Re: 200 kursi di MPR/DPR
In a message dated 5/25/99 2:36:44 AM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Yw: Exactly. Maksud saya pemilihan khusus adalah itu. Oleh rakyat, tapi bukan 200 juta seluruhnya, tapi segmen tertentu (yg memang sedang nyari wakil). Jelas bukan presiden. Presiden tukang cap. Walopun tentunya, bisa aja, presiden bijak dalam milih yg 200 itu. Irwan: Nah, yg terjadi sekarang itu ngga begitu bung Yusuf. Makanya saya pertanyakan dalam posting terdahulu. Kesalahan kita waktu jaman orba itu khan membiarkan terjadinya pengangkatan 600 orang dari 1000 orang anggota MPR/DPR. Ya jelas aja, ngga usah pakai pemilu pun, Soeharto pasti kepilih lagi. Ini khan ngga bener. Jaman masih mahasiswa di Jakarta dulu (1991/92), kami sudah melayangkan protes akan hal ini. Tapi kelihatannya gagal. Wong dulu protesnya masih pakai cara "sopan2" ngga seperti sekarang yg berani maju hanya bertamengkan semangat. -awal kutipan- Coba lihat lagi mengenai pemilu khususnya mengenai susunan anggota MPR/DPR kelak. Akan ada 700 anggota MPR/DPR. 38 jatah ABRI/TNI (pengangkatan) 200 jatah utusan golongan dan utusan daerah (pengangkatan). Yw: Yg 38 itu, logisnya satu suara (kalo voting). Tapi kalo pembahasan/musyawarah, ya bisa macem-macem (karena misah-misah di berbagai komisi). Sekarang kita fokuskan saja dalam mengambil keputusan memilih presiden. Okay? Irwan: Fakta lapangan 38 anggota ABRI/TNI itu memiliki 38 suara. Yusuf: Apakah yg 38 (Tni) akan tampil bersikukuh memperjuangkan BJ. Habibie? Atau Wiranto? Di jaman seperti ini? If you think so, please think again more deeply. Salah satu interest Tni adalah memperbaiki citra. Iya, kan? Dan utk itu, dalam posisi demikian mereka akan, insya Allah, memilih strategi tut wuri handayani. Karena handayani itu orangnya memang cantik. Eh, tapi itu handayani yg lain lagi, ding. ;-) Irwan: Seberapa jauh anda yakin akan hal ini? Wong masalah Trisakti dan Semanggi aja ngga berani diteruskan sampai tuntas. Bagaimana pula dengan kasus Aceh, yg tampaknya bukan makin kalem malah makin rame, apa ini usaha2 TNI yg sedang mencoba memperbaiki citra tersebut? Saya ragukan. Setelah pemilu nanti, saya perkirakan akan terjadi tarik2an suara dengan adu tawar2an. Bukannya tidak mungkin nanti agar TNI mendukung salah satu kekuatan, maka akan ditawarkan jabatan, mungkin wapres. Golkar dengan keuntungannya meraih "suara dukungan" sebanyak sekitar 238 tanpa melalui pemilu itu jelas merupakan partai yg berpeluang besar menjadi mayoritas dalam MPR mendatang apalagi ditambah dengan partai2 yg memang dibuat untuk mendukung Golkar atau memang menantikan uang politik. Yusuf: Yg 200, mungkin pro Habibie (atau mungkin pro status quo whatever that is), tapi JELAS bukan orang gila. Alias yg 200 itu semuanya orang waras. Bisa mikir nggak ketang dikit. Iya nggak? Tingkah laku mereka di dewan/majelis, 'dilihat' oleh rakyat; dan kalo terlalu 'nyleneh', mungkin bisa 'habis' di jalanan. Apa mereka mau? Mereka bukan martir (most of them), yg siap mati demi status quo. Saya yakin ini. Apalagi orde baru menciptakan cara voting terbuka (berdiri, etc). Gampang ditandai... siapa milih apa... Jadinya cara voting ciptaan orde baru itu 'makan tuan'. Irwan: Apakah sudah disepakati voting mendatang akan dilakukan secara terbuka? Khan bisa saja dilakukan secara tertutup. Kalau ngga salah isu yg saya dengar akan dilakukan secara tertutup. Yusuf: Habibie pun, tdk akan secara vulgar memilih 200 orang yg semuanya jelas-jelas pro dia, dan siap mati utk membela dia. Iya nggak? Irwan: Kalau saya jadi Habibie, saya ngga akan berspekulasi demikian. Saya akan pilih orang2 yg kelak akan memilih saya. Tinggal cari orang2 yg pandai beraktif saja yg pura2 tidak mendukung saya tapi nanti dalam voting tertutup tersebut akan memilih saya. Tentunya iming2 uang akan terus berlangsung. Yw: Golkar 10%. I doubt. Less than 5% will be more likely. Katakanlah 20 kursi doang udah untung. (Peluangnya 75%, I'll say utk dapet less than 5%). Irwan: Saya tidak tahu kondisi lapangan. Dalam kondisi seperti sekarang, apa saja bisa terjadi. Saya cenderung tidak mau mengambil resiko. Karenanya akan jauh lebih aman bila jumlah pengangkatan yg 238 itu dihapuskan. Bukankah akan lebih gampang mengalahkan kekuatan pro status quo bila sistem pengangkatan itu dihapuskan? Kalau memang ya, kenapa kita harus berspekulasi dengan suara 238 tersebut? Irwan: Asumsikan akan terjadi pemungutan suara dalam pemilihan presiden dimana pengumpul suara terbanyak akan terpilih. Dengan kata lain dibutuhkan 351 suara untuk bisa menjadi presiden periode mendatang. Dengan skenario di atas maka Golkar hanya membutuhkan suara tambahan sekitar 67 suara saja. Yw: Gile bener... Ini jauh dari fakta. Koordinasi di Indonesia
Re: 200 kursi di MPR/DPR
Salah satu sumbernya adalah uang hasil privatisasi BUMN. Misal harga pasti per lembar saham adalah 200 maka yang ada di kuitansi adalah 190. Ini kenyataan yang sukar membuktikannya. Sumber lainnya dari jarahan selama 32 tahun. Sumber saya mengatakan khusus untuk SU mendatang anggaran "suap" yang disediakan adalah Rp 2 trilyun. Uang muka sebesar Rp 50 juta sudah dibayar plus fasilitas kampanye. Jelas 'kan uang sebesar itu hanya "kacang bawang" ketimbang APBN. Apalagi dalam bentuk rupiah. Jika dikonversi ke dolar maka menjadi sebesar "hanya" USD 250 juta saja. Masuk akal 'kan? Efron Yw: Mana uangnya? Dan di jaman apa-apa bocor seperti sekarang, apakah mungkin gerakan sebesar itu tdk ketahuan? Menutup mulut orang 10, emangnya gampang? (Not to mention 67 or 351). Kekuatan riil sekarang ada di jalanan (mahasiswa etc). Mereka sampe tahu, trik vulgar seperti itu, nggak ada gunanya menang di senayan...
Re: 200 kursi di MPR/DPR
Sekadar catatan tambahan. Yang pasti dua DPD Golkar tak mendukung BJH yaitu Jabar dan Lampung. BJH memerintahkan Hariman Siregar untuk mengatasi Jabar dan Aburizal Bakrie untuk Lampung. Mereka mengancam DPD tidak akan dibantu apapun jika tak mendukung Golkar. Apa tumon? Efron -Original Message- From: Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia) [SMTP:[EMAIL PROTECTED]] Sent: Tuesday, 25 May, 1999 15:09 PM To: [EMAIL PROTECTED] Subject:Re: 200 kursi di MPR/DPR Salah satu sumbernya adalah uang hasil privatisasi BUMN. Misal harga pasti per lembar saham adalah 200 maka yang ada di kuitansi adalah 190. Ini kenyataan yang sukar membuktikannya. Sumber lainnya dari jarahan selama 32 tahun. Sumber saya mengatakan khusus untuk SU mendatang anggaran "suap" yang disediakan adalah Rp 2 trilyun. Uang muka sebesar Rp 50 juta sudah dibayar plus fasilitas kampanye. Jelas 'kan uang sebesar itu hanya "kacang bawang" ketimbang APBN. Apalagi dalam bentuk rupiah. Jika dikonversi ke dolar maka menjadi sebesar "hanya" USD 250 juta saja. Masuk akal 'kan? Efron Yw: Mana uangnya? Dan di jaman apa-apa bocor seperti sekarang, apakah mungkin gerakan sebesar itu tdk ketahuan? Menutup mulut orang 10, emangnya gampang? (Not to mention 67 or 351). Kekuatan riil sekarang ada di jalanan (mahasiswa etc). Mereka sampe tahu, trik vulgar seperti itu, nggak ada gunanya menang di senayan...
Re: Forkot
Standar ganda adalah titik referensi yang sangat relatif Bang Anda bilang saya sombong ..Anda bilang saya berstandar ganda Dunia duniasemua nya relatif .. terhadap siapa yang melihat he...heSoal jumlah kursi di DPR yang anda ragukan, menurut saya juga masih sangat kuatnya yang namanya Golkar dan turunannya ...Jadi mau bagaimana ??? Nggak pakai Pemilu ?? Mau ABRI yang berkuasa ??? Atau mau pakai Hukum Rimba ??? Mau perang sipil dulu cari siapa yang paling kuat ??? Udah siap perang sipil ??? ENTE enak ada di Amerika Pemilu memang tidak memuaskan dan pahit, tapi itu jalan satu-satunya yang legitimate, tunggu dan bersabar hingga pemilu tahun 2004, pelan - pelan kita rubah semuanya tidak segampang membalik tangan, dibutuhkan orang - orang dan mahasiswa yang sabar, berpikir jernih dan tidak memaksakan kehendak.Hadeer-- From: Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: Forkot Date: 25 Mei 1999 12:31 Irwan: Hmmmlagi2 berbau standar ganda. Ketika peristiwanya menimpa Aceh, Tanjung Priok, Lampung, anda menyebutnya dengan yakin ABRI sebagai pelakunya. Ketika terjadi di Semanggi, anda meragukan apakah ABRI pelakunya. Bung Hadeer, kalau anda mengikuti perkembangan berita yg ada, memang Forkot adalah salah satu kelompok yg menolak pemilu yg diselenggarakan oleh pemerintahan Habibie dan juga mereka menuntut dibentuknya pemerintahan transisi. Kelompok yg menolak pemilu dan menuntut dibentuknya pemerintahan transisi tidak hanya Forkot saja tapi juga 11 kesatuan aksi lainnya yg tergabung dalam Komite Mahasiswa Bersatu (KMB). Sebelas kesatuan aksi lainnya diantaranya adalah Forum Komunikasi Senat Mahasiswa Jakarta (FKSMJ), Komite Mahasiswa dan Rakyat untuk Demokrasi (Komrad), Keluarga Besar Universitas Indonesia (KB- UI), Front Jakarta, dan Forum Bersama (Forbes). Silahkan baca pada link berikut ini: http://www.indomedia.com/sripo/9904/15/OPINI/1504op2.htm Mereka mungkin tidak sepaham dengan anda soal pemilu, tapi bukan berarti mereka adalah orang2 yg tidak punya pikiran. Coba lihat lagi mengenai pemilu khususnya mengenai susunan anggota MPR/DPR kelak. Akan ada 700 anggota MPR/DPR. 38 jatah ABRI/TNI (pengangkatan) 200 jatah utusan golongan dan utusan daerah (pengangkatan). Yang diperebutkan dalam pemilu berarti ada 462 kursi. Asumsikan Golkar dengan segala cara hanya mampu mendapatkan 10% saja dari 462, katakanlah 46 kursi. Maka dengan modal 238 dari hasil pengangkatan maka jumlah suara yg akan menggolkan calon Golkar menjadi 284. Asumsikan akan terjadi pemungutan suara dalam pemilihan presiden dimana pengumpul suara terbanyak akan terpilih. Dengan kata lain dibutuhkan 351 suara untuk bisa menjadi presiden periode mendatang. Dengan skenario di atas maka Golkar hanya membutuhkan suara tambahan sekitar 67 suara saja. Ke-67 suara ini bisa didapat Golkar dari: 1.Setiap tambahan hasil pemilu yg lebih dari 10% yg didapat Golkar. 2.Koalisi dengan partai2 lain, termasuk partai gurem, dengan iming2 uang atau pun jabatan. 3.Pembelian suara yg disinyalir oleh bung Efron sudah disiapkan dana sampai triliunan rupiah. Melihat kelemahan dari pemilu sekarang ini, menurut saya wajar2 saja kalau ada yg menganggap pemilu sekarang tidak sah. Sebagian lagi ada juga yg menganggap pemilu sekarang ini sebagai satu2nya jalan menuju pemerintahan yg bersih dan sesuai dengan aspirasi rakyat walau saya ragukan kelompok ini tahu benar mengenai struktur pemilihan anggota MPR/DPR. Mungkin saja kelompok ini tahu tapi mereka pasrah saja karena mereka pikir inilah yg terbaik yg bisa dilakukan dengan harapan mungkin mereka tetap mampu mengalahkan suara Golkar cs. Saya pribadi tetap mempertanyakan pengangkatan anggota2 MPR yg tanpa melalui pemilu. Di dalam UUD 1945 pasal 2 ayat 1, tidak ada disebutkan bahwa utusan2 daerah dan golongan diangkat langsung dan bukan dipilih melalui pemilu. Dengan kata lain, tidak tertutup kemungkinan mereka, utusan daerah dan golongan, bisa dipilih melalui proses pemilu agar lebih menceriminkan aspirasi rakyat, jadi bukan dengan pengangkatan. Bunyi UUD 1945 pasal 2 ayat 1 selengkapnya demikian: (1)Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri atas anggota-anggota Dewan Perwakilan Rakyat, ditambah dengan utusan-utusan dari daerah-daerah dan golongan-golongan, menurut aturan yang ditetapkan dengan undang-undang. Saya bisa merasakan apa yg dicemaskan oleh Komite Mahasiswa Bersatu (KMB). Bila kelak kemungkinan yg saya perkirakan diatas benar2 terjadi, dimana akhirnya calon Golkar bisa digolkan dan Golkar mampu mempertahankan status quo, maka tampaknya Indonesia akan memasuki masa penderitaan panjang kedua kalau tidak terjadi pertumpahan darah akibat gerakan revolusi rakyat. KMB dalam hal ini tampaknya lebih memperhitungkan kemungkinan2 di depan ketimbang anda, bung Hadeer, yg mengaku memiliki pikiran lebih dibanding mereka. jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu
Re: 200 kursi di MPR/DPR
Ooy... disebutin dong sumber nya siapa Dulu bikin skripsi kalo mengutip dari literatur lain begitu juga ya bilang nya : dari sumber saya..He..he...ketahuan skripsi nya jiplakan ya :-)Hadeer-- From: Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia) [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: 200 kursi di MPR/DPR Date: 25 Mei 1999 15:09Sumber saya mengatakan ... Efron
One More Thing Soal 200+ Suara...
:-) Satu lagi soal kemungkinan BJH jadi presiden lagi: Andai pertanggungjawaban presiden tidak diterima, karena urusan Suharto belum beres... sesuai tap 11, Apa mungkin ybs bisa diangkat lagi sbg presiden (dg smooth)? (Dg money politics berapapun)? Yw.
