[budaya_tionghua] Re: Menjadi Tionghoa atau Kristen
ngkong , milist ini ada sakit aneh lho apelage member2nya. Coba ente tulis kekejaman kristen kek buddha kek khc kek or kejelekan agama, wuihh pasti ser wekekekekekekekke so jgn harep ajakan diskusi itu bakalan jalan. sakti khan member2 disini hehehehehehehehe brp banyak ya topik2 budaya yg gak dapet tanggapan tapi kalu diskusi agama ya cepet nyamber. or diskusi ngejelek2in satu ame yg laen ya cepet dapet tanggepan. pokokne kalu mau milist ini rame , kita mulailah menghujat doeloe kayak menghujat KHC or Tao , pasti rame khan trus kalu giliran nulis satu hal yg bener aje kayak boxer getu pasti yg mencak2nya banyak huehehehe or nulis kalu 9 dari 10 perjanjian ada unsur agama banyak yg ngambek. or kayak kue bulan yg diadain di vihara aje ada yg kesungging wekekekeke padahal khan kite diundang buat jelasin kue bulan ape hemmm seru khan Mari kita diskusikan siasat perang Sun Zi saja daripada mendiskusikan perang mulut. Hormat saya, Xuan Tong Dalam peperangan pun pantang berusaha menyudutkan musuh ke titik tidak ada jalan keluar , maka mereka akan melawan hingga titik darah penghabisan..seperti yang terjadi antara TIONGHOA ATAU KRISTEN... _ From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Fy Zhou Sent: 18 September 2008 11:52 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Menjadi Tionghoa atau Kristen Confucian dan taoism bukanlah eksplisit seperti seperangkat upacara agama, mereka adalah cara berpikir dan cara pandang. walau tak kasat mata, jelas2 tertanam di benak dan hati masyarakat Tionghoa. Jika anda banyak menjelajahi bahan2 diskusi2 masalah sosial dan budaya di RRT, akan jelas terlihat jejaknya. Apakah anda menyimak acara pembukaan olympiade? ada satu tema confucian yang sangat kuat didengungkan : HE atau Harmony ( lihatlah penampilan 3 versi huruf cetak)! semua orang Tionghoa langsung berasisiasi ke paham yi HE wei gui ( Harmonylah yang paling berharga) dan HE er bu Tong ( Harmony tapi bukan sama )! Di situ Juga diekspresikan filosofi Tao tentang alam semesta lewat tarian Taichi. --- In budaya_tionghua@ mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com yahoogroups. com, Tantono Subagyo tantono@ wrote: Saya juga kurang setuju mengenai basis Taoist Konfucianist di China, dalam 3 bulan saya nongkrong di China Academy of Agricultural Science saya tidak merasakan itu, bahkan cuma merasakan pemujaan berlebihan terhadap ketua Mao. Salam, Tantono Subagyo . http://geo.yahoo.com/serv? s=97359714/grpId=11328156/grpspId=1705329729/msgI d=35926/stime=1221703665/nc1=5349280/nc2=5286672/nc3=4836040
Re: [budaya_tionghua] Re: Daripada omong kosong menghujat orang lebih baik karya nyata : Bikin Sekolah dong !!!
Ikut Nimbrung ah, Oleh sebab itu BT sampai hari ini masih eksis, kalau menurut saya sudah ada kemajuan dibandingkan pada saat pertama kali saya gabung, yaitu dah ada MABES BT, walaupun buat bayar listrik para Relawan BT musti rogoh kantong dalam2 ( kutip kata Koh. Ardian ). tapi masih tetap ada tuh MABES BT yang kebetulan tidak jauh dari MABES pula he he he. On 9/19/08, Tantono Subagyo [EMAIL PROTECTED] wrote: Untuk mewujudkan sesuatu yang diperlukan terutama sekali adalah niat dan kesatuan hati. Secara sederhana beberapa orang PNS dan pegawai swasta dua puluh lima tahun lalu, menyisihkan uang yang seharusnya buat bangun pager, jadi bangun TK, beringsut sampai sekarang jadi SMP. Kaya ?, nggak kok, sampai sekarang belum berduit, kendaraan saja punya kantor, tapi niat ada dan kesatuan hati ada. Bukankah ada cerita Tionghua tentang pemuda yang dapat mengalahkan gunung ?. Salam, Tantono .
Re: [budaya_tionghua] Asal marga Yang (#26472;)
Salam Damai, Kalo ada yg punya CD/DVD atau artikel ttg marga-marga di Tiongkok, boleh donk bagi2, atao link nya Terima Kasih, AHaw --- On Thu, 9/18/08, liang u [EMAIL PROTECTED] wrote: From: liang u [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [budaya_tionghua] Asal marga Yang (#26472;) To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Thursday, September 18, 2008, 2:21 PM Dik Hyu, Semua orang Han berasal dari Tiongkok utara, sepanjang Sungai Kuning (Huang He), sampai ke sepanjang sungai Chang Jiang atau Yangzi. Penghuni di propinsi Yunnan sangat banyak etnisnya, meskipun terutama adalah orang Han. Kalau ayah kakek anda itu orang Han, hampir semua Tionghoa Indonesia adalah orang Han, maka pasti bukan orang Yunnan asli tapi berasal dari orang Han di utara. Tapi kalau beliau berasal dari etnis minoritas, adalah non Han, mungkin ia berasal dari Yunnan asli. Karena di Yunnan hampir semua minoritas yang sudah mengganti namanya menjadi nama Han. Minoritas di Tiongkok selatan kebanyakan bertempat tinggal di pegunungan, sehingga untuk hijrah ke Asia Tenggara hampir tidak mungkin. Melalui pegunungan dengan gunung batu yang curam dan hutan lebat, sulit untuk mereka pindah ke luar negeri. Sehingga saya belum pernah menemui minoritas di antara orang Tionghoa di Indonesia. Di Singapore dan Thailand, memang ada orang non-Han yaitu orang Hui yang muslim. Orang-orang yang bisa merantau ke Asia Tenggara adalah orang pantai, terutama yang dekat ke selatan tentunya. seperti orang Hokkian, Hakka, Tiociu dan Konghu, yang berasal dari propinsi Fujian, Guangdong, Hainan. Sedikit dari dari Guangxi, Hunan dan Hubei, sedikit dari Shandong yang terletak di utara. Sayang huruf Tionghoa pada email anda tidak dapat dibuka di komputer saya, saya tidak tahu apa yang anda tulis. Kalau ayah kakek anda itu orang Han, kemungkinan besar berasal dari Shandong, pusat leluhur sne Yang ini ada di Shandong. Tempat asal orang sne Yang ada di utara, terutama Shandong dan Henan. Semoga saya tidak salah, karena huruf Tionghoa yang tak terbaca itu artinya apa. Sne Yang ini dalam Mandarin dibacanya tepat sama dengan Yang (Yno, dulu Jo). Semoga bisa membantu, kalau masih ada pertanyaan silahkan, asal saya masih bisa menjawab pasti saya jawab. 阳 Marga Yang berasal dari berbagai zaman. 1. Dinasti Zhou Timur , masa kaisar Zhou Huiwang (Ciu Hui Ong, kaisar kelima dari dinasi Zhou Timur) berkuasa, mempunyai negara zhuhou yang bernama Negara Yang, yang terletak disebelah tenggara Qingzhou di propinsi Shandong. Negara Yang ini pada zaman Chunqiu dihancurkan oleh negara Qi . keturunannya ada yang menggunakan nama negara sebagai sne (marga). 2. Pada zaman itu juga, kaisar Zhou Jingwang (Ciu King Ong,kaisar terakhir dinasti Zhou Timur) mengangkat anaknya yang bungsu yang bernama Fan, menjadi penguasa di Yangyi (di kabupaten Jiyuan propinsi Henan sekarang). Anaknya itu kemudian terkenal dengan nama Yang Fan., setelah negara Yang itu hancur, keturunannya menggunakan sne Yang. Karena dua-duanya berasal berasal dari keturunan yang sama kaisar dinasti Zhou Timur, maka perbedaan turunan kedua Yang ini tak berarti. 3.Ada kelompok orang Xianbei, non Han, yang bermarga Daimohulu yang merubah snenya menjadi Yang. Pusat leluhurnya, yaitu tempat di mana sne Yang ini berkembang, yang terbesar di antara beberapa Junwang adalah di Yang xian atau kabupaten Yang, kelenteng leluhurnya bernama: Qiyintang. Letaknya di sebelah timur kabupaten Yinan, propinsi Shandong. --- On Wed, 9/17/08, hyu_shiratori hyu_shiratori@ yahoo.com wrote: From: hyu_shiratori hyu_shiratori@ yahoo.com Subject: [budaya_tionghua] Asal marga Yang (#26472;) To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Date: Wednesday, September 17, 2008, 8:47 AM Saya mw bertanya sama Laoshi-laoshi disini =P .. hehe .. Maraga Yang (#26472;) yg artinya Sunlight(bercahaya) berasal dari daerah mana ya? Kalau tidak salah Ayah dari Kakek saya di pihak ibu ( Bermarga Yang ) berasal dari YUNNAN. Apakah marga Yang memang berasal dari Yunnan? #35874;#35874; #20320; #20204;# 30340;#24110; #21161; ^__^
Re: [budaya_tionghua] Cap Ji Shio (Was: Mengapa Anak Babi Jalannya Nunduk?)
Salam Damai, Halo member Kalo punya artikel atau CD/DVD ttg CAp Ji shio dan ada pejelasannya boleh donk bagi2. atao link. bisa di email ke saya Terima kasih sebelumnya Salam Damai, AHaw --- On Thu, 9/18/08, Ophoeng [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Ophoeng [EMAIL PROTECTED] Subject: [budaya_tionghua] Cap Ji Shio (Was: Mengapa Anak Babi Jalannya Nunduk?) To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Thursday, September 18, 2008, 2:29 PM Bung Kurniawan dan TTM semuah, Hai, apakabar? Sudah makan (sahur)? Hehehe lanjutannya yang ini ndak sempat saya catat, sebab ndak terasa anak-anak sudah pada gede, koko-nya baru ajah selesai dari SGU-Mekatronik, adiknya juga ba- ru mulai kuliah Chemical Eng. di NUS. Udah ndak sempat makan siang sama-sama dan bicara masalah teka-teki lagi. Terima kasih atas tambahan 'teka-teki' filosifis ttg. si kelinci ini. Bagus sekali dan pas mengena ya. Benar, bahwa tak ada orang yang mau terhubung dengan orang-2 yang bikin malu anak-anaknya ataupun orangtuanya. Itu sebabnya ada teka-teki ttg babi dan kelinci ini seba- gai 'pengingat' kita ya. Babi, kelinci, merupakan 2 dari 12 binatang yang ber- untung terpilih menjadi pemanggul tahun Imlek, yakni yang biasa disebut sebagai 'cap ji shio'. Jaman dulu pan orang cukup tanya shio (snio) apa, la- lu bisa nebak sendiri kira-kira umur orang (yang baru dikenal) itu berapa tahun. Jadi, ada babai, kelinci, anjing (temen paling akrab manusia: bisa dijadikan makian, bisa jadi makanan, bi- sa jadi pembantu pulisi, dll), monyet, ular, naga, kerbau, ayam, kambing, kuda, tikus, harimau. Teka-teki-nya: mengapa yang dipilih ke-12 binatang itu? Barangkali ada yang mau berbagi ttg asal-usulnya nih? Salam kompak selalu, Ophoeng BSD City, Tangerang --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Kurniawan kurniawan20062000@ ... wrote: Hallo Ophoeng, pernah dengar lanjutan pertanyaannya belum? Kalau anak babi jalannya nunduk karena malu ibunya babi. Nah, kenapa kalau anak kelinci jalannya loncat-loncat? Jawabannya: Karena senang ibunya bukan babi Hehehe... Jadi kesimpulannya, kalau kelakuan kita buruk, bukan cuma anak atau orangtua kita saja yang malu, tapi orang lain pun senang kita bukan anak atau orangtua mereka. Hehe...
Re: [budaya_tionghua] Edukasi versi milis untuk sdr Hendri Irawan
sekedar membetulkan salah paham: Yang kami sorot sebenarnya bukan isi buku Tionghoa dalam cengkeraman SBKRI. mengenai ini meski kami belum membaca, tak ada yang mencurigai isinya sesat. yang kami sorot adalah sikap politik Harry Tjan yang ambigu.itu saja. Karena kami tak ada masalah dng sikap politik mereka saat ini ttg SBKRI, ya ngapain datang? untuk menyanggah atau mendukung? kan sama2 tak relevan! Kecuali mereka mengeluarkan Buku Tionghoa dalm cengkeraman politik budaya , baru menarik kita untuk hadir! --- On Thu, 9/18/08, Tantono Subagyo [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Tantono Subagyo [EMAIL PROTECTED] Subject: [budaya_tionghua] Edukasi versi milis untuk sdr Hendri Irawan To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Thursday, September 18, 2008, 7:47 PM Saya pikir kalau misalnya ada yang menulis tentang sejarahnya Harry Tjan lalu dimasukkan dalam Files, lalu ada yang menulis tentang budaya masukkan juga dalam Files, terus pdf tentang ajaran KHC, maka edukasinya ada dan bisa dimengerti. Misalnya ada yang tanya tentang CSIS, maka acuan jawaban ke files tersebut akan sangat baik dan dapat dimengerti tentunya daripada CSIS itu Kirno tapi sekarang Likno dan yang Tepno menderita. Dan ini rasanya bukan omong kosong. Membedah buku Tionghoa dalam cengkeraman SBKRI juga baik, beli satu bukunya tunjukkan kesalahannya, jangan-jangan mereka nulisnya bener, hanya karena saudara-saudara sudah berasumsi saja maka komentar dahulu telaah belakang. Di milis tjersil yang saya tahu, sangat sederhana, ada saja yang nulis tentang resensi buku yang dibacanya lalu kita menanggapi. Saya yakin kalau ada yang nulis tentang ajaran Khonghucu disini maka orang lain akan ikit mendapatkan penerangan. Tulisan-tulisan seperti itu bukannya tidak ada tetapi rasanya jauh lebih sedikit daripada Kirno, Likno, Sharon Stone etc. Salam, Tantono
Re: [budaya_tionghua] Re: Seminar antara CSIS dan BT
Setuju! tapi harus dengan tema dan persoalan yang terarah. Jangan sampai terus mengulang2 masalah SBKRI... --- On Thu, 9/18/08, zhonghua_wenhua [EMAIL PROTECTED] wrote: From: zhonghua_wenhua [EMAIL PROTECTED] Subject: [budaya_tionghua] Re: Seminar antara CSIS dan BT To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Thursday, September 18, 2008, 6:20 PM Catatan : usulan yang amat baik dari anda kami lemparkan kepada para member. Jika member menyetujui, usulan anda ditindaklanjuti. Moderator --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Karang Terjal karang0terjal@ ... wrote: Catatan : usulan anda kami lemparkan kepada para member. Jika member menyetujui, bolehlah usulan anda ditindaklanjuti. Kalau boleh memberi saran lebih jauh kepada moderator dan pengurus mailist Budaya Tionghoa, Tentukan topik yang ingin diusung lalu kirimkan surat undangan (atau bisa diskusikan dengan pihak CSIS (Harry Tjan Silalahi) mengenai topik tersebut). Setelah itu kirimkan surat undangan secara resmi ke kantor CSIS ditujukan kepada Harry Tjan Silalahi. Isi surat tersebut bisa di posting di mailist Budaya Tionghua, sambil menunggu jawaban dari CSIS. Dan moderator juga bisa sharing kepada member di sini, jawaban dari CSIS terhadap undangan tersebut seperti apa. Dijawab atau di tolak atau didiamkan seribu bahasa terhadap surat undangan diskusi or seminar tersebut, bukanlah suatu masalah, yang penting sudah ada niat positif dari mailist budaya tionghoa ke arah situ sehingga bila ada member yang mempertanyakan usaha nyata para moderator, sudah ada buktinya. 2008/9/18 Fy Zhou [EMAIL PROTECTED] Wah, ide ini CIAMIK tenan! Huebat pisan ! --- On *Thu, 9/18/08, Karang Terjal karang0terjal@ ...* wrote: From: Karang Terjal karang0terjal@ ... Subject: [budaya_tionghua] Seminar antara CSIS dan BT To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Date: Thursday, September 18, 2008, 12:28 PM Melihat perdebatan yg berlangsung akhir-akhir ini, ada baiknya Budaya Tionghua Mailist mengadakan suatu diskusi atau seminar dengan tema: Asimilasi dan pemberangusan budaya tionghoa, atau kirno, likno dan parno atau tema lainnya dengan mengundang Harry Tjan Silalahi (3 suku kata yg menggambarkan nama barat, cina, dan batak...contoh asimilasi ke dlm 3 budaya) dan anak-anak CSIS Tempatnya bisa di panjay atau di csis atau dimanapun. Hasilnya bagaimana? Harry Tjan akan terima atau tidak undangannya beserta alasannya, bisa diberitahukan ke mailist juga. Semoga ide ini bisa di tanggapi dengan baik.
Re: [budaya_tionghua] Re: Teh Yang Memabukkan? (Was: Mabok Teh ... was YIN YANG)
From: Hendri Irawan [EMAIL PROTECTED] cut--- Gaoshan yang terkenal itu adalah teh varietas tieguanyin yang ditanam di pegunungan tinggi yang selalu berkabut. Hasilnya adalah teh tieguanyin beraroma lembut sekali. Kalau soal merek, banyak merek yang juga adalah teh varietas tieguanyin. +++ Teh Gaoshan bisa dibeli di toko teh 63 ( ada di mall besar ), ada sejenis teh lagi namanya teh Raja, yang ini suer rasanya amboiii banget dan uniknya seduhan kedua hilang rasa rasanya. Ada lagi teh dari Korea, sayang aku gak bisa hapal namanya, yang pasti kuning bening, setelah diminum ada rasa manis mirip dicampur dengan kayu manis, padahal asli tidak memakai kayu manis apalagi gula. ( bila ada yang tahu mengenai teh jenis ini dan beli dimana kabari aku yah ?, dulu aku belinya ketika ada pameran doangan ) sur. sur.
Re: [budaya_tionghua] Apakah setiap orang tionghoa harus menjalankan budaya tionghoa ?
Tak ada pemaksaan seseorang harus menerapkan budaya/tatacara yang sudah tidak diketahuinya lagi. Sebagai cina peranakan sudah banyak yang tidak tahu lagi budaya Tionghoa yang mana saja yang sebenarnya masih dipakai, bermasyarakat dengan lingkungan sekitar ( rumah, kantor ) dengan cara umum jauh lebih bermakna dibandingkan dengan memakai tatacara yang dipaksakan. Adalah lucu dan bisa menjengkelkan bila memaksakan memakai budaya/tatacara tanpa memahami maknanya. Mempelajari budaya sebagai salah satu solusi, danmillis BT salah satu yang terbaik :op Untuk anak anak anda, karena masih nanti, lebih baik nanti saja di pikirkan lagi, siapa tahu itu waktu budaya hardrock popular lagi. sur. http://indolobby.blogspot.com - Original Message - From: teddy.arthemus [EMAIL PROTECTED] harus menjalankan budaya tionghoa ? Hem...sebelumnya salam kenal,saya anggota baru di milis ini saya ini pernakan Tionghoa, tetapi sejak kecil sudah mengikuti agama Kristen. NAh dulu waktu kecil, tinggal di kampung yang mayoritas orang tionghoa. Jadi banyak budaya-budaya yang saya alami, mulai dari IMlek, Lontong Cap Go meh, bakar2 duit buat orang mati, de el el. Budaya itu semakin kental karena tempat pemukiman kami dekat dengan klenteng. Banyak juga orang2 pribumi yang tinggal berdekatan dengan lingkungan kami juga melakukan hal yang sama, imlek juga ikut imlek, dsb. Nah, sekeluarnya dari perkampungan yang lama-lama dimasuki mayoritas ( maaf ) suku Madura, hilanglah juga kebudayaan tersebut. Begitu juga dengan saya yang jadi jarang mengikuti atau ikut dalam budaya2 nenek moyang ini. Palingan juga ikut imlek, itu aja belum tentu dapet angpao.Hehehe... Nah, apakah sekarang ( saya sudah keluar dari perkampungan ),menjadi suatu keharusan buat saya untuk kembali memakai budaya tionghoa tersebut? dan memperkenalkan pada anak2 saya kelak ( masih single neh! ). Begituataukah saya harus ikut budaya daerah setempat ? Tolong dikasih jawaban atas masalah saya ini...makasih...:P
Re: [budaya_tionghua] (makanan Filipina - Indonesia) Pengaruh budaya tionghua kah?
