[silatindonesia] Biaya latihan apa tidak kemahalan ?
Salam Sekedar menyampaikan unek-unek beberapa temen saja. Kebetulan saya sounding kebeberapa temen untuk latihan silat di TMII tapi keluhan mereka rata-rata karena biayanya terlalu besar. Mungkin nominal tersebut bagi temen-temen yang mapan tidak terlalu mahal tapi bagi pekerja kelas staf tentu nominal tersebut lumayan berat. Kecuali memang kita ingin membidik pasar kelas agak atas. Dan sebagai perbandingan saja kalau ikut latihan beladiri di kampus biaya iuran perbulan sekitar 15 - 20 rb, atau kalau di GOR paling banter 50 rb. Bahkan kemaren saya cek ke AIKIDO di bulungan bulannya hanya 30 rb. Dan masukan berikutnya agar makin banyak peminatnya, khususnya misal kok kurang peminat dari para wanita, mungkin kita bisa sebar info silat indonesia ke beberapa milis ahkan masuk ke miist khusus para wanita, saya yakin akan semakin banyak peminatnya Salam - Finding fabulous fares is fun. Let Yahoo! FareChase search your favorite travel sites to find flight and hotel bargains. [Non-text portions of this message have been removed]
[silatindonesia] Re: Biaya latihan apa tidak kemahalan ?
--- In silatindonesia@yahoogroups.com, Herman B [EMAIL PROTECTED] wrote: Sekedar menyampaikan unek-unek beberapa temen saja. Kebetulan saya sounding kebeberapa temen untuk latihan silat di TMII tapi keluhan mereka rata-rata karena biayanya terlalu besar. Mungkin nominal tersebut bagi temen-temen yang mapan tidak terlalu mahal tapi bagi pekerja kelas staf tentu nominal tersebut lumayan berat. Kecuali memang kita ingin membidik pasar kelas agak atas. Dan sebagai perbandingan saja kalau ikut latihan beladiri di kampus biaya iuran perbulan sekitar 15 - 20 rb, atau kalau di GOR paling banter 50 rb. Bahkan kemaren saya cek ke AIKIDO di bulungan bulannya hanya 30 rb. Ada yang lebih memilukan lagi: pertahun hanya 150 ribu :D Sampe sekarang dojonya belum punya matras juga, sehingga begitu sesi di Cempaka Putih semua murid jadi lumba2, wakakakakakaka :D Sebagai perbandingan, KPS Nusantara yang latihan juga di Padepokan, hanya mengenakan biaya Rp2.500 sekali latihan. Tentu saja ini kelas anak2, sehingga bila kelas bapak2 mungkin adalah Rp7.500 (saya nggak tahu kalo bapak2 harusnya berapa, dulu saya latihan di KPS Nusantara bayarnya pake kopian VCD dan US Army Field Manual, wakakakakakakaka) Tapi latihan 2 kali seminggu, jadi kalo anak2 kena Rp5.000 seminggu dan bapak2 kena Rp15.000 seminggu. Latihan di forum, per aliran, sekali seminggu kena Rp20.000. Hampir sama aja yah? BTW, data iuran KPS Nusantara berdasar medio 2003-2004.
RE: [silatindonesia] Re: Biaya latihan apa tidak kemahalan ?
Sedikit menambahkan, Salah satu pertimbangan adalah ongkos pengajar, karena uang ini sebenarnya untuk ganti ongkos suhu dan bukan untuk keperluan Forum atau penyelenggara. jadi ya perbandingannya harus juga aple to aple. kalau mau dibandingkan dengan ongkos ikutan dojo dari luar jatuhnya jauh sekali. beberapa ada yang menerapkan iuran anggota (pertahun biasanya antara 500 rb sampai 1 jt) kemudian iuran bulanan(kisarannya 100 ribuan per bulan). belum lagi seragam dan lain sebagainya yang jatuhnya jadi lebih mahal. Mungkin semangat pelestariannya yang perlu di tekankan, kita masih bersyukur ada guru guru yang masih bersedia mengajarkan ilmunya karena tanpa mereka mungkin ilmu ilmu silat tradisional kita sudah punah. sebenarnya iuran ini juga sebagai bentuk komitmen kita, kalau dirasa memang memberatkan namun kita punya semangat besar apalagi ingin jadi penerus dan pewaris silat tradisional maka mestinya masalah iuran bisa kita diskusikan lagi dan bukan harga mati kok :) (tentunya case by case) satu lagi kegiatan latihan ini juga merupakan sarana kaderisasi agar silat tradisional dapat berkembang dan mandiri sehingga bisa menjadi perguruan silat besar yang bisa menghidupi biaya operasional perguruan. nah yang kita butuhkan adalah SDM yang bersedia untuk mencurahkan segala tenaganya demi pelestarian silat tradisional dan salah satunya dengan mengikuti latihan ini sebagai media kaderisasi dan inkubasi dari aliran silat tradisional. jadi saran saya datang saja latihan dulu, niatkan untuk melestarikan budaya bangsa. ditunggu ya di padepokan Silat :) _ From: dasaman_allaria [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 29 Mei 2007 13:45 To: silatindonesia@yahoogroups.com Subject: [silatindonesia] Re: Biaya latihan apa tidak kemahalan ? --- In silatindonesia@ mailto:silatindonesia%40yahoogroups.com yahoogroups.com, Herman B [EMAIL PROTECTED] wrote: Sekedar menyampaikan unek-unek beberapa temen saja. Kebetulan saya sounding kebeberapa temen untuk latihan silat di TMII tapi keluhan mereka rata-rata karena biayanya terlalu besar. Mungkin nominal tersebut bagi temen-temen yang mapan tidak terlalu mahal tapi bagi pekerja kelas staf tentu nominal tersebut lumayan berat. Kecuali memang kita ingin membidik pasar kelas agak atas. Dan sebagai perbandingan saja kalau ikut latihan beladiri di kampus biaya iuran perbulan sekitar 15 - 20 rb, atau kalau di GOR paling banter 50 rb. Bahkan kemaren saya cek ke AIKIDO di bulungan bulannya hanya 30 rb. Ada yang lebih memilukan lagi: pertahun hanya 150 ribu :D Sampe sekarang dojonya belum punya matras juga, sehingga begitu sesi di Cempaka Putih semua murid jadi lumba2, wakakakakakaka :D Sebagai perbandingan, KPS Nusantara yang latihan juga di Padepokan, hanya mengenakan biaya Rp2.500 sekali latihan. Tentu saja ini kelas anak2, sehingga bila kelas bapak2 mungkin adalah Rp7.500 (saya nggak tahu kalo bapak2 harusnya berapa, dulu saya latihan di KPS Nusantara bayarnya pake kopian VCD dan US Army Field Manual, wakakakakakakaka) Tapi latihan 2 kali seminggu, jadi kalo anak2 kena Rp5.000 seminggu dan bapak2 kena Rp15.000 seminggu. Latihan di forum, per aliran, sekali seminggu kena Rp20.000. Hampir sama aja yah? BTW, data iuran KPS Nusantara berdasar medio 2003-2004. [Non-text portions of this message have been removed]
[silatindonesia] Re: Biaya latihan apa tidak kemahalan ?
sebetulnya utk latian silat, apalagi silat tradisional, biasanya tidak di pungut bayaran, dan kalopun ada maka biayanya sangat keciiilll sekaliiikarena silat tradisional itu adalah silat rumahan, di ajarkan di rumah-rumah gurunya masing-masing para guru silat itu pun dengan sukarela membagi ilmunya, tanpa pamrih, maka kalo ada silat tradisional, lalu memungut biaya gede itu bisa di tanya lagi kesungguhannya tapii...untuk kasus di forum kita yang tercinta ini, masalahnya beda, intinya yang sedang kita lakukan adalah pelestarian, makanya kita mengundang para guru utk mau terbuka, tidak tertutup dan mau membagi ilmunya, dan alhamdulillah sebagian dari mereka bersedia mengajarkan dan bersedia pula utk datang ke TMII, maka untuk itu hendaknyalah ada kompensasi berupa uang pengganti ongkos utk beliau-beliau itu utk bisa datang ke padepokan, apalagi tidak semua guru2 itu berkelebihan dalam hal materi fyi aja, semua guru itu yang di fasilitasi forum, sebelumnya tidak pernah menarik iuran dalam hal mengajarkan silat, mereka ikhlas menerima murid yg datang kerumahnya dgn niat yg sungguh2 dalam belajar, tapi dalam konteks forum dimana mereka harus keluar ongkos utk bisa pergi ke padepokan maka sebagai muridnya hendaknyalah kita berbagi utk sekedar ongkos beliau-beliau saja salam --- In silatindonesia@yahoogroups.com, kiki [EMAIL PROTECTED] wrote: Sedikit menambahkan, Salah satu pertimbangan adalah ongkos pengajar, karena uang ini sebenarnya untuk ganti ongkos suhu dan bukan untuk keperluan Forum atau penyelenggara. jadi ya perbandingannya harus juga aple to aple. kalau mau dibandingkan dengan ongkos ikutan dojo dari luar jatuhnya jauh sekali. beberapa ada yang menerapkan iuran anggota (pertahun biasanya antara 500 rb sampai 1 jt) kemudian iuran bulanan(kisarannya 100 ribuan per bulan). belum lagi seragam dan lain sebagainya yang jatuhnya jadi lebih mahal. Mungkin semangat pelestariannya yang perlu di tekankan, kita masih bersyukur ada guru guru yang masih bersedia mengajarkan ilmunya karena tanpa mereka mungkin ilmu ilmu silat tradisional kita sudah punah. sebenarnya iuran ini juga sebagai bentuk komitmen kita, kalau dirasa memang memberatkan namun kita punya semangat besar apalagi ingin jadi penerus dan pewaris silat tradisional maka mestinya masalah iuran bisa kita diskusikan lagi dan bukan harga mati kok :) (tentunya case by case) satu lagi kegiatan latihan ini juga merupakan sarana kaderisasi agar silat tradisional dapat berkembang dan mandiri sehingga bisa menjadi perguruan silat besar yang bisa menghidupi biaya operasional perguruan. nah yang kita butuhkan adalah SDM yang bersedia untuk mencurahkan segala tenaganya demi pelestarian silat tradisional dan salah satunya dengan mengikuti latihan ini sebagai media kaderisasi dan inkubasi dari aliran silat tradisional. jadi saran saya datang saja latihan dulu, niatkan untuk melestarikan budaya bangsa. ditunggu ya di padepokan Silat :) _ From: dasaman_allaria [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 29 Mei 2007 13:45 To: silatindonesia@yahoogroups.com Subject: [silatindonesia] Re: Biaya latihan apa tidak kemahalan ? --- In silatindonesia@ mailto:silatindonesia%40yahoogroups.com yahoogroups.com, Herman B herman_0573@ wrote: Sekedar menyampaikan unek-unek beberapa temen saja. Kebetulan saya sounding kebeberapa temen untuk latihan silat di TMII tapi keluhan mereka rata-rata karena biayanya terlalu besar. Mungkin nominal tersebut bagi temen-temen yang mapan tidak terlalu mahal tapi bagi pekerja kelas staf tentu nominal tersebut lumayan berat. Kecuali memang kita ingin membidik pasar kelas agak atas. Dan sebagai perbandingan saja kalau ikut latihan beladiri di kampus biaya iuran perbulan sekitar 15 - 20 rb, atau kalau di GOR paling banter 50 rb. Bahkan kemaren saya cek ke AIKIDO di bulungan bulannya hanya 30 rb. Ada yang lebih memilukan lagi: pertahun hanya 150 ribu :D Sampe sekarang dojonya belum punya matras juga, sehingga begitu sesi di Cempaka Putih semua murid jadi lumba2, wakakakakakaka :D Sebagai perbandingan, KPS Nusantara yang latihan juga di Padepokan, hanya mengenakan biaya Rp2.500 sekali latihan. Tentu saja ini kelas anak2, sehingga bila kelas bapak2 mungkin adalah Rp7.500 (saya nggak tahu kalo bapak2 harusnya berapa, dulu saya latihan di KPS Nusantara bayarnya pake kopian VCD dan US Army Field Manual, wakakakakakakaka) Tapi latihan 2 kali seminggu, jadi kalo anak2 kena Rp5.000 seminggu dan bapak2 kena Rp15.000 seminggu. Latihan di forum, per aliran, sekali seminggu kena Rp20.000. Hampir sama aja yah? BTW, data iuran KPS Nusantara berdasar medio 2003-2004. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [silatindonesia] Re: Biaya latihan apa tidak kemahalan ?
Bayangkan para guru yang mungkin datang dari tanah minang, tentu perlu transport. Kalaupun datang dari Jakarta, tetap saja perlu biaya untuk Tol, bensin, dsb. Ini yang membuat Silat kurang bisa mendunia dibanding beladiri lain khususnya asal Jepang. Rata-rata dojo pusat di Jepang mengelola secara profesional, bela diri jadi profesi. Nggak mungkin kita mengharapkan para guru akan tetap tekun melestarikan Silat, kalau kebutuhan pokoknya belum terpenuhi ;). Saya memandang profesi pelatih silat adalah profesi professional. seperti halnya dokter, pengacara, dan instruktur Gym. Jadi sudah selayaknya kalau mereka mendapat honor yang memadai. Untuk rekan-rekan yang merasa kemahalan, mungkin solusinya adalah dengan kerja sosial. Misalnya mampu menyumbang 10 rb, tetapi dapat kerja tambahan untuk beres-beres tempat latihan, atau membantu dokumentasi acara, upload ke web, dsb. Maaf nih, sekedar urun rembug saja. Masih newbie di milis ini :). rgds MCA On 5/29/07, devil_buddy [EMAIL PROTECTED] wrote: sebetulnya utk latian silat, apalagi silat tradisional, biasanya tidak di pungut bayaran, dan kalopun ada maka biayanya sangat keciiilll sekaliiikarena silat tradisional itu adalah silat rumahan, di ajarkan di rumah-rumah gurunya masing-masing para guru silat itu pun dengan sukarela membagi ilmunya, tanpa pamrih, maka kalo ada silat tradisional, lalu memungut biaya gede itu bisa di tanya lagi kesungguhannya tapii...untuk kasus di forum kita yang tercinta ini, masalahnya beda, intinya yang sedang kita lakukan adalah pelestarian, makanya kita mengundang para guru utk mau terbuka, tidak tertutup dan mau membagi ilmunya, dan alhamdulillah sebagian dari mereka bersedia mengajarkan dan bersedia pula utk datang ke TMII, maka untuk itu hendaknyalah ada kompensasi berupa uang pengganti ongkos utk beliau-beliau itu utk bisa datang ke padepokan, apalagi tidak semua guru2 itu berkelebihan dalam hal materi fyi aja, semua guru itu yang di fasilitasi forum, sebelumnya tidak pernah menarik iuran dalam hal mengajarkan silat, mereka ikhlas menerima murid yg datang kerumahnya dgn niat yg sungguh2 dalam belajar, tapi dalam konteks forum dimana mereka harus keluar ongkos utk bisa pergi ke padepokan maka sebagai muridnya hendaknyalah kita berbagi utk sekedar ongkos beliau-beliau saja salam
[silatindonesia] Re: Biaya latihan apa tidak kemahalan ?
