Re: [ppiindia] Tarik Ulur Sistem Pertahanan Indonesia

2006-09-25 Terurut Topik Ananto
yg diributin bukan masalah beli 32 panser nya bos tapi CARA belinya...

kalau CARAnya dah bener, mau beli seribu juga monggo... githu lo...


On 9/25/06, Mas Bagong [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Baru mau beli 32 panser aja udah diributin dari Sabang sampai Merauke...
 Korupsi besar-besaran nggak ada yang protes...
 Besok tentara kita suruh pakai bambu runcing aja... ngikutin nenek
 moyangnya...
 DG


 On 9/23/06, Sandy Dwiyono [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Tarik Ulur Sistem Pertahanan Indonesia
 
  Oleh: Peter Phillipp dari Berlin
 
  Angkatan Laut adalah bagian terpenting dalam konsep pertahanan laut
  Indonesia. Namun TNI AL sendiri ibarat kehabisan nafas dalam menjaga
 wilayah
  perairan. Anggaran yang Minim atau lemahnya industri pertahanan
 Indonesia?
 
  Sistem pertahanan yang tangguh adalah salah satu bagian terpenting dari
  stabilitas demokrasi di Indonesia, terutama jika melihat kondisi
 geografis
  Indonesia yang merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia.
 
  Minimnya Anggaran
 
  Tak pelak angkatan laut menjadi salah satu bagian yang sangat penting
  dalam sistem pertahanan nasional. Pembelian empat kapal Korvett dari
 Belanda
  baru-baru ini, merupakan salah satu usaha pemerintah untuk menciptakan
  stabilitas keamanan di perairan Indonesia. Meskipun demikian, Tentara
  Nasional Indonesia (TNI) ibarat kehabisan nafas dalam menyokong konsep
  pertahanan Indonesia.
 
  Anggaran yang minim, kurangnya profesionalitas di tubuh TNI, dan
 berbagai
  masalah lain membuat kata keamanan di wilayah perairan ibarat hantu yang
  merongrong keamanan di Indonesia.
 
  Sulit untuk Menjaga Perairan Indonesia
 
  Bicara masalah pertahanan di Indonesia tak dapat dilepaskan dari sistem
  keamanan kawasan perairan Indonesia. Dengan wilayah laut yang luasnya
 empat
  sampai lima kali dari luas wilayah daratan, sudah sepantasnya jika
 Indonesia
  memiliki angkatan laut yang handal. Namun kenyataan berbicara lain.
 
  TNI Angkatan Laut cukup keteteran dalam mengamankan seluruh wilayah
  perairan Indonesia. Berita tentang pencurian sumber daya alam,
 penyeludupan,
  perompakan kapal, hingga hilangnya pulau-pulau terluar pun, kerap
 mengisi
  halaman-halaman surat kabar di Indonesia. Mulai dari pembajakan laut di
  Selat Malaka, pencurian ikan di Perairan Natuna dan Arafuru.
 
  Persenjataan Tidak Memadai
 
  Belum lagi  pelanggaran perbatasan di wilayah pulau terluar Indonesia,
  seperti kawasan utara Papua, Pulau Miangas di Sangihe Talaud Sulawesi
 Utara,
  Pulau Nipah di perbatasan dengan Singapura, dan masih banyak lagi. Andi
  Wijayanto, pengamat militer dari Universitas Indonesia mengungkapkan
  kelemahan TNI AL:
 
  Peralatan persenjataannya masih di bawah yang diinginkan, karena 60
  persen dari kapal perang Indonesia masih tergolong kepada kapal pendarat
  tank dan pasukan. Jadi bukan kapal tempur atau kapal pratoli. Sementara
  kesiapan kapal tempur atau pratoli hanya 40 persen. Dan sebagian besar
 juga
  tidak dilengkapi dengan peralatan sonar dan amunisi yang memadai.
 Jadinya
  dari sisi kesiapannya memang masih berada jauh dari yang diharapkan.
 
  Menurut data yang dikeluarkan Kompas, dari sekitar 113 kapal yang
 dimiliki
  TNI saat ini, rata-rata sudah berusia uzur. Tercatat 39 kapal berusia di
  atas 30 tahun, 42 kapal berusia antara 21 sampai 30 tahun, dan sisanya
 24
  kapal berusia antara 11 sampai 20 tahun.
 
  Rencatan Strategis TNI AL
 
  Pemerintah Indonesia bukannya tinggal diam dalam menghadapi masalah
  keamanan di wilayah perairannya. Tahun depan, TNI AL akan kedatangan dua
  kapal Korvett baru jenis Sigma dari Belanda. Kedua kapal baru ini
 dinamakan
  Diponegoro dan Hassanudin.
 
  Seluruhnya terdapat empat kapal Krovett yang dipesan Indonesia.
 Pembelian
  empat kapal patroli seharga sekitar 1,1 Miliar Dollar Amerika tersebut
  merupakan bagian dari rencana strategis TNI AL sampai tahun 2024. Kepala
  Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Slamet Soebijanto mengatakan di
 sela-sela
  acara pemberian nama untuk dua kapal korvett Indonesia:
 
  Karena kita sangat menyadari bahwa negara kita sangat besar. Jadi kita
  perlu kapal banyak. Kapal-kapal yang punya kemampuan yang meyakinkan
 itulah
  yang diharapkan mampu menjaga wilayah negara kita. Kekayaan laut kita
 sangat
  besar. Siapa lagi kalau bukan kita yang menjaganya. Dengan kedatangan
 kapal
  baru ini, saya kira sebagian bisa membantu memecahkan persoalan
 tersebut.
  Tapi belum cukup. Kita masih butuh banyak.
 
  Anggaran Persenjataan
 
  Alokasi anggaran pertahanan memang menjadi momok tersendiri bagi
 angkatan
  laut. Tahun ini pemerintah telah menetapkan anggaran pertahanan sebesar
 28,2
  triliyun Rupiah. Dari jumlah tersebut, sekitar 10,9 triliyun mengalir ke
  kantong angkatan darat. Sementara angkatan udara dan laut masing-masing
  mendapat anggaran dalam jumlah sama, yaitu hanya 4,3 triliyun rupiah.
  Padahal idealnya, Indonesia setidaknya memiliki 800 hingga 1000 kapal
 perang
  dan 50 sampai 60 Skuadron pesawat 

[ppiindia] Kiat Di Masjid selama Bulan Suci Ramadhan

2006-09-25 Terurut Topik agussyafii
Kiat Di Masjid selama Bulan Suci Ramadhan

Pada bulan suci ramadhan adakalanya kita setelah sahur hendak sholat 
berjamaah dirumah atau dimasjid, untuk itu diperlukan kiat-kiat 
untuk bisa menjalankan sholat berjamaahnya dengan baik maupun untuk 
menambah amal pahala dibulan suci ramadhan.

Setelah bangun tidur, sahur sebaiknya membersihkan diri, ditekankan 
untuk menjalankan salat subuh secara berjamaah, baik di rumah 
sekeluarga atau di masjid bersama masyarakat banyak (terutama pria). 

Jika anda pergi ke masjid, maka adabnya adalah sebagai berikut:
1.  Mengenakan pakaian yang bersih dan pantas, seperti yang 
dimaksud al Qur`an: 
Artinya: Wahai bani Adam, kenakanlah pakaianmu yang indah di 
setiap kali kamu memasuki masjid. (Q/7:31)
2.  Tidak mengotori masjid, misalnya meludah dengan sembarangan. 
Menurut hadis Rasulullah: meludah di masjid adalah dosa, penebusnya 
ialah dengan menghilangkannya.
3.  Menghindarkan diri dari bau tak sedap yang menggaggu orang 
lain, seperti bau jengkol, bau bawang, atau bau badan karena belum 
mandi dan sebagainya. Rasulullah bersabda: 
Barang siapa makan bawang putih, maka sekali-kali jangan mendekati 
masjid kami. (muttafaq `alaih)
4.  Tidak membicarakan urusan bisnis, apalagi transaksi di dalam 
masjid, Rasulullah bersabda: 
Seandainya kalian itu penduduk di sini (bukan tamu) sungguh 
akan kucambuki kalian, karena kalian berteriak-teriak di masjid 
Rasulullah. (H.R. Bukhari)
5.  Mengerjakan salat tahiyatal masjid, dua rakaat. Rasulullah 
bersabda: 
Apabila seseorang diantara kalian masuk masjid, maka 
janganlah duduk dulu sebelum salat dua rakaat.
6.  Tidak meninggalkan masjid jika azan sudah dikumandangkan. 
Seperti yang dikatakan oleh hadis riwayat Abu Hurairah.
7.  Memperpanjang jarak perjalanan ke masjid agar jumlah 
langkahnya lebih banyak, misalnya dengan mengambil rute yang berbeda-
beda. Rasulullah bersabda: 
Barang siapa bersuci di rumahnya, lalu pergi ke salah satu  
masjid untuk menunaikan kewajiban salat fardlu, maka semua 
langkahnya yang satu menggugurkan dosanya dan yang lain mengangkat 
derajatnya. (H.R. Muslim)
8.  Sepanjang perjalanan menuju ke masjid hendaknya membaca doa, 
seperti yang diajarkan oleh Rasulullah : 
Allahummaj `al fi qalbi nu ran, wafi lisa ni nu ran, waj `al fi sam 
1I nu ran,  waj `al fi basari nu ran, waj `al min khalfi nu ran, wa 
min ama mi nu ran, waj `al min fauqi nu ran, wamin tahti nu ran, 
Allahumma a`tini nu ran. 
Artinya: Ya Allah jadikanlah cahaya di hatiku dan di lidahku, 
jadikanlah pula cahaya di pendengaranku dan penglihatanku, ya Allah, 
jadikanlah cahaya dari belakangku dan dari hadapanku, jadikanlah 
pula cahaya dari atasku dan dari bawahku, ya Allah berikanlah 
kepadaku cahaya Mu. (muttafaq `alaih)
9.  Memulai dengan kaki kanan ketika memasuki masjid, sambil 
membaca doa:
Bismillahi was sala tu was sala mu `ala rasulillah. Allahumma iftah 
li abwa ba rahmatika
Artinya: Dengan nama Allah, salawat dan salam kepada Rasulullah Nya, 
ya Allah bukakanlah kepadaku semua pintu rahmat Mu. (H.R. Muslim)
10. Saat ke luar dari masjid, mendahulukan kaki kiri, dan 
membaca doa:
Bismillahi was sala tu was sala mu `ala rasulillahi Allahumma inni 
as`aluka min fadhlik
Artinya: Dengan nama Allah, salawat dan salam kepada Rasulullah 
Nya,  Ya Allah sesungguhnya aku mohon anugerah Mu. (H.R. Muslim)

Wassalam,
agussyafii
http://mubarok-institute.blogspot.com






***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[ppiindia] Ghibah dan Riya

2006-09-25 Terurut Topik agussyafii
Ghibah dan Riya
Oleh Prof. DR. Achmad Mubarok MA*

Didalam Bulan suci Ramadhan sebaiknya ghibah dan riya dihindarkan
sebab selain merusak ibadah puasa juga merusak jiwa. Sebagaimana
penyakit fisik mengenal komplikasi, penyakit hati juga mengenalnya.
Demikian juga penyebab penyakit, baik penyakit fisik maupun penyakit
hati juga ada penyebab dominannya. Dari itu maka dalam ilmu
kesehatan dikenal slogan yang berbunyi : mencegah datangnya penyakit
itu lebih baik dari pada mengobati, wiqayatussihhati khoirun minal
`ilaj.

Sumber dari penyakit hati adalah hubbud dunya wa karahiyat al maut,
cinta dunia dan takut mati. Dunia disimbolkan dengan harta dan
kekuasaan/pangkat (al mal wa al jah wa al riyasat). Demikian juga
ghibah dan riya juga bersumber dari hal tersebut.
Ghibah atau menggunjing adalah menceriterakan atau menyebutkan
tentang seseorang tidak didepan orangnya atau secara gaib, satu hal
yang jika didengar oleh orang yang bersangkutan pasti ia tidak
menyukainya, meskipun yang dikatakan itu benar. Agama Islam
mengajarkan agar kita hanya berbicara hal yang baik dan perlu, jika
tidak ada hal baik yang perlu dikatakan maka sebaiknya diam(fal
yaqul khoiran au liyashmut). Nabi mengajarkan agar jika kita
berbicara maka pembicaraan itu merupakan perwujudan dari zikir, jika
diam maka diamnya merupakan perwujudan dari berfikir dan jika
melihat, maka penglihatannya itu merupakan perwujudan dari mengambil
pelajaran (shumti fikran, wa nuthqy zikran, wa nazory `ibratan).
Dalam perspektip ini maka pekerjaan menggunjing merupakan pekerjaan
yang kontra produktip, yang menurut Al Gazali disebabkan oleh
beberapa hal :

1. Menggunjing karena sedang menghilangkan rasa sebal kepada
yang digunjing.
2. Karena sedang mendukung teman yang kebetulan lawan dari yang
digunjing.
3. Merasa sedang dimusuhi oleh orang yang digunjing.
4. Ingin membersihkan diri dari anggapan orang tentang sesuatu
yang tidak baik.
5. Ingin dianggap lebih tinggi dari orang lain.
6. Semata-mata karena dengki
7. Sekedar bergurau
8. Menganggap rendah orang yang digunjing
9. Karena kagum kepada yang digunjing
10. Karena kasihan kepada yang digunjing
11. Bisa juga karena marah, yang marahnya itu karena membela
kebenaran.



Pekerjaan menggunjing bukan hanya contra produktip dan menyakiti
orang lajn, tetapi juga berdosa. Meski demikian ada gunjingan yang
dibolehkan, yaitu :

1. Ketika melaporkan perbuatan kriminal kepada petugas
berwenang.
2. Ketika meminta pertolongan untuk mencegah kemungkaran
3. Ketika menegur kelakuan orang lain (dakwah) atau ketika
menjadi saksi demi menyelamatkan orang yang tak bersalah.
4. Ketika meminta fatwa tentang perbuatan yang perlu keterangan
rinci.
5. Ketika menanyakan identitas seseorang (gelarnya, pangkatnya
dsb.)
6. Ketika mengingatkan kepada orang lain agar hati-hati
terhadap perilaku jahat yang jelas-jelas ia ketahuinya.



Riya
Sedangkan riya adalah melakukan sesuatu sekedar ingin dilihat atau
dinilai oleh orang lain, bukan ikhlas karena Allah.. Jadi kebalikan
dari riya adalah ikhlas. Dalam perspektip nilai amal, kualitas amal
sangat ditentukan oleh keikhlasan. Dalam sebuah hadis disebutkan
bahwa orang Islam itu sia-sia, kecuali yang mukmin, yang mukminpun
sia-sia kecuali yang pandai atau alim, tapi yang alimpun sia-sia
kecuali yang beramal, dan yang beramalpun sia-sia kecuali yang
ikhlas. (al Muslimun kulluhum halka illa al Mu'minun, wa al Mu'minun
kulluhum halka illa al `limun, wa al `alimun kulluhum halka illa al
`amilun, wa al `amilun kulluhum halka illa al mukhlisun).

Sebagaimana penyakit fisik dapat mengakibatkan konplikasi, penyakit
hati juga demikian. Dari cinta harta menjadi mencari gengsi,
kemudian dengki, takabbur, riya, ghibah dan seterusnya.

Bagaimana mengobati penyakit ghibah dan riya ?
Penyakit ghibah dan riya sebenarnya merupakan eskalasi dari penyakit
lain, oleh karena itu sebenarnya resep untuk mengobati penyakit itu
harus dengan menggunakan terapi umum penyakit hati. Ada sebuah hadis
tentang bagaimana mengobati penyakit hati, yang isinya sudah
didakwahkan dalam bentuk lagu sejak zaman para wali hingga Cak Nun,
yaitu yang berjudul Tamba ati.. Kata Cak Nun tamba ati (obat hati)
itu ada lima perkara :

1. Kerjakan salat malam.
2. Zikir panjang diwaktu malam
3. Membaca Qur'an dengan merenungkan maknanya
4. Biasakan puasa (perut lapar)
5. Bergaul dengan orang saleh.

Sedangkan pengobatan secara khusus ghibah, menurut para ulama
ada tiga hal, yaitu :
1. Banyak membaca yang memperluas ufuk wawasan
2. Aktip interospeksi, muhasabah, sibuk mengurusi keburukan
diri sendiri.
3. Memadukan ilmu dan amal.

Sebagai illustrasi tentang kecenderungan manusia, ada hadis yang
menceriterakan kisah Nabi Isa. Suatu hari Nabi Isa berjalan diringi
oleh murid-muridnya melewati sebuah bangkai binatang yang sangat
besar. Ketika sampai di tujuan, mereka ditanya oleh orang tentang
apa yang telah dilihat di perjalanan. Seorang muridnya mengatakan
bahwa ia melihat bangkai besar yang sangat menjijikkan. Yang lain
mengatakan melihat 

[ppiindia] Mengenang 100 Tahun Djawoto

2006-09-25 Terurut Topik Umar Said


(Tulisan ini juga disajikan dalam website

http://perso.club-internet.fr/kontak.)





Mengenang 100 Djawoto





Peringatan « Mengenang 100 Tahun Djawoto – 10 Agustus 1906-2006 » telah
dilangsungkan di Diemen, Holland, pada tanggal 23 September 2006, dengan
mendapat perhatian besar sekali dari banyak orang Indonesia, terutama yang
tinggal di Holland, dan ada yang memerlukan datang dari Jerman dan Paris.
Pertemuan untuk mengenang tokoh besar pers dan kewartawanan Indonesia ini
diselenggarakan di bawah koordinasi Perhimpunan Dokumentasi Indonesia
(negeri Belanda) yang dipimpin oleh Sarmaji.



Yang patut diketahui oleh banyak orang (dan dicatat sebagai fenomena
penting) adalah  bahwa dalam pertemuan yang dihadiri oleh banyak sahabat dan
mereka yang mengenal – dari dekat dan jauh – tokoh nasionalis kiri dan
wartawan pendukung setia berbagai garis politik Presiden Sukarno ini,
generasi muda Indonesia yang tinggal di Holland memainkan peran yang utama
sekali. Boleh dikatakan bahwa seluruh penyelenggaraan pertemuan besar
antar-generasi ini dilakukan oleh generasi muda (termasuk penyediaan makanan
dan minuman serta hiburan).



Dalam pertemuan besar untuk mengenang Djawoto ini berbagai peserta telah
menguraikan banyak hal tentang sejarah hidup Djawoto sejak ia masih muda
sebagai guru sekolah swasta (Taman Siswa, Pamong Putera, Cahaya Kemajuan),
kemudian sebagai wartawan yang dalam jangka lama memimpin kantor berita
nasional ANTARA. Banyak cerita juga telah diangkat mengenai peran pentingnya
ketika ia menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Persatuan Wartawan
Asia-Afrika (PWAA).



Konferensi Wartawan Asia-Afrika (KWAA) dalam tahun 1963 di Jakarta, yang
melahirkan PWAA adalah peristiwa bersejarah bagi dunia pers dan kewartawanan
Indonesia, karena ini merupakan hasil perjuangan atau kerja susah payah para
wartawan Indonesia yang menyokong politik Bung Karno dalam melanjutkan arti
penting Konferensi Bandung.



Periode kehidupan Djawoto sebagai Dutabesar RI untuk Republik Rakyat
Tiongkok (antara 1964 dan 1966) untuk menjalankan missi yang diberikan oleh
Presiden Sukarno dalam memupuk persahabatan antara negara dan rakyat
Tiongkok dan Indonesia juga banyak disoroti dalam pertemuan peringatan ini.



Banyak orang dibikin kaget (dan juga kagum) ketika Djawoto secara sukarela
mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Dutabesar RI untuk RRT dalam tahun
1966, sebagai protes keras terhadap perlakuan yang dibikin oleh golongan
militer di bawah Suharto terhadap Presiden Sukarno dan tindakan Angkatan
Darat untuk menyeret Republik Indonesia ke kanan (ke kubu imperialis AS)



Sesudah ia mencampakkan jabatannya  sebagai Dutabesar  ia kemudian terpilih
kembali sebagai sekretaris jenderal PWAA  yang sekretariatnya dipindahkan
dari Jakarta ke Peking, dan memimpin organisasi internasional ini  sampai ia
bersama keluarganya pindah  bermukim di Holland.



Djawoto wafat pada tanggal 24 Desember 1992 di Holland dalam usia 86 tahun,
dan dimakamkan di Amsterdam.



Peringatan 100 Tahun Djawoto ini merupakan peristiwa penting bagi banyak
kalangan di Indonesia (dan juga diluar negeri ) untuk mengingat atau
mengetahui sejarah hidup tokoh nasionalis kiri yang sejak muda sudah
berjuang menentang kolonialisme dan imperialisme dan yang dengan gigih dan
setia mendukung dan melaksanakan politik Presiden Sukarno sampai wafatnya..



Dari sejarah hidup Djawoto nampak dengan jelas bahwa banyak aspek yang perlu
diketahui oleh dunia pers dan kewartawanan Indonesia, terutama generasi
mudanya, sebagai bahan pendidikan dan bacaan. Dalam rangka ini, patut
disambut dengan hangat rencana Perhimpunan Dokumen Indonesia (di negeri
Belanda ini)  untuk mengumpulkan jadi buku  segala hal yang berkaitan dengan
peringatan 100 Djawoto ini.



Di samping itu, sebagian dari bahan-bahan tentang pertemuan ini juga akan
disajikan dalam website http://perso.club-internet.fr/kontak.) di bawah
judul “Mengenang 100 Djawoto”



A. Umar Said



































--
No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG Free Edition.
Version: 7.1.405 / Virus Database: 268.12.8/455 - Release Date: 22/09/2006


[Non-text portions of this message have been removed]



***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:

[ppiindia] [POETRY] NYAI RUGAYAH ( II )

2006-09-25 Terurut Topik LEONOWENS SP
NYAI RUGAYAH ( II )
   
  Nyai Rugayah merenung hari, mencari kebajikan waktu diantara sang penuai 
amarah 
  tiada dapat disentuhnya, tiada angin kenangan berhembus pasti ke ruang 
hatinya…
  keindahan wajahnya tergurat pasti di masanya, namun tiada setitik bahasanya
  untuk jejak takdir yang membuainya dari rahim yang tiada diketahuinya
  semua terbuang! Jaratan yang binasa, lahirkan dendam kerinduan
  memaksa menghancurkan kenangan, di bumi yang kian mengurungnya
  tiada harapan setelah cintanya terkubur… berhembus tajam di hasrat Mataram
  membelah pencariannya untuk sebuah kebajikan, Nyai Rugayah sisakan cintanya 
  yang digenggamnya erat di sudut-sudut pemberontakan diantara kekuasaan 
bersaudara
  “dimana mimpi kebajikan, setelah cinta mati bersamanya?” diguratkan kata ini 
di hatinya
   
  September 2006, Leonowens SP
   


-
Get your own web address for just $1.99/1st yr. We'll help. Yahoo! Small 
Business.

