Re: 200 kursi di MPR/DPR

1999-05-25 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

In a message dated 5/25/99 2:36:44 AM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

 Yw: Exactly. Maksud saya pemilihan khusus adalah itu.
  Oleh rakyat, tapi bukan 200 juta seluruhnya, tapi
  segmen tertentu (yg memang sedang nyari wakil).
  Jelas bukan presiden. Presiden tukang cap. Walopun
  tentunya, bisa aja, presiden bijak dalam milih
  yg 200 itu.

Irwan:
Nah, yg terjadi sekarang itu ngga begitu bung Yusuf.
Makanya saya pertanyakan dalam posting terdahulu.
Kesalahan kita waktu jaman orba itu khan membiarkan
terjadinya pengangkatan 600 orang dari 1000 orang
anggota MPR/DPR. Ya jelas aja, ngga usah pakai pemilu
pun, Soeharto pasti kepilih lagi. Ini khan ngga bener.
Jaman masih mahasiswa di Jakarta dulu (1991/92),
kami sudah melayangkan protes akan hal ini. Tapi
kelihatannya gagal. Wong dulu protesnya masih pakai
cara "sopan2" ngga seperti sekarang yg berani maju
hanya bertamengkan semangat.


  -awal kutipan-
  Coba lihat lagi mengenai pemilu khususnya mengenai susunan
  anggota MPR/DPR kelak.
  Akan ada 700 anggota MPR/DPR.
  38 jatah ABRI/TNI (pengangkatan)
  200 jatah utusan golongan dan utusan daerah (pengangkatan).

  Yw: Yg 38 itu, logisnya satu suara (kalo voting).
  Tapi kalo pembahasan/musyawarah, ya bisa macem-macem
  (karena misah-misah di berbagai komisi).
  Sekarang kita fokuskan saja dalam mengambil keputusan
  memilih presiden. Okay?

Irwan:
Fakta lapangan 38 anggota ABRI/TNI itu memiliki 38 suara.

Yusuf:
  Apakah yg 38 (Tni) akan tampil bersikukuh memperjuangkan
  BJ. Habibie? Atau Wiranto? Di jaman seperti ini?

  If you think so, please think again more deeply.
  Salah satu interest Tni adalah memperbaiki citra.
  Iya, kan? Dan utk itu, dalam posisi demikian mereka
  akan, insya Allah, memilih strategi tut wuri handayani.
  Karena handayani itu orangnya memang cantik.
  Eh, tapi itu handayani yg lain lagi, ding. ;-)

Irwan:
Seberapa jauh anda yakin akan hal ini?
Wong masalah Trisakti dan Semanggi aja ngga berani
diteruskan sampai tuntas. Bagaimana pula dengan
kasus Aceh, yg tampaknya bukan makin kalem malah
makin rame, apa ini usaha2 TNI yg sedang mencoba
memperbaiki citra tersebut? Saya ragukan.

Setelah pemilu nanti, saya perkirakan akan terjadi
tarik2an suara dengan adu tawar2an. Bukannya
tidak mungkin nanti agar TNI mendukung salah
satu kekuatan, maka akan ditawarkan jabatan, mungkin
wapres. Golkar dengan keuntungannya meraih "suara dukungan"
sebanyak sekitar 238 tanpa melalui pemilu itu jelas merupakan
partai yg berpeluang besar menjadi mayoritas dalam MPR mendatang
apalagi ditambah dengan partai2 yg memang dibuat untuk
mendukung Golkar atau memang menantikan uang politik.


Yusuf:
  Yg 200, mungkin pro Habibie (atau mungkin pro
  status quo whatever that is), tapi JELAS
  bukan orang gila. Alias yg 200 itu semuanya orang
  waras. Bisa mikir nggak ketang dikit. Iya nggak?

  Tingkah laku mereka di dewan/majelis, 'dilihat'
  oleh rakyat; dan kalo terlalu 'nyleneh', mungkin
  bisa 'habis' di jalanan. Apa mereka mau?
  Mereka bukan martir (most of them), yg siap
  mati demi status quo. Saya yakin ini.

  Apalagi orde baru menciptakan cara voting terbuka
  (berdiri, etc). Gampang ditandai... siapa milih
  apa... Jadinya cara voting ciptaan orde baru itu
  'makan tuan'.

Irwan:
Apakah sudah disepakati voting mendatang akan dilakukan
secara terbuka? Khan bisa saja dilakukan secara tertutup.
Kalau ngga salah isu yg saya dengar akan dilakukan secara
tertutup.

Yusuf:
  Habibie pun, tdk akan secara vulgar memilih
  200 orang yg semuanya jelas-jelas pro dia, dan
  siap mati utk membela dia. Iya nggak?

Irwan:
Kalau saya jadi Habibie, saya ngga akan berspekulasi
demikian. Saya akan pilih orang2 yg kelak akan memilih
saya. Tinggal cari orang2 yg pandai beraktif saja yg pura2
tidak mendukung saya tapi nanti dalam voting tertutup
tersebut akan memilih saya. Tentunya iming2 uang akan
terus berlangsung.


  Yw: Golkar 10%. I doubt. Less than 5% will be more
  likely. Katakanlah 20 kursi doang udah untung.
  (Peluangnya 75%, I'll say utk dapet less than 5%).

Irwan:
Saya tidak tahu kondisi lapangan. Dalam kondisi seperti
sekarang, apa saja bisa terjadi. Saya cenderung tidak
mau mengambil resiko. Karenanya akan jauh lebih aman
bila jumlah pengangkatan yg 238 itu dihapuskan.
Bukankah akan lebih gampang mengalahkan kekuatan
pro status quo bila sistem pengangkatan itu dihapuskan?
Kalau memang ya, kenapa kita harus berspekulasi
dengan suara 238 tersebut?

Irwan:
  Asumsikan akan terjadi pemungutan suara dalam
  pemilihan presiden dimana pengumpul suara terbanyak
  akan terpilih. Dengan kata lain dibutuhkan 351 suara
  untuk bisa menjadi presiden periode mendatang.
  Dengan skenario di atas maka Golkar hanya membutuhkan
  suara tambahan sekitar 67 suara saja.

  Yw: Gile bener... Ini jauh dari fakta.
  Koordinasi di Indonesia 

Re: 200 kursi di MPR/DPR

1999-05-25 Terurut Topik Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia)

Salah satu sumbernya adalah uang hasil privatisasi BUMN. Misal harga pasti
per lembar saham adalah 200 maka yang ada di kuitansi adalah 190. Ini
kenyataan yang sukar membuktikannya. Sumber lainnya dari jarahan selama 32
tahun.

Sumber saya mengatakan khusus untuk SU mendatang anggaran "suap" yang
disediakan adalah Rp 2 trilyun. Uang muka sebesar Rp 50 juta sudah dibayar
plus fasilitas kampanye. Jelas 'kan uang sebesar itu hanya "kacang bawang"
ketimbang APBN. Apalagi dalam bentuk rupiah. Jika dikonversi ke dolar maka
menjadi sebesar "hanya" USD 250 juta saja. Masuk akal 'kan?

Efron



  Yw: Mana uangnya? Dan di jaman apa-apa bocor seperti sekarang,
  apakah mungkin gerakan sebesar itu tdk ketahuan?
  Menutup mulut orang 10, emangnya gampang? (Not to mention
  67 or 351). Kekuatan riil sekarang ada di jalanan
  (mahasiswa etc). Mereka sampe tahu, trik vulgar seperti
  itu, nggak ada gunanya menang di senayan...



Re: 200 kursi di MPR/DPR

1999-05-25 Terurut Topik Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia)

Sekadar catatan tambahan. Yang pasti dua DPD Golkar tak mendukung BJH yaitu
Jabar dan Lampung. BJH memerintahkan Hariman Siregar untuk mengatasi Jabar
dan Aburizal Bakrie untuk Lampung. Mereka mengancam DPD tidak akan dibantu
apapun jika tak mendukung Golkar. Apa tumon?

Efron

-Original Message-
From:   Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia) [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
Sent:   Tuesday, 25 May, 1999 15:09 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject:Re: 200 kursi di MPR/DPR

Salah satu sumbernya adalah uang hasil privatisasi BUMN. Misal harga pasti
per lembar saham adalah 200 maka yang ada di kuitansi adalah 190. Ini
kenyataan yang sukar membuktikannya. Sumber lainnya dari jarahan selama 32
tahun.

Sumber saya mengatakan khusus untuk SU mendatang anggaran "suap" yang
disediakan adalah Rp 2 trilyun. Uang muka sebesar Rp 50 juta sudah dibayar
plus fasilitas kampanye. Jelas 'kan uang sebesar itu hanya "kacang bawang"
ketimbang APBN. Apalagi dalam bentuk rupiah. Jika dikonversi ke dolar maka
menjadi sebesar "hanya" USD 250 juta saja. Masuk akal 'kan?

Efron



  Yw: Mana uangnya? Dan di jaman apa-apa bocor seperti sekarang,
  apakah mungkin gerakan sebesar itu tdk ketahuan?
  Menutup mulut orang 10, emangnya gampang? (Not to mention
  67 or 351). Kekuatan riil sekarang ada di jalanan
  (mahasiswa etc). Mereka sampe tahu, trik vulgar seperti
  itu, nggak ada gunanya menang di senayan...



Re: Forkot

1999-05-25 Terurut Topik Hadeer
Standar ganda adalah titik referensi yang sangat relatif Bang  Anda bilang saya sombong ..Anda bilang saya berstandar ganda Dunia duniasemua nya relatif .. terhadap siapa yang melihat he...heSoal jumlah kursi di DPR yang anda ragukan, menurut saya juga masih sangat kuatnya yang namanya Golkar dan turunannya ...Jadi mau bagaimana ??? Nggak pakai Pemilu ?? Mau ABRI yang berkuasa ??? Atau mau pakai Hukum Rimba ??? Mau perang sipil dulu cari siapa yang paling kuat ??? Udah siap perang sipil ???  ENTE enak ada di Amerika Pemilu memang tidak memuaskan dan pahit, tapi itu jalan satu-satunya yang legitimate, tunggu dan bersabar hingga pemilu tahun 2004, pelan - pelan kita rubah semuanya tidak segampang membalik tangan, dibutuhkan orang - orang dan mahasiswa yang sabar, berpikir jernih dan tidak memaksakan kehendak.Hadeer-- From: Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: Forkot Date: 25 Mei 1999 12:31  Irwan: Hmmmlagi2 berbau standar ganda. Ketika peristiwanya menimpa Aceh, Tanjung Priok, Lampung, anda menyebutnya dengan yakin ABRI sebagai pelakunya. Ketika terjadi di Semanggi, anda meragukan apakah ABRI pelakunya.  Bung Hadeer, kalau anda mengikuti perkembangan berita yg ada, memang Forkot adalah salah satu kelompok yg menolak pemilu yg diselenggarakan oleh pemerintahan Habibie dan juga mereka menuntut dibentuknya pemerintahan transisi. Kelompok yg menolak pemilu dan menuntut dibentuknya pemerintahan transisi tidak hanya Forkot saja tapi juga 11 kesatuan aksi lainnya yg tergabung dalam Komite Mahasiswa Bersatu (KMB). Sebelas kesatuan aksi lainnya diantaranya adalah Forum Komunikasi Senat Mahasiswa Jakarta (FKSMJ), Komite Mahasiswa dan Rakyat untuk Demokrasi (Komrad), Keluarga Besar Universitas Indonesia (KB- UI), Front Jakarta, dan Forum Bersama (Forbes). Silahkan baca pada link berikut ini: http://www.indomedia.com/sripo/9904/15/OPINI/1504op2.htm  Mereka mungkin tidak sepaham dengan anda soal pemilu, tapi bukan berarti mereka adalah orang2 yg tidak punya pikiran.  Coba lihat lagi mengenai pemilu khususnya mengenai susunan anggota MPR/DPR kelak. Akan ada 700 anggota MPR/DPR. 38 jatah ABRI/TNI (pengangkatan) 200 jatah utusan golongan dan utusan daerah (pengangkatan). Yang diperebutkan dalam pemilu berarti ada 462 kursi. Asumsikan Golkar dengan segala cara hanya mampu mendapatkan 10% saja dari 462, katakanlah 46 kursi. Maka dengan modal 238 dari hasil pengangkatan maka jumlah suara yg akan menggolkan calon Golkar menjadi 284. Asumsikan akan terjadi pemungutan suara dalam pemilihan presiden dimana pengumpul suara terbanyak akan terpilih. Dengan kata lain dibutuhkan 351 suara untuk bisa menjadi presiden periode mendatang. Dengan skenario di atas maka Golkar hanya membutuhkan suara tambahan sekitar 67 suara saja. Ke-67 suara ini bisa didapat Golkar dari: 1.Setiap tambahan hasil pemilu yg lebih dari 10% yg didapat Golkar. 2.Koalisi dengan partai2 lain, termasuk partai gurem, dengan iming2 uang atau pun jabatan. 3.Pembelian suara yg disinyalir oleh bung Efron sudah disiapkan dana sampai triliunan rupiah.  Melihat kelemahan dari pemilu sekarang ini, menurut saya wajar2 saja kalau ada yg menganggap pemilu sekarang tidak sah. Sebagian lagi ada juga yg menganggap pemilu sekarang ini sebagai satu2nya jalan menuju pemerintahan yg bersih dan sesuai dengan aspirasi rakyat walau saya ragukan kelompok ini tahu benar mengenai struktur pemilihan anggota MPR/DPR. Mungkin saja kelompok ini tahu tapi mereka pasrah saja karena mereka pikir inilah yg terbaik yg bisa dilakukan dengan harapan mungkin mereka tetap mampu mengalahkan suara Golkar cs.  Saya pribadi tetap mempertanyakan pengangkatan anggota2 MPR yg tanpa melalui pemilu. Di dalam UUD 1945 pasal 2 ayat 1, tidak ada disebutkan bahwa utusan2 daerah dan golongan diangkat langsung dan bukan dipilih melalui pemilu. Dengan kata lain, tidak tertutup kemungkinan mereka, utusan daerah dan golongan, bisa dipilih melalui proses pemilu agar lebih menceriminkan aspirasi rakyat, jadi bukan dengan pengangkatan. Bunyi UUD 1945 pasal 2 ayat 1 selengkapnya demikian: (1)Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri atas anggota-anggota Dewan Perwakilan Rakyat, ditambah dengan utusan-utusan dari daerah-daerah dan golongan-golongan, menurut aturan yang ditetapkan dengan undang-undang.  Saya bisa merasakan apa yg dicemaskan oleh Komite Mahasiswa Bersatu (KMB). Bila kelak kemungkinan yg saya perkirakan diatas benar2 terjadi, dimana akhirnya calon Golkar bisa digolkan dan Golkar mampu mempertahankan status quo, maka tampaknya Indonesia akan memasuki masa penderitaan panjang kedua kalau tidak terjadi pertumpahan darah akibat gerakan revolusi rakyat. KMB dalam hal ini tampaknya lebih memperhitungkan kemungkinan2 di depan ketimbang anda, bung Hadeer, yg mengaku memiliki pikiran lebih dibanding mereka.   jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu


Re: 200 kursi di MPR/DPR

1999-05-25 Terurut Topik Hadeer
Ooy... disebutin dong sumber nya siapa Dulu bikin skripsi kalo mengutip dari literatur lain begitu juga ya bilang nya : dari sumber saya..He..he...ketahuan skripsi nya jiplakan ya :-)Hadeer-- From: Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia) [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: 200 kursi di MPR/DPR Date: 25 Mei 1999 15:09Sumber saya mengatakan ... Efron   


One More Thing Soal 200+ Suara...

1999-05-25 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

:-)

Satu lagi soal kemungkinan BJH jadi presiden lagi:
Andai pertanggungjawaban presiden tidak diterima,
karena urusan Suharto belum beres... sesuai tap 11,
Apa mungkin ybs bisa diangkat lagi sbg presiden
(dg smooth)? (Dg money politics berapapun)?

Yw.



Re: 200 kursi di MPR/DPR, Asik Juga

1999-05-25 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

Bung Yusuf, kali ini saya hanya akan mengkomentari
perihal voting terbuka dan tertutup. Semoga ada rekan2
lain yg kasih pendapat tentang mana yg sebaiknya
dilakukan.

Mengenai voting terbuka, tampaknya anda ada benarnya
dalam hal 38 suara yg dari TNI itu. Kemungkinan mereka
akan satu suara mengikuti "komandan"-nya.
Tapi saya melihat masih lebih baik dilakukan voting secara
terbuka yang disiarkan langsung melalui seluruh jaringan
televisi dan radio di tanah air. Dengan demikian, akan banyak
rakyat Indonesia yg menjadi saksi langsung dari pemungutan
suara tersebut. Mereka bisa mencatat, siapa2 memilih siapa.

Mengenai dugaan anda bahwa voting dengan cara tertutup
tidak akan diketahui siapa memilih siapa, ternyata masih
belum tepat.
Sekedar informasi saja, walaupun voting dilakukan secara tertutup
dengan cara mencoblos kertas calon presiden yg diinginkan,
akan tetap bisa diketahui siapa memilih siapa.
Letak kuncinya adalah di kertas pemilihan tersebut dan
dipercetakan serta saat pemanggilan satu2 anggota yg akan
ikut mencoblos. Kertas pilihan tersebut bisa diberikan kode2
yg kalau kita melihat dengan mata biasa saja (dalam artian
tidak pernah tahu dimana letak kodenya) maka kita tidak akan
bisa menemukan kode tersebut. Hanya orang2 yg memang sudah
tahu saja bisa mengetahuinya. Kertas yg sudah ada kodenya
(yg tidak bisa kelihatan dengan "mata biasa" tadi) itu
telah diurut sehingga setiap anggota yg akan mencoblos akan
dicatat namanya baik itu oleh petugas atau pun oleh orang khusus
yg menurut saya tidak sulit untuk disediakan. Kertas yg digunakan
adalah kerta polos tanpa nomor urut.
Mungkin anda kaget akan hal ini, tapi cara ini pernah dilakukan
dalam pemilihan ketua senat mahasiswa untuk mengetahui
siapa milih siapa. Kalau pada tingkat pemilihan senat mahasiswa saja
hal itu bisa dilakukan, apalagi tingkat yg sudah lebih tinggi,
maka kode2 rahasia pun bisa semakin sulit untuk dilacak.
Dengan voting tertutup ini, maka Golkar akan dengan mudah
dan aman mengiming2i uang kepada anggota2 dewan yg diperkirakan
akan menerima tawaran tersebut. Kalau skenario saya benar,
dalam artian Golkar hanya butuh sekitar 100 suara tambahan
saja (kekurangan 67 ditambah cadangan hilangnya suara dari
orang2 Golkar yg diperkirakan akan membelot), maka setiap
suara ditawari "harga" 20 milyar rupiah, menurut saya akan melirik.
Jangankan 20 milyar, wong 5-10 milyar saja bakalan banyak yg
mau koq. Sepuluh milyar itu khan gede banget lho, sudah bisa
untuk biaya pensiun.