Re: 200 kursi di MPR/DPR, Asik Juga
Bung Yusuf, kali ini saya hanya akan mengkomentari perihal voting terbuka dan tertutup. Semoga ada rekan2 lain yg kasih pendapat tentang mana yg sebaiknya dilakukan. Mengenai voting terbuka, tampaknya anda ada benarnya dalam hal 38 suara yg dari TNI itu. Kemungkinan mereka akan satu suara mengikuti "komandan"-nya. Tapi saya melihat masih lebih baik dilakukan voting secara terbuka yang disiarkan langsung melalui seluruh jaringan televisi dan radio di tanah air. Dengan demikian, akan banyak rakyat Indonesia yg menjadi saksi langsung dari pemungutan suara tersebut. Mereka bisa mencatat, siapa2 memilih siapa. Mengenai dugaan anda bahwa voting dengan cara tertutup tidak akan diketahui siapa memilih siapa, ternyata masih belum tepat. Sekedar informasi saja, walaupun voting dilakukan secara tertutup dengan cara mencoblos kertas calon presiden yg diinginkan, akan tetap bisa diketahui siapa memilih siapa. Letak kuncinya adalah di kertas pemilihan tersebut dan dipercetakan serta saat pemanggilan satu2 anggota yg akan ikut mencoblos. Kertas pilihan tersebut bisa diberikan kode2 yg kalau kita melihat dengan mata biasa saja (dalam artian tidak pernah tahu dimana letak kodenya) maka kita tidak akan bisa menemukan kode tersebut. Hanya orang2 yg memang sudah tahu saja bisa mengetahuinya. Kertas yg sudah ada kodenya (yg tidak bisa kelihatan dengan "mata biasa" tadi) itu telah diurut sehingga setiap anggota yg akan mencoblos akan dicatat namanya baik itu oleh petugas atau pun oleh orang khusus yg menurut saya tidak sulit untuk disediakan. Kertas yg digunakan adalah kerta polos tanpa nomor urut. Mungkin anda kaget akan hal ini, tapi cara ini pernah dilakukan dalam pemilihan ketua senat mahasiswa untuk mengetahui siapa milih siapa. Kalau pada tingkat pemilihan senat mahasiswa saja hal itu bisa dilakukan, apalagi tingkat yg sudah lebih tinggi, maka kode2 rahasia pun bisa semakin sulit untuk dilacak. Dengan voting tertutup ini, maka Golkar akan dengan mudah dan aman mengiming2i uang kepada anggota2 dewan yg diperkirakan akan menerima tawaran tersebut. Kalau skenario saya benar, dalam artian Golkar hanya butuh sekitar 100 suara tambahan saja (kekurangan 67 ditambah cadangan hilangnya suara dari orang2 Golkar yg diperkirakan akan membelot), maka setiap suara ditawari "harga" 20 milyar rupiah, menurut saya akan melirik. Jangankan 20 milyar, wong 5-10 milyar saja bakalan banyak yg mau koq. Sepuluh milyar itu khan gede banget lho, sudah bisa untuk biaya pensiun. Itulah sebabnya saya masih yakin Golkar akan berupaya untuk menggolkan voting tertutup. Kalau ini bisa gol, maka soal pencetakan kartu suara untuk pemilihan presiden tampaknya akan dengan mudah diambil tugas oleh orang2 pemerintah atau orang2 KPU yg memang sudah mendapat tugas khusus. Singkat kata, dengan kekuatan uang, hal2 seperti ini mah ngga sulit untuk dilakukan. Itulah sebabnya saya pribadi lebih memilih voting secara terbuka yg disiarkan secara langsung oleh radio dan televisi. Juga termasuk sidang2 yg dilakukan oleh anggota MPR/DPR nantinya dalam penyusunan GBHN. Biar nanti masyarakat bisa menilai langsung siapa2 saja yg ternyata ngga pantas duduk di kursi dewan. Demikian saja masukan dari saya soal voting tertutup yg secara teknis bisa tetap ketahuan siapa memilih siapa. jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu
Re: Forkot
Hadeer wrote: Saya mengerti dengan jelas situasi yang ada. Semua yang dilakukan ABRI di Aceh, di Tanjung Priok, di Lampung, dll yang membunuhi rakyat yang tidak bersalah adalah perbuatan BIADAB. Peristiwa penembakan di Semanggi juga adalah BIADAB, ABRI kah pelakunya ??? Irwan wrote: Hmmmlagi2 berbau standar ganda. Ketika peristiwanya menimpa Aceh, Tanjung Priok, Lampung, anda menyebutnya dengan yakin ABRI sebagai pelakunya. Ketika terjadi di Semanggi, anda meragukan apakah ABRI pelakunya. Jaya wrote: Ehm, Bung Irwan, buat yang ini ane setuju banget sama Bung/Mbak Hadeer. Di tiga tempat pertama sudah jelas ada bukti, sementara itu yang di Semanggi masih menjadi tanda tanya. Kalo ane sendiri sampe sekarang malah masih percaya kalo si penembak bukan ABRI secara utuh. Ya namanya organisasi mosok solid melulu. Kalau emang solid seratus persen, ngapain juga petinggi ABRI selalu bilang ABRI solid...ABRI solid Wong nggak ada apa-apa kok tiba- tiba ngomong gitu. Malah menimbulkan tanda tanya tho? Mangkane ada kemungkinan salah satu 'faksi' sengaja ingin mematangkan suasana. Apapun alasannya, sebelum terbukti ya jangan main tuduh. Dan sudah semestinya jangan main men-generalisasi. Mosok polisi ndak tahu apa-apa dimaki anjing Mungkin aja sosk polisi itu baru masuk dinas. Ya ini kan artinya malah memprovokasi polisi tho? Wong polisi ya orang juga. Kalo ane jadi polisi yang dimaki anjing nih... misal ane panasan, ndak perduli dikeluarin dari jajaran polri tak dor si pemaki itu. Makanya, kalo ada yang nuduh bahwa mahasiswa model gini sebetulnya golongan provokator ya benar juga. Yaitu men-provoke polisi untuk bertindak brutal. Lalu kapan bisa bikin demo tanpa memaki petugas keamanan...? Mosok demo-demo macam maki-maki, lempar telur busuk masih mau terus dipertahankan. Mestinya juga kite-kite paling tidak jangan belain kelakuan mahasiswa yang model gini lah. Salam, Jaya Bung Jaya di sini membela Polisi dan bapak aparat sebagai kewajibannya Saya setuju sekali ) menjaga keamanan dan ketertiban bangsa dan negara. Bung Jaya juga membuat asumsi yang netral dan kreatif bahwa mahasiswa Forkot dan Famred tersebut melakukan provokasi dengan adanya maki-makian dari mahasiswa kepada bapak - bapak aparat supaya bapak aparat marah. Kalau begitu...mungkinkah bapak aparat sebagai penjaga keamanan masyarakat ini melakukan tindakan provokasi kepada mahasiswa yang aksi demo tersebut supaya mahasiswa tersebut melakukan hal - hal yang brutal? ( Ya/tidak). Supaya Saya menjadi jelas atas asumsi bung Jaya tersebut. Salam KT :-)))
Re: Forkot
Buat bung Hadeer: Dari posting bung Hadeer sepertinya pada peristiwa demo mahasiswa FORKOT dan Famred tersebut, bung Hadeer berada di sekitar mereka ( nonton di trotoar jalan JAKARTA mungkin...atau hanya menyambung lidah orang lain ... :-D) untuk memperhatikan situasi sebenanya. Kalau begitu...bung Hadeer sudah tau dong apa alasan Forkot dan Famred melakukan aksi tolak pemilu kan? Dan tujuan mereka melakukan aksi demo itu kan ? Kalau ngga tau ...bagaimana bung Hadeer dapat membenarkan pendapat anda dan menganjurkan bang Ariston supaya melihat langsung? Jadi, supaya jelas 1. apa alasan dan tujuan aksi mereka dan 2. ditujukan kepada siapa aksi tersebut yang sebenarnya ( bukan asumsi bung Hadeer ) serta 3. Legitimate yang bagaimana maksud bung Hadeer...:-))) karena Pemilu ini merupakan ide dari pemerintah dan wakil rakyat yang lama kan?artinya mereka sudah menghitung- hitung ini semua kan ...coba jelaskan kepada saya yah :-))) Karena di milis ini pasti ada yang tau jawaban untuk di atas yang sebenarnya ( sumber langsung dari TKP ). So...yang tidak tau, seperti saya ini, menjadi mengerti dari bung Hader ... :- Salam KT Hadeer wrote:Coba dong tolong di list universitas apa aja.Yang pasti bukan datang dari UI dan Trisaksi , because they are too smart for Forkot :-) Ariston wrote:Busyet dah.kali ini menurut saya anda sudah keterlaluan,bung Hadeer. Anda menilai seseorang pintar atau bodohnyahanya dari latar belakang universitas saja. Tobat deh saya.Untuk menjadi pintar, seseorang tidak harus dudukdibangku kuliah. Kepintaran pun tak menjamin orangotomatis menjadi bijak. Semoga anda mau membukawawasan berpikir dan cara memandang anda.Tuhan menganugerahkan manusia dengan kelebihannya masing2selain juga memiliki kekurangan tentunya. Jangan kitacepat bersombong diri atas diri orang lain yg mungkindimata kita terlihat kurang mengingat orang tersebut bisasaja punya kelebihan yg kita tidak ketahui dan miliki.Semoga anda mau menyadari ini.Saya pribadi masih terus belajar untuk tidak terjebak menjadiorang sombong karena saya menyadari sepenuhnyabahwa saya punya manusia biasa yg punya keterbatasan.Mari kita sama2 belajar dan menjaga diri agar tidakterjebak menjadi orang sombong. Hadeer wrote:He...he...he...Bang Ariston sampe tobatMakanya bang Ariston, kalau Forkot dan Famred lagi demo, coba lihat dech kelakukan mereka dari jarak 10 meter (saya sudah pernah melihat dalam jarak kurang dari 5 meter, demo mereka, dan saya juga pernah mahasiswa juga loh). Biar bisa dilihat langsung dengan mata kepala sendiri, mana mahasiswa pintar, mana mahasiswa kurang pintar, mana mahasiswa kurang ajar.dalam menyampaikan aspirasi, ide, usulan, kritik dan lain-lain.Masa iya yang namanya mahasiswa ngomong ANJING ke petugas . masih mending saya kan ngomong goublok :-)Pasti bang Ariston setuju dengan apa yang pernah saya tulis. Ariston wrote: Bung Hadeer, anda melihat situasi hanya dari satu titik sajadan langsung memberikan penilaian.Apakah anda sudah mencari tahu lebih lanjut kenapamahasiswa tersebut sampai mengeluarkan kata cercaan anjingkepada petugas?Bagaimana kalau seandainya mahasiswa itu ternyata pernahpunya masalah pada waktu2 sebelumnya dengan petugas sepertimisalnya pernah ditendangi, dibukung pakai popor senjata.Atau mungkin teman mahasiswa tersebut pernah menderitadisiksa tentara, cacat, hilang tak tentu rimbanya sampai kini,atau mungkin bahkan sampai meninggal karena ditembakpada peristiwa2 yg lalu. Apakah anda sudah mempertimbangkankemungkinan itu.Saya pribadi mungkin bila dihadapkan pada situasi temansaya luka, cacat, atau meninggal karena ulah petugas, mungkinsaya akan punya mata merah juga terhadap petugas.Saya saja yg tidak melihat langsung peristiwa Trisakti dan Semanggi,dapat merasakan kepedihan mahasiswa atas peristiwa itu.Saya merinding dan emosi saya naik ketika mendengarperistiwa itu melalui telpon dengan keluarga danrekan saya di Jakarta yg menceritakan apa yg dia lihat.Saya yg tidak punya kaitan langsung apa2 dengan para korbanbisa memiliki perasaan seperti itu, karenanya saya bisamemaklumi bila ada rekan2 mahasiswa yg terkait langsungdengan para korban memiliki emosi yg lebih dari apa ygsaya rasakan.Semoga bung Hadeer sekarang bisa lebih mengertidan melihat kemungkinan situasi yg ada.Saya tidak sedang melakukan pembelaan terhadapmahasiswa atau pun pihak keamanan. Yang saya permasalahkanadalah terlalu cepatnya bung Hadeer memberikan penilaianhanya dari satu titik peristiwa dengan mengeluarkan kata2yg menurut saya kurang pas. Ditambah lagi bung Hadeermelakukan penggolongan
Re: 200 kursi di MPR/DPR
Yusuf-Wibisono wrote: Kang Efron: Salah satu sumbernya adalah uang hasil privatisasi BUMN. Misal harga pasti per lembar saham adalah 200 maka yang ada di kuitansi adalah 190. Ini kenyataan yang sukar membuktikannya. Sumber lainnya dari jarahan selama 32 tahun. Sumber lain dari menjarah selama 32 tahun kok rada nggak cocok ya. Kalo memang menjarah, sudah barang tentu langsung masuk kantong pribadi. Kalo masuk ke orga- nisasi apa ya mungkin? Wong ada laporan keuangan kok. Kalo masuk kantong pribadi jelas dapat ngilang dengan mudah. Lagipula dalam situasi tenang nyimpen uang ke organisasi jelas bisa dituduh anak buahnya sebagai mau menilep / mengangkangi uang sendiri. Lagipula misal Golkar melakukannya, tiap kali periode ganti pengurus biasanya sih akan berusaha menghabiskan dana di akhir periode jabatannya. Rugi kalo enggak. Ndak akan mungkin ada dana tertimbun secara kumulatif selama 32 tahun. Wah, sudah dirayah duluan mas sama yg waktu itu menjabat ... Ane ndak yakin ada tokoh Golkar yang demikian berdedikasi untuk memikirkan kelangsungan Golkar setelah dianya purna bakti Yw: Darimana pun sumbernya, mungkin gampang... Tapi mendistribusikan trilyunan uang dalam waktu beberapa hari, tanpa ketahuan... di Indonesia, oh boy, sulit, Pak. Ini point penting. Mau menyuap kan mesti lihat-lihat dulu orangnya, diselidiki dulu jangan-jangan waktu mau disuap bilang okay, habis itu dibawa ke koran sambil bawa barang bukti uang sogokan. Nah, repot tho? Jadi mau nyuap juga nggak gampang Dengan waktu yang demikian sempit, persoalan benar-benar nggak semudah yg diteorikan. Sumber saya mengatakan khusus untuk SU mendatang anggaran "suap" yang disediakan adalah Rp 2 trilyun. Uang muka sebesar Rp 50 juta sudah dibayar plus fasilitas kampanye. Jelas 'kan uang sebesar itu hanya "kacang bawang" ketimbang APBN. Apalagi dalam bentuk rupiah. Jika dikonversi ke dolar maka menjadi sebesar "hanya" USD 250 juta saja. Masuk akal 'kan? Efron Ngomong-ngomong sogokannya mau disumpel ke mulut siapa sih? Ke anggota MPR yg non Golkar? Wah, kalo ane orang Golkar, gantian ane juga bunyi, nggak adil dong Apalagi sogokannya gede gitu... Yang 200 orang itu gimana? Apakah dapat kita asumsikan semua pro Golkar? Wah susah Ingat lho, di jaman ORBA pun yang sering membandel justru orang-orang F-ABRI tuh... Padahal sudah demikian solidnya ABRI kala itu. Yw: Terus votingnya terbuka atau tertutup? Kalo tertutup: cing-cai, lah,... USD250 juta lenyap tanpa hasil. Kalo terbuka: dapetnya nggak seberapa, di jalanan diancurin orang... Dapetnya ya banyak mas Voting tertutup malah memungkinkan timbulnya mafia-mafia baru. Berbagai kasak-kusuk akan timbul di dalam tubuh MPR, hasilnya kayak pasar hewan. Tawar-tawaran atau gede-gedean uang suap. Mending dilakukan secara terbuka saja. Dibuka blak biar masyarakat dapat melihat siapa milih siapa... Ini penting agar kredibilitas anggota MPR sebagai wakil rakyat juga terpelihara. Kalau dibiarkan kayak gitu, gimana masyarakat merasa terwakili oleh para (tertuduh) penerima suap. Jadinya ya demo lagi... Jadi: satu-satunya jalan: mereka harus bisa menciptakan cara voting yg tertutup bagi mata rakyat (tapi terbuka bagi mata mereka)... Jaman orde baru mungkin bisa, tapi sekarang... Sulit. Kesimpulan: (Bukan tidak bisa, tapi) sulit (banget). Konsekuensinya sangat berat. Kalo satu saja ada yg membocorkan ke pihak luar, dapat menimbulkan geger luar biasa. Apalagi kalo ditambahi berbagai bumbu menurut selera yang membocorkan (yang mungkin sakit hati). Bisa tambah gawat -- Salam, Jaya -- I disapprove of what you say, but I will defend to death your right to say it. - Voltaire \\\|/// \\ - - // ( @ @ ) oOOo-(_)-oOOo--- FNU Brawijaya Dept of Civil Engineering Rensselaer Polytechnic Institute mailto:[EMAIL PROTECTED] Oooo oooO ( ) ( ) ) / \ ( (_/ \_)
Re: Forkot
Wah jelas bisa saja kalo aparat juga memprovokasi para mahasiswa. Kenapa tidak? Tapi kalo untuk situasi saat ini, bila aparat BERSERAGAM yang melakukannya, wah, ya aparatnya yg rada-rada. Saya rada menolak kemungkinan seperti ini. Kalo ada aparat yang tidak berseragam yang melakukan provokasi kepada mahasiswa, nah, ini biasa terjadi dan sangat mungkin untuk dapat terjadi. Tapi kan ada syarat agar provokasi aparat tak berseragam dapat berjalan baik tho? Syaratnya ya mahasiswa demonstran yang beringas. Kalo para demonstran ndak beringas mah biar provokator jumlahe 1000 ya ndak pengaruh. Masalahnya mahasiswa forkot ini ndak perlu diprovoke sudah beringas kok. Eh, ini infonya bukan hanya email dari Bung/Mbak Hadeer doang yaemang yg di Jakarta dan nonton demo cuman dia. Forkot kali ini membawa agenda yang tidak sejalan dengan aspirasi orang banyak. Secara natural simpati masyarakat juga ndak ada. Lain misalnya saat demo nuntut Suharto turun Makanya ane juga ndak sreg kalo ada yg bilang beberapa pihak berusaha membuat forkot berkelakuan kriminal. Eh, seperti biasa, ini pan cuman pandangan ane..pandangan seorang kuli. FRAREV SITORUS wrote: Jaya wrote: Ehm, Bung Irwan, buat yang ini ane setuju banget sama Bung/Mbak Hadeer. Di tiga tempat pertama sudah jelas ada bukti, sementara itu yang di Semanggi masih menjadi tanda tanya. Kalo ane sendiri sampe sekarang malah masih percaya kalo si penembak bukan ABRI secara utuh. Ya namanya organisasi mosok solid melulu. Kalau emang solid seratus persen, ngapain juga petinggi ABRI selalu bilang ABRI solid...ABRI solid Wong nggak ada apa-apa kok tiba- tiba ngomong gitu. Malah menimbulkan tanda tanya tho? Mangkane ada kemungkinan salah satu 'faksi' sengaja ingin mematangkan suasana. Apapun alasannya, sebelum terbukti ya jangan main tuduh. Dan sudah semestinya jangan main men-generalisasi. Mosok polisi ndak tahu apa-apa dimaki anjing Mungkin aja sosk polisi itu baru masuk dinas. Ya ini kan artinya malah memprovokasi polisi tho? Wong polisi ya orang juga. Kalo ane jadi polisi yang dimaki anjing nih... misal ane panasan, ndak perduli dikeluarin dari jajaran polri tak dor si pemaki itu. Makanya, kalo ada yang nuduh bahwa mahasiswa model gini sebetulnya golongan provokator ya benar juga. Yaitu men-provoke polisi untuk bertindak brutal. Lalu kapan bisa bikin demo tanpa memaki petugas keamanan...? Mosok demo-demo macam maki-maki, lempar telur busuk masih mau terus dipertahankan. Mestinya juga kite-kite paling tidak jangan belain kelakuan mahasiswa yang model gini lah. Salam, Jaya Bung Jaya di sini membela Polisi dan bapak aparat sebagai kewajibannya Saya setuju sekali ) menjaga keamanan dan ketertiban bangsa dan negara. Bung Jaya juga membuat asumsi yang netral dan kreatif bahwa mahasiswa Forkot dan Famred tersebut melakukan provokasi dengan adanya maki-makian dari mahasiswa kepada bapak - bapak aparat supaya bapak aparat marah. Kalau begitu...mungkinkah bapak aparat sebagai penjaga keamanan masyarakat ini melakukan tindakan provokasi kepada mahasiswa yang aksi demo tersebut supaya mahasiswa tersebut melakukan hal - hal yang brutal? ( Ya/tidak). Supaya Saya menjadi jelas atas asumsi bung Jaya tersebut. Salam KT :-))) -- Salam, Jaya -- I disapprove of what you say, but I will defend to death your right to say it. - Voltaire \\\|/// \\ - - // ( @ @ ) oOOo-(_)-oOOo--- FNU Brawijaya Dept of Civil Engineering Rensselaer Polytechnic Institute mailto:[EMAIL PROTECTED] Oooo oooO ( ) ( ) ) / \ ( (_/ \_)