[Non-text portions of this message have been removed]



***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[ppiindia] MENYIMAK MANUSIA (2)

2006-09-25 Terurut Topik antonhartomo
Hindu Philosophical Concepts (2)

Ahamkara
From Wikipedia
Ahamkara is a Sanskrit term that refers to egoism, that is the ego 
of one's self, the identification of one's own ego. It is the belief 
of self-consciousness or I-ness and the tendency to identify 
oneself with external phenomena, The I-maker. Even though it is 
not discussed in great detail in the Bhagavad Gita, Lord Krishna 
says to Arjun that it must be removed.

Indian philosophy
Hindu philosophy
Samkhya | Nyaya | Vaisheshika | Yoga | Mimamsa | Advaita Vedanta | 
Vishishtadvaita | Dvaita | Carvaka | Logic | Idealism

Jain philosophy
Anekantavada

Buddhist philosophy
Shunyata

PhilosophersGotama | Patanjali | Yajnavalkya | Kanada | Kapila | 
Jaimini | Vyasa | Nagarjuna | Madhavacharya | Kumarajiva | 
Padmasambhava | Vasubandhu | Adi Shankara| Ramanuja| Katyayana | 
More...

Texts   Yoga Sutra | Nyaya Sutra | Vaiseshika Sutra | Samkhya Sutra 
| Mimamsa Sutra | Brahma Sutra | Mûlamadhyamakakârikâ | More...



Ahimsa
From Wikipedia

Hinduism

 

 

Ahimsa is a religious concept which advocates non-violence and a 
respect for all life. Ahimsa (#2309;#2361;#2367;#2306;#2360;#2366; 
ahi#7745;sâ) is Sanskrit for avoidance 
of himsa, or injury. It is most often interpreted as meaning peace 
and reverence toward all sentient beings. Ahimsa is an important 
doctrine of Hinduism, Jainism, and Buddhism. Its first mention in 
Indian philosophy is found in the Hindu scriptures called the 
Upanishads, the oldest of which date to about 800 BCE.[citation 
needed]
Ahimsa was introduced to the West by the Mahatma Gandhi.(dubious 
assertion—see talk page) Inspired by his actions, Western civil 
rights movements, led by such people as Martin Luther King Jr., 
engaged in non-violent protests. The more recent popularity of yoga 
and meditation in the West has also served to introduce many 
westerners to ahimsa and other Indian philosophical concepts. 
Nonviolent Communication, developed by Dr. Marshall Rosenberg and 
practiced and taught around the world, is inspired by Gandhi's 
example.

Jainism
Compassion for all life, human and non-human, is central to Jainism. 
Human life is valued as a unique, rare opportunity to reach 
enlightenment; to kill any person, no matter what crime he may have 
committed, is considered unimaginably abhorrent. It is the only 
religion that requires monks and laity, from all its sects and 
traditions, to be vegetarian. Some Indian regions have been strongly 
influenced by Jains and often the majority of the local non-Jain 
population has also become vegetarian. History suggests that various 
strains of Hinduism became vegetarian due to strong Jain influences.
[citation needed]
Gandhi
Mahatma Gandhi drew many of his concepts of truth, nobility and 
ethics from the Bhagavad Gita and his personal love of Lord Rama, an 
avatara of God in the Hindu faith. Gandhi's concept of life and 
ahimsa, which led to his concept of satyagraha, or peaceful protest, 
primarily stem from his association with Hindu and Jain philosophy.
[citation needed]
Quotations from Gandhi on the subject:
Nonviolence is the greatest force at the disposal of mankind. It is 
mightier than the mightiest weapon of destruction devised by the 
ingenuity of man.[citation needed] 
Literally speaking, ahimsa means non-violence towards life but it 
has much higher meaning. It means that you may not offend anybody; 
you may not harbor uncharitable thought, even in connection with 
those whom you consider your enemies. To one who follows this 
doctrine, there are no enemies. A man who believes in the efficacy 
of this doctrine finds in the ultimate stage, when he is about to 
reach the goal, the whole world at his feet. If you express your 
love—ahimsa—in such a manner that it impresses itself indelibly upon 
your so-called enemy, he must return that love.
This doctrine tells us that we may guard the honor of those under 
our charge by delivering our own lives into the hands of the man who 
would commit the sacrilege. And that requires far greater courage 
than delivering of blows.[citation needed] 
Ahimsa or non-injury, of course, implies non-killing. But, non-
injury is not merely non-killing. In its comprehensive meaning, 
ahimsa or non-injury means entire abstinence from causing any pain 
or harm whatsoever to any living creature, either by thought, word, 
or deed. Non-injury requires a harmless mind, mouth, and hand.
See also
•   Satyagraha 
•   Nonresistance 
•   Pacificism 
•   Yamas 
•   Pancasila 
•   Karuna 


Ajivika
From Wikipedia
Ajivika is an anti-caste philosophy, which literally translates 
to following an ascetic way of life. The Ajivikas were 
contemporaries of the early Buddhists and historical Jains; the 
Ajivika movement may have preceded both of these groups, but may 
have been a more loosely organized group of wandering ascetics. Very 
little concrete information is known about the Ajivikas. Their 
scriptures and 

[ppiindia] MENYIMAK MANUSIA (1) 5000 TAHUN

2006-09-25 Terurut Topik antonhartomo
Hindu philosophical concepts

 
Hinduism comprises a large array of religious and philosophical 
movements primarily found in the Indian subcontinent. Most of it is 
based on ideas that align with the Vedas and thus includes the six 
orthodox schools of Indian philosophy, known as the astika schools, 
or more generally as the six branches of Hindu philosophy. Vedanta, 
Yoga, Bhakti, Tantra are major parts of Hinduism en generale. In 
addition, many aspects of Vedic astrology, Ayurveda, Indian 
classical music and Bharatanatyam (South Indian classical dance) 
draw from Hindu philosophical concepts and/or systems.


Subcategories
There are 12 subcategories to this category shown below (more may be 
shown on subsequent pages). 
F
•   [+] Four Yugas
•   [+] Four goals of life
•   [+] Four phases of life
H
•   [+] Hindu denominations
H cont.
•   [+] Hindu symbols
M
•   [+] Mantras
S
•   [+] Samkhya
T
•   [+] Tantra
•   [+] Tantric chakras
T cont.
•   [+] Three kinds of karma
V
•   [+] Vedangas
•   [+] Vedanta

Pages in category Hindu philosophical concepts
There are 146 pages in this section of this category. 
A
•   Abhyasa 
•   Advaita Vedanta 
•   Aham Brahma asmi 
•   Ahamkara 
•   Ahimsa 
•   Ajivika 
•   Akasha 
•   Anahata 
•   Ankil 
•   Ap (water) 
•   Apaurusheyatva 
•   Arya 
•   Ashram 
•   Astika 
•   Atheism in Hinduism 
•   Atman (Hinduism) 
•   Avatar 
•   Avidya 
•   Avidyamaya and Vidyamaya 
•   Ayurveda 
•   Ayurveda-Agni
B
•   Bandhu 
•   Bhakti 
•   Bh#363;ta 
•   Bija 
•   Brahman
C
•   Carvaka 
•   Causal body 
•   Causal plane 
•   Chakra
D
•   Darsana 
•   Day of Brahma 
•   Dharma 
•   Dvaita
F
•   Five Graded Analogies of Bhakti
G
•   Gotra 
•   Guna
H
•   Harihara 
•   Hindu eschatology 
•   Hindu idealism 
•   Hindu philosophy 
•   Hindu units of measurement 
•   Hindu views on God and gender 
•   Hindu views on monotheism
I
•   Incarnation 
•   Ishta-deva 
•   Ishvara
J
•   Jagra
J cont.
•   Japa 
•   Jivanmukta 
•   Jivdani Mata 
•   Jnana
K
•   Kaharingan 
•   Kalki 
•   Karma 
•   Karma in Hinduism 
•   Kosas 
•   Kshatriya dharma
L
•   Lila 
•   Linga sarira 
•   Lingam 
•   Loka
M
•   Maharishi Vedic Science 
•   Mah#257;v#257;kyas 
•   Mandala 
•   Mantra 
•   Maya (illusion) 
•   Mayavada 
•   Mimamsa 
•   Moksha 
•   Monasticism 
•   Mudra 
•   Muhurta 
•   Mukti-yogyas
N
•   Negative theology 
•   Nirvana 
•   Nirvikalpa 
•   Nondualism 
•   Nyaya
O
•   Omnipresence
P
•   Para Tattva 
•   Parameshthin 
•   Parameshwara (God) 
•   Paramita 
•   Parampara 
•   Petal (chakra) 
•   Pralaya 
•   Pramana 
•   Prana 
•   Problem of evil 
•   Hindu answers to the problem of evil 
•   Punya 
•   Purvashrama
R
•   Rajas 
•   Reincarnation 
•   Rta
S
•   Sacred cow
S cont.
•   Sahasranama 
•   Samadhi 
•   Samkhya 
•   Sampradaya 
•   Samsara 
•   Samskara 
•   Sant Mat 
•   Sattva 
•   Shakti 
•   Shaktipat 
•   Shuddhashuddha tattvas 
•   Siddhanta 
•   Sloka meter 
•   Swapna
T
•   Tamas (philosophy) 
•   Tantra 
•   Tapa (India) 
•   Tapasvin 
•   Tapasya 
•   Tat Tvam Asi 
•   Tat tvam asi: advaita interpretation 
•   Tat tvam asi: vishishtadvaita interpretation 
•   Tattva 
•   Theopanism 
•   Third eye 
•   Tirtha and Kshetra 
•   Tithi 
•   Transmigration of the soul 
•   Trimurti 
•   Turiya 
•   T#257;patraya
U
•   Upadana 
•   Upadhi 
•   Upasana 
•   User:GourangaUK/sandbox
V
•   Vairagya 
•   Vaisheshika 
•   Vastu Shastra 
•   Vedanga 
•   Vedanta 
•   Videha mukti 
•   Vishishtadvaita 
•   Sri Vaishnavism 
•   Vital currents
W
•   Wheel of time
Y
•   Yoni 
•   Yoni mudra 
•   Yuga 
•   Yuga Dharma

Categories: Hinduism | Religious philosophy and doctrine | Eastern 
philosophy


KONSEP FILSAFAT HINDU


Abhyasa, in Hinduism, is spiritual practice which is regular and 
constant practice over a long period of time. It has been prescribed 
by the great sage Patanjali Maharishi in his Yoga Sutras, and by 
Lord Krishna in the Bhagavad Gita as an essential means to control 
the mind together with Vairagya.

!
Advaita Vedanta
Part of a series on
Hindu philosophy

 

Schools 
Samkhya • Nyaya

Vaisheshika • Yoga

Purva Mimamsa • Vedanta

Schools of Vedanta  
Advaita • Vishishtadvaita

Dvaita

Important figures   
Kapila • Gotama

Kanada • Patañjali

Jaimini • Vyasa

Medieval
Adi Shankara • Ramanuja

Madhva • Madhusudana

Vedanta Desika • 

[ppiindia] MENYIMAK MANUSIA (1)

2006-09-25 Terurut Topik antonhartomo
Hindu philosophical concepts
From Wikipedia
 
Hinduism comprises a large array of religious and philosophical 
movements primarily found in the Indian subcontinent. Most of it is 
based on ideas that align with the Vedas and thus includes the six 
orthodox schools of Indian philosophy, known as the astika schools, 
or more generally as the six branches of Hindu philosophy. Vedanta, 
Yoga, Bhakti, Tantra are major parts of Hinduism en generale. In 
addition, many aspects of Vedic astrology, Ayurveda, Indian 
classical music and Bharatanatyam (South Indian classical dance) 
draw from Hindu philosophical concepts and/or systems.


Subcategories
There are 12 subcategories to this category shown below (more may be 
shown on subsequent pages). 
F
•   [+] Four Yugas
•   [+] Four goals of life
•   [+] Four phases of life
H
•   [+] Hindu denominations
H cont.
•   [+] Hindu symbols
M
•   [+] Mantras
S
•   [+] Samkhya
T
•   [+] Tantra
•   [+] Tantric chakras
T cont.
•   [+] Three kinds of karma
V
•   [+] Vedangas
•   [+] Vedanta

Pages in category Hindu philosophical concepts
There are 146 pages in this section of this category. 
A
•   Abhyasa 
•   Advaita Vedanta 
•   Aham Brahma asmi 
•   Ahamkara 
•   Ahimsa 
•   Ajivika 
•   Akasha 
•   Anahata 
•   Ankil 
•   Ap (water) 
•   Apaurusheyatva 
•   Arya 
•   Ashram 
•   Astika 
•   Atheism in Hinduism 
•   Atman (Hinduism) 
•   Avatar 
•   Avidya 
•   Avidyamaya and Vidyamaya 
•   Ayurveda 
•   Ayurveda-Agni
B
•   Bandhu 
•   Bhakti 
•   Bh#363;ta 
•   Bija 
•   Brahman
C
•   Carvaka 
•   Causal body 
•   Causal plane 
•   Chakra
D
•   Darsana 
•   Day of Brahma 
•   Dharma 
•   Dvaita
F
•   Five Graded Analogies of Bhakti
G
•   Gotra 
•   Guna
H
•   Harihara 
•   Hindu eschatology 
•   Hindu idealism 
•   Hindu philosophy 
•   Hindu units of measurement 
•   Hindu views on God and gender 
•   Hindu views on monotheism
I
•   Incarnation 
•   Ishta-deva 
•   Ishvara
J
•   Jagra
J cont.
•   Japa 
•   Jivanmukta 
•   Jivdani Mata 
•   Jnana
K
•   Kaharingan 
•   Kalki 
•   Karma 
•   Karma in Hinduism 
•   Kosas 
•   Kshatriya dharma
L
•   Lila 
•   Linga sarira 
•   Lingam 
•   Loka
M
•   Maharishi Vedic Science 
•   Mah#257;v#257;kyas 
•   Mandala 
•   Mantra 
•   Maya (illusion) 
•   Mayavada 
•   Mimamsa 
•   Moksha 
•   Monasticism 
•   Mudra 
•   Muhurta 
•   Mukti-yogyas
N
•   Negative theology 
•   Nirvana 
•   Nirvikalpa 
•   Nondualism 
•   Nyaya
O
•   Omnipresence
P
•   Para Tattva 
•   Parameshthin 
•   Parameshwara (God) 
•   Paramita 
•   Parampara 
•   Petal (chakra) 
•   Pralaya 
•   Pramana 
•   Prana 
•   Problem of evil 
•   Hindu answers to the problem of evil 
•   Punya 
•   Purvashrama
R
•   Rajas 
•   Reincarnation 
•   Rta
S
•   Sacred cow
S cont.
•   Sahasranama 
•   Samadhi 
•   Samkhya 
•   Sampradaya 
•   Samsara 
•   Samskara 
•   Sant Mat 
•   Sattva 
•   Shakti 
•   Shaktipat 
•   Shuddhashuddha tattvas 
•   Siddhanta 
•   Sloka meter 
•   Swapna
T
•   Tamas (philosophy) 
•   Tantra 
•   Tapa (India) 
•   Tapasvin 
•   Tapasya 
•   Tat Tvam Asi 
•   Tat tvam asi: advaita interpretation 
•   Tat tvam asi: vishishtadvaita interpretation 
•   Tattva 
•   Theopanism 
•   Third eye 
•   Tirtha and Kshetra 
•   Tithi 
•   Transmigration of the soul 
•   Trimurti 
•   Turiya 
•   T#257;patraya
U
•   Upadana 
•   Upadhi 
•   Upasana 
•   User:GourangaUK/sandbox
V
•   Vairagya 
•   Vaisheshika 
•   Vastu Shastra 
•   Vedanga 
•   Vedanta 
•   Videha mukti 
•   Vishishtadvaita 
•   Sri Vaishnavism 
•   Vital currents
W
•   Wheel of time
Y
•   Yoni 
•   Yoni mudra 
•   Yuga 
•   Yuga Dharma

Categories: Hinduism | Religious philosophy and doctrine | Eastern 
philosophy


KONSEP FILSAFAT HINDU


Abhyasa, in Hinduism, is spiritual practice which is regular and 
constant practice over a long period of time. It has been prescribed 
by the great sage Patanjali Maharishi in his Yoga Sutras, and by 
Lord Krishna in the Bhagavad Gita as an essential means to control 
the mind together with Vairagya.

!
Advaita Vedanta
Part of a series on
Hindu philosophy

 

Schools 
Samkhya • Nyaya

Vaisheshika • Yoga

Purva Mimamsa • Vedanta

Schools of Vedanta  
Advaita • Vishishtadvaita

Dvaita

Important figures   
Kapila • Gotama

Kanada • Patañjali

Jaimini • Vyasa

Medieval
Adi Shankara • Ramanuja

Madhva • Madhusudana


Re: [ppiindia] Tibo dkk : Eksekusi Kami Didepan Umum!!

2006-09-25 Terurut Topik BUD'S
Anda mendapat data dari mana ??? 

Berdasarkan data demografi 1998, Poso mempunyai: luas wilayah (28 ribu 
kilometer persegi), jumlah penduduk (400.264 jiwa), pemeluk Islam (245.322), 
Protestan (143.249), Katolik (2.166), Hindu (8.030) dan Buddha (1.597). ( 
http://www.tempointeraktif.com/hg/timeline/2004/05/12/tml,20040512-03,id.html ).

Sudah Pernah baca data dari DEPAG belum ini tak kasih tahu, Sulawesi Tengah, ( 
Data 2005 ) Islam = 1.577.511 ; Kristen =  322.314 ;  Katolik = 23.829 ; Hindu 
= 77.292 ; Budha = 4.318  http://www.depag.go.id/index.php?menu=pagepageid=17

Yang benar2 mayoritas cuma di Papua, NTT, Sulut dan Bali ( Hindu ), apakah anda 
pernah dengar bahwa Mesjid ditutup oleh masa kayak di Jawa ini ??? dan siapa 
bilang damai, di Bekasi yang udah ada ijin pun di halang2i pembangunan Rumah 
Ibadahnya.

Kok suka sebarkan fitnah tampa dasar ??




  - Original Message - 
  From: Mhoel 
  To: ppiindia@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, September 25, 2006 9:22 AM
  Subject: Re: [ppiindia] Tibo dkk : Eksekusi Kami Didepan Umum!!



  Kl tidak ada pen-jihad itu, muslim di yg minoritas wilayah timur tentu sdh
  habis sementara kresten di wilayah barat hidup aman, tentram, dan damai
  di wilayah barat yang mayoritas muslim.

  - Original Message -
  From: Harry Adinegara [EMAIL PROTECTED]
  To: el seem [EMAIL PROTECTED]; forums ws
  [EMAIL PROTECTED]; tionghoa-net@yahoogroups.com; ppi india
  ppiindia@yahoogroups.com; prol proletar@yahoogroups.com
  Sent: Friday, September 22, 2006 7:22 PM
  Subject: [ppiindia] Tibo dkk : Eksekusi Kami Didepan Umum!!

  
   Di alam serba kumuhnya sikon ,ekonomi, politik dan keamanan, mengherankan
  aku :ada juga suara yang menyejukkan. Suara seorang individu yang tidak mau
  terhanyut oleh political correctness yang kumuh yang melanda negara/bangsa
  saat ini.
  
   Suara AS Hikam, anggota DPR dari partai PKB adalah suara perkecualian
  dari suara minor yang keluar dari hampir semua penggede/birokrat Indonesia
  dalam menangani problim negara saat ini.
  
   Rupanya tidaklah ber-lebih2an bahwa suaraku, si ikan kecil , wong cilik
  disini mengena telak obyeknya yakni ketidak tentuan pelaksanaan hukum di
  Indonesia. Salah satu postingananku pernah aku men-sinyalir bahwa apabila
  sampai Tibo di eksekusi itu adalah ibaratnya upaya appeasing fihak2
  fundamentalis menjelang eksekusi(belum pasti) Amrozi cs.
   Juga AS Hikam mengeluh seperti ikan kecil disini, bahwa urusan Munir
  juga belum tuntas. Aku kira soal Munir juga akan disapu dibawah karpet.
  
   Yang sangat mengejutkan, juga berita yang menyebut bahwa Tibo cs
  dilarang untuk menerima sakramen terachir dan ibadah terachirpun dilarang
  disampaikan oleh kerabat dan pamilinya.
   Bagaimana nanti dengan Amrozi cs, apakah mereka tidak diperbolehkan
  sholat terachir menjelang eksekusi mereka?
  
   Rupanya kerusuhan di belahan Timur Indonesia,Sulawesi, Maluku, Irian
  bisa terjadi dan kelihatannya konflik agama dan etnis ini tidak akan terjadi
  apabila pemerintah2 mulai dari Gus Dur, Megawati dan SBY tegas melarang
  barisan pen-jihad ngelurook ke belahan Indonesia Timur. Siapa2 yang pegang
  kekuasaan dalam ketiga pemerintahan ini perlu dimintai tanggung jawabnya.
  Terutama birokrasi seperti Hankam/Polisi harus dimintai pertanggungan jawab
  yang membolehkan para penjihad pergi ke Indonesia Timur waktu itu.
  
   Harry Adinegara
  
  
  
   
  
  
  
  
   :
  
   AS Hikam: Eksekusi Tibo Perparah Ketidakpercayaan terhadap Yudhoyono
   [JAKARTA] Dipaksakannya eksekusi mati terhadap Tibo cs, semakin menambah
   daftar buruk penegakkan hukum, serta penanganan konflik, dan pengungkapan
   kasus secara tuntas di Indonesia. Lebih jauh, juga memperlihatkan
   ketidakadilan terhadap golongan minoritas, yang akan memperparah
  kekecewaan
   terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono .
  
   Demikian dinyatakan oleh AS Hikam, anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai
   Kebangkitan Bangsa (FPKB), Rabu (20/9). Menurutnya, preseden buruk dalam
   penegakkan hukum di Indonesia itu tak perlu terjadi, andai Yudhoyono
   memiliki kearifan, serta ketegasan dalam menentukan kebijakan. Lebih
  lanjut,
   Hikam mengatakan keputusan eksekusi mati atas Tibo itu, terlihat lebih
   merupakan desakan dari pihak yang mengingkan adanya pertukaran, sebagai
   bentuk rasa keadilan. Mereka berpendapat kalau para terdakwa bom Bali
   dihukum, kenapa Tibo tidak, ucapnya.
  
   Seharusnya kasus pengeboman dilihat secara berbeda, ujarnya. Kasus-kasus
   konflik, yang meski terjadi melibatkan agama, tidak perlu digiring terlalu
   jauh dan dipertajam pada konflik antar agama. Tapi tetap harus dilihat
  dalam
   konteks penegakkan hukum, dan tidak mengabaikan prinsip-prinsip
  kemanusiaan
   dan keadilan.
  
   Hikam mengingatkan, bahwa proses penyelesaian konflik Poso harus dilakukan
   dengan tuntas. Terkait dengan Tibo, ada deretan pelaku serta aktor
   intelektual yang telah disebutkan secara gamblang, dan masih 

[ppiindia] Re: *Islam: The Next American Religion?*

2006-09-25 Terurut Topik RM Danardono HADINOTO
--- In ppiindia@yahoogroups.com, Satrio Arismunandar 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 *Islam: The Next American Religion?*
 *By Michael Wolfe*
 http://www.islamfor today.com/ wolfe3.htm
 
 *The U.S. began as a haven for Christian outcasts. But
 what religion fits our current zeitgeist? The answer
 may be Islam.*

-

Here you are:

The Islamic States of America?
by Daniel Pipes
FrontPageMagazine.com
September 23, 2004


The hardest thing for Westerners to understand is not that a war 
with militant Islam is underway but that the nature of the enemy's 
ultimate goal. That goal is to apply the Islamic law (the Shari`a) 
globally. In U.S. terms, it intends to replace the Constitution with 
the Qur'an.

