Re: [wanita-muslimah] Muhrim

2006-04-15 Terurut Topik H. M. Nur Abdurrahman

AlhamduliLlah ana dengan para santri yang lain baru selesai mengadakan Safari 
Maulid keliling Sul-Sel, sehingga ada dua Jum'at ana absen di mailist. Jadi 
kiriman ini bukan pada hr Jum'at

Masya-Allah Aisha mngapa tidak faham yang diulis uncle Dwi W. Soegardi: 
"Muhrim" cuma bisa ditemui di tanah suci, melakukan ibadah haji atau umrah. 
Karena "muhrim" adalah orang yang ber-ihram, yang menunaikan ibadah haji atau 
umrah, dengan mematuhi rukun dan wajibnya. .. Lain kalau yang dimaksud adalah 
"mahram", orang yang haram dinikahi.

Adapun Surat An Nisaa' 22-24 yang menyebutkan 15 macam wanita yang haram 
dinikahi, dari segi bahasa yang benar, bukanlah "muhrim", melainkan "mahram"

Muammar Qaddhafi, yang pake e-mailnya Abah
  
  - Original Message - 
  From: Aisha 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Cc: [EMAIL PROTECTED] 
  Sent: Friday, March 24, 2006 8:05 AM
  Subject: [wanita-muslimah] Muhrim


  Di Ensiklopedi Islam buku ke 3 hal 286-287, muhrim itu didefinisikan
  sebagai --orang yang sedang melakukan ihram ketika haji DAN orang yang
  sedang berada dalam perlindungan orang lain.

  Jadi kata ini bisa dikaitkan dengan ibadah haji, juga dikaitkan dengan
  kenyataan bahwa seorang laki2 yang masih ada hubungan keluarga dekat dengan
  seorang wanita sehingga antara keduanya terlarang menikah.  Dalam Al Quran
  ada Surat An Nisaa' 22-24 yang menyebutkan 15 macam wanita yang haram
  dinikahi  seorang laki2 - 14 macam karena hubungan keluarga dan 1 macam
  karena masih terkait hubungan pernikahan dengan laki2 lain. Mereka itu
  adalah 1. ibu tiri - 2. ibu kandung - 3. anak wanita kandung - 4. saudara
  wanita kandung - 5. saudara wanita ayah (bibi) - 6. saudara wanita ibu
  (bibi) - 7. anak wanita dari saudara laki2 (kemenakan/keponakan) - 8. anak
  wanita dari saudara wanita (kemenakan/keponakan) - 9. ibu susuan (yang
  oernah menyusui) - 10. saudara sepersusuan - 11. mertua - 12. menantu - 13.
  anak tiri dari istri yang sudah digauli - 14. saudara wanita istri (ipar
  wanita) - 15. setiap wanita yang sudah bersuami.

  Jumlah tsb di atas masih ditambah oleh Rasulullah dengan menyebutkan 2
  wanita yang haram dinikahi yaitu 1. saudara wanita dari mertua wanita (bibi
  dari istri di pihak ibunya) dan 2. saudara wanita dari mertua laki2 (bibi
  dari istri di pihak ayahnya).  Ini tercantum dalam hadis riwayat Muslim dari
  Abdullah bin Muslimah al Qa'naby dari  al A'raj dari Abu Hurairah.

  Eh temans .. ada yang tahu asbabun nuzulnya ayat ini turun? Apakah ini
  karena di Arab sana di zaman jahiliyah, wanita diperlakukan sebagai barang
  warisan yang bisa diwariskan atau diperjual belikan atau diberikan begitu
  saja ke laki2 lain atau poligami sampai ratusan (harem)? Terus nikah
  semau-maunya saja, gak peduli hubungan keluarga atau masih menikah dengan
  laki2 lain?

  Jadi dari ayat dan hadis di atas, banyak wanita yang tidak bisa dinikahi -
  maka bagi wanita banyak laki2 yang bisa dijadikan muhrim alias yang tidak
  bisa dinikahi dan harus melindungi dirinya seperti anak tiri laki2, anak
  kandung laki2, ayah kandung, saudara kandung laki2, paman, ponakan laki2,
  kemenakan laki2, dll.

  Itu kaitannya dengan -haramnya seseorang dinikahi, terus bagaimana ceritanya
  dari haram dinikahi lalu meloncat ke -jika wanita harus keluar dengan
  muhrimnya? Mungkin di tempat2 yang tidak aman memang harus didampingi laki2
  yang kuat jika keluar seperti juga di gurun2 yang banyak perang antar suku
  atau perampok, jika di tempat yang aman, apakah perlu ditemani muhrim atau
  dalam keadaan darurat? Kenapa tidak dibuat oleh laki2 muslim tempat2 yang
  aman bagi siapa saja - laki2 atau wanita untuk beraktivitas jika memang
  seseorang harus pergi misalnya dokter (laki2 dan wanita) yang mau menolong
  orang yang harus dioperasi karena kecelakaan atau menolong ibu yang mau
  melahirkan?

  Aturan wanita harus ditemani muhrimnya jika dilaksanakan di wilayah yang
  mayoritas penganut Islam menunjukkan bahwa pemerintahnya (yang diisi
  birokrat dan aparat muslim) telah gagal menyediakan tempat yang aman bagi
  wanita, padahal seingat saya salah satu kriteria muslim yang baik itu adalah
  muslim yang perkataan dan perbuatannya tidak mencelakakan orang lain.  Jadi
  kalau masih banyak yang bisa celaka, entah diperkosa atau difitnah atau
  dirampok, dll - kita harus merenung lagi - bagaimana penerapan agama dalam
  kehidupan sehari2nya penganutnya? Apa pendapat teman2?

  salam
  Aisha
  --
  From: "Dwi W. Soegardi" <[EMAIL PROTECTED]>
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Wahai perempuan (dan juga
  kaum lelaki), waspadai Talibanisme di Indonesia!

  yang aneh itu kalo di Aceh, Banten, dll
  perempuan keluar rumah ditemani "muhrim"
  Karena sangat sulit menjumpai "muhrim" di manapun di daerah itu.
  "Muhrim" cuma bisa ditemui di tanah suci,
  melakukan ibadah haji at

Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim

2006-04-07 Terurut Topik idakhouw
Whoaaa kelas berat nih Mbak Mia kalau mainannya King James sih :) 
Saya cuma baca ya kalau muncul di tata ibadah (liturgi) saja
hehehe kalah deh sama Mbak Mia. 

Ya itulah Mbak, memang untuk bisa sampai tahap empati harus bisa dan
berani kenalan. Kadang buat kenalan aja kita suka takut ya, heran
(nggak cuma Muslim aja, yang Kristen dan agama2 lain juga sama aja). 

**Hari Sabtu tiba lagi, hari dimana saya diijinkan diri sendiri
membaca email2, pakai komputer milik sendiri : **

Salam, 
Ida.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Mia" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Hi mbak Ida.
> Terimakasih sharingnya.  Beruntungnya punya sahabat seperti itu! 
> Kalau boleh saya juga mau sharing dengan mbak Ida, yang dulu pernah 
> saya ceritakan di sini. 
> 
> Diantara 3-4 buku yang meninggalkan kesan terdalam selama hidupku, 
> salah satunya adalah Bible (versi King James), yang beberapa bab 
> merupakan bacaan wajib dalam kuliah Sastra Inggris dulu.  
> 
> Saya sudah lupa apa isinya, tapi kesannya tetap membekas. Sedemikian 
> rupa pada waktu itu saya membaca Quran lagi dengan spirit yang 
> kurang lebihnya sama.  
> 
> Sejak itu saya nggak pernah baca Quran dengan cara yang sama lagi. 
> Sejak kecil saya diajarkan di madrasah (saya lulusan madrasah) Quran 
> sebagai Kitab Hukum (fiqh tradisional).  Dan itulah cara pandang 
> saya, sampe kuliah sastra Bible tsb. 
> 
> Salam
> Mia







 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM
~-> 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim

2006-04-05 Terurut Topik Mia
Hi mbak Ida.
Terimakasih sharingnya.  Beruntungnya punya sahabat seperti itu! 
Kalau boleh saya juga mau sharing dengan mbak Ida, yang dulu pernah 
saya ceritakan di sini. 

Diantara 3-4 buku yang meninggalkan kesan terdalam selama hidupku, 
salah satunya adalah Bible (versi King James), yang beberapa bab 
merupakan bacaan wajib dalam kuliah Sastra Inggris dulu.  

Saya sudah lupa apa isinya, tapi kesannya tetap membekas. Sedemikian 
rupa pada waktu itu saya membaca Quran lagi dengan spirit yang 
kurang lebihnya sama.  

Sejak itu saya nggak pernah baca Quran dengan cara yang sama lagi. 
Sejak kecil saya diajarkan di madrasah (saya lulusan madrasah) Quran 
sebagai Kitab Hukum (fiqh tradisional).  Dan itulah cara pandang 
saya, sampe kuliah sastra Bible tsb. 

Salam
Mia


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "idakhouw" <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> Hahahaha boljug, boljug nih WM punya piaraan, makin kerasan 
saya :)
> Kapan hari kan ada seruan WM goes poliandri, saya dukung habis Mbak
> Mia :)))
> 
> Terus terang saya berhutang pada karib muslimah saya, putri tokoh
> muhammadiyah, dari keluarga pebisnis batik (jadi bisa kebayang kan
> ke-muhammadiyah-annya? :) sang kawan -yg suka saya panggil 
almuqaromah
> ustadzah nan solihah ;)- inilah yang telah "membawa" saya pada 
Islam.
> Demikian akrabnya kami, berdiskusi yg berat2, tema2 sangat sensitif
> kalau buat ukuran orang beragama "pada umumnya", toch diskusi2 itu
> membuat kami makin akrab, melewati malam berbagi kasur pisah 
selimut
> :) sambil diiringi alunan musik lembut, dan kami terlelap bersama. 
> 
> Suatu saat setelah berkomentar di WM (yg sebetulnya banyak
> diinsipirasi obrolan2 kami di masa lalu), saya meng-sms-nya: " 
how
> lucky i'm to hv u as friend", beberapa menit kemudian balasan dari
> seberang lautan sana: "mimpi ape gw dpt pujian begini. lu pikir lu
> kagak memporakporandakan stereotype gw ttg cina? " 
> 
> Malu nih, Mbak Mia, saya belum baca Armstrong :'(  
> 
> Wassalam, 
> Ida
> 






Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





-Ralat- Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim

2006-04-05 Terurut Topik idakhouw
Lha, sami mawon sebetulnya sih Mbak Kilat, saya juga ngga tahu banyak
sejarah Eropa, yang jelas bahwa gereja banyak melakukan kezaliman,
semua sudah mengakuinya (saya sih ngga merasa ada ikatan emosional
apa2).  

Tapi kalau pakai rasa2 ntar roh2 pelaku sejarah ngga terima lho Mbak,,
hehehe 
Ibarat ndongeng tentang raja2 Mataram settingnya jaman Presiden
Soekarno ;DD  maap Mbak becanda.

Pamit dulu Mbak, 
Ida
 
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "kila4tb1roe"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Sorry Raja Henry VII tahun 1526:)
> 
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "kila4tb1roe"
>  wrote:
> >
> > enggak apa-apa Kok Mba Ida, memang agak seredak seruduk maklum masih
> > remeng-remeng;)
> > 
> > Tapi memang seperti yang dijelaskan Pak Ary bahwa feminism sendiri
> > enggak ujuk2 jleg ada. Sepertinya embrio dari feminsm di eropa sendiri
> > seiring dengan revolusi kriten terutama dalam perkembangan
"portestan".
> > 
> > Semisal kasus Raja Henry I dan Anne Boleyn mempengaruhi perseteruan
> > antara gereja Roma Vs gereja Ingris dan perkembangan protestan pada
> > saat itu terlebih Anne boleyn adalah seorang pengikut protestan. Walau
> > ending nya enggak happy ending setidaknya mulai ada peran serta
> > perempuan dalam tirani gereja.
> > 
> > Ma'af ya Mba Ida, untuk sejarah semacam ini saya juga masih pake aji
> > rasa-rasa dan mungkin iya;)






Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim

2006-04-05 Terurut Topik idakhouw
Msssy All ini sih udah bukan cuma ahli tai-chi,
jangan2 suhu chi-kung juga :)) 
Saya bener2 nyerah deh, situasi saya sebetulnya lagi sama dengan Mbak
Herni, cuma Mbak Herni kelihatannya lebih disiplin :) 

Akur lah Mas Ary, asalan jangan demen loncat2 abad ajah :) masak ngga
cape sih loncat-loncat dari tahun 1500-an ujug2 ke tahun 1900-an :-)

Sorry lah, kali ini kudu simpen napas :) lengser keprabon dulu. 

Sampai kapan2,
Ida ;))


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Ary Setijadi Prihatmanto"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> 
> - Original Message - 
> From: "idakhouw" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: 
> Sent: Wednesday, April 05, 2006 10:00 AM
> Subject: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim
> 
> 
> > Mas Ary ysh :)
> >
> > Saya sih ngga niat bela agama mana2 nih. Saya mengungkapkan apa yg
> > saya tahu, dan belajar selalu kritis berkait dimensi ruang dan waktu
> > *_^^ supaya tidak anachronistic.
> >
> > Tanggapan Mas Ary jadi mendorong saya buat neliti lagi first-second
> > wave fem. itu, konteksnya masyarakatnya gimana seluruh dimensinya
> > (juga segi keberagamaannya), terus terang saya tidak terlalu perhatian
> > ke sudut historisnya. Sejauh yg saya baca sih agama bukan isunya.
> >
> > Kalau Mas Ary ada data gimana kehidupan beragama di Amerika tahun
> > 50-70an, saat feminism sedang gencar2nya, ya didiskusikan saja. Apa
> > iya kekristenan saat itu sangat2 anti perempuan seperti di abad gelap
> > Eropa? Sorry saya tidak mendalami sejarah Amerika. Bahwa agama sangat
> > androcentric (sampai sekarang), bukannya kita sudah sepakat?
> >
> > Cheers,
> > Ida.
> >
> 
> :-)
> Saya di sini juga nggak ada urusan dengan bela-bela atau ngejelekin
agama
> loh...suwer...beneran... :-)
> saling "dekon" itu bukan berarti saling hantam kayak "battle of
extrimist",
> tapi supaya semua emang "ke tengah".
> Kalo semua sudah "ke tengah", nanti baru kita bisa diskusi apa
manfaat dan
> mudarat dengan rasional, adu argumen...Kalo masih ada yang partisan,
nanti
> susah, karena rasionalisasi nggak berguna, namanya juga hati;-)
> 
> Ketika saya bicara ttg kristen dalam konteks perkembangan feminisme,
saya
> hanya ingin kita bicara konteks perkembangannya. Hipotesis saya ttg
> "Feminisme" yang kata mbak Ida datang dari barat itu juga nggak
bebas nilai
> betul alias datang dari tempat yang netral dari problem akibat
penafsiran
> agama yang salah. Nabi Yesus itu jelas-jelas mempromosikan kesetaraan
> gender, tapi yang setelah beliau ya juga banyak membuat kesalahan
(kayaknya
> kita sepakat soal ini).
> 
> Feminisme (barat) lahir dalam situasi yang khas yang membuatnya juga
> bersifat kontekstual, ada sebab yang "lokal". Solusi barat untuk
persoalan
> di barat juga, gitu... Kelanjutannyalah yang membuatnya mendunia, karena
> spirit tadi yang mirip...
> 
> Tentu saja solusi barat itu harus kita pelajari sebagai bahan
pelajaran agar
> kita tidak melakukan kesalahan yang sama. Saya bicara implementasi
kristen
> waktu itu (lokal), bukan untuk menghakimi nilai-nilai kristen itu
sendiri,
> tapi juga sebagai ilustrasi ttg implementasi Islam yang mirip.
Contohnya,
> KKK itu kan kira-kira berdasar bibel memandang orang non-kulit putih
> non-kristen, sama dengan orang Islam (literal) melihat bangsa
Yahudi. Itu
> Amerika awal sampai tengah abad 20. Di Amerika yang sekarang KKK ya
sudah
> jadi pariah.
> 
> Hak memilih bagi perempuan di seluruh Amerika kan baru ada tahun
1920-an.
> Pertanyaan pertama kali, kenapa kok sampai ada batasan itu padahal
Amerika
> sudah punya parlemen sejak abad 18? Eropa, 1792 saat revolusi Perancis,
> jelas-jelas wanita diberi hak setara dengan laki-laki. Tapi Code
Napoleon
> setelah itu bicara lain. Bandingkan misalnya Indonesia yang sejak mulai
> merdeka sudah. Tentu saja nggak fair, karena dimensi waktu bicara.
Waktu itu
> Indonesia mulai dari nol, dibanding Amerika dan Eropa yang mewarisi
> nilai-nilai obsolete dari abad sebelumnya.
> 
> Malah perempuan di negara sosialis dan komunis bergerak lebih maju
> sebetulnya. Kalau kita lihat bagaimana Uni Sovyet jaman Stalin,
perempuan
> malah diencourage untuk mendapat tempatnya setara dengan
kamerad-kameradnya.
> Betul-betul setara, mulai dari pekerjaan dan juga upah!!!.
> Setara sengsara mungkin maksudnya ya he he he he
> 
> Beda dengan Nazi Jerman yang religius(!!!), bahkan setelah era Nazi
> sekalipun. Pertanyaannya mengapa hal itu terjadi ? Mungkin mbak Ida juga
> bisa kaitkan history ini dengan sejarah "isme" lain yang sebetulnya
penting.
> Yaitu gerakan "atheisme" modern dari abad 18 yang membesar te

Re: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim - Can Islam liberate womem ?

2006-04-05 Terurut Topik jano ko
Can Islam liberate womem ?
   
  Muslim women and scholars think it does - spiritually and sexually. By 
Madeleine Bunting
   
  Madeleine Bunting
Guardian
   
  We're sitting in a stylish club, ArRum, in Clerkenwell, central London. 
Firelight is flickering on the leather sofas, there is contemporary art on the 
walls and delicious "fusion" food on the table, but what distinguishes this 
club from its many neighbours is that it is Muslim, there is no alcohol on the 
menu and downstairs there's a prayer room. The stylish place conveys a complex 
ethos - modern, yet true to its Muslim identity.   A suitable setting, then, 
chosen by the six Muslim women who agreed to meet me to discuss Islam and the 
position of women. All university graduates, all in their mid-twenties in 
careers ranging from journalism to teaching, all have chosen in the past few 
years to wear the hijab (a scarf wrapped tightly around their heads to conceal 
every wisp of hair). Most strikingly, however, all of these women fluently and 
cogently articulate how they believe Islam has liberated and empowered them. 
The Islam they describe is a million miles away from that of
 the Taliban, let alone the Islam practised in many Muslim countries from 
Pakistan to Saudi Arabia, but they insist - and back up their points with 
Koranic references - that the Islam they first discovered when they were 
teenagers is true to the Prophet's teachings. They don't need western feminism, 
which, they argue, developed as a reaction against the particular expression of 
western patriarchy.   Within the Koranic tradition and the life of the Prophet 
lie the rights and inspiration a woman needs to achieve her full potential - 
the challenge ahead is to educate Muslim girls and women so that they have that 
knowledge. They justify wearing the hijab, either as a public statement of 
their own spiritual quest, or of their political identity in a world where 
Islam perceives itself as under threat, or both.   Shagufta, the 25-year-old 
editor of the Muslim magazine Q News, was brought up in London, in a 
traditional Pakistani home where the emphasis was on cultural conservatism
 rather than piety. A marriage to a cousin from Pakistan was arranged for her 
when she was about 10. Her parents had no wish for her to continue her 
education, and her adoption of the hijab was her rebellion against this 
traditional cultural background. "When I first put on hijab, my parents were 
shocked," she says. They would have been happier for her to wear the Pakistani 
shalwar kameez and a loose headscarf. "But I found liberation in Islam. It gave 
me the confidence to insist on a good education and reject the arranged 
marriage. Islam made sense to me, and I could understand it, as opposed to what 
I had grown up with. Plus, it was compatible with being British - being a 
British Muslim, rather than Pakistani."   Shagufta was influenced by her friend 
Soraya's decision to put on hijab. Soraya's French Catholic/Muslim liberal 
background could not have been more different but, like Shagufta, she found in 
the Koran an affirmation of herself as a woman: "The Koran says that
 men and women are equal in the eyes of God, and that we are like a garment for 
each other to protect one another."   Again and again, the women emphasise 
these two themes, evoked in richly poetic Koranic metaphor: first, the equality 
of the sexes in the eyes of God (the most meaningful equality of all, they 
argue), and second, the complementarity of the sexes. As the Koran puts it, "I 
created you from one soul, and from that soul I created its mate so that you 
may live in harmony and love."   It is true that there is plenty of material in 
the Koran that is more egalitarian than the western Christian tradition, which 
was heavily influenced by the misogyny of Greek thought. Perhaps the most 
fundamental is that the Islamic God does not have a gender. Arabic may refer to 
him by use of the male pronoun, but he is never described as "father" or "lord" 
as he is in the Judaeo-Christian tradition. Indeed, the Islamic God has 
characteristics that are expressly feminine; one of his
 most important "names" is al-Rahman (the All-Compassionate) from the Arabic 
rahma , which comes from the word rahim , meaning womb. In Islamic mysticism, 
the divinely beloved is female, unlike in Christian mysticism - for example, 
Bernini's famous statue in Rome of St Teresa of Avila is in love with the male 
Christ. As one Muslim women, Sartaz Aziz, writes, "I am deeply grateful that my 
first ideas of God were formed by Islam, because I was able to think of the 
Highest Power as one without sex or race and thus completely unpatriarchal."   
Jasmin also escaped from an arranged marriage by discovering Islam. Her 
transition to full religious observance came after university, when she was 
working for a television company. "I went to Agadir on holiday, returned with a 
fantastic tan, but went back to work in a hijab. One week

Re: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim

2006-04-05 Terurut Topik Ary Setijadi Prihatmanto

- Original Message - 
From: "idakhouw" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Wednesday, April 05, 2006 10:00 AM
Subject: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim


> Mas Ary ysh :)
>
> Saya sih ngga niat bela agama mana2 nih. Saya mengungkapkan apa yg
> saya tahu, dan belajar selalu kritis berkait dimensi ruang dan waktu
> *_^^ supaya tidak anachronistic.
>
> Tanggapan Mas Ary jadi mendorong saya buat neliti lagi first-second
> wave fem. itu, konteksnya masyarakatnya gimana seluruh dimensinya
> (juga segi keberagamaannya), terus terang saya tidak terlalu perhatian
> ke sudut historisnya. Sejauh yg saya baca sih agama bukan isunya.
>
> Kalau Mas Ary ada data gimana kehidupan beragama di Amerika tahun
> 50-70an, saat feminism sedang gencar2nya, ya didiskusikan saja. Apa
> iya kekristenan saat itu sangat2 anti perempuan seperti di abad gelap
> Eropa? Sorry saya tidak mendalami sejarah Amerika. Bahwa agama sangat
> androcentric (sampai sekarang), bukannya kita sudah sepakat?
>
> Cheers,
> Ida.
>

:-)
Saya di sini juga nggak ada urusan dengan bela-bela atau ngejelekin agama
loh...suwer...beneran... :-)
saling "dekon" itu bukan berarti saling hantam kayak "battle of extrimist",
tapi supaya semua emang "ke tengah".
Kalo semua sudah "ke tengah", nanti baru kita bisa diskusi apa manfaat dan
mudarat dengan rasional, adu argumen...Kalo masih ada yang partisan, nanti
susah, karena rasionalisasi nggak berguna, namanya juga hati;-)

Ketika saya bicara ttg kristen dalam konteks perkembangan feminisme, saya
hanya ingin kita bicara konteks perkembangannya. Hipotesis saya ttg
"Feminisme" yang kata mbak Ida datang dari barat itu juga nggak bebas nilai
betul alias datang dari tempat yang netral dari problem akibat penafsiran
agama yang salah. Nabi Yesus itu jelas-jelas mempromosikan kesetaraan
gender, tapi yang setelah beliau ya juga banyak membuat kesalahan (kayaknya
kita sepakat soal ini).

Feminisme (barat) lahir dalam situasi yang khas yang membuatnya juga
bersifat kontekstual, ada sebab yang "lokal". Solusi barat untuk persoalan
di barat juga, gitu... Kelanjutannyalah yang membuatnya mendunia, karena
spirit tadi yang mirip...

Tentu saja solusi barat itu harus kita pelajari sebagai bahan pelajaran agar
kita tidak melakukan kesalahan yang sama. Saya bicara implementasi kristen
waktu itu (lokal), bukan untuk menghakimi nilai-nilai kristen itu sendiri,
tapi juga sebagai ilustrasi ttg implementasi Islam yang mirip. Contohnya,
KKK itu kan kira-kira berdasar bibel memandang orang non-kulit putih
non-kristen, sama dengan orang Islam (literal) melihat bangsa Yahudi. Itu
Amerika awal sampai tengah abad 20. Di Amerika yang sekarang KKK ya sudah
jadi pariah.

Hak memilih bagi perempuan di seluruh Amerika kan baru ada tahun 1920-an.
Pertanyaan pertama kali, kenapa kok sampai ada batasan itu padahal Amerika
sudah punya parlemen sejak abad 18? Eropa, 1792 saat revolusi Perancis,
jelas-jelas wanita diberi hak setara dengan laki-laki. Tapi Code Napoleon
setelah itu bicara lain. Bandingkan misalnya Indonesia yang sejak mulai
merdeka sudah. Tentu saja nggak fair, karena dimensi waktu bicara. Waktu itu
Indonesia mulai dari nol, dibanding Amerika dan Eropa yang mewarisi
nilai-nilai obsolete dari abad sebelumnya.

Malah perempuan di negara sosialis dan komunis bergerak lebih maju
sebetulnya. Kalau kita lihat bagaimana Uni Sovyet jaman Stalin, perempuan
malah diencourage untuk mendapat tempatnya setara dengan kamerad-kameradnya.
Betul-betul setara, mulai dari pekerjaan dan juga upah!!!.
Setara sengsara mungkin maksudnya ya he he he he

Beda dengan Nazi Jerman yang religius(!!!), bahkan setelah era Nazi
sekalipun. Pertanyaannya mengapa hal itu terjadi ? Mungkin mbak Ida juga
bisa kaitkan history ini dengan sejarah "isme" lain yang sebetulnya penting.
Yaitu gerakan "atheisme" modern dari abad 18 yang membesar terus sampai abad
20, dan sebetulnya diem-diem mendominasi, juga "marxs" dari awal abad 20.
"atheisme" di sini pake tanda kutip loh, karena campuran dan gado-gado juga
yang keluarannya macem-macem, model agnostik, sekularisme dll. Itu kan semua
memberi "background" dari perkembangan feminisme.

Feminisme second wave kan sebetulnya kelanjutan logis yang kontekstual juga
dari yang first wave. Ketika pemikiran-pemikiran yang sebelumnya pragmatis
kemudian dinternalisasi dan dikristalkan untuk memperoleh nilai-nilai yang
lebih umum dan ideal. Kemudian pemikiran-pemikiran itu dilanjutkan ke
tingkat selanjutnya karena sikon saat itu membutuhkan hal itu (perempuan
secara hukum sudah setara, tapi secara sosial politk dan budaya belum).
Apalagi jika kita lihat konteks kemajuan IPTEK dengan ditemukannya pil KB
misalnya. Jadi di sini kita melihat adanya dialetika dalam fenomena ini. Ada
masalah--> masalah baru-->solusi-->masalah baru d

-Ralat- Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim

2006-04-05 Terurut Topik kila4tb1roe
Sorry Raja Henry VII tahun 1526:)

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "kila4tb1roe"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> enggak apa-apa Kok Mba Ida, memang agak seredak seruduk maklum masih
> remeng-remeng;)
> 
> Tapi memang seperti yang dijelaskan Pak Ary bahwa feminism sendiri
> enggak ujuk2 jleg ada. Sepertinya embrio dari feminsm di eropa sendiri
> seiring dengan revolusi kriten terutama dalam perkembangan "portestan".
> 
> Semisal kasus Raja Henry I dan Anne Boleyn mempengaruhi perseteruan
> antara gereja Roma Vs gereja Ingris dan perkembangan protestan pada
> saat itu terlebih Anne boleyn adalah seorang pengikut protestan. Walau
> ending nya enggak happy ending setidaknya mulai ada peran serta
> perempuan dalam tirani gereja.
> 
> Ma'af ya Mba Ida, untuk sejarah semacam ini saya juga masih pake aji
> rasa-rasa dan mungkin iya;)
> 
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "idakhouw"  wrote:
> >
> > Oya, supaya "dimensi ruang dan waktu"nya tidak kacau :) kayaknya harus
> > dipelajari juga, jenis kekristenan seperti apa yang berkembang di
> Amrik. 
> > Saya kira sudah jadi pengetahuan umum kan kalau kekristenan di Amerika
> > itu (banyak yang -sekali lagi harus tepat, krn kekristenan sangat2
> > tidak satu) coraknya konservatif? 
> > 
> > 
> > Wass,
> > Ida. 
> > 
> > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Ary Setijadi Prihatmanto"
> > >  wrote:
> > > >
> > > > Mbak Ida,
> > > > 
> > > > Saya kira mbak Kilat juga masih kontekstual kok...
> > > > 
> > > > Jangan lupa Darwin itu heboh abad 19 loh Padahal dititik
> itu, ilmu
> > > > pengetahuan (fisika) bahkan sudah sampai mengklaim "semua
sudah bisa
> > > > dijelaskan", sebelum muncul era "quantum physics".
> > > > Juga kalo lihat di Amerika itu, hak untuk memilih buat perempuan
> > > juga baru
> > > > dipertengahan abad-20. Di Eropa, juga dipertengahan abad 20
> salah satu
> > > > jargon feminisme adalah "50-50", urusan rumah tangga setengah
urusan
> > > > laki-laki, setengah urusan perempuan.  Memang, feminisme itu
muncul
> > > kerena
> > > > kondisi sosial politik yang asimetris, tapi apa yang
menyebabkan hal
> > > itu?
> > > > saya kira faktor kultur yang salah satunya "christianity" itu
cukup
> > > kuat.
> > > > Atheisme juga munculnya kan kira-kira pada era yang bersamaan.
> > > > 
> > > > Klu-Klux Klan juga karena membaca Al-Kitab dengan cara yang ngawur
> > luar
> > > > biasa bukan?
> > > > 
> > > > Kalo kita lihat peta aliansinya sekarang pun, maka secara
kasar Bush
> > > cs, itu
> > > > lawannya ya "atheist", "feminist", "gay", "nerd", "dosen" dll. +
> > Muslim
> > > > :-))
> > > > 
> > > > Bahkan sampai sekarang pun, orang-orang Amerika spt. Pat Buchanan
> > > juga masih
> > > > berusaha melegalkan Poligami atas dasar hal itu nggak pernah
> > dilarang di
> > > > Bible. Bukan masalah legal poligami atau tidaknya, tapi ketika
> > > > beragumentasinya berangkat dari Bible, alih-alih
berargumentasi ttg
> > > > kemaslahatan dan kemudaratan poligami, masih kelihatan kan bahwa
> > > paradigma
> > > > berfikirnya pun belum cukup terdekontruksi.
> > > > 
> > > > Salam
> > > > Ary
> > > >
> > >
> >
>







 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM
~-> 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim

2006-04-05 Terurut Topik kila4tb1roe
enggak apa-apa Kok Mba Ida, memang agak seredak seruduk maklum masih
remeng-remeng;)

Tapi memang seperti yang dijelaskan Pak Ary bahwa feminism sendiri
enggak ujuk2 jleg ada. Sepertinya embrio dari feminsm di eropa sendiri
seiring dengan revolusi kriten terutama dalam perkembangan "portestan".

Semisal kasus Raja Henry I dan Anne Boleyn mempengaruhi perseteruan
antara gereja Roma Vs gereja Ingris dan perkembangan protestan pada
saat itu terlebih Anne boleyn adalah seorang pengikut protestan. Walau
ending nya enggak happy ending setidaknya mulai ada peran serta
perempuan dalam tirani gereja.