Lho, semua nama makanan itu memang berasal dari bahasa mandarin atau bahasa Hokian, makanya tak jauh beda. coba misalnya cari getuk di manila.. apa ketemu??? --- On Fri, 9/19/08, Narpati Pradana [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Narpati Pradana [EMAIL PROTECTED] Subject: [budaya_tionghua] (makanan Filipina - Indonesia) Pengaruh budaya tionghua kah? To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Friday, September 19, 2008, 3:03 AM Rekan-rekan milis, saat ini saya sedang berada di Miami dan sedang kangen-kangennya masakan Indonesia. Nah, toko-toko Asia di Miami (gak ada Pecinan di sini) kebanyakan dikelola oleh orang-orang Filipina. Ada beberapa makanan import dari Filipina yang kayaknya mirip dengan makanan Indonesia tetapi ejaannya agak-agak beda. Berikut antaranya 1. dumpling = Shu May, Shau Mai (Filipina) = Siomay? 2. Lumpia = Lumpia (beneran mirip) 3. Hopia = Bakpia 4. Siopao, Siupao (Filipina) = Bak Pau, Bak Pao? Penasaran.. itu apa cuma ada di Asia Tenggara atau ada pengaruh budaya Tionghua? Salam, yang lagi jadi parasit di Miami, Kunderemp Ratnawati Hardjito a.k.a Narpati Wisjnu Ari Pradana -- help thy brother, just or unjust
[budaya_tionghua] Inkuisisi , Re: Menjadi Tionghoa atau Kristen
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Dada [EMAIL PROTECTED] wrote: Sayang sekali kalau pelajaran di SMU yang diingat seperti itu2 saja.. Seperti yang saya katakan , Copernicus memang mengalami inkuisisi..tapi itu semua hanya menjelaskan dark age organisasi yang bernama gereja, dan masa-masa suram Eropa yang di dominasi oleh gereja , bersama interpretasi yang sudah mapan berabad-abad dan tiba-tiba di goyahkan oleh scientific revolution yang di mulai oleh Copernicus ..akibatnya gereja seperti di rongrong wibawanya , oleh hal2 sekunder (gak penting) mengenai bumi adalah bulat. Toh esensi dari agama bukanlah hal2 yang seremeh itu, ada yang lebih penting dan terabaikan seperti kasih . - kasih? kasihan? demikianlah landasan niat mereka mendirikan sekolah.sekali lagi bukan untuk mencerdaskan manusia agar terbebas dari kebodohan dan kemiskinan tetapi untuk mempengaruhi orang ato bangsa lain seperti yg mereka mau!harus kita pahami tidak ada ketulusan yg ada nafsu megalomania. lao tze seperti bisa kita baca dalam dao de jing mengatakan : Bearing and nurturing,Creating but not owning,Giving withoutdemanding,This is harmony. inilah Kasih!. inilah harta karun asian wisdom. jangan marah ya bung Robby, tapi pikir..pikir. kam bek, cam bek Mulyawan Lie
[budaya_tionghua] Re: Teh Yang Memabukkan? (Was: Mabok Teh ... was YIN YANG)
Iya di teh 63 ada juga jual teh gaoshan. Teh rajanya 63 sebenarnya juga masih varietas tieguanyin. Untuk yang Korea sayang sekali nama tehnya tidak ketahuan. Agak susah carinya kalo namanya tidak tahu. Kalau suka teh raja 63 sepertinya boleh mendoba teh putih seperti varietas yinzhen (jarum perak). Di toko kelontong daerah glodok dan mega mall pluit saya lihat banyak jenis-jenis teh yang harganya lumayan terjangkau. Rata-rata di bawah 100ribu per bungkus (100 g). Hormat saya, Yongde --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, gsuryana [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Hendri Irawan [EMAIL PROTECTED] cut--- Gaoshan yang terkenal itu adalah teh varietas tieguanyin yang ditanam di pegunungan tinggi yang selalu berkabut. Hasilnya adalah teh tieguanyin beraroma lembut sekali. Kalau soal merek, banyak merek yang juga adalah teh varietas tieguanyin. +++ Teh Gaoshan bisa dibeli di toko teh 63 ( ada di mall besar ), ada sejenis teh lagi namanya teh Raja, yang ini suer rasanya amboiii banget dan uniknya seduhan kedua hilang rasa rasanya. Ada lagi teh dari Korea, sayang aku gak bisa hapal namanya, yang pasti kuning bening, setelah diminum ada rasa manis mirip dicampur dengan kayu manis, padahal asli tidak memakai kayu manis apalagi gula. ( bila ada yang tahu mengenai teh jenis ini dan beli dimana kabari aku yah ?, dulu aku belinya ketika ada pameran doangan ) sur. sur.
Re: [budaya_tionghua] Apakah setiap orang tionghoa harus menjalankan budaya tionghoa ?
Sdr Teddy, hal2 begini memang tak ada rumusan yang baku, dalam budaya tak ada istilah harus seharusnya. semua sewajarnya berjalan alami. Jika anda sendiri tak lagi akrab dng budaya Tionghoa, bagaimana anda bisa berharap meneruskan ke anak2 anda? Orang berhak menangalkan budya asalnya, tapi seringkali, setelah usia beranjak tua, orang tersebut akan merasa ada sesuatu yang hilang! karena manusia tanpa akar akan kehilangan jati dirinya. apalagi saat bertemu dng orang lain dng budaya masing2 yang kental. anda akan merasa dangkal. maka sebelum terlambat, carilah akar budayanya sendiri. Selamat mencari ZFy --- On Fri, 9/19/08, teddy.arthemus [EMAIL PROTECTED] wrote: From: teddy.arthemus [EMAIL PROTECTED] Subject: [budaya_tionghua] Apakah setiap orang tionghoa harus menjalankan budaya tionghoa ? To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Friday, September 19, 2008, 5:14 AM Hem...sebelumnya salam kenal,saya anggota baru di milis ini saya ini pernakan Tionghoa, tetapi sejak kecil sudah mengikuti agama Kristen. NAh dulu waktu kecil, tinggal di kampung yang mayoritas orang tionghoa. Jadi banyak budaya-budaya yang saya alami, mulai dari IMlek, Lontong Cap Go meh, bakar2 duit buat orang mati, de el el. Budaya itu semakin kental karena tempat pemukiman kami dekat dengan klenteng. Banyak juga orang2 pribumi yang tinggal berdekatan dengan lingkungan kami juga melakukan hal yang sama, imlek juga ikut imlek, dsb. Nah, sekeluarnya dari perkampungan yang lama-lama dimasuki mayoritas ( maaf ) suku Madura, hilanglah juga kebudayaan tersebut. Begitu juga dengan saya yang jadi jarang mengikuti atau ikut dalam budaya2 nenek moyang ini. Palingan juga ikut imlek, itu aja belum tentu dapet angpao.Hehehe. .. Nah, apakah sekarang ( saya sudah keluar dari perkampungan ),menjadi suatu keharusan buat saya untuk kembali memakai budaya tionghoa tersebut? dan memperkenalkan pada anak2 saya kelak ( masih single neh! ). Begituataukah saya harus ikut budaya daerah setempat ? Tolong dikasih jawaban atas masalah saya ini...makasih. ..:P
Re: [budaya_tionghua] Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
Terimakasih pak Syariff! ternyata tak hanya NU yang sanggup melahirkan tokoh2 berwawasan terbuka dan humanis! Jika menjadi Atheis saja berhak, apalagi menjadi seorang yang tak beragama! harusnya tak menjadi masalah. Saya jadi teringat saat dialog dng Arif Budiman tentang masuknya dia ke Islam (ini omongan di forum resmi lho, bukan gosip bisik2), pada intinya dia menyebut alasannya masuk islam karena disyartkan oleh orang tua Leyla -calon istrinya, demi cinta ya dia mengalah, dalam kenyatannya dia toh tak sepenuhnya sbg pemeluk islam yang sejati. tapi memang dia tak berani terang2an dimuka umum mengumbar bahwa islamnya hanya islam KTP atau fomalitas! Dari kasus di atas, saya menagkap sebuah ketak berdayaan yang tragis. Seorang Aeif yang berani vokal melawan tirani poliik, dng resiko dipenjara sekalipun, tapi tak berani melawan arus umum di negeri kita yang sebenarnya salah kaprah: bahwa suami istri harus se-agama, Arif tak berani terang2an menyatakan, bahwa agama bukan hal yang utama dalam hubungan antar manusia! Yang lebih ironis, istrinya Leyla pernah menyindir di kompas, bahwa banyak kalangan di universitas Satyawacana sering mempersoalkan islmnya Arief. Rupanya, Leyla sendiri sudah lupa, keluarganya juga pernah mempersoalkan ketidak islman arief kok! mungkin bukan Leyla pribadi yang mempersoalkan, tapi saat itu dia tak berdiri satu front dng arief untuk melawan kehendak orang tua! Apa dia masih punya hak menyindir orang lain? Arif pernah membela bahwa demi cinta dia mengalah, tapi mengapa demi cinta bukan agama yang mengalah? Mungkin ada yang menilai ini adalah persoalan pribadi Arif, tak perlu kita ikut campur. Tapi karena Arief adalah seorang pemikir sekaligus aktivis, perjuanganya menjadi sorotan publik, ketakberdayaannya melawan tirani politik agama di Indonesia menjadi sebuah catatan getir. ZFy --- On Thu, 9/18/08, HKSIS [EMAIL PROTECTED] wrote: From: HKSIS [EMAIL PROTECTED] Subject: [budaya_tionghua] Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun To: HKSIS [EMAIL PROTECTED] Date: Thursday, September 18, 2008, 2:21 AM http://www.sinarhar apan.co.id/ berita/0809/ 17/pol02. html Syafii Maarif Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun JAKARTA– Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif tak bisa berbuka puasa dengan tenang. Ia harus menerima ucapan selamat yang terus mengalir dari para tamu yang memenuhi aula Gedung PP Muhammadiyah, Senin (15/9) sore itu. Laki-laki yang akrab dipanggil Buya itu baru saja menerima penghargaan Magsaysay Award dari The Board of Trustees of the Ramon Magsaysay Foundation (RMAF) untuk kategori Peace and International Understanding. Magsaysay sebelumnya juga pernah dianugerahkan kepada Mochtar Lubis, Soedjatmoko, Pramudya Ananta Toer Abdurrahman Wahid dan Dita Indah Sari. Namun pria kelahiran Sumbar itu justru menanggapi biasa saja penghargaan itu. “Sebenarnya saya tidak bisa menanggung beban pujian-pujian itu. Karena tidak sehebat itu. Tanya saja pada istri saya,” katanya. Ia malah mengharapkan penghargaan yang diterimanya itu dapat memberi inspirasi bagi kalangan muda untuk meneruskan perjuangan menegakkan demokrasi, inklusivitas dan pluralisme dengan serius. Baginya, pluralitas harus mendapatkan perhatian utama, karena bangsa Indonesia lahir dari banyaknya suku-suku yang bersatu. Masyarakat di dalam suku tersebut memiliki beragama kepercayaan yang hidup. Sehingga, pemaksaan atas nama satu keyakinan tertentu pada masyarakat tersebut tidak boleh dibiarkan karena bisa melahirkan perpecahan.. Bahkan, Sjafii juga menegaskan, di dunia ini, manusia diperbolehkan untuk tidak beragama ataupun menjadi ateis sekalipun. Asalkan, masing-masing pihak saling menghormati, tidak memiliki agenda tersembunyi ataupun saling menghancurkan satu sama lain. Pendapat tersebut didasarkan pada nilai-nilai toleransi yang terkandung dalam Kitab Suci Al – Quran. “Menurut saya, Al – Quran itu lebih toleransi dibandingkan dengan orang Islam,” katanya. Ia mengakui, saat ia memutuskan untuk bicara masalah itu persoalannya tidak mudah. Ia menuai kemarahan yang hebat dari para ulama dan juga kaum intelektual. Bahkan, salah satu dari mereka sangat kecewa dan segera menanyakan posisi teologis Sjafii sebagai seorang muslim. Namun, setelah dijelaskan pandangannya, pihak-pihak yang marah tersebut hanya diam hingga sekarang. Menurutnya, beberapa ayat di dalam Al – Quran sangat jelas menegaskan tidak boleh adanya pemaksaan dalam beragama. Bahkan, katanya, nabi pun dilarang memaksa. “Jadi, kalau orang mau beriman mari beriman kalau tidak juga mari. Perkara nanti perkara di depan Tuhan itu urusan mereka. Tapi tidak ada kekuatan duniawi untuk memaksa orang atau pengadilan untuk membunuh atau menghukum orang yang tidak beriman. Itu pendapat saya,” paparnya. Ia melihat, kemarahan yang ditunjukkan kepadanya, kemungkinan besar karena terbatasnya pengetahuan mereka tentang pemahaman teologis ayat-ayat Quran terkait dengan
Re: [budaya_tionghua] Re: Harry Tjan kembali jadi Tionghoa
Memangnya ukuran seorang setia dan mencintai negaranya itu apa sih? Setelah merubah nama dari A Khong menjadi Bagong? Kan, tidak. Lha kenyataan yang masih bernama Ah Khong juga bisa berjuang dan berkorban demi kemerdekaan RI, sebaliknya yang bernama Bagong juga bisa menghianati bangsa ini, kok. Sedang Cina yang sudah mengganti nama jadi Hasan dan membanggakan diri sebagai kirno dengan tepuk dada sudah naik Haji, tetap saja juga bisa merugikan negara, sebaliknya yang bernama Tommy Soeharto juga lebih gila lagi! Lalu, siapa yang bisa dikatakan lebih setia dan cinta pada tanahairnya, pada negara kelahirannya? Jelas tidak bisa karena dia Tionghoa lalu harus dicurigai kesetiaan dan kecintaannya pada RI, sedang karena dia Jawa, Madura, Bugis, ... otomatis pasti setia dan cinta pada RI. Pasti tidak! Nah, daripada bingung-bingung untuk mempersoalkan bahkan selalu mencurigai seorang warga Tionghoa masih saja mencintai dan setia pada negeri leluhurnya, yang dikatakan mendua atau men-tiga, ... apa tidak lebih baik melihat saja tindakan dia dalam melaksanakan kewajibannya sebagai warga yang baik. Melihat seseorang dalam setiap langkahnya mentaati HUKUM yang berlaku, tidak melanggar HUKUM. Dan jatuhilah sanksi atas pelanggaran hukum yang terjadi. Itu saja. Salam, ChanCT - Original Message - From: Fy Zhou To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Friday, September 19, 2008 6:13 PM Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Harry Tjan kembali jadi Tionghoa Mendua itu juga manusiawi kok! Orang2 Indonesia yang tinggal di Eropa pasti bisa memahami hal ini. Bahkan kawan2 Tionghoa yang tinggal di Eropa mengaku Mentiga! yakni mencintai Tiongkok, Indoneia dan negeri Eropa yang sekarang mereka tinggali, ketiga2nya sekaligus! Ini baru namanya manusia yang utuh! ZFy --- On Fri, 9/19/08, King Hian [EMAIL PROTECTED] wrote: From: King Hian [EMAIL PROTECTED] Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Harry Tjan kembali jadi Tionghoa To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Friday, September 19, 2008, 3:21 AM Neng Uly, Owe mau tanya: apakah benar kalo orang Tionghoa Indonesia yang dibesarkan dengan warna budaya ke-Tionghoa- an, orientasi keindonesiaan- nya akan menjadi mangrotingal dan mendua/terpecah antara Indonesia dengan negeri Leluhur (Tiongkok)? KH --- On Fri, 9/19/08, Ulysee [EMAIL PROTECTED] com.sg wrote: From: Ulysee [EMAIL PROTECTED] com.sg Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Harry Tjan kembali jadi Tionghoa To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Date: Friday, September 19, 2008, 9:53 AM Ngaku salah??? coba sebut dulu salahnya apa? Membantai budaya leluhur??? sebut dulu, kapan dia membantai budaya leluhur??? apa aja yang pernah dia lakukan untuk 'membantai' budaya itu??? Elu putus marga ya jangan nyalahin dia donk, lha dia sendiri masih pake nama marganya kaga pernah dilepas, kenape kaga lu ikutin? krrrekekeke. Pake dunks marga lu, misalnya jadi Agoeng Tjan Setiawan, getoh. Weks! Jangan asal tuduh, kalau nggak terbukti khan malu. Apalagi kalau nuduhnya cuman lantaran ikut-ikutan doank dan gak punya bukti sendiri. Eh, BTW, buku elu boleh gue scan nggak? masalahnya kalau di scan itu jilidnya nggak kuat, pasti lepas lepas, jadi kalau dapat ijin baru gue scan akan gue jilid ulang getoh, pokoke kembali mulus deh. Boleh ya?! (maksa, hihihihi) -Original Message- From: budaya_tionghua@ yahoogroups. com [mailto:budaya_ tionghua@ yahoogroups. com] On Behalf Of [EMAIL PROTECTED] com Sent: Friday, September 19, 2008 2:01 AM To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Harry Tjan kembali jadi Tionghoa Adalah akan baik bagi dia n ketokohan ( ga tau dari mana) dia klo dia mau ngaku salah sudah membantai budaya leluhurnya dan hampir memusnahkannya malah. Mungkin skrg dia dianggep tokoh tp klo dia mau minta maaf terbuka bakal naek jadi tokoh besar. Btw jgn blg apa urusan g n teman2 disini utk minta permintaan maafnya yah. Soalnya gara2 kampanye dia utk dapat gelar tokohnya n perbuatannya maka g ga bisa sepenuhnya menjadi keturunan tionghoa. Banyak yg putus nama marga n tradisi. Dll jadi kayaknya kita semua berhak menuntut dia minta maaf atas perbuatannya dahulu bkn skrg yah, kecuali dia masih kasak kusuk buat lancarkan langkah berikutnya. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT From: Haryadi Theng chenhoa.theng@ yahoo.com
[budaya_tionghua] Inkuisisi , Re: Menjadi Tionghoa atau Kristen
maaf , jangan marah yah , tapi statement berulang anda sudah saya jawab http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/message/35931 atau ada argumen lainkah? hehehe . --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, mulyawanlie [EMAIL PROTECTED] wrote: - kasih? kasihan? demikianlah landasan niat mereka mendirikan sekolah.sekali lagi bukan untuk mencerdaskan manusia agar terbebas dari kebodohan dan kemiskinan tetapi untuk mempengaruhi orang ato bangsa lain seperti yg mereka mau!harus kita pahami tidak ada ketulusan yg ada nafsu megalomania. lao tze seperti bisa kita baca dalam dao de jing mengatakan : Bearing and nurturing,Creating but not owning,Giving withoutdemanding,This is harmony. inilah Kasih!. inilah harta karun asian wisdom. jangan marah ya bung Robby, tapi pikir..pikir. kam bek, cam bek Mulyawan Lie
[budaya_tionghua] Re: Apakah setiap orang tionghoa harus menjalankan budaya tionghoa ?
