Re: [ppiindia] Tarik Ulur Sistem Pertahanan Indonesia
yg diributin bukan masalah beli 32 panser nya bos tapi CARA belinya... kalau CARAnya dah bener, mau beli seribu juga monggo... githu lo... On 9/25/06, Mas Bagong [EMAIL PROTECTED] wrote: Baru mau beli 32 panser aja udah diributin dari Sabang sampai Merauke... Korupsi besar-besaran nggak ada yang protes... Besok tentara kita suruh pakai bambu runcing aja... ngikutin nenek moyangnya... DG On 9/23/06, Sandy Dwiyono [EMAIL PROTECTED] wrote: Tarik Ulur Sistem Pertahanan Indonesia Oleh: Peter Phillipp dari Berlin Angkatan Laut adalah bagian terpenting dalam konsep pertahanan laut Indonesia. Namun TNI AL sendiri ibarat kehabisan nafas dalam menjaga wilayah perairan. Anggaran yang Minim atau lemahnya industri pertahanan Indonesia? Sistem pertahanan yang tangguh adalah salah satu bagian terpenting dari stabilitas demokrasi di Indonesia, terutama jika melihat kondisi geografis Indonesia yang merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia. Minimnya Anggaran Tak pelak angkatan laut menjadi salah satu bagian yang sangat penting dalam sistem pertahanan nasional. Pembelian empat kapal Korvett dari Belanda baru-baru ini, merupakan salah satu usaha pemerintah untuk menciptakan stabilitas keamanan di perairan Indonesia. Meskipun demikian, Tentara Nasional Indonesia (TNI) ibarat kehabisan nafas dalam menyokong konsep pertahanan Indonesia. Anggaran yang minim, kurangnya profesionalitas di tubuh TNI, dan berbagai masalah lain membuat kata keamanan di wilayah perairan ibarat hantu yang merongrong keamanan di Indonesia. Sulit untuk Menjaga Perairan Indonesia Bicara masalah pertahanan di Indonesia tak dapat dilepaskan dari sistem keamanan kawasan perairan Indonesia. Dengan wilayah laut yang luasnya empat sampai lima kali dari luas wilayah daratan, sudah sepantasnya jika Indonesia memiliki angkatan laut yang handal. Namun kenyataan berbicara lain. TNI Angkatan Laut cukup keteteran dalam mengamankan seluruh wilayah perairan Indonesia. Berita tentang pencurian sumber daya alam, penyeludupan, perompakan kapal, hingga hilangnya pulau-pulau terluar pun, kerap mengisi halaman-halaman surat kabar di Indonesia. Mulai dari pembajakan laut di Selat Malaka, pencurian ikan di Perairan Natuna dan Arafuru. Persenjataan Tidak Memadai Belum lagi pelanggaran perbatasan di wilayah pulau terluar Indonesia, seperti kawasan utara Papua, Pulau Miangas di Sangihe Talaud Sulawesi Utara, Pulau Nipah di perbatasan dengan Singapura, dan masih banyak lagi. Andi Wijayanto, pengamat militer dari Universitas Indonesia mengungkapkan kelemahan TNI AL: Peralatan persenjataannya masih di bawah yang diinginkan, karena 60 persen dari kapal perang Indonesia masih tergolong kepada kapal pendarat tank dan pasukan. Jadi bukan kapal tempur atau kapal pratoli. Sementara kesiapan kapal tempur atau pratoli hanya 40 persen. Dan sebagian besar juga tidak dilengkapi dengan peralatan sonar dan amunisi yang memadai. Jadinya dari sisi kesiapannya memang masih berada jauh dari yang diharapkan. Menurut data yang dikeluarkan Kompas, dari sekitar 113 kapal yang dimiliki TNI saat ini, rata-rata sudah berusia uzur. Tercatat 39 kapal berusia di atas 30 tahun, 42 kapal berusia antara 21 sampai 30 tahun, dan sisanya 24 kapal berusia antara 11 sampai 20 tahun. Rencatan Strategis TNI AL Pemerintah Indonesia bukannya tinggal diam dalam menghadapi masalah keamanan di wilayah perairannya. Tahun depan, TNI AL akan kedatangan dua kapal Korvett baru jenis Sigma dari Belanda. Kedua kapal baru ini dinamakan Diponegoro dan Hassanudin. Seluruhnya terdapat empat kapal Krovett yang dipesan Indonesia. Pembelian empat kapal patroli seharga sekitar 1,1 Miliar Dollar Amerika tersebut merupakan bagian dari rencana strategis TNI AL sampai tahun 2024. Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Slamet Soebijanto mengatakan di sela-sela acara pemberian nama untuk dua kapal korvett Indonesia: Karena kita sangat menyadari bahwa negara kita sangat besar. Jadi kita perlu kapal banyak. Kapal-kapal yang punya kemampuan yang meyakinkan itulah yang diharapkan mampu menjaga wilayah negara kita. Kekayaan laut kita sangat besar. Siapa lagi kalau bukan kita yang menjaganya. Dengan kedatangan kapal baru ini, saya kira sebagian bisa membantu memecahkan persoalan tersebut. Tapi belum cukup. Kita masih butuh banyak. Anggaran Persenjataan Alokasi anggaran pertahanan memang menjadi momok tersendiri bagi angkatan laut. Tahun ini pemerintah telah menetapkan anggaran pertahanan sebesar 28,2 triliyun Rupiah. Dari jumlah tersebut, sekitar 10,9 triliyun mengalir ke kantong angkatan darat. Sementara angkatan udara dan laut masing-masing mendapat anggaran dalam jumlah sama, yaitu hanya 4,3 triliyun rupiah. Padahal idealnya, Indonesia setidaknya memiliki 800 hingga 1000 kapal perang dan 50 sampai 60 Skuadron pesawat
[ppiindia] Kiat Di Masjid selama Bulan Suci Ramadhan
Kiat Di Masjid selama Bulan Suci Ramadhan Pada bulan suci ramadhan adakalanya kita setelah sahur hendak sholat berjamaah dirumah atau dimasjid, untuk itu diperlukan kiat-kiat untuk bisa menjalankan sholat berjamaahnya dengan baik maupun untuk menambah amal pahala dibulan suci ramadhan. Setelah bangun tidur, sahur sebaiknya membersihkan diri, ditekankan untuk menjalankan salat subuh secara berjamaah, baik di rumah sekeluarga atau di masjid bersama masyarakat banyak (terutama pria). Jika anda pergi ke masjid, maka adabnya adalah sebagai berikut: 1. Mengenakan pakaian yang bersih dan pantas, seperti yang dimaksud al Qur`an: Artinya: Wahai bani Adam, kenakanlah pakaianmu yang indah di setiap kali kamu memasuki masjid. (Q/7:31) 2. Tidak mengotori masjid, misalnya meludah dengan sembarangan. Menurut hadis Rasulullah: meludah di masjid adalah dosa, penebusnya ialah dengan menghilangkannya. 3. Menghindarkan diri dari bau tak sedap yang menggaggu orang lain, seperti bau jengkol, bau bawang, atau bau badan karena belum mandi dan sebagainya. Rasulullah bersabda: Barang siapa makan bawang putih, maka sekali-kali jangan mendekati masjid kami. (muttafaq `alaih) 4. Tidak membicarakan urusan bisnis, apalagi transaksi di dalam masjid, Rasulullah bersabda: Seandainya kalian itu penduduk di sini (bukan tamu) sungguh akan kucambuki kalian, karena kalian berteriak-teriak di masjid Rasulullah. (H.R. Bukhari) 5. Mengerjakan salat tahiyatal masjid, dua rakaat. Rasulullah bersabda: Apabila seseorang diantara kalian masuk masjid, maka janganlah duduk dulu sebelum salat dua rakaat. 6. Tidak meninggalkan masjid jika azan sudah dikumandangkan. Seperti yang dikatakan oleh hadis riwayat Abu Hurairah. 7. Memperpanjang jarak perjalanan ke masjid agar jumlah langkahnya lebih banyak, misalnya dengan mengambil rute yang berbeda- beda. Rasulullah bersabda: Barang siapa bersuci di rumahnya, lalu pergi ke salah satu masjid untuk menunaikan kewajiban salat fardlu, maka semua langkahnya yang satu menggugurkan dosanya dan yang lain mengangkat derajatnya. (H.R. Muslim) 8. Sepanjang perjalanan menuju ke masjid hendaknya membaca doa, seperti yang diajarkan oleh Rasulullah : Allahummaj `al fi qalbi nu ran, wafi lisa ni nu ran, waj `al fi sam 1I nu ran, waj `al fi basari nu ran, waj `al min khalfi nu ran, wa min ama mi nu ran, waj `al min fauqi nu ran, wamin tahti nu ran, Allahumma a`tini nu ran. Artinya: Ya Allah jadikanlah cahaya di hatiku dan di lidahku, jadikanlah pula cahaya di pendengaranku dan penglihatanku, ya Allah, jadikanlah cahaya dari belakangku dan dari hadapanku, jadikanlah pula cahaya dari atasku dan dari bawahku, ya Allah berikanlah kepadaku cahaya Mu. (muttafaq `alaih) 9. Memulai dengan kaki kanan ketika memasuki masjid, sambil membaca doa: Bismillahi was sala tu was sala mu `ala rasulillah. Allahumma iftah li abwa ba rahmatika Artinya: Dengan nama Allah, salawat dan salam kepada Rasulullah Nya, ya Allah bukakanlah kepadaku semua pintu rahmat Mu. (H.R. Muslim) 10. Saat ke luar dari masjid, mendahulukan kaki kiri, dan membaca doa: Bismillahi was sala tu was sala mu `ala rasulillahi Allahumma inni as`aluka min fadhlik Artinya: Dengan nama Allah, salawat dan salam kepada Rasulullah Nya, Ya Allah sesungguhnya aku mohon anugerah Mu. (H.R. Muslim) Wassalam, agussyafii http://mubarok-institute.blogspot.com *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[ppiindia] Ghibah dan Riya
Ghibah dan Riya Oleh Prof. DR. Achmad Mubarok MA* Didalam Bulan suci Ramadhan sebaiknya ghibah dan riya dihindarkan sebab selain merusak ibadah puasa juga merusak jiwa. Sebagaimana penyakit fisik mengenal komplikasi, penyakit hati juga mengenalnya. Demikian juga penyebab penyakit, baik penyakit fisik maupun penyakit hati juga ada penyebab dominannya. Dari itu maka dalam ilmu kesehatan dikenal slogan yang berbunyi : mencegah datangnya penyakit itu lebih baik dari pada mengobati, wiqayatussihhati khoirun minal `ilaj. Sumber dari penyakit hati adalah hubbud dunya wa karahiyat al maut, cinta dunia dan takut mati. Dunia disimbolkan dengan harta dan kekuasaan/pangkat (al mal wa al jah wa al riyasat). Demikian juga ghibah dan riya juga bersumber dari hal tersebut. Ghibah atau menggunjing adalah menceriterakan atau menyebutkan tentang seseorang tidak didepan orangnya atau secara gaib, satu hal yang jika didengar oleh orang yang bersangkutan pasti ia tidak menyukainya, meskipun yang dikatakan itu benar. Agama Islam mengajarkan agar kita hanya berbicara hal yang baik dan perlu, jika tidak ada hal baik yang perlu dikatakan maka sebaiknya diam(fal yaqul khoiran au liyashmut). Nabi mengajarkan agar jika kita berbicara maka pembicaraan itu merupakan perwujudan dari zikir, jika diam maka diamnya merupakan perwujudan dari berfikir dan jika melihat, maka penglihatannya itu merupakan perwujudan dari mengambil pelajaran (shumti fikran, wa nuthqy zikran, wa nazory `ibratan). Dalam perspektip ini maka pekerjaan menggunjing merupakan pekerjaan yang kontra produktip, yang menurut Al Gazali disebabkan oleh beberapa hal : 1. Menggunjing karena sedang menghilangkan rasa sebal kepada yang digunjing. 2. Karena sedang mendukung teman yang kebetulan lawan dari yang digunjing. 3. Merasa sedang dimusuhi oleh orang yang digunjing. 4. Ingin membersihkan diri dari anggapan orang tentang sesuatu yang tidak baik. 5. Ingin dianggap lebih tinggi dari orang lain. 6. Semata-mata karena dengki 7. Sekedar bergurau 8. Menganggap rendah orang yang digunjing 9. Karena kagum kepada yang digunjing 10. Karena kasihan kepada yang digunjing 11. Bisa juga karena marah, yang marahnya itu karena membela kebenaran. Pekerjaan menggunjing bukan hanya contra produktip dan menyakiti orang lajn, tetapi juga berdosa. Meski demikian ada gunjingan yang dibolehkan, yaitu : 1. Ketika melaporkan perbuatan kriminal kepada petugas berwenang. 2. Ketika meminta pertolongan untuk mencegah kemungkaran 3. Ketika menegur kelakuan orang lain (dakwah) atau ketika menjadi saksi demi menyelamatkan orang yang tak bersalah. 4. Ketika meminta fatwa tentang perbuatan yang perlu keterangan rinci. 5. Ketika menanyakan identitas seseorang (gelarnya, pangkatnya dsb.) 6. Ketika mengingatkan kepada orang lain agar hati-hati terhadap perilaku jahat yang jelas-jelas ia ketahuinya. Riya Sedangkan riya adalah melakukan sesuatu sekedar ingin dilihat atau dinilai oleh orang lain, bukan ikhlas karena Allah.. Jadi kebalikan dari riya adalah ikhlas. Dalam perspektip nilai amal, kualitas amal sangat ditentukan oleh keikhlasan. Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa orang Islam itu sia-sia, kecuali yang mukmin, yang mukminpun sia-sia kecuali yang pandai atau alim, tapi yang alimpun sia-sia kecuali yang beramal, dan yang beramalpun sia-sia kecuali yang ikhlas. (al Muslimun kulluhum halka illa al Mu'minun, wa al Mu'minun kulluhum halka illa al `limun, wa al `alimun kulluhum halka illa al `amilun, wa al `amilun kulluhum halka illa al mukhlisun). Sebagaimana penyakit fisik dapat mengakibatkan konplikasi, penyakit hati juga demikian. Dari cinta harta menjadi mencari gengsi, kemudian dengki, takabbur, riya, ghibah dan seterusnya. Bagaimana mengobati penyakit ghibah dan riya ? Penyakit ghibah dan riya sebenarnya merupakan eskalasi dari penyakit lain, oleh karena itu sebenarnya resep untuk mengobati penyakit itu harus dengan menggunakan terapi umum penyakit hati. Ada sebuah hadis tentang bagaimana mengobati penyakit hati, yang isinya sudah didakwahkan dalam bentuk lagu sejak zaman para wali hingga Cak Nun, yaitu yang berjudul Tamba ati.. Kata Cak Nun tamba ati (obat hati) itu ada lima perkara : 1. Kerjakan salat malam. 2. Zikir panjang diwaktu malam 3. Membaca Qur'an dengan merenungkan maknanya 4. Biasakan puasa (perut lapar) 5. Bergaul dengan orang saleh. Sedangkan pengobatan secara khusus ghibah, menurut para ulama ada tiga hal, yaitu : 1. Banyak membaca yang memperluas ufuk wawasan 2. Aktip interospeksi, muhasabah, sibuk mengurusi keburukan diri sendiri. 3. Memadukan ilmu dan amal. Sebagai illustrasi tentang kecenderungan manusia, ada hadis yang menceriterakan kisah Nabi Isa. Suatu hari Nabi Isa berjalan diringi oleh murid-muridnya melewati sebuah bangkai binatang yang sangat besar. Ketika sampai di tujuan, mereka ditanya oleh orang tentang apa yang telah dilihat di perjalanan. Seorang muridnya mengatakan bahwa ia melihat bangkai besar yang sangat menjijikkan. Yang lain mengatakan melihat
[ppiindia] Mengenang 100 Tahun Djawoto
(Tulisan ini juga disajikan dalam website http://perso.club-internet.fr/kontak.) Mengenang 100 Djawoto Peringatan « Mengenang 100 Tahun Djawoto 10 Agustus 1906-2006 » telah dilangsungkan di Diemen, Holland, pada tanggal 23 September 2006, dengan mendapat perhatian besar sekali dari banyak orang Indonesia, terutama yang tinggal di Holland, dan ada yang memerlukan datang dari Jerman dan Paris. Pertemuan untuk mengenang tokoh besar pers dan kewartawanan Indonesia ini diselenggarakan di bawah koordinasi Perhimpunan Dokumentasi Indonesia (negeri Belanda) yang dipimpin oleh Sarmaji. Yang patut diketahui oleh banyak orang (dan dicatat sebagai fenomena penting) adalah bahwa dalam pertemuan yang dihadiri oleh banyak sahabat dan mereka yang mengenal dari dekat dan jauh tokoh nasionalis kiri dan wartawan pendukung setia berbagai garis politik Presiden Sukarno ini, generasi muda Indonesia yang tinggal di Holland memainkan peran yang utama sekali. Boleh dikatakan bahwa seluruh penyelenggaraan pertemuan besar antar-generasi ini dilakukan oleh generasi muda (termasuk penyediaan makanan dan minuman serta hiburan). Dalam pertemuan besar untuk mengenang Djawoto ini berbagai peserta telah menguraikan banyak hal tentang sejarah hidup Djawoto sejak ia masih muda sebagai guru sekolah swasta (Taman Siswa, Pamong Putera, Cahaya Kemajuan), kemudian sebagai wartawan yang dalam jangka lama memimpin kantor berita nasional ANTARA. Banyak cerita juga telah diangkat mengenai peran pentingnya ketika ia menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Persatuan Wartawan Asia-Afrika (PWAA). Konferensi Wartawan Asia-Afrika (KWAA) dalam tahun 1963 di Jakarta, yang melahirkan PWAA adalah peristiwa bersejarah bagi dunia pers dan kewartawanan Indonesia, karena ini merupakan hasil perjuangan atau kerja susah payah para wartawan Indonesia yang menyokong politik Bung Karno dalam melanjutkan arti penting Konferensi Bandung. Periode kehidupan Djawoto sebagai Dutabesar RI untuk Republik Rakyat Tiongkok (antara 1964 dan 1966) untuk menjalankan missi yang diberikan oleh Presiden Sukarno dalam memupuk persahabatan antara negara dan rakyat Tiongkok dan Indonesia juga banyak disoroti dalam pertemuan peringatan ini. Banyak orang dibikin kaget (dan juga kagum) ketika Djawoto secara sukarela mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Dutabesar RI untuk RRT dalam tahun 1966, sebagai protes keras terhadap perlakuan yang dibikin oleh golongan militer di bawah Suharto terhadap Presiden Sukarno dan tindakan Angkatan Darat untuk menyeret Republik Indonesia ke kanan (ke kubu imperialis AS) Sesudah ia mencampakkan jabatannya sebagai Dutabesar ia kemudian terpilih kembali sebagai sekretaris jenderal PWAA yang sekretariatnya dipindahkan dari Jakarta ke Peking, dan memimpin organisasi internasional ini sampai ia bersama keluarganya pindah bermukim di Holland. Djawoto wafat pada tanggal 24 Desember 1992 di Holland dalam usia 86 tahun, dan dimakamkan di Amsterdam. Peringatan 100 Tahun Djawoto ini merupakan peristiwa penting bagi banyak kalangan di Indonesia (dan juga diluar negeri ) untuk mengingat atau mengetahui sejarah hidup tokoh nasionalis kiri yang sejak muda sudah berjuang menentang kolonialisme dan imperialisme dan yang dengan gigih dan setia mendukung dan melaksanakan politik Presiden Sukarno sampai wafatnya.. Dari sejarah hidup Djawoto nampak dengan jelas bahwa banyak aspek yang perlu diketahui oleh dunia pers dan kewartawanan Indonesia, terutama generasi mudanya, sebagai bahan pendidikan dan bacaan. Dalam rangka ini, patut disambut dengan hangat rencana Perhimpunan Dokumen Indonesia (di negeri Belanda ini) untuk mengumpulkan jadi buku segala hal yang berkaitan dengan peringatan 100 Djawoto ini. Di samping itu, sebagian dari bahan-bahan tentang pertemuan ini juga akan disajikan dalam website http://perso.club-internet.fr/kontak.) di bawah judul Mengenang 100 Djawoto A. Umar Said -- No virus found in this outgoing message. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.1.405 / Virus Database: 268.12.8/455 - Release Date: 22/09/2006 [Non-text portions of this message have been removed] *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to:
[ppiindia] [POETRY] NYAI RUGAYAH ( II )
NYAI RUGAYAH ( II ) Nyai Rugayah merenung hari, mencari kebajikan waktu diantara sang penuai amarah tiada dapat disentuhnya, tiada angin kenangan berhembus pasti ke ruang hatinya keindahan wajahnya tergurat pasti di masanya, namun tiada setitik bahasanya untuk jejak takdir yang membuainya dari rahim yang tiada diketahuinya semua terbuang! Jaratan yang binasa, lahirkan dendam kerinduan memaksa menghancurkan kenangan, di bumi yang kian mengurungnya tiada harapan setelah cintanya terkubur berhembus tajam di hasrat Mataram membelah pencariannya untuk sebuah kebajikan, Nyai Rugayah sisakan cintanya yang digenggamnya erat di sudut-sudut pemberontakan diantara kekuasaan bersaudara dimana mimpi kebajikan, setelah cinta mati bersamanya? diguratkan kata ini di hatinya September 2006, Leonowens SP - Get your own web address for just $1.99/1st yr. We'll help. Yahoo! Small Business. [Non-text portions of this message have been removed] *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[ppiindia] MENYIMAK MANUSIA (2)
Hindu Philosophical Concepts (2) Ahamkara From Wikipedia Ahamkara is a Sanskrit term that refers to egoism, that is the ego of one's self, the identification of one's own ego. It is the belief of self-consciousness or I-ness and the tendency to identify oneself with external phenomena, The I-maker. Even though it is not discussed in great detail in the Bhagavad Gita, Lord Krishna says to Arjun that it must be removed. Indian philosophy Hindu philosophy Samkhya | Nyaya | Vaisheshika | Yoga | Mimamsa | Advaita Vedanta | Vishishtadvaita | Dvaita | Carvaka | Logic | Idealism Jain philosophy Anekantavada Buddhist philosophy Shunyata PhilosophersGotama | Patanjali | Yajnavalkya | Kanada | Kapila | Jaimini | Vyasa | Nagarjuna | Madhavacharya | Kumarajiva | Padmasambhava | Vasubandhu | Adi Shankara| Ramanuja| Katyayana | More... Texts Yoga Sutra | Nyaya Sutra | Vaiseshika Sutra | Samkhya Sutra | Mimamsa Sutra | Brahma Sutra | Mûlamadhyamakakârikâ | More... Ahimsa From Wikipedia Hinduism Ahimsa is a religious concept which advocates non-violence and a respect for all life. Ahimsa (#2309;#2361;#2367;#2306;#2360;#2366; ahi#7745;sâ) is Sanskrit for avoidance of himsa, or injury. It is most often interpreted as meaning peace and reverence toward all sentient beings. Ahimsa is an important doctrine of Hinduism, Jainism, and Buddhism. Its first mention in Indian philosophy is found in the Hindu scriptures called the Upanishads, the oldest of which date to about 800 BCE.[citation needed] Ahimsa was introduced to the West by the Mahatma Gandhi.(dubious assertionsee talk page) Inspired by his actions, Western civil rights movements, led by such people as Martin Luther King Jr., engaged in non-violent protests. The more recent popularity of yoga and meditation in the West has also served to introduce many westerners to ahimsa and other Indian philosophical concepts. Nonviolent Communication, developed by Dr. Marshall Rosenberg and practiced and taught around the world, is inspired by Gandhi's example. Jainism Compassion for all life, human and non-human, is central to Jainism. Human life is valued as a unique, rare opportunity to reach enlightenment; to kill any person, no matter what crime he may have committed, is considered unimaginably abhorrent. It is the only religion that requires monks and laity, from all its sects and traditions, to be vegetarian. Some Indian regions have been strongly influenced by Jains and often the majority of the local non-Jain population has also become vegetarian. History suggests that various strains of Hinduism became vegetarian due to strong Jain influences. [citation needed] Gandhi Mahatma Gandhi drew many of his concepts of truth, nobility and ethics from the Bhagavad Gita and his personal love of Lord Rama, an avatara of God in the Hindu faith. Gandhi's concept of life and ahimsa, which led to his concept of satyagraha, or peaceful protest, primarily stem from his association with Hindu and Jain philosophy. [citation needed] Quotations from Gandhi on the subject: Nonviolence is the greatest force at the disposal of mankind. It is mightier than the mightiest weapon of destruction devised by the ingenuity of man.[citation needed] Literally speaking, ahimsa means non-violence towards life but it has much higher meaning. It means that you may not offend anybody; you may not harbor uncharitable thought, even in connection with those whom you consider your enemies. To one who follows this doctrine, there are no enemies. A man who believes in the efficacy of this doctrine finds in the ultimate stage, when he is about to reach the goal, the whole world at his feet. If you express your loveahimsain such a manner that it impresses itself indelibly upon your so-called enemy, he must return that love. This doctrine tells us that we may guard the honor of those under our charge by delivering our own lives into the hands of the man who would commit the sacrilege. And that requires far greater courage than delivering of blows.[citation needed] Ahimsa or non-injury, of course, implies non-killing. But, non- injury is not merely non-killing. In its comprehensive meaning, ahimsa or non-injury means entire abstinence from causing any pain or harm whatsoever to any living creature, either by thought, word, or deed. Non-injury requires a harmless mind, mouth, and hand. See also Satyagraha Nonresistance Pacificism Yamas Pancasila Karuna Ajivika From Wikipedia Ajivika is an anti-caste philosophy, which literally translates to following an ascetic way of life. The Ajivikas were contemporaries of the early Buddhists and historical Jains; the Ajivika movement may have preceded both of these groups, but may have been a more loosely organized group of wandering ascetics. Very little concrete information is known about the Ajivikas. Their scriptures and