Ma'af ya Mba Ida, untuk sejarah semacam ini saya juga masih pake aji
rasa-rasa dan mungkin iya;)

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "idakhouw" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Oya, supaya "dimensi ruang dan waktu"nya tidak kacau :) kayaknya harus
> dipelajari juga, jenis kekristenan seperti apa yang berkembang di
Amrik. 
> Saya kira sudah jadi pengetahuan umum kan kalau kekristenan di Amerika
> itu (banyak yang -sekali lagi harus tepat, krn kekristenan sangat2
> tidak satu) coraknya konservatif? 
> 
> 
> Wass,
> Ida. 
> 
> > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Ary Setijadi Prihatmanto"
> >  wrote:
> > >
> > > Mbak Ida,
> > > 
> > > Saya kira mbak Kilat juga masih kontekstual kok...
> > > 
> > > Jangan lupa Darwin itu heboh abad 19 loh Padahal dititik
itu, ilmu
> > > pengetahuan (fisika) bahkan sudah sampai mengklaim "semua sudah bisa
> > > dijelaskan", sebelum muncul era "quantum physics".
> > > Juga kalo lihat di Amerika itu, hak untuk memilih buat perempuan
> > juga baru
> > > dipertengahan abad-20. Di Eropa, juga dipertengahan abad 20
salah satu
> > > jargon feminisme adalah "50-50", urusan rumah tangga setengah urusan
> > > laki-laki, setengah urusan perempuan.  Memang, feminisme itu muncul
> > kerena
> > > kondisi sosial politik yang asimetris, tapi apa yang menyebabkan hal
> > itu?
> > > saya kira faktor kultur yang salah satunya "christianity" itu cukup
> > kuat.
> > > Atheisme juga munculnya kan kira-kira pada era yang bersamaan.
> > > 
> > > Klu-Klux Klan juga karena membaca Al-Kitab dengan cara yang ngawur
> luar
> > > biasa bukan?
> > > 
> > > Kalo kita lihat peta aliansinya sekarang pun, maka secara kasar Bush
> > cs, itu
> > > lawannya ya "atheist", "feminist", "gay", "nerd", "dosen" dll. +
> Muslim
> > > :-))
> > > 
> > > Bahkan sampai sekarang pun, orang-orang Amerika spt. Pat Buchanan
> > juga masih
> > > berusaha melegalkan Poligami atas dasar hal itu nggak pernah
> dilarang di
> > > Bible. Bukan masalah legal poligami atau tidaknya, tapi ketika
> > > beragumentasinya berangkat dari Bible, alih-alih berargumentasi ttg
> > > kemaslahatan dan kemudaratan poligami, masih kelihatan kan bahwa
> > paradigma
> > > berfikirnya pun belum cukup terdekontruksi.
> > > 
> > > Salam
> > > Ary
> > >
> >
>






Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim

2006-04-05 Terurut Topik idakhouw
Oya, supaya "dimensi ruang dan waktu"nya tidak kacau :) kayaknya harus
dipelajari juga, jenis kekristenan seperti apa yang berkembang di Amrik. 
Saya kira sudah jadi pengetahuan umum kan kalau kekristenan di Amerika
itu (banyak yang -sekali lagi harus tepat, krn kekristenan sangat2
tidak satu) coraknya konservatif? 


Wass,
Ida. 

> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Ary Setijadi Prihatmanto"
>  wrote:
> >
> > Mbak Ida,
> > 
> > Saya kira mbak Kilat juga masih kontekstual kok...
> > 
> > Jangan lupa Darwin itu heboh abad 19 loh Padahal dititik itu, ilmu
> > pengetahuan (fisika) bahkan sudah sampai mengklaim "semua sudah bisa
> > dijelaskan", sebelum muncul era "quantum physics".
> > Juga kalo lihat di Amerika itu, hak untuk memilih buat perempuan
> juga baru
> > dipertengahan abad-20. Di Eropa, juga dipertengahan abad 20 salah satu
> > jargon feminisme adalah "50-50", urusan rumah tangga setengah urusan
> > laki-laki, setengah urusan perempuan.  Memang, feminisme itu muncul
> kerena
> > kondisi sosial politik yang asimetris, tapi apa yang menyebabkan hal
> itu?
> > saya kira faktor kultur yang salah satunya "christianity" itu cukup
> kuat.
> > Atheisme juga munculnya kan kira-kira pada era yang bersamaan.
> > 
> > Klu-Klux Klan juga karena membaca Al-Kitab dengan cara yang ngawur
luar
> > biasa bukan?
> > 
> > Kalo kita lihat peta aliansinya sekarang pun, maka secara kasar Bush
> cs, itu
> > lawannya ya "atheist", "feminist", "gay", "nerd", "dosen" dll. +
Muslim
> > :-))
> > 
> > Bahkan sampai sekarang pun, orang-orang Amerika spt. Pat Buchanan
> juga masih
> > berusaha melegalkan Poligami atas dasar hal itu nggak pernah
dilarang di
> > Bible. Bukan masalah legal poligami atau tidaknya, tapi ketika
> > beragumentasinya berangkat dari Bible, alih-alih berargumentasi ttg
> > kemaslahatan dan kemudaratan poligami, masih kelihatan kan bahwa
> paradigma
> > berfikirnya pun belum cukup terdekontruksi.
> > 
> > Salam
> > Ary
> >
>






Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim - Feminism in many forms

2006-04-05 Terurut Topik idakhouw
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Ary Setijadi Prihatmanto"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> ;-))
> Sampe segininya ya...


Iya udah sampe segini :) soale kayaknya Mas Ary udah di taraf tai-chi
master ya, teknik olah napasnya luar biasa :))


> Terímakasih atas artikelnya, kalo nggak salah pernah juga dipost
disini ;-))


Hehehe,,, lagi2 diminta bongkar arsip. WM memang topff :)

> 
> Kalo di WM nggak usah ragu-ragu mbak Ida, Anda posting apa saja,
asal bukan
> porno,  nggak akan dimarahin.
> Tapi ya jangan marah kalo "didekon" juga...kan demi kebaikan bersama
> :-D

Kalau semangatnya saling "dekon.", nggak asyik ah :)
Sedikit cerita, salah satu hal yang bikin saya sangat dekat dengan
kawan muslimah yg saya cerita di email lalu itu krn kami sama2 tulus,
 ngobrol apa adanya, tidak ada semangat saling membela agama sendiri,
menghantam lainnya, misalnya. 

Wah, seharusnya saya ikut jejak Mbak Herni dari kapan2, tapi WM memang
mengasyikkan nih :)

Salim,
Ida






Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim

2006-04-05 Terurut Topik idakhouw
Mas Ary ysh :)

Saya sih ngga niat bela agama mana2 nih. Saya mengungkapkan apa yg
saya tahu, dan belajar selalu kritis berkait dimensi ruang dan waktu
*_^^ supaya tidak anachronistic.

Tanggapan Mas Ary jadi mendorong saya buat neliti lagi first-second
wave fem. itu, konteksnya masyarakatnya gimana seluruh dimensinya
(juga segi keberagamaannya), terus terang saya tidak terlalu perhatian
ke sudut historisnya. Sejauh yg saya baca sih agama bukan isunya. 

Kalau Mas Ary ada data gimana kehidupan beragama di Amerika tahun
50-70an, saat feminism sedang gencar2nya, ya didiskusikan saja. Apa
iya kekristenan saat itu sangat2 anti perempuan seperti di abad gelap
Eropa? Sorry saya tidak mendalami sejarah Amerika. Bahwa agama sangat
androcentric (sampai sekarang), bukannya kita sudah sepakat? 

Cheers, 
Ida.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Ary Setijadi Prihatmanto"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Mbak Ida,
> 
> Saya kira mbak Kilat juga masih kontekstual kok...
> 
> Jangan lupa Darwin itu heboh abad 19 loh Padahal dititik itu, ilmu
> pengetahuan (fisika) bahkan sudah sampai mengklaim "semua sudah bisa
> dijelaskan", sebelum muncul era "quantum physics".
> Juga kalo lihat di Amerika itu, hak untuk memilih buat perempuan
juga baru
> dipertengahan abad-20. Di Eropa, juga dipertengahan abad 20 salah satu
> jargon feminisme adalah "50-50", urusan rumah tangga setengah urusan
> laki-laki, setengah urusan perempuan.  Memang, feminisme itu muncul
kerena
> kondisi sosial politik yang asimetris, tapi apa yang menyebabkan hal
itu?
> saya kira faktor kultur yang salah satunya "christianity" itu cukup
kuat.
> Atheisme juga munculnya kan kira-kira pada era yang bersamaan.
> 
> Klu-Klux Klan juga karena membaca Al-Kitab dengan cara yang ngawur luar
> biasa bukan?
> 
> Kalo kita lihat peta aliansinya sekarang pun, maka secara kasar Bush
cs, itu
> lawannya ya "atheist", "feminist", "gay", "nerd", "dosen" dll. + Muslim
> :-))
> 
> Bahkan sampai sekarang pun, orang-orang Amerika spt. Pat Buchanan
juga masih
> berusaha melegalkan Poligami atas dasar hal itu nggak pernah dilarang di
> Bible. Bukan masalah legal poligami atau tidaknya, tapi ketika
> beragumentasinya berangkat dari Bible, alih-alih berargumentasi ttg
> kemaslahatan dan kemudaratan poligami, masih kelihatan kan bahwa
paradigma
> berfikirnya pun belum cukup terdekontruksi.
> 
> Salam
> Ary
> 







 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM
~-> 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





Re: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim

2006-04-04 Terurut Topik Ary Setijadi Prihatmanto
Mbak Ida,

Saya kira mbak Kilat juga masih kontekstual kok...

Jangan lupa Darwin itu heboh abad 19 loh Padahal dititik itu, ilmu
pengetahuan (fisika) bahkan sudah sampai mengklaim "semua sudah bisa
dijelaskan", sebelum muncul era "quantum physics".
Juga kalo lihat di Amerika itu, hak untuk memilih buat perempuan juga baru
dipertengahan abad-20. Di Eropa, juga dipertengahan abad 20 salah satu
jargon feminisme adalah "50-50", urusan rumah tangga setengah urusan
laki-laki, setengah urusan perempuan.  Memang, feminisme itu muncul kerena
kondisi sosial politik yang asimetris, tapi apa yang menyebabkan hal itu?
saya kira faktor kultur yang salah satunya "christianity" itu cukup kuat.
Atheisme juga munculnya kan kira-kira pada era yang bersamaan.

Klu-Klux Klan juga karena membaca Al-Kitab dengan cara yang ngawur luar
biasa bukan?

Kalo kita lihat peta aliansinya sekarang pun, maka secara kasar Bush cs, itu
lawannya ya "atheist", "feminist", "gay", "nerd", "dosen" dll. + Muslim
:-))

Bahkan sampai sekarang pun, orang-orang Amerika spt. Pat Buchanan juga masih
berusaha melegalkan Poligami atas dasar hal itu nggak pernah dilarang di
Bible. Bukan masalah legal poligami atau tidaknya, tapi ketika
beragumentasinya berangkat dari Bible, alih-alih berargumentasi ttg
kemaslahatan dan kemudaratan poligami, masih kelihatan kan bahwa paradigma
berfikirnya pun belum cukup terdekontruksi.

Salam
Ary


- Original Message - 
From: "idakhouw" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Tuesday, April 04, 2006 9:18 PM
Subject: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim


> Hapunten pisan nih Teh Kilat, jangan tersinggung ya...
>
> Kalau ahli sejarah mah bilang Teh Kilat berpikirnya secara
> anachronistic (singkatnya mah kurang kontekstual kitu?).
>
> Jaman [tertindas banget..banget akibat dari pemahaman agama
> (kristen) yang keliru ;] itu bukannya di abad kegelapan sampai abad??
> selebihnya memang ada era puritanism (sorry saya tidak menguasai
> sejarah Eropa). Sedangkan feminism kan baru muncul pertengahan abad
> 20. Dan sekali lagi, feminism itu GERAKAN POLITIK berangkat dari
> KONDISI SOSIAL POLITIK yang asimetris buat perempuan (di sini titik
> anachronistic-nya Mbak Kilat).
>
> Lalu ketika feminism mengkritik agama (Kristen) pun fokusnya ke kritik
> teks, membaca Kitab Suci secara baru, walau sebetulnya hermeunetika
> sudah lama diterapkan sebelum era feminism, namun di mata feminis, itu
> belum cukup krn ilmu pengetahuan *melirik ke Mbak Herni* juga
> androcentric.
>
> Mungkin Ni Londo bisa bantu jelaskan, saya sudah agak kewalahan nih :)
> sebab setahu saya masa kegelapan itu sudah tercatat jelas dalam
> sejarah Eropa, siapa saja yang bersinggungan dengan studi sejarah
> Eropa pasti akan encounter issue ini (memang sih tergantung fokus ke
> era mana). Tidak mungkin bisa ditutup-tutupi.
>
> Saya tidak tahu, apa orang Eropa merasa bersalah tentang itu, atau
> perasaannya biasa-biasa saja sama seperti saat kita membaca sejarah
> negeri kita yang juga banyak pertumpahan darah (terutama waktu
> kerajaan satu menumpaskan kerajaan lain, yang juga ada faktor agama)?
>
> Gitu aja tambahannya Teh Kilat :)
> Ida.
>
> -- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "kila4tb1roe" <[EMAIL PROTECTED]>
> wrote:
> >
> > Nimbrung ya Mba;)
> >
> > Memang ada semacam stigma yang berlaku dan dipercaya pada umumnya
> > bahwa feminism berasal dari barat, kalau saya tidak salah memang
> > kondisi perempuan di barat dalam kondisi tertindas banget..banget
> > akibat dari pemahaman agama (kristen) yang keliru. Ketika kitab Taurat
> >  (perjanjian lama) dan juga Injil (perjanjian baru) dipahami secara
> > literal maka kondisi perempuan semakin terpuruk.
> >
> > Kalau dalam pribahasa sunda mah, saleutik-leutikna sireum lamun di
> > jejek-jejek teuing mah pasti ngegel. Begitu juga dengan perempuan
> > dibarat ketika benar-benar dalam kondisi tertindas maka kekuatan
> > minoritas ini akhirnya bangkit melawan dominasi patriaki.
> >
> > Semangat pembebasan perempuan barat tentu disesuaikan dengan akar
> > budaya dan kondisi alam setempat. Sayangnya bentuk feminism yang
> > berasal dari barat di nilai tidak cocok dengan akar budaya dan kondisi
> > alam dimasyrakat lain menimbulkan penolakan terhadap semangat feminism
> > itu sendiri. Padahal bentuk2 feminism bisa saja berbeda hanya saja
> > semangat feminism sama, sama-sama mencapai keadilan.
>
>
>
>
>
>
>
> Milis Wanita Muslimah
> Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
> Situs Web: http://www.wa

Re: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim - Feminism in many forms

2006-04-04 Terurut Topik Ary Setijadi Prihatmanto
;-))
Sampe segininya ya...
ya sudah aku mencoba diem saja...

Terímakasih atas artikelnya, kalo nggak salah pernah juga dipost disini ;-))

Kalo di WM nggak usah ragu-ragu mbak Ida, Anda posting apa saja, asal bukan
porno,  nggak akan dimarahin.
Tapi ya jangan marah kalo "didekon" juga...kan demi kebaikan bersama
:-D

Wasalam
Ary


- Original Message - 
From: "idakhouw" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Tuesday, April 04, 2006 9:38 PM
Subject: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim - Feminism
in many forms


Masya Allaaa,,, Mas Ary ini memang ahli mencuri napas :)
Konon Mernissi lebih kontroversial ya? hehehe ntar saya disuruh
bongkar arsip WM lagi :)

Btw, ini ada artikel lawas ttg dekon. itu, awalnya saya ragu
copy-paste krn penulisnya non-muslim. Tapi kalau sekedar lontaran
pemikiran saya kira open open saja kan mind-nya? lagipula ngga ada
semangat anti dan semacamnya.

Saya juga harus permisi nih seperti Mbak Herni :) apalagi kalau yang
munculnya Mas Ary lagi tobat deh, nggak kuat napas hehehe

Salam,
Ida

-
Abu Zayd dan Politik Penafsiran
Tanggal dimuat: 27/9/2004
MENURUT saya, tepat pada soal politik penafsiran itulah Nasr Hamid Abu
Zayd memberi kontribusi yang sangat penting. Ia memberi alat analisa
untuk membongkar protokol pembacaan teks-teks agama yang selama ini
ditutup-tutupi, atau didaku sebagai bagian wacana keagamaan itu
sendiri, dan karenanya punya derajat ontologis lebih tinggi.

Oleh: Trisno S. Sutanto
APA yang terjadi ketika suatu wacana dituliskan menjadi teks? Dan apa
yang berlangsung ketika seseorang atau suatu komunitas membaca sebuah
teks? Teks apa saja: potongan surat cinta, naskah artikel koran,
outline karangan ilmiah, transkripsi wawancara, catatan kuliah... Teks
apa saja, tentang apa saja, oleh siapa saja. Termasuk bisikan Jibril
yang dituliskan Lia Aminudin. Jangan tanya apakah benar atau tidak
malaikat Jibril (atau Gabriel dalam tradisi Kristen) benar-benar
berbisik. Itu bukan persoalannya, setidaknya untuk esai ini.

Mengikuti Riceour, filsuf kontemporer Prancis, ketika suatu wacana
dituliskan, yang terjadi sesungguhnya adalah pelestarian "makna
wacana", bukan "peristiwa-wacana" itu sendiri; the said, bukan the
saying. Dengan fiksasi itu, teks-teks tadi memperoleh otonominya yang
rangkap empat: otonom dari maksud (intention) pengarang; otonom dari
konteks sosio-historis awal yang melatarinya; otonom dari situasi
tatap muka yang menandai situasi dialog; dan akhirnya, otonom dari
kelompok sasaran (addresse) awalnya. Serentak dengan itu, teks menjadi
sesuatu yang pasti, sudah fixed.

Sifat otonomi teks di atas tentu punya konsekuensi-konsekuensi radikal
bagi siapa pun yang bergulat dengan penafsiran teks, termasuk
teks-teks yang kemudian disebut Kitab Suci. Otonomi teks, yang menurut
Ricoeur merupakan ciri konstitutif tekstualitas suatu teks, membuat
prinsip penafsiran setiap teks terbuka dan menihilkan upaya
menunggalkan tafsir. Setelah dituliskan, setiap teks punya karir
sendiri yang selalu mrucut dari maksud pengarang: ia dapat
dide-kontekstualisasi (dan sekaligus dire-kontekstualisasi!) dalam
situasi yang baru, menjumpai para pembaca baru yang berada di luar
kelompok sasaran awal, dan dengan itu memproduksi makna-makna yang tak
pernah dapat diduga-apalagi dikontrol-sebelumnya. Surat menyurat putri
bangsawan Jawa pada teman-temannya pada pergantian abad lalu, ketika
diterbitkan dapat menjadi pralambang menyingsingnya ufuk kesadaran
yang menerangi kegelapan (Habis Gelap Terbitlah Terang), menjadi teks
dasar "Feminisme dan Nasionalisme" (sic!), atau sekadar raison d'etre
kewajiban berkebaya dan bersanggul setiap tanggal 22 April.

***



SAYA tidak bermaksud sinis pada surat-surat Kartini yang terus memukau
itu. Teks-teks itu-saya yakin tanpa disadari atau dikehendaki Kartini
sendiri sebagai pengarang-sudah punya karir sendiri yang mengatasi
horison maksud sang pengarang, didekontekstualisasi dan
direkontekstualisasi, dan (akan tetap) menemukan pembaca-pembaca barunya.

Kompleksitas tafsir teks-teks yang kemudian disebut Kitab Suci tentu
jauh lebih problematis ketimbang surat-surat Kartini. Bukan karena
teks-teks Kitab Suci memiliki derajat ontologis lebih tinggi
("wahyu"), tapi juga karena jurang sejarah yang membentang antara
pembaca dengan teks itu yang sangat lebar. Pembaca tidak dapat begitu
saja menyeberangi jurang sejarah itu untuk menarik keluar (exe-gese)
makna, lalu menyeberangkannya lagi ke dunia sang pembaca. Pra-andaian
naif seperti itu, yang dulu pernah mendominasi metode tafsir
positivistik, sudah lama ditolak. Sebab, ketika saya sebagai pembaca,
menyeberangi jurang sejarah itu, saya membawa seluruh keberadaan saya
untuk masuk ke dalam teks (eise-gese). Jadi setiap exegese ternyata
sekaligus eisegese.

Seorang ahli Biblika pernah mengibaratkan posisi kita, sang pembaca,
sebagai orang ketiga yang sedang menguping percakapan pengaran

Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim

2006-04-04 Terurut Topik idakhouw
Hapunten pisan nih Teh Kilat, jangan tersinggung ya...

Kalau ahli sejarah mah bilang Teh Kilat berpikirnya secara
anachronistic (singkatnya mah kurang kontekstual kitu?).

Jaman [tertindas banget..banget akibat dari pemahaman agama
(kristen) yang keliru ;] itu bukannya di abad kegelapan sampai abad??
selebihnya memang ada era puritanism (sorry saya tidak menguasai
sejarah Eropa). Sedangkan feminism kan baru muncul pertengahan abad
20. Dan sekali lagi, feminism itu GERAKAN POLITIK berangkat dari
KONDISI SOSIAL POLITIK yang asimetris buat perempuan (di sini titik
anachronistic-nya Mbak Kilat). 

Lalu ketika feminism mengkritik agama (Kristen) pun fokusnya ke kritik
teks, membaca Kitab Suci secara baru, walau sebetulnya hermeunetika
sudah lama diterapkan sebelum era feminism, namun di mata feminis, itu
belum cukup krn ilmu pengetahuan *melirik ke Mbak Herni* juga
androcentric. 

Mungkin Ni Londo bisa bantu jelaskan, saya sudah agak kewalahan nih :)
sebab setahu saya masa kegelapan itu sudah tercatat jelas dalam
sejarah Eropa, siapa saja yang bersinggungan dengan studi sejarah
Eropa pasti akan encounter issue ini (memang sih tergantung fokus ke
era mana). Tidak mungkin bisa ditutup-tutupi. 

Saya tidak tahu, apa orang Eropa merasa bersalah tentang itu, atau
perasaannya biasa-biasa saja sama seperti saat kita membaca sejarah
negeri kita yang juga banyak pertumpahan darah (terutama waktu
kerajaan satu menumpaskan kerajaan lain, yang juga ada faktor agama)?

Gitu aja tambahannya Teh Kilat :)
Ida. 

-- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "kila4tb1roe" <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:
>
> Nimbrung ya Mba;)
> 
> Memang ada semacam stigma yang berlaku dan dipercaya pada umumnya
> bahwa feminism berasal dari barat, kalau saya tidak salah memang
> kondisi perempuan di barat dalam kondisi tertindas banget..banget
> akibat dari pemahaman agama (kristen) yang keliru. Ketika kitab Taurat
>  (perjanjian lama) dan juga Injil (perjanjian baru) dipahami secara
> literal maka kondisi perempuan semakin terpuruk.
> 
> Kalau dalam pribahasa sunda mah, saleutik-leutikna sireum lamun di
> jejek-jejek teuing mah pasti ngegel. Begitu juga dengan perempuan
> dibarat ketika benar-benar dalam kondisi tertindas maka kekuatan
> minoritas ini akhirnya bangkit melawan dominasi patriaki.
> 
> Semangat pembebasan perempuan barat tentu disesuaikan dengan akar
> budaya dan kondisi alam setempat. Sayangnya bentuk feminism yang
> berasal dari barat di nilai tidak cocok dengan akar budaya dan kondisi
> alam dimasyrakat lain menimbulkan penolakan terhadap semangat feminism
> itu sendiri. Padahal bentuk2 feminism bisa saja berbeda hanya saja
> semangat feminism sama, sama-sama mencapai keadilan.







Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim - Feminism in many forms

2006-04-04 Terurut Topik idakhouw
Masya Allaaa,,, Mas Ary ini memang ahli mencuri napas :) 
Konon Mernissi lebih kontroversial ya? hehehe ntar saya disuruh
bongkar arsip WM lagi :) 

Btw, ini ada artikel lawas ttg dekon. itu, awalnya saya ragu
copy-paste krn penulisnya non-muslim. Tapi kalau sekedar lontaran
pemikiran saya kira open open saja kan mind-nya? lagipula ngga ada
semangat anti dan semacamnya. 

Saya juga harus permisi nih seperti Mbak Herni :) apalagi kalau yang
munculnya Mas Ary lagi tobat deh, nggak kuat napas hehehe 

Salam,
Ida

-
Abu Zayd dan Politik Penafsiran
Tanggal dimuat: 27/9/2004
MENURUT saya, tepat pada soal politik penafsiran itulah Nasr Hamid Abu
Zayd memberi kontribusi yang sangat penting. Ia memberi alat analisa
untuk membongkar protokol pembacaan teks-teks agama yang selama ini
ditutup-tutupi, atau didaku sebagai bagian wacana keagamaan itu
sendiri, dan karenanya punya derajat ontologis lebih tinggi.

Oleh: Trisno S. Sutanto
APA yang terjadi ketika suatu wacana dituliskan menjadi teks? Dan apa
yang berlangsung ketika seseorang atau suatu komunitas membaca sebuah
teks? Teks apa saja: potongan surat cinta, naskah artikel koran,
outline karangan ilmiah, transkripsi wawancara, catatan kuliah... Teks
apa saja, tentang apa saja, oleh siapa saja. Termasuk bisikan Jibril
yang dituliskan Lia Aminudin. Jangan tanya apakah benar atau tidak
malaikat Jibril (atau Gabriel dalam tradisi Kristen) benar-benar
berbisik. Itu bukan persoalannya, setidaknya untuk esai ini. 

Mengikuti Riceour, filsuf kontemporer Prancis, ketika suatu wacana
dituliskan, yang terjadi sesungguhnya adalah pelestarian "makna
wacana", bukan "peristiwa-wacana" itu sendiri; the said, bukan the
saying. Dengan fiksasi itu, teks-teks tadi memperoleh otonominya yang
rangkap empat: otonom dari maksud (intention) pengarang; otonom dari
konteks sosio-historis awal yang melatarinya; otonom dari situasi
tatap muka yang menandai situasi dialog; dan akhirnya, otonom dari
kelompok sasaran (addresse) awalnya. Serentak dengan itu, teks menjadi
sesuatu yang pasti, sudah fixed.

Sifat otonomi teks di atas tentu punya konsekuensi-konsekuensi radikal
bagi siapa pun yang bergulat dengan penafsiran teks, termasuk
teks-teks yang kemudian disebut Kitab Suci. Otonomi teks, yang menurut
Ricoeur merupakan ciri konstitutif tekstualitas suatu teks, membuat
prinsip penafsiran setiap teks terbuka dan menihilkan upaya
menunggalkan tafsir. Setelah dituliskan, setiap teks punya karir
sendiri yang selalu mrucut dari maksud pengarang: ia dapat
dide-kontekstualisasi (dan sekaligus dire-kontekstualisasi!) dalam
situasi yang baru, menjumpai para pembaca baru yang berada di luar
kelompok sasaran awal, dan dengan itu memproduksi makna-makna yang tak
pernah dapat diduga—apalagi dikontrol—sebelumnya. Surat menyurat putri
bangsawan Jawa pada teman-temannya pada pergantian abad lalu, ketika
diterbitkan dapat menjadi pralambang menyingsingnya ufuk kesadaran
yang menerangi kegelapan (Habis Gelap Terbitlah Terang), menjadi teks
dasar "Feminisme dan Nasionalisme" (sic!), atau sekadar raison d'être
kewajiban berkebaya dan bersanggul setiap tanggal 22 April.

***



SAYA tidak bermaksud sinis pada surat-surat Kartini yang terus memukau
itu. Teks-teks itu—saya yakin tanpa disadari atau dikehendaki Kartini
sendiri sebagai pengarang—sudah punya karir sendiri yang mengatasi
horison maksud sang pengarang, didekontekstualisasi dan
direkontekstualisasi, dan (akan tetap) menemukan pembaca-pembaca barunya. 

Kompleksitas tafsir teks-teks yang kemudian disebut Kitab Suci tentu
jauh lebih problematis ketimbang surat-surat Kartini. Bukan karena
teks-teks Kitab Suci memiliki derajat ontologis lebih tinggi
("wahyu"), tapi juga karena jurang sejarah yang membentang antara
pembaca dengan teks itu yang sangat lebar. Pembaca tidak dapat begitu
saja menyeberangi jurang sejarah itu untuk menarik keluar (exe-gese)
makna, lalu menyeberangkannya lagi ke dunia sang pembaca. Pra-andaian
naif seperti itu, yang dulu pernah mendominasi metode tafsir
positivistik, sudah lama ditolak. Sebab, ketika saya sebagai pembaca,
menyeberangi jurang sejarah itu, saya membawa seluruh keberadaan saya
untuk masuk ke dalam teks (eise-gese). Jadi setiap exegese ternyata
sekaligus eisegese. 

Seorang ahli Biblika pernah mengibaratkan posisi kita, sang pembaca,
sebagai orang ketiga yang sedang menguping percakapan pengarang (atau
editor) Kitab Suci dengan audience atau addresse awalnya. Dunia
percakapan awal itu merupakan dunia tertutup yang tak pernah
mengandaikan adanya kita, pembaca yang menemukan teks itu ribuan tahun
kemudian. 

Karena itu, ketika saya—seorang Indonesia yang kebetulan beragama
Kristen dan tinggal di Jakarta pada abad ke-21—membaca perintah Isa,
"Bertobatlah! Sebab Kerajaan Allah sudah dekat", saya bagaikan
penguping yang mencuri dengar obrolan Isa (atau penulis Injil) dengan
umat Yahudi pada zamannya, sekitar 20 abad lalu. Di situ seluruh
kompleksitas ruang hermeneutis terbentang lebar: ada proses

Re: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim - Feminism in many forms

2006-04-04 Terurut Topik Ary Setijadi Prihatmanto

- Original Message - 
From: "idakhouw" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Tuesday, April 04, 2006 8:44 PM
Subject: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim - Feminism
in many forms


> W,,, boleh juga nih Pak Wida loncatannya :) gimana kalau Bu Wadud
> bergerak lebih lanjut (atau sudah?): dekonstruksi teks? :-)
>

mbak Ida,

FYI, kalo-kalo belum tahu...
Ibu Waduud ini dosen di PT di Amerika. Walaupun sebetulnya sudah banyak
ide-ide dari beliau, tapi baru kedengeran tahun lalu karena sempet buat
kejutan dengan sholat Jumat yang mengimplementasi pemikiran-pemikiran beliau
yang diimami oleh beliau sendiri.

Jadi soal dekontruksi "tafsir" atas teks, itu sudah biasa bagi beliau...

Salam
Ary



 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM
~-> 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim - Feminism in many forms

2006-04-04 Terurut Topik idakhouw
W,,, boleh juga nih Pak Wida loncatannya :) gimana kalau Bu Wadud
bergerak lebih lanjut (atau sudah?): dekonstruksi teks? :-)

Mbak Herni, kalau Foucault masuk arena, perumpamaan pisau saya yg
kemarin bisa digugat tuh :) hehehe masalahnya saya ngga seberani
Nabi Muhammad bikin transformasi sosial :) ya gradual saja lah :!

Soal Scott, saya sempat iseng lihat2 di kamus feminism/post
feminismnya Gamble, nama itu ngga ketemu. Kalau Harding kan memang
sudah diakui sebagai influential thinkernya feminism (bahkan namanya
disebut bersamaan dengan Foucault -central dalam epistemologi- dan
Edward Said -untuk post col.nya, selain Spivak tentu saja). 
Kritik terhadap hegemoni ilmu pengetahuan kan pokok kritiknya Harding
kalau nggak salah (kayaknya lebih dari 2 buku dia fokus ke kritik ini?).  

Yang Fraser belum baca, Mbak, boljug tuh bagi2 kapan2. 

Selamat ujian Mbak Herni (kok dah punya kantor masih ujian? :)
Ida.
 
