[silatindonesia] Biaya latihan apa tidak kemahalan ?

2007-05-29 Terurut Topik Herman B
Salam
   
  Sekedar menyampaikan unek-unek beberapa temen saja. Kebetulan saya sounding 
kebeberapa temen untuk latihan silat di TMII tapi keluhan mereka rata-rata 
karena biayanya terlalu besar. Mungkin nominal tersebut bagi temen-temen yang 
mapan tidak terlalu mahal tapi bagi pekerja kelas staf tentu nominal tersebut 
lumayan berat. Kecuali memang kita ingin membidik pasar kelas agak atas. Dan 
sebagai perbandingan saja kalau ikut latihan beladiri di kampus biaya iuran 
perbulan sekitar 15 -  20 rb, atau kalau di GOR paling banter 50 rb. Bahkan 
kemaren saya cek ke AIKIDO di bulungan bulannya hanya 30 rb.
   
  Dan masukan berikutnya agar makin banyak peminatnya, khususnya misal kok 
kurang peminat dari para wanita, mungkin kita bisa sebar info silat indonesia 
ke beberapa milis ahkan masuk ke miist khusus para wanita, saya yakin akan 
semakin banyak peminatnya
   
   
  Salam


 
-
Finding fabulous fares is fun.
Let Yahoo! FareChase search your favorite travel sites to find flight and hotel 
bargains.

[Non-text portions of this message have been removed]



[silatindonesia] Re: Biaya latihan apa tidak kemahalan ?

2007-05-29 Terurut Topik dasaman_allaria
--- In silatindonesia@yahoogroups.com, Herman B [EMAIL PROTECTED] wrote:

   Sekedar menyampaikan unek-unek beberapa temen saja. Kebetulan saya
sounding kebeberapa temen untuk latihan silat di TMII tapi keluhan
mereka rata-rata karena biayanya terlalu besar. Mungkin nominal
tersebut bagi temen-temen yang mapan tidak terlalu mahal tapi bagi
pekerja kelas staf tentu nominal tersebut lumayan berat. Kecuali
memang kita ingin membidik pasar kelas agak atas. Dan sebagai
perbandingan saja kalau ikut latihan beladiri di kampus biaya iuran
perbulan sekitar 15 -  20 rb, atau kalau di GOR paling banter 50 rb.
Bahkan kemaren saya cek ke AIKIDO di bulungan bulannya hanya 30 rb.

Ada yang lebih memilukan lagi: pertahun hanya 150 ribu :D Sampe
sekarang dojonya belum punya matras juga, sehingga begitu sesi di
Cempaka Putih semua murid jadi lumba2, wakakakakakaka :D

Sebagai perbandingan, KPS Nusantara yang latihan juga di Padepokan,
hanya mengenakan biaya Rp2.500 sekali latihan. Tentu saja ini kelas
anak2, sehingga bila kelas bapak2 mungkin adalah Rp7.500 (saya nggak
tahu kalo bapak2 harusnya berapa, dulu saya latihan di KPS Nusantara
bayarnya pake kopian VCD dan US Army Field Manual, wakakakakakakaka)

Tapi latihan 2 kali seminggu, jadi kalo anak2 kena Rp5.000 seminggu
dan bapak2 kena Rp15.000 seminggu. Latihan di forum, per aliran,
sekali seminggu kena Rp20.000. Hampir sama aja yah?

BTW, data iuran KPS Nusantara berdasar medio 2003-2004.



RE: [silatindonesia] Re: Biaya latihan apa tidak kemahalan ?

2007-05-29 Terurut Topik kiki
Sedikit menambahkan,
 
Salah satu pertimbangan adalah ongkos pengajar, karena uang ini sebenarnya
untuk ganti ongkos suhu dan bukan untuk keperluan Forum atau penyelenggara.
jadi ya perbandingannya harus juga aple to aple. kalau mau dibandingkan
dengan ongkos ikutan dojo dari luar jatuhnya jauh sekali. beberapa ada yang
menerapkan iuran anggota (pertahun biasanya antara 500 rb sampai 1 jt)
kemudian iuran bulanan(kisarannya 100 ribuan per bulan). belum lagi seragam
dan lain sebagainya yang jatuhnya jadi lebih mahal.
 
Mungkin semangat pelestariannya yang perlu di tekankan, kita masih bersyukur
ada guru guru yang masih bersedia mengajarkan ilmunya karena tanpa mereka
mungkin ilmu ilmu silat tradisional kita sudah punah. sebenarnya iuran ini
juga sebagai bentuk komitmen kita, kalau dirasa memang memberatkan namun
kita punya semangat besar apalagi ingin jadi penerus dan pewaris silat
tradisional maka mestinya masalah iuran bisa kita diskusikan lagi dan bukan
harga mati kok :) (tentunya case by case)
 
satu lagi kegiatan latihan ini juga merupakan sarana kaderisasi agar silat
tradisional dapat berkembang dan mandiri sehingga bisa menjadi perguruan
silat besar yang bisa menghidupi biaya operasional perguruan. nah yang kita
butuhkan adalah SDM yang bersedia untuk mencurahkan segala tenaganya demi
pelestarian silat tradisional dan salah satunya dengan mengikuti latihan ini
sebagai media kaderisasi dan inkubasi dari aliran silat tradisional.
 
jadi saran saya datang saja latihan dulu, niatkan untuk melestarikan budaya
bangsa.
 
ditunggu ya di padepokan Silat :)

  _  

From: dasaman_allaria [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: 29 Mei 2007 13:45
To: silatindonesia@yahoogroups.com
Subject: [silatindonesia] Re: Biaya latihan apa tidak kemahalan ?



--- In silatindonesia@ mailto:silatindonesia%40yahoogroups.com
yahoogroups.com, Herman B [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
 Sekedar menyampaikan unek-unek beberapa temen saja. Kebetulan saya
sounding kebeberapa temen untuk latihan silat di TMII tapi keluhan
mereka rata-rata karena biayanya terlalu besar. Mungkin nominal
tersebut bagi temen-temen yang mapan tidak terlalu mahal tapi bagi
pekerja kelas staf tentu nominal tersebut lumayan berat. Kecuali
memang kita ingin membidik pasar kelas agak atas. Dan sebagai
perbandingan saja kalau ikut latihan beladiri di kampus biaya iuran
perbulan sekitar 15 - 20 rb, atau kalau di GOR paling banter 50 rb.
Bahkan kemaren saya cek ke AIKIDO di bulungan bulannya hanya 30 rb.
 
Ada yang lebih memilukan lagi: pertahun hanya 150 ribu :D Sampe
sekarang dojonya belum punya matras juga, sehingga begitu sesi di
Cempaka Putih semua murid jadi lumba2, wakakakakakaka :D

Sebagai perbandingan, KPS Nusantara yang latihan juga di Padepokan,
hanya mengenakan biaya Rp2.500 sekali latihan. Tentu saja ini kelas
anak2, sehingga bila kelas bapak2 mungkin adalah Rp7.500 (saya nggak
tahu kalo bapak2 harusnya berapa, dulu saya latihan di KPS Nusantara
bayarnya pake kopian VCD dan US Army Field Manual, wakakakakakakaka)

Tapi latihan 2 kali seminggu, jadi kalo anak2 kena Rp5.000 seminggu
dan bapak2 kena Rp15.000 seminggu. Latihan di forum, per aliran,
sekali seminggu kena Rp20.000. Hampir sama aja yah?

BTW, data iuran KPS Nusantara berdasar medio 2003-2004.



 


[Non-text portions of this message have been removed]



[silatindonesia] Re: Biaya latihan apa tidak kemahalan ?

2007-05-29 Terurut Topik devil_buddy
sebetulnya utk latian silat, apalagi silat tradisional, biasanya 
tidak di pungut bayaran, dan kalopun ada maka biayanya sangat 
keciiilll sekaliiikarena silat tradisional itu adalah silat 
rumahan, di ajarkan di rumah-rumah gurunya masing-masing

para guru silat itu pun dengan sukarela membagi ilmunya, tanpa 
pamrih, maka kalo ada silat tradisional, lalu memungut biaya gede itu 
bisa di tanya lagi kesungguhannya

tapii...untuk kasus di forum kita yang tercinta ini, masalahnya 
beda, intinya yang sedang kita lakukan adalah pelestarian, makanya 
kita mengundang para guru utk mau terbuka, tidak tertutup dan mau 
membagi ilmunya, 

dan alhamdulillah sebagian dari mereka bersedia mengajarkan dan 
bersedia pula utk datang ke TMII, maka untuk itu hendaknyalah ada 
kompensasi berupa uang pengganti ongkos utk beliau-beliau itu utk 
bisa datang ke padepokan, apalagi tidak semua guru2 itu berkelebihan 
dalam hal materi

fyi aja, semua guru itu yang di fasilitasi forum, sebelumnya tidak 
pernah menarik iuran dalam hal mengajarkan silat, mereka ikhlas 
menerima murid yg datang kerumahnya dgn niat yg sungguh2 dalam 
belajar, tapi dalam konteks forum dimana mereka harus keluar ongkos 
utk bisa pergi ke padepokan maka sebagai muridnya hendaknyalah kita 
berbagi utk sekedar ongkos beliau-beliau saja


salam

--- In silatindonesia@yahoogroups.com, kiki [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Sedikit menambahkan,
  
 Salah satu pertimbangan adalah ongkos pengajar, karena uang ini 
sebenarnya
 untuk ganti ongkos suhu dan bukan untuk keperluan Forum atau 
penyelenggara.
 jadi ya perbandingannya harus juga aple to aple. kalau mau 
dibandingkan
 dengan ongkos ikutan dojo dari luar jatuhnya jauh sekali. beberapa 
ada yang
 menerapkan iuran anggota (pertahun biasanya antara 500 rb sampai 1 
jt)
 kemudian iuran bulanan(kisarannya 100 ribuan per bulan). belum lagi 
seragam
 dan lain sebagainya yang jatuhnya jadi lebih mahal.
  
 Mungkin semangat pelestariannya yang perlu di tekankan, kita masih 
bersyukur
 ada guru guru yang masih bersedia mengajarkan ilmunya karena tanpa 
mereka
 mungkin ilmu ilmu silat tradisional kita sudah punah. sebenarnya 
iuran ini
 juga sebagai bentuk komitmen kita, kalau dirasa memang memberatkan 
namun
 kita punya semangat besar apalagi ingin jadi penerus dan pewaris 
silat
 tradisional maka mestinya masalah iuran bisa kita diskusikan lagi 
dan bukan
 harga mati kok :) (tentunya case by case)
  
 satu lagi kegiatan latihan ini juga merupakan sarana kaderisasi 
agar silat
 tradisional dapat berkembang dan mandiri sehingga bisa menjadi 
perguruan
 silat besar yang bisa menghidupi biaya operasional perguruan. nah 
yang kita
 butuhkan adalah SDM yang bersedia untuk mencurahkan segala 
tenaganya demi
 pelestarian silat tradisional dan salah satunya dengan mengikuti 
latihan ini
 sebagai media kaderisasi dan inkubasi dari aliran silat tradisional.
  
 jadi saran saya datang saja latihan dulu, niatkan untuk 
melestarikan budaya
 bangsa.
  
 ditunggu ya di padepokan Silat :)
 
   _  
 
 From: dasaman_allaria [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
 Sent: 29 Mei 2007 13:45
 To: silatindonesia@yahoogroups.com
 Subject: [silatindonesia] Re: Biaya latihan apa tidak kemahalan ?
 
 
 
 --- In silatindonesia@ mailto:silatindonesia%40yahoogroups.com
 yahoogroups.com, Herman B herman_0573@ wrote:
  
  Sekedar menyampaikan unek-unek beberapa temen saja. Kebetulan saya
 sounding kebeberapa temen untuk latihan silat di TMII tapi keluhan
 mereka rata-rata karena biayanya terlalu besar. Mungkin nominal
 tersebut bagi temen-temen yang mapan tidak terlalu mahal tapi bagi
 pekerja kelas staf tentu nominal tersebut lumayan berat. Kecuali
 memang kita ingin membidik pasar kelas agak atas. Dan sebagai
 perbandingan saja kalau ikut latihan beladiri di kampus biaya iuran
 perbulan sekitar 15 - 20 rb, atau kalau di GOR paling banter 50 rb.
 Bahkan kemaren saya cek ke AIKIDO di bulungan bulannya hanya 30 rb.
  
 Ada yang lebih memilukan lagi: pertahun hanya 150 ribu :D Sampe
 sekarang dojonya belum punya matras juga, sehingga begitu sesi di
 Cempaka Putih semua murid jadi lumba2, wakakakakakaka :D
 
 Sebagai perbandingan, KPS Nusantara yang latihan juga di Padepokan,
 hanya mengenakan biaya Rp2.500 sekali latihan. Tentu saja ini kelas
 anak2, sehingga bila kelas bapak2 mungkin adalah Rp7.500 (saya nggak
 tahu kalo bapak2 harusnya berapa, dulu saya latihan di KPS Nusantara
 bayarnya pake kopian VCD dan US Army Field Manual, wakakakakakakaka)
 
 Tapi latihan 2 kali seminggu, jadi kalo anak2 kena Rp5.000 seminggu
 dan bapak2 kena Rp15.000 seminggu. Latihan di forum, per aliran,
 sekali seminggu kena Rp20.000. Hampir sama aja yah?
 
 BTW, data iuran KPS Nusantara berdasar medio 2003-2004.
 
 
 
  
 
 
 [Non-text portions of this message have been removed]





Re: [silatindonesia] Re: Biaya latihan apa tidak kemahalan ?

2007-05-29 Terurut Topik M. Choirul Amri (MCA)
Bayangkan para guru yang mungkin datang dari tanah minang, tentu perlu
transport. Kalaupun datang dari Jakarta, tetap saja perlu biaya untuk
Tol, bensin, dsb. Ini yang membuat Silat kurang bisa mendunia
dibanding beladiri lain khususnya asal Jepang.

Rata-rata dojo pusat di Jepang mengelola secara profesional, bela diri
jadi profesi.
Nggak mungkin kita mengharapkan para guru akan tetap tekun
melestarikan Silat, kalau kebutuhan pokoknya belum terpenuhi ;). Saya
memandang profesi pelatih silat adalah profesi professional. seperti
halnya dokter, pengacara, dan instruktur Gym. Jadi sudah selayaknya
kalau mereka mendapat honor yang memadai.

Untuk rekan-rekan yang merasa kemahalan, mungkin solusinya adalah
dengan kerja sosial. Misalnya mampu menyumbang 10 rb, tetapi dapat
kerja tambahan untuk beres-beres tempat latihan, atau membantu
dokumentasi acara, upload ke web, dsb.

Maaf nih, sekedar urun rembug saja. Masih newbie di milis ini :).

rgds
MCA

On 5/29/07, devil_buddy [EMAIL PROTECTED] wrote:






 sebetulnya utk latian silat, apalagi silat tradisional, biasanya
 tidak di pungut bayaran, dan kalopun ada maka biayanya sangat
 keciiilll sekaliiikarena silat tradisional itu adalah silat
 rumahan, di ajarkan di rumah-rumah gurunya masing-masing

 para guru silat itu pun dengan sukarela membagi ilmunya, tanpa
 pamrih, maka kalo ada silat tradisional, lalu memungut biaya gede itu
 bisa di tanya lagi kesungguhannya

 tapii...untuk kasus di forum kita yang tercinta ini, masalahnya
 beda, intinya yang sedang kita lakukan adalah pelestarian, makanya
 kita mengundang para guru utk mau terbuka, tidak tertutup dan mau
 membagi ilmunya,

 dan alhamdulillah sebagian dari mereka bersedia mengajarkan dan
 bersedia pula utk datang ke TMII, maka untuk itu hendaknyalah ada
 kompensasi berupa uang pengganti ongkos utk beliau-beliau itu utk
 bisa datang ke padepokan, apalagi tidak semua guru2 itu berkelebihan
 dalam hal materi

 fyi aja, semua guru itu yang di fasilitasi forum, sebelumnya tidak
 pernah menarik iuran dalam hal mengajarkan silat, mereka ikhlas
 menerima murid yg datang kerumahnya dgn niat yg sungguh2 dalam
 belajar, tapi dalam konteks forum dimana mereka harus keluar ongkos
 utk bisa pergi ke padepokan maka sebagai muridnya hendaknyalah kita
 berbagi utk sekedar ongkos beliau-beliau saja

 salam





[silatindonesia] Re: Biaya latihan apa tidak kemahalan ?

2007-05-29 Terurut Topik Mas ezra agung setya purnama P.H.D.A
Betul sekali boss devil, sangat membantu sekali buat merambah semua 
kalangan tuh dalam tanda kutip ya kalo mang betul yang d pertanyakan 
adalah apa betul untuk pelestarian ya kalo memang betul 
pelestarian seharusnya memang tidak perlu d persulit masalh 
pembayaran seperti sedia kala di katakan sebagai iuran sumbang sih 
balas jasa atau apalah itu, di luar konteks bisnis jualan silat.

Kita memang tau semua kontribusi dari murid murni untuk gurunya, 
tapi juga perlu d ingat silat itu tidak bisa d pisahkan unsur 
silaturahminya. Krn saya mengalami sendiri sebagai pengangguran di 
banding teman-teman lainnya. 

Demi ttp menjaga silaturahmi walau pinjem kanan kiri yang penting 
ttp berusaha nongol menemani teman-teman yang pada belajar, bagi 
yang sering ktm Saya di tempat2 latihan forum, pasti tau persis bbrp 
bulan terakhir Saya g pernah turun latihan bukannya bosen atau ada 
hal lain, Saya luruskan ya krn masalah d atas bukan karena masalah 
lain yang lebih personal.

Tapi ya tu masalah Saya walau hanya dalam hati Saya sudah terlanjur 
jadi orang gila di silat seperti tmn2 lain mungkin, walau saya g 
bisa turun Saya yakin ada Guru yang memang berjodoh dengan Saya.

Jadi Curhathe...Ok dech ttp Saya dukung apapun bentuknya kalo 
memang semuanya demi kebaikan bersama dan ttp di bawah bendera 
pelestarian Saya dukung... tp... ttp d kasih kebijakan lah kalo ada 
yang memang tidak bisa mengikuti standarisasi administrasi yang d 
tetapkan bersama.


