadang kerap terjadi itu betul adanya, banyak korban yg tdk mau bicara krn kembali lagi masalah etika timur, bahwa betul kekerasan di IPDN itu luar biasa sekali brutalnya, sering saudara saya melihat siswa IPDN yg kadang seperti org linglung (mungkin kebanyakan digampar kepalanya). Dan kembali saya lebih prihatin kala kasus Alm Wahyu seakan-akan dikubur begitu saja tidak menjadi pelajaran bagi IPDN, kenapa yang katanya Indonesia lebih beradab, lebih sopan, lebih beragama tapi ternyata jauh lebih brutal dibanding negara yang katanya tidak beradab dan tidak taat beragama? Jadi bagaimana Bangsa ini mau maju kalau dipimpin oleh orang2 brutal seperti itu? Kalau saya atau keluarga saya diberi kesempatan jadi pejabat pemerintah tidak akan pernah menerima lulusan IPDN krn sudah pasti mentalnya gila.. Walaupun mereka yang menjadi korban itu bukan siapa2 saya, tapi saya menangis sedih membayangkan Ibunya yang begitu banyak perjuangannya dari mulai hamil, melahirkan membesarkan mereka yang tentunya tidak hanya materi saja tetapi juga limpahan kasih sehingga mereka bisa berhasil masuk ke IPDN tapi apa yang Ibu-Ibu itu dapatkan? anaknya kembali dalam peti mati terbujur kaku justru karena anaknya ingin menjadi seorang Pamong Praja yang akan membawa nama baik keluarga yang nantinya akan mengangkat derajat orang tuanya? Mudah2an ini yang terakhir di IPDN karena saya setuju 1000% IPDN harus bubar karena kalau sistemnya tidak diperbaiki, mau ganti pimpinan 1000 kali pun IPDN tetap Kampus Penyiksaan Di Nagari... Semoga Pemerintah dan Bapak-bapak yang duduk di atas sana kali ini mau mendengarnya sebelum ada
Ida Arimurti Puding Tape Kelapa Muda
Puding Tape Kelapa Muda Bahan-Bahan Pelapis Hijau : - 1 bungkus agar-agar tanpa warna - 1,5 gelas santan kental (1 butir kelapa) - 200 gram gula pasir - pewarna hijau secukupnya - 5 putih telur - 2 buah kelapa muda, dikeruk dagingnya Pelapis Putih : - 1 bungkus agar-agar tanpa warna - 3 gelas santan kental (1 butir kelapa) - 150 gram gula pasir - 2 kuning telur - 100 gram tape ketan hijau Cara Mengolah 1. Masak agar-agar bersama santan, gula, dan pewarna hijau hingga mendidih 2. Masukkan kelapa muda 3. Biarkan sebentar, angkat 4. Kocok putih telur hingga kaku lalu masukkan adonan agar-agar 5. Kocok terus hingga tercampur rata 6. Masukkan dalam cetakan kue 7. Biarkan adonan membeku 8. Masak seluruh bahan lapisan putih kecuali kuning telur dan tape ketan, sampai mendidih, angkat 9. Kocok sebentar kuning telur lalu masukkan dalam santan 10. Aduk dengan kecepatan tinggi agar adonan santan tidak terpisah dengan kuning telur 11. Letakkan 2 atau 3 sendok makan tape ketan, sebarkan merata 12. Siram dengan adonan putih setinggi 2 cm 13. Biarkan sebentar kemudian tebarkan kembali tape ketan 14. Siram kembali dengan adonan putih 15. Lakukan terus hingga adonan habis 16. Biarkan membeku [Non-text portions of this message have been removed]
Ida Arimurti Mas Miskun, Rasa Restoran Harga Kaki Lima
Mas Miskun, Rasa Restoran Harga Kaki Lima Pernah mampir di Warung Nasi Uduk Mas Miskun di bilangan Jakarta Pusat? Atau barangkali pernah lihat atau dengar? Atau malah tidak pernah lihat, dengar apalagi mampir? Kalau jawaban untuk semua pertanyaan itu Tidak pernah, ya tidak apa-apa. Tapi baiklah! Nasi Uduk Mas Miskun tengah bermetamorfosa dari warung kaki lima ke restoran; naik kelas dari sektor informal ke formal. Beberapa warung Nasi Uduk Mas Miskun kini tidak lagi menempati badan jalan atau trotoar. Di Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat misalnya, Mas Miskun telah berbentuk restoran permanen. Di Jalan Percetakan Negara juga begitu, meski yang di kaki lima masih dipertahankan. Haji Amir (45 tahun), sang empunya warung, telah mematenkan merek dagang Nasi Uduk Mas Miskun. Ia juga mulai membenahi cara pengelolaan warung serta sistem keuangan. Ini demi tertib manajemen, administrasi dan keuangan sehingga saat berhubungan dengan orang dari dinas pajak misalnya, tidak ada celah masalah. Soalnya, begitu