Betul sekali boss devil, sangat membantu sekali buat merambah semua kalangan tuh dalam tanda kutip ya kalo mang betul yang d pertanyakan adalah apa betul untuk pelestarian ya kalo memang betul pelestarian seharusnya memang tidak perlu d persulit masalh pembayaran seperti sedia kala di katakan sebagai iuran sumbang sih balas jasa atau apalah itu, di luar konteks bisnis jualan silat. Kita memang tau semua kontribusi dari murid murni untuk gurunya, tapi juga perlu d ingat silat itu tidak bisa d pisahkan unsur silaturahminya. Krn saya mengalami sendiri sebagai pengangguran di banding teman-teman lainnya. Demi ttp menjaga silaturahmi walau pinjem kanan kiri yang penting ttp berusaha nongol menemani teman-teman yang pada belajar, bagi yang sering ktm Saya di tempat2 latihan forum, pasti tau persis bbrp bulan terakhir Saya g pernah turun latihan bukannya bosen atau ada hal lain, Saya luruskan ya krn masalah d atas bukan karena masalah lain yang lebih personal. Tapi ya tu masalah Saya walau hanya dalam hati Saya sudah terlanjur jadi orang gila di silat seperti tmn2 lain mungkin, walau saya g bisa turun Saya yakin ada Guru yang memang berjodoh dengan Saya. Jadi Curhathe...Ok dech ttp Saya dukung apapun bentuknya kalo memang semuanya demi kebaikan bersama dan ttp di bawah bendera pelestarian Saya dukung... tp... ttp d kasih kebijakan lah kalo ada yang memang tidak bisa mengikuti standarisasi administrasi yang d tetapkan bersama. Tks Mas ezra 02198040999 --- In silatindonesia@yahoogroups.com, devil_buddy [EMAIL PROTECTED] wrote: sebetulnya utk latian silat, apalagi silat tradisional, biasanya tidak di pungut bayaran, dan kalopun ada maka biayanya sangat keciiilll sekaliiikarena silat tradisional itu adalah silat rumahan, di ajarkan di rumah-rumah gurunya masing-masing para guru silat itu pun dengan sukarela membagi ilmunya, tanpa pamrih, maka kalo ada silat tradisional, lalu memungut biaya gede itu bisa di tanya lagi kesungguhannya tapii...untuk kasus di forum kita yang tercinta ini, masalahnya beda, intinya yang sedang kita lakukan adalah pelestarian, makanya kita mengundang para guru utk mau terbuka, tidak tertutup dan mau membagi ilmunya, dan alhamdulillah sebagian dari mereka bersedia mengajarkan dan bersedia pula utk datang ke TMII, maka untuk itu hendaknyalah ada kompensasi berupa uang pengganti ongkos utk beliau-beliau itu utk bisa datang ke padepokan, apalagi tidak semua guru2 itu berkelebihan dalam hal materi fyi aja, semua guru itu yang di fasilitasi forum, sebelumnya tidak pernah menarik iuran dalam hal mengajarkan silat, mereka ikhlas menerima murid yg datang kerumahnya dgn niat yg sungguh2 dalam belajar, tapi dalam konteks forum dimana mereka harus keluar ongkos utk bisa pergi ke padepokan maka sebagai muridnya hendaknyalah kita berbagi utk sekedar ongkos beliau-beliau saja salam --- In silatindonesia@yahoogroups.com, kiki kiki@ wrote: Sedikit menambahkan, Salah satu pertimbangan adalah ongkos pengajar, karena uang ini sebenarnya untuk ganti ongkos suhu dan bukan untuk keperluan Forum atau penyelenggara. jadi ya perbandingannya harus juga aple to aple. kalau mau dibandingkan dengan ongkos ikutan dojo dari luar jatuhnya jauh sekali. beberapa ada yang menerapkan iuran anggota (pertahun biasanya antara 500 rb sampai 1 jt) kemudian iuran bulanan(kisarannya 100 ribuan per bulan). belum lagi seragam dan lain sebagainya yang jatuhnya jadi lebih mahal. Mungkin semangat pelestariannya yang perlu di tekankan, kita masih bersyukur ada guru guru yang masih bersedia mengajarkan ilmunya karena tanpa mereka mungkin ilmu ilmu silat tradisional kita sudah punah. sebenarnya iuran ini juga sebagai bentuk komitmen kita, kalau dirasa memang memberatkan namun kita punya semangat besar apalagi ingin jadi penerus dan pewaris silat tradisional maka mestinya masalah iuran bisa kita diskusikan lagi dan bukan harga mati kok :) (tentunya case by case) satu lagi kegiatan latihan ini juga merupakan sarana kaderisasi agar silat tradisional dapat berkembang dan mandiri sehingga bisa menjadi perguruan silat besar yang bisa menghidupi biaya operasional perguruan. nah yang kita butuhkan adalah SDM yang bersedia untuk mencurahkan segala tenaganya demi pelestarian silat tradisional dan salah satunya dengan mengikuti latihan ini sebagai media kaderisasi dan inkubasi dari aliran silat tradisional. jadi saran saya datang saja latihan dulu, niatkan untuk melestarikan budaya bangsa. ditunggu ya di padepokan Silat :) _ From: dasaman_allaria [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 29 Mei 2007 13:45 To: silatindonesia@yahoogroups.com Subject: [silatindonesia] Re: Biaya latihan apa tidak kemahalan ? --- In silatindonesia@ mailto:silatindonesia%40yahoogroups.com yahoogroups.com, Herman B herman_0573@ wrote:
RE: [silatindonesia] Re: Biaya latihan apa tidak kemahalan ?
Wah usul menarik mas MCA, jadi inget waktu di sio lim se he he he... murid engak usah bayar uang latihan tapi harus ambilin air buat gurunya mandi dari mata air di gunung :) jadi bisa aja bayar semampunya tapi ada konsekwensi, misalnya bisa member get member he he he... Gimana Cuaca di Singapure sana mas MCA? ada latihan silat engak ? Best Regards, Kiki Rizki Noviandi .:: My Email - mailto:[EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] | My Web Blogs - http://geeks.netindonesia.net/blogs/kiki http://geeks.netindonesia.net/blogs/kiki | My MVP Profile - https://mvp.support.microsoft.com/profile/Kiki.Noviandi https://mvp.support.microsoft.com/profile/Kiki.Noviandi ::. _ From: M. Choirul Amri (MCA) [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 29 Mei 2007 14:55 To: silatindonesia@yahoogroups.com Subject: Re: [silatindonesia] Re: Biaya latihan apa tidak kemahalan ? Bayangkan para guru yang mungkin datang dari tanah minang, tentu perlu transport. Kalaupun datang dari Jakarta, tetap saja perlu biaya untuk Tol, bensin, dsb. Ini yang membuat Silat kurang bisa mendunia dibanding beladiri lain khususnya asal Jepang. Rata-rata dojo pusat di Jepang mengelola secara profesional, bela diri jadi profesi. Nggak mungkin kita mengharapkan para guru akan tetap tekun melestarikan Silat, kalau kebutuhan pokoknya belum terpenuhi ;). Saya memandang profesi pelatih silat adalah profesi professional. seperti halnya dokter, pengacara, dan instruktur Gym. Jadi sudah selayaknya kalau mereka mendapat honor yang memadai. Untuk rekan-rekan yang merasa kemahalan, mungkin solusinya adalah dengan kerja sosial. Misalnya mampu menyumbang 10 rb, tetapi dapat kerja tambahan untuk beres-beres tempat latihan, atau membantu dokumentasi acara, upload ke web, dsb. Maaf nih, sekedar urun rembug saja. Masih newbie di milis ini :). rgds MCA On 5/29/07, devil_buddy devil_buddy@ mailto:devil_buddy%40yahoo.com yahoo.com wrote: sebetulnya utk latian silat, apalagi silat tradisional, biasanya tidak di pungut bayaran, dan kalopun ada maka biayanya sangat keciiilll sekaliiikarena silat tradisional itu adalah silat rumahan, di ajarkan di rumah-rumah gurunya masing-masing para guru silat itu pun dengan sukarela membagi ilmunya, tanpa pamrih, maka kalo ada silat tradisional, lalu memungut biaya gede itu bisa di tanya lagi kesungguhannya tapii...untuk kasus di forum kita yang tercinta ini, masalahnya beda, intinya yang sedang kita lakukan adalah pelestarian, makanya kita mengundang para guru utk mau terbuka, tidak tertutup dan mau membagi ilmunya, dan alhamdulillah sebagian dari mereka bersedia mengajarkan dan bersedia pula utk datang ke TMII, maka untuk itu hendaknyalah ada kompensasi berupa uang pengganti ongkos utk beliau-beliau itu utk bisa datang ke padepokan, apalagi tidak semua guru2 itu berkelebihan dalam hal materi fyi aja, semua guru itu yang di fasilitasi forum, sebelumnya tidak pernah menarik iuran dalam hal mengajarkan silat, mereka ikhlas menerima murid yg datang kerumahnya dgn niat yg sungguh2 dalam belajar, tapi dalam konteks forum dimana mereka harus keluar ongkos utk bisa pergi ke padepokan maka sebagai muridnya hendaknyalah kita berbagi utk sekedar ongkos beliau-beliau saja salam [Non-text portions of this message have been removed]
[silatindonesia] Re: Biaya latihan apa tidak kemahalan ?
Iuran sudah naik kan ya dari 20 rb perkehadiran menjadi 25 ribu. Maksud saya begini, kalau iuran diturunkan maka pesertanya akan semakin banyak, jadi yang didapat guru juga lebih banyak. Tapi kalau mahal mungkin agak lebih sedikit jadi mungkin hitung-hitungannya akan sama. Bisa juga kalau dibuat kelas, misalnya kelas mahasiswa, dan kelas umum. Untuk yang mahasiswa pasti lebih murah, saya yakin ini akan menarik, karena pasti kita ngerasain susahnya pegang uang waktu jadi mahasiswa. Atau untuk sekalian dibuat kelas eksekutif yang tentu harganya lebih mahal, sehingga bisa dijadikan subsidi silang antara yang mampu dan yang kurang mampu, seperti di rumah sakit gitu hehe --- In silatindonesia@yahoogroups.com, devil_buddy [EMAIL PROTECTED] wrote: sebetulnya utk latian silat, apalagi silat tradisional, biasanya tidak di pungut bayaran, dan kalopun ada maka biayanya sangat keciiilll sekaliiikarena silat tradisional itu adalah silat rumahan, di ajarkan di rumah-rumah gurunya masing-masing para guru silat itu pun dengan sukarela membagi ilmunya, tanpa pamrih, maka kalo ada silat tradisional, lalu memungut biaya gede itu bisa di tanya lagi kesungguhannya tapii...untuk kasus di forum kita yang tercinta ini, masalahnya beda, intinya yang sedang kita lakukan adalah pelestarian, makanya kita mengundang para guru utk mau terbuka, tidak tertutup dan mau membagi ilmunya, dan alhamdulillah sebagian dari mereka bersedia mengajarkan dan bersedia pula utk datang ke TMII, maka untuk itu hendaknyalah ada kompensasi berupa uang pengganti ongkos utk beliau-beliau itu utk bisa datang ke padepokan, apalagi tidak semua guru2 itu berkelebihan dalam hal materi fyi aja, semua guru itu yang di fasilitasi forum, sebelumnya tidak pernah menarik iuran dalam hal mengajarkan silat, mereka ikhlas menerima murid yg datang kerumahnya dgn niat yg sungguh2 dalam belajar, tapi dalam konteks forum dimana mereka harus keluar ongkos utk bisa pergi ke padepokan maka sebagai muridnya hendaknyalah kita berbagi utk sekedar ongkos beliau-beliau saja salam --- In silatindonesia@yahoogroups.com, kiki kiki@ wrote: Sedikit menambahkan, Salah satu pertimbangan adalah ongkos pengajar, karena uang ini sebenarnya untuk ganti ongkos suhu dan bukan untuk keperluan Forum atau penyelenggara. jadi ya perbandingannya harus juga aple to aple. kalau mau dibandingkan dengan ongkos ikutan dojo dari luar jatuhnya jauh sekali. beberapa ada yang menerapkan iuran anggota (pertahun biasanya antara 500 rb sampai 1 jt) kemudian iuran bulanan(kisarannya 100 ribuan per bulan). belum lagi seragam dan lain sebagainya yang jatuhnya jadi lebih mahal. Mungkin semangat pelestariannya yang perlu di tekankan, kita masih bersyukur ada guru guru yang masih bersedia mengajarkan ilmunya karena tanpa mereka mungkin ilmu ilmu silat tradisional kita sudah punah. sebenarnya iuran ini juga sebagai bentuk komitmen kita, kalau dirasa memang memberatkan namun kita punya semangat besar apalagi ingin jadi penerus dan pewaris silat tradisional maka mestinya masalah iuran bisa kita diskusikan lagi dan bukan harga mati kok :) (tentunya case by case) satu lagi kegiatan latihan ini juga merupakan sarana kaderisasi agar silat tradisional dapat berkembang dan mandiri sehingga bisa menjadi perguruan silat besar yang bisa menghidupi biaya operasional perguruan. nah yang kita butuhkan adalah SDM yang bersedia untuk mencurahkan segala tenaganya demi pelestarian silat tradisional dan salah satunya dengan mengikuti latihan ini sebagai media kaderisasi dan inkubasi dari aliran silat tradisional. jadi saran saya datang saja latihan dulu, niatkan untuk melestarikan budaya bangsa. ditunggu ya di padepokan Silat :) _ From: dasaman_allaria [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 29 Mei 2007 13:45 To: silatindonesia@yahoogroups.com Subject: [silatindonesia] Re: Biaya latihan apa tidak kemahalan ? --- In silatindonesia@ mailto:silatindonesia%40yahoogroups.com yahoogroups.com, Herman B herman_0573@ wrote: Sekedar menyampaikan unek-unek beberapa temen saja. Kebetulan saya sounding kebeberapa temen untuk latihan silat di TMII tapi keluhan mereka rata-rata karena biayanya terlalu besar. Mungkin nominal tersebut bagi temen-temen yang mapan tidak terlalu mahal tapi bagi pekerja kelas staf tentu nominal tersebut lumayan berat. Kecuali memang kita ingin membidik pasar kelas agak atas. Dan sebagai perbandingan saja kalau ikut latihan beladiri di kampus biaya iuran perbulan sekitar 15 - 20 rb, atau kalau di GOR paling banter 50 rb. Bahkan kemaren saya cek ke AIKIDO di bulungan bulannya hanya 30 rb. Ada yang lebih memilukan lagi: pertahun hanya 150 ribu :D Sampe sekarang dojonya belum punya matras juga, sehingga begitu sesi di Cempaka Putih semua murid jadi lumba2,
[silatindonesia] Re: Biaya latihan apa tidak kemahalan ?
setuju boossjangan sampai masalah iuran jadi penghambat usaha pelestarian... nanti kalo forum sudah mapan dan mampu menarik dukungan dana dari donatur, sebaiknya malah untuk latihan silat itu bisa gratis tidak dipungut bayaran, jadi yg diperlukan cuma niat dan kesungguhan si murid itu sendiri, sedangkan utk kesejahteraan guru sudah ada budgetnya sendiri mudah-mudahan hal ini bisa terwujud, doakan saja, dan bantu-bantu forum sebisanya (walopun aye sendiri belom bisa bantu-bantu nihh hehehhe) salam --- In silatindonesia@yahoogroups.com, kiki [EMAIL PROTECTED] wrote: ini juga setuju saya sih melihat tinggal deal-dealan aja kayaknya kalau memang kemampuan mahasiswa ya engak apa apa, jangan titik beratkan pada iuran dan jangan sampai iuran jadi kendala dan hambatan latihan kita _ From: herman_0573 [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 29 Mei 2007 15:17 To: silatindonesia@yahoogroups.com Subject: [silatindonesia] Re: Biaya latihan apa tidak kemahalan ? Iuran sudah naik kan ya dari 20 rb perkehadiran menjadi 25 ribu. Maksud saya begini, kalau iuran diturunkan maka pesertanya akan semakin banyak, jadi yang didapat guru juga lebih banyak. Tapi kalau mahal mungkin agak lebih sedikit jadi mungkin hitung-hitungannya akan sama. Bisa juga kalau dibuat kelas, misalnya kelas mahasiswa, dan kelas umum. Untuk yang mahasiswa pasti lebih murah, saya yakin ini akan menarik, karena pasti kita ngerasain susahnya pegang uang waktu jadi mahasiswa. Atau untuk sekalian dibuat kelas eksekutif yang tentu harganya lebih mahal, sehingga bisa dijadikan subsidi silang antara yang mampu dan yang kurang mampu, seperti di rumah sakit gitu hehe --- In silatindonesia@ mailto:silatindonesia%40yahoogroups.com yahoogroups.com, devil_buddy devil_buddy@ wrote: sebetulnya utk latian silat, apalagi silat tradisional, biasanya tidak di pungut bayaran, dan kalopun ada maka biayanya sangat keciiilll sekaliiikarena silat tradisional itu adalah silat rumahan, di ajarkan di rumah-rumah gurunya masing-masing para guru silat itu pun dengan sukarela membagi ilmunya, tanpa pamrih, maka kalo ada silat tradisional, lalu memungut biaya gede itu bisa di tanya lagi kesungguhannya tapii...untuk kasus di forum kita yang tercinta ini, masalahnya beda, intinya yang sedang kita lakukan adalah pelestarian, makanya kita mengundang para guru utk mau terbuka, tidak tertutup dan mau membagi ilmunya, dan alhamdulillah sebagian dari mereka bersedia mengajarkan dan bersedia pula utk datang ke TMII, maka untuk itu hendaknyalah ada kompensasi berupa uang pengganti ongkos utk beliau-beliau itu utk bisa datang ke padepokan, apalagi tidak semua guru2 itu berkelebihan dalam hal materi fyi aja, semua guru itu yang di fasilitasi forum, sebelumnya tidak pernah menarik iuran dalam hal mengajarkan silat, mereka ikhlas menerima murid yg datang kerumahnya dgn niat yg sungguh2 dalam belajar, tapi dalam konteks forum dimana mereka harus keluar ongkos utk bisa pergi ke padepokan maka sebagai muridnya hendaknyalah kita berbagi utk sekedar ongkos beliau-beliau saja salam --- In silatindonesia@ mailto:silatindonesia%40yahoogroups.com yahoogroups.com, kiki kiki@ wrote: Sedikit menambahkan, Salah satu pertimbangan adalah ongkos pengajar, karena uang ini sebenarnya untuk ganti ongkos suhu dan bukan untuk keperluan Forum atau penyelenggara. jadi ya perbandingannya harus juga aple to aple. kalau mau dibandingkan dengan ongkos ikutan dojo dari luar jatuhnya jauh sekali. beberapa ada yang menerapkan iuran anggota (pertahun biasanya antara 500 rb sampai 1 jt) kemudian iuran bulanan(kisarannya 100 ribuan per bulan). belum lagi seragam dan lain sebagainya yang jatuhnya jadi lebih mahal. Mungkin semangat pelestariannya yang perlu di tekankan, kita masih bersyukur ada guru guru yang masih bersedia mengajarkan ilmunya karena tanpa mereka mungkin ilmu ilmu silat tradisional kita sudah punah. sebenarnya iuran ini juga sebagai bentuk komitmen kita, kalau dirasa memang memberatkan namun kita punya semangat besar apalagi ingin jadi penerus dan pewaris silat tradisional maka mestinya masalah iuran bisa kita diskusikan lagi dan bukan harga mati kok :) (tentunya case by case) satu lagi kegiatan latihan ini juga merupakan sarana kaderisasi agar silat tradisional dapat berkembang dan mandiri sehingga bisa menjadi perguruan silat besar yang bisa menghidupi biaya operasional perguruan. nah yang kita butuhkan adalah SDM yang bersedia untuk mencurahkan segala tenaganya demi pelestarian silat tradisional dan salah satunya dengan mengikuti latihan ini sebagai media kaderisasi dan inkubasi dari aliran silat tradisional. jadi saran saya datang saja latihan dulu, niatkan
[silatindonesia] Re: Biaya latihan apa tidak kemahalan ?