Tks
Mas ezra
02198040999

--- In silatindonesia@yahoogroups.com, devil_buddy 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 sebetulnya utk latian silat, apalagi silat tradisional, biasanya 
 tidak di pungut bayaran, dan kalopun ada maka biayanya sangat 
 keciiilll sekaliiikarena silat tradisional itu adalah silat 
 rumahan, di ajarkan di rumah-rumah gurunya masing-masing
 
 para guru silat itu pun dengan sukarela membagi ilmunya, tanpa 
 pamrih, maka kalo ada silat tradisional, lalu memungut biaya gede 
itu 
 bisa di tanya lagi kesungguhannya
 
 tapii...untuk kasus di forum kita yang tercinta ini, 
masalahnya 
 beda, intinya yang sedang kita lakukan adalah pelestarian, makanya 
 kita mengundang para guru utk mau terbuka, tidak tertutup dan mau 
 membagi ilmunya, 
 
 dan alhamdulillah sebagian dari mereka bersedia mengajarkan dan 
 bersedia pula utk datang ke TMII, maka untuk itu hendaknyalah ada 
 kompensasi berupa uang pengganti ongkos utk beliau-beliau itu utk 
 bisa datang ke padepokan, apalagi tidak semua guru2 itu 
berkelebihan 
 dalam hal materi
 
 fyi aja, semua guru itu yang di fasilitasi forum, sebelumnya tidak 
 pernah menarik iuran dalam hal mengajarkan silat, mereka ikhlas 
 menerima murid yg datang kerumahnya dgn niat yg sungguh2 dalam 
 belajar, tapi dalam konteks forum dimana mereka harus keluar 
ongkos 
 utk bisa pergi ke padepokan maka sebagai muridnya hendaknyalah 
kita 
 berbagi utk sekedar ongkos beliau-beliau saja
 
 
 salam
 
 --- In silatindonesia@yahoogroups.com, kiki kiki@ wrote:
 
  Sedikit menambahkan,
   
  Salah satu pertimbangan adalah ongkos pengajar, karena uang ini 
 sebenarnya
  untuk ganti ongkos suhu dan bukan untuk keperluan Forum atau 
 penyelenggara.
  jadi ya perbandingannya harus juga aple to aple. kalau mau 
 dibandingkan
  dengan ongkos ikutan dojo dari luar jatuhnya jauh sekali. 
beberapa 
 ada yang
  menerapkan iuran anggota (pertahun biasanya antara 500 rb sampai 
1 
 jt)
  kemudian iuran bulanan(kisarannya 100 ribuan per bulan). belum 
lagi 
 seragam
  dan lain sebagainya yang jatuhnya jadi lebih mahal.
   
  Mungkin semangat pelestariannya yang perlu di tekankan, kita 
masih 
 bersyukur
  ada guru guru yang masih bersedia mengajarkan ilmunya karena 
tanpa 
 mereka
  mungkin ilmu ilmu silat tradisional kita sudah punah. sebenarnya 
 iuran ini
  juga sebagai bentuk komitmen kita, kalau dirasa memang 
memberatkan 
 namun
  kita punya semangat besar apalagi ingin jadi penerus dan pewaris 
 silat
  tradisional maka mestinya masalah iuran bisa kita diskusikan 
lagi 
 dan bukan
  harga mati kok :) (tentunya case by case)
   
  satu lagi kegiatan latihan ini juga merupakan sarana kaderisasi 
 agar silat
  tradisional dapat berkembang dan mandiri sehingga bisa menjadi 
 perguruan
  silat besar yang bisa menghidupi biaya operasional perguruan. 
nah 
 yang kita
  butuhkan adalah SDM yang bersedia untuk mencurahkan segala 
 tenaganya demi
  pelestarian silat tradisional dan salah satunya dengan mengikuti 
 latihan ini
  sebagai media kaderisasi dan inkubasi dari aliran silat 
tradisional.
   
  jadi saran saya datang saja latihan dulu, niatkan untuk 
 melestarikan budaya
  bangsa.
   
  ditunggu ya di padepokan Silat :)
  
_  
  
  From: dasaman_allaria [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
  Sent: 29 Mei 2007 13:45
  To: silatindonesia@yahoogroups.com
  Subject: [silatindonesia] Re: Biaya latihan apa tidak kemahalan ?
  
  
  
  --- In silatindonesia@ mailto:silatindonesia%40yahoogroups.com
  yahoogroups.com, Herman B herman_0573@ wrote:
 

RE: [silatindonesia] Re: Biaya latihan apa tidak kemahalan ?

2007-05-29 Terurut Topik Kiki Rizki Noviandi
Wah usul menarik mas MCA, jadi inget waktu di sio lim se he he he... murid
engak usah bayar uang latihan tapi harus ambilin air buat gurunya mandi dari
mata air di gunung :)
 
jadi bisa aja bayar semampunya tapi ada konsekwensi, misalnya bisa member
get member he he he... 
 
Gimana Cuaca di Singapure sana mas MCA? ada latihan silat engak ?
 

Best Regards,


Kiki Rizki Noviandi 


 .:: My Email -  mailto:[EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] | My Web
Blogs -  http://geeks.netindonesia.net/blogs/kiki
http://geeks.netindonesia.net/blogs/kiki | My MVP Profile -
https://mvp.support.microsoft.com/profile/Kiki.Noviandi
https://mvp.support.microsoft.com/profile/Kiki.Noviandi ::.   

 

  _  

From: M. Choirul Amri (MCA) [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: 29 Mei 2007 14:55
To: silatindonesia@yahoogroups.com
Subject: Re: [silatindonesia] Re: Biaya latihan apa tidak kemahalan ?



Bayangkan para guru yang mungkin datang dari tanah minang, tentu perlu
transport. Kalaupun datang dari Jakarta, tetap saja perlu biaya untuk
Tol, bensin, dsb. Ini yang membuat Silat kurang bisa mendunia
dibanding beladiri lain khususnya asal Jepang.

Rata-rata dojo pusat di Jepang mengelola secara profesional, bela diri
jadi profesi.
Nggak mungkin kita mengharapkan para guru akan tetap tekun
melestarikan Silat, kalau kebutuhan pokoknya belum terpenuhi ;). Saya
memandang profesi pelatih silat adalah profesi professional. seperti
halnya dokter, pengacara, dan instruktur Gym. Jadi sudah selayaknya
kalau mereka mendapat honor yang memadai.

Untuk rekan-rekan yang merasa kemahalan, mungkin solusinya adalah
dengan kerja sosial. Misalnya mampu menyumbang 10 rb, tetapi dapat
kerja tambahan untuk beres-beres tempat latihan, atau membantu
dokumentasi acara, upload ke web, dsb.

Maaf nih, sekedar urun rembug saja. Masih newbie di milis ini :).

rgds
MCA

On 5/29/07, devil_buddy devil_buddy@ mailto:devil_buddy%40yahoo.com
yahoo.com wrote:






 sebetulnya utk latian silat, apalagi silat tradisional, biasanya
 tidak di pungut bayaran, dan kalopun ada maka biayanya sangat
 keciiilll sekaliiikarena silat tradisional itu adalah silat
 rumahan, di ajarkan di rumah-rumah gurunya masing-masing

 para guru silat itu pun dengan sukarela membagi ilmunya, tanpa
 pamrih, maka kalo ada silat tradisional, lalu memungut biaya gede itu
 bisa di tanya lagi kesungguhannya

 tapii...untuk kasus di forum kita yang tercinta ini, masalahnya
 beda, intinya yang sedang kita lakukan adalah pelestarian, makanya
 kita mengundang para guru utk mau terbuka, tidak tertutup dan mau
 membagi ilmunya,

 dan alhamdulillah sebagian dari mereka bersedia mengajarkan dan
 bersedia pula utk datang ke TMII, maka untuk itu hendaknyalah ada
 kompensasi berupa uang pengganti ongkos utk beliau-beliau itu utk
 bisa datang ke padepokan, apalagi tidak semua guru2 itu berkelebihan
 dalam hal materi

 fyi aja, semua guru itu yang di fasilitasi forum, sebelumnya tidak
 pernah menarik iuran dalam hal mengajarkan silat, mereka ikhlas
 menerima murid yg datang kerumahnya dgn niat yg sungguh2 dalam
 belajar, tapi dalam konteks forum dimana mereka harus keluar ongkos
 utk bisa pergi ke padepokan maka sebagai muridnya hendaknyalah kita
 berbagi utk sekedar ongkos beliau-beliau saja

 salam





 


[Non-text portions of this message have been removed]



[silatindonesia] Re: Biaya latihan apa tidak kemahalan ?

2007-05-29 Terurut Topik herman_0573
Iuran sudah naik kan ya dari 20 rb perkehadiran menjadi 25 ribu.
Maksud saya begini, kalau iuran diturunkan maka pesertanya akan 
semakin banyak, jadi yang didapat guru juga lebih banyak. Tapi kalau 
mahal mungkin agak lebih sedikit jadi mungkin hitung-hitungannya 
akan sama.

Bisa juga kalau dibuat kelas, misalnya kelas mahasiswa, dan kelas 
umum. Untuk yang mahasiswa pasti lebih murah, saya yakin ini akan 
menarik, karena pasti kita ngerasain susahnya pegang uang waktu jadi 
mahasiswa.

Atau untuk sekalian dibuat kelas eksekutif yang tentu harganya lebih 
mahal, sehingga bisa dijadikan subsidi silang antara yang mampu dan 
yang kurang mampu, seperti di rumah sakit gitu hehe




--- In silatindonesia@yahoogroups.com, devil_buddy 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 sebetulnya utk latian silat, apalagi silat tradisional, biasanya 
 tidak di pungut bayaran, dan kalopun ada maka biayanya sangat 
 keciiilll sekaliiikarena silat tradisional itu adalah silat 
 rumahan, di ajarkan di rumah-rumah gurunya masing-masing
 
 para guru silat itu pun dengan sukarela membagi ilmunya, tanpa 
 pamrih, maka kalo ada silat tradisional, lalu memungut biaya gede 
itu 
 bisa di tanya lagi kesungguhannya
 
 tapii...untuk kasus di forum kita yang tercinta ini, 
masalahnya 
 beda, intinya yang sedang kita lakukan adalah pelestarian, makanya 
 kita mengundang para guru utk mau terbuka, tidak tertutup dan mau 
 membagi ilmunya, 
 
 dan alhamdulillah sebagian dari mereka bersedia mengajarkan dan 
 bersedia pula utk datang ke TMII, maka untuk itu hendaknyalah ada 
 kompensasi berupa uang pengganti ongkos utk beliau-beliau itu utk 
 bisa datang ke padepokan, apalagi tidak semua guru2 itu 
berkelebihan 
 dalam hal materi
 
 fyi aja, semua guru itu yang di fasilitasi forum, sebelumnya tidak 
 pernah menarik iuran dalam hal mengajarkan silat, mereka ikhlas 
 menerima murid yg datang kerumahnya dgn niat yg sungguh2 dalam 
 belajar, tapi dalam konteks forum dimana mereka harus keluar 
ongkos 
 utk bisa pergi ke padepokan maka sebagai muridnya hendaknyalah 
kita 
 berbagi utk sekedar ongkos beliau-beliau saja
 
 
 salam
 
 --- In silatindonesia@yahoogroups.com, kiki kiki@ wrote:
 
  Sedikit menambahkan,
   
  Salah satu pertimbangan adalah ongkos pengajar, karena uang ini 
 sebenarnya
  untuk ganti ongkos suhu dan bukan untuk keperluan Forum atau 
 penyelenggara.
  jadi ya perbandingannya harus juga aple to aple. kalau mau 
 dibandingkan
  dengan ongkos ikutan dojo dari luar jatuhnya jauh sekali. 
beberapa 
 ada yang
  menerapkan iuran anggota (pertahun biasanya antara 500 rb sampai 
1 
 jt)
  kemudian iuran bulanan(kisarannya 100 ribuan per bulan). belum 
lagi 
 seragam
  dan lain sebagainya yang jatuhnya jadi lebih mahal.
   
  Mungkin semangat pelestariannya yang perlu di tekankan, kita 
masih 
 bersyukur
  ada guru guru yang masih bersedia mengajarkan ilmunya karena 
tanpa 
 mereka
  mungkin ilmu ilmu silat tradisional kita sudah punah. sebenarnya 
 iuran ini
  juga sebagai bentuk komitmen kita, kalau dirasa memang 
memberatkan 
 namun
  kita punya semangat besar apalagi ingin jadi penerus dan pewaris 
 silat
  tradisional maka mestinya masalah iuran bisa kita diskusikan 
lagi 
 dan bukan
  harga mati kok :) (tentunya case by case)
   
  satu lagi kegiatan latihan ini juga merupakan sarana kaderisasi 
 agar silat
  tradisional dapat berkembang dan mandiri sehingga bisa menjadi 
 perguruan
  silat besar yang bisa menghidupi biaya operasional perguruan. 
nah 
 yang kita
  butuhkan adalah SDM yang bersedia untuk mencurahkan segala 
 tenaganya demi
  pelestarian silat tradisional dan salah satunya dengan mengikuti 
 latihan ini
  sebagai media kaderisasi dan inkubasi dari aliran silat 
tradisional.
   
  jadi saran saya datang saja latihan dulu, niatkan untuk 
 melestarikan budaya
  bangsa.
   
  ditunggu ya di padepokan Silat :)
  
_  
  
  From: dasaman_allaria [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
  Sent: 29 Mei 2007 13:45
  To: silatindonesia@yahoogroups.com
  Subject: [silatindonesia] Re: Biaya latihan apa tidak kemahalan ?
  
  
  
  --- In silatindonesia@ mailto:silatindonesia%40yahoogroups.com
  yahoogroups.com, Herman B herman_0573@ wrote:
   
   Sekedar menyampaikan unek-unek beberapa temen saja. Kebetulan 
saya
  sounding kebeberapa temen untuk latihan silat di TMII tapi 
keluhan
  mereka rata-rata karena biayanya terlalu besar. Mungkin nominal
  tersebut bagi temen-temen yang mapan tidak terlalu mahal tapi 
bagi
  pekerja kelas staf tentu nominal tersebut lumayan berat. Kecuali
  memang kita ingin membidik pasar kelas agak atas. Dan sebagai
  perbandingan saja kalau ikut latihan beladiri di kampus biaya 
iuran
  perbulan sekitar 15 - 20 rb, atau kalau di GOR paling banter 50 
rb.
  Bahkan kemaren saya cek ke AIKIDO di bulungan bulannya hanya 30 
rb.
   
  Ada yang lebih memilukan lagi: pertahun hanya 150 ribu :D Sampe
  sekarang dojonya belum punya matras juga, sehingga begitu sesi di
  Cempaka Putih semua murid jadi lumba2, 

[silatindonesia] Re: Biaya latihan apa tidak kemahalan ?

2007-05-29 Terurut Topik devil_buddy
setuju boossjangan sampai masalah iuran jadi penghambat usaha 
pelestarian...

nanti kalo forum sudah mapan dan mampu menarik dukungan dana dari 
donatur, sebaiknya malah untuk latihan silat itu bisa gratis tidak 
dipungut bayaran, jadi yg diperlukan cuma niat dan kesungguhan si 
murid itu sendiri, sedangkan utk kesejahteraan guru sudah ada 
budgetnya sendiri

mudah-mudahan hal ini bisa terwujud, doakan saja, dan bantu-bantu 
forum sebisanya (walopun aye sendiri belom bisa bantu-bantu nihh 
hehehhe)


salam


--- In silatindonesia@yahoogroups.com, kiki [EMAIL PROTECTED] wrote:

 ini juga setuju
  
 saya sih melihat tinggal deal-dealan aja kayaknya kalau memang 
kemampuan
 mahasiswa ya engak apa apa, jangan titik beratkan pada iuran dan 
jangan
 sampai iuran jadi kendala dan hambatan latihan kita
  
  
 
   _  
 
 From: herman_0573 [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
 Sent: 29 Mei 2007 15:17
 To: silatindonesia@yahoogroups.com
 Subject: [silatindonesia] Re: Biaya latihan apa tidak kemahalan ?
 
 
 
 Iuran sudah naik kan ya dari 20 rb perkehadiran menjadi 25 ribu.
 Maksud saya begini, kalau iuran diturunkan maka pesertanya akan 
 semakin banyak, jadi yang didapat guru juga lebih banyak. Tapi 
kalau 
 mahal mungkin agak lebih sedikit jadi mungkin hitung-hitungannya 
 akan sama.
 
 Bisa juga kalau dibuat kelas, misalnya kelas mahasiswa, dan kelas 
 umum. Untuk yang mahasiswa pasti lebih murah, saya yakin ini akan 
 menarik, karena pasti kita ngerasain susahnya pegang uang waktu 
jadi 
 mahasiswa.
 
 Atau untuk sekalian dibuat kelas eksekutif yang tentu harganya 
lebih 
 mahal, sehingga bisa dijadikan subsidi silang antara yang mampu dan 
 yang kurang mampu, seperti di rumah sakit gitu hehe
 
 --- In silatindonesia@ mailto:silatindonesia%40yahoogroups.com
 yahoogroups.com, devil_buddy 
 devil_buddy@ wrote:
 
  sebetulnya utk latian silat, apalagi silat tradisional, biasanya 
  tidak di pungut bayaran, dan kalopun ada maka biayanya sangat 
  keciiilll sekaliiikarena silat tradisional itu adalah silat 
  rumahan, di ajarkan di rumah-rumah gurunya masing-masing
  
  para guru silat itu pun dengan sukarela membagi ilmunya, tanpa 
  pamrih, maka kalo ada silat tradisional, lalu memungut biaya gede 
 itu 
  bisa di tanya lagi kesungguhannya
  
  tapii...untuk kasus di forum kita yang tercinta ini, 
 masalahnya 
  beda, intinya yang sedang kita lakukan adalah pelestarian, 
makanya 
  kita mengundang para guru utk mau terbuka, tidak tertutup dan mau 
  membagi ilmunya, 
  
  dan alhamdulillah sebagian dari mereka bersedia mengajarkan dan 
  bersedia pula utk datang ke TMII, maka untuk itu hendaknyalah ada 
  kompensasi berupa uang pengganti ongkos utk beliau-beliau itu utk 
  bisa datang ke padepokan, apalagi tidak semua guru2 itu 
 berkelebihan 
  dalam hal materi
  
  fyi aja, semua guru itu yang di fasilitasi forum, sebelumnya 
tidak 
  pernah menarik iuran dalam hal mengajarkan silat, mereka ikhlas 
  menerima murid yg datang kerumahnya dgn niat yg sungguh2 dalam 
  belajar, tapi dalam konteks forum dimana mereka harus keluar 
 ongkos 
  utk bisa pergi ke padepokan maka sebagai muridnya hendaknyalah 
 kita 
  berbagi utk sekedar ongkos beliau-beliau saja
  
  
  salam
  
  --- In silatindonesia@ mailto:silatindonesia%40yahoogroups.com
 yahoogroups.com, kiki kiki@ wrote:
  
   Sedikit menambahkan,
   
   Salah satu pertimbangan adalah ongkos pengajar, karena uang ini 
  sebenarnya
   untuk ganti ongkos suhu dan bukan untuk keperluan Forum atau 
  penyelenggara.
   jadi ya perbandingannya harus juga aple to aple. kalau mau 
  dibandingkan
   dengan ongkos ikutan dojo dari luar jatuhnya jauh sekali. 
 beberapa 
  ada yang
   menerapkan iuran anggota (pertahun biasanya antara 500 rb 
sampai 
 1 
  jt)
   kemudian iuran bulanan(kisarannya 100 ribuan per bulan). belum 
 lagi 
  seragam
   dan lain sebagainya yang jatuhnya jadi lebih mahal.
   
