[budaya_tionghua] Re: Menjadi Tionghoa atau Kristen

2008-09-19 Terurut Topik ardian_c
ngkong ,

milist ini ada sakit aneh lho apelage member2nya.

Coba ente tulis kekejaman kristen kek buddha kek khc kek or kejelekan
agama, wuihh pasti ser

wekekekekekekekke so jgn harep ajakan diskusi itu bakalan jalan.

sakti khan member2 disini hehehehehehehehe

brp banyak ya topik2 budaya yg gak dapet tanggapan tapi kalu diskusi
agama ya cepet nyamber.
or diskusi ngejelek2in satu ame yg laen ya cepet dapet tanggepan.

pokokne kalu mau milist ini rame , kita mulailah menghujat doeloe
kayak menghujat KHC or Tao , pasti rame khan

trus kalu giliran nulis satu hal yg bener aje kayak boxer getu pasti yg 
mencak2nya banyak huehehehe
or nulis kalu 9 dari 10 perjanjian ada unsur agama banyak yg ngambek.
or kayak kue bulan yg diadain di vihara aje ada yg kesungging wekekekeke 
padahal khan kite diundang buat jelasin kue bulan ape

hemmm seru khan



 Mari kita diskusikan siasat perang Sun Zi saja daripada mendiskusikan
 perang mulut.


 Hormat saya,


 Xuan Tong
 
  Dalam peperangan pun pantang berusaha menyudutkan musuh ke titik
 tidak ada
  jalan keluar , maka mereka akan melawan hingga titik darah
  penghabisan..seperti yang terjadi antara TIONGHOA ATAU KRISTEN...
 
 
 
 
 
 
 
 
 
_
 
  From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
  [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Fy Zhou
  Sent: 18 September 2008 11:52
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
  Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Menjadi Tionghoa atau Kristen
 
 
 
 
  Confucian dan taoism bukanlah eksplisit seperti seperangkat upacara
 agama,
  mereka adalah cara berpikir dan cara pandang. walau tak kasat mata,
 jelas2
  tertanam di benak dan hati masyarakat Tionghoa. Jika anda banyak
 menjelajahi
  bahan2 diskusi2 masalah sosial dan budaya di RRT, akan jelas
 terlihat
  jejaknya.
 
 
 
  Apakah anda menyimak acara pembukaan olympiade? ada satu tema
 confucian yang
  sangat kuat didengungkan : HE atau Harmony ( lihatlah penampilan 3
 versi
  huruf cetak)!  semua orang Tionghoa langsung berasisiasi ke paham
 yi HE wei
  gui ( Harmonylah yang paling berharga) dan HE er bu Tong ( Harmony
 tapi
  bukan sama )!
 
 
 
  Di situ Juga diekspresikan filosofi Tao tentang alam semesta lewat
 tarian
  Taichi.
 
 
 
 
 
 
 
  --- In budaya_tionghua@ mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com
  yahoogroups. com, Tantono Subagyo
  tantono@  wrote:
  
   Saya juga kurang setuju mengenai basis Taoist Konfucianist di
  China, dalam 3
   bulan saya nongkrong di China Academy of Agricultural Science
 saya
  tidak
   merasakan itu, bahkan cuma merasakan pemujaan berlebihan terhadap
  ketua
   Mao.
  
   Salam, Tantono Subagyo
  
 
  .
 
 
  http://geo.yahoo.com/serv?
 s=97359714/grpId=11328156/grpspId=1705329729/msgI
  d=35926/stime=1221703665/nc1=5349280/nc2=5286672/nc3=4836040
 





Re: [budaya_tionghua] Re: Daripada omong kosong menghujat orang lebih baik karya nyata : Bikin Sekolah dong !!!

2008-09-19 Terurut Topik BUD'S 1
Ikut Nimbrung ah,

 Oleh sebab itu BT sampai hari ini masih eksis, kalau menurut saya sudah ada
kemajuan dibandingkan pada saat pertama kali saya gabung, yaitu dah ada
MABES BT, walaupun buat bayar listrik para Relawan BT  musti rogoh kantong
dalam2 ( kutip kata Koh. Ardian ). tapi masih tetap ada tuh MABES BT yang
kebetulan tidak jauh dari MABES pula he he he.




On 9/19/08, Tantono Subagyo [EMAIL PROTECTED] wrote:

   Untuk mewujudkan sesuatu yang diperlukan terutama sekali adalah niat dan
 kesatuan hati.  Secara sederhana beberapa orang PNS dan pegawai swasta dua
 puluh lima tahun lalu, menyisihkan uang yang seharusnya buat bangun pager,
 jadi bangun TK, beringsut sampai sekarang jadi SMP.  Kaya ?, nggak kok,
 sampai sekarang belum berduit, kendaraan saja punya kantor, tapi niat ada
 dan kesatuan hati ada.  Bukankah ada cerita Tionghua tentang pemuda yang
 dapat mengalahkan gunung ?.  Salam, Tantono


 .

 



Re: [budaya_tionghua] Asal marga Yang (#26472;)

2008-09-19 Terurut Topik AHAW S
Salam Damai,

Kalo ada yg punya CD/DVD atau artikel ttg  marga-marga di Tiongkok, boleh donk 
bagi2, atao link nya 

Terima Kasih,

AHaw


--- On Thu, 9/18/08, liang u [EMAIL PROTECTED] wrote:
From: liang u [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [budaya_tionghua] Asal marga Yang (#26472;)
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Thursday, September 18, 2008, 2:21 PM











Dik Hyu, 
 
Semua orang Han berasal dari Tiongkok utara, sepanjang Sungai Kuning (Huang 
He), sampai ke sepanjang sungai Chang Jiang atau Yangzi. 
 
Penghuni di propinsi Yunnan sangat banyak etnisnya, meskipun  terutama adalah 
orang Han.
 
Kalau ayah kakek anda itu orang Han, hampir semua Tionghoa Indonesia adalah 
orang Han, maka pasti bukan orang Yunnan asli tapi berasal dari orang Han di 
utara. Tapi kalau beliau berasal dari etnis minoritas, adalah non Han, mungkin 
ia berasal dari Yunnan asli. Karena di Yunnan hampir semua  minoritas yang 
sudah mengganti namanya  menjadi nama Han. 
 
Minoritas di Tiongkok selatan kebanyakan bertempat tinggal di pegunungan, 
sehingga untuk hijrah ke Asia Tenggara hampir tidak mungkin. Melalui pegunungan 
dengan gunung batu yang curam dan hutan lebat, sulit untuk mereka pindah ke 
luar negeri. Sehingga saya belum pernah menemui minoritas di antara orang 
Tionghoa di Indonesia. Di Singapore dan Thailand, memang ada orang non-Han 
yaitu orang Hui yang muslim. Orang-orang yang bisa merantau ke Asia Tenggara 
adalah orang pantai, terutama yang dekat ke selatan tentunya. seperti orang 
Hokkian, Hakka, Tiociu dan Konghu, yang berasal dari propinsi Fujian, 
Guangdong, Hainan. Sedikit dari dari Guangxi, Hunan dan Hubei, sedikit dari 
Shandong yang terletak di utara.
 
Sayang huruf Tionghoa pada email anda tidak dapat dibuka di komputer saya, saya 
tidak tahu apa yang anda tulis.
 
Kalau ayah kakek anda itu orang Han, kemungkinan besar berasal dari Shandong, 
pusat leluhur sne Yang ini ada di Shandong. 
 
Tempat asal orang sne Yang ada di utara, terutama Shandong dan Henan.
 
Semoga saya tidak salah, karena huruf Tionghoa yang tak terbaca itu artinya 
apa. 
 
Sne Yang ini dalam Mandarin dibacanya tepat sama dengan Yang (Yno, dulu Jo).
 
Semoga bisa membantu, kalau masih ada pertanyaan silahkan, asal saya masih bisa 
menjawab pasti saya jawab.
 
   阳
  
Marga Yang berasal dari berbagai zaman.
  
1.  Dinasti Zhou Timur , masa kaisar Zhou Huiwang (Ciu Hui Ong, kaisar kelima 
dari dinasi Zhou Timur) berkuasa, mempunyai negara zhuhou yang bernama Negara 
Yang, yang terletak disebelah tenggara Qingzhou di propinsi Shandong. Negara 
Yang ini pada zaman Chunqiu dihancurkan oleh negara Qi . keturunannya ada yang 
menggunakan nama negara sebagai sne (marga).
  
2. Pada zaman itu juga, kaisar Zhou Jingwang (Ciu King Ong,kaisar terakhir 
dinasti Zhou Timur) mengangkat anaknya yang bungsu yang bernama Fan, menjadi 
penguasa di  Yangyi (di kabupaten Jiyuan propinsi Henan sekarang). Anaknya itu 
kemudian terkenal dengan nama Yang Fan., setelah negara Yang itu hancur, 
keturunannya menggunakan sne Yang. 
  
Karena dua-duanya berasal berasal dari keturunan yang sama kaisar dinasti Zhou 
Timur, maka perbedaan turunan kedua Yang ini tak berarti.  
 
3.Ada kelompok orang Xianbei, non Han,  yang bermarga Daimohulu yang merubah 
snenya menjadi Yang.
   
Pusat leluhurnya, yaitu tempat di mana sne Yang ini berkembang, yang terbesar 
di antara beberapa Junwang adalah di 
  
Yang xian atau kabupaten Yang, kelenteng leluhurnya bernama: Qiyintang. 
Letaknya di sebelah timur kabupaten Yinan, propinsi Shandong. 


--- On Wed, 9/17/08, hyu_shiratori hyu_shiratori@ yahoo.com wrote:

From: hyu_shiratori hyu_shiratori@ yahoo.com
Subject: [budaya_tionghua] Asal marga Yang (#26472;)
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Date: Wednesday, September 17, 2008, 8:47 AM




Saya mw bertanya sama Laoshi-laoshi disini =P .. hehe ..
Maraga Yang (#26472;) yg artinya Sunlight(bercahaya) berasal dari daerah
mana ya?
Kalau tidak salah Ayah dari Kakek saya di pihak ibu ( Bermarga Yang )
berasal dari YUNNAN. Apakah marga Yang memang berasal dari Yunnan?

#35874;#35874; #20320; #20204;# 30340;#24110; #21161; ^__^




  
  




 

















  

Re: [budaya_tionghua] Cap Ji Shio (Was: Mengapa Anak Babi Jalannya Nunduk?)

2008-09-19 Terurut Topik AHAW S
Salam Damai,

Halo member

Kalo punya artikel atau CD/DVD ttg CAp Ji shio dan ada pejelasannya boleh donk 
bagi2. atao link.  bisa di email ke saya 

Terima kasih sebelumnya 

Salam Damai,

AHaw


--- On Thu, 9/18/08, Ophoeng [EMAIL PROTECTED] wrote:
From: Ophoeng [EMAIL PROTECTED]
Subject: [budaya_tionghua] Cap Ji Shio (Was: Mengapa Anak Babi Jalannya Nunduk?)
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Thursday, September 18, 2008, 2:29 PM











Bung Kurniawan dan TTM semuah,



Hai, apakabar? Sudah makan (sahur)?



Hehehe lanjutannya yang ini ndak sempat saya catat,

sebab ndak terasa anak-anak sudah pada gede, koko-nya

baru ajah selesai dari SGU-Mekatronik, adiknya juga ba-

ru mulai kuliah Chemical Eng. di NUS. Udah ndak sempat

makan siang sama-sama dan bicara masalah teka-teki lagi.



Terima kasih atas tambahan 'teka-teki' filosifis ttg.

si kelinci ini. Bagus sekali dan pas mengena ya. Benar,

bahwa tak ada orang yang mau terhubung dengan orang-2

yang bikin malu anak-anaknya ataupun orangtuanya. Itu

sebabnya ada teka-teki ttg babi dan kelinci ini seba-

gai 'pengingat' kita ya.



Babi, kelinci, merupakan 2 dari 12 binatang yang ber-

untung terpilih menjadi pemanggul tahun Imlek, yakni

yang biasa disebut sebagai 'cap ji shio'.



Jaman dulu pan orang cukup tanya shio (snio) apa, la-

lu bisa nebak sendiri kira-kira umur orang (yang baru

dikenal) itu berapa tahun.



Jadi, ada babai, kelinci, anjing (temen paling akrab 

manusia: bisa dijadikan makian, bisa jadi makanan, bi-

sa jadi pembantu pulisi, dll), monyet, ular, naga,

kerbau, ayam, kambing, kuda, tikus, harimau.



Teka-teki-nya: mengapa yang dipilih ke-12 binatang itu?

Barangkali ada yang mau berbagi ttg asal-usulnya nih?



Salam kompak selalu,

Ophoeng

BSD City,

Tangerang



--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Kurniawan

kurniawan20062000@ ... wrote:



Hallo Ophoeng, pernah dengar lanjutan pertanyaannya belum?

 

Kalau anak babi jalannya nunduk karena malu ibunya babi.  Nah, kenapa

kalau anak kelinci jalannya loncat-loncat?

 

Jawabannya: Karena senang ibunya bukan babi

 

Hehehe...

 

Jadi kesimpulannya, kalau kelakuan kita buruk, bukan cuma anak atau

orangtua kita saja yang malu, tapi orang lain pun senang kita bukan

anak atau orangtua mereka.  Hehe...

 




  




 

















  

Re: [budaya_tionghua] Edukasi versi milis untuk sdr Hendri Irawan

2008-09-19 Terurut Topik Fy Zhou

sekedar membetulkan salah paham:
 
Yang kami sorot sebenarnya bukan isi buku Tionghoa dalam cengkeraman SBKRI. 
mengenai ini meski kami belum membaca, tak ada yang mencurigai isinya sesat. 
yang kami sorot adalah sikap politik Harry Tjan yang ambigu.itu saja. 
 
Karena kami tak ada masalah dng sikap politik mereka saat ini ttg SBKRI, ya 
ngapain datang? untuk menyanggah atau mendukung? kan sama2 tak relevan! Kecuali 
mereka mengeluarkan Buku  Tionghoa dalm cengkeraman politik budaya , baru 
menarik kita untuk hadir!
 

--- On Thu, 9/18/08, Tantono Subagyo [EMAIL PROTECTED] wrote:

From: Tantono Subagyo [EMAIL PROTECTED]
Subject: [budaya_tionghua] Edukasi versi milis untuk sdr Hendri Irawan
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Thursday, September 18, 2008, 7:47 PM






Saya pikir kalau misalnya ada yang menulis tentang sejarahnya Harry
Tjan lalu dimasukkan dalam Files, lalu ada yang menulis tentang budaya
masukkan juga dalam Files, terus pdf tentang ajaran KHC, maka
edukasinya ada dan bisa dimengerti. Misalnya ada yang tanya tentang
CSIS, maka acuan jawaban ke files tersebut akan sangat baik dan dapat
dimengerti tentunya daripada CSIS itu Kirno tapi sekarang Likno dan
yang Tepno menderita. Dan ini rasanya bukan omong kosong. Membedah
buku Tionghoa dalam cengkeraman SBKRI juga baik, beli satu bukunya
tunjukkan kesalahannya, jangan-jangan mereka nulisnya bener, hanya
karena saudara-saudara sudah berasumsi saja maka komentar dahulu
telaah belakang. Di milis tjersil yang saya tahu, sangat sederhana,
ada saja yang nulis tentang resensi buku yang dibacanya lalu kita
menanggapi. Saya yakin kalau ada yang nulis tentang ajaran Khonghucu
disini maka orang lain akan ikit mendapatkan penerangan.
Tulisan-tulisan seperti itu bukannya tidak ada tetapi rasanya jauh
lebih sedikit daripada Kirno, Likno, Sharon Stone etc. Salam, Tantono
 














  

Re: [budaya_tionghua] Re: Seminar antara CSIS dan BT

2008-09-19 Terurut Topik Fy Zhou
Setuju! tapi harus dengan tema dan persoalan yang terarah. Jangan sampai terus 
mengulang2 masalah SBKRI...

--- On Thu, 9/18/08, zhonghua_wenhua [EMAIL PROTECTED] wrote:

From: zhonghua_wenhua [EMAIL PROTECTED]
Subject: [budaya_tionghua] Re: Seminar antara CSIS dan BT
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Thursday, September 18, 2008, 6:20 PM






Catatan : usulan yang amat baik dari anda kami lemparkan kepada para 
member. Jika member menyetujui, usulan anda ditindaklanjuti.

Moderator

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Karang Terjal 
karang0terjal@ ... wrote:

 Catatan : usulan anda kami lemparkan kepada para member. Jika 
member menyetujui, bolehlah usulan anda ditindaklanjuti. 
 
 
 Kalau boleh memberi saran lebih jauh kepada moderator dan pengurus 
mailist
 Budaya Tionghoa,
 
 Tentukan topik yang ingin diusung lalu kirimkan surat undangan 
(atau bisa
 diskusikan dengan pihak CSIS (Harry Tjan Silalahi) mengenai topik 
tersebut).
 
 Setelah itu kirimkan surat undangan secara resmi ke kantor CSIS 
ditujukan
 kepada Harry Tjan Silalahi. Isi surat tersebut bisa di posting di 
mailist
 Budaya Tionghua, sambil menunggu jawaban dari CSIS.
 
 Dan moderator juga bisa sharing kepada member di sini, jawaban dari 
CSIS
 terhadap undangan tersebut seperti apa. Dijawab atau di tolak atau 
didiamkan
 seribu bahasa terhadap surat undangan diskusi or seminar tersebut, 
bukanlah
 suatu masalah, yang penting sudah ada niat positif dari mailist 
budaya
 tionghoa ke arah situ sehingga bila ada member yang mempertanyakan 
usaha
 nyata para moderator, sudah ada buktinya.
 
 
 
 2008/9/18 Fy Zhou [EMAIL PROTECTED]
 
  Wah, ide ini CIAMIK tenan!
  Huebat pisan !
 
 
  --- On *Thu, 9/18/08, Karang Terjal karang0terjal@ ...* wrote:
 
  From: Karang Terjal karang0terjal@ ...
  Subject: [budaya_tionghua] Seminar antara CSIS dan BT
  To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
  Date: Thursday, September 18, 2008, 12:28 PM
 
 
  Melihat perdebatan yg berlangsung akhir-akhir ini, ada baiknya 
Budaya
  Tionghua Mailist mengadakan suatu diskusi atau seminar dengan 
tema:
 
  Asimilasi dan pemberangusan budaya tionghoa, atau
  kirno, likno dan parno
  atau tema lainnya
 
  dengan mengundang Harry Tjan Silalahi (3 suku kata yg 
menggambarkan nama
  barat, cina, dan batak...contoh asimilasi ke dlm 3 budaya) dan 
anak-anak
  CSIS
 
  Tempatnya bisa di panjay atau di csis atau dimanapun.
  Hasilnya bagaimana? Harry Tjan akan terima atau tidak undangannya 
beserta
  alasannya, bisa diberitahukan ke mailist juga.
 
  Semoga ide ini bisa di tanggapi dengan baik.
 
 
 
 
 
  
 


 














  

Re: [budaya_tionghua] Re: Teh Yang Memabukkan? (Was: Mabok Teh ... was YIN YANG)

2008-09-19 Terurut Topik gsuryana
From: Hendri Irawan [EMAIL PROTECTED]
cut---
Gaoshan yang terkenal itu adalah teh varietas tieguanyin yang ditanam di 
pegunungan tinggi yang selalu berkabut. Hasilnya adalah teh tieguanyin 
beraroma lembut sekali. Kalau soal merek, banyak merek yang juga adalah teh 
varietas tieguanyin.
+++
Teh Gaoshan bisa dibeli di toko teh 63 ( ada di mall besar ), ada sejenis 
teh lagi namanya teh Raja, yang ini suer rasanya amboiii banget dan uniknya 
seduhan kedua hilang rasa rasanya.

Ada lagi teh dari Korea, sayang aku gak bisa hapal namanya, yang pasti 
kuning bening, setelah diminum ada rasa manis mirip dicampur dengan kayu 
manis, padahal asli tidak memakai kayu manis apalagi gula. ( bila ada yang 
tahu mengenai teh jenis ini dan beli dimana kabari aku yah ?, dulu aku 
belinya ketika ada pameran doangan )

sur.

sur. 



Re: [budaya_tionghua] Apakah setiap orang tionghoa harus menjalankan budaya tionghoa ?

2008-09-19 Terurut Topik gsuryana
Tak ada pemaksaan seseorang harus menerapkan budaya/tatacara yang sudah 
tidak diketahuinya lagi.

Sebagai cina peranakan sudah banyak yang tidak tahu lagi budaya Tionghoa 
yang mana saja yang sebenarnya masih dipakai, bermasyarakat dengan 
lingkungan sekitar ( rumah, kantor ) dengan cara umum jauh lebih bermakna 
dibandingkan dengan memakai tatacara yang dipaksakan.

Adalah lucu dan bisa menjengkelkan bila memaksakan memakai budaya/tatacara 
tanpa memahami maknanya.

Mempelajari budaya sebagai salah satu solusi, danmillis BT salah 
satu yang terbaik :op

Untuk anak anak anda, karena masih nanti, lebih baik nanti saja di pikirkan 
lagi, siapa tahu itu waktu budaya hardrock popular lagi.

sur.
http://indolobby.blogspot.com
- Original Message - 
From: teddy.arthemus [EMAIL PROTECTED]
harus menjalankan budaya tionghoa ?


 Hem...sebelumnya salam kenal,saya anggota baru di milis ini
 saya ini pernakan Tionghoa, tetapi sejak kecil sudah mengikuti agama
 Kristen. NAh dulu waktu kecil, tinggal di kampung yang mayoritas orang
 tionghoa. Jadi banyak budaya-budaya yang saya alami, mulai dari IMlek,
 Lontong Cap Go meh, bakar2 duit buat orang mati, de el el. Budaya itu
 semakin kental karena tempat pemukiman kami dekat dengan klenteng.
 Banyak juga orang2 pribumi yang tinggal berdekatan dengan lingkungan
 kami juga melakukan hal yang sama, imlek juga ikut imlek, dsb. Nah,
 sekeluarnya dari perkampungan yang lama-lama dimasuki mayoritas ( maaf
 ) suku Madura, hilanglah juga kebudayaan tersebut. Begitu juga dengan
 saya yang jadi jarang mengikuti atau ikut dalam budaya2 nenek moyang
 ini. Palingan juga ikut imlek, itu aja belum tentu dapet angpao.Hehehe...
  Nah, apakah sekarang ( saya sudah keluar dari perkampungan ),menjadi
 suatu keharusan buat saya untuk kembali memakai budaya tionghoa
 tersebut? dan memperkenalkan pada anak2 saya kelak ( masih single neh!
 ). Begituataukah saya harus ikut budaya daerah setempat ?
 Tolong dikasih jawaban atas masalah saya ini...makasih...:P



Re: [budaya_tionghua] (makanan Filipina - Indonesia) Pengaruh budaya tionghua kah?