Idealnya ada cross-subsidi, krn menurut pendapat ane salah satu misi dari forum selain dari mengangkat silat tradisional juga seharusnya mengangkat tingkat kemampuan ekonomi dari para guru2 silat tradisional. Jangan lupa jg para Sahabat Silat, dengan dunia yg semakin borderless begini, akan ada aja orang2 asing krn setelah melihat value dari guru silat tradisional kita, mereka dibawa ke negerinya, terus kita bisa apa. protes.??!! lha wong kita sendiri gak menghargai guru sendiri... Kalau Sahabat Silat memperhatikan di beladiri yg berasal dari China misalnya, udah semakin banyak para suhu kungfu yg ditarik ke Amerika, Eropa Australia. Salam. --- In silatindonesia@yahoogroups.com, herman_0573 [EMAIL PROTECTED] wrote: Iuran sudah naik kan ya dari 20 rb perkehadiran menjadi 25 ribu. Maksud saya begini, kalau iuran diturunkan maka pesertanya akan semakin banyak, jadi yang didapat guru juga lebih banyak. Tapi kalau mahal mungkin agak lebih sedikit jadi mungkin hitung-hitungannya akan sama. Bisa juga kalau dibuat kelas, misalnya kelas mahasiswa, dan kelas umum. Untuk yang mahasiswa pasti lebih murah, saya yakin ini akan menarik, karena pasti kita ngerasain susahnya pegang uang waktu jadi mahasiswa. Atau untuk sekalian dibuat kelas eksekutif yang tentu harganya lebih mahal, sehingga bisa dijadikan subsidi silang antara yang mampu dan yang kurang mampu, seperti di rumah sakit gitu hehe --- In silatindonesia@yahoogroups.com, devil_buddy devil_buddy@ wrote: sebetulnya utk latian silat, apalagi silat tradisional, biasanya tidak di pungut bayaran, dan kalopun ada maka biayanya sangat keciiilll sekaliiikarena silat tradisional itu adalah silat rumahan, di ajarkan di rumah-rumah gurunya masing-masing para guru silat itu pun dengan sukarela membagi ilmunya, tanpa pamrih, maka kalo ada silat tradisional, lalu memungut biaya gede itu bisa di tanya lagi kesungguhannya tapii...untuk kasus di forum kita yang tercinta ini, masalahnya beda, intinya yang sedang kita lakukan adalah pelestarian, makanya kita mengundang para guru utk mau terbuka, tidak tertutup dan mau membagi ilmunya, dan alhamdulillah sebagian dari mereka bersedia mengajarkan dan bersedia pula utk datang ke TMII, maka untuk itu hendaknyalah ada kompensasi berupa uang pengganti ongkos utk beliau-beliau itu utk bisa datang ke padepokan, apalagi tidak semua guru2 itu berkelebihan dalam hal materi fyi aja, semua guru itu yang di fasilitasi forum, sebelumnya tidak pernah menarik iuran dalam hal mengajarkan silat, mereka ikhlas menerima murid yg datang kerumahnya dgn niat yg sungguh2 dalam belajar, tapi dalam konteks forum dimana mereka harus keluar ongkos utk bisa pergi ke padepokan maka sebagai muridnya hendaknyalah kita berbagi utk sekedar ongkos beliau-beliau saja salam --- In silatindonesia@yahoogroups.com, kiki kiki@ wrote: Sedikit menambahkan, Salah satu pertimbangan adalah ongkos pengajar, karena uang ini sebenarnya untuk ganti ongkos suhu dan bukan untuk keperluan Forum atau penyelenggara. jadi ya perbandingannya harus juga aple to aple. kalau mau dibandingkan dengan ongkos ikutan dojo dari luar jatuhnya jauh sekali. beberapa ada yang menerapkan iuran anggota (pertahun biasanya antara 500 rb sampai 1 jt) kemudian iuran bulanan(kisarannya 100 ribuan per bulan). belum lagi seragam dan lain sebagainya yang jatuhnya jadi lebih mahal. Mungkin semangat pelestariannya yang perlu di tekankan, kita masih bersyukur ada guru guru yang masih bersedia mengajarkan ilmunya karena tanpa mereka mungkin ilmu ilmu silat tradisional kita sudah punah. sebenarnya iuran ini juga sebagai bentuk komitmen kita, kalau dirasa memang memberatkan namun kita punya semangat besar apalagi ingin jadi penerus dan pewaris silat tradisional maka mestinya masalah iuran bisa kita diskusikan lagi dan bukan harga mati kok :) (tentunya case by case) satu lagi kegiatan latihan ini juga merupakan sarana kaderisasi agar silat tradisional dapat berkembang dan mandiri sehingga bisa menjadi perguruan silat besar yang bisa menghidupi biaya operasional perguruan. nah yang kita butuhkan adalah SDM yang bersedia untuk mencurahkan segala tenaganya demi pelestarian silat tradisional dan salah satunya dengan mengikuti latihan ini sebagai media kaderisasi dan inkubasi dari aliran silat tradisional. jadi saran saya datang saja latihan dulu, niatkan untuk melestarikan budaya bangsa. ditunggu ya di padepokan Silat :) _ From: dasaman_allaria [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 29 Mei 2007 13:45 To: silatindonesia@yahoogroups.com Subject: [silatindonesia] Re: Biaya latihan apa tidak kemahalan ? --- In silatindonesia@ mailto:silatindonesia%40yahoogroups.com
RE: [silatindonesia] Re: Biaya latihan apa tidak kemahalan ?
Apalagi yang ini saya setuju sekali uda share donk berapa biasanya biaya CMA kalau sekali ikutan latihan... padahal gurunya lokal bukan dari China sana... _ From: Alda Amtha [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 29 Mei 2007 15:43 To: silatindonesia@yahoogroups.com Subject: [silatindonesia] Re: Biaya latihan apa tidak kemahalan ? Idealnya ada cross-subsidi, krn menurut pendapat ane salah satu misi dari forum selain dari mengangkat silat tradisional juga seharusnya mengangkat tingkat kemampuan ekonomi dari para guru2 silat tradisional. Jangan lupa jg para Sahabat Silat, dengan dunia yg semakin borderless begini, akan ada aja orang2 asing krn setelah melihat value dari guru silat tradisional kita, mereka dibawa ke negerinya, terus kita bisa apa. protes.??!! lha wong kita sendiri gak menghargai guru sendiri... Kalau Sahabat Silat memperhatikan di beladiri yg berasal dari China misalnya, udah semakin banyak para suhu kungfu yg ditarik ke Amerika, Eropa Australia. Salam. --- In silatindonesia@ mailto:silatindonesia%40yahoogroups.com yahoogroups.com, herman_0573 [EMAIL PROTECTED] wrote: Iuran sudah naik kan ya dari 20 rb perkehadiran menjadi 25 ribu. Maksud saya begini, kalau iuran diturunkan maka pesertanya akan semakin banyak, jadi yang didapat guru juga lebih banyak. Tapi kalau mahal mungkin agak lebih sedikit jadi mungkin hitung-hitungannya akan sama. Bisa juga kalau dibuat kelas, misalnya kelas mahasiswa, dan kelas umum. Untuk yang mahasiswa pasti lebih murah, saya yakin ini akan menarik, karena pasti kita ngerasain susahnya pegang uang waktu jadi mahasiswa. Atau untuk sekalian dibuat kelas eksekutif yang tentu harganya lebih mahal, sehingga bisa dijadikan subsidi silang antara yang mampu dan yang kurang mampu, seperti di rumah sakit gitu hehe --- In silatindonesia@ mailto:silatindonesia%40yahoogroups.com yahoogroups.com, devil_buddy devil_buddy@ wrote: sebetulnya utk latian silat, apalagi silat tradisional, biasanya tidak di pungut bayaran, dan kalopun ada maka biayanya sangat keciiilll sekaliiikarena silat tradisional itu adalah silat rumahan, di ajarkan di rumah-rumah gurunya masing-masing para guru silat itu pun dengan sukarela membagi ilmunya, tanpa pamrih, maka kalo ada silat tradisional, lalu memungut biaya gede itu bisa di tanya lagi kesungguhannya tapii...untuk kasus di forum kita yang tercinta ini, masalahnya beda, intinya yang sedang kita lakukan adalah pelestarian, makanya kita mengundang para guru utk mau terbuka, tidak tertutup dan mau membagi ilmunya, dan alhamdulillah sebagian dari mereka bersedia mengajarkan dan bersedia pula utk datang ke TMII, maka untuk itu hendaknyalah ada kompensasi berupa uang pengganti ongkos utk beliau-beliau itu utk bisa datang ke padepokan, apalagi tidak semua guru2 itu berkelebihan dalam hal materi fyi aja, semua guru itu yang di fasilitasi forum, sebelumnya tidak pernah menarik iuran dalam hal mengajarkan silat, mereka ikhlas menerima murid yg datang kerumahnya dgn niat yg sungguh2 dalam belajar, tapi dalam konteks forum dimana mereka harus keluar ongkos utk bisa pergi ke padepokan maka sebagai muridnya hendaknyalah kita berbagi utk sekedar ongkos beliau-beliau saja salam --- In silatindonesia@ mailto:silatindonesia%40yahoogroups.com yahoogroups.com, kiki kiki@ wrote: Sedikit menambahkan, Salah satu pertimbangan adalah ongkos pengajar, karena uang ini sebenarnya untuk ganti ongkos suhu dan bukan untuk keperluan Forum atau penyelenggara. jadi ya perbandingannya harus juga aple to aple. kalau mau dibandingkan dengan ongkos ikutan dojo dari luar jatuhnya jauh sekali. beberapa ada yang menerapkan iuran anggota (pertahun biasanya antara 500 rb sampai 1 jt) kemudian iuran bulanan(kisarannya 100 ribuan per bulan). belum lagi seragam dan lain sebagainya yang jatuhnya jadi lebih mahal. Mungkin semangat pelestariannya yang perlu di tekankan, kita masih bersyukur ada guru guru yang masih bersedia mengajarkan ilmunya karena tanpa mereka mungkin ilmu ilmu silat tradisional kita sudah punah. sebenarnya iuran ini juga sebagai bentuk komitmen kita, kalau dirasa memang memberatkan namun kita punya semangat besar apalagi ingin jadi penerus dan pewaris silat tradisional maka mestinya masalah iuran bisa kita diskusikan lagi dan bukan harga mati kok :) (tentunya case by case) satu lagi kegiatan latihan ini juga merupakan sarana kaderisasi agar silat tradisional dapat berkembang dan mandiri sehingga bisa menjadi perguruan silat besar yang bisa menghidupi biaya operasional perguruan. nah yang kita butuhkan adalah SDM yang bersedia untuk mencurahkan segala tenaganya demi pelestarian silat tradisional dan salah satunya dengan mengikuti latihan ini sebagai media kaderisasi dan
[silatindonesia] Re: Biaya latihan apa tidak kemahalan ?
Di tempat ane belajar taichi, gurunya juga gak minta kok, udah mau belajar aja dia udah seneng. Cuma kita2 aja yg sepakat untuk kasih sejumlah uang ke beliau. Nah intinya disini Sahabat Silat, selama kita sepakat bahwa kita mesti membantu para guru dengan ikhlas, uang iuran gak akan pernah menjadi masalah. Ada yg bisa bayar lebih, ya silakan kasih banyakan, ada yg ngaku terus terang gak mampu, ya kasih serelanya atau gak perlu bayar sama sekali... Asalkan gak pura2 kagak punya duit aje hehehe. --- In silatindonesia@yahoogroups.com, kiki [EMAIL PROTECTED] wrote: Apalagi yang ini saya setuju sekali uda share donk berapa biasanya biaya CMA kalau sekali ikutan latihan... padahal gurunya lokal bukan dari China sana... _ From: Alda Amtha [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 29 Mei 2007 15:43 To: silatindonesia@yahoogroups.com Subject: [silatindonesia] Re: Biaya latihan apa tidak kemahalan ? Idealnya ada cross-subsidi, krn menurut pendapat ane salah satu misi dari forum selain dari mengangkat silat tradisional juga seharusnya mengangkat tingkat kemampuan ekonomi dari para guru2 silat tradisional. Jangan lupa jg para Sahabat Silat, dengan dunia yg semakin borderless begini, akan ada aja orang2 asing krn setelah melihat value dari guru silat tradisional kita, mereka dibawa ke negerinya, terus kita bisa apa. protes.??!! lha wong kita sendiri gak menghargai guru sendiri... Kalau Sahabat Silat memperhatikan di beladiri yg berasal dari China misalnya, udah semakin banyak para suhu kungfu yg ditarik ke Amerika, Eropa Australia. Salam. --- In silatindonesia@ mailto:silatindonesia%40yahoogroups.com yahoogroups.com, herman_0573 herman_0573@ wrote: Iuran sudah naik kan ya dari 20 rb perkehadiran menjadi 25 ribu. Maksud saya begini, kalau iuran diturunkan maka pesertanya akan semakin banyak, jadi yang didapat guru juga lebih banyak. Tapi kalau mahal mungkin agak lebih sedikit jadi mungkin hitung-hitungannya akan sama. Bisa juga kalau dibuat kelas, misalnya kelas mahasiswa, dan kelas umum. Untuk yang mahasiswa pasti lebih murah, saya yakin ini akan menarik, karena pasti kita ngerasain susahnya pegang uang waktu jadi mahasiswa. Atau untuk sekalian dibuat kelas eksekutif yang tentu harganya lebih mahal, sehingga bisa dijadikan subsidi silang antara yang mampu dan yang kurang mampu, seperti di rumah sakit gitu hehe --- In silatindonesia@ mailto:silatindonesia%40yahoogroups.com yahoogroups.com, devil_buddy devil_buddy@ wrote: sebetulnya utk latian silat, apalagi silat tradisional, biasanya tidak di pungut bayaran, dan kalopun ada maka biayanya sangat keciiilll sekaliiikarena silat tradisional itu adalah silat rumahan, di ajarkan di rumah-rumah gurunya masing-masing para guru silat itu pun dengan sukarela membagi ilmunya, tanpa pamrih, maka kalo ada silat tradisional, lalu memungut biaya gede itu bisa di tanya lagi kesungguhannya tapii...untuk kasus di forum kita yang tercinta ini, masalahnya beda, intinya yang sedang kita lakukan adalah pelestarian, makanya kita mengundang para guru utk mau terbuka, tidak tertutup dan mau membagi ilmunya, dan alhamdulillah sebagian dari mereka bersedia mengajarkan dan bersedia pula utk datang ke TMII, maka untuk itu hendaknyalah ada kompensasi berupa uang pengganti ongkos utk beliau-beliau itu utk bisa datang ke padepokan, apalagi tidak semua guru2 itu berkelebihan dalam hal materi fyi aja, semua guru itu yang di fasilitasi forum, sebelumnya tidak pernah menarik iuran dalam hal mengajarkan silat, mereka ikhlas menerima murid yg datang kerumahnya dgn niat yg sungguh2 dalam belajar, tapi dalam konteks forum dimana mereka harus keluar ongkos utk bisa pergi ke padepokan maka sebagai muridnya hendaknyalah kita berbagi utk sekedar ongkos beliau-beliau saja salam --- In silatindonesia@ mailto:silatindonesia%40yahoogroups.com yahoogroups.com, kiki kiki@ wrote: Sedikit menambahkan, Salah satu pertimbangan adalah ongkos pengajar, karena uang ini sebenarnya untuk ganti ongkos suhu dan bukan untuk keperluan Forum atau penyelenggara. jadi ya perbandingannya harus juga aple to aple. kalau mau dibandingkan dengan ongkos ikutan dojo dari luar jatuhnya jauh sekali. beberapa ada yang menerapkan iuran anggota (pertahun biasanya antara 500 rb sampai 1 jt) kemudian iuran bulanan(kisarannya 100 ribuan per bulan). belum lagi seragam dan lain sebagainya yang jatuhnya jadi lebih mahal. Mungkin semangat pelestariannya yang perlu di tekankan, kita masih bersyukur ada guru guru yang masih bersedia mengajarkan ilmunya karena tanpa mereka mungkin ilmu ilmu silat tradisional kita sudah punah. sebenarnya iuran ini juga sebagai bentuk komitmen kita,
Re: [silatindonesia] Re: Biaya latihan apa tidak kemahalan ?
