RE: [balita-anda] Berhenti bekerja ( mohon saran )
Tank's bundanya Shaquille. Salam, Papanya Billy Sheilla -Original Message- From: Shaquille Fabri Attala Rayhan [mailto:[EMAIL PROTECTED]] Sent: Tuesday, June 19, 2001 7:27 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [balita-anda] Berhenti bekerja ( mohon saran ) Halo Pak Agus mohon maaf kalo saya terlambat sekali membalas email Bapak. Saya melahirkan Shaquille dgn caesar, karena plasentanya masih menghalangi jalan lahir dan ketuban saya pecah dini serta kepala bayi saya dangak (m'hdp keatas). Dari saya pertama kontrol sudah ketahuan kalo plasenta saya di bawah tapi dokter bilang masih bisa berubah(pindah atau letaknya tdk menutupi semua) tapi ternyata sampe saya melahirkan tdk berubah. Bisanya placenta previa(pp) itu sering mengalami pendarahan sering kontraksi. Kalo saya sering merasakan perut bawah saya nyeri. Dari usia kehamilan 5 bln kepala anak saya sdh dibawah ... terus sampe lahir.Menurut dokter pp biasanya melahirkan lebih cepat apalagi kalo anaknya aktif karena dia akan bergerak terus dan menekan plasenta bisa menimbulkan pendarahan shg lahir prematur. Dulu saya takut sekali kalo anak saya lahir prematur walaupun dokter saya sudah merekomendasikan dokter anak ahli prematur, akhirnya saya banyak minum susu semua susu saya minum (dancow,ultra prenagen) karena waktu itu saya tidak nafsu makan. Alhamdulillah Shaquille lahir sehat wal'afiat dengan berat badan yang cukup walaupun dia lahir 3 minggu lebih cepat. Demikian sharing saya semoga bisa bermanfaat. Bundanya Shaquille Prinza - Original Message - From: Agus Hari Mulyanto [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, June 08, 2001 10:10 AM Subject: RE: [balita-anda] Berhenti bekerja ( mohon saran ) Bundanya Shaquilletolong dong sharingnya tentang kehamilannya waktu letak plasentanya dibawah sampai dengan proses kelahirannya (apakah lahir normal apa caesar). Tank's Papanya Billy Sheilla Rayakan ultah putra/i Anda dengan kue Teletubbies dll! Klik, http://www.indokado.com/kueultah.html Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Rayakan ultah putra/i Anda dengan kue Teletubbies dll! Klik, http://www.indokado.com/kueultah.html Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Re: [balita-anda] Berhenti bekerja ( mohon saran )
Halo Pak Agus mohon maaf kalo saya terlambat sekali membalas email Bapak. Saya melahirkan Shaquille dgn caesar, karena plasentanya masih menghalangi jalan lahir dan ketuban saya pecah dini serta kepala bayi saya dangak (m'hdp keatas). Dari saya pertama kontrol sudah ketahuan kalo plasenta saya di bawah tapi dokter bilang masih bisa berubah(pindah atau letaknya tdk menutupi semua) tapi ternyata sampe saya melahirkan tdk berubah. Bisanya placenta previa(pp) itu sering mengalami pendarahan sering kontraksi. Kalo saya sering merasakan perut bawah saya nyeri. Dari usia kehamilan 5 bln kepala anak saya sdh dibawah ... terus sampe lahir.Menurut dokter pp biasanya melahirkan lebih cepat apalagi kalo anaknya aktif karena dia akan bergerak terus dan menekan plasenta bisa menimbulkan pendarahan shg lahir prematur. Dulu saya takut sekali kalo anak saya lahir prematur walaupun dokter saya sudah merekomendasikan dokter anak ahli prematur, akhirnya saya banyak minum susu semua susu saya minum (dancow,ultra prenagen) karena waktu itu saya tidak nafsu makan. Alhamdulillah Shaquille lahir sehat wal'afiat dengan berat badan yang cukup walaupun dia lahir 3 minggu lebih cepat. Demikian sharing saya semoga bisa bermanfaat. Bundanya Shaquille Prinza - Original Message - From: Agus Hari Mulyanto [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, June 08, 2001 10:10 AM Subject: RE: [balita-anda] Berhenti bekerja ( mohon saran ) Bundanya Shaquilletolong dong sharingnya tentang kehamilannya waktu letak plasentanya dibawah sampai dengan proses kelahirannya (apakah lahir normal apa caesar). Tank's Papanya Billy Sheilla Rayakan ultah putra/i Anda dengan kue Teletubbies dll! Klik, http://www.indokado.com/kueultah.html Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
RE: [balita-anda] Berhenti bekerja ( mohon saran )
Bundanya Shaquilletolong dong sharingnya tentang kehamilannya waktu letak plasentanya dibawah sampai dengan proses kelahirannya (apakah lahir normal apa caesar). Tank's Papanya Billy Sheilla -Original Message- From: Shaquille Fabri Attala Rayhan [mailto:[EMAIL PROTECTED]] Sent: Thursday, May 24, 2001 4:23 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [balita-anda] Berhenti bekerja ( mohon saran ) dear rekan2 ... saya mau ikutan nimbrung soal berhenti bekerja, sewaktu saya hamil Shaquille dokter menganjurkan saya untuk banyak istirahat karena letak plasenta di bawah (sewaktu hamil bolak balik saya masuk RS sampe suster2 tukang bersih2nya inget sama saya dan kandungan 5 bl saya sudah sering merasakan kontraksi), kalo melihat pekerjaan saya waktu itu memang tidak terlalu berat tapi kalo dilihat dari rute perjalanan (rumah di Bekasi, kantor di Sudirman) cukup melelahkan . akhirnya saya mengajukan cuti unpaid tapi tidak disetujui dengan alasan status saya masih kontrak akhirnya saya mengajukan pengunduran diri, saya pikir yah ... ada baiknya juga karena saya bisa menyusui anak saya lebih lama dan bisa melihat perkembangannya. Tapi setelah Shaquille 1 thn saya mulai pengen bekerja lagi karena ada perasaan tidak enak tiap minta duit sama suami, dulu biasa punya uang sendiri tiba2 harus minta sama suami, selain itu rasanya ada yang hilang dengan kita berhenti bekerja. Sekarang ini sih saya lagi cari2 kerjaan lagi sementara belum dapet yah saya jualan apa aja yg bisa dijual (boneka, kain brokat). Lagipula kalo nanti saya kerja lagi Shaquille bisa saya titipkan sama eyangnya kebetulan rumah eyangnya dekat. Tapi yang penting kan saya liat Shaquille pertama kali tengkurap, ketawa, tumbuh gigi, belajar jalan dan membantu perkembangan mentalnya di tahun pertama dan saya pegang Shaquille sendiri, pembantu hanya kadang2 saja pegang Shaquille, ada perasaan puas kalo makannya habis ... banyak senengnya juga sih jadi ibu RT .. tapi apapun pilihan kita kalo kita jalaninnya dengan enjoy maka semua akan tetap berjalan dengan lancar. Mudah2an pengalaman saya ini bisa berguna bagi rekan2 yg lain. trims Prinza Bundanya Shaquille Rayakan ultah putra/i Anda dengan kue Teletubbies dll! Klik, http://www.indokado.com/kueultah.html Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Rayakan ultah putra/i Anda dengan kue Teletubbies dll! Klik, http://www.indokado.com/kueultah.html Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Re: [balita-anda] Berhenti bekerja ( mohon saran )