[ppiindia] MENYIMAK MANUSIA (1) 5000 TAHUN
Hindu philosophical concepts Hinduism comprises a large array of religious and philosophical movements primarily found in the Indian subcontinent. Most of it is based on ideas that align with the Vedas and thus includes the six orthodox schools of Indian philosophy, known as the astika schools, or more generally as the six branches of Hindu philosophy. Vedanta, Yoga, Bhakti, Tantra are major parts of Hinduism en generale. In addition, many aspects of Vedic astrology, Ayurveda, Indian classical music and Bharatanatyam (South Indian classical dance) draw from Hindu philosophical concepts and/or systems. Subcategories There are 12 subcategories to this category shown below (more may be shown on subsequent pages). F [+] Four Yugas [+] Four goals of life [+] Four phases of life H [+] Hindu denominations H cont. [+] Hindu symbols M [+] Mantras S [+] Samkhya T [+] Tantra [+] Tantric chakras T cont. [+] Three kinds of karma V [+] Vedangas [+] Vedanta Pages in category Hindu philosophical concepts There are 146 pages in this section of this category. A Abhyasa Advaita Vedanta Aham Brahma asmi Ahamkara Ahimsa Ajivika Akasha Anahata Ankil Ap (water) Apaurusheyatva Arya Ashram Astika Atheism in Hinduism Atman (Hinduism) Avatar Avidya Avidyamaya and Vidyamaya Ayurveda Ayurveda-Agni B Bandhu Bhakti Bh#363;ta Bija Brahman C Carvaka Causal body Causal plane Chakra D Darsana Day of Brahma Dharma Dvaita F Five Graded Analogies of Bhakti G Gotra Guna H Harihara Hindu eschatology Hindu idealism Hindu philosophy Hindu units of measurement Hindu views on God and gender Hindu views on monotheism I Incarnation Ishta-deva Ishvara J Jagra J cont. Japa Jivanmukta Jivdani Mata Jnana K Kaharingan Kalki Karma Karma in Hinduism Kosas Kshatriya dharma L Lila Linga sarira Lingam Loka M Maharishi Vedic Science Mah#257;v#257;kyas Mandala Mantra Maya (illusion) Mayavada Mimamsa Moksha Monasticism Mudra Muhurta Mukti-yogyas N Negative theology Nirvana Nirvikalpa Nondualism Nyaya O Omnipresence P Para Tattva Parameshthin Parameshwara (God) Paramita Parampara Petal (chakra) Pralaya Pramana Prana Problem of evil Hindu answers to the problem of evil Punya Purvashrama R Rajas Reincarnation Rta S Sacred cow S cont. Sahasranama Samadhi Samkhya Sampradaya Samsara Samskara Sant Mat Sattva Shakti Shaktipat Shuddhashuddha tattvas Siddhanta Sloka meter Swapna T Tamas (philosophy) Tantra Tapa (India) Tapasvin Tapasya Tat Tvam Asi Tat tvam asi: advaita interpretation Tat tvam asi: vishishtadvaita interpretation Tattva Theopanism Third eye Tirtha and Kshetra Tithi Transmigration of the soul Trimurti Turiya T#257;patraya U Upadana Upadhi Upasana User:GourangaUK/sandbox V Vairagya Vaisheshika Vastu Shastra Vedanga Vedanta Videha mukti Vishishtadvaita Sri Vaishnavism Vital currents W Wheel of time Y Yoni Yoni mudra Yuga Yuga Dharma Categories: Hinduism | Religious philosophy and doctrine | Eastern philosophy KONSEP FILSAFAT HINDU Abhyasa, in Hinduism, is spiritual practice which is regular and constant practice over a long period of time. It has been prescribed by the great sage Patanjali Maharishi in his Yoga Sutras, and by Lord Krishna in the Bhagavad Gita as an essential means to control the mind together with Vairagya. ! Advaita Vedanta Part of a series on Hindu philosophy Schools Samkhya Nyaya Vaisheshika Yoga Purva Mimamsa Vedanta Schools of Vedanta Advaita Vishishtadvaita Dvaita Important figures Kapila Gotama Kanada Patañjali Jaimini Vyasa Medieval Adi Shankara Ramanuja Madhva Madhusudana Vedanta Desika
[ppiindia] MENYIMAK MANUSIA (1)
Hindu philosophical concepts From Wikipedia Hinduism comprises a large array of religious and philosophical movements primarily found in the Indian subcontinent. Most of it is based on ideas that align with the Vedas and thus includes the six orthodox schools of Indian philosophy, known as the astika schools, or more generally as the six branches of Hindu philosophy. Vedanta, Yoga, Bhakti, Tantra are major parts of Hinduism en generale. In addition, many aspects of Vedic astrology, Ayurveda, Indian classical music and Bharatanatyam (South Indian classical dance) draw from Hindu philosophical concepts and/or systems. Subcategories There are 12 subcategories to this category shown below (more may be shown on subsequent pages). F [+] Four Yugas [+] Four goals of life [+] Four phases of life H [+] Hindu denominations H cont. [+] Hindu symbols M [+] Mantras S [+] Samkhya T [+] Tantra [+] Tantric chakras T cont. [+] Three kinds of karma V [+] Vedangas [+] Vedanta Pages in category Hindu philosophical concepts There are 146 pages in this section of this category. A Abhyasa Advaita Vedanta Aham Brahma asmi Ahamkara Ahimsa Ajivika Akasha Anahata Ankil Ap (water) Apaurusheyatva Arya Ashram Astika Atheism in Hinduism Atman (Hinduism) Avatar Avidya Avidyamaya and Vidyamaya Ayurveda Ayurveda-Agni B Bandhu Bhakti Bh#363;ta Bija Brahman C Carvaka Causal body Causal plane Chakra D Darsana Day of Brahma Dharma Dvaita F Five Graded Analogies of Bhakti G Gotra Guna H Harihara Hindu eschatology Hindu idealism Hindu philosophy Hindu units of measurement Hindu views on God and gender Hindu views on monotheism I Incarnation Ishta-deva Ishvara J Jagra J cont. Japa Jivanmukta Jivdani Mata Jnana K Kaharingan Kalki Karma Karma in Hinduism Kosas Kshatriya dharma L Lila Linga sarira Lingam Loka M Maharishi Vedic Science Mah#257;v#257;kyas Mandala Mantra Maya (illusion) Mayavada Mimamsa Moksha Monasticism Mudra Muhurta Mukti-yogyas N Negative theology Nirvana Nirvikalpa Nondualism Nyaya O Omnipresence P Para Tattva Parameshthin Parameshwara (God) Paramita Parampara Petal (chakra) Pralaya Pramana Prana Problem of evil Hindu answers to the problem of evil Punya Purvashrama R Rajas Reincarnation Rta S Sacred cow S cont. Sahasranama Samadhi Samkhya Sampradaya Samsara Samskara Sant Mat Sattva Shakti Shaktipat Shuddhashuddha tattvas Siddhanta Sloka meter Swapna T Tamas (philosophy) Tantra Tapa (India) Tapasvin Tapasya Tat Tvam Asi Tat tvam asi: advaita interpretation Tat tvam asi: vishishtadvaita interpretation Tattva Theopanism Third eye Tirtha and Kshetra Tithi Transmigration of the soul Trimurti Turiya T#257;patraya U Upadana Upadhi Upasana User:GourangaUK/sandbox V Vairagya Vaisheshika Vastu Shastra Vedanga Vedanta Videha mukti Vishishtadvaita Sri Vaishnavism Vital currents W Wheel of time Y Yoni Yoni mudra Yuga Yuga Dharma Categories: Hinduism | Religious philosophy and doctrine | Eastern philosophy KONSEP FILSAFAT HINDU Abhyasa, in Hinduism, is spiritual practice which is regular and constant practice over a long period of time. It has been prescribed by the great sage Patanjali Maharishi in his Yoga Sutras, and by Lord Krishna in the Bhagavad Gita as an essential means to control the mind together with Vairagya. ! Advaita Vedanta Part of a series on Hindu philosophy Schools Samkhya Nyaya Vaisheshika Yoga Purva Mimamsa Vedanta Schools of Vedanta Advaita Vishishtadvaita Dvaita Important figures Kapila Gotama Kanada Patañjali Jaimini Vyasa Medieval Adi Shankara Ramanuja Madhva Madhusudana
Re: [ppiindia] Tibo dkk : Eksekusi Kami Didepan Umum!!
Anda mendapat data dari mana ??? Berdasarkan data demografi 1998, Poso mempunyai: luas wilayah (28 ribu kilometer persegi), jumlah penduduk (400.264 jiwa), pemeluk Islam (245.322), Protestan (143.249), Katolik (2.166), Hindu (8.030) dan Buddha (1.597). ( http://www.tempointeraktif.com/hg/timeline/2004/05/12/tml,20040512-03,id.html ). Sudah Pernah baca data dari DEPAG belum ini tak kasih tahu, Sulawesi Tengah, ( Data 2005 ) Islam = 1.577.511 ; Kristen = 322.314 ; Katolik = 23.829 ; Hindu = 77.292 ; Budha = 4.318 http://www.depag.go.id/index.php?menu=pagepageid=17 Yang benar2 mayoritas cuma di Papua, NTT, Sulut dan Bali ( Hindu ), apakah anda pernah dengar bahwa Mesjid ditutup oleh masa kayak di Jawa ini ??? dan siapa bilang damai, di Bekasi yang udah ada ijin pun di halang2i pembangunan Rumah Ibadahnya. Kok suka sebarkan fitnah tampa dasar ?? - Original Message - From: Mhoel To: ppiindia@yahoogroups.com Sent: Monday, September 25, 2006 9:22 AM Subject: Re: [ppiindia] Tibo dkk : Eksekusi Kami Didepan Umum!! Kl tidak ada pen-jihad itu, muslim di yg minoritas wilayah timur tentu sdh habis sementara kresten di wilayah barat hidup aman, tentram, dan damai di wilayah barat yang mayoritas muslim. - Original Message - From: Harry Adinegara [EMAIL PROTECTED] To: el seem [EMAIL PROTECTED]; forums ws [EMAIL PROTECTED]; tionghoa-net@yahoogroups.com; ppi india ppiindia@yahoogroups.com; prol proletar@yahoogroups.com Sent: Friday, September 22, 2006 7:22 PM Subject: [ppiindia] Tibo dkk : Eksekusi Kami Didepan Umum!! Di alam serba kumuhnya sikon ,ekonomi, politik dan keamanan, mengherankan aku :ada juga suara yang menyejukkan. Suara seorang individu yang tidak mau terhanyut oleh political correctness yang kumuh yang melanda negara/bangsa saat ini. Suara AS Hikam, anggota DPR dari partai PKB adalah suara perkecualian dari suara minor yang keluar dari hampir semua penggede/birokrat Indonesia dalam menangani problim negara saat ini. Rupanya tidaklah ber-lebih2an bahwa suaraku, si ikan kecil , wong cilik disini mengena telak obyeknya yakni ketidak tentuan pelaksanaan hukum di Indonesia. Salah satu postingananku pernah aku men-sinyalir bahwa apabila sampai Tibo di eksekusi itu adalah ibaratnya upaya appeasing fihak2 fundamentalis menjelang eksekusi(belum pasti) Amrozi cs. Juga AS Hikam mengeluh seperti ikan kecil disini, bahwa urusan Munir juga belum tuntas. Aku kira soal Munir juga akan disapu dibawah karpet. Yang sangat mengejutkan, juga berita yang menyebut bahwa Tibo cs dilarang untuk menerima sakramen terachir dan ibadah terachirpun dilarang disampaikan oleh kerabat dan pamilinya. Bagaimana nanti dengan Amrozi cs, apakah mereka tidak diperbolehkan sholat terachir menjelang eksekusi mereka? Rupanya kerusuhan di belahan Timur Indonesia,Sulawesi, Maluku, Irian bisa terjadi dan kelihatannya konflik agama dan etnis ini tidak akan terjadi apabila pemerintah2 mulai dari Gus Dur, Megawati dan SBY tegas melarang barisan pen-jihad ngelurook ke belahan Indonesia Timur. Siapa2 yang pegang kekuasaan dalam ketiga pemerintahan ini perlu dimintai tanggung jawabnya. Terutama birokrasi seperti Hankam/Polisi harus dimintai pertanggungan jawab yang membolehkan para penjihad pergi ke Indonesia Timur waktu itu. Harry Adinegara : AS Hikam: Eksekusi Tibo Perparah Ketidakpercayaan terhadap Yudhoyono [JAKARTA] Dipaksakannya eksekusi mati terhadap Tibo cs, semakin menambah daftar buruk penegakkan hukum, serta penanganan konflik, dan pengungkapan kasus secara tuntas di Indonesia. Lebih jauh, juga memperlihatkan ketidakadilan terhadap golongan minoritas, yang akan memperparah kekecewaan terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono . Demikian dinyatakan oleh AS Hikam, anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB), Rabu (20/9). Menurutnya, preseden buruk dalam penegakkan hukum di Indonesia itu tak perlu terjadi, andai Yudhoyono memiliki kearifan, serta ketegasan dalam menentukan kebijakan. Lebih lanjut, Hikam mengatakan keputusan eksekusi mati atas Tibo itu, terlihat lebih merupakan desakan dari pihak yang mengingkan adanya pertukaran, sebagai bentuk rasa keadilan. Mereka berpendapat kalau para terdakwa bom Bali dihukum, kenapa Tibo tidak, ucapnya. Seharusnya kasus pengeboman dilihat secara berbeda, ujarnya. Kasus-kasus konflik, yang meski terjadi melibatkan agama, tidak perlu digiring terlalu jauh dan dipertajam pada konflik antar agama. Tapi tetap harus dilihat dalam konteks penegakkan hukum, dan tidak mengabaikan prinsip-prinsip kemanusiaan dan keadilan. Hikam mengingatkan, bahwa proses penyelesaian konflik Poso harus dilakukan dengan tuntas. Terkait dengan Tibo, ada deretan pelaku serta aktor intelektual yang telah disebutkan secara gamblang, dan masih
[ppiindia] Re: *Islam: The Next American Religion?*
--- In ppiindia@yahoogroups.com, Satrio Arismunandar [EMAIL PROTECTED] wrote: *Islam: The Next American Religion?* *By Michael Wolfe* http://www.islamfor today.com/ wolfe3.htm *The U.S. began as a haven for Christian outcasts. But what religion fits our current zeitgeist? The answer may be Islam.* - Here you are: The Islamic States of America? by Daniel Pipes FrontPageMagazine.com September 23, 2004 The hardest thing for Westerners to understand is not that a war with militant Islam is underway but that the nature of the enemy's ultimate goal. That goal is to apply the Islamic law (the Shari`a) globally. In U.S. terms, it intends to replace the Constitution with the Qur'an. This aspiration is so remote and far-fetched to many non-Muslims, it elicits more guffaws than apprehension. Of course, that used to be the same reaction in Europe, and now it's become widely accepted that, in Bernard Lewis' words, Europe will be Islamic by the end of the century. Because of the American skepticism about Islamist goals, I postponed publishing an article on this subject until immediately after 9/11, when I expected receptivity to the subject would be greater (it was published in November 2001 as The Danger Within: Militant Islam in America). I argued there that The Muslim population in this country is not like any other group, for it includes within it a substantial body of peoplemany times more numerous than the agents of Osama bin Ladinwho share with the suicide hijackers a hatred of the United States and the desire, ultimately, to transform it into a nation living under the strictures of militant Islam. The receptivity indeed was greater, but still the idea of an Islamist takeover remains unrecognized in establishment circles the U.S. government, the old media, the universities, the mainline churches. Therefore, reading A rare look at secretive Brotherhood in America, in the Chicago Tribune on Sept. 19 caused me to startle. It's a long analysis that draws on an exclusive interview with Ahmed Elkadi, the Muslim Brotherhood leader in the United States during 1984-94, plus other interviews and documentation. In it, the authors (Noreen S. Ahmed-Ullah, Sam Roe, and Laurie Cohen) warily but emphatically acknowledge the Islamists' goal of turning the United States into an Islamic state. Over the last 40 years, small groups of devout Muslim men have gathered in homes in U.S. cities to pray, memorize the Koran and discuss events of the day. But they also addressed their ultimate goal, one so controversial that it is a key reason they have operated in secrecy: to create Muslim states overseas and, they hope, someday in America as well. Brotherhood members emphasize that they follow the laws of the nations in which they operate. They stress that they do not believe in overthrowing the U.S. government, but rather that they want as many people as possible to convert to Islam so that one dayperhaps generations from nowa majority of Americans will support a society governed by Islamic law. This Brotherhood approach is in keeping with my observation that the greater Islamist threat to the West is not violence flattening buildings, bombing railroad stations and nightclubs, seizing theaters and schools but the peaceful, legal growth of power through education, the law, the media, and the political system. The Tribune article explains how, when recruiting new members, the organization does not reveal its identity but invites candidates to small prayer meetings where the prayer leaders focus on the primary goal of the Brotherhood, namely setting up the rule of God upon the Earth (i.e., achieving Islamic hegemony). Elkadi describes the organization's strategic, long-term approach: First you change the person, then the family, then the community, then the nation. His wife Iman is no less explicit; all who are associated with the Brotherhood, she says, have the same goal, which is to educate everyone about Islam and to follow the teachings of Islam with the hope of establishing an Islamic state. In addition to Elkadi, the article features information from Mustafa Saied (about whose Muslim Brotherhood experiences the Wall Street Journal devoted a feature story in December 2003, without mentioning the organization's Islamist goals). Saied, the Tribune informs us, says he found out that the U.S. Brotherhood had a plan for achieving Islamic rule in America: It would convert Americans to Islam and elect like-minded Muslims to political office. They're very smart. Everyone else is gullible, Saied says. If the Brotherhood puts up somebody for an election, Muslims would vote for him not knowing he was with the Brotherhood. Citing documents and interviews, the Tribune team notes that the secretive Brotherhood, in an effort to acquire more influence, went above ground in Illinois in 1993, incorporating itself as the Muslim
[ppiindia] Re: Why some Britons are embracing Islam
--- In ppiindia@yahoogroups.com, Satrio Arismunandar [EMAIL PROTECTED] wrote: Islam's makeover Sep 21st 2006 , From The Economist print edition Why some Britons are embracing Islam - Really? Here you are: Unclear and present danger The public is still not fully aware of the gravity of the threat posed by Islamist extremists, Britain's anti-terror supremo tells Patrick Walters - --- September 23, 2006 BRITAIN'S top counter-terrorist cop has no doubt the nature of the threat has changed dramatically. Peter Clarke, Scotland Yard's 51- year-old head of counter-terrorism, talks with quiet resolution about the challenge of Islamist terrorism and how it has turned British policing upside down. People often say to Clarke how well placed the British authorities must be to deal with Islamist terror given their long experience of Irish Republican Army killers. No, he responds emphatically. It's a whole new ball game with no defined rules of engagement or carefully delineated boundaries. The current terrorist threat is almost the reverse of all those parameters, Clarke said in Canberra this week. What we see is global in origin, global in ambition, global in reach. The networks are loose, they are fluid and they are incredibly resilient, Clarke told a security conference. Defeating the threat demands a level of resources, including sustained surveillance, unprecedented in modern law enforcement. Unless you have pace and scale on your side, you will fail to deal with these terrorist conspiracies that we are currently seeing, he stressed. Clarke tells Inquirer the threat posed by radical Islamists in Britain is growing in scale and complexity. I think the only sensible conclusion is that it is ... because if you look at the pace of terrorist activity since 9/11, it's clearly unabated and there appears to be a consistency, almost a regularity, in the attack patterns. I don't want to sound unnecessarily gloomy, but I don't see many positive signs in terms of it being diminished. He points out that British authorities have managed to foil four or five attacks in the past 12 months. But the sad probability is that another attack will get through at some time. Clarke brings nearly 30 years of experience to his role as national co-ordinator for counter-terrorism investigations, having joined the Metropolitan Police in 1977 with a law degree from Bristol University. His postings included a stint in the late 1990s as commander of the royalty and diplomatic protection department, with responsibility for the security of the royal family, before taking on his present job at New Scotland Yard in 2002. Since 9/11 there has been a four-fold increase in the number of Metropolitan Police officers dedicated to investigating terrorism. In the next few weeks there will be a shake-up as Scotland Yard's anti-terrorist branch merges with the force's special branch to form a dedicated counter-terrorism command. That will be quite a historic change. It's a big move for us to do that, Clarke says. That will create a single large department as big as many medium-sized police forces in the UK, which will greatly enhance our capabilities. The Metropolitan Police will co-ordinate other counter-terrorism units across Britain's 43 separate local police forces, building surveillance, intelligence and analytical assets. Clarke says Britain's experience of Islamist terror, including last year's London bombings and the recently thwarted plot to blow up airliners flying to the US, is driving far-reaching changes in the way police now operate. It used to be that police would only intervene in the final stages of a terrorist plot, making arrests at or near the point of attack, with the strongest possible weight of evidence to put before a court. However, Clarke says the scale of the threat means we can no longer afford to wait until that moment. It's a complete shift in scale. Mentally we have had to completely change our response in terms of interdiction and intervention to prevent an increased risk to the public. Clarke says earlier action to pre-empt a mass casualty attack also dictates the need to engage closely with local communities as a key element of counter-terrorism strategy. He believes the British public is still not fully aware of the gravity of the threat posed by Islamist terror groups. This is despite the fact there are now 90 people awaiting trial on terrorism charges. We have a whole series of trials which over the coming months and years will unfold in the UK. When that hard evidence is produced the public are able to see what has been planned over the last months and years, that will contribute to their understanding of the threat. When Metropolitan Police discovered a cache of military training equipment in the Finsbury Park mosque in January
[ppiindia] Pikir Matang-matang Sebelum Nikahi Pria Tua!