menjadi sektor formal (legal), Mas Miskun harus bayar pajak. Ketika masih di badan jalan, karena dianggap usaha tidak legal, Haji Amir hanya perlu beri 'upeti' secukupnya kepada petugas keluharan atau kecamatan, tidak ada pajak ini itu. Nah uniknya, meski berupaya naik kelas, Mas Miskun tampak tidak ingin disebut kacang lupa kulit. Fakta bahwa Mas Miskun dulunya merupakan warung kaki lima tidak ingin dihapus begitu saja. Itu terbaca dari slogannya kini, yaitu: rasa restoran, harga kaki lima. Harga semua menu makanan memang masih sama seperti ketika berada di badan jalan, rasa juga begitu. Lha, apanya yang rasa restoran? Haha...sekarang kan orang bisa duduk manis seperti di restoran umumnya. Adem, ada musik, pelayanan lebih baik, tidak lagi panas-panas seperti di kaki lima, kata Haji Amir. Ooo... lebih pada perubahan suasana rupanya. Mas Miskun berawal dari sebuah gerobak dorong. Haji Amir dan istrinya, Aminah, merintis usaha itu sejak tahun 1989 di trotoar Jalan Kramat Raya, persisnya di depan Hotel The Acacia sekarang ini. Setelah gagal mencoba berbagai usaha lain, mereka bertekad berdagang nasi uduk dan ayam goreng. Tak disangka, pengunjung membludak. Nasi uduk yang gurih, ayam goreng yang empuk dan garing, serta sambal goreng yang rasa pedasnya pas ternyata diminati orang. Usaha itu berkembang. Pundi-pundi Amir pun gemerincing terisi rupiah. Dari gerobak dorong ia mendirikan warung tenda dan mempekerjaan seorang karyawan. Tapi jangan bayangkan usaha itu selalu berjalan mulus. Sebagaimana umumnya nasib PKL (pedagang kaki lima) di Jakarta dan kota-kota besar lain di Indonesia, warung Mas Miskun digusur berkali-kali. Sudah tidak kehitung, ada kali enam kali kami digusur, kata Amir tentang warung tenda yang di Jalan Kramat Raya. Ia bergeming. Jalan terus. Ia jadi tahu banyak cara untuk menghadapai aparat sehingga warungnya bertahan. Tahun 2004 ia tidak bisa lagi mengelak. Pemerintah Kota Jakarta Pusat saat itu punya proyek pembangunan pedestrian senilai Rp 5 miliar di sepanjang Jalan Kramat Raya dan Salemba. Semua PKL, tanpa kecuali, digusur. Namun bagi Haji Amir, penggusuran itu justeru menjadi semacam a blessing in disguise. Dalam kebingungan, ia mendapat tawaran untuk menyewa lahan kosong di Jalan Kramat Raya, persis di belakang lokasi tendanya selama ini. Mas Miskun tinggal mundur sejengkal dari jalan raya lalu menempati lahan privat. Warung pindah tetapi tidak kehilangan pelanggan. Elok nian. Seketika itu, Mas Miskun juga berubah wajah dari kaki lima menjadi sebuah restoran meski dengan meja dan tata ruang seadanya. Dari Jalan Kramat Raya Mas Miskun mengepakkan sayap ke Jalan Percetakan Negara, Pintu Air (Pasar Baru), dan yang terbaru di Jalan Matraman, Jakarta Timur. Di Jakarta Utara Haji Amir sudah menyewa tempat di Kelapa Gading Trade Center namun belum dioperasikan. Di Percetakan Negara, juga mulai dari kaki lima. Ia dekati petugas kelurahan dan kecematan. Semula lancar. Tetapi ancaman penggusuran akhirnya datang juga. Dalam kondisi terancam itu, ia lagi-lagi dapat tawaran untuk mengontrak tempat, persis di seberang lokasi warung tendanya. Saat ini di Percetakan ada dua Mas Miskun yang letaknya berseberangan. Satu di kaki lima. Satu lagi berbentuk restoran di lahan privat. Yang di kaki lima beroperasi dari pukul 17.00 sampai 04.00 pagi. Yang restoran berjualan dengan waktu lebih panjang, dari pukul 08.00 pagi sampai pukul 04.00 pagi hari berikutnya. Menurut Haji Amir, usahanya berkembang karena kepepet atau keterpaksaan. Keterpaksaan itu terjadi berulang. Dari gusuran ke gusuran. Belakangan kasus flu burung merebak. Akibat kasus flu burung, penjualan ayam goreng Mas Miskun anjlok hingga tinggal 40 persen per hari. Sebelum ada kasus flu burung, sehari kami bisa menjual 100 sampai 150 ekor ayam. Begitu flu burung muncul, kami pernah hanya menjual 40 ekor ayam sehari, kata Amir. Saya kemudian berpikir, lanjutnya untuk membuat variasi menu. Ia tidak ingin terpaku pada ayam goreng semata.