dear rekan2 ... saya mau ikutan nimbrung soal berhenti bekerja, sewaktu saya hamil Shaquille dokter menganjurkan saya untuk banyak istirahat karena letak plasenta di bawah (sewaktu hamil bolak balik saya masuk RS sampe suster2 tukang bersih2nya inget sama saya dan kandungan 5 bl saya sudah sering merasakan kontraksi), kalo melihat pekerjaan saya waktu itu memang tidak terlalu berat tapi kalo dilihat dari rute perjalanan (rumah di Bekasi, kantor di Sudirman) cukup melelahkan . akhirnya saya mengajukan cuti unpaid tapi tidak disetujui dengan alasan status saya masih kontrak akhirnya saya mengajukan pengunduran diri, saya pikir yah ... ada baiknya juga karena saya bisa menyusui anak saya lebih lama dan bisa melihat perkembangannya. Tapi setelah Shaquille 1 thn saya mulai pengen bekerja lagi karena ada perasaan tidak enak tiap minta duit sama suami, dulu biasa punya uang sendiri tiba2 harus minta sama suami, selain itu rasanya ada yang hilang dengan kita berhenti bekerja. Sekarang ini sih saya lagi cari2 kerjaan lagi sementara belum dapet yah saya jualan apa aja yg bisa dijual (boneka, kain brokat). Lagipula kalo nanti saya kerja lagi Shaquille bisa saya titipkan sama eyangnya kebetulan rumah eyangnya dekat. Tapi yang penting kan saya liat Shaquille pertama kali tengkurap, ketawa, tumbuh gigi, belajar jalan dan membantu perkembangan mentalnya di tahun pertama dan saya pegang Shaquille sendiri, pembantu hanya kadang2 saja pegang Shaquille, ada perasaan puas kalo makannya habis ... banyak senengnya juga sih jadi ibu RT .. tapi apapun pilihan kita kalo kita jalaninnya dengan enjoy maka semua akan tetap berjalan dengan lancar. Mudah2an pengalaman saya ini bisa berguna bagi rekan2 yg lain. trims Prinza Bundanya Shaquille Rayakan ultah putra/i Anda dengan kue Teletubbies dll! Klik, http://www.indokado.com/kueultah.html Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
RE: [balita-anda] Berhenti bekerja ( mohon saran )
Misty A. Maitimoe [EMAIL PROTECTED] on 05/16/2001 03:36:31 AM Please respond to [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] cc:(bcc: BASUKI RAHMAD/UTE/UNITED_TRACTORS) Subject: RE: [balita-anda] Berhenti bekerja ( mohon saran ) Sumbang saran ya... Menurut saya yang harus diperhatikan pertama kali adalah kesiapan rumah tangga dan keluarga, lalu si ibu bekerja ini sendiri. Karena kan ada yang istri harus bekerja, karena harus ikut menopang rumah tangga. Kalau ini yang terjadi dan kemudian berhenti bekerja, ada kemungkinan RT agak sedikit oleng. Mudah-mudahan sang suami diberikan kesempatan untuk lebih bisa menopang keluarga (double income vs single income agak susah lho, apalagi kalau sudah terbiasa dengan double income). Lain kalau memang si ibu bekerja karena memang pada dasarnya sudah bekerja dari dulu dan penghasilan sang suami sudah mencukupi untuk kebutuhan rumah tangga. Yang kedua, ini rada pelik, terus terang. Kesiapan si ibu. Bila seorang wanita dari dulunya sudah bekerja, pada umumnya akan perlu adaptasi lebih lama untuk 'tidak' bekerja lagi (dalam hal ini jadi ibu rumah tangga). Walaupun jadi ibu rumah tangga adalah pekerjaan yang sangat mulia, tapi bila sudah terbiasa bekerja, mungkin agak susah ya untuk tinggal di rumah. Mungkin pertama-tama senang, tapi lama kelamaan bisa jadi mulai bosan dan bisa saja anak yang jadi sasaran. Semua itu tergantung orangnya juga sih. Jangan sampai anak jadi korban, misalnya ibu yang biasa bekerja, akhirnya tinggal di rumah dengan harapan bisa terus menemani anak, tapi malah jadi stres karena merasa 'tidak berguna' atau hal lainnya. Malah anaknya dimarahin terus nanti... Gitu aja sih Mbak menurut saya lh.. -Original Message- From: Dewi Hayu [mailto:[EMAIL PROTECTED]] Sent: 16 Mei 2001 8:49 To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [balita-anda] Berhenti bekerja ( mohon saran ) Dear ibu/mama/bunda/ummi balita anda Mau minta saran dari rekan- rekan yang punya pengalaman memutuskan berhenti bekerja dengan berbagai pertimbangan dengan tujuan konsentrasi ke anak. Apa plus dan minusnya. Kalau pun memutuskan berhenti apa yang mesti kita siapkan ( segi mentalkah? ) Tolong ya rekan-rekan, via jalum / japri juga oke. Salam Ibunya Fathiya Mau kenduri di kantor? Perlu nasi tumpeng? klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Mau kenduri di kantor? Perlu nasi tumpeng? klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Rayakan ultah putra/i Anda dengan kue Teletubbies dll! Klik, http://www.indokado.com/kueultah.html Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
RE: [balita-anda] Berhenti bekerja ( mohon saran )
Mbak Diah, Saya nemenin ya cerita pengalaman ibu bekerja. Saya juga kerja full time dari 7.30 sampai 16.30 (plus korupsi waktu sedikit-sedikit he..he..) Ahladulillah rumah saya cukup dekat dengan kantor sehingga waktu tidak banyak habis di perjalanan. Sejak saya masuk kantor setelah cuti melahirkan Dafi diasuh oleh baby sitter sampai usianya hampir 2 tahun. Selama itu juga kami karyawati kantor saya memperjuangkan berdirinya tempat penitipan anak di kantor dan akhirnya berhasil sehingga hampir 1/2 tahun saya bisa menikmati saat lebih dengan anak karena sebelum jam kantor saya bermain dulu dengan anak, saat istirahat siang saya sempat menyuapi dan meninabobokan, baru ke kantor lagi (ini yang sering telat he..he.) dan pulangnya sambil nunggu dijemput papanya saya bisa berinteraksi dengan dia. Sabtu-minggu? full dengan saya atau papanya, waktu masih pakai baby sitter pun setelah saya sampai rumah semua urusan Dafi saya yang handle, memang sih badan jadi 'langsing' lebih enak lah kedengarannya daripada kurus tapi Dafi jadi sangat nempel dengan mamanya. Sekarang setelah di TPA dia nggak punya teman sebaya, saya masukkan play grup dekat kantor dan tiap istihara siang saya pulang ke rumah, kadang kalau jemputan sekolahnya tidak ada, saya 'lari' sebentar dari kantor untuk mengantarkannya pulang. Pernah sih saya punya niat berhenti kerja, apalagi saat-saat baby sitter pulang dan nggak ada pembantu tapi selain terikat ikatan dinas dengan kantor saya, papa Dafi pun belum merasa perlu saya berhenti bekerja. Tapi bener lho mungkin beberapa tahun mendatang saat trend SOHO (Small Office Home Office) sudah berkembang di Indonesia, rasanya lebih enjoy kalau kerja dari rumah. Mamanya Dafi --- Patria, Diah [EMAIL PROTECTED] wrote: Wah itu semua komentar Ibu yang tidak bekerja ya..wah seneng ya bisa liat anak berkembang setiap hari..saya Ibu yang bekerja, sedih loh rasanya baca komentar IRT yang bisa sama anak 24jam...saya pagi-pagi harus ninggalin anak, pulang malam dan cuma bisa bermain dengan anak sehari paling 2 jam...tapi kan yang terpenting kualitas bukan kuantitas (menghibur diri..he..he..he..), tapi itu semua karena saya (kita semua) ingin memberikan yang terbaik buat anak..saya yakin banyak juga wanita bekerja (yang tidak mengejar karier tentunya) yang sukses juga mendidik anak..saya walaupun bekerja tapi saya selalu pantau anak saya setiap saat lewat telephone dan sebisa mungkin menghindari bepergian yang tidak penting tanpa anak dan hasilnya anakku lengket sama aku tanpa dipelet...:))dan perkembangan motorik kasar dan halusnya tidak kalah dengan anak lain yang Ibunya tinggal dirumah.., dan Alhamdullilah, saya dapat pengasuh anak yang bener-bener sayang sama anak saya (sudah dua tahun bekerja dan lebaran engga pernah pulang..engga mau katanya..karena inget anakku terus..:), jadi tidak pernah merasa merana ditinggal Mbak..), Ya aku yakin Allah maha adil...apapun yang dia berikan ada hikmahnya. dan alasan saya untuk bekerjapun bukan ingin lari dari tanggung jawab seorang Ibu tapi karena ingin membantu suami untuk memberikan yang terbaik buat buah hati..(joint income ternyata membantu sekali..:)) dan tentu saja atas seijin suami yang memang pengen punya istri yang bekerja...jadi ..jadi apapun kita, harus bangga dengan apa yang kita lakukan..dan bangga dengan diri kita sendiri.Sorry jadi kepanjangan. Maaf buat yang tidak berkenan.. Salam Bundanya Sulthan ** __ Do You Yahoo!? Yahoo! Auctions - buy the things you want at great prices http://auctions.yahoo.com/ Rayakan ultah putra/i Anda dengan kue Teletubbies dll! Klik, http://www.indokado.com/kueultah.html Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