Itulah sebabnya saya masih yakin Golkar akan berupaya
untuk menggolkan voting tertutup. Kalau ini bisa gol, maka
soal pencetakan kartu suara untuk pemilihan presiden
tampaknya akan dengan mudah diambil tugas oleh orang2
pemerintah atau orang2 KPU yg memang sudah mendapat
tugas khusus. Singkat kata, dengan kekuatan uang, hal2
seperti ini mah ngga sulit untuk dilakukan.

Itulah sebabnya saya pribadi lebih memilih voting secara
terbuka yg disiarkan secara langsung oleh radio dan televisi.
Juga termasuk sidang2 yg dilakukan oleh anggota MPR/DPR
nantinya dalam penyusunan GBHN. Biar nanti masyarakat
bisa menilai langsung siapa2 saja yg ternyata ngga pantas
duduk di kursi dewan.

Demikian saja masukan dari saya soal voting tertutup yg
secara teknis bisa tetap ketahuan siapa memilih siapa.

jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



Re: Forkot

1999-05-25 Terurut Topik FRAREV SITORUS

Hadeer wrote:

  Saya mengerti dengan jelas situasi yang ada.
 
   Semua yang dilakukan ABRI di Aceh, di Tanjung Priok, di Lampung, dll
yang
   membunuhi rakyat yang tidak bersalah adalah perbuatan BIADAB.
 
   Peristiwa penembakan di Semanggi juga adalah BIADAB, ABRI kah
pelakunya ???

 Irwan wrote:
 Hmmmlagi2 berbau standar ganda. Ketika peristiwanya
 menimpa Aceh, Tanjung Priok, Lampung, anda menyebutnya
 dengan yakin ABRI sebagai pelakunya.
 Ketika terjadi di Semanggi, anda meragukan apakah
 ABRI pelakunya.


Jaya wrote:
Ehm, Bung Irwan, buat yang ini ane setuju banget sama Bung/Mbak Hadeer.
Di tiga tempat pertama sudah jelas ada bukti, sementara itu yang di
Semanggi
masih menjadi tanda tanya. Kalo ane sendiri sampe sekarang malah masih
percaya kalo si penembak bukan ABRI secara utuh. Ya namanya organisasi
mosok solid melulu. Kalau emang solid seratus persen, ngapain juga petinggi
ABRI selalu bilang ABRI solid...ABRI solid Wong nggak ada apa-apa kok
tiba-
tiba ngomong gitu. Malah menimbulkan tanda tanya tho? Mangkane ada
kemungkinan salah satu 'faksi' sengaja ingin mematangkan suasana.

Apapun alasannya, sebelum terbukti ya jangan main tuduh. Dan sudah
semestinya
jangan main men-generalisasi. Mosok polisi ndak tahu apa-apa dimaki
anjing Mungkin aja sosk polisi itu baru masuk dinas. Ya ini kan artinya
malah memprovokasi polisi tho? Wong polisi ya orang juga. Kalo ane jadi
polisi
yang dimaki anjing nih... misal ane panasan, ndak perduli dikeluarin dari
jajaran
polri tak dor si pemaki itu. Makanya, kalo ada yang nuduh bahwa mahasiswa
model
gini sebetulnya golongan provokator ya benar juga. Yaitu men-provoke polisi
untuk bertindak brutal. Lalu kapan bisa bikin demo tanpa memaki petugas
keamanan...?
Mosok demo-demo macam maki-maki, lempar telur busuk masih mau terus
dipertahankan. Mestinya juga kite-kite paling tidak jangan belain kelakuan
mahasiswa
yang model gini lah.
Salam,
Jaya


Bung Jaya di sini membela Polisi dan bapak aparat sebagai kewajibannya
 Saya setuju sekali ) menjaga keamanan dan ketertiban bangsa dan negara.
Bung Jaya juga membuat asumsi yang netral dan kreatif bahwa  mahasiswa
Forkot dan Famred tersebut melakukan provokasi dengan adanya maki-makian
dari mahasiswa kepada bapak - bapak aparat supaya bapak aparat marah.
Kalau begitu...mungkinkah bapak aparat sebagai penjaga keamanan masyarakat
ini melakukan tindakan provokasi kepada mahasiswa yang aksi demo tersebut
supaya mahasiswa tersebut melakukan hal - hal yang brutal? ( Ya/tidak).
Supaya Saya menjadi jelas atas asumsi bung Jaya tersebut.

Salam
KT
:-)))



Re: Forkot

1999-05-25 Terurut Topik FRAREV SITORUS





Buat bung 
Hadeer:
Dari 
posting bung Hadeer sepertinya pada peristiwa demo mahasiswa FORKOT dan 
Famred tersebut, bung Hadeer berada di sekitar mereka ( nonton di trotoar 
jalan JAKARTA mungkin...atau hanya menyambung lidah orang lain ... 
:-D) untuk memperhatikan situasi sebenanya. Kalau begitu...bung Hadeer sudah 
tau dong apa alasan Forkot dan Famred melakukan aksi tolak pemilu kan? Dan 
tujuan mereka melakukan aksi demo itu kan ? Kalau ngga tau ...bagaimana bung 
Hadeer dapat membenarkan pendapat anda dan menganjurkan bang Ariston supaya 
melihat langsung?
Jadi, 
supaya jelas 1. apa alasan dan tujuan aksi mereka dan 2. ditujukan 
kepada siapa aksi tersebut yang sebenarnya ( bukan asumsi bung Hadeer 
) serta 3. Legitimate yang bagaimana maksud bung Hadeer...:-))) karena 
Pemilu ini merupakan ide dari pemerintah dan wakil rakyat yang 
lama kan?artinya mereka sudah menghitung- hitung ini semua 
kan ...coba jelaskan kepada saya yah 
:-)))

Karena di milis ini pasti ada 
yang tau jawaban untuk di atas yang sebenarnya ( sumber langsung dari TKP ). 
So...yang tidak tau, seperti saya ini, menjadi mengerti dari bung Hader 
...
:-
Salam
KT


Hadeer wrote:Coba dong tolong di list 
universitas apa aja.Yang pasti bukan datang dari UI dan Trisaksi , 
because they are too smart for Forkot :-)

Ariston 
wrote:Busyet dah.kali ini menurut saya anda sudah 
keterlaluan,bung Hadeer. Anda menilai seseorang pintar atau 
bodohnyahanya dari latar belakang universitas saja. Tobat deh 
saya.Untuk menjadi pintar, seseorang tidak harus dudukdibangku 
kuliah. Kepintaran pun tak menjamin orangotomatis menjadi bijak. 
Semoga anda mau membukawawasan berpikir dan cara memandang 
anda.Tuhan menganugerahkan manusia dengan kelebihannya 
masing2selain juga memiliki kekurangan tentunya. Jangan kitacepat 
bersombong diri atas diri orang lain yg mungkindimata kita terlihat 
kurang mengingat orang tersebut bisasaja punya kelebihan yg kita tidak 
ketahui dan miliki.Semoga anda mau menyadari ini.Saya pribadi 
masih terus belajar untuk tidak terjebak menjadiorang sombong karena 
saya menyadari sepenuhnyabahwa saya punya manusia biasa yg punya 
keterbatasan.Mari kita sama2 belajar dan menjaga diri agar 
tidakterjebak menjadi orang sombong.

Hadeer wrote:He...he...he...Bang Ariston sampe 
tobatMakanya bang Ariston, kalau Forkot dan Famred lagi demo, 
coba lihat dech kelakukan mereka dari jarak 10 meter (saya sudah pernah 
melihat dalam jarak kurang dari 5 meter, demo mereka, dan saya juga pernah 
mahasiswa juga loh). Biar bisa dilihat langsung dengan mata kepala sendiri, 
mana mahasiswa pintar, mana mahasiswa kurang pintar, mana mahasiswa kurang 
ajar.dalam menyampaikan aspirasi, ide, usulan, kritik dan 
lain-lain.Masa iya yang namanya mahasiswa ngomong ANJING ke petugas 
. masih mending saya kan ngomong goublok :-)Pasti bang 
Ariston setuju dengan apa yang pernah saya tulis. Ariston wrote:
Bung Hadeer, anda melihat situasi hanya dari satu titik sajadan 
langsung memberikan penilaian.Apakah anda sudah mencari tahu lebih 
lanjut kenapamahasiswa tersebut sampai mengeluarkan kata cercaan 
anjingkepada petugas?Bagaimana kalau seandainya 
mahasiswa itu ternyata pernahpunya masalah pada waktu2 
sebelumnya dengan petugas sepertimisalnya pernah ditendangi, dibukung 
pakai popor senjata.Atau mungkin teman mahasiswa tersebut pernah 
menderitadisiksa tentara, cacat, hilang tak tentu rimbanya sampai 
kini,atau mungkin bahkan sampai meninggal karena ditembakpada 
peristiwa2 yg lalu. Apakah anda sudah mempertimbangkankemungkinan 
itu.Saya pribadi mungkin bila dihadapkan pada situasi temansaya 
luka, cacat, atau meninggal karena ulah petugas, mungkinsaya akan punya 
mata merah juga terhadap petugas.Saya saja yg tidak melihat 
langsung peristiwa Trisakti dan Semanggi,dapat merasakan kepedihan 
mahasiswa atas peristiwa itu.Saya merinding dan emosi saya naik ketika 
mendengarperistiwa itu melalui telpon dengan keluarga danrekan saya 
di Jakarta yg menceritakan apa yg dia lihat.Saya yg tidak punya kaitan 
langsung apa2 dengan para korbanbisa memiliki perasaan seperti itu, 
karenanya saya bisamemaklumi bila ada rekan2 mahasiswa yg terkait 
langsungdengan para korban memiliki emosi yg lebih dari apa ygsaya 
rasakan.Semoga bung Hadeer sekarang bisa lebih mengertidan melihat 
kemungkinan situasi yg ada.Saya tidak sedang melakukan pembelaan 
terhadapmahasiswa atau pun pihak keamanan. Yang saya 
permasalahkanadalah terlalu cepatnya bung Hadeer memberikan 
penilaianhanya dari satu titik peristiwa dengan mengeluarkan kata2yg 
menurut saya kurang pas. Ditambah lagi bung Hadeermelakukan penggolongan 
 

Re: 200 kursi di MPR/DPR

1999-05-25 Terurut Topik FNU Brawijaya

Yusuf-Wibisono wrote:

 Kang Efron:
 Salah satu sumbernya adalah uang hasil privatisasi BUMN. Misal harga pasti
 per lembar saham adalah 200 maka yang ada di kuitansi adalah 190. Ini
 kenyataan yang sukar membuktikannya. Sumber lainnya dari jarahan selama 32
 tahun.

Sumber lain dari menjarah selama 32 tahun kok rada nggak cocok ya. Kalo memang
menjarah, sudah barang tentu langsung masuk kantong pribadi. Kalo masuk ke orga-
nisasi apa ya mungkin? Wong ada laporan keuangan kok. Kalo masuk kantong pribadi
jelas dapat ngilang dengan mudah. Lagipula dalam situasi tenang nyimpen uang ke
organisasi jelas bisa dituduh anak buahnya sebagai mau menilep / mengangkangi uang
sendiri. Lagipula misal Golkar melakukannya, tiap kali periode ganti pengurus biasanya
sih akan berusaha menghabiskan dana di akhir periode jabatannya. Rugi kalo enggak.
Ndak akan mungkin ada dana tertimbun secara kumulatif selama 32 tahun. Wah, sudah
dirayah duluan mas sama yg waktu itu menjabat ... Ane ndak yakin ada tokoh Golkar
yang demikian berdedikasi untuk memikirkan kelangsungan Golkar setelah dianya
purna bakti


 Yw: Darimana pun sumbernya, mungkin gampang...
 Tapi mendistribusikan trilyunan uang dalam waktu beberapa
 hari, tanpa ketahuan... di Indonesia, oh boy, sulit, Pak.

Ini point penting. Mau menyuap kan mesti lihat-lihat dulu orangnya, diselidiki dulu
jangan-jangan waktu mau disuap bilang okay, habis itu dibawa ke koran sambil bawa
barang bukti uang sogokan. Nah, repot tho? Jadi mau nyuap juga nggak gampang
Dengan waktu yang demikian sempit, persoalan benar-benar nggak semudah yg
diteorikan.


 Sumber saya mengatakan khusus untuk SU mendatang anggaran "suap" yang
 disediakan adalah Rp 2 trilyun. Uang muka sebesar Rp 50 juta sudah dibayar
 plus fasilitas kampanye. Jelas 'kan uang sebesar itu hanya "kacang bawang"
 ketimbang APBN. Apalagi dalam bentuk rupiah. Jika dikonversi ke dolar maka
 menjadi sebesar "hanya" USD 250 juta saja. Masuk akal 'kan?
 
 Efron

Ngomong-ngomong sogokannya mau disumpel ke mulut siapa sih? Ke anggota
MPR yg non Golkar? Wah, kalo ane orang Golkar, gantian ane juga bunyi, nggak
adil dong Apalagi sogokannya gede gitu... Yang 200 orang itu gimana? Apakah
dapat kita asumsikan semua pro Golkar? Wah susah Ingat lho, di jaman ORBA
pun yang sering membandel justru orang-orang F-ABRI tuh... Padahal sudah
demikian solidnya ABRI kala itu.


 Yw: Terus votingnya terbuka atau tertutup?
 Kalo tertutup: cing-cai, lah,... USD250 juta lenyap tanpa hasil.
 Kalo terbuka: dapetnya nggak seberapa, di jalanan diancurin
 orang...

Dapetnya ya banyak mas Voting tertutup malah memungkinkan timbulnya
mafia-mafia baru. Berbagai kasak-kusuk akan timbul di dalam tubuh MPR,
hasilnya kayak pasar hewan. Tawar-tawaran atau gede-gedean uang suap.
Mending dilakukan secara terbuka saja. Dibuka blak biar masyarakat dapat
melihat siapa milih siapa... Ini penting agar kredibilitas anggota MPR sebagai
wakil rakyat juga terpelihara. Kalau dibiarkan kayak gitu, gimana masyarakat
merasa terwakili oleh para (tertuduh) penerima suap. Jadinya ya demo lagi...


 Jadi: satu-satunya jalan: mereka harus bisa menciptakan
 cara voting yg tertutup bagi mata rakyat (tapi terbuka
 bagi mata mereka)... Jaman orde baru mungkin bisa, tapi
 sekarang... Sulit.

 Kesimpulan: (Bukan tidak bisa, tapi) sulit (banget).

Konsekuensinya sangat berat. Kalo satu saja ada yg membocorkan ke pihak
luar, dapat menimbulkan geger luar biasa. Apalagi kalo ditambahi berbagai
bumbu menurut selera yang membocorkan (yang mungkin sakit hati). Bisa
tambah gawat


--
Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Re: Forkot

1999-05-25 Terurut Topik FNU Brawijaya

Wah jelas bisa saja kalo aparat juga memprovokasi para mahasiswa.
Kenapa tidak? Tapi kalo untuk situasi saat ini, bila aparat BERSERAGAM
yang melakukannya, wah, ya aparatnya yg rada-rada. Saya rada menolak
kemungkinan seperti ini. Kalo ada aparat yang tidak berseragam yang
melakukan provokasi kepada mahasiswa, nah, ini biasa terjadi dan sangat
mungkin untuk dapat terjadi.

Tapi kan ada syarat agar provokasi aparat tak berseragam dapat berjalan baik tho?
Syaratnya ya mahasiswa demonstran yang beringas. Kalo para demonstran ndak
beringas mah biar provokator jumlahe 1000 ya ndak pengaruh. Masalahnya
mahasiswa forkot ini ndak perlu diprovoke sudah beringas kok. Eh, ini infonya
bukan hanya email dari Bung/Mbak Hadeer doang yaemang yg di Jakarta
dan nonton demo cuman dia.

Forkot kali ini membawa agenda yang tidak sejalan dengan aspirasi orang
banyak. Secara natural simpati masyarakat juga ndak ada. Lain misalnya
saat demo nuntut Suharto turun Makanya ane juga ndak sreg kalo ada
yg bilang beberapa pihak berusaha membuat forkot berkelakuan kriminal.
Eh, seperti biasa, ini pan cuman pandangan ane..pandangan seorang kuli.



FRAREV SITORUS wrote:

 Jaya wrote:
 Ehm, Bung Irwan, buat yang ini ane setuju banget sama Bung/Mbak Hadeer.
 Di tiga tempat pertama sudah jelas ada bukti, sementara itu yang di
 Semanggi
 masih menjadi tanda tanya. Kalo ane sendiri sampe sekarang malah masih
 percaya kalo si penembak bukan ABRI secara utuh. Ya namanya organisasi
 mosok solid melulu. Kalau emang solid seratus persen, ngapain juga petinggi
 ABRI selalu bilang ABRI solid...ABRI solid Wong nggak ada apa-apa kok
 tiba-
 tiba ngomong gitu. Malah menimbulkan tanda tanya tho? Mangkane ada
 kemungkinan salah satu 'faksi' sengaja ingin mematangkan suasana.
 
 Apapun alasannya, sebelum terbukti ya jangan main tuduh. Dan sudah
 semestinya
 jangan main men-generalisasi. Mosok polisi ndak tahu apa-apa dimaki
 anjing Mungkin aja sosk polisi itu baru masuk dinas. Ya ini kan artinya
 malah memprovokasi polisi tho? Wong polisi ya orang juga. Kalo ane jadi
 polisi
 yang dimaki anjing nih... misal ane panasan, ndak perduli dikeluarin dari
 jajaran
 polri tak dor si pemaki itu. Makanya, kalo ada yang nuduh bahwa mahasiswa
 model
 gini sebetulnya golongan provokator ya benar juga. Yaitu men-provoke polisi
 untuk bertindak brutal. Lalu kapan bisa bikin demo tanpa memaki petugas
 keamanan...?
 Mosok demo-demo macam maki-maki, lempar telur busuk masih mau terus
 dipertahankan. Mestinya juga kite-kite paling tidak jangan belain kelakuan
 mahasiswa
 yang model gini lah.
 Salam,
 Jaya

 Bung Jaya di sini membela Polisi dan bapak aparat sebagai kewajibannya
  Saya setuju sekali ) menjaga keamanan dan ketertiban bangsa dan negara.
 Bung Jaya juga membuat asumsi yang netral dan kreatif bahwa  mahasiswa
 Forkot dan Famred tersebut melakukan provokasi dengan adanya maki-makian
 dari mahasiswa kepada bapak - bapak aparat supaya bapak aparat marah.
 Kalau begitu...mungkinkah bapak aparat sebagai penjaga keamanan masyarakat
 ini melakukan tindakan provokasi kepada mahasiswa yang aksi demo tersebut
 supaya mahasiswa tersebut melakukan hal - hal yang brutal? ( Ya/tidak).
 Supaya Saya menjadi jelas atas asumsi bung Jaya tersebut.