Re: Ida Arimurti Memindahkan Penyakit Kepada Binatang
Saya punya pengalaman beberapa tahun yang lalu, almarhum bapak saya pernah dibawa ke tempat pengobatan yang mengklaim dapat memindahkan penyakit ke hewan tertentu. Saya secara pribadi sebenarnya menolak pengobatan tersebut karena cara-caranya sangat tidak masuk akal dan tidak ada nash dalam Islam yang dapat mentolelir cara tersebut. Namun karena desakan dari keluarga besar dan biaya (saat itu Rp. 7.000.000,-) ditanggung oleh mereka, akhirnya saya menyerah. Dan hasilnya seperti perkiraan saya sebelumnyaNIHIL. Saya memang bukan ahli agama, tapi saran saya, lebih baik mencari tempat pengobatan lain saja Rgds, Afi [Non-text portions of this message have been removed]
Re: Ida Arimurti IPDN (Insitut Penyiksaan di Nagari)
Kita memang tidak tahu sepenuhnya apa yang terjadi di IPDN/STPDN. Semua praja seakan tutup mulut (kecuali dipaksa) untuk menutupi aib ini. Coba dilihat sewaktu wapres berkunjung ke barak tempat penyikasaan clif muntu. Salah seorang praja yang saat kejadian itu juga berada dikamar itu, saat ditanya wapres didepan kamera, katanya sudah tidur dan tidak mengetahui kejadian itu, ini kesaksian didepan wapres lho. Secara logika, susah saya menerima keterangan praja ini. Sepulas-pulasnya orang tidur, kalau sebelahnya ada orang ribut dan digebukin ramai-ramai sampai meninggal, secara logika, mustinya ya mendengar lah. Jadi sepertinya, ada sebuah code yang ditanamkan ke masing-masing praja untuk tidak membuka apa yang terjadi di IPDN/STPDN ini ke-publik. Sementara sekolah itu dibiayai negara sebesar 150 Milyard setahun (kata salah satu anggota DPR), itu baru yang dari pusat lho . Semua kejadian seakan-akan ditutup-tutupi, rumangsanya IPDN/STPDN itu sebuah sekolah ekslusif yang tidak boleh diketahui oleh orang lain. Ini naif sekali, yang lebih konyol lagi, hanya sebagian kecil dari staf dan pengajar yang menyadari kenaifan ini. Luar biasa .. Harusnya masuk rekor Muri . Saya bukan seorang psikolog, namun melihat kenyataan ini, saya melihat ada perlunya semua lulusan IPDN/STPDN yang sekarang sudah menjabat, untuk dilakukan semacam test psikology, untuk memastikan bahwa kejadian dan apa yang dialami selama masa kuliah dulu, secara psikology tidak menimbulkan dampak negatif bagi pekerjaan dan keluarganya, ini usul saja, demi kebaikan bersama. Salam - Original Message - From: Teh An2 To: idakrisnashow@yahoogroups.com Sent: Monday, April 09, 2007 11:42 AM Subject: Ida Arimurti IPDN (Insitut Penyiksaan di Nagari) Miris sekali mendengar lagi-lagi ada korban penyiksaan di kampus IPDN Sumedang..padahal rasanya belum lama alm Wahyu Hidayat meninggal akibat kasus yang sama dan mungkin juga puluhan siswa lainnya (yg tidak diakui oleh pihak institut dan tidak terekspos media) menjadi korban kebrutalan di kampus IPDN. Jujur saya tidak akan pernah memasukan anak saya ke kampus model seperti itu walaupun 'gratis' istilahnya, saya lebih baik banting tulang agar anak saya dapat sekolah yang lebih 'beradab' dan saya rasa kalaupun anak saya ingin nantinya untuk menjadi peg negeri ataupun pamong praja masih banyak jalan utk menuju kesana tanpa harus melalui IPDN yg luar biasa brutalnya. Saya tidak percaya pihak rektorat tidak mengetahui hal ini, seperti yang pernah ditayangkan di salah satu TV swasta thn lalu bagaimana sewenang-wenangnya praja senior menendang, memukul bahkan meninju dada, ruas punggung (dimana letak sel2 syaraf banyak disitu), apa yang ada di benak mereka semua, bagaimana mungkin mereka