RE: [balita-anda] Berhenti bekerja ( mohon saran )
Wah..mamanya Dafi enak ya..bisa kerja sambil momong..andai ay..ay..ay..aku bisa seperti itu..aku berangkat jam 6.30 pulang bisa jam segitu juga bahkan lebih pokoknya judulnya seharian engga lihat matahari dech:)), aduh mbak gimana tuch caranya supaya perusahaan bisa kasih tempat penitipan anak..Mbak..mbak ditelkom ya..sorry OOT tahu no telkom yang disupratman engga ya..thanks loh... Salam, Bundanya Sulthan ** This email and any files transmitted with it are confidential and intended solely for the use of the individual or entity to whom they are addressed. If you have received this email in error please notify the system manager. This footnote also confirms that this email message has been swept by MIMEsweeper for the presence of computer viruses. www.mimesweeper.com ** Rayakan ultah putra/i Anda dengan kue Teletubbies dll! Klik, http://www.indokado.com/kueultah.html Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
RE: [balita-anda] Berhenti bekerja ( mohon saran )
Salam, Jadi ingat kasus istri saya,. Semula bekerja dan sibuk berat,.kemudian berhenti bekerja karena anak saya mulai belajar jalan dan perlu perhatian,. Sekarang suntuk, jenuh,..akibatnya saya sering jadi sasaran,. Demikianlah,. -Original Message- From: Patria, Diah [mailto:[EMAIL PROTECTED]] Sent: 17 Mei 2001 10:47 To: '[EMAIL PROTECTED]' Subject: RE: [balita-anda] Berhenti bekerja ( mohon saran ) Wah itu semua komentar Ibu yang tidak bekerja ya..wah seneng ya bisa liat anak berkembang setiap hari..saya Ibu yang bekerja, sedih loh rasanya baca komentar IRT yang bisa sama anak 24jam...saya pagi-pagi harus ninggalin anak, pulang malam dan cuma bisa bermain dengan anak sehari paling 2 jam...tapi kan yang terpenting kualitas bukan kuantitas (menghibur diri..he..he..he..), tapi itu semua karena saya (kita semua) ingin memberikan yang terbaik buat anak..saya yakin banyak juga wanita bekerja (yang tidak mengejar karier tentunya) yang sukses juga mendidik anak..saya walaupun bekerja tapi saya selalu pantau anak saya setiap saat lewat telephone dan sebisa mungkin menghindari bepergian yang tidak penting tanpa anak dan hasilnya anakku lengket sama aku tanpa dipelet...:))dan perkembangan motorik kasar dan halusnya tidak kalah dengan anak lain yang Ibunya tinggal dirumah.., dan Alhamdullilah, saya dapat pengasuh anak yang bener-bener sayang sama anak saya (sudah dua tahun bekerja dan lebaran engga pernah pulang..engga mau katanya..karena inget anakku terus..:), jadi tidak pernah merasa merana ditinggal Mbak..), Ya aku yakin Allah maha adil...apapun yang dia berikan ada hikmahnya. dan alasan saya untuk bekerjapun bukan ingin lari dari tanggung jawab seorang Ibu tapi karena ingin membantu suami untuk memberikan yang terbaik buat buah hati..(joint income ternyata membantu sekali..:)) dan tentu saja atas seijin suami yang memang pengen punya istri yang bekerja...jadi ..jadi apapun kita, harus bangga dengan apa yang kita lakukan..dan bangga dengan diri kita sendiri.Sorry jadi kepanjangan. Maaf buat yang tidak berkenan.. Salam Bundanya Sulthan ** This email and any files transmitted with it are confidential and intended solely for the use of the individual or entity to whom they are addressed. If you have received this email in error please notify the system manager. This footnote also confirms that this email message has been swept by MIMEsweeper for the presence of computer viruses. www.mimesweeper.com ** Rayakan ultah putra/i Anda dengan kue Teletubbies dll! Klik, http://www.indokado.com/kueultah.html Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Re: [balita-anda] Berhenti bekerja ( mohon saran )
sorry nih, japri dan jarum itu singkatan dari apa ya? maklum, anak baru. -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] Date: 16 Mei 2001 15:22 Subject: Re: [balita-anda] Berhenti bekerja ( mohon saran ) Kan namanya juga Lily Trisna Dewi. Tapi emang gua salah ketik ketang, maaf ya.. jadi inget iklan SURF. Dewi Hayu wrote: - Original Message - From: [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, May 16, 2001 9:44 PM Subject: Re: [balita-anda] Berhenti bekerja ( mohon saran ) Lily Trisna Dewi wrote: Bu Dewi, Kalau bisa, jangan via japrisoalnya saya juga ngalamin hal yg sama, oleh suami saya udah seringkali ditegur u/ berhenti kerja, saya juga lagi bingung...apalagi suami saya sekarang pake' ngancem lagi agar berhenti tahun ini. via jalum aja yah. Tuh kan...apa kata saya, ada yang butuh juga . Oke, untuk Ibu Dewi saya jadi kasihan juga kalo sampe diancem sama suami segala. Artinya dari segi mental sudah tentu ndak siap. Orang kalo mau brenti kerja dan siap mental , ndak usah di ancempun biasanya akan memutuskan kontrak kerja dengan sendirinya. Wah pak Basuki nich salah baca, kalau suami saya sih nggak ngancam pak, tapi senyam-senyum saja ,mungkin maksud mbak Lily teguran saja dari suami, bukan begitu mbak Lily? Btw, terimakasih ya pak Basuki atas sarannya. Salam untuk putraputri tercinta. salam Ibunya Fathiya Mau kenduri di kantor? Perlu nasi tumpeng? klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Mau kenduri di kantor? Perlu nasi tumpeng? klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Mau kenduri di kantor? Perlu nasi tumpeng? klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
RE: [balita-anda] Berhenti bekerja ( mohon saran )
Kalo pengalaman saya, Saya tidak pernah menyuruh atau melarang istri saya untuk bekerja dengan komitmen bahwa suami dan anak-anak tetap menjadi prioritas. Dulu kami membayar babby sitter untuk menjaga putra kami, tapi seiring jalannya waktu, terkadang kami menemukan hal-hal yang tidak sesuai dengan keinginan kami bahkan tidak menyenangkan atas perlakuan babby sitter terhadap anak kami. Akhirnya saya meminta istri saya untuk berhenti bekerja, karna kami beranggapan bahwa sekesal-kesalnya perasaan seorang ibu, dia akan tetap menjaga anak-anaknya dengan naluri seorang ibu dan sebaik-baiknya seorang babby sitter dia akan menjaga anak kita karna profesi yang dia jalankan. tidak ubahnya kita dikantor yang terkadang merasa jenuh dengan apa yang kita kerjakan. TIDAK MUDAH untuk mengambil keputusan, terutama MENJALANKAN profesi sebagai seorang ibu rumah tangga apalagi bagi yang terbiasa bekerja dikantoran. Ada perasaan terbuang, tidak berguna, kesepian yang terkadang menghinggapi perasaan istri saya sejak dia berhenti 2 tahun yang lalu. dan terkadang perasaan itu masih ada walau tidak sesering dulu. Disini SANGAT dibutuhkan dukungan moril dari suami untuk dapat menyelami dan memahami perasaan istri. karna dulu sewaktu bekerja istri saya memiliki pergaulan yang cukup baik, baik untuk masalah pekerjaan atau bukan, dan yang akan lebih terasa adalah karna dulu dia punya penghasilan sendiri (tidak mengandalkan dan