Bls: [keluarga-islam] Re: Bls: bukti bukti aisyah tidak menikah di usia 9 thn
Pak Arland, bukan maksud saya membela perempuan. Kita semua tahu bahwa Pernikahan dalam Islam bertujuan untuk menciptakan keluarga yang sakinah , mawaddah warrahmah. Saya yang bodoh ini terus berpikir, kalau ada seseorang menikah karena alasan supaya bisa leluasa tinggal di rumah orang apa dibenarkan ya? Lebih bingung lagi ketika disebutkan perempuannya itu ternyata masih bayi... Ada satu hadits yang saya catat: Sesungguhnya Nabi Muhammad s.a.w berkata : seorang janda tidak boleh dikawinkan tanpa diajak dahulu bermusyawarah dan seorang gadis tidak boleh dikawinkan tanpa meminta persetujuannya terlebih dahulu, orang-orang kemudian bertanya Ya Rasululullah bagaimana kami mengetahui bahwa ia memberi izin Beliau menjawab diamnya perempuan menunjukkan persetujuannya (HR Bukhari) Aisyah ketika dinikahi oleh Rasulullah sudah dapat dimintai persetujuan walaupun belum baligh. Lah, kalau sama bayi gmn? Dan tujuan Rasulullah menikah pun jelas untuk membentuk sebuah rumah tangga. Jadi jauh sekali perilaku Rasulullah yang mulia itu dengan Habib dari Jatim dalam masalah ini. Apalagi kalau membaca cerita di bawah, kok sepertinya pernikahan yang pernah terjadi itu seperti tidak ada, bahkan seperti sesuatu yang dianggap lucu. APakah sebuah pernikahan itu bisa dianggap main2 seperti itu? Komentar ini muncul karena saya yang bodoh dan tidak faham agama, atau karena ada orang yang merasa faham agama, lantas dengan mudahnya mencari pembenaran atas apa yang dilakukannya...?? --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Arland [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamu'alaikum wr. wb. Ini namanya sdh emosi tenan, ga mengerti apa yang saya maksudkan. Tujuannya jelas untuk menghindari keharaman (fitnah) bertemunya antara laki-laki (habib) dengan wanita (kakak perempuan saya), mertuanya kakak saya yg perempuan, adiknya dsb dsb pokoknya ibu2 yang ada dirumah itu. karena kan ketika bertamu, beliau (habib) bukan hanya diam dikamar, beliau juga ngobrol di ruang tamu, makan di ruang makan, ke kamar mandi (jaman dulu kamar mandi ada dibelakang) dsb dsb. Jadi intinya bukan masalah TRANSIT bu, intinya MENGHINDARI FITNAH seperti yang ibu bilang. Yang dilakukan adalah PERNIKAHAN DINI, bukan PERKAWINAN DINI. dan ini menurut pemahaman saya BUKAN nikah Mut'ah, kalau nikah mut'ah ada perjanjian di depan untuk bercerai dalam rentan waktu tertentu. Tapi kalau kejadian ini ga ada perjanjian apa2 di depan, talak dilakukan habib setelah lebih dari tiga tahun, dan kemenakan saya tetap berstatus PERAWAN (ketika itu usia 4 thn) walaupun ketika menikah lagi dengan pacarnya dia sebetulnya status daifnya Janda Kembang. Kejadian ini terjadi sekitar tahun 1970-an. Tidak ada yang merasa ada wanita yang di lecehkan, yang bilang melecehkan wanita justru ibu sri saja, karena mungkin ibu ga bgtu faham. Kalau saya tanya kemenakan saya sekarang, dia biasa-biasa aja tuh ga merasa dilecehin. Bapaknya juga Ridho, keluarganya juga ridho anaknya dinikahin ketika itu dan diceraikan lagi setelah sekian lama. Jadi ga ada masalah kan? Malah kemenakan saya itu merasa baru tahu kejadian itu setelah dia sdh berkeluarga dan punya anak. Dia cuma ketawa bilang, masa' sih om...??? ha ha ha, katanya ternyata perceraian bagi keponakan saya itu tidak hina kok. Dia sekarang seorang sarjana hukum. Hanya orang2 yang ga mengerti duduk maslahnya, mereka suka membuat masalahnya menjadi besar dan dibesar2kan, seakan-akan ini suatu kebodohan dan pelecehan terhadap wanita. Padahal jelas menurut hemat saya malah menghargai keberadaan ibu-ibu (wanita) yang ada dirumah itu, karena dengan terjadinya pernikahan tersebut menjadi Mahromnya (yang tadinya haram menjadi halal untuk bertemu). Masalah hotel banyak dan uang banyak, bukan suatu hal yang perlu di bahas lagi disini kan. Terus untuk menjawab komentar gotolocho, saya bukan lagi membahas syekh semarang, saya lagi bicara perilaku Rasulullah SAW dan seorang Habaib dari Jatim yang sangat dekat dengan keluarga kami. Ini bukan mencari-cari dalil atau membodoh-bodohi. karena tidak ada yang membodohi dan tidak ada yang di bodoh-bodohi Justru saya fikir karena ketidak fahaman suatu masalah lah yang membuat orang merasa : (saya kutip) =Orang pinter agama biasanya mudah saja nyari-2 dalil pembenaran. Orang (tua) yang bodoh akhirnya dibodoh-bodohi karena takut dalil. (ataukah ada unsur UANG dibalik dalil ?) Lalu kemuliaan diletakan dimana? Ya dibawah dalil, seakan-akan dalil sudah menjadi Tuhan. yang penting ada keterangan dalil . saminawaathoina. Titik. === Karena pada kenyataannya, kakak saya itu bukan orang bodoh, dia malah sangat mengerti tentang syariah. Kesimpulannya : jangan heran kalau ada yang menikah dini, di kampung2 di jawa, purwakarta, bogor,sukabumi, indramayu dll, Apapun alasan mereka; banyak kok anak usia 8-9 tahun dinikahin oleh bapaknya sama laki-laki tetangganya, dari dulu juga memang sudah banyak. Kalau ga percaya. coba deh iseng2 tanya
Fw: Re:[keluarga-islam] Bls: bukti bukti aisyah tidak menikah di usia 9 thn
Nama saya yati pak, bukan Sri. Saya tidak kenal ibu Sri, tapi mungkin saya punya pemikiran yang sama dengan beliau. Salam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Arland [EMAIL PROTECTED] wrote: Asalamu'alaikum Wr, wb. Soal Alasan orang lain untuk menikah itu tidak bisa kita nilai dari luar bu Sri. (saya jadi bingung nih, yang diajak diskusi ibu Sri kok yang jawab Ibu Yatie ??? apa anda 2 Nick Name tapi satu orang yang sama ?)
[keluarga-islam] Re: Tanya - Pak Wandy
Kalau cuma bilang sepaham doang sih gampang, tunjukan alasan dan dalilnya dong mas... :) --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto [EMAIL PROTECTED] wrote: mbak yatie, saya sepaham dengan Gus Arland... salam, ananto On 3/31/08, y4tie [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalau dari sekian banyak orang yang reply tidak ada yang sepaham dengan pak Arland, jadi sebenarnya yang salah memahami itu siapa ya? Mohon maaf, Salam :) --- In keluarga-islam@yahoogroups.com keluarga-islam%40yahoogroups.com, Arland hmd098@ wrote: Wa'alaikum salam Pendapat mana yg menurut anda cukup kuat itu..? Dan siapa yg dibikin makin sulit ; mana yg harus diterima? Yang perlu ditanamkan adalah PEMAHAMAN dalam memahami Al-Qur'an maupun Hadits. Bukan asal copy paste, namun tak mengerti apa yang disampaikan. Forum ini adalah diskusi, bukan PENGHAKIMAN. saya berharap kita sama-sama dapat memahami dengan AKAL ILMU terhadap apa2 yang kita sampaikan. Wassalam, --- In keluarga-islam@yahoogroups.com keluarga-islam%40yahoogroups.com, bahtiar lim bahtiar27@ wrote: Salamun alaikum, Topic sudah melebar. Berbagai pendapat yang dikalim cukup kuat justru makin sulit mana yang harus diterima Sedangkan contoh dan pendapat Allah singkat dan cukup padat, serta mudah difahami, Dan permintaan ampun dari Ibrahim (kepada Allah) untuk bapaknya, tidak lain hanyalah karena suatu janji yang telah diikrarkannya kepada bapaknya itu. Maka tatkala jelas bagi Ibrahim bahwa bapaknya itu adalah musuh Allah, maka Ibrahim berlepas diri daripadanya. Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang yang sangat lembut hatinya lagi penyantun. (QS. 9:114) kalau kita simak, Ibrahimpun tidak lagi mendoakan orang tuanya setelah mengerti bahwa orang tuanya tidak bersedia mengemban Amanah Allah... Kemudian kalau Nabi saja dilarang memintakan ampunan terhadap orang yang dihatinya ada sedikit kemusyrikan... Apakah berani kita memintakan ampunan terhadap orang yang kita tidak tahu isi hatinya ada kemusyrikan ..? TIADALAH SEPATUTNYA BAGI NABI DAN ORANG-ORANG YANG BERAMANAH MEMINTAKAN AMPUN (KEPADA ALLAH) BAGI ORANG-ORANG MUSYRIK, walaupun orang-orang itu adalah kaum kerabat(nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasannya orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka Jahannam. (QS. 9:113) Siapa yang bisa menjamin seseorang yang kita mintakan ampunan itu tidak ada kemusyrikan dihatinya...??? Jadi permintaan ampunan hanya boleh untuk orang2 yang Ber'amanah dan bertobat yang sudah memiliki jaminan Syurga. Mengenai pahala shalat, haji, zakat, dsb yang menurut dalil beberapa teman2 disini sebenarnya Allah sudah menyatakan dengan tegas..!! Barangsiapa yang mengerjakan amal yang saleh maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barangsiapa yang berbuat jahat maka (dosanya) atas dirinya sendiri; dan sekali-sekali tidaklah Rabbmu menganiaya hamba-hamba(Nya) (QS. 41:46) Jadi menurut ayat itu, tidak ada konpensasi akal2an penuh khayal mengirim pahala untuk orang lain. kecuali memang manusia nya mau bikin aturan sendiri... salaam --- Arland hmd098@ wrote: SETUJU, ya boleh-boleh saja... :) Tapi harus difahami bahwa : IBADAH HAJI dan UMROH juga termasuk IBADAH BADANIYAH atau ibadah yang menggunakan badan. Bahkan ibadah Haji dan Umrah ada Ibadah yang menyangkut MAAL/HARTA, karena dalam Ibadah haji itu memakai biaya berupa Duit untuk pergi ke Makkah, Bayar Dam, dsb dsb. belum lagi ZAKAT ONH. Malahan ibadah haji itu LEBIH LENGKAP dari sekian rukun islam, didalamnya sudah termasuk sholat Ikhram, Sholat Tawaf dll, oleh karenanya di letakkan di urutan ke 5 dalam RUKUN ISLAM, dan ditambah lagi dengan embel-embel JIKA MAMPU. Jadi IBADAH BADANIYAH itu BUKAN HANYA SHOLAT dan PUASA Hadits yang Ukhti sampaikan itu maksudnya SELAGI HIDUP, bukan SETELAH sifulan meninggal dunia. Yang kita bicarakan adalah SETELAH sifulan meninggal. wassalam, --- In keluarga-islam@yahoogroups.comkeluarga-islam%40yahoogroups.com, y4tie y4tie@ wrote: Setuju Pak Wandy, berikut saya kutipkan keterangan dari syariah online mengenai menghadiahkan pahala khususnya pahala sholat: ...Pahala ibadah maliyah seperti shadaqah dan hajji sampai kepada mayyit, sedangkan ibadah badaniyah seperti shalat dan bacaan Al- Quran tidak sampai. Pendapat ini merupakan pendapat yang masyhur dari Madzhab Syafi'i dan pendapat Madzhab Malik. Mereka berpendapat bahwa ibadah badaniyah adalah termasuk kategori ibadah yang tidak bisa digantikan orang lain, sebagaimana sewaktu hidup seseorang
[keluarga-islam] Re: Tanya - Pak Wandy
Bisa jadi tidak ketemu, bisa jadi memang tidak ada, ya tho? :) Yang jelas jumhur ulama internet menyatakan tidak ada itu yang namanya transfer pahala sholat. Kalo masalah pendapat Syeikh, kan sudah saya tulis besar2 anda KELIRU SEKALI. Hal ini sudah sering kami bahas dalam pengajian. Kalo saya jelas lebih percaya ustadz2 yg sudah jelas keilmuannya termasuk ustadz2 yg ada di Internet seperti era muslim, syariah online dsb daripada ilmu dan akal pak Arland... Mohon maaf ya pak.. :) Wassalam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Arland [EMAIL PROTECTED] wrote: Tidak ketemu searcing kan belum tentu tidak ada. Makanya, kl ngaji itu, jangan lewat searching internet melulu. Di internet ya sekedar tambahan saja. Kalau mau ngaji tuh, baca dan dengerin pembahasan kitab-kitab klasik dari ulama2 yang mu'tabar, Insya 'Allah ga akan bingung dan kehilangan obor. Atau, katanya situ kan muridnya Syaikh Muhammad bin Shalih Al- Utsaimin Tanyakan saja kepada beliau, mengapa beliau tidak mengingkari adanya pengiriman pahala sholat. Padahal kata ustad si eramuslim ga ada dalilnya. Aku kepingin tahu juga, apakah ilmumu nyambung ga sama Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin Jangan2 cuma ngaku doang, kenalnya juga lewat searching internet jg wassalam, --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, y4tie y4tie@ wrote: Tapi kenapa kalo saya coba searching di forum2 diskusi situs Islam, mereka semua tidak pernah menyebut adanya hadiah pahala sholat utk ortu, bahkan mereka mengatakan tidak pernah ada hadiah pahala yang demikian. Apa ustadz2 itu semua sama tidak tahunya seperti pak Wandy? :) Utk lebih jelasnya berikut saya sertakan salah satunya dari era muslim: Ass. Wr. wb. Ustadz saya mau nanya tentang shalat hadiah untuk orang tua kita yang telah meninggal dunia. Bagaimana tata caranya dan ayat apa yang paling bagus kita bacakan dan doa yang harus kita bacakan? Mohon bantuannya ustadz. Wasalam Iin Erpianto erpianto Jawaban Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Kalau pun ada dalil tentang shalat yang diniatkan untuk hadiah kepada seseorang yang telah wafat, maka shalat itu adalah shalat jenazah. Sedangkan shalat khusus tertentu yang judulnya untuk dihadiahkan kepada orang yang sudah wafat, kami belum menemukan dasar masyru'iyahnya dari sumber-sumber yang valid. Hal ini berbeda dengan berhaji dengan niat untuk dihadiahkan kepada seseorang, baik masih hidup atau sudah wafat, yang memang ada dasar masyru'iyahnya. Istilahnya adalah haji badal. Dari Ibnu Abbas ra. bahwa seorang wanita dari Juhainnah datang kepada Nabi SAW dan bertanya, Sesungguhnya ibuku nadzar untuk hajji, namun belum terlaksana sampai ia meninggal, apakah saya melakukah haji untuknya? Rasul menjawab, Ya, bagaimana pendapatmu kalau ibumu mempunyai hutang, apakah kamu membayarnya? Bayarlah hutang Allah, karena hutang Allah lebih berhak untuk dibayar. (HR Bukhari) Dengan adanya dasar masyru'iyahnya, maka boleh buat kita untuk melakukannya. Semua teknisnya sama persis dengan haji untuk diri sendiri, kecuali niatnya saja yang dikhususkan untuk orang yang dibadalkan. Namun untuk ibadah shalat, kami belum pernah mendengar adanya badal, baik untuk orang yang masih hidup atau pun untuk mereke yang sudah wafat. Baik hubungannya antara orang tua dan anak, atau pun tidak ada hubungannya. Karena itu kami mohon maaf karena tidak bisa menjawab pertanyaan anda. Bahkan kami tidak merekomendasikan anda untuk melakukannya, lantaran belum jelas dasar-dasarnya. Padahal masalah yang anda tanyakan itu benar-benar masalah ibadah mahdhah, yang rujukannya harus pasti dari apa yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW. Salam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandysulastra wandysulastra@ wrote: Kalau demikian, berarti masalah ini muncul hanya karena keterbatasan ilmu dan akal saya serta Ustadz atau ulama dimana saya pernah mengambil ilmu kepada mereka. Mohon maaf kalau begitu...:) Wassalam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Arland hmd098@ wrote: Assalamu'alaikum wr, wb. Sebagai pengakhiran diskusi, saya sedikit memberikan masukan sbb : Karena sekarang semua sudah tahu haditsnya bahwa, pengiriman pahala lewat sholat itu memang ada, maka buat masukan antum, lain waktu bila ada yang mengatakan itu BOLEH, jadi ga heran lagi, memang dalilnya ada kok, cuma kitanya aja yg masih belum tahu atau belum sampai ilmu kita untuk mempelajari itu. Di kitab Kifayatul Akhyar (versi klasik bahasa arabnya) , juga kalau ga salah ingat hadits ini dimunculkan, cuma dalam bentuk tambihun. Kemudian mengeni mazhab, saya menggunakan fiqih Syafi'iyyah. Saya kira banyak kok, yang menggunakan dalil ini untuk membayar hutang2 sholat orangtua mereka yang ketika saat ajal
[keluarga-islam] Re: Tanya - Pak Wandy
Memang kalo udah mentok terus kepepet yg paling gampang tinggal menuduh wahabi deh sama lawan bicara yg beda pemahaman... :) Kenapa saya ambil contoh pendapat2 dari Internet? Itu hanya untuk menunjukkan kepada pak Arland bahwa sebenarnya pemahaman anda tentang transfer pahala sholat itu berbeda sendiri. Artinya sebelum pak Arland berani memperbolehkan transfer pahala sholat dengan dasar hadits tersebut seharusnya pak Arland sendiri yang mesti kroscek apa hadits yg pak Arland temukan itu benar ada di Sunan Dawud atau tidak? KArena jika hal itu tidak pernah ada, maka pak arland sama dengan telah menciptakan suatu bid'ah. Lagi pula jika memang ada, saya rasa tidak akan mungkin dari sekian banyak ustadz2 yg ada (ustadznya pak Wandi, ustadz saya, ustadz yg ada di internet, dan yg lainnya) tidak ada satu pun yang mengetahuinya. Sehingga pada akhirnya mereka dengan sangat hati2 tidak berani memperbolehkan bahkan menyarankan utk tidak melaksanakan sholat yang tidak jelas dasarnya tersebut. Ini masalah ibadah mahdhoh, tidak boleh sembarangan kita memperbolehkannya hanya berdasarkan sebuah hadits yang belum jelas keberadaannya melebihi seorang ustadz atau ulama.. :) Salam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Arland [EMAIL PROTECTED] wrote: Nah... inilah yang saya maksud CIRI dari WAHABIYAH. Ini terakhir reply saya ya... Kan kemarin saya sudah suruh cek and receq di kitab sunan Abu Daud. Disana ada redaksi haditnya. Kalau memang ga punya, saya bisa kirim dalam bentuk file JPG. Saya ga suruh anda percaya sama saya kok, saya cuma mengungkap fakta dan realita bahwa hadits tersebut sebenarnya ada, cuma mungkin kebetulan ga ditayang di Internet atau ga diungkap di pengajian yang anda ikuti. Mana saya Tahu? Itu saja.. Makanya saya suruh anda ngaji dan belajar lebih banyak, perbaiki dan mantapkan nahwu dan sorof, jadi anda bisa baca langsung kitab- kitab aslinya, bukan terjemahan saja. dan jangan hanya menuduh atau berkata seakan2 ini adalah akal-akalan saya. Untungnya apa sih saya akal-akalan bagi saya tentang hadits? Kamu ga tau ya? ancamannya neraka... saya sih takut yeee... Kalau anda ga takut neraka , ya sembunyikan saja hadits-hadits yang memang ada, anda anggap ga ada. Jangan2 jadi Inkarus-sunnah... Na'uzubillah... Min Zalik... Ke dua ; Buat apa saya menyuruh anda percaya sama saya??? Kenal juga saya belum sama anda. Mohon maaf bila anda tersinggung. Wassalam, Arland-Jkt. --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, y4tie y4tie@ wrote: Bisa jadi tidak ketemu, bisa jadi memang tidak ada, ya tho? :) Yang jelas jumhur ulama internet menyatakan tidak ada itu yang namanya transfer pahala sholat. Kalo masalah pendapat Syeikh, kan sudah saya tulis besar2 anda KELIRU SEKALI. Hal ini sudah sering kami bahas dalam pengajian. Kalo saya jelas lebih percaya ustadz2 yg sudah jelas keilmuannya termasuk ustadz2 yg ada di Internet seperti era muslim, syariah online dsb daripada ilmu dan akal pak Arland... Mohon maaf ya pak.. :) Wassalam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Arland hmd098@ wrote: Tidak ketemu searcing kan belum tentu tidak ada. Makanya, kl ngaji itu, jangan lewat searching internet melulu. Di internet ya sekedar tambahan saja. Kalau mau ngaji tuh, baca dan dengerin pembahasan kitab-kitab klasik dari ulama2 yang mu'tabar, Insya 'Allah ga akan bingung dan kehilangan obor. Atau, katanya situ kan muridnya Syaikh Muhammad bin Shalih Al- Utsaimin Tanyakan saja kepada beliau, mengapa beliau tidak mengingkari adanya pengiriman pahala sholat. Padahal kata ustad si eramuslim ga ada dalilnya. Aku kepingin tahu juga, apakah ilmumu nyambung ga sama Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin Jangan2 cuma ngaku doang, kenalnya juga lewat searching internet jg wassalam, --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, y4tie y4tie@ wrote: Tapi kenapa kalo saya coba searching di forum2 diskusi situs Islam, mereka semua tidak pernah menyebut adanya hadiah pahala sholat utk ortu, bahkan mereka mengatakan tidak pernah ada hadiah pahala yang demikian. Apa ustadz2 itu semua sama tidak tahunya seperti pak Wandy? :) Utk lebih jelasnya berikut saya sertakan salah satunya dari era muslim: Ass. Wr. wb. Ustadz saya mau nanya tentang shalat hadiah untuk orang tua kita yang telah meninggal dunia. Bagaimana tata caranya dan ayat apa yang paling bagus kita bacakan dan doa yang harus kita bacakan? Mohon bantuannya ustadz. Wasalam Iin Erpianto erpianto Jawaban Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Kalau pun ada dalil tentang shalat yang diniatkan untuk hadiah kepada seseorang yang telah wafat, maka shalat itu adalah shalat jenazah. Sedangkan shalat khusus tertentu yang judulnya untuk dihadiahkan
[keluarga-islam] Re: Tanya - Pak Wandy
Tapi kenapa kalo saya coba searching di forum2 diskusi situs Islam, mereka semua tidak pernah menyebut adanya hadiah pahala sholat utk ortu, bahkan mereka mengatakan tidak pernah ada hadiah pahala yang demikian. Apa ustadz2 itu semua sama tidak tahunya seperti pak Wandy? :) Utk lebih jelasnya berikut saya sertakan salah satunya dari era muslim: Ass. Wr. wb. Ustadz saya mau nanya tentang shalat hadiah untuk orang tua kita yang telah meninggal dunia. Bagaimana tata caranya dan ayat apa yang paling bagus kita bacakan dan doa yang harus kita bacakan? Mohon bantuannya ustadz. Wasalam Iin Erpianto erpianto Jawaban Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Kalau pun ada dalil tentang shalat yang diniatkan untuk hadiah kepada seseorang yang telah wafat, maka shalat itu adalah shalat jenazah. Sedangkan shalat khusus tertentu yang judulnya untuk dihadiahkan kepada orang yang sudah wafat, kami belum menemukan dasar masyru'iyahnya dari sumber-sumber yang valid. Hal ini berbeda dengan berhaji dengan niat untuk dihadiahkan kepada seseorang, baik masih hidup atau sudah wafat, yang memang ada dasar masyru'iyahnya. Istilahnya adalah haji badal. Dari Ibnu Abbas ra. bahwa seorang wanita dari Juhainnah datang kepada Nabi SAW dan bertanya, Sesungguhnya ibuku nadzar untuk hajji, namun belum terlaksana sampai ia meninggal, apakah saya melakukah haji untuknya? Rasul menjawab, Ya, bagaimana pendapatmu kalau ibumu mempunyai hutang, apakah kamu membayarnya? Bayarlah hutang Allah, karena hutang Allah lebih berhak untuk dibayar. (HR Bukhari) Dengan adanya dasar masyru'iyahnya, maka boleh buat kita untuk melakukannya. Semua teknisnya sama persis dengan haji untuk diri sendiri, kecuali niatnya saja yang dikhususkan untuk orang yang dibadalkan. Namun untuk ibadah shalat, kami belum pernah mendengar adanya badal, baik untuk orang yang masih hidup atau pun untuk mereke yang sudah wafat. Baik hubungannya antara orang tua dan anak, atau pun tidak ada hubungannya. Karena itu kami mohon maaf karena tidak bisa menjawab pertanyaan anda. Bahkan kami tidak merekomendasikan anda untuk melakukannya, lantaran belum jelas dasar-dasarnya. Padahal masalah yang anda tanyakan itu benar-benar masalah ibadah mahdhah, yang rujukannya harus pasti dari apa yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW. Salam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalau demikian, berarti masalah ini muncul hanya karena keterbatasan ilmu dan akal saya serta Ustadz atau ulama dimana saya pernah mengambil ilmu kepada mereka. Mohon maaf kalau begitu...:) Wassalam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Arland hmd098@ wrote: Assalamu'alaikum wr, wb. Sebagai pengakhiran diskusi, saya sedikit memberikan masukan sbb : Karena sekarang semua sudah tahu haditsnya bahwa, pengiriman pahala lewat sholat itu memang ada, maka buat masukan antum, lain waktu bila ada yang mengatakan itu BOLEH, jadi ga heran lagi, memang dalilnya ada kok, cuma kitanya aja yg masih belum tahu atau belum sampai ilmu kita untuk mempelajari itu. Di kitab Kifayatul Akhyar (versi klasik bahasa arabnya) , juga kalau ga salah ingat hadits ini dimunculkan, cuma dalam bentuk tambihun. Kemudian mengeni mazhab, saya menggunakan fiqih Syafi'iyyah. Saya kira banyak kok, yang menggunakan dalil ini untuk membayar hutang2 sholat orangtua mereka yang ketika saat ajal itu datang (sakratul maut), dalam keadaan koma, orangtuanya meninggalkan sholatnya beberapa hari. Ada juga yang menggantinya secara dobel, yaitu dengan sholat qodlo dan beras yang dibagikan kepada fakir miskin. Kejadian ini sudah saya ketahui semenjak saya masih kanak2 memang sudah ada (sekitar 35 tahun yl), kalau jaman dulu pengeluaran kafarah dalam bentuk berasnya itu di HELA, yaitu dengan cara si ahli waris menyerahkan kepada seorang fakir miskin, kemudian sifakir miskin menghadiahkan lagi beras itu kepada ahli waris, lalu ahli waris membayar kafaroh lagi dari beras yang sama, begitu seterusnya samapai 4-5kali. Tapi itu jaman dulu, ketika beras masih langka, dan rakyat masih miskin juga/belum mampu, Makanya ulama jaman dulu membolehkan hela, sebagai solusi. Ketika dijaman kini yang sebagian rakyat sudah makmur, tradisi meng- hela kafaroh itu hampir-hampir ga ada lagi. Sekarang para ahli waris umumnya langsung mengeluarkan kafaroh dalam bentuk beras misalnya sebanyak 10 karung untuk dibagikan kepada fakir miskin, Tapi ahli warisnya juga membayar qodlo sholat dari orangtuanya yg sdh meninggal. Dalilnya adalah hadits tersebut, saya copy paste lagi : Dari Usaid, Malik bin Robi'ah As-Sayyidi Ra. berkata : Ketika kami tengah duduk di sisi Rasulullah SAW, telah datang seorang laki-laki dari Bani Salamah, lalu bertanya Ya Rasulullah, apakah masih tinggal sesuatu daripada perbuatan kebajikan atasku terhadap kedua orangtuaku
