[wanita-muslimah] Buat Janoko.....Re: Harga Diri Seorang Muslim...

2007-07-13 Terurut Topik ma_suryawan
Oh, Janoko HANYA mau bertanya ya...baik, saya coba jawab.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

>   Janoko :
>
>   Eeitttss, janoko engga membahas Lia Aminuddin atau yang lain. 
Janoko hanya mau bertanya kepada Mas ma, dfinisi wahyu itu apa dan 
siapa yang berhak mendapatkan wahyu ?

Salah satu definisi wahyu: Isyarat yang cepat yang disampaikan Allah 
kepada makhluk-Nya.

Yang berhak menerima wahyu adalah semua makhluk ciptaan-Nya, dan 
yang berhak menurunkan/memberikan wahyu kepada makhluk yang 
dikehendaki-Nya HANYA Allah Ta'ala saja.

Salam,
MAS


>
>   Salam
>
>   --o0o-
>
>   
> ma_suryawan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>   Satriyo,
> 
> HMNA itu ngibul, kenapa ngibul?
> 
> Karena:
> 
> 1. HMNA mengatakan saya mengakui Mirza Muhammad Ali dan Bahaullah 
> sebagai nabi, karena saya mengeluarkan nama mereka dari daftar 
yang 
> saya posting, padahal daftar nama 30 orang yg ngaku sbg nabi/rasul 
> yang saya posting sudah ada sebelum mereka lahir.
> 
> 2. HMNA mengatakan Lia Aminuddin sebagai nabi palsu, padahal Lia 
> Aminuddin tidak mengklaim dirinya sebagai nabi, ia hanya mengklaim 
> dirinya dapat wahyu dari Tuhan melalui Jibril.
> 
> 3. HMNA juga ngibul mengenai Prof. Abdus Salam yang dikatakannya 
> adalah orang Ahmadiyah Lahore, padahal orang Ahmadiyah Lahore 
sendiri 
> tidak ada yang menyatakan sebagai anggota mereka.
> 
> Ingat Satriyo, diskusi tidak akan berjalan dengan baik kalau 
> dibarengi dengan kibulan dan penghakiman.
> 
> Salam,
> MAS
> 
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "rsa"  wrote:
> >
> > BRAVO! Good show Wan! Keep it up.
> > 
> > Gimana, nih, teman2 milis, apakah nada demikian dari MAS masih 
> dalam 
> > batas tolerasni? Maaf saya bukan out of topic atau ngoceh 
> ngelantur, 
> > ingin share saja, terutama karena sedemikian rupa demand buat 
good 
> > behaviour dan conduct (=akhlak, bukan budi pekerti) 
dalam 'diskusi' 
> > di milis terhormat ini.
> > 
> > Mas Chodjim, ada masukan?
> > 
> > Pak Nur, sama model MAS gini mohon sabar ya, apalagi pak Nur 
tidak 
> > sedikit yang juga dikritisi oleh 'kroni-kroni' dari MAS ini, 
> > kroni 'sadar' atau kroni 'tidak sadar' ...
> > 
> > Hayoo ... mari ber-AKHLAK agar DAKWAH (lurus atau sesat) bisa 
> > berjalan baik dalam diskusi ...
> > 
> > salam,
> > rsa
> > 
> > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "ma_suryawan" 
> >  wrote:
> > >
> > > Juara ngeyel dan pelintir ini bicara lagi...
> > > 
> > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "H. M. Nur 
Abdurrahman" 
> > >  wrote:
> > > 
> > > > Akibat MAS berupaya dengan sia-sia mengelurkan MGH dari 
jajaran 
> > > nabi-nabi
> > > > palsu, maka Mirza Ali Muhammad dan Bahaullah yang juga nyata-
> > nyata 
> > > adalah
> > > > nabi-nabi palsu, ya ikut dikeluarkan juga. Karena MAS juga 
> > > mengeluarkan
> > > > Mirza Ali Muhammad dan Bahaullah yang keduanya mengaku nabi 
> juga, 
> > > itu
> > > > berarti MAS mengakui juga Mirza Ali Muhammad dan Bahaullah 
> > sebagai 
> > > nabi
> > > > seperti MGH. Bravo MAS
> > > 
> > > Nama 30 orang yg mengaku jadi nabi/rasul Allah seperti yang 
saya 
> > > posting sudah ada SEBELUM LAHIRNYA Mirza Ghulam Ahmad atau 
> > Bahaullah 
> > > atau Mirza Ali Muhammad.
> > > 
> > > Artinya, kebenaran Hadits tersebut sudah tergenapi.
> > > 
> > > Dalam syarah Muslim, Ikmalul Ikmal, Jilid VI, hal 258, 
> > > dikatakan: "Kebenaran Hadits ini sudah nyata, sebab jika 
dihitung 
> > > jumlahnya orang-orang yang mendakwakan dirinya nabi dari sejak 
> masa 
> > > Nabi s.a.w. hingga sekarang pasti sudah tercapai jumlah 
tersebut, 
> > dan 
> > > ini diketahui oleh orang-orang yang suka mempelajari riwayat 
> > > (tarikh)". - Penulis buku tsb wafat pada tahun 828 Hijriah. 
> > > 
> > > Jadi, karena HMNA malas belajar Tarikh, maka ia jadi ngoceh 
tidak 
> > > karuan dengan mengatakan saya mengakui Bahaullah dan Mirza 
> Muhammad 
> > > Ali sebagai nabi. Artinya HMNA ngibul.
> > > 
> > > Dan karena pengetahuannya yang dangkal, maka HMNA juga 
memasukkan 
> > Lia 
> > > Aminuddin sebagai nabi, padahal Lia Aminuddin tidak pernah 
> > mengklaim 
> > > dirinya sebagai nabi, ia hanya mengklaim dirinya menerima 
wahyu 
> > dari 
> > > Allah.
> > > 
> > > Jadi, demikianlah watak asli HMNA itu...makin jelas terlihat 
> wajah 
> > > aslinya.
> > > 
> > > Salam,
> > > MAS
> > >
> >
> 
> 
> 
>  
> 
>  Send instant messages to your online friends 
http://uk.messenger.yahoo.com 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>




[wanita-muslimah] HMNA dan kawannya....Re: Fwd: Kecintaan Kepada Rasulullah SAW

2007-07-13 Terurut Topik ma_suryawan
Setelah HMNA dengan entengnya menuduh saya berdusta, sekarang HMNA 
terus menghiba-hiba agar kasus ditutup...

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "H. M. Nur Abdurrahman" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Kasus ditutup, tup, tup, tuup
> HMNA



HMNA ini tipikal kyai yang gaptek atau bego yach...??? Rasanya sih
bego dalam urusan link ini, sehingga menuduh saya berdusta...dan
yang pasti HMNA juara ngeyel dan juara ngabur. Caramba!

Coba ketik atau klik ini dengan LENGKAP, jangan cuma sepotong:
http://www.aaiil.org/text/books/mga/correctionerrorekghaltikaizala/co
rrectionerrorekghaltikaizala.shtml

Kalau gak bisa, coba klik http://www.aaiil.org/ lalu klik BOOKS lalu
cari judul buku "A Correction of an Error"

Nah, kalo udah dapat, silahkan baca tulisan saya di bawah ini...

Kasihan.

Salam,
MAS

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "H. M. Nur Abdurrahman"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> :HMNA
> di-down load dar situs =>
>
http://www.aaiil.org/text/books/mga/correctionerrorekghaltikaizala/tr

> Cramba, hayyaaa, Betul-betul MAS pendusta, mana dari yang saya
down load
> dari situs Ahmadiyah Lahore itu yang menyatakan MGH itu nabi dan
rasul?
> mana? mana? na? na? na?
> Kasus Ahmdiyah Lahore ditutup tup, tup, tup.
> Nohetto
> Howgh.

#

Oh, oh jangan ngabur HMNA...

Oh, oh, ternyata lagi-lagi HMNA cuma sanggup menghadirkan cerita, ya
sekedar cerita...tidak ada bukti kebenaran omongan kawan Anda itu.

Nah, sekarang saya berikan bukti dari situs resmi Ahmadiyah Lahore
dimana Hz. Mirza Ghulam Ahmad a.s. dengan jelas mengatakan bahwa
dirinya adalah nabi dan rasul. Lihat di:
http://www.aaiil.org/text/books/mga/correctionerrorekghaltikaizala/tr
anslationcorrectionerror.shtml

Mirza Ghulam Ahmad menjelaskan dalam buku Ek Ghalati Ka Izala:

"Some people in our Movement who are not well-acquainted with my
claim and the arguments relating to it --- not having had the
occasion to study my books carefully, nor having stayed in my
company for a sufficient length of time to complete their knowledge -
-- in some instances in response to an objection of the opponents
give a reply which is entirely against facts. So, despite being on
the side of truth, they have to face embarrassment.

Thus it happened a few days ago that a person faced from an opponent
the objection that "the man whose pledge you have taken claims to be
a prophet (nabi) and a messenger (rasul)". This was answered by only
a denial, while such an answer is not correct. The fact is that the
holy revelation of God Almighty which descends upon me contains
words such as rasul, mursal and nabi, not once but hundreds of
times. So how can the reply be correct that such words are not
present? In fact, at this time these words occur more clearly and
explicitly than in the earlier days. And in the Barahin Ahmadiyya
too, published 22 years ago, these words are not few.

Thus, in the Divine communications published in Barahin Ahmadiyya,
one revelation from God is as follows: "He it is Who sent His
messenger (rasul) with guidance and the true religion in order to
make it prevail over all other religions" (see p. 498, Barahin
Ahmadiyya). Here, this humble one has been clearly addressed as
rasul. Then after this, in the same book, is the following Divine
revelation regarding myself: "The messenger of God in the mantle of
the prophets" (p. 504). Then quite near this in the same book is the
following revelation: "Muhammad is the messenger of God; those with
him are firm against disbelievers, compassionate among themselves.
(The Holy Quran: 48:29)" In this revelation I have been given the
name 'Muhammad'2 as well as rasul.4 Then there is the following
Divine revelation noted on page 557 of Barahin Ahmadiyya: "A warner
came into the world." Another version of it is: "A prophet (nabi)
came into the world."5 Similarly in many other places in Barahin
Ahmadiyya the word rasul has been applied to this humble one..." (Di
copy paste dari situs resmi Ahmadiyah Lahore)

Dan seterusnya.

Oh, oh, makin kelihatan saja HMNA tidak mengerti apa yang ia dengar
dan ia omongkan, lalu menuduh saya berdusta, padahal dirinya sendiri
yang sering berdusta.

Salam,
MAS

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "H. M. Nur Abdurrahman"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Saya sudah forward ini kepada salah seorang sahabat saya penganut
Islam
> Ahmadiyah Lahore, seorang kristolog dan jawabannya sederhana
saja: "Tidak
> ada pengakuan Ghulam Ahmad sebagai nabi dalam tulisan itu, dan
tulisan itu
> wajar sebagai pernyataan seorang 'Mujaddid'. Lain kali kalau
menjumpai
> tulisan, lihat saja, kalau ada pengakuan sebagai nabi, niscaya itu
bukan
> dari Ghulam Ahmad, itu palsu.. Sebagai perbandingan: LAI- Yahya
17:3 Inilah
> hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-
satunya Allah
> yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus. LAI-
Rom 10:9
> Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan,
dan
> percaya dalam hatimu, b

[wanita-muslimah] Re: Harga Diri Seorang Muslim...

2007-07-13 Terurut Topik ma_suryawan
Masih ngotot juga HMNA ini...

HMNA ini tipikal kyai yang gaptek atau bego yach...??? Rasanya sih
bego dalam urusan link ini, sehingga menuduh saya berdusta...dan
yang pasti HMNA adalah juara ngeyel dan juara ngabur. Caramba!

Coba ketik atau klik ini dengan LENGKAP, jangan cuma sepotong:
http://www.aaiil.org/text/books/mga/correctionerrorekghaltikaizala/co
rrectionerrorekghaltikaizala.shtml

Kalau gak bisa, coba klik http://www.aaiil.org/ lalu klik BOOKS lalu
cari judul buku "A Correction of an Error"

Nah, kalo udah dapat, silahkan baca tulisan saya di bawah ini...

Kasihan.

Salam,
MAS

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "H. M. Nur Abdurrahman"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> :HMNA
> di-down load dar situs =>
>
http://www.aaiil.org/text/books/mga/correctionerrorekghaltikaizala/tr

> Cramba, hayyaaa, Betul-betul MAS pendusta, mana dari yang saya
down load
> dari situs Ahmadiyah Lahore itu yang menyatakan MGH itu nabi dan
rasul?
> mana? mana? na? na? na?
> Kasus Ahmdiyah Lahore ditutup tup, tup, tup.
> Nohetto
> Howgh.

#

Oh, oh jangan ngabur HMNA...

Oh, oh, ternyata lagi-lagi HMNA cuma sanggup menghadirkan cerita, ya
sekedar cerita...tidak ada bukti kebenaran omongan kawan Anda itu.

Nah, sekarang saya berikan bukti dari situs resmi Ahmadiyah Lahore
dimana Hz. Mirza Ghulam Ahmad a.s. dengan jelas mengatakan bahwa
dirinya adalah nabi dan rasul. Lihat di:
http://www.aaiil.org/text/books/mga/correctionerrorekghaltikaizala/tr
anslationcorrectionerror.shtml

Mirza Ghulam Ahmad menjelaskan dalam buku Ek Ghalati Ka Izala:

"Some people in our Movement who are not well-acquainted with my
claim and the arguments relating to it --- not having had the
occasion to study my books carefully, nor having stayed in my
company for a sufficient length of time to complete their knowledge -
-- in some instances in response to an objection of the opponents
give a reply which is entirely against facts. So, despite being on
the side of truth, they have to face embarrassment.

Thus it happened a few days ago that a person faced from an opponent
the objection that "the man whose pledge you have taken claims to be
a prophet (nabi) and a messenger (rasul)". This was answered by only
a denial, while such an answer is not correct. The fact is that the
holy revelation of God Almighty which descends upon me contains
words such as rasul, mursal and nabi, not once but hundreds of
times. So how can the reply be correct that such words are not
present? In fact, at this time these words occur more clearly and
explicitly than in the earlier days. And in the Barahin Ahmadiyya
too, published 22 years ago, these words are not few.

Thus, in the Divine communications published in Barahin Ahmadiyya,
one revelation from God is as follows: "He it is Who sent His
messenger (rasul) with guidance and the true religion in order to
make it prevail over all other religions" (see p. 498, Barahin
Ahmadiyya). Here, this humble one has been clearly addressed as
rasul. Then after this, in the same book, is the following Divine
revelation regarding myself: "The messenger of God in the mantle of
the prophets" (p. 504). Then quite near this in the same book is the
following revelation: "Muhammad is the messenger of God; those with
him are firm against disbelievers, compassionate among themselves.
(The Holy Quran: 48:29)" In this revelation I have been given the
name 'Muhammad'2 as well as rasul.4 Then there is the following
Divine revelation noted on page 557 of Barahin Ahmadiyya: "A warner
came into the world." Another version of it is: "A prophet (nabi)
came into the world."5 Similarly in many other places in Barahin
Ahmadiyya the word rasul has been applied to this humble one..." (Di
copy paste dari situs resmi Ahmadiyah Lahore)

Dan seterusnya.

Oh, oh, makin kelihatan saja HMNA tidak mengerti apa yang ia dengar
dan ia omongkan, lalu menuduh saya berdusta, padahal dirinya sendiri
yang sering berdusta.

Salam,
MAS

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "H. M. Nur Abdurrahman"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Saya sudah forward ini kepada salah seorang sahabat saya penganut
Islam
> Ahmadiyah Lahore, seorang kristolog dan jawabannya sederhana
saja: "Tidak
> ada pengakuan Ghulam Ahmad sebagai nabi dalam tulisan itu, dan
tulisan itu
> wajar sebagai pernyataan seorang 'Mujaddid'. Lain kali kalau
menjumpai
> tulisan, lihat saja, kalau ada pengakuan sebagai nabi, niscaya itu
bukan
> dari Ghulam Ahmad, itu palsu.. Sebagai perbandingan: LAI- Yahya
17:3 Inilah
> hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-
satunya Allah
> yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus. LAI-
Rom 10:9
> Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan,
dan
> percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari
antara orang
> mati, maka kamu akan diselamatkan..LAI- Yahya 17:3 yang menyatakan
Jesus
> hanya sekadar utusan Allah, itu betul-betul dari Jesus, tetapi LAI-
Rom 10:9
> yang menyatakan Jesu

Re: [wanita-muslimah] Re: Fwd: Kecintaan Kepada Rasulullah SAW

2007-07-13 Terurut Topik H. M. Nur Abdurrahman
Caramba, the case is closed
Nohetto
Howgh
HMNA

- Original Message - 
From: "ma_suryawan" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Saturday, July 14, 2007 08:02
Subject: [wanita-muslimah] Re: Fwd: Kecintaan Kepada Rasulullah SAW


 Coba ketik atau klik ini dengan LENGKAP, jangan cuma sepotong:
 http://www.aaiil.org/text/books/mga/correctionerrorekghaltikaizala/co
 rrectionerrorekghaltikaizala.shtml


Re: [wanita-muslimah] HMNA dan kawannya....Re: Fwd: Kecintaan Kepada Rasulullah SAW

2007-07-13 Terurut Topik H. M. Nur Abdurrahman
Kasus ditutup, tup, tup, tuup
HMNA

- Original Message - 
From: "ma_suryawan" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Saturday, July 14, 2007 08:04
Subject: [wanita-muslimah] HMNA dan kawannyaRe: Fwd: Kecintaan Kepada 
Rasulullah SAW


> Coba ketik 



Re: [wanita-muslimah] Re: Praktik Poligami Seringkali Melanggar Hak Perempuan dan Anak

2007-07-13 Terurut Topik Kinantaka
saya punya saudara sepupu perempuan yg lumayan tajir (di atas rata2) yg
diperoleh dari usahanya sendiri yg halal...

dia sudah 3x kawin cerai... dan semua pernikahannya secara sirri... dan yg
lebih bikin saya membelalakkan mata adalah... saudara sepupu saya sendiri yg
menginginkan nikah secara siiri... ga mau legal formal...

kenapa?
ini karena secara ekonomi, penghasilan saudara saya tersebut di atas
penghasilan para suaminya... bisa ratusan kali lipat...
info yg saya dapat, dia memang sengaja menginginkan nikah sirri agar pada
saat bercerai tidak dipusingkan dengan pembagian harta yg ribet seperti
nikah secara legal formal...

bagaimana kalau begini?

salam,
kinantaka


On 7/13/07, Mia <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>   RAlat: "...sebagian laki2..."
>
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com ,
> "Mia" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> > Pak rsa, poligini itu lembaga yang diakui di Indonesia, tapi memang
> > dibatasi dan diatur, kan semangatnya memang begitu. Sebagian
> > perempuan dan sebagian lagi-lagi memang menentang poligami, karena
> > itu dibatasi.
> >
> > Emangnya poligini menghilangkan serong/selingkuh, jajan, simpanan?
> > Bahkan menurut artikel tsb 90% pelaku melanggar UU Perkawinan,
> > misalnya nggak ijin isteri, apa namanya bukannya selingkuh
> > (pengkhianatan) itu?
> >
> > salam
> > Mia
>
> 
>


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] RUU yang Melarang Kawin Siri Segera Diajukan

2007-07-13 Terurut Topik jano ko
Mas DW :

  Berita 2 bulan lalu,
mungkin bukan "hot news" lagi, tapi masih "anget"
salam,
-
   
  Janoko :
   
  Mas DWS tolong dong tunjukkan RUU tentang larangan Genocide terhadap Umat 
Islam. Supaya lebih fair dan adil.
   
  Salam
   
  --oo0oo--
   
  
"Dwi W. Soegardi" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Berita 2 bulan lalu,
mungkin bukan "hot news" lagi, tapi masih "anget"
salam,
DWS

http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=172311

POLIGAMI

RUU yang Melarang Kawin Siri Segera Diajukan

Jumat, 4 Mei 2007
JAKARTA (Suara Karya): Pemerintah segera mengajukan Rancangan
Undang-Undang (RUU) tentang Terapkan Peradilan Agama yang antara lain
melarang perkawinan siri atau di bawah tangan. "Saat ini RUU itu sudah
di tangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk segera dibahas di
DPR," kata Dirjen Bimas Islam Departemen Agama, Nasaruddin Umar, di
Jakarta, Kamis (4/5).

Seusai tampil sebagai pembicara pada seminar "Perempuan Indonesia
Konsisten Mendukung Kesetaraan Gender dan Meningkatkan Ketahanan
Keluarga", yang diselenggarakan oleh Dharma Wanita Persatuan (DWP)
Kementerian Koordinator Bidang Kesra, Nasaruddin Umar mengemukakan,
saat ini hukum kekeluargaan di Indonesia masih banyak
kerancuan-kerancuan di sana sini.

Antara satu perundangan dengan perundang-undangan lainnya tidak
klop. "Kita berharap dengan akan lahirnya UU Terapkan Peradilan Agama
akan bisa menciptakan keserasian hukum kekeluargaan di Indonesia,"
katanya.

Menurut Nasaruddin Umar, perkawinan di bawah tangan atau biasa
disebut perkawinan siri akhir-akhir ini mencuat ke permukaan. Bahkan
di Cisarua, Bogor, ada tokoh agama atau kiai yang bisa mengesahkan
perkawinan siri tersebut.

"Dengan mudahnya orang bisa melakukan perkawinan siri,
ujung-ujungnya akan terjadi poligami," kata Nasaruddin Umar.

Dan poligami, menurut Nasaruddin Umar, menyengsarakan kaum
perempuan. Banyak kasus ditemukan di lapangan bahwa poligami, baik
yang dilakukan secara resmi maupun di bawah tangan, menyuguhkan
suasana kehidupan yang menyedihkan kepada perempuan. Ironisnya,
poligami ditoleransi atas dasar agama, terutama dalam QS an-Nisa 4: 3.

Menurut Nasaruddin Umar, sesungguhnya Islam menganut monogami dan
mengecam praktik poligami sebagai perpanjangan tradisi Arab pra-Islam
yang memberikan status dan kedudukan yang amat dominan kepada kaum
laki-laki. (Singgih BS)


 

 Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Praktik Poligami Seringkali Melanggar Hak Perempuan dan Anak

2007-07-13 Terurut Topik jano ko
Mia :

  Emangnya poligini menghilangkan serong/selingkuh, jajan, simpanan? 
Bahkan menurut artikel tsb 90% pelaku melanggar UU Perkawinan, 
misalnya nggak ijin isteri, apa namanya bukannya selingkuh 
(pengkhianatan) itu?

  
   
  Janoko :
   
  Pertanyaannya adalah, perselingkuhan tersebut dilakukan dengan "female" atau 
dengan makhluk apa / siapa ?
  Seandainya perselingkungan tersebut dengan female, maka female tersebut 
apakah juga perlu dipidana ?
  Bagaimana seandainya justru perselingkungan tersebut diawali oleh pihak 
ketiga yang female ?
   
  Apa pendapat Mia tentang PSK ?, PSK itu termasuk Poligami tidak ?
  Apakah Mia bermaksud mengatakan bahwa semua lokalisasi PSK itu harus ditutup ?
   
  Saya pernah dengar " Sex after lunch ", kebetulan saja janoko bukan orang 
kantoran, kira-kira Mia bisa engga menjelaskan fenomena "Sex after lunch" 
tersebut ?
   
  Yang terakhir nich, tolong dong Mia jelaskan "Forms of Polygamy", supaya 
diskusinya jadi tuntas dan jujur...jur...
   
  Siang
   
  --oo0oo--
   
  

Mia <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Pak rsa, poligini itu lembaga yang diakui di Indonesia, tapi memang 
dibatasi dan diatur, kan semangatnya memang begitu. Sebagian 
perempuan dan sebagian lagi-lagi memang menentang poligami, karena 
itu dibatasi.

Emangnya poligini menghilangkan serong/selingkuh, jajan, simpanan? 
Bahkan menurut artikel tsb 90% pelaku melanggar UU Perkawinan, 
misalnya nggak ijin isteri, apa namanya bukannya selingkuh 
(pengkhianatan) itu?

salam
Mia

-- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "rsa" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Seolah poligini itu bukan sebuah lembaga pernikahan layaknya 
> monogami. apa sih yang buruk (kalo memang ada, dan bukan krn 
> pelakunya) dari poligini yang pada monogami tidak ada: pelecehan, 
> kekerasan, ketidak adilan.
> 
> Pada monogami malah plus serong/selingkuh, jajan, simpanan/bawah 
> tangan.
> 
> salam,
> rsa
> 
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Mia"  wrote:
> >
> > Jadi sebenarnya Poligami sangat dibatasi oleh hukum Indonesia?
> > - boleh berpoligami karena isteri sakit, gila atau nggak punya 
anak 
> > (sakit tentunya yang tergolong penyakit kritis atau terminal?)
> > - PP no 10 untuk pegawai negeri
> > - mesti ada ijin isteri (yang juga mewakilkan anak?)
> > 
> > Jadi kebanyak poligamor melanggar UU Perkawinan ya? Katanya 
mesti 
> > dibuat PP untuk membuat sanksi pelanggaran ini? Saya kira ini 
> > penting supaya para pejabat, artis, ustaz, pengusaha yang 
> > berpoligami bisa dikenakan hukuman, paling tidak mikir dulu 
sebelum 
> > rencana berpoligami. Kalau kena hukuman kan berarti dipermalukan 
di 
> > publik, nah inilah yang ditakutkan mereka.
> > 
> > Mestinya media juga selalu men-disclose informasi ini, bahwa 
para 
> > poligamor anu melanggar UU Perkawinan, dan itu adalah jelek 
banget -
> > sebagai bagian dari pendidikan publik dan kode jurnalistik. 
> > 
> > Di Indonesia ini apa yang diperbuat para seleb dan pejabat 
memang 
> > jadi fenomena, karena jadi panutan masyarakat kecil yang dalam 
> > posisi rentan kalau menjalankan poligami.
> > 
> > Lepas dari persoalan hukum, para poligami cowok mestinya 
menerima 
> > kenyataan, kalau mereka berpoligami mesti siap2 menerima juga 
> > isterinya (mungkin) berpoligami jugak. Legowo gitu.
> > 
> > salam
> > Mia



 

 Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Praktik Poligami Seringkali Melanggar Hak Perempuan dan Anak

2007-07-13 Terurut Topik jano ko
Mia :

  Jadi kebanyak poligamor melanggar UU Perkawinan ya? Katanya mesti 
dibuat PP untuk membuat sanksi pelanggaran ini? Saya kira ini 
penting supaya para pejabat, artis, ustaz, pengusaha yang 
berpoligami bisa dikenakan hukuman, paling tidak mikir dulu sebelum 
rencana berpoligami. Kalau kena hukuman kan berarti dipermalukan di 
publik, nah inilah yang ditakutkan mereka.


   
  Janoko :
   
  Hanya mau bertanya saja, kira-kira putera Mia yang diluar Negeri itu cukup 
mendapatkan kasih sayang dari Mia engga ya ?
  Kasihan dech putera Mia itu, sampai ngoleng-ngoleng karena putus dengan 
pacarnya. Jangan - jangan dia mencari kasih sayang dari pacarnya ?!
   
  Salam
   
  --oo0oo--
   
  
Mia <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Jadi sebenarnya Poligami sangat dibatasi oleh hukum Indonesia?
- boleh berpoligami karena isteri sakit, gila atau nggak punya anak 
(sakit tentunya yang tergolong penyakit kritis atau terminal?)
- PP no 10 untuk pegawai negeri
- mesti ada ijin isteri (yang juga mewakilkan anak?)

Jadi kebanyak poligamor melanggar UU Perkawinan ya? Katanya mesti 
dibuat PP untuk membuat sanksi pelanggaran ini? Saya kira ini 
penting supaya para pejabat, artis, ustaz, pengusaha yang 
berpoligami bisa dikenakan hukuman, paling tidak mikir dulu sebelum 
rencana berpoligami. Kalau kena hukuman kan berarti dipermalukan di 
publik, nah inilah yang ditakutkan mereka.

Mestinya media juga selalu men-disclose informasi ini, bahwa para 
poligamor anu melanggar UU Perkawinan, dan itu adalah jelek banget -
sebagai bagian dari pendidikan publik dan kode jurnalistik. 

Di Indonesia ini apa yang diperbuat para seleb dan pejabat memang 
jadi fenomena, karena jadi panutan masyarakat kecil yang dalam 
posisi rentan kalau menjalankan poligami.