meminta dari suami). Jadi sekali lagi, support dari suami sangatlah dibutuhkan. Terkadang kalau lagi ngobrol-ngobrol biasa saya suka ungkapkan rasa terima kasih dan bahagia saya karna dia mau merelakan sebagian dari kehidupannya demi mendahulukan keluarga. Terkadang saya mengingatkan bahwa kita menginginkan yang terbaik untuk anak-anak kita. Walaupun pada kenyataannya nanti kita tidak dapat memberikan yang terbaik bagi anak-anak kita, hanya diri kitalah yang patut kita sesali tanpa harus menyalahkan orang lain karna salah mendidik dan menjaga anak kita, memang bagitulah kemampuan kita dalam menjaga dan memelihara titipan-Nya. Kalau boleh berharap sih, kita dapat mengembalikan segala titipan-Nya dalam keadaan yang sebaik-baiknya. Kalau masalah ekonomi sih Alhamdulillah pada saat-saat genting sekalipun ada saja rezeki yang Allah berikan, walaupun sekedar pas-pasan untuk bertahan. Yang pentingkan jangan berhenti untuk Berusaha, Berdoa dan Tawakal. Insya Allah deh nanti dikasih jalan. Sorry nih kepanjangan ¤º°`°º¤ø,¸¸,ø¤º°`°º¤ø¤º°`°º¤ø,¸¸,ø¤º°`°º¤øø¤º°`°º¤¤º°`°º¤ø,¸¸,ø¤º°`°º¤ø [EMAIL PROTECTED] ¤º°`°º¤ø,¸¸,ø¤º°`°º¤ø¤º°`°º¤ø,¸¸,ø¤º°`°º¤øø¤º°`°º¤¤º°`°º¤ø,¸¸,ø¤º°`°º¤ø _ The information transmitted is intended only for addressee(s) and may contain confidential and/or privileged material. Any review, retransmission, dissemination or other use of or taking of any action in reliance upon, this information by any party other than the intended recipient is prohibited. Unless otherwise specifically stated by the sender, any documents or views presented are solely those of the sender and do not constitute official documents or views of PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). Mau kenduri di kantor? Perlu nasi tumpeng? klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
RE: [balita-anda] Berhenti bekerja ( mohon saran )
japri itu maksudnya jalur pribadi. Artinya membalas via alamat email pribadi (mis:[EMAIL PROTECTED]). Kalau jalum adlh jalur umum. salam, Wulan -Original Message- From: hakim [mailto:[EMAIL PROTECTED]] Sent: Wednesday, May 16, 2001 1:29 PM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [balita-anda] Berhenti bekerja ( mohon saran ) sorry nih, japri dan jarum itu singkatan dari apa ya? maklum, anak baru. -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] Date: 16 Mei 2001 15:22 Subject: Re: [balita-anda] Berhenti bekerja ( mohon saran ) Kan namanya juga Lily Trisna Dewi. Tapi emang gua salah ketik ketang, maaf ya.. jadi inget iklan SURF. Dewi Hayu wrote: - Original Message - From: [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, May 16, 2001 9:44 PM Subject: Re: [balita-anda] Berhenti bekerja ( mohon saran ) Lily Trisna Dewi wrote: Bu Dewi, Kalau bisa, jangan via japrisoalnya saya juga ngalamin hal yg sama, oleh suami saya udah seringkali ditegur u/ berhenti kerja, saya juga lagi bingung...apalagi suami saya sekarang pake' ngancem lagi agar berhenti tahun ini. via jalum aja yah. Tuh kan...apa kata saya, ada yang butuh juga . Oke, untuk Ibu Dewi saya jadi kasihan juga kalo sampe diancem sama suami segala. Artinya dari segi mental sudah tentu ndak siap. Orang kalo mau brenti kerja dan siap mental , ndak usah di ancempun biasanya akan memutuskan kontrak kerja dengan sendirinya. Wah pak Basuki nich salah baca, kalau suami saya sih nggak ngancam pak, tapi senyam-senyum saja ,mungkin maksud mbak Lily teguran saja dari suami, bukan begitu mbak Lily? Btw, terimakasih ya pak Basuki atas sarannya. Salam untuk putraputri tercinta. salam Ibunya Fathiya Mau kenduri di kantor? Perlu nasi tumpeng? klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Mau kenduri di kantor? Perlu nasi tumpeng? klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Mau kenduri di kantor? Perlu nasi tumpeng? klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Mau kenduri di kantor? Perlu nasi tumpeng? klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Re: [balita-anda] Berhenti bekerja ( mohon saran )
Ikutan sharing nich, Saya wanita yang bekerja (sedari kuliah dulu) dan kalau tetap bekerja tentu banyak pertimbangan dan konsekuensi yang harus saya hadapi. Kalau Mbak mau berhenti bekerja, itu ok aja . sepanjang Mbak mengerti dan mampu hadapi konsekuensinya. Dikantor maupun dirumah pasti ada tekanan sendiri, tinggal gimana si ibu menghadapinya (pernah dengar lagu hadapilah dengan senyum ..) Bagi saya pribadi, Apa perbedaan yang sangat antara PRILAKU dikantor dan dirumah. Dan ini kerap kali jadi kesulitan bagi saya. Dikantor otak kita harus the first (jadi tampil maskulin) dan yang namanya perasaan harus jadi nomor terakhir (kalau bisa tidak termasuk dalam daftar). Sedangkan dirumah prilaku kita sebagai istri apalagi sebagai mama dimana hati kita harus lemah lembut penuh kasih. Dikantor kalau kita capek bisa duduk sebentar (sesibuknya bisalah ke toilet sorry) tapi kalau sedang merawat bayi dirumah, mau ke toilet pun kadang kala tidak bisa (bukankah his name is today) Sebab itu saya sangat salut bagi ibu yang pernah bekerja (setidaknya dengan gaji yang bisa hidupin diri sendiri apalagi bisa nabung) kemudian berhenti demi keluarga. Oya tentu ini tidak berlaku bagi ibu yang suaminya punya penghasilan jauh lebih besar dari kebutuhan keluarga. Mbak pertimbangkanlah matang, bagi diri Mbak dan terlebih bagi si kecilperkembangan mental-fisik terlebih rohani-nya. kalau nanti jadi Ibu RT, selamat dech.. udah punya rencana apa jika jadi Ibu RT ? Ok,. Gby, mamanya Andrew Mau kenduri di kantor? Perlu nasi tumpeng? klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
RE: [balita-anda] Berhenti bekerja ( mohon saran )
Wah itu semua komentar Ibu yang tidak bekerja ya..wah seneng ya bisa liat anak berkembang setiap hari..saya Ibu yang bekerja, sedih loh rasanya baca komentar IRT yang bisa sama anak 24jam...saya pagi-pagi harus ninggalin anak, pulang malam dan cuma bisa bermain dengan anak sehari paling 2 jam...tapi kan yang terpenting kualitas bukan kuantitas (menghibur diri..he..he..he..), tapi itu semua karena saya (kita semua) ingin memberikan yang terbaik buat anak..saya yakin banyak juga wanita bekerja (yang tidak mengejar karier tentunya) yang sukses juga mendidik anak..saya walaupun bekerja tapi saya selalu pantau anak saya setiap saat lewat telephone dan sebisa mungkin menghindari bepergian yang tidak penting tanpa anak dan hasilnya anakku lengket sama aku tanpa dipelet...:))dan perkembangan motorik kasar dan halusnya tidak kalah dengan anak lain yang Ibunya tinggal dirumah.., dan Alhamdullilah, saya dapat pengasuh anak yang bener-bener sayang sama anak saya (sudah dua tahun bekerja dan lebaran engga pernah pulang..engga mau katanya..karena inget anakku terus..:), jadi tidak pernah merasa merana ditinggal Mbak..), Ya aku yakin Allah maha adil...apapun yang dia berikan ada hikmahnya. dan alasan saya untuk bekerjapun bukan ingin lari dari tanggung jawab seorang Ibu tapi karena ingin membantu suami untuk memberikan yang terbaik buat buah hati..(joint income ternyata membantu sekali..:)) dan tentu saja atas seijin suami yang memang pengen punya istri yang bekerja...jadi ..jadi apapun kita, harus bangga dengan apa yang kita lakukan..dan bangga dengan diri kita sendiri.Sorry jadi kepanjangan. Maaf buat yang tidak berkenan.. Salam Bundanya Sulthan ** This email and any files transmitted with it are confidential and intended solely for the use of the individual or entity to whom they are addressed. If you have received this email in error please notify the system manager. This footnote also confirms that this email message has been swept by MIMEsweeper for the presence of computer viruses. www.mimesweeper.com ** Mau kenduri di kantor? Perlu nasi tumpeng? klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