2008-09-19 Terurut Topik Fy Zhou
Lho, semua nama makanan itu memang berasal dari bahasa mandarin atau bahasa 
Hokian, makanya tak jauh beda. coba misalnya cari getuk di manila.. apa 
ketemu???

--- On Fri, 9/19/08, Narpati Pradana [EMAIL PROTECTED] wrote:

From: Narpati Pradana [EMAIL PROTECTED]
Subject: [budaya_tionghua] (makanan Filipina - Indonesia) Pengaruh budaya 
tionghua kah?
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Friday, September 19, 2008, 3:03 AM







Rekan-rekan milis,


saat ini saya sedang berada di Miami dan sedang kangen-kangennya masakan 
Indonesia.


Nah, toko-toko Asia di Miami (gak ada Pecinan di sini) kebanyakan dikelola oleh 
orang-orang Filipina.


Ada beberapa makanan import dari Filipina yang kayaknya mirip dengan makanan 
Indonesia tetapi ejaannya agak-agak beda.


Berikut antaranya


1. dumpling = Shu May, Shau Mai (Filipina) = Siomay?
2. Lumpia = Lumpia (beneran mirip)
3. Hopia = Bakpia
4. Siopao, Siupao (Filipina) = Bak Pau, Bak Pao?


Penasaran.. itu apa cuma ada di Asia Tenggara atau ada pengaruh budaya Tionghua?




Salam,
yang lagi jadi parasit di Miami,
Kunderemp Ratnawati Hardjito a.k.a
Narpati Wisjnu Ari Pradana



-- 
help thy brother, just or unjust
 














  

[budaya_tionghua] Inkuisisi , Re: Menjadi Tionghoa atau Kristen

2008-09-19 Terurut Topik mulyawanlie
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Dada [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Sayang sekali kalau pelajaran di SMU yang diingat seperti itu2 saja..
 
  
 
 Seperti yang saya katakan , Copernicus memang mengalami
inkuisisi..tapi itu
 semua hanya menjelaskan dark age organisasi yang bernama gereja, dan
 masa-masa suram Eropa yang di dominasi oleh gereja , bersama
interpretasi
 yang sudah mapan berabad-abad dan tiba-tiba di goyahkan oleh scientific
 revolution yang di mulai oleh Copernicus ..akibatnya gereja seperti di
 rongrong wibawanya , oleh hal2 sekunder (gak penting) mengenai bumi
adalah
 bulat. Toh esensi dari agama bukanlah hal2 yang seremeh itu, ada
yang lebih
 penting dan terabaikan seperti kasih . 
-
kasih? kasihan? demikianlah landasan niat mereka mendirikan
sekolah.sekali lagi bukan untuk mencerdaskan manusia agar terbebas
dari kebodohan dan kemiskinan tetapi untuk mempengaruhi orang ato
bangsa lain seperti yg mereka mau!harus kita pahami tidak ada
ketulusan yg ada nafsu megalomania. lao tze seperti bisa kita baca
dalam dao de jing mengatakan :  Bearing and nurturing,Creating but
not owning,Giving withoutdemanding,This is harmony. inilah Kasih!.
inilah harta karun asian wisdom. 
jangan marah ya bung Robby, tapi pikir..pikir.
kam bek, cam bek

Mulyawan Lie




[budaya_tionghua] Re: Teh Yang Memabukkan? (Was: Mabok Teh ... was YIN YANG)

2008-09-19 Terurut Topik Hendri Irawan
Iya di teh 63 ada juga jual teh gaoshan. Teh rajanya 63 sebenarnya
juga masih varietas tieguanyin. Untuk yang Korea sayang sekali nama
tehnya tidak ketahuan. Agak susah carinya kalo namanya tidak tahu.

Kalau suka teh raja 63 sepertinya boleh mendoba teh putih seperti
varietas yinzhen (jarum perak). Di toko kelontong daerah glodok dan
mega mall pluit saya lihat banyak jenis-jenis teh yang harganya
lumayan terjangkau. Rata-rata di bawah 100ribu per bungkus (100 g).

Hormat saya,

Yongde

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, gsuryana [EMAIL PROTECTED] wrote:

 From: Hendri Irawan [EMAIL PROTECTED]
 cut---
 Gaoshan yang terkenal itu adalah teh varietas tieguanyin yang
ditanam di 
 pegunungan tinggi yang selalu berkabut. Hasilnya adalah teh tieguanyin 
 beraroma lembut sekali. Kalau soal merek, banyak merek yang juga
adalah teh 
 varietas tieguanyin.
 +++
 Teh Gaoshan bisa dibeli di toko teh 63 ( ada di mall besar ), ada
sejenis 
 teh lagi namanya teh Raja, yang ini suer rasanya amboiii banget dan
uniknya 
 seduhan kedua hilang rasa rasanya.
 
 Ada lagi teh dari Korea, sayang aku gak bisa hapal namanya, yang pasti 
 kuning bening, setelah diminum ada rasa manis mirip dicampur dengan
kayu 
 manis, padahal asli tidak memakai kayu manis apalagi gula. ( bila
ada yang 
 tahu mengenai teh jenis ini dan beli dimana kabari aku yah ?, dulu aku 
 belinya ketika ada pameran doangan )
 
 sur.
 
 sur.





Re: [budaya_tionghua] Apakah setiap orang tionghoa harus menjalankan budaya tionghoa ?

2008-09-19 Terurut Topik Fy Zhou
Sdr Teddy,
 
hal2 begini memang tak ada rumusan yang baku, dalam budaya tak ada istilah 
harus seharusnya. semua sewajarnya berjalan alami. Jika anda sendiri tak lagi 
akrab dng budaya Tionghoa, bagaimana anda bisa berharap meneruskan ke anak2 
anda?
 
Orang berhak menangalkan budya asalnya, tapi seringkali, setelah usia beranjak 
tua, orang tersebut akan merasa ada sesuatu yang hilang! karena manusia tanpa 
akar akan kehilangan jati dirinya. apalagi saat bertemu dng orang lain dng 
budaya masing2 yang kental. anda akan merasa dangkal. maka sebelum terlambat, 
carilah akar budayanya sendiri.
 
Selamat mencari
ZFy

--- On Fri, 9/19/08, teddy.arthemus [EMAIL PROTECTED] wrote:

From: teddy.arthemus [EMAIL PROTECTED]
Subject: [budaya_tionghua] Apakah setiap orang tionghoa harus menjalankan 
budaya tionghoa ?
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Friday, September 19, 2008, 5:14 AM






Hem...sebelumnya salam kenal,saya anggota baru di milis ini
saya ini pernakan Tionghoa, tetapi sejak kecil sudah mengikuti agama
Kristen. NAh dulu waktu kecil, tinggal di kampung yang mayoritas orang
tionghoa. Jadi banyak budaya-budaya yang saya alami, mulai dari IMlek,
Lontong Cap Go meh, bakar2 duit buat orang mati, de el el. Budaya itu
semakin kental karena tempat pemukiman kami dekat dengan klenteng.
Banyak juga orang2 pribumi yang tinggal berdekatan dengan lingkungan
kami juga melakukan hal yang sama, imlek juga ikut imlek, dsb. Nah,
sekeluarnya dari perkampungan yang lama-lama dimasuki mayoritas ( maaf
) suku Madura, hilanglah juga kebudayaan tersebut. Begitu juga dengan
saya yang jadi jarang mengikuti atau ikut dalam budaya2 nenek moyang
ini. Palingan juga ikut imlek, itu aja belum tentu dapet angpao.Hehehe. ..
Nah, apakah sekarang ( saya sudah keluar dari perkampungan ),menjadi
suatu keharusan buat saya untuk kembali memakai budaya tionghoa
tersebut? dan memperkenalkan pada anak2 saya kelak ( masih single neh!
). Begituataukah saya harus ikut budaya daerah setempat ?
Tolong dikasih jawaban atas masalah saya ini...makasih. ..:P 

 














  

Re: [budaya_tionghua] Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-19 Terurut Topik Fy Zhou
Terimakasih pak Syariff! ternyata tak hanya NU yang sanggup melahirkan tokoh2 
berwawasan terbuka dan humanis!
 
Jika menjadi Atheis saja berhak, apalagi menjadi seorang yang tak beragama! 
harusnya tak menjadi masalah.
 
Saya jadi teringat saat dialog dng Arif Budiman tentang masuknya dia ke Islam 
(ini omongan di forum resmi lho, bukan gosip bisik2), pada intinya dia menyebut 
alasannya masuk islam karena disyartkan oleh orang tua Leyla -calon istrinya, 
demi cinta ya dia mengalah, dalam kenyatannya dia toh tak sepenuhnya sbg 
pemeluk islam yang  sejati. tapi memang dia tak berani terang2an dimuka umum 
mengumbar bahwa islamnya hanya islam KTP atau fomalitas!
 
Dari kasus di atas, saya menagkap sebuah ketak berdayaan yang tragis. Seorang 
Aeif yang berani vokal melawan tirani poliik, dng resiko dipenjara sekalipun, 
tapi tak berani melawan arus umum di negeri kita yang sebenarnya salah kaprah: 
bahwa suami istri harus se-agama, Arif tak berani terang2an menyatakan, bahwa 
agama bukan hal yang utama dalam hubungan antar manusia! 
 
Yang lebih ironis, istrinya Leyla pernah menyindir di kompas, bahwa banyak 
kalangan di universitas Satyawacana sering mempersoalkan islmnya Arief. 
Rupanya, Leyla sendiri sudah lupa, keluarganya juga pernah mempersoalkan 
ketidak islman arief kok! mungkin bukan Leyla pribadi yang mempersoalkan, tapi 
saat itu dia tak berdiri satu front dng arief untuk melawan kehendak orang 
tua! Apa dia masih punya hak menyindir orang lain? Arif pernah membela bahwa 
demi cinta dia mengalah, tapi mengapa demi cinta bukan agama yang mengalah?
 
Mungkin ada yang menilai ini adalah persoalan pribadi Arif, tak perlu kita ikut 
campur. Tapi karena Arief adalah seorang pemikir sekaligus aktivis, 
perjuanganya menjadi sorotan publik, ketakberdayaannya melawan tirani politik 
agama di Indonesia menjadi sebuah catatan getir.
 
 
ZFy
 

--- On Thu, 9/18/08, HKSIS [EMAIL PROTECTED] wrote:

From: HKSIS [EMAIL PROTECTED]
Subject: [budaya_tionghua] Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
To: HKSIS [EMAIL PROTECTED]
Date: Thursday, September 18, 2008, 2:21 AM








http://www.sinarhar apan.co.id/ berita/0809/ 17/pol02. html
Syafii Maarif 
Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun


JAKARTA– Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif tak bisa berbuka 
puasa dengan tenang. Ia harus menerima ucapan selamat yang terus mengalir dari 
para tamu yang memenuhi aula Gedung PP Muhammadiyah, Senin (15/9) sore itu. 
Laki-laki yang akrab dipanggil Buya itu baru saja menerima penghargaan 
Magsaysay Award dari The Board of Trustees of the Ramon Magsaysay Foundation 
(RMAF) untuk kategori Peace and International Understanding. Magsaysay 
sebelumnya juga pernah dianugerahkan kepada Mochtar Lubis, Soedjatmoko, 
Pramudya Ananta Toer Abdurrahman Wahid dan Dita Indah Sari. 
Namun pria kelahiran Sumbar itu justru menanggapi biasa saja penghargaan itu. 
“Sebenarnya saya tidak bisa menanggung beban pujian-pujian itu. Karena tidak 
sehebat itu. Tanya saja pada istri saya,” katanya. 
Ia malah mengharapkan penghargaan yang diterimanya itu dapat memberi inspirasi 
bagi kalangan muda untuk meneruskan perjuangan menegakkan demokrasi, 
inklusivitas dan pluralisme dengan serius. Baginya, pluralitas harus 
mendapatkan perhatian utama, karena bangsa Indonesia lahir dari banyaknya 
suku-suku yang bersatu. Masyarakat di dalam suku tersebut memiliki beragama 
kepercayaan yang hidup. Sehingga, pemaksaan atas nama satu keyakinan tertentu 
pada masyarakat tersebut tidak boleh dibiarkan karena bisa melahirkan 
perpecahan.. 
Bahkan, Sjafii juga menegaskan, di dunia ini, manusia diperbolehkan untuk tidak 
beragama ataupun menjadi ateis sekalipun. Asalkan, masing-masing pihak saling 
menghormati, tidak memiliki agenda tersembunyi ataupun saling menghancurkan 
satu sama lain. Pendapat tersebut didasarkan pada nilai-nilai toleransi yang 
terkandung dalam Kitab Suci Al – Quran. “Menurut saya, Al – Quran itu lebih 
toleransi dibandingkan dengan orang Islam,” katanya.
Ia mengakui, saat ia memutuskan untuk bicara masalah itu persoalannya tidak 
mudah. Ia menuai kemarahan yang hebat dari para ulama dan juga kaum 
intelektual. Bahkan, salah satu dari mereka sangat kecewa dan segera menanyakan 
posisi teologis Sjafii sebagai seorang muslim. Namun, setelah dijelaskan 
pandangannya, pihak-pihak yang marah tersebut hanya diam hingga sekarang. 
Menurutnya, beberapa ayat di dalam Al – Quran sangat jelas menegaskan tidak 
boleh adanya pemaksaan dalam beragama. Bahkan, katanya, nabi pun dilarang 
memaksa. “Jadi, kalau orang mau beriman mari beriman kalau tidak juga mari. 
Perkara nanti perkara di depan Tuhan itu urusan mereka. Tapi tidak ada kekuatan 
duniawi untuk memaksa orang atau pengadilan untuk membunuh atau menghukum orang 
yang tidak beriman. Itu pendapat saya,” paparnya. 
Ia melihat, kemarahan yang ditunjukkan kepadanya, kemungkinan besar karena 
terbatasnya pengetahuan mereka tentang pemahaman teologis ayat-ayat Quran 
terkait dengan 

Re: [budaya_tionghua] Re: Harry Tjan kembali jadi Tionghoa

2008-09-19 Terurut Topik ChanCT
Memangnya ukuran seorang setia dan mencintai negaranya itu apa sih? Setelah 
merubah nama dari A Khong menjadi Bagong? Kan, tidak. Lha kenyataan yang masih 
bernama Ah Khong juga bisa berjuang dan berkorban demi kemerdekaan RI, 
sebaliknya yang bernama Bagong juga bisa menghianati bangsa ini, kok. 

Sedang Cina yang sudah mengganti nama jadi Hasan dan membanggakan diri sebagai 
kirno dengan tepuk dada sudah naik Haji, tetap saja juga bisa merugikan negara, 
sebaliknya yang bernama Tommy Soeharto juga lebih gila lagi! Lalu, siapa yang 
bisa dikatakan lebih setia dan cinta pada tanahairnya, pada negara 
kelahirannya? Jelas tidak bisa karena dia Tionghoa lalu harus dicurigai 
kesetiaan dan kecintaannya pada RI, sedang karena dia Jawa, Madura, Bugis, ... 
otomatis pasti setia dan cinta pada RI. Pasti tidak!

Nah, daripada bingung-bingung untuk mempersoalkan bahkan selalu mencurigai 
seorang warga Tionghoa masih saja mencintai dan setia pada negeri leluhurnya, 
yang dikatakan mendua atau men-tiga, ... apa tidak lebih baik melihat saja 
tindakan dia dalam melaksanakan kewajibannya sebagai warga yang baik. Melihat 
seseorang dalam setiap langkahnya mentaati HUKUM yang berlaku, tidak melanggar 
HUKUM. Dan jatuhilah sanksi atas pelanggaran hukum yang terjadi. Itu saja. 

Salam,
ChanCT

  - Original Message - 
  From: Fy Zhou 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, September 19, 2008 6:13 PM
  Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Harry Tjan kembali jadi Tionghoa


Mendua itu juga manusiawi kok!  

Orang2 Indonesia yang tinggal di Eropa pasti bisa memahami hal ini. 
Bahkan kawan2 Tionghoa yang tinggal di Eropa mengaku Mentiga! yakni mencintai 
Tiongkok, Indoneia dan negeri Eropa yang sekarang mereka tinggali, ketiga2nya 
sekaligus! Ini baru namanya manusia yang utuh!

ZFy

--- On Fri, 9/19/08, King Hian [EMAIL PROTECTED] wrote:

  From: King Hian [EMAIL PROTECTED]
  Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Harry Tjan kembali jadi Tionghoa
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
  Date: Friday, September 19, 2008, 3:21 AM


Neng Uly,

Owe mau tanya:
apakah benar kalo orang Tionghoa Indonesia yang dibesarkan 
dengan warna budaya ke-Tionghoa- an, orientasi keindonesiaan- nya akan menjadi 
mangrotingal dan mendua/terpecah antara Indonesia dengan negeri Leluhur 
(Tiongkok)?

KH


--- On Fri, 9/19/08, Ulysee [EMAIL PROTECTED] com.sg wrote:

  From: Ulysee [EMAIL PROTECTED] com.sg
  Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Harry Tjan kembali jadi 
Tionghoa
  To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
  Date: Friday, September 19, 2008, 9:53 AM


  Ngaku salah??? coba sebut dulu salahnya apa?

  Membantai budaya leluhur???  sebut dulu, kapan dia membantai 
budaya leluhur??? apa aja yang pernah dia lakukan untuk 'membantai' budaya 
itu???

  Elu putus marga ya jangan nyalahin dia donk, lha dia sendiri 
masih pake nama marganya kaga pernah dilepas, kenape kaga lu ikutin?
  krrrekekeke.  Pake dunks marga lu, misalnya jadi 
Agoeng Tjan Setiawan, getoh. Weks!

  Jangan asal tuduh, kalau nggak terbukti khan malu. Apalagi 
kalau nuduhnya cuman lantaran ikut-ikutan doank dan gak punya bukti sendiri.


  Eh, BTW, buku elu boleh gue scan nggak? masalahnya kalau di 
scan itu jilidnya nggak kuat, pasti lepas lepas, 
  jadi kalau dapat ijin baru gue scan akan gue jilid ulang 
getoh, pokoke kembali mulus deh. Boleh ya?! (maksa, hihihihi) 


-Original Message-
From: budaya_tionghua@ yahoogroups. com [mailto:budaya_ 
tionghua@ yahoogroups. com] On Behalf Of [EMAIL PROTECTED] com
Sent: Friday, September 19, 2008 2:01 AM
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Harry Tjan kembali jadi 
Tionghoa


Adalah akan baik bagi dia n ketokohan ( ga tau dari mana) 
dia klo dia mau ngaku salah sudah membantai budaya leluhurnya dan hampir 
memusnahkannya malah. Mungkin skrg dia dianggep tokoh tp klo dia mau minta maaf 
terbuka bakal naek jadi tokoh besar. Btw jgn blg apa urusan g n teman2 disini 
utk minta permintaan maafnya yah. Soalnya gara2 kampanye dia utk dapat gelar 
tokohnya n perbuatannya maka g ga bisa sepenuhnya menjadi keturunan tionghoa. 
Banyak yg putus nama marga n tradisi. Dll jadi kayaknya kita semua berhak 
menuntut dia minta maaf atas perbuatannya dahulu bkn skrg yah, kecuali dia 
masih kasak kusuk buat lancarkan langkah berikutnya. 
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT


From: Haryadi Theng chenhoa.theng@ yahoo.com
   

[budaya_tionghua] Inkuisisi , Re: Menjadi Tionghoa atau Kristen

2008-09-19 Terurut Topik Dada
maaf , jangan marah yah , tapi statement berulang anda sudah saya
jawab 
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/message/35931

atau ada argumen lainkah? hehehe 
.





--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, mulyawanlie
[EMAIL PROTECTED] wrote:


 -
 kasih? kasihan? demikianlah landasan niat mereka mendirikan
 sekolah.sekali lagi bukan untuk mencerdaskan manusia agar terbebas
 dari kebodohan dan kemiskinan tetapi untuk mempengaruhi orang ato
 bangsa lain seperti yg mereka mau!harus kita pahami tidak ada
 ketulusan yg ada nafsu megalomania. lao tze seperti bisa kita baca
 dalam dao de jing mengatakan :  Bearing and nurturing,Creating but
 not owning,Giving withoutdemanding,This is harmony. inilah Kasih!.
 inilah harta karun asian wisdom. 
 jangan marah ya bung Robby, tapi pikir..pikir.
 kam bek, cam bek
 
 Mulyawan Lie





[budaya_tionghua] Re: Apakah setiap orang tionghoa harus menjalankan budaya tionghoa ?

2008-09-19 Terurut Topik RM Danardono HADINOTO
Dari pengamatan saya puluhan tahun, mas, manusia itu ber-macam2. 
Banyak teman teman saya waktu SMA, kala itu zaman rock'n roll, rata 
rata memakai baju gaya cowboy, ada yang pakai topi cowboy, jalan 
meniru niru bintang layar. Kala itu Roy Rogers. Teman teman lain, 
yang main band, paling senang memainkan lagu lagu rock (yang memang 
banyak yang bagus sihh, seperti dari Bill Haley). Banyak yang malu 
mengaku Jawa, dan dengan bangga katakan tak suka keroncong Jawa, 
apalagi gamelan..

Mencari akar kita, merunut warisan leluhur, adalah seperti anda 
katakan, sesuatu yang alami. Rasanya aenh sih, kalau kita, duduk 
ditengah orang Barat, lalu merasa Barat seperti mereka, padahal ke 
Barat-an adalah memang akar mereka. Model kita saja sudah demikian 
beda ha ha ha

Salam budaya

Danardono






--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Fy Zhou [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Sdr Teddy,
  
 hal2 begini memang tak ada rumusan yang baku, dalam budaya tak ada 
istilah harus seharusnya. semua sewajarnya berjalan alami. Jika 
anda sendiri tak lagi akrab dng budaya Tionghoa, bagaimana anda bisa 
berharap meneruskan ke anak2 anda?
  
 Orang berhak menangalkan budya asalnya, tapi seringkali, setelah 
usia beranjak tua, orang tersebut akan merasa ada sesuatu yang 
hilang! karena manusia tanpa akar akan kehilangan jati dirinya. 
apalagi saat bertemu dng orang lain dng budaya masing2 yang kental. 
anda akan merasa dangkal. maka sebelum terlambat, carilah akar 
budayanya sendiri.
  