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote:
>
> Coba baca bukunya Amina Wadud yang berjudul Tafsir Qur'an menurut 
> Perempuan, terbitan Serambi. Sebagai tambahan wawasan. Mungkin seperti 
> Amina Wadud itu akan disebut Feminis Islam?
>
> Herni Sri Nurbayanti <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>   Mas Ary,
> 
> Ada artikel yg menarik soal kenapa akhirnya feminisme muncul ke dunia
> ini sebagai bentuk kritik thd hegemoni pengetahuan (pake knowledge and
> power nya foucault tentu saja) dan bagaimana pada titik tertentu,
> feminisme bisa menjadi sesuatu yg menghegemoni juga (contohnya
> hegemoni feminisme barat thd feminisme di negara dunia ketiga), itulah
> menariknya dunia feminisme (buat saya), cukup fair gitu lho dalam
> memahami perbedaan di antara mereka dan juga melakukan otokritik :-)
> Trendnya sekarang (dan tantangannya dari dulu) adalah menghasilkan
> wacana2 feminisme ala kita sendiri kok. Dan dalam level ini, saya kira
> mas Ary dan mbak Ida sebenarnya sepakat :-) Persoalan merefer ke
> hasil2 karya feminis sebelumnya, lha kan sudah disebut oleh Mbak Mia
> sbg suatu bentuk penghargaan. Toh pikiran itu berkembang, tapi utk
> bisa berkembang harus ada mereka2 yg berani terlebih dulu mendobrak.
> Itu cuma bagaimana kita menghargai dan memaknai sejarah saja, bukan
> berarti lantas jadi orang yg mengagungkan dan berorientasi pada
> sejarah masa lalu saja.
> 
> Menurut saya, sumbangsih feminisme yg bisa digunakan buat 'feminis2'
> Islam muda di WM (yg jelas bukan saya, hehehe...) adalah menggunakan
> alat analisa yg mereka sudah buat. Ini yg saya kira sudah terlihat,
> sudah agak tersistematisasi tinggal dipoles saja :-) Toh, feminisme
> pada dasarnya masuk dlm keluarga besar ilmu pengetahuan bukan? :-)
> Kalaupun kita bicara dlm tataran praktek, tetap ada yg bisa diuraikan
> dan dianalisa secara ilmiah dan kritis.
> 
> Soal dikotomis, lha itu pentingnya utk "thinking out of the box", utk
> berpikir beyond dichotomy thinking. Saya melihat pemikiran dikotomis
> itu juga pada di postingannya member baru kita, mbak flora yg
> mengdikotomikan feminisme dan islam serta wanita karir dan ibu rumah
> tangga. Lha, persoalannya bukan disitu. Feminis juga ada yg
> membicarakan soal pekerjaan ibu rumah tangga lho (istilah kerennya
> "care work") dan bagaimana cara yg terbaik utk menghargai 'care work'
> ini secara sosial sehingga frase "penghargaan terhadap perempuan" atau
> "menghargai perempuan" menjadi benar2 bermakna :-). Dalam konteks ini,
> saya gak liat dimana bertentangannya antara pemikiran feminisne dng
> nilai2 penghargaan thd perempuan yg dibawa Islam :-) Makanya, jangan2
> mbak flora tidak jeli dalam melihat wacana2 feminisme yg berkembang
> :-) dan menempatkan awal kariernya sbg ibu rumah tangga sbg suatu
> moment "pembebasan". 
> 
> Kebetulan kemarin baru saja baca artikel2 yg menarik soal ini. Mbak
> Ida, tulisannya Nancy Fraser itu lho, sudah baca ya? Tentang model
> univesal care giver yg dia tawarkan plus seven principlesnya yg
> dipakai utk menganalisa gender equality. Rekomendasinya yg juga
> melibatkan perempuan dan laki2. Buat saya, ini salah satu contoh
> pemikiran yg thinking out of the box, to go beyond the dichotomies (yg
> seringkali kita buat sendiri). Pada level inilah, pemikiran spt ini
> menjadi 'radikal' (in a good/positive way), maksute jelas bukan
> 'radikal' seperti yg selalu disebut2 mas janoko :-) 
> 
> Tapi ntar aja deh ya postingnya. Bukannya kehabisan nafas, tapi
> sekarang lagi musim ujian, hehehehe abis ujian aje kali ye?
> Biasalah, dari dulu ampe sekarang, sistem SKS mulu :-) lagian, udah
> ngantuk :-)
> 
> Ps. Scott yg kemarin belum nemu, mbak. Eh, ternyata ada dua Scott ya?
> hehehehe...
> 
> 
> wassalam,
> 






Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:kelu

Re: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim - Feminism in many forms

2006-04-04 Terurut Topik Ari Condro
walah, aku kok baru tahu kalo saudi ini termasuk radical feminist ?  oom
jano ko iye kepriben toh ?

salam,
Ari Condro

- Original Message -
From: "Mia" <[EMAIL PROTECTED]>
Iya, ngeri ya Pak Jano - pemisahan total kayak di Saudi Arabia kan??
hehehe..



 jano ko <[EMAIL PROTECTED]>
Ngeri engga tuch, some radical feminist advocate separatism - a
complete separation of male and female in society and culture.






Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim - Feminism in many forms

2006-04-04 Terurut Topik Mia
Iya, ngeri ya Pak Jano - pemisahan total kayak di Saudi Arabia kan??
hehehe..

salam
Mia

 
> jano ko <[EMAIL PROTECTED]> 

> Ngeri engga tuch, some radical feminist advocate separatism - a 
complete 
> separation of male and female in society and culture.
>  
>   Selamat menunaikan ibadah ujian, semoga sukses selalu dan ilmunya 
> bermanfaat.
>  
>   wassalam
>  






Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim

2006-04-04 Terurut Topik ariel
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Ary Setijadi Prihatmanto"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:


> 
> Bahkan dalam posting terakhir mbak Flora, bukunya Pak Quraish Shihab
yang
> sebetulnya hanya berusaha membuat peta pendapat pun ternyata berusaha
> dinafikkan dengan ditarik ke salah satu titik ekstrim itu.
> 

kalau kata pepatah beken 'you are either with us or not' :))~
 
salam,
-ariel-





Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim

2006-04-04 Terurut Topik Ary Setijadi Prihatmanto

- Original Message - 
From: "Herni Sri Nurbayanti" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Tuesday, April 04, 2006 2:55 AM
Subject: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim


(deleted)
> Soal dikotomis, lha itu pentingnya utk "thinking out of the box", utk
> berpikir beyond dichotomy thinking. Saya melihat pemikiran dikotomis
> itu juga pada di postingannya member baru kita, mbak flora yg
> mengdikotomikan feminisme dan islam serta wanita karir dan ibu rumah
> tangga. Lha, persoalannya bukan disitu. Feminis juga ada yg
> membicarakan soal pekerjaan ibu rumah tangga lho (istilah kerennya
> "care work") dan bagaimana cara yg terbaik utk menghargai 'care work'
> ini secara sosial sehingga frase "penghargaan terhadap perempuan" atau
> "menghargai perempuan" menjadi benar2 bermakna :-). Dalam konteks ini,
> saya gak liat dimana bertentangannya antara pemikiran feminisne dng
> nilai2 penghargaan thd perempuan yg dibawa Islam :-) Makanya, jangan2
> mbak flora tidak jeli dalam melihat wacana2 feminisme yg berkembang
> :-) dan menempatkan awal kariernya sbg ibu rumah tangga sbg suatu
> moment "pembebasan".
>

He he he he kasus mbak Flora ini contoh yang baik ttg apa yang saya sebut
the "battle of extrimist".
"Extrimist" di sini bukan bermakna negatif lho, hanya ilustrasi posisi dalam
diskusi di titik2 yang dikotomis.
Dan benang merahnya terkait dengan posting Bung Sarinesia yang nanda-nya ada
di ujung yang satu.
Memang begitu biasanyaekstrimist lawannya ekstrimist, non-dikotomis mati
ditengah2. :))

Akibatnya diskusi yang sebetulnya sudah cukup baik dibangun di WM ttg
jilbab, spt. yang diuraikan oleh Ustadz Chodjim, mbak Kilat, mbak Chae,
pragmatismenya mbak Mei, dll,  yang saya anggap sebetulnya merangkum apa-apa
yang ada di bukunya Pak Quraish Shihab, seperti tidak pernah ada. Diskusinya
mandek di titik yang sama, status quo gencatan senjata diantara dua titik
ekstrim.

Bahkan dalam posting terakhir mbak Flora, bukunya Pak Quraish Shihab yang
sebetulnya hanya berusaha membuat peta pendapat pun ternyata berusaha
dinafikkan dengan ditarik ke salah satu titik ekstrim itu.

>
> Kebetulan kemarin baru saja baca artikel2 yg menarik soal ini. Mbak
> Ida, tulisannya Nancy Fraser itu lho, sudah baca ya? Tentang model
> univesal care giver yg dia tawarkan plus seven principlesnya yg
> dipakai utk menganalisa gender equality. Rekomendasinya yg juga
> melibatkan perempuan dan laki2. Buat saya, ini salah satu contoh
> pemikiran yg thinking out of the box, to go beyond the dichotomies (yg
> seringkali kita buat sendiri). Pada level inilah, pemikiran spt ini
> menjadi 'radikal' (in a good/positive way), maksute jelas bukan
> 'radikal' seperti yg selalu disebut2 mas janoko :-)
>

Wah asyik ini, ditunggu ya mbak Herni...

Salam
Ary



Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim - Feminism in many forms

2006-04-03 Terurut Topik Wida . Kusuma
Coba baca bukunya Amina Wadud yang berjudul Tafsir Qur'an menurut 
Perempuan, terbitan Serambi. Sebagai tambahan wawasan. Mungkin seperti 
Amina Wadud itu akan disebut Feminis Islam?




jano ko <[EMAIL PROTECTED]> 
Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com
04/04/2006 10:46 AM
Please respond to
wanita-muslimah@yahoogroups.com


To
wanita-muslimah@yahoogroups.com
cc

Subject
Re: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim - Feminism in 
many forms






 
  Jeng Herni ikutan Feminism yang mana ya ?  :)
  Berani engga Jeng Herni bikin "Femin-islam" - Female yang tunduk kepada 
Allah ?
 
  Feminism in many forms 
 
  Some forms of feminist theory question basic assumptions about gender, 
gender difference, and sexuality, including the category of "woman" itself 
as a holistic concept, further some are interested in questioning the 
male/female binary completely (offering instead a multiplicity of 
genders). Other forms of feminist theory take for granted the concept of 
"woman" and provide specific analyses and critiques of gender inequality, 
and most feminist social movements promote women's rights, interests, and 
issues. Feminism is not a single ideology. Over-time several sub-types of 
feminist ideology have developed. Early feminists and primary feminist 
movements are often called the first-wave feminists, and feminists after 
about 1960 the second-wave feminists. More recently, a new generation of 
feminists have started third-wave feminism. Whether this will be a lasting 
evolution remains to be seen as the second-wave has by no means ended nor 
has it ceded to the third-wave feminists.
 Moreover, some commentators have asserted that the silent majority of 
modern feminists have more in common ideologically with the first-wave 
feminists than the second-wave. For example, many of the ideas arising 
from Radical feminism and Gender feminism (prominent second-wave 
movements) have yet to gain traction within the broader community and 
outside of Gender Studies departments within the academy. 

Some radical feminists advocate separatism?a complete separation of male 
and female in society and culture?while others question not only the 
relationship between men and women, but the very meaning of "man" and 
"woman" as well (see Queer theory). Some argue that gender roles, gender 
identity, and sexuality are themselves social constructs (see also 
heteronormativity). For these feminists, feminism is a primary means to 
human liberation (i.e., the liberation of men as well as women. 

Other feminists believe that there may be social problems separate from or 
prior to patriarchy (e.g., racism or class divisions); they see feminism 
as one movement of liberation among many, each affecting the others. 

  
Ngeri engga tuch, some radical feminist advocate separatism - a complete 
separation of male and female in society and culture.
 
  Selamat menunaikan ibadah ujian, semoga sukses selalu dan ilmunya 
bermanfaat.
 
  wassalam
 
 
 

Herni Sri Nurbayanti <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Mas Ary,

Ada artikel yg menarik soal kenapa akhirnya feminisme muncul ke dunia
ini sebagai bentuk kritik thd hegemoni pengetahuan (pake knowledge and
power nya foucault tentu saja) dan bagaimana pada titik tertentu,
feminisme bisa menjadi sesuatu yg menghegemoni juga (contohnya
hegemoni feminisme barat thd feminisme di negara dunia ketiga), itulah
menariknya dunia feminisme (buat saya), cukup fair gitu lho dalam
memahami perbedaan di antara mereka dan juga melakukan otokritik :-)
Trendnya sekarang (dan tantangannya dari dulu) adalah menghasilkan
wacana2 feminisme ala kita sendiri kok. Dan dalam level ini, saya kira
mas Ary dan mbak Ida sebenarnya sepakat :-) Persoalan merefer ke
hasil2 karya feminis sebelumnya, lha kan sudah disebut oleh Mbak Mia
sbg suatu bentuk penghargaan. Toh pikiran itu berkembang, tapi utk
bisa berkembang harus ada mereka2 yg berani terlebih dulu mendobrak.
Itu cuma bagaimana kita menghargai dan memaknai sejarah saja, bukan
berarti lantas jadi orang yg mengagungkan dan berorientasi pada
sejarah masa lalu saja.

Menurut saya, sumbangsih feminisme yg bisa digunakan buat 'feminis2'
Islam muda di WM (yg jelas bukan saya, hehehe...) adalah menggunakan
alat analisa yg mereka sudah buat. Ini yg saya kira sudah terlihat,
sudah agak tersistematisasi tinggal dipoles saja :-) Toh, feminisme
pada dasarnya masuk dlm keluarga besar ilmu pengetahuan bukan? :-)
Kalaupun kita bicara dlm tataran praktek, tetap ada yg bisa diuraikan
dan dianalisa secara ilmiah dan kritis.

Soal dikotomis, lha itu pentingnya utk "thinking out of the box", utk
berpikir beyond dichotomy thinking. Saya melihat pemikiran dikotomis
itu juga pada di postingannya member baru kita, mbak flora yg
mengdikotomikan feminisme dan islam serta wanita karir dan ibu rumah
tangga. Lha, persoalannya bukan disitu. Feminis juga ada yg
membicarakan soal pek

Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim

2006-04-03 Terurut Topik kila4tb1roe
Nimbrung ya Mba;)

Memang ada semacam stigma yang berlaku dan dipercaya pada umumnya
bahwa feminism berasal dari barat, kalau saya tidak salah memang
kondisi perempuan di barat dalam kondisi tertindas banget..banget
akibat dari pemahaman agama (kristen) yang keliru. Ketika kitab Taurat
 (perjanjian lama) dan juga Injil (perjanjian baru) dipahami secara
literal maka kondisi perempuan semakin terpuruk.

Kalau dalam pribahasa sunda mah, saleutik-leutikna sireum lamun di
jejek-jejek teuing mah pasti ngegel. Begitu juga dengan perempuan
dibarat ketika benar-benar dalam kondisi tertindas maka kekuatan
minoritas ini akhirnya bangkit melawan dominasi patriaki.

Semangat pembebasan perempuan barat tentu disesuaikan dengan akar
budaya dan kondisi alam setempat. Sayangnya bentuk feminism yang
berasal dari barat di nilai tidak cocok dengan akar budaya dan kondisi
alam dimasyrakat lain menimbulkan penolakan terhadap semangat feminism
itu sendiri. Padahal bentuk2 feminism bisa saja berbeda hanya saja
semangat feminism sama, sama-sama mencapai keadilan.


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "idakhouw" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Sebetulnya sedari kemarin saya menunggu tambahan darah dari Mbak Herni
> nih :) saya sudah keluarkan seluruh jurus gingkang, lwekang, gwakang,
> sampai singkang,,,sudah hampir habis napas saya, tapi ternyata napas
> Mas Ary luar biasa panjangnya :-)))
> 
> Sebetulnya ketika Mas Ary membuat metafora vacum cleaner dan sapu itu
> panjenengan sedang menerangkan yang saya maksud dengan style si agen
> lho. Jadi sebetulnya udah sepakat kayaknya sih :)
> Mungkin Mas Ary masih ada yg kurang sreg krn feminism memang berasal
> dari dunia sekuler (dan Barat pula).
> 
>  
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Ary Setijadi Prihatmanto"
>  wrote:
> 
> 
> > Misalnya ketika spt.nya kita hanya membedah saja tanpa bermaksud
merusak
> > untuk melakukan observasi, tapi kita lupa bahwa kita sendiri ketika
> membedah
> > itu melakukan sesuatu yang merubah "konfigurasi" dan bisa jadi membuat
> > keadaan menjadi lebih buruk. 
> 
> 
> Sekali lagi ini soal style, kelincahan, kreatifitas orang yang pegang
> pisau sangat diuji disini. Pisau kan hanya sekedar pisau, bisa dipakai
> buat melukai orang, bisa dipakai buat potong sayur. 
> Dari sekian pisau yg sudah ada, ini ada pisau merek baru, namanya
> feminism. Silakan pakai, baca manualnya, bagaimana posisi yang baik
> supaya potongannya sempurna etc. 
> 
> Bahwa akan ada yang sakit, kayaknya tidak bisa dihindari. Untuk
> metafora kerang, setidaknya pasir2 akan sakit dalam proses pembersihan
> itu. Tapi selalu harus ada harga yang dibayar bukan, buat sebuah proses?
> 
> 
> > Yang Anda bedah itu manusia-manusia, yang jika
> > disuruh memilih LABEL "feminisme" atau "islami", label "feminisme"
akan
> > selalu kalah. 
> 
> 
> Saya kira tidak demikian kita melihat feminisme dan agama. Feminisme
> bukan agama lain, "dzat"?nya tidak sama. 
> 
> 
> > Jangan paksa mereka memilih sesuatu yang sebetulnya tidak
> > perlu dipilih.
> 
> 
> Tepat! krn ini bukan soal disuruh milih jeruk atau mangga. Jadi tidak
> perlu dipertentangkan. 
> 
> 
> > 
> > Seperti misalnya feminisme yang katanya muncul di Barat. Jika kita
> belajar
> > dari sejarahnya, feminisme di Barat berangkat masalah yang luar
> biasa berat.
> > Suatu reaksi atas persoalan besar. Masalah yang begitu berat
> sehingga jika
> > kita baca, kita (bangsa Timur, Indonesia khususnya) sama sekali
> tidak punya
> > pengalaman sejarah apapun ttg sebab-sebabnya.
> > - Contohnya, kita, orang Indonesia, sepanjang sejarahnya tidak pernah
> > terpikir untuk membatasi hak suara perempuan dalam politik, yang baru
> > diberikan di Amerika pertengahan abad 20 kemarin.
> > - Kita, orang Indonesia, sepanjang sejarah tidak pernah terpikir untuk
> > membuat celana dalam besi yang pakai gembok untuk
> perempuan-perempuan kita.
> > spt. yang terjadi di Eropa jaman abad pertengahan dll.
> 
> 
> Hehehe,,, ini seperti kaum literalis membaca Kitab Suci :) maaf-maaf,,, 
> Intinya feminis Indonesia, feminis muslim, ya harus kreatif mencari
> bentuk feminisme yang membumi, dan bukan mengekor ke Barat,, seperti
> sudah dilakukan Black feminists. 
> 
> > 
> > "Feminisme" yang berangkat dari masalah yang asing spt. itu
> ,walaupun secara
> > spirit sebetulnya ada di dalam kultur bangsa ini, tetap merupakan
benda
> > asing bagi tubuh bangsa ini. Menggunakannya secara mentah sbg. pisau
> > analisis hanya akan menghasilkan perbandingan belaka tanpa bisa
> menghasilkan
> > kesimpulan-kesimpulan yang berarti. 
> 
> 
> Pisau is pisau, ia benda mati, ia "hidup" di tangan orang yang
> meng"hidup"kannya. Tangan yang punya nilai2 sendiri. Pisau bisa saja
> merek Solingen, tapi kalau mau dipakainya di Indonesia ya dipakai buat
> motong ubi, di negeri asalnya dipakai buat potong kentang.  
> 
> 
> > Menganggapnya sebagai acuan dalam
> > bentuknya yang "asing" untuk membersihkan, sama seperti menggunakan
> ingin
> > membersihkan rumah dg. vacum cleaner ket

Re: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim - Feminism in many forms

2006-04-03 Terurut Topik jano ko
ihat wacana2 feminisme yg berkembang
:-) dan menempatkan awal kariernya sbg ibu rumah tangga sbg suatu
moment "pembebasan". 

Kebetulan kemarin baru saja baca artikel2 yg menarik soal ini. Mbak
Ida, tulisannya Nancy Fraser itu lho, sudah baca ya? Tentang model
univesal care giver yg dia tawarkan plus seven principlesnya yg
dipakai utk menganalisa gender equality. Rekomendasinya yg juga
melibatkan perempuan dan laki2. Buat saya, ini salah satu contoh
pemikiran yg thinking out of the box, to go beyond the dichotomies (yg
seringkali kita buat sendiri). Pada level inilah, pemikiran spt ini
menjadi 'radikal' (in a good/positive way), maksute jelas bukan
'radikal' seperti yg selalu disebut2 mas janoko :-) 

Tapi ntar aja deh ya postingnya. Bukannya kehabisan nafas, tapi
sekarang lagi musim ujian, hehehehe abis ujian aje kali ye?
Biasalah, dari dulu ampe sekarang, sistem SKS mulu :-) lagian, udah
ngantuk :-)

Ps. Scott yg kemarin belum nemu, mbak. Eh, ternyata ada dua Scott ya?
hehehehe...


wassalam,



--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Ary Setijadi Prihatmanto"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> 
> - Original Message - 
> From: "idakhouw" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: 
> Sent: Monday, April 03, 2006 9:00 PM
> Subject: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim

:)))
habis mbak Ida belum belajar ilmu curi nafasnya sih.
Padahal itu yang saya pelajari terlebih dahulu...
;-D

Pada prinsipnya semua Ilmu ya harusnya dipelajari, biar darimana saja
datangnya. Jadi intinya saya nggak ada masalah dalam mempelajari
feminisme. Seperti juga teknologi juga dipelajari, tapi toh
implementasinya tetap harus terkait dengan persoalan lokal, bukan
persoalan asing yang diterapkan disini. Kalau begitu namanya bukan
mempelajari ilmu, tapi copy-paste, akibatnya barangnya jadi mahal,
nggak kepake dll.

Saya hanya melihat fenomena "ekstrimist" dalam banyak perdebatan
wacana, yang sebetulnya memiliki dasar berfikir yang mirip. Kalangan
literalis (ekstrim kiri) dan lawannya yang "ekstrim kanan" biasanya
sama-sama beranggapan dikotomis, sekuler. Contohnya dikotomis dalam
wacana Islam dan feminisme. Keduanya mulai dari adanya kotak "Islam"
dan "feminisme" yang terpisah. Jika dalam perdebatan itu, kaum
"ekstrimist" itu mendominasi, akibatnya ya keduanya akan terlihat dan
dibahas sebagai sesuatu yang terpisah, dan ketika orang masuk dalam
perdebatan wacana itu, orang harus memilih.
> 
> Ketika mbak Ida membicarakan style agen yang khas, sebetulnya setiap
agen itu punya paradigma berfikir yang mendasarinya. Ketika
paradigmanya itu sama-sama "ekstrimist", atau dengan bahasa mbak Ida
itu pisaunya nggak dipake dengan cara yang nggak bener, walaupun
sama-sama "feminisme", pisau
> bedah itu akan lebih bersifat merusak dari pada berhasil mengangkat
tumor.
> "Cara" menjadi hal yang sama pentingnya dengan "tujuan".
> 
> Misalkan model dikotomisnya Sato yang kemudian dibalas dengan model
> dikotomis yang lain dari Eyang HMNA  (ini sekedar memperkenalkan duet
> legendaris milis WM ke mbak Ida supaya nggak kaget he he he he he).
Kedua
> sikap ekstrimnya itu membuat situasi menjadi berat bagi komunitas muslim
> untuk membuat diskusi ttg feminisme dalam keislaman bisa berjalan dengan
> baik. It is not helping kira-kira begitu mbak Ida.
> 
> Saya bisa memahami maksud mbak Ida, jadi saya kira ini posting
terakhir saya
> untuk topik ini..
> 
> (Ini sudah kehabisan nafas beneran nih ;-) )
> 
> Salam
> Ary
>






Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  



-
  YAHOO! GROUPS LINKS 


Visit your group "wanita-muslimah" on the web.

To unsubscribe from this group, send an email to:
 [EMAIL PROTECTED]

Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. 


-
  



Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM
~-> 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam di

Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim

2006-04-03 Terurut Topik Herni Sri Nurbayanti
Mas Ary,

Ada artikel yg menarik soal kenapa akhirnya feminisme muncul ke dunia
ini sebagai bentuk kritik thd hegemoni pengetahuan (pake knowledge and
power nya foucault tentu saja) dan bagaimana pada titik tertentu,
feminisme bisa menjadi sesuatu yg menghegemoni juga (contohnya
hegemoni feminisme barat thd feminisme di negara dunia ketiga), itulah
menariknya dunia feminisme (buat saya), cukup fair gitu lho dalam
memahami perbedaan di antara mereka dan juga melakukan otokritik :-)
Trendnya sekarang (dan tantangannya dari dulu) adalah menghasilkan
wacana2 feminisme ala kita sendiri kok. Dan dalam level ini, saya kira
mas Ary dan mbak Ida sebenarnya sepakat :-) Persoalan merefer ke
hasil2 karya feminis sebelumnya, lha kan sudah disebut oleh Mbak Mia
sbg suatu bentuk penghargaan. Toh pikiran itu berkembang, tapi utk
bisa berkembang harus ada mereka2 yg berani terlebih dulu mendobrak.
Itu cuma bagaimana kita menghargai dan memaknai sejarah saja, bukan
berarti lantas jadi orang yg mengagungkan dan berorientasi pada
sejarah masa lalu saja.

Menurut saya, sumbangsih feminisme yg bisa digunakan buat 'feminis2'
Islam muda di WM (yg jelas bukan saya, hehehe...) adalah menggunakan
alat analisa yg mereka sudah buat. Ini yg saya kira sudah terlihat,
sudah agak tersistematisasi tinggal dipoles saja :-) Toh, feminisme
pada dasarnya masuk dlm keluarga besar ilmu pengetahuan bukan? :-)
Kalaupun kita bicara dlm tataran praktek, tetap ada yg bisa diuraikan
dan dianalisa secara ilmiah dan kritis.

Soal dikotomis, lha itu pentingnya utk "thinking out of the box", utk
berpikir beyond dichotomy thinking. Saya melihat pemikiran dikotomis
itu juga pada di postingannya member baru kita, mbak flora yg
mengdikotomikan feminisme dan islam serta wanita karir dan ibu rumah
tangga. Lha, persoalannya bukan disitu. Feminis juga ada yg
membicarakan soal pekerjaan ibu rumah tangga lho (istilah kerennya
"care work") dan bagaimana cara yg terbaik utk menghargai 'care work'
ini secara sosial sehingga frase "penghargaan terhadap perempuan" atau
"menghargai perempuan" menjadi benar2 bermakna :-). Dalam konteks ini,
saya gak liat dimana bertentangannya antara pemikiran feminisne dng
nilai2 penghargaan thd perempuan yg dibawa Islam :-) Makanya, jangan2
mbak flora tidak jeli dalam melihat wacana2 feminisme yg berkembang
:-) dan menempatkan awal kariernya sbg ibu rumah tangga sbg suatu
moment "pembebasan". 

Kebetulan kemarin baru saja baca artikel2 yg menarik soal ini. Mbak
Ida, tulisannya Nancy Fraser itu lho, sudah baca ya? Tentang model
univesal care giver yg dia tawarkan plus seven principlesnya yg
dipakai utk menganalisa gender equality. Rekomendasinya yg juga
melibatkan perempuan dan laki2. Buat saya, ini salah satu contoh
pemikiran yg thinking out of the box, to go beyond the dichotomies (yg
seringkali kita buat sendiri). Pada level inilah, pemikiran spt ini
menjadi 'radikal' (in a good/positive way), maksute jelas bukan
'radikal' seperti yg selalu disebut2 mas janoko :-) 
 
Tapi ntar aja deh ya postingnya. Bukannya kehabisan nafas, tapi
sekarang lagi musim ujian, hehehehe abis ujian aje kali ye?
Biasalah, dari dulu ampe sekarang, sistem SKS mulu :-) lagian, udah
ngantuk :-)

Ps. Scott yg kemarin belum nemu, mbak. Eh, ternyata ada dua Scott ya?
hehehehe...


wassalam,



--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Ary Setijadi Prihatmanto"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> 
> - Original Message - 
> From: "idakhouw" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: 
> Sent: Monday, April 03, 2006 9:00 PM
> Subject: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim

:)))
habis mbak Ida belum belajar ilmu curi nafasnya sih.
Padahal itu yang saya pelajari terlebih dahulu...
;-D
 
Pada prinsipnya semua Ilmu ya harusnya dipelajari, biar darimana saja
datangnya. Jadi intinya saya nggak ada masalah dalam mempelajari
feminisme. Seperti juga teknologi juga dipelajari, tapi toh
implementasinya tetap harus terkait dengan persoalan lokal, bukan
persoalan asing yang diterapkan disini. Kalau begitu namanya bukan
mempelajari ilmu, tapi copy-paste, akibatnya barangnya jadi mahal,
nggak kepake dll.
 
Saya hanya melihat fenomena "ekstrimist" dalam banyak perdebatan
wacana, yang sebetulnya memiliki dasar berfikir yang mirip. Kalangan
literalis (ekstrim kiri) dan lawannya yang "ekstrim kanan" biasanya
sama-sama beranggapan dikotomis, sekuler. Contohnya dikotomis dalam
wacana Islam dan feminisme. Keduanya mulai dari adanya kotak "Islam"
dan "feminisme" yang terpisah. Jika dalam perdebatan itu, kaum
"ekstrimist" itu mendominasi, akibatnya ya keduanya akan terlihat dan
dibahas sebagai sesuatu yang terpisah, dan ketika orang masuk dalam
perdebatan wacana itu, orang harus memilih.
> 
> Ketika mbak Ida membicarakan style agen yang khas, sebetulnya setiap
agen itu punya paradigm

Re: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim

2006-04-03 Terurut Topik Ari Condro
Hhhmm, untung kemarin 3 hari - sampai hari sabtu ke Magelang.  Jadi gak
perlu ikut ikutan abis napas heheeh ...:P  Aku bawa telor asin dari Brebes
nih, (gak sempat cari wingko, atau wajik, atau getuk Trio, apalagi ayam
bakar Ninit), sempetnya mampir berenti di Brebes, liat liat telor asin,
poci, bawang merah :P ama Intip.

Maksud hati mau bagi bagi telor asin buat temen kantor, apa daya nggragasnya
muncul, dari kemarin makan apa apa, mesti pake telor asin ho ho ho ...  aneh
juga ...


salam,
Ari Condro

- Original Message -
From: "Ary Setijadi Prihatmanto" <[EMAIL PROTECTED]>
Saya bisa memahami maksud mbak Ida, jadi saya kira ini posting terakhir saya
untuk topik ini..

(Ini sudah kehabisan nafas beneran nih ;-) )

Salam
Ary






 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM
~-> 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim

2006-04-03 Terurut Topik Ary Setijadi Prihatmanto

- Original Message - 
From: "idakhouw" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Monday, April 03, 2006 9:00 PM
Subject: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim


> Sebetulnya sedari kemarin saya menunggu tambahan darah dari Mbak Herni
> nih :) saya sudah keluarkan seluruh jurus gingkang, lwekang, gwakang,
> sampai singkang,,,sudah hampir habis napas saya, tapi ternyata napas
> Mas Ary luar biasa panjangnya :-)))
>
> Sebetulnya ketika Mas Ary membuat metafora vacum cleaner dan sapu itu
> panjenengan sedang menerangkan yang saya maksud dengan style si agen
> lho. Jadi sebetulnya udah sepakat kayaknya sih :)
> Mungkin Mas Ary masih ada yg kurang sreg krn feminism memang berasal
> dari dunia sekuler (dan Barat pula).
>

:)))
habis mbak Ida belum belajar ilmu curi nafasnya sih.
Padahal itu yang saya pelajari terlebih dahulu...
;-D

Pada prinsipnya semua Ilmu ya harusnya dipelajari, biar darimana saja
datangnya.
Jadi intinya saya nggak ada masalah dalam mempelajari feminisme.
Seperti juga teknologi juga dipelajari, tapi toh implementasinya tetap harus
terkait dengan persoalan lokal, bukan persoalan asing yang diterapkan
disini. Kalau begitu namanya bukan mempelajari ilmu, tapi copy-paste,
akibatnya barangnya jadi mahal, nggak kepake dll.

Saya hanya melihat fenomena "ekstrimist" dalam banyak perdebatan wacana,
yang sebetulnya memiliki dasar berfikir yang mirip. Kalangan literalis
(ekstrim kiri) dan lawannya yang "ekstrim kanan" biasanya sama-sama
beranggapan dikotomis, sekuler. Contohnya dikotomis dalam wacana Islam dan
feminisme. Keduanya mulai dari adanya kotak "Islam" dan "feminisme" yang
terpisah. Jika dalam perdebatan itu, kaum "ekstrimist" itu mendominasi,
akibatnya ya keduanya akan terlihat dan dibahas sebagai sesuatu yang
terpisah, dan ketika orang masuk dalam perdebatan wacana itu, orang harus
memilih.

Ketika mbak Ida membicarakan style agen yang khas, sebetulnya setiap agen
itu punya paradigma berfikir yang mendasarinya. Ketika paradigmanya itu
sama-sama "ekstrimist", atau dengan bahasa mbak Ida itu pisaunya nggak
dipake dengan cara yang nggak bener, walaupun sama-sama "feminisme", pisau
bedah itu akan lebih bersifat merusak dari pada berhasil mengangkat tumor.
"Cara" menjadi hal yang sama pentingnya dengan "tujuan".

Misalkan model dikotomisnya Sato yang kemudian dibalas dengan model
dikotomis yang lain dari Eyang HMNA  (ini sekedar memperkenalkan duet
legendaris milis WM ke mbak Ida supaya nggak kaget he he he he he). Kedua
sikap ekstrimnya itu membuat situasi menjadi berat bagi komunitas muslim
untuk membuat diskusi ttg feminisme dalam keislaman bisa berjalan dengan
baik. It is not helping kira-kira begitu mbak Ida.

Saya bisa memahami maksud mbak Ida, jadi saya kira ini posting terakhir saya
untuk topik ini..