Dari pengamatan saya puluhan tahun, mas, manusia itu ber-macam2. Banyak teman teman saya waktu SMA, kala itu zaman rock'n roll, rata rata memakai baju gaya cowboy, ada yang pakai topi cowboy, jalan meniru niru bintang layar. Kala itu Roy Rogers. Teman teman lain, yang main band, paling senang memainkan lagu lagu rock (yang memang banyak yang bagus sihh, seperti dari Bill Haley). Banyak yang malu mengaku Jawa, dan dengan bangga katakan tak suka keroncong Jawa, apalagi gamelan.. Mencari akar kita, merunut warisan leluhur, adalah seperti anda katakan, sesuatu yang alami. Rasanya aenh sih, kalau kita, duduk ditengah orang Barat, lalu merasa Barat seperti mereka, padahal ke Barat-an adalah memang akar mereka. Model kita saja sudah demikian beda ha ha ha Salam budaya Danardono --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Fy Zhou [EMAIL PROTECTED] wrote: Sdr Teddy, hal2 begini memang tak ada rumusan yang baku, dalam budaya tak ada istilah harus seharusnya. semua sewajarnya berjalan alami. Jika anda sendiri tak lagi akrab dng budaya Tionghoa, bagaimana anda bisa berharap meneruskan ke anak2 anda? Orang berhak menangalkan budya asalnya, tapi seringkali, setelah usia beranjak tua, orang tersebut akan merasa ada sesuatu yang hilang! karena manusia tanpa akar akan kehilangan jati dirinya. apalagi saat bertemu dng orang lain dng budaya masing2 yang kental. anda akan merasa dangkal. maka sebelum terlambat, carilah akar budayanya sendiri. Selamat mencari ZFy --- On Fri, 9/19/08, teddy.arthemus [EMAIL PROTECTED] wrote: From: teddy.arthemus [EMAIL PROTECTED] Subject: [budaya_tionghua] Apakah setiap orang tionghoa harus menjalankan budaya tionghoa ? To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Friday, September 19, 2008, 5:14 AM Hem...sebelumnya salam kenal,saya anggota baru di milis ini saya ini pernakan Tionghoa, tetapi sejak kecil sudah mengikuti agama Kristen. NAh dulu waktu kecil, tinggal di kampung yang mayoritas orang tionghoa. Jadi banyak budaya-budaya yang saya alami, mulai dari IMlek, Lontong Cap Go meh, bakar2 duit buat orang mati, de el el. Budaya itu semakin kental karena tempat pemukiman kami dekat dengan klenteng. Banyak juga orang2 pribumi yang tinggal berdekatan dengan lingkungan kami juga melakukan hal yang sama, imlek juga ikut imlek, dsb. Nah, sekeluarnya dari perkampungan yang lama-lama dimasuki mayoritas ( maaf ) suku Madura, hilanglah juga kebudayaan tersebut. Begitu juga dengan saya yang jadi jarang mengikuti atau ikut dalam budaya2 nenek moyang ini. Palingan juga ikut imlek, itu aja belum tentu dapet angpao.Hehehe. .. Nah, apakah sekarang ( saya sudah keluar dari perkampungan ),menjadi suatu keharusan buat saya untuk kembali memakai budaya tionghoa tersebut? dan memperkenalkan pada anak2 saya kelak ( masih single neh! ). Begituataukah saya harus ikut budaya daerah setempat ? Tolong dikasih jawaban atas masalah saya ini...makasih. ..:P
[budaya_tionghua] Inkuisisi , Re: Menjadi Tionghoa atau Kristen
Mulyawan heng, rata rata manusia yang belum memahami kedalaman falsafah leluhur sendiri, mengagumi barang dari luar. Heran, nabi Muhammad sendiri bersabda : Belajarlah sampai ke negeri Cina.. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, mulyawanlie [EMAIL PROTECTED] wrote: --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Dada hisashi.mitshui@ wrote: Sayang sekali kalau pelajaran di SMU yang diingat seperti itu2 saja.. Seperti yang saya katakan , Copernicus memang mengalami inkuisisi..tapi itu semua hanya menjelaskan dark age organisasi yang bernama gereja, dan masa-masa suram Eropa yang di dominasi oleh gereja , bersama interpretasi yang sudah mapan berabad-abad dan tiba-tiba di goyahkan oleh scientific revolution yang di mulai oleh Copernicus ..akibatnya gereja seperti di rongrong wibawanya , oleh hal2 sekunder (gak penting) mengenai bumi adalah bulat. Toh esensi dari agama bukanlah hal2 yang seremeh itu, ada yang lebih penting dan terabaikan seperti kasih . - kasih? kasihan? demikianlah landasan niat mereka mendirikan sekolah.sekali lagi bukan untuk mencerdaskan manusia agar terbebas dari kebodohan dan kemiskinan tetapi untuk mempengaruhi orang ato bangsa lain seperti yg mereka mau!harus kita pahami tidak ada ketulusan yg ada nafsu megalomania. lao tze seperti bisa kita baca dalam dao de jing mengatakan : Bearing and nurturing,Creating but not owning,Giving withoutdemanding,This is harmony. inilah Kasih!. inilah harta karun asian wisdom. jangan marah ya bung Robby, tapi pikir..pikir. kam bek, cam bek Mulyawan Lie
[budaya_tionghua] Re: diskusi launching buku Tionghoa dalam cengkraman SBKRI
Idee bagus, harus segera dilaksanakken. Begitu mendarat di bandara saya lapor ha ha ha Membedakan nona manis lokal dan impor memang sulit, saya lihat ini di Genting Highland. Di Shanghai saja rasanya sudah seperti di West Coast, ser Celakanya, kalau terlalu asyik karaoke, lupa menikmati makanan... --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Ulysee [EMAIL PROTECTED] wrote: Hayuk. Oom Nano sekarang lagi di indonesia??? Boleh lah beta undang karaoke di manggadua square. Ada tempat karaoke di panggung open air, sambil karaoke sambil makan makan sambil taruhan, yang lewat itu cina indonesia atau cina mainland, bisa bedakan tidak, heheheheh. Ay. kapan dunks kapan -Original Message- From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of RM Danardono HADINOTO Sent: Thursday, September 18, 2008 10:29 AM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: diskusi launching buku Tionghoa dalam cengkraman SBKRI --- In HYPERLINK mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com[EMAIL PROTECTED] yahoogroups.- com, Akhmad Bukhari Saleh absaleh@ wrote: - eleted- Kalau kira-kira untuk datang ke sana saja pun ada keterbatasan nyali, minta tuh dianterin dikawal Ul-djie. For sure she will only be glad to! *** Dikawal cik Ul? Wah saya juga mau! Tapi ke karaoke...kalo ke kantor CSIS mah beta sudah keluar masuk tanpa permisi atuhhh No virus found in this incoming message. Checked by AVG. Version: 7.5.524 / Virus Database: 270.6.21/1669 - Release Date: 9/12/2008 2:18 PM No virus found in this outgoing message. Checked by AVG. Version: 7.5.524 / Virus Database: 270.6.21/1669 - Release Date: 9/12/2008 2:18 PM
[budaya_tionghua] Bercinta gelap--Re: makanan pakaian yg berasal dari tionghoa?
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Mita Melati [EMAIL PROTECTED] wrote: Terimakasih Alfonso atas jawabannya, sangat membantu...^_^ tp ada yg mau saya tanyakan lagi, Kl yg dimaksud baju konservatif tuh yg kaya gimana y? Kalau jas blazer biasa dipake di acara2 khusus, kalau kehidupan sehari2, apakah ada ciri khas pakaiannya? Khususnya buat yang sudah cukup berumur, krn orang tua biasanya lebih tidak mudah terpengaruh dengan fluktuasi fashion setiap saat... Alfonso: Saya lahir di Palembang. Papaku punya Bo Mu (ket: akongku punya koko punya istri) sampai meninggal dunia, selalu menggunakan baju Qipao ala China Selatan. Ada yang tahu film God of Gambler I, yang dimainkan oleh Chow Yunfat dan Andy Lau? Dalam 1 adegan di film itu, Chow Yutfat jatuh dari tebing dan kepalanya kebentur batu. Kemudian Andy Lau cs datang dan membawanya ke seorang nenek. Nah, pakaian yang dipakai nenek itulah yang saya maksud dengan baju konservatif. Di China dan Taiwan sendiri, baju yang dipakai oleh orang-orang sehari-hari sama dengan yang dipakai di Indonesia. T-shirt, jeans, rok. Saya ingin menekankan sedikit dalam pakaian wanita karena pakaian wanita lebih banyak variasi daripada pria. Di Taiwan, gadis- gadis lebih fashion dalam memakai baju. Kalau di Indonesia, mahasiswi agak 'malu-malu' dan kelihatan kuno dalam berpakaian. Mahasiswi di Indonesia rata-rata hanya memakai T-shirt dan celana jeans. Kalau jalan, biasanya tangannya mendekap map dan sejenisnya di dada mereka. Sedikit melenceng, di Taiwan, mereka memadukan atasan dan bawahan dengan warna-warni, dengan rambut yang bermodel terkini, bersepatu, dan langsing-langsing. Dipadu dengan kulit putih, mereka kelihatan menarik. Dan mereka berusaha menonjolkan keindahan tubuh mereka. Cara ini tidak salah, karena kodrat wanita adalah untuk kelihatan cantik. Kembali ke Indonesia, saya seringkali melihat karyawati-karyawati yang kurang bisa memadukan pakaian. Ke kantor pakai baju seasalnya. Fyi, wanita karir akan kelihatan anggun dan berkelas jika mereka memakai rok dan blazer. Tapi, apa yang sering kita jumpai? Karyawati memakai kemeja garis-garis dan celana panjang, serta bersandal jepit!! Saat makan siang atau pulang kantor, kalau pun memakai blazer (seperti di Sudirman), alas kakinya juga sandal jepit! Pakaian tidak selalu diciptakan untuk kenyamanan. Pakaian diciptakan juga untuk penampilan dalam menciptakan kesan baik. Itulah alasan orang memakai pakaian bulu angsa, yang dipakai ga enak, tapi dilihat enak. Kalau kebiasaan jelek yang cowok, saya melihat orang Indonesia sering memakai helm masuk ke dalam lift atau masuk ke dalam perkantoran orang. Kadang-kadang, saya juga membawa motor kalau macet. Tapi saya tidak nyaman melihat ada orang berjalan-jalan di dalam perkantoran dengan memakai helm di kepalanya. Kurang bagus, gitu lho! 5. Koran tulisan Mandarin bisa dibeli di loper koran yang ada di lokasi banyak orang Tionghoanya, kayak Glodok, Pluit, Kelapa Gading. Saat ini, di hotel, perusahaan, atau kedutaan China/Taiwan juga menaruh koran Mandarin terbitan Indonesia di kantor mereka. Berhubung tidak semua orang bisa membaca tulisan kanji (bener ga kl tulisan yang ada di koran itu tulisan kanji? hehehe), pastinya hanya orang2 tertentu yg membaca. Rata2 yang membaca koran itu range usianya berapa y? Kebanyakan pembacanya juga lebih banyak Tionghoa peranakan atau Tionghoa totok? Alfonso: Koran Mandarin juga dibagi gratis di kedutaan China, Kadin Taiwan, bank-bank Taiwan/China, asosiasi pengusaha Taiwan, perusahaan-perusahaan China/Taiwan, airport, dsb. Jadi jangan beranggapan koran Mandarin hanya dibaca oleh China lokal atau China benteng. Orang asing pun suka membacanya juga. Bahkan di kantor imigrasi pusat di Kuningan Jakarta, juga ada koran Mandarin. Karena banyak orang China yang ke sana. Kalau orang lokal yang baca koran Mandarin, range usia lahir sebelum 1953. Mereka ini sempat merasakan SD Tionghoa di Indonesia sebelum ditutup pemerintah dalam Peraturan Pemerintah (PP) 10 tahun 1959 oleh Menteri Perdagangan Rachmat Mujomisero. PP 10 adalah peraturan yang membatasi hak berbisnis Tionghoa di tingkat kabupaten ke bawah. Tercatat 102 ribu orang kembali ke China saat itu dengan kapal yang dikirim langsung dari pemerintah China. Tidak semua Tionghoa pulang ke China saat itu. Papa saya (lahir tahun 1950) mengenang, saat kapal terakhir yang membawa semua penumpang terakhir meninggalkan pelabuhan Bom Baru, Palembang, seutas tali panjang dijulurkan dari penumpang di atas kapal dengan Tionghoa di daratan yang kehabisan kapal. Suasana sangat dramatis. Bisa kita bayangkan saat kapal mulai menjauh. Saat tali mencapai ujungnya dan lepas, tangis pun pecah. Berbahagialah kita sebagai generasi ke-3 di Indonesia, karena kita sudah bisa menikmati perjuangan kakek-nenek, dan ortu kita. Saya sampai diceritain banyak bagaimana orang dulu bercinta dalam keadaan gelap gulita. Alfonso
Re: [budaya_tionghua] Re: Harry Tjan kembali jadi Tionghoa
dear friends kalau boleh nimbrung sekarang era globalisasi ( batas wilayah negara hanya teritori saja ) spt kata pakar Alvin Toffler tentang global village sepuluh tahun lalu jadilah warga dunia ( humanisme ) shg kalau - tidak di akui di negara kelahiran ( misal krn minoritas, inferioritas, dlsb ) - tidak diakui kesamaannya walau sudah warga negara ( diskriminasi ) - atau tidak juga diakui di negara leluhur ( kalau masih pingin diakui ) gak usah dipermasalahkan banget lah. Di negara maju juga masih sama ttg hal2 spt ini ( tentu tidak sama persis ) Life is short - Enjoy aja. The show must go on. saya juga terima kasih karena sudah diberi sudut pandang berbeda dari rekan2 dimilis ini, tapi jangan dijadikan kebenaran mutlak kalau punya pendapat. ( meskipun dia pakar atau org paling ahli sekalipun ) trims dan salam sejahtera ES - Original Message - From: ChanCT To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Friday, September 19, 2008 8:42 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Harry Tjan kembali jadi Tionghoa Memangnya ukuran seorang setia dan mencintai negaranya itu apa sih? Setelah merubah nama dari A Khong menjadi Bagong? Kan, tidak. Lha kenyataan yang masih bernama Ah Khong juga bisa berjuang dan berkorban demi kemerdekaan RI, sebaliknya yang bernama Bagong juga bisa menghianati bangsa ini, kok. Sedang Cina yang sudah mengganti nama jadi Hasan dan membanggakan diri sebagai kirno dengan tepuk dada sudah naik Haji, tetap saja juga bisa merugikan negara, sebaliknya yang bernama Tommy Soeharto juga lebih gila lagi! Lalu, siapa yang bisa dikatakan lebih setia dan cinta pada tanahairnya, pada negara kelahirannya? Jelas tidak bisa karena dia Tionghoa lalu harus dicurigai kesetiaan dan kecintaannya pada RI, sedang karena dia Jawa, Madura, Bugis, ... otomatis pasti setia dan cinta pada RI. Pasti tidak! Nah, daripada bingung-bingung untuk mempersoalkan bahkan selalu mencurigai seorang warga Tionghoa masih saja mencintai dan setia pada negeri leluhurnya, yang dikatakan mendua atau men-tiga, ... apa tidak lebih baik melihat saja tindakan dia dalam melaksanakan kewajibannya sebagai warga yang baik. Melihat seseorang dalam setiap langkahnya mentaati HUKUM yang berlaku, tidak melanggar HUKUM. Dan jatuhilah sanksi atas pelanggaran hukum yang terjadi. Itu saja. Salam, ChanCT - Original Message - From: Fy Zhou To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Friday, September 19, 2008 6:13 PM Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Harry Tjan kembali jadi Tionghoa Mendua itu juga manusiawi kok! Orang2 Indonesia yang tinggal di Eropa pasti bisa memahami hal ini. Bahkan kawan2 Tionghoa yang tinggal di Eropa mengaku Mentiga! yakni mencintai Tiongkok, Indoneia dan negeri Eropa yang sekarang mereka tinggali, ketiga2nya sekaligus! Ini baru namanya manusia yang utuh! ZFy --- On Fri, 9/19/08, King Hian [EMAIL PROTECTED] wrote: From: King Hian [EMAIL PROTECTED] Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Harry Tjan kembali jadi Tionghoa To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Friday, September 19, 2008, 3:21 AM Neng Uly, Owe mau tanya: apakah benar kalo orang Tionghoa Indonesia yang dibesarkan dengan warna budaya ke-Tionghoa- an, orientasi keindonesiaan- nya akan menjadi mangrotingal dan mendua/terpecah antara Indonesia dengan negeri Leluhur (Tiongkok)? KH --- On Fri, 9/19/08, Ulysee [EMAIL PROTECTED] com.sg wrote: From: Ulysee [EMAIL PROTECTED] com.sg Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Harry Tjan kembali jadi Tionghoa To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Date: Friday, September 19, 2008, 9:53 AM Ngaku salah??? coba sebut dulu salahnya apa? Membantai budaya leluhur??? sebut dulu, kapan dia membantai budaya leluhur??? apa aja yang pernah dia lakukan untuk 'membantai' budaya itu??? Elu putus marga ya jangan nyalahin dia donk, lha dia sendiri masih pake nama marganya kaga pernah dilepas, kenape kaga lu ikutin? krrrekekeke. Pake dunks marga lu, misalnya jadi Agoeng Tjan Setiawan, getoh. Weks! Jangan asal tuduh, kalau nggak terbukti khan malu. Apalagi kalau nuduhnya cuman lantaran ikut-ikutan doank dan gak punya bukti sendiri. Eh, BTW, buku elu boleh gue scan nggak? masalahnya kalau di scan itu jilidnya nggak kuat, pasti lepas lepas, jadi kalau dapat ijin baru gue scan akan gue jilid ulang getoh, pokoke kembali mulus deh. Boleh ya?! (maksa, hihihihi) -Original Message- From: budaya_tionghua@ yahoogroups. com [mailto:budaya_ tionghua@ yahoogroups. com] On Behalf Of [EMAIL
Re: [budaya_tionghua] (makanan Filipina - Indonesia) Pengaruh budaya tionghua kah?
Berarti terkaanku tak salah, Pak Zfy.Tapi kenapa beberapa ejaannya berbeda yah? Misalnya, kenapa Bakpao di Indonesia menjadi Siupao di Filipina? Aku mencari di arsip milis dengan kata kunci lumpia bakpia cuma mendapatkan enam hasil pencarian. Ada yang tahu link langsung di arsip milis tentang makanan-makanan dari budaya tionghua yang udah umum di Indonesia? Oh ya.. Getuk juga dikenal oleh Filipina kah? Saya sedang di Miami, bukan di Filipina. Tetapi toko-toko asia di sini banyak yang dimiliki orang-orang Filipina. Salam, Kunderemp Ratnawati Hardjito a.k.a Narpati Wisjnu Ari Pradana 2008/9/19 Fy Zhou [EMAIL PROTECTED] Lho, semua nama makanan itu memang berasal dari bahasa mandarin atau bahasa Hokian, makanya tak jauh beda. coba misalnya cari getuk di manila.. apa ketemu??? --- On *Fri, 9/19/08, Narpati Pradana [EMAIL PROTECTED]* wrote: From: Narpati Pradana [EMAIL PROTECTED] Subject: [budaya_tionghua] (makanan Filipina - Indonesia) Pengaruh budaya tionghua kah? To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Friday, September 19, 2008, 3:03 AM Rekan-rekan milis, saat ini saya sedang berada di Miami dan sedang kangen-kangennya masakan Indonesia. Nah, toko-toko Asia di Miami (gak ada Pecinan di sini) kebanyakan dikelola oleh orang-orang Filipina. Ada beberapa makanan import dari Filipina yang kayaknya mirip dengan makanan Indonesia tetapi ejaannya agak-agak beda. Berikut antaranya 1. dumpling = Shu May, Shau Mai (Filipina) = Siomay? 2. Lumpia = Lumpia (beneran mirip) 3. Hopia = Bakpia 4. Siopao, Siupao (Filipina) = Bak Pau, Bak Pao? Penasaran.. itu apa cuma ada di Asia Tenggara atau ada pengaruh budaya Tionghua? Salam, yang lagi jadi parasit di Miami, Kunderemp Ratnawati Hardjito a.k.a Narpati Wisjnu Ari Pradana -- help thy brother, just or unjust -- help thy brother, just or unjust
Re: [budaya_tionghua] Re: Seminar antara CSIS dan BT
Menurut saya, paling cocok adalah tema diskusi yang berhubungan dengan Budaya Tionghoa. Tapibila berdiskusi dengan CSIS (Harry Tjan Silalahi) dengan tema Budaya Tionghoa, apakah akan nyambung? Mereka baru likno, dan masih dalam taraf belajar. Biar mereka dalami Budaya Tionghoa dulu, baru diajak diskusi. Jadi lebih baik ide untuk mengundang Harry Tjan silalahi untuk diskusi dan seminar itu ditunda dulu, sampai beberapa tahun yang akan datang. Saat ini lebih baik tenaga dan pikiran team BT diarahkan untuk hal hal lainnya yang lebih penting dan pantas di prioritaskan. Dikusi dengan kelompok CSIS bisa dilakukan di acara yang mereka adakan seperti di Senin yang akan datang. Cukup datang , duduk , dengerin, diskusi, dan pulang. Tak ada effort yang terlalu besar, drpd mengundang mereka, maka effort yang dikeluarkan akan lebih besar. Sayang kalau waktu dan tenaga yang berharga dari team BT dihabiskan utk hal hal yang belum perlu di prioritaskan... Saya yang menelurkan ide ini.kemudian membatalkanga masalah kan he hehe hehe he... Case Closed. Salam serius tapi santai, KT 2008/9/19 Fy Zhou [EMAIL PROTECTED] Setuju! tapi harus dengan tema dan persoalan yang terarah. Jangan sampai terus mengulang2 masalah SBKRI... --- On *Thu, 9/18/08, zhonghua_wenhua [EMAIL PROTECTED]* wrote: From: zhonghua_wenhua [EMAIL PROTECTED] Subject: [budaya_tionghua] Re: Seminar antara CSIS dan BT To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Thursday, September 18, 2008, 6:20 PM Catatan : usulan yang amat baik dari anda kami lemparkan kepada para member. Jika member menyetujui, usulan anda ditindaklanjuti. Moderator --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. combudaya_tionghua%40yahoogroups.com, Karang Terjal karang0terjal@ ... wrote: Catatan : usulan anda kami lemparkan kepada para member. Jika member menyetujui, bolehlah usulan anda ditindaklanjuti. Kalau boleh memberi saran lebih jauh kepada moderator dan pengurus mailist Budaya Tionghoa, Tentukan topik yang ingin diusung lalu kirimkan surat undangan (atau bisa diskusikan dengan pihak CSIS (Harry Tjan Silalahi) mengenai topik tersebut). Setelah itu kirimkan surat undangan secara resmi ke kantor CSIS ditujukan kepada Harry Tjan Silalahi. Isi surat tersebut bisa di posting di mailist Budaya Tionghua, sambil menunggu jawaban dari CSIS. Dan moderator juga bisa sharing kepada member di sini, jawaban dari CSIS terhadap undangan tersebut seperti apa. Dijawab atau di tolak atau didiamkan seribu bahasa terhadap surat undangan diskusi or seminar tersebut, bukanlah suatu masalah, yang penting sudah ada niat positif dari mailist budaya tionghoa ke arah situ sehingga bila ada member yang mempertanyakan usaha nyata para moderator, sudah ada buktinya. 2008/9/18 Fy Zhou [EMAIL PROTECTED] Wah, ide ini CIAMIK tenan! Huebat pisan ! --- On *Thu, 9/18/08, Karang Terjal karang0terjal@ ...* wrote: From: Karang Terjal karang0terjal@ ... Subject: [budaya_tionghua] Seminar antara CSIS dan BT To: budaya_tionghua@ yahoogroups. combudaya_tionghua%40yahoogroups.com Date: Thursday, September 18, 2008, 12:28 PM Melihat perdebatan yg berlangsung akhir-akhir ini, ada baiknya Budaya Tionghua Mailist mengadakan suatu diskusi atau seminar dengan tema: Asimilasi dan pemberangusan budaya tionghoa, atau kirno, likno dan parno atau tema lainnya dengan mengundang Harry Tjan Silalahi (3 suku kata yg menggambarkan nama barat, cina, dan batak...contoh asimilasi ke dlm 3 budaya) dan anak-anak CSIS Tempatnya bisa di panjay atau di csis atau dimanapun. Hasilnya bagaimana? Harry Tjan akan terima atau tidak undangannya beserta alasannya, bisa diberitahukan ke mailist juga. Semoga ide ini bisa di tanggapi dengan baik.