RE: [balita-anda] Berhenti bekerja ( mohon saran )
Kenapa via japri ? Kalo boleh via jalum aja, soalnya saat ini saya juga lagi bingung antara bekerja anak-anak. Karena pekerjaan membuat saya harus lembur, tapi suami agak kurang setuju karena pulang terlalu malam dan anak-anak Sudah tidur. Sedangkan pagi-pagi harus sudah berangkat. Ditunggu ya masukan-nya. Salam, Mamanya Odot Tyas -- From: Dewi Hayu [SMTP:[EMAIL PROTECTED]] Sent: Wednesday, May 16, 2001 8:49 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [balita-anda] Berhenti bekerja ( mohon saran ) Dear ibu/mama/bunda/ummi balita anda Mau minta saran dari rekan- rekan yang punya pengalaman memutuskan berhenti bekerja dengan berbagai pertimbangan dengan tujuan konsentrasi ke anak. Apa plus dan minusnya. Kalau pun memutuskan berhenti apa yang mesti kita siapkan ( segi mentalkah? ) Tolong ya rekan-rekan, via jalum / japri juga oke. Salam Ibunya Fathiya Mau kenduri di kantor? Perlu nasi tumpeng? klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Mau kenduri di kantor? Perlu nasi tumpeng? klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Re: [balita-anda] Berhenti bekerja ( mohon saran )
Jangan di japri ya rekan-rekan, kadang yang gini ini kita juga butuh kok. Baik, saya coba share ya... Memang anak adalah yang paling utama, yang paling pokok di persiapkan adalah mental. Kalau hanya sehari / 2 hari ngurus anak barangkali anda sudah pernah lakukan, tetapi ini mulai hari H itu anda setiap hari akan bergelut sebagai ibu RT, memasak dan mengurus anak, masih mending kalau ada baby sitter dan pembantu. Kalau tidak ada, anda harus bener-bener siap mental. Mulailah dengan persetujuan suami mengenai pembagian tugas, jadi jangan anda kerjakan semua karna anda di rumah. SEharian anda menjaga anak dan memasak sementara sore hari saat suami pulang anda harus kelihatan fresh, menyambut suami dengan senyum dan minimal menyediakan minum. Anda harus siap (tidak marah-marah apalagi main pukul) akan betapa manjanya seorang anak bila ortunya di rumah. Kadang kita tidak pernah berpikir bahwa anak kita itu ternyata bandel dan menjengkelkan. Jadi pelajaran kedua setelah siap mental adalah. SABAR. Sebenarnya akan mudah teratasi senadainya adaptasi anda dengan tetangga baik, artinya anda gampang bergaul dengan mereka. Biasalah kegiatan ngerumpi ibu-ibu, kadang ada juga manfaatnya, misalnya kita sambil jualan. Segitu dulu ya.. biar di tambah rekan-rekan, biasanya mamanya Dafi atau mbak Quineke akan kasih tips panjang X lebar. Dewi Hayu wrote: Dear ibu/mama/bunda/ummi balita anda Mau minta saran dari rekan- rekan yang punya pengalaman memutuskan berhenti bekerja dengan berbagai pertimbangan dengan tujuan konsentrasi ke anak. Apa plus dan minusnya. Kalau pun memutuskan berhenti apa yang mesti kita siapkan ( segi mentalkah? ) Tolong ya rekan-rekan, via jalum / japri juga oke. Salam Ibunya Fathiya Mau kenduri di kantor? Perlu nasi tumpeng? klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Mau kenduri di kantor? Perlu nasi tumpeng? klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Re: [balita-anda] Berhenti bekerja ( mohon saran )
Bu Dewi, Kalau bisa, jangan via japrisoalnya saya juga ngalamin hal yg sama, oleh suami saya udah seringkali ditegur u/ berhenti kerja, saya juga lagi bingung...apalagi suami saya sekarang pake' ngancem lagi agar berhenti tahun ini. via jalum aja yah. Dewi Hayu wrote: Dear ibu/mama/bunda/ummi balita anda Mau minta saran dari rekan- rekan yang punya pengalaman memutuskan berhenti bekerja dengan berbagai pertimbangan dengan tujuan konsentrasi ke anak. Apa plus dan minusnya. Kalau pun memutuskan berhenti apa yang mesti kita siapkan ( segi mentalkah? ) Tolong ya rekan-rekan, via jalum / japri juga oke. Salam Ibunya Fathiya Mau kenduri di kantor? Perlu nasi tumpeng? klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Mau kenduri di kantor? Perlu nasi tumpeng? klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Re: [balita-anda] Berhenti bekerja ( mohon saran )
Lily Trisna Dewi wrote: Bu Dewi, Kalau bisa, jangan via japrisoalnya saya juga ngalamin hal yg sama, oleh suami saya udah seringkali ditegur u/ berhenti kerja, saya juga lagi bingung...apalagi suami saya sekarang pake' ngancem lagi agar berhenti tahun ini. via jalum aja yah. Tuh kan...apa kata saya, ada yang butuh juga . Oke, untuk Ibu Dewi saya jadi kasihan juga kalo sampe diancem sama suami segala. Artinya dari segi mental sudah tentu ndak siap. Orang kalo mau brenti kerja dan siap mental , ndak usah di ancempun biasanya akan memutuskan kontrak kerja dengan sendirinya. Sekarang problem bu Lily kan nambah karna ada tekanan dari suami, sekarang balikin aja Bu lily, suaminya sanggup ndak memberikan kehidupan yang layak, ini hanya misalnya saja lho ntar malah disangka ngajarin bertengkar wah bisa berabe nih gua. Jadi sebaiknya bicaralah dari hati kehati dulu dengan suami mengenai rencana keluar kerja itu dan apa rencana selanjutnya, kemukakan msalahnya sampai detil sehingga suami bisa memberikan solusi ,sebagai konsekuensi tekanannya untuk menyuruh bu Lily keluar. Memang dalam aturan agama saya (Islam), kalau memang suami menghendaki demikian maka tidak bisa lain selain ibu patuh, karna dengan berbakti sama suami kelak syurga jualah pahalanya. Nikmati saja masa mengurus anak itu sebagai ibadah . Dewi Hayu wrote: Dear ibu/mama/bunda/ummi balita anda Mau minta saran dari rekan- rekan yang punya pengalaman memutuskan berhenti bekerja dengan berbagai pertimbangan dengan tujuan konsentrasi ke anak. Apa plus dan minusnya. Kalau pun memutuskan berhenti apa yang mesti kita siapkan ( segi mentalkah? ) Tolong ya rekan-rekan, via jalum / japri juga oke. Salam Ibunya Fathiya Mau kenduri di kantor? Perlu nasi tumpeng? klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Mau kenduri di kantor? Perlu nasi tumpeng? klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Mau kenduri di kantor? Perlu nasi tumpeng? klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Re: [balita-anda] Berhenti bekerja ( mohon saran ) via jalum saja
Maaf ya mbak Lily, oke rekan-rekan via jalum saja Ditunggu lagi sharingnya, biar mantap tap tap... salam Ibunya Fathiya - Original Message - From: Lily Trisna Dewi [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, May 16, 2001 9:29 AM Subject: Re: [balita-anda] Berhenti bekerja ( mohon saran ) Bu Dewi, Kalau bisa, jangan via japrisoalnya saya juga ngalamin hal yg sama, oleh suami saya udah seringkali ditegur u/ berhenti kerja, saya juga lagi bingung...apalagi suami saya sekarang pake' ngancem lagi agar berhenti tahun ini. via jalum aja yah. Dewi Hayu wrote: Dear ibu/mama/bunda/ummi balita anda Mau minta saran dari rekan- rekan yang punya pengalaman memutuskan berhenti bekerja dengan berbagai pertimbangan dengan tujuan konsentrasi ke anak. Apa plus dan minusnya. Kalau pun memutuskan berhenti apa yang mesti kita siapkan ( segi mentalkah? ) Tolong ya rekan-rekan, via jalum / japri juga oke. Salam Ibunya Fathiya Mau kenduri di kantor? Perlu nasi tumpeng? klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Mau kenduri di kantor? Perlu nasi tumpeng? klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Mau kenduri di kantor? Perlu nasi tumpeng? klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