This aspiration is so remote and far-fetched to many non-Muslims, it 
elicits more guffaws than apprehension. Of course, that used to be 
the same reaction in Europe, and now it's become widely accepted 
that, in Bernard Lewis' words, Europe will be Islamic by the end of 
the century.

Because of the American skepticism about Islamist goals, I postponed 
publishing an article on this subject until immediately after 9/11, 
when I expected receptivity to the subject would be greater (it was 
published in November 2001 as The Danger Within: Militant Islam in 
America). I argued there that

The Muslim population in this country is not like any other group, 
for it includes within it a substantial body of people—many times 
more numerous than the agents of Osama bin Ladin—who share with the 
suicide hijackers a hatred of the United States and the desire, 
ultimately, to transform it into a nation living under the 
strictures of militant Islam.

The receptivity indeed was greater, but still the idea of an 
Islamist takeover remains unrecognized in establishment circles – 
the U.S. government, the old media, the universities, the mainline 
churches.

Therefore, reading A rare look at secretive Brotherhood in 
America, in the Chicago Tribune on Sept. 19 caused me to startle. 
It's a long analysis that draws on an exclusive interview with Ahmed 
Elkadi, the Muslim Brotherhood leader in the United States during 
1984-94, plus other interviews and documentation. In it, the authors 
(Noreen S. Ahmed-Ullah, Sam Roe, and Laurie Cohen) warily but 
emphatically acknowledge the Islamists' goal of turning the United 
States into an Islamic state.

Over the last 40 years, small groups of devout Muslim men have 
gathered in homes in U.S. cities to pray, memorize the Koran and 
discuss events of the day. But they also addressed their ultimate 
goal, one so controversial that it is a key reason they have 
operated in secrecy: to create Muslim states overseas and, they 
hope, someday in America as well. …

Brotherhood members emphasize that they follow the laws of the 
nations in which they operate. They stress that they do not believe 
in overthrowing the U.S. government, but rather that they want as 
many people as possible to convert to Islam so that one day—perhaps 
generations from now—a majority of Americans will support a society 
governed by Islamic law.

This Brotherhood approach is in keeping with my observation that the 
greater Islamist threat to the West is not violence – flattening 
buildings, bombing railroad stations and nightclubs, seizing 
theaters and schools – but the peaceful, legal growth of power 
through education, the law, the media, and the political system.

The Tribune article explains how, when recruiting new members, the 
organization does not reveal its identity but invites candidates to 
small prayer meetings where the prayer leaders focus on the primary 
goal of the Brotherhood, namely setting up the rule of God upon the 
Earth (i.e., achieving Islamic hegemony). Elkadi describes the 
organization's strategic, long-term approach: First you change the 
person, then the family, then the community, then the nation.

His wife Iman is no less explicit; all who are associated with the 
Brotherhood, she says, have the same goal, which is to educate 
everyone about Islam and to follow the teachings of Islam with the 
hope of establishing an Islamic state.

In addition to Elkadi, the article features information from Mustafa 
Saied (about whose Muslim Brotherhood experiences the Wall Street 
Journal devoted a feature story in December 2003, without mentioning 
the organization's Islamist goals). Saied, the Tribune informs us, 
says

he found out that the U.S. Brotherhood had a plan for achieving 
Islamic rule in America: It would convert Americans to Islam and 
elect like-minded Muslims to political office. They're very smart. 
Everyone else is gullible, Saied says. If the Brotherhood puts up 
somebody for an election, Muslims would vote for him not knowing he 
was with the Brotherhood.

Citing documents and interviews, the Tribune team notes that the 
secretive Brotherhood, in an effort to acquire more influence, went 
above ground in Illinois in 1993, incorporating itself as the Muslim 

[ppiindia] Re: Why some Britons are embracing Islam

2006-09-25 Terurut Topik RM Danardono HADINOTO
--- In ppiindia@yahoogroups.com, Satrio Arismunandar 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Islam's makeover
 Sep 21st 2006 , From The Economist print edition
 
 
 Why some Britons are embracing Islam

-

Really? Here you are:


Unclear and present danger

The public is still not fully aware of the gravity of the threat 
posed by Islamist extremists, Britain's anti-terror supremo tells 
Patrick Walters
-
---
 
September 23, 2006
BRITAIN'S top counter-terrorist cop has no doubt the nature of the 
threat has changed dramatically. Peter Clarke, Scotland Yard's 51-
year-old head of counter-terrorism, talks with quiet resolution 
about the challenge of Islamist terrorism and how it has turned 
British policing upside down.
People often say to Clarke how well placed the British authorities 
must be to deal with Islamist terror given their long experience of 
Irish Republican Army killers. 

No, he responds emphatically. It's a whole new ball game with no 
defined rules of engagement or carefully delineated boundaries. 

The current terrorist threat is almost the reverse of all those 
parameters, Clarke said in Canberra this week. 

What we see is global in origin, global in ambition, global in 
reach. The networks are loose, they are fluid and they are 
incredibly resilient, Clarke told a security conference. 

Defeating the threat demands a level of resources, including 
sustained surveillance, unprecedented in modern law 
enforcement. Unless you have pace and scale on your side, you will 
fail to deal with these terrorist conspiracies that we are currently 
seeing, he stressed. 

Clarke tells Inquirer the threat posed by radical Islamists in 
Britain is growing in scale and complexity. I think the only 
sensible conclusion is that it is ... because if you look at the 
pace of terrorist activity since 9/11, it's clearly unabated and 
there appears to be a consistency, almost a regularity, in the 
attack patterns. 

I don't want to sound unnecessarily gloomy, but I don't see many 
positive signs in terms of it being diminished. 

He points out that British authorities have managed to foil four or 
five attacks in the past 12 months. But the sad probability is 
that another attack will get through at some time. 

Clarke brings nearly 30 years of experience to his role as national 
co-ordinator for counter-terrorism investigations, having joined the 
Metropolitan Police in 1977 with a law degree from Bristol 
University. 

His postings included a stint in the late 1990s as commander of the 
royalty and diplomatic protection department, with responsibility 
for the security of the royal family, before taking on his present 
job at New Scotland Yard in 2002. 

Since 9/11 there has been a four-fold increase in the number of 
Metropolitan Police officers dedicated to investigating terrorism. 
In the next few weeks there will be a shake-up as Scotland Yard's 
anti-terrorist branch merges with the force's special branch to form 
a dedicated counter-terrorism command. 

That will be quite a historic change. It's a big move for us to do 
that, Clarke says. That will create a single large department as 
big as many medium-sized police forces in the UK, which will greatly 
enhance our capabilities. 

The Metropolitan Police will co-ordinate other counter-terrorism 
units across Britain's 43 separate local police forces, building 
surveillance, intelligence and analytical assets. 

Clarke says Britain's experience of Islamist terror, including last 
year's London bombings and the recently thwarted plot to blow up 
airliners flying to the US, is driving far-reaching changes in the 
way police now operate. 

It used to be that police would only intervene in the final stages 
of a terrorist plot, making arrests at or near the point of attack, 
with the strongest possible weight of evidence to put before a 
court. However, Clarke says the scale of the threat means we can no 
longer afford to wait until that moment. 

It's a complete shift in scale. Mentally we have had to completely 
change our response in terms of interdiction and intervention to 
prevent an increased risk to the public. 

Clarke says earlier action to pre-empt a mass casualty attack also 
dictates the need to engage closely with local communities as a key 
element of counter-terrorism strategy. He believes the British 
public is still not fully aware of the gravity of the threat posed 
by Islamist terror groups. This is despite the fact there are now 90 
people awaiting trial on terrorism charges. 

We have a whole series of trials which over the coming months and 
years will unfold in the UK. When that hard evidence is produced the 
public are able to see what has been planned over the last months 
and years, that will contribute to their understanding of the 
threat. 

When Metropolitan Police discovered a cache of military training 
equipment in the Finsbury Park mosque in January 

[ppiindia] Pikir Matang-matang Sebelum Nikahi Pria Tua!

2006-09-25 Terurut Topik RM Danardono HADINOTO
Pikir Matang-matang Sebelum Nikahi Pria Tua!
Rita Uli Hutapea - detikcom

Kuala Lumpur - Hai para wanita muda, berpikirlah matang-matang 
sebelum bersedia dinikahi lelaki tua. Apalagi jika si pria memiliki 
anak-anak dari perkawinan terdahulunya.

Demikian nasihat yang disampaikan Ketua Dewan Konsultasi Wanita 
Islam Malaysia Datuk Kamilia Ibrahim seperti diberitakan media 
Malaysia, Kosmo! dan dilansir kantir berita AFP, Senin (25/9/2006).

Dikatakan perempuan Malaysia itu, bersuamikan duda yang usianya 
terpaut jauh bisa mendatangkan banyak tekanan. Entah itu masalah 
dengan keluarga dari pernikahan sebelumnya, masalah dengan keluarga 
pria dan persepsi masyarakat.

Istri-istri muda harus menyadari bahwa akan ada tekanan emosional 
dan mereka harus menghadapi menurunnya kesehatan pasangan yang lebih 
tua, khususnya jika menyangkut tentang seks, kata Kamilia.

Saat ini pernikahan antara perempuan muda dan pria tua memang tengah 
menjadi pergunjingan di Malaysia. Apalagi sejak perkawinan mahal 
penyanyi terkenal Siti Nurhaliza dengan Datuk K yang usianya terpaut 
jauh. 

Menurut seorang konselor perkawinan di Malaysia, Mahmood Hussein, 
para orangtua saat ini tampaknya bangga jika anak gadis mereka 
menikah dengan pria kaya yang lebih tua. Sebabnya, si anak akan 
mendapatkan kehidupan yang mapan.

Di Indonesia sendiri perkawinan Mensesneg Yusril Ihza Mahendra 
dengan Rika Tolentino Kato tengah menjadi buah bibir. Bagaimana 
tidak, meski usia pak menteri sudah 50 tahun, dia berhasil memikat 
dan meminang seorang perempuan muda berusia 23 tahun yang lebih 
pantas menjadi putrinya. (ita)







***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[ppiindia] Why some Britons are embracing Islam

2006-09-25 Terurut Topik Satrio Arismunandar
Islam's makeover
Sep 21st 2006 , From The Economist print edition


Why some Britons are embracing Islam


CONVERTS to Islam have an image problem. Women who don
Islamic garb are often pitied for their submissive
lives behind the veil. And a handful of converts,
mostly men, have been implicated in terrorist plots.
Even the pope has waded in: on September 12th he
appeared to link Islam to “violent conversion” in a
speech. He apologised five days later, after riots in
many countries with Muslim populations.

Some commentators in London , too, have taken to
worrying that the British establishment is enthralled
by Islam. They point to Joe Ahmed-Dobson, the son of a
former government minister, and Yahya Birt, the son of
a former BBC boss. These worries grew when it emerged
last month that three of the 25 Muslims arrested on
suspicion of involvement in a plot to blow up planes
over London were new believers. And this, in turn,
appeared to bear out a government report, leaked in
July, which said that converts were being wooed by
radical Muslims. 

Yet statistics to substantiate the fear that “reds
under the bed” have been replaced by hordes of
traitorous new Muslims are sparse. The 2001 census in
Scotland , unlike the exercises in England and Wales ,
included a question on current and former religious
beliefs. Yahya Birt, a research fellow at the Islamic
Foundation, a think-tank in Leicester , established
that 3% of Scottish Muslims were converts. He used
those figures to estimate that in Britain as a whole
around 14,200 believers are converts—only 1% of the
country's 1.6m Muslims. Converting Britons to Islam is
hardly a boom industry, he says. “Islam is one of the
items in the supermarket of faiths, but the rate of
conversion is not spectacular.”

Unlike some Christian sects, Islam eschews heavy
proselytising. One group, the Islamic Propagation
Society, is typically low-key in seeking converts. Its
members set up trestle tables at weekends in several
big cities and hand out leaflets. Umar Tate, its
chief, says that media interest brings them “good
business”. The pope's speech has attracted many to
their stalls, he says.

Academic insight into why Britons convert is also
sparse. A researcher from Leeds University , Myfanwy
Franks, questioned converts before and after the
attack on America in September 2001. She suggests that
the appeal of Islam is changing. Before that date many
were drawn to Sufism, a mystical and relatively
tolerant strand of Islam. Her work since then suggests
that new converts prefer a more austere form of the
religion.

Rebecca Masterson, once Catholic, became a Muslim six
years ago and has interviewed women converts for a
research project at London University . Some embrace
Islam, she said, because in an increasingly raunchy
Britain they dislike being seen as sexual objects—the
veil frees them from the male gaze. Many male
converts, who include men of Afro-Caribbean stock,
prize the Muslim family model in which men are
idealised as dignified providers and protectors, she
says. Other studies suggest that Islam has helped
people escape from drugs and alcohol. Men are more
likely than women, it seems, to react against British
policy in the Middle East by embracing a violent form
of Islam.

Many converts praise the recent mini-industry that has
sprung up to help them adapt. There are now
“New-Muslim projects” in most British cities. Miss
Masterson says that her life has changed completely
since her conversion—she wears a headscarf and gown,
and would rather socialise with Muslim “sisters” than
spend time unchaperoned with men. Luckily for single
converts, a number of matrimonial agencies offer help
to those seeking love. 

The New-Muslim project in Leicester offers advice on
“coming out” as a believer to non-Muslim relations,
who are often appalled by the news. It offers guidance
on dress and practices such as ritual washing and hair
removal—and on including non-Muslims in weddings and
funerals.

On September 20th the home secretary, John Reid, was
heckled at a meeting with Muslim parents by an angry
convert, Abu Izzadeen—hardly the peaceful image of
Islam that most Muslims are after. Converts of any
sort tend towards an excess of zeal. But not all
do—and they might be the very people to bridge the
increasingly dangerous gap between Britain 's Muslim
minority and its nervous mainstream.

 
The pope and Islam 

When the heavens open
Sep 21st 2006 | ROME 
From The Economist print edition
 
An ill-judged quotation about Islam has obscured a
more serious message 

HE HAD to wait six centuries, but Emperor Manuel II
Palaeologus has his revenge. Manuel, who ruled the
Byzantine empire in 1391-1425, ended his days after
signing a humiliating peace with the Ottoman Turks,
the rising Muslim power of his day, who within three
decades of his death would destroy the empire
entirely.

In a university lecture at Regensburg on September
12th, Pope Benedict XVI conjured 

[ppiindia] Muhammad's Sword

2006-09-25 Terurut Topik Satrio Arismunandar
*Muhammad's Sword
by Uri Avnery
GUSH SHALOM*
http://zope. gush-shalom. org/home/ en/channels/
avnery/115909481 3
*23-09-2006

*
Since the days when Roman Emperors threw Christians to
the lions, the relations between the emperors and the
heads of the church have 
undergone many changes.

Constantine the Great, who became Emperor in the year
306 - exactly 1700 
years ago - encouraged the practice of Christianity in
the empire, which 
included Palestine. Centuries later, the church split
into an Eastern 
(Orthodox) and a Western (Catholic) part. In the West,
the Bishop of 
Rome, who acquired the title of Pope, demanded that
the Emperor accept 
his superiority.

The struggle between the Emperors and the Popes played
a central role in 
European history and divided the peoples. It knew ups
and downs. Some 
Emperors dismissed or expelled a Pope, some Popes
dismissed or 
excommunicated an Emperor. One of the Emperors, Henry
IV, walked to 
Canossa, standing for three days barefoot in the snow
in front of the 
Pope's castle, until the Pope deigned to annul his
excommunication.

But there were times when Emperors and Popes lived in
peace with each other. We are witnessing such a period
today. Between the present Pope, 
Benedict XVI, and the present Emperor, George Bush II,
there exists a wonderful harmony. Last week's speech
by the Pope, which aroused a 
world-wide storm, went well with Bush's crusade
against Islamofascism , 
in the context of the Clash of Civilizations .

IN HIS lecture at a German university, the 265th Pope
described what he sees as a huge difference between
Christianity and Islam: while Christianity is based on
reason, Islam denies it. While Christians see 
the logic of God's actions, Muslims deny that there is
any such logic in the actions of Allah.

As a Jewish atheist, I do not intend to enter the fray
of this debate. It is much beyond my humble abilities
to understand the logic of the 
Pope. But I cannot overlook one passage, which
concerns me too, as an Israeli living near the
fault-line of this war of civilizations .

In order to prove the lack of reason in Islam, the
Pope asserts that the prophet Muhammad ordered his
followers to spread their religion by the sword.
According to the Pope, that is unreasonable, because
faith is born of the soul, not of the body. How can
the sword influence the soul?

To support his case, the Pope quoted - of all people -
a Byzantine Emperor, who belonged, of course, to the
competing Eastern Church. At the end of the 14th
century, the Emperor Manuel II Palaeologus told of a 
debate he had - or so he said (its occurrence is in
doubt) - with an unnamed Persian Muslim scholar. In
the heat of the argument, the Emperor 
(according to himself) flung the following words at
his adversary:

Show me just what Mohammed brought that was new, and
there you will find things only evil and inhuman, such
as his command to spread by the 
sword the faith he preached.

These words give rise to three questions: (a) Why did
the Emperor say them? (b) Are they true? (c) Why did
the present Pope quote them?

WHEN MANUEL II wrote his treatise, he was the head of
a dying empire. He 
assumed power in 1391, when only a few provinces of
the once illustrious 
empire remained. These, too, were already under
Turkish threat.

At that point in time, the Ottoman Turks had reached
the banks of the Danube. They had conquered Bulgaria
and the north of Greece, and had twice defeated
relieving armies sent by Europe to save the Eastern 
Empire. On May 29, 1453, only a few years after
Manuel's death, his capital, Constantinople (the
present Istanbul) fell to the Turks, 
putting an end to the Empire that had lasted for more
than a thousand years.

During his reign, Manuel made the rounds of the
capitals of Europe in an 
attempt to drum up support. He promised to reunite the
church. There is 
no doubt that he wrote his religious treatise in order
to incite the 
Christian countries against the Turks and convince
them to start a new 
crusade. The aim was practical, theology was serving
politics.

In this sense, the quote serves exactly the
requirements of the present Emperor, George Bush II.
He, too, wants to unite the Christian world 
against the mainly Muslim Axis of Evil. Moreover,
the Turks are again knocking on the doors of Europe,
this time peacefully. It is well known that the Pope
supports the forces that object to the entry of Turkey
into the European Union.

IS THERE any truth in Manuel's argument?

The pope himself threw in a word of caution. As a
serious and renowned theologian, he could not afford
to falsify written texts. Therefore, he admitted that
the Qur'an specifically forbade the spreading of the
faith by force. He quoted the second Sura, verse 256
(strangely fallible, for a pope, he meant verse 257)
which says: There must be no coercion in 
matters of faith.

How can one ignore such an unequivocal statement? The
Pope simply argues that this commandment was laid down
by the prophet when 

[ppiindia] Joy of Sex ala Tao - Bag. 3

2006-09-25 Terurut Topik MANG UCUP
Pertama perlu diketahui, bahwa apa yang saya tulis ini bukannya hasil dari
terjemahan, disamping itu teori yang ditulis disini hampir semuanya pernah
dipraktekan sendiri oleh mang Ucup jadi bukannya hanya sekedar ngomong doang
dengan sistem try  error. 

Orang bisa main golf berjam-jam, tetapi untuk permainan yang lebih indah dan
lebih menyenangkan hanya bisa bertahan beberapa menit saja. Masalahnya
mereka melakukan hubungan seks dalam keadaan serba tergesa-gesa. Ini adalah
kesalahan yang paling besar dan paling utama. Memang tidak bisa dipungkiri
bahwa sekarang ini kita sudah memasuki era yang serba instant, tetapi
janganlah sekali-sekali menyamakan istri sendiri seperti Indomie dimana
sekali siram sudah siap dilahap begitu. Lihat saja walaupun mobil sport
sekalipun, kita tidak bisa langsung tancep ke persneling lima,
peningkatannya harus perlahan. Rajang tidak bisa disamakan seperti srikuit
Sentul tempatnya balapan dimana kita ingin saling buruan mencapai garis
Finish. Hampir semua orang menilai bahwa seks itu nikmat, tetapi sayangnya
jarang ada yang benar-benar bisa dan mau menikmatinya secara perlahan.

Disamping itu kita harus merobah pola pikir kita. Banyak orang menilai bahwa
seks itu haram, kotor, dosa dan bersifat kedagingan ini tidak benar. Manusia
terdiri dari rohani dan jasmani yang tidak bisa dipisahkan antara satu
dengan yang lain. Seperti juga pepatah Mens sana in corpore sano - Jiwa
yang sehat dalam tubuh yang sehat, jadi apabila tubuh kita tidak sehat
jangan harap jiwanya sehat. Kepuasan rohani baru bisa tercapai apabila
kepuasan kedagingan terpenuhi. Jadi Yin dan Yang itu harus selalu selaras
dan seimbang. 

Make Love itu sebenarnya ibadah dan ranjang adalah tempat ibadahnya. Jadi
bersanggama itu tidaklah haram melainkan sesuatu yang sakral, karena ini
adalah karunia dari Sang Pencipta. Hal ini pulalah yang membedakan kita
dengan binatang, mereka bersanggama hanya sekedar untuk berkembang biak;
sedangkan manusia untuk mendapatkan kenikmatan. Tidak ada mahkluk lainnya di
dunia ini yang memiliki ratusan teknik dan cara untuk bersanggama seperti
halnya manusia. 

Pada saat kita melakukan esek-esek apa saja halal untuk dilakukan jadi tidak
ada yang haram ataupun tabu,  selama ini tidak merusak kesehatan dan tidak
menyakiti perasaan maupun bandannya dari pasangan kita. Terkecuali ia merasa
senang dan ingin disakiti seperti mereka yang mengidap seks sadomasokisme.

Seperti yang saya tulis dalam artikel sebelumnya bersanggama itu seperti
juga melakukan meditasi dimana kita berusaha untuk meleburkan diri kita
dengan Sang Pencipta sedangkan dalam soal seks kita meleburkan diri kita
menjadi sedaging dengan pasangan kita. Dan cobalah jawab sendiri apakah
mungkin saya bisa meleburkan diri saya dengan pasangan saya apabila ada
bagian dari tubuh bagian badannya dimana saya merasa jijik? No wey-lah! 

Kita baru bisa menjadi sedaging, apabila saya sudah bisa mengasihi dan
melihat tubuhnya pasangan saya seperti tubuh diri saya sendiri. Apakah anda
merasa jijik terhadap tangan atau kaki anda sendiri saya yakin tidak! Semua
anggota badan dari pasangan saya, harus bisa saya kasihi dan cintai seperti
juga tubuh diri saya sendiri, jadi tidak ada satu bagianpun yang saya anggap
jijik ataupun kotor. Milikmu adalah miliku juga, apabila persyaratan ini
terpenuhi baru anda bisa melebur menjadi sedaging dengan pasangan anda.