Re: [budaya_tionghua] Re: Daripada omong kosong menghujat orang lebih baik karya nyata : Bikin Sekolah dong !!!
Ini millis umum, bukan khusus orang TiongHua, siapapun boleh jadi member, ga khusus TiongHua!!! Anda siapa yang bisa-bisanya ngusir orang dari millis ini? Moderator yang punya hak atur2? Lalu knapa ga ban aja orang2 non TiongHua kalo prinsip anda budaya TiongHua hanya Khusus TiongHua? Kalo anda ga keberatan atau tidak cocok karena ada non TiongHua disini silahkan pindah, jangan ngusir2 - Original Message - From: david To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Thursday, 18 September, 2008 23:06 Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Daripada omong kosong menghujat orang lebih baik karya nyata : Bikin Sekolah dong !!! Ini forum tionghoa kalo keberatan atau tidak cocok silakan pindah jangan cari2 ribut dan rusuh... Powered by Telkomsel BlackBerry� -- From: Fy Zhou [EMAIL PROTECTED] Date: Thu, 18 Sep 2008 08:50:22 -0700 (PDT) To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Daripada omong kosong menghujat orang lebih baik karya nyata : Bikin Sekolah dong !!! Pak ABS ini kok aneh, kalau saya bicara tentang pribadi yang bukan publik figur, dan membicarakan kehidupan pribadi yang bukan domain publik, itu baru namanya gosip! Yang saya bicarakan adalah Seorang Tokoh CSIS dan LPKB ! yang kiprahnya banyak diketahui umum. Dan yang saya bicarakan adalah hal2 yang bekaitan dengan sikap politik dan kegiatan politiknya! bukan urusan rumah tangganya! Seperti halnya kita di sini boleh saja menilai pribadi dan sikap politik SBY, Amin Rais, Gusdur, megawati berdasarkan kiprah mereka selama ini, apa semua penilaian ini harus langsung disampaikan ke mereka agar tak dianggap gosip murahan? toh mereka semua juga masih hidup lho! semua pandangan saya tentang dia bukan berdasarkan berita2 bisik2, tapi berdasarkan omongan dan tulisan dia di forum resmi atau massmedia! jelas bukan gosip murahan!!! Jika berdasarkan informasi2 resmi ini saya mengambil kesimpulan negatif, itu sah2 saja, sedang anda juga berhak mengambil kesimpulan yang berlawanan! apa mengambil kesimpulan seperti ini semua perlu konfirmasi dulu sama yang bersangkutan logika dari mana ? Kalau ini semua disebut omong kosong, ya memang benar! kita semua yang bicara di millis ini memang omong kosong! termasuk Pak ABS sendiri tentunya! Jika ingin berpolitik praktis masuk saja ke Parpol atau LSM, untuk apa membuang2 waktu bicara di millis ? Salam Omong Kosong ZFy --- On Thu, 9/18/08, Akhmad Bukhari Saleh [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Akhmad Bukhari Saleh [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Daripada omong kosong menghujat orang lebih baik karya nyata : Bikin Sekolah dong !!! To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Thursday, September 18, 2008, 3:15 PM Untuk apa? Betul, untuk apa? Kalau berdialog langsung saja sudah dipertanyakan untuk apa, apalagi monolog hujatan yang dia tidak tahu menahu. Wasalam. - - - --- - Original Message - From: Fy Zhou To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Thursday, September 18, 2008 5:11 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Daripada omong kosong menghujat orang lebih baik karya nyata : Bikin Sekolah dong !!! Pak ABS, Zaman sekarang zaman informasi, kita berpolemik tak harus bertatap muka, apa lagi sekedar menganalisa pemikiran seseorang, tak harus denger langsung dia bicara bukan? Saya pribadi tak ada minat untuk berdialog dng Harry Tjan tentang masa lalunya, untuk apa? dia toh takkan berubah lagi, maklum sudah uzur. Apalagi, sekarang dia pasang muka low profile, bagaimana tega menyerangnya? kecuali suatu saat dia mendadak vokal kembali menyuarakan politik budaya LPKBnya , saya mungkin berminat bertatap muka langsung! Saat ini saya lebih senang bicara dengan anak2 didiknya, mencoba mengingatkan mereka agar mau mengkoreksi pemikiran mentornya. saya kira bicara dengan orang muda lebih penting, mereka adalah masa depan. --- On Thu, 9/18/08, Akhmad Bukhari Saleh [EMAIL PROTECTED] net.id wrote: From: Akhmad Bukhari Saleh [EMAIL PROTECTED] net.id Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Daripada omong kosong menghujat orang lebih baik karya nyata : Bikin Sekolah dong !!! To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Date: Thursday, September 18, 2008, 8:01 AM Justru itu, menyerang orang di suatu milis, apalagi berulang- ulang, yang orangnya nggak ada di milis ybs., itulah yang namanya omong kosong. Justru
Re: [budaya_tionghua] Re: Harry Tjan kembali jadi Tionghoa
Pak Chan, Yang saya dengar, sindhunata sempat berobat ke RRT sebelum meninggal, hal yang memang bila benar, sungguh membuat saya heran, kenapa tidak memilih Eropa or Amerika? Tentang tulisan anda: Dia lupa begitu konsep Asimilasi diambil oper oleh pemerintah yang berkuasa dan menjadi ketentuan, tidak bisa tidak mengandung paksaan untuk terlaksana. Menurut saya, justru itulah tujuannya, agar diambil oper oleh pemerintah, sehingga memiliki kekuatan hukum untuk dilaksanakan. Kegagalan konsep Asimilasi telah dibayar dengan harga yang sangat mahal dengan jatuhnya begitu banyak korban jiwa dari etnis Tionghoa dalam kerusuhan Mei 98, menyisakan trauma yang mendalambagi korban. Sementara keluarga pencetus konsep itu, tidak tersentuh oleh kerusuhan tersebut (ataukah saya salah???). Untunglah, Sindhunata bisa melihat akibat dari program asimilasi tersebut sebelum meninggal... Setiap manusia yang meninggal, akan mempertanggungjawabkan perbuatannya ke hadiratNya... Dan anda Pak Chan, yang merupakan keturunan langsung dari seorang tokoh besar yang pernah dimiliki oleh bangsa ini, tapi bisa mempunyai sikap yang begitu rendah hati, sungguh membuat saya kagum. Beberapa kali , bila ada waktu, saya sering membaca tulisan anda, dan tulisan anda sungguh menunjukkan kebesaran hati anda. Terimalah salam hormat saya. Bila suatu saat saya ada kesempatan berkunjung ke Hongkong, semoga Pak Chan tidak keberatan untuk bertemu saya dan memberi petunjuk bagi saya dalam hidup ini. 2008/9/18 ChanCT [EMAIL PROTECTED] Bung Karang yb, Boleh saya gunakan sebutan Karang untuk bung? Maaf kalau salah, karena saya tidak temukan nama bung yang benar. Sungguh terimakasih atas masukan yang diberikan, dan saya setuju deengan pendapat bung. Terhadap siapapun hendaknya kita bisa berlapang dada menerima perubahan yang telah terjadi, tidak berpeganga teguh pada sikap dia belasan bahkan puluhan tahun yl saja. Berani menerima perubahan yang ada dan itulah Harry Tjan yang kita lihat sekarang. Orang yang sudah mencapai TOKOH, tentu akan lebih berat untuk melakukan otokritik, mengakui kesalahan yang telah dilakukan dan diperjuangkan sehingga dia naik daun jadi tokoh. Harus beri waktu dan kesempatan yang lebih baik untuk turun tangga. Saya pun ketika 4 tahun yl berada di Jakarta menemui seorang kawan, dapatkan cerita, kalau Sindhunata diakhir hidupnya juga sudah siuman, merasakan konsep asimilasi yang diperjuangkan dahulu itu salah, dan dalam praktek ternyata tidak sebagaimana konsep Asimilasi semula, dimana harus dilaksanakan secara wajar tanpa sedikitpun boleh mengandung paksaan apalagi kekerasan. Dia lupa begitu konsep Asimilasi diambil oper oleh pemerintah yang berkuasa dan menjadi ketentuan, tidak bisa tidak mengandung paksaan untuk terlaksana. Orang banyak merasakan terpaksa ganti-nama, menghilangkan segala yang berbau Tionghoa, bahasa Tionghoa dilarang, beribadah didepan umum dilarang, perayaan Imlek dilarang dan lebih celaka Konghucu juga dicabut sebagai salah satu Agama yang sah di Indonesia, ... Tapi sayang, seribu sayang sampai Sindhunata meninggal, tidak juga nampak penyataan resmi pengoreksian kesalahan konsep Asimilasi yang dia junjung itu. Yaah, kita tidak bisa paksakan, dan tak perlu dihujat, hanya mengharapkan Harry Tjan bisa mengajukan perkembangan jalan pikirannya dulu dan sekarang, sekalipun dia belum berani mengakui konsep asimilasi salah dan dimana salahnya, tapi perubahan dari membenci identitas dirinya sebagai Cina dan sekarang mengakui diri sebagai Cina, dari kirno menjadi likno, kemudian dari sebutan Cina berubah menjadi Tionghoa, tentu juga sangat baik kalau dia bisa uraikan. Agar generasi muda mengerti dimana sesungguhnya masalah Tionghoa di Indonesia. Mudah-mudahan saja bung kalau sempat mengikuti bedah buku itu, bisa memberikan informasi lagi. Salam, ChanCT - Original Message - *From:* Karang Terjal [EMAIL PROTECTED] *To:* budaya_tionghua@yahoogroups.com *Sent:* Thursday, September 18, 2008 9:04 PM *Subject:* Re: [budaya_tionghua] Re: YIN YANG (was diskusi launching buku Tionghoa dalam cengkraman SBKRI) Bapak Chan yang baik, Dalam beberapa tahun terakhir ini, Harry Tjan Silalahi sudah banyak berubah dan sudah likno. Dia juga sudah mulai memahami arti kata Belajarlah sampai ke negri Cina. Hal itu dilakukan dengan mengirimkan anak didiknya utk belajar ke RRC. Selain itu, Harry Tjan silalahi juga lebih senang di panggil Pak Tjan, belajar meditasi Zhen Qi untuk mengobati penyakitnya, ga hanya belajar, beliau juga mempraktekkan itu secara berkala sehari dua kali, juga menikahi istri yang cantik yang mempunyai darah Cina. Selain itu, Harry Tjan Silalahi sudah belajar Feng Shui, mengundang Lao She (pelatih meditasi Zheng Qi) ke kantornya dan melakukan diskusi di sana, bahkan beliau sempat memberikan masukan sekaligus kritikan karena tidak adanya buku meditasi pelatihan kesehatan itu diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Maklum, Beliau itu
[budaya_tionghua] Re: Teh Yang Memabukkan? (Was: Mabok Teh ... was YIN YANG)
bilang longjing kok ada seperti rasa rumput laut. mungkin sama dengan teh hijau Jepang, saya bilang ada anyir-anyirnya, sedang rasanya seperti seduhan daun kumis kucing. Sedang teh hitam Jepang (Omocha), saya bilang sih ada bau angusnya. Kalau ngak salah kusir bendi di Minang minumnya, daun kopi diseduh sala, Dedy
[budaya_tionghua] Re:Rumah Sakit-rumah sakit yang didirikan oleh masyarakat Tionghoa, chususnya Tionghoa Ie Wan-satu kontribusi masyarakat Tionghoa (Bagian V)
Rumah Sakit-rumah sakit yang didirikan oleh masyarakat Tionghoa, chususnya Tionghoa Ie Wan-satu kontribusi masyarakat Tionghoa (Bagian V) Silahkan sekarang saya ceritakan sedikit tentang rumah sakit Dr. Oen (nama komplit beliau ialah Dr. Oen Boen Ing) Suarakarta. Rumah sakit Dr. Oen dibangun jaman Tempo Doeloe sebelum Perang Dunia kedua. Rumah sakit ini sekarang berlokasi di jalan Kandang Sapi. Rumah sakit ini besar dalam ukuran kota Solo dengan peralatan yang tidak kalah dengan rumah sakit academis Solo. Direktur dari rumah sakit ini adalah Dr. Halim yang masih ada hubungan famili dengan kami, karena adik lelaki dari istri saya menikah dengan adik wanita dari dokter Halim. Rumah sakit ini ramai dikunjungi penderita-pende rita kebanyakan dari pribumi, karena mayoritas adalah orang Pribumi. Dokter Oen di Solo sangat ternama karena kesosialannya, banyak penderita yang beliau tidak minta bayaran kalau penderita itu seorang yang tidak mampu. Bahkan beliau tidak mengatakan pembayarannya, sesukanya orang memberi berapa dapat dimasukkan dalam bus. Saya kenal dokter yang sosial ini sesudah saya berkenalan dengan Shueh Yi yang engkongnya tinggal di Solo. Sebetulnya sesudah saya lulus saya ingin bekerja dirumah sakit beliau dan beliau juga menyetujui keinginan saya ini, karena beliau bekerja sendirian saja dan mencari dokter tidak muda itu waktu, karena kurangnya tenaga dokter. Tetapi berhubung Universitas Res Publica juga memerlukan seorang dokter untuk dikerjakan sebagai sekretaris fakultas kedokteran dan kedokteran gigi, dan karena saya beranggapan perlunya adanya pendidikan kedokteran dan kedokteran gigi yang memberi kemungkinan bagi mahasiswa keturunan Tionghoa untuk menjadi dokter dan dokter gigi, maka saya pilih yang terachir ini. Kesatu karena kedokteran berhubungan erat dengan kesehatan rakyat, maka kontribusi masyarakat Tionghoa sangat dihargai dan kedua ibu-ibu Tionghoa sangat beringinan agar anaknya kelak bisa menjadi dokter. Dr. Oen adalah seorang yang humanis dan berpendirian teguh, karena pekerjaannya yang sosial untuk rakyat miskin, maka beliau kenal baik dan mendapatkan kehormatan baik dari pemerintah Republik Indonesia maupun dari dari Sunan Solo. Karena jasa-jasanya dan pengabdiannya yang tanpa pamrih kepada masyarakat, Dr. Oen Boen Ing mendapatkan penghargaan http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Satya_Lencana_Bhakti_Sosialactio n=editredlink=1 Satya Lencana Bhakti Sosial dari pemerintah Republik Indonesia pada http://id.wikipedia.org/wiki/30_Oktober 30 Oktober http://id.wikipedia.org/wiki/1979 1979. Beliau juga dianugerahi gelar kebangsawanan oleh Sri http://id.wikipedia.org/wiki/Mangkunegoro_VIII Mangkunegoro VIII Solo, dengan nama Kanjeng Raden Toemenggoeng Oen Boen Ing Darmohoesodo. Pada http://id.wikipedia.org/wiki/24_Januari 24 Januari http://id.wikipedia.org/wiki/1993 1993 Sri http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Mangkunegoro_IXaction=editredli nk=1 Mangkunegoro IX menaikkan gelarnya dari Kanjeng Raden Toemenggoeng menjadi Kanjeng Raden Mas Toemenggoeng Hario Oen Boen Ing Darmohoesodo (Wikipedia). Pada tahun 2006, kami mendapatkan undangan pada pembukaan ruangan VIP dari rumah sakit Dokter Oen Solo yaitu ruangan Kwee Han Tiong. Kwee Han Tiong adalah anak bungsu dari Kwee Som Tjiok, owner dari batik Keris Solo. Nama ruangan ini diberikan sebagai penghormatan atas dermaan pak Kwee tanah untuk pembangunan rumah sakit dokter Oen yang kedua di Solo, yaitu di Solo Baru. Oleh panitia aku diberi tahu cerita bagaimana bapak Kwee membantu pembangunan rumah sakit ini. Pada satu hari ada seorang Tionghoa yang juga aktivis masyarakat (katakan pak A), menenmui pak Kwee (pak K)dan minta agar diberi tanah di Solo Baru untuk membangun rumah sakit Dr. Oen kedua, di daerah dimana pak Kwee sedang mempunyai projek perumahan. Pak A: bisakah anda memberikan tanah sepuluh hectare untuk membangun sebuah rumah sakit dokter Oen ? Jawab Pak K: boleh, tanpa rente dapat dicicil selama sepuluh tahun. Pak A: mana bisa bayar, sebab rumah sakit ini adalah pekerjaan sosial. Pak K: dua puluh tahun, OK? Pak A: j, mungkin bisa, tetapi Pak K: baiklah saya berikan cuma-cuma sebagai sumbangan kami. Lalu setahun kemudian rumah sakit itu belum dibangun dan kedua orang ini bertemu muka di satu perjamuan, pak K bertanya pada pak A: oom kenapa rumah sakitnya sampai sekarang koq belum tampak adanya keaktivan pembangunan? Pak A: yaah masih belum ada uangnya. Pak K: Oom beginilah, oom membantu 500 000 ribu dollar USA, uwee juga membantu 500 000 ribu dollar, agar rumah sakit Dr. Oen yang kedua ini bisa cepat dibangun. Bagaimana pikiran oom? Pak A: OK, oom juga setuju. Dan rumah sakit itu lalu dibangun menurut rencana yang kemudian dibuat. Dr. Han Hwie-Song
[budaya_tionghua] Bercinta gelap--Re: makanan pakaian yg berasal dari tionghoa?