Pikir Matang-matang Sebelum Nikahi Pria Tua! Rita Uli Hutapea - detikcom Kuala Lumpur - Hai para wanita muda, berpikirlah matang-matang sebelum bersedia dinikahi lelaki tua. Apalagi jika si pria memiliki anak-anak dari perkawinan terdahulunya. Demikian nasihat yang disampaikan Ketua Dewan Konsultasi Wanita Islam Malaysia Datuk Kamilia Ibrahim seperti diberitakan media Malaysia, Kosmo! dan dilansir kantir berita AFP, Senin (25/9/2006). Dikatakan perempuan Malaysia itu, bersuamikan duda yang usianya terpaut jauh bisa mendatangkan banyak tekanan. Entah itu masalah dengan keluarga dari pernikahan sebelumnya, masalah dengan keluarga pria dan persepsi masyarakat. Istri-istri muda harus menyadari bahwa akan ada tekanan emosional dan mereka harus menghadapi menurunnya kesehatan pasangan yang lebih tua, khususnya jika menyangkut tentang seks, kata Kamilia. Saat ini pernikahan antara perempuan muda dan pria tua memang tengah menjadi pergunjingan di Malaysia. Apalagi sejak perkawinan mahal penyanyi terkenal Siti Nurhaliza dengan Datuk K yang usianya terpaut jauh. Menurut seorang konselor perkawinan di Malaysia, Mahmood Hussein, para orangtua saat ini tampaknya bangga jika anak gadis mereka menikah dengan pria kaya yang lebih tua. Sebabnya, si anak akan mendapatkan kehidupan yang mapan. Di Indonesia sendiri perkawinan Mensesneg Yusril Ihza Mahendra dengan Rika Tolentino Kato tengah menjadi buah bibir. Bagaimana tidak, meski usia pak menteri sudah 50 tahun, dia berhasil memikat dan meminang seorang perempuan muda berusia 23 tahun yang lebih pantas menjadi putrinya. (ita) *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[ppiindia] Why some Britons are embracing Islam
Islam's makeover Sep 21st 2006 , From The Economist print edition Why some Britons are embracing Islam CONVERTS to Islam have an image problem. Women who don Islamic garb are often pitied for their submissive lives behind the veil. And a handful of converts, mostly men, have been implicated in terrorist plots. Even the pope has waded in: on September 12th he appeared to link Islam to violent conversion in a speech. He apologised five days later, after riots in many countries with Muslim populations. Some commentators in London , too, have taken to worrying that the British establishment is enthralled by Islam. They point to Joe Ahmed-Dobson, the son of a former government minister, and Yahya Birt, the son of a former BBC boss. These worries grew when it emerged last month that three of the 25 Muslims arrested on suspicion of involvement in a plot to blow up planes over London were new believers. And this, in turn, appeared to bear out a government report, leaked in July, which said that converts were being wooed by radical Muslims. Yet statistics to substantiate the fear that reds under the bed have been replaced by hordes of traitorous new Muslims are sparse. The 2001 census in Scotland , unlike the exercises in England and Wales , included a question on current and former religious beliefs. Yahya Birt, a research fellow at the Islamic Foundation, a think-tank in Leicester , established that 3% of Scottish Muslims were converts. He used those figures to estimate that in Britain as a whole around 14,200 believers are convertsonly 1% of the country's 1.6m Muslims. Converting Britons to Islam is hardly a boom industry, he says. Islam is one of the items in the supermarket of faiths, but the rate of conversion is not spectacular. Unlike some Christian sects, Islam eschews heavy proselytising. One group, the Islamic Propagation Society, is typically low-key in seeking converts. Its members set up trestle tables at weekends in several big cities and hand out leaflets. Umar Tate, its chief, says that media interest brings them good business. The pope's speech has attracted many to their stalls, he says. Academic insight into why Britons convert is also sparse. A researcher from Leeds University , Myfanwy Franks, questioned converts before and after the attack on America in September 2001. She suggests that the appeal of Islam is changing. Before that date many were drawn to Sufism, a mystical and relatively tolerant strand of Islam. Her work since then suggests that new converts prefer a more austere form of the religion. Rebecca Masterson, once Catholic, became a Muslim six years ago and has interviewed women converts for a research project at London University . Some embrace Islam, she said, because in an increasingly raunchy Britain they dislike being seen as sexual objectsthe veil frees them from the male gaze. Many male converts, who include men of Afro-Caribbean stock, prize the Muslim family model in which men are idealised as dignified providers and protectors, she says. Other studies suggest that Islam has helped people escape from drugs and alcohol. Men are more likely than women, it seems, to react against British policy in the Middle East by embracing a violent form of Islam. Many converts praise the recent mini-industry that has sprung up to help them adapt. There are now New-Muslim projects in most British cities. Miss Masterson says that her life has changed completely since her conversionshe wears a headscarf and gown, and would rather socialise with Muslim sisters than spend time unchaperoned with men. Luckily for single converts, a number of matrimonial agencies offer help to those seeking love. The New-Muslim project in Leicester offers advice on coming out as a believer to non-Muslim relations, who are often appalled by the news. It offers guidance on dress and practices such as ritual washing and hair removaland on including non-Muslims in weddings and funerals. On September 20th the home secretary, John Reid, was heckled at a meeting with Muslim parents by an angry convert, Abu Izzadeenhardly the peaceful image of Islam that most Muslims are after. Converts of any sort tend towards an excess of zeal. But not all doand they might be the very people to bridge the increasingly dangerous gap between Britain 's Muslim minority and its nervous mainstream. The pope and Islam When the heavens open Sep 21st 2006 | ROME From The Economist print edition An ill-judged quotation about Islam has obscured a more serious message HE HAD to wait six centuries, but Emperor Manuel II Palaeologus has his revenge. Manuel, who ruled the Byzantine empire in 1391-1425, ended his days after signing a humiliating peace with the Ottoman Turks, the rising Muslim power of his day, who within three decades of his death would destroy the empire entirely. In a university lecture at Regensburg on September 12th, Pope Benedict XVI conjured
[ppiindia] Muhammad's Sword
*Muhammad's Sword by Uri Avnery GUSH SHALOM* http://zope. gush-shalom. org/home/ en/channels/ avnery/115909481 3 *23-09-2006 * Since the days when Roman Emperors threw Christians to the lions, the relations between the emperors and the heads of the church have undergone many changes. Constantine the Great, who became Emperor in the year 306 - exactly 1700 years ago - encouraged the practice of Christianity in the empire, which included Palestine. Centuries later, the church split into an Eastern (Orthodox) and a Western (Catholic) part. In the West, the Bishop of Rome, who acquired the title of Pope, demanded that the Emperor accept his superiority. The struggle between the Emperors and the Popes played a central role in European history and divided the peoples. It knew ups and downs. Some Emperors dismissed or expelled a Pope, some Popes dismissed or excommunicated an Emperor. One of the Emperors, Henry IV, walked to Canossa, standing for three days barefoot in the snow in front of the Pope's castle, until the Pope deigned to annul his excommunication. But there were times when Emperors and Popes lived in peace with each other. We are witnessing such a period today. Between the present Pope, Benedict XVI, and the present Emperor, George Bush II, there exists a wonderful harmony. Last week's speech by the Pope, which aroused a world-wide storm, went well with Bush's crusade against Islamofascism , in the context of the Clash of Civilizations . IN HIS lecture at a German university, the 265th Pope described what he sees as a huge difference between Christianity and Islam: while Christianity is based on reason, Islam denies it. While Christians see the logic of God's actions, Muslims deny that there is any such logic in the actions of Allah. As a Jewish atheist, I do not intend to enter the fray of this debate. It is much beyond my humble abilities to understand the logic of the Pope. But I cannot overlook one passage, which concerns me too, as an Israeli living near the fault-line of this war of civilizations . In order to prove the lack of reason in Islam, the Pope asserts that the prophet Muhammad ordered his followers to spread their religion by the sword. According to the Pope, that is unreasonable, because faith is born of the soul, not of the body. How can the sword influence the soul? To support his case, the Pope quoted - of all people - a Byzantine Emperor, who belonged, of course, to the competing Eastern Church. At the end of the 14th century, the Emperor Manuel II Palaeologus told of a debate he had - or so he said (its occurrence is in doubt) - with an unnamed Persian Muslim scholar. In the heat of the argument, the Emperor (according to himself) flung the following words at his adversary: Show me just what Mohammed brought that was new, and there you will find things only evil and inhuman, such as his command to spread by the sword the faith he preached. These words give rise to three questions: (a) Why did the Emperor say them? (b) Are they true? (c) Why did the present Pope quote them? WHEN MANUEL II wrote his treatise, he was the head of a dying empire. He assumed power in 1391, when only a few provinces of the once illustrious empire remained. These, too, were already under Turkish threat. At that point in time, the Ottoman Turks had reached the banks of the Danube. They had conquered Bulgaria and the north of Greece, and had twice defeated relieving armies sent by Europe to save the Eastern Empire. On May 29, 1453, only a few years after Manuel's death, his capital, Constantinople (the present Istanbul) fell to the Turks, putting an end to the Empire that had lasted for more than a thousand years. During his reign, Manuel made the rounds of the capitals of Europe in an attempt to drum up support. He promised to reunite the church. There is no doubt that he wrote his religious treatise in order to incite the Christian countries against the Turks and convince them to start a new crusade. The aim was practical, theology was serving politics. In this sense, the quote serves exactly the requirements of the present Emperor, George Bush II. He, too, wants to unite the Christian world against the mainly Muslim Axis of Evil. Moreover, the Turks are again knocking on the doors of Europe, this time peacefully. It is well known that the Pope supports the forces that object to the entry of Turkey into the European Union. IS THERE any truth in Manuel's argument? The pope himself threw in a word of caution. As a serious and renowned theologian, he could not afford to falsify written texts. Therefore, he admitted that the Qur'an specifically forbade the spreading of the faith by force. He quoted the second Sura, verse 256 (strangely fallible, for a pope, he meant verse 257) which says: There must be no coercion in matters of faith. How can one ignore such an unequivocal statement? The Pope simply argues that this commandment was laid down by the prophet when
[ppiindia] Joy of Sex ala Tao - Bag. 3
Pertama perlu diketahui, bahwa apa yang saya tulis ini bukannya hasil dari terjemahan, disamping itu teori yang ditulis disini hampir semuanya pernah dipraktekan sendiri oleh mang Ucup jadi bukannya hanya sekedar ngomong doang dengan sistem try error. Orang bisa main golf berjam-jam, tetapi untuk permainan yang lebih indah dan lebih menyenangkan hanya bisa bertahan beberapa menit saja. Masalahnya mereka melakukan hubungan seks dalam keadaan serba tergesa-gesa. Ini adalah kesalahan yang paling besar dan paling utama. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa sekarang ini kita sudah memasuki era yang serba instant, tetapi janganlah sekali-sekali menyamakan istri sendiri seperti Indomie dimana sekali siram sudah siap dilahap begitu. Lihat saja walaupun mobil sport sekalipun, kita tidak bisa langsung tancep ke persneling lima, peningkatannya harus perlahan. Rajang tidak bisa disamakan seperti srikuit Sentul tempatnya balapan dimana kita ingin saling buruan mencapai garis Finish. Hampir semua orang menilai bahwa seks itu nikmat, tetapi sayangnya jarang ada yang benar-benar bisa dan mau menikmatinya secara perlahan. Disamping itu kita harus merobah pola pikir kita. Banyak orang menilai bahwa seks itu haram, kotor, dosa dan bersifat kedagingan ini tidak benar. Manusia terdiri dari rohani dan jasmani yang tidak bisa dipisahkan antara satu dengan yang lain. Seperti juga pepatah Mens sana in corpore sano - Jiwa yang sehat dalam tubuh yang sehat, jadi apabila tubuh kita tidak sehat jangan harap jiwanya sehat. Kepuasan rohani baru bisa tercapai apabila kepuasan kedagingan terpenuhi. Jadi Yin dan Yang itu harus selalu selaras dan seimbang. Make Love itu sebenarnya ibadah dan ranjang adalah tempat ibadahnya. Jadi bersanggama itu tidaklah haram melainkan sesuatu yang sakral, karena ini adalah karunia dari Sang Pencipta. Hal ini pulalah yang membedakan kita dengan binatang, mereka bersanggama hanya sekedar untuk berkembang biak; sedangkan manusia untuk mendapatkan kenikmatan. Tidak ada mahkluk lainnya di dunia ini yang memiliki ratusan teknik dan cara untuk bersanggama seperti halnya manusia. Pada saat kita melakukan esek-esek apa saja halal untuk dilakukan jadi tidak ada yang haram ataupun tabu, selama ini tidak merusak kesehatan dan tidak menyakiti perasaan maupun bandannya dari pasangan kita. Terkecuali ia merasa senang dan ingin disakiti seperti mereka yang mengidap seks sadomasokisme. Seperti yang saya tulis dalam artikel sebelumnya bersanggama itu seperti juga melakukan meditasi dimana kita berusaha untuk meleburkan diri kita dengan Sang Pencipta sedangkan dalam soal seks kita meleburkan diri kita menjadi sedaging dengan pasangan kita. Dan cobalah jawab sendiri apakah mungkin saya bisa meleburkan diri saya dengan pasangan saya apabila ada bagian dari tubuh bagian badannya dimana saya merasa jijik? No wey-lah! Kita baru bisa menjadi sedaging, apabila saya sudah bisa mengasihi dan melihat tubuhnya pasangan saya seperti tubuh diri saya sendiri. Apakah anda merasa jijik terhadap tangan atau kaki anda sendiri saya yakin tidak! Semua anggota badan dari pasangan saya, harus bisa saya kasihi dan cintai seperti juga tubuh diri saya sendiri, jadi tidak ada satu bagianpun yang saya anggap jijik ataupun kotor. Milikmu adalah miliku juga, apabila persyaratan ini terpenuhi baru anda bisa melebur menjadi sedaging dengan pasangan anda. Kita harus menghormati hal-hal yang tidak disenangi oleh pasangan kita. Sebagai contoh mang Ucup anti bawang putih, begitu saya mengendus bau bawang putih dari mulut pasangan saya jangan harap saya tertarik ataupun mau untuk bersanggama lagi dengan dia. Seandainya pasangan anda tidak senang akan bau keringat; mandilah terlebih dahulu, walaupun tidak bisa dipungkiri banyak orang bahkan senang mengendus bau keringat dari pasangannya. Hal ini semuanya baru bisa kita ketahui apabila kita saling terbuka dengan pasangan kita. Jadi hal-hal yang kecil atau kelihatannya sepele, tapi ini bisa menentukan kepuasan kita bersanggama. Percayalah hal-hal tersebut bisa membuat pasangan kita jadi terangsang atau kebalikannya. Usahakanlah pada saat kita mau bermain, pikiran kita dikonsentrasikan sepenuhnya untuk permainan ini. Hal-hal yang bisa menggangu sebaiknya disingkirkan, HP dipadamkan, dan lihatlah dahulu apakah bayi sudah tidur nyenyak. Bahkan tidak ada salahnya walaupun kita sudah kawin puluhan tahun sekalipun, sekali-sekali pergi menyewa kamar di hotel, tidak perlu keluar kota di dalam kota pun tidak jadi masalah. Yang penting ditempat yang tenang dan dalam suasana yang beda dari keadaan sehari-hari. Tentu hal ini hanya sebagai selingan saja. Saya akhiri dahulu tulisan ini sambil menyanyikan lagu Tonight I celebrate my love for you - Besok disambung selama ini belum membosankan, tapi kalho udah bosan mohon di Prit! Mang Ucup menerima banyak kiriman email dari kaum istri dimana mereka mohon agar serie artikel ini sebaiknya dibaca juga oleh suami mereka, tetapi tidak tahu bagaimana caranya. Usul mang
[ppiindia] [POETRY] MEDELLIN VALENTINEZ ( III )
MEDELLIN VALENTINEZ ( III ) Oh, di saat ini terdapat dinding kokoh diantara ketegarannya, berbisu! kuasanya, menghantar sebuah nafas Membatas awan-awan kerinduan yang melayang perlahan membuai tatapan mata merayu keraguan Cinta? menyelinap ragu disana Apa yang kau rayu dihamparan sepi hatiku? adakah awal nafas pencarianku tentangmu, tinggalkan senyum disisiku? begitu manisnya rasamu, kau rajam sebuah tanya Oh, Medellin bergulat meraba waktu! membelah hari, menggiring asaku di saat ketiadamenentuan rasa Cinta? manisnya keraguan disana September 2006, Leonowens SP - Get your email and more, right on the new Yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed] *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[ppiindia] [Dokumen Tercecer]: SEPINTAS Gerakan Wanita Indonesia Dalam Perkembangan Sejarah (5 - selesai)