Kita harus menghormati hal-hal yang tidak disenangi oleh pasangan kita.
Sebagai contoh mang Ucup anti bawang putih, begitu saya mengendus bau bawang
putih dari mulut pasangan saya jangan harap saya tertarik ataupun mau untuk
bersanggama lagi dengan dia. Seandainya pasangan anda tidak senang akan bau
keringat; mandilah terlebih dahulu, walaupun tidak bisa dipungkiri banyak
orang bahkan senang mengendus bau keringat dari pasangannya. Hal ini
semuanya baru bisa kita ketahui apabila kita saling terbuka dengan pasangan
kita. Jadi hal-hal yang kecil atau kelihatannya sepele, tapi ini bisa
menentukan kepuasan kita bersanggama. Percayalah hal-hal tersebut bisa
membuat pasangan kita jadi terangsang atau kebalikannya.

Usahakanlah pada saat kita mau bermain, pikiran kita dikonsentrasikan
sepenuhnya untuk permainan ini. Hal-hal yang bisa menggangu sebaiknya
disingkirkan, HP dipadamkan, dan lihatlah dahulu apakah bayi sudah tidur
nyenyak. Bahkan tidak ada salahnya walaupun kita sudah kawin puluhan tahun
sekalipun, sekali-sekali pergi menyewa kamar di hotel, tidak perlu keluar
kota di dalam kota pun tidak jadi masalah. Yang penting ditempat yang tenang
dan dalam suasana yang beda dari keadaan sehari-hari. Tentu hal ini hanya
sebagai selingan saja. Saya akhiri dahulu tulisan ini sambil menyanyikan
lagu Tonight I celebrate my love for you - Besok disambung selama ini
belum membosankan, tapi kalho udah bosan mohon di Prit!

Mang Ucup menerima banyak kiriman email dari kaum istri dimana mereka mohon
agar serie artikel ini sebaiknya dibaca juga oleh suami mereka, tetapi tidak
tahu bagaimana caranya. Usul mang 

[ppiindia] [POETRY] MEDELLIN VALENTINEZ ( III )

2006-09-25 Terurut Topik LEONOWENS SP
MEDELLIN VALENTINEZ ( III )
   
  Oh, di saat ini…
  terdapat dinding kokoh 
  diantara ketegarannya, berbisu!
  kuasanya, menghantar sebuah nafas
   
  Membatas awan-awan kerinduan
  yang melayang perlahan
  membuai tatapan mata
  merayu keraguan… 
   
  Cinta?
  menyelinap ragu disana 
   
  “Apa yang kau rayu 
  dihamparan sepi hatiku?
  adakah awal nafas pencarianku 
  tentangmu, tinggalkan senyum disisiku?”
  begitu manisnya rasamu, kau rajam sebuah tanya 
   
  Oh, Medellin… 
  bergulat meraba waktu! 
  membelah hari, menggiring asaku
  di saat ketiadamenentuan rasa
   
  Cinta?
  manisnya keraguan disana
   
  September 2006, Leonowens SP 


-
Get your email and more, right on the  new Yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[ppiindia] [Dokumen Tercecer]: SEPINTAS Gerakan Wanita Indonesia Dalam Perkembangan Sejarah (5 - selesai)

2006-09-25 Terurut Topik Mira Wijaya Kusuma
 
  SEPINTAS Gerakan Wanita Indonesia Dalam Perkembangan Sejarah (5 - selesai)
   
  Oleh Rusiyati
   
  B. Periode Diktator Militer 1965 
   
  Saya rasa tidak perlu lagi diuraikan disini, bahwa berkuasanya regim militer 
yang dipimpin oleh Jendral Suharto ini, karena setelah melewati satu juta lebih 
mayat-mayat kaum komunis dan rakyat progresif lainnya, dan setelah 
menjebloskannya di penjara dan tempat pengasingan 3 juta lebih wanita dan 
laki-laki progresif, termasuk Sukarno, serta setelah menebar sengsara dan 
derita jutaan keluarga dan anak-anak yang tersebar diseluruh daerah-daerah di 
tanahair kita. 
   
  Pembunuhan massal diluar batas-batas perikemanusiaan terbesar pada abad 20 
ini yang dibantu sepenuhnya oleh CIA itu anehnya tidak begitu mendapat 
perhatian dunia kita yang katanya beradab ini. Sampai sekarang, 25 tahun 
setelah kejadian, peristiwa eksekusi pada para tahan politik yang masih 
berlanjut sangat menyedihkan itu, masih mendapat sorotan untuk dilakukan 
pengungkakapan-pengungkapan yang serieus. Bagaimanakah sumbangan kita yang 
berada di luarnegeri ini untuk bisa ikut serta dalam menggoyahkan dan 
membongkar benteng diktatur militer Suharto, padahal eksistensi diktatur 
militer di dunia kini sudah tidak populer. 
   
  Dalam rangka peringatan seperempat abad pembunuhan massal di Indonesia, sudah 
banyak kegiatan di Amsterdam. Bukan maksudnya untuk pada pertemuan kita ini 
mengadakan lezing mengenai 25 tahun rezim militer Suharto, tapi bagaimana 
kelanjutan dari perkembangan gerakan wanita di Indonesia sejak periode 1965. 
Untuk itu saya hanya mengetengahkan pendapat dua orang yang telah mengadakan 
riset (dalam rangka pekerjaan NGO) Wardah Hafids dan Tati Krisnawaty yang 
tercantum dalam bukunya “Perempuan dan Pembangunan bulan Oktober 1989 sebagai 
berikut: 
Sejak golongan militer mendominasi panggung kekuasaan pemerintahan Orde Baru, 
partisipasi politik masyarakat melalui organisasi politik dan organisasi sosial 
semakin terbatas dan dikendalikan. Karena itu, nampaknya tidaklah terlalu 
meleset jika dinyatakan bahwa arti sebenarnya dari istilah demokrasi Pancasila 
tersebut adalah semakin dominannya peran pemerintah dalam hampir semua aspek 
kehidupan masyarakat. Atas nama tuntutan pembangunan ekonomi yang dinyatakan 
sebagai sarat utama membutuhkan stabilitas politik, pemerintah menerapkan 
beberapa kebijakan bagi organisasi-organisasi massa termasuk organisasi 
perempuan. Dalam hal ini, kebijakan utama yang dikenakan pada organisasi 
perempuan adalah dilakukannya penyempitan jumlah, pemusatan organisasi, 
penyatuan koordinasi, dan uniti jenis program.” 
   
  “Secara umum, akibat fusi artifisial yang dilakukan oleh partai-partai 
politik kedalam dua partai adalah melemahnya efektivitas peran mereka dalam 
kehidupan berpolitik negara karena keduanya diliputi krisis intern yang 
berlarut. Perannya secara kualitatif dan geografis pun makin berkurang. 
Sekarang wakil- wakilnya tidak lagi duduk dalam eksekutif dan tidak ada 
perwakilannya di daerah pedesaan akibat diberlakukannya prinsip “massa 
mengambang”. 

  “Kemungkinan adanya oposisi baik dari individu, kelompok sosial, maupun 
partai politik juga ditiadakan”.  “Walaupun akhir-akhir ini presiden 
Suharto sering kali menyatakan bahwa pemerintah selalu terbuka terhadap kritik 
dan mengajak masyarakat untuk ikut serta melakukan kontrol atas jalannya 
pemerintahan, namun pada prakteknya hal itu hampir-hampir tidak dimungkinkan. 
Hukum pidana subversi seringkali digunakan untuk mengadili mereka yang 
melakukan kritik yang bersifat kontrol terhadap pemerintah. 
   
  Pengaturan dan kontrol akhirnya juga dilakukan pemerintah terhadap kaum 
perempuan, yang jumlahnya lebih dari separuh jumlah penduduk. Untuk keperluan 
ini pemerintah mengesahkan dan mendukung tiga organisasi utama: PKK, Dharma 
Wanita dan Dharma Pertiwi. PKK, Pembinaan Kesejahteraan Keluarga: diperuntukkan 
bagi para ibu rumahtangga yang bukan istri pegawai negeri atau tentara, baik 
didaerah pedesaan mapun perkotaan... Dharma Wanita adalah organisasi yang 
dimaksudkan bagi para istri sipil, sedangkan Dharma Pertiwi adalah wadah 
berorganisasi bagi para istri tentara dan polisi. Kegiatan ke tiga organisasi 
ini disamping untuk mengabdi program-program pemerintah, juga untuk kaum 
perempuan lainnya, dikoordinasikan oleh Mentri Negara Urusan Wanita.” 
   
  Ekspansi gerak organisasi-organisasi bentukan pemerintah di atas dan lembaga 
resmi yang mengkoordinasikannya, ditunjang oleh peraturan pemerintah sebagai 
kekuatan dominan. Keberadaan kekuatan dominan tersebut telah menyulitkan daya 
hidup dan ruang gerak organisasi-organisasi perempuan yang telah sejak lama 
hidup di masyarakat. Dengan demikian, akhirnya pada masa Orde Baru ini muncul 
dua jenis organisasi perempuan, yaitu organisasi pemerintah dan non-pemerintah. 
Perkembangan terakhir ini menandai terjadinya polarisasi secara tegas dalam 
gerakan perempuan serta berlangsungnya proses penyempitan ruang gerak 

Re: [ppiindia] Inikah Ajaran Kristen? Fwd: [media-dakwah] Protes Eksekusi Tibo Cs, Massa Bakar Rumah Kajari Atambua

2006-09-25 Terurut Topik Robertus Budiarto
Masalahnya di situlah Mhoel,  anda sekalian melihat bahwa Tibo Cs itu bersalah, 
sementara mereka itu sangat yakin Tibo Cs tidak bersalah.   Aneh bukan Tibo Cs 
yang secara etnis dan agama adalah minoritas bisa jadi master mind kerusuhan di 
Poso. Pihak yang berantem mayoritas adalah Kristen dan Islam. Dan banyak fakta 
lain yang masih belum diklarifikasi dengan jelas...  Jaksa Agung sendiri saja 
pernah dissenting opinion waktu jadi hakim agung.  ..  siapa sih yg masih 
percaya hukum Indonesia...
   
  Jadi Mas pendeknya mereka marah bukan karena hendak membela pembunuh, tetapi 
orang-orang desa yang terzalimi..
   
  Orang-orang Islam yg sering teriak-teriak karena terzalimi, seharusnya mudah 
mengerti sudut pandang ini.
   
  Akhir kata, kebanyakan dari kami juga tidak menghendaki kekerasan, spt itu..  
syukur dalam 1 hari kemarahan bisa direda..  Salut buat pemuka-pemuka agama di 
NTT.
   
  Salam
  Bobby B
  

Mhoel [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Kemarahan anda itu menunjukan pembelaan anda ke Tibo... dan sdh tahu anda
juga bagian dari mereka seiman lah...

Umat Islam tidak ada tuh yg bela-belain Amrozy CS. Tidak ada yg bakar2an
ketika seorang penjahat kemanusiaan dihukum mati

Karena sdh mengaku dia yg melakukan yah,, terima saja hukumannya, dan mereka
pun sdh siap dihukum mati

   
   
  
 


-
Talk is cheap. Use Yahoo! Messenger to make PC-to-Phone calls.  Great rates 
starting at 1¢/min.

[Non-text portions of this message have been removed]



***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Islam nasibmu kini... kacian deh lu! Re: [ppiindia] Tibo dkk : Eksekusi Kami Didepan Umum!!

2006-09-25 Terurut Topik Robertus Budiarto
Itulah Mas Bud,
   
  si Nizami Boy, Al Bad Boy, dan sekarang Mhoel Boy,  mereka-mereka ini memang 
sukanya cari permusuhan..  berdiskusinya pun gaya kampung, tidak berkelas sama 
sekali..   Beraninya mereka ngaku Islam..Cuman sayang sedikit Islam 
berkelas yang berani protes agamanya dibajak orang-orang yang sukanya menipu, 
dan memanipulasi fakta.  Minoritas dibilang mayoritas.. he.he.he..
   
  Islam sebuah agama besar, namun sayang makin banyak umatnya yang berjiwa 
kecil.. .  mereka teriak-teriak saja karena banyak bule yang berprasangka pada 
mereka,  mereka tak menyadari bahwa sumber prasangka JUGA ada pada mereka.
   
  Islam nasibmu kini...  kacian deh lu!
   
  Bobby B
  

BUD'S [EMAIL PROTECTED] wrote:
   
  Anda mendapat data dari mana ??? 

Berdasarkan data demografi 1998, Poso mempunyai: luas wilayah (28 ribu 
kilometer persegi), jumlah penduduk (400.264 jiwa), pemeluk Islam (245.322), 
Protestan (143.249), Katolik (2.166), Hindu (8.030) dan Buddha (1.597). ( 
http://www.tempointeraktif.com/hg/timeline/2004/05/12/tml,20040512-03,id.html ).

Sudah Pernah baca data dari DEPAG belum ini tak kasih tahu, Sulawesi Tengah, ( 
Data 2005 ) Islam = 1.577.511 ; Kristen = 322.314 ; Katolik = 23.829 ; Hindu = 
77.292 ; Budha = 4.318 http://www.depag.go.id/index.php?menu=pagepageid=17

Yang benar2 mayoritas cuma di Papua, NTT, Sulut dan Bali ( Hindu ), apakah anda 
pernah dengar bahwa Mesjid ditutup oleh masa kayak di Jawa ini ??? dan siapa 
bilang damai, di Bekasi yang udah ada ijin pun di halang2i pembangunan Rumah 
Ibadahnya.

Kok suka sebarkan fitnah tampa dasar ??

- Original Message - 
From: Mhoel 
To: ppiindia@yahoogroups.com 
Sent: Monday, September 25, 2006 9:22 AM
Subject: Re: [ppiindia] Tibo dkk : Eksekusi Kami Didepan Umum!!

Kl tidak ada pen-jihad itu, muslim di yg minoritas wilayah timur tentu sdh
habis sementara kresten di wilayah barat hidup aman, tentram, dan damai
di wilayah barat yang mayoritas muslim.


   
   
  Recent Activity

  4
  New Members

Visit Your Group 
  SPONSORED LINKS
  
   Indonesia  
   Cultural diversity  
   God bless  
   Indonesian languages  
   Indonesian language course

  Yahoo! Mail
  Get on board
  You're invited to try
  the all-new Mail Beta.

Y! Messenger
  Instant hello
  Chat in real-time
  with your friends.

Need traffic?
  Drive customers
  With search ads
  on Yahoo!



  .

 
 


-
Do you Yahoo!?
 Get on board. You're invited to try the new Yahoo! Mail.

[Non-text portions of this message have been removed]



***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Mbak Aris Re: [ppiindia] Re: Alhamdulillah quot;Santaquot; Tibo Sudah Dihukum Mati...:)

2006-09-25 Terurut Topik Robertus Budiarto
Mbak Aris, anda ingin diskusi yang enak dan seimbang...bagaimana si Nizami 
yg sudah saya buktikan sbg maling?? Jelas sekali bahwa anda ini sangat 
ideologis.
   
  Majalah TEMPO, KOMPAS, Media Indonesia..  bagaimanapun tidak bisa 
dibandingakn dgn SABILI yang sukanya memanas-manasi permusuhan antar agama..
   
  Jelas pula TEMPO, KOMPAS, MEDIA INDONESIA dari redaksi sampai wartawannya 
beragama macam-macam..  yang jelas SABILI kebanyakan mengajak pembaca membenci 
agama lain..  menyamakan Kristen dgn Imperialis Bush, tapi kalau Islam 
disamakan dgn teroris tidak mau, tapi menyamakan agama lain dng barang jelek 
seenaknya...
   
  Maaf  Mbak Aris, jelas anda sangat ideologis..
   
  Salam
  Bobby B
  
 
  
aris solikhah [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Mas BUdi, 
Lihatlah sumber yang mas baca dan ideologi apa? Koran
Tempo memiliki idealisme, begitu pula Kompas, Media
Indonesia. Kalau mas membaca Koran Tempo akan
menemukan perbedaan kosakata pada surat kabar
Republika atau Sabili. ^_^ atau bahkan beda dengan
surat kabar Suara Pembaruan atau Sinar Harapan. 

Media Apa yang Anda baca akan memilih kata atau diksi
tergantung sebeberapa kepentigannya sesuai dengan
idealisme masing-masing. Bagaimana kalau Anda misalnya
membaca semua koran.

Saya bersyukur kantor kami berlangganan semua media
cetak baik lokal dan Nasional Ada, maka saya jamin
seringkali untuk satu berita akan berbeda diksinya.
Begitu pula mas Nizami. ^_^. Ini membuat kita kritis
dan seimbang, minimal jangan ditelan mentah-mentah.. 

Jadi jangan saling menyalahkan, tapi perlu ditunjukkan
referensinya apa.

Sehingga diskusi jadi enak
Salam hangat,
aris


   
   
   
  Recent Activity

  8
  New Members

Visit Your Group 
  SPONSORED LINKS
  
   Indonesia  
   Cultural diversity  
   God bless  
   Indonesian language course  
   Indonesian language learn

  Need traffic?
  Drive customers
  With search ads
  on Yahoo!

Yahoo! Mail
  Drag  drop
  With the all-new
  Yahoo! Mail Beta

Y! Messenger
  Make free calls
  Call PC-to-PC
  worldwide- free!



  .

 
 


-
Talk is cheap. Use Yahoo! Messenger to make PC-to-Phone calls.  Great rates 
starting at 1¢/min.

[Non-text portions of this message have been removed]



***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[ppiindia] Re: Inikah Ajaran Kristen? Fwd: [media-dakwah] Protes Eksekusi Tibo Cs, Massa Ba

2006-09-25 Terurut Topik fauziah swasono
Jadi penasaran juga...
SAya pernah baca dimana ya.. bahwa Tibo cs. ini MENGAKU melakukan
pembantaian thd warga pesantren tsb. Dan memang dia kemudian menyebut
nama 16 tokoh yang menjadi dalangnya.
Tolong konfirmasi berita ini.

Kalau itu benar, maka saya pikir -sesuai hukum positif RI- maka tidak
ada yang salah kalau Tibo cs ini dijatuhi hukuman mati. Toh dia
mengaku melakukan eksekusi massa tsb.

yang membuat saya bingung:
1. protes ini karena Tibo cs. dianggap TIDAK bersalah sebagai PEMBUNUH?
2. atau Tibo cs. dianggap bersalah sebagai eksekutor tapi kenapa 16
tokoh yg disebutnya tidak diusut?
3. atau karena tidak mau ada hukuman mati di Indonesia?

Saya sendiri menganggap hukuman mati masih layak diberlakukan pada
kasus2 berat. Seperti kasus pembunuhan massal, pembunuh berantai,
pembunuh dg pemberatan (sadis sekali), pengedar narkoba kakap,
koruptor besar, dsb.

Kalau pemrotes Tibo cs. ini alasannya no 3, saya tidak hendak
berdiskusi lebih lanjut, krn ga akan selesai. Di negara2 yg jauh lebih
panjang sejarahnya dari RI saja debat ttg hukuman mati masih berlangsung. 

Kalau alasannya adalah no. 1, tolong berikan bukti bahwa memang dia
tidak bersalah dan dijadikan kambing hitam. Dan kalau itu benar, saya
akan termasuk orang yang memprotes hukuman mati ini.

Kalau alasannya no. 2, maka saya pikir kita harus memisahkan antara
kesalahan pembunuhan tsb, dan kesalahan dalang. Siapapun dalangnya,
kalau anda tertangkap tangan membantai ratusan orang, maka anda
bersalah juga. (misal kasus Amrozy, meskipun katanya ada dalangnya, tp
dia dihukum mati juga). Satu lagi, kalau memang ada keterlibatan 16
tokoh tsb, bukannya mereka malah bersyukur sekarang? Juga pihak gereja
yang jadi terlindungi dari kasus ini. Mungkin scr politis,
pemerintah berpikir ini adalah win-win solution. Eksekutor dihukum
buat memenuhi rasa keadilan pihak yg dibunuh, sedangkan untuk
menjangkau dalang terlalu costly. Karena bisa memicu kemarahan ummat
misalnya. Ini mungkin lho ya.. dan bukan berarti saya setuju.

Saya sendiri menginginkan RI yang damai tanpa sekat2 permusuhan agama,
dan etnis. Semua berdiri sejajar didepan hukum dan tidak gampang
membuat atau tersulut provokasi. Tanggapan dan pertanyaan saya diatas
sama sekali bukan buat provoke. 

salam,

fau


--- In ppiindia@yahoogroups.com, Robertus Budiarto [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Masalahnya di situlah Mhoel,  anda sekalian melihat bahwa Tibo Cs
itu bersalah, sementara mereka itu sangat yakin Tibo Cs tidak
bersalah.   Aneh bukan Tibo Cs yang secara etnis dan agama adalah
minoritas bisa jadi master mind kerusuhan di Poso. Pihak yang berantem
mayoritas adalah Kristen dan Islam. Dan banyak fakta lain yang masih
belum diklarifikasi dengan jelas...  Jaksa Agung sendiri saja pernah
dissenting opinion waktu jadi hakim agung.  ..  siapa sih yg masih
percaya hukum Indonesia...

   Jadi Mas pendeknya mereka marah bukan karena hendak membela
pembunuh, tetapi orang-orang desa yang terzalimi..

   Orang-orang Islam yg sering teriak-teriak karena terzalimi,
seharusnya mudah mengerti sudut pandang ini.

   Akhir kata, kebanyakan dari kami juga tidak menghendaki kekerasan,
spt itu..  syukur dalam 1 hari kemarahan bisa direda..  Salut buat
pemuka-pemuka agama di NTT.

   Salam
   Bobby B
   






***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[ppiindia] MENYIMAK MANUSIA (3)

2006-09-25 Terurut Topik antonhartomo
A K A S H A

 is the Hindi/Sanskrit word meaning aether in both its elemental 
and mythological senses. In Hinduism it is one of the 
Panchamahabhuta, or five great elements.

A N A H A T A

is the fourth primary chakra according to the Hindu Yogic and 
Tantric (Shakta) traditions.
In Sanskrit the word anahata - means unhurt, un-struck and unbeaten. 
Anahata Nad refers to the Vedic concept of unstruck sound, the sound 
of the celestial realm. Anahata is the fourth primary chakra 
according to the Hindu Yogic and Tantric (Shakta) traditions.In 
Sanskrit the word anahata - means unhurt, un-struck and unbeaten. 
Anahata Nad refers to the Vedic concept of unstruck sound, the sound 
of the celestial realm.
 