Sdr.Alfonso, masalah berpakaian itu adalah hak masing-masing. Serasi atau tidak itu bukankah menurut suatu sudut pandang. Blazer dan sendal jepit ? Saya tidak pernah melihatnya kecuali mereka yang ingin santai karena selalu memakai sepatu hak tinggi dan itu amat menyiksa kaki mereka. Jadi saya maklum. Helm dibawa ke dalam lift karena banyak helm yang hilang. Harap anda maklum saja. Jika merokok dalam lift itulah yang tidak pantas. Hormat saya, Xuan Tong --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Alfonso [EMAIL PROTECTED] wrote: --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Mita Melati qhuqwayz_aja@ wrote: Terimakasih Alfonso atas jawabannya, sangat membantu...^_^ tp ada yg mau saya tanyakan lagi, Kl yg dimaksud baju konservatif tuh yg kaya gimana y? Kalau jas blazer biasa dipake di acara2 khusus, kalau kehidupan sehari2, apakah ada ciri khas pakaiannya? Khususnya buat yang sudah cukup berumur, krn orang tua biasanya lebih tidak mudah terpengaruh dengan fluktuasi fashion setiap saat... Alfonso: Saya lahir di Palembang. Papaku punya Bo Mu (ket: akongku punya koko punya istri) sampai meninggal dunia, selalu menggunakan baju Qipao ala China Selatan. Ada yang tahu film God of Gambler I, yang dimainkan oleh Chow Yunfat dan Andy Lau? Dalam 1 adegan di film itu, Chow Yutfat jatuh dari tebing dan kepalanya kebentur batu. Kemudian Andy Lau cs datang dan membawanya ke seorang nenek. Nah, pakaian yang dipakai nenek itulah yang saya maksud dengan baju konservatif. Di China dan Taiwan sendiri, baju yang dipakai oleh orang-orang sehari-hari sama dengan yang dipakai di Indonesia. T-shirt, jeans, rok. Saya ingin menekankan sedikit dalam pakaian wanita karena pakaian wanita lebih banyak variasi daripada pria. Di Taiwan, gadis- gadis lebih fashion dalam memakai baju. Kalau di Indonesia, mahasiswi agak 'malu-malu' dan kelihatan kuno dalam berpakaian. Mahasiswi di Indonesia rata-rata hanya memakai T-shirt dan celana jeans. Kalau jalan, biasanya tangannya mendekap map dan sejenisnya di dada mereka. Sedikit melenceng, di Taiwan, mereka memadukan atasan dan bawahan dengan warna-warni, dengan rambut yang bermodel terkini, bersepatu, dan langsing-langsing. Dipadu dengan kulit putih, mereka kelihatan menarik. Dan mereka berusaha menonjolkan keindahan tubuh mereka. Cara ini tidak salah, karena kodrat wanita adalah untuk kelihatan cantik. Kembali ke Indonesia, saya seringkali melihat karyawati-karyawati yang kurang bisa memadukan pakaian. Ke kantor pakai baju seasalnya. Fyi, wanita karir akan kelihatan anggun dan berkelas jika mereka memakai rok dan blazer. Tapi, apa yang sering kita jumpai? Karyawati memakai kemeja garis-garis dan celana panjang, serta bersandal jepit!! Saat makan siang atau pulang kantor, kalau pun memakai blazer (seperti di Sudirman), alas kakinya juga sandal jepit! Pakaian tidak selalu diciptakan untuk kenyamanan. Pakaian diciptakan juga untuk penampilan dalam menciptakan kesan baik. Itulah alasan orang memakai pakaian bulu angsa, yang dipakai ga enak, tapi dilihat enak. Kalau kebiasaan jelek yang cowok, saya melihat orang Indonesia sering memakai helm masuk ke dalam lift atau masuk ke dalam perkantoran orang. Kadang-kadang, saya juga membawa motor kalau macet. Tapi saya tidak nyaman melihat ada orang berjalan-jalan di dalam perkantoran dengan memakai helm di kepalanya. Kurang bagus, gitu lho! 5. Koran tulisan Mandarin bisa dibeli di loper koran yang ada di lokasi banyak orang Tionghoanya, kayak Glodok, Pluit, Kelapa Gading. Saat ini, di hotel, perusahaan, atau kedutaan China/Taiwan juga menaruh koran Mandarin terbitan Indonesia di kantor mereka. Berhubung tidak semua orang bisa membaca tulisan kanji (bener ga kl tulisan yang ada di koran itu tulisan kanji? hehehe), pastinya hanya orang2 tertentu yg membaca. Rata2 yang membaca koran itu range usianya berapa y? Kebanyakan pembacanya juga lebih banyak Tionghoa peranakan atau Tionghoa totok? Alfonso: Koran Mandarin juga dibagi gratis di kedutaan China, Kadin Taiwan, bank-bank Taiwan/China, asosiasi pengusaha Taiwan, perusahaan-perusahaan China/Taiwan, airport, dsb. Jadi jangan beranggapan koran Mandarin hanya dibaca oleh China lokal atau China benteng. Orang asing pun suka membacanya juga. Bahkan di kantor imigrasi pusat di Kuningan Jakarta, juga ada koran Mandarin. Karena banyak orang China yang ke sana. Kalau orang lokal yang baca koran Mandarin, range usia lahir sebelum 1953. Mereka ini sempat merasakan SD Tionghoa di Indonesia sebelum ditutup pemerintah dalam Peraturan Pemerintah (PP) 10 tahun 1959 oleh Menteri Perdagangan Rachmat Mujomisero. PP 10 adalah peraturan yang membatasi hak berbisnis Tionghoa di tingkat kabupaten ke bawah. Tercatat 102 ribu orang kembali ke China saat itu dengan kapal yang dikirim langsung dari pemerintah China. Tidak semua Tionghoa pulang ke
[budaya_tionghua] Re: Seminar antara CSIS dan BT
Sdr.Karang, mengajukan suatu usulan adalah tidak salah, tapi apakah anda pernah berpikir bahwa CSIS adalah suatu organisasi resmi sedangkan BT ? BT bukanlah organisasi resmi, hanya sekumpulan orang-orang yang memiliki perhatian terhadap budaya Tionghoa dan kebetulan yang menjadi team BT adalah mereka yang memiliki pengetahuan cukup lumayan sesuai bidang yang mereka geluti dan sukai. Saya pribadi setuju sekali diadakan diskusi antara Harry Tjan Silalahi dengan beberapa moderator BT, tentunya harus ditempat yang layak bukan ditempat yang berdebu dan panas seperti tempat yang sekarang sering dilakukan kegiatan oleh rekan-rekan. Hormat saya, Xuan Tong --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Karang Terjal [EMAIL PROTECTED] wrote: Menurut saya, paling cocok adalah tema diskusi yang berhubungan dengan Budaya Tionghoa. Tapibila berdiskusi dengan CSIS (Harry Tjan Silalahi) dengan tema Budaya Tionghoa, apakah akan nyambung? Mereka baru likno, dan masih dalam taraf belajar. Biar mereka dalami Budaya Tionghoa dulu, baru diajak diskusi. Jadi lebih baik ide untuk mengundang Harry Tjan silalahi untuk diskusi dan seminar itu ditunda dulu, sampai beberapa tahun yang akan datang. Saat ini lebih baik tenaga dan pikiran team BT diarahkan untuk hal hal lainnya yang lebih penting dan pantas di prioritaskan. Dikusi dengan kelompok CSIS bisa dilakukan di acara yang mereka adakan seperti di Senin yang akan datang. Cukup datang , duduk , dengerin, diskusi, dan pulang. Tak ada effort yang terlalu besar, drpd mengundang mereka, maka effort yang dikeluarkan akan lebih besar. Sayang kalau waktu dan tenaga yang berharga dari team BT dihabiskan utk hal hal yang belum perlu di prioritaskan... Saya yang menelurkan ide ini.kemudian membatalkanga masalah kan he hehe hehe he... Case Closed. Salam serius tapi santai, KT 2008/9/19 Fy Zhou [EMAIL PROTECTED] Setuju! tapi harus dengan tema dan persoalan yang terarah. Jangan sampai terus mengulang2 masalah SBKRI... --- On *Thu, 9/18/08, zhonghua_wenhua [EMAIL PROTECTED]* wrote: From: zhonghua_wenhua [EMAIL PROTECTED] Subject: [budaya_tionghua] Re: Seminar antara CSIS dan BT To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Thursday, September 18, 2008, 6:20 PM Catatan : usulan yang amat baik dari anda kami lemparkan kepada para member. Jika member menyetujui, usulan anda ditindaklanjuti. Moderator --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. combudaya_tionghua% 40yahoogroups.com, Karang Terjal karang0terjal@ ... wrote: Catatan : usulan anda kami lemparkan kepada para member. Jika member menyetujui, bolehlah usulan anda ditindaklanjuti. Kalau boleh memberi saran lebih jauh kepada moderator dan pengurus mailist Budaya Tionghoa, Tentukan topik yang ingin diusung lalu kirimkan surat undangan (atau bisa diskusikan dengan pihak CSIS (Harry Tjan Silalahi) mengenai topik tersebut). Setelah itu kirimkan surat undangan secara resmi ke kantor CSIS ditujukan kepada Harry Tjan Silalahi. Isi surat tersebut bisa di posting di mailist Budaya Tionghua, sambil menunggu jawaban dari CSIS. Dan moderator juga bisa sharing kepada member di sini, jawaban dari CSIS terhadap undangan tersebut seperti apa. Dijawab atau di tolak atau didiamkan seribu bahasa terhadap surat undangan diskusi or seminar tersebut, bukanlah suatu masalah, yang penting sudah ada niat positif dari mailist budaya tionghoa ke arah situ sehingga bila ada member yang mempertanyakan usaha nyata para moderator, sudah ada buktinya. 2008/9/18 Fy Zhou zhoufy@ Wah, ide ini CIAMIK tenan! Huebat pisan ! --- On *Thu, 9/18/08, Karang Terjal karang0terjal@ ...* wrote: From: Karang Terjal karang0terjal@ ... Subject: [budaya_tionghua] Seminar antara CSIS dan BT To: budaya_tionghua@ yahoogroups. combudaya_tionghua% 40yahoogroups.com Date: Thursday, September 18, 2008, 12:28 PM Melihat perdebatan yg berlangsung akhir-akhir ini, ada baiknya Budaya Tionghua Mailist mengadakan suatu diskusi atau seminar dengan tema: Asimilasi dan pemberangusan budaya tionghoa, atau kirno, likno dan parno atau tema lainnya dengan mengundang Harry Tjan Silalahi (3 suku kata yg menggambarkan nama barat, cina, dan batak...contoh asimilasi ke dlm 3 budaya) dan anak-anak CSIS Tempatnya bisa di panjay atau di csis atau dimanapun. Hasilnya bagaimana? Harry Tjan akan terima atau tidak undangannya beserta alasannya, bisa diberitahukan ke mailist juga. Semoga ide ini bisa di tanggapi dengan baik.
Re: [budaya_tionghua] Edukasi versi milis untuk sdr Hendri Irawan
Betul sekali! Buku Tionghoa dalam Cengkeraman SBKRI isinya adalah: - pemberlakuan SBKRI berarti status hukum WNI Tionghoa masih dipertanyakan - permasalahan yang dihadapi oleh WNI Tionghoa yang masih mengalami kesulitan ketika berurusan dengan aparat karena selalu diminta untuk menunjukkan SBKRI, padahal menurut 'teori'nya SBKRI sudah tidak diperlukan lagi. Jadi isi buku ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan sikap politik Harry Tjan Silalahi (HTS). Bahkan ada pernyataan yang bertentangan dengan teori asimilasi yang dulu (entah sekarang) dianut oleh HTS. Dari halaman 43-44: {.. Orang-orang Tionghoa sering di-prejudice masih berkiblat ke negeri leluhur (RRT) karena masih melaksanakan budaya dan adat leluhur mereka. Atas dasar preduice tersebut seakan-akan mereka pantas dikenai kebijaksanaan SBKRI. Pendapat tersebut sangatlah terkesan mencampur-baurkan persoalan identitas politik (kewarganegaraa) dan identitas budaya yang universal dalam masyarakat. Persoalan kewarganegaraan (politik) sudah selesai ketika seorang dinyatakan secara sah sbg warga negara dari suatu negara, terlepas apapun identitas budayanya. Budaya Tionghoa seperti Imlek pada dasarnya merupakan budaya yang melekat pada komunitas (Cina) dalam arti universal, di manapun komunitas Cina (Tionghoa dalam konteks Indonesia) leluasa untuk melaksanakan ekspresi budaya mereka di negara manapun tanpa perlu dilekatkan sebagai bagian dari RRT. ...} Hubungan buku ini dengan HTS adalah: HTS adalah salah satu (dari empat) yang memberi komentar tentang buku ini. Komentar HTS ada di bagian belakang buku: Persoalan yang diangkat dalam buku ini, sebenarnya bukanlah permasalahan baru, bahkan sudah menjadi pengetahuan publik. Namun, terbitnya buku ini setidaknya dapat menjadi literatur yang berguna sebab tidak banyak buku yang menyoroti persoalan SBKRI ini secara khusus. Harry Tjan Silalahi, SH, Pendiri Centre for Strategic and Inter-national Studies (CSIS) Jadi, acara peluncuran buku Tionghoa dalam Cengkeraman SBKRI ini tidak mungkin dijadikan ajang untuk berbicara dengan HTS mengenai sikap politiknya waktu itu (dan sekarang), karena sangat OOT. KH --- On Fri, 9/19/08, Fy Zhou [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Fy Zhou [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [budaya_tionghua] Edukasi versi milis untuk sdr Hendri Irawan To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Friday, September 19, 2008, 4:52 PM sekedar membetulkan salah paham: Yang kami sorot sebenarnya bukan isi buku Tionghoa dalam cengkeraman SBKRI. mengenai ini meski kami belum membaca, tak ada yang mencurigai isinya sesat. yang kami sorot adalah sikap politik Harry Tjan yang ambigu.itu saja. Karena kami tak ada masalah dng sikap politik mereka saat ini ttg SBKRI, ya ngapain datang? untuk menyanggah atau mendukung? kan sama2 tak relevan! Kecuali mereka mengeluarkan Buku Tionghoa dalm cengkeraman politik budaya , baru menarik kita untuk hadir! --- On Thu, 9/18/08, Tantono Subagyo [EMAIL PROTECTED] com wrote: From: Tantono Subagyo [EMAIL PROTECTED] com Subject: [budaya_tionghua] Edukasi versi milis untuk sdr Hendri Irawan To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Date: Thursday, September 18, 2008, 7:47 PM Saya pikir kalau misalnya ada yang menulis tentang sejarahnya Harry Tjan lalu dimasukkan dalam Files, lalu ada yang menulis tentang budaya masukkan juga dalam Files, terus pdf tentang ajaran KHC, maka edukasinya ada dan bisa dimengerti. Misalnya ada yang tanya tentang CSIS, maka acuan jawaban ke files tersebut akan sangat baik dan dapat dimengerti tentunya daripada CSIS itu Kirno tapi sekarang Likno dan yang Tepno menderita. Dan ini rasanya bukan omong kosong. Membedah buku Tionghoa dalam cengkeraman SBKRI juga baik, beli satu bukunya tunjukkan kesalahannya, jangan-jangan mereka nulisnya bener, hanya karena saudara-saudara sudah berasumsi saja maka komentar dahulu telaah belakang. Di milis tjersil yang saya tahu, sangat sederhana, ada saja yang nulis tentang resensi buku yang dibacanya lalu kita menanggapi. Saya yakin kalau ada yang nulis tentang ajaran Khonghucu disini maka orang lain akan ikit mendapatkan penerangan. Tulisan-tulisan seperti itu bukannya tidak ada tetapi rasanya jauh lebih sedikit daripada Kirno, Likno, Sharon Stone etc. Salam, Tantono
Re: [budaya_tionghua] Edukasi versi milis untuk sdr Hendri Irawan
Betul sekali! Buku Tionghoa dalam Cengkeraman SBKRI isinya adalah: - pemberlakuan SBKRI berarti status hukum WNI Tionghoa masih dipertanyakan - permasalahan yang dihadapi oleh WNI Tionghoa yang masih mengalami kesulitan ketika berurusan dengan aparat karena selalu diminta untuk menunjukkan SBKRI, padahal menurut 'teori'nya SBKRI sudah tidak diperlukan lagi. Jadi isi buku ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan sikap politik Harry Tjan Silalahi (HTS). Bahkan ada pernyataan yang bertentangan dengan teori asimilasi yang dulu (entah sekarang) dianut oleh HTS. Dari halaman 43-44: {.. Orang-orang Tionghoa sering di-prejudice masih berkiblat ke negeri leluhur (RRT) karena masih melaksanakan budaya dan adat leluhur mereka. Atas dasar preduice tersebut seakan-akan mereka pantas dikenai kebijaksanaan SBKRI. Pendapat tersebut sangatlah terkesan mencampur-baurkan persoalan identitas politik (kewarganegaraa) dan identitas budaya yang universal dalam masyarakat. Persoalan kewarganegaraan (politik) sudah selesai ketika seorang dinyatakan secara sah sbg warga negara dari suatu negara, terlepas apapun identitas budayanya. Budaya Tionghoa seperti Imlek pada dasarnya merupakan budaya yang melekat pada komunitas (Cina) dalam arti universal, di manapun komunitas Cina (Tionghoa dalam konteks Indonesia) leluasa untuk melaksanakan ekspresi budaya mereka di negara manapun tanpa perlu dilekatkan sebagai bagian dari RRT. ...} Hubungan buku ini dengan HTS adalah: HTS adalah salah satu (dari empat) yang memberi komentar tentang buku ini. Komentar HTS ada di bagian belakang buku: Persoalan yang diangkat dalam buku ini, sebenarnya bukanlah permasalahan baru, bahkan sudah menjadi pengetahuan publik. Namun, terbitnya buku ini setidaknya dapat menjadi literatur yang berguna sebab tidak banyak buku yang menyoroti persoalan SBKRI ini secara khusus. Harry Tjan Silalahi, SH, Pendiri Centre for Strategic and Inter-national Studies (CSIS) Jadi, acara peluncuran buku Tionghoa dalam Cengkeraman SBKRI ini tidak mungkin dijadikan ajang untuk berbicara dengan HTS mengenai sikap politiknya waktu itu (dan sekarang), karena sangat OOT. KH --- On Fri, 9/19/08, Fy Zhou [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Fy Zhou [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [budaya_tionghua] Edukasi versi milis untuk sdr Hendri Irawan To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Friday, September 19, 2008, 4:52 PM sekedar membetulkan salah paham: Yang kami sorot sebenarnya bukan isi buku Tionghoa dalam cengkeraman SBKRI. mengenai ini meski kami belum membaca, tak ada yang mencurigai isinya sesat. yang kami sorot adalah sikap politik Harry Tjan yang ambigu.itu saja. Karena kami tak ada masalah dng sikap politik mereka saat ini ttg SBKRI, ya ngapain datang? untuk menyanggah atau mendukung? kan sama2 tak relevan! Kecuali mereka mengeluarkan Buku Tionghoa dalm cengkeraman politik budaya , baru menarik kita untuk hadir! --- On Thu, 9/18/08, Tantono Subagyo [EMAIL PROTECTED] com wrote: From: Tantono Subagyo [EMAIL PROTECTED] com Subject: [budaya_tionghua] Edukasi versi milis untuk sdr Hendri Irawan To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Date: Thursday, September 18, 2008, 7:47 PM Saya pikir kalau misalnya ada yang menulis tentang sejarahnya Harry Tjan lalu dimasukkan dalam Files, lalu ada yang menulis tentang budaya masukkan juga dalam Files, terus pdf tentang ajaran KHC, maka edukasinya ada dan bisa dimengerti. Misalnya ada yang tanya tentang CSIS, maka acuan jawaban ke files tersebut akan sangat baik dan dapat dimengerti tentunya daripada CSIS itu Kirno tapi sekarang Likno dan yang Tepno menderita. Dan ini rasanya bukan omong kosong. Membedah buku Tionghoa dalam cengkeraman SBKRI juga baik, beli satu bukunya tunjukkan kesalahannya, jangan-jangan mereka nulisnya bener, hanya karena saudara-saudara sudah berasumsi saja maka komentar dahulu telaah belakang. Di milis tjersil yang saya tahu, sangat sederhana, ada saja yang nulis tentang resensi buku yang dibacanya lalu kita menanggapi. Saya yakin kalau ada yang nulis tentang ajaran Khonghucu disini maka orang lain akan ikit mendapatkan penerangan. Tulisan-tulisan seperti itu bukannya tidak ada tetapi rasanya jauh lebih sedikit daripada Kirno, Likno, Sharon Stone etc. Salam, Tantono
[budaya_tionghua] Re: Cermin untuk kita semua