(Ini sudah kehabisan nafas beneran nih ;-) )

Salam
Ary



Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim

2006-04-03 Terurut Topik idakhouw
Sebetulnya sedari kemarin saya menunggu tambahan darah dari Mbak Herni
nih :) saya sudah keluarkan seluruh jurus gingkang, lwekang, gwakang,
sampai singkang,,,sudah hampir habis napas saya, tapi ternyata napas
Mas Ary luar biasa panjangnya :-)))

Sebetulnya ketika Mas Ary membuat metafora vacum cleaner dan sapu itu
panjenengan sedang menerangkan yang saya maksud dengan style si agen
lho. Jadi sebetulnya udah sepakat kayaknya sih :)
Mungkin Mas Ary masih ada yg kurang sreg krn feminism memang berasal
dari dunia sekuler (dan Barat pula).

 
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Ary Setijadi Prihatmanto"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:


> Misalnya ketika spt.nya kita hanya membedah saja tanpa bermaksud merusak
> untuk melakukan observasi, tapi kita lupa bahwa kita sendiri ketika
membedah
> itu melakukan sesuatu yang merubah "konfigurasi" dan bisa jadi membuat
> keadaan menjadi lebih buruk. 


Sekali lagi ini soal style, kelincahan, kreatifitas orang yang pegang
pisau sangat diuji disini. Pisau kan hanya sekedar pisau, bisa dipakai
buat melukai orang, bisa dipakai buat potong sayur. 
Dari sekian pisau yg sudah ada, ini ada pisau merek baru, namanya
feminism. Silakan pakai, baca manualnya, bagaimana posisi yang baik
supaya potongannya sempurna etc. 

Bahwa akan ada yang sakit, kayaknya tidak bisa dihindari. Untuk
metafora kerang, setidaknya pasir2 akan sakit dalam proses pembersihan
itu. Tapi selalu harus ada harga yang dibayar bukan, buat sebuah proses?


> Yang Anda bedah itu manusia-manusia, yang jika
> disuruh memilih LABEL "feminisme" atau "islami", label "feminisme" akan
> selalu kalah. 


Saya kira tidak demikian kita melihat feminisme dan agama. Feminisme
bukan agama lain, "dzat"?nya tidak sama. 


> Jangan paksa mereka memilih sesuatu yang sebetulnya tidak
> perlu dipilih.


Tepat! krn ini bukan soal disuruh milih jeruk atau mangga. Jadi tidak
perlu dipertentangkan. 


> 
> Seperti misalnya feminisme yang katanya muncul di Barat. Jika kita
belajar
> dari sejarahnya, feminisme di Barat berangkat masalah yang luar
biasa berat.
> Suatu reaksi atas persoalan besar. Masalah yang begitu berat
sehingga jika
> kita baca, kita (bangsa Timur, Indonesia khususnya) sama sekali
tidak punya
> pengalaman sejarah apapun ttg sebab-sebabnya.
> - Contohnya, kita, orang Indonesia, sepanjang sejarahnya tidak pernah
> terpikir untuk membatasi hak suara perempuan dalam politik, yang baru
> diberikan di Amerika pertengahan abad 20 kemarin.
> - Kita, orang Indonesia, sepanjang sejarah tidak pernah terpikir untuk
> membuat celana dalam besi yang pakai gembok untuk
perempuan-perempuan kita.
> spt. yang terjadi di Eropa jaman abad pertengahan dll.


Hehehe,,, ini seperti kaum literalis membaca Kitab Suci :) maaf-maaf,,, 
Intinya feminis Indonesia, feminis muslim, ya harus kreatif mencari
bentuk feminisme yang membumi, dan bukan mengekor ke Barat,, seperti
sudah dilakukan Black feminists. 

> 
> "Feminisme" yang berangkat dari masalah yang asing spt. itu
,walaupun secara
> spirit sebetulnya ada di dalam kultur bangsa ini, tetap merupakan benda
> asing bagi tubuh bangsa ini. Menggunakannya secara mentah sbg. pisau
> analisis hanya akan menghasilkan perbandingan belaka tanpa bisa
menghasilkan
> kesimpulan-kesimpulan yang berarti. 


Pisau is pisau, ia benda mati, ia "hidup" di tangan orang yang
meng"hidup"kannya. Tangan yang punya nilai2 sendiri. Pisau bisa saja
merek Solingen, tapi kalau mau dipakainya di Indonesia ya dipakai buat
motong ubi, di negeri asalnya dipakai buat potong kentang.  


> Menganggapnya sebagai acuan dalam
> bentuknya yang "asing" untuk membersihkan, sama seperti menggunakan
ingin
> membersihkan rumah dg. vacum cleaner ketika listrik saja tidak ada. Yang
> disalahkan adalah tidak adanya alat pembersih, padahal di rumah itu ada
> sapu. Kira-kira begitu.


OK sekarang kita ganti metaforanya, dari pisau ke alat pembersih. 
Feminisme bukan vacum cleaner. Feminisme adalah PERKAKAS PEMBERSIH,
bisa bentuknya vacum cleaner, sapu lidi, sapu ijuk, lap pel
silakan pilih yang sesuai rumah anda. 

> 
> IMHO, bicara feminisme dalam Islam (Indonesia), yang pas itu ya yang
dimulai
> dari apa yang sudah ada di dalam. Contohnya :
> - gaya-gaya Bu Mulia dengan KHI-nya,
> - Bu Waduud dengan sholat jumatnya,
> - gerakan "Bebas ber-jilbab dan bebas tak berjilbab"-nya mbak Kilat,
> - gerakan "bebas kemana-mana dengan aman"-nya mbak Aisha,
> - gerakan "berani mengajukan talak"
> - gerakan "Islam itu punya semua muslim, bukan cuman punya ulama"
> - dll.
> semuanya bersifat riil, nggak elitis, dan "bisa diperdebatkan" dalam
> "playing field" yang sama. :-)


You've got my point!
Yang saya maksud dengan jangan paksa bikin seragam itu paradigmanya.
Di email lalu saya sudah gambarkan berbagai paradigma feminism, ada
paradigma kesetaraan, perbedaan, dan dekonstruksi. 
Saya tak tahu pemikiran Bu Musdah, tapi beliau bisa saja beda
paradigmanya dengan Amina Waduud atau mbak Kilat. Gitu lhoo maksud
saya. Mereka semuanya tetap muslimah, pend

Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim

2006-04-03 Terurut Topik idakhouw
Hahahaha boljug, boljug nih WM punya piaraan, makin kerasan saya :)
Kapan hari kan ada seruan WM goes poliandri, saya dukung habis Mbak
Mia :)))

Terus terang saya berhutang pada karib muslimah saya, putri tokoh
muhammadiyah, dari keluarga pebisnis batik (jadi bisa kebayang kan
ke-muhammadiyah-annya? :) sang kawan -yg suka saya panggil almuqaromah
ustadzah nan solihah ;)- inilah yang telah "membawa" saya pada Islam.
Demikian akrabnya kami, berdiskusi yg berat2, tema2 sangat sensitif
kalau buat ukuran orang beragama "pada umumnya", toch diskusi2 itu
membuat kami makin akrab, melewati malam berbagi kasur pisah selimut
:) sambil diiringi alunan musik lembut, dan kami terlelap bersama. 

Suatu saat setelah berkomentar di WM (yg sebetulnya banyak
diinsipirasi obrolan2 kami di masa lalu), saya meng-sms-nya: " how
lucky i'm to hv u as friend", beberapa menit kemudian balasan dari
seberang lautan sana: "mimpi ape gw dpt pujian begini. lu pikir lu
kagak memporakporandakan stereotype gw ttg cina? " 

Malu nih, Mbak Mia, saya belum baca Armstrong :'(  

Wassalam, 
Ida


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Mia" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Terimakasih mbak Ida. 
> 
> Dengan Sato kita oke kok dalam love-hate relationship..:-) Artinya 
> Sato nulis 5 aku bisa nulis 10 hahahaBahkan Sato itu favoritnya 
> cewek-cewek di sini...maklum piaraan kita...
> 
> Berkenaan dengan judul di atas "Karen Armstrong.." apa yang 
> dikatakan Sato tentang buku Karen Armstrong adalah sisi lain dari 
> apa yang mungkin dikatakan Pak Wida.
> 
> Sato bilang kurang lebihnya KA itu semacam penulis bayaran...dst.  
> Pak Wida suka buku KA karena sikap simpatinya. Ada yang dia setujui 
> ada yang nggak, walaupun sering nggak jelas yang mana disetujui yang 
> mana yang nggak disetujui.
> 
> Artinya apa? 
> - Ummat Islam mengimplikasikan bahwa mereka membutuhkan 'empati'. Di 
> sini saya akan bilang empati, bukan simpati yang mengandung 
> keberpihakan. Empati itu maksudnya bukan serta merta keberpihakan. 
> Empati adalah tools untuk memahami sudut pandang orang lain.
> 
> - Sedemikian rupa, kalau dipikir-pikir tulisan KA tentang kehidupan 
> Nabi itu bener-bener tajam dan sering kontroversial. Kalo yang nulis 
> malah orang Islam belum tentu reaksi kita adem ayem hangat, jangan-
> jangan malah digugat.
> 
> Mestinya Sato memahami, setahu saya KA sepertinya 'nggak pernah 
> mengutuk' serangan Iraq, mungkin cuma menyayangkan.  Apa yang 
> dianjurkan oleh KA adalah peperangan itu mesti decisive, dan kudu 
> dicari tau dimana persoalan radikalism Islam ini. Empat dari inti 
> pemikiran KA dari tulisan-tulisannya, sepertinya diadopsi oleh neo-
> lib Prof. Fukuyama dalam bukunya yang terakhir.  Misalnya:
> 1.  Perang Iraq ini nggak decisive, sudah gawat berlarut-larut.
> 2.  Bahwa akar dari radikalism bukanlah dari Islam tradisional 
> melainkan dari persinggungan antara Muslim dan lingkungan sekular-
> modernism. Jadi bukan TimTeng yang diacak-acak tapi akarnya kudu 
> dicari di negara-negara Barat itu sendiri.
> (2 butir lainnya saya lupa).
> 
> Pagi ini saya baca artikel di Jkt Post ttg Protestantisme Islam - 
> yang intinya saya pikir berangkat dari ketidakmampuan ber-empati 
> tentang apa yang dibutuhkan oleh Muslim. Bahwa keliru memandang 
> perubahan dalam Islam adalah seperti sejarah perubahan di dunia 
> Kristen.  Makanya Sato dkk selalu memburu akidah Islam ke asalnya, 
> sosok N Muhammad itu.  Bukan perubahan keyakinan Islam atau theology 
> yang diperlukan ummat, tapi lebih ke politik, hukum dan social 
> reform. 
> 
> Salam
> Mia







Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





Re: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim

2006-04-03 Terurut Topik Ary Setijadi Prihatmanto

- Original Message - 
From: "idakhouw" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Monday, April 03, 2006 6:22 AM
Subject: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim


> Mas Ary yb,
>
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Ary Setijadi Prihatmanto"
> <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
>
> > Menabrakkan dalam arti memberi kotak-kotak terpisah antara agama dan
> > feminisme.
> > Mensekulerkan antara islam dan feminisme.
> > Padahal sebetulnya semuanya berada dalam alur yang sama dan tidak
> > terpisahkan.
>
> Saya agak kurang ngerti dengan maksud mensekulerkan di atas.
> Kita sudah sepakat bahwa ada feminist spirit dalam agama, inheren OK
> saya setuju, tapi feminism sendiri memang sebuah ism yang berkembang
> di dunia sekuler. Ketika masuk dalam ranah agama, kita bisa memakainya
> sebagai pisau analisis, dipakai untuk membedah "kerang" (agama)
> membersihkan isi kerang dari pasir, sehingga kita sampai pada
> mutiaranya. Begitulah kira2 yg saya bayangkan.
>

Mbak Ida ysh,

IMHO, disitulah salah satu masalah mengapa sepanjang sejarah pada akhirnya
selalu muncul "clash" of "isme", yang saya anggap selalu nggak perlu terjadi
:-). Kasus model spt. ini sangat panjang daftarnya jika kita melihat
sejarah. Paling dekat ya misalnya perang dingin yang jargonnya juga perang
isme, "Kapitalisme" vs. setan "Komunisme". Yang jika kita perhatikan dengan
detil jargon itu hanya sekedar jargon yang nggak ada isinya sebetulnya.
Karena selalu ada perimbangan antara "kapitalisme" dan "komunisme" di semua
masyarakat. Dalam praktisnya tidak ada itu pertentangan absolut antara
"isme".

Sebagai kajian akademik, tentu saja pendekatan spt. itu boleh-boleh saja dan
bisa jadi sangat valid. Tetapi secara pragmatis kita sangat perlu
berhati-hati untuk tidak terkena penyakit-penyakit model "Observer effect".
Misalnya ketika spt.nya kita hanya membedah saja tanpa bermaksud merusak
untuk melakukan observasi, tapi kita lupa bahwa kita sendiri ketika membedah
itu melakukan sesuatu yang merubah "konfigurasi" dan bisa jadi membuat
keadaan menjadi lebih buruk. Yang Anda bedah itu manusia-manusia, yang jika
disuruh memilih LABEL "feminisme" atau "islami", label "feminisme" akan
selalu kalah. Jangan paksa mereka memilih sesuatu yang sebetulnya tidak
perlu dipilih.

Seperti misalnya feminisme yang katanya muncul di Barat. Jika kita belajar
dari sejarahnya, feminisme di Barat berangkat masalah yang luar biasa berat.
Suatu reaksi atas persoalan besar. Masalah yang begitu berat sehingga jika
kita baca, kita (bangsa Timur, Indonesia khususnya) sama sekali tidak punya
pengalaman sejarah apapun ttg sebab-sebabnya.
- Contohnya, kita, orang Indonesia, sepanjang sejarahnya tidak pernah
terpikir untuk membatasi hak suara perempuan dalam politik, yang baru
diberikan di Amerika pertengahan abad 20 kemarin.
- Kita, orang Indonesia, sepanjang sejarah tidak pernah terpikir untuk
membuat celana dalam besi yang pakai gembok untuk perempuan-perempuan kita.
spt. yang terjadi di Eropa jaman abad pertengahan dll.

"Feminisme" yang berangkat dari masalah yang asing spt. itu ,walaupun secara
spirit sebetulnya ada di dalam kultur bangsa ini, tetap merupakan benda
asing bagi tubuh bangsa ini. Menggunakannya secara mentah sbg. pisau
analisis hanya akan menghasilkan perbandingan belaka tanpa bisa menghasilkan
kesimpulan-kesimpulan yang berarti. Menganggapnya sebagai acuan dalam
bentuknya yang "asing" untuk membersihkan, sama seperti menggunakan ingin
membersihkan rumah dg. vacum cleaner ketika listrik saja tidak ada. Yang
disalahkan adalah tidak adanya alat pembersih, padahal di rumah itu ada
sapu. Kira-kira begitu.

IMHO, bicara feminisme dalam Islam (Indonesia), yang pas itu ya yang dimulai
dari apa yang sudah ada di dalam. Contohnya :
- gaya-gaya Bu Mulia dengan KHI-nya,
- Bu Waduud dengan sholat jumatnya,
- gerakan "Bebas ber-jilbab dan bebas tak berjilbab"-nya mbak Kilat,
- gerakan "bebas kemana-mana dengan aman"-nya mbak Aisha,
- gerakan "berani mengajukan talak"
- gerakan "Islam itu punya semua muslim, bukan cuman punya ulama"
- dll.
semuanya bersifat riil, nggak elitis, dan "bisa diperdebatkan" dalam
"playing field" yang sama. :-)
Toh feminisme Barat juga reaksi untuk membuat solusi dari
persoalan-persoalan mereka bukan?
Kalo di Arab, bisa jadi harus dimulai dari hal yang lain lagi

Kasus yang sama juga terjadi dengan debat "Demokrasi" vs. "Oligarchy"
(berbumbu Teokrasi dll.).
Atau kalo ngikutin Bang Yos-nya WM,
"Islamism" vs. "the rest of all -isme"  ( kayak teenager vs. the rest of
the world)
:-))

Wa-Salam
Ary



Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun 

Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim

2006-04-03 Terurut Topik Mia
Terimakasih mbak Ida. 

Dengan Sato kita oke kok dalam love-hate relationship..:-) Artinya 
Sato nulis 5 aku bisa nulis 10 hahahaBahkan Sato itu favoritnya 
cewek-cewek di sini...maklum piaraan kita...

Berkenaan dengan judul di atas "Karen Armstrong.." apa yang 
dikatakan Sato tentang buku Karen Armstrong adalah sisi lain dari 
apa yang mungkin dikatakan Pak Wida.

Sato bilang kurang lebihnya KA itu semacam penulis bayaran...dst.  
Pak Wida suka buku KA karena sikap simpatinya. Ada yang dia setujui 
ada yang nggak, walaupun sering nggak jelas yang mana disetujui yang 
mana yang nggak disetujui.

Artinya apa? 
- Ummat Islam mengimplikasikan bahwa mereka membutuhkan 'empati'. Di 
sini saya akan bilang empati, bukan simpati yang mengandung 
keberpihakan. Empati itu maksudnya bukan serta merta keberpihakan. 
Empati adalah tools untuk memahami sudut pandang orang lain.

- Sedemikian rupa, kalau dipikir-pikir tulisan KA tentang kehidupan 
Nabi itu bener-bener tajam dan sering kontroversial. Kalo yang nulis 
malah orang Islam belum tentu reaksi kita adem ayem hangat, jangan-
jangan malah digugat.

Mestinya Sato memahami, setahu saya KA sepertinya 'nggak pernah 
mengutuk' serangan Iraq, mungkin cuma menyayangkan.  Apa yang 
dianjurkan oleh KA adalah peperangan itu mesti decisive, dan kudu 
dicari tau dimana persoalan radikalism Islam ini. Empat dari inti 
pemikiran KA dari tulisan-tulisannya, sepertinya diadopsi oleh neo-
lib Prof. Fukuyama dalam bukunya yang terakhir.  Misalnya:
1.  Perang Iraq ini nggak decisive, sudah gawat berlarut-larut.
2.  Bahwa akar dari radikalism bukanlah dari Islam tradisional 
melainkan dari persinggungan antara Muslim dan lingkungan sekular-
modernism. Jadi bukan TimTeng yang diacak-acak tapi akarnya kudu 
dicari di negara-negara Barat itu sendiri.
(2 butir lainnya saya lupa).

Pagi ini saya baca artikel di Jkt Post ttg Protestantisme Islam - 
yang intinya saya pikir berangkat dari ketidakmampuan ber-empati 
tentang apa yang dibutuhkan oleh Muslim. Bahwa keliru memandang 
perubahan dalam Islam adalah seperti sejarah perubahan di dunia 
Kristen.  Makanya Sato dkk selalu memburu akidah Islam ke asalnya, 
sosok N Muhammad itu.  Bukan perubahan keyakinan Islam atau theology 
yang diperlukan ummat, tapi lebih ke politik, hukum dan social 
reform. 

Salam
Mia

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "idakhouw" <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> 
> Tentang adanya model Pak Sato, yah biasalah Mbak, kalau bisa 
bersikap
> "cool" kayak Mbak Herni boleh juga tuh Mbak. 
> Dimana-mana selalu ada, di ujung satu ada Pak Sato, di ujung yang 
lain
> ada kelompok yang sama, senang di "zona nyaman" meng'hina' orang 
lain
> dengan formula khas: tuhan-tiga-kitab-palsu :) --baru2 ini bahkan 
saya
> baca komentar orang: kitab Kristen itu sudah ditambah2i tulisan
> pendetanya,,, Masya Alloh :)
> Tuh yang baru muncul aja udah mengusung pedang: Islam agama dunia,
> yang lain lokal *_^
> Enaknya nyante aja kali Mbak Mia, hehehe. 
> 
> Wassalam, 
> Ida
> 






Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim

2006-04-02 Terurut Topik idakhouw
Mbak Mia, saya harus acungkan jempol sebab ternyata Mbak Mia bukan
spesialis bidang feminism, tapi kok ya udah kayak peneliti gitu :))

Tadinya saya mau mengaku anak bawang, tapi karena orang sekaliber Mbak
Herni saja mengaku demikian, maka saya harus bilang saya di tingkat
cucu atau cicitnya bawang mungkin :))

Benar persoalannya memang serupa sih, banyak tokoh perempuan disebut
dalam Alkitab. Bahkan ada nabiah juga,,,mmm saya jadi malu nih, sebab
sebetulnya tidak pernah khatam baca Kitab dan belum pernah 1 jam pun
duduk mendengarkan kuliah ilmiah tentang Kitab Suci :(( 
Setidaknya ada 2 kitab dalam Alkitab dengan nama perempuan: Kitab Ruth
dan Kitab Ester, tapi 2 sumber ini kayaknya dalam setahun lalu pun
ngga pernah saya dengar dipakai bahan rujukan. Jadi demikianlah memang
telah terjadi peminggiran perempuan.  

Tentang Yesus dan Muhammad SAW, walaupun beda konteks, Yesus
sebetulnya sih "berpolitik" juga, karena gerakanNya di kalangan
marjinal telah mengguncang kenyamanan kaum mapan, penguasa agama
maupun penjajah Romawi. Kalau saya coba dekati dari sudut manusiawi
sih, peristiwa penyalibanNya pun (yah sebagai umat Nasrani ya percaya
penyaliban) ada unsur konspirasi politik juga. Mereka yang berani
mengguncang kemapanan penguasa kan lebih enak dihabisi saja **jadi
ingat jaman orba:)** 

Tentang adanya model Pak Sato, yah biasalah Mbak, kalau bisa bersikap
"cool" kayak Mbak Herni boleh juga tuh Mbak. 
Dimana-mana selalu ada, di ujung satu ada Pak Sato, di ujung yang lain
ada kelompok yang sama, senang di "zona nyaman" meng'hina' orang lain
dengan formula khas: tuhan-tiga-kitab-palsu :) --baru2 ini bahkan saya
baca komentar orang: kitab Kristen itu sudah ditambah2i tulisan
pendetanya,,, Masya Alloh :)
Tuh yang baru muncul aja udah mengusung pedang: Islam agama dunia,
yang lain lokal *_^
Enaknya nyante aja kali Mbak Mia, hehehe. 

Wassalam, 
Ida

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Mia" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Dari diskusi yang kreatif ini, satu hal yang kita semua setuju - 
> berkenaan dengan 'khittah' semula, bahwa mbak Ida memahami tentang 
> sudut pandang Muslim pada umumnya, bahwa N. Muhammad meninggalkan 
> legacy feminism yang jarumnya mestinya berputar sesuai kejadian-
> kejadian dalam ruang dan waktu. Ini point penting, karena Sato dkk 
> dari dulu selalu mengimplikasikan yang sebaliknya.
> 
> Namun lebih lanjut lagi saya nembak balik ke Sato, bahwa 
> pandangannya itu jangan-jangan karena warisan psikologi neurotiknya 
> Barat jaman dulu terhadap sex dan perempuan. Sejujurnya, pendapat 
> saya yang seperti ini nggak akan memperbaiki kondisi ummat Islam 
> sendiri, tapi mudah-mudahan bisa jadi masukan kepada Sato, kalau  
> bukan centilan - mbok ya introspeksi. Sudah saya katakan, persoalan 
> psikologi sejarah seperti ini hanya diri kita masing-masing yang 
> bisa berdamai or coming to terms. Jangan lupa diri yang berdamai itu 
> akan berpengaruh baik ke orang lain loh.
> 
> Iya betul, seperti Muslim pada umumnya, saya nggak memisahkan (dalam 
> wacana maupun implementasi), antara agama sebagai keyakinan dan 
> feminism sebagai kebijakan publik dan politik.  Saya pikir inilah 
> inti perbedaan diskusi antara mbak Ida dan Pak Ary. Maksudnya pak 
> Ary 'menabrakkan' agama dan feminism saya pikir 
> artinya 'mensekularkan' atau mengkotak-kotakkan. 
> 
> Bahkan, sebagai non Kristen saya merasa bahwa Yesus membawa pesan 
> feminism yang sangat kental (i.e egalitarian, spiritual). Karena itu 
> murid-murid awal Yesus banyak yang perempuan, dan martirnya 
> perempuan. Kok saya nggak bisa ngebayangin Kristen bisa jadi agama 
> resmi di Romawi tanpa murid-murid perempuan Yesus? Ini bisa jadi 
> runutan sejarah yang menarik untuk digali oleh feminis Kristen.
> 
> Yesus nggak 'berpolitik' dalam arti politik praktis seperti N. 
> Muhammad, karena situasinya jauuuh berbeda. Tatanan negara dan 
> bermasyarakat di Palestina Yahudi dan Romawi sangat kuat, berbeda 
> dengan Arab baduy barbar.  Namun ini mestinya jangan serta merta 
> dibaca sebagai sekularism, tapi Yesus itu kontekstual. Kalo nggak 
> kontekstual nggak bakal jadi Nabi deh. (Mohon maaf dengan sebutan 
> Nabi ini).
> 
> Tapi kalau Barat membawa jaman gemilang sampai sekarang 
> dengan 'sekularism', so be it. Barangkali itulah lorong sejarah yang 
> harus dilalui.  Karena merupakan bagian dari masyarakat, maka 
> feminism Barat pun bercorak sekular juga, seperti yang 
> diimplikasikan mbak Ida. Tapi di sinipun saya liat nggak gitu-gitu 
> amat. Karena di Barat pun ada upaya memperkenalkan simbolism 
> yang 'compassionate', walaupun masih mentah mateng, namun inilah 
> jembatan antara sekularism modern dan keyakinan beragama. Dan karena 
> ada akar sejarahnya dalam pesan dan tindakan Yesus.
> 
> Jadi menghadirkan simbolism (dalam artian 'compassion'), yaitu 
> memaknai kembali simbol-simbol agama kita, sementara ini kita 
> setujui sebagai jembatan antar agama-agama dan sekularism modern, 
> yang ditawarkan oleh feminis Barat maupun 

Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim

2006-04-02 Terurut Topik idakhouw
Mas Ary yb, 

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Ary Setijadi Prihatmanto"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>

> Menabrakkan dalam arti memberi kotak-kotak terpisah antara agama dan
> feminisme.
> Mensekulerkan antara islam dan feminisme.
> Padahal sebetulnya semuanya berada dalam alur yang sama dan tidak
> terpisahkan.

Saya agak kurang ngerti dengan maksud mensekulerkan di atas. 
Kita sudah sepakat bahwa ada feminist spirit dalam agama, inheren OK
saya setuju, tapi feminism sendiri memang sebuah ism yang berkembang
di dunia sekuler. Ketika masuk dalam ranah agama, kita bisa memakainya
sebagai pisau analisis, dipakai untuk membedah "kerang" (agama)
membersihkan isi kerang dari pasir, sehingga kita sampai pada
mutiaranya. Begitulah kira2 yg saya bayangkan. 

Di posting lalu mungkin ada kesan saya menabrakkan agama dan feminism
(misalnya dengan diksi: "vis a vis", "menghadapi challenge" dll.)
sebetulnya saya sedang mencoba memetakan persoalan saja, menunjukkan
posisi agama (yg cenderung androcentric) dan bagaimana feminism
melihatnya. 


> Kita nggak bisa bilang feminisme tanpa melakukanya dari dasar keyakinan
> (mis. agama), karena akan menghasilkan  personality yang
terpecah-pecah /
> split. Dan begitu juga sebaliknya, bicara agama (Islam) tanpa mendukung
> kesetaraan gender hanya menghasilkan "Islam" yang lalim.


(Krn dalam hal ini feminism adalah si pisau bedah), saya kira ini
persoalan style dari pendekatan si feminist (laki2/perempuan) belaka.
Karena feminis/feminism pun tidak tunggal, kayaknya kita juga tidak
bisa memaksakan penyeragaman gaya pendekatan sang agen, IMHO sih. 

IMHO juga, pendapat Mas Ary di bawah sudah masuk persoalan praktisnya
, jadi persoalan style saja lagi. Kayaknya Mbak Herni lebih gape dalam
hal ini :)

> Menghadapi "orang-orang religius yang bias", harus menggunakan bahasa
> religius juga. Wacana religius yang selama ini "satu arah" harus
dibuat agar
> menjadi dua arah. Wacana religius harus menjadi suatu  playing field
yang
> "rata" dulu untuk semua. Jika menghadapinya dengan "bahasa" yang
terpisah,
> apalagi sengaja memisah-misahkannya hanya akan memperkuat posisi
> "orang-orang bias" itu.  Agama itu secara inheren berpotensi menjadi
payung
> bagi feminisme. Penting untuk menggunakan potensi itu bukan malah
> memisahkannya.


Salaam, 
Ida





Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim

2006-04-02 Terurut Topik Ary Setijadi Prihatmanto

- Original Message - 
From: "idakhouw" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Sunday, April 02, 2006 11:34 AM
Subject: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim


(deleted)
>
> Kok jadi menabrakkan??
> Feminisme (kalau berhasil) justru akan berjasa besar MEMBERSIHKAN
> agama dari bias2 (dari bias "ORANG-ORANG" itu), memunculkan mutiara2
> agama!!
>

Menabrakkan dalam arti memberi kotak-kotak terpisah antara agama dan
feminisme.
Mensekulerkan antara islam dan feminisme.
Padahal sebetulnya semuanya berada dalam alur yang sama dan tidak
terpisahkan.

Kita nggak bisa bilang feminisme tanpa melakukanya dari dasar keyakinan
(mis. agama), karena akan menghasilkan  personality yang terpecah-pecah /
split. Dan begitu juga sebaliknya, bicara agama (Islam) tanpa mendukung
kesetaraan gender hanya menghasilkan "Islam" yang lalim.

Menghadapi "orang-orang religius yang bias", harus menggunakan bahasa
religius juga. Wacana religius yang selama ini "satu arah" harus dibuat agar
menjadi dua arah. Wacana religius harus menjadi suatu  playing field yang
"rata" dulu untuk semua. Jika menghadapinya dengan "bahasa" yang terpisah,
apalagi sengaja memisah-misahkannya hanya akan memperkuat posisi
"orang-orang bias" itu.  Agama itu secara inheren berpotensi menjadi payung
bagi feminisme. Penting untuk menggunakan potensi itu bukan malah
memisahkannya.

Salam
Ary



 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM
~-> 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim

2006-04-02 Terurut Topik Mia
Dari diskusi yang kreatif ini, satu hal yang kita semua setuju - 
berkenaan dengan 'khittah' semula, bahwa mbak Ida memahami tentang 
sudut pandang Muslim pada umumnya, bahwa N. Muhammad meninggalkan 
legacy feminism yang jarumnya mestinya berputar sesuai kejadian-
kejadian dalam ruang dan waktu. Ini point penting, karena Sato dkk 
dari dulu selalu mengimplikasikan yang sebaliknya.

Namun lebih lanjut lagi saya nembak balik ke Sato, bahwa 
pandangannya itu jangan-jangan karena warisan psikologi neurotiknya 
Barat jaman dulu terhadap sex dan perempuan. Sejujurnya, pendapat 
saya yang seperti ini nggak akan memperbaiki kondisi ummat Islam 
sendiri, tapi mudah-mudahan bisa jadi masukan kepada Sato, kalau  
bukan centilan - mbok ya introspeksi. Sudah saya katakan, persoalan 
psikologi sejarah seperti ini hanya diri kita masing-masing yang 
bisa berdamai or coming to terms. Jangan lupa diri yang berdamai itu 
akan berpengaruh baik ke orang lain loh.

Iya betul, seperti Muslim pada umumnya, saya nggak memisahkan (dalam 
wacana maupun implementasi), antara agama sebagai keyakinan dan 
feminism sebagai kebijakan publik dan politik.  Saya pikir inilah 
inti perbedaan diskusi antara mbak Ida dan Pak Ary. Maksudnya pak 
Ary 'menabrakkan' agama dan feminism saya pikir 
artinya 'mensekularkan' atau mengkotak-kotakkan. 

Bahkan, sebagai non Kristen saya merasa bahwa Yesus membawa pesan 
feminism yang sangat kental (i.e egalitarian, spiritual). Karena itu 
murid-murid awal Yesus banyak yang perempuan, dan martirnya 
perempuan. Kok saya nggak bisa ngebayangin Kristen bisa jadi agama 
resmi di Romawi tanpa murid-murid perempuan Yesus? Ini bisa jadi 
runutan sejarah yang menarik untuk digali oleh feminis Kristen.

Yesus nggak 'berpolitik' dalam arti politik praktis seperti N. 
Muhammad, karena situasinya jauuuh berbeda. Tatanan negara dan 
bermasyarakat di Palestina Yahudi dan Romawi sangat kuat, berbeda 
dengan Arab baduy barbar.  Namun ini mestinya jangan serta merta 
dibaca sebagai sekularism, tapi Yesus itu kontekstual. Kalo nggak 
kontekstual nggak bakal jadi Nabi deh. (Mohon maaf dengan sebutan 
Nabi ini).

Tapi kalau Barat membawa jaman gemilang sampai sekarang 
dengan 'sekularism', so be it. Barangkali itulah lorong sejarah yang 
harus dilalui.  Karena merupakan bagian dari masyarakat, maka 
feminism Barat pun bercorak sekular juga, seperti yang 
diimplikasikan mbak Ida. Tapi di sinipun saya liat nggak gitu-gitu 
amat. Karena di Barat pun ada upaya memperkenalkan simbolism 
yang 'compassionate', walaupun masih mentah mateng, namun inilah 
jembatan antara sekularism modern dan keyakinan beragama. Dan karena 
ada akar sejarahnya dalam pesan dan tindakan Yesus.

