Re: [wanita-muslimah] Muhrim
AlhamduliLlah ana dengan para santri yang lain baru selesai mengadakan Safari Maulid keliling Sul-Sel, sehingga ada dua Jum'at ana absen di mailist. Jadi kiriman ini bukan pada hr Jum'at Masya-Allah Aisha mngapa tidak faham yang diulis uncle Dwi W. Soegardi: "Muhrim" cuma bisa ditemui di tanah suci, melakukan ibadah haji atau umrah. Karena "muhrim" adalah orang yang ber-ihram, yang menunaikan ibadah haji atau umrah, dengan mematuhi rukun dan wajibnya. .. Lain kalau yang dimaksud adalah "mahram", orang yang haram dinikahi. Adapun Surat An Nisaa' 22-24 yang menyebutkan 15 macam wanita yang haram dinikahi, dari segi bahasa yang benar, bukanlah "muhrim", melainkan "mahram" Muammar Qaddhafi, yang pake e-mailnya Abah - Original Message - From: Aisha To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Cc: [EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, March 24, 2006 8:05 AM Subject: [wanita-muslimah] Muhrim Di Ensiklopedi Islam buku ke 3 hal 286-287, muhrim itu didefinisikan sebagai --orang yang sedang melakukan ihram ketika haji DAN orang yang sedang berada dalam perlindungan orang lain. Jadi kata ini bisa dikaitkan dengan ibadah haji, juga dikaitkan dengan kenyataan bahwa seorang laki2 yang masih ada hubungan keluarga dekat dengan seorang wanita sehingga antara keduanya terlarang menikah. Dalam Al Quran ada Surat An Nisaa' 22-24 yang menyebutkan 15 macam wanita yang haram dinikahi seorang laki2 - 14 macam karena hubungan keluarga dan 1 macam karena masih terkait hubungan pernikahan dengan laki2 lain. Mereka itu adalah 1. ibu tiri - 2. ibu kandung - 3. anak wanita kandung - 4. saudara wanita kandung - 5. saudara wanita ayah (bibi) - 6. saudara wanita ibu (bibi) - 7. anak wanita dari saudara laki2 (kemenakan/keponakan) - 8. anak wanita dari saudara wanita (kemenakan/keponakan) - 9. ibu susuan (yang oernah menyusui) - 10. saudara sepersusuan - 11. mertua - 12. menantu - 13. anak tiri dari istri yang sudah digauli - 14. saudara wanita istri (ipar wanita) - 15. setiap wanita yang sudah bersuami. Jumlah tsb di atas masih ditambah oleh Rasulullah dengan menyebutkan 2 wanita yang haram dinikahi yaitu 1. saudara wanita dari mertua wanita (bibi dari istri di pihak ibunya) dan 2. saudara wanita dari mertua laki2 (bibi dari istri di pihak ayahnya). Ini tercantum dalam hadis riwayat Muslim dari Abdullah bin Muslimah al Qa'naby dari al A'raj dari Abu Hurairah. Eh temans .. ada yang tahu asbabun nuzulnya ayat ini turun? Apakah ini karena di Arab sana di zaman jahiliyah, wanita diperlakukan sebagai barang warisan yang bisa diwariskan atau diperjual belikan atau diberikan begitu saja ke laki2 lain atau poligami sampai ratusan (harem)? Terus nikah semau-maunya saja, gak peduli hubungan keluarga atau masih menikah dengan laki2 lain? Jadi dari ayat dan hadis di atas, banyak wanita yang tidak bisa dinikahi - maka bagi wanita banyak laki2 yang bisa dijadikan muhrim alias yang tidak bisa dinikahi dan harus melindungi dirinya seperti anak tiri laki2, anak kandung laki2, ayah kandung, saudara kandung laki2, paman, ponakan laki2, kemenakan laki2, dll. Itu kaitannya dengan -haramnya seseorang dinikahi, terus bagaimana ceritanya dari haram dinikahi lalu meloncat ke -jika wanita harus keluar dengan muhrimnya? Mungkin di tempat2 yang tidak aman memang harus didampingi laki2 yang kuat jika keluar seperti juga di gurun2 yang banyak perang antar suku atau perampok, jika di tempat yang aman, apakah perlu ditemani muhrim atau dalam keadaan darurat? Kenapa tidak dibuat oleh laki2 muslim tempat2 yang aman bagi siapa saja - laki2 atau wanita untuk beraktivitas jika memang seseorang harus pergi misalnya dokter (laki2 dan wanita) yang mau menolong orang yang harus dioperasi karena kecelakaan atau menolong ibu yang mau melahirkan? Aturan wanita harus ditemani muhrimnya jika dilaksanakan di wilayah yang mayoritas penganut Islam menunjukkan bahwa pemerintahnya (yang diisi birokrat dan aparat muslim) telah gagal menyediakan tempat yang aman bagi wanita, padahal seingat saya salah satu kriteria muslim yang baik itu adalah muslim yang perkataan dan perbuatannya tidak mencelakakan orang lain. Jadi kalau masih banyak yang bisa celaka, entah diperkosa atau difitnah atau dirampok, dll - kita harus merenung lagi - bagaimana penerapan agama dalam kehidupan sehari2nya penganutnya? Apa pendapat teman2? salam Aisha -- From: "Dwi W. Soegardi" <[EMAIL PROTECTED]> Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Wahai perempuan (dan juga kaum lelaki), waspadai Talibanisme di Indonesia! yang aneh itu kalo di Aceh, Banten, dll perempuan keluar rumah ditemani "muhrim" Karena sangat sulit menjumpai "muhrim" di manapun di daerah itu. "Muhrim" cuma bisa ditemui di tanah suci, melakukan ibadah haji at
Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim
Whoaaa kelas berat nih Mbak Mia kalau mainannya King James sih :) Saya cuma baca ya kalau muncul di tata ibadah (liturgi) saja hehehe kalah deh sama Mbak Mia. Ya itulah Mbak, memang untuk bisa sampai tahap empati harus bisa dan berani kenalan. Kadang buat kenalan aja kita suka takut ya, heran (nggak cuma Muslim aja, yang Kristen dan agama2 lain juga sama aja). **Hari Sabtu tiba lagi, hari dimana saya diijinkan diri sendiri membaca email2, pakai komputer milik sendiri : ** Salam, Ida. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Mia" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Hi mbak Ida. > Terimakasih sharingnya. Beruntungnya punya sahabat seperti itu! > Kalau boleh saya juga mau sharing dengan mbak Ida, yang dulu pernah > saya ceritakan di sini. > > Diantara 3-4 buku yang meninggalkan kesan terdalam selama hidupku, > salah satunya adalah Bible (versi King James), yang beberapa bab > merupakan bacaan wajib dalam kuliah Sastra Inggris dulu. > > Saya sudah lupa apa isinya, tapi kesannya tetap membekas. Sedemikian > rupa pada waktu itu saya membaca Quran lagi dengan spirit yang > kurang lebihnya sama. > > Sejak itu saya nggak pernah baca Quran dengan cara yang sama lagi. > Sejak kecil saya diajarkan di madrasah (saya lulusan madrasah) Quran > sebagai Kitab Hukum (fiqh tradisional). Dan itulah cara pandang > saya, sampe kuliah sastra Bible tsb. > > Salam > Mia Yahoo! Groups Sponsor ~--> Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM ~-> Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim
Hi mbak Ida. Terimakasih sharingnya. Beruntungnya punya sahabat seperti itu! Kalau boleh saya juga mau sharing dengan mbak Ida, yang dulu pernah saya ceritakan di sini. Diantara 3-4 buku yang meninggalkan kesan terdalam selama hidupku, salah satunya adalah Bible (versi King James), yang beberapa bab merupakan bacaan wajib dalam kuliah Sastra Inggris dulu. Saya sudah lupa apa isinya, tapi kesannya tetap membekas. Sedemikian rupa pada waktu itu saya membaca Quran lagi dengan spirit yang kurang lebihnya sama. Sejak itu saya nggak pernah baca Quran dengan cara yang sama lagi. Sejak kecil saya diajarkan di madrasah (saya lulusan madrasah) Quran sebagai Kitab Hukum (fiqh tradisional). Dan itulah cara pandang saya, sampe kuliah sastra Bible tsb. Salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "idakhouw" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Hahahaha boljug, boljug nih WM punya piaraan, makin kerasan saya :) > Kapan hari kan ada seruan WM goes poliandri, saya dukung habis Mbak > Mia :))) > > Terus terang saya berhutang pada karib muslimah saya, putri tokoh > muhammadiyah, dari keluarga pebisnis batik (jadi bisa kebayang kan > ke-muhammadiyah-annya? :) sang kawan -yg suka saya panggil almuqaromah > ustadzah nan solihah ;)- inilah yang telah "membawa" saya pada Islam. > Demikian akrabnya kami, berdiskusi yg berat2, tema2 sangat sensitif > kalau buat ukuran orang beragama "pada umumnya", toch diskusi2 itu > membuat kami makin akrab, melewati malam berbagi kasur pisah selimut > :) sambil diiringi alunan musik lembut, dan kami terlelap bersama. > > Suatu saat setelah berkomentar di WM (yg sebetulnya banyak > diinsipirasi obrolan2 kami di masa lalu), saya meng-sms-nya: " how > lucky i'm to hv u as friend", beberapa menit kemudian balasan dari > seberang lautan sana: "mimpi ape gw dpt pujian begini. lu pikir lu > kagak memporakporandakan stereotype gw ttg cina? " > > Malu nih, Mbak Mia, saya belum baca Armstrong :'( > > Wassalam, > Ida > Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
-Ralat- Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim
Lha, sami mawon sebetulnya sih Mbak Kilat, saya juga ngga tahu banyak sejarah Eropa, yang jelas bahwa gereja banyak melakukan kezaliman, semua sudah mengakuinya (saya sih ngga merasa ada ikatan emosional apa2). Tapi kalau pakai rasa2 ntar roh2 pelaku sejarah ngga terima lho Mbak,, hehehe Ibarat ndongeng tentang raja2 Mataram settingnya jaman Presiden Soekarno ;DD maap Mbak becanda. Pamit dulu Mbak, Ida --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "kila4tb1roe" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Sorry Raja Henry VII tahun 1526:) > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "kila4tb1roe" > wrote: > > > > enggak apa-apa Kok Mba Ida, memang agak seredak seruduk maklum masih > > remeng-remeng;) > > > > Tapi memang seperti yang dijelaskan Pak Ary bahwa feminism sendiri > > enggak ujuk2 jleg ada. Sepertinya embrio dari feminsm di eropa sendiri > > seiring dengan revolusi kriten terutama dalam perkembangan "portestan". > > > > Semisal kasus Raja Henry I dan Anne Boleyn mempengaruhi perseteruan > > antara gereja Roma Vs gereja Ingris dan perkembangan protestan pada > > saat itu terlebih Anne boleyn adalah seorang pengikut protestan. Walau > > ending nya enggak happy ending setidaknya mulai ada peran serta > > perempuan dalam tirani gereja. > > > > Ma'af ya Mba Ida, untuk sejarah semacam ini saya juga masih pake aji > > rasa-rasa dan mungkin iya;) Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim
Msssy All ini sih udah bukan cuma ahli tai-chi, jangan2 suhu chi-kung juga :)) Saya bener2 nyerah deh, situasi saya sebetulnya lagi sama dengan Mbak Herni, cuma Mbak Herni kelihatannya lebih disiplin :) Akur lah Mas Ary, asalan jangan demen loncat2 abad ajah :) masak ngga cape sih loncat-loncat dari tahun 1500-an ujug2 ke tahun 1900-an :-) Sorry lah, kali ini kudu simpen napas :) lengser keprabon dulu. Sampai kapan2, Ida ;)) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Ary Setijadi Prihatmanto" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > - Original Message - > From: "idakhouw" <[EMAIL PROTECTED]> > To: > Sent: Wednesday, April 05, 2006 10:00 AM > Subject: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim > > > > Mas Ary ysh :) > > > > Saya sih ngga niat bela agama mana2 nih. Saya mengungkapkan apa yg > > saya tahu, dan belajar selalu kritis berkait dimensi ruang dan waktu > > *_^^ supaya tidak anachronistic. > > > > Tanggapan Mas Ary jadi mendorong saya buat neliti lagi first-second > > wave fem. itu, konteksnya masyarakatnya gimana seluruh dimensinya > > (juga segi keberagamaannya), terus terang saya tidak terlalu perhatian > > ke sudut historisnya. Sejauh yg saya baca sih agama bukan isunya. > > > > Kalau Mas Ary ada data gimana kehidupan beragama di Amerika tahun > > 50-70an, saat feminism sedang gencar2nya, ya didiskusikan saja. Apa > > iya kekristenan saat itu sangat2 anti perempuan seperti di abad gelap > > Eropa? Sorry saya tidak mendalami sejarah Amerika. Bahwa agama sangat > > androcentric (sampai sekarang), bukannya kita sudah sepakat? > > > > Cheers, > > Ida. > > > > :-) > Saya di sini juga nggak ada urusan dengan bela-bela atau ngejelekin agama > loh...suwer...beneran... :-) > saling "dekon" itu bukan berarti saling hantam kayak "battle of extrimist", > tapi supaya semua emang "ke tengah". > Kalo semua sudah "ke tengah", nanti baru kita bisa diskusi apa manfaat dan > mudarat dengan rasional, adu argumen...Kalo masih ada yang partisan, nanti > susah, karena rasionalisasi nggak berguna, namanya juga hati;-) > > Ketika saya bicara ttg kristen dalam konteks perkembangan feminisme, saya > hanya ingin kita bicara konteks perkembangannya. Hipotesis saya ttg > "Feminisme" yang kata mbak Ida datang dari barat itu juga nggak bebas nilai > betul alias datang dari tempat yang netral dari problem akibat penafsiran > agama yang salah. Nabi Yesus itu jelas-jelas mempromosikan kesetaraan > gender, tapi yang setelah beliau ya juga banyak membuat kesalahan (kayaknya > kita sepakat soal ini). > > Feminisme (barat) lahir dalam situasi yang khas yang membuatnya juga > bersifat kontekstual, ada sebab yang "lokal". Solusi barat untuk persoalan > di barat juga, gitu... Kelanjutannyalah yang membuatnya mendunia, karena > spirit tadi yang mirip... > > Tentu saja solusi barat itu harus kita pelajari sebagai bahan pelajaran agar > kita tidak melakukan kesalahan yang sama. Saya bicara implementasi kristen > waktu itu (lokal), bukan untuk menghakimi nilai-nilai kristen itu sendiri, > tapi juga sebagai ilustrasi ttg implementasi Islam yang mirip. Contohnya, > KKK itu kan kira-kira berdasar bibel memandang orang non-kulit putih > non-kristen, sama dengan orang Islam (literal) melihat bangsa Yahudi. Itu > Amerika awal sampai tengah abad 20. Di Amerika yang sekarang KKK ya sudah > jadi pariah. > > Hak memilih bagi perempuan di seluruh Amerika kan baru ada tahun 1920-an. > Pertanyaan pertama kali, kenapa kok sampai ada batasan itu padahal Amerika > sudah punya parlemen sejak abad 18? Eropa, 1792 saat revolusi Perancis, > jelas-jelas wanita diberi hak setara dengan laki-laki. Tapi Code Napoleon > setelah itu bicara lain. Bandingkan misalnya Indonesia yang sejak mulai > merdeka sudah. Tentu saja nggak fair, karena dimensi waktu bicara. Waktu itu > Indonesia mulai dari nol, dibanding Amerika dan Eropa yang mewarisi > nilai-nilai obsolete dari abad sebelumnya. > > Malah perempuan di negara sosialis dan komunis bergerak lebih maju > sebetulnya. Kalau kita lihat bagaimana Uni Sovyet jaman Stalin, perempuan > malah diencourage untuk mendapat tempatnya setara dengan kamerad-kameradnya. > Betul-betul setara, mulai dari pekerjaan dan juga upah!!!. > Setara sengsara mungkin maksudnya ya he he he he > > Beda dengan Nazi Jerman yang religius(!!!), bahkan setelah era Nazi > sekalipun. Pertanyaannya mengapa hal itu terjadi ? Mungkin mbak Ida juga > bisa kaitkan history ini dengan sejarah "isme" lain yang sebetulnya penting. > Yaitu gerakan "atheisme" modern dari abad 18 yang membesar te
Re: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim - Can Islam liberate womem ?
Can Islam liberate womem ? Muslim women and scholars think it does - spiritually and sexually. By Madeleine Bunting Madeleine Bunting Guardian We're sitting in a stylish club, ArRum, in Clerkenwell, central London. Firelight is flickering on the leather sofas, there is contemporary art on the walls and delicious "fusion" food on the table, but what distinguishes this club from its many neighbours is that it is Muslim, there is no alcohol on the menu and downstairs there's a prayer room. The stylish place conveys a complex ethos - modern, yet true to its Muslim identity. A suitable setting, then, chosen by the six Muslim women who agreed to meet me to discuss Islam and the position of women. All university graduates, all in their mid-twenties in careers ranging from journalism to teaching, all have chosen in the past few years to wear the hijab (a scarf wrapped tightly around their heads to conceal every wisp of hair). Most strikingly, however, all of these women fluently and cogently articulate how they believe Islam has liberated and empowered them. The Islam they describe is a million miles away from that of the Taliban, let alone the Islam practised in many Muslim countries from Pakistan to Saudi Arabia, but they insist - and back up their points with Koranic references - that the Islam they first discovered when they were teenagers is true to the Prophet's teachings. They don't need western feminism, which, they argue, developed as a reaction against the particular expression of western patriarchy. Within the Koranic tradition and the life of the Prophet lie the rights and inspiration a woman needs to achieve her full potential - the challenge ahead is to educate Muslim girls and women so that they have that knowledge. They justify wearing the hijab, either as a public statement of their own spiritual quest, or of their political identity in a world where Islam perceives itself as under threat, or both. Shagufta, the 25-year-old editor of the Muslim magazine Q News, was brought up in London, in a traditional Pakistani home where the emphasis was on cultural conservatism rather than piety. A marriage to a cousin from Pakistan was arranged for her when she was about 10. Her parents had no wish for her to continue her education, and her adoption of the hijab was her rebellion against this traditional cultural background. "When I first put on hijab, my parents were shocked," she says. They would have been happier for her to wear the Pakistani shalwar kameez and a loose headscarf. "But I found liberation in Islam. It gave me the confidence to insist on a good education and reject the arranged marriage. Islam made sense to me, and I could understand it, as opposed to what I had grown up with. Plus, it was compatible with being British - being a British Muslim, rather than Pakistani." Shagufta was influenced by her friend Soraya's decision to put on hijab. Soraya's French Catholic/Muslim liberal background could not have been more different but, like Shagufta, she found in the Koran an affirmation of herself as a woman: "The Koran says that men and women are equal in the eyes of God, and that we are like a garment for each other to protect one another." Again and again, the women emphasise these two themes, evoked in richly poetic Koranic metaphor: first, the equality of the sexes in the eyes of God (the most meaningful equality of all, they argue), and second, the complementarity of the sexes. As the Koran puts it, "I created you from one soul, and from that soul I created its mate so that you may live in harmony and love." It is true that there is plenty of material in the Koran that is more egalitarian than the western Christian tradition, which was heavily influenced by the misogyny of Greek thought. Perhaps the most fundamental is that the Islamic God does not have a gender. Arabic may refer to him by use of the male pronoun, but he is never described as "father" or "lord" as he is in the Judaeo-Christian tradition. Indeed, the Islamic God has characteristics that are expressly feminine; one of his most important "names" is al-Rahman (the All-Compassionate) from the Arabic rahma , which comes from the word rahim , meaning womb. In Islamic mysticism, the divinely beloved is female, unlike in Christian mysticism - for example, Bernini's famous statue in Rome of St Teresa of Avila is in love with the male Christ. As one Muslim women, Sartaz Aziz, writes, "I am deeply grateful that my first ideas of God were formed by Islam, because I was able to think of the Highest Power as one without sex or race and thus completely unpatriarchal." Jasmin also escaped from an arranged marriage by discovering Islam. Her transition to full religious observance came after university, when she was working for a television company. "I went to Agadir on holiday, returned with a fantastic tan, but went back to work in a hijab. One week
Re: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim
- Original Message - From: "idakhouw" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Wednesday, April 05, 2006 10:00 AM Subject: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim > Mas Ary ysh :) > > Saya sih ngga niat bela agama mana2 nih. Saya mengungkapkan apa yg > saya tahu, dan belajar selalu kritis berkait dimensi ruang dan waktu > *_^^ supaya tidak anachronistic. > > Tanggapan Mas Ary jadi mendorong saya buat neliti lagi first-second > wave fem. itu, konteksnya masyarakatnya gimana seluruh dimensinya > (juga segi keberagamaannya), terus terang saya tidak terlalu perhatian > ke sudut historisnya. Sejauh yg saya baca sih agama bukan isunya. > > Kalau Mas Ary ada data gimana kehidupan beragama di Amerika tahun > 50-70an, saat feminism sedang gencar2nya, ya didiskusikan saja. Apa > iya kekristenan saat itu sangat2 anti perempuan seperti di abad gelap > Eropa? Sorry saya tidak mendalami sejarah Amerika. Bahwa agama sangat > androcentric (sampai sekarang), bukannya kita sudah sepakat? > > Cheers, > Ida. > :-) Saya di sini juga nggak ada urusan dengan bela-bela atau ngejelekin agama loh...suwer...beneran... :-) saling "dekon" itu bukan berarti saling hantam kayak "battle of extrimist", tapi supaya semua emang "ke tengah". Kalo semua sudah "ke tengah", nanti baru kita bisa diskusi apa manfaat dan mudarat dengan rasional, adu argumen...Kalo masih ada yang partisan, nanti susah, karena rasionalisasi nggak berguna, namanya juga hati;-) Ketika saya bicara ttg kristen dalam konteks perkembangan feminisme, saya hanya ingin kita bicara konteks perkembangannya. Hipotesis saya ttg "Feminisme" yang kata mbak Ida datang dari barat itu juga nggak bebas nilai betul alias datang dari tempat yang netral dari problem akibat penafsiran agama yang salah. Nabi Yesus itu jelas-jelas mempromosikan kesetaraan gender, tapi yang setelah beliau ya juga banyak membuat kesalahan (kayaknya kita sepakat soal ini). Feminisme (barat) lahir dalam situasi yang khas yang membuatnya juga bersifat kontekstual, ada sebab yang "lokal". Solusi barat untuk persoalan di barat juga, gitu... Kelanjutannyalah yang membuatnya mendunia, karena spirit tadi yang mirip... Tentu saja solusi barat itu harus kita pelajari sebagai bahan pelajaran agar kita tidak melakukan kesalahan yang sama. Saya bicara implementasi kristen waktu itu (lokal), bukan untuk menghakimi nilai-nilai kristen itu sendiri, tapi juga sebagai ilustrasi ttg implementasi Islam yang mirip. Contohnya, KKK itu kan kira-kira berdasar bibel memandang orang non-kulit putih non-kristen, sama dengan orang Islam (literal) melihat bangsa Yahudi. Itu Amerika awal sampai tengah abad 20. Di Amerika yang sekarang KKK ya sudah jadi pariah. Hak memilih bagi perempuan di seluruh Amerika kan baru ada tahun 1920-an. Pertanyaan pertama kali, kenapa kok sampai ada batasan itu padahal Amerika sudah punya parlemen sejak abad 18? Eropa, 1792 saat revolusi Perancis, jelas-jelas wanita diberi hak setara dengan laki-laki. Tapi Code Napoleon setelah itu bicara lain. Bandingkan misalnya Indonesia yang sejak mulai merdeka sudah. Tentu saja nggak fair, karena dimensi waktu bicara. Waktu itu Indonesia mulai dari nol, dibanding Amerika dan Eropa yang mewarisi nilai-nilai obsolete dari abad sebelumnya. Malah perempuan di negara sosialis dan komunis bergerak lebih maju sebetulnya. Kalau kita lihat bagaimana Uni Sovyet jaman Stalin, perempuan malah diencourage untuk mendapat tempatnya setara dengan kamerad-kameradnya. Betul-betul setara, mulai dari pekerjaan dan juga upah!!!. Setara sengsara mungkin maksudnya ya he he he he Beda dengan Nazi Jerman yang religius(!!!), bahkan setelah era Nazi sekalipun. Pertanyaannya mengapa hal itu terjadi ? Mungkin mbak Ida juga bisa kaitkan history ini dengan sejarah "isme" lain yang sebetulnya penting. Yaitu gerakan "atheisme" modern dari abad 18 yang membesar terus sampai abad 20, dan sebetulnya diem-diem mendominasi, juga "marxs" dari awal abad 20. "atheisme" di sini pake tanda kutip loh, karena campuran dan gado-gado juga yang keluarannya macem-macem, model agnostik, sekularisme dll. Itu kan semua memberi "background" dari perkembangan feminisme. Feminisme second wave kan sebetulnya kelanjutan logis yang kontekstual juga dari yang first wave. Ketika pemikiran-pemikiran yang sebelumnya pragmatis kemudian dinternalisasi dan dikristalkan untuk memperoleh nilai-nilai yang lebih umum dan ideal. Kemudian pemikiran-pemikiran itu dilanjutkan ke tingkat selanjutnya karena sikon saat itu membutuhkan hal itu (perempuan secara hukum sudah setara, tapi secara sosial politk dan budaya belum). Apalagi jika kita lihat konteks kemajuan IPTEK dengan ditemukannya pil KB misalnya. Jadi di sini kita melihat adanya dialetika dalam fenomena ini. Ada masalah--> masalah baru-->solusi-->masalah baru d
-Ralat- Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim
Sorry Raja Henry VII tahun 1526:) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "kila4tb1roe" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > enggak apa-apa Kok Mba Ida, memang agak seredak seruduk maklum masih > remeng-remeng;) > > Tapi memang seperti yang dijelaskan Pak Ary bahwa feminism sendiri > enggak ujuk2 jleg ada. Sepertinya embrio dari feminsm di eropa sendiri > seiring dengan revolusi kriten terutama dalam perkembangan "portestan". > > Semisal kasus Raja Henry I dan Anne Boleyn mempengaruhi perseteruan > antara gereja Roma Vs gereja Ingris dan perkembangan protestan pada > saat itu terlebih Anne boleyn adalah seorang pengikut protestan. Walau > ending nya enggak happy ending setidaknya mulai ada peran serta > perempuan dalam tirani gereja. > > Ma'af ya Mba Ida, untuk sejarah semacam ini saya juga masih pake aji > rasa-rasa dan mungkin iya;) > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "idakhouw" wrote: > > > > Oya, supaya "dimensi ruang dan waktu"nya tidak kacau :) kayaknya harus > > dipelajari juga, jenis kekristenan seperti apa yang berkembang di > Amrik. > > Saya kira sudah jadi pengetahuan umum kan kalau kekristenan di Amerika > > itu (banyak yang -sekali lagi harus tepat, krn kekristenan sangat2 > > tidak satu) coraknya konservatif? > > > > > > Wass, > > Ida. > > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Ary Setijadi Prihatmanto" > > > wrote: > > > > > > > > Mbak Ida, > > > > > > > > Saya kira mbak Kilat juga masih kontekstual kok... > > > > > > > > Jangan lupa Darwin itu heboh abad 19 loh Padahal dititik > itu, ilmu > > > > pengetahuan (fisika) bahkan sudah sampai mengklaim "semua sudah bisa > > > > dijelaskan", sebelum muncul era "quantum physics". > > > > Juga kalo lihat di Amerika itu, hak untuk memilih buat perempuan > > > juga baru > > > > dipertengahan abad-20. Di Eropa, juga dipertengahan abad 20 > salah satu > > > > jargon feminisme adalah "50-50", urusan rumah tangga setengah urusan > > > > laki-laki, setengah urusan perempuan. Memang, feminisme itu muncul > > > kerena > > > > kondisi sosial politik yang asimetris, tapi apa yang menyebabkan hal > > > itu? > > > > saya kira faktor kultur yang salah satunya "christianity" itu cukup > > > kuat. > > > > Atheisme juga munculnya kan kira-kira pada era yang bersamaan. > > > > > > > > Klu-Klux Klan juga karena membaca Al-Kitab dengan cara yang ngawur > > luar > > > > biasa bukan? > > > > > > > > Kalo kita lihat peta aliansinya sekarang pun, maka secara kasar Bush > > > cs, itu > > > > lawannya ya "atheist", "feminist", "gay", "nerd", "dosen" dll. + > > Muslim > > > > :-)) > > > > > > > > Bahkan sampai sekarang pun, orang-orang Amerika spt. Pat Buchanan > > > juga masih > > > > berusaha melegalkan Poligami atas dasar hal itu nggak pernah > > dilarang di > > > > Bible. Bukan masalah legal poligami atau tidaknya, tapi ketika > > > > beragumentasinya berangkat dari Bible, alih-alih berargumentasi ttg > > > > kemaslahatan dan kemudaratan poligami, masih kelihatan kan bahwa > > > paradigma > > > > berfikirnya pun belum cukup terdekontruksi. > > > > > > > > Salam > > > > Ary > > > > > > > > > > Yahoo! Groups Sponsor ~--> Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM ~-> Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim
enggak apa-apa Kok Mba Ida, memang agak seredak seruduk maklum masih remeng-remeng;) Tapi memang seperti yang dijelaskan Pak Ary bahwa feminism sendiri enggak ujuk2 jleg ada. Sepertinya embrio dari feminsm di eropa sendiri seiring dengan revolusi kriten terutama dalam perkembangan "portestan". Semisal kasus Raja Henry I dan Anne Boleyn mempengaruhi perseteruan antara gereja Roma Vs gereja Ingris dan perkembangan protestan pada saat itu terlebih Anne boleyn adalah seorang pengikut protestan. Walau ending nya enggak happy ending setidaknya mulai ada peran serta perempuan dalam tirani gereja. Ma'af ya Mba Ida, untuk sejarah semacam ini saya juga masih pake aji rasa-rasa dan mungkin iya;) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "idakhouw" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Oya, supaya "dimensi ruang dan waktu"nya tidak kacau :) kayaknya harus > dipelajari juga, jenis kekristenan seperti apa yang berkembang di Amrik. > Saya kira sudah jadi pengetahuan umum kan kalau kekristenan di Amerika > itu (banyak yang -sekali lagi harus tepat, krn kekristenan sangat2 > tidak satu) coraknya konservatif? > > > Wass, > Ida. > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Ary Setijadi Prihatmanto" > > wrote: > > > > > > Mbak Ida, > > > > > > Saya kira mbak Kilat juga masih kontekstual kok... > > > > > > Jangan lupa Darwin itu heboh abad 19 loh Padahal dititik itu, ilmu > > > pengetahuan (fisika) bahkan sudah sampai mengklaim "semua sudah bisa > > > dijelaskan", sebelum muncul era "quantum physics". > > > Juga kalo lihat di Amerika itu, hak untuk memilih buat perempuan > > juga baru > > > dipertengahan abad-20. Di Eropa, juga dipertengahan abad 20 salah satu > > > jargon feminisme adalah "50-50", urusan rumah tangga setengah urusan > > > laki-laki, setengah urusan perempuan. Memang, feminisme itu muncul > > kerena > > > kondisi sosial politik yang asimetris, tapi apa yang menyebabkan hal > > itu? > > > saya kira faktor kultur yang salah satunya "christianity" itu cukup > > kuat. > > > Atheisme juga munculnya kan kira-kira pada era yang bersamaan. > > > > > > Klu-Klux Klan juga karena membaca Al-Kitab dengan cara yang ngawur > luar > > > biasa bukan? > > > > > > Kalo kita lihat peta aliansinya sekarang pun, maka secara kasar Bush > > cs, itu > > > lawannya ya "atheist", "feminist", "gay", "nerd", "dosen" dll. + > Muslim > > > :-)) > > > > > > Bahkan sampai sekarang pun, orang-orang Amerika spt. Pat Buchanan > > juga masih > > > berusaha melegalkan Poligami atas dasar hal itu nggak pernah > dilarang di > > > Bible. Bukan masalah legal poligami atau tidaknya, tapi ketika > > > beragumentasinya berangkat dari Bible, alih-alih berargumentasi ttg > > > kemaslahatan dan kemudaratan poligami, masih kelihatan kan bahwa > > paradigma > > > berfikirnya pun belum cukup terdekontruksi. > > > > > > Salam > > > Ary > > > > > > Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim
Oya, supaya "dimensi ruang dan waktu"nya tidak kacau :) kayaknya harus dipelajari juga, jenis kekristenan seperti apa yang berkembang di Amrik. Saya kira sudah jadi pengetahuan umum kan kalau kekristenan di Amerika itu (banyak yang -sekali lagi harus tepat, krn kekristenan sangat2 tidak satu) coraknya konservatif? Wass, Ida. > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Ary Setijadi Prihatmanto" > wrote: > > > > Mbak Ida, > > > > Saya kira mbak Kilat juga masih kontekstual kok... > > > > Jangan lupa Darwin itu heboh abad 19 loh Padahal dititik itu, ilmu > > pengetahuan (fisika) bahkan sudah sampai mengklaim "semua sudah bisa > > dijelaskan", sebelum muncul era "quantum physics". > > Juga kalo lihat di Amerika itu, hak untuk memilih buat perempuan > juga baru > > dipertengahan abad-20. Di Eropa, juga dipertengahan abad 20 salah satu > > jargon feminisme adalah "50-50", urusan rumah tangga setengah urusan > > laki-laki, setengah urusan perempuan. Memang, feminisme itu muncul > kerena > > kondisi sosial politik yang asimetris, tapi apa yang menyebabkan hal > itu? > > saya kira faktor kultur yang salah satunya "christianity" itu cukup > kuat. > > Atheisme juga munculnya kan kira-kira pada era yang bersamaan. > > > > Klu-Klux Klan juga karena membaca Al-Kitab dengan cara yang ngawur luar > > biasa bukan? > > > > Kalo kita lihat peta aliansinya sekarang pun, maka secara kasar Bush > cs, itu > > lawannya ya "atheist", "feminist", "gay", "nerd", "dosen" dll. + Muslim > > :-)) > > > > Bahkan sampai sekarang pun, orang-orang Amerika spt. Pat Buchanan > juga masih > > berusaha melegalkan Poligami atas dasar hal itu nggak pernah dilarang di > > Bible. Bukan masalah legal poligami atau tidaknya, tapi ketika > > beragumentasinya berangkat dari Bible, alih-alih berargumentasi ttg > > kemaslahatan dan kemudaratan poligami, masih kelihatan kan bahwa > paradigma > > berfikirnya pun belum cukup terdekontruksi. > > > > Salam > > Ary > > > Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim - Feminism in many forms
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Ary Setijadi Prihatmanto" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > ;-)) > Sampe segininya ya... Iya udah sampe segini :) soale kayaknya Mas Ary udah di taraf tai-chi master ya, teknik olah napasnya luar biasa :)) > Terímakasih atas artikelnya, kalo nggak salah pernah juga dipost disini ;-)) Hehehe,,, lagi2 diminta bongkar arsip. WM memang topff :) > > Kalo di WM nggak usah ragu-ragu mbak Ida, Anda posting apa saja, asal bukan > porno, nggak akan dimarahin. > Tapi ya jangan marah kalo "didekon" juga...kan demi kebaikan bersama > :-D Kalau semangatnya saling "dekon.", nggak asyik ah :) Sedikit cerita, salah satu hal yang bikin saya sangat dekat dengan kawan muslimah yg saya cerita di email lalu itu krn kami sama2 tulus, ngobrol apa adanya, tidak ada semangat saling membela agama sendiri, menghantam lainnya, misalnya. Wah, seharusnya saya ikut jejak Mbak Herni dari kapan2, tapi WM memang mengasyikkan nih :) Salim, Ida Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim
Mas Ary ysh :) Saya sih ngga niat bela agama mana2 nih. Saya mengungkapkan apa yg saya tahu, dan belajar selalu kritis berkait dimensi ruang dan waktu *_^^ supaya tidak anachronistic. Tanggapan Mas Ary jadi mendorong saya buat neliti lagi first-second wave fem. itu, konteksnya masyarakatnya gimana seluruh dimensinya (juga segi keberagamaannya), terus terang saya tidak terlalu perhatian ke sudut historisnya. Sejauh yg saya baca sih agama bukan isunya. Kalau Mas Ary ada data gimana kehidupan beragama di Amerika tahun 50-70an, saat feminism sedang gencar2nya, ya didiskusikan saja. Apa iya kekristenan saat itu sangat2 anti perempuan seperti di abad gelap Eropa? Sorry saya tidak mendalami sejarah Amerika. Bahwa agama sangat androcentric (sampai sekarang), bukannya kita sudah sepakat? Cheers, Ida. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Ary Setijadi Prihatmanto" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Mbak Ida, > > Saya kira mbak Kilat juga masih kontekstual kok... > > Jangan lupa Darwin itu heboh abad 19 loh Padahal dititik itu, ilmu > pengetahuan (fisika) bahkan sudah sampai mengklaim "semua sudah bisa > dijelaskan", sebelum muncul era "quantum physics". > Juga kalo lihat di Amerika itu, hak untuk memilih buat perempuan juga baru > dipertengahan abad-20. Di Eropa, juga dipertengahan abad 20 salah satu > jargon feminisme adalah "50-50", urusan rumah tangga setengah urusan > laki-laki, setengah urusan perempuan. Memang, feminisme itu muncul kerena > kondisi sosial politik yang asimetris, tapi apa yang menyebabkan hal itu? > saya kira faktor kultur yang salah satunya "christianity" itu cukup kuat. > Atheisme juga munculnya kan kira-kira pada era yang bersamaan. > > Klu-Klux Klan juga karena membaca Al-Kitab dengan cara yang ngawur luar > biasa bukan? > > Kalo kita lihat peta aliansinya sekarang pun, maka secara kasar Bush cs, itu > lawannya ya "atheist", "feminist", "gay", "nerd", "dosen" dll. + Muslim > :-)) > > Bahkan sampai sekarang pun, orang-orang Amerika spt. Pat Buchanan juga masih > berusaha melegalkan Poligami atas dasar hal itu nggak pernah dilarang di > Bible. Bukan masalah legal poligami atau tidaknya, tapi ketika > beragumentasinya berangkat dari Bible, alih-alih berargumentasi ttg > kemaslahatan dan kemudaratan poligami, masih kelihatan kan bahwa paradigma > berfikirnya pun belum cukup terdekontruksi. > > Salam > Ary > Yahoo! Groups Sponsor ~--> Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM ~-> Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim
Mbak Ida, Saya kira mbak Kilat juga masih kontekstual kok... Jangan lupa Darwin itu heboh abad 19 loh Padahal dititik itu, ilmu pengetahuan (fisika) bahkan sudah sampai mengklaim "semua sudah bisa dijelaskan", sebelum muncul era "quantum physics". Juga kalo lihat di Amerika itu, hak untuk memilih buat perempuan juga baru dipertengahan abad-20. Di Eropa, juga dipertengahan abad 20 salah satu jargon feminisme adalah "50-50", urusan rumah tangga setengah urusan laki-laki, setengah urusan perempuan. Memang, feminisme itu muncul kerena kondisi sosial politik yang asimetris, tapi apa yang menyebabkan hal itu? saya kira faktor kultur yang salah satunya "christianity" itu cukup kuat. Atheisme juga munculnya kan kira-kira pada era yang bersamaan. Klu-Klux Klan juga karena membaca Al-Kitab dengan cara yang ngawur luar biasa bukan? Kalo kita lihat peta aliansinya sekarang pun, maka secara kasar Bush cs, itu lawannya ya "atheist", "feminist", "gay", "nerd", "dosen" dll. + Muslim :-)) Bahkan sampai sekarang pun, orang-orang Amerika spt. Pat Buchanan juga masih berusaha melegalkan Poligami atas dasar hal itu nggak pernah dilarang di Bible. Bukan masalah legal poligami atau tidaknya, tapi ketika beragumentasinya berangkat dari Bible, alih-alih berargumentasi ttg kemaslahatan dan kemudaratan poligami, masih kelihatan kan bahwa paradigma berfikirnya pun belum cukup terdekontruksi. Salam Ary - Original Message - From: "idakhouw" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Tuesday, April 04, 2006 9:18 PM Subject: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim > Hapunten pisan nih Teh Kilat, jangan tersinggung ya... > > Kalau ahli sejarah mah bilang Teh Kilat berpikirnya secara > anachronistic (singkatnya mah kurang kontekstual kitu?). > > Jaman [tertindas banget..banget akibat dari pemahaman agama > (kristen) yang keliru ;] itu bukannya di abad kegelapan sampai abad?? > selebihnya memang ada era puritanism (sorry saya tidak menguasai > sejarah Eropa). Sedangkan feminism kan baru muncul pertengahan abad > 20. Dan sekali lagi, feminism itu GERAKAN POLITIK berangkat dari > KONDISI SOSIAL POLITIK yang asimetris buat perempuan (di sini titik > anachronistic-nya Mbak Kilat). > > Lalu ketika feminism mengkritik agama (Kristen) pun fokusnya ke kritik > teks, membaca Kitab Suci secara baru, walau sebetulnya hermeunetika > sudah lama diterapkan sebelum era feminism, namun di mata feminis, itu > belum cukup krn ilmu pengetahuan *melirik ke Mbak Herni* juga > androcentric. > > Mungkin Ni Londo bisa bantu jelaskan, saya sudah agak kewalahan nih :) > sebab setahu saya masa kegelapan itu sudah tercatat jelas dalam > sejarah Eropa, siapa saja yang bersinggungan dengan studi sejarah > Eropa pasti akan encounter issue ini (memang sih tergantung fokus ke > era mana). Tidak mungkin bisa ditutup-tutupi. > > Saya tidak tahu, apa orang Eropa merasa bersalah tentang itu, atau > perasaannya biasa-biasa saja sama seperti saat kita membaca sejarah > negeri kita yang juga banyak pertumpahan darah (terutama waktu > kerajaan satu menumpaskan kerajaan lain, yang juga ada faktor agama)? > > Gitu aja tambahannya Teh Kilat :) > Ida. > > -- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "kila4tb1roe" <[EMAIL PROTECTED]> > wrote: > > > > Nimbrung ya Mba;) > > > > Memang ada semacam stigma yang berlaku dan dipercaya pada umumnya > > bahwa feminism berasal dari barat, kalau saya tidak salah memang > > kondisi perempuan di barat dalam kondisi tertindas banget..banget > > akibat dari pemahaman agama (kristen) yang keliru. Ketika kitab Taurat > > (perjanjian lama) dan juga Injil (perjanjian baru) dipahami secara > > literal maka kondisi perempuan semakin terpuruk. > > > > Kalau dalam pribahasa sunda mah, saleutik-leutikna sireum lamun di > > jejek-jejek teuing mah pasti ngegel. Begitu juga dengan perempuan > > dibarat ketika benar-benar dalam kondisi tertindas maka kekuatan > > minoritas ini akhirnya bangkit melawan dominasi patriaki. > > > > Semangat pembebasan perempuan barat tentu disesuaikan dengan akar > > budaya dan kondisi alam setempat. Sayangnya bentuk feminism yang > > berasal dari barat di nilai tidak cocok dengan akar budaya dan kondisi > > alam dimasyrakat lain menimbulkan penolakan terhadap semangat feminism > > itu sendiri. Padahal bentuk2 feminism bisa saja berbeda hanya saja > > semangat feminism sama, sama-sama mencapai keadilan. > > > > > > > > Milis Wanita Muslimah > Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. > Situs Web: http://www.wa
Re: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim - Feminism in many forms
;-)) Sampe segininya ya... ya sudah aku mencoba diem saja... Terímakasih atas artikelnya, kalo nggak salah pernah juga dipost disini ;-)) Kalo di WM nggak usah ragu-ragu mbak Ida, Anda posting apa saja, asal bukan porno, nggak akan dimarahin. Tapi ya jangan marah kalo "didekon" juga...kan demi kebaikan bersama :-D Wasalam Ary - Original Message - From: "idakhouw" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Tuesday, April 04, 2006 9:38 PM Subject: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim - Feminism in many forms Masya Allaaa,,, Mas Ary ini memang ahli mencuri napas :) Konon Mernissi lebih kontroversial ya? hehehe ntar saya disuruh bongkar arsip WM lagi :) Btw, ini ada artikel lawas ttg dekon. itu, awalnya saya ragu copy-paste krn penulisnya non-muslim. Tapi kalau sekedar lontaran pemikiran saya kira open open saja kan mind-nya? lagipula ngga ada semangat anti dan semacamnya. Saya juga harus permisi nih seperti Mbak Herni :) apalagi kalau yang munculnya Mas Ary lagi tobat deh, nggak kuat napas hehehe Salam, Ida - Abu Zayd dan Politik Penafsiran Tanggal dimuat: 27/9/2004 MENURUT saya, tepat pada soal politik penafsiran itulah Nasr Hamid Abu Zayd memberi kontribusi yang sangat penting. Ia memberi alat analisa untuk membongkar protokol pembacaan teks-teks agama yang selama ini ditutup-tutupi, atau didaku sebagai bagian wacana keagamaan itu sendiri, dan karenanya punya derajat ontologis lebih tinggi. Oleh: Trisno S. Sutanto APA yang terjadi ketika suatu wacana dituliskan menjadi teks? Dan apa yang berlangsung ketika seseorang atau suatu komunitas membaca sebuah teks? Teks apa saja: potongan surat cinta, naskah artikel koran, outline karangan ilmiah, transkripsi wawancara, catatan kuliah... Teks apa saja, tentang apa saja, oleh siapa saja. Termasuk bisikan Jibril yang dituliskan Lia Aminudin. Jangan tanya apakah benar atau tidak malaikat Jibril (atau Gabriel dalam tradisi Kristen) benar-benar berbisik. Itu bukan persoalannya, setidaknya untuk esai ini. Mengikuti Riceour, filsuf kontemporer Prancis, ketika suatu wacana dituliskan, yang terjadi sesungguhnya adalah pelestarian "makna wacana", bukan "peristiwa-wacana" itu sendiri; the said, bukan the saying. Dengan fiksasi itu, teks-teks tadi memperoleh otonominya yang rangkap empat: otonom dari maksud (intention) pengarang; otonom dari konteks sosio-historis awal yang melatarinya; otonom dari situasi tatap muka yang menandai situasi dialog; dan akhirnya, otonom dari kelompok sasaran (addresse) awalnya. Serentak dengan itu, teks menjadi sesuatu yang pasti, sudah fixed. Sifat otonomi teks di atas tentu punya konsekuensi-konsekuensi radikal bagi siapa pun yang bergulat dengan penafsiran teks, termasuk teks-teks yang kemudian disebut Kitab Suci. Otonomi teks, yang menurut Ricoeur merupakan ciri konstitutif tekstualitas suatu teks, membuat prinsip penafsiran setiap teks terbuka dan menihilkan upaya menunggalkan tafsir. Setelah dituliskan, setiap teks punya karir sendiri yang selalu mrucut dari maksud pengarang: ia dapat dide-kontekstualisasi (dan sekaligus dire-kontekstualisasi!) dalam situasi yang baru, menjumpai para pembaca baru yang berada di luar kelompok sasaran awal, dan dengan itu memproduksi makna-makna yang tak pernah dapat diduga-apalagi dikontrol-sebelumnya. Surat menyurat putri bangsawan Jawa pada teman-temannya pada pergantian abad lalu, ketika diterbitkan dapat menjadi pralambang menyingsingnya ufuk kesadaran yang menerangi kegelapan (Habis Gelap Terbitlah Terang), menjadi teks dasar "Feminisme dan Nasionalisme" (sic!), atau sekadar raison d'etre kewajiban berkebaya dan bersanggul setiap tanggal 22 April. *** SAYA tidak bermaksud sinis pada surat-surat Kartini yang terus memukau itu. Teks-teks itu-saya yakin tanpa disadari atau dikehendaki Kartini sendiri sebagai pengarang-sudah punya karir sendiri yang mengatasi horison maksud sang pengarang, didekontekstualisasi dan direkontekstualisasi, dan (akan tetap) menemukan pembaca-pembaca barunya. Kompleksitas tafsir teks-teks yang kemudian disebut Kitab Suci tentu jauh lebih problematis ketimbang surat-surat Kartini. Bukan karena teks-teks Kitab Suci memiliki derajat ontologis lebih tinggi ("wahyu"), tapi juga karena jurang sejarah yang membentang antara pembaca dengan teks itu yang sangat lebar. Pembaca tidak dapat begitu saja menyeberangi jurang sejarah itu untuk menarik keluar (exe-gese) makna, lalu menyeberangkannya lagi ke dunia sang pembaca. Pra-andaian naif seperti itu, yang dulu pernah mendominasi metode tafsir positivistik, sudah lama ditolak. Sebab, ketika saya sebagai pembaca, menyeberangi jurang sejarah itu, saya membawa seluruh keberadaan saya untuk masuk ke dalam teks (eise-gese). Jadi setiap exegese ternyata sekaligus eisegese. Seorang ahli Biblika pernah mengibaratkan posisi kita, sang pembaca, sebagai orang ketiga yang sedang menguping percakapan pengaran
Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim
Hapunten pisan nih Teh Kilat, jangan tersinggung ya... Kalau ahli sejarah mah bilang Teh Kilat berpikirnya secara anachronistic (singkatnya mah kurang kontekstual kitu?). Jaman [tertindas banget..banget akibat dari pemahaman agama (kristen) yang keliru ;] itu bukannya di abad kegelapan sampai abad?? selebihnya memang ada era puritanism (sorry saya tidak menguasai sejarah Eropa). Sedangkan feminism kan baru muncul pertengahan abad 20. Dan sekali lagi, feminism itu GERAKAN POLITIK berangkat dari KONDISI SOSIAL POLITIK yang asimetris buat perempuan (di sini titik anachronistic-nya Mbak Kilat). Lalu ketika feminism mengkritik agama (Kristen) pun fokusnya ke kritik teks, membaca Kitab Suci secara baru, walau sebetulnya hermeunetika sudah lama diterapkan sebelum era feminism, namun di mata feminis, itu belum cukup krn ilmu pengetahuan *melirik ke Mbak Herni* juga androcentric. Mungkin Ni Londo bisa bantu jelaskan, saya sudah agak kewalahan nih :) sebab setahu saya masa kegelapan itu sudah tercatat jelas dalam sejarah Eropa, siapa saja yang bersinggungan dengan studi sejarah Eropa pasti akan encounter issue ini (memang sih tergantung fokus ke era mana). Tidak mungkin bisa ditutup-tutupi. Saya tidak tahu, apa orang Eropa merasa bersalah tentang itu, atau perasaannya biasa-biasa saja sama seperti saat kita membaca sejarah negeri kita yang juga banyak pertumpahan darah (terutama waktu kerajaan satu menumpaskan kerajaan lain, yang juga ada faktor agama)? Gitu aja tambahannya Teh Kilat :) Ida. -- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "kila4tb1roe" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Nimbrung ya Mba;) > > Memang ada semacam stigma yang berlaku dan dipercaya pada umumnya > bahwa feminism berasal dari barat, kalau saya tidak salah memang > kondisi perempuan di barat dalam kondisi tertindas banget..banget > akibat dari pemahaman agama (kristen) yang keliru. Ketika kitab Taurat > (perjanjian lama) dan juga Injil (perjanjian baru) dipahami secara > literal maka kondisi perempuan semakin terpuruk. > > Kalau dalam pribahasa sunda mah, saleutik-leutikna sireum lamun di > jejek-jejek teuing mah pasti ngegel. Begitu juga dengan perempuan > dibarat ketika benar-benar dalam kondisi tertindas maka kekuatan > minoritas ini akhirnya bangkit melawan dominasi patriaki. > > Semangat pembebasan perempuan barat tentu disesuaikan dengan akar > budaya dan kondisi alam setempat. Sayangnya bentuk feminism yang > berasal dari barat di nilai tidak cocok dengan akar budaya dan kondisi > alam dimasyrakat lain menimbulkan penolakan terhadap semangat feminism > itu sendiri. Padahal bentuk2 feminism bisa saja berbeda hanya saja > semangat feminism sama, sama-sama mencapai keadilan. Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim - Feminism in many forms
Masya Allaaa,,, Mas Ary ini memang ahli mencuri napas :) Konon Mernissi lebih kontroversial ya? hehehe ntar saya disuruh bongkar arsip WM lagi :) Btw, ini ada artikel lawas ttg dekon. itu, awalnya saya ragu copy-paste krn penulisnya non-muslim. Tapi kalau sekedar lontaran pemikiran saya kira open open saja kan mind-nya? lagipula ngga ada semangat anti dan semacamnya. Saya juga harus permisi nih seperti Mbak Herni :) apalagi kalau yang munculnya Mas Ary lagi tobat deh, nggak kuat napas hehehe Salam, Ida - Abu Zayd dan Politik Penafsiran Tanggal dimuat: 27/9/2004 MENURUT saya, tepat pada soal politik penafsiran itulah Nasr Hamid Abu Zayd memberi kontribusi yang sangat penting. Ia memberi alat analisa untuk membongkar protokol pembacaan teks-teks agama yang selama ini ditutup-tutupi, atau didaku sebagai bagian wacana keagamaan itu sendiri, dan karenanya punya derajat ontologis lebih tinggi. Oleh: Trisno S. Sutanto APA yang terjadi ketika suatu wacana dituliskan menjadi teks? Dan apa yang berlangsung ketika seseorang atau suatu komunitas membaca sebuah teks? Teks apa saja: potongan surat cinta, naskah artikel koran, outline karangan ilmiah, transkripsi wawancara, catatan kuliah... Teks apa saja, tentang apa saja, oleh siapa saja. Termasuk bisikan Jibril yang dituliskan Lia Aminudin. Jangan tanya apakah benar atau tidak malaikat Jibril (atau Gabriel dalam tradisi Kristen) benar-benar berbisik. Itu bukan persoalannya, setidaknya untuk esai ini. Mengikuti Riceour, filsuf kontemporer Prancis, ketika suatu wacana dituliskan, yang terjadi sesungguhnya adalah pelestarian "makna wacana", bukan "peristiwa-wacana" itu sendiri; the said, bukan the saying. Dengan fiksasi itu, teks-teks tadi memperoleh otonominya yang rangkap empat: otonom dari maksud (intention) pengarang; otonom dari konteks sosio-historis awal yang melatarinya; otonom dari situasi tatap muka yang menandai situasi dialog; dan akhirnya, otonom dari kelompok sasaran (addresse) awalnya. Serentak dengan itu, teks menjadi sesuatu yang pasti, sudah fixed. Sifat otonomi teks di atas tentu punya konsekuensi-konsekuensi radikal bagi siapa pun yang bergulat dengan penafsiran teks, termasuk teks-teks yang kemudian disebut Kitab Suci. Otonomi teks, yang menurut Ricoeur merupakan ciri konstitutif tekstualitas suatu teks, membuat prinsip penafsiran setiap teks terbuka dan menihilkan upaya menunggalkan tafsir. Setelah dituliskan, setiap teks punya karir sendiri yang selalu mrucut dari maksud pengarang: ia dapat dide-kontekstualisasi (dan sekaligus dire-kontekstualisasi!) dalam situasi yang baru, menjumpai para pembaca baru yang berada di luar kelompok sasaran awal, dan dengan itu memproduksi makna-makna yang tak pernah dapat didugaapalagi dikontrolsebelumnya. Surat menyurat putri bangsawan Jawa pada teman-temannya pada pergantian abad lalu, ketika diterbitkan dapat menjadi pralambang menyingsingnya ufuk kesadaran yang menerangi kegelapan (Habis Gelap Terbitlah Terang), menjadi teks dasar "Feminisme dan Nasionalisme" (sic!), atau sekadar raison d'être kewajiban berkebaya dan bersanggul setiap tanggal 22 April. *** SAYA tidak bermaksud sinis pada surat-surat Kartini yang terus memukau itu. Teks-teks itusaya yakin tanpa disadari atau dikehendaki Kartini sendiri sebagai pengarangsudah punya karir sendiri yang mengatasi horison maksud sang pengarang, didekontekstualisasi dan direkontekstualisasi, dan (akan tetap) menemukan pembaca-pembaca barunya. Kompleksitas tafsir teks-teks yang kemudian disebut Kitab Suci tentu jauh lebih problematis ketimbang surat-surat Kartini. Bukan karena teks-teks Kitab Suci memiliki derajat ontologis lebih tinggi ("wahyu"), tapi juga karena jurang sejarah yang membentang antara pembaca dengan teks itu yang sangat lebar. Pembaca tidak dapat begitu saja menyeberangi jurang sejarah itu untuk menarik keluar (exe-gese) makna, lalu menyeberangkannya lagi ke dunia sang pembaca. Pra-andaian naif seperti itu, yang dulu pernah mendominasi metode tafsir positivistik, sudah lama ditolak. Sebab, ketika saya sebagai pembaca, menyeberangi jurang sejarah itu, saya membawa seluruh keberadaan saya untuk masuk ke dalam teks (eise-gese). Jadi setiap exegese ternyata sekaligus eisegese. Seorang ahli Biblika pernah mengibaratkan posisi kita, sang pembaca, sebagai orang ketiga yang sedang menguping percakapan pengarang (atau editor) Kitab Suci dengan audience atau addresse awalnya. Dunia percakapan awal itu merupakan dunia tertutup yang tak pernah mengandaikan adanya kita, pembaca yang menemukan teks itu ribuan tahun kemudian. Karena itu, ketika sayaseorang Indonesia yang kebetulan beragama Kristen dan tinggal di Jakarta pada abad ke-21membaca perintah Isa, "Bertobatlah! Sebab Kerajaan Allah sudah dekat", saya bagaikan penguping yang mencuri dengar obrolan Isa (atau penulis Injil) dengan umat Yahudi pada zamannya, sekitar 20 abad lalu. Di situ seluruh kompleksitas ruang hermeneutis terbentang lebar: ada proses
Re: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim - Feminism in many forms
- Original Message - From: "idakhouw" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Tuesday, April 04, 2006 8:44 PM Subject: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim - Feminism in many forms > W,,, boleh juga nih Pak Wida loncatannya :) gimana kalau Bu Wadud > bergerak lebih lanjut (atau sudah?): dekonstruksi teks? :-) > mbak Ida, FYI, kalo-kalo belum tahu... Ibu Waduud ini dosen di PT di Amerika. Walaupun sebetulnya sudah banyak ide-ide dari beliau, tapi baru kedengeran tahun lalu karena sempet buat kejutan dengan sholat Jumat yang mengimplementasi pemikiran-pemikiran beliau yang diimami oleh beliau sendiri. Jadi soal dekontruksi "tafsir" atas teks, itu sudah biasa bagi beliau... Salam Ary Yahoo! Groups Sponsor ~--> Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM ~-> Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim - Feminism in many forms