   Mungkin semangat pelestariannya yang perlu di tekankan, kita 
 masih 
  bersyukur
   ada guru guru yang masih bersedia mengajarkan ilmunya karena 
 tanpa 
  mereka
   mungkin ilmu ilmu silat tradisional kita sudah punah. 
sebenarnya 
  iuran ini
   juga sebagai bentuk komitmen kita, kalau dirasa memang 
 memberatkan 
  namun
   kita punya semangat besar apalagi ingin jadi penerus dan 
pewaris 
  silat
   tradisional maka mestinya masalah iuran bisa kita diskusikan 
 lagi 
  dan bukan
   harga mati kok :) (tentunya case by case)
   
   satu lagi kegiatan latihan ini juga merupakan sarana kaderisasi 
  agar silat
   tradisional dapat berkembang dan mandiri sehingga bisa menjadi 
  perguruan
   silat besar yang bisa menghidupi biaya operasional perguruan. 
 nah 
  yang kita
   butuhkan adalah SDM yang bersedia untuk mencurahkan segala 
  tenaganya demi
   pelestarian silat tradisional dan salah satunya dengan 
mengikuti 
  latihan ini
   sebagai media kaderisasi dan inkubasi dari aliran silat 
 tradisional.
   
   jadi saran saya datang saja latihan dulu, niatkan 

[silatindonesia] Re: Biaya latihan apa tidak kemahalan ?

2007-05-29 Terurut Topik Alda Amtha
Idealnya ada cross-subsidi, krn menurut pendapat ane salah satu misi
dari forum selain dari mengangkat silat tradisional juga seharusnya
mengangkat tingkat kemampuan ekonomi dari para guru2 silat
tradisional. Jangan lupa jg para Sahabat Silat, dengan dunia yg
semakin borderless begini, akan ada aja orang2 asing krn setelah
melihat value dari guru silat tradisional kita, mereka dibawa ke
negerinya, terus kita bisa apa. protes.??!! lha wong kita
sendiri gak menghargai guru sendiri... Kalau Sahabat Silat
memperhatikan di beladiri yg berasal dari China misalnya, udah semakin
banyak para suhu kungfu yg ditarik ke Amerika, Eropa  Australia.

Salam.


--- In silatindonesia@yahoogroups.com, herman_0573 [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Iuran sudah naik kan ya dari 20 rb perkehadiran menjadi 25 ribu.
 Maksud saya begini, kalau iuran diturunkan maka pesertanya akan 
 semakin banyak, jadi yang didapat guru juga lebih banyak. Tapi kalau 
 mahal mungkin agak lebih sedikit jadi mungkin hitung-hitungannya 
 akan sama.
 
 Bisa juga kalau dibuat kelas, misalnya kelas mahasiswa, dan kelas 
 umum. Untuk yang mahasiswa pasti lebih murah, saya yakin ini akan 
 menarik, karena pasti kita ngerasain susahnya pegang uang waktu jadi 
 mahasiswa.
 
 Atau untuk sekalian dibuat kelas eksekutif yang tentu harganya lebih 
 mahal, sehingga bisa dijadikan subsidi silang antara yang mampu dan 
 yang kurang mampu, seperti di rumah sakit gitu hehe
 
 
 
 
 --- In silatindonesia@yahoogroups.com, devil_buddy 
 devil_buddy@ wrote:
 
  sebetulnya utk latian silat, apalagi silat tradisional, biasanya 
  tidak di pungut bayaran, dan kalopun ada maka biayanya sangat 
  keciiilll sekaliiikarena silat tradisional itu adalah silat 
  rumahan, di ajarkan di rumah-rumah gurunya masing-masing
  
  para guru silat itu pun dengan sukarela membagi ilmunya, tanpa 
  pamrih, maka kalo ada silat tradisional, lalu memungut biaya gede 
 itu 
  bisa di tanya lagi kesungguhannya
  
  tapii...untuk kasus di forum kita yang tercinta ini, 
 masalahnya 
  beda, intinya yang sedang kita lakukan adalah pelestarian, makanya 
  kita mengundang para guru utk mau terbuka, tidak tertutup dan mau 
  membagi ilmunya, 
  
  dan alhamdulillah sebagian dari mereka bersedia mengajarkan dan 
  bersedia pula utk datang ke TMII, maka untuk itu hendaknyalah ada 
  kompensasi berupa uang pengganti ongkos utk beliau-beliau itu utk 
  bisa datang ke padepokan, apalagi tidak semua guru2 itu 
 berkelebihan 
  dalam hal materi
  
  fyi aja, semua guru itu yang di fasilitasi forum, sebelumnya tidak 
  pernah menarik iuran dalam hal mengajarkan silat, mereka ikhlas 
  menerima murid yg datang kerumahnya dgn niat yg sungguh2 dalam 
  belajar, tapi dalam konteks forum dimana mereka harus keluar 
 ongkos 
  utk bisa pergi ke padepokan maka sebagai muridnya hendaknyalah 
 kita 
  berbagi utk sekedar ongkos beliau-beliau saja
  
  
  salam
  
  --- In silatindonesia@yahoogroups.com, kiki kiki@ wrote:
  
   Sedikit menambahkan,

   Salah satu pertimbangan adalah ongkos pengajar, karena uang ini 
  sebenarnya
   untuk ganti ongkos suhu dan bukan untuk keperluan Forum atau 
  penyelenggara.
   jadi ya perbandingannya harus juga aple to aple. kalau mau 
  dibandingkan
   dengan ongkos ikutan dojo dari luar jatuhnya jauh sekali. 
 beberapa 
  ada yang
   menerapkan iuran anggota (pertahun biasanya antara 500 rb sampai 
 1 
  jt)
   kemudian iuran bulanan(kisarannya 100 ribuan per bulan). belum 
 lagi 
  seragam
   dan lain sebagainya yang jatuhnya jadi lebih mahal.

   Mungkin semangat pelestariannya yang perlu di tekankan, kita 
 masih 
  bersyukur
   ada guru guru yang masih bersedia mengajarkan ilmunya karena 
 tanpa 
  mereka
   mungkin ilmu ilmu silat tradisional kita sudah punah. sebenarnya 
  iuran ini
   juga sebagai bentuk komitmen kita, kalau dirasa memang 
 memberatkan 
  namun
   kita punya semangat besar apalagi ingin jadi penerus dan pewaris 
  silat
   tradisional maka mestinya masalah iuran bisa kita diskusikan 
 lagi 
  dan bukan
   harga mati kok :) (tentunya case by case)

   satu lagi kegiatan latihan ini juga merupakan sarana kaderisasi 
  agar silat
   tradisional dapat berkembang dan mandiri sehingga bisa menjadi 
  perguruan
   silat besar yang bisa menghidupi biaya operasional perguruan. 
 nah 
  yang kita
   butuhkan adalah SDM yang bersedia untuk mencurahkan segala 
  tenaganya demi
   pelestarian silat tradisional dan salah satunya dengan mengikuti 
  latihan ini
   sebagai media kaderisasi dan inkubasi dari aliran silat 
 tradisional.

   jadi saran saya datang saja latihan dulu, niatkan untuk 
  melestarikan budaya
   bangsa.

   ditunggu ya di padepokan Silat :)
   
 _  
   
   From: dasaman_allaria [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
   Sent: 29 Mei 2007 13:45
   To: silatindonesia@yahoogroups.com
   Subject: [silatindonesia] Re: Biaya latihan apa tidak kemahalan ?
   
   
   
   --- In silatindonesia@ mailto:silatindonesia%40yahoogroups.com
 

RE: [silatindonesia] Re: Biaya latihan apa tidak kemahalan ?

2007-05-29 Terurut Topik kiki
Apalagi yang ini saya setuju sekali
 
uda share donk berapa biasanya biaya CMA kalau sekali ikutan latihan...
 
padahal gurunya lokal bukan dari China sana...

  _  

From: Alda Amtha [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: 29 Mei 2007 15:43
To: silatindonesia@yahoogroups.com
Subject: [silatindonesia] Re: Biaya latihan apa tidak kemahalan ?



Idealnya ada cross-subsidi, krn menurut pendapat ane salah satu misi
dari forum selain dari mengangkat silat tradisional juga seharusnya
mengangkat tingkat kemampuan ekonomi dari para guru2 silat
tradisional. Jangan lupa jg para Sahabat Silat, dengan dunia yg
semakin borderless begini, akan ada aja orang2 asing krn setelah
melihat value dari guru silat tradisional kita, mereka dibawa ke
negerinya, terus kita bisa apa. protes.??!! lha wong kita
sendiri gak menghargai guru sendiri... Kalau Sahabat Silat
memperhatikan di beladiri yg berasal dari China misalnya, udah semakin
banyak para suhu kungfu yg ditarik ke Amerika, Eropa  Australia.

Salam.

--- In silatindonesia@ mailto:silatindonesia%40yahoogroups.com
yahoogroups.com, herman_0573 [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Iuran sudah naik kan ya dari 20 rb perkehadiran menjadi 25 ribu.
 Maksud saya begini, kalau iuran diturunkan maka pesertanya akan 
 semakin banyak, jadi yang didapat guru juga lebih banyak. Tapi kalau 
 mahal mungkin agak lebih sedikit jadi mungkin hitung-hitungannya 
 akan sama.
 
 Bisa juga kalau dibuat kelas, misalnya kelas mahasiswa, dan kelas 
 umum. Untuk yang mahasiswa pasti lebih murah, saya yakin ini akan 
 menarik, karena pasti kita ngerasain susahnya pegang uang waktu jadi 
 mahasiswa.
 
 Atau untuk sekalian dibuat kelas eksekutif yang tentu harganya lebih 
 mahal, sehingga bisa dijadikan subsidi silang antara yang mampu dan 
 yang kurang mampu, seperti di rumah sakit gitu hehe
 
 
 
 
 --- In silatindonesia@ mailto:silatindonesia%40yahoogroups.com
yahoogroups.com, devil_buddy 
 devil_buddy@ wrote:
 
  sebetulnya utk latian silat, apalagi silat tradisional, biasanya 
  tidak di pungut bayaran, dan kalopun ada maka biayanya sangat 
  keciiilll sekaliiikarena silat tradisional itu adalah silat 
  rumahan, di ajarkan di rumah-rumah gurunya masing-masing
  
  para guru silat itu pun dengan sukarela membagi ilmunya, tanpa 
  pamrih, maka kalo ada silat tradisional, lalu memungut biaya gede 
 itu 
  bisa di tanya lagi kesungguhannya
  
  tapii...untuk kasus di forum kita yang tercinta ini, 
 masalahnya 
  beda, intinya yang sedang kita lakukan adalah pelestarian, makanya 
  kita mengundang para guru utk mau terbuka, tidak tertutup dan mau 
  membagi ilmunya, 
  
  dan alhamdulillah sebagian dari mereka bersedia mengajarkan dan 
  bersedia pula utk datang ke TMII, maka untuk itu hendaknyalah ada 
  kompensasi berupa uang pengganti ongkos utk beliau-beliau itu utk 
  bisa datang ke padepokan, apalagi tidak semua guru2 itu 
 berkelebihan 
  dalam hal materi
  
  fyi aja, semua guru itu yang di fasilitasi forum, sebelumnya tidak 
  pernah menarik iuran dalam hal mengajarkan silat, mereka ikhlas 
  menerima murid yg datang kerumahnya dgn niat yg sungguh2 dalam 
  belajar, tapi dalam konteks forum dimana mereka harus keluar 
 ongkos 
  utk bisa pergi ke padepokan maka sebagai muridnya hendaknyalah 
 kita 
  berbagi utk sekedar ongkos beliau-beliau saja
  
  
  salam
  
  --- In silatindonesia@ mailto:silatindonesia%40yahoogroups.com
yahoogroups.com, kiki kiki@ wrote:
  
   Sedikit menambahkan,
   
   Salah satu pertimbangan adalah ongkos pengajar, karena uang ini 
  sebenarnya
   untuk ganti ongkos suhu dan bukan untuk keperluan Forum atau 
  penyelenggara.
   jadi ya perbandingannya harus juga aple to aple. kalau mau 
  dibandingkan
   dengan ongkos ikutan dojo dari luar jatuhnya jauh sekali. 
 beberapa 
  ada yang
   menerapkan iuran anggota (pertahun biasanya antara 500 rb sampai 
 1 
  jt)
   kemudian iuran bulanan(kisarannya 100 ribuan per bulan). belum 
 lagi 
  seragam
   dan lain sebagainya yang jatuhnya jadi lebih mahal.
   
   Mungkin semangat pelestariannya yang perlu di tekankan, kita 
 masih 
  bersyukur
   ada guru guru yang masih bersedia mengajarkan ilmunya karena 
 tanpa 
  mereka
   mungkin ilmu ilmu silat tradisional kita sudah punah. sebenarnya 
  iuran ini
   juga sebagai bentuk komitmen kita, kalau dirasa memang 
 memberatkan 
  namun
   kita punya semangat besar apalagi ingin jadi penerus dan pewaris 
  silat
   tradisional maka mestinya masalah iuran bisa kita diskusikan 
 lagi 
  dan bukan
   harga mati kok :) (tentunya case by case)
   
   satu lagi kegiatan latihan ini juga merupakan sarana kaderisasi 
  agar silat
   tradisional dapat berkembang dan mandiri sehingga bisa menjadi 
  perguruan
   silat besar yang bisa menghidupi biaya operasional perguruan. 
 nah 
  yang kita
   butuhkan adalah SDM yang bersedia untuk mencurahkan segala 
  tenaganya demi
   pelestarian silat tradisional dan salah satunya dengan mengikuti 
  latihan ini
   sebagai media kaderisasi dan 

[silatindonesia] Re: Biaya latihan apa tidak kemahalan ?

2007-05-29 Terurut Topik Alda Amtha
Di tempat ane belajar taichi, gurunya juga gak minta kok, udah mau
belajar aja dia udah seneng. Cuma kita2 aja yg sepakat untuk kasih
sejumlah uang ke beliau. Nah intinya disini Sahabat Silat, selama kita
sepakat bahwa kita mesti membantu para guru dengan ikhlas, uang iuran
gak akan pernah menjadi masalah. Ada yg bisa bayar lebih, ya silakan
kasih banyakan, ada yg ngaku terus terang gak mampu, ya kasih
serelanya atau gak perlu bayar sama sekali... Asalkan gak pura2 kagak
punya duit aje hehehe.

--- In silatindonesia@yahoogroups.com, kiki [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Apalagi yang ini saya setuju sekali
  
 uda share donk berapa biasanya biaya CMA kalau sekali ikutan latihan...
  
 padahal gurunya lokal bukan dari China sana...
 
   _  
 
 From: Alda Amtha [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
 Sent: 29 Mei 2007 15:43
 To: silatindonesia@yahoogroups.com
 Subject: [silatindonesia] Re: Biaya latihan apa tidak kemahalan ?
 
 
 
 Idealnya ada cross-subsidi, krn menurut pendapat ane salah satu misi
 dari forum selain dari mengangkat silat tradisional juga seharusnya
 mengangkat tingkat kemampuan ekonomi dari para guru2 silat
 tradisional. Jangan lupa jg para Sahabat Silat, dengan dunia yg
 semakin borderless begini, akan ada aja orang2 asing krn setelah
 melihat value dari guru silat tradisional kita, mereka dibawa ke
 negerinya, terus kita bisa apa. protes.??!! lha wong kita
 sendiri gak menghargai guru sendiri... Kalau Sahabat Silat
 memperhatikan di beladiri yg berasal dari China misalnya, udah semakin
 banyak para suhu kungfu yg ditarik ke Amerika, Eropa  Australia.
 
 Salam.
 
 --- In silatindonesia@ mailto:silatindonesia%40yahoogroups.com
 yahoogroups.com, herman_0573 herman_0573@
 wrote:
 
  Iuran sudah naik kan ya dari 20 rb perkehadiran menjadi 25 ribu.
  Maksud saya begini, kalau iuran diturunkan maka pesertanya akan 
  semakin banyak, jadi yang didapat guru juga lebih banyak. Tapi kalau 
  mahal mungkin agak lebih sedikit jadi mungkin hitung-hitungannya 
  akan sama.
  
  Bisa juga kalau dibuat kelas, misalnya kelas mahasiswa, dan kelas 
  umum. Untuk yang mahasiswa pasti lebih murah, saya yakin ini akan 
  menarik, karena pasti kita ngerasain susahnya pegang uang waktu jadi 
  mahasiswa.
  