 Selamat mencari
 ZFy
 
 --- On Fri, 9/19/08, teddy.arthemus [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
 From: teddy.arthemus [EMAIL PROTECTED]
 Subject: [budaya_tionghua] Apakah setiap orang tionghoa harus 
menjalankan budaya tionghoa ?
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Date: Friday, September 19, 2008, 5:14 AM
 
 
 
 
 
 
 Hem...sebelumnya salam kenal,saya anggota baru di milis ini
 saya ini pernakan Tionghoa, tetapi sejak kecil sudah mengikuti agama
 Kristen. NAh dulu waktu kecil, tinggal di kampung yang mayoritas 
orang
 tionghoa. Jadi banyak budaya-budaya yang saya alami, mulai dari 
IMlek,
 Lontong Cap Go meh, bakar2 duit buat orang mati, de el el. Budaya 
itu
 semakin kental karena tempat pemukiman kami dekat dengan klenteng.
 Banyak juga orang2 pribumi yang tinggal berdekatan dengan lingkungan
 kami juga melakukan hal yang sama, imlek juga ikut imlek, dsb. Nah,
 sekeluarnya dari perkampungan yang lama-lama dimasuki mayoritas ( 
maaf
 ) suku Madura, hilanglah juga kebudayaan tersebut. Begitu juga 
dengan
 saya yang jadi jarang mengikuti atau ikut dalam budaya2 nenek moyang
 ini. Palingan juga ikut imlek, itu aja belum tentu dapet 
angpao.Hehehe. ..
 Nah, apakah sekarang ( saya sudah keluar dari perkampungan ),menjadi
 suatu keharusan buat saya untuk kembali memakai budaya tionghoa
 tersebut? dan memperkenalkan pada anak2 saya kelak ( masih single 
neh!
 ). Begituataukah saya harus ikut budaya daerah setempat ?
 Tolong dikasih jawaban atas masalah saya ini...makasih. ..:P





[budaya_tionghua] Inkuisisi , Re: Menjadi Tionghoa atau Kristen

2008-09-19 Terurut Topik RM Danardono HADINOTO
Mulyawan heng, rata rata manusia yang belum memahami kedalaman 
falsafah leluhur sendiri, mengagumi barang dari luar. Heran, nabi 
Muhammad sendiri bersabda :  Belajarlah sampai ke negeri Cina..




--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, mulyawanlie 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Dada hisashi.mitshui@
 wrote:
 
  Sayang sekali kalau pelajaran di SMU yang diingat seperti itu2 
saja..
  
   
  
  Seperti yang saya katakan , Copernicus memang mengalami
 inkuisisi..tapi itu
  semua hanya menjelaskan dark age organisasi yang bernama gereja, 
dan
  masa-masa suram Eropa yang di dominasi oleh gereja , bersama
 interpretasi
  yang sudah mapan berabad-abad dan tiba-tiba di goyahkan oleh 
scientific
  revolution yang di mulai oleh Copernicus ..akibatnya gereja 
seperti di
  rongrong wibawanya , oleh hal2 sekunder (gak penting) mengenai 
bumi
 adalah
  bulat. Toh esensi dari agama bukanlah hal2 yang seremeh itu, ada
 yang lebih
  penting dan terabaikan seperti kasih . 
 -
 kasih? kasihan? demikianlah landasan niat mereka mendirikan
 sekolah.sekali lagi bukan untuk mencerdaskan manusia agar terbebas
 dari kebodohan dan kemiskinan tetapi untuk mempengaruhi orang ato
 bangsa lain seperti yg mereka mau!harus kita pahami tidak ada
 ketulusan yg ada nafsu megalomania. lao tze seperti bisa kita baca
 dalam dao de jing mengatakan :  Bearing and nurturing,Creating but
 not owning,Giving withoutdemanding,This is harmony. inilah Kasih!.
 inilah harta karun asian wisdom. 
 jangan marah ya bung Robby, tapi pikir..pikir.
 kam bek, cam bek
 
 Mulyawan Lie





[budaya_tionghua] Re: diskusi launching buku Tionghoa dalam cengkraman SBKRI

2008-09-19 Terurut Topik RM Danardono HADINOTO
Idee bagus, harus segera dilaksanakken. Begitu mendarat di bandara 
saya lapor ha ha ha

Membedakan nona manis lokal dan impor memang sulit, saya lihat ini di 
Genting Highland. Di Shanghai saja rasanya sudah seperti di West 
Coast, ser

Celakanya, kalau terlalu asyik karaoke, lupa menikmati makanan...


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Ulysee [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

  
 Hayuk.
  
 Oom Nano sekarang lagi di indonesia??? Boleh lah beta undang 
karaoke di
 manggadua square. 
 Ada tempat karaoke di panggung open air, sambil karaoke sambil makan
 makan
 sambil taruhan, yang lewat itu cina indonesia atau cina mainland, 
bisa
 bedakan tidak, heheheheh. 
  
 Ay. kapan dunks kapan
  
 
 -Original Message-
 From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of RM Danardono
 HADINOTO
 Sent: Thursday, September 18, 2008 10:29 AM
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Subject: [budaya_tionghua] Re: diskusi  launching buku Tionghoa 
dalam
 cengkraman SBKRI
 
 
 
 --- In HYPERLINK
 mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com[EMAIL PROTECTED]
yahoogroups.-
 com, Akhmad Bukhari Saleh 
 absaleh@ wrote:
 
 - eleted-
 
  Kalau kira-kira untuk datang ke sana saja pun ada
  keterbatasan nyali, minta tuh dianterin dikawal Ul-djie. For
  sure she will only be glad to!
 
 *** Dikawal cik Ul? Wah saya juga mau! Tapi ke karaoke...kalo ke 
kantor 
 CSIS mah beta sudah keluar masuk tanpa permisi atuhhh
 
 
 
  
 
 
 No virus found in this incoming message.
 Checked by AVG.
 Version: 7.5.524 / Virus Database: 270.6.21/1669 - Release Date:
 9/12/2008 2:18 PM
 
 
 
 No virus found in this outgoing message.
 Checked by AVG. 
 Version: 7.5.524 / Virus Database: 270.6.21/1669 - Release Date:
 9/12/2008 2:18 PM





[budaya_tionghua] Bercinta gelap--Re: makanan pakaian yg berasal dari tionghoa?

2008-09-19 Terurut Topik Alfonso
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Mita Melati 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Terimakasih Alfonso atas jawabannya, sangat membantu...^_^
 
 tp ada yg mau saya tanyakan lagi,
 
 Kl yg dimaksud baju konservatif tuh yg kaya gimana y? Kalau jas 
 blazer biasa dipake di acara2 khusus, kalau kehidupan sehari2, 
apakah ada ciri khas pakaiannya? Khususnya buat yang sudah cukup 
berumur, krn orang tua biasanya lebih tidak mudah terpengaruh dengan 
fluktuasi fashion setiap saat...


Alfonso: Saya lahir di Palembang. Papaku punya Bo Mu (ket: akongku 
punya koko punya istri) sampai meninggal dunia, selalu menggunakan 
baju Qipao ala China Selatan. Ada yang tahu film God of Gambler I, 
yang dimainkan oleh Chow Yunfat dan Andy Lau? Dalam 1 adegan di film 
itu, Chow Yutfat jatuh dari tebing dan kepalanya kebentur batu. 
Kemudian Andy Lau cs datang dan membawanya ke seorang nenek. Nah, 
pakaian yang dipakai nenek itulah yang saya maksud dengan baju 
konservatif.

Di China dan Taiwan sendiri, baju yang dipakai oleh orang-orang 
sehari-hari sama dengan yang dipakai di Indonesia. T-shirt, jeans, 
rok. Saya ingin menekankan sedikit dalam pakaian wanita karena 
pakaian wanita lebih banyak variasi daripada pria. Di Taiwan, gadis-
gadis lebih fashion dalam memakai baju. Kalau di Indonesia, 
mahasiswi agak 'malu-malu' dan kelihatan kuno dalam berpakaian. 
Mahasiswi di Indonesia rata-rata hanya memakai T-shirt dan celana 
jeans. Kalau jalan, biasanya tangannya mendekap map dan sejenisnya 
di dada mereka. 

Sedikit melenceng, di Taiwan, mereka memadukan atasan dan bawahan 
dengan warna-warni, dengan rambut yang bermodel terkini, bersepatu, 
dan langsing-langsing. Dipadu dengan kulit putih, mereka kelihatan 
menarik. Dan mereka berusaha menonjolkan keindahan tubuh mereka. 
Cara ini tidak salah, karena kodrat wanita adalah untuk kelihatan 
cantik.

Kembali ke Indonesia, saya seringkali melihat karyawati-karyawati 
yang kurang bisa memadukan pakaian. Ke kantor pakai baju seasalnya. 
Fyi, wanita karir akan kelihatan anggun dan berkelas jika mereka 
memakai rok dan blazer. Tapi, apa yang sering kita jumpai? Karyawati 
memakai kemeja garis-garis dan celana panjang, serta bersandal 
jepit!! Saat makan siang atau pulang kantor, kalau pun memakai 
blazer (seperti di Sudirman), alas kakinya juga sandal jepit!  
Pakaian tidak selalu diciptakan untuk kenyamanan. Pakaian diciptakan 
juga untuk penampilan dalam menciptakan kesan baik. Itulah alasan 
orang memakai pakaian bulu angsa, yang dipakai ga enak, tapi dilihat 
enak.

Kalau kebiasaan jelek yang cowok, saya melihat orang Indonesia 
sering memakai helm masuk ke dalam lift atau masuk ke dalam 
perkantoran orang. Kadang-kadang, saya juga membawa motor kalau 
macet. Tapi saya tidak nyaman melihat ada orang berjalan-jalan di 
dalam perkantoran dengan memakai helm di kepalanya. Kurang bagus, 
gitu lho!


 5. Koran tulisan Mandarin bisa dibeli di loper koran yang ada di 
 lokasi banyak orang Tionghoanya, kayak Glodok, Pluit, Kelapa 
Gading. 
 Saat ini, di hotel, perusahaan, atau kedutaan China/Taiwan juga 
 menaruh koran Mandarin terbitan Indonesia di kantor mereka.
 
 Berhubung tidak semua orang bisa membaca tulisan kanji (bener ga 
kl tulisan yang ada di koran itu tulisan kanji? hehehe), pastinya 
hanya orang2 tertentu yg membaca. Rata2 yang membaca koran itu range 
usianya berapa y? Kebanyakan pembacanya juga lebih banyak Tionghoa 
peranakan atau Tionghoa totok? 


Alfonso: Koran Mandarin juga dibagi gratis di kedutaan China, Kadin 
Taiwan, bank-bank Taiwan/China, asosiasi pengusaha Taiwan, 
perusahaan-perusahaan China/Taiwan, airport, dsb. Jadi jangan 
beranggapan koran Mandarin hanya dibaca oleh China lokal atau China 
benteng. Orang asing pun suka membacanya juga. Bahkan di kantor 
imigrasi pusat di Kuningan Jakarta, juga ada koran Mandarin. Karena 
banyak orang China yang ke sana. 

Kalau orang lokal yang baca koran Mandarin, range usia lahir sebelum 
1953. Mereka ini sempat merasakan SD Tionghoa di Indonesia sebelum 
ditutup pemerintah dalam Peraturan Pemerintah (PP) 10 tahun 1959 
oleh Menteri Perdagangan Rachmat Mujomisero. PP 10 adalah peraturan 
yang membatasi hak berbisnis Tionghoa di tingkat kabupaten ke bawah. 
Tercatat 102 ribu orang kembali ke China saat itu dengan kapal yang 
dikirim langsung dari pemerintah China.

Tidak semua Tionghoa pulang ke China saat itu. Papa saya (lahir 
tahun 1950) mengenang, saat kapal terakhir yang membawa semua 
penumpang terakhir meninggalkan pelabuhan Bom Baru, Palembang, 
seutas tali panjang dijulurkan dari penumpang di atas kapal dengan 
Tionghoa di daratan yang kehabisan kapal. Suasana sangat dramatis. 
Bisa kita bayangkan saat kapal mulai menjauh. Saat tali mencapai 
ujungnya dan lepas, tangis pun pecah.

Berbahagialah kita sebagai generasi ke-3 di Indonesia, karena kita 
sudah bisa menikmati perjuangan kakek-nenek, dan ortu kita. Saya 
sampai diceritain banyak bagaimana orang dulu bercinta dalam keadaan 
gelap gulita.

Alfonso



Re: [budaya_tionghua] Re: Harry Tjan kembali jadi Tionghoa

2008-09-19 Terurut Topik Edi Soemartono
dear friends
kalau boleh nimbrung
sekarang era globalisasi ( batas wilayah negara hanya teritori saja )
spt kata pakar Alvin Toffler tentang global village sepuluh tahun lalu
jadilah warga dunia ( humanisme )
shg kalau
- tidak di akui di negara kelahiran ( misal krn minoritas, inferioritas, dlsb )
- tidak diakui kesamaannya walau sudah warga negara ( diskriminasi ) 
- atau tidak juga diakui di negara leluhur ( kalau masih pingin diakui )
gak usah dipermasalahkan banget lah.  
Di negara maju juga masih sama ttg hal2 spt ini ( tentu tidak sama persis )
Life is short - Enjoy aja. The show must go on.

saya juga terima kasih
karena sudah diberi sudut pandang berbeda dari rekan2 dimilis ini,
tapi jangan dijadikan kebenaran mutlak kalau punya pendapat.
( meskipun dia pakar atau org paling ahli sekalipun )

trims dan salam sejahtera
ES



  - Original Message - 
  From: ChanCT 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, September 19, 2008 8:42 PM
  Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Harry Tjan kembali jadi Tionghoa



  Memangnya ukuran seorang setia dan mencintai negaranya itu apa sih? Setelah 
merubah nama dari A Khong menjadi Bagong? Kan, tidak. Lha kenyataan yang masih 
bernama Ah Khong juga bisa berjuang dan berkorban demi kemerdekaan RI, 
sebaliknya yang bernama Bagong juga bisa menghianati bangsa ini, kok. 

  Sedang Cina yang sudah mengganti nama jadi Hasan dan membanggakan diri 
sebagai kirno dengan tepuk dada sudah naik Haji, tetap saja juga bisa merugikan 
negara, sebaliknya yang bernama Tommy Soeharto juga lebih gila lagi! Lalu, 
siapa yang bisa dikatakan lebih setia dan cinta pada tanahairnya, pada negara 
kelahirannya? Jelas tidak bisa karena dia Tionghoa lalu harus dicurigai 
kesetiaan dan kecintaannya pada RI, sedang karena dia Jawa, Madura, Bugis, ... 
otomatis pasti setia dan cinta pada RI. Pasti tidak!

  Nah, daripada bingung-bingung untuk mempersoalkan bahkan selalu mencurigai 
seorang warga Tionghoa masih saja mencintai dan setia pada negeri leluhurnya, 
yang dikatakan mendua atau men-tiga, ... apa tidak lebih baik melihat saja 
tindakan dia dalam melaksanakan kewajibannya sebagai warga yang baik. Melihat 
seseorang dalam setiap langkahnya mentaati HUKUM yang berlaku, tidak melanggar 
HUKUM. Dan jatuhilah sanksi atas pelanggaran hukum yang terjadi. Itu saja. 

  Salam,
  ChanCT

- Original Message - 
From: Fy Zhou 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
Sent: Friday, September 19, 2008 6:13 PM
Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Harry Tjan kembali jadi Tionghoa


  Mendua itu juga manusiawi kok!  

  Orang2 Indonesia yang tinggal di Eropa pasti bisa memahami hal ini. 
Bahkan kawan2 Tionghoa yang tinggal di Eropa mengaku Mentiga! yakni mencintai 
Tiongkok, Indoneia dan negeri Eropa yang sekarang mereka tinggali, ketiga2nya 
sekaligus! Ini baru namanya manusia yang utuh!

  ZFy

  --- On Fri, 9/19/08, King Hian [EMAIL PROTECTED] wrote:

From: King Hian [EMAIL PROTECTED]
Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Harry Tjan kembali jadi Tionghoa
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Friday, September 19, 2008, 3:21 AM


  Neng Uly,

  Owe mau tanya:
  apakah benar kalo orang Tionghoa Indonesia yang dibesarkan 
dengan warna budaya ke-Tionghoa- an, orientasi keindonesiaan- nya akan menjadi 
mangrotingal dan mendua/terpecah antara Indonesia dengan negeri Leluhur 
(Tiongkok)?

  KH


  --- On Fri, 9/19/08, Ulysee [EMAIL PROTECTED] com.sg wrote:

From: Ulysee [EMAIL PROTECTED] com.sg
Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Harry Tjan kembali jadi 
Tionghoa
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Date: Friday, September 19, 2008, 9:53 AM


Ngaku salah??? coba sebut dulu salahnya apa?

Membantai budaya leluhur???  sebut dulu, kapan dia 
membantai budaya leluhur??? apa aja yang pernah dia lakukan untuk 'membantai' 
budaya itu???

Elu putus marga ya jangan nyalahin dia donk, lha dia 
sendiri masih pake nama marganya kaga pernah dilepas, kenape kaga lu ikutin?
krrrekekeke.  Pake dunks marga lu, misalnya jadi 
Agoeng Tjan Setiawan, getoh. Weks!

Jangan asal tuduh, kalau nggak terbukti khan malu. Apalagi 
kalau nuduhnya cuman lantaran ikut-ikutan doank dan gak punya bukti sendiri.


Eh, BTW, buku elu boleh gue scan nggak? masalahnya kalau di 
scan itu jilidnya nggak kuat, pasti lepas lepas, 
jadi kalau dapat ijin baru gue scan akan gue jilid ulang 
getoh, pokoke kembali mulus deh. Boleh ya?! (maksa, hihihihi) 


  -Original Message-
  From: budaya_tionghua@ yahoogroups. com [mailto:budaya_ 
tionghua@ yahoogroups. com] On Behalf Of [EMAIL 

Re: [budaya_tionghua] (makanan Filipina - Indonesia) Pengaruh budaya tionghua kah?

2008-09-19 Terurut Topik Narpati Pradana
Berarti terkaanku tak salah, Pak Zfy.Tapi kenapa beberapa ejaannya berbeda
yah?

Misalnya, kenapa Bakpao di Indonesia menjadi Siupao di Filipina?



Aku mencari di arsip milis dengan kata kunci lumpia bakpia cuma
mendapatkan enam hasil pencarian. Ada yang tahu link langsung di arsip milis
tentang makanan-makanan dari budaya tionghua yang udah umum di Indonesia?



Oh ya..
Getuk juga dikenal oleh Filipina kah?

Saya sedang di Miami, bukan di Filipina. Tetapi toko-toko asia di sini
banyak yang dimiliki orang-orang Filipina.


Salam,
Kunderemp Ratnawati Hardjito a.k.a
Narpati Wisjnu Ari Pradana



2008/9/19 Fy Zhou [EMAIL PROTECTED]

   Lho, semua nama makanan itu memang berasal dari bahasa mandarin atau
 bahasa Hokian, makanya tak jauh beda. coba misalnya cari getuk di
 manila.. apa ketemu???

 --- On *Fri, 9/19/08, Narpati Pradana [EMAIL PROTECTED]* wrote:

 From: Narpati Pradana [EMAIL PROTECTED]
 Subject: [budaya_tionghua] (makanan Filipina - Indonesia) Pengaruh budaya
 tionghua kah?
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Date: Friday, September 19, 2008, 3:03 AM


   Rekan-rekan milis,
 saat ini saya sedang berada di Miami dan sedang kangen-kangennya masakan
 Indonesia.

 Nah, toko-toko Asia di Miami (gak ada Pecinan di sini) kebanyakan dikelola
 oleh orang-orang Filipina.

 Ada beberapa makanan import dari Filipina yang kayaknya mirip dengan
 makanan Indonesia tetapi ejaannya agak-agak beda.

 Berikut antaranya

 1. dumpling = Shu May, Shau Mai (Filipina) = Siomay?
 2. Lumpia = Lumpia (beneran mirip)
 3. Hopia = Bakpia
 4. Siopao, Siupao (Filipina) = Bak Pau, Bak Pao?

 Penasaran.. itu apa cuma ada di Asia Tenggara atau ada pengaruh budaya
 Tionghua?


 Salam,
 yang lagi jadi parasit di Miami,
 Kunderemp Ratnawati Hardjito a.k.a
 Narpati Wisjnu Ari Pradana


 --
 help thy brother, just or unjust


  




-- 
help thy brother, just or unjust


Re: [budaya_tionghua] Re: Seminar antara CSIS dan BT

2008-09-19 Terurut Topik Karang Terjal
Menurut saya, paling cocok adalah tema diskusi yang berhubungan dengan
Budaya Tionghoa.
Tapibila berdiskusi dengan CSIS (Harry Tjan Silalahi) dengan tema
Budaya Tionghoa, apakah akan nyambung? Mereka baru likno, dan masih dalam
taraf belajar. Biar mereka dalami Budaya Tionghoa dulu, baru diajak diskusi.

Jadi lebih baik ide untuk mengundang Harry Tjan silalahi untuk diskusi dan
seminar itu ditunda dulu, sampai beberapa tahun yang akan datang.
Saat ini lebih baik tenaga dan pikiran team BT diarahkan untuk hal hal
lainnya yang lebih penting dan pantas di prioritaskan.
Dikusi dengan kelompok CSIS bisa dilakukan di acara yang mereka adakan
seperti di Senin yang akan datang. Cukup datang , duduk , dengerin, diskusi,
dan pulang. Tak ada effort yang terlalu besar, drpd mengundang mereka, maka
effort yang dikeluarkan akan lebih besar.

Sayang kalau waktu dan tenaga yang berharga dari team BT dihabiskan utk hal
hal yang belum perlu di prioritaskan...

Saya yang menelurkan ide ini.kemudian membatalkanga masalah kan he
hehe hehe he...

Case Closed.

Salam serius tapi santai,
KT






2008/9/19 Fy Zhou [EMAIL PROTECTED]

   Setuju! tapi harus dengan tema dan persoalan yang terarah. Jangan sampai
 terus mengulang2 masalah SBKRI...

 --- On *Thu, 9/18/08, zhonghua_wenhua [EMAIL PROTECTED]* wrote:

 From: zhonghua_wenhua [EMAIL PROTECTED]
 Subject: [budaya_tionghua] Re: Seminar antara CSIS dan BT
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Date: Thursday, September 18, 2008, 6:20 PM


  Catatan : usulan yang amat baik dari anda kami lemparkan kepada para
 member. Jika member menyetujui, usulan anda ditindaklanjuti.

 Moderator

 --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. combudaya_tionghua%40yahoogroups.com,
 Karang Terjal
 karang0terjal@ ... wrote:
 
  Catatan : usulan anda kami lemparkan kepada para member. Jika
 member menyetujui, bolehlah usulan anda ditindaklanjuti.
 
 
  Kalau boleh memberi saran lebih jauh kepada moderator dan pengurus
 mailist
  Budaya Tionghoa,
 
  Tentukan topik yang ingin diusung lalu kirimkan surat undangan
 (atau bisa
  diskusikan dengan pihak CSIS (Harry Tjan Silalahi) mengenai topik
 tersebut).
 
  Setelah itu kirimkan surat undangan secara resmi ke kantor CSIS
 ditujukan
  kepada Harry Tjan Silalahi. Isi surat tersebut bisa di posting di
 mailist
  Budaya Tionghua, sambil menunggu jawaban dari CSIS.
 