Associations
The Anahata chakra is physically positioned at the heart region. 
Traditionally, this chakra is represented as a green flower with 
twelve petals which match the vrittis of lust, fraud, indecision, 
repentance, hope, anxiety, longing, impartiality, arrogance, 
incompetence, discrimination and defiance.
Anahata is associated with the ability to make decisions outside of 
the realm of karma. In Manipura and below, man is bound by the laws 
of karma, and the fate he has in store for him. In Anahata, one is 
making decisions, 'following your heart', based upon one's higher 
self, and not from the unfulfilled emotions and desires of lower 
nature. The 'wish-fulfilling tree', kalpa taru, resides here, 
symbolising the ability to manifest whatever you wish to happen in 
the world.
It is also associated with love and compassion, charity to others, 
and forms of psychic healing.
Anahata is the seat of the Jivatman.
Symbolism
It is associated with the following:
•   Deities: Vayu (Hindu God of the wind), Isha and Kakini 
•   Element: Air 
•   Animal: Antelope 
•   Body Parts: Heart, Skin 
Practices
In kundalini yoga, anahata is awoken and balanced through practices 
including asanas, pranayamas, and the practice of Ajapa Japa ( 
repetition of a sacred mantra ). It is purified through the process 
of Bhakti ( devotion ).
Other Associations
In the endocrine system, Anahata is associated with the thymus 
gland, located in the chest. This gland produces white blood cells, 
that combat disease, and bring equilibrium to the body.
Many Western occultists associate this central chakra with the 
central sephirah, Tiphereth, in the kabbalistic tree of life. 
Christian kabbalists in particular associate this sephirah with 
love, healing and Jesus Christ as God the Son.
Alternative names
•   Tantra: Anahata-Puri, Dwadasha, Dwadashadala, H'idayambhoja, 
Hridabja, Hridambhoja, Hridambuja, Hridaya, Hridaya Kamala, 
Hridayabja, Hridayambuja, Hridayasarasija, Hrit Padma, Hritpankaja, 
Hritpankeruha, Hritpatra, Hritsaroruha, Padma-Sundara, 
Suryasangkhyadala 
•   Vedas (late Upanishads): Dwadashara Chakra, Fourth Chakra, 
Hridaya Chakra 

See also
•   Chakra 
•   Anahata Yoga Yoga form focusing on opening the anahata 
chakra 


Associations
The Anahata chakra is physically positioned at the heart region. 
Traditionally, this chakra is represented as a green flower with 
twelve petals which match the vrittis of lust, fraud, indecision, 
repentance, hope, anxiety, longing, impartiality, arrogance, 
incompetence, discrimination and defiance.
Anahata is associated with the ability to make decisions outside of 
the realm of karma. In Manipura and below, man is bound by the laws 
of karma, and the fate he has in store for him. In Anahata, one is 
making decisions, 'following your heart', based upon one's higher 
self, and not from the unfulfilled emotions and desires of lower 
nature. The 'wish-fulfilling tree', kalpa taru, resides here, 
symbolising the ability to manifest whatever you wish to happen in 
the world.
It is also associated with love and compassion, charity to others, 
and forms of psychic healing.
Anahata is the seat of the Jivatman.
Symbolism
It is associated with the following:
•   Deities: Vayu (Hindu God of the wind), Isha and Kakini 
•   Element: Air 
•   Animal: Antelope 
•   Body Parts: Heart, Skin 
Practices
In kundalini yoga, anahata is awoken and balanced through practices 
including asanas, pranayamas, and the practice of Ajapa Japa ( 
repetition of a sacred mantra ). It is purified through the process 
of Bhakti ( devotion ).
Other Associations
In the endocrine system, Anahata is associated with the thymus 
gland, located in the chest. This gland produces white blood cells, 
that combat disease, and bring equilibrium to the body.
Many Western occultists associate this central chakra with the 
central sephirah, Tiphereth, in the kabbalistic tree of life. 
Christian kabbalists in particular associate this sephirah with 
love, healing and Jesus Christ as God the Son.
Alternative names
•   Tantra: Anahata-Puri, Dwadasha, Dwadashadala, H'idayambhoja, 
Hridabja, Hridambhoja, Hridambuja, Hridaya, Hridaya Kamala, 
Hridayabja, Hridayambuja, Hridayasarasija, 

[ppiindia] Hindu Symbols and Symbolisms- Omkar, Swastika, the Saffron Colour Purna-kumbha

2006-09-25 Terurut Topik antonhartomo
Hindu Symbols and Symbolisms- Omkar, Swastika, the Saffron Colour 
and Purna-kumbha by Sudheer Birodkar



India is a land of innumerable beliefs, rituals and religious 
symbols. These beliefs and symbols are highly respected and revered. 
 
The origin of the syllable OM is lost in the misty past. Its not 
being specific to any one country or civilization is indicative of 
its being an universally perceptible sound for the human race. This 
reason for this universal perceptibility possibly lies in the fact 
that AAAH is the most natural sound that issues from the human 
larynx. This is evident when a man cries out naturally in extreme 
pain, anger or fear. When emotions reach an extreme pitch the 
articulate sounds evolved by man are not the ones that are heard, 
but the syllable natural to man which is AAAH. 
As a devout people we normally do not go into the meaning and 
interpretation of our many beliefs. It is sufficient for most of us 
to know that they are part of the heritage handed down to us by our 
ancestors and in deference to tradition it becomes our duty to 
scrupulously and meticulously adhere to them. But by doing things 
without knowing the meaning behind them do we not deprive ourselves 
of an insight into our heritage? 
Culture can be well appreciated and adapted to changing times if the 
meaning behind its different constituents is well understood. To 
develop this understanding one has to look upon all human actions as 
having originated in human society. While answers to all questions 
cannot be obtained, the acceptance of this approach at least opens 
the door to inquiry into the circumstances which gave rise to our 
revered traditions. 
An attempt to interpret our religious beliefs and symbols is a 
challenging task. Many of these issues defy analysis and call for a 
judicious combination of the study of the social environment, 
etymology, aesthetics and philosophy. As far as aesthetics and 
philosophy go there exists a good deal of subjectivism and value 
judgement. While talking about etymology and the social environment 
we are on relatively firmer ground. In this chapter we have taken a 
set of symbols, beliefs and rituals and have attempted to examine 
the possible meaning behind them and the reasons which could lie 
behind their origin. The first religious symbol we take up is that 
of Om or Omkar. 
OM or Omkar 
The syllable OM is quite familiar to a Hindu. It occurs in every 
prayer. Invocation to most gods begin with this syllable. For 
instance we have Om Namaha Shivaya, Hari Om, Om Shanti etc. OM is 
also pronounced as AUM. 
Is OM present in Christianity as 'Amen' and in Islam as 'Amin'? 
This term occurs in various ancient and modern civilizations. It 
exists Hinduism, Christianity and Islam. 
In Arabic the first alphabet is pronounced as aliph. In Greek it is 
alpha, in the Roman script it is A. Thus in many languages the first 
letter in the alphabet has the syllable A, with which the word AUM 
or OM begins. In the Greek alphabet the last letter is Omega which 
comes very close to OM. Thus the significance of the syllable OM as 
the beginning and end finds a parallel in many of the scripts 
associated with ancient languages. 
 
The different ways in which Omkar is depicted. The syllable OM is 
not specific to Indian culture. It has religious significance in 
other religions also. The word Amen used among Christians at the end 
of a prayer is also said to be derived from the the syllable OM. 
Although OM is not given any specific definition and is considered 
to be a cosmic sound, a primordial sound, the totality of all sounds 
etc., Amen is said to mean 'May it be so'. 
In Arabic a similar term 'Amin' has a religious significance. 
This indicates some link between the various symbols and perhaps a 
common origin. Even in the English language the syllable °m occurs 
in words having a similar meaning. for instance; Omniscience means 
infinite knowledge, Omnipotent means having infinite powers 
Omnivorous means eating or reading every thing. This syllable also 
occurs in words such as Omen which means a sign of something that is 
to occur in future, Ombudsman means a person having authority to 
pronounce a verdict. Thus Om is also used to signify divinity and 
authority. 
The syllable OM is not specific to Indian culture. It has religious 
significance in other religions also. The word Amen used among 
Christians at the end of a prayer is also said to be derived from 
the the syllable OM. Although OM is not given any specific 
definition and is considered to be a cosmic sound, a primordial 
sound, the totality of all sounds etc., Amen is said to mean 'May it 
be so'. 
In Arabic a similar term 'Amin' has a religious significance. 
 
This is believed to be the original depiction of the syllable OM. We 
can see how similar it is to the English (Latin) letter 'M' as also 
to the greek letter 'Omega'.
Thus the origin of the syllable OM is lost in the misty past. Its 
not being 

[ppiindia] MENYIMAK MANUSIA (4)

2006-09-25 Terurut Topik antonhartomo
A P A U R U S H E Y A T V A

Part of a series on
Hindu philosophy
Schools 
Samkhya • Nyaya
Vaisheshika • Yoga
Purva Mimamsa • Vedanta
Schools of Vedanta  
Advaita • Vishishtadvaita
Dvaita
Important figures   
Kapila • Gotama
Kanada • Patañjali
Jaimini • Vyasa
Medieval
Adi Shankara • Ramanuja
Madhva • Madhusudana
Vedanta Desika • Jayatirtha
Modern  
Ramakrishna • Ramana
Vivekananda • Narayana Guru
Aurobindo •Sivananda


In Hinduism, Apaurusheyatva (IAST: Apauru#7779;eya), Sanskrit, being 
unauthored, is used to describe the Vedas, the main scripture in 
Hinduism. This implies that the Vedas are not authored by any 
agency, be it human or divine. Apaurusheya shabda (unauthored 
word) is an extension of apaurusheya which refers to the Vedas.
Apaurusheyatva is a central concept in the Vedanta and Mimamsa 
schools of Hindu philosophy. These schools accept the Vedas as 
svatah pramana (self-evident means of knowledge). These schools 
accept that the Vedas were seen by the Rishis. However, that the 
Rishis saw the Vedic hymns does not necessarily mean that the 
hymns were composed by them. The Mimamsa school asserts that since 
the Vedas are composed of words and the words are composed of 
phonemes, the phonemes being eternal, the Vedas are also eternal. To 
this, if asked whether all words and sentences are eternal, the 
Mimamsa philosophers reply that the rules behind combination of 
phonemes are fixed and pre-determined for the Vedas, unlike other 
words and sentences. The Vedanta school also accepts this line of 
argument.


A R Y A
Arya


This article is about the religious interpretations of the term, for 
other uses please see Arya (disambiguation).
Arya is a Sanskrit and Avestan word used by Zoroastrians, Hindus, 
Buddhists and Jains, and has a variety of positive meanings, usually 
in religious contexts.
Etymology and derived words
Arya can also be spelled in the form of any of the following 
Sanskrit words:
Arya is related to the Indo-European word Aristocracy and was used 
in the same context in Vedic tradition, as a designation for moral 
and spiritual heroes. [citation needed] Later this term came to 
signify anyone of good and noble character.
1.  aryá- or aryà- is an adjective meaning kind, favorable, 
or devoted. 
2.  aryá#7717; or árya#7717; is a noun meaning master or lord. 
3.  #257;´rya- is an adjective derived from the second of the above 
meaning respectable, honorable, or noble; also belonging to 
the br#257;hma#7751;a, k#7779;atriya, or vai#347;ya var#7751;as. 
4.  #257;´rya#7717; is a noun corresponding to the adjective above, 
meaning an honorable or respectable man, a master, an 
owner, a member of the three highest var#7751;as (named above), or 
particularly a Vai#347;ya. 
The two last forms are the most common, and are the subject of this 
article.
The important Sanskrit lexicon Amarako#347;a (ca. 450 AD) defines #257;rya 
thus: An #257;rya is one who hails from a noble family, of gentle 
behavior and demeanor, good-natured and of righteous conduct. 
(mah#257;kula kulin#257;rya sabhya sajjana sadhavah.)
In P#257;li and other Prakrits, #257;rya developed various forms such as 
ariya, ayya, ajja, and aje. The last of these gave rise to the 
honorific term -ji, which is used following a proper name, for 
example in Gandhiji.
#256;rya- was also frequently used as a prefix of honor attached to 
names, and sometimes as an integral part of a person's name. E.g., 
#256;ry#257;sa#7749;ga is the name of a Buddhist philosopher and author [2], 
and 
#256;ryabha#7789;a is the name of an Indian mathematician.
In Sanskrit and related Indic languages, however, the sense of #257;rya 
as a distinct ethnic group is either weak or absent; #257;rya is in 
general either a term of approbation or refers to one's standing in 
the var#7751;a system: an arya is a free man and not a member of a lower 
caste or a slave. This social standing was not, however, necessarily 
related to ethnic, linguistic, or racial identity. At an early 
period, the cultural area where the var#7751;a system was used, along 
with the linguistic area where Indic languages were spoken, would 
have been nearly the same. This region (northern and central India; 
the Indus and Ganges plains) was called #256;ry#257;varta, meaning abode of 
the noble people. At present, these cultural and linguistic spheres 
overlap but are quite distinct from each other.
The Western interpretation of #257;rya as the name of a particular race 
became known in India in the 19th century and was generally accepted 
by Hindus and Hindu nationalists, though combined with religious 
self-identification. Vivekananda remarked: ...it is the Hindus who 
have all along called themselves Aryas. Whether of pure or mixed 
blood, the Hindus are Aryas; there it rests. (Vivekananda, Complete 
Works vol.5)
Iranian airiia
The interpretation of the Sanskrit words in Europe was influenced by 
the cognate words in Avestan:
•   airya meaning 

[ppiindia] Puasa Kang Sarkum

2006-09-25 Terurut Topik Ananto
Puasa Kang Sarkum
Oleh: Ahmad Tohari

Ahad kemarin hari pertama puasa. Jam 8 pagi Kang Sarkum sudah berada
di pinggir jalan menunggu truk pengangkut pasir. Kang Sarkum bekerja
sebagai pendulang pasir di Kali Serayu, Banyumas. Jadi pagi itu dia
sudah siap dengan peralatannya yaitu anyaman bambu untuk mengayak
serta keranjang untuk pengangkut pasir. Dan karena terbiasa berendam
di air, kulit Kang Sarkum jadi kusam kehitaman.

Berbeda dengan hari-hari kemarin wajah Kang Sarkum terlihat agak lesu.
Mungkin karena sahur pertama telah mengubah jadwal makan. Perut yang
biasa masih kosong pada jam 04.00 tadi pagi pada waktu yang sama sudah
penuh dengan nasi dan air.

Karena setiap hari menunggu truk di depan rumah saya, maka Kang Sarkum
sudah lama akrab.

''Berangkat kerja, Kang?'' tanya saya sambil berjalan mendekatinya.
''Ya, Mas. Yah, saya memang hanya bisa menjadi penambang pasir. Mau
bertani, sawah tak punya. Mau jadi tukang, saya tak bisa.''
''Setiap hari Akang bisa menambang berpapa kubik pasir?''

''Paling hanya satu setengah kubik. Paling banyak 2 kubik. Soalnya
susah, Mas. Pasir harus diayak dalam air, lalu dinaikkan ke perahu,
kemudian dituangkan ke bak truk.''
''Bila bisa mendulang dua kubik Akang dibayar berapa?''

''Ini juga hal yang susah, Mas. Kalau saya tidak punya pinjaman ke
pemilik truk saya dibayar Rp 25 ribu. Tapi saya memang selalu punya
utang. Jadi kalau dapat 2 kubik saya hanya dibayar Rp 20 ribu. Yang Rp
5 ribu untuk makan dan rokok, sisanya dibawa pulang.''

''Tapi hari-hari ini akang bisa bawa pulang semuanya sebesar Rp 20
ribu kan?''
''Karena puasa? Ah, saya jadi malu.'' Kang Sarkum menunduk sambil
tersenyum kecut.
''Malu?'' kejar saya.
''Ya, hari ini memang saya niat berpuasa dan tadi sudah makan sahur.
Tapi saya tidak tahu saya akan kuat atau tidak.''
Saya tersenyum, tapi merasa agak sulit meneruskan pembicaraan.

Saya bisa meraba pikiran Kang Sarkum. Kalau nanti dia merasa tidak
kuat meneruskan puasanya, mungkin karena pekerjaannya yang berat. Ya,
meskipun belum pernah menjalaninya saya bisa membayangkan berapa
banyak kalori yang harus dikeluarkan oleh Kang Sarkum ketika berendam
sambil mengayak pasir, mengangkatnya ke perahu, kemudian menaikkannya
ke atas truk. Dan yang sangat mengusik hati saya, Kang Sarkum merasa
malu dengan puasanya yang mungkin tidak akan sempurna.

Mungkin karena melihat saya sulit berbicara maka Kang Sarkum ngomong lagi.
''Mas, bekerja sambil berendam di air membuat saya sangat cepat lapar.
Apalagi yang saya angkat-angkat adalah sekeranjang pasir,'' kata Kang
Sarkum masih dengan sikap malu-malu. Saya yang sedikit mengerti ilmu
gizi merasa tak perlu mengiyakannya secara lisan.

''Bila Akang bekerja setengah hari saja bagaimana?''
''Itu sering saya lakukan pada tahun lalu. Demi menjaga puasa saya
harus mau menerima hanya setengah upah yang biasa saya dapat. Tapi Mas
...''
''Apa?''
''Orang yang sudah telanjur punya utang terhadap pemilik truk tidak
bisa bekerja seenaknya. Kalau dia menuntut saya bekerja penuh agar
setoran tidak berkurang, saya sangat sulit menolak. Kalau sudah
begini, daripada mengulang pingsan di sungai karena kehabisan tenaga,
yah. Begitulah Mas. Jadi jangan bicara soal puasa kepada saya. Saya
malu.''

Kata-kata Kang Sarkum membuat saya makin sulit berbicara justru karena
dia sadar akan kelemahannya dan malu puasanya tidak bagus. Sementara
itu saya tahu Kang Sarkum orangnya baik. Dia kelihatan sudah mengerti
hal-hal yang diperintahkan Allah dan berusaha menjalankannya. Saya
yakin Kang Sarkum hanya percaya kepada Allah semata. Dia adalah warga
desa yang baik, berbakti kepada orangtua dan keluarga, hidup damai di
antara tetangga.

Sebaliknya saya tahu dalam kehidupannya yang miskin Kang Sarkum
berusaha menjauhi larangan Allah. Dia tidak suka menipu, mencuri,
berzina, membuat kerusakan di masyarakat, dan sebagainya. Hanya dalam
menjalankan perintah puasa, Kang Sarkum belum melaksanakannya dengan
baik. Dan hal itu membuat dia merasa malu.

Kang Sarkum hanyalah satu di antara puluhan juta orang yang baik, tapi
lemah dan miskin. Puasa bagi Kang Sarkum adalah perjuangan berat yang
mungkin jarang dipikirkan oleh mereka yang sudah hidup mapan. Bekal
puasa berupa makanan untuk sahur dan berbuka harus diperjuangkan
dengan tetesan keringat, dan itupun belum tentu dapat. Dan hari
Lebaran? Hari mulia yang ditunggu dengan sukacita oleh mereka yang
mapan bisa menjadi hari yang murung buat Kang Sarkum. Yakni bila dia
tidak berhasil mendapatkan uang untuk membelikan baju bagi anak dan
istri, atau untuk sekadar membuat gulai ayam dan ketupat. Tapi Kang
Sarkum tahu betul puasa adalah perintah yang datang dari Allah dan dia
akan menjalaninya sekuat-kuat agar jiwanya tambah sumarah. Soal kapan
dimulai dan kapan diakhirinya bulan Puasa, oh, itu tak penting bagi
Kang Sarkum. Mau tarawih cara Muhammadiyah, NU, atau lainnya, oh, itu
tak penting baginya. Mencari bekal agar bisa makan sahur dan berbuka,
itu baru penting. Syukur bila puasa bisa menjadikan dirinya bisa 

Re: Mbak Aris Re: [ppiindia] Re: Alhamdulillah quot;Santaquot; Tibo Sudah Dihukum Mati...:)

2006-09-25 Terurut Topik aris solikhah

  Mas Bobby,
  Saya berpikir, manusia memang seharusnya berpikir ideologis untuk memamah 
setiap kehidupan. Berpikir Idiologis  tak membuat seseorang terperangkap 
terhadap yang sifatnya subjektif dan generalisir. Dia memandang sesuatu dengan 
frame yang sudah jelas. 
   
  Saat, Poso terjadi, saya waktu itu benar-benar blank. Masih menjadi mahasiswa 
baru yang tidak tahu apa-apa. 
   
  Pemberitaan di media masa begitu simpang siur. Adakah yang benar-benar 
objektif? kebanyakan menghujat laskar Jihad bukan? Tidak ada yang membuka kasus 
ini secara terbuka dan transparan, Gus Dur sendiri bahkan mengatakan jumlah 
korbannya hanya ratusan. Tapi saya melihat jelas bagaimana film Poso dibuat 
dari kamera amatiran. Saya tak membayangkan betapa hal itu terjadi. Kehancuran 
yang sangat memilukan, apakah Mas Bobby datang melihat kesana langsung mendata 
jumlah korban. Tidak bukan? Sama seperti saya. Selain membaca sekelumit berita 
tertulis saya juga melihat film amatiran itu. Visual lebih bisa membuktikan 
dibanding tulisan. Apakah film itu berbohong? 
   
   
  Kompas, Media Indonesia, Koran Tempo VS Sabili? Saya jujur katakan mereka 
jelas memiliki ideologi yang sangat jelas. Ideologi yang berbeda tentunya.Gaya 
tulisannya juga berbeda.  Saya pelanggan sabili sekarang dan penulis lepasnya 
beberapakali, saya membaca Sabili untuk mengimbangi berita yang lain. Menemukan 
sudut pandang lain.
   
  Protes terhadap Sabili telah berulangkali saya sampaikan pada crew Sabili  
untuk mengubah gaya jurnalistiknya..saya lebih suka gaya mengajak orang lain 
berpikir. Kritik itu tanda sayang saya  bagi Sabili. Saya berharap mendapat 
pencerahan, bukan justifikasi.  Media sebesar Sabili setara atau mungkin 
oplahnya lebih banyak dibanding Tempo, Sabili  sangat potensial memberikan 
informasi ’mencerahkan dan mencerdaskan’  bagi umat.
   
  Mohon maaf beribu-ribu maaf, Mas Bobby, Mas Nizami dan  Mas Al Badrun.. kalau 
boleh saya mengungkapkan mas-mas maaf, mas-mas bertiga memiliki tipikal sama. 
Justifikasi dulu. Lihatlah postingan kalau dilihat sebenarnya isinya sama. 
Membalas ejekan dengan ejekan. ^_^ Saya ingin sekali mendapatkan pengetahuan 
baru atau sebuah sudut lain dari sebuah diskusi bukan umpatan
   
  Saya tak mengucapkan Alhamdulillah saat Tibo diekskusi, bukan itu esensinya. 
Bahwa orang yang bersalah agama apapun harus mendapat balasan setimpal. Fakta 
Tibo dkk pelaku pembunuh adalah sesuatu yang tak bisa dipungkiri.
   
  JIka memang Amrozi benar-benar bersalah dan melakukan pembunuhan, saya 
sepakat dia juga harus diekskusi. Hanya saja kenyataannya, apakah dia 
benar-benar pelaku pemboman atau bukan, bagi saya masih kabur. Kekaburan itu 
'dipaksa' dipertegas oleh media masa, memang Amrozi benar-benar membunuh. 
Lihatlah pemberitaannya. Saya yakinkah, jika ada umat Islam bersalah maka umat 
Islam lain tak mau membelanya. Bukan tidak solider, tetapi dalam agama kami, 
kebenaran ya kebenaran, kalau salah siapapun itu harus dihukum.
   