tidak mengetahui sedangkan kegiatan tersebut berada di KAMPUS!! dan dalam jumlah yang MASSAL...!! bukan di tengah hutan belantara, bagaimana mungkin mereka tidak mengetahui hal tersebut kala puluhan orang keluar dan kabur dari Kampus krn tidak tahan disiksa, dan bagaimana mungkin mereka tidak mengetahui hal tersebut kalau Pos Kesehatan mereka dan juga RS terdekat yang sering sekali menerima pasien luka luar maupun dalam yang parah dari Kampus IPDN. Saya punya saudara yg rumahnya dekat sekali dengan IPDN dan pernyataan salah satu dosen IPDN dulu (Inoe?) bahwa seks bebas dan perkosaan kadang kerap terjadi itu betul adanya, banyak korban yg tdk mau bicara krn kembali lagi masalah etika timur, bahwa betul kekerasan di IPDN itu luar biasa sekali brutalnya, sering saudara saya melihat siswa IPDN yg kadang seperti org linglung (mungkin kebanyakan digampar kepalanya). Dan kembali saya lebih prihatin kala kasus Alm Wahyu seakan-akan dikubur begitu saja tidak menjadi pelajaran bagi IPDN, kenapa yang katanya Indonesia lebih beradab, lebih sopan, lebih beragama tapi ternyata jauh lebih brutal dibanding negara yang katanya tidak beradab dan tidak taat beragama? Jadi bagaimana Bangsa ini mau maju kalau dipimpin oleh orang2 brutal seperti itu? Kalau saya atau keluarga saya diberi kesempatan jadi pejabat pemerintah tidak akan pernah menerima lulusan IPDN krn sudah pasti mentalnya gila.. Walaupun mereka yang menjadi korban itu bukan siapa2 saya, tapi saya menangis sedih membayangkan Ibunya yang begitu banyak perjuangannya dari mulai hamil, melahirkan membesarkan mereka yang tentunya tidak hanya materi saja tetapi juga limpahan kasih sehingga mereka bisa berhasil masuk ke IPDN tapi apa yang Ibu-Ibu itu dapatkan? anaknya kembali dalam peti mati terbujur kaku justru karena anaknya ingin menjadi seorang Pamong Praja yang akan membawa nama baik keluarga yang nantinya akan mengangkat derajat orang tuanya? Mudah2an ini yang terakhir di IPDN karena saya setuju 1000% IPDN harus bubar karena kalau sistemnya tidak diperbaiki, mau ganti pimpinan 1000 kali pun IPDN tetap Kampus Penyiksaan Di Nagari... Semoga Pemerintah dan Bapak-bapak yang duduk di atas sana kali
Re: Ida Arimurti IPDN (Insitut Penyiksaan di Nagari)
Setuju!!! Dahulu Almarhum Bung Karno mendirikan APDN (cikal bakal STPDN IPDN) karena memang waktu itu jumlah perguruan tinggi masih sangat terbatas. Sekarang sudah banyak perguruan tinggi yang punya jurusan ilmu pemerintahan. Jadi alasan utama pendirian IPDN sekarang sudah batal, buat apa dipertahankan lagi?. Dari pada dana milyaran rupiah untuk membiayai sekolah preman macam itu, lebih baik untuk memperbaiki gedung SD yang rusak di berbagai daerah. Regards, Muhartoyo --- Teh An2 [EMAIL PROTECTED] wrote: Miris sekali mendengar lagi-lagi ada korban penyiksaan di kampus IPDN Sumedang..padahal rasanya belum lama alm Wahyu Hidayat meninggal akibat kasus yang sama dan mungkin juga puluhan siswa lainnya (yg tidak diakui oleh pihak institut dan tidak terekspos media) menjadi korban kebrutalan di kampus IPDN. Jujur saya tidak akan pernah memasukan anak saya ke kampus model seperti itu walaupun 'gratis' istilahnya, saya lebih baik banting tulang agar anak saya dapat sekolah yang lebih 'beradab' dan saya rasa kalaupun anak saya ingin nantinya untuk menjadi peg negeri ataupun pamong praja masih banyak jalan utk menuju kesana tanpa harus melalui IPDN yg luar biasa brutalnya. Saya tidak percaya pihak rektorat tidak mengetahui hal ini, seperti yang pernah ditayangkan