SEPINTAS Gerakan Wanita Indonesia Dalam Perkembangan Sejarah (5 - selesai) Oleh Rusiyati B. Periode Diktator Militer 1965 Saya rasa tidak perlu lagi diuraikan disini, bahwa berkuasanya regim militer yang dipimpin oleh Jendral Suharto ini, karena setelah melewati satu juta lebih mayat-mayat kaum komunis dan rakyat progresif lainnya, dan setelah menjebloskannya di penjara dan tempat pengasingan 3 juta lebih wanita dan laki-laki progresif, termasuk Sukarno, serta setelah menebar sengsara dan derita jutaan keluarga dan anak-anak yang tersebar diseluruh daerah-daerah di tanahair kita. Pembunuhan massal diluar batas-batas perikemanusiaan terbesar pada abad 20 ini yang dibantu sepenuhnya oleh CIA itu anehnya tidak begitu mendapat perhatian dunia kita yang katanya beradab ini. Sampai sekarang, 25 tahun setelah kejadian, peristiwa eksekusi pada para tahan politik yang masih berlanjut sangat menyedihkan itu, masih mendapat sorotan untuk dilakukan pengungkakapan-pengungkapan yang serieus. Bagaimanakah sumbangan kita yang berada di luarnegeri ini untuk bisa ikut serta dalam menggoyahkan dan membongkar benteng diktatur militer Suharto, padahal eksistensi diktatur militer di dunia kini sudah tidak populer. Dalam rangka peringatan seperempat abad pembunuhan massal di Indonesia, sudah banyak kegiatan di Amsterdam. Bukan maksudnya untuk pada pertemuan kita ini mengadakan lezing mengenai 25 tahun rezim militer Suharto, tapi bagaimana kelanjutan dari perkembangan gerakan wanita di Indonesia sejak periode 1965. Untuk itu saya hanya mengetengahkan pendapat dua orang yang telah mengadakan riset (dalam rangka pekerjaan NGO) Wardah Hafids dan Tati Krisnawaty yang tercantum dalam bukunya Perempuan dan Pembangunan bulan Oktober 1989 sebagai berikut: Sejak golongan militer mendominasi panggung kekuasaan pemerintahan Orde Baru, partisipasi politik masyarakat melalui organisasi politik dan organisasi sosial semakin terbatas dan dikendalikan. Karena itu, nampaknya tidaklah terlalu meleset jika dinyatakan bahwa arti sebenarnya dari istilah demokrasi Pancasila tersebut adalah semakin dominannya peran pemerintah dalam hampir semua aspek kehidupan masyarakat. Atas nama tuntutan pembangunan ekonomi yang dinyatakan sebagai sarat utama membutuhkan stabilitas politik, pemerintah menerapkan beberapa kebijakan bagi organisasi-organisasi massa termasuk organisasi perempuan. Dalam hal ini, kebijakan utama yang dikenakan pada organisasi perempuan adalah dilakukannya penyempitan jumlah, pemusatan organisasi, penyatuan koordinasi, dan uniti jenis program. Secara umum, akibat fusi artifisial yang dilakukan oleh partai-partai politik kedalam dua partai adalah melemahnya efektivitas peran mereka dalam kehidupan berpolitik negara karena keduanya diliputi krisis intern yang berlarut. Perannya secara kualitatif dan geografis pun makin berkurang. Sekarang wakil- wakilnya tidak lagi duduk dalam eksekutif dan tidak ada perwakilannya di daerah pedesaan akibat diberlakukannya prinsip massa mengambang. Kemungkinan adanya oposisi baik dari individu, kelompok sosial, maupun partai politik juga ditiadakan. Walaupun akhir-akhir ini presiden Suharto sering kali menyatakan bahwa pemerintah selalu terbuka terhadap kritik dan mengajak masyarakat untuk ikut serta melakukan kontrol atas jalannya pemerintahan, namun pada prakteknya hal itu hampir-hampir tidak dimungkinkan. Hukum pidana subversi seringkali digunakan untuk mengadili mereka yang melakukan kritik yang bersifat kontrol terhadap pemerintah. Pengaturan dan kontrol akhirnya juga dilakukan pemerintah terhadap kaum perempuan, yang jumlahnya lebih dari separuh jumlah penduduk. Untuk keperluan ini pemerintah mengesahkan dan mendukung tiga organisasi utama: PKK, Dharma Wanita dan Dharma Pertiwi. PKK, Pembinaan Kesejahteraan Keluarga: diperuntukkan bagi para ibu rumahtangga yang bukan istri pegawai negeri atau tentara, baik didaerah pedesaan mapun perkotaan... Dharma Wanita adalah organisasi yang dimaksudkan bagi para istri sipil, sedangkan Dharma Pertiwi adalah wadah berorganisasi bagi para istri tentara dan polisi. Kegiatan ke tiga organisasi ini disamping untuk mengabdi program-program pemerintah, juga untuk kaum perempuan lainnya, dikoordinasikan oleh Mentri Negara Urusan Wanita. Ekspansi gerak organisasi-organisasi bentukan pemerintah di atas dan lembaga resmi yang mengkoordinasikannya, ditunjang oleh peraturan pemerintah sebagai kekuatan dominan. Keberadaan kekuatan dominan tersebut telah menyulitkan daya hidup dan ruang gerak organisasi-organisasi perempuan yang telah sejak lama hidup di masyarakat. Dengan demikian, akhirnya pada masa Orde Baru ini muncul dua jenis organisasi perempuan, yaitu organisasi pemerintah dan non-pemerintah. Perkembangan terakhir ini menandai terjadinya polarisasi secara tegas dalam gerakan perempuan serta berlangsungnya proses penyempitan ruang gerak
Re: [ppiindia] Inikah Ajaran Kristen? Fwd: [media-dakwah] Protes Eksekusi Tibo Cs, Massa Bakar Rumah Kajari Atambua
Masalahnya di situlah Mhoel, anda sekalian melihat bahwa Tibo Cs itu bersalah, sementara mereka itu sangat yakin Tibo Cs tidak bersalah. Aneh bukan Tibo Cs yang secara etnis dan agama adalah minoritas bisa jadi master mind kerusuhan di Poso. Pihak yang berantem mayoritas adalah Kristen dan Islam. Dan banyak fakta lain yang masih belum diklarifikasi dengan jelas... Jaksa Agung sendiri saja pernah dissenting opinion waktu jadi hakim agung. .. siapa sih yg masih percaya hukum Indonesia... Jadi Mas pendeknya mereka marah bukan karena hendak membela pembunuh, tetapi orang-orang desa yang terzalimi.. Orang-orang Islam yg sering teriak-teriak karena terzalimi, seharusnya mudah mengerti sudut pandang ini. Akhir kata, kebanyakan dari kami juga tidak menghendaki kekerasan, spt itu.. syukur dalam 1 hari kemarahan bisa direda.. Salut buat pemuka-pemuka agama di NTT. Salam Bobby B Mhoel [EMAIL PROTECTED] wrote: Kemarahan anda itu menunjukan pembelaan anda ke Tibo... dan sdh tahu anda juga bagian dari mereka seiman lah... Umat Islam tidak ada tuh yg bela-belain Amrozy CS. Tidak ada yg bakar2an ketika seorang penjahat kemanusiaan dihukum mati Karena sdh mengaku dia yg melakukan yah,, terima saja hukumannya, dan mereka pun sdh siap dihukum mati - Talk is cheap. Use Yahoo! Messenger to make PC-to-Phone calls. Great rates starting at 1¢/min. [Non-text portions of this message have been removed] *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Islam nasibmu kini... kacian deh lu! Re: [ppiindia] Tibo dkk : Eksekusi Kami Didepan Umum!!
Itulah Mas Bud, si Nizami Boy, Al Bad Boy, dan sekarang Mhoel Boy, mereka-mereka ini memang sukanya cari permusuhan.. berdiskusinya pun gaya kampung, tidak berkelas sama sekali.. Beraninya mereka ngaku Islam..Cuman sayang sedikit Islam berkelas yang berani protes agamanya dibajak orang-orang yang sukanya menipu, dan memanipulasi fakta. Minoritas dibilang mayoritas.. he.he.he.. Islam sebuah agama besar, namun sayang makin banyak umatnya yang berjiwa kecil.. . mereka teriak-teriak saja karena banyak bule yang berprasangka pada mereka, mereka tak menyadari bahwa sumber prasangka JUGA ada pada mereka. Islam nasibmu kini... kacian deh lu! Bobby B BUD'S [EMAIL PROTECTED] wrote: Anda mendapat data dari mana ??? Berdasarkan data demografi 1998, Poso mempunyai: luas wilayah (28 ribu kilometer persegi), jumlah penduduk (400.264 jiwa), pemeluk Islam (245.322), Protestan (143.249), Katolik (2.166), Hindu (8.030) dan Buddha (1.597). ( http://www.tempointeraktif.com/hg/timeline/2004/05/12/tml,20040512-03,id.html ). Sudah Pernah baca data dari DEPAG belum ini tak kasih tahu, Sulawesi Tengah, ( Data 2005 ) Islam = 1.577.511 ; Kristen = 322.314 ; Katolik = 23.829 ; Hindu = 77.292 ; Budha = 4.318 http://www.depag.go.id/index.php?menu=pagepageid=17 Yang benar2 mayoritas cuma di Papua, NTT, Sulut dan Bali ( Hindu ), apakah anda pernah dengar bahwa Mesjid ditutup oleh masa kayak di Jawa ini ??? dan siapa bilang damai, di Bekasi yang udah ada ijin pun di halang2i pembangunan Rumah Ibadahnya. Kok suka sebarkan fitnah tampa dasar ?? - Original Message - From: Mhoel To: ppiindia@yahoogroups.com Sent: Monday, September 25, 2006 9:22 AM Subject: Re: [ppiindia] Tibo dkk : Eksekusi Kami Didepan Umum!! Kl tidak ada pen-jihad itu, muslim di yg minoritas wilayah timur tentu sdh habis sementara kresten di wilayah barat hidup aman, tentram, dan damai di wilayah barat yang mayoritas muslim. Recent Activity 4 New Members Visit Your Group SPONSORED LINKS Indonesia Cultural diversity God bless Indonesian languages Indonesian language course Yahoo! Mail Get on board You're invited to try the all-new Mail Beta. Y! Messenger Instant hello Chat in real-time with your friends. Need traffic? Drive customers With search ads on Yahoo! . - Do you Yahoo!? Get on board. You're invited to try the new Yahoo! Mail. [Non-text portions of this message have been removed] *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Mbak Aris Re: [ppiindia] Re: Alhamdulillah quot;Santaquot; Tibo Sudah Dihukum Mati...:)
Mbak Aris, anda ingin diskusi yang enak dan seimbang...bagaimana si Nizami yg sudah saya buktikan sbg maling?? Jelas sekali bahwa anda ini sangat ideologis. Majalah TEMPO, KOMPAS, Media Indonesia.. bagaimanapun tidak bisa dibandingakn dgn SABILI yang sukanya memanas-manasi permusuhan antar agama.. Jelas pula TEMPO, KOMPAS, MEDIA INDONESIA dari redaksi sampai wartawannya beragama macam-macam.. yang jelas SABILI kebanyakan mengajak pembaca membenci agama lain.. menyamakan Kristen dgn Imperialis Bush, tapi kalau Islam disamakan dgn teroris tidak mau, tapi menyamakan agama lain dng barang jelek seenaknya... Maaf Mbak Aris, jelas anda sangat ideologis.. Salam Bobby B aris solikhah [EMAIL PROTECTED] wrote: Mas BUdi, Lihatlah sumber yang mas baca dan ideologi apa? Koran Tempo memiliki idealisme, begitu pula Kompas, Media Indonesia. Kalau mas membaca Koran Tempo akan menemukan perbedaan kosakata pada surat kabar Republika atau Sabili. ^_^ atau bahkan beda dengan surat kabar Suara Pembaruan atau Sinar Harapan. Media Apa yang Anda baca akan memilih kata atau diksi tergantung sebeberapa kepentigannya sesuai dengan idealisme masing-masing. Bagaimana kalau Anda misalnya membaca semua koran. Saya bersyukur kantor kami berlangganan semua media cetak baik lokal dan Nasional Ada, maka saya jamin seringkali untuk satu berita akan berbeda diksinya. Begitu pula mas Nizami. ^_^. Ini membuat kita kritis dan seimbang, minimal jangan ditelan mentah-mentah.. Jadi jangan saling menyalahkan, tapi perlu ditunjukkan referensinya apa. Sehingga diskusi jadi enak Salam hangat, aris Recent Activity 8 New Members Visit Your Group SPONSORED LINKS Indonesia Cultural diversity God bless Indonesian language course Indonesian language learn Need traffic? Drive customers With search ads on Yahoo! Yahoo! Mail Drag drop With the all-new Yahoo! Mail Beta Y! Messenger Make free calls Call PC-to-PC worldwide- free! . - Talk is cheap. Use Yahoo! Messenger to make PC-to-Phone calls. Great rates starting at 1¢/min. [Non-text portions of this message have been removed] *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[ppiindia] Re: Inikah Ajaran Kristen? Fwd: [media-dakwah] Protes Eksekusi Tibo Cs, Massa Ba
Jadi penasaran juga... SAya pernah baca dimana ya.. bahwa Tibo cs. ini MENGAKU melakukan pembantaian thd warga pesantren tsb. Dan memang dia kemudian menyebut nama 16 tokoh yang menjadi dalangnya. Tolong konfirmasi berita ini. Kalau itu benar, maka saya pikir -sesuai hukum positif RI- maka tidak ada yang salah kalau Tibo cs ini dijatuhi hukuman mati. Toh dia mengaku melakukan eksekusi massa tsb. yang membuat saya bingung: 1. protes ini karena Tibo cs. dianggap TIDAK bersalah sebagai PEMBUNUH? 2. atau Tibo cs. dianggap bersalah sebagai eksekutor tapi kenapa 16 tokoh yg disebutnya tidak diusut? 3. atau karena tidak mau ada hukuman mati di Indonesia? Saya sendiri menganggap hukuman mati masih layak diberlakukan pada kasus2 berat. Seperti kasus pembunuhan massal, pembunuh berantai, pembunuh dg pemberatan (sadis sekali), pengedar narkoba kakap, koruptor besar, dsb. Kalau pemrotes Tibo cs. ini alasannya no 3, saya tidak hendak berdiskusi lebih lanjut, krn ga akan selesai. Di negara2 yg jauh lebih panjang sejarahnya dari RI saja debat ttg hukuman mati masih berlangsung. Kalau alasannya adalah no. 1, tolong berikan bukti bahwa memang dia tidak bersalah dan dijadikan kambing hitam. Dan kalau itu benar, saya akan termasuk orang yang memprotes hukuman mati ini. Kalau alasannya no. 2, maka saya pikir kita harus memisahkan antara kesalahan pembunuhan tsb, dan kesalahan dalang. Siapapun dalangnya, kalau anda tertangkap tangan membantai ratusan orang, maka anda bersalah juga. (misal kasus Amrozy, meskipun katanya ada dalangnya, tp dia dihukum mati juga). Satu lagi, kalau memang ada keterlibatan 16 tokoh tsb, bukannya mereka malah bersyukur sekarang? Juga pihak gereja yang jadi terlindungi dari kasus ini. Mungkin scr politis, pemerintah berpikir ini adalah win-win solution. Eksekutor dihukum buat memenuhi rasa keadilan pihak yg dibunuh, sedangkan untuk menjangkau dalang terlalu costly. Karena bisa memicu kemarahan ummat misalnya. Ini mungkin lho ya.. dan bukan berarti saya setuju. Saya sendiri menginginkan RI yang damai tanpa sekat2 permusuhan agama, dan etnis. Semua berdiri sejajar didepan hukum dan tidak gampang membuat atau tersulut provokasi. Tanggapan dan pertanyaan saya diatas sama sekali bukan buat provoke. salam, fau --- In ppiindia@yahoogroups.com, Robertus Budiarto [EMAIL PROTECTED] wrote: Masalahnya di situlah Mhoel, anda sekalian melihat bahwa Tibo Cs itu bersalah, sementara mereka itu sangat yakin Tibo Cs tidak bersalah. Aneh bukan Tibo Cs yang secara etnis dan agama adalah minoritas bisa jadi master mind kerusuhan di Poso. Pihak yang berantem mayoritas adalah Kristen dan Islam. Dan banyak fakta lain yang masih belum diklarifikasi dengan jelas... Jaksa Agung sendiri saja pernah dissenting opinion waktu jadi hakim agung. .. siapa sih yg masih percaya hukum Indonesia... Jadi Mas pendeknya mereka marah bukan karena hendak membela pembunuh, tetapi orang-orang desa yang terzalimi.. Orang-orang Islam yg sering teriak-teriak karena terzalimi, seharusnya mudah mengerti sudut pandang ini. Akhir kata, kebanyakan dari kami juga tidak menghendaki kekerasan, spt itu.. syukur dalam 1 hari kemarahan bisa direda.. Salut buat pemuka-pemuka agama di NTT. Salam Bobby B *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[ppiindia] MENYIMAK MANUSIA (3)
A K A S H A is the Hindi/Sanskrit word meaning aether in both its elemental and mythological senses. In Hinduism it is one of the Panchamahabhuta, or five great elements. A N A H A T A is the fourth primary chakra according to the Hindu Yogic and Tantric (Shakta) traditions. In Sanskrit the word anahata - means unhurt, un-struck and unbeaten. Anahata Nad refers to the Vedic concept of unstruck sound, the sound of the celestial realm. Anahata is the fourth primary chakra according to the Hindu Yogic and Tantric (Shakta) traditions.In Sanskrit the word anahata - means unhurt, un-struck and unbeaten. Anahata Nad refers to the Vedic concept of unstruck sound, the sound of the celestial realm. Associations The Anahata chakra is physically positioned at the heart region. Traditionally, this chakra is represented as a green flower with twelve petals which match the vrittis of lust, fraud, indecision, repentance, hope, anxiety, longing, impartiality, arrogance, incompetence, discrimination and defiance. Anahata is associated with the ability to make decisions outside of the realm of karma. In Manipura and below, man is bound by the laws of karma, and the fate he has in store for him. In Anahata, one is making decisions, 'following your heart', based upon one's higher self, and not from the unfulfilled emotions and desires of lower nature. The 'wish-fulfilling tree', kalpa taru, resides here, symbolising the ability to manifest whatever you wish to happen in the world. It is also associated with love and compassion, charity to others, and forms of psychic healing. Anahata is the seat of the Jivatman. Symbolism It is associated with the following: Deities: Vayu (Hindu God of the wind), Isha and Kakini Element: Air Animal: Antelope Body Parts: Heart, Skin Practices In kundalini yoga, anahata is awoken and balanced through practices including asanas, pranayamas, and the practice of Ajapa Japa ( repetition of a sacred mantra ). It is purified through the process of Bhakti ( devotion ). Other Associations In the endocrine system, Anahata is associated with the thymus gland, located in the chest. This gland produces white blood cells, that combat disease, and bring equilibrium to the body. Many Western occultists associate this central chakra with the central sephirah, Tiphereth, in the kabbalistic tree of life. Christian kabbalists in particular associate this sephirah with love, healing and Jesus Christ as God the Son. Alternative names Tantra: Anahata-Puri, Dwadasha, Dwadashadala, H'idayambhoja, Hridabja, Hridambhoja, Hridambuja, Hridaya, Hridaya Kamala, Hridayabja, Hridayambuja, Hridayasarasija, Hrit Padma, Hritpankaja, Hritpankeruha, Hritpatra, Hritsaroruha, Padma-Sundara, Suryasangkhyadala Vedas (late Upanishads): Dwadashara Chakra, Fourth Chakra, Hridaya Chakra See also Chakra Anahata Yoga Yoga form focusing on opening the anahata chakra Associations The Anahata chakra is physically positioned at the heart region. Traditionally, this chakra is represented as a green flower with twelve petals which match the vrittis of lust, fraud, indecision, repentance, hope, anxiety, longing, impartiality, arrogance, incompetence, discrimination and defiance. Anahata is associated with the ability to make decisions outside of the realm of karma. In Manipura and below, man is bound by the laws of karma, and the fate he has in store for him. In Anahata, one is making decisions, 'following your heart', based upon one's higher self, and not from the unfulfilled emotions and desires of lower nature. The 'wish-fulfilling tree', kalpa taru, resides here, symbolising the ability to manifest whatever you wish to happen in the world. It is also associated with love and compassion, charity to others, and forms of psychic healing. Anahata is the seat of the Jivatman. Symbolism It is associated with the following: Deities: Vayu (Hindu God of the wind), Isha and Kakini Element: Air Animal: Antelope Body Parts: Heart, Skin Practices In kundalini yoga, anahata is awoken and balanced through practices including asanas, pranayamas, and the practice of Ajapa Japa ( repetition of a sacred mantra ). It is purified through the process of Bhakti ( devotion ). Other Associations In the endocrine system, Anahata is associated with the thymus gland, located in the chest. This gland produces white blood cells, that combat disease, and bring equilibrium to the body. Many Western occultists associate this central chakra with the central sephirah, Tiphereth, in the kabbalistic tree of life. Christian kabbalists in particular associate this sephirah with love, healing and Jesus Christ as God the Son. Alternative names Tantra: Anahata-Puri, Dwadasha, Dwadashadala, H'idayambhoja, Hridabja, Hridambhoja, Hridambuja, Hridaya, Hridaya Kamala, Hridayabja, Hridayambuja, Hridayasarasija,
[ppiindia] Hindu Symbols and Symbolisms- Omkar, Swastika, the Saffron Colour Purna-kumbha