Lepas dari persoalan hukum, para poligami cowok mestinya menerima 
kenyataan, kalau mereka berpoligami mesti siap2 menerima juga 
isterinya (mungkin) berpoligami jugak. Legowo gitu.

salam
Mia

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Dwi W. Soegardi" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> http://www.rahima.or.id/SR/21-07/Opini2.htm
> 
> Wawancara dengan Dra. Pinky Saptandari, MA.
> (Staf Khusus Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan
> Bidang Perempuan dan Anak)
> 
> Dalam Kenyataan Praktik Poligami
> Seringkali Melanggar Hak Perempuan dan Anak
> 
> T: Kaum laki-laki melakukan poligami dengan alasan diperbolehkan di
> alquran, bahkan UU Perkawinan No. 1 Tahun 1974 seolah-olah
> memperbolehkan laki-laki berpoligami. Misalnya dalam pasal 3 ayat 2
> disebutkan pengadilan dapat memberi izin kepada suami untuk 
beristri
> lebih dari seorang bila dikehendaki oleh pihak-pihak yang
> bersangkutan. Bagaimana Anda melihat realitas ini?
> 
> Agama dan hukum positif (UU Perkawinan) di Indonesia sebenarnya 
tidak
> melarang dilakukannya praktek poligami. Namun yang menjadi masalah 
dan
> perhatian kami (pihak Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan) 
lebih
> kepada proses pelaksanaan poligami itu sendiri. Kebanyakan praktek
> poligami yang dilakukan, hampir semuanya tidak sesuai dengan apa 
yang
> seharusnya menjadi aturan-aturan poligami itu sendiri. Kami menilai
> pada proses awalnya saja sudah terjadi pelanggaran. Juga pada 
proses
> perkawinannya sendiri, seringkali hak-hak perempuan menjadi 
terabaikan
> baik itu bagi istri pertama (terutama), kedua, ketiga dan 
seterusnya.
> 
> T: Bisa Anda contohkan praktik-praktik pengabaian hak tersebut?
> 
> Di pasal 2 UU Perkawinan No.1 Tahun 1974, disebutkan beberapa 
alasan
> seorang laki-laki bisa melakukan poligami. Alasan itu antara lain
> apabila istri dalam kondisi tidak sehat, gila, dan tidak punya 
anak.
> Tapi ironisnya sekarang, kendati si istri tidak gila, punya anak, 
dan
> sehat, toh suami tetap kawin lagi. Jadi ada berbagai upaya 
pengabaian
> syarat, yang sebetulnya justru syarat itu diadakan untuk melindungi
> kaum perempuan.
> 
> T: Jadi apa yang perlu dilakukan untuk melindungi kaum perempuan?
> 
> Ya tentunya harus mengembalikan pelaksanaan syarat-syarat tersebut
> secara konsisten. Ini perlu, agar poligami itu tetap bisa 
dijalankan
> namun dalam jalur yang benar. Sekarang hampir 90% praktik poligami
> adalah poligami-poligamian yang mengatasnakan agama. Yang 
sebetulnya
> itu melanggar agama dan hukum positif. Peraturan mensyaratkan kalau
> seorang laki-laki yang sudah beristri ingin menikah lagi, maka 
syarat
> mutlak dia harus terlebih dahulu mendapatkan izin dari istri
> pertamanya. Tapi yang terjadi sekarang kan, tidak begitu. Rata-rata
> para pelaku poligami, baru memberitahu sesudah me- nikahi istri
> mudanya.
> 
> T: Mengapa pengaturan soal poligami ini diperlukan?
> 
> Oh tentunya biar tidak menggampangkan praktik poligami. Walaupun
> perkawinan poligami dibenarkan secara agama maupun hukum positif,
> hendaknya dilakukan menurut aturan yang berlaku, dipikirkan
> masak-masak dampaknya, dan bukan hanya penutupan dari persoalan
> syahwat saja. Realitas sekarang se

Re: [wanita-muslimah] Re: Kritik Terhadap Tafsir Feminis

2007-07-13 Terurut Topik H. M. Nur Abdurrahman
Memang telah saya sudahi, tapi asetjadi yang nerusin, pakai qiyas (analogi) 
bukan apple to apple, tetapi name to mountain. Nama tokoh yang salah harus 
diekspos, termasuk juga ini nahi munkar, yaitu jangan sampai nama Islam yang 
salah dari seorang tokoh ditiru oleh orang dari pasir eh akar rumput, maka 
menyebarlah kesalahan itu. Nah kalau lukisan gunung itu tidak punya akibat 
pengali (multiplier effect).
And now sungguh-sungguh the case is closed
HMNA

- Original Message - 
From: "asetijadi2004" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Friday, July 13, 2007 19:15
Subject: [wanita-muslimah] Re: Kritik Terhadap Tafsir Feminis


> Ya iyalah Eyang... ;-)
> Nama jelas BUKAN Gunung
>
> Tapi secara ontology, Nama dan Gunung itu termasuk entitas yang
> tunduk dalam hukum-hukum entitas.
>
> Nama itu merujuk kepada benda sesuatu (fisik/abstrak)
> Lukisan gunung itu juga merujuk kepada gunung tertentu(fisik/abstrak)
>
> Nama itu bagusnya mengandung doa.
> Doa yang direpresentasikan dalam "lukisan" nama itu.
> Salah-salah dikit secara bahasa,
> bukan sesuatu yang krusial,
> bahkan bisa jadi malah indah
> bagai lukisan orang yang peyot-peyot di lukisan Cubisme Salvador Dali,
> tetap saja maksudnya orang.
>
> "Abdalla" sbg. varian dari "Abdullah" bagus-bagus saja.
>
> demikian pendapat saya
>
> salam
> Ary
>
>
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "H. M. Nur Abdurrahman"
> <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>>
>> Nama itu bukan gunung
>> HMNA 



Re: [wanita-muslimah] Re: Harga Diri Seorang Muslim...cara kita berdiskusi ... menurut siapa?

2007-07-13 Terurut Topik jano ko
Mas Ma
   
  2. HMNA mengatakan Lia Aminuddin sebagai nabi palsu, padahal Lia 
Aminuddin tidak mengklaim dirinya sebagai nabi, ia hanya mengklaim 
dirinya dapat wahyu dari Tuhan melalui Jibril.

   
  Janoko :
   
  Eeitttss, janoko engga membahas Lia Aminuddin atau yang lain. Janoko hanya 
mau bertanya kepada Mas ma, dfinisi wahyu itu apa dan siapa yang berhak 
mendapatkan wahyu ?
   
  Salam
   
  --o0o-
   
  
ma_suryawan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Satriyo,

HMNA itu ngibul, kenapa ngibul?

Karena:

1. HMNA mengatakan saya mengakui Mirza Muhammad Ali dan Bahaullah 
sebagai nabi, karena saya mengeluarkan nama mereka dari daftar yang 
saya posting, padahal daftar nama 30 orang yg ngaku sbg nabi/rasul 
yang saya posting sudah ada sebelum mereka lahir.

2. HMNA mengatakan Lia Aminuddin sebagai nabi palsu, padahal Lia 
Aminuddin tidak mengklaim dirinya sebagai nabi, ia hanya mengklaim 
dirinya dapat wahyu dari Tuhan melalui Jibril.

3. HMNA juga ngibul mengenai Prof. Abdus Salam yang dikatakannya 
adalah orang Ahmadiyah Lahore, padahal orang Ahmadiyah Lahore sendiri 
tidak ada yang menyatakan sebagai anggota mereka.

Ingat Satriyo, diskusi tidak akan berjalan dengan baik kalau 
dibarengi dengan kibulan dan penghakiman.

Salam,
MAS

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "rsa" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> BRAVO! Good show Wan! Keep it up.
> 
> Gimana, nih, teman2 milis, apakah nada demikian dari MAS masih 
dalam 
> batas tolerasni? Maaf saya bukan out of topic atau ngoceh 
ngelantur, 
> ingin share saja, terutama karena sedemikian rupa demand buat good 
> behaviour dan conduct (=akhlak, bukan budi pekerti) dalam 'diskusi' 
> di milis terhormat ini.
> 
> Mas Chodjim, ada masukan?
> 
> Pak Nur, sama model MAS gini mohon sabar ya, apalagi pak Nur tidak 
> sedikit yang juga dikritisi oleh 'kroni-kroni' dari MAS ini, 
> kroni 'sadar' atau kroni 'tidak sadar' ...
> 
> Hayoo ... mari ber-AKHLAK agar DAKWAH (lurus atau sesat) bisa 
> berjalan baik dalam diskusi ...
> 
> salam,
> rsa
> 
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "ma_suryawan" 
>  wrote:
> >
> > Juara ngeyel dan pelintir ini bicara lagi...
> > 
> > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "H. M. Nur Abdurrahman" 
> >  wrote:
> > 
> > > Akibat MAS berupaya dengan sia-sia mengelurkan MGH dari jajaran 
> > nabi-nabi
> > > palsu, maka Mirza Ali Muhammad dan Bahaullah yang juga nyata-
> nyata 
> > adalah
> > > nabi-nabi palsu, ya ikut dikeluarkan juga. Karena MAS juga 
> > mengeluarkan
> > > Mirza Ali Muhammad dan Bahaullah yang keduanya mengaku nabi 
juga, 
> > itu
> > > berarti MAS mengakui juga Mirza Ali Muhammad dan Bahaullah 
> sebagai 
> > nabi
> > > seperti MGH. Bravo MAS
> > 
> > Nama 30 orang yg mengaku jadi nabi/rasul Allah seperti yang saya 
> > posting sudah ada SEBELUM LAHIRNYA Mirza Ghulam Ahmad atau 
> Bahaullah 
> > atau Mirza Ali Muhammad.
> > 
> > Artinya, kebenaran Hadits tersebut sudah tergenapi.
> > 
> > Dalam syarah Muslim, Ikmalul Ikmal, Jilid VI, hal 258, 
> > dikatakan: "Kebenaran Hadits ini sudah nyata, sebab jika dihitung 
> > jumlahnya orang-orang yang mendakwakan dirinya nabi dari sejak 
masa 
> > Nabi s.a.w. hingga sekarang pasti sudah tercapai jumlah tersebut, 
> dan 
> > ini diketahui oleh orang-orang yang suka mempelajari riwayat 
> > (tarikh)". - Penulis buku tsb wafat pada tahun 828 Hijriah. 
> > 
> > Jadi, karena HMNA malas belajar Tarikh, maka ia jadi ngoceh tidak 
> > karuan dengan mengatakan saya mengakui Bahaullah dan Mirza 
Muhammad 
> > Ali sebagai nabi. Artinya HMNA ngibul.
> > 
> > Dan karena pengetahuannya yang dangkal, maka HMNA juga memasukkan 
> Lia 
> > Aminuddin sebagai nabi, padahal Lia Aminuddin tidak pernah 
> mengklaim 
> > dirinya sebagai nabi, ia hanya mengklaim dirinya menerima wahyu 
> dari 
> > Allah.
> > 
> > Jadi, demikianlah watak asli HMNA itu...makin jelas terlihat 
wajah 
> > aslinya.
> > 
> > Salam,
> > MAS
> >
>



 

 Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Harga Diri Seorang Muslim...

2007-07-13 Terurut Topik H. M. Nur Abdurrahman
http://www.aaiil.org/text/books/mga/correctionerrorekghaltikaizala/co
The Holy Quran states that prophets appeared among all the nations of the
earth, and so the fact the name of only a few of them are known cannot be
used to argue that prophets have only appeared among one or two nations.
Similarly, the Holy Prophet's hadith proves the coming of mujaddids in all
centuries even though it may not be possible to name them all.
However, many Muslim religious figures in history have claimed to be the
mujaddids of their eras; IN ADDITION, Muslim religious scholars of the past
have described some of their predecessors as mujaddids of their times. In
fact, Shaikh Ahmad of Sirhind, India, is quite commonly known in the Indian
subcontinent simply as Hazrat Mujaddid Alf Thani (mujaddid of the second
thousand - he appeared at the head of the eleventh century hijrah).
>From historical sources the following list of mujaddids may be compiled :
First century: 'Umar ibn 'Abdul 'Aziz.
Second century: Imams Shafi'i and ibn Hanbal.
Third century: Abu Sharah and Ash'ari.
Fourth century: Abu Ubaidullah, Abu Bakr Baqilani.
Fifth century: AI-Ghazali.
Sixth century: Abdul Qadir Jilani.
Seventh century: Ibn Taimiyyah, Muin-ud-Din Chishti.
Eighth century: Ibn Hajar 'Asqalani, Salih ibn 'Umar.
Ninth century: Sayyid Muhammad Jaunpuri.
Tenth century: Imam Suyuti.
Eleventh century: Shaikh Ahmad of Sirhind (India).
Twelfth century: Shah Wali Ullah of Dehli (India).
Thirteenth century: Sayyed Ahmad Barelavi (India).
And, of course, the mujaddid of the fourteenth century of the Hijrah [Muslim
Era] is Hazrat Mirza Ghulam Ahmad of Qadian, India (1835-1908), besides whom
no other Muslim has claimed to be a Mujaddid of this century.

"We believe in the five pillars of Islam ... We believe that there is no god
besides God, and that Muhammad is His Messenger and the last of the
prophets. We believe that whoever adds to, or detracts from, the Islamic
Shari'ah even one whit, is excluded from Islam. And we instruct our
community that they believe in laa ilaaha ill-Allah Muhammadur rasul Allah;
and they consider as their duties salaat [prayer], saum [fasting], zakaat
[charity], hajj [pilgrimage], and other obligations imposed by God and His
Prophet, and act according to Islam. It is incumbent to believe in all those
things which, according to the ijmaa' [unanimity] of the Ahl-Sunnah (i.e.,
the orthodox), constitute Islam" (Ayyam Sulh).
Thus, by the grace of Allah, not only are we Muslims, but we are also the
only group dedicated purely to the propagation of Islam.

Cramba, hayyaaa, Betul-betul MAS pendusta, mana dari yang saya down load
dari situs Ahmadiyah Lahore itu yang menyatakan MGH itu nabi dan rasul?
mana? mana? na? na? na?
Kasus Ahmdiyah Lahore ditutup tup, tup, tup.
Nohetto
Howgh.
HMNA

##


- Original Message - 
From: "ma_suryawan" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Friday, July 13, 2007 22:59
Subject: [wanita-muslimah] HMNA dan kawannyaRe: Fwd: Kecintaan Kepada
Rasulullah SAW

Sebelum jadi bias masalahnya karena usaha ngaburnya dan ulah ngeyel
HMNA serta tuduhannya, ini saya ulang postingnya...



Oh, oh, ternyata lagi-lagi HMNA cuma sanggup menghadirkan cerita, ya
sekedar cerita...tidak ada bukti kebenaran omongan kawan Anda itu.

Nah, sekarang saya berikan bukti dari situs resmi Ahmadiyah Lahore
dimana Hz. Mirza Ghulam Ahmad a.s. dengan jelas mengatakan bahwa
dirinya adalah nabi dan rasul. Lihat di:
http://www.aaiil.org/text/books/mga/correctionerrorekghaltikaizala/tr

- Original Message - 
From: "Dan" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Friday, July 13, 2007 22:47
Subject: [wanita-muslimah] Re: Harga Diri Seorang Muslim...


 Berarti pak HMNA kalah berdebat, karena salah informasi. 



Re: [wanita-muslimah] Re: Fwd: Kecintaan Kepada Rasulullah SAW

2007-07-13 Terurut Topik H. M. Nur Abdurrahman
Kasus Islam Ahmadiyah Lahore saya tutup
HMNA

- Original Message - 
From: "Muhkito Afiff" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Saturday, July 14, 2007 02:35
Subject: [wanita-muslimah] Re: Fwd: Kecintaan Kepada Rasulullah SAW


 Kali ini saya hanya ingin memberi sedikit tips mengenai internet link 
sumber. 



[wanita-muslimah] PRT asal Brebes Diperkosa Majikan dan Dua Anak Majikan di Malaysia

2007-07-13 Terurut Topik Sunny
HARIAN ANALISA 

Edisi Sabtu, 14 Juli 2007 




PRT asal Brebes Diperkosa Majikan dan Dua Anak Majikan di Malaysia 

Kuala Lumpur, (Analisa) 

Nuraini (29) PRT asal Brebes, mengaku diperkosa oleh majikan dan dua anak 
majikannya selama bekerja 10 bulan, di Gombak, Selangor hingga hamil tiga 
bulan, tetapi kemudian majikan memaksa kandungannya digugurkan dengan cara 
minum obat. 

"Saya sering diperkosa oleh majikan laki-laki dan dua anak laki-lakinya selama 
10 bulan bekerja. Majikan laki-laki memerkosa biasanya sore hari karena 
istrinya tidak ada di rumah bekerja sebagai guru," kata Nuraini, di KBRI Kuala 
Lumpur, Jumat (13/7). 

"Sedangkan anak-anak laki-lakinya, yang berusia 22 dan 20 tahun, memerkosa pada 
jam 2 hingga 3 pagi. Mereka membekap mulut dan memerkosa saya," kata Nuraini, 
yang sudah berkeluarga dan punya dua anak. 

Tetapi akhirnya perbuatan majikan dan dua anak laki-lakinya diketahui juga oleh 
majikan perempuan sehingga membuat keributan rumah tangga. Oleh majikan 
laki-laki, Nuraini kemudian ditinggalkan di hotel Wahid, Kuala Lumpur, dan 
diberikan sebuah KTP (kartu tanda penduduk), Mykad istilah di Malaysia, milik 
Azimah Binti Mohari, beralamat di Puchong, Selangor. 

Tanpa sengaja, Nuraini bertemu dengan Ketua Paguyuban Solidaritas Masyarakat 
Jawa, Magrodji Magfur, yang kemudian mengantarkannya ke KBRI Kuala Lumpur. 

"Kami sangat kasihan. Sudah diperkosa, Nuraini ini tidak dibayar gajinya selama 
10 bulan," katanya. 

Majikannya telah melakukan tindakan kriminal memaksa korban untuk menggugurkan 
kandungan, kemudian ditelantarkan di sebuah hotel, dan diberikan mykad milik 
orang lain. 

"Jika ketahuan aparat kepolisian, dia bisa dituduh mencuri KTP orang Malaysia. 
Apalagi saat ini banyak mykad yang hilang dan dipalsu," kata Magfur. 

Sementara itu, Kepala Satgas Perlindungan dan Pelayanan WNI KBRI Kuala Lumpur, 
Tatang B Razak, mengemukakan akan meminta keterangan dari yang bersangkutan dan 
jika terbukti akan melaporkan kepada kepolisian Malaysia. 

Atase Tenaga Kerja KBRI Malaysia Teguh H Cahyono mengatakan Nuraini merupakan 
PRT yang legal, dikirim oleh PJTKI PT Mangun Jaya, di Jakarta Selatan. 

"Kami akan meminta PT Mangun Jaya mengurus asuransi korban dan meminta dana 
pengacara bagi si korban," katanya. 

Ketika dicoba konfirmasi ke majikan laki-laki, seseorang yang mengangkat 
handphone mengaku orang lain tetapi minta dikontak lagi 10 menit kemudian, 
sedangkan anak majikan laki-laki ketika dikonfirmasi mengaku tidak kenal dengan 
Nuraini dan tidak punya pembantu Indonesia. Tetapi semua nomor handphone yang 
diberikan Nuraini betul semua. (Ant) 



[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] HMNA dan kawannya....Re: Fwd: Kecintaan Kepada Rasulullah SAW

2007-07-13 Terurut Topik ma_suryawan
HMNA ini tipikal kyai yang gaptek atau bego yach...??? Rasanya sih
bego dalam urusan link ini, sehingga menuduh saya berdusta...dan
yang pasti juara ngeyel dan juara ngabur. Caramba!

Coba ketik atau klik ini dengan LENGKAP, jangan cuma sepotong:
http://www.aaiil.org/text/books/mga/correctionerrorekghaltikaizala/co
rrectionerrorekghaltikaizala.shtml

Kalau gak bisa, coba klik http://www.aaiil.org/ lalu klik BOOKS lalu
cari judul buku "A Correction of an Error"

Nah, kalo udah dapat, silahkan baca tulisan saya di bawah ini...

Kasihan.

Salam,
MAS

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "H. M. Nur Abdurrahman"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> :HMNA
> di-down load dar situs =>
>
http://www.aaiil.org/text/books/mga/correctionerrorekghaltikaizala/tr

> Cramba, hayyaaa, Betul-betul MAS pendusta, mana dari yang saya
down load
> dari situs Ahmadiyah Lahore itu yang menyatakan MGH itu nabi dan
rasul?
> mana? mana? na? na? na?
> Kasus Ahmdiyah Lahore ditutup tup, tup, tup.
> Nohetto
> Howgh.

#

Oh, oh jangan ngabur HMNA...

Oh, oh, ternyata lagi-lagi HMNA cuma sanggup menghadirkan cerita, ya
sekedar cerita...tidak ada bukti kebenaran omongan kawan Anda itu.

Nah, sekarang saya berikan bukti dari situs resmi Ahmadiyah Lahore
dimana Hz. Mirza Ghulam Ahmad a.s. dengan jelas mengatakan bahwa
dirinya adalah nabi dan rasul. Lihat di:
http://www.aaiil.org/text/books/mga/correctionerrorekghaltikaizala/tr
anslationcorrectionerror.shtml

Mirza Ghulam Ahmad menjelaskan dalam buku Ek Ghalati Ka Izala:

"Some people in our Movement who are not well-acquainted with my
claim and the arguments relating to it --- not having had the
occasion to study my books carefully, nor having stayed in my
company for a sufficient length of time to complete their knowledge -
-- in some instances in response to an objection of the opponents
give a reply which is entirely against facts. So, despite being on
the side of truth, they have to face embarrassment.

Thus it happened a few days ago that a person faced from an opponent
the objection that "the man whose pledge you have taken claims to be
a prophet (nabi) and a messenger (rasul)". This was answered by only
a denial, while such an answer is not correct. The fact is that the
holy revelation of God Almighty which descends upon me contains
words such as rasul, mursal and nabi, not once but hundreds of
times. So how can the reply be correct that such words are not
present? In fact, at this time these words occur more clearly and
explicitly than in the earlier days. And in the Barahin Ahmadiyya
too, published 22 years ago, these words are not few.

Thus, in the Divine communications published in Barahin Ahmadiyya,
one revelation from God is as follows: "He it is Who sent His
messenger (rasul) with guidance and the true religion in order to
make it prevail over all other religions" (see p. 498, Barahin
Ahmadiyya). Here, this humble one has been clearly addressed as
rasul. Then after this, in the same book, is the following Divine
revelation regarding myself: "The messenger of God in the mantle of
the prophets" (p. 504). Then quite near this in the same book is the
following revelation: "Muhammad is the messenger of God; those with
him are firm against disbelievers, compassionate among themselves.
(The Holy Quran: 48:29)" In this revelation I have been given the
name 'Muhammad'2 as well as rasul.4 Then there is the following
Divine revelation noted on page 557 of Barahin Ahmadiyya: "A warner
came into the world." Another version of it is: "A prophet (nabi)
came into the world."5 Similarly in many other places in Barahin
Ahmadiyya the word rasul has been applied to this humble one..." (Di
copy paste dari situs resmi Ahmadiyah Lahore)

Dan seterusnya.

Oh, oh, makin kelihatan saja HMNA tidak mengerti apa yang ia dengar
dan ia omongkan, lalu menuduh saya berdusta, padahal dirinya sendiri
yang sering berdusta.

Salam,
MAS

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "H. M. Nur Abdurrahman"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Saya sudah forward ini kepada salah seorang sahabat saya penganut
Islam
> Ahmadiyah Lahore, seorang kristolog dan jawabannya sederhana
saja: "Tidak
> ada pengakuan Ghulam Ahmad sebagai nabi dalam tulisan itu, dan
tulisan itu
> wajar sebagai pernyataan seorang 'Mujaddid'. Lain kali kalau
menjumpai
> tulisan, lihat saja, kalau ada pengakuan sebagai nabi, niscaya itu
bukan
> dari Ghulam Ahmad, itu palsu.. Sebagai perbandingan: LAI- Yahya
17:3 Inilah
> hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-
satunya Allah
> yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus. LAI-
Rom 10:9
> Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan,
dan
> percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari
antara orang
> mati, maka kamu akan diselamatkan..LAI- Yahya 17:3 yang menyatakan
Jesus
> hanya sekadar utusan Allah, itu betul-betul dari Jesus, tetapi LAI-
Rom 10:9
> yang menyatakan Jesus adalah Tuhan, itu palsu, bukan perkataan

[wanita-muslimah] Re: Fwd: Kecintaan Kepada Rasulullah SAW

2007-07-13 Terurut Topik ma_suryawan
HMNA ini tipikal kyai yang gaptek atau bego yach...??? Rasanya sih
bego dalam urusan link ini, sehingga menuduh saya berdusta...dan
yang pasti juara ngeyel dan juara ngabur. Caramba!

Coba ketik atau klik ini dengan LENGKAP, jangan cuma sepotong:
http://www.aaiil.org/text/books/mga/correctionerrorekghaltikaizala/co
rrectionerrorekghaltikaizala.shtml

Kalau gak bisa, coba klik http://www.aaiil.org/ lalu klik BOOKS lalu
cari judul buku "A Correction of an Error"

Nah, kalo udah dapat, silahkan baca tulisan saya di bawah ini...

Kasihan.

Salam,
MAS

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "H. M. Nur Abdurrahman"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> :HMNA
> di-down load dar situs =>
>
http://www.aaiil.org/text/books/mga/correctionerrorekghaltikaizala/tr

> Cramba, hayyaaa, Betul-betul MAS pendusta, mana dari yang saya
down load
> dari situs Ahmadiyah Lahore itu yang menyatakan MGH itu nabi dan
rasul?
> mana? mana? na? na? na?
> Kasus Ahmdiyah Lahore ditutup tup, tup, tup.
> Nohetto
> Howgh.

#

Oh, oh jangan ngabur HMNA...

Oh, oh, ternyata lagi-lagi HMNA cuma sanggup menghadirkan cerita, ya
sekedar cerita...tidak ada bukti kebenaran omongan kawan Anda itu.

Nah, sekarang saya berikan bukti dari situs resmi Ahmadiyah Lahore
dimana Hz. Mirza Ghulam Ahmad a.s. dengan jelas mengatakan bahwa
dirinya adalah nabi dan rasul. Lihat di:
http://www.aaiil.org/text/books/mga/correctionerrorekghaltikaizala/tr
anslationcorrectionerror.shtml

Mirza Ghulam Ahmad menjelaskan dalam buku Ek Ghalati Ka Izala:

"Some people in our Movement who are not well-acquainted with my
claim and the arguments relating to it --- not having had the
occasion to study my books carefully, nor having stayed in my
company for a sufficient length of time to complete their knowledge -
-- in some instances in response to an objection of the opponents
give a reply which is entirely against facts. So, despite being on
the side of truth, they have to face embarrassment.

Thus it happened a few days ago that a person faced from an opponent
the objection that "the man whose pledge you have taken claims to be
a prophet (nabi) and a messenger (rasul)". This was answered by only
a denial, while such an answer is not correct. The fact is that the
holy revelation of God Almighty which descends upon me contains
words such as rasul, mursal and nabi, not once but hundreds of
times. So how can the reply be correct that such words are not
present? In fact, at this time these words occur more clearly and
explicitly than in the earlier days. And in the Barahin Ahmadiyya
too, published 22 years ago, these words are not few.

Thus, in the Divine communications published in Barahin Ahmadiyya,
one revelation from God is as follows: "He it is Who sent His
messenger (rasul) with guidance and the true religion in order to
make it prevail over all other religions" (see p. 498, Barahin
Ahmadiyya). Here, this humble one has been clearly addressed as
rasul. Then after this, in the same book, is the following Divine
revelation regarding myself: "The messenger of God in the mantle of
the prophets" (p. 504). Then quite near this in the same book is the
following revelation: "Muhammad is the messenger of God; those with
him are firm against disbelievers, compassionate among themselves.
(The Holy Quran: 48:29)" In this revelation I have been given the
name 'Muhammad'2 as well as rasul.4 Then there is the following
Divine revelation noted on page 557 of Barahin Ahmadiyya: "A warner
came into the world." Another version of it is: "A prophet (nabi)
came into the world."5 Similarly in many other places in Barahin
Ahmadiyya the word rasul has been applied to this humble one..." (Di
copy paste dari situs resmi Ahmadiyah Lahore)

Dan seterusnya.

Oh, oh, makin kelihatan saja HMNA tidak mengerti apa yang ia dengar
dan ia omongkan, lalu menuduh saya berdusta, padahal dirinya sendiri
yang sering berdusta.

Salam,
MAS

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "H. M. Nur Abdurrahman"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Saya sudah forward ini kepada salah seorang sahabat saya penganut
Islam
> Ahmadiyah Lahore, seorang kristolog dan jawabannya sederhana
saja: "Tidak
> ada pengakuan Ghulam Ahmad sebagai nabi dalam tulisan itu, dan
tulisan itu
> wajar sebagai pernyataan seorang 'Mujaddid'. Lain kali kalau
menjumpai
> tulisan, lihat saja, kalau ada pengakuan sebagai nabi, niscaya itu
bukan
> dari Ghulam Ahmad, itu palsu.. Sebagai perbandingan: LAI- Yahya
17:3 Inilah
> hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-
satunya Allah
> yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus. LAI-
Rom 10:9
> Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan,
dan
> percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari
antara orang
> mati, maka kamu akan diselamatkan..LAI- Yahya 17:3 yang menyatakan
Jesus
> hanya sekadar utusan Allah, itu betul-betul dari Jesus, tetapi LAI-
Rom 10:9
> yang menyatakan Jesus adalah Tuhan, itu palsu, bukan perkataan

Re: [wanita-muslimah] Re: Saatnya 'Kembali' ke ASI, maksimal 5 bulan benarkah??

2007-07-13 Terurut Topik Donnie
All and all ASI jelas lebih baik dari susu formula. dan sudah ada  
yang menjelaskan.  Susu manusia jelas lebih kompatibel untuk manusia  
juga... apa pun itu.  Susunan saluran pencernaan bayi secara  
fisiologis jelas lebih dipersiapkan untuk menerima ASI.
Tapi memang tidak selamanya membuat ASI menjadi solusi yang terbaik.   
Ada kalanya misalnya pada kasus Ibu dengan HIV positif, ASI justru  
menjadi sumber penularan pada anaknya (disamping kemungkinan tertular  
saat hamil atau melahirkan).  Sehingga rekomendasi ahli adalah kalau  
ibu terkena HIV, sebaiknya diganti dengan susu formula.

Masalahnya dinegara berkembang yang sangat limited resources,  
jangankan buat beli susu formula, untuk beli makan saja sangat  
sulit.  Belum lagi, susu formula membutuhkan preparasi yang cukup  
"rumit" untuk menjaga agar susu yang dipersiapkan tersebut tetap  
steril dan terbebas dari bakteri.   Membuat susu formula untuk bayi  
tentu tidak sama membuat susu untuk orang dewasa yang mempunyai  
imunitas yang lebih baik.  tidak higienis sedikit maka bayi tersebut  
bisa terkena diare.

Kalau kemudian alasan orang miskin kualitasa susunya tidak baik,  
bagaimana kalau tidak disusui, wong buat beli susu saja tidak mampu?   
seburuk apapun kualitas ASI (karena gizi ibunya tidak baik) masih  
lebih baik dibandingkan susu formula yang cara penyiapan dan  
pemberiannya tidak benar.
Ilustrasinya, misalnya untuk buat susu formula sebotol, botol harus  
disterilkan, air harus bersih dan matang, dan apabila bayi tidak  
habis meminumnya, kita tidak bisa menyimpan dalam waktu cukup lama  
untuk diminumkan kembali.  Dan orang miskin masa disuruh beli lemari  
es juga buat menyimpan sisa susu yang belum diminum.  padahal  
membuang sisa susu juga sesuatu yang mahal, apalagi bagi orang miskin.

Dalam kasus HIV di negara berkembang yang miskin, pilihannya adalah,  
apakah mecegah pemberian ASI karena resiko tertular, atau memberikan  
cairan pengganti ASI dengan risiko angka kematian bayi yang tinggi  
karena diare atau penyakit yang lain (terutama pada bulan2 pertama).   
meskipun mampu menularkan HIV, ASI juga memberikan imunitas dari ibu  
pada bayinya.

Kalau saya melihat artikel dibawah ini, memang tidak bisa dikatakan  
keliru, tapi juga tidak bisa dibilang benar.  memang ada bayi yang  
mengalami intoleransi ASI, tapi tidak menyebabkan bahwa ASI bukan hal  
yang terbaik bagi bayi, hanya kasus2 tertentu saja yang menyebabkan  
mereka tidak bisa menggunakan ASI.

Satu manfaat lain dari ASI yang tidak bisa diperoleh dari susu kaleng/ 
formula adalah psychological bound antara ibu dan bayi.  Karena bayi  
bisa merasakan 'aura' psikologis dari ibunya dengan menghisap puting  
ibunya, disamping kontak antara tubuh bayi dan ibunya, dan ibu  
mendapatkan rangsangan emosional dari hisapan mulut bayi diputingnya.

Masalah bahwa cara pemakaian ASI tidak diterangkan, sementara susu  
formula diterangkan jelas itu suatu premis yang ngawur..
Juga alasan yang mengatakan bahwa kualitas ASI berbeda karena  
kualitas ibunya (miskin dan kaya), kalau kaya, harusnya kualitas  
ASInya lebih baik sehingga tidak ada alasan untuk memberikan susu  
formula, kalau miskin karena alasan tidak punya alternatif lain,  
berarti tidak ada alasan juga untuk memberikan susu formula.