   Berbeda kasus Ba’asyir. Saya ingin mengatakan sungguh naif kalau orang 
percaya bulat-bulat, Abu Bakar Ba’asyir adalah orang yang terlibat dalam bom 
Bali. Orang itu bisa jadi tak objektif, tapi telah terkena asupan berita media 
masa dan beserta propagandanya. 
   
  . 
   
  Seperti itu pula ketika kasus pengrebekan Dr Azhari, itu sangat bias dan 
abu-abu, nggak jelas. Karena media masa mengulang-ulang berita dan ucapan kata 
’teroris’ dan dikukuhkan pernyataan polisi, jadilah dia seorang teroris. Hanya 
karena pengulangan kata yang dilakukan media masa mampu mengubah persepsi 
kita.TERORIS.  Apakah ada yang mau bersumpah dengan nama Allah, bahwa dia 
benar-benar terbukti bersalah?
   
  Media masa Mengubah pemikiran kita. Jika media masa luar negeri mengatakan 
Islam adalah agama teroris maka itu mampu mengubah persepsi orang. Bahwa Islam 
adalah agama yang dianut para teroris. 
   
  Itu namanya propaganda negatif ( mirip pembentukan brand image dalam duni 
promosi), propaganda itu telah membuat mas Bobby memandang negatif terhadap 
Islam berserta umatnya dan membuat mas Nizami dkk, defensif apologetik agak 
serampangan. Sekali lagi maaf.
  Mohon maaf lahir batin. Justifikasi, umpatan, celaan membuka simpul syaraf 
emosi dan menutup ruang untuk berpikir.
   
   
  Pertanyaannya adalah apakah Anda benar-benar mengenal fakta yang disodorkan 
dalam lembaran majalah atau koran (termasuk Poso)? Meliputnya 
sendiri?Melihatnya sendiri? Semua tergantung persepsi peliput di lapang. 
Peliput sendiri menulis tergantung persepi mereka dan pengetahuan serta 
kecerdasannya ( baca : wartawan) di lapang. Hasilnya akan dipercantik dan 
diperhalus redaktur. Diarahkan susunannya oleh pimpinan tertinggi (sidang 
redaksi) yang disesuaikan visi-misi media masa itu. Berita itu juga dipengaruhi 
ideologi pemilik modal media masa dimana ia berada. Anda menelan mentah-mentah 
semua informasi di media masa karena satu alasan, kepercayaan pada media itu.
   
  Pertanyaan buat mas Bobby.. apakah Anda 

Re: [ppiindia] Tibo dkk : Eksekusi Kami Didepan Umum!!

2006-09-25 Terurut Topik Mhoel

Terima kasih telah menuduh saya memfitnah

Oh, ya setidaknya di wilayah barat tidak ada tuh yang berbuat keji seperti
tibo CS, trus kemudian dielu-elukan jadi pahlawan...


- Original Message -
From: BUD'S [EMAIL PROTECTED]
To: ppiindia@yahoogroups.com
Sent: Monday, September 25, 2006 9:27 PM
Subject: Re: [ppiindia] Tibo dkk : Eksekusi Kami Didepan Umum!!



 Anda mendapat data dari mana ???

 Berdasarkan data demografi 1998, Poso mempunyai: luas wilayah (28 ribu
kilometer persegi), jumlah penduduk (400.264 jiwa), pemeluk Islam (245.322),
Protestan (143.249), Katolik (2.166), Hindu (8.030) dan Buddha (1.597). (
http://www.tempointeraktif.com/hg/timeline/2004/05/12/tml,20040512-03,id.htm
l ).

 Sudah Pernah baca data dari DEPAG belum ini tak kasih tahu, Sulawesi
Tengah, ( Data 2005 ) Islam = 1.577.511 ; Kristen =  322.314 ;  Katolik =
23.829 ; Hindu = 77.292 ; Budha = 4.318
http://www.depag.go.id/index.php?menu=pagepageid=17

 Yang benar2 mayoritas cuma di Papua, NTT, Sulut dan Bali ( Hindu ), apakah
anda pernah dengar bahwa Mesjid ditutup oleh masa kayak di Jawa ini ??? dan
siapa bilang damai, di Bekasi yang udah ada ijin pun di halang2i pembangunan
Rumah Ibadahnya.

 Kok suka sebarkan fitnah tampa dasar ??




   - Original Message -
   From: Mhoel
   To: ppiindia@yahoogroups.com
   Sent: Monday, September 25, 2006 9:22 AM
   Subject: Re: [ppiindia] Tibo dkk : Eksekusi Kami Didepan Umum!!



   Kl tidak ada pen-jihad itu, muslim di yg minoritas wilayah timur tentu
sdh
   habis sementara kresten di wilayah barat hidup aman, tentram, dan
damai
   di wilayah barat yang mayoritas muslim.

   - Original Message -
   From: Harry Adinegara [EMAIL PROTECTED]
   To: el seem [EMAIL PROTECTED]; forums ws
   [EMAIL PROTECTED]; tionghoa-net@yahoogroups.com; ppi
india
   ppiindia@yahoogroups.com; prol proletar@yahoogroups.com
   Sent: Friday, September 22, 2006 7:22 PM
   Subject: [ppiindia] Tibo dkk : Eksekusi Kami Didepan Umum!!

   
Di alam serba kumuhnya sikon ,ekonomi, politik dan keamanan,
mengherankan
   aku :ada juga suara yang menyejukkan. Suara seorang individu yang tidak
mau
   terhanyut oleh political correctness yang kumuh yang melanda
negara/bangsa
   saat ini.
   
Suara AS Hikam, anggota DPR dari partai PKB adalah suara perkecualian
   dari suara minor yang keluar dari hampir semua penggede/birokrat
Indonesia
   dalam menangani problim negara saat ini.
   
Rupanya tidaklah ber-lebih2an bahwa suaraku, si ikan kecil , wong
cilik
   disini mengena telak obyeknya yakni ketidak tentuan pelaksanaan hukum di
   Indonesia. Salah satu postingananku pernah aku men-sinyalir bahwa
apabila
   sampai Tibo di eksekusi itu adalah ibaratnya upaya appeasing fihak2
   fundamentalis menjelang eksekusi(belum pasti) Amrozi cs.
Juga AS Hikam mengeluh seperti ikan kecil disini, bahwa urusan Munir
   juga belum tuntas. Aku kira soal Munir juga akan disapu dibawah karpet.
   
Yang sangat mengejutkan, juga berita yang menyebut bahwa Tibo cs
   dilarang untuk menerima sakramen terachir dan ibadah terachirpun
dilarang
   disampaikan oleh kerabat dan pamilinya.
Bagaimana nanti dengan Amrozi cs, apakah mereka tidak diperbolehkan
   sholat terachir menjelang eksekusi mereka?
   
Rupanya kerusuhan di belahan Timur Indonesia,Sulawesi, Maluku, Irian
   bisa terjadi dan kelihatannya konflik agama dan etnis ini tidak akan
terjadi
   apabila pemerintah2 mulai dari Gus Dur, Megawati dan SBY tegas melarang
   barisan pen-jihad ngelurook ke belahan Indonesia Timur. Siapa2 yang
pegang
   kekuasaan dalam ketiga pemerintahan ini perlu dimintai tanggung
jawabnya.
   Terutama birokrasi seperti Hankam/Polisi harus dimintai pertanggungan
jawab
   yang membolehkan para penjihad pergi ke Indonesia Timur waktu itu.
   
Harry Adinegara
   
   
   

   
   
   
   
:
   
AS Hikam: Eksekusi Tibo Perparah Ketidakpercayaan terhadap Yudhoyono
[JAKARTA] Dipaksakannya eksekusi mati terhadap Tibo cs, semakin
menambah
daftar buruk penegakkan hukum, serta penanganan konflik, dan
pengungkapan
kasus secara tuntas di Indonesia. Lebih jauh, juga memperlihatkan
ketidakadilan terhadap golongan minoritas, yang akan memperparah
   kekecewaan
terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono .
   
Demikian dinyatakan oleh AS Hikam, anggota Komisi I DPR dari Fraksi
Partai
Kebangkitan Bangsa (FPKB), Rabu (20/9). Menurutnya, preseden buruk
dalam
penegakkan hukum di Indonesia itu tak perlu terjadi, andai Yudhoyono
memiliki kearifan, serta ketegasan dalam menentukan kebijakan. Lebih
   lanjut,
Hikam mengatakan keputusan eksekusi mati atas Tibo itu, terlihat lebih
merupakan desakan dari pihak yang mengingkan adanya pertukaran,
sebagai
bentuk rasa keadilan. Mereka berpendapat kalau para terdakwa bom Bali
dihukum, kenapa Tibo tidak, ucapnya.
   
Seharusnya kasus pengeboman dilihat secara berbeda, ujarnya.
Kasus-kasus
konflik, yang meski terjadi 

Re: [ppiindia] Inikah Ajaran Kristen? Fwd: [media-dakwah] Protes Eksekusi Tibo Cs, Massa Bakar Rumah Kajari Atambua

2006-09-25 Terurut Topik Mhoel

Apa dasar anda tidak meyakini bahwa tibo tidak bersalah?
Apa karena predikatnya yg cuma sbg petani?
Kriminal itu tidak mengenal strata, dia ada di semua level, mau kaya, mau
miskin, mau petani, mau pengusaha, semua bisa berbuat hal yg sama...

Beberapa hari lalu sebelum eksekusi tibo saya lihat wawancara korban yg
selamat yg katanya sempat ditelanjangi tibo cs, sementara yg satu lg melihat
bagaimana parang itu diayunkan ke kepala korban seperti menebas pohon
pisang...

Jika ada bukti bahwa Tibo cs sama sekali tidak bersalah, maka saya berada di
posisi anda...

- Original Message -
From: Robertus Budiarto [EMAIL PROTECTED]
To: ppiindia@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, September 26, 2006 8:23 AM
Subject: Re: [ppiindia] Inikah Ajaran Kristen? Fwd: [media-dakwah] Protes
Eksekusi Tibo Cs, Massa Bakar Rumah Kajari Atambua



Masalahnya di situlah Mhoel,  anda sekalian melihat bahwa Tibo Cs itu
bersalah, sementara mereka itu sangat yakin Tibo Cs tidak bersalah.   Aneh
bukan Tibo Cs yang secara etnis dan agama adalah minoritas bisa jadi master
mind kerusuhan di Poso. Pihak yang berantem mayoritas adalah Kristen dan
Islam. Dan banyak fakta lain yang masih belum diklarifikasi dengan jelas...
Jaksa Agung sendiri saja pernah dissenting opinion waktu jadi hakim agung.
..  siapa sih yg masih percaya hukum Indonesia...

  Jadi Mas pendeknya mereka marah bukan karena hendak membela pembunuh,
tetapi orang-orang desa yang terzalimi..

  Orang-orang Islam yg sering teriak-teriak karena terzalimi, seharusnya
mudah mengerti sudut pandang ini.

  Akhir kata, kebanyakan dari kami juga tidak menghendaki kekerasan, spt
itu..  syukur dalam 1 hari kemarahan bisa direda..  Salut buat pemuka-pemuka
agama di NTT.

  Salam
  Bobby B


Mhoel [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Kemarahan anda itu menunjukan pembelaan anda ke Tibo... dan sdh tahu anda
juga bagian dari mereka seiman lah...

Umat Islam tidak ada tuh yg bela-belain Amrozy CS. Tidak ada yg bakar2an
ketika seorang penjahat kemanusiaan dihukum mati

Karena sdh mengaku dia yg melakukan yah,, terima saja hukumannya, dan mereka
pun sdh siap dihukum mati







-
Talk is cheap. Use Yahoo! Messenger to make PC-to-Phone calls.  Great rates
starting at 1¢/min.

[Non-text portions of this message have been removed]



***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny.
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]

Yahoo! Groups Links















Disclaimer: Although this message has been checked for all known viruses
 using Trend Micro InterScan Messaging Security Suite, Bukopin
   accept no liability for any loss or damage arising
   from the use of this E-Mail or attachments.










Disclaimer: Although this message has been checked for all known viruses
 using Trend Micro InterScan Messaging Security Suite, Bukopin 
   accept no liability for any loss or damage arising
   from the use of this E-Mail or attachments.


***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[ppiindia] Kronologis Terjebaknya Tibo Cs (maaf kalau sudah pernah)

2006-09-25 Terurut Topik Untung H. Bimo




Sumber : Independent Media Center Jakarta
Menu   : Berita
Keterangan : 21 September 2006


Kronologis Terjebaknya Tibo Cs

Fabianus Tibo, Dominggus Da Silva dan Marinus Riwu
rencananya akan
menghadapi eksekusi malam hari 21 September 2006.
Berbagai kontroversi
menyertai pelaksanaan hukuman mati ini. Berikut ini
adalah kutipan
kesaksian yang pernah dinyatakan oleh Fabianus Tibo
dan dibenarkan oleh
Dominggus Da Silva serta Marinus Riwu. Kutipan ini
dibuat sebagai press
release dari pihak terhukum dan disampaikan kepada
berbagai pihak,
termasuk Komisi Hak Asasi Manusia sebagai pembelaan
dan juga informasi
bagaimana ketiganya bisa ditahan dan dijadikan
tersangka kasus 
kerusuhan
Poso.

bKronologis Terjebaknya FABIANUS TIBO, DOMINGGUS DA
SILVA dan MARINUS
RIWU dalam kerusuhan Poso III/b

ibMenurut Keterangan Fabianus Tibo dan Dibenarkan
oleh Dominggus 
dan
Marinus Riwu/b/i

Pada pertengahan Mei 2000, kami kedatangan seorang
utusan dari Tentena
yakni: Sdr.Janis Simangunsong, yang bersangkutan
membawa kabar bahwa
Gereja Sta. Maria Poso akan dibakar dan umatnya akan
dibunuh. Sebagai
orang tua/wali murid kami merasa kuatir dan gelisah
memikirkan nasib
anak-anak panti asuhan, para guru, suster, pastor dan
lainnya. Pada 
saat
itu pula kami mengadakan pertemuan sesama orang
tua/wali murid. Hadir
pada pertemuan itu 23 orang. Kami sepakat untuk
secepat mungkin
menjemput anak-anak bahkan seluruh penghuni yang
berada di Gereja Sta.
Theresia, Desa Moengko Baru, Poso.

Tanggal 21 Mei 2000, kami 17 orang berangkat menuju
lokasi Gereja Sta.
Theresia. Dalam perjalanan itu kami singgah di Tentena
bertemu dengan
Janis Simangunsong, si pembawa berita. Kami tanyakan
kembali perihal
beritanya, dan sdr Janis menjawab: iTerserah Om
Tibo mau pecaya atau
tidak, tapi yang pasti berita itu benar/i. Sayapun
balik menentang
Sdr. Janis dengan mengatakan seperti : iBila berita
tersebut hanya
issu kamu harus menerima resikonya, kami akan lapor ke
kantor polisi
sebagai provokator/i. Hari itu kami dan rombongan
bermalam di
Tentena.

Keesokan harinya pada tanggal 22 Mei 2000 kami dan
rombongan berangkat
memakai mobil kijang menuju Gereja St. Theresia Poso.
Sekitar jam 3 
sore
kami tiba dan langsung menanyakan berita tersebut
kepada Pastor serta
Suster dan para Guru, jawab mereka : ikami belum
tahu/i. Kalau
begitu, bagaimana kalau Pastur, Suster, Guru serta
lainnya ikut kami
saja sekarang kembali ke Beteleme bersama anak-anak,
dan mereka katakan
itanggung/i karena besok hari ujian akan
berakhir, bagaimana 
kalau
habis ujian? Kami semua menyetujui, dan kami bermalam
di asrama Gereja
karena baru besok akan kembali ke Beteleme.

Tanggal 23 Mei tahun 2000, sekitar jam 04.00 (jam 4
subuh) kami
terbangun oleh teriakan histeris minta tolong berlari
memasuki halaman
gereja langsung naik ke gunung di belakang gereja. Ada
yang memanggil
nama saya seperti iOm Tibo tolong kami, tolong
kami/i. Saya tidak
habis pikir kenapa, sebagian massa ada yang memanggil
nama saya.

#2Saat itu pula saya keluar halaman, tiba-tiba lampu
mobil mengena muka
saya dan terdengar teriakan isiapa itu (maksudnya
saya)/i, saya
jawab iini saya Om Tibo/i. Polisi-polisi
langsung mendekat kepada
saya, salah satunya saya kenal yaitu Bapak Anton.
Terjadi perbincangan
dengan para polisi. Mereka mengira kamilah yang
mengadakan penyerangan
semalam, tetapi saya jawab kami semua penghuni yang
ada di dalam tidak
tahu apa-apa, kami mempersilahkan bapak polisi
memeriksa ke dalam.

Sementara berbicara dengan para polisi, masa dari
Kelompok Putih sudah
mulai memasuki halaman gereja, bahkan sudah
mengelilingi saya di 
hadapan
para polisi. Sekali lagi saya mencoba menjelaskan
bahwa para Suster,
Guru yang ikut keluar asrama mau menjelaskan kepada
polisi serta massa
dari Kelompok Putih, tetapi penjelasan tersebut
sia-sia, massa sudah
mulai emosi, sebagian meneriaki seperti iSudah dia,
om Tibo yang
melakukan penyerangan dan telah membunuh polisi serta
mantan lurah
Kaimanya/i, bahkan ada yang mau memukul dan sudah
mengancam dengan
parang kepada Suster dan Para Guru yang mau menolong
menjelaskan duduk
persoalan yang sebenarnya. Saat itu pula saya menyuruh
suster dan para
guru untuk masuk ke dalam karena saya berpikir situasi
sudah lain. Saya
mengenal salah satu Tokoh Islam yang saat itu ada di
TKP bernama Abdul
Gafar. Saya sempat menyapa sebagai seorang sahabat.

Selang, beberapa saat para polisi mau membawa saya ke
kantor polisi
dengan alasan perintah langsung Kapolres lewat HT akan
tetapi saya 
tidak
mau karena tujuan kami dan para orang tua/wali
termasuk Marinus dan
Dominggus yang berada di asrama Gereja adalah membawa
dan menyelamatkan
anak-anak Panti Asuhan. Saat itu pula para polisi
mulai meninggalkan
saya sendirian di tengah massa Kelompok Putih. Polisi
tidak membubarkan
massa saat itu dan selang beberapa lama polisi
tinggalkan saya, 
mulailah
massa menjadi-jadi bahkan dengan beringasnya mereka
merusak bahkan
membakar semua asset-asset gereja, bahkan rumah Gereja

Re: Islam nasibmu kini... kacian deh lu! Re: [ppiindia] Tibo dkk : Eksekusi Kami Didepan Umum!!

2006-09-25 Terurut Topik Mhoel

Stigma/fitnah  sdh budaya dari ajaran anda kali yah... makanya teman
sebangsa anda seperti melakukan hal yg sama... predikat rendah apa lagi yg
mau anda sandangkan ke org2 berbeda dgn anda.

Suka permusuhan? Bahkan kalimat itu pun pertama kali meluncur dari
anda..!



- Original Message -
From: Robertus Budiarto [EMAIL PROTECTED]
To: ppiindia@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, September 26, 2006 8:35 AM
Subject: Islam nasibmu kini... kacian deh lu! Re: [ppiindia] Tibo dkk :
Eksekusi Kami Didepan Umum!!



 Itulah Mas Bud,

   si Nizami Boy, Al Bad Boy, dan sekarang Mhoel Boy,  mereka-mereka ini
memang sukanya cari permusuhan..  berdiskusinya pun gaya kampung, tidak
berkelas sama sekali..   Beraninya mereka ngaku Islam..Cuman sayang
sedikit Islam berkelas yang berani protes agamanya dibajak orang-orang yang
sukanya menipu, dan memanipulasi fakta.  Minoritas dibilang mayoritas..
he.he.he..

   Islam sebuah agama besar, namun sayang makin banyak umatnya yang berjiwa
kecil.. .  mereka teriak-teriak saja karena banyak bule yang berprasangka
pada mereka,  mereka tak menyadari bahwa sumber prasangka JUGA ada pada
mereka.

   Islam nasibmu kini...  kacian deh lu!

   Bobby B


 BUD'S [EMAIL PROTECTED] wrote:

   Anda mendapat data dari mana ???

 Berdasarkan data demografi 1998, Poso mempunyai: luas wilayah (28 ribu
kilometer persegi), jumlah penduduk (400.264 jiwa), pemeluk Islam (245.322),
Protestan (143.249), Katolik (2.166), Hindu (8.030) dan Buddha (1.597). (
http://www.tempointeraktif.com/hg/timeline/2004/05/12/tml,20040512-03,id.htm
l ).

 Sudah Pernah baca data dari DEPAG belum ini tak kasih tahu, Sulawesi
Tengah, ( Data 2005 ) Islam = 1.577.511 ; Kristen = 322.314 ; Katolik =
23.829 ; Hindu = 77.292 ; Budha = 4.318
http://www.depag.go.id/index.php?menu=pagepageid=17

 Yang benar2 mayoritas cuma di Papua, NTT, Sulut dan Bali ( Hindu ), apakah
anda pernah dengar bahwa Mesjid ditutup oleh masa kayak di Jawa ini ??? dan
siapa bilang damai, di Bekasi yang udah ada ijin pun di halang2i pembangunan
Rumah Ibadahnya.

 Kok suka sebarkan fitnah tampa dasar ??

 - Original Message -
 From: Mhoel
 To: ppiindia@yahoogroups.com
 Sent: Monday, September 25, 2006 9:22 AM
 Subject: Re: [ppiindia] Tibo dkk : Eksekusi Kami Didepan Umum!!

 Kl tidak ada pen-jihad itu, muslim di yg minoritas wilayah timur tentu sdh
 habis sementara kresten di wilayah barat hidup aman, tentram, dan
damai
 di wilayah barat yang mayoritas muslim.




   Recent Activity

   4
   New Members

 Visit Your Group
   SPONSORED LINKS

Indonesia
Cultural diversity
God bless
Indonesian languages
Indonesian language course

   Yahoo! Mail
   Get on board
   You're invited to try
   the all-new Mail Beta.

 Y! Messenger
   Instant hello
   Chat in real-time
   with your friends.

 Need traffic?
   Drive customers
   With search ads
   on Yahoo!



   .





 -
 Do you Yahoo!?
  Get on board. You're invited to try the new Yahoo! Mail.

 [Non-text portions of this message have been removed]




***
 Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia
yg Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny.
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia

***
 __
 Mohon Perhatian:

 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
 3. Reading only, http://dear.to/ppi
 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]

 Yahoo! Groups Links















 Disclaimer: Although this message has been checked for all known viruses
  using Trend Micro InterScan Messaging Security Suite, Bukopin
accept no liability for any loss or damage arising
from the use of this E-Mail or attachments.










Disclaimer: Although this message has been checked for all known viruses
 using Trend Micro InterScan Messaging Security Suite, Bukopin 
   accept no liability for any loss or damage arising
   from the use of this E-Mail or attachments.


***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu 

Re: Islam nasibmu kini... kacian deh lu! Re: [ppiindia] Tibo dkk : Eksekusi Kami Didepan Umum!!