 Salam
 KT
 :-)))

--
Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Re: [Re2: (KAMMI-CLSD) Prasasti Salemba: Peringatan Setahun Reformasi]]

1999-05-25 Terurut Topik FRAREV SITORUS

Kekalahan bangsa Indonesia dengan bangsa Asia dan apalagi negara - negara
Barat dalam persaingan bebas di dunia adalah karena ada kebiasaan buruk yang
paling sulit dirubah. Kebiasaan saya itu adalah mendengar perkataan orang
lain atau membaca tulisan orang lain ( yang belum benar - benar saya
mengerti tulisan/perkataan orang lain itu)  dan langsung melakukan kritikan
atau menilai orang itu dengan perasaan dibandingkan dengan daya pikir.
:-)))
KT

Pandir wrote:

He...he...he ane kira postingnya nggak nyambung, tapi kalopun nyambung,
tetep
aje ane bikin pernyataan nyang sama.
Kalo ane sih kagak ada pengotak-ngotakan, lha wong, dulu mahasiswa nyang
bikin
suharto terjungkel. Kalo kite bikin perbedaan dimana mahasiswa boleh preman
atau boleh bijak (bukan berarti ane anti Forkot atau pro nyang laen) bisa
diartikan juga mahasiswa cuman dagelan, yang berbeda ame kehidupan
non-mahasiswa seperti pejabat, pengacara, en laen-laennya.
Mahasiswa dimana-mana (tak hanya di Indonesia) jadi kekuatan besar nyang
emang
kadang enggak diliput dengan kadar nyang sesuai. Ane yakin walau Amin Rais
berkoar kalo mahasiswa enggak mau maju pasti Suharto masih bercokol di
Istana.
Pokoknya sih menurut ane kalo nyang namanya preman ya mesti dikikis abis,
mau
preman mahasiswa , preman pejabat, preman ABRI, preman artis, preman-preman
lainnya.
Ane men-generalisir berhubung ane baca posting Bang Sitorus, jadi apa nyang
ane posting ya ada kaitan dengan posting Abang, kalo enggak boleh
men-generalisir ya mohon di tulis dengan jelas biar saya tidak berpandir-ria
untuk men-generalisir.
Soal hidup cuman lelucon, la bagi saya yang bukan pelawak, tentu tidak
sesuai,
lha wong saya cuman seorang pandir.

Pandir



FRAREV SITORUS  wrote:
   hmm...
Posting saya sebelumnya untuk memberi komentar mengenai kubu mahasiswa
yang reformis dan  kubu preman mahasiswa ( yang dikatakan golongan yang
tidak
tahu arti dan makna mahasiswa dan kurang reformis ). Kalau menurut saya,
esensi dari  keduanya mempunyai idealisme yang baik sebagai arti dan peran
mahasiswa dengan pola yang berbeda. Yang membuat saya tersenyum
endiri( bukan bingung yang sebenarnya), karena ada posting yang menyebutkan
bahwa salah satu kubu tersebut tidak mengerti arti dan peran mahasiswa
sebenarnya. Sedangkan kubu yang satu lagi dikatakan sebagai kubu yang
benar - benar reformis dan mengerti arti dan peran mahasiswa sebenarnya.
Buat Bung Pandir, mohon dong ...dijelaskan analogi yang di-generalisir
tersebut yang dihubungkan dengan maksud saya di atas.
Jadi, bukan berarti analogi posting saya tersebut dapat di-generalisir
dengan analogi Bung Pandir tentang pak Harto, pak Habibie, pak Wiranto, dan
badut Golkar ditambah lagi dengan tragedi Trisakti . ( Yah mungkin bung
Pandir membuat asumsi bahwa bapak - bapak tersebut, Golkar dan tragedi
Trisakti merupakan kubu yang berbeda satu dengan yang lainnya dengan tujuan
yang berbeda terhadap Indonesia...ada yang reformis dan ada yang tidak
reformis)
(:-D
Melihat posting dari bung Pandir di bawah...saya semakin tersenyum lebar
karena merupakan lelucon lagi bagi Saya dan tragedi bagi Bung sendiri
mungkin... ( sorry yah). Bung Pandir setuju ngga bahwa hidup ini adalah
lelucon semata.
Koreksi lagi dong...jika ada kesalahan dalam posting ini.
:-)))

salam
KT




Get free e-mail and a permanent address at http://www.netaddress.com/?N=1



Re: Forkot

1999-05-25 Terurut Topik FRAREV SITORUS

  (:-o
Menurut bung Jaya sendiri...mungkin ngga provokasi tersebut dilakukan oleh
bapak aparat yang berseragam pada saat ini ?
Trus bung Jaya ini nonton demo itu kapan saja? saat awal aksi - aksi
mahasiswa di Jakarta , masa SU MPR, atau masa menjelang Pemilu sekarang ini?
( sehingga dapat menyimpulkannya dan mengatakan bahwa mahasiswa Forkot dan
Famred itu beringas).
:-
Posting bung Jaya menggambarkan kepada saya bahwa bung Jaya mengerti
aksi itu sebenarnya ( langsung dari TKP dan keterangan langsung dari para
tertuduh/tersangka...ehmm). Jadi, saya sebagai orang awam mau minta tau
nih...1. apa alasan dan tujuan aksi mereka yang sebenarnya saat ini dan  2.
ditujukan kepada siapa aksi( aksi tolak pemilu ) tersebut yang sebenarnya
 bukan asumsi sendiri yah...tapi kuantitatif dong..) serta 3. Legitimate
(sesuai dengan aspirasi orang banyak atau rakyat.kata bungrakyat yang
bagaimana(?)  )  yang bagaimana maksud bung Jaya...:-))) karena Pemilu ini
merupakan ide dari pemerintah dan wakil rakyat yang "lama" kan?artinya
mereka sudah menghitung- hitung ini semua kan ( sorry yah...di copy dari
posting buat bung Hadeer pertanyaan ini )  ...kutunggu penjelasan dari bung
Jaya.

Salam
KT
:-


Jaya wrote:

Wah jelas bisa saja kalo aparat juga memprovokasi para mahasiswa.
Kenapa tidak? Tapi kalo untuk situasi saat ini, bila aparat BERSERAGAM
yang melakukannya, wah, ya aparatnya yg rada-rada. Saya rada menolak
kemungkinan seperti ini. Kalo ada aparat yang tidak berseragam yang
melakukan provokasi kepada mahasiswa, nah, ini biasa terjadi dan sangat
mungkin untuk dapat terjadi.

Tapi kan ada syarat agar provokasi aparat tak berseragam dapat berjalan
baik tho?
Syaratnya ya mahasiswa demonstran yang beringas. Kalo para demonstran ndak
beringas mah biar provokator jumlahe 1000 ya ndak pengaruh. Masalahnya
mahasiswa forkot ini ndak perlu diprovoke sudah beringas kok. Eh, ini
infonya
bukan hanya email dari Bung/Mbak Hadeer doang yaemang yg di Jakarta
dan nonton demo cuman dia.

Forkot kali ini membawa agenda yang tidak sejalan dengan aspirasi orang
banyak. Secara natural simpati masyarakat juga ndak ada. Lain misalnya
saat demo nuntut Suharto turun Makanya ane juga ndak sreg kalo ada
yg bilang beberapa pihak berusaha membuat forkot berkelakuan kriminal.
Eh, seperti biasa, ini pan cuman pandangan ane..pandangan seorang kuli.



FRAREV SITORUS wrote:

 Jaya wrote:
 Ehm, Bung Irwan, buat yang ini ane setuju banget sama Bung/Mbak Hadeer.
 Di tiga tempat pertama sudah jelas ada bukti, sementara itu yang di
 Semanggi
 masih menjadi tanda tanya. Kalo ane sendiri sampe sekarang malah masih
 percaya kalo si penembak bukan ABRI secara utuh. Ya namanya organisasi
 mosok solid melulu. Kalau emang solid seratus persen, ngapain juga
petinggi
 ABRI selalu bilang ABRI solid...ABRI solid Wong nggak ada apa-apa
kok
 tiba-
 tiba ngomong gitu. Malah menimbulkan tanda tanya tho? Mangkane ada
 kemungkinan salah satu 'faksi' sengaja ingin mematangkan suasana.
 
 Apapun alasannya, sebelum terbukti ya jangan main tuduh. Dan sudah
 semestinya
 jangan main men-generalisasi. Mosok polisi ndak tahu apa-apa dimaki
 anjing Mungkin aja sosk polisi itu baru masuk dinas. Ya ini kan
artinya
 malah memprovokasi polisi tho? Wong polisi ya orang juga. Kalo ane jadi
 polisi
 yang dimaki anjing nih... misal ane panasan, ndak perduli dikeluarin
dari
 jajaran
 polri tak dor si pemaki itu. Makanya, kalo ada yang nuduh bahwa
mahasiswa
 model
 gini sebetulnya golongan provokator ya benar juga. Yaitu men-provoke
polisi
 untuk bertindak brutal. Lalu kapan bisa bikin demo tanpa memaki petugas
 keamanan...?
 Mosok demo-demo macam maki-maki, lempar telur busuk masih mau terus
 dipertahankan. Mestinya juga kite-kite paling tidak jangan belain
kelakuan
 mahasiswa
 yang model gini lah.
 Salam,
 Jaya

 Bung Jaya di sini membela Polisi dan bapak aparat sebagai kewajibannya
  Saya setuju sekali ) menjaga keamanan dan ketertiban bangsa dan negara.
 Bung Jaya juga membuat asumsi yang netral dan kreatif bahwa  mahasiswa
 Forkot dan Famred tersebut melakukan provokasi dengan adanya maki-makian
 dari mahasiswa kepada bapak - bapak aparat supaya bapak aparat marah.
 Kalau begitu...mungkinkah bapak aparat sebagai penjaga keamanan
masyarakat
 ini melakukan tindakan provokasi kepada mahasiswa yang aksi demo tersebut
 supaya mahasiswa tersebut melakukan hal - hal yang brutal? ( Ya/tidak).
 Supaya Saya menjadi jelas atas asumsi bung Jaya tersebut.

 Salam
 KT
 :-)))

--
Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Re: Forkot

1999-05-25 Terurut Topik FNU Brawijaya

Irwan Ariston Napitupulu wrote:

 Irwan:
 Bung Jaya, tidak ada alasan yg bisa digunakan oleh ABRI dengan mengatakan
 bahwa yg menembak itu adalah ABRI yg membelot atau pun ABRI lagi ngga
 solid. Rakyat tahunya itu adalah ABRI dan ABRI harus bertanggung jawab penuh.
 Adalah kesalahan ABRI sampai ada anggotanya yg pecah. Masak sih kesalahan
 ABRI ini mau dijatuhi ke rakyat, yg bener aja dong bung Jaya.
 Kalau memang begitu, seharusnya rakyat sekarang dipersenjatai aja biar bisa
 melawan ABRI-2 itu. Ini baru fair namanya, rakyat ngga dijadiin sasaran hidup
 lagi.

Ya memang ABRI/TNI harus bertanggung jawab bila ada anggotanya yg
bertindak di luar garis komando pentolan tertingginya. Cuman ya itu, alasan
di balik penembakan itu juga masih jadi tanda tanya besar. Apalagi kalo nembaknya
random gitu. Gini lho mas, kalo yg ditembak adalah pentolan demonstran,
mungkin ada maksud yg jelas terhadap mahasiswa. Tapi kalo secara random gitu,
maka ada 2 hal di benak saya:
- terjadi perebutan pengaruh di dalam tubuh ABRI.
- sedang menjalankan skenario yg jauh lebih besar untuk menjatuhkan seseorang.

Jadi sebetulnya korban mahasiswa adalah korban sampingan. Yang diarah bukan
mereka. Waktu itu polisi yg sudah nggak populer sampe bilang bahwa mereka
menjadi korban. Ini yang menggiring mereka untuk memisahkan diri dari tubuh
ABRI tho? Wong sudah bosen dijadikan tameng mulu.

Nah, yg dimaksud bung Irwan tanggung jawab penuh itu yg kayak gimana?
Ini bukan mau menimpakan kesalahan ke rakyat (tepatnya mahasiswa).
Apakah mesti menyantuni, atau meminta maaf secara terbuka?


 Irwan:
 Dalam posting terdahulu sudah saya katakan saya menulis tidak dalam membela
 apa yg dilakukan oleh mahasiswa tapi lebih kepada mencoba melihat kemungkinan
 situasi yg ada. Pertanyaan saya ke anda bung Jaya, apakah ada rekan dekat
 atau keluarga anda yg menjadi korban demo2 selama ini khususnya yg dilakukan
 oleh aparat?

Ya pas dengan saya. Wah kebetulan endak, tapi pertanyaannya apa relevan.
Kalau korban demo karena kemacetan sih banyak. Sekarang gini, kita mesti
lihat agenda demo itu sendiri. Apa sih yg lagi dibawa. Mesti balik lagi dong
apa sih aspirasinya. Kalo mewakili aspirasi orang banyak, ya jelas direstui,
kalo nggak ya bisa jadi malah dicerca.


 Tambahan lagi bung Jaya, apa anda pikir demo2 mahasiswa yg akhirnya membuat
 Soeharto mundur tahun lalu dilakukan dengan manis2?  Mereka, mahasiswa,
 maju terus ngga berhari2. Gagal hari ini, coba lagi besok. Begitu terus sampai
 tujuan mereka bisa tercapai. Resiko nyawa menjadi taruhan mereka. Coba deh
 pikir,
 apa sih yg mereka perjuangkan, apakah mereka hanya memperjuangkan untuk
 kepentingan mereka sendiri? Kita mah di sini, di negeri jauh bisa enak2an
 tinggal
 nulis email, bilang ini itu, sementara mereka bermandi hujan dan berpanas
 terik untuk
 memperjuangkan sesuatu yg mungkin hasilnya kelak malah kita yg nikmatin...:(

Hehe


 Dalam masa pergolakan, tindakan2 orang menjadi lebih kasar dari biasanya itu
 bagi saya sudah lumrah saja. Begitu pula saya bisa menyadari situasi dimana
 ketika rakyat kelaparan maka mereka menjadi lebih "ganas" dari biasanya.
 Dalam masa pergolakan itu adalah cukup wajar bila terjadi pergeseran2.

Setuju. sekali lagi saya nanya, agenda forkot kali ini apa? Apa merupakan
aspirasi orang banyak?


 Mengenai aparat keamanan sendiri, sepengamatan saya dari tivi2 seperti CNN
 yg memuat demo2 dari manca negara, sudah biasa tuh aparat keamanannya
 dilempari benda2 keras bahkan bom molotov, dan mereka ngga pada nembakin
 dengan peluru betulan. Jadi bung Jaya jangan berharap  mereka2 yg demo itu
 akan menggunakan kata2 manis. Khan jadinya ngga lucu kalau kita dengar,
 "Mas polisi, 'ta lempar dengan bom molotov mau ya?"heheheheada2 aja
 ah:)

Wah, di kita yg nembak dengan peluru tajam kan yg di Semanggi tho?
Kalau di manca negara kita bisa lihat tentara Israel pake peluru tajam juga.
Kalo pasukan anti huru-hara mukul pake pentungan, wuah, hampir semua
demo yg berakhir dg kekerasan akan selalu gitu. Berbagai pentung akan
nikmatin korban, dan berbagai gas airmata akan ditembakan. Apalagi kalo
bom molotov digunakan. Ndak usah jauh-jauh. itu yg rame-rame riot student
di MSU apa ndak pake pentung dan gas airmata.


 Sekali lagi saya tekankan, saya tidak sedang membenarkan atau pun menyalahkan
 apa yg sedang dilakukan oleh mahasiswa2 saat ini karena saya bisa menyadari
 dan merasakan kondisinya saat ini yg berbeda dari sebelum tahun 1997.
 Bagi saya mau demo keras mau demo lembut ngga ada masalah.
 Wong demo secara baik2 aja mengenai permintaan pengusutan peristiwa
 semanggi sampai sekarang ngga diurus2, ya pantes aja mereka ngamuk.
 Belum lagi demo2 yg minta agar Soeharto segera diadili sejak tahun lalu sampai
 sekarang belum ada kemajuan berarti. Jaksanya malah terlihat menjadi seperti
 pembela Soeharto. Ini khan aneh. Masak pemerintahan seperti ini yg anda
 bela, bung Jaya. Ya ngga toh. Jadi, kalau secara lembut ngga bisa, ya secara
 keras
 saja 

Fw: the butterfly story

1999-05-25 Terurut Topik FRAREV SITORUS

Posting ini saya dapat dari seorang teman.

Kalau emang tidak sesuai...send aja ke recycle bin.

Salam
KT
=
The Butterfly

A man found the cocoon of a butterfly. One day a small opening
appeared. He sat and watched the butterfly for several hours as it
struggled to force its body through that little hole. Then it seemed
to stop making any progress. It appeared as if it had gotten as far
as it could and it could go no further. So the man decided to help
the butterfly, he took a pair of scissors and snipped off the
remaining bit of the cocoon. The butterfly then emerged easily. But
it had a swollen body and small, shriveled wings.

The man continued to watch the butterfly because he expected that, at
any moment, the wings would enlarge and expand to be able to support
the body, which would contract in time. Neither happened. In fact,
the butterfly spent the rest of its life crawling around with a
swollen body and shriveled wings. It never was able to fly.

What the man in his kindness and haste did not understand was that
the restricting cocoon and the struggle required for the butterfly to
get through the tiny opening were God's way of forcing fluid from the
body of the butterfly into its wings so that it would be ready for
 flight once it achieved its freedom from the cocoon.

Sometimes struggles are exactly what we need in our life. If God
alowed us to go through our life without any obstacles, it would
cripple us. We would not be as strong as what we could have been. We
could never fly.

I asked for Strength.
 And God gave me Difficulties to make me strong.

I asked for Wisdom.
And God gave me Problems to solve.

I asked for Prosperity.
 And God gave me Brain and Brawn to work.

I asked for Courage.
And God gave me Danger to overcome.

I asked for Love.
And God gave me Troubled people to help.

I asked for Favours.
And God gave me Opportunities.

I received nothing I wanted.
I received everything I needed.


Mercy, peace, and love be yours in abundance




Re: Forkot

1999-05-25 Terurut Topik FNU Brawijaya

FRAREV SITORUS wrote:

   (:-o
 Menurut bung Jaya sendiri...mungkin ngga provokasi tersebut dilakukan oleh
 bapak aparat yang berseragam pada saat ini ?

Wah...lagi buru-buru nih Jawabannya mungkin tapi kecil sekali.

 Trus bung Jaya ini nonton demo itu kapan saja? saat awal aksi - aksi
 mahasiswa di Jakarta , masa SU MPR, atau masa menjelang Pemilu sekarang ini?
 ( sehingga dapat menyimpulkannya dan mengatakan bahwa mahasiswa Forkot dan
 Famred itu beringas).

Lewat mimpiweleh...what are you up to?