di salah satu TV swasta thn lalu bagaimana sewenang-wenangnya praja senior menendang, memukul bahkan meninju dada, ruas punggung (dimana letak sel2 syaraf banyak disitu), apa yang ada di benak mereka semua, bagaimana mungkin mereka tidak mengetahui sedangkan kegiatan tersebut berada di KAMPUS!! dan dalam jumlah yang MASSAL...!! bukan di tengah hutan belantara, bagaimana mungkin mereka tidak mengetahui hal tersebut kala puluhan orang keluar dan kabur dari Kampus krn tidak tahan disiksa, dan bagaimana mungkin mereka tidak mengetahui hal tersebut kalau Pos Kesehatan mereka dan juga RS terdekat yang sering sekali menerima pasien luka luar maupun dalam yang parah dari Kampus IPDN. Saya punya saudara yg rumahnya dekat sekali dengan IPDN dan pernyataan salah satu dosen IPDN dulu (Inoe?) bahwa seks bebas dan perkosaan kadang kerap terjadi itu betul adanya, banyak korban yg tdk mau bicara krn kembali lagi masalah etika timur, bahwa betul kekerasan di IPDN itu luar biasa sekali brutalnya, sering saudara saya melihat siswa IPDN yg kadang seperti org linglung (mungkin kebanyakan digampar kepalanya). Dan kembali saya lebih prihatin kala kasus Alm Wahyu seakan-akan dikubur begitu saja tidak menjadi pelajaran bagi IPDN, kenapa yang katanya Indonesia lebih beradab, lebih sopan, lebih beragama tapi ternyata jauh lebih brutal dibanding negara yang katanya tidak beradab dan tidak taat beragama? Jadi bagaimana Bangsa ini mau maju kalau dipimpin oleh orang2 brutal seperti itu? Kalau saya atau keluarga saya diberi kesempatan jadi pejabat pemerintah tidak akan pernah menerima lulusan IPDN krn sudah pasti mentalnya gila.. Walaupun mereka yang menjadi korban itu bukan siapa2 saya, tapi saya menangis sedih membayangkan Ibunya yang begitu banyak perjuangannya dari mulai hamil, melahirkan membesarkan mereka yang tentunya tidak hanya materi saja tetapi juga limpahan kasih sehingga mereka bisa berhasil masuk ke IPDN tapi apa yang Ibu-Ibu itu dapatkan? anaknya kembali dalam peti mati terbujur kaku justru karena anaknya ingin menjadi seorang Pamong Praja yang akan membawa nama baik keluarga yang nantinya akan mengangkat derajat orang tuanya? Mudah2an ini yang terakhir di IPDN karena saya setuju 1000% IPDN harus bubar karena kalau sistemnya tidak diperbaiki, mau ganti pimpinan 1000 kali pun IPDN tetap Kampus Penyiksaan Di Nagari... Semoga Pemerintah dan Bapak-bapak yang duduk di atas sana kali ini mau mendengarnya sebelum ada lagi yang jatuh korban. Kami sekeluarga turut berduka cita kepada kel, Clift...semoga pengorbanan Clift tidak sia-sia dan juga sanksi2 yang dijatuhkan adalah betul2 sesuai hukum yang berlaku tanpa bisa dibeli maupun dibayar... Teh An2 Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed] Don't pick lemons. See all the new 2007 cars at Yahoo! Autos. http://autos.yahoo.com/new_cars.html
Ida Arimurti Puding Karamel
Puding Karamel Bahan-Bahan Karamel : - 175 gram gula pasir Puding : - 7 butir telur, kocok - 75 gram gula pasir - 1/4 sendok teh garam - 1/2 sendok teh vanili - 700 cc susu cair Cara Mengolah Membuat Karamel : 1. Letakkan gula dan sedikit air dalam wajan 2. Aduk rata, masak hingga agak gosong, angkat 3. Tuang ke dalam pinggan tahan panas hingga rata ke seluruh permukaan pinggan, dinginkan Membuat Puding : 1. Campur telur, gula, garam, dan vanili 2. Aduk hingga rata, lalu masukkan susu cair, aduk rata 3. Tuang ke dalam pinggan berisi karamel 4. Kukus puding karamel dalam dandang atau panci yang berisi air mendidih selama 20 menit 5. Bungkus tutup dandang atau panci dengan serbet hingga air tidak jatuh ke dalam puding, angkat 6. Dinginkan 7. Sajikan dingin [Non-text portions of this message have been removed]