Saya pikir, ketika semua orang mulai sadar untuk kembali ke alam dan  
yang alami, karena kesadaran bahwa sesuatu yang alami lebih baik,  
posting ini justru sesuatu yang aneh, kalau tidak dikatakan membawa  
pesan tertentu.


On Jul 13, 2007, at 3:40 PM, IrwanK wrote:

> Ada dokter & praktisi menyusui yang mau sharing pengetahuan soal  
> bahasan
> di bawah? :-) Pada kemana ya? koq gak ada yang merespon nih?
> Atau topiknya kalah seru dibanding topik Ahmadiyah? :-p
>
> Wassalam,
>
> Irwan.K
>
> On 7/11/07, IrwanK <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> > Karena ini kebetulan membahas soal ASI, barangkali dokter & praktisi
> > menyusui di milis ini
> > bisa sharing pengetahuan apa benar yang dibahas di bawah (khususnya
> > tulisan si Mus)..
> >
> > Wassalam,
> >
> > Irwan.K
> >
> > -- Forwarded message --
> > From: Hafsah Salim <[EMAIL PROTECTED]>
> > Date: Jul 9, 2007 7:00 AM
> > Subject: [mediacare] Re: Saatnya 'Kembali' ke ASI, maksimal 5 bulan
> > benarkah??
> >
> > > BeachBoy BaliAsli <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > > Bila memang sahih dan sah sehat sebagai yang disampaikan jeng
> > > Hafsah...ini bisa jadi berita bagus bagi beberapa kalangan wanita
> > > karir atau wanita yang ASI nya ngga lancar
> > > Mungkin jeng Hafsah bisa memberikan referensi kedokteran dan
> > > kesehatan yang sahih sesuai pernyataan anda?
> > >
> >
> > Dalam breast feeding, TIDAK DIKENAL ISTILAH SAHIH DAN SAH 
> > Yang harus saya tekankan dalam tulisan ini adalah, JANGANLAH
> > MENGANGGAP BAHWA ASI ITU MERUPAKAN FORMULA TERBAIK, PENDAPAT INI  
> SALAH
> > DAN MENYESATKAN.
> >
> > ASI itu berasal dari tubuh ibu, dan kualitas ASI tidak sama antara
> > ibu2 yang miskin dan

Re: [wanita-muslimah] Re: jika, khalwat

2007-07-13 Terurut Topik L.Meilany
Saya tidak bermaksud seperti itu, Pak Satriyo mengartikannya kurang benar :-)

Ibaratnya gini : resep gado2 itu standar sama,  yg pokok adalah sayuran dan ada 
saus kacang tanah.
Ini teorinya. Maka gado2 di 'inggriskan' jadi indonesian salad.

Prakteknya, bisa saja di tambahin yg lain2, ditambahin kentang ditambahin telur 
rebus, di tempat saya di kasih kecap.
Ada yg kemudian bikin sudah sesuai teori tapi nggak enak, gagal karena ternyata 
pake kacang tanah dah jelek.
Gagal karena kacang tanahnya disangrai [ goreng tanpa minyak]

Namanya jadi bukan gado2 lagi tapi asinan atau jenis makanan lain.
Siapakah yg membuat komposisi/resep gado2?
Kenapa dinamakan gado2, kenapa gado2 harus seperti itu bumbunya?

Itulah yg saya maksud :-)
Silakan direnungkan kembali.

Salam gado2
l.meilany
  - Original Message - 
  From: rsa 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, July 09, 2007 12:55 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: jika, khalwat


  Maksud bu Meilany apakah artinya bila praktek tidak selalu sesuai 
  teori maka teori itu batal atau bagaimana?

  Apakah al-Qur'an melulu hanya teori saja hanya karena manusia tidak 
  beres mempraktekannya? Apakah yang diinginkan surga di dunia?

  Bukankah memang hidup adalah serangkaian ujian, yang baik buruk 
  hasilnya kembali pada kita, dan Allah dengan segala Rahman dan 
  Rahimnya akan selalu bersama hamba-Nya yang tidak putus asa kepada 
  RahmatNYA?

  salam,
  satriyo

  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "L.Meilany" <[EMAIL PROTECTED]> 
  wrote:
  >
  > Teori itu selalu indah-indah tapi pada prakteknya?
  > Saya selalu positif bahwa hukum Allah itu untuk membuat kebahagian 
  umat di dunia.
  > Yg selalu diucapkan dalam peristiwa pernikahan
  > SAMARA - sakinah mawadah warahmah.
  > Tapi jika ternyata prakteknya gak begitu, gimana?
  > Inilah yg jadi bahan omongan.
  > Sampai sejauh mana hukum Allah bisa dipahami dengan benar.
  > 
  > Seperti kata Mia film Nia Dinata : "berbagi suami" itu adalah film 
  hasil obsevasi
  > di kehidupan langsung yg terkuak.
  > Nggak ada kan orang2/kritisi film yg cenderung Islami protes?
  > Karena memang begitulah kenyataannya. Dapat Citra juga dibatalkan.
  > 
  > Salam
  > l.meilany
  > [ info : berbagi suami sudah ada dvdnya ;-), bagi yg mau lihat 
  karena ogah lihat di bioskop]
  > 
  > 
  > 
  > 
  > - Original Message - 
  > From: rsa 
  > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  > Sent: Wednesday, July 04, 2007 11:12 AM
  > Subject: [wanita-muslimah] Re: jika, khalwat
  > 
  > 
  > Bu Meilany,
  > 
  > Pernyataan ibu ini, "Mereka ikhlas cuma sekedar jadi obyek untuk 
  > tempat buang sperma suaminya, mereka jadi pabrik anak. Mereka 
  jadi 
  > pembantu suaminya all in. Mereka tunduk, taat pada suami." murni 
  > asumsi ibu atau memang ibu ada bukti hidup?
  > 
  > Rasanya kalo hanya menyikapi hukum Allah dari kacamata perasaan, 
  > hati, emosi, apalagi hanya melulu mengambil contoh kasus yang 
  > negatif, pasti akan muncul sikap antipati. Padahal tidak semua 
  > praktek poligini kontemporer itu tidak terpuji kan? Apakah semua 
  > pernikahan monogami positif, sukses, bahagia? Ini saya pake 
  > logika 'hati' ibu lhoo ...
  > 
  > salam,
  > satriyo
  > 
  > ===
  > 
  > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "L.Meilany"  
  > wrote:
  > >
  > > Ya kalo memang itu pilihan hidupnya sih nggak pa-pa, mereka 
  ikhlas.
  > > Mereka ikhlas cuma sekedar jadi obyek untuk tempat buang sperma 
  > suaminya, mereka jadi pabrik anak.
  > > Mereka jadi pembantu suaminya all in. Mereka tunduk, taat pada 
  > suami.
  > > 
  > > Masalahnya sekarang yg kita dengar, kita lihat adakah yg benar2 
  > ikhlas, pasrah, lega lilo untuk menjadi seperti ini.
  > > Mereka kebanyakan membanggakan bagaimana mereka seperti itu 
  adalah 
  > karena ketundukan, kesetiaan pada suami 
  > > bukan semata-mata kepada Allah. 
  > > Lantas apakah suami itu representatif Allah dimuka bumi bagi 
  > isterinya ? :-) 
  > > 
  > > Banyak orang yg peka bisa membaca perasaan perempuan seperti 
  ini, 
  > maka kemudian diperdebatkan, didiskusikan.
  > > Apa iya sih?
  > > Karena kenyataannya mulut berkata iya tapi hati menangis.
  > > Tak ada pilihan, jika mereka menginginkan madu hanyalah skedar 
  > untuk meringankan beban psikologis mereka 
  > > juga mungkin beban fisik.
  > > Jika isteri tua lagi ogah melayani suaminya, maka tugas itu 
  > dilimpahkan pada istri lainnya.
  > > Maka si isteri tua sedikit bisa bernapas lega sambil terus2-an 
  > sholat mengadukan nasibnya pada Allah SWT.
  > > :-)
  > > 
  > > salam
  > > l.meilany 
  > > 
  > > - Original Message - 
  > > From: Flora Pamungkas 
  > > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  > > Sent: Wednesday, June 27, 2007 8:02 PM
  > > Subject: [wanita-muslimah] Re: jika, khalwat
  > > 
  > > 
  > > Mbakyu, 
  > > Kalau saya memahami seorang isteri yang merelakan dan 
  mencarikan 
  > isteri baru
  > > untuk suaminya, adalah seorang wanita yg memiliki persentase 
  > 

Re: [wanita-muslimah] Re: Palestina ..Oh... Palestina...

2007-07-13 Terurut Topik L.Meilany
Masalahnya sekarang Palestina mana yg mau dibela?
Palestina Hamas yg menduduki jalur Gaza atau Palestina Fatah yg dapat sokongan
dari negara2 Eropa dan Israel?
Palestina Hamas saling menyerang dengan Palestina Fatah.
Akibatnya banyak Palestina Hamas ngungsi dibukakan jalan oleh Israel untuk 
menuju Suriah
dan Mesir.

Salam
l.meilany


  - Original Message - 
  From: rsa 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, July 09, 2007 2:18 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Palestina ..Oh... Palestina...


  Kalo ga mau peduli urusan ummat, ga usah panjang lebar kasih alasan! 
  gitu aja ko repot! 
  Buktikan dong ga pake nunggu wahyu s MGA buat membantu orang2 
  Palestina baik MUSLIM ataupun KRISTEN yang dibantai ZINONIS YAHUDI 
  bersama antek2 mrk di GEDUNG PUTIH dan ISTANA WESMINSTER, cukup 
  dengan Al-Qur'an dan Hadis!

  satriyo

  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "ma_suryawan" 
  <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  >
  > Assalamu'alaikum,
  > 
  > Saya sampai sekarang masih suka heran, kenapa banyak sekali orang 
  > Islam yang mempropagandakan perjuangan rakyat Palestina dikatakan 
  > sebagai Jihad, kemudian dihubung-hubungkan dengan pembelaan 
  terhadap 
  > agama, terhadap Islam, sehingga timbul usaha-usaha penggalangan 
  dana 
  > dan simpati untuk Palestina. PKS dan elemen-elemen di bawahnya 
  > adalah sebuah contoh nyata betapa partai politik ini memang dikenal 
  > paling sibuk menggalang pikiran dan usaha-usaha umat Islam di 
  > Indonesia untuk mengumpulkan dana bagi rakyat Palestina. 
  > 
  > Mungkin saja usaha marketing seperti itu bisa membawa simpati dan 
  > memperkuat posisi PKS sebagai "partai Islam" yang dapat membawa 
  > aspirasi umat Islam. Tapi konsekwensinya sangat mahal.
  > 
  > Dari perjuangan Palestina yang banyak diliput oleh CNN dan al-
  > Jazeera dengan jelas terlihat lahirnya aqidah baru dalam dunia 
  > Islam, yang memang diciptakan oleh para kyai/mullah/ulama yaitu 
  > halalnya bom bunuh diri yang dikategorikan sebagai mati syahid. 
  > Boleh melakukan bom bunuh diri demi membebaskan umat dari kekuasaan 
  > kaum kafir, katanya.
  > 
  > Mengenaskan memang dampak dari aqidah baru ini. Indonesia bahkan 
  > terkena imbas dari adanya orang-orang yang memiliki aqidah yang 
  > tersebut. Indonesia jadi ladang subur benih aqidah baru tersebut. 
  > Bahkan di beberapa milis Islam sangat sering kita dapatkan 
  > propaganda dan pembelaan orang-orang Islam atas aqidah baru 
  > tersebut. Aneh memang, padahal rakyat Palestina yang dibantu dan 
  > dibela itu sendiri saling bertikai dan bunuh-bunuhan. 
  > 
  > Perebutan kekuasaan antara Hamas dan Fatah (Yang nota bene adalah 
  > perebutan dan pertikaian dan saling bunuh-bunuhan antara orang 
  Islam 
  > dengan orang Islam!) membuktikan, apakah masih perlu kita usung 
  > simbol-simbol perjuangan rakyat Palestina sebagai jihad, sebagai 
  > pembelaan terhadap umat dan agama Islam, seperti yang dimaksud 
  dalam 
  > ajaran Islam?
  > 
  > Salam,
  > MAS
  >



   

[Non-text portions of this message have been removed]



Re:Re: [wanita-muslimah] keputusan apa yg harus kuambil?

2007-07-13 Terurut Topik L.Meilany
Gitu saja kok repot :-)
Ya sudah cepat menikah saja.
Cinta itu bisa memecahkan segala hal, meringankan yg berat, memudahkan yg sulit.
Masalah belum punya kerjaan kaitannya kan dengan gimana nanti ia 
mengongkosi kehidupan pernikahan ini kan?
Yg saya pahami dalam hidup gak bisa kita melakukan semuanya, manusia itu 
terbatas.
Jadi apapaun juga perlu berkorban.
Juga harus bisa memilih.

Kalo keluarga sudah setuju artinya kan mereka lebih senang bahwa calon suami 
Lilin
mualaf, masalah tidak/belum berpenghasilan tidak jadi soal. Nanti kan keluarga 
besar akan membantu.
Kalo Lilin kerja artinya Lilin yg harus membiayai kehidupan rumahtangga.

Salam
l.meilany



  - Original Message - 
  From: candle light 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Sunday, July 08, 2007 8:22 PM
  Subject:Re: [wanita-muslimah] keputusan apa yg harus kuambil?


  jazakalloh untuk saran akhi...aku sendiri memang sering berpikir untuk 
memutuskan ta'aruf ini. namun amat disayangkan, mungkin karena campur tangan 
Allah (i'm not sure) lagi2 percobaan ta'aruf dg ikhwan lain selalu menemui 
hambatan. sekali lagi, sangat tidak mudah untuk benar-benar melepas ta'aruf yg 
kali ini sudah melibatkan kel(kel besarku sudah merestui kami meski kondisinya 
seperti itu). mohon doanya ya akh?! jazakalloh

  Wikan Danar Sunindyo <[EMAIL PROTECTED]> wrote: lha sikap si ikhwan sendiri 
gimana?
  kalau cuman ta'aruf melulu tidak ditindaklanjuti dengan di-khitbah, ya
  tenang2 saja lah mbak ...
  kalau mbak sofie memang pengin segera menikah, kalau ada ikhwan lain
  yang siap dan mengkhitbah mbak, dan mbak sofienya juga sreg dengan
  orang itu, ya silakan saja menikah ...
  ta'aruf itu bukan berarti harus jadi
  sekarang tergantung pada mbak sofie sendiri, kalau mau tegas bilang ke
  ikhwannya, wan mau lanjut gak nih ... kalau gak serius, gak usah
  ta'arufan lagi deh
  kalau mbak sofie mau mengambang/diambangkan ya silakan sendiri
  tanggung akibatnya :)

  lagian, emang co emang gak bisa dipaksa2
  kalau misalnya dipaksa2 nikah dengan kondisi gak jelas (misal belum
  punya pekerjaan, hati tak menentu), kalau terjadi percekcokan di
  kemudian hari, bisa berabe.
  nikah itu butuh persiapan dan ketenangan hati, gak bisa grusa grusu.
  dan abis nikah, bukan berarti permasalahan selesai, justru
  permasalahan yang lebih besar siap menanti. apalagi menikah dengan
  muallaf, banyak faktor yang perlu dipertimbangkan.

  salam,
  --
  wikan
  http://wikan.multiply.com

  On 7/7/07, candle light <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  >
  > aku ingin segera menikah. saat ini ada seorang ikhwan yg kebetulan seorang 
muallaf sejak thn 94 yg sedang menjalani ta'aruf dgku. tapi persoalan yg kami 
hadapi saat ini adalah dia belum miliki pekerjaan. tepatnya sejak dia 
memutuskan untuk pergi dari kel karena perbedaan akidah. aku bingung...masa 
ta'aruf kami sudah lewat 8 bulan. hatiku sudah mulai gelisah. namun setiap 
kubawa dalam qiyamul lail, selalu makin mantap hati ini untuk menantinya. saat 
ini dia berada di pulau yg berbeda dgku. aku binging, harus bagaimana 
menentukan sikap sementara gelisah hati ini semakin menjadi karena masa ta'ruf 
yg sudah terlalu lama.

  -
  Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru!

  [Non-text portions of this message have been removed]



   

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Fwd: Apakah Islam Hanya Mengatur Wilayah Privat Saja??

2007-07-13 Terurut Topik L.Meilany
Aturan Islam untuk urusan privat dan bermuamalat bisa berjalan baik jika hal 
tersebut diterapkan dalam lingkungan
kecil, misal disuatu kelompok tarekat. Mereka lahir, belajar, berusaha dan 
sampai mati berada di lingkungan tersebut.
Ini meminimalkan hubungan dengan aturan yg berbau non Islam.
Nggak usah punya KTP, nggak usah punya akte nikah nggak usah punya akte lahir 
misalnya.

Dalam kehidupan bernegara [ artinya kita tinggal di suatu daerah yg tentunya 
punya aturan]
Dan kemudian negara tersebut berlandaskan Pancasila, bukan hukum Islam.
Maka wilayah privat pun secara tidak tertulis ataupun tertulis diatur 
berdasarkan aturan
setempat [ misalnya perda] atau tatacara/adat istiadat setempat [ jika terjadi 
pelanggaran maka 
akan dikenakan sanksi sosial, dikucilkan, diomongin, rumahnya disatronion, 
nggak diajak kumpul2] 

Dalam hal agama Islam bisa saja mengatur wilayah privat sekelompok orang; misal 
di pengajian, klub
organisasi, di pekerjaan. Tapi tidak bisa menjadikan aturan tersebut mempunyai 
kekuatan hukum.
Misalnya perempuan yg gak pake jilbab nggak bisa gitu dikenakan aturan hukum, 
misal ditangkap polisi,
di penjara meskipun di derah situ, dilingkungan situ semua perempuan berjilbab.
Paling2 ya di omongin, di gosipin.

Tapi jika negara atau daerah tersebut punya aturan/perda yg berlandaskan Islam 
ya semuanya harus mengacu
pada aturan Islam itu, bukan cuma masalah privat tapi juga semua aspek di 
kehidupan.
Tapi kenyataannya apakah demikian?
Coba saja lihat saja di NAD lihat di kota Tangerang - aturan yg bernuansa Islam 
baru punya gigi jika ada razia.
Selama nggak ada razia semuanya berjalan seperti biasa. Ini saya baru tahu 
stelah Pak Sirbats nulis mail waktu itu.
Aturan baru berlalu jika ada razia.

Kerabat saya yg baru datang dari luarnegeri kemudian melewati Tangerang di 
malam hari begitu takjub melihat pemandangan
kota yg dihiasi Asmaul Husna tapi banyak juga perempuan2 berkeliaran, banyak yg 
ndak pake jilbab pula.
Padahal aturannya kan lewat jam 7 malam perempuan di larang berada di tempat 
umum.

Artinya kan Islam untuk mengatur wilayah privat saja nggak mempan tanpa 
didukung sebuah aturan yg berkekuatan hukum
Masalah privat itu adalah menyangkut kesadaran diri. Sedangkan aturan sosial 
adalah menyangkut ketaatan pada institusi bernegara. Jadi beda pemahamannya.
Kalo seseorang terpaksa pake jilbab karena aturannya mengharuskan demikan maka 
artinya ia takut pada aturan bukan 
takut pada Allah [ini kata Jusuf Kalla]

Salam
l.meilany 



  - Original Message - 
  From: rsa 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, July 09, 2007 1:15 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Fwd: Apakah Islam Hanya Mengatur Wilayah 
Privat Saja??


  Terima kasih copypaste-nya bu Meilany. 

  Izinkan saya bertanya, apakah menurut ibu, sebagai yang 
  menyodorkan/copypaste wawancara dengan mantan rektor UIN Jakarta ini, 
  pernyataan sang mantan rektor sudah relevan dan siginifikan dengan 
  artikel yang saya copypaste juga? Mungkin soal pemerintahan, dalam 
  hal ini kekhalifahan, tapi dengan hal lain yang masuk 'katergori' non-
  privat? 

  Misalnya masalah aurat, rumah tangga, lapangan pekerjaan, bidang 
  niaga/usaha, muamalat dengan pemeluk keyakinan lain, muamalat dengan 
  sempalan dalam ummat Islam, mengenai lingkungan hidup, apakah ini 
  juga masuk yang ingin disampaikan melalui wawancara tsb?

  Benang merah dari artikel yang saya forward, menurut saya adalah, 
  sudah sedemikian jauh kalangan ummat yang membedakan atau membonsai 
  mana yang masuk urusan agama (Islam) dan mana yang bukan urusan agama 
  (Islam) seolah Islam itu selayaknya agama lain yang diakui di negeri 
  mayoritas Muslim ini.

  salam,
  satriyo

  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "L.Meilany" <[EMAIL PROTECTED]> 
  wrote:
  >
  > Cuma mau copypaste :
  > 
  > Jumat, 03 Maret 2006
  > Prof DR Azyumardi Azra 
  > Setelah Ali, Tak Ada Lagi Khilafah 
  > 
  > 
  > Belakangan ini, wacana khilafah Islamiyah diangkat lagi, 
  terutama untuk melawan hegemoni Barat yang terus mengancam 
  ketentraman dan ketenangan umat Islam. Kasus yang paling anyar adalah 
  pemunculan kartun Nabi Muhammad SAW di sejumlah media massa Barat. 
  > 
  > Ada kalangan yang berpandangan, kalau ada kekhalifahan Islam, 
  kondisi umat Islam tak akan selemah seperti sekarang ini. Boleh 
  dikata, umat Islam saat ini sudah kehilangan 'izzah (kemuliaan).
  > 
  > Apa yang membuat khilafah di masa lalu kokoh kedudukannya dan 
  apa pula yang menyebabkannya hancur? Berikut ini wawancara wartawan 
  republika, Damanhuri Zuhri, dengan Rektor Universitas Islam Negeri 
  Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof DR Azyumardi Azra:
  > 
  ...
  > 
  > Apakah mungkin untuk saat ini?
  > Saya nggak bilang nggak mungkin. Bisa-bisa saja. Tapi yang 
  jelas banyak hambatan. Pertama, hambatan yang paling besar itu tentu 
  saja adalah eksistensi dari nation state (nagara bangsa) yang sudah 
  begitu mapan di negara-negara di dunia Muslim. Apakah mungki

Re: [wanita-muslimah] HMNA dan kawannya....Re: Fwd: Kecintaan Kepada Rasulullah SAW

2007-07-13 Terurut Topik H. M. Nur Abdurrahman
http://www.aaiil.org/text/books/mga/correctionerrorekghaltikaizala/co
The Holy Quran states that prophets appeared among all the nations of the
earth, and so the fact the name of only a few of them are known cannot be
used to argue that prophets have only appeared among one or two nations.
Similarly, the Holy Prophet's hadith proves the coming of mujaddids in all
centuries even though it may not be possible to name them all.
However, many Muslim religious figures in history have claimed to be the
mujaddids of their eras; IN ADDITION, Muslim religious scholars of the past
have described some of their predecessors as mujaddids of their times. In
fact, Shaikh Ahmad of Sirhind, India, is quite commonly known in the Indian
subcontinent simply as Hazrat Mujaddid Alf Thani (mujaddid of the second
thousand - he appeared at the head of the eleventh century hijrah).
>From historical sources the following list of mujaddids may be compiled :
First century: 'Umar ibn 'Abdul 'Aziz.
Second century: Imams Shafi'i and ibn Hanbal.
Third century: Abu Sharah and Ash'ari.
Fourth century: Abu Ubaidullah, Abu Bakr Baqilani.
Fifth century: AI-Ghazali.
Sixth century: Abdul Qadir Jilani.
Seventh century: Ibn Taimiyyah, Muin-ud-Din Chishti.
Eighth century: Ibn Hajar 'Asqalani, Salih ibn 'Umar.
Ninth century: Sayyid Muhammad Jaunpuri.
Tenth century: Imam Suyuti.
Eleventh century: Shaikh Ahmad of Sirhind (India).
Twelfth century: Shah Wali Ullah of Dehli (India).
Thirteenth century: Sayyed Ahmad Barelavi (India).
And, of course, the mujaddid of the fourteenth century of the Hijrah [Muslim
Era] is Hazrat Mirza Ghulam Ahmad of Qadian, India (1835-1908), besides whom
no other Muslim has claimed to be a Mujaddid of this century.

"We believe in the five pillars of Islam ... We believe that there is no god
besides God, and that Muhammad is His Messenger and the last of the
prophets. We believe that whoever adds to, or detracts from, the Islamic
Shari'ah even one whit, is excluded from Islam. And we instruct our
community that they believe in laa ilaaha ill-Allah Muhammadur rasul Allah;
and they consider as their duties salaat [prayer], saum [fasting], zakaat
[charity], hajj [pilgrimage], and other obligations imposed by God and His
Prophet, and act according to Islam. It is incumbent to believe in all those
things which, according to the ijmaa' [unanimity] of the Ahl-Sunnah (i.e.,
the orthodox), constitute Islam" (Ayyam Sulh).
Thus, by the grace of Allah, not only are we Muslims, but we are also the
only group dedicated purely to the propagation of Islam.

Cramba, hayyaaa, Betul-betul MAS pendusta, mana dari yang saya down load
dari situs Ahmadiyah Lahore itu yang menyatakan MGH itu nabi dan rasul?
mana? mana? na? na? na?
Kasus Ahmdiyah Lahore ditutup tup, tup, tup.
Nohetto
Howgh.
HMNA

##


- Original Message - 
From: "ma_suryawan" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Friday, July 13, 2007 22:59
Subject: [wanita-muslimah] HMNA dan kawannyaRe: Fwd: Kecintaan Kepada 
Rasulullah SAW

Sebelum jadi bias masalahnya karena usaha ngaburnya dan ulah ngeyel
HMNA serta tuduhannya, ini saya ulang postingnya...



Oh, oh, ternyata lagi-lagi HMNA cuma sanggup menghadirkan cerita, ya
sekedar cerita...tidak ada bukti kebenaran omongan kawan Anda itu.

Nah, sekarang saya berikan bukti dari situs resmi Ahmadiyah Lahore
dimana Hz. Mirza Ghulam Ahmad a.s. dengan jelas mengatakan bahwa
dirinya adalah nabi dan rasul. Lihat di:
http://www.aaiil.org/text/books/mga/correctionerrorekghaltikaizala/tr 



Re: [wanita-muslimah] Re: Harga Diri Seorang Muslim...cara kita berdiskusi

2007-07-13 Terurut Topik H. M. Nur Abdurrahman
Kasus Prof Abdus Salam is closed, tutup, tutp, tup, tup, tup
HMNA


- Original Message - 
From: "ma_suryawan" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Friday, July 13, 2007 22:33
Subject: [wanita-muslimah] Re: Harga Diri Seorang Muslim...cara kita 
berdiskusi

Perhatikan kata-kata HMNA ini: "...karena Pemerintah Pakistan sampai
sekarang ini melarang orang beragama Ahmadiyah Qadiyan masuk/ataupun
bermukim di Pakistan."



Re: [wanita-muslimah] Re: Fwd: Kecintaan Kepada Rasulullah SAW

2007-07-13 Terurut Topik H. M. Nur Abdurrahman
MAS berdusta, sebab menurut situs Islam Ahmadiyah Lahore => 
http://www.aaiil.org/text/books/mga/correctionerrorekghaltikaizala/co
The Holy Quran states that prophets appeared among all the nations of the
earth, and so the fact the name of only a few of them are known cannot be
used to argue that prophets have only appeared among one or two nations.
Similarly, the Holy Prophet's hadith proves the coming of mujaddids in all
centuries even though it may not be possible to name them all.
However, many Muslim religious figures in history have claimed to be the
mujaddids of their eras; IN ADDITION, Muslim religious scholars of the past
have described some of their predecessors as mujaddids of their times. In
fact, Shaikh Ahmad of Sirhind, India, is quite commonly known in the Indian
subcontinent simply as Hazrat Mujaddid Alf Thani (mujaddid of the second
thousand - he appeared at the head of the eleventh century hijrah).
>From historical sources the following list of mujaddids may be compiled :
First century: 'Umar ibn 'Abdul 'Aziz.
Second century: Imams Shafi'i and ibn Hanbal.
Third century: Abu Sharah and Ash'ari.
Fourth century: Abu Ubaidullah, Abu Bakr Baqilani.
Fifth century: AI-Ghazali.
Sixth century: Abdul Qadir Jilani.
Seventh century: Ibn Taimiyyah, Muin-ud-Din Chishti.
Eighth century: Ibn Hajar 'Asqalani, Salih ibn 'Umar.
Ninth century: Sayyid Muhammad Jaunpuri.
Tenth century: Imam Suyuti.
Eleventh century: Shaikh Ahmad of Sirhind (India).
Twelfth century: Shah Wali Ullah of Dehli (India).
Thirteenth century: Sayyed Ahmad Barelavi (India).
And, of course, the mujaddid of the fourteenth century of the Hijrah [Muslim
Era] is Hazrat Mirza Ghulam Ahmad of Qadian, India (1835-1908), besides whom
no other Muslim has claimed to be a Mujaddid of this century.

"We believe in the five pillars of Islam ... We believe that there is no god
besides God, and that Muhammad is His Messenger and the last of the
prophets. We believe that whoever adds to, or detracts from, the Islamic
Shari'ah even one whit, is excluded from Islam. And we instruct our
community that they believe in laa ilaaha ill-Allah Muhammadur rasul Allah;
and they consider as their duties salaat [prayer], saum [fasting], zakaat
[charity], hajj [pilgrimage], and other obligations imposed by God and His
Prophet, and act according to Islam. It is incumbent to believe in all those
things which, according to the ijmaa' [unanimity] of the Ahl-Sunnah (i.e.,
the orthodox), constitute Islam" (Ayyam Sulh).
Thus, by the grace of Allah, not only are we Muslims, but we are also the
only group dedicated purely to the propagation of Islam.

Cramba, hayyaaa, Betul-betul MAS pendusta, mana dari yang saya down load
dari situs Ahmadiyah Lahore itu yang menyatakan MGH itu nabi dan rasul?
mana? mana? na? na? na?
Kasus Ahmdiyah Lahore ditutup tup, tup, tup.
Nohetto
Howgh.
HMNA

##



- Original Message - 
From: "ma_suryawan" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Friday, July 13, 2007 22:49
Subject: [wanita-muslimah] Re: Fwd: Kecintaan Kepada Rasulullah SAW


Nah, sekarang saya berikan bukti dari situs resmi Ahmadiyah Lahore dimana 
Hz. Mirza Ghulam Ahmad a.s. dengan jelas mengatakan bahwa dirinya adalah 
nabi dan rasul. Lihat di: 
http://www.aaiil.org/text/books/mga/correctionerrorekghaltikaizala/tr



Re: [wanita-muslimah] Re: Harga Diri Seorang Muslim...cara kita berdiskusi

2007-07-13 Terurut Topik Wikan Danar Sunindyo
Mas Jano berkata ini dasarnya apa ya?
perang dunia 1 dan perang dunia 2 yang memakan banyak korban karena
bom, mayoritas korbannya adalah non-muslim. Ini perang yang sangat
besar yang memakan korban puluhan juta orang. Lha kalau perang2
sekarang kan sifatnya regional, paling korbannya gak sampai orde
jutaan, itupun mayoritas korbannya juga non-muslim.

salam,
--
wikan
http://wikan.multiply.com

On 7/13/07, jano ko <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>
>
>
>
>
> Mas Wikan :
>
>  Memang benar Alfred Nobel yang menemukan dinamit.
>  Dan waktu itu dimaksudkan buat maksud2 damai, misal
>  buat menggali
>  terowongan, bikin rata jalan, dll. Tapi oleh orang2
>  banyak pula buat
>  maksud2 jahat seperti membunuh orang lain. ]
>
>  --
>
>  Janoko :
>
>  Umat Islamlah yang paling menderita akibat "bom"
>  tersebut.