 Posting bung Jaya menggambarkan kepada saya bahwa bung Jaya mengerti
 aksi itu sebenarnya ( langsung dari TKP dan keterangan langsung dari para
 tertuduh/tersangka...ehmm). Jadi, saya sebagai orang awam mau minta tau
 nih...1. apa alasan dan tujuan aksi mereka yang sebenarnya saat ini dan  2.
 ditujukan kepada siapa aksi( aksi tolak pemilu ) tersebut yang sebenarnya
  bukan asumsi sendiri yah...tapi kuantitatif dong..) serta 3. Legitimate
 (sesuai dengan aspirasi orang banyak atau rakyat.kata bungrakyat yang
 bagaimana(?)  )  yang bagaimana maksud bung Jaya...:-))) karena Pemilu ini
 merupakan ide dari pemerintah dan wakil rakyat yang "lama" kan?artinya
 mereka sudah menghitung- hitung ini semua kan ( sorry yah...di copy dari
 posting buat bung Hadeer pertanyaan ini )  ...kutunggu penjelasan dari bung
 Jaya.

Entar ane terusin lho emang ditujukan kepada siapa lagi demonya. Ape ane
mesti jawab nih pertanyaan? Kok kuantitatif, mau nanya nomor? Wong nanyain
ditujukan ke siapa kok minta kuantitatif? Maksudnya ditujukan ke X sejumlah
sekian persen, ke Y sekian persen? Ndak mudheng ah dg mangsudnya.

Lha pada setuju ndak sama pemilu? Kalo ndak setuju ya udah boikot pemilu.
Wah silakan lihat animo masyarakat thd pemilu itu sendiri. Kalau yg mau tanding
sudah sama-sama berani lha kok pada sibuk dengan sah tidaknya pemilu.

Weleh ente ini gimana jelas kalo pemilu itu ide dari pemerintah... Ini yg kesebelas
ane nulis ini nih.mending ane cut  paste:

"Balik lagi ke forkot.  opo sih yg lagi jadi agenda utamanya saat ini?
Ane sudah sepuluh kali nulis part yg berikut ini nih Ane juga punya pikiran sama
bahwa pemerintah sekarang pengen nagmbil keuntungan dari kemefetan waktu femilu.
Tapi kalo partai oposisi berani ya sudah jalan saja. Wong sudah sama-sama berani
tarung. Jadi ya ndak ferlu sibuk demo bilang femilu ndak sah dlsb. Ini urusannya kan
bukan melawan pemerintah lagi tho? Juga parte-parte yg bersedia ikut pemilu juga
berarti dilawan juga. Wis ah oe sekola dulu nih..."

Hehe... Daripade ente nanya mulu kayak jaksa, gimana kalo gantian ane nyang nanya.
- Ente pade mau nyoblos ndak?
- Udah daptar ikut pemilu ndak?
- Kemaren sibuk belain salah satu parte, sekarang belain forkot. Apa merasa parte
  kesayangannya mau kalah atau gimana?





 Salam
 KT
 :-

 Jaya wrote:

 Wah jelas bisa saja kalo aparat juga memprovokasi para mahasiswa.
 Kenapa tidak? Tapi kalo untuk situasi saat ini, bila aparat BERSERAGAM
 yang melakukannya, wah, ya aparatnya yg rada-rada. Saya rada menolak
 kemungkinan seperti ini. Kalo ada aparat yang tidak berseragam yang
 melakukan provokasi kepada mahasiswa, nah, ini biasa terjadi dan sangat
 mungkin untuk dapat terjadi.
 
 Tapi kan ada syarat agar provokasi aparat tak berseragam dapat berjalan
 baik tho?
 Syaratnya ya mahasiswa demonstran yang beringas. Kalo para demonstran ndak
 beringas mah biar provokator jumlahe 1000 ya ndak pengaruh. Masalahnya
 mahasiswa forkot ini ndak perlu diprovoke sudah beringas kok. Eh, ini
 infonya
 bukan hanya email dari Bung/Mbak Hadeer doang yaemang yg di Jakarta
 dan nonton demo cuman dia.
 
 Forkot kali ini membawa agenda yang tidak sejalan dengan aspirasi orang
 banyak. Secara natural simpati masyarakat juga ndak ada. Lain misalnya
 saat demo nuntut Suharto turun Makanya ane juga ndak sreg kalo ada
 yg bilang beberapa pihak berusaha membuat forkot berkelakuan kriminal.
 Eh, seperti biasa, ini pan cuman pandangan ane..pandangan seorang kuli.
 
 
 
 FRAREV SITORUS wrote:
 
  Jaya wrote:
  Ehm, Bung Irwan, buat yang ini ane setuju banget sama Bung/Mbak Hadeer.
  Di tiga tempat pertama sudah jelas ada bukti, sementara itu yang di
  Semanggi
  masih menjadi tanda tanya. Kalo ane sendiri sampe sekarang malah masih
  percaya kalo si penembak bukan ABRI secara utuh. Ya namanya organisasi
  mosok solid melulu. Kalau emang solid seratus persen, ngapain juga
 petinggi
  ABRI selalu bilang ABRI solid...ABRI solid Wong nggak ada apa-apa
 kok
  tiba-
  tiba ngomong gitu. Malah menimbulkan tanda tanya tho? Mangkane ada
  kemungkinan salah satu 'faksi' sengaja ingin mematangkan suasana.
  
  Apapun alasannya, sebelum terbukti ya jangan main tuduh. Dan sudah
  semestinya
  jangan main men-generalisasi. Mosok polisi ndak tahu apa-apa dimaki
  anjing Mungkin aja sosk polisi itu baru masuk dinas. Ya ini kan
 artinya
  malah memprovokasi polisi tho? Wong polisi ya orang juga. Kalo ane jadi
  polisi
  yang dimaki 

Re: Forkot

1999-05-25 Terurut Topik FRAREV SITORUS

Buat bung Jaya:
Bung katakan di positng sebelumnya menggambarkan kepada saya bahwa bung Jaya
tau benar soal aksi mahasiswa Forkot dan Famred itu hingga dapat memberi
kesimpulan bagi mereka yang berjuang juga sesuai dengan idealismenya.
Lho..lho...malah berbalik nanya kepada bang Ariston,... " apa agenda Forkot
sekarang ini"?  Trus...jawaban dari bang Ariston diperuntukkan menjawab
pertanyaan dari Saya yah:-

Buat bung Ariston:
Masak bung Jaya di dapur...eh...maksud saya,  masak bung Jaya tidak tau
agenda aksi Forkot sebenarnyatrus...trus ... langsung menilai negatip
mereka. Bagaimana nih...
Sorry yah...saya memang kurang intelek banding bung Jaya dan bang
Ariston...tetapi kalau kejadian seperti inimohon hati - hati dong
mengambil kesimpulan (untuk bung Jaya)mohon dong kalau mengambil
kesimpulan itu jangan terlalu sesuai keahlian kale( khusus bung Jaya
nih...)sampe mengikut-ikutkan yang namanya rakyat ( rakyat yang
bagaimana?Siapa mereka?)

:-)))
KT



Irwan Ariston Napitupulu wrote:

 Irwan:
 Bung Jaya, tidak ada alasan yg bisa digunakan oleh ABRI dengan mengatakan
 bahwa yg menembak itu adalah ABRI yg membelot atau pun ABRI lagi ngga
 solid. Rakyat tahunya itu adalah ABRI dan ABRI harus bertanggung jawab
penuh.
 Adalah kesalahan ABRI sampai ada anggotanya yg pecah. Masak sih kesalahan
 ABRI ini mau dijatuhi ke rakyat, yg bener aja dong bung Jaya.
 Kalau memang begitu, seharusnya rakyat sekarang dipersenjatai aja biar
bisa
 melawan ABRI-2 itu. Ini baru fair namanya, rakyat ngga dijadiin sasaran
hidup
 lagi.

Ya memang ABRI/TNI harus bertanggung jawab bila ada anggotanya yg
bertindak di luar garis komando pentolan tertingginya. Cuman ya itu, alasan
di balik penembakan itu juga masih jadi tanda tanya besar. Apalagi kalo
nembaknya
random gitu. Gini lho mas, kalo yg ditembak adalah pentolan demonstran,
mungkin ada maksud yg jelas terhadap mahasiswa. Tapi kalo secara random
gitu,
maka ada 2 hal di benak saya:
- terjadi perebutan pengaruh di dalam tubuh ABRI.
- sedang menjalankan skenario yg jauh lebih besar untuk menjatuhkan
seseorang.

Jadi sebetulnya korban mahasiswa adalah korban sampingan. Yang diarah bukan
mereka. Waktu itu polisi yg sudah nggak populer sampe bilang bahwa mereka
menjadi korban. Ini yang menggiring mereka untuk memisahkan diri dari tubuh
ABRI tho? Wong sudah bosen dijadikan tameng mulu.

Nah, yg dimaksud bung Irwan tanggung jawab penuh itu yg kayak gimana?
Ini bukan mau menimpakan kesalahan ke rakyat (tepatnya mahasiswa).
Apakah mesti menyantuni, atau meminta maaf secara terbuka?


 Irwan:
 Dalam posting terdahulu sudah saya katakan saya menulis tidak dalam
membela
 apa yg dilakukan oleh mahasiswa tapi lebih kepada mencoba melihat
kemungkinan
 situasi yg ada. Pertanyaan saya ke anda bung Jaya, apakah ada rekan dekat
 atau keluarga anda yg menjadi korban demo2 selama ini khususnya yg
dilakukan
 oleh aparat?

Ya pas dengan saya. Wah kebetulan endak, tapi pertanyaannya apa relevan.
Kalau korban demo karena kemacetan sih banyak. Sekarang gini, kita mesti
lihat agenda demo itu sendiri. Apa sih yg lagi dibawa. Mesti balik lagi
dong
apa sih aspirasinya. Kalo mewakili aspirasi orang banyak, ya jelas
direstui,
kalo nggak ya bisa jadi malah dicerca.


 Tambahan lagi bung Jaya, apa anda pikir demo2 mahasiswa yg akhirnya
membuat
 Soeharto mundur tahun lalu dilakukan dengan manis2?  Mereka, mahasiswa,
 maju terus ngga berhari2. Gagal hari ini, coba lagi besok. Begitu terus
sampai
 tujuan mereka bisa tercapai. Resiko nyawa menjadi taruhan mereka. Coba
deh
 pikir,
 apa sih yg mereka perjuangkan, apakah mereka hanya memperjuangkan untuk
 kepentingan mereka sendiri? Kita mah di sini, di negeri jauh bisa enak2an
 tinggal
 nulis email, bilang ini itu, sementara mereka bermandi hujan dan berpanas
 terik untuk
 memperjuangkan sesuatu yg mungkin hasilnya kelak malah kita yg
nikmatin...:(

Hehe


 Dalam masa pergolakan, tindakan2 orang menjadi lebih kasar dari biasanya
itu
 bagi saya sudah lumrah saja. Begitu pula saya bisa menyadari situasi
dimana
 ketika rakyat kelaparan maka mereka menjadi lebih "ganas" dari biasanya.
 Dalam masa pergolakan itu adalah cukup wajar bila terjadi pergeseran2.

Setuju. sekali lagi saya nanya, agenda forkot kali ini apa? Apa
merupakan
aspirasi orang banyak?


 Mengenai aparat keamanan sendiri, sepengamatan saya dari tivi2 seperti
CNN
 yg memuat demo2 dari manca negara, sudah biasa tuh aparat keamanannya
 dilempari benda2 keras bahkan bom molotov, dan mereka ngga pada nembakin
 dengan peluru betulan. Jadi bung Jaya jangan berharap  mereka2 yg demo
itu
 akan menggunakan kata2 manis. Khan jadinya ngga lucu kalau kita dengar,
 "Mas polisi, 'ta lempar dengan bom molotov mau ya?"heheheheada2
aja
 ah:)

Wah, di kita yg nembak dengan peluru tajam kan yg di Semanggi tho?
Kalau di manca negara kita bisa lihat tentara Israel pake peluru tajam
juga.
Kalo pasukan anti huru-hara mukul pake pentungan, wuah, hampir semua
demo yg berakhir dg kekerasan 

Re: Buat Bung Bridwan !

1999-05-25 Terurut Topik bRidWaN

Terima kasih Bung Rosadi. Mungkin saya juga melihat anda
sekilas pada hari itu diluar gedung KBRI. Saya pada saat itu
bersama Pak Mahendra dan Ibu Ita...apakah mungkin itu anda?
(kejadiannya tgl 4 Mei kira2 waktu makan siang).
Kalau dengan bung Okki, saya bertemunya dilift dekat ruang
Pak Mahendra. Saat itu sedang ada perbaikan kabel ?
Iya, mudah2an suatu saat kita akan dapat bertemu.

Selamat berjuang deh bung Rosadi dengan PK-nya.
Mudah2an saja PK akan konsisten dengan action masa kini-nya.

Oh ya, dugaan anda mengenai saya agaknya salah..:)


Salam,
bRidWaN

At 08:53 PM 5/24/99 PDT, Mohammad Rosadi wrote:
Bung Bridwan yang baik,

Wah..sayang sekali kita tidak bisa bertemu. Kalo saja anda memberitahukan
kedatangan anda ke DC tsb sebelumnya, mungkin saya bisa akan langsung
menemui anda. tapi sudahlah.., mungkin lain kali bisa ketemu juga.

Tentang bung Okki. saya juga punya pengalaman yang sama dengan anda.
Sebelumnya saya dan bung Okki sering terlibat diskusi/debat di milis
bincang@ tanpa saling kenal satu sama lain. baru beberapa waktu belakangan
ini saja saya sempat berkenalan dengan dia, itupun secara tidak sengaja.
padahal kita berdua tinggal di kota yang berdekatan. Bisa jadi juga sampai
saat ini bung Okki masih belum menyadari kalo saya adalah mantan seterunya
di milis bincang@, karena saya tidak pernah menyinggung-nyinggung soal debat
tsb (hayo okki.., ngaku deh.., lo nggak inget sama gue
khan..?...hhehehhehe).

Bung Bridwan,
Sebenarnya  seru juga membayangkan bertemu dengan rekan-rekan para anggota
milis permias@. Saya kadang suka geli sendiri (padahal nggak ada yang
gelitikin loh...:) membayangkan betapa seriusnya kita selama ini
berdiskusi/debat di milis permias@,seolah-olah kita tau betul dengan lawan
diskusi/debat kita. Padahal kan bisa jadi, apa yang kita bayangkan dari
lawan bicara kita tidak sepenuhnya benar. Bisa saja orang yg kita bayangkan
berwajah sangar (karena 'keras'nya dalam berdiskusi), ternyata adalah
seorang mahasiswa imut lagi baek hatinya. Atau bisa juga lawan bicara kita
yang selama kita bayangkan sebagai seorang bapak dengan anak 3, ternyata
cuma anak kecil yang iseng make komputer kakaknya...:). Wah..kayaknya
bakalan banyak kekonyolan-kekonyolan yang terjadi kalo kita semua bisa
ketemu satu-sama lain. bayangin aja..., apa jadinya kalo kita yang selama
ini debatnya kelewat serius..marah-marah..sampai nggak sengaja ngata-ngatain
lawan bicara..eh..., begitu ketemu nanti ..jadi pada sok imut..jadi
salting..trus...saling diem en bengong..nggak tau mo ngomong
apa...hehehheheheh.

Ok deh bung Bridwan..., met jalan-jalan deh. Semoga anda baik-baik saja
selama dalam perjalanan. Eh.., ngomong-ngomong bayangan saya tentang anda
tuh...pria berumur 30-an..,sudah berkeluarga..., berkumis tebal..,badan
tegap..., pokoknya kayak Tom Seleck deh..hehehehehhe.


Wassalam,
Adi
Virginia

PS. Hmmm..., kapan dong rekan-rekan yang lain bisa mampir ke Washington
DC...?

From: bRidWaN [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [PPLNDC] Pengumuman Daftar Calon Pemilih Tetap
Date: Mon, 24 May 1999 21:57:41 +0700

Bung Rosadi Yth,

Saya kebetulan sempat mampir di KBRI Washington, sayang nya
saya tidak menanyakan apakah mungkin bertemu dengan rekan Permias@.
Maafkan saya, karena waktu yang sangat terbatas.
Yang jelas saya sempat dikenalkan dengan bung Okky oleh Pak
Mahendra, cuma saya tidak menyangka bung Okky itu adalah bung
Okky yang di Permias@.
Bego yah saya??

Untuk Daeng Ida, saya mencoba menghubungi, rupanya anda sementara
pindah ke alamat yang baru ya..??

Untuk Rekan Permias@ lainnya :
   SELAMAT BERKAMPANYE DAN SELAMAT MENGIKUTI PEMILU 7 JUNI 1999.

Inga...Inga. : Jangan milih Partai yang pro Status-Quo !:)

Pokoknya : ASAL JANGAN ORANG LAMA !!!


Salam,
bRidWaN
GOLONGAN ANTI ORANG LAMA



Re: Anton Sujata Dicopot Mendadak

1999-05-25 Terurut Topik bRidWaN

At 02:06 AM 5/25/99 EDT, Irwan Ariston Napitupulu wrote:

In a message dated 5/25/99 1:52:32 AM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

  Menurut Soehandoyo tak ada kaitan antara mutasi pejabat Kejaksaan Agung
  dengan
  kasus bocornya hasil pemeriksaan Tim 13 terhadap Soeharto yang dipimpin
  Anton, 9
  Desember tahun lalu. Kejaksaan, lanjutnya, hingga kini masih meneliti
  sejauh
  mana kebenaran dokumen yang bocor dan dikutip media massa itu.

  ''Sampai sejauh ini kami masih meneliti apakah benar dokumen yang
  diberitakan
  media massa tersebut sama dengan dokumen pemeriksaan Soeharto,'' ujarnya.

  Selain Kejaksaan Agung yang mempunyai dokumen tersebut, penasihat hukum HM
  Soeharto pun juga memilikinya. ''Kalau benar dokumennya sama dengan yang
  ada disejumlah media itu berarti ada kebocoran, makanya kami akan meneliti
  dulu,'' ungkapnya. Ketika dimintai konfirmasinya di rumah dan di kantor,
  Anton tidak bisa dihubungi. n one/bud

===

Lha, masalah yg lebih pokok itu khan bukan apakah bocor atau
tidak tapi apakah Soeharto dan keluarga itu terbukti melakukan
penyalahgunaan jabatan atau tidak. Iya toh?
Gimana sih nih, koq sering banget masalahnya dibelok2an.
Dulu waktu telpon kesadap, eh yg diurus bukan isi apa yg dibicarakan
tapi justru kenapa bisa kesadap dan siapa yg sadap.
Makin aneh aja nih.