[keluarga-islam] Re: Tanya - Pak Wandy
Kalau dari sekian banyak orang yang reply tidak ada yang sepaham dengan pak Arland, jadi sebenarnya yang salah memahami itu siapa ya? Mohon maaf, Salam :) --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Arland [EMAIL PROTECTED] wrote: Wa'alaikum salam Pendapat mana yg menurut anda cukup kuat itu..? Dan siapa yg dibikin makin sulit ; mana yg harus diterima? Yang perlu ditanamkan adalah PEMAHAMAN dalam memahami Al-Qur'an maupun Hadits. Bukan asal copy paste, namun tak mengerti apa yang disampaikan. Forum ini adalah diskusi, bukan PENGHAKIMAN. saya berharap kita sama-sama dapat memahami dengan AKAL ILMU terhadap apa2 yang kita sampaikan. Wassalam, --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bahtiar lim bahtiar27@ wrote: Salamun alaikum, Topic sudah melebar. Berbagai pendapat yang dikalim cukup kuat justru makin sulit mana yang harus diterima Sedangkan contoh dan pendapat Allah singkat dan cukup padat, serta mudah difahami, Dan permintaan ampun dari Ibrahim (kepada Allah) untuk bapaknya, tidak lain hanyalah karena suatu janji yang telah diikrarkannya kepada bapaknya itu. Maka tatkala jelas bagi Ibrahim bahwa bapaknya itu adalah musuh Allah, maka Ibrahim berlepas diri daripadanya. Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang yang sangat lembut hatinya lagi penyantun. (QS. 9:114) kalau kita simak, Ibrahimpun tidak lagi mendoakan orang tuanya setelah mengerti bahwa orang tuanya tidak bersedia mengemban Amanah Allah... Kemudian kalau Nabi saja dilarang memintakan ampunan terhadap orang yang dihatinya ada sedikit kemusyrikan... Apakah berani kita memintakan ampunan terhadap orang yang kita tidak tahu isi hatinya ada kemusyrikan ..? TIADALAH SEPATUTNYA BAGI NABI DAN ORANG-ORANG YANG BERAMANAH MEMINTAKAN AMPUN (KEPADA ALLAH) BAGI ORANG-ORANG MUSYRIK, walaupun orang-orang itu adalah kaum kerabat(nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasannya orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka Jahannam. (QS. 9:113) Siapa yang bisa menjamin seseorang yang kita mintakan ampunan itu tidak ada kemusyrikan dihatinya...??? Jadi permintaan ampunan hanya boleh untuk orang2 yang Ber'amanah dan bertobat yang sudah memiliki jaminan Syurga. Mengenai pahala shalat, haji, zakat, dsb yang menurut dalil beberapa teman2 disini sebenarnya Allah sudah menyatakan dengan tegas..!! Barangsiapa yang mengerjakan amal yang saleh maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barangsiapa yang berbuat jahat maka (dosanya) atas dirinya sendiri; dan sekali-sekali tidaklah Rabbmu menganiaya hamba-hamba(Nya) (QS. 41:46) Jadi menurut ayat itu, tidak ada konpensasi akal2an penuh khayal mengirim pahala untuk orang lain. kecuali memang manusia nya mau bikin aturan sendiri... salaam --- Arland hmd098@ wrote: SETUJU, ya boleh-boleh saja... :) Tapi harus difahami bahwa : IBADAH HAJI dan UMROH juga termasuk IBADAH BADANIYAH atau ibadah yang menggunakan badan. Bahkan ibadah Haji dan Umrah ada Ibadah yang menyangkut MAAL/HARTA, karena dalam Ibadah haji itu memakai biaya berupa Duit untuk pergi ke Makkah, Bayar Dam, dsb dsb. belum lagi ZAKAT ONH. Malahan ibadah haji itu LEBIH LENGKAP dari sekian rukun islam, didalamnya sudah termasuk sholat Ikhram, Sholat Tawaf dll, oleh karenanya di letakkan di urutan ke 5 dalam RUKUN ISLAM, dan ditambah lagi dengan embel-embel JIKA MAMPU. Jadi IBADAH BADANIYAH itu BUKAN HANYA SHOLAT dan PUASA Hadits yang Ukhti sampaikan itu maksudnya SELAGI HIDUP, bukan SETELAH sifulan meninggal dunia. Yang kita bicarakan adalah SETELAH sifulan meninggal. wassalam, --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, y4tie y4tie@ wrote: Setuju Pak Wandy, berikut saya kutipkan keterangan dari syariah online mengenai menghadiahkan pahala khususnya pahala sholat: ...Pahala ibadah maliyah seperti shadaqah dan hajji sampai kepada mayyit, sedangkan ibadah badaniyah seperti shalat dan bacaan Al- Quran tidak sampai. Pendapat ini merupakan pendapat yang masyhur dari Madzhab Syafi'i dan pendapat Madzhab Malik. Mereka berpendapat bahwa ibadah badaniyah adalah termasuk kategori ibadah yang tidak bisa digantikan orang lain, sebagaimana sewaktu hidup seseorang tidak boleh menyertakan ibadah tersebut untuk menggantikan orang lain. Hal ini sesuai dengan sabda Rasul SAW: Artinya: Seseorang TIDAK BOLEH MELAKUKAN SHALAT untuk menggantikan orang lain, dan seseorang tidak boleh melakukan shaum untuk menggantikan orang lain, tetapi ia memberikan makanan untuk satu hari sebanyak satu mud gandum. (HR An-Nasa'i). Jadi jelas sekali, tidak ada yg namanya membayarkan hutang sholat. --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandysulastra wandysulastra@ wrote: Saya tidak
[keluarga-islam] Re: Tanya - to Y4tie
Memang sebaiknya demikian, kalau kita merasa memiliki keterbatasan ilmu, maka tidak layak bagi kita kemudian mengambil kesimpulan sendiri tentang suatu masalah. Mengenai Syeikh Utsaimin insya allah saya lebih kenal beliau daripada anda, saya kebetulan mengikuti pengajian dimana ustadz saya sering berikirim surat dengan beliau bilamana ada masalah yang hendak ditanyakan. Apa yang anda fahami dari tulisan beliau di bawah adalah KELIRU SEKALI. Satu lagi KEKELIRUAN anda, PKS bukanlah WAHABI, karena Wahabi meniadakan segala macam gerakan politik. Sesungguhnya salafiyah meniadakan untuk uluran apa saja kepada Hizbiyah Siasiyyah (gerakan politik) yang menjadikan kekuasaan sebagai tujuan dan bukan sebagai wasilah (perantara). Begitu menurut salah seorang ulama wahabi. Tidak semua orang yang mengambil ilmu dari ulama2 WAHABI otomatis adalah WAHABI. Tidak sedikit ustadz2 non WAHABI di negeri kita yang mengambil fatwa atau pendapat dari ulama2 wahabi karena keluasan ilmu mereka. Kecuali bagi mereka yang anti wahabi dan menyamakan wahabi seperti layaknya aliran sesat bahkan pengikut iblis (Na'udzubillah). Mereka yang men-sesat-kan wahabi saya pikir sama saja dengan wahabi yang juga suka mensesatkan oranglain. Mohon maaf lagi, jika saya melihat dari history diskusi ini saya katakan bahwa sebenarnya andalah orang yang tidak bisa menerima pendapat oranglain. Salam :) --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Arland [EMAIL PROTECTED] wrote: --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, y4tie y4tie@ wrote: Kalau dari sekian banyak orang yang reply tidak ada yang sepaham dengan pak Arland, jadi sebenarnya yang salah memahami itu siapa ya? Mohon maaf, Salam :) Tidak berani reply bukan berarti tidak sefaham. Kadang-kadang karena keterbatasan ilmu, banyak orang merasa tawadlu dalam memberikan pendapat. Hanya orang-orang yang BERFAHAM WAHABI-lah yang berani menghakimi amalan2 orang lain yang tidak sefaham dengannya langsung di Vonis bahwa faham itu keluar jalur dan sesat, minimal dikatakannya itu ahlul bid'ah. Makanya orang seperti itu disebut dengan istilah Wahabiyah. Ketika di hadapi oleh pendapat dan pemahaman yang tidak sesuai dengan apa yang diketahuinya selama ini, mereka (yang berfaham wahabi) langsung menyerang lawan diskusinya dengan bermacam-macam taktik dan dengan mengerahkan nick name yang berbeda2. Dan dengan dalil yang berbeda-beda, termasuk MEMOTONG hadits atau AYAT, sekenanya. Saya sudah tahu sejak dulu, cara-cara semacam ini kerap dilakukannya dengan berbagai upaya. Anda bisa lihat, diantara yang memberikan komentar, hanya 2-3 orang yang sering mengirim artikel, tapi selebihnya adalah nick-name orang yang baru kita kenal yang sebelumnya tidak pernah memberikan komentar apa-apa (anggota milis pasif/baru subcribe) Padahal. kalau orang Ahlus-sunnah sejati yang mengerti tentang ilmu agama dengan benar, sebelum mereka menyalahkan pendapat orang lain, mereka selalu memeriksa dirinya terlebih dahulu dengan ketawadlu'annya, misalnya dengan introfeksi diri : o.. bisa jadi dalil itu ada, mungkin sayalah yang belum mengetahui atau belum pernah mendengarnya atau ilmu saya belum sampai sana. Mereka tidak langsung menyalahkan orang lain, tapi malah memeriksa diri, pemahamannya dan ilmunya. Begitulah kira-kira pendapat saya. Sejak awal sudah saya katakan (silahkan anda baca lagi) : Tidak mungkin SEORANG USTAD berkata TANPA DALIL. Karena Ustad adalah manusia biasa yang sudah diberikan Ilmu oleh Allah, bukan Tukang Obat yang hanya ngecap janji tanpa bukti. Begitu juga saya, saya mengatakan bahwa Ustad itu punya dalil, karena saya juga memang sudah tahu dalilnya. Salah-satunya dalilnya adalah perkataan yang disampaikan oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin Beliau adalah ulama besar dari orang2 yang berfaham wahabi (PKS), beliau TIDAK PERNAH melarang bahkan TIDAK MENGINGKARI akan kebolehan sholat atas nama orangtua yang sudah meninggal dunia. Tapi sayang, masih banyak pengikutnya yang kurang faham tentang apa yang disampaikannya itu. Karena itu kalau anda bukan termasuk yang berfaham wahabi, hendaknya anda tidak perlu mengahakimi orang lain sesat atau ahlul bid'ah, hanya karena berbeda pemahaman dengan anda, bisa jadi justru andalah yang belum tahu atau belum faham dalilnya. Apalagi dengan menyalahkan pemahaman orang lain BERDASAR dari reply yang masuk. Sungguh sangat naif Karena itu, perbanyaklah belajar dan belajar hingga liang lahat bukan belajar dari kata orang. Wassalam, Arland --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Arland hmd098@ wrote: Wa'alaikum salam Pendapat mana yg menurut anda cukup kuat itu..? Dan siapa yg dibikin makin sulit ; mana yg harus diterima? Yang perlu ditanamkan adalah PEMAHAMAN dalam memahami Al-Qur'an maupun Hadits. Bukan asal copy paste, namun tak mengerti apa yang disampaikan. Forum ini adalah diskusi, bukan
[keluarga-islam] Re: Tanya to Zafri Rosedi
Saya kutipkan tulisan dari sebuah buku. Imam Nawawi berkata: Adapun bacaan Qur'an dan mengirimkan pahalanya untuk mayit dan mengganti shalatnya mayit tersebut, menurut Imam Syafi'i dan Jumhurul Ulama' adalah tidak sampai kepada mayit yang dikirimi, dan keterangan ini telah diulang-ulang oleh Imam Nawawi di dalam kitabnya, Syarah Muslim. (As Subuki, TAKMILATUL MAJMU', syarah MUHADZAB, juz X, hal. 426). Mungkin bisa dicek mengenai kebenarannya. --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ummu Hanif [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamu'alaikum wr wb, Tentang menggantikan shalat untuk orang tua ini, bagaimana menurut mahzab Syafi'i? atau bagaimana menurut imam mahzab lainnya? Adakah Saudara/Saudari yang punya referensinya? Mohon di-share disini.. Terima kasih sebelumnya Salam On 3/31/08, Arland [EMAIL PROTECTED] wrote: Maaf Pak Zafri Rosedi, Urustannya salah... :) Redaksi haditsnya dalam tulisan Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin adalah (Copy Paste lagi ): === sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. Artinya : Jika seorang manusia meninggal, terputuslah semua amalnya kecuali tiga, shadaqah jariyah, atau ilmu yang bermanfaat, atau anak shalih yang mendo'akannya [Hadits Riwayat Muslim dalam Al-Washiyah (1631)] Jadi urutannya : 1. Sadaqoh jariah 2. Ilmu Yang bermanfaat 3. Anak yang sholeh yang MENDO'AKANNYA Jadi anak yg sholeh yang mendo'akannya itu di urutan terakhir (urutan ke 3), bukan di urutan pertama... Pak. Tahukan anda : Siapa kah anak yang sholeh ? Siapa kah anak yang mendo'akannya ? Kalau anak yang sholeh saja, tapi dia tidak mendo'akan orangtuanya, orangtuanya hanya mendapat pahala Ilmu yang bermanfaat yang pernah dia ajarkan kepada anak-anaknya selagi si orangtua masih hidup. Kalau si anak yang sholeh dan sekaligus mendoakan orangtuanya, maka orangtuanya mendapatkan dobel : yaitu Ilmu yg bermanfaat dan anak yang sholeh yang mendoakannya. Apakah Sholat itu juga termasuk do'a? Kalau Sholat itu BUKAN termasuk do'a, silahkan anda terjemahkan arti baca2an sholat anda yang selama ini anda baca. wassalam, --- In keluarga-islam@yahoogroups.com keluarga-islam%40yahoogroups.com, Zafri Rosedi zafri_07@ wrote: Keadaan yang bisa tolong kepada Orang Tua adalah dengan anak yang soleh, ilmu yang bermanfaat dan amal jariyah..jika sianak tiada ilmu yang munafaat maka tidak bisa menolong..Hal yang perlu dikritisi/dikaji adalah kenapa harus anak menjadi urutan pertama? perkara sholat itu adalah kewajiban masing2 Diri. satu Diri dengan Diri yang lain tidak bisa menggantikan karena masing2 sudah pada berjanji..maka ditagihlah janji itu...karena Sholat adalah Hak Allah ta'ala sebagai yang mempunyai kehidupan..maka wajib ditunaikan sehari dalam 5x..itulah yg disebut waktu agama.. --- Arland hmd098@ wrote: Hallo... siapa lg yg mau menjawab ? dalam rep ini tertulis (copy paste) : ===Nah, Jika orang tua sudah meninggal, bakti yg bisa dilakukan diantaranya adalah dengan mendo'akan, membayarkan hutang dan membayar nadzar, afwan ini yang pernah ana dengar dalam sebuah kajian, kalo dalilnya sih ana ga ingat.. :( Sedangkan kalo soal membayarkan shalat yang tertinggal bagi orang tua afwan belom pernah denger nih...=== disana tertulis, saya garis bawahi : MEMBAYARKAN HUTANG dan MEMBAYAR NAZAR menurut hematku, sholat yang tertinggal termasuk HUTANG pada Allah. Kalau itu bukan termasuk hutang, tidak ada kewajiban meng-Qodho' sholat, sebagai pelunasan sholat yg tertinggal. Apakah karena Allah SWT tidak pernah menagih pada ahli waris, sehingga ahli waris si fulan yg meninggal tidak perlu MELUNASI hutang itu? Bisa dijelasakan secara spesifik...? salam, --- In keluarga-islam@yahoogroups.comkeluarga-islam%40yahoogroups.com, Ummu Hanif ycutt.cute@ wrote: Assalamu'alaikum wr wb Wah.. udah lama ga cek milis.. tambah seru aja nih.. :) Ana mo ngasih masukan dikit tentang birrul walidain, diantaranya ada dalam surat Al Israa. Berbakti Kepada Dua Orang Tua : Firman Allah *subhanahu wata'ala*, artinya, *Dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. *(QS. Al-Israa': 23) Di antara bentuk-bentuk berbuat baik (birrul walidain) kepada orang tua, sebagaimana dalam kelanjutan ayat adalah: 1. Tidak berkata ah atau membentak mereka. Allah *subhanahu wata'ala*berfirman artinya, *Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaan-mu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ah dan janganlah kamu membentak mereka. *(QS. Al-Israa': 23) 2. Berkata yang Baik.
[keluarga-islam] Hukum berziarah ke makam ulama
Assalamualaikum wr wb Ustad saya ingin menanyakan dalil yang mengatakan adanya keutamaan kita berziarah kemakam ulama Islam, kemudian apakah kita berdoa kepada Allah di makan tersebut doanya lebih mustajab, dan mendoakan orang yang sudah meninggal selain orang tua kita juga akan sampai dikabulkan, Bagaimana sanggahan terhadap orang mazhab wahabi yang tidak memperbolehkan berziarah ke makam karena sebagai bentuk ratapan kepada orang yang meninggal... Wasalam Amd Jawaban Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Awalnya ziarah kubur adalah perbuatan terlarang, karena para shahabat nabi masih baru saja meninggalkan era penyembahan berhala. Namun sedikit demi sedikit, Rasulullah SAW memandang bahwa sudah tidak ada alasan lagi untuk melarang ziarah kubur, karena para shahabat nabi telah memilihi pondasi aqidah yang sangat kokoh. Maka beliau pun bersabda: Úä ÈõÑóíúÏóÉ ÞóÇáó: ÞóÇáó ÑÓæá Çááå ßõäúÊõ äóåóíúÊõßõãú Úä ÒöíóÇÑóÉö ÇáÞõÈõæÑö ÝóÒõæÑæåÇ ÑæÇå ãÓáã æÝí ÑæÇíÉ: Ýóãóäú ÃÑóÇÏó Ãäú íóÒõæÑó ÇáÞõÈõæÑó ÝóáúíóÒõÑú º ÝÅäøóåóÇ ÊõÐóßøöÑõäóÇ ÇáÂÎöÑóÉó Dari Buraidah bahwa Rasulullah SAW bersabda, Dahulu aku larang kalian untuk berziarah kubur, sekarang silahkan berziarah. (HR Musim) Dalam riwayat yang lain beliau menyebutkan: Siapa yang ingin berziarah kubur, hendaklah berziarah. Karena berziarah kubur itu mengingatkan akhirat. Maka hukum ziarah kubur pun menjadi boleh setelah dahulu pernah dilarang. Setidaknya ada dua manfaat utama saat kita berziarah kubur. Manfaat pertama, kita dapat mendoakan orang yang ada di kubur itu. Dan imbasnya adalah doa kita itu akan diganjar dengan pahala yang banyak. Manfaat kedua, kita jadi dapat mengambil pelajaran bahwa suatu ketika kita pun akan mati juga, dan akan dikubur juga. Selain itu juga ada manfaat lainnya, bila kubur yang diziarahi itu merupakan kubur tokoh ulama. Misalnya, kita jadi termotivasi untuk mempelajari sejarah dan jalan hidupnya, serta dapat mengenang jasa- jasa mereka. Di jantung kota Cairo ada kubur Al-Imam Asy-Syafi'i rahimahullah. Bagi turis Indonesia yang melawat ke negeri Piramid itu, ziarah ke kubur Al-Imam Asy-Syafi'i sebenarnya dapat membangkitkan kita mengenal lebih dekat sosok Imam Mazhab itu. Dan rupanya di negeri itu terdapat begitu banyak situs peninggalan bersejarah yang menarik untuk diamati. Sayangnya, sebagian saudara-saudara kita agak buta sejarah, sehingga ketika datang ke tempat yang punya nilai sejarah, sama sekali tidak nyambung alias tidak dapat mengambil apapun pelajaran. Datang ke kubur para ulama akhirnya sekedar jadi wisata rutin dan ritual, yang miskin dari kajian. Dan konyolnya, sebagian lainnya malah datang untuk minta ini dan minta itu kepada ruh yang ada di kuburan. Tentu tindakan ini tidak bisa dibenarkan, karena seharusnya kita hanya meminta kepada Allah SWT, bukan kepada kuburan, meski kubur seorang ulama sekalipun. Lucu memang, bahkan di makam Al-Imam Asy-Syafi'i itu ada orang yang sampai bertawaf mengelilingi kuburnya, seperti layaknya ka'bah. Tindakan ini tentu kurang bisa diterima, karena tidak ada tuntunan dari agama ini tentang ritual tawaf mengelilingi kuburan. Adapun apa yang dikatakan sebagai wahabi yang anti ziarah kubur, memang para tokoh mereka di gurun pasir sana sejak awal lebih suka menggeneralisir semua masalah yang terkait dengan kuburan. Intinya, tidak ada cerita ziarah kubur, apalagi kubur ulama. Buat mereka, pokoknya haram, titik. Kita hanya bisa geleng-geleng kepadakalau melihat kelakuan sebagian saudara kita itu. Mungkin dengan berhuznudzdzan kita boleh bilang nbahwa tujuan mereka mungkin baik, yaitu untuk melindungi umat Islam dari bahaya syirik. Tapi pola gebyah uyah seperti itu ibarat suasana panik akibat kebakaran di suatu kampung, untuk menyelamatkan rumah dari amukan api, kadang rumah itu disemprot dengan air dengan kekuatan penuh, akibatnya memang sih rumah itu tidak terbakar, tapi malah roboh sekalian. Tindakan menggeneralisir semua ziarah kubur itu haram dan bid'ah, barangkali tepat kalau dilakukan oleh seorang Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhabyang hidup di abad ke delapan belas (1703-1791 M). Tapi suasana abad ke delapan belas tentu amat berbeda dengan suasana abad ke dua puluh dan dua puluh satu. Selain itu, gaya dakwah yang sikat sana tembak sini mungkin efektif untuk suasana masyarakat padang pasir yang tidak pernah makan sekolahan, namun belum tentu gaya seperti itu bisa dengan mudah diterima oleh bangsa lain yang punya peradaban. Maka kalau pun kita mau mengambil pelajaran dari siapa pun, kita harus lihat situasi dan kondisi serta latar belakang sosio kultural dari suatu masyarakat. Apa yang cocok di abad 18 belum tentu cocok untuk abad 21. Dan apa yang dirasa efektif untuk para penghuni gurun belum tentu cocok buat para penduduk nusantara. Maka ambillah pelajaran wahai orang yang bisa mengambil pelajaran. Alih-alih diterima, dakwah wahabiyah di mana-mana hanya memanen perlawanan dan permusuhan serta
[keluarga-islam] Islam Arabisme (masih seputar wahabi)
Dikutip dari: http://caksafa.multiply.com/journal/item/17 Saya pernah nimbrung dalam kajian pemikiran. Kajian itu membedah pemikiran Imam Al-Ghazali dan Ibnu Taimiyah. Studi tokoh itu dimulai dari biografi kedua ulama tersebut, kemudian fikih, logika (mantiq), tasawuf, dan filsafat. Rata-rata pengikut atau anggota tetap dalam kajian tersebut adalah mereka yang sudah biasa dengan kajian pemikiran, beda dengan saya yang baru kenal, itu pun karena terpaksa. Ketika diskusi berlangsung, saya hanya bengong melihat kawan-kawan mengutarakan pendapatnya dengan percaya diri, mencerminkan kapasitas keilmuan mereka, luar biasa menurut saya. Mereka (para diskusan) sangat menguasai tema yang diangkat, sepertinya sudah biasa bergaul dengan Imam Al-Ghazali. Tapi, terasa agak kurang ketika mengkaji Ibnu Taimiyah, hal ini terlihat karena susana diskusi tidak imbang, lebih banyak membicarakan Imam Al-Ghazali daripada Ibnu Taimiyah. Mungkin karena literatur karya Ibnu Taimiyah dalam disiplin ilmu tertentu tidak seperti Imam Al- Ghazali, cukup banyak. Selain itu mungkin juga karena mayoritas diskusan adalah jebolan dari beberapa pesantren tradisional di Indonesia. Bagi mereka, sosok seperti Imam Al-Ghazali bukanlah hal baru, buku `Ihya Ulumiddin' karangan beliau yang monumental itu, sudah pernah dipelajari karena merupakan salah satu pelajaran tetap di beberapa pondok pesantren, umumnya pada tigkat akhir. Literatur beliau yang lain juga banyak dipelajari. Adapun bukunya Ibnu Taimiyah, setahu saya tidak ada satupun yang dipelajari. Saya juga merasakan bahwa sepertinya kebanyakan kawan saya yang pernah nyantri di pondok tradisional, secara otomatis membenci pemikiran Ibnu Taimiyah, karena pemikirannya banyak bertolak belakang dengan Imam Al-Ghazali. Saya kurang tahu dalam masalah ini, apakah memang didoktrin demikian atau tidak. Dari sini nantinya akan timbul fanatisme yang sangat berlebihan, tidak akan pernah menerima pemikiran Ibnu Taimiyah, kecuali mereka yang benar-benar mempelajari dan meneliti pemikiran Ibnu Taimiyah secara obyektif. Bermula dari fanatisme inilah, banyak orang yang tidak suka dengan pemikiran Ibnu Timiyah dan pengikutnya. Kebencian mereka juga semakin bertambah dengan munculnya gerakan Wahabiyah di Saudi Arabia, karena fatwanya dianggap mengganggu ajaran Islam yang mereka pahami selama ini. Setelah itu muncullah istilah `Islam Arabisme' yang dibuat oleh mereka sendiri. Mereka menggambarkan para pengikut paham Wahabimenurut pengertian merekasebagai orang yang suka mengkafirkan, tidak toleran, main hakim sendiri menindak kejahatan dengan kejahatan dengan mengatasnamakan Islam. Mungkin juga termasuk sebutan Preman Berjubah yang baru-baru ini muncul, tidak tahu pasti istilah itu benar-benar ada yang mengungkapkan atau hanya redaksi dari media masa. Lucunya, semua orang disamaratakan. Orang yang berjubah, memelihara jenggot, suka berdakwah (menasehati yang baik), aktif dalam partai Islam, bergaul dengan orang yang suka berjamaah di masjid, semua dianggap gerakan Wahabi, gerakan peng-arabansesuai yang mereka pahamikonspirasi Timur Tengah, dan lain sebagainya. Mereka menyebut dirinya dengan Islam Kultural. Tapi kawan-kawan saya yang tergabung dalam diskusi tersebut tidak sepenuhnya demikian, hanya beberapa saja. Informasi seperti ini hanya saya rasakan ketika berinteraksi, berteman, berkawan dan hidup bareng bersama barisan kawan-kawan yang kebetulan berpihak pada Islam yang tidak suka dengan Wahabi. Wallahu A'lam bi as-shawab.