[wanita-muslimah] Re: Fwd: Kecintaan Kepada Rasulullah SAW

2007-07-13 Terurut Topik Muhkito Afiff
Kali ini saya hanya ingin memberi sedikit tips mengenai internet link 
sumber.

Sering sekali link sumber yang kita copy-paste sangat panjang dan 
terpotong jika kita kirimkan, sehingga menyulitkan pembaca yang ingin 
membuka link tersebut. Tidak semua pembaca mengerti bagaimana 
menyambung link yang patah tersebut.

Ada solusi yang mudah, yaitu dengan bantuan 

Sebagai contoh link yang Pak MA Suryawan beri yaitu
. Panjangnya 103 karakter, 
panjang sekali bukan?

Pak MA Suryawan bisa copy dan pastekan link tadi ke dalam
isian form di  tersebut, tinyurl akan 
menghasilkan link baru, yaitu: 
Panjang url kali ini hanya 25 karakter.

Selamat mencoba.

Untuk Pak MA Suryawan dan abah HMNA selamat berdiskusi dan tetap 
sabar dan berkepala dingin ya.


salam,

muhkito

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, 
"ma_suryawan" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> HMNA ini tipikal kyai yang gaptek atau bego yach...??? Rasanya sih 
> bego dalam urusan link ini, sehingga menuduh saya berdusta...dan 
> yang pasti juara ngeyel dan juara ngabur. Caramba!
> 
> Coba ketik atau klik ini dengan LENGKAP, jangan cuma sepotong: 
> http://www.aaiil.org/text/books/mga/correctionerrorekghaltikaizala/
co
> rrectionerrorekghaltikaizala.shtml
> 
> Kalau gak bisa, coba klik http://www.aaiil.org/ lalu klik BOOKS 
lalu 
> cari judul buku "A Correction of an Error"
> 
> Nah, kalo udah dapat, silahkan baca tulisan saya di bawah ini...
> 
> Kasihan.
> 
> Salam,
> MAS
> 



[wanita-muslimah] Re: PBNU: Islam Transnasional Boleh Berdakwah, Tidak Khilafah Islamiyah

2007-07-13 Terurut Topik total_sacrifice
Demokrasi adalah ide import kok boleh.. khilafah juga import kok gak
boleh. gitu ya Jan?

dasar orang Yogya.. maen perkutut ajalah hehehe

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Dwi W. Soegardi"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> PBNU: Islam Transnasional Boleh Berdakwah, Tidak Khilafah Islamiyah
> 
> Kamis, 12 Juli 2007 17:42
> 
> Jakarta, NU Online
> 
> Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) tak keberatan jika ada kelompok
> Islam berhaluan idelogi transnasional yang ingin mengembangkan dakwah
> Islam di Indonesia. Tetapi, bila ingin mendirikan Pemerintahan Islam
> (Khilafah Islamiyah), maka harus ditolak.




[wanita-muslimah] PBNU: Islam Transnasional Boleh Berdakwah, Tidak Khilafah Islamiyah

2007-07-13 Terurut Topik Dwi W. Soegardi
PBNU: Islam Transnasional Boleh Berdakwah, Tidak Khilafah Islamiyah

Kamis, 12 Juli 2007 17:42

Jakarta, NU Online

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) tak keberatan jika ada kelompok
Islam berhaluan idelogi transnasional yang ingin mengembangkan dakwah
Islam di Indonesia. Tetapi, bila ingin mendirikan Pemerintahan Islam
(Khilafah Islamiyah), maka harus ditolak.

"Kalau berdakwah, boleh saja, silakan. Tapi kalau mau (mendirikan,
Red) Khilafah Islamiyah, tidak boleh," tegas Ketua Umum PBNU KH Hasyim
Muzadi kepada wartawan di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta,
Kamis (12/7)

Bagi NU, menurut Hasyim, Islam tak perlu diformalkan dalam bentuk
sebuah pemerintahan. Sepanjang substansi atau ajaran dan nilai-nilai
luhur yang terkandung di dalam Islam bisa terwujud, maka pemerintahan
Islam merupakan sesuatu yang sia-sia.

Selain itu, katanya, ide dan gagasan pendirian pemerintahan Islam
tersebut tidaklah berasal dari tradisi dan budaya yang tumbuh serta
berkembang di Indonesia sendiri. Sehingga, tidak akan sesuai jika
dipaksakan untuk diterapkan, besar kemungkinan akan terjadi konflik.

Presiden World Conference on Religions for Peace itu mengungkapkan,
ide pendirian pemerintahan Islam sebagaimana yang diperjuangkan
kelompok Islam garis keras di Indonesia, sudah tak 'laku' di negeri
asalnya, di Timur Tengah. Tak hanya itu. Antar-kelompok sesama
pengikut ide pemerintahan Islam pun terjadi konflik.

"Nah, anehnya, kenapa ada kelompok-kelompok dari bangsa ini yang
meng-agen-i gerakan transnasional yang ingin Khilafah Islamiyah itu?
Di negaranya sendiri, mereka dilarang karena dianggap mengancam
kekuasaan negara yang berdaulat," terang Hasyim yang juga Sekretaris
Jenderal International Conference of Islamic Scholars.

Hasyim juga mengingatkan, gerakan politik yang berhaluan ideologi
transnasional tak hanya terdapat pada agama Islam. Melainkan juga
terdapat pada agama lain. Semuanya sama-sama mengancam keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Pancasila dan Undang-undang Dasar
1945.

"Gerakan apapun dan dari mana pun datangnya, yang berhaluan ideologi
transnasional, sama-sama berbahayanya bagi keutuhan NKRI, termasuk
gerakan transnasional yang dibentuk Amerika Serikat. Kita orang
Indonesia, jadi, semuanya harus Indonesiawi," pungkas Pengasuh Pondok
Pesantren Al-Hikam, Malang, Jawa Timur, itu. (rif)


[wanita-muslimah] HMNA dan kawannya....Re: Fwd: Kecintaan Kepada Rasulullah SAW

2007-07-13 Terurut Topik ma_suryawan
Sebelum jadi bias masalahnya karena usaha ngaburnya dan ulah ngeyel 
HMNA serta tuduhannya, ini saya ulang postingnya...



Oh, oh, ternyata lagi-lagi HMNA cuma sanggup menghadirkan cerita, ya
sekedar cerita...tidak ada bukti kebenaran omongan kawan Anda itu.

Nah, sekarang saya berikan bukti dari situs resmi Ahmadiyah Lahore
dimana Hz. Mirza Ghulam Ahmad a.s. dengan jelas mengatakan bahwa
dirinya adalah nabi dan rasul. Lihat di:
http://www.aaiil.org/text/books/mga/correctionerrorekghaltikaizala/tr
anslationcorrectionerror.shtml

Mirza Ghulam Ahmad menjelaskan dalam buku Ek Ghalati Ka Izala sbb:

"Some people in our Movement who are not well-acquainted with my
claim and the arguments relating to it --- not having had the
occasion to study my books carefully, nor having stayed in my
company for a sufficient length of time to complete their knowledge -
-- in some instances in response to an objection of the opponents
give a reply which is entirely against facts. So, despite being on
the side of truth, they have to face embarrassment.

Thus it happened a few days ago that a person faced from an opponent
the objection that "the man whose pledge you have taken claims to be
a prophet (nabi) and a messenger (rasul)". This was answered by only
a denial, while such an answer is not correct. The fact is that the
holy revelation of God Almighty which descends upon me contains
words such as rasul, mursal and nabi, not once but hundreds of
times. So how can the reply be correct that such words are not
present? In fact, at this time these words occur more clearly and
explicitly than in the earlier days. And in the Barahin Ahmadiyya
too, published 22 years ago, these words are not few.

Thus, in the Divine communications published in Barahin Ahmadiyya,
one revelation from God is as follows: "He it is Who sent His
messenger (rasul) with guidance and the true religion in order to
make it prevail over all other religions" (see p. 498, Barahin
Ahmadiyya). Here, this humble one has been clearly addressed as
rasul. Then after this, in the same book, is the following Divine
revelation regarding myself: "The messenger of God in the mantle of
the prophets" (p. 504). Then quite near this in the same book is the
following revelation: "Muhammad is the messenger of God; those with
him are firm against disbelievers, compassionate among themselves.
(The Holy Quran: 48:29)" In this revelation I have been given the
name 'Muhammad'2 as well as rasul.4 Then there is the following
Divine revelation noted on page 557 of Barahin Ahmadiyya: "A warner
came into the world." Another version of it is: "A prophet (nabi)
came into the world."5 Similarly in many other places in Barahin
Ahmadiyya the word rasul has been applied to this humble one..."

Dan seterusnya.

Oh, oh, makin kelihatan saja HMNA tidak mengerti apa yang ia dengar
dan ia omongkan.

Salam,
MAS

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "H. M. Nur Abdurrahman"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Saya sudah forward ini kepada salah seorang sahabat saya penganut
Islam
> Ahmadiyah Lahore, seorang kristolog dan jawabannya sederhana
saja: "Tidak
> ada pengakuan Ghulam Ahmad sebagai nabi dalam tulisan itu, dan
tulisan itu
> wajar sebagai pernyataan seorang 'Mujaddid'. Lain kali kalau
menjumpai
> tulisan, lihat saja, kalau ada pengakuan sebagai nabi, niscaya itu
bukan
> dari Ghulam Ahmad, itu palsu.. Sebagai perbandingan: LAI- Yahya
17:3 Inilah
> hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-
satunya Allah
> yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus. LAI-
Rom 10:9
> Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan,
dan
> percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari
antara orang
> mati, maka kamu akan diselamatkan..LAI- Yahya 17:3 yang menyatakan
Jesus
> hanya sekadar utusan Allah, itu betul-betul dari Jesus, tetapi LAI-
Rom 10:9
> yang menyatakan Jesus adalah Tuhan, itu palsu, bukan perkataan
Jesus.
> HMNA
>
#



[wanita-muslimah] Re: Fwd: Kecintaan Kepada Rasulullah SAW

2007-07-13 Terurut Topik ma_suryawan
HMNA ini tipikal kyai yang gaptek atau bego yach...??? Rasanya sih 
bego dalam urusan link ini, sehingga menuduh saya berdusta...dan 
yang pasti juara ngeyel dan juara ngabur. Caramba!

Coba ketik atau klik ini dengan LENGKAP, jangan cuma sepotong: 
http://www.aaiil.org/text/books/mga/correctionerrorekghaltikaizala/co
rrectionerrorekghaltikaizala.shtml

Kalau gak bisa, coba klik http://www.aaiil.org/ lalu klik BOOKS lalu 
cari judul buku "A Correction of an Error"

Nah, kalo udah dapat, silahkan baca tulisan saya di bawah ini...

Kasihan.

Salam,
MAS

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "H. M. Nur Abdurrahman" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> MAS ngeyel dan berdusta:
> Nah, sekarang saya berikan bukti dari situs resmi Ahmadiyah Lahore 
dimana 
> Hz. Mirza Ghulam Ahmad a.s. dengan jelas mengatakan bahwa dirinya 
adalah 
> nabi dan rasul. Lihat di: 
> 
http://www.aaiil.org/text/books/mga/correctionerrorekghaltikaizala/tr
> ==
> :HMNA
> di-down load dar situs => 
> 
http://www.aaiil.org/text/books/mga/correctionerrorekghaltikaizala/tr

> Cramba, hayyaaa, Betul-betul MAS pendusta, mana dari yang saya 
down load 
> dari situs Ahmadiyah Lahore itu yang menyatakan MGH itu nabi dan 
rasul? 
> mana? mana? na? na? na?
> Kasus Ahmdiyah Lahore ditutup tup, tup, tup.
> Nohetto
> Howgh.

#

Oh, oh jangan ngabur HMNA...

Oh, oh, ternyata lagi-lagi HMNA cuma sanggup menghadirkan cerita, ya
sekedar cerita...tidak ada bukti kebenaran omongan kawan Anda itu.

Nah, sekarang saya berikan bukti dari situs resmi Ahmadiyah Lahore
dimana Hz. Mirza Ghulam Ahmad a.s. dengan jelas mengatakan bahwa
dirinya adalah nabi dan rasul. Lihat di:
http://www.aaiil.org/text/books/mga/correctionerrorekghaltikaizala/tr
anslationcorrectionerror.shtml

Mirza Ghulam Ahmad menjelaskan dalam buku Ek Ghalati Ka Izala:

"Some people in our Movement who are not well-acquainted with my
claim and the arguments relating to it --- not having had the
occasion to study my books carefully, nor having stayed in my
company for a sufficient length of time to complete their knowledge -
-- in some instances in response to an objection of the opponents
give a reply which is entirely against facts. So, despite being on
the side of truth, they have to face embarrassment.

Thus it happened a few days ago that a person faced from an opponent
the objection that "the man whose pledge you have taken claims to be
a prophet (nabi) and a messenger (rasul)". This was answered by only
a denial, while such an answer is not correct. The fact is that the
holy revelation of God Almighty which descends upon me contains
words such as rasul, mursal and nabi, not once but hundreds of
times. So how can the reply be correct that such words are not
present? In fact, at this time these words occur more clearly and
explicitly than in the earlier days. And in the Barahin Ahmadiyya
too, published 22 years ago, these words are not few.

Thus, in the Divine communications published in Barahin Ahmadiyya,
one revelation from God is as follows: "He it is Who sent His
messenger (rasul) with guidance and the true religion in order to
make it prevail over all other religions" (see p. 498, Barahin
Ahmadiyya). Here, this humble one has been clearly addressed as
rasul. Then after this, in the same book, is the following Divine
revelation regarding myself: "The messenger of God in the mantle of
the prophets" (p. 504). Then quite near this in the same book is the
following revelation: "Muhammad is the messenger of God; those with
him are firm against disbelievers, compassionate among themselves.
(The Holy Quran: 48:29)" In this revelation I have been given the
name 'Muhammad'2 as well as rasul.4 Then there is the following
Divine revelation noted on page 557 of Barahin Ahmadiyya: "A warner
came into the world." Another version of it is: "A prophet (nabi)
came into the world."5 Similarly in many other places in Barahin
Ahmadiyya the word rasul has been applied to this humble one..." (Di
copy paste dari situs resmi Ahmadiyah Lahore)

Dan seterusnya.

Oh, oh, makin kelihatan saja HMNA tidak mengerti apa yang ia dengar
dan ia omongkan, lalu menuduh saya berdusta, padahal dirinya sendiri
yang sering berdusta.

Salam,
MAS


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "H. M. Nur Abdurrahman"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> MAS ngeyel lagi:
> Nah, sekarang saya berikan bukti dari situs resmi Ahmadiyah Lahore
> dimana Hz. Mirza Ghulam Ahmad a.s. dengan jelas mengatakan bahwa
> dirinya adalah nabi dan rasul. Lihat di:
> 
http://www.aaiil.org/text/books/mga/correctionerrorekghaltikaizala/tr
> ---
-
> HMNA:
> Berikut yang saya down load dari situs Ahmadiyah Lahore =>
>
http://www.aaiil.org/text/books/mga/correctionerrorekghaltikaizala/tr
Tidak
> ada disitu claim bahwa MGA adalah nabi dan rasul. Jadi ternyata MAS
bukan
> ngeyel saja tetapi pendusta.




[wanita-muslimah] Re: Harga Diri Seorang Muslim...

2007-07-13 Terurut Topik Dan
Berarti pak HMNA kalah berdebat, karena salah informasi.

Kalau salah seharusnya mengakui secara sportif.  Saya selalu 
mengakui kalau saya salah.

Live and learn.  Diskusi dan debat seperti ini memang suatu arena 
utk membuktikan mana konsep yg benar dan mana yg salah.  Wajar dan 
lazim dalam dunia akademis, kalau dibuktikan salah ya carilah bukti2 
baru.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "H. M. Nur Abdurrahman" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> The case is closed
> Nohetto
> Howgh
> 
> - Original Message - 
> From: "ma_suryawan" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: 
> Sent: Friday, July 13, 2007 08:55
> Subject: [wanita-muslimah] Re: Harga Diri Seorang Muslim...
> 
> 
> Kalau mau lihat bagaimana
>




[wanita-muslimah] Re: Harga Diri Seorang Muslim...cara kita berdiskusi

2007-07-13 Terurut Topik ma_suryawan
HMNA mau jadi juara ngabur ya...?

HMNA si juara ngibul (baca: dusta) dan juara ngeyel ini sebelumnya
berceloteh:

"Bagaimana mungkin Prof Abd Salam bisa masuk Pakistan, karena
Pemerintah Pakistan sampai sekarang ini melarang orang beragama
Ahmadiyah Qadiyan masuk/ataupun bermukim di Pakistan. Dan juga tidak
mungkin Prof Abd Salam jika beliau bergama Ahmadiyah Qadiyan bisa
dikebumikan di Pakistan karena siapa yang akan mengurus jenazahnya,
kalau tidak ada yang beragama Ahmadiyah Qadiyan di Pakistan.

Perhatikan kata-kata HMNA ini: "...karena Pemerintah Pakistan sampai
sekarang ini melarang orang beragama Ahmadiyah Qadiyan masuk/ataupun
bermukim di Pakistan."

Perkataan yang absurd dan bodoh!

Lalu saya berikan bukti bahwa Muhammad Zafrullah Khan, yang mantan
Menteri Luar Negeri Pakistan dan mantan Ketua Mahkamah Agung
Internasional itu adalah WN Pakistan yang menjadi anggota Jemaat
Ahmadiyah (yang beriman kepada Mirza Ghulam Ahmad sebagai
nabi/rasul), yang sejak dulu keluar masuk Pakistan dan bermukim di
Pakistan sejak tahun 1983 sampai wafatnya tahun 1985 di Lahore.

Bukan hanya Zafrullah Khan, bahkan jutaan orang anggota Jemaat 
Ahmadiyah sejak dulu sampai sekarang bermukim di Pakistan dan keluar 
masuk Pakistan.

Jadi, artinya apa? Artinya ocehan HMNA cuma asal mangap saja.

Kasihan betul orang tua dari Makassar ini karena sudah kehabisan
argumen dan karena sudah terlanjur ditelanjangi kedangkalan dan
logika bengkoknya, maka ia terus mempertontonkan kengeyelan.

Salam,
MAS


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "H. M. Nur Abdurrahman" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Kasus Prof Abdus Salam is closed
> Kasus Zafrullah Khan menjabat Mentri Luar Negeri Pakistan dan 
Ketua Mahkamah 
> Agung Internasional sebelum Pemerintah Pakistan melarang Qadianis 
juga 
> ditutup, tup, tup, tup
> Nohetto
> HMNA
> 
> - Original Message - 
> From: "ma_suryawan" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: 
> Sent: Friday, July 13, 2007 22:03
> Subject: [wanita-muslimah] Re: Harga Diri Seorang Muslim...cara 
kita 
> berdiskusi
> 
> 
>  Lalu saya berikan bukti bahwa Muhammad Zafrullah Khan, yang mantan
>  Menteri Luar Negeri Pakistan dan mantan Ketua Mahkamah Agung
>  Internasional itu adalah WN Pakistan yang menjadi anggota Jemaat
>  Ahmadiyah (yang beriman kepada Mirza Ghulam Ahmad sebagai
>  nabi/rasul), yang sejak dulu keluar masuk Pakistan dan bermukim di
>  Pakistan.
> 
>  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "H. M. Nur Abdurrahman"
>   wrote:
> 
> MAS ngeyel lagi, jual koyok
> Muhammad Zafrullah Khan yang mantan Mentri Luar Negeri Pakistan dan
> Ketua Mahkamah Agung Internasional adalah anggota Jemaat Ahmadiyah
> yang berwarga negara Pakistan
> =
> HMNA:
> Ini ada informasi:
>  - Original Message - 
>  From: leo imanov 
> To: <[EMAIL PROTECTED]>
> Sent: Thursday, December 18, 2003 20:49
> Subject: Qadiyanism
> 
> bismi-lLahi-rRahmani-rRahiem, alhamdu li-lLahi Rabbi-l'alamien wa-
shshalatu 
> wa-ssalamu 'ala asyrafi-lAnbiya-i wa-lMursalien, wa man tabiahu 
ila 
> yaumi-ddien. NastaiinuHu wa nastaghfiruHu min sayyiati anfusina wa 
sayyiati 
> amalina, mayyahdli-lLahu falaa  mudlillalah wamay yudhli-lLahu 
falaa 
> haadiyalah.. 'amma bad
> 
>  a-ssalamu 'alaikum wa rahmatu-lLahi wa barakatuH,
> bagi2 niech yaaa saya dapet kiriman sich, mudah2an 
> bermanfaat euy! wa-lLahu 'alam bi-shshawab, wa bi-lLahi-ttaufiq 
wal-hidayah 
> baraka-lLahu
> fiekum - wa shalla-lLahu wa-ssallamuH 'alaa Nabiyyina Muhammad, 
> subhanaka-lLahumma wabihamdiKa asyhadu alla Ilaha illa Anta, 
astaghfiruKa wa 
> atubu ilaiK.
> wa ssalamu 'alaikum wa rahmatu-lLahi wa-barakatuH.
> ..
> Qadiyaniat in the Contemporary World
> Pakistan, the home of the Qadiyani movement, declared the religion 
Qadianis 
> to be kufr, non-Islam and other governments followed suit. Saudi 
Arabia 
> stopped giving visas to Qadianis as Muslims. Recently, a South 
African court 
> has ruled them to be non-Muslims. However, anti-Islam governments 
give 
> Qadianis protection and provide facilities for their propagation, 
among 
> them, the U.S. and the British are major protectors. Attending 
Qadiani 
> functions under any pretext is helping and promoting their kufr.
> **
> Fatwa tentang Ahmadiyah Qadiyan sesat dikeluarkan pada Munas II 
MUI 1980, 
> kondiderannya antara lain dari Rabithah Alam Islami (Liga Dunia 
Islam) yang
>  berpusat di Makkah yang menetapkan bahwa Ahmadiyah Qadiyan adalah 
kelompok 
> di luar Islam. Pemerintah Pakistan segera merespons fatwa itu dan 
melarang
>  keberadaan para penganut Qadianis bermukim di Pakistan. Muhammad 
Zafrullah 
> Khan menjabat Mentri Luar Negeri Pakistan dan Ketua Mahkamah Agung
>  Internasional sebelum Pemerintah Pakistan melarang Qadianis
> HMNA
> 
>   
#
> ###
>




Re: [wanita-muslimah] Re: Fwd: Kecintaan Kepada Rasulullah SAW

2007-07-13 Terurut Topik H. M. Nur Abdurrahman
MAS ngeyel dan berdusta:
Nah, sekarang saya berikan bukti dari situs resmi Ahmadiyah Lahore dimana 
Hz. Mirza Ghulam Ahmad a.s. dengan jelas mengatakan bahwa dirinya adalah 
nabi dan rasul. Lihat di: 
http://www.aaiil.org/text/books/mga/correctionerrorekghaltikaizala/tr
==
:HMNA
di-down load dar situs => 
http://www.aaiil.org/text/books/mga/correctionerrorekghaltikaizala/tr
The Lahore Ahmadiyya Movement for the Propagation of Islam (A.A.I.I.L. -
Ahmadiyya Anjuman Isha'at-e-Islam Lahore)

The Holy Quran states that prophets appeared among all the nations of the
earth, and so the fact the name of only a few of them are known cannot be
used to argue that prophets have only appeared among one or two nations.
Similarly, the Holy Prophet's hadith proves the coming of mujaddids in all
centuries even though it may not be possible to name them all.
However, many Muslim religious figures in history have claimed to be the
mujaddids of their eras; IN ADDITION, Muslim religious scholars of the past
have described some of their predecessors as mujaddids of their times. In
fact, Shaikh Ahmad of Sirhind, India, is quite commonly known in the Indian
subcontinent simply as Hazrat Mujaddid Alf Thani (mujaddid of the second
thousand - he appeared at the head of the eleventh century hijrah).
>From historical sources the following list of mujaddids may be compiled :
First century: 'Umar ibn 'Abdul 'Aziz.
Second century: Imams Shafi'i and ibn Hanbal.
Third century: Abu Sharah and Ash'ari.
Fourth century: Abu Ubaidullah, Abu Bakr Baqilani.
Fifth century: AI-Ghazali.
Sixth century: Abdul Qadir Jilani.
Seventh century: Ibn Taimiyyah, Muin-ud-Din Chishti.
Eighth century: Ibn Hajar 'Asqalani, Salih ibn 'Umar.
Ninth century: Sayyid Muhammad Jaunpuri.
Tenth century: Imam Suyuti.
Eleventh century: Shaikh Ahmad of Sirhind (India).
Twelfth century: Shah Wali Ullah of Dehli (India).
Thirteenth century: Sayyed Ahmad Barelavi (India).
And, of course, the mujaddid of the fourteenth century of the Hijrah [Muslim
Era] is Hazrat Mirza Ghulam Ahmad of Qadian, India (1835-1908), besides whom
no other Muslim has claimed to be a Mujaddid of this century.

"We believe in the five pillars of Islam ... We believe that there is no god
besides God, and that Muhammad is His Messenger and the last of the
prophets. We believe that whoever adds to, or detracts from, the Islamic
Shari'ah even one whit, is excluded from Islam. And we instruct our
community that they believe in laa ilaaha ill-Allah Muhammadur rasul Allah;
and they consider as their duties salaat [prayer], saum [fasting], zakaat
[charity], hajj [pilgrimage], and other obligations imposed by God and His
Prophet, and act according to Islam. It is incumbent to believe in all those
things which, according to the ijmaa' [unanimity] of the Ahl-Sunnah (i.e.,
the orthodox), constitute Islam" (Ayyam Sulh).
Thus, by the grace of Allah, not only are we Muslims, but we are also the
only group dedicated purely to the propagation of Islam.

Cramba, hayyaaa, Betul-betul MAS pendusta, mana dari yang saya down load 
dari situs Ahmadiyah Lahore itu yang menyatakan MGH itu nabi dan rasul? 
mana? mana? na? na? na?
Kasus Ahmdiyah Lahore ditutup tup, tup, tup.
Nohetto
Howgh.

##


- Original Message - 
From: "ma_suryawan" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Friday, July 13, 2007 22:11
Subject: [wanita-muslimah] Re: Fwd: Kecintaan Kepada Rasulullah SAW


> Oh, oh jangan ngabur HMNA...
>
> Oh, oh, ternyata lagi-lagi HMNA cuma sanggup menghadirkan cerita, ya
> sekedar cerita...tidak ada bukti kebenaran omongan kawan Anda itu.
>
> Nah, sekarang saya berikan bukti dari situs resmi Ahmadiyah Lahore
> dimana Hz. Mirza Ghulam Ahmad a.s. dengan jelas mengatakan bahwa
> dirinya adalah nabi dan rasul. Lihat di:
> http://www.aaiil.org/text/books/mga/correctionerrorekghaltikaizala/tr
> anslationcorrectionerror.shtml 



[wanita-muslimah] Re: Kewajiban Menegakkan Khilafah ... sedikit buat Dan

2007-07-13 Terurut Topik Dan
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "rsa" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Perhatikan:
> 
> [1] Anda berani menolak perintah Allah semata karena logika anda 
> merasa perintah Allah itu sesuatu yang 'jelek' (=teokrasi)? Apakah 
> dari pernyataan saya ini jelas saya menyatakan 'Allah mengharuskan 
> kita menciptakan teokrasi' spt jelas terlihat pada pernyataan anda 
> ini "Sejak kapan Allah bilang kita harus menciptakan teokrasi?"? 
> Saya paraphrase biar lebih jelas: apakah anda berani mangandalkan 
> logika anda untuk menilai perintah Allah itu 'jelek' atau tidak 
> (misalnya soal khalifah yang anda cap 'teokrasi')? jelas?

DP: Perintah Allah akan saya cerna dg akal sesuai dg perintahNya: 
tidak ada orang beriman yg tidak berakal.

> [2] Mengapa anda senang sekali dan berulang kali hanya mencomot 
yang 
> anda suka dari komentar saya? entah buat member yang lain. Saya 
tdk 
> hanya komentar satu hal tadi, di atas. Mana tanggapan anda? Saya 
> ulang bagian yang tidak anda sentuh: 
> 
> > > Memang sejauh ini, sudah pasti, setidaknya menurut yang 
terhormat 
> > > Azyumardi, khilafah itu tidak ada? Bukannya dia menyitir 
pendapat 
> > > seorang ulama, dan ulama itu 'mendeskripsikan', bukan 
mengambil 
> > > kesimpulan, bahwa apa yang muncul setelah khulafaurrasyidin 
> > > itu 'tidak masuk kategori' khilafah.
> > > 
> > > Jadi ya ayo, mari, kalo gitu, kita pastikan bahwa kita hanya 
> > > meneladani bentuk khilafah sesungguhnya, yaitu spt dijalankan 
> oleh 
> > > Rasul hingga para khilafah empat sesudahnya itu.
> > > 
> > > Mau?

DP: Coba deh seperti yg saya ulangi berkali2, berilah contoh dimana 
konsep kehilafahan ini ada dan berjalan baik.  Anda ingin saya 
menerima angan2 di benak Anda yg tidak ada contoh empirisnya.  Ya 
susah dong Mas Satriyo.  Bagaimana itu bisa diterima akal? Sebagai 
yg pernah kuliah di ITB, sukar bagi saya menerima hal2 yg tidak 
masuk akal dan tidak ada bukti empiris. 

Walaupun tidak pernah kuliah sastra saya bisa menerima keindahan 
puisi tetapi saya tidak bisa menerima suatu keindahan puisi 
dijadikan suatu sistem politik yg riil.  Sistem politik harus tegar 
terhadap uji dan kritik.

Berikan dulu contoh kecilnya khilafah yg Anda maksudkan itu kalau 
contoh besar tidak ada.