Re: [Re2: (KAMMI-CLSD) Prasasti Salemba: Peringatan Setahun Reformasi]]
Kekalahan bangsa Indonesia dengan bangsa Asia dan apalagi negara - negara Barat dalam persaingan bebas di dunia adalah karena ada kebiasaan buruk yang paling sulit dirubah. Kebiasaan saya itu adalah mendengar perkataan orang lain atau membaca tulisan orang lain ( yang belum benar - benar saya mengerti tulisan/perkataan orang lain itu) dan langsung melakukan kritikan atau menilai orang itu dengan perasaan dibandingkan dengan daya pikir. :-))) KT Pandir wrote: He...he...he ane kira postingnya nggak nyambung, tapi kalopun nyambung, tetep aje ane bikin pernyataan nyang sama. Kalo ane sih kagak ada pengotak-ngotakan, lha wong, dulu mahasiswa nyang bikin suharto terjungkel. Kalo kite bikin perbedaan dimana mahasiswa boleh preman atau boleh bijak (bukan berarti ane anti Forkot atau pro nyang laen) bisa diartikan juga mahasiswa cuman dagelan, yang berbeda ame kehidupan non-mahasiswa seperti pejabat, pengacara, en laen-laennya. Mahasiswa dimana-mana (tak hanya di Indonesia) jadi kekuatan besar nyang emang kadang enggak diliput dengan kadar nyang sesuai. Ane yakin walau Amin Rais berkoar kalo mahasiswa enggak mau maju pasti Suharto masih bercokol di Istana. Pokoknya sih menurut ane kalo nyang namanya preman ya mesti dikikis abis, mau preman mahasiswa , preman pejabat, preman ABRI, preman artis, preman-preman lainnya. Ane men-generalisir berhubung ane baca posting Bang Sitorus, jadi apa nyang ane posting ya ada kaitan dengan posting Abang, kalo enggak boleh men-generalisir ya mohon di tulis dengan jelas biar saya tidak berpandir-ria untuk men-generalisir. Soal hidup cuman lelucon, la bagi saya yang bukan pelawak, tentu tidak sesuai, lha wong saya cuman seorang pandir. Pandir FRAREV SITORUS wrote: hmm... Posting saya sebelumnya untuk memberi komentar mengenai kubu mahasiswa yang reformis dan kubu preman mahasiswa ( yang dikatakan golongan yang tidak tahu arti dan makna mahasiswa dan kurang reformis ). Kalau menurut saya, esensi dari keduanya mempunyai idealisme yang baik sebagai arti dan peran mahasiswa dengan pola yang berbeda. Yang membuat saya tersenyum endiri( bukan bingung yang sebenarnya), karena ada posting yang menyebutkan bahwa salah satu kubu tersebut tidak mengerti arti dan peran mahasiswa sebenarnya. Sedangkan kubu yang satu lagi dikatakan sebagai kubu yang benar - benar reformis dan mengerti arti dan peran mahasiswa sebenarnya. Buat Bung Pandir, mohon dong ...dijelaskan analogi yang di-generalisir tersebut yang dihubungkan dengan maksud saya di atas. Jadi, bukan berarti analogi posting saya tersebut dapat di-generalisir dengan analogi Bung Pandir tentang pak Harto, pak Habibie, pak Wiranto, dan badut Golkar ditambah lagi dengan tragedi Trisakti . ( Yah mungkin bung Pandir membuat asumsi bahwa bapak - bapak tersebut, Golkar dan tragedi Trisakti merupakan kubu yang berbeda satu dengan yang lainnya dengan tujuan yang berbeda terhadap Indonesia...ada yang reformis dan ada yang tidak reformis) (:-D Melihat posting dari bung Pandir di bawah...saya semakin tersenyum lebar karena merupakan lelucon lagi bagi Saya dan tragedi bagi Bung sendiri mungkin... ( sorry yah). Bung Pandir setuju ngga bahwa hidup ini adalah lelucon semata. Koreksi lagi dong...jika ada kesalahan dalam posting ini. :-))) salam KT Get free e-mail and a permanent address at http://www.netaddress.com/?N=1
Re: Forkot
(:-o Menurut bung Jaya sendiri...mungkin ngga provokasi tersebut dilakukan oleh bapak aparat yang berseragam pada saat ini ? Trus bung Jaya ini nonton demo itu kapan saja? saat awal aksi - aksi mahasiswa di Jakarta , masa SU MPR, atau masa menjelang Pemilu sekarang ini? ( sehingga dapat menyimpulkannya dan mengatakan bahwa mahasiswa Forkot dan Famred itu beringas). :- Posting bung Jaya menggambarkan kepada saya bahwa bung Jaya mengerti aksi itu sebenarnya ( langsung dari TKP dan keterangan langsung dari para tertuduh/tersangka...ehmm). Jadi, saya sebagai orang awam mau minta tau nih...1. apa alasan dan tujuan aksi mereka yang sebenarnya saat ini dan 2. ditujukan kepada siapa aksi( aksi tolak pemilu ) tersebut yang sebenarnya bukan asumsi sendiri yah...tapi kuantitatif dong..) serta 3. Legitimate (sesuai dengan aspirasi orang banyak atau rakyat.kata bungrakyat yang bagaimana(?) ) yang bagaimana maksud bung Jaya...:-))) karena Pemilu ini merupakan ide dari pemerintah dan wakil rakyat yang "lama" kan?artinya mereka sudah menghitung- hitung ini semua kan ( sorry yah...di copy dari posting buat bung Hadeer pertanyaan ini ) ...kutunggu penjelasan dari bung Jaya. Salam KT :- Jaya wrote: Wah jelas bisa saja kalo aparat juga memprovokasi para mahasiswa. Kenapa tidak? Tapi kalo untuk situasi saat ini, bila aparat BERSERAGAM yang melakukannya, wah, ya aparatnya yg rada-rada. Saya rada menolak kemungkinan seperti ini. Kalo ada aparat yang tidak berseragam yang melakukan provokasi kepada mahasiswa, nah, ini biasa terjadi dan sangat mungkin untuk dapat terjadi. Tapi kan ada syarat agar provokasi aparat tak berseragam dapat berjalan baik tho? Syaratnya ya mahasiswa demonstran yang beringas. Kalo para demonstran ndak beringas mah biar provokator jumlahe 1000 ya ndak pengaruh. Masalahnya mahasiswa forkot ini ndak perlu diprovoke sudah beringas kok. Eh, ini infonya bukan hanya email dari Bung/Mbak Hadeer doang yaemang yg di Jakarta dan nonton demo cuman dia. Forkot kali ini membawa agenda yang tidak sejalan dengan aspirasi orang banyak. Secara natural simpati masyarakat juga ndak ada. Lain misalnya saat demo nuntut Suharto turun Makanya ane juga ndak sreg kalo ada yg bilang beberapa pihak berusaha membuat forkot berkelakuan kriminal. Eh, seperti biasa, ini pan cuman pandangan ane..pandangan seorang kuli. FRAREV SITORUS wrote: Jaya wrote: Ehm, Bung Irwan, buat yang ini ane setuju banget sama Bung/Mbak Hadeer. Di tiga tempat pertama sudah jelas ada bukti, sementara itu yang di Semanggi masih menjadi tanda tanya. Kalo ane sendiri sampe sekarang malah masih percaya kalo si penembak bukan ABRI secara utuh. Ya namanya organisasi mosok solid melulu. Kalau emang solid seratus persen, ngapain juga petinggi ABRI selalu bilang ABRI solid...ABRI solid Wong nggak ada apa-apa kok tiba- tiba ngomong gitu. Malah menimbulkan tanda tanya tho? Mangkane ada kemungkinan salah satu 'faksi' sengaja ingin mematangkan suasana. Apapun alasannya, sebelum terbukti ya jangan main tuduh. Dan sudah semestinya jangan main men-generalisasi. Mosok polisi ndak tahu apa-apa dimaki anjing Mungkin aja sosk polisi itu baru masuk dinas. Ya ini kan artinya malah memprovokasi polisi tho? Wong polisi ya orang juga. Kalo ane jadi polisi yang dimaki anjing nih... misal ane panasan, ndak perduli dikeluarin dari jajaran polri tak dor si pemaki itu. Makanya, kalo ada yang nuduh bahwa mahasiswa model gini sebetulnya golongan provokator ya benar juga. Yaitu men-provoke polisi untuk bertindak brutal. Lalu kapan bisa bikin demo tanpa memaki petugas keamanan...? Mosok demo-demo macam maki-maki, lempar telur busuk masih mau terus dipertahankan. Mestinya juga kite-kite paling tidak jangan belain kelakuan mahasiswa yang model gini lah. Salam, Jaya Bung Jaya di sini membela Polisi dan bapak aparat sebagai kewajibannya Saya setuju sekali ) menjaga keamanan dan ketertiban bangsa dan negara. Bung Jaya juga membuat asumsi yang netral dan kreatif bahwa mahasiswa Forkot dan Famred tersebut melakukan provokasi dengan adanya maki-makian dari mahasiswa kepada bapak - bapak aparat supaya bapak aparat marah. Kalau begitu...mungkinkah bapak aparat sebagai penjaga keamanan masyarakat ini melakukan tindakan provokasi kepada mahasiswa yang aksi demo tersebut supaya mahasiswa tersebut melakukan hal - hal yang brutal? ( Ya/tidak). Supaya Saya menjadi jelas atas asumsi bung Jaya tersebut. Salam KT :-))) -- Salam, Jaya -- I disapprove of what you say, but I will defend to death your right to say it. - Voltaire \\\|/// \\ - - // ( @ @ ) oOOo-(_)-oOOo--- FNU Brawijaya Dept of Civil Engineering Rensselaer Polytechnic Institute mailto:[EMAIL PROTECTED] Oooo oooO ( ) ( ) ) / \ ( (_/ \_)
Re: Forkot
Irwan Ariston Napitupulu wrote: Irwan: Bung Jaya, tidak ada alasan yg bisa digunakan oleh ABRI dengan mengatakan bahwa yg menembak itu adalah ABRI yg membelot atau pun ABRI lagi ngga solid. Rakyat tahunya itu adalah ABRI dan ABRI harus bertanggung jawab penuh. Adalah kesalahan ABRI sampai ada anggotanya yg pecah. Masak sih kesalahan ABRI ini mau dijatuhi ke rakyat, yg bener aja dong bung Jaya. Kalau memang begitu, seharusnya rakyat sekarang dipersenjatai aja biar bisa melawan ABRI-2 itu. Ini baru fair namanya, rakyat ngga dijadiin sasaran hidup lagi. Ya memang ABRI/TNI harus bertanggung jawab bila ada anggotanya yg bertindak di luar garis komando pentolan tertingginya. Cuman ya itu, alasan di balik penembakan itu juga masih jadi tanda tanya besar. Apalagi kalo nembaknya random gitu. Gini lho mas, kalo yg ditembak adalah pentolan demonstran, mungkin ada maksud yg jelas terhadap mahasiswa. Tapi kalo secara random gitu, maka ada 2 hal di benak saya: - terjadi perebutan pengaruh di dalam tubuh ABRI. - sedang menjalankan skenario yg jauh lebih besar untuk menjatuhkan seseorang. Jadi sebetulnya korban mahasiswa adalah korban sampingan. Yang diarah bukan mereka. Waktu itu polisi yg sudah nggak populer sampe bilang bahwa mereka menjadi korban. Ini yang menggiring mereka untuk memisahkan diri dari tubuh ABRI tho? Wong sudah bosen dijadikan tameng mulu. Nah, yg dimaksud bung Irwan tanggung jawab penuh itu yg kayak gimana? Ini bukan mau menimpakan kesalahan ke rakyat (tepatnya mahasiswa). Apakah mesti menyantuni, atau meminta maaf secara terbuka? Irwan: Dalam posting terdahulu sudah saya katakan saya menulis tidak dalam membela apa yg dilakukan oleh mahasiswa tapi lebih kepada mencoba melihat kemungkinan situasi yg ada. Pertanyaan saya ke anda bung Jaya, apakah ada rekan dekat atau keluarga anda yg menjadi korban demo2 selama ini khususnya yg dilakukan oleh aparat? Ya pas dengan saya. Wah kebetulan endak, tapi pertanyaannya apa relevan. Kalau korban demo karena kemacetan sih banyak. Sekarang gini, kita mesti lihat agenda demo itu sendiri. Apa sih yg lagi dibawa. Mesti balik lagi dong apa sih aspirasinya. Kalo mewakili aspirasi orang banyak, ya jelas direstui, kalo nggak ya bisa jadi malah dicerca. Tambahan lagi bung Jaya, apa anda pikir demo2 mahasiswa yg akhirnya membuat Soeharto mundur tahun lalu dilakukan dengan manis2? Mereka, mahasiswa, maju terus ngga berhari2. Gagal hari ini, coba lagi besok. Begitu terus sampai tujuan mereka bisa tercapai. Resiko nyawa menjadi taruhan mereka. Coba deh pikir, apa sih yg mereka perjuangkan, apakah mereka hanya memperjuangkan untuk kepentingan mereka sendiri? Kita mah di sini, di negeri jauh bisa enak2an tinggal nulis email, bilang ini itu, sementara mereka bermandi hujan dan berpanas terik untuk memperjuangkan sesuatu yg mungkin hasilnya kelak malah kita yg nikmatin...:( Hehe Dalam masa pergolakan, tindakan2 orang menjadi lebih kasar dari biasanya itu bagi saya sudah lumrah saja. Begitu pula saya bisa menyadari situasi dimana ketika rakyat kelaparan maka mereka menjadi lebih "ganas" dari biasanya. Dalam masa pergolakan itu adalah cukup wajar bila terjadi pergeseran2. Setuju. sekali lagi saya nanya, agenda forkot kali ini apa? Apa merupakan aspirasi orang banyak? Mengenai aparat keamanan sendiri, sepengamatan saya dari tivi2 seperti CNN yg memuat demo2 dari manca negara, sudah biasa tuh aparat keamanannya dilempari benda2 keras bahkan bom molotov, dan mereka ngga pada nembakin dengan peluru betulan. Jadi bung Jaya jangan berharap mereka2 yg demo itu akan menggunakan kata2 manis. Khan jadinya ngga lucu kalau kita dengar, "Mas polisi, 'ta lempar dengan bom molotov mau ya?"heheheheada2 aja ah:) Wah, di kita yg nembak dengan peluru tajam kan yg di Semanggi tho? Kalau di manca negara kita bisa lihat tentara Israel pake peluru tajam juga. Kalo pasukan anti huru-hara mukul pake pentungan, wuah, hampir semua demo yg berakhir dg kekerasan akan selalu gitu. Berbagai pentung akan nikmatin korban, dan berbagai gas airmata akan ditembakan. Apalagi kalo bom molotov digunakan. Ndak usah jauh-jauh. itu yg rame-rame riot student di MSU apa ndak pake pentung dan gas airmata. Sekali lagi saya tekankan, saya tidak sedang membenarkan atau pun menyalahkan apa yg sedang dilakukan oleh mahasiswa2 saat ini karena saya bisa menyadari dan merasakan kondisinya saat ini yg berbeda dari sebelum tahun 1997. Bagi saya mau demo keras mau demo lembut ngga ada masalah. Wong demo secara baik2 aja mengenai permintaan pengusutan peristiwa semanggi sampai sekarang ngga diurus2, ya pantes aja mereka ngamuk. Belum lagi demo2 yg minta agar Soeharto segera diadili sejak tahun lalu sampai sekarang belum ada kemajuan berarti. Jaksanya malah terlihat menjadi seperti pembela Soeharto. Ini khan aneh. Masak pemerintahan seperti ini yg anda bela, bung Jaya. Ya ngga toh. Jadi, kalau secara lembut ngga bisa, ya secara keras saja
Fw: the butterfly story
Posting ini saya dapat dari seorang teman. Kalau emang tidak sesuai...send aja ke recycle bin. Salam KT = The Butterfly A man found the cocoon of a butterfly. One day a small opening appeared. He sat and watched the butterfly for several hours as it struggled to force its body through that little hole. Then it seemed to stop making any progress. It appeared as if it had gotten as far as it could and it could go no further. So the man decided to help the butterfly, he took a pair of scissors and snipped off the remaining bit of the cocoon. The butterfly then emerged easily. But it had a swollen body and small, shriveled wings. The man continued to watch the butterfly because he expected that, at any moment, the wings would enlarge and expand to be able to support the body, which would contract in time. Neither happened. In fact, the butterfly spent the rest of its life crawling around with a swollen body and shriveled wings. It never was able to fly. What the man in his kindness and haste did not understand was that the restricting cocoon and the struggle required for the butterfly to get through the tiny opening were God's way of forcing fluid from the body of the butterfly into its wings so that it would be ready for flight once it achieved its freedom from the cocoon. Sometimes struggles are exactly what we need in our life. If God alowed us to go through our life without any obstacles, it would cripple us. We would not be as strong as what we could have been. We could never fly. I asked for Strength. And God gave me Difficulties to make me strong. I asked for Wisdom. And God gave me Problems to solve. I asked for Prosperity. And God gave me Brain and Brawn to work. I asked for Courage. And God gave me Danger to overcome. I asked for Love. And God gave me Troubled people to help. I asked for Favours. And God gave me Opportunities. I received nothing I wanted. I received everything I needed. Mercy, peace, and love be yours in abundance