Hindu Symbols and Symbolisms- Omkar, Swastika, the Saffron Colour and Purna-kumbha by Sudheer Birodkar India is a land of innumerable beliefs, rituals and religious symbols. These beliefs and symbols are highly respected and revered. The origin of the syllable OM is lost in the misty past. Its not being specific to any one country or civilization is indicative of its being an universally perceptible sound for the human race. This reason for this universal perceptibility possibly lies in the fact that AAAH is the most natural sound that issues from the human larynx. This is evident when a man cries out naturally in extreme pain, anger or fear. When emotions reach an extreme pitch the articulate sounds evolved by man are not the ones that are heard, but the syllable natural to man which is AAAH. As a devout people we normally do not go into the meaning and interpretation of our many beliefs. It is sufficient for most of us to know that they are part of the heritage handed down to us by our ancestors and in deference to tradition it becomes our duty to scrupulously and meticulously adhere to them. But by doing things without knowing the meaning behind them do we not deprive ourselves of an insight into our heritage? Culture can be well appreciated and adapted to changing times if the meaning behind its different constituents is well understood. To develop this understanding one has to look upon all human actions as having originated in human society. While answers to all questions cannot be obtained, the acceptance of this approach at least opens the door to inquiry into the circumstances which gave rise to our revered traditions. An attempt to interpret our religious beliefs and symbols is a challenging task. Many of these issues defy analysis and call for a judicious combination of the study of the social environment, etymology, aesthetics and philosophy. As far as aesthetics and philosophy go there exists a good deal of subjectivism and value judgement. While talking about etymology and the social environment we are on relatively firmer ground. In this chapter we have taken a set of symbols, beliefs and rituals and have attempted to examine the possible meaning behind them and the reasons which could lie behind their origin. The first religious symbol we take up is that of Om or Omkar. OM or Omkar The syllable OM is quite familiar to a Hindu. It occurs in every prayer. Invocation to most gods begin with this syllable. For instance we have Om Namaha Shivaya, Hari Om, Om Shanti etc. OM is also pronounced as AUM. Is OM present in Christianity as 'Amen' and in Islam as 'Amin'? This term occurs in various ancient and modern civilizations. It exists Hinduism, Christianity and Islam. In Arabic the first alphabet is pronounced as aliph. In Greek it is alpha, in the Roman script it is A. Thus in many languages the first letter in the alphabet has the syllable A, with which the word AUM or OM begins. In the Greek alphabet the last letter is Omega which comes very close to OM. Thus the significance of the syllable OM as the beginning and end finds a parallel in many of the scripts associated with ancient languages. The different ways in which Omkar is depicted. The syllable OM is not specific to Indian culture. It has religious significance in other religions also. The word Amen used among Christians at the end of a prayer is also said to be derived from the the syllable OM. Although OM is not given any specific definition and is considered to be a cosmic sound, a primordial sound, the totality of all sounds etc., Amen is said to mean 'May it be so'. In Arabic a similar term 'Amin' has a religious significance. This indicates some link between the various symbols and perhaps a common origin. Even in the English language the syllable °m occurs in words having a similar meaning. for instance; Omniscience means infinite knowledge, Omnipotent means having infinite powers Omnivorous means eating or reading every thing. This syllable also occurs in words such as Omen which means a sign of something that is to occur in future, Ombudsman means a person having authority to pronounce a verdict. Thus Om is also used to signify divinity and authority. The syllable OM is not specific to Indian culture. It has religious significance in other religions also. The word Amen used among Christians at the end of a prayer is also said to be derived from the the syllable OM. Although OM is not given any specific definition and is considered to be a cosmic sound, a primordial sound, the totality of all sounds etc., Amen is said to mean 'May it be so'. In Arabic a similar term 'Amin' has a religious significance. This is believed to be the original depiction of the syllable OM. We can see how similar it is to the English (Latin) letter 'M' as also to the greek letter 'Omega'. Thus the origin of the syllable OM is lost in the misty past. Its not being
[ppiindia] MENYIMAK MANUSIA (4)
A P A U R U S H E Y A T V A Part of a series on Hindu philosophy Schools Samkhya Nyaya Vaisheshika Yoga Purva Mimamsa Vedanta Schools of Vedanta Advaita Vishishtadvaita Dvaita Important figures Kapila Gotama Kanada Patañjali Jaimini Vyasa Medieval Adi Shankara Ramanuja Madhva Madhusudana Vedanta Desika Jayatirtha Modern Ramakrishna Ramana Vivekananda Narayana Guru Aurobindo Sivananda In Hinduism, Apaurusheyatva (IAST: Apauru#7779;eya), Sanskrit, being unauthored, is used to describe the Vedas, the main scripture in Hinduism. This implies that the Vedas are not authored by any agency, be it human or divine. Apaurusheya shabda (unauthored word) is an extension of apaurusheya which refers to the Vedas. Apaurusheyatva is a central concept in the Vedanta and Mimamsa schools of Hindu philosophy. These schools accept the Vedas as svatah pramana (self-evident means of knowledge). These schools accept that the Vedas were seen by the Rishis. However, that the Rishis saw the Vedic hymns does not necessarily mean that the hymns were composed by them. The Mimamsa school asserts that since the Vedas are composed of words and the words are composed of phonemes, the phonemes being eternal, the Vedas are also eternal. To this, if asked whether all words and sentences are eternal, the Mimamsa philosophers reply that the rules behind combination of phonemes are fixed and pre-determined for the Vedas, unlike other words and sentences. The Vedanta school also accepts this line of argument. A R Y A Arya This article is about the religious interpretations of the term, for other uses please see Arya (disambiguation). Arya is a Sanskrit and Avestan word used by Zoroastrians, Hindus, Buddhists and Jains, and has a variety of positive meanings, usually in religious contexts. Etymology and derived words Arya can also be spelled in the form of any of the following Sanskrit words: Arya is related to the Indo-European word Aristocracy and was used in the same context in Vedic tradition, as a designation for moral and spiritual heroes. [citation needed] Later this term came to signify anyone of good and noble character. 1. aryá- or aryà- is an adjective meaning kind, favorable, or devoted. 2. aryá#7717; or árya#7717; is a noun meaning master or lord. 3. #257;´rya- is an adjective derived from the second of the above meaning respectable, honorable, or noble; also belonging to the br#257;hma#7751;a, k#7779;atriya, or vai#347;ya var#7751;as. 4. #257;´rya#7717; is a noun corresponding to the adjective above, meaning an honorable or respectable man, a master, an owner, a member of the three highest var#7751;as (named above), or particularly a Vai#347;ya. The two last forms are the most common, and are the subject of this article. The important Sanskrit lexicon Amarako#347;a (ca. 450 AD) defines #257;rya thus: An #257;rya is one who hails from a noble family, of gentle behavior and demeanor, good-natured and of righteous conduct. (mah#257;kula kulin#257;rya sabhya sajjana sadhavah.) In P#257;li and other Prakrits, #257;rya developed various forms such as ariya, ayya, ajja, and aje. The last of these gave rise to the honorific term -ji, which is used following a proper name, for example in Gandhiji. #256;rya- was also frequently used as a prefix of honor attached to names, and sometimes as an integral part of a person's name. E.g., #256;ry#257;sa#7749;ga is the name of a Buddhist philosopher and author [2], and #256;ryabha#7789;a is the name of an Indian mathematician. In Sanskrit and related Indic languages, however, the sense of #257;rya as a distinct ethnic group is either weak or absent; #257;rya is in general either a term of approbation or refers to one's standing in the var#7751;a system: an arya is a free man and not a member of a lower caste or a slave. This social standing was not, however, necessarily related to ethnic, linguistic, or racial identity. At an early period, the cultural area where the var#7751;a system was used, along with the linguistic area where Indic languages were spoken, would have been nearly the same. This region (northern and central India; the Indus and Ganges plains) was called #256;ry#257;varta, meaning abode of the noble people. At present, these cultural and linguistic spheres overlap but are quite distinct from each other. The Western interpretation of #257;rya as the name of a particular race became known in India in the 19th century and was generally accepted by Hindus and Hindu nationalists, though combined with religious self-identification. Vivekananda remarked: ...it is the Hindus who have all along called themselves Aryas. Whether of pure or mixed blood, the Hindus are Aryas; there it rests. (Vivekananda, Complete Works vol.5) Iranian airiia The interpretation of the Sanskrit words in Europe was influenced by the cognate words in Avestan: airya meaning
[ppiindia] Puasa Kang Sarkum
Puasa Kang Sarkum Oleh: Ahmad Tohari Ahad kemarin hari pertama puasa. Jam 8 pagi Kang Sarkum sudah berada di pinggir jalan menunggu truk pengangkut pasir. Kang Sarkum bekerja sebagai pendulang pasir di Kali Serayu, Banyumas. Jadi pagi itu dia sudah siap dengan peralatannya yaitu anyaman bambu untuk mengayak serta keranjang untuk pengangkut pasir. Dan karena terbiasa berendam di air, kulit Kang Sarkum jadi kusam kehitaman. Berbeda dengan hari-hari kemarin wajah Kang Sarkum terlihat agak lesu. Mungkin karena sahur pertama telah mengubah jadwal makan. Perut yang biasa masih kosong pada jam 04.00 tadi pagi pada waktu yang sama sudah penuh dengan nasi dan air. Karena setiap hari menunggu truk di depan rumah saya, maka Kang Sarkum sudah lama akrab. ''Berangkat kerja, Kang?'' tanya saya sambil berjalan mendekatinya. ''Ya, Mas. Yah, saya memang hanya bisa menjadi penambang pasir. Mau bertani, sawah tak punya. Mau jadi tukang, saya tak bisa.'' ''Setiap hari Akang bisa menambang berpapa kubik pasir?'' ''Paling hanya satu setengah kubik. Paling banyak 2 kubik. Soalnya susah, Mas. Pasir harus diayak dalam air, lalu dinaikkan ke perahu, kemudian dituangkan ke bak truk.'' ''Bila bisa mendulang dua kubik Akang dibayar berapa?'' ''Ini juga hal yang susah, Mas. Kalau saya tidak punya pinjaman ke pemilik truk saya dibayar Rp 25 ribu. Tapi saya memang selalu punya utang. Jadi kalau dapat 2 kubik saya hanya dibayar Rp 20 ribu. Yang Rp 5 ribu untuk makan dan rokok, sisanya dibawa pulang.'' ''Tapi hari-hari ini akang bisa bawa pulang semuanya sebesar Rp 20 ribu kan?'' ''Karena puasa? Ah, saya jadi malu.'' Kang Sarkum menunduk sambil tersenyum kecut. ''Malu?'' kejar saya. ''Ya, hari ini memang saya niat berpuasa dan tadi sudah makan sahur. Tapi saya tidak tahu saya akan kuat atau tidak.'' Saya tersenyum, tapi merasa agak sulit meneruskan pembicaraan. Saya bisa meraba pikiran Kang Sarkum. Kalau nanti dia merasa tidak kuat meneruskan puasanya, mungkin karena pekerjaannya yang berat. Ya, meskipun belum pernah menjalaninya saya bisa membayangkan berapa banyak kalori yang harus dikeluarkan oleh Kang Sarkum ketika berendam sambil mengayak pasir, mengangkatnya ke perahu, kemudian menaikkannya ke atas truk. Dan yang sangat mengusik hati saya, Kang Sarkum merasa malu dengan puasanya yang mungkin tidak akan sempurna. Mungkin karena melihat saya sulit berbicara maka Kang Sarkum ngomong lagi. ''Mas, bekerja sambil berendam di air membuat saya sangat cepat lapar. Apalagi yang saya angkat-angkat adalah sekeranjang pasir,'' kata Kang Sarkum masih dengan sikap malu-malu. Saya yang sedikit mengerti ilmu gizi merasa tak perlu mengiyakannya secara lisan. ''Bila Akang bekerja setengah hari saja bagaimana?'' ''Itu sering saya lakukan pada tahun lalu. Demi menjaga puasa saya harus mau menerima hanya setengah upah yang biasa saya dapat. Tapi Mas ...'' ''Apa?'' ''Orang yang sudah telanjur punya utang terhadap pemilik truk tidak bisa bekerja seenaknya. Kalau dia menuntut saya bekerja penuh agar setoran tidak berkurang, saya sangat sulit menolak. Kalau sudah begini, daripada mengulang pingsan di sungai karena kehabisan tenaga, yah. Begitulah Mas. Jadi jangan bicara soal puasa kepada saya. Saya malu.'' Kata-kata Kang Sarkum membuat saya makin sulit berbicara justru karena dia sadar akan kelemahannya dan malu puasanya tidak bagus. Sementara itu saya tahu Kang Sarkum orangnya baik. Dia kelihatan sudah mengerti hal-hal yang diperintahkan Allah dan berusaha menjalankannya. Saya yakin Kang Sarkum hanya percaya kepada Allah semata. Dia adalah warga desa yang baik, berbakti kepada orangtua dan keluarga, hidup damai di antara tetangga. Sebaliknya saya tahu dalam kehidupannya yang miskin Kang Sarkum berusaha menjauhi larangan Allah. Dia tidak suka menipu, mencuri, berzina, membuat kerusakan di masyarakat, dan sebagainya. Hanya dalam menjalankan perintah puasa, Kang Sarkum belum melaksanakannya dengan baik. Dan hal itu membuat dia merasa malu. Kang Sarkum hanyalah satu di antara puluhan juta orang yang baik, tapi lemah dan miskin. Puasa bagi Kang Sarkum adalah perjuangan berat yang mungkin jarang dipikirkan oleh mereka yang sudah hidup mapan. Bekal puasa berupa makanan untuk sahur dan berbuka harus diperjuangkan dengan tetesan keringat, dan itupun belum tentu dapat. Dan hari Lebaran? Hari mulia yang ditunggu dengan sukacita oleh mereka yang mapan bisa menjadi hari yang murung buat Kang Sarkum. Yakni bila dia tidak berhasil mendapatkan uang untuk membelikan baju bagi anak dan istri, atau untuk sekadar membuat gulai ayam dan ketupat. Tapi Kang Sarkum tahu betul puasa adalah perintah yang datang dari Allah dan dia akan menjalaninya sekuat-kuat agar jiwanya tambah sumarah. Soal kapan dimulai dan kapan diakhirinya bulan Puasa, oh, itu tak penting bagi Kang Sarkum. Mau tarawih cara Muhammadiyah, NU, atau lainnya, oh, itu tak penting baginya. Mencari bekal agar bisa makan sahur dan berbuka, itu baru penting. Syukur bila puasa bisa menjadikan dirinya bisa
Re: Mbak Aris Re: [ppiindia] Re: Alhamdulillah quot;Santaquot; Tibo Sudah Dihukum Mati...:)
Mas Bobby, Saya berpikir, manusia memang seharusnya berpikir ideologis untuk memamah setiap kehidupan. Berpikir Idiologis tak membuat seseorang terperangkap terhadap yang sifatnya subjektif dan generalisir. Dia memandang sesuatu dengan frame yang sudah jelas. Saat, Poso terjadi, saya waktu itu benar-benar blank. Masih menjadi mahasiswa baru yang tidak tahu apa-apa. Pemberitaan di media masa begitu simpang siur. Adakah yang benar-benar objektif? kebanyakan menghujat laskar Jihad bukan? Tidak ada yang membuka kasus ini secara terbuka dan transparan, Gus Dur sendiri bahkan mengatakan jumlah korbannya hanya ratusan. Tapi saya melihat jelas bagaimana film Poso dibuat dari kamera amatiran. Saya tak membayangkan betapa hal itu terjadi. Kehancuran yang sangat memilukan, apakah Mas Bobby datang melihat kesana langsung mendata jumlah korban. Tidak bukan? Sama seperti saya. Selain membaca sekelumit berita tertulis saya juga melihat film amatiran itu. Visual lebih bisa membuktikan dibanding tulisan. Apakah film itu berbohong? Kompas, Media Indonesia, Koran Tempo VS Sabili? Saya jujur katakan mereka jelas memiliki ideologi yang sangat jelas. Ideologi yang berbeda tentunya.Gaya tulisannya juga berbeda. Saya pelanggan sabili sekarang dan penulis lepasnya beberapakali, saya membaca Sabili untuk mengimbangi berita yang lain. Menemukan sudut pandang lain. Protes terhadap Sabili telah berulangkali saya sampaikan pada crew Sabili untuk mengubah gaya jurnalistiknya..saya lebih suka gaya mengajak orang lain berpikir. Kritik itu tanda sayang saya bagi Sabili. Saya berharap mendapat pencerahan, bukan justifikasi. Media sebesar Sabili setara atau mungkin oplahnya lebih banyak dibanding Tempo, Sabili sangat potensial memberikan informasi mencerahkan dan mencerdaskan bagi umat. Mohon maaf beribu-ribu maaf, Mas Bobby, Mas Nizami dan Mas Al Badrun.. kalau boleh saya mengungkapkan mas-mas maaf, mas-mas bertiga memiliki tipikal sama. Justifikasi dulu. Lihatlah postingan kalau dilihat sebenarnya isinya sama. Membalas ejekan dengan ejekan. ^_^ Saya ingin sekali mendapatkan pengetahuan baru atau sebuah sudut lain dari sebuah diskusi bukan umpatan Saya tak mengucapkan Alhamdulillah saat Tibo diekskusi, bukan itu esensinya. Bahwa orang yang bersalah agama apapun harus mendapat balasan setimpal. Fakta Tibo dkk pelaku pembunuh adalah sesuatu yang tak bisa dipungkiri. JIka memang Amrozi benar-benar bersalah dan melakukan pembunuhan, saya sepakat dia juga harus diekskusi. Hanya saja kenyataannya, apakah dia benar-benar pelaku pemboman atau bukan, bagi saya masih kabur. Kekaburan itu 'dipaksa' dipertegas oleh media masa, memang Amrozi benar-benar membunuh. Lihatlah pemberitaannya. Saya yakinkah, jika ada umat Islam bersalah maka umat Islam lain tak mau membelanya. Bukan tidak solider, tetapi dalam agama kami, kebenaran ya kebenaran, kalau salah siapapun itu harus dihukum. Berbeda kasus Baasyir. Saya ingin mengatakan sungguh naif kalau orang percaya bulat-bulat, Abu Bakar Baasyir adalah orang yang terlibat dalam bom Bali. Orang itu bisa jadi tak objektif, tapi telah terkena asupan berita media masa dan beserta propagandanya. . Seperti itu pula ketika kasus pengrebekan Dr Azhari, itu sangat bias dan abu-abu, nggak jelas. Karena media masa mengulang-ulang berita dan ucapan kata teroris dan dikukuhkan pernyataan polisi, jadilah dia seorang teroris. Hanya karena pengulangan kata yang dilakukan media masa mampu mengubah persepsi kita.TERORIS. Apakah ada yang mau bersumpah dengan nama Allah, bahwa dia benar-benar terbukti bersalah? Media masa Mengubah pemikiran kita. Jika media masa luar negeri mengatakan Islam adalah agama teroris maka itu mampu mengubah persepsi orang. Bahwa Islam adalah agama yang dianut para teroris. Itu namanya propaganda negatif ( mirip pembentukan brand image dalam duni promosi), propaganda itu telah membuat mas Bobby memandang negatif terhadap Islam berserta umatnya dan membuat mas Nizami dkk, defensif apologetik agak serampangan. Sekali lagi maaf. Mohon maaf lahir batin. Justifikasi, umpatan, celaan membuka simpul syaraf emosi dan menutup ruang untuk berpikir. Pertanyaannya adalah apakah Anda benar-benar mengenal fakta yang disodorkan dalam lembaran majalah atau koran (termasuk Poso)? Meliputnya sendiri?Melihatnya sendiri? Semua tergantung persepsi peliput di lapang. Peliput sendiri menulis tergantung persepi mereka dan pengetahuan serta kecerdasannya ( baca : wartawan) di lapang. Hasilnya akan dipercantik dan diperhalus redaktur. Diarahkan susunannya oleh pimpinan tertinggi (sidang redaksi) yang disesuaikan visi-misi media masa itu. Berita itu juga dipengaruhi ideologi pemilik modal media masa dimana ia berada. Anda menelan mentah-mentah semua informasi di media masa karena satu alasan, kepercayaan pada media itu. Pertanyaan buat mas Bobby.. apakah Anda
Re: [ppiindia] Tibo dkk : Eksekusi Kami Didepan Umum!!