[keluarga-islam] Re: Mengenal Keampuhan Sholawat Nariyah
Mas Eko, diskusi yang lebih dalam mengenai shalawat ini bisa di baca di sini: http://myquran.org/forum/index.php/topic,24254.0.html Pandangan yang berbeda mengenai sholawat ini bisa juga dibaca disini: http://alatsari.wordpress.com/2007/11/06/shalawat-shalawat-yang- dianggap-ibadah/ Intinya memang kembali kepada perbedaan pemahaman... :) Salam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Eko Prasetyo [EMAIL PROTECTED] wrote: Ini ada hadistnya ndak?sampai x Pada tanggal 29/01/08, banganut [EMAIL PROTECTED] menulis: Bisa dibuktikan bahwa shalawat Nariyah merupakan pembodohan bikinan Yahudi ? atau hanya prasangka belaka ? wassalam anut --- In keluarga-islam@yahoogroups.com keluarga-islam% 40yahoogroups.com, wong ma'ruf wongmaruf@ wrote: Saya melihat ini cuma sekedar upaya pembodohan bikinan Yahudi, yang menyandarkan hidup manusia pada shalawat. Yahudi berfikir, gih lu yang Islam bershalawat ria, gue yang ambil peran diekenomi dan ilmu pengetahuan, ente setelah sholawat beli produk-produk gue. Gahe gene masih ngelamun. Arland hmd098@ wrote: Mengenal Keampuhan Sholawat Nariyah Sholawat Nariyah adalah sebuah sholawat yang disusun oleh Syekh Nariyah. Syekh yang satu ini hidup pada jaman Nabi Muhammad sehingga termasuk salah satu sahabat nabi. Beliau lebih menekuni bidang ketauhidan. Syekh Nariyah selalu melihat kerja keras nabi dalam menyampaikan wahyu Allah, mengajarkan tentang Islam, amal saleh dan akhlaqul karimah sehingga syekh selalu berdoa kepada Allah memohon keselamatan dan kesejahteraan untuk nabi. Doa-doa yang menyertakan nabi biasa disebut sholawat dan syekh nariyah adalah salah satu penyusun sholawat nabi yang disebut sholawat nariyah. Suatu malam syekh nariyah membaca sholawatnya sebanyak kali. Setelah membacanya, beliau mendapat karomah dari Allah. Maka dalam suatu majelis beliau mendekati Nabi Muhammad dan minta dimasukan surga pertama kali bersama nabi. Dan Nabi pun mengiyakan. Ada seseorang sahabat yang cemburu dan lantas minta didoakan yang sama seperti syekh nariyah. Namun nabi mengatakan tidak bisa karena syekh nariyah sudah minta terlebih dahulu. Mengapa sahabat itu ditolak nabi? dan justru syekh nariyah yang bisa? Para sahabat itu tidak mengetahui mengenai amalan yang setiap malam diamalkan oleh syekh nariyah yaitu mendoakan keselamatan dan kesejahteraan nabinya. Orang yang mendoakan Nabi Muhammad pada hakekatnya adalah mendoakan untuk dirinya sendiri karena Allah sudah menjamin nabi-nabiNya sehingga doa itu akan berbalik kepada si pengamalnya dengan keberkahan yang sangat kuat. Jadi nabi berperan sebagai wasilah yang bisa melancarkan doa umat yang bersholawat kepadanya. Inilah salah satu rahasia doa/sholawat yang tidak banyak orang tahu sehingga banyak yang bertanya kenapa nabi malah didoakan umatnya? untuk itulah jika kita berdoa kepada Allah jangan lupa terlebih dahulu bersholawat kepada Nabi SAW karena doa kita akan lebih terkabul daripada tidak berwasilah melalui bersholawat. Inilah riwayat singkat sholawat nariyah. Hingga kini banyak orang yang mengamalkan sholawat ini, tak lain karena meniru yang dilakukan syekh nariyah. Dan ada baiknya sholawat ini dibaca kali karena syekh nariyah memperoleh karomah setelah membaca kali. Jadi jumlah amalan itu tak lebih dari itba' (mengikuti) ajaran syekh. Agar bermanfaat, membacanya harus disertai keyakinan yang kuat, sebab Allah itu berada dalam prasangka hambanya. Inilah pentingnya punya pemikiran yang positif agar doa kita pun terkabul. Meski kita berdoa tapi tidak yakin (pikiran negatif) maka bisa dipastikan doanya tertolak. Inilah bacaan sholawat nariyah yang terkenal itu : Allohumma sholli shollatan kamilah wa sallim salaman. Taman 'ala sayyidina Muhammadiladzi tanhallu bihil 'uqodu wa tanfariju bihil kurobu. Wa tuqdhobihil hawa iju wa tunna lu bihirogho 'ibu wa husnul khowatim wa yustaqol ghomawu biwaj hihil kariim wa 'ala aalihi washosbihi fii kulli lamhatin wa hafasim bi'adadi kulli ma'luu mi laka ya robbal 'aalamiin Artinya : Ya Allah Tuhan Kami, limpahkanlah kesejahteraan dan keselamatan yang sempurna atas junjungan kami Nabi Muhammad SAW. Semoga terurai dengan berkahnya segala macam buhulan dilepaskan dari segala kesusahan, ditunaikan segala macam hajat, tercapai segala keinginan dan khusnul khotimah, dicurahkan rahmat dengan berkah pribadinya yang mulia. Kesejahteraan dan keselamatan yang sempurnah itu semoga Engkau limpahkan juga kepada para keluarga dan sahabatnya setiap kedipan mata dan hembusan nafas, bahkan sebanyak pengetahuan Engkau, Ya Tuhan semesta alam - Looking for last minute shopping deals? Find them fast with Yahoo! Search.
[keluarga-islam] Re: HUKUM MEMBACA AL-QUR'AN UNTUK MAYIT BERSAMA IMAM ASY-SYAFI'IY
Mengapa saya tidak muncul dan memberi komentar apa2? Karena saya pikir tidak ada gunanya meladeni anda, ngga akan nyambung... Buktinya, sewaktu pak Wandy meminta anda menunjukkan mana dari artikel yang saya kirim yang anda anggap salah, anda hanya berkelit dan mengalihkan topik pembicaraan. Maaf kalau pada akhirnya saya mengambil kesimpulan kalau anda hanyalah seperti tong kosong yang nyaring bunyinya, hanya bisa berkoar-koar tanpa ilmu. Ilmu yang dikupas berulang-ulang tidak akan pernah basi, insya Allah akan selalu bermanfaat. --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Kartika, Bambang [EMAIL PROTECTED] wrote: Yabegitulah,...padahal kalau dilihat kata kata saya Saya dan anda bisa saja berbuat konyol, dan tidak menutup kemungkinan yang lain, mengapa ? jelas ..la..wong anda dengan saya malah yang jadi rame , yang memposting tidak muncul lagi bukan?,...itulah makanya anda dan saya bisa konyol, jadi saya tidak ada tujuan lain apa lagi melecehkan, Itu hanya pepatah seseorang jangan sampai jatuh pada lobang yang sama. Ada pepatah Masuk ke kandang kambing mengembek, masuk ke kandang ayam ber kokok. Kita sudain saja, tidak baik ber kepanjangan, sekali lagi saya mohon Ma'af jika pernyataan konyol dianggap sebagai pelecehan -Original Message- From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:keluarga- [EMAIL PROTECTED] Behalf Of wandysulastra Sent: Thursday, December 13, 2007 10:31 AM To: keluarga-islam@yahoogroups.com Subject: [keluarga-islam] Re: HUKUM MEMBACA AL-QUR'AN UNTUK MAYIT BERSAMA IMAM ASY-SYAFI'IY Insya Allah saya sama sekali tidak terganggu dengan segala hal yang anda katakan. Disni saya hanya ingin mengingatkan anda bahwa yang mempunyai perasaan itu bukan hanya anda saja. Kalau dengan postingan bu Yati saja (yang kalau menurut saya tidak ada yg salah) anda sudah merasa diserang, bagaimana dengan kalimat anda yang langsung melecehkan orang lain... Tidak ada masalah dengan postingan yang berulang-ulang, karena memang demikianlah yang namanya milis. Bertindaklah adil, jangan hanya memikirkan orang dari kelompok yang sepaham dengan anda saja. Pikirkan juga perasaan orang yang tidak sepaham dengan anda. Jadi, saya harap anda tidak memberikan komentar konyol lagi kepada postingan yang tidak sepaham dengan anda.. Maaf kalau istilah konyolnya jadi saya pakai terus.. :) --- In keluarga-islam@ mailto:keluarga-islam%40yahoogroups.com yahoogroups.com, Kartika, Bambang KARTIKAB@ wrote: HH Jadi anda merasa dilecehkan, P ' Wandi coba dikaji dulu yang saya sampaikan, semua maksud saya di kembalikan ke Alquran, saya sudah menemukan ya saya pakai, perbedaan itu dari pikiran manusia tapi Allah maha mendengar dan mengetahui yang di hati manusia, dengan kalimat Gitu aja kok repot anda tersinggung? saya bukan gusdur, maksud saya agar biar tidak terlalu tegang, karena hal ini sudah pernah di bahas , kalau saya tidak hanya Ilmiyah saja Alquran itu dengan keyakinan, hal ini kan sudah dibahas,..yaudah kalau begitu saya mohon ma'af, silahkan dilanjut saja saya tidak komentar masalah ini, dengan melihat kadarnya dulu, OK... kalau yang ikut milisi ini semua bisa melihat dan membaca postingan2 saudara2 kita , tentu saja pendapat yang berbeda beda akan muncul, saya menyadari hal itu, kalau saya menyampaikan pendapat disisni itu karena saya ikut milisi ini, mudah- mudahan sedikit orang yang merasa tersakiti dengan postingan saya bila perlu tidak ada ,saya tidak bermaksud menghasut, apalagi embel- embel lain, semua punya pendapat, punya hak, tapi hak kita juga dibatasi hak orang lain silahkan dilanjut saja. -Original Message- From: keluarga-islam@ mailto:keluarga-islam%40yahoogroups.com yahoogroups.com [mailto:keluarga- [EMAIL PROTECTED] mailto:islam%40yahoogroups.com com]On Behalf Of wandysulastra Sent: Thursday, December 13, 2007 8:18 AM To: keluarga-islam@ mailto:keluarga-islam%40yahoogroups.com yahoogroups.com Subject: [keluarga-islam] Re: HUKUM MEMBACA AL-QUR'AN UNTUK MAYIT BERSAMA IMAM ASY-SYAFI'IY Ini bukan masalah anda mau pilih apa atau saya pilih apa. Tolong hargai saudara kita yang berniat berbagi ilmu di milis ini. Jika anda tidak sepaham dengannya, silakan ditanggapi dengan baik dan berdiskusi secara ilmiah. Dengan melontarkan kalimat asal bunyi yang bernada melecehkan seperti dibawah hanya akan menimbulkan rasa permusuhan diantara kita. Pendapat boleh beda, tapi ukhuwah harus tetap dijaga. --- In keluarga-islam@ mailto:keluarga-islam%40yahoogroups.com yahoogroups.com, Kartika, Bambang KARTIKAB@ wrote: Ya,nga apa-apa, lawong saya juga sudah tau silahkan saja kalau anda mau jabarkan tentang bacaan Qur'an buat orang yang sudah meninggal, setelah itu silahkan anda pilih, saya sendiri sudah milih , itu kan masalalu gituaja repot -Original Message- From: keluarga-islam@
[keluarga-islam] Mengenal Sifat dan Penampilan Malaikat
Mediamuslim.info - Malaikat adalah makhluq mulia, diciptakan secara hakiki bukan majasi atau kiasan, dan secara fitrahnya senantiasa taat kepada Alloh Subhaanahu wa Ta'ala, tidak melanggar perintah Alloh Subhaanahu wa Ta'ala. Mereka diciptakan dari nur (cahaya), dalilnya, yang artinya: Aku telah menciptakan malaikat dari cahaya (HR: Shahih Muslim 2296/2294) Jenis kelamin kelamin lakilaki, perempuan, jantan, dan betina merupakan sifat umum bagi manusia, jin, hewan, tumbuhan, dan benda mati. Sebagaimana firman Alloh Subhaanahu wa Ta'ala, yang artinya: Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang pasangan supaya kamu mengingat akan kebesaran Alloh (QS: Adz Dzariyat: 49) Ini mencakup semua yang ada di alam ini, selain para malaikat. Malaikat tidak disifati seperti sifatsifat tersebut diatas (yaitu lakilaki atau perempuan). Malaikat tidak makan dan minum, akan tetapi makanan mereka adalah tasbih, tahlil. Alloh Subhaanahu wa Ta'ala ciptakan para malikat dalam bentuk paling baik dan paling indah, dan Alloh Subhaanahu wa Ta'ala memberikan kemampuan kepadanya untuk dapat merubah bentuknya. Dalam firman Alloh Subhaanahu wa Ta'ala, yang artinya: Yang diajarkan kepadanya oleh Jibril yang sangat kuat. Yang mempunyai akal yang cerdas, dan Jibril itu menampakkan diri dengan rupa yang asli. (QS: An Najm: 5-6) Ibnu Abbas berkata: makna `Dzuumarratin' adalah yang memiliki penampilan indah. Dan Qatadah berkata: maknanya adalah yang memiliki bentuk fisik yang tinggi dan baik. (tafsir Ibnu Katsir) Para malaikat memiliki ukuran fisik yang berbedabeda, ada yang mempunyai 2 sayap, 3 sayap, 4 sayap, dan seterusnya. Dalilnya adalah: Segala puji bagi Alloh, Pencipta langit dan bumi. Yang menjadikan malaikat sebagai utusanutusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap mesingmasing (ada yang 2, 3, 4) Alloh menambahkan pada ciptaan Nya apa yang dikehendaki Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS: Al Fathir: 1) Dan hadits dari Jabir bin Abdillah, Rasululloh Shalallahu `alaihi wa Sallam bersabda, yang artinya: Telah diizinkan bagi saya untuk menceritakan salah satu dari Malikat Alloh, dari malaikat yang memikul Arsy Alloh, antara daun telinganya dan pundaknya berjarak tujuh ratus tahun (perjalanan). (HR: Shahih Sunan Abi Dawud 3/895) Jumlah malaikat sangat banyak, tidak ada yang mengetahui jumlahnya kecuali Alloh `Azza wa Jalla. Berdasarkan dalil, yang artinya: Dan tiada Kami jadikan penjaga Neraka itu melainkan dari Malaikat, dan tiadalah Kami menjadikan bilangan mereka itu melainkan untuk jadi cobaan bagi orangorang kafir. Supaya orangorang yang diberi Al kitab menjadi yakin, dan supaya orang yang beriman bertambah imannya. Dan supaya orangorang yang diberi Al kitab dan orangorang mukmin itu tidak raguragu, dan supaya orang yang dihatinya ada penyakit dan orangorang kafir (mengatakan): `Apakah yang dikehendaki Alloh dengan bilangan ini sebagai suatu perumpamaan?' Demikianlah Alloh menyesatkan orangorang yang dikehendaki Nya. Dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhan mu melainkan Dia sendiri. Dan Saqar itu tiada lain hanyalah peringatan bagi manusia. (QS: Al Mudatstsir: 31) Rasululloh Shalallahu `alaihi wa Sallam bersabda, yang artinya: Tidaklah di langit dunia itu terdapat suatu tempat pijakan kaki melainkan padanya ada malaikat yang sujud, begitulah perkataan malaikat: `Dan tidaklah masingmasing dari kami (malaikat) melainkan bginya mengetahui tempat kedudukannya. Dan sesungguhnya kami benar benar bershofshof, dan sesungguhnya kami benarbenar bertasbih kepada Alloh. (Silsilah hadits shahih 1059, syaikh Al Albani) Demikianlah sekilas mengenai sifat dan penampilan para Malaikat, semoga pengetahuan ini semakin meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita, amin... Wallahu ta'ala a'lamu bish-shawab
[keluarga-islam] Re: Memuji Rasulullah Belebihan
Bapak2 sekalian, mohon dibaca lagi artikel yg saya kirim di bawah dengan hati yang dingin tanpa mengedepankan perbedaan. Artikel tersebut sama sekali tdk melarang bapak2 untuk bersholawat. Seperti yang kita ketahui bahwa ibadah dilakukan berdasarkan dalil, begitu juga dengan sholawat. Al-Ahzab 56: Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. Banyak ayat Qur'an yang menyebutkan anjuran bersholawat. Hingga terjadi perbedaan antar ulama mengenai hukum membaca sholawat ini, apakah wajib atau sunat. Pada sebuah hadits disebutkan bahwa jika dalam suatu majelis tidak disebutkan nama Allah dan tidak bersholawat kepada Nabi, niscaya mereka dalam kerugian. Jika Allah menghendaki, Allah akan mengadzab mereka dan jika Allah menghendaki, Allah akan memberi ampunan kepada mereka. Dan masih banyak lagi hadits2 lainnya yang menjelaskan tentang keutamaan dari bersholawat. Jadi, suka bersholawat tentu tidak termasuk dari memuji Rasulullah secara berlebihan, sebaliknya hal tersebut merupakan ibadah yg sangat dianjurkan. Beribadahlah berdasarkan ilmu, bukan hanya berdasarkan rasa fanatisme berlebihan saja. Jangan sampai kita bersifat ifrath, yaitu melampaui batas dalam beribadah, berbicara tentang Allah dan atas nama Allah tanpa ilmu. Karena rusaknya ummat sebelum kita, disebab sikap melampaui batas di dalam agamanya. Seperti yang di wanti2kan Rasullah: Jauhilah olehmu sekalian sikap melampaui batas (di dalam agama). Karena sesungguhnya rusaknya orang sebelum kamu sekalian hanyalah karena ghuluw/melampaui batas dalam agama. Mudah2an kita diberi keleluasaan oleh Allah untuk terus mempelajari agama ini, hingga termasuk kedalam ahli ibadah yang beribadah dengan ilmu. Salam :) --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Kartika, Bambang [EMAIL PROTECTED] wrote: Mau dikupas lagi Mengenai Sholawat??, mau di anggap Bid'ah orang yang ber Sholawat, yang berlebih lebihan itu masuk neraka ? Mau ngeles lagi dengan kata Sayidina itu dilarang? la wong semua ada ilmunya hanya masing masing, kita saja yang kadarnya masih cetek, sehingga beranggapan orang lain itu keliru, Saya tidak hanya mengharapkan syafa'at Kanjeng Nabi Agung, tetapi sangat-ngat-ngat- ngat sekali..mengharapkan, yang tidak mengharapkan juga tidak apa- apa, karena pedenya,.hahahahaha, itulah benih-benih perpecahan umat islam dimulai dari ego dengan apa saja alasanya sehingga sumber yang lain seolah-olah tertutup Munculah dari aku, sumber yang aku dapat yang paling benar yang lain salah, bid'ah, neraka tempatnya -Original Message- From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:keluarga- [EMAIL PROTECTED] Behalf Of Ananto Sent: Monday, December 03, 2007 8:57 AM To: keluarga-islam@yahoogroups.com Subject: Re: [keluarga-islam] Memuji Rasulullah Belebihan allahumma shalli wa salim'alaa sayyidinaa Muhammadin wa 'alaa aali sayyidina Muhammad... ya Allah, tambahkanlah kesejahteraan dan keselamatan kepada penghulu kami Kanjeng Nabi Muhammad dan kepada keluarganya... salam, ananto On 12/2/07, y4tie [EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] com wrote: Nabi shallAllohu 'alaihi wasallam adalah orang yang paling mulia di muka bumi. Seorang Rasul satu-satunya yang memiliki syafa'at agung pada hari Kiamat. Orang yang pertama kali membuka pintu Surga. Seorang yang diakui ketinggian akhlaknya oleh para sahabat bahkan hingga oleh orang-orang yang memusuhinya. Seorang hamba yang karena keseluhuran akhlaknya mendapat pujian langsung dari Alloh Subahanahu wa Ta'ala. Meski demikian Nabi shallAllohu 'alaihi wasallam melarang kita memujinya secara berlebihan. Beliau shallAllohu 'alaihi wasallam bersabda, yang artinya: Jangan memujiku berlebihan sebagaimana orang-orang Nashrani memuji berlebihan kepada Isa bin Maryam. Sesungguhnya aku hanyalah seorang hamba maka katakanlah, hamba Alloh dan RasulNya'. (HR: Al- Bukhari). Apa al-ithra' (memuji berlebihan) itu? Al-Ithra' yang dilarang adalah memuji berlebihan dan melampaui batas hingga terjerumus pada yang haram, kebatilan, dusta bahkan syirik. Batas syirik inilah yang dilanggar orang-orang Nashrani hingga mereka mengatakan, 'Isa bin Maryam 'alaihissalam adalah Alloh Subahanahu wa Ta'ala, atau putra Alloh Subahanahu wa Ta'ala atau salah satu dari yang tiga'. Dalil-Dalil Yang Menunjukkan keharamannya Nabi shallAllohu 'alaihi wasallam melarang kita memujinya secara berlebihan bukanlah sikap merendah (tawadhu') Nabi shallAllohu 'alaihi wasallam, tetapi suatu syari'at yang menegaskan diharamkannya hal tersebut. Keharaman al-ithra' ini, bahkan ditegaskan Nabi shallAllohu 'alaihi wasallam dalam banyak kesempatan. Imam Ahmad meriwayatkan dari Anas radhiyAllohu 'anhu bahwa seorang laki-laki berkata, yang artinya: Wahai Muhammad, wahai tuan kami, putra dari tuan kami
[keluarga-islam] Memuji Rasulullah Belebihan
Nabi shallAllohu 'alaihi wasallam adalah orang yang paling mulia di muka bumi. Seorang Rasul satu-satunya yang memiliki syafa'at agung pada hari Kiamat. Orang yang pertama kali membuka pintu Surga. Seorang yang diakui ketinggian akhlaknya oleh para sahabat bahkan hingga oleh orang-orang yang memusuhinya. Seorang hamba yang karena keseluhuran akhlaknya mendapat pujian langsung dari Alloh Subahanahu wa Ta'ala. Meski demikian Nabi shallAllohu 'alaihi wasallam melarang kita memujinya secara berlebihan. Beliau shallAllohu 'alaihi wasallam bersabda, yang artinya: Jangan memujiku berlebihan sebagaimana orang-orang Nashrani memuji berlebihan kepada Isa bin Maryam. Sesungguhnya aku hanyalah seorang hamba maka katakanlah, hamba Alloh dan RasulNya'. (HR: Al-Bukhari). Apa al-ithra' (memuji berlebihan) itu? Al-Ithra' yang dilarang adalah memuji berlebihan dan melampaui batas hingga terjerumus pada yang haram, kebatilan, dusta bahkan syirik. Batas syirik inilah yang dilanggar orang-orang Nashrani hingga mereka mengatakan, 'Isa bin Maryam 'alaihissalam adalah Alloh Subahanahu wa Ta'ala, atau putra Alloh Subahanahu wa Ta'ala atau salah satu dari yang tiga'. Dalil-Dalil Yang Menunjukkan keharamannya Nabi shallAllohu 'alaihi wasallam melarang kita memujinya secara berlebihan bukanlah sikap merendah (tawadhu') Nabi shallAllohu 'alaihi wasallam, tetapi suatu syari'at yang menegaskan diharamkannya hal tersebut. Keharaman al-ithra' ini, bahkan ditegaskan Nabi shallAllohu 'alaihi wasallam dalam banyak kesempatan. Imam Ahmad meriwayatkan dari Anas radhiyAllohu 'anhu bahwa seorang laki-laki berkata, yang artinya: Wahai Muhammad, wahai tuan kami, putra dari tuan kami, orang terbaik kami dan putra dari orang terbaik kami. Maka serta merta Nabi shallAllohu 'alaihi wasallam menyangkal: Wahai manusia, berhati-hatilah dengan ucapan kalian, dan jangan terpedaya oleh setan. Saya adalah Muhammad bin Abdullah, hamba Alloh dan RasulNya. Demi Alloh, sesungguhnya aku tidak menyukai kalian menyanjungku melebihi kedudukan yang telah diberikan Alloh kepadaku. (HR: Ahmad) Dalam kisah delegasi suku Bani Amir, di hadapan Nabi shallAllohu 'alaihi wasallam ada yang menyanjung: Di tengah-tengah kita ada Nabi yang mengetahui apa yang (akan terjadi) besok. Maka spontan Nabi shallAllohu 'alaihi wasallam mengingkari perkataan tersebut seraya bersabda: Tinggalkanlah yang ini. (HR: Al- Bukhari). Dalam riwayat Ibnu Majah ditambahkan, yang artinya: Tidak ada yang mengetahui apa yang (akan terjadi) besok kecuali Alloh. Haramnya al-ithra' Sebagian orang mengira, al-ithra' (pujian berlebihan) yang dilarang Nabi shallAllohu 'alaihi wasallam adalah yang sampai pada derajat menuhankan beliau shallAllohu 'alaihi wasallam, sebagaimana yang dilakukan orang-orang Nashrani terhadap Isa bin Maryam 'alaihissalam, adapun selainnya maka dibolehkan. Ini adalah pemahaman keliru. Pemahaman ini dibantah oleh sabda Nabi shallAllohu 'alaihi wasallam, yang artinya: Maka katakanlah, 'hamba Alloh dan RasulNya'. Dalam hadits tersebut, Nabi shallAllohu 'alaihi wasallam melarang pujian yang diharamkan, lalu menunjukkan hendaknya pujian itu tidak melampaui kedudukannya sebagai hamba Alloh Subahanahu wa Ta'ala yang tidak bisa mendatangkan manfaat atau madharat, baik untuk dirinya atau pun orang lain. Alloh Subahanahu wa Ta'ala berfirman, yang artinya: Katakanlah (wahai Muhammad), 'Aku tidak bisa memiliki (mendatangkan) manfaat maupun madharat untuk diriku kecuali jika dikehendaki oleh Alloh. (QS: Al-A'raf: 144). Adapun keistimewaan Nabi shallAllohu 'alaihi wasallam atas segenap manusia yang lain adalah bahwa Alloh Subahanahu wa Ta'ala memilihnya untuk mengemban risalah dan amanat wahyu, sebagaimana firman Alloh Subahanahu wa Ta'ala, artinya: Katakanlah (wahai Muhammad), 'Sesungguhnya aku hanya-lah adalah manusia biasa seperti kalian, yang diberikan wahyu kepadaku. (QS: Al-Kahfi: 110). Tindakan prefentif (penjagaan) Larangan memuji berlebihan kepada Nabi shallAllohu 'alaihi wasallam adalah untuk menjaga Ummat Islam agar tidak terjerumus pada hal-hal yang diharamkan. Sama halnya ketika Nabi shallAllohu 'alaihi wasallam melarang laki-laki berkhalwat (berduaan) dengan wanita bukan mahramnya. Ini adalah bentuk penjagaan agar umat Islam tidak terjerumus pada perbuatan zina. Upaya prefentif terbesar yang dilakukan Nabi shallAllohu 'alaihi wasallam adalah penjagaan agar Ummat Islam tidak terjerumus pada perbuatan dosa terbesar, yaitu syirik. Sedangkan sarana termudah yang menjerumuskan orang kepada syirik adalah mengagung-agungkan orang-orang shalih dari kalangan para Nabi, wali, dan ulama secara berlebihan. Baik dalam bentuk ucapan dengan memuji mereka secara berlebihan, atau dalam bentuk tindakan dan ini yang lebih banyak terjadi dengan berbagai macamnya. Dan yang paling umum terjadi adalah dengan mengagungkan kuburan mereka, membangunnya dan menjadikannya sebagai tempat ibadah. Inilah yang sangat
[keluarga-islam] Re: Apakah Pahala Bacaan Al-Qur'an sampai pada orang yang sudah meninggal?