Re: Forkot
FRAREV SITORUS wrote: (:-o Menurut bung Jaya sendiri...mungkin ngga provokasi tersebut dilakukan oleh bapak aparat yang berseragam pada saat ini ? Wah...lagi buru-buru nih Jawabannya mungkin tapi kecil sekali. Trus bung Jaya ini nonton demo itu kapan saja? saat awal aksi - aksi mahasiswa di Jakarta , masa SU MPR, atau masa menjelang Pemilu sekarang ini? ( sehingga dapat menyimpulkannya dan mengatakan bahwa mahasiswa Forkot dan Famred itu beringas). Lewat mimpiweleh...what are you up to? Posting bung Jaya menggambarkan kepada saya bahwa bung Jaya mengerti aksi itu sebenarnya ( langsung dari TKP dan keterangan langsung dari para tertuduh/tersangka...ehmm). Jadi, saya sebagai orang awam mau minta tau nih...1. apa alasan dan tujuan aksi mereka yang sebenarnya saat ini dan 2. ditujukan kepada siapa aksi( aksi tolak pemilu ) tersebut yang sebenarnya bukan asumsi sendiri yah...tapi kuantitatif dong..) serta 3. Legitimate (sesuai dengan aspirasi orang banyak atau rakyat.kata bungrakyat yang bagaimana(?) ) yang bagaimana maksud bung Jaya...:-))) karena Pemilu ini merupakan ide dari pemerintah dan wakil rakyat yang "lama" kan?artinya mereka sudah menghitung- hitung ini semua kan ( sorry yah...di copy dari posting buat bung Hadeer pertanyaan ini ) ...kutunggu penjelasan dari bung Jaya. Entar ane terusin lho emang ditujukan kepada siapa lagi demonya. Ape ane mesti jawab nih pertanyaan? Kok kuantitatif, mau nanya nomor? Wong nanyain ditujukan ke siapa kok minta kuantitatif? Maksudnya ditujukan ke X sejumlah sekian persen, ke Y sekian persen? Ndak mudheng ah dg mangsudnya. Lha pada setuju ndak sama pemilu? Kalo ndak setuju ya udah boikot pemilu. Wah silakan lihat animo masyarakat thd pemilu itu sendiri. Kalau yg mau tanding sudah sama-sama berani lha kok pada sibuk dengan sah tidaknya pemilu. Weleh ente ini gimana jelas kalo pemilu itu ide dari pemerintah... Ini yg kesebelas ane nulis ini nih.mending ane cut paste: "Balik lagi ke forkot. opo sih yg lagi jadi agenda utamanya saat ini? Ane sudah sepuluh kali nulis part yg berikut ini nih Ane juga punya pikiran sama bahwa pemerintah sekarang pengen nagmbil keuntungan dari kemefetan waktu femilu. Tapi kalo partai oposisi berani ya sudah jalan saja. Wong sudah sama-sama berani tarung. Jadi ya ndak ferlu sibuk demo bilang femilu ndak sah dlsb. Ini urusannya kan bukan melawan pemerintah lagi tho? Juga parte-parte yg bersedia ikut pemilu juga berarti dilawan juga. Wis ah oe sekola dulu nih..." Hehe... Daripade ente nanya mulu kayak jaksa, gimana kalo gantian ane nyang nanya. - Ente pade mau nyoblos ndak? - Udah daptar ikut pemilu ndak? - Kemaren sibuk belain salah satu parte, sekarang belain forkot. Apa merasa parte kesayangannya mau kalah atau gimana? Salam KT :- Jaya wrote: Wah jelas bisa saja kalo aparat juga memprovokasi para mahasiswa. Kenapa tidak? Tapi kalo untuk situasi saat ini, bila aparat BERSERAGAM yang melakukannya, wah, ya aparatnya yg rada-rada. Saya rada menolak kemungkinan seperti ini. Kalo ada aparat yang tidak berseragam yang melakukan provokasi kepada mahasiswa, nah, ini biasa terjadi dan sangat mungkin untuk dapat terjadi. Tapi kan ada syarat agar provokasi aparat tak berseragam dapat berjalan baik tho? Syaratnya ya mahasiswa demonstran yang beringas. Kalo para demonstran ndak beringas mah biar provokator jumlahe 1000 ya ndak pengaruh. Masalahnya mahasiswa forkot ini ndak perlu diprovoke sudah beringas kok. Eh, ini infonya bukan hanya email dari Bung/Mbak Hadeer doang yaemang yg di Jakarta dan nonton demo cuman dia. Forkot kali ini membawa agenda yang tidak sejalan dengan aspirasi orang banyak. Secara natural simpati masyarakat juga ndak ada. Lain misalnya saat demo nuntut Suharto turun Makanya ane juga ndak sreg kalo ada yg bilang beberapa pihak berusaha membuat forkot berkelakuan kriminal. Eh, seperti biasa, ini pan cuman pandangan ane..pandangan seorang kuli. FRAREV SITORUS wrote: Jaya wrote: Ehm, Bung Irwan, buat yang ini ane setuju banget sama Bung/Mbak Hadeer. Di tiga tempat pertama sudah jelas ada bukti, sementara itu yang di Semanggi masih menjadi tanda tanya. Kalo ane sendiri sampe sekarang malah masih percaya kalo si penembak bukan ABRI secara utuh. Ya namanya organisasi mosok solid melulu. Kalau emang solid seratus persen, ngapain juga petinggi ABRI selalu bilang ABRI solid...ABRI solid Wong nggak ada apa-apa kok tiba- tiba ngomong gitu. Malah menimbulkan tanda tanya tho? Mangkane ada kemungkinan salah satu 'faksi' sengaja ingin mematangkan suasana. Apapun alasannya, sebelum terbukti ya jangan main tuduh. Dan sudah semestinya jangan main men-generalisasi. Mosok polisi ndak tahu apa-apa dimaki anjing Mungkin aja sosk polisi itu baru masuk dinas. Ya ini kan artinya malah memprovokasi polisi tho? Wong polisi ya orang juga. Kalo ane jadi polisi yang dimaki
Re: Forkot
Buat bung Jaya: Bung katakan di positng sebelumnya menggambarkan kepada saya bahwa bung Jaya tau benar soal aksi mahasiswa Forkot dan Famred itu hingga dapat memberi kesimpulan bagi mereka yang berjuang juga sesuai dengan idealismenya. Lho..lho...malah berbalik nanya kepada bang Ariston,... " apa agenda Forkot sekarang ini"? Trus...jawaban dari bang Ariston diperuntukkan menjawab pertanyaan dari Saya yah:- Buat bung Ariston: Masak bung Jaya di dapur...eh...maksud saya, masak bung Jaya tidak tau agenda aksi Forkot sebenarnyatrus...trus ... langsung menilai negatip mereka. Bagaimana nih... Sorry yah...saya memang kurang intelek banding bung Jaya dan bang Ariston...tetapi kalau kejadian seperti inimohon hati - hati dong mengambil kesimpulan (untuk bung Jaya)mohon dong kalau mengambil kesimpulan itu jangan terlalu sesuai keahlian kale( khusus bung Jaya nih...)sampe mengikut-ikutkan yang namanya rakyat ( rakyat yang bagaimana?Siapa mereka?) :-))) KT Irwan Ariston Napitupulu wrote: Irwan: Bung Jaya, tidak ada alasan yg bisa digunakan oleh ABRI dengan mengatakan bahwa yg menembak itu adalah ABRI yg membelot atau pun ABRI lagi ngga solid. Rakyat tahunya itu adalah ABRI dan ABRI harus bertanggung jawab penuh. Adalah kesalahan ABRI sampai ada anggotanya yg pecah. Masak sih kesalahan ABRI ini mau dijatuhi ke rakyat, yg bener aja dong bung Jaya. Kalau memang begitu, seharusnya rakyat sekarang dipersenjatai aja biar bisa melawan ABRI-2 itu. Ini baru fair namanya, rakyat ngga dijadiin sasaran hidup lagi. Ya memang ABRI/TNI harus bertanggung jawab bila ada anggotanya yg bertindak di luar garis komando pentolan tertingginya. Cuman ya itu, alasan di balik penembakan itu juga masih jadi tanda tanya besar. Apalagi kalo nembaknya random gitu. Gini lho mas, kalo yg ditembak adalah pentolan demonstran, mungkin ada maksud yg jelas terhadap mahasiswa. Tapi kalo secara random gitu, maka ada 2 hal di benak saya: - terjadi perebutan pengaruh di dalam tubuh ABRI. - sedang menjalankan skenario yg jauh lebih besar untuk menjatuhkan seseorang. Jadi sebetulnya korban mahasiswa adalah korban sampingan. Yang diarah bukan mereka. Waktu itu polisi yg sudah nggak populer sampe bilang bahwa mereka menjadi korban. Ini yang menggiring mereka untuk memisahkan diri dari tubuh ABRI tho? Wong sudah bosen dijadikan tameng mulu. Nah, yg dimaksud bung Irwan tanggung jawab penuh itu yg kayak gimana? Ini bukan mau menimpakan kesalahan ke rakyat (tepatnya mahasiswa). Apakah mesti menyantuni, atau meminta maaf secara terbuka? Irwan: Dalam posting terdahulu sudah saya katakan saya menulis tidak dalam membela apa yg dilakukan oleh mahasiswa tapi lebih kepada mencoba melihat kemungkinan situasi yg ada. Pertanyaan saya ke anda bung Jaya, apakah ada rekan dekat atau keluarga anda yg menjadi korban demo2 selama ini khususnya yg dilakukan oleh aparat? Ya pas dengan saya. Wah kebetulan endak, tapi pertanyaannya apa relevan. Kalau korban demo karena kemacetan sih banyak. Sekarang gini, kita mesti lihat agenda demo itu sendiri. Apa sih yg lagi dibawa. Mesti balik lagi dong apa sih aspirasinya. Kalo mewakili aspirasi orang banyak, ya jelas direstui, kalo nggak ya bisa jadi malah dicerca. Tambahan lagi bung Jaya, apa anda pikir demo2 mahasiswa yg akhirnya membuat Soeharto mundur tahun lalu dilakukan dengan manis2? Mereka, mahasiswa, maju terus ngga berhari2. Gagal hari ini, coba lagi besok. Begitu terus sampai tujuan mereka bisa tercapai. Resiko nyawa menjadi taruhan mereka. Coba deh pikir, apa sih yg mereka perjuangkan, apakah mereka hanya memperjuangkan untuk kepentingan mereka sendiri? Kita mah di sini, di negeri jauh bisa enak2an tinggal nulis email, bilang ini itu, sementara mereka bermandi hujan dan berpanas terik untuk memperjuangkan sesuatu yg mungkin hasilnya kelak malah kita yg nikmatin...:( Hehe Dalam masa pergolakan, tindakan2 orang menjadi lebih kasar dari biasanya itu bagi saya sudah lumrah saja. Begitu pula saya bisa menyadari situasi dimana ketika rakyat kelaparan maka mereka menjadi lebih "ganas" dari biasanya. Dalam masa pergolakan itu adalah cukup wajar bila terjadi pergeseran2. Setuju. sekali lagi saya nanya, agenda forkot kali ini apa? Apa merupakan aspirasi orang banyak? Mengenai aparat keamanan sendiri, sepengamatan saya dari tivi2 seperti CNN yg memuat demo2 dari manca negara, sudah biasa tuh aparat keamanannya dilempari benda2 keras bahkan bom molotov, dan mereka ngga pada nembakin dengan peluru betulan. Jadi bung Jaya jangan berharap mereka2 yg demo itu akan menggunakan kata2 manis. Khan jadinya ngga lucu kalau kita dengar, "Mas polisi, 'ta lempar dengan bom molotov mau ya?"heheheheada2 aja ah:) Wah, di kita yg nembak dengan peluru tajam kan yg di Semanggi tho? Kalau di manca negara kita bisa lihat tentara Israel pake peluru tajam juga. Kalo pasukan anti huru-hara mukul pake pentungan, wuah, hampir semua demo yg berakhir dg kekerasan
Re: Buat Bung Bridwan !
Terima kasih Bung Rosadi. Mungkin saya juga melihat anda sekilas pada hari itu diluar gedung KBRI. Saya pada saat itu bersama Pak Mahendra dan Ibu Ita...apakah mungkin itu anda? (kejadiannya tgl 4 Mei kira2 waktu makan siang). Kalau dengan bung Okki, saya bertemunya dilift dekat ruang Pak Mahendra. Saat itu sedang ada perbaikan kabel ? Iya, mudah2an suatu saat kita akan dapat bertemu. Selamat berjuang deh bung Rosadi dengan PK-nya. Mudah2an saja PK akan konsisten dengan action masa kini-nya. Oh ya, dugaan anda mengenai saya agaknya salah..:) Salam, bRidWaN At 08:53 PM 5/24/99 PDT, Mohammad Rosadi wrote: Bung Bridwan yang baik, Wah..sayang sekali kita tidak bisa bertemu. Kalo saja anda memberitahukan kedatangan anda ke DC tsb sebelumnya, mungkin saya bisa akan langsung menemui anda. tapi sudahlah.., mungkin lain kali bisa ketemu juga. Tentang bung Okki. saya juga punya pengalaman yang sama dengan anda. Sebelumnya saya dan bung Okki sering terlibat diskusi/debat di milis bincang@ tanpa saling kenal satu sama lain. baru beberapa waktu belakangan ini saja saya sempat berkenalan dengan dia, itupun secara tidak sengaja. padahal kita berdua tinggal di kota yang berdekatan. Bisa jadi juga sampai saat ini bung Okki masih belum menyadari kalo saya adalah mantan seterunya di milis bincang@, karena saya tidak pernah menyinggung-nyinggung soal debat tsb (hayo okki.., ngaku deh.., lo nggak inget sama gue khan..?...hhehehhehe). Bung Bridwan, Sebenarnya seru juga membayangkan bertemu dengan rekan-rekan para anggota milis permias@. Saya kadang suka geli sendiri (padahal nggak ada yang gelitikin loh...:) membayangkan betapa seriusnya kita selama ini berdiskusi/debat di milis permias@,seolah-olah kita tau betul dengan lawan diskusi/debat kita. Padahal kan bisa jadi, apa yang kita bayangkan dari lawan bicara kita tidak sepenuhnya benar. Bisa saja orang yg kita bayangkan berwajah sangar (karena 'keras'nya dalam berdiskusi), ternyata adalah seorang mahasiswa imut lagi baek hatinya. Atau bisa juga lawan bicara kita yang selama kita bayangkan sebagai seorang bapak dengan anak 3, ternyata cuma anak kecil yang iseng make komputer kakaknya...:). Wah..kayaknya bakalan banyak kekonyolan-kekonyolan yang terjadi kalo kita semua bisa ketemu satu-sama lain. bayangin aja..., apa jadinya kalo kita yang selama ini debatnya kelewat serius..marah-marah..sampai nggak sengaja ngata-ngatain lawan bicara..eh..., begitu ketemu nanti ..jadi pada sok imut..jadi salting..trus...saling diem en bengong..nggak tau mo ngomong apa...hehehheheheh. Ok deh bung Bridwan..., met jalan-jalan deh. Semoga anda baik-baik saja selama dalam perjalanan. Eh.., ngomong-ngomong bayangan saya tentang anda tuh...pria berumur 30-an..,sudah berkeluarga..., berkumis tebal..,badan tegap..., pokoknya kayak Tom Seleck deh..hehehehehhe. Wassalam, Adi Virginia PS. Hmmm..., kapan dong rekan-rekan yang lain bisa mampir ke Washington DC...? From: bRidWaN [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [PPLNDC] Pengumuman Daftar Calon Pemilih Tetap Date: Mon, 24 May 1999 21:57:41 +0700 Bung Rosadi Yth, Saya kebetulan sempat mampir di KBRI Washington, sayang nya saya tidak menanyakan apakah mungkin bertemu dengan rekan Permias@. Maafkan saya, karena waktu yang sangat terbatas. Yang jelas saya sempat dikenalkan dengan bung Okky oleh Pak Mahendra, cuma saya tidak menyangka bung Okky itu adalah bung Okky yang di Permias@. Bego yah saya?? Untuk Daeng Ida, saya mencoba menghubungi, rupanya anda sementara pindah ke alamat yang baru ya..?? Untuk Rekan Permias@ lainnya : SELAMAT BERKAMPANYE DAN SELAMAT MENGIKUTI PEMILU 7 JUNI 1999. Inga...Inga. : Jangan milih Partai yang pro Status-Quo !:) Pokoknya : ASAL JANGAN ORANG LAMA !!! Salam, bRidWaN GOLONGAN ANTI ORANG LAMA
Re: Anton Sujata Dicopot Mendadak
At 02:06 AM 5/25/99 EDT, Irwan Ariston Napitupulu wrote: In a message dated 5/25/99 1:52:32 AM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Menurut Soehandoyo tak ada kaitan antara mutasi pejabat Kejaksaan Agung dengan kasus bocornya hasil pemeriksaan Tim 13 terhadap Soeharto yang dipimpin Anton, 9 Desember tahun lalu. Kejaksaan, lanjutnya, hingga kini masih meneliti sejauh mana kebenaran dokumen yang bocor dan dikutip media massa itu. ''Sampai sejauh ini kami masih meneliti apakah benar dokumen yang diberitakan media massa tersebut sama dengan dokumen pemeriksaan Soeharto,'' ujarnya. Selain Kejaksaan Agung yang mempunyai dokumen tersebut, penasihat hukum HM Soeharto pun juga memilikinya. ''Kalau benar dokumennya sama dengan yang ada disejumlah media itu berarti ada kebocoran, makanya kami akan meneliti dulu,'' ungkapnya. Ketika dimintai konfirmasinya di rumah dan di kantor, Anton tidak bisa dihubungi. n one/bud === Lha, masalah yg lebih pokok itu khan bukan apakah bocor atau tidak tapi apakah Soeharto dan keluarga itu terbukti melakukan penyalahgunaan jabatan atau tidak. Iya toh? Gimana sih nih, koq sering banget masalahnya dibelok2an. Dulu waktu telpon kesadap, eh yg diurus bukan isi apa yg dibicarakan tapi justru kenapa bisa kesadap dan siapa yg sadap. Makin aneh aja nih. Koq makin lama gue ngelihat si Andi Ghalib ini makin menjadi pembela ketimbang penuntut Soeharto ya. Kenapa sih si Andi Ghalib masih bercokol aja menjadi Jaksa Agung, seharusnya dia sudah harus dicopot dari jabatannya. Apa kelihatannya mahasiswa perlu turun lagi untuk mencopot Andi Ghalib? Wong yg 32 tahun bercokol di Istana Merdeka aja bisa didongkel, masa yg baru seperti Andi Ghalib aja kagak bisa didongkel.:) Setelah didongkel, Andi Ghalib dijatuhi tuduhan telah sengaja memperlama atau mempersulit proses penyelidikan mantan presiden Soeharto yg jelas2 sudah dituangkan dalam TAP MPR. jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu heheheeLae Irwan...:) Ngga capek ngomongin orang ini..., saya sih udah capek, karena orang termaksud emang 'ngedablek' banget. Yang pasti, dia layak dapat bintang, karena konsisten menjalankan 'order' ! Percayalah, Tuhan maha kuasa. btw: Gimana kalo dia yang jadi Presiden yah, wakilnya Baramuli, dan Habibie jadi ketua MPR. Asyik ngga yah?? Salam, bRidWaN
Forkot lagi ...forkot lagi...