Rekan2 Sahabat Silat untuk iuran diskus dengan Para Gurunya saja . Forum hanya fasilitator . batas minimal itu biasanya untuk jajaran Forum, mungkin nanti bisa dimusyawarahkan dengan gurunya atau bisa saja dibuka kelas mahasiswa/pelajar dengan umum tetapi kalau murid sudah banyak mungkin ...bisa turun ... Saya pernah alami dengan Sabeni, sampai saya kasihan dengan bang Izul .. beliau itu sampe meninggalkan mengojek, hanya untuk melatih ...terkadang muridnya ngak pada dateng ...biayanya sudah ditekan sampe seikhlasnya .. Pak Aziz dateng2 jauh dari Cianjur terkadang yang latihan cuma 1 orang ... menurut rekan2 pantes ngak dengan biaya 20 ribu/datang ..beliau dari cianjur ... Pengurus Forum sampe terkadang malu . dengan para guru sepuh . Oleh karena itu pelatihan baru akan dibuka kalau jumlah murid minimal 10. biaya latihan silahkan diskus dengan para guru Eko Hadi S Corporate Legal Compliance PT. TEMPO INTI MEDIA Tbk Telp: 021-3916160, Ext.212 - Original Message - From: herman_0573 To: silatindonesia@yahoogroups.com Sent: Tuesday, May 29, 2007 3:17 PM Subject: [silatindonesia] Re: Biaya latihan apa tidak kemahalan ? Iuran sudah naik kan ya dari 20 rb perkehadiran menjadi 25 ribu. Maksud saya begini, kalau iuran diturunkan maka pesertanya akan semakin banyak, jadi yang didapat guru juga lebih banyak. Tapi kalau mahal mungkin agak lebih sedikit jadi mungkin hitung-hitungannya akan sama. Bisa juga kalau dibuat kelas, misalnya kelas mahasiswa, dan kelas umum. Untuk yang mahasiswa pasti lebih murah, saya yakin ini akan menarik, karena pasti kita ngerasain susahnya pegang uang waktu jadi mahasiswa. Atau untuk sekalian dibuat kelas eksekutif yang tentu harganya lebih mahal, sehingga bisa dijadikan subsidi silang antara yang mampu dan yang kurang mampu, seperti di rumah sakit gitu hehe --- In silatindonesia@yahoogroups.com, devil_buddy [EMAIL PROTECTED] wrote: sebetulnya utk latian silat, apalagi silat tradisional, biasanya tidak di pungut bayaran, dan kalopun ada maka biayanya sangat keciiilll sekaliiikarena silat tradisional itu adalah silat rumahan, di ajarkan di rumah-rumah gurunya masing-masing para guru silat itu pun dengan sukarela membagi ilmunya, tanpa pamrih, maka kalo ada silat tradisional, lalu memungut biaya gede itu bisa di tanya lagi kesungguhannya tapii...untuk kasus di forum kita yang tercinta ini, masalahnya beda, intinya yang sedang kita lakukan adalah pelestarian, makanya kita mengundang para guru utk mau terbuka, tidak tertutup dan mau membagi ilmunya, dan alhamdulillah sebagian dari mereka bersedia mengajarkan dan bersedia pula utk datang ke TMII, maka untuk itu hendaknyalah ada kompensasi berupa uang pengganti ongkos utk beliau-beliau itu utk bisa datang ke padepokan, apalagi tidak semua guru2 itu berkelebihan dalam hal materi fyi aja, semua guru itu yang di fasilitasi forum, sebelumnya tidak pernah menarik iuran dalam hal mengajarkan silat, mereka ikhlas menerima murid yg datang kerumahnya dgn niat yg sungguh2 dalam belajar, tapi dalam konteks forum dimana mereka harus keluar ongkos utk bisa pergi ke padepokan maka sebagai muridnya hendaknyalah kita berbagi utk sekedar ongkos beliau-beliau saja salam --- In silatindonesia@yahoogroups.com, kiki kiki@ wrote: Sedikit menambahkan, Salah satu pertimbangan adalah ongkos pengajar, karena uang ini sebenarnya untuk ganti ongkos suhu dan bukan untuk keperluan Forum atau penyelenggara. jadi ya perbandingannya harus juga aple to aple. kalau mau dibandingkan dengan ongkos ikutan dojo dari luar jatuhnya jauh sekali. beberapa ada yang menerapkan iuran anggota (pertahun biasanya antara 500 rb sampai 1 jt) kemudian iuran bulanan(kisarannya 100 ribuan per bulan). belum lagi seragam dan lain sebagainya yang jatuhnya jadi lebih mahal. Mungkin semangat pelestariannya yang perlu di tekankan, kita masih bersyukur ada guru guru yang masih bersedia mengajarkan ilmunya karena tanpa mereka mungkin ilmu ilmu silat tradisional kita sudah punah. sebenarnya iuran ini juga sebagai bentuk komitmen kita, kalau dirasa memang memberatkan namun kita punya semangat besar apalagi ingin jadi penerus dan pewaris silat tradisional maka mestinya masalah iuran bisa kita diskusikan lagi dan bukan harga mati kok :) (tentunya case by case) satu lagi kegiatan latihan ini juga merupakan sarana kaderisasi agar silat tradisional dapat berkembang dan mandiri
Re: [silatindonesia] [urgent] team demo dari milis
Mas Habibie saat ini sedang disiapkan teamnya ... karena kita mau roadshow ke mahasiswa2 sumbang saran ya ... Eko Hadi S Corporate Legal Compliance PT. TEMPO INTI MEDIA Tbk Telp: 021-3916160, Ext.212 - Original Message - From: habbibi ryu To: silatindonesia@yahoogroups.com Sent: Tuesday, May 29, 2007 12:32 AM Subject: [silatindonesia] [urgent] team demo dari milis Setelah publikasi di koran dan tv yang lumayan oke Saya pikir sekarang sudah saatnya dibentuk team demo dari teman-teman milist pecinta silat yang siap tampil sewaktu-waktu dalam acara-acara di mal atau pada acara lainnya. bisa beranggotakan rekan-rekan senior/junior yang penting gak malu untuk tampil sekaligus gak malu-maluin bila dijejerkan dengan team demo beladiri lain. -terimakasih- Before you find your handsome prince, you have to kiss a lot of frog - Need a vacation? Get great deals to amazing places on Yahoo! Travel. [Non-text portions of this message have been removed] No virus found in this incoming message. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.5.472 / Virus Database: 269.8.0/821 - Release Date: 5/27/2007 3:05 PM [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [silatindonesia] Re: Biaya latihan apa tidak kemahalan ?
Planningnya nanti kalau sudah ada dana yang pasti Para guru akan dibantu oleh Forum, sehingga biaya latihan bisa ditekan seminimal mungkin ... kalau digratiskan mungkin tidak kecuali yang dapet program beasiswa dari FOrum ... semua biaya masuk ke guru tidak sesenpun diterima oleh FOrum ... Saya rasa itu bukan halangan kan Hargailah Seni Budaya Bangsa dengan sepantasnya .. yang penting silahturahminya ... Ok Eko Hadi S Corporate Legal Compliance PT. TEMPO INTI MEDIA Tbk Telp: 021-3916160, Ext.212 - Original Message - From: devil_buddy To: silatindonesia@yahoogroups.com Sent: Tuesday, May 29, 2007 3:35 PM Subject: [silatindonesia] Re: Biaya latihan apa tidak kemahalan ? setuju boossjangan sampai masalah iuran jadi penghambat usaha pelestarian... nanti kalo forum sudah mapan dan mampu menarik dukungan dana dari donatur, sebaiknya malah untuk latihan silat itu bisa gratis tidak dipungut bayaran, jadi yg diperlukan cuma niat dan kesungguhan si murid itu sendiri, sedangkan utk kesejahteraan guru sudah ada budgetnya sendiri mudah-mudahan hal ini bisa terwujud, doakan saja, dan bantu-bantu forum sebisanya (walopun aye sendiri belom bisa bantu-bantu nihh hehehhe) salam --- In silatindonesia@yahoogroups.com, kiki [EMAIL PROTECTED] wrote: ini juga setuju saya sih melihat tinggal deal-dealan aja kayaknya kalau memang kemampuan mahasiswa ya engak apa apa, jangan titik beratkan pada iuran dan jangan sampai iuran jadi kendala dan hambatan latihan kita _ From: herman_0573 [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 29 Mei 2007 15:17 To: silatindonesia@yahoogroups.com Subject: [silatindonesia] Re: Biaya latihan apa tidak kemahalan ? Iuran sudah naik kan ya dari 20 rb perkehadiran menjadi 25 ribu. Maksud saya begini, kalau iuran diturunkan maka pesertanya akan semakin banyak, jadi yang didapat guru juga lebih banyak. Tapi kalau mahal mungkin agak lebih sedikit jadi mungkin hitung-hitungannya akan sama. Bisa juga kalau dibuat kelas, misalnya kelas mahasiswa, dan kelas umum. Untuk yang mahasiswa pasti lebih murah, saya yakin ini akan menarik, karena pasti kita ngerasain susahnya pegang uang waktu jadi mahasiswa. Atau untuk sekalian dibuat kelas eksekutif yang tentu harganya lebih mahal, sehingga bisa dijadikan subsidi silang antara yang mampu dan yang kurang mampu, seperti di rumah sakit gitu hehe --- In silatindonesia@ mailto:silatindonesia%40yahoogroups.com yahoogroups.com, devil_buddy devil_buddy@ wrote: sebetulnya utk latian silat, apalagi silat tradisional, biasanya tidak di pungut bayaran, dan kalopun ada maka biayanya sangat keciiilll sekaliiikarena silat tradisional itu adalah silat rumahan, di ajarkan di rumah-rumah gurunya masing-masing para guru silat itu pun dengan sukarela membagi ilmunya, tanpa pamrih, maka kalo ada silat tradisional, lalu memungut biaya gede itu bisa di tanya lagi kesungguhannya tapii...untuk kasus di forum kita yang tercinta ini, masalahnya beda, intinya yang sedang kita lakukan adalah pelestarian, makanya kita mengundang para guru utk mau terbuka, tidak tertutup dan mau membagi ilmunya, dan alhamdulillah sebagian dari mereka bersedia mengajarkan dan bersedia pula utk datang ke TMII, maka untuk itu hendaknyalah ada kompensasi berupa uang pengganti ongkos utk beliau-beliau itu utk bisa datang ke padepokan, apalagi tidak semua guru2 itu berkelebihan dalam hal materi fyi aja, semua guru itu yang di fasilitasi forum, sebelumnya tidak pernah menarik iuran dalam hal mengajarkan silat, mereka ikhlas menerima murid yg datang kerumahnya dgn niat yg sungguh2 dalam belajar, tapi dalam konteks forum dimana mereka harus keluar ongkos utk bisa pergi ke padepokan maka sebagai muridnya hendaknyalah kita berbagi utk sekedar ongkos beliau-beliau saja salam --- In silatindonesia@ mailto:silatindonesia%40yahoogroups.com yahoogroups.com, kiki kiki@ wrote: Sedikit menambahkan, Salah satu pertimbangan adalah ongkos pengajar, karena uang ini sebenarnya untuk ganti ongkos suhu dan bukan untuk keperluan Forum atau penyelenggara. jadi ya perbandingannya harus juga aple to aple. kalau mau dibandingkan dengan ongkos ikutan dojo dari luar jatuhnya jauh sekali. beberapa ada yang menerapkan iuran anggota (pertahun biasanya antara 500 rb sampai 1 jt) kemudian iuran bulanan(kisarannya 100
Re: [silatindonesia] Biaya latihan apa tidak kemahalan ?
Wah kalau mengenai biaya diskus dengan kolat/pelatihnya aja mas . btw biasanya itu sesuai kesepakatan kok . Eko Hadi S Corporate Legal Compliance PT. TEMPO INTI MEDIA Tbk Telp: 021-3916160, Ext.212 - Original Message - From: Herman B To: silatindonesia@yahoogroups.com Sent: Tuesday, May 29, 2007 1:35 PM Subject: [silatindonesia] Biaya latihan apa tidak kemahalan ? Salam Sekedar menyampaikan unek-unek beberapa temen saja. Kebetulan saya sounding kebeberapa temen untuk latihan silat di TMII tapi keluhan mereka rata-rata karena biayanya terlalu besar. Mungkin nominal tersebut bagi temen-temen yang mapan tidak terlalu mahal tapi bagi pekerja kelas staf tentu nominal tersebut lumayan berat. Kecuali memang kita ingin membidik pasar kelas agak atas. Dan sebagai perbandingan saja kalau ikut latihan beladiri di kampus biaya iuran perbulan sekitar 15 - 20 rb, atau kalau di GOR paling banter 50 rb. Bahkan kemaren saya cek ke AIKIDO di bulungan bulannya hanya 30 rb. Dan masukan berikutnya agar makin banyak peminatnya, khususnya misal kok kurang peminat dari para wanita, mungkin kita bisa sebar info silat indonesia ke beberapa milis ahkan masuk ke miist khusus para wanita, saya yakin akan semakin banyak peminatnya Salam - Finding fabulous fares is fun. Let Yahoo! FareChase search your favorite travel sites to find flight and hotel bargains. [Non-text portions of this message have been removed] No virus found in this incoming message. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.5.472 / Virus Database: 269.8.1/822 - Release Date: 5/28/2007 11:40 AM [Non-text portions of this message have been removed]
[silatindonesia] Re: Biaya latihan apa tidak kemahalan ?
--- In silatindonesia@yahoogroups.com, kiki [EMAIL PROTECTED] wrote: saya sih melihat tinggal deal-dealan aja kayaknya kalau memang kemampuan mahasiswa ya engak apa apa, jangan titik beratkan pada iuran dan jangan sampai iuran jadi kendala dan hambatan latihan kita Atau kalo mau kayak Mr. Tim yang dulu belajar KPS Nusantara (berhenti karena humerusnya patah... gara2 main panco). Mr. Tim ini guru di sekolah internasional. Setiap kali latihan ngasih iurannya Rp100.000 seperti ngeluarin uang buat beli keripik. Saya tiap lihat langsung membatin betapa insan2 pendidikan di Indonesia mengajar karena dedikasi...
[silatindonesia] Re: Biaya latihan apa tidak kemahalan ?
Soal penghormatan kepada dunia pendidikan, kita memang ketinggalan jauh mas coba liat di M'sia sana, perhatikan semua PM-nya, satu hal yg menjadi kesamaan diantara mereka: semuanya pernah menjadi menteri dibidang pendidikan Jadi kalau mau jd PM, mesti dicoba dulu di ngurusin pendidikan. Salam. --- In silatindonesia@yahoogroups.com, dasaman_allaria [EMAIL PROTECTED] wrote: --- In silatindonesia@yahoogroups.com, kiki kiki@ wrote: saya sih melihat tinggal deal-dealan aja kayaknya kalau memang kemampuan mahasiswa ya engak apa apa, jangan titik beratkan pada iuran dan jangan sampai iuran jadi kendala dan hambatan latihan kita Atau kalo mau kayak Mr. Tim yang dulu belajar KPS Nusantara (berhenti karena humerusnya patah... gara2 main panco). Mr. Tim ini guru di sekolah internasional. Setiap kali latihan ngasih iurannya Rp100.000 seperti ngeluarin uang buat beli keripik. Saya tiap lihat langsung membatin betapa insan2 pendidikan di Indonesia mengajar karena dedikasi...