--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, banganut [EMAIL PROTECTED] wrote: --deleted-- Lalu Pahala bacaan al-qur'an atau pahala amal kita lainnya. lalu kita hadiahkan kepada yang sudah meninggal. Apakah sampai ? Ini adalah perkara pengembangan dari persoalan syar'i yang ada jadi tinggal bagaimana akal menangkap nilai-nilai syar'i itu sendiri. wassalam anut Penjelasan yg menarik dari Bang Anut. Membahas masalah khilfiyah memang tidak akan pernah selesai. Masing2 memaparkan argumen dari sumbernya masing2. Terkadang penjelasannya berasal dari Ulama yang sama, tapi isinya bisa berbeda. Di Kitab A katanya Imam anu menghukuminya sunnah, tapi di Kitab B imam tersebut katanya menghukumi kebalikannya.. :) Untuk masalah khilafiyah seperti ini, memang sebaiknya kita dapat berlapang dada menerima perbedaan2 tersebut dengan tidak merasa diri yang paling benar dan menganggap yang lain bid'ah. Berikut penjelasan yang cukup baik dari para ustadz di syariahonline mengenai masalah ini: --- Para ulama berbeda pendapat tentang hukum berdo'a dan menghadiahkan pahala ibadah kepada orang yang telah meninggal dunia. Masalah ini seringkali menjadi titik perbedaan antara berbagai kelompok masyarakat. Dan tidak jarang menjadi bahan perseteruan yang berujung kepada terurainya benang persaudaraan. Seandainya umat Islam ini mau duduk bersama mengkaji semua dalil yang ada, seharusnya perbedaan itu bisa disikapi dengan lebih dewasa dan elegan. Kita akan mempelajari tiga pendapat yang terkait dengan masalah ini lengkap dengan dalil yang mereka pakai. Baik yang cenderung mengatakan tidak sampainya pahala kepada orang yang sudah wafat, atau yang mengatakan sampai atau yang memilah antara keduanya. Sedangkan pilihan anda mau yang mana, semua kembali kepada anda masing-masing. 1. Pahala Tidak Bisa Sampai Orang mati tidak bisa menerima pahala ibadah orang yang masih hidup. Dalil atau hujjah yang digunakan adalah berdasarkan dalil: `Yaitu bahwasannya seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain dan bahwasannya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya` (QS. An-Najm:38-39) `Maka pada hari itu seseorang tidak akan dirugikan sedikitpun dan kamu tidak dibalasi kecuali dengan apa yang telah kamu kerjakan` (QS. Yaasiin:54) `Ia mendapat pahala (dari kebaikan) yang diusahakannya dan mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya`. (QS. Al Baqaraah 286) Ayat-ayat diatas adalah sebagai jawaban dari keterangan yang mempunyai maksud yang sama, bahwa orang yang telah mati tidak bisa mendapat tambahan pahala kecuali yang disebutkan dalam hadits: `Apabila seorang manusia meninggal maka putuslah amalnya, kecuali tiga hal: Sedekah jariyah, anak yang shalih yang mendo'akannya atau ilmu yang bermanfaat sesudahnya` (HR Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, Nasa'i dan Ahmad). Bila Anda menemukan orang yang berpendapat bahwa orang yang sudah wafat tidak bisa menerima pahala ibadah dari orang yang masih hidup, maka dasar pendapatnya antara lain adalah dalil-dalil di atas. Tentu saja tidak semua orang sepakat dengan pendapat ini, karena memang ada juga dalil lainnya yang menjelaskan bahwa masih ada kemungkinan sampainya pahala ibadah yang dikirmkan / dihadiahkan kepada orang yang sudah mati. 2. Ibadah Maliyah Sampai Dan Ibadah Badaniyah Tidak Sampai Pendapat ini membedakan antara ibadah badaniyah dan ibadah maliyah. Pahala ibadah maliyah seperti shadaqah dan hajji, bila diniatkan untuk dihadiahkan kepada orang yang sudah meninggal akan sampai kepada mayyit. Sedangkan ibadah badaniyah seperti shalat dan bacaan Alqur'an tidak sampai. Pendapat ini merupakan pendapat yang masyhur dari Madzhab Syafi'i dan pendapat Madzhab Malik. Mereka berpendapat bahwa ibadah badaniyah adalah termasuk kategori ibadah yang tidak bisa digantikan orang lain, sebagaimana sewaktu hidup seseorang tidak boleh menyertakan ibadah tersebut untuk menggantikan orang lain. Hal ini sesuai dengan sabda Rasul SAW: `Seseorang tidak boleh melakukan shalat untuk menggantikan orang lain, dan seseorang tidak boleh melakukan shaum untuk menggantikan orang lain, tetapi ia memberikan makanan untuk satu hari sebanyak satu mud gandum` (HR An-Nasa'i). Namun bila ibadah itu menggunakan harta benda seperti ibadah haji yang memerlukan pengeluaran dana yang tidak sedikit, maka pahalanya bisa dihadiahkan kepada orang lain termasuk kepada orang yang sudah mati. Karena bila seseorang memiliki harta benda, maka dia berhak untuk memberikan kepada siapa pun yang dia inginkan. Begitu juga bila harta itu disedekahkan tapi niatnya untuk orang lain, hal itu bisa saja terjadi dan diterima pahalanya untuk orang lain. Termasuk kepada orang yang sudah mati. Ada hadits-hadits yang menjelaskan bahwa sedekah dan haji yang dilakukan oleh seorang hamba bisa diniatkan pahalanya untuk orang yang sudah meninggal. Misalnya dua hadits berikut ini : Dari Abdullah bin Abbas ra bahwa Saad bin Ubadah ibunya
[keluarga-islam] Re: Apakah Pahala Bacaan Al-Quran sampai pada orang yang sudah meninggal?
Betul sekali, kita jangan taklid buta. Pelajari dengan baik dan jangan hanya sekedar ikut2an apa kata habib, tanpa mempelajari dalil2 mana saja yang shahih dan bagaimana pula pendapat para imam terdahulu. Sekali lagi saya katakan masalah ini adalah masalah khilafiyah yg sudah ada sejak zaman para imam yang empat. Seperti halnya masalah qunut subuh. Mereka semua adalah saudara kita yang insya allah sama- sama Ahlussunnah. Jadi jangan hanya karena berbeda dengan habaib kemudian kita sebut mereka adalah pengikut ibnu taimiyah atau wahabi. Jika ingin diskusi dengan tujuan untuk menambah wawasan dan memperluas khasanah berfikir kita, tidak perlulah kita menyebut orang yang tdk sepaham dengan sebutan wahabi atau ahlul bid'ah. Sungguh hal itu hanya akan membuat perpecahan antar ummat semakin merenggang. Mari silakan dilanjut diskusi yang penuh ilmu ini tanpa perlu menyebut kata2 WAHABI atau AHLUL BID'AH.. :) Salam Maaf, saya mau tanya pada Anda: Jika Anda sudah tahu bahwa riwayat hadis ada dua macam: Ada yang mengatakan bahwa bacaan Al-Qur'an itu sampai kepada orang yang sudah meninggal. Dan ada yang menyatakan tidak sampai. Kemudian pendapat ulama2 juga ada kelompok: Ada yang mengatakan Sampai dan ada yang mengatakan Tidak sampai. Sekarang terserah kita mau ikut yang mana? Atau meyakini yang mana? Kalau mau diskusi, tinggal bagaimana sikap kita? Kita tidak boleh bertaklid buta. Mau ikut pola pemikiran Ibu Taimiyah dan murid2nya serta Muhammad bin Abdul Wahhab dan ulama2 yang diilhami pemikiran mereka itu? Atau mau ikut pemahaman ulama2 NU dan Habaib (ulama dari kalangan keturunan Nabi saw) yang diilhami dari hadis2 Nabi saw dari jalur Ahlul bait (sa) dan sebagian sahabat Nabi saw? Bagi kita tinggal pilih saja di antara dua kelompok itu. Asal tidak bertaklid buta. Kalau ikut dengan taklid buta, masya Allah tidak ada guna kita belajar agama Islam dan karunia akal-pikiran yang paling berharga bagi manusia. Wassalam Syamsuri Rifai
[keluarga-islam] Re: Apakah Pahala Bacaan Al-Quran sampai pada orang yang sudah meninggal?
--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, syamsuri149 [EMAIL PROTECTED] wrote: Apakah Pahala Bacaan Al-Qur'an sampai pada orang yang sudah meninggal? Oleh: Syamsuri Rifai Pertanyaan ini ada dua jawaban dari kalangan pemikiran dan pemahaman kaum muslimin: Pertama: Sampai. Pendapat ini adalah pendapat Ahlussunnah dan Ahlul bait Nabi saw Kedua: Tidak sampai. Pendapat ini adalah pendapat Wahabiyah, yang diilhami oleh pemikiran Ibnu Taimiyah. --X Yang saya baca dan ikuti di banyak forum diskusi agama, masalah kirim pahala bacaan quran adalah merupakan masalah khilafiyah yang sudah ada sejak zaman ulama terdahulu. Jadi bukan hanya perbedaan pendapat yg terjadi di zaman sekarang antara ahlussunnah dgn Wahabiyyah. Dan sebenarnya yang disebut ahlussunnah itu siapa sih? BUkankah wahabi juga merasa yang paling nyunnah dari semua yang mengaku ahlussunah? :) Berikut salah satu versi pendapat mengenai membaca al-quran di kuburan dan menghadiahkan pahalanya kepada penghuni kubur. Mudah2an juga dapat menambah khazanah2 pemikiran kita. Silakan dikritisi isinya... KELEMAHAN DALIL MEMBACA QUR'AN DI KUBURAN. Oleh Mohd Yaakub bin Mohd Yunus Jumhur (majoriti) para ulamak bersetuju bahawa ziarah kubur merupakan satu amalan yang sunnah kerana ianya telah dianjurkan oleh Rasulullah s.a.w. melalui sebuah hadis sahih: maka berziarah kuburlah kamu, kerana hal itu mengingatkan kepada kematian. - Hadis riwayat Imam Muslim Begitu juga telah jelas bagi para ulamak bahawa disunnahkan untuk memberi salam serta mendoakan kesejahteraan kepada jenazah ketika menziarah kubur. Aisyah r.a berkata: Bahawasanya Nabi s.a.w. pernah keluar ke Baqi' (tempat pemakaman kaum Muslimin), lalu baginda mendoakan mereka. Kemudian `Aisyah bertanya tentang hal itu, baginda menjawab: Sesungguhnya aku diperintah untuk mendoakan mereka. Hadis riwayat Imam Ahmad Di antara doa-doa yang telah diajar oleh Rasulullah s.a.w adalah: Salam sejahtera hai penghuni kubur mukminin dan muslimin dan insya Allah kami akan menyusulmu. Aku mohon keselamatan kepada Allah bagi kami dan kalian. - Hadis riwayat Imam Muslim Salam sejahtera hai penghuni kubur mukminin dan muslimin, semoga Allah memberi rahmat kepada orang-orang terdahulu dan orang-orang terkemudian dari kami dan insya Allah kami akan menyusul. Hadis riwayat Imam Muslim Namun begitu para ulamak telah berselisih pendapat tentang hukum membaca al-Qur'an di kuburan untuk mensedekahkan pahalanya kepada penghuni kubur tersebut. Yang lebih menepati pandangan Imam al-Syafi'i r.h adalah kiriman pahala tersebut tidak sampai dan beliau berhujah dengan firman Allah S.W.T. : (Dalam Kitab-kitab itu ditegaskan): Bahawa sesungguhnya seseorang yang boleh memikul tidak akan memikul dosa perbuatan orang lain (bahkan dosa usahanya sahaja); Dan bahawa sesungguhnya tidak ada (balasan) bagi seseorang melainkan (balasan) apa yang diusahakannya. - Al-Najm : 38-39 Telah berkata al-Hafidz Ibnu Kathir r.h di dalam kitab Tafsir al- Qur'an al-Adzim ketika mentafsirkan ayat di atas: Iaitu sebagaimana seseorang tidak akan memikul dosa orang lain demikian juga seseorang tidak akan memperolehi ganjaran (pahala) kecuali apa-apa yang telah dia usahakan untuk dirinya sendiri. Dan dari ayat yang mulia ini Imam al-Syafi'i bersama para ulamak yang mengikutinya telah mengeluarkan hukum bahawa bacaan al-Qur'an tidak akan sampai hadiah pahalanya kepada orang yang telah mati. Kerana bacaan tersebut bukan dari amal dan usaha mereka. Oleh kerana itu Rasulullah s.a.w. tidak pernah mengsyari'atkan umatnya (untuk menghadiahkan bacaan al-Qur'an kepada yang telah mati) dan tidak juga pernah menggemarinya atau memberikan petunjuk kepada mereka baik dengan nash (dalil yang jelas lagi terang) dan tidak juga dengan isyarat dan tidak pernah dinukilkan dari seorangpun sahabat (bahawa mereka pernah mengirim pahala bacaan al-Qur'an kepada orang yang telah mati). Jika sekiranya amalan itu baik tentu para sahabat telah mendahului kita mengamalkannya. Dan di dalam masalah ibadah ianya hanya terbatas pada dalil dan tidak boleh dipalingkan dengan qiyas- qiyas atau pendapat-pendapat. Imam al-Nawawi r.h pula di dalam Syarah Muslim (jilid 1, ms. 90) telah berkata: Adapun bacaan al-Qur'an (yang pahalanya dikirimkan kepada simati) maka yang masyhur di dalam mazhab Syafi'i tidak dapat sampai kepada si mati yang dikirim Sedang dalilnya bagi Imam al-Syafi'i dan pengikut- pengikutnya ialah firman Allah: bahawa sesungguhnya tidak ada (balasan) bagi seseorang melainkan (balasan) apa yang diusahakannya. Dan Sabda Nabi s.a.w.: Apabila manusia telah meninggal dunia, maka terputuslah amal usahanya kecuali tiga hal iaitu sedekah jariah, ilmu yang dimanfaatkan dan anak soleh (lelaki atau perempuan) yang berdoa untuknya. Hadis riwayat Imam al-Tirmidzi. Imam Muzani r.h di Hamish al-Umm telah berkata: Rasulullah s.a.w. memberitahukan sebagaimana yang diberitakan Allah, bahawa dosa seseorang
[keluarga-islam] Re: AHmad Musadeq Para Pengikutnya telah TOBAT...
Mas Naufal, di detik.com ada beritanya... http://www.detiknews.com/indexfr.php? url=http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2007/bulan/11 /tgl/12/time/015042/idnews/851083/idkanal/10 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Naufal [EMAIL PROTECTED] wrote: OM berita lengkapnya mana nie? kok bisa tau kalo dah tobat... apa berdasarkan berita dari email bang Ridwan...he..he - Original Message - From: Ahmadi Agung To: keluarga-islam@yahoogroups.com Sent: Saturday, November 10, 2007 12:44 PM Subject: [keluarga-islam] AHmad Musadeq Para Pengikutnya telah TOBAT... Yha ALLAH Ya TUHAN ku... Terimalah Saudaraku Ahmad Musadeq Para Pengikutnya yg telah menyatakan TOBAT pada-Mu kembali ke ajaran-MU yg benar yaitu ajaran Islam yha ALLAH Bimbinglah saudaraku semua yg sudah menyatakan TOBAT pada-Mu itu ke jalan yg lurus... Ampuni segala Dosa saudaraku semua atas ke-khilafan yg telah mereka lakukan itu Yha ALLAH yg MAHA ROHMAN MAHA ROHIM... AMin, AMin, AMin YhaROBBAL'ALamin... Salam JIHAD AL-Pacitan
[keluarga-islam] Ghibah atau Nasihat ?
Penulis: Abu Mushlih Ari Wahyudi Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan jin dan manusia untuk beribadah kepada-Nya. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Nabi Muhammad yang telah bersabda: Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya dia berkata yang baik atau diam. (HR. Bukhari dan Muslim) Amma ba'du. Saudaraku sekalian, ghibah atau menggunjing adalah perbuatan yang pada asalnya dilarang oleh Islam. Ghibah adalah perbuatan dosa besar, yang bahkan Allah menyamakan orang yang melakukan ghibah dengan orang yang memakan bangkai saudaranya, Allah ta'ala berfirman: Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka (kecurigaan), karena sebagian dari prasangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah sebagian kalian menggunjingkan (ghibah) sebagian yang lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Hujuuraat: 12) Meskipun demikian ada sebagian ghibah yang diperbolehkan atau bahkan disyariatkan. Karena dengan cara itulah pemahaman agama ini akan selamat dari penyimpangan dan kesesatan. Dalam kesempatan ini kita akan sedikit mengkaji persoalan ini, agar kita bisa membedakan mana nasihat dan mana ghibah yang terlarang. Pengertian Ghibah Pengertian ghibah dapat diketahui dengan memperhatikan sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab Shahihnya. Beliau membawakan sebuah riwayat: Yahya bin Ayyub menceritakan kepada kami, demikian pula Qutaibah dan Ibnu Hajar. Mereka mengatakan: Isma'il bin Al-'Allaa' menceritakan hadits kepada kami dari jalan ayahnya dari Abu Hurairah radhiyallahu `anhu bahwa Rasulullah shallallahu `alaihi wa `ala aalihi wa sallam bersabda: Tahukah kalian apa itu ghibah?, Mereka menjawab, Allah dan Rasul- Nya yang lebih tahu. Beliau bersabda, Yaitu engkau menceritakan tentang saudaramu yang membuatnya tidak suka. Lalu ditanyakan kepada beliau, Lalu bagaimana apabila pada diri saudara saya itu kenyataannya sebagaimana yang saya ungkapkan? Maka beliau bersabda, Apabila cerita yang engkau katakan itu sesuai dengan kenyataan maka engkau telah meng-ghibahinya. Dan apabila ternyata tidak sesuai dengan kenyataan dirinya maka engkau telah berdusta atas namanya (berbuat buhtan). (HR. Muslim. 4/2001. Dinukil dari Nashihatii lin Nisaa', hal. 26) Keharaman Ghibah Ummu Abdillah Al-Wadi'iyah berkata: Ghibah itu diharamkan, sedikit maupun banyak. Di dalam Sunan Abu Dawud tercantum sebuah hadits yang diriwayatkan dari jalan `Aisyah. Beliau berkata: Wahai Rasulullah, cukuplah menjadi bukti bagimu kalau ternyata Shafiyah itu memiliki sifat demikian dan demikian. Salah seorang periwayat hadits menjelaskan maksud ucapan `Aisyah bahwa Shafiyah itu orangnya pendek. Maka Nabi shallallahu `alaihi wa sallam bersabda: Sungguh engkau telah mengucapkan sebuah kalimat yang seandainya dicelupkan ke dalam lautan maka niscaya akan merubahnya. Di dalam dua Kitab Shahih (Bukhari dan Muslim) juga terdapat riwayat hadits dari jalan Abu Bakrah yang menceritakan bahwa Nabi shallallahu `alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya darah-darah kalian, harta-harta kalian, (dan juga kehormatan kalian) semua itu adalah haram atas kalian sebagaimana kesucian hari kalian ini (hari `Arafah), pada bulan kalian ini dan di negeri kalian yang suci ini. Di dalam Sunan Tirmidzi terdapat riwayat yang menceritakan hadits dari jalan Ibnu `Umar, beliau berkata: Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam naik mimbar dan menyeru dengan suara yang lantang: Wahai segenap manusia yang masih beriman dengan lisannya namun iman itu belum meresap ke dalam hatinya janganlah kalian menyakiti kaum muslimin. Dan janganlah melecehkan mereka. Dan janganlah mencari-cari kesalahan-kesalahan mereka. Karena sesungguhnya barang siapa yang sengaja mencari-cari kejelekan saudaranya sesama muslim maka Allah akan mengorek-ngorek kesalahan- kesalahannya. Dan barang siapa yang dikorek-korek kesalahannya oleh Allah maka pasti dihinakan, meskipun dia berada di dalam bilik rumahnya. (Hadits ini tercantum dalam Shahihul Musnad, 1/508) Di dalam Sunan Abu Dawud juga terdapat riwayat dari Anas bin Malik, dia berkata: Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam bersabda: Ketika aku dimi'rajkan aku melewati suatu kaum yang memiliki kuku-kuku dari tembaga. Dengan kuku-kuku itu mereka mencakar-cakar wajah dan dada-dada mereka sendiri. Maka aku berkata: `Siapakah mereka itu wahai Jibril?` Jibril menjawab, `Mereka itu adalah orang-orang yang berani memakan daging-daging manusia serta menjatuhkan kehormatan dan harga diri orang lain`. (Hadits ini Shahih) (Nashihati lin Nisaa', hal. 26-27) Ghibah yang Dibolehkan Ummu Abdillah Al-Wadi'iyah berkata: Al-Hafizh Ibnu Katsir mengatakan di dalam kitab Tafsir beliau, Ghibah itu haram berdasarkan kesepakatan (kaum
[keluarga-islam] Re: Cak Nun: Kita dan Alqiyadah Sama-Sama Sesat
Yang jelas, kecuali komplotannya JIL, semua ormas Islam sepakat bahwa al-Qiyadah ini SESAT dan MENYESATkan. Ormas Islam tersebut antara lain: Perguruan As Syafi'iyyah, Komite Islam untuk Solidaritas Dunia Islam (KISDI), Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), Badan Kerjasama Pondok Pesantren Indonesia (BKSPPI), Nahdlatul Ulama (NU), Muhamadiyyah, Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Syarikat Islam (SI), Dewan Masjid Indonesia (DMI), PERSIS, BKPRMI, Al Irsyad Al Islamiyyah, Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), Badan Kontak Majlis Ta'lim (BKMT), YPI Al Azhar, Front Pembela Islam (FPI), Front Perjuangan Islam Solo (FPIS), Majelis Mujahidin Indonesia (MMI), Majelis Adz Zikra, PP Daarut Tauhid, Forum Betawi Rempug (FBR), Tim Pembela Muslim (TPM), Muslimah Peduli Umat (MPU), MER-C, Gerakan Persaudaraan Muslim Indonesia (GPMI), Forum Tokoh Peduli Syariah (ForToPS), Taruna Muslim, Al Ittihadiyah, Hidayatullah, Al Washliyyah, PERTI, IKADI, Majelis Tafsir Al Quran (MTA), Ittihad Mubalighin, Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI), Koalisi Anti Utang, PPMI, PUI, JATMI, PII, BMOIWI, Wanita Islam, GeMa Pembebasan, Missi Islam, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Bintang Reformasi (PBR), Partai Nahdlatul Umat Indonesia (PNUI) dan organisasi-organisasi Islam lainnya Sumber: http://swaramuslim.net/galery/sekte/index.php?page=pernyataan --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto [EMAIL PROTECTED] wrote: kalau cak Nun aja sesat, gimana saya yg ilmunya sangat minim, mas??? salam, ananto On 11/2/07, Naufal [EMAIL PROTECTED] wrote: yang pasti termasuk cak nun masuk ke dalam kategori SESAT Salam www.arivean.tk, tempat download MP3 ayat suci Al Qur'an Mencintai takkan kehabisan waktu untuk memuji Membenci takkan kehabisan waktu untuk mencela - Original Message - *From:* Ananto [EMAIL PROTECTED] *To:* keluarga-islam@yahoogroups.com ; mencintai- [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] *Sent:* Friday, November 02, 2007 10:34 AM *Subject:* [keluarga-islam] Cak Nun: Kita dan Alqiyadah Sama- Sama Sesat Cak Nun: Kita dan Alqiyadah Sama-Sama Sesat Surabaya, *NU Online* Di tengah gencarnya kecaman terhadap Al Qiyadah Al Islamiyah yang dianggap menyebarkan ajaran sesat, budayawan Emha Ainun Nadjib (Cak Nun) justru berpendapat bahwa semua komponen bangsa ini berada dalam kesesatan. Apakah Al Qiyadah sesat? Wong Anda sendiri sesat kok tanya Al Qiyadah. Coba tunjukkan satu saja di Indonesia ini yang tidak sesat, katanya dalam sarasehan untuk menyemarakkan dies natalis ke-47 ITS di Surabaya, Kamis. Pada sarasehan bertema, Bersama ITS Menuju Indonesia Emas juga tampil sebagai pembicara Rektor ITS Prof Ir Priyo Suprobo, MS, PhD dan pendidikan pelatihan Emotional Spiritual Quation (ESQ) Ary Ginanjar Agustian. Dalam pandangan Cak Nun, masyarakat Indonesia saat ini berada dalam kesesatannya masing-masing, yakni dalam bidang teologis, akhlak, budaya, sistem atau kesesatan gabungan dari semua bidang itu. Jadi saat ini, tidak ada manusia yang secara sistem tidak terlibat dalam ketersesatan itu. ITS juga sadar akan ketersesatannya, sehingga perlu menggandeng ESQ, katanya. Pada kesempatan itu, ia juga mengemukakan bahwa semua orang dan kelompok berada dalam kesesatan, termasuk kiai, ulama bahkan orang-orang MUI (Majelis Ulama Indonesia) sendiri yang sering memberikan lebel sesat. Makanya Al Qiyadah itu gampang saja. Kalau MUI bilang ajaran itu sesat, MUI juga sesat. Sesama sesat tidak boleh saling mengganggu, katanya. (ant/eko)
[keluarga-islam] Re: Kedatangan Al Masih Al Maw'ud adalah untuk membebaskan manusia dari dosa syi
Mas Nanto yang bijaksana, Saya tidak mempunyai hak untuk menilai cara beribadah orang lain, tetapi mereka para ULAMA berkewajiban untuk meluruskan apa yang menyimpang menurut Agama. Menjelaskan kepada ummat mana yang benar dan mana yang salah, mana yang lurus dan mana yang sesat. Rasulullah SAW telah mengajarkan syariat islam secara SEMPURNA kepada kita. Dengan belajar kepada para ulama yg berpegang teguh kepada alquran dan Sunnah, maka kita akan dapat mengetahui mana yang benar dan mana yang salah menurut Allah dan RasulNya. Mudah2an Allah memberikan kemudahan kepada kita untuk dapat terus mempelajari ilmu agama ini dengan baik dan benar, sehingga kita tidak masuk kedalam golongan orang2 bodoh yang di VONIS oleh Allah seperti binatang ternak, bahkan lebih sesat dan jelek. apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami? Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu)(Al- Furqan:44). Salam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto [EMAIL PROTECTED] wrote: mbak yatie yang baik, tidak ada yg tidak mungkin di mata gusti allah... semuanya sangat mungkin dan sangat mudah bagi allah... allah adalah sang dzat yang maha membolak-balikkan hati manusia... silahkan saja beribadah sesuai dengan keyakinan yg sampeyan yakini... jangan suka menilai cara beribadah orang lain... nanti biarlah allah yg akan menilai... jangan terlalu gampang mengumbar kata sesat terhadap sesama, karena bisa jadi apa yg anda tuduh sesat itu ternyata lebih mulia di mata allah... karena sesuatu hal yang kita tidak mengetahuinya semoga hati kita selalu dalam penjagaanNya... salam, ananto On 10/31/07, y4tie [EMAIL PROTECTED] wrote: Allah tidak akan mendzalimi hambanya... Tidak akan mungkin orang yg berjalan diatas ketentuanNya mendapatkan siksaNya, sedangkan yang menyimpang dari ketentuanNya mendapatkan rahmatNya.. Ampunan Allah akan diberikan bagi siapa saja yang berTOBAT kepadaNya. Vonis sesat yang dikeluarkan ulama bukanlah semata-mata muncul berdasarkan hawa nafsu atau kesombongan, tetapi berdasarkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah dan Rasulnya, yaitu Alquran dan Al- hadits. Untuk itulah perlunya kita selalu merujuk kepada keduanya, agar terhindar dari kesesatan yang kelak tempatnya adalah di neraka.. Na'udzubillah Allah dan RasulNya telah dengan sangat JELAS dan TEGAS menyebutkan bahwa Muhammad SAW adalah penutup Nabi-nabi, tidak ada nabi setelahnya. Jadi jika ada orang yang kemudian mengaku sebagai Nabi, maka hal itu adalah kedustaan dan kesesatan yang teramat sangat nyata, tanpa perlu kita berpikir dua kali atau berkata bahwa hal itu masih bersifat relatif. --- In keluarga-islam@yahoogroups.com keluarga-islam% 40yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto@ wrote: mbak yatie, bukankah ampunan allah itu lebih luas dari segalanya? apalagi cuman vonis sesat, itu cuman cetek di mata allah... tidak ada kerugian sedikitpun di pihak allah jika memasukkan pak sadeq ke dalam rahmat surgaNya dan, allah lebih suka memasukkan orang2 yg sombong ke dalam nerakaNya... salam, ananto On 10/31/07, y4tie y4tie@ wrote: Katanya sampeyan yakin sama Al-quran, kok sama yang ngaku jadi Nabi lg setelah Muhammad SAW masih berpikiran Kalau dia masuk surga...? Coba mas qurannya dipelajari lagi dengan baik, lah wong jelas2 si sadeq ini tingkahlakunya bertentangan dengan alquran dan al- hadits kok... Segala hal yang menyimpang dari Al-quran dan al- hadits itu namanya sesat Mas Pikiran seperti ini ngga jauh beda kayak pendapatnya orang JIL, sudah jelas sesat masih dibilang relatif... --- In keluarga-islam@yahoogroups.comkeluarga-islam% 40yahoogroups.comkeluarga-islam% 40yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto@ wrote: mas raflis al amin, kalo nanti ternyata mas sadeq masuk surga, dan ternyata sampeyan yg masuk neraka gimana? kita ndak tahu pan? salam, ananto On 10/30/07, Raflis Amin ramin@ wrote: Mbak Dika, yang bohong itu orangnya yang namanya Sadeq itu. Karena Sadeq pembohong maka ajaranya jadi ngaco. -- *From:* dika - [mailto:[EMAIL PROTECTED] *Sent:* Tuesday, October 30, 2007 10:31 AM *To:* keluarga-islam@yahoogroups.comkeluarga-islam% 40yahoogroups.com keluarga-islam% 40yahoogroups.com *Subject:* RE: [keluarga-islam] Re: Kedatangan Al Masih Al Maw'ud adalah untuk membebaskan manusia dari dosa syi *Udahudah...nggak usah diributin lagi... Ganti topik aja nanti jatuhnya kita nggak suka sama orangnya lagi bukan pada ajarannya...Usul ngadain taubatan nasionaldan masing2