Tantono xiong, saya membaca ulang tulisan saya dan saya tidak menunjuk bahwa Sindhunata itu mewakili gereja. Institusi yang saya maksud sudah saya sebut dan sewajarnya institusi tersebut dan turunannya meminta maaf. Anda ditolak belajar kuntao ? Seandainya ya, apakah kebijaksanaan penolakan merugikan banyak orang dalam skala luas ? Jika anda ditolak belajar kuntao oleh suatu institusi atau perguruan beladiri, anda masih bisa mencari guru kungfu di lingkungan anda. Saya tidaklah memendam rasa sakit hati, tapi kebijakan itulah yang membuat saya menjadi semakin penasaran dan menggali apa budaya Tionghoa itu. Saya mengecam perilaku institusi kungfu yang membeda-bedakan ras dalam menerima murid. Tapi saya lebih mengecam lagi guru-guru kungfu yang tidak menanamkan etika pesilat serta memeras murid-muridnya dengan uang. Hal ini pernah menimpa salah satu moderator milist ini yang kecewa ketika belajar kungfu ternyata dimintai uang padahal ia berasal dari keluarga tidak punya dan hal itu menjadi cambuk bagi dirinya dalam mempelajari kungfu. Seorang master kungfu menerima murid berdasarkan budi pekerti dan bakat bukan karena uang. Syukurlah ia bisa mendapat seorang master kungfu bukan guru kungfu. Dalam etika pesilat dan budaya yang melingkupi mereka, moral yang baik merupakan syarat utama dalam mempelajari beladiri dan bakat. Salam pesilat sendiri sudah mengandung makna bahwa di lima danau dan empat samudra semua manusia bersaudara. Soja atau salam pesilat itu memang berbeda dibandingkan dengan soja orang awam, tapi maknanya adalah demikian. Dan tidak menunjukkan perbedaan ras bukan ? Karena itu institusi yang menolak anda karena berdasarkan ras, menunjukkan institusi itu tidak paham etika pesilat. Jadi ini adalah kasus yang berbeda. Teringat pada tahun 80an, ketika Taichi menjadi populer, berganti nama menjadi senam Tera. Sungguh menggelikan. Sekedar bercerita, saya beberapa kali membantu kegiatan Shorinji Kempo di kota saya. Kebetulan salah satu mantan karyawan saya adalah atlit Kempo. Kenapa saya tidak membantu saja grup wushu di kota saya melainkan Shorinji Kempo di kota saya ? Dan saya lebih nyaman bergaul dengan grup wushu di daerah terpencil dibandingkan di kota saya ? Jawabnya sederhana, karena dalam pandangan saya, mereka masih memegang teguh etika pesilat. Hormat saya, Xuan Tong --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tantono Subagyo [EMAIL PROTECTED] wrote: Xuan Tong Xiong, Sindhunatalah membuat institusi LPKB itu bersama teman-temannya dan institusi tersebut tidak mewakili Gereja atau Sekolah Katholik, jadi institusi mana yang harus minta maaf ?. Dan apakah bila Sindhunata ini mewakili institusi maka semua orang Tionghua Katholik juga harus dituduh memecah belah menindas Tionghua lain dan harus minta maaf ?. Demikian pula dengan diskriminasi yang saya alami, suatu institusi menolak permintaan saya untuk belajar kuntauw karena saya anak Hwana, perlukah saya mencap semua orang Hakka demikian ?. Bagi saya kepahitan didiskrinasi inilah yang membuat saya bangkit kembali dan menjadi diri saya sendiri, bukan tenglang, bukan hwana tetapi Tantono, kepahitan yang dirasakan harus diarahkan secara positif. Lagian apa gunanya minta maaf bagi kita ?, apakah permintaan maaf itu menghapuskan penderitaan?. Apakah mengingat-ingat perbuatan Sindhunata juga menimbulkan hal yang positif ?. Kubur sakit hati dan bergeraklah maju. Itu pemikiran saya saja. Kalau saya ingat terus dan sakit hati terus atas perlakuan diskriminasi yang saya derita maka saya nggak akan maju dan untuk apa bagi saya permintaan maaf itu sekarang ?. Peribahasa Jawa mengatakan : Luhuring pribadi iku katon yen bisa menang tanpa mgasorake. : Keluhuran pribadi itu nampak kalau bisa menang tanpa mengalahkan. Salam, Tantono
[budaya_tionghua] Re: Teh Yang Memabukkan? (Was: Mabok Teh ... was YIN YANG)
Sdr.Hendry, teh puer tidak akan berbau kecoak jika diseduh dengan air mendidih, bau itu bisa timbul jika diseduh dengan air yang tidak mendidih. Suhu air yang disarankan adalah 100 derajat celcius. Cara menyeduh teh longjing yang baik adalah dengan menggunakan gelas tinggi. Suhu air kira-kira 85 derajat celcius adalah suhu air yang tepat. Ada beberapa cara untuk menyeduh teh longjing. Anda bisa mencoba caranya. Cara pertama ambil daun teh longjing, masukkan ke dalam gelas tinggi, kemudian seduhlah dengan air panas, gunakan pergelangan tangan untuk menggerakkan leher poci air panas sebanyak 3 kali ke dalam gelas sehingga daun teh bergerak naik turun. Kemudian diamkan kira-kira selama tiga menit. Cara kedua, tuangkan air panas kira-kira sepertiga dari tinggi gelas, masukkan daun teh longjing, kemudian anda tuangkan lagi air panas kira-kira hingga seperdelapan tinggi gelas. Yang menarik adalah cara minum teh wulong dari provinsi Fujian, dimana seni minum teh mereka ada istilah seperti Guangong berpatroli kota. Hormat saya, Xuan Tong --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Hendri Irawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Bung Ophoeng, Terakhir kali kita mabuk teh itu saya sempat sakit kepala beberapa hari. Mungkin kebanyakan kafein teh, waktu itu yang paling berat adalah puer. Kita sih cuma pesan 2 jenis long jing dan pu er. Kalau bung Prom bilang puer itu seperti bau kecoak. Temannya yang cantik bilang longjing kok ada seperti rasa rumput laut. Maklum mungkin masih mengenal rasa teh. Mengenai pahit, teh berkualitas sebenarnya justru tidak pahit. Dengan cara menyeduh yang benar teh longjing misalnya justru akan manis. Manisnya khas, apalagi yang berkualitas tinggi. Jadi jangan heran longjing danau barat dari kebun teh kekaisaran (hanya beberapa hektar) pernah mencatat rekor 1 jin (1/2kg) mencapai harga 100juta rupiah lebih di pelelangan. Hormat saya, Yongde --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Ophoeng ophoeng@ wrote: Bung Prometheus dan TTM BT semuah, Hai, apakabar? Sudah makan (sahur)? Numpang nimbrung dikit, khususnya ttg teh. Mabok teh? Tentu saja bukan dalam arti 'mabok' mabuk seperti anda minum alkohol ya. yang saya tangkap dari posting Bung Prometheus adalah 'mabok' dalam arti kita ngariung bersama, menikmati suasana kebersamaannya itu sendiri. Kalau teh, anda bisa akrab dengan istilah 'ngeteh', kupi - ngupi (ngo- pi suka terpeleset dengan copy?) dan coklat - ngoklat? Hehehe ndak enak, enakan juga 'nyoklat' kayaknya ya, seperti susu - nyusu. Teh, katanya ada banyak jenisnya, tergantung kriteria pembedaannya, tapi pada umumnya disepakati ada 4 jenis teh berdasarkan prosesnya: (1) Black tea - ç´ è¶, hóngchá Teh yang mengalami oksidasi (fermentasi?) full, penuh, warnanya tidak hitam-hitam begitu, tapi merah-soklat gelap pekat. (2) Oolong tea - çé¾ ï¿½' wÅ«lóng, �'è¶, qÄ«ngchá Antara Green Tea dengan Black tea, mengalami sebagian oksidasi, bisa antara 10-70%, tapi tidak full. (3) Green tea - �`è¶, lùchá Mengalami minimal oksidasi, warna teh yang disedunya kehijauan sam- pai bening. (4) White tea - ç½è¶, báichá Sama sekali tidak teroksidasi. Bedanya dengan green tea, white tea di- keringkan secara cepat, sedang green tea dipanggang. Selengkapnya sila lihat di sini: http://en.wikipedia.org/wiki/Tea Kalau tak salah, nama-nama Guan Yin Cha, Tie-guanyin, Pu-erh, dan lain-lain itu adalah 'merek dagang' dari tempat asal kebun pengolahnya. Tie-guanyin isinya oolong tea, http://en.wikipedia.org/wiki/Tieguanyin Sedang Pu-erh tea bisa yang mentah atau matang, biasa juga disimpan (diperam) lama seperti anggur, makin tua makin bagus. Jenis teh- nya jadi agak beda sendiri, http://en.wikipedia.org/wiki/Pu-erh_tea Apapun teh-nya, konon sebaiknya diminum tanpa gula - nikmati jus- tru kepahitan + sepet-sepetnya itu, minum selagi panas-hangat. Dan jangan pernah minum teh dicampur dengan susu (apalagi teh susu ma- nis), sebab khaisat teh yang baik untuk kesehatan jantung anda, akan diluruhkan oleh enzim yang terdapat dalam susu. Sebaliknya, manfaat kandungan gizi dalam susu akan diluruhkan oleh teh. Jadi, kedua- dua- nya akan saling meluruhkan khasiat masing-masing. Begitu saja sih kira-kira. Kalau salah tolong diperbaiki, kalau kurang sila ditambahkan. Salam mabok ngeteh rame-rame, Ophoeng BSD City, Tangerang --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, prometheus_promise prometheus_promise@ wrote: Haha. Ayo kita mabuk teh lagi. Jangan lupa ajak juga teman-teman dan para locianpwee yang lain. Pendapat boleh beda, tapi teh tetap lebih enak dinikmati bersama.. ---dipotong-- Sama seperti menikmati teh, ada yang menikmati maboknya Pu Er, ada yang lebih suka segarnya Guan Yin Cha, ada yg suka Oolong (btw, bedanya satu dengan yang lain apa yah ? :)
[budaya_tionghua] Re: Teh Yang Memabukkan? (Was: Mabok Teh ... was YIN YANG)
Sdr.Ophoeng, sekarang ini ada jenis teh baru yaitu teh kuning berdasarkan prosesnya. Teh kuning diketemukan ketika proses teh hijau dan teh merah yang belum sempurna atau keringnya tidak memadai. Junshan yinzhen, Huoshan huangya adalah teh-teh yang termasuk kategori teh kuning. Seni meminum teh Tiongkok mengandung makna filsafat mendalam, seperti keheningan, kontemplasi mendalam, penghormatan, sarana bergaul, penyatuan diri dengan alam, kesederhaan. Filsafat dari 3 ajaran merasuki seni minum teh Tiongkok. Hormat saya, Xuan Tong --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Ophoeng [EMAIL PROTECTED] wrote: Bung Prometheus dan TTM BT semuah, Hai, apakabar? Sudah makan (sahur)? Numpang nimbrung dikit, khususnya ttg teh. Mabok teh? Tentu saja bukan dalam arti 'mabok' mabuk seperti anda minum alkohol ya. yang saya tangkap dari posting Bung Prometheus adalah 'mabok' dalam arti kita ngariung bersama, menikmati suasana kebersamaannya itu sendiri. Kalau teh, anda bisa akrab dengan istilah 'ngeteh', kupi - ngupi (ngo- pi suka terpeleset dengan copy?) dan coklat - ngoklat? Hehehe ndak enak, enakan juga 'nyoklat' kayaknya ya, seperti susu - nyusu. Teh, katanya ada banyak jenisnya, tergantung kriteria pembedaannya, tapi pada umumnya disepakati ada 4 jenis teh berdasarkan prosesnya: (1) Black tea - ç´ è¶, hóngchá Teh yang mengalami oksidasi (fermentasi?) full, penuh, warnanya tidak hitam-hitam begitu, tapi merah-soklat gelap pekat. (2) Oolong tea - çé¾ â' wÅ«lóng, é'è¶, qÄ«ngchá Antara Green Tea dengan Black tea, mengalami sebagian oksidasi, bisa antara 10-70%, tapi tidak full. (3) Green tea - ç·`è¶, lùchá Mengalami minimal oksidasi, warna teh yang disedunya kehijauan sam- pai bening. (4) White tea - ç½è¶, báichá Sama sekali tidak teroksidasi. Bedanya dengan green tea, white tea di- keringkan secara cepat, sedang green tea dipanggang. Selengkapnya sila lihat di sini: http://en.wikipedia.org/wiki/Tea Kalau tak salah, nama-nama Guan Yin Cha, Tie-guanyin, Pu-erh, dan lain-lain itu adalah 'merek dagang' dari tempat asal kebun pengolahnya. Tie-guanyin isinya oolong tea, http://en.wikipedia.org/wiki/Tieguanyin Sedang Pu-erh tea bisa yang mentah atau matang, biasa juga disimpan (diperam) lama seperti anggur, makin tua makin bagus. Jenis teh-nya jadi agak beda sendiri, http://en.wikipedia.org/wiki/Pu-erh_tea Apapun teh-nya, konon sebaiknya diminum tanpa gula - nikmati jus- tru kepahitan + sepet-sepetnya itu, minum selagi panas-hangat. Dan jangan pernah minum teh dicampur dengan susu (apalagi teh susu ma- nis), sebab khaisat teh yang baik untuk kesehatan jantung anda, akan diluruhkan oleh enzim yang terdapat dalam susu. Sebaliknya, manfaat kandungan gizi dalam susu akan diluruhkan oleh teh. Jadi, kedua- dua- nya akan saling meluruhkan khasiat masing-masing. Begitu saja sih kira-kira. Kalau salah tolong diperbaiki, kalau kurang sila ditambahkan. Salam mabok ngeteh rame-rame, Ophoeng BSD City, Tangerang --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, prometheus_promise prometheus_promise@ wrote: Haha. Ayo kita mabuk teh lagi. Jangan lupa ajak juga teman-teman dan para locianpwee yang lain. Pendapat boleh beda, tapi teh tetap lebih enak dinikmati bersama.. ---dipotong-- Sama seperti menikmati teh, ada yang menikmati maboknya Pu Er, ada yang lebih suka segarnya Guan Yin Cha, ada yg suka Oolong (btw, bedanya satu dengan yang lain apa yah ? :) ). Tapi tidak perlu saling mengatakan bahwa yang satu lebih baik dari yang lain. --dipotong lagi-- Prometheus
Re: [budaya_tionghua] Apakah setiap orang tionghoa harus menjalankan budaya tionghoa ?
Dear Teddy, Saya teringat sebuah pameo lama, you are what you eat. Saya pikir di dunia yang makin kompleks ini, perbedaan justru menunjukkan keindahan daripada jatidiri, ini adalah modern perspective. Jadi be yourself, tapi tentunya sangat baik apabila bisa ada kesempatan untuk mempelajari your root culture, saya telah merasakannya :) Best, Richard 2008/9/19 teddy.arthemus [EMAIL PROTECTED] Hem...sebelumnya salam kenal,saya anggota baru di milis ini saya ini pernakan Tionghoa, tetapi sejak kecil sudah mengikuti agama Kristen. NAh dulu waktu kecil, tinggal di kampung yang mayoritas orang tionghoa. Jadi banyak budaya-budaya yang saya alami, mulai dari IMlek, Lontong Cap Go meh, bakar2 duit buat orang mati, de el el. Budaya itu semakin kental karena tempat pemukiman kami dekat dengan klenteng. Banyak juga orang2 pribumi yang tinggal berdekatan dengan lingkungan kami juga melakukan hal yang sama, imlek juga ikut imlek, dsb. Nah, sekeluarnya dari perkampungan yang lama-lama dimasuki mayoritas ( maaf ) suku Madura, hilanglah juga kebudayaan tersebut. Begitu juga dengan saya yang jadi jarang mengikuti atau ikut dalam budaya2 nenek moyang ini. Palingan juga ikut imlek, itu aja belum tentu dapet angpao.Hehehe... Nah, apakah sekarang ( saya sudah keluar dari perkampungan ),menjadi suatu keharusan buat saya untuk kembali memakai budaya tionghoa tersebut? dan memperkenalkan pada anak2 saya kelak ( masih single neh! ). Begituataukah saya harus ikut budaya daerah setempat ? Tolong dikasih jawaban atas masalah saya ini...makasih...:P
[budaya_tionghua] Jangan Didiskriminasi Suku Tionghoa Dalam Pendataan Kewarganegaraan.
http://www.ujungpandangekspres.com/view.php?id=18726jenis=Etnik Senin, 19-05-2008 Jangan Didiskriminasi Suku Tionghoa Dalam Pendataan Kewarganegaraan. Makassar, Upeks --Kehadiran warga Tionghoa di Makassar memberi nuansa baru dalam dunia usaha. Kebanyakan pendatang dari Negeri China ini menjadi seorang pedagang, begitu juga dengan keturunan mereka yang telah lahir dan tinggal lama di Makassar dan kini menjadi salah satu suku di Makassar. Kemampuan Suku Tionghoa di dunia perdagangan mempengaruhi perekonomian Makassar sehingga seharusnya tidak ada tindakan diskriminasi terhadap keturunan Tionghoa ini. Hal ini dikemukakan Walikota Makassar, Ir H Ilham Arief Sirajuddin, dalam sambutannya di acara Sosisalisasi Penyelesaian Status Kewarganegaraan Orang-orang Keturunan Asing Pemukim di Makassar dan Badan Hukum Yayasan di Hotel Mercure Regency, Sabtu (17/5). Memang di Makassar masih terjadi kesenjangan antara warga pribumi dan keturunan Tionghoa, namun itu jangan menjadi perpecahan di antara kita, kata Ilham. Melalui sosialisasi ini diharapkan, kata Ilham, semua warga keturunan yang belum menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) dapat mengerti dan tahu jalur pengurusan dokumennya. Selain itu, diimbau juga kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam pengurusan dokumen agar tidak mendiskriminasi warga keturunan itu. Semoga dengan adanya UU No.12 tahun 2006 dapat menjadi payung dalam mempermudah warga Keturunan Tionghoa untuk menjadi warga Makassar, ujar Ilham. Hal ini dibenarkan Ketua Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Sulsel, Frans Heming Wang, kepada Upeks, saat jeda istirahat. Sosialisasi ini bertujuan untuk membantu rekan-rekan kami yang belum memperoleh status WNI, ujar Frans. Selain sosialisasi, PSMTI juga melakukan pendataan warga keturunan Tionghoa yaang belum mendapatkan status WNI. Pendataan ini dilakukan mulai 21 Mei sampaai 26 Juni mendatang. Pendataan akan dilakukan dengan memberikan kepada rekan-rekan berupa formulir pendataan WNI dan data tersebut akan kami kirim ke Depertemen Hukum dan HAM Pusat, jelas Frans. Selain sosisalisasi penyelesaian status kewarganegaraan, dalam acara ini juga dijelaskan tentang badan hukum yayasan. Penjelasan ini diberikan Ketua Ikatan Notaris Sulsel, Syahrir Made Ali SH. Dalam materinya, Syahrir mengimbau agar semua yayasan keturunan Tionghoa, baik yayasan sosial maupun yang bergerak di bidang usaha segera melakukan penyesuaian berdasarkan UU No.28 Tahun 2004. Undang-undang ini merupakan perubahan dari UU No.16 tahun 2001 tentang yayasan. Dalam UU ini, dijelaskan semua yayasan melakukan penyesuaian dengan memperbaharui AD/ART Yayasan dan kepemilikan aset yayasan, jelas Syahrir. (Sari Ulfah)
Re: [budaya_tionghua] (makanan Filipina - Indonesia) Pengaruh budaya tionghua kah?
Bak=daging pao=bun masih byk nama lain untuk bun nya chinese tergantung isinya misalnya,isi kacang ijo tao shar pao char siu pao(isi pork dimasak merah) sama juga seperti roti, mis= roti keju ,roti coklat dll hokien kami siu=panas Lumpia isinya apa ya? kami didaerah juga Singapore lebih mngenal pok phia pok= tipis(kulit pok phia kan tipis) didaerah ku pok phia mau digoreng, atau tdk namanya tetap sama. --- On Fri, 19/9/08, Narpati Pradana [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Narpati Pradana [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [budaya_tionghua] (makanan Filipina - Indonesia) Pengaruh budaya tionghua kah? To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Friday, 19 September, 2008, 9:27 PM Berarti terkaanku tak salah, Pak Zfy. Tapi kenapa beberapa ejaannya berbeda yah? Misalnya, kenapa Bakpao di Indonesia menjadi Siupao di Filipina? Aku mencari di arsip milis dengan kata kunci lumpia bakpia cuma mendapatkan enam hasil pencarian. Ada yang tahu link langsung di arsip milis tentang makanan-makanan dari budaya tionghua yang udah umum di Indonesia? Oh ya.. Getuk juga dikenal oleh Filipina kah? Saya sedang di Miami, bukan di Filipina. Tetapi toko-toko asia di sini banyak yang dimiliki orang-orang Filipina. Salam, Kunderemp Ratnawati Hardjito a.k.a Narpati Wisjnu Ari Pradana 2008/9/19 Fy Zhou [EMAIL PROTECTED] com Lho, semua nama makanan itu memang berasal dari bahasa mandarin atau bahasa Hokian, makanya tak jauh beda. coba misalnya cari getuk di manila.. apa ketemu??? --- On Fri, 9/19/08, Narpati Pradana [EMAIL PROTECTED] com wrote: From: Narpati Pradana [EMAIL PROTECTED] com Subject: [budaya_tionghua] (makanan Filipina - Indonesia) Pengaruh budaya tionghua kah? To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Date: Friday, September 19, 2008, 3:03 AM Rekan-rekan milis, saat ini saya sedang berada di Miami dan sedang kangen-kangennya masakan Indonesia. Nah, toko-toko Asia di Miami (gak ada Pecinan di sini) kebanyakan dikelola oleh orang-orang Filipina. Ada beberapa makanan import dari Filipina yang kayaknya mirip dengan makanan Indonesia tetapi ejaannya agak-agak beda. Berikut antaranya 1. dumpling = Shu May, Shau Mai (Filipina) = Siomay? 2. Lumpia = Lumpia (beneran mirip) 3. Hopia = Bakpia 4. Siopao, Siupao (Filipina) = Bak Pau, Bak Pao? Penasaran.. itu apa cuma ada di Asia Tenggara atau ada pengaruh budaya Tionghua? Salam, yang lagi jadi parasit di Miami, Kunderemp Ratnawati Hardjito a.k.a Narpati Wisjnu Ari Pradana -- help thy brother, just or unjust -- help thy brother, just or unjust
RE: [budaya_tionghua] Re: Daripada omong kosong menghujat orang lebih baik karya nyata : Bikin Sekolah dong !!!