  Atau untuk sekalian dibuat kelas eksekutif yang tentu harganya lebih 
  mahal, sehingga bisa dijadikan subsidi silang antara yang mampu dan 
  yang kurang mampu, seperti di rumah sakit gitu hehe
  
  
  
  
  --- In silatindonesia@ mailto:silatindonesia%40yahoogroups.com
 yahoogroups.com, devil_buddy 
  devil_buddy@ wrote:
  
   sebetulnya utk latian silat, apalagi silat tradisional, biasanya 
   tidak di pungut bayaran, dan kalopun ada maka biayanya sangat 
   keciiilll sekaliiikarena silat tradisional itu adalah silat 
   rumahan, di ajarkan di rumah-rumah gurunya masing-masing
   
   para guru silat itu pun dengan sukarela membagi ilmunya, tanpa 
   pamrih, maka kalo ada silat tradisional, lalu memungut biaya gede 
  itu 
   bisa di tanya lagi kesungguhannya
   
   tapii...untuk kasus di forum kita yang tercinta ini, 
  masalahnya 
   beda, intinya yang sedang kita lakukan adalah pelestarian, makanya 
   kita mengundang para guru utk mau terbuka, tidak tertutup dan mau 
   membagi ilmunya, 
   
   dan alhamdulillah sebagian dari mereka bersedia mengajarkan dan 
   bersedia pula utk datang ke TMII, maka untuk itu hendaknyalah ada 
   kompensasi berupa uang pengganti ongkos utk beliau-beliau itu utk 
   bisa datang ke padepokan, apalagi tidak semua guru2 itu 
  berkelebihan 
   dalam hal materi
   
   fyi aja, semua guru itu yang di fasilitasi forum, sebelumnya tidak 
   pernah menarik iuran dalam hal mengajarkan silat, mereka ikhlas 
   menerima murid yg datang kerumahnya dgn niat yg sungguh2 dalam 
   belajar, tapi dalam konteks forum dimana mereka harus keluar 
  ongkos 
   utk bisa pergi ke padepokan maka sebagai muridnya hendaknyalah 
  kita 
   berbagi utk sekedar ongkos beliau-beliau saja
   
   
   salam
   
   --- In silatindonesia@ mailto:silatindonesia%40yahoogroups.com
 yahoogroups.com, kiki kiki@ wrote:
   
Sedikit menambahkan,

Salah satu pertimbangan adalah ongkos pengajar, karena uang ini 
   sebenarnya
untuk ganti ongkos suhu dan bukan untuk keperluan Forum atau 
   penyelenggara.
jadi ya perbandingannya harus juga aple to aple. kalau mau 
   dibandingkan
dengan ongkos ikutan dojo dari luar jatuhnya jauh sekali. 
  beberapa 
   ada yang
menerapkan iuran anggota (pertahun biasanya antara 500 rb sampai 
  1 
   jt)
kemudian iuran bulanan(kisarannya 100 ribuan per bulan). belum 
  lagi 
   seragam
dan lain sebagainya yang jatuhnya jadi lebih mahal.

Mungkin semangat pelestariannya yang perlu di tekankan, kita 
  masih 
   bersyukur
ada guru guru yang masih bersedia mengajarkan ilmunya karena 
  tanpa 
   mereka
mungkin ilmu ilmu silat tradisional kita sudah punah. sebenarnya 
   iuran ini
juga sebagai bentuk komitmen kita, 

Re: [silatindonesia] Re: Biaya latihan apa tidak kemahalan ?

2007-05-29 Terurut Topik Eko Hadi
  Rekan2 Sahabat Silat untuk iuran diskus dengan Para Gurunya saja . Forum 
hanya fasilitator . batas minimal itu biasanya untuk jajaran Forum,  
mungkin nanti bisa dimusyawarahkan dengan gurunya atau bisa saja dibuka kelas 
mahasiswa/pelajar dengan umum  tetapi kalau murid sudah banyak mungkin 
...bisa turun ...

  Saya pernah alami dengan Sabeni, sampai saya kasihan dengan bang Izul .. 
beliau itu sampe meninggalkan mengojek, hanya untuk melatih ...terkadang 
muridnya ngak pada dateng ...biayanya sudah ditekan sampe seikhlasnya ..

  Pak Aziz dateng2 jauh dari Cianjur  terkadang yang latihan cuma 1 orang 
... menurut rekan2 pantes ngak dengan biaya 20 ribu/datang ..beliau dari 
cianjur ...
  Pengurus Forum sampe terkadang malu . dengan para guru sepuh .

  Oleh karena itu pelatihan baru akan dibuka kalau jumlah murid minimal 10. 
biaya latihan silahkan diskus dengan para guru 


  Eko Hadi S
  Corporate Legal  Compliance
  PT. TEMPO INTI MEDIA Tbk
  Telp: 021-3916160, Ext.212 

- Original Message - 
From: herman_0573 
To: silatindonesia@yahoogroups.com 
Sent: Tuesday, May 29, 2007 3:17 PM
Subject: [silatindonesia] Re: Biaya latihan apa tidak kemahalan ?


Iuran sudah naik kan ya dari 20 rb perkehadiran menjadi 25 ribu.
Maksud saya begini, kalau iuran diturunkan maka pesertanya akan 
semakin banyak, jadi yang didapat guru juga lebih banyak. Tapi kalau 
mahal mungkin agak lebih sedikit jadi mungkin hitung-hitungannya 
akan sama.

Bisa juga kalau dibuat kelas, misalnya kelas mahasiswa, dan kelas 
umum. Untuk yang mahasiswa pasti lebih murah, saya yakin ini akan 
menarik, karena pasti kita ngerasain susahnya pegang uang waktu jadi 
mahasiswa.

Atau untuk sekalian dibuat kelas eksekutif yang tentu harganya lebih 
mahal, sehingga bisa dijadikan subsidi silang antara yang mampu dan 
yang kurang mampu, seperti di rumah sakit gitu hehe

--- In silatindonesia@yahoogroups.com, devil_buddy 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 sebetulnya utk latian silat, apalagi silat tradisional, biasanya 
 tidak di pungut bayaran, dan kalopun ada maka biayanya sangat 
 keciiilll sekaliiikarena silat tradisional itu adalah silat 
 rumahan, di ajarkan di rumah-rumah gurunya masing-masing
 
 para guru silat itu pun dengan sukarela membagi ilmunya, tanpa 
 pamrih, maka kalo ada silat tradisional, lalu memungut biaya gede 
itu 
 bisa di tanya lagi kesungguhannya
 
 tapii...untuk kasus di forum kita yang tercinta ini, 
masalahnya 
 beda, intinya yang sedang kita lakukan adalah pelestarian, makanya 
 kita mengundang para guru utk mau terbuka, tidak tertutup dan mau 
 membagi ilmunya, 
 
 dan alhamdulillah sebagian dari mereka bersedia mengajarkan dan 
 bersedia pula utk datang ke TMII, maka untuk itu hendaknyalah ada 
 kompensasi berupa uang pengganti ongkos utk beliau-beliau itu utk 
 bisa datang ke padepokan, apalagi tidak semua guru2 itu 
berkelebihan 
 dalam hal materi
 
 fyi aja, semua guru itu yang di fasilitasi forum, sebelumnya tidak 
 pernah menarik iuran dalam hal mengajarkan silat, mereka ikhlas 
 menerima murid yg datang kerumahnya dgn niat yg sungguh2 dalam 
 belajar, tapi dalam konteks forum dimana mereka harus keluar 
ongkos 
 utk bisa pergi ke padepokan maka sebagai muridnya hendaknyalah 
kita 
 berbagi utk sekedar ongkos beliau-beliau saja
 
 
 salam
 
 --- In silatindonesia@yahoogroups.com, kiki kiki@ wrote:
 
  Sedikit menambahkan,
  
  Salah satu pertimbangan adalah ongkos pengajar, karena uang ini 
 sebenarnya
  untuk ganti ongkos suhu dan bukan untuk keperluan Forum atau 
 penyelenggara.
  jadi ya perbandingannya harus juga aple to aple. kalau mau 
 dibandingkan
  dengan ongkos ikutan dojo dari luar jatuhnya jauh sekali. 
beberapa 
 ada yang
  menerapkan iuran anggota (pertahun biasanya antara 500 rb sampai 
1 
 jt)
  kemudian iuran bulanan(kisarannya 100 ribuan per bulan). belum 
lagi 
 seragam
  dan lain sebagainya yang jatuhnya jadi lebih mahal.
  
  Mungkin semangat pelestariannya yang perlu di tekankan, kita 
masih 
 bersyukur
  ada guru guru yang masih bersedia mengajarkan ilmunya karena 
tanpa 
 mereka
  mungkin ilmu ilmu silat tradisional kita sudah punah. sebenarnya 
 iuran ini
  juga sebagai bentuk komitmen kita, kalau dirasa memang 
memberatkan 
 namun
  kita punya semangat besar apalagi ingin jadi penerus dan pewaris 
 silat
  tradisional maka mestinya masalah iuran bisa kita diskusikan 
lagi 
 dan bukan
  harga mati kok :) (tentunya case by case)
  
  satu lagi kegiatan latihan ini juga merupakan sarana kaderisasi 
 agar silat
  tradisional dapat berkembang dan mandiri 

Re: [silatindonesia] [urgent] team demo dari milis

2007-05-29 Terurut Topik Eko Hadi
  Mas Habibie  saat ini sedang disiapkan teamnya ... karena kita mau 
roadshow ke mahasiswa2 sumbang saran ya ...

  Eko Hadi S
  Corporate Legal  Compliance
  PT. TEMPO INTI MEDIA Tbk
  Telp: 021-3916160, Ext.212 

- Original Message - 
From: habbibi ryu 
To: silatindonesia@yahoogroups.com 
Sent: Tuesday, May 29, 2007 12:32 AM
Subject: [silatindonesia] [urgent] team demo dari milis


Setelah publikasi di koran dan tv yang lumayan oke

Saya pikir sekarang sudah saatnya dibentuk team demo dari teman-teman 
milist pecinta silat yang siap tampil sewaktu-waktu dalam acara-acara di mal 
atau pada acara lainnya.

bisa beranggotakan rekan-rekan senior/junior yang penting gak malu untuk 
tampil sekaligus gak malu-maluin bila dijejerkan dengan team demo beladiri lain.

-terimakasih-

Before you find your handsome prince, you have to kiss a lot of frog

-
Need a vacation? Get great deals to amazing places on Yahoo! Travel. 

[Non-text portions of this message have been removed]



 





No virus found in this incoming message.
Checked by AVG Free Edition. 
Version: 7.5.472 / Virus Database: 269.8.0/821 - Release Date: 5/27/2007 
3:05 PM


 


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [silatindonesia] Re: Biaya latihan apa tidak kemahalan ?

2007-05-29 Terurut Topik Eko Hadi
  Planningnya nanti kalau sudah ada dana yang pasti  Para guru akan dibantu 
oleh Forum, sehingga biaya latihan bisa ditekan seminimal mungkin ... kalau 
digratiskan mungkin tidak kecuali yang dapet program beasiswa dari FOrum ... 
semua biaya masuk ke guru tidak sesenpun diterima oleh FOrum ...

  Saya rasa itu bukan halangan kan  Hargailah Seni Budaya Bangsa dengan 
sepantasnya .. yang penting silahturahminya ...

  Ok

  Eko Hadi S
  Corporate Legal  Compliance
  PT. TEMPO INTI MEDIA Tbk
  Telp: 021-3916160, Ext.212 

- Original Message - 
From: devil_buddy 
To: silatindonesia@yahoogroups.com 
Sent: Tuesday, May 29, 2007 3:35 PM
Subject: [silatindonesia] Re: Biaya latihan apa tidak kemahalan ?


setuju boossjangan sampai masalah iuran jadi penghambat usaha 
pelestarian...

nanti kalo forum sudah mapan dan mampu menarik dukungan dana dari 
donatur, sebaiknya malah untuk latihan silat itu bisa gratis tidak 
dipungut bayaran, jadi yg diperlukan cuma niat dan kesungguhan si 
murid itu sendiri, sedangkan utk kesejahteraan guru sudah ada 
budgetnya sendiri

mudah-mudahan hal ini bisa terwujud, doakan saja, dan bantu-bantu 
forum sebisanya (walopun aye sendiri belom bisa bantu-bantu nihh 
hehehhe)

salam

--- In silatindonesia@yahoogroups.com, kiki [EMAIL PROTECTED] wrote:

 ini juga setuju
 
 saya sih melihat tinggal deal-dealan aja kayaknya kalau memang 
kemampuan
 mahasiswa ya engak apa apa, jangan titik beratkan pada iuran dan 
jangan
 sampai iuran jadi kendala dan hambatan latihan kita
 
 
 
 _ 
 
 From: herman_0573 [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
 Sent: 29 Mei 2007 15:17
 To: silatindonesia@yahoogroups.com
 Subject: [silatindonesia] Re: Biaya latihan apa tidak kemahalan ?
 
 
 
 Iuran sudah naik kan ya dari 20 rb perkehadiran menjadi 25 ribu.
 Maksud saya begini, kalau iuran diturunkan maka pesertanya akan 
 semakin banyak, jadi yang didapat guru juga lebih banyak. Tapi 
kalau 
 mahal mungkin agak lebih sedikit jadi mungkin hitung-hitungannya 
 akan sama.
 
 Bisa juga kalau dibuat kelas, misalnya kelas mahasiswa, dan kelas 
 umum. Untuk yang mahasiswa pasti lebih murah, saya yakin ini akan 
 menarik, karena pasti kita ngerasain susahnya pegang uang waktu 
jadi 
 mahasiswa.
 
 Atau untuk sekalian dibuat kelas eksekutif yang tentu harganya 
lebih 
 mahal, sehingga bisa dijadikan subsidi silang antara yang mampu dan 
 yang kurang mampu, seperti di rumah sakit gitu hehe
 
 --- In silatindonesia@ mailto:silatindonesia%40yahoogroups.com
 yahoogroups.com, devil_buddy 
 devil_buddy@ wrote:
 
  sebetulnya utk latian silat, apalagi silat tradisional, biasanya 
  tidak di pungut bayaran, dan kalopun ada maka biayanya sangat 
  keciiilll sekaliiikarena silat tradisional itu adalah silat 
  rumahan, di ajarkan di rumah-rumah gurunya masing-masing
  
  para guru silat itu pun dengan sukarela membagi ilmunya, tanpa 
  pamrih, maka kalo ada silat tradisional, lalu memungut biaya gede 
 itu 
  bisa di tanya lagi kesungguhannya
  
  tapii...untuk kasus di forum kita yang tercinta ini, 
 masalahnya 
  beda, intinya yang sedang kita lakukan adalah pelestarian, 
makanya 
  kita mengundang para guru utk mau terbuka, tidak tertutup dan mau 
  membagi ilmunya, 
  
  dan alhamdulillah sebagian dari mereka bersedia mengajarkan dan 
  bersedia pula utk datang ke TMII, maka untuk itu hendaknyalah ada 
  kompensasi berupa uang pengganti ongkos utk beliau-beliau itu utk 
  bisa datang ke padepokan, apalagi tidak semua guru2 itu 
 berkelebihan 
  dalam hal materi
  
  fyi aja, semua guru itu yang di fasilitasi forum, sebelumnya 
tidak 
  pernah menarik iuran dalam hal mengajarkan silat, mereka ikhlas 
  menerima murid yg datang kerumahnya dgn niat yg sungguh2 dalam 
  belajar, tapi dalam konteks forum dimana mereka harus keluar 
 ongkos 
  utk bisa pergi ke padepokan maka sebagai muridnya hendaknyalah 
 kita 
  berbagi utk sekedar ongkos beliau-beliau saja
  
  
  salam
  
  --- In silatindonesia@ mailto:silatindonesia%40yahoogroups.com
 yahoogroups.com, kiki kiki@ wrote:
  
   Sedikit menambahkan,
   
   Salah satu pertimbangan adalah ongkos pengajar, karena uang ini 
  sebenarnya
   untuk ganti ongkos suhu dan bukan untuk keperluan Forum atau 
  penyelenggara.
   jadi ya perbandingannya harus juga aple to aple. kalau mau 
  dibandingkan
   dengan ongkos ikutan dojo dari luar jatuhnya jauh sekali. 
 beberapa 
  ada yang
   menerapkan iuran anggota (pertahun biasanya antara 500 rb 
sampai 
 1 
  jt)
   kemudian iuran bulanan(kisarannya 100 

Re: [silatindonesia] Biaya latihan apa tidak kemahalan ?

2007-05-29 Terurut Topik Eko Hadi
  Wah kalau mengenai biaya diskus dengan kolat/pelatihnya aja mas . btw 
biasanya itu sesuai kesepakatan kok .

  Eko Hadi S
  Corporate Legal  Compliance
  PT. TEMPO INTI MEDIA Tbk
  Telp: 021-3916160, Ext.212 

- Original Message - 
From: Herman B 
To: silatindonesia@yahoogroups.com 
Sent: Tuesday, May 29, 2007 1:35 PM
Subject: [silatindonesia] Biaya latihan apa tidak kemahalan ?


Salam

Sekedar menyampaikan unek-unek beberapa temen saja. Kebetulan saya sounding 
kebeberapa temen untuk latihan silat di TMII tapi keluhan mereka rata-rata 
karena biayanya terlalu besar. Mungkin nominal tersebut bagi temen-temen yang 
mapan tidak terlalu mahal tapi bagi pekerja kelas staf tentu nominal tersebut 
lumayan berat. Kecuali memang kita ingin membidik pasar kelas agak atas. Dan 
sebagai perbandingan saja kalau ikut latihan beladiri di kampus biaya iuran 
perbulan sekitar 15 - 20 rb, atau kalau di GOR paling banter 50 rb. Bahkan 
kemaren saya cek ke AIKIDO di bulungan bulannya hanya 30 rb.

Dan masukan berikutnya agar makin banyak peminatnya, khususnya misal kok 
kurang peminat dari para wanita, mungkin kita bisa sebar info silat indonesia 
ke beberapa milis ahkan masuk ke miist khusus para wanita, saya yakin akan 
semakin banyak peminatnya


Salam

-
Finding fabulous fares is fun.
Let Yahoo! FareChase search your favorite travel sites to find flight and 
hotel bargains.

[Non-text portions of this message have been removed]



 





No virus found in this incoming message.
Checked by AVG Free Edition. 
Version: 7.5.472 / Virus Database: 269.8.1/822 - Release Date: 5/28/2007 
11:40 AM


 


[Non-text portions of this message have been removed]



[silatindonesia] Re: Biaya latihan apa tidak kemahalan ?