[keluarga-islam] Re: STOP SESAT
Setuju sekali pak Ridwan... Tulisan berbahaya di bawah yang selalu digembar-gemborkan oleh gerombolan JIL dapat memalingkan kita dari Alquran. Baik dan benar mereka ukur dengan logika, tidak lagi berpedoman kepada alquran dan Sunnah. --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, moch.ridwan [EMAIL PROTECTED] wrote: Mas Ananto, semoga Rahmat Alloh SWT tetap terlimpah buat anda. apakah mas ananto setuju dengan isi postingan tsb..? hati-2 dengan postingan seperti ini karena isinya akan membuat orang boleh berbuat sesuka hati tanpa khawatir bahwa ada rambu-2 yang harus diperhatikan agar sesuai dengan petunjuk kehidupan ini. Sebagai orang yang beriman kepada Alloh SWT dan Rosulullah Muhammad SAW maka apakah mas ananto yakin dengan kebenaran Alquran ? dan mau menjadikan Alquran sebagai pedoman hidup ? Saya khawatir dengan tulisan seperti ini, karena isinya mencoba mengaburkan makna sebuah kesesatan, dan bahkan berani mengatakan seperti ini : Para nabi, utusan, bahkan Tuhan, tak pernah menyesatkan manusia. saya melihat penulis tsb tidak pernah membaca Al Quran, bahwa Alloh SWT berkehendak menyesatkan orang yang dikehendaik-NYA, misalnya : dalam QS.al Baqoroh ayat 26 : Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan: Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan? Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik (QS.2:26) maknanya bahwa dengan firman (perkataan) Tuhan maka para Nabi dan para utusan Alloh SWT menyesatkan manusia. (lihat juga QS.Al Baqoroh ayat 104 s/d 108) dan para ulama sebagai pewaris Nabi bolehlah memberi label sesat, dengan kriteria telah menyimpang dari pokok-2 ajaran Islam yang telah ditetapkan oleh Rosululloh Muhammad saw hati-2 lah dengan postingan seperti dibawah ini, khawatir hal ini membuat orang membiarkan/membolehkan kesesatan merebak dimana-mana. wa Allohu a'lam ridwan --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto@ wrote: STOP SESAT Sesat, itulah kata yang bergulir di masyarakat pernahkah Nabi menyesatkan seseorang/kelompok? tak habis pikir mengapa penyesatan sebegitu mudah dikatakan penyesatan awal dari kehancuran kepercayaan manusia Para nabi, utusan, bahkan Tuhan, tak pernah menyesatkan manusia. alangkah sombongnya manusia menyesatkan manusia hikmah apa yang terpendam dalam dirinya hingga berani menyesatkan? Sesat, awal dan akhir dari sebuah perjalanan tak ada yang maju dalam hidup kecuali berani menantang penyesatan para arif billah telah menjadi makanan hariannya dalam menyantap penyesatan Seorang tidak akan sampai pada derajat kebenaran kecuali seribu orang yang benar mengatakan ENGKAU SESAT. Sesat, Stop perkataan sesat tataplah dinamika kehidupan dengan kearifan tebarkan rasa cinta dalam diri melalui cinta kedamaian di dunia akan tumbuh melalui cinta kita dapat menuai kebahagian melalui cinta kata sesat akan hilang. 19 Syawwal 1428 H. Oleh: Rahmat
[keluarga-islam] Re: Kedatangan Al Masih Al Maw'ud adalah untuk membebaskan manusia dari dosa syi
Katanya sampeyan yakin sama Al-quran, kok sama yang ngaku jadi Nabi lg setelah Muhammad SAW masih berpikiran Kalau dia masuk surga...? Coba mas qurannya dipelajari lagi dengan baik, lah wong jelas2 si sadeq ini tingkahlakunya bertentangan dengan alquran dan al-hadits kok... Segala hal yang menyimpang dari Al-quran dan al-hadits itu namanya sesat Mas Pikiran seperti ini ngga jauh beda kayak pendapatnya orang JIL, sudah jelas sesat masih dibilang relatif... --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto [EMAIL PROTECTED] wrote: mas raflis al amin, kalo nanti ternyata mas sadeq masuk surga, dan ternyata sampeyan yg masuk neraka gimana? kita ndak tahu pan? salam, ananto On 10/30/07, Raflis Amin [EMAIL PROTECTED] wrote: Mbak Dika, yang bohong itu orangnya yang namanya Sadeq itu. Karena Sadeq pembohong maka ajaranya jadi ngaco. -- *From:* dika - [mailto:[EMAIL PROTECTED] *Sent:* Tuesday, October 30, 2007 10:31 AM *To:* keluarga-islam@yahoogroups.com *Subject:* RE: [keluarga-islam] Re: Kedatangan Al Masih Al Maw'ud adalah untuk membebaskan manusia dari dosa syi *Udahudah...nggak usah diributin lagi... Ganti topik aja nanti jatuhnya kita nggak suka sama orangnya lagi bukan pada ajarannya...Usul ngadain taubatan nasionaldan masing2 istiqfar memohon ampun pada Alloh Fa Insya Alloh khoir wabil barokatil walid... * *Ahmadi Agung [EMAIL PROTECTED]* wrote: Yha udah kita ganti aja judulnya gini... Ahmad Musadeq si KUCING GARONG qe qe qe qee... -Original Message- *From:* keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto: [EMAIL PROTECTED] Behalf Of *Ananto wah, judulnya kepanjangan mas... klo mo bikin judul mah yg singkat aja... biar gampang diinget... misal: TERLENA atau BEGADANG... salam, ananto . Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com
[keluarga-islam] Re: STOP SESAT
Pernahkah anda belajar bahwa dalam alquran maupun hadits banyak sekali Allah ataupun Rasulnya memvonis seseorang (perbuatan seseorang) atau suatu kaum berada dalam kesesatan ataupun tempatnya di neraka? Silakan di-baca2 lagi alquran dan kitab2 haditsnya --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto [EMAIL PROTECTED] wrote: STOP SESAT Sesat, itulah kata yang bergulir di masyarakat pernahkah Nabi menyesatkan seseorang/kelompok? tak habis pikir mengapa penyesatan sebegitu mudah dikatakan penyesatan awal dari kehancuran kepercayaan manusia Para nabi, utusan, bahkan Tuhan, tak pernah menyesatkan manusia. alangkah sombongnya manusia menyesatkan manusia hikmah apa yang terpendam dalam dirinya hingga berani menyesatkan? Sesat, awal dan akhir dari sebuah perjalanan tak ada yang maju dalam hidup kecuali berani menantang penyesatan para arif billah telah menjadi makanan hariannya dalam menyantap penyesatan Seorang tidak akan sampai pada derajat kebenaran kecuali seribu orang yang benar mengatakan ENGKAU SESAT. Sesat, Stop perkataan sesat tataplah dinamika kehidupan dengan kearifan tebarkan rasa cinta dalam diri melalui cinta kedamaian di dunia akan tumbuh melalui cinta kita dapat menuai kebahagian melalui cinta kata sesat akan hilang. 19 Syawwal 1428 H. Oleh: Rahmat
[keluarga-islam] Re: Kedatangan Al Masih Al Maw'ud adalah untuk membebaskan manusia dari dosa syi
Allah tidak akan mendzalimi hambanya... Tidak akan mungkin orang yg berjalan diatas ketentuanNya mendapatkan siksaNya, sedangkan yang menyimpang dari ketentuanNya mendapatkan rahmatNya.. Ampunan Allah akan diberikan bagi siapa saja yang berTOBAT kepadaNya. Vonis sesat yang dikeluarkan ulama bukanlah semata-mata muncul berdasarkan hawa nafsu atau kesombongan, tetapi berdasarkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah dan Rasulnya, yaitu Alquran dan Al- hadits. Untuk itulah perlunya kita selalu merujuk kepada keduanya, agar terhindar dari kesesatan yang kelak tempatnya adalah di neraka.. Na'udzubillah Allah dan RasulNya telah dengan sangat JELAS dan TEGAS menyebutkan bahwa Muhammad SAW adalah penutup Nabi-nabi, tidak ada nabi setelahnya. Jadi jika ada orang yang kemudian mengaku sebagai Nabi, maka hal itu adalah kedustaan dan kesesatan yang teramat sangat nyata, tanpa perlu kita berpikir dua kali atau berkata bahwa hal itu masih bersifat relatif. --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto [EMAIL PROTECTED] wrote: mbak yatie, bukankah ampunan allah itu lebih luas dari segalanya? apalagi cuman vonis sesat, itu cuman cetek di mata allah... tidak ada kerugian sedikitpun di pihak allah jika memasukkan pak sadeq ke dalam rahmat surgaNya dan, allah lebih suka memasukkan orang2 yg sombong ke dalam nerakaNya... salam, ananto On 10/31/07, y4tie [EMAIL PROTECTED] wrote: Katanya sampeyan yakin sama Al-quran, kok sama yang ngaku jadi Nabi lg setelah Muhammad SAW masih berpikiran Kalau dia masuk surga...? Coba mas qurannya dipelajari lagi dengan baik, lah wong jelas2 si sadeq ini tingkahlakunya bertentangan dengan alquran dan al- hadits kok... Segala hal yang menyimpang dari Al-quran dan al-hadits itu namanya sesat Mas Pikiran seperti ini ngga jauh beda kayak pendapatnya orang JIL, sudah jelas sesat masih dibilang relatif... --- In keluarga-islam@yahoogroups.com keluarga-islam% 40yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto@ wrote: mas raflis al amin, kalo nanti ternyata mas sadeq masuk surga, dan ternyata sampeyan yg masuk neraka gimana? kita ndak tahu pan? salam, ananto On 10/30/07, Raflis Amin ramin@ wrote: Mbak Dika, yang bohong itu orangnya yang namanya Sadeq itu. Karena Sadeq pembohong maka ajaranya jadi ngaco. -- *From:* dika - [mailto:[EMAIL PROTECTED] *Sent:* Tuesday, October 30, 2007 10:31 AM *To:* keluarga-islam@yahoogroups.comkeluarga-islam% 40yahoogroups.com *Subject:* RE: [keluarga-islam] Re: Kedatangan Al Masih Al Maw'ud adalah untuk membebaskan manusia dari dosa syi *Udahudah...nggak usah diributin lagi... Ganti topik aja nanti jatuhnya kita nggak suka sama orangnya lagi bukan pada ajarannya...Usul ngadain taubatan nasionaldan masing2 istiqfar memohon ampun pada Alloh Fa Insya Alloh khoir wabil barokatil walid... * *Ahmadi Agung Agung@* wrote: Yha udah kita ganti aja judulnya gini... Ahmad Musadeq si KUCING GARONG qe qe qe qee... -Original Message- *From:* keluarga-islam@yahoogroups.comkeluarga-islam% 40yahoogroups.com[mailto: keluarga-islam@yahoogroups.com keluarga-islam% 40yahoogroups.com]*On Behalf Of *Ananto wah, judulnya kepanjangan mas... klo mo bikin judul mah yg singkat aja... biar gampang diinget... misal: TERLENA atau BEGADANG... salam, ananto . Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com
[keluarga-islam] Re: Kedatangan Al Masih Al Maw'ud adalah untuk membebaskan manusia dari dosa syi
Saya memang tidak tahu apa2, dan tidak mau cari tahu tentang mereka yang pada ngaku jadi Nabi. Buat apa ngurusin mereka yang jelas2 adalah para pendusta, sebagaimana yg dikatakan Rasulullah SAW... Yang jelas sekarang saya lagi nunggu aja, setelah si Mirza, Lia Eden, Sadeq, trus siapa lagi ya yg bakal ngaku jadi Nabi... Jangan2 nanti ada tetangga saya lagi yg latah ngikut2 ngaku jadi Nabi, hihihi. --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, joseph khaidar [EMAIL PROTECTED] wrote: jangan pake kayanya donk berarti anda tidak tahu apa2 - Pesan Asli Dari: y4tie [EMAIL PROTECTED] Kepada: keluarga-islam@yahoogroups.com Terkirim: Senin, 29 Oktober, 2007 4:43:14 Topik: [keluarga-islam] Re: Kedatangan Al Masih Al Maw'ud adalah untuk membebaskan manusia dari dosa syi Bang Yos, kayaknya ilmunya Al Mawud ini masih kalah deh dibanding Lia Eden.. Coba deh Bany Yos baca di situsnya dia... Kalo saran saya, mending Bang Yos pilih Lia Eden aja sebagai Nabi, lebih keren dan dan lebih hebat lho ilmunya.. --- In keluarga-islam@ yahoogroups. com, joseph khaidar paulus_hanedsabeni @... wrote: itu anggapan anda karena anda hanya mendengar desas desus saja... belum tau ilmunya kan? - Pesan Asli Dari: arya512004 arya512004@ ... Kepada: keluarga-islam@ yahoogroups. com Terkirim: Jumat, 26 Oktober, 2007 6:18:05 Topik: [keluarga-islam] Re: Kedatangan Al Masih Al Maw'ud adalah untuk membebaskan manusia dari dosa syi Pikirannya bener2 mawud (kacau). . . --- In keluarga-islam@ yahoogroups. com, Raflis amin aminraflis2000@ ... wrote: Yang mucul ditivi itu palsu banget man. . . . ... - Original Message From: wong ma'ruf wongmaruf@ .. To: keluarga-islam@ yahoogroups. com Sent: Thursday, October 25, 2007 11:20:47 PM Subject: Re: [keluarga-islam] Re: Kedatangan Al Masih Al Maw'ud adalah untuk membebaskan manusia dari dosa syi Nggak mimpi lha wong sudah muncul di TV, ada manusianya, ada RasulNya kok, ente kali yang mimpi meliat tetapi tidak tahu. iwan.jiunk iwan.jiunk@ yahoo. com wrote: hei man gak ada Rosul baru man...Nabi Muhammad SAW gak pernah ngomongi akan ada Rosul baru man...sadar lah man...jangan ngimpi man.. --- In keluarga-islam@ yahoogroups. com, wong ma'ruf wongmaruf@ .. wrote: Mari kita bergembira menyambut kedatangan seorang Rasul yang akan menyelamatkan manusia dari murka Allah karena kesyirikan. - - --- Catch up on fall's hot new shows on Yahoo! TV. Watch previews, get listings, and more! _ _ _ _ __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail. yahoo.com _ _ _ _ __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail. yahoo.com !-- #ygrp-mkp{ border:1px solid #d8d8d8;font- family:Arial; margin:14px 0px;padding: 0px 14px;} #ygrp-mkp hr{ border:1px solid #d8d8d8;} #ygrp-mkp #hd{ color:#628c2a; font-size: 85%;font- weight:bold; line- height:122%; margin:10px 0px;} #ygrp-mkp #ads{ margin-bottom: 10px;} #ygrp-mkp .ad{ padding:0 0;} #ygrp-mkp .ad a{ color:#ff; text-decoration: none;} -- !-- #ygrp-sponsor #ygrp-lc{ font-family: Arial;} #ygrp-sponsor #ygrp-lc #hd{ margin:10px 0px;font-weight: bold;font- size:78%; line-height: 122%;} #ygrp-sponsor #ygrp-lc .ad{ margin-bottom: 10px;padding: 0 0;} -- !-- #ygrp-mlmsg {font-size:13px; font-family: arial, helvetica, clean, sans-serif;} #ygrp-mlmsg table {font-size:inherit; font:100% ;} #ygrp-mlmsg select, input, textarea {font:99% arial, helvetica, clean, sans-serif;} #ygrp-mlmsg pre, code {font:115% monospace;} #ygrp-mlmsg * {line-height: 1.22em;} #ygrp-text{ font-family: Georgia; } #ygrp-text p{ margin:0 0 1em 0;} #ygrp-tpmsgs{ font-family: Arial; clear:both;} #ygrp-vitnav{ padding-top: 10px;font- family:Verdana; font-size: 77%;margin: 0;} #ygrp-vitnav a{ padding:0 1px
[keluarga-islam] Re: Kedatangan Al Masih Al Maw'ud adalah untuk membebaskan manusia dari dosa syi
Bang Yos, kayaknya ilmunya Al Mawud ini masih kalah deh dibanding Lia Eden.. Coba deh Bany Yos baca di situsnya dia... Kalo saran saya, mending Bang Yos pilih Lia Eden aja sebagai Nabi, lebih keren dan dan lebih hebat lho ilmunya.. --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, joseph khaidar [EMAIL PROTECTED] wrote: itu anggapan anda karena anda hanya mendengar desas desus saja... belum tau ilmunya kan? - Pesan Asli Dari: arya512004 [EMAIL PROTECTED] Kepada: keluarga-islam@yahoogroups.com Terkirim: Jumat, 26 Oktober, 2007 6:18:05 Topik: [keluarga-islam] Re: Kedatangan Al Masih Al Maw'ud adalah untuk membebaskan manusia dari dosa syi Pikirannya bener2 mawud (kacau). . . --- In keluarga-islam@ yahoogroups. com, Raflis amin aminraflis2000@ ... wrote: Yang mucul ditivi itu palsu banget man. . . . ... - Original Message From: wong ma'ruf wongmaruf@ .. To: keluarga-islam@ yahoogroups. com Sent: Thursday, October 25, 2007 11:20:47 PM Subject: Re: [keluarga-islam] Re: Kedatangan Al Masih Al Maw'ud adalah untuk membebaskan manusia dari dosa syi Nggak mimpi lha wong sudah muncul di TV, ada manusianya, ada RasulNya kok, ente kali yang mimpi meliat tetapi tidak tahu. iwan.jiunk iwan.jiunk@ yahoo. com wrote: hei man gak ada Rosul baru man...Nabi Muhammad SAW gak pernah ngomongi akan ada Rosul baru man...sadar lah man...jangan ngimpi man.. --- In keluarga-islam@ yahoogroups. com, wong ma'ruf wongmaruf@ .. wrote: Mari kita bergembira menyambut kedatangan seorang Rasul yang akan menyelamatkan manusia dari murka Allah karena kesyirikan. - - --- Catch up on fall's hot new shows on Yahoo! TV. Watch previews, get listings, and more! _ _ _ _ __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail. yahoo.com _ _ _ _ __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail. yahoo.com !-- #ygrp-mkp{ border:1px solid #d8d8d8;font-family:Arial;margin:14px 0px;padding:0px 14px;} #ygrp-mkp hr{ border:1px solid #d8d8d8;} #ygrp-mkp #hd{ color:#628c2a;font-size:85%;font-weight:bold;line- height:122%;margin:10px 0px;} #ygrp-mkp #ads{ margin-bottom:10px;} #ygrp-mkp .ad{ padding:0 0;} #ygrp-mkp .ad a{ color:#ff;text-decoration:none;} -- !-- #ygrp-sponsor #ygrp-lc{ font-family:Arial;} #ygrp-sponsor #ygrp-lc #hd{ margin:10px 0px;font-weight:bold;font-size:78%;line-height:122%;} #ygrp-sponsor #ygrp-lc .ad{ margin-bottom:10px;padding:0 0;} -- !-- #ygrp-mlmsg {font-size:13px;font-family:arial, helvetica, clean, sans-serif;} #ygrp-mlmsg table {font-size:inherit;font:100%;} #ygrp-mlmsg select, input, textarea {font:99% arial, helvetica, clean, sans-serif;} #ygrp-mlmsg pre, code {font:115% monospace;} #ygrp-mlmsg * {line-height:1.22em;} #ygrp-text{ font-family:Georgia; } #ygrp-text p{ margin:0 0 1em 0;} #ygrp-tpmsgs{ font-family:Arial; clear:both;} #ygrp-vitnav{ padding-top:10px;font-family:Verdana;font-size:77%;margin:0;} #ygrp-vitnav a{ padding:0 1px;} #ygrp-actbar{ clear:both;margin:25px 0;white-space:nowrap;color:#666;text- align:right;} #ygrp-actbar .left{ float:left;white-space:nowrap;} .bld{font-weight:bold;} #ygrp-grft{ font-family:Verdana;font-size:77%;padding:15px 0;} #ygrp-ft{ font-family:verdana;font-size:77%;border-top:1px solid #666; padding:5px 0; } #ygrp-mlmsg #logo{ padding-bottom:10px;} #ygrp-vital{ background-color:#e0ecee;margin-bottom:20px;padding:2px 0 8px 8px;} #ygrp-vital #vithd{ font-size:77%;font-family:Verdana;font-weight:bold;color:#333;text- transform:uppercase;} #ygrp-vital ul{ padding:0;margin:2px 0;} #ygrp-vital ul li{ list-style-type:none;clear:both;border:1px solid #e0ecee; } #ygrp-vital ul li .ct{ font-weight:bold;color:#ff7900;float:right;width:2em;text- align:right;padding-right:.5em;} #ygrp-vital ul li .cat{ font-weight:bold;} #ygrp-vital a{ text-decoration:none;} #ygrp-vital a:hover{ text-decoration:underline;} #ygrp-sponsor #hd{ color:#999;font-size:77%;} #ygrp-sponsor #ov{ padding:6px 13px;background-color:#e0ecee;margin-bottom:20px;} #ygrp-sponsor #ov ul{ padding:0 0 0 8px;margin:0;} #ygrp-sponsor #ov li{ list-style-type:square;padding:6px 0;font-size:77%;} #ygrp-sponsor #ov li a{ text-decoration:none;font-size:130%;} #ygrp-sponsor #nc{ background-color:#eee;margin-bottom:20px;padding:0 8px;} #ygrp-sponsor .ad{ padding:8px 0;} #ygrp-sponsor .ad #hd1{ font-family:Arial;font-weight:bold;color:#628c2a;font-
[keluarga-islam] Rokok Cenderung Haram
Seandainya pun anda (para perokok) meyakini kalau merokok itu hukumnya hanya makruh, apakah pantas bagi seorang muslim melestarikan sesuatu yang dibenci oleh Allah SWT? 25/10/2007 07:46 WIB Prof Dr Quraish Shihab: Rokok Cenderung Haram Umi Kalsum - detikcom Jakarta - Indonesia adalah surga bagi para perokok. Begitulah banyak orang menjulukinya. Di mana-mana asap rokok mengebul, termasuk di tempat atau fasilitas umum. Padahal, sudah jelas rokok mengganggu kesehatan. Dari sisi agama, banyak ulama di dunia yang mengharamkannya. Di Indonesia, ulama yang dikenal 'sejuk', Prof Dr Quraish Shihab juga memiliki pendapat yang sama. Ulama-ulama kontemporer telah jauh-jauh hari menilai rokok sebagai barang haram. Imam terbesar Al-Azhar Mesir pada tahun 1960-an, Syaikh Mahmud Syaltut menilai pendapat yang menyatakan bahwa merokok adalah makruh bahkan haram, lebih dekat pada kebenaran dan lebih kuat argumentasinya. Syaikh Muhammad Al-Kuttani menyebut 17 dalil/alasan tentang keharaman merokok. Ulama Indonesia yang terkenal dengan kata-kata sejuknya, Quraish Shihab, juga cenderung menilai rokok haram hukumnya. Dalam buku saya, Lentera Hati, saya menuliskan pendapat ulama-ulama kontemporer bahwa rokok itu haram. Saya juga berkecenderungan bahwa rokok adalah haram, ungkap Quraish saat berbincang-bincang dengan detikcom, Rabu (24/10/2007). Diakui Quraish, pada zaman Nabi Muhammad SAW belum ada rokok, sehingga tidak ada ayat dalam Alquran atau hadis yang menyatakan rokok sebagai sesuatu yang haram. Namun hukum Islam bisa ditetapkan sesuai perkembangan. Hukum Islam itu tidak hanya ditemukan dalam teks, tapi bisa juga diangkat dari apa yang diistilahkan tujuan keberagamaan, kata ulama yang masih tampak sehat dan segar bugar ini. Tujuan keberagamaan, imbuh dia, memelihara kesehatan, akal, harta benda, dan kehormatan. Semua yang memelihara kesehatan pasti didukung (agama), semua yang mengakibatkan gangguan kesehatan pasti dilarang. Di sinilah masuk rokok itu. Jadi mestinya dilarang, karena rokok tidak memelihara harta benda, justru pemborosan. Jadi harus dilarang, beber mantan Menteri Agama itu. (umi/asy)
Hal: [keluarga-islam] Re: meramal ,,,,haram kah ? (ramalan cuaca)
Misalnya USG, apakah penggunaan teknologi seperti ini tidak melanggar rambu2 syariat? --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Cut Mhutia Alkaff [EMAIL PROTECTED] wrote: Mbak Yatie, Metode atau cara yg dipakai untuk meramal jenis kelaminnya yg spt apa yg anti maksud? bila lebih dijelaskan? Salam icut - Pesan Asli Dari: y4tie [EMAIL PROTECTED] Kepada: keluarga-islam@yahoogroups.com Terkirim: Kamis, 6 September, 2007 2:57:49 Topik: [keluarga-islam] Re: meramal haram kah ? (ramalan cuaca) Mbak Icut, bagaimana dengan melihat/menentukan jenis kelamin Jabang Bayi di dalam perut. Apakah termasuk ramalan yg dilarang? --- In keluarga-islam@ yahoogroups. com, Cut Mhutia Alkaff ycutt_cute@ ... wrote: Assalamualaikum, , Ramalan cuaca bukan berdasarkan hal2 ghoib tapi berdasaran perkisaran angin dan awan, lebih menyangkut science. So, tidak bertentangan dengan Al-Qur'an karena sejatinya Al-Qur'an sejalan dengan scince, yg merupakan tanda2 kebesaran Allah SWT. QS Albaqaroh, 2 : 164 164. Ø¥ÙÙ�`Ù ÙÙÙ Ø®ÙÙ�'Ù٠اÙس�`ÙÙ ÙاÙÙات٠ÙÙاÙØ£Ùر�'ض٠ÙÙاخ�'تÙÙاÙÙ٠اÙÙ�`ÙÙ�'ÙÙ ÙÙاÙÙ�`ÙÙÙار٠ÙÙاÙ�'ÙÙÙ�'Ù٠اÙ�`ÙتÙ٠تÙج�'رÙÙ ÙÙ٠اÙ�'بÙØ�'ر٠بÙÙ Ùا ÙÙÙÙÙع٠اÙÙ�`Ùاس٠ÙÙÙ Ùا Ø£ÙÙزÙÙ٠اÙÙ�`ÙÙ Ù ÙÙ٠اÙس�`ÙÙ Ùاء٠٠Ù٠٠�`Ùاء ÙÙØ£ÙØ�'ÙÙا بÙÙ٠اÙأر�'ض٠بÙع�'د٠٠ÙÙ�'تÙÙÙا ÙÙبÙث�`Ù ÙÙÙÙÙا Ù ÙÙ ÙÙÙ�`٠دÙآب�`ÙØ©Ù ÙÙتÙص�'رÙÙÙ٠اÙر�`ÙÙÙاØÙ ÙÙاÙس�`ÙØ Ùاب٠اÙ�'Ù ÙسÙخ�`Ùر٠بÙÙ�'Ù٠اÙس�`ÙÙ Ùاء ÙÙاÙØ£Ùر�'ض٠ÙØ¢ÙÙات٠Ù�`ÙÙÙÙ�'Ù Ù ÙÙع�'ÙÙÙÙÙÙÙ 164. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan. Al-Quran dan Terjemahnya By Prof. Dr. RHA Soenarjo. V9.3 QS Annur, 24 : 43 Ø£ÙÙÙ٠�' تÙر٠أÙÙ�`٠اÙÙ�`ÙÙÙ ÙÙز�'جÙ٠سÙØÙابا٠ثÙ٠�`Ù ÙÙؤÙÙ�`ÙÙ٠بÙÙ�'ÙÙÙÙ Ø«Ù٠�`Ù ÙÙج�'عÙÙÙÙ٠رÙÙÙا٠ا٠ÙÙتÙرÙ٠اÙ�'ÙÙد�'ÙÙ ÙÙخ�'رÙج٠٠ÙÙ�' Ø®ÙÙÙاÙÙÙÙ ÙÙÙÙÙÙز�`ÙÙÙ Ù ÙÙ٠اÙس�`ÙÙ Ùاء٠٠Ù٠جÙبÙاÙÙ ÙÙÙÙÙا Ù Ù٠بÙرÙد٠ÙÙÙÙصÙÙب٠بÙÙÙ Ù ÙÙ ÙÙØ´Ùاء٠ÙÙÙÙص�'رÙÙÙÙ٠عÙ٠٠�`ÙÙ ÙÙØ´Ùاء٠ÙÙÙÙاد٠سÙÙÙا بÙر�'ÙÙÙÙ ÙÙذ�'ÙÙب٠بÙاÙ�'Ø£Ùب�'صÙار٠43. Tidakkah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian) nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatan olehmu hujan keluar dari celah- celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung- gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki- Nya dan dipalingkan- Nya dari siapa yang dikehendaki- Nya.Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan. Al-Quran dan Terjemahnya By Prof. Dr. RHA Soenarjo. V9.3 Kesimpulan ; Meramal cuaca (berdasarkan science) hukumnya tidak haram. Salam icut - Pesan Asli Dari: kang nceps kangncep@ . Kepada: keluarga-islam@ yahoogroups. com Terkirim: Kamis, 6 September, 2007 11:39:30 Topik: Re: Hal: [keluarga-islam] meramal haram kah ? Silahkan mbakdimulai nyalakan lampu neonnya , biar saya duduk dulu di pojokan pesen bajigur (di batam bajigur langka euy) sama nasi goreng derahh wassalam KnC --- In keluarga-islam@ yahoogroups. com, Cut Mhutia Alkaff ycutt_cute@ ... wrote: Wa'alaikumsalam. . Boleh juga.. Mulai dari ramalan apa nih? ramalan cuaca kah? Salam icut - Pesan Asli Dari: Kang-Nceps kangncep@ . Kepada: keluarga-islam@ yahoogroups. com Terkirim: Kamis, 6 September, 2007 10:50:46 Topik: [keluarga-islam] meramal haram kah ? Assalamualaikum ,,, Dari kemaren pusing terus-terusan masalah Bid'ah ,yang dari mulai jaman KI berdiri selalu mendapat topik hangat ha,,ha,, sekarang bagaimana kalau kita ganti mengenai ramalan,,, bolehkah meramal ,,,?? silahkan dilanjut mungkin ada yang bisa memulai wassalam Knc _ _ _ _ Bergabunglah dengan
[keluarga-islam] Re: DERAJAT HADITS-HADTS TENTANG BACAAN WAKTU BERBUKA PUASA
Weleh, weleh Pak Ananto, pola pikir sampeyan kadang kok aneh-aneh yaa... Kalo tukang somay, bakso, warteg, pecel, dan makanan tradisional lainnya yang mungkin jumlahnya ratusan juta itu disertifikasi oleh MUI, apa ya MUI itu ngga kurang kerjaan... Kalau mau begitu, sekalian saja masakan di rumah sampeyan juga harus diberi sertifikat halal dulu sebelum sampeyan makanan. Siapa tahu ada bahan2nya yang mengandung zat haram, belum lagi tempat untuk masaknya yang bisa saja terkena najis... Trus kemudian masalah warteg tadi sampeyan hubungkan ke masalah derajat ke-shahih-an suatu hadits, apa ngga tambah ngaco tuh... Mungkin saran saya, lebih baik kita berbicara tentang hal2 yang kita kuasai saja Pak. Masalah derajat hadits bukanlah bidang kita, malahan mungkin hadits yang kita tahu pun cuma sedikit. Tapi kalau kita sekedar mau menyampaikan hadits2 yang sudah di tahqiq tersebut kepada saudara kita lainnya sih boleh2 saja. Nah, kalau Ustadz yang di bawah meneliti hadits2 tersebut, ya itu memang sudah kerjaan dan tugasnya dia sebagai seorang ulama. Dan buat kita yang awam, hal tersebut anggap saja sebagai tambahan ilmu, dan kalau mau boleh juga didiskusikan lagi dengan ustadz2 lainnya yang juga menguasai ilmu hadits. Jadi intinya, seperti yang disinggung dalam sebuah hadits, bicaralah apa yang kita tahu dan mengerti saja. OK? --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto [EMAIL PROTECTED] wrote: bicara masalah derajat hadits... ada analogi nakal seperti ini: MUI, sebagai satu satunya lembaga yg berhak meng-approved kehalalan suatu makanan di Indonesia... sampai sejauh ini masih mampu mensertifikasi halal (status OK) sebanyak 1000 jenis makanan... padahal... jumlah makanan di Indonesia jutaan jenisnya... bakso, siomay, soto, warteg, mie ayam... merupakan salah satu yg belum di-approved OK kadar halalnya oleh MUI... pertanyaannya... apakah yg belum di-approved OK oleh MUI menjadi tidak halal atau belum halal? apakah kita tidak boleh mamam siomay karena belum approved OK MUI? apakah kita tidak boleh nyruput cendol? hehehe... gila kali... :)) selanjutnya... silahkan analogi nakal di atas digunakan untuk melihat kadar hadits sahih (approved OK, halal) dan hadits kurang sahih (belum approved OK, tidak sempet approved OK) salam, ananto On 10/4/06, al.fatih [EMAIL PROTECTED] wrote: DERAJAT HADITS-HADTS TENTANG BACAAN WAKTU BERBUKA PUASA DAN KELEMAHAN BEBERAPA HADITS TENTANG KEUTAMAAN/FADLILAH FADHILAH PUASA oleh Al-Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat ---CUT--- Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[keluarga-islam] Re: Fitnah yang kejam itu....