Jadi menghadirkan simbolism (dalam artian 'compassion'), yaitu 
memaknai kembali simbol-simbol agama kita, sementara ini kita 
setujui sebagai jembatan antar agama-agama dan sekularism modern, 
yang ditawarkan oleh feminis Barat maupun Muslim.  Simbolism 
akhirnya akan memberikan keyakinan dan inspirasi kepada kita tentang 
sifat 'kekinian' peristiwa-peristiwa sebagai tanda dan kehendak 
Allah. Saya pernah bilang, yang akan menghidupkan kehidupan kita.

Dengan Indonesia sendiri, saya mempunyai keyakinan bahwa kalau saja 
kita sudah melalui periode transisi dan krisis ini, Muslim Indonesia 
akan memberi corak baru dalam dunia Islam, yaitu Islam-simbol-
feminism. Kalau saya bilang feminis ini termasuk laki-laki bukan 
cuma perempuan doang, karena wacana feminism nggak mungkin 
tercerabut dari masyarakat. Kenapa Indonesia? Karena ringkasnya, 
sebelum India, Cina, Arab, dan terakhir Eropa datang ke Indonesia - 
saya meyakini Indonesia adalah merupakan peradaban terakhir Dunia 
Lama yaitu feminism, apapun disebutnya matriarchal, matrilineal. 
Kalau anda berjalan dari Sabang sampe Timika, jejak-jejak ini 
keliatan - if you pay close attention to it.

Ya saya setuju dengan pikiran inti bahwa agama-agama Dunia Baru ini 
(hampir semua agama), adalah androsentris yaitu male-dominated yang 
mereduksi peran female. Inilah kenyataan sejarah yang kita lalui, so 
be it. Mengapresiasi sejarah adalah menerima 'kekinian' itu. I hope 
I dont sound too preachy. It's so difficult to describe my thoughts 
along this line.

Pikir saja, sejarah tercatat kan paling banter sejauh 3000 SM, dan 
bahkan Indonesia sendiri abad ke 10 aja nggak jelas! Jadi sebelum 
3000 SM kita semua ngapain aja? 5000 years is such a short history 
compared to the Old World! Thank God bahwa Quran menempatkan Ratu 
Balqis dari jaman kuno itu dengan derajat yang tinggi sekali. Inilah 
catatan feminism yang tertua dalam kitab suci.

Sayangnya akhir-akhir ini di Indonesia chauvinism keliatan seperti 
mau melindas Islam-simbol-feminis ini, yang belum lagi bangkit ini. 
Apakah ini suatu geliat atau bagaimana, masih belum bisa 
diperkirakan kalau kita sendiri belum bisa menawarkan solusi-solusi 
kontekstual yang menyatukan perbedaan, yang dapat memberi 
kepercayaan diri kepada Indonesia yang lagi nggak pede ini.

So

Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim

2006-04-02 Terurut Topik idakhouw
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Ary Setijadi Prihatmanto"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>

> Jadi kesimpulannya, secara inheren sebetulnya nggak ada masalah dengan
> feminisme.
> Lha wong setiap kali muslim belajar sejárah Nabi dari kecil, cerita
awalnya
> ya ttg hal itu.



> Problemnya ya di orang-orangnya.

-> GOTCHA :-)   kalau Mas Ary percaya ini, maka tidak akan membuat
pernyataan di bawah ini:))  :


> Memang relasi manusia dan lingkungannya itu kan kompleks.
> Oleh karena itu menabrakkan agama dg. feminisme itu juga nggak terlalu
> tepat, gitu lho maksud saya.


Kok jadi menabrakkan?? 
Feminisme (kalau berhasil) justru akan berjasa besar MEMBERSIHKAN
agama dari bias2 (dari bias "ORANG-ORANG" itu), memunculkan mutiara2
agama!! 

Wass,
Ida.






Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim

2006-04-01 Terurut Topik Ary Setijadi Prihatmanto

- Original Message - 
From: "idakhouw" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Sunday, April 02, 2006 1:01 AM
Subject: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim


> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Ary Setijadi Prihatmanto"
> <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
>
> > Mungkin ini bisa jadi contoh yang nggak tahu apakah relevan apa tidak,
> >
> > 1. Ketika kita belajar sejarah Rasul biasanya hal pertama yang
> diceritakan
> > adalah situasi pra-Islam.
> > Hal yang paling sering diulas adalah bagaimana saat itu perlakuan
> masyarakat
> > thd perempuan yang buruk.
> > Sampai-sampai diceritakan ttg perilaku mengubur bayi perempuan
> hidup-hidup
> > karena anggapan bahwa perempuan sedemikian buruk. Mungkin hal ini
> mirip yang
> > terjadi di masyarakat India belakangan ini, dimana kasus aborsi janin
> > perempuan juga marak.Dalam cerita sejarah Rasul itu, kedatangan Islam
> > merombak cara pandang spt. itu. Jaminan bahwa manusia itu semua sama.
>
>
> Kayaknya ini sudah dikupas habis feminis muslimah, ya ngga ya? :)
> Saya sudah mengerti sisi ini, makanya saya tidak ragu menyebut
> Muhammad SAW sang revolusioner.
> Kalau kata teman muslimah saya, sayangnya buat sekelompok muslim
> sepertinya jarum jam tidak berputar :) jadinya sisi revolusioner Nabi
> tidak muncul. Saya setuju dengannya.
>

Saya juga setuju dengan hal ini.

Jadi kesimpulannya, secara inheren sebetulnya nggak ada masalah dengan
feminisme.
Lha wong setiap kali muslim belajar sejárah Nabi dari kecil, cerita awalnya
ya ttg hal itu.
Problemnya ya di orang-orangnya.

>
> > 2. Fenomena kesetaraan relasi suami dan istri yang umum dalam kasus
> keluarga
> > pengusaha muslim kelas menengah di jawa. Lebih khusus lagi silahkan
> dilihat
> > fenomena misalnya di kalangan keluarga pengusaha Muhammadiyah.
> Bahkan peran
> > perempuan kadang lebih dominan dalam bisnisnya.
>
>
> Kalau ada yg tertarik menelitinya, mungkin nantinya bisa menelurkan
> teori baru :)
> Cuma dalam penelitian selalu harus "awas" dengan dimensi2 lain (spt
> Mas Ary maksud itu), karena hasil penelitian harus selalu ketat sebisa
> mungkin di semua sisi bebas bias.
> Misalnya apakah dominan dalam bisnis menjamin relasi kuasa
> suami-istrinya tidak asimetris?
>
> Saya pernah sekilas mendengar bahwa dalam masyarakat Minang yang
> matrilineal ternyata tetap di dalamnya sesungguhnya patriarchal???
>

Memang relasi manusia dan lingkungannya itu kan kompleks.
Oleh karena itu menabrakkan agama dg. feminisme itu juga nggak terlalu
tepat, gitu lho maksud saya.

Soal dominasi peran dalam bisnis keluarga, ini kan indikasi-indikasi, bahwa
sang Istri punya independensi ekonomi, dalam mengurus yang namanya soal
uang. Independensi ini yang memberi istri posisi tawar dalam relasi. Posisi
tawar itu yang nantinya akan melahirkan secara natural, relasi yang tidak
asimetris. Saya kira hal itu juga saya kira yang sebetulnya diniatkan oleh
Rasul ketika mengajurkan untuk memilih pasangan yang "seimbang".

Soal masyarakat Minang, memang pernah dibahas di sini walaupun Matriachal
tapi tetap juga ada unsur Patriachal. Spt. perilaku poligami juga banyak di
dalamnya. Spt. juga di jawa, yang patriachal tapi ternyata ada juga unsur2
ynag Matriachal...

Salam
Ary



Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim

2006-04-01 Terurut Topik idakhouw
Oya Mas Ary, 

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Ary Setijadi Prihatmanto"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:

... dalam konteks Islam, semua orang berhak menafsirkan Islam menurut
> apa yang dianggapnya Islam yang lebih tepat. Itulah mengapa dalam
prakteknya
> Islam menjadi sangat beragam yang coraknya bervariasi sampai pada level
> individual sekalipun.


Sebetulnya sama persis kalau Mas Ary melihat kekristenan dalam
Protestantism, yang masing2 umatnya otonom. Bahkan PGI (Persekutuan
Gereja2 di Indonesia, sebagai lembaga perwakilan Gereja2 Protestan di
Indonesia) sendiri tidak punya kewenangan apa2. 

Makanya saya suka "kasihan" sama PGI, kalau ada  ribut2 "kristenisasi"
selalu seolah jadi pihak yang harus bertanggungjawab, padahal
seringnya (pun kalau "kristenisasi" itu terjadi) tidak ada kaitan
organisatoris apa2. Paralelnya begini: FPI bikin ulah, NU/Muhammadiyah
diminta tanggungjawab :) 
Sedang buat gereja-gereja yang menginduk ke PGI sekalipun, PGI tidak
punya kewenangan mengatur organisasinya, apalagi ajaran. PGI, seperti
namanya, hanya berfungsi sebagai persekutuan (communion) saja. 

Salam, 
Ida






 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM
~-> 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim

2006-04-01 Terurut Topik idakhouw
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Ary Setijadi Prihatmanto"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>

> Mungkin ini bisa jadi contoh yang nggak tahu apakah relevan apa tidak,
> 
> 1. Ketika kita belajar sejarah Rasul biasanya hal pertama yang
diceritakan
> adalah situasi pra-Islam.
> Hal yang paling sering diulas adalah bagaimana saat itu perlakuan
masyarakat
> thd perempuan yang buruk.
> Sampai-sampai diceritakan ttg perilaku mengubur bayi perempuan
hidup-hidup
> karena anggapan bahwa perempuan sedemikian buruk. Mungkin hal ini
mirip yang
> terjadi di masyarakat India belakangan ini, dimana kasus aborsi janin
> perempuan juga marak.Dalam cerita sejarah Rasul itu, kedatangan Islam
> merombak cara pandang spt. itu. Jaminan bahwa manusia itu semua sama.


Kayaknya ini sudah dikupas habis feminis muslimah, ya ngga ya? :)
Saya sudah mengerti sisi ini, makanya saya tidak ragu menyebut
Muhammad SAW sang revolusioner. 
Kalau kata teman muslimah saya, sayangnya buat sekelompok muslim
sepertinya jarum jam tidak berputar :) jadinya sisi revolusioner Nabi
tidak muncul. Saya setuju dengannya.


> 2. Fenomena kesetaraan relasi suami dan istri yang umum dalam kasus
keluarga
> pengusaha muslim kelas menengah di jawa. Lebih khusus lagi silahkan
dilihat
> fenomena misalnya di kalangan keluarga pengusaha Muhammadiyah.
Bahkan peran
> perempuan kadang lebih dominan dalam bisnisnya.


Kalau ada yg tertarik menelitinya, mungkin nantinya bisa menelurkan
teori baru :) 
Cuma dalam penelitian selalu harus "awas" dengan dimensi2 lain (spt
Mas Ary maksud itu), karena hasil penelitian harus selalu ketat sebisa
mungkin di semua sisi bebas bias. 
Misalnya apakah dominan dalam bisnis menjamin relasi kuasa
suami-istrinya tidak asimetris?

Saya pernah sekilas mendengar bahwa dalam masyarakat Minang yang
matrilineal ternyata tetap di dalamnya sesungguhnya patriarchal??? 

I.





 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM
~-> 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim

2006-04-01 Terurut Topik Ary Setijadi Prihatmanto

- Original Message - 
From: "idakhouw" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Saturday, April 01, 2006 10:28 PM
Subject: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim


(deleted)
>
> > Nah terkait dengan konteks, jika mbak Ida percaya hal di atas, tentu
> saja
> > statemen sebelumnya bahwa "Gereja dan Islam ada di posisi yang sama
> vis a
> > vis feminism" jadinya mentah, karena toh baik Gereja maupun Islam pada
> > akhirnya hanya sekedar label yang harus diperjelas lagi konteks-nya.
> > "Gereja" atau "Islam" itu label yang kompleks, dimensi yang lebih
> realistis
> > untuk dibedah sebetulnya ya itu tadi ruang dan time.
>
>
> Awalnya ini dalam rangka berdiskusi dg Mbak Mia yang (saya pikir)
> melihat Kristen Barat dan feminis Barat sebagai satu.
>
> Dalam kekhasan (dimensi ruang dan waktu, meminjam istilah Mas Ary)
> masing2 agama dan alirannya dan lain-lainnya, feminism melihat ada
> benang merah androcentrism di dalamnya. Karena itu saya melihatnya
> -DALAM HAL INI- Islam dan Kristen (dan semua agama lain, kecuali kalau
> ada agama yang tidak punya kecenderungan androcentric) dalam posisi
> sama (senasib :-) menghadapi challenge dari feminism. PCMIIW :)
>
> > Jangan-jangan untuk Indonesia pada kurun waktu dan tempat tertentu,
> secara
> > tradisional feminisme dan agama (baik Islam maupun Kristen misalnya)
> > sebetulnya bahu-membahu.
>
>
> Ini bisa asyik nih, kalau benar ada contoh kasusnya. Bisa menumbangkan
> teori2 yang ada tuh,,, hehehehe
>

Mungkin ini bisa jadi contoh yang nggak tahu apakah relevan apa tidak,

1. Ketika kita belajar sejarah Rasul biasanya hal pertama yang diceritakan
adalah situasi pra-Islam.
Hal yang paling sering diulas adalah bagaimana saat itu perlakuan masyarakat
thd perempuan yang buruk.
Sampai-sampai diceritakan ttg perilaku mengubur bayi perempuan hidup-hidup
karena anggapan bahwa perempuan sedemikian buruk. Mungkin hal ini mirip yang
terjadi di masyarakat India belakangan ini, dimana kasus aborsi janin
perempuan juga marak.Dalam cerita sejarah Rasul itu, kedatangan Islam
merombak cara pandang spt. itu. Jaminan bahwa manusia itu semua sama.

2. Fenomena kesetaraan relasi suami dan istri yang umum dalam kasus keluarga
pengusaha muslim kelas menengah di jawa. Lebih khusus lagi silahkan dilihat
fenomena misalnya di kalangan keluarga pengusaha Muhammadiyah. Bahkan peran
perempuan kadang lebih dominan dalam bisnisnya.

dll.


>
> > Saya juga pingin diskusi ttg sifat "androcentric" dari agama-agama.
> > Bukankah hal itu sesuatu yang wajar saja, terkait dengan "definisi" dari
> > agama itu sendiri yang spesifik untuk manusia, sama juga dengan jika
> kita
> > bicara budaya, sains dll. Kesemua itu kan bicara ttg kemanusiaan
> juga sbg
> > topik utama pembicaraannya sebetulnya, karena tujuannya pun untuk
> manusia.
>
>
> Androcentric dalam hal ini merujuk ke androcentrism. Saya pake
> definisi saja ya:
> "Deriving from the Greek word for male, androcentrism literally means
> a doctrine of male-centredness. Androcentrism practices are those
> whereby the experiences of men are assumed to be generalisable, and
> are seen to provide the objective criteria through which women's
> experiences can be organised and evaluated."
> (serupa dengan White racism dalam hal ini, ketika semua "ras" lain
> diukur dengan standar White: White sebagai laki2, "ras" lain sebagai
> perempuan :D ,,, makanya gender dan "ras"/etnisitas selalu
> intersectioned -menurut teori- )
>
> Dalam analysis feminism hampir semua societies secara historis sampai
> masa kini memliki kecenderungan androcentric dimana kultur,
> pengetahuan, organisasi dll (termasuk agama) merefleksikan kekuasaan
> dominan laki2. Untuk itu gerakan ini mencoba mendekonstruksinya (ini
> salah satu paradigma saja, dari sejumlah paradigma yg ada), intinya
> mainstreaming pengalaman dan interest perempuan (cmiiw deh, disini
> banyak ahli bidang ini deh pasti :) supaya dunia ini tidak assymetric.
>

Oh begitu, saya kira Andro yang artinya manusia, spt dalam Android.
Nah ini sih bagiannya mbak Mia kayaknya.
:-)

Tapi mungkin sekilas, dalam konteks Islam, dalam perkembangannya memang
lebih didominasi oleh tokoh-tokoh ulama pria yang wajar saja agak bias
gender. Namun secara inheren sebetulnya tidak menutup kemungkinan adanya
perkembangan yang arahnya bisa lebih netral. Hal ini mungkin sekali,  karena
kembali, dalam konteks Islam, semua orang berhak menafsirkan Islam menurut
apa yang dianggapnya Islam yang lebih tepat. Itulah mengapa dalam prakteknya
Islam menjadi sangat beragam yang coraknya bervariasi sampai pada level
individual sekalipun.

Salam
Ary



Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita

Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim

2006-04-01 Terurut Topik idakhouw
Hehehe,,, lagi pada ngalong ya kita, atau Mas Ary baru selesai sholat
tahajud? :-)


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Ary Setijadi Prihatmanto"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> Memang kompleks kok...
> Tentu saja selalu ada kebaikan dan keburukan dari sesuatu. Hanya
saja saya
> percaya bahwa "persekutuan" atau "perpecahan" itu harusnya terkait
dengan
> sesuatu yang lebih "detail", bukan karena masalah keyakinan(agama).


Dalam kasus Kristen (terutama Protestan, soalnya Gereja Timur tidak
populer di Indonesia) bener2 harus dilihat satu per satu, case by
case, banyak kasusnya memang karena beda teologi (baca: keyakinan)
masing2 dengan keunikannya. Saya tidak tahu apakah "tema"nya paralel
dengan perpecahan dalam Islam. Studi ttg ini bisa sangat mengasyikkan,
sayang saya tidak fokus ke situ (bisa jadi tema menarik nih buat
bidang perbandingan agama :).


> Nah terkait dengan konteks, jika mbak Ida percaya hal di atas, tentu
saja
> statemen sebelumnya bahwa "Gereja dan Islam ada di posisi yang sama
vis a
> vis feminism" jadinya mentah, karena toh baik Gereja maupun Islam pada
> akhirnya hanya sekedar label yang harus diperjelas lagi konteks-nya.
> "Gereja" atau "Islam" itu label yang kompleks, dimensi yang lebih
realistis
> untuk dibedah sebetulnya ya itu tadi ruang dan time.


Awalnya ini dalam rangka berdiskusi dg Mbak Mia yang (saya pikir)
melihat Kristen Barat dan feminis Barat sebagai satu. 

Dalam kekhasan (dimensi ruang dan waktu, meminjam istilah Mas Ary)
masing2 agama dan alirannya dan lain-lainnya, feminism melihat ada
benang merah androcentrism di dalamnya. Karena itu saya melihatnya
-DALAM HAL INI- Islam dan Kristen (dan semua agama lain, kecuali kalau
ada agama yang tidak punya kecenderungan androcentric) dalam posisi
sama (senasib :-) menghadapi challenge dari feminism. PCMIIW :) 

> Jangan-jangan untuk Indonesia pada kurun waktu dan tempat tertentu,
secara
> tradisional feminisme dan agama (baik Islam maupun Kristen misalnya)
> sebetulnya bahu-membahu.


Ini bisa asyik nih, kalau benar ada contoh kasusnya. Bisa menumbangkan
teori2 yang ada tuh,,, hehehehe 

 
> Saya juga pingin diskusi ttg sifat "androcentric" dari agama-agama.
> Bukankah hal itu sesuatu yang wajar saja, terkait dengan "definisi" dari
> agama itu sendiri yang spesifik untuk manusia, sama juga dengan jika
kita
> bicara budaya, sains dll. Kesemua itu kan bicara ttg kemanusiaan
juga sbg
> topik utama pembicaraannya sebetulnya, karena tujuannya pun untuk
manusia.


Androcentric dalam hal ini merujuk ke androcentrism. Saya pake
definisi saja ya: 
"Deriving from the Greek word for male, androcentrism literally means
a doctrine of male-centredness. Androcentrism practices are those
whereby the experiences of men are assumed to be generalisable, and
are seen to provide the objective criteria through which women's
experiences can be organised and evaluated." 
(serupa dengan White racism dalam hal ini, ketika semua "ras" lain
diukur dengan standar White: White sebagai laki2, "ras" lain sebagai
perempuan :D ,,, makanya gender dan "ras"/etnisitas selalu
intersectioned -menurut teori- )

Dalam analysis feminism hampir semua societies secara historis sampai
masa kini memliki kecenderungan androcentric dimana kultur,
pengetahuan, organisasi dll (termasuk agama) merefleksikan kekuasaan
dominan laki2. Untuk itu gerakan ini mencoba mendekonstruksinya (ini
salah satu paradigma saja, dari sejumlah paradigma yg ada), intinya
mainstreaming pengalaman dan interest perempuan (cmiiw deh, disini
banyak ahli bidang ini deh pasti :) supaya dunia ini tidak assymetric. 

Wass,
Ida.





Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim

2006-04-01 Terurut Topik Ary Setijadi Prihatmanto

- Original Message - 
From: "idakhouw" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Saturday, April 01, 2006 4:52 PM
Subject: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim


> Kali ini "ngerjain" Mas Ary ah :))
>
> 1.Masih kurang spesifik: Gereja Katolik mana nih,,, Timur opo Barat ;)
>
> 2. Istilah pendeta tidak ada dalam Katolik Roma (kayaknya juga di
> Timur tidak pake istilah ini), yang ada adalah
> rohaniwan/pastor/pater/romo -mungkin ada lagi lainnya-
>

he he he he akur saja deh sama mbak Ida...

> 3. Selalu ada sisi baik/buruknya dari sebuah pilihan. Protestan
> -misalnya- yg memilih tidak institutionalized harus menghadapi
> konsekuensi perpecahan sampai sekarang, walau di sisi lain bisa lebih
> fleksibel menghadapi perubahan jaman (cmiiw) sementara dalam Katolik
> (setidaknya Katolik Roma) teologi bisa terus berkembang walau
> "mentok"? kalau sudah berhadapan dengan hirarki.
>
> Hayo lho, ruwet to? serupa dg pendapat Mas Ary, bicara kekristenan
> harus selalu spesifik: Kristen mana, dimana, kapan (supaya juga tidak
> anachronistic). Dan untuk urusan ini saya bukan ahlinya sama sekali :((
>
> Saleum,
> Ida.
>

Memang kompleks kok...
Tentu saja selalu ada kebaikan dan keburukan dari sesuatu. Hanya saja saya
percaya bahwa "persekutuan" atau "perpecahan" itu harusnya terkait dengan
sesuatu yang lebih "detail", bukan karena masalah keyakinan(agama).

Nah terkait dengan konteks, jika mbak Ida percaya hal di atas, tentu saja
statemen sebelumnya bahwa "Gereja dan Islam ada di posisi yang sama vis a
vis feminism" jadinya mentah, karena toh baik Gereja maupun Islam pada
akhirnya hanya sekedar label yang harus diperjelas lagi konteks-nya.
"Gereja" atau "Islam" itu label yang kompleks, dimensi yang lebih realistis
untuk dibedah sebetulnya ya itu tadi ruang dan time.

Jangan-jangan untuk Indonesia pada kurun waktu dan tempat tertentu, secara
tradisional feminisme dan agama (baik Islam maupun Kristen misalnya)
sebetulnya bahu-membahu.

Gitu lho maksud saya.

Saya juga pingin diskusi ttg sifat "androcentric" dari agama-agama.
Bukankah hal itu sesuatu yang wajar saja, terkait dengan "definisi" dari
agama itu sendiri yang spesifik untuk manusia, sama juga dengan jika kita
bicara budaya, sains dll. Kesemua itu kan bicara ttg kemanusiaan juga sbg
topik utama pembicaraannya sebetulnya, karena tujuannya pun untuk manusia.

Ato saya salah mengerti ttg androcentric yang mbak Ida maksud?

Salam
Ary





 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM
~-> 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim

2006-04-01 Terurut Topik idakhouw
Kali ini "ngerjain" Mas Ary ah :))

1.Masih kurang spesifik: Gereja Katolik mana nih,,, Timur opo Barat ;)

2. Istilah pendeta tidak ada dalam Katolik Roma (kayaknya juga di
Timur tidak pake istilah ini), yang ada adalah
rohaniwan/pastor/pater/romo -mungkin ada lagi lainnya- 

3. Selalu ada sisi baik/buruknya dari sebuah pilihan. Protestan
-misalnya- yg memilih tidak institutionalized harus menghadapi
konsekuensi perpecahan sampai sekarang, walau di sisi lain bisa lebih
fleksibel menghadapi perubahan jaman (cmiiw) sementara dalam Katolik
(setidaknya Katolik Roma) teologi bisa terus berkembang walau
"mentok"? kalau sudah berhadapan dengan hirarki. 

Hayo lho, ruwet to? serupa dg pendapat Mas Ary, bicara kekristenan
harus selalu spesifik: Kristen mana, dimana, kapan (supaya juga tidak
anachronistic). Dan untuk urusan ini saya bukan ahlinya sama sekali :((

Saleum, 
Ida.


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Ary Setijadi Prihatmanto"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> Yang saya maksud juga gereja katolik tentunya.
> Itu juga pasti di protes sama pendeta-pendeta di Amerika Selatan
yang baru dipecat sama Paus gara-gara terlibat teologi pembebasan he
he he he...
> 
> Intinya, dengan niatan sebetulnya lebih ingin inward looking, 
> religion yang nggak institutionalized itu yang lebih natural. 
> Karena nggak pernah ada dalam sejarahnya manusia itu punya
nilai-nilai yang seragam.
> 
> Salam
> Ary
>





Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim

2006-04-01 Terurut Topik Ary Setijadi Prihatmanto

  - Original Message - 
  From: idakhouw 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Saturday, April 01, 2006 4:19 PM
  Subject: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim


  Wah terima kasih buat tambahannya Mas Ary. 

  Demikianlah memang banyak dimensi yang harus kita amati. Ada
  pendekatan khusus untuk ini: Intersectional analysis.
  Rupanya saya kudu bongkar2 arsip WM dulu ya :) 

  Mas Ary, hati2 lho bilang gini: 

  >Terutama karena Islam sendiri sbg. nilai-nilai tidak memiliki
  standardisasi formal nilai-nilai spt. misalnya gereja dg. nilai-nilai
  dari vatikan. 

  Ntar di"sidang" oleh kelompok Calvinis, Lutheran, Anglican, Orthodox,
  dll :-) kalau kejadian, saya juga ngga bisa bantu,,, hehehe,,, karena
  itu sudah masuk studi yg ruwet asli... :)


Betul,
saya paham kok.

Yang saya maksud juga gereja katolik tentunya.
Itu juga pasti di protes sama pendeta-pendeta di Amerika Selatan yang baru 
dipecat sama Paus gara-gara terlibat teologi pembebasan he he he he...

Intinya, dengan niatan sebetulnya lebih ingin inward looking, 
religion yang nggak institutionalized itu yang lebih natural. 
Karena nggak pernah ada dalam sejarahnya manusia itu punya nilai-nilai yang 
seragam.

Salam
Ary



[Non-text portions of this message have been removed]



Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim

2006-04-01 Terurut Topik idakhouw
Wah terima kasih buat tambahannya Mas Ary. 

Demikianlah memang banyak dimensi yang harus kita amati. Ada
pendekatan khusus untuk ini: Intersectional analysis.
Rupanya saya kudu bongkar2 arsip WM dulu ya :) 

Mas Ary, hati2 lho bilang gini: 

>Terutama karena Islam sendiri sbg. nilai-nilai tidak memiliki
standardisasi formal nilai-nilai spt. misalnya gereja dg. nilai-nilai
dari vatikan. 

Ntar di"sidang" oleh kelompok Calvinis, Lutheran, Anglican, Orthodox,
dll :-) kalau kejadian, saya juga ngga bisa bantu,,, hehehe,,, karena
itu sudah masuk studi yg ruwet asli... :)


Salim, 
Ida.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Ary Setijadi Prihatmanto"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Ikut nimbrung ya Mbak Ida,
> 
> Hal yang ini juga pernah juga dibahas di sini.
> 
> Fenomena penyeragaman, "Arabisasi", "Islam yang seragam", "Islam
formal"  itu kan fenomena modern yang sebetulnya paralel dengan
fenomena-fenomena modern lain spt. "Amerikanisasi" dll. 
> 






Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





Re: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim

2006-04-01 Terurut Topik Ary Setijadi Prihatmanto
Ikut nimbrung ya Mbak Ida,

Hal yang ini juga pernah juga dibahas di sini.

Fenomena penyeragaman, "Arabisasi", "Islam yang seragam", "Islam formal"  itu 
kan fenomena modern yang sebetulnya paralel dengan fenomena-fenomena modern 
lain spt. "Amerikanisasi" dll. 

Kalo kita bicara misalkan ttg Islam, sebetulnya penting untuk juga membicarakan 
hubungannya dg. nilai-nilai budaya "lokal" dan juga dimensi waktu. Terutama 
karena Islam sendiri sbg. nilai-nilai tidak memiliki standardisasi formal 
nilai-nilai spt. misalnya gereja dg. nilai-nilai dari vatikan. 

Misalkan pertanyaan apakah perempuan dalam Islam boleh bekerja atau tidak, 
selalu harus diikuti oleh konteks tempat dan waktu. Karena misalnya dari jaman 
dulu kala, adalah fakta bahwa perempuan muslim bekerja di Indonesia tidak 
pernah menjadi masalah, berbeda dengan di Arab Saudi misalnya. Tanpa konteks 
membuat situasinya kabur.

Pernah disinggung di milis ini bagaimana perilaku masyarakat muslim 
"tradisional" Indonesia dalam hal feminimisme, walaupun mengaku berasal sistem 
nilai yang sama (Islam) ternyata memiliki keberagaman yang lebar yang memiliki 
akar tidak hanya dari masalah etnis (mis. untuk gampangnya dari sisi kultur 
padang yang matriachal dan jawa yang patriachal)  tapi juga keragaman dimensi 
didalam masyarakat itu sendiri yang membuatnya kompleks dan nggak hitam putih, 
contohnya:

- Golongan elit politik biasanya lebih punya masalah gender dibanding dengan 
golongan politik menengah. 
Contohnya ya dari jamannya raja-raja, sampai pejabat politik sekarang.

- Golongan elit ekonomi biasanya juga punya potensi memiliki masalah gender 
dibanding dengan golongan menengah, walaupun dengan intensitas yang lebih 
rendah dibanding golongan elit politik. Contohnya ya lihat pengusaha sukses 
darimana saja, termasuk dari yang datang dari budaya yang matriachal. 
Bandingkan misalkan dengan keluarga pengusaha kelas menengah di jawa, yang 
antara suami dan istri hampir nggak ada peran yang berbeda, biasanya malah 
nggak punya masalah gender (yang berarti).

Saya mengira, dalam masyarakat Barat yang sekuler sekalipun, dimensi-dimensi 
yang semacam itulah yang akan memberi gambaran yang lebih jelas jika kita ingin 
melihat akar suatu fenomena masalah gender. Ada apa dengan Clinton-Lewinsky, 
Garry Hart, Donald Trump- dll. ? Atau misalkan Abdul Latief-Desi, Tomy-Sandra 
Harun, dll. ? 

dst...dst...

Salam
Ary


  - Original Message - 
  From: idakhouw 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Saturday, April 01, 2006 2:47 PM
  Subject: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim


  (deleted)

  Gereja dan Islam ada di posisi yang sama vis a vis feminism. Cuma,
  dalam hal kritik terhadap Islam, sering masuk unsur Colour, "The
  Other" di dalamnya, makanya saya bisa mengerti rasa sakit kaum muslim
  (unsur ini yang tidak ada dalam hal kritik terhadap Kristianitas).
  Jangan kira feminism sudah terbebas dari racism, thanks to Black
  feminists yang mengkritisi bias2 kelas, etnisitas ("ras"), religion
  etc. dari pendekatan feminist Barat. Ada ethnocentric nature dalam
  feminis Barat, "... the assumption of a unity of women's interests on
  the basis of White experience" (Anthias dan Yuval-Davis 1999), makanya
  hijab dianggap sebuah oppression dan semacamnya ya karena faktor ini,
  sebab kacamatanya ukuran White women (sama dengan banyak muslim yang
  belajar agama lain keukeuh pake kacamata sendiri -dan sebaliknya-
  hehehe,,, numpang nyindir :) 

  Dalam kerangka ethnocentrism White punya semacam "race" priviledge,
  jadi alat ukur, standar buat "ras" lain. Mereka yang tidak masuk
  standar itu, perlu di"cerah"kan :) --"ras" disini pun sebuah konsep yg
  socially constructed, linked to power relation (istilah "ras" tidak
  banyak dipakai lagi karena lebih sebagai biological term, sekarang
  lebih banyak dipakai istilah etnisitas. Namun dalam hal ini etnisitas
  selalu berarti non-White, yang seharusnya tidak demikian--

  Kalau saya melihat Mbak Mia itu sebetulnya sedang mengkritisi feminist
  Barat dan bukan Gereja Barat (memang keduanya disana-sini
  "overlapping", paralel dengan kesulitan meng-unravel identitas
  Arab/Islam). 