[silatindonesia] Re: Biaya latihan apa tidak kemahalan ?
SETOJOOO. konsep yg sama ane coba di cikalongan, alhamdulillah jalan tuh (meskipun kadang nombok jg... hiks.). Eh ngomong2, bikin dong artikel ttg Pencak Dor. Menarik jg tuh konsepnya. Kalo ada foto2nya kita masukin di silatindonesia.com. Apalagi kalau bisa sponsorin mas Amal kesana, bisa masuk Koran Tempo lho Salam, AFA --- In silatindonesia@yahoogroups.com, Didik Yulianto [EMAIL PROTECTED] wrote: Urun Rembuk : dari uraian yang ada bahwa sekali datang/latihan Rp.25rb minimal 10 orang, artinya sekali datang uang transport utk Suhu = Rp.250rb. Pada Pencak Dor (jenis beladiri dari Ds. Gadungan - Pare - Jatim) yang mempunyai ciri cepat / tak berlama lama dan tak pernah berhenti menyerang serta dalam kebiasaan tarung bebas harus menghadapi 2(dua) lawan secara bergantian, mengajarkan Falsafah dan ada juga jurus yang namanya Nggendong - Ngindit (nggendong = menggendong - Ngindit = menenteng) intinya adalah keseimbangan dalam kecepatan gerak, Pikiran dan Tenaga. Ngendong dari sisi kwantitas tentu lebih banyak dibanding Ngindit namun keduanya sama sama butuh tenaga ,yang membedakan adalah jumlah kekuatan/tenaga yang bisa digunakan saat itu. Untuk itu yang mampu nggendong harus bener2 nggendong dan yang mampu ngindit harus ngindit pula. Jadi yang ada lebih tentunya mari Nggendong sodara kita yang mampu Ngindit, dan mari kita berkomitment Rp.250rb kita angkat bareng2 dengan sistem Ngendong Ngindit ! Mohon maaf atas kelancangan kami. Salam Kenal Didik Saya dan keluarga mohon ikut latihan yang hari Minggu devil_buddy [EMAIL PROTECTED] wrote: sebetulnya utk latian silat, apalagi silat tradisional, biasanya tidak di pungut bayaran, dan kalopun ada maka biayanya sangat keciiilll sekaliiikarena silat tradisional itu adalah silat rumahan, di ajarkan di rumah-rumah gurunya masing-masing para guru silat itu pun dengan sukarela membagi ilmunya, tanpa pamrih, maka kalo ada silat tradisional, lalu memungut biaya gede itu bisa di tanya lagi kesungguhannya tapii...untuk kasus di forum kita yang tercinta ini, masalahnya beda, intinya yang sedang kita lakukan adalah pelestarian, makanya kita mengundang para guru utk mau terbuka, tidak tertutup dan mau membagi ilmunya, dan alhamdulillah sebagian dari mereka bersedia mengajarkan dan bersedia pula utk datang ke TMII, maka untuk itu hendaknyalah ada kompensasi berupa uang pengganti ongkos utk beliau-beliau itu utk bisa datang ke padepokan, apalagi tidak semua guru2 itu berkelebihan dalam hal materi fyi aja, semua guru itu yang di fasilitasi forum, sebelumnya tidak pernah menarik iuran dalam hal mengajarkan silat, mereka ikhlas menerima murid yg datang kerumahnya dgn niat yg sungguh2 dalam belajar, tapi dalam konteks forum dimana mereka harus keluar ongkos utk bisa pergi ke padepokan maka sebagai muridnya hendaknyalah kita berbagi utk sekedar ongkos beliau-beliau saja salam --- In silatindonesia@yahoogroups.com, kiki kiki@ wrote: Sedikit menambahkan, Salah satu pertimbangan adalah ongkos pengajar, karena uang ini sebenarnya untuk ganti ongkos suhu dan bukan untuk keperluan Forum atau penyelenggara. jadi ya perbandingannya harus juga aple to aple. kalau mau dibandingkan dengan ongkos ikutan dojo dari luar jatuhnya jauh sekali. beberapa ada yang menerapkan iuran anggota (pertahun biasanya antara 500 rb sampai 1 jt) kemudian iuran bulanan(kisarannya 100 ribuan per bulan). belum lagi seragam dan lain sebagainya yang jatuhnya jadi lebih mahal. Mungkin semangat pelestariannya yang perlu di tekankan, kita masih bersyukur ada guru guru yang masih bersedia mengajarkan ilmunya karena tanpa mereka mungkin ilmu ilmu silat tradisional kita sudah punah. sebenarnya iuran ini juga sebagai bentuk komitmen kita, kalau dirasa memang memberatkan namun kita punya semangat besar apalagi ingin jadi penerus dan pewaris silat tradisional maka mestinya masalah iuran bisa kita diskusikan lagi dan bukan harga mati kok :) (tentunya case by case) satu lagi kegiatan latihan ini juga merupakan sarana kaderisasi agar silat tradisional dapat berkembang dan mandiri sehingga bisa menjadi perguruan silat besar yang bisa menghidupi biaya operasional perguruan. nah yang kita butuhkan adalah SDM yang bersedia untuk mencurahkan segala tenaganya demi pelestarian silat tradisional dan salah satunya dengan mengikuti latihan ini sebagai media kaderisasi dan inkubasi dari aliran silat tradisional. jadi saran saya datang saja latihan dulu, niatkan untuk melestarikan budaya bangsa. ditunggu ya di padepokan Silat :) _ From: dasaman_allaria [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 29 Mei 2007 13:45 To: silatindonesia@yahoogroups.com Subject: [silatindonesia] Re: Biaya latihan apa tidak kemahalan ? --- In silatindonesia@
Re: [silatindonesia] Re: Biaya latihan apa tidak kemahalan ?
Mas MCA bantu Promosikan yaaa :) - Original Message - From: M. Choirul Amri (MCA) To: silatindonesia@yahoogroups.com Sent: Tuesday, May 29, 2007 2:55 PM Subject: Re: [silatindonesia] Re: Biaya latihan apa tidak kemahalan ? Bayangkan para guru yang mungkin datang dari tanah minang, tentu perlu transport. Kalaupun datang dari Jakarta, tetap saja perlu biaya untuk Tol, bensin, dsb. Ini yang membuat Silat kurang bisa mendunia dibanding beladiri lain khususnya asal Jepang. Rata-rata dojo pusat di Jepang mengelola secara profesional, bela diri jadi profesi. Nggak mungkin kita mengharapkan para guru akan tetap tekun melestarikan Silat, kalau kebutuhan pokoknya belum terpenuhi ;). Saya memandang profesi pelatih silat adalah profesi professional. seperti halnya dokter, pengacara, dan instruktur Gym. Jadi sudah selayaknya kalau mereka mendapat honor yang memadai. Untuk rekan-rekan yang merasa kemahalan, mungkin solusinya adalah dengan kerja sosial. Misalnya mampu menyumbang 10 rb, tetapi dapat kerja tambahan untuk beres-beres tempat latihan, atau membantu dokumentasi acara, upload ke web, dsb. Maaf nih, sekedar urun rembug saja. Masih newbie di milis ini :). rgds MCA On 5/29/07, devil_buddy [EMAIL PROTECTED] wrote: sebetulnya utk latian silat, apalagi silat tradisional, biasanya tidak di pungut bayaran, dan kalopun ada maka biayanya sangat keciiilll sekaliiikarena silat tradisional itu adalah silat rumahan, di ajarkan di rumah-rumah gurunya masing-masing para guru silat itu pun dengan sukarela membagi ilmunya, tanpa pamrih, maka kalo ada silat tradisional, lalu memungut biaya gede itu bisa di tanya lagi kesungguhannya tapii...untuk kasus di forum kita yang tercinta ini, masalahnya beda, intinya yang sedang kita lakukan adalah pelestarian, makanya kita mengundang para guru utk mau terbuka, tidak tertutup dan mau membagi ilmunya, dan alhamdulillah sebagian dari mereka bersedia mengajarkan dan bersedia pula utk datang ke TMII, maka untuk itu hendaknyalah ada kompensasi berupa uang pengganti ongkos utk beliau-beliau itu utk bisa datang ke padepokan, apalagi tidak semua guru2 itu berkelebihan dalam hal materi fyi aja, semua guru itu yang di fasilitasi forum, sebelumnya tidak pernah menarik iuran dalam hal mengajarkan silat, mereka ikhlas menerima murid yg datang kerumahnya dgn niat yg sungguh2 dalam belajar, tapi dalam konteks forum dimana mereka harus keluar ongkos utk bisa pergi ke padepokan maka sebagai muridnya hendaknyalah kita berbagi utk sekedar ongkos beliau-beliau saja salam [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [silatindonesia] Re: Biaya latihan apa tidak kemahalan ?
Setuju Uda itu tergantung keikhlasan kita2 kok ...forum cuma ngasih arahan saja Jangan sampai hal ini menjadi halangan bagi rekan2 untuk latihan dan halangan yang mematahkan semangat guru2 sepuh untuk melatih ... karena sampai tidak punya ongkos untuk datang melatih (ini kejadian pernah terjadi ) Eko Hadi S Corporate Legal Compliance PT. TEMPO INTI MEDIA Tbk Telp: 021-3916160, Ext.212 - Original Message - From: Alda Amtha To: silatindonesia@yahoogroups.com Sent: Tuesday, May 29, 2007 4:08 PM Subject: [silatindonesia] Re: Biaya latihan apa tidak kemahalan ? Di tempat ane belajar taichi, gurunya juga gak minta kok, udah mau belajar aja dia udah seneng. Cuma kita2 aja yg sepakat untuk kasih sejumlah uang ke beliau. Nah intinya disini Sahabat Silat, selama kita sepakat bahwa kita mesti membantu para guru dengan ikhlas, uang iuran gak akan pernah menjadi masalah. Ada yg bisa bayar lebih, ya silakan kasih banyakan, ada yg ngaku terus terang gak mampu, ya kasih serelanya atau gak perlu bayar sama sekali... Asalkan gak pura2 kagak punya duit aje hehehe. --- In silatindonesia@yahoogroups.com, kiki [EMAIL PROTECTED] wrote: Apalagi yang ini saya setuju sekali uda share donk berapa biasanya biaya CMA kalau sekali ikutan latihan... padahal gurunya lokal bukan dari China sana... _ From: Alda Amtha [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 29 Mei 2007 15:43 To: silatindonesia@yahoogroups.com Subject: [silatindonesia] Re: Biaya latihan apa tidak kemahalan ? Idealnya ada cross-subsidi, krn menurut pendapat ane salah satu misi dari forum selain dari mengangkat silat tradisional juga seharusnya mengangkat tingkat kemampuan ekonomi dari para guru2 silat tradisional. Jangan lupa jg para Sahabat Silat, dengan dunia yg semakin borderless begini, akan ada aja orang2 asing krn setelah melihat value dari guru silat tradisional kita, mereka dibawa ke negerinya, terus kita bisa apa. protes.??!! lha wong kita sendiri gak menghargai guru sendiri... Kalau Sahabat Silat memperhatikan di beladiri yg berasal dari China misalnya, udah semakin banyak para suhu kungfu yg ditarik ke Amerika, Eropa Australia. Salam. --- In silatindonesia@ mailto:silatindonesia%40yahoogroups.com yahoogroups.com, herman_0573 herman_0573@ wrote: Iuran sudah naik kan ya dari 20 rb perkehadiran menjadi 25 ribu. Maksud saya begini, kalau iuran diturunkan maka pesertanya akan semakin banyak, jadi yang didapat guru juga lebih banyak. Tapi kalau mahal mungkin agak lebih sedikit jadi mungkin hitung-hitungannya akan sama. Bisa juga kalau dibuat kelas, misalnya kelas mahasiswa, dan kelas umum. Untuk yang mahasiswa pasti lebih murah, saya yakin ini akan menarik, karena pasti kita ngerasain susahnya pegang uang waktu jadi mahasiswa. Atau untuk sekalian dibuat kelas eksekutif yang tentu harganya lebih mahal, sehingga bisa dijadikan subsidi silang antara yang mampu dan yang kurang mampu, seperti di rumah sakit gitu hehe --- In silatindonesia@ mailto:silatindonesia%40yahoogroups.com yahoogroups.com, devil_buddy devil_buddy@ wrote: sebetulnya utk latian silat, apalagi silat tradisional, biasanya tidak di pungut bayaran, dan kalopun ada maka biayanya sangat keciiilll sekaliiikarena silat tradisional itu adalah silat rumahan, di ajarkan di rumah-rumah gurunya masing-masing para guru silat itu pun dengan sukarela membagi ilmunya, tanpa pamrih, maka kalo ada silat tradisional, lalu memungut biaya gede itu bisa di tanya lagi kesungguhannya tapii...untuk kasus di forum kita yang tercinta ini, masalahnya beda, intinya yang sedang kita lakukan adalah pelestarian, makanya kita mengundang para guru utk mau terbuka, tidak tertutup dan mau membagi ilmunya, dan alhamdulillah sebagian dari mereka bersedia mengajarkan dan bersedia pula utk datang ke TMII, maka untuk itu hendaknyalah ada kompensasi berupa uang pengganti ongkos utk beliau-beliau itu utk bisa datang ke padepokan, apalagi tidak semua guru2 itu berkelebihan dalam hal materi fyi aja, semua guru itu yang di fasilitasi forum, sebelumnya tidak pernah menarik iuran dalam hal mengajarkan silat, mereka ikhlas menerima murid yg datang kerumahnya dgn niat yg sungguh2 dalam belajar, tapi dalam konteks forum dimana mereka harus keluar ongkos utk bisa pergi ke padepokan maka sebagai muridnya hendaknyalah kita berbagi utk sekedar ongkos beliau-beliau saja
[silatindonesia] Murid Mondok