2007-05-29 Terurut Topik dasaman_allaria
--- In silatindonesia@yahoogroups.com, kiki [EMAIL PROTECTED] wrote:
 saya sih melihat tinggal deal-dealan aja kayaknya kalau memang
kemampuan
 mahasiswa ya engak apa apa, jangan titik beratkan pada iuran dan jangan
 sampai iuran jadi kendala dan hambatan latihan kita
  
Atau kalo mau kayak Mr. Tim yang dulu belajar KPS Nusantara (berhenti
karena humerusnya patah... gara2 main panco). Mr. Tim ini guru di
sekolah internasional. Setiap kali latihan ngasih iurannya Rp100.000
seperti ngeluarin uang buat beli keripik. Saya tiap lihat langsung
membatin betapa insan2 pendidikan di Indonesia mengajar karena dedikasi...



[silatindonesia] Re: Biaya latihan apa tidak kemahalan ?

2007-05-29 Terurut Topik Alda Amtha
Soal penghormatan kepada dunia pendidikan, kita memang ketinggalan
jauh mas coba liat di M'sia sana, perhatikan semua PM-nya, satu
hal yg menjadi kesamaan diantara mereka: semuanya pernah menjadi
menteri dibidang pendidikan Jadi kalau mau jd PM, mesti dicoba
dulu di ngurusin pendidikan.

Salam.

--- In silatindonesia@yahoogroups.com, dasaman_allaria
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 --- In silatindonesia@yahoogroups.com, kiki kiki@ wrote:
  saya sih melihat tinggal deal-dealan aja kayaknya kalau memang
 kemampuan
  mahasiswa ya engak apa apa, jangan titik beratkan pada iuran dan
jangan
  sampai iuran jadi kendala dan hambatan latihan kita
   
 Atau kalo mau kayak Mr. Tim yang dulu belajar KPS Nusantara (berhenti
 karena humerusnya patah... gara2 main panco). Mr. Tim ini guru di
 sekolah internasional. Setiap kali latihan ngasih iurannya Rp100.000
 seperti ngeluarin uang buat beli keripik. Saya tiap lihat langsung
 membatin betapa insan2 pendidikan di Indonesia mengajar karena
dedikasi...





[silatindonesia] Re: Biaya latihan apa tidak kemahalan ?

2007-05-29 Terurut Topik Alda Amtha

SETOJOOO. konsep yg sama ane coba di cikalongan, alhamdulillah
jalan tuh (meskipun kadang nombok jg... hiks.).

Eh ngomong2, bikin dong artikel ttg Pencak Dor. Menarik jg tuh
konsepnya. Kalo ada foto2nya kita masukin di silatindonesia.com.
Apalagi kalau bisa sponsorin mas Amal kesana, bisa masuk Koran Tempo
lho 

Salam,
AFA

--- In silatindonesia@yahoogroups.com, Didik Yulianto [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Urun Rembuk :
   dari uraian yang ada bahwa sekali datang/latihan Rp.25rb minimal
10 orang, artinya sekali datang uang transport utk Suhu = Rp.250rb.

   Pada Pencak Dor (jenis beladiri dari Ds. Gadungan - Pare - Jatim)
yang mempunyai ciri cepat / tak berlama lama dan tak pernah berhenti
menyerang serta dalam kebiasaan tarung bebas harus menghadapi 2(dua)
lawan secara bergantian, mengajarkan Falsafah dan ada juga jurus yang
namanya Nggendong -  Ngindit (nggendong = menggendong - Ngindit = 
menenteng) intinya adalah keseimbangan dalam kecepatan gerak, Pikiran
dan Tenaga.

   Ngendong dari sisi kwantitas tentu lebih banyak dibanding Ngindit
 namun keduanya sama sama butuh tenaga ,yang membedakan adalah jumlah
kekuatan/tenaga yang bisa digunakan saat itu.

   Untuk itu yang mampu nggendong harus bener2 nggendong dan yang
mampu ngindit harus ngindit pula.

   Jadi yang ada lebih tentunya mari Nggendong sodara kita yang mampu
Ngindit,  dan mari kita berkomitment Rp.250rb kita angkat bareng2
dengan sistem Ngendong Ngindit !


   Mohon maaf atas kelancangan kami.

   Salam Kenal
   Didik 

   Saya dan keluarga mohon ikut latihan yang hari Minggu





   
 
 devil_buddy [EMAIL PROTECTED] wrote:
   sebetulnya utk latian silat, apalagi silat tradisional,
biasanya 
 tidak di pungut bayaran, dan kalopun ada maka biayanya sangat 
 keciiilll sekaliiikarena silat tradisional itu adalah silat 
 rumahan, di ajarkan di rumah-rumah gurunya masing-masing
 
 para guru silat itu pun dengan sukarela membagi ilmunya, tanpa 
 pamrih, maka kalo ada silat tradisional, lalu memungut biaya gede itu 
 bisa di tanya lagi kesungguhannya
 
 tapii...untuk kasus di forum kita yang tercinta ini, masalahnya 
 beda, intinya yang sedang kita lakukan adalah pelestarian, makanya 
 kita mengundang para guru utk mau terbuka, tidak tertutup dan mau 
 membagi ilmunya, 
 
 dan alhamdulillah sebagian dari mereka bersedia mengajarkan dan 
 bersedia pula utk datang ke TMII, maka untuk itu hendaknyalah ada 
 kompensasi berupa uang pengganti ongkos utk beliau-beliau itu utk 
 bisa datang ke padepokan, apalagi tidak semua guru2 itu berkelebihan 
 dalam hal materi
 
 fyi aja, semua guru itu yang di fasilitasi forum, sebelumnya tidak 
 pernah menarik iuran dalam hal mengajarkan silat, mereka ikhlas 
 menerima murid yg datang kerumahnya dgn niat yg sungguh2 dalam 
 belajar, tapi dalam konteks forum dimana mereka harus keluar ongkos 
 utk bisa pergi ke padepokan maka sebagai muridnya hendaknyalah kita 
 berbagi utk sekedar ongkos beliau-beliau saja
 
 salam
 
 --- In silatindonesia@yahoogroups.com, kiki kiki@ wrote:
 
  Sedikit menambahkan,
  
  Salah satu pertimbangan adalah ongkos pengajar, karena uang ini 
 sebenarnya
  untuk ganti ongkos suhu dan bukan untuk keperluan Forum atau 
 penyelenggara.
  jadi ya perbandingannya harus juga aple to aple. kalau mau 
 dibandingkan
  dengan ongkos ikutan dojo dari luar jatuhnya jauh sekali. beberapa 
 ada yang
  menerapkan iuran anggota (pertahun biasanya antara 500 rb sampai 1 
 jt)
  kemudian iuran bulanan(kisarannya 100 ribuan per bulan). belum lagi 
 seragam
  dan lain sebagainya yang jatuhnya jadi lebih mahal.
  
  Mungkin semangat pelestariannya yang perlu di tekankan, kita masih 
 bersyukur
  ada guru guru yang masih bersedia mengajarkan ilmunya karena tanpa 
 mereka
  mungkin ilmu ilmu silat tradisional kita sudah punah. sebenarnya 
 iuran ini
  juga sebagai bentuk komitmen kita, kalau dirasa memang memberatkan 
 namun
  kita punya semangat besar apalagi ingin jadi penerus dan pewaris 
 silat
  tradisional maka mestinya masalah iuran bisa kita diskusikan lagi 
 dan bukan
  harga mati kok :) (tentunya case by case)
  
  satu lagi kegiatan latihan ini juga merupakan sarana kaderisasi 
 agar silat
  tradisional dapat berkembang dan mandiri sehingga bisa menjadi 
 perguruan
  silat besar yang bisa menghidupi biaya operasional perguruan. nah 
 yang kita
  butuhkan adalah SDM yang bersedia untuk mencurahkan segala 
 tenaganya demi
  pelestarian silat tradisional dan salah satunya dengan mengikuti 
 latihan ini
  sebagai media kaderisasi dan inkubasi dari aliran silat tradisional.
  
  jadi saran saya datang saja latihan dulu, niatkan untuk 
 melestarikan budaya
  bangsa.
  
  ditunggu ya di padepokan Silat :)
  
  _ 
  
  From: dasaman_allaria [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
  Sent: 29 Mei 2007 13:45
  To: silatindonesia@yahoogroups.com
  Subject: [silatindonesia] Re: Biaya latihan apa tidak kemahalan ?
  
  
  
  --- In silatindonesia@ 

Re: [silatindonesia] Re: Biaya latihan apa tidak kemahalan ?

2007-05-29 Terurut Topik yans
Mas MCA bantu Promosikan yaaa :)

  - Original Message - 
  From: M. Choirul Amri (MCA) 
  To: silatindonesia@yahoogroups.com 
  Sent: Tuesday, May 29, 2007 2:55 PM
  Subject: Re: [silatindonesia] Re: Biaya latihan apa tidak kemahalan ?


  Bayangkan para guru yang mungkin datang dari tanah minang, tentu perlu
  transport. Kalaupun datang dari Jakarta, tetap saja perlu biaya untuk
  Tol, bensin, dsb. Ini yang membuat Silat kurang bisa mendunia
  dibanding beladiri lain khususnya asal Jepang.

  Rata-rata dojo pusat di Jepang mengelola secara profesional, bela diri
  jadi profesi.
  Nggak mungkin kita mengharapkan para guru akan tetap tekun
  melestarikan Silat, kalau kebutuhan pokoknya belum terpenuhi ;). Saya
  memandang profesi pelatih silat adalah profesi professional. seperti
  halnya dokter, pengacara, dan instruktur Gym. Jadi sudah selayaknya
  kalau mereka mendapat honor yang memadai.

  Untuk rekan-rekan yang merasa kemahalan, mungkin solusinya adalah
  dengan kerja sosial. Misalnya mampu menyumbang 10 rb, tetapi dapat
  kerja tambahan untuk beres-beres tempat latihan, atau membantu
  dokumentasi acara, upload ke web, dsb.

  Maaf nih, sekedar urun rembug saja. Masih newbie di milis ini :).

  rgds
  MCA

  On 5/29/07, devil_buddy [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
  
  
  
  
  
   sebetulnya utk latian silat, apalagi silat tradisional, biasanya
   tidak di pungut bayaran, dan kalopun ada maka biayanya sangat
   keciiilll sekaliiikarena silat tradisional itu adalah silat
   rumahan, di ajarkan di rumah-rumah gurunya masing-masing
  
   para guru silat itu pun dengan sukarela membagi ilmunya, tanpa
   pamrih, maka kalo ada silat tradisional, lalu memungut biaya gede itu
   bisa di tanya lagi kesungguhannya
  
   tapii...untuk kasus di forum kita yang tercinta ini, masalahnya
   beda, intinya yang sedang kita lakukan adalah pelestarian, makanya
   kita mengundang para guru utk mau terbuka, tidak tertutup dan mau
   membagi ilmunya,
  
   dan alhamdulillah sebagian dari mereka bersedia mengajarkan dan
   bersedia pula utk datang ke TMII, maka untuk itu hendaknyalah ada
   kompensasi berupa uang pengganti ongkos utk beliau-beliau itu utk
   bisa datang ke padepokan, apalagi tidak semua guru2 itu berkelebihan
   dalam hal materi
  
   fyi aja, semua guru itu yang di fasilitasi forum, sebelumnya tidak
   pernah menarik iuran dalam hal mengajarkan silat, mereka ikhlas
   menerima murid yg datang kerumahnya dgn niat yg sungguh2 dalam
   belajar, tapi dalam konteks forum dimana mereka harus keluar ongkos
   utk bisa pergi ke padepokan maka sebagai muridnya hendaknyalah kita
   berbagi utk sekedar ongkos beliau-beliau saja
  
   salam
  
  
  


   

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [silatindonesia] Re: Biaya latihan apa tidak kemahalan ?

2007-05-29 Terurut Topik Eko Hadi
  Setuju Uda  itu tergantung keikhlasan kita2 kok ...forum cuma ngasih 
arahan saja 

  Jangan sampai hal ini menjadi halangan bagi rekan2 untuk latihan  dan 
halangan yang mematahkan semangat guru2 sepuh untuk melatih ... karena sampai 
tidak punya ongkos untuk datang melatih (ini kejadian pernah terjadi )


  Eko Hadi S
  Corporate Legal  Compliance
  PT. TEMPO INTI MEDIA Tbk
  Telp: 021-3916160, Ext.212 

- Original Message - 
From: Alda Amtha 
To: silatindonesia@yahoogroups.com 
Sent: Tuesday, May 29, 2007 4:08 PM
Subject: [silatindonesia] Re: Biaya latihan apa tidak kemahalan ?


Di tempat ane belajar taichi, gurunya juga gak minta kok, udah mau
belajar aja dia udah seneng. Cuma kita2 aja yg sepakat untuk kasih
sejumlah uang ke beliau. Nah intinya disini Sahabat Silat, selama kita
sepakat bahwa kita mesti membantu para guru dengan ikhlas, uang iuran
gak akan pernah menjadi masalah. Ada yg bisa bayar lebih, ya silakan
kasih banyakan, ada yg ngaku terus terang gak mampu, ya kasih
serelanya atau gak perlu bayar sama sekali... Asalkan gak pura2 kagak
punya duit aje hehehe.

--- In silatindonesia@yahoogroups.com, kiki [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Apalagi yang ini saya setuju sekali
 
 uda share donk berapa biasanya biaya CMA kalau sekali ikutan latihan...
 
 padahal gurunya lokal bukan dari China sana...
 
 _ 
 
 From: Alda Amtha [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
 Sent: 29 Mei 2007 15:43
 To: silatindonesia@yahoogroups.com
 Subject: [silatindonesia] Re: Biaya latihan apa tidak kemahalan ?
 
 
 
 Idealnya ada cross-subsidi, krn menurut pendapat ane salah satu misi
 dari forum selain dari mengangkat silat tradisional juga seharusnya
 mengangkat tingkat kemampuan ekonomi dari para guru2 silat
 tradisional. Jangan lupa jg para Sahabat Silat, dengan dunia yg
 semakin borderless begini, akan ada aja orang2 asing krn setelah
 melihat value dari guru silat tradisional kita, mereka dibawa ke
 negerinya, terus kita bisa apa. protes.??!! lha wong kita
 sendiri gak menghargai guru sendiri... Kalau Sahabat Silat
 memperhatikan di beladiri yg berasal dari China misalnya, udah semakin
 banyak para suhu kungfu yg ditarik ke Amerika, Eropa  Australia.
 
 Salam.
 
 --- In silatindonesia@ mailto:silatindonesia%40yahoogroups.com
 yahoogroups.com, herman_0573 herman_0573@
 wrote:
 
  Iuran sudah naik kan ya dari 20 rb perkehadiran menjadi 25 ribu.
  Maksud saya begini, kalau iuran diturunkan maka pesertanya akan 
  semakin banyak, jadi yang didapat guru juga lebih banyak. Tapi kalau 
  mahal mungkin agak lebih sedikit jadi mungkin hitung-hitungannya 
  akan sama.
  
  Bisa juga kalau dibuat kelas, misalnya kelas mahasiswa, dan kelas 
  umum. Untuk yang mahasiswa pasti lebih murah, saya yakin ini akan 
  menarik, karena pasti kita ngerasain susahnya pegang uang waktu jadi 
  mahasiswa.
  
  Atau untuk sekalian dibuat kelas eksekutif yang tentu harganya lebih 
  mahal, sehingga bisa dijadikan subsidi silang antara yang mampu dan 
  yang kurang mampu, seperti di rumah sakit gitu hehe
  
  
  
  
  --- In silatindonesia@ mailto:silatindonesia%40yahoogroups.com
 yahoogroups.com, devil_buddy 
  devil_buddy@ wrote:
  
   sebetulnya utk latian silat, apalagi silat tradisional, biasanya 
   tidak di pungut bayaran, dan kalopun ada maka biayanya sangat 
   keciiilll sekaliiikarena silat tradisional itu adalah silat 
   rumahan, di ajarkan di rumah-rumah gurunya masing-masing
   
   para guru silat itu pun dengan sukarela membagi ilmunya, tanpa 
   pamrih, maka kalo ada silat tradisional, lalu memungut biaya gede 
  itu 
   bisa di tanya lagi kesungguhannya
   
   tapii...untuk kasus di forum kita yang tercinta ini, 
  masalahnya 
   beda, intinya yang sedang kita lakukan adalah pelestarian, makanya 
   kita mengundang para guru utk mau terbuka, tidak tertutup dan mau 
   membagi ilmunya, 
   
   dan alhamdulillah sebagian dari mereka bersedia mengajarkan dan 
   bersedia pula utk datang ke TMII, maka untuk itu hendaknyalah ada 
   kompensasi berupa uang pengganti ongkos utk beliau-beliau itu utk 
   bisa datang ke padepokan, apalagi tidak semua guru2 itu 
  berkelebihan 
   dalam hal materi
   
   fyi aja, semua guru itu yang di fasilitasi forum, sebelumnya tidak 
   pernah menarik iuran dalam hal mengajarkan silat, mereka ikhlas 
   menerima murid yg datang kerumahnya dgn niat yg sungguh2 dalam 
   belajar, tapi dalam konteks forum dimana mereka harus keluar 
  ongkos 
   utk bisa pergi ke padepokan maka sebagai muridnya hendaknyalah 
  kita 
   berbagi utk sekedar ongkos beliau-beliau saja
   
  

[silatindonesia] Murid Mondok

2007-05-29 Terurut Topik Eko Nugroho
Dalam kesempatan diskusi Silek Kumango beberapa waktu lalu kebetulan di tempat 
di sebelahnya sedang berlatih atlet silat DKI, dan kebetulan juga sekilas ada 
komentar dari kawan2 bahwa sebelumnya juga dilakukan latih tanding antara 
Pesilat Vietnam dg atlet pelatnas/pelatda di beberapa tempat yg hasilnya 
ternyata Pesilat Vietnam lebih unggul. Dan kawan tersebut mengatakan ini bisa 
dimaklum, kerana pesilat Vietnam tsb rata2 berlatih 5 – 6 jam/hari. Beda dengan 
di sini yang rata2 berlatih 2 kali dalam seminggu.

Kiranya dari tulisan saya di bawah ini bisa sedikit memberi gambaran sejauh 
mana kualitas dan kuantitas latihan kita.