  Persoalan lain, kita pasti sepakat bahwa yang namanya Barat itu tidak
  tunggal. Ada yang direpresentasikan Amerika, ada yg Eropa. Sementara
  Eropa sendiripun sedang "linglung" dengan identitasnya pasca perang
  dingin. Mereka belum selesai (dan tidak akan pernah selesai, apalagi
  sekarang diperhadapkan dengan masalah imigran. cmiiw) dengan
  konstruksi identitasnya, baik secara batas fisik (Eropa yang mana? ada
  formerly Timur, ada Barat) maupun batas "kultural" (cmiiw).

  Penyebaran Kristen ke Eropa dan pembentukannya di sana ada dalam
  disiplin khusus: Sejarah Gereja, sebuah studi yang panjang yang tidak
  s

Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim

2006-04-01 Terurut Topik idakhouw
Mbak Mia yb :)

IMHO, ini menyangkut persoalan tidak saling kenal juga makanya
saya mendukung gerakan dialog antar agama (walau tidak aktif di
tingkat publik), melalui dialog paling tidak mencoba saling mengerti,
di tingkat paling dasar setidaknya belajar tahu ajaran orang lain.
Masalahnya, buat mampu berdialog memang ada syarat yang tidak semua
orang bisa lakukan: open-minded, empati ("menanggalkan" identitas
agama sendiri, istilah saya)
Syukur saya bisa melakukannya (wah, sombong ya kesannya :) makanya
saya bisa mengerti kompleksitas poligami, hijab, misalnya. Pun dengan
tulus saya bisa katakan Muhammad SAW seorang revolusioner,
pembaharu,,, saya mengagumi pemikiran2/ajaran2 beliau yang kalau pakai
pendekatan "kontekstual", dengan bahasa sendiri, saya melihat beliau
itu seperti pengamat sosial yang sangat tajam pengamatannya (semoga
tidak ada yg menganggap saya merendahkan Nabi Ini cuma cara saya
membuat tokoh2 mulia itu mejadi dekat, mengerti mereka)

Tentang Kristen Barat dan feminism, sejauh yang saya baca yang pertama
tidak turut berjasa "melahirkan" yang kemudian. Feminism tidak berakar
di gereja. Pasti Mbak Mia sudah tahu, first and second wave feminism
-sang cikal bakal- kan lebih sebagai gerakan politik, merambah ke
berbagai bidang, termasuk di dalamnya menchallenge kemapanan agama2. 

Gereja dan Islam ada di posisi yang sama vis a vis feminism. Cuma,
dalam hal kritik terhadap Islam, sering masuk unsur Colour, "The
Other" di dalamnya, makanya saya bisa mengerti rasa sakit kaum muslim
(unsur ini yang tidak ada dalam hal kritik terhadap Kristianitas).
Jangan kira feminism sudah terbebas dari racism, thanks to Black
feminists yang mengkritisi bias2 kelas, etnisitas ("ras"), religion
etc. dari pendekatan feminist Barat. Ada ethnocentric nature dalam
feminis Barat, "... the assumption of a unity of women's interests on
the basis of White experience" (Anthias dan Yuval-Davis 1999), makanya
hijab dianggap sebuah oppression dan semacamnya ya karena faktor ini,
sebab kacamatanya ukuran White women (sama dengan banyak muslim yang
belajar agama lain keukeuh pake kacamata sendiri -dan sebaliknya-
hehehe,,, numpang nyindir :) 

Dalam kerangka ethnocentrism White punya semacam "race" priviledge,
jadi alat ukur, standar buat "ras" lain. Mereka yang tidak masuk
standar itu, perlu di"cerah"kan :) --"ras" disini pun sebuah konsep yg
socially constructed, linked to power relation (istilah "ras" tidak
banyak dipakai lagi karena lebih sebagai biological term, sekarang
lebih banyak dipakai istilah etnisitas. Namun dalam hal ini etnisitas
selalu berarti non-White, yang seharusnya tidak demikian--

Kalau saya melihat Mbak Mia itu sebetulnya sedang mengkritisi feminist
Barat dan bukan Gereja Barat (memang keduanya disana-sini
"overlapping", paralel dengan kesulitan meng-unravel identitas
Arab/Islam). 

Persoalan lain, kita pasti sepakat bahwa yang namanya Barat itu tidak
tunggal. Ada yang direpresentasikan Amerika, ada yg Eropa. Sementara
Eropa sendiripun sedang "linglung" dengan identitasnya pasca perang
dingin. Mereka belum selesai (dan tidak akan pernah selesai, apalagi
sekarang diperhadapkan dengan masalah imigran. cmiiw) dengan
konstruksi identitasnya, baik secara batas fisik (Eropa yang mana? ada
formerly Timur, ada Barat) maupun batas "kultural" (cmiiw).

Penyebaran Kristen ke Eropa dan pembentukannya di sana ada dalam
disiplin khusus: Sejarah Gereja, sebuah studi yang panjang yang tidak
saya kuasai. 
Sementara tentang peminggiran perempuan (bahkan pembakaran perempuan2
yg dilabeli witches!!) dalam proses itu sudah tercatat dalam sejarah,
bahkan jadi tema film2. 
Saya kira gereja sudah belajar banyak dari itu, walau sampai sekarang
belum selesai juga. 

Wah sudah kepanjangan nih, maka saya sudahi saja. Semoga ada manfaatnya.

Salam, 
Ida. 



--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Mia" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Terimakasih sharingnya mbak Ida.
> Situasi sekarang emang seperti yang mbak Ida jabarkan. Makanya 
> feminism adalah energi baru yang akan ikut membangun makna baru 
> dalam studi dan kehidupan beragama.
> 
> Setelah Yesus pergi murid-muridnya meneruskan ajarannya. Yang 
> tercatat di gereja kebanyakan murid laki-laki, tapi dari catatan 
> sporadis ternyata martir Kristen di kerajaan Romawi banyak dari 
> perempuan ya? 
> Tikungan sejarahnya begini, setelah Kristen dari Palestin dan Rome 
> masuk ke Eropa Barat loh kok jadi tambah parah soal perempuannya. 
> Nyaris neurotic, yaitu persoalan psikologis terhadap seks dan 
> perempuan.
> 
> Persoalan psikologis harus diselesaikan secara 'internal' juga 
> (legowo kata orang Jawa).  Kalo nggak dia akan proyeksikan ke orang 
> atawa kelompok lain. Penilaian Sato terhadap risalah Muhammad pada 
> waktu itu terhadap feminism mengingatkan saya pada neurotiknya 
> Kristen Barat terhadap seks dan perempuan. Yaitu dalam bentuk 
> proyeksi terhadap kelompok lain, padahal Kristen Barat, termasuk 
> kelompok sekular, sekarang ini adalah champion da

Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim

2006-03-31 Terurut Topik Mia
Terimakasih sharingnya mbak Ida.
Situasi sekarang emang seperti yang mbak Ida jabarkan. Makanya 
feminism adalah energi baru yang akan ikut membangun makna baru 
dalam studi dan kehidupan beragama.

Setelah Yesus pergi murid-muridnya meneruskan ajarannya. Yang 
tercatat di gereja kebanyakan murid laki-laki, tapi dari catatan 
sporadis ternyata martir Kristen di kerajaan Romawi banyak dari 
perempuan ya? 
Tikungan sejarahnya begini, setelah Kristen dari Palestin dan Rome 
masuk ke Eropa Barat loh kok jadi tambah parah soal perempuannya. 
Nyaris neurotic, yaitu persoalan psikologis terhadap seks dan 
perempuan.

Persoalan psikologis harus diselesaikan secara 'internal' juga 
(legowo kata orang Jawa).  Kalo nggak dia akan proyeksikan ke orang 
atawa kelompok lain. Penilaian Sato terhadap risalah Muhammad pada 
waktu itu terhadap feminism mengingatkan saya pada neurotiknya 
Kristen Barat terhadap seks dan perempuan. Yaitu dalam bentuk 
proyeksi terhadap kelompok lain, padahal Kristen Barat, termasuk 
kelompok sekular, sekarang ini adalah champion dalam feminism.

Ini jadi persoalan serius bagi Muslim yang memandang bahwa risalah 
Nabi membawa perubahan revolusioner bagi perempuan pada waktu itu, 
dan legacy ini kudu diteruskan.

Legacy ini diteruskan dalam konteks jaman sekarang, dimana Barat 
dianggap sebagai championnya.  Tapi apa nggak sakit hati, kalo 
(sebagian) Barat itu masih menganggap akar legacy itu nggak ada, 
malah Risalah nabi diimplikasikan men-downgrade perempuan? Ada apa 
dengan mutual respect?

Salam
Mia


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "idakhouw" <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> Hoaaa jadi hareudang nih ruangan :)
> 
> Cuma tergelitik berkomentar krn tema Kristen Barat masuk arena. 
> 
> Saya kira sih persoalan "belum selesai" itu tidak cuma di Gereja 
Barat
> (dengan belum masuknya perempuan dalam hirarki [Gereja Katolik 
Roma]
> ya?), Gereja Timur pun pasti punya persoalan dengan gugatan 
feminis. 
> 
> Saya pikir feminism memang "mengguncang" semua agama yang dibentuk 
dan
> kuat dipengaruhi kecenderungan androcentric. 
> Ini salah satu rumusannya: 
> "Feminist work also emerges from a sensitivity to and criticism of 
the
> androcentric manner in which many religions have been shaped and
> formulated and also the androcentric manner in which religions
> generally have been studied."
> 
> Bukan on behalf of Pak Sato (yg gampang ketahuan memang jenis
> "teologi"nya :-), pun saya tidak mempedulikan apa blio Kristen 
Barat
> atau bukan. 
> 
> Lainnya saya setuju dengan Mbak Mia, sejarah memang seharusnya jadi
> sebuah refleksi buat kita melangkah lanjut. 
> 
> Salaam, 
> Ida.
>  
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Mia"  wrote:
> >
> > Kalo soal ngomongin teologi sih Sato pasti kalah set deh...:-) 
Mohon 
> > maap, tapi ummat Kristen masih menyimpan persoalan dengan 
teologinya, 
> > apalagi berkenaan dengan feminism. Apa perlu saya jabarkan? 
Nggak 
> > usah deh. Tapi yang anda jabarkan dalam postinganmu itu 
> > memproyeksikan pemahaman teologi anda sendiri yang belum 
tercerahkan.
> > 
> > Melalui abad sekularism dan modernism ummat Kristen Barat telah 
> > melakukan lompatan luar biasa yang mengantarkan kita semua 
sekarang 
> > di sini. Khususnya dengan feminism. You've come a long way, 
baby - 
> > katanya. Thanks to the West!
> > 
> > Sayangnya, sebagian orang Kristen (Barat) seperti Pak Sato ini 
belum 
> > fully come to terms dengan 'dosa-dosa' masa lalunya terhadap 
feminism.
> > Rasa bersalah itu malah diproyeksikan kepada sejarah Islam 
dengan 
> > pemaknaan seperti gitu. Dosa masa lalu itu diterima saja dengan 
> > legowo, nggak usah diproyeksikan kemana-mana.
> > 
> > Pantesan ada kartun Nabi. Pantesan bilang Arab jahil menghargai 
> > perempuan (kelahiran Islam malah mereduksinya?) - dengan alasan 
dewi-
> > dewi itu. Duilah, apa kerajaan Romawi menghargai para perempuan 
> > karena menyembah dewi-dewi? Jauh panggang dari api.
> > 
> > Salam
> > Mia
> >
>







 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM
~-> 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
 

Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim

2006-03-31 Terurut Topik kila4tb1roe
Katanya juga malaikat itu paling "emoh"liat  "anu" nya perempuan...
ada rumor waktu Siti Khadijah ingin membuktikan apakah yang datang itu
malaikat jibril atau bukan dengan cara pamer paha:) duh ada-ada aja!!!

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Radityo" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Emangnya malaikat berjenis kelamin ya?
> Malaikat itu perempuan?
> Kok bisa? 
> Kan dulu pernah ada yang posting kalau malaikat juga demen sama 
> bidadari. Lha gimana ini?
> 
> 
> 
> 
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "H. M. Nur Abdurrahman" 
>  wrote:
> >
> > SATO BILANG MALAIKAT ITU LAKI-LAKI? Masya-Allah, malaikat itu 
> perempuan, bukan laki-laki.
> > Tanazzalu lMalaikatu (S. Al-Qadr, 97:4)
> > Tanazzalu khabar (predikat) tasrif (konyugasi) untuk orang ketiga 
> perempuan tunggal
> > Al-Malaikatu isim muannats (kata benda kelamin perempuan). Akhiran 
> tu disebut Ta marbuthah, itu menunjukkan muannas (kelamin perempuan).
> > 
> > Muammar Qaddhafi, pakai e-mailnya Abah pd mlm/hr Jum'at
> > 
> >   - Original Message - 
> >   From: satosakaki2004 
> >   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
> >   Sent: Saturday, March 25, 2006 12:59
> >   Subject: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim
> > 
> > 
> >   Saya tidak percaya Arab Jahiliyah tidak menghargai wanita. Saya 
> kira
> >   mereka jauh lebih menghargai dan MENGHORMATI perempuan dibanding
> >   Islam. Sebagai bukti: tiga TUHAN yang paling mereka muliakan 
> adalah
> >   Tuhan Perempuan: Al Lat, Al Uzza dan Al Manat. Ketiga DEWI inilah 
> yang
> >   paling banyak mendapat persembahan korban sembelihan dan
> >   disanjung-sanjung. Kuil-kuil khusus juga dibangun bagi mereka. 
> Coba
> >   bandingkan dengan Islam, adakah malaikat perempuan? Semua laki-
> laki.
> >   Jibril, Malik, Ridwan, Munkar-Nankir, Izrail. Silahkan kasih satu 
> nama
> >   malaikat perempuan. Ndak ada. 
> > 
> >   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "ariel"  
> wrote:
> >   >
> >   > ehm tuduhan ini harus dibuktikan lagi.
> >   > Apa Karen Amstrong termasuk penulis yang kaya-raya?
> >   > Dalam tulis yang di-fwd pak Wida, bahwa pada 1400 tahun yang 
> lalu,
> >   > budaya Arab jahiliyah tidak menghargai wanita, hukum Islam 
> datang
> >   > membawa kewajiban bagi laki2 untuk lebih menghargai 
> wanita,hukum Islam
> >   > turun sesuai dengan konteks jamna pada saat itu. 
> >   > Dan pada 1400 tahun yang lalu di lingkungan sekitar Jazirah Arab
> >   > bukankah sudah ada orang Arab Kristen? 
> >   > 
> >   > salam,
> >   > -ariel-
> >   > 
> >   > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "satosakaki2004"
> >   >  wrote:
> >   > >
> >   > > Saya menduga keras Karen Armstrong ini adalah seorang penulis
> >   > > "pesanan". Sama dengan pelukis Basuki Abdullah. Lukisan dibuat
> >   > > sedemikian rupa, jauh lebih cantik dari orang yang dilukis, 
> untuk
> >   > > menyenangkan orang kaya "pemesan" yang melihat lukisan 
> dirinya itu
> >   > > dengan wajah berseri-seri. Dan bagi Karen Armstrong demi oleh-
> oleh
> >   > > sepundi-pundi zamrud dan permata nilam dari penguasa Arab tuan
> >   > rumahnya.
> > 
> > 
> > [Non-text portions of this message have been removed]
> >
>






Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim

2006-03-30 Terurut Topik Radityo
Emangnya malaikat berjenis kelamin ya?
Malaikat itu perempuan?
Kok bisa? 
Kan dulu pernah ada yang posting kalau malaikat juga demen sama 
bidadari. Lha gimana ini?




--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "H. M. Nur Abdurrahman" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> SATO BILANG MALAIKAT ITU LAKI-LAKI? Masya-Allah, malaikat itu 
perempuan, bukan laki-laki.
> Tanazzalu lMalaikatu (S. Al-Qadr, 97:4)
> Tanazzalu khabar (predikat) tasrif (konyugasi) untuk orang ketiga 
perempuan tunggal
> Al-Malaikatu isim muannats (kata benda kelamin perempuan). Akhiran 
tu disebut Ta marbuthah, itu menunjukkan muannas (kelamin perempuan).
> 
> Muammar Qaddhafi, pakai e-mailnya Abah pd mlm/hr Jum'at
> 
>   - Original Message - 
>   From: satosakaki2004 
>   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
>   Sent: Saturday, March 25, 2006 12:59
>   Subject: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim
> 
> 
>   Saya tidak percaya Arab Jahiliyah tidak menghargai wanita. Saya 
kira
>   mereka jauh lebih menghargai dan MENGHORMATI perempuan dibanding
>   Islam. Sebagai bukti: tiga TUHAN yang paling mereka muliakan 
adalah
>   Tuhan Perempuan: Al Lat, Al Uzza dan Al Manat. Ketiga DEWI inilah 
yang
>   paling banyak mendapat persembahan korban sembelihan dan
>   disanjung-sanjung. Kuil-kuil khusus juga dibangun bagi mereka. 
Coba
>   bandingkan dengan Islam, adakah malaikat perempuan? Semua laki-
laki.
>   Jibril, Malik, Ridwan, Munkar-Nankir, Izrail. Silahkan kasih satu 
nama
>   malaikat perempuan. Ndak ada. 
> 
>   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "ariel"  
wrote:
>   >
>   > ehm tuduhan ini harus dibuktikan lagi.
>   > Apa Karen Amstrong termasuk penulis yang kaya-raya?
>   > Dalam tulis yang di-fwd pak Wida, bahwa pada 1400 tahun yang 
lalu,
>   > budaya Arab jahiliyah tidak menghargai wanita, hukum Islam 
datang
>   > membawa kewajiban bagi laki2 untuk lebih menghargai 
wanita,hukum Islam
>   > turun sesuai dengan konteks jamna pada saat itu. 
>   > Dan pada 1400 tahun yang lalu di lingkungan sekitar Jazirah Arab
>   > bukankah sudah ada orang Arab Kristen? 
>   > 
>   > salam,
>   > -ariel-
>   > 
>   > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "satosakaki2004"
>   >  wrote:
>   > >
>   > > Saya menduga keras Karen Armstrong ini adalah seorang penulis
>   > > "pesanan". Sama dengan pelukis Basuki Abdullah. Lukisan dibuat
>   > > sedemikian rupa, jauh lebih cantik dari orang yang dilukis, 
untuk
>   > > menyenangkan orang kaya "pemesan" yang melihat lukisan 
dirinya itu
>   > > dengan wajah berseri-seri. Dan bagi Karen Armstrong demi oleh-
oleh
>   > > sepundi-pundi zamrud dan permata nilam dari penguasa Arab tuan
>   > rumahnya.
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>






Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim

2006-03-30 Terurut Topik H. M. Nur Abdurrahman
SATO BILANG MALAIKAT ITU LAKI-LAKI? Masya-Allah, malaikat itu perempuan, bukan 
laki-laki.
Tanazzalu lMalaikatu (S. Al-Qadr, 97:4)
Tanazzalu khabar (predikat) tasrif (konyugasi) untuk orang ketiga perempuan 
tunggal
Al-Malaikatu isim muannats (kata benda kelamin perempuan). Akhiran tu disebut 
Ta marbuthah, itu menunjukkan muannas (kelamin perempuan).

Muammar Qaddhafi, pakai e-mailnya Abah pd mlm/hr Jum'at

  - Original Message - 
  From: satosakaki2004 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Saturday, March 25, 2006 12:59
  Subject: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim


  Saya tidak percaya Arab Jahiliyah tidak menghargai wanita. Saya kira
  mereka jauh lebih menghargai dan MENGHORMATI perempuan dibanding
  Islam. Sebagai bukti: tiga TUHAN yang paling mereka muliakan adalah
  Tuhan Perempuan: Al Lat, Al Uzza dan Al Manat. Ketiga DEWI inilah yang
  paling banyak mendapat persembahan korban sembelihan dan
  disanjung-sanjung. Kuil-kuil khusus juga dibangun bagi mereka. Coba
  bandingkan dengan Islam, adakah malaikat perempuan? Semua laki-laki.
  Jibril, Malik, Ridwan, Munkar-Nankir, Izrail. Silahkan kasih satu nama
  malaikat perempuan. Ndak ada. 

  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "ariel" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  >
  > ehm tuduhan ini harus dibuktikan lagi.
  > Apa Karen Amstrong termasuk penulis yang kaya-raya?
  > Dalam tulis yang di-fwd pak Wida, bahwa pada 1400 tahun yang lalu,
  > budaya Arab jahiliyah tidak menghargai wanita, hukum Islam datang
  > membawa kewajiban bagi laki2 untuk lebih menghargai wanita,hukum Islam
  > turun sesuai dengan konteks jamna pada saat itu. 
  > Dan pada 1400 tahun yang lalu di lingkungan sekitar Jazirah Arab
  > bukankah sudah ada orang Arab Kristen? 
  > 
  > salam,
  > -ariel-
  > 
  > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "satosakaki2004"
  >  wrote:
  > >
  > > Saya menduga keras Karen Armstrong ini adalah seorang penulis
  > > "pesanan". Sama dengan pelukis Basuki Abdullah. Lukisan dibuat
  > > sedemikian rupa, jauh lebih cantik dari orang yang dilukis, untuk
  > > menyenangkan orang kaya "pemesan" yang melihat lukisan dirinya itu
  > > dengan wajah berseri-seri. Dan bagi Karen Armstrong demi oleh-oleh
  > > sepundi-pundi zamrud dan permata nilam dari penguasa Arab tuan
  > rumahnya.


[Non-text portions of this message have been removed]



Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim

2006-03-30 Terurut Topik idakhouw
Hoaaa jadi hareudang nih ruangan :)

Cuma tergelitik berkomentar krn tema Kristen Barat masuk arena. 

Saya kira sih persoalan "belum selesai" itu tidak cuma di Gereja Barat
(dengan belum masuknya perempuan dalam hirarki [Gereja Katolik Roma]
ya?), Gereja Timur pun pasti punya persoalan dengan gugatan feminis. 

Saya pikir feminism memang "mengguncang" semua agama yang dibentuk dan
kuat dipengaruhi kecenderungan androcentric. 
Ini salah satu rumusannya: 
"Feminist work also emerges from a sensitivity to and criticism of the
androcentric manner in which many religions have been shaped and
formulated and also the androcentric manner in which religions
generally have been studied."

Bukan on behalf of Pak Sato (yg gampang ketahuan memang jenis
"teologi"nya :-), pun saya tidak mempedulikan apa blio Kristen Barat
atau bukan. 

Lainnya saya setuju dengan Mbak Mia, sejarah memang seharusnya jadi
sebuah refleksi buat kita melangkah lanjut. 

Salaam, 
Ida.
 
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Mia" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Kalo soal ngomongin teologi sih Sato pasti kalah set deh...:-) Mohon 
> maap, tapi ummat Kristen masih menyimpan persoalan dengan teologinya, 
> apalagi berkenaan dengan feminism. Apa perlu saya jabarkan? Nggak 
> usah deh. Tapi yang anda jabarkan dalam postinganmu itu 
> memproyeksikan pemahaman teologi anda sendiri yang belum tercerahkan.
> 
> Melalui abad sekularism dan modernism ummat Kristen Barat telah 
> melakukan lompatan luar biasa yang mengantarkan kita semua sekarang 
> di sini. Khususnya dengan feminism. You've come a long way, baby - 
> katanya. Thanks to the West!
> 
> Sayangnya, sebagian orang Kristen (Barat) seperti Pak Sato ini belum 
> fully come to terms dengan 'dosa-dosa' masa lalunya terhadap feminism.
> Rasa bersalah itu malah diproyeksikan kepada sejarah Islam dengan 
> pemaknaan seperti gitu. Dosa masa lalu itu diterima saja dengan 
> legowo, nggak usah diproyeksikan kemana-mana.
> 
> Pantesan ada kartun Nabi. Pantesan bilang Arab jahil menghargai 
> perempuan (kelahiran Islam malah mereduksinya?) - dengan alasan dewi-
> dewi itu. Duilah, apa kerajaan Romawi menghargai para perempuan 
> karena menyembah dewi-dewi? Jauh panggang dari api.
> 
> Salam
> Mia
> 






Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim

2006-03-30 Terurut Topik Mia
Kalo soal ngomongin teologi sih Sato pasti kalah set deh...:-) Mohon 
maap, tapi ummat Kristen masih menyimpan persoalan dengan teologinya, 
apalagi berkenaan dengan feminism. Apa perlu saya jabarkan? Nggak 
usah deh. Tapi yang anda jabarkan dalam postinganmu itu 
memproyeksikan pemahaman teologi anda sendiri yang belum tercerahkan.

Melalui abad sekularism dan modernism ummat Kristen Barat telah 
melakukan lompatan luar biasa yang mengantarkan kita semua sekarang 
di sini. Khususnya dengan feminism. You've come a long way, baby - 
katanya. Thanks to the West!

Sayangnya, sebagian orang Kristen (Barat) seperti Pak Sato ini belum 
fully come to terms dengan 'dosa-dosa' masa lalunya terhadap feminism.
Rasa bersalah itu malah diproyeksikan kepada sejarah Islam dengan 
pemaknaan seperti gitu. Dosa masa lalu itu diterima saja dengan 
legowo, nggak usah diproyeksikan kemana-mana.

Pantesan ada kartun Nabi. Pantesan bilang Arab jahil menghargai 
perempuan (kelahiran Islam malah mereduksinya?) - dengan alasan dewi-
dewi itu. Duilah, apa kerajaan Romawi menghargai para perempuan 
karena menyembah dewi-dewi? Jauh panggang dari api.

Salam
Mia

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Ary Setijadi Prihatmanto" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Persoalannya bukan pada konsep ketuhanan pra-Islam. 
> Karena spt. yang dibilang mbak Mia, konsep ketuhanan mereka memang 
belum lengkap dan masih berproses. .
> 
> Persoalannya adalah ttg bagaimana Anda menilai konsep ketuhanan 
Islam yang sebetulnya berangkat dari akar yang sama dengan agama-
agama Ibrahim lainnya. Ketika Anda menilai mereka lebih menghargai 
perempuan dibanding Islam, hanya modal nama tuhan mereka itu yang 
NAMA MANUSIA perempuan, dan Anda bilang bahwa dalam Islam semuanya 
BERNAMA laki-laki. Hal ini yang menandakan bahwa Anda tidak punya 
cukup pengetahuan atau mungkin memilih bersikap ignorant.
> 
> Oleh karena itu saya tanya apa konsep laki-laki dan perempuan bagi 
Anda?
> Lalu Anda sekarang anda pertentangkan dengan uniseks. Apa makna 
uniseks bagi Anda di sini, apa banci?
> Kembali saya tanya, apa makna laki-laki dan perempuan bagi Anda 
dalam konteks Tuhan?
> Apakah Tuhan laki-laki itu Tuhan dengan Penis dan Tuhan perempuan 
itu Tuhan dengan Vagina ?
> Apakah itu maknanya bagi Anda?
> Istilah yang Anda gunakan, yaitu Yoni dan Lingga, sama sekali tidak 
memperhalus kata-kata, karena kedua kata itu menunjuk hal yang sama. 
Kita tidak merasa hal itu kasar hanya karena kita tidak familier dg 
kata-kata itu.
> 
> Ketika Anda bilang nama menunjukkan kelamin, semua yang Anda 
contohkan adalah nama-nama manusia.
> Sekarang silahkan Anda cari nama-nama binatang, termasuk cacing 
dalam bahasa Arab, laki-laki atau perempuan.
> 
> Dalam bahasa-bahasa yang memiliki bias gender(grammatical gender), 
tidak bisa dihindari penyebutan yang bias spt. itu. Tapi tidak 
berarti mereka tidak kenal konsep yang "beyond that". Itu muncul 
dibanyak bahasa spt. Spanyol, Perancis, Jerman, dan juga pada bahasa 
Inggris kuno. Semua semitic language, Hebrew, Aramaic dan Arabic juga 
termasuk yang spt. ini.
> 
> Salam
> Ary
> 






 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM
~-> 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





Re: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim

2006-03-29 Terurut Topik Ary Setijadi Prihatmanto
Persoalannya bukan pada konsep ketuhanan pra-Islam. 
Karena spt. yang dibilang mbak Mia, konsep ketuhanan mereka memang belum 
lengkap dan masih berproses. .

Persoalannya adalah ttg bagaimana Anda menilai konsep ketuhanan Islam yang 
sebetulnya berangkat dari akar yang sama dengan agama-agama Ibrahim lainnya. 
Ketika Anda menilai mereka lebih menghargai perempuan dibanding Islam, hanya 
modal nama tuhan mereka itu yang NAMA MANUSIA perempuan, dan Anda bilang bahwa 
dalam Islam semuanya BERNAMA laki-laki. Hal ini yang menandakan bahwa Anda 
tidak punya cukup pengetahuan atau mungkin memilih bersikap ignorant.

Oleh karena itu saya tanya apa konsep laki-laki dan perempuan bagi Anda?
Lalu Anda sekarang anda pertentangkan dengan uniseks. Apa makna uniseks bagi 
Anda di sini, apa banci?
Kembali saya tanya, apa makna laki-laki dan perempuan bagi Anda dalam konteks 
Tuhan?
Apakah Tuhan laki-laki itu Tuhan dengan Penis dan Tuhan perempuan itu Tuhan 
dengan Vagina ?
Apakah itu maknanya bagi Anda?
Istilah yang Anda gunakan, yaitu Yoni dan Lingga, sama sekali tidak memperhalus 
kata-kata, karena kedua kata itu menunjuk hal yang sama. Kita tidak merasa hal 
itu kasar hanya karena kita tidak familier dg kata-kata itu.

Ketika Anda bilang nama menunjukkan kelamin, semua yang Anda contohkan adalah 
nama-nama manusia.
Sekarang silahkan Anda cari nama-nama binatang, termasuk cacing dalam bahasa 
Arab, laki-laki atau perempuan.

Dalam bahasa-bahasa yang memiliki bias gender(grammatical gender), tidak bisa 
dihindari penyebutan yang bias spt. itu. Tapi tidak berarti mereka tidak kenal 
konsep yang "beyond that". Itu muncul dibanyak bahasa spt. Spanyol, Perancis, 
Jerman, dan juga pada bahasa Inggris kuno. Semua semitic language, Hebrew, 
Aramaic dan Arabic juga termasuk yang spt. ini.

Salam
Ary


  - Original Message - 
  From: satosakaki2004 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Tuesday, March 28, 2006 1:33 AM
  Subject: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim


  Al Lat adalah TUHAN berkelamin PEREMPUAN. Dialah Dewi Perang dan Dewi
  Kesuburan. Bersama Al Manat, dewi Kekuatan dan Al Uzza, dewi
  Keberuntungan (Fortuna) mereka adalah tiga dewa PEREMPUAN yang sangat
  DIMULIAKAN dan DISEMBAH Arab Jahiliyah (gharaniq yang luhur). 
  Di Mesopotamia Al Lat disebut ISHTAR, di Syria dan Libanon pra-Islam
  dia disebut ASTARTE. Orang Yunani menyebut DEWI PERANG itu sebagai
  ATHENA. Orang Romawi menyebutnya MINERVA. 

  Mengenai apakah mereka punya lingga atau yoni (saya perhalus istilah
  anda), saya kira Arab Jahiliyah belum kenal konsep uniseks atau
  biseks. Nama menunjukkan kelamin. Khadijah, Saudah, Aisyah, Hafsah,
  Juwairiyah, Syafiah, Maimunah, Zainab, Hasanah, Aminah itu semua
  perempuan. Hasan, Amin, Malik, Ridwan, Jibril, Saad, Salman, Abdullah,
  Fahd itu semua LAKI-LAKI.

  > Bung Sato,

  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Ary Setijadi Prihatmanto"
  <[EMAIL PROTECTED]> wrote: 


  > 
  > Apa sih yang Anda maksud "perempuan" dan "laki-laki" dalam konteks
  Tuhan dan Malaikat itu?
  > Apa mereka berkembang biak, melakukan hubungan seksual ?
  > Apa Al Lat, Al Uzza dan Al Manat itu punya Vagina sehingga disebut
  perempuan?
  > Apa Jibril dll. itu punya penis sehingga disebut laki-laki ?
  > Cacing tanah itu laki-laki atau perempuan?
  > Buku itu laki-laki atau perempuan?
  > 
  > Mungkin bisa dibedakan dengan maskulinitas dan feminim.
  > Bagaimana dengan misalnya "Rahman dan Rahim" yang feminim, "Malik"
  yang maskulin?
  > 
  > Bahasa Indonesia itu salah satu bahasa yang netral gender.
  > Akibatnya nggak ada "prasangka gender" spt. bahasa-bahasa yang
  umurnya sudah tua.
  > 
  > Salam
  > Ary
  > 
  > 
  >   - Original Message - 
  >   From: satosakaki2004 
  >   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  >   Sent: Saturday, March 25, 2006 6:59 AM
  >   Subject: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim
  > 
  > 
  >   Saya tidak percaya Arab Jahiliyah tidak menghargai wanita. Saya kira
  >   mereka jauh lebih menghargai dan MENGHORMATI perempuan dibanding
  >   Islam. Sebagai bukti: tiga TUHAN yang paling mereka muliakan adalah
  >   Tuhan Perempuan: Al Lat, Al Uzza dan Al Manat. Ketiga DEWI inilah yang
  >   paling banyak mendapat persembahan korban sembelihan dan
  >   disanjung-sanjung. Kuil-kuil khusus juga dibangun bagi mereka. Coba
  >   bandingkan dengan Islam, adakah malaikat perempuan? Semua laki-laki.
  >   Jibril, Malik, Ridwan, Munkar-Nankir, Izrail. Silahkan kasih satu nama
  >   malaikat perempuan. Ndak ada. 
  > 
  >   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "ariel"  wrote:
  >   >
  >   > ehm tuduhan ini harus dibuktikan lagi.
  >   > Apa Karen Amstrong termasuk penulis yang kaya-raya?
  >   > Dalam tulis yang di-f

Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim

2006-03-29 Terurut Topik Mia
Ringkasnya, Arab Jahil nggak punya sistem dan konsep keagamaan dan 
spiritual yang mencukupi. Wong hari Pembalasan saja nggak dipercaya.