Ini 2 berita lama dan baru. Yang lama lumayan buat mengingat lagi siapa-siapa itu Forkot, Famred, dll. Berita yg baru ya tentang pernyataan forkot baru-baru ini. ' who is who is the JAKARTA mass mobilisations Forum Kota - City Forum (FORKOT) a cross campus activist coalition that was established in May this year and was one of the two student coalitions that organised the occupation of the parliament in May. It includes supporters of Megawati but also activists, for example, from the more radical nationalist Murba Party. Its strongest base is on the Christian University of Indonesia (UKI). It has no base on the University of Indonesia. The PRD also has a presence in FORKOT. They are united in an anti- militarist framework. Many FORKOT students are hostile to Amien Rais. Along with the PRD, FORKOT has been aattacked by rightist groups as communist. Front Aksi Mahasiswa untuk Reformasi Damai - Student Action Front for Peaceful Reformation (FAMRED) FAMRED broke away from FORKOT and is based on a large number of smaller campuses. It has a radical anti-militaristy orientation. Young activists from the Nahdatul Ulama, influenced by liberation theology style moslem thinking, are influential in this group. Forum Kommunikasi Senat Mahasiswa Jakarta - Jakarta Student Senate Communication Forum (FKSMJ). This has been the most moderate student group, led by students who had been operating within the formal student "representative" institutions established by the regime a fgew years ago. They have been gradually radicalised and have now adopted the demand for an end to the military's role in politics. They also demand the formation of a governmental presidium. Komite Mahasiswa and Rakyat anti Dwifungsi ABRI - Student and Peoples Committee against the Dual Role of the Armed Forces (KOMRAD). KOMRAD is a militant student organisation with both an anti-militarist and anti-capitalist platform. It is under the political influence of the PRD but has non PRD members. Komite Buruh untuk Aksi Reformasi - Workers Committee for Reformation Action. KOBAR is a worker student formation formed after May by students radicalised at the University of Indonesia. It now has a strong worker base in factories in Tanegrang industrial area outside Jakarta, North Jakarta and the city of Bogor outside Jakarta. Since May it has organised several worker mobilisations that have been violently suppressed by the military. Komite Penduklung Megawati - Megawati Supporters Committee (KPM is mainly an urban poor based organisation of militant supporters of Megawati Sukarnoputri. Increasingly disenchanted with Megawati's moderate politics, they formed their own organisation in several cities. KPM includes people with a clear leftist orientation. Forum Bersama - Joint Forum (FORBES). This is the organisation with the smallest activist base. It is under the influence of the political groups PIJAR and ALDERA, some of whose members have already joined the so-called moderate parties, such as Amien Rais's National Mandate Party. In addition to these more organised forces, many single campus based groups mobilised for actions on November 12 and 13, including students from Triskti University, where three students were shot dead in May. '- Subject: Pernyataan Forkot Sejak aksi kami tanggal 21 Mei 1999, bertubi - tubi berita di televisi yang datang dari aparat yang berlomba-lomba membusukan organ FORKOT ( Forum Kota ). Kami sering mengalami cara-cara rezim yang terbiasa untuk melakukan pembusukan. Intimidasi seperti ini adalah cara lama. Mungkin kita masih ingat salah satu pembusukannya yaitu; Isu sekitar bulan Desember 1998, Kapolri menangkap adanya latihan demo yang dilakukan mahasiswa dengan senjata ketapel. Beliau membawa bukti ketapel, tapi nyatanya hingga kin i beliau tidak pernah memperlihatkan orang yang mempergunakan ketapel itu. Isu ini sengaja untuk menjatuhkan gerakan mahasiswa. Sekarang Berita di media TV tercatat mulai 2I Mei ada empat pernyataan dari pihak Polri, yaitu: 1. Isu bahwa aksi 21 Mei adalah upaya memboikot pemilu. Aksi itu hanya ingin mengingatkan Habibie bahwa setahun lamanya Soeharto tidak bisa dijamah juga oleh hukum di negara hukum ini. 2. Isu adanya provokator (dari mahasiswa) dalam barisan aparat pada saat itu yang menyuruh untuk melakukan sweeping. Padahal saat itu ada lemparan botol dari blokade aparat yang mengakibatkan terjadinya bentrokan. 3. Isu adanya intel dari mahasiswa untuk mengetahui pasukan TNI yang bertugas di lapangan. Padahal kamilah yang sering dimata-matai. 4. Adanya bendera Forkot dalam massa kampanye PDI Perjuangan (23 Mei) kemarin. Pembawa bendera Forkot dituduh melakukan provokasi. Bagaimana mungkin kami turun melakukan kampanye padahal kami nyata tidak mempercayai pemilu ini. Pembusukan yang aparat lakukan tidak pernah masuk akal sehat. Sebenarnya trik mereka adalah bumerang. -- Salam, Jaya -- I disapprove of what you say, but I will
Fw: [Fwd: FW: [Fwd: Fw: Sounds Pretty Simple... Need Money?]]
ISMAIL RAHIM PhD Candidate Electrical and Computer Engineering The University of Oklahoma Norman, Oklahoma, USA [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] -Original Message- From: Armilawaty Achmad [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] Date: Saturday, May 22, 1999 3:21 PM Subject: [Fwd: FW: [Fwd: Fw: Sounds Pretty Simple... Need Money?]] -Original Message- From: Dan Pearson [SMTP:[EMAIL PROTECTED]] Sent: Wednesday, May 19, 1999 9:17 PM To: Barbara Hasty Cc: Tina; Terry Zimmerman; Ron Culver; Ray Joan Jenkins; [EMAIL PROTECTED]; Marilyn Barnes; Maria Macias; Judy Leal; John Ankarstran; Jimmy Phillips; Lester, Jan L; Ed Miles; Dan Pearson; Dustin Leah Pearson; Duane Lester; Chris Smith; Brian Smith Subject: Fw: [Fwd: Fw: Sounds Pretty Simple... Need Money?] Date: Monday, May 10, 1999 7:00 PM Subject: Sounds Pretty Simple... Need Money? I don't know if this is for real, but someone sent it to me and hey I can always use free money$$ Kasey Netscape and AOL have recently merged to form the largest internet company in the world. In an effort to remain at pace with this giant, Microsoft has introduced a new email tracking system as a way to keep Internet Explorer as the most popular browser on the market. This email is a beta test of the new software and Microsoft has generously offered to compensate those who participate in the testing process. For each person you send this email to, you will be given $5. For every person they give it to, you will be given an additional $3. For every person they send it to you will receive $1. Microsoft will tally all the emails produced under your name over a two week period and then email you with more instructions. This beta test is only for Microsoft Windows users because theemail tracking device that contacts Microsoft is embedded into the code of Windows 95 and 98. I know you guys hate forwards. But I started this a month ago because I was very short on cash. A week ago I got an email from Microsoft asking me for my address. I gave it to them and yesterday I got a check in the mail for $800. It really works. I wanted you to get a piece of the action. You won't regret it.
New Vision in E-commerce
Dear netters The new e-commerce site, which will launch 1 September 99, will provide a unique Web-based business opportunity for entrepreneurs and offer high-quality products and services to Internet shoppers. This business will reward entrepreneurs for delivering new customers and members to Website through bonuses earned on the sales volume they generate. With this business, we will provide an opportunity for anyone to start their own Web-based business without the need to develop their own Web sites or product lines. Based on the initial interest we've seen and the explosive growth of e-commerce, we expect this new venture to be an instant success. Top companies from across the country have been tapped to help develop this business and create an unparalleled on-line shopping and business experience. Microsoft Corp. is the key development partner, providing the technical platform, development tools, consulting, and direct support for Web-based components of the project. Fry Multimedia, a division of Ann Arbor, Mich.Web-based Fry Communications, will help develop many of the interactive and commerce-related aspects of the Web site. Fry is a proven commercial site builder and leading Microsoft Business Partner, having developed numerous e-commerce sites such as the well-received destinations for Godiva Chocolatier,Eddie Bauer, MSN Shopping and 1-800-FLOWERS. C-E Communications' digital solutions group tdah! of Warren, Mich., is helping develop the branding, navigation, and overall look and feel of the new Web site. Microsoft, Fry and tdah! submitted a joint proposal for the development of this business. This business also will offer a wide range of unique products and services from other top companies plus links to dozens of other on-line shopping sites all offering discounts to the members and customers and benefiting independent business owners participating in the this business opportunity. A promotional site developed to educate and motivate potential this business participants about e-commerce has registered more than 100,000 people interested in this new opportunity since its launch in late January. The site generates more than a million hits each day, with interest continuing to grow. This business not only will provide a great shopping and business opportunity, it also will allow interested shoppers to become members and enjoy a variety of benefits, such as special prices and unique offers. Many e-commerce ventures have been plagued by high costs associated with generating traffic and building and retaining a base of customers, plus the costs of warehousing and distribution. This business will have a significant strategic advantage over competitors relying upon traditional methods of attracting customers. All business volume and revenue generated by purchases made through This company will be credited through the proven, time-tested compensation plan has used successfully for 40 years. Business owners also will have access to a virtual office on the Web site that will provide access to personalized business services. During the next six months prior to launch, agreements will be reached with a variety of merchant partners who will be linked to the this business site. Currently, the target is to have at least a dozen merchants, but the eventual number of companies that could be linked to the site is unlimited. This is a new business using new technology for the new millennium,this is the future for business and we need to be in front of the curve so that we and the independent business owners we support will benefit from this growing trend. Those interested in the prospect of an e-commerce business that can benefit them in many ways are encouraged to log on and check out http://watch.at/ecom
Re: Forkot
In a message dated 5/25/99 10:13:05 AM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Jaya: Ya memang ABRI/TNI harus bertanggung jawab bila ada anggotanya yg bertindak di luar garis komando pentolan tertingginya. Cuman ya itu, alasan di balik penembakan itu juga masih jadi tanda tanya besar. Apalagi kalo nembaknya random gitu. Gini lho mas, kalo yg ditembak adalah pentolan demonstran, mungkin ada maksud yg jelas terhadap mahasiswa. Tapi kalo secara random gitu, maka ada 2 hal di benak saya: - terjadi perebutan pengaruh di dalam tubuh ABRI. - sedang menjalankan skenario yg jauh lebih besar untuk menjatuhkan seseorang. Irwan: Waduh, anda ini gimana sih bung Jaya. Saat ada mahasiswa yg demonya sambil melemparkan botol atau pun mengumpat dengan kata2 kasar, anda langsung menyalahkan mahasiswa tersebut. Eh, pas ada anggota ABRI yg nembakin mahasiswa dengan peluru tajam, anda malah coba2 cari alasan kenapa kira2 sampai ABRI tersebut berbuat demikian. Sampai cara nembaknya yg random itulah yg anda coba ngira2 kenapa ngelakuinnya begitu. Buat saya sih sudah jelas, kasus Trisakti dan Semanggi sampai jatuh korban penembakan yg salah adalah ABRInya. Bahkan khusus untuk kasus Semanggi, mahasiswa diuber2 oleh ABRI sampai masuk kampus. Apa bung Jaya ngga inget lagi peristiwanya? Ya kalau udah ngga ingat lagi saya mah maklum aja kalau anda tidak bisa merasakan bagaimana tegang dan marahnya mahasiswa korban Semanggi tersebut. Saya bisa duga kebencian mereka, para korban Semanggi, pada aparat akan cukup tinggi. Karenanya, kalau sampai mereka dalam demo2 ada yg sampai mengeluarkan kata2 keras, saya mah maklum2 saja karena melihat peristiwa itu tidak dari titik terakhirnya saja tapi juga lihat historinya. Jaya: Jadi sebetulnya korban mahasiswa adalah korban sampingan. Yang diarah bukan mereka. Waktu itu polisi yg sudah nggak populer sampe bilang bahwa mereka menjadi korban. Ini yang menggiring mereka untuk memisahkan diri dari tubuh ABRI tho? Wong sudah bosen dijadikan tameng mulu. Irwan: Apakah anda disini sedang mencoba membenarkan penembakan yg dilakukan oleh ABRI itu pada peristiwa Semanggi? Buat saya, apa pun konflik interen yg sedang terjadi di kubu ABRI pada saat itu, dimata saya kalau sudah terjadi penembakan dengan peluru tajam terhadap kumpulan demo yg tidak bersenjata, ABRI salah dan harus bertanggung jawab. Apakah ABRI sudah melakukan pengusutan lebih jauh atas peristiwa Semanggi. Kalau belum, kenapa? Jaya: Nah, yg dimaksud bung Irwan tanggung jawab penuh itu yg kayak gimana? Ini bukan mau menimpakan kesalahan ke rakyat (tepatnya mahasiswa). Apakah mesti menyantuni, atau meminta maaf secara terbuka? Irwan: Menurut saya pribadi, tanggung jawab penuh itu ya selidiki kasusnya secara terbuka dan tuntaskan permasalahannya. Pengadilan militer harus digelar. Yang salah harus diadili dan dihukum. Soal menyantuni korban, itu sudah wajib hukumnya. Bagi korban yg meninggal, keluarga yg ditinggalkan diberikan bantuan untuk biaya penguburannya. Jangan sampai mayatnya dibuang ditempat tertentu yg tidak diketahui oleh umum seperti dalam peristiwa di kantor PDI 27 Juli 1997 lalu. Bila itu yg terjadi, ABRI harus segera membokar kembali lokasi pemakaman massal tersebut dan membiarkan ahli forensik untuk mengenali identitas korban. ABRI tentu harus meminta maaf secara terbuka atas kesalahan2nya yg dilakukan. Tentunya setelah ABRI/TNI harus benar2 menjalankan tugas pengabdian kepada masyarakat seperti yg sudah seharusnya. Itulah kira2 bentuk tanggung jawab penuh yg bisa saya paparkan disini. Irwan: Dalam posting terdahulu sudah saya katakan saya menulis tidak dalam membela apa yg dilakukan oleh mahasiswa tapi lebih kepada mencoba melihat kemungkinan situasi yg ada. Pertanyaan saya ke anda bung Jaya, apakah ada rekan dekat atau keluarga anda yg menjadi korban demo2 selama ini khususnya yg dilakukan oleh aparat? Jaya: Ya pas dengan saya. Wah kebetulan endak, tapi pertanyaannya apa relevan. Irwan: Dengan demikian saya bisa memaklumi kurangnya pengenalan anda akan situasi yg mungkin ada. Sebenarnya untuk mengetahui kemungkinan emosi yg ada pada peristiwa itu, mahasiswa memaki2 aparat, kita ngga perlu harus mengalami peristiwanya. Kita hanya perlu sedikit lebih peduli dan mencoba membayangkan kita berada diposisi mereka, mahasiswa. Itu saja koq sebenarnya. Karenanya saya bisa membayangkan bagaimana rasanya dulu dikejar2 oleh aparat dan ditembaki, atau digebuki, dituduh2 komunis, dll, karenanya saya sudah bisa membayangkan akan timbul semacam kebencian dalam otak mahasiswa tersebut kepada apa yg namanya aparat keamanan. Secara analisa psikologis, hal ini wajar2 saja. Kalau anda masih susah ngebayanginnya, saya kasih salah satu contoh deh yg baru2 ini juga terjadi. Lihatlah kampanye Golkar. Banyak masyarakat yg sudah kadung benci dengan golkar selama ini akhirnya diluapkan dalam bentuk pencabutan bendera, perusakan mobil hias/kampanye, pelarangan kampanye oleh
Sriwijaya Post 15 April 1999.