Koq makin lama gue ngelihat si Andi Ghalib ini makin menjadi
pembela ketimbang penuntut Soeharto ya. Kenapa sih si
Andi Ghalib masih bercokol aja menjadi Jaksa Agung, seharusnya
dia sudah harus dicopot dari jabatannya. Apa kelihatannya
mahasiswa perlu turun lagi untuk mencopot Andi Ghalib?
Wong yg 32 tahun bercokol di Istana Merdeka aja bisa didongkel,
masa yg baru seperti Andi Ghalib aja kagak bisa didongkel.:)
Setelah didongkel, Andi Ghalib dijatuhi tuduhan telah sengaja
memperlama atau mempersulit proses penyelidikan mantan
presiden Soeharto yg jelas2 sudah dituangkan dalam TAP MPR.

jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu

heheheeLae Irwan...:)
Ngga capek ngomongin orang ini..., saya sih udah capek, karena
orang termaksud emang 'ngedablek' banget. Yang pasti, dia layak
dapat bintang, karena konsisten menjalankan 'order' !
Percayalah, Tuhan maha kuasa.

btw:
Gimana kalo dia yang jadi Presiden yah, wakilnya Baramuli, dan
Habibie jadi ketua MPR. Asyik ngga yah??


Salam,
bRidWaN



Forkot lagi ...forkot lagi...

1999-05-25 Terurut Topik FNU Brawijaya

Ini 2 berita lama dan baru. Yang lama lumayan buat mengingat lagi siapa-siapa
itu Forkot, Famred, dll. Berita yg baru ya tentang pernyataan forkot baru-baru ini.

'
who is who is the JAKARTA mass mobilisations

Forum Kota - City Forum (FORKOT) a cross campus activist coalition that was
established in May this year and was one of the two student coalitions that organised
the occupation of the parliament in May. It includes supporters of Megawati but also
activists, for example, from the  more radical nationalist Murba Party. Its strongest 
base
is on the Christian University of Indonesia (UKI). It has no base on the University of
Indonesia. The PRD also has a presence in FORKOT. They are united in an anti-
militarist framework. Many FORKOT students are hostile to Amien Rais. Along with
the PRD, FORKOT has been aattacked by rightist groups as communist. Front Aksi
Mahasiswa untuk Reformasi Damai - Student Action Front for Peaceful Reformation
(FAMRED) FAMRED broke away from FORKOT and is based on a large number of
smaller campuses. It has a radical anti-militaristy orientation. Young activists from
the Nahdatul Ulama, influenced by liberation theology style moslem thinking, are
influential in this group. Forum Kommunikasi Senat Mahasiswa Jakarta - Jakarta
Student Senate Communication Forum (FKSMJ). This has been the most moderate
student group, led by students who had been operating within the formal student
"representative" institutions established by the regime a fgew years ago. They have
been gradually radicalised and have now adopted the demand for an end to the
military's role in politics. They also demand the formation of a governmental 
presidium.

Komite Mahasiswa and Rakyat anti Dwifungsi ABRI - Student and Peoples Committee
against the Dual Role of the Armed Forces (KOMRAD). KOMRAD is a militant student
organisation with both an anti-militarist and anti-capitalist platform. It is under 
the political
influence of the PRD but has non PRD members.

Komite Buruh untuk Aksi Reformasi - Workers Committee for Reformation Action. KOBAR
is a worker student formation formed after May by students radicalised at the 
University
of Indonesia. It now has a strong worker base in factories in Tanegrang industrial area
outside Jakarta, North Jakarta and the city of Bogor outside Jakarta. Since May it has
organised several worker mobilisations that have been violently suppressed by the 
military.
Komite Penduklung Megawati - Megawati Supporters Committee (KPM is mainly an
urban poor based organisation of militant supporters of Megawati Sukarnoputri.
Increasingly disenchanted with Megawati's moderate politics, they formed their  own
organisation in several cities. KPM includes people with a clear leftist orientation.

Forum Bersama - Joint Forum (FORBES). This is the organisation with the smallest
activist base. It is under the influence of the political groups PIJAR and ALDERA, some
of whose members have already joined the so-called moderate parties, such as Amien
Rais's National Mandate Party. In addition to these more organised forces, many single
campus based groups mobilised for actions on November 12 and 13, including students
from Triskti University, where three students were shot dead in May.


'-
Subject: Pernyataan Forkot

Sejak aksi kami tanggal 21 Mei 1999, bertubi - tubi berita di televisi
yang datang dari aparat yang berlomba-lomba membusukan organ FORKOT (
Forum Kota ). Kami sering mengalami cara-cara rezim yang terbiasa untuk
melakukan pembusukan. Intimidasi seperti ini adalah cara lama. Mungkin
kita masih ingat salah satu pembusukannya yaitu; Isu sekitar bulan
Desember 1998, Kapolri menangkap adanya latihan demo yang dilakukan
mahasiswa dengan senjata ketapel. Beliau membawa bukti ketapel, tapi
nyatanya hingga kin i beliau tidak pernah memperlihatkan orang yang
mempergunakan ketapel itu. Isu ini sengaja untuk menjatuhkan gerakan
mahasiswa. Sekarang Berita di media TV tercatat mulai 2I Mei ada empat
pernyataan dari pihak Polri, yaitu:

1. Isu bahwa aksi 21 Mei adalah upaya memboikot pemilu. Aksi itu hanya
ingin mengingatkan Habibie bahwa setahun lamanya Soeharto tidak bisa
dijamah juga oleh hukum di negara hukum ini.

2. Isu adanya provokator (dari mahasiswa) dalam barisan aparat pada saat
itu yang menyuruh untuk melakukan sweeping. Padahal saat itu ada lemparan
botol dari blokade aparat yang mengakibatkan terjadinya bentrokan.

3. Isu adanya intel dari mahasiswa untuk mengetahui pasukan TNI yang
bertugas di lapangan. Padahal kamilah yang sering dimata-matai.

4. Adanya bendera Forkot dalam massa kampanye PDI Perjuangan (23 Mei)
kemarin. Pembawa bendera Forkot dituduh melakukan provokasi. Bagaimana
mungkin kami turun melakukan kampanye padahal kami nyata tidak mempercayai
pemilu ini.

Pembusukan yang aparat lakukan tidak pernah masuk akal sehat. Sebenarnya
trik mereka adalah bumerang.

--
Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will

Fw: [Fwd: FW: [Fwd: Fw: Sounds Pretty Simple... Need Money?]]

1999-05-25 Terurut Topik Ismail Rahim


ISMAIL RAHIM
PhD Candidate
Electrical and Computer Engineering
The University of Oklahoma
Norman, Oklahoma, USA
[EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED]
-Original Message-
From: Armilawaty Achmad [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
Date: Saturday, May 22, 1999 3:21 PM
Subject: [Fwd: FW: [Fwd: Fw: Sounds Pretty Simple... Need Money?]]









 -Original Message-
 From: Dan Pearson [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
 Sent: Wednesday, May 19, 1999 9:17 PM
 To:   Barbara Hasty
 Cc:   Tina; Terry Zimmerman; Ron Culver; Ray  Joan Jenkins;
 [EMAIL PROTECTED]; Marilyn Barnes; Maria Macias; Judy Leal; John
 Ankarstran; Jimmy Phillips; Lester, Jan L; Ed Miles; Dan Pearson;
 Dustin  Leah Pearson; Duane Lester; Chris Smith; Brian Smith
 Subject:  Fw: [Fwd: Fw: Sounds Pretty Simple... Need Money?]




  Date: Monday, May 10, 1999 7:00 PM
  Subject: Sounds Pretty Simple... Need Money?
  
  
  
  
  I don't know if this is for real, but someone sent it to me and
 hey I
 can
  always
  use free money$$
  
  Kasey
  
  
  
  Netscape and AOL have recently merged
  to form the largest internet company in the world.
  In an effort to remain at pace with this giant,
  Microsoft has introduced a new email
  tracking system as a way to keep Internet
  Explorer as the most popular browser on the market.
  This email is a beta test of the new software and
  Microsoft has generously offered to compensate
  those who participate in the testing process.
  For each person you send this email to, you will
  be given $5.  For every person they give it
  to, you will be given an additional $3.
  For every person they send it to you will
  receive $1.
  Microsoft will tally all the emails produced
  under your name over a two week period and then
  email you with more instructions.  This beta
  test is only for Microsoft Windows users
  because theemail tracking device that contacts
  Microsoft is embedded into the code of Windows
  95 and 98.
  I know you guys hate forwards.  But I
  started this a month ago because I
  was very short on cash.  A week ago I got an
  email from Microsoft asking me for my address.
  I gave it to them and yesterday I got a check
  in the mail for $800.  It really works.  I
  wanted you to get a piece of
  the action.  You won't regret it.
  
  
  
  
  
  
 




New Vision in E-commerce

1999-05-25 Terurut Topik Yoyok Soebadhi

Dear netters


The new e-commerce site, which will launch 1 September 99, will provide a
unique Web-based
business opportunity for entrepreneurs and offer high-quality products and
services to Internet
shoppers. This business will reward entrepreneurs for delivering new
customers and
members to Website through bonuses earned on the sales volume they generate.

With this business, we will provide an opportunity for anyone to start their
own Web-based business
without the need to develop their own Web sites or product lines. Based on
the initial interest we've seen and the explosive growth of e-commerce, we
expect this new venture to be an instant success.

Top companies from across the country have been tapped to help develop this
business and create an
unparalleled on-line shopping and business experience. Microsoft Corp. is
the key development
partner, providing the technical platform, development tools, consulting,
and direct support for Web-based components of the project.

Fry Multimedia, a division of Ann Arbor, Mich.Web-based Fry Communications,
will help
develop many of the interactive and commerce-related aspects of the Web
site. Fry is a proven commercial site builder and leading Microsoft Business
Partner, having developed numerous e-commerce sites such as the
well-received destinations for Godiva Chocolatier,Eddie Bauer, MSN Shopping
and 1-800-FLOWERS.

C-E Communications' digital solutions group tdah! of Warren, Mich., is
helping develop the branding,
navigation, and overall look and feel of the new Web site. Microsoft, Fry
and tdah! submitted a joint
proposal for the development of this business.

This business also will offer a wide range of unique products and services
from other top companies plus links to dozens of other on-line shopping
sites all offering discounts to the members and customers and benefiting
independent business owners participating in the this business opportunity.

A promotional site developed to educate and motivate potential this business
participants about e-commerce has registered more than 100,000 people
interested in this new opportunity since its launch in late January. The
site generates more than a million hits each day, with interest continuing
to grow.

This business not only will provide a great shopping and business
opportunity, it also will allow interested shoppers to become members and
enjoy a variety of benefits, such as special prices and unique offers.

Many e-commerce ventures have been plagued by high costs associated with
generating traffic and
building and retaining a base of customers, plus the costs of warehousing
and distribution.
This business will have a significant strategic advantage over competitors
relying
upon traditional methods of attracting customers.

All business volume and revenue generated by purchases made through This
company will
be credited through the proven, time-tested compensation plan has used
successfully for
40 years. Business owners also will have access to a virtual office on the
Web site that will provide
access to personalized business services.

During the next six months prior to launch, agreements will be reached with
a variety of merchant
partners who will be linked to the this business site. Currently, the target
is to have at least a dozen
merchants, but the eventual number of companies that could be linked to the
site is unlimited.

This is a new business using new technology for the new millennium,this is
the future for business and we need to be in front of the curve so that we
and the independent business owners we support will benefit from this
growing trend.

Those interested in the prospect of an e-commerce business that can benefit
them in many ways are
encouraged to log on and check out http://watch.at/ecom



Re: Forkot

1999-05-25 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

In a message dated 5/25/99 10:13:05 AM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED]
writes:
Jaya:
  Ya memang ABRI/TNI harus bertanggung jawab bila ada anggotanya yg
  bertindak di luar garis komando pentolan tertingginya. Cuman ya itu, alasan
  di balik penembakan itu juga masih jadi tanda tanya besar. Apalagi kalo
 nembaknya
  random gitu. Gini lho mas, kalo yg ditembak adalah pentolan demonstran,
  mungkin ada maksud yg jelas terhadap mahasiswa. Tapi kalo secara random
gitu,

  maka ada 2 hal di benak saya:
  - terjadi perebutan pengaruh di dalam tubuh ABRI.
  - sedang menjalankan skenario yg jauh lebih besar untuk menjatuhkan
 seseorang.

Irwan:
Waduh, anda ini gimana sih bung Jaya. Saat ada mahasiswa
yg demonya sambil melemparkan botol atau pun mengumpat
dengan kata2 kasar, anda langsung menyalahkan mahasiswa
tersebut. Eh, pas ada anggota ABRI yg nembakin mahasiswa
dengan peluru tajam, anda malah coba2 cari alasan kenapa
kira2 sampai ABRI tersebut berbuat demikian. Sampai cara
nembaknya yg random itulah yg anda coba ngira2 kenapa
ngelakuinnya begitu. Buat saya sih sudah jelas, kasus
Trisakti dan Semanggi sampai jatuh korban penembakan yg
salah adalah ABRInya. Bahkan khusus untuk kasus Semanggi,
mahasiswa diuber2 oleh ABRI sampai masuk kampus.
Apa bung Jaya ngga inget lagi peristiwanya? Ya kalau udah
ngga ingat lagi saya mah maklum aja kalau anda tidak bisa
merasakan bagaimana tegang dan marahnya mahasiswa korban
Semanggi tersebut. Saya bisa duga kebencian mereka, para
korban Semanggi, pada aparat akan cukup tinggi. Karenanya,
kalau sampai mereka dalam demo2 ada yg sampai mengeluarkan
kata2 keras, saya mah maklum2 saja karena melihat peristiwa
itu tidak dari titik terakhirnya saja tapi juga lihat historinya.


Jaya:
  Jadi sebetulnya korban mahasiswa adalah korban sampingan. Yang diarah bukan
  mereka. Waktu itu polisi yg sudah nggak populer sampe bilang bahwa mereka
  menjadi korban. Ini yang menggiring mereka untuk memisahkan diri dari tubuh
  ABRI tho? Wong sudah bosen dijadikan tameng mulu.

Irwan:
Apakah anda disini sedang mencoba membenarkan penembakan
yg dilakukan oleh ABRI itu pada peristiwa Semanggi?
Buat saya, apa pun konflik interen yg sedang terjadi di kubu
ABRI pada saat itu, dimata saya kalau sudah terjadi penembakan
dengan peluru tajam terhadap kumpulan demo yg tidak bersenjata,
ABRI salah dan harus bertanggung jawab.
Apakah ABRI sudah melakukan pengusutan lebih jauh atas
peristiwa Semanggi. Kalau belum, kenapa?

Jaya:
  Nah, yg dimaksud bung Irwan tanggung jawab penuh itu yg kayak gimana?
  Ini bukan mau menimpakan kesalahan ke rakyat (tepatnya mahasiswa).
  Apakah mesti menyantuni, atau meminta maaf secara terbuka?

Irwan:
Menurut saya pribadi, tanggung jawab penuh itu ya selidiki
kasusnya secara terbuka dan tuntaskan permasalahannya.
Pengadilan militer harus digelar. Yang salah harus diadili dan
dihukum. Soal menyantuni korban, itu sudah wajib hukumnya.
Bagi korban yg meninggal, keluarga yg ditinggalkan diberikan
bantuan untuk biaya penguburannya. Jangan sampai mayatnya
dibuang ditempat tertentu yg tidak diketahui oleh umum seperti
dalam peristiwa di kantor PDI 27 Juli 1997 lalu. Bila itu yg terjadi,
ABRI harus segera membokar kembali lokasi pemakaman
massal tersebut dan membiarkan ahli forensik untuk mengenali
identitas korban. ABRI tentu harus meminta maaf secara terbuka
atas kesalahan2nya yg dilakukan. Tentunya setelah ABRI/TNI
harus benar2 menjalankan tugas pengabdian kepada masyarakat
seperti yg sudah seharusnya. Itulah kira2 bentuk tanggung jawab
penuh yg bisa saya paparkan disini.


   Irwan:
   Dalam posting terdahulu sudah saya katakan saya menulis tidak dalam
 membela
   apa yg dilakukan oleh mahasiswa tapi lebih kepada mencoba melihat
 kemungkinan
   situasi yg ada. Pertanyaan saya ke anda bung Jaya, apakah ada rekan dekat
   atau keluarga anda yg menjadi korban demo2 selama ini khususnya yg
 dilakukan
   oleh aparat?

Jaya:
  Ya pas dengan saya. Wah kebetulan endak, tapi pertanyaannya apa relevan.

Irwan:
Dengan demikian saya bisa memaklumi kurangnya pengenalan
anda akan situasi yg mungkin ada. Sebenarnya untuk mengetahui
kemungkinan emosi yg ada pada peristiwa itu, mahasiswa memaki2
aparat, kita ngga perlu harus mengalami peristiwanya. Kita hanya
perlu sedikit lebih peduli dan mencoba membayangkan kita berada
diposisi mereka, mahasiswa. Itu saja koq sebenarnya. Karenanya
saya bisa membayangkan bagaimana rasanya dulu dikejar2 oleh
aparat dan ditembaki, atau digebuki, dituduh2 komunis, dll, karenanya
saya sudah bisa membayangkan akan timbul semacam kebencian
dalam otak mahasiswa tersebut kepada apa yg namanya aparat
keamanan. Secara analisa psikologis, hal ini wajar2 saja.
Kalau anda masih susah ngebayanginnya, saya kasih salah satu
contoh deh yg baru2 ini juga terjadi. Lihatlah kampanye Golkar.
Banyak masyarakat yg sudah kadung benci dengan golkar
selama ini akhirnya diluapkan dalam bentuk pencabutan bendera,
perusakan  mobil hias/kampanye, pelarangan kampanye oleh

Sriwijaya Post 15 April 1999.

1999-05-25 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

http://www.indomedia.com/sripo/9904/15/OPINI/1504op2.htm

Pemilu Terancam Gagal

Ribuan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Jakarta, Selasa kemarin
serentak turun kembali ke jalan. Mereka bergerak dari kampus Universitas
Indonesia di
Salemba, menuju gedung DPR/MPR di Senayan. Namun hanya mahasiswa yang
tergabung dalam Forum Kota (Forkot) yang berhasil mendekati gedung
DPR-MPR Senayan.

Aksi Forkot juga diperkuat himpunan mahasiswa lain seperti Keluarga Besar UI
(KBUI), Komrad, dan Keluarga Mahasiswa Trisakti. Demo itu merupakan aksi
terbesar yang digelar mahasiwa sejak Desember 1998 lalu yang sempat terjadi
bentrokan di jembatan layang Senayan. Tuntutan mereka sama, pembentukan
pemerintahan transisi dan meminta DPR mencabut undang-undang politik,
termasuk UU tentang Susunan dan Kedudukan Anggota DPR- MPR yang memberikan
jatah 38 kursi di DPR untuk ABRI.

Di Yogyakarta, pada hari yang sama sekitar 150 mahasiswa yang tergabung dalam
komponen Dewan Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (Dema UGM), SMKR
(Solidaritas Mahasiswa untuk Kedaulatan Rakyat), dan KPRP (Komite Perjuangan
Rakyat untuk Perubahan) juga menggelar demonstrasi menolak penyelenggaraan
Pemilu 1999.