> [3] Yang anda lakukan malah melompat pada kesimpulan pribadi 
> yang 'berani'. Saya katakan berani karena tidak ada uraian apapun 
> dari anda atas pernyataan anda ini, [a] "Menegakkan hukum Allah 
tidak 
> harus dg teokrasi. Demokrasipun  bisa menegakkan hukum Allah." 
Lalu 
> anda teruskan, [b] "Saya juga tidak yakin bahwa bentuk khilafah 
Rasul 
> adalah yg tepat pada masa kini.  Jaman sudah berubah dan RasuluLah 
> sudah tiada dan tidak tergantikan." Di sini anda [I] langsung 
mencap 
> bahwa Islam pernah memiliki sebuah bentuk pemerintahan TEOKRASI. 
> Tolong buktikan! [II] Anda juga tidak kalah nekatnya menyatakan 
> bahwa "Cukup! Teladan Rasul dalam bernegara dan bermasyarakat 
sudah 
> usang dan tidak lagi aplikabel buat ummat saat ini dan mendatang. 
> Lebih baik berkiblat pada pemikiran non-muslim, terutama DEMOKRASI 
> untuk PASTI menjalankan HUKUM ALLAH!" Tolong Buktikan.

DP: Saya membuktikannya secara terbalik, tidak ada contoh khilafah 
yg berdasarkan teladan Rasul pada saat ini dan sejak wafatnya Ali 
berarti memang tidak implementable sejak wafatnya Beliau.

Barangkali kita tidak memiliki definisi teokrasi yg sama.

Demokrasi pemikiran non-muslim?  Mungkin benar bukan pemikiran 
muslim tapi yg pasti pemikiran ini non-kristiani dan sekuler karena 
dalam demokrasi tidak ada unsur2 agamanya.  

Lho bukankah Iran itu sekarang suatu teokrasi?  Ini gimana koq kita 
berdebat dg istilah2 yg tidak terdefinisi secara akurat.

Ha ha ha Anda kena penyakit non-islamophobia, semua yg non-muslim 
pasti salah.  Rasul aja menyuruh kita belajar ke negeri Cina ... 

> 
> CATAT: [1] Buktikan Islam pernah menajalankan TEOKRASI, dan [2] 
> Teladan Rasul dalam bernegara/bermasyarakat sudah tidak aplikable, 
> dan sebagai gantinya hukum Allah diberlakukan melalui DEMOKRASI!

Lho, bukankah prof Azyumardi bilang bahwa khalifah itu adalah 
pemimpin politik DAN agama.

Kalau rektor insitut agama terkemuka sudah bilang begitu masa saya 
bantah lagi?

 
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Dan"  
> wrote:
> >
> > Sejak kapan Allah bilang kita harus menciptakan teokrasi? Itu kan
> > tafsiran para ulama teokratis.  Menegakkan hukum Allah tidak 
harus 
> dg
> > teokrasi.  Demokrasipun  bisa menegakkan hukum Allah.
> > 
> > Bentuk khilafah tidak ditetapkan oleh Allah, jadi kebebasan kita
> > menentukan bentuk yg paling tepat dan relevan bagi masa kini.
> > 
> > Saya juga tidak yakin bahwa bentuk khilafah Rasul adalah yg 
tepat 
> pada
> > masa kini.  Jaman sudah berubah dan RasuluLah sudah tiada dan 
tidak
> > tergantikan.
> > 
> > Jangan memaksakan tafsiran pribadi atau kelompok seolah2 itu 
adalah
> > kehendak Allah.  
> > 
> > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "rsa"  wrote:
> > >
> > > Anda berani menola

Re: [wanita-muslimah] Re: Harga Diri Seorang Muslim...cara kita berdiskusi

2007-07-13 Terurut Topik H. M. Nur Abdurrahman
Kasus Prof Abdus Salam is closed
Kasus Zafrullah Khan menjabat Mentri Luar Negeri Pakistan dan Ketua Mahkamah 
Agung Internasional sebelum Pemerintah Pakistan melarang Qadianis juga 
ditutup, tup, tup, tup
Nohetto
HMNA

- Original Message - 
From: "ma_suryawan" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Friday, July 13, 2007 22:03
Subject: [wanita-muslimah] Re: Harga Diri Seorang Muslim...cara kita 
berdiskusi


 Lalu saya berikan bukti bahwa Muhammad Zafrullah Khan, yang mantan
 Menteri Luar Negeri Pakistan dan mantan Ketua Mahkamah Agung
 Internasional itu adalah WN Pakistan yang menjadi anggota Jemaat
 Ahmadiyah (yang beriman kepada Mirza Ghulam Ahmad sebagai
 nabi/rasul), yang sejak dulu keluar masuk Pakistan dan bermukim di
 Pakistan.

 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "H. M. Nur Abdurrahman"
 <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

MAS ngeyel lagi, jual koyok
Muhammad Zafrullah Khan yang mantan Mentri Luar Negeri Pakistan dan
Ketua Mahkamah Agung Internasional adalah anggota Jemaat Ahmadiyah
yang berwarga negara Pakistan
=
HMNA:
Ini ada informasi:
 - Original Message - 
 From: leo imanov <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Thursday, December 18, 2003 20:49
Subject: Qadiyanism

bismi-lLahi-rRahmani-rRahiem, alhamdu li-lLahi Rabbi-l'alamien wa-shshalatu 
wa-ssalamu 'ala asyrafi-lAnbiya-i wa-lMursalien, wa man tabiahu ila 
yaumi-ddien. NastaiinuHu wa nastaghfiruHu min sayyiati anfusina wa sayyiati 
amalina, mayyahdli-lLahu falaa  mudlillalah wamay yudhli-lLahu falaa 
haadiyalah.. 'amma bad

 a-ssalamu 'alaikum wa rahmatu-lLahi wa barakatuH,
bagi2 niech yaaa saya dapet kiriman sich, mudah2an 
bermanfaat euy! wa-lLahu 'alam bi-shshawab, wa bi-lLahi-ttaufiq wal-hidayah 
baraka-lLahu
fiekum - wa shalla-lLahu wa-ssallamuH 'alaa Nabiyyina Muhammad, 
subhanaka-lLahumma wabihamdiKa asyhadu alla Ilaha illa Anta, astaghfiruKa wa 
atubu ilaiK.
wa ssalamu 'alaikum wa rahmatu-lLahi wa-barakatuH.
..
Qadiyaniat in the Contemporary World
Pakistan, the home of the Qadiyani movement, declared the religion Qadianis 
to be kufr, non-Islam and other governments followed suit. Saudi Arabia 
stopped giving visas to Qadianis as Muslims. Recently, a South African court 
has ruled them to be non-Muslims. However, anti-Islam governments give 
Qadianis protection and provide facilities for their propagation, among 
them, the U.S. and the British are major protectors. Attending Qadiani 
functions under any pretext is helping and promoting their kufr.
**
Fatwa tentang Ahmadiyah Qadiyan sesat dikeluarkan pada Munas II MUI 1980, 
kondiderannya antara lain dari Rabithah Alam Islami (Liga Dunia Islam) yang
 berpusat di Makkah yang menetapkan bahwa Ahmadiyah Qadiyan adalah kelompok 
di luar Islam. Pemerintah Pakistan segera merespons fatwa itu dan melarang
 keberadaan para penganut Qadianis bermukim di Pakistan. Muhammad Zafrullah 
Khan menjabat Mentri Luar Negeri Pakistan dan Ketua Mahkamah Agung
 Internasional sebelum Pemerintah Pakistan melarang Qadianis
HMNA

  #
### 



[wanita-muslimah] 15% REMAJA BERHUBUNGAN SEKS PRANIKAH

2007-07-13 Terurut Topik Dwi W. Soegardi
http://pikas.bkkbn.go.id/news_detail.php?nid=5294

Kamis, 12 Juli 2007 @ 04:09:00
15% REMAJA BERHUBUNGAN SEKS PRANIKAH

Bandarlampung--bkkbn online Sekitar 15 persen remaja di Indonesia,
menurut data hasil sebuah penelitian yang diungkapkan oleh Perkumpulan
Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Pusat, diketahui telah melakukan
hubungan seks di luar nikah (pra-nikah).

"Perilaku seksual pra-nikah telah menjadi bagian kehidupan remaja di
negeri kita yang cukup memprihatinkan," kata Direktur Pelaksana Daerah
(Dirpelda) PKBI Lampung, Ir Herdi Mansyah AIB, di Bandarlampung, belum
lama ini.

Menurut Herdi Mansyah seraya mengutip data dari PKBI Pusat, jumlah
keseluruhan remaja di Indonesia sebanyak sekitar 62 juta orang,
terdapat sekitar 15 persen dari remaja itu kedapatan telah melakukan
aktivitas seksual yang kelewat batas bahkan berhubungan seks tanpa
menikah lebih dulu.

Beberapa aktivitas seksual yang dianggap telah menjadi bagian
kehidupan remaja kita saat ini, menurut Herdi Mansyah, diantaranya
mulai dari berciuman bibir, meraba-raba dada, hingga "petting"
(menempelkan alat kelamin), sampai melakukan hubungan seks seperti
suami isteri.

Data dari PKBI Pusat, kata Herdi Mansyah lebih lanjut, menyebutkan
pula adanya penelitian Annisa Foundation pada tahun 2006 yang
melibatkan siswa SMP dan SMU di Cianjur (Jabar), terungkap bahwa 42,3
persen pelajar telah melakukan hubungan seks yang pertama di bangku
sekolah.

Hasil penelitian itu, mendapati pula pengakuan beberapa dari siswa
yang mengungkapkan bahwa dia melakukan hubungan seks tersebut
berdasarkan rasa suka dan tanpa paksaan.

Menurut Herdi Mansyah, perilaku remaja tersebut menimbulkan risiko
terjadi kehamilan yang tidak diinginkan dan kemudian dapat mendorong
pengguguran kandungan (aborsi), termasuk dengan cara yang tidak aman
sehingga mengakibatkan kematian.

Penelitian PKBI pada sembilan kota di Indonesia mengenai aborsi itu,
menunjukkan, dari 37.685 responden, 27 persen pelaku aborsi adalah
belum menikah yang biasanya telah pula mengupayakan aborsi lebih dulu
secara sendiri, dengan meminum jamu khusus, namun gagal. Sebanyak 21,8
persen aborsi itu dilakukan pada kehamilan lanjutan.

Data Departemen Kesehatan RI mencatat bahwa setiap tahun terjadi 700
ribu kasus aborsi pada remaja atau 30 persen dari total dua juta kasus
yang sebagian besar dilakukan oleh dukun (unsafe abortion). Badan
Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa 15 persen hingga 50 persen
kematian ibu disebabkan karena pengguguran kandungan yang tidak aman.
(roL)


[wanita-muslimah] Re: Fwd: Kecintaan Kepada Rasulullah SAW

2007-07-13 Terurut Topik ma_suryawan
Oh, oh jangan ngabur HMNA...

Oh, oh, ternyata lagi-lagi HMNA cuma sanggup menghadirkan cerita, ya
sekedar cerita...tidak ada bukti kebenaran omongan kawan Anda itu. 

Nah, sekarang saya berikan bukti dari situs resmi Ahmadiyah Lahore
dimana Hz. Mirza Ghulam Ahmad a.s. dengan jelas mengatakan bahwa
dirinya adalah nabi dan rasul. Lihat di:
http://www.aaiil.org/text/books/mga/correctionerrorekghaltikaizala/tr
anslationcorrectionerror.shtml

Mirza Ghulam Ahmad menjelaskan dalam buku Ek Ghalati Ka Izala:

"Some people in our Movement who are not well-acquainted with my
claim and the arguments relating to it --- not having had the
occasion to study my books carefully, nor having stayed in my
company for a sufficient length of time to complete their knowledge -
-- in some instances in response to an objection of the opponents
give a reply which is entirely against facts. So, despite being on
the side of truth, they have to face embarrassment.

Thus it happened a few days ago that a person faced from an opponent
the objection that "the man whose pledge you have taken claims to be
a prophet (nabi) and a messenger (rasul)". This was answered by only
a denial, while such an answer is not correct. The fact is that the
holy revelation of God Almighty which descends upon me contains
words such as rasul, mursal and nabi, not once but hundreds of
times. So how can the reply be correct that such words are not
present? In fact, at this time these words occur more clearly and
explicitly than in the earlier days. And in the Barahin Ahmadiyya
too, published 22 years ago, these words are not few.

Thus, in the Divine communications published in Barahin Ahmadiyya,
one revelation from God is as follows: "He it is Who sent His
messenger (rasul) with guidance and the true religion in order to
make it prevail over all other religions" (see p. 498, Barahin
Ahmadiyya). Here, this humble one has been clearly addressed as
rasul. Then after this, in the same book, is the following Divine
revelation regarding myself: "The messenger of God in the mantle of
the prophets" (p. 504). Then quite near this in the same book is the
following revelation: "Muhammad is the messenger of God; those with
him are firm against disbelievers, compassionate among themselves.
(The Holy Quran: 48:29)" In this revelation I have been given the
name 'Muhammad'2 as well as rasul.4 Then there is the following
Divine revelation noted on page 557 of Barahin Ahmadiyya: "A warner
came into the world." Another version of it is: "A prophet (nabi)
came into the world."5 Similarly in many other places in Barahin
Ahmadiyya the word rasul has been applied to this humble one..." (Di 
copy paste dari situs resmi Ahmadiyah Lahore)

Dan seterusnya.

Oh, oh, makin kelihatan saja HMNA tidak mengerti apa yang ia dengar
dan ia omongkan, lalu menuduh saya berdusta, padahal dirinya sendiri 
yang sering berdusta.

Salam,
MAS


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "H. M. Nur Abdurrahman" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> MAS ngeyel lagi:
> Nah, sekarang saya berikan bukti dari situs resmi Ahmadiyah Lahore
> dimana Hz. Mirza Ghulam Ahmad a.s. dengan jelas mengatakan bahwa
> dirinya adalah nabi dan rasul. Lihat di:
> http://www.aaiil.org/text/books/mga/correctionerrorekghaltikaizala/tr
> 
> HMNA:
> Berikut yang saya down load dari situs Ahmadiyah Lahore => 
> 
http://www.aaiil.org/text/books/mga/correctionerrorekghaltikaizala/tr 
Tidak 
> ada disitu claim bahwa MGA adalah nabi dan rasul. Jadi ternyata MAS 
bukan 
> ngeyel saja tetapi pendusta. 



[wanita-muslimah] Pria sebagai Mitra dalam Kesehatan Ibu

2007-07-13 Terurut Topik Dwi W. Soegardi
http://pikas.bkkbn.go.id/gemapria/article-detail.php?artid=80

Jumat, 13 Juli 2007 @ 11:32:57

Pria sebagai Mitra dalam Kesehatan Ibu


Peran dan partisipasi pria dapat membuat perubahan yang baik dalam
kehidupan wanita. Perubahan tersebut diantaranya adalah dalam
kesehatan wanita. Untuk itulah Peringatan Hari Kependudukan Sedunia
mengusung tema "Men as Partner in Maternal Health." Sebagai salah satu
kepedulian dunia terhadap wanita. Wanita memiliki hak dalam kesehatan,
akan tetapi perlindungan hak tersebut seringkali tergantung kepada
support para suami. Pria baik dia berperan sebagai suami, ayah,
pembuat kebijakan, tokoh masyarakat dan tokoh agama memiliki peranan
yang sangat penting dalam upaya perlindungan kesehatan Ibu.

Dalam peringatan hari kependudukan kali ini, UNFPA menyerukan kepada
semua negara untuk dapat mendorong para pria berkonstribusi dalam
perencanaan kehamilan serta sebagai pemberi support pada saat
kehamilan istrinya, bertanggung jawab atas terjadinya hubungan seksual
yang aman dengan menjaga perilaku mencegah terjadinya penyebaran HIV,
serta sebagai orang tua mau berbagi peran dan tugas dengan istrinya
dalam memelihara anak-anak mereka.

Suami memiliki peranan penting dalam perencanaan keluarga termasuk
memutuskan berapa banyak anak yang akan dimiliki, dan bagaimana masa
depan mereka. Jumlah kehamilan dalam suatu keluarga berhubungan
langsung dengan kesehatan ibu. Terlalu banyak atau terlalu sering ibu
melahirkan berisiko tinggi bagi kematian ibu. Kehamilan memang
bukanlah suatu penyakit, akan tetapi sarat akan aspek kesehatan yang
berisiko pada kematian ibu dan anak yang dikandungnya. Untuk itu pria
perlu diberi pemahaman bahwa keputusan yang dia ambil untuk memiliki
anak harus melalui perencanaan matang yang mempertimbangan kesehatan
dan keselamatan istrinya.

Suami pulalah yang memiliki peranan penting dalam keputusan financial,
sehingga selama kehamilan istrinya, suami bisa memperhitungkan
bagaimana membayar bidan, transportasi ke rumah sakit, dan bagaimana
pengobatan bila istrinya mengalami komplikasi.  Semua perhitungan
suami ini akan mencegah keterlambatan yang biasa terjadi dalam proses
persalinan, yaitu terlambat mengambil keputusan, terlambat ke tempat
pelayanan, dan terlambat memperoleh pertolongan medis (3T).

Selain berperan penting dalam pengambilan keputusan bagi istrinya,
pria juga sebagai ayah memiliki peranan yang sangat penting untuk anak
perempuannya. Komunikasi ayah dengan anak perempuannya mengenai
kesehatan reproduksi akan mengurangi terjadinya Kehamilan yang tidak
diinginkan (Unwanted Pregnancy). Semaraknya pergaulan bebas di
kalangan remaja membuat orang tua harus lebih waspada dan memberikan
pemahaman yang baik kepada anak-anaknya agar tidak terjebak dalam free
sex, dan narkoba.

Ayah seringkali sebagai pembuat keputusan apakah anak perempuannya
sudah boleh menikah atau masih harus meneruskan pendidikannya.
Keputusan seorang ayah bagi anak perempuaannya dalam hal pernikahan
ini berkaitan erat dengan kemungkinan terjadinya kehamilan pada usia
muda. Anak perempuan yang diizinkan atau bahkan didorong ayahnya
menikah di usia muda kemungkinan besar akan mengalami  kehamilan yang
berisiko tinggi di usia muda.

Peranan pria tidak hanya dalam keluarga. Pria sebagai tokoh politik,
masyarakat dan agama dapat membentuk opini masyarakat. Kemampuan
membentuk opini ini akan sangat membantu dalam mengkondisikan
masyarakat yang pro kesehatan wanita khususnya ibu. Kekuatan
mengkondisikan masyarakat di Indonesia dapat dimanfaatkan untuk
program Gerakan Sayang Ibu. Program ini menggerakan masyarakat agar
Siap Sedia membantu ibu yang akan melahirkan agar tidak mengalami 3 T.


[wanita-muslimah] Re: Harga Diri Seorang Muslim...cara kita berdiskusi

2007-07-13 Terurut Topik ma_suryawan
HMNA si juara ngibul (baca: dusta) dan juara ngeyel ini sebelumnya 
berceloteh:

"Bagaimana mungkin Prof Abd Salam bisa masuk Pakistan, karena
Pemerintah Pakistan sampai sekarang ini melarang orang beragama 
Ahmadiyah Qadiyan masuk/ataupun bermukim di Pakistan. Dan juga tidak 
mungkin Prof Abd Salam jika beliau bergama Ahmadiyah Qadiyan bisa 
dikebumikan di Pakistan karena siapa yang akan mengurus jenazahnya, 
kalau tidak ada yang beragama Ahmadiyah Qadiyan di Pakistan.

Perhatikan kata-kata HMNA ini: "...karena Pemerintah Pakistan sampai 
sekarang ini melarang orang beragama Ahmadiyah Qadiyan masuk/ataupun 
bermukim di Pakistan." 

Perkataan yang absurd dan bodoh!

Lalu saya berikan bukti bahwa Muhammad Zafrullah Khan, yang mantan 
Menteri Luar Negeri Pakistan dan mantan Ketua Mahkamah Agung 
Internasional itu adalah WN Pakistan yang menjadi anggota Jemaat 
Ahmadiyah (yang beriman kepada Mirza Ghulam Ahmad sebagai 
nabi/rasul), yang sejak dulu keluar masuk Pakistan dan bermukim di 
Pakistan.

Jadi, artinya apa? Artinya ocehan HMNA cuma asal mangap saja. 

Kasihan betul orang tua dari Makassar ini karena sudah kehabisan 
argumen dan karena sudah terlanjur ditelanjangi kedangkalan dan 
logika bengkoknya, maka ia terus mempertontonkan kengeyelan.

Salam,
MAS


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "H. M. Nur Abdurrahman" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> MAS ngeyel lagi, jual koyok
> Muhammad Zafrullah Khan yang mantan Mentri Luar Negeri Pakistan dan
> Ketua Mahkamah Agung Internasional adalah anggota Jemaat Ahmadiyah
> yang berwarga negara Pakistan
> =
> HMNA:
> Ini ada informasi:
> - Original Message - 
> From: leo imanov <[EMAIL PROTECTED]>
> To: <[EMAIL PROTECTED]>
> Sent: Thursday, December 18, 2003 20:49
> Subject: Qadiyanism
> 
> bismi-lLahi-rRahmani-rRahiem, alhamdu li-lLahi Rabbi-l'alamien wa-
shshalatu 
> wa-ssalamu 'ala asyrafi-lAnbiya-i wa-lMursalien, wa man tabiahu 
ila 
> yaumi-ddien. NastaiinuHu wa nastaghfiruHu min sayyiati anfusina wa 
sayyiati 
> amalina, mayyahdli-lLahu falaa  mudlillalah wamay yudhli-lLahu 
falaa 
> haadiyalah.. 'amma bad
> 
> a-ssalamu 'alaikum wa rahmatu-lLahi wa barakatuH,
> bagi2 niech yaaa saya dapet kiriman sich, mudah2an 
> bermanfaat euy!
> wa-lLahu 'alam bi-shshawab, wa bi-lLahi-ttaufiq wal-hidayah baraka-
lLahu 
> fiekum - wa shalla-lLahu wa-ssallamuH 'alaa Nabiyyina Muhammad, 
> subhanaka-lLahumma wabihamdiKa asyhadu alla Ilaha illa Anta, 
astaghfiruKa wa 
> atubu ilaiK.
> wa ssalamu 'alaikum wa rahmatu-lLahi wa-barakatuH.
> ..
> Qadiyaniat in the Contemporary World
> Pakistan, the home of the Qadiyani movement, declared the religion 
Qadianis 
> to be kufr, non-Islam and other governments followed suit. Saudi 
Arabia 
> stopped giving visas to Qadianis as Muslims. Recently, a South 
African court 
> has ruled them to be non-Muslims. However, anti-Islam governments 
give 
> Qadianis protection and provide facilities for their propagation, 
among 
> them, the U.S. and the British are major protectors. Attending 
Qadiani 
> functions under any pretext is helping and promoting their kufr.
> **
> Fatwa tentang Ahmadiyah Qadiyan sesat dikeluarkan pada Munas II 
MUI 1980, 
> kondiderannya antara lain dari Rabithah Alam Islami (Liga Dunia 
Islam) yang 
> berpusat di Makkah yang menetapkan bahwa Ahmadiyah Qadiyan adalah 
kelompok 
> di luar Islam. Pemerintah Pakistan segera merespons fatwa itu dan 
melarang 
> keberadaan para penganut Qadianis bermukim di Pakistan. Muhammad 
Zafrullah 
> Khan menjabat Mentri Luar Negeri Pakistan dan Ketua Mahkamah Agung 
> Internasional sebelum Pemerintah Pakistan melarang Qadianis
> HMNA
> 
> 
#
###
> 
> 
> 
> - Original Message - 
> From: "ma_suryawan" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: 
> Sent: Friday, July 13, 2007 14:47
> Subject: [wanita-muslimah] Re: Harga Diri Seorang Muslim...cara 
kita 
> berdiskusi
> 
> 
> 
>  Muhammad Zafrullah Khan yang mantan Mentri Luar Negeri Pakistan 
dan
>  Ketua Mahkamah Agung Internasional adalah anggota Jemaat Ahmadiyah
>  yang berwarga negara Pakistan. Dan jutaan orang Jemaat Ahmadiyah 
yang hidup 
> dan tinggal di negara Pakistan sejak berdirinya negara Pakistan 
sampai detik 
> ini masih ada di sana.
>




[wanita-muslimah] Re: Praktik Poligami Seringkali Melanggar Hak Perempuan dan Anak

2007-07-13 Terurut Topik Dan
Buruknya poligini bukannya sudah saya kemukakan dan belum ditanggapi 
oleh Anda: mudharat paling besar ialah rusaknya struktur keluarga 
sehingga kualitas membesarkan dan mendidik anak jadi 
terkompromikan.  Tidak heran jika kualitas generasi penerus menjadi 
buruk dan tidak dapat bersaing dg bangsa2 lain sehingga banyak 
masyarakat muslim termarginalisasikan.

Uang berlebih yg dapat dibelikan gizi dan alat2 belajar yg lebih utk 
anak2 menjadi berkurang.  Apakah bukti2 ini tidak cukup bagi Anda?

Kalau Anda ingin mempertahankan terbelakangnya generasi peneris kita 
lebih baik Anda pikir dua kali.

Sebagai khalifah bumi adalah tanggung jawab kita memikirkan 
kesejahteraan keluarga dan kualitas hidup masa depan.  Ini tanggung 
jawab kita.  Kualitas hidup bukan cuma 7 menit di atas kasur!

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "rsa" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Seolah poligini itu bukan sebuah lembaga pernikahan layaknya 
> monogami. apa sih yang buruk (kalo memang ada, dan bukan krn 
> pelakunya) dari poligini yang pada monogami tidak ada: pelecehan, 
> kekerasan, ketidak adilan.
> 
> Pada monogami malah plus serong/selingkuh, jajan, simpanan/bawah 
> tangan.
> 
> salam,
> rsa
> 
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Mia"  wrote:
> >
> > Jadi sebenarnya Poligami sangat dibatasi oleh hukum Indonesia?
> > - boleh berpoligami karena isteri sakit, gila atau nggak punya 
anak 
> > (sakit tentunya yang tergolong penyakit kritis atau terminal?)
> > - PP no 10 untuk pegawai negeri
> > - mesti ada ijin isteri (yang juga mewakilkan anak?)
> > 
> > Jadi kebanyak poligamor melanggar UU Perkawinan ya?  Katanya 
mesti 
> > dibuat PP untuk membuat sanksi pelanggaran ini?  Saya kira ini 
> > penting supaya para pejabat, artis, ustaz, pengusaha yang 
> > berpoligami bisa dikenakan hukuman, paling tidak mikir dulu 
sebelum 
> > rencana berpoligami. Kalau kena hukuman kan berarti dipermalukan 
di 
> > publik, nah inilah yang ditakutkan mereka.
> > 
> > Mestinya media juga selalu men-disclose informasi ini, bahwa 
para 
> > poligamor anu melanggar UU Perkawinan, dan itu adalah jelek 
banget -
> > sebagai bagian dari pendidikan publik dan kode jurnalistik.  
> > 
> > Di Indonesia ini apa yang diperbuat para seleb dan pejabat 
memang 
> > jadi fenomena, karena jadi panutan masyarakat kecil yang dalam 
> > posisi rentan kalau menjalankan poligami.
> > 
> > Lepas dari persoalan hukum, para poligami cowok mestinya 
menerima 
> > kenyataan, kalau mereka berpoligami mesti siap2 menerima juga 
> > isterinya (mungkin) berpoligami jugak. Legowo gitu.
> > 
> > salam
> > Mia
> > 
> > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Dwi W. Soegardi" 
> >  wrote:
> > >
> > > http://www.rahima.or.id/SR/21-07/Opini2.htm
> > > 
> > > Wawancara dengan Dra. Pinky Saptandari, MA.
> > > (Staf Khusus Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan
> > > Bidang Perempuan dan Anak)
> > > 
> > > Dalam Kenyataan Praktik Poligami
> > > Seringkali Melanggar Hak Perempuan dan Anak
> > > 
> > > T: Kaum laki-laki melakukan poligami dengan alasan 
diperbolehkan 
> di
> > > alquran, bahkan UU Perkawinan No. 1 Tahun 1974 seolah-olah
> > > memperbolehkan laki-laki berpoligami. Misalnya dalam pasal 3 
ayat 
> 2
> > > disebutkan pengadilan dapat memberi izin kepada suami untuk 
> > beristri
> > > lebih dari seorang bila dikehendaki oleh pihak-pihak yang
> > > bersangkutan. Bagaimana Anda melihat realitas ini?
> > > 
> > > Agama dan hukum positif (UU Perkawinan) di Indonesia 
sebenarnya 
> > tidak
> > > melarang dilakukannya praktek poligami. Namun yang menjadi 
> masalah 
> > dan
> > > perhatian kami (pihak Kementerian Negara Pemberdayaan 
Perempuan) 
> > lebih
> > > kepada proses pelaksanaan poligami itu sendiri. Kebanyakan 
praktek
> > > poligami yang dilakukan, hampir semuanya tidak sesuai dengan 
apa 
> > yang
> > > seharusnya menjadi aturan-aturan poligami itu sendiri. Kami 
> menilai
> > > pada proses awalnya saja sudah terjadi pelanggaran. Juga pada 
> > proses
> > > perkawinannya sendiri, seringkali hak-hak perempuan menjadi 
> > terabaikan
> > > baik itu bagi istri pertama (terutama), kedua, ketiga dan 
> > seterusnya.
> > > 
> > > T: Bisa Anda contohkan praktik-praktik pengabaian hak tersebut?
> > > 
> > > Di pasal 2 UU Perkawinan No.1 Tahun 1974, disebutkan beberapa 
> > alasan
> > > seorang laki-laki bisa melakukan poligami. Alasan itu antara 
lain
> > > apabila istri dalam kondisi tidak sehat, gila, dan tidak punya 
> > anak.
> > > Tapi ironisnya sekarang, kendati si istri tidak gila, punya 
anak, 
> > dan
> > > sehat, toh suami tetap kawin lagi. Jadi ada berbagai upaya 
> > pengabaian
> > > syarat, yang sebetulnya justru syarat itu diadakan untuk 
> melindungi
> > > kaum perempuan.
> > > 
> > > T: Jadi apa yang perlu dilakukan untuk melindungi kaum 
perempuan?
> > > 
> > > Ya tentunya harus mengembalikan pelaksanaan syarat-syarat 
tersebut
> > > secara konsisten. Ini perlu, agar poligami itu tetap bisa 
> > dijalankan
> > > namun dalam jalur yang benar. Sekar

[wanita-muslimah] RUU yang Melarang Kawin Siri Segera Diajukan

2007-07-13 Terurut Topik Dwi W. Soegardi
Berita 2 bulan lalu,
mungkin bukan "hot news" lagi, tapi masih "anget"
salam,
DWS

http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=172311

POLIGAMI

RUU yang Melarang Kawin Siri Segera Diajukan

Jumat, 4 Mei 2007
JAKARTA (Suara Karya): Pemerintah segera mengajukan Rancangan
Undang-Undang (RUU) tentang Terapkan Peradilan Agama yang antara lain
melarang perkawinan siri atau di bawah tangan. "Saat ini RUU itu sudah
di tangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk segera dibahas di
DPR," kata Dirjen Bimas Islam Departemen Agama, Nasaruddin Umar, di
Jakarta, Kamis (4/5).