  Dan moderator juga bisa sharing kepada member di sini, jawaban dari
 CSIS
  terhadap undangan tersebut seperti apa. Dijawab atau di tolak atau
 didiamkan
  seribu bahasa terhadap surat undangan diskusi or seminar tersebut,
 bukanlah
  suatu masalah, yang penting sudah ada niat positif dari mailist
 budaya
  tionghoa ke arah situ sehingga bila ada member yang mempertanyakan
 usaha
  nyata para moderator, sudah ada buktinya.
 
 
 
  2008/9/18 Fy Zhou [EMAIL PROTECTED]
 
   Wah, ide ini CIAMIK tenan!
   Huebat pisan !
  
  
   --- On *Thu, 9/18/08, Karang Terjal karang0terjal@ ...* wrote:
  
   From: Karang Terjal karang0terjal@ ...
   Subject: [budaya_tionghua] Seminar antara CSIS dan BT
   To: budaya_tionghua@ yahoogroups. combudaya_tionghua%40yahoogroups.com
   Date: Thursday, September 18, 2008, 12:28 PM
  
  
   Melihat perdebatan yg berlangsung akhir-akhir ini, ada baiknya
 Budaya
   Tionghua Mailist mengadakan suatu diskusi atau seminar dengan
 tema:
  
   Asimilasi dan pemberangusan budaya tionghoa, atau
   kirno, likno dan parno
   atau tema lainnya
  
   dengan mengundang Harry Tjan Silalahi (3 suku kata yg
 menggambarkan nama
   barat, cina, dan batak...contoh asimilasi ke dlm 3 budaya) dan
 anak-anak
   CSIS
  
   Tempatnya bisa di panjay atau di csis atau dimanapun.
   Hasilnya bagaimana? Harry Tjan akan terima atau tidak undangannya
 beserta
   alasannya, bisa diberitahukan ke mailist juga.
  
   Semoga ide ini bisa di tanggapi dengan baik.
  
  
  
  
  
  
  
 


  



Re: [budaya_tionghua] Re: Daripada omong kosong menghujat orang lebih baik karya nyata : Bikin Sekolah dong !!!

2008-09-19 Terurut Topik Liquid Yahoo
Ini millis umum, bukan khusus orang TiongHua, siapapun boleh jadi member, 
ga khusus TiongHua!!! Anda siapa yang bisa-bisanya ngusir orang dari millis 
ini? Moderator yang punya hak atur2? Lalu knapa ga ban aja orang2 non TiongHua 
kalo prinsip anda budaya TiongHua hanya Khusus TiongHua?

Kalo anda ga keberatan atau tidak cocok karena ada non TiongHua disini 
silahkan pindah, jangan ngusir2



  - Original Message - 
  From: david 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Thursday, 18 September, 2008 23:06
  Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Daripada omong kosong menghujat orang 
lebih baik karya nyata : Bikin Sekolah dong !!!


  Ini forum tionghoa kalo keberatan atau tidak cocok silakan pindah jangan 
cari2 ribut dan rusuh...
  Powered by Telkomsel BlackBerry�



--
  From: Fy Zhou [EMAIL PROTECTED]
  Date: Thu, 18 Sep 2008 08:50:22 -0700 (PDT)
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
  Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Daripada omong kosong menghujat orang 
lebih baik karya nyata : Bikin Sekolah dong !!!


Pak ABS ini kok aneh, kalau saya bicara tentang pribadi yang bukan 
publik figur, dan membicarakan kehidupan pribadi yang bukan domain publik, itu 
baru namanya gosip!

Yang saya bicarakan adalah Seorang Tokoh CSIS dan LPKB ! yang kiprahnya 
banyak diketahui umum. Dan yang saya bicarakan adalah hal2 yang bekaitan dengan 
sikap politik dan kegiatan politiknya! bukan urusan rumah tangganya!

Seperti halnya kita di sini boleh saja menilai pribadi dan sikap 
politik SBY, Amin Rais, Gusdur, megawati berdasarkan kiprah mereka selama ini, 
apa semua penilaian ini harus langsung disampaikan ke mereka agar tak dianggap 
gosip murahan? toh mereka semua juga masih hidup lho!

semua pandangan saya tentang dia bukan berdasarkan berita2 bisik2, tapi 
berdasarkan omongan dan tulisan dia di forum resmi atau massmedia! jelas bukan 
gosip murahan!!!

Jika berdasarkan informasi2 resmi ini saya mengambil kesimpulan 
negatif, itu sah2 saja, sedang anda juga berhak mengambil kesimpulan yang 
berlawanan! apa mengambil kesimpulan seperti ini semua perlu konfirmasi dulu 
sama yang bersangkutan logika dari mana ? 

Kalau ini semua disebut omong kosong, ya memang benar! kita semua yang 
bicara di millis ini memang omong kosong! termasuk Pak ABS sendiri tentunya! 
Jika ingin berpolitik praktis masuk saja ke Parpol atau LSM, untuk apa 
membuang2 waktu bicara di millis ? 


Salam Omong Kosong
ZFy




--- On Thu, 9/18/08, Akhmad Bukhari Saleh [EMAIL PROTECTED] wrote:

  From: Akhmad Bukhari Saleh [EMAIL PROTECTED]
  Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Daripada omong kosong menghujat 
orang lebih baik karya nyata : Bikin Sekolah dong !!!
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
  Date: Thursday, September 18, 2008, 3:15 PM


  Untuk apa? 
  Betul, untuk apa?
  Kalau berdialog langsung saja sudah dipertanyakan untuk apa, apalagi 
monolog hujatan yang dia tidak tahu menahu.

  Wasalam.

   - - - ---


- Original Message - 
From: Fy Zhou 
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
Sent: Thursday, September 18, 2008 5:11 PM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Daripada omong kosong menghujat 
orang lebih baik karya nyata : Bikin Sekolah dong !!!


  Pak ABS,

  Zaman sekarang zaman informasi, kita berpolemik tak harus 
bertatap muka, apa lagi sekedar menganalisa pemikiran seseorang, tak harus 
denger langsung dia bicara bukan? 

  Saya pribadi tak ada minat untuk berdialog dng Harry Tjan 
tentang masa lalunya, untuk apa? dia toh takkan berubah lagi, maklum sudah 
uzur. Apalagi, sekarang dia pasang muka low profile, bagaimana tega 
menyerangnya? kecuali suatu saat dia mendadak vokal kembali menyuarakan politik 
budaya LPKBnya , saya mungkin berminat bertatap muka langsung!

  Saat ini saya lebih senang bicara dengan anak2 didiknya, 
mencoba mengingatkan mereka agar mau mengkoreksi pemikiran mentornya. saya kira 
bicara dengan orang muda lebih penting, mereka adalah masa depan. 





  --- On Thu, 9/18/08, Akhmad Bukhari Saleh [EMAIL PROTECTED] 
net.id wrote:

From: Akhmad Bukhari Saleh [EMAIL PROTECTED] net.id
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Daripada omong kosong 
menghujat orang lebih baik karya nyata : Bikin Sekolah dong !!!
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Date: Thursday, September 18, 2008, 8:01 AM


Justru itu, menyerang orang di suatu milis, apalagi 
berulang-
ulang, yang orangnya nggak ada di milis ybs., itulah yang
namanya omong kosong.

Justru 

Re: [budaya_tionghua] Re: Harry Tjan kembali jadi Tionghoa

2008-09-19 Terurut Topik Karang Terjal
Pak Chan,

Yang saya dengar, sindhunata sempat berobat ke RRT sebelum meninggal, hal
yang memang bila benar, sungguh membuat saya heran, kenapa tidak memilih
Eropa or Amerika?

Tentang tulisan anda:
Dia lupa begitu konsep Asimilasi diambil oper oleh pemerintah yang berkuasa
dan menjadi ketentuan, tidak bisa tidak mengandung paksaan untuk terlaksana.


Menurut saya, justru itulah tujuannya, agar diambil oper oleh pemerintah,
sehingga memiliki kekuatan hukum untuk dilaksanakan.

Kegagalan konsep Asimilasi telah dibayar dengan harga yang sangat mahal
dengan jatuhnya begitu banyak korban jiwa dari etnis Tionghoa dalam
kerusuhan Mei 98, menyisakan trauma yang mendalambagi korban.
Sementara keluarga pencetus konsep itu, tidak tersentuh oleh kerusuhan
tersebut (ataukah saya salah???).

Untunglah, Sindhunata bisa melihat akibat dari program asimilasi tersebut
sebelum meninggal...
Setiap manusia yang meninggal, akan mempertanggungjawabkan perbuatannya ke
hadiratNya...

Dan anda Pak Chan, yang merupakan keturunan langsung dari seorang tokoh
besar yang pernah dimiliki oleh bangsa ini, tapi bisa mempunyai sikap yang
begitu rendah hati, sungguh membuat saya kagum.
Beberapa kali , bila ada waktu, saya sering membaca tulisan anda, dan
tulisan anda sungguh menunjukkan kebesaran hati anda. Terimalah salam hormat
saya.

Bila suatu saat saya ada kesempatan berkunjung ke Hongkong, semoga Pak Chan
tidak keberatan untuk bertemu saya dan memberi petunjuk bagi saya dalam
hidup ini.


2008/9/18 ChanCT [EMAIL PROTECTED]

Bung Karang yb,

 Boleh saya gunakan sebutan Karang untuk bung? Maaf kalau salah, karena saya
 tidak temukan nama bung yang benar. Sungguh terimakasih atas masukan yang
 diberikan, dan saya setuju deengan pendapat bung. Terhadap siapapun
 hendaknya kita bisa berlapang dada menerima perubahan yang telah terjadi,
 tidak berpeganga teguh pada sikap dia belasan bahkan puluhan tahun yl saja.
 Berani menerima perubahan yang ada dan itulah Harry Tjan yang kita lihat
 sekarang.

 Orang yang sudah mencapai TOKOH, tentu akan lebih berat untuk melakukan
 otokritik, mengakui kesalahan yang telah dilakukan dan diperjuangkan
 sehingga dia naik daun jadi tokoh. Harus beri waktu dan kesempatan yang
 lebih baik untuk turun tangga.

 Saya pun ketika 4 tahun yl berada di Jakarta menemui seorang kawan,
 dapatkan cerita, kalau Sindhunata diakhir hidupnya juga sudah siuman,
 merasakan konsep asimilasi yang diperjuangkan dahulu itu salah, dan dalam
 praktek ternyata tidak sebagaimana konsep Asimilasi semula, dimana harus
 dilaksanakan secara wajar tanpa sedikitpun boleh mengandung paksaan apalagi
 kekerasan. Dia lupa begitu konsep Asimilasi diambil oper oleh pemerintah
 yang berkuasa dan menjadi ketentuan, tidak bisa tidak mengandung paksaan
 untuk terlaksana. Orang banyak merasakan terpaksa ganti-nama, menghilangkan
 segala yang berbau Tionghoa, bahasa Tionghoa dilarang, beribadah didepan
 umum dilarang, perayaan Imlek dilarang dan lebih celaka Konghucu juga
 dicabut sebagai salah satu Agama yang sah di Indonesia, ... Tapi sayang,
 seribu sayang sampai Sindhunata meninggal, tidak juga nampak penyataan resmi
 pengoreksian kesalahan konsep Asimilasi yang dia junjung itu.

 Yaah, kita tidak bisa paksakan, dan tak perlu dihujat, hanya mengharapkan
 Harry Tjan bisa mengajukan perkembangan jalan pikirannya dulu dan sekarang,
 sekalipun dia belum berani mengakui konsep asimilasi salah dan dimana
 salahnya, tapi perubahan dari membenci identitas dirinya sebagai Cina dan
 sekarang mengakui diri sebagai Cina, dari kirno menjadi likno, kemudian dari
 sebutan Cina berubah menjadi Tionghoa, tentu juga sangat baik kalau dia bisa
 uraikan. Agar generasi muda mengerti dimana sesungguhnya masalah Tionghoa di
 Indonesia.

 Mudah-mudahan saja bung kalau sempat mengikuti bedah buku itu, bisa
 memberikan informasi lagi.

 Salam,
 ChanCT


 - Original Message -

 *From:* Karang Terjal [EMAIL PROTECTED]
 *To:* budaya_tionghua@yahoogroups.com
 *Sent:* Thursday, September 18, 2008 9:04 PM
 *Subject:* Re: [budaya_tionghua] Re: YIN  YANG (was diskusi  launching
 buku Tionghoa dalam cengkraman SBKRI)

  Bapak Chan yang baik,

 Dalam beberapa tahun terakhir ini, Harry Tjan Silalahi sudah banyak
 berubah dan sudah likno.
 Dia juga sudah mulai memahami arti kata Belajarlah sampai ke negri Cina.
 Hal itu dilakukan dengan mengirimkan anak didiknya utk belajar ke RRC.
 Selain itu, Harry Tjan silalahi juga lebih senang di panggil Pak Tjan,
 belajar meditasi Zhen Qi untuk mengobati penyakitnya, ga hanya belajar,
 beliau juga mempraktekkan itu secara berkala sehari dua kali, juga menikahi
 istri yang cantik yang mempunyai darah Cina. Selain itu, Harry Tjan Silalahi
 sudah belajar Feng Shui, mengundang Lao She (pelatih meditasi Zheng Qi) ke
 kantornya dan melakukan diskusi di sana, bahkan beliau sempat memberikan
 masukan sekaligus kritikan karena tidak adanya buku meditasi pelatihan
 kesehatan itu diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Maklum, Beliau itu
 

[budaya_tionghua] Re: Teh Yang Memabukkan? (Was: Mabok Teh ... was YIN YANG)

2008-09-19 Terurut Topik hartantodedy

 bilang longjing kok ada seperti rasa rumput laut. 

mungkin sama dengan teh hijau Jepang, saya bilang ada anyir-anyirnya, 
sedang rasanya seperti seduhan daun kumis kucing.
Sedang teh hitam Jepang (Omocha), saya bilang sih ada bau angusnya. 

Kalau ngak salah kusir bendi di Minang minumnya, daun kopi diseduh

sala,
Dedy



[budaya_tionghua] Re:Rumah Sakit-rumah sakit yang didirikan oleh masyarakat Tionghoa, chususnya Tionghoa Ie Wan-satu kontribusi masyarakat Tionghoa (Bagian V)

2008-09-19 Terurut Topik Han Hwie Song
Rumah Sakit-rumah sakit yang didirikan oleh masyarakat Tionghoa, chususnya
Tionghoa Ie Wan-satu kontribusi masyarakat Tionghoa (Bagian V)

 

Silahkan sekarang saya ceritakan sedikit tentang rumah sakit Dr. Oen (nama
komplit beliau ialah Dr. Oen Boen Ing) Suarakarta. Rumah sakit Dr. Oen
dibangun jaman Tempo Doeloe sebelum Perang Dunia kedua. Rumah sakit ini
sekarang berlokasi di jalan Kandang Sapi. Rumah sakit ini besar dalam ukuran
kota Solo dengan peralatan yang tidak kalah dengan rumah sakit academis
Solo. Direktur dari rumah sakit ini adalah Dr. Halim yang masih ada hubungan
famili dengan kami, karena adik lelaki dari istri saya menikah dengan adik
wanita dari dokter Halim. Rumah sakit ini ramai dikunjungi penderita-pende
rita kebanyakan dari pribumi, karena mayoritas adalah orang Pribumi. 

Dokter  Oen di Solo sangat ternama karena kesosialannya, banyak penderita
yang beliau tidak minta bayaran kalau penderita itu seorang yang tidak
mampu. Bahkan beliau tidak mengatakan pembayarannya, sesukanya orang memberi
berapa dapat dimasukkan dalam bus.  Saya kenal dokter yang sosial ini
sesudah saya berkenalan dengan Shueh Yi yang engkongnya tinggal di Solo.
Sebetulnya sesudah saya lulus saya ingin bekerja dirumah sakit beliau dan
beliau juga menyetujui keinginan saya ini, karena beliau bekerja sendirian
saja dan mencari dokter tidak muda itu waktu, karena kurangnya tenaga
dokter. Tetapi berhubung Universitas Res Publica juga memerlukan seorang
dokter untuk dikerjakan sebagai sekretaris fakultas kedokteran dan
kedokteran gigi, dan karena saya beranggapan perlunya adanya pendidikan
kedokteran dan kedokteran gigi yang memberi kemungkinan bagi mahasiswa
keturunan Tionghoa untuk menjadi dokter dan dokter gigi, maka saya pilih
yang terachir ini. Kesatu karena kedokteran berhubungan erat dengan
kesehatan rakyat, maka kontribusi masyarakat Tionghoa sangat dihargai dan
kedua ibu-ibu Tionghoa sangat beringinan agar anaknya kelak bisa menjadi
dokter.

Dr. Oen adalah seorang yang humanis dan berpendirian teguh, karena
pekerjaannya yang sosial untuk rakyat miskin, maka beliau kenal baik dan
mendapatkan kehormatan baik dari pemerintah Republik Indonesia maupun dari
dari Sunan Solo. Karena jasa-jasanya dan pengabdiannya yang tanpa pamrih
kepada masyarakat, Dr. Oen Boen Ing mendapatkan penghargaan
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Satya_Lencana_Bhakti_Sosialactio
n=editredlink=1 Satya Lencana Bhakti Sosial dari pemerintah Republik
Indonesia pada  http://id.wikipedia.org/wiki/30_Oktober 30 Oktober
http://id.wikipedia.org/wiki/1979 1979. Beliau juga dianugerahi gelar
kebangsawanan oleh Sri  http://id.wikipedia.org/wiki/Mangkunegoro_VIII
Mangkunegoro VIII Solo, dengan nama Kanjeng Raden Toemenggoeng Oen Boen Ing
Darmohoesodo. Pada  http://id.wikipedia.org/wiki/24_Januari 24 Januari
http://id.wikipedia.org/wiki/1993 1993 Sri
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Mangkunegoro_IXaction=editredli
nk=1 Mangkunegoro IX menaikkan gelarnya dari Kanjeng Raden Toemenggoeng
menjadi Kanjeng Raden Mas Toemenggoeng Hario Oen Boen Ing Darmohoesodo
(Wikipedia).

Pada tahun 2006, kami mendapatkan undangan pada pembukaan ruangan VIP dari
rumah sakit Dokter Oen Solo yaitu ruangan Kwee Han Tiong. Kwee Han Tiong
adalah anak bungsu dari Kwee Som Tjiok, owner dari batik Keris Solo. Nama
ruangan ini diberikan sebagai penghormatan atas dermaan pak Kwee tanah untuk
pembangunan rumah sakit dokter Oen yang kedua di Solo, yaitu di Solo Baru.
Oleh panitia aku diberi tahu cerita bagaimana bapak Kwee membantu
pembangunan rumah sakit ini. Pada satu hari ada seorang Tionghoa yang juga
aktivis masyarakat (katakan pak A), menenmui pak Kwee (pak K)dan minta agar
diberi tanah di Solo Baru untuk membangun rumah sakit Dr. Oen kedua, di
daerah dimana pak Kwee sedang mempunyai projek perumahan. Pak A: bisakah
anda memberikan tanah sepuluh hectare untuk membangun sebuah rumah sakit
dokter Oen ? Jawab Pak K: boleh, tanpa rente dapat dicicil selama sepuluh
tahun. Pak A: mana bisa bayar, sebab rumah sakit ini adalah pekerjaan
sosial.  Pak K: dua puluh tahun, OK? Pak A: j, mungkin bisa,
tetapi Pak K: baiklah saya berikan cuma-cuma sebagai sumbangan kami.
Lalu setahun kemudian rumah sakit itu belum dibangun dan kedua orang ini
bertemu muka di satu perjamuan, pak K bertanya pada pak A: oom kenapa rumah
sakitnya sampai sekarang koq belum tampak adanya keaktivan  pembangunan?
Pak A:  yaah masih belum ada uangnya. Pak K: Oom beginilah, oom membantu
500 000 ribu dollar USA, uwee juga membantu 500 000 ribu dollar, agar rumah
sakit Dr. Oen yang kedua ini bisa cepat dibangun. Bagaimana pikiran oom?
Pak A: OK, oom juga setuju. Dan rumah sakit itu lalu dibangun menurut
rencana yang kemudian dibuat. 
 
Dr. Han Hwie-Song


[budaya_tionghua] Bercinta gelap--Re: makanan pakaian yg berasal dari tionghoa?

2008-09-19 Terurut Topik perfect_harmony2000
Sdr.Alfonso,


masalah berpakaian itu adalah hak masing-masing. Serasi atau tidak 
itu bukankah menurut suatu sudut pandang.

Blazer dan sendal jepit ? Saya tidak pernah melihatnya kecuali mereka 
yang ingin santai karena selalu memakai sepatu hak tinggi dan itu 
amat menyiksa kaki mereka. Jadi saya maklum.

Helm dibawa ke dalam lift karena banyak helm yang hilang.
Harap anda maklum saja. Jika merokok dalam lift itulah yang tidak 
pantas.



Hormat saya,


Xuan Tong
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Alfonso [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Mita Melati 
 qhuqwayz_aja@ wrote:
 
  Terimakasih Alfonso atas jawabannya, sangat membantu...^_^
  
  tp ada yg mau saya tanyakan lagi,
  
  Kl yg dimaksud baju konservatif tuh yg kaya gimana y? Kalau jas 
  blazer biasa dipake di acara2 khusus, kalau kehidupan sehari2, 
 apakah ada ciri khas pakaiannya? Khususnya buat yang sudah cukup 
 berumur, krn orang tua biasanya lebih tidak mudah terpengaruh 
dengan 
 fluktuasi fashion setiap saat...
 
 
 Alfonso: Saya lahir di Palembang. Papaku punya Bo Mu (ket: akongku 
 punya koko punya istri) sampai meninggal dunia, selalu menggunakan 
 baju Qipao ala China Selatan. Ada yang tahu film God of Gambler I, 
 yang dimainkan oleh Chow Yunfat dan Andy Lau? Dalam 1 adegan di 
film 
 itu, Chow Yutfat jatuh dari tebing dan kepalanya kebentur batu. 
 Kemudian Andy Lau cs datang dan membawanya ke seorang nenek. Nah, 
 pakaian yang dipakai nenek itulah yang saya maksud dengan baju 
 konservatif.
 
 Di China dan Taiwan sendiri, baju yang dipakai oleh orang-orang 
 sehari-hari sama dengan yang dipakai di Indonesia. T-shirt, jeans, 
 rok. Saya ingin menekankan sedikit dalam pakaian wanita karena 
 pakaian wanita lebih banyak variasi daripada pria. Di Taiwan, gadis-
 gadis lebih fashion dalam memakai baju. Kalau di Indonesia, 
 mahasiswi agak 'malu-malu' dan kelihatan kuno dalam berpakaian. 
 Mahasiswi di Indonesia rata-rata hanya memakai T-shirt dan celana 
 jeans. Kalau jalan, biasanya tangannya mendekap map dan sejenisnya 
 di dada mereka. 
 