http://www.indomedia.com/sripo/9904/15/OPINI/1504op2.htm Pemilu Terancam Gagal Ribuan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Jakarta, Selasa kemarin serentak turun kembali ke jalan. Mereka bergerak dari kampus Universitas Indonesia di Salemba, menuju gedung DPR/MPR di Senayan. Namun hanya mahasiswa yang tergabung dalam Forum Kota (Forkot) yang berhasil mendekati gedung DPR-MPR Senayan. Aksi Forkot juga diperkuat himpunan mahasiswa lain seperti Keluarga Besar UI (KBUI), Komrad, dan Keluarga Mahasiswa Trisakti. Demo itu merupakan aksi terbesar yang digelar mahasiwa sejak Desember 1998 lalu yang sempat terjadi bentrokan di jembatan layang Senayan. Tuntutan mereka sama, pembentukan pemerintahan transisi dan meminta DPR mencabut undang-undang politik, termasuk UU tentang Susunan dan Kedudukan Anggota DPR- MPR yang memberikan jatah 38 kursi di DPR untuk ABRI. Di Yogyakarta, pada hari yang sama sekitar 150 mahasiswa yang tergabung dalam komponen Dewan Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (Dema UGM), SMKR (Solidaritas Mahasiswa untuk Kedaulatan Rakyat), dan KPRP (Komite Perjuangan Rakyat untuk Perubahan) juga menggelar demonstrasi menolak penyelenggaraan Pemilu 1999. Para demonstran menilai, Pemilu 1999 tidak akan demokratis selama militer masih mendapatkan jatah kursi di DPR. Pengunjuk rasa juga juga menggelar berbagai poster, di antaranya bertuliskan: Tolak Partai Politik Borjuis; Jangan Pilih Partai yang tidak Perjuangkan Buruh; Tolak Parpol yang tidak Memihak Rakyat. Aksi mahasiswa turun ke jalan di Jakarta yang umumnya ingin menuju DPR ini dicegat aparat keamanan di berbagai tempat. Aksi yang didukung sejumlah kesatuan mahasiswa itu sepanjang jalan meneriakkan ajakan kepada mahasiswa dan rakyat agar bersatu memperjuangkan pembentukan pemerintahan transisi yang demokratis. Pemilu oleh rezim Habibie mereka nilai akan menimbulkan banyak masalah, baik sebelum atau sesudahnya karena penguasa dengan segala cara akan berusaha tetap berkuasa. Pemilu hanya akan dipergunakan sebagai alat untuk memperpanjang kekuasaan kelompok penindas. KITA berpendapat, suara perlawanan dari kampus terhadap pelaksanaan pemilu Juni mendatang ternyata tidak lenyap, bahkan mulai menggema seiring hiruk-pikuk persiapan pemilu, termasuk pembentukan organisasi-organisasi independen pemantau pemilu. Sekonyong-konyong, Selasa lalu ribuan mahasiswa kembali turun ke jalan, berkonvoi keliling Kota Jakarta dengan mengendarai belasan bus. Mereka berkampanye menentang pemilu yang diselenggarakan pemerintahan Habibie dan menuntut pembentukan pemerintahan transisi. Kendati tidak melibatkan massa dalam jumlah besar, aksi tersebut tidak bisa diabaikan karena melibatkan tak kurang puluhan kesatuan aksi yang mengambil peran penting dalam gerakan mahasiswa selama Sidang Istimewa MPR November lalu. Sejak transisi kekuasaan dari Soeharto kepada Habibie, sebagian mahasiswa menjadi pendukung atau minimal tidak mempersoalkan lagi keberadaan pemerintahan Habibie sebagai pemerintahan transisi. Namun sebagian lagi menolak pemerintahan Habibie dan menuntut pembentukan pemerintahan transisi secara demokratis, baik dalam bentuk presidium maupun Komite Rakyat Indonesia (KRI). Pertentangan antara kedua kubu mahasiswa tidak sampai menimbulkan bentrok di lapangan, tapi justru mengarah pada saling pengertian setelah masa pengendapan selama bulan Ramadhan. Kesatuan aksi mahasiswa yang secara terbuka menentang pemilu yang diselenggarakan pemerintahan Habibie adalah Forkot. Kesatuan aksi ini tetap pada tuntutan pembentukan Komite Rakyat Indonesia (KRI) untuk menggantikan Habibie. Komite inilah yang menjalankan pemerintahan transisi untuk menyelenggarakan pemilu. Forkot saat ini beraliansi dengan kesatuan-kesatuan aksi mahasiswa lainnya di bawah nama Komite Mahasiswa Bersatu (KMB). Komite ini didukung oleh 11 kesatuan aksi, di antaranya Forum Komunikasi Senat Mahasiswa Jakarta (FKSMJ), Komite Mahasiswa dan Rakyat untuk Demokrasi (Komrad), Keluarga Besar Universitas Indonesia (KB- UI), Front Jakarta, dan Forum Bersama. Merekalah yang menggelar aksi turun ke jalan, Rabu lalu, menuntut pembentukan pemerintahan transisi dan menolak pemilu yang diselenggarakan pemerintahan Habibie. Front Aksi Mahasiswa untuk Reformasi dan Demokrasi (Famred) menyatakan netral dalam soal pemilu. Mereka tidak ingin berkonfrontasi dengan rakyat yang menginginkan pemilu segera diselenggarakan. Namun, melihat perjalanan selama ini sulit diharapkan pemerintahan Habibie akan menjadi pemerintahan transisi menuju demokrasi. Kelompok mahasiswa yang lain adalah mereka yang mendukung atau sekurang-kurangnya tidak menolak pemilu Juni mendatang. Masuk dalam katagori ini antara lain KAMMI, Forum Salemba, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Forum Mahasiswa Rawamangun (Fomara), dan mereka yang tergabung dalam Jaringan Perguruan Tinggi Pemantau Pemilu (University Network for Free and Fair Election - Unfrel). Pemilu mendatang memang tidak bisa serta merta dikatakan adil karena adanya anggota DPR yang
[DETIKCOM] TNI Bertobat di UI Depok
Suatu berita gembira yg masih butuh bukti lapangan. Mengenai dwi fungsi ABRI, saya setuju dengan pemikiran dari Gus Dur. jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu http://www.detik.com/berita/199905/19990525-1833.html Seminar Hubungan Sipil-Militer FISIP UI TNI "Bertobat" di UI Depok Reporter: Nurul Hidayati detikcom, Jakarta-Petinggi TNI melakukan "pertobatan" di kampus UI Depok, Selasa (25/05/1999). Istilah tobat dan pengakuan dosa itu setidaknya muncul dari pengamat politik Eep Saefulloh Fatah dan Mohtar Mas'oed. Komentar tobat itu keluar seusai Mayjen TNI Agus Wirahadikusumah, Asisten Perencanaan Umum Panglima TNI, mempresentasikan makalahnya yang berjudul Hubungan Sipil-Militer: Visi, Misi dan Aksi dalam Seminar Mencari Format Baru Hubungan Sipil-Militer di Pusat Studi Jepang, Kampus UI Depok, Selasa (25/05/1999). Kedua pengamat politik UI dan UGM itu menganggap TNI melakukan pertobatan karena menilai Mayjen Agus Wirahadikusumah telah mengakui berbagai kesalahan yang dilakukan TNI selama ini dalam presentasinya. Agus, misalnya, tidak menampik tuduhan bahwa selama Orba tangan ABRI (Agus menyebut ABRI dan bukan TNI-Red) telah merambah ke segenap ruang. Keberadaaanya tidak dalam batas kemiliteran saja, tapi juga memegang kendali kehidupan politik rakyat Indonesia. "Karena itu, tak berlebihan jika secara institusional sebenarnya ABRI adalah pihak yang bertanggung jawab terhadap terhadap baik buruknya Orba, dan logis pula kalau turunnya Pak Harto pada 21 Mei 1998 juga ditafsirkan sebagai akhir "kedigdayaan" ABRI," kata Agus. Sejak itulah, kata Agus, maka hujatan terhadap ABRI tak pernah berhenti. Menurut Agus, hujatan dan tuntutan yang ditujukan pada ABRI selama ini menggelisahkan ABRI. "Kami menggangap selama ini telah berhasil mengkontruksi pandangan rakyat atas kiprahnya dengan turut aktifnya ABRI dalam politik. Jadi tuntutan masyarakat agar ABRI berubah cukup menggelisahkan ABRI," tutur Agus yang kata Eep kariernya tersendat karena sikap reformisnya sejak 1995. Pengakuan Agus lainnya, ABRI selama ini salah dalam penanganan menjaga stabilitas nasional. "Penanganan di lapangan berlebihan dengan tidak memberi ruang perbedaan pendapat dan koreksi atas kebijakan pemerintajh yang keliru serta penyimpangan pemerintah Orba, hanya karena ingin menjaga stabilitas negara. ABRI melihat kritik rakyat sebagai sumber instabilitas," cerita Agus. Agus juga membeberkan rahasia dapur ABRI yang lain. "ABRI mudah curiga pada cendekiawan, seniman, aktivis LSM dan intelektual lain yang memperbincangkan hubungan sipil-militer, demokratisasi, kebebasan berpendapat dan HAM. Bagi ABRI,
Re: [DETIKCOM] TNI Bertobat di UI Depok
Apakah pak Mayjen Agus Wirahadikusumah ini dari TNI AU? Ada yang tahu? Irwan Ariston Napitupulu wrote: Suatu berita gembira yg masih butuh bukti lapangan. Mengenai dwi fungsi ABRI, saya setuju dengan pemikiran dari Gus Dur. jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu http://www.detik.com/berita/199905/19990525-1833.html Seminar Hubungan Sipil-Militer FISIP UI TNI "Bertobat" di UI Depok Reporter: Nurul Hidayati detikcom, Jakarta-Petinggi TNI melakukan "pertobatan" di kampus UI Depok, Selasa (25/05/1999). Istilah tobat dan pengakuan dosa itu setidaknya muncul dari pengamat politik Eep Saefulloh Fatah dan Mohtar Mas'oed. Komentar tobat itu keluar seusai Mayjen TNI Agus Wirahadikusumah, Asisten Perencanaan Umum Panglima TNI, mempresentasikan makalahnya yang berjudul Hubungan Sipil-Militer: Visi, Misi dan Aksi dalam Seminar Mencari Format Baru Hubungan Sipil-Militer di Pusat Studi Jepang, Kampus UI Depok, Selasa (25/05/1999). Kedua pengamat politik UI dan UGM itu menganggap TNI melakukan pertobatan karena menilai Mayjen Agus Wirahadikusumah telah mengakui berbagai kesalahan yang dilakukan TNI selama ini dalam presentasinya. Agus, misalnya, tidak menampik tuduhan bahwa selama Orba tangan ABRI (Agus menyebut ABRI dan bukan TNI-Red) telah merambah ke segenap ruang. Keberadaaanya tidak dalam batas kemiliteran saja, tapi juga memegang kendali kehidupan politik rakyat Indonesia. "Karena itu, tak berlebihan jika secara institusional sebenarnya ABRI adalah pihak yang bertanggung jawab terhadap terhadap baik buruknya Orba, dan logis pula kalau turunnya Pak Harto pada 21 Mei 1998 juga ditafsirkan sebagai akhir "kedigdayaan" ABRI," kata Agus. Sejak itulah, kata Agus, maka hujatan terhadap ABRI tak pernah berhenti. Menurut Agus, hujatan dan tuntutan yang ditujukan pada ABRI selama ini menggelisahkan ABRI. "Kami menggangap selama ini telah berhasil mengkontruksi pandangan rakyat atas kiprahnya dengan turut aktifnya ABRI dalam politik. Jadi tuntutan masyarakat agar ABRI berubah cukup menggelisahkan ABRI," tutur Agus yang kata Eep kariernya tersendat karena sikap reformisnya sejak 1995. Pengakuan Agus lainnya, ABRI selama ini salah dalam penanganan menjaga stabilitas nasional. "Penanganan di lapangan berlebihan dengan tidak memberi ruang perbedaan pendapat dan koreksi atas kebijakan pemerintajh yang keliru serta penyimpangan pemerintah Orba, hanya karena ingin menjaga stabilitas negara. ABRI melihat kritik rakyat sebagai sumber instabilitas," cerita Agus. Agus juga membeberkan rahasia dapur ABRI yang lain. "ABRI mudah curiga pada cendekiawan, seniman, aktivis LSM dan
NBA (santai sejenak ah...)
pertandingan semifinal untuk masing2 wilayah kini menyisakan satu pertandingan lagi antara Portland Blazer dan Utah Jazz dimana Blazer saat ini unggul 3-1 (best of seven). Tiga tim lainnya yg sudah lolos ke final untuk wilayah masing2 adalah: 1.San Antonio Spurs (West) 2.Indiana Pacers (East) 3.New York Knicks (East) Ketiga tim diatas menyisihkan lawan2nya dengan skor telak 4-0 (best of seven). Sungguh suatu hasil yg spektakuler menurut saya:) Gue jadi pengen tahu nih, grup2 mana yg diunggulis di milis permias...:) Gue perkirain sih yg bakalan ketemu difinal nanti (East vs West) adalah Indiana Pacers vs pemenang antara Portland Blazers dan Utah Jazz dengan porsi lebih berat jatuh pada Portland Blazers untuk lolos ke grand final. Saya memegang Indiana Pacers sebagai juara NBA tahun ini (kecuali kalau Utah Jazz lolos ke final). jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu
Re: [DETIKCOM] TNI Bertobat di UI Depok
In a message dated 5/25/99 4:46:14 PM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Apakah pak Mayjen Agus Wirahadikusumah ini dari TNI AU? Ada yang tahu? Saya koq juga jadi tertarik ya ingin tahu lebih jauh tentang Agus Wirahadikusumah ini. Apalagi setelah saya baca berita di Kompas atas peristiwa yg sama: http://www.kompas.com/kompas-cetak/9905/26/UTAMA/tni01.htm Melihat fotonya yg tidak memelihara kumis tebal, seperti umumnya abri2 lain dan juga polisi2 jalanan/lalu lintas, bagi saya adalah satu fenomena tersendiri. Bukannya apa2, dulu khan sempat beredar mitos yg aneh, semakin tebal kumis yg dimiliki maka akan terlihat semakin galak dan ditakutihahahaha. Ada yg bisa kasih pencerahan tentang tokoh yg satu ini? jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu
[Re: [DETIKCOM] TNI
Blucer Rajagukguk [EMAIL PROTECTED] wrote: Apakah pak Mayjen Agus Wirahadikusumah ini dari TNI AU? Ada yang tahu? Wah bukan bung, beliau ini berasal dari Angkatan Darat juga, pernah menjadi dosen di Seskoad bersama-sama Susilo Bambang Yudhoyono, dan pernah mendapat pendidikan di Harvard (lupa jenjangnya, mungin Masters). sekarang menjabat asisten perencanaan umum untuk panglima TNI, sehingga bekerja dekat dengan jenderal Wiranto. wasalam adi abidin Get free e-mail and a permanent address at http://www.amexmail.com/?A=1
Re: [DETIKCOM] TNI Bertobat di UI Depok
Rasa-rasany AU nggak punya mayjen, letjen, yaAtau udah ganti acara Jangan-jangan sekarang ada kopral jendral dan sersan jendral kayak yang di film Nagabonar...? Hehe... Irwan Ariston Napitupulu wrote: In a message dated 5/25/99 4:46:14 PM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Apakah pak Mayjen Agus Wirahadikusumah ini dari TNI AU? Ada yang tahu? Saya koq juga jadi tertarik ya ingin tahu lebih jauh tentang Agus Wirahadikusumah ini. Apalagi setelah saya baca berita di Kompas atas peristiwa yg sama: http://www.kompas.com/kompas-cetak/9905/26/UTAMA/tni01.htm Melihat fotonya yg tidak memelihara kumis tebal, seperti umumnya abri2 lain dan juga polisi2 jalanan/lalu lintas, bagi saya adalah satu fenomena tersendiri. Bukannya apa2, dulu khan sempat beredar mitos yg aneh, semakin tebal kumis yg dimiliki maka akan terlihat semakin galak dan ditakutihahahaha. Ada yg bisa kasih pencerahan tentang tokoh yg satu ini? jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu -- Salam, Jaya -- I disapprove of what you say, but I will defend to death your right to say it. - Voltaire \\\|/// \\ - - // ( @ @ ) oOOo-(_)-oOOo--- FNU Brawijaya Dept of Civil Engineering Rensselaer Polytechnic Institute mailto:[EMAIL PROTECTED] Oooo oooO ( ) ( ) ) / \ ( (_/ \_)
Re: 200 kursi di MPR/DPR
Yw: Darimana pun sumbernya, mungkin gampang... Tapi mendistribusikan trilyunan uang dalam waktu beberapa hari, tanpa ketahuan... di Indonesia, oh boy, sulit, Pak. Efron: Sulit bagi kita, tak sulit bagi mereka. Yang justru sulit (pitik) adalah menyuap para calon pemilih. Yw: Terus votingnya terbuka atau tertutup? Kalo tertutup: cing-cai, lah,... USD250 juta lenyap tanpa hasil. Kalo terbuka: dapetnya nggak seberapa, di jalanan diancurin orang... Jadi: satu-satunya jalan: mereka harus bisa menciptakan cara voting yg tertutup bagi mata rakyat (tapi terbuka bagi mata mereka)... Jaman orde baru mungkin bisa, tapi sekarang... Sulit. Kesimpulan: (Bukan tidak bisa, tapi) sulit (banget). Efron: Mudah-mudahan tertutup. Kalaupun tertutup para penerima suap kayaknya sukar berubah pikiran. Pertimbangannya selain egois adalah keluarga, keselamatan, kekayaan, dll. Kesimpulan: Tak ada yang tak mungkin bagi mereka.