Seusai tampil sebagai pembicara pada seminar "Perempuan Indonesia
Konsisten Mendukung Kesetaraan Gender dan Meningkatkan Ketahanan
Keluarga", yang diselenggarakan oleh Dharma Wanita Persatuan (DWP)
Kementerian Koordinator Bidang Kesra, Nasaruddin Umar mengemukakan,
saat ini hukum kekeluargaan di Indonesia masih banyak
kerancuan-kerancuan di sana sini.

Antara satu perundangan dengan perundang-undangan lainnya tidak
klop. "Kita berharap dengan akan lahirnya UU Terapkan Peradilan Agama
akan bisa menciptakan keserasian hukum kekeluargaan di Indonesia,"
katanya.

Menurut Nasaruddin Umar, perkawinan di bawah tangan atau biasa
disebut perkawinan siri akhir-akhir ini mencuat ke permukaan. Bahkan
di Cisarua, Bogor, ada tokoh agama atau kiai yang bisa mengesahkan
perkawinan siri tersebut.

"Dengan mudahnya orang bisa melakukan perkawinan siri,
ujung-ujungnya akan terjadi poligami," kata Nasaruddin Umar.

Dan poligami, menurut Nasaruddin Umar, menyengsarakan kaum
perempuan. Banyak kasus ditemukan di lapangan bahwa poligami, baik
yang dilakukan secara resmi maupun di bawah tangan, menyuguhkan
suasana kehidupan yang menyedihkan kepada perempuan. Ironisnya,
poligami ditoleransi atas dasar agama, terutama dalam QS an-Nisa 4: 3.

Menurut Nasaruddin Umar, sesungguhnya Islam menganut monogami dan
mengecam praktik poligami sebagai perpanjangan tradisi Arab pra-Islam
yang memberikan status dan kedudukan yang amat dominan kepada kaum
laki-laki. (Singgih BS)


[wanita-muslimah] Kuasa FOREX- Teknik perolehi pendapatan RM10,000

2007-07-13 Terurut Topik rashdan anr
Berikan saya laptop & internet ...
  
dan letakkan saya di mana saja yang anda suka. 24 jam kemudian, saya 
boleh buktikan menghasilkan RM10,000 sehari''
(mahukah anda memiliki teknik dan rahsia yang sungguh dahsyat ini?)
   
  
  

Forex sungguh hebat kuasanya (powerful) dalam menjana pendapatan yang 
sebelum ini tidak terfikir oleh kita. Dagangan forex dibuka 24jam sehari 
tanpa henti dan jumlah dagangan pula melebihi USD$2.5 trillion setiap 
hari- suatu jumlah yang cukup besar untuk mengkayakan semua orang 
termasuk anda dan saya. Jika saya dan anda mengambil RM10,000 setiap hari 
pun, takkan luak. Warrent Buffet juga mengakui kuasa yang ada pada forex 
yang beliau sifatkan sebagai senjata kekayaan terhebat.

Dengan kecanggihan internet, urusniaga forex menjadi sangat mudah. Anda 
hanya perlu komputer & internet saja. Dengan hanya membuat beberapa 
''click'' sahaja, anda mampu menjana pendapatan bulanan yang jauh melebihi 
pendapatan tahunan anda sekarang. Buktinya, transaksi 2 hari forex saya 
di atas telahpun menjana RM$41,300 dan jika dicampurkan pendapatan 3 
hari forex saya, telahpun mencecah RM52,000 ...

Yang bestnya, pendapatan 2 hari seperti yang ditunjukkan di atas itu, 
saya diperolehi dengan hanya membuat 11 ''click'' (11 position) sahaja 
di depan laptop saya. Sungguh mudah tapi hasilnya sama seperti bekerja 
di pejabat selama setahun. WOW!!! Inilah kuasa yang ada pada forex. Work 
smart,not hard.

Berminat sila layari :  http://www.kuasaforex.com/index.php?ref=anr2770  


   
   



 
-
The fish are biting.
 Get more visitors on your site using Yahoo! Search Marketing.

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Re: Saatnya 'Kembali' ke ASI, maksimal 5 bulan benarkah??

2007-07-13 Terurut Topik IrwanK
Ada dokter & praktisi menyusui yang mau sharing pengetahuan soal bahasan
di bawah? :-) Pada kemana ya? koq gak ada yang merespon nih?
Atau topiknya kalah seru dibanding topik Ahmadiyah? :-p

Wassalam,

Irwan.K

On 7/11/07, IrwanK <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Karena ini kebetulan membahas soal ASI, barangkali dokter & praktisi
> menyusui di milis ini
> bisa sharing pengetahuan apa benar yang dibahas di bawah (khususnya
> tulisan si Mus)..
>
> Wassalam,
>
> Irwan.K
>
> -- Forwarded message --
> From: Hafsah Salim <[EMAIL PROTECTED]>
> Date: Jul 9, 2007 7:00 AM
> Subject: [mediacare] Re: Saatnya 'Kembali' ke ASI, maksimal 5 bulan
> benarkah??
>
> > BeachBoy BaliAsli <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > Bila memang sahih dan sah sehat sebagai yang disampaikan jeng
> > Hafsah...ini bisa jadi berita bagus bagi beberapa kalangan wanita
> > karir atau wanita yang ASI nya ngga lancar
> > Mungkin jeng Hafsah bisa memberikan referensi kedokteran dan
> > kesehatan yang sahih sesuai pernyataan anda?
> >
>
> Dalam breast feeding, TIDAK DIKENAL ISTILAH SAHIH DAN SAH 
> Yang harus saya tekankan dalam tulisan ini adalah, JANGANLAH
> MENGANGGAP BAHWA ASI ITU MERUPAKAN FORMULA TERBAIK, PENDAPAT INI SALAH
> DAN MENYESATKAN.
>
> ASI itu berasal dari tubuh ibu, dan kualitas ASI tidak sama antara
> ibu2 yang miskin dan ibu2 yang kaya. Juga kualitas ASI tidak sama
> antara ibu2 perokok dan ibu2 bukan perokok. ASI itu juga berbahaya
> apabila sang ibu mempunyai penyakit2 tertentu yang mengharuskan dia
> makan obat.
>
> Terlalu banyak alasan untuk JANGAN TERLALU LAMA MEMBERIKAN ASI KEPADA
> BAYI ANDA. Yang penting anda tahu, bahwa ASI sama sekali tidak lebih
> unggul dari susu2 yang dijual diluar, selain isinya memang sudah
> merupakan formula yang terbaik, juga aturan meminumkannya juga
> diterangkan. Beda sekali dengan ASI, tak ada seorang dokterpun yang
> bisa mengukur kualitas ASI karena masing2 ibu tidak sama.
>
> Cukup yang perlu anda tahu, bahwa pada ibu yang sehat, ASI yang
> pertama disedot oleh bayi disebut COLOSTRUM. Colostrum inilah yang
> merupakan ASI yang terbaik yang dimiliki sang ibu hanya beberapa jam
> setelah lahir, dan setelah itu sama sekali tidak ada keunggulannya.
>
> Colostrum mengandung protein tinggi dan juga anti-body ibu yang tinggi
> yang bisa disedot si bayi dalam memelihara kesehatannya dalam hidup
> baru dibumi ini. Kadar antibody bayi waktu baru lahir sangat tinggi
> didalam darahnya karena antibodynya itu berasal dari ibu. Namun kadar
> antibody yang berasal dari ibu ini akan menurun dan hilang sama sekali
> pada bulan ke 5. Pada bulan ke 2, si bayi sudah mulai memproduksi
> antibody-nya sendiri, dan pada bulan ke 5 sudah sama sekali tidak
> perlu antibody dari ibu.
>
> Pada umumnya, bayi yang baru lahir seringkali sembelit, tidak bisa
> berak, Colostrum inilah yang paling baik untuk merangsan usus bayi
> mendorong meconium sehingga reflex usus bayi bisa berkembang dengan baik.
>
> Demikianlah, ASI secara normal boleh diberikan hingga 2-3 minggu
> sambil secara bertahap diganti dengan susu dari luar.
>
> Pada bayi2 tertentu, bahkan tidak boleh diberi ASI karena tidak tahan
> terhadap lactose dari ASI. Bayi2 seperti ini berkembang sebagai anak
> yang menderita lactose intolerance. Sebabnya justru akibat pemberian ASI.
>
> Itulah sebabnya, sebelum atau selama pemberian ASI sebaiknya anda
> berkonsultasi dengan dokter anak kalo ingin mencapai kesehatan yang
> maximal.
>
> JADI TIDAK ADA SATUPUN RESEP ASI YANG BISA ANDA KATAKAN SAH ATAU SAHIH
> KARENA BERBEDA DARI SATU BAYI KE BAYI LAIN, DAN JUGA BEDA DARI SATU
> IBU KE IBU LAIN.
>
> Resep yang bisa diberikan disini hanyalah untuk orang miskin
> di-negara2 terkebelakang. Tidak ada pilihan untuk mereka, dan
> diharapkan pemberian ASI hingga anak berusia 2 tahun merupakan pilihan
> terbaik dari semua lainnya yang tidak baik karena memang tidak ada
> kemampuannya untuk memilih yang baik.
>
> Ny. Muslim binti Muskitawati.
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> -- Forwarded message --
> From: BeachBoy BaliAsli < [EMAIL PROTECTED]>
> Date: Jul 8, 2007 2:39 PM
> Subject: Re: [mediacare] Re: Saatnya 'Kembali' ke ASI, maksimal 5 bulan
> benarkah??
>
> Salam ...
> Bila memang sahih dan sah sehat sebagai yang disampaikan jeng Hafsah...ini
> bisa jadi berita bagus bagi beberapa kalangan wanita karir atau wanita yang
> ASI nya ngga lancar
> Mungkin jeng Hafsah bisa memberikan referensi kedokteran dan kesehatan
> yang sahih sesuai pernyataan anda?
>
> Para wanita karir sedang menunggu anda, jeng...
>
> Salam
>
> beachboy
>
> - Original Message 
> From: Hafsah Salim 
> To: [EMAIL PROTECTED]
> Sent: Sunday, July 8, 2007 1:19:03 PM
> Subject: [mediacare] Re: Saatnya 'Kembali' ke ASI
>
>
> Kalo kita membicarakan Kesehatan Anak, maka menyusui bayi dengan ASI
> TIDAK BOLEH DIBERIKAN LEBIH DARI 6 BULAN.
>
> Secara medis, ASI hanya ba

Re: [wanita-muslimah] Re: Fwd: Kecintaan Kepada Rasulullah SAW

2007-07-13 Terurut Topik H. M. Nur Abdurrahman
MAS ngeyel lagi:
Nah, sekarang saya berikan bukti dari situs resmi Ahmadiyah Lahore
dimana Hz. Mirza Ghulam Ahmad a.s. dengan jelas mengatakan bahwa
dirinya adalah nabi dan rasul. Lihat di:
http://www.aaiil.org/text/books/mga/correctionerrorekghaltikaizala/tr

HMNA:
Berikut yang saya down load dari situs Ahmadiyah Lahore => 
http://www.aaiil.org/text/books/mga/correctionerrorekghaltikaizala/tr Tidak 
ada disitu claim bahwa MGA adalah nabi dan rasul. Jadi ternyata MAS bukan 
ngeyel saja tetapi pendusta. Para netters anggota milis WM silakan baca yang 
saya down load tsb:

The Lahore Ahmadiyya Movement for the Propagation of Islam (A.A.I.I.L. - 
Ahmadiyya Anjuman Isha'at-e-Islam Lahore)

The Holy Quran states that prophets appeared among all the nations of the 
earth, and so the fact the name of only a few of them are known cannot be 
used to argue that prophets have only appeared among one or two nations. 
Similarly, the Holy Prophet's hadith proves the coming of mujaddids in all 
centuries even though it may not be possible to name them all.
However, many Muslim religious figures in history have claimed to be the 
mujaddids of their eras; IN ADDITION, Muslim religious scholars of the past 
have described some of their predecessors as mujaddids of their times. In 
fact, Shaikh Ahmad of Sirhind, India, is quite commonly known in the Indian 
subcontinent simply as Hazrat Mujaddid Alf Thani (mujaddid of the second 
thousand - he appeared at the head of the eleventh century hijrah).
>From historical sources the following list of mujaddids may be compiled :
First century: 'Umar ibn 'Abdul 'Aziz.
Second century: Imams Shafi'i and ibn Hanbal.
Third century: Abu Sharah and Ash'ari.
Fourth century: Abu Ubaidullah, Abu Bakr Baqilani.
Fifth century: AI-Ghazali.
Sixth century: Abdul Qadir Jilani.
Seventh century: Ibn Taimiyyah, Muin-ud-Din Chishti.
Eighth century: Ibn Hajar 'Asqalani, Salih ibn 'Umar.
Ninth century: Sayyid Muhammad Jaunpuri.
Tenth century: Imam Suyuti.
Eleventh century: Shaikh Ahmad of Sirhind (India).
Twelfth century: Shah Wali Ullah of Dehli (India).
Thirteenth century: Sayyed Ahmad Barelavi (India).
And, of course, the mujaddid of the fourteenth century of the Hijrah [Muslim 
Era] is Hazrat Mirza Ghulam Ahmad of Qadian, India (1835-1908), besides whom 
no other Muslim has claimed to be a Mujaddid of this century.

"We believe in the five pillars of Islam ... We believe that there is no god 
besides God, and that Muhammad is His Messenger and the last of the 
prophets. We believe that whoever adds to, or detracts from, the Islamic 
Shari'ah even one whit, is excluded from Islam. And we instruct our 
community that they believe in laa ilaaha ill-Allah Muhammadur rasul Allah; 
and they consider as their duties salaat [prayer], saum [fasting], zakaat 
[charity], hajj [pilgrimage], and other obligations imposed by God and His 
Prophet, and act according to Islam. It is incumbent to believe in all those 
things which, according to the ijmaa' [unanimity] of the Ahl-Sunnah (i.e., 
the orthodox), constitute Islam" (Ayyam Sulh).
Thus, by the grace of Allah, not only are we Muslims, but we are also the 
only group dedicated purely to the propagation of Islam.

##

- Original Message - 
From: "ma_suryawan" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Friday, July 13, 2007 19:43
Subject: [wanita-muslimah] Re: Fwd: Kecintaan Kepada Rasulullah SAW


Nah, sekarang saya berikan bukti dari situs resmi Ahmadiyah Lahore
dimana Hz. Mirza Ghulam Ahmad a.s. dengan jelas mengatakan bahwa
dirinya adalah nabi dan rasul. Lihat di:
http://www.aaiil.org/text/books/mga/correctionerrorekghaltikaizala/tr
anslationcorrectionerror.shtml 



Re: [wanita-muslimah] Re: Harga Diri Seorang Muslim...cara kita berdiskusi

2007-07-13 Terurut Topik H. M. Nur Abdurrahman
MAS ngeyel lagi, jual koyok
Muhammad Zafrullah Khan yang mantan Mentri Luar Negeri Pakistan dan
Ketua Mahkamah Agung Internasional adalah anggota Jemaat Ahmadiyah
yang berwarga negara Pakistan
=
HMNA:
Ini ada informasi:
- Original Message - 
From: leo imanov <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Thursday, December 18, 2003 20:49
Subject: Qadiyanism

bismi-lLahi-rRahmani-rRahiem, alhamdu li-lLahi Rabbi-l'alamien wa-shshalatu 
wa-ssalamu 'ala asyrafi-lAnbiya-i wa-lMursalien, wa man tabiahu ila 
yaumi-ddien. NastaiinuHu wa nastaghfiruHu min sayyiati anfusina wa sayyiati 
amalina, mayyahdli-lLahu falaa  mudlillalah wamay yudhli-lLahu falaa 
haadiyalah.. 'amma bad

a-ssalamu 'alaikum wa rahmatu-lLahi wa barakatuH,
bagi2 niech yaaa saya dapet kiriman sich, mudah2an 
bermanfaat euy!
wa-lLahu 'alam bi-shshawab, wa bi-lLahi-ttaufiq wal-hidayah baraka-lLahu 
fiekum - wa shalla-lLahu wa-ssallamuH 'alaa Nabiyyina Muhammad, 
subhanaka-lLahumma wabihamdiKa asyhadu alla Ilaha illa Anta, astaghfiruKa wa 
atubu ilaiK.
wa ssalamu 'alaikum wa rahmatu-lLahi wa-barakatuH.
..
Qadiyaniat in the Contemporary World
Pakistan, the home of the Qadiyani movement, declared the religion Qadianis 
to be kufr, non-Islam and other governments followed suit. Saudi Arabia 
stopped giving visas to Qadianis as Muslims. Recently, a South African court 
has ruled them to be non-Muslims. However, anti-Islam governments give 
Qadianis protection and provide facilities for their propagation, among 
them, the U.S. and the British are major protectors. Attending Qadiani 
functions under any pretext is helping and promoting their kufr.
**
Fatwa tentang Ahmadiyah Qadiyan sesat dikeluarkan pada Munas II MUI 1980, 
kondiderannya antara lain dari Rabithah Alam Islami (Liga Dunia Islam) yang 
berpusat di Makkah yang menetapkan bahwa Ahmadiyah Qadiyan adalah kelompok 
di luar Islam. Pemerintah Pakistan segera merespons fatwa itu dan melarang 
keberadaan para penganut Qadianis bermukim di Pakistan. Muhammad Zafrullah 
Khan menjabat Mentri Luar Negeri Pakistan dan Ketua Mahkamah Agung 
Internasional sebelum Pemerintah Pakistan melarang Qadianis
HMNA





- Original Message - 
From: "ma_suryawan" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Friday, July 13, 2007 14:47
Subject: [wanita-muslimah] Re: Harga Diri Seorang Muslim...cara kita 
berdiskusi



 Muhammad Zafrullah Khan yang mantan Mentri Luar Negeri Pakistan dan
 Ketua Mahkamah Agung Internasional adalah anggota Jemaat Ahmadiyah
 yang berwarga negara Pakistan. Dan jutaan orang Jemaat Ahmadiyah yang hidup 
dan tinggal di negara Pakistan sejak berdirinya negara Pakistan sampai detik 
ini masih ada di sana.



[wanita-muslimah] Re: Kritik Terhadap Tafsir Feminis

2007-07-13 Terurut Topik asetijadi2004
Ya iyalah Eyang... ;-)
Nama jelas BUKAN Gunung

Tapi secara ontology, Nama dan Gunung itu termasuk entitas yang 
tunduk dalam hukum-hukum entitas.

Nama itu merujuk kepada benda sesuatu (fisik/abstrak)
Lukisan gunung itu juga merujuk kepada gunung tertentu(fisik/abstrak)

Nama itu bagusnya mengandung doa.
Doa yang direpresentasikan dalam "lukisan" nama itu.
Salah-salah dikit secara bahasa, 
bukan sesuatu yang krusial, 
bahkan bisa jadi malah indah
bagai lukisan orang yang peyot-peyot di lukisan Cubisme Salvador Dali,
tetap saja maksudnya orang.

"Abdalla" sbg. varian dari "Abdullah" bagus-bagus saja.

demikian pendapat saya

salam
Ary


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "H. M. Nur Abdurrahman" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Nama itu bukan gunung
> HMNA
> 
> - Original Message - 
> From: "asetijadi2004" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: 
> Sent: Friday, July 13, 2007 11:28
> Subject: [wanita-muslimah] Re: Kritik Terhadap Tafsir Feminis
> 
> 
> > Konsiderasi pemberian nama itu bukan SEKEDAR BAHASA,
> > tapi juga SENI dan ESTETIKA.
> >
> > Bagaikan melukis, bentuk gunung itu jelas bukan segitiga sedehana.
> > Tapi jika ada yang melukis sebagai segitiga sederhana juga TIDAK
> > SALAH. Apalagi ada yang melukis abstrak.
> >
> > Jadi sebetulnya nggak terlalu jadi masalah,
> > kesalahan-kesalahan itu (kalau ada).
> > Ditiru-pun juga tidak apa-apa.
> >
> > Salam
> > Ary
> >
> >
> > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "H. M. Nur Abdurrahman"
> >  wrote:
> >>
> >> Abdirrahman sudah jelas salah menurut ilmu nahwu. Milis ini bukan
> > kursus
> >> bahasa Arab, jadi cukup sekian. Saya ulangi Abdirrahman itu 
salah,
> > mestinya
> >> Abdurrahman, Abdalla itu salah, mestinga Abdullah. Kalau nama itu
> > seorang
> >> tokoh, harus dipersoalkan sebab dapat ditiru oleh orang awwam. 
Ini
> > telah
> >> saya kemukakan dalam postingan reply saya kepada Aisyah.
> >> HMNA
> >>
> >> - Original Message - 
> >> From: "Dwi W. Soegardi" 
> >> To: 
> >> Sent: Friday, July 13, 2007 09:57
> >> Subject: Re: [wanita-muslimah] Kritik Terhadap Tafsir Feminis
> >>
> >>
> >> > Aisha (mengapa bukan Aisyah?)
> >> > jangan pula sampai salah jadi Ayesha.
> >> >
> >> > Bbrp waktu lalu sdr Guntur balik mempersoalkan nama Abah
> >> > kenapa bukan Abdirrahman?
> >> >
> >> > Sampai kapan kita "rebyek" dengan urusan ejaan seperti ini?
> >> >
> >> > contoh lain:
> >> > Tariq, Thariq, Tarek, Tarik
> >> > adalah nama-nama laki-laki yang biasa ditemui.
> >> > Mana yang benar?
> >> > Saya ikut satu milis muslim Amerika yang keempat nama tersebut
> > jadi
> >> > anggotanya
> >> > dan tidak ada satupun yang mempersoalkan
> >> > mana ejaan yang benar,
> >> > walaupun kadang-kadang bisa keleru kalau menanggapi :-)
> >> >
> >> > Mbak Aisha, sudahlah ngga usah diurusin tulisannya Abah
> >> > soal Nasruddin-Nasaruddin.
> >> > Sudah "kadung" diterbitkan di koran,
> >> > diposting di berbagai milis,
> >> > orang sakti jaman pewayangan/pesilatan berkata
> >> > "ludah di tanah tak dapat dijilat kembali."
> >> >
> >> > salam,
> >> > DWS
> >> >
> >> > On 7/11/07, Aisha  wrote:
> >> >> Abah HMNA,
> >> >> Tidak sependapat dan mengemukakan pendapat pribadi tentang
> > sesuatu di
> >> >> milis itu wajar, tapi yang mengganggu saya dalam tulisan abah 
di
> > bawah
> >> >> ini kenapa berulang kali abah ini menuliskan "Nasaruddin
> > (mengapa bukan
> >> >> Nasruddin?)"? Kenapa abah sibuk saja ngurusin nama orang, mau
> > pakai nama
> >> >> apa saja kan terserah orang tua yang ngasih nama itu, seperti
> > juga Prof
> >> >> Nasaruddin Umar, nama itu kan nama dari orang tuanya.
> >>
> >
> >
> >
> >
> > ===
> > Milis Wanita Muslimah
> > Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun 
masyarakat.
> > Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
> > ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-
muslimah/messages
> > Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
> > Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
> > Milis Keluarga Sejahtera mailto:[EMAIL PROTECTED]
> > Milis Anak Muda Islam mailto:[EMAIL PROTECTED]
> >
> > This mailing list has a special spell casted to reject any 
attachment 
> > Yahoo! Groups Links
> >
> >
> >
>




[wanita-muslimah] Re: Praktik Poligami Seringkali Melanggar Hak Perempuan dan Anak

2007-07-13 Terurut Topik Mia
RAlat: "...sebagian laki2..."

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Mia" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Pak rsa, poligini itu lembaga yang diakui di Indonesia, tapi memang 
> dibatasi dan diatur, kan semangatnya memang begitu.  Sebagian 
> perempuan dan sebagian lagi-lagi memang menentang poligami, karena 
> itu dibatasi.
> 
> Emangnya poligini menghilangkan serong/selingkuh, jajan, simpanan?  
> Bahkan menurut artikel tsb 90% pelaku melanggar UU Perkawinan, 
> misalnya nggak ijin isteri, apa namanya bukannya selingkuh 
> (pengkhianatan) itu?
> 
> salam
> Mia




Re: [wanita-muslimah] Re: Kritik Terhadap Tafsir Feminis

2007-07-13 Terurut Topik H. M. Nur Abdurrahman
Nama itu bukan gunung
HMNA

- Original Message - 
From: "asetijadi2004" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Friday, July 13, 2007 11:28
Subject: [wanita-muslimah] Re: Kritik Terhadap Tafsir Feminis


> Konsiderasi pemberian nama itu bukan SEKEDAR BAHASA,
> tapi juga SENI dan ESTETIKA.
>
> Bagaikan melukis, bentuk gunung itu jelas bukan segitiga sedehana.
> Tapi jika ada yang melukis sebagai segitiga sederhana juga TIDAK
> SALAH. Apalagi ada yang melukis abstrak.
>
> Jadi sebetulnya nggak terlalu jadi masalah,
> kesalahan-kesalahan itu (kalau ada).
> Ditiru-pun juga tidak apa-apa.
>
> Salam
> Ary
>
>
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "H. M. Nur Abdurrahman"
> <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>>
>> Abdirrahman sudah jelas salah menurut ilmu nahwu. Milis ini bukan
> kursus
>> bahasa Arab, jadi cukup sekian. Saya ulangi Abdirrahman itu salah,
> mestinya
>> Abdurrahman, Abdalla itu salah, mestinga Abdullah. Kalau nama itu
> seorang
>> tokoh, harus dipersoalkan sebab dapat ditiru oleh orang awwam. Ini
> telah
>> saya kemukakan dalam postingan reply saya kepada Aisyah.
>> HMNA
>>
>> - Original Message - 
>> From: "Dwi W. Soegardi" <[EMAIL PROTECTED]>
>> To: 
>> Sent: Friday, July 13, 2007 09:57
>> Subject: Re: [wanita-muslimah] Kritik Terhadap Tafsir Feminis
>>
>>
>> > Aisha (mengapa bukan Aisyah?)
>> > jangan pula sampai salah jadi Ayesha.
>> >
>> > Bbrp waktu lalu sdr Guntur balik mempersoalkan nama Abah
>> > kenapa bukan Abdirrahman?
>> >
>> > Sampai kapan kita "rebyek" dengan urusan ejaan seperti ini?
>> >
>> > contoh lain:
>> > Tariq, Thariq, Tarek, Tarik
>> > adalah nama-nama laki-laki yang biasa ditemui.
>> > Mana yang benar?
>> > Saya ikut satu milis muslim Amerika yang keempat nama tersebut
> jadi
>> > anggotanya
>> > dan tidak ada satupun yang mempersoalkan
>> > mana ejaan yang benar,
>> > walaupun kadang-kadang bisa keleru kalau menanggapi :-)
>> >
>> > Mbak Aisha, sudahlah ngga usah diurusin tulisannya Abah
>> > soal Nasruddin-Nasaruddin.
>> > Sudah "kadung" diterbitkan di koran,
>> > diposting di berbagai milis,
>> > orang sakti jaman pewayangan/pesilatan berkata
>> > "ludah di tanah tak dapat dijilat kembali."
>> >
>> > salam,
>> > DWS
>> >
>> > On 7/11/07, Aisha <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>> >> Abah HMNA,
>> >> Tidak sependapat dan mengemukakan pendapat pribadi tentang
> sesuatu di
>> >> milis itu wajar, tapi yang mengganggu saya dalam tulisan abah di
> bawah
>> >> ini kenapa berulang kali abah ini menuliskan "Nasaruddin
> (mengapa bukan
>> >> Nasruddin?)"? Kenapa abah sibuk saja ngurusin nama orang, mau
> pakai nama
>> >> apa saja kan terserah orang tua yang ngasih nama itu, seperti
> juga Prof
>> >> Nasaruddin Umar, nama itu kan nama dari orang tuanya.
>>
>
>
>
>
> ===
> Milis Wanita Muslimah
> Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
> Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
> ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
> Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Milis Keluarga Sejahtera mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Milis Anak Muda Islam mailto:[EMAIL PROTECTED]
>
> This mailing list has a special spell casted to reject any attachment 
> Yahoo! Groups Links
>
>
>



[wanita-muslimah] Re: Praktik Poligami Seringkali Melanggar Hak Perempuan dan Anak

2007-07-13 Terurut Topik Mia
Pak rsa, poligini itu lembaga yang diakui di Indonesia, tapi memang 
dibatasi dan diatur, kan semangatnya memang begitu.  Sebagian 
perempuan dan sebagian lagi-lagi memang menentang poligami, karena 
itu dibatasi.

Emangnya poligini menghilangkan serong/selingkuh, jajan, simpanan?  
Bahkan menurut artikel tsb 90% pelaku melanggar UU Perkawinan, 
misalnya nggak ijin isteri, apa namanya bukannya selingkuh 
(pengkhianatan) itu?

salam
Mia

-- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "rsa" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Seolah poligini itu bukan sebuah lembaga pernikahan layaknya 
> monogami. apa sih yang buruk (kalo memang ada, dan bukan krn 
> pelakunya) dari poligini yang pada monogami tidak ada: pelecehan, 
> kekerasan, ketidak adilan.
> 
> Pada monogami malah plus serong/selingkuh, jajan, simpanan/bawah 
> tangan.
> 
> salam,
> rsa
> 
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Mia"  wrote:
> >
> > Jadi sebenarnya Poligami sangat dibatasi oleh hukum Indonesia?
> > - boleh berpoligami karena isteri sakit, gila atau nggak punya 
anak 
> > (sakit tentunya yang tergolong penyakit kritis atau terminal?)
> > - PP no 10 untuk pegawai negeri
> > - mesti ada ijin isteri (yang juga mewakilkan anak?)
> > 
> > Jadi kebanyak poligamor melanggar UU Perkawinan ya?  Katanya 
mesti 
> > dibuat PP untuk membuat sanksi pelanggaran ini?  Saya kira ini 
> > penting supaya para pejabat, artis, ustaz, pengusaha yang 
> > berpoligami bisa dikenakan hukuman, paling tidak mikir dulu 
sebelum 
> > rencana berpoligami. Kalau kena hukuman kan berarti dipermalukan 
di 
> > publik, nah inilah yang ditakutkan mereka.
> > 
> > Mestinya media juga selalu men-disclose informasi ini, bahwa 
para 
> > poligamor anu melanggar UU Perkawinan, dan itu adalah jelek 
banget -
> > sebagai bagian dari pendidikan publik dan kode jurnalistik.  
> > 
> > Di Indonesia ini apa yang diperbuat para seleb dan pejabat 
memang 
> > jadi fenomena, karena jadi panutan masyarakat kecil yang dalam 
> > posisi rentan kalau menjalankan poligami.
> > 
> > Lepas dari persoalan hukum, para poligami cowok mestinya 
menerima 
> > kenyataan, kalau mereka berpoligami mesti siap2 menerima juga 
> > isterinya (mungkin) berpoligami jugak. Legowo gitu.
> > 
> > salam
> > Mia




[wanita-muslimah] Re: Praktik Poligami Seringkali Melanggar Hak Perempuan dan Anak

2007-07-13 Terurut Topik rsa
Seolah poligini itu bukan sebuah lembaga pernikahan layaknya 
monogami. apa sih yang buruk (kalo memang ada, dan bukan krn 
pelakunya) dari poligini yang pada monogami tidak ada: pelecehan, 
kekerasan, ketidak adilan.