Dalam kesempatan diskusi Silek Kumango beberapa waktu lalu kebetulan di tempat di sebelahnya sedang berlatih atlet silat DKI, dan kebetulan juga sekilas ada komentar dari kawan2 bahwa sebelumnya juga dilakukan latih tanding antara Pesilat Vietnam dg atlet pelatnas/pelatda di beberapa tempat yg hasilnya ternyata Pesilat Vietnam lebih unggul. Dan kawan tersebut mengatakan ini bisa dimaklum, kerana pesilat Vietnam tsb rata2 berlatih 5 6 jam/hari. Beda dengan di sini yang rata2 berlatih 2 kali dalam seminggu. Kiranya dari tulisan saya di bawah ini bisa sedikit memberi gambaran sejauh mana kualitas dan kuantitas latihan kita. Salam Berikut tulisan saya di Blog Mixed Fighting beberapa waktu lalu di: http://mixedfighting.blogspot.com/2006/06/karate-kyokushin-uchideshu.html [Karate] Kyokushin Uchideshu Friday, June 30, 2006 Uchideshu dalam bahasa Jepun kalau ditinjau dari sudut nahwu dan balaghah nya bermakna rumah. Bila diterjemah bebas Kyokushin Uchideshu bisa bermakna murid mondok atau murid yang mondok dan berlatih di rumah (honbu/dojo pusat) kyokushin. Program kyokushin ucideshu atau murid mondok ini dilaksanakan oleh Sosai Masutatsu Oyama di dojo pusat/honbu di Tokyo dalam rangka mewujudkan salah satu dari 11 Motto Masutatsu Oyama yaitu motto ke-6 yang berbunyi, Jalan Seni Beladiri dimulai setelah 1,000 hari latihan dan dapat dikuasai setelah 10,000 hari latihan. Sosai Masutatsu Oyama sendiri awalnya pernah menyepi dan berlatih dengan keras di pegunungan selama kurang lebih 16 bulan. Untuk mengetahui lebih jauh mengenai isi 11 Motto dari Masutatsu Oyama bisa tengok Un Off Site Kyokushin Karate Indonesia pada menu 11 Motto. Jadi menurut Sosai Masutatsu Oyama, bahwa setelah berlatih 1,000 hari dengan minimum latihan 6 jam per hari, barulah jalan seni beladiri di mulai. Maka bisa dibayang kualitas rata-rata latihan beladiri masyarakat pada umumnya tak terkecuali di Jepun yang hanya 2 kali dalam seminggu dengan lama latihan 2 jam. Jadi bisa dihitung dalam seminggu hanya menempuh latihan 4 jam, 1 bulan 16 jam, dan 1 tahun = 52 minggu maka akan ketemu 208 jam latihan. Itupun dengan catatan dalam 1 tahun tidak pernah absen. Jadi kalau dihitung berdasarkan program latihan dari Sosai Masutatsu Oyama 208 jam/6 jam maka akan ketemu sekira 35 hari latihan saja. Dalam program kurikulum reguler kyokushin, dari kyu-9 (sabuk putih) sampai kyu-3 (hijau strip) rata-rata dalam setiap tingkatnya harus menempuhi 4 bulan atau 16 minggu dikalikan 4 jam/minggu atau setara dengan 64 jam latihan. Dan kalau dibanding dengan program uchideshu maka setara dengan 10 11 hari latihan saja. Program uchideshu yang dicanang oleh Sosai Masutatsu Oyama di dojo pusat/honbu dalam setiap harinya murid melahap 6 jam latihan dengan dibagi menjadi 3 kali latihan dengan masing-masing latihan 2 jam, yaitu pukul 10.00 12.00, pukul 15.00 17.00, dan pukul 19.00 21.00. Dalam 2 jam latihan, biasanya terdiri dari latihan dasar (kihon) yang wajib dilakukan dan selanjutnya bisa bervariasi antara latihan Kata (Jurus), Fisik, atau Kumite (Pertarungan). Di awal-awal program ini dicanangkan oleh Sosai Masutatsu Oyama sekitar akhir tahun 1960-an dan awal 1970-an banyak berdatangan murid-murid dari seluruh dunia untuk belajar langsung pada Oyama di dojo honbu. Dan banyak diantara mereka yang tidak kuat dan hanya bertahan dalam hitungan bulan. Dari program ini Sosai Masutatsu Oyama banyak menghasilkan atlet-atlet yang handal yang banyak menjuarai berbagai turnament International. Kancho Akiyoshi Matsui Chairman IKO Kyokushin sekarang pengganti Masutatsu Oyama pernah menjalani program ini dan selain pernah menjuarai Turnament di Jepun juga menjadi Juara 3 pada World Open Tournament tahun 1984, dan Juara 1 pada World Open Tournament tahun 1987. Fransisco Filho dari Brazil tercatat juga pernah menjalani program ini. Filho mulai berdomisili di Jepun sekira tahun 1990-an dan aktif melatih dan berlatih di dojo honbu. Prestasi yang pernah diraihnya antara lain Juara 3 pada World Open Tournament tahun 1995, dan Juara 1 pada World Open Tournament tahun 1999, serta Juara 1 K-1 Grandprix Tahun 1997 yang di partai Final mengalahkan Andy samurai with the blue eye Hugg. Orang Indonesia yang pernah mengikuti program Uchidesh adalah Shihan Nardi T. Nirwanto, pendiri Kyokushin Indonesia yang berlatih langsung di bawah Sosai Masutatsu Oyama di dojo honbu selama 6 bulan. Jadi kalau dihitung taruhlah kalau dalam satu minggu libur 1 hari, maka dalam satu bulan menempuhi 26 hari latihan, dan selama 6 bulan Shihan Nardi sudah menempuhi 26 x 6 = 156 hari latihan. Dan pada saat mengikut program ini Shihan Nardi sudah ada menyandang tingkatan Dan III (mohon diralat kalau saya salah). Pengalaman Shihan Nardi dalam mengikut program ini boleh ditengok di website rasminya PMK Kyokushinkai Karate-Do Indonesia. Dan salah satu murid Shihan Nardi yaitu Shihan JB. Sujoto yang kemudian mendirikan organisasi
Re: [silatindonesia] Murid Mondok
Sahabat silat Perlu menambahkan informasi, kedatangan team yang baru lalu di Papdeokan iti bukan team nasionalnya, itu hanya team Vietnam Selatan dari Ho Chi Mint City. Team Vietnam juga masih pelajar mereka rata-rata adalah dari sekolah menengah olah raga selesai berlatih pagi mereka pergi kesekolah, siang latihan beban dan malam berlatih technik. Saptu sore mereka baru diperbolehkan pulang. Yang berbeda hanya mereka pesilat hasil dari budi daya program yang sama dan pesilat Indonesia hasil pruduk perguruan yang secara keseluruhan konsisinya tidak sama. Ibarat mangga atau duren montong budi daya di Thailand sepanjang tahun terus berbuah, dan rasanya standard, sedangkan mangga Probolinggo atau duren Parung tergantung cuaca. Tentu hasil dan rasanya tidak standard. Bagaimana menurut anda untuk meningkatkan prestasi Pencak Silat Indonesia ? Vietnam tidak lagi memerlukan pelatih atau mendatangkan pelatih tanding dari Indonesia. lagi. Semoga succes Pesilat Indonesia di Sea Games 24 di Nakon Rachasima Thaialnd mendatang Eko Nugroho [EMAIL PROTECTED] wrote: Dalam kesempatan diskusi Silek Kumango beberapa waktu lalu kebetulan di tempat di sebelahnya sedang berlatih atlet silat DKI, dan kebetulan juga sekilas ada komentar dari kawan2 bahwa sebelumnya juga dilakukan latih tanding antara Pesilat Vietnam dg atlet pelatnas/pelatda di beberapa tempat yg hasilnya ternyata Pesilat Vietnam lebih unggul. Dan kawan tersebut mengatakan ini bisa dimaklum, kerana pesilat Vietnam tsb rata2 berlatih 5 6 jam/hari. Beda dengan di sini yang rata2 berlatih 2 kali dalam seminggu. Kiranya dari tulisan saya di bawah ini bisa sedikit memberi gambaran sejauh mana kualitas dan kuantitas latihan kita. Salam Berikut tulisan saya di Blog Mixed Fighting beberapa waktu lalu di: http://mixedfighting.blogspot.com/2006/06/karate-kyokushin-uchideshu.html [Karate] Kyokushin Uchideshu Friday, June 30, 2006 Uchideshu dalam bahasa Jepun kalau ditinjau dari sudut nahwu dan balaghah nya bermakna rumah. Bila diterjemah bebas Kyokushin Uchideshu bisa bermakna murid mondok atau murid yang mondok dan berlatih di rumah (honbu/dojo pusat) kyokushin. Program kyokushin ucideshu atau murid mondok ini dilaksanakan oleh Sosai Masutatsu Oyama di dojo pusat/honbu di Tokyo dalam rangka mewujudkan salah satu dari 11 Motto Masutatsu Oyama yaitu motto ke-6 yang berbunyi, Jalan Seni Beladiri dimulai setelah 1,000 hari latihan dan dapat dikuasai setelah 10,000 hari latihan. Sosai Masutatsu Oyama sendiri awalnya pernah menyepi dan berlatih dengan keras di pegunungan selama kurang lebih 16 bulan. Untuk mengetahui lebih jauh mengenai isi 11 Motto dari Masutatsu Oyama bisa tengok Un Off Site Kyokushin Karate Indonesia pada menu 11 Motto. Jadi menurut Sosai Masutatsu Oyama, bahwa setelah berlatih 1,000 hari dengan minimum latihan 6 jam per hari, barulah jalan seni beladiri di mulai. Maka bisa dibayang kualitas rata-rata latihan beladiri masyarakat pada umumnya tak terkecuali di Jepun yang hanya 2 kali dalam seminggu dengan lama latihan 2 jam. Jadi bisa dihitung dalam seminggu hanya menempuh latihan 4 jam, 1 bulan 16 jam, dan 1 tahun = 52 minggu maka akan ketemu 208 jam latihan. Itupun dengan catatan dalam 1 tahun tidak pernah absen. Jadi kalau dihitung berdasarkan program latihan dari Sosai Masutatsu Oyama 208 jam/6 jam maka akan ketemu sekira 35 hari latihan saja. Dalam program kurikulum reguler kyokushin, dari kyu-9 (sabuk putih) sampai kyu-3 (hijau strip) rata-rata dalam setiap tingkatnya harus menempuhi 4 bulan atau 16 minggu dikalikan 4 jam/minggu atau setara dengan 64 jam latihan. Dan kalau dibanding dengan program uchideshu maka setara dengan 10 11 hari latihan saja. Program uchideshu yang dicanang oleh Sosai Masutatsu Oyama di dojo pusat/honbu dalam setiap harinya murid melahap 6 jam latihan dengan dibagi menjadi 3 kali latihan dengan masing-masing latihan 2 jam, yaitu pukul 10.00 12.00, pukul 15.00 17.00, dan pukul 19.00 21.00. Dalam 2 jam latihan, biasanya terdiri dari latihan dasar (kihon) yang wajib dilakukan dan selanjutnya bisa bervariasi antara latihan Kata (Jurus), Fisik, atau Kumite (Pertarungan). Di awal-awal program ini dicanangkan oleh Sosai Masutatsu Oyama sekitar akhir tahun 1960-an dan awal 1970-an banyak berdatangan murid-murid dari seluruh dunia untuk belajar langsung pada Oyama di dojo honbu. Dan banyak diantara mereka yang tidak kuat dan hanya bertahan dalam hitungan bulan. Dari program ini Sosai Masutatsu Oyama banyak menghasilkan atlet-atlet yang handal yang banyak menjuarai berbagai turnament International. Kancho Akiyoshi Matsui Chairman IKO Kyokushin sekarang pengganti Masutatsu Oyama pernah menjalani program ini dan selain pernah menjuarai Turnament di Jepun juga menjadi Juara 3 pada World Open Tournament tahun 1984, dan Juara 1 pada World Open Tournament tahun 1987. Fransisco Filho dari Brazil tercatat juga pernah menjalani
Re: [silatindonesia] Murid Mondok
Setuju Mas ini problem klasik yang dialami oleh seluruh atlet cabang manapun di Indonesia kurangnya penghargaan dari pemerintah dan masyarakat akan profesi atlet ... membuat seorang atlet terkadang berada dalam persimpangan jalan ... Profesional atau semi profesional ... hasilnya kurang dedikasi dan kurangnya motivasi kalau ini terus berlangsung ... yah olahraga Indonesia akan terpuruk terus Kalau yang pernah saya dengar, atlet vietnama diluar jam latihan, mereka dengan sadar menambah sendiri porsi latihannya . rasa bangga dan terjaminnya kehidupannya ... membuat mereka fokus dan konsentrasi penuh dalam latihan . Kapan ya Semangat Juang Bangsa Kita dan kebanggaan menjadi bangsa Indonesia ..tumbuh kembali Eko Hadi S Corporate Legal Compliance PT. TEMPO INTI MEDIA Tbk Telp: 021-3916160, Ext.212 - Original Message - From: Eko Nugroho [EMAIL PROTECTED] To: Milis MMA Indonesia [EMAIL PROTECTED]; silatindonesia@yahoogroups.com Sent: Wednesday, May 30, 2007 8:00 AM Subject: [silatindonesia] Murid Mondok Dalam kesempatan diskusi Silek Kumango beberapa waktu lalu kebetulan di tempat di sebelahnya sedang berlatih atlet silat DKI, dan kebetulan juga sekilas ada komentar dari kawan2 bahwa sebelumnya juga dilakukan latih tanding antara Pesilat Vietnam dg atlet pelatnas/pelatda di beberapa tempat yg hasilnya ternyata Pesilat Vietnam lebih unggul. Dan kawan tersebut mengatakan ini bisa dimaklum, kerana pesilat Vietnam tsb rata2 berlatih 5 - 6 jam/hari. Beda dengan di sini yang rata2 berlatih 2 kali dalam seminggu. Kiranya dari tulisan saya di bawah ini bisa sedikit memberi gambaran sejauh mana kualitas dan kuantitas latihan kita. Salam Berikut tulisan saya di Blog Mixed Fighting beberapa waktu lalu di: http://mixedfighting.blogspot.com/2006/06/karate-kyokushin-uchideshu.html [Karate] Kyokushin Uchideshu Friday, June 30, 2006 Uchideshu dalam bahasa Jepun kalau ditinjau dari sudut nahwu dan balaghah nya bermakna rumah. Bila diterjemah bebas Kyokushin Uchideshu bisa bermakna murid mondok atau murid yang mondok dan berlatih di rumah (honbu/dojo pusat) kyokushin. Program kyokushin ucideshu atau murid mondok ini dilaksanakan oleh Sosai Masutatsu Oyama di dojo pusat/honbu di Tokyo dalam rangka mewujudkan salah satu dari 11 Motto Masutatsu Oyama yaitu motto ke-6 yang berbunyi, Jalan Seni Beladiri dimulai setelah 1,000 hari latihan dan dapat dikuasai setelah 10,000 hari latihan. Sosai Masutatsu Oyama sendiri awalnya pernah menyepi dan berlatih dengan keras di pegunungan selama kurang lebih 16 bulan. Untuk mengetahui lebih jauh mengenai isi 11 Motto dari Masutatsu Oyama bisa tengok Un Off Site Kyokushin Karate Indonesia pada menu 11 Motto. Jadi menurut Sosai Masutatsu Oyama, bahwa setelah berlatih 1,000 hari dengan minimum latihan 6 jam per hari, barulah jalan seni beladiri di mulai. Maka bisa dibayang kualitas rata-rata latihan beladiri masyarakat pada umumnya tak terkecuali di Jepun yang hanya 2 kali dalam seminggu dengan lama latihan 2 jam. Jadi bisa dihitung dalam seminggu hanya menempuh latihan 4 jam, 1 bulan 16 jam, dan 1 tahun = 52 minggu maka akan ketemu 208 jam latihan. Itupun dengan catatan dalam 1 tahun tidak pernah absen. Jadi kalau dihitung berdasarkan program latihan dari Sosai Masutatsu Oyama 208 jam/6 jam maka akan ketemu sekira 35 hari latihan saja. Dalam program kurikulum reguler kyokushin, dari kyu-9 (sabuk putih) sampai kyu-3 (hijau strip) rata-rata dalam setiap tingkatnya harus menempuhi 4 bulan atau 16 minggu dikalikan 4 jam/minggu atau setara dengan 64 jam latihan. Dan kalau dibanding dengan program uchideshu maka setara dengan 10 - 11 hari latihan saja. Program uchideshu yang dicanang oleh Sosai Masutatsu Oyama di dojo pusat/honbu dalam setiap harinya murid melahap 6 jam latihan dengan dibagi menjadi 3 kali latihan dengan masing-masing latihan 2 jam, yaitu pukul 10.00 - 12.00, pukul 15.00 - 17.00, dan pukul 19.00 - 21.00. Dalam 2 jam latihan, biasanya terdiri dari latihan dasar (kihon) yang wajib dilakukan dan selanjutnya bisa bervariasi antara latihan Kata (Jurus), Fisik, atau Kumite (Pertarungan). Di awal-awal program ini dicanangkan oleh Sosai Masutatsu Oyama sekitar akhir tahun 1960-an dan awal 1970-an banyak berdatangan murid-murid dari seluruh dunia untuk belajar langsung pada Oyama di dojo honbu. Dan banyak diantara mereka yang tidak kuat dan hanya bertahan dalam hitungan bulan. Dari program ini Sosai Masutatsu Oyama banyak menghasilkan atlet-atlet yang handal yang banyak menjuarai berbagai turnament International. Kancho Akiyoshi Matsui Chairman IKO Kyokushin sekarang pengganti Masutatsu Oyama pernah menjalani program ini dan selain pernah menjuarai Turnament di Jepun juga menjadi Juara 3 pada World Open Tournament tahun 1984, dan Juara 1 pada World Open Tournament tahun 1987. Fransisco Filho dari Brazil tercatat juga
RE: [silatindonesia] Murid Mondok