Ida Arimurti Fwd: {ekonomi-syariah} LOWONGAN AUDITOR DI BANK SYARIAH
Note: forwarded message attached. Sucker-punch spam with award-winning protection. Try the free Yahoo! Mail Beta. http://advision.webevents.yahoo.com/mailbeta/features_spam.html [Non-text portions of this message have been removed]
Ida Arimurti Srombotan dan Pecel Terik
Srombotan dan Pecel Terik BONDAN WINARNO Belum lama ini saya mengalami kekecewaan ganda. Saya pergi ke Pasar Tegallalang di dekat Ubud,Bali, untuk mencari lawar paku (pakis) kesukaan saya. Pertama, saya tersesat karena ternyata pasar tradisional di Tegallalang itu sudah berubah menjadi bangunan baru. Kedua, penjual lawar paku itu ternyata sudah tidak berjualan lagi. Untungnya, di pasar itu ada beberapa penjual nasi campur dan tipat santok. Tipat adalah ketupat. Tipat santok adalah ketupat diiris halus dan dicampur dengan sayur rebus bersaus kacang pedas - semacam pecel. Orang Bali suka menyantap tipat santok sebagai menu sarapan. Sore harinya, saya mengalami kekecewaan lagi. Saya pergi ke Bedulu untuk mencari penjual tum dan pesan yang pada sore hari biasa menjajakan dagangan di tepi jalan. Tum adalah makanan yang dibuat dari berbagai bahan - ayam, sapi, babi, ikan - yang dikukus dalam bungkus daun pisang. Mirip bothok di Jawa. Sedangkan pesan adalah pepes atau pais dengan isi yang sama, juga dibungkus dengan daun pisang, tetapi tidak dikukus, melainkan dipanggang. Ternyata, para pedagang tum dan pesan itu sudah tidak dapat lagi saya temukan. Akhirnya, saya meneruskan perjalanan ke Gianyar untuk melihat Pasar Senggol - semacam pusat jajan serba ada yang muncul sore hari di areal Pasar Umum Gianyar. Makanan yang dijajakan di pasar senggol ini sangat beragam. Mulai dari babi guling yang memang merupakan makanan kebanggaan Gianyar, ayam betutu dengan aroma yang sungguh khas, ayam panggang yang tampak sangat menggiurkan, berbagai kue basah dalam tampilan yang menarik, serta berbagai jenis hidangan lain. Setidaknya ada dua pedagang srombotan di pasar senggol itu. Saya memilih yang agak di ujung, tepat di tikungan. Soalnya, selain menjual srombotan, ternyata ia juga menjual pesan yang memang sedang saya cari-cari. Antara lain saya temukan pesan lindung (dari belut), pesan lele, pesan pindang tongkol, dan pesan klengis (sari minyak kelapa). Favorit saya adalah pesan klengis yang sungguh sangat gurih. Ternyata, sajian pesan yang saya dapati di Pasar Senggol Gianyar ini justru lebih bagus kualitasnya daripada yang saya jumpai di pinggir jalan di Bedulu. Sungguh juara! Bondan Winarno Pecel Terik Tegalgondo Srombotannya juga tampil bersih dan berkualitas. Sayur-mayur rebusnya beragam, mulai dari kangkung, kacangpanjang, tauge, wortel, dengan tingkat kematangan yang pas. Di atas sayur-mayur rebus ini ditumpangi parutan kelapa yang sudah dibumbui - seperti layaknya urap di berbagai daerah Nusantara. Tetapi, bukan srombotan kalau dia tidak istimewa. Ternyata, di atas topping kelapa parut ini masih lagi disiram dengan saus kacang seperti layaknya pecel. Dengan kata lain, srombotan adalah gabungan antara pecel dan urap. Sentuhan akhirnya adalah taburan kacang goreng dan kedelai goreng yang merupakan ciri khas sajian Bali. Harus ada klethik-klethiknya. Percaya tidak? Harga seporsi atau sebungkus srombotan hanya Rp 1.500. Alamak, murahnya! Padahal, sajian