RE: [balita-anda] Berhenti bekerja ( mohon saran )
Sumbang saran ya... Menurut saya yang harus diperhatikan pertama kali adalah kesiapan rumah tangga dan keluarga, lalu si ibu bekerja ini sendiri. Karena kan ada yang istri harus bekerja, karena harus ikut menopang rumah tangga. Kalau ini yang terjadi dan kemudian berhenti bekerja, ada kemungkinan RT agak sedikit oleng. Mudah-mudahan sang suami diberikan kesempatan untuk lebih bisa menopang keluarga (double income vs single income agak susah lho, apalagi kalau sudah terbiasa dengan double income). Lain kalau memang si ibu bekerja karena memang pada dasarnya sudah bekerja dari dulu dan penghasilan sang suami sudah mencukupi untuk kebutuhan rumah tangga. Yang kedua, ini rada pelik, terus terang. Kesiapan si ibu. Bila seorang wanita dari dulunya sudah bekerja, pada umumnya akan perlu adaptasi lebih lama untuk 'tidak' bekerja lagi (dalam hal ini jadi ibu rumah tangga). Walaupun jadi ibu rumah tangga adalah pekerjaan yang sangat mulia, tapi bila sudah terbiasa bekerja, mungkin agak susah ya untuk tinggal di rumah. Mungkin pertama-tama senang, tapi lama kelamaan bisa jadi mulai bosan dan bisa saja anak yang jadi sasaran. Semua itu tergantung orangnya juga sih. Jangan sampai anak jadi korban, misalnya ibu yang biasa bekerja, akhirnya tinggal di rumah dengan harapan bisa terus menemani anak, tapi malah jadi stres karena merasa 'tidak berguna' atau hal lainnya. Malah anaknya dimarahin terus nanti... Gitu aja sih Mbak menurut saya lh.. -Original Message- From: Dewi Hayu [mailto:[EMAIL PROTECTED]] Sent: 16 Mei 2001 8:49 To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [balita-anda] Berhenti bekerja ( mohon saran ) Dear ibu/mama/bunda/ummi balita anda Mau minta saran dari rekan- rekan yang punya pengalaman memutuskan berhenti bekerja dengan berbagai pertimbangan dengan tujuan konsentrasi ke anak. Apa plus dan minusnya. Kalau pun memutuskan berhenti apa yang mesti kita siapkan ( segi mentalkah? ) Tolong ya rekan-rekan, via jalum / japri juga oke. Salam Ibunya Fathiya Mau kenduri di kantor? Perlu nasi tumpeng? klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Mau kenduri di kantor? Perlu nasi tumpeng? klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Re: [balita-anda] Berhenti bekerja ( mohon saran )
- Original Message - From: [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, May 16, 2001 9:44 PM Subject: Re: [balita-anda] Berhenti bekerja ( mohon saran ) Lily Trisna Dewi wrote: Bu Dewi, Kalau bisa, jangan via japrisoalnya saya juga ngalamin hal yg sama, oleh suami saya udah seringkali ditegur u/ berhenti kerja, saya juga lagi bingung...apalagi suami saya sekarang pake' ngancem lagi agar berhenti tahun ini. via jalum aja yah. Tuh kan...apa kata saya, ada yang butuh juga . Oke, untuk Ibu Dewi saya jadi kasihan juga kalo sampe diancem sama suami segala. Artinya dari segi mental sudah tentu ndak siap. Orang kalo mau brenti kerja dan siap mental , ndak usah di ancempun biasanya akan memutuskan kontrak kerja dengan sendirinya. Wah pak Basuki nich salah baca, kalau suami saya sih nggak ngancam pak, tapi senyam-senyum saja ,mungkin maksud mbak Lily teguran saja dari suami, bukan begitu mbak Lily? Btw, terimakasih ya pak Basuki atas sarannya. Salam untuk putraputri tercinta. salam Ibunya Fathiya Mau kenduri di kantor? Perlu nasi tumpeng? klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Re: [balita-anda] Berhenti bekerja ( mohon saran ) via jalum saja
Ada baiknya juga ibu yang tulen sebagai ibu RT dan ndak ngantor bisa curhat pengalamannya dalam ngurus anak seharian di rumah. Dewi Hayu wrote: Maaf ya mbak Lily, oke rekan-rekan via jalum saja Ditunggu lagi sharingnya, biar mantap tap tap... salam Ibunya Fathiya - Original Message - From: Lily Trisna Dewi [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, May 16, 2001 9:29 AM Subject: Re: [balita-anda] Berhenti bekerja ( mohon saran ) Bu Dewi, Kalau bisa, jangan via japrisoalnya saya juga ngalamin hal yg sama, oleh suami saya udah seringkali ditegur u/ berhenti kerja, saya juga lagi bingung...apalagi suami saya sekarang pake' ngancem lagi agar berhenti tahun ini. via jalum aja yah. Dewi Hayu wrote: Dear ibu/mama/bunda/ummi balita anda Mau minta saran dari rekan- rekan yang punya pengalaman memutuskan berhenti bekerja dengan berbagai pertimbangan dengan tujuan konsentrasi ke anak. Apa plus dan minusnya. Kalau pun memutuskan berhenti apa yang mesti kita siapkan ( segi mentalkah? ) Tolong ya rekan-rekan, via jalum / japri juga oke. Salam Ibunya Fathiya Mau kenduri di kantor? Perlu nasi tumpeng? klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Mau kenduri di kantor? Perlu nasi tumpeng? klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Mau kenduri di kantor? Perlu nasi tumpeng? klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Mau kenduri di kantor? Perlu nasi tumpeng? klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Re: [balita-anda] Berhenti bekerja ( mohon saran )
Kan namanya juga Lily Trisna Dewi. Tapi emang gua salah ketik ketang, maaf ya.. jadi inget iklan SURF. Dewi Hayu wrote: - Original Message - From: [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, May 16, 2001 9:44 PM Subject: Re: [balita-anda] Berhenti bekerja ( mohon saran ) Lily Trisna Dewi wrote: Bu Dewi, Kalau bisa, jangan via japrisoalnya saya juga ngalamin hal yg sama, oleh suami saya udah seringkali ditegur u/ berhenti kerja, saya juga lagi bingung...apalagi suami saya sekarang pake' ngancem lagi agar berhenti tahun ini. via jalum aja yah. Tuh kan...apa kata saya, ada yang butuh juga . Oke, untuk Ibu Dewi saya jadi kasihan juga kalo sampe diancem sama suami segala. Artinya dari segi mental sudah tentu ndak siap. Orang kalo mau brenti kerja dan siap mental , ndak usah di ancempun biasanya akan memutuskan kontrak kerja dengan sendirinya. Wah pak Basuki nich salah baca, kalau suami saya sih nggak ngancam pak, tapi senyam-senyum saja ,mungkin maksud mbak Lily teguran saja dari suami, bukan begitu mbak Lily? Btw, terimakasih ya pak Basuki atas sarannya. Salam untuk putraputri tercinta. salam Ibunya Fathiya Mau kenduri di kantor? Perlu nasi tumpeng? klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Mau kenduri di kantor? Perlu nasi tumpeng? klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Re: [balita-anda] Berhenti bekerja ( mohon saran ) via jalum saja