Bukannya fungsi hotel di belakang padepokan itu sebagai tempat mondok mas ? Tinggal di siapkan programnya aja, khususnya materi dan pelatihnya :) Saya dulu juga pernah ikutan TC (training center) yang saya kira kita akan di pool di satu tempat dan di gembleng untuk persiapan pertandingan pada kenyataannya cuman tempat latihannya aja yang lebih lengkap serta porsi latihan di tambah. Kalau nginep ya masih di rumah masing masing. Kalau istilah mondok saya jadi inget IPDN (loh engak nyambung ya?) www.nagapasa.multiply.com -Original Message- From: Eko Nugroho [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 30 Mei 2007 8:00 To: Milis MMA Indonesia; silatindonesia@yahoogroups.com Subject: [silatindonesia] Murid Mondok Dalam kesempatan diskusi Silek Kumango beberapa waktu lalu kebetulan di tempat di sebelahnya sedang berlatih atlet silat DKI, dan kebetulan juga sekilas ada komentar dari kawan2 bahwa sebelumnya juga dilakukan latih tanding antara Pesilat Vietnam dg atlet pelatnas/pelatda di beberapa tempat yg hasilnya ternyata Pesilat Vietnam lebih unggul. Dan kawan tersebut mengatakan ini bisa dimaklum, kerana pesilat Vietnam tsb rata2 berlatih 5 - 6 jam/hari. Beda dengan di sini yang rata2 berlatih 2 kali dalam seminggu. Kiranya dari tulisan saya di bawah ini bisa sedikit memberi gambaran sejauh mana kualitas dan kuantitas latihan kita. Salam Berikut tulisan saya di Blog Mixed Fighting beberapa waktu lalu di: http://mixedfighting.blogspot.com/2006/06/karate-kyokushin-uchideshu.html [Karate] Kyokushin Uchideshu Friday, June 30, 2006 Uchideshu dalam bahasa Jepun kalau ditinjau dari sudut nahwu dan balaghah nya bermakna rumah. Bila diterjemah bebas Kyokushin Uchideshu bisa bermakna murid mondok atau murid yang mondok dan berlatih di rumah (honbu/dojo pusat) kyokushin. Program kyokushin ucideshu atau murid mondok ini dilaksanakan oleh Sosai Masutatsu Oyama di dojo pusat/honbu di Tokyo dalam rangka mewujudkan salah satu dari 11 Motto Masutatsu Oyama yaitu motto ke-6 yang berbunyi, Jalan Seni Beladiri dimulai setelah 1,000 hari latihan dan dapat dikuasai setelah 10,000 hari latihan. Sosai Masutatsu Oyama sendiri awalnya pernah menyepi dan berlatih dengan keras di pegunungan selama kurang lebih 16 bulan. Untuk mengetahui lebih jauh mengenai isi 11 Motto dari Masutatsu Oyama bisa tengok Un Off Site Kyokushin Karate Indonesia pada menu 11 Motto. Jadi menurut Sosai Masutatsu Oyama, bahwa setelah berlatih 1,000 hari dengan minimum latihan 6 jam per hari, barulah jalan seni beladiri di mulai. Maka bisa dibayang kualitas rata-rata latihan beladiri masyarakat pada umumnya tak terkecuali di Jepun yang hanya 2 kali dalam seminggu dengan lama latihan 2 jam. Jadi bisa dihitung dalam seminggu hanya menempuh latihan 4 jam, 1 bulan 16 jam, dan 1 tahun = 52 minggu maka akan ketemu 208 jam latihan. Itupun dengan catatan dalam 1 tahun tidak pernah absen. Jadi kalau dihitung berdasarkan program latihan dari Sosai Masutatsu Oyama 208 jam/6 jam maka akan ketemu sekira 35 hari latihan saja. Dalam program kurikulum reguler kyokushin, dari kyu-9 (sabuk putih) sampai kyu-3 (hijau strip) rata-rata dalam setiap tingkatnya harus menempuhi 4 bulan atau 16 minggu dikalikan 4 jam/minggu atau setara dengan 64 jam latihan. Dan kalau dibanding dengan program uchideshu maka setara dengan 10 - 11 hari latihan saja. Program uchideshu yang dicanang oleh Sosai Masutatsu Oyama di dojo pusat/honbu dalam setiap harinya murid melahap 6 jam latihan dengan dibagi menjadi 3 kali latihan dengan masing-masing latihan 2 jam, yaitu pukul 10.00 - 12.00, pukul 15.00 - 17.00, dan pukul 19.00 - 21.00. Dalam 2 jam latihan, biasanya terdiri dari latihan dasar (kihon) yang wajib dilakukan dan selanjutnya bisa bervariasi antara latihan Kata (Jurus), Fisik, atau Kumite (Pertarungan). Di awal-awal program ini dicanangkan oleh Sosai Masutatsu Oyama sekitar akhir tahun 1960-an dan awal 1970-an banyak berdatangan murid-murid dari seluruh dunia untuk belajar langsung pada Oyama di dojo honbu. Dan banyak diantara mereka yang tidak kuat dan hanya bertahan dalam hitungan bulan. Dari program ini Sosai Masutatsu Oyama banyak menghasilkan atlet-atlet yang handal yang banyak menjuarai berbagai turnament International. Kancho Akiyoshi Matsui Chairman IKO Kyokushin sekarang pengganti Masutatsu Oyama pernah menjalani program ini dan selain pernah menjuarai Turnament di Jepun juga menjadi Juara 3 pada World Open Tournament tahun 1984, dan Juara 1 pada World Open Tournament tahun 1987. Fransisco Filho dari Brazil tercatat juga pernah menjalani program ini. Filho mulai berdomisili di Jepun sekira tahun 1990-an dan aktif melatih dan berlatih di dojo honbu. Prestasi yang pernah diraihnya antara lain Juara 3 pada World Open Tournament tahun 1995, dan Juara 1 pada World Open Tournament tahun 1999, serta Juara 1 K-1 Grandprix Tahun 1997 yang di partai Final mengalahkan Andy samurai with the blue eye Hugg. Orang Indonesia yang pernah mengikuti program Uchidesh adalah Shihan Nardi T.
[silatindonesia] Re: Murid Mondok
Sebenarnya mungkin itu yg diinginkan oleh pendiri padepokan silat TMII (Pak Suharto??), bahwa disediakan tempat latihan yg lebih dari layak dan disediakan pula pemondokan, sehingga atlet dapat berkonsentrasi full latihan dan latihan saja . mungkin sekarang tidak seperti itu. ya bisa saja IPSI kekurangan dana utk melakukan kegiatan itu. Sebagai gambaran, di dekat rumah saya di Cipayung Jakarta Timur bertengger Gedung Pelatnas PBSI lengkap sarana lapangan dan tempat pemondokan, dimana setiap harinya dari pagi sampe sore atlet pelatnas berlatih utk diterjunkan di berbagai turnamen. Khusus utk atlet yg masih lajang memang tinggal di sini, tapi yg sudah berkeluarga memang tinggal di rumah masing2. Tapi setiap hari mereka disiplin berlatih di sini. Berbeda dg pencak silat, atlet bulutangkis ini bisa jadi mesin penghasil uang, dimana di setiap turnamen ada hadiah uang yg jumlahnya ribuan (dalam USD). Dan kalau tidak salah dari hasil hadiah tersebut ada dipotong utk pelatih dan kas PBSI, sehingga kelangsungan kegiatan PBSI terjaga baik, selain juga sumbangan para pengusaha yg mengalir deras ke PBSI. Bagaimana dengan Pencak Silat ?? Kelihatan rame di musim menjelang event PON, Sea Games, dll. Sama halnya dg Dojo Pusat Judo di Puncak, Dojo Pusat Perkemi (Kempo) di Pondok Gede yg rata2 sep .. Salam --- In silatindonesia@yahoogroups.com, Kiki Rizki Noviandi [EMAIL PROTECTED] wrote: Bukannya fungsi hotel di belakang padepokan itu sebagai tempat mondok mas ? Tinggal di siapkan programnya aja, khususnya materi dan pelatihnya :) Saya dulu juga pernah ikutan TC (training center) yang saya kira kita akan di pool di satu tempat dan di gembleng untuk persiapan pertandingan pada kenyataannya cuman tempat latihannya aja yang lebih lengkap serta porsi latihan di tambah. Kalau nginep ya masih di rumah masing masing. Kalau istilah mondok saya jadi inget IPDN (loh engak nyambung ya?) www.nagapasa.multiply.com
[Bulk] Re: [silatindonesia] silat kunto
--- In silatindonesia@yahoogroups.com, yans [EMAIL PROTECTED] wrote: sempet binggung juga mereka ini anggota SH atau kunto sih, tapi keduanya berkembang dan dipelajari bersama, kalo seninya mungkin ini bawaan dari SH, tapi kalo inget jurusnya kok kayak latihan mustika kwitang yang pukulannya keras dan matanya tajam, tapi tetap lincah kesana sini. oh iya satu yang unik kadang2 kaki digunakan tidak untuk menendang lawan, tapi mencongel kuda2 lawan, sehingga lawan akan jatuh dan di hajar menggunakan sikut. Hmm... serupa dengan aplikasi langkah kaki sanchin dalam goju-ryu (menurut saya), buat serangan beruntun uchi/soto gake. Tapi dicobain lawan temen2 pejudo di cempaka putih banyak gagalnya, malah lebih hoki kalo main crotch lift ala gulat :D
Re: [silatindonesia] Murid Mondok
masa sih ? latihan cuman 2x seminggu ? pelatda karate aja bisa tiap hari... Before you find your handsome prince, you have to kiss a lot of frog - Get the Yahoo! toolbar and be alerted to new email wherever you're surfing. [Non-text portions of this message have been removed]
RE: [silatindonesia] pembukaan 'Candradimuka Martial Arts'
Mas Ian, mas Eko dan sahabat silat semua. Terimakasih, mohon doanya. Salam, ery Ps: internet di tempat saya entah kenapa beberapa hari ini lagi ambrol, jadi sementara agak sulit baca milis ataupun discussion forum :-( _ From: silatindonesia@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Eko Hadi Sent: Monday, May 28, 2007 4:30 PM To: silatindonesia@yahoogroups.com Subject: Re: [silatindonesia] pembukaan 'Candradimuka Martial Arts' Selamat Ya Mas maaf tidak bisa hadir BTW semoga ini sebagai awal munculnya padepokan2 selanjutnya . Eko Hadi S Corporate Legal Compliance PT. TEMPO INTI MEDIA Tbk Telp: 021-3916160, Ext.212 - Original Message - From: Ian Samsudin To: silatindonesia@ mailto:silatindonesia%40yahoogroups.com yahoogroups.com Sent: Monday, May 28, 2007 1:46 PM Subject: [silatindonesia] pembukaan 'Candradimuka Martial Arts' CANDRADIMUKA MARTIAL ARTS CENTER Mendidik Generasi 'Play Station' menjadi 'Ksatria Gatotkaca' Tetuko, demikian namanya ketika terlahir sebagai bayi. Pengeran yang berasal dari Pringgodani ini di kemudian hari dikenal dengan nama : Gatotkaca. Muncul di tengah suasana yang memprihatinakan, keresahan sosial dimana-mana, kehancuran moralitas, korupsi merejalela, hawa nafsu menjela tiada henti dengan semakin dekatnya ancaman terjadinya perang Bharata Yudha; Orang tua Tetuko, yaitu Bima dan Arimbi memutuskan untuk mengirim anak mereka ke para Dewa agar ditempa di kawah Candradimuka supaya dapat menjadi pribadi yang handal, tangguh, satria, siap menghadapi segala tantangan dengan memaksimalkan semua potensi dirinya. Itulah KAWAH CANDRADIMUKA, tempat penggodakan dan penempaan seorang kstaria. Dari tempaan di kawah itulah, lahir seorang Satria gagah perkasa berjuluk Gatotkaca, dengan otot kawat, tulang besi dan semangat baja. Cerita di atas merupakan legenda perang bharata yudha, yang juga populer di nusantara, khusunya perwayangan tanah Jawa. Tampaknya bukan tanpa alasan jika pada abad millenium ini, abad serba canggih dengan teknologi tinggi ini, jaman HP dan komputerisasi; nama kawah CANDRADIMUKA dikutip dan menjadi icon bagi tempat penempaan diri melalui sarana beladiri. Inilah Candradimuka Martial Arts. Griya Tiga Angsa ke Candradimuka Bertempat di Griya Tiga Angsa, Jalan Pondok Cabe Raya no.5, Pondok Cabe, Jakarta; sebuah tempat pembinaan beladiri baru telah berdiri. Candradimuka Martial Arts. Dirintis oleh para praktisi, penggemar, penggiat dan pecinta beladiri dengan dipelopori oleh Mas Ery Nugroho dan Sensei Bambang, tempat ini secara resmi dibuka dan diresmikan. Dengan sebuah perayaan sederhana dan penuh rasa kekeluargaan, peresmian tempat ini dilakukan; yang dihadiri oleh kurang lebih 35-an partisipan beladiri dari berbagai disiplin ilmu termasuk : pencak silat (cingkrik goning), aikido, taekwondo, jet kun do, juga para seniman dan pecinta beladiri lainnya. Dalam sambutan pembukaannya Mas Ery Nugroho mengatakan bahwa Candradimuka Martial Arts center memang mengambil jiwa dari kisah gatotkaca yang ditempa dan digodok pada kawah ini sehingga menjadi Satria hebat, sakti-mandraguna. Dalam konteks dunia modern, diharapkan para praktisi beladiri di Candradimuka Martial Arts dapat menempa diri dan digodok agar keluar dari 'kawah' ini menjadi pribadi yang lebih baik, lebih memiliki kualtias manusia ungul yang diperlukan dalam kehidupan modern; yang di dalamnya termasuk kualitas unggul, ulet tangguh, tabah, pecya diri dan sekaligus rendah hati. Mengutip ucapan seorang pinisepuh beladiri, Ery Nugroho, melanjutkan bahwa sebenarnya pemerintah dapat menghemat biaya yang luar biasa besar bagi pembinaan generasi muda dengan mendukung program penempaan diri dengan sarana beladiri. Dengan beladiri dapat menjauhan kaum muda, misalnya, dari narkoba dan dapat dibayangkan berapa biaya yang dapat dihemat untuk pengobatan dan pusat-pusat rehabilitasi narkoba. Sensei Bambang dari Aikido menegaskan bahwa sebuah 'dojo' (tempat latihan) yang bisa menampung banyak aliran beladiri; tempat tersebut sebenarnya diberkahi. Dalam jaman canggih sekarang ini, dunia beladiri juga dapat berperan dalam membentuk jaringan atau network bagi hubungan sosial; sebuah ajang untuk bersosialisasi dan bersilaturahmi, lepas dari asal aliran beladiri atau perguruan. Untuk membangun sebuah jaringan yang kokoh, diperlukan kepercayaan; suatu hal yang boleh terbilang sulit di dapat pada era yang pernih ketidakpastian ini. Namun dengan beladiri dan Candradimuka, semua hal tersebut menjadi mungkin. Acara pembukaan Candradimuka kemudian dilanjutkan dengan sedikit peragaan beberapa beladiri yang diayomi oleh badan ini yaitu : aikido yang langsung dibawakan oleh Sensei Bambang dengan diberi penjelasan oleh murid belaiau yang wanita; disusul atraksi pencak silat tradisionil Cingkrik Goning yang secara bergantian ditampilkan oleh bule Ray, lutfi dan Tubagus Bambang sendiri; tidak ketinggalan tampilan kaki yang mengagumkan dari praktisi taekwondo. Usai 'perkenalan' ala beladiri
Re: [Bulk] Re: [silatindonesia] silat kunto