Re: 200 kursi di MPR/DPR
Memang mudah dipecah belah. BJH juga menganut "politik sampyuh"-nya Soeharto. Kalau kalah sebaiknya hancur sekalian. Jangan lupa, dari sekian banyak anggota Golkar yang pro status quo ada juga yang reformis. Sebut saja kakaknya Chandra Darusman yang dari Jabar. Pemelorotan suara bahkan kekalahan Golkar memang sudah diantisipasi mereka sendiri. Makanya jurus suap segera dikeluarkan dengan mengincar caleg nomor mateng. -Original Message- From: Yusuf-Wibisono [SMTP:[EMAIL PROTECTED]] Sent: Tuesday, 25 May, 1999 15:39 PM To: [EMAIL PROTECTED] Subject:Re: 200 kursi di MPR/DPR Yw: Dunia luas, Pak. Dua DPD tdk dibantu apapun oleh DPP Golkar, ya malah gampang dipecah belah oleh pihak lain,... Misalnya: kedua DPD itu (secara diam-diam) terima dari 'penggembos Golkar'. Berapa sih, perlunya? Not much, kan? Atau, katakanlah: di mulut mereka akhirnya luluh, tapi di hati (pada saat voting tertutup)... siapa tahu... Even voting terbuka sekalipun. Di detik-detik terakhir bisa mangkir. Paling cuma dikecam doang (oleh kalangan pro status-quo) tapi terus dielu-elukan sebagai pahlawan oleh para reformis... :-)
Re: Forkot
Irwan Ariston Napitupulu wrote: Irwan: Waduh, anda ini gimana sih bung Jaya. Saat ada mahasiswa yg demonya sambil melemparkan botol atau pun mengumpat dengan kata2 kasar, anda langsung menyalahkan mahasiswa tersebut. Eh, pas ada anggota ABRI yg nembakin mahasiswa dengan peluru tajam, anda malah coba2 cari alasan kenapa kira2 sampai ABRI tersebut berbuat demikian. Sampai cara nembaknya yg random itulah yg anda coba ngira2 kenapa ngelakuinnya begitu. Buat saya sih sudah jelas, kasus Trisakti dan Semanggi sampai jatuh korban penembakan yg salah adalah ABRInya. Bahkan khusus untuk kasus Semanggi, mahasiswa diuber2 oleh ABRI sampai masuk kampus. Wah, ndak ada untungnya ane mbela tentara oom... Cuman mau lihat masalahnya dari sudut yg berbeda. Bukanya mau langsung menyalahkan mahasiswa pula. Kita tahu lah kayak gimana sih. Gantian Bung Irwan nginget-nginget gimana marinir waktu itu disenangi mahasiswa. Jadi tetap saja terdapat perbedaan-perbedaan pendekatan di dalam tubuh ABRI. Kalau mau langsung men-judge gitu ya monggo kerso lah. Mending kalo ane ngotot lalu dibayar TNI hehe Apa bung Jaya ngga inget lagi peristiwanya? Ya kalau udah ngga ingat lagi saya mah maklum aja kalau anda tidak bisa merasakan bagaimana tegang dan marahnya mahasiswa korban Semanggi tersebut. Saya bisa duga kebencian mereka, para korban Semanggi, pada aparat akan cukup tinggi. Karenanya, kalau sampai mereka dalam demo2 ada yg sampai mengeluarkan kata2 keras, saya mah maklum2 saja karena melihat peristiwa itu tidak dari titik terakhirnya saja tapi juga lihat historinya. Lha ya itu, yang jadi korban adalah mahasiswa Trisakti, kok yg beringas orang Forkot. Kalo Bung Irwan mau menyatukan mahasiswa sih boleh saja, cuma lihat lagi apakah mhs Trisakti sepaham dengan Forkot? Jaya: Jadi sebetulnya korban mahasiswa adalah korban sampingan. Yang diarah bukan mereka. Waktu itu polisi yg sudah nggak populer sampe bilang bahwa mereka menjadi korban. Ini yang menggiring mereka untuk memisahkan diri dari tubuh ABRI tho? Wong sudah bosen dijadikan tameng mulu. Irwan: Apakah anda disini sedang mencoba membenarkan penembakan yg dilakukan oleh ABRI itu pada peristiwa Semanggi? Buat saya, apa pun konflik interen yg sedang terjadi di kubu ABRI pada saat itu, dimata saya kalau sudah terjadi penembakan dengan peluru tajam terhadap kumpulan demo yg tidak bersenjata, ABRI salah dan harus bertanggung jawab. Apakah ABRI sudah melakukan pengusutan lebih jauh atas peristiwa Semanggi. Kalau belum, kenapa? Hehehe tambah aneh ini lho narik kesimpulanya.. ambil deh. Jaya: Nah, yg dimaksud bung Irwan tanggung jawab penuh itu yg kayak gimana? Ini bukan mau menimpakan kesalahan ke rakyat (tepatnya mahasiswa). Apakah mesti menyantuni, atau meminta maaf secara terbuka? Irwan: Menurut saya pribadi, tanggung jawab penuh itu ya selidiki kasusnya secara terbuka dan tuntaskan permasalahannya. Pengadilan militer harus digelar. Yang salah harus diadili dan dihukum. Soal menyantuni korban, itu sudah wajib hukumnya. Bagi korban yg meninggal, keluarga yg ditinggalkan diberikan bantuan untuk biaya penguburannya. Jangan sampai mayatnya dibuang ditempat tertentu yg tidak diketahui oleh umum seperti dalam peristiwa di kantor PDI 27 Juli 1997 lalu. Bila itu yg terjadi, ABRI harus segera membokar kembali lokasi pemakaman massal tersebut dan membiarkan ahli forensik untuk mengenali identitas korban. ABRI tentu harus meminta maaf secara terbuka atas kesalahan2nya yg dilakukan. Tentunya setelah ABRI/TNI harus benar2 menjalankan tugas pengabdian kepada masyarakat seperti yg sudah seharusnya. Itulah kira2 bentuk tanggung jawab penuh yg bisa saya paparkan disini. Wah, ane orang sipil tulen, lebih sipil dari anda. Jadi ndak tertarik buat mbelain ABRI. Kalo mau gitu ya terserah anda. Jaya: Ya pas dengan saya. Wah kebetulan endak, tapi pertanyaannya apa relevan. Irwan: Dengan demikian saya bisa memaklumi kurangnya pengenalan anda akan situasi yg mungkin ada. Sebenarnya untuk mengetahui kemungkinan emosi yg ada pada peristiwa itu, mahasiswa memaki2 aparat, kita ngga perlu harus mengalami peristiwanya. Kita hanya perlu sedikit lebih peduli dan mencoba membayangkan kita berada diposisi mereka, mahasiswa. Itu saja koq sebenarnya. Karenanya saya bisa membayangkan bagaimana rasanya dulu dikejar2 oleh aparat dan ditembaki, atau digebuki, dituduh2 komunis, dll, karenanya saya sudah bisa membayangkan akan timbul semacam kebencian dalam otak mahasiswa tersebut kepada apa yg namanya aparat keamanan. Secara analisa psikologis, hal ini wajar2 saja. Hehehe Wah sama-sama membayangkan kok anda bisa menilai saya lebih tidak mengenal situasi dari anda tho? Kebencian thd ABRI tidak di-trigger oleh peristiwa Semanggi. Kalo anda berpikiran seperti itu, mungkin perlu nginget lagi. Itu sudah lama... Bung Irwan, dg skala jauh lebih kecil ane pernah ngalamin. Njitak Brimob juge pernah. (Cuman ane sekarangnya
Re: 200 kursi di MPR/DPR
Tak perlu saya sebut, karena etika. Saya juga pernah bilang tidak memaksa Anda untuk percaya. Njiplak skripsi? Apa itu skripsi? Selama hidup saya tak pernah bikin yang namanya skripsi. Dari mana saya dibilang njiplak. Tugas akhir saya membikin TESIS, yang tanpa basa-basi sayalah orang pertama Indonesia (yang di Indonesia) yang meneliti fly ash. Baru era 90-an penelitian itu marak di sini. Jadi, tak perlu berdebat soal karya ilmiah dengan saya. Mari kita kembali berdiskusi soal subjek di atas. Efron -Original Message- From: Hadeer [SMTP:[EMAIL PROTECTED]] Sent: Thursday, 27 May, 1999 16:36 PM To: [EMAIL PROTECTED] Subject:Re: 200 kursi di MPR/DPR Ooy... disebutin dong sumber nya siapa Dulu bikin skripsi kalo mengutip dari literatur lain begitu juga ya bilang nya : "dari sumber saya.." He..he...ketahuan skripsi nya jiplakan ya :-) Hadeer -- From: Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia) [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: 200 kursi di MPR/DPR Date: 25 Mei 1999 15:09 Sumber saya mengatakan ... Efron
Re: One More Thing Soal 200+ Suara...
Inilah yang bakal saya tanyakan. Jika MPR menolak pertanggungjawaban BJH, apa kira-kira sanksi untuk BJH. -Original Message- From: Yusuf-Wibisono [SMTP:[EMAIL PROTECTED]] Sent: Tuesday, 25 May, 1999 16:44 PM To: [EMAIL PROTECTED] Subject:One More Thing Soal 200+ Suara... :-) Satu lagi soal kemungkinan BJH jadi presiden lagi: Andai pertanggungjawaban presiden tidak diterima, karena urusan Suharto belum beres... sesuai tap 11, Apa mungkin ybs bisa diangkat lagi sbg presiden (dg smooth)? (Dg money politics berapapun)? Yw.
Re: [DETIKCOM] TNI Bertobat di UI Depok
Yang saya tahu beliau aktivis di PBSI. Ia juga mengantarkan Tim Thomas Indonesia jadi juara. Itu saja Lae. -Original Message- From: Irwan Ariston Napitupulu [SMTP:[EMAIL PROTECTED]] Sent: Wednesday, 26 May, 1999 4:03 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject:Re: [DETIKCOM] TNI "Bertobat" di UI Depok In a message dated 5/25/99 4:46:14 PM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Apakah pak Mayjen Agus Wirahadikusumah ini dari TNI AU? Ada yang tahu? Saya koq juga jadi tertarik ya ingin tahu lebih jauh tentang Agus Wirahadikusumah ini. Apalagi setelah saya baca berita di Kompas atas peristiwa yg sama: http://www.kompas.com/kompas-cetak/9905/26/UTAMA/tni01.htm Melihat fotonya yg tidak memelihara kumis tebal, seperti umumnya abri2 lain dan juga polisi2 jalanan/lalu lintas, bagi saya adalah satu fenomena tersendiri. Bukannya apa2, dulu khan sempat beredar mitos yg aneh, semakin tebal kumis yg dimiliki maka akan terlihat semakin galak dan ditakutihahahaha. Ada yg bisa kasih pencerahan tentang tokoh yg satu ini? jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu
Isu Kampanye : Buku Pelajaran Secara Gratis
Sampai detik ini saya belum pernah mendengar informasi isu kampanye PEMILU 1999 tentang buku pelajaran. Padahal kalau saja suatu kontestan mampu mencari terobosan efektif (realistis dan orisinil) untuk masalah tersebut akan memperoleh respon dari publik. Misalkan tentang program pemberian buku pelajaran secara gratis kepada Siswa SD s/d PT. Tentu saja publik akan bertanya : dari mana biayanya? Juru kampanye bisa menerangkan bahwa ongkos produksi dan ongkos cetaknya dibebankan kepada pemasang iklan. Artinya, pada setiap buku akan ada iklan dari produk tertentu. Salam, Nasrullah Idris
Kembali ke FORKOT
Pembahasan nya mulai melebar (Forkot Jumlah Kursi di DPR), saya kembalikan ke asal muasal email saya.Pembahasan FORKOT (saya hanya membahas ini) :Buat saya dan juga banyak orang di Jakarta ini sudah muak dengan tingkah laku FORKOT (yang dimotori oleh Universitas Katholik Atmajaya dan Universitas Kristen Indonesia dan beberapa Universitas nggak jelas lainya, salah nggak nulisnya ?).Buat saya mereka bertingkah dan bertindak jauh dari apa yang saya sebut dengan MAHASISWA. Bertindak radikal, beringas, menakutkan, tidak bersimpati dan preman sekali.Aksi mereka sejak akan diadakannya Sidang Istimewa (November 1998) sampai kemarin hari ketiga kampanye betul - betul membuat kesal. Tidak ada yang bersimpati kepada mereka. Lebih banyak simpati diberikan kepada Forum Salemba yang menggelar orasi di Salemba.Dengan gampang nya keluar dari mulut Forkot bahwa mereka mewakili masyarakat, MASYARAKAT yang MANA Enak aja mewakili gue Nggak ada BEDANYA dengan cara - cara OTORITER tidak lebih baik dari ABRI dan ORBA yang selalu mereka hujat.PEMILU adalah SATU-SATUNYA cara yang disahkan oleh HUKUM. Mau hasilnya masih tidak memuaskan ya bagaimana lagi. Ada yang punya usul lebih baik dari PEMILU yang juga berlandaskan HUKUM, mewakili SELURUH RAKYAT ???Mau GOLKAR yang menang, mau PAN yang menang, mau PDI P yang menang, mau PPP yang menang, POKOKNYA harus lewat PEMILU.Diluar dari PEMILU adalah PERANG SIPIL untuk membentuk pemerintahan yang baru (menurut saya).Kelakuan FORKOT selalu mengarah ke arah BATALNYA PEMILU, dan mengarah ke cara - cara radikal.HadeerPS:Saya masih ingat betapa Bang Ariston membela si FORKOT ketika akan menggagalkan SI MPR bulan November lalu, untung SI tetap terus berjalan :-)). Kita lihat saja lagi PEMILU berjalan tidak, meskipun FORKOT tetap Bang Ariston bela :-)Waktu DEMO mahasiswa turunkan SoehartoSAYA SETUJU BUANGE :-)
[Permias-Milwaukee] Undangan Jamboree Milwaukee 1999
Hallo, Udah pada selesai final kan? anak anak yang di Illinois ada yang mau ikut jambore Milwaukee enggak? gue enggak ada yang kenal anak anak di Illinois satupun, gue sekarang kerja di deket Chicago, deketnya O'Hare airport. kalo anak anak Illinois ada yang mau ikut, kita bisa kenalan disana, gue udah hampir setengah taun enggak kenal siapa siapa di Chicago. Ato anak anak dari deket deket Wisconsin juga ada yang mau ikut? thanks Dedek Nb:oh iya kalo bisa tolong email ini diforward-in ke Permias mailing list di daerah masing masing (pesen dari temen gue) -- Forwarded message -- Date: Sun, 25 Apr 1999 19:45:03 PDT From: Michael Atmoko [EMAIL PROTECTED] Reply-To: [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [Permias-Milwaukee] Undangan Jamboree Milwaukee 1999 (tolong disebarin) From: "Michael Atmoko" [EMAIL PROTECTED] Rekan-rekan sekalian Mengikuti suksesnya Jamboree Milwaukee 1998 tahun lalu, Permias Milwaukee mengundang rekan-rekan sekalian dalam acara tahunan kami Jamboree Milwaukee (JAMIL)1999. Kegiatan yang kami mulai sejak tahun lalu ini akan kami selenggarakan lagi pada tahun 199 ini di Devil's Lake Camp Ground. Berdasarkan penglaman tahun lalu, maka kami dari Permias Milwaukee akan membuat Jamboree tahun ini lebih meriah dan lebih menyenangkan. Kami sangat mengharapkan partisipasi dari rekan-rekan sekalian. Adapun detail tentang Jamboree Milwaukee 199 adalah sebagai berikut: Waktu : May 28-30, 1999 Tempat: Devil's Lake Camp Ground (Dekat Wisconsin Dell's, sekitar satu jam dari Madison) Biaya : Masih belum ada kepastian, tapi telah diputuskan bahwa biaya tidak akan melebihi $25 per orang Biaya tersebut sudah termasuk tenda dan makan. Acara: Yang pasti seru !!! (Hiking, Jurit Malem, Mungkin Canoeing, Renang, Api Unggun, dan acara-acara yang lain) Batas pendaftarannya : May 21, 1999 Bila berminat slakan menghubungi lewat e-mail ke: Michael Atmoko : [EMAIL PROTECTED] Julius Guinawan: [EMAIL PROTECTED] Dick Bahar: [EMAIL PROTECTED] Terima kasih atas perhatiannya dan kami tunggu kedatangan rekan-rekan sekalian di Jamboree Milwaukee 1999. Hormat kami, Permias Milwaukee ___ Get Free Email and Do More On The Web. Visit http://www.msn.com Tired of empty chat rooms and out of date bulletin boards? http://www.ONElist.com ONElist: Making the Internet Intimate You can remove yourself from the list by browsing www.onelist.com. Report problems or questions to [EMAIL PROTECTED] __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
Re: Kembali ke FORKOT
Banyak orang Jakarta muak kepada FORKOT? Nggak ada sensus ke arah itu. Kalau mereka bilang mewakili masyarakat...tentu saja ada yang diwakilinya. Miminum "masyarakat mahasiswa itu" dan masyarakat yang nggak tertarik pada pemilu. Mau contoh: Tetangga saya misalnya yang katanya "enakan nyoblos bojoku dhewe 'rek". Suka tidak suka FORKOT salah satu anasir yang terlibat penggulingan Soeharto. Mereka tidak lebih baik daripada ABRI dan ORBA? Lha menurut saya pernyataan Anda kebolak-balik. Kalau menurut saya mestinya "Apakah FORKOT lebih jahat ketimbang ABRI dan ORBA?" Jelas FORKOT tak lebih jahat ketimbang ORBA bahkan tak jahat. Mereka hanya saja (saat ini) tidak mengerti "empan papan". Menurut saya mestinya mereka "puasa" dulu dan memberikan kesempatan PARPOL untuk kampanye. Kalau Anda tidak suka silakan buat Forum tandingan untuk mendemo FORKOT. Ketimbang Anda menulis ngalor-ngidul nggak karuan yang pada akhirnya "menohok" Anda sendiri, sebaiknya Anda turun ke jalan memimpin demo tandingan FORKOT. Apakah cara-cara FORKOT ini OTORITER seperti yang Anda tulis. Lha gimana mau otoriter FORKOT ini? Lha wong otoritas saja nggak punya. Anda makin nggak karuan dalam mendalih. Wassalam, Efron -Original Message- From: Hadeer [SMTP:[EMAIL PROTECTED]] Sent: Friday, 28 May, 1999 9:09 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject:Kembali ke FORKOT Pembahasan nya mulai melebar (Forkot Jumlah Kursi di DPR), saya kembalikan ke asal muasal email saya. Pembahasan FORKOT (saya hanya membahas ini) : Buat saya dan juga banyak orang di Jakarta ini sudah muak dengan tingkah laku FORKOT (yang dimotori oleh Universitas Katholik Atmajaya dan Universitas Kristen Indonesia dan beberapa Universitas nggak jelas lainya, salah nggak nulisnya ?). Buat saya mereka bertingkah dan bertindak jauh dari apa yang saya sebut dengan MAHASISWA. Bertindak radikal, beringas, menakutkan, tidak bersimpati dan preman sekali. Aksi mereka sejak akan diadakannya Sidang Istimewa (November 1998) sampai kemarin hari ketiga kampanye betul - betul membuat kesal. Tidak ada yang bersimpati kepada mereka. Lebih banyak simpati diberikan kepada Forum Salemba yang menggelar orasi di Salemba. Dengan gampang nya keluar dari mulut Forkot bahwa mereka mewakili masyarakat, MASYARAKAT yang MANA Enak aja mewakili gue Nggak ada BEDANYA dengan cara - cara OTORITER tidak lebih baik dari ABRI dan ORBA yang selalu mereka hujat. PEMILU adalah SATU-SATUNYA cara yang disahkan oleh HUKUM. Mau hasilnya masih tidak memuaskan ya bagaimana lagi. Ada yang punya usul lebih baik dari PEMILU yang juga berlandaskan HUKUM, mewakili SELURUH RAKYAT ??? Mau GOLKAR yang menang, mau PAN yang menang, mau PDI P yang menang, mau PPP yang menang, POKOKNYA harus lewat PEMILU. Diluar dari PEMILU adalah PERANG SIPIL untuk membentuk pemerintahan yang baru (menurut saya). Kelakuan FORKOT selalu mengarah ke arah "BATALNYA" PEMILU, dan mengarah ke cara - cara radikal. Hadeer PS: Saya masih ingat betapa Bang Ariston membela si FORKOT ketika akan menggagalkan SI MPR bulan November lalu, untung SI tetap terus berjalan :-)). Kita lihat saja lagi PEMILU berjalan tidak, meskipun FORKOT tetap Bang Ariston bela :-) Waktu DEMO mahasiswa turunkan SoehartoSAYA SETUJU BUANGE :-)
Re: 200 kursi di MPR/DPR, Asik Juga
... Mengenai dugaan anda bahwa voting dengan cara tertutup tidak akan diketahui siapa memilih siapa, ternyata masih belum tepat. Sekedar informasi saja, walaupun voting dilakukan secara tertutup dengan cara mencoblos kertas calon presiden yg diinginkan, akan tetap bisa diketahui siapa memilih siapa. ... dst. Yw: Ya, kalo itu sih namanya bukan voting tertutup. I mean literally, yg namanya voting tertutup itu bukan demikian. ;-) Anyway, kalo votingnya dibuat 'seolah-olah' tertutup begitu. Bukan hanya 'arranger' yg bisa 'main', pemilih pun bisa main. Di orde yll, memang sulit, karena 'sangsi'-nya represif, tapi ini orde reformasi... ;-) Beda. Let say, yg 200 orang, vote tidak sesuai instruksi. (Instruksinya misalnya memenangkan status quo). Eh, tapi dasar, status quo tetep menang! So what? Apa yg 200 orang mau ditegur? (dalam arti uangnya yg udah dikasih diminta lagi) Kan tidak. Kalo ditegor, ya sama artinya mereka mengakui telah melakuan cheating selama voting dong... Terus rakyat tahu... Cilaka butul... Kalopun mereka dipinggirkan, kan udah terima duit. Udah terima duit, udah menurutkan nurani... Jadi puas (walopun kalah). Dan kalopun dipinggirkan, mereka bisa 'nyanyi'... (bahwa dulu 200 orang dikasih duit, dlsb). Peluang sih (masih) ada, tapi dibanding dulu, udah jauh sekali Jauh lebih sulit. Itu kesimpulan saya. ... jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu Yw: Salam.