Terima kasih telah menuduh saya memfitnah Oh, ya setidaknya di wilayah barat tidak ada tuh yang berbuat keji seperti tibo CS, trus kemudian dielu-elukan jadi pahlawan... - Original Message - From: BUD'S [EMAIL PROTECTED] To: ppiindia@yahoogroups.com Sent: Monday, September 25, 2006 9:27 PM Subject: Re: [ppiindia] Tibo dkk : Eksekusi Kami Didepan Umum!! Anda mendapat data dari mana ??? Berdasarkan data demografi 1998, Poso mempunyai: luas wilayah (28 ribu kilometer persegi), jumlah penduduk (400.264 jiwa), pemeluk Islam (245.322), Protestan (143.249), Katolik (2.166), Hindu (8.030) dan Buddha (1.597). ( http://www.tempointeraktif.com/hg/timeline/2004/05/12/tml,20040512-03,id.htm l ). Sudah Pernah baca data dari DEPAG belum ini tak kasih tahu, Sulawesi Tengah, ( Data 2005 ) Islam = 1.577.511 ; Kristen = 322.314 ; Katolik = 23.829 ; Hindu = 77.292 ; Budha = 4.318 http://www.depag.go.id/index.php?menu=pagepageid=17 Yang benar2 mayoritas cuma di Papua, NTT, Sulut dan Bali ( Hindu ), apakah anda pernah dengar bahwa Mesjid ditutup oleh masa kayak di Jawa ini ??? dan siapa bilang damai, di Bekasi yang udah ada ijin pun di halang2i pembangunan Rumah Ibadahnya. Kok suka sebarkan fitnah tampa dasar ?? - Original Message - From: Mhoel To: ppiindia@yahoogroups.com Sent: Monday, September 25, 2006 9:22 AM Subject: Re: [ppiindia] Tibo dkk : Eksekusi Kami Didepan Umum!! Kl tidak ada pen-jihad itu, muslim di yg minoritas wilayah timur tentu sdh habis sementara kresten di wilayah barat hidup aman, tentram, dan damai di wilayah barat yang mayoritas muslim. - Original Message - From: Harry Adinegara [EMAIL PROTECTED] To: el seem [EMAIL PROTECTED]; forums ws [EMAIL PROTECTED]; tionghoa-net@yahoogroups.com; ppi india ppiindia@yahoogroups.com; prol proletar@yahoogroups.com Sent: Friday, September 22, 2006 7:22 PM Subject: [ppiindia] Tibo dkk : Eksekusi Kami Didepan Umum!! Di alam serba kumuhnya sikon ,ekonomi, politik dan keamanan, mengherankan aku :ada juga suara yang menyejukkan. Suara seorang individu yang tidak mau terhanyut oleh political correctness yang kumuh yang melanda negara/bangsa saat ini. Suara AS Hikam, anggota DPR dari partai PKB adalah suara perkecualian dari suara minor yang keluar dari hampir semua penggede/birokrat Indonesia dalam menangani problim negara saat ini. Rupanya tidaklah ber-lebih2an bahwa suaraku, si ikan kecil , wong cilik disini mengena telak obyeknya yakni ketidak tentuan pelaksanaan hukum di Indonesia. Salah satu postingananku pernah aku men-sinyalir bahwa apabila sampai Tibo di eksekusi itu adalah ibaratnya upaya appeasing fihak2 fundamentalis menjelang eksekusi(belum pasti) Amrozi cs. Juga AS Hikam mengeluh seperti ikan kecil disini, bahwa urusan Munir juga belum tuntas. Aku kira soal Munir juga akan disapu dibawah karpet. Yang sangat mengejutkan, juga berita yang menyebut bahwa Tibo cs dilarang untuk menerima sakramen terachir dan ibadah terachirpun dilarang disampaikan oleh kerabat dan pamilinya. Bagaimana nanti dengan Amrozi cs, apakah mereka tidak diperbolehkan sholat terachir menjelang eksekusi mereka? Rupanya kerusuhan di belahan Timur Indonesia,Sulawesi, Maluku, Irian bisa terjadi dan kelihatannya konflik agama dan etnis ini tidak akan terjadi apabila pemerintah2 mulai dari Gus Dur, Megawati dan SBY tegas melarang barisan pen-jihad ngelurook ke belahan Indonesia Timur. Siapa2 yang pegang kekuasaan dalam ketiga pemerintahan ini perlu dimintai tanggung jawabnya. Terutama birokrasi seperti Hankam/Polisi harus dimintai pertanggungan jawab yang membolehkan para penjihad pergi ke Indonesia Timur waktu itu. Harry Adinegara : AS Hikam: Eksekusi Tibo Perparah Ketidakpercayaan terhadap Yudhoyono [JAKARTA] Dipaksakannya eksekusi mati terhadap Tibo cs, semakin menambah daftar buruk penegakkan hukum, serta penanganan konflik, dan pengungkapan kasus secara tuntas di Indonesia. Lebih jauh, juga memperlihatkan ketidakadilan terhadap golongan minoritas, yang akan memperparah kekecewaan terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono . Demikian dinyatakan oleh AS Hikam, anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB), Rabu (20/9). Menurutnya, preseden buruk dalam penegakkan hukum di Indonesia itu tak perlu terjadi, andai Yudhoyono memiliki kearifan, serta ketegasan dalam menentukan kebijakan. Lebih lanjut, Hikam mengatakan keputusan eksekusi mati atas Tibo itu, terlihat lebih merupakan desakan dari pihak yang mengingkan adanya pertukaran, sebagai bentuk rasa keadilan. Mereka berpendapat kalau para terdakwa bom Bali dihukum, kenapa Tibo tidak, ucapnya. Seharusnya kasus pengeboman dilihat secara berbeda, ujarnya. Kasus-kasus konflik, yang meski terjadi
Re: [ppiindia] Inikah Ajaran Kristen? Fwd: [media-dakwah] Protes Eksekusi Tibo Cs, Massa Bakar Rumah Kajari Atambua
Apa dasar anda tidak meyakini bahwa tibo tidak bersalah? Apa karena predikatnya yg cuma sbg petani? Kriminal itu tidak mengenal strata, dia ada di semua level, mau kaya, mau miskin, mau petani, mau pengusaha, semua bisa berbuat hal yg sama... Beberapa hari lalu sebelum eksekusi tibo saya lihat wawancara korban yg selamat yg katanya sempat ditelanjangi tibo cs, sementara yg satu lg melihat bagaimana parang itu diayunkan ke kepala korban seperti menebas pohon pisang... Jika ada bukti bahwa Tibo cs sama sekali tidak bersalah, maka saya berada di posisi anda... - Original Message - From: Robertus Budiarto [EMAIL PROTECTED] To: ppiindia@yahoogroups.com Sent: Tuesday, September 26, 2006 8:23 AM Subject: Re: [ppiindia] Inikah Ajaran Kristen? Fwd: [media-dakwah] Protes Eksekusi Tibo Cs, Massa Bakar Rumah Kajari Atambua Masalahnya di situlah Mhoel, anda sekalian melihat bahwa Tibo Cs itu bersalah, sementara mereka itu sangat yakin Tibo Cs tidak bersalah. Aneh bukan Tibo Cs yang secara etnis dan agama adalah minoritas bisa jadi master mind kerusuhan di Poso. Pihak yang berantem mayoritas adalah Kristen dan Islam. Dan banyak fakta lain yang masih belum diklarifikasi dengan jelas... Jaksa Agung sendiri saja pernah dissenting opinion waktu jadi hakim agung. .. siapa sih yg masih percaya hukum Indonesia... Jadi Mas pendeknya mereka marah bukan karena hendak membela pembunuh, tetapi orang-orang desa yang terzalimi.. Orang-orang Islam yg sering teriak-teriak karena terzalimi, seharusnya mudah mengerti sudut pandang ini. Akhir kata, kebanyakan dari kami juga tidak menghendaki kekerasan, spt itu.. syukur dalam 1 hari kemarahan bisa direda.. Salut buat pemuka-pemuka agama di NTT. Salam Bobby B Mhoel [EMAIL PROTECTED] wrote: Kemarahan anda itu menunjukan pembelaan anda ke Tibo... dan sdh tahu anda juga bagian dari mereka seiman lah... Umat Islam tidak ada tuh yg bela-belain Amrozy CS. Tidak ada yg bakar2an ketika seorang penjahat kemanusiaan dihukum mati Karena sdh mengaku dia yg melakukan yah,, terima saja hukumannya, dan mereka pun sdh siap dihukum mati - Talk is cheap. Use Yahoo! Messenger to make PC-to-Phone calls. Great rates starting at 1¢/min. [Non-text portions of this message have been removed] *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links Disclaimer: Although this message has been checked for all known viruses using Trend Micro InterScan Messaging Security Suite, Bukopin accept no liability for any loss or damage arising from the use of this E-Mail or attachments. Disclaimer: Although this message has been checked for all known viruses using Trend Micro InterScan Messaging Security Suite, Bukopin accept no liability for any loss or damage arising from the use of this E-Mail or attachments. *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[ppiindia] Kronologis Terjebaknya Tibo Cs (maaf kalau sudah pernah)
Sumber : Independent Media Center Jakarta Menu : Berita Keterangan : 21 September 2006 Kronologis Terjebaknya Tibo Cs Fabianus Tibo, Dominggus Da Silva dan Marinus Riwu rencananya akan menghadapi eksekusi malam hari 21 September 2006. Berbagai kontroversi menyertai pelaksanaan hukuman mati ini. Berikut ini adalah kutipan kesaksian yang pernah dinyatakan oleh Fabianus Tibo dan dibenarkan oleh Dominggus Da Silva serta Marinus Riwu. Kutipan ini dibuat sebagai press release dari pihak terhukum dan disampaikan kepada berbagai pihak, termasuk Komisi Hak Asasi Manusia sebagai pembelaan dan juga informasi bagaimana ketiganya bisa ditahan dan dijadikan tersangka kasus kerusuhan Poso. bKronologis Terjebaknya FABIANUS TIBO, DOMINGGUS DA SILVA dan MARINUS RIWU dalam kerusuhan Poso III/b ibMenurut Keterangan Fabianus Tibo dan Dibenarkan oleh Dominggus dan Marinus Riwu/b/i Pada pertengahan Mei 2000, kami kedatangan seorang utusan dari Tentena yakni: Sdr.Janis Simangunsong, yang bersangkutan membawa kabar bahwa Gereja Sta. Maria Poso akan dibakar dan umatnya akan dibunuh. Sebagai orang tua/wali murid kami merasa kuatir dan gelisah memikirkan nasib anak-anak panti asuhan, para guru, suster, pastor dan lainnya. Pada saat itu pula kami mengadakan pertemuan sesama orang tua/wali murid. Hadir pada pertemuan itu 23 orang. Kami sepakat untuk secepat mungkin menjemput anak-anak bahkan seluruh penghuni yang berada di Gereja Sta. Theresia, Desa Moengko Baru, Poso. Tanggal 21 Mei 2000, kami 17 orang berangkat menuju lokasi Gereja Sta. Theresia. Dalam perjalanan itu kami singgah di Tentena bertemu dengan Janis Simangunsong, si pembawa berita. Kami tanyakan kembali perihal beritanya, dan sdr Janis menjawab: iTerserah Om Tibo mau pecaya atau tidak, tapi yang pasti berita itu benar/i. Sayapun balik menentang Sdr. Janis dengan mengatakan seperti : iBila berita tersebut hanya issu kamu harus menerima resikonya, kami akan lapor ke kantor polisi sebagai provokator/i. Hari itu kami dan rombongan bermalam di Tentena. Keesokan harinya pada tanggal 22 Mei 2000 kami dan rombongan berangkat memakai mobil kijang menuju Gereja St. Theresia Poso. Sekitar jam 3 sore kami tiba dan langsung menanyakan berita tersebut kepada Pastor serta Suster dan para Guru, jawab mereka : ikami belum tahu/i. Kalau begitu, bagaimana kalau Pastur, Suster, Guru serta lainnya ikut kami saja sekarang kembali ke Beteleme bersama anak-anak, dan mereka katakan itanggung/i karena besok hari ujian akan berakhir, bagaimana kalau habis ujian? Kami semua menyetujui, dan kami bermalam di asrama Gereja karena baru besok akan kembali ke Beteleme. Tanggal 23 Mei tahun 2000, sekitar jam 04.00 (jam 4 subuh) kami terbangun oleh teriakan histeris minta tolong berlari memasuki halaman gereja langsung naik ke gunung di belakang gereja. Ada yang memanggil nama saya seperti iOm Tibo tolong kami, tolong kami/i. Saya tidak habis pikir kenapa, sebagian massa ada yang memanggil nama saya. #2Saat itu pula saya keluar halaman, tiba-tiba lampu mobil mengena muka saya dan terdengar teriakan isiapa itu (maksudnya saya)/i, saya jawab iini saya Om Tibo/i. Polisi-polisi langsung mendekat kepada saya, salah satunya saya kenal yaitu Bapak Anton. Terjadi perbincangan dengan para polisi. Mereka mengira kamilah yang mengadakan penyerangan semalam, tetapi saya jawab kami semua penghuni yang ada di dalam tidak tahu apa-apa, kami mempersilahkan bapak polisi memeriksa ke dalam. Sementara berbicara dengan para polisi, masa dari Kelompok Putih sudah mulai memasuki halaman gereja, bahkan sudah mengelilingi saya di hadapan para polisi. Sekali lagi saya mencoba menjelaskan bahwa para Suster, Guru yang ikut keluar asrama mau menjelaskan kepada polisi serta massa dari Kelompok Putih, tetapi penjelasan tersebut sia-sia, massa sudah mulai emosi, sebagian meneriaki seperti iSudah dia, om Tibo yang melakukan penyerangan dan telah membunuh polisi serta mantan lurah Kaimanya/i, bahkan ada yang mau memukul dan sudah mengancam dengan parang kepada Suster dan Para Guru yang mau menolong menjelaskan duduk persoalan yang sebenarnya. Saat itu pula saya menyuruh suster dan para guru untuk masuk ke dalam karena saya berpikir situasi sudah lain. Saya mengenal salah satu Tokoh Islam yang saat itu ada di TKP bernama Abdul Gafar. Saya sempat menyapa sebagai seorang sahabat. Selang, beberapa saat para polisi mau membawa saya ke kantor polisi dengan alasan perintah langsung Kapolres lewat HT akan tetapi saya tidak mau karena tujuan kami dan para orang tua/wali termasuk Marinus dan Dominggus yang berada di asrama Gereja adalah membawa dan menyelamatkan anak-anak Panti Asuhan. Saat itu pula para polisi mulai meninggalkan saya sendirian di tengah massa Kelompok Putih. Polisi tidak membubarkan massa saat itu dan selang beberapa lama polisi tinggalkan saya, mulailah massa menjadi-jadi bahkan dengan beringasnya mereka merusak bahkan membakar semua asset-asset gereja, bahkan rumah Gereja
Re: Islam nasibmu kini... kacian deh lu! Re: [ppiindia] Tibo dkk : Eksekusi Kami Didepan Umum!!
Stigma/fitnah sdh budaya dari ajaran anda kali yah... makanya teman sebangsa anda seperti melakukan hal yg sama... predikat rendah apa lagi yg mau anda sandangkan ke org2 berbeda dgn anda. Suka permusuhan? Bahkan kalimat itu pun pertama kali meluncur dari anda..! - Original Message - From: Robertus Budiarto [EMAIL PROTECTED] To: ppiindia@yahoogroups.com Sent: Tuesday, September 26, 2006 8:35 AM Subject: Islam nasibmu kini... kacian deh lu! Re: [ppiindia] Tibo dkk : Eksekusi Kami Didepan Umum!! Itulah Mas Bud, si Nizami Boy, Al Bad Boy, dan sekarang Mhoel Boy, mereka-mereka ini memang sukanya cari permusuhan.. berdiskusinya pun gaya kampung, tidak berkelas sama sekali.. Beraninya mereka ngaku Islam..Cuman sayang sedikit Islam berkelas yang berani protes agamanya dibajak orang-orang yang sukanya menipu, dan memanipulasi fakta. Minoritas dibilang mayoritas.. he.he.he.. Islam sebuah agama besar, namun sayang makin banyak umatnya yang berjiwa kecil.. . mereka teriak-teriak saja karena banyak bule yang berprasangka pada mereka, mereka tak menyadari bahwa sumber prasangka JUGA ada pada mereka. Islam nasibmu kini... kacian deh lu! Bobby B BUD'S [EMAIL PROTECTED] wrote: Anda mendapat data dari mana ??? Berdasarkan data demografi 1998, Poso mempunyai: luas wilayah (28 ribu kilometer persegi), jumlah penduduk (400.264 jiwa), pemeluk Islam (245.322), Protestan (143.249), Katolik (2.166), Hindu (8.030) dan Buddha (1.597). ( http://www.tempointeraktif.com/hg/timeline/2004/05/12/tml,20040512-03,id.htm l ). Sudah Pernah baca data dari DEPAG belum ini tak kasih tahu, Sulawesi Tengah, ( Data 2005 ) Islam = 1.577.511 ; Kristen = 322.314 ; Katolik = 23.829 ; Hindu = 77.292 ; Budha = 4.318 http://www.depag.go.id/index.php?menu=pagepageid=17 Yang benar2 mayoritas cuma di Papua, NTT, Sulut dan Bali ( Hindu ), apakah anda pernah dengar bahwa Mesjid ditutup oleh masa kayak di Jawa ini ??? dan siapa bilang damai, di Bekasi yang udah ada ijin pun di halang2i pembangunan Rumah Ibadahnya. Kok suka sebarkan fitnah tampa dasar ?? - Original Message - From: Mhoel To: ppiindia@yahoogroups.com Sent: Monday, September 25, 2006 9:22 AM Subject: Re: [ppiindia] Tibo dkk : Eksekusi Kami Didepan Umum!! Kl tidak ada pen-jihad itu, muslim di yg minoritas wilayah timur tentu sdh habis sementara kresten di wilayah barat hidup aman, tentram, dan damai di wilayah barat yang mayoritas muslim. Recent Activity 4 New Members Visit Your Group SPONSORED LINKS Indonesia Cultural diversity God bless Indonesian languages Indonesian language course Yahoo! Mail Get on board You're invited to try the all-new Mail Beta. Y! Messenger Instant hello Chat in real-time with your friends. Need traffic? Drive customers With search ads on Yahoo! . - Do you Yahoo!? Get on board. You're invited to try the new Yahoo! Mail. [Non-text portions of this message have been removed] *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links Disclaimer: Although this message has been checked for all known viruses using Trend Micro InterScan Messaging Security Suite, Bukopin accept no liability for any loss or damage arising from the use of this E-Mail or attachments. Disclaimer: Although this message has been checked for all known viruses using Trend Micro InterScan Messaging Security Suite, Bukopin accept no liability for any loss or damage arising from the use of this E-Mail or attachments. *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu
Re: Islam nasibmu kini... kacian deh lu! Re: [ppiindia] Tibo dkk : Eksekusi Kami Didepan Umum!!