sehat ini sungguh bermutu dan bercitarasa tinggi. Srombotan di Bali juga mengingatkan saya pada pecel terik yang belum lama ini saya cicipi di Tegalgondo, dekat Delanggu, Jawa Tengah, antara Solo-Yogya. Pecel terik adalah hasil kreativitas (local genius) yang patut dipuji. Pemilik warungnya adalah seorang sarjana yang agaknya memang berpikir keras untuk menampilkan pecel yang tidak biasa. Maklum, selain Madiun, Kediri, dan Malang, Solo juga terkenal dengan pecel maupun sambal tumpangnya. Di Yogyakarta dan Muntilan sudah ada pecel yang disajikan khusus dengan ikan wader goreng. Pecel unik ini langsung populer dan laris karena disukai orang. Maka, pecel di Desa Tegalgondo ini pun diberi side dish yang menarik, yaitu terik daging sapi. Yang satu ini adalah masakan seperti semur daging dengan tambahan gula merah yang cukup banyak, dan dimasak sampai sebagian besar kuahnya menguap. Hasilnya adalah semacam saus hitam manis yang melekat pada irisan daging yang sudah empuk. Yang penting beda! Kalau pecel madiun diberi side dish berupa dendeng ragi, maka pecel dari Tegalgondo ini memakai terik daging sapi yang manis dan empuk. Pecelnya juga memakai sayuran yang unik, yaitu: ketimun, kecambah (tauge), kenikir, dan kacang panjang. Sambal kacangnya diuleg kasar, sehingga masih terasa kres-kres kacangnya di mulut. Pecel itu disajikan langsung di atas nasi putih, lalu diberi lauk terik daging sapi. Saya lihat banyak orang yang juga minta ditambahkan belut goreng kering sebagai lauk. Tradisi ini juga ada di pecel madiun dengan berbagai lauk tambahan seperti telur mata sapi, empal, dan lain-lain - di samping rempeyek yang merupakan keharusan. Wuih! Ternyata sajian sederhana ini sangat memuaskan. Gurih banget! Tendangan manis dari terik daging seperti menetralisir pedasnya pecel. Sedangkan belut goreng kering memberikan sensasi kriuk-kriuk menggantikan rempeyek kacang. Saya perhatikan para tamu di rumah makan ini kebanyakan juga memesan sayur lodeh. Wah, sebagai
Ida Arimurti News: Bocah tewas tertimpa rak Carrefour
News: Bocah tewas tertimpa rak Carrefour To: [EMAIL PROTECTED] FYI, Ini cuplikan dari koran Tempo hari ini selasa 10 April 2007 hal A15. Andrew Given Stout, bocah 3 tahun, tewas tertimpa rak besi di pusat belanja Carrefour Mangga Dua Square, Jakarta, pada Ahad lalu. Bocah ini diduga tewas karena terjatuh saat menaiki rak mainan yang berisi bola. ... Aduh... syerem ya... kalo gini ntar bisa saling menyalahkan antara pihak ortu yang gak jaga anaknya atau pihak c4 yang memasang rak besi seadanya...? ini buat kita lebih waspada ya... klo bawa anak blanja kudu nempelin mata ke anak... [Non-text portions of this message have been removed]
Ida Arimurti Re:info belajar renang
Allo Pak Anhar... Coba deh main ke kolam renang Griya Tugu Asri, di situ ada instruktur untuk anak2, tapi coba aja ditanyakan apakah mau ngajar untuk orang dewasa Salam, Bhamz www.agloco.com/r/BBCD0985 Expecting? Get great news right away with email Auto-Check. Try the Yahoo! Mail Beta. http://advision.webevents.yahoo.com/mailbeta/newmail_tools.html
Ida Arimurti Makan Bubur Lintas Generasi