Para demonstran menilai, Pemilu 1999 tidak akan demokratis selama militer
masih mendapatkan jatah kursi di DPR. Pengunjuk rasa juga juga menggelar
berbagai
poster, di antaranya bertuliskan: Tolak Partai Politik Borjuis; Jangan Pilih
Partai yang tidak Perjuangkan Buruh; Tolak Parpol yang tidak Memihak Rakyat.
Aksi
mahasiswa turun ke jalan di Jakarta yang umumnya ingin menuju DPR ini dicegat
aparat keamanan di berbagai tempat.

Aksi yang didukung sejumlah kesatuan mahasiswa itu sepanjang jalan
meneriakkan ajakan kepada mahasiswa dan rakyat agar bersatu memperjuangkan
pembentukan pemerintahan transisi yang demokratis. Pemilu oleh rezim Habibie
mereka nilai akan menimbulkan banyak masalah, baik sebelum atau sesudahnya
karena penguasa dengan segala cara akan berusaha tetap berkuasa. Pemilu hanya
akan dipergunakan sebagai alat untuk memperpanjang kekuasaan kelompok
penindas.

KITA berpendapat, suara perlawanan dari kampus terhadap pelaksanaan pemilu
Juni mendatang ternyata tidak lenyap, bahkan mulai menggema seiring
hiruk-pikuk
persiapan pemilu, termasuk pembentukan organisasi-organisasi independen
pemantau pemilu. Sekonyong-konyong, Selasa lalu ribuan mahasiswa kembali
turun ke
jalan, berkonvoi keliling Kota Jakarta dengan mengendarai belasan bus. Mereka
berkampanye menentang pemilu yang diselenggarakan pemerintahan Habibie dan
menuntut pembentukan pemerintahan transisi.

Kendati tidak melibatkan massa dalam jumlah besar, aksi tersebut tidak bisa
diabaikan karena melibatkan tak kurang puluhan kesatuan aksi yang mengambil
peran
penting dalam gerakan mahasiswa selama Sidang Istimewa MPR November lalu.

Sejak transisi kekuasaan dari Soeharto kepada Habibie, sebagian mahasiswa
menjadi pendukung atau minimal tidak mempersoalkan lagi keberadaan
pemerintahan
Habibie sebagai pemerintahan transisi. Namun sebagian lagi menolak
pemerintahan Habibie dan menuntut pembentukan pemerintahan transisi secara
demokratis,
baik dalam bentuk presidium maupun Komite Rakyat Indonesia (KRI).

Pertentangan antara kedua kubu mahasiswa tidak sampai menimbulkan bentrok di
lapangan, tapi justru mengarah pada saling pengertian setelah masa pengendapan
selama bulan Ramadhan.

Kesatuan aksi mahasiswa yang secara terbuka menentang pemilu yang
diselenggarakan pemerintahan Habibie adalah Forkot. Kesatuan aksi ini tetap
pada tuntutan
pembentukan Komite Rakyat Indonesia (KRI) untuk menggantikan Habibie. Komite
inilah yang menjalankan pemerintahan transisi untuk menyelenggarakan pemilu.

Forkot saat ini beraliansi dengan kesatuan-kesatuan aksi mahasiswa lainnya di
bawah nama Komite Mahasiswa Bersatu (KMB). Komite ini didukung oleh 11
kesatuan aksi, di antaranya Forum Komunikasi Senat Mahasiswa Jakarta (FKSMJ),
Komite Mahasiswa dan Rakyat untuk Demokrasi (Komrad), Keluarga Besar
Universitas Indonesia (KB- UI), Front Jakarta, dan Forum Bersama. Merekalah
yang menggelar aksi turun ke jalan, Rabu lalu, menuntut pembentukan
pemerintahan
transisi dan menolak pemilu yang diselenggarakan pemerintahan Habibie.

Front Aksi Mahasiswa untuk Reformasi dan Demokrasi (Famred) menyatakan netral
dalam soal pemilu. Mereka tidak ingin berkonfrontasi dengan rakyat yang
menginginkan pemilu segera diselenggarakan. Namun, melihat perjalanan selama
ini sulit diharapkan pemerintahan Habibie akan menjadi pemerintahan transisi
menuju demokrasi.

Kelompok mahasiswa yang lain adalah mereka yang mendukung atau
sekurang-kurangnya tidak menolak pemilu Juni mendatang. Masuk dalam katagori
ini antara
lain KAMMI, Forum Salemba, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Forum Mahasiswa
Rawamangun (Fomara), dan mereka yang tergabung dalam Jaringan
Perguruan Tinggi Pemantau Pemilu (University Network for Free and Fair
Election - Unfrel).

Pemilu mendatang memang tidak bisa serta merta dikatakan adil karena adanya
anggota DPR yang 

[DETIKCOM] TNI Bertobat di UI Depok

1999-05-25 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

Suatu berita gembira yg masih butuh bukti lapangan.
Mengenai dwi fungsi ABRI, saya setuju dengan pemikiran dari Gus Dur.

jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu


http://www.detik.com/berita/199905/19990525-1833.html

 Seminar Hubungan 
Sipil-Militer FISIP UI
 TNI "Bertobat" di UI Depok
 Reporter: Nurul Hidayati

 detikcom, Jakarta-Petinggi 
TNI melakukan "pertobatan" di
 kampus UI Depok, Selasa 
(25/05/1999). Istilah tobat dan
 pengakuan dosa itu 
setidaknya muncul dari pengamat politik Eep
 Saefulloh Fatah dan Mohtar 
Mas'oed. 

 Komentar tobat itu keluar 
seusai Mayjen TNI Agus
 Wirahadikusumah, Asisten 
Perencanaan Umum Panglima TNI,
 mempresentasikan makalahnya 
yang berjudul Hubungan
 Sipil-Militer: Visi, Misi 
dan Aksi dalam Seminar Mencari Format
 Baru Hubungan Sipil-Militer 
di Pusat Studi Jepang, Kampus UI
 Depok, Selasa (25/05/1999). 

 Kedua pengamat politik UI 
dan UGM itu menganggap TNI
 melakukan pertobatan karena 
menilai Mayjen Agus
 Wirahadikusumah telah 
mengakui berbagai kesalahan yang
 dilakukan TNI selama ini 
dalam presentasinya. 

 Agus, misalnya, tidak 
menampik tuduhan bahwa selama Orba
 tangan ABRI (Agus menyebut 
ABRI dan bukan TNI-Red) telah
 merambah ke segenap ruang. 
Keberadaaanya tidak dalam batas
 kemiliteran saja, tapi juga 
memegang kendali kehidupan politik
 rakyat Indonesia. 

 "Karena itu, tak berlebihan 
jika secara institusional sebenarnya
 ABRI adalah pihak yang 
bertanggung jawab terhadap terhadap
 baik buruknya Orba, dan 
logis pula kalau turunnya Pak Harto
 pada 21 Mei 1998 juga 
ditafsirkan sebagai akhir "kedigdayaan"
 ABRI," kata Agus. Sejak 
itulah, kata Agus, maka hujatan
 terhadap ABRI tak pernah 
berhenti. 

 Menurut Agus, hujatan dan 
tuntutan yang ditujukan pada ABRI
 selama ini menggelisahkan 
ABRI. "Kami menggangap selama ini
 telah berhasil mengkontruksi 
pandangan rakyat atas kiprahnya
 dengan turut aktifnya ABRI 
dalam politik. Jadi tuntutan
 masyarakat agar ABRI berubah 
cukup menggelisahkan ABRI,"
 tutur Agus yang kata Eep 
kariernya tersendat karena sikap
 reformisnya sejak 1995. 

 Pengakuan Agus lainnya, ABRI 
selama ini salah dalam
 penanganan menjaga 
stabilitas nasional. "Penanganan di
 lapangan berlebihan dengan 
tidak memberi ruang perbedaan
 pendapat dan koreksi atas 
kebijakan pemerintajh yang keliru
 serta penyimpangan 
pemerintah Orba, hanya karena ingin
 menjaga stabilitas negara. 
ABRI melihat kritik rakyat sebagai
 sumber instabilitas," cerita 
Agus. 

 Agus juga membeberkan 
rahasia dapur ABRI yang lain. "ABRI
 mudah curiga pada 
cendekiawan, seniman, aktivis LSM dan
 intelektual lain yang 
memperbincangkan hubungan sipil-militer,
 demokratisasi, kebebasan 
berpendapat dan HAM. Bagi ABRI,
  

Re: [DETIKCOM] TNI Bertobat di UI Depok

1999-05-25 Terurut Topik Blucer Rajagukguk

Apakah pak Mayjen Agus Wirahadikusumah ini dari TNI AU? Ada yang tahu?

Irwan Ariston Napitupulu wrote:

 Suatu berita gembira yg masih butuh bukti lapangan.
 Mengenai dwi fungsi ABRI, saya setuju dengan pemikiran dari Gus Dur.

 jabat erat,
 Irwan Ariston Napitupulu

 http://www.detik.com/berita/199905/19990525-1833.html

  Seminar Hubungan
 Sipil-Militer FISIP UI
  TNI "Bertobat" di UI Depok
  Reporter: Nurul Hidayati

  detikcom, Jakarta-Petinggi
 TNI melakukan "pertobatan" di
  kampus UI Depok, Selasa
 (25/05/1999). Istilah tobat dan
  pengakuan dosa itu
 setidaknya muncul dari pengamat politik Eep
  Saefulloh Fatah dan Mohtar
 Mas'oed.

  Komentar tobat itu keluar
 seusai Mayjen TNI Agus
  Wirahadikusumah, Asisten
 Perencanaan Umum Panglima TNI,
  mempresentasikan makalahnya
 yang berjudul Hubungan
  Sipil-Militer: Visi, Misi
 dan Aksi dalam Seminar Mencari Format
  Baru Hubungan Sipil-Militer
 di Pusat Studi Jepang, Kampus UI
  Depok, Selasa (25/05/1999).

  Kedua pengamat politik UI
 dan UGM itu menganggap TNI
  melakukan pertobatan karena
 menilai Mayjen Agus
  Wirahadikusumah telah
 mengakui berbagai kesalahan yang
  dilakukan TNI selama ini
 dalam presentasinya.

  Agus, misalnya, tidak
 menampik tuduhan bahwa selama Orba
  tangan ABRI (Agus menyebut
 ABRI dan bukan TNI-Red) telah
  merambah ke segenap ruang.
 Keberadaaanya tidak dalam batas
  kemiliteran saja, tapi juga
 memegang kendali kehidupan politik
  rakyat Indonesia.

  "Karena itu, tak berlebihan
 jika secara institusional sebenarnya
  ABRI adalah pihak yang
 bertanggung jawab terhadap terhadap
  baik buruknya Orba, dan
 logis pula kalau turunnya Pak Harto
  pada 21 Mei 1998 juga
 ditafsirkan sebagai akhir "kedigdayaan"
  ABRI," kata Agus. Sejak
 itulah, kata Agus, maka hujatan
  terhadap ABRI tak pernah
 berhenti.

  Menurut Agus, hujatan dan
 tuntutan yang ditujukan pada ABRI
  selama ini menggelisahkan
 ABRI. "Kami menggangap selama ini
  telah berhasil mengkontruksi
 pandangan rakyat atas kiprahnya
  dengan turut aktifnya ABRI
 dalam politik. Jadi tuntutan
  masyarakat agar ABRI berubah
 cukup menggelisahkan ABRI,"
  tutur Agus yang kata Eep
 kariernya tersendat karena sikap
  reformisnya sejak 1995.

  Pengakuan Agus lainnya, ABRI
 selama ini salah dalam
  penanganan menjaga
 stabilitas nasional. "Penanganan di
  lapangan berlebihan dengan
 tidak memberi ruang perbedaan
  pendapat dan koreksi atas
 kebijakan pemerintajh yang keliru
  serta penyimpangan
 pemerintah Orba, hanya karena ingin
  menjaga stabilitas negara.
 ABRI melihat kritik rakyat sebagai
  sumber instabilitas," cerita
 Agus.

  Agus juga membeberkan
 rahasia dapur ABRI yang lain. "ABRI
  mudah curiga pada
 cendekiawan, seniman, aktivis LSM dan
   

NBA (santai sejenak ah...)

1999-05-25 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

pertandingan semifinal untuk masing2 wilayah
kini menyisakan satu pertandingan lagi antara
Portland Blazer dan Utah Jazz dimana Blazer
saat ini unggul 3-1 (best of seven).

Tiga tim lainnya yg sudah lolos ke final untuk
wilayah masing2 adalah:
1.San Antonio Spurs (West)
2.Indiana Pacers (East)
3.New York Knicks (East)

Ketiga tim diatas menyisihkan lawan2nya dengan
skor telak 4-0 (best of seven). Sungguh suatu
hasil yg spektakuler menurut saya:)

Gue jadi pengen tahu nih, grup2 mana yg diunggulis
di milis permias...:)

Gue perkirain sih yg bakalan ketemu difinal nanti
(East vs West) adalah Indiana Pacers vs pemenang
antara Portland Blazers dan Utah Jazz dengan porsi
lebih berat jatuh pada Portland Blazers untuk lolos
ke grand final.

Saya memegang Indiana Pacers sebagai juara NBA
tahun ini (kecuali kalau Utah Jazz lolos ke final).

jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



Re: [DETIKCOM] TNI Bertobat di UI Depok

1999-05-25 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

In a message dated 5/25/99 4:46:14 PM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

 Apakah pak Mayjen Agus Wirahadikusumah ini dari TNI AU? Ada yang tahu?


Saya koq juga jadi tertarik ya ingin tahu lebih jauh
tentang Agus Wirahadikusumah ini. Apalagi setelah saya
baca berita di Kompas atas peristiwa yg sama:
http://www.kompas.com/kompas-cetak/9905/26/UTAMA/tni01.htm

Melihat fotonya yg tidak memelihara kumis tebal,
seperti umumnya abri2 lain dan juga polisi2 jalanan/lalu lintas,
bagi saya adalah satu fenomena tersendiri.
Bukannya apa2, dulu khan sempat beredar mitos yg
aneh, semakin tebal kumis yg dimiliki maka akan terlihat
semakin galak dan ditakutihahahaha.

Ada yg bisa kasih pencerahan tentang tokoh yg satu ini?

jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



[Re: [DETIKCOM] TNI

1999-05-25 Terurut Topik Adi Abidin

Blucer Rajagukguk [EMAIL PROTECTED] wrote:
Apakah pak Mayjen Agus Wirahadikusumah ini dari TNI AU? Ada yang tahu?

Wah bukan bung, beliau ini berasal dari Angkatan Darat juga, pernah menjadi
dosen di Seskoad bersama-sama Susilo Bambang Yudhoyono, dan pernah mendapat
pendidikan di Harvard (lupa jenjangnya, mungin Masters).  sekarang menjabat
asisten perencanaan umum untuk panglima TNI, sehingga bekerja dekat dengan
jenderal Wiranto.

wasalam

adi abidin


Get free e-mail and a permanent address at http://www.amexmail.com/?A=1



Re: [DETIKCOM] TNI Bertobat di UI Depok

1999-05-25 Terurut Topik FNU Brawijaya

Rasa-rasany AU nggak punya mayjen, letjen, yaAtau udah ganti
acara Jangan-jangan sekarang ada kopral jendral dan sersan
jendral kayak yang di film Nagabonar...? Hehe...


Irwan Ariston Napitupulu wrote:

 In a message dated 5/25/99 4:46:14 PM Eastern Daylight Time,
 [EMAIL PROTECTED] writes:

  Apakah pak Mayjen Agus Wirahadikusumah ini dari TNI AU? Ada yang tahu?
 

 Saya koq juga jadi tertarik ya ingin tahu lebih jauh
 tentang Agus Wirahadikusumah ini. Apalagi setelah saya
 baca berita di Kompas atas peristiwa yg sama:
 http://www.kompas.com/kompas-cetak/9905/26/UTAMA/tni01.htm

 Melihat fotonya yg tidak memelihara kumis tebal,
 seperti umumnya abri2 lain dan juga polisi2 jalanan/lalu lintas,
 bagi saya adalah satu fenomena tersendiri.
 Bukannya apa2, dulu khan sempat beredar mitos yg
 aneh, semakin tebal kumis yg dimiliki maka akan terlihat
 semakin galak dan ditakutihahahaha.

 Ada yg bisa kasih pencerahan tentang tokoh yg satu ini?

 jabat erat,
 Irwan Ariston Napitupulu

--
Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Re: 200 kursi di MPR/DPR

1999-05-25 Terurut Topik Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia)

Yw: Darimana pun sumbernya, mungkin gampang...
Tapi mendistribusikan trilyunan uang dalam waktu beberapa
hari, tanpa ketahuan... di Indonesia, oh boy, sulit, Pak.

Efron:
Sulit bagi kita, tak sulit bagi mereka. Yang justru sulit (pitik) adalah
menyuap para calon pemilih.

Yw: Terus votingnya terbuka atau tertutup?
Kalo tertutup: cing-cai, lah,... USD250 juta lenyap tanpa hasil.
Kalo terbuka: dapetnya nggak seberapa, di jalanan diancurin
orang...

Jadi: satu-satunya jalan: mereka harus bisa menciptakan
cara voting yg tertutup bagi mata rakyat (tapi terbuka
bagi mata mereka)... Jaman orde baru mungkin bisa, tapi
sekarang... Sulit.

Kesimpulan: (Bukan tidak bisa, tapi) sulit (banget).

Efron:
Mudah-mudahan tertutup. Kalaupun tertutup para penerima suap kayaknya sukar
berubah pikiran. Pertimbangannya selain egois adalah keluarga, keselamatan,
kekayaan, dll.
Kesimpulan: Tak ada yang tak mungkin bagi mereka.



Re: 200 kursi di MPR/DPR

1999-05-25 Terurut Topik Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia)

Memang mudah dipecah belah. BJH juga menganut "politik sampyuh"-nya
Soeharto. Kalau kalah sebaiknya hancur sekalian. Jangan lupa, dari sekian
banyak anggota Golkar yang pro status quo ada juga yang reformis. Sebut saja
kakaknya Chandra Darusman yang dari Jabar. Pemelorotan suara bahkan
kekalahan Golkar memang sudah diantisipasi mereka sendiri. Makanya jurus
suap segera dikeluarkan dengan mengincar caleg nomor mateng.

-Original Message-
From:   Yusuf-Wibisono [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
Sent:   Tuesday, 25 May, 1999 15:39 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject:Re: 200 kursi di MPR/DPR

Yw: Dunia luas, Pak. Dua DPD tdk dibantu apapun oleh DPP Golkar,
ya malah gampang dipecah belah oleh pihak lain,...
Misalnya: kedua DPD itu (secara diam-diam) terima dari
'penggembos Golkar'. Berapa sih, perlunya? Not much, kan?