 Sedikit melenceng, di Taiwan, mereka memadukan atasan dan bawahan 
 dengan warna-warni, dengan rambut yang bermodel terkini, bersepatu, 
 dan langsing-langsing. Dipadu dengan kulit putih, mereka kelihatan 
 menarik. Dan mereka berusaha menonjolkan keindahan tubuh mereka. 
 Cara ini tidak salah, karena kodrat wanita adalah untuk kelihatan 
 cantik.
 
 Kembali ke Indonesia, saya seringkali melihat karyawati-karyawati 
 yang kurang bisa memadukan pakaian. Ke kantor pakai baju seasalnya. 
 Fyi, wanita karir akan kelihatan anggun dan berkelas jika mereka 
 memakai rok dan blazer. Tapi, apa yang sering kita jumpai? 
Karyawati 
 memakai kemeja garis-garis dan celana panjang, serta bersandal 
 jepit!! Saat makan siang atau pulang kantor, kalau pun memakai 
 blazer (seperti di Sudirman), alas kakinya juga sandal jepit!  
 Pakaian tidak selalu diciptakan untuk kenyamanan. Pakaian 
diciptakan 
 juga untuk penampilan dalam menciptakan kesan baik. Itulah alasan 
 orang memakai pakaian bulu angsa, yang dipakai ga enak, tapi 
dilihat 
 enak.
 
 Kalau kebiasaan jelek yang cowok, saya melihat orang Indonesia 
 sering memakai helm masuk ke dalam lift atau masuk ke dalam 
 perkantoran orang. Kadang-kadang, saya juga membawa motor kalau 
 macet. Tapi saya tidak nyaman melihat ada orang berjalan-jalan di 
 dalam perkantoran dengan memakai helm di kepalanya. Kurang bagus, 
 gitu lho!
 
 
  5. Koran tulisan Mandarin bisa dibeli di loper koran yang ada di 
  lokasi banyak orang Tionghoanya, kayak Glodok, Pluit, Kelapa 
 Gading. 
  Saat ini, di hotel, perusahaan, atau kedutaan China/Taiwan juga 
  menaruh koran Mandarin terbitan Indonesia di kantor mereka.
  
  Berhubung tidak semua orang bisa membaca tulisan kanji (bener ga 
 kl tulisan yang ada di koran itu tulisan kanji? hehehe), pastinya 
 hanya orang2 tertentu yg membaca. Rata2 yang membaca koran itu 
range 
 usianya berapa y? Kebanyakan pembacanya juga lebih banyak Tionghoa 
 peranakan atau Tionghoa totok? 
 
 
 Alfonso: Koran Mandarin juga dibagi gratis di kedutaan China, Kadin 
 Taiwan, bank-bank Taiwan/China, asosiasi pengusaha Taiwan, 
 perusahaan-perusahaan China/Taiwan, airport, dsb. Jadi jangan 
 beranggapan koran Mandarin hanya dibaca oleh China lokal atau China 
 benteng. Orang asing pun suka membacanya juga. Bahkan di kantor 
 imigrasi pusat di Kuningan Jakarta, juga ada koran Mandarin. Karena 
 banyak orang China yang ke sana. 
 
 Kalau orang lokal yang baca koran Mandarin, range usia lahir 
sebelum 
 1953. Mereka ini sempat merasakan SD Tionghoa di Indonesia sebelum 
 ditutup pemerintah dalam Peraturan Pemerintah (PP) 10 tahun 1959 
 oleh Menteri Perdagangan Rachmat Mujomisero. PP 10 adalah peraturan 
 yang membatasi hak berbisnis Tionghoa di tingkat kabupaten ke 
bawah. 
 Tercatat 102 ribu orang kembali ke China saat itu dengan kapal yang 
 dikirim langsung dari pemerintah China.
 
 Tidak semua Tionghoa pulang ke 

[budaya_tionghua] Re: Seminar antara CSIS dan BT

2008-09-19 Terurut Topik perfect_harmony2000
Sdr.Karang,

mengajukan suatu usulan adalah tidak salah, tapi apakah anda pernah 
berpikir bahwa CSIS adalah suatu organisasi resmi sedangkan BT ?

BT bukanlah organisasi resmi, hanya sekumpulan orang-orang yang 
memiliki perhatian terhadap budaya Tionghoa dan kebetulan yang 
menjadi team BT adalah mereka yang memiliki pengetahuan cukup lumayan 
sesuai bidang yang mereka geluti dan sukai.

Saya pribadi setuju sekali diadakan diskusi antara Harry Tjan 
Silalahi dengan beberapa moderator BT, tentunya harus ditempat yang 
layak bukan ditempat yang berdebu dan panas seperti tempat yang 
sekarang sering dilakukan kegiatan oleh rekan-rekan. 


Hormat saya,


Xuan Tong

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Karang Terjal 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Menurut saya, paling cocok adalah tema diskusi yang berhubungan 
dengan
 Budaya Tionghoa.
 Tapibila berdiskusi dengan CSIS (Harry Tjan Silalahi) 
dengan tema
 Budaya Tionghoa, apakah akan nyambung? Mereka baru likno, dan masih 
dalam
 taraf belajar. Biar mereka dalami Budaya Tionghoa dulu, baru diajak 
diskusi.
 
 Jadi lebih baik ide untuk mengundang Harry Tjan silalahi untuk 
diskusi dan
 seminar itu ditunda dulu, sampai beberapa tahun yang akan datang.
 Saat ini lebih baik tenaga dan pikiran team BT diarahkan untuk hal 
hal
 lainnya yang lebih penting dan pantas di prioritaskan.
 Dikusi dengan kelompok CSIS bisa dilakukan di acara yang mereka 
adakan
 seperti di Senin yang akan datang. Cukup datang , duduk , dengerin, 
diskusi,
 dan pulang. Tak ada effort yang terlalu besar, drpd mengundang 
mereka, maka
 effort yang dikeluarkan akan lebih besar.
 
 Sayang kalau waktu dan tenaga yang berharga dari team BT dihabiskan 
utk hal
 hal yang belum perlu di prioritaskan...
 
 Saya yang menelurkan ide ini.kemudian membatalkanga masalah 
kan he
 hehe hehe he...
 
 Case Closed.
 
 Salam serius tapi santai,
 KT
 
 
 
 
 
 
 2008/9/19 Fy Zhou [EMAIL PROTECTED]
 
Setuju! tapi harus dengan tema dan persoalan yang terarah. 
Jangan sampai
  terus mengulang2 masalah SBKRI...
 
  --- On *Thu, 9/18/08, zhonghua_wenhua [EMAIL PROTECTED]* 
wrote:
 
  From: zhonghua_wenhua [EMAIL PROTECTED]
  Subject: [budaya_tionghua] Re: Seminar antara CSIS dan BT
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
  Date: Thursday, September 18, 2008, 6:20 PM
 
 
   Catatan : usulan yang amat baik dari anda kami lemparkan kepada 
para
  member. Jika member menyetujui, usulan anda ditindaklanjuti.
 
  Moderator
 
  --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. combudaya_tionghua%
40yahoogroups.com,
  Karang Terjal
  karang0terjal@ ... wrote:
  
   Catatan : usulan anda kami lemparkan kepada para member. Jika
  member menyetujui, bolehlah usulan anda ditindaklanjuti.
  
  
   Kalau boleh memberi saran lebih jauh kepada moderator dan 
pengurus
  mailist
   Budaya Tionghoa,
  
   Tentukan topik yang ingin diusung lalu kirimkan surat undangan
  (atau bisa
   diskusikan dengan pihak CSIS (Harry Tjan Silalahi) mengenai 
topik
  tersebut).
  
   Setelah itu kirimkan surat undangan secara resmi ke kantor CSIS
  ditujukan
   kepada Harry Tjan Silalahi. Isi surat tersebut bisa di posting 
di
  mailist
   Budaya Tionghua, sambil menunggu jawaban dari CSIS.
  
   Dan moderator juga bisa sharing kepada member di sini, jawaban 
dari
  CSIS
   terhadap undangan tersebut seperti apa. Dijawab atau di tolak 
atau
  didiamkan
   seribu bahasa terhadap surat undangan diskusi or seminar 
tersebut,
  bukanlah
   suatu masalah, yang penting sudah ada niat positif dari mailist
  budaya
   tionghoa ke arah situ sehingga bila ada member yang 
mempertanyakan
  usaha
   nyata para moderator, sudah ada buktinya.
  
  
  
   2008/9/18 Fy Zhou zhoufy@
  
Wah, ide ini CIAMIK tenan!
Huebat pisan !
   
   
--- On *Thu, 9/18/08, Karang Terjal karang0terjal@ ...* 
wrote:
   
From: Karang Terjal karang0terjal@ ...
Subject: [budaya_tionghua] Seminar antara CSIS dan BT
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. combudaya_tionghua%
40yahoogroups.com
Date: Thursday, September 18, 2008, 12:28 PM
   
   
Melihat perdebatan yg berlangsung akhir-akhir ini, ada baiknya
  Budaya
Tionghua Mailist mengadakan suatu diskusi atau seminar dengan
  tema:
   
Asimilasi dan pemberangusan budaya tionghoa, atau
kirno, likno dan parno
atau tema lainnya
   
dengan mengundang Harry Tjan Silalahi (3 suku kata yg
  menggambarkan nama
barat, cina, dan batak...contoh asimilasi ke dlm 3 budaya) dan
  anak-anak
CSIS
   
Tempatnya bisa di panjay atau di csis atau dimanapun.
Hasilnya bagaimana? Harry Tjan akan terima atau tidak 
undangannya
  beserta
alasannya, bisa diberitahukan ke mailist juga.
   
Semoga ide ini bisa di tanggapi dengan baik.
   
   
   
   
   
   
   
  
 
 
   
 





Re: [budaya_tionghua] Edukasi versi milis untuk sdr Hendri Irawan

2008-09-19 Terurut Topik King Hian
Betul sekali!
Buku Tionghoa dalam Cengkeraman SBKRI isinya adalah:
- pemberlakuan SBKRI berarti status hukum WNI Tionghoa masih dipertanyakan
- permasalahan yang dihadapi oleh WNI Tionghoa yang masih mengalami kesulitan 
ketika berurusan dengan aparat karena selalu diminta untuk menunjukkan SBKRI, 
padahal menurut 'teori'nya SBKRI sudah tidak diperlukan lagi.
 
Jadi isi buku ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan sikap politik Harry 
Tjan Silalahi (HTS). Bahkan ada pernyataan yang bertentangan dengan teori 
asimilasi yang dulu (entah sekarang) dianut oleh HTS. Dari halaman 43-44:
 
{.. Orang-orang Tionghoa sering di-prejudice masih berkiblat ke negeri leluhur 
(RRT) karena masih melaksanakan budaya dan adat leluhur mereka. Atas dasar 
preduice tersebut seakan-akan mereka pantas dikenai kebijaksanaan SBKRI.
    Pendapat tersebut sangatlah terkesan mencampur-baurkan persoalan identitas 
politik (kewarganegaraa) dan identitas budaya yang universal dalam masyarakat. 
Persoalan kewarganegaraan (politik) sudah selesai ketika seorang dinyatakan 
secara sah sbg warga negara dari suatu negara, terlepas apapun identitas 
budayanya. Budaya Tionghoa seperti Imlek pada dasarnya merupakan budaya yang 
melekat pada komunitas (Cina) dalam arti universal, di manapun komunitas Cina 
(Tionghoa dalam konteks Indonesia) leluasa untuk melaksanakan ekspresi budaya 
mereka di negara manapun tanpa perlu dilekatkan sebagai bagian dari RRT.  ...}
 
Hubungan buku ini dengan HTS adalah: HTS adalah salah satu (dari empat) yang 
memberi komentar tentang buku ini.
 
Komentar HTS ada di bagian belakang buku:
Persoalan yang diangkat dalam buku ini, sebenarnya bukanlah permasalahan baru, 
bahkan sudah menjadi pengetahuan publik. Namun, terbitnya buku ini setidaknya 
dapat menjadi literatur yang berguna sebab tidak banyak buku yang menyoroti 
persoalan SBKRI ini secara khusus.
Harry Tjan Silalahi, SH, Pendiri Centre for Strategic and Inter-national 
Studies (CSIS)
 
Jadi, acara peluncuran buku Tionghoa dalam Cengkeraman SBKRI ini tidak 
mungkin dijadikan ajang untuk berbicara dengan HTS mengenai sikap politiknya 
waktu itu (dan sekarang), karena sangat OOT.

KH

--- On Fri, 9/19/08, Fy Zhou [EMAIL PROTECTED] wrote:

From: Fy Zhou [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [budaya_tionghua] Edukasi versi milis untuk sdr Hendri Irawan
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Friday, September 19, 2008, 4:52 PM












sekedar membetulkan salah paham:
 
Yang kami sorot sebenarnya bukan isi buku Tionghoa dalam cengkeraman SBKRI. 
mengenai ini meski kami belum membaca, tak ada yang mencurigai isinya sesat. 
yang kami sorot adalah sikap politik Harry Tjan yang ambigu.itu saja. 
 
Karena kami tak ada masalah dng sikap politik mereka saat ini ttg SBKRI, ya 
ngapain datang? untuk menyanggah atau mendukung? kan sama2 tak relevan! Kecuali 
mereka mengeluarkan Buku  Tionghoa dalm cengkeraman politik budaya , baru 
menarik kita untuk hadir!
 

--- On Thu, 9/18/08, Tantono Subagyo [EMAIL PROTECTED] com wrote:

From: Tantono Subagyo [EMAIL PROTECTED] com
Subject: [budaya_tionghua] Edukasi versi milis untuk sdr Hendri Irawan
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Date: Thursday, September 18, 2008, 7:47 PM




Saya pikir kalau misalnya ada yang menulis tentang sejarahnya Harry
Tjan lalu dimasukkan dalam Files, lalu ada yang menulis tentang budaya
masukkan juga dalam Files, terus pdf tentang ajaran KHC, maka
edukasinya ada dan bisa dimengerti. Misalnya ada yang tanya tentang
CSIS, maka acuan jawaban ke files tersebut akan sangat baik dan dapat
dimengerti tentunya daripada CSIS itu Kirno tapi sekarang Likno dan
yang Tepno menderita. Dan ini rasanya bukan omong kosong. Membedah
buku Tionghoa dalam cengkeraman SBKRI juga baik, beli satu bukunya
tunjukkan kesalahannya, jangan-jangan mereka nulisnya bener, hanya
karena saudara-saudara sudah berasumsi saja maka komentar dahulu
telaah belakang. Di milis tjersil yang saya tahu, sangat sederhana,
ada saja yang nulis tentang resensi buku yang dibacanya lalu kita
menanggapi. Saya yakin kalau ada yang nulis tentang ajaran Khonghucu
disini maka orang lain akan ikit mendapatkan penerangan.
Tulisan-tulisan seperti itu bukannya tidak ada tetapi rasanya jauh
lebih sedikit daripada Kirno, Likno, Sharon Stone etc. Salam, Tantono

 














  

Re: [budaya_tionghua] Edukasi versi milis untuk sdr Hendri Irawan

2008-09-19 Terurut Topik King Hian
Betul sekali!
Buku Tionghoa dalam Cengkeraman SBKRI isinya adalah:
- pemberlakuan SBKRI berarti status hukum WNI Tionghoa masih dipertanyakan
- permasalahan yang dihadapi oleh WNI Tionghoa yang masih mengalami kesulitan 
ketika berurusan dengan aparat karena selalu diminta untuk menunjukkan SBKRI, 
padahal menurut 'teori'nya SBKRI sudah tidak diperlukan lagi.
 
Jadi isi buku ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan sikap politik Harry 
Tjan Silalahi (HTS). Bahkan ada pernyataan yang bertentangan dengan teori 
asimilasi yang dulu (entah sekarang) dianut oleh HTS. Dari halaman 43-44:
 
{.. Orang-orang Tionghoa sering di-prejudice masih berkiblat ke negeri leluhur 
(RRT) karena masih melaksanakan budaya dan adat leluhur mereka. Atas dasar 
preduice tersebut seakan-akan mereka pantas dikenai kebijaksanaan SBKRI.
    Pendapat tersebut sangatlah terkesan mencampur-baurkan persoalan identitas 
politik (kewarganegaraa) dan identitas budaya yang universal dalam masyarakat. 
Persoalan kewarganegaraan (politik) sudah selesai ketika seorang dinyatakan 
secara sah sbg warga negara dari suatu negara, terlepas apapun identitas 
budayanya. Budaya Tionghoa seperti Imlek pada dasarnya merupakan budaya yang 
melekat pada komunitas (Cina) dalam arti universal, di manapun komunitas Cina 
(Tionghoa dalam konteks Indonesia) leluasa untuk melaksanakan ekspresi budaya 
mereka di negara manapun tanpa perlu dilekatkan sebagai bagian dari RRT.  ...}
 
Hubungan buku ini dengan HTS adalah: HTS adalah salah satu (dari empat) yang 
memberi komentar tentang buku ini.
 
Komentar HTS ada di bagian belakang buku:
Persoalan yang diangkat dalam buku ini, sebenarnya bukanlah permasalahan baru, 
bahkan sudah menjadi pengetahuan publik. Namun, terbitnya buku ini setidaknya 
dapat menjadi literatur yang berguna sebab tidak banyak buku yang menyoroti 
persoalan SBKRI ini secara khusus.
Harry Tjan Silalahi, SH, Pendiri Centre for Strategic and Inter-national 
Studies (CSIS)
 
Jadi, acara peluncuran buku Tionghoa dalam Cengkeraman SBKRI ini tidak 
mungkin dijadikan ajang untuk berbicara dengan HTS mengenai sikap politiknya 
waktu itu (dan sekarang), karena sangat OOT.

KH

--- On Fri, 9/19/08, Fy Zhou [EMAIL PROTECTED] wrote:

From: Fy Zhou [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [budaya_tionghua] Edukasi versi milis untuk sdr Hendri Irawan
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Friday, September 19, 2008, 4:52 PM












sekedar membetulkan salah paham:
 
Yang kami sorot sebenarnya bukan isi buku Tionghoa dalam cengkeraman SBKRI. 
mengenai ini meski kami belum membaca, tak ada yang mencurigai isinya sesat. 
yang kami sorot adalah sikap politik Harry Tjan yang ambigu.itu saja. 
 
Karena kami tak ada masalah dng sikap politik mereka saat ini ttg SBKRI, ya 
ngapain datang? untuk menyanggah atau mendukung? kan sama2 tak relevan! Kecuali 
mereka mengeluarkan Buku  Tionghoa dalm cengkeraman politik budaya , baru 
menarik kita untuk hadir!
 

--- On Thu, 9/18/08, Tantono Subagyo [EMAIL PROTECTED] com wrote:

From: Tantono Subagyo [EMAIL PROTECTED] com
Subject: [budaya_tionghua] Edukasi versi milis untuk sdr Hendri Irawan
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Date: Thursday, September 18, 2008, 7:47 PM




Saya pikir kalau misalnya ada yang menulis tentang sejarahnya Harry
Tjan lalu dimasukkan dalam Files, lalu ada yang menulis tentang budaya
masukkan juga dalam Files, terus pdf tentang ajaran KHC, maka
edukasinya ada dan bisa dimengerti. Misalnya ada yang tanya tentang
CSIS, maka acuan jawaban ke files tersebut akan sangat baik dan dapat
dimengerti tentunya daripada CSIS itu Kirno tapi sekarang Likno dan
yang Tepno menderita. Dan ini rasanya bukan omong kosong. Membedah
buku Tionghoa dalam cengkeraman SBKRI juga baik, beli satu bukunya
tunjukkan kesalahannya, jangan-jangan mereka nulisnya bener, hanya
karena saudara-saudara sudah berasumsi saja maka komentar dahulu
telaah belakang. Di milis tjersil yang saya tahu, sangat sederhana,
ada saja yang nulis tentang resensi buku yang dibacanya lalu kita
menanggapi. Saya yakin kalau ada yang nulis tentang ajaran Khonghucu
disini maka orang lain akan ikit mendapatkan penerangan.
Tulisan-tulisan seperti itu bukannya tidak ada tetapi rasanya jauh
lebih sedikit daripada Kirno, Likno, Sharon Stone etc. Salam, Tantono

 














  

[budaya_tionghua] Re: Cermin untuk kita semua

2008-09-19 Terurut Topik perfect_harmony2000
Tantono xiong,


saya membaca ulang tulisan saya dan saya tidak menunjuk bahwa 
Sindhunata itu mewakili gereja. Institusi yang saya maksud sudah saya 
sebut dan sewajarnya institusi tersebut dan turunannya meminta maaf.

Anda ditolak belajar kuntao ?
Seandainya ya, apakah kebijaksanaan penolakan merugikan banyak orang 
dalam skala luas ?
Jika anda ditolak belajar kuntao oleh suatu institusi atau perguruan 
beladiri, anda masih bisa mencari guru kungfu di lingkungan anda.

Saya tidaklah memendam rasa sakit hati, tapi kebijakan itulah yang 
membuat saya menjadi semakin penasaran dan menggali apa budaya 
Tionghoa itu. 

Saya mengecam perilaku institusi kungfu yang membeda-bedakan ras 
dalam menerima murid. Tapi saya lebih mengecam lagi guru-guru kungfu 
yang tidak menanamkan etika pesilat serta memeras murid-muridnya 
dengan uang. 

Hal ini pernah menimpa salah satu moderator milist ini yang kecewa 
ketika belajar kungfu ternyata dimintai uang padahal ia berasal dari 
keluarga tidak punya dan hal itu menjadi cambuk bagi dirinya dalam 
mempelajari kungfu.
Seorang master kungfu menerima murid berdasarkan budi pekerti dan 
bakat bukan karena uang. Syukurlah ia bisa mendapat seorang master 
kungfu bukan guru kungfu.

Dalam etika pesilat dan budaya yang melingkupi mereka, moral yang 
baik merupakan syarat utama dalam mempelajari beladiri dan bakat.
Salam pesilat sendiri sudah mengandung makna bahwa di lima danau dan 
empat samudra semua manusia bersaudara.

Soja atau salam pesilat itu memang berbeda dibandingkan dengan soja 
orang awam, tapi maknanya adalah demikian. Dan tidak menunjukkan 
perbedaan ras bukan ?
Karena itu institusi yang menolak anda karena berdasarkan ras, 
menunjukkan institusi itu tidak paham etika pesilat.
Jadi ini adalah kasus yang berbeda.
Teringat pada tahun 80an, ketika Taichi menjadi populer, berganti 
nama menjadi senam Tera. Sungguh menggelikan.

Sekedar bercerita, saya beberapa kali membantu kegiatan Shorinji 
Kempo di kota saya. Kebetulan salah satu mantan karyawan saya adalah 
atlit Kempo.
Kenapa saya tidak membantu saja grup wushu di kota saya melainkan 
Shorinji Kempo di kota saya ? Dan saya lebih nyaman bergaul dengan 
grup wushu di daerah terpencil dibandingkan di kota saya ? Jawabnya 
sederhana, karena dalam pandangan saya, mereka masih memegang teguh 
etika pesilat.