Salam
 
Berikut tulisan saya di Blog Mixed Fighting beberapa waktu lalu di:
http://mixedfighting.blogspot.com/2006/06/karate-kyokushin-uchideshu.html
[Karate] Kyokushin Uchideshu 
Friday, June 30, 2006 
“Uchideshu” dalam bahasa Jepun kalau ditinjau dari sudut nahwu dan balaghah nya 
bermakna “rumah”. Bila diterjemah bebas “Kyokushin Uchideshu” bisa bermakna 
“murid mondok” atau murid yang mondok dan berlatih di rumah (honbu/dojo pusat) 
kyokushin.

Program “kyokushin ucideshu” atau murid mondok ini dilaksanakan oleh Sosai 
Masutatsu Oyama di dojo pusat/honbu di Tokyo dalam rangka mewujudkan salah satu 
dari 11 Motto Masutatsu Oyama yaitu motto ke-6 yang berbunyi, “Jalan Seni 
Beladiri dimulai setelah 1,000 hari latihan dan dapat dikuasai setelah 10,000 
hari latihan”. Sosai Masutatsu Oyama sendiri awalnya pernah menyepi dan 
berlatih dengan keras di pegunungan selama kurang lebih 16 bulan. Untuk 
mengetahui lebih jauh mengenai isi 11 Motto dari Masutatsu Oyama bisa tengok Un 
Off Site Kyokushin Karate Indonesia pada menu 11 Motto.

Jadi menurut Sosai Masutatsu Oyama, bahwa setelah berlatih 1,000 hari dengan 
minimum latihan 6 jam per hari, barulah jalan seni beladiri di mulai. Maka bisa 
dibayang kualitas rata-rata latihan beladiri masyarakat pada umumnya tak 
terkecuali di Jepun yang hanya 2 kali dalam seminggu dengan lama latihan 2 jam. 
Jadi bisa dihitung dalam seminggu hanya menempuh latihan 4 jam, 1 bulan 16 jam, 
dan 1 tahun = 52 minggu maka akan ketemu 208 jam latihan. Itupun dengan catatan 
dalam 1 tahun tidak pernah absen. Jadi kalau dihitung berdasarkan program 
latihan dari Sosai Masutatsu Oyama 208 jam/6 jam maka akan ketemu sekira 35 
hari latihan saja.

Dalam program kurikulum reguler kyokushin, dari kyu-9 (sabuk putih) sampai 
kyu-3 (hijau strip) rata-rata dalam setiap tingkatnya harus menempuhi 4 bulan 
atau 16 minggu dikalikan 4 jam/minggu atau setara dengan 64 jam latihan. Dan 
kalau dibanding dengan program uchideshu maka setara dengan 10 – 11 hari 
latihan saja.

Program uchideshu yang dicanang oleh Sosai Masutatsu Oyama di dojo pusat/honbu 
dalam setiap harinya murid melahap 6 jam latihan dengan dibagi menjadi 3 kali 
latihan dengan masing-masing latihan 2 jam, yaitu pukul 10.00 – 12.00, pukul 
15.00 – 17.00, dan pukul 19.00 – 21.00. Dalam 2 jam latihan, biasanya terdiri 
dari latihan dasar (kihon) yang wajib dilakukan dan selanjutnya bisa bervariasi 
antara latihan Kata (Jurus), Fisik, atau Kumite (Pertarungan).

Di awal-awal program ini dicanangkan oleh Sosai Masutatsu Oyama sekitar akhir 
tahun 1960-an dan awal 1970-an banyak berdatangan murid-murid dari seluruh 
dunia untuk belajar langsung pada Oyama di dojo honbu. Dan banyak diantara 
mereka yang tidak kuat dan hanya bertahan dalam hitungan bulan.

Dari program ini Sosai Masutatsu Oyama banyak menghasilkan atlet-atlet yang 
handal yang banyak menjuarai berbagai turnament International. Kancho Akiyoshi 
Matsui Chairman IKO Kyokushin sekarang pengganti Masutatsu Oyama pernah 
menjalani program ini dan selain pernah menjuarai Turnament di Jepun juga 
menjadi Juara 3 pada World Open Tournament tahun 1984, dan Juara 1 pada World 
Open Tournament tahun 1987.

Fransisco Filho dari Brazil tercatat juga pernah menjalani program ini. Filho 
mulai berdomisili di Jepun sekira tahun 1990-an dan aktif melatih dan berlatih 
di dojo honbu. Prestasi yang pernah diraihnya antara lain Juara 3 pada World 
Open Tournament tahun 1995, dan Juara 1 pada World Open Tournament tahun 1999, 
serta Juara 1 K-1 Grandprix Tahun 1997 yang di partai Final mengalahkan Andy 
samurai with the blue eye Hugg.

Orang Indonesia yang pernah mengikuti program Uchidesh adalah Shihan Nardi T. 
Nirwanto, pendiri Kyokushin Indonesia yang berlatih langsung di bawah Sosai 
Masutatsu Oyama di dojo honbu selama 6 bulan. Jadi kalau dihitung taruhlah 
kalau dalam satu minggu libur 1 hari, maka dalam satu bulan menempuhi 26 hari 
latihan, dan selama 6 bulan Shihan Nardi sudah menempuhi 26 x 6 = 156 hari 
latihan. Dan pada saat mengikut program ini Shihan Nardi sudah ada menyandang 
tingkatan Dan III (mohon diralat kalau saya salah).

Pengalaman Shihan Nardi dalam mengikut program ini boleh ditengok di website 
rasminya PMK Kyokushinkai Karate-Do Indonesia. Dan salah satu murid Shihan 
Nardi yaitu Shihan JB. Sujoto yang kemudian mendirikan organisasi 

Re: [silatindonesia] Murid Mondok

2007-05-29 Terurut Topik O'ong Maryono
Sahabat silat
   
  Perlu menambahkan informasi, kedatangan team yang baru lalu di Papdeokan iti 
bukan team nasionalnya, itu hanya team Vietnam Selatan dari Ho Chi Mint City.
  Team Vietnam juga masih pelajar mereka rata-rata adalah dari sekolah menengah 
olah raga selesai berlatih pagi mereka pergi kesekolah, siang latihan beban dan 
malam berlatih technik. Saptu sore mereka baru diperbolehkan pulang.
  Yang berbeda hanya mereka pesilat hasil dari budi daya program yang sama dan 
pesilat Indonesia hasil pruduk perguruan yang secara keseluruhan konsisinya  
tidak sama.
  Ibarat mangga atau duren montong budi daya di Thailand sepanjang tahun terus 
berbuah, dan rasanya standard, sedangkan mangga Probolinggo atau duren Parung 
tergantung cuaca. Tentu hasil dan rasanya tidak standard. 
Bagaimana menurut anda untuk meningkatkan prestasi Pencak Silat Indonesia ?
  Vietnam tidak lagi memerlukan pelatih atau mendatangkan pelatih tanding dari 
Indonesia.
  lagi.
  Semoga succes Pesilat Indonesia di Sea Games 24 di Nakon Rachasima Thaialnd 
mendatang

Eko Nugroho [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Dalam kesempatan diskusi Silek Kumango beberapa waktu lalu kebetulan di 
tempat di sebelahnya sedang berlatih atlet silat DKI, dan kebetulan juga 
sekilas ada komentar dari kawan2 bahwa sebelumnya juga dilakukan latih tanding 
antara Pesilat Vietnam dg atlet pelatnas/pelatda di beberapa tempat yg hasilnya 
ternyata Pesilat Vietnam lebih unggul. Dan kawan tersebut mengatakan ini bisa 
dimaklum, kerana pesilat Vietnam tsb rata2 berlatih 5 – 6 jam/hari. Beda dengan 
di sini yang rata2 berlatih 2 kali dalam seminggu.

Kiranya dari tulisan saya di bawah ini bisa sedikit memberi gambaran sejauh 
mana kualitas dan kuantitas latihan kita.

Salam

Berikut tulisan saya di Blog Mixed Fighting beberapa waktu lalu di:
http://mixedfighting.blogspot.com/2006/06/karate-kyokushin-uchideshu.html
[Karate] Kyokushin Uchideshu 
Friday, June 30, 2006 
“Uchideshu” dalam bahasa Jepun kalau ditinjau dari sudut nahwu dan balaghah nya 
bermakna “rumah”. Bila diterjemah bebas “Kyokushin Uchideshu” bisa bermakna 
“murid mondok” atau murid yang mondok dan berlatih di rumah (honbu/dojo pusat) 
kyokushin.

Program “kyokushin ucideshu” atau murid mondok ini dilaksanakan oleh Sosai 
Masutatsu Oyama di dojo pusat/honbu di Tokyo dalam rangka mewujudkan salah satu 
dari 11 Motto Masutatsu Oyama yaitu motto ke-6 yang berbunyi, “Jalan Seni 
Beladiri dimulai setelah 1,000 hari latihan dan dapat dikuasai setelah 10,000 
hari latihan”. Sosai Masutatsu Oyama sendiri awalnya pernah menyepi dan 
berlatih dengan keras di pegunungan selama kurang lebih 16 bulan. Untuk 
mengetahui lebih jauh mengenai isi 11 Motto dari Masutatsu Oyama bisa tengok Un 
Off Site Kyokushin Karate Indonesia pada menu 11 Motto.

Jadi menurut Sosai Masutatsu Oyama, bahwa setelah berlatih 1,000 hari dengan 
minimum latihan 6 jam per hari, barulah jalan seni beladiri di mulai. Maka bisa 
dibayang kualitas rata-rata latihan beladiri masyarakat pada umumnya tak 
terkecuali di Jepun yang hanya 2 kali dalam seminggu dengan lama latihan 2 jam. 
Jadi bisa dihitung dalam seminggu hanya menempuh latihan 4 jam, 1 bulan 16 jam, 
dan 1 tahun = 52 minggu maka akan ketemu 208 jam latihan. Itupun dengan catatan 
dalam 1 tahun tidak pernah absen. Jadi kalau dihitung berdasarkan program 
latihan dari Sosai Masutatsu Oyama 208 jam/6 jam maka akan ketemu sekira 35 
hari latihan saja.

Dalam program kurikulum reguler kyokushin, dari kyu-9 (sabuk putih) sampai 
kyu-3 (hijau strip) rata-rata dalam setiap tingkatnya harus menempuhi 4 bulan 
atau 16 minggu dikalikan 4 jam/minggu atau setara dengan 64 jam latihan. Dan 
kalau dibanding dengan program uchideshu maka setara dengan 10 – 11 hari 
latihan saja.

Program uchideshu yang dicanang oleh Sosai Masutatsu Oyama di dojo pusat/honbu 
dalam setiap harinya murid melahap 6 jam latihan dengan dibagi menjadi 3 kali 
latihan dengan masing-masing latihan 2 jam, yaitu pukul 10.00 – 12.00, pukul 
15.00 – 17.00, dan pukul 19.00 – 21.00. Dalam 2 jam latihan, biasanya terdiri 
dari latihan dasar (kihon) yang wajib dilakukan dan selanjutnya bisa bervariasi 
antara latihan Kata (Jurus), Fisik, atau Kumite (Pertarungan).

Di awal-awal program ini dicanangkan oleh Sosai Masutatsu Oyama sekitar akhir 
tahun 1960-an dan awal 1970-an banyak berdatangan murid-murid dari seluruh 
dunia untuk belajar langsung pada Oyama di dojo honbu. Dan banyak diantara 
mereka yang tidak kuat dan hanya bertahan dalam hitungan bulan.

Dari program ini Sosai Masutatsu Oyama banyak menghasilkan atlet-atlet yang 
handal yang banyak menjuarai berbagai turnament International. Kancho Akiyoshi 
Matsui Chairman IKO Kyokushin sekarang pengganti Masutatsu Oyama pernah 
menjalani program ini dan selain pernah menjuarai Turnament di Jepun juga 
menjadi Juara 3 pada World Open Tournament tahun 1984, dan Juara 1 pada World 
Open Tournament tahun 1987.

Fransisco Filho dari Brazil tercatat juga pernah menjalani 

Re: [silatindonesia] Murid Mondok

2007-05-29 Terurut Topik Eko Hadi
  Setuju Mas  ini problem klasik yang dialami oleh seluruh atlet cabang 
manapun di Indonesia  kurangnya penghargaan dari pemerintah dan 
masyarakat akan profesi atlet ... membuat seorang atlet terkadang berada 
dalam persimpangan jalan ... Profesional atau semi profesional ... hasilnya 
kurang dedikasi dan kurangnya motivasi  kalau ini terus 
berlangsung ... yah olahraga Indonesia akan terpuruk terus 

  Kalau yang pernah saya dengar, atlet vietnama diluar jam latihan, mereka 
dengan sadar menambah sendiri porsi latihannya . rasa bangga dan 
terjaminnya kehidupannya ... membuat mereka fokus dan konsentrasi penuh 
dalam latihan .

  Kapan ya  Semangat Juang Bangsa Kita dan kebanggaan menjadi bangsa 
Indonesia ..tumbuh kembali 


  Eko Hadi S
  Corporate Legal  Compliance
  PT. TEMPO INTI MEDIA Tbk
  Telp: 021-3916160, Ext.212

  - Original Message - 
  From: Eko Nugroho [EMAIL PROTECTED]
  To: Milis MMA Indonesia [EMAIL PROTECTED]; 
silatindonesia@yahoogroups.com
  Sent: Wednesday, May 30, 2007 8:00 AM
  Subject: [silatindonesia] Murid Mondok


  Dalam kesempatan diskusi Silek Kumango beberapa waktu lalu kebetulan di 
tempat di sebelahnya sedang berlatih atlet silat DKI, dan kebetulan juga 
sekilas ada komentar dari kawan2 bahwa sebelumnya juga dilakukan latih 
tanding antara Pesilat Vietnam dg atlet pelatnas/pelatda di beberapa tempat 
yg hasilnya ternyata Pesilat Vietnam lebih unggul. Dan kawan tersebut 
mengatakan ini bisa dimaklum, kerana pesilat Vietnam tsb rata2 berlatih 5 - 
6 jam/hari. Beda dengan di sini yang rata2 berlatih 2 kali dalam seminggu.

  Kiranya dari tulisan saya di bawah ini bisa sedikit memberi gambaran 
sejauh mana kualitas dan kuantitas latihan kita.

  Salam

  Berikut tulisan saya di Blog Mixed Fighting beberapa waktu lalu di:
  http://mixedfighting.blogspot.com/2006/06/karate-kyokushin-uchideshu.html
  [Karate] Kyokushin Uchideshu
  Friday, June 30, 2006
  Uchideshu dalam bahasa Jepun kalau ditinjau dari sudut nahwu dan 
balaghah nya bermakna rumah. Bila diterjemah bebas Kyokushin Uchideshu 
bisa bermakna murid mondok atau murid yang mondok dan berlatih di rumah 
(honbu/dojo pusat) kyokushin.

  Program kyokushin ucideshu atau murid mondok ini dilaksanakan oleh Sosai 
Masutatsu Oyama di dojo pusat/honbu di Tokyo dalam rangka mewujudkan salah 
satu dari 11 Motto Masutatsu Oyama yaitu motto ke-6 yang berbunyi, Jalan 
Seni Beladiri dimulai setelah 1,000 hari latihan dan dapat dikuasai setelah 
10,000 hari latihan. Sosai Masutatsu Oyama sendiri awalnya pernah menyepi 
dan berlatih dengan keras di pegunungan selama kurang lebih 16 bulan. Untuk 
mengetahui lebih jauh mengenai isi 11 Motto dari Masutatsu Oyama bisa tengok 
Un Off Site Kyokushin Karate Indonesia pada menu 11 Motto.

  Jadi menurut Sosai Masutatsu Oyama, bahwa setelah berlatih 1,000 hari 
dengan minimum latihan 6 jam per hari, barulah jalan seni beladiri di mulai. 
Maka bisa dibayang kualitas rata-rata latihan beladiri masyarakat pada 
umumnya tak terkecuali di Jepun yang hanya 2 kali dalam seminggu dengan lama 
latihan 2 jam. Jadi bisa dihitung dalam seminggu hanya menempuh latihan 4 
jam, 1 bulan 16 jam, dan 1 tahun = 52 minggu maka akan ketemu 208 jam 
latihan. Itupun dengan catatan dalam 1 tahun tidak pernah absen. Jadi kalau 
dihitung berdasarkan program latihan dari Sosai Masutatsu Oyama 208 jam/6 
jam maka akan ketemu sekira 35 hari latihan saja.

  Dalam program kurikulum reguler kyokushin, dari kyu-9 (sabuk putih) sampai 
kyu-3 (hijau strip) rata-rata dalam setiap tingkatnya harus menempuhi 4 
bulan atau 16 minggu dikalikan 4 jam/minggu atau setara dengan 64 jam 
latihan. Dan kalau dibanding dengan program uchideshu maka setara dengan 
10 - 11 hari latihan saja.

  Program uchideshu yang dicanang oleh Sosai Masutatsu Oyama di dojo 
pusat/honbu dalam setiap harinya murid melahap 6 jam latihan dengan dibagi 
menjadi 3 kali latihan dengan masing-masing latihan 2 jam, yaitu pukul 
10.00 - 12.00, pukul 15.00 - 17.00, dan pukul 19.00 - 21.00. Dalam 2 jam 
latihan, biasanya terdiri dari latihan dasar (kihon) yang wajib dilakukan 
dan selanjutnya bisa bervariasi antara latihan Kata (Jurus), Fisik, atau 
Kumite (Pertarungan).

  Di awal-awal program ini dicanangkan oleh Sosai Masutatsu Oyama sekitar 
akhir tahun 1960-an dan awal 1970-an banyak berdatangan murid-murid dari 
seluruh dunia untuk belajar langsung pada Oyama di dojo honbu. Dan banyak 
diantara mereka yang tidak kuat dan hanya bertahan dalam hitungan bulan.

  Dari program ini Sosai Masutatsu Oyama banyak menghasilkan atlet-atlet 
yang handal yang banyak menjuarai berbagai turnament International. Kancho 
Akiyoshi Matsui Chairman IKO Kyokushin sekarang pengganti Masutatsu Oyama 
pernah menjalani program ini dan selain pernah menjuarai Turnament di Jepun 
juga menjadi Juara 3 pada World Open Tournament tahun 1984, dan Juara 1 pada 
World Open Tournament tahun 1987.