Atau, katakanlah: di mulut mereka akhirnya luluh, tapi
di hati (pada saat voting tertutup)... siapa tahu...

Even voting terbuka sekalipun. Di detik-detik terakhir
bisa mangkir. Paling cuma dikecam doang (oleh kalangan pro
status-quo) tapi terus dielu-elukan sebagai pahlawan oleh
para reformis...

:-)



Re: Forkot

1999-05-25 Terurut Topik FNU Brawijaya

Irwan Ariston Napitupulu wrote:

 Irwan:
 Waduh, anda ini gimana sih bung Jaya. Saat ada mahasiswa
 yg demonya sambil melemparkan botol atau pun mengumpat
 dengan kata2 kasar, anda langsung menyalahkan mahasiswa
 tersebut. Eh, pas ada anggota ABRI yg nembakin mahasiswa
 dengan peluru tajam, anda malah coba2 cari alasan kenapa
 kira2 sampai ABRI tersebut berbuat demikian. Sampai cara
 nembaknya yg random itulah yg anda coba ngira2 kenapa
 ngelakuinnya begitu. Buat saya sih sudah jelas, kasus
 Trisakti dan Semanggi sampai jatuh korban penembakan yg
 salah adalah ABRInya. Bahkan khusus untuk kasus Semanggi,
 mahasiswa diuber2 oleh ABRI sampai masuk kampus.

Wah, ndak ada untungnya ane mbela tentara oom... Cuman mau lihat
masalahnya dari sudut yg berbeda. Bukanya mau langsung menyalahkan
mahasiswa pula. Kita tahu lah kayak gimana sih. Gantian Bung Irwan
nginget-nginget gimana marinir waktu itu disenangi mahasiswa. Jadi
tetap saja terdapat perbedaan-perbedaan pendekatan di dalam tubuh
ABRI. Kalau mau langsung men-judge gitu ya monggo kerso lah.
Mending kalo ane ngotot lalu dibayar TNI hehe


 Apa bung Jaya ngga inget lagi peristiwanya? Ya kalau udah
 ngga ingat lagi saya mah maklum aja kalau anda tidak bisa
 merasakan bagaimana tegang dan marahnya mahasiswa korban
 Semanggi tersebut. Saya bisa duga kebencian mereka, para
 korban Semanggi, pada aparat akan cukup tinggi. Karenanya,
 kalau sampai mereka dalam demo2 ada yg sampai mengeluarkan
 kata2 keras, saya mah maklum2 saja karena melihat peristiwa
 itu tidak dari titik terakhirnya saja tapi juga lihat historinya.

Lha ya itu, yang jadi korban adalah mahasiswa Trisakti, kok yg
beringas orang Forkot. Kalo Bung Irwan mau menyatukan
mahasiswa sih boleh saja, cuma lihat lagi apakah mhs Trisakti
sepaham dengan Forkot?


 Jaya:
   Jadi sebetulnya korban mahasiswa adalah korban sampingan. Yang diarah bukan
   mereka. Waktu itu polisi yg sudah nggak populer sampe bilang bahwa mereka
   menjadi korban. Ini yang menggiring mereka untuk memisahkan diri dari tubuh
   ABRI tho? Wong sudah bosen dijadikan tameng mulu.

 Irwan:
 Apakah anda disini sedang mencoba membenarkan penembakan
 yg dilakukan oleh ABRI itu pada peristiwa Semanggi?
 Buat saya, apa pun konflik interen yg sedang terjadi di kubu
 ABRI pada saat itu, dimata saya kalau sudah terjadi penembakan
 dengan peluru tajam terhadap kumpulan demo yg tidak bersenjata,
 ABRI salah dan harus bertanggung jawab.
 Apakah ABRI sudah melakukan pengusutan lebih jauh atas
 peristiwa Semanggi. Kalau belum, kenapa?

Hehehe tambah aneh ini lho narik kesimpulanya.. ambil deh.


 Jaya:
   Nah, yg dimaksud bung Irwan tanggung jawab penuh itu yg kayak gimana?
   Ini bukan mau menimpakan kesalahan ke rakyat (tepatnya mahasiswa).
   Apakah mesti menyantuni, atau meminta maaf secara terbuka?

 Irwan:
 Menurut saya pribadi, tanggung jawab penuh itu ya selidiki
 kasusnya secara terbuka dan tuntaskan permasalahannya.
 Pengadilan militer harus digelar. Yang salah harus diadili dan
 dihukum. Soal menyantuni korban, itu sudah wajib hukumnya.
 Bagi korban yg meninggal, keluarga yg ditinggalkan diberikan
 bantuan untuk biaya penguburannya. Jangan sampai mayatnya
 dibuang ditempat tertentu yg tidak diketahui oleh umum seperti
 dalam peristiwa di kantor PDI 27 Juli 1997 lalu. Bila itu yg terjadi,
 ABRI harus segera membokar kembali lokasi pemakaman
 massal tersebut dan membiarkan ahli forensik untuk mengenali
 identitas korban. ABRI tentu harus meminta maaf secara terbuka
 atas kesalahan2nya yg dilakukan. Tentunya setelah ABRI/TNI
 harus benar2 menjalankan tugas pengabdian kepada masyarakat
 seperti yg sudah seharusnya. Itulah kira2 bentuk tanggung jawab
 penuh yg bisa saya paparkan disini.

Wah, ane orang sipil tulen, lebih sipil dari anda. Jadi ndak tertarik
buat mbelain ABRI. Kalo mau gitu ya terserah anda.


 Jaya:
   Ya pas dengan saya. Wah kebetulan endak, tapi pertanyaannya apa relevan.

 Irwan:
 Dengan demikian saya bisa memaklumi kurangnya pengenalan
 anda akan situasi yg mungkin ada. Sebenarnya untuk mengetahui
 kemungkinan emosi yg ada pada peristiwa itu, mahasiswa memaki2
 aparat, kita ngga perlu harus mengalami peristiwanya. Kita hanya
 perlu sedikit lebih peduli dan mencoba membayangkan kita berada
 diposisi mereka, mahasiswa. Itu saja koq sebenarnya. Karenanya
 saya bisa membayangkan bagaimana rasanya dulu dikejar2 oleh
 aparat dan ditembaki, atau digebuki, dituduh2 komunis, dll, karenanya
 saya sudah bisa membayangkan akan timbul semacam kebencian
 dalam otak mahasiswa tersebut kepada apa yg namanya aparat
 keamanan. Secara analisa psikologis, hal ini wajar2 saja.

Hehehe Wah sama-sama membayangkan kok anda bisa menilai saya
lebih tidak mengenal situasi dari anda tho? Kebencian thd ABRI tidak
di-trigger oleh peristiwa Semanggi. Kalo anda berpikiran seperti itu,
mungkin perlu nginget lagi. Itu sudah lama... Bung Irwan, dg skala jauh
lebih kecil ane pernah ngalamin. Njitak Brimob juge pernah. (Cuman
ane sekarangnya 

Re: 200 kursi di MPR/DPR

1999-05-25 Terurut Topik Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia)

Tak perlu saya sebut, karena etika. Saya juga pernah bilang tidak memaksa
Anda untuk percaya.

Njiplak skripsi? Apa itu skripsi? Selama hidup saya tak pernah bikin yang
namanya skripsi. Dari mana saya dibilang njiplak. Tugas akhir saya membikin
TESIS, yang tanpa basa-basi sayalah orang pertama Indonesia (yang di
Indonesia) yang meneliti fly ash. Baru era 90-an penelitian itu marak di
sini.

Jadi, tak perlu berdebat soal karya ilmiah dengan saya. Mari kita kembali
berdiskusi soal subjek di atas.

Efron

-Original Message-
From:   Hadeer [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
Sent:   Thursday, 27 May, 1999 16:36 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject:Re: 200 kursi di MPR/DPR


Ooy... disebutin dong sumber nya siapa 

Dulu bikin skripsi kalo mengutip dari literatur lain begitu juga ya bilang
nya : "dari sumber saya.."
He..he...ketahuan skripsi nya jiplakan ya 

:-)
Hadeer

--
 From: Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia) [EMAIL PROTECTED]
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Subject: Re: 200 kursi di MPR/DPR
 Date: 25 Mei 1999 15:09



 Sumber saya mengatakan ...

 Efron






Re: One More Thing Soal 200+ Suara...

1999-05-25 Terurut Topik Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia)

Inilah yang bakal saya tanyakan. Jika MPR menolak pertanggungjawaban BJH,
apa kira-kira sanksi untuk BJH.

-Original Message-
From:   Yusuf-Wibisono [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
Sent:   Tuesday, 25 May, 1999 16:44 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject:One More Thing Soal 200+ Suara...

:-)

Satu lagi soal kemungkinan BJH jadi presiden lagi:
Andai pertanggungjawaban presiden tidak diterima,
karena urusan Suharto belum beres... sesuai tap 11,
Apa mungkin ybs bisa diangkat lagi sbg presiden
(dg smooth)? (Dg money politics berapapun)?

Yw.



Re: [DETIKCOM] TNI Bertobat di UI Depok

1999-05-25 Terurut Topik Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia)

Yang saya tahu beliau aktivis di PBSI. Ia juga mengantarkan Tim Thomas
Indonesia jadi juara. Itu saja Lae.

-Original Message-
From:   Irwan Ariston Napitupulu [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
Sent:   Wednesday, 26 May, 1999 4:03 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject:Re: [DETIKCOM] TNI "Bertobat" di UI Depok

In a message dated 5/25/99 4:46:14 PM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

 Apakah pak Mayjen Agus Wirahadikusumah ini dari TNI AU? Ada yang tahu?


Saya koq juga jadi tertarik ya ingin tahu lebih jauh
tentang Agus Wirahadikusumah ini. Apalagi setelah saya
baca berita di Kompas atas peristiwa yg sama:
http://www.kompas.com/kompas-cetak/9905/26/UTAMA/tni01.htm

Melihat fotonya yg tidak memelihara kumis tebal,
seperti umumnya abri2 lain dan juga polisi2 jalanan/lalu lintas,
bagi saya adalah satu fenomena tersendiri.
Bukannya apa2, dulu khan sempat beredar mitos yg
aneh, semakin tebal kumis yg dimiliki maka akan terlihat
semakin galak dan ditakutihahahaha.

Ada yg bisa kasih pencerahan tentang tokoh yg satu ini?

jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



Isu Kampanye : Buku Pelajaran Secara Gratis

1999-05-25 Terurut Topik Nasrullah Idris

 Sampai detik ini saya belum pernah mendengar informasi isu kampanye
PEMILU 1999 tentang buku pelajaran. Padahal kalau saja suatu kontestan mampu
mencari terobosan efektif (realistis dan orisinil) untuk masalah tersebut
akan memperoleh respon dari publik.
 Misalkan tentang program pemberian buku pelajaran secara gratis
kepada Siswa SD s/d PT. Tentu saja publik akan bertanya : dari mana
biayanya? Juru kampanye bisa menerangkan bahwa ongkos produksi dan ongkos
cetaknya dibebankan kepada pemasang iklan. Artinya, pada setiap buku akan
ada iklan dari produk tertentu.

Salam,

Nasrullah Idris



Kembali ke FORKOT

1999-05-25 Terurut Topik Hadeer
Pembahasan nya mulai melebar (Forkot  Jumlah Kursi di DPR), saya kembalikan ke asal muasal email saya.Pembahasan FORKOT (saya hanya membahas ini) :Buat saya dan juga banyak orang di Jakarta ini sudah muak dengan tingkah laku FORKOT (yang dimotori oleh Universitas Katholik Atmajaya dan Universitas Kristen Indonesia dan beberapa Universitas nggak jelas lainya, salah nggak nulisnya ?).Buat saya mereka bertingkah dan bertindak jauh dari apa yang saya sebut dengan MAHASISWA. Bertindak radikal, beringas, menakutkan, tidak bersimpati dan preman sekali.Aksi mereka sejak akan diadakannya Sidang Istimewa (November 1998) sampai kemarin hari ketiga kampanye betul - betul membuat kesal. Tidak ada yang bersimpati kepada mereka. Lebih banyak simpati diberikan kepada Forum Salemba yang menggelar orasi di Salemba.Dengan gampang nya keluar dari mulut Forkot bahwa mereka mewakili masyarakat, MASYARAKAT yang MANA Enak aja mewakili gue  Nggak ada BEDANYA dengan cara - cara OTORITER  tidak lebih baik dari ABRI dan ORBA yang selalu mereka hujat.PEMILU adalah SATU-SATUNYA cara yang disahkan oleh HUKUM. Mau hasilnya masih tidak memuaskan ya bagaimana lagi. Ada yang punya usul lebih baik dari PEMILU yang juga berlandaskan HUKUM, mewakili SELURUH RAKYAT ???Mau GOLKAR yang menang, mau PAN yang menang, mau PDI P yang menang, mau PPP yang menang, POKOKNYA harus lewat PEMILU.Diluar dari PEMILU adalah PERANG SIPIL untuk membentuk pemerintahan yang baru (menurut saya).Kelakuan FORKOT selalu mengarah ke arah BATALNYA PEMILU, dan mengarah ke cara - cara radikal.HadeerPS:Saya masih ingat betapa Bang Ariston membela si FORKOT ketika akan menggagalkan SI MPR bulan November lalu, untung SI tetap terus berjalan  :-)). Kita lihat saja lagi  PEMILU berjalan tidak, meskipun FORKOT tetap Bang Ariston bela :-)Waktu DEMO mahasiswa turunkan SoehartoSAYA SETUJU BUANGE :-)


[Permias-Milwaukee] Undangan Jamboree Milwaukee 1999

1999-05-25 Terurut Topik dedek andy

Hallo,
Udah pada selesai final kan?
anak anak yang di Illinois ada yang mau ikut jambore Milwaukee enggak?
gue enggak ada yang kenal anak anak di Illinois satupun, gue sekarang kerja
di deket Chicago, deketnya O'Hare airport.
kalo anak anak Illinois ada yang mau ikut, kita bisa kenalan disana, gue
udah hampir setengah taun enggak kenal siapa siapa di Chicago.
Ato anak anak dari deket deket Wisconsin juga ada yang mau ikut?
thanks


Dedek
Nb:oh iya kalo bisa tolong email ini diforward-in ke Permias mailing list di
daerah masing masing (pesen dari temen gue)


-- Forwarded message --
Date: Sun, 25 Apr 1999 19:45:03 PDT
From: Michael Atmoko [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [Permias-Milwaukee] Undangan Jamboree Milwaukee 1999 (tolong
disebarin)

From: "Michael Atmoko" [EMAIL PROTECTED]

Rekan-rekan sekalian

Mengikuti suksesnya Jamboree Milwaukee 1998 tahun lalu, Permias
Milwaukee mengundang rekan-rekan sekalian dalam acara tahunan kami
Jamboree Milwaukee (JAMIL)1999.  Kegiatan yang kami mulai sejak tahun
lalu ini akan kami selenggarakan lagi pada tahun 199 ini di Devil's
Lake Camp Ground.

Berdasarkan penglaman tahun lalu, maka kami dari Permias Milwaukee
akan membuat Jamboree tahun ini lebih meriah dan lebih menyenangkan.
Kami sangat mengharapkan partisipasi dari rekan-rekan sekalian.
Adapun detail tentang Jamboree Milwaukee 199 adalah sebagai berikut:

Waktu : May 28-30, 1999
Tempat: Devil's Lake Camp Ground (Dekat Wisconsin Dell's, sekitar satu
 jam dari Madison)
Biaya : Masih belum ada kepastian, tapi telah diputuskan bahwa biaya
 tidak akan melebihi $25 per orang
 Biaya tersebut sudah termasuk tenda dan makan.
Acara:  Yang pasti seru !!! (Hiking, Jurit Malem, Mungkin Canoeing,
 Renang, Api Unggun, dan acara-acara yang lain)

Batas pendaftarannya : May 21, 1999
Bila berminat slakan menghubungi lewat e-mail ke:

Michael Atmoko : [EMAIL PROTECTED]
Julius Guinawan: [EMAIL PROTECTED]
Dick Bahar: [EMAIL PROTECTED]

Terima kasih atas perhatiannya dan kami tunggu kedatangan rekan-rekan
sekalian di Jamboree Milwaukee 1999.

Hormat kami,
Permias Milwaukee

___
Get Free Email and Do More On The Web. Visit http://www.msn.com


Tired of empty chat rooms and out of date bulletin boards?
http://www.ONElist.com
ONElist: Making the Internet Intimate

You can remove yourself from the list
by browsing www.onelist.com.
Report problems or questions to [EMAIL PROTECTED]



__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com



Re: Kembali ke FORKOT

1999-05-25 Terurut Topik Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia)

Banyak orang Jakarta muak kepada FORKOT? Nggak ada sensus ke arah itu.

Kalau mereka bilang mewakili masyarakat...tentu saja ada yang diwakilinya.
Miminum "masyarakat mahasiswa itu" dan masyarakat yang nggak tertarik pada
pemilu. Mau contoh: Tetangga saya misalnya yang katanya "enakan nyoblos
bojoku dhewe 'rek".

Suka tidak suka FORKOT salah satu anasir yang terlibat penggulingan
Soeharto. Mereka tidak lebih baik daripada ABRI dan ORBA? Lha menurut saya
pernyataan Anda kebolak-balik. Kalau menurut saya mestinya "Apakah FORKOT
lebih jahat ketimbang ABRI dan ORBA?" Jelas FORKOT tak lebih jahat ketimbang
ORBA bahkan tak jahat. Mereka hanya saja (saat ini) tidak mengerti "empan
papan". Menurut saya mestinya mereka "puasa" dulu dan memberikan kesempatan
PARPOL untuk kampanye.

Kalau Anda tidak suka silakan buat Forum tandingan untuk mendemo FORKOT.
Ketimbang Anda menulis ngalor-ngidul nggak karuan yang pada akhirnya
"menohok" Anda sendiri, sebaiknya Anda turun ke jalan memimpin demo
tandingan FORKOT.

Apakah cara-cara FORKOT ini OTORITER seperti yang Anda tulis. Lha gimana mau
otoriter FORKOT ini? Lha wong otoritas saja nggak punya. Anda makin nggak
karuan dalam mendalih.

Wassalam,
Efron

-Original Message-
From:   Hadeer [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
Sent:   Friday, 28 May, 1999 9:09 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject:Kembali ke FORKOT


Pembahasan nya mulai melebar (Forkot  Jumlah Kursi di DPR), saya kembalikan
ke asal muasal email saya.

Pembahasan FORKOT (saya hanya membahas ini) :

Buat saya dan juga banyak orang di Jakarta ini sudah muak dengan tingkah
laku FORKOT (yang dimotori oleh Universitas Katholik Atmajaya dan
Universitas Kristen Indonesia dan beberapa Universitas nggak jelas lainya,
salah nggak nulisnya ?).

Buat saya mereka bertingkah dan bertindak jauh dari apa yang saya sebut
dengan MAHASISWA. Bertindak radikal, beringas, menakutkan, tidak bersimpati
dan preman sekali.