Nah, ini dia jawaban dari pertanyaan saya yang dulu :) Dikutip dari ulasan Hartono AHmad Jaiz: Sebenarnya, berdakwah atau apalagi berfatwa dan menyampaikannya itu adalah hak bagi orang yang memang berilmu. Di samping itu, menyampaikan kebenaran, mesti pula dengan jalan yang benar. Sehingga fatwa yang difatwakan itu isinya benar (sesuai dengan al-Qur'an dan As-Sunnah), sedang tata cara menyampaikan juga harus dengan cara yang benar. Kalau fatwa itu isinya benar, sesuai dengan ayat dan hadits, misalnya, sedang caranya dengan cara memalsu misalnya (ini perlu dibuktikan dulu, palsu atau tidak), maka cara itu cara tidak benar. Kalau fatwa itu benar (sesuai dengan ayat dan hadits) dan memang mereka benar-benar ulama NU Jombang, maka berarti justru menyampaikan ajaran yang benar. Maka siapa yang menentangnya berarti menentang kebenaran. Kalau fatwa itu benar (sesuai dengan ayat dan hadits) dan tenyata palsu, bukan dari ulama NU, maka bagi orang Muslim sebenarya ada hadits: Kalimah hikmah itu adalah harta benda yang hilang milik orang mukmin, maka di mana dia temukan maka mukmin itu lebih berhak padanya. (Hadits Riwayat Tirmidzi dan Ibnu Majah, sanadnya dhaif dari Abu Hurairah, marfu'). Kalau fatwa itu benar isinya (sesuai ayat dan hadits) namun dibuat oleh pembuatnya dalam tujuan memecah belah umat, misalnya, maka berarti sebagaimana perkataan Ali bin Abi Thalib ra kepada musuhnya; Perkataan benar tetapi dimaksudkan untuk tujuan kebatilan. Kalau fatwa itu benar (sesuai ayat dan hadits) namun karena tidak sesuai dengan kemauan orang, lalu orang menolaknya padahal benar, maka terkena hadits: Tidak masuk surga orang yang di dalam hatinya ada seberat biji sawi dari kesombongan. Lalu seseorang berkata (kepada Nabi saw), sesungguhnya laki-laki itu suka akan bajunya bagus dan sandalnya bagus. Nabi saw bersabda, sesungguhnya Allah Maha Bagus, mencintai kebagusan. Kesombongan itu adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia. (HR Muslim dan Tirmidzi dari Abdullah bin Mas'ud ra dari Nabi saw). Ulama berkata, menolak kebenaran adalah menolak terhadap pengucapnya, dan meremehkan manusia adalah merendahkannya. Seandainya benar bahwa fatwa itu palsu, bukan dari ulama NU, sedang isinya sesuai dengan ayat dan hadits, atau dibuat memang untuk tujuan kebatilan, maka bisa juga agama ini didukung oleh orang yang fajir/ tidak baik. Sesungguhnya Allah menguatkan agama ini dengan lelaki yang fajir/ tidak baik. (Dari Ibnu Mas'ud, marfu'). Kenapa? Karena, insya Alloh orang-orang yang menerima kebenaran akan menerimanya walau datangnya dari manapun, bahkan mungkin mencocokkan fatwa itu dengan ayat-ayat dan hadist Nabi saw. Sedang orang yang sombong akan menolak kebenaran dan meremehkan manusia. Tidak mau menerimanya, walaupun jelas-jelas di antara isinya memang sesuai dengan Islam; misalnya apa yang ditekankan dalam fatwa itu tentang memperingati orang mati: Kebiasaan selama ini yang masih melakukan hari ke-7, hari ke-40 dan hari ke-100, supaya ditinggalkan. Karena ini tidak ada contoh dari Nabi Muhammad SAW dan tidak ada tuntunannya. Kalimat dalam fatwa itu jelas benar, sesuai dengan Islam. Bahkan saya pun menguraikan secara khusus dalam buku Tarekat Tasawuf Tahlilan dan Maulidan (2006) di samping buku lainnya misalnya Bila Kiyai Dipertuhankan, Membedah Sikap Beragama NU yang saya tulis bersama Abduh Zulfidar Akaha. Untuk menyikapi masalah ini ada gunanya ungkapan: Sesuatu yang keluar dari mulut, kalau itu muntahan, maka jangan diambil. Sebaliknya, walau sesuatu keluar dari dubur, kalau itu telur (dari dubur ayam) maka ambil. Meskipun demikian, bukan berarti tulisan ini mendukung tindak kepalsuan atau memakai cara yang tidak benar. Semoga hal ini difahami. Jakarta, 9 Ramadhan 1427H. --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, y4tie [EMAIL PROTECTED] wrote: Eh, Maaf... kalo kita menfitnah seseorang dengan sesuatu yang baik, itu dilarang ngga sih? Fitnah yang seperti itu termasuk fitnah yang kejam ngga yah...? Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups
[keluarga-islam] Re: Parsel / Bingkisan menjelang lebaran
Alhamdulillah, saya sudah dipertemukan dengan seorang ustadz yang insya allah memiliki keilmuan dan kefahaman agama yang cukup mendalam. Kapan waktu kalau Pak Ananto punya waktu boleh juga bertemu dan berdiskusi dengan beliau. Dengan begitu mudah-mudahan kita bisa belajar melihat Islam dari sudut pandang yang lain, bukan cuma dari sudut pandang orang-orang NU kebanyakan. Mohon maaf, bukan maksud saya merendahkan orang-orang NU, karena saya sendiri pada dasarnya dididik dan dibesarkan oleh orang2 NU. Banyak kelebihan yang ada pada mereka, namun tidak luput juga mereka dari kesalahan. Demikian juga ustadz saya yg sekarang, sebagai manusia biasa pasti beliau juga memiliki kekurangan. Dalam hal ini insya Allah saya akan mengambil semua yang baik-baik yang ada pada mereka, tanpa melihat mereka dari golongan mana. Dan satu hal lagi, membaca buku2 agama itu sangat penting, tidak semua yang kita dengar dari guru2 kita dapat terekam dengan baik di kepala kita, belum lagi kalau kita sedang tidak konsen mendengar penjelasannya, bisa-bisa kita salah dalam menerima maksud yang disampaikan. Insya Allah buku/kitab2 Ulama akan memberikan keterangan2 yang dapat melengkapi apa yang sudah dijelaskan oleh guru-guru kita, atau sebaliknya Ilmu2 yang terkandung dalam buku/kitab2 ulama dapat diperjelas oleh keterangan guru-guru kita. Ada satu semboyan yang sangat baik, Ikatlah Ilmu dengan Buku Jadi saran saya, rajin2 baca buku juga yah pak, biar tambah pinter.. Kalau ada yg bingung tanyakan sama ustadz... :) --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto [EMAIL PROTECTED] wrote: kalau KH. Hasyim Asy'ari dan KH. Mustofa Bisri, orang awam ga? khusus buat Gus Mus, beliau masih hidup... anda masih bisa bertanya langsung... ga perlu lewat buku... salam, ananto On 10/3/06, y4tie [EMAIL PROTECTED] wrote: Maaf pak Nceps, masalah sayyidina itu yang mempermasalahkan bukan orang awam lho... Bapak kenal Ibnu Rajab, Imam Nawawi? Nah, kalau bapak kenal mereka, disalah satu buku mereka, mereka mengangkat masalah tersebut. Apa ulama2 tersebut termasuk yang sempit dalam berfikir? --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, kang nceps kangncep@ wrote: pola berpikirnya yang seperti itu bakalan sama dengan yang mempermaslahnkan hal-hal yang bersifat cabang agama,manggil sayidina, tidak boleh cium tangan, baca yasinan, dll,,, selalu sempit dalam berfikir,leterlijk, judge the book by it's cover ,,,ceunah, wassalam KnC --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, banganut banganut@ wrote: Mungkin karena kemasan dan istilah yang membuat jadi berbeda ... Kalau esensinya sama sebagaimana masa lalu Jadi ingat Nabi wa rasulillah saw, kirim parcel ke sahabat istri beliau kalau lagi rindu sama almarhumah khodijah r.a. Kenapa sekarang konotasinya dibuat negatif dan di persempit menjelang lebaran ya ? --- cut --- Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu. Yahoo! Groups Links Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Balasan: [keluarga-islam] Re: Maafin ya, Tambahan ilmu soal : Sayyidina==SUNNAH
saya tidak memegang faham gula di tangan sendiri dikatakan madu, sementara madu ditangan orang lain dianggap racun, tetapi semua penilaian itu berdasarkan keterangan-keterangan yang ada di buku-buku tersebut. Seperti kata Imam Syafi'i Bila suatu Hadits itu Shahih, itulah madzhabku, jika ada keterangan atau dalil yang lebih shahih (menurut banyak Ulama Hadits), maka pendapat itulah yang akan saya pilih... Boleh dong saya mengikuti prinsipnya Imam Syafi'i... :) Mudah-mudahan tidak begitu.. itu hanya pengandaian saya saja, maafin saya yach dalam hal ini. Bila anda mengikuti prinsipnya Imam Syafi'i... mestinya anda tidak akan segan-segan meluangkan waktu anda untuk meneliti dan menelaah informasi tentang khadits yang sudah disodaqohkan oleh saudara kita mas Dodi Indras bukan...? apa lagi 'ilmu kita masih jauh dari Imam Syafi'i. PS: Orang yang mengaku awam, belum tentu tidak tahu apa-apa. Orang yang mengaku pintar, belum tentu tahu apa-apa. Oh ... anda mengomentari footnote saya. anda terlalu serius kali ya, itu hanya joke saja khok dan itu nggak ada dalilnya loh... jadi tulisan tersebut tidak perlu ditanggapi serius. Benar sekali bahwa Orang yang mengaku awam, belum tentu tidak tahu apa-apa, tapi kalau orang pintar minumnya tolak angin (ini kata iklan lho, bukan dalil) --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Achmad Munif wrote: Terima kasih y4tie .. alhamdulillah sudah saya baca dan sampai postingan ini saya pribadi belum pernah menyalahkan apa yang sudah disodaqohkan oleh kang wandy. Hanya saja selain postingan tersebut ternyata ada saudara kita yang lain dalam hal ini mas Dodi Indras mengirim HR lain yang memiliki derajat kesahihan menurut para mukhadditsin juga. Makanya disebut dengan tambahan 'ilmu. Pertanyaannya kenapa ada satu pihak yang seolah-olah merasa apa yang ada di dirinya adalah yang paling benar sementara ada informasi dari saudara yang lainnya dengan derajat kesahihan yang sama dianggap tidak benar... ini kan namanya gula di tangan sendiri dikatakan madu, sementara madu ditangan orang lain dianggap racun... mudah- mudahan nggak begitu yach. Yang agak mengherankan saya adalah. anda sendiri di postingan lain menyatakan bahwa anda baru belajar lewat buku dan bingung dalam mencari guru.. lha kok saat ini sudah berani menganalisa dengan pemikiran sendiri bahwa yang benar hanyalah yang disampaikan oleh kang wandy dan ari dino saja yang shohih. apa anda sudah meneliti semua informasi HR yang sudah disampaikan oleh mas Dodi Indras.? jangan mudah menyimpulkan selagi informasi kita masih minim. Bisa saja apa yang kita anggap paling shohih ternyata hanyalah penafsiran kita terhadap HR saja, sementara maksud dari HR tersebut bisa saja tidak sama dengan penafsiran kita bukan..?! Sekali lagi terima kasih atas penjelasannya y4tie yach... dan perlu anda camkan saya sama sekali tidak ngotot dalam hal ini. OK y4tie nulis : Mohon maaf jika ada yang salah dari komentar saya, hal itu mungkin disebabkan kesalahan saya dalam memahami buku2 saya... :) Itu dia anda sendiri masih belum yakin dengan apa yang anda pahami saat ini, makanya akan lebih baik kita arif dan bijaksana dalam menerima setiap informasi darimanapun datangnya. hakekat 'ilmu adalah milik Allah dan Allah pulalah yang tahu kebenarannya. Kita hanya bisa bermohon kepada Allah untuk diberikan 'ilmu yang benar dan bermanfaat, bila ada kebingungan mungkin contoh yang dilakukan oleh mas Dodi Indras dengan beristikhoroh meminta petunjuk-NYA akan lebih menentramkan hati kita. bUKANKAH HAL SEPERTI ITU PULA YANG DIAJARKAN aLLAH swt MELALU rOsuluLLoh SAW ...? WaLLahu a'lam bisshowab... kata mas Ananto : Orang awam gak bisa njawab --CUT-- Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu. Yahoo! Groups Links - Apakah Anda Yahoo!? Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru! Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu. Yahoo! Groups Links * To visit your group
[keluarga-islam] Re: Fitnah yang kejam itu....
Astaghfirulloh... sekali lagi sampeyan sdh berburuk sangka kepada saudara kita... Yang saya tahu mengenai HAJ ini, hanyalah seorang muslim yang berusaha untuk ikut berjuang menegakkan sunnah. Hal itu bisa dibaca dari buku-bukunya seperti yang membahas masalah JIL, Ahmadiyah, LDII, dan juga masalah amalan2 bid'ah (mungkin buku jenis yang terakhir ini yang sampeyan anggap beliau membenci NU). Mudah2an Allah membalas semua amal usahanya terhadap penegakkan sunnah tersebut... Amin. Terlepas dari masalah Fatwa NU Jombang, yang menjadi pertanyyan saya kemarin adalah jika Fitnah tersebut berisi hal2 yang baik, bagaimana hukumnya? Dan alhamdulillah, hal tersebut sudah terjawab oleh ulasan yang HAJ sampaikan. --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto [EMAIL PROTECTED] wrote: fyi... sepertinya dah dari lahir di HAJ nih udah benci ama NU... mungkin sekarang dah nyampe ubun2... jeng yatie... jika ada suatu kabar terbukti fitnah dan itu langsung dikatakan oleh sumbernya... apa yg akan anda lakukan? apa tetap mempercayai fitnah itu? kemudian ikut menyebarluaskannya? tanya... kenapa... ---CUT--- Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Balasan: [keluarga-islam] Re: Maafin ya, Tambahan ilmu soal : Sayyidina==SUNNAH
Sekali lagi, yang suka menyalahkan siapa? Kalau saya katakan, Pak, bacaaan Sholawat Bapak sepertinya ada yang salah tuh... Saya baca di kitab2 hadits Shahih ngga ada yang pake sayyidina deh, trus Imam Ibnu Rajab juga menerangkan demikian... Apa koreksi seperti itu sampeyan anggap menyalahkan? Lagi pula saya dan saudara-saudara lainnya kan hanya menyampaikan apa yang tertera dalam Hadits2 Shahih dan pendapat Ulama dahulu yang Terpercaya, jadi itu bukan pendapat saya pak. Saya sayang sama sampeyan, makanya saya koreksi... ;) Tapi kalau sampeyan ndak mau ikut pendapat itu ya terserah itu hak sampeyan, sebaliknya kalau sampeyan kemudian mau membuka-buka kitab hadits dan kitab ulama2 dahulu yg terpercaya utk mengecek kebenarannya, ya alhamdulillah Gitu aja kok repot :) --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto [EMAIL PROTECTED] wrote: saling mengoreksi... betul... tapi tidak saling menyalahkan dan menganggap pendapatnya yg paling benar se-dunia... salam, ananto On 10/4/06, y4tie [EMAIL PROTECTED] wrote: Maaf Pak Bambang, siapa bilang imam yang empat saling membiarkan/ tidak mempermasalahkan amalannya masing2? Sesungguhnya mereka itu saling mengkoreksi dalam fatwanya/kitabnya ketika mereka menemukan hadits-hadits yang menurut mereka lebih shahih. Hal inilah yang membuat imam Syafi'i mengeluarkan 'qaul jadid' nya ketika diperlukan Tajdid/koreksi/pemurnian atas pendapat/fatwanya yang lama. Begitu pak menurut saya yang awam ini --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Kartika, Bambang KARTIKAB@ wrote: Assalamualaikum Wr.wb Saudaraku semuanya memang kadang kita sulit menerima yang tersirat disini tidak ada yang salah ,Pak Dodi juga tidak salah, rata-rata kalau di milisi ini paling tidak sudah memahami dan masing-masing memiliki dasar, kalau toh ada perbedaan,...coba ambil contoh dari Imam empat mereka saja tidak pernah mempermasalahkan perbedaan bahkan mereka akur-akursaja. Wassalam -Original Message- From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of y4tie Sent: Tuesday, October 03, 2006 4:55 PM To: keluarga-islam@yahoogroups.com Subject: Balasan: [keluarga-islam] Re: Maafin ya, Tambahan ilmu soal : Sayyidina==SUNNAH Maksud loe??? :) Aduh puasa2 begini kok hatinya penuh 'curigesen' buruk sangka sih... ;) Maksud saya, jika pak Dodi bilang kita harus membiarkan amalan apa saja yang dipilih saudara kita, maka kalau begitu saya katakan tidak usah ada saja diskusi ini. Gitu lho... Semua yang ada disini saya anggap memiliki niat beramar ma'ruf nahi mungkar, baik itu yg pake sayyidina maupun yg tidak, baik yang suka tahlilan ataupun tidak, mereka semua berusaha menjelaskan tentang apa yang diyakininya benar tersebut dengan tujuan ber amar ma'ruf nahi mungkar tho?? Apa ada yang salah dengan ucapan saya? Di bulan puasa ini, mari kita sucikan hati dan pikiran kita dari hal2 yang dapat merusak pahala puasa kita... --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, banganut banganut@ wrote: kalau kita semua berprinsip semua terserah kepada masing2 untuk mengamalkan amalannya, sebaiknya kita tutup saja milis ini dan tidak usah ada diskusi agama... :) Koq hoby main brendel, masih suka gaya orde baru ya ? Saya yakin semua member yang ada disini mempunyai niat untuk saling ber amar ma'ruf nahi munkar. Hemm, boleh tahu sampai tingkat apa kemungkaran yang bagaimana mengucapkan sayydina terhadap nabi Muhammad ? Dan sebagai perbandingan bagaimana dengan Nabi yusuf memanggil tuannya dengan kata Rabb dalam Qur'an? Wassalam anut --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, y4tie y4tie@ wrote: Pak Dodi yang pintar, kalau kita semua berprinsip semua terserah kepada masing2 untuk mengamalkan amalannya, sebaiknya kita tutup saja milis ini dan tidak usah ada diskusi agama... :) Saya yakin semua member yang ada disini mempunyai niat untuk saling ber amar ma'ruf nahi munkar. Jadi kalau ada diskusi berdasarkan ilmu itu adalah suatu yang baik dan jangan dianggap memaksakan kehendak atau tidak memahami perbedaan yang ada. Nah, Mengenai kesimpulan akhirnya, itu baru menjadi hak masing-masing orang. Kalau memang kita berniat mencari kebenaran dalam diskusi ini, niscaya yang akan dipilih adalah pendapat yang lebih mendekati kebenaran (pendapat yang lebih Shahih). Mengenai sholawat, jika ada satu hadits yang disepakati ke-shahih-annya menyebutkan penambahan kata sayyidina, mungkin masalah perbedaan bunyi sholawat ini tidak akan ada. Tapi yang terjadikan tdk begitu. Bahkan saya pernah membaca bahwa Ibnu Rajab (seperti juga yg pernah diposting pak Wandy) dan beberapa Ulama Besar
Balasan: [keluarga-islam] Re: Maafin ya, Tambahan ilmu soal : Sayyidina==SUNNAH
Pak Dodi yang pintar, kalau kita semua berprinsip semua terserah kepada masing2 untuk mengamalkan amalannya, sebaiknya kita tutup saja milis ini dan tidak usah ada diskusi agama... :) Saya yakin semua member yang ada disini mempunyai niat untuk saling ber amar ma'ruf nahi munkar. Jadi kalau ada diskusi berdasarkan ilmu itu adalah suatu yang baik dan jangan dianggap memaksakan kehendak atau tidak memahami perbedaan yang ada. Nah, Mengenai kesimpulan akhirnya, itu baru menjadi hak masing-masing orang. Kalau memang kita berniat mencari kebenaran dalam diskusi ini, niscaya yang akan dipilih adalah pendapat yang lebih mendekati kebenaran (pendapat yang lebih Shahih). Mengenai sholawat, jika ada satu hadits yang disepakati ke-shahih-annya menyebutkan penambahan kata sayyidina, mungkin masalah perbedaan bunyi sholawat ini tidak akan ada. Tapi yang terjadikan tdk begitu. Bahkan saya pernah membaca bahwa Ibnu Rajab (seperti juga yg pernah diposting pak Wandy) dan beberapa Ulama Besar terdahulu pernah membahas masalah penambahan kata sayyidina ini. Jika Pak Dodi mempunyai hadits sholawat yang menyebutkan kata Sayyidina yang telah disepakti ke-shahihahnnya menurut beberapa ulama hadits, silakan dipostingkan. Berikut saya postingkan bunyi teks sholawat yang tercantum dalam Buku- buku Hadits yang Shahih: 1. Alloohumma Sholli 'alaa Muhammadin wa 'alaa ahli baythihi, wa'alaa azwaajihi wa dzurriyyaatihi, kamaa shollayta 'alaa Ibrohiim wa 'alaa aali Ibrhoohim, Innaka hamiidum majid. Wa baarik 'ala muhammad wa 'alaa ahli baythihi, wa'alaa azwaajihi wa dzurriyyaatihi, kamaa baa rokta 'alaa ibrohiim wa 'alaa aali Ibroohim, Innaka hamiidum majiid. (HR Ahmad dan Thahawi dengan SANAD SHAHIH, dan Bukhari serta Muslim tanpa lafadz `ahlu baythihi') 2. Alloohumma Sholli 'alaa Muhammadin wa 'alaa aali muhammad, kamaa shollayta 'alaa Ibrohiim wa 'alaa aali Ibrhoohim, Innaka hamiidum majid. Alloohuumma baarik 'ala muhammad wa 'alaa aali muhammad, kamaa baa rokta 'alaa ibrohiim wa 'alaa aali Ibroohim, Innaka hamiidum majiid. (HR Bukhari, Muslim, Nasa'I, Humaidi, Ibnu Mandah, dan dia menyatakan Hadits ini telah DISEPAKATI SHAHIH-nya) 3. Alloohumma Sholli 'alaa Muhammadin wa 'alaa aali muhammad, kamaa shollayta 'alaa Ibrohiim wa aali Ibrhoohim, Innaka hamiidum majid. Wa baarik 'ala muhammad wa 'alaa aali muhammad, kamaa baa rokta 'alaa ibrohiim wa aali Ibroohim, Innaka hamiidum majiid. (HR Ahmad, Nasa'I, dan Abu Ya'la dengan SANAD SHAHIH) 4. Alloohumma Sholli 'alaa Muhammadin nabiyyil ummiyyi, wa 'alaa aali muhammad, kamaa shollayta 'alaa aali Ibrohiim. Wa baarik 'ala muhammadinn nabiyyil ummiyyi, wa 'alaa aali muhammad, kamaa baa rokta 'alaa ibrohiim wa aali Ibroohim fil `aalamiina, Innaka hamiidum majiid. (HR Muslim, Abu `Awanah, Ibnu Abi Syaibah, Abu Dawud, dan Nasa'I, disahkan oleh Hakim) 5. Alloohumma Sholli 'alaa Muhammadin `abdika wa rosuulika, kamaa shollayta 'alaa aali Ibrhoohim. Wa baarik 'ala muhammad `abdika wa rosuulika wa 'alaa aali muhammad, kamaa baa rokta 'alaa ibrohiim wa aali Ibroohim (HR Bukhari, Nasa'I, Thahawi, Ahmad, Isma'il al-Qadhi) 6. Alloohumma Sholli 'alaa Muhammadin wa 'alaa aali muhammad. Wa baarik 'ala muhammadin wa 'alaa aali muhammad, kamaa shollayta wa barokta 'alaa ibrohiim wa aali Ibroohim, Innaka hamiidum majiid. (HR Nasa'I, Thahawi, Abu Sa'id Ibnul A'rabi) Kesemua hadits (yang sebagian telah disepakati shahihnya) mengajarkan bacaan sholawat yang tidak satu pun menambahkan kata sayyidina. Ada satu yang tersebut dalam hadits Ibnu Masu'd kata-kata Sayyidil Mursalin, tapi itu pun menurut Ibnu Hajar sanad hadits tersebut adalah DHO'IF, begitu pula yang saya baca di bukunya Al-Albani. Dan jika bapak- bapak perhatikan di kitab-kitab para ulama NGETOP terdahuhulu (Imam Syafi'i, Imam Nawawi, Imam Suyuthi, dll) dalam muqaddimah mereka tidak ada satu pun yang menambahkan kata sayyidina dalam sholawatnya. Jadi, kalau sudah ada begitu banyak hadits shahih yang mengajarkan bunyi sholawat yang benar, buat apa memilih yang belum jelas? Tapi kembali itu semua terserah anda, saya hanya sekedar menyampaikan apa yang saya tahu... :) --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, dodindra [EMAIL PROTECTED] wrote: Ass.Wr.Wb. Ibu Yatie yang baik, semoga Alloh melimpahkan barokah dan rohmatNYA pada kita semua, amiin. Yang ibu sampaikan, tidaklah salah, namun, yang disampaikan oleh pak Munif juga tidak ada kelirunya. Faa Insya Alloh, hadits yang saya kutip juga berderajat SHAHIH. Jadi bukan pendapat Ulama jaman sekarang lhooo. Maka, masalah SAYYIDINA ini dalam sholawat, menurut saya, mari kita serahkan saja kepada masing-masing untuk memilihnya. ---cut Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. Janganlah sombong dengan ilmu yang
[keluarga-islam] Re: Parsel / Bingkisan menjelang lebaran
Maaf pak Nceps, masalah sayyidina itu yang mempermasalahkan bukan orang awam lho... Bapak kenal Ibnu Rajab, Imam Nawawi? Nah, kalau bapak kenal mereka, disalah satu buku mereka, mereka mengangkat masalah tersebut. Apa ulama2 tersebut termasuk yang sempit dalam berfikir? --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, kang nceps [EMAIL PROTECTED] wrote: pola berpikirnya yang seperti itu bakalan sama dengan yang mempermaslahnkan hal-hal yang bersifat cabang agama,manggil sayidina, tidak boleh cium tangan, baca yasinan, dll,,, selalu sempit dalam berfikir,leterlijk, judge the book by it's cover ,,,ceunah, wassalam KnC --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, banganut banganut@ wrote: Mungkin karena kemasan dan istilah yang membuat jadi berbeda ... Kalau esensinya sama sebagaimana masa lalu Jadi ingat Nabi wa rasulillah saw, kirim parcel ke sahabat istri beliau kalau lagi rindu sama almarhumah khodijah r.a. Kenapa sekarang konotasinya dibuat negatif dan di persempit menjelang lebaran ya ? --- cut --- Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Balasan: [keluarga-islam] Re: Maafin ya, Tambahan ilmu soal : Sayyidina==SUNNAH