W,,, boleh juga nih Pak Wida loncatannya :) gimana kalau Bu Wadud bergerak lebih lanjut (atau sudah?): dekonstruksi teks? :-) Mbak Herni, kalau Foucault masuk arena, perumpamaan pisau saya yg kemarin bisa digugat tuh :) hehehe masalahnya saya ngga seberani Nabi Muhammad bikin transformasi sosial :) ya gradual saja lah :! Soal Scott, saya sempat iseng lihat2 di kamus feminism/post feminismnya Gamble, nama itu ngga ketemu. Kalau Harding kan memang sudah diakui sebagai influential thinkernya feminism (bahkan namanya disebut bersamaan dengan Foucault -central dalam epistemologi- dan Edward Said -untuk post col.nya, selain Spivak tentu saja). Kritik terhadap hegemoni ilmu pengetahuan kan pokok kritiknya Harding kalau nggak salah (kayaknya lebih dari 2 buku dia fokus ke kritik ini?). Yang Fraser belum baca, Mbak, boljug tuh bagi2 kapan2. Selamat ujian Mbak Herni (kok dah punya kantor masih ujian? :) Ida. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote: > > Coba baca bukunya Amina Wadud yang berjudul Tafsir Qur'an menurut > Perempuan, terbitan Serambi. Sebagai tambahan wawasan. Mungkin seperti > Amina Wadud itu akan disebut Feminis Islam? > > Herni Sri Nurbayanti <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Mas Ary, > > Ada artikel yg menarik soal kenapa akhirnya feminisme muncul ke dunia > ini sebagai bentuk kritik thd hegemoni pengetahuan (pake knowledge and > power nya foucault tentu saja) dan bagaimana pada titik tertentu, > feminisme bisa menjadi sesuatu yg menghegemoni juga (contohnya > hegemoni feminisme barat thd feminisme di negara dunia ketiga), itulah > menariknya dunia feminisme (buat saya), cukup fair gitu lho dalam > memahami perbedaan di antara mereka dan juga melakukan otokritik :-) > Trendnya sekarang (dan tantangannya dari dulu) adalah menghasilkan > wacana2 feminisme ala kita sendiri kok. Dan dalam level ini, saya kira > mas Ary dan mbak Ida sebenarnya sepakat :-) Persoalan merefer ke > hasil2 karya feminis sebelumnya, lha kan sudah disebut oleh Mbak Mia > sbg suatu bentuk penghargaan. Toh pikiran itu berkembang, tapi utk > bisa berkembang harus ada mereka2 yg berani terlebih dulu mendobrak. > Itu cuma bagaimana kita menghargai dan memaknai sejarah saja, bukan > berarti lantas jadi orang yg mengagungkan dan berorientasi pada > sejarah masa lalu saja. > > Menurut saya, sumbangsih feminisme yg bisa digunakan buat 'feminis2' > Islam muda di WM (yg jelas bukan saya, hehehe...) adalah menggunakan > alat analisa yg mereka sudah buat. Ini yg saya kira sudah terlihat, > sudah agak tersistematisasi tinggal dipoles saja :-) Toh, feminisme > pada dasarnya masuk dlm keluarga besar ilmu pengetahuan bukan? :-) > Kalaupun kita bicara dlm tataran praktek, tetap ada yg bisa diuraikan > dan dianalisa secara ilmiah dan kritis. > > Soal dikotomis, lha itu pentingnya utk "thinking out of the box", utk > berpikir beyond dichotomy thinking. Saya melihat pemikiran dikotomis > itu juga pada di postingannya member baru kita, mbak flora yg > mengdikotomikan feminisme dan islam serta wanita karir dan ibu rumah > tangga. Lha, persoalannya bukan disitu. Feminis juga ada yg > membicarakan soal pekerjaan ibu rumah tangga lho (istilah kerennya > "care work") dan bagaimana cara yg terbaik utk menghargai 'care work' > ini secara sosial sehingga frase "penghargaan terhadap perempuan" atau > "menghargai perempuan" menjadi benar2 bermakna :-). Dalam konteks ini, > saya gak liat dimana bertentangannya antara pemikiran feminisne dng > nilai2 penghargaan thd perempuan yg dibawa Islam :-) Makanya, jangan2 > mbak flora tidak jeli dalam melihat wacana2 feminisme yg berkembang > :-) dan menempatkan awal kariernya sbg ibu rumah tangga sbg suatu > moment "pembebasan". > > Kebetulan kemarin baru saja baca artikel2 yg menarik soal ini. Mbak > Ida, tulisannya Nancy Fraser itu lho, sudah baca ya? Tentang model > univesal care giver yg dia tawarkan plus seven principlesnya yg > dipakai utk menganalisa gender equality. Rekomendasinya yg juga > melibatkan perempuan dan laki2. Buat saya, ini salah satu contoh > pemikiran yg thinking out of the box, to go beyond the dichotomies (yg > seringkali kita buat sendiri). Pada level inilah, pemikiran spt ini > menjadi 'radikal' (in a good/positive way), maksute jelas bukan > 'radikal' seperti yg selalu disebut2 mas janoko :-) > > Tapi ntar aja deh ya postingnya. Bukannya kehabisan nafas, tapi > sekarang lagi musim ujian, hehehehe abis ujian aje kali ye? > Biasalah, dari dulu ampe sekarang, sistem SKS mulu :-) lagian, udah > ngantuk :-) > > Ps. Scott yg kemarin belum nemu, mbak. Eh, ternyata ada dua Scott ya? > hehehehe... > > > wassalam, > Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:kelu
Re: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim - Feminism in many forms
walah, aku kok baru tahu kalo saudi ini termasuk radical feminist ? oom jano ko iye kepriben toh ? salam, Ari Condro - Original Message - From: "Mia" <[EMAIL PROTECTED]> Iya, ngeri ya Pak Jano - pemisahan total kayak di Saudi Arabia kan?? hehehe.. jano ko <[EMAIL PROTECTED]> Ngeri engga tuch, some radical feminist advocate separatism - a complete separation of male and female in society and culture. Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim - Feminism in many forms
Iya, ngeri ya Pak Jano - pemisahan total kayak di Saudi Arabia kan?? hehehe.. salam Mia > jano ko <[EMAIL PROTECTED]> > Ngeri engga tuch, some radical feminist advocate separatism - a complete > separation of male and female in society and culture. > > Selamat menunaikan ibadah ujian, semoga sukses selalu dan ilmunya > bermanfaat. > > wassalam > Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Ary Setijadi Prihatmanto" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Bahkan dalam posting terakhir mbak Flora, bukunya Pak Quraish Shihab yang > sebetulnya hanya berusaha membuat peta pendapat pun ternyata berusaha > dinafikkan dengan ditarik ke salah satu titik ekstrim itu. > kalau kata pepatah beken 'you are either with us or not' :))~ salam, -ariel- Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim
- Original Message - From: "Herni Sri Nurbayanti" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Tuesday, April 04, 2006 2:55 AM Subject: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim (deleted) > Soal dikotomis, lha itu pentingnya utk "thinking out of the box", utk > berpikir beyond dichotomy thinking. Saya melihat pemikiran dikotomis > itu juga pada di postingannya member baru kita, mbak flora yg > mengdikotomikan feminisme dan islam serta wanita karir dan ibu rumah > tangga. Lha, persoalannya bukan disitu. Feminis juga ada yg > membicarakan soal pekerjaan ibu rumah tangga lho (istilah kerennya > "care work") dan bagaimana cara yg terbaik utk menghargai 'care work' > ini secara sosial sehingga frase "penghargaan terhadap perempuan" atau > "menghargai perempuan" menjadi benar2 bermakna :-). Dalam konteks ini, > saya gak liat dimana bertentangannya antara pemikiran feminisne dng > nilai2 penghargaan thd perempuan yg dibawa Islam :-) Makanya, jangan2 > mbak flora tidak jeli dalam melihat wacana2 feminisme yg berkembang > :-) dan menempatkan awal kariernya sbg ibu rumah tangga sbg suatu > moment "pembebasan". > He he he he kasus mbak Flora ini contoh yang baik ttg apa yang saya sebut the "battle of extrimist". "Extrimist" di sini bukan bermakna negatif lho, hanya ilustrasi posisi dalam diskusi di titik2 yang dikotomis. Dan benang merahnya terkait dengan posting Bung Sarinesia yang nanda-nya ada di ujung yang satu. Memang begitu biasanyaekstrimist lawannya ekstrimist, non-dikotomis mati ditengah2. :)) Akibatnya diskusi yang sebetulnya sudah cukup baik dibangun di WM ttg jilbab, spt. yang diuraikan oleh Ustadz Chodjim, mbak Kilat, mbak Chae, pragmatismenya mbak Mei, dll, yang saya anggap sebetulnya merangkum apa-apa yang ada di bukunya Pak Quraish Shihab, seperti tidak pernah ada. Diskusinya mandek di titik yang sama, status quo gencatan senjata diantara dua titik ekstrim. Bahkan dalam posting terakhir mbak Flora, bukunya Pak Quraish Shihab yang sebetulnya hanya berusaha membuat peta pendapat pun ternyata berusaha dinafikkan dengan ditarik ke salah satu titik ekstrim itu. > > Kebetulan kemarin baru saja baca artikel2 yg menarik soal ini. Mbak > Ida, tulisannya Nancy Fraser itu lho, sudah baca ya? Tentang model > univesal care giver yg dia tawarkan plus seven principlesnya yg > dipakai utk menganalisa gender equality. Rekomendasinya yg juga > melibatkan perempuan dan laki2. Buat saya, ini salah satu contoh > pemikiran yg thinking out of the box, to go beyond the dichotomies (yg > seringkali kita buat sendiri). Pada level inilah, pemikiran spt ini > menjadi 'radikal' (in a good/positive way), maksute jelas bukan > 'radikal' seperti yg selalu disebut2 mas janoko :-) > Wah asyik ini, ditunggu ya mbak Herni... Salam Ary Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim - Feminism in many forms
Coba baca bukunya Amina Wadud yang berjudul Tafsir Qur'an menurut Perempuan, terbitan Serambi. Sebagai tambahan wawasan. Mungkin seperti Amina Wadud itu akan disebut Feminis Islam? jano ko <[EMAIL PROTECTED]> Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com 04/04/2006 10:46 AM Please respond to wanita-muslimah@yahoogroups.com To wanita-muslimah@yahoogroups.com cc Subject Re: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim - Feminism in many forms Jeng Herni ikutan Feminism yang mana ya ? :) Berani engga Jeng Herni bikin "Femin-islam" - Female yang tunduk kepada Allah ? Feminism in many forms Some forms of feminist theory question basic assumptions about gender, gender difference, and sexuality, including the category of "woman" itself as a holistic concept, further some are interested in questioning the male/female binary completely (offering instead a multiplicity of genders). Other forms of feminist theory take for granted the concept of "woman" and provide specific analyses and critiques of gender inequality, and most feminist social movements promote women's rights, interests, and issues. Feminism is not a single ideology. Over-time several sub-types of feminist ideology have developed. Early feminists and primary feminist movements are often called the first-wave feminists, and feminists after about 1960 the second-wave feminists. More recently, a new generation of feminists have started third-wave feminism. Whether this will be a lasting evolution remains to be seen as the second-wave has by no means ended nor has it ceded to the third-wave feminists. Moreover, some commentators have asserted that the silent majority of modern feminists have more in common ideologically with the first-wave feminists than the second-wave. For example, many of the ideas arising from Radical feminism and Gender feminism (prominent second-wave movements) have yet to gain traction within the broader community and outside of Gender Studies departments within the academy. Some radical feminists advocate separatism?a complete separation of male and female in society and culture?while others question not only the relationship between men and women, but the very meaning of "man" and "woman" as well (see Queer theory). Some argue that gender roles, gender identity, and sexuality are themselves social constructs (see also heteronormativity). For these feminists, feminism is a primary means to human liberation (i.e., the liberation of men as well as women. Other feminists believe that there may be social problems separate from or prior to patriarchy (e.g., racism or class divisions); they see feminism as one movement of liberation among many, each affecting the others. Ngeri engga tuch, some radical feminist advocate separatism - a complete separation of male and female in society and culture. Selamat menunaikan ibadah ujian, semoga sukses selalu dan ilmunya bermanfaat. wassalam Herni Sri Nurbayanti <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Mas Ary, Ada artikel yg menarik soal kenapa akhirnya feminisme muncul ke dunia ini sebagai bentuk kritik thd hegemoni pengetahuan (pake knowledge and power nya foucault tentu saja) dan bagaimana pada titik tertentu, feminisme bisa menjadi sesuatu yg menghegemoni juga (contohnya hegemoni feminisme barat thd feminisme di negara dunia ketiga), itulah menariknya dunia feminisme (buat saya), cukup fair gitu lho dalam memahami perbedaan di antara mereka dan juga melakukan otokritik :-) Trendnya sekarang (dan tantangannya dari dulu) adalah menghasilkan wacana2 feminisme ala kita sendiri kok. Dan dalam level ini, saya kira mas Ary dan mbak Ida sebenarnya sepakat :-) Persoalan merefer ke hasil2 karya feminis sebelumnya, lha kan sudah disebut oleh Mbak Mia sbg suatu bentuk penghargaan. Toh pikiran itu berkembang, tapi utk bisa berkembang harus ada mereka2 yg berani terlebih dulu mendobrak. Itu cuma bagaimana kita menghargai dan memaknai sejarah saja, bukan berarti lantas jadi orang yg mengagungkan dan berorientasi pada sejarah masa lalu saja. Menurut saya, sumbangsih feminisme yg bisa digunakan buat 'feminis2' Islam muda di WM (yg jelas bukan saya, hehehe...) adalah menggunakan alat analisa yg mereka sudah buat. Ini yg saya kira sudah terlihat, sudah agak tersistematisasi tinggal dipoles saja :-) Toh, feminisme pada dasarnya masuk dlm keluarga besar ilmu pengetahuan bukan? :-) Kalaupun kita bicara dlm tataran praktek, tetap ada yg bisa diuraikan dan dianalisa secara ilmiah dan kritis. Soal dikotomis, lha itu pentingnya utk "thinking out of the box", utk berpikir beyond dichotomy thinking. Saya melihat pemikiran dikotomis itu juga pada di postingannya member baru kita, mbak flora yg mengdikotomikan feminisme dan islam serta wanita karir dan ibu rumah tangga. Lha, persoalannya bukan disitu. Feminis juga ada yg membicarakan soal pek
Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim
Nimbrung ya Mba;) Memang ada semacam stigma yang berlaku dan dipercaya pada umumnya bahwa feminism berasal dari barat, kalau saya tidak salah memang kondisi perempuan di barat dalam kondisi tertindas banget..banget akibat dari pemahaman agama (kristen) yang keliru. Ketika kitab Taurat (perjanjian lama) dan juga Injil (perjanjian baru) dipahami secara literal maka kondisi perempuan semakin terpuruk. Kalau dalam pribahasa sunda mah, saleutik-leutikna sireum lamun di jejek-jejek teuing mah pasti ngegel. Begitu juga dengan perempuan dibarat ketika benar-benar dalam kondisi tertindas maka kekuatan minoritas ini akhirnya bangkit melawan dominasi patriaki. Semangat pembebasan perempuan barat tentu disesuaikan dengan akar budaya dan kondisi alam setempat. Sayangnya bentuk feminism yang berasal dari barat di nilai tidak cocok dengan akar budaya dan kondisi alam dimasyrakat lain menimbulkan penolakan terhadap semangat feminism itu sendiri. Padahal bentuk2 feminism bisa saja berbeda hanya saja semangat feminism sama, sama-sama mencapai keadilan. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "idakhouw" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Sebetulnya sedari kemarin saya menunggu tambahan darah dari Mbak Herni > nih :) saya sudah keluarkan seluruh jurus gingkang, lwekang, gwakang, > sampai singkang,,,sudah hampir habis napas saya, tapi ternyata napas > Mas Ary luar biasa panjangnya :-))) > > Sebetulnya ketika Mas Ary membuat metafora vacum cleaner dan sapu itu > panjenengan sedang menerangkan yang saya maksud dengan style si agen > lho. Jadi sebetulnya udah sepakat kayaknya sih :) > Mungkin Mas Ary masih ada yg kurang sreg krn feminism memang berasal > dari dunia sekuler (dan Barat pula). > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Ary Setijadi Prihatmanto" > wrote: > > > > Misalnya ketika spt.nya kita hanya membedah saja tanpa bermaksud merusak > > untuk melakukan observasi, tapi kita lupa bahwa kita sendiri ketika > membedah > > itu melakukan sesuatu yang merubah "konfigurasi" dan bisa jadi membuat > > keadaan menjadi lebih buruk. > > > Sekali lagi ini soal style, kelincahan, kreatifitas orang yang pegang > pisau sangat diuji disini. Pisau kan hanya sekedar pisau, bisa dipakai > buat melukai orang, bisa dipakai buat potong sayur. > Dari sekian pisau yg sudah ada, ini ada pisau merek baru, namanya > feminism. Silakan pakai, baca manualnya, bagaimana posisi yang baik > supaya potongannya sempurna etc. > > Bahwa akan ada yang sakit, kayaknya tidak bisa dihindari. Untuk > metafora kerang, setidaknya pasir2 akan sakit dalam proses pembersihan > itu. Tapi selalu harus ada harga yang dibayar bukan, buat sebuah proses? > > > > Yang Anda bedah itu manusia-manusia, yang jika > > disuruh memilih LABEL "feminisme" atau "islami", label "feminisme" akan > > selalu kalah. > > > Saya kira tidak demikian kita melihat feminisme dan agama. Feminisme > bukan agama lain, "dzat"?nya tidak sama. > > > > Jangan paksa mereka memilih sesuatu yang sebetulnya tidak > > perlu dipilih. > > > Tepat! krn ini bukan soal disuruh milih jeruk atau mangga. Jadi tidak > perlu dipertentangkan. > > > > > > Seperti misalnya feminisme yang katanya muncul di Barat. Jika kita > belajar > > dari sejarahnya, feminisme di Barat berangkat masalah yang luar > biasa berat. > > Suatu reaksi atas persoalan besar. Masalah yang begitu berat > sehingga jika > > kita baca, kita (bangsa Timur, Indonesia khususnya) sama sekali > tidak punya > > pengalaman sejarah apapun ttg sebab-sebabnya. > > - Contohnya, kita, orang Indonesia, sepanjang sejarahnya tidak pernah > > terpikir untuk membatasi hak suara perempuan dalam politik, yang baru > > diberikan di Amerika pertengahan abad 20 kemarin. > > - Kita, orang Indonesia, sepanjang sejarah tidak pernah terpikir untuk > > membuat celana dalam besi yang pakai gembok untuk > perempuan-perempuan kita. > > spt. yang terjadi di Eropa jaman abad pertengahan dll. > > > Hehehe,,, ini seperti kaum literalis membaca Kitab Suci :) maaf-maaf,,, > Intinya feminis Indonesia, feminis muslim, ya harus kreatif mencari > bentuk feminisme yang membumi, dan bukan mengekor ke Barat,, seperti > sudah dilakukan Black feminists. > > > > > "Feminisme" yang berangkat dari masalah yang asing spt. itu > ,walaupun secara > > spirit sebetulnya ada di dalam kultur bangsa ini, tetap merupakan benda > > asing bagi tubuh bangsa ini. Menggunakannya secara mentah sbg. pisau > > analisis hanya akan menghasilkan perbandingan belaka tanpa bisa > menghasilkan > > kesimpulan-kesimpulan yang berarti. > > > Pisau is pisau, ia benda mati, ia "hidup" di tangan orang yang > meng"hidup"kannya. Tangan yang punya nilai2 sendiri. Pisau bisa saja > merek Solingen, tapi kalau mau dipakainya di Indonesia ya dipakai buat > motong ubi, di negeri asalnya dipakai buat potong kentang. > > > > Menganggapnya sebagai acuan dalam > > bentuknya yang "asing" untuk membersihkan, sama seperti menggunakan > ingin > > membersihkan rumah dg. vacum cleaner ket
Re: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim - Feminism in many forms
ihat wacana2 feminisme yg berkembang :-) dan menempatkan awal kariernya sbg ibu rumah tangga sbg suatu moment "pembebasan". Kebetulan kemarin baru saja baca artikel2 yg menarik soal ini. Mbak Ida, tulisannya Nancy Fraser itu lho, sudah baca ya? Tentang model univesal care giver yg dia tawarkan plus seven principlesnya yg dipakai utk menganalisa gender equality. Rekomendasinya yg juga melibatkan perempuan dan laki2. Buat saya, ini salah satu contoh pemikiran yg thinking out of the box, to go beyond the dichotomies (yg seringkali kita buat sendiri). Pada level inilah, pemikiran spt ini menjadi 'radikal' (in a good/positive way), maksute jelas bukan 'radikal' seperti yg selalu disebut2 mas janoko :-) Tapi ntar aja deh ya postingnya. Bukannya kehabisan nafas, tapi sekarang lagi musim ujian, hehehehe abis ujian aje kali ye? Biasalah, dari dulu ampe sekarang, sistem SKS mulu :-) lagian, udah ngantuk :-) Ps. Scott yg kemarin belum nemu, mbak. Eh, ternyata ada dua Scott ya? hehehehe... wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Ary Setijadi Prihatmanto" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > - Original Message - > From: "idakhouw" <[EMAIL PROTECTED]> > To: > Sent: Monday, April 03, 2006 9:00 PM > Subject: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim :))) habis mbak Ida belum belajar ilmu curi nafasnya sih. Padahal itu yang saya pelajari terlebih dahulu... ;-D Pada prinsipnya semua Ilmu ya harusnya dipelajari, biar darimana saja datangnya. Jadi intinya saya nggak ada masalah dalam mempelajari feminisme. Seperti juga teknologi juga dipelajari, tapi toh implementasinya tetap harus terkait dengan persoalan lokal, bukan persoalan asing yang diterapkan disini. Kalau begitu namanya bukan mempelajari ilmu, tapi copy-paste, akibatnya barangnya jadi mahal, nggak kepake dll. Saya hanya melihat fenomena "ekstrimist" dalam banyak perdebatan wacana, yang sebetulnya memiliki dasar berfikir yang mirip. Kalangan literalis (ekstrim kiri) dan lawannya yang "ekstrim kanan" biasanya sama-sama beranggapan dikotomis, sekuler. Contohnya dikotomis dalam wacana Islam dan feminisme. Keduanya mulai dari adanya kotak "Islam" dan "feminisme" yang terpisah. Jika dalam perdebatan itu, kaum "ekstrimist" itu mendominasi, akibatnya ya keduanya akan terlihat dan dibahas sebagai sesuatu yang terpisah, dan ketika orang masuk dalam perdebatan wacana itu, orang harus memilih. > > Ketika mbak Ida membicarakan style agen yang khas, sebetulnya setiap agen itu punya paradigma berfikir yang mendasarinya. Ketika paradigmanya itu sama-sama "ekstrimist", atau dengan bahasa mbak Ida itu pisaunya nggak dipake dengan cara yang nggak bener, walaupun sama-sama "feminisme", pisau > bedah itu akan lebih bersifat merusak dari pada berhasil mengangkat tumor. > "Cara" menjadi hal yang sama pentingnya dengan "tujuan". > > Misalkan model dikotomisnya Sato yang kemudian dibalas dengan model > dikotomis yang lain dari Eyang HMNA (ini sekedar memperkenalkan duet > legendaris milis WM ke mbak Ida supaya nggak kaget he he he he he). Kedua > sikap ekstrimnya itu membuat situasi menjadi berat bagi komunitas muslim > untuk membuat diskusi ttg feminisme dalam keislaman bisa berjalan dengan > baik. It is not helping kira-kira begitu mbak Ida. > > Saya bisa memahami maksud mbak Ida, jadi saya kira ini posting terakhir saya > untuk topik ini.. > > (Ini sudah kehabisan nafas beneran nih ;-) ) > > Salam > Ary > Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment - YAHOO! GROUPS LINKS Visit your group "wanita-muslimah" on the web. To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. - Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed] Yahoo! Groups Sponsor ~--> Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM ~-> Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam di
Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim
Mas Ary, Ada artikel yg menarik soal kenapa akhirnya feminisme muncul ke dunia ini sebagai bentuk kritik thd hegemoni pengetahuan (pake knowledge and power nya foucault tentu saja) dan bagaimana pada titik tertentu, feminisme bisa menjadi sesuatu yg menghegemoni juga (contohnya hegemoni feminisme barat thd feminisme di negara dunia ketiga), itulah menariknya dunia feminisme (buat saya), cukup fair gitu lho dalam memahami perbedaan di antara mereka dan juga melakukan otokritik :-) Trendnya sekarang (dan tantangannya dari dulu) adalah menghasilkan wacana2 feminisme ala kita sendiri kok. Dan dalam level ini, saya kira mas Ary dan mbak Ida sebenarnya sepakat :-) Persoalan merefer ke hasil2 karya feminis sebelumnya, lha kan sudah disebut oleh Mbak Mia sbg suatu bentuk penghargaan. Toh pikiran itu berkembang, tapi utk bisa berkembang harus ada mereka2 yg berani terlebih dulu mendobrak. Itu cuma bagaimana kita menghargai dan memaknai sejarah saja, bukan berarti lantas jadi orang yg mengagungkan dan berorientasi pada sejarah masa lalu saja. Menurut saya, sumbangsih feminisme yg bisa digunakan buat 'feminis2' Islam muda di WM (yg jelas bukan saya, hehehe...) adalah menggunakan alat analisa yg mereka sudah buat. Ini yg saya kira sudah terlihat, sudah agak tersistematisasi tinggal dipoles saja :-) Toh, feminisme pada dasarnya masuk dlm keluarga besar ilmu pengetahuan bukan? :-) Kalaupun kita bicara dlm tataran praktek, tetap ada yg bisa diuraikan dan dianalisa secara ilmiah dan kritis. Soal dikotomis, lha itu pentingnya utk "thinking out of the box", utk berpikir beyond dichotomy thinking. Saya melihat pemikiran dikotomis itu juga pada di postingannya member baru kita, mbak flora yg mengdikotomikan feminisme dan islam serta wanita karir dan ibu rumah tangga. Lha, persoalannya bukan disitu. Feminis juga ada yg membicarakan soal pekerjaan ibu rumah tangga lho (istilah kerennya "care work") dan bagaimana cara yg terbaik utk menghargai 'care work' ini secara sosial sehingga frase "penghargaan terhadap perempuan" atau "menghargai perempuan" menjadi benar2 bermakna :-). Dalam konteks ini, saya gak liat dimana bertentangannya antara pemikiran feminisne dng nilai2 penghargaan thd perempuan yg dibawa Islam :-) Makanya, jangan2 mbak flora tidak jeli dalam melihat wacana2 feminisme yg berkembang :-) dan menempatkan awal kariernya sbg ibu rumah tangga sbg suatu moment "pembebasan". Kebetulan kemarin baru saja baca artikel2 yg menarik soal ini. Mbak Ida, tulisannya Nancy Fraser itu lho, sudah baca ya? Tentang model univesal care giver yg dia tawarkan plus seven principlesnya yg dipakai utk menganalisa gender equality. Rekomendasinya yg juga melibatkan perempuan dan laki2. Buat saya, ini salah satu contoh pemikiran yg thinking out of the box, to go beyond the dichotomies (yg seringkali kita buat sendiri). Pada level inilah, pemikiran spt ini menjadi 'radikal' (in a good/positive way), maksute jelas bukan 'radikal' seperti yg selalu disebut2 mas janoko :-) Tapi ntar aja deh ya postingnya. Bukannya kehabisan nafas, tapi sekarang lagi musim ujian, hehehehe abis ujian aje kali ye? Biasalah, dari dulu ampe sekarang, sistem SKS mulu :-) lagian, udah ngantuk :-) Ps. Scott yg kemarin belum nemu, mbak. Eh, ternyata ada dua Scott ya? hehehehe... wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Ary Setijadi Prihatmanto" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > - Original Message - > From: "idakhouw" <[EMAIL PROTECTED]> > To: > Sent: Monday, April 03, 2006 9:00 PM > Subject: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim :))) habis mbak Ida belum belajar ilmu curi nafasnya sih. Padahal itu yang saya pelajari terlebih dahulu... ;-D Pada prinsipnya semua Ilmu ya harusnya dipelajari, biar darimana saja datangnya. Jadi intinya saya nggak ada masalah dalam mempelajari feminisme. Seperti juga teknologi juga dipelajari, tapi toh implementasinya tetap harus terkait dengan persoalan lokal, bukan persoalan asing yang diterapkan disini. Kalau begitu namanya bukan mempelajari ilmu, tapi copy-paste, akibatnya barangnya jadi mahal, nggak kepake dll. Saya hanya melihat fenomena "ekstrimist" dalam banyak perdebatan wacana, yang sebetulnya memiliki dasar berfikir yang mirip. Kalangan literalis (ekstrim kiri) dan lawannya yang "ekstrim kanan" biasanya sama-sama beranggapan dikotomis, sekuler. Contohnya dikotomis dalam wacana Islam dan feminisme. Keduanya mulai dari adanya kotak "Islam" dan "feminisme" yang terpisah. Jika dalam perdebatan itu, kaum "ekstrimist" itu mendominasi, akibatnya ya keduanya akan terlihat dan dibahas sebagai sesuatu yang terpisah, dan ketika orang masuk dalam perdebatan wacana itu, orang harus memilih. > > Ketika mbak Ida membicarakan style agen yang khas, sebetulnya setiap agen itu punya paradigm
Re: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim
Hhhmm, untung kemarin 3 hari - sampai hari sabtu ke Magelang. Jadi gak perlu ikut ikutan abis napas heheeh ...:P Aku bawa telor asin dari Brebes nih, (gak sempat cari wingko, atau wajik, atau getuk Trio, apalagi ayam bakar Ninit), sempetnya mampir berenti di Brebes, liat liat telor asin, poci, bawang merah :P ama Intip. Maksud hati mau bagi bagi telor asin buat temen kantor, apa daya nggragasnya muncul, dari kemarin makan apa apa, mesti pake telor asin ho ho ho ... aneh juga ... salam, Ari Condro - Original Message - From: "Ary Setijadi Prihatmanto" <[EMAIL PROTECTED]> Saya bisa memahami maksud mbak Ida, jadi saya kira ini posting terakhir saya untuk topik ini.. (Ini sudah kehabisan nafas beneran nih ;-) ) Salam Ary Yahoo! Groups Sponsor ~--> Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM ~-> Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim
- Original Message - From: "idakhouw" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Monday, April 03, 2006 9:00 PM Subject: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim > Sebetulnya sedari kemarin saya menunggu tambahan darah dari Mbak Herni > nih :) saya sudah keluarkan seluruh jurus gingkang, lwekang, gwakang, > sampai singkang,,,sudah hampir habis napas saya, tapi ternyata napas > Mas Ary luar biasa panjangnya :-))) > > Sebetulnya ketika Mas Ary membuat metafora vacum cleaner dan sapu itu > panjenengan sedang menerangkan yang saya maksud dengan style si agen > lho. Jadi sebetulnya udah sepakat kayaknya sih :) > Mungkin Mas Ary masih ada yg kurang sreg krn feminism memang berasal > dari dunia sekuler (dan Barat pula). > :))) habis mbak Ida belum belajar ilmu curi nafasnya sih. Padahal itu yang saya pelajari terlebih dahulu... ;-D Pada prinsipnya semua Ilmu ya harusnya dipelajari, biar darimana saja datangnya. Jadi intinya saya nggak ada masalah dalam mempelajari feminisme. Seperti juga teknologi juga dipelajari, tapi toh implementasinya tetap harus terkait dengan persoalan lokal, bukan persoalan asing yang diterapkan disini. Kalau begitu namanya bukan mempelajari ilmu, tapi copy-paste, akibatnya barangnya jadi mahal, nggak kepake dll. Saya hanya melihat fenomena "ekstrimist" dalam banyak perdebatan wacana, yang sebetulnya memiliki dasar berfikir yang mirip. Kalangan literalis (ekstrim kiri) dan lawannya yang "ekstrim kanan" biasanya sama-sama beranggapan dikotomis, sekuler. Contohnya dikotomis dalam wacana Islam dan feminisme. Keduanya mulai dari adanya kotak "Islam" dan "feminisme" yang terpisah. Jika dalam perdebatan itu, kaum "ekstrimist" itu mendominasi, akibatnya ya keduanya akan terlihat dan dibahas sebagai sesuatu yang terpisah, dan ketika orang masuk dalam perdebatan wacana itu, orang harus memilih. Ketika mbak Ida membicarakan style agen yang khas, sebetulnya setiap agen itu punya paradigma berfikir yang mendasarinya. Ketika paradigmanya itu sama-sama "ekstrimist", atau dengan bahasa mbak Ida itu pisaunya nggak dipake dengan cara yang nggak bener, walaupun sama-sama "feminisme", pisau bedah itu akan lebih bersifat merusak dari pada berhasil mengangkat tumor. "Cara" menjadi hal yang sama pentingnya dengan "tujuan". Misalkan model dikotomisnya Sato yang kemudian dibalas dengan model dikotomis yang lain dari Eyang HMNA (ini sekedar memperkenalkan duet legendaris milis WM ke mbak Ida supaya nggak kaget he he he he he). Kedua sikap ekstrimnya itu membuat situasi menjadi berat bagi komunitas muslim untuk membuat diskusi ttg feminisme dalam keislaman bisa berjalan dengan baik. It is not helping kira-kira begitu mbak Ida. Saya bisa memahami maksud mbak Ida, jadi saya kira ini posting terakhir saya untuk topik ini.. (Ini sudah kehabisan nafas beneran nih ;-) ) Salam Ary Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim
Sebetulnya sedari kemarin saya menunggu tambahan darah dari Mbak Herni nih :) saya sudah keluarkan seluruh jurus gingkang, lwekang, gwakang, sampai singkang,,,sudah hampir habis napas saya, tapi ternyata napas Mas Ary luar biasa panjangnya :-))) Sebetulnya ketika Mas Ary membuat metafora vacum cleaner dan sapu itu panjenengan sedang menerangkan yang saya maksud dengan style si agen lho. Jadi sebetulnya udah sepakat kayaknya sih :) Mungkin Mas Ary masih ada yg kurang sreg krn feminism memang berasal dari dunia sekuler (dan Barat pula). --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Ary Setijadi Prihatmanto" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Misalnya ketika spt.nya kita hanya membedah saja tanpa bermaksud merusak > untuk melakukan observasi, tapi kita lupa bahwa kita sendiri ketika membedah > itu melakukan sesuatu yang merubah "konfigurasi" dan bisa jadi membuat > keadaan menjadi lebih buruk. Sekali lagi ini soal style, kelincahan, kreatifitas orang yang pegang pisau sangat diuji disini. Pisau kan hanya sekedar pisau, bisa dipakai buat melukai orang, bisa dipakai buat potong sayur. Dari sekian pisau yg sudah ada, ini ada pisau merek baru, namanya feminism. Silakan pakai, baca manualnya, bagaimana posisi yang baik supaya potongannya sempurna etc. Bahwa akan ada yang sakit, kayaknya tidak bisa dihindari. Untuk metafora kerang, setidaknya pasir2 akan sakit dalam proses pembersihan itu. Tapi selalu harus ada harga yang dibayar bukan, buat sebuah proses? > Yang Anda bedah itu manusia-manusia, yang jika > disuruh memilih LABEL "feminisme" atau "islami", label "feminisme" akan > selalu kalah. Saya kira tidak demikian kita melihat feminisme dan agama. Feminisme bukan agama lain, "dzat"?nya tidak sama. > Jangan paksa mereka memilih sesuatu yang sebetulnya tidak > perlu dipilih. Tepat! krn ini bukan soal disuruh milih jeruk atau mangga. Jadi tidak perlu dipertentangkan. > > Seperti misalnya feminisme yang katanya muncul di Barat. Jika kita belajar > dari sejarahnya, feminisme di Barat berangkat masalah yang luar biasa berat. > Suatu reaksi atas persoalan besar. Masalah yang begitu berat sehingga jika > kita baca, kita (bangsa Timur, Indonesia khususnya) sama sekali tidak punya > pengalaman sejarah apapun ttg sebab-sebabnya. > - Contohnya, kita, orang Indonesia, sepanjang sejarahnya tidak pernah > terpikir untuk membatasi hak suara perempuan dalam politik, yang baru > diberikan di Amerika pertengahan abad 20 kemarin. > - Kita, orang Indonesia, sepanjang sejarah tidak pernah terpikir untuk > membuat celana dalam besi yang pakai gembok untuk perempuan-perempuan kita. > spt. yang terjadi di Eropa jaman abad pertengahan dll. Hehehe,,, ini seperti kaum literalis membaca Kitab Suci :) maaf-maaf,,, Intinya feminis Indonesia, feminis muslim, ya harus kreatif mencari bentuk feminisme yang membumi, dan bukan mengekor ke Barat,, seperti sudah dilakukan Black feminists. > > "Feminisme" yang berangkat dari masalah yang asing spt. itu ,walaupun secara > spirit sebetulnya ada di dalam kultur bangsa ini, tetap merupakan benda > asing bagi tubuh bangsa ini. Menggunakannya secara mentah sbg. pisau > analisis hanya akan menghasilkan perbandingan belaka tanpa bisa menghasilkan > kesimpulan-kesimpulan yang berarti. Pisau is pisau, ia benda mati, ia "hidup" di tangan orang yang meng"hidup"kannya. Tangan yang punya nilai2 sendiri. Pisau bisa saja merek Solingen, tapi kalau mau dipakainya di Indonesia ya dipakai buat motong ubi, di negeri asalnya dipakai buat potong kentang. > Menganggapnya sebagai acuan dalam > bentuknya yang "asing" untuk membersihkan, sama seperti menggunakan ingin > membersihkan rumah dg. vacum cleaner ketika listrik saja tidak ada. Yang > disalahkan adalah tidak adanya alat pembersih, padahal di rumah itu ada > sapu. Kira-kira begitu. OK sekarang kita ganti metaforanya, dari pisau ke alat pembersih. Feminisme bukan vacum cleaner. Feminisme adalah PERKAKAS PEMBERSIH, bisa bentuknya vacum cleaner, sapu lidi, sapu ijuk, lap pel silakan pilih yang sesuai rumah anda. > > IMHO, bicara feminisme dalam Islam (Indonesia), yang pas itu ya yang dimulai > dari apa yang sudah ada di dalam. Contohnya : > - gaya-gaya Bu Mulia dengan KHI-nya, > - Bu Waduud dengan sholat jumatnya, > - gerakan "Bebas ber-jilbab dan bebas tak berjilbab"-nya mbak Kilat, > - gerakan "bebas kemana-mana dengan aman"-nya mbak Aisha, > - gerakan "berani mengajukan talak" > - gerakan "Islam itu punya semua muslim, bukan cuman punya ulama" > - dll. > semuanya bersifat riil, nggak elitis, dan "bisa diperdebatkan" dalam > "playing field" yang sama. :-) You've got my point! Yang saya maksud dengan jangan paksa bikin seragam itu paradigmanya. Di email lalu saya sudah gambarkan berbagai paradigma feminism, ada paradigma kesetaraan, perbedaan, dan dekonstruksi. Saya tak tahu pemikiran Bu Musdah, tapi beliau bisa saja beda paradigmanya dengan Amina Waduud atau mbak Kilat. Gitu lhoo maksud saya. Mereka semuanya tetap muslimah, pend
Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim
Hahahaha boljug, boljug nih WM punya piaraan, makin kerasan saya :) Kapan hari kan ada seruan WM goes poliandri, saya dukung habis Mbak Mia :))) Terus terang saya berhutang pada karib muslimah saya, putri tokoh muhammadiyah, dari keluarga pebisnis batik (jadi bisa kebayang kan ke-muhammadiyah-annya? :) sang kawan -yg suka saya panggil almuqaromah ustadzah nan solihah ;)- inilah yang telah "membawa" saya pada Islam. Demikian akrabnya kami, berdiskusi yg berat2, tema2 sangat sensitif kalau buat ukuran orang beragama "pada umumnya", toch diskusi2 itu membuat kami makin akrab, melewati malam berbagi kasur pisah selimut :) sambil diiringi alunan musik lembut, dan kami terlelap bersama. Suatu saat setelah berkomentar di WM (yg sebetulnya banyak diinsipirasi obrolan2 kami di masa lalu), saya meng-sms-nya: " how lucky i'm to hv u as friend", beberapa menit kemudian balasan dari seberang lautan sana: "mimpi ape gw dpt pujian begini. lu pikir lu kagak memporakporandakan stereotype gw ttg cina? " Malu nih, Mbak Mia, saya belum baca Armstrong :'( Wassalam, Ida --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Mia" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Terimakasih mbak Ida. > > Dengan Sato kita oke kok dalam love-hate relationship..:-) Artinya > Sato nulis 5 aku bisa nulis 10 hahahaBahkan Sato itu favoritnya > cewek-cewek di sini...maklum piaraan kita... > > Berkenaan dengan judul di atas "Karen Armstrong.." apa yang > dikatakan Sato tentang buku Karen Armstrong adalah sisi lain dari > apa yang mungkin dikatakan Pak Wida. > > Sato bilang kurang lebihnya KA itu semacam penulis bayaran...dst. > Pak Wida suka buku KA karena sikap simpatinya. Ada yang dia setujui > ada yang nggak, walaupun sering nggak jelas yang mana disetujui yang > mana yang nggak disetujui. > > Artinya apa? > - Ummat Islam mengimplikasikan bahwa mereka membutuhkan 'empati'. Di > sini saya akan bilang empati, bukan simpati yang mengandung > keberpihakan. Empati itu maksudnya bukan serta merta keberpihakan. > Empati adalah tools untuk memahami sudut pandang orang lain. > > - Sedemikian rupa, kalau dipikir-pikir tulisan KA tentang kehidupan > Nabi itu bener-bener tajam dan sering kontroversial. Kalo yang nulis > malah orang Islam belum tentu reaksi kita adem ayem hangat, jangan- > jangan malah digugat. > > Mestinya Sato memahami, setahu saya KA sepertinya 'nggak pernah > mengutuk' serangan Iraq, mungkin cuma menyayangkan. Apa yang > dianjurkan oleh KA adalah peperangan itu mesti decisive, dan kudu > dicari tau dimana persoalan radikalism Islam ini. Empat dari inti > pemikiran KA dari tulisan-tulisannya, sepertinya diadopsi oleh neo- > lib Prof. Fukuyama dalam bukunya yang terakhir. Misalnya: > 1. Perang Iraq ini nggak decisive, sudah gawat berlarut-larut. > 2. Bahwa akar dari radikalism bukanlah dari Islam tradisional > melainkan dari persinggungan antara Muslim dan lingkungan sekular- > modernism. Jadi bukan TimTeng yang diacak-acak tapi akarnya kudu > dicari di negara-negara Barat itu sendiri. > (2 butir lainnya saya lupa). > > Pagi ini saya baca artikel di Jkt Post ttg Protestantisme Islam - > yang intinya saya pikir berangkat dari ketidakmampuan ber-empati > tentang apa yang dibutuhkan oleh Muslim. Bahwa keliru memandang > perubahan dalam Islam adalah seperti sejarah perubahan di dunia > Kristen. Makanya Sato dkk selalu memburu akidah Islam ke asalnya, > sosok N Muhammad itu. Bukan perubahan keyakinan Islam atau theology > yang diperlukan ummat, tapi lebih ke politik, hukum dan social > reform. > > Salam > Mia Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim
- Original Message - From: "idakhouw" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Monday, April 03, 2006 6:22 AM Subject: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim > Mas Ary yb, > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Ary Setijadi Prihatmanto" > <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > > Menabrakkan dalam arti memberi kotak-kotak terpisah antara agama dan > > feminisme. > > Mensekulerkan antara islam dan feminisme. > > Padahal sebetulnya semuanya berada dalam alur yang sama dan tidak > > terpisahkan. > > Saya agak kurang ngerti dengan maksud mensekulerkan di atas. > Kita sudah sepakat bahwa ada feminist spirit dalam agama, inheren OK > saya setuju, tapi feminism sendiri memang sebuah ism yang berkembang > di dunia sekuler. Ketika masuk dalam ranah agama, kita bisa memakainya > sebagai pisau analisis, dipakai untuk membedah "kerang" (agama) > membersihkan isi kerang dari pasir, sehingga kita sampai pada > mutiaranya. Begitulah kira2 yg saya bayangkan. > Mbak Ida ysh, IMHO, disitulah salah satu masalah mengapa sepanjang sejarah pada akhirnya selalu muncul "clash" of "isme", yang saya anggap selalu nggak perlu terjadi :-). Kasus model spt. ini sangat panjang daftarnya jika kita melihat sejarah. Paling dekat ya misalnya perang dingin yang jargonnya juga perang isme, "Kapitalisme" vs. setan "Komunisme". Yang jika kita perhatikan dengan detil jargon itu hanya sekedar jargon yang nggak ada isinya sebetulnya. Karena selalu ada perimbangan antara "kapitalisme" dan "komunisme" di semua masyarakat. Dalam praktisnya tidak ada itu pertentangan absolut antara "isme". Sebagai kajian akademik, tentu saja pendekatan spt. itu boleh-boleh saja dan bisa jadi sangat valid. Tetapi secara pragmatis kita sangat perlu berhati-hati untuk tidak terkena penyakit-penyakit model "Observer effect". Misalnya ketika spt.nya kita hanya membedah saja tanpa bermaksud merusak untuk melakukan observasi, tapi kita lupa bahwa kita sendiri ketika membedah itu melakukan sesuatu yang merubah "konfigurasi" dan bisa jadi membuat keadaan menjadi lebih buruk. Yang Anda bedah itu manusia-manusia, yang jika disuruh memilih LABEL "feminisme" atau "islami", label "feminisme" akan selalu kalah. Jangan paksa mereka memilih sesuatu yang sebetulnya tidak perlu dipilih. Seperti misalnya feminisme yang katanya muncul di Barat. Jika kita belajar dari sejarahnya, feminisme di Barat berangkat masalah yang luar biasa berat. Suatu reaksi atas persoalan besar. Masalah yang begitu berat sehingga jika kita baca, kita (bangsa Timur, Indonesia khususnya) sama sekali tidak punya pengalaman sejarah apapun ttg sebab-sebabnya. - Contohnya, kita, orang Indonesia, sepanjang sejarahnya tidak pernah terpikir untuk membatasi hak suara perempuan dalam politik, yang baru diberikan di Amerika pertengahan abad 20 kemarin. - Kita, orang Indonesia, sepanjang sejarah tidak pernah terpikir untuk membuat celana dalam besi yang pakai gembok untuk perempuan-perempuan kita. spt. yang terjadi di Eropa jaman abad pertengahan dll. "Feminisme" yang berangkat dari masalah yang asing spt. itu ,walaupun secara spirit sebetulnya ada di dalam kultur bangsa ini, tetap merupakan benda asing bagi tubuh bangsa ini. Menggunakannya secara mentah sbg. pisau analisis hanya akan menghasilkan perbandingan belaka tanpa bisa menghasilkan kesimpulan-kesimpulan yang berarti. Menganggapnya sebagai acuan dalam bentuknya yang "asing" untuk membersihkan, sama seperti menggunakan ingin membersihkan rumah dg. vacum cleaner ketika listrik saja tidak ada. Yang disalahkan adalah tidak adanya alat pembersih, padahal di rumah itu ada sapu. Kira-kira begitu. IMHO, bicara feminisme dalam Islam (Indonesia), yang pas itu ya yang dimulai dari apa yang sudah ada di dalam. Contohnya : - gaya-gaya Bu Mulia dengan KHI-nya, - Bu Waduud dengan sholat jumatnya, - gerakan "Bebas ber-jilbab dan bebas tak berjilbab"-nya mbak Kilat, - gerakan "bebas kemana-mana dengan aman"-nya mbak Aisha, - gerakan "berani mengajukan talak" - gerakan "Islam itu punya semua muslim, bukan cuman punya ulama" - dll. semuanya bersifat riil, nggak elitis, dan "bisa diperdebatkan" dalam "playing field" yang sama. :-) Toh feminisme Barat juga reaksi untuk membuat solusi dari persoalan-persoalan mereka bukan? Kalo di Arab, bisa jadi harus dimulai dari hal yang lain lagi Kasus yang sama juga terjadi dengan debat "Demokrasi" vs. "Oligarchy" (berbumbu Teokrasi dll.). Atau kalo ngikutin Bang Yos-nya WM, "Islamism" vs. "the rest of all -isme" ( kayak teenager vs. the rest of the world) :-)) Wa-Salam Ary Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun
Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim
Terimakasih mbak Ida. Dengan Sato kita oke kok dalam love-hate relationship..:-) Artinya Sato nulis 5 aku bisa nulis 10 hahahaBahkan Sato itu favoritnya cewek-cewek di sini...maklum piaraan kita... Berkenaan dengan judul di atas "Karen Armstrong.." apa yang dikatakan Sato tentang buku Karen Armstrong adalah sisi lain dari apa yang mungkin dikatakan Pak Wida. Sato bilang kurang lebihnya KA itu semacam penulis bayaran...dst. Pak Wida suka buku KA karena sikap simpatinya. Ada yang dia setujui ada yang nggak, walaupun sering nggak jelas yang mana disetujui yang mana yang nggak disetujui. Artinya apa? - Ummat Islam mengimplikasikan bahwa mereka membutuhkan 'empati'. Di sini saya akan bilang empati, bukan simpati yang mengandung keberpihakan. Empati itu maksudnya bukan serta merta keberpihakan. Empati adalah tools untuk memahami sudut pandang orang lain. - Sedemikian rupa, kalau dipikir-pikir tulisan KA tentang kehidupan Nabi itu bener-bener tajam dan sering kontroversial. Kalo yang nulis malah orang Islam belum tentu reaksi kita adem ayem hangat, jangan- jangan malah digugat. Mestinya Sato memahami, setahu saya KA sepertinya 'nggak pernah mengutuk' serangan Iraq, mungkin cuma menyayangkan. Apa yang dianjurkan oleh KA adalah peperangan itu mesti decisive, dan kudu dicari tau dimana persoalan radikalism Islam ini. Empat dari inti pemikiran KA dari tulisan-tulisannya, sepertinya diadopsi oleh neo- lib Prof. Fukuyama dalam bukunya yang terakhir. Misalnya: 1. Perang Iraq ini nggak decisive, sudah gawat berlarut-larut. 2. Bahwa akar dari radikalism bukanlah dari Islam tradisional melainkan dari persinggungan antara Muslim dan lingkungan sekular- modernism. Jadi bukan TimTeng yang diacak-acak tapi akarnya kudu dicari di negara-negara Barat itu sendiri. (2 butir lainnya saya lupa). Pagi ini saya baca artikel di Jkt Post ttg Protestantisme Islam - yang intinya saya pikir berangkat dari ketidakmampuan ber-empati tentang apa yang dibutuhkan oleh Muslim. Bahwa keliru memandang perubahan dalam Islam adalah seperti sejarah perubahan di dunia Kristen. Makanya Sato dkk selalu memburu akidah Islam ke asalnya, sosok N Muhammad itu. Bukan perubahan keyakinan Islam atau theology yang diperlukan ummat, tapi lebih ke politik, hukum dan social reform. Salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "idakhouw" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > Tentang adanya model Pak Sato, yah biasalah Mbak, kalau bisa bersikap > "cool" kayak Mbak Herni boleh juga tuh Mbak. > Dimana-mana selalu ada, di ujung satu ada Pak Sato, di ujung yang lain > ada kelompok yang sama, senang di "zona nyaman" meng'hina' orang lain > dengan formula khas: tuhan-tiga-kitab-palsu :) --baru2 ini bahkan saya > baca komentar orang: kitab Kristen itu sudah ditambah2i tulisan > pendetanya,,, Masya Alloh :) > Tuh yang baru muncul aja udah mengusung pedang: Islam agama dunia, > yang lain lokal *_^ > Enaknya nyante aja kali Mbak Mia, hehehe. > > Wassalam, > Ida > Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim
Mbak Mia, saya harus acungkan jempol sebab ternyata Mbak Mia bukan spesialis bidang feminism, tapi kok ya udah kayak peneliti gitu :)) Tadinya saya mau mengaku anak bawang, tapi karena orang sekaliber Mbak Herni saja mengaku demikian, maka saya harus bilang saya di tingkat cucu atau cicitnya bawang mungkin :)) Benar persoalannya memang serupa sih, banyak tokoh perempuan disebut dalam Alkitab. Bahkan ada nabiah juga,,,mmm saya jadi malu nih, sebab sebetulnya tidak pernah khatam baca Kitab dan belum pernah 1 jam pun duduk mendengarkan kuliah ilmiah tentang Kitab Suci :(( Setidaknya ada 2 kitab dalam Alkitab dengan nama perempuan: Kitab Ruth dan Kitab Ester, tapi 2 sumber ini kayaknya dalam setahun lalu pun ngga pernah saya dengar dipakai bahan rujukan. Jadi demikianlah memang telah terjadi peminggiran perempuan. Tentang Yesus dan Muhammad SAW, walaupun beda konteks, Yesus sebetulnya sih "berpolitik" juga, karena gerakanNya di kalangan marjinal telah mengguncang kenyamanan kaum mapan, penguasa agama maupun penjajah Romawi. Kalau saya coba dekati dari sudut manusiawi sih, peristiwa penyalibanNya pun (yah sebagai umat Nasrani ya percaya penyaliban) ada unsur konspirasi politik juga. Mereka yang berani mengguncang kemapanan penguasa kan lebih enak dihabisi saja **jadi ingat jaman orba:)** Tentang adanya model Pak Sato, yah biasalah Mbak, kalau bisa bersikap "cool" kayak Mbak Herni boleh juga tuh Mbak. Dimana-mana selalu ada, di ujung satu ada Pak Sato, di ujung yang lain ada kelompok yang sama, senang di "zona nyaman" meng'hina' orang lain dengan formula khas: tuhan-tiga-kitab-palsu :) --baru2 ini bahkan saya baca komentar orang: kitab Kristen itu sudah ditambah2i tulisan pendetanya,,, Masya Alloh :) Tuh yang baru muncul aja udah mengusung pedang: Islam agama dunia, yang lain lokal *_^ Enaknya nyante aja kali Mbak Mia, hehehe. Wassalam, Ida --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Mia" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Dari diskusi yang kreatif ini, satu hal yang kita semua setuju - > berkenaan dengan 'khittah' semula, bahwa mbak Ida memahami tentang > sudut pandang Muslim pada umumnya, bahwa N. Muhammad meninggalkan > legacy feminism yang jarumnya mestinya berputar sesuai kejadian- > kejadian dalam ruang dan waktu. Ini point penting, karena Sato dkk > dari dulu selalu mengimplikasikan yang sebaliknya. > > Namun lebih lanjut lagi saya nembak balik ke Sato, bahwa > pandangannya itu jangan-jangan karena warisan psikologi neurotiknya > Barat jaman dulu terhadap sex dan perempuan. Sejujurnya, pendapat > saya yang seperti ini nggak akan memperbaiki kondisi ummat Islam > sendiri, tapi mudah-mudahan bisa jadi masukan kepada Sato, kalau > bukan centilan - mbok ya introspeksi. Sudah saya katakan, persoalan > psikologi sejarah seperti ini hanya diri kita masing-masing yang > bisa berdamai or coming to terms. Jangan lupa diri yang berdamai itu > akan berpengaruh baik ke orang lain loh. > > Iya betul, seperti Muslim pada umumnya, saya nggak memisahkan (dalam > wacana maupun implementasi), antara agama sebagai keyakinan dan > feminism sebagai kebijakan publik dan politik. Saya pikir inilah > inti perbedaan diskusi antara mbak Ida dan Pak Ary. Maksudnya pak > Ary 'menabrakkan' agama dan feminism saya pikir > artinya 'mensekularkan' atau mengkotak-kotakkan. > > Bahkan, sebagai non Kristen saya merasa bahwa Yesus membawa pesan > feminism yang sangat kental (i.e egalitarian, spiritual). Karena itu > murid-murid awal Yesus banyak yang perempuan, dan martirnya > perempuan. Kok saya nggak bisa ngebayangin Kristen bisa jadi agama > resmi di Romawi tanpa murid-murid perempuan Yesus? Ini bisa jadi > runutan sejarah yang menarik untuk digali oleh feminis Kristen. > > Yesus nggak 'berpolitik' dalam arti politik praktis seperti N. > Muhammad, karena situasinya jauuuh berbeda. Tatanan negara dan > bermasyarakat di Palestina Yahudi dan Romawi sangat kuat, berbeda > dengan Arab baduy barbar. Namun ini mestinya jangan serta merta > dibaca sebagai sekularism, tapi Yesus itu kontekstual. Kalo nggak > kontekstual nggak bakal jadi Nabi deh. (Mohon maaf dengan sebutan > Nabi ini). > > Tapi kalau Barat membawa jaman gemilang sampai sekarang > dengan 'sekularism', so be it. Barangkali itulah lorong sejarah yang > harus dilalui. Karena merupakan bagian dari masyarakat, maka > feminism Barat pun bercorak sekular juga, seperti yang > diimplikasikan mbak Ida. Tapi di sinipun saya liat nggak gitu-gitu > amat. Karena di Barat pun ada upaya memperkenalkan simbolism > yang 'compassionate', walaupun masih mentah mateng, namun inilah > jembatan antara sekularism modern dan keyakinan beragama. Dan karena > ada akar sejarahnya dalam pesan dan tindakan Yesus. > > Jadi menghadirkan simbolism (dalam artian 'compassion'), yaitu > memaknai kembali simbol-simbol agama kita, sementara ini kita > setujui sebagai jembatan antar agama-agama dan sekularism modern, > yang ditawarkan oleh feminis Barat maupun
Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim
Mas Ary yb, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Ary Setijadi Prihatmanto" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Menabrakkan dalam arti memberi kotak-kotak terpisah antara agama dan > feminisme. > Mensekulerkan antara islam dan feminisme. > Padahal sebetulnya semuanya berada dalam alur yang sama dan tidak > terpisahkan. Saya agak kurang ngerti dengan maksud mensekulerkan di atas. Kita sudah sepakat bahwa ada feminist spirit dalam agama, inheren OK saya setuju, tapi feminism sendiri memang sebuah ism yang berkembang di dunia sekuler. Ketika masuk dalam ranah agama, kita bisa memakainya sebagai pisau analisis, dipakai untuk membedah "kerang" (agama) membersihkan isi kerang dari pasir, sehingga kita sampai pada mutiaranya. Begitulah kira2 yg saya bayangkan. Di posting lalu mungkin ada kesan saya menabrakkan agama dan feminism (misalnya dengan diksi: "vis a vis", "menghadapi challenge" dll.) sebetulnya saya sedang mencoba memetakan persoalan saja, menunjukkan posisi agama (yg cenderung androcentric) dan bagaimana feminism melihatnya. > Kita nggak bisa bilang feminisme tanpa melakukanya dari dasar keyakinan > (mis. agama), karena akan menghasilkan personality yang terpecah-pecah / > split. Dan begitu juga sebaliknya, bicara agama (Islam) tanpa mendukung > kesetaraan gender hanya menghasilkan "Islam" yang lalim. (Krn dalam hal ini feminism adalah si pisau bedah), saya kira ini persoalan style dari pendekatan si feminist (laki2/perempuan) belaka. Karena feminis/feminism pun tidak tunggal, kayaknya kita juga tidak bisa memaksakan penyeragaman gaya pendekatan sang agen, IMHO sih. IMHO juga, pendapat Mas Ary di bawah sudah masuk persoalan praktisnya , jadi persoalan style saja lagi. Kayaknya Mbak Herni lebih gape dalam hal ini :) > Menghadapi "orang-orang religius yang bias", harus menggunakan bahasa > religius juga. Wacana religius yang selama ini "satu arah" harus dibuat agar > menjadi dua arah. Wacana religius harus menjadi suatu playing field yang > "rata" dulu untuk semua. Jika menghadapinya dengan "bahasa" yang terpisah, > apalagi sengaja memisah-misahkannya hanya akan memperkuat posisi > "orang-orang bias" itu. Agama itu secara inheren berpotensi menjadi payung > bagi feminisme. Penting untuk menggunakan potensi itu bukan malah > memisahkannya. Salaam, Ida Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim
- Original Message - From: "idakhouw" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Sunday, April 02, 2006 11:34 AM Subject: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim (deleted) > > Kok jadi menabrakkan?? > Feminisme (kalau berhasil) justru akan berjasa besar MEMBERSIHKAN > agama dari bias2 (dari bias "ORANG-ORANG" itu), memunculkan mutiara2 > agama!! > Menabrakkan dalam arti memberi kotak-kotak terpisah antara agama dan feminisme. Mensekulerkan antara islam dan feminisme. Padahal sebetulnya semuanya berada dalam alur yang sama dan tidak terpisahkan. Kita nggak bisa bilang feminisme tanpa melakukanya dari dasar keyakinan (mis. agama), karena akan menghasilkan personality yang terpecah-pecah / split. Dan begitu juga sebaliknya, bicara agama (Islam) tanpa mendukung kesetaraan gender hanya menghasilkan "Islam" yang lalim. Menghadapi "orang-orang religius yang bias", harus menggunakan bahasa religius juga. Wacana religius yang selama ini "satu arah" harus dibuat agar menjadi dua arah. Wacana religius harus menjadi suatu playing field yang "rata" dulu untuk semua. Jika menghadapinya dengan "bahasa" yang terpisah, apalagi sengaja memisah-misahkannya hanya akan memperkuat posisi "orang-orang bias" itu. Agama itu secara inheren berpotensi menjadi payung bagi feminisme. Penting untuk menggunakan potensi itu bukan malah memisahkannya. Salam Ary Yahoo! Groups Sponsor ~--> Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM ~-> Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim
Dari diskusi yang kreatif ini, satu hal yang kita semua setuju - berkenaan dengan 'khittah' semula, bahwa mbak Ida memahami tentang sudut pandang Muslim pada umumnya, bahwa N. Muhammad meninggalkan legacy feminism yang jarumnya mestinya berputar sesuai kejadian- kejadian dalam ruang dan waktu. Ini point penting, karena Sato dkk dari dulu selalu mengimplikasikan yang sebaliknya. Namun lebih lanjut lagi saya nembak balik ke Sato, bahwa pandangannya itu jangan-jangan karena warisan psikologi neurotiknya Barat jaman dulu terhadap sex dan perempuan. Sejujurnya, pendapat saya yang seperti ini nggak akan memperbaiki kondisi ummat Islam sendiri, tapi mudah-mudahan bisa jadi masukan kepada Sato, kalau bukan centilan - mbok ya introspeksi. Sudah saya katakan, persoalan psikologi sejarah seperti ini hanya diri kita masing-masing yang bisa berdamai or coming to terms. Jangan lupa diri yang berdamai itu akan berpengaruh baik ke orang lain loh. Iya betul, seperti Muslim pada umumnya, saya nggak memisahkan (dalam wacana maupun implementasi), antara agama sebagai keyakinan dan feminism sebagai kebijakan publik dan politik. Saya pikir inilah inti perbedaan diskusi antara mbak Ida dan Pak Ary. Maksudnya pak Ary 'menabrakkan' agama dan feminism saya pikir artinya 'mensekularkan' atau mengkotak-kotakkan. Bahkan, sebagai non Kristen saya merasa bahwa Yesus membawa pesan feminism yang sangat kental (i.e egalitarian, spiritual). Karena itu murid-murid awal Yesus banyak yang perempuan, dan martirnya perempuan. Kok saya nggak bisa ngebayangin Kristen bisa jadi agama resmi di Romawi tanpa murid-murid perempuan Yesus? Ini bisa jadi runutan sejarah yang menarik untuk digali oleh feminis Kristen. Yesus nggak 'berpolitik' dalam arti politik praktis seperti N. Muhammad, karena situasinya jauuuh berbeda. Tatanan negara dan bermasyarakat di Palestina Yahudi dan Romawi sangat kuat, berbeda dengan Arab baduy barbar. Namun ini mestinya jangan serta merta dibaca sebagai sekularism, tapi Yesus itu kontekstual. Kalo nggak kontekstual nggak bakal jadi Nabi deh. (Mohon maaf dengan sebutan Nabi ini). Tapi kalau Barat membawa jaman gemilang sampai sekarang dengan 'sekularism', so be it. Barangkali itulah lorong sejarah yang harus dilalui. Karena merupakan bagian dari masyarakat, maka feminism Barat pun bercorak sekular juga, seperti yang diimplikasikan mbak Ida. Tapi di sinipun saya liat nggak gitu-gitu amat. Karena di Barat pun ada upaya memperkenalkan simbolism yang 'compassionate', walaupun masih mentah mateng, namun inilah jembatan antara sekularism modern dan keyakinan beragama. Dan karena ada akar sejarahnya dalam pesan dan tindakan Yesus. Jadi menghadirkan simbolism (dalam artian 'compassion'), yaitu memaknai kembali simbol-simbol agama kita, sementara ini kita setujui sebagai jembatan antar agama-agama dan sekularism modern, yang ditawarkan oleh feminis Barat maupun Muslim. Simbolism akhirnya akan memberikan keyakinan dan inspirasi kepada kita tentang sifat 'kekinian' peristiwa-peristiwa sebagai tanda dan kehendak Allah. Saya pernah bilang, yang akan menghidupkan kehidupan kita. Dengan Indonesia sendiri, saya mempunyai keyakinan bahwa kalau saja kita sudah melalui periode transisi dan krisis ini, Muslim Indonesia akan memberi corak baru dalam dunia Islam, yaitu Islam-simbol- feminism. Kalau saya bilang feminis ini termasuk laki-laki bukan cuma perempuan doang, karena wacana feminism nggak mungkin tercerabut dari masyarakat. Kenapa Indonesia? Karena ringkasnya, sebelum India, Cina, Arab, dan terakhir Eropa datang ke Indonesia - saya meyakini Indonesia adalah merupakan peradaban terakhir Dunia Lama yaitu feminism, apapun disebutnya matriarchal, matrilineal. Kalau anda berjalan dari Sabang sampe Timika, jejak-jejak ini keliatan - if you pay close attention to it. Ya saya setuju dengan pikiran inti bahwa agama-agama Dunia Baru ini (hampir semua agama), adalah androsentris yaitu male-dominated yang mereduksi peran female. Inilah kenyataan sejarah yang kita lalui, so be it. Mengapresiasi sejarah adalah menerima 'kekinian' itu. I hope I dont sound too preachy. It's so difficult to describe my thoughts along this line. Pikir saja, sejarah tercatat kan paling banter sejauh 3000 SM, dan bahkan Indonesia sendiri abad ke 10 aja nggak jelas! Jadi sebelum 3000 SM kita semua ngapain aja? 5000 years is such a short history compared to the Old World! Thank God bahwa Quran menempatkan Ratu Balqis dari jaman kuno itu dengan derajat yang tinggi sekali. Inilah catatan feminism yang tertua dalam kitab suci. Sayangnya akhir-akhir ini di Indonesia chauvinism keliatan seperti mau melindas Islam-simbol-feminis ini, yang belum lagi bangkit ini. Apakah ini suatu geliat atau bagaimana, masih belum bisa diperkirakan kalau kita sendiri belum bisa menawarkan solusi-solusi kontekstual yang menyatukan perbedaan, yang dapat memberi kepercayaan diri kepada Indonesia yang lagi nggak pede ini. So
Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Ary Setijadi Prihatmanto" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Jadi kesimpulannya, secara inheren sebetulnya nggak ada masalah dengan > feminisme. > Lha wong setiap kali muslim belajar sejárah Nabi dari kecil, cerita awalnya > ya ttg hal itu. > Problemnya ya di orang-orangnya. -> GOTCHA :-) kalau Mas Ary percaya ini, maka tidak akan membuat pernyataan di bawah ini:)) : > Memang relasi manusia dan lingkungannya itu kan kompleks. > Oleh karena itu menabrakkan agama dg. feminisme itu juga nggak terlalu > tepat, gitu lho maksud saya. Kok jadi menabrakkan?? Feminisme (kalau berhasil) justru akan berjasa besar MEMBERSIHKAN agama dari bias2 (dari bias "ORANG-ORANG" itu), memunculkan mutiara2 agama!! Wass, Ida. Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim
- Original Message - From: "idakhouw" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Sunday, April 02, 2006 1:01 AM Subject: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Ary Setijadi Prihatmanto" > <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > > Mungkin ini bisa jadi contoh yang nggak tahu apakah relevan apa tidak, > > > > 1. Ketika kita belajar sejarah Rasul biasanya hal pertama yang > diceritakan > > adalah situasi pra-Islam. > > Hal yang paling sering diulas adalah bagaimana saat itu perlakuan > masyarakat > > thd perempuan yang buruk. > > Sampai-sampai diceritakan ttg perilaku mengubur bayi perempuan > hidup-hidup > > karena anggapan bahwa perempuan sedemikian buruk. Mungkin hal ini > mirip yang > > terjadi di masyarakat India belakangan ini, dimana kasus aborsi janin > > perempuan juga marak.Dalam cerita sejarah Rasul itu, kedatangan Islam > > merombak cara pandang spt. itu. Jaminan bahwa manusia itu semua sama. > > > Kayaknya ini sudah dikupas habis feminis muslimah, ya ngga ya? :) > Saya sudah mengerti sisi ini, makanya saya tidak ragu menyebut > Muhammad SAW sang revolusioner. > Kalau kata teman muslimah saya, sayangnya buat sekelompok muslim > sepertinya jarum jam tidak berputar :) jadinya sisi revolusioner Nabi > tidak muncul. Saya setuju dengannya. > Saya juga setuju dengan hal ini. Jadi kesimpulannya, secara inheren sebetulnya nggak ada masalah dengan feminisme. Lha wong setiap kali muslim belajar sejárah Nabi dari kecil, cerita awalnya ya ttg hal itu. Problemnya ya di orang-orangnya. > > > 2. Fenomena kesetaraan relasi suami dan istri yang umum dalam kasus > keluarga > > pengusaha muslim kelas menengah di jawa. Lebih khusus lagi silahkan > dilihat > > fenomena misalnya di kalangan keluarga pengusaha Muhammadiyah. > Bahkan peran > > perempuan kadang lebih dominan dalam bisnisnya. > > > Kalau ada yg tertarik menelitinya, mungkin nantinya bisa menelurkan > teori baru :) > Cuma dalam penelitian selalu harus "awas" dengan dimensi2 lain (spt > Mas Ary maksud itu), karena hasil penelitian harus selalu ketat sebisa > mungkin di semua sisi bebas bias. > Misalnya apakah dominan dalam bisnis menjamin relasi kuasa > suami-istrinya tidak asimetris? > > Saya pernah sekilas mendengar bahwa dalam masyarakat Minang yang > matrilineal ternyata tetap di dalamnya sesungguhnya patriarchal??? > Memang relasi manusia dan lingkungannya itu kan kompleks. Oleh karena itu menabrakkan agama dg. feminisme itu juga nggak terlalu tepat, gitu lho maksud saya. Soal dominasi peran dalam bisnis keluarga, ini kan indikasi-indikasi, bahwa sang Istri punya independensi ekonomi, dalam mengurus yang namanya soal uang. Independensi ini yang memberi istri posisi tawar dalam relasi. Posisi tawar itu yang nantinya akan melahirkan secara natural, relasi yang tidak asimetris. Saya kira hal itu juga saya kira yang sebetulnya diniatkan oleh Rasul ketika mengajurkan untuk memilih pasangan yang "seimbang". Soal masyarakat Minang, memang pernah dibahas di sini walaupun Matriachal tapi tetap juga ada unsur Patriachal. Spt. perilaku poligami juga banyak di dalamnya. Spt. juga di jawa, yang patriachal tapi ternyata ada juga unsur2 ynag Matriachal... Salam Ary Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim
Oya Mas Ary, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Ary Setijadi Prihatmanto" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: ... dalam konteks Islam, semua orang berhak menafsirkan Islam menurut > apa yang dianggapnya Islam yang lebih tepat. Itulah mengapa dalam prakteknya > Islam menjadi sangat beragam yang coraknya bervariasi sampai pada level > individual sekalipun. Sebetulnya sama persis kalau Mas Ary melihat kekristenan dalam Protestantism, yang masing2 umatnya otonom. Bahkan PGI (Persekutuan Gereja2 di Indonesia, sebagai lembaga perwakilan Gereja2 Protestan di Indonesia) sendiri tidak punya kewenangan apa2. Makanya saya suka "kasihan" sama PGI, kalau ada ribut2 "kristenisasi" selalu seolah jadi pihak yang harus bertanggungjawab, padahal seringnya (pun kalau "kristenisasi" itu terjadi) tidak ada kaitan organisatoris apa2. Paralelnya begini: FPI bikin ulah, NU/Muhammadiyah diminta tanggungjawab :) Sedang buat gereja-gereja yang menginduk ke PGI sekalipun, PGI tidak punya kewenangan mengatur organisasinya, apalagi ajaran. PGI, seperti namanya, hanya berfungsi sebagai persekutuan (communion) saja. Salam, Ida Yahoo! Groups Sponsor ~--> Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM ~-> Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Ary Setijadi Prihatmanto" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Mungkin ini bisa jadi contoh yang nggak tahu apakah relevan apa tidak, > > 1. Ketika kita belajar sejarah Rasul biasanya hal pertama yang diceritakan > adalah situasi pra-Islam. > Hal yang paling sering diulas adalah bagaimana saat itu perlakuan masyarakat > thd perempuan yang buruk. > Sampai-sampai diceritakan ttg perilaku mengubur bayi perempuan hidup-hidup > karena anggapan bahwa perempuan sedemikian buruk. Mungkin hal ini mirip yang > terjadi di masyarakat India belakangan ini, dimana kasus aborsi janin > perempuan juga marak.Dalam cerita sejarah Rasul itu, kedatangan Islam > merombak cara pandang spt. itu. Jaminan bahwa manusia itu semua sama. Kayaknya ini sudah dikupas habis feminis muslimah, ya ngga ya? :) Saya sudah mengerti sisi ini, makanya saya tidak ragu menyebut Muhammad SAW sang revolusioner. Kalau kata teman muslimah saya, sayangnya buat sekelompok muslim sepertinya jarum jam tidak berputar :) jadinya sisi revolusioner Nabi tidak muncul. Saya setuju dengannya. > 2. Fenomena kesetaraan relasi suami dan istri yang umum dalam kasus keluarga > pengusaha muslim kelas menengah di jawa. Lebih khusus lagi silahkan dilihat > fenomena misalnya di kalangan keluarga pengusaha Muhammadiyah. Bahkan peran > perempuan kadang lebih dominan dalam bisnisnya. Kalau ada yg tertarik menelitinya, mungkin nantinya bisa menelurkan teori baru :) Cuma dalam penelitian selalu harus "awas" dengan dimensi2 lain (spt Mas Ary maksud itu), karena hasil penelitian harus selalu ketat sebisa mungkin di semua sisi bebas bias. Misalnya apakah dominan dalam bisnis menjamin relasi kuasa suami-istrinya tidak asimetris? Saya pernah sekilas mendengar bahwa dalam masyarakat Minang yang matrilineal ternyata tetap di dalamnya sesungguhnya patriarchal??? I. Yahoo! Groups Sponsor ~--> Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM ~-> Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim
- Original Message - From: "idakhouw" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Saturday, April 01, 2006 10:28 PM Subject: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim (deleted) > > > Nah terkait dengan konteks, jika mbak Ida percaya hal di atas, tentu > saja > > statemen sebelumnya bahwa "Gereja dan Islam ada di posisi yang sama > vis a > > vis feminism" jadinya mentah, karena toh baik Gereja maupun Islam pada > > akhirnya hanya sekedar label yang harus diperjelas lagi konteks-nya. > > "Gereja" atau "Islam" itu label yang kompleks, dimensi yang lebih > realistis > > untuk dibedah sebetulnya ya itu tadi ruang dan time. > > > Awalnya ini dalam rangka berdiskusi dg Mbak Mia yang (saya pikir) > melihat Kristen Barat dan feminis Barat sebagai satu. > > Dalam kekhasan (dimensi ruang dan waktu, meminjam istilah Mas Ary) > masing2 agama dan alirannya dan lain-lainnya, feminism melihat ada > benang merah androcentrism di dalamnya. Karena itu saya melihatnya > -DALAM HAL INI- Islam dan Kristen (dan semua agama lain, kecuali kalau > ada agama yang tidak punya kecenderungan androcentric) dalam posisi > sama (senasib :-) menghadapi challenge dari feminism. PCMIIW :) > > > Jangan-jangan untuk Indonesia pada kurun waktu dan tempat tertentu, > secara > > tradisional feminisme dan agama (baik Islam maupun Kristen misalnya) > > sebetulnya bahu-membahu. > > > Ini bisa asyik nih, kalau benar ada contoh kasusnya. Bisa menumbangkan > teori2 yang ada tuh,,, hehehehe > Mungkin ini bisa jadi contoh yang nggak tahu apakah relevan apa tidak, 1. Ketika kita belajar sejarah Rasul biasanya hal pertama yang diceritakan adalah situasi pra-Islam. Hal yang paling sering diulas adalah bagaimana saat itu perlakuan masyarakat thd perempuan yang buruk. Sampai-sampai diceritakan ttg perilaku mengubur bayi perempuan hidup-hidup karena anggapan bahwa perempuan sedemikian buruk. Mungkin hal ini mirip yang terjadi di masyarakat India belakangan ini, dimana kasus aborsi janin perempuan juga marak.Dalam cerita sejarah Rasul itu, kedatangan Islam merombak cara pandang spt. itu. Jaminan bahwa manusia itu semua sama. 2. Fenomena kesetaraan relasi suami dan istri yang umum dalam kasus keluarga pengusaha muslim kelas menengah di jawa. Lebih khusus lagi silahkan dilihat fenomena misalnya di kalangan keluarga pengusaha Muhammadiyah. Bahkan peran perempuan kadang lebih dominan dalam bisnisnya. dll. > > > Saya juga pingin diskusi ttg sifat "androcentric" dari agama-agama. > > Bukankah hal itu sesuatu yang wajar saja, terkait dengan "definisi" dari > > agama itu sendiri yang spesifik untuk manusia, sama juga dengan jika > kita > > bicara budaya, sains dll. Kesemua itu kan bicara ttg kemanusiaan > juga sbg > > topik utama pembicaraannya sebetulnya, karena tujuannya pun untuk > manusia. > > > Androcentric dalam hal ini merujuk ke androcentrism. Saya pake > definisi saja ya: > "Deriving from the Greek word for male, androcentrism literally means > a doctrine of male-centredness. Androcentrism practices are those > whereby the experiences of men are assumed to be generalisable, and > are seen to provide the objective criteria through which women's > experiences can be organised and evaluated." > (serupa dengan White racism dalam hal ini, ketika semua "ras" lain > diukur dengan standar White: White sebagai laki2, "ras" lain sebagai > perempuan :D ,,, makanya gender dan "ras"/etnisitas selalu > intersectioned -menurut teori- ) > > Dalam analysis feminism hampir semua societies secara historis sampai > masa kini memliki kecenderungan androcentric dimana kultur, > pengetahuan, organisasi dll (termasuk agama) merefleksikan kekuasaan > dominan laki2. Untuk itu gerakan ini mencoba mendekonstruksinya (ini > salah satu paradigma saja, dari sejumlah paradigma yg ada), intinya > mainstreaming pengalaman dan interest perempuan (cmiiw deh, disini > banyak ahli bidang ini deh pasti :) supaya dunia ini tidak assymetric. > Oh begitu, saya kira Andro yang artinya manusia, spt dalam Android. Nah ini sih bagiannya mbak Mia kayaknya. :-) Tapi mungkin sekilas, dalam konteks Islam, dalam perkembangannya memang lebih didominasi oleh tokoh-tokoh ulama pria yang wajar saja agak bias gender. Namun secara inheren sebetulnya tidak menutup kemungkinan adanya perkembangan yang arahnya bisa lebih netral. Hal ini mungkin sekali, karena kembali, dalam konteks Islam, semua orang berhak menafsirkan Islam menurut apa yang dianggapnya Islam yang lebih tepat. Itulah mengapa dalam prakteknya Islam menjadi sangat beragam yang coraknya bervariasi sampai pada level individual sekalipun. Salam Ary Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita
Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim
Hehehe,,, lagi pada ngalong ya kita, atau Mas Ary baru selesai sholat tahajud? :-) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Ary Setijadi Prihatmanto" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Memang kompleks kok... > Tentu saja selalu ada kebaikan dan keburukan dari sesuatu. Hanya saja saya > percaya bahwa "persekutuan" atau "perpecahan" itu harusnya terkait dengan > sesuatu yang lebih "detail", bukan karena masalah keyakinan(agama). Dalam kasus Kristen (terutama Protestan, soalnya Gereja Timur tidak populer di Indonesia) bener2 harus dilihat satu per satu, case by case, banyak kasusnya memang karena beda teologi (baca: keyakinan) masing2 dengan keunikannya. Saya tidak tahu apakah "tema"nya paralel dengan perpecahan dalam Islam. Studi ttg ini bisa sangat mengasyikkan, sayang saya tidak fokus ke situ (bisa jadi tema menarik nih buat bidang perbandingan agama :). > Nah terkait dengan konteks, jika mbak Ida percaya hal di atas, tentu saja > statemen sebelumnya bahwa "Gereja dan Islam ada di posisi yang sama vis a > vis feminism" jadinya mentah, karena toh baik Gereja maupun Islam pada > akhirnya hanya sekedar label yang harus diperjelas lagi konteks-nya. > "Gereja" atau "Islam" itu label yang kompleks, dimensi yang lebih realistis > untuk dibedah sebetulnya ya itu tadi ruang dan time. Awalnya ini dalam rangka berdiskusi dg Mbak Mia yang (saya pikir) melihat Kristen Barat dan feminis Barat sebagai satu. Dalam kekhasan (dimensi ruang dan waktu, meminjam istilah Mas Ary) masing2 agama dan alirannya dan lain-lainnya, feminism melihat ada benang merah androcentrism di dalamnya. Karena itu saya melihatnya -DALAM HAL INI- Islam dan Kristen (dan semua agama lain, kecuali kalau ada agama yang tidak punya kecenderungan androcentric) dalam posisi sama (senasib :-) menghadapi challenge dari feminism. PCMIIW :) > Jangan-jangan untuk Indonesia pada kurun waktu dan tempat tertentu, secara > tradisional feminisme dan agama (baik Islam maupun Kristen misalnya) > sebetulnya bahu-membahu. Ini bisa asyik nih, kalau benar ada contoh kasusnya. Bisa menumbangkan teori2 yang ada tuh,,, hehehehe > Saya juga pingin diskusi ttg sifat "androcentric" dari agama-agama. > Bukankah hal itu sesuatu yang wajar saja, terkait dengan "definisi" dari > agama itu sendiri yang spesifik untuk manusia, sama juga dengan jika kita > bicara budaya, sains dll. Kesemua itu kan bicara ttg kemanusiaan juga sbg > topik utama pembicaraannya sebetulnya, karena tujuannya pun untuk manusia. Androcentric dalam hal ini merujuk ke androcentrism. Saya pake definisi saja ya: "Deriving from the Greek word for male, androcentrism literally means a doctrine of male-centredness. Androcentrism practices are those whereby the experiences of men are assumed to be generalisable, and are seen to provide the objective criteria through which women's experiences can be organised and evaluated." (serupa dengan White racism dalam hal ini, ketika semua "ras" lain diukur dengan standar White: White sebagai laki2, "ras" lain sebagai perempuan :D ,,, makanya gender dan "ras"/etnisitas selalu intersectioned -menurut teori- ) Dalam analysis feminism hampir semua societies secara historis sampai masa kini memliki kecenderungan androcentric dimana kultur, pengetahuan, organisasi dll (termasuk agama) merefleksikan kekuasaan dominan laki2. Untuk itu gerakan ini mencoba mendekonstruksinya (ini salah satu paradigma saja, dari sejumlah paradigma yg ada), intinya mainstreaming pengalaman dan interest perempuan (cmiiw deh, disini banyak ahli bidang ini deh pasti :) supaya dunia ini tidak assymetric. Wass, Ida. Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim
- Original Message - From: "idakhouw" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Saturday, April 01, 2006 4:52 PM Subject: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim > Kali ini "ngerjain" Mas Ary ah :)) > > 1.Masih kurang spesifik: Gereja Katolik mana nih,,, Timur opo Barat ;) > > 2. Istilah pendeta tidak ada dalam Katolik Roma (kayaknya juga di > Timur tidak pake istilah ini), yang ada adalah > rohaniwan/pastor/pater/romo -mungkin ada lagi lainnya- > he he he he akur saja deh sama mbak Ida... > 3. Selalu ada sisi baik/buruknya dari sebuah pilihan. Protestan > -misalnya- yg memilih tidak institutionalized harus menghadapi > konsekuensi perpecahan sampai sekarang, walau di sisi lain bisa lebih > fleksibel menghadapi perubahan jaman (cmiiw) sementara dalam Katolik > (setidaknya Katolik Roma) teologi bisa terus berkembang walau > "mentok"? kalau sudah berhadapan dengan hirarki. > > Hayo lho, ruwet to? serupa dg pendapat Mas Ary, bicara kekristenan > harus selalu spesifik: Kristen mana, dimana, kapan (supaya juga tidak > anachronistic). Dan untuk urusan ini saya bukan ahlinya sama sekali :(( > > Saleum, > Ida. > Memang kompleks kok... Tentu saja selalu ada kebaikan dan keburukan dari sesuatu. Hanya saja saya percaya bahwa "persekutuan" atau "perpecahan" itu harusnya terkait dengan sesuatu yang lebih "detail", bukan karena masalah keyakinan(agama). Nah terkait dengan konteks, jika mbak Ida percaya hal di atas, tentu saja statemen sebelumnya bahwa "Gereja dan Islam ada di posisi yang sama vis a vis feminism" jadinya mentah, karena toh baik Gereja maupun Islam pada akhirnya hanya sekedar label yang harus diperjelas lagi konteks-nya. "Gereja" atau "Islam" itu label yang kompleks, dimensi yang lebih realistis untuk dibedah sebetulnya ya itu tadi ruang dan time. Jangan-jangan untuk Indonesia pada kurun waktu dan tempat tertentu, secara tradisional feminisme dan agama (baik Islam maupun Kristen misalnya) sebetulnya bahu-membahu. Gitu lho maksud saya. Saya juga pingin diskusi ttg sifat "androcentric" dari agama-agama. Bukankah hal itu sesuatu yang wajar saja, terkait dengan "definisi" dari agama itu sendiri yang spesifik untuk manusia, sama juga dengan jika kita bicara budaya, sains dll. Kesemua itu kan bicara ttg kemanusiaan juga sbg topik utama pembicaraannya sebetulnya, karena tujuannya pun untuk manusia. Ato saya salah mengerti ttg androcentric yang mbak Ida maksud? Salam Ary Yahoo! Groups Sponsor ~--> Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM ~-> Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim
Kali ini "ngerjain" Mas Ary ah :)) 1.Masih kurang spesifik: Gereja Katolik mana nih,,, Timur opo Barat ;) 2. Istilah pendeta tidak ada dalam Katolik Roma (kayaknya juga di Timur tidak pake istilah ini), yang ada adalah rohaniwan/pastor/pater/romo -mungkin ada lagi lainnya- 3. Selalu ada sisi baik/buruknya dari sebuah pilihan. Protestan -misalnya- yg memilih tidak institutionalized harus menghadapi konsekuensi perpecahan sampai sekarang, walau di sisi lain bisa lebih fleksibel menghadapi perubahan jaman (cmiiw) sementara dalam Katolik (setidaknya Katolik Roma) teologi bisa terus berkembang walau "mentok"? kalau sudah berhadapan dengan hirarki. Hayo lho, ruwet to? serupa dg pendapat Mas Ary, bicara kekristenan harus selalu spesifik: Kristen mana, dimana, kapan (supaya juga tidak anachronistic). Dan untuk urusan ini saya bukan ahlinya sama sekali :(( Saleum, Ida. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Ary Setijadi Prihatmanto" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Yang saya maksud juga gereja katolik tentunya. > Itu juga pasti di protes sama pendeta-pendeta di Amerika Selatan yang baru dipecat sama Paus gara-gara terlibat teologi pembebasan he he he he... > > Intinya, dengan niatan sebetulnya lebih ingin inward looking, > religion yang nggak institutionalized itu yang lebih natural. > Karena nggak pernah ada dalam sejarahnya manusia itu punya nilai-nilai yang seragam. > > Salam > Ary > Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim
- Original Message - From: idakhouw To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Saturday, April 01, 2006 4:19 PM Subject: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim Wah terima kasih buat tambahannya Mas Ary. Demikianlah memang banyak dimensi yang harus kita amati. Ada pendekatan khusus untuk ini: Intersectional analysis. Rupanya saya kudu bongkar2 arsip WM dulu ya :) Mas Ary, hati2 lho bilang gini: >Terutama karena Islam sendiri sbg. nilai-nilai tidak memiliki standardisasi formal nilai-nilai spt. misalnya gereja dg. nilai-nilai dari vatikan. Ntar di"sidang" oleh kelompok Calvinis, Lutheran, Anglican, Orthodox, dll :-) kalau kejadian, saya juga ngga bisa bantu,,, hehehe,,, karena itu sudah masuk studi yg ruwet asli... :) Betul, saya paham kok. Yang saya maksud juga gereja katolik tentunya. Itu juga pasti di protes sama pendeta-pendeta di Amerika Selatan yang baru dipecat sama Paus gara-gara terlibat teologi pembebasan he he he he... Intinya, dengan niatan sebetulnya lebih ingin inward looking, religion yang nggak institutionalized itu yang lebih natural. Karena nggak pernah ada dalam sejarahnya manusia itu punya nilai-nilai yang seragam. Salam Ary [Non-text portions of this message have been removed] Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim
Wah terima kasih buat tambahannya Mas Ary. Demikianlah memang banyak dimensi yang harus kita amati. Ada pendekatan khusus untuk ini: Intersectional analysis. Rupanya saya kudu bongkar2 arsip WM dulu ya :) Mas Ary, hati2 lho bilang gini: >Terutama karena Islam sendiri sbg. nilai-nilai tidak memiliki standardisasi formal nilai-nilai spt. misalnya gereja dg. nilai-nilai dari vatikan. Ntar di"sidang" oleh kelompok Calvinis, Lutheran, Anglican, Orthodox, dll :-) kalau kejadian, saya juga ngga bisa bantu,,, hehehe,,, karena itu sudah masuk studi yg ruwet asli... :) Salim, Ida. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Ary Setijadi Prihatmanto" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Ikut nimbrung ya Mbak Ida, > > Hal yang ini juga pernah juga dibahas di sini. > > Fenomena penyeragaman, "Arabisasi", "Islam yang seragam", "Islam formal" itu kan fenomena modern yang sebetulnya paralel dengan fenomena-fenomena modern lain spt. "Amerikanisasi" dll. > Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim
Ikut nimbrung ya Mbak Ida, Hal yang ini juga pernah juga dibahas di sini. Fenomena penyeragaman, "Arabisasi", "Islam yang seragam", "Islam formal" itu kan fenomena modern yang sebetulnya paralel dengan fenomena-fenomena modern lain spt. "Amerikanisasi" dll. Kalo kita bicara misalkan ttg Islam, sebetulnya penting untuk juga membicarakan hubungannya dg. nilai-nilai budaya "lokal" dan juga dimensi waktu. Terutama karena Islam sendiri sbg. nilai-nilai tidak memiliki standardisasi formal nilai-nilai spt. misalnya gereja dg. nilai-nilai dari vatikan. Misalkan pertanyaan apakah perempuan dalam Islam boleh bekerja atau tidak, selalu harus diikuti oleh konteks tempat dan waktu. Karena misalnya dari jaman dulu kala, adalah fakta bahwa perempuan muslim bekerja di Indonesia tidak pernah menjadi masalah, berbeda dengan di Arab Saudi misalnya. Tanpa konteks membuat situasinya kabur. Pernah disinggung di milis ini bagaimana perilaku masyarakat muslim "tradisional" Indonesia dalam hal feminimisme, walaupun mengaku berasal sistem nilai yang sama (Islam) ternyata memiliki keberagaman yang lebar yang memiliki akar tidak hanya dari masalah etnis (mis. untuk gampangnya dari sisi kultur padang yang matriachal dan jawa yang patriachal) tapi juga keragaman dimensi didalam masyarakat itu sendiri yang membuatnya kompleks dan nggak hitam putih, contohnya: - Golongan elit politik biasanya lebih punya masalah gender dibanding dengan golongan politik menengah. Contohnya ya dari jamannya raja-raja, sampai pejabat politik sekarang. - Golongan elit ekonomi biasanya juga punya potensi memiliki masalah gender dibanding dengan golongan menengah, walaupun dengan intensitas yang lebih rendah dibanding golongan elit politik. Contohnya ya lihat pengusaha sukses darimana saja, termasuk dari yang datang dari budaya yang matriachal. Bandingkan misalkan dengan keluarga pengusaha kelas menengah di jawa, yang antara suami dan istri hampir nggak ada peran yang berbeda, biasanya malah nggak punya masalah gender (yang berarti). Saya mengira, dalam masyarakat Barat yang sekuler sekalipun, dimensi-dimensi yang semacam itulah yang akan memberi gambaran yang lebih jelas jika kita ingin melihat akar suatu fenomena masalah gender. Ada apa dengan Clinton-Lewinsky, Garry Hart, Donald Trump- dll. ? Atau misalkan Abdul Latief-Desi, Tomy-Sandra Harun, dll. ? dst...dst... Salam Ary - Original Message - From: idakhouw To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Saturday, April 01, 2006 2:47 PM Subject: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim (deleted) Gereja dan Islam ada di posisi yang sama vis a vis feminism. Cuma, dalam hal kritik terhadap Islam, sering masuk unsur Colour, "The Other" di dalamnya, makanya saya bisa mengerti rasa sakit kaum muslim (unsur ini yang tidak ada dalam hal kritik terhadap Kristianitas). Jangan kira feminism sudah terbebas dari racism, thanks to Black feminists yang mengkritisi bias2 kelas, etnisitas ("ras"), religion etc. dari pendekatan feminist Barat. Ada ethnocentric nature dalam feminis Barat, "... the assumption of a unity of women's interests on the basis of White experience" (Anthias dan Yuval-Davis 1999), makanya hijab dianggap sebuah oppression dan semacamnya ya karena faktor ini, sebab kacamatanya ukuran White women (sama dengan banyak muslim yang belajar agama lain keukeuh pake kacamata sendiri -dan sebaliknya- hehehe,,, numpang nyindir :) Dalam kerangka ethnocentrism White punya semacam "race" priviledge, jadi alat ukur, standar buat "ras" lain. Mereka yang tidak masuk standar itu, perlu di"cerah"kan :) --"ras" disini pun sebuah konsep yg socially constructed, linked to power relation (istilah "ras" tidak banyak dipakai lagi karena lebih sebagai biological term, sekarang lebih banyak dipakai istilah etnisitas. Namun dalam hal ini etnisitas selalu berarti non-White, yang seharusnya tidak demikian-- Kalau saya melihat Mbak Mia itu sebetulnya sedang mengkritisi feminist Barat dan bukan Gereja Barat (memang keduanya disana-sini "overlapping", paralel dengan kesulitan meng-unravel identitas Arab/Islam). Persoalan lain, kita pasti sepakat bahwa yang namanya Barat itu tidak tunggal. Ada yang direpresentasikan Amerika, ada yg Eropa. Sementara Eropa sendiripun sedang "linglung" dengan identitasnya pasca perang dingin. Mereka belum selesai (dan tidak akan pernah selesai, apalagi sekarang diperhadapkan dengan masalah imigran. cmiiw) dengan konstruksi identitasnya, baik secara batas fisik (Eropa yang mana? ada formerly Timur, ada Barat) maupun batas "kultural" (cmiiw). Penyebaran Kristen ke Eropa dan pembentukannya di sana ada dalam disiplin khusus: Sejarah Gereja, sebuah studi yang panjang yang tidak s
Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim
Mbak Mia yb :) IMHO, ini menyangkut persoalan tidak saling kenal juga makanya saya mendukung gerakan dialog antar agama (walau tidak aktif di tingkat publik), melalui dialog paling tidak mencoba saling mengerti, di tingkat paling dasar setidaknya belajar tahu ajaran orang lain. Masalahnya, buat mampu berdialog memang ada syarat yang tidak semua orang bisa lakukan: open-minded, empati ("menanggalkan" identitas agama sendiri, istilah saya) Syukur saya bisa melakukannya (wah, sombong ya kesannya :) makanya saya bisa mengerti kompleksitas poligami, hijab, misalnya. Pun dengan tulus saya bisa katakan Muhammad SAW seorang revolusioner, pembaharu,,, saya mengagumi pemikiran2/ajaran2 beliau yang kalau pakai pendekatan "kontekstual", dengan bahasa sendiri, saya melihat beliau itu seperti pengamat sosial yang sangat tajam pengamatannya (semoga tidak ada yg menganggap saya merendahkan Nabi Ini cuma cara saya membuat tokoh2 mulia itu mejadi dekat, mengerti mereka) Tentang Kristen Barat dan feminism, sejauh yang saya baca yang pertama tidak turut berjasa "melahirkan" yang kemudian. Feminism tidak berakar di gereja. Pasti Mbak Mia sudah tahu, first and second wave feminism -sang cikal bakal- kan lebih sebagai gerakan politik, merambah ke berbagai bidang, termasuk di dalamnya menchallenge kemapanan agama2. Gereja dan Islam ada di posisi yang sama vis a vis feminism. Cuma, dalam hal kritik terhadap Islam, sering masuk unsur Colour, "The Other" di dalamnya, makanya saya bisa mengerti rasa sakit kaum muslim (unsur ini yang tidak ada dalam hal kritik terhadap Kristianitas). Jangan kira feminism sudah terbebas dari racism, thanks to Black feminists yang mengkritisi bias2 kelas, etnisitas ("ras"), religion etc. dari pendekatan feminist Barat. Ada ethnocentric nature dalam feminis Barat, "... the assumption of a unity of women's interests on the basis of White experience" (Anthias dan Yuval-Davis 1999), makanya hijab dianggap sebuah oppression dan semacamnya ya karena faktor ini, sebab kacamatanya ukuran White women (sama dengan banyak muslim yang belajar agama lain keukeuh pake kacamata sendiri -dan sebaliknya- hehehe,,, numpang nyindir :) Dalam kerangka ethnocentrism White punya semacam "race" priviledge, jadi alat ukur, standar buat "ras" lain. Mereka yang tidak masuk standar itu, perlu di"cerah"kan :) --"ras" disini pun sebuah konsep yg socially constructed, linked to power relation (istilah "ras" tidak banyak dipakai lagi karena lebih sebagai biological term, sekarang lebih banyak dipakai istilah etnisitas. Namun dalam hal ini etnisitas selalu berarti non-White, yang seharusnya tidak demikian-- Kalau saya melihat Mbak Mia itu sebetulnya sedang mengkritisi feminist Barat dan bukan Gereja Barat (memang keduanya disana-sini "overlapping", paralel dengan kesulitan meng-unravel identitas Arab/Islam). Persoalan lain, kita pasti sepakat bahwa yang namanya Barat itu tidak tunggal. Ada yang direpresentasikan Amerika, ada yg Eropa. Sementara Eropa sendiripun sedang "linglung" dengan identitasnya pasca perang dingin. Mereka belum selesai (dan tidak akan pernah selesai, apalagi sekarang diperhadapkan dengan masalah imigran. cmiiw) dengan konstruksi identitasnya, baik secara batas fisik (Eropa yang mana? ada formerly Timur, ada Barat) maupun batas "kultural" (cmiiw). Penyebaran Kristen ke Eropa dan pembentukannya di sana ada dalam disiplin khusus: Sejarah Gereja, sebuah studi yang panjang yang tidak saya kuasai. Sementara tentang peminggiran perempuan (bahkan pembakaran perempuan2 yg dilabeli witches!!) dalam proses itu sudah tercatat dalam sejarah, bahkan jadi tema film2. Saya kira gereja sudah belajar banyak dari itu, walau sampai sekarang belum selesai juga. Wah sudah kepanjangan nih, maka saya sudahi saja. Semoga ada manfaatnya. Salam, Ida. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Mia" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Terimakasih sharingnya mbak Ida. > Situasi sekarang emang seperti yang mbak Ida jabarkan. Makanya > feminism adalah energi baru yang akan ikut membangun makna baru > dalam studi dan kehidupan beragama. > > Setelah Yesus pergi murid-muridnya meneruskan ajarannya. Yang > tercatat di gereja kebanyakan murid laki-laki, tapi dari catatan > sporadis ternyata martir Kristen di kerajaan Romawi banyak dari > perempuan ya? > Tikungan sejarahnya begini, setelah Kristen dari Palestin dan Rome > masuk ke Eropa Barat loh kok jadi tambah parah soal perempuannya. > Nyaris neurotic, yaitu persoalan psikologis terhadap seks dan > perempuan. > > Persoalan psikologis harus diselesaikan secara 'internal' juga > (legowo kata orang Jawa). Kalo nggak dia akan proyeksikan ke orang > atawa kelompok lain. Penilaian Sato terhadap risalah Muhammad pada > waktu itu terhadap feminism mengingatkan saya pada neurotiknya > Kristen Barat terhadap seks dan perempuan. Yaitu dalam bentuk > proyeksi terhadap kelompok lain, padahal Kristen Barat, termasuk > kelompok sekular, sekarang ini adalah champion da
Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim
Terimakasih sharingnya mbak Ida. Situasi sekarang emang seperti yang mbak Ida jabarkan. Makanya feminism adalah energi baru yang akan ikut membangun makna baru dalam studi dan kehidupan beragama. Setelah Yesus pergi murid-muridnya meneruskan ajarannya. Yang tercatat di gereja kebanyakan murid laki-laki, tapi dari catatan sporadis ternyata martir Kristen di kerajaan Romawi banyak dari perempuan ya? Tikungan sejarahnya begini, setelah Kristen dari Palestin dan Rome masuk ke Eropa Barat loh kok jadi tambah parah soal perempuannya. Nyaris neurotic, yaitu persoalan psikologis terhadap seks dan perempuan. Persoalan psikologis harus diselesaikan secara 'internal' juga (legowo kata orang Jawa). Kalo nggak dia akan proyeksikan ke orang atawa kelompok lain. Penilaian Sato terhadap risalah Muhammad pada waktu itu terhadap feminism mengingatkan saya pada neurotiknya Kristen Barat terhadap seks dan perempuan. Yaitu dalam bentuk proyeksi terhadap kelompok lain, padahal Kristen Barat, termasuk kelompok sekular, sekarang ini adalah champion dalam feminism. Ini jadi persoalan serius bagi Muslim yang memandang bahwa risalah Nabi membawa perubahan revolusioner bagi perempuan pada waktu itu, dan legacy ini kudu diteruskan. Legacy ini diteruskan dalam konteks jaman sekarang, dimana Barat dianggap sebagai championnya. Tapi apa nggak sakit hati, kalo (sebagian) Barat itu masih menganggap akar legacy itu nggak ada, malah Risalah nabi diimplikasikan men-downgrade perempuan? Ada apa dengan mutual respect? Salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "idakhouw" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Hoaaa jadi hareudang nih ruangan :) > > Cuma tergelitik berkomentar krn tema Kristen Barat masuk arena. > > Saya kira sih persoalan "belum selesai" itu tidak cuma di Gereja Barat > (dengan belum masuknya perempuan dalam hirarki [Gereja Katolik Roma] > ya?), Gereja Timur pun pasti punya persoalan dengan gugatan feminis. > > Saya pikir feminism memang "mengguncang" semua agama yang dibentuk dan > kuat dipengaruhi kecenderungan androcentric. > Ini salah satu rumusannya: > "Feminist work also emerges from a sensitivity to and criticism of the > androcentric manner in which many religions have been shaped and > formulated and also the androcentric manner in which religions > generally have been studied." > > Bukan on behalf of Pak Sato (yg gampang ketahuan memang jenis > "teologi"nya :-), pun saya tidak mempedulikan apa blio Kristen Barat > atau bukan. > > Lainnya saya setuju dengan Mbak Mia, sejarah memang seharusnya jadi > sebuah refleksi buat kita melangkah lanjut. > > Salaam, > Ida. > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Mia" wrote: > > > > Kalo soal ngomongin teologi sih Sato pasti kalah set deh...:-) Mohon > > maap, tapi ummat Kristen masih menyimpan persoalan dengan teologinya, > > apalagi berkenaan dengan feminism. Apa perlu saya jabarkan? Nggak > > usah deh. Tapi yang anda jabarkan dalam postinganmu itu > > memproyeksikan pemahaman teologi anda sendiri yang belum tercerahkan. > > > > Melalui abad sekularism dan modernism ummat Kristen Barat telah > > melakukan lompatan luar biasa yang mengantarkan kita semua sekarang > > di sini. Khususnya dengan feminism. You've come a long way, baby - > > katanya. Thanks to the West! > > > > Sayangnya, sebagian orang Kristen (Barat) seperti Pak Sato ini belum > > fully come to terms dengan 'dosa-dosa' masa lalunya terhadap feminism. > > Rasa bersalah itu malah diproyeksikan kepada sejarah Islam dengan > > pemaknaan seperti gitu. Dosa masa lalu itu diterima saja dengan > > legowo, nggak usah diproyeksikan kemana-mana. > > > > Pantesan ada kartun Nabi. Pantesan bilang Arab jahil menghargai > > perempuan (kelahiran Islam malah mereduksinya?) - dengan alasan dewi- > > dewi itu. Duilah, apa kerajaan Romawi menghargai para perempuan > > karena menyembah dewi-dewi? Jauh panggang dari api. > > > > Salam > > Mia > > > Yahoo! Groups Sponsor ~--> Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM ~-> Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim
Katanya juga malaikat itu paling "emoh"liat "anu" nya perempuan... ada rumor waktu Siti Khadijah ingin membuktikan apakah yang datang itu malaikat jibril atau bukan dengan cara pamer paha:) duh ada-ada aja!!! --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Radityo" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Emangnya malaikat berjenis kelamin ya? > Malaikat itu perempuan? > Kok bisa? > Kan dulu pernah ada yang posting kalau malaikat juga demen sama > bidadari. Lha gimana ini? > > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "H. M. Nur Abdurrahman" > wrote: > > > > SATO BILANG MALAIKAT ITU LAKI-LAKI? Masya-Allah, malaikat itu > perempuan, bukan laki-laki. > > Tanazzalu lMalaikatu (S. Al-Qadr, 97:4) > > Tanazzalu khabar (predikat) tasrif (konyugasi) untuk orang ketiga > perempuan tunggal > > Al-Malaikatu isim muannats (kata benda kelamin perempuan). Akhiran > tu disebut Ta marbuthah, itu menunjukkan muannas (kelamin perempuan). > > > > Muammar Qaddhafi, pakai e-mailnya Abah pd mlm/hr Jum'at > > > > - Original Message - > > From: satosakaki2004 > > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > > Sent: Saturday, March 25, 2006 12:59 > > Subject: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim > > > > > > Saya tidak percaya Arab Jahiliyah tidak menghargai wanita. Saya > kira > > mereka jauh lebih menghargai dan MENGHORMATI perempuan dibanding > > Islam. Sebagai bukti: tiga TUHAN yang paling mereka muliakan > adalah > > Tuhan Perempuan: Al Lat, Al Uzza dan Al Manat. Ketiga DEWI inilah > yang > > paling banyak mendapat persembahan korban sembelihan dan > > disanjung-sanjung. Kuil-kuil khusus juga dibangun bagi mereka. > Coba > > bandingkan dengan Islam, adakah malaikat perempuan? Semua laki- > laki. > > Jibril, Malik, Ridwan, Munkar-Nankir, Izrail. Silahkan kasih satu > nama > > malaikat perempuan. Ndak ada. > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "ariel" > wrote: > > > > > > ehm tuduhan ini harus dibuktikan lagi. > > > Apa Karen Amstrong termasuk penulis yang kaya-raya? > > > Dalam tulis yang di-fwd pak Wida, bahwa pada 1400 tahun yang > lalu, > > > budaya Arab jahiliyah tidak menghargai wanita, hukum Islam > datang > > > membawa kewajiban bagi laki2 untuk lebih menghargai > wanita,hukum Islam > > > turun sesuai dengan konteks jamna pada saat itu. > > > Dan pada 1400 tahun yang lalu di lingkungan sekitar Jazirah Arab > > > bukankah sudah ada orang Arab Kristen? > > > > > > salam, > > > -ariel- > > > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "satosakaki2004" > > > wrote: > > > > > > > > Saya menduga keras Karen Armstrong ini adalah seorang penulis > > > > "pesanan". Sama dengan pelukis Basuki Abdullah. Lukisan dibuat > > > > sedemikian rupa, jauh lebih cantik dari orang yang dilukis, > untuk > > > > menyenangkan orang kaya "pemesan" yang melihat lukisan > dirinya itu > > > > dengan wajah berseri-seri. Dan bagi Karen Armstrong demi oleh- > oleh > > > > sepundi-pundi zamrud dan permata nilam dari penguasa Arab tuan > > > rumahnya. > > > > > > [Non-text portions of this message have been removed] > > > Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim
Emangnya malaikat berjenis kelamin ya? Malaikat itu perempuan? Kok bisa? Kan dulu pernah ada yang posting kalau malaikat juga demen sama bidadari. Lha gimana ini? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "H. M. Nur Abdurrahman" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > SATO BILANG MALAIKAT ITU LAKI-LAKI? Masya-Allah, malaikat itu perempuan, bukan laki-laki. > Tanazzalu lMalaikatu (S. Al-Qadr, 97:4) > Tanazzalu khabar (predikat) tasrif (konyugasi) untuk orang ketiga perempuan tunggal > Al-Malaikatu isim muannats (kata benda kelamin perempuan). Akhiran tu disebut Ta marbuthah, itu menunjukkan muannas (kelamin perempuan). > > Muammar Qaddhafi, pakai e-mailnya Abah pd mlm/hr Jum'at > > - Original Message - > From: satosakaki2004 > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > Sent: Saturday, March 25, 2006 12:59 > Subject: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim > > > Saya tidak percaya Arab Jahiliyah tidak menghargai wanita. Saya kira > mereka jauh lebih menghargai dan MENGHORMATI perempuan dibanding > Islam. Sebagai bukti: tiga TUHAN yang paling mereka muliakan adalah > Tuhan Perempuan: Al Lat, Al Uzza dan Al Manat. Ketiga DEWI inilah yang > paling banyak mendapat persembahan korban sembelihan dan > disanjung-sanjung. Kuil-kuil khusus juga dibangun bagi mereka. Coba > bandingkan dengan Islam, adakah malaikat perempuan? Semua laki- laki. > Jibril, Malik, Ridwan, Munkar-Nankir, Izrail. Silahkan kasih satu nama > malaikat perempuan. Ndak ada. > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "ariel" wrote: > > > > ehm tuduhan ini harus dibuktikan lagi. > > Apa Karen Amstrong termasuk penulis yang kaya-raya? > > Dalam tulis yang di-fwd pak Wida, bahwa pada 1400 tahun yang lalu, > > budaya Arab jahiliyah tidak menghargai wanita, hukum Islam datang > > membawa kewajiban bagi laki2 untuk lebih menghargai wanita,hukum Islam > > turun sesuai dengan konteks jamna pada saat itu. > > Dan pada 1400 tahun yang lalu di lingkungan sekitar Jazirah Arab > > bukankah sudah ada orang Arab Kristen? > > > > salam, > > -ariel- > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "satosakaki2004" > > wrote: > > > > > > Saya menduga keras Karen Armstrong ini adalah seorang penulis > > > "pesanan". Sama dengan pelukis Basuki Abdullah. Lukisan dibuat > > > sedemikian rupa, jauh lebih cantik dari orang yang dilukis, untuk > > > menyenangkan orang kaya "pemesan" yang melihat lukisan dirinya itu > > > dengan wajah berseri-seri. Dan bagi Karen Armstrong demi oleh- oleh > > > sepundi-pundi zamrud dan permata nilam dari penguasa Arab tuan > > rumahnya. > > > [Non-text portions of this message have been removed] > Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim
SATO BILANG MALAIKAT ITU LAKI-LAKI? Masya-Allah, malaikat itu perempuan, bukan laki-laki. Tanazzalu lMalaikatu (S. Al-Qadr, 97:4) Tanazzalu khabar (predikat) tasrif (konyugasi) untuk orang ketiga perempuan tunggal Al-Malaikatu isim muannats (kata benda kelamin perempuan). Akhiran tu disebut Ta marbuthah, itu menunjukkan muannas (kelamin perempuan). Muammar Qaddhafi, pakai e-mailnya Abah pd mlm/hr Jum'at - Original Message - From: satosakaki2004 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Saturday, March 25, 2006 12:59 Subject: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim Saya tidak percaya Arab Jahiliyah tidak menghargai wanita. Saya kira mereka jauh lebih menghargai dan MENGHORMATI perempuan dibanding Islam. Sebagai bukti: tiga TUHAN yang paling mereka muliakan adalah Tuhan Perempuan: Al Lat, Al Uzza dan Al Manat. Ketiga DEWI inilah yang paling banyak mendapat persembahan korban sembelihan dan disanjung-sanjung. Kuil-kuil khusus juga dibangun bagi mereka. Coba bandingkan dengan Islam, adakah malaikat perempuan? Semua laki-laki. Jibril, Malik, Ridwan, Munkar-Nankir, Izrail. Silahkan kasih satu nama malaikat perempuan. Ndak ada. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "ariel" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > ehm tuduhan ini harus dibuktikan lagi. > Apa Karen Amstrong termasuk penulis yang kaya-raya? > Dalam tulis yang di-fwd pak Wida, bahwa pada 1400 tahun yang lalu, > budaya Arab jahiliyah tidak menghargai wanita, hukum Islam datang > membawa kewajiban bagi laki2 untuk lebih menghargai wanita,hukum Islam > turun sesuai dengan konteks jamna pada saat itu. > Dan pada 1400 tahun yang lalu di lingkungan sekitar Jazirah Arab > bukankah sudah ada orang Arab Kristen? > > salam, > -ariel- > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "satosakaki2004" > wrote: > > > > Saya menduga keras Karen Armstrong ini adalah seorang penulis > > "pesanan". Sama dengan pelukis Basuki Abdullah. Lukisan dibuat > > sedemikian rupa, jauh lebih cantik dari orang yang dilukis, untuk > > menyenangkan orang kaya "pemesan" yang melihat lukisan dirinya itu > > dengan wajah berseri-seri. Dan bagi Karen Armstrong demi oleh-oleh > > sepundi-pundi zamrud dan permata nilam dari penguasa Arab tuan > rumahnya. [Non-text portions of this message have been removed] Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim
Hoaaa jadi hareudang nih ruangan :) Cuma tergelitik berkomentar krn tema Kristen Barat masuk arena. Saya kira sih persoalan "belum selesai" itu tidak cuma di Gereja Barat (dengan belum masuknya perempuan dalam hirarki [Gereja Katolik Roma] ya?), Gereja Timur pun pasti punya persoalan dengan gugatan feminis. Saya pikir feminism memang "mengguncang" semua agama yang dibentuk dan kuat dipengaruhi kecenderungan androcentric. Ini salah satu rumusannya: "Feminist work also emerges from a sensitivity to and criticism of the androcentric manner in which many religions have been shaped and formulated and also the androcentric manner in which religions generally have been studied." Bukan on behalf of Pak Sato (yg gampang ketahuan memang jenis "teologi"nya :-), pun saya tidak mempedulikan apa blio Kristen Barat atau bukan. Lainnya saya setuju dengan Mbak Mia, sejarah memang seharusnya jadi sebuah refleksi buat kita melangkah lanjut. Salaam, Ida. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Mia" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Kalo soal ngomongin teologi sih Sato pasti kalah set deh...:-) Mohon > maap, tapi ummat Kristen masih menyimpan persoalan dengan teologinya, > apalagi berkenaan dengan feminism. Apa perlu saya jabarkan? Nggak > usah deh. Tapi yang anda jabarkan dalam postinganmu itu > memproyeksikan pemahaman teologi anda sendiri yang belum tercerahkan. > > Melalui abad sekularism dan modernism ummat Kristen Barat telah > melakukan lompatan luar biasa yang mengantarkan kita semua sekarang > di sini. Khususnya dengan feminism. You've come a long way, baby - > katanya. Thanks to the West! > > Sayangnya, sebagian orang Kristen (Barat) seperti Pak Sato ini belum > fully come to terms dengan 'dosa-dosa' masa lalunya terhadap feminism. > Rasa bersalah itu malah diproyeksikan kepada sejarah Islam dengan > pemaknaan seperti gitu. Dosa masa lalu itu diterima saja dengan > legowo, nggak usah diproyeksikan kemana-mana. > > Pantesan ada kartun Nabi. Pantesan bilang Arab jahil menghargai > perempuan (kelahiran Islam malah mereduksinya?) - dengan alasan dewi- > dewi itu. Duilah, apa kerajaan Romawi menghargai para perempuan > karena menyembah dewi-dewi? Jauh panggang dari api. > > Salam > Mia > Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim
Kalo soal ngomongin teologi sih Sato pasti kalah set deh...:-) Mohon maap, tapi ummat Kristen masih menyimpan persoalan dengan teologinya, apalagi berkenaan dengan feminism. Apa perlu saya jabarkan? Nggak usah deh. Tapi yang anda jabarkan dalam postinganmu itu memproyeksikan pemahaman teologi anda sendiri yang belum tercerahkan. Melalui abad sekularism dan modernism ummat Kristen Barat telah melakukan lompatan luar biasa yang mengantarkan kita semua sekarang di sini. Khususnya dengan feminism. You've come a long way, baby - katanya. Thanks to the West! Sayangnya, sebagian orang Kristen (Barat) seperti Pak Sato ini belum fully come to terms dengan 'dosa-dosa' masa lalunya terhadap feminism. Rasa bersalah itu malah diproyeksikan kepada sejarah Islam dengan pemaknaan seperti gitu. Dosa masa lalu itu diterima saja dengan legowo, nggak usah diproyeksikan kemana-mana. Pantesan ada kartun Nabi. Pantesan bilang Arab jahil menghargai perempuan (kelahiran Islam malah mereduksinya?) - dengan alasan dewi- dewi itu. Duilah, apa kerajaan Romawi menghargai para perempuan karena menyembah dewi-dewi? Jauh panggang dari api. Salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Ary Setijadi Prihatmanto" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Persoalannya bukan pada konsep ketuhanan pra-Islam. > Karena spt. yang dibilang mbak Mia, konsep ketuhanan mereka memang belum lengkap dan masih berproses. . > > Persoalannya adalah ttg bagaimana Anda menilai konsep ketuhanan Islam yang sebetulnya berangkat dari akar yang sama dengan agama- agama Ibrahim lainnya. Ketika Anda menilai mereka lebih menghargai perempuan dibanding Islam, hanya modal nama tuhan mereka itu yang NAMA MANUSIA perempuan, dan Anda bilang bahwa dalam Islam semuanya BERNAMA laki-laki. Hal ini yang menandakan bahwa Anda tidak punya cukup pengetahuan atau mungkin memilih bersikap ignorant. > > Oleh karena itu saya tanya apa konsep laki-laki dan perempuan bagi Anda? > Lalu Anda sekarang anda pertentangkan dengan uniseks. Apa makna uniseks bagi Anda di sini, apa banci? > Kembali saya tanya, apa makna laki-laki dan perempuan bagi Anda dalam konteks Tuhan? > Apakah Tuhan laki-laki itu Tuhan dengan Penis dan Tuhan perempuan itu Tuhan dengan Vagina ? > Apakah itu maknanya bagi Anda? > Istilah yang Anda gunakan, yaitu Yoni dan Lingga, sama sekali tidak memperhalus kata-kata, karena kedua kata itu menunjuk hal yang sama. Kita tidak merasa hal itu kasar hanya karena kita tidak familier dg kata-kata itu. > > Ketika Anda bilang nama menunjukkan kelamin, semua yang Anda contohkan adalah nama-nama manusia. > Sekarang silahkan Anda cari nama-nama binatang, termasuk cacing dalam bahasa Arab, laki-laki atau perempuan. > > Dalam bahasa-bahasa yang memiliki bias gender(grammatical gender), tidak bisa dihindari penyebutan yang bias spt. itu. Tapi tidak berarti mereka tidak kenal konsep yang "beyond that". Itu muncul dibanyak bahasa spt. Spanyol, Perancis, Jerman, dan juga pada bahasa Inggris kuno. Semua semitic language, Hebrew, Aramaic dan Arabic juga termasuk yang spt. ini. > > Salam > Ary > Yahoo! Groups Sponsor ~--> Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM ~-> Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim
Persoalannya bukan pada konsep ketuhanan pra-Islam. Karena spt. yang dibilang mbak Mia, konsep ketuhanan mereka memang belum lengkap dan masih berproses. . Persoalannya adalah ttg bagaimana Anda menilai konsep ketuhanan Islam yang sebetulnya berangkat dari akar yang sama dengan agama-agama Ibrahim lainnya. Ketika Anda menilai mereka lebih menghargai perempuan dibanding Islam, hanya modal nama tuhan mereka itu yang NAMA MANUSIA perempuan, dan Anda bilang bahwa dalam Islam semuanya BERNAMA laki-laki. Hal ini yang menandakan bahwa Anda tidak punya cukup pengetahuan atau mungkin memilih bersikap ignorant. Oleh karena itu saya tanya apa konsep laki-laki dan perempuan bagi Anda? Lalu Anda sekarang anda pertentangkan dengan uniseks. Apa makna uniseks bagi Anda di sini, apa banci? Kembali saya tanya, apa makna laki-laki dan perempuan bagi Anda dalam konteks Tuhan? Apakah Tuhan laki-laki itu Tuhan dengan Penis dan Tuhan perempuan itu Tuhan dengan Vagina ? Apakah itu maknanya bagi Anda? Istilah yang Anda gunakan, yaitu Yoni dan Lingga, sama sekali tidak memperhalus kata-kata, karena kedua kata itu menunjuk hal yang sama. Kita tidak merasa hal itu kasar hanya karena kita tidak familier dg kata-kata itu. Ketika Anda bilang nama menunjukkan kelamin, semua yang Anda contohkan adalah nama-nama manusia. Sekarang silahkan Anda cari nama-nama binatang, termasuk cacing dalam bahasa Arab, laki-laki atau perempuan. Dalam bahasa-bahasa yang memiliki bias gender(grammatical gender), tidak bisa dihindari penyebutan yang bias spt. itu. Tapi tidak berarti mereka tidak kenal konsep yang "beyond that". Itu muncul dibanyak bahasa spt. Spanyol, Perancis, Jerman, dan juga pada bahasa Inggris kuno. Semua semitic language, Hebrew, Aramaic dan Arabic juga termasuk yang spt. ini. Salam Ary - Original Message - From: satosakaki2004 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, March 28, 2006 1:33 AM Subject: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim Al Lat adalah TUHAN berkelamin PEREMPUAN. Dialah Dewi Perang dan Dewi Kesuburan. Bersama Al Manat, dewi Kekuatan dan Al Uzza, dewi Keberuntungan (Fortuna) mereka adalah tiga dewa PEREMPUAN yang sangat DIMULIAKAN dan DISEMBAH Arab Jahiliyah (gharaniq yang luhur). Di Mesopotamia Al Lat disebut ISHTAR, di Syria dan Libanon pra-Islam dia disebut ASTARTE. Orang Yunani menyebut DEWI PERANG itu sebagai ATHENA. Orang Romawi menyebutnya MINERVA. Mengenai apakah mereka punya lingga atau yoni (saya perhalus istilah anda), saya kira Arab Jahiliyah belum kenal konsep uniseks atau biseks. Nama menunjukkan kelamin. Khadijah, Saudah, Aisyah, Hafsah, Juwairiyah, Syafiah, Maimunah, Zainab, Hasanah, Aminah itu semua perempuan. Hasan, Amin, Malik, Ridwan, Jibril, Saad, Salman, Abdullah, Fahd itu semua LAKI-LAKI. > Bung Sato, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Ary Setijadi Prihatmanto" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Apa sih yang Anda maksud "perempuan" dan "laki-laki" dalam konteks Tuhan dan Malaikat itu? > Apa mereka berkembang biak, melakukan hubungan seksual ? > Apa Al Lat, Al Uzza dan Al Manat itu punya Vagina sehingga disebut perempuan? > Apa Jibril dll. itu punya penis sehingga disebut laki-laki ? > Cacing tanah itu laki-laki atau perempuan? > Buku itu laki-laki atau perempuan? > > Mungkin bisa dibedakan dengan maskulinitas dan feminim. > Bagaimana dengan misalnya "Rahman dan Rahim" yang feminim, "Malik" yang maskulin? > > Bahasa Indonesia itu salah satu bahasa yang netral gender. > Akibatnya nggak ada "prasangka gender" spt. bahasa-bahasa yang umurnya sudah tua. > > Salam > Ary > > > - Original Message - > From: satosakaki2004 > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > Sent: Saturday, March 25, 2006 6:59 AM > Subject: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim > > > Saya tidak percaya Arab Jahiliyah tidak menghargai wanita. Saya kira > mereka jauh lebih menghargai dan MENGHORMATI perempuan dibanding > Islam. Sebagai bukti: tiga TUHAN yang paling mereka muliakan adalah > Tuhan Perempuan: Al Lat, Al Uzza dan Al Manat. Ketiga DEWI inilah yang > paling banyak mendapat persembahan korban sembelihan dan > disanjung-sanjung. Kuil-kuil khusus juga dibangun bagi mereka. Coba > bandingkan dengan Islam, adakah malaikat perempuan? Semua laki-laki. > Jibril, Malik, Ridwan, Munkar-Nankir, Izrail. Silahkan kasih satu nama > malaikat perempuan. Ndak ada. > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "ariel" wrote: > > > > ehm tuduhan ini harus dibuktikan lagi. > > Apa Karen Amstrong termasuk penulis yang kaya-raya? > > Dalam tulis yang di-f
Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim
Ringkasnya, Arab Jahil nggak punya sistem dan konsep keagamaan dan spiritual yang mencukupi. Wong hari Pembalasan saja nggak dipercaya. Dewa-dewa perempuan itu adalah yang mereka bawa dari daerah Fertile Crescent (Meso, Persia, Iraq). Para sejarawan purbakala juga setuju bahwa pertanian kuno dimana-mana itu menyimbolkan dewi-dewi. Ingat Dewi Sri? Dan ini cocok dengan dugaan antropolog/psikolog jaman sekarang yang bilang bahwa masyarakat perempuan itu memulai sistem pertanian kuno, 10,000 tahunan lalu. Pak Sato, Dunia Lama itu melambangkan dewi-dewi feminin. Kehidupan di jazirah Arab itu keras, kesukuan menjadi yang terpenting, kepentingan individu nggak dihitung. Anak perempuan dibunuh karena merepotkan kalau terlalu banyak, dsb. Untuk beberapa lama gaya hidup seperti ini cocok untuk gaya baduy keras itu. Tapi setelah mereka settle menjadi pedagang kota, yah...mulain deh jaman jahiliyyah. Adat lama menjadi jahil karena nggak cocok dengan jaman baru. Salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "satosakaki2004" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Al Lat adalah TUHAN berkelamin PEREMPUAN. Dialah Dewi Perang dan Dewi > Kesuburan. Bersama Al Manat, dewi Kekuatan dan Al Uzza, dewi > Keberuntungan (Fortuna) mereka adalah tiga dewa PEREMPUAN yang sangat > DIMULIAKAN dan DISEMBAH Arab Jahiliyah (gharaniq yang luhur). > Di Mesopotamia Al Lat disebut ISHTAR, di Syria dan Libanon pra- Islam > dia disebut ASTARTE. Orang Yunani menyebut DEWI PERANG itu sebagai > ATHENA. Orang Romawi menyebutnya MINERVA. > > Mengenai apakah mereka punya lingga atau yoni (saya perhalus istilah > anda), saya kira Arab Jahiliyah belum kenal konsep uniseks atau > biseks. Nama menunjukkan kelamin. Khadijah, Saudah, Aisyah, Hafsah, > Juwairiyah, Syafiah, Maimunah, Zainab, Hasanah, Aminah itu semua > perempuan. Hasan, Amin, Malik, Ridwan, Jibril, Saad, Salman, Abdullah, > Fahd itu semua LAKI-LAKI. > Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim
Kalau gini hari masih ada manusia mem-persona-kan Tuhan dengan laki dan perempuan, itu pikiran jahiliyah...:-) wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "satosakaki2004" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Al Lat adalah TUHAN berkelamin PEREMPUAN. Dialah Dewi Perang dan Dewi > Kesuburan. Bersama Al Manat, dewi Kekuatan dan Al Uzza, dewi > Keberuntungan (Fortuna) mereka adalah tiga dewa PEREMPUAN yang sangat > DIMULIAKAN dan DISEMBAH Arab Jahiliyah (gharaniq yang luhur). > Di Mesopotamia Al Lat disebut ISHTAR, di Syria dan Libanon pra- Islam > dia disebut ASTARTE. Orang Yunani menyebut DEWI PERANG itu sebagai > ATHENA. Orang Romawi menyebutnya MINERVA. > > Mengenai apakah mereka punya lingga atau yoni (saya perhalus istilah > anda), saya kira Arab Jahiliyah belum kenal konsep uniseks atau > biseks. Nama menunjukkan kelamin. Khadijah, Saudah, Aisyah, Hafsah, > Juwairiyah, Syafiah, Maimunah, Zainab, Hasanah, Aminah itu semua > perempuan. Hasan, Amin, Malik, Ridwan, Jibril, Saad, Salman, Abdullah, > Fahd itu semua LAKI-LAKI. > > > Bung Sato, > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Ary Setijadi Prihatmanto" > wrote: > > > > > > Apa sih yang Anda maksud "perempuan" dan "laki-laki" dalam konteks > Tuhan dan Malaikat itu? > > Apa mereka berkembang biak, melakukan hubungan seksual ? > > Apa Al Lat, Al Uzza dan Al Manat itu punya Vagina sehingga disebut > perempuan? > > Apa Jibril dll. itu punya penis sehingga disebut laki-laki ? > > Cacing tanah itu laki-laki atau perempuan? > > Buku itu laki-laki atau perempuan? > > > > Mungkin bisa dibedakan dengan maskulinitas dan feminim. > > Bagaimana dengan misalnya "Rahman dan Rahim" yang feminim, "Malik" > yang maskulin? > > > > Bahasa Indonesia itu salah satu bahasa yang netral gender. > > Akibatnya nggak ada "prasangka gender" spt. bahasa-bahasa yang > umurnya sudah tua. > > > > Salam > > Ary > > > > > > - Original Message - > > From: satosakaki2004 > > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > > Sent: Saturday, March 25, 2006 6:59 AM > > Subject: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim > > > > > > Saya tidak percaya Arab Jahiliyah tidak menghargai wanita. Saya kira > > mereka jauh lebih menghargai dan MENGHORMATI perempuan dibanding > > Islam. Sebagai bukti: tiga TUHAN yang paling mereka muliakan adalah > > Tuhan Perempuan: Al Lat, Al Uzza dan Al Manat. Ketiga DEWI inilah yang > > paling banyak mendapat persembahan korban sembelihan dan > > disanjung-sanjung. Kuil-kuil khusus juga dibangun bagi mereka. Coba > > bandingkan dengan Islam, adakah malaikat perempuan? Semua laki- laki. > > Jibril, Malik, Ridwan, Munkar-Nankir, Izrail. Silahkan kasih satu nama > > malaikat perempuan. Ndak ada. > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "ariel" wrote: > > > > > > ehm tuduhan ini harus dibuktikan lagi. > > > Apa Karen Amstrong termasuk penulis yang kaya-raya? > > > Dalam tulis yang di-fwd pak Wida, bahwa pada 1400 tahun yang lalu, > > > budaya Arab jahiliyah tidak menghargai wanita, hukum Islam datang > > > membawa kewajiban bagi laki2 untuk lebih menghargai wanita,hukum > Islam > > > turun sesuai dengan konteks jamna pada saat itu. > > > Dan pada 1400 tahun yang lalu di lingkungan sekitar Jazirah Arab > > > bukankah sudah ada orang Arab Kristen? > > > > > > salam, > > > -ariel- > > > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "satosakaki2004" > > > wrote: > > > > > > > > Saya menduga keras Karen Armstrong ini adalah seorang penulis > > > > "pesanan". Sama dengan pelukis Basuki Abdullah. Lukisan dibuat > > > > sedemikian rupa, jauh lebih cantik dari orang yang dilukis, untuk > > > > menyenangkan orang kaya "pemesan" yang melihat lukisan dirinya itu > > > > dengan wajah berseri-seri. Dan bagi Karen Armstrong demi oleh-oleh > > > > sepundi-pundi zamrud dan permata nilam dari penguasa Arab tuan > > > rumahnya. > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > Milis Wanita Muslimah > > Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun > masyarakat. > > Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com > > ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/gro
Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim
Al Lat adalah TUHAN berkelamin PEREMPUAN. Dialah Dewi Perang dan Dewi Kesuburan. Bersama Al Manat, dewi Kekuatan dan Al Uzza, dewi Keberuntungan (Fortuna) mereka adalah tiga dewa PEREMPUAN yang sangat DIMULIAKAN dan DISEMBAH Arab Jahiliyah (gharaniq yang luhur). Di Mesopotamia Al Lat disebut ISHTAR, di Syria dan Libanon pra-Islam dia disebut ASTARTE. Orang Yunani menyebut DEWI PERANG itu sebagai ATHENA. Orang Romawi menyebutnya MINERVA. Mengenai apakah mereka punya lingga atau yoni (saya perhalus istilah anda), saya kira Arab Jahiliyah belum kenal konsep uniseks atau biseks. Nama menunjukkan kelamin. Khadijah, Saudah, Aisyah, Hafsah, Juwairiyah, Syafiah, Maimunah, Zainab, Hasanah, Aminah itu semua perempuan. Hasan, Amin, Malik, Ridwan, Jibril, Saad, Salman, Abdullah, Fahd itu semua LAKI-LAKI. > Bung Sato, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Ary Setijadi Prihatmanto" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Apa sih yang Anda maksud "perempuan" dan "laki-laki" dalam konteks Tuhan dan Malaikat itu? > Apa mereka berkembang biak, melakukan hubungan seksual ? > Apa Al Lat, Al Uzza dan Al Manat itu punya Vagina sehingga disebut perempuan? > Apa Jibril dll. itu punya penis sehingga disebut laki-laki ? > Cacing tanah itu laki-laki atau perempuan? > Buku itu laki-laki atau perempuan? > > Mungkin bisa dibedakan dengan maskulinitas dan feminim. > Bagaimana dengan misalnya "Rahman dan Rahim" yang feminim, "Malik" yang maskulin? > > Bahasa Indonesia itu salah satu bahasa yang netral gender. > Akibatnya nggak ada "prasangka gender" spt. bahasa-bahasa yang umurnya sudah tua. > > Salam > Ary > > > - Original Message - > From: satosakaki2004 > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > Sent: Saturday, March 25, 2006 6:59 AM > Subject: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim > > > Saya tidak percaya Arab Jahiliyah tidak menghargai wanita. Saya kira > mereka jauh lebih menghargai dan MENGHORMATI perempuan dibanding > Islam. Sebagai bukti: tiga TUHAN yang paling mereka muliakan adalah > Tuhan Perempuan: Al Lat, Al Uzza dan Al Manat. Ketiga DEWI inilah yang > paling banyak mendapat persembahan korban sembelihan dan > disanjung-sanjung. Kuil-kuil khusus juga dibangun bagi mereka. Coba > bandingkan dengan Islam, adakah malaikat perempuan? Semua laki-laki. > Jibril, Malik, Ridwan, Munkar-Nankir, Izrail. Silahkan kasih satu nama > malaikat perempuan. Ndak ada. > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "ariel" wrote: > > > > ehm tuduhan ini harus dibuktikan lagi. > > Apa Karen Amstrong termasuk penulis yang kaya-raya? > > Dalam tulis yang di-fwd pak Wida, bahwa pada 1400 tahun yang lalu, > > budaya Arab jahiliyah tidak menghargai wanita, hukum Islam datang > > membawa kewajiban bagi laki2 untuk lebih menghargai wanita,hukum Islam > > turun sesuai dengan konteks jamna pada saat itu. > > Dan pada 1400 tahun yang lalu di lingkungan sekitar Jazirah Arab > > bukankah sudah ada orang Arab Kristen? > > > > salam, > > -ariel- > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "satosakaki2004" > > wrote: > > > > > > Saya menduga keras Karen Armstrong ini adalah seorang penulis > > > "pesanan". Sama dengan pelukis Basuki Abdullah. Lukisan dibuat > > > sedemikian rupa, jauh lebih cantik dari orang yang dilukis, untuk > > > menyenangkan orang kaya "pemesan" yang melihat lukisan dirinya itu > > > dengan wajah berseri-seri. Dan bagi Karen Armstrong demi oleh-oleh > > > sepundi-pundi zamrud dan permata nilam dari penguasa Arab tuan > > rumahnya. > > > > > > > > > > > > > Milis Wanita Muslimah > Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. > Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com > ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages > Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com > Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] > Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com > Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com > > This mailing list has a special spell casted to reject any attachment > > > > -- > YAHOO! GROUPS LINKS > > a.. Visit your group "wanita-muslimah" on the web. > > b.. To unsubscribe from this group, send an email to: > [EMAIL PROTECTED] > > c.. Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of S
Re: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim
;-) iya mbak Ariel Padahal hal yang sama itu muncul di agamanya Sato sendiri. Oleh karena itu jika saya lihat film-film model Constantine, tafsiran baru ttg hal itu mulai banyak diperkenalkan. Benang antara "Gabriel" dan "Gabriela", "Michael" dan "Michaela" sebetulnya tipis... (terutama di taman maluku Bandung :D just kidding...) Dan Kelamin is not one of them Dan itu yang masuk akal memang... Salam Ary - Original Message - From: ariel To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, March 28, 2006 2:37 AM Subject: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim Sato masih belum bisa membedakan antara gender dan kelamin mas Ary, bagi dia nama-nama malaikat yang maskulin diasosiasikan sebagai laki-laki :D salam, -ariel- --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Ary Setijadi Prihatmanto" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Bung Sato, > > Apa sih yang Anda maksud "perempuan" dan "laki-laki" dalam konteks Tuhan dan Malaikat itu? > Apa mereka berkembang biak, melakukan hubungan seksual ? > Apa Al Lat, Al Uzza dan Al Manat itu punya Vagina sehingga disebut perempuan? > Apa Jibril dll. itu punya penis sehingga disebut laki-laki ? > Cacing tanah itu laki-laki atau perempuan? > Buku itu laki-laki atau perempuan? > > Mungkin bisa dibedakan dengan maskulinitas dan feminim. > Bagaimana dengan misalnya "Rahman dan Rahim" yang feminim, "Malik" yang maskulin? > > Bahasa Indonesia itu salah satu bahasa yang netral gender. > Akibatnya nggak ada "prasangka gender" spt. bahasa-bahasa yang umurnya sudah tua. > > Salam > Ary > > > - Original Message - > From: satosakaki2004 > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > Sent: Saturday, March 25, 2006 6:59 AM > Subject: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim > > > Saya tidak percaya Arab Jahiliyah tidak menghargai wanita. Saya kira > mereka jauh lebih menghargai dan MENGHORMATI perempuan dibanding > Islam. Sebagai bukti: tiga TUHAN yang paling mereka muliakan adalah > Tuhan Perempuan: Al Lat, Al Uzza dan Al Manat. Ketiga DEWI inilah yang > paling banyak mendapat persembahan korban sembelihan dan > disanjung-sanjung. Kuil-kuil khusus juga dibangun bagi mereka. Coba > bandingkan dengan Islam, adakah malaikat perempuan? Semua laki-laki. > Jibril, Malik, Ridwan, Munkar-Nankir, Izrail. Silahkan kasih satu nama > malaikat perempuan. Ndak ada. > Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment SPONSORED LINKS Women Islam Women in islam -- YAHOO! GROUPS LINKS a.. Visit your group "wanita-muslimah" on the web. b.. To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] c.. Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. -- [Non-text portions of this message have been removed] Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim
Sato masih belum bisa membedakan antara gender dan kelamin mas Ary, bagi dia nama-nama malaikat yang maskulin diasosiasikan sebagai laki-laki :D salam, -ariel- --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Ary Setijadi Prihatmanto" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Bung Sato, > > Apa sih yang Anda maksud "perempuan" dan "laki-laki" dalam konteks Tuhan dan Malaikat itu? > Apa mereka berkembang biak, melakukan hubungan seksual ? > Apa Al Lat, Al Uzza dan Al Manat itu punya Vagina sehingga disebut perempuan? > Apa Jibril dll. itu punya penis sehingga disebut laki-laki ? > Cacing tanah itu laki-laki atau perempuan? > Buku itu laki-laki atau perempuan? > > Mungkin bisa dibedakan dengan maskulinitas dan feminim. > Bagaimana dengan misalnya "Rahman dan Rahim" yang feminim, "Malik" yang maskulin? > > Bahasa Indonesia itu salah satu bahasa yang netral gender. > Akibatnya nggak ada "prasangka gender" spt. bahasa-bahasa yang umurnya sudah tua. > > Salam > Ary > > > - Original Message - > From: satosakaki2004 > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > Sent: Saturday, March 25, 2006 6:59 AM > Subject: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim > > > Saya tidak percaya Arab Jahiliyah tidak menghargai wanita. Saya kira > mereka jauh lebih menghargai dan MENGHORMATI perempuan dibanding > Islam. Sebagai bukti: tiga TUHAN yang paling mereka muliakan adalah > Tuhan Perempuan: Al Lat, Al Uzza dan Al Manat. Ketiga DEWI inilah yang > paling banyak mendapat persembahan korban sembelihan dan > disanjung-sanjung. Kuil-kuil khusus juga dibangun bagi mereka. Coba > bandingkan dengan Islam, adakah malaikat perempuan? Semua laki-laki. > Jibril, Malik, Ridwan, Munkar-Nankir, Izrail. Silahkan kasih satu nama > malaikat perempuan. Ndak ada. > Yahoo! Groups Sponsor ~--> Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM ~-> Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim
Bung Sato, Apa sih yang Anda maksud "perempuan" dan "laki-laki" dalam konteks Tuhan dan Malaikat itu? Apa mereka berkembang biak, melakukan hubungan seksual ? Apa Al Lat, Al Uzza dan Al Manat itu punya Vagina sehingga disebut perempuan? Apa Jibril dll. itu punya penis sehingga disebut laki-laki ? Cacing tanah itu laki-laki atau perempuan? Buku itu laki-laki atau perempuan? Mungkin bisa dibedakan dengan maskulinitas dan feminim. Bagaimana dengan misalnya "Rahman dan Rahim" yang feminim, "Malik" yang maskulin? Bahasa Indonesia itu salah satu bahasa yang netral gender. Akibatnya nggak ada "prasangka gender" spt. bahasa-bahasa yang umurnya sudah tua. Salam Ary - Original Message - From: satosakaki2004 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Saturday, March 25, 2006 6:59 AM Subject: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim Saya tidak percaya Arab Jahiliyah tidak menghargai wanita. Saya kira mereka jauh lebih menghargai dan MENGHORMATI perempuan dibanding Islam. Sebagai bukti: tiga TUHAN yang paling mereka muliakan adalah Tuhan Perempuan: Al Lat, Al Uzza dan Al Manat. Ketiga DEWI inilah yang paling banyak mendapat persembahan korban sembelihan dan disanjung-sanjung. Kuil-kuil khusus juga dibangun bagi mereka. Coba bandingkan dengan Islam, adakah malaikat perempuan? Semua laki-laki. Jibril, Malik, Ridwan, Munkar-Nankir, Izrail. Silahkan kasih satu nama malaikat perempuan. Ndak ada. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "ariel" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > ehm tuduhan ini harus dibuktikan lagi. > Apa Karen Amstrong termasuk penulis yang kaya-raya? > Dalam tulis yang di-fwd pak Wida, bahwa pada 1400 tahun yang lalu, > budaya Arab jahiliyah tidak menghargai wanita, hukum Islam datang > membawa kewajiban bagi laki2 untuk lebih menghargai wanita,hukum Islam > turun sesuai dengan konteks jamna pada saat itu. > Dan pada 1400 tahun yang lalu di lingkungan sekitar Jazirah Arab > bukankah sudah ada orang Arab Kristen? > > salam, > -ariel- > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "satosakaki2004" > wrote: > > > > Saya menduga keras Karen Armstrong ini adalah seorang penulis > > "pesanan". Sama dengan pelukis Basuki Abdullah. Lukisan dibuat > > sedemikian rupa, jauh lebih cantik dari orang yang dilukis, untuk > > menyenangkan orang kaya "pemesan" yang melihat lukisan dirinya itu > > dengan wajah berseri-seri. Dan bagi Karen Armstrong demi oleh-oleh > > sepundi-pundi zamrud dan permata nilam dari penguasa Arab tuan > rumahnya. > > > Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment -- YAHOO! GROUPS LINKS a.. Visit your group "wanita-muslimah" on the web. b.. To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] c.. Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. -- [Non-text portions of this message have been removed] Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim
Saya tidak percaya Arab Jahiliyah tidak menghargai wanita. Saya kira mereka jauh lebih menghargai dan MENGHORMATI perempuan dibanding Islam. Sebagai bukti: tiga TUHAN yang paling mereka muliakan adalah Tuhan Perempuan: Al Lat, Al Uzza dan Al Manat. Ketiga DEWI inilah yang paling banyak mendapat persembahan korban sembelihan dan disanjung-sanjung. Kuil-kuil khusus juga dibangun bagi mereka. Coba bandingkan dengan Islam, adakah malaikat perempuan? Semua laki-laki. Jibril, Malik, Ridwan, Munkar-Nankir, Izrail. Silahkan kasih satu nama malaikat perempuan. Ndak ada. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "ariel" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > ehm tuduhan ini harus dibuktikan lagi. > Apa Karen Amstrong termasuk penulis yang kaya-raya? > Dalam tulis yang di-fwd pak Wida, bahwa pada 1400 tahun yang lalu, > budaya Arab jahiliyah tidak menghargai wanita, hukum Islam datang > membawa kewajiban bagi laki2 untuk lebih menghargai wanita,hukum Islam > turun sesuai dengan konteks jamna pada saat itu. > Dan pada 1400 tahun yang lalu di lingkungan sekitar Jazirah Arab > bukankah sudah ada orang Arab Kristen? > > salam, > -ariel- > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "satosakaki2004" > wrote: > > > > Saya menduga keras Karen Armstrong ini adalah seorang penulis > > "pesanan". Sama dengan pelukis Basuki Abdullah. Lukisan dibuat > > sedemikian rupa, jauh lebih cantik dari orang yang dilukis, untuk > > menyenangkan orang kaya "pemesan" yang melihat lukisan dirinya itu > > dengan wajah berseri-seri. Dan bagi Karen Armstrong demi oleh-oleh > > sepundi-pundi zamrud dan permata nilam dari penguasa Arab tuan > rumahnya. > > > Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim
Bung Sato, Apa yang dikutip Wida sumbernya dari bukunya Karen yang diterjemahkan (kalau tak salah) oleh Sirikit Syah (your enemy). Coba saja Anda cek apakah hasil terjemahan tsb sama dengan buku aslinya yang berbahasa Inggris? Kalau Anda bisa temukan perbedaan maknanya..wah Anda bisa menggugat penerbit dan penerjemahnya. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "ritajkt" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Bukankah Karen Armstrong seorang biarawati? > Untuk apakah seorang biarawati mengoleksi pundi-pundi? > > Setahu saya Bu Karen adalah seorang yang mendalami teologi dan > membuat riset terhadap semua agama. Ia menjadi scholar yang menulis > berbagai agama, baik agama Yahudi, Kristen, Islam dan juga Buddha. > > Pda orang-orang yang mempertanyakan apa agamanya sekarang ini, ia > kerap memproklamirkan diri sebagai seorang freelancer monoteisme..:) > > Ungkapan yang sangat menarik. > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Ary Setijadi Prihatmanto" > wrote: > > > > he he he he > > sato sama Vial sama dan serupa > > > > > > - Original Message - > > From: satosakaki2004 > > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > > Sent: Friday, March 24, 2006 6:17 AM > > Subject: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim > > > > > > Saya menduga keras Karen Armstrong ini adalah seorang penulis > > "pesanan". Sama dengan pelukis Basuki Abdullah. Lukisan dibuat > > sedemikian rupa, jauh lebih cantik dari orang yang dilukis, untuk > > menyenangkan orang kaya "pemesan" yang melihat lukisan dirinya > itu > > dengan wajah berseri-seri. Dan bagi Karen Armstrong demi oleh- > oleh > > sepundi-pundi zamrud dan permata nilam dari penguasa Arab tuan > rumahnya. > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wida.Kusuma@ wrote: > > > > > > Menanggapi tulisan mbak Aisha di bawah. Pendapat Karen > Armstrong > > tentang > > > poligami dan status perempuan dalam Islam : > > > > > > Para kritikus Muhammad di Barat cenderung memandang pembolehan > Poligami > > > ini sebagai murni sovinisme laki-laki. Film-film populer > seperti Harem > > > memberi gambaran absurd dan dibesar-besarkan tentang kehidupan > > Syekh-syekh > > > Muslim yang membuka lebih banyak fantasi Barat dari pada > realitas > > > sebenarnya. Namun, terlihat dalam konteks, poligami tidak > dirancang > > untuk > > > memperbaiki kehidupan seks kaum lelaki ? itu merupakan sebuah > legislasi > > > sosial. Masalah anak yatim telah membebani Muhammad sejak awal > karirnya > > > dan hal itu diperburuk dengan kematian di Uhud. Orang-orang > yang > > meninggal > > > dunia itu tak hanya meninggalkan istri-istri, tetapi juga anak- > anak > > > perempuan, saudara-saudara perempuan dan kerabat-kerabat lain > yang > > > memerlukan pelindung baru. Para pelindung baru mereka mungkin > tak > > cermat > > > tentang pengurusan harta benda anak-anak yatim itu. Sebagian > bahkan > > > mungkin membiarkan perempuan-perempuan itu tidak menikah agar > mereka > > tetap > > > dapat menguasai harta bendanya. Bukan hal yang asing bagi > seorang > > > laki-laki untuk menikahi perempuan yang berada di bawah > pewaliannya > > untuk > > > menguasai harta bendanya. > > > > > > Saat itu mungkin terjadi kekurangan laki-laki di Arabia, dan > kelebihan > > > perempuan yang belum menikah, yang seringkali dieksploitasi > dengan > > buruk. > > > Al-Qur?an amat berperhatian terhadap persoalan ini dan > mengambil jalan > > > poligami sebagai cara penyelesaiannya. Cara ini akan > memungkinkan semua > > > perempuan yatim itu untuk menikah, dan menekankan bahwa seorang > > laki-laki > > > hanya dapat beristri lebih dari satu jika dia berjanji untuk > mengurus > > > harta mereka dengan adil. Juga ditetapkan bahwa tak > diperbolehkan > > > perempuan-perempuan yatim itu dinikahi oleh walinya di luar > kehendaknya > > > sendiri, layaknya dia hanya semacam harta yang dapat > dipindahkan. > > > Al-Qur?an juga membuat ketetapan mengenai perceraian. Dalam > periode > > > pra-Islam, ketika istri-istri masih tinggal di rumah orang tua > mereka, > > > istri-istri itu atau kerabat laki-lakinya dapat memutuskan > hubungan > > > perkawinan. Di dalam al-Qur?an, laki-laki
Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim
Bukankah Karen Armstrong seorang biarawati? Untuk apakah seorang biarawati mengoleksi pundi-pundi? Setahu saya Bu Karen adalah seorang yang mendalami teologi dan membuat riset terhadap semua agama. Ia menjadi scholar yang menulis berbagai agama, baik agama Yahudi, Kristen, Islam dan juga Buddha. Pda orang-orang yang mempertanyakan apa agamanya sekarang ini, ia kerap memproklamirkan diri sebagai seorang freelancer monoteisme..:) Ungkapan yang sangat menarik. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Ary Setijadi Prihatmanto" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > he he he he > sato sama Vial sama dan serupa > > > - Original Message - > From: satosakaki2004 > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > Sent: Friday, March 24, 2006 6:17 AM > Subject: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim > > > Saya menduga keras Karen Armstrong ini adalah seorang penulis > "pesanan". Sama dengan pelukis Basuki Abdullah. Lukisan dibuat > sedemikian rupa, jauh lebih cantik dari orang yang dilukis, untuk > menyenangkan orang kaya "pemesan" yang melihat lukisan dirinya itu > dengan wajah berseri-seri. Dan bagi Karen Armstrong demi oleh- oleh > sepundi-pundi zamrud dan permata nilam dari penguasa Arab tuan rumahnya. > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wida.Kusuma@ wrote: > > > > Menanggapi tulisan mbak Aisha di bawah. Pendapat Karen Armstrong > tentang > > poligami dan status perempuan dalam Islam : > > > > Para kritikus Muhammad di Barat cenderung memandang pembolehan Poligami > > ini sebagai murni sovinisme laki-laki. Film-film populer seperti Harem > > memberi gambaran absurd dan dibesar-besarkan tentang kehidupan > Syekh-syekh > > Muslim yang membuka lebih banyak fantasi Barat dari pada realitas > > sebenarnya. Namun, terlihat dalam konteks, poligami tidak dirancang > untuk > > memperbaiki kehidupan seks kaum lelaki ? itu merupakan sebuah legislasi > > sosial. Masalah anak yatim telah membebani Muhammad sejak awal karirnya > > dan hal itu diperburuk dengan kematian di Uhud. Orang-orang yang > meninggal > > dunia itu tak hanya meninggalkan istri-istri, tetapi juga anak- anak > > perempuan, saudara-saudara perempuan dan kerabat-kerabat lain yang > > memerlukan pelindung baru. Para pelindung baru mereka mungkin tak > cermat > > tentang pengurusan harta benda anak-anak yatim itu. Sebagian bahkan > > mungkin membiarkan perempuan-perempuan itu tidak menikah agar mereka > tetap > > dapat menguasai harta bendanya. Bukan hal yang asing bagi seorang > > laki-laki untuk menikahi perempuan yang berada di bawah pewaliannya > untuk > > menguasai harta bendanya. > > > > Saat itu mungkin terjadi kekurangan laki-laki di Arabia, dan kelebihan > > perempuan yang belum menikah, yang seringkali dieksploitasi dengan > buruk. > > Al-Qur?an amat berperhatian terhadap persoalan ini dan mengambil jalan > > poligami sebagai cara penyelesaiannya. Cara ini akan memungkinkan semua > > perempuan yatim itu untuk menikah, dan menekankan bahwa seorang > laki-laki > > hanya dapat beristri lebih dari satu jika dia berjanji untuk mengurus > > harta mereka dengan adil. Juga ditetapkan bahwa tak diperbolehkan > > perempuan-perempuan yatim itu dinikahi oleh walinya di luar kehendaknya > > sendiri, layaknya dia hanya semacam harta yang dapat dipindahkan. > > Al-Qur?an juga membuat ketetapan mengenai perceraian. Dalam periode > > pra-Islam, ketika istri-istri masih tinggal di rumah orang tua mereka, > > istri-istri itu atau kerabat laki-lakinya dapat memutuskan hubungan > > perkawinan. Di dalam al-Qur?an, laki-laki dapat menolak permintaan > > cerainya, namun ada klausa yang menguntungkan perempuan. Di Arabia, ada > > adat istiadat bagi laki-laki untuk memberi mahar (mas kawin), kepada > > istrinya. Biasanya maskawin ini dikuasai oleh kerabat laki- laki sang > > perempuan, tetapi di dalam Islam mas kawinnya harus diberikan langsung > > kepada pengantin perempuan. Sampai hari ini, perempuan diizinkan > melakukan > > apapun dengan uangnya, menyumbangkan untuk amal, membangun kolam > renang, > > atau untuk berdagang. Namun dalam peristiwa perceraian, seorang > laki-laki > > tak diperbolehkan menarik kembali maharnya. Dengan demikian, > keamanan sang > > perempuan terjamin. > > > > Kritikus Barat menyalahkan al-Qur?an dalam perlakuan terhadap > perempuan, > > yang mereka pandang tidak adil, namun kenyataannya,
Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim
ehm tuduhan ini harus dibuktikan lagi. Apa Karen Amstrong termasuk penulis yang kaya-raya? Dalam tulis yang di-fwd pak Wida, bahwa pada 1400 tahun yang lalu, budaya Arab jahiliyah tidak menghargai wanita, hukum Islam datang membawa kewajiban bagi laki2 untuk lebih menghargai wanita,hukum Islam turun sesuai dengan konteks jamna pada saat itu. Dan pada 1400 tahun yang lalu di lingkungan sekitar Jazirah Arab bukankah sudah ada orang Arab Kristen? salam, -ariel- --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "satosakaki2004" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Saya menduga keras Karen Armstrong ini adalah seorang penulis > "pesanan". Sama dengan pelukis Basuki Abdullah. Lukisan dibuat > sedemikian rupa, jauh lebih cantik dari orang yang dilukis, untuk > menyenangkan orang kaya "pemesan" yang melihat lukisan dirinya itu > dengan wajah berseri-seri. Dan bagi Karen Armstrong demi oleh-oleh > sepundi-pundi zamrud dan permata nilam dari penguasa Arab tuan rumahnya. > Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim
he he he he sato sama Vial sama dan serupa - Original Message - From: satosakaki2004 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, March 24, 2006 6:17 AM Subject: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim Saya menduga keras Karen Armstrong ini adalah seorang penulis "pesanan". Sama dengan pelukis Basuki Abdullah. Lukisan dibuat sedemikian rupa, jauh lebih cantik dari orang yang dilukis, untuk menyenangkan orang kaya "pemesan" yang melihat lukisan dirinya itu dengan wajah berseri-seri. Dan bagi Karen Armstrong demi oleh-oleh sepundi-pundi zamrud dan permata nilam dari penguasa Arab tuan rumahnya. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote: > > Menanggapi tulisan mbak Aisha di bawah. Pendapat Karen Armstrong tentang > poligami dan status perempuan dalam Islam : > > Para kritikus Muhammad di Barat cenderung memandang pembolehan Poligami > ini sebagai murni sovinisme laki-laki. Film-film populer seperti Harem > memberi gambaran absurd dan dibesar-besarkan tentang kehidupan Syekh-syekh > Muslim yang membuka lebih banyak fantasi Barat dari pada realitas > sebenarnya. Namun, terlihat dalam konteks, poligami tidak dirancang untuk > memperbaiki kehidupan seks kaum lelaki ? itu merupakan sebuah legislasi > sosial. Masalah anak yatim telah membebani Muhammad sejak awal karirnya > dan hal itu diperburuk dengan kematian di Uhud. Orang-orang yang meninggal > dunia itu tak hanya meninggalkan istri-istri, tetapi juga anak-anak > perempuan, saudara-saudara perempuan dan kerabat-kerabat lain yang > memerlukan pelindung baru. Para pelindung baru mereka mungkin tak cermat > tentang pengurusan harta benda anak-anak yatim itu. Sebagian bahkan > mungkin membiarkan perempuan-perempuan itu tidak menikah agar mereka tetap > dapat menguasai harta bendanya. Bukan hal yang asing bagi seorang > laki-laki untuk menikahi perempuan yang berada di bawah pewaliannya untuk > menguasai harta bendanya. > > Saat itu mungkin terjadi kekurangan laki-laki di Arabia, dan kelebihan > perempuan yang belum menikah, yang seringkali dieksploitasi dengan buruk. > Al-Qur?an amat berperhatian terhadap persoalan ini dan mengambil jalan > poligami sebagai cara penyelesaiannya. Cara ini akan memungkinkan semua > perempuan yatim itu untuk menikah, dan menekankan bahwa seorang laki-laki > hanya dapat beristri lebih dari satu jika dia berjanji untuk mengurus > harta mereka dengan adil. Juga ditetapkan bahwa tak diperbolehkan > perempuan-perempuan yatim itu dinikahi oleh walinya di luar kehendaknya > sendiri, layaknya dia hanya semacam harta yang dapat dipindahkan. > Al-Qur?an juga membuat ketetapan mengenai perceraian. Dalam periode > pra-Islam, ketika istri-istri masih tinggal di rumah orang tua mereka, > istri-istri itu atau kerabat laki-lakinya dapat memutuskan hubungan > perkawinan. Di dalam al-Qur?an, laki-laki dapat menolak permintaan > cerainya, namun ada klausa yang menguntungkan perempuan. Di Arabia, ada > adat istiadat bagi laki-laki untuk memberi mahar (mas kawin), kepada > istrinya. Biasanya maskawin ini dikuasai oleh kerabat laki-laki sang > perempuan, tetapi di dalam Islam mas kawinnya harus diberikan langsung > kepada pengantin perempuan. Sampai hari ini, perempuan diizinkan melakukan > apapun dengan uangnya, menyumbangkan untuk amal, membangun kolam renang, > atau untuk berdagang. Namun dalam peristiwa perceraian, seorang laki-laki > tak diperbolehkan menarik kembali maharnya. Dengan demikian, keamanan sang > perempuan terjamin. > > Kritikus Barat menyalahkan al-Qur?an dalam perlakuan terhadap perempuan, > yang mereka pandang tidak adil, namun kenyataannya, emansipasi perempuan > merupakan hal yang senantiasa hidup di hati nabi. Banyak keluhan bahwa > al-Qur?an mengkhotbahkan standar ganda. Hukum pewarisan misalnya, > menyatakan bahwa perempuan dapat mewarisi hanya separuh dari yang diterima > saudara / kerabat laki-lakinya (yang harus menyediakan mahar untuk memulai > berkeluarga). Sekali lagi, perempuan diizinkan menjadi saksi hukum, namun > kesaksiannya hanya bernilai separuh dari kesaksian laki-laki. Pada konteks > abad ke-20 ? ketika mengkampanyekan persamaan hak bagi kaum perempuan ? > legislasi al-Qur?an ini tampak menjadi penghalang. Namun pada abad ke-7 di > Arab, situasinya revolusioner. Kita harus ingat bagaimana kehidupan pada > waktu itu bagi perempuan-perempuan periode pra Islam. Ketika pembunuhan > bayi-bayi perempuan menjadi norma yang berlaku dan perempuan sama sekali > tidak mempunyai hak apapun. Seperti budak, perempuan diperlakukan sebag
Re: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim
Rasul Muhammad memang mencontohkan poligami yang proporsional. Problemnya, yang ngaku pengikutnya itu apa betul-betul mengikuti sunnah nabi? Lebih jauh lagi, pengikutnya itu ngaku-ngaku mengikuti sunnah nabi. Ketika dipertanyakan, berlindung dibalik baju Nabi dengan bilang yang mempertanyakan itu menghina Nabi. Padahal? ;-) Salam Ary - Original Message - From: [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, March 24, 2006 1:52 AM Subject: Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim Menanggapi tulisan mbak Aisha di bawah. Pendapat Karen Armstrong tentang poligami dan status perempuan dalam Islam : Para kritikus Muhammad di Barat cenderung memandang pembolehan Poligami ini sebagai murni sovinisme laki-laki. Film-film populer seperti Harem memberi gambaran absurd dan dibesar-besarkan tentang kehidupan Syekh-syekh Muslim yang membuka lebih banyak fantasi Barat dari pada realitas sebenarnya. Namun, terlihat dalam konteks, poligami tidak dirancang untuk memperbaiki kehidupan seks kaum lelaki ? itu merupakan sebuah legislasi sosial. Masalah anak yatim telah membebani Muhammad sejak awal karirnya dan hal itu diperburuk dengan kematian di Uhud. Orang-orang yang meninggal dunia itu tak hanya meninggalkan istri-istri, tetapi juga anak-anak perempuan, saudara-saudara perempuan dan kerabat-kerabat lain yang memerlukan pelindung baru. Para pelindung baru mereka mungkin tak cermat tentang pengurusan harta benda anak-anak yatim itu. Sebagian bahkan mungkin membiarkan perempuan-perempuan itu tidak menikah agar mereka tetap dapat menguasai harta bendanya. Bukan hal yang asing bagi seorang laki-laki untuk menikahi perempuan yang berada di bawah pewaliannya untuk menguasai harta bendanya. Saat itu mungkin terjadi kekurangan laki-laki di Arabia, dan kelebihan perempuan yang belum menikah, yang seringkali dieksploitasi dengan buruk. Al-Qur?an amat berperhatian terhadap persoalan ini dan mengambil jalan poligami sebagai cara penyelesaiannya. Cara ini akan memungkinkan semua perempuan yatim itu untuk menikah, dan menekankan bahwa seorang laki-laki hanya dapat beristri lebih dari satu jika dia berjanji untuk mengurus harta mereka dengan adil. Juga ditetapkan bahwa tak diperbolehkan perempuan-perempuan yatim itu dinikahi oleh walinya di luar kehendaknya sendiri, layaknya dia hanya semacam harta yang dapat dipindahkan. Al-Qur?an juga membuat ketetapan mengenai perceraian. Dalam periode pra-Islam, ketika istri-istri masih tinggal di rumah orang tua mereka, istri-istri itu atau kerabat laki-lakinya dapat memutuskan hubungan perkawinan. Di dalam al-Qur?an, laki-laki dapat menolak permintaan cerainya, namun ada klausa yang menguntungkan perempuan. Di Arabia, ada adat istiadat bagi laki-laki untuk memberi mahar (mas kawin), kepada istrinya. Biasanya maskawin ini dikuasai oleh kerabat laki-laki sang perempuan, tetapi di dalam Islam mas kawinnya harus diberikan langsung kepada pengantin perempuan. Sampai hari ini, perempuan diizinkan melakukan apapun dengan uangnya, menyumbangkan untuk amal, membangun kolam renang, atau untuk berdagang. Namun dalam peristiwa perceraian, seorang laki-laki tak diperbolehkan menarik kembali maharnya. Dengan demikian, keamanan sang perempuan terjamin. Kritikus Barat menyalahkan al-Qur?an dalam perlakuan terhadap perempuan, yang mereka pandang tidak adil, namun kenyataannya, emansipasi perempuan merupakan hal yang senantiasa hidup di hati nabi. Banyak keluhan bahwa al-Qur?an mengkhotbahkan standar ganda. Hukum pewarisan misalnya, menyatakan bahwa perempuan dapat mewarisi hanya separuh dari yang diterima saudara / kerabat laki-lakinya (yang harus menyediakan mahar untuk memulai berkeluarga). Sekali lagi, perempuan diizinkan menjadi saksi hukum, namun kesaksiannya hanya bernilai separuh dari kesaksian laki-laki. Pada konteks abad ke-20 ? ketika mengkampanyekan persamaan hak bagi kaum perempuan ? legislasi al-Qur?an ini tampak menjadi penghalang. Namun pada abad ke-7 di Arab, situasinya revolusioner. Kita harus ingat bagaimana kehidupan pada waktu itu bagi perempuan-perempuan periode pra Islam. Ketika pembunuhan bayi-bayi perempuan menjadi norma yang berlaku dan perempuan sama sekali tidak mempunyai hak apapun. Seperti budak, perempuan diperlakukan sebagai spesies rendah, yang tak mempunyai eksistensi legal. Dalam dunia yang begitu primitif, yang dicapai Muhammad untuk kaum perempuan amat luar biasa. Gagasan bahwa perempuan dapat menjadi saksi atau dapat mewarisi sesuatu dalam haknya, benar-benar mengagumkan. Kita juga mesti ingat bahwa dalam Kristen Eropa, perempuan masih harus menunggu hingga abad ke-19 sebelum mendapatkan hal yang sama. Meskipun demikian, hukum masih berat sebelah kepada kaum laki-laki. Sekali lagi, kita harus melihat peraturan poligami ini dalam
Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim
ama. Meskipun demikian, hukum masih berat > sebelah kepada kaum laki-laki. > > Sekali lagi, kita harus melihat peraturan poligami ini dalam konteks. Di > Arabia abad ke-7, ketika laki-laki dapat memiliki istri sebanyak yang dia > sukai, pengaturan mengenai empat istri ini merupakan pembatasan, bukan > lisensi sebuah opresi baru. Lebih lanjut, al-Qur?an langsung menindak > lanjuti ayat yang memberi hak umat Muslim beristri empat dengan > kualifikasi yang harus dipertimbangkan dengan serius. Bila laki-laki tak > yakin dapat bertindak adil kepada keempat istrinya, dia harus tetap > monogamis. Hukum Islam membangun ini: seorang laki-laki harus meluangkan > waktu yang sama untuk masing-masing istrinya, selain memperlakukan > istri-istrinya secara finansial dan legal sama. Laki-laki tak boleh > memiliki sedikitpun rasa pemilihan kepada salah satu, tetapi harus > menyayangi mereka sama besarnya. Disepakati dalam dunia Islam bahwa tak > ada manusia yang bisa memenuhi persyaratan al-Qur?an ini: tidak mungkin > menunjukkan ketakberpihakan semacam itu. Sebagai akibatnya, kualifikasi > Muhammad ini berarti bahwa ummat Muslim tidak seharusnya memiliki empat > istri. Di negara-negara di mana poligami dilarang, penguasa mengesahkan > hal ini bukan atas dasar sekuler, melainkan berdasarkan agama. > > Di Madinah setelah kekalahan di perang Uhud, al-Qur?an tidak mendorong > laki-laki untuk membangun harem-harem yang eksotik. (end of Quote) > > > Dikutip dari: Muhammad Sang Nabi, Sebuah Biografi Kritis, Karen Armstrong, > Risalah Gusti > > Catatan: saya kutip pendapat Karen ini sebagai wawasan bagi kita. Dalam > beberapa hal saya setuju dengan Karen. Dalam beberapa hal saya tidak > setuju dengan Karen. 8-) > > Salam, > > > > > "Aisha" <[EMAIL PROTECTED]> > Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com > 03/24/2006 07:05 AM > Please respond to > wanita-muslimah@yahoogroups.com > > > To > > cc > <[EMAIL PROTECTED]> > Subject > [wanita-muslimah] Muhrim > > > > > > > Eh temans .. ada yang tahu asbabun nuzulnya ayat ini turun? Apakah ini > karena di Arab sana di zaman jahiliyah, wanita diperlakukan sebagai barang > warisan yang bisa diwariskan atau diperjual belikan atau diberikan begitu > saja ke laki2 lain atau poligami sampai ratusan (harem)? Terus nikah > semau-maunya saja, gak peduli hubungan keluarga atau masih menikah dengan > laki2 lain? > > > Send instant messages to your online friends > http://asia.messenger.yahoo.com > > > Milis Wanita Muslimah > Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. > Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com > ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages > Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com > Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] > Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com > Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com > > This mailing list has a special spell casted to reject any attachment > > Yahoo! Groups Links > > > > > > > > > > [Non-text portions of this message have been removed] > Yahoo! Groups Sponsor ~--> Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM ~-> Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Pendapat Karen Armstrong, Re: [wanita-muslimah] Muhrim
pemilihan kepada salah satu, tetapi harus menyayangi mereka sama besarnya. Disepakati dalam dunia Islam bahwa tak ada manusia yang bisa memenuhi persyaratan al-Qur?an ini: tidak mungkin menunjukkan ketakberpihakan semacam itu. Sebagai akibatnya, kualifikasi Muhammad ini berarti bahwa ummat Muslim tidak seharusnya memiliki empat istri. Di negara-negara di mana poligami dilarang, penguasa mengesahkan hal ini bukan atas dasar sekuler, melainkan berdasarkan agama. Di Madinah setelah kekalahan di perang Uhud, al-Qur?an tidak mendorong laki-laki untuk membangun harem-harem yang eksotik. (end of Quote) Dikutip dari: Muhammad Sang Nabi, Sebuah Biografi Kritis, Karen Armstrong, Risalah Gusti Catatan: saya kutip pendapat Karen ini sebagai wawasan bagi kita. Dalam beberapa hal saya setuju dengan Karen. Dalam beberapa hal saya tidak setuju dengan Karen. 8-) Salam, "Aisha" <[EMAIL PROTECTED]> Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com 03/24/2006 07:05 AM Please respond to wanita-muslimah@yahoogroups.com To cc <[EMAIL PROTECTED]> Subject [wanita-muslimah] Muhrim Eh temans .. ada yang tahu asbabun nuzulnya ayat ini turun? Apakah ini karena di Arab sana di zaman jahiliyah, wanita diperlakukan sebagai barang warisan yang bisa diwariskan atau diperjual belikan atau diberikan begitu saja ke laki2 lain atau poligami sampai ratusan (harem)? Terus nikah semau-maunya saja, gak peduli hubungan keluarga atau masih menikah dengan laki2 lain? Send instant messages to your online friends http://asia.messenger.yahoo.com Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links [Non-text portions of this message have been removed] Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [wanita-muslimah] Muhrim
Secara bahasa muhrim memang diartikan orang yang sedang ihram. Tetapi kalau kita melihat akar katanya h-r-m, maka ada hubungannya dengan "haram". Jadi muhrim atau mahram adalah laki-laki atau perempuan yang haram untuk dinikahi. Sedangkan Ihram adalah seorang yang sedang melaksanakan ibadah haji di tanah haram atau di masjidil haram, di bulan haram (salah satunya bulan haji), dan diharamkan untuk melakukan beberapa hal yang tadinya halal di luar tanah haram, di luar bulan haram, di luar ibadah haji. Di al-Qur'an memang disebutkan beberapa wanita yang dilarang untuk dinikahi. Saya tidak tahu asbabun nuzul ayat yang mbak Aisha kutip. Tetapi dugaan saya, hal itu merupakan pembatasan dari Allah dari kebiasaan penduduk Arab pra Islam. Ada hikmah kenapa sampai batasan itu yang ditetapkan Allah. Mungkin karena dianggap saudara dekat dan perasaan tertarik untuk menikahinya tidak ada. Yang kita sering lupa, bahwa ternyata sepupu kita itu bukan muhrim kita. Mereka boleh dinikahi. Tetapi di Indonesia ini sepupu dianggap saudara dekat dan sebaiknya tidak dinikahi. Kita boleh berdekat-dekatan dengan muhrim ini, atau yang dianggap dekat, bahkan wanita boleh membuka kerudungnya kepada mereka. Karena mungkin itu tadi, kedekatan itu akan menghilangkan perasaan tertarik secara seksual. Sehingga mereka boleh menemani wanita melalui tempat2 yang sepi dan berbahaya. Ada ulama yang mengatakan kalau kondisinya aman, sekalipun berpergian ke luar negeri, maka wanita boleh berpergian sendiri. Misalnya, diantar sampai airport, dan dijemput di bandara. Sedangkan lingkungan yang ramai bisa menghindarkan wanita dari ancaman yang tidak baik. Jadi maksud dari hadits itu adalah untuk menjamin keselamatan si wanita selama mereka berpergian. Aman dari gangguna orang luar, dan aman dari kemungkinan gangguan dari orang yang menemaninya. Istri saya biasa berpergian di siang hari naik bis atau mikrolet. Kawan istri saya pernah berpergian ke luar negeri pakai pesawat seorang diri untuk mengunjungi saudaranya. Tetapi saya rasa tetaplah ada tempat-tempat sepi dan rawan bagi perempuan untuk berpergian seorang diri. Dan sebaiknya si perempuan memang minta untuk ditemani oleh muhrimnya jika akan melalui tempat-tempat seperti itu. Sehingga saya memang masih belum menginjinkan istri saya atau anak gadis saya berpergian jauh seorang diri di malam hari. Terutama jika akan melalui tempat-tempat yang sepi. Pasti saya memintanya untuk ditemani oleh pembantu rt saya. Sudah sering kita baca, seorang gadis diperkosa teman-teman lingkungannya, ketika diminta orang tuanya pergi ke warung di malam hari. Awalnya dia dipanggil, lalu diajak ngobrol, lalu diberi minuman, dan terjadilah. Saya masih sangat hati-hati dalam hal ini. Salam, "Aisha" <[EMAIL PROTECTED]> Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com 03/24/2006 07:05 AM Please respond to wanita-muslimah@yahoogroups.com To cc <[EMAIL PROTECTED]> Subject [wanita-muslimah] Muhrim Di Ensiklopedi Islam buku ke 3 hal 286-287, muhrim itu didefinisikan sebagai --orang yang sedang melakukan ihram ketika haji DAN orang yang sedang berada dalam perlindungan orang lain. Jadi kata ini bisa dikaitkan dengan ibadah haji, juga dikaitkan dengan kenyataan bahwa seorang laki2 yang masih ada hubungan keluarga dekat dengan seorang wanita sehingga antara keduanya terlarang menikah. Dalam Al Quran ada Surat An Nisaa' 22-24 yang menyebutkan 15 macam wanita yang haram dinikahi seorang laki2 - 14 macam karena hubungan keluarga dan 1 macam karena masih terkait hubungan pernikahan dengan laki2 lain. Mereka itu adalah 1. ibu tiri - 2. ibu kandung - 3. anak wanita kandung - 4. saudara wanita kandung - 5. saudara wanita ayah (bibi) - 6. saudara wanita ibu (bibi) - 7. anak wanita dari saudara laki2 (kemenakan/keponakan) - 8. anak wanita dari saudara wanita (kemenakan/keponakan) - 9. ibu susuan (yang oernah menyusui) - 10. saudara sepersusuan - 11. mertua - 12. menantu - 13. anak tiri dari istri yang sudah digauli - 14. saudara wanita istri (ipar wanita) - 15. setiap wanita yang sudah bersuami. Jumlah tsb di atas masih ditambah oleh Rasulullah dengan menyebutkan 2 wanita yang haram dinikahi yaitu 1. saudara wanita dari mertua wanita (bibi dari istri di pihak ibunya) dan 2. saudara wanita dari mertua laki2 (bibi dari istri di pihak ayahnya). Ini tercantum dalam hadis riwayat Muslim dari Abdullah bin Muslimah al Qa'naby dari al A'raj dari Abu Hurairah. Eh temans .. ada yang tahu asbabun nuzulnya ayat ini turun? Apakah ini karena di Arab sana di zaman jahiliyah, wanita diperlakukan sebagai barang warisan yang bisa diwariskan atau diperjual belikan atau diberikan begitu saja ke laki2 lain atau poligami sampai ratusan (harem)? Terus nikah semau-maunya saja, gak peduli hubungan keluarga atau masih menikah dengan laki2 lain? Jadi dari ayat dan hadis di atas, banyak wanita yang tidak bisa dinikahi - maka bagi wanita banyak laki2 yang
[wanita-muslimah] Muhrim
Di Ensiklopedi Islam buku ke 3 hal 286-287, muhrim itu didefinisikan sebagai --orang yang sedang melakukan ihram ketika haji DAN orang yang sedang berada dalam perlindungan orang lain. Jadi kata ini bisa dikaitkan dengan ibadah haji, juga dikaitkan dengan kenyataan bahwa seorang laki2 yang masih ada hubungan keluarga dekat dengan seorang wanita sehingga antara keduanya terlarang menikah. Dalam Al Quran ada Surat An Nisaa' 22-24 yang menyebutkan 15 macam wanita yang haram dinikahi seorang laki2 - 14 macam karena hubungan keluarga dan 1 macam karena masih terkait hubungan pernikahan dengan laki2 lain. Mereka itu adalah 1. ibu tiri - 2. ibu kandung - 3. anak wanita kandung - 4. saudara wanita kandung - 5. saudara wanita ayah (bibi) - 6. saudara wanita ibu (bibi) - 7. anak wanita dari saudara laki2 (kemenakan/keponakan) - 8. anak wanita dari saudara wanita (kemenakan/keponakan) - 9. ibu susuan (yang oernah menyusui) - 10. saudara sepersusuan - 11. mertua - 12. menantu - 13. anak tiri dari istri yang sudah digauli - 14. saudara wanita istri (ipar wanita) - 15. setiap wanita yang sudah bersuami. Jumlah tsb di atas masih ditambah oleh Rasulullah dengan menyebutkan 2 wanita yang haram dinikahi yaitu 1. saudara wanita dari mertua wanita (bibi dari istri di pihak ibunya) dan 2. saudara wanita dari mertua laki2 (bibi dari istri di pihak ayahnya). Ini tercantum dalam hadis riwayat Muslim dari Abdullah bin Muslimah al Qa'naby dari al A'raj dari Abu Hurairah. Eh temans .. ada yang tahu asbabun nuzulnya ayat ini turun? Apakah ini karena di Arab sana di zaman jahiliyah, wanita diperlakukan sebagai barang warisan yang bisa diwariskan atau diperjual belikan atau diberikan begitu saja ke laki2 lain atau poligami sampai ratusan (harem)? Terus nikah semau-maunya saja, gak peduli hubungan keluarga atau masih menikah dengan laki2 lain? Jadi dari ayat dan hadis di atas, banyak wanita yang tidak bisa dinikahi - maka bagi wanita banyak laki2 yang bisa dijadikan muhrim alias yang tidak bisa dinikahi dan harus melindungi dirinya seperti anak tiri laki2, anak kandung laki2, ayah kandung, saudara kandung laki2, paman, ponakan laki2, kemenakan laki2, dll. Itu kaitannya dengan -haramnya seseorang dinikahi, terus bagaimana ceritanya dari haram dinikahi lalu meloncat ke -jika wanita harus keluar dengan muhrimnya? Mungkin di tempat2 yang tidak aman memang harus didampingi laki2 yang kuat jika keluar seperti juga di gurun2 yang banyak perang antar suku atau perampok, jika di tempat yang aman, apakah perlu ditemani muhrim atau dalam keadaan darurat? Kenapa tidak dibuat oleh laki2 muslim tempat2 yang aman bagi siapa saja - laki2 atau wanita untuk beraktivitas jika memang seseorang harus pergi misalnya dokter (laki2 dan wanita) yang mau menolong orang yang harus dioperasi karena kecelakaan atau menolong ibu yang mau melahirkan? Aturan wanita harus ditemani muhrimnya jika dilaksanakan di wilayah yang mayoritas penganut Islam menunjukkan bahwa pemerintahnya (yang diisi birokrat dan aparat muslim) telah gagal menyediakan tempat yang aman bagi wanita, padahal seingat saya salah satu kriteria muslim yang baik itu adalah muslim yang perkataan dan perbuatannya tidak mencelakakan orang lain. Jadi kalau masih banyak yang bisa celaka, entah diperkosa atau difitnah atau dirampok, dll - kita harus merenung lagi - bagaimana penerapan agama dalam kehidupan sehari2nya penganutnya? Apa pendapat teman2? salam Aisha -- From: "Dwi W. Soegardi" <[EMAIL PROTECTED]> Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Wahai perempuan (dan juga kaum lelaki), waspadai Talibanisme di Indonesia! yang aneh itu kalo di Aceh, Banten, dll perempuan keluar rumah ditemani "muhrim" Karena sangat sulit menjumpai "muhrim" di manapun di daerah itu. "Muhrim" cuma bisa ditemui di tanah suci, melakukan ibadah haji atau umrah. Karena "muhrim" adalah orang yang ber-ihram, yang menunaikan ibadah haji atau umrah, dengan mematuhi rukun dan wajibnya. Jadi ngga mungkinlah pake 2 lembar kain di Aceh atau Banten, hanya untuk menemani perempuan keluar rumah. Lha maqamnya aja di mana? Lain kalau yang dimaksud adalah "mahram", orang yang haram dinikahi. Bapak, anak laki-laki, pak de, pak lik, ponakan laki-laki, mbah kakung, dst. salam, DWS - On 3/17/06, roud worde bedros <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Saya rasa anda terlalu picik dan naif. > bila sekilas membaca artikel tersebut memang ada benarnya. > namun pendapat saya sebagai orang awam, masa sih muhrim diartikan > hanya sebagai lawan jenis? (abang, bapak,kakae,adik dlll) bukankan > bila seseorang wanita ingin keluar rumah, (dalam hal ini anaknya > sakit dan suaminya tidak dirumah) apakah tidak bisa ia minta tolong > ma tetangganya sesama wanita? > saya rasa jangan terlalu naif mengartikan sesuatu, > dan saya rasa anda salah satu antek2 CIA yang punya rencana mencuci > otak anggota di milis ini > wasalam > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Sato Sakaki > <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > Wahai perempuan (dan