Aksi mereka sejak akan diadakannya Sidang Istimewa (November 1998) sampai
kemarin hari ketiga kampanye betul - betul membuat kesal. Tidak ada yang
bersimpati kepada mereka. Lebih banyak simpati diberikan kepada Forum
Salemba yang menggelar orasi di Salemba.

Dengan gampang nya keluar dari mulut Forkot bahwa mereka mewakili
masyarakat, MASYARAKAT yang MANA 
Enak aja mewakili gue  Nggak ada BEDANYA dengan cara - cara OTORITER 
tidak lebih baik dari ABRI dan ORBA yang selalu mereka hujat.

PEMILU adalah SATU-SATUNYA cara yang disahkan oleh HUKUM. Mau hasilnya masih
tidak memuaskan ya bagaimana lagi. Ada yang punya usul lebih baik dari
PEMILU yang juga berlandaskan HUKUM, mewakili SELURUH RAKYAT ???

Mau GOLKAR yang menang, mau PAN yang menang, mau PDI P yang menang, mau PPP
yang menang, POKOKNYA harus lewat PEMILU.

Diluar dari PEMILU adalah PERANG SIPIL untuk membentuk pemerintahan yang
baru (menurut saya).

Kelakuan FORKOT selalu mengarah ke arah "BATALNYA" PEMILU, dan mengarah ke
cara - cara radikal.

Hadeer

PS:

Saya masih ingat betapa Bang Ariston membela si FORKOT ketika akan
menggagalkan SI MPR bulan November lalu, untung SI tetap terus berjalan 
:-)). Kita lihat saja lagi  PEMILU berjalan tidak, meskipun FORKOT tetap
Bang Ariston bela :-)

Waktu DEMO mahasiswa turunkan SoehartoSAYA SETUJU BUANGE :-)



Re: 200 kursi di MPR/DPR, Asik Juga

1999-05-25 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

...

Mengenai dugaan anda bahwa voting dengan cara tertutup
tidak akan diketahui siapa memilih siapa, ternyata masih
belum tepat.
Sekedar informasi saja, walaupun voting dilakukan secara tertutup
dengan cara mencoblos kertas calon presiden yg diinginkan,
akan tetap bisa diketahui siapa memilih siapa.

... dst.

Yw: Ya, kalo itu sih namanya bukan voting tertutup.
I mean literally, yg namanya voting tertutup itu
bukan demikian. ;-)

Anyway, kalo votingnya dibuat 'seolah-olah'
tertutup begitu. Bukan hanya 'arranger' yg bisa
'main', pemilih pun bisa main. Di orde yll,
memang sulit, karena 'sangsi'-nya represif,
tapi ini orde reformasi... ;-) Beda.

Let say, yg 200 orang, vote tidak sesuai instruksi.
(Instruksinya misalnya memenangkan status quo).
Eh, tapi dasar, status quo tetep menang! So what?

Apa yg 200 orang mau ditegur? (dalam arti uangnya
yg udah dikasih diminta lagi) Kan tidak. Kalo
ditegor, ya sama artinya mereka mengakui telah
melakuan cheating selama voting dong... Terus
rakyat tahu... Cilaka butul...

Kalopun mereka dipinggirkan, kan udah terima duit.
Udah terima duit, udah menurutkan nurani...
Jadi puas (walopun kalah). Dan kalopun dipinggirkan,
mereka bisa 'nyanyi'... (bahwa dulu 200 orang
dikasih duit, dlsb).

Peluang sih (masih) ada, tapi dibanding dulu, udah
jauh sekali Jauh lebih sulit. Itu kesimpulan
saya.

...

jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu

Yw: Salam.



Re: [Permias-Milwaukee] Undangan Jamboree Milwaukee 1999

1999-05-25 Terurut Topik Hadeer
Aduh enaknya bisa jalan-jalan, ketawa-ketiwi, Hiking, Jurit Malem, Canoeing, Renang, Api Unggun.Saya juga sangat kepengen Enak sekali ya di Amerika sana ...Some day maybe ... :-(Hadeer(Nggak bisa kemana-mana karena jalanan lagi macet) -- From: dedek andy [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [Permias-Milwaukee] Undangan Jamboree Milwaukee 1999 Date: 26 Mei 1999 9:21  Hallo, Udah pada selesai final kan? anak anak yang di Illinois ada yang mau ikut jambore Milwaukee enggak? gue enggak ada yang kenal anak anak di Illinois satupun, gue sekarang kerja di deket Chicago, deketnya O'Hare airport. kalo anak anak Illinois ada yang mau ikut, kita bisa kenalan disana, gue udah hampir setengah taun enggak kenal siapa siapa di Chicago. Ato anak anak dari deket deket Wisconsin juga ada yang mau ikut? thanks   Dedek Nb:oh iya kalo bisa tolong email ini diforward-in ke Permias mailing list di daerah masing masing (pesen dari temen gue)   -- Forwarded message -- Date: Sun, 25 Apr 1999 19:45:03 PDT From: Michael Atmoko [EMAIL PROTECTED] Reply-To: [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [Permias-Milwaukee] Undangan Jamboree Milwaukee 1999 (tolong disebarin)  From: Michael Atmoko [EMAIL PROTECTED]  Rekan-rekan sekalian  Mengikuti suksesnya Jamboree Milwaukee 1998 tahun lalu, Permias Milwaukee mengundang rekan-rekan sekalian dalam acara tahunan kami Jamboree Milwaukee (JAMIL)1999. Kegiatan yang kami mulai sejak tahun lalu ini akan kami selenggarakan lagi pada tahun 199 ini di Devil's Lake Camp Ground.  Berdasarkan penglaman tahun lalu, maka kami dari Permias Milwaukee akan membuat Jamboree tahun ini lebih meriah dan lebih menyenangkan. Kami sangat mengharapkan partisipasi dari rekan-rekan sekalian. Adapun detail tentang Jamboree Milwaukee 199 adalah sebagai berikut:  Waktu : May 28-30, 1999 Tempat: Devil's Lake Camp Ground (Dekat Wisconsin Dell's, sekitar satu  jam dari Madison) Biaya : Masih belum ada kepastian, tapi telah diputuskan bahwa biaya  tidak akan melebihi $25 per orang  Biaya tersebut sudah termasuk tenda dan makan. Acara: Yang pasti seru !!! (Hiking, Jurit Malem, Mungkin Canoeing,  Renang, Api Unggun, dan acara-acara yang lain)  Batas pendaftarannya : May 21, 1999 Bila berminat slakan menghubungi lewat e-mail ke:  Michael Atmoko : [EMAIL PROTECTED] Julius Guinawan: [EMAIL PROTECTED] Dick Bahar: [EMAIL PROTECTED]  Terima kasih atas perhatiannya dan kami tunggu kedatangan rekan-rekan sekalian di Jamboree Milwaukee 1999.  Hormat kami, Permias Milwaukee  ___ Get Free Email and Do More On The Web. Visit http://www.msn.com   Tired of empty chat rooms and out of date bulletin boards? http://www.ONElist.com ONElist: Making the Internet Intimate  You can remove yourself from the list by browsing www.onelist.com. Report problems or questions to [EMAIL PROTECTED]__ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com


Re: Kembali ke FORKOT

1999-05-25 Terurut Topik Herry D Toyo

Udahlah yang sudah biarlah sudah dan yang belum biarlah belumyang
penting bersatu kita teguh bercerai kita teguh pula...



Re: Kembali ke FORKOT

1999-05-25 Terurut Topik Hadeer
Kata sumber saya... FORKOT itu memang benar seperti apa yang saya tulis .. :-)Itu bukan dalih . itu adalah kenyataan ... :-)Kalau Forkot itu salah satu anasir menjatuhkan Soeharto, saya setuju. Lha wong SEMUA mahasiswa juga ada disitu. Tapi apa karena semata-mata karena FORKOT he...he... you kidding me laaSoeharto terguling karena pengorbanan nyawa dari Mahasiswa TRISAKTI  itu adalah momentumnya ... Satu hal : Adalah HAK saya untuk menulis ngalor kidul di sini, pertanyaannya adalah kenapa anda membaca tulisan saya ??? :-)Namanya juga diskusi dan menyampaikan pendapat. Boleh Khan ?Hadeer-- From: Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia) [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: Kembali ke FORKOT Date: 26 Mei 1999 9:34  Banyak orang Jakarta muak kepada FORKOT? Nggak ada sensus ke arah itu.  Kalau Anda tidak suka silakan buat Forum tandingan untuk mendemo FORKOT. Ketimbang Anda menulis ngalor-ngidul nggak karuan yang pada akhirnya menohok Anda sendiri, sebaiknya Anda turun ke jalan memimpin demo tandingan FORKOT.  Apakah cara-cara FORKOT ini OTORITER seperti yang Anda tulis. Lha gimana mau otoriter FORKOT ini? Lha wong otoritas saja nggak punya. Anda makin nggak karuan dalam mendalih.  Wassalam, Efron


Re: Kembali ke FORKOT

1999-05-25 Terurut Topik Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia)

Mengapa saya membaca tulisan Anda? Itulah bedanya saya dan Anda. Saya mau
mendengarkan (read: membaca) secara seksama sekalipun pendapatnya itu sangat
miskin informasi.

Jadi dalam menyikapi suatu subjek saya sedapat-dapatnya menanggapi apa yang
dilontarkan oleh lawan diskusi agar paut. Itulah sebabnya mengapa Bung Irwan
mempredikati Anda berstandar ganda dalam menilai subjek.

Efron

-Original Message-
From:   Hadeer [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
Sent:   Friday, 28 May, 1999 10:42 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject:Re: Kembali ke FORKOT


"Kata sumber saya"... FORKOT itu memang benar seperti apa yang saya
tulis .. :-)
Itu bukan dalih . itu adalah kenyataan ... :-)

Kalau Forkot itu salah satu anasir menjatuhkan Soeharto, saya setuju. Lha
wong SEMUA mahasiswa juga ada disitu. Tapi apa karena semata-mata karena
FORKOT ...he...he... you kidding me laaSoeharto terguling karena
pengorbanan nyawa dari Mahasiswa TRISAKTI  itu adalah momentumnya
..

Satu hal : Adalah HAK saya untuk menulis "ngalor kidul" di sini,
pertanyaannya adalah kenapa anda membaca tulisan saya ??? :-)
Namanya juga "diskusi" dan menyampaikan pendapat. Boleh Khan ?

Hadeer





--
 From: Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia) [EMAIL PROTECTED]
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Subject: Re: Kembali ke FORKOT
 Date: 26 Mei 1999 9:34


 Kalau Anda tidak suka silakan buat Forum tandingan untuk mendemo FORKOT.
 Ketimbang Anda menulis ngalor-ngidul nggak karuan yang pada akhirnya
 "menohok" Anda sendiri, sebaiknya Anda turun ke jalan memimpin demo
 tandingan FORKOT.

 Apakah cara-cara FORKOT ini OTORITER seperti yang Anda tulis. Lha gimana
mau
 otoriter FORKOT ini? Lha wong otoritas saja nggak punya. Anda makin nggak
 karuan dalam mendalih.

 Wassalam,
 Efron



Re: NBA (santai sejenak ah...)

1999-05-25 Terurut Topik Donald Saluling

Err bung Irwan. Portland pasti bakalan kalah sih. Tapi kalahnya di Final
against Knicks. :)



No Subject

1999-05-25 Terurut Topik Ira Damayanti

The Difference Between Love and Like...

In front of the person you love your heart beats faster
But in front of the person you like you get happy.


In front of the person you love winter seems like spring
But in front of the person you like winter is just beautiful winter.


If you look into the eyes of the one you love you blush
But if you look into the eyes of the one you like you smile.


In front of the person you love you can't say everything on your mind
But in front of the person you like you can.


In front of the person you love you tend to get shy
But in front of the person you like you can show your own self.


The person you love comes into your mind every 2 minutes
You can't look straight into the eyes of the one you love

But you can always smile into the eyes of the one you like.


When the one you love is crying you cry with them
But when the one you like is crying you end up comforting.


The feeling of love starts from the eye
And the feeling of like starts from the ear.
So if you stop liking a person you used to like
All you need to do is cover your ears,
But if you try to close your eyes
Love turns into a drop of tear and remains in your heart forever after.







Too much effort to find the stock info you want each day? StockMaster
lets you enter a company name and quickly shows you a daily quote,
chart, and news all on one page. Free! http://clickhere.egroups.com/click/71


eGroups.com home: http://www.egroups.com/group/lfm
http://www.egroups.com - Simplifying group communications



Re: Mengapa Jaksa Agung?

1999-05-25 Terurut Topik Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia)

Sekali lagi terima kasih.

Jika memang demikian uraian Anda seperti pada alinea pertama, seperti yang
Anda tulis Kepala Kejati itu sama artinya dengan Jaksa Tinggi, berarti untuk
subjek ini saya anggap selesai. Dengan kata lain Kepala Kejati sama dengan
Jaksa Tinggi dan Kepala Kejagung sama dengan Jaksa Agung. Kalau tidak ada
lagi yang ahli hukum mengomentari ini berarti saya menerima penjelasan Anda
mengenai istilah Jaksa Agung.

Sekarang menyoal "Kepala Desa" dan "Lurah". Lurah adalah PNS yang wilayahnya
di dalam kecamatan kota. Kalau Kepala Desa wilayahnya bukan di kecamatan
kota. Kepala Desa bukan PNS. Contoh Kabupaten Dati II Trenggalek (Jatim)
yang mempunyai beberapa kecamatan. Salah satu kecamatannya adalah Kecamatan
Kota Trenggalek. Kecamatan kota ini dibagi beberapa wilayah kelurahan yang
dipegang oleh Lurah tadi. Sementara kecamatan-kecamatan selain kecamatan
kota tadi dibagi menjadi desa-desa (bukan kelurahan). "Bos Desa" ini dipilih
langsung lewat "pemilu" oleh rakyat di desa ybs. Dengan merujuk takrif
(definition) tadi mestinya "Bos Desa" ini disebut "Ketua Desa". Namun Anda
jangan lupa bahwa "Bos Desa" yang menang "pemilu" tadi diangkat secara resmi
oleh Bupati dan bertanggungjawab kepada Bupati lewat Camat. Jadi memang
tidak salah kalau sebutan "Bos Desa" itu tadi menjadi "Kepala Desa".
Ironisnya "Kepala Desa" ini tak bertanggungjawab kepada rakyat desa yang
memilihnya tapi kepada Bupati lewat Camat. Kasihan yah.

Efron

-Original Message-
From:   Yohannes Yaali [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
Sent:   Wednesday, 26 May, 1999 19:54 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject:Re: Mengapa Jaksa Agung?

Terima kasih kembali. Barangkali kita sama-sama mesti tanya ke Kejaksaan
Tinggi atau membaca Undang-undang Pokok Kejaksaan, apakah benar di sana
para jaksanya disebut Jaksa Tinggi. Setahu saya Kejaksaan Tinggi,
di'komandan'i oleh Kepala Kejaksaan Tinggi (KAJATI) yang disebut juga
Jaksa Tinggi dibantu oleh para asisten seperti Asisten Intelijen
(ASINTEL), Asisten Operasi (ASOPS), Asisten Pembinaan (ASBIN) dan
Asisten Pengawasan Daerah (ASWASDA), di bawahnya lagi terdapat
kepala-kepala bagian, kepala-kepala seksi dan sebagainya. Jaksa-jaksa
yang bertugas di Kejaksaan Tinggi sama halnya dengan jaksa-jaksa yang
bertugas di Kejaksaan Negeri, disebut jaksa saja dan bukan jaksa tinggi
- kecuali KAJATI yang oleh staf maupun bawahannya disebut Bapak Jaksa
Tinggi.

Mengenai adanya istilah hakim, hakim tinggi dan hakim agung, mungkin
disebabkan adanya tingkat penyelesaian perkara seperti banding dan
kasasi. Di tingkat banding, dilaksanakan di Pengadilan Tinggi, hakimnya
disebut Hakim tinggi namun tidak ada jaksa yang menghadiri sidang
perkara banding, sehingga tidak ada Jaksa Tinggi. Demikian pula dengan
perkara kasasi di tingkat Mahkamah Agung, tidak ada jaksa yang
menghadiri sidang maupun putusan kasasi.

Sistem peradilan di Indonesia masih mengaju kepada sistem peradilan
peninggalan kolonial sehingga mungkin beda dengan AS, demikian pula
istilah Attorney General-nya. Kata "attorney" juga dapat diartikan
"pengacara", sedangkan "jaksa" diinggriskan menjadi "public prosecutor"
atau "penuntut umum".

Sedangkan istilah "ketua" dan "kepala" mungkin penjelasan Anda itu
benar. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ke-2 cetakan ke-9 -
Jakarta: Balai Pustaka, 1997, "ketua" [nomina] adalah (1) orang yang
tertua dan banyak pengalamannya (dalam suatu kampung, dan sebagainya);
(2) orang yang mengepalai atau memimpin (rapat, dewan, perkumpulan, dan
sebagainya). "Kepala" menurut kamus tadi adalah (1) bagian tubuh yang di
atas leher (pada manusia dan beberapa jenis hewan merupakan tempat otak,
pusat jaringan saraf, dan beberapa pusat indra); (2) bagian tubuh yang
di atas leher tempat tumbuhnya rambut; (3) bagian suatu benda yang
sebelah atas (ujung, depan, dan sebagainya); (4) bagian yang terutama
(yang penting, yang pokok, dan sebagainya); (5) pemimpin, ketua (kantor,
pekerjaan, perkumpulan, dan sebagainya); (6) otak (pikiran, akal, budi).
Anehnya ada istilah "Kepala Desa" yang berbeda artinya dengan "Lurah",
bahwa kepala desa diangkat dan dipilih oleh masyarakat desa, sedangkan
"Lurah" diangkat oleh Bupati berdasarkan suatu surat keputusan. Menurut
dosen/profesor Anda, bukankah seharusnya "kepala desa" itu disebut
"ketua desa"?

Regards,
Yohannes Yaali

On 25/05/1999 at 12:16:50 Efron wrote:
Terima kasih Bung YY. Namun saya belum puas atas penjelasan Anda. Kejaksaan
Agung, dengan merujuk terminologi lembaga yang dibawahkan, terdiri atas
banyak
"jaksa agung". Coba simak untuk Kejati. Di sana para jaksanya disebut "Jaksa
Tinggi" dan bukan hanya satu. Contoh lain adalah MA. Bos MA di sebut Ketua
MA
bukan Mahkamah Agung saja seperti pada "jaksa agung". Oleh karena MA maka
yang
nongkrong di sana adalah para Hakim Agung (Supreme Judge). "Jaksa Agung"
sendiri
kalau di AS disebut "Attorney General" atau "Jaksa Umum" (terjemahan
harfiah).
Makanya menurut terminologi Kejagung dipimpin oleh Kepala Kejagung.

Menyoal