Maksud loe??? :) Aduh puasa2 begini kok hatinya penuh 'curigesen' buruk sangka sih... ;) Maksud saya, jika pak Dodi bilang kita harus membiarkan amalan apa saja yang dipilih saudara kita, maka kalau begitu saya katakan tidak usah ada saja diskusi ini. Gitu lho... Semua yang ada disini saya anggap memiliki niat beramar ma'ruf nahi mungkar, baik itu yg pake sayyidina maupun yg tidak, baik yang suka tahlilan ataupun tidak, mereka semua berusaha menjelaskan tentang apa yang diyakininya benar tersebut dengan tujuan ber amar ma'ruf nahi mungkar tho?? Apa ada yang salah dengan ucapan saya? Di bulan puasa ini, mari kita sucikan hati dan pikiran kita dari hal2 yang dapat merusak pahala puasa kita... --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, banganut [EMAIL PROTECTED] wrote: kalau kita semua berprinsip semua terserah kepada masing2 untuk mengamalkan amalannya, sebaiknya kita tutup saja milis ini dan tidak usah ada diskusi agama... :) Koq hoby main brendel, masih suka gaya orde baru ya ? Saya yakin semua member yang ada disini mempunyai niat untuk saling ber amar ma'ruf nahi munkar. Hemm, boleh tahu sampai tingkat apa kemungkaran yang bagaimana mengucapkan sayydina terhadap nabi Muhammad ? Dan sebagai perbandingan bagaimana dengan Nabi yusuf memanggil tuannya dengan kata Rabb dalam Qur'an? Wassalam anut --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, y4tie y4tie@ wrote: Pak Dodi yang pintar, kalau kita semua berprinsip semua terserah kepada masing2 untuk mengamalkan amalannya, sebaiknya kita tutup saja milis ini dan tidak usah ada diskusi agama... :) Saya yakin semua member yang ada disini mempunyai niat untuk saling ber amar ma'ruf nahi munkar. Jadi kalau ada diskusi berdasarkan ilmu itu adalah suatu yang baik dan jangan dianggap memaksakan kehendak atau tidak memahami perbedaan yang ada. Nah, Mengenai kesimpulan akhirnya, itu baru menjadi hak masing-masing orang. Kalau memang kita berniat mencari kebenaran dalam diskusi ini, niscaya yang akan dipilih adalah pendapat yang lebih mendekati kebenaran (pendapat yang lebih Shahih). Mengenai sholawat, jika ada satu hadits yang disepakati ke-shahih-annya menyebutkan penambahan kata sayyidina, mungkin masalah perbedaan bunyi sholawat ini tidak akan ada. Tapi yang terjadikan tdk begitu. Bahkan saya pernah membaca bahwa Ibnu Rajab (seperti juga yg pernah diposting pak Wandy) dan beberapa Ulama Besar terdahulu pernah membahas masalah penambahan kata sayyidina ini. Jika Pak Dodi mempunyai hadits sholawat yang menyebutkan kata Sayyidina yang telah disepakti ke- shahihahnnya menurut beberapa ulama hadits, silakan dipostingkan. Berikut saya postingkan bunyi teks sholawat yang tercantum dalam Buku- buku Hadits yang Shahih: 1. Alloohumma Sholli 'alaa Muhammadin wa 'alaa ahli baythihi, wa'alaa azwaajihi wa dzurriyyaatihi, kamaa shollayta 'alaa Ibrohiim wa 'alaa aali Ibrhoohim, Innaka hamiidum majid. Wa baarik 'ala muhammad wa 'alaa ahli baythihi, wa'alaa azwaajihi wa dzurriyyaatihi, kamaa baa rokta 'alaa ibrohiim wa 'alaa aali Ibroohim, Innaka hamiidum majiid. (HR Ahmad dan Thahawi dengan SANAD SHAHIH, dan Bukhari serta Muslim tanpa lafadz `ahlu baythihi') 2. Alloohumma Sholli 'alaa Muhammadin wa 'alaa aali muhammad, kamaa shollayta 'alaa Ibrohiim wa 'alaa aali Ibrhoohim, Innaka hamiidum majid. Alloohuumma baarik 'ala muhammad wa 'alaa aali muhammad, kamaa baa rokta 'alaa ibrohiim wa 'alaa aali Ibroohim, Innaka hamiidum majiid. (HR Bukhari, Muslim, Nasa'I, Humaidi, Ibnu Mandah, dan dia menyatakan Hadits ini telah DISEPAKATI SHAHIH-nya) 3. Alloohumma Sholli 'alaa Muhammadin wa 'alaa aali muhammad, kamaa shollayta 'alaa Ibrohiim wa aali Ibrhoohim, Innaka hamiidum majid. Wa baarik 'ala muhammad wa 'alaa aali muhammad, kamaa baa rokta 'alaa ibrohiim wa aali Ibroohim, Innaka hamiidum majiid. (HR Ahmad, Nasa'I, dan Abu Ya'la dengan SANAD SHAHIH) 4. Alloohumma Sholli 'alaa Muhammadin nabiyyil ummiyyi, wa 'alaa aali muhammad, kamaa shollayta 'alaa aali Ibrohiim. Wa baarik 'ala muhammadinn nabiyyil ummiyyi, wa 'alaa aali muhammad, kamaa baa rokta 'alaa ibrohiim wa aali Ibroohim fil `aalamiina, Innaka hamiidum majiid. (HR Muslim, Abu `Awanah, Ibnu Abi Syaibah, Abu Dawud, dan Nasa'I, disahkan oleh Hakim) 5. Alloohumma Sholli 'alaa Muhammadin `abdika wa rosuulika, kamaa shollayta 'alaa aali Ibrhoohim. Wa baarik 'ala muhammad `abdika wa rosuulika wa 'alaa aali muhammad, kamaa baa rokta 'alaa ibrohiim wa aali Ibroohim (HR Bukhari, Nasa'I, Thahawi, Ahmad, Isma'il al- Qadhi) 6. Alloohumma Sholli 'alaa Muhammadin wa 'alaa aali muhammad. Wa baarik 'ala muhammadin wa 'alaa aali muhammad, kamaa shollayta wa barokta 'alaa ibrohiim wa aali Ibroohim, Innaka hamiidum majiid. (HR Nasa'I, Thahawi, Abu Sa'id Ibnul A'rabi) Kesemua hadits (yang sebagian telah disepakati shahihnya) mengajarkan bacaan sholawat yang
Balasan: [keluarga-islam] Re: Maafin ya, Tambahan ilmu soal : Sayyidina==SUNNAH
Pak Munif, kalau saya merasa masih awam apa itu berarti saya harus tidak mengerti apa2? Seperti yg saya katakan, alhamdulillah saya pernah nyantri walaupun hanya di pesantren kampung. Saya pikir ketika itu ilmu agama saya sudah cukup untuk bekal saya beribadah sehari-hari. Tapi ketika saya tinggal di jkt dan mulai kenal dengan yang namanya internet, saya baru tersadar kalau saya masih sangat awam dalam memahami agama ini. Banyak sekali hal-hal yang saya tidak ketahui ketika saya bergabung dengan milis2 Islam seperti assunnah, MD, DT dan termasuk KI. Saya terkesan dengan penjelasan yang disampaikan oleh saudara-saudara kita seperti Pak Fatih, pak Wandy, dan yang lainnya mengenai suatu masalah. Mereka menjelaskan masalah2 tersebut bukan berdasarkan logika mereka, tetapi dengan mengemukakan dalil-dalil yang shahih yang disertai pemahamannya berdasarkan keterangan2 dari ulama2 terdahulu. Nah, pemahaman yang seperti itulah yang selama belum saya dapatkan dan ingin saya pelajari. Kemudian saya mencoba belajar lewat buku dan internet, tetapi saya rasa saya harus mencari seorang guru agar saya tidak salah dalam memahami apa yang saya baca. Dan dalam pencarian Ilmu ini, saya memilih untuk terus bertanya dan bertanya kepada mereka yang ahlinya daripada harus beristikhoroh, karena yang namanya ilmu itu harus dicari dengan belajar, bukan dengan istikhoroh. Mengenai penilaian suatu hadits dhoif atau shahih, alhamdulillah saya juga memiliki beberapa kitab Hadits Shahih dan beberapa buku yang merangkum dan menjelaskan tentang hadits2 dho'if yang disusun oleh Para Muhadditsin. Jadi Insya Allah saya tidak memegang faham gula di tangan sendiri dikatakan madu, sementara madu ditangan orang lain dianggap racun, tetapi semua penilaian itu berdasarkan keterangan-keterangan yang ada di buku-buku tersebut. Seperti kata Imam Syafi'i Bila suatu Hadits itu Shahih, itulah madzhabku, jika ada keterangan atau dalil yang lebih shahih (menurut banyak Ulama Hadits), maka pendapat itulah yang akan saya pilih... Boleh dong saya mengikuti prinsipnya Imam Syafi'i... :) PS: Orang yang mengaku awam, belum tentu tidak tahu apa-apa. Orang yang mengaku pintar, belum tentu tahu apa-apa. --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Achmad Munif [EMAIL PROTECTED] wrote: Terima kasih y4tie .. alhamdulillah sudah saya baca dan sampai postingan ini saya pribadi belum pernah menyalahkan apa yang sudah disodaqohkan oleh kang wandy. Hanya saja selain postingan tersebut ternyata ada saudara kita yang lain dalam hal ini mas Dodi Indras mengirim HR lain yang memiliki derajat kesahihan menurut para mukhadditsin juga. Makanya disebut dengan tambahan 'ilmu. Pertanyaannya kenapa ada satu pihak yang seolah-olah merasa apa yang ada di dirinya adalah yang paling benar sementara ada informasi dari saudara yang lainnya dengan derajat kesahihan yang sama dianggap tidak benar... ini kan namanya gula di tangan sendiri dikatakan madu, sementara madu ditangan orang lain dianggap racun... mudah- mudahan nggak begitu yach. Yang agak mengherankan saya adalah. anda sendiri di postingan lain menyatakan bahwa anda baru belajar lewat buku dan bingung dalam mencari guru.. lha kok saat ini sudah berani menganalisa dengan pemikiran sendiri bahwa yang benar hanyalah yang disampaikan oleh kang wandy dan ari dino saja yang shohih. apa anda sudah meneliti semua informasi HR yang sudah disampaikan oleh mas Dodi Indras.? jangan mudah menyimpulkan selagi informasi kita masih minim. Bisa saja apa yang kita anggap paling shohih ternyata hanyalah penafsiran kita terhadap HR saja, sementara maksud dari HR tersebut bisa saja tidak sama dengan penafsiran kita bukan..?! Sekali lagi terima kasih atas penjelasannya y4tie yach... dan perlu anda camkan saya sama sekali tidak ngotot dalam hal ini. OK y4tie nulis : Mohon maaf jika ada yang salah dari komentar saya, hal itu mungkin disebabkan kesalahan saya dalam memahami buku2 saya... :) Itu dia anda sendiri masih belum yakin dengan apa yang anda pahami saat ini, makanya akan lebih baik kita arif dan bijaksana dalam menerima setiap informasi darimanapun datangnya. hakekat 'ilmu adalah milik Allah dan Allah pulalah yang tahu kebenarannya. Kita hanya bisa bermohon kepada Allah untuk diberikan 'ilmu yang benar dan bermanfaat, bila ada kebingungan mungkin contoh yang dilakukan oleh mas Dodi Indras dengan beristikhoroh meminta petunjuk-NYA akan lebih menentramkan hati kita. bUKANKAH HAL SEPERTI ITU PULA YANG DIAJARKAN aLLAH swt MELALU rOsuluLLoh SAW ...? WaLLahu a'lam bisshowab... kata mas Ananto : Orang awam gak bisa njawab --CUT-- Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala
Balasan: [keluarga-islam] Re: Maafin ya, Tambahan ilmu soal : Sayyidina==SUNNAH Nabi SAW
Pak Munif, saya juga membaca penjelasan lain di milis ini, tolong dibaca juga oleh anda dengan membuka hati dan pikiran anda. Didalam postingan Pak wandy saya membaca penjelasan dari IMAM IBNU HAJAR dengan sangat jelas, juga IMAM NAWAWI yang menyebutkan bahwa penggunaan SHOLAWAT yang benar adalah tanpa menggunakan sayyidina. Kemudian juga ditambahkan di dalam muqaddimah kitab al-Umm IMAM SYAFI'I menyebutkan lafaz sholawat kepada Nabi saw TANPA Sayyidina. Pak Ari Dino juga kemudian mengulas bahwa pengucapan kata sayyidina juga bertentangan dengan Hadits Shahih yang melarang pengucapan tersebut, dan tidak dalil Shahih yang menunjukkan bolehnya penambahan kata sayyidina di dalam sholawat. Jika didalam Hadits2 Shahih sudah disebutkan dengan JELAS bunyi sholawat yang benar, ditambah lagi penjelasan para ulama terdahulu di dalam kitab-kitab mereka, mengapa anda masih saja ngotot memilih pendapat ulama sekarang yang bertentangan dengan apa yang tertera di Hadits Shahih dan kitab ulama terkemuka terdahulu? Bukankah kita diperintahkan untuk berpegang teguh kepada Al-Quran dan Hadits sesuai dengan pemahaman ulama terdahulu, yaitu para sahabat, tabi'in dan para imam mujtahid? Jika kita menyandarkan pemahaman agama kita hanya pada ulama-ulama jaman sekarang saja tanpa memperhatikan Ulama2 terdahulu, maka hasilnya akan ada banyak pemahaman dalam agama kita ini, seperti yang terjadi sekarang... Mohon maaf jika ada yang salah dari komentar saya, hal itu mungkin disebabkan kesalahan saya dalam memahami buku2 saya... :) --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Achmad Munif [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalaamu'alaikum WarohmatuLlohi Wabarokaatuh Yup daripada bingung dengan permasalahan Bu y4tie, lebih baik kita kembali membuka hati dan pikiran kita untuk mendiskusikan sesuatu sesuai dengan tema di atas. Kalaupun Bu y4tie mau konsultasi khusus, ada baiknya membuat tema yang baru jadi nggak bikin bingung member yang baru membaca tread ini. Berikut copy paste dari permasalahan yang telah diposting oleh saudara kita mas Dodi Indras beberapa waktu yang lalu mestinya bisa diambil isi dan manfaatnya. Buat para pencari 'ilmu. Janganlah melihat bungkus maupun siapa pembawanya, karena hakekat semua 'ilmu adalah milik Allah SWT yang telah dikaruniakan kepada manusia siapapun dia sesuai kehendak-Nya. Bila ternyata kurang cocok dengan pemahaman kita silahkan diabaikan tidak perlu dipertentangkan dengan yang sudah lebih dahulu melekat dalam pikiran dan keyakinan kita sebelumnya. Kalaupun ternyata ada keraguan, mestinya yang kita klarifikasi adalah isi dari informasi tersebut bukan membahas siapa penyampainya. Untuk itu saya copy paste kembali sebagai tambahan informasi, mudah-mudahan ada manfaatnya. Mohon maaf bila ada yang kurang berkenan, selamat menunaikan Ibadah Romadhon. Wassalamu'alaikum WarohmatuLlohi Wabarokaatuh Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[keluarga-islam] Re: Maafin ya, Tambahan ilmu soal : Sayyidina==SUNNAH Nabi SAW/Ibu Yatie
Pak Ananto yang terhormat. Saya tidak akan pernah melupakan jasa guru-guru saya yang terdahulu. Karena berkat jasa-jasa beliau jugalah saya bisa menjadi seperti yang sekarang ini. Tapi seperti apa yang sudah saya ceritakan, guru-guru saya yang terdahulu dalam menyampaikan ilmunya tidak pernah menjelaskan kepada kami secara jelas apa yang menjadi landasan hukum tentang suatu ibadah atau masalah. Misalnya, seperti yang kemarin terjadi di milis ini ketika ada yang bertanya tentang mimpi basah di saat puasa apakah membatalkan puasa atau tidak. Kemudian ada yang menjawab 'TIDAK', tanpa menerangkan asal usul 'tidak'-nya tersebut. Seperti itulah guru-guru kami yang dulu. Padahal saya pikir bagi seorang penuntut ilmu, hal-hal yang menjadi landasan suatu hukum atau ibadah adalah sangat penting untuk diketahui, sehingga kita tidak sekedar 'asbun' dan hanya ikut-ikutan apa kata orang. Dengan mengetahui dasar hukum tentang suatu ibadah maka tentunya kita akan lebih mantap dan yakin dalam melaksanakan ibadah itu. Nah, agar saya tidak salah dalam memahami buku-buku yang saya baca ini, untuk itulah saya berkeinginan untuk mencari ustadz atau pengajian yang dapat menjelaskan dan membimbing saya dalam memahami buku-buku tersebut. Kalau ditanya apakah buku-buku yang saya baca ini lebih benar dari apa yang pernah dulu guru saya ajarkan, saya katakan bahwa buku yang saya baca tersebut adalah karangan dari ulama-ulama besar terdahulu seperti Imam Nawawi, Ibnul Qayyim, Ibnu Taimiyah, Kitab-kitab syarah shahih Bukhari, muslim, dan ulama2 besar lainnya. Demikian pak Ananto, terimakasih atas perhatiannya. Salam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto [EMAIL PROTECTED] wrote: .Terus terang sebelumnya saya tidak pernah menghiraukan masalah ini, karena saya pikir apa yang dulu saya dapat waktu mengaji di kota kelahiran saya sudah pasti benar. Tapi ketika sekarang saya banyak membaca buku-buku karangan ulama terdahulu termasuk beberapa buku syarah Hadits yang terkenal, saya jadi tersentak. Ternyata apa yang saya pelajari dulu banyak yang tidak sesuai dengan apa yang saya baca sekarang. jeng yati... secara tersirat, anda menganggap apa yg diajarkan oleh *guru* anda terdahulu salah dan menganggap yg anda pelajari dari *buku* sekarang ini lebih benar... apa itu tidak terbalik? saat anda mengaji di kota kelahiran anda... anda kan langsung bertatap muka dengan guru anda... face to face kata orang bule... apa anda tidak memanfaatkan untuk bertanya dan diskusi lebih dalam? sementara... anda membenarkan buku yg anda baca dan langsung menganggap bahwa guru anda dulu salah... padahal... anda tidak kenal siapa yg mengarang buku itu, bagaimana track recordnya, dan bagaimana tafsirannya... tidak ada yg membimbing anda langsung pada saat berhadapan dengan buku... kepada siapa anda bertanya jika yg anda baca ternyata anda kurang paham? atau yg lebih repot malah salah paham dan salah tafsir? menurut saya... anda (maaf) sombong sekali... merasa sudah paham betul dengan hanya membaca buku dan langsung menjudge bahwa yg dikatakan guru anda dulu itu salah... anda perlu bertabayyun dulu kepada guru anda... mengapa yg beliau ajarkan dulu berbeda dengan buku yg anda baca sekarang jangan sok pinter atuh...:)) salam sayang buat guru anda di tempat kelahiran anda... masih ingat nama dan kelembutan beliau dalam membimbing jeng yati kan? ananto Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[keluarga-islam] Re: Apa Pantas Anda Berharap Surga?
Maaf, apakah warga di milis ini lebih suka mengikuti amalan Abu Nawas daripada apa yang diajarkan Rasulullah seperti yang tersebut dalam Hadits2 shahih? --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Hidayat, Akhmad [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamu'alaikum, Setahu saya itu adalah munajat yang dilakukan oleh Abu Nawas, seorang ulama yang penyair. Bukan Rabi'ah Al-'adaiyyah. Kira2 bunyinya seperti ini: Ilaahi lastu lil firdausi ahla, walaa aqwaa alannaaril jahiimi. Fahabli taubatan waghfir dzunuubi, fainaka ghoofirun dzanbil adziimi ... (wahai Tuhanku, aku ini tidaklah pantas menjadi penghuni syurga- Mu, namu aku pun tak sanggup berada di neraka-Mu. Maka, terimalah taubatku dan ampunilah dosaku, karena sesungguhnya hanya Engkaulah yang Maha Mengampuni dosa-dosa besar ...) Biasa dibaca setelah sholat Jumat, setelah membaca: Fatihah 7x Al-Ikhlas 7x Al-Falaq 7x An-Naas 7x Munajat Semoga Gusti Allah mengasihi kita sekalian. Amin. Salam sayang, Hidayat From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Ramdan Sent: Friday, September 29, 2006 1:40 PM To: keluarga-islam@yahoogroups.com Subject: Re: [keluarga-islam] Re: Apa Pantas Anda Berharap Surga? lha kok cuma seratus...?! 700 dong.. :-)) This message and any attached files may contain information that is confidential and/or subject of legal privilege intended only for use by the intended recipient. If you are not the intended recipient or the person responsible for delivering the message to the intended recipient, be advised that you have received this message in error and that any dissemination, copying or use of this message or attachment is strictly forbidden, as is the disclosure of the information therein. If you have received this message in error please notify the sender immediately and delete the message. Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[keluarga-islam] Re: Apa Pantas Anda Berharap Surga?
Pak Ananto, apa Abu nawas itu adiknya Rasulullah? Atau mungkin termasuk salah satu dari Sahabat Nabi? Apa ada keterangan dari Hadits atau Atsar mengenai amalan itu? Kalau memang iya, insya allah saya akan ikut mengamalkan amalan Abu Nawas. --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto [EMAIL PROTECTED] wrote: waduh... ini yg namanya melebarkan permasalahan... suka dengan amalan abu nawas, dibilang kurang suka ajaran kanjeng nabi... suka dengan kakaknya, dibilang kurang suka pada adeknya... suka kepada emak, dibilang kurang suka pada bapaknya... bukan begitu jeng... dengan abu nawas suka... dengan abu akhmad, suka... dengan kanjeng nabi, lebih suka... satu satu, aku sayang ibu... dua dua, juga sayang ayah... tiga tiga, sayang adek kaka... satu dua tiga... sayang semuanya... masih ingat lagu yg romantis itu kan? hehehe..:)) salam, ananto On 9/29/06, y4tie [EMAIL PROTECTED] wrote: Maaf, apakah warga di milis ini lebih suka mengikuti amalan Abu Nawas daripada apa yang diajarkan Rasulullah seperti yang tersebut dalam Hadits2 shahih? --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Hidayat, Akhmad Akhmad.Hidayat@ wrote: Assalamu'alaikum, Setahu saya itu adalah munajat yang dilakukan oleh Abu Nawas, seorang ulama yang penyair. Bukan Rabi'ah Al-'adaiyyah. Kira2 bunyinya seperti ini: Ilaahi lastu lil firdausi ahla, walaa aqwaa alannaaril jahiimi. Fahabli taubatan waghfir dzunuubi, fainaka ghoofirun dzanbil adziimi ... (wahai Tuhanku, aku ini tidaklah pantas menjadi penghuni syurga- Mu, namu aku pun tak sanggup berada di neraka-Mu. Maka, terimalah taubatku dan ampunilah dosaku, karena sesungguhnya hanya Engkaulah yang Maha Mengampuni dosa-dosa besar ...) Biasa dibaca setelah sholat Jumat, setelah membaca: Fatihah 7x Al-Ikhlas 7x Al-Falaq 7x An-Naas 7x Munajat Semoga Gusti Allah mengasihi kita sekalian. Amin. Salam sayang, Hidayat From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Ramdan Sent: Friday, September 29, 2006 1:40 PM To: keluarga-islam@yahoogroups.com Subject: Re: [keluarga-islam] Re: Apa Pantas Anda Berharap Surga? lha kok cuma seratus...?! 700 dong.. :-)) This message and any attached files may contain information that is confidential and/or subject of legal privilege intended only for use by the intended recipient. If you are not the intended recipient or the person responsible for delivering the message to the intended recipient, be advised that you have received this message in error and that any dissemination, copying or use of this message or attachment is strictly forbidden, as is the disclosure of the information therein. If you have received this message in error please notify the sender immediately and delete the message. Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu. Yahoo! Groups Links Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[keluarga-islam] Re: Maafin ya, Tambahan ilmu soal : Sayyidina==SUNNAH Nabi SAW/Ibu Yatie
Sejauh mana apanya?? Mengapa anda dan orang2 sejenis anda seperti tidak menyukai kehadiran saya di milis ini? Tetapi saya lihat bapak-bapak yang berilmu dimilis ini tampaknya cukup welcome dengan kehadiran saya... Oke, kalau kehadiran saya dirasa mengacaukan ketenangan bapak-bapak, silakan keluarkan saja saya dari milis ini... Daripada setiap hari bapak-bapak sekalian diliputi rasa curiga dan buruk sangka kepada saya, itu tidak baik buat bapak-bapak semua. Mohon Maaf --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Kartika, Bambang [EMAIL PROTECTED] wrote: Ma'af ...saya sebenarnya juga ngamati,...biarkan saja mau sejauh mana. -Original Message- From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of kang nceps Sent: Friday, September 29, 2006 1:31 PM To: keluarga-islam@yahoogroups.com Subject: [keluarga-islam] Re: Maafin ya, Tambahan ilmu soal : Sayyidina==SUNNAH Nabi SAW/Ibu Yatie tapi saya bingung dengan bu yatie ini masuk dengan membawa postingan dari milis media-dakwah dan bertanya bagaimana mencari guru,karena selama ini beliau sudah banyak berguru dengan banyak ustad tapi tidak pernah memuaskan seperti buku yang dia baca ,yang gamblang ada asal-usulnya termasuk penerbit dan pencetak tapi setelah di beri petunujuk masuk pengajian khusus saja masih juga bingung karena ingin yang sesuai dengan sunnah sesuai buku,dan juga tidak punya waktu untuk jalan-jalan ke pesantren - dikasih petunjuk contoh jemaahnya ,,,sudah - meyakinkan bahwa ustad kampung dahulu tidak jelas ,,,sudah - Punya buku buku karangan terkenal Imam Nawawi, Ibnul Qayyim, Ibnu Taimiyah, Kitab-kitab syarah shahih Bukhari, muslim, dan ulama2 besar lainnyasudah - lha terus juga koq bisa sempat-sempatnya-mbaca arsip milis padahal baru bergabung he,,he,, jadi yang dicari disini apa buuu ?? he,,he,,, wassalam KnC (senyam-senyum,,, kayaknya kenal deh,dengan bu yatie ini, jangan- jangan old faces new dress, bukan buruk sangka lho,inget bulan puasa,,, salam kangen aja deh ) --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, y4tie y4tie@ wrote: Pak Ananto yang terhormat. Saya tidak akan pernah melupakan jasa guru-guru saya yang terdahulu. Karena berkat jasa-jasa beliau jugalah saya bisa menjadi seperti yang sekarang ini. Tapi seperti apa yang sudah saya ceritakan, guru-guru saya yang terdahulu dalam menyampaikan ilmunya tidak pernah menjelaskan kepada kami secara jelas apa yang menjadi landasan hukum tentang suatu ibadah atau masalah. Misalnya, seperti yang kemarin terjadi di milis ini ketika ada yang bertanya tentang mimpi basah di saat puasa apakah membatalkan puasa atau tidak. Kemudian ada yang menjawab 'TIDAK', tanpa menerangkan asal usul 'tidak'-nya tersebut. Seperti itulah guru-guru kami yang dulu. Padahal saya pikir bagi seorang penuntut ilmu, hal-hal yang menjadi landasan suatu hukum atau ibadah adalah sangat penting untuk diketahui, sehingga kita tidak sekedar 'asbun' dan hanya ikut- ikutan apa kata orang. Dengan mengetahui dasar hukum tentang suatu ibadah maka tentunya kita akan lebih mantap dan yakin dalam melaksanakan ibadah itu. Nah, agar saya tidak salah dalam memahami buku-buku yang saya baca ini, untuk itulah saya berkeinginan untuk mencari ustadz atau pengajian yang dapat menjelaskan dan membimbing saya dalam memahami buku-buku tersebut. Kalau ditanya apakah buku-buku yang saya baca ini lebih benar dari apa yang pernah dulu guru saya ajarkan, saya katakan bahwa buku yang saya baca tersebut adalah karangan dari ulama-ulama besar terdahulu seperti Imam Nawawi, Ibnul Qayyim, Ibnu Taimiyah, Kitab-kitab syarah shahih Bukhari, muslim, dan ulama2 besar lainnya. Demikian pak Ananto, terimakasih atas perhatiannya. Salam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto@ wrote: .Terus terang sebelumnya saya tidak pernah menghiraukan masalah ini, karena saya pikir apa yang dulu saya dapat waktu mengaji di kota kelahiran saya sudah pasti benar. Tapi ketika sekarang saya banyak membaca buku-buku Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu. Yahoo! Groups Links This message (including any attachments) is only for the use of the person(s) for whom it is intended. It may contain Mattel confidential, proprietary and/or trade secret information. If you are not the intended recipient, you
[keluarga-islam] Re: Apa Pantas Anda Berharap Surga?