Lu borju kali, kalau dibilang makan makan, langsung ingetnya restoran mahal. Nggak usah sampe gitu kek, bawa aja kerupuk sama aqua, yang penting ada makan kkkkekekekek. Soalnya cina lapar itu buas, mendingan dikasih makan duluan sebelum saling memakan, kyhahahahaha. -Original Message- From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of ardian_c Sent: Friday, September 19, 2008 12:15 PM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Daripada omong kosong menghujat orang lebih baik karya nyata : Bikin Sekolah dong !!! halah yg dateng aje terakhir tjoema 4 org padahal bang ivan dah jauh2 dari luar kota dateng pake pesawat pulakkk gimana gak cape ati coba ? makan2 ? loe pikir kite segerombolan org kaya ? buat bayar listrik aje ngodok kantong yg dah tipis menipis ini --- In HYPERLINK mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com[EMAIL PROTECTED] com, Ulysee [EMAIL PROTECTED] wrote: Coba kelas kelasnya pake acara makan makan, nggak afdol kumpul kumpul kalu nggak pake makan makan, atau bentuknya jangan kelas rutin, seminar sehari dulu aje getoh. dibangkitkan dulu keingintahuannya, dan ketertarikannya, ntar kalu udah tertarik, baru orang kepingin belajar, itupun yang kepingin biasanya banyak, yang bener-bener minat dan niat biasanya cuman satu dari sepuluh, jadi kalau mau kelasnya penuh sepuluh orang, yang datang ke seminar sehari, paling tidak harus seratus orang Jadi, Oom Momod, apa nih agenda kegiatan BT berikutnya??-?? -Original Message- From: HYPERLINK mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com[EMAIL PROTECTED] com [mailto:HYPERLINK mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com[EMAIL PROTECTED] com] On Behalf Of Hendri Irawan Sent: Thursday, September 18, 2008 12:05 PM To: HYPERLINK mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com[EMAIL PROTECTED] com Subject: [budaya_tionghua] Re: Daripada omong kosong menghujat orang lebih baik karya nyata : Bikin Sekolah dong !!! Pak Tantono, Ada fungsi lain membahas yang tidak ada di sini. Yaitu pembelajaran sejarah alias edukasi. Yang baca milis ini bukan hanya anggota, karena diatur agar tetap bisa dibaca walaupun bukan anggota. Saya setuju dengan pak Tantono bahwa karya nyata lebih penting. Dari tim sendiri selama ini bergerak di bidang bantu-bantu suplai data ke penulis buku, bantu-bantu sunting, tulis buku sendiri, kesana kemari buat jadi nara sumber diskusi, termasuk kesana kemari berantem dalam dunia maya yang disebut orang perang informasi. Dulu sih pernah coba dirintis kelas belajar kitab, tapi tidak ada peminat. Kelas belajar kaligrafi lebih sepi lagi. Jadi sementara untuk kelas-kelas belajar harus dipikirkan lagi bentuknya agar lebih efektif. Hormat saya, Yongde --- In HYPERLINK mailto:budaya_-tionghua%-40yahoogroups.-com[EMAIL PROTECTED] ups.-- com, Tantono Subagyo tantono@ wrote: Baik, apa sajalah, dan kita uarkan buku itu disini, daripada kita ngomongin Harry Tjan yang nggak ada disini. Kalau ngomongin kejadian yang lalu saja dan nggak maju-maju ya omong kosong. Itu definisi saya, tetapi kalau orang lain bilang lain ya suka-suka, ya saya nggak bisa apa-apa. Saya cuma menganjurkan agar kita berkarya nyata dan jangan galak diinternet doang. Salam, Tantono No virus found in this incoming message. Checked by AVG. Version: 7.5.524 / Virus Database: 270.6.21/1669 - Release Date: 9/12/2008 2:18 PM No virus found in this outgoing message. Checked by AVG. Version: 7.5.524 / Virus Database: 270.6.21/1669 - Release Date: 9/12/2008 2:18 PM No virus found in this incoming message. Checked by AVG. Version: 7.5.524 / Virus Database: 270.7.0 - Release Date: 9/18/2008 12:00 AM No virus found in this outgoing message. Checked by AVG. Version: 7.5.524 / Virus Database: 270.7.0 - Release Date: 9/18/2008 12:00 AM
RE: [budaya_tionghua] Re: Harry Tjan kembali jadi Tionghoa
Lha kenapa jadi heran??? Karena dalam pikiran Anda dia itu alergi dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan RRC??? yah... barangkali YANG SALAH itu ya asumsi dasar yang ada dalam pikiran Anda, hehehehehe... -Original Message- From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Karang Terjal Sent: Friday, September 19, 2008 9:55 PM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Harry Tjan kembali jadi Tionghoa Pak Chan, Yang saya dengar, sindhunata sempat berobat ke RRT sebelum meninggal, hal yang memang bila benar, sungguh membuat saya heran, kenapa tidak memilih Eropa or Amerika? cut No virus found in this outgoing message. Checked by AVG. Version: 7.5.524 / Virus Database: 270.7.0 - Release Date: 9/18/2008 12:00 AM .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
RE: [budaya_tionghua] Edukasi versi milis untuk sdr Hendri Irawan
Gue belum baca.. Isinya begitu itu Yah... berarti bener donk enggak ada hal baru... -Original Message- From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of King Hian Sent: Saturday, September 20, 2008 2:02 AM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Edukasi versi milis untuk sdr Hendri Irawan Betul sekali! Buku Tionghoa dalam Cengkeraman SBKRI isinya adalah: - pemberlakuan SBKRI berarti status hukum WNI Tionghoa masih dipertanyakan - permasalahan yang dihadapi oleh WNI Tionghoa yang masih mengalami kesulitan ketika berurusan dengan aparat karena selalu diminta untuk menunjukkan SBKRI, padahal menurut 'teori'nya SBKRI sudah tidak diperlukan lagi. Jadi isi buku ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan sikap politik Harry Tjan Silalahi (HTS). Bahkan ada pernyataan yang bertentangan dengan teori asimilasi yang dulu (entah sekarang) dianut oleh HTS. Dari halaman 43-44: {.. Orang-orang Tionghoa sering di-prejudice masih berkiblat ke negeri leluhur (RRT) karena masih melaksanakan budaya dan adat leluhur mereka. Atas dasar preduice tersebut seakan-akan mereka pantas dikenai kebijaksanaan SBKRI. Pendapat tersebut sangatlah terkesan mencampur-baurkan persoalan identitas politik (kewarganegaraa) dan identitas budaya yang universal dalam masyarakat. Persoalan kewarganegaraan (politik) sudah selesai ketika seorang dinyatakan secara sah sbg warga negara dari suatu negara, terlepas apapun identitas budayanya. Budaya Tionghoa seperti Imlek pada dasarnya merupakan budaya yang melekat pada komunitas (Cina) dalam arti universal, di manapun komunitas Cina (Tionghoa dalam konteks Indonesia) leluasa untuk melaksanakan ekspresi budaya mereka di negara manapun tanpa perlu dilekatkan sebagai bagian dari RRT. ...} Hubungan buku ini dengan HTS adalah: HTS adalah salah satu (dari empat) yang memberi komentar tentang buku ini. Komentar HTS ada di bagian belakang buku: Persoalan yang diangkat dalam buku ini, sebenarnya bukanlah permasalahan baru, bahkan sudah menjadi pengetahuan publik. Namun, terbitnya buku ini setidaknya dapat menjadi literatur yang berguna sebab tidak banyak buku yang menyoroti persoalan SBKRI ini secara khusus. Harry Tjan Silalahi, SH, Pendiri Centre for Strategic and Inter-national Studies (CSIS) Jadi, acara peluncuran buku Tionghoa dalam Cengkeraman SBKRI ini tidak mungkin dijadikan ajang untuk berbicara dengan HTS mengenai sikap politiknya waktu itu (dan sekarang), karena sangat OOT. KH --- On Fri, 9/19/08, Fy Zhou [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Fy Zhou [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [budaya_tionghua] Edukasi versi milis untuk sdr Hendri Irawan To: [EMAIL PROTECTED] Date: Friday, September 19, 2008, 4:52 PM sekedar membetulkan salah paham: Yang kami sorot sebenarnya bukan isi buku Tionghoa dalam cengkeraman SBKRI. mengenai ini meski kami belum membaca, tak ada yang mencurigai isinya sesat. yang kami sorot adalah sikap politik Harry Tjan yang ambigu.itu saja. Karena kami tak ada masalah dng sikap politik mereka saat ini ttg SBKRI, ya ngapain datang? untuk menyanggah atau mendukung? kan sama2 tak relevan! Kecuali mereka mengeluarkan Buku Tionghoa dalm cengkeraman politik budaya , baru menarik kita untuk hadir! --- On Thu, 9/18/08, Tantono Subagyo [EMAIL PROTECTED] com wrote: From: Tantono Subagyo [EMAIL PROTECTED] com Subject: [budaya_tionghua] Edukasi versi milis untuk sdr Hendri Irawan To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Date: Thursday, September 18, 2008, 7:47 PM Saya pikir kalau misalnya ada yang menulis tentang sejarahnya Harry Tjan lalu dimasukkan dalam Files, lalu ada yang menulis tentang budaya masukkan juga dalam Files, terus pdf tentang ajaran KHC, maka edukasinya ada dan bisa dimengerti. Misalnya ada yang tanya tentang CSIS, maka acuan jawaban ke files tersebut akan sangat baik dan dapat dimengerti tentunya daripada CSIS itu Kirno tapi sekarang Likno dan yang Tepno menderita. Dan ini rasanya bukan omong kosong. Membedah buku Tionghoa dalam cengkeraman SBKRI juga baik, beli satu bukunya tunjukkan kesalahannya, jangan-jangan mereka nulisnya bener, hanya karena saudara-saudara sudah berasumsi saja maka komentar dahulu telaah belakang. Di milis tjersil yang saya tahu, sangat sederhana, ada saja yang nulis tentang resensi buku yang dibacanya lalu kita menanggapi. Saya yakin kalau ada yang nulis tentang ajaran Khonghucu disini maka orang lain akan ikit mendapatkan penerangan. Tulisan-tulisan seperti itu bukannya tidak ada tetapi rasanya jauh lebih sedikit daripada Kirno, Likno, Sharon Stone etc. Salam, Tantono No virus found in this incoming message. Checked by AVG. Version: 7.5.524 / Virus Database: 270.7.0 - Release Date: 9/18/2008 12:00 AM No virus found in this outgoing message. Checked by AVG. Version: 7.5.524 / Virus Database: 270.7.0 - Release Date: 9/18/2008 12:00 AM
RE: [budaya_tionghua] : Bikin kelas dong !!!
kkekekekekek kenapa pake bahasa Tionghoa? diskriminasi sama yang nggak bisa bahasa tionghoa tuh. krrrekekekke, kecuali kalau gurunya impor dan nggak bisa bahasa Indonesia. Tapi begitu juga khan bisa pake penterjemah Indonesia HUH!!! (Sewot soalnya gue belajar bahasa baru separoh jalan neh, krrrkkeekekekkekekekekek) -Original Message- From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of ibc Sent: Friday, September 19, 2008 10:32 AM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] : Bikin kelas dong !!! Rekan-rekan, Setahu saya di Bandung ada kelas les sore hari subjeknya, sastra kuno , ku-wen, kayanya sekarang lagi bahas ICHING. Juga ada kelas sastra syair. Semua dalam bahasa Tionghoa. Pesertanya masing-masing kelas sekitar 20an orang, jalan udah lama tuh Salam, Sugiri. -Original Message- From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Hendri Irawan Sent: Friday, September 19, 2008 10:06 AM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Daripada omong kosong menghujat orang lebih baik karya nyata : Bikin Sekolah dong !!! Bu Uly, Jangan panggil om dong. Kegiatan selanjutnya ? Saya sendiri masih fokus belajar, di samping sibuk cari sesuap nasi. Rekan yang lain sibuk jadi narasumber. Hormat saya, Yongde No virus found in this outgoing message. Checked by AVG. Version: 7.5.524 / Virus Database: 270.6.21/1677 - Release Date: 9/17/2008 5:07 PM .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :. Yahoo! Groups Links No virus found in this incoming message. Checked by AVG. Version: 7.5.524 / Virus Database: 270.7.0 - Release Date: 9/18/2008 12:00 AM No virus found in this outgoing message. Checked by AVG. Version: 7.5.524 / Virus Database: 270.7.0 - Release Date: 9/18/2008 12:00 AM .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[budaya_tionghua] Re: Harry Tjan kembali jadi Tionghoa
Mungkin ini yang dipahami sebagai buah karma mas. Sindhunata berobat ke Tiongkok, tanah akar leluhurnya, bukan kenegeri orang. Perjalanan suatu bangsa memang seringkali pahit dan penuh derita. Kita lihat bangsa Kambodja, yang mengalami pembersihan berdarah yang menghabiskan demikian bayak jiwa. Vietnam, yang mengalami konfrontasi dahsyat, perang saudara yang dicampuri bangsa barat, sampai demikian runyam, dan akhirnya menyatu padu. Juga perjalanan saudara saudara Tionghoa yang tidak ringan, sejak zaman Hindia Belanda sampai kini. Tetapi, tetap tegarlah! Kita akan menyatu menjadi SATU bangsa yang kuat. Kita boleh menatap kedepan dengan bangga. Setiap kesalahan akan membawa hikmat, yang mudah muidahan segera diresapkan dan dipelajari. There is still a long way to Tepperarry, mas Salam budaya Danardono --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Karang Terjal [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Chan, Yang saya dengar, sindhunata sempat berobat ke RRT sebelum meninggal, hal yang memang bila benar, sungguh membuat saya heran, kenapa tidak memilih Eropa or Amerika? Tentang tulisan anda: Dia lupa begitu konsep Asimilasi diambil oper oleh pemerintah yang berkuasa dan menjadi ketentuan, tidak bisa tidak mengandung paksaan untuk terlaksana. Menurut saya, justru itulah tujuannya, agar diambil oper oleh pemerintah, sehingga memiliki kekuatan hukum untuk dilaksanakan. Kegagalan konsep Asimilasi telah dibayar dengan harga yang sangat mahal dengan jatuhnya begitu banyak korban jiwa dari etnis Tionghoa dalam kerusuhan Mei 98, menyisakan trauma yang mendalambagi korban. Sementara keluarga pencetus konsep itu, tidak tersentuh oleh kerusuhan tersebut (ataukah saya salah???). Untunglah, Sindhunata bisa melihat akibat dari program asimilasi tersebut sebelum meninggal... Setiap manusia yang meninggal, akan mempertanggungjawabkan perbuatannya ke hadiratNya... Dan anda Pak Chan, yang merupakan keturunan langsung dari seorang tokoh besar yang pernah dimiliki oleh bangsa ini, tapi bisa mempunyai sikap yang begitu rendah hati, sungguh membuat saya kagum. Beberapa kali , bila ada waktu, saya sering membaca tulisan anda, dan tulisan anda sungguh menunjukkan kebesaran hati anda. Terimalah salam hormat saya. Bila suatu saat saya ada kesempatan berkunjung ke Hongkong, semoga Pak Chan tidak keberatan untuk bertemu saya dan memberi petunjuk bagi saya dalam hidup ini. 2008/9/18 ChanCT [EMAIL PROTECTED] Bung Karang yb, Boleh saya gunakan sebutan Karang untuk bung? Maaf kalau salah, karena saya tidak temukan nama bung yang benar. Sungguh terimakasih atas masukan yang diberikan, dan saya setuju deengan pendapat bung. Terhadap siapapun hendaknya kita bisa berlapang dada menerima perubahan yang telah terjadi, tidak berpeganga teguh pada sikap dia belasan bahkan puluhan tahun yl saja. Berani menerima perubahan yang ada dan itulah Harry Tjan yang kita lihat sekarang. Orang yang sudah mencapai TOKOH, tentu akan lebih berat untuk melakukan otokritik, mengakui kesalahan yang telah dilakukan dan diperjuangkan sehingga dia naik daun jadi tokoh. Harus beri waktu dan kesempatan yang lebih baik untuk turun tangga. Saya pun ketika 4 tahun yl berada di Jakarta menemui seorang kawan, dapatkan cerita, kalau Sindhunata diakhir hidupnya juga sudah siuman, merasakan konsep asimilasi yang diperjuangkan dahulu itu salah, dan dalam praktek ternyata tidak sebagaimana konsep Asimilasi semula, dimana harus dilaksanakan secara wajar tanpa sedikitpun boleh mengandung paksaan apalagi kekerasan. Dia lupa begitu konsep Asimilasi diambil oper oleh pemerintah yang berkuasa dan menjadi ketentuan, tidak bisa tidak mengandung paksaan untuk terlaksana. Orang banyak merasakan terpaksa ganti-nama, menghilangkan segala yang berbau Tionghoa, bahasa Tionghoa dilarang, beribadah didepan umum dilarang, perayaan Imlek dilarang dan lebih celaka Konghucu juga dicabut sebagai salah satu Agama yang sah di Indonesia, ... Tapi sayang, seribu sayang sampai Sindhunata meninggal, tidak juga nampak penyataan resmi pengoreksian kesalahan konsep Asimilasi yang dia junjung itu. Yaah, kita tidak bisa paksakan, dan tak perlu dihujat, hanya mengharapkan Harry Tjan bisa mengajukan perkembangan jalan pikirannya dulu dan sekarang, sekalipun dia belum berani mengakui konsep asimilasi salah dan dimana salahnya, tapi perubahan dari membenci identitas dirinya sebagai Cina dan sekarang mengakui diri sebagai Cina, dari kirno menjadi likno, kemudian dari sebutan Cina berubah menjadi Tionghoa, tentu juga sangat baik kalau dia bisa uraikan. Agar generasi muda mengerti dimana sesungguhnya masalah Tionghoa di Indonesia. Mudah-mudahan saja bung kalau sempat mengikuti bedah buku itu, bisa memberikan informasi lagi. Salam, ChanCT - Original Message - *From:* Karang Terjal [EMAIL PROTECTED] *To:*
RE: [budaya_tionghua] Re: Daripada omong kosong menghujat orang lebih baik karya nyata : Bikin Sekolah dong !!!
Supaya kalaupun gue gerak badan, lari lari sana sini, kesana dan kemari, itu nasehat nggak lepas, copot, ketinggalan, lalu kelupaan. weks. Krrrkkkekekekekek, apa kabar Broer Chan? Apa sudah makan??? hihihihi... -Original Message- From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of ChanCT Sent: Friday, September 19, 2008 9:44 AM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Daripada omong kosong menghujat orang lebih baik karya nyata : Bikin Sekolah dong !!! Lho gimana sieeh, ... kalau omongan Tan Lookay hanya dicatat lalu dipatrei dalam hati, bagaimana bisa bergerak? Bukankah kalau dipateri itu sama dengan dipatok mati biar nggak bisa bergerak? Heheheheee, ... - Original Message - From: HYPERLINK mailto:[EMAIL PROTECTED]Ulysee To: HYPERLINK mailto:budaya_tionghua@yahoogroups.com[EMAIL PROTECTED] m Sent: Friday, September 19, 2008 10:14 AM Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Daripada omong kosong menghujat orang lebih baik karya nyata : Bikin Sekolah dong !!! Aduh, Tan Lookay, gue jadi tergebog Soalnya biasanya gue kemauan ada... ketekunan dan ketabahan yang kurang hehehe tapi boleh lah omongan Tan Lookay, dicatat, dipateri dalam hati, Ayo berbuat! -Original Message- From: HYPERLINK mailto:budaya_tionghua@yahoogroups.com[EMAIL PROTECTED] m [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Tantono Subagyo Sent: Thursday, September 18, 2008 12:01 PM To: HYPERLINK mailto:budaya_tionghua@yahoogroups.com[EMAIL PROTECTED] m Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Daripada omong kosong menghujat orang lebih baik karya nyata : Bikin Sekolah dong !!! Sdr Hendri Irawan yang baik, Saya juga bukan orang yang melulu bergerak di bidang Sekolah kok, yang mendirikan Sekolah 3 orang Pegawai Negeri Sipil, dua orang swasta dan satupun nggak ada yang dasarnya adalag orang Pendidikan. Mengapa bikin sekolah :omong doang cape deh, kita ingin berbuat sesuatu. Jadi bikin buku, luruskan sejarah, bikin sekolah apa saja, anda pasti bisa kalau ada kemauan. Salam, Tantono No virus found in this incoming message. Checked by AVG. Version: 7.5.524 / Virus Database: 270.6.21/1669 - Release Date: 9/12/2008 2:18 PM No virus found in this outgoing message. Checked by AVG. Version: 7.5.524 / Virus Database: 270.6.21/1669 - Release Date: 9/12/2008 2:18 PM --- .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global HYPERLINK http://www.budaya-tionghoa.orghttp://www.budaya--tionghoa.-org :. .: Pertanyaan? Ajukan di HYPERLINK http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghuahttp://groups.-yahoo.com/ -group/budaya_-tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua HYPERLINK http://iccsg.wordpress.comhttp://iccsg.-wordpress.-com :. Yahoo! Groups Links /-group/budaya_-tionghua/ .com/-group/budaya_-tionghua/-join (Yahoo! ID required) [EMAIL PROTECTED] HYPERLINK mailto:[EMAIL PROTECTED]mailto:budaya_-tion [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] _ Internal Virus Database is out of date. Checked by AVG. Version: 8.0.169 / Virus Database: 270.6.17/1655 - Release Date: 2008/9/5 _U__ 07:05 No virus found in this incoming message. Checked by AVG. Version: 7.5.524 / Virus Database: 270.7.0 - Release Date: 9/18/2008 12:00 AM No virus found in this outgoing message. Checked by AVG. Version: 7.5.524 / Virus Database: 270.7.0 - Release Date: 9/18/2008 12:00 AM
Re: [budaya_tionghua] Re: Apakah setiap orang tionghoa harus menjalankan budaya tionghoa ?