Hormat saya,


Xuan Tong

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tantono Subagyo 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Xuan Tong Xiong,
 Sindhunatalah membuat institusi LPKB itu bersama teman-temannya dan
 institusi tersebut tidak mewakili Gereja atau Sekolah Katholik, jadi
 institusi mana yang harus minta maaf ?.  Dan apakah bila Sindhunata 
ini
 mewakili institusi maka semua orang Tionghua Katholik juga harus 
dituduh
 memecah belah menindas Tionghua lain dan harus minta maaf ?. 
Demikian pula
 dengan diskriminasi yang saya alami, suatu institusi menolak 
permintaan saya
 untuk belajar kuntauw karena saya anak Hwana, perlukah saya mencap 
semua
 orang Hakka demikian ?.  Bagi saya kepahitan didiskrinasi inilah 
yang
 membuat saya bangkit kembali dan menjadi diri saya sendiri, bukan 
tenglang,
 bukan hwana tetapi Tantono, kepahitan yang dirasakan harus 
diarahkan secara
 positif. Lagian apa gunanya minta maaf bagi kita ?, apakah 
permintaan maaf
 itu menghapuskan penderitaan?.  Apakah mengingat-ingat perbuatan 
Sindhunata
 juga menimbulkan hal yang positif ?.  Kubur sakit hati dan 
bergeraklah
 maju.  Itu pemikiran saya saja.  Kalau saya ingat terus dan sakit 
hati terus
 atas perlakuan diskriminasi yang saya derita maka saya nggak akan 
maju dan
 untuk apa bagi saya permintaan maaf itu sekarang ?.  Peribahasa Jawa
 mengatakan : Luhuring pribadi iku katon yen bisa menang tanpa 
mgasorake.  :
 Keluhuran pribadi itu nampak kalau bisa menang tanpa mengalahkan.  
Salam,
 Tantono
 
 
 





[budaya_tionghua] Re: Teh Yang Memabukkan? (Was: Mabok Teh ... was YIN YANG)

2008-09-19 Terurut Topik perfect_harmony2000
Sdr.Hendry,

teh puer tidak akan berbau kecoak jika diseduh dengan air mendidih, 
bau itu bisa timbul jika diseduh dengan air yang tidak mendidih. Suhu 
air yang disarankan adalah 100 derajat celcius.

Cara menyeduh teh longjing yang baik adalah dengan menggunakan gelas 
tinggi. Suhu air kira-kira 85 derajat celcius adalah suhu air yang 
tepat.
Ada beberapa cara untuk menyeduh teh longjing. Anda bisa mencoba 
caranya.
Cara pertama ambil daun teh longjing, masukkan ke dalam gelas tinggi, 
kemudian seduhlah dengan air panas, gunakan pergelangan tangan untuk 
menggerakkan leher poci air panas sebanyak 3 kali ke dalam gelas 
sehingga daun teh bergerak naik turun. Kemudian diamkan kira-kira 
selama tiga menit.
Cara kedua, tuangkan air panas kira-kira sepertiga dari tinggi gelas, 
masukkan daun teh longjing, kemudian anda tuangkan lagi air panas 
kira-kira hingga seperdelapan tinggi gelas.

Yang menarik adalah cara minum teh wulong dari provinsi Fujian, 
dimana seni minum teh mereka ada istilah seperti Guangong berpatroli 
kota.


Hormat saya,


Xuan Tong


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Hendri Irawan [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Bung Ophoeng,
 
 Terakhir kali kita mabuk teh itu saya sempat sakit kepala beberapa
 hari. Mungkin kebanyakan kafein teh, waktu itu yang paling berat
 adalah puer. Kita sih cuma pesan 2 jenis long jing dan pu er. Kalau
 bung Prom bilang puer itu seperti bau kecoak. Temannya yang cantik
 bilang longjing kok ada seperti rasa rumput laut. Maklum mungkin 
masih
 mengenal rasa teh.
 
 Mengenai pahit, teh berkualitas sebenarnya justru tidak pahit. 
Dengan
 cara menyeduh yang benar teh longjing misalnya justru akan manis.
 Manisnya khas, apalagi yang berkualitas tinggi. Jadi jangan heran
 longjing danau barat dari kebun teh kekaisaran (hanya beberapa 
hektar)
 pernah mencatat rekor 1 jin (1/2kg) mencapai harga 100juta rupiah
 lebih di pelelangan.
 
 Hormat saya,
 
 Yongde
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Ophoeng ophoeng@ wrote:
 
  Bung Prometheus dan TTM BT semuah,
  
  Hai, apakabar? Sudah makan (sahur)?
  
  Numpang nimbrung dikit, khususnya ttg teh.
  
  Mabok teh? Tentu saja bukan dalam arti 'mabok' mabuk seperti anda
  minum alkohol ya. yang saya tangkap dari posting Bung Prometheus
  adalah 'mabok' dalam arti kita ngariung bersama, menikmati suasana
  kebersamaannya itu sendiri. 
  
  Kalau teh, anda bisa akrab dengan istilah 'ngeteh', kupi - ngupi 
(ngo-
  pi suka terpeleset dengan copy?) dan coklat - ngoklat? 
Hehehe
  ndak enak, enakan juga 'nyoklat' kayaknya ya, seperti susu - 
nyusu.
  
  Teh, katanya ada banyak jenisnya, tergantung kriteria 
pembedaannya, 
  tapi pada umumnya disepakati ada 4 jenis teh berdasarkan 
prosesnya: 
  
  (1) Black tea - 紅茶, hóngchá
  Teh yang mengalami oksidasi (fermentasi?) full, penuh, warnanya 
tidak 
  hitam-hitam begitu, tapi merah-soklat gelap pekat. 
  
  (2) Oolong tea -  烏龍 �' wūlóng, �'茶, qīngchá 
  Antara Green Tea dengan Black tea, mengalami sebagian oksidasi, 
bisa 
  antara 10-70%, tapi tidak full. 
  
  (3) Green tea - �`茶, lùchá 
  Mengalami minimal oksidasi, warna teh yang disedunya kehijauan 
sam-
  pai bening. 
  
  (4) White tea - 白茶, báichá 
  Sama sekali tidak teroksidasi. Bedanya dengan green tea, white 
tea di-
  keringkan secara cepat, sedang green tea dipanggang. 
  
  Selengkapnya sila lihat di sini: http://en.wikipedia.org/wiki/Tea
  
  Kalau tak salah, nama-nama Guan Yin Cha, Tie-guanyin, Pu-erh, dan 
  lain-lain itu adalah 'merek dagang' dari tempat asal kebun 
pengolahnya. 
  Tie-guanyin isinya oolong tea, 
http://en.wikipedia.org/wiki/Tieguanyin 
  Sedang Pu-erh tea bisa yang mentah atau matang, biasa juga 
disimpan
  (diperam) lama seperti anggur, makin tua makin bagus. Jenis teh-
nya
  jadi agak beda sendiri, http://en.wikipedia.org/wiki/Pu-erh_tea
  
  Apapun teh-nya, konon sebaiknya diminum tanpa gula - nikmati jus-
  tru kepahitan + sepet-sepetnya itu, minum selagi panas-hangat. Dan
  jangan pernah minum teh dicampur dengan susu (apalagi teh susu ma-
  nis), sebab khaisat teh yang baik untuk kesehatan jantung anda, 
akan
  diluruhkan oleh enzim yang terdapat dalam susu. Sebaliknya, 
manfaat
  kandungan gizi dalam susu akan diluruhkan oleh teh.  Jadi, kedua-
dua-
  nya akan saling meluruhkan khasiat masing-masing.
  
  Begitu saja sih kira-kira.
  Kalau salah tolong diperbaiki, kalau kurang sila ditambahkan.
  
  Salam mabok ngeteh rame-rame,
  Ophoeng
  BSD City, Tangerang
  
  
  
  
  --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, prometheus_promise 
  prometheus_promise@ wrote:
  
  Haha. Ayo kita mabuk teh lagi. Jangan lupa ajak juga teman-teman 
dan 
  para locianpwee yang lain. Pendapat boleh beda, tapi teh tetap 
lebih 
  enak dinikmati bersama.. 
  
  ---dipotong--
   
  Sama seperti menikmati teh, ada yang menikmati maboknya Pu Er, 
ada 
  yang lebih suka segarnya Guan Yin Cha, ada yg suka Oolong (btw, 
  bedanya satu dengan yang lain apa yah ? :) 

[budaya_tionghua] Re: Teh Yang Memabukkan? (Was: Mabok Teh ... was YIN YANG)

2008-09-19 Terurut Topik perfect_harmony2000
Sdr.Ophoeng,


sekarang ini ada jenis teh baru yaitu teh kuning berdasarkan 
prosesnya.
Teh kuning diketemukan ketika proses teh hijau dan teh merah yang 
belum sempurna atau keringnya tidak memadai.

Junshan yinzhen, Huoshan huangya adalah teh-teh yang termasuk 
kategori teh kuning.

Seni meminum teh Tiongkok mengandung makna filsafat mendalam, seperti 
keheningan, kontemplasi mendalam, penghormatan, sarana bergaul, 
penyatuan diri dengan alam, kesederhaan.
Filsafat dari 3 ajaran merasuki seni minum teh Tiongkok.


Hormat saya,


Xuan Tong
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Ophoeng [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Bung Prometheus dan TTM BT semuah,
 
 Hai, apakabar? Sudah makan (sahur)?
 
 Numpang nimbrung dikit, khususnya ttg teh.
 
 Mabok teh? Tentu saja bukan dalam arti 'mabok' mabuk seperti anda
 minum alkohol ya. yang saya tangkap dari posting Bung Prometheus
 adalah 'mabok' dalam arti kita ngariung bersama, menikmati suasana
 kebersamaannya itu sendiri. 
 
 Kalau teh, anda bisa akrab dengan istilah 'ngeteh', kupi - ngupi 
(ngo-
 pi suka terpeleset dengan copy?) dan coklat - ngoklat? 
Hehehe
 ndak enak, enakan juga 'nyoklat' kayaknya ya, seperti susu - nyusu.
 
 Teh, katanya ada banyak jenisnya, tergantung kriteria pembedaannya, 
 tapi pada umumnya disepakati ada 4 jenis teh berdasarkan prosesnya: 
 
 (1) Black tea - 紅茶, hóngchá
 Teh yang mengalami oksidasi (fermentasi?) full, penuh, warnanya 
tidak 
 hitam-hitam begitu, tapi merah-soklat gelap pekat. 
 
 (2) Oolong tea -  烏龍 â†' wÅ«lóng, é'茶, qÄ«ngchá 
 Antara Green Tea dengan Black tea, mengalami sebagian oksidasi, 
bisa 
 antara 10-70%, tapi tidak full. 
 
 (3) Green tea - ç·`茶, lùchá 
 Mengalami minimal oksidasi, warna teh yang disedunya kehijauan sam-
 pai bening. 
 
 (4) White tea - 白茶, báichá 
 Sama sekali tidak teroksidasi. Bedanya dengan green tea, white tea 
di-
 keringkan secara cepat, sedang green tea dipanggang. 
 
 Selengkapnya sila lihat di sini: http://en.wikipedia.org/wiki/Tea
 
 Kalau tak salah, nama-nama Guan Yin Cha, Tie-guanyin, Pu-erh, dan 
 lain-lain itu adalah 'merek dagang' dari tempat asal kebun 
pengolahnya. 
 Tie-guanyin isinya oolong tea, 
http://en.wikipedia.org/wiki/Tieguanyin 
 Sedang Pu-erh tea bisa yang mentah atau matang, biasa juga disimpan
 (diperam) lama seperti anggur, makin tua makin bagus. Jenis teh-nya
 jadi agak beda sendiri, http://en.wikipedia.org/wiki/Pu-erh_tea
 
 Apapun teh-nya, konon sebaiknya diminum tanpa gula - nikmati jus-
 tru kepahitan + sepet-sepetnya itu, minum selagi panas-hangat. Dan
 jangan pernah minum teh dicampur dengan susu (apalagi teh susu ma-
 nis), sebab khaisat teh yang baik untuk kesehatan jantung anda, akan
 diluruhkan oleh enzim yang terdapat dalam susu. Sebaliknya, manfaat
 kandungan gizi dalam susu akan diluruhkan oleh teh.  Jadi, kedua-
dua-
 nya akan saling meluruhkan khasiat masing-masing.
 
 Begitu saja sih kira-kira.
 Kalau salah tolong diperbaiki, kalau kurang sila ditambahkan.
 
 Salam mabok ngeteh rame-rame,
 Ophoeng
 BSD City, Tangerang
 
 
 
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, prometheus_promise 
 prometheus_promise@ wrote:
 
 Haha. Ayo kita mabuk teh lagi. Jangan lupa ajak juga teman-teman 
dan 
 para locianpwee yang lain. Pendapat boleh beda, tapi teh tetap 
lebih 
 enak dinikmati bersama.. 
 
 ---dipotong--
  
 Sama seperti menikmati teh, ada yang menikmati maboknya Pu Er, ada 
 yang lebih suka segarnya Guan Yin Cha, ada yg suka Oolong (btw, 
 bedanya satu dengan yang lain apa yah ? :) ). Tapi tidak perlu 
saling 
 mengatakan bahwa yang satu lebih baik dari yang lain. 
 
 --dipotong lagi-- 
 
  
 Prometheus





Re: [budaya_tionghua] Apakah setiap orang tionghoa harus menjalankan budaya tionghoa ?

2008-09-19 Terurut Topik Richard Wu
Dear Teddy,

Saya teringat sebuah pameo lama, you are what you eat.
Saya pikir di dunia yang makin kompleks ini, perbedaan justru menunjukkan
keindahan daripada jatidiri, ini adalah modern perspective.
Jadi be yourself, tapi tentunya sangat baik apabila bisa ada kesempatan
untuk mempelajari your root culture, saya telah merasakannya :)

Best,
Richard

2008/9/19 teddy.arthemus [EMAIL PROTECTED]

   Hem...sebelumnya salam kenal,saya anggota baru di milis ini
 saya ini pernakan Tionghoa, tetapi sejak kecil sudah mengikuti agama
 Kristen. NAh dulu waktu kecil, tinggal di kampung yang mayoritas orang
 tionghoa. Jadi banyak budaya-budaya yang saya alami, mulai dari IMlek,
 Lontong Cap Go meh, bakar2 duit buat orang mati, de el el. Budaya itu
 semakin kental karena tempat pemukiman kami dekat dengan klenteng.
 Banyak juga orang2 pribumi yang tinggal berdekatan dengan lingkungan
 kami juga melakukan hal yang sama, imlek juga ikut imlek, dsb. Nah,
 sekeluarnya dari perkampungan yang lama-lama dimasuki mayoritas ( maaf
 ) suku Madura, hilanglah juga kebudayaan tersebut. Begitu juga dengan
 saya yang jadi jarang mengikuti atau ikut dalam budaya2 nenek moyang
 ini. Palingan juga ikut imlek, itu aja belum tentu dapet angpao.Hehehe...
 Nah, apakah sekarang ( saya sudah keluar dari perkampungan ),menjadi
 suatu keharusan buat saya untuk kembali memakai budaya tionghoa
 tersebut? dan memperkenalkan pada anak2 saya kelak ( masih single neh!
 ). Begituataukah saya harus ikut budaya daerah setempat ?
 Tolong dikasih jawaban atas masalah saya ini...makasih...:P



[budaya_tionghua] Jangan Didiskriminasi Suku Tionghoa Dalam Pendataan Kewarganegaraan.

2008-09-19 Terurut Topik Sunny
http://www.ujungpandangekspres.com/view.php?id=18726jenis=Etnik

Senin, 19-05-2008 


Jangan Didiskriminasi Suku Tionghoa Dalam Pendataan Kewarganegaraan.
 
Makassar, Upeks --Kehadiran warga Tionghoa di Makassar memberi nuansa baru 
dalam dunia usaha. Kebanyakan pendatang dari Negeri China ini menjadi seorang 
pedagang, begitu juga dengan keturunan mereka yang telah lahir dan tinggal lama 
di Makassar dan kini menjadi salah satu suku di Makassar.  Kemampuan Suku 
Tionghoa di dunia perdagangan mempengaruhi perekonomian Makassar sehingga 
seharusnya tidak ada tindakan diskriminasi terhadap keturunan Tionghoa ini.
 
Hal ini dikemukakan Walikota Makassar, Ir H Ilham Arief Sirajuddin, dalam 
sambutannya di acara Sosisalisasi Penyelesaian Status Kewarganegaraan 
Orang-orang Keturunan Asing Pemukim di Makassar dan Badan Hukum Yayasan di 
Hotel Mercure Regency, Sabtu (17/5).  Memang di Makassar masih terjadi 
kesenjangan antara warga pribumi dan keturunan Tionghoa, namun itu jangan 
menjadi perpecahan di antara kita, kata Ilham. Melalui sosialisasi ini 
diharapkan, kata Ilham, semua warga keturunan yang belum menjadi Warga Negara 
Indonesia (WNI) dapat mengerti dan tahu jalur pengurusan dokumennya. 

Selain itu, diimbau juga kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam 
pengurusan dokumen agar tidak mendiskriminasi warga keturunan itu. Semoga 
dengan adanya UU No.12 tahun 2006 dapat menjadi payung dalam mempermudah warga 
Keturunan Tionghoa untuk menjadi warga Makassar, ujar Ilham.  Hal ini 
dibenarkan Ketua Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Sulsel, 
Frans Heming Wang, kepada Upeks, saat jeda istirahat. Sosialisasi ini 
bertujuan untuk membantu rekan-rekan kami yang belum memperoleh status WNI, 
ujar Frans. 

Selain sosialisasi, PSMTI juga melakukan pendataan warga keturunan Tionghoa 
yaang belum mendapatkan status WNI. Pendataan ini dilakukan mulai 21 Mei 
sampaai 26 Juni mendatang.  Pendataan akan dilakukan dengan memberikan kepada 
rekan-rekan berupa formulir pendataan WNI dan data tersebut akan kami kirim ke 
Depertemen Hukum dan HAM Pusat, jelas Frans.  Selain sosisalisasi penyelesaian 
status kewarganegaraan, dalam acara ini juga dijelaskan tentang badan hukum 
yayasan. Penjelasan ini diberikan Ketua Ikatan Notaris Sulsel, Syahrir Made Ali 
SH. 

Dalam materinya, Syahrir mengimbau agar semua yayasan keturunan Tionghoa, baik 
yayasan sosial maupun yang bergerak di bidang usaha segera melakukan 
penyesuaian berdasarkan UU No.28 Tahun 2004.  Undang-undang ini merupakan 
perubahan dari UU No.16 tahun 2001 tentang yayasan. Dalam UU ini, dijelaskan 
semua yayasan melakukan penyesuaian dengan memperbaharui AD/ART Yayasan dan 
kepemilikan aset yayasan, jelas Syahrir. (Sari Ulfah)
 

Re: [budaya_tionghua] (makanan Filipina - Indonesia) Pengaruh budaya tionghua kah?

2008-09-19 Terurut Topik melani chia
Bak=daging
pao=bun
 
masih byk nama lain untuk bun nya chinese tergantung isinya
misalnya,isi kacang ijo
 
tao shar pao
char siu pao(isi pork dimasak merah)
sama juga seperti roti, mis= roti keju ,roti coklat dll
 
hokien kami 
siu=panas
 
Lumpia isinya apa ya?
kami didaerah juga Singapore lebih mngenal pok phia
 
pok= tipis(kulit pok phia kan tipis)
didaerah ku pok phia mau digoreng, atau tdk namanya tetap sama.



--- On Fri, 19/9/08, Narpati Pradana [EMAIL PROTECTED] wrote:

From: Narpati Pradana [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [budaya_tionghua] (makanan Filipina - Indonesia) Pengaruh budaya 
tionghua kah?
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Friday, 19 September, 2008, 9:27 PM







Berarti terkaanku tak salah, Pak Zfy.
Tapi kenapa beberapa ejaannya berbeda yah?


Misalnya, kenapa Bakpao di Indonesia menjadi Siupao di Filipina?






Aku mencari di arsip milis dengan kata kunci lumpia bakpia cuma mendapatkan 
enam hasil pencarian. Ada yang tahu link langsung di arsip milis tentang 
makanan-makanan dari budaya tionghua yang udah umum di Indonesia?






Oh ya..
Getuk juga dikenal oleh Filipina kah?


Saya sedang di Miami, bukan di Filipina. Tetapi toko-toko asia di sini banyak 
yang dimiliki orang-orang Filipina.




Salam,
Kunderemp Ratnawati Hardjito a.k.a
Narpati Wisjnu Ari Pradana






2008/9/19 Fy Zhou [EMAIL PROTECTED] com










Lho, semua nama makanan itu memang berasal dari bahasa mandarin atau bahasa 
Hokian, makanya tak jauh beda. coba misalnya cari getuk di manila.. apa 
ketemu???

--- On Fri, 9/19/08, Narpati Pradana [EMAIL PROTECTED] com wrote:

From: Narpati Pradana [EMAIL PROTECTED] com
Subject: [budaya_tionghua] (makanan Filipina - Indonesia) Pengaruh budaya 
tionghua kah?
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Date: Friday, September 19, 2008, 3:03 AM








Rekan-rekan milis, 


saat ini saya sedang berada di Miami dan sedang kangen-kangennya masakan 
Indonesia.


Nah, toko-toko Asia di Miami (gak ada Pecinan di sini) kebanyakan dikelola oleh 
orang-orang Filipina.


Ada beberapa makanan import dari Filipina yang kayaknya mirip dengan makanan 
Indonesia tetapi ejaannya agak-agak beda.


Berikut antaranya


1. dumpling = Shu May, Shau Mai (Filipina) = Siomay?
2. Lumpia = Lumpia (beneran mirip)
3. Hopia = Bakpia
4. Siopao, Siupao (Filipina) = Bak Pau, Bak Pao?


Penasaran.. itu apa cuma ada di Asia Tenggara atau ada pengaruh budaya Tionghua?




Salam,
yang lagi jadi parasit di Miami,
Kunderemp Ratnawati Hardjito a.k.a
Narpati Wisjnu Ari Pradana



-- 
help thy brother, just or unjust





-- 
help thy brother, just or unjust
 














  

RE: [budaya_tionghua] Re: Daripada omong kosong menghujat orang lebih baik karya nyata : Bikin Sekolah dong !!!

2008-09-19 Terurut Topik Ulysee
Lu borju kali, kalau dibilang makan makan, langsung ingetnya restoran
mahal. 

Nggak usah sampe gitu kek, bawa aja kerupuk sama aqua, yang penting ada
makan kkkkekekekek. 

Soalnya cina lapar itu buas, mendingan dikasih makan duluan sebelum
saling memakan, kyhahahahaha.