Pak Ananto, tolong dibaca dan dipelajari dengan baik keterangan yang saya punya di buku saya: Sesungguhnya, suatu amal saleh haruslah berkualitas hasan, artinya bahwa amal tersebut pertama-tama harus diniatkan ikhlas karena Allah SWT dan kedua harus dikerjakan sesuai dengan aturan syara'. Itulah sebabnya para ulama salaf senantiasa menyatukan dua unsur pokok ini. Misalnya, Fudlail bin Iyadl (salah seorang guru Imam Syafi'i, perawi hadis yang tsiqah) ketika menjelaskan ayat: ... supaya Dia menguji kalian siapa di antara kalian yang lebih baik amalnya. (QS Al-Mulk: 2). Beliau mengatakan: Yaitu yang paling ikhlas dan paling benar. Ketika ditanyakan, Wahai Abu Ali: apa maksud paling ikhlas dan paling benar? Beliau menjawab: Sesungguhnya suatu amal sekalipun benar tetapi tidak dikerjakan dengan ikhlas, maka amal tersebut tidak akan diterima. Sebaliknya, jika dikerjakan dengan ikhlas namun tidak dengan cara yang benar, maka amal tersebut tertolak. Ikhlas hanya dapat terwujud manakala amal itu diniatkan secara murni kepada Allah SWT, sedangkan amal yang benar hanya dapat terwujud dengan mengikuti sunnah Nabi Muhammad saw. Sesungguhnya yang menjadi pedoman adalah kualitas suatu amal, bukan kuantitasnya. Oleh sebab itu, Allah berfirman dalam surat al-Mulk di atas dengan ... Ayyukum ahsanu 'amalaa, yakni 'siapa yang lebih baik amalnya' dan bukan ... ayyukum aktsaru 'amalaa', siapa yang lebih banyak amalnya. Apa kesimpulan yang bisa bapak ambil dari penjelasan di atas? Saya jelaskan yah, amalan itu akan diterima kalau salah satu syaratnya terpenuhi, yaitu sesuai dengan apa yang diajarkan Nabi SAW. Jadi kalau kita sudah berbicara mengenai amal ibadah, ya pasti ujung2nya harus dihubungkan ke Rasulullah. Kalau Hidayat Nurwahid, Gusdur, Abu nawas mengamalkan apa yang diajarkan Rasulullah seperti yang tersebut dalam Hadits atau atsar, ya tentunya baik sekali untuk kita meniru mereka... Gitu lho pak... Coba deh rajin baca2 buku, biar sedikit pinter... :) --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto [EMAIL PROTECTED] wrote: walah... koq dihubung2kan lagi... antara abu nawas dan rasul tidak ada hubungannya sama sekali... kecuali sama sama islam... begitu juga saya... islam juga... ustadz Hidayat Nur Wahid, walopun bukan apa2nya kanjeng nabi... kalo baik silahkan ditiru Gus Dur, walopun bukan apa2nya kanjeng nabi... kalo ada yg baik, silahkan ditiru juga On 9/29/06, y4tie [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Ananto, apa Abu nawas itu adiknya Rasulullah? Atau mungkin termasuk salah satu dari Sahabat Nabi? Apa ada keterangan dari Hadits atau Atsar mengenai amalan itu? Kalau memang iya, insya allah saya akan ikut mengamalkan amalan Abu Nawas. --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto@ wrote: waduh... ini yg namanya melebarkan permasalahan... suka dengan amalan abu nawas, dibilang kurang suka ajaran kanjeng nabi... suka dengan kakaknya, dibilang kurang suka pada adeknya... suka kepada emak, dibilang kurang suka pada bapaknya... bukan begitu jeng... dengan abu nawas suka... dengan abu akhmad, suka... dengan kanjeng nabi, lebih suka... satu satu, aku sayang ibu... dua dua, juga sayang ayah... tiga tiga, sayang adek kaka... satu dua tiga... sayang semuanya... masih ingat lagu yg romantis itu kan? hehehe..:)) salam, ananto On 9/29/06, y4tie y4tie@ wrote: Maaf, apakah warga di milis ini lebih suka mengikuti amalan Abu Nawas daripada apa yang diajarkan Rasulullah seperti yang tersebut dalam Hadits2 shahih? --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Hidayat, Akhmad Akhmad.Hidayat@ wrote: Assalamu'alaikum, Setahu saya itu adalah munajat yang dilakukan oleh Abu Nawas, seorang ulama yang penyair. Bukan Rabi'ah Al-'adaiyyah. Kira2 bunyinya seperti ini: Ilaahi lastu lil firdausi ahla, walaa aqwaa alannaaril jahiimi. Fahabli taubatan waghfir dzunuubi, fainaka ghoofirun dzanbil adziimi ... (wahai Tuhanku, aku ini tidaklah pantas menjadi penghuni syurga- Mu, namu aku pun tak sanggup berada di neraka-Mu. Maka, terimalah taubatku dan ampunilah dosaku, karena sesungguhnya hanya Engkaulah yang Maha Mengampuni dosa-dosa besar ...) Biasa dibaca setelah sholat Jumat, setelah membaca: Fatihah 7x Al-Ikhlas 7x Al-Falaq 7x An-Naas 7x Munajat Semoga Gusti Allah mengasihi kita sekalian. Amin. Salam sayang, Hidayat From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Ramdan Sent: Friday, September 29, 2006 1:40 PM To: keluarga-islam@yahoogroups.com Subject: Re: [keluarga-islam] Re: Apa Pantas Anda Berharap
[keluarga-islam] Re: Maafin ya, Tambahan ilmu soal : Sayyidina
Kebetulan saya tidak punya banyak waktu untuk dapat berjalan-jalan mencari pesantren. Tetapi terimakasih buat bapak-bapak yang telah mengirimkan info mengenai beberapa pengajian yang bisa saya ikuti.. Mudah-mudahan semua ini adalah hidayah dari Allah sehingga saya tergerak untuk kembali mempelajari agama ini dengan benar, dan dapat mengamalkan ajaran dalam agama ini sesuai dengan SUNNAH Nabi saw. --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto [EMAIL PROTECTED] wrote: gampang mbak yatie... kalau sampeyan bener serius mau belajar... lokasi anda di mana? kalau masih di pulau jawa.. sangat banyak pesantren kan di sekitar anda? monggo silaturahmi ke ulama2 di sana... langsung tanyakan yg menjadi kebimbangan anda... daripada baca buku terjemahan yg terkadang masih perlu penafsiran ulang... insya allah, dengan langsung mengaji ke sana... sampeyan akan tercerahkan... salam, ananto --cut Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[keluarga-islam] Re: Apa Pantas Anda Berharap Surga?
Ya, saya juga tahu. Ucapan itu adalah perkataan dari seorang Sufi perempuan. Pertanyaan saya, adakah dalam Al-Quran dan Al-Hadits mengajarkan hal yang demikian, bahwa kita tidak boleh beribadah dengan mengharapkan surga? --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ade Sanjaya Aliyasa [EMAIL PROTECTED] wrote: Bu Y4tie Tulisan yang di maksud sangat terkenal sekali dan beberapa kali di posting oleh kawan kawan .kalau tak salah tulisan dibawah itu cuplikan dari doa kaum Sufi . saudara kita juga ? salam kangen dari qatar Ade Sanjaya Aliyasa Qapco.co.ltd Po.box 50155- Ummsaid Qatar Phone : +974 4642335 Mobile ; +974 5865068 - Original Message - From: y4tie To: keluarga-islam@yahoogroups.com Sent: Wednesday, September 27, 2006 12:05 PM Subject: [keluarga-islam] Re: Apa Pantas Anda Berharap Surga? Bukankah Allah telah mengajarkan kepada kita untuk selalu berdoa memohon surga dan berharap terhindar dari siksa neraka? Kalau kita beribadah tidak berharap surga dan bukan karena takut akan siksa neraka, kedengarannya kok seperti takabur sekali yah.. --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto@ wrote: jika surga dan neraka tak pernah ada... masihkah kau sujud kepada-Nya? jika aku menyembah-Mu karena berharap surga... jauhkanlah surga itu dariku... jika aku menyembah-Mu karena takut akan neraka... cemplungkanlah aku ke di kedalamannya --cut-- Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[keluarga-islam] Re: Maafin ya, Tambahan ilmu soal : Sayyidina==SUNNAH Nabi SAW/Ibu Yatie
'Alaikum salam Pak Dodi, Sunnah yang saya maksud disini adalah apa yang telah diajarkan dan dicontohkan oleh Nabi SAW. Terus terang sebelumnya saya tidak pernah menghiraukan masalah ini, karena saya pikir apa yang dulu saya dapat waktu mengaji di kota kelahiran saya sudah pasti benar. Tapi ketika sekarang saya banyak membaca buku-buku karangan ulama terdahulu termasuk beberapa buku syarah Hadits yang terkenal, saya jadi tersentak. Ternyata apa yang saya pelajari dulu banyak yang tidak sesuai dengan apa yang saya baca sekarang. Untuk itulah saya ingin sekali mencari pengajian yang suka mengkaji mengenai buku-buku yang saya baca tersebut. Sekarang ini saya hanya berpikir betapa nikmatnya dan mantapnya saya beribadah jika saya mengetahui dengan jelas mengenai hukum dari ibadah-ibadah tersebut dan bagaimana tatacara Rasulullah melaksanakan ibadah tersebut. Mudah-mudahan Allah memberikan pertolongan kepada saya untuk dapat mempelajari semua itu. Salam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, dodindra [EMAIL PROTECTED] wrote: Ass.Wr.Wb. Ibu Yatie yang dirohmati Alloh, semoga segera ketemu pembelajaran dan pemahaman Islam yang cocok buat Ibu. Ada hal menarik dari do'a Ibu, yaitu sesuai dengan SUNNAH Nabi SAW Bolehkah ibu berbagi pengetahuan soal SUNNAH Nabi SAW ini ? Atau, para Saudara-ri semua ada yang mau membagi pengetahuan dan pemahaman hal ini ? ditunggu lhosambil ngabuburit nih. Terima kasih wassalam, dodi --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, y4tie y4tie@ wrote: Kebetulan saya tidak punya banyak waktu untuk dapat berjalan- jalan mencari pesantren. Tetapi terimakasih buat bapak-bapak yang telah mengirimkan info mengenai beberapa pengajian yang bisa saya ikuti.. Mudah-mudahan semua ini adalah hidayah dari Allah sehingga saya tergerak untuk kembali mempelajari agama ini dengan benar, dan dapat mengamalkan ajaran dalam agama ini sesuai dengan SUNNAH Nabi saw. --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto@ wrote: gampang mbak yatie... ===deleted Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[keluarga-islam] Re: Maafin ya, Tambahan ilmu soal : Sayyidina
wah, sama dong pak Ade, dulu juga saya ngga pernah peduli sama hal- hal yang seperti itu. Maklum, saya besar di lingkungan keluarga NU tulen. Dulu kalau tanya soal itu, orang tua saya cuma menjawab kalau yang namanya NU itu pake Sayyidina, kalau yg bukan NU ngga pake sayyidina. Begitu juga dengan amalan2 lainnya seperti tahlilan dan sejenisnya. Setelah gede begini, alhamdulillah saya jadi rajin pergi ke toko buku dan baca buku2 karangan ulama2 terdahulu (yang versi terjemahan). Akhirnya, saya jadi bingung... Sebenarnya NU itu identik dengan ULAMA siapa sih... Kalau dibilang NU itu bermadzhab Syafi'i, tapi kok banyak hal2 yang saya baca di buku2nya karangan Imam Nawawi yang justru berbeda dengan apa yang diamalkan orang NU. Kalo ngga salah Imam Nawawi itu kan salah satu ulama pemberi fatwa dari madzhab syafi'i kan... Dan denger2, katanya amalan orang2 NU ini juga banyak yang berbeda dengan kitab induknya (al-Umm) Imam Syafi'i (untuk kitab yang satu ini, saya belum dapat yang versi terjemahannya, mungkin ada sodara2 yang bisa memberi info tentang kitab Al-Umm versi terjemahan?) Pertanyaan saya, jadi sebenarnya NU ini menginduk kepada ulama (Imam yang empat) siapa sih? --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ade Sanjaya Aliyasa [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamualaikum wr wb Sangat menarik tentang sayyidina setadinya saya acuhkan aja kalau memang ada yang pakai atau tak pakai sayyidina karena saya berpikir masing masing punya muslim punya guru yang berbeda dan akar ke islaman yg berbeda pula walaupun tujuannya tetap sama . Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[keluarga-islam] Re: Apa Pantas Anda Berharap Surga?
Bukankah Allah telah mengajarkan kepada kita untuk selalu berdoa memohon surga dan berharap terhindar dari siksa neraka? Kalau kita beribadah tidak berharap surga dan bukan karena takut akan siksa neraka, kedengarannya kok seperti takabur sekali yah.. --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto [EMAIL PROTECTED] wrote: jika surga dan neraka tak pernah ada... masihkah kau sujud kepada-Nya? jika aku menyembah-Mu karena berharap surga... jauhkanlah surga itu dariku... jika aku menyembah-Mu karena takut akan neraka... cemplungkanlah aku ke di kedalamannya --cut-- Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[keluarga-islam] Re: Maafin ya, Tambahan ilmu soal : Sayyidina
'Alaikum salam Pak Hidayat, Ini dia masalahnya, sampai sekarang saya belum menemukan guru seperti yang saya harapkan. Yang bisa menjelaskan berbagai keraguan tersebut, yang bisa membimgbing saya dalam mempelajari agama ini berdasarkan keterangan-keterangan yang shahih sebagaimana yang sering saya baca di dalam buku-buku tersebut. Kalau ustad kampung sih, alhamdulillah saya sudah banyak berguru kepada mereka. Dan kalau saya tanyakan tentang suatu hal (tentang ibadah) yang meragukan saya kepada mereka, saya tidak pernah mendapatkan jawaban yang memuaskan. Mereka biasanya hanya menjawab berdasarkan apa kata guru mereka atau logika mereka saja, tanpa bisa menunjukkan dalil apa yang menjadi landasannya. Mungkin ada rekan2 yang bisa memberikan info tentang guru/pengajian yang saya maksud tersebut? Wassalamu 'alaikum --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Hidayat, Akhmad [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamu'alaikum wr.wb., Mbak Yatie, Sebelumnya salam kenal. Kalau boleh saya menyarankan, mengapa tidak mengaji kepada sumber yang masih hidup saja? Misalnya kepada para ulama yang sanad bergurunya hingga ke Rasulullah. Dibandingkan dengan membaca buku2 terjemahan, kita sendiri belum tahu pasti siapa sih penterjemahnya ... Mungkin buku terjemahan bisa dijadikan 'serep' saja; artinya bila membingungkan dianjurkan langsung tanya kepada ahlinya. Maaf, ini sekadar saran ... ketimbang kita bingung, yang akhirnya cenderung 'menyalahkan' pihak lain. Lagian, mestinya mengkaji ilmu agama seperti ini seharusnya terlepas dari label NU, Muhammadiyah, dsb. Al'ilmu nuurun. Ilmu adalah cahaya ... dan Insya Allah cahaya kebenaran akan terpancar dari sosok Guru/Ulama yang faqih dalam agama, ketimbang dari buku terjemahan ... Bukan berarti buku terjemahan tidak bermanfat, lho ... Al'afwu minkum. Salam, Hidayat -Original Message- From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of y4tie Sent: Wednesday, September 27, 2006 2:39 PM To: keluarga-islam@yahoogroups.com Subject: [keluarga-islam] Re: Maafin ya, Tambahan ilmu soal : Sayyidina wah, sama dong pak Ade, dulu juga saya ngga pernah peduli sama hal- hal yang seperti itu. Maklum, saya besar di lingkungan keluarga NU tulen. Dulu kalau tanya soal itu, orang tua saya cuma menjawab kalau yang namanya NU itu pake Sayyidina, kalau yg bukan NU ngga pake sayyidina. Begitu juga dengan amalan2 lainnya seperti tahlilan dan sejenisnya. Setelah gede begini, alhamdulillah saya jadi rajin pergi ke toko buku dan baca buku2 karangan ulama2 terdahulu (yang versi terjemahan). Akhirnya, saya jadi bingung... Sebenarnya NU itu identik dengan ULAMA siapa sih... Kalau dibilang NU itu bermadzhab Syafi'i, tapi kok banyak hal2 yang saya baca di buku2nya karangan Imam Nawawi yang justru berbeda dengan apa yang diamalkan orang NU. Kalo ngga salah Imam Nawawi itu kan salah satu ulama pemberi fatwa dari madzhab syafi'i kan... Dan denger2, katanya amalan orang2 NU ini juga banyak yang berbeda dengan kitab induknya (al-Umm) Imam Syafi'i (untuk kitab yang satu ini, saya belum dapat yang versi terjemahannya, mungkin ada sodara2 yang bisa memberi info tentang kitab Al-Umm versi terjemahan?) Pertanyaan saya, jadi sebenarnya NU ini menginduk kepada ulama (Imam yang empat) siapa sih? This message and any attached files may contain information that is confidential and/or subject of legal privilege intended only for use by the intended recipient. If you are not the intended recipient or the person responsible for delivering the message to the intended recipient, be advised that you have received this message in error and that any dissemination, copying or use of this message or attachment is strictly forbidden, as is the disclosure of the information therein. If you have received this message in error please notify the sender immediately and delete the message. Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[keluarga-islam] Re: Apa Pantas Anda Berharap Surga?
Maaf.. Menurut pemahaman saya, berharap surga, dengan yakin akan masuk surga, adalah sesuatu yang berbeda pak... Apakah ada keterangan yang shahih bahwa kita tidak boleh beribadah mengharap surga? Bagaimana dengan do'a 'Allohumma Inna nas aluka ridloka wal jannah, Wa na'udzubika min sakhotika wan naar...' Bukankah itu doa mengharap surga dan agar terhindar dari siksa neraka? Kalau menurut saya, sepertinya sok sekali (kedengarannya riya) kalau kita beribadah tidak mengharapkan surga. Padahal Allah sendiri mengajarkankan kepada kita untuk berdoa berharap surga dan terhindar dari siksa neraka... --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ridwan [EMAIL PROTECTED] wrote: Orang yang merasa ibadahnya pasti mendapat pahala dari Alloh SWT dan bisa masuk surga-NYA karena ibadah tsb maka orang itu termasuk orang yang takabur - Original Message - From: y4tie [EMAIL PROTECTED] To: keluarga-islam@yahoogroups.com Sent: Wednesday, September 27, 2006 4:05 PM Subject: [keluarga-islam] Re: Apa Pantas Anda Berharap Surga? Bukankah Allah telah mengajarkan kepada kita untuk selalu berdoa memohon surga dan berharap terhindar dari siksa neraka? Kalau kita beribadah tidak berharap surga dan bukan karena takut akan siksa neraka, kedengarannya kok seperti takabur sekali yah.. --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto@ wrote: jika surga dan neraka tak pernah ada... masihkah kau sujud kepada-Nya? jika aku menyembah-Mu karena berharap surga... jauhkanlah surga itu dariku... jika aku menyembah-Mu karena takut akan neraka... cemplungkanlah aku ke di kedalamannya --cut-- Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu. Yahoo! Groups Links Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[keluarga-islam] Re: Fitnah yang kejam itu....
Eh, Maaf... kalo kita menfitnah seseorang dengan sesuatu yang baik, itu dilarang ngga sih? Fitnah yang seperti itu termasuk fitnah yang kejam ngga yah...? --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto [EMAIL PROTECTED] wrote: assalamu'alaikum... astaghfirullah Allahumma shalli wa sallim'alaa sayyidinaa Muhammadin wa 'alaa aali sayyidina Muhammad bapak2 dan ibu2 sekalian... sedulur2 sedoyo rokhimakumullah... dengan sangat terpaksa, saya mengulangi lagi postingan saya... e-mail tentang fatwa ulama Jombang yg beredar selama ini adalah fitnah yang sangat keji dan kotor ulama2 yg dicatut namanya, sebagian sudah meninggal dunia, antara lain: - K.H. A Ridwan Hambal (meninggal tahun 30 an), - K.H. Mahfudz Siddik (meninggal sebelum kemerdekaan), - K.H. Mustafa Djalil (meninggal tahun 60 an), dan - K.H. Abdullah Siddiq (meninggal tahun 80 atau 90 an) kejam sekali, menggunakan nama ulama yg sudah meninggal untuk melegitimasi perbuatannya... mana mungkin ulama yg meninggal tahun 40-an bisa menandatangani fatwa yg dikeluarkan tahun 1423H atau tahun 2003-an? itu adalah fitnah yang sangat kejam terhadap NU 'mereka' gagal berdakwah secara santun untuk 'mempengaruhi' para nahdliyin, sehingga akhirnya menghalalkan segala cara... selanjutnya, kepada bapak2 dan ibu2 sekalian yg sudah terlanjur ikut menyebarkan kebohongan ini, anda harus minta maaf sekarang juga dan mengatakan secara 'gentle' bahwa yg anda sebar adalah bohong... jangan sampai nanti anda ditagih di akhirat... mumpung bulan ramadhan... ampunan Allah sangat terbuka lebar buat hambaNya... berikut saya berikan berita langsung dari sumbernya sebagai sanggahan, agar tidak terjadi fitnah salam, ananto == *NU Jombang Tolak Fatwa Bohong* http://www.nu.or.id/data_detail.asp?id_data=5069kategori=WARTA Jakarta, *NU Online* Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Jombang menolak fatwa bohong berupa selebaran gelap yang menghimbau kepada kaum nahdliyin untuk merubah cara peribadatan dan amalan yang dianggap tidak sesuai dengan syariat Islam. Setelah kami teliti secara seksama, selebaran yang disinyalir merupakan hasil musyawarah tersebut adalah palsu dan tidak ada satupun nama kyai yang menandatangani di kenal. Jadi kami anggap ini mengada-ada dan menyesatkan, ungkap ketua Tanfidziyah PCNU Jombang, KH. A. Tamim Romli, SH. M.Si dalam suratnya yang di tujukan kepada PBNU dan NU. Online, Kamis (26/5). Surat yang ditujukan kepada PCNU Banyuasin Sumatera Selatan itu merespon pemberitaan dan selebaran bahkan melalui kaset-kaset (VCD) yang mengatasnamakan ulama-ulama NU Jombang. Nama ulama yang di catut tersebut antara lain, KH. Mustofa Djalil, KH. Abdullah Sidiq, KH. Mahfudz, KH. Abdulah Hasyim, KH. Hasyim Basdan, KH. A. Ridwan Hambali, KH. Faturahman Sujono, KH. Cholil Ansyor dan KH. Thontowi Djahari. Dalam selebaran yang berjudul beberapa fatwa ulama NU Jombang untuk kaum Nahdliyin, para ulama tersebut menghimbau agar meninggalkan kebiasaan membaca ushali dengan suara keras, karena niat itu pekerjaan hati, cukup dalam hati saja. Selain itu dalam shalat shubuh imam tidak perlu membaca doa qunut, kecuali kalau ada sesuatu bahaya terhadap kehidupan umat Islam secara keseluruhan, doa qunut boleh dibaca setiap shalat, bila ada keperluan bersifat darurat tidak hanya dalam shalat shubuh. Bukan hanya dalam urusan shalat saja, himbauan yang ditandatangani 1 Ramadhan 1423 H berupa fatwa itu juga dalam urusan upacara takziah. Disebutkan keluarga yang mendapat musibah kematian, wajib bagi umat Islam untuk bertakziah selama tiga hari berturut-turut, dalam takziah juga diupayakan supaya tidak ada makan-makan, cukup air putih sekedar obat dahaga. Dalam upacara penguburan, juga dihimbau meninggalkan kebiasaan dalam shalat jenazah untuk mengucapkan bahwa, jenazah ini orang baik, khoir-khoir, hal ini tidak pernah dilakukan Rasulullah SAW. Kami berharap kepada warga nahdlyin agar tidak bersikap berlebihan, dan menanggapinya dengan cara yang baik. Siapapun pihak yang menyebarkan fatwa ini agar tidak terprovokasi, semoga Allah melindungi kita semua, pungkas KH. Tamim Ramli. (cih) *Fatwa ulama NU Jombang, Jawa Timur* http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2006/092006/01/99Kolom.htm ENTAH mengapa umat Islam selalu dirundung masalah perbedaan sepele yang sifatnya *furu'iyah*, masalah cabang. Bahkan, perbedaan kecil pun sengaja digembar-gemborkan seolah-olah umat Islam banyak perbedaan daripada persamaannya. Muslimin dari tahun ke tahun masih ribut dengan *qunut*, jumlah rakaat Salat Tarawih, tahlil, tawasul, dan sejenisnya. Mengapa soal kemiskinan, keterbelakangan, minimnya fasilitas madrasah, rendahnya kesejahteraan guru-guru, dan lain-lain tidak diperhatikan? Dalam diskusi di UIN Sunan Gunung Djati, belum lama ini, Direktur Lembaga Persaudaraan antarmazhab Islam, Ayatullah