Memutuskan untuk berhenti bekerja untuk berkonsentrasi 100% pada keluarga terutama anak memang bukan hal yang mudah. Banyak hal yg harus dipertimbangkan. Kalau dipikir2, sebenarnya untuk apa sih istri bekerja terutama bila dari suami sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga (lain lagi bila alasannya dari gaji suami belum cukup). Tapi ini kembali ke pribadi masing2 karena kriteria cukup bagi setiap individu/keluarga tentunya berbeda2. Ada yang mungkin hanya terpenuhi kebutuhan pokok saja sudah cukup, tapi ada juga yg memikirkan masa depan keluarga, misalnya wah .. kita belum punya rumah sendiri, belum punya sesuatu untuk diwariskan ke anak dsb. Selain itu juga status istri tidak bisa memungkiri bahwa ia juga seorang individu yang kadang ingin mengaktualisasikan keberadaannya pada lingkungan di luar keluarga, entah itu lingkungan pekerjaan atau pergaulan/masyarakat yg lebih luas. Terlebih lagi bila istri tsb punya latar belakang pendidikan yg lumayan. Orangtua si istri juga tentunya ada yg berkeinginan anaknya punya penghasilan sendiri mapan tanpa harus bergantung semata2 pada suami. Alasan mereka karena mereka sudah bersusah payah menyekolahkan anaknya sampai jenjang yg lumayan..masa' begitu lulus cuma nganggur. Bagi ortu si istri tentunya lebih enak bila sewaktu2 butuh 'bantuan' anaknya, bantuan tsb seolah2 datang dari anak kandungnya sendiri, bukan dari menantunya' (walaupun teorinya sih baik anak maupun menantu statusnya adl dianggap anak sendiri). Tapi kalau mau jujur, perasaan ortu tetap ada batas antara anak kandung menantu. Selain itu juga perlu dipikirkan apakah dengan keberadaan istri 100% di rumah menjamin kualitas anak nantinya ? Sebab ada pendapat sebenarnya yang penting bukan kuantitas pertemuan tapi kualitas pertemuan ortu anak. Banyak juga kita amati kondisi dimana si Ibu di rumah, tetap saja anaknya seolah2 nggak keurus. Sebaliknya ada anak yg kedua ortunya bekerja tapi justru mereka lebih sehat, mandiri, penuh motivasi percaya diri. Saya sendiri karena alasan2 spt di atas saat ini masih bekerja di perusahaan swasta, berangkat pukul 06.30 pagi dan pulang sekitas jam 18.30. Ortu saya keduanya pegawai negeri saya yakin betul mereka berusaha keras agar anak2nya bisa sekolah setinggi2nya berkeinginan anak2nya bisa mandiri di kemudian hari, termasuk punya penghasilan sendiri. Saya sendiri punya prinsip memberikan waktu sebanyak mungkin untuk anak saya (17 bulan). Untuk itu sepulang kerja saya temani bermain bersamanya sampai kurang lebih jam 21.00. Hari Sabtu Minggu full untuk anak saya. Di waktu2 tsb saya manfaatkan betul dengan macam2 kegiatan, mulai dari main mobil2an, sepeda, membacakan melihat2 gambar,dsb. Suatu saat saya ingin dia menyadari bahwa ortunya bekerja untuk dia sehingga dia tidak protes atas kondisi seperti ini dia bisa tumbuh menjadi pribadi yg mandiri karena terbiasa melakukan semuanya sendiri. Sekian dulu pendapat saya maaf kalau kepanjangan. - Original Message - From: [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, May 16, 2001 10:18 PM Subject: Re: [balita-anda] Berhenti bekerja ( mohon saran ) via jalum saja Ada baiknya juga ibu yang tulen sebagai ibu RT dan ndak ngantor bisa curhat pengalamannya dalam ngurus anak seharian di rumah. Dewi Hayu wrote: Maaf ya mbak Lily, oke rekan-rekan via jalum saja Ditunggu lagi sharingnya, biar mantap tap tap... salam Ibunya Fathiya Mau kenduri di kantor? Perlu nasi tumpeng? klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
RE: [balita-anda] Berhenti bekerja ( mohon saran )
Halo semuanya Ikutan sharing ya.. Masalah bekerja atau tidak ini memang sesuatu yg cukup sulit. Apalagi kalau masalah keuangan ikut muncul. Untuk para suami yg menganjurkan istrinya berhenti bekerja tentunya sudah memahami dan memikirkan masalah ini. Tapi utk istri yg bekerja, biasanya bukan hanya masalah keuangan saja, tapi juga faktor2 diluar itu, misalnya karier, image, dll. Istri saya sendiri saat ini tidak bekerja di kantor tapi 'bekerja' di rumah sebagai ibu rumah tangga. Pernah mencoba bekerja di kantor, baru 3 bulan sdh minta keluar karena ternyata bagi dia di kantor itu lebih stress drpd di rumah. Untuk memilih masalah mengasuh anak di rumah, menurut saya yg paling utama kita harus tahu adalah betapa PENTINGnya seorang ibu bagi anak, terutama anak batita. Kalau kita tahu bagaimana otak seorang anak berkembang, dan bagaimana lingkungan itu sangat berpengaruh pada pertumbuhan anak, maka kita akan jauh lebih enak utk menentukannya. Ingat, lingkungan pertama dan utama bagi anak kita itu adalah ORANGTUAnya. Saya sendiri lebih cenderung supaya ibu/bapak (salah satu orgtua) selalu berada didekat anaknya pada 3 TAHUN PERTAMA kehidupannya. Kalau memang tidak bisa meninggalkan kerja di kantor, sebaiknya diusahakan TIDAK pada 3 tahun pertama ini, tetapi setelah si anak berusia di atas 3 tahun. Para ahli perkembangan anak mengatakan, "The first years last forever". Maksudnya, masa depan anak kita sangat ditentukan oleh bagaimana dia melalui masa awal kehidupannya, karena dasar dari perilaku anak tsb akan dibentuk di dalam jaringan otaknya pada 3 tahun pertama ini. TETAPI, kenyataannya memang sangat sulit ya... apalagi seperti sekarang yang sangat sulit mencari pekerjaan. Kalau melihat istri saya sendiri, memang pekerjaan di rumah tetap banyak menimbulkan stress juga. Tinggal kita sendiri yg harus pandai2 mengatasi masalah ini. Itu saja sharing dari saya, boleh setuju boleh juga tidak setuju. Taufan http://infoanakindonesia.tripod.com/ Jalur tercepat dalam mencari segala informasi ttg pengasuhan anak -Original Message- From: BettyastutiJKEAK [mailto:[EMAIL PROTECTED]] Sent: Wednesday, May 16, 2001 10:56 AM To: [EMAIL PROTECTED]; 'Dewi Hayu' Subject: RE: [balita-anda] Berhenti bekerja ( mohon saran ) Kenapa via japri ? Kalo boleh via jalum aja, soalnya saat ini saya juga lagi bingung antara bekerja anak-anak. Karena pekerjaan membuat saya harus lembur, tapi suami agak kurang setuju karena pulang terlalu malam dan anak-anak Sudah tidur. Sedangkan pagi-pagi harus sudah berangkat. Ditunggu ya masukan-nya. Salam, Mamanya Odot Tyas -- From: Dewi Hayu [SMTP:[EMAIL PROTECTED]] Sent: Wednesday, May 16, 2001 8:49 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [balita-anda] Berhenti bekerja ( mohon saran ) Dear ibu/mama/bunda/ummi balita anda Mau minta saran dari rekan- rekan yang punya pengalaman memutuskan berhenti bekerja dengan berbagai pertimbangan dengan tujuan "konsentrasi ke anak". Apa plus dan minusnya. Kalau pun memutuskan berhenti apa yang mesti kita siapkan ( segi mentalkah? ) Tolong ya rekan-rekan, via jalum / japri juga oke. Salam Ibunya Fathiya Mau kenduri di kantor? Perlu nasi tumpeng? klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Mau kenduri di kantor? Perlu nasi tumpeng? klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Mau kenduri di kantor? Perlu nasi tumpeng? klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Re: [balita-anda] Re: (balita-anda) Berhenti bekerja (mohon saran