2 minggu lalu saya ke DT di Bandung. Saya saksikan sendiri 4 org yg convert ke Islam 1 Manado, 1 Chinesse, 2 Jawa... Jadi statement Mister Bob Islam nasibmu kini... kacian deh lu! bertolak belakang - Original Message - From: Robertus Budiarto [EMAIL PROTECTED] To: ppiindia@yahoogroups.com Sent: Tuesday, September 26, 2006 8:35 AM Subject: Islam nasibmu kini... kacian deh lu! Re: [ppiindia] Tibo dkk : Eksekusi Kami Didepan Umum!! Itulah Mas Bud, si Nizami Boy, Al Bad Boy, dan sekarang Mhoel Boy, mereka-mereka ini memang sukanya cari permusuhan.. berdiskusinya pun gaya kampung, tidak berkelas sama sekali.. Beraninya mereka ngaku Islam..Cuman sayang sedikit Islam berkelas yang berani protes agamanya dibajak orang-orang yang sukanya menipu, dan memanipulasi fakta. Minoritas dibilang mayoritas.. he.he.he.. Islam sebuah agama besar, namun sayang makin banyak umatnya yang berjiwa kecil.. . mereka teriak-teriak saja karena banyak bule yang berprasangka pada mereka, mereka tak menyadari bahwa sumber prasangka JUGA ada pada mereka. Islam nasibmu kini... kacian deh lu! Bobby B BUD'S [EMAIL PROTECTED] wrote: Anda mendapat data dari mana ??? Berdasarkan data demografi 1998, Poso mempunyai: luas wilayah (28 ribu kilometer persegi), jumlah penduduk (400.264 jiwa), pemeluk Islam (245.322), Protestan (143.249), Katolik (2.166), Hindu (8.030) dan Buddha (1.597). ( http://www.tempointeraktif.com/hg/timeline/2004/05/12/tml,20040512-03,id.htm l ). Sudah Pernah baca data dari DEPAG belum ini tak kasih tahu, Sulawesi Tengah, ( Data 2005 ) Islam = 1.577.511 ; Kristen = 322.314 ; Katolik = 23.829 ; Hindu = 77.292 ; Budha = 4.318 http://www.depag.go.id/index.php?menu=pagepageid=17 Yang benar2 mayoritas cuma di Papua, NTT, Sulut dan Bali ( Hindu ), apakah anda pernah dengar bahwa Mesjid ditutup oleh masa kayak di Jawa ini ??? dan siapa bilang damai, di Bekasi yang udah ada ijin pun di halang2i pembangunan Rumah Ibadahnya. Kok suka sebarkan fitnah tampa dasar ?? - Original Message - From: Mhoel To: ppiindia@yahoogroups.com Sent: Monday, September 25, 2006 9:22 AM Subject: Re: [ppiindia] Tibo dkk : Eksekusi Kami Didepan Umum!! Kl tidak ada pen-jihad itu, muslim di yg minoritas wilayah timur tentu sdh habis sementara kresten di wilayah barat hidup aman, tentram, dan damai di wilayah barat yang mayoritas muslim. Recent Activity 4 New Members Visit Your Group SPONSORED LINKS Indonesia Cultural diversity God bless Indonesian languages Indonesian language course Yahoo! Mail Get on board You're invited to try the all-new Mail Beta. Y! Messenger Instant hello Chat in real-time with your friends. Need traffic? Drive customers With search ads on Yahoo! . - Do you Yahoo!? Get on board. You're invited to try the new Yahoo! Mail. [Non-text portions of this message have been removed] *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links Disclaimer: Although this message has been checked for all known viruses using Trend Micro InterScan Messaging Security Suite, Bukopin accept no liability for any loss or damage arising from the use of this E-Mail or attachments. Disclaimer: Although this message has been checked for all known viruses using Trend Micro InterScan Messaging Security Suite, Bukopin accept no liability for any loss or damage arising from the use of this E-Mail or attachments. *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL
[ppiindia] Fighting The International Tyranny Of We the People
Fighting The International Tyranny Of We the People There are no Islamic terrorists in the Middle East. By Casey Butler 09/25/06 Information Clearing House -- -- Since September 11th, 2001, We the People have had ample opportunity for self-examination. When we look around us, First world vs. Third world, if we are honest with ourselves we must recognize that the democracies comprising Western Civilization have collectively become the next world dictator. This dictator is a tyrant unforgiving in its self-righteousness because it gets its very authority from We the People. We have, inadvertently, through our own irresponsibility and apathy towards participating in our own government, stepped into the shoes of the oppressor. From those shoes we can see clearly: There are no Islamic terrorists in the Middle East. Timothy McVeigh was a terrorist. The IRA were terrorists. Baader-Meinhoff were terrorists. These were terrorists because they had the right to free speech... They had the right to assemble in protest and to form political parties... They had the right to vote for whom they pleased... They had the right to run for office themselves to work for peaceful change. They were terrorists because they chose violence instead of working for change within the system available to them. The Fundamentalist Muslims of the Middle East who are fighting us now, on the other hand, have never had such rights. Our American government and the governments that support it, ie. Western Civilization, have never allowed Muslims any method other than violent resistance for addressing grievances. The most coherent historical analogy to current Western strategies in the Middle East today is the 19th century American belief in the Manifest Destiny of the United States, and its impact on Native American tribes. As part of American Manifest Destiny, Native American lands were carved up by force of arms at the request of merchants, farmers, and ranchers. Native American tribes were forced onto tiny reservations administered by Indian Agents. Today this process is viewed by many historians as ethnic cleansing of holocaust proportions. As European Americans justified their violent conquest of Western North America, the Native American who fought desperately against the American military and the civilian population for his land, people, religion, and, yes, freedom, was labeled a savage. Rebellious Indians were viewed as less-than-human, and not worthy of the rights shared by the rest of mankind. Said American General Philip Sheridan, The only good Indians I ever saw were dead. A glance at a world history book tells us that our 20th century Western Civilization carved up Islamic lands into political entities that suited our strategic purposes. Since that time, by supporting tyrants, shahs, kings, and anyone else who would do our bidding, including Saddam Hussein when it was convenient, the West has, by these proxies, purposely oppressed the human rights of Muslims in the Middle East. In fact, in its quest for a stable oil supply and new markets, Western Civilization has consistently denied Middle Eastern Muslims the rights and equalities shared by the rest of us in the community of nations. When a spark of these rights does happen to be ignited, as they were in Lebanon and Palestine, with rudimentary free elections that garnered many Western compliments and promises... As soon as the Muslim people made their will known to be contrary to the will of Western Civilization, they were labeled terrorists and immediately crushed and denied these rights once again. In reality, the Muslims who fight us, including Osama bin Laden and his Al-Qaeda, freedom fighters in the truest sense of the word, comparable to our own founders, who, after all, also oppressed women - even held slaves - until they enlightened themselves. What the USA and its Western democratic counterparts actually fight today are religiously devout men and women, righteous ten-commandment-keeping people according to our own moral and religious codes - from Osama bin Laden down to the last innocent Palestinian killed simply for living in Gaza. It is not, in the least, hyperbole to say that the Fundamentalist Muslims fighting us today are sacrificing their lives for their brothers and sisters; they are heroically defending their homelands, their cultures, and their religion, from the corruption, crime, and decadence intrinsic to Western capitalism as we know it. They are people just like you and I. They are fighting the international tyranny of We the People who did not bother to follow what our governments and corporations have done to third-world nations in order to turn a profit. Those of us who are supposed to run our government and corporations, but who, in fact, were too lazy to care what government did on behalf of the corporate mentality. Our Politicians and media personalities can call Fundamentalist Muslims terrorists or Islamic fascists until their
Re: Islam nasibmu kini... kacian deh lu! Re: [ppiindia] Tibo dkk : Eksekusi Kami Didepan Umum!!
BAKAAARR.BAKAAARRR..RUSUH...RUSUH Begini aja, daripada ribut-ribut, mending kita tungguin sama-sama nanti pas semua modar. Kalo semisal Islam adalah agama yang benar, berarti yang masuk neraka itu Kristen. Begitu juga sebaliknya. Jadi gak usah ngotot2an di dunia. Kan kalo salah satu yang bener bisa ngeledekin yang masuk neraka dari atas surga. Cuma perkaranya gimana kalo ternyata neraka ama surga itu gak ada, alias cuma ilusi?? Kasiaaannn deh loe orang Kristen sama Islam, capek-capek ngeributin pepesan kosong... Mending kalem aja. Urusin aja diri masing-masing, gak usah sok bener sendiri. Siapa tahu yang diributin: Tibo cs lagi maen gaple sama Fathurahman Al-Gozy di dunia sono hihihihihihi keciaaa deh luh... Udah, sekarang mah yang lagi puasa jalanin aja ibadahya. Yang kagak puasa, urusin aja urusannya. Ribet amat! tabik, BT el [EMAIL PROTECTED] wrote: Stigma/fitnah sdh budaya dari ajaran anda kali yah... makanya teman sebangsa anda seperti melakukan hal yg sama... predikat rendah apa lagi yg mau anda sandangkan ke org2 berbeda dgn anda. Suka permusuhan? Bahkan kalimat itu pun pertama kali meluncur dari anda..! - Original Message - From: Robertus Budiarto To: Sent: Tuesday, September 26, 2006 8:35 AM Subject: Islam nasibmu kini... kacian deh lu! Re: [ppiindia] Tibo dkk : Eksekusi Kami Didepan Umum!! Itulah Mas Bud, si Nizami Boy, Al Bad Boy, dan sekarang Mhoel Boy, mereka-mereka ini memang sukanya cari permusuhan.. berdiskusinya pun gaya kampung, tidak berkelas sama sekali.. Beraninya mereka ngaku Islam.. Cuman sayang sedikit Islam berkelas yang berani protes agamanya dibajak orang-orang yang sukanya menipu, dan memanipulasi fakta. Minoritas dibilang mayoritas.. he.he.he.. Islam sebuah agama besar, namun sayang makin banyak umatnya yang berjiwa kecil.. . mereka teriak-teriak saja karena banyak bule yang berprasangka pada mereka, mereka tak menyadari bahwa sumber prasangka JUGA ada pada mereka. Islam nasibmu kini... kacian deh lu! Bobby B BUD'S wrote: Anda mendapat data dari mana ??? Berdasarkan data demografi 1998, Poso mempunyai: luas wilayah (28 ribu kilometer persegi), jumlah penduduk (400.264 jiwa), pemeluk Islam (245.322), Protestan (143.249), Katolik (2.166), Hindu (8.030) dan Buddha (1.597). ( http://www.tempointeraktif.com/hg/timeline/2004/05/12/tml,20040512-03,id.htm l ). Sudah Pernah baca data dari DEPAG belum ini tak kasih tahu, Sulawesi Tengah, ( Data 2005 ) Islam = 1.577.511 ; Kristen = 322.314 ; Katolik = 23.829 ; Hindu = 77.292 ; Budha = 4.318 http://www.depag.go.id/index.php?menu=pagepageid=17 Yang benar2 mayoritas cuma di Papua, NTT, Sulut dan Bali ( Hindu ), apakah anda pernah dengar bahwa Mesjid ditutup oleh masa kayak di Jawa ini ??? dan siapa bilang damai, di Bekasi yang udah ada ijin pun di halang2i pembangunan Rumah Ibadahnya. Kok suka sebarkan fitnah tampa dasar ?? - Original Message - From: Mhoel To: ppiindia@yahoogroups.com Sent: Monday, September 25, 2006 9:22 AM Subject: Re: [ppiindia] Tibo dkk : Eksekusi Kami Didepan Umum!! Kl tidak ada pen-jihad itu, muslim di yg minoritas wilayah timur tentu sdh habis sementara kresten di wilayah barat hidup aman, tentram, dan damai di wilayah barat yang mayoritas muslim. Recent Activity 4 New Members Visit Your Group SPONSORED LINKS Indonesia Cultural diversity God bless Indonesian languages Indonesian language course Yahoo! Mail Get on board You're invited to try the all-new Mail Beta. Y! Messenger Instant hello Chat in real-time with your friends. Need traffic? Drive customers With search ads on Yahoo! . - Do you Yahoo!? Get on board. You're invited to try the new Yahoo! Mail. [Non-text portions of this message have been removed] *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links Disclaimer: Although this message has been checked for all known viruses using Trend Micro InterScan Messaging Security Suite, Bukopin accept no liability for any loss or damage arising from the use of this E-Mail or attachments. Disclaimer: Although this message has been checked for all known viruses using
Re: Islam nasibmu kini... kacian deh lu! Re: [ppiindia] Tibo dkk : Eksekusi Kami Didepan Umum!!
Kalo sorga/neraka tidak ada, ggk ada yg rugi. - Original Message - From: Boni Triyana [EMAIL PROTECTED] To: ppiindia@yahoogroups.com Sent: Tuesday, September 26, 2006 11:31 AM Subject: Re: Islam nasibmu kini... kacian deh lu! Re: [ppiindia] Tibo dkk : Eksekusi Kami Didepan Umum!! BAKAAARR.BAKAAARRR..RUSUH...RUSUH Begini aja, daripada ribut-ribut, mending kita tungguin sama-sama nanti pas semua modar. Kalo semisal Islam adalah agama yang benar, berarti yang masuk neraka itu Kristen. Begitu juga sebaliknya. Jadi gak usah ngotot2an di dunia. Kan kalo salah satu yang bener bisa ngeledekin yang masuk neraka dari atas surga. Cuma perkaranya gimana kalo ternyata neraka ama surga itu gak ada, alias cuma ilusi?? Kasiaaannn deh loe orang Kristen sama Islam, capek-capek ngeributin pepesan kosong... Mending kalem aja. Urusin aja diri masing-masing, gak usah sok bener sendiri. Siapa tahu yang diributin: Tibo cs lagi maen gaple sama Fathurahman Al-Gozy di dunia sono hihihihihihi keciaaa deh luh... Udah, sekarang mah yang lagi puasa jalanin aja ibadahya. Yang kagak puasa, urusin aja urusannya. Ribet amat! tabik, BT el [EMAIL PROTECTED] wrote: Stigma/fitnah sdh budaya dari ajaran anda kali yah... makanya teman sebangsa anda seperti melakukan hal yg sama... predikat rendah apa lagi yg mau anda sandangkan ke org2 berbeda dgn anda. Suka permusuhan? Bahkan kalimat itu pun pertama kali meluncur dari anda..! - Original Message - From: Robertus Budiarto To: Sent: Tuesday, September 26, 2006 8:35 AM Subject: Islam nasibmu kini... kacian deh lu! Re: [ppiindia] Tibo dkk : Eksekusi Kami Didepan Umum!! Itulah Mas Bud, si Nizami Boy, Al Bad Boy, dan sekarang Mhoel Boy, mereka-mereka ini memang sukanya cari permusuhan.. berdiskusinya pun gaya kampung, tidak berkelas sama sekali.. Beraninya mereka ngaku Islam.. Cuman sayang sedikit Islam berkelas yang berani protes agamanya dibajak orang-orang yang sukanya menipu, dan memanipulasi fakta. Minoritas dibilang mayoritas.. he.he.he.. Islam sebuah agama besar, namun sayang makin banyak umatnya yang berjiwa kecil.. . mereka teriak-teriak saja karena banyak bule yang berprasangka pada mereka, mereka tak menyadari bahwa sumber prasangka JUGA ada pada mereka. Islam nasibmu kini... kacian deh lu! Bobby B BUD'S wrote: Anda mendapat data dari mana ??? Berdasarkan data demografi 1998, Poso mempunyai: luas wilayah (28 ribu kilometer persegi), jumlah penduduk (400.264 jiwa), pemeluk Islam (245.322), Protestan (143.249), Katolik (2.166), Hindu (8.030) dan Buddha (1.597). ( http://www.tempointeraktif.com/hg/timeline/2004/05/12/tml,20040512-03,id.htm l ). Sudah Pernah baca data dari DEPAG belum ini tak kasih tahu, Sulawesi Tengah, ( Data 2005 ) Islam = 1.577.511 ; Kristen = 322.314 ; Katolik = 23.829 ; Hindu = 77.292 ; Budha = 4.318 http://www.depag.go.id/index.php?menu=pagepageid=17 Yang benar2 mayoritas cuma di Papua, NTT, Sulut dan Bali ( Hindu ), apakah anda pernah dengar bahwa Mesjid ditutup oleh masa kayak di Jawa ini ??? dan siapa bilang damai, di Bekasi yang udah ada ijin pun di halang2i pembangunan Rumah Ibadahnya. Kok suka sebarkan fitnah tampa dasar ?? - Original Message - From: Mhoel To: ppiindia@yahoogroups.com Sent: Monday, September 25, 2006 9:22 AM Subject: Re: [ppiindia] Tibo dkk : Eksekusi Kami Didepan Umum!! Kl tidak ada pen-jihad itu, muslim di yg minoritas wilayah timur tentu sdh habis sementara kresten di wilayah barat hidup aman, tentram, dan damai di wilayah barat yang mayoritas muslim. Recent Activity 4 New Members Visit Your Group SPONSORED LINKS Indonesia Cultural diversity God bless Indonesian languages Indonesian language course Yahoo! Mail Get on board You're invited to try the all-new Mail Beta. Y! Messenger Instant hello Chat in real-time with your friends. Need traffic? Drive customers With search ads on Yahoo! . - Do you Yahoo!? Get on board. You're invited to try the new Yahoo! Mail. [Non-text portions of this message have been removed] *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL
[ppiindia] Undangan Bergabung ke Milis Media Dakwah
Assalamu'alaikum wr wb, Bagi yang ingin belajar Islam sesuai dengan Al Qur'an dan Hadits silahkan bergabung ke milis Media Dakwah. Untuk bergabung, silahkan kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Wa'alaikum salam wr wb === Ingin belajar Islam sesuai Al Qur'an dan Hadits? Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] http://www.media-islam.or.id __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: Mbak Aris Re: [ppiindia] Re: Alhamdulillah quot;Santaquot; Tibo Sudah Dihukum Mati...:)
mbak aris, mungkin selama ini anda tidak mencari kebenaran. anda lebih mencari pembenaran atas apa yang anda yakini. bahwa amrozi bukan pelaku pemboman. bahwa azahari bukan teroris. bahwa abubakar basyir sama sekali tak terkait kegiatan teror. biar setumpuk data dan fakta ditunjukkan, tetap tak akan mengubah keyakinan anda. saya berdoa dengan tulus, semoga tak akan ada keluarga anda yang menjadi korban tak sengaja dari aksi-aksi pengeboman tak berperikemanusiaan itu. At 10:38 AM 9/26/2006, you wrote: Mas Bobby, Saya berpikir, manusia memang seharusnya berpikir ideologis untuk memamah setiap kehidupan. Berpikir Idiologis tak membuat seseorang terperangkap terhadap yang sifatnya subjektif dan generalisir. Dia memandang sesuatu dengan frame yang sudah jelas. Saat, Poso terjadi, saya waktu itu benar-benar blank. Masih menjadi mahasiswa baru yang tidak tahu apa-apa. Pemberitaan di media masa begitu simpang siur. Adakah yang benar-benar objektif? kebanyakan menghujat laskar Jihad bukan? Tidak ada yang membuka kasus ini secara terbuka dan transparan, Gus Dur sendiri bahkan mengatakan jumlah korbannya hanya ratusan. Tapi saya melihat jelas bagaimana film Poso dibuat dari kamera amatiran. Saya tak membayangkan betapa hal itu terjadi. Kehancuran yang sangat memilukan, apakah Mas Bobby datang melihat kesana langsung mendata jumlah korban. Tidak bukan? Sama seperti saya. Selain membaca sekelumit berita tertulis saya juga melihat film amatiran itu. Visual lebih bisa membuktikan dibanding tulisan. Apakah film itu berbohong? Kompas, Media Indonesia, Koran Tempo VS Sabili? Saya jujur katakan mereka jelas memiliki ideologi yang sangat jelas. Ideologi yang berbeda tentunya.Gaya tulisannya juga berbeda. Saya pelanggan sabili sekarang dan penulis lepasnya beberapakali, saya membaca Sabili untuk mengimbangi berita yang lain. Menemukan sudut pandang lain. Protes terhadap Sabili telah berulangkali saya sampaikan pada crew Sabili untuk mengubah gaya jurnalistiknya..saya lebih suka gaya mengajak orang lain berpikir. Kritik itu tanda sayang saya bagi Sabili. Saya berharap mendapat pencerahan, bukan justifikasi. Media sebesar Sabili setara atau mungkin oplahnya lebih banyak dibanding Tempo, Sabili sangat potensial memberikan informasi 'mencerahkan dan mencerdaskan' bagi umat. Mohon maaf beribu-ribu maaf, Mas Bobby, Mas Nizami dan Mas Al Badrun.. kalau boleh saya mengungkapkan mas-mas maaf, mas-mas bertiga memiliki tipikal sama. Justifikasi dulu. Lihatlah postingan kalau dilihat sebenarnya isinya sama. Membalas ejekan dengan ejekan. ^_^ Saya ingin sekali mendapatkan pengetahuan baru atau sebuah sudut lain dari sebuah diskusi bukan umpatan Saya tak mengucapkan Alhamdulillah saat Tibo diekskusi, bukan itu esensinya. Bahwa orang yang bersalah agama apapun harus mendapat balasan setimpal. Fakta Tibo dkk pelaku pembunuh adalah sesuatu yang tak bisa dipungkiri. JIka memang Amrozi benar-benar bersalah dan melakukan pembunuhan, saya sepakat dia juga harus diekskusi. Hanya saja kenyataannya, apakah dia benar-benar pelaku pemboman atau bukan, bagi saya masih kabur. Kekaburan itu 'dipaksa' dipertegas oleh media masa, memang Amrozi benar-benar membunuh. Lihatlah pemberitaannya. Saya yakinkah, jika ada umat Islam bersalah maka umat Islam lain tak mau membelanya. Bukan tidak solider, tetapi dalam agama kami, kebenaran ya kebenaran, kalau salah siapapun itu harus dihukum. Berbeda kasus Ba'asyir. Saya ingin mengatakan sungguh naif kalau orang percaya bulat-bulat, Abu Bakar Ba'asyir adalah orang yang terlibat dalam bom Bali. Orang itu bisa jadi tak objektif, tapi telah terkena asupan berita media masa dan beserta propagandanya. . Seperti itu pula ketika kasus pengrebekan Dr Azhari, itu sangat bias dan abu-abu, nggak jelas. Karena media masa mengulang-ulang berita dan ucapan kata 'teroris' dan dikukuhkan pernyataan polisi, jadilah dia seorang teroris. Hanya karena pengulangan kata yang dilakukan media masa mampu mengubah persepsi kita.TERORIS. Apakah ada yang mau bersumpah dengan nama Allah, bahwa dia benar-benar terbukti bersalah? Media masa Mengubah pemikiran kita. Jika media masa luar negeri mengatakan Islam adalah agama teroris maka itu mampu mengubah persepsi orang. Bahwa Islam adalah agama yang dianut para teroris. Itu namanya propaganda negatif ( mirip pembentukan brand image dalam duni promosi), propaganda itu telah membuat mas Bobby memandang negatif terhadap Islam berserta umatnya dan membuat mas Nizami dkk, defensif apologetik agak serampangan. Sekali lagi maaf. Mohon maaf lahir batin. Justifikasi, umpatan, celaan membuka simpul syaraf emosi dan menutup ruang untuk berpikir. Pertanyaannya adalah apakah Anda benar-benar mengenal fakta yang disodorkan dalam lembaran majalah atau koran (termasuk Poso)? Meliputnya sendiri?Melihatnya sendiri? Semua tergantung persepsi peliput di lapang. Peliput sendiri menulis tergantung persepi mereka dan pengetahuan serta