Saya punya cerita dikit nich mengenai kunto, apa yang disebutkan oleh Kang Edi yang menemukan sesepuhnya di kebumen ada korelasinya dengan cerita saya, dulu banget mungkin udah banyak yg lupa juga sih, sekitar tahun 1992an, saya kebetulan bertemu dengan pesilat kunto ( mereka menyebutnya silat atau kunto, atau silat kunto) jarang sekali nama perguruan atau kelompoknua disebut2. salah satu sesepuh cerita ke saya, {mohon cros cek bila salah } dulu diperkirakan silat kunto ini berkembang pesat di kebumen dan juga hingga pesisir laut selatan, termasuk kutoarjo, purworejo dan daerah lainnya. silat kunto ini punya ciri khas mainannya cepat, terutama tangan dan sikut, kaki lincah ( Zig zag ) untuk mengoceh lawan, dan tendangannya pendek sekali ke arah kemaluan atau ke persendian kaki dan juga merupaya menghancurkan kuda2 lawan.dalam atraksinya yang saya lihat demikian, Dulu katanya setiap kampung di daerah sana terutama di tahun 1960-70an, ada pertandingan silat antar kampung, masih sangat tradisional sekali memang, tapi kayaknya sih akulturasi dengan silat lainnya juga ada, ini buktikan dengan silat seninya mereka sebut pencak, mirip2 tarian dan ada atraksi kelincahan berbarengan dengam iringan musik, umpanya lompat macan, atraksi kekuatan memecahkan batu kali, dan atraksi TDnya disebut strom. mirip banget dengan orang yang terkena aliran strom listrik. setiap pesilat kunto memang punya pukulan yang keras, ini terbukti celana jeans yang saya pakai sampe sobek dipegang olah salah satu pesilat pada saat latihan, gw sempet marah, krn ini jeans satu2nya yang gw bawa dari jakarta. oh iya akluturasi silat ini perlu penyeledikan lebih lanjut dech, soalnya rata-rata pesilat ini juga mahir menggunakan jurus2 setia hati. makanya jangan heran kalo setia hati dan terate cukup diterima disana dan guru2nya juga banyak. sempet binggung juga mereka ini anggota SH atau kunto sih, tapi keduanya berkembang dan dipelajari bersama, kalo seninya mungkin ini bawaan dari SH, tapi kalo inget jurusnya kok kayak latihan mustika kwitang yang pukulannya keras dan matanya tajam, tapi tetap lincah kesana sini. oh iya satu yang unik kadang2 kaki digunakan tidak untuk menendang lawan, tapi mencongel kuda2 lawan, sehingga lawan akan jatuh dan di hajar menggunakan sikut. itu dulu ceritanya, sekali lagi ini udah lama banget jadi sekedar yang saya inget2 saja. salam yans - Original Message - From: Ian Samsudin To: silatindonesia@yahoogroups.com Sent: Tuesday, May 29, 2007 11:03 AM Subject: [Bulk] Re: [silatindonesia] silat kunto Wah kunto (ato kuntao/kuntaw)..banyak banget...aliran silat yang mendapat sentuhan kugfu umumnya ya disebut kuntau /kunto/kuntao (semoga yang dimaksudkan sama).. tapi tentu saja mereka punya karakter dan keunikan sendiri... di tunggu ya hasil penelusurannyamulai dari sejarah, tokoh, jurusnya, perkembangannya dan lain-lain .. I.S. eddi kurnianto [EMAIL PROTECTED] wrote: kemarin kebetulan tugas ke jogja, bertemu teman lama yang menceritakan tentang silat tua dari daerah sekitar kebumen. sebutannya silat kunto (entah apakah ada hubungannya dengan kun taw versi mandarin) dan sudah jarang dipelajari orang. padahal jaman dulu cukup populer, tapi entah kenapa tinggal 2 orang tua yang masih bisa disebut sesepuh. adakah yang pernah dengar silat itu? katanya mengandalkan keluwesan gerak dan kecepatan. saya sudah minta tolong dilakukan pendekatan lewat teman saya itu, insyaAllah akhir bulan saya akan coba datangi, sekalian nyekar makam orang tua di gombong. si bodoh.. [Non-text portions of this message have been removed] - Fussy? Opinionated? Impossible to please? Perfect. Join Yahoo!'s user panel and lay it on us. [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]
RE: [silatindonesia] Re: Krav Maga - Beladiri Israel
Salam.. Sekedar nambahin aja ttg. krav maga. Krav Maga didirikan oleh Imi Lechenfeld. Orang yahudi asal Hungaria. Beliau seorang pegulat dan petinju aslinya. Pas israel didirikan, dia transmigrasi kesono. Imi ngajarin tekhnik-2x yg dia tau kepada tentara-2x israel utk perang lawan orang-2x arab. Krav Maga pun mengalami evolusi tekhnik-2xnya sekarang banyak ditambah dari judo, jujitsu, karate, muay thai dsb. Beberapa thn terakhir ini krav maga dimodifikasi utk sipil. Sekarang banyak sekolah-2x yg ngajarin krav maga ke orang-2x biasa. Kalau saya liat sih *sbg. orang awam* krav maga sama aja ama beladiri lain MINUS kata, tekhnik-2x dasar, kuda-2x, dsb. Jadi fokusnya cuman dibeladiri. Dibilang brutal banget juga enggak sih...lebih brutal orang sekampung ngegebukin maling jemuran ato copet *hahaha* Kembali serius, kayaknya Mas Oong pernah bilang Semua beladiri itu fatal..kalau mo dipertandingkan ya musti diilangin tekhnik fatal di arena. Karate spt. Goju Ryu ato Kyokushin juga fatal kalau dilepas tanpa aturan. Cuman dipertandingan kan tekhnik spt. mukul leher atau muka enggak boleh. Iya gitu aja deh..moga-2x bermanfaat. Wasalam,Faizal http://www.windowslive-hotmail.com/learnmore/default.html?locale=en-usocid=RMT_TAGLM_HMWL_reten_changegood_0507 [Non-text portions of this message have been removed] Jembatan Silaturahmi Pesilat Indonesia http://www.silatindonesia.com (Situs Utama) http://www.silatindonesia.com/pustaka/ (Archive Milis) http://www.silatindonesia.com/forum/ (Webforum) http://silatindonesia.multiply.com (Blog Foto) http://silat.4-all.org (Milis) Anda juga bisa bergaung dengan Forum diskusi di alamat: http://www.silatindonesia.com/forum/ KOMUNITAS PENCAK SILAT INDONESIA - silatindonesia The Begining Of Global ORientation Forum Pecinta dan Pelestari Silat Tradisional - Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/silatindonesia/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/silatindonesia/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
RE: [silatindonesia] Murid Mondok
Sahabat silat Dimana tempat saya tinggal hotel padepokan itu tempat mondok pesilat pesilat kaliber dunia...mereka mondok pelatihnya bagus bagus bekas pesilat petanding international, meskipun ada juga yang tidak pernah jadi juara, pada pokoknya punya didi kasi tinggi tuk melatih. Masalahnya kalau meminjam bahasa IT itu tidak syncron antara pelatih dengan pesilatnya. Jika latihan phisik oke lah itu standard olahraga, tetapi penajaman individual technic, itu diperlukan pelatih yg mengenal pribadi dan technic pesilat itu sendiri. Contoh ni pelatih gajah datang dari Kenya memcoba melatih gajah Thailand di Bangkok, Pel;atih Kenya kasi perintah suruh tiduran, mau dipijitin.tuh gajah tidak bergerak. jawabnya phom mai Kochaai poot arai Gajah tuk berteriak kepada pelatihnya orang Thai... Aku enggak ngerti apa yg dia perintain katanya) Kejadian serupa juga terjadi pada team Indonesia, pelatih dari perguruan X melatih pesilat dari perguruan B , pesilat itu bengong saja enggak bicara apa -apa , jika protes terus nanti enggak dipakai jadi team nasional. Sahabat Silat perlu diingat PENCASK SILAT itu gerakan/teknik, istilah, baju, adat istiadatnya dan tingkatannya tidak sama. Bayangin dear sahabat silat Apakah perlu distandarisasi diatas semua itu dan siapa yang harus membuat nya, supaya Gajah Thailand mau tiduran, Ciao Kiki Rizki Noviandi [EMAIL PROTECTED] wrote: Bukannya fungsi hotel di belakang padepokan itu sebagai tempat mondok mas ? Tinggal di siapkan programnya aja, khususnya materi dan pelatihnya :) Saya dulu juga pernah ikutan TC (training center) yang saya kira kita akan di pool di satu tempat dan di gembleng untuk persiapan pertandingan pada kenyataannya cuman tempat latihannya aja yang lebih lengkap serta porsi latihan di tambah. Kalau nginep ya masih di rumah masing masing. Kalau istilah mondok saya jadi inget IPDN (loh engak nyambung ya?) www.nagapasa.multiply.com -Original Message- From: Eko Nugroho [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 30 Mei 2007 8:00 To: Milis MMA Indonesia; silatindonesia@yahoogroups.com Subject: [silatindonesia] Murid Mondok Dalam kesempatan diskusi Silek Kumango beberapa waktu lalu kebetulan di tempat di sebelahnya sedang berlatih atlet silat DKI, dan kebetulan juga sekilas ada komentar dari kawan2 bahwa sebelumnya juga dilakukan latih tanding antara Pesilat Vietnam dg atlet pelatnas/pelatda di beberapa tempat yg hasilnya ternyata Pesilat Vietnam lebih unggul. Dan kawan tersebut mengatakan ini bisa dimaklum, kerana pesilat Vietnam tsb rata2 berlatih 5 - 6 jam/hari. Beda dengan di sini yang rata2 berlatih 2 kali dalam seminggu. Kiranya dari tulisan saya di bawah ini bisa sedikit memberi gambaran sejauh mana kualitas dan kuantitas latihan kita. Salam Berikut tulisan saya di Blog Mixed Fighting beberapa waktu lalu di: http://mixedfighting.blogspot.com/2006/06/karate-kyokushin-uchideshu.html [Karate] Kyokushin Uchideshu Friday, June 30, 2006 Uchideshu dalam bahasa Jepun kalau ditinjau dari sudut nahwu dan balaghah nya bermakna rumah. Bila diterjemah bebas Kyokushin Uchideshu bisa bermakna murid mondok atau murid yang mondok dan berlatih di rumah (honbu/dojo pusat) kyokushin. Program kyokushin ucideshu atau murid mondok ini dilaksanakan oleh Sosai Masutatsu Oyama di dojo pusat/honbu di Tokyo dalam rangka mewujudkan salah satu dari 11 Motto Masutatsu Oyama yaitu motto ke-6 yang berbunyi, Jalan Seni Beladiri dimulai setelah 1,000 hari latihan dan dapat dikuasai setelah 10,000 hari latihan. Sosai Masutatsu Oyama sendiri awalnya pernah menyepi dan berlatih dengan keras di pegunungan selama kurang lebih 16 bulan. Untuk mengetahui lebih jauh mengenai isi 11 Motto dari Masutatsu Oyama bisa tengok Un Off Site Kyokushin Karate Indonesia pada menu 11 Motto. Jadi menurut Sosai Masutatsu Oyama, bahwa setelah berlatih 1,000 hari dengan minimum latihan 6 jam per hari, barulah jalan seni beladiri di mulai. Maka bisa dibayang kualitas rata-rata latihan beladiri masyarakat pada umumnya tak terkecuali di Jepun yang hanya 2 kali dalam seminggu dengan lama latihan 2 jam. Jadi bisa dihitung dalam seminggu hanya menempuh latihan 4 jam, 1 bulan 16 jam, dan 1 tahun = 52 minggu maka akan ketemu 208 jam latihan. Itupun dengan catatan dalam 1 tahun tidak pernah absen. Jadi kalau dihitung berdasarkan program latihan dari Sosai Masutatsu Oyama 208 jam/6 jam maka akan ketemu sekira 35 hari latihan saja. Dalam program kurikulum reguler kyokushin, dari kyu-9 (sabuk putih) sampai kyu-3 (hijau strip) rata-rata dalam setiap tingkatnya harus menempuhi 4 bulan atau 16 minggu dikalikan 4 jam/minggu atau setara dengan 64 jam latihan. Dan kalau dibanding dengan program uchideshu maka setara dengan 10 - 11 hari latihan saja. Program uchideshu yang dicanang oleh Sosai Masutatsu Oyama di dojo pusat/honbu dalam setiap harinya murid melahap 6 jam latihan dengan dibagi menjadi 3 kali latihan dengan masing-masing latihan 2 jam, yaitu pukul 10.00 -
Re: [silatindonesia] Murid Mondok
Ya betul pake konsepnya Bruce Lee. Bukan diriku yang memukul ketika ada kesempatan memukul. tetapi peluang yang menciptakan tanganku untuk menjatuhkan. Lawanku adalah cermin diriku.Kalau aku memukul pada saat ada kesempatan, berarti aku memukul diriku sendiri sendiri..angel yo mas O'ong. Savasdee kup Bambanag Sarkoro. - Original Message - From: Eko Hadi [EMAIL PROTECTED] To: silatindonesia@yahoogroups.com Sent: Wednesday, May 30, 2007 09:18 Subject: Re: [silatindonesia] Murid Mondok Sahabat Silat ... Memang ironis sih ... tetapi kami yakin, kemenangan/hasil di lapangan bukan hanya ditentukan oleh faktor2 teknis tersebut ...mudah2an saja masih ada semangat juang yang tinggi dari rekan2 sahabat silat atlet Indonesia (walaupun ditengah2 keprihatinan...) . satu hal yang pernah kami dptkan dari seorang sepuh dari Gunung Merapi Jawa Tengah : Nak Jangan Pernah Menganggap Lemah Lawanmu, Karena Justru di Kelemahan Lawanmu itulah terkadang Tuhan Menguji Budi dan Ketaqwaanmu Dalam Olah Keprajuritan (di jawa Silat biasa disebut olah kanuragan/keprajuritan) apa yang yang terlalu tampak justru akan menjerumuskanmu, pakailah hati dan budimu untuk mengetahui dalamnya lautan ilmu lawanmu Mudah2an atlet2 Pencak Silat kita seperti itu ... tetapi kalau kebalikannya ... Yo Wis apa mau dikata ... Yang penting Maju Terus, Jangan Pantang Mundur Eko Hadi S Corporate Legal Compliance PT. TEMPO INTI MEDIA Tbk Telp: 021-3916160, Ext.212 - Original Message - From: O'ong Maryono To: silatindonesia@yahoogroups.com Sent: Wednesday, May 30, 2007 9:04 AM Subject: Re: [silatindonesia] Murid Mondok Sahabat silat Perlu menambahkan informasi, kedatangan team yang baru lalu di Papdeokan iti bukan team nasionalnya, itu hanya team Vietnam Selatan dari Ho Chi Mint City. Team Vietnam juga masih pelajar mereka rata-rata adalah dari sekolah menengah olah raga selesai berlatih pagi mereka pergi kesekolah, siang latihan beban dan malam berlatih technik. Saptu sore mereka baru diperbolehkan pulang. Yang berbeda hanya mereka pesilat hasil dari budi daya program yang sama dan pesilat Indonesia hasil pruduk perguruan yang secara keseluruhan konsisinya tidak sama. Ibarat mangga atau duren montong budi daya di Thailand sepanjang tahun terus berbuah, dan rasanya standard, sedangkan mangga Probolinggo atau duren Parung tergantung cuaca. Tentu hasil dan rasanya tidak standard. Bagaimana menurut anda untuk meningkatkan prestasi Pencak Silat Indonesia ? Vietnam tidak lagi memerlukan pelatih atau mendatangkan pelatih tanding dari Indonesia. lagi. Semoga succes Pesilat Indonesia di Sea Games 24 di Nakon Rachasima Thaialnd mendatang Eko Nugroho [EMAIL PROTECTED] wrote: Dalam kesempatan diskusi Silek Kumango beberapa waktu lalu kebetulan di tempat di sebelahnya sedang berlatih atlet silat DKI, dan kebetulan juga sekilas ada komentar dari kawan2 bahwa sebelumnya juga dilakukan latih tanding antara Pesilat Vietnam dg atlet pelatnas/pelatda di beberapa tempat yg hasilnya ternyata Pesilat Vietnam lebih unggul. Dan kawan tersebut mengatakan ini bisa dimaklum, kerana pesilat Vietnam tsb rata2 berlatih 5 - 6 jam/hari. Beda dengan di sini yang rata2 berlatih 2 kali dalam seminggu. Kiranya dari tulisan saya di bawah ini bisa sedikit memberi gambaran sejauh mana kualitas dan kuantitas latihan kita. Salam Berikut tulisan saya di Blog Mixed Fighting beberapa waktu lalu di: http://mixedfighting.blogspot.com/2006/06/karate-kyokushin-uchideshu.html [Karate] Kyokushin Uchideshu Friday, June 30, 2006 Uchideshu dalam bahasa Jepun kalau ditinjau dari sudut nahwu dan balaghah nya bermakna rumah. Bila diterjemah bebas Kyokushin Uchideshu bisa bermakna murid mondok atau murid yang mondok dan berlatih di rumah (honbu/dojo pusat) kyokushin. Program kyokushin ucideshu atau murid mondok ini dilaksanakan oleh Sosai Masutatsu Oyama di dojo pusat/honbu di Tokyo dalam rangka mewujudkan salah satu dari 11 Motto Masutatsu Oyama yaitu motto ke-6 yang berbunyi, Jalan Seni Beladiri dimulai setelah 1,000 hari latihan dan dapat dikuasai setelah 10,000 hari latihan. Sosai Masutatsu Oyama sendiri awalnya pernah menyepi dan berlatih dengan keras di pegunungan selama kurang lebih 16 bulan. Untuk mengetahui lebih jauh mengenai isi 11 Motto dari Masutatsu Oyama bisa tengok Un Off Site Kyokushin Karate Indonesia pada menu 11 Motto. Jadi menurut Sosai Masutatsu Oyama, bahwa setelah berlatih 1,000 hari dengan minimum latihan 6 jam per hari, barulah jalan seni beladiri di mulai. Maka bisa dibayang kualitas rata-rata latihan beladiri masyarakat pada umumnya tak terkecuali di Jepun yang hanya 2 kali dalam seminggu dengan lama latihan 2 jam. Jadi bisa dihitung dalam seminggu hanya menempuh latihan 4 jam, 1 bulan 16 jam, dan 1 tahun = 52