2006-09-25 Terurut Topik Mhoel

2 minggu lalu saya ke DT di Bandung. Saya saksikan sendiri 4 org  yg convert
ke Islam 1 Manado, 1 Chinesse, 2 Jawa...
Jadi statement Mister Bob Islam nasibmu kini...  kacian deh lu! bertolak
belakang




- Original Message -
From: Robertus Budiarto [EMAIL PROTECTED]
To: ppiindia@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, September 26, 2006 8:35 AM
Subject: Islam nasibmu kini... kacian deh lu! Re: [ppiindia] Tibo dkk :
Eksekusi Kami Didepan Umum!!



 Itulah Mas Bud,

   si Nizami Boy, Al Bad Boy, dan sekarang Mhoel Boy,  mereka-mereka ini
memang sukanya cari permusuhan..  berdiskusinya pun gaya kampung, tidak
berkelas sama sekali..   Beraninya mereka ngaku Islam..Cuman sayang
sedikit Islam berkelas yang berani protes agamanya dibajak orang-orang yang
sukanya menipu, dan memanipulasi fakta.  Minoritas dibilang mayoritas..
he.he.he..

   Islam sebuah agama besar, namun sayang makin banyak umatnya yang berjiwa
kecil.. .  mereka teriak-teriak saja karena banyak bule yang berprasangka
pada mereka,  mereka tak menyadari bahwa sumber prasangka JUGA ada pada
mereka.

   Islam nasibmu kini...  kacian deh lu!

   Bobby B


 BUD'S [EMAIL PROTECTED] wrote:

   Anda mendapat data dari mana ???

 Berdasarkan data demografi 1998, Poso mempunyai: luas wilayah (28 ribu
kilometer persegi), jumlah penduduk (400.264 jiwa), pemeluk Islam (245.322),
Protestan (143.249), Katolik (2.166), Hindu (8.030) dan Buddha (1.597). (
http://www.tempointeraktif.com/hg/timeline/2004/05/12/tml,20040512-03,id.htm
l ).

 Sudah Pernah baca data dari DEPAG belum ini tak kasih tahu, Sulawesi
Tengah, ( Data 2005 ) Islam = 1.577.511 ; Kristen = 322.314 ; Katolik =
23.829 ; Hindu = 77.292 ; Budha = 4.318
http://www.depag.go.id/index.php?menu=pagepageid=17

 Yang benar2 mayoritas cuma di Papua, NTT, Sulut dan Bali ( Hindu ), apakah
anda pernah dengar bahwa Mesjid ditutup oleh masa kayak di Jawa ini ??? dan
siapa bilang damai, di Bekasi yang udah ada ijin pun di halang2i pembangunan
Rumah Ibadahnya.

 Kok suka sebarkan fitnah tampa dasar ??

 - Original Message -
 From: Mhoel
 To: ppiindia@yahoogroups.com
 Sent: Monday, September 25, 2006 9:22 AM
 Subject: Re: [ppiindia] Tibo dkk : Eksekusi Kami Didepan Umum!!

 Kl tidak ada pen-jihad itu, muslim di yg minoritas wilayah timur tentu sdh
 habis sementara kresten di wilayah barat hidup aman, tentram, dan
damai
 di wilayah barat yang mayoritas muslim.




   Recent Activity

   4
   New Members

 Visit Your Group
   SPONSORED LINKS

Indonesia
Cultural diversity
God bless
Indonesian languages
Indonesian language course

   Yahoo! Mail
   Get on board
   You're invited to try
   the all-new Mail Beta.

 Y! Messenger
   Instant hello
   Chat in real-time
   with your friends.

 Need traffic?
   Drive customers
   With search ads
   on Yahoo!



   .





 -
 Do you Yahoo!?
  Get on board. You're invited to try the new Yahoo! Mail.

 [Non-text portions of this message have been removed]




***
 Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia
yg Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny.
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia

***
 __
 Mohon Perhatian:

 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
 3. Reading only, http://dear.to/ppi
 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]

 Yahoo! Groups Links















 Disclaimer: Although this message has been checked for all known viruses
  using Trend Micro InterScan Messaging Security Suite, Bukopin
accept no liability for any loss or damage arising
from the use of this E-Mail or attachments.










Disclaimer: Although this message has been checked for all known viruses
 using Trend Micro InterScan Messaging Security Suite, Bukopin 
   accept no liability for any loss or damage arising
   from the use of this E-Mail or attachments.


***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL 

[ppiindia] Fighting The International Tyranny Of We the People

2006-09-25 Terurut Topik Satrio Arismunandar
Fighting The International Tyranny Of We the People

There are no Islamic terrorists in the Middle East. 

By Casey Butler 

09/25/06 Information Clearing House -- -- Since
September 11th, 2001, We the People have had ample
opportunity for self-examination. When we look around
us, First world vs. Third world, if we are honest
with ourselves we must recognize that the democracies
comprising Western Civilization have collectively
become the next world dictator. This dictator is a
tyrant unforgiving in its self-righteousness because
it gets its very authority from We the People. We
have, inadvertently, through our own irresponsibility
and apathy towards participating in our own
government, stepped into the shoes of the oppressor. 

From those shoes we can see clearly: There are no
Islamic terrorists in the Middle East. 

Timothy McVeigh was a terrorist. The IRA were
terrorists. Baader-Meinhoff were terrorists.

These were terrorists because they had the right to
free speech... They had the right to assemble in
protest and to form political parties... They had the
right to vote for whom they pleased... They had the
right to run for office themselves to work for
peaceful change. They were terrorists because they
chose violence instead of working for change within
the system available to them.

The Fundamentalist Muslims of the Middle East who are
fighting us now, on the other hand, have never had
such rights. Our American government and the
governments that support it, ie. Western Civilization,
have never allowed Muslims any method other than
violent resistance for addressing grievances. 

The most coherent historical analogy to current
Western strategies in the Middle East today is the
19th century American belief in the Manifest Destiny
of the United States, and its impact on Native
American tribes. As part of American Manifest Destiny,
Native American lands were carved up by force of arms
at the request of merchants, farmers, and ranchers.
Native American tribes were forced onto tiny
reservations administered by Indian Agents. Today
this process is viewed by many historians as ethnic
cleansing of holocaust proportions.

As European Americans justified their violent conquest
of Western North America, the Native American who
fought desperately against the American military and
the civilian population for his land, people,
religion, and, yes, freedom, was labeled a savage.
Rebellious Indians were viewed as less-than-human,
and not worthy of the rights shared by the rest of
mankind. Said American General Philip Sheridan, The
only good Indians I ever saw were dead.

A glance at a world history book tells us that our
20th century Western Civilization carved up Islamic
lands into political entities that suited our
strategic purposes. Since that time, by supporting
tyrants, shahs, kings, and anyone else who would do
our bidding, including Saddam Hussein when it was
convenient, the West has, by these proxies, purposely
oppressed the human rights of Muslims in the Middle
East. 

In fact, in its quest for a stable oil supply and
new markets, Western Civilization has consistently
denied Middle Eastern Muslims the rights and
equalities shared by the rest of us in the community
of nations. 

When a spark of these rights does happen to be
ignited, as they were in Lebanon and Palestine, with
rudimentary free elections that garnered many Western
compliments and promises... As soon as the Muslim
people made their will known to be contrary to the
will of Western Civilization, they were labeled
terrorists and immediately crushed and denied these
rights once again.

In reality, the Muslims who fight us, including Osama
bin Laden and his Al-Qaeda, freedom fighters in the
truest sense of the word, comparable to our own
founders, who, after all, also oppressed women - even
held slaves - until they enlightened themselves.

What the USA and its Western democratic counterparts
actually fight today are religiously devout men and
women, righteous ten-commandment-keeping people
according to our own moral and religious codes - from
Osama bin Laden down to the last innocent Palestinian
killed simply for living in Gaza.

It is not, in the least, hyperbole to say that the
Fundamentalist Muslims fighting us today are
sacrificing their lives for their brothers and
sisters; they are heroically defending their
homelands, their cultures, and their religion, from
the corruption, crime, and decadence intrinsic to
Western capitalism as we know it.

They are people just like you and I. They are fighting
the international tyranny of We the People who did
not bother to follow what our governments and
corporations have done to third-world nations in
order to turn a profit. Those of us who are supposed
to run our government and corporations, but who, in
fact, were too lazy to care what government did on
behalf of the corporate mentality.

Our Politicians and media personalities can call
Fundamentalist Muslims terrorists or Islamic
fascists until their 

Re: Islam nasibmu kini... kacian deh lu! Re: [ppiindia] Tibo dkk : Eksekusi Kami Didepan Umum!!

2006-09-25 Terurut Topik Boni Triyana
BAKAAARR.BAKAAARRR..RUSUH...RUSUH
   
  Begini aja, daripada ribut-ribut, mending kita tungguin sama-sama nanti pas 
semua modar. Kalo semisal Islam adalah agama yang benar, berarti yang masuk 
neraka itu Kristen. Begitu juga sebaliknya. Jadi gak usah ngotot2an di dunia. 
Kan kalo salah satu yang bener bisa ngeledekin yang masuk neraka dari atas 
surga.
   
  Cuma perkaranya gimana kalo ternyata neraka ama surga itu gak ada, alias cuma 
ilusi?? Kasiaaannn deh loe orang Kristen sama Islam, capek-capek ngeributin 
pepesan kosong...
   
  Mending kalem aja. Urusin aja diri masing-masing, gak usah sok bener sendiri. 
Siapa tahu yang diributin: Tibo cs lagi maen gaple sama Fathurahman Al-Gozy di 
dunia sono hihihihihihi keciaaa deh luh...
   
  Udah, sekarang mah yang lagi puasa jalanin aja ibadahya. Yang kagak puasa, 
urusin aja urusannya. Ribet amat!
   
  tabik,
   
  BT

el [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
Stigma/fitnah sdh budaya dari ajaran anda kali yah... makanya teman
sebangsa anda seperti melakukan hal yg sama... predikat rendah apa lagi yg
mau anda sandangkan ke org2 berbeda dgn anda.

Suka permusuhan? Bahkan kalimat itu pun pertama kali meluncur dari
anda..!



- Original Message -
From: Robertus Budiarto 
To: 

Sent: Tuesday, September 26, 2006 8:35 AM
Subject: Islam nasibmu kini... kacian deh lu! Re: [ppiindia] Tibo dkk :
Eksekusi Kami Didepan Umum!!



 Itulah Mas Bud,

 si Nizami Boy, Al Bad Boy, dan sekarang Mhoel Boy, mereka-mereka ini
memang sukanya cari permusuhan.. berdiskusinya pun gaya kampung, tidak
berkelas sama sekali.. Beraninya mereka ngaku Islam.. Cuman sayang
sedikit Islam berkelas yang berani protes agamanya dibajak orang-orang yang
sukanya menipu, dan memanipulasi fakta. Minoritas dibilang mayoritas..
he.he.he..

 Islam sebuah agama besar, namun sayang makin banyak umatnya yang berjiwa
kecil.. . mereka teriak-teriak saja karena banyak bule yang berprasangka
pada mereka, mereka tak menyadari bahwa sumber prasangka JUGA ada pada
mereka.

 Islam nasibmu kini... kacian deh lu!

 Bobby B


 BUD'S wrote:

 Anda mendapat data dari mana ???

 Berdasarkan data demografi 1998, Poso mempunyai: luas wilayah (28 ribu
kilometer persegi), jumlah penduduk (400.264 jiwa), pemeluk Islam (245.322),
Protestan (143.249), Katolik (2.166), Hindu (8.030) dan Buddha (1.597). (
http://www.tempointeraktif.com/hg/timeline/2004/05/12/tml,20040512-03,id.htm
l ).

 Sudah Pernah baca data dari DEPAG belum ini tak kasih tahu, Sulawesi
Tengah, ( Data 2005 ) Islam = 1.577.511 ; Kristen = 322.314 ; Katolik =
23.829 ; Hindu = 77.292 ; Budha = 4.318
http://www.depag.go.id/index.php?menu=pagepageid=17

 Yang benar2 mayoritas cuma di Papua, NTT, Sulut dan Bali ( Hindu ), apakah
anda pernah dengar bahwa Mesjid ditutup oleh masa kayak di Jawa ini ??? dan
siapa bilang damai, di Bekasi yang udah ada ijin pun di halang2i pembangunan
Rumah Ibadahnya.

 Kok suka sebarkan fitnah tampa dasar ??

 - Original Message -
 From: Mhoel
 To: ppiindia@yahoogroups.com
 Sent: Monday, September 25, 2006 9:22 AM
 Subject: Re: [ppiindia] Tibo dkk : Eksekusi Kami Didepan Umum!!

 Kl tidak ada pen-jihad itu, muslim di yg minoritas wilayah timur tentu sdh
 habis sementara kresten di wilayah barat hidup aman, tentram, dan
damai
 di wilayah barat yang mayoritas muslim.




 Recent Activity

 4
 New Members

 Visit Your Group
 SPONSORED LINKS

 Indonesia
 Cultural diversity
 God bless
 Indonesian languages
 Indonesian language course

 Yahoo! Mail
 Get on board
 You're invited to try
 the all-new Mail Beta.

 Y! Messenger
 Instant hello
 Chat in real-time
 with your friends.

 Need traffic?
 Drive customers
 With search ads
 on Yahoo!



 .





 -
 Do you Yahoo!?
 Get on board. You're invited to try the new Yahoo! Mail.

 [Non-text portions of this message have been removed]




***
 Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia
yg Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny.
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia

***
 __
 Mohon Perhatian:

 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
 3. Reading only, http://dear.to/ppi
 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]

 Yahoo! Groups Links















 Disclaimer: Although this message has been checked for all known viruses
 using Trend Micro InterScan Messaging Security Suite, Bukopin
 accept no liability for any loss or damage arising
 from the use of this E-Mail or attachments.










Disclaimer: Although this message has been checked for all known viruses
using 

Re: Islam nasibmu kini... kacian deh lu! Re: [ppiindia] Tibo dkk : Eksekusi Kami Didepan Umum!!

2006-09-25 Terurut Topik Mhoel

Kalo sorga/neraka tidak ada, ggk ada yg rugi.



- Original Message -
From: Boni Triyana [EMAIL PROTECTED]
To: ppiindia@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, September 26, 2006 11:31 AM
Subject: Re: Islam nasibmu kini... kacian deh lu! Re: [ppiindia] Tibo dkk :
Eksekusi Kami Didepan Umum!!



 BAKAAARR.BAKAAARRR..RUSUH...RUSUH

   Begini aja, daripada ribut-ribut, mending kita tungguin sama-sama nanti
pas semua modar. Kalo semisal Islam adalah agama yang benar, berarti yang
masuk neraka itu Kristen. Begitu juga sebaliknya. Jadi gak usah ngotot2an di
dunia. Kan kalo salah satu yang bener bisa ngeledekin yang masuk neraka dari
atas surga.

   Cuma perkaranya gimana kalo ternyata neraka ama surga itu gak ada, alias
cuma ilusi?? Kasiaaannn deh loe orang Kristen sama Islam, capek-capek
ngeributin pepesan kosong...

   Mending kalem aja. Urusin aja diri masing-masing, gak usah sok bener
sendiri. Siapa tahu yang diributin: Tibo cs lagi maen gaple sama Fathurahman
Al-Gozy di dunia sono hihihihihihi keciaaa deh luh...

   Udah, sekarang mah yang lagi puasa jalanin aja ibadahya. Yang kagak
puasa, urusin aja urusannya. Ribet amat!

   tabik,

   BT

 el [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Stigma/fitnah sdh budaya dari ajaran anda kali yah... makanya teman
 sebangsa anda seperti melakukan hal yg sama... predikat rendah apa lagi yg
 mau anda sandangkan ke org2 berbeda dgn anda.

 Suka permusuhan? Bahkan kalimat itu pun pertama kali meluncur dari
 anda..!



 - Original Message -
 From: Robertus Budiarto
 To:

 Sent: Tuesday, September 26, 2006 8:35 AM
 Subject: Islam nasibmu kini... kacian deh lu! Re: [ppiindia] Tibo dkk :
 Eksekusi Kami Didepan Umum!!


 
  Itulah Mas Bud,
 
  si Nizami Boy, Al Bad Boy, dan sekarang Mhoel Boy, mereka-mereka ini
 memang sukanya cari permusuhan.. berdiskusinya pun gaya kampung, tidak
 berkelas sama sekali.. Beraninya mereka ngaku Islam.. Cuman sayang
 sedikit Islam berkelas yang berani protes agamanya dibajak orang-orang
yang
 sukanya menipu, dan memanipulasi fakta. Minoritas dibilang mayoritas..
 he.he.he..
 
  Islam sebuah agama besar, namun sayang makin banyak umatnya yang berjiwa
 kecil.. . mereka teriak-teriak saja karena banyak bule yang berprasangka
 pada mereka, mereka tak menyadari bahwa sumber prasangka JUGA ada pada
 mereka.
 
  Islam nasibmu kini... kacian deh lu!
 
  Bobby B
 
 
  BUD'S wrote:
 
  Anda mendapat data dari mana ???
 
  Berdasarkan data demografi 1998, Poso mempunyai: luas wilayah (28 ribu
 kilometer persegi), jumlah penduduk (400.264 jiwa), pemeluk Islam
(245.322),
 Protestan (143.249), Katolik (2.166), Hindu (8.030) dan Buddha (1.597). (

http://www.tempointeraktif.com/hg/timeline/2004/05/12/tml,20040512-03,id.htm
 l ).
 
  Sudah Pernah baca data dari DEPAG belum ini tak kasih tahu, Sulawesi
 Tengah, ( Data 2005 ) Islam = 1.577.511 ; Kristen = 322.314 ; Katolik =
 23.829 ; Hindu = 77.292 ; Budha = 4.318
 http://www.depag.go.id/index.php?menu=pagepageid=17
 
  Yang benar2 mayoritas cuma di Papua, NTT, Sulut dan Bali ( Hindu ),
apakah
 anda pernah dengar bahwa Mesjid ditutup oleh masa kayak di Jawa ini ???
dan
 siapa bilang damai, di Bekasi yang udah ada ijin pun di halang2i
pembangunan
 Rumah Ibadahnya.
 
  Kok suka sebarkan fitnah tampa dasar ??
 
  - Original Message -
  From: Mhoel
  To: ppiindia@yahoogroups.com
  Sent: Monday, September 25, 2006 9:22 AM
  Subject: Re: [ppiindia] Tibo dkk : Eksekusi Kami Didepan Umum!!
 
  Kl tidak ada pen-jihad itu, muslim di yg minoritas wilayah timur tentu
sdh
  habis sementara kresten di wilayah barat hidup aman, tentram, dan
 damai
  di wilayah barat yang mayoritas muslim.
 
 
 
 
  Recent Activity
 
  4
  New Members
 
  Visit Your Group
  SPONSORED LINKS
 
  Indonesia
  Cultural diversity
  God bless
  Indonesian languages
  Indonesian language course
 
  Yahoo! Mail
  Get on board
  You're invited to try
  the all-new Mail Beta.
 
  Y! Messenger
  Instant hello
  Chat in real-time
  with your friends.
 
  Need traffic?
  Drive customers
  With search ads
  on Yahoo!
 
 
 
  .
 
 
 
 
 
  -
  Do you Yahoo!?
  Get on board. You're invited to try the new Yahoo! Mail.
 
  [Non-text portions of this message have been removed]
 
 
 
 

***
  Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia
 yg Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny.
 http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
 

***
 
__
  Mohon Perhatian:
 
  1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg
otokritik)
  2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
  3. Reading only, http://dear.to/ppi
  4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
  5. No-email/web only: [EMAIL 

[ppiindia] Undangan Bergabung ke Milis Media Dakwah

2006-09-25 Terurut Topik A Nizami
Assalamu'alaikum wr wb,

Bagi yang ingin belajar Islam sesuai dengan Al Qur'an
dan Hadits silahkan bergabung ke milis Media Dakwah.

Untuk bergabung, silahkan kirim email ke:
[EMAIL PROTECTED]

Wa'alaikum salam wr wb

===
Ingin belajar Islam sesuai Al Qur'an dan Hadits?
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]
http://www.media-islam.or.id

__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 


***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





Re: Mbak Aris Re: [ppiindia] Re: Alhamdulillah quot;Santaquot; Tibo Sudah Dihukum Mati...:)

2006-09-25 Terurut Topik Nugroho Dewanto

mbak aris,

mungkin selama ini anda tidak mencari kebenaran.
anda lebih mencari pembenaran atas apa yang anda yakini.

bahwa amrozi bukan pelaku pemboman. bahwa azahari
bukan teroris. bahwa abubakar basyir sama sekali tak
terkait kegiatan teror.

biar setumpuk data dan fakta ditunjukkan, tetap tak akan
mengubah keyakinan anda.

saya berdoa dengan tulus, semoga tak akan ada keluarga anda
yang menjadi korban tak sengaja dari aksi-aksi pengeboman
tak berperikemanusiaan itu.





At 10:38 AM 9/26/2006, you wrote:


Mas Bobby,
Saya berpikir, manusia memang seharusnya berpikir ideologis untuk 
memamah setiap kehidupan. Berpikir Idiologis tak membuat seseorang 
terperangkap terhadap yang sifatnya subjektif dan generalisir. Dia 
memandang sesuatu dengan frame yang sudah jelas.

Saat, Poso terjadi, saya waktu itu benar-benar blank. Masih menjadi 
mahasiswa baru yang tidak tahu apa-apa.

Pemberitaan di media masa begitu simpang siur. Adakah yang 
benar-benar objektif? kebanyakan menghujat laskar Jihad bukan? Tidak 
ada yang membuka kasus ini secara terbuka dan transparan, Gus Dur 
sendiri bahkan mengatakan jumlah korbannya hanya ratusan. Tapi saya 
melihat jelas bagaimana film Poso dibuat dari kamera amatiran. Saya 
tak membayangkan betapa hal itu terjadi. Kehancuran yang sangat 
memilukan, apakah Mas Bobby datang melihat kesana langsung mendata 
jumlah korban. Tidak bukan? Sama seperti saya. Selain membaca 
sekelumit berita tertulis saya juga melihat film amatiran itu. 
Visual lebih bisa membuktikan dibanding tulisan. Apakah film itu berbohong?


Kompas, Media Indonesia, Koran Tempo VS Sabili? Saya jujur katakan 
mereka jelas memiliki ideologi yang sangat jelas. Ideologi yang 
berbeda tentunya.Gaya tulisannya juga berbeda. Saya pelanggan sabili 
sekarang dan penulis lepasnya beberapakali, saya membaca Sabili 
untuk mengimbangi berita yang lain. Menemukan sudut pandang lain.

Protes terhadap Sabili telah berulangkali saya sampaikan pada crew 
Sabili untuk mengubah gaya jurnalistiknya..saya lebih suka gaya 
mengajak orang lain berpikir. Kritik itu tanda sayang saya bagi 
Sabili. Saya berharap mendapat pencerahan, bukan justifikasi. Media 
sebesar Sabili setara atau mungkin oplahnya lebih banyak dibanding 
Tempo, Sabili sangat potensial memberikan informasi 'mencerahkan dan 
mencerdaskan' bagi umat.