-Original Message-
From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of ardian_c
Sent: Friday, September 19, 2008 12:15 PM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Re: Daripada omong kosong menghujat orang
lebih baik karya nyata : Bikin Sekolah dong !!!



halah yg dateng aje terakhir tjoema 4 org padahal bang ivan dah
jauh2 dari luar kota dateng pake pesawat pulakkk

gimana gak cape ati coba ?

makan2 ? loe pikir kite segerombolan org kaya ? buat bayar listrik aje
ngodok kantong yg dah tipis menipis ini 

--- In HYPERLINK
mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com[EMAIL PROTECTED]
com, Ulysee [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Coba kelas kelasnya pake acara makan makan, 
 nggak afdol kumpul kumpul kalu nggak pake makan makan, 
 
 atau bentuknya jangan kelas rutin, seminar sehari dulu aje getoh.
 dibangkitkan dulu keingintahuannya, dan ketertarikannya, 
 ntar kalu udah tertarik, baru orang kepingin belajar, 
 itupun yang kepingin biasanya banyak, 
 yang bener-bener minat dan niat biasanya cuman satu dari sepuluh, 
 
 jadi kalau mau kelasnya penuh sepuluh orang, 
 yang datang ke seminar sehari, paling tidak harus seratus orang
 
 Jadi, Oom Momod, 
 apa nih agenda kegiatan BT berikutnya??-??
 
 
 -Original Message-
 From: HYPERLINK
mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com[EMAIL PROTECTED]
com
 [mailto:HYPERLINK
mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com[EMAIL PROTECTED]
com] On Behalf Of Hendri Irawan
 Sent: Thursday, September 18, 2008 12:05 PM
 To: HYPERLINK
mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com[EMAIL PROTECTED]
com
 Subject: [budaya_tionghua] Re: Daripada omong kosong menghujat orang
 lebih baik karya nyata : Bikin Sekolah dong !!!
 
 
 
 Pak Tantono,
 
 Ada fungsi lain membahas yang tidak ada di sini. Yaitu pembelajaran
 sejarah alias edukasi. Yang baca milis ini bukan hanya anggota, karena
 diatur agar tetap bisa dibaca walaupun bukan anggota. 
 
 Saya setuju dengan pak Tantono bahwa karya nyata lebih penting. Dari
 tim sendiri selama ini bergerak di bidang bantu-bantu suplai data ke
 penulis buku, bantu-bantu sunting, tulis buku sendiri, kesana kemari
 buat jadi nara sumber diskusi, termasuk kesana kemari berantem dalam
 dunia maya yang disebut orang perang informasi.
 
 Dulu sih pernah coba dirintis kelas belajar kitab, tapi tidak ada
 peminat. Kelas belajar kaligrafi lebih sepi lagi. Jadi sementara untuk
 kelas-kelas belajar harus dipikirkan lagi bentuknya agar lebih
efektif.
 
 Hormat saya,
 
 Yongde
 
 --- In HYPERLINK

mailto:budaya_-tionghua%-40yahoogroups.-com[EMAIL PROTECTED]
ups.--
 com, Tantono Subagyo
 tantono@ wrote:
 
  Baik, apa sajalah, dan kita uarkan buku itu disini, daripada kita
 ngomongin
  Harry Tjan yang nggak ada disini. Kalau ngomongin kejadian yang lalu
 saja
  dan nggak maju-maju ya omong kosong. Itu definisi saya, tetapi
 kalau orang
  lain bilang lain ya suka-suka, ya saya nggak bisa apa-apa. Saya cuma
  menganjurkan agar kita berkarya nyata dan jangan galak diinternet
 doang.
  Salam, Tantono
 
 
 
 
 
 
 
 No virus found in this incoming message.
 Checked by AVG.
 Version: 7.5.524 / Virus Database: 270.6.21/1669 - Release Date:
 9/12/2008 2:18 PM
 
 
 
 No virus found in this outgoing message.
 Checked by AVG. 
 Version: 7.5.524 / Virus Database: 270.6.21/1669 - Release Date:
 9/12/2008 2:18 PM




 


No virus found in this incoming message.
Checked by AVG.
Version: 7.5.524 / Virus Database: 270.7.0 - Release Date: 9/18/2008
12:00 AM



No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG. 
Version: 7.5.524 / Virus Database: 270.7.0 - Release Date: 9/18/2008
12:00 AM
 


RE: [budaya_tionghua] Re: Harry Tjan kembali jadi Tionghoa

2008-09-19 Terurut Topik Ulysee
Lha kenapa jadi heran???
Karena dalam pikiran Anda dia itu alergi dengan segala sesuatu yang
berhubungan dengan RRC???

yah... barangkali YANG SALAH  itu ya asumsi dasar yang ada dalam pikiran
Anda, hehehehehe...

-Original Message-
From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Karang Terjal
Sent: Friday, September 19, 2008 9:55 PM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Harry Tjan kembali jadi Tionghoa


Pak Chan,

Yang saya dengar, sindhunata sempat berobat ke RRT sebelum meninggal,
hal yang memang bila benar, sungguh membuat saya heran, kenapa tidak
memilih Eropa or Amerika?

cut

No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG. 
Version: 7.5.524 / Virus Database: 270.7.0 - Release Date: 9/18/2008
12:00 AM
 




.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.

Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



RE: [budaya_tionghua] Edukasi versi milis untuk sdr Hendri Irawan

2008-09-19 Terurut Topik Ulysee
Gue belum baca.. 
 
Isinya begitu itu Yah... berarti bener donk enggak ada hal
baru... 
 

-Original Message-
From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of King Hian
Sent: Saturday, September 20, 2008 2:02 AM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Edukasi versi milis untuk sdr Hendri
Irawan






Betul sekali!
Buku Tionghoa dalam Cengkeraman SBKRI isinya adalah:
- pemberlakuan SBKRI berarti status hukum WNI Tionghoa masih
dipertanyakan
- permasalahan yang dihadapi oleh WNI Tionghoa yang masih mengalami
kesulitan ketika berurusan dengan aparat karena selalu diminta untuk
menunjukkan SBKRI, padahal menurut 'teori'nya SBKRI sudah tidak
diperlukan lagi.
 
Jadi isi buku ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan sikap politik
Harry Tjan Silalahi (HTS). Bahkan ada pernyataan yang bertentangan
dengan teori asimilasi yang dulu (entah sekarang) dianut oleh HTS. Dari
halaman 43-44:
 
{.. Orang-orang Tionghoa sering di-prejudice masih berkiblat ke negeri
leluhur (RRT) karena masih melaksanakan budaya dan adat leluhur mereka.
Atas dasar preduice tersebut seakan-akan mereka pantas dikenai
kebijaksanaan SBKRI.
Pendapat tersebut sangatlah terkesan mencampur-baurkan persoalan
identitas politik (kewarganegaraa) dan identitas budaya yang universal
dalam masyarakat. Persoalan kewarganegaraan (politik) sudah selesai
ketika seorang dinyatakan secara sah sbg warga negara dari suatu negara,
terlepas apapun identitas budayanya. Budaya Tionghoa seperti Imlek pada
dasarnya merupakan budaya yang melekat pada komunitas (Cina) dalam arti
universal, di manapun komunitas Cina (Tionghoa dalam konteks Indonesia)
leluasa untuk melaksanakan ekspresi budaya mereka di negara manapun
tanpa perlu dilekatkan sebagai bagian dari RRT.  ...}
 
Hubungan buku ini dengan HTS adalah: HTS adalah salah satu (dari empat)
yang memberi komentar tentang buku ini.
 
Komentar HTS ada di bagian belakang buku:
Persoalan yang diangkat dalam buku ini, sebenarnya bukanlah permasalahan
baru, bahkan sudah menjadi pengetahuan publik. Namun, terbitnya buku ini
setidaknya dapat menjadi literatur yang berguna sebab tidak banyak buku
yang menyoroti persoalan SBKRI ini secara khusus.
Harry Tjan Silalahi, SH, Pendiri Centre for Strategic and Inter-national
Studies (CSIS)
 
Jadi, acara peluncuran buku Tionghoa dalam Cengkeraman SBKRI ini tidak
mungkin dijadikan ajang untuk berbicara dengan HTS mengenai sikap
politiknya waktu itu (dan sekarang), karena sangat OOT.

KH

--- On Fri, 9/19/08, Fy Zhou [EMAIL PROTECTED] wrote:


From: Fy Zhou [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [budaya_tionghua] Edukasi versi milis untuk sdr Hendri
Irawan
To: [EMAIL PROTECTED]
Date: Friday, September 19, 2008, 4:52 PM



sekedar membetulkan salah paham:
 
Yang kami sorot sebenarnya bukan isi buku Tionghoa dalam cengkeraman
SBKRI. mengenai ini meski kami belum membaca, tak ada yang mencurigai
isinya sesat. yang kami sorot adalah sikap politik Harry Tjan yang
ambigu.itu saja. 
 
Karena kami tak ada masalah dng sikap politik mereka saat ini ttg SBKRI,
ya ngapain datang? untuk menyanggah atau mendukung? kan sama2 tak
relevan! Kecuali mereka mengeluarkan Buku  Tionghoa dalm cengkeraman
politik budaya , baru menarik kita untuk hadir!
 

--- On Thu, 9/18/08, Tantono Subagyo [EMAIL PROTECTED] com wrote:


From: Tantono Subagyo [EMAIL PROTECTED] com
Subject: [budaya_tionghua] Edukasi versi milis untuk sdr Hendri Irawan
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Date: Thursday, September 18, 2008, 7:47 PM


Saya pikir kalau misalnya ada yang menulis tentang sejarahnya Harry
Tjan lalu dimasukkan dalam Files, lalu ada yang menulis tentang budaya
masukkan juga dalam Files, terus pdf tentang ajaran KHC, maka
edukasinya ada dan bisa dimengerti. Misalnya ada yang tanya tentang
CSIS, maka acuan jawaban ke files tersebut akan sangat baik dan dapat
dimengerti tentunya daripada CSIS itu Kirno tapi sekarang Likno dan
yang Tepno menderita. Dan ini rasanya bukan omong kosong. Membedah
buku Tionghoa dalam cengkeraman SBKRI juga baik, beli satu bukunya
tunjukkan kesalahannya, jangan-jangan mereka nulisnya bener, hanya
karena saudara-saudara sudah berasumsi saja maka komentar dahulu
telaah belakang. Di milis tjersil yang saya tahu, sangat sederhana,
ada saja yang nulis tentang resensi buku yang dibacanya lalu kita
menanggapi. Saya yakin kalau ada yang nulis tentang ajaran Khonghucu
disini maka orang lain akan ikit mendapatkan penerangan.
Tulisan-tulisan seperti itu bukannya tidak ada tetapi rasanya jauh
lebih sedikit daripada Kirno, Likno, Sharon Stone etc. Salam, Tantono




 


No virus found in this incoming message.
Checked by AVG.
Version: 7.5.524 / Virus Database: 270.7.0 - Release Date: 9/18/2008
12:00 AM



No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG. 
Version: 7.5.524 / Virus Database: 270.7.0 - Release Date: 9/18/2008
12:00 AM
 


RE: [budaya_tionghua] : Bikin kelas dong !!!

2008-09-19 Terurut Topik Ulysee

kkekekekekek kenapa pake bahasa Tionghoa?
diskriminasi sama yang nggak bisa bahasa tionghoa tuh.

krrrekekekke, kecuali kalau gurunya impor dan nggak bisa bahasa
Indonesia.
Tapi begitu juga khan bisa pake penterjemah Indonesia HUH!!!

(Sewot soalnya gue belajar bahasa baru separoh jalan neh,
krrrkkeekekekkekekekekek)

-Original Message-
From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of ibc
Sent: Friday, September 19, 2008 10:32 AM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] : Bikin kelas dong !!!


Rekan-rekan,

Setahu saya di Bandung ada kelas  les  sore hari subjeknya, sastra kuno
, ku-wen, kayanya sekarang lagi bahas ICHING. 
Juga ada kelas  sastra syair. Semua dalam bahasa Tionghoa.  Pesertanya
masing-masing kelas sekitar 20an  orang, jalan udah lama tuh


Salam,

Sugiri.

-Original Message-
From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Hendri Irawan
Sent: Friday, September 19, 2008 10:06 AM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Re: Daripada omong kosong menghujat orang
lebih baik karya nyata : Bikin Sekolah dong !!!

Bu Uly,

Jangan panggil om dong. Kegiatan selanjutnya ? Saya sendiri masih fokus
belajar, di samping sibuk cari sesuap nasi. Rekan yang lain sibuk jadi
narasumber.

Hormat saya,

Yongde

 

No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG. 
Version: 7.5.524 / Virus Database: 270.6.21/1677 - Release Date:
9/17/2008 5:07 PM
 




.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua
:.

.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.

Yahoo! Groups Links



No virus found in this incoming message.
Checked by AVG. 
Version: 7.5.524 / Virus Database: 270.7.0 - Release Date: 9/18/2008
12:00 AM
 

No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG. 
Version: 7.5.524 / Virus Database: 270.7.0 - Release Date: 9/18/2008
12:00 AM
 




.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.

Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



[budaya_tionghua] Re: Harry Tjan kembali jadi Tionghoa

2008-09-19 Terurut Topik RM Danardono HADINOTO
Mungkin ini yang dipahami sebagai buah karma mas. Sindhunata berobat 
ke Tiongkok, tanah akar leluhurnya, bukan kenegeri orang.

Perjalanan suatu bangsa memang seringkali pahit dan penuh derita. 
Kita lihat bangsa Kambodja, yang mengalami pembersihan berdarah yang 
menghabiskan demikian bayak jiwa. Vietnam, yang mengalami konfrontasi 
dahsyat, perang saudara yang dicampuri bangsa barat, sampai demikian 
runyam, dan akhirnya menyatu padu.

Juga perjalanan saudara saudara Tionghoa yang tidak ringan, sejak 
zaman Hindia Belanda sampai kini. Tetapi, tetap tegarlah! Kita akan 
menyatu menjadi SATU bangsa yang kuat. Kita boleh menatap kedepan 
dengan bangga. Setiap kesalahan akan membawa hikmat, yang mudah 
muidahan segera diresapkan dan dipelajari.

There is still a long way to Tepperarry, mas

Salam budaya

Danardono


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Karang Terjal 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Pak Chan,
 
 Yang saya dengar, sindhunata sempat berobat ke RRT sebelum 
meninggal, hal
 yang memang bila benar, sungguh membuat saya heran, kenapa tidak 
memilih
 Eropa or Amerika?
 
 Tentang tulisan anda:
 Dia lupa begitu konsep Asimilasi diambil oper oleh pemerintah yang 
berkuasa
 dan menjadi ketentuan, tidak bisa tidak mengandung paksaan untuk 
terlaksana.
 
 
 Menurut saya, justru itulah tujuannya, agar diambil oper oleh 
pemerintah,
 sehingga memiliki kekuatan hukum untuk dilaksanakan.
 
 Kegagalan konsep Asimilasi telah dibayar dengan harga yang sangat 
mahal
 dengan jatuhnya begitu banyak korban jiwa dari etnis Tionghoa dalam
 kerusuhan Mei 98, menyisakan trauma yang mendalambagi korban.
 Sementara keluarga pencetus konsep itu, tidak tersentuh oleh 
kerusuhan
 tersebut (ataukah saya salah???).
 
 Untunglah, Sindhunata bisa melihat akibat dari program asimilasi 
tersebut
 sebelum meninggal...
 Setiap manusia yang meninggal, akan mempertanggungjawabkan 
perbuatannya ke
 hadiratNya...
 
 Dan anda Pak Chan, yang merupakan keturunan langsung dari seorang 
tokoh
 besar yang pernah dimiliki oleh bangsa ini, tapi bisa mempunyai 
sikap yang
 begitu rendah hati, sungguh membuat saya kagum.
 Beberapa kali , bila ada waktu, saya sering membaca tulisan anda, 
dan
 tulisan anda sungguh menunjukkan kebesaran hati anda. Terimalah 
salam hormat
 saya.
 
 Bila suatu saat saya ada kesempatan berkunjung ke Hongkong, semoga 
Pak Chan
 tidak keberatan untuk bertemu saya dan memberi petunjuk bagi saya 
dalam
 hidup ini.
 
 
 2008/9/18 ChanCT [EMAIL PROTECTED]
 
 Bung Karang yb,
 
  Boleh saya gunakan sebutan Karang untuk bung? Maaf kalau salah, 
karena saya
  tidak temukan nama bung yang benar. Sungguh terimakasih atas 
masukan yang
  diberikan, dan saya setuju deengan pendapat bung. Terhadap 
siapapun
  hendaknya kita bisa berlapang dada menerima perubahan yang telah 
terjadi,
  tidak berpeganga teguh pada sikap dia belasan bahkan puluhan 
tahun yl saja.
  Berani menerima perubahan yang ada dan itulah Harry Tjan yang 
kita lihat
  sekarang.
 
  Orang yang sudah mencapai TOKOH, tentu akan lebih berat untuk 
melakukan
  otokritik, mengakui kesalahan yang telah dilakukan dan 
diperjuangkan
  sehingga dia naik daun jadi tokoh. Harus beri waktu dan 
kesempatan yang
  lebih baik untuk turun tangga.
 
  Saya pun ketika 4 tahun yl berada di Jakarta menemui seorang 
kawan,
  dapatkan cerita, kalau Sindhunata diakhir hidupnya juga sudah 
siuman,
  merasakan konsep asimilasi yang diperjuangkan dahulu itu salah, 
dan dalam
  praktek ternyata tidak sebagaimana konsep Asimilasi semula, 
dimana harus
  dilaksanakan secara wajar tanpa sedikitpun boleh mengandung 
paksaan apalagi
  kekerasan. Dia lupa begitu konsep Asimilasi diambil oper oleh 
pemerintah
  yang berkuasa dan menjadi ketentuan, tidak bisa tidak mengandung 
paksaan
  untuk terlaksana. Orang banyak merasakan terpaksa ganti-nama, 
menghilangkan
  segala yang berbau Tionghoa, bahasa Tionghoa dilarang, beribadah 
didepan
  umum dilarang, perayaan Imlek dilarang dan lebih celaka Konghucu 
juga
  dicabut sebagai salah satu Agama yang sah di Indonesia, ... Tapi 
sayang,
  seribu sayang sampai Sindhunata meninggal, tidak juga nampak 
penyataan resmi
  pengoreksian kesalahan konsep Asimilasi yang dia junjung itu.
 
  Yaah, kita tidak bisa paksakan, dan tak perlu dihujat, hanya 
mengharapkan
  Harry Tjan bisa mengajukan perkembangan jalan pikirannya dulu dan 
sekarang,
  sekalipun dia belum berani mengakui konsep asimilasi salah dan 
dimana
  salahnya, tapi perubahan dari membenci identitas dirinya sebagai 
Cina dan
  sekarang mengakui diri sebagai Cina, dari kirno menjadi likno, 
kemudian dari
  sebutan Cina berubah menjadi Tionghoa, tentu juga sangat baik 
kalau dia bisa
  uraikan. Agar generasi muda mengerti dimana sesungguhnya masalah 
Tionghoa di
  Indonesia.
 
  Mudah-mudahan saja bung kalau sempat mengikuti bedah buku itu, 
bisa
  memberikan informasi lagi.
 
  Salam,
  ChanCT
 
 
  - Original Message -
 
  *From:* Karang Terjal [EMAIL PROTECTED]
  *To:* 

RE: [budaya_tionghua] Re: Daripada omong kosong menghujat orang lebih baik karya nyata : Bikin Sekolah dong !!!

2008-09-19 Terurut Topik Ulysee
 
Supaya kalaupun gue gerak badan, lari lari sana sini, kesana dan kemari,
itu nasehat nggak lepas, copot, ketinggalan, lalu kelupaan. 
weks.
Krrrkkkekekekekek, apa kabar Broer Chan? Apa sudah makan???
hihihihi...
 

-Original Message-
From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of ChanCT
Sent: Friday, September 19, 2008 9:44 AM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Daripada omong kosong menghujat orang
lebih baik karya nyata : Bikin Sekolah dong !!!





Lho gimana sieeh, ... kalau omongan Tan Lookay hanya dicatat lalu
dipatrei dalam hati, bagaimana bisa bergerak? Bukankah kalau dipateri
itu sama dengan dipatok mati biar nggak bisa bergerak? Heheheheee, ...
 

- Original Message - 
From: HYPERLINK mailto:[EMAIL PROTECTED]Ulysee 
To: HYPERLINK
mailto:budaya_tionghua@yahoogroups.com[EMAIL PROTECTED]
m 
Sent: Friday, September 19, 2008 10:14 AM
Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Daripada omong kosong menghujat orang
lebih baik karya nyata : Bikin Sekolah dong !!!

Aduh, Tan Lookay, gue jadi tergebog

Soalnya biasanya gue kemauan ada...
ketekunan dan ketabahan yang kurang hehehe

tapi boleh lah omongan Tan Lookay, dicatat, dipateri dalam hati, 
Ayo berbuat!


-Original Message-
From: HYPERLINK
mailto:budaya_tionghua@yahoogroups.com[EMAIL PROTECTED]
m
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Tantono Subagyo
Sent: Thursday, September 18, 2008 12:01 PM
To: HYPERLINK
mailto:budaya_tionghua@yahoogroups.com[EMAIL PROTECTED]
m
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Daripada omong kosong menghujat orang
lebih baik karya nyata : Bikin Sekolah dong !!!


Sdr Hendri Irawan yang baik,
Saya juga bukan orang yang melulu bergerak di bidang Sekolah kok, yang
mendirikan Sekolah 3 orang Pegawai Negeri Sipil, dua orang swasta dan
satupun nggak ada yang dasarnya adalag orang Pendidikan. Mengapa
bikin sekolah :omong doang cape deh, kita ingin berbuat sesuatu. Jadi
bikin buku, luruskan sejarah, bikin sekolah apa saja, anda pasti bisa
kalau ada kemauan. Salam, Tantono

 

No virus found in this incoming message.
Checked by AVG.
Version: 7.5.524 / Virus Database: 270.6.21/1669 - Release Date:
9/12/2008 2:18 PM

No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG. 
Version: 7.5.524 / Virus Database: 270.6.21/1669 - Release Date:
9/12/2008 2:18 PM
 


---

.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Website global HYPERLINK
http://www.budaya-tionghoa.orghttp://www.budaya--tionghoa.-org :.

.: Pertanyaan? Ajukan di HYPERLINK
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghuahttp://groups.-yahoo.com/
-group/budaya_-tionghua :.

.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua HYPERLINK
http://iccsg.wordpress.comhttp://iccsg.-wordpress.-com :.