Pada monogami malah plus serong/selingkuh, jajan, simpanan/bawah 
tangan.

salam,
rsa

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Mia" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Jadi sebenarnya Poligami sangat dibatasi oleh hukum Indonesia?
> - boleh berpoligami karena isteri sakit, gila atau nggak punya anak 
> (sakit tentunya yang tergolong penyakit kritis atau terminal?)
> - PP no 10 untuk pegawai negeri
> - mesti ada ijin isteri (yang juga mewakilkan anak?)
> 
> Jadi kebanyak poligamor melanggar UU Perkawinan ya?  Katanya mesti 
> dibuat PP untuk membuat sanksi pelanggaran ini?  Saya kira ini 
> penting supaya para pejabat, artis, ustaz, pengusaha yang 
> berpoligami bisa dikenakan hukuman, paling tidak mikir dulu sebelum 
> rencana berpoligami. Kalau kena hukuman kan berarti dipermalukan di 
> publik, nah inilah yang ditakutkan mereka.
> 
> Mestinya media juga selalu men-disclose informasi ini, bahwa para 
> poligamor anu melanggar UU Perkawinan, dan itu adalah jelek banget -
> sebagai bagian dari pendidikan publik dan kode jurnalistik.  
> 
> Di Indonesia ini apa yang diperbuat para seleb dan pejabat memang 
> jadi fenomena, karena jadi panutan masyarakat kecil yang dalam 
> posisi rentan kalau menjalankan poligami.
> 
> Lepas dari persoalan hukum, para poligami cowok mestinya menerima 
> kenyataan, kalau mereka berpoligami mesti siap2 menerima juga 
> isterinya (mungkin) berpoligami jugak. Legowo gitu.
> 
> salam
> Mia
> 
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Dwi W. Soegardi" 
>  wrote:
> >
> > http://www.rahima.or.id/SR/21-07/Opini2.htm
> > 
> > Wawancara dengan Dra. Pinky Saptandari, MA.
> > (Staf Khusus Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan
> > Bidang Perempuan dan Anak)
> > 
> > Dalam Kenyataan Praktik Poligami
> > Seringkali Melanggar Hak Perempuan dan Anak
> > 
> > T: Kaum laki-laki melakukan poligami dengan alasan diperbolehkan 
di
> > alquran, bahkan UU Perkawinan No. 1 Tahun 1974 seolah-olah
> > memperbolehkan laki-laki berpoligami. Misalnya dalam pasal 3 ayat 
2
> > disebutkan pengadilan dapat memberi izin kepada suami untuk 
> beristri
> > lebih dari seorang bila dikehendaki oleh pihak-pihak yang
> > bersangkutan. Bagaimana Anda melihat realitas ini?
> > 
> > Agama dan hukum positif (UU Perkawinan) di Indonesia sebenarnya 
> tidak
> > melarang dilakukannya praktek poligami. Namun yang menjadi 
masalah 
> dan
> > perhatian kami (pihak Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan) 
> lebih
> > kepada proses pelaksanaan poligami itu sendiri. Kebanyakan praktek
> > poligami yang dilakukan, hampir semuanya tidak sesuai dengan apa 
> yang
> > seharusnya menjadi aturan-aturan poligami itu sendiri. Kami 
menilai
> > pada proses awalnya saja sudah terjadi pelanggaran. Juga pada 
> proses
> > perkawinannya sendiri, seringkali hak-hak perempuan menjadi 
> terabaikan
> > baik itu bagi istri pertama (terutama), kedua, ketiga dan 
> seterusnya.
> > 
> > T: Bisa Anda contohkan praktik-praktik pengabaian hak tersebut?
> > 
> > Di pasal 2 UU Perkawinan No.1 Tahun 1974, disebutkan beberapa 
> alasan
> > seorang laki-laki bisa melakukan poligami. Alasan itu antara lain
> > apabila istri dalam kondisi tidak sehat, gila, dan tidak punya 
> anak.
> > Tapi ironisnya sekarang, kendati si istri tidak gila, punya anak, 
> dan
> > sehat, toh suami tetap kawin lagi. Jadi ada berbagai upaya 
> pengabaian
> > syarat, yang sebetulnya justru syarat itu diadakan untuk 
melindungi
> > kaum perempuan.
> > 
> > T: Jadi apa yang perlu dilakukan untuk melindungi kaum perempuan?
> > 
> > Ya tentunya harus mengembalikan pelaksanaan syarat-syarat tersebut
> > secara konsisten. Ini perlu, agar poligami itu tetap bisa 
> dijalankan
> > namun dalam jalur yang benar. Sekarang hampir 90% praktik poligami
> > adalah poligami-poligamian yang mengatasnakan agama. Yang 
> sebetulnya
> > itu melanggar agama dan hukum positif. Peraturan mensyaratkan 
kalau
> > seorang laki-laki yang sudah beristri ingin menikah lagi, maka 
> syarat
> > mutlak dia harus terlebih dahulu mendapatkan izin dari istri
> > pertamanya. Tapi yang terjadi sekarang kan, tidak begitu. Rata-
rata
> > para pelaku poligami, baru memberitahu sesudah me- nikahi istri
> > mudanya.
> > 
> > T: Mengapa pengaturan soal poligami ini diperlukan?
> > 
> > Oh tentunya biar tidak menggampangkan praktik poligami. Walaupun
> > perkawinan poligami dibenarkan secara agama maupun hukum positif,
> > hendaknya dilakukan menurut aturan yang berlaku, dipikirkan
> > masak-masak dampaknya, dan bukan hanya penutupan dari persoalan
> > syahwat saja. Realitas sekarang seolah-olah syahwat itu dibenarkan
> > oleh jargon "daripada maksiat mendingan kawin lagi". Kalau
> > membandingkan - poligami jangan dibandingkan dengan 
perselingkuhan.
> > 
> > T: Perlukah aturan poligami diperluas?
> > 
> > 

[wanita-muslimah] Re: Mari Menggali Lebih dalam Titah Ilahi...

2007-07-13 Terurut Topik Mia
Mesti disosialisasikan:
1. Kepada media untuk selalu menyebutkan praktek poligami yang 
melanggar hukum, sebagai bagian dari informasi publik.
2. Kepada para ustaz dan ustazah tentang UU Perkawinan yang 
membatasi poligami, supaya menyampaikan ini ke jemaahnya, sebagai 
bagian taat hukum (ulil amri).

salam
Mia

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Dwi W. Soegardi" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> http://www.rahima.or.id/SR/21-07/Refleksi.htm
> 
> Mari Menggali Lebih dalam Titah Ilahi...
> Oleh Leli Nurohmah
> 
> 
> Berupaya menjadi pendengar yang baik saat mendengar tuturan derita
> perempuan yang diduakan dalam perkawinannya bukan satu dua kali 
bagi
> saya. Sebut saja Ibu Sri yang semenjak tahu suaminya telah
> menduakannya dengan perempuan yang sangat dia kenal selama dua 
bulan
> lamanya ia menolak untuk melakukan sholat lima waktu, bahkan 
membaca
> al-Qur'an.
> 
> Contoh lain dialami oleh Ibu Ati. Sejak mengetahui suaminya menikah
> lagi pribadi Ibu Ati yang semula ceria tiba-tiba menjadi pemurung,
> penyendiri bahkan mengalami stres yang luar biasa. Masih banyak 
lagi
> cerita yang terekam dalam ingatan saya. Cerita-cerita itu mengalir
> bersama air mata, menguak derita yang menyesakkan dada para 
perempuan
> yang terluka. Yang deritanya mungkin saja tidak mendapat cukup 
empati
> oleh masyarakat. Karena perempuan yang menolak poligami akan 
dianggap
> sebagai perempuan yang tak layak mendapatkan surga, atau 
pembangkang
> ajaran agama. Seolah derita yang mereka alami terkubur bersama 
waktu
> yang tak berpihak pada mereka dan juga anak-anak mereka.
> 
> Dan ironisnya, seringkali kita menutup mata dengan apa yang 
diderita
> perempuan dan anak-anak yang menjalani atau terjebak dalam sistem 
ini.
> Sebuah sistem perkawinan yang telah mendewakan hasrat seksualitas
> laki-laki dan mengebiri sebuah sisi kehidupan lain, yaitu 
kepercayaan,
> kesetiaan, pengorbanan sang istri yang dikhianati. Sayangnya hal 
ini
> seringkali di bumbui dengan ayat-ayat suci dan jaminan surga di
> akhirat nanti, untuk akhirnya menundukkan kekecewaan sang istri.
> 
> Saya kira sudah saatnya kita kembali mengkaji pembacaan kita 
terhadap
> ayat-ayat Illahi dan juga pesan Nabi dengan kaca mata yang lebih
> jernih. Kaca mata keberpihakan kepada kaum yang dilemahkan yang
> dipercaya sebagai ciri agama ini.
> 
> Dan pesan ini terungkap jelas dalam sikap Rasul ketika beliau 
menolak
> permintaan menantunya Ali RA saat hendak menduakan putri 
tercintanya.
> Beliau tahu hal itu akan sangat melukai kemanusiaan putri yang
> dikasihinya.
> 
> Sesungguhnya dalam kaidah perkawinan Islam, ada tuntutan akan
> mu'asyarah bi al-ma'ruf (memperlakukan satu sama lain dengan baik).
> Perkawinan bermaksud untuk membuahkan kebaikan bagi semua pihak, 
baik
> istri maupun suami. Nampaknya hal ini akan sangat jauh arang dari 
api
> dalam sebuah perkawinan poligami. Di dalamnya sangat memungkinkan
> adanya ketidakseimbangan dalam sisi kebaikan dan keuntungan. 
Lazimnya
> laki-laki lebih banyak diuntungkan dengan memiliki banyak istri
> sementara istri harus berjuang keras sendiri memenuhi kehidupan
> ekonomi dan membiayai kebutuhan sendiri. Selain itu, kebutuhan dan 
hak
> untuk mendapatkan cinta dan kasih sayang (mawadah wa rahmah) dalam
> keluarga khususnya untuk anak-anak sangat memungkinkan terjadinya
> ketidak seimbangan.
> 
> Bahkan tak jarang fenomena ini menimbulkan apa yang oleh Faruk 
(2000)
> disebutnya sebagai "women womeni lupus" sebuah fenomena untuk
> menunjukkan permusuhan di antara para istri dalam perkawinan 
poligami.
> Ia mengatakan pertarungan yang terjadi sesungguhnya adalah 
pertarungan
> untuk mendapatkan perhatian dari suaminya.
> 
> Nampaklah fenomena berkawin lebih dari satu istri ini tidak hanya
> telah merobek-merobek perempuan dari sisi sosial, ekonomi, mental,
> spiritual juga seksual. Padahal hati manusia diciptakan sama,
> sama-sama terluka bila dikhianati oleh orang yang dicintai.
> 
> Sebagai bagian dari masyarakat muslim yang selalu dituntut untuk
> membaca dan menyikapi realitas sosial secara arif, mari menggali 
dan
> mendalami hakikat dari pesan Islami. Jangan kedepankan hawa nafsu
> hanya untuk memenuhi hasrat birahi tapi untuk menjadikan Islam ini
> benar-benar sebagai rahmatan lil alamin. Bagi siapa gerangan? Tentu
> untuk semua makhluk cipataan ilahi, laki-laki dan perempuan. 
Bukankah
> itu yang dinamakan arti berserah diri atau berislam yang kaffah?.
> Wallahu a'lam bishowab. ]
>




[wanita-muslimah] Re: Praktik Poligami Seringkali Melanggar Hak Perempuan dan Anak

2007-07-13 Terurut Topik Mia
Jadi sebenarnya Poligami sangat dibatasi oleh hukum Indonesia?
- boleh berpoligami karena isteri sakit, gila atau nggak punya anak 
(sakit tentunya yang tergolong penyakit kritis atau terminal?)
- PP no 10 untuk pegawai negeri
- mesti ada ijin isteri (yang juga mewakilkan anak?)

Jadi kebanyak poligamor melanggar UU Perkawinan ya?  Katanya mesti 
dibuat PP untuk membuat sanksi pelanggaran ini?  Saya kira ini 
penting supaya para pejabat, artis, ustaz, pengusaha yang 
berpoligami bisa dikenakan hukuman, paling tidak mikir dulu sebelum 
rencana berpoligami. Kalau kena hukuman kan berarti dipermalukan di 
publik, nah inilah yang ditakutkan mereka.

Mestinya media juga selalu men-disclose informasi ini, bahwa para 
poligamor anu melanggar UU Perkawinan, dan itu adalah jelek banget -
sebagai bagian dari pendidikan publik dan kode jurnalistik.  

Di Indonesia ini apa yang diperbuat para seleb dan pejabat memang 
jadi fenomena, karena jadi panutan masyarakat kecil yang dalam 
posisi rentan kalau menjalankan poligami.

Lepas dari persoalan hukum, para poligami cowok mestinya menerima 
kenyataan, kalau mereka berpoligami mesti siap2 menerima juga 
isterinya (mungkin) berpoligami jugak. Legowo gitu.

salam
Mia

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Dwi W. Soegardi" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> http://www.rahima.or.id/SR/21-07/Opini2.htm
> 
> Wawancara dengan Dra. Pinky Saptandari, MA.
> (Staf Khusus Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan
> Bidang Perempuan dan Anak)
> 
> Dalam Kenyataan Praktik Poligami
> Seringkali Melanggar Hak Perempuan dan Anak
> 
> T: Kaum laki-laki melakukan poligami dengan alasan diperbolehkan di
> alquran, bahkan UU Perkawinan No. 1 Tahun 1974 seolah-olah
> memperbolehkan laki-laki berpoligami. Misalnya dalam pasal 3 ayat 2
> disebutkan pengadilan dapat memberi izin kepada suami untuk 
beristri
> lebih dari seorang bila dikehendaki oleh pihak-pihak yang
> bersangkutan. Bagaimana Anda melihat realitas ini?
> 
> Agama dan hukum positif (UU Perkawinan) di Indonesia sebenarnya 
tidak
> melarang dilakukannya praktek poligami. Namun yang menjadi masalah 
dan
> perhatian kami (pihak Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan) 
lebih
> kepada proses pelaksanaan poligami itu sendiri. Kebanyakan praktek
> poligami yang dilakukan, hampir semuanya tidak sesuai dengan apa 
yang
> seharusnya menjadi aturan-aturan poligami itu sendiri. Kami menilai
> pada proses awalnya saja sudah terjadi pelanggaran. Juga pada 
proses
> perkawinannya sendiri, seringkali hak-hak perempuan menjadi 
terabaikan
> baik itu bagi istri pertama (terutama), kedua, ketiga dan 
seterusnya.
> 
> T: Bisa Anda contohkan praktik-praktik pengabaian hak tersebut?
> 
> Di pasal 2 UU Perkawinan No.1 Tahun 1974, disebutkan beberapa 
alasan
> seorang laki-laki bisa melakukan poligami. Alasan itu antara lain
> apabila istri dalam kondisi tidak sehat, gila, dan tidak punya 
anak.
> Tapi ironisnya sekarang, kendati si istri tidak gila, punya anak, 
dan
> sehat, toh suami tetap kawin lagi. Jadi ada berbagai upaya 
pengabaian
> syarat, yang sebetulnya justru syarat itu diadakan untuk melindungi
> kaum perempuan.
> 
> T: Jadi apa yang perlu dilakukan untuk melindungi kaum perempuan?
> 
> Ya tentunya harus mengembalikan pelaksanaan syarat-syarat tersebut
> secara konsisten. Ini perlu, agar poligami itu tetap bisa 
dijalankan
> namun dalam jalur yang benar. Sekarang hampir 90% praktik poligami
> adalah poligami-poligamian yang mengatasnakan agama. Yang 
sebetulnya
> itu melanggar agama dan hukum positif. Peraturan mensyaratkan kalau
> seorang laki-laki yang sudah beristri ingin menikah lagi, maka 
syarat
> mutlak dia harus terlebih dahulu mendapatkan izin dari istri
> pertamanya. Tapi yang terjadi sekarang kan, tidak begitu. Rata-rata
> para pelaku poligami, baru memberitahu sesudah me- nikahi istri
> mudanya.
> 
> T: Mengapa pengaturan soal poligami ini diperlukan?
> 
> Oh tentunya biar tidak menggampangkan praktik poligami. Walaupun
> perkawinan poligami dibenarkan secara agama maupun hukum positif,
> hendaknya dilakukan menurut aturan yang berlaku, dipikirkan
> masak-masak dampaknya, dan bukan hanya penutupan dari persoalan
> syahwat saja. Realitas sekarang seolah-olah syahwat itu dibenarkan
> oleh jargon "daripada maksiat mendingan kawin lagi". Kalau
> membandingkan - poligami jangan dibandingkan dengan perselingkuhan.
> 
> T: Perlukah aturan poligami diperluas?
> 
> Poligami sering kali dikaitkan dengan PP No. 10 Tahun 1983 (Izin
> Perkawinan dan Perceraian bagi PNS) yang diperkuat dengan PP No. 45
> Tahun 1990. Mengapa perlu ada pengaturan dan mengapa kita ingin
> memperluas PP ini bukan hanya PNS saja tapi juga pejabat publik. 
Sebab
> pejabat publik sekarang tidak semuanya PNS, ada yang menjadi 
presiden,
> menteri, DPR, bupati, walikota yang mana mereka ini menjadi tokoh
> panutan. Coba bayangkan, seorang gubernur yang memimpin sebuah
> provinsi ketahuan punya istri lebih dari satu, bagaimana dengan
> masyarakatnya? Ini seakan-akan membe

Re: [wanita-muslimah] Re: Fwd: Kecintaan Kepada Rasulullah SAW

2007-07-13 Terurut Topik Awan Biru
kalau nggak salah lho...
  waktu itu nasehatnya sehubungan dengan one liner comment anda.
  MSA nulis panjang lebar, jadi rada beda...
  Walau biar hemat memang perlu juga untuk dipangkas ekornya
   
  Sebagai penonton dan pembaca, kok sampeyan kelihatan rada rada nafsu, gitu...
  Sorry kalau salah.
  peaceee lah
   
  AB
  
rsa <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  jangan lupa pangkas ekornya tu biar ga kepanjangan. ini nerusin saran 
baik dari member milis terhormat ini. kalo saya lupa, tolong ganti 
ingatkan ya ...

salam,
rsa

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "ma_suryawan" <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> Saya juga numpang lewat, untuk menampilkan beberapa tulisan bagaimana 
> kecintaan Hz. Mirza Ghulam Ahmad a.s. kepada Rasulullah s.a.w.:
> 
...
> > --- End forwarded message ---
> >
>



 

 
-
It's here! Your new message!
Get new email alerts with the free Yahoo! Toolbar.

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Re: Fwd: Kecintaan Kepada Rasulullah SAW

2007-07-13 Terurut Topik rsa
jangan lupa pangkas ekornya tu biar ga kepanjangan. ini nerusin saran 
baik dari member milis terhormat ini. kalo saya lupa, tolong ganti 
ingatkan ya ...

salam,
rsa

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "ma_suryawan" <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> Saya juga numpang lewat, untuk menampilkan beberapa tulisan bagaimana 
> kecintaan Hz. Mirza Ghulam Ahmad a.s. kepada Rasulullah s.a.w.:
> 
...
> > --- End forwarded message ---
> >
>




[wanita-muslimah] Fwd: Fikh dan Humanisme (12 Juli 2007, http://republika.co.id/kolom.asp?kat_id=16)

2007-07-13 Terurut Topik rsa

  Fikih dan Humanisme 
Oleh : 
  Henri Shalahuddin
Peneliti INSISTS dan dosen STID M. Natsir DDII Jakarta
   
  Kemajuan teknologi yang dicapai Barat saat ini, telah mengantarkan 
mereka sebagai pemimpin dan sekaligus panutan ideal bagi bangsa-
bangsa di dunia ketiga, termasuk Indonesia. Kebiasaan meniru bangsa 
yang lebih kuat tidak terbatas dalam hal slogan, cara berpakaian, 
gaya hidup, dan adat istiadatnya, tetapi juga mencakup cara mereka 
beragama.
   
  Bahkan, karena silaunya terhadap Barat, Taha Husein, seorang pakar 
sastra Arab asal Mesir (1889-1976), dalam bukunya Mustaqbal Al 
Tsaqafah fi Misr menyatakan, "Kita harus meniru (gaya hidup) orang-
orang Eropa agar dapat sejajar dengan mereka dalam peradaban; apakah 
itu baik atau buruk, manis atau pahit, dan yang disukai atau yang 
dibenci dari mereka". (1982:54).
   
  Sehingga tidak aneh, bila kemudian ada sebagian kecil tokoh Islam 
yang berusaha mencocok-cocokkan ajaran dan khazanah Islam, seperti 
tafsir, fikih dan teologi dengan nilai-nilai Barat modern, termasuk 
paham humanismenya. Padahal, Ibn Khaldun (1332-1406M) secara kritis 
telah menganalisis kebiasaan buruk ini di kalangan bangsa pecundang 
dalam bukunya Al-Muqaddimah.
   
  Tradisi fikih

Dalam perkembangan lebih lanjut, khazanah keilmuan Islam yang 
memperjelas ruang lingkup fikih dari ilmu-ilmu lainnya, Imam Syafi'i 
mendefinisikan fikih sebagai ilmu yang menjelaskan secara praktis 
hukum-hukum syariat, yang disimpulkan dari dalil-dalilnya yang rinci. 
Fikih bersumber dari teks-teks wahyu (Alquran dan Sunnah), baik 
petunjuk lafadznya yang bersifat pasti maupun praduga yang kuat. 
   
  Para ulama fikih yang bermartabat, sejak dulu mengabdikan umurnya 
untuk memecahkan persoalan-persoalan implementatif yang pelik seputar 
hukum Islam yang terkait dengan petunjuk lafadz dalam sebuah ayat dan 
hadis. Sehingga dalam hal ini, mereka pun sepakat untuk menempuh 
metode 'apabila hadis itu sahih, maka itulah madzhabku'.
   
  Dalam fikih, petunjuk lafadz menjadi kajian sentral. Sebagai contoh 
lafadz perintah dalam Alquran, tidak selalu bersifat wajib atau sunah 
tetapi ada yang bersifat mubah. Petunjuk lafadz yang bersifat wajib 
pun, menghasilkan pendapat yang berbeda di antara ulama fikih. 
Contohnya QS 24:2 yang berbunyi, "Perempuan dan laki-laki yang 
berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya 100 kali dera." 
Para ulama dan imam-imam madzhab, tidak ada yang berbeda pendapat 
bahwa perintah mendera (cambuk) di situ hanya khusus diwajibkan untuk 
pezina yang belum menikah. 
   
  Sedangkan bagi pezina yang telah menikah, maka hukumannya adalah 
rajam. Hukuman rajam ini hanya dapat dilaksanakan dengan adanya 
pengakuan pelaku atau adanya 4 orang saksi yang secara langsung dan 
bersamaan melihat perzinahan mereka, seperti terlihatnya benang masuk 
dalam lubang jarum. Kesaksian ini tidak boleh diwakili dengan rekaman 
video.
   
  Hal yang menjadi perbedaan di kalangan ulama adalah apakah pezina 
yang belum menikah juga wajib diasingkan selama setahun setelah 
dicambuk? Mayoritas ulama mewajibkannya, sedangkan Abu Hanifah tidak. 
Namun tidak satupun ulama yang bermartabat dari dulu sampai sekarang, 
yang memandang bahwa hukuman pezina itu (baik yang telah menikah atau 
belum) adalah kejam, tidak etis, dan diganti dengan pemberian 
pekerjaan (lihat artikel di opini Republika edisi 5 Juli 2007, Fikih 
Berwawasan Etika).
   
  Rasionalisasi 'menghukum' pelacur dengan pemberian pekerjaan 
tidaklah realistis. Sebab, sejauh ini belum ada pemberitaan bahwa 
seorang pelacur yang miskin menjadi kaya raya, lalu berhenti melacur. 
Tetapi sebaliknya, yang jamak terjadi bahwa berhentinya melacur 
karena faktor usia atau terkena AIDS. Maka maraknya pelacuran lebih 
disebabkan pilihan dan hobi, bukan ekonomi.
   
  Fikih pada dasarnya adalah ijtihad yang dilakukan oleh manusia-
manusia alim dan pilihan terhadap teks-teks wahyu untuk mempermudah 
konteks pelaksanaannya di setiap ruang dan waktu. Ijtihad senantiasa 
terbuka bagi mereka yang telah memenuhi kriteria dan syarat 
berijtihad. Namun demikian, ijtihad selalu mengacu pada teks wahyu. 
Konteks dan kondisi manusia tidak bisa serta-merta mengubah teks 
wahyu, kecuali ada penjelasan dari teks tersebut yang membolehkannya. 
Contoh, larangan makan babi bisa tidak berlaku bagi orang yang sangat 
darurat. Pembolehan makan babi bagi mereka yang darurat ini juga 
dijelaskan dengan teks dan sifatnya hanya terbatas untuk 
mempertahankan kelangsungan hidup.
   
  Dengan demikian tidak dapat dibenarkan bahwa karena fikih produk 
manusia, maka sifatnya kondisional dan bisa seenaknya diubah total 
karena tidak sesuai nilai-nilai humanisme dan kultur Barat sekarang, 
misalnya. Dengan alasan yang dangkal ini tentunya akan ditertawakan 
banyak orang, jika kita menolak teori gravitasi bumi, karena teori 
ini diciptakan manusia. Isaac Newton hanyalah menyimpulkan dari 
fenomena yang sering dilihatnya. Demikian juga para ulama fikih 

[wanita-muslimah] Re: Harga Diri Seorang Muslim...cara kita berdiskusi ... menurut siapa?

2007-07-13 Terurut Topik ma_suryawan
Satriyo,

HMNA itu ngibul, kenapa ngibul?

Karena:

1. HMNA mengatakan saya mengakui Mirza Muhammad Ali dan Bahaullah 
sebagai nabi, karena saya mengeluarkan nama mereka dari daftar yang 
saya posting, padahal daftar nama 30 orang yg ngaku sbg nabi/rasul 
yang saya posting sudah ada sebelum mereka lahir.

2. HMNA mengatakan Lia Aminuddin sebagai nabi palsu, padahal Lia 
Aminuddin tidak mengklaim dirinya sebagai nabi, ia hanya mengklaim 
dirinya dapat wahyu dari Tuhan melalui Jibril.

3. HMNA juga ngibul mengenai Prof. Abdus Salam yang dikatakannya 
adalah orang Ahmadiyah Lahore, padahal orang Ahmadiyah Lahore sendiri 
tidak ada yang menyatakan sebagai anggota mereka.

Ingat Satriyo, diskusi tidak akan berjalan dengan baik kalau 
dibarengi dengan kibulan dan penghakiman.

Salam,
MAS

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "rsa" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> BRAVO! Good show Wan! Keep it up.
> 
> Gimana, nih, teman2 milis, apakah nada demikian dari MAS masih 
dalam 
> batas tolerasni? Maaf saya bukan out of topic atau ngoceh 
ngelantur, 
> ingin share saja, terutama karena sedemikian rupa demand buat good 
> behaviour dan conduct (=akhlak, bukan budi pekerti) dalam 'diskusi' 
> di milis terhormat ini.
> 
> Mas Chodjim, ada masukan?
> 
> Pak Nur, sama model MAS gini mohon sabar ya, apalagi pak Nur tidak 
> sedikit yang juga dikritisi oleh 'kroni-kroni' dari MAS ini, 
> kroni 'sadar' atau kroni 'tidak sadar' ...
> 
> Hayoo ... mari ber-AKHLAK agar DAKWAH (lurus atau sesat) bisa 
> berjalan baik dalam diskusi ...
> 
> salam,
> rsa
> 
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "ma_suryawan" 
>  wrote:
> >
> > Juara ngeyel dan pelintir ini bicara lagi...
> > 
> > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "H. M. Nur Abdurrahman" 
> >  wrote:
> > 
> > > Akibat MAS berupaya dengan sia-sia mengelurkan MGH dari jajaran 
> > nabi-nabi
> > > palsu, maka Mirza Ali Muhammad dan Bahaullah yang juga nyata-
> nyata 
> > adalah
> > > nabi-nabi palsu, ya ikut dikeluarkan juga. Karena MAS juga 
> > mengeluarkan
> > > Mirza Ali Muhammad dan Bahaullah yang keduanya mengaku nabi 
juga, 
> > itu
> > > berarti MAS mengakui juga Mirza Ali Muhammad dan Bahaullah 
> sebagai 
> > nabi
> > > seperti MGH. Bravo MAS
> > 
> > Nama 30 orang yg mengaku jadi nabi/rasul Allah seperti yang saya 
> > posting sudah ada SEBELUM LAHIRNYA Mirza Ghulam Ahmad atau 
> Bahaullah 
> > atau Mirza Ali Muhammad.
> > 
> > Artinya, kebenaran Hadits tersebut sudah tergenapi.
> > 
> > Dalam syarah Muslim, Ikmalul Ikmal, Jilid VI, hal 258, 
> > dikatakan: "Kebenaran Hadits ini sudah nyata, sebab jika dihitung 
> > jumlahnya orang-orang yang mendakwakan dirinya nabi dari sejak 
masa 
> > Nabi s.a.w. hingga sekarang pasti sudah tercapai jumlah tersebut, 
> dan 
> > ini diketahui oleh orang-orang yang suka mempelajari riwayat 
> > (tarikh)". - Penulis buku tsb wafat pada tahun 828 Hijriah. 
> > 
> > Jadi, karena HMNA malas belajar Tarikh, maka ia jadi ngoceh tidak 
> > karuan dengan mengatakan saya mengakui Bahaullah dan Mirza 
Muhammad 
> > Ali sebagai nabi. Artinya HMNA ngibul.
> > 
> > Dan karena pengetahuannya yang dangkal, maka HMNA juga memasukkan 
> Lia 
> > Aminuddin sebagai nabi, padahal Lia Aminuddin tidak pernah 
> mengklaim 
> > dirinya sebagai nabi, ia hanya mengklaim dirinya menerima wahyu 
> dari 
> > Allah.
> > 
> > Jadi, demikianlah watak asli HMNA itu...makin jelas terlihat 
wajah 
> > aslinya.
> > 
> > Salam,
> > MAS
> >
>




[wanita-muslimah] Re: HARUS PAKE JILBAB LAH..:)

2007-07-13 Terurut Topik rsa
tentu, setelah saya teruskan tanggapan atas tulisan teman saya ini ke 
ybs, bu rita, bu sofie dan pak irwan. tanggapan beliau akan saya 
teruskan nanti.

salam,
satriyo

===

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "ritajkt" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Tolong dong saya dikasih pencerahan..,
> apa bener frasa "untuk dibedakan" dalam konteks thread ini 
> adalah "untuk dibedakan dari wanita kafir/non muslim"? 
> 
> Setahu saya nih, baju yang disebut "busana Muslimah" tersebut 
adalah 
> busana para perempuan "saleh"/"terhormat"/"dari keluarga bangsawan" 
> dari daratan Timur Tengah (terutama perempuan Yahudi)yang telah 
> dikenakan jauh sebelum  lahirnya agama Islam. Jadi ketika Ayat 
Quran 
> tentang "Untuk Dibedakan" itu lahir, setting sosial pada waktu itu 
> ada orang Islam, Kristen dan Yahudi hidup bersama di suatu lokasi 
> dimana para perempuan dari KASTA sosial yang tinggi memakai busana 
> yang khas, berupa gaun panjang dan kerudung penutup kepala. Busana 
> itu diabadikan oleh para perempuan saleh dalam agama Katholik 
sampai 
> sekarang (bisa dilihat dlm foto Ibu Theresa dll). Para perempuan 
> Yahudi juga memakai penutup kepala pada hari besar mereka, antara 
> lain saat  pemakaman dan upacara perkawnan karena itu memang 
TRADISI 
> mereka.
> 
> 
> 
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, IrwanK  wrote:
> >
> > Penyebutan kata kafir, meskipun (mungkin) secara terjemahan tidak 
> salah,
> > tetap kurang nyaman.. apalagi disampaikan di depan publik..
> > Kenapa bukan non muslim yang dipopulerkan ketimbang kafir?
> > Maaf, saya sebenarnya gak punya ilmu banyak.. cuma berasa agak 
> ngeganjel
> > aja baca/dengar kata kafir keluar dengan lancarnya.. makanya jadi 
> nyahut
> > nih..
> > 
> > Tentu lain halnya kalau Alqur-an yang menyampaikan itu.. sebagai 
> paparan..
> > atau bahan pelajaran bagi yang membaca/mempelajarinya..
> > 
> > CMIIW..
> > 
> > Wassalam,
> > 
> > Irwan.K
> > 
> > On 7/12/07, candle light  wrote:
> > >
> > >   alhamdulillah...aku terharu lho dg isi milismu. sayangnya aku 
> masih
> > > belum bisa berdakwah seperti itu. soalnya aku sendiri merasa 
> belum pantas
> > > mendakwahi orang lain. karena itu juga aku memutuskan untuk 
> keluar dari
> > > kelompok liqo. aku ga mau kehilangan mereka, ladang dakwahku. 
> mereka
> > > menganggap ikhwan-akhwat liqo kedudukannya jauh lebih baik di 
> mata Allah.
> > > pdhl khan sama saja. tergantung dari amal ibadah yg notabene 
> hanya Allah-lah
> > > yg mengetahui. gimana mnrtmu?
> > > wassalam
> > > - sofie-
> > >
> > > rsa > wrote:
> > > HARUS PAKE JILBAB LAH..:)
> > >
> > > ini salah satu kisah kawan2ku beberapa tahun yg lalu dan belum
> > > mengenakan kerudung saat itu, dan alhamdulillah saat ini 
semuanya 
> yg
> > > berada di kisah itu sudah mengenakan kerudung. dan aku juga 
pernah
> > > kenal dengan salah seorang teman wanita dari milis, pada suatu 
> saat
> > > dia berkenalan dgnku dan ku singgung ego kewanitaannya untuk 
> tidak boleh disamakan dengan wanita kafir.
>




[wanita-muslimah] Fwd: Kecintaan Kepada Rasulullah SAW

2007-07-13 Terurut Topik rsa
numpang lewat, dari milis sebelah.

salam,
rsa

--- 

Saya ingin memulai tulisan ini dengan menyampaikan dua buah hadits
tentang kecintaan kepada Rasulullah saw. Pertama, hadits yang masyhur
diriwayatkan dalam kitab-kitab ahli sunnah, di antaranya dalam
Al-Targhib wal Takhib, sebuah kitab hadits yang sangat populer di
antara kita. Kedua, hadits yang dikutip dari Bihar Al-Anwar, kitab
hadits yang cukup besar dan menjadi rujukan mazhab Ahlul Bayt.