Contoh yang getir adalah Singapore, dulu mereka mati2an mengadopsi budaya barat, universitas Nanyang pun diakuisisi dan bhs mandarin dipinggirkan. tapi, setelah sekian lama melakukan westrenisasi, dalam hal budaya mereka tetap saja tak diakui sederajad oleh orang barat, secara budaya orang singapore dipandang rendah oleh orang barat! bandingkan dng chinese malaysia yang tetap mengembangkan budayanya sendiri, apa orang barat berani meremehkan mereka? memang, sebagai murid bagaimanapun harus tetap menunduk dihadapan Sang guru! tinggal pilih, mau jadi murid yang patuh apa mau jadi diri sendiri? ZFy - Original Message From: RM Danardono HADINOTO [EMAIL PROTECTED] To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Friday, September 19, 2008 7:03:27 PM Subject: [budaya_tionghua] Re: Apakah setiap orang tionghoa harus menjalankan budaya tionghoa ? Dari pengamatan saya puluhan tahun, mas, manusia itu ber-macam2. Banyak teman teman saya waktu SMA, kala itu zaman rock'n roll, rata rata memakai baju gaya cowboy, ada yang pakai topi cowboy, jalan meniru niru bintang layar. Kala itu Roy Rogers. Teman teman lain, yang main band, paling senang memainkan lagu lagu rock (yang memang banyak yang bagus sihh, seperti dari Bill Haley). Banyak yang malu mengaku Jawa, dan dengan bangga katakan tak suka keroncong Jawa, apalagi gamelan.. Mencari akar kita, merunut warisan leluhur, adalah seperti anda katakan, sesuatu yang alami. Rasanya aenh sih, kalau kita, duduk ditengah orang Barat, lalu merasa Barat seperti mereka, padahal ke Barat-an adalah memang akar mereka. Model kita saja sudah demikian beda ha ha ha Salam budaya Danardono .
[budaya_tionghua] Mengintip Kiprah Etnis Tionghoa di Indonesia
http://www.kompas.com:80/read/xml/2008/09/20/07302034/mengintip.kiprah.e Mengintip Kiprah Etnis Tionghoa di Indonesia KOMPAS/YUNIADHI AGUNG /Sabtu, 20 September 2008 | 07:30 WIB MENGUMPULKAN data ratusan tokoh sampai menjadi buku setebal 560 halaman tentu bukan perkara kerja satu-dua hari. Makanya, begitu menghadapi buku Tokoh-tokoh Etnis Tionghoa di Indonesia ada ekspektasi tak terhindarkan, seperti saat kita membuka kamus, ensiklopedia, atau sejenisnya. Misalnya, penyusunannya pastilah menurut abjad nama. Sayangnya, sistem yang mestinya amat menyederhanakan ini masih juga kurang memudahkan. Bukan salah siapa-siapa, hanya karena ?nasib? yang telanjur menimpa kelompok etnik Tionghoa di negara ini. Seperti kita ketahui, menyusul tragedi Gerakan 30 September 1965, kondisi sosial politik menuntut orang keturunan Tionghoa mengganti nama Tionghoanya menjadi nama Indonesia. Dengan sendirinya, ada kelompok yang kini memiliki dua versi nama, ada pula (dari generasi lebih muda) yang tidak memiliki nama Tionghoa. Oleh karena urutan yang digunakan dalam buku yang disusun oleh Drs Sam Setyautama ini berdasarkan nama Tionghoa, Rudy Hartono mesti dicari di bawah huruf N, sesuai dengan nama masa kecilnya, Nio Hai Liang. Sama halnya kalau Anda ingin mencari data tentang tokoh pengusaha Teddy P Rachmat, silakan mencarinya di bawah huruf O, berdasarkan nama Tionghoanya, Oei Giok Eng. Hanya saja, berapa banyak orang Indonesia masih mengenal Rudy Hartono sebagai Nio Hai Liang? Untunglah telah disediakan indeks di bagian belakang untuk digunakan bila nama yang dicari tak berhasil ditemukan. Masih berkaitan dengan soal ?nama asli? dan ?nama tak asli? ini sempat muncul komentar menggelitik dari Eddy Lembong, yang bersama Harry Tjan Silalahi dan Mona Lohanda didapuk menjadi pengulas dalam acara peluncuran buku ini, Agustus lalu. Eddy dengan terus terang menggugat penempatan namanya di bawah huruf W. Padahal, bukankah nama aslinya Wang You Shan? ?Seingat saya, hampir selama hidup saya menggunakan nama Eddy,? begitu kata pengusaha besar farmasi itu dengan senyam-senyum. Betapapun ?aslinya?, tampaknya nama Wang You Shan itu kurang memiliki kaitan emosional dengan dirinya. Bahwa soal pencarian nama ini bisa menjadi rumit rupanya telah diantisipasi oleh penyusun dengan menyediakan tujuh halaman dalam lampiran yang isinya pedoman dan petunjuk di seputar penulisan nama. Keindonesiaan Betapapun, membaca lema-lema dalam buku ini rasanya nikmat, senikmat menonton kaleidoskop kehidupan sebuah kelompok manusia Indonesia yang sampai kini masih sering diragukan kadar keindonesiaannya. Coba tengok betapa banyak nama Tionghoa yang mengisahkan kehidupan dengan kadar keindonesiaan yang amat kental, termasuk nama-nama yang barangkali sampai saat ini hanya dikenal secara lokal. Sebut misalnya Oen Boen Ing (hal 280), seorang dokter di Solo, Jateng, yang bergelar Kanjeng Raden Tumenggung. Dokter ?orang miskin? ini praktik mulai pukul 3 dini hari dan dikenal banyak menolong pejuang kemerdekaan semasa revolusi. Ia bahkan memasak obat untuk Jenderal Soedirman yang menderita TBC. Prinsipnya: ?Tugas dokter tidak lain menyembuhkan orang sakit, bayar tidak bayar tergantung pasien?. Kalau dr Oen Boen Ing mempunyai nama Indonesia, yaitu Obi Darmohusodo, tidak demikian halnya dengan Njoo Han Siang (hal 255). Wartawan yang kemudian menjadi bankir ini punya kepedulian besar pada pendidikan. Kiprahnya tidak berhenti pada Bank Duta, Bank Umum Nasional, The Bankers Club, tapi terus berkembang ke dunia perfilman Indonesia. Patut disayangkan, informasi tentang Njoo Han Siang belum diperbarui dan dilengkapi sehingga belum tercakup di dalamnya penganugerahan secara anumerta Satya Lencana Wirakarya dari Presiden Megawati pada tahun 2004 karena jasa-jasanya untuk kemajuan perfilman nasional (Sinar Harapan, 23 Januari 2007). Kwee Tek Hoay (1886-1951) (hal 150), yang oleh Leo Suryadinata disebut sebagai novelis, penulis drama, dan filsuf, bisa dikatakan peranakan yang tanpa mengganti nama pun menunjukkan cinta besar kepada Indonesia lewat karya-karyanya. Oleh Pramoedya Ananta Toer, ia mendapat julukan tokoh ?sastra asimilatif?. Nama-nama dari masa lalu disusul oleh nama-nama tokoh dari masa lebih baru, seperti Yap Thiam Hien, kakak-beradik Soe Hok Djien (Arief Budiman) dan Soe Hok Gie, Johanes Surya, Sudhamek Agung Waspodo Sanyoto (pendiri dan CEO Garuda Food) yang ternyata memiliki nama Tionghoa yang amat singkat: Yang Tze, Hendrawan (pebulu tangkis), Angelic Wijaya (petenis), sampai Hendrawan dari keluarga Sie (salah seorang dari empat mahasiswa Trisakti yang meninggal dalam tragedi Trisakti 1998). Barangkali karena demikian luas cakupan periode waktunya, betapapun banyaknya tokoh yang sudah dimasukkan, bahasan tentang tokoh-tokoh muda masih terasa kurang. Kalau ingin meningkatkan relevansi buku ini dengan kekinian tanpa menambah ketebalan halaman, tokoh-tokoh dari masa sebelum tahun 1900 dapat
[budaya_tionghua] Re: Ber-karaok?? == Uli
MessageNeng Uli, Senang saya sekalipun hanya diserempet, ternyata terlihat juga dan bisa ditanggapi anak naga yang satu ini. Lalu, tanya-tanya udah makan, apa mau ditraktir makan, ya? Sekarang udah pas jam makan, lho. Saya tunggu undangan traktirnya, ya! Seperti undangan ber-karaok pada Om Nano kalau mampir Jkrt, itu lho. Hehehee, ... Kamsia, deh. Salam, ChanCT - Original Message - From: Ulysee To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Saturday, September 20, 2008 10:11 AM Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Daripada omong kosong menghujat orang lebih baik karya nyata : Bikin Sekolah dong !!! Supaya kalaupun gue gerak badan, lari lari sana sini, kesana dan kemari, itu nasehat nggak lepas, copot, ketinggalan, lalu kelupaan. weks. Krrrkkkekekekekek, apa kabar Broer Chan? Apa sudah makan??? hihihihi... -Original Message- From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of ChanCT Sent: Friday, September 19, 2008 9:44 AM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Daripada omong kosong menghujat orang lebih baik karya nyata : Bikin Sekolah dong !!! Lho gimana sieeh, ... kalau omongan Tan Lookay hanya dicatat lalu dipatrei dalam hati, bagaimana bisa bergerak? Bukankah kalau dipateri itu sama dengan dipatok mati biar nggak bisa bergerak? Heheheheee, ... - Original Message - From: Ulysee To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Friday, September 19, 2008 10:14 AM Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Daripada omong kosong menghujat orang lebih baik karya nyata : Bikin Sekolah dong !!! Aduh, Tan Lookay, gue jadi tergebog Soalnya biasanya gue kemauan ada... ketekunan dan ketabahan yang kurang hehehe tapi boleh lah omongan Tan Lookay, dicatat, dipateri dalam hati, Ayo berbuat! -Original Message- From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Tantono Subagyo Sent: Thursday, September 18, 2008 12:01 PM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Daripada omong kosong menghujat orang lebih baik karya nyata : Bikin Sekolah dong !!! Sdr Hendri Irawan yang baik, Saya juga bukan orang yang melulu bergerak di bidang Sekolah kok, yang mendirikan Sekolah 3 orang Pegawai Negeri Sipil, dua orang swasta dan satupun nggak ada yang dasarnya adalag orang Pendidikan. Mengapa bikin sekolah :omong doang cape deh, kita ingin berbuat sesuatu. Jadi bikin buku, luruskan sejarah, bikin sekolah apa saja, anda pasti bisa kalau ada kemauan. Salam, Tantono No virus found in this incoming message. Checked by AVG. Version: 7.5.524 / Virus Database: 270.6.21/1669 - Release Date: 9/12/2008 2:18 PM No virus found in this outgoing message. Checked by AVG. Version: 7.5.524 / Virus Database: 270.6.21/1669 - Release Date: 9/12/2008 2:18 PM .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :. Yahoo! Groups Links -- Internal Virus Database is out of date. Checked by AVG. Version: 8.0.169 / Virus Database: 270.6.17/1655 - Release Date: 2008/9/5 _U__ 07:05 No virus found in this incoming message. Checked by AVG. Version: 7.5.524 / Virus Database: 270.7.0 - Release Date: 9/18/2008 12:00 AM No virus found in this outgoing message. Checked by AVG. Version: 7.5.524 / Virus Database: 270.7.0 - Release Date: 9/18/2008 12:00 AM -- Internal Virus Database is out of date. Checked by AVG. Version: 8.0.169 / Virus Database: 270.6.17/1655 - Release Date: 2008/9/5 $U$H 07:05
[budaya_tionghua] Re: (makanan Filipina - Indonesia) Pengaruh budaya tionghua kah?
Getuk, onde onde, nagasari, kue lapis, klepon, semua dikenal di Philippina. Juga merata di Malaysia. Siapa yang nyolong dari siapa, entahlah ha ha ha. Mengenai lumpia, numpang tanya, apakah lumpia berisi rebung itu yang orisinil? Apakah keistimewaan lumpia Semarang? Di Vietnam lumpianya tidak digoreng, dan isinya samasekali lain. Yang aneh itu bakso. Abang abang dengan sangat PD mutar mutar dengan gerobak menjajakan bakso. Daging kah, urat kah. Kalau ditanya daging apa? Lalu automatis dijawab Ya sapi to Pak. Saya jawab kok gitu? Kan bak itu artinya daging babi? Dia bingung. Dia kira bakso itu bahasa jawa kali ya? Salam Danardono --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, melani chia [EMAIL PROTECTED] wrote: Bak=daging pao=bun  masih byk nama lain untuk bun nya chinese tergantung isinya misalnya,isi kacang ijo  tao shar pao char siu pao(isi pork dimasak merah) sama juga seperti roti, mis= roti keju ,roti coklat dll  hokien kami siu=panas  Lumpia isinya apa ya? kami didaerah juga Singapore lebih mngenal pok phia  pok= tipis(kulit pok phia kan tipis) didaerah ku pok phia mau digoreng, atau tdk namanya tetap sama. --- On Fri, 19/9/08, Narpati Pradana [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Narpati Pradana [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [budaya_tionghua] (makanan Filipina - Indonesia) Pengaruh budaya tionghua kah? To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Friday, 19 September, 2008, 9:27 PM Berarti terkaanku tak salah, Pak Zfy. Tapi kenapa beberapa ejaannya berbeda yah? Misalnya, kenapa Bakpao di Indonesia menjadi Siupao di Filipina? Aku mencari di arsip milis dengan kata kunci lumpia bakpia cuma mendapatkan enam hasil pencarian. Ada yang tahu link langsung di arsip milis tentang makanan-makanan dari budaya tionghua yang udah umum di Indonesia? Oh ya.. Getuk juga dikenal oleh Filipina kah? Saya sedang di Miami, bukan di Filipina. Tetapi toko-toko asia di sini banyak yang dimiliki orang-orang Filipina. Salam, Kunderemp Ratnawati Hardjito a.k.a Narpati Wisjnu Ari Pradana 2008/9/19 Fy Zhou [EMAIL PROTECTED] com Lho, semua nama makanan itu memang berasal dari bahasa mandarin atau bahasa Hokian, makanya tak jauh beda. coba misalnya cari getuk di manila.. apa ketemu??? --- On Fri, 9/19/08, Narpati Pradana [EMAIL PROTECTED] com wrote: From: Narpati Pradana [EMAIL PROTECTED] com Subject: [budaya_tionghua] (makanan Filipina - Indonesia) Pengaruh budaya tionghua kah? To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Date: Friday, September 19, 2008, 3:03 AM Rekan-rekan milis, saat ini saya sedang berada di Miami dan sedang kangen-kangennya masakan Indonesia. Nah, toko-toko Asia di Miami (gak ada Pecinan di sini) kebanyakan dikelola oleh orang-orang Filipina. Ada beberapa makanan import dari Filipina yang kayaknya mirip dengan makanan Indonesia tetapi ejaannya agak-agak beda. Berikut antaranya 1. dumpling = Shu May, Shau Mai (Filipina) = Siomay? 2. Lumpia = Lumpia (beneran mirip) 3. Hopia = Bakpia 4. Siopao, Siupao (Filipina) = Bak Pau, Bak Pao? Penasaran.. itu apa cuma ada di Asia Tenggara atau ada pengaruh budaya Tionghua? Salam, yang lagi jadi parasit di Miami, Kunderemp Ratnawati Hardjito a.k.a Narpati Wisjnu Ari Pradana -- help thy brother, just or unjust -- help thy brother, just or unjust
Re: [budaya_tionghua] Re: Apakah setiap orang tionghoa harus menjalankan budaya tionghoa ?
Bagi yg dulu sekolahnya pake bhs mandarin,sampe hari ini benci banget dg keputusan tsb,sebenarnya lebih kepada sentimen pribadi sekelompok org ,kalau dibilang mengadopsi budaya barat rasanya kurang cocok,soalnya jaman dulu pidatonya pake bhs inggris,hokien,Malay. --- On Sat, 20/9/08, Fy Zhou [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Fy Zhou [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Apakah setiap orang tionghoa harus menjalankan budaya tionghoa ? To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Saturday, 20 September, 2008, 11:46 AM Contoh yang getir adalah Singapore, dulu mereka mati2an mengadopsi budaya barat, universitas Nanyang pun diakuisisi dan bhs mandarin dipinggirkan. tapi, setelah sekian lama melakukan westrenisasi, dalam hal budaya mereka tetap saja tak diakui sederajad oleh orang barat, secara budaya orang singapore dipandang rendah oleh orang barat! bandingkan dng chinese malaysia yang tetap mengembangkan budayanya sendiri, apa orang barat berani meremehkan mereka? memang, sebagai murid bagaimanapun harus tetap menunduk dihadapan Sang guru! tinggal pilih, mau jadi murid yang patuh apa mau jadi diri sendiri? ZFy - Original Message From: RM Danardono HADINOTO rm_danardono@ yahoo.de To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Friday, September 19, 2008 7:03:27 PM Subject: [budaya_tionghua] Re: Apakah setiap orang tionghoa harus menjalankan budaya tionghoa ? Dari pengamatan saya puluhan tahun, mas, manusia itu ber-macam2. Banyak teman teman saya waktu SMA, kala itu zaman rock'n roll, rata rata memakai baju gaya cowboy, ada yang pakai topi cowboy, jalan meniru niru bintang layar. Kala itu Roy Rogers. Teman teman lain, yang main band, paling senang memainkan lagu lagu rock (yang memang banyak yang bagus sihh, seperti dari Bill Haley). Banyak yang malu mengaku Jawa, dan dengan bangga katakan tak suka keroncong Jawa, apalagi gamelan.. Mencari akar kita, merunut warisan leluhur, adalah seperti anda katakan, sesuatu yang alami. Rasanya aenh sih, kalau kita, duduk ditengah orang Barat, lalu merasa Barat seperti mereka, padahal ke Barat-an adalah memang akar mereka. Model kita saja sudah demikian beda ha ha ha Salam budaya Danardono .
Re: [budaya_tionghua] Re: (makanan Filipina - Indonesia) Pengaruh budaya tionghua kah?
Pak Danardono Yth, Koreksi dikit Pak, bak dalam bakso itu artinya daging. Penulisan 'bak' seperti ini juga hanya cocok untuk lidah orang Jawa, orang Sunda akan salah mengucapkan, karena mengucapkan dengan 'k' yang jelas. Padahal bak harus diucapkan dengan 'a' pendek. Dalam ejaan yang diusulkan di milis ini, bak ditulis dengan baq. daging babi: ti baq (Mandarin: zhu rou) daging sapi: gu baq (niu rou) daging kambing: yno baq (yang rou) daging ayam: ke baq (ji rou) salam, KH ps. nanti kalo kumpul2 lagi kita makan bakso aja Pak, he he --- On Sat, 9/20/08, RM Danardono HADINOTO [EMAIL PROTECTED] wrote: From: RM Danardono HADINOTO [EMAIL PROTECTED] Subject: [budaya_tionghua] Re: (makanan Filipina - Indonesia) Pengaruh budaya tionghua kah? To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Saturday, September 20, 2008, 9:25 AM Getuk, onde onde, nagasari, kue lapis, klepon, semua dikenal di Philippina. Juga merata di Malaysia. Siapa yang nyolong dari siapa, entahlah ha ha ha. Mengenai lumpia, numpang tanya, apakah lumpia berisi rebung itu yang orisinil? Apakah keistimewaan lumpia Semarang? Di Vietnam lumpianya tidak digoreng, dan isinya samasekali lain. Yang aneh itu bakso. Abang abang dengan sangat PD mutar mutar dengan gerobak menjajakan bakso. Daging kah, urat kah. Kalau ditanya daging apa? Lalu automatis dijawab Ya sapi to Pak. Saya jawab kok gitu? Kan bak itu artinya daging babi? Dia bingung. Dia kira bakso itu bahasa jawa kali ya? Salam Danardono Recent Activity 33 New MembersVisit Your Group New web site? Drive traffic now. Get your business on Yahoo! search. All-Bran 10 Day Challenge Join the club and feel the benefits. Moderator Central Yahoo! Groups Join and receive produce updates. .