Yahoo! Groups Links

/-group/budaya_-tionghua/

.com/-group/budaya_-tionghua/-join
(Yahoo! ID required)

[EMAIL PROTECTED] 
HYPERLINK
mailto:[EMAIL PROTECTED]mailto:budaya_-tion
[EMAIL PROTECTED]

[EMAIL PROTECTED]





   _  





Internal Virus Database is out of date.
Checked by AVG. 
Version: 8.0.169 / Virus Database: 270.6.17/1655 - Release Date:
2008/9/5 _U__ 07:05




 


No virus found in this incoming message.
Checked by AVG.
Version: 7.5.524 / Virus Database: 270.7.0 - Release Date: 9/18/2008
12:00 AM



No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG. 
Version: 7.5.524 / Virus Database: 270.7.0 - Release Date: 9/18/2008
12:00 AM
 


Re: [budaya_tionghua] Re: Apakah setiap orang tionghoa harus menjalankan budaya tionghoa ?

2008-09-19 Terurut Topik Fy Zhou
Contoh yang getir adalah Singapore, dulu mereka mati2an mengadopsi budaya 
barat, universitas Nanyang pun diakuisisi dan bhs mandarin dipinggirkan. tapi, 
setelah sekian lama melakukan westrenisasi, dalam hal budaya mereka tetap saja 
tak diakui sederajad oleh orang barat, secara budaya orang singapore dipandang 
rendah oleh orang barat! bandingkan dng chinese malaysia yang tetap 
mengembangkan budayanya sendiri, apa orang barat berani meremehkan mereka? 
memang, sebagai murid bagaimanapun harus tetap menunduk dihadapan Sang guru! 
tinggal pilih, mau jadi murid yang patuh apa mau jadi diri sendiri?
 
ZFy



- Original Message 
From: RM Danardono HADINOTO [EMAIL PROTECTED]
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Friday, September 19, 2008 7:03:27 PM
Subject: [budaya_tionghua] Re: Apakah setiap orang tionghoa harus menjalankan 
budaya tionghoa ?


Dari pengamatan saya puluhan tahun, mas, manusia itu ber-macam2. 
Banyak teman teman saya waktu SMA, kala itu zaman rock'n roll, rata 
rata memakai baju gaya cowboy, ada yang pakai topi cowboy, jalan 
meniru niru bintang layar. Kala itu Roy Rogers. Teman teman lain, 
yang main band, paling senang memainkan lagu lagu rock (yang memang 
banyak yang bagus sihh, seperti dari Bill Haley). Banyak yang malu 
mengaku Jawa, dan dengan bangga katakan tak suka keroncong Jawa, 
apalagi gamelan..

Mencari akar kita, merunut warisan leluhur, adalah seperti anda 
katakan, sesuatu yang alami. Rasanya aenh sih, kalau kita, duduk 
ditengah orang Barat, lalu merasa Barat seperti mereka, padahal ke 
Barat-an adalah memang akar mereka. Model kita saja sudah demikian 
beda ha ha ha

Salam budaya

Danardono


. 
 


  

[budaya_tionghua] Mengintip Kiprah Etnis Tionghoa di Indonesia

2008-09-19 Terurut Topik HKSIS
http://www.kompas.com:80/read/xml/2008/09/20/07302034/mengintip.kiprah.e
Mengintip Kiprah Etnis Tionghoa di Indonesia
 
KOMPAS/YUNIADHI AGUNG
/Sabtu, 20 September 2008 | 07:30 WIB
MENGUMPULKAN data ratusan tokoh sampai menjadi buku setebal 560 halaman tentu 
bukan perkara kerja satu-dua hari. Makanya, begitu menghadapi buku Tokoh-tokoh 
Etnis Tionghoa di Indonesia ada ekspektasi tak terhindarkan, seperti saat kita 
membuka kamus, ensiklopedia, atau sejenisnya.

Misalnya, penyusunannya pastilah menurut abjad nama. Sayangnya, sistem yang 
mestinya amat menyederhanakan ini masih juga kurang memudahkan. Bukan salah 
siapa-siapa, hanya karena ?nasib? yang telanjur menimpa kelompok etnik Tionghoa 
di negara ini. Seperti kita ketahui, menyusul tragedi Gerakan 30 September 
1965, kondisi sosial politik menuntut orang keturunan Tionghoa mengganti nama 
Tionghoanya menjadi nama Indonesia. Dengan sendirinya, ada kelompok yang kini 
memiliki dua versi nama, ada pula (dari generasi lebih muda) yang tidak 
memiliki nama Tionghoa.

Oleh karena urutan yang digunakan dalam buku yang disusun oleh Drs Sam 
Setyautama ini berdasarkan nama Tionghoa, Rudy Hartono mesti dicari di bawah 
huruf N, sesuai dengan nama masa kecilnya, Nio Hai Liang. Sama halnya kalau 
Anda ingin mencari data tentang tokoh pengusaha Teddy P Rachmat, silakan 
mencarinya di bawah huruf O, berdasarkan nama Tionghoanya, Oei Giok Eng. Hanya 
saja, berapa banyak orang Indonesia masih mengenal Rudy Hartono sebagai Nio Hai 
Liang? Untunglah telah disediakan indeks di bagian belakang untuk digunakan 
bila nama yang dicari tak berhasil ditemukan.

Masih berkaitan dengan soal ?nama asli? dan ?nama tak asli? ini sempat muncul 
komentar menggelitik dari Eddy Lembong, yang bersama Harry Tjan Silalahi dan 
Mona Lohanda didapuk menjadi pengulas dalam acara peluncuran buku ini, Agustus 
lalu. Eddy dengan terus terang menggugat penempatan namanya di bawah huruf W. 
Padahal, bukankah nama aslinya Wang You Shan?

?Seingat saya, hampir selama hidup saya menggunakan nama Eddy,? begitu kata 
pengusaha besar farmasi itu dengan senyam-senyum. Betapapun ?aslinya?, 
tampaknya nama Wang You Shan itu kurang memiliki kaitan emosional dengan 
dirinya.

Bahwa soal pencarian nama ini bisa menjadi rumit rupanya telah diantisipasi 
oleh penyusun dengan menyediakan tujuh halaman dalam lampiran yang isinya 
pedoman dan petunjuk di seputar penulisan nama.

Keindonesiaan

Betapapun, membaca lema-lema dalam buku ini rasanya nikmat, senikmat menonton 
kaleidoskop kehidupan sebuah kelompok manusia Indonesia yang sampai kini masih 
sering diragukan kadar keindonesiaannya. Coba tengok betapa banyak nama 
Tionghoa yang mengisahkan kehidupan dengan kadar keindonesiaan yang amat 
kental, termasuk nama-nama yang barangkali sampai saat ini hanya dikenal secara 
lokal. Sebut misalnya Oen Boen Ing (hal 280), seorang dokter di Solo, Jateng, 
yang bergelar Kanjeng Raden Tumenggung. Dokter ?orang miskin? ini praktik mulai 
pukul 3 dini hari dan dikenal banyak menolong pejuang kemerdekaan semasa 
revolusi. Ia bahkan memasak obat untuk Jenderal Soedirman yang menderita TBC. 
Prinsipnya: ?Tugas dokter tidak lain menyembuhkan orang sakit, bayar tidak 
bayar tergantung pasien?.

Kalau dr Oen Boen Ing mempunyai nama Indonesia, yaitu Obi Darmohusodo, tidak 
demikian halnya dengan Njoo Han Siang (hal 255). Wartawan yang kemudian menjadi 
bankir ini punya kepedulian besar pada pendidikan. Kiprahnya tidak berhenti 
pada Bank Duta, Bank Umum Nasional, The Bankers Club, tapi terus berkembang ke 
dunia perfilman Indonesia. Patut disayangkan, informasi tentang Njoo Han Siang 
belum diperbarui dan dilengkapi sehingga belum tercakup di dalamnya 
penganugerahan secara anumerta Satya Lencana Wirakarya dari Presiden Megawati 
pada tahun 2004 karena jasa-jasanya untuk kemajuan perfilman nasional (Sinar 
Harapan, 23 Januari 2007).

Kwee Tek Hoay (1886-1951) (hal 150), yang oleh Leo Suryadinata disebut sebagai 
novelis, penulis drama, dan filsuf, bisa dikatakan peranakan yang tanpa 
mengganti nama pun menunjukkan cinta besar kepada Indonesia lewat 
karya-karyanya. Oleh Pramoedya Ananta Toer, ia mendapat julukan tokoh ?sastra 
asimilatif?. Nama-nama dari masa lalu disusul oleh nama-nama tokoh dari masa 
lebih baru, seperti Yap Thiam Hien, kakak-beradik Soe Hok Djien (Arief Budiman) 
dan Soe Hok Gie, Johanes Surya, Sudhamek Agung Waspodo Sanyoto (pendiri dan CEO 
Garuda Food) yang ternyata memiliki nama Tionghoa yang amat singkat: Yang Tze, 
Hendrawan (pebulu tangkis), Angelic Wijaya (petenis), sampai Hendrawan dari 
keluarga Sie (salah seorang dari empat mahasiswa Trisakti yang meninggal dalam 
tragedi Trisakti 1998).

Barangkali karena demikian luas cakupan periode waktunya, betapapun banyaknya 
tokoh yang sudah dimasukkan, bahasan tentang tokoh-tokoh muda masih terasa 
kurang. Kalau ingin meningkatkan relevansi buku ini dengan kekinian tanpa 
menambah ketebalan halaman, tokoh-tokoh dari masa sebelum tahun 1900 dapat 

[budaya_tionghua] Re: Ber-karaok?? == Uli

2008-09-19 Terurut Topik ChanCT
MessageNeng Uli,

Senang saya sekalipun hanya diserempet, ternyata terlihat juga dan bisa 
ditanggapi anak naga yang satu ini.

Lalu, tanya-tanya udah makan, apa mau ditraktir makan, ya? Sekarang udah 
pas jam makan, lho. Saya tunggu undangan traktirnya, ya! Seperti undangan 
ber-karaok pada Om Nano kalau mampir Jkrt, itu lho. Hehehee, ...

Kamsia, deh.

Salam,
ChanCT
  - Original Message - 
  From: Ulysee 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Saturday, September 20, 2008 10:11 AM
  Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Daripada omong kosong menghujat orang 
lebih baik karya nyata : Bikin Sekolah dong !!!



  Supaya kalaupun gue gerak badan, lari lari sana sini, kesana dan kemari,   
itu nasehat nggak lepas, copot, ketinggalan, lalu kelupaan. 
  weks.
  Krrrkkkekekekekek, apa kabar Broer Chan? Apa sudah makan??? 
hihihihi...

-Original Message-
From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf 
Of ChanCT
Sent: Friday, September 19, 2008 9:44 AM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Daripada omong kosong menghujat orang 
lebih baik karya nyata : Bikin Sekolah dong !!!



Lho gimana sieeh, ... kalau omongan Tan Lookay hanya dicatat lalu dipatrei 
dalam hati, bagaimana bisa bergerak? Bukankah kalau dipateri itu sama dengan 
dipatok mati biar nggak bisa bergerak? Heheheheee, ...

  - Original Message - 
  From: Ulysee 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, September 19, 2008 10:14 AM
  Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Daripada omong kosong menghujat orang 
lebih baik karya nyata : Bikin Sekolah dong !!!


  Aduh, Tan Lookay, gue jadi tergebog

  Soalnya biasanya gue kemauan ada...
  ketekunan dan ketabahan yang kurang hehehe

  tapi boleh lah omongan Tan Lookay, dicatat, dipateri dalam hati, 
  Ayo berbuat!


  -Original Message-
  From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
  [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Tantono Subagyo
  Sent: Thursday, September 18, 2008 12:01 PM
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
  Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Daripada omong kosong menghujat orang
  lebih baik karya nyata : Bikin Sekolah dong !!!


  Sdr Hendri Irawan yang baik,
  Saya juga bukan orang yang melulu bergerak di bidang Sekolah kok, yang
  mendirikan Sekolah 3 orang Pegawai Negeri Sipil, dua orang swasta dan
  satupun nggak ada yang dasarnya adalag orang Pendidikan. Mengapa
  bikin sekolah :omong doang cape deh, kita ingin berbuat sesuatu. Jadi
  bikin buku, luruskan sejarah, bikin sekolah apa saja, anda pasti bisa
  kalau ada kemauan. Salam, Tantono

   

  No virus found in this incoming message.
  Checked by AVG.
  Version: 7.5.524 / Virus Database: 270.6.21/1669 - Release Date:
  9/12/2008 2:18 PM

  No virus found in this outgoing message.
  Checked by AVG. 
  Version: 7.5.524 / Virus Database: 270.6.21/1669 - Release Date:
  9/12/2008 2:18 PM
   


  

  .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

  .: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :.

  .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

  .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.

  Yahoo! Groups Links





--



  Internal Virus Database is out of date.
  Checked by AVG. 
  Version: 8.0.169 / Virus Database: 270.6.17/1655 - Release Date: 2008/9/5 
_U__ 07:05




No virus found in this incoming message.
Checked by AVG.
Version: 7.5.524 / Virus Database: 270.7.0 - Release Date: 9/18/2008 12:00 
AM


   

  No virus found in this outgoing message.
  Checked by AVG.
  Version: 7.5.524 / Virus Database: 270.7.0 - Release Date: 9/18/2008 12:00 AM




--



  Internal Virus Database is out of date.
  Checked by AVG. 
  Version: 8.0.169 / Virus Database: 270.6.17/1655 - Release Date: 2008/9/5 
$U$H 07:05


[budaya_tionghua] Re: (makanan Filipina - Indonesia) Pengaruh budaya tionghua kah?

2008-09-19 Terurut Topik RM Danardono HADINOTO
Getuk, onde onde, nagasari, kue lapis, klepon, semua dikenal di 
Philippina. Juga merata di Malaysia. Siapa yang nyolong dari siapa, 
entahlah ha ha ha.

Mengenai lumpia, numpang tanya, apakah lumpia berisi rebung itu yang 
orisinil? Apakah keistimewaan lumpia Semarang? Di Vietnam lumpianya 
tidak digoreng, dan isinya samasekali lain.

Yang aneh itu bakso. Abang abang dengan sangat PD mutar mutar dengan 
gerobak menjajakan bakso. Daging kah, urat kah. Kalau ditanya daging 
apa? Lalu automatis dijawab Ya sapi to Pak. Saya jawab kok 
gitu? Kan bak itu artinya daging babi? Dia bingung.
Dia kira bakso itu bahasa jawa kali ya?

Salam

Danardono


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, melani chia [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Bak=daging
 pao=bun
  
 masih byk nama lain untuk bun nya chinese tergantung isinya
 misalnya,isi kacang ijo
  
 tao shar pao
 char siu pao(isi pork dimasak merah)
 sama juga seperti roti, mis= roti keju ,roti coklat dll
  
 hokien kami 
 siu=panas
  
 Lumpia isinya apa ya?
 kami didaerah juga Singapore lebih mngenal pok phia
  
 pok= tipis(kulit pok phia kan tipis)
 didaerah ku pok phia mau digoreng, atau tdk namanya tetap sama.
 
 
 
 --- On Fri, 19/9/08, Narpati Pradana [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
 From: Narpati Pradana [EMAIL PROTECTED]
 Subject: Re: [budaya_tionghua] (makanan Filipina - Indonesia) 
Pengaruh budaya tionghua kah?
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Date: Friday, 19 September, 2008, 9:27 PM
 
 
 
 
 
 
 
 Berarti terkaanku tak salah, Pak Zfy.
 Tapi kenapa beberapa ejaannya berbeda yah?
 
 
 Misalnya, kenapa Bakpao di Indonesia menjadi Siupao di Filipina?
 
 
 
 
 
 
 Aku mencari di arsip milis dengan kata kunci lumpia bakpia cuma 
mendapatkan enam hasil pencarian. Ada yang tahu link langsung di 
arsip milis tentang makanan-makanan dari budaya tionghua yang udah 
umum di Indonesia?
 
 
 
 
 
 
 Oh ya..
 Getuk juga dikenal oleh Filipina kah?
 
 
 Saya sedang di Miami, bukan di Filipina. Tetapi toko-toko asia di 
sini banyak yang dimiliki orang-orang Filipina.
 
 
 
 
 Salam,
 Kunderemp Ratnawati Hardjito a.k.a
 Narpati Wisjnu Ari Pradana
 
 
 
 
 
 
 2008/9/19 Fy Zhou [EMAIL PROTECTED] com
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 Lho, semua nama makanan itu memang berasal dari bahasa mandarin 
atau bahasa Hokian, makanya tak jauh beda. coba misalnya cari getuk 
di manila.. apa ketemu???
 
 --- On Fri, 9/19/08, Narpati Pradana [EMAIL PROTECTED] com wrote:
 
 From: Narpati Pradana [EMAIL PROTECTED] com
 Subject: [budaya_tionghua] (makanan Filipina - Indonesia) Pengaruh 
budaya tionghua kah?
 To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
 Date: Friday, September 19, 2008, 3:03 AM
 
 
 
 
 
 
 
 
 Rekan-rekan milis, 
 
 
 saat ini saya sedang berada di Miami dan sedang kangen-kangennya 
masakan Indonesia.
 
 
 Nah, toko-toko Asia di Miami (gak ada Pecinan di sini) kebanyakan 
dikelola oleh orang-orang Filipina.
 
 
 Ada beberapa makanan import dari Filipina yang kayaknya mirip 
dengan makanan Indonesia tetapi ejaannya agak-agak beda.
 
 
 Berikut antaranya
 
 
 1. dumpling = Shu May, Shau Mai (Filipina) = Siomay?
 2. Lumpia = Lumpia (beneran mirip)
 3. Hopia = Bakpia
 4. Siopao, Siupao (Filipina) = Bak Pau, Bak Pao?
 
 
 Penasaran.. itu apa cuma ada di Asia Tenggara atau ada pengaruh 
budaya Tionghua?
 
 
 
 
 Salam,
 yang lagi jadi parasit di Miami,
 Kunderemp Ratnawati Hardjito a.k.a
 Narpati Wisjnu Ari Pradana
 
 
 
 -- 
 help thy brother, just or unjust
 
 
 
 
 
 -- 
 help thy brother, just or unjust





Re: [budaya_tionghua] Re: Apakah setiap orang tionghoa harus menjalankan budaya tionghoa ?

2008-09-19 Terurut Topik melani chia
Bagi yg dulu sekolahnya pake bhs mandarin,sampe hari ini
benci banget dg keputusan tsb,sebenarnya lebih kepada sentimen
pribadi sekelompok org ,kalau dibilang mengadopsi budaya
barat rasanya kurang cocok,soalnya jaman dulu pidatonya pake bhs
inggris,hokien,Malay.



--- On Sat, 20/9/08, Fy Zhou [EMAIL PROTECTED] wrote:

From: Fy Zhou [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Apakah setiap orang tionghoa harus 
menjalankan budaya tionghoa ?
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Saturday, 20 September, 2008, 11:46 AM









Contoh yang getir adalah Singapore, dulu mereka mati2an mengadopsi budaya 
barat, universitas Nanyang pun diakuisisi dan bhs mandarin dipinggirkan. tapi, 
setelah sekian lama melakukan westrenisasi, dalam hal budaya mereka tetap saja 
tak diakui sederajad oleh orang barat, secara budaya orang singapore dipandang 
rendah oleh orang barat! bandingkan dng chinese malaysia yang tetap 
mengembangkan budayanya sendiri, apa orang barat berani meremehkan mereka? 
memang, sebagai murid bagaimanapun harus tetap menunduk dihadapan Sang guru! 
tinggal pilih, mau jadi murid yang patuh apa mau jadi diri sendiri?
 
ZFy



- Original Message 
From: RM Danardono HADINOTO rm_danardono@ yahoo.de
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Sent: Friday, September 19, 2008 7:03:27 PM
Subject: [budaya_tionghua] Re: Apakah setiap orang tionghoa harus menjalankan 
budaya tionghoa ?



Dari pengamatan saya puluhan tahun, mas, manusia itu ber-macam2. 
Banyak teman teman saya waktu SMA, kala itu zaman rock'n roll, rata 
rata memakai baju gaya cowboy, ada yang pakai topi cowboy, jalan 
meniru niru bintang layar. Kala itu Roy Rogers. Teman teman lain, 
yang main band, paling senang memainkan lagu lagu rock (yang memang 
banyak yang bagus sihh, seperti dari Bill Haley). Banyak yang malu 
mengaku Jawa, dan dengan bangga katakan tak suka keroncong Jawa, 
apalagi gamelan..

Mencari akar kita, merunut warisan leluhur, adalah seperti anda 
katakan, sesuatu yang alami. Rasanya aenh sih, kalau kita, duduk 
ditengah orang Barat, lalu merasa Barat seperti mereka, padahal ke 
Barat-an adalah memang akar mereka. Model kita saja sudah demikian 
beda ha ha ha

Salam budaya

Danardono


. 

 














  

Re: [budaya_tionghua] Re: (makanan Filipina - Indonesia) Pengaruh budaya tionghua kah?

2008-09-19 Terurut Topik King Hian
Pak Danardono Yth,
 
Koreksi dikit Pak, bak dalam bakso itu artinya daging.
 
Penulisan 'bak' seperti ini juga hanya cocok untuk lidah orang Jawa, orang 
Sunda akan salah mengucapkan, karena mengucapkan dengan 'k' yang jelas. Padahal 
bak harus diucapkan dengan 'a' pendek. Dalam ejaan yang diusulkan di milis 
ini, bak ditulis dengan baq.
 
 
daging babi: ti baq (Mandarin: zhu rou)
daging sapi: gu baq (niu rou)
daging kambing: yno baq (yang rou)
daging ayam: ke baq (ji rou)

salam,
KH
 
ps. nanti kalo kumpul2 lagi kita makan bakso aja Pak, he he

--- On Sat, 9/20/08, RM Danardono HADINOTO [EMAIL PROTECTED] wrote:

From: RM Danardono HADINOTO [EMAIL PROTECTED]
Subject: [budaya_tionghua] Re: (makanan Filipina - Indonesia) Pengaruh budaya 
tionghua kah?
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Saturday, September 20, 2008, 9:25 AM






Getuk, onde onde, nagasari, kue lapis, klepon, semua dikenal di 
Philippina. Juga merata di Malaysia. Siapa yang nyolong dari siapa, 
entahlah ha ha ha.

Mengenai lumpia, numpang tanya, apakah lumpia berisi rebung itu yang 
orisinil? Apakah keistimewaan lumpia Semarang? Di Vietnam lumpianya 
tidak digoreng, dan isinya samasekali lain.

Yang aneh itu bakso. Abang abang dengan sangat PD mutar mutar dengan 
gerobak menjajakan bakso. Daging kah, urat kah. Kalau ditanya daging 
apa? Lalu automatis dijawab Ya sapi to Pak. Saya jawab kok 
gitu? Kan bak itu artinya daging babi? Dia bingung.
Dia kira bakso itu bahasa jawa kali ya?

Salam

Danardono






Recent Activity


 33
New MembersVisit Your Group 


New web site?
Drive traffic now.
Get your business
on Yahoo! search.

All-Bran
10 Day Challenge
Join the club and
feel the benefits.

Moderator Central
Yahoo! Groups
Join and receive
produce updates.
.