Re: [Permias-Milwaukee] Undangan Jamboree Milwaukee 1999
Aduh enaknya bisa jalan-jalan, ketawa-ketiwi, Hiking, Jurit Malem, Canoeing, Renang, Api Unggun.Saya juga sangat kepengen Enak sekali ya di Amerika sana ...Some day maybe ... :-(Hadeer(Nggak bisa kemana-mana karena jalanan lagi macet) -- From: dedek andy [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [Permias-Milwaukee] Undangan Jamboree Milwaukee 1999 Date: 26 Mei 1999 9:21 Hallo, Udah pada selesai final kan? anak anak yang di Illinois ada yang mau ikut jambore Milwaukee enggak? gue enggak ada yang kenal anak anak di Illinois satupun, gue sekarang kerja di deket Chicago, deketnya O'Hare airport. kalo anak anak Illinois ada yang mau ikut, kita bisa kenalan disana, gue udah hampir setengah taun enggak kenal siapa siapa di Chicago. Ato anak anak dari deket deket Wisconsin juga ada yang mau ikut? thanks Dedek Nb:oh iya kalo bisa tolong email ini diforward-in ke Permias mailing list di daerah masing masing (pesen dari temen gue) -- Forwarded message -- Date: Sun, 25 Apr 1999 19:45:03 PDT From: Michael Atmoko [EMAIL PROTECTED] Reply-To: [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [Permias-Milwaukee] Undangan Jamboree Milwaukee 1999 (tolong disebarin) From: Michael Atmoko [EMAIL PROTECTED] Rekan-rekan sekalian Mengikuti suksesnya Jamboree Milwaukee 1998 tahun lalu, Permias Milwaukee mengundang rekan-rekan sekalian dalam acara tahunan kami Jamboree Milwaukee (JAMIL)1999. Kegiatan yang kami mulai sejak tahun lalu ini akan kami selenggarakan lagi pada tahun 199 ini di Devil's Lake Camp Ground. Berdasarkan penglaman tahun lalu, maka kami dari Permias Milwaukee akan membuat Jamboree tahun ini lebih meriah dan lebih menyenangkan. Kami sangat mengharapkan partisipasi dari rekan-rekan sekalian. Adapun detail tentang Jamboree Milwaukee 199 adalah sebagai berikut: Waktu : May 28-30, 1999 Tempat: Devil's Lake Camp Ground (Dekat Wisconsin Dell's, sekitar satu jam dari Madison) Biaya : Masih belum ada kepastian, tapi telah diputuskan bahwa biaya tidak akan melebihi $25 per orang Biaya tersebut sudah termasuk tenda dan makan. Acara: Yang pasti seru !!! (Hiking, Jurit Malem, Mungkin Canoeing, Renang, Api Unggun, dan acara-acara yang lain) Batas pendaftarannya : May 21, 1999 Bila berminat slakan menghubungi lewat e-mail ke: Michael Atmoko : [EMAIL PROTECTED] Julius Guinawan: [EMAIL PROTECTED] Dick Bahar: [EMAIL PROTECTED] Terima kasih atas perhatiannya dan kami tunggu kedatangan rekan-rekan sekalian di Jamboree Milwaukee 1999. Hormat kami, Permias Milwaukee ___ Get Free Email and Do More On The Web. Visit http://www.msn.com Tired of empty chat rooms and out of date bulletin boards? http://www.ONElist.com ONElist: Making the Internet Intimate You can remove yourself from the list by browsing www.onelist.com. Report problems or questions to [EMAIL PROTECTED]__ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
Re: Kembali ke FORKOT
Udahlah yang sudah biarlah sudah dan yang belum biarlah belumyang penting bersatu kita teguh bercerai kita teguh pula...
Re: Kembali ke FORKOT
Kata sumber saya... FORKOT itu memang benar seperti apa yang saya tulis .. :-)Itu bukan dalih . itu adalah kenyataan ... :-)Kalau Forkot itu salah satu anasir menjatuhkan Soeharto, saya setuju. Lha wong SEMUA mahasiswa juga ada disitu. Tapi apa karena semata-mata karena FORKOT he...he... you kidding me laaSoeharto terguling karena pengorbanan nyawa dari Mahasiswa TRISAKTI itu adalah momentumnya ... Satu hal : Adalah HAK saya untuk menulis ngalor kidul di sini, pertanyaannya adalah kenapa anda membaca tulisan saya ??? :-)Namanya juga diskusi dan menyampaikan pendapat. Boleh Khan ?Hadeer-- From: Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia) [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: Kembali ke FORKOT Date: 26 Mei 1999 9:34 Banyak orang Jakarta muak kepada FORKOT? Nggak ada sensus ke arah itu. Kalau Anda tidak suka silakan buat Forum tandingan untuk mendemo FORKOT. Ketimbang Anda menulis ngalor-ngidul nggak karuan yang pada akhirnya menohok Anda sendiri, sebaiknya Anda turun ke jalan memimpin demo tandingan FORKOT. Apakah cara-cara FORKOT ini OTORITER seperti yang Anda tulis. Lha gimana mau otoriter FORKOT ini? Lha wong otoritas saja nggak punya. Anda makin nggak karuan dalam mendalih. Wassalam, Efron
Re: Kembali ke FORKOT
Mengapa saya membaca tulisan Anda? Itulah bedanya saya dan Anda. Saya mau mendengarkan (read: membaca) secara seksama sekalipun pendapatnya itu sangat miskin informasi. Jadi dalam menyikapi suatu subjek saya sedapat-dapatnya menanggapi apa yang dilontarkan oleh lawan diskusi agar paut. Itulah sebabnya mengapa Bung Irwan mempredikati Anda berstandar ganda dalam menilai subjek. Efron -Original Message- From: Hadeer [SMTP:[EMAIL PROTECTED]] Sent: Friday, 28 May, 1999 10:42 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject:Re: Kembali ke FORKOT "Kata sumber saya"... FORKOT itu memang benar seperti apa yang saya tulis .. :-) Itu bukan dalih . itu adalah kenyataan ... :-) Kalau Forkot itu salah satu anasir menjatuhkan Soeharto, saya setuju. Lha wong SEMUA mahasiswa juga ada disitu. Tapi apa karena semata-mata karena FORKOT ...he...he... you kidding me laaSoeharto terguling karena pengorbanan nyawa dari Mahasiswa TRISAKTI itu adalah momentumnya .. Satu hal : Adalah HAK saya untuk menulis "ngalor kidul" di sini, pertanyaannya adalah kenapa anda membaca tulisan saya ??? :-) Namanya juga "diskusi" dan menyampaikan pendapat. Boleh Khan ? Hadeer -- From: Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia) [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: Kembali ke FORKOT Date: 26 Mei 1999 9:34 Kalau Anda tidak suka silakan buat Forum tandingan untuk mendemo FORKOT. Ketimbang Anda menulis ngalor-ngidul nggak karuan yang pada akhirnya "menohok" Anda sendiri, sebaiknya Anda turun ke jalan memimpin demo tandingan FORKOT. Apakah cara-cara FORKOT ini OTORITER seperti yang Anda tulis. Lha gimana mau otoriter FORKOT ini? Lha wong otoritas saja nggak punya. Anda makin nggak karuan dalam mendalih. Wassalam, Efron
Re: NBA (santai sejenak ah...)
Err bung Irwan. Portland pasti bakalan kalah sih. Tapi kalahnya di Final against Knicks. :)
No Subject
The Difference Between Love and Like... In front of the person you love your heart beats faster But in front of the person you like you get happy. In front of the person you love winter seems like spring But in front of the person you like winter is just beautiful winter. If you look into the eyes of the one you love you blush But if you look into the eyes of the one you like you smile. In front of the person you love you can't say everything on your mind But in front of the person you like you can. In front of the person you love you tend to get shy But in front of the person you like you can show your own self. The person you love comes into your mind every 2 minutes You can't look straight into the eyes of the one you love But you can always smile into the eyes of the one you like. When the one you love is crying you cry with them But when the one you like is crying you end up comforting. The feeling of love starts from the eye And the feeling of like starts from the ear. So if you stop liking a person you used to like All you need to do is cover your ears, But if you try to close your eyes Love turns into a drop of tear and remains in your heart forever after. Too much effort to find the stock info you want each day? StockMaster lets you enter a company name and quickly shows you a daily quote, chart, and news all on one page. Free! http://clickhere.egroups.com/click/71 eGroups.com home: http://www.egroups.com/group/lfm http://www.egroups.com - Simplifying group communications
Re: Mengapa Jaksa Agung?
Sekali lagi terima kasih. Jika memang demikian uraian Anda seperti pada alinea pertama, seperti yang Anda tulis Kepala Kejati itu sama artinya dengan Jaksa Tinggi, berarti untuk subjek ini saya anggap selesai. Dengan kata lain Kepala Kejati sama dengan Jaksa Tinggi dan Kepala Kejagung sama dengan Jaksa Agung. Kalau tidak ada lagi yang ahli hukum mengomentari ini berarti saya menerima penjelasan Anda mengenai istilah Jaksa Agung. Sekarang menyoal "Kepala Desa" dan "Lurah". Lurah adalah PNS yang wilayahnya di dalam kecamatan kota. Kalau Kepala Desa wilayahnya bukan di kecamatan kota. Kepala Desa bukan PNS. Contoh Kabupaten Dati II Trenggalek (Jatim) yang mempunyai beberapa kecamatan. Salah satu kecamatannya adalah Kecamatan Kota Trenggalek. Kecamatan kota ini dibagi beberapa wilayah kelurahan yang dipegang oleh Lurah tadi. Sementara kecamatan-kecamatan selain kecamatan kota tadi dibagi menjadi desa-desa (bukan kelurahan). "Bos Desa" ini dipilih langsung lewat "pemilu" oleh rakyat di desa ybs. Dengan merujuk takrif (definition) tadi mestinya "Bos Desa" ini disebut "Ketua Desa". Namun Anda jangan lupa bahwa "Bos Desa" yang menang "pemilu" tadi diangkat secara resmi oleh Bupati dan bertanggungjawab kepada Bupati lewat Camat. Jadi memang tidak salah kalau sebutan "Bos Desa" itu tadi menjadi "Kepala Desa". Ironisnya "Kepala Desa" ini tak bertanggungjawab kepada rakyat desa yang memilihnya tapi kepada Bupati lewat Camat. Kasihan yah. Efron -Original Message- From: Yohannes Yaali [SMTP:[EMAIL PROTECTED]] Sent: Wednesday, 26 May, 1999 19:54 PM To: [EMAIL PROTECTED] Subject:Re: Mengapa Jaksa Agung? Terima kasih kembali. Barangkali kita sama-sama mesti tanya ke Kejaksaan Tinggi atau membaca Undang-undang Pokok Kejaksaan, apakah benar di sana para jaksanya disebut Jaksa Tinggi. Setahu saya Kejaksaan Tinggi, di'komandan'i oleh Kepala Kejaksaan Tinggi (KAJATI) yang disebut juga Jaksa Tinggi dibantu oleh para asisten seperti Asisten Intelijen (ASINTEL), Asisten Operasi (ASOPS), Asisten Pembinaan (ASBIN) dan Asisten Pengawasan Daerah (ASWASDA), di bawahnya lagi terdapat kepala-kepala bagian, kepala-kepala seksi dan sebagainya. Jaksa-jaksa yang bertugas di Kejaksaan Tinggi sama halnya dengan jaksa-jaksa yang bertugas di Kejaksaan Negeri, disebut jaksa saja dan bukan jaksa tinggi - kecuali KAJATI yang oleh staf maupun bawahannya disebut Bapak Jaksa Tinggi. Mengenai adanya istilah hakim, hakim tinggi dan hakim agung, mungkin disebabkan adanya tingkat penyelesaian perkara seperti banding dan kasasi. Di tingkat banding, dilaksanakan di Pengadilan Tinggi, hakimnya disebut Hakim tinggi namun tidak ada jaksa yang menghadiri sidang perkara banding, sehingga tidak ada Jaksa Tinggi. Demikian pula dengan perkara kasasi di tingkat Mahkamah Agung, tidak ada jaksa yang menghadiri sidang maupun putusan kasasi. Sistem peradilan di Indonesia masih mengaju kepada sistem peradilan peninggalan kolonial sehingga mungkin beda dengan AS, demikian pula istilah Attorney General-nya. Kata "attorney" juga dapat diartikan "pengacara", sedangkan "jaksa" diinggriskan menjadi "public prosecutor" atau "penuntut umum". Sedangkan istilah "ketua" dan "kepala" mungkin penjelasan Anda itu benar. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ke-2 cetakan ke-9 - Jakarta: Balai Pustaka, 1997, "ketua" [nomina] adalah (1) orang yang tertua dan banyak pengalamannya (dalam suatu kampung, dan sebagainya); (2) orang yang mengepalai atau memimpin (rapat, dewan, perkumpulan, dan sebagainya). "Kepala" menurut kamus tadi adalah (1) bagian tubuh yang di atas leher (pada manusia dan beberapa jenis hewan merupakan tempat otak, pusat jaringan saraf, dan beberapa pusat indra); (2) bagian tubuh yang di atas leher tempat tumbuhnya rambut; (3) bagian suatu benda yang sebelah atas (ujung, depan, dan sebagainya); (4) bagian yang terutama (yang penting, yang pokok, dan sebagainya); (5) pemimpin, ketua (kantor, pekerjaan, perkumpulan, dan sebagainya); (6) otak (pikiran, akal, budi). Anehnya ada istilah "Kepala Desa" yang berbeda artinya dengan "Lurah", bahwa kepala desa diangkat dan dipilih oleh masyarakat desa, sedangkan "Lurah" diangkat oleh Bupati berdasarkan suatu surat keputusan. Menurut dosen/profesor Anda, bukankah seharusnya "kepala desa" itu disebut "ketua desa"? Regards, Yohannes Yaali On 25/05/1999 at 12:16:50 Efron wrote: Terima kasih Bung YY. Namun saya belum puas atas penjelasan Anda. Kejaksaan Agung, dengan merujuk terminologi lembaga yang dibawahkan, terdiri atas banyak "jaksa agung". Coba simak untuk Kejati. Di sana para jaksanya disebut "Jaksa Tinggi" dan bukan hanya satu. Contoh lain adalah MA. Bos MA di sebut Ketua MA bukan Mahkamah Agung saja seperti pada "jaksa agung". Oleh karena MA maka yang nongkrong di sana adalah para Hakim Agung (Supreme Judge). "Jaksa Agung" sendiri kalau di AS disebut "Attorney General" atau "Jaksa Umum" (terjemahan harfiah). Makanya menurut terminologi Kejagung dipimpin oleh Kepala Kejagung. Menyoal