Hadits yang pertama menceritakan bahwa pada suatu hari ketika
Rasulullah saw sedang berbincang-bincang dengan para sahabatnya,
seorang pemuda datang mendekati Rasul sambil berkata, "Ya Rasulullah,
aku mencintaimu." Lalu Rasulullah saw berkata: "Kalau begitu, bunuh
bapakmu!" Pemuda itu pergi untuk melaksanakan perintah Nabi. Kemudian
Nabi memanggilnya kembali seraya berkata, "Aku tidak diutus untuk
menyuruh orang berbuat dosa." Aku hanya ingin tahu, apa betul kamu
mencintai aku dengan kecintaan yang sesungguhnya?"



Tidak lama setelah itu, pemuda ini jatuh sakit dan pingsan. Rasulullah
saw datang menjenguknya. Namun pemuda itu masih dalam keadaan tidak
sadar. Nabi berkata, "Nanti kalau anak muda ini bangun, beritahu aku."
Rasululah saw kemudian kembali ke tempatnya. Lewat tengah malam pemuda
itu bangun. Yang pertama kali ia tanyakan ialah apakah Rasulullah saw
telah berkunjung kepadanya. Diceritakanlah kepada pemuda itu bahwa
Rasulullah saw bukan saja berkunjung, tapi beliau juga berpesan agar
diberitahu jika pemuda itu bangun. Pemuda itu berkata, "Tidak, jangan
beritahukan Rasulullah saw. Bila Rasulullah harus pergi pada malam
seperti ini, aku kuatir orang-orang Yahudi akan mengganggunya di
perjalanan." Segera setelah itu, pemuda itu menghembuskan nafasnya
yang terakhir.

Pagi hari usai shalat subuh, Rasulullah saw diberitahu tentang
kematian pemuda itu. Rasul datang melayat jenazah pemuda itu dan
berdo'a dengan do'a yang pendek tetapi sangat menyentuh hati, "Ya
Allah, sambutlah Thalhah di sisi-Mu, Thalhah tersenyum kepada-Mu dan
Engkau tersenyum kepadanya."

Dengan hal itu Nabi menggambarkan kepada kita, bahwa orang yang
mencintainya akan dido'akan oleh Nabi untuk berjumpa dengan Allah swt.
Allah akan ridha kepadanya dan dia ridha kepada Allah, Radhiyyatan
Mardhiyyah. Dia tersenyum melihat Allah dan Allah tersenyum 
melihatnya.

Hadits yang kedua mengisahkan seorang pedagang minyak goreng di
Madinah. Setiap kali dia hendak pergi, termasuk pergi ke pasar, dia
selalu melewati rumah Rasulullah saw. Dia selalu singgah di tempat itu
sampai dia puas memandang wajah Rasul. Setelah itu ia pergi ke pasar.
Suatu saatetelah melepaskan rindunya kepada Rasul, seperti biasanya ia
pergi ke pasar. Tapi tidak berapa lama setelah itu, dia datang lagi.
Nabi terkejut sehingga bertanya, "Kenapa kau balik lagi?" Ia menjawab,
"Ya Rasulullah, setelah saya sampai di pasar hati saya gelisah. Saya
ingin kembali lagi. Izinkan saya memandang Engkau sebentar saja untuk
memuaskan kerinduan saya." Kemudian Rasul berbincang-bincang dengan
orang itu.

Tidak lama setelah itu Nabi tidak lagi melihat tukang minyak itu lewat
di depan rumahnya. Berhari-hari orang itu tidak lagi kelihatan batang
hidungnya di depan Rasulullah saw. Lalu Rasul mengajak
sahabat-sahabatnya untuk menjenguk dia. Berangkatlah mereka ke pasar
dan mendapat kabar bahwa orang itu telah meninggal dunia. Rupanya
pertemuan sampai dua kali waktu itu merupakan isyarat bahwa dia tidak
bisa lagi memandang wajah Rasulullah saw.

Rasul bertanya kepada orang-orang di pasar, "Bagaimana akhlak orang
itu?" Mereka berkata, "Orang itu pedagang yang sangat jujur. Cuma ada
sedikit saja, orang ini senang perempuan." Kemudian Rasul berkata,
"Sekiranya orang itu dalam dagangnya agak lancung sedikit, Allah akan
mengampuni dosanya karena kecintaannya kepadaku." Tetapi orang itu
sangat jujur dan kecintaannya kepada Rasul dibuktikan dalam
kejujurannya di dalam berdagang.

Dua hadits di atas menceritakan kepada kita tentang pentingnya
mencintai Rasulullah saw. Sudah sering kita mendengar hadits yang
berbunyi, "Belum beriman kamu sebelum aku lebih kamu cintai daripada
dirimu, anak-anakmu, dan seluruh ummat manusia."

Kita semua diperintahkan mencintai Rasulullah saw. Mencintai Rasul
merupakan bagian dari seluruh bangunan keislaman kita. Oleh karena
itu, dahulu para ulama melakukan berbagai cara agar kecintaan kepada
Nabi terus-menerus dibangkitkan. Di antaranya dengan menghias
majelis-majelis mereka dengan bacaan shalawat, mengadakan peringatan
maulid, dan mengungkapkan kecintaan mereka dengan puisi-puisi,
sehingga sepanjang sejarah sudah terkumpul ribuan puisi yang ditulis
untuk mengungkapkan kecintaan kepada Rasululah saw.

Beberapa waktu yang lalu di masjid Asy-Syifâ, Universitas Diponegoro,
saya mengajak semua orang untuk kembali membangkitkan kecintaan kepada
junjungan kita Rasulullah saw. Ada orang yang bertanya kepada saya:
"Saya ingin mencintai Rasulullah, tapi apa yang harus saya lakukan
supaya kecintaan itu tertanam di dalam hati saya. Kalau say

Re: [wanita-muslimah] Re: HARUS PAKE JILBAB LAH..:)

2007-07-13 Terurut Topik jano ko
Jeng Rita :

Setahu saya nih, baju yang disebut "busana Muslimah" tersebut adalah 
 busana para perempuan "saleh"/"terhormat" /"dari keluarga bangsawan" 
 dari daratan Timur Tengah (terutama perempuan Yahudi)yang telah 
 dikenakan jauh sebelum  lahirnya agama Islam. 

==

Janoko :

Wah jadi penasaran nich jeng, mohon informasinya dong, lahirnya Islam itu kapan 
ya ?, definisi Islam itu apa ya ?

Gitu dulu

salam

--oo0oo--

ritajkt <[EMAIL PROTECTED]> wrote:  Tolong dong 
saya dikasih pencerahan..,
 apa bener frasa "untuk dibedakan" dalam konteks thread ini 
 adalah "untuk dibedakan dari wanita kafir/non muslim"? 
 
 Setahu saya nih, baju yang disebut "busana Muslimah" tersebut adalah 
 busana para perempuan "saleh"/"terhormat"/"dari keluarga bangsawan" 
 dari daratan Timur Tengah (terutama perempuan Yahudi)yang telah 
 dikenakan jauh sebelum  lahirnya agama Islam. Jadi ketika Ayat Quran 
 tentang "Untuk Dibedakan" itu lahir, setting sosial pada waktu itu 
 ada orang Islam, Kristen dan Yahudi hidup bersama di suatu lokasi 
 dimana para perempuan dari KASTA sosial yang tinggi memakai busana 
 yang khas, berupa gaun panjang dan kerudung penutup kepala. Busana 
 itu diabadikan oleh para perempuan saleh dalam agama Katholik sampai 
 sekarang (bisa dilihat dlm foto Ibu Theresa dll). Para perempuan 
 Yahudi juga memakai penutup kepala pada hari besar mereka, antara 
 lain saat  pemakaman dan upacara perkawnan karena itu memang TRADISI 
 mereka.
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, IrwanK <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
 >
 > Penyebutan kata kafir, meskipun (mungkin) secara terjemahan tidak 
 salah,
 > tetap kurang nyaman.. apalagi disampaikan di depan publik..
 > Kenapa bukan non muslim yang dipopulerkan ketimbang kafir?
 > Maaf, saya sebenarnya gak punya ilmu banyak.. cuma berasa agak 
 ngeganjel
 > aja baca/dengar kata kafir keluar dengan lancarnya.. makanya jadi 
 nyahut
 > nih..
 > 
 > Tentu lain halnya kalau Alqur-an yang menyampaikan itu.. sebagai 
 paparan..
 > atau bahan pelajaran bagi yang membaca/mempelajarinya..
 > 
 > CMIIW..
 > 
 > Wassalam,
 > 
 > Irwan.K
 > 
 > On 7/12/07, candle light <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
 > >
 > >   alhamdulillah...aku terharu lho dg isi milismu. sayangnya aku 
 masih
 > > belum bisa berdakwah seperti itu. soalnya aku sendiri merasa 
 belum pantas
 > > mendakwahi orang lain. karena itu juga aku memutuskan untuk 
 keluar dari
 > > kelompok liqo. aku ga mau kehilangan mereka, ladang dakwahku. 
 mereka
 > > menganggap ikhwan-akhwat liqo kedudukannya jauh lebih baik di 
 mata Allah.
 > > pdhl khan sama saja. tergantung dari amal ibadah yg notabene 
 hanya Allah-lah
 > > yg mengetahui. gimana mnrtmu?
 > > wassalam
 > > - sofie-
 > >
 > > rsa <[EMAIL PROTECTED] > wrote:
 > > HARUS PAKE JILBAB LAH..:)
 > >
 > > ini salah satu kisah kawan2ku beberapa tahun yg lalu dan belum
 > > mengenakan kerudung saat itu, dan alhamdulillah saat ini semuanya 
 yg
 > > berada di kisah itu sudah mengenakan kerudung. dan aku juga pernah
 > > kenal dengan salah seorang teman wanita dari milis, pada suatu 
 saat
 > > dia berkenalan dgnku dan ku singgung ego kewanitaannya untuk 
 tidak boleh disamakan dengan wanita kafir.
 
 
 
   

 Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Re: Harga Diri Seorang Muslim...cara kita berdiskusi ... menurut siapa?

2007-07-13 Terurut Topik rsa
BRAVO! Good show Wan! Keep it up.

Gimana, nih, teman2 milis, apakah nada demikian dari MAS masih dalam 
batas tolerasni? Maaf saya bukan out of topic atau ngoceh ngelantur, 
ingin share saja, terutama karena sedemikian rupa demand buat good 
behaviour dan conduct (=akhlak, bukan budi pekerti) dalam 'diskusi' 
di milis terhormat ini.

Mas Chodjim, ada masukan?

Pak Nur, sama model MAS gini mohon sabar ya, apalagi pak Nur tidak 
sedikit yang juga dikritisi oleh 'kroni-kroni' dari MAS ini, 
kroni 'sadar' atau kroni 'tidak sadar' ...

Hayoo ... mari ber-AKHLAK agar DAKWAH (lurus atau sesat) bisa 
berjalan baik dalam diskusi ...

salam,
rsa

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "ma_suryawan" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Juara ngeyel dan pelintir ini bicara lagi...
> 
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "H. M. Nur Abdurrahman" 
>  wrote:
> 
> > Akibat MAS berupaya dengan sia-sia mengelurkan MGH dari jajaran 
> nabi-nabi
> > palsu, maka Mirza Ali Muhammad dan Bahaullah yang juga nyata-
nyata 
> adalah
> > nabi-nabi palsu, ya ikut dikeluarkan juga. Karena MAS juga 
> mengeluarkan
> > Mirza Ali Muhammad dan Bahaullah yang keduanya mengaku nabi juga, 
> itu
> > berarti MAS mengakui juga Mirza Ali Muhammad dan Bahaullah 
sebagai 
> nabi
> > seperti MGH. Bravo MAS
> 
> Nama 30 orang yg mengaku jadi nabi/rasul Allah seperti yang saya 
> posting sudah ada SEBELUM LAHIRNYA Mirza Ghulam Ahmad atau 
Bahaullah 
> atau Mirza Ali Muhammad.
> 
> Artinya, kebenaran Hadits tersebut sudah tergenapi.
> 
> Dalam syarah Muslim, Ikmalul Ikmal, Jilid VI, hal 258, 
> dikatakan: "Kebenaran Hadits ini sudah nyata, sebab jika dihitung 
> jumlahnya orang-orang yang mendakwakan dirinya nabi dari sejak masa 
> Nabi s.a.w. hingga sekarang pasti sudah tercapai jumlah tersebut, 
dan 
> ini diketahui oleh orang-orang yang suka mempelajari riwayat 
> (tarikh)". - Penulis buku tsb wafat pada tahun 828 Hijriah. 
> 
> Jadi, karena HMNA malas belajar Tarikh, maka ia jadi ngoceh tidak 
> karuan dengan mengatakan saya mengakui Bahaullah dan Mirza Muhammad 
> Ali sebagai nabi. Artinya HMNA ngibul.
> 
> Dan karena pengetahuannya yang dangkal, maka HMNA juga memasukkan 
Lia 
> Aminuddin sebagai nabi, padahal Lia Aminuddin tidak pernah 
mengklaim 
> dirinya sebagai nabi, ia hanya mengklaim dirinya menerima wahyu 
dari 
> Allah.
> 
> Jadi, demikianlah watak asli HMNA itu...makin jelas terlihat wajah 
> aslinya.
> 
> Salam,
> MAS
>




[wanita-muslimah] HMNA dan Nabi Palsu Re: Harga Diri Seorang Muslim...cara kita berdiskusi

2007-07-13 Terurut Topik ma_suryawan
Juara ngeyel dan pelintir ini bicara lagi...

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "H. M. Nur Abdurrahman" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Akibat MAS berupaya dengan sia-sia mengelurkan MGH dari jajaran 
nabi-nabi
> palsu, maka Mirza Ali Muhammad dan Bahaullah yang juga nyata-nyata 
adalah
> nabi-nabi palsu, ya ikut dikeluarkan juga. Karena MAS juga 
mengeluarkan
> Mirza Ali Muhammad dan Bahaullah yang keduanya mengaku nabi juga, 
itu
> berarti MAS mengakui juga Mirza Ali Muhammad dan Bahaullah sebagai 
nabi
> seperti MGH. Bravo MAS

Nama 30 orang yg mengaku jadi nabi/rasul Allah seperti yang saya 
posting sudah ada SEBELUM LAHIRNYA Mirza Ghulam Ahmad atau Bahaullah 
atau Mirza Ali Muhammad.

Artinya, kebenaran Hadits tersebut sudah tergenapi.

Dalam syarah Muslim, Ikmalul Ikmal, Jilid VI, hal 258, 
dikatakan: "Kebenaran Hadits ini sudah nyata, sebab jika dihitung 
jumlahnya orang-orang yang mendakwakan dirinya nabi dari sejak masa 
Nabi s.a.w. hingga sekarang pasti sudah tercapai jumlah tersebut, dan 
ini diketahui oleh orang-orang yang suka mempelajari riwayat 
(tarikh)". - Penulis buku tsb wafat pada tahun 828 Hijriah. 

Jadi, karena HMNA malas belajar Tarikh, maka ia jadi ngoceh tidak 
karuan dengan mengatakan saya mengakui Bahaullah dan Mirza Muhammad 
Ali sebagai nabi. Artinya HMNA ngibul.

Dan karena pengetahuannya yang dangkal, maka HMNA juga memasukkan Lia 
Aminuddin sebagai nabi, padahal Lia Aminuddin tidak pernah mengklaim 
dirinya sebagai nabi, ia hanya mengklaim dirinya menerima wahyu dari 
Allah.

Jadi, demikianlah watak asli HMNA itu...makin jelas terlihat wajah 
aslinya.

Salam,
MAS





[wanita-muslimah] Re: Harga Diri Seorang Muslim...cara kita berdiskusi

2007-07-13 Terurut Topik ma_suryawan
Assalamu'alaikum,

Mas DWS,

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Dwi W. Soegardi" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Terlepas dari status Abdus Salam,
> dari serangkaian pernyataan pak HMNA,
> saya merasakan kejanggalan soal Ahmadiyah Lahore
> Anda menganggap mereka tidak sesat,
> sementara mereka menganggap Mirza Ghulam Ahmad sebagai mujaddid
> (pembaharu, reformer yang muncul sekali setiap abad).

Agar jelas, selain menganggapnya sebagai mujaddid, Ahmadiyah Lahore 
juga menganggap Mirza Ghulam Ahmad sebagai al-Masih dan Mahdi. Mereka 
juga percaya bahwa Mirza Ghulam Ahmad menerima wahyu dari Allah 
Ta'ala. Mereka juga percaya bahwa Nabi Isa a.s. dari Nazareth sudah 
mati/wafat/meninggal dan tidak akan datang lagi ke dunia ini.

> Padahal Abah HMNA dengan lantang sudah memvonis MGA sesat, nabi 
palsu,
> dan sederetan gelar lainnya.
> Di mana konsistensinya?
> Apakah Ahmadiyah Lahore dengan senang hati menerima "pujian" Anda
> untuk mujaddid mereka?

Kita serahkan saja kepada HMNA...

> fyi, dari situs Ahmadiyah Lahore perbedaan antara kedua golongan
> Ahmadiyah adalah sbb:
> 
(http://aaiil.org/text/books/others/naseerahmadfaruqui/ahmadiyyatqadia
niyyat/ahmadiyyatqadianiyyat.shtml)
> 
> Lahore Ahmadiyya Jamaat:
>   
> 1. We the Ahmadis of Lahore firmly believe that the Holy Prophet
> (peace and blessings of Allah be upon him) was the last prophet of
> Allah, after whom no prophet old or new can appear and that Hazrat
> Mirza Ghulam Ahmad Sahib was the Mujaddid (Reformer) of the 14th
> Century Hijra, in accordance with the prophecy of the Holy Prophet
> Muhammad (peace be upon him) that at the head of each century Hijra,
> Allah shall raise a Mujaddid from amongst the Muslims to purify 
their
> religion of such wrong ideas and practices as may have arisen during
> the previous 100 years.

Mereka memang tidak mengakui Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi/rasul 
Allah.

> Qadiani Jamaat:
> 
> 1. On the other hand, the Qadianis believe that Hazrat Mirza Ghulam
> Ahmad Sahib was a real prophet like the prophets who appeared at
> various times and in different nations ever since the birth of
> humanity. They misinterpret the expression Khatam-un-Nabiyeen to 
mean
> the seal of the prophets, because the dictionary meaning of Khatam 
is
> seal. Apart from the fact that this interpretation is against the 
Holy
> Quran and Hadith, it is based on the totally wrong misrepresentation
> that a seal opens up things. Actually, it is always used to close
> things finally and firmly, such as the sealing of a letter or a 
lock.

Pernyataan di atas namanya menghakimi.

Jemaat Ahmadiyah tidak "misinterpretation" arti Khaataman-Nabiyyiin, 
tetapi memiliki "interpretation" yang berbeda.

> Lahore Ahmadiyya Jamaat:
> 
> 2. We the Ahmadis of Lahore Jamaat also believe that whoever recites
> the Kalimah Tayyaba: (laa ilaa-haa ill-Allah Muhammad-ur-Rasool-
Allah)
> is a Muslim.

Setuju.

> Qadiani Jamaat:
> 
> 2. The Qadianis believe that even those who recite the Kalimah 
Tayyaba
> are Kafirs (Disbelievers) if they do not accept Hazrat Mirza Ghulam
> Ahmad Sahib to be real prophet.

Tidak setuju. Pernyataan itu adalah fitnah.

Jemaat Ahmadiyah percaya bahwa siapapun yang mengucapkan kalimah 
Syahadat dan menganggap dirinya sebagai Muslim adalah seorang Muslim.

Mengenai masalah "kafir" adalah soal lain lagi, seperti yang 
dijelaskan oleh Hz. Mirza Ghulam Ahmad a.s. sebagai berikut:

"Dari permulaan, saya telah memiliki pendapat bahwa tidak seorangpun 
dapat menjadi seorang kafir atau dajjal dengan menolak pendakwaanku. 
Seseorang yang seperti itu secara pasti dalam kekeliruan dan tersesat 
dari jalan yang lurus. Saya tidak menyebutnya tidak memiliki keimanan 
namun ia yang menolak kebenaran yang mana Tuhan Yang Maha Perkasa 
telah membukakannya kepada saya akan berada dalam kekeliruan dan 
tersesat dari jalan yang lurus. Saya tidak mengalamatkan seseorang 
yang beriman pada Kalimah [Kalimat Syahadat] sebagai seorang kafir, 
kecuali yang menolak saya dan menyebut saya seorang kafir, ia sendiri 
yang menjadi seorang kafir. Dalam hal ini, para penentangku yang 
selalu memulainya. Mereka menyebutku kafir dan membuat fatwa-fatwa 
yang menentangku. Bukan saya yang memulai membuat fatwa-fatwa untuk 
menentang mereka. Mereka akan membuat pengakuan jika saya adalah 
seorang Muslim dalam pandangan Tuhan Yang Maha Perkasa, maka dengan 
menyebut saya sebagai seorang kafir, mereka sendiri menjadi orang 
yang sesuai dengan fatwa Rasulullah s.a.w. Oleh sebab itu, saya tidak 
menyebut mereka kafir, namun mereka sendiri jatuh ke dalam tempat 
yang difatwakan oleh Rasulullah s.a.w. (Tiryaqul Qulub, hlm. 130-131; 
Ruhani Khazain, vol. 15, hlm. 432-433)

Pernyataan Hz. Mirza Ghulam Ahmad a.s. itu tidak menyatakan semua 
orang Muslim yang menolak pendakwaannya sebagai kafir, tetapi hanya 
mereka yang menyebut beliau sebagai kafir telah menjadi sasaran dari 
fatwa Rasulullah s.a.w. yang menyatakan:

"Barangsiapa memanggil atau menyebut seorang i

[wanita-muslimah] Re: Kewajiban Menegakkan Khilafah ... sedikit buat Dan

2007-07-13 Terurut Topik rsa
Perhatikan:

[1] Anda berani menolak perintah Allah semata karena logika anda 
merasa perintah Allah itu sesuatu yang 'jelek' (=teokrasi)? Apakah 
dari pernyataan saya ini jelas saya menyatakan 'Allah mengharuskan 
kita menciptakan teokrasi' spt jelas terlihat pada pernyataan anda 
ini "Sejak kapan Allah bilang kita harus menciptakan teokrasi?"? 
Saya paraphrase biar lebih jelas: apakah anda berani mangandalkan 
logika anda untuk menilai perintah Allah itu 'jelek' atau tidak 
(misalnya soal khalifah yang anda cap 'teokrasi')? jelas?

[2] Mengapa anda senang sekali dan berulang kali hanya mencomot yang 
anda suka dari komentar saya? entah buat member yang lain. Saya tdk 
hanya komentar satu hal tadi, di atas. Mana tanggapan anda? Saya 
ulang bagian yang tidak anda sentuh: 

> > Memang sejauh ini, sudah pasti, setidaknya menurut yang terhormat 
> > Azyumardi, khilafah itu tidak ada? Bukannya dia menyitir pendapat 
> > seorang ulama, dan ulama itu 'mendeskripsikan', bukan mengambil 
> > kesimpulan, bahwa apa yang muncul setelah khulafaurrasyidin 
> > itu 'tidak masuk kategori' khilafah.
> > 
> > Jadi ya ayo, mari, kalo gitu, kita pastikan bahwa kita hanya 
> > meneladani bentuk khilafah sesungguhnya, yaitu spt dijalankan 
oleh 
> > Rasul hingga para khilafah empat sesudahnya itu.
> > 
> > Mau?

[3] Yang anda lakukan malah melompat pada kesimpulan pribadi 
yang 'berani'. Saya katakan berani karena tidak ada uraian apapun 
dari anda atas pernyataan anda ini, [a] "Menegakkan hukum Allah tidak 
harus dg teokrasi. Demokrasipun  bisa menegakkan hukum Allah." Lalu 
anda teruskan, [b] "Saya juga tidak yakin bahwa bentuk khilafah Rasul 
adalah yg tepat pada masa kini.  Jaman sudah berubah dan RasuluLah 
sudah tiada dan tidak tergantikan." Di sini anda [I] langsung mencap 
bahwa Islam pernah memiliki sebuah bentuk pemerintahan TEOKRASI. 
Tolong buktikan! [II] Anda juga tidak kalah nekatnya menyatakan 
bahwa "Cukup! Teladan Rasul dalam bernegara dan bermasyarakat sudah 
usang dan tidak lagi aplikabel buat ummat saat ini dan mendatang. 
Lebih baik berkiblat pada pemikiran non-muslim, terutama DEMOKRASI 
untuk PASTI menjalankan HUKUM ALLAH!" Tolong Buktikan.

CATAT: [1] Buktikan Islam pernah menajalankan TEOKRASI, dan [2] 
Teladan Rasul dalam bernegara/bermasyarakat sudah tidak aplikable, 
dan sebagai gantinya hukum Allah diberlakukan melalui DEMOKRASI!


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Dan" <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> Sejak kapan Allah bilang kita harus menciptakan teokrasi? Itu kan
> tafsiran para ulama teokratis.  Menegakkan hukum Allah tidak harus 
dg
> teokrasi.  Demokrasipun  bisa menegakkan hukum Allah.
> 
> Bentuk khilafah tidak ditetapkan oleh Allah, jadi kebebasan kita
> menentukan bentuk yg paling tepat dan relevan bagi masa kini.
> 
> Saya juga tidak yakin bahwa bentuk khilafah Rasul adalah yg tepat 
pada
> masa kini.  Jaman sudah berubah dan RasuluLah sudah tiada dan tidak
> tergantikan.
> 
> Jangan memaksakan tafsiran pribadi atau kelompok seolah2 itu adalah
> kehendak Allah.  
> 
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "rsa"  wrote:
> >
> > Anda berani menolak perintah Allah semata karena logika anda 
merasa 
> > perintah Allah itu sesuatu yang 'jelek' (=teokrasi)?
> > 
> > Memang sejauh ini, sudah pasti, setidaknya menurut yang terhormat 
> > Azyumardi, khilafah itu tidak ada? Bukannya dia menyitir pendapat 
> > seorang ulama, dan ulama itu 'mendeskripsikan', bukan mengambil 
> > kesimpulan, bahwa apa yang muncul setelah khulafaurrasyidin 
> > itu 'tidak masuk kategori' khilafah.
> > 
> > Jadi ya ayo, mari, kalo gitu, kita pastikan bahwa kita hanya 
> > meneladani bentuk khilafah sesungguhnya, yaitu spt dijalankan 
oleh 
> > Rasul hingga para khilafah empat sesudahnya itu.
> > 
> > Mau?
> > 
> > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Dan"  
> > wrote:
> > >
> > > Khilafah seperti apa yg dimaksudkan Allah?  Kalau khilafah itu 
> > > adalah teokrasi absolut maka saya menolak.
> > > 
> > > Mari kita definisikan dulu khilafah spt apa.  Kan menurut prof 
> > > Azyumardi tidak ada khilafah islamiyah yg sesungguhnya pasca 
Ali.
> > > 
> > > --
> > > 
> > > - In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "rsa"  wrote:
> > > >
> > > > Kewajiban Menegakkan Khilafah  
> > > > Jul 8, '07 2:28 AM
> > > > for everyone 
> > > > (Tafsir QS al-Baqarah� [2]: 30)
> > > > 

> >
>