[ppiindia] Re: Crisis Is Upon Us
ini ms satrioarismunandar di blogspot.com?? saya suka banget baca blogg-nya njenengan terutama resensi2 bukunya dunia jurnalisme. moga membawa AC-nya di milis yg sedang panas ini:) --- In ppiindia@yahoogroups.com, Satrio Arismunandar [EMAIL PROTECTED] wrote: Crisis Is Upon Us by Paul Craig Roberts A number of experts have concluded that despite the Bush administration' s desire to attack Iran, the aggression would be too rash and the consequences too dire even for the irrational Bush administration. Military experts point out that at a time when generals are calling for more troops for Afghanistan and Iraq, it would be ill-advised for Bush to add Iran to the war theater. Experts note that Ira is well armed with missiles capable of attacking US ships and oil facilities throughout the Middle East and that Iran can direct its Shiite allies in Iraq to assault US troops there and set in motion terrorist actions throughout the Middle East. Diplomatic experts point out that the US is isolated in its desire for war with Iran and has no ally except Israel, thus validating Muslim claims that the US is Israel's instrument against Muslims in the Middle East. Experts note that military aggression is a war crime and that US violations of international law isolate the US and destroy the soft power on which US leadership has been based. An attack on Iran could be the last straw for Muslims chaffing under the rule of US puppet governments in Egypt, Pakistan, Jordan and Saudi Arabia. Economic experts point out that the impact on the price of oil would be severe and the economic consequences detrimental. With the US housing bubble deflating, now is not the time for an oil shock. It is difficult to take exception to this expert analysis. Nevertheless, the Bush administration continues to send war signals. Credible news organizations have reported that US naval attack groups have been given prepare to deploy orders that would put them on station off Iran by October 21. How can Bush administration war plans be reconi led with expert opinion that the consequences would be too dire for the US? Perhaps the answer is that what appears as irrationality to experts is rationality to neoconservatives. Neocons seek maximum chaos and instability in the Middle East in order to justify long-term US occupation of the region. Following this line of thought, neocons would regard the loss of a US aircraft carrier in the Persian Gulf as a way to solidify public support for the war. US public anger at the Iranians could even result in US public support for a military draft in order to win the war on terror. The Bush administration could bring Congress around by announcing a Gulf of Tonkin incident or by orchestrating a terrorist attack. However, this is unnecessary as Bush has prepared the ground for bypassing Congress with his propagandistic allegations that Iran, by arming Iraqi insurgents, sponsoring terrorism, and building nuclear weapons, is the major part of the ongoing war against terrorism. Now that Iran is blamed for rising violence in Iraq, an attack on Iran follows as a matter of course. All Bush has to do is to continue with his lies in order to bring the American public to a new war hysteria. Bush's attorney general has demonstrated that he has no qualms about validating any and all extra-legal powers that the White House requires for violating the US Constitution and international law. The congressional attempts to block illegal wiretapping and torture have failed. The Senate has refused to authorize torture, but the Senate has not prevented the administration from torturing detainees. The compromise leaves it to the White House to decide by executive order whether its interrogation practices are objectionable. In an editorial (September 22, 2006), the Washington Post concluded that the abuse can continue. Polls show that Bush administration propaganda has convinced a majority of inattentive Americans that Iran is making nuclear weapons. Polls show that a majority support an attack on Iran under this circumstance. The neoconservatives and their media allies have succeeded in causing the public to confuse Iran's legal nuclear energy program with a weapons program. The International Atomic Energy Agency, whose inspectors pour over Iran's nuclear energy program for signs of a weapons program, recently denounced a House Intelligence Committee report as outrageous and dishonest. Written by the Republican neocon staff, the Republican report falsely alleges that Iran had enriched uranium to weapons grade last April and that the IAEA had removed a senior safeguards inspector to keep the alleged breach of the Nuclear Non-proliferation Pact secret. Once again neoconservatives have shown that they will tell any and every lie to achieve their goal of attacking Iran. Jingoistic anti-UN Bush supporters will
Re: [ppiindia] Re: Crisis Is Upon Us
Betul, Mbak... Terimakasih atas apresiasinya Di bulan Ramadhan ini kita memang sebaiknya bicara yang sejuk-sejuk saja. Maka saya nggak pernah atau jarang sekali komentar, apapun tanggapan orang terhadap tulisan saya. Saya juga heran, kenapa orang kok senang betul sama yang panas-panas ya? Tapi kalau buka puasa pakai sop panas, soto panas, atau bakso panas, nah itu saya suka he..he..he... Salam adem ayem, Satrio --- ndah maldiniwati [EMAIL PROTECTED] wrote: ini ms satrioarismunandar di blogspot.com?? saya suka banget baca blogg-nya njenengan terutama resensi2 bukunya dunia jurnalisme. moga membawa AC-nya di milis yg sedang panas ini:) --- In ppiindia@yahoogroups.com, Satrio Arismunandar [EMAIL PROTECTED] wrote: Crisis Is Upon Us by Paul Craig Roberts A number of experts have concluded that despite the Bush administration' s desire to attack Iran, the aggression would be too rash and the consequences too dire even for the irrational Bush administration. Military experts point out that at a time when generals are calling for more troops for Afghanistan and Iraq, it would be ill-advised for Bush to add Iran to the war theater. Experts note that Ira is well armed with missiles capable of attacking US ships and oil facilities throughout the Middle East and that Iran can direct its Shiite allies in Iraq to assault US troops there and set in motion terrorist actions throughout the Middle East. Diplomatic experts point out that the US is isolated in its desire for war with Iran and has no ally except Israel, thus validating Muslim claims that the US is Israel's instrument against Muslims in the Middle East. Experts note that military aggression is a war crime and that US violations of international law isolate the US and destroy the soft power on which US leadership has been based. An attack on Iran could be the last straw for Muslims chaffing under the rule of US puppet governments in Egypt, Pakistan, Jordan and Saudi Arabia. Economic experts point out that the impact on the price of oil would be severe and the economic consequences detrimental. With the US housing bubble deflating, now is not the time for an oil shock. It is difficult to take exception to this expert analysis. Nevertheless, the Bush administration continues to send war signals. Credible news organizations have reported that US naval attack groups have been given prepare to deploy orders that would put them on station off Iran by October 21. How can Bush administration war plans be reconi led with expert opinion that the consequences would be too dire for the US? Perhaps the answer is that what appears as irrationality to experts is rationality to neoconservatives. Neocons seek maximum chaos and instability in the Middle East in order to justify long-term US occupation of the region. Following this line of thought, neocons would regard the loss of a US aircraft carrier in the Persian Gulf as a way to solidify public support for the war. US public anger at the Iranians could even result in US public support for a military draft in order to win the war on terror. The Bush administration could bring Congress around by announcing a Gulf of Tonkin incident or by orchestrating a terrorist attack. However, this is unnecessary as Bush has prepared the ground for bypassing Congress with his propagandistic allegations that Iran, by arming Iraqi insurgents, sponsoring terrorism, and building nuclear weapons, is the major part of the ongoing war against terrorism. Now that Iran is blamed for rising violence in Iraq, an attack on Iran follows as a matter of course. All Bush has to do is to continue with his lies in order to bring the American public to a new war hysteria. Bush's attorney general has demonstrated that he has no qualms about validating any and all extra-legal powers that the White House requires for violating the US Constitution and international law. The congressional attempts to block illegal wiretapping and torture have failed. The Senate has refused to authorize torture, but the Senate has not prevented the administration from torturing detainees. The compromise leaves it to the White House to decide by executive order whether its interrogation practices are objectionable. In an editorial (September 22, 2006), the Washington Post concluded that the abuse can continue. Polls show that Bush administration propaganda has convinced a majority of inattentive Americans that Iran is making nuclear weapons. Polls show that a majority support an attack on Iran under this circumstance. The neoconservatives and their media allies have succeeded in causing the public to confuse Iran's legal nuclear energy program with a weapons program. The International Atomic Energy Agency,
Mbak Aris Re: [ppiindia] Re: Alhamdulillah quot;Santaquot; Tibo Sudah Dihukum Mati...:)
seperti do'a saya sebelumnya: semoga tidak ada lagi tragedi ini, tidak pada keluargaku, tidak pada temanku, tidak untuk bangsaku --- In ppiindia@yahoogroups.com, Nugroho Dewanto [EMAIL PROTECTED] wrote: mbak aris, mungkin selama ini anda tidak mencari kebenaran. anda lebih mencari pembenaran atas apa yang anda yakini. bahwa amrozi bukan pelaku pemboman. bahwa azahari bukan teroris. bahwa abubakar basyir sama sekali tak terkait kegiatan teror. biar setumpuk data dan fakta ditunjukkan, tetap tak akan mengubah keyakinan anda. saya berdoa dengan tulus, semoga tak akan ada keluarga anda yang menjadi korban tak sengaja dari aksi-aksi pengeboman tak berperikemanusiaan itu. At 10:38 AM 9/26/2006, you wrote: Mas Bobby, Saya berpikir, manusia memang seharusnya berpikir ideologis untuk memamah setiap kehidupan. Berpikir Idiologis tak membuat seseorang terperangkap terhadap yang sifatnya subjektif dan generalisir. Dia memandang sesuatu dengan frame yang sudah jelas. Saat, Poso terjadi, saya waktu itu benar-benar blank. Masih menjadi mahasiswa baru yang tidak tahu apa-apa. Pemberitaan di media masa begitu simpang siur. Adakah yang benar-benar objektif? kebanyakan menghujat laskar Jihad bukan? Tidak ada yang membuka kasus ini secara terbuka dan transparan, Gus Dur sendiri bahkan mengatakan jumlah korbannya hanya ratusan. Tapi saya melihat jelas bagaimana film Poso dibuat dari kamera amatiran. Saya tak membayangkan betapa hal itu terjadi. Kehancuran yang sangat memilukan, apakah Mas Bobby datang melihat kesana langsung mendata jumlah korban. Tidak bukan? Sama seperti saya. Selain membaca sekelumit berita tertulis saya juga melihat film amatiran itu. Visual lebih bisa membuktikan dibanding tulisan. Apakah film itu berbohong? Kompas, Media Indonesia, Koran Tempo VS Sabili? Saya jujur katakan mereka jelas memiliki ideologi yang sangat jelas. Ideologi yang berbeda tentunya.Gaya tulisannya juga berbeda. Saya pelanggan sabili sekarang dan penulis lepasnya beberapakali, saya membaca Sabili untuk mengimbangi berita yang lain. Menemukan sudut pandang lain. Protes terhadap Sabili telah berulangkali saya sampaikan pada crew Sabili untuk mengubah gaya jurnalistiknya..saya lebih suka gaya mengajak orang lain berpikir. Kritik itu tanda sayang saya bagi Sabili. Saya berharap mendapat pencerahan, bukan justifikasi. Media sebesar Sabili setara atau mungkin oplahnya lebih banyak dibanding Tempo, Sabili sangat potensial memberikan informasi 'mencerahkan dan mencerdaskan' bagi umat. Mohon maaf beribu-ribu maaf, Mas Bobby, Mas Nizami dan Mas Al Badrun.. kalau boleh saya mengungkapkan mas-mas maaf, mas-mas bertiga memiliki tipikal sama. Justifikasi dulu. Lihatlah postingan kalau dilihat sebenarnya isinya sama. Membalas ejekan dengan ejekan. ^_^ Saya ingin sekali mendapatkan pengetahuan baru atau sebuah sudut lain dari sebuah diskusi bukan umpatan Saya tak mengucapkan Alhamdulillah saat Tibo diekskusi, bukan itu esensinya. Bahwa orang yang bersalah agama apapun harus mendapat balasan setimpal. Fakta Tibo dkk pelaku pembunuh adalah sesuatu yang tak bisa dipungkiri. JIka memang Amrozi benar-benar bersalah dan melakukan pembunuhan, saya sepakat dia juga harus diekskusi. Hanya saja kenyataannya, apakah dia benar-benar pelaku pemboman atau bukan, bagi saya masih kabur. Kekaburan itu 'dipaksa' dipertegas oleh media masa, memang Amrozi benar-benar membunuh. Lihatlah pemberitaannya. Saya yakinkah, jika ada umat Islam bersalah maka umat Islam lain tak mau membelanya. Bukan tidak solider, tetapi dalam agama kami, kebenaran ya kebenaran, kalau salah siapapun itu harus dihukum. Berbeda kasus Ba'asyir. Saya ingin mengatakan sungguh naif kalau orang percaya bulat-bulat, Abu Bakar Ba'asyir adalah orang yang terlibat dalam bom Bali. Orang itu bisa jadi tak objektif, tapi telah terkena asupan berita media masa dan beserta propagandanya. . Seperti itu pula ketika kasus pengrebekan Dr Azhari, itu sangat bias dan abu-abu, nggak jelas. Karena media masa mengulang-ulang berita dan ucapan kata 'teroris' dan dikukuhkan pernyataan polisi, jadilah dia seorang teroris. Hanya karena pengulangan kata yang dilakukan media masa mampu mengubah persepsi kita.TERORIS. Apakah ada yang mau bersumpah dengan nama Allah, bahwa dia benar-benar terbukti bersalah? Media masa Mengubah pemikiran kita. Jika media masa luar negeri mengatakan Islam adalah agama teroris maka itu mampu mengubah persepsi orang. Bahwa Islam adalah agama yang dianut para teroris. Itu namanya propaganda negatif ( mirip pembentukan brand image dalam duni promosi), propaganda itu telah membuat mas Bobby memandang negatif terhadap Islam berserta umatnya dan membuat mas Nizami dkk, defensif apologetik agak serampangan. Sekali lagi maaf. Mohon maaf lahir batin. Justifikasi, umpatan, celaan membuka simpul syaraf emosi dan
[ppiindia] Crisis Is Upon Us
Crisis Is Upon Us by Paul Craig Roberts A number of experts have concluded that despite the Bush administration' s desire to attack Iran, the aggression would be too rash and the consequences too dire even for the irrational Bush administration. Military experts point out that at a time when generals are calling for more troops for Afghanistan and Iraq, it would be ill-advised for Bush to add Iran to the war theater. Experts note that Ira is well armed with missiles capable of attacking US ships and oil facilities throughout the Middle East and that Iran can direct its Shiite allies in Iraq to assault US troops there and set in motion terrorist actions throughout the Middle East. Diplomatic experts point out that the US is isolated in its desire for war with Iran and has no ally except Israel, thus validating Muslim claims that the US is Israel's instrument against Muslims in the Middle East. Experts note that military aggression is a war crime and that US violations of international law isolate the US and destroy the soft power on which US leadership has been based. An attack on Iran could be the last straw for Muslims chaffing under the rule of US puppet governments in Egypt, Pakistan, Jordan and Saudi Arabia. Economic experts point out that the impact on the price of oil would be severe and the economic consequences detrimental. With the US housing bubble deflating, now is not the time for an oil shock. It is difficult to take exception to this expert analysis. Nevertheless, the Bush administration continues to send war signals. Credible news organizations have reported that US naval attack groups have been given prepare to deploy orders that would put them on station off Iran by October 21. How can Bush administration war plans be reconi led with expert opinion that the consequences would be too dire for the US? Perhaps the answer is that what appears as irrationality to experts is rationality to neoconservatives. Neocons seek maximum chaos and instability in the Middle East in order to justify long-term US occupation of the region. Following this line of thought, neocons would regard the loss of a US aircraft carrier in the Persian Gulf as a way to solidify public support for the war. US public anger at the Iranians could even result in US public support for a military draft in order to win the war on terror. The Bush administration could bring Congress around by announcing a Gulf of Tonkin incident or by orchestrating a terrorist attack. However, this is unnecessary as Bush has prepared the ground for bypassing Congress with his propagandistic allegations that Iran, by arming Iraqi insurgents, sponsoring terrorism, and building nuclear weapons, is the major part of the ongoing war against terrorism. Now that Iran is blamed for rising violence in Iraq, an attack on Iran follows as a matter of course. All Bush has to do is to continue with his lies in order to bring the American public to a new war hysteria. Bush's attorney general has demonstrated that he has no qualms about validating any and all extra-legal powers that the White House requires for violating the US Constitution and international law. The congressional attempts to block illegal wiretapping and torture have failed. The Senate has refused to authorize torture, but the Senate has not prevented the administration from torturing detainees. The compromise leaves it to the White House to decide by executive order whether its interrogation practices are objectionable. In an editorial (September 22, 2006), the Washington Post concluded that the abuse can continue. Polls show that Bush administration propaganda has convinced a majority of inattentive Americans that Iran is making nuclear weapons. Polls show that a majority support an attack on Iran under this circumstance. The neoconservatives and their media allies have succeeded in causing the public to confuse Iran's legal nuclear energy program with a weapons program. The International Atomic Energy Agency, whose inspectors pour over Iran's nuclear energy program for signs of a weapons program, recently denounced a House Intelligence Committee report as outrageous and dishonest. Written by the Republican neocon staff, the Republican report falsely alleges that Iran had enriched uranium to weapons grade last April and that the IAEA had removed a senior safeguards inspector to keep the alleged breach of the Nuclear Non-proliferation Pact secret. Once again neoconservatives have shown that they will tell any and every lie to achieve their goal of attacking Iran. Jingoistic anti-UN Bush supporters will automatically believe the neocon lie and will swallow right-wing talk radio claims that the UN is protecting Iran's nuclear weapons program. As we learned from the Iraq hysteria, facts and experts are no impediment to the Bush administration' s lies. Rumsfeld's neocon Pentagon has rewritten US war doctrine to permit preemptive nuclear attack on non-nuclear countries. As the