  Fransisco Filho dari Brazil tercatat juga 

RE: [silatindonesia] Murid Mondok

2007-05-29 Terurut Topik Kiki Rizki Noviandi
Bukannya fungsi hotel di belakang padepokan itu sebagai tempat mondok mas ?

Tinggal di siapkan programnya aja, khususnya materi dan pelatihnya :)

Saya dulu juga pernah ikutan TC (training center) yang saya kira kita akan
di pool di satu tempat dan di gembleng untuk persiapan pertandingan pada
kenyataannya cuman tempat latihannya aja yang lebih lengkap serta porsi
latihan di tambah. Kalau nginep ya masih di rumah masing masing.

Kalau istilah mondok saya jadi inget IPDN (loh engak nyambung ya?)

www.nagapasa.multiply.com

-Original Message-
From: Eko Nugroho [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: 30 Mei 2007 8:00
To: Milis MMA Indonesia; silatindonesia@yahoogroups.com
Subject: [silatindonesia] Murid Mondok

Dalam kesempatan diskusi Silek Kumango beberapa waktu lalu kebetulan di
tempat di sebelahnya sedang berlatih atlet silat DKI, dan kebetulan juga
sekilas ada komentar dari kawan2 bahwa sebelumnya juga dilakukan latih
tanding antara Pesilat Vietnam dg atlet pelatnas/pelatda di beberapa tempat
yg hasilnya ternyata Pesilat Vietnam lebih unggul. Dan kawan tersebut
mengatakan ini bisa dimaklum, kerana pesilat Vietnam tsb rata2 berlatih 5 -
6 jam/hari. Beda dengan di sini yang rata2 berlatih 2 kali dalam seminggu.

Kiranya dari tulisan saya di bawah ini bisa sedikit memberi gambaran sejauh
mana kualitas dan kuantitas latihan kita.

Salam
 
Berikut tulisan saya di Blog Mixed Fighting beberapa waktu lalu di:
http://mixedfighting.blogspot.com/2006/06/karate-kyokushin-uchideshu.html
[Karate] Kyokushin Uchideshu
Friday, June 30, 2006
Uchideshu dalam bahasa Jepun kalau ditinjau dari sudut nahwu dan balaghah
nya bermakna rumah. Bila diterjemah bebas Kyokushin Uchideshu bisa
bermakna murid mondok atau murid yang mondok dan berlatih di rumah
(honbu/dojo pusat) kyokushin.

Program kyokushin ucideshu atau murid mondok ini dilaksanakan oleh Sosai
Masutatsu Oyama di dojo pusat/honbu di Tokyo dalam rangka mewujudkan salah
satu dari 11 Motto Masutatsu Oyama yaitu motto ke-6 yang berbunyi, Jalan
Seni Beladiri dimulai setelah 1,000 hari latihan dan dapat dikuasai setelah
10,000 hari latihan. Sosai Masutatsu Oyama sendiri awalnya pernah menyepi
dan berlatih dengan keras di pegunungan selama kurang lebih 16 bulan. Untuk
mengetahui lebih jauh mengenai isi 11 Motto dari Masutatsu Oyama bisa tengok
Un Off Site Kyokushin Karate Indonesia pada menu 11 Motto.

Jadi menurut Sosai Masutatsu Oyama, bahwa setelah berlatih 1,000 hari dengan
minimum latihan 6 jam per hari, barulah jalan seni beladiri di mulai. Maka
bisa dibayang kualitas rata-rata latihan beladiri masyarakat pada umumnya
tak terkecuali di Jepun yang hanya 2 kali dalam seminggu dengan lama latihan
2 jam. Jadi bisa dihitung dalam seminggu hanya menempuh latihan 4 jam, 1
bulan 16 jam, dan 1 tahun = 52 minggu maka akan ketemu 208 jam latihan.
Itupun dengan catatan dalam 1 tahun tidak pernah absen. Jadi kalau dihitung
berdasarkan program latihan dari Sosai Masutatsu Oyama 208 jam/6 jam maka
akan ketemu sekira 35 hari latihan saja.

Dalam program kurikulum reguler kyokushin, dari kyu-9 (sabuk putih) sampai
kyu-3 (hijau strip) rata-rata dalam setiap tingkatnya harus menempuhi 4
bulan atau 16 minggu dikalikan 4 jam/minggu atau setara dengan 64 jam
latihan. Dan kalau dibanding dengan program uchideshu maka setara dengan 10
- 11 hari latihan saja.

Program uchideshu yang dicanang oleh Sosai Masutatsu Oyama di dojo
pusat/honbu dalam setiap harinya murid melahap 6 jam latihan dengan dibagi
menjadi 3 kali latihan dengan masing-masing latihan 2 jam, yaitu pukul 10.00
- 12.00, pukul 15.00 - 17.00, dan pukul 19.00 - 21.00. Dalam 2 jam latihan,
biasanya terdiri dari latihan dasar (kihon) yang wajib dilakukan dan
selanjutnya bisa bervariasi antara latihan Kata (Jurus), Fisik, atau Kumite
(Pertarungan).

Di awal-awal program ini dicanangkan oleh Sosai Masutatsu Oyama sekitar
akhir tahun 1960-an dan awal 1970-an banyak berdatangan murid-murid dari
seluruh dunia untuk belajar langsung pada Oyama di dojo honbu. Dan banyak
diantara mereka yang tidak kuat dan hanya bertahan dalam hitungan bulan.

Dari program ini Sosai Masutatsu Oyama banyak menghasilkan atlet-atlet yang
handal yang banyak menjuarai berbagai turnament International. Kancho
Akiyoshi Matsui Chairman IKO Kyokushin sekarang pengganti Masutatsu Oyama
pernah menjalani program ini dan selain pernah menjuarai Turnament di Jepun
juga menjadi Juara 3 pada World Open Tournament tahun 1984, dan Juara 1 pada
World Open Tournament tahun 1987.

Fransisco Filho dari Brazil tercatat juga pernah menjalani program ini.
Filho mulai berdomisili di Jepun sekira tahun 1990-an dan aktif melatih dan
berlatih di dojo honbu. Prestasi yang pernah diraihnya antara lain Juara 3
pada World Open Tournament tahun 1995, dan Juara 1 pada World Open
Tournament tahun 1999, serta Juara 1 K-1 Grandprix Tahun 1997 yang di partai
Final mengalahkan Andy samurai with the blue eye Hugg.

Orang Indonesia yang pernah mengikuti program Uchidesh adalah Shihan Nardi
T. 

[silatindonesia] Re: Murid Mondok

2007-05-29 Terurut Topik Eko Nugroho
Sebenarnya mungkin itu yg diinginkan oleh pendiri padepokan silat 
TMII (Pak Suharto??), bahwa disediakan tempat latihan yg lebih dari 
layak dan disediakan pula pemondokan, sehingga atlet dapat 
berkonsentrasi full latihan dan latihan saja .

mungkin sekarang tidak seperti itu. ya bisa saja IPSI kekurangan 
dana utk melakukan kegiatan itu.

Sebagai gambaran, di dekat rumah saya di Cipayung Jakarta Timur 
bertengger Gedung Pelatnas PBSI lengkap sarana lapangan dan tempat 
pemondokan, dimana setiap harinya dari pagi sampe sore atlet 
pelatnas berlatih utk diterjunkan di berbagai turnamen. Khusus utk 
atlet yg masih lajang memang tinggal di sini, tapi yg sudah 
berkeluarga memang tinggal di rumah masing2. Tapi setiap hari mereka 
disiplin berlatih di sini.

Berbeda dg pencak silat, atlet bulutangkis ini bisa jadi mesin 
penghasil uang, dimana di setiap turnamen ada hadiah uang yg 
jumlahnya ribuan (dalam USD). Dan kalau tidak salah dari hasil 
hadiah tersebut ada dipotong utk pelatih dan kas PBSI, sehingga 
kelangsungan kegiatan PBSI terjaga baik, selain juga sumbangan para 
pengusaha yg mengalir deras ke PBSI.

Bagaimana dengan Pencak Silat ?? Kelihatan rame di musim menjelang 
event PON, Sea Games, dll. Sama halnya dg Dojo Pusat Judo di Puncak, 
Dojo Pusat Perkemi (Kempo) di Pondok Gede yg rata2 sep ..

Salam

--- In silatindonesia@yahoogroups.com, Kiki Rizki Noviandi 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Bukannya fungsi hotel di belakang padepokan itu sebagai tempat 
mondok mas ?
 
 Tinggal di siapkan programnya aja, khususnya materi dan 
pelatihnya :)
 
 Saya dulu juga pernah ikutan TC (training center) yang saya kira 
kita akan
 di pool di satu tempat dan di gembleng untuk persiapan 
pertandingan pada
 kenyataannya cuman tempat latihannya aja yang lebih lengkap serta 
porsi
 latihan di tambah. Kalau nginep ya masih di rumah masing masing.
 
 Kalau istilah mondok saya jadi inget IPDN (loh engak nyambung ya?)
 
 www.nagapasa.multiply.com
 




[Bulk] Re: [silatindonesia] silat kunto

2007-05-29 Terurut Topik dasaman_allaria
--- In silatindonesia@yahoogroups.com, yans [EMAIL PROTECTED] wrote:

 sempet binggung juga mereka ini anggota SH atau kunto sih, tapi
keduanya berkembang dan dipelajari bersama, kalo seninya mungkin ini
bawaan dari SH, tapi kalo inget jurusnya kok kayak latihan mustika
kwitang yang pukulannya keras dan matanya tajam, tapi tetap lincah
kesana sini. oh iya satu yang unik kadang2 kaki digunakan tidak untuk
menendang lawan, tapi mencongel kuda2 lawan, sehingga lawan akan jatuh
dan di hajar menggunakan sikut. 
 
Hmm... serupa dengan aplikasi langkah kaki sanchin dalam goju-ryu
(menurut saya), buat serangan beruntun uchi/soto gake. Tapi dicobain
lawan temen2 pejudo di cempaka putih banyak gagalnya, malah lebih hoki
kalo main crotch lift ala gulat :D



Re: [silatindonesia] Murid Mondok

2007-05-29 Terurut Topik habbibi ryu
masa sih ?  latihan cuman 2x seminggu ?

pelatda karate aja bisa tiap hari... 


Before you find your handsome prince, you have to kiss a lot of frog
   
-
Get the Yahoo! toolbar and be alerted to new email wherever you're surfing. 

[Non-text portions of this message have been removed]



RE: [silatindonesia] pembukaan 'Candradimuka Martial Arts'

2007-05-29 Terurut Topik Eryanto Nugroho
Mas Ian, mas Eko dan sahabat silat semua. Terimakasih, mohon doanya. 

 

Salam,

ery

Ps: internet di tempat saya entah kenapa beberapa hari ini lagi ambrol, jadi
sementara agak sulit baca milis ataupun discussion forum :-(

 

  _  

From: silatindonesia@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED]
On Behalf Of Eko Hadi
Sent: Monday, May 28, 2007 4:30 PM
To: silatindonesia@yahoogroups.com
Subject: Re: [silatindonesia] pembukaan 'Candradimuka Martial Arts'

 

Selamat Ya Mas  maaf tidak bisa hadir BTW semoga ini sebagai awal
munculnya padepokan2 selanjutnya .

Eko Hadi S
Corporate Legal  Compliance
PT. TEMPO INTI MEDIA Tbk
Telp: 021-3916160, Ext.212 

- Original Message - 
From: Ian Samsudin 
To: silatindonesia@ mailto:silatindonesia%40yahoogroups.com
yahoogroups.com 
Sent: Monday, May 28, 2007 1:46 PM
Subject: [silatindonesia] pembukaan 'Candradimuka Martial Arts'

CANDRADIMUKA MARTIAL ARTS CENTER Mendidik Generasi 'Play Station' menjadi
'Ksatria Gatotkaca' Tetuko, demikian namanya ketika terlahir sebagai bayi.
Pengeran yang berasal dari Pringgodani ini di kemudian hari dikenal dengan
nama : Gatotkaca. Muncul di tengah suasana yang memprihatinakan, keresahan
sosial dimana-mana, kehancuran moralitas, korupsi merejalela, hawa nafsu
menjela tiada henti dengan semakin dekatnya ancaman terjadinya perang
Bharata Yudha; Orang tua Tetuko, yaitu Bima dan Arimbi memutuskan untuk
mengirim anak mereka ke para Dewa agar ditempa di kawah Candradimuka supaya
dapat menjadi pribadi yang handal, tangguh, satria, siap menghadapi segala
tantangan dengan memaksimalkan semua potensi dirinya. Itulah KAWAH
CANDRADIMUKA, tempat penggodakan dan penempaan seorang kstaria. Dari tempaan
di kawah itulah, lahir seorang Satria gagah perkasa berjuluk Gatotkaca,
dengan otot kawat, tulang besi dan semangat baja. Cerita di atas merupakan
legenda perang
bharata yudha, yang juga populer di nusantara, khusunya perwayangan tanah
Jawa. Tampaknya bukan tanpa alasan jika pada abad millenium ini, abad serba
canggih dengan teknologi tinggi ini, jaman HP dan komputerisasi; nama kawah
CANDRADIMUKA dikutip dan menjadi icon bagi tempat penempaan diri melalui
sarana beladiri. Inilah Candradimuka Martial Arts. Griya Tiga Angsa ke
Candradimuka Bertempat di Griya Tiga Angsa, Jalan Pondok Cabe Raya no.5,
Pondok Cabe, Jakarta; sebuah tempat pembinaan beladiri baru telah berdiri.
Candradimuka Martial Arts. Dirintis oleh para praktisi, penggemar, penggiat
dan pecinta beladiri dengan dipelopori oleh Mas Ery Nugroho dan Sensei
Bambang, tempat ini secara resmi dibuka dan diresmikan. Dengan sebuah
perayaan sederhana dan penuh rasa kekeluargaan, peresmian tempat ini
dilakukan; yang dihadiri oleh kurang lebih 35-an partisipan beladiri dari
berbagai disiplin ilmu termasuk : pencak silat (cingkrik goning), aikido,
taekwondo, jet
kun do, juga para seniman dan pecinta beladiri lainnya. Dalam sambutan
pembukaannya Mas Ery Nugroho mengatakan bahwa Candradimuka Martial Arts
center memang mengambil jiwa dari kisah gatotkaca yang ditempa dan digodok
pada kawah ini sehingga menjadi Satria hebat, sakti-mandraguna. Dalam
konteks dunia modern, diharapkan para praktisi beladiri di Candradimuka
Martial Arts dapat menempa diri dan digodok agar keluar dari 'kawah' ini
menjadi pribadi yang lebih baik, lebih memiliki kualtias manusia ungul yang
diperlukan dalam kehidupan modern; yang di dalamnya termasuk kualitas
unggul, ulet tangguh, tabah, pecya diri dan sekaligus rendah hati. Mengutip
ucapan seorang pinisepuh beladiri, Ery Nugroho, melanjutkan bahwa sebenarnya
pemerintah dapat menghemat biaya yang luar biasa besar bagi pembinaan
generasi muda dengan mendukung program penempaan diri dengan sarana
beladiri. Dengan beladiri dapat menjauhan kaum muda, misalnya, dari narkoba
dan dapat dibayangkan berapa
biaya yang dapat dihemat untuk pengobatan dan pusat-pusat rehabilitasi
narkoba. Sensei Bambang dari Aikido menegaskan bahwa sebuah 'dojo' (tempat
latihan) yang bisa menampung banyak aliran beladiri; tempat tersebut
sebenarnya diberkahi. Dalam jaman canggih sekarang ini, dunia beladiri juga
dapat berperan dalam membentuk jaringan atau network bagi hubungan sosial;
sebuah ajang untuk bersosialisasi dan bersilaturahmi, lepas dari asal aliran
beladiri atau perguruan. Untuk membangun sebuah jaringan yang kokoh,
diperlukan kepercayaan; suatu hal yang boleh terbilang sulit di dapat pada
era yang pernih ketidakpastian ini. Namun dengan beladiri dan Candradimuka,
semua hal tersebut menjadi mungkin. Acara pembukaan Candradimuka kemudian
dilanjutkan dengan sedikit peragaan beberapa beladiri yang diayomi oleh
badan ini yaitu : aikido yang langsung dibawakan oleh Sensei Bambang dengan
diberi penjelasan oleh murid belaiau yang wanita; disusul atraksi pencak
silat
tradisionil Cingkrik Goning yang secara bergantian ditampilkan oleh bule
Ray, lutfi dan Tubagus Bambang sendiri; tidak ketinggalan tampilan kaki yang
mengagumkan dari praktisi taekwondo. Usai 'perkenalan' ala beladiri 

Re: [Bulk] Re: [silatindonesia] silat kunto

2007-05-29 Terurut Topik yans
Saya punya cerita dikit nich mengenai kunto, apa yang disebutkan oleh Kang Edi 
yang menemukan sesepuhnya di kebumen ada korelasinya dengan cerita saya, dulu 
banget mungkin udah banyak yg lupa juga sih, sekitar tahun 1992an, saya 
kebetulan bertemu dengan pesilat kunto ( mereka menyebutnya silat atau kunto, 
atau silat kunto) jarang sekali nama perguruan atau kelompoknua disebut2.

salah satu sesepuh cerita ke saya, {mohon cros cek bila salah } dulu 
diperkirakan silat kunto ini berkembang pesat di kebumen dan juga hingga 
pesisir laut selatan, termasuk kutoarjo, purworejo dan daerah lainnya. silat 
kunto ini punya ciri khas mainannya cepat, terutama tangan dan sikut, kaki 
lincah ( Zig zag ) untuk mengoceh lawan, dan tendangannya pendek sekali ke arah 
kemaluan atau ke persendian kaki dan juga merupaya menghancurkan kuda2 
lawan.dalam atraksinya yang saya lihat demikian, 

Dulu katanya setiap kampung di daerah sana terutama di tahun 1960-70an, ada 
pertandingan silat antar kampung, masih sangat tradisional sekali memang,  tapi 
kayaknya sih akulturasi dengan silat lainnya juga ada, ini buktikan dengan 
silat seninya mereka sebut pencak, mirip2 tarian dan ada atraksi kelincahan 
berbarengan dengam iringan musik, umpanya lompat macan, atraksi kekuatan 
memecahkan batu kali, dan atraksi TDnya disebut strom. mirip banget dengan 
orang yang terkena aliran strom listrik.