Ngomong-ngomong soal berhenti kerja setelah punya anak saya sendiri pernah mengalaminya sekitar 6 tahun yang lalu. Pada saat hamil memang saya berkeinginan untuk tetap bekerja bahkan sampai dengan saya mengambil cuti karena melahirkan saya masih berkeinginan untuk bekerja yach karena itu yang namanya uang... uang dan uang... Saya sekeluarga memang membutuhkan penghasilan yang cukup untuk membiayai keperluan keluarga karena suami bekerja di penghasilan yang relatif cukup untuk hidup tiap bulan saja bersama dengan keluarga. Namun demikian pada saat-saat terakhir masa cuti saya habis, hati saya menjadi sangat berat sekali untuk meninggalkan anak tercinta. Suami sama sekali tidak keberatan kalau saya berhenti bekerja asalkan saja saya tetap bersedia untuk hidup secukupnya. Akhirnya jadilah saya sebagai ibu RT asli. Sangat menyenangkan sekali menjadi ibu RT, memang berat akan tetapi hati ini tetap terus bersukacita dan bergembira apalagi setiap melihat dan mendengar senyum dan tawa sang buah hati. Namun saat ini saya kembali bekerja dengan pengaturan waktu terserah saya sendiri sehingga saya tetap bisa menjaga anak. Apalagi pekerjaan tersebut masih berhubungan dengan pendidikan untuk anak. Jadi rekan-rekan sekalian, jangan bingung tetapkan hati untuk membuat keputusan tetap bekerja atau berhenti karena keduanya memiliki kelebihan dan kekurangannya. Pada akhirnya toh kita sendiri yang harus menentukan. Dan jangan menyesali setiap keputusan yang diambil. Selamat mengambil keputusan. salam, Meike W [EMAIL PROTECTED] - Bingung cari mainan bermutu untuk anak anda? silahkan kunjungi http://www.tlj-indonesia.com - Original Message - From: Dina Balirita [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, May 16, 2001 10:12 AM Subject: [balita-anda] Re: (balita-anda) Berhenti bekerja (mohon saran ibu-2x yg lagi bingung, sebenarnya saya juga lagi bingung juga nich ... sebelum nikah saya sudah berjanji pada diri sendiri kalau punya anak nanti saya akan berhenti kerja mengurus anak dirumah, kalau mau kerjapun yg dirumah aja atau parttime lah ... Tapi waktu saya ngomongin hal itu ke atasan saya, saya malah diceramahin. Katanya mengurus anak dirumah mengerjakan pekerjaan rumah lebih berat loh dari pada kerja kantoran, mungkin terlihat nyantai tapi sebenarnya kerjaannya segunung, kalau kamu belum benar-2x siap mental lebih baik tunggu dulu sampai benar-2x siap. Apalagi kamu sudah biasa kerja apa bisa tahan stay dirumah. Lagi pula mencari penghasilan ibaratnya sepeda, bukannya dua roda yg berputar lebih memudahkan mempercepat perjalanan dibanding hanya satu roda saja yg berputar. Saya pikir itu semua benar tapi saya yakin bahwa saya itu sebenarnya tempatnya dirumah. mengurus anak, menemani dia, mengajarkan dia ttg segala hal. Tapi u/ saat ini saya belum bisa melakukan itu, saya masih preparation u/ menuju kesana dg mencari alternatif pekerjaan pengganti (parttime atau buka usaha dirumah, karena pada dasarnya saya orangnya nggak bisa diam). jadi buat ibu-2x yg bingung, juga harus memikirkan apa yg nanti bisa dikerjakan dirumah sehingga tidak membuat kita bosan menyesali keputusan kita u/ berhenti bekerja. segitu aja sharingnya. Salam Dina B Mau kenduri di kantor? Perlu nasi tumpeng? klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Re: [balita-anda] Berhenti bekerja ( mohon saran )
Sebenarnya apa yang dibilang pak Basuki sudah merangkum semuanya. Saya hanya mau tambahin beberapa saja: Plusnya: - Bisa memantau perkembangan anak selama 24 jam sehingga pertumbuhan anak juga dapat kita ikuti setiap hari. Sangat menyenangkan lho, melihat pertumbuhan anak kita karena hampir setiap hari ada saja kebisaan baru yang dikuasainya (apalagi anak yang usia bayi s/d balita). - Semua kebutuhan anak terjamin karena kita sendiri yang langsung menyediakannya, kalaupun pembantu/babysitter yang menyediakan tapi kan tetap dalam pengawasan langsung kita sendiri. Minusnya: - Penghasilan berkurang - Pergaulan dan wawasan kita juga jadi terbatas - Rasa bosan dan kesepian karena seharian hanya menjalani rutinitas di rumah saja Menurut pengalaman saya, untuk mengatasi minusnya dengan cara sbb: - Supaya tetap punya penghasilan, bisa mencoba membuat bisnis rumahan (kalau saya sih, belum bisa...) - Berlangganan majalah wanita, tabloid atau bacaan lain yang dapat memperluas wawasan dan pergaulan. Lebih bagus lagi, kalau bisa akses internet dari rumah sehingga bisa ngerumpi dan sharing lewat milis. Ini bisa jadi hiburan lho, untuk mengusir rasa bosan dan kesepian!! (Nggak pa-pa lah keluar uang sedikit untuk bayar majalah!) Dengan catatan, dilakukan hanya kalau ada waktu senggang, jangan sampai anak jadi terlantar karena kita sibuk baca majalah atau sharing di milis. Saya sendiri, sejak 8 Januari 2001, sudah berhenti kerja sebagai sekretaris untuk menjadi ibu rumahtangga 100% dan sejak pertengahan April kemarin, benar-benar harus mengurus Exousia (10 bulan) dan rumahtangga sendirian (pagi s/d sore hari, selama suami kerja di kantor) karena pembantuku minta pulang. Kebayang 'kan bagaimana repotnya. Kadang-kadang ngerasa kesepian, bosan, dll. tapi begitu lihat wajah bayiku yang polos dan lucu, saya jadi terhibur dan semua rasa bosan, kesepian, serta rasa tidak enak lainnya langsung hilang. Yang tertinggal adalah rasa syukur karena masih punya kesempatan seperti ini. Thank You God for Giving Me the Chance to Raise My Precious Baby.. Sorry, kalau kepanjangan (mungkin rekan-rekan yang lain bisa menambahkan plus minusnya...). Semoga membantu! Regards, Exousia's mom - Original Message - From: [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, May 16, 2001 7:12 AM Subject: Re: [balita-anda] Berhenti bekerja ( mohon saran ) Jangan di japri ya rekan-rekan, kadang yang gini ini kita juga butuh kok. Baik, saya coba share ya... Memang anak adalah yang paling utama, yang paling pokok di persiapkan adalah mental. Kalau hanya sehari / 2 hari ngurus anak barangkali anda sudah pernah lakukan, tetapi ini mulai hari H itu anda setiap hari akan bergelut sebagai ibu RT, memasak dan mengurus anak, masih mending kalau ada baby sitter dan pembantu. Kalau tidak ada, anda harus bener-bener siap mental. Mulailah dengan persetujuan suami mengenai pembagian tugas, jadi jangan anda kerjakan semua karna anda di rumah. SEharian anda menjaga anak dan memasak sementara sore hari saat suami pulang anda harus kelihatan fresh, menyambut suami dengan senyum dan minimal menyediakan minum. Anda harus siap (tidak marah-marah apalagi main pukul) akan betapa manjanya seorang anak bila ortunya di rumah. Kadang kita tidak pernah berpikir bahwa anak kita itu ternyata bandel dan menjengkelkan. Jadi pelajaran kedua setelah siap mental adalah. SABAR. Sebenarnya akan mudah teratasi senadainya adaptasi anda dengan tetangga baik, artinya anda gampang bergaul dengan mereka. Biasalah kegiatan ngerumpi ibu-ibu, kadang ada juga manfaatnya, misalnya kita sambil jualan. Segitu dulu ya.. biar di tambah rekan-rekan, biasanya mamanya Dafi atau mbak Quineke akan kasih tips panjang X lebar. Dewi Hayu wrote: Dear ibu/mama/bunda/ummi balita anda Mau minta saran dari rekan- rekan yang punya pengalaman memutuskan berhenti bekerja dengan berbagai pertimbangan dengan tujuan konsentrasi ke anak. Apa plus dan minusnya. Kalau pun memutuskan berhenti apa yang mesti kita siapkan ( segi mentalkah? ) Tolong ya rekan-rekan, via jalum / japri juga oke. Salam Ibunya Fathiya Mau kenduri di kantor? Perlu nasi tumpeng? klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Mau kenduri di kantor? Perlu nasi tumpeng? klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Mau kenduri di kantor? Perlu nasi tumpeng? klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]