Mohon maaf beribu-ribu maaf, Mas Bobby, Mas Nizami dan Mas Al 
Badrun.. kalau boleh saya mengungkapkan mas-mas maaf, mas-mas 
bertiga memiliki tipikal sama. Justifikasi dulu. Lihatlah postingan 
kalau dilihat sebenarnya isinya sama. Membalas ejekan dengan ejekan. 
^_^ Saya ingin sekali mendapatkan pengetahuan baru atau sebuah sudut 
lain dari sebuah diskusi bukan umpatan

Saya tak mengucapkan Alhamdulillah saat Tibo diekskusi, bukan itu 
esensinya. Bahwa orang yang bersalah agama apapun harus mendapat 
balasan setimpal. Fakta Tibo dkk pelaku pembunuh adalah sesuatu yang 
tak bisa dipungkiri.

JIka memang Amrozi benar-benar bersalah dan melakukan pembunuhan, 
saya sepakat dia juga harus diekskusi. Hanya saja kenyataannya, 
apakah dia benar-benar pelaku pemboman atau bukan, bagi saya masih 
kabur. Kekaburan itu 'dipaksa' dipertegas oleh media masa, memang 
Amrozi benar-benar membunuh. Lihatlah pemberitaannya. Saya yakinkah, 
jika ada umat Islam bersalah maka umat Islam lain tak mau 
membelanya. Bukan tidak solider, tetapi dalam agama kami, kebenaran 
ya kebenaran, kalau salah siapapun itu harus dihukum.

Berbeda kasus Ba'asyir. Saya ingin mengatakan sungguh naif kalau 
orang percaya bulat-bulat, Abu Bakar Ba'asyir adalah orang yang 
terlibat dalam bom Bali. Orang itu bisa jadi tak objektif, tapi 
telah terkena asupan berita media masa dan beserta propagandanya.

.

Seperti itu pula ketika kasus pengrebekan Dr Azhari, itu sangat bias 
dan abu-abu, nggak jelas. Karena media masa mengulang-ulang berita 
dan ucapan kata 'teroris' dan dikukuhkan pernyataan polisi, jadilah 
dia seorang teroris. Hanya karena pengulangan kata yang dilakukan 
media masa mampu mengubah persepsi kita.TERORIS. Apakah ada yang mau 
bersumpah dengan nama Allah, bahwa dia benar-benar terbukti bersalah?

Media masa Mengubah pemikiran kita. Jika media masa luar negeri 
mengatakan Islam adalah agama teroris maka itu mampu mengubah 
persepsi orang. Bahwa Islam adalah agama yang dianut para teroris.

Itu namanya propaganda negatif ( mirip pembentukan brand image dalam 
duni promosi), propaganda itu telah membuat mas Bobby memandang 
negatif terhadap Islam berserta umatnya dan membuat mas Nizami dkk, 
defensif apologetik agak serampangan. Sekali lagi maaf.
Mohon maaf lahir batin. Justifikasi, umpatan, celaan membuka simpul 
syaraf emosi dan menutup ruang untuk berpikir.


Pertanyaannya adalah apakah Anda benar-benar mengenal fakta yang 
disodorkan dalam lembaran majalah atau koran (termasuk Poso)? 
Meliputnya sendiri?Melihatnya sendiri? Semua tergantung persepsi 
peliput di lapang. Peliput sendiri menulis tergantung persepi mereka 
dan pengetahuan serta 

[ppiindia] Re: Crisis Is Upon Us

2006-09-25 Terurut Topik ndah maldiniwati
ini ms satrioarismunandar di blogspot.com?? saya suka banget baca 
blogg-nya njenengan terutama resensi2 bukunya  dunia jurnalisme.  
moga membawa AC-nya di milis yg sedang panas ini:)


--- In ppiindia@yahoogroups.com, Satrio Arismunandar 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Crisis Is Upon Us
 by Paul Craig Roberts
 
 A number of experts have concluded that despite the
 Bush administration' s desire to attack Iran, the
 aggression would be too rash and the consequences too
 dire even for the irrational Bush administration. 
 
 Military experts point out that at a time when
 generals are calling for more troops for Afghanistan
 and Iraq, it would be ill-advised for Bush to add Iran
 to the war theater. Experts note that Ira is well
 armed with missiles capable of attacking US ships and
 oil facilities throughout the Middle East and that
 Iran can direct its Shiite allies in Iraq to assault
 US troops there and set in motion terrorist actions
 throughout the Middle East.
 
 Diplomatic experts point out that the US is isolated
 in its desire for war with Iran and has no ally except
 Israel, thus validating Muslim claims that the US is
 Israel's instrument against Muslims in the Middle
 East. Experts note that military aggression is a war
 crime and that US violations of international law
 isolate the US and destroy the soft power on which US
 leadership has been based. An attack on Iran could be
 the last straw for Muslims chaffing under the rule of
 US puppet governments in Egypt, Pakistan, Jordan and
 Saudi Arabia.
 
 Economic experts point out that the impact on the
 price of oil would be severe and the economic
 consequences detrimental. With the US housing bubble
 deflating, now is not the time for an oil shock.
 
 It is difficult to take exception to this expert
 analysis. Nevertheless, the Bush administration
 continues to send war signals. Credible news
 organizations have reported that US naval attack
 groups have been given prepare to deploy orders that
 would put them on station off Iran by October 21. 
 
 How can Bush administration war plans be reconi led
 with expert opinion that the consequences would be too
 dire for the US?
 
 Perhaps the answer is that what appears as
 irrationality to experts is rationality to
 neoconservatives. Neocons seek maximum chaos and
 instability in the Middle East in order to justify
 long-term US occupation of the region. Following this
 line of thought, neocons would regard the loss of a US
 aircraft carrier in the Persian Gulf as a way to
 solidify public support for the war. US public anger
 at the Iranians could even result in US public support
 for a military draft in order to win the war on
 terror. 
 
 The Bush administration could bring Congress around by
 announcing a Gulf of Tonkin incident or by
 orchestrating a terrorist attack. However, this is
 unnecessary as Bush has prepared the ground for
 bypassing Congress with his propagandistic allegations
 that Iran, by arming Iraqi insurgents, sponsoring
 terrorism, and building nuclear weapons, is the major
 part of the ongoing war against terrorism. Now that
 Iran is blamed for rising violence in Iraq, an attack
 on Iran follows as a matter of course. All Bush has to
 do is to continue with his lies in order to bring the
 American public to a new war hysteria.
 
 Bush's attorney general has demonstrated that he has
 no qualms about validating any and all extra-legal
 powers that the White House requires for violating the
 US Constitution and international law. The
 congressional attempts to block illegal wiretapping
 and torture have failed. The Senate has refused to
 authorize torture, but the Senate has not prevented
 the administration from torturing detainees. The
 compromise leaves it to the White House to decide by
 executive order whether its interrogation practices
 are objectionable. In an editorial (September 22,
 2006), the Washington Post concluded that the abuse
 can continue.
 
 Polls show that Bush administration propaganda has
 convinced a majority of inattentive Americans that
 Iran is making nuclear weapons. Polls show that a
 majority support an attack on Iran under this
 circumstance. The neoconservatives and their media
 allies have succeeded in causing the public to confuse
 Iran's legal nuclear energy program with a weapons
 program. 
 
 The International Atomic Energy Agency, whose
 inspectors pour over Iran's nuclear energy program for
 signs of a weapons program, recently denounced a House
 Intelligence Committee report as outrageous and
 dishonest. Written by the Republican neocon staff,
 the Republican report falsely alleges that Iran had
 enriched uranium to weapons grade last April and that
 the IAEA had removed a senior safeguards inspector to
 keep the alleged breach of the Nuclear
 Non-proliferation Pact secret. 
 
 Once again neoconservatives have shown that they will
 tell any and every lie to achieve their goal of
 attacking Iran. Jingoistic anti-UN Bush supporters
 will 

Re: [ppiindia] Re: Crisis Is Upon Us

2006-09-25 Terurut Topik Satrio Arismunandar
Betul, Mbak...
Terimakasih atas apresiasinya

Di bulan Ramadhan ini kita memang sebaiknya bicara
yang sejuk-sejuk saja. Maka saya nggak pernah atau
jarang sekali komentar, apapun tanggapan orang
terhadap tulisan saya. 

Saya juga heran, kenapa orang kok senang betul sama
yang panas-panas ya?

Tapi kalau buka puasa pakai sop panas, soto panas,
atau bakso panas, nah itu saya suka he..he..he... 

Salam adem ayem,
Satrio
--- ndah maldiniwati [EMAIL PROTECTED] wrote:

 ini ms satrioarismunandar di blogspot.com?? saya
 suka banget baca 
 blogg-nya njenengan terutama resensi2 bukunya 
 dunia jurnalisme.  
 moga membawa AC-nya di milis yg sedang panas ini:)
 
 
 --- In ppiindia@yahoogroups.com, Satrio Arismunandar
 
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Crisis Is Upon Us
  by Paul Craig Roberts
  
  A number of experts have concluded that despite
 the
  Bush administration' s desire to attack Iran, the
  aggression would be too rash and the consequences
 too
  dire even for the irrational Bush administration. 
  
  Military experts point out that at a time when
  generals are calling for more troops for
 Afghanistan
  and Iraq, it would be ill-advised for Bush to add
 Iran
  to the war theater. Experts note that Ira is well
  armed with missiles capable of attacking US ships
 and
  oil facilities throughout the Middle East and that
  Iran can direct its Shiite allies in Iraq to
 assault
  US troops there and set in motion terrorist
 actions
  throughout the Middle East.
  
  Diplomatic experts point out that the US is
 isolated
  in its desire for war with Iran and has no ally
 except
  Israel, thus validating Muslim claims that the US
 is
  Israel's instrument against Muslims in the Middle
  East. Experts note that military aggression is a
 war
  crime and that US violations of international law
  isolate the US and destroy the soft power on which
 US
  leadership has been based. An attack on Iran could
 be
  the last straw for Muslims chaffing under the rule
 of
  US puppet governments in Egypt, Pakistan, Jordan
 and
  Saudi Arabia.
  
  Economic experts point out that the impact on the
  price of oil would be severe and the economic
  consequences detrimental. With the US housing
 bubble
  deflating, now is not the time for an oil shock.
  
  It is difficult to take exception to this expert
  analysis. Nevertheless, the Bush administration
  continues to send war signals. Credible news
  organizations have reported that US naval attack
  groups have been given prepare to deploy orders
 that
  would put them on station off Iran by October 21. 
  
  How can Bush administration war plans be reconi
 led
  with expert opinion that the consequences would be
 too
  dire for the US?
  
  Perhaps the answer is that what appears as
  irrationality to experts is rationality to
  neoconservatives. Neocons seek maximum chaos and
  instability in the Middle East in order to justify
  long-term US occupation of the region. Following
 this
  line of thought, neocons would regard the loss of
 a US
  aircraft carrier in the Persian Gulf as a way to
  solidify public support for the war. US public
 anger
  at the Iranians could even result in US public
 support
  for a military draft in order to win the war on
  terror. 
  
  The Bush administration could bring Congress
 around by
  announcing a Gulf of Tonkin incident or by
  orchestrating a terrorist attack. However, this
 is
  unnecessary as Bush has prepared the ground for
  bypassing Congress with his propagandistic
 allegations
  that Iran, by arming Iraqi insurgents, sponsoring
  terrorism, and building nuclear weapons, is the
 major
  part of the ongoing war against terrorism. Now
 that
  Iran is blamed for rising violence in Iraq, an
 attack
  on Iran follows as a matter of course. All Bush
 has to
  do is to continue with his lies in order to bring
 the
  American public to a new war hysteria.
  
  Bush's attorney general has demonstrated that he
 has
  no qualms about validating any and all extra-legal
  powers that the White House requires for violating
 the
  US Constitution and international law. The
  congressional attempts to block illegal
 wiretapping
  and torture have failed. The Senate has refused to
  authorize torture, but the Senate has not
 prevented
  the administration from torturing detainees. The
  compromise leaves it to the White House to decide
 by
  executive order whether its interrogation
 practices
  are objectionable. In an editorial (September 22,
  2006), the Washington Post concluded that the
 abuse
  can continue.
  
  Polls show that Bush administration propaganda has
  convinced a majority of inattentive Americans that
  Iran is making nuclear weapons. Polls show that a
  majority support an attack on Iran under this
  circumstance. The neoconservatives and their media
  allies have succeeded in causing the public to
 confuse
  Iran's legal nuclear energy program with a weapons
  program. 
  
  The International Atomic Energy Agency, 

Mbak Aris Re: [ppiindia] Re: Alhamdulillah quot;Santaquot; Tibo Sudah Dihukum Mati...:)

2006-09-25 Terurut Topik ndah maldiniwati
seperti do'a saya sebelumnya: 
semoga tidak ada lagi tragedi ini,
tidak pada keluargaku, tidak pada temanku, tidak untuk bangsaku


--- In ppiindia@yahoogroups.com, Nugroho Dewanto [EMAIL PROTECTED] wrote:

 
 mbak aris,
 
 mungkin selama ini anda tidak mencari kebenaran.
 anda lebih mencari pembenaran atas apa yang anda yakini.
 
 bahwa amrozi bukan pelaku pemboman. bahwa azahari
 bukan teroris. bahwa abubakar basyir sama sekali tak
 terkait kegiatan teror.
 
 biar setumpuk data dan fakta ditunjukkan, tetap tak akan
 mengubah keyakinan anda.
 
 saya berdoa dengan tulus, semoga tak akan ada keluarga anda
 yang menjadi korban tak sengaja dari aksi-aksi pengeboman
 tak berperikemanusiaan itu.
 
 
 
 
 
 At 10:38 AM 9/26/2006, you wrote:
 
 
 Mas Bobby,
 Saya berpikir, manusia memang seharusnya berpikir ideologis untuk 
 memamah setiap kehidupan. Berpikir Idiologis tak membuat seseorang 
 terperangkap terhadap yang sifatnya subjektif dan generalisir. Dia 
 memandang sesuatu dengan frame yang sudah jelas.
 
 Saat, Poso terjadi, saya waktu itu benar-benar blank. Masih menjadi 
 mahasiswa baru yang tidak tahu apa-apa.
 
 Pemberitaan di media masa begitu simpang siur. Adakah yang 
 benar-benar objektif? kebanyakan menghujat laskar Jihad bukan? 
Tidak 
 ada yang membuka kasus ini secara terbuka dan transparan, Gus Dur 
 sendiri bahkan mengatakan jumlah korbannya hanya ratusan. Tapi saya 
 melihat jelas bagaimana film Poso dibuat dari kamera amatiran. Saya 
 tak membayangkan betapa hal itu terjadi. Kehancuran yang sangat 
 memilukan, apakah Mas Bobby datang melihat kesana langsung mendata 
 jumlah korban. Tidak bukan? Sama seperti saya. Selain membaca 
 sekelumit berita tertulis saya juga melihat film amatiran itu. 
 Visual lebih bisa membuktikan dibanding tulisan. Apakah film itu 
berbohong?
 
 
 Kompas, Media Indonesia, Koran Tempo VS Sabili? Saya jujur katakan 
 mereka jelas memiliki ideologi yang sangat jelas. Ideologi yang 
 berbeda tentunya.Gaya tulisannya juga berbeda. Saya pelanggan 
sabili 
 sekarang dan penulis lepasnya beberapakali, saya membaca Sabili 
 untuk mengimbangi berita yang lain. Menemukan sudut pandang lain.
 
 Protes terhadap Sabili telah berulangkali saya sampaikan pada crew 
 Sabili untuk mengubah gaya jurnalistiknya..saya lebih suka gaya 
 mengajak orang lain berpikir. Kritik itu tanda sayang saya bagi 
 Sabili. Saya berharap mendapat pencerahan, bukan justifikasi. Media 
 sebesar Sabili setara atau mungkin oplahnya lebih banyak dibanding 
 Tempo, Sabili sangat potensial memberikan informasi 'mencerahkan 
dan 
 mencerdaskan' bagi umat.
 
 Mohon maaf beribu-ribu maaf, Mas Bobby, Mas Nizami dan Mas Al 
 Badrun.. kalau boleh saya mengungkapkan mas-mas maaf, mas-mas 
 bertiga memiliki tipikal sama. Justifikasi dulu. Lihatlah postingan 
 kalau dilihat sebenarnya isinya sama. Membalas ejekan dengan 
ejekan. 
 ^_^ Saya ingin sekali mendapatkan pengetahuan baru atau sebuah 
sudut 
 lain dari sebuah diskusi bukan umpatan
 
 Saya tak mengucapkan Alhamdulillah saat Tibo diekskusi, bukan itu 
 esensinya. Bahwa orang yang bersalah agama apapun harus mendapat 
 balasan setimpal. Fakta Tibo dkk pelaku pembunuh adalah sesuatu 
yang 
 tak bisa dipungkiri.
 
 JIka memang Amrozi benar-benar bersalah dan melakukan pembunuhan, 
 saya sepakat dia juga harus diekskusi. Hanya saja kenyataannya, 
 apakah dia benar-benar pelaku pemboman atau bukan, bagi saya masih 
 kabur. Kekaburan itu 'dipaksa' dipertegas oleh media masa, memang 
 Amrozi benar-benar membunuh. Lihatlah pemberitaannya. Saya 
yakinkah, 
 jika ada umat Islam bersalah maka umat Islam lain tak mau 
 membelanya. Bukan tidak solider, tetapi dalam agama kami, kebenaran 
 ya kebenaran, kalau salah siapapun itu harus dihukum.
 
 Berbeda kasus Ba'asyir. Saya ingin mengatakan sungguh naif kalau 
 orang percaya bulat-bulat, Abu Bakar Ba'asyir adalah orang yang 
 terlibat dalam bom Bali. Orang itu bisa jadi tak objektif, tapi 
 telah terkena asupan berita media masa dan beserta propagandanya.
 
 .
 
 Seperti itu pula ketika kasus pengrebekan Dr Azhari, itu sangat 
bias 
 dan abu-abu, nggak jelas. Karena media masa mengulang-ulang berita 
 dan ucapan kata 'teroris' dan dikukuhkan pernyataan polisi, jadilah 
 dia seorang teroris. Hanya karena pengulangan kata yang dilakukan 
 media masa mampu mengubah persepsi kita.TERORIS. Apakah ada yang 
mau 
 bersumpah dengan nama Allah, bahwa dia benar-benar terbukti 
bersalah?
 
 Media masa Mengubah pemikiran kita. Jika media masa luar negeri 
 mengatakan Islam adalah agama teroris maka itu mampu mengubah 
 persepsi orang. Bahwa Islam adalah agama yang dianut para teroris.
 
 Itu namanya propaganda negatif ( mirip pembentukan brand image 
dalam 
 duni promosi), propaganda itu telah membuat mas Bobby memandang 
 negatif terhadap Islam berserta umatnya dan membuat mas Nizami dkk, 
 defensif apologetik agak serampangan. Sekali lagi maaf.
 Mohon maaf lahir batin. Justifikasi, umpatan, celaan membuka simpul 
 syaraf emosi dan 

[ppiindia] Crisis Is Upon Us

2006-09-25 Terurut Topik Satrio Arismunandar
Crisis Is Upon Us
by Paul Craig Roberts

A number of experts have concluded that despite the
Bush administration' s desire to attack Iran, the
aggression would be too rash and the consequences too
dire even for the irrational Bush administration. 

Military experts point out that at a time when
generals are calling for more troops for Afghanistan
and Iraq, it would be ill-advised for Bush to add Iran
to the war theater. Experts note that Ira is well
armed with missiles capable of attacking US ships and
oil facilities throughout the Middle East and that
Iran can direct its Shiite allies in Iraq to assault
US troops there and set in motion terrorist actions
throughout the Middle East.

Diplomatic experts point out that the US is isolated
in its desire for war with Iran and has no ally except
Israel, thus validating Muslim claims that the US is
Israel's instrument against Muslims in the Middle
East. Experts note that military aggression is a war
crime and that US violations of international law
isolate the US and destroy the soft power on which US
leadership has been based. An attack on Iran could be
the last straw for Muslims chaffing under the rule of
US puppet governments in Egypt, Pakistan, Jordan and
Saudi Arabia.

Economic experts point out that the impact on the
price of oil would be severe and the economic
consequences detrimental. With the US housing bubble
deflating, now is not the time for an oil shock.

It is difficult to take exception to this expert
analysis. Nevertheless, the Bush administration
continues to send war signals. Credible news
organizations have reported that US naval attack
groups have been given prepare to deploy orders that
would put them on station off Iran by October 21. 

How can Bush administration war plans be reconi led
with expert opinion that the consequences would be too
dire for the US?

Perhaps the answer is that what appears as
irrationality to experts is rationality to
neoconservatives. Neocons seek maximum chaos and
instability in the Middle East in order to justify
long-term US occupation of the region. Following this
line of thought, neocons would regard the loss of a US
aircraft carrier in the Persian Gulf as a way to
solidify public support for the war. US public anger
at the Iranians could even result in US public support
for a military draft in order to win the war on
terror. 

The Bush administration could bring Congress around by
announcing a Gulf of Tonkin incident or by
orchestrating a terrorist attack. However, this is
unnecessary as Bush has prepared the ground for
bypassing Congress with his propagandistic allegations
that Iran, by arming Iraqi insurgents, sponsoring
terrorism, and building nuclear weapons, is the major
part of the ongoing war against terrorism. Now that
Iran is blamed for rising violence in Iraq, an attack
on Iran follows as a matter of course. All Bush has to
do is to continue with his lies in order to bring the
American public to a new war hysteria.

Bush's attorney general has demonstrated that he has
no qualms about validating any and all extra-legal
powers that the White House requires for violating the
US Constitution and international law. The
congressional attempts to block illegal wiretapping
and torture have failed. The Senate has refused to
authorize torture, but the Senate has not prevented
the administration from torturing detainees. The
compromise leaves it to the White House to decide by
executive order whether its interrogation practices
are objectionable. In an editorial (September 22,
2006), the Washington Post concluded that the abuse
can continue.

Polls show that Bush administration propaganda has
convinced a majority of inattentive Americans that
Iran is making nuclear weapons. Polls show that a
majority support an attack on Iran under this
circumstance. The neoconservatives and their media
allies have succeeded in causing the public to confuse
Iran's legal nuclear energy program with a weapons
program. 

The International Atomic Energy Agency, whose
inspectors pour over Iran's nuclear energy program for
signs of a weapons program, recently denounced a House
Intelligence Committee report as outrageous and
dishonest. Written by the Republican neocon staff,
the Republican report falsely alleges that Iran had
enriched uranium to weapons grade last April and that
the IAEA had removed a senior safeguards inspector to
keep the alleged breach of the Nuclear
Non-proliferation Pact secret. 

Once again neoconservatives have shown that they will
tell any and every lie to achieve their goal of
attacking Iran. Jingoistic anti-UN Bush supporters
will automatically believe the neocon lie and will
swallow right-wing talk radio claims that the UN is
protecting Iran's nuclear weapons program. As we
learned from the Iraq hysteria, facts and experts are
no impediment to the Bush administration' s lies.

Rumsfeld's neocon Pentagon has rewritten US war
doctrine to permit preemptive nuclear attack on
non-nuclear countries. As the