Lintas generasi? Ini hanya untuk menggambarkan bahwa bubur ayam Cikini disukai orang dari berbagai usia; dari kakek nenek sampai anak-anak yang merupakan cucu dari si kakek nenek itu. Keluarga HR Sulaiman asal Cirebon, Jawa Barat merintis usaha bubur ayam di Cikini, Jakarta Pusat tahun 1987. Awalnya keluarga itu berdagang martabak telur. Salah seorang nenek moyang HR Sulaiman kebetulan berdarah India dan mewariskan resep untuk membuat martabak telur. Haji Rustanjam, anak HR Sulaiman, menuturkan, semula keluarganya berdagang martabak telur di Tegalan, Jakarta Timur tahun 1957. Dari Tegalan lalu pindah ke Cikini. Dalam perjalanan waktu, selain martabak, keluarga itu juga menjual bubur ayam. Yang kemudian terkenal justru bubur ayam. Martabak sampai sekarang tetap dijual. Gerobaknya berdampingan dengan bubur ayam. Tapi itu tadi, martabak kalah pamor sama si bubur. Karena hanya berbentuk gerobak dorong dan tanpa nama, bubur ayam keluarga itu disebut orang sebagai Bubur Cikini. Itu karena lokasinya di Jalan Cikini Raya. Nama bubur ayam Cikini jadi ngetop. Sejumlah pedagang bubur ayam oportunis di belahan lain Jakata lalu menggunakan nama itu untuk menarik pembeli. Mereka tidak ada hubungan dagang apalagi keluarga dengan HR Sulaiman. Secara legal mereka tidak salah. Keluarga HR Sulaiman tidak mematenkan nama itu. Jadi mereka bukan pemegang hak merek Bubur Cikini. Sadar akan posisi itu maka sebagai pembeda, keluarga HR Sulaiman lalu membuat nama baru yang terdengar agak panjang yaitu Bubur Ayam Cikini HR Sulaiman. Dengan 'merek dagang' itu kini mereka akan berekspansi ke beberapa tempat di Jakarta. Tanggal 30 Desember 2006 kita membuka cabang di Rukan Gading Batavia di Kelapa Gading, Jakarta Utara. Nanti tahun 2007 kita juga buka cabang baru di Jalan Pecenongan, Jakarta Pusat. Kita sudah sewa lahan di halaman sebuah gedung di sana, kata Toto, karyawan yang mengaku sudah 18 tahun bekerja pada keluarga HR Sulaiman. Sebagaimana pengelolaan bubur ayam Cikini telah dialihkan dari HR Sulaiman ke anaknya Rustanjam, pelanggan mereka pun demikian. Ada pelanggan kami, ada yang datang ke sini sejak kami masih menjual bubur dengan harga Rp 500 per mangkuk. Sampai sekarang mereka masih datang, bawa anak dan cucu. Anak dan cucu mereka juga suka, lalu datang sendiri, kata Rustanjam. Toto menuturkan, pernah ada seorang pembeli yang memesan bubur ayam untuk di bawa ke Singapura. Dia bilang mau dibawa ke Singapura buat ibunya. Entah bagaimana dia bawanya ke sana, kata Toto. Apa istimewanya bubur ayam ini? Soal resep tentu rahasia negara haha... kata Toto. Yang pasti kami beras kualitas bagus. Kami pakai beras yang harganya Rp 7.000 per liter. Cari saja itu beras apa. Rempah-rempah juga kami pakai yang kualitas bagus, kata Haji Rustanjam Kelebihan lain, kata Rustanjam, mereka menggunakan kecap khusus produksi Cirebon. Kecap kami tidak sembarangan, lihat saja ini, kata Haji Rustanjam sambil menujuk botol kecap manis produksi Oedang Sari dari Cirebon dan kecap asin merek Tjap Tiga Jari, juga produksi Cirebon. Selain melayani pelanggan perorangan, mereka juga kadang melayani permintaan pesanan dalam jumlah besar. Pernah dari Garuda sebanyak 400 mangkuk. Waktu itu juga pernah dari Manulife (Insurance) sebanyak 1.000 mangkuk. Kalau pesan seperti itu kita mintanya minimal 400 mangkuk, kata Haji Rustanjam. Berapa omset tempat yang buka dari pukul 17.00 sampai 01.00 ini semalam? Paling sekitar 300 mangkuk, kata Toto. Itu berarti sekitar Rp 3 juta. Harga bubur ayam di sini Rp 9.000 per mangkuk tanpa sebutir telur ayam mentah dan Rp 10.000 kalau pakai telur mentah. Meski demikian, Haji Rustanjam mengaku jumlah pembelinya sedang menurun. Dulu zaman Soeharto sampai zaman Gus Dur enak cari duitnya. Sekarang sudah turun. Dulu kita habiskan 20 liter beras semalam, sekarang paling hanya 15 liter, katanya. [Non-text portions of this message have been removed]