Dewa-dewa perempuan itu adalah yang mereka bawa dari daerah Fertile 
Crescent (Meso, Persia, Iraq).  Para sejarawan purbakala juga setuju 
bahwa pertanian kuno dimana-mana itu menyimbolkan dewi-dewi. Ingat 
Dewi Sri? Dan ini cocok dengan dugaan antropolog/psikolog jaman 
sekarang yang bilang bahwa masyarakat perempuan itu memulai sistem 
pertanian kuno, 10,000 tahunan lalu. Pak Sato, Dunia Lama itu 
melambangkan dewi-dewi feminin.

Kehidupan di jazirah Arab itu keras, kesukuan menjadi yang 
terpenting, kepentingan individu nggak dihitung. Anak perempuan 
dibunuh karena merepotkan kalau terlalu banyak, dsb. Untuk beberapa 
lama gaya hidup seperti ini cocok untuk gaya baduy keras itu. Tapi 
setelah mereka settle menjadi pedagang kota, yah...mulain deh jaman 
jahiliyyah. Adat lama menjadi jahil karena nggak cocok dengan jaman 
baru.

Salam
Mia

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "satosakaki2004" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Al Lat adalah TUHAN berkelamin PEREMPUAN. Dialah Dewi Perang dan 
Dewi
> Kesuburan. Bersama Al Manat, dewi Kekuatan dan Al Uzza, dewi
> Keberuntungan (Fortuna) mereka adalah tiga dewa PEREMPUAN yang 
sangat
> DIMULIAKAN dan DISEMBAH Arab Jahiliyah (gharaniq yang luhur). 
> Di Mesopotamia Al Lat disebut ISHTAR, di Syria dan Libanon pra-
Islam
> dia disebut ASTARTE. Orang Yunani menyebut DEWI PERANG itu sebagai
> ATHENA. Orang Romawi menyebutnya MINERVA. 
> 
> Mengenai apakah mereka punya lingga atau yoni (saya perhalus 
istilah
> anda), saya kira Arab Jahiliyah belum kenal konsep uniseks atau
> biseks. Nama menunjukkan kelamin. Khadijah, Saudah, Aisyah, Hafsah,
> Juwairiyah, Syafiah, Maimunah, Zainab, Hasanah, Aminah itu semua
> perempuan. Hasan, Amin, Malik, Ridwan, Jibril, Saad, Salman, 
Abdullah,
> Fahd itu semua LAKI-LAKI.
> 







Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim

2006-03-29 Terurut Topik Lina Dahlan
Kalau gini hari masih ada manusia mem-persona-kan Tuhan dengan laki 
dan perempuan, itu pikiran jahiliyah...:-)

wassalam,
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "satosakaki2004" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Al Lat adalah TUHAN berkelamin PEREMPUAN. Dialah Dewi Perang dan 
Dewi
> Kesuburan. Bersama Al Manat, dewi Kekuatan dan Al Uzza, dewi
> Keberuntungan (Fortuna) mereka adalah tiga dewa PEREMPUAN yang 
sangat
> DIMULIAKAN dan DISEMBAH Arab Jahiliyah (gharaniq yang luhur). 
> Di Mesopotamia Al Lat disebut ISHTAR, di Syria dan Libanon pra-
Islam
> dia disebut ASTARTE. Orang Yunani menyebut DEWI PERANG itu sebagai
> ATHENA. Orang Romawi menyebutnya MINERVA. 
> 
> Mengenai apakah mereka punya lingga atau yoni (saya perhalus 
istilah
> anda), saya kira Arab Jahiliyah belum kenal konsep uniseks atau
> biseks. Nama menunjukkan kelamin. Khadijah, Saudah, Aisyah, Hafsah,
> Juwairiyah, Syafiah, Maimunah, Zainab, Hasanah, Aminah itu semua
> perempuan. Hasan, Amin, Malik, Ridwan, Jibril, Saad, Salman, 
Abdullah,
> Fahd itu semua LAKI-LAKI.
> 
> > Bung Sato,
> 
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Ary Setijadi Prihatmanto"
>  wrote: 
> 
> 
> > 
> > Apa sih yang Anda maksud "perempuan" dan "laki-laki" dalam 
konteks
> Tuhan dan Malaikat itu?
> > Apa mereka berkembang biak, melakukan hubungan seksual ?
> > Apa Al Lat, Al Uzza dan Al Manat itu punya Vagina sehingga 
disebut
> perempuan?
> > Apa Jibril dll. itu punya penis sehingga disebut laki-laki ?
> > Cacing tanah itu laki-laki atau perempuan?
> > Buku itu laki-laki atau perempuan?
> > 
> > Mungkin bisa dibedakan dengan maskulinitas dan feminim.
> > Bagaimana dengan misalnya "Rahman dan Rahim" yang 
feminim, "Malik"
> yang maskulin?
> > 
> > Bahasa Indonesia itu salah satu bahasa yang netral gender.
> > Akibatnya nggak ada "prasangka gender" spt. bahasa-bahasa yang
> umurnya sudah tua.
> > 
> > Salam
> > Ary
> > 
> > 
> >   - Original Message - 
> >   From: satosakaki2004 
> >   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
> >   Sent: Saturday, March 25, 2006 6:59 AM
> >   Subject: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim
> > 
> > 
> >   Saya tidak percaya Arab Jahiliyah tidak menghargai wanita. 
Saya kira
> >   mereka jauh lebih menghargai dan MENGHORMATI perempuan 
dibanding
> >   Islam. Sebagai bukti: tiga TUHAN yang paling mereka muliakan 
adalah
> >   Tuhan Perempuan: Al Lat, Al Uzza dan Al Manat. Ketiga DEWI 
inilah yang
> >   paling banyak mendapat persembahan korban sembelihan dan
> >   disanjung-sanjung. Kuil-kuil khusus juga dibangun bagi mereka. 
Coba
> >   bandingkan dengan Islam, adakah malaikat perempuan? Semua laki-
laki.
> >   Jibril, Malik, Ridwan, Munkar-Nankir, Izrail. Silahkan kasih 
satu nama
> >   malaikat perempuan. Ndak ada. 
> > 
> >   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "ariel"  
wrote:
> >   >
> >   > ehm tuduhan ini harus dibuktikan lagi.
> >   > Apa Karen Amstrong termasuk penulis yang kaya-raya?
> >   > Dalam tulis yang di-fwd pak Wida, bahwa pada 1400 tahun yang 
lalu,
> >   > budaya Arab jahiliyah tidak menghargai wanita, hukum Islam 
datang
> >   > membawa kewajiban bagi laki2 untuk lebih menghargai 
wanita,hukum
> Islam
> >   > turun sesuai dengan konteks jamna pada saat itu. 
> >   > Dan pada 1400 tahun yang lalu di lingkungan sekitar Jazirah 
Arab
> >   > bukankah sudah ada orang Arab Kristen? 
> >   > 
> >   > salam,
> >   > -ariel-
> >   > 
> >   > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "satosakaki2004"
> >   >  wrote:
> >   > >
> >   > > Saya menduga keras Karen Armstrong ini adalah seorang 
penulis
> >   > > "pesanan". Sama dengan pelukis Basuki Abdullah. Lukisan 
dibuat
> >   > > sedemikian rupa, jauh lebih cantik dari orang yang 
dilukis, untuk
> >   > > menyenangkan orang kaya "pemesan" yang melihat lukisan 
dirinya itu
> >   > > dengan wajah berseri-seri. Dan bagi Karen Armstrong demi 
oleh-oleh
> >   > > sepundi-pundi zamrud dan permata nilam dari penguasa Arab 
tuan
> >   > rumahnya. 
> >   > >
> >   >
> > 
> > 
> > 
> > 
> > 
> > 
> > 
> >   Milis Wanita Muslimah
> >   Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun
> masyarakat.
> >   Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
> >   ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/gro

Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim

2006-03-29 Terurut Topik satosakaki2004
Al Lat adalah TUHAN berkelamin PEREMPUAN. Dialah Dewi Perang dan Dewi
Kesuburan. Bersama Al Manat, dewi Kekuatan dan Al Uzza, dewi
Keberuntungan (Fortuna) mereka adalah tiga dewa PEREMPUAN yang sangat
DIMULIAKAN dan DISEMBAH Arab Jahiliyah (gharaniq yang luhur). 
Di Mesopotamia Al Lat disebut ISHTAR, di Syria dan Libanon pra-Islam
dia disebut ASTARTE. Orang Yunani menyebut DEWI PERANG itu sebagai
ATHENA. Orang Romawi menyebutnya MINERVA. 

Mengenai apakah mereka punya lingga atau yoni (saya perhalus istilah
anda), saya kira Arab Jahiliyah belum kenal konsep uniseks atau
biseks. Nama menunjukkan kelamin. Khadijah, Saudah, Aisyah, Hafsah,
Juwairiyah, Syafiah, Maimunah, Zainab, Hasanah, Aminah itu semua
perempuan. Hasan, Amin, Malik, Ridwan, Jibril, Saad, Salman, Abdullah,
Fahd itu semua LAKI-LAKI.

> Bung Sato,

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Ary Setijadi Prihatmanto"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote: 


> 
> Apa sih yang Anda maksud "perempuan" dan "laki-laki" dalam konteks
Tuhan dan Malaikat itu?
> Apa mereka berkembang biak, melakukan hubungan seksual ?
> Apa Al Lat, Al Uzza dan Al Manat itu punya Vagina sehingga disebut
perempuan?
> Apa Jibril dll. itu punya penis sehingga disebut laki-laki ?
> Cacing tanah itu laki-laki atau perempuan?
> Buku itu laki-laki atau perempuan?
> 
> Mungkin bisa dibedakan dengan maskulinitas dan feminim.
> Bagaimana dengan misalnya "Rahman dan Rahim" yang feminim, "Malik"
yang maskulin?
> 
> Bahasa Indonesia itu salah satu bahasa yang netral gender.
> Akibatnya nggak ada "prasangka gender" spt. bahasa-bahasa yang
umurnya sudah tua.
> 
> Salam
> Ary
> 
> 
>   - Original Message - 
>   From: satosakaki2004 
>   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
>   Sent: Saturday, March 25, 2006 6:59 AM
>   Subject: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim
> 
> 
>   Saya tidak percaya Arab Jahiliyah tidak menghargai wanita. Saya kira
>   mereka jauh lebih menghargai dan MENGHORMATI perempuan dibanding
>   Islam. Sebagai bukti: tiga TUHAN yang paling mereka muliakan adalah
>   Tuhan Perempuan: Al Lat, Al Uzza dan Al Manat. Ketiga DEWI inilah yang
>   paling banyak mendapat persembahan korban sembelihan dan
>   disanjung-sanjung. Kuil-kuil khusus juga dibangun bagi mereka. Coba
>   bandingkan dengan Islam, adakah malaikat perempuan? Semua laki-laki.
>   Jibril, Malik, Ridwan, Munkar-Nankir, Izrail. Silahkan kasih satu nama
>   malaikat perempuan. Ndak ada. 
> 
>   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "ariel"  wrote:
>   >
>   > ehm tuduhan ini harus dibuktikan lagi.
>   > Apa Karen Amstrong termasuk penulis yang kaya-raya?
>   > Dalam tulis yang di-fwd pak Wida, bahwa pada 1400 tahun yang lalu,
>   > budaya Arab jahiliyah tidak menghargai wanita, hukum Islam datang
>   > membawa kewajiban bagi laki2 untuk lebih menghargai wanita,hukum
Islam
>   > turun sesuai dengan konteks jamna pada saat itu. 
>   > Dan pada 1400 tahun yang lalu di lingkungan sekitar Jazirah Arab
>   > bukankah sudah ada orang Arab Kristen? 
>   > 
>   > salam,
>   > -ariel-
>   > 
>   > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "satosakaki2004"
>   >  wrote:
>   > >
>   > > Saya menduga keras Karen Armstrong ini adalah seorang penulis
>   > > "pesanan". Sama dengan pelukis Basuki Abdullah. Lukisan dibuat
>   > > sedemikian rupa, jauh lebih cantik dari orang yang dilukis, untuk
>   > > menyenangkan orang kaya "pemesan" yang melihat lukisan dirinya itu
>   > > dengan wajah berseri-seri. Dan bagi Karen Armstrong demi oleh-oleh
>   > > sepundi-pundi zamrud dan permata nilam dari penguasa Arab tuan
>   > rumahnya. 
>   > >
>   >
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
>   Milis Wanita Muslimah
>   Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun
masyarakat.
>   Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
>   ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
>   Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
>   Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
>   Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
>   Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
> 
>   This mailing list has a special spell casted to reject any
attachment  
> 
> 
> 
>
--
>   YAHOO! GROUPS LINKS 
> 
> a..  Visit your group "wanita-muslimah" on the web.
>   
> b..  To unsubscribe from this group, send an email to:
>  [EMAIL PROTECTED]
>   
> c..  Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of
S

Re: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim

2006-03-27 Terurut Topik Ary Setijadi Prihatmanto
;-) 
iya mbak Ariel

Padahal hal yang sama itu muncul di agamanya Sato sendiri.
Oleh karena itu jika saya lihat film-film model Constantine,
tafsiran baru ttg hal itu mulai banyak diperkenalkan.

Benang antara "Gabriel" dan "Gabriela", "Michael" dan "Michaela" sebetulnya 
tipis...
(terutama di taman maluku Bandung :D  just kidding...)

Dan Kelamin is not one  of them
Dan itu yang masuk akal memang...

Salam
Ary
  - Original Message - 
  From: ariel 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Tuesday, March 28, 2006 2:37 AM
  Subject: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim



  Sato masih belum bisa membedakan antara gender dan kelamin mas Ary, 
  bagi dia nama-nama malaikat yang maskulin diasosiasikan sebagai
  laki-laki :D

  salam,
  -ariel-

  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Ary Setijadi Prihatmanto"
  <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  >
  > Bung Sato,
  > 
  > Apa sih yang Anda maksud "perempuan" dan "laki-laki" dalam konteks
  Tuhan dan Malaikat itu?
  > Apa mereka berkembang biak, melakukan hubungan seksual ?
  > Apa Al Lat, Al Uzza dan Al Manat itu punya Vagina sehingga disebut
  perempuan?
  > Apa Jibril dll. itu punya penis sehingga disebut laki-laki ?
  > Cacing tanah itu laki-laki atau perempuan?
  > Buku itu laki-laki atau perempuan?
  > 
  > Mungkin bisa dibedakan dengan maskulinitas dan feminim.
  > Bagaimana dengan misalnya "Rahman dan Rahim" yang feminim, "Malik"
  yang maskulin?
  > 
  > Bahasa Indonesia itu salah satu bahasa yang netral gender.
  > Akibatnya nggak ada "prasangka gender" spt. bahasa-bahasa yang
  umurnya sudah tua.
  > 
  > Salam
  > Ary
  > 
  > 
  >   - Original Message - 
  >   From: satosakaki2004 
  >   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  >   Sent: Saturday, March 25, 2006 6:59 AM
  >   Subject: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim
  > 
  > 
  >   Saya tidak percaya Arab Jahiliyah tidak menghargai wanita. Saya kira
  >   mereka jauh lebih menghargai dan MENGHORMATI perempuan dibanding
  >   Islam. Sebagai bukti: tiga TUHAN yang paling mereka muliakan adalah
  >   Tuhan Perempuan: Al Lat, Al Uzza dan Al Manat. Ketiga DEWI inilah yang
  >   paling banyak mendapat persembahan korban sembelihan dan
  >   disanjung-sanjung. Kuil-kuil khusus juga dibangun bagi mereka. Coba
  >   bandingkan dengan Islam, adakah malaikat perempuan? Semua laki-laki.
  >   Jibril, Malik, Ridwan, Munkar-Nankir, Izrail. Silahkan kasih satu nama
  >   malaikat perempuan. Ndak ada. 
  > 







  Milis Wanita Muslimah
  Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
  Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
  ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
  Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
  Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
  Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
  Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

  This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  



  SPONSORED LINKS Women  Islam  Women in islam  


--
  YAHOO! GROUPS LINKS 

a..  Visit your group "wanita-muslimah" on the web.
  
b..  To unsubscribe from this group, send an email to:
 [EMAIL PROTECTED]
  
c..  Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. 


--



[Non-text portions of this message have been removed]



Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim

2006-03-27 Terurut Topik ariel

Sato masih belum bisa membedakan antara gender dan kelamin mas Ary, 
bagi dia nama-nama malaikat yang maskulin diasosiasikan sebagai
laki-laki :D

salam,
-ariel-

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Ary Setijadi Prihatmanto"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Bung Sato,
> 
> Apa sih yang Anda maksud "perempuan" dan "laki-laki" dalam konteks
Tuhan dan Malaikat itu?
> Apa mereka berkembang biak, melakukan hubungan seksual ?
> Apa Al Lat, Al Uzza dan Al Manat itu punya Vagina sehingga disebut
perempuan?
> Apa Jibril dll. itu punya penis sehingga disebut laki-laki ?
> Cacing tanah itu laki-laki atau perempuan?
> Buku itu laki-laki atau perempuan?
> 
> Mungkin bisa dibedakan dengan maskulinitas dan feminim.
> Bagaimana dengan misalnya "Rahman dan Rahim" yang feminim, "Malik"
yang maskulin?
> 
> Bahasa Indonesia itu salah satu bahasa yang netral gender.
> Akibatnya nggak ada "prasangka gender" spt. bahasa-bahasa yang
umurnya sudah tua.
> 
> Salam
> Ary
> 
> 
>   - Original Message - 
>   From: satosakaki2004 
>   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
>   Sent: Saturday, March 25, 2006 6:59 AM
>   Subject: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim
> 
> 
>   Saya tidak percaya Arab Jahiliyah tidak menghargai wanita. Saya kira
>   mereka jauh lebih menghargai dan MENGHORMATI perempuan dibanding
>   Islam. Sebagai bukti: tiga TUHAN yang paling mereka muliakan adalah
>   Tuhan Perempuan: Al Lat, Al Uzza dan Al Manat. Ketiga DEWI inilah yang
>   paling banyak mendapat persembahan korban sembelihan dan
>   disanjung-sanjung. Kuil-kuil khusus juga dibangun bagi mereka. Coba
>   bandingkan dengan Islam, adakah malaikat perempuan? Semua laki-laki.
>   Jibril, Malik, Ridwan, Munkar-Nankir, Izrail. Silahkan kasih satu nama
>   malaikat perempuan. Ndak ada. 
> 







 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM
~-> 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim

2006-03-27 Terurut Topik Ary Setijadi Prihatmanto
Bung Sato,

Apa sih yang Anda maksud "perempuan" dan "laki-laki" dalam konteks Tuhan dan 
Malaikat itu?
Apa mereka berkembang biak, melakukan hubungan seksual ?
Apa Al Lat, Al Uzza dan Al Manat itu punya Vagina sehingga disebut perempuan?
Apa Jibril dll. itu punya penis sehingga disebut laki-laki ?
Cacing tanah itu laki-laki atau perempuan?
Buku itu laki-laki atau perempuan?

Mungkin bisa dibedakan dengan maskulinitas dan feminim.
Bagaimana dengan misalnya "Rahman dan Rahim" yang feminim, "Malik" yang 
maskulin?

Bahasa Indonesia itu salah satu bahasa yang netral gender.
Akibatnya nggak ada "prasangka gender" spt. bahasa-bahasa yang umurnya sudah 
tua.

Salam
Ary


  - Original Message - 
  From: satosakaki2004 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Saturday, March 25, 2006 6:59 AM
  Subject: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim


  Saya tidak percaya Arab Jahiliyah tidak menghargai wanita. Saya kira
  mereka jauh lebih menghargai dan MENGHORMATI perempuan dibanding
  Islam. Sebagai bukti: tiga TUHAN yang paling mereka muliakan adalah
  Tuhan Perempuan: Al Lat, Al Uzza dan Al Manat. Ketiga DEWI inilah yang
  paling banyak mendapat persembahan korban sembelihan dan
  disanjung-sanjung. Kuil-kuil khusus juga dibangun bagi mereka. Coba
  bandingkan dengan Islam, adakah malaikat perempuan? Semua laki-laki.
  Jibril, Malik, Ridwan, Munkar-Nankir, Izrail. Silahkan kasih satu nama
  malaikat perempuan. Ndak ada. 

  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "ariel" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  >
  > ehm tuduhan ini harus dibuktikan lagi.
  > Apa Karen Amstrong termasuk penulis yang kaya-raya?
  > Dalam tulis yang di-fwd pak Wida, bahwa pada 1400 tahun yang lalu,
  > budaya Arab jahiliyah tidak menghargai wanita, hukum Islam datang
  > membawa kewajiban bagi laki2 untuk lebih menghargai wanita,hukum Islam
  > turun sesuai dengan konteks jamna pada saat itu. 
  > Dan pada 1400 tahun yang lalu di lingkungan sekitar Jazirah Arab
  > bukankah sudah ada orang Arab Kristen? 
  > 
  > salam,
  > -ariel-
  > 
  > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "satosakaki2004"
  >  wrote:
  > >
  > > Saya menduga keras Karen Armstrong ini adalah seorang penulis
  > > "pesanan". Sama dengan pelukis Basuki Abdullah. Lukisan dibuat
  > > sedemikian rupa, jauh lebih cantik dari orang yang dilukis, untuk
  > > menyenangkan orang kaya "pemesan" yang melihat lukisan dirinya itu
  > > dengan wajah berseri-seri. Dan bagi Karen Armstrong demi oleh-oleh
  > > sepundi-pundi zamrud dan permata nilam dari penguasa Arab tuan
  > rumahnya. 
  > >
  >







  Milis Wanita Muslimah
  Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
  Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
  ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
  Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
  Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
  Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
  Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

  This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  



--
  YAHOO! GROUPS LINKS 

a..  Visit your group "wanita-muslimah" on the web.
  
b..  To unsubscribe from this group, send an email to:
 [EMAIL PROTECTED]
  
c..  Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. 


--



[Non-text portions of this message have been removed]



Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim

2006-03-27 Terurut Topik satosakaki2004
Saya tidak percaya Arab Jahiliyah tidak menghargai wanita. Saya kira
mereka jauh lebih menghargai dan MENGHORMATI perempuan dibanding
Islam. Sebagai bukti: tiga TUHAN yang paling mereka muliakan adalah
Tuhan Perempuan: Al Lat, Al Uzza dan Al Manat. Ketiga DEWI inilah yang
paling banyak mendapat persembahan korban sembelihan dan
disanjung-sanjung. Kuil-kuil khusus juga dibangun bagi mereka. Coba
bandingkan dengan Islam, adakah malaikat perempuan? Semua laki-laki.
Jibril, Malik, Ridwan, Munkar-Nankir, Izrail. Silahkan kasih satu nama
malaikat perempuan. Ndak ada. 

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "ariel" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> ehm tuduhan ini harus dibuktikan lagi.
> Apa Karen Amstrong termasuk penulis yang kaya-raya?
> Dalam tulis yang di-fwd pak Wida, bahwa pada 1400 tahun yang lalu,
> budaya Arab jahiliyah tidak menghargai wanita, hukum Islam datang
> membawa kewajiban bagi laki2 untuk lebih menghargai wanita,hukum Islam
> turun sesuai dengan konteks jamna pada saat itu. 
> Dan pada 1400 tahun yang lalu di lingkungan sekitar Jazirah Arab
> bukankah sudah ada orang Arab Kristen? 
> 
> salam,
> -ariel-
> 
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "satosakaki2004"
>  wrote:
> >
> > Saya menduga keras Karen Armstrong ini adalah seorang penulis
> > "pesanan". Sama dengan pelukis Basuki Abdullah. Lukisan dibuat
> > sedemikian rupa, jauh lebih cantik dari orang yang dilukis, untuk
> > menyenangkan orang kaya "pemesan" yang melihat lukisan dirinya itu
> > dengan wajah berseri-seri. Dan bagi Karen Armstrong demi oleh-oleh
> > sepundi-pundi zamrud dan permata nilam dari penguasa Arab tuan
> rumahnya. 
> >
>







Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim

2006-03-24 Terurut Topik Radityo
Bung Sato,

Apa yang dikutip Wida sumbernya dari bukunya Karen yang diterjemahkan
(kalau tak salah) oleh Sirikit Syah (your enemy).

Coba saja Anda cek apakah hasil terjemahan tsb sama dengan buku 
aslinya yang berbahasa Inggris?

Kalau Anda bisa temukan perbedaan maknanya..wah Anda bisa menggugat
penerbit dan penerjemahnya.



--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "ritajkt" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Bukankah Karen Armstrong seorang biarawati? 
> Untuk apakah seorang biarawati mengoleksi pundi-pundi?
> 
> Setahu saya Bu Karen adalah seorang yang mendalami teologi dan 
> membuat riset terhadap semua agama. Ia menjadi scholar yang menulis 
> berbagai agama, baik agama Yahudi, Kristen, Islam dan juga Buddha.
> 
> Pda orang-orang yang mempertanyakan apa agamanya sekarang ini, ia 
> kerap memproklamirkan diri sebagai seorang freelancer monoteisme..:)
> 
> Ungkapan yang sangat menarik.
> 
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Ary Setijadi Prihatmanto" 
>  wrote:
> >
> > he he he he 
> > sato sama Vial sama dan serupa 
> > 
> > 
> >   - Original Message - 
> >   From: satosakaki2004 
> >   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
> >   Sent: Friday, March 24, 2006 6:17 AM
> >   Subject: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim
> > 
> > 
> >   Saya menduga keras Karen Armstrong ini adalah seorang penulis
> >   "pesanan". Sama dengan pelukis Basuki Abdullah. Lukisan dibuat
> >   sedemikian rupa, jauh lebih cantik dari orang yang dilukis, 
untuk
> >   menyenangkan orang kaya "pemesan" yang melihat lukisan dirinya 
> itu
> >   dengan wajah berseri-seri. Dan bagi Karen Armstrong demi oleh-
> oleh
> >   sepundi-pundi zamrud dan permata nilam dari penguasa Arab tuan 
> rumahnya. 
> > 
> >   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wida.Kusuma@ wrote:
> >   >
> >   > Menanggapi tulisan mbak Aisha di bawah. Pendapat Karen 
> Armstrong
> >   tentang 
> >   > poligami dan status perempuan dalam Islam :
> >   > 
> >   > Para kritikus Muhammad di Barat cenderung memandang 
pembolehan 
> Poligami 
> >   > ini sebagai murni sovinisme laki-laki. Film-film populer 
> seperti Harem 
> >   > memberi gambaran absurd dan dibesar-besarkan tentang kehidupan
> >   Syekh-syekh 
> >   > Muslim yang membuka lebih banyak fantasi Barat dari pada 
> realitas 
> >   > sebenarnya. Namun, terlihat dalam konteks, poligami tidak 
> dirancang
> >   untuk 
> >   > memperbaiki kehidupan seks kaum lelaki ? itu merupakan sebuah 
> legislasi 
> >   > sosial. Masalah anak yatim telah membebani Muhammad sejak 
awal 
> karirnya 
> >   > dan hal itu diperburuk dengan kematian di Uhud. Orang-orang 
> yang
> >   meninggal 
> >   > dunia itu tak hanya meninggalkan istri-istri, tetapi juga 
anak-
> anak 
> >   > perempuan, saudara-saudara perempuan dan kerabat-kerabat lain 
> yang 
> >   > memerlukan pelindung baru. Para pelindung baru mereka mungkin 
> tak
> >   cermat 
> >   > tentang pengurusan harta benda anak-anak yatim itu. Sebagian 
> bahkan 
> >   > mungkin membiarkan perempuan-perempuan itu tidak menikah agar 
> mereka
> >   tetap 
> >   > dapat menguasai harta bendanya. Bukan hal yang asing bagi 
> seorang 
> >   > laki-laki untuk menikahi perempuan yang berada di bawah 
> pewaliannya
> >   untuk 
> >   > menguasai harta bendanya.
> >   > 
> >   > Saat itu mungkin terjadi kekurangan laki-laki di Arabia, dan 
> kelebihan 
> >   > perempuan yang belum menikah, yang seringkali dieksploitasi 
> dengan
> >   buruk. 
> >   > Al-Qur?an amat berperhatian terhadap persoalan ini dan 
> mengambil jalan 
> >   > poligami sebagai cara penyelesaiannya. Cara ini akan 
> memungkinkan semua 
> >   > perempuan yatim itu untuk menikah, dan menekankan bahwa 
seorang
> >   laki-laki 
> >   > hanya dapat beristri lebih dari satu jika dia berjanji untuk 
> mengurus 
> >   > harta mereka dengan adil. Juga ditetapkan bahwa tak 
> diperbolehkan 
> >   > perempuan-perempuan yatim itu dinikahi oleh walinya di luar 
> kehendaknya 
> >   > sendiri, layaknya dia hanya semacam harta yang dapat 
> dipindahkan. 
> >   > Al-Qur?an juga membuat ketetapan mengenai perceraian. Dalam 
> periode 
> >   > pra-Islam, ketika istri-istri masih tinggal di rumah orang 
tua 
> mereka, 
> >   > istri-istri itu atau kerabat laki-lakinya dapat memutuskan 
> hubungan 
> >   > perkawinan. Di dalam al-Qur?an, laki-laki

Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim

2006-03-24 Terurut Topik ritajkt
Bukankah Karen Armstrong seorang biarawati? 
Untuk apakah seorang biarawati mengoleksi pundi-pundi?

Setahu saya Bu Karen adalah seorang yang mendalami teologi dan 
membuat riset terhadap semua agama. Ia menjadi scholar yang menulis 
berbagai agama, baik agama Yahudi, Kristen, Islam dan juga Buddha.