setiap pesilat kunto memang punya pukulan yang keras, ini terbukti celana jeans 
yang saya pakai sampe sobek dipegang olah salah satu pesilat pada saat latihan, 
gw sempet marah, krn ini jeans satu2nya yang gw bawa dari jakarta. oh iya 
akluturasi silat ini perlu penyeledikan lebih lanjut dech, soalnya rata-rata 
pesilat ini juga mahir menggunakan jurus2 setia hati. makanya jangan heran kalo 
setia hati dan terate cukup diterima disana dan guru2nya juga banyak. 

sempet binggung juga mereka ini anggota SH atau kunto sih, tapi keduanya 
berkembang dan dipelajari bersama, kalo seninya mungkin ini bawaan dari SH, 
tapi kalo inget jurusnya kok kayak latihan mustika kwitang yang pukulannya 
keras dan matanya tajam, tapi tetap lincah kesana sini. oh iya satu yang unik 
kadang2 kaki digunakan tidak untuk menendang lawan, tapi mencongel kuda2 lawan, 
sehingga lawan akan jatuh dan di hajar menggunakan sikut. 

itu dulu ceritanya, sekali lagi ini udah lama banget jadi sekedar yang saya 
inget2 saja. 

salam yans





  - Original Message - 
  From: Ian Samsudin 
  To: silatindonesia@yahoogroups.com 
  Sent: Tuesday, May 29, 2007 11:03 AM
  Subject: [Bulk] Re: [silatindonesia] silat kunto



  Wah kunto (ato kuntao/kuntaw)..banyak banget...aliran silat yang mendapat 
sentuhan kugfu umumnya ya disebut kuntau /kunto/kuntao (semoga yang dimaksudkan 
sama)..
  tapi tentu saja mereka punya karakter dan keunikan sendiri...

  di tunggu ya hasil penelusurannyamulai dari sejarah, tokoh, jurusnya, 
perkembangannya dan lain-lain

  ..
  I.S.

  eddi kurnianto [EMAIL PROTECTED] wrote:
  kemarin kebetulan tugas ke jogja, bertemu teman lama yang menceritakan
  tentang silat tua dari daerah sekitar kebumen.
  sebutannya silat kunto (entah apakah ada hubungannya dengan kun taw versi
  mandarin) dan sudah jarang dipelajari orang. padahal jaman dulu cukup
  populer, tapi entah kenapa tinggal 2 orang tua yang masih bisa disebut
  sesepuh.

  adakah yang pernah dengar silat itu? katanya mengandalkan keluwesan gerak
  dan kecepatan.

  saya sudah minta tolong dilakukan pendekatan lewat teman saya itu,
  insyaAllah akhir bulan saya akan coba datangi, sekalian nyekar makam orang
  tua di gombong.

  si bodoh..

  [Non-text portions of this message have been removed]

  -
  Fussy? Opinionated? Impossible to please? Perfect. Join Yahoo!'s user panel 
and lay it on us.

  [Non-text portions of this message have been removed]



   

[Non-text portions of this message have been removed]



RE: [silatindonesia] Re: Krav Maga - Beladiri Israel

2007-05-29 Terurut Topik Faizal Daoed
Salam..
Sekedar nambahin aja ttg. krav maga.
Krav Maga didirikan oleh Imi Lechenfeld. Orang yahudi asal Hungaria. Beliau 
seorang pegulat dan petinju aslinya.
Pas israel didirikan, dia transmigrasi kesono. Imi ngajarin tekhnik-2x yg dia 
tau kepada tentara-2x israel utk perang lawan orang-2x arab.
Krav Maga pun mengalami evolusi tekhnik-2xnya sekarang banyak ditambah dari 
judo, jujitsu, karate, muay thai dsb.
Beberapa thn terakhir ini krav maga dimodifikasi utk sipil. Sekarang banyak 
sekolah-2x yg ngajarin krav maga ke orang-2x biasa.
Kalau saya liat sih *sbg. orang awam* krav maga sama aja ama beladiri lain 
MINUS kata, tekhnik-2x dasar, kuda-2x, dsb.
Jadi fokusnya cuman dibeladiri. Dibilang brutal banget juga enggak sih...lebih 
brutal orang sekampung ngegebukin maling jemuran ato copet *hahaha*
Kembali serius, kayaknya Mas Oong pernah bilang Semua beladiri itu 
fatal..kalau mo dipertandingkan ya musti diilangin tekhnik fatal di arena.
Karate spt. Goju Ryu ato Kyokushin juga fatal kalau dilepas tanpa aturan. Cuman 
dipertandingan kan tekhnik spt. mukul leher atau muka enggak boleh.
Iya gitu aja deh..moga-2x bermanfaat.
Wasalam,Faizal 



http://www.windowslive-hotmail.com/learnmore/default.html?locale=en-usocid=RMT_TAGLM_HMWL_reten_changegood_0507


[Non-text portions of this message have been removed]



Jembatan Silaturahmi Pesilat Indonesia
http://www.silatindonesia.com (Situs Utama)
http://www.silatindonesia.com/pustaka/ (Archive Milis)
http://www.silatindonesia.com/forum/ (Webforum)
http://silatindonesia.multiply.com (Blog Foto)
http://silat.4-all.org (Milis)


Anda juga bisa bergaung dengan Forum diskusi di alamat:
http://www.silatindonesia.com/forum/


KOMUNITAS PENCAK SILAT INDONESIA
-
silatindonesia The Begining Of Global ORientation
Forum Pecinta dan Pelestari Silat Tradisional
- 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/silatindonesia/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/silatindonesia/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


RE: [silatindonesia] Murid Mondok

2007-05-29 Terurut Topik O'ong Maryono
Sahabat silat 
  Dimana tempat saya tinggal hotel padepokan itu tempat mondok pesilat pesilat 
kaliber dunia...mereka mondok pelatihnya bagus bagus bekas pesilat petanding 
international, meskipun ada juga yang tidak pernah jadi juara, pada pokoknya 
punya didi kasi tinggi tuk melatih.
  Masalahnya kalau meminjam bahasa IT itu tidak syncron antara pelatih dengan 
pesilatnya.
  Jika latihan phisik oke lah itu standard olahraga, tetapi penajaman 
individual technic, itu diperlukan pelatih yg mengenal pribadi dan technic 
pesilat itu sendiri.
  Contoh ni pelatih gajah datang dari Kenya memcoba melatih gajah Thailand 
di Bangkok, Pel;atih Kenya kasi perintah suruh tiduran, mau dipijitin.tuh 
gajah tidak bergerak. jawabnya phom mai Kochaai poot arai Gajah tuk 
berteriak kepada pelatihnya orang Thai... Aku enggak ngerti apa yg dia 
perintain katanya) 
  Kejadian serupa juga terjadi pada team Indonesia, pelatih dari perguruan X 
melatih pesilat dari perguruan B , pesilat itu bengong saja enggak bicara apa 
-apa , jika protes terus nanti enggak dipakai jadi team nasional.
  Sahabat Silat perlu diingat PENCASK SILAT itu gerakan/teknik, istilah, baju, 
adat istiadatnya dan tingkatannya tidak sama.
  Bayangin dear sahabat silat 
  Apakah perlu distandarisasi diatas semua itu dan siapa yang harus membuat 
nya, supaya Gajah Thailand mau tiduran, 
   
  Ciao  

Kiki Rizki Noviandi [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Bukannya fungsi hotel di belakang padepokan itu sebagai tempat mondok 
mas ?

Tinggal di siapkan programnya aja, khususnya materi dan pelatihnya :)

Saya dulu juga pernah ikutan TC (training center) yang saya kira kita akan
di pool di satu tempat dan di gembleng untuk persiapan pertandingan pada
kenyataannya cuman tempat latihannya aja yang lebih lengkap serta porsi
latihan di tambah. Kalau nginep ya masih di rumah masing masing.

Kalau istilah mondok saya jadi inget IPDN (loh engak nyambung ya?)

www.nagapasa.multiply.com

-Original Message-
From: Eko Nugroho [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: 30 Mei 2007 8:00
To: Milis MMA Indonesia; silatindonesia@yahoogroups.com
Subject: [silatindonesia] Murid Mondok

Dalam kesempatan diskusi Silek Kumango beberapa waktu lalu kebetulan di
tempat di sebelahnya sedang berlatih atlet silat DKI, dan kebetulan juga
sekilas ada komentar dari kawan2 bahwa sebelumnya juga dilakukan latih
tanding antara Pesilat Vietnam dg atlet pelatnas/pelatda di beberapa tempat
yg hasilnya ternyata Pesilat Vietnam lebih unggul. Dan kawan tersebut
mengatakan ini bisa dimaklum, kerana pesilat Vietnam tsb rata2 berlatih 5 -
6 jam/hari. Beda dengan di sini yang rata2 berlatih 2 kali dalam seminggu.

Kiranya dari tulisan saya di bawah ini bisa sedikit memberi gambaran sejauh
mana kualitas dan kuantitas latihan kita.

Salam

Berikut tulisan saya di Blog Mixed Fighting beberapa waktu lalu di:
http://mixedfighting.blogspot.com/2006/06/karate-kyokushin-uchideshu.html
[Karate] Kyokushin Uchideshu
Friday, June 30, 2006
Uchideshu dalam bahasa Jepun kalau ditinjau dari sudut nahwu dan balaghah
nya bermakna rumah. Bila diterjemah bebas Kyokushin Uchideshu bisa
bermakna murid mondok atau murid yang mondok dan berlatih di rumah
(honbu/dojo pusat) kyokushin.

Program kyokushin ucideshu atau murid mondok ini dilaksanakan oleh Sosai
Masutatsu Oyama di dojo pusat/honbu di Tokyo dalam rangka mewujudkan salah
satu dari 11 Motto Masutatsu Oyama yaitu motto ke-6 yang berbunyi, Jalan
Seni Beladiri dimulai setelah 1,000 hari latihan dan dapat dikuasai setelah
10,000 hari latihan. Sosai Masutatsu Oyama sendiri awalnya pernah menyepi
dan berlatih dengan keras di pegunungan selama kurang lebih 16 bulan. Untuk
mengetahui lebih jauh mengenai isi 11 Motto dari Masutatsu Oyama bisa tengok
Un Off Site Kyokushin Karate Indonesia pada menu 11 Motto.

Jadi menurut Sosai Masutatsu Oyama, bahwa setelah berlatih 1,000 hari dengan
minimum latihan 6 jam per hari, barulah jalan seni beladiri di mulai. Maka
bisa dibayang kualitas rata-rata latihan beladiri masyarakat pada umumnya
tak terkecuali di Jepun yang hanya 2 kali dalam seminggu dengan lama latihan
2 jam. Jadi bisa dihitung dalam seminggu hanya menempuh latihan 4 jam, 1
bulan 16 jam, dan 1 tahun = 52 minggu maka akan ketemu 208 jam latihan.
Itupun dengan catatan dalam 1 tahun tidak pernah absen. Jadi kalau dihitung
berdasarkan program latihan dari Sosai Masutatsu Oyama 208 jam/6 jam maka
akan ketemu sekira 35 hari latihan saja.

Dalam program kurikulum reguler kyokushin, dari kyu-9 (sabuk putih) sampai
kyu-3 (hijau strip) rata-rata dalam setiap tingkatnya harus menempuhi 4
bulan atau 16 minggu dikalikan 4 jam/minggu atau setara dengan 64 jam
latihan. Dan kalau dibanding dengan program uchideshu maka setara dengan 10
- 11 hari latihan saja.

Program uchideshu yang dicanang oleh Sosai Masutatsu Oyama di dojo
pusat/honbu dalam setiap harinya murid melahap 6 jam latihan dengan dibagi
menjadi 3 kali latihan dengan masing-masing latihan 2 jam, yaitu pukul 10.00
- 

Re: [silatindonesia] Murid Mondok

2007-05-29 Terurut Topik bambang sarkoro [CBN-NET]
Ya betul
pake konsepnya Bruce Lee.
Bukan diriku yang memukul ketika ada kesempatan memukul.
tetapi peluang yang menciptakan tanganku untuk menjatuhkan.
Lawanku adalah cermin diriku.Kalau aku memukul pada saat ada kesempatan,
berarti aku memukul diriku sendiri sendiri..angel yo mas O'ong.

Savasdee kup
Bambanag Sarkoro.

- Original Message - 
From: Eko Hadi [EMAIL PROTECTED]
To: silatindonesia@yahoogroups.com
Sent: Wednesday, May 30, 2007 09:18
Subject: Re: [silatindonesia] Murid Mondok


  Sahabat Silat ...

  Memang ironis sih ... tetapi kami yakin, kemenangan/hasil di lapangan 
 bukan hanya ditentukan oleh faktor2 teknis tersebut ...mudah2an saja masih 
 ada semangat juang yang tinggi dari rekan2 sahabat silat atlet Indonesia 
 (walaupun ditengah2 keprihatinan...) . satu hal yang pernah kami 
 dptkan dari seorang sepuh dari Gunung Merapi Jawa Tengah :

  Nak Jangan Pernah Menganggap Lemah Lawanmu, Karena Justru di Kelemahan 
 Lawanmu itulah terkadang Tuhan Menguji Budi dan Ketaqwaanmu

  Dalam Olah Keprajuritan (di jawa Silat biasa disebut olah 
 kanuragan/keprajuritan) apa yang yang terlalu tampak justru akan 
 menjerumuskanmu, pakailah hati dan budimu untuk mengetahui dalamnya lautan 
 ilmu lawanmu

  Mudah2an atlet2 Pencak Silat kita seperti itu ... tetapi kalau 
 kebalikannya ... Yo Wis apa mau dikata ... Yang penting Maju Terus, Jangan 
 Pantang Mundur 



  Eko Hadi S
  Corporate Legal  Compliance
  PT. TEMPO INTI MEDIA Tbk
  Telp: 021-3916160, Ext.212

- Original Message - 
From: O'ong Maryono
To: silatindonesia@yahoogroups.com
Sent: Wednesday, May 30, 2007 9:04 AM
Subject: Re: [silatindonesia] Murid Mondok


Sahabat silat

Perlu menambahkan informasi, kedatangan team yang baru lalu di 
 Papdeokan iti bukan team nasionalnya, itu hanya team Vietnam Selatan dari 
 Ho Chi Mint City.
Team Vietnam juga masih pelajar mereka rata-rata adalah dari sekolah 
 menengah olah raga selesai berlatih pagi mereka pergi kesekolah, siang 
 latihan beban dan malam berlatih technik. Saptu sore mereka baru 
 diperbolehkan pulang.
Yang berbeda hanya mereka pesilat hasil dari budi daya program yang 
 sama dan pesilat Indonesia hasil pruduk perguruan yang secara keseluruhan 
 konsisinya tidak sama.
Ibarat mangga atau duren montong budi daya di Thailand sepanjang tahun 
 terus berbuah, dan rasanya standard, sedangkan mangga Probolinggo atau 
 duren Parung tergantung cuaca. Tentu hasil dan rasanya tidak standard.
Bagaimana menurut anda untuk meningkatkan prestasi Pencak Silat 
 Indonesia ?
Vietnam tidak lagi memerlukan pelatih atau mendatangkan pelatih tanding 
 dari Indonesia.
lagi.
Semoga succes Pesilat Indonesia di Sea Games 24 di Nakon Rachasima 
 Thaialnd mendatang

Eko Nugroho [EMAIL PROTECTED] wrote:
Dalam kesempatan diskusi Silek Kumango beberapa waktu lalu kebetulan di 
 tempat di sebelahnya sedang berlatih atlet silat DKI, dan kebetulan juga 
 sekilas ada komentar dari kawan2 bahwa sebelumnya juga dilakukan latih 
 tanding antara Pesilat Vietnam dg atlet pelatnas/pelatda di beberapa 
 tempat yg hasilnya ternyata Pesilat Vietnam lebih unggul. Dan kawan 
 tersebut mengatakan ini bisa dimaklum, kerana pesilat Vietnam tsb rata2 
 berlatih 5 - 6 jam/hari. Beda dengan di sini yang rata2 berlatih 2 kali 
 dalam seminggu.

Kiranya dari tulisan saya di bawah ini bisa sedikit memberi gambaran 
 sejauh mana kualitas dan kuantitas latihan kita.

Salam

Berikut tulisan saya di Blog Mixed Fighting beberapa waktu lalu di:
 
 http://mixedfighting.blogspot.com/2006/06/karate-kyokushin-uchideshu.html
[Karate] Kyokushin Uchideshu
Friday, June 30, 2006
Uchideshu dalam bahasa Jepun kalau ditinjau dari sudut nahwu dan 
 balaghah nya bermakna rumah. Bila diterjemah bebas Kyokushin Uchideshu 
 bisa bermakna murid mondok atau murid yang mondok dan berlatih di rumah 
 (honbu/dojo pusat) kyokushin.

Program kyokushin ucideshu atau murid mondok ini dilaksanakan oleh 
 Sosai Masutatsu Oyama di dojo pusat/honbu di Tokyo dalam rangka mewujudkan 
 salah satu dari 11 Motto Masutatsu Oyama yaitu motto ke-6 yang berbunyi, 
 Jalan Seni Beladiri dimulai setelah 1,000 hari latihan dan dapat dikuasai 
 setelah 10,000 hari latihan. Sosai Masutatsu Oyama sendiri awalnya pernah 
 menyepi dan berlatih dengan keras di pegunungan selama kurang lebih 16 
 bulan. Untuk mengetahui lebih jauh mengenai isi 11 Motto dari Masutatsu 
 Oyama bisa tengok Un Off Site Kyokushin Karate Indonesia pada menu 11 
 Motto.

Jadi menurut Sosai Masutatsu Oyama, bahwa setelah berlatih 1,000 hari 
 dengan minimum latihan 6 jam per hari, barulah jalan seni beladiri di 
 mulai. Maka bisa dibayang kualitas rata-rata latihan beladiri masyarakat 
 pada umumnya tak terkecuali di Jepun yang hanya 2 kali dalam seminggu 
 dengan lama latihan 2 jam. Jadi bisa dihitung dalam seminggu hanya 
 menempuh latihan 4 jam, 1 bulan 16 jam, dan 1 tahun = 52