Pda orang-orang yang mempertanyakan apa agamanya sekarang ini, ia 
kerap memproklamirkan diri sebagai seorang freelancer monoteisme..:)

Ungkapan yang sangat menarik.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Ary Setijadi Prihatmanto" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> he he he he 
> sato sama Vial sama dan serupa 
> 
> 
>   - Original Message - 
>   From: satosakaki2004 
>   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
>   Sent: Friday, March 24, 2006 6:17 AM
>   Subject: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim
> 
> 
>   Saya menduga keras Karen Armstrong ini adalah seorang penulis
>   "pesanan". Sama dengan pelukis Basuki Abdullah. Lukisan dibuat
>   sedemikian rupa, jauh lebih cantik dari orang yang dilukis, untuk
>   menyenangkan orang kaya "pemesan" yang melihat lukisan dirinya 
itu
>   dengan wajah berseri-seri. Dan bagi Karen Armstrong demi oleh-
oleh
>   sepundi-pundi zamrud dan permata nilam dari penguasa Arab tuan 
rumahnya. 
> 
>   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wida.Kusuma@ wrote:
>   >
>   > Menanggapi tulisan mbak Aisha di bawah. Pendapat Karen 
Armstrong
>   tentang 
>   > poligami dan status perempuan dalam Islam :
>   > 
>   > Para kritikus Muhammad di Barat cenderung memandang pembolehan 
Poligami 
>   > ini sebagai murni sovinisme laki-laki. Film-film populer 
seperti Harem 
>   > memberi gambaran absurd dan dibesar-besarkan tentang kehidupan
>   Syekh-syekh 
>   > Muslim yang membuka lebih banyak fantasi Barat dari pada 
realitas 
>   > sebenarnya. Namun, terlihat dalam konteks, poligami tidak 
dirancang
>   untuk 
>   > memperbaiki kehidupan seks kaum lelaki ? itu merupakan sebuah 
legislasi 
>   > sosial. Masalah anak yatim telah membebani Muhammad sejak awal 
karirnya 
>   > dan hal itu diperburuk dengan kematian di Uhud. Orang-orang 
yang
>   meninggal 
>   > dunia itu tak hanya meninggalkan istri-istri, tetapi juga anak-
anak 
>   > perempuan, saudara-saudara perempuan dan kerabat-kerabat lain 
yang 
>   > memerlukan pelindung baru. Para pelindung baru mereka mungkin 
tak
>   cermat 
>   > tentang pengurusan harta benda anak-anak yatim itu. Sebagian 
bahkan 
>   > mungkin membiarkan perempuan-perempuan itu tidak menikah agar 
mereka
>   tetap 
>   > dapat menguasai harta bendanya. Bukan hal yang asing bagi 
seorang 
>   > laki-laki untuk menikahi perempuan yang berada di bawah 
pewaliannya
>   untuk 
>   > menguasai harta bendanya.
>   > 
>   > Saat itu mungkin terjadi kekurangan laki-laki di Arabia, dan 
kelebihan 
>   > perempuan yang belum menikah, yang seringkali dieksploitasi 
dengan
>   buruk. 
>   > Al-Qur?an amat berperhatian terhadap persoalan ini dan 
mengambil jalan 
>   > poligami sebagai cara penyelesaiannya. Cara ini akan 
memungkinkan semua 
>   > perempuan yatim itu untuk menikah, dan menekankan bahwa seorang
>   laki-laki 
>   > hanya dapat beristri lebih dari satu jika dia berjanji untuk 
mengurus 
>   > harta mereka dengan adil. Juga ditetapkan bahwa tak 
diperbolehkan 
>   > perempuan-perempuan yatim itu dinikahi oleh walinya di luar 
kehendaknya 
>   > sendiri, layaknya dia hanya semacam harta yang dapat 
dipindahkan. 
>   > Al-Qur?an juga membuat ketetapan mengenai perceraian. Dalam 
periode 
>   > pra-Islam, ketika istri-istri masih tinggal di rumah orang tua 
mereka, 
>   > istri-istri itu atau kerabat laki-lakinya dapat memutuskan 
hubungan 
>   > perkawinan. Di dalam al-Qur?an, laki-laki dapat menolak 
permintaan 
>   > cerainya, namun ada klausa yang menguntungkan perempuan. Di 
Arabia, ada 
>   > adat istiadat bagi laki-laki untuk memberi mahar (mas kawin), 
kepada 
>   > istrinya. Biasanya maskawin ini dikuasai oleh kerabat laki-
laki sang 
>   > perempuan, tetapi di dalam Islam mas kawinnya harus diberikan 
langsung 
>   > kepada pengantin perempuan. Sampai hari ini, perempuan 
diizinkan
>   melakukan 
>   > apapun dengan uangnya, menyumbangkan untuk amal, membangun 
kolam
>   renang, 
>   > atau untuk berdagang. Namun dalam peristiwa perceraian, seorang
>   laki-laki 
>   > tak diperbolehkan menarik kembali maharnya. Dengan demikian,
>   keamanan sang 
>   > perempuan terjamin.
>   > 
>   > Kritikus Barat menyalahkan al-Qur?an dalam perlakuan terhadap
>   perempuan, 
>   > yang mereka pandang tidak adil, namun kenyataannya,

Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim

2006-03-24 Terurut Topik ariel


ehm tuduhan ini harus dibuktikan lagi.
Apa Karen Amstrong termasuk penulis yang kaya-raya?
Dalam tulis yang di-fwd pak Wida, bahwa pada 1400 tahun yang lalu,
budaya Arab jahiliyah tidak menghargai wanita, hukum Islam datang
membawa kewajiban bagi laki2 untuk lebih menghargai wanita,hukum Islam
turun sesuai dengan konteks jamna pada saat itu. 
Dan pada 1400 tahun yang lalu di lingkungan sekitar Jazirah Arab
bukankah sudah ada orang Arab Kristen? 

salam,
-ariel-

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "satosakaki2004"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Saya menduga keras Karen Armstrong ini adalah seorang penulis
> "pesanan". Sama dengan pelukis Basuki Abdullah. Lukisan dibuat
> sedemikian rupa, jauh lebih cantik dari orang yang dilukis, untuk
> menyenangkan orang kaya "pemesan" yang melihat lukisan dirinya itu
> dengan wajah berseri-seri. Dan bagi Karen Armstrong demi oleh-oleh
> sepundi-pundi zamrud dan permata nilam dari penguasa Arab tuan
rumahnya. 
> 







Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





Re: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim

2006-03-24 Terurut Topik Ary Setijadi Prihatmanto
he he he he 
sato sama Vial sama dan serupa 


  - Original Message - 
  From: satosakaki2004 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, March 24, 2006 6:17 AM
  Subject: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim


  Saya menduga keras Karen Armstrong ini adalah seorang penulis
  "pesanan". Sama dengan pelukis Basuki Abdullah. Lukisan dibuat
  sedemikian rupa, jauh lebih cantik dari orang yang dilukis, untuk
  menyenangkan orang kaya "pemesan" yang melihat lukisan dirinya itu
  dengan wajah berseri-seri. Dan bagi Karen Armstrong demi oleh-oleh
  sepundi-pundi zamrud dan permata nilam dari penguasa Arab tuan rumahnya. 

  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote:
  >
  > Menanggapi tulisan mbak Aisha di bawah. Pendapat Karen Armstrong
  tentang 
  > poligami dan status perempuan dalam Islam :
  > 
  > Para kritikus Muhammad di Barat cenderung memandang pembolehan Poligami 
  > ini sebagai murni sovinisme laki-laki. Film-film populer seperti Harem 
  > memberi gambaran absurd dan dibesar-besarkan tentang kehidupan
  Syekh-syekh 
  > Muslim yang membuka lebih banyak fantasi Barat dari pada realitas 
  > sebenarnya. Namun, terlihat dalam konteks, poligami tidak dirancang
  untuk 
  > memperbaiki kehidupan seks kaum lelaki ? itu merupakan sebuah legislasi 
  > sosial. Masalah anak yatim telah membebani Muhammad sejak awal karirnya 
  > dan hal itu diperburuk dengan kematian di Uhud. Orang-orang yang
  meninggal 
  > dunia itu tak hanya meninggalkan istri-istri, tetapi juga anak-anak 
  > perempuan, saudara-saudara perempuan dan kerabat-kerabat lain yang 
  > memerlukan pelindung baru. Para pelindung baru mereka mungkin tak
  cermat 
  > tentang pengurusan harta benda anak-anak yatim itu. Sebagian bahkan 
  > mungkin membiarkan perempuan-perempuan itu tidak menikah agar mereka
  tetap 
  > dapat menguasai harta bendanya. Bukan hal yang asing bagi seorang 
  > laki-laki untuk menikahi perempuan yang berada di bawah pewaliannya
  untuk 
  > menguasai harta bendanya.
  > 
  > Saat itu mungkin terjadi kekurangan laki-laki di Arabia, dan kelebihan 
  > perempuan yang belum menikah, yang seringkali dieksploitasi dengan
  buruk. 
  > Al-Qur?an amat berperhatian terhadap persoalan ini dan mengambil jalan 
  > poligami sebagai cara penyelesaiannya. Cara ini akan memungkinkan semua 
  > perempuan yatim itu untuk menikah, dan menekankan bahwa seorang
  laki-laki 
  > hanya dapat beristri lebih dari satu jika dia berjanji untuk mengurus 
  > harta mereka dengan adil. Juga ditetapkan bahwa tak diperbolehkan 
  > perempuan-perempuan yatim itu dinikahi oleh walinya di luar kehendaknya 
  > sendiri, layaknya dia hanya semacam harta yang dapat dipindahkan. 
  > Al-Qur?an juga membuat ketetapan mengenai perceraian. Dalam periode 
  > pra-Islam, ketika istri-istri masih tinggal di rumah orang tua mereka, 
  > istri-istri itu atau kerabat laki-lakinya dapat memutuskan hubungan 
  > perkawinan. Di dalam al-Qur?an, laki-laki dapat menolak permintaan 
  > cerainya, namun ada klausa yang menguntungkan perempuan. Di Arabia, ada 
  > adat istiadat bagi laki-laki untuk memberi mahar (mas kawin), kepada 
  > istrinya. Biasanya maskawin ini dikuasai oleh kerabat laki-laki sang 
  > perempuan, tetapi di dalam Islam mas kawinnya harus diberikan langsung 
  > kepada pengantin perempuan. Sampai hari ini, perempuan diizinkan
  melakukan 
  > apapun dengan uangnya, menyumbangkan untuk amal, membangun kolam
  renang, 
  > atau untuk berdagang. Namun dalam peristiwa perceraian, seorang
  laki-laki 
  > tak diperbolehkan menarik kembali maharnya. Dengan demikian,
  keamanan sang 
  > perempuan terjamin.
  > 
  > Kritikus Barat menyalahkan al-Qur?an dalam perlakuan terhadap
  perempuan, 
  > yang mereka pandang tidak adil, namun kenyataannya, emansipasi
  perempuan 
  > merupakan hal yang senantiasa hidup di hati nabi. Banyak keluhan bahwa 
  > al-Qur?an mengkhotbahkan standar ganda. Hukum pewarisan misalnya, 
  > menyatakan bahwa perempuan dapat mewarisi hanya separuh dari yang
  diterima 
  > saudara / kerabat laki-lakinya (yang harus menyediakan mahar untuk
  memulai 
  > berkeluarga). Sekali lagi, perempuan diizinkan menjadi saksi hukum,
  namun 
  > kesaksiannya hanya bernilai separuh dari kesaksian laki-laki. Pada
  konteks 
  > abad ke-20 ? ketika mengkampanyekan persamaan hak bagi kaum perempuan ? 
  > legislasi al-Qur?an ini tampak menjadi penghalang. Namun pada abad
  ke-7 di 
  > Arab, situasinya revolusioner. Kita harus ingat bagaimana kehidupan
  pada 
  > waktu itu bagi perempuan-perempuan periode pra Islam. Ketika pembunuhan 
  > bayi-bayi perempuan menjadi norma yang berlaku dan perempuan sama
  sekali 
  > tidak mempunyai hak apapun. Seperti budak, perempuan diperlakukan
  sebag

Re: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim

2006-03-24 Terurut Topik Ary Setijadi Prihatmanto
Rasul Muhammad memang mencontohkan poligami yang proporsional.
Problemnya, yang ngaku pengikutnya itu apa betul-betul mengikuti sunnah nabi?

Lebih jauh lagi, pengikutnya itu ngaku-ngaku mengikuti sunnah nabi.
Ketika dipertanyakan, berlindung dibalik baju Nabi dengan bilang yang 
mempertanyakan itu menghina Nabi.
Padahal?
;-)


Salam
Ary



  - Original Message - 
  From: [EMAIL PROTECTED] 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, March 24, 2006 1:52 AM
  Subject: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim


  Menanggapi tulisan mbak Aisha di bawah. Pendapat Karen Armstrong tentang 
  poligami dan status perempuan dalam Islam :

  Para kritikus Muhammad di Barat cenderung memandang pembolehan Poligami 
  ini sebagai murni sovinisme laki-laki. Film-film populer seperti Harem 
  memberi gambaran absurd dan dibesar-besarkan tentang kehidupan Syekh-syekh 
  Muslim yang membuka lebih banyak fantasi Barat dari pada realitas 
  sebenarnya. Namun, terlihat dalam konteks, poligami tidak dirancang untuk 
  memperbaiki kehidupan seks kaum lelaki ? itu merupakan sebuah legislasi 
  sosial. Masalah anak yatim telah membebani Muhammad sejak awal karirnya 
  dan hal itu diperburuk dengan kematian di Uhud. Orang-orang yang meninggal 
  dunia itu tak hanya meninggalkan istri-istri, tetapi juga anak-anak 
  perempuan, saudara-saudara perempuan dan kerabat-kerabat lain yang 
  memerlukan pelindung baru. Para pelindung baru mereka mungkin tak cermat 
  tentang pengurusan harta benda anak-anak yatim itu. Sebagian bahkan 
  mungkin membiarkan perempuan-perempuan itu tidak menikah agar mereka tetap 
  dapat menguasai harta bendanya. Bukan hal yang asing bagi seorang 
  laki-laki untuk menikahi perempuan yang berada di bawah pewaliannya untuk 
  menguasai harta bendanya.

  Saat itu mungkin terjadi kekurangan laki-laki di Arabia, dan kelebihan 
  perempuan yang belum menikah, yang seringkali dieksploitasi dengan buruk. 
  Al-Qur?an amat berperhatian terhadap persoalan ini dan mengambil jalan 
  poligami sebagai cara penyelesaiannya. Cara ini akan memungkinkan semua 
  perempuan yatim itu untuk menikah, dan menekankan bahwa seorang laki-laki 
  hanya dapat beristri lebih dari satu jika dia berjanji untuk mengurus 
  harta mereka dengan adil. Juga ditetapkan bahwa tak diperbolehkan 
  perempuan-perempuan yatim itu dinikahi oleh walinya di luar kehendaknya 
  sendiri, layaknya dia hanya semacam harta yang dapat dipindahkan. 
  Al-Qur?an juga membuat ketetapan mengenai perceraian. Dalam periode 
  pra-Islam, ketika istri-istri masih tinggal di rumah orang tua mereka, 
  istri-istri itu atau kerabat laki-lakinya dapat memutuskan hubungan 
  perkawinan. Di dalam al-Qur?an, laki-laki dapat menolak permintaan 
  cerainya, namun ada klausa yang menguntungkan perempuan. Di Arabia, ada 
  adat istiadat bagi laki-laki untuk memberi mahar (mas kawin), kepada 
  istrinya. Biasanya maskawin ini dikuasai oleh kerabat laki-laki sang 
  perempuan, tetapi di dalam Islam mas kawinnya harus diberikan langsung 
  kepada pengantin perempuan. Sampai hari ini, perempuan diizinkan melakukan 
  apapun dengan uangnya, menyumbangkan untuk amal, membangun kolam renang, 
  atau untuk berdagang. Namun dalam peristiwa perceraian, seorang laki-laki 
  tak diperbolehkan menarik kembali maharnya. Dengan demikian, keamanan sang 
  perempuan terjamin.

  Kritikus Barat menyalahkan al-Qur?an dalam perlakuan terhadap perempuan, 
  yang mereka pandang tidak adil, namun kenyataannya, emansipasi perempuan 
  merupakan hal yang senantiasa hidup di hati nabi. Banyak keluhan bahwa 
  al-Qur?an mengkhotbahkan standar ganda. Hukum pewarisan misalnya, 
  menyatakan bahwa perempuan dapat mewarisi hanya separuh dari yang diterima 
  saudara / kerabat laki-lakinya (yang harus menyediakan mahar untuk memulai 
  berkeluarga). Sekali lagi, perempuan diizinkan menjadi saksi hukum, namun 
  kesaksiannya hanya bernilai separuh dari kesaksian laki-laki. Pada konteks 
  abad ke-20 ? ketika mengkampanyekan persamaan hak bagi kaum perempuan ? 
  legislasi al-Qur?an ini tampak menjadi penghalang. Namun pada abad ke-7 di 
  Arab, situasinya revolusioner. Kita harus ingat bagaimana kehidupan pada 
  waktu itu bagi perempuan-perempuan periode pra Islam. Ketika pembunuhan 
  bayi-bayi perempuan menjadi norma yang berlaku dan perempuan sama sekali 
  tidak mempunyai hak apapun. Seperti budak, perempuan diperlakukan sebagai 
  spesies rendah, yang tak mempunyai eksistensi legal. Dalam dunia yang 
  begitu primitif, yang dicapai Muhammad untuk kaum perempuan amat luar 
  biasa. Gagasan bahwa perempuan dapat menjadi saksi atau dapat mewarisi 
  sesuatu dalam haknya, benar-benar mengagumkan. Kita juga mesti ingat bahwa 
  dalam Kristen Eropa, perempuan masih harus menunggu hingga abad ke-19 
  sebelum mendapatkan hal yang sama. Meskipun demikian, hukum masih berat 
  sebelah kepada kaum laki-laki.

  Sekali lagi, kita harus melihat peraturan poligami ini dalam

Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim

2006-03-24 Terurut Topik satosakaki2004
ama. Meskipun demikian, hukum masih berat 
> sebelah kepada kaum laki-laki.
> 
> Sekali lagi, kita harus melihat peraturan poligami ini dalam
konteks. Di 
> Arabia abad ke-7, ketika laki-laki dapat memiliki istri sebanyak
yang dia 
> sukai, pengaturan mengenai empat istri ini merupakan pembatasan, bukan 
> lisensi sebuah opresi baru. Lebih lanjut, al-Qur?an langsung menindak 
> lanjuti ayat yang memberi hak umat Muslim beristri empat dengan 
> kualifikasi yang harus dipertimbangkan dengan serius. Bila laki-laki
tak 
> yakin dapat bertindak adil kepada keempat istrinya, dia harus tetap 
> monogamis. Hukum Islam membangun ini: seorang laki-laki harus
meluangkan 
> waktu yang sama untuk masing-masing istrinya, selain memperlakukan 
> istri-istrinya secara finansial dan legal sama. Laki-laki tak boleh 
> memiliki sedikitpun rasa pemilihan kepada salah satu, tetapi harus 
> menyayangi mereka sama besarnya. Disepakati dalam dunia Islam bahwa tak 
> ada manusia yang bisa memenuhi persyaratan al-Qur?an ini: tidak mungkin 
> menunjukkan ketakberpihakan semacam itu. Sebagai akibatnya, kualifikasi 
> Muhammad ini berarti bahwa ummat Muslim tidak seharusnya memiliki empat 
> istri. Di negara-negara di mana poligami dilarang, penguasa mengesahkan 
> hal ini bukan atas dasar sekuler, melainkan berdasarkan agama.
> 
> Di Madinah setelah kekalahan di perang Uhud, al-Qur?an tidak mendorong 
> laki-laki untuk membangun harem-harem yang eksotik. (end of Quote)
> 
> 
> Dikutip dari: Muhammad Sang Nabi, Sebuah Biografi Kritis, Karen
Armstrong, 
> Risalah Gusti
> 
> Catatan: saya kutip pendapat Karen ini sebagai wawasan bagi kita. Dalam 
> beberapa hal saya setuju dengan Karen. Dalam beberapa hal saya tidak 
> setuju dengan Karen. 8-)
> 
> Salam,
> 
> 
> 
> 
> "Aisha" <[EMAIL PROTECTED]> 
> Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> 03/24/2006 07:05 AM
> Please respond to
> wanita-muslimah@yahoogroups.com
> 
> 
> To
> 
> cc
> <[EMAIL PROTECTED]>
> Subject
> [wanita-muslimah] Muhrim
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> Eh temans .. ada yang tahu asbabun nuzulnya ayat ini turun? Apakah ini
> karena di Arab sana di zaman jahiliyah, wanita diperlakukan sebagai
barang
> warisan yang bisa diwariskan atau diperjual belikan atau diberikan
begitu
> saja ke laki2 lain atau poligami sampai ratusan (harem)? Terus nikah
> semau-maunya saja, gak peduli hubungan keluarga atau masih menikah
dengan
> laki2 lain?
> 
> 
> Send instant messages to your online friends 
> http://asia.messenger.yahoo.com 
> 
> 
> Milis Wanita Muslimah
> Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
> Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
> ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
> Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
> Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
> 
> This mailing list has a special spell casted to reject any
attachment  
> 
> Yahoo! Groups Links
> 
> 
> 
>  
> 
> 
> 
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>






 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM
~-> 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim

2006-03-23 Terurut Topik Wida . Kusuma
 pemilihan kepada salah satu, tetapi harus 
menyayangi mereka sama besarnya. Disepakati dalam dunia Islam bahwa tak 
ada manusia yang bisa memenuhi persyaratan al-Qur?an ini: tidak mungkin 
menunjukkan ketakberpihakan semacam itu. Sebagai akibatnya, kualifikasi 
Muhammad ini berarti bahwa ummat Muslim tidak seharusnya memiliki empat 
istri. Di negara-negara di mana poligami dilarang, penguasa mengesahkan 
hal ini bukan atas dasar sekuler, melainkan berdasarkan agama.

Di Madinah setelah kekalahan di perang Uhud, al-Qur?an tidak mendorong 
laki-laki untuk membangun harem-harem yang eksotik. (end of Quote)


Dikutip dari: Muhammad Sang Nabi, Sebuah Biografi Kritis, Karen Armstrong, 
Risalah Gusti

Catatan: saya kutip pendapat Karen ini sebagai wawasan bagi kita. Dalam 
beberapa hal saya setuju dengan Karen. Dalam beberapa hal saya tidak 
setuju dengan Karen. 8-)

Salam,




"Aisha" <[EMAIL PROTECTED]> 
Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com
03/24/2006 07:05 AM
Please respond to
wanita-muslimah@yahoogroups.com


To

cc
<[EMAIL PROTECTED]>
Subject
[wanita-muslimah] Muhrim






Eh temans .. ada yang tahu asbabun nuzulnya ayat ini turun? Apakah ini
karena di Arab sana di zaman jahiliyah, wanita diperlakukan sebagai barang
warisan yang bisa diwariskan atau diperjual belikan atau diberikan begitu
saja ke laki2 lain atau poligami sampai ratusan (harem)? Terus nikah
semau-maunya saja, gak peduli hubungan keluarga atau masih menikah dengan
laki2 lain?


Send instant messages to your online friends 
http://asia.messenger.yahoo.com 


Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  

Yahoo! Groups Links



 





[Non-text portions of this message have been removed]



Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: [wanita-muslimah] Muhrim

2006-03-23 Terurut Topik Wida . Kusuma
Secara bahasa muhrim memang diartikan orang yang sedang ihram. Tetapi 
kalau kita melihat akar katanya h-r-m, maka ada hubungannya dengan 
"haram". Jadi muhrim atau mahram adalah laki-laki atau perempuan yang 
haram untuk dinikahi. Sedangkan Ihram adalah seorang yang sedang 
melaksanakan ibadah haji di tanah haram atau di masjidil haram, di bulan 
haram (salah satunya bulan haji), dan diharamkan untuk melakukan beberapa 
hal yang tadinya halal di luar tanah haram, di luar bulan haram, di luar 
ibadah haji.

Di al-Qur'an memang disebutkan beberapa wanita yang dilarang untuk 
dinikahi. Saya tidak tahu asbabun nuzul ayat yang mbak Aisha kutip. Tetapi 
dugaan saya, hal itu merupakan pembatasan dari Allah dari kebiasaan 
penduduk Arab pra Islam. Ada hikmah kenapa sampai batasan itu yang 
ditetapkan Allah. Mungkin karena dianggap saudara dekat dan perasaan 
tertarik untuk menikahinya tidak ada. Yang kita sering lupa, bahwa 
ternyata sepupu kita itu bukan muhrim kita. Mereka boleh dinikahi. Tetapi 
di Indonesia ini sepupu dianggap saudara dekat dan sebaiknya tidak 
dinikahi. Kita boleh berdekat-dekatan dengan muhrim ini, atau yang 
dianggap dekat, bahkan wanita boleh membuka kerudungnya kepada mereka. 
Karena mungkin itu tadi, kedekatan itu akan menghilangkan perasaan 
tertarik secara seksual. Sehingga mereka boleh menemani wanita melalui 
tempat2 yang sepi dan berbahaya.

Ada ulama yang mengatakan kalau kondisinya aman, sekalipun berpergian ke 
luar negeri, maka wanita boleh berpergian sendiri. Misalnya, diantar 
sampai airport, dan dijemput di bandara. Sedangkan lingkungan yang ramai 
bisa menghindarkan wanita dari ancaman yang tidak baik. Jadi maksud dari 
hadits itu adalah untuk menjamin keselamatan si wanita selama mereka 
berpergian. Aman dari gangguna orang luar, dan aman dari kemungkinan 
gangguan dari orang yang menemaninya. Istri saya biasa berpergian di siang 
hari naik bis atau mikrolet. Kawan istri saya pernah berpergian ke luar 
negeri pakai pesawat seorang diri untuk mengunjungi saudaranya. 

Tetapi saya rasa tetaplah ada tempat-tempat sepi dan rawan bagi perempuan 
untuk berpergian seorang diri. Dan sebaiknya si perempuan memang minta 
untuk ditemani oleh muhrimnya jika akan melalui tempat-tempat seperti itu. 
Sehingga saya memang masih belum menginjinkan istri saya atau anak gadis 
saya berpergian jauh seorang diri di malam hari. Terutama jika akan 
melalui tempat-tempat yang sepi. Pasti saya memintanya untuk ditemani oleh 
pembantu rt saya. Sudah sering kita baca, seorang gadis diperkosa 
teman-teman lingkungannya, ketika diminta orang tuanya pergi ke warung di 
malam hari. Awalnya dia dipanggil, lalu diajak ngobrol, lalu diberi 
minuman, dan terjadilah. Saya masih sangat hati-hati dalam hal ini. 

Salam,




"Aisha" <[EMAIL PROTECTED]> 
Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com
03/24/2006 07:05 AM
Please respond to
wanita-muslimah@yahoogroups.com


To

cc
<[EMAIL PROTECTED]>
Subject
[wanita-muslimah] Muhrim






Di Ensiklopedi Islam buku ke 3 hal 286-287, muhrim itu didefinisikan
sebagai --orang yang sedang melakukan ihram ketika haji DAN orang yang
sedang berada dalam perlindungan orang lain.

Jadi kata ini bisa dikaitkan dengan ibadah haji, juga dikaitkan dengan
kenyataan bahwa seorang laki2 yang masih ada hubungan keluarga dekat 
dengan
seorang wanita sehingga antara keduanya terlarang menikah.  Dalam Al Quran
ada Surat An Nisaa' 22-24 yang menyebutkan 15 macam wanita yang haram
dinikahi  seorang laki2 - 14 macam karena hubungan keluarga dan 1 macam
karena masih terkait hubungan pernikahan dengan laki2 lain. Mereka itu
adalah 1. ibu tiri - 2. ibu kandung - 3. anak wanita kandung - 4. saudara
wanita kandung - 5. saudara wanita ayah (bibi) - 6. saudara wanita ibu
(bibi) - 7. anak wanita dari saudara laki2 (kemenakan/keponakan) - 8. anak
wanita dari saudara wanita (kemenakan/keponakan) - 9. ibu susuan (yang
oernah menyusui) - 10. saudara sepersusuan - 11. mertua - 12. menantu - 
13.
anak tiri dari istri yang sudah digauli - 14. saudara wanita istri (ipar
wanita) - 15. setiap wanita yang sudah bersuami.

Jumlah tsb di atas masih ditambah oleh Rasulullah dengan menyebutkan 2
wanita yang haram dinikahi yaitu 1. saudara wanita dari mertua wanita 
(bibi
dari istri di pihak ibunya) dan 2. saudara wanita dari mertua laki2 (bibi
dari istri di pihak ayahnya).  Ini tercantum dalam hadis riwayat Muslim 
dari
Abdullah bin Muslimah al Qa'naby dari  al A'raj dari Abu Hurairah.

Eh temans .. ada yang tahu asbabun nuzulnya ayat ini turun? Apakah ini
karena di Arab sana di zaman jahiliyah, wanita diperlakukan sebagai barang
warisan yang bisa diwariskan atau diperjual belikan atau diberikan begitu
saja ke laki2 lain atau poligami sampai ratusan (harem)? Terus nikah
semau-maunya saja, gak peduli hubungan keluarga atau masih menikah dengan
laki2 lain?

Jadi dari ayat dan hadis di atas, banyak wanita yang tidak bisa dinikahi -
maka bagi wanita banyak laki2 yang 

[wanita-muslimah] Muhrim

2006-03-23 Terurut Topik Aisha
Di Ensiklopedi Islam buku ke 3 hal 286-287, muhrim itu didefinisikan
sebagai --orang yang sedang melakukan ihram ketika haji DAN orang yang
sedang berada dalam perlindungan orang lain.

Jadi kata ini bisa dikaitkan dengan ibadah haji, juga dikaitkan dengan
kenyataan bahwa seorang laki2 yang masih ada hubungan keluarga dekat dengan
seorang wanita sehingga antara keduanya terlarang menikah.  Dalam Al Quran
ada Surat An Nisaa' 22-24 yang menyebutkan 15 macam wanita yang haram
dinikahi  seorang laki2 - 14 macam karena hubungan keluarga dan 1 macam
karena masih terkait hubungan pernikahan dengan laki2 lain. Mereka itu
adalah 1. ibu tiri - 2. ibu kandung - 3. anak wanita kandung - 4. saudara
wanita kandung - 5. saudara wanita ayah (bibi) - 6. saudara wanita ibu
(bibi) - 7. anak wanita dari saudara laki2 (kemenakan/keponakan) - 8. anak
wanita dari saudara wanita (kemenakan/keponakan) - 9. ibu susuan (yang
oernah menyusui) - 10. saudara sepersusuan - 11. mertua - 12. menantu - 13.
anak tiri dari istri yang sudah digauli - 14. saudara wanita istri (ipar
wanita) - 15. setiap wanita yang sudah bersuami.

Jumlah tsb di atas masih ditambah oleh Rasulullah dengan menyebutkan 2
wanita yang haram dinikahi yaitu 1. saudara wanita dari mertua wanita (bibi
dari istri di pihak ibunya) dan 2. saudara wanita dari mertua laki2 (bibi
dari istri di pihak ayahnya).  Ini tercantum dalam hadis riwayat Muslim dari
Abdullah bin Muslimah al Qa'naby dari  al A'raj dari Abu Hurairah.

Eh temans .. ada yang tahu asbabun nuzulnya ayat ini turun? Apakah ini
karena di Arab sana di zaman jahiliyah, wanita diperlakukan sebagai barang
warisan yang bisa diwariskan atau diperjual belikan atau diberikan begitu
saja ke laki2 lain atau poligami sampai ratusan (harem)? Terus nikah
semau-maunya saja, gak peduli hubungan keluarga atau masih menikah dengan
laki2 lain?

Jadi dari ayat dan hadis di atas, banyak wanita yang tidak bisa dinikahi -
maka bagi wanita banyak laki2 yang bisa dijadikan muhrim alias yang tidak
bisa dinikahi dan harus melindungi dirinya seperti anak tiri laki2, anak
kandung laki2, ayah kandung, saudara kandung laki2, paman, ponakan laki2,
kemenakan laki2, dll.

Itu kaitannya dengan -haramnya seseorang dinikahi, terus bagaimana ceritanya
dari haram dinikahi lalu meloncat ke -jika wanita harus keluar dengan
muhrimnya? Mungkin di tempat2 yang tidak aman memang harus didampingi laki2
yang kuat jika keluar seperti juga di gurun2 yang banyak perang antar suku
atau perampok, jika di tempat yang aman, apakah perlu ditemani muhrim atau
dalam keadaan darurat? Kenapa tidak dibuat oleh laki2 muslim tempat2 yang
aman bagi siapa saja - laki2 atau wanita untuk beraktivitas jika memang
seseorang harus pergi misalnya dokter (laki2 dan wanita) yang mau menolong
orang yang harus dioperasi karena kecelakaan atau menolong ibu yang mau
melahirkan?

Aturan wanita harus ditemani muhrimnya jika dilaksanakan di wilayah yang
mayoritas penganut Islam menunjukkan bahwa pemerintahnya (yang diisi
birokrat dan aparat muslim) telah gagal menyediakan tempat yang aman bagi
wanita, padahal seingat saya salah satu kriteria muslim yang baik itu adalah
muslim yang perkataan dan perbuatannya tidak mencelakakan orang lain.  Jadi
kalau masih banyak yang bisa celaka, entah diperkosa atau difitnah atau
dirampok, dll - kita harus merenung lagi - bagaimana penerapan agama dalam
kehidupan sehari2nya penganutnya? Apa pendapat teman2?

salam
Aisha
--
From: "Dwi W. Soegardi" <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Wahai perempuan (dan juga
kaum lelaki), waspadai Talibanisme di Indonesia!

yang aneh itu kalo di Aceh, Banten, dll
perempuan keluar rumah ditemani "muhrim"
Karena sangat sulit menjumpai "muhrim" di manapun di daerah itu.
"Muhrim" cuma bisa ditemui di tanah suci,
melakukan ibadah haji atau umrah.
Karena "muhrim" adalah orang yang ber-ihram,
yang menunaikan ibadah haji atau umrah,
dengan mematuhi rukun dan wajibnya.
Jadi ngga mungkinlah pake 2 lembar kain di Aceh atau Banten,
hanya untuk menemani perempuan keluar rumah.
Lha maqamnya aja di mana?

Lain kalau yang dimaksud adalah "mahram", orang yang haram dinikahi.
Bapak, anak laki-laki, pak de, pak lik, ponakan laki-laki, mbah kakung, dst.

salam,
DWS
-
On 3/17/06, roud worde bedros <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Saya rasa anda terlalu picik dan naif.
> bila sekilas membaca artikel tersebut memang ada benarnya.
> namun pendapat saya sebagai orang awam, masa sih muhrim diartikan
> hanya sebagai lawan jenis? (abang, bapak,kakae,adik dlll) bukankan
> bila seseorang wanita ingin keluar rumah, (dalam hal ini anaknya
> sakit dan suaminya tidak dirumah) apakah tidak bisa ia minta tolong
> ma tetangganya sesama wanita?
> saya rasa jangan terlalu naif mengartikan sesuatu,
> dan saya rasa anda salah satu antek2 CIA yang punya rencana mencuci
> otak anggota di milis ini
> wasalam
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Sato Sakaki